[ekonomi-nasional] Indonesia Susah Potong rambut ??

2006-02-08 Terurut Topik A_Dharmawan
Menteri Keuangan : Peluang Haircut Tertutup Bagi Indonesia
Rabu, 08 Pebruari 2006 | 22:51 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:


JAKARTA – Menteri Keungan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, alternatif untuk
melakukan pemotongan utang atau haircut sudah tertutup bagi Indonesia.
Sebab, Indonesia telah keluar dari program IMF pada akhir 2003 lalu.

Karena itu, kata Sri Mulyani, tertutup juga kemungkinan untuk memperoleh
pemotongan utang dari lembaga multilteral. Sebab, lembaga multilateral
kemungkinan akan memberikan pemotongan utang melalui mekanisme healvily
indefted poor countiries atau negara-negara sangat miskin, apabila debitur
dianggap layak.

pemotongan utang akan diberikan oleh negara-negara kreditur yang tergabung
dalam Forum Paris Club. “Bagi debitur yang layak ada beberapa mekanisme
pengurangan beban utang, mulai dari penjadwalan ulang sampai mekanisme
penghapusan utang,” kata dia dalam rapat kerja dengan Komisi Keuangan dan
Perbankan.

Menurut Sri Mulyani, peluang yang terbuka saat ini untuk mengurangi beban
utang luar negeri adalah melalui penukaran utang dengan program tertentu
(debt swap). “Fasilitas ini pernah digunakan pemerintah untuk membiayai
kegiatan konservasi hutan pada 2002 dan pendidikan pada 2003 dari pemerintah
Jerman. Selain itu, program rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh dan Nias
selama 2005 dan 2006 dari pemerintah Italia.


Ia menambahkan, dalam penukaran utang dengan Jerman itu, utang pemerintah
dihapuskan senilai dua kali nilai proyek di bidang kehutanan dan pendidikan.
Pelaksanaannya menggunakan dana dalam bentuk rupiah yang harus disediakan
pemerintah. setelah program berakhir, negara kreditur secara otomatis akan
mengurangi stok utang Indonesia.

Retno Sulisyowati




---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005




Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ekonomi-nasional] Jabodetabekjur Bonrang jogsurlisulbonpap.....(apa ni...)

2006-02-07 Terurut Topik A_Dharmawan
Penggabungan Jabodetabekjur Bentur UU No 32/2004
Selasa, 07 Pebruari 2006 | 20:09 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Ketua DPRD Kabupaten Bogor Rachmat Yassin tidak
sependapat dengan usulan provinsi megapolitan yang dipersepsdikan sebagai
penyatuan wilayah Jakarta dengan Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak dan
Cianjur (Jabodetabekjur). Jika dipaksakan akan berbenturan dengan
Undang-undang No 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

“Dalam undang-undang tersebut tidak ada aturan penggabungan satu wilayah
propinsi ke propinsi lain,” kata Rachmat. Kalau yang direncanakan soal
pemekaran
kota, kabupaten atau provinsi, bisa saja dilakukan koordinasi dengan
Gubernur Jawa Barat, Danny Setiawan.

Gubernur Jawa Barat juga menyebutkan kalau tidak merubah wilayah
adminitrasi tentu bisa diterima, ujar Yassin. Jika alasan penyatuan wilayah
untuk memudahkan pengelolaan kawasan serta mengatasi berbagai masalah yang
berimpitan jelas, ia
akan menolak keras.

Karena alasan itu hanya untuk mempermudah akses penggelolaan pengawasan. Ia
berharap sebaiknya Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso berpikir bagaimana ibukota
Negara
itu melakukan sharing dengan daerah-daerah penyangga Jakarta, supaya bisa
bermitra dan tidak terlalu terlihat disparitasnya.

DEFFAN PURNAMA




---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005




Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ekonomi-nasional] US and Australia's Role in E. Timor

2006-02-07 Terurut Topik A_Dharmawan
US and Australia’s Role in E. Timor

Fawaz Turki
Arab News senior columnist


The 2,500-page report, presented to the United Nations last Friday by East
Timor’s President Xanana Gusmao did not hold back. It provided a detailed
account of Indonesia’s 24-year occupation of the island nation, where
Jakarta’s military forces, along with local militias they supported,
reportedly killed close to 180,000 East Timorese through torture,
starvation, arbitrary execution and massacres.

The report, key excerpts of which were leaked to Australian and American
newspapers, including The Australian and The Washington Post, also charged
Indonesia with using napalm in its counterinsurgency campaign and
“starvation as a weapon of war,” condemning thousands of civilians to death
in camps for displaced Timorese.

This devastating report does not come as a surprise to those of us who have
closely followed the tragic events in East Timor since 1975 — when the
occupation began — nor would it come as a surprise to us to discover that,
were a war crimes tribunal to be held, the accused will not be exclusively
Indonesian officials but Australian and American ones as well. First,
context. In August 1999, this remote, impoverished island erupted into
violence in the wake of a referendum.

The violence, however, was not the beginning but the endgame of a long
struggle that went back almost a quarter century, to the time when the
Indonesian military invaded the former Portuguese colony in 1975 and annexed
it as Indonesia’s “27th province” the following year. For both the US and
Australia it was, from the get-go, real politic, where, following in the
tradition of Machiavelli, you conduct your foreign policy without a
politico-moral impulse, a foreign policy driven by the notion of “what’s in
it for us.” And the devil with the human cost to others.

To the US at the time, soon after Indonesian paratroopers dropped from the
sky on Dili, East Timor’s capital, on Dec. 8, 1975, support for Jakarta was
immediate and unstinting. The invasion of the island coincided with the fall
of Vietnam seven months earlier and was seen by Washington as a
counterbalance to the successes of the Communists in Saigon.

In addition, Washington gained the right from President Suharto of free
passage through the deep sea of Lombok and the Ombai water straits for
American nuclear submarines directed against Soviet targets. Such was
Washington’s support of the invasion then that 90 percent of the weaponry
used in the operation was supplied by Americans.

While American interests in Indonesia’s seizure of East Timor were
strategic, Australia’s were economic. The vast oil reserves that were known
to exist under the seabed between the Australian coastline and the little
troubled island were enormous, and with that in mind a secret agreement was
signed, by virtue of which these oil reserves would be shared between
Indonesia and Australia. Canberra then, as a quid pro quo, extended official
recognition in 1976 to Indonesia’s annexation — becoming the only capital in
the Western alliance to do so. Washington pressed ahead with its massive
arms sales to Indonesia and continued the training program of its military
forces.

The Aussies not only adopted the same disingenuous and cavalier approach as
their American counterparts, but actually took it upon themselves to lobby
in international forums on behalf of their patrons in Jakarta. Australian
Foreign Minister Gareth Evans, according to a report in the Australian
Financial Review that appeared on Nov. 24, 1994, took the opportunity, while
on an official visit to the US, to meet with editors of the New York Times
and chastise them about “the paper’s criticisms of human rights violations
in Indonesia” and its “continued harping on Indonesia’s invasion of East
Timor.”

That was to be the end of that, with everyone living happily after. But it
didn’t work out that way.

Oh, yes, those were the days, my friend — the cold war days when “stability
at the cost of democracy” was the coin of the realm, when as a big power you
turned a blind eye to the excesses of your two-bit dictator friends, and a
deaf ear to the entreaties of those subversive democrats and reformers, in
lesser endowed countries around the world.

The killing of a 180,000 people out of a pre-invasion population of 650,000
is a lot of people. It puts to shame those ministers, commentators,
diplomats and academics, both in the US and Australia, who at the time not
only played down or ignored the consistent human rights abuses by Jakarta
but acted as a “Jakarta lobby” that opposed East Timor’s legitimate claims
for independence.

Indonesia’s military chief, Gen. Endriartono Sutarto, denied the allegations
in the report. He said: “I’m not at all sure that such a huge number of
deaths came about as the result of the actions of Indonesia’s armed forces
and police at the time.” And he denied that napalm was used.

“It is not true that we deliberately carried out 

[ekonomi-nasional] Presiden potong gaji sendiri

2006-01-27 Terurut Topik A_Dharmawan

27 Januari, 2006 - Published 08:44 GMT


Presiden Bolivia potong gaji sendiri

Presiden baru Bolivia Evo Morales memotong gajinya sebesar 50 persen,
sehingga kini hanya menerima sekitar 1.800 dolar atau Rp 18 juta per bulan.

Keputusan itu berarti gaji seluruh pegawai negeri Bolivia akan ditinjau,
sebab pejabat tidak boleh menerima gaji lebih tinggi dari presiden.

Morales yang berhaluan politik kiri mengatakan, uang negara yang dihemat
akan dipergunakan untuk memperbesar jumlah dokter dan guru.

Morales mengindikasikan, anggota Kongres juga harus merelakan gaji mereka
juga dipangkas.

Dalam kampanyenya, Morales berjanji untuk memotong gajinya sebesar 50 persen
jika terpilih.

Langkah itu diumukan setelah kabinet pertamanya mengambil kebijakan memotong
gaji lebih besar lagi, 57 persen.

Wartawan BBC di Amerika Selatan , Daniel Schweimler mengatakan, banyak
pendukung Morales yakin sang presiden baru berbeda dari para politisi
konservatif yang lebih konservatif yang memerintah Bolivia di masa lalu.

Mantan gembala Ilama dan petani daun koka ini dilantik sebagai presiden
Minggu lalu sebagai presiden pertama Bolivia dari kalangan warga asli negara
itu.

Dia berjanji untuk memerangi korupsi, memberlakukan pajak baru kepada warga
kaya, dan merenasionalisasikan perusahaan-perusahaan energi.

http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2006/01/printable/060127_moralesw
age.shtml


---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005




Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ekonomi-nasional] My Car is made in Indonesia...

2006-01-04 Terurut Topik A_Dharmawan
Malaysia's Proton to sell Wira cars in Indonesia this year: Report

KUALA LUMPUR (AFP): Malaysia's national carmaker Proton plans to begin
assembling and selling its medium-sized Wira model in Indonesia early this
year in a fresh attempt to bolster falling sales, a report said Wednesday.

Most of the Indonesian-assembled Wira cars will be used as taxis in
Indonesia, the Malay Mail newspaper said.

Quoting unnamed sources, the afternoon daily said Proton's Indonesian unit,
PT Proton Edar Indonesia, was holding negotiations with some 10 taxi
operators in the capital Jakarta and Makassar, the provincial capital of
South Sulawesi.

In 2001, Proton signed a deal with PT Ningz Multiusaha to assemble and
distribute Proton cars in Indonesia. Proton has a 70 percent stake in the
company.

The Malay Mail said the joint-venture company had invested 35 million
dollars in its plant at Cikarang, West Java.

Proton suffered a net loss of RM 154.33 million (US$41 million) for the
second quarter to September, reversing a profit of RM 198.91 million a year
earlier.

Proton used to sell six out of every 10 new cars in Malaysia but sales have
been tumbling for the past few years as the national automaker feels the
bite of growing foreign competition while the government whittles away
protection.

From a market share of 60 percent in 2002, Proton saw a decline to 48
percent in 2003 and then 44 percent in 2004. (***)

http://www.thejakartapost.com/detaillatestnews.asp?fileid=20060104175948ire
c=1


---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005




Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ekonomi-nasional] Pahlawan Bangsa.....(Bendahara Sukarela)

2005-12-19 Terurut Topik A_Dharmawan
Polisi Tahan Enam Pengutil Uang Fiskal
Senin, 19 Desember 2005 | 18:15 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Kepolisian Polda Metro Jaya menangkap empat
tersangka penggelapan fiskal, Minggu (18/12) malam. Mereka adalah dua
petugas Direktorat Pajak, satu petugas Direktorat Imigrasi, dan satu orang
calo.

Menurut Wakil Direktur Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Metro Jaya Ajun
Komisaris Besar Ike Edwin, para tersangka di antaranya diidentifikasi
sebagai Heru, Farly, dan Arik. Sampai sekarang ada enam orang yang
ditahan, katanya di Jakarta (19/12).

Pada Sabtu (16/12), polisi menangkap dua orang, yakni Hendratmoko, petugas
pintu imigrasi, dan Achmad Suyin,
petugas fiskal imigrasi.

Dalam kasus ini, penggelapan dilakukan dengan tak menyetorkan fiskal luar
negeri dari tenaga kerja Indonesia. Ada kerjasama aparat imigrasi dengan
calo TKI, ujar Kepala Satuan Tindak Pidana Korupsi Ajun Komisaris Besar Yan
Fitri.

Tak menutup kemungkinan, kata Yan, kerjasama pengutilan uang negara ini juga
dilakukan bekerja sama dengan perusahaan penyedia tenaga kerja.

Aparat imigrasi bekerjasama dengan calo TKI memalsukan dokumen, sehingga
biaya fiskal sebesar Rp 1 juta per orang dapat digelapkan. Penggelapan ini
sudah tercium satu tahun lalu, dengan jaringan yang berbeda, kata
Yan. Yuliawati

---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005


[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
$15 provides a child with safe, clean water. Your gift can make a difference.
http://us.click.yahoo.com/vp8GxB/icGMAA/cosFAA/GEEolB/TM
~- 

Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ekonomi-nasional] Pantes..rasanya menyegarkan......

2005-12-16 Terurut Topik A_Dharmawan
Minuman Isi Cicak, Coca Cola Dituntut Rp 5 Miliar
Maryadi - detikcom

 Jakarta - Coca Cola kembali diterpa masalah terkait dengan produknya. Salah
satu botol minumannya ternyata berisi seekor Cicak. Gara-gara kasus ini,
Coca Cola pun bakal dilapori ke Polda Metro Jaya dan dituntut Rp 5 miliar.

Korban Coca Cola berisi Cicak ini adalah warga Tebet bernama Sukma Budi
Susilo. Tadinya klien kami tidak berniat mau mengadukan masalah ini ke
polisi. Tapi karena apa yang kami tuntut kurang mendapat tanggapan, makanya
kami mengadukan masalah ini, kata kuasa hukum Sukma Budi Susilo, Zuchli
Imran dalam perbincangan dengan detikcom via telepon.

Menurut Imran, minuman Coca Cola berisi hewan Cicak ini, ditemukan kliennya
ketika akan minum di Warung Dita di Bogor. Kejadiannya sekitar Juni 2005
lalu dimana hewan melata itu ditemukan di dalam botol Coca Cola rasa Melon.

Atas kejadian itu, Sukma pun mengadukan masalah ini dan menuntut ganti rugi
kepada pihak Coca Cola. Namun tuntutan ganti rugi yang diminta Sukma tidak
diluluskan oleh pihak Coca Cola yang bermarkas di Cibitung, Jawa Barat.

Atas penolakan penyelesaian jalan damai itu, akhirnya Sukma pun memakai jasa
pengacara. Melalui pengacaranya, Sukma pun menuntut ganti rugi sebesar Rp 5
miliar melalui surat somasi yang dikirimkan ke Coca Cola pada 21 November
2005.

Imran mengakui, surat somasi pun dijawab oleh pihak Coca Cola dengan sebuah
surat jawaban. Namun dalam surat jawaban itu menolak permintaan untuk
membayar tuntutan ganti rugi. Akhirnya surat somasi kedua pun dikirimkan
kembali pada Rabu (14/12/2005) lalu dan hingga kini belum ada jawabannya.

Imran menyatakan, dari hasil pertemuan dengan pihak Coca Cola telah diakui
oleh pihak Coca Cola kalau botol minuman berisi Cecak itu adalah benar milik
Coca Cola dengan nomor register A5A16:45 dengan expired date pada 25 mei
2006 dan bernomor botol 23.A24039N.

Kami juga masih memiliki botolnya yang berisi Cecak itu. Coca Cola sempat
akan meminjamnya dengan alasan untuk test, tapi klien kami menolaknya, kata
Imran.

Consumer and Community Relation Officer Coca Cola Indonesia Djachri
Surachman yang dihubungi detikcom via telepon genggamnya, enggan
mengomentari lebih jauh berkaitan dengan kasus ini. Maaf saya tidak dapat
berkomentar soal masalah ini. Silakan hubungi Manajer Public Relation dengan
ibu Ruri, kata Djachri sembari memberikan nomor telepon kantor Coca Cola.

Ketika detikcom menghubungi nomor itu, ternyata Ibu Ruri yang dimaksud tidak
berada di tempat karena sudah pulang. (mar)

Baca juga:

  a.. Wawancara Takasu Masaharu
  Coca Cola Sombong Sekali
  b.. Kasus Obat Nyamuk dalam Coca Cola Divonis 19 Januari
  c.. Minum Coca-cola Ada Obat Nyamuknya, Warga Jepang ke PN

---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005


[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
For $25, 15 Afghan women can learn to read. Your gift can make a difference.
http://us.click.yahoo.com/rQ8GtB/SdGMAA/cosFAA/GEEolB/TM
~- 

Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ekonomi-nasional] Tingkat Kelaparan di Indonesia semakin Parah..

2005-12-11 Terurut Topik A_Dharmawan
Uang Tamu SBY Disikat Maling


- JAKARTA (Pos Kota) - Kejahatan tidak hanya terjadi di jalan-jalan atau
permukiman. Kini sudah merambah ke hotel-hotel mewah. Sekjen Rabitya
Al-Islamiah Ali Sulaeman Aldulhadi, asal Arab Saudi kehilangan tas berisi
uang 300.000 dolar AS atau Rp3 milyar ketika menginap di Hotel Borobudur, di
Jalan Lapangan Banteng Selatan, Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Korban yang Jumat (9/12) siang, sempat bertemu Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY), di Istana Negara ini terpaksa harus kehilangan uang yang
rencananya akan disumbangkan ke para korban tsunami di Aceh dan sejumlah
pesantren di Indonesia.
Pencurian yang terjadi di lobi hotel bintang lima berlian ini berlangsung
sekitar pukul 17.30, Kamis petang (8/12). Namun baru dilaporkan manajemen
hotel ke Polsek Sawah Besar dan Polres Jakarta Pusat pukul 20.00. Petugas
yang dihubungi langsung mendatangi lokasi untuk melakukan penyelidikan.

Informasi yang dihimpun Pos Kota, Ali Sulaeman Alduhadi chek in di Hotel
Borobudur pada Rabu (7/12). Ia datang bersama rekan- rekannya dari
Organisasi Islam Sedunia (Rabitya Al-Islamiah). Kedatangannya ke Jakarta
untuk bertemu dengan Presiden SBY.
Untuk keperluan komunikasi selama berada di Jakarta, pemerintah menyediakan
tenaga penterjemah bahasa Arab yakni H.Tazani. Tamu presiden ini kemudian
menginap di kamar 1030 yang terletak di lantai 10.
Karena ada keperluan untuk menukar ke mata uang rupiah, sekitar pukul 17.20
Ali Sulaeman Alduhadi turun ke lantai satu bersama rekannya, Abdullah dan H.
Tazani. Sekjen Rabityah Al-Islamiah ini tak lupa membawa uang 300.000 dolar
AS. Uang dalam jumlah besar itu disimpan dalam tas warna hitam. Ketiganya
kemudian turun dengan lift menuju lantai satu. Setibanya di lantai satu,
mereka sempat ke lobi hotel. Di tempat ini, mereka berbincang-bincang sambil
menuju money changer di bagian tengah hotel. Entah karena asyik atau banyak
pikiran, tas berwarna hitam yang berisi uang tunai Rp 3 milyar itu
tertinggal di sekitar areal lobi hotel. Kejadian ini baru disadari Ali
Sulaeman Alduhadi saat akan menukar uang dolar ke rupiah. Ternyata tas yang
digenggam tertinggal di dekat lobi. Ketika dicari, tas itu sudah raib.

PERIKSA LIMA TAMU

Mendapati tasnya sudah hilang, tamu Presiden SBY ini langsung melaporkan
kasus yang menimpanya ke keamanan Hotel Borobudur. Pihak keamanan kemudian
menyusuri dan mencari tas milik Ali Sulaeman Alduhadi, namun tidak juga
ditemukan. Akhirnya pencurian ini dilaporkan ke Polsek Sawah Besar dan
Polres Jakarta Pusat.
Wartawan yang mendatangi Hotel Borobudur untuk konfirmasi kesulitan untuk
bertemu dengan staf humas. Mereka terkesan menutup-nutupi kasus tersebut.
“Waduh, kami tidak punya wewenang. Tanya ke Polsek Sawah Besar saja,” ungkap
seorang pegawai hotel.
Kapolsek Sawah Besar, Kompol I Wayan Sugiri menuturkan, setelah mendatangi
tempat kejadian perkara (TKP) jajarannya segera memeriksa sejumlah saksi
yang mengetahui persis kasus pencurian ini. “Kami sudah periksa lima orang
saksi,” katanya.
Sementara itu, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Drs Firman Gani menjelaskan,
pihaknya akan terus mengusut kasus ini sampai tuntas. “Kami akan bekerja
keras mencari pelaku yang mengambil uang WN asing itu,” katanya.
---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005




 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Put more honey in your pocket. (money matters made easy).
http://us.click.yahoo.com/F9LvrA/dlQLAA/cosFAA/GEEolB/TM
~- 

Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ekonomi-nasional] Developer mencuri Nangka....Warga kena getahnya ! (sentul)

2005-12-07 Terurut Topik A_Dharmawan

Pengembang Dinyatakan Pailit

Warga Bukit Sentul Resah

BOGOR - Warga perumahan mewah Bukit Sentul di Kecamatan Babakanmadang,
Kabupaten Bogor kini resah dan memprotes adanya peraturan harus membayar
biaya kepailitan pengembangnya, PT Bukit Sentul, yang besarnya mencapai
ratusan juta rupiah. Bila warga yang tidak bersedia membayar biaya
kepailitan pengembangnya, rumah mereka akan dilelang oleh pihak pengembang.

Sejumlah warga perumahan Bukit Sentul kepada Pembaruan, Selasa (6/12) pagi
mengatakan, aksi protes sekitar 300 warga perumahan Bukit Sentul kepada
pengembangnya itu dilakukan pada akhir pekan lalu ketika warga diharuskan
membayar biaya kepailitan disertai biaya pengelolaan lingkungan (BPL) yang
besarnya mencapai Rp 75 juta hingga Rp 100 juta per rumah yang dihuni warga.

Pihak pengembang perumahan Bukit Sentul yang mendapat aksi protes warganya,
memutuskan akan berdialog dan memberikan penjelasan pada Jumat (9/12)
mendatang.

Pengembang yang pailit kenapa warga yang dibebankan harus membayar biaya
kepailitan yang besarnya ratusan juta rupiah. Ini tidak benar sama sekali,
ujar Kunarso, salah seorang warga perumahan Bukit Sentul.

Hal senada juga diungkapkan Dewi warga setempat. Ia mengatakan, warga
diharuskan membayar biaya Akte Jual Beli (AJB), Notaris, Biaya Pengelolaan
Lingkungan yang ditagih untuk biaya setahun periode 2006 mendatang. Yang
sangat dipertanyakan adalah beban biaya kepailitan yang akhirnya mencapai
rata-rata per orang sebesar Rp 200 juta.

Sepihak

Batas pembayaran biaya kepailitan ini ditetapkan sepihak oleh pengembang PT
Bukit Sentul dengan batas akhir pada tanggal 14 Desember 2005. Bila melewati
batas waktu pembayaran itu, maka rumah warga yang telah dibeli dan dihuni
itu diancam akan dilelang oleh kurator pihak pengembang.

Adanya ancaman itu membuat warga resah dan memprotes. Ada warga yang
ketakutan kehilangan rumahnya di Bukit Sentul sehingga terpaksa utang untuk
membayar biaya kepailitan itu. Tapi warga yang tidak mempunyai uang,
terpaksa melakukan aksi protes dengan mendatangi pengembangnya pada pekan
lalu , ujar Dewi.

Dewi juga menyesalkan kebijakan pengembang perumahan yang mempersulit
pengurusan Akte Jual beli (AJB) rumah di Bukit Sentul ini terhadap
konsumennya. Bahkan, ketika dirinya mengurus AJB setelah membeli tanah
kavling di lokasi perumahan Bukit Sentul itu, dipersulit pihak pengembang
yang mengharuskan tanah kavling dibangun rumah terlebih dulu, baru bisa
dilakukan pengurusan AJB-nya. Masalah kepailitan pengembang yang dibebankan
kepada konsumennya, akan membuat melarat konsumennya kalau kebijakan sepihak
ini dipaksakan terus, ujarnya.

Argowati, Humas PT Bukit Sentul yang dihubungi Pembaruan mengaku, beban
biaya kepailitan itu sengaja digulirkan oleh warga sebagai isu saja. Itu
hanya isu saja. Pada Jumat (9/12) siang akan ada penjelasan dari kurator
kami kepada warga Bukit Sentul tentang biaya kepailitan ini untuk siapa?
Kami tidak pailit pada kenyataannya, kilah Argowati. (126)


---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005




 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Put more honey in your pocket. (money matters made easy).
http://us.click.yahoo.com/F9LvrA/dlQLAA/cosFAA/GEEolB/TM
~- 

Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ekonomi-nasional] Les Lie Lepas,...Hakim diperiksa.

2005-12-03 Terurut Topik A_Dharmawan

Hakim Leslie Akan Diperiksa Minggu Depan
Sabtu, 03 Desember 2005 | 13:59 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Ketua Komisi Yudisial Busro Muqodas mengatakan,
minggu depan pihaknya akan mulai melakukan pemeriksaan terhadap semua hakim
yang menangani kasus Michelle Leslie, 24 tahun, model Australia yang diadili
dalam kasus kepemilikan narkotik.

Pemeriksaan dilakukan atas dasar pemberitaan beberapa media masa nasional,
dan sebuah media Australia, tentang penanganan kasus yang menimpa terdakwa
kepemilikan ekstasi itu.

Komisi Yudisial juga memandang bahwa kasus Narkotik termasuk perkara yang
spesifik. “Jadi kita ingin keterangan dari semua hakim yang menangani kasus
tersebut,” kata Busro ketika dihubungi melalui telepon genggamnya, Sabtu
(3/12).

Sebelumnya anggota Komisi Yudisial Sukotjo mengatakan, pihaknya perlu
memeriksa hakim yang menangani kasus Leslie, karena vonis yang dijatuhkan
dinilai mengundang kontroversi, dan tidak sesuai dengan Undang-undang
Psikotropika dengan vonis 4 sampai 5 tahun pidana.

Pemberitaan dari media masa baik nasional maupun asing, menurut Busro bisa
digunakan sebagai dasar untuk memeriksa hakim yang diduga melakukan
pelanggaran. Khususnya yang masuk dalam pelanggaran kode etik kehakiman.
“Tidak harus ada laporan tertulis, kami (Komisi Yudisial) bisa bersifat
aktif dengan merespon pemberitaan dari media masa,” kata Busro.

Leslei yang terjerat kasus kepemilikan narkotik di Bali hanya dituntut
hukuman 3 bulan penjara dalam sidang di Pengadilan Negeri Denpasar, dengan
Ketua Majelis Hakim I Made Sudia, pada 15 November lalu.

Jaksa Penuntut Umum (JPU) Risman Torihoran menyatakan, Leslie hanya terbukti
sebagai pengguna narkotik dan bukan sebagai pemilik barang yang ditemukan
bersamanya.

Sebab, saksi-saksi di persidangan melihat, Leslie menerimanya dari seorang
bernama Mia. Mia yang disebut-sebut sebagai teman Leslie adalah tokoh yang
misterius dan dalam dakwaan hanya disebut sedang dalam pengejaran polisi.
Adapun tiga saksi yang melihat Mia memberikan ekstasi ke Leslie seluruhnya
tidak hadir dalam persidangan. Ini juga yang dianggap sebagai keanehan dalam
persidangan.

Menurut Sukotjo, pihaknya telah menerima surat dari majelis hakim yang
menangani kasus Leslie, yang menyatakan siap menjalani pemeriksaan oleh
Komisi Yudisial.

Erwin Dariyanto - Tempo





---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005




 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
AIDS in India: A lurking bomb. Click and help stop AIDS now.
http://us.click.yahoo.com/VpTY2A/lzNLAA/yQLSAA/GEEolB/TM
~- 

Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ekonomi-nasional] Upah Naik....Lapangan Kerja Hilang...

2005-11-25 Terurut Topik A_Dharmawan

 25/11/2005 21:46 WIB




Jumat, 25/11/2005 16:23 WIB
Rencana kenaikan UMP dorong relokasi pabrik
oleh : Rahayuningsih

JAKARTA (Bisnis): Rencana kenaikan upah minimum provinsi (UMP) di berbagai
wilayah mendorong perpindahan fasilitas produksi suatu industri ke daerah
yang tidak dikenakan kenaikan.

Upah sangat mempengaruhi kinerja industri. Himpunan Pengusaha Muda Indonesia
(Hipmi) memperkirakan komponen itu ikut mempengaruhi struktur biaya 15%-20%.

Sekjen Depperin Agus Tjahajana Wirakusumah mengatakan industriawan akan
memindahkan pabrik, jika tempat dia beroperasi tidak menawarkan iklim usaha
yang kondusif.

UMP itu ditetapkan oleh gubernur, dengan pertimbangan segala faktor, karena
itu kenaikannya berbeda di tiap wilayah. Namun, jika upah tersebut dinaikkan
terus maka industri akan pindah ke daerah-daerah yang UMP-nya terjangkau
oleh industri, ujarnya hari ini.

Dia mencontohkan sektor usaha tekstil, yang mulai memindahkan basis produksi
dari semula di Jawa Barat, sekarang pindah ke selatannya, hampir mendekati
Jawa Tengah.

Meskipun demikian, kata dia, industriawan tentunya memiliki kalkulasi
sendiri, seperti keberadaan industri pendukung di lokasi yang ingin
dijadikan tempat operasi pabrik selanjutnya.

Relokasi pabrik, tidak dilakukan langsung begitu kebijakan UMP dikeluarkan,
melainkan juga atas pertimbangan bisnis, seperti keberadaan supporting
industry di sekelilingnya, papar dia.

Ketua Hipmi Sandiaga Salahudin Uno mengatakan perpindahan lokasi produksi
dipastikan terjadi jika memang wilayah semula tidak mampu memberikan iklim
usaha yang kondusif, salah satunya mengenai upah.

Kami memaklumi, kalau ada pemerintah daerah membuat kebijakan menaikkan
upah, karena bagaimanapun harus ada penyesuaian, kendati demikian,
diharapkan kebijakan itu diputuskan setelah mendapat masukan dari dunia
usaha, paparnya.
[Close]



 25/11/2005 21:46 WIB




Jumat, 25/11/2005 16:23 WIB
Rencana kenaikan UMP dorong relokasi pabrik
oleh : Rahayuningsih

JAKARTA (Bisnis): Rencana kenaikan upah minimum provinsi (UMP) di berbagai
wilayah mendorong perpindahan fasilitas produksi suatu industri ke daerah
yang tidak dikenakan kenaikan.

Upah sangat mempengaruhi kinerja industri. Himpunan Pengusaha Muda Indonesia
(Hipmi) memperkirakan komponen itu ikut mempengaruhi struktur biaya 15%-20%.

Sekjen Depperin Agus Tjahajana Wirakusumah mengatakan industriawan akan
memindahkan pabrik, jika tempat dia beroperasi tidak menawarkan iklim usaha
yang kondusif.

UMP itu ditetapkan oleh gubernur, dengan pertimbangan segala faktor, karena
itu kenaikannya berbeda di tiap wilayah. Namun, jika upah tersebut dinaikkan
terus maka industri akan pindah ke daerah-daerah yang UMP-nya terjangkau
oleh industri, ujarnya hari ini.

Dia mencontohkan sektor usaha tekstil, yang mulai memindahkan basis produksi
dari semula di Jawa Barat, sekarang pindah ke selatannya, hampir mendekati
Jawa Tengah.

Meskipun demikian, kata dia, industriawan tentunya memiliki kalkulasi
sendiri, seperti keberadaan industri pendukung di lokasi yang ingin
dijadikan tempat operasi pabrik selanjutnya.

Relokasi pabrik, tidak dilakukan langsung begitu kebijakan UMP dikeluarkan,
melainkan juga atas pertimbangan bisnis, seperti keberadaan supporting
industry di sekelilingnya, papar dia.

Ketua Hipmi Sandiaga Salahudin Uno mengatakan perpindahan lokasi produksi
dipastikan terjadi jika memang wilayah semula tidak mampu memberikan iklim
usaha yang kondusif, salah satunya mengenai upah.

Kami memaklumi, kalau ada pemerintah daerah membuat kebijakan menaikkan
upah, karena bagaimanapun harus ada penyesuaian, kendati demikian,
diharapkan kebijakan itu diputuskan setelah mendapat masukan dari dunia
usaha, paparnya.
[Close]



© Copyright 1996-2004 PT Jurnalindo Aksara Grafika

---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005




 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Fair play? Video games influencing politics. Click and talk back!
http://us.click.yahoo.com/u8TY5A/tzNLAA/yQLSAA/GEEolB/TM
~- 

Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ekonomi-nasional] Masuknya SPBU Asing Ancam Perusahaan Nasional (apakah kita se pesimis ini)

2005-10-14 Terurut Topik A_Dharmawan
Jumat, 14 Oktober 2005  20:40:00
Masuknya SPBU Asing Ancam Perusahaan Nasional


Jakarta-RoL -- Masuknya perusahaan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)
asing dalam penjualan BBM secara eceran dikhawatirkan mengancam perusahaan
SPBU nasional, dan pada gilirannya bisa mematikan usaha SPBU dalam negeri.

Walaupun sementara ini SPBU asing hanya diizinkan menjual BBM non subsidi,
tapi peraturan itu bukan jaminan akan dipatuhi. Karena itu, keberadaan
perusahaan SPBU asing meresahkan pengusaha SPBU nasional jika kebijakan itu
dikeluarkan. Sebab bisa diduga Pertamina akan lebih memperhatikan SPBU
asing, kata anggota Komisi VII DPR, H. Idil Suryadi di Jakarta, Jumat.

Anggota Dewan dari F-PP ini mengakui, saat ini sudah ada dua SPBU milik
asing yang telah beroperasi di Karawaci (Tangerang) dan Warung Buncit
(Jakarta). Rencananya, pada 2006 akan dikeluarkan izin 400 SPBU milik asing,
antara lain Shell dan Petronas, seiring dengan berlakunya pasar bebas. Apa
mampu SPBU kita bersaing dengan mereka? kata Idil.

Selama ini, Pertamina memberikan keuntungan empat persen per liter bagi SPBU
nasional, dan kepada SPBU asing mungkin akan diberikan keuntungan lebih
besar. Ini bukan tidak mungkin akan dilakukan, ujarnya. Ia
mengkhawatirkan, bila hal itu yang terjadi, akan banyak pengusaha SPBU yang
lari dari Pertamina, dan bergabung dengan SPBU asing dengan iming-iming yang
memberi keuntungan, misalnya bebas pengadaan tangki, spenser dan kemudahan
perizinan.

Masuknya pengusaha SPBU asing, menurut Idil juga dikhawatirkan akan
berbuntut kenaikan harga BBM, dengan dalih menyesuaikan dengan harga pasar
internasional. Itu bisa saja terjadi sampai di negeri ini betul-betul tak
ada subsidi untuk BBM. Kehadiran SPBU asing, menurutnya, jelas akan
menimbulkan persaingan yang tidak sehat, dan bisa membangkrutkan pengusaha
dalam negeri. ant/pur

http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=217332kat_id=23

---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005




 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/GEEolB/TM
~- 

Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ekonomi-nasional] NPWP ..(Tertib Pajak..ataukah Gaya Premanisme Pemerintah ??)

2005-10-12 Terurut Topik A_Dharmawan

PRT Dikasih NPWP!
Shinta Shinaga - detikcom

Jakarta - Salah sasaran surat penetapan nomor pokok wajib pajak (NPWP)
semakin menjadi-jadi. Bahkan pembantu rumah tangga pun dapat NPWP.
Menggelikan sekaligus memprihatinkan.

Itulah salah satu fakta yang terungkap dari membanjirnya surat elektronik
pembaca detikcom, Rabu (12/10/2005). Simak juga beragam pengalaman pembaca
lainnya.

Faiz:

Pembantu di rumah saya, Nn, 25 tahun, menerima surat NPWP dari Ditjen Pajak.
Padahal gaji yang dia terima dari kami per bulan hanya sebesar Rp 350.000.
Kok bisa ya?

Kepada yang terhormat bapak/ibu di Perpajakan, tolong dong kerjanya yang
bener, jangan ngawur gitu. Malu Pak/Bu sama rakyat, Bapak/Ibu kan rata-rata
berpendidikan S1, banyak yang dari STAN lagi.

Dicky Indrolaksono:

Orangtua saya yang sudah tidak bekerja lagi justru dikirimi surat NPWP,
padahal penghasilan saja tidak ada, bergantung dari tabungan dan anak-anak.
Ini kan aneh.

Terus gimana yah cara mengurusnya, sebab saya takut nanti orangtua saya
dikejar-kejar sama kantor pajak. Apalagi dari yang saya dengar, kantor pajak
kalau menagih pajak mirip debt collector.

Andi Sugandi:

Orangtua saya kaget ketika menerima surat NPWP. Ayah saya pensiunan pegawai
Depkes dengan uang pensiun Rp 650.000 per bulan. Dia buka warung kelontong
untuk tambahan hidup, punya rumah semi permanen kurang lebih 190 meter, dan
hidup beserta ibu dan 1 keponakan untuk bantu jaga warung. Apakah kriteria
ini layak dapat NPWP menurut Ditjen Pajak?

Dudi Suhendar:

Ayah saya dikirimi surat NPWP. Anehnya, ayah saya dikenakan pajak
penghasilan dan badan usaha. Sedangkan kenyataannya, ayah saya sudah berumur
67 tahun, bukan pensiunan, tidak mempunyai rumah mewah, mobil mewah, yacht,
pemegang saham, atau pun badan usaha. Dia dahulunya karyawan swasta biasa.
Ayah saya bingung harus mengadu ke mana.

Endy Arif Budyanto:

Dua tahun lalu saya menerima surat NPWP. Saya lupa tanggal tepatnya.
Lucunya, misalnya surat tertanggal 1 Oktober, saya baru menerima tanggal 25
Oktober. Anehnya, di surat ada tertulis, jika dalam 15 hari sejak tanggal
surat ini, saudara tidak melaporkan, maka saudara telah melanggar
bla...bla...bla...lucu kan?

Alfred C:

Setahu saya data yang dipakai untuk menjaring wajib pajak itu diambil dari
salinan kartu keluarga di kelurahan. Dan dengan serta-merta main kirim saja.
Bahkan mertua saya yang sudah punya nomor NPWP saja dikirimi lagi. Dan kalau
tidak dilaporkan, pajak tahunannya bisa dikenai denda.

Sepertinya ada objekan antara petugas pajak dan pegawai kelurahan, demi
namanya target wajib pajak. Jadi kerjanya membabi buta. Semakin banyak yang
dikirimi, semakin sukses kerjaannya kalee...Aneh bin ajaib perpajakan di
negeri ini.

Yustarom:

Orangtua saya pensiun dari pegawai negeri sipil (PNS) sejak sekitar 7 tahun
lalu, dan juga mendapat surat NPWP tersebut. Dia dikenakan PPh 21, 25 dan
29. Di dalam surat tersebut juga dicantumkan bahwa orangtua saya adalah
pegawai swasta, bukan PNS. Saya tidak mengerti, data tersebut didapat dari
mana ya?

NKS Wijaya:

Saya sudah mendaftar hampir setahun untuk mendapatkan NPWP. Sampai hari ini
saya belum mendapatkan NPWP saya. Tentu saja menjadi hal yang ironi kalau
saya yang mau membayar pajak tetapi dipersulit oleh petugas pajak.

Arie Fiantisca:

Saya ingin beli rumah lewat KPR, harganya tidak sampai Rp 100 juta. Tapi kok
syaratnya harus punya NPWP. Menurut saya, ini aneh dan keterlaluan. Gimana
rakyat kecil bisa punya tempat tinggal, kalau yang pas-pasan saja masih
dipalakin. Mudah- mudahan Pak Hadi Purnomo (Dirjen Pajak) punya cara lain
untuk meningkatkan wajib pajak.

Suhartono Sanjoto:

Bulan lalu, saya menerima surat NPWP melalui alamat mertua saya. Lucunya,
saya diberi nomor NPWP dengan jenis usaha kantor berita. Padahal, saya tidak
pernah usaha sendiri dan sampai sekarang cuma wartawan.

Saya menduga, Ditjen Pajak tidak memiliki database akurat sebelum
melayangkan surat dan menerbitkan NPWP. Karena merasa salah sasaran, saya
kembalikan surat itu ke Ditjen Pajak. Semula, saya ingin mendiamkan saja,
namun saya takut nanti kena pajak yang tidak semestinya.

Eko Maryadi:

Saya wartawan freelance/stringer media asing di Jakarta. Saya bukan pegawai
tetap, tidak punya gaji tetap, tidak punya kantor maupun usaha. Saya
mendapat surat NPWP yang menyebut status saya pegawai swasta dengan status
usaha tunggal. Apakah wartawan freelance seperti saya bisa dikategorikan
pegawai swasta?

Saya ingin berdialog dengan Dirjen Pajak Hadi Purnomo lewat surat ini. Pajak
itu harusnya setara dengan pelayanan publik oleh pemerintah. Kita hidup di
zaman demokrasi, bukan di zaman kerajaan, di mana setiap warga harus memberi
upeti kepada raja.

Peningkatan pajak harus dibarengi dengan pelayanan publik lebih baik kepada
masyarakat. Bukan sebaliknya, pajak rakyat ditarik, tapi pelayanan
pemerintah kepada publik masih amburadul.

Inka:

Saya tinggal di Medan, dan pernah dikirimi surat NPWP. Saya masih
menganggur. Tapi setiap hari tetap bayar pajak, karena setiap 

[ekonomi-nasional] Sisi Manusia Guru Besar....dan MOHON MAAF LAHIR BATHIN.

2005-09-28 Terurut Topik A_Dharmawan
MessageIni cerita memang dari Pos Kota ( koran Kuning..katanya).
Jangan masukin hati Ceritanya.tapi  coba kita renungkan,  bahwa Moral
itu ternyat tidak bisa di bentuk secara Formal dengan di pendidikan sekolah
saja.  Personal Values itu memang merupaan timbunan kumulatip dari
pengaruh-pengaruh yang kita terima sejak sesaat setelah dilahirkan ke dunia.
Jika kita gagal memeneje influces-influences tersebut...kita menjadi
sangat lemah terhadap godaan yang paling ringan sekalipun.

Sehubungan dengan datangnya kembali Ramadhan Kareem, ijinkan saya memohon
maaf kepada para anggota Milist yang terhormat, sekiranya ada
posting-posting saya yang kurang Tepat, mudah-mudahan dalam Ramadhan
mendatang, kita kita semua (khususnya yang menjalankan Ibadah Puasa) dapat
meningktkan ketaqwaan, mengasah kepekaan sosial, dan menahan hawa nafsu yang
merusak.  Mudah-mudahan nita untuk bertaubat dan meningkatkan kualitas
spiritual kita ini mendapat Ridh dari Allah SWT, dan ibadah kita mencukupi
Objectivenya.  Amiin !

Salam
Agung Dharmawan (TM79)
AUH


  GURU BESAR NAFSU BESAR

  Rabu,9/28/2005 7:16:25 AM
  - Ada guru besar gajinya besar, itu sudah jamak. Tapi kalau guru besar
tidak bisa mengendalikan nafsu besarnya, mungkin hanya Prof. Dr. Umarudin,
63 tahun, dari Bandung. Bayangkan, lantaran tak puas dengan yang di rumah,
dia nekad melacur, di kelas murahan pula. Paling tragis, usai berpacu dalam
birahi dia wasalam disaksikan Rita, 25 tahun, wanita teman kencannya di Gang
Sarbini, Jalan Dewi Sartika.
  Kisah memalukan dari bumi parahiyangan ini bermula dari sifat naluri
seorang lelaki. Kata dokter Naek L. Tobing, Pangkahila dan Dian Nugroho,
dalam urusan ranjang kaum lelaki tak mengenal pensiun. Bila wanita setelah
mens libidonya menurun, kaum adam usia 70 pun masih hayo saja bila ditawari.
Maka perhatikanlah gerak kakek dan nenek jompo. Bila nenek
menggeleng-gelengkan kepalanya, si kakek akan mengangguk-angguk. Itu konon
berarti: ayo, yo!

  Umarudin yangmenjadi guru besar Fakultas Pertanian di universitas
terkenal di Bandung, rupanya termasuk kategori ini. Meski usia sudah mulai
dilirik malaikat Izroil, dalam urusan ranjang masih jago dia. Bila di kampus
dia mengajarkan tentang teori bercocok tanam, di rumah dia juga masih rajin
“bercocok tanam” di ladang istri, minimal 3 kali seminggu, sesendok makan!

  Sayangnya, karena faktor usia ibu profesor di rumah tak bisa melayani
gairah suami yang melimpah ruah. Tapi sebagai seorang guru besar, Umarudin
mencoba menyelesaikannya secara “cerdas”. Bukan mencari kendaraan baru yang
tahunnya lebih muda, tapi cukup pergi ke tempat pelacuran. Prinsip dia
mungkin, buat apa punya dua ekor kambing, jika sekadar mau cari “sate”-nya
saja?

  Tapi ironisnya, meski sebagai guru besar penghasilannya juga besar,
dia tak mau mencari pramusyahwat yang kelas tinggi atau panggilan. Dia
memilih yang kelas kaki lima yang berada di Gang Sarbini, Jalan Dewi Sartika
Bandung. Ada dua pertimbangan yang diambil Prof. Dr. Umarudin ini. Selain di
sini harganya melawan, seorang WTS langganannya goyangannya memang mana
tahan!

  Rita, demikian nama WTS langganan tetap Umarudin, selain masih cantik
dan seksi meski sudah jadi laluluntas untuk umum, dia mampu meladeni selera
dan gaya sang profesor. Makanya sang guru besar itu sayang banget padanya.
Padahal ibarat HP, Umarudin mestinya mampu pakai komunikator Nokia 9500,
tapi dia malah pilih Nokia 3315 yang bisa diganti-ganti kasingnya. “Yang
penting kan fungsi bukan gengsi,” begitu alasan Umarudin.

  Ekonomis sekali memang, gaya hidup sang profesor. Maka bila di kampus
dia selalu memberi kuliah tentang pertanian, sehari-harinya dia memang juga
sederhana laksana petani. Maka sungguh para mahasiswanya tak pernah tahu,
bahwa dosen mereka yang santun dan anggun itu, di luar disiplin keilmuan
beliau doyan pelacur kelas murahan.

  Selera dan gaya hidup Umarudin terungkap beberapa hari lalu, ketika
siang-siang dia pergi ke rumah pelacuran Gang Sarbini. Seperti biasanya dia
segera disambut hangat oleh Rita, pramusyahwat langganannya. Seperti
biasanya pula, profesor kita ini langsung servis dari sporing balansing
sampai tune up. Usai menuntaskan nafsu dia lalu berpakaian dan minta Rita
untuk memijit.

  Melayani pelanggan secara baik memang menjadi motto Rita. Maka
Umarudin pun segera dipijit sambil merem melek di kasur yang sama. Tapi di
saat enak-enaknya dipijit mendadak sang profesor ini tersengal-sengal
napasnya. Wajah membiru lalu klepeg, klepeg, diam tanpa bergerak. Umarudin
menghembuskan nafas terakhir di tempat yang sama.

  Akhirnya Rita pun menjadi panik. Dia berteriak-teriak minta tolong.
Pengelola rumah pelacuran itu mendatanginya dan mencoba menolong sang tamu.
Ternyata Umarudian terlanjur tewas. Yang orang-orang jadi pada kaget, dalam
sakunya ditemukan KTP atas namanya.Ternyata lelaki hidung belang ini
diam-diam seorang profesor doktor dari universitas terkenal di Bandung.

  Hebohlah kompleks WTS 

[ekonomi-nasional] Prespektif Politik dalam Teleconference SBY (??)

2005-09-15 Terurut Topik A_Dharmawan
Presiden dan wapres gelar rapat sendiri-sendiri
Persaingan SBY-JK Terungkap Via Teleconference

INI masih soal ada apa di balik video teleconference Presiden SBY dari AS.
Sinyalemen ‘some-thing wrong’ sudah dibantah. Kini dinilai menunjukkan
adanya per-saingan antara SBY dengan Wa-pres Jusuf Kalla. “Wapres itu,
ka-lau satu kali tidak hadir tidak ma-salah, ini kan sudah tiga kali. Ini
makin kentara adanya persai-ngan SBY-Kalla,” kata Pakar Ko-munikasi Politik
UI Effendy Gha-zali. Hal ini disampaikan dia usai mengikuti acara peluncuran
situs www.forumpolitisi.org di Hotel Hil-ton, Jakarta, Kamis (15/09).

“Pernyataan Presiden SBY bahwa ketidakhadiran Kalla adalah hal yang wajar,
tidak cu-kup menghilangkan kecurigaan masyarakat,” ujar Effendy. Dia menilai
video teleconference SBY justru semakin menunjuk-kan hubungan sang presiden
dengan Kalla tidak solid. “Soal-nya, ini lain kata, lain perbuatan. Jadi itu
saja tidak cukup. Kalau memang citranya tidak mau ter-ganggu, harusnya
telecon-ference jangan dibuka ke publik, dirahasiakan saja,” cetus Effendy.
Dia pun mengusulkan agar SBY-JK bisa duduk bersama mengatasi masalah ini.
“Mereka berdua punya gaya komunikasi yang berbeda. Untuk itu harus ada
keren-dahan hati dari mereka sen-diri,” ujarnya menasihati.

Seperti diketahui, ketika di Istana Presiden, berlangsung rapat kabinet
terbatas yang dipimpin Presiden SBY langsung dari AS. Pada wak-tu bersamaan
juga, Wapres Jusuf Kalla memimpin rapat kabinet terbatas bertempat di
kantornya, Jln Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (15/09). Rapat
yang dipimpin SBY dihadiri oleh Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh, Ka-polri
Jenderal Pol Sutanto, Mensesneg Yusril Ihza Ma-hendra, Ketua KPK
Taufieq-urrahman Ruki, Wakil Ketua BPK Abdullah Zainie, Wakil Ketua Timtas
Tipikor Brigjen Pol Indarto, dan Wakil Ketua Komisi Ombudsman Prof
Su-naryati. Temanya adalah, ‘Tindak Lanjut Pemberanta-san Korupsi.’
Sedangkan rapat yang di-pimpin Jusuf Kalla bertema Aceh. Rapat ini
bertepatan dengan penyerahan senjata GAM tahap pertama yang dimonitor oleh
Aceh Mo-nitoring Mission (AMM) di Aceh. Rapat pimpinan Kalla dihadiri oleh
Menko Polhu-kam Widodo AS, Menko Kesra Alwi Shihab, Mendagri M Ma’ruf,
Menkeu Jusuf Anwar dan Mensos Bachtiar Chamsyah. Hmm, ada apa?

Soal isu ketidakharmo-nisan ini diklarifikasi Men-sesneg Yusril Ihza
Mahendra. Dia kemudian menjelaskan panjang lebar tentang tugas dan
kewenangan wakil presi-den selama presiden ke luar negeri.
Penjelasan Yusril ini disam-paikan sebagai ralat penjela-san sebelumnya,
karena muncul kesalahpahaman se-telah diadakannya rapat pre-siden dengan
anggota ka-binet selama SBY di luar ne-geri. “Pada hakikatnya,
tele-conference bertujuan agar presiden tetap dapat terus berkomunikasi
dengan para menteri dan pejabat tinggi negara lainnya. Kemudian memberikan
arahan lang-sung terhadap hal-hal yang dirasa perlu,” kata Yusril Ihza
Mahendra. Jadi, lanjut Yusril, tugas-tugas yang diberikan kepada wapres
tetap berjalan seba-gaimana mestinya, seperti yang tertuang dalam Keppres
Nomor 2 Tahun 2005 tentang Penugasan Wakil Presiden Melaksanakan Tugas
Presi-den selama presiden di luar negeri.

“Saya sampaikan, wapres tidak dalam posisi untuk mengambil putusan penting.
Kalau dalam bahasa hukum-nya, sebagai termuat dalam keppres, apabila dalam
jang-ka waktu penugasan terse-but perlu segera ditetapkan kebijakan baru,
maka wa-pres selaku pelaksana tugas presiden terlebih dahulu berkonsultasi
dan meminta persetujuan presiden,” ujar Yusril panjang lebar.
Jadi kalau ada kebijakan baru, yang awalnya belum digariskan oleh presiden
sebelum berangkat ke luar negeri, dan akan diputuskan segera oleh wapres,
maka wapres harus mengkonsul-tasikannya dan meminta persetujuan presiden
terle-bih dahulu.
“Sebenarnya, yang ingin saya sampaikan dengan ba-hasa umum bahwa wakil
presiden tidak dalam posisi mengambil putusan-putusan penting,” tutur eks
Ketua Umum PBB itu.(dtc/zal)


-Original Message-
From: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of A Nizami
Sent: Friday, September 16, 2005 5:19 AM
To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com; lisi; ppiindia@yahoogroups.com;
sabili
Subject: [ekonomi-nasional] Rp 426 Juta untuk 1 Minggu Teleconference
dan Rp 250 Juta untuk Desa Miskin Seluruh Indonesia


Dari Detik.com untuk 1 minggu teleconference biayanya
Rp 426 juta lebih. Sementara untuk 12.384 desa miskin
seluruh Indonesia hanya diberi Rp 250 juta selama 4
bulan.

Teleconference karena datanya memang mengalir lewat
negara asing, tetap rawan penyadapan. Oleh karena itu
isi teleconference tidak ada rahasia negara yang
dibahas.

Oleh karena itu alternatif pemakaian teknologi
komunikasi yang gratis/murah dengan biaya tak lebih
dari Rp 1 juta seperti YM, Skype, atau VoIP Merdeka
lewat broadband internet seharusnya dipertimbangkan,
ketimbang teknologi mahal yang menghabiskan uang
hampir setengah milyar dalam waktu 1 minggu. Untuk
negara Indonesia yang rakyatnya banyak mati kelaparan
kurang pantas.

Dana Rp 250 Juta 

[ekonomi-nasional] Salah satu Penyebab Jatuhnya Mandala Airlines di Medan (???)

2005-09-15 Terurut Topik A_Dharmawan
Pilot Mandala Ditangkap Saat Berpesta Sabu-Sabu
Kamis, 15 September 2005 | 18:08 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Kepolisian Metro Jakarta Timur, Rabu (14/9)
menjelang tengah malam, menangkap Johan, 29 tahun, pilot Mandala Airlines.
Penduduk Cipete Jakarta Selatan itu sedang pesta sabu-sabu dengan mantan
supir antar-jemput kru Mandala, Hadi Kadar, 45 tahun, serta istrinya,
Magdalena, 44 tahun.

Tiga orang itu ditangkap di kediaman orang tua Hadi, seorang purnawirawan
mayor TNI AD , di Jl H Kesatrian IV No 3, Berlan, Jakarta Timur. Mereka
langsung dibawa ke Markas Polres Jakarta Timur.

Setelah air seni mereka diuji di laboratorium, ketiganya dinyatakan positif
menggunakan narkotika jenis sabu. Polisi menyita barang bukti berupa 50 gram
sabu, beberapa alat hisap (bong), aluminium foil, sedotan plastik, dan korek
api.

Kepada polisi, menurut Kepala Satuan Narkoba Polres Jakarta Timur Komisaris
Gembong Yudha, Johan mengaku sudah memakai sabu selama 3 bulan ini. Johan
yang sudah menjadi pilot Mandala Airlines selama 3 tahun dan sudah
mengantongi 3.000 jam terbang, menyatakan bahwa dia tidak kecanduan, hanya
memakai beberapa kali dalam 3 bulan ini.

Menurut Gembong, Johan juga mengaku beberapa kali membeli sabu dari Hadi dan
istrinya. Hadi, masih kata Gembong, mengaku kepada polisi sudah 3 bulan
menjadi pengedar dan pengguna sabu. Anton Aprianto




---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005




 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/GEEolB/TM
~- 

Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ekonomi-nasional] ChaveZ :....Si Koboi gagal....

2005-09-01 Terurut Topik A_Dharmawan
'Cowboy' Bush failed in Katrina evacuation - Chavez
Wed Aug 31, 2005 8:48 PM ET


CARACAS, Venezuela (Reuters) - Venezuelan President Hugo Chavez, a vocal
critic of the U.S. government, on Wednesday called President Bush a cowboy
who had failed to manage the Hurricane Katrina disaster and evacuate
victims.

That government had no evacuation plan, it is incredible, the first power
in the world that is so involved in Iraq ... and left its own population
adrift, Chavez said in a cabinet meeting broadcast live on television.

His remarks came as U.S. authorities evacuated thousands of people from New
Orleans and after Bush said it would take years to recover from flooding
caused by Hurricane Katrina.

The death toll on Wednesday reached at least 200 in what Bush called the
nation's worst natural disaster.

That man, the king of vacations ... the king of vacations in his ranch said
nothing but, you have to flee, and didn't say how ... that cowboy, the
cowboy mentality, said Chavez, chuckling in a reference to Bush without
naming him directly.

Chavez, an outspoken populist who calls Cuba's Fidel Castro an ally, often
lambastes what he calls Washington's failed imperialist policies. He says
the Bush administration is trying to assassinate him and calls the U.S.
president Mr. Danger.

The two governments frequently clash though the United States is the top oil
client of Venezuela, the world's No. 5 crude exporter. Washington portrays
Chavez as a menace who uses his nation's oil wealth to fund anti-democratic
groups.

The Venezuelan president, applauded by supporters for his self-proclaimed
socialist revolution to fight poverty, has offered to send cheap fuel,
humanitarian aid and relief workers to the disaster area.

Venezuelan state oil firm PDVSA has offered $1 million from its U.S.-based
refinery unit Citgo for relief efforts.

http://today.reuters.com/news/newsArticle.aspx?type=worldNewsstoryID=2005-0
9-01T004759Z_01_MOL102882_RTRIDST_0_INTERNATIONAL-WEATHER-KATRINA-CHAVEZ-DC.
XML
---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005




 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Make a difference. Find and fund world-changing projects at GlobalGiving.
http://us.click.yahoo.com/PcNrnD/PbOLAA/cosFAA/GEEolB/TM
~- 

Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ekonomi-nasional] US bangga dengan maraknya Looting di New Orleans ?

2005-08-31 Terurut Topik A_Dharmawan
US harus Bangga dengan maraknya Looting di New orleans.sebagaimana
bangganya US ketika akyat Iraq melakukan Lotting sewaktu Invasi ke bagdadh.
Itu sebagai tanda adanya Demokrasi dan Kebebasan ..katanya..

/ad


Looting New Orleans, and America's Poverty Crisis
Commentary, Earl Ofari Hutchinson,
Pacific News Service, Aug 31, 2005

Editor's Note: The deplorable looting in New Orleans is a symptom of
longstanding American poverty that Bush administration policies have
worsened, the writer says.

LOS ANGELES--Two things happened in one day that tell much about the abysmal
failure of the Bush administration to get a handle on poverty in America.

The first was the tragic and disgraceful images of hordes of New Orleans
residents scurrying down the city's hurricane-ravaged streets with their
arms loaded with food, clothes, appliances, and in some cases guns that they
looted from stores and shops. The second was a Census Bureau report released
the same day, which found that the number of poor Americans has leaped even
higher since Bush took office in 2000.

Criminal gangs, which always take advantage of chaos and misery to grab
whatever they can, did much of the looting. But many desperately poor,
mostly black residents saw a chance to grab items that they can't afford.
That's still wrong, unless the items were necessary for survival. But it's
no surprise. New Orleans has one of the highest poverty rates of any of
America's big cities.

According to a report by Total Community Action, a New Orleans public
advocacy group, nearly one in three of New Orleans' 485,000 residents live
below the poverty level. The majority of that group is black. A spokesperson
for the United Negro College Fund noted that the city's poor live in some of
the most dilapidated housing in the nation.

New Orleans is not an aberration. Nationally, according to Census figures,
blacks remain at the bottom of the economic totem pole. They have the lowest
median income of any group. Bush's war and economic policies don't help
matters. His tax cuts redistributed billions to the rich and corporations.
The Iraq war has drained billions from cash-starved job training, health and
education programs. Increased American dependence on Saudi oil has driven
fuel prices skyward. Corporate downsizing, outsourcing and industrial flight
have further fueled America's poverty crisis. All of this happened on Bush's
watch.

The 2 million new jobs in 2004 Bush touts as proof that his economic
policies work are mostly due to number-counting tricks. The bulk of these
jobs are low-paying ones in retail and service industries, with minimum
benefits and little job security. A big portion of the nearly 40 million
Americans who live below the official poverty line fill these jobs. They're
the lucky ones. They have jobs. Many young blacks, such as those who
ransacked stores in New Orleans, don't.

The poverty crisis has slammed them the hardest of all. Even during the
Clinton era economic boom, the unemployment rate for young black males was
double and in some parts of the country triple that of white males.

During the past couple of years, state and federal cutbacks in job training
and skills programs, the brutal competition for low- and semi-skilled
service and retail jobs from immigrants and the refusal of many employers to
hire those with criminal records have further hammered black communities and
added to high unemployment numbers among young blacks that resemble
joblessness during the Great Depression. The tale of poverty is more evident
in the nearly 1 million blacks behind bars, the HIV/AIDS rampage in black
communities and the raging drug and gang violence in many black
neighborhoods.

Then there are the children. One-third of America's poor are children.
Worse, the Children's Defense Fund found that nearly 1 million black
children live in extreme poverty. That's the greatest number of black
children trapped in dire poverty in nearly 25 years.

Bush officials claim the poverty numbers do not surprise them. They contend
that past trends show that poverty peaks and then declines a year after the
jump in new job growth. But the poverty numbers have steadily risen for all
five years of the Bush administration. There has been no sign of a
turnaround. For that to happen, Bush would have to reverse his tax-and-war
spending policies, and commit massive funds to job, training and education
programs and provide tax incentives for businesses to train and hire the
poor. That would take an active national lobbying effort by Congressional
Democrats, civil rights and anti-poverty groups. That's not likely either.
The poor are too nameless, faceless and vast in numbers to target with a
sustained lobbying campaign.

The NAACP hammers Bush on the Iraq war and his domestic policies, but
poverty has not been their top priority. The fight for affirmative action,
economic parity, professional advancement and busing replaced battling
poverty, reducing unemployment, securing 

RE: [ekonomi-nasional] GOLKAR YG TERBESAR.

2005-08-29 Terurut Topik A_Dharmawan
kembali lagimemang GOLKAR itu pinter ya...

-Original Message-
From: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Ahmadi Agung
Sent: Monday, August 29, 2005 6:25 PM
To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
Subject: RE: [ekonomi-nasional] GOLKAR YG TERBESAR.


Lho Partai-Partai Baru itu kan juga Banyak-kan Partainya Orang - orang
GOLKAR

Trus jika ada Partai yg benar-Benar BARU, juga di susupi oleh Orang-orang
GOLKAR...

Masalahnya yha kembali lagi, DUIT, itu saja...

32 Tahun bukan waktu yg singkat Lho untuk Mengeruk  Me- NGGARONG DUIT
rakyat

Lha wong PDIP yg hanya berkuasa sekian tahun aja bisa Me-NGGARONG TRILYUNAN
DUIT Rakyat kok, Karena apa..??

Yha Karena Para Elit PDIP itu kan Juga Orang-orang GOLKAR Juga, Yha kan...

TAPI Kang, TIDAK ADA YG LANGGENG di DUNIA Ini, apalagi PARTAI KEJAHATAN
Macam GOLKAR...

LIHAT Saja, PASTI Suatu saat Orang-orang GOLKAR  PARTAI-nya  atau Para
KORUPTOR itu PASTI HANCUR...

CEPAT atau LAMBAT...

SOAL MEMECAH BELAH, BIKIN FITNAH, BIKIN ONAR, BIKIN KEKACAUAN, INFILTRASI
pada PARTAI Lain kita akui , GOLKAR Jagonya Emang..

Lha Wong 32 Tahun Berkuasa yha wajar Toh jika GOLKAR Jago NGERUSAK...

Tapi Yha Itu Tadi, TIDAK ADA YG LANGGENG di DUNIA ini, CEPAT or LAMBAT PASTI
HANCUR, apalagi KEJAHATAN macam para KORUPTOR  GOLKAR, Kecil itu, Tunggu
saja...

Salam
AL-Pacitan





-Original Message-
From: A_Dharmawan [mailto:[EMAIL PROTECTED]


Yang Bodoh itu partai-partai  baru  Non-Golkar !
Tidak pernah punya Visi untuk bersatu/berkoalisi demi kepentingan Indonesia.
Tiap Kongres isinya Tengkar dan Pecah melulu...

Ya sudah Nasib Mu Nak !!  Jangan salahkan Orang lain kalu nggak bisa melawan
Nafsu sendiri.

/ad



[Non-text portions of this message have been removed]




Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED]
Yahoo! Groups Links








---
Incoming mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005

---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005




 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/GEEolB/TM
~- 

Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ekonomi-nasional] Impor BBM Pertamina sudah mencapai 1,6 M Dolar AS Per Bulan

2005-08-27 Terurut Topik A_Dharmawan
Impor BBM Pertamina 1,6 M Dolar AS Per Bulan

Jakarta ( Berita ) : Kebutuhan impor bahan bakar minyak (BBM) Pertamina
setiap bulannya mencapai 700 ribu barel atau senilai 1,6 miliar Dolar AS dan
akan naik seiring melemahnya nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS.

Dolarnya beli dari BI kurs tergantung pasar maka dengan meningkatnya kurs
otomatis dana untuk impor juga naik, kata direktur keuangan Pertamina
Alfred H. Rohimone, di Jakarta, Jumat.

Alfred menjelaskan kebutuhan 700 ribu barel perhari itu terdiri atas 400
ribu barel minyak mentah dan 300 ribu barel BBM.

Sementara itu, rupiah sesi pagi yang diperdagangkan di pasar spot antar bank
Jakarta terhadap dolar AS terus melemah mencapai Rp10.360/10.380 (Pkl 10.00)
dibanding penutupan hari sebelumnya Rp10.320/10.325 per dolar AS atau turun
40 poin.

Sedangkan menurut Simon Wardell, seorang analis pada Global Insight, harga
minyak dunia, yang baru saja menyentuh level 68 dolar per barel di New York,
kini sedang bergerak menuju level psikologis penting 70 dolar. ( ant )


http://www.beritasore.com/
---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005




 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/GEEolB/TM
~- 

Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ekonomi-nasional] Memperkuat Rupiah ? IMF: Hapus Subsidi BBM

2005-08-26 Terurut Topik A_Dharmawan
Jumat, 26 Agt 2005,
IMF: Hapus Subsidi BBM


Rupiah Melemah, Usul Naikkan Suku Bunga

SINGAPURA - Meroketnya harga minyak di pasar internasional dan kecenderungan
melemahnya kurs rupiah terhadap dolar AS ditanggapi Dana Moneter Indonesia
(IMF). Lembaga keuangan internasional tersebut menilai, pemerintah Indonesia
harus segera menghapus subsidi BBM dan menaikkan tingkat suku bunga.

Hal itu diungkapkan Managing Director IMF Rodrigo Rato dalam video news
conference dari Washington dengan para wartawan Asia di Singapura kemarin.
Saya ingin mengatakan, ekonomi Indonesia cukup kuat. Pertumbuhan juga cukup
bagus. Tetapi, kami rasa negara itu harus segera mengatasi masalahnya yang
sangat spesifik, tegasnya.

Dia lantas menyoroti masalah inflasi akibat melemahnya nilai tukar rupiah.
Jika ada kebijakan moneter dan bujeter yang jelas untuk mengatasi inflasi,
saya yakin hal itu bakal mengangkat kredibilitas (Indonesia), jelasnya.

Kurs rupiah cenderung terus melemah dalam sepekan ini. Kemarin, rupiah
kembali melemah. Bahkan, kurs rupiah sempat di level Rp 10.420 per dolar AS
dalam perdagangan sesi pagi. Nilai tukar rupiah akhirnya ditutup Rp
10.320-Rp 10.325 per dolar AS. Sehari sebelumnya, rupiah ditutup di level Rp
10.300 per dolar AS.

Dalam perkembangan lain, harga minyak mentah dunia terus melambung. Harga
minyak di pasar New York telah menembus USD 68 per barel pada Rabu malam.
Itu rekor harga tertinggi sejak 1983 atau lebih dari 20 tahun. Lonjakan
tersebut terjadi akibat serangan badai tropis Katrina terhadap kilang minyak
di Teluk Meksiko dan sepanjang pantai AS. Para analis meramalkan, harga
minyak bisa melampaui USD 70.

Harga minyak di New York akhirnya ditutup pada level USD 66,97 per barel dan
harga minyak mentah di London (North Sea Brent) ditutup USD 66,56.

Rato mengaku, bukan hanya Indonesia yang terkena dampak lonjakan harga
minyak. Menurut dia, hal itu akan berpengaruh pada pertumbuhan negara-negara
Asia lainnya secara umum. Dia memperingatkan dampaknya terhadap risiko
ekspansi ekonomi global. Harga minyak dunia, tampaknya, belum akan turun
dalam waktu dekat, ungkapnya.

Terkait situasi itu, dia menyebutkan pemerintah Indonesia harus menerima
bahwa menyamarkan realitas harga minyak bukanlah kebijakan
berkesinambungan. Dia sangat tidak mendukung upaya mempertahankan subsidi
BBM. Tidak hanya di Indonesia, tetapi semua negara. Subsidi itu bukan
kebijakan sosial yang efisien, tegasnya.

Saya paham, subsidi secara politis sangat populer, tapi tidak efisien,
lanjut mantan menteri keuangan Spanyol tersebut. Apalagi, saat ini status
Indonesia telah berubah dari eksporter menjadi importer minyak.

Soal kebijakan suku bunga yang disarankannya, Rato memberikan penjelasan.
Pertanyaannya bukan bagaimana menaikkan suku bunga untuk menahan (terus
melemahnya) rupiah. Tapi, menaikkan suku bunga untuk mengurangi likuiditas
dan mengurangi kemungkinan inflasi. Itu akan berkonsekuensi positif terhadap
rupiah dan lebih baik terhadap perekonomian negara, katanya.
(afp/ap/rtr/nie)

http://www.jawapos.com/index.php?act=detailid=5485


---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005




 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/GEEolB/TM
~- 

Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ekonomi-nasional] Keinginan seperti inilah yang hanya ada di Otak Paman Sam !

2005-08-23 Terurut Topik A_Dharmawan

Robertson: U.S. should 'take out' Venezuela's Chavez
Christian broadcaster calls leader 'a terrific danger'

(CNN) -- Conservative Christian broadcaster Pat Robertson has called for the
United States to assassinate Venezuelan President Hugo Chavez, calling him
a terrific danger bent on exporting Communism and Islamic extremism across
the Americas.

If he thinks we're trying to assassinate him, I think that we really ought
to go ahead and do it, Robertson told viewers on his The 700 Club show
Monday. It's a whole lot cheaper than starting a war.

Robertson, a contender for the Republican presidential nomination in 1988,
called Chavez a dangerous enemy to our south, controlling a huge pool of
oil, that could hurt us badly.

We have the ability to take him out, and I think the time has come that we
exercise that ability, Robertson said. We don't need another $200 billion
war to get rid of one strong-arm dictator. It's a whole lot easier to have
some of the covert operatives do the job and then get it over with.

Robertson accused Chavez, a left-wing populist with close ties to Cuban
President Fidel Castro, of trying to make Venezuela a launching pad for
Communist infiltration and Muslim extremism all over the continent.

This is in our sphere of influence, so we can't let this happen, he said.

Chavez has said he believes the United States is trying to assassinate him,
vowing that Venezuela, which accounts for more than 10 percent of U.S. oil
imports, would shut off the flow of oil if that happens.

Robertson's comments Monday were the latest in a string of controversial
remarks in recent years by the religious broadcaster and founder of the
Christian Coalition.

Last October, during the heat of the presidential race, Robertson told CNN
that during a meeting with President Bush prior to the invasion of Iraq, the
president told him he did not believe there would be casualties. The White
House strongly denied the claim.

In May, during an ABC interview, Robertson ignited a firestorm with his
response to a question about whether activist judges were more of a threat
to America than terrorists.

If they look over the course of 100 years, I think the gradual erosion of
the consensus that's held our country together is probably more serious than
a few bearded terrorists who fly into buildings, he said.

Defending his remarks in a letter to Sen. Frank Lautenberg, Robertson
insisted he was not being cavalier about the 9/11 attacks. But he also
refused to apologize, saying Supreme Court rulings on abortion, religious
expression in the public square, pornography and same-sex marriage are all
of themselves graver dangers in the decades to come than the terrorists
which our great nation has defeated in Afghanistan and Iraq.

In October 2003, Robertson, criticizing the State Department during an
interview on The 700 Club, said maybe we need a very small nuke thrown
off on Foggy Bottom to shake things up, referring to the nickname for the
department's headquarters in Washington.

State Department spokesman Richard Boucher called the remark despicable.

In July 2003, Robertson asked his audience to pray for three justices to
retire from the Supreme Court so they could be replaced with more
conservative jurists. One justice is 83 years old, another has cancer and
another has a heart condition, he said.

Robertson insisted he was only calling for prayers for the justices to
retire and was not asking his followers to pray for their demise.

In November 2002, Robertson charged that the Muslim holy book, the Quran,
incites followers to kill people of other faiths and disputed Bush's
characterization of Islam as a religion of peace.

It's clear from the teachings of the Quran and also from the history of
Islam that it's anything but peaceful, Robertson said in a subsequent
interview with CNN. Of course there are peace-loving Muslims. But at the
same time, at the core of this religion ... is jihad, and it is to subject
the unbelievers either to forced conversion or death. That's what it
teaches.



---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005




 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
font face=arial size=-1a 
href=http://us.ard.yahoo.com/SIG=12hgkkm3m/M=362131.6882500.7825259.1493532/D=groups/S=1705001222:TM/Y=YAHOO/EXP=1124803708/A=2889190/R=0/SIG=10r90krvo/*http://www.thebeehive.org
Put more honey in your pocket. (money matters made easy) Welcome to the Sweet 
Life - brought to you by One Economy/a./font
~- 

Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is 

[ekonomi-nasional] Dolar Tembus Level Rp 10.000

2005-08-22 Terurut Topik A_Dharmawan

Dolar Tembus Level Rp 10.000

Jakarta— Dolar AS akhirnya menembus level psikologis Rp 10.000 per dolar.
Pada perdagangan Senin (22/8) pagi, dolar diperdagangkan pada kisaran Rp
10.000-Rp 10.010,- dibanding penutupan Jumat (19/8) yang berada di kisaran
Rp 9.975-Rp 9.995.
Dimintai komentarnya Senin (22/8), pengamat pasar uang Farial Anwar
mengatakan pelemahan rupiah sejauh ini sudah diperkirakan oleh pelaku pasar.
Menurut Farial yang menjadi penyebabnya tiada lain adalah semakin tidak
terkendalinya permintaan terhadap dolar AS.
“Permintaan akan dolar AS akhir-akhir ini luar biasa besarnya sementara
suplai sangat terbatas,” katanya. Ketika ditanya pihak-pihak mana saja yang
membutuhkan dolar dalam jumlah besar sehingga menyebabkan ketidakseimbangan
pasar, Farial mengatakan tidak ada satu pun yang bisa menjawab, sekali-pun
Bank Indonesia (BI).
Menurutnya, tembusnya kurs dolar AS ke level Rp 10.000 pagi ini, disebabkan
oleh gabungan permintaan dari Pertamina, kalangan korporasi sampai para
speculator, baik yang bermain di pasar uang maupun pasar modal.

Prilaku Pelaku Pasar
Merosotnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta (BEJ)
beberapa hari terakhir ini, kata Farial, tak lepas dari perilaku pelaku
pasar domestik serta asing. “Mereka (pelaku pasar-red) banyak yang melepas
kepemilikan saham dan menukar rupiah hasil penjualan ke dolar AS.
Farial berpendapat, masyarakat sudah tak bisa lagi menggantungkan harapan
pada Bank Indonesia sebagai otoritas moneter untuk memperkuat kurs rupiah.
“BI tidak bisa berbuat banyak karena memang perdagangan valuta asing di
Indonesia tidak diatur alias liberal. Kita terperangkap oleh pemikiran bahwa
negara yang baik adalah yang serba liberal,” kata dia.
Farial mengkhawatirkan Indonesia akan mengalami krisis mata uang kedua jika
nilai tukar rupiah terhadap dolar tetap tidak terkendali seperti saat ini.
“Bisa-bisa dolar menguat ke level Rp 11.000 atau Rp 12.000,” katanya.
Ekonom Cides Umar Juoro yang dihubungi terpisah mengatakan, pelemahan rupiah
dipastikan akan berpengaruh pada peningkatan inflasi. Dari sisi kebijakan
moneter, BI akan menaikkan BI Rate (tingkat suku bunga BI). Sementara beban
pemerintah dalam membayar obligasi dalam negeri juga akan semakin bertambah
besar.
Sementara itu Bank Indonesia (BI) diketahui telah melakukan intervensi ke
pasar dengan melepas dolar. Rupiah menembus 10.000 per dolar dan
diperdagangkan pada level 10.025 pada sesi perdagangan Senin (22/8). Angka
ini merupakan nilai terendah mata uang rupiah selama 3,5 tahun terakhir.
Selama 10 hari terakhir rupiah mengalami penurunan lebih dari 2 persen.
Seorang pedagang valuta asing menyatakan BI telah melakukan intervensi
dengan menawarkan dolar pada harga 10.010-10.020. (Danang J Murdono/Sigit
Wibowo)

http://www.sinarharapan.co.id/berita/0508/22/sh05.html
---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005




 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
font face=arial size=-1a 
href=http://us.ard.yahoo.com/SIG=12h2hdenh/M=362343.6886682.7839641.1493532/D=groups/S=1705001222:TM/Y=YAHOO/EXP=1124718711/A=2894354/R=0/SIG=11qvf79s7/*http://http://www.globalgiving.com/cb/cidi/c_darfur.html;Help
 Sudanese refugees rebuild their lives through GlobalGiving/a./font
~- 

Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ekonomi-nasional] Privatisation in the UAE (perbandingan pandangan)

2005-08-20 Terurut Topik A_Dharmawan
  Privatisation in the UAE
  http://www.menafn.com/qn_news_story_s.asp?StoryId=103967#top

  Khaleej Times - 20/08/2005


  By Ali Al-Hashimi (Special for KT)

  Privatisation is the involvement of the private sector in providing
services or facilities usually provided by the public sector. Privatisation
is also the process of transferring operations and assets from the public to
the private sector. Privatisation techniques include, amongst other
methods; auctioning, bidding, Initial public offering (IPO) and joint
ventures.


  The purpose of transferring assets from the public sector to the
private sector is derived from several notions. Reducing government's
expenditure and the requirement for fund and management improvement are
among the reasons for undergoing privatisation. In the United Arab Emirates,
Abu Dhabi has recently undertaken steps towards privatising a number of
projects, which, in the past, were within the domain of the government.

  These projects include the Abu Dhabi Power and Water Company and one
of Abu Dhabi's oil companies. However, privatisation in these sectors has
not been initiated for the purpose of increasing capital or to introduce a
new management; rather this issue raises a question about the rational
behind privatising such sectors that were once under the auspices of the
government.

  Privatisation, in the broader sense, was present in the United Arab
Emirates prior to the formation of the federation. Oil projects were being
implemented through joint ventures in which a State government would be a
stakeholder in the venture while a foreign company would hold the remaining
stake for implementing and managing the project. Abu Dhabi was the only
Gulf oil producer to retain foreign partners on a production-sharing basis,
rather than having national oil company acquiring 100 per cent control of
oil operation. The public sector controlled almost all project including
electricity, water, education, health in the UAE.

  This relates to the government's pre-planned strategy to build a solid
infrastructure for the country. Thus, at the time, one would relate the
public sector to the government, which would be considered as the sole owner
and operator of most of the infrastructure-related projects in the Emirates.
Further more, governments supported these utilities by subsidising
electricity and water projects as well as other non-industrial projects such
as those related to agriculture.

  A few Emirates have followed the international trend in privatising
utility projects which were at one point part of the public sector. This was
done mainly by transferring them partly to the private sector. In 1997 Abu
Dhabi formed a privatisation Committee for the Water and Electricity Sector
and in early 1998, the committee called for a comprehensive restructuring,
including the elimination of the state-owned Abu Dhabi Water and Electricity
Department. Privatising electricity and water companies in the Emirate of
Abu Dhabi was a big leap for privatisation in this region; whereby a local
government has taken the first few steps to end decades of the subsidisation
of water and electricity projects.

  In addition, Abu Dhabi has recently carried out a privatisation
programme in the oil industry whereby it diluted its ownership in one of the
oil companies to the public by means of an IPO transaction.

  In a country where the government has the ability to fund projects and
can afford to provide highly experienced management to run the projects; the
reasons behind the privatisation of the utility projects or oil companies
might seem unclear to some. However, as mentioned earlier, the rationale
behind privatisation differs accordingly from one privatised sector to
another.

  Abu Dhabi's privatisation of the electricity and water sector was
driven by the need to reduce government expenditure and eliminate
government subsidies. Currently electricity consumption is heavily
subsidised by up to 75 per cent of the cost for nationals and up to 50 per
cent for non-nationals and businesses. The purpose, however, for
privatising the Aabar oil company in Abu Dhabi was not undertaken to
increase revenue from the IPO transaction because IPO transactions do not
provide additional capital.

  The explicit purpose was to create a securities market. Official
reports state that the UAE is keen on setting up an exchange to absorb
planned privatisation of service sector companies and shares in new
commercial joint ventures... The privatisation of Aabar took the form of an
(IPO) in which the public was offered a stake in the company which would in
turn create a secondary market for the shares in the company.

  Furthermore, the amount of funds generated by the IPO transaction was
seemingly not large; it was approximately one hundred and fifty million
dollars, something that the Abu Dhabi government could have easily provided
without going through the IPO 

RE: [ekonomi-nasional] Kompas: DPR Tetap Ingin Penghasilan Naik

2005-08-18 Terurut Topik A_Dharmawan
Satu hal lagi,...Pemerintah kayaknya sudah Panic...sehingga terlalu banyak
memikirkan Pendapatan negara lewat PAJAK  yang kadang-kadang mengada-ada.

Pendapatan Real negara seharusnya lebih fokus kepada hasil Export,
ketimbang mengutil kembali gaji rakyat yang sudah sangat minim.

Pjaka perlu, tapi harus di design porporsional dengan usaha meningkatkan
Daya Jual negara (export)

/agung

-Original Message-
From: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of A Nizami
Sent: Thursday, August 18, 2005 6:12 AM
To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com; ppiindia@yahoogroups.com; lisi;
sabili
Subject: [ekonomi-nasional] Kompas: DPR Tetap Ingin Penghasilan Naik


Kenaikan harga BBM mungkin bagi sebagian pejabat
negara perlu karena berarti kas negara bertambah dan
gaji mereka bisa naik.

Di sisi lain, rakyat seperti buruh yang UMRnya hanya
Rp 700 ribu di Jakarta dan Rp 300 ribuan di daerah
tentu akan semakin menderita dengan kenaikan
harga-harga barang yang akan menyusul. Ini terjadi
karena UMR mereka tidak naik. Saat ini DPR hanya
memikirkan kenaikan penghasilan mereka sendiri yang
jumlahnya sampai Rp 82 juta lebih per orang per bulan!


DPR Tetap Ingin Penghasilan Naik

Jakarta, Kompas

Pidato Ketua DPR Agung Laksono dalam Rapat Paripurna
DPR, Selasa (16/8), menyiratkan pesan itu. ”Pimpinan
DPR berpendapat tidak tepat bila pemerintah menaikkan
gaji pejabat negara, betapapun kecil persentase yang
direncanakan, mengingat keuangan yang belum
memungkinkan ditambah krisis yang belum juga ditangani
dengan baik.”
Akan tetapi, di bagian lain Agung Laksono menyatakan,
”rencana usulan kenaikan anggaran Dewan dalam
mendukung optimalisasi pelaksanaan fungsi-fungsi
Dewan, kiranya perlu dipahami...”.
DPR beberapa waktu mengusulkan kenaikan anggaran DPR
dalam Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-
KL) 2006. Dalam RKAKL itu, gaji pokok DPR memang tidak
dinaikkan. Namun, DPR menaikkan berbagai tunjangan dan
dana operasional khusus tiap anggota DPR. Dengan
begitu, penghasilan atau take home pay, Ketua DPR
praktis naik dari Rp 40,1 juta menjadi Rp 82,1 juta,
Wakil Ketua DPR menjadi Rp 67,7 juta, dan anggota DPR
dari Rp 28,3 juta menjadi Rp 51,8 juta.

http://www.kompas.com/utama/news/0508/18/060555.htm

Ingin belajar Islam? Mari bergabung milis Media Dakwah
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]



__
Yahoo! Mail
Stay connected, organized, and protected. Take the tour:
http://tour.mail.yahoo.com/mailtour.html




Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED]
Yahoo! Groups Links








---
Incoming mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005

---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005




 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
font face=arial size=-1a 
href=http://us.ard.yahoo.com/SIG=12herq9jj/M=362131.6882500.7825259.1493532/D=groups/S=1705001222:TM/Y=YAHOO/EXP=1124374799/A=2889190/R=0/SIG=10r90krvo/*http://www.thebeehive.org
Put more honey in your pocket. (money matters made easy) Welcome to the Sweet 
Life - brought to you by One Economy/a./font
~- 

Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ekonomi-nasional] Biang Kisruh Dunia beraksi kembali..(Masyarakat Papua Diminta Tidak Terpancing Isu Dukungan Kongres AS)

2005-08-06 Terurut Topik A_Dharmawan
Masyarakat Papua Diminta Tidak Terpancing Isu Dukungan Kongres AS

Jayapura ( Berita ) : Masyarakat Papua diminta tetap tenang dan menahan diri
serta tidak terpancing dengan isu Papua Merdeka yang dukung dan dibahas di
Kongres Amerika Serikat (AS) dan kini telah memanas di Indonesia.

Permintaan itu disampaikan, Anggota DPD asal Provinsi Papua, Tonny Tesar
Banua, ketika dihubungi melalui telepon seluler dari Jakarta kepada Antara
di Jayapura, Sabtu (06/08).

Menurut Tonny, masyarakat Papua sebaiknya tidak terpancing dengan isu Papua
Merdeka, karena hal itu tidak mungkin terjadi bagi rakyat Papua.

Masyarakat Papua merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) yang tidak dapat dipisahkan oleh siapapun, apalagi campur tangan
negara asing.

Dikatakan, berbagai keluhan dari masyarakat tentang pembangunan di Papua
bukan hal yang baru, tetapi perlu disikapi secara baik, agar pembangunan ke
depan lebih menyentuh kepada masyarakat.

Otonomi Khusus (Otsus) merupakan solusi bagi masyarakat Papua untuk
menikmati berbagai hasil pembangunan yang dikerjakan pemerintah, sehingga
cepat atau lambat, akan dirasakan hasilnya.

Tonny mengakui, untuk membangun Provinsi Papua yang luasnya tiga kali pulau
Jawa itu, tidak seperti mimpi dan semudah membalik telapak tangan, tetapi
membutuhkan kerja keras serta dukungan dari seluruh masyarakat Indonesia
yang ada di daerah itu.

Pemerintah AS, sebagai negara Adikuasa sebaiknya tidak mencapuri urusan
dalam negeri Indonesia, karena Papua sudah diakui, sebagai bagian dari NKRI
melalui hasil Pepera Tahun 1963, sehingga tidak perlu dipersoalkan lagi.

Keutuhan dan kedaulatan Negara Indonesia sudah diakui dunia Internasional
mulai dari Sabang-Merauke, sehingga tidak perlu di politisir lagi oleh
negara luar.

Menyinggung tentang tanggal 15 Agustus 2005, rencana aksi Dewan Adat Papua,
mengembalikan/menolak UU Otsus Papua, kata Tonny, mereka harus berpikir
secara arif dan bijaksana, karena ulah oknum tertentu akan merugikan rakyat
banyak.

Rencana Dewan Adat Papua untuk mengembalikan UU Otsus harus dikaji secara
baik, dampak positif dan negatifnya, karena menyangkut kepantingan
masyarakat banyak di Papua,  ujar Tonny.

Masalah Papua bukan masalah biasa-biasa, tetapi harus diseriusi pemerintah
pusat dengan memperhatikan dan melaksanakan secara konsisten UU Otsus Papua
sebagai barometer dalam pelaksanaan pembangunan di provinsi tertimur itu.

Sebagai anggota DPD utusan Provinsi Papua, saya minta kepada pemerintah
pusat, agar konsisten menjalankan UU Otsus Papua, yang kini menjadi masalah
serius dan mendapat tanggapan dari dunia luar. (ant)



---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005




 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
font face=arial size=-1a 
href=http://us.ard.yahoo.com/SIG=12h81rrne/M=362131.6882500.7825259.1493532/D=groups/S=1705001222:TM/Y=YAHOO/EXP=1123341940/A=2889190/R=0/SIG=10r90krvo/*http://www.thebeehive.org
Put more honey in your pocket. (money matters made easy) Welcome to the Sweet 
Life - brought to you by One Economy/a./font
~- 

Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ekonomi-nasional] RUU 2601 Kongres AS

2005-08-05 Terurut Topik A_Dharmawan
Jumat, 05 Agustus 2005
Papua Dimasukan Skenario Global AS untuk Pecah Belah NKRI

Jakarta-RoL-- Munculnya perkembangan Propinsi Papua yang didorong memisahkan
diri dari NKRI yang termaktub dalam draft RUU 2601 di  Kongres AS, tidak
lebih sebagai skenario global Amerika Serikat dan Uni Eropa untuk memecah
belah negara dan menguasai pusat-pusat ekonomi di negera-negara berkembang.

Demikian salah satu analisis yang mencuat dalam dialektika demokrasi
bertajuk Menangkal Manuver Intervensi Amerika Terhadap Papua di Gedung
MPR/DPR , Jumat. Diskusi menghadirkan Ketua Fraksi PDIP DPR Thahjo Kumolo,
Yorrys Raweyai dari Fraksi Golkar DPR asal Papua dan pengamat politik
Kusnanto Anggoro dari CSIS. Papua sebagai wilayah yang memiliki potensi
minyak, emas, uranium, kayu dan sebagainya sehingga memicu pihak lain untuk
menguasainya.

Namun Indonesia tidak perlu reaktif berlebihan merespon manuver anggota
Kongres AS tersebut karena yang dibutuhkan adalah diplomasi agar Papua yang
secara yuridis sebagai bagian dari NKRI itu tidak lepas dari NKRI.Tjahjo
Kumolo menyatakan, khawatir meski pemerintah AS mendukung keutuhan NKRI dan
memliki hak veto untuk menolak atau menerima RUU 2601 Kongres AS tersebut.
Namun mencermati dominasi AS di Asia Pasifik, di mana Indonesia sedang
menyelesaikan Aceh dan Selat Malaka, maka sikap Kongres AS tersebut harus
diwaspadai.

Reaksi Presiden Susilo bambang Yudhoyono ketika berada di China juga mesti
disambut positif dengan rasa penyesalannya pada Kongres AS itu.Selama ini
setiap presiden (RI, red) berkunjung ke China, AS selalu bersikap tidak
baik, katanya.Tjahyo Kumolo mengungkapkan, ada benang merah atau kaitan
antara Papua dengan Amerika Serikat, PBB, dan Australia. Ada beberapa warga
Papua yang melakukan hubungan intensif dengan anggota Kongres AS.

Karena itu, DPR mesti bersikap waspada agar Amerika memahami masalah Papua
sebagai bagian dari NKRI dan itu sudah final. Kalau tidak direspons serius
intervensi AS tersebut bisa berakibat serius bagi NKRI, katanya. Ditambah
lagi dengan demo-demo yang sepertinya sudah disiapkan secara sistematis di
Papua. Misalnya pada tanggal 68 (Mengevaluasi Otsus),  9  Agustus (hari
bumi) dan 11 Agustus 2005 ini melakukan aksi damai di seluruh Papua untuk
evaluasi otonomi khusus.

Jadi,kalau berani kita harus putuskan hubungan diplomatik dengan
AS,katanya.Kusnanto Anggoro sependapat jika intervensi AS ini tidak lepas
dari skenario global Amerika Serikat, Uni Eropa dan Australia untuk mencapai
tujuan ekonominya. Karena itu, dalam setiap intervensi ke negara lain,
seperti di Uni Soviet, AS selalu mengusung slogan HAM, demokrasi,dan
lingkungan hidup.

Hanya saja Kusnanto meminta masyarakat dan pemerintah tidak emosional karena
yang dibutuhkan adalah diplomasi dan keseriusan pemerintah dalam
mengimplemntasikan otonomi khusus Papua.Dari pengamalan politik selama ini,
langkah-langkah Kongres AS biasanya gagal. Tapi, kita tetap tidak boleh
menganggap remeh karena masalah Papua adalah masalah domestik dan itu
terkait erat dengan Freeport dan Papua sendiri yang mengandung potensi
ekonomi sangat besar, katanya.

Namun Yorrys meminta pemerintah dan masyarakat tidak emosional karena sikap
Kongres AS itu biasa saja, di mana setiap tahun Kongres AS itu selalu
mengajukan RUU dan dalam RUU 2601 itu terdapat klausul peninjauan otonomi
khusus. Jadi, yang dipikirkan oleh pemerintah adalah keseriusan realisasi
otonomi khusus, yang diterapkan sejak 2003, dan sejak Desember 2004 sudah
dibahas oleh Komisi I DPR. Yang penting sekarang ini solusi dan konkretnya
pelaksanaan Otsus itu sendiri, katanya.

Sementara itu, Ketua Umum MKGR Priyo Budisantoso menegaskankan pihaknya
menolak intervensi Amerika Serikat dan tetap mendukung penuh bahwa Papua
sebagai bagian dari NKRI.Kita tolak intervensi asing ke dalam Papua, dan
mendukung sepenuhnya usaha pemerintah untuk menyelesaikan masalah Papua
sebagai bagian dari NKRI, kata anggota DPR  dari Golkar itu.





---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005




 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
font face=arial size=-1a 
href=http://us.ard.yahoo.com/SIG=12h9ecq3s/M=362343.6886682.7839641.1493532/D=groups/S=1705001222:TM/Y=YAHOO/EXP=1123308843/A=2894352/R=0/SIG=11fdoufgv/*http://www.globalgiving.com/cb/cidi/tsun.html;Help
 tsunami villages rebuild at GlobalGiving. The real work starts now/a./font
~- 

Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




RE: [ekonomi-nasional] OOT: Mantan Perwira AL : Omong Kosong Filosofi TNI Membela Rakyat

2005-07-26 Terurut Topik A_Dharmawan
Ini akibat Salah Kaprah dengan konsep Rumah Dinas !.

Yang terjadi dilapangan...Rumah Dinas Pejabat Pemerintahan /BUMN sering
disamakan dengan Rumah Cicilan untuk Pensiun ??

/ad

-Original Message-
From: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Musjaffa' Maimun
Sent: Wednesday, July 27, 2005 8:24 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [ekonomi-nasional] OOT: Mantan Perwira AL : Omong Kosong
Filosofi TNI Membela Rakyat


Mantan Perwira AL : Omong Kosong Filosofi TNI Membela Rakyat
Selasa, 26 Juli 2005 | 23:44 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Enam belas rumah dinas flat mantan perwira TNI
Angkatan Laut di Jalan Farmasi Pejompongan, Jakarta semalam tampak gelap
gulita. Karena sejak pukul sembilan pagi diputus paksa petugas lantamal
II Jakarta. Beberapa poster tampak menghiasi pagar rumah. Diantaranya
sebuah poster di pagar rumah Almarhum Kolonel Anwar Syah berbunyi Suami
kami tertidur lelap di Kalibata, tetapi kami isterinya menderita. Sakit
sekali hati ini diperlakukan semena-mena.

Beberapa remaja terlihat mencoret-coret jalan aspal dengan pilox putih
isinya kata-kata kekecewaan terhadap tindakan aparat Lantamal. Kami tak
akan menyerah dengan perlakuan semena-mena ini.

Akibat aliran listrik diputus, beberapa keluarga penghuni flat itu
mengaku tidak sempat mandi. Sebab aliran air perusahaan air minum (PAM)
diputus juga. Beruntung bagi Laksamana Pertama (purnawirawan) dokter
Frits A. Kakialatu MD, mantan dokter kepresiden di era Soeharto itu bisa
mandi. Karena ada tetangga di sekitar itu yang memberi aliran listrik
dengan kabel sepanjang 20 meter untuk menyalakan mesin pompa air. Malam
itu kabel tampak digilir dari rumah ke rumah.

Rabu ini (27/7) rencananya Frits dan beberapa pensiunan akan menghadap
KSAL dan mendatangi PLN untuk memprotes pemutusan aliran listrik
tersebut. Saya juga akan lapor polisi. Karena sekering dicopot juga
kabel-kabel itu pencurian namanya,kata Frits geram. Menurut Frits, jika
dirinya dan para perwira lain diperlakukan semena-mena apalagi anggota
masyarakat biasa. Omong kosong filosofi TNI membela rakyat,kata Frits
berapi-api.

Dokter Iwan Yusuf, perwira sekaligus Ketua RT setempat membantah
keterangan Komandan Lantamal, bahwa pihak Lantamal menawari ganti rugi
Rp 25 juta kepada setiap keluarga. Walaupun ada tawaran seperti itu
sifatnya informal, yang dilakukan oleh utusan Lantamal kepada warakuwi
(janda),katanya.

Ajat Sudrajat



[Non-text portions of this message have been removed]



Bantu Aceh! Klik:
http://www.pusatkrisisaceh.or.id
Yahoo! Groups Links







---
Incoming mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005

---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005




Bantu Aceh! Klik:
http://www.pusatkrisisaceh.or.id 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ekonomi-nasional] Amerika Ternyata juga tidak siap untuk Free Trade Free market

2005-07-16 Terurut Topik A_Dharmawan
China oil bid tests US free market rhetoric
By Emad Mekay

WASHINGTON - An unsolicited bid by the Chinese National Offshore Oil Co
(CNOOC) to buy Unocal, a US oil company, has put Washington's free market
rhetoric to the test, with disappointing results, some analysts say.

The global economic rules set by the victors of World War II have generally
encouraged investors, typically from rich nations, to bid for companies in
other industrialized countries or in poor nations in the name of open market
and economic growth. US acquisitions of assets abroad were a record US$855.5
billion in 2004, up from $328.4 billion in 2003. US-owned assets abroad
totalled $9 trillion at the end of 2004, according to the US Bureau of
Economic Analysis.

But the CNOOC uproar demonstrates what happens on the rare occasion when a
company from the developing world bids for one in the North. Even though the
Chinese company has appeared to play by the rules set by Wall Street, the US
Congress quickly recoiled into a defensive posture, calling the bid a threat
to national security and urging the Bush administration to quash CNOOC's
bid.

From a public policy point of view, the bid raises serious national
security issues as energy is a national security asset under any reasonable
definition, said Michael R Wessel, a commissioner with US-China Economic
Security and Trade Commission, an advisory group to the US Congress on
relations with China. CNOOC is a state-controlled company. It is not a
free-market enterprise, he argued. Wessel said there is a strong chance
that at a time of spiraling energy demand and limited supplies, a
state-controlled entity could purchase a company and then restrict access
to other nations and other consumers of that asset.

The Bush administration, which will have the final say on the security
issue, has been silent on the issue thus far. But Congress has been less
hesitant. Two weeks ago, dozens of members of Congress sent a letter to the
Treasury Department requesting a review by its Committee on Foreign
Investment of CNOOC's $18.5 billion bid to buy Unocal, which topped the
$16.5 billion bid by US oil giant Chevron. The congressional group,
spearheaded by representatives from Texas and Louisiana, major oil-producing
states, had warned that China's aggressive strategy to increase its energy
sources could hurt the US because CNOOC was 70% owned by the Chinese
government.

China responded by warning the US Congress to stop politicizing economic
and trade issues. CNOOC's chairman, Fu Chengyu, pointed out that Unocal
accounts for just 1% of the total US oil and gas production, an amount that
could not possibly pose a threat to US national security. The Chinese
company also pledged to sell oil produced by Unocal inside the United
States. On July 14, news reports indicated that CNOOC planned to raise its
bid by paying an additional $2.5 billion into an escrow account, to further
address the concerns of the Unocal board that any deal could be delayed or
blocked on national security grounds.

None of this has appeased the critics of the deal. China has entered into
special arrangements with Sudan, with Iran and with other nations where it
wants to own oil and other energy assets at the wellhead, said Wessel. It
is not looking long term to compete in the free market for energy assets
like the US and other nations. So that raises serious concerns even if one
did not have a concern about the 1.75 billion barrels of oil and gas
equivalent energy that Unocal has. This is a seminal transaction that sets a
precedent for future debates.

But Todd Malan, executive director of the Organization for International
Investment (OFII), which represents foreign investments in the United
States, said a move by Congress to block the deal outright would send a
message that US rhetoric about open investment rules is a one-way street.

This policy of openness has came to be known as the Washington Consensus,
which forms the basis of the ideology governing most of the world economy
and its patrons from international institutions, like the World Bank and the
International Monetary Fund (IMF). But even the World Bank, viewed by some
as an instrument of US foreign policy, has gently said it was natural for
China to seek to acquire foreign assets, including in the United States.
China has reached a stage of development in which it makes sense for some
of its companies to go global and invest worldwide, said David Dollar, the
World Bank's country director in China. As a US citizen, I think it is a
good thing that Chinese companies are investing in the US, just as US
companies have done in China for decades now.

Dollar said that aside from the economic benefits, such cross-investment
means that each country has a greater interest in seeing the other's economy
do well, encouraging governments to work together to maintain an open
trading system and to coordinate their macroeconomic policies. Integration
between China and the US requires some 

[ekonomi-nasional] Mat Solar In action...

2005-07-15 Terurut Topik A_Dharmawan
MAFIA SOLAR BERMAIN INDUSTRI KELIMPUNGAN |Pasokan tersendat-sendat


- JAKARTA - Kemelut bahan Bakar Minyak (BBM) terus berlanjut. Kali
ini,kalangan industri kelimpungan (kalang kabut) karena pasokan solar dari
Pertamina tersendat-sendat. Ironisnya, sejumlah oknum berani menjamin
pasokan bisa
datang lebih cepat, asal industri mau menebus dengan harga lebih mahal dari
biasanya. Ini menguatkan dugaan ada mafia bermain soal kelangkaan solar
tersebut.

Pasokan biasanya datang tepat waktu sesuai pesanan. Tapi belakangan ini agak
tersendat-sendat, kata Aziz Pane, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Ban
Indonesia (APBI) kepada Pos Kota, Kamis (14/7). Kalau pasokan bahan bakar
ini terus tersendat-sendat, ia mengaku khawatir bakal menganggu jalannya
kegiatan produksi ban kendaraan. Perusahaan ban bisa-bisa tidak produksi,
ucapnya.

Dia mensinyalir tersendatnya pasokan solar ini bisa saja karena permainan
mafia atau kemungkinan juga terkait dengan rencana pemerintah menaikkan
harga BBM untuk industri. Kabarnya pemerintah mau mencabut subsidi sehingga
harga BBM untuk industri akan dilepas dengan harga pasar, tandasnya.

Jadi ke depan, harga BBM untuk industri akan diberlakukan serupa dengan
industri yang berorientasi ekspor seperti pertambangan, perminyakan,
perkapalan dan sebagainya.





---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005




Bantu Aceh! Klik:
http://www.pusatkrisisaceh.or.id 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ekonomi-nasional] What drives the UAE's growth?

2005-07-14 Terurut Topik A_Dharmawan
What drives the UAE's growth?
The UAE was one of the star performers of the Middle East in 2004. Like most
of the region the country has benefited from high oil prices, but unlike
many of its neighbours the UAE is much more than just oil and gas. We look
at the key drivers of the UAE's growth.
Sunday, December 12 - 2004

We estimate that the economy grew by 8% in real terms this year. Like the
rest of the region the United Arab Emirates (UAE) has benefited from high
oil prices, low interest rates and repatriated investment flows. However
unlike many of its neighbours, these factors have been amplified by a
booming private sector. Despite receiving a record USD 30bn in oil revenues
this year, the oil sector is still likely to account for less than a third
of the UAE's GDP. Indeed the UAE offers a useful example of how to develop a
thriving and dynamic private sector alongside a large oil sector. Twenty
years ago the oil sector accounted for 65% of the UAE's GDP.

We would identify three key factors that have enabled the Emirates to
diversify and that will continue to provide an underlying economic
resilience:

1. Political and economic devolution
2. Infrastructure investment
3. Liberal trade, business and labour laws

The UAE is a loose but supportive federation of seven emirates with each of
the seven emirates retaining considerable autonomy over political, economic
and financial affairs. This has enabled a variety of different economic
policies to be pursued by individual states. Hence whilst Abu Dhabi has
focused on developing its extensive energy resources - it holds over 90% of
the UAE's oil reserves - the other emirates have sought other economic
drivers as their own oil reserves have dwindled.

Trade has become Dubai's staple, with the Emirate reexporting over USD 10bn
annually, while Sharjah has focused on light manufacturing. Successful
strategies are copied in the other emirates and the resulting increase in
competition deepens the market and allows the spread of best practice. There
are three major airlines now operating from the UAE, which will increase
competition, lower prices and also on a country level cement the UAE's
position as an important transportation hub.

This process has been supported by the UAE's heavy investment in
infrastructure, principally in Dubai. World class airports and naval ports
have been built. Over twenty million people passed through the UAE's
airports in 2003. Dubai's ports witnessed a throughput of 41m container
tonnes last year. Investment has continued to improve and enlarge these
facilities. Dubai is undergoing an AED 5.2bn airport expansion and Jebel
Ali, the UAE's principal port, is expanding.

However heavy infrastructure investment can often be counter productive.
Large unused state-led projects frequently are left empty and unused in the
developing and developed world. Indeed many expected Jebel Ali to be an
expensive failure when it was first built in 1979. What has been critical in
the emirates' success has been the adoption of a liberal business
environment alongside government investment that encourages private sector
development.

For example an open skies policy has led to over a 100 airlines connecting
through Dubai airport. But it has been the establishment of 'free zones'
that has led to the UAE, and in particular Dubai, to be used increasingly as
a business hub for the region. These zones grant 100% foreign ownership and
exemption from taxes, tarrifs and local regulations. Jebel Ali free zone
alone is home to over 2200 companies from over 100 countries, including many
European and American blue chip companies. Dubai has been at the forefront
of this policy and has moved into creating dedicated industrial or service
zones in an effort to attract clusters of leading companies within targeted
sectors. Dubai International Financial Centre is its latest and most
ambitious project, which the emirate hopes will support the development of a
regional capital market.

In a region that is amongst the most expensive and time consuming to start a
business, the UAE's free zones are attractive propositions. As a result over
the last twenty years the UAE has become the leading business and trading
hub in the Middle East. This means that when the region booms, the UAE booms
even more so. This process can be visibly seen in the country's real estate
sector. Although construction and real estate investment have picked up
across the Middle East over the last two years, its Dubai that has seen the
most activity. Investment into Dubai's real estate sector is currently
running at over 20% of the emirate's GDP. The recent IPO of Abu Dhabi based
Addar properties, which was over 400 times oversubscribed, shows that this
boom has further to go.

However the UAE's undoubted economic strengths do not mean that it can
ignore economic reality. If oil prices fall, and the region slows, the UAE
is likely to slow as well. The oil sector may account for less than a third
of GDP, 

[ekonomi-nasional] Radio SANYO ku sayang.....

2005-07-02 Terurut Topik A_Dharmawan
Sanyo Tinggalkan Indonesia


JAKARTA - Satu lagi perusahaan PMA (penanaman modal asing) hengkang dari
Indonesia. Setelah Mei lalu Mitsubishi Motors resmi menghentikan kegiatan
produksinya di sini, kini giliran Sanyo Electric yang siap menutup pabrik
dan mem-PHK ribuan karyawannya.

Merespons kabar kurang menggembirakan itu, pemerintah menyatakan akan
berusaha dengan segala cara mempertahankan investasi Sanyo Electric.
Prospek usaha Sanyo di Indonesia masih cukup baik, karena dengan kebutuhan
ekonomi yang meningkat, membuat daya beli Indonesia tinggi, kata Budhi
Dharmadi, Dirjen Industri Alat Transportasi dan Telematika Departemen
Perindustrian.

Kabar mengenai rencana penutupan pabrik Sanyo di Indonesia tersebut dirilis
kantor berita AFP kemarin. Mengutip berita yang dimuat di media Jepang Nihon
Keizai Shimbun, rencana penutupan pabrik Sanyo itu terkait dengan
memburuknya kinerja perusahaan tersebut di Jepang. Bukan hanya pabrik yang
di Indonesia, beberapa pabrik Sanyo di luar negeri, seperti di China, juga
akan ditutup.

Setelah penutupan pabrik-pabrik itu, Sanyo akan fokus dalam industri yang
berhubungan dengan energi serta elektronik digital.
Saat dikonfirmasi mengenai rencana penutupan pabrik Sanyo itu, Dirjen
Industri Alat Transportasi dan Telematika Departemen Perindustrian Budhi
Dharmadi mengaku terkejut. Mereka masih memproduksi televisi di kawasan
Cikarang serta kamera digital di Jalan Raya Bogor. Rencananya, Sanyo malah
menambah produksi dari empat juta unit per tahun menjadi enam juta unit per
tahun, ujarnya.

Meski demikian, Budhi menjelaskan bahwa pemerintah akan melakukan berbagai
upaya yang dianggap perlu untuk mempertahankan investasi Sanyo di Indonesia.
Prospek usaha Sanyo di Indonesia masih cukup baik. Sebab, kebutuhan ekonomi
yang meningkat membuat daya beli Indonesia tinggi, jelasnya.

Dia mengungkapkan, saat ini kondisi infrastruktur di Indonesia termasuk
paling lengkap. Kita memiliki potensi untuk bisa menjadi basis elektronika
di ASEAN, tegasnya.

Di tempat terpisah, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Muhammad
Lutfi mengaku belum mengetahui pasti rencana Sanyo Electric yang akan
menutup pabriknya di Indonesia itu. Dia menyatakan masih akan meng-cross
check laporan tersebut. Salah satunya, akan meminta penjelasan dari Menteri
Perindustrian Andung A. Nitimihardja.

Saya masih mengecek (informasi) itu. Saya sudah meminta waktu ke Pak Andung
untuk bertemu terkait hal tersebut. Mungkin baru Senin pekan depan semua
informasi tentang rencana Sanyo tersebut bisa saya jelaskan, ungkap Lutfi
yang dimintai konfirmasi koran ini kemarin malam.

Menurut dia, tradisi perusahaan Jepang, biasanya sebelum mengambil
keputusan, mereka sudah punya perhitungan ke depan. Lutfi menilai, jika
benar-benar akan dilakukan, langkah Sanyo tersebut tak lebih karena terkait
masalah investasi global perusahaan itu.

Sebelumnya, produsen otomotif Mitsubishi menghentikan salah satu produknya
di Indonesia karena kalah bersaing. Namun, Lutfi menolak bahwa rencana Sanyo
dan keputusan Mutsibishi sebelumnya tersebut disebabkan buruknya iklim
investasi di Indonesia saat ini.

Dia mengatakan, dalam strategi yang diambil perusahaan global yang
berinvestasi, ada tiga hal yang saling terkait. Yakni, pasar, biaya (cost),
dan tempat yang cocok. Jadi, bisa saja yang dihadapi karena market-nya
(pasar) yang tidak bagus. Mitsubishi kan karena kalah bersaing dengan produk
perusahaan lain yang juga jualan di Indonesia, paparnya.

Terkait rencana Sanyo tersebut, Lutfi mengatakan, itu akan dijadikan catatan
dari BKPM. Paling tidak, paparnya, BKPM akan mengenali masalah-masalah yang
sedang dihadapi perusahaan elektronik tersebut. Lutfi mengatakan telah
meminta salah satu deputinya untuk mengetahui lebih detail yang dihadapi
pabrik Sanyo di Indonesia.

Sementara itu, pengamat ekonomi UGM Sri Adiningsih ketika dihubungi koran
ini kemarin malam mengatakan, masalah relokasi ini memang tantangan serius
bagi Indonesia. Karena itu, sarannya, Indonesia bisa mencontoh beberapa
negara lain yang selama ini sukses menciptakan iklim investasi yang
kondusif.

Sri Adiningsih mencontohkan Jepang dan Korea Selatan dalam upaya mendorong
dan menciptakan investasi yang kondusif dan kompetitif. Kedua negara
tersebut dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan arah kebijakan investasi
di Indonesia, terangnya.

Dia menambahkan, persoalan pokok yang menjadi perhatian utama kedua negara
tersebut di bidang investasi adalah terkait dengan insentif investasi dan
kelembagaan. Dia mencontohkan Jepang yang memberikan insentif baik dalam
bentuk umum, misalnya, pengurangan pajak, maupun bentuk khusus seperti
penjaminan atas utang dan penyediaan berbunga rendah.

Sedangkan untuk kelembagaan, dia mencontohkan Korea Selatan. Negeri Ginseng
itu terus berusaha menarik investasi ke negaranya dengan cara membenahi
kelembagaan serta regulasi yang ada. Tujuannya, mempermudah kepentingan
investor asing dan calon investor asing. (yun)


---
Outgoing mail is certified 

[ekonomi-nasional] Pemborosan Industri Politik

2005-06-22 Terurut Topik A_Dharmawan
Muhammad Ismail Yusanto: Pilkadal Sebuah Pemborosan Industri Politik
Publikasi: 21/06/2005 08:36 WIB

eramuslim - Pemilihan Kepala Daerah Langsung (pilkadal) awal Juni ini telah
menyedot perhatian rakyat papa, pengusaha, penguasa baru dan lama, juga
media massa. Miliaran rupiah digelontorkan untuk menjadi penguasa kota,
kabupaten maupun provinsi.

Kita belum tahu pasti apakah dengan Pilkadal ini kehidupan masyarakat
setempat akan lebih baik. Publik juga tidak tahu apakah dengan Pilkadal ini
kesehatan dan pendidikan anak-anak kaum miskin bisa gratis. Para pengamat,
akademisi dan birokrat juga tidak bisa memprediksi apakah dengan Pilkadal
ini kesejahteraan dan kemakmuran akan dinikmati. Dan kita juga tidak tahu
apakah dengan plkadal ini korupsi di daerah bisa dihabisi ?

Asal tahu saja, anggaran setiap pasangan calon kepala daerah minimal Rp
4.000.000.000.000,00 (empat milyar rupiah ). Angka tersebut bukanlah angka
yang kecil untuk ukuran ekonomi orang Indonesia. Uang sebanyak itu bisa
digunakan untuk membangun kampus/perguruan tinggi, madrasah/sekolah megah
nan indah, bea siswa bagi anak-anak putus sekolah dan biaya kesehatan yang
tidak murah.

Untuk mengetahui lebih lanjut, Juru Bicara Hizbut Tahrir (HT) Indonesia
Muhammad Ismail Yusanto menuturkan berbagai hal problematika, ekses dan
implikasi Pilkadal kepada eramuslim.com. Berikut petikannya:

Bulan Juni ini, sejumlah daerah tingkat II dan I di Tanah Air sedang
gegap-gempita menggelar pemilihan kepala daerah lansung (pilkadal). Ada
evaluasi dari Anda tentang pilkadal ini?

Kita harus melihat dari konteks yang luas. Ini sebenarnya kan bagian dari
sub sistem dari sistem politik yang ada. Saya kira harus dikritisi dulu
Pilkadal ini bekerja dalam sistem apa? Dalam ideologi apa? Itu saya kira
yang harus dikaji dulu. Bahwa otonomi itu melahirkan berjuta kemungkinan,
itu betul. Tapi saya kira kita tidak boleh lepas dari konteks global ini.
Maka, yang penting dalam Pilkadal ini bagaimana kita mengedukasi masyarakat
bisa menggunakannya dengan benar.

Lalu partai politik (parpol) juga harus bekerja dengan benar. Karena itu,
jangan kemudian calon yang diajukan mereka yang beruang semata. Peluang
otonomi daerah juga harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk menegakkan
Syari'ah Islam. Di Bulukumba, Sulawesi Selatan, misalnya, ada best practise
di sana. Zakat bisa menaikan PAD sampai 10 kali lipat. Lalu dengan Perda
larangan minuman keras (miras) bisa menurunkan kejahatan sampai 85%.
Pilkadal harus mengarah ke situ.

Kita lihat dalam proses Pilkadal ini menguras milyaran uang dari
calon-calonnya. Padahal uang itu kalau diakumulasikan bisa untuk membangun
sekolahan, perguruan tinggi atau bea siswa anak tak mampu? Apa ini nanti
tidak akan menjadi peluang untuk balas dendam dari calon terpilih untuk
mengembalikan modalnya itu?

Maka nanti yang menang itu para kapitalis lagi dalam demokrasi. Pilkadal itu
hanya sebagian dari industri politik. Jadi ada industri budaya, industri
pendidikan. Sekarang ini (Pilkadal) industri politik. Industri politik itu
yang berbicara cost and benefit. Cost and benefit dalam industri politik itu
akan memakan korban yang sangat besar karena dia berbicara rakyat
keseluruhan. Kalau industri hiburan hanya mereka yang menikmati, yang tidak
menikmati tidak kena. Industri pendidikan, mereka yang sekolah yang jadi
korban. Industri makanan, mereka yang jadi korban yang makan. Kalau
Pilkadal, yang kena semua.

Jadi ini berpeluang besar merugikan umat Islam?

Saya tidak bilang pasti merugikan. Tapi, bila syarat-syarat dasar tadi
dilupakan jelas sekali merugikan.

Hitungan-hitungan rill, biaya Pilkadal ini cukup besar dan dapat untuk
menghidupkan sektor riil bidang ekonomi dan pendidikan. Bukankah ini
seharusnya yang lebih penting?

Iya. Kalau saya praktis saja. Presiden terpilih memilih kepala daerah.

Praktek demikian lebih hemat, ya?

Iya. Cara seperti ini kayak sistem khalifah. Jadi kita hanya fokus di
pemilihan presiden. Walaupun itu juga tidak jaminan juga. Karena kita bicara
soal sistem juga. Sistemnya itu tidak ada hubungannya bicara soal dipilih
langsung atau tidak langsung. Jadi seharusnya kita mengganti sistemnya dan
orangnya agar tunduk pada sistem yang Islami. Sebab, Pilkadal ini sebuah
pemborosan yang luar biasa. Bayangkan, dalam lima tahun kita melakukan 7
kali nyoblos. Yakni, presiden dua kali nyoblos, lalu gubernur, dan bupati,
lalu legislatif tingkat Pusat, tingkat I dan tingkat II. Jadi ini biayanya
besar sekali. Akibatnya apa? Pembangunan di daerah berhenti karena
terkonsentrasi pada Pilkadal. Ini konsekuensi dari Pilkadal. Bayangkan kalau
nanti rakyat di situ pada pemilihan gubernur. Kalau dua putaran berarti
nanti dia nyoblos empat kali. Yang duanya milih bupati atau wali kota. Ini
pemborosan-pemborosan.

Apa perlu aturan baru untuk menghindari mafsadat (kerusakan) atau madharat
(bahaya)ini?

Oh, iya. Sebaiknya mereka itu dipilih oleh presiden. Atau dalam Islamnya
dipilih oleh khalifah.

Bukan ditunjuk gubernur yang merupakan 

[ekonomi-nasional] Dual Citizenship...dimana Plus/Minus nya dari sudut Ekonomi ??

2005-06-18 Terurut Topik A_Dharmawan
  India approves dual citizenship

  BY RASMI SHIVRAM WITH AGENCIES

  NEW DELHI: The Indian government on Thursday announced a decision to
confer dual citizenship to all Indians settled abroad, provided the
countries where they live allow them to do so.

  The facility will be available on a reciprocal basis to Indian origin
citizens of those countries which already offer dual citizenship in some
form or the other.

  The government will also issue smart cards to non-resident Indians
(NRIs) that will act as an all-purpose document that will facilitate their
identification and travel to and from India.

  Dual citizenship means those Indians who are citizens of the countries
where they are settled will be eligible for Indian citizenship also.

  Apart from other facilities, a person holding dual citizenship does
not need a visa to visit India. However, he or she will not have voting
rights and cannot hold constitutional positions.

  The decisions were taken at a meeting of the union cabinet presided
over by Prime Minister Manmohan Singh and meant fulfilment of the assurance
given to overseas Indians by him during the third Bharatiya Pravasi Diwas
(Overseas Indians' conference) in Mumbai in January this year.

  In May 2003, the then prime minister Atal Bihari Vajpayee's government
had amended the Citizenship Act, 1955, to provide dual citizenship to
Indians in 16 countries -- Australia, Canada, Finland, Ireland, Italy, the
Netherlands, Israel, New Zealand, Cyprus, Sweden, Switzerland, France,
Greece, Portugal, the UK and the US. Thursday's decision sought to extend
the facility to all Indians settled abroad.

  Finance Minister P. Chidambaram told mediapersons that the cabinet
also decided to issue smart cards to registered overseas citizens.

  The cabinet gave its approval for amendment of relevant acts to
provide for giving benefit to all persons of Indian origin, their children
and grand children, who migrated from India to countries other than Pakistan
and Bangladesh after Jan.26, 1950 (when India became republic) or were
eligible to become Indian citizen on this date or belonged to the
territories, which became part of India after Aug.15, 1947 (when India
became independent) to acquire overseas citizenship of India as long as
their home countries allow dual citizenshp in some form or the other.

  The cabinet has also decided to allow fascimile editions of foreign
newspapers.

  Print

---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005


[Non-text portions of this message have been removed]



Bantu Aceh! Klik:
http://www.pusatkrisisaceh.or.id 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ekonomi-nasional] APBN Devisit Itu Direkayasa untuk Jual Aset Negara

2005-06-18 Terurut Topik A_Dharmawan
Revrisond Baswir: APBN Devisit Itu Direkayasa untuk Jual Aset Negara
Publikasi: 17/06/2005 11:17 WIB

eramuslim - Sudah menjadi kisah sedih tentang penjualan (privatisasi)
aset-aset negara ke pihak swasta (terutama asing) di negeri ini. Tak ada
untung yang dapat dinikmati oleh sebagian besar rakyat Indonesia. Tapi
negara ini justru rugi alias buntung.

Lalu kenapa Pemerintah saat ini, yang konon pro rakyat- begitu murah dan
mudah mengobral kekayaan bangsa. Siapa yang enak dan diinjak? Pengamat
ekonomi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Revrisond Baswir
kepada eramuslim.com menuturkan di balik privatisasi itu.

Ia mengaku marah atas penjualan aset-aset negara itu dan menilai bangsa ini
sebagai bangsa yang tidak begitu peduli terhadap masalah privatisasi.
Padahal masalah ini adalah bentuk penjajahan era modern. Berikut petikannya:

Apa Komentar Anda terkait rencana Pemerintah memprivatisasi beberapa Badan
Usaha Milik Negara (BUMN), sebut saja misalnya, Perusahaan Gas Negara (PGN)
dan Bank BUMN?

Menurut saya privatisasi itu bertentangan dengan konstitusi. Seharusnya
pemerintah sekarang mengoreksi kebijakan pemerintahan yang kemarin. Karena
hal itu tercantum dalam UU APBN. Sekarang ada peluang untuk mengoreksi itu
(privatisasi) melalui penyusunan APBN Perubahan. Kalau mereka mau mengoreksi
itu, maka kewajiban Pemerintah (untuk memprivatisasi) tidak sekarang.

Kenapa pemerintah mengulangi kesalahan masa lalu?

Saya kira itu tadi, karena ada kontrak-kontrak dengan lembaga-lembaga
keuangan internasional, seperti International Monetery Fund (IMF), Word
Bank, Asia Development Bank (ADB), yang memang saat melakukan peminjaman itu
mensyaratkan harus ada privatisasi. Itulah yang sering kali saya sebut
sebagai intervensi asing, atau kita masih dijajah.

Bukankah kerja sama Indonesia dengan IMF sudah putus?

Belum selesai. Kontrak itu diganti saja. Yakni diganti dengan Post Program
Monitoring. Kontrak itu baru berakhir pada 2007.

Apa kontrak ini tidak bisa kita putus sendiri saat ini, misalnya?

Ya bisa saja. Tapi ada syaratnya. Syaratnya kita harus melunasi utang kita.
Utang kita sekitar 6-7 miliar dollar AS. Kalau pemerintah mau, dan itu
uangnya ada. Uang yang dipinjam dari IMF itu belum boleh dipakai. Disimpan
saja dulu di Bank Indonesia (BI), itu ceritanya. Kalau uang yang ada di BI
dikembalikan, kita tidak punya urusan apa-apa lagi dengan mereka.

Mungkin Anda bisa melihat, kenapa Pemerintah SBY dan DPR tidak mau menempuh
cara itu? Katanya SBY pro-rakyat.

Saya kira begini. Harus dibedakan SBY secara pribadi dengan pemerintahannya.
Kalau kita melihat pemerintahan SBY, kita lihat menteri-menterinya. Saya
kira menteri-menteri tim ekonominya sebagian besar pro pada IMF.

Apakah dalam soal rencana privatisasi ini ada perbedaan kepentingan antara
Pak SBY dan Pak Kalla?

Saya kira begini, di akhir-akhir ini dalam soal privatisasi Pak Jusuf Kalla
agak menolak. Yang justru keras mendorong privatisasi Menko Perekonomiannya
dan Menteri Keuangan.

Lalu kenapa yang dijual justru BUMN yang sehat?

Ya memang harus begitu dong. Mana mau pihak swasta membeli yang rusak, yang
rugi. Makanya soal privatisasi ini tidak ada hubungannya dengan penyehatan
BUMN. Karena yang dijual justru yang sehat. Privatisasi itu adalah untuk
memindahkan kepemilikan BUMN dari pemerintah ke tangan swasta. Nah, itu
bagian dari syarat utang-piutang kita dengan IMF dan lembaga-lembaga
kreditur.

Dalam penawaran BUMN ini, sebaiknya kepada pihak dalam negeri atau asing?

Kedua-duanya harus diberi kesempatan yang sama.

Penawaran itu melalui strategic sale atau pasar modal?

Bisa melalai strategic sale, bisa melalui pasar modal.

Adakah keuntungan besar dari privatisasi itu ?

Saya menolak. Di sini tidak ada baiknya. Apapun bentuk model penjualannya.

Lalu apa langkah Anda dengan rencana privatisasi ini ?

Bagi saya tidak perlu lagi ada privatisasi. (Masalahnya) privatisasi itu
sudah ada undang-undangnya dalam UU BUMN. Saya keras menolak UU BUMN itu,
dan harus direvisi.

Kapan revisi atau uji materiil itu dilakukan?

Yang sudah dilakukan itu uji materiil UU Kelistrikan, UU Migas. Dan hasilnya
positif. UU itu dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi (MK). Mudahan-mudahan
segera menysuil UU BUMN ini (untuk diujimateriilkan).

Apa dengan privatisasi ini akan meguntungkan masyarakat?

Kalau menguntungkan kenapa saya menolak. Justru merugikan itu saya menolak.

Ada anggapan, dengan privatisasi sejumlah BUMN ini akan dapat menutup
devisit APBN?

Tidak betul itu. Karena dari tahun ke tahun, APBN kita terus devisit. Jadi
devisit itu sengaja diciptakan untuk melegitimasi privatisasi dan sifatnya
rekayasa. Dan selanjutnya kita akan terus terpuruk di bawah penjajahan.
Ruginya tidak bisa dari sisi materiil saja.

Untuk mencari cara cepat dan tepat sebaiknya bagaimana?

Segera saja kita membayar utang itu ke IMF. Lalu kita tak ada urusan lagi
dengan IMF. Kalau bertindak lebih jauh lagi, kita harus berani minta
pemotongan hutang ke kreditur, entah itu, Bank Dunia, 

[ekonomi-nasional] Impianku menjadi Pegawai Negri ..kandas sudah...!

2005-06-17 Terurut Topik A_Dharmawan
Jumat, 17/06/2005 15:23 WIB
Dephub tolak SPKA jadi PNS lagi
oleh : Hendra Wibawa

  JAKARTA (Bisnis): Dephub tetap menolak permintaan Serikat Pekerja
Kereta Api (SPKA) yang menuntut dikembalikannya status PNS pegawai PT Kereta
Api (PTKA).

  Kepala Biro Hukum dan KSLN, Dephub, Kalalo Nugroho menyatakan
penolakan tersebut didasarkan tidak cacat hukumnya Kepmenhub
No.18/KP601/Phb-1992 tentang pemberhentian dengan hormat sebagai PNS
Perjanka.

  Kami tetap berpendirian Kepmenhub tersebut sah sebagai keputusan
pemerintah, katanya kepada Bisnis di Jakarta hari ini.

  Dengan penolakan tersebut, menurut dia, upaya PSKA melakukan keberatan
hak uji materiil (judicial review) terhadap Kepmenhub No.18/KP601/Phb-1992
tidak bisa dibenarkan setelah semua pegawai menerima status pengubahan
tersebut. Artinya kami tetap berpegang teguh pada jawaban kami ke Mahkamah
Agung sebulan lalu.



  http://www.bisnis.com/




/ad
---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005


[Non-text portions of this message have been removed]



Bantu Aceh! Klik:
http://www.pusatkrisisaceh.or.id 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ekonomi-nasional] Uang siluman di Indonesia 36 % dari Uang beredar ?

2005-06-16 Terurut Topik A_Dharmawan
Bank Dunia: 36 Persen Masyarakat Menyuap
Jum'at, 17 Juni 2005 | 04:43 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Hasil survei Bank Dunia dan Universitas Gadjah
Mada tentang Tata Pemerintahan dan Desentralisasi 2004 menunjukkan, lebih
dari 36 persen dari 1.815 responden menyatakan terpaksa membayar suap untuk
mendapat pelayanan umum.

Karena itu, menurut Joel Hellman, penasehat senior Bank Dunia di Indonesia,
Indonesia masih mempunyai agenda besar yang belum terselesaikan untuk
memperkuat desentralisasi di Indonesia. Fokus agenda itu harus pada
peningkatan akuntabilitas di tingkat daerah.

?Desentralisasi belum mampu menangani korupsi, biaya tinggi dan hubungan
pribadi dalam penyampaian pelayanan umum yang sangat membebani rakyat
miskin,? tulisnya dalam siaran persnya, di Jakarta, Kamis (16/6).

Untuk menghadapi agenda besar ini, lima donor seperti Bank Pembangunan Asia,
UNDP, Bank Dunia, dan Belanda telah mewujudkan Fasilitas Pendukung
Desentralisasi (DSF) dengan hibah awal sebesar US$ 9 juta dari DFID.

Survei tersebut dilakukan di 8 provinsi di Indonesia. Hasil survei Bank
Dunia ini, ditanggapi positif oleh Direktur Bank Dunia untuk Indonesia
Andrew Steer. R.R. Ariyani


---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005


[Non-text portions of this message have been removed]



Bantu Aceh! Klik:
http://www.pusatkrisisaceh.or.id 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ekonomi-nasional] Mencari Uang dengan Duit.....(kasus Peruri)

2005-06-04 Terurut Topik A_Dharmawan

3 DIREKTUR PABRIK DUIT TILEP UANG RP.2,3MILYAR 
 

- SEMANGGI - Geger korupsi merambat ke PT Percetakan Uang Republik Indonesia
(Peruri). Tiga Direktur pabrik duit milik negara itu dituduh mengkorup gaji
karyawan senilai Rp.2,3milyar. Menurut Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya
Kombes Pol RS Tjiptono, ketiga anggota direksi PT Peruri tersebut akan
diperiksa Senin (6/5) mendatang sebagai tersangka. Selama ini mereka sudah
beberapa kali diperiksa sebagai saksi,katanya, Jumat siang. 

Ketiga penjahat Peruri yang dituduh melakukan tindak pidana korupsi itu
adalah KM (Direktur Utama), MA (Direktur Logistik), dan Sup (Direktur Umum).
Surat panggilan mereka sebagai tersangka sudah dikirim ke Polda Metro Jaya.
Menurut Tjiptono, pada awal Januari 2005 polisi menerima laporan dari
karyawan Peruri tentang kasus tersebut. Pada tahun anggaran 1999-2000,
negara telah mengucurkan dana Rp.5,9milyar untuk kesejahteraan karyawan.
Sebanyak Rp.4,1milyar sudah digunakan untuk pembayaran gaji pegawai.
Sedangkan, sisa uang Rp.1,7milyar disimpan di rekening tersangka MA tanpa
sepengetahuan Menteri Keuangan. Selama lima tahun di bank, uang ini berbunga
menjadi Rp.2,3milyar dan digunakan ketiga tersangka untuk kepentingan tidak
jelas, Sejak kasus ini dilaporkan ke Polda Metro Jaya, petugas langsung
melakukan penyelidikan. Beberapa karyawan yang mengetahui adanya pemakaian
uang tersebut dimintai keterangan. Termasuk ketiga pejabat itu diperiksa
dalam kapasitas sebagai saksi. 

Hingga tadi malam, ketiga pejabat PT Peruri dan Kepala Humas setempat tidak
bisa dihubungi untuk dimintai konfirmasi seputar kasus ini. 


http://www.poskota.co.id/poskota/headline_contents.asp?id=5294file=index

---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005
 


[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
In low income neighborhoods, 84% do not own computers.
At Network for Good, help bridge the Digital Divide!
http://us.click.yahoo.com/EpW3eD/3MnJAA/cosFAA/GEEolB/TM
~- 

Bantu Aceh! Klik:
http://www.pusatkrisisaceh.or.id 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ekonomi-nasional] Menjelang Mati nya Industri di P. Jawa.....

2005-06-01 Terurut Topik A_Dharmawan
'Hantu' kelangkaan gas kian mendera Jawa Timur
oleh : Adam A. Chevny Jatim dilanda kekurangan pasok gas. Wajarlah jika
industriwan ketar-ketir, karena terkait dengan kelangsungan proses produksi
usaha mereka. Eksplorasi dan produksi gas harus digenjot.

  Kelangkaan pasok gas bumi 'menghantui' lagi industri pengguna energi
tersebut di Jawa Timur. Problem kekurangan gas sebetulnya telah berlangsung
sejak beberapa tahun terakhir di provinsi tersebut, tetapi tahun ini kian
'gawat'.

  Hal itu ditandai dengan menurunnya utilisasi di sejumlah industri
pengguna bahan bakar gas. Demi kelangsungan produksi, industri bersangkutan
melakukan konversi ke bahan bakar lain terutama minyak. Konsekuensinya
menambah biaya produksi, mengingat bahan bakar gas tergolong paling murah.

  Selain harga gas cukup kompetitif, penggunaan bahan bakar yang ramah
lingkungan itu sekaligus tidak memerlukan penampungan dan transportasi
pengangkutan.

  Dapat dipastikan kekurangan gas dalam jumlah besar masih akan
berlanjut hingga tahun depan, dan baru akan mulai ada penambahan pasok awal
2007 dari Amerada Hess ke PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) 100 MMSCFD
(million standard cubic feet per day). Perusahaan kontraktor production
sharing itu mengelola sejumlah sumur di Blok Pangkah, pantai utara Kab.
Gresik.

  Penyerap gas bumi di Jatim terdiri dari PT PJB, anak perusahaan PT
PLN, yang membutuhkan untuk kegiatan pembangkit listrik di Gresik.

  Selain itu, PT Petrokimia Gresik untuk memproduksi pupuk urea dan
amonia serta PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Jawa bagian timur yang
mendistribusikannya kepada kalangan industri manufaktur, jasa, komersial
serta pelanggan rumah tangga.

  Kebutuhan ketiga penyerap gas tersebut-seluruhnya BUMN-sedikitnya 387
MMSCFD, tetapi pasokannya hingga pertengahan bulan ini hanya sekitar 248,5
MMSCFD dari Kodeco, Lapindo Brantas, Energi Mega Persada (EMP) Kangean,
menyusul kian menurunnya produksi dari lapangan tua di beberapa lokasi di
Jatim baik onshore maupun offshore.

  Akibatnya, terjadi 'perebutan' untuk mendapatkan pasokan gas dengan
harga beli di atas US$3 per MMBTU (million British thermal unit).
Masing-masing merasa perlu memperoleh pasokan dengan volume sesuai
kebutuhan, untuk menjaga kelancaran industri yang dikelolanya.

  Gas yang 'diperebutkan' terutama produksi EMP Kangean sebanyak 90
MMSCFD, di mana Petrogres mendapatkan 50 MMSCFD dan sisanya dibagi PGN
Jabati dengan PT PJB. Namun, PJB sejak awal tahun ini disebutkan hanya
memperoleh 10 MMSCFD untuk Unit Pembangkitan Gresik.

  Khusus PT PGN, adalah mengupayakan tetap berlangsungnya kegiatan
industri manufaktur yang menjadi pelanggan BUMN tersebut disebabkan menyerap
banyak tenaga kerja. Tentu saja PT Petrokimia Gresik juga penting dipenuhi
gasnya, agar mampu memproduksi pupuk sesuai kebutuhan petani. Demikian pula
PT PJB memerlukan untuk menjaga pasok listrik di sistem Jawa-Bali.

  Industri 'lumpuh'

  Kenyataannya, Jatim yang kaya sumber gas bumi dengan cadangan terbukti
di ladang-ladang provinsi tersebut mencapai 2,468.01 trilliun SCF sesuai
dengan data Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP
Migas), tetapi industri pengguna energi tersebut justru tidak mampu
melakukan kegiatan produksi sesuai dengan kapasitas terpasang. Ibaratnya,
industri tersebut bagai ayam kelaparan di lumbung padi.

  Akibatnya, PT PGN Jabati merasa perlu menerapkan hemat gas bagi para
pelanggannya mulai awal tahun ini hingga entah kapan. Penyalur gas bumi itu
hingga akhir tahun lalu melayani pelanggan 210 industri, 63 komersial (hotel
dan restoran) dan 8.557 rumah tangga.

  General Manager PT PGN Jabati, Trijono, mengakui pembatasan penggunaan
gas itu terpaksa dilakukan demi keberlangsungan pendistribusian secara
merata. Volume penurunan pemakaian gas yang diminta PGN Jabati 25% per hari,
menyusul berkurangnya pasok dari KPS 3 MMSCFD per hari akibat menurunnya
sumber dari ladang bahan bakar tersebut.

  BUMN-yang mulai mendistribusikan gas sejak l994-tersebut ta-hun lalu
merealisasikan penjualan gas 102,12 MMSCFD, yang mengalami kenaikan
dibandingkan penjualan pada 2003 tercatat 91,25 MMSCFD.

  Selama lima tahun terakhir penjualan PT PGN Jabati tumbuh 25% per
tahun, tapi kemampuan pasok tahun ini diduga melorot.

  Kami, pada posisi pertengahan Mei ini, hanya mendapat pasok 90,5
MMSCFD [dari Lapindo Brantas, EMP Kangean dan Kodeco], sementara
kebutuhannya paling kurang 115 MMSCFD. Belum termasuk banyak industri yang
menjadi daftar tunggu dengan kebutuhan sekitar 100 MMSCFD, ujarnya.

  PGN Jabati mematok harga gas untuk pelanggan industri US$2,80 per
MMBTU ditambah Rp370/m3 per Agustus tahun lalu. Pelanggan sektor komersial
berkisar Rp1.500 - Rp1.800 per m3 dan rumahtangga hanya Rp1.400 - Rp1.700
per m3. Namun, harga jual gas untuk industri bulan ini dinaikkan menjadi
US$3,8 per MMBTU secara utuh tanpa diperhitungkan tambahan per m3.

  Dengan tingkat harga sebesar itu 

RE: [ekonomi-nasional] Bunga bukan Riba = Re: Asuransi pun termasuk RIBA, Terlarang

2005-05-25 Terurut Topik A_Dharmawan
Saya kira konsep Pinjam satu kembali satu ini lebih kepada intensi untuk
Menolong  bukan dalam konteks  spesifik Berdagang.
Mungkin pemikiran saya belum sampai,...tapi jika ini dijalankan as per it
is'  bisa-bisa  si Peminjam akan Bangkrut dalam tempo singkat.

Bank Islam saya kira memang sudah sepatutnya untuk lebih berkonsentrasi
kepada skema Jual-Beli atau dagang. Sedangkan untuk skema menolong  bisa
dilakukan oleh lembaga-lembaga sosial lain seperti ZIZ dlsb.

wallahu,alam

/agung Dh

-Original Message-
From: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of A Nizami
Sent: Thursday, May 26, 2005 6:41 AM
To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
Subject: RE: [ekonomi-nasional] Bunga bukan Riba = Re: Asuransi pun
termasuk RIBA, Terlarang


Satu tambahan lagi, selain bagi hasil, dalam Islam kalau orang meminjam Rp 1
juta, jika harus kembali ya Rp 1 juta juga. Kecuali yang meminjam memberi
tambahan dengan ikhlas. Tapi kalau peminjam yang mensyaratkan tambahan, maka
itu adalah riba.

Kalau si peminjam kesulitan, disunnahkan si peminjam memberi kelonggaran
waktu, mengurangi hutang, atau membebaskan hutang sama sekali. Karena orang
yang memudahkan orang lain, akan dimudahkan pula urusannya di akhirat,
begitu kata Nabi.

Setahu saya konsep seperti di atas belum ada Bank Islam yang
melaksanakannya. Yang ada baru skema berserikat/bagi hasil atau jual-beli.

 -Original Message-
 From: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Arief
 Sent: 25 Mei 2005 15:17
 To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
 Subject: RE: [ekonomi-nasional] Bunga bukan Riba = Re: Asuransi pun
 termasuk RIBA, Terlarang


 Jadi teringat grameen bank. Suku bunga  yang dipatok untuk semua jenis
 pinjaman di bank ini adalah 16%. Sasarannya adalah kaum papa,
 namun tingkat
 pembayaran kembalinya mencapai 95%. Sistem ini diklaim membantu rakyat
 miskin untuk keluar dari jebakan lintah darat. Beberapa bank internasional
 juga telah meluncurkan sistem yang hampir sama dengan nama sub-prime
 lending. Mereka membidik kelas bawah dan menengah yang sangat berhati-hati
 dalam meminjam. Mereka ini biasanya adalah orang yang well informed dan
 amanah, yang mampu mempertimbangkan beban kredit, sehingga risiko kredit
 bisa ditekan.

 Hizbul
 A short history of Grameen Bank

 The origin of Grameen Bank can be traced back to 1976 when Professor
 Muhammad Yunus, Head of the Rural Economics Program at the University of
 Chittagong, launched an action research project to examine the possibility
 of designing a credit delivery system to provide banking services targeted
 at the rural poor. The Grameen Bank Project (Grameen means rural or
 village in Bangla language) came into operation with the following
 objectives:

 - extend banking facilities to poor men and women;

 - eliminate the exploitation of the poor by money lenders;

 - create opportunities for self-employment for the vast multitude of
 unemployed people in rural Bangladesh;

 - bring the disadvantaged, mostly the women from the poorest households,
 within the fold of an organizational format which they can understand and
 manage by themselves; and

 - reverse the age-old vicious circle of low income, low saving  low
 investment, into virtuous circle of low income, injection of credit,
 investment, more income, more savings, more investment, more income.

 The action research demonstrated its strength in Jobra (a village adjacent
 to Chittagong University) and some of the neighboring villages during
 1976-1979. With the sponsorship of the central bank of the country and
 support of the nationalized commercial banks, the project was extended to
 Tangail district (a district north of Dhaka, the capital city of
 Bangladesh)
 in 1979. With the success in Tangail, the project was extended to several
 other districts in the country. In October 1983, the Grameen Bank Project
 was transformed into an independent bank by government legislation. Today
 Grameen Bank is owned by the rural poor whom it serves. Borrowers of the
 Bank own 90% of its shares, while the remaining 10% is owned by the
 government.

  Breaking the vicious cycle of poverty through microcredit

 The Grameen Bank is based on the voluntary formation of small
 groups of five
 people to provide mutual, morally binding group guarantees in lieu of the
 collateral required by conventional banks. At first only two members of a
 group are allowed to apply for a loan. Depending on their performance in
 repayment the next two borrowers can then apply and,
 subsequently, the fifth
 member as well.
 The assumption is that if individual borrowers are given access to credit,
 they will be able to identify and engage in viable income-generating
 activities - simple processing such as paddy husking, lime-making,
 manufacturing such as pottery, weaving, and garment sewing, storage and
 marketing and transport services. Women were initially given
 equal access to
 the schemes, and proved not only reliable 

[ekonomi-nasional] Pabrik Pupuk Terancam di Tutup

2005-05-13 Terurut Topik A_Dharmawan

Dipertimbangkan Penutupan Pabrik Pupuk di Aceh
Jum'at, 13 Mei 2005 | 10:36 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah mempertimbangkan kembali untuk menutup
pabrik pupuk di Aceh, karena pemerintah belum dapat memasok gas seperti yang
telah direncanakan. Pemerintah sudah menghitung biaya antara memasok gas
selama dua tahun dengan biaya memberi pesangon karyawan, kata Menteri
Energi dan Sumebr Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro dalam rapat dengar
pendapat dengan anggota Komisi VII DPR, Kamis (12/5) malam.

Ia menjelaskan, bahwa opsi baru itu untuk melihat kemampuan membeli gas
pabrik pupuk atau dengan menutupnya. Itu akan dibicarakan dalam sidang
kabinet Senin (16/5) mendatang, tandasnya.

Purnomo mengungkapkan, masalah pabrik pupuk menjadi prioritas program 100
hari pemerintah. Kebijakan ditetapkan agar pabrik pupuk diberi pasokan gas
sebanyak 12 kargo, tapi ternyata sejauh ini baru bisa tiga kargo.
Pemerintah, akan mengusahakan penjadwalan ulang ekspor kargo gas dari
pembeli luar negeri seperti Jepang, Taiwan maupun Korea, atau membeli dari
pasar spot. Namun, sayangnya hingga saat ini negara-negara pengimpor
tersebut menolaknya.

Selama ini, di Aceh terdapat tiga pabrik pupuk yakni, pupuk Iskandar Muda I
dan II serta AAF (Aceh ASEAN Fertilizer). Ketiga pabrik pupuk tersebut,
tidak mendapatkan kargo gas karena menurunnya produksi gas di lapangan gas
Arun yang dikelola ExxonMobil Indonesia.

Anggota DPR dalam kesimpulan rapat dengar pendapat tetap meminta agar
pemerintah tidak menutup pabrik pupuk di Aceh. Mmuhammad Fasabeni



---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005




 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Has someone you know been affected by illness or disease?
Network for Good is THE place to support health awareness efforts!
http://us.click.yahoo.com/Rcy2bD/UOnJAA/cosFAA/GEEolB/TM
~- 

Bantu Aceh! Klik:
http://www.pusatkrisisaceh.or.id 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ekonomi-nasional] BBM...Soni versus Rosi

2005-05-13 Terurut Topik A_Dharmawan


Rosiana SCTV Adukan Revrisond Baswir ke Polda Yogya

Bagus Kurniawan - detikcom
Yogyakarta - Presenter kondang SCTV, Rosiana Silalahi, mendatangi Polda
Yogyakarta, Jl Ring Road Utara, Sleman. Bukan untuk liputan, tapi guna
mengadukan pengamat ekonomi UGM Revrisond Baswir.

Rosi datang ditemani koleganya sesama presenter Liputan 6, Bayu Setiono,
seorang produser bernama Zainal, serta pengacara Bambang Widjojanto.
Rombongan ini tiba di Polda sekitar pukul 10.15 WIB, Jumat (13/5/2005).

Rosi yang mengenakan blazer dan celana panjang warna krem menyambut ramah
para wartawan yang meliput kehadirannya. Halo, apa kabar? sapa Rosi.

Bisa jadi karena public figure, Rosi pun dengan gampang menemui Kapolda
Brigjen Bambang Aris Sampurna Jati di lantai dua. Kapolda didampingi
Direskrim Polda Kombes Pol Dadang Rusli dan Diskum Polda Kompol Marpaung.
Pertemuan berlangsung 10 menit.

Puas ngobrol, Rosi turun ke lantai 1. Di situ dia diterima oleh
Wakadireskrim AKBP Slamet Rahardjo. Hingga kini pertemuan itu masih
berlangsung.

Rosi mengadukan Revrisond ke Polda terkait talk show Topik Minggu Ini edisi
2 Maret 2005 yang dipandunya. Tema acara itu seputar kenaikan harga BBM yang
diberlakukan pemerintah per 1 Maret 2005.

Acara itu bermodel taping, bukan siaran langsung. Dalam acara itu, Revrisond
tampil sebagai salah satu pengamat yang diundang, yang kontra pada kenaikan
harga BBM.

Pengamat ekonomi ini merasa 'dikerjai' SCTV karena dia hanya diberi porsi
bicara 50 persen, jauh lebih sedikit dibandingkan jatah narasumber dari
pemerintah. Tapi setelah editing, Revrisond hanya terlihat bicara 20 persen,
sehingga kubu pro-kenaikan harga BBM tampil dominan.

Soni, panggilan akrab ekonom ini, juga menuduh acara itu merupakan acara
pesanan (blocking time) dan SCTV menerima pembayaran Rp 350 juta. Tak terima
dengan aneka tuduhan itu, Rosi dkk pun melaporkan Soni ke polisi hari ini.
(nrl)



---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005




 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
What would our lives be like without music, dance, and theater?
Donate or volunteer in the arts today at Network for Good!
http://us.click.yahoo.com/Tcy2bD/SOnJAA/cosFAA/GEEolB/TM
~- 

Bantu Aceh! Klik:
http://www.pusatkrisisaceh.or.id 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ekonomi-nasional] Tanpa Judi, Perekonomian Indonesia tidak akan Maju !

2005-05-09 Terurut Topik A_Dharmawan

Ali Sadikin Tetap Minta Agar Judi Dilegalkan
Senin, 09 Mei 2005 | 18:02 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Mantan Gubernur DKI Jakarta era ‘70-an Ali Sadikin
tetap pada pendiriannya, agar judi di Jakarta dilegalkan.

“Kalau tidak ada judi, Jakarta tidak akan maju-maju,” katanya saat berbicara
dalam acara “Terima Kasih Bang Ali”, yang digelar Alumni Institut Kesenian
Jakarta di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki, Senin (9/5).

Menurut dia, hasil dari legalisasi judi bisa digunakan untuk berbagai
pembangunan yang ada di ibu kota negara ini. Saat dirinya menjadi gubernur,
kenangnya, kas pemerintah provinsi DKI Jakarta saat itu hanya Rp 66 juta, Rp
44 juta subsidi dari pemerintah pusat, dan Rp 22 juta pendapatan asli
daerah.

“Padahal, waktu itu penduduk Jakarta sudah 3,5 juta. Dari mana biaya
pembangunan untuk menopang penduduk sebanyak itu?,” ujarnya.

Menurut purnawirawan marinir bintang tiga itu, izin perjudian sebenarnya
sudah ada di Jakarta sejak jaman Belanda. Namun, saat itu, hanya
diperuntukkan bagi orang-orang Cina. “Tapi sekarang juga ada. Yang jaga
adalah yang punya senjata,” ujarnya.

Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso yang hadir dalam acara itu, tidak menanggapi
secara langsung tentang ide Ali Sadikin ini. Namun, dia mengaku kalau dia
banyak berguru dari Ali. “Dia tidak takut dikecam atas tindakannya. Sejak
saya jadi gubernur, beliau saya angkat jadi penasehat dan guru saya. Saya
hanya berusaha jadi murid yang pintar,” katanya. Raden Rachmadi




---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005




 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
What would our lives be like without music, dance, and theater?
Donate or volunteer in the arts today at Network for Good!
http://us.click.yahoo.com/Tcy2bD/SOnJAA/cosFAA/GEEolB/TM
~- 

Bantu Aceh! Klik:
http://www.pusatkrisisaceh.or.id 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ekonomi-nasional] a new era in the economics and politics of energy (?)

2005-04-28 Terurut Topik A_Dharmawan

Published on Thursday, March 31, 2005 by Washington Post

A New Era for Oil?
By Robert J. Samuelson

The interesting question about the advent of $50-a-barrel oil is whether it
signals a new era in the economics and politics of energy. To sharpen the
question: Have we entered a period when, owing to consistently strong demand
and chronically scarce supplies, prices have moved permanently higher? We
don't know, but the answer could be yes for at least one reason: China.

Americans consume almost 21 million barrels of oil a day, a quarter of the
world total of 84 million barrels a day, reports the International Energy
Agency. But China is now second at 6.4 million barrels a day, and its demand
could double by 2020, various analysts told a conference last week held by
the Center for Strategic and International Studies (CSIS) in Washington.
Moreover, China will import most of its new needs; its domestic output is
steady at about 3.5 million barrels a day. It's unclear how much China's
extra demand -- and that of other developing countries, especially India --
will stimulate extra oil production.

Oil markets do undergo seismic shifts. Until 1974 the United States was the
world's largest oil producer. Supplies were plentiful; Americans controlled
their own oil prices, as Daniel Yergin explained in his 1991 book The
Prize. With surplus production capacity, the Texas Railroad Commission --
which despite its name regulated the state's oil -- limited output to
stabilize prices while maintaining a security reserve for times of crisis,
wrote Yergin. In March 1971 the commission allowed all-out production to
meet rising demand. America's oil surplus had vanished. [ And output from
the lower-48 states began it's terminal decline - Ed (AF) ] Worldwide prices
rose, and OPEC (the Organization of Petroleum Exporting Countries) became
more powerful.

We could now be at a similar inflection point, where the global oil system
changes dramatically. Certainly the short-term outlook already has. From
1991 to 1999 world oil demand rose annually about 1 million barrels a day,
Guy Caruso, head of the U.S. Energy Information Administration, told the
CSIS conference. But in 2004 demand unexpectedly jumped 2.7 million barrels
a day. A third of the increase came from China, and much of that reflected
electricity shortages. Unable to get reliable power, factories installed
their own generators. China's regular power plants overwhelmingly use coal,
but the new generators used imported diesel fuel. China could solve this
problem by building more power plants and easing rail bottlenecks that
hinder coal shipments. But there will still be new sources of oil demand.
China now has about 20 million cars and trucks, energy consultant James
Dorian said; by 2020 it could have 120 million. (In 2001 the United States
had about 230 million cars, vans and trucks.) Higher oil demand has now
strained the global production system to its limits. Spare capacity of about
1.5 million barrels a day is the lowest in 30 years, said CSIS's Frank
Verrastro. Most is located in Saudi Arabia. Higher prices partly reflect
fear of more supply disruptions -- from terrorism, war, political upheavals,
weather or accidents. In theory, higher prices should be partially
self-correcting. They should dampen demand and encourage supply. But theory
must always be revised for new realities. Here, there are two.

One is that in rich countries -- notably the United States -- rising incomes
make it easier to afford higher energy prices. In the latest month, American
oil demand was actually up 2 percent from a year earlier (and, yes, adjusted
for inflation, today's gasoline prices are still roughly a third below
levels reached in 1980 and 1981). A second reality is that big oil companies
seem less willing or able to find new oil. A study by Credit Suisse First
Boston reports that major companies have replaced more than half their
depleted oil reserves by buying reserves from other companies or
re-estimating existing reserves. In 1990 companies replaced two-thirds of
reserves with new discoveries. The poor performance may partly reflect the
fact that 72 percent of the world's oil reserves are controlled by
state-owned oil companies, says Verrastro. Private companies can often get
exploration rights only on terms that involve (to them) too much risk and
too little profit.

Anything could now happen to oil. Prices could drop if the immediate fears
behind today's buying don't materialize. But the long-term trends are
unpromising. Global demand is rising inexorably; global supply seems less
expansive. Dependence on precarious Persian Gulf oil will probably increase.
The global economy remains hostage to uncertain or expensive fuel. Producing
countries may become stronger, consuming countries weaker. There may be more
competition among consuming nations to secure long-term supply contracts.
China has already made a few such deals.

The message for Americans is simple. We import nearly 

[ekonomi-nasional] Satu lagi Rekor Dunia Indonesia yang patut di pertimbangkan...

2005-04-20 Terurut Topik A_Dharmawan


Indonesia Masuk Daftar Hitam Tingginya Perompakan

Jakarta, CyberNews. Tingginya kasus perompakan di perairan Indonesia,
seperti perompakan tanker Tri Samudra milik Humpuss di Selat Malaka yang
terjadi 12 Maret 2005 menjadikan wilayah laut Indonesia tidak aman dan
berdampak pada masuknya nusantara dalam daftar hitam sebagai wilayah laut
tidak aman.
Presiden Kesatuan Pelaut Indonesia Hanafi Rustandi yang baru saja menghadiri
Konferensi Pelaut Sedunia yang berlangsung pada 11-13 April 2005 di Rio de
Janeiro, Brazilia, kepada pers di Jakarta, mengatakan konsekwensi lain
pelaut RI yang bekerja di luar negeri terancam diturunkan dari kapal.

Kasus perompakan kapal bersenjata yang terjadi di perairan Indonesia itu
dituding sebagai salah penyebab Indonesia masuk dalam daftar hitam (black
list) di antara 25 negara lainnya di dunia.

Kasus perompakan tanker dan pembajakan tug boat (kapal tunda) milik Jepang
di Selat Malaka (Malaysia) yang terjadi 14 Maret 2002 menjadi salah satu
sorotan dalam konferensi pelaut sedunia yang diselengarakan International
Transport Workers Federation (ITF).

Hanafi selaku Koordinator ITF di Indonesia dalam konferensi tersebut merasa
terpojok dengan banyaknya pertanyaan peserta sehubungan tidak tuntasnya
investigasi kasus perompakan dengan penyanderaan nakhoda dan kepala kamar
mesin

-

---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005




 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Has someone you know been affected by illness or disease?
Network for Good is THE place to support health awareness efforts!
http://us.click.yahoo.com/Rcy2bD/UOnJAA/cosFAA/GEEolB/TM
~- 

Bantu Aceh! Klik:
http://www.pusatkrisisaceh.or.id 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ekonomi-nasional] Etika Berbisnis Pejabat (masih relevan kah ?)

2005-03-27 Terurut Topik A_Dharmawan

Pasarkan apartemen mewah di Gedung DPR RI


- JAKARTA – Tindakan istri Agung Laksono yang melakukan presentasi atau
memasarkan apartemen Sudirman Park di gedung DPR disayangkan sejumlah
anggota DPR. Langkah itu melanggar etika sebagai istri pejabat. Tindakan
berjualan
di Gedung DPR sangat tidak layak sebagai istri Ketua DPR, saya benar-benar
merasa malu dan terusik, kata Anggota DPR Marisa Haque kepada wartawan di
Gedung DPR, Kamis.

Lebih lanjut dikatakan Marissa, sebagai anggota dewan DPR gaji yang diterima
tiap bulan Rp.16juta. Kalau istri Ketua DPR jualan apartemen yang harganya
350juta rupiah hingga 1milyar, apa ini ngajari kita supaya korupsi?
Jelasnya.

Hal sama dikemukakan anggota FPDIP DPR Gayus Lumbun. Menurut Gayus apa yang
dilakukan istri Agung melanggar etika dan sangat bertolak belakang dengan
kondisi masyarakat. Ditengah kehidupan masyarakat yang sulit untuk hidup,
istri ketua DPR justru berjualan apartemen dengan harga hingga ratusan juta
hingga milyaran rupiah, katanya.

Dari sisi etika Ketua DPR Agung Laksono sebagai suaminya bertanggungjawab
atas tindakan istrinya itu. Sebagai suaminya bertanggungjawab atas tindakan
istrinya itu. Sebagai suami, saya yakin Agung mengetahui apa yang dilakukan
istrinya itu. Apalagi dilakukan di kantor suaminya, tambahnya. Lanjut Gayus,
tindakan istri Agung Laksono bias jadi kajian Badan Kehormatan untuk
ditindaklanjuti.




---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005




 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
In low income neighborhoods, 84% do not own computers.
At Network for Good, help bridge the Digital Divide!
http://us.click.yahoo.com/EpW3eD/3MnJAA/cosFAA/GEEolB/TM
~- 

Bantu Aceh! Klik:
http://www.pusatkrisisaceh.or.id 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ekonomi-nasional] [info] Yahoo expands E-mail storage to 1 GB

2005-03-23 Terurut Topik A_Dharmawan

 Yahoo expands E-mail storage to 1 GB
RELATED ENTRIES
Yahoo said late Tuesday that it will increase the storage for each free
e-mail account from 250 megabytes to 1 gigabyte. The expanded storage will
be available in mid-April, said Brad Garlinghouse, Yahoo's vice president of
communications products. This announcement keeps Yahoo hot on the heels of
Google's Gmail service also set for full launch in April. The battle over
free email services among Yahoo, MSN and Google started last year when
Google released Gmail offering 1Gb of mail folders. MSN and Yahoo have
played catch since then

In addition to that Yahoo will also expand its suite of security tools that
will include virus scanning and cleaning from Symantec's Norton products
reports physorg.com.

---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005


[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Has someone you know been affected by illness or disease?
Network for Good is THE place to support health awareness efforts!
http://us.click.yahoo.com/Rcy2bD/UOnJAA/cosFAA/GEEolB/TM
~- 

Bantu Aceh! Klik:
http://www.pusatkrisisaceh.or.id 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ekonomi-nasional] Pergantian Merek dagang..Marlsamsu atau Djisambro

2005-03-15 Terurut Topik A_Dharmawan

Marlboro Kuasai Sampoerna

Nilai Transaksi Bisa Capai Rp 48 Triliun
JAKARTA - Pabrik rokok terbesar dunia, Philip Morris International Inc,
menandatangani kesepakatan untuk mengakuisisi 40 persen saham PT HM
Sampoerna, pabrik rokok terbesar ketiga di Indonesia. Bukan hanya itu.
Produsen rokok putih merek Marlboro tersebut juga akan melakukan penawaran
tender atas 100 persen sisa-sisa saham, termasuk terhadap 52,69 persen saham
yang dimiliki publik.

Jika seluruh pemegang saham publik menjual sahamnya kepada Philip Morris
dalam penawaran tender tersebut, akuisisi saham HM Sampoerna itu akan
menjadi transaksi dengan nilai terbesar dalam sejarah pasar modal di
Indonesia. Nilai transaksi tersebut diperkirakan mencapai Rp 48 triliun
(sekitar USD 5,2 miliar) atau setara dengan dua kali lipat anggaran
pendidikan nasional yang dialokasikan pemerintah dalam RAPBN 2005.

Negosiasi final untuk akuisisi saham tersebut telah dimulai sejak 9 Maret
2005, jelas Matteo Pellegrini, presiden Philip Morris untuk wilayah Asia
Pasifik, kepada wartawan di kantornya kemarin.

Philip Morris tidak ingin langkah menguasai secara penuh HM Sampoerna
tersebut gagal. Karena itu, dalam penawaran tender, perusahaan yang
bermarkas di Swiss tersebut menawarkan harga 20 persen premium. Jika harga
pasar HM Sampoerna (HMSP) di BEJ (Bursa Efek Jakarta) pada penutupan 10
Maret pekan lalu berada di posisi Rp 8.850 (USD 0,95), Philip Morris menawar
di harga Rp 10.600 (USD 1,13) per saham. Tawaran itu memicu melonjaknya
harga saham HMSP hingga 18 persen.

Menurut Matteo, akuisisi Sampoerna ini merupakan bagian dari strategi
ekspansi Philip Morris di seluruh dunia. Dalam akuisisi tersebut, 40 persen
saham yang dibeli Philip Morris di antaranya yang saat ini dimiliki Dubuis
Holding Limited (dulu bernama Sampoerna Family Holdings Limited, Mauritius),
yaitu perusahaan yang dikendalikan Putera Sampoerna.

Matteo mengatakan, keluarga Sampoerna tidak keberatan dengan langkah Philip
Morris mengambil alih seluruh saham HM Sampoerna. Menurut pemegang saham
utama Sampoerna, yakni Putera Sampoerna, beliau setuju. Putera Sampoerna
mengatakan tender offer itu sudah sangat fair, katanya menceritakan
pertemuannya dengan Putera Sampoerna.

Tender offer diharapkan selesai dalam jangka waktu kurang lebih 90 hari dan
tetap mengikuti peraturan yang ditetapkan Badan Pengawas Pasar Modal
(Bapepam).

Untuk transaksi ini, Philip Morris menunjuk penasihat investasi Credit
Suisse First Boston dan penasihat hukum Clifford Chance LLP dan Mohtar
Karuwin Komar. Investasi kami di Sampoerna merupakan suatu kesempatan yang
sangat baik untuk memperluas bisnis kami secara signifikan di pasar rokok
terbesar kelima di dunia yang akan terus berkembang, tambah Matteo.

Sampoerna saat ini merupakan perusahaan rokok terbesar ketiga di Indonesia
dengan volume rokok domestik 41 miliar batang pada 2004 yang menghasilkan
lebih dari Rp 9 triliun (USD 1 miliar). Saat ini Sampoerna menguasai 19,4
persen pangsa pasar rokok di Indonesia dengan produk unggulan Dji Sam Soe
dan A Mild.

Sementara itu, Direktur HM Sampoerna Angky Camaro mengatakan, Philip Morris
menjamin akan melanjutkan bisnis inti HMSP dan mengembangkan brand equity
dari produk-produk perusahaan. Dengan adanya akuisisi itu, perseroan tetap
menjamin dan melindungi hak-hak karyawan sesuai ketentuan hukum yang
berlaku, kata Angky ketika dikonfirmasi kemarin.




---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005


[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Has someone you know been affected by illness or disease?
Network for Good is THE place to support health awareness efforts!
http://us.click.yahoo.com/Rcy2bD/UOnJAA/cosFAA/GEEolB/TM
~- 

Bantu Aceh! Klik:
http://www.pusatkrisisaceh.or.id 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





RE: [ekonomi-nasional] Perlukah Indonesia keluar dari OPEC?

2005-03-10 Terurut Topik A_Dharmawan

Jam SMA sering ada Pameo..Biar Miskin..asal sombong.

/ad

-Original Message-
From: Sulhan Askandar [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, March 10, 2005 10:10 AM
To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
Subject: [ekonomi-nasional] Perlukah Indonesia keluar dari OPEC?



  PERLUKAH INDONESIA KELUAR DARI OPEC?


Beberapa minggu lalu disalah satu majalah mingguan
Indonesia ada berita berjudul “Mengkaji jika keluar
dari OPEC”. Dalam berita itu disebutkan, pemerintah
Indonesia sudah membentuk tim khusus yang akan
mengkaji kemungkinan
Indonesia keluar dari keanggotaan OPEC. Tim yang
diketuai oleh Kepala Badan Pelaksana Kegiatan Usaha
Hulu Minyak dan Gas ( BPMIGAS) Rachmat Soedibyo
beranggotakan pejabat-pejabat di Departemen Energi dan
Sumber Daya Mineral, Departemen Luar Negeri, dan
Departemen Keuangan. Apakah hasil pembahasan dari tim
yang dibentuk oleh pemerintah tersebut akan
merekomendasikan Indonesia lebih baik keluar dari
keanggotaan OPEC atau tetap menjadi anggota OPEC, kita
belum tahu.

Berikut adalah sedikit gambaran mengenai OPEC dan
beberapa data statistik yang saya kutip dari OPEC
Annual Statistical Bulletin 2003 sehingga para anngota
mail-list ini  bisa berkomentar atau menarik
kesimpulan sendiri apa Indonesia perlu mempertahankan
keanggotaannya atau lebih baik keluar dari OPEC.
Sebagaimana yang tercantum pada OPEC Bulletin edisi
November/December 2004, “OPEC  is a permanent,
intergovernmental Organization, established in
Baghdad, September 10-14, 1960, by Iran, Iraq, Kuwait,
Saudi Arabia and Venezuela. Its objective is to
coordinate and unify petroleum policies among Member
Countries, in order to secure fair and stable prices
for petroleum producers; an efficient, economic and
regular supply of petroleum to consuming nations; and
a fair return on capital to those investing in the
industry.”Saat ini ada 11 negara yang menjadi
anggota OPEC, yaitu Iran, Iraq, Kuwait, Saudi Arabia
dan Venezuela sebagai founding members;  Qatar,
Indonesia, SP Libyan SJ, United Arab Emirates,
Algeria, dan Nigeria sebagai full members. Indonesia
menjadi anggota OPEC sejak tahun 1962. Equador masuk
jadi anggota tahun 1973 dan keluar dari keanggotaan
tahun 1992. Gabon masuk jadi anggota tahun 1975 dan
keluar dari keanggotaan tahun 1995.

 Kalau kita terjemahkan secara bebas, tujuan
organisasi ini adalah mengkoordinasikan dan
mempersatukan petroleum policies diantara para Negara
anggota agar terjamin:
1.  Adanya harga yang pantas dan stabil untuk produsen,
2.  Pasokan yang teratur untuk Negara konsumen yang
dilaksanakan secara efisien dan  ekonomis
3.  Hasil pengembalian investasi yang wajar bagi
penanam modal.
Seberapa jauh tujuan dari organisasi ini tercapai dan
apakah  Indonesia sudah mendapat manfaat , saya kira
para anggota tim punya data yang cukup, namun kalau
kita simak angka2 berikut mungkin kita bisa membuat
penilaian sendiri. Rata2 produksi minyak dunia tahun
2003 adalah 67,1 juta barrel per hari(bph), dimana
produksi dari OPEC  adalah 26,9 juta bph atau sekitar
40.1%.   Dengan hanya menguasai sekitar 40% dari
produksi dunia, saya kira tidak banyak peranan OPEC
dalam penentuan harga. Indonesia sendiri, pada tahun
2003  produksinya hanya 1,14 juta bph atau sekitar 4%
dari produksi OPEC. Pada tahun 2004 produksi Indonesia
turun lagi menjadi 1,08 juta bph. Dengan pertumbuhan
permintaan dalam negeri sekitar 5% per tahun,
sebenarnya Indonesia sudah menjadi net importer sejak
pertengahan tahun lalu. Penurunan produksi  Indonesia
yang
terjadi terus menerus sejak tahun 2000 karena 88% dari
produksinya berasal dari 70 % sumur2 minyak yang sudah
tua ( The Straits Times,February 21,2005).

 Kalau dalam waktu singkat tidak ada penambahan proven
reserves minyak yang significant dinegara-negara non
OPEC, ada kemungkinan peranan OPEC dalam penyediaan
minyak untuk dunia makin besar, namun apakah OPEC bisa
mengendalikan harga minyak dunia, tetap merupakan
pertanyaan yang sulit dijawab. Angka proven reserves
minyak yang dimiliki anggota OPEC adalah 891,1 milyar
barrel, atau sekitar 78.3% dari proven reserves minyak
dunia sekitar 1.137,5 milyar barrel. Sayangnya proven
reserves minyak Indonesia sendiri hanya  4,7 milyar
barrel, atau sekitar 0,5% dari proven reserves minyak
OPEC. Dari 11 negara anggota OPEC, Indonesia adalah
pemilik proven reserves minyak yang terkecil, dibawah
Algeria dengan proven reserves minyak sebesar 11,8
milyar barrel. Pemilik proven reserves minyak terbesar
adalah  Saudi Arabia sebesar 262,7 milyar barrel,
disusul Iran ditempat kedua sebesar 133,3 milyar
barrel.

Dengan tingkat produksi yang menurun terus menerus
selama lima tahun terakhir ,dan reserves yang hanya
sekitar 0,5 % dari reserves OPEC adalah wajar kalau
kita bertanya seberapa besar efektifitas keanggotaan
Indonesia dalam OPEC, apalagi kalau masih ditambah
dengan keharusan membayar annual membership fee
sebesar $ 2,000,000.00 Kalau kita masih tetap bertahan
menjadi anggota OPEC saya khawatir akan ada yang
ngeledek  

[ekonomi-nasional] oouhh....achhhh...uihhhh ..oooohh..nnaikk

2005-02-28 Terurut Topik A_Dharmawan

Pemerintah Resmi Naikkan Harga BBM Mulai 1 Maret 2005
Reporter: M. Budi Santosa
 detikcom - Jakarta, Pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor 22 tahun
2005 memutuskan untuk mengurangi subsidi BBM. Akibatnya, harga BBM rata-rata
mengalami kenaikan 29 persen. Keputusan ini berlaku 1 Maret 2005.

Dengan adanya keputusan ini serta diikuti oleh programn kompensasi yang
tepat justru akan mengurangi jumlah kaum miskin secara berarti, kata Menko
Perekonomian Aburizal Bakrie saat menjelaskan pengurangan subsidi BBM
bersama sejumlah menteri terkait di Gedung Depkeu, Jalan Lapangan Banteng,
Senin (28/2/2005) malam.

Menurut Ical sebutan Aburizal Bakrie, dengan pengurangan suibsidi sebesar
rata-rata 29 persen pada tahun maka, masih akan tersisa subsidi BBM sebesar
Rp 39,8 triliun atau Rp 110 miliar per hari. Angka subsidi ini melampaui
subsidi yang pada awalnya dianggarkan oleh DPR dan pemerintah untuk tahun
2005 yakni Rp 19 triliun.

Ditempat yang sama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo
Yusgiantoro memaparkan, kenaikan masing-masing jenis BBM.

Untuk minyak tanah rumah tangga ditetapkan tidak mengalami kenaikan atau
tetap pada harga Rp 700 per liter. Minyak tanah industri mengalami kenaikan
22 persen dari Rp 1.800 menjadi Rp 2.200. Premium mengalami kenaikan sebesar
32 persen dari Rp 1.810 menjadi Rp 2.400 per liter. Minyak solar untuk
transportasi naik 27 persen dari harga Rp 1.650 menjadi Rp 2.100 per liter.

Minyak solar industri naik 33 persen dari Rp 1.650 menjadi Rp 2.200. Minyak
diesel naik 39 persen dari Rp 1.650 menjadi Rp 2.300 per liter dan minyak
bakar naik 47,4 persen dari harga Rp 1.560 menjadi Rp 2.300.

Khusus untuk minyak bakar, karena sudah 100 persen masuk harga pasar maka
ditetapkan harga batas atas dan harga batas bawah. Adapun harga batas bawah
minyak bakar ditetapkan Rp 1.920 dan harga batas atas ditetapkan Rp 2.600,
katanya. (mar)

Baca juga:

---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005


[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
In low income neighborhoods, 84% do not own computers.
At Network for Good, help bridge the Digital Divide!
http://us.click.yahoo.com/EpW3eD/3MnJAA/cosFAA/GEEolB/TM
~- 

Bantu Aceh! Klik:
http://www.pusatkrisisaceh.or.id 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ekonomi-nasional] Salah satu Celah Penanaman Modol Asing di Indonesia....

2005-02-24 Terurut Topik A_Dharmawan


Indonesia Lahan Subur Prostitusi Asing


Belum sempat julukan Indonesia sebagai negara paling korup di dunia hilang,
pihak imigrasi juga menemukan negara ini sebagai lahan subur wanita tuna
susila (WTS) asing beroperasi

Hidayatullah.com--Direktorat Jenderal Imigrasi menangkap 24 orang warga
asing yang diduga berprofesi sebagai wanita tuna susila (WTS) di Jakarta.
Mereka berasal dari Cina, Vietnam, dan Mongolia. Mereka kami tangkap karena
menyalahgunakan izin tinggal, ujar Direktur Penindakan Keimigrasian,
Mohammad Indra, dikutip tempo interaktif.

Menurut Indra, para wanita itu ditangkap di tempat praktek prostitusinya di
Jalan Mangga Besar 4, Jakarta Pusat. Mereka didatangkan ke Indonesia dengan
visa kunjungan kerja. Mereka benar bekerja, tapi bekerja ilegal, ujar
Indra.

Indra menguraikan, gadis itu rata-rata berumur 18-21 tahun. Mereka masuk ke
Indonesia pada Oktober 2004 sampai Januari 2005. Ditjen Imigrasi menerima
laporan praktek penyalahgunaan izin tinggal dan bekerja. Karena itu, Ditjen
Imigrasi melakukan penggerebekan.

Menurut Indra, gadis-gadis itu akan dideportasi ke negara asalnya. Mereka
tidak bisa kembali lagi ke Indonesia, ujarnya.

Ditjen Imigrasi tidak bisa menindak perusahaan penyalur para gadis itu
karena hal ini tidak diatur dalam Undang-Undang Keimigrasian. Padahal yang
paling penting menindak sponsornya, ujar Indra.

Soal para WTS asing di negeri ini bukanlah hal baru. Sebelumnya, tahun 2004
lalu, 22 wanita asing terjaring petugas imigrasi menuju sebuah ruangan
pengawas dan penidankan keimigrasian Direktorat Jenderal Imigrasi di kawasan
Kuningan, Jakarta Selatan. Mereka terjaring dalam razia yang dilakukan oleh
petugas imigrasi di sebuah tempat karaoke GT di kawasan Sunter Agung,
Jakarta Utara

Sebuah televisi swasta, beberapa saat lalu pernah memergoki puluhan wanita
penghibur dari berbagai negara, antara lain; Cina, Vietnam, Thailand, Rusia,
Uzbekistan dan Kolombia yang bekerja sebagai WTS.

Gadis-gadis penghibur asing itu bekerja di sebuah tempat hiburan Golden
Flower Karaoke di kawasan Kota Jakarta. Seorang tamu harus merogoh kocek
antara Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta untuk satu jam kencan. Dan untuk sewa
kamarnya, tamu mesti membayar Rp 150 ribu untuk sekali kencan singkat atau
short time.

Selain Golden Flower, tempat hiburan lain yang juga menyediakan gadis
penghibur asing adalah Casanova Spa di Hotel Golden, Jakpus. Di sana, para
tamu bisa mendapatkan gadis-gadis asal Rusia. Menurut mami atau germo di
Casanova, tarif WTS Rusia sekitar Rp 750 ribu untuk kencan singkat atau
selama 30 menit. Sedangkan untuk satu malam di luar, tamu harus membayar Rp
2,5 juta. Selain gadis Rusia, Casanova pun menyediakan wanita asal Cina dan
Thailand

Perdagangan Anak

Selain sebagai lahan subur prostitusi asing, Komas Anak juga pernah
mengungkapkan bahwa Indonesia juga dikenal sebagai pemasok perdangan anak
dan wanita (trafficking) terbesar di Asia Tenggara.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Komnas Anak, sedikitnya terdapat
sekitar 200 sampai 300 ribu WTS berusia dibawah usia 18 tahun. Tak Cuma di
dalam negeri, mereka juga memasok kebutuhan di Asia Tenggara. Menurut Komnas
Anak, sedikitnya ada sekitar 23 persen dari 6750 tenaga kerja wanita (TKW)
yang bekerja di Hongkong ternyata bekerja di wilayah prostitusi. (cha,
berbagai sumber)


---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Has someone you know been affected by illness or disease?
Network for Good is THE place to support health awareness efforts!
http://us.click.yahoo.com/Rcy2bD/UOnJAA/cosFAA/GEEolB/TM
~- 

Bantu Aceh! Klik:
http://www.pusatkrisisaceh.or.id 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ekonomi-nasional] Cina konsumen terbesar di dunia

2005-02-17 Terurut Topik A_Dharmawan


17 Februari, 2005 - Published 08:11 GMT


Cina konsumen terbesar di dunia
Satu laporan baru menyebutkan Cina sudah mengambil alih posisi Amerika
Serikat sebagai negara konsumen terbesar di dunia.

Earth Policy Institute yang berbasis di Amerika mengatakan Cina sekarang
mengkonsumsi lebih banyak daging, biji-bijian gandum, batu bara dan besi
dibandingkan Amerika.

Laporan itu menggambarkan Cina sebagai ekonomi adikuasa yang baru muncul,
tetapi Presiden institut itu Lester Brown memperingatkan bahwa, tiga dekade
pertumbuhan yang tak terkendali telah mengorbankan ekologi Cina.

Kebutuhan Cina bagi komoditi membengkak karena negara ini perlu memberi
makanan, pakaian dan membangun bagi 1.3 miliar rakyatnya.

Permintaan-permintaan ini semakin menambah tekanan bagi sumber daya alam
negara ini.

Saat ini, Cina jauh di depan Amerika Serikat dalam konsumsi televisi, lemari
es dan telepon genggam.

Sebagian besar wilayah Cina tak bisa ditinggali, seperlima dari seluruh
penduduk dunia yang ada di Cina mendiami hanya 7 persen dari lahannya yang
bisa diolah.

Sekarang sudah muncul pembicaraan-pembicaraan mengenai kriris ekologi yang
semakin dekat.

Pembangkit-pembangkit tenaga listrik berbahan bakar batu bara mensuplai
sebagian besar energi di Cina dan perkiraan pemerintah mengakui 60 persen
kota-kota di Cina punya masalah polusi udara yang serius.

Sejumlah sungai kering dan permukaan air semakin dangkal.

Para ahli di luar negeri mengatakan lebih dari 75 persen air yang mengalir
melewati kota-kota di Cina, tidak layak untuk diminum karena polusi akibat
limbah industri.

Seorang pejabat dari LSM pengawas lingkungan, Panyue mengatakan sumber daya
alam Cina dan lingkungannya sudah mencapai batas kamampuannya untuk
mengatasi tekanan ini.

Cina perlu mengambil jalan baru menuju pembangunan yang berkelanjutan, kata
Panyue.

Langkah awal yang sekarang diambil adalah memberlakukan undang-undang
lingkungan tetapi beresiko menimbulkan ketegangan baru antara badan-badan
pemerintah dan perusahaan-perusahaan besar.


  a.. 64 juta daging dikonsumsi di Cina tahun 2004, dibanding 38 juta ton
daging di Amerika Serikat tahun yang sama.
  b..
  c.. 258 juta ton baja diserap Cina tahun 2003, dibanding 104 juta ton di
Amerika Serikat
  d..
  e.. Pabrik-pabrik dan rumah di Cina membakar 40 persen lebih banyak batu
bara daripada di Amerika Serikat.
  f..
  g.. Jumlah komputer pribadi di Cina meningkat dua kali lipat setiap 28
bulan.

Menurut catatan terakhir, angka resmi ekonomi Cina, yang juga merupakan
ekonomi terbesar ke enam di dunia, menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi
lebih tinggi dari yang diperkirakan.

Pertumbuhan ekonomi Cina tercatat 9,5 persen tahun 2005, atau tertinggi
semenjak delapan tahun terakhir.

Lester Brown, president Earth Policy Institute mengatakan, Cina sudah
melampaui Amerika Serikat sebagai negara konsumen terbesar, dan Cina kini
dalam perjalanan menjadi pemimpin ekonomi dunia.

---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005


[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Has someone you know been affected by illness or disease?
Network for Good is THE place to support health awareness efforts!
http://us.click.yahoo.com/Rcy2bD/UOnJAA/cosFAA/GEEolB/TM
~- 

Bantu Aceh! Klik:
http://www.pusatkrisisaceh.or.id 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ekonomi-nasional] Naik...Tidak...Naik...Tidak..(BBM)

2005-02-05 Terurut Topik A_Dharmawan

  Ekonomi Umum
  Sabtu, 05/02/2005

  'Kenaikan harga BBM dilematis'

  JAKARTA (Bisnis): Pemerintah dihadapkan pada pilihan yang sulit dalam
memutuskan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), kata pengamat ekonomi
dari LIPI.
  Menurut Wijaya Adi, peneliti dari Pusat Penelitian Ekonomi Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2E-LIPI), dilema yang dihadapi pemerintah
adalah jika harga BBM tidak dinaikkan akan meningkatkan subsidi. Sebaliknya
jika harga naik akan memicu inflasi.

  Karena itu, katanya, agar dampak kenaikan BBM tidak terlalu
memberatkan bagi semua pihak, pemerintah harus menjaga dampak negatifnya
seminimal mungkin.

  Bagi masyarakat golongan menengah atas, katanya saat menyampaikan
hasil evaluasi 100 hari perekonomian di bawah pemerintahan Susilo Bambang
Yudhoyono kema-rin, kenaikan harga BBM ti-dak begitu jadi masalah.

  Namun bagi masyarakat golongan rendah hal itu sa-ngat berarti,
ujarnya.

  Dampak kenaikan harga BBM, katanya, bisa bergerak dari bidang ekonomi
dan nonekonomi.

  Salah satu dampak ekonomi adalah inflasi yang akan menurunkan
kesejahteraan masyarakat. Sementara dampak nonekonomi a.l. resistensi dari
masyarakat, terutama mahasiswa.

  Untuk tidak mengganggu jalannya perekonomian, lanjut Wijaya,
pemerintah dituntut secara arif mengelola resistensi masyarakat ini. Jangan
sampai resistensi ini menimbulkan gejolak yang bisa saja menjalar pada
inflasi psikologis, tuturnya.

  Dia menyebutkan adalah tugas pemerintah, melalui kebijakan anggaran,
untuk melindungi masyarakat berpenghasilan rendah dari kenaikan BBM.

  Mereka harus dilindungi, setidaknya dengan memenuhi empat hal pokok
yaitu pemberian beras miskin (raskin), kesehatan, pendidikan dan
infrastruktur, ujarnya.

  Dalam kesempatan itu, Wijaya menyampaikan penilaian P2E-LIPI selama
100 hari masa jabatan Yudhoyono (Oktober 2004-Januari 2005) terjadi
peningkatan inflasi yang hanya 0,56% pada Oktober 2004, menjadi 0,89% pada
November, dan Desember 1,04%.

  Pada Januari 2005, laju inflasi meningkat menjadi 1,43%. Dan
diperkirakan da-lam tahun ini inflasi bertambah 2%, tambahnya.

  Dia juga menyebutkan salah satu masalah yang akan dihadapi pemerintah
dalam tahun 2005 berkaitan dengan anggaran, adalah kewajiban membayar utang
dalam negeri dan luar negeri. (yr)



---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.851 / Virus Database: 579 - Release Date: 1/28/2005


[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Has someone you know been affected by illness or disease?
Network for Good is THE place to support health awareness efforts!
http://us.click.yahoo.com/Rcy2bD/UOnJAA/cosFAA/GEEolB/TM
~- 

Bantu Aceh! Klik:
http://www.pusatkrisisaceh.or.id 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ekonomi-nasional] Lessons to Learn From the Tsunami Diplomacy

2005-01-29 Terurut Topik A_Dharmawan


Lessons to Learn From the Tsunami Diplomacy
Faisla Sanai, [EMAIL PROTECTED]

When news of the tsunami first traveled across its destructive wake, few
imagined the magnitude of ruin, loss of human life and suffering that was to
be unleashed. However, as the relentless hours toiled into days it became
apparent that the scale of human suffering was unmatched by even the most
vicious of wars and other natural disasters. Almost simultaneously, the
calls for aid went out and were met with a trickle-turned-cascade of over $5
billion. Charitable agencies and individual governments rallied
unhesitatingly to the humanitarian cause defying race, religion and
ethnicity.

The world, it seems, has finally gotten its act together in striving to end
human suffering. However, all is not well beneath the surface of humanity,
brotherhood and generosity. Long-established ethos of self-interest, pride,
suspicion and paranoia have subsequently broken through the relative faade
and compounded the misery of the surviving victims.

International aid was the first to become embroiled in the ever-expanding
list of controversies.

It started with a finger-pointing campaign of stinginess that embroiled the
Gulf countries initially, but then went on to absorb even the Western world.
The loudest complaints seem to have originated not in the affected nations
themselves but within the narrow perception of the developed world and,
quite refreshingly, within the wounded psyche of the Arab world. While the
media and relief agencies struggled to report the extent of devastation,
countries like the US and Australia had already taken the initiative and put
their aid effort prominently on display.

Although Saudi Arabia was among the first to step forward with its aid
offer, by and large, the subsequent bout of generosity advanced upon the
nation at a somewhat later stage. By then the political damaged had already
been done. The fact that Saudi Arabia has been consistently among the top
donor nations of the world and averaging foreign aid around 4 percent of the
GDP, which is well above the UN bottom limit of 0.7 percent, is somehow lost
within the selectiveness of media reporting. Saudi Arabias per person
donation toward the tsunami assistance was $5.4 while the aid per GDP ranks
among the highest at present. The rationale behind seeking greater
assistance from the Arab countries understandably stemmed from the fact that
the majority of victims happen to be Muslims. Frankly, it would be hardly
surprising if the same voices that scorned our stinginess then accused us of
selective generosity had our donations been overly bighearted.

Additionally, aid is being manipulated to further diplomatic standing with
recipient countries. For instance, we are aware of Australias scarred
relations with Indonesia because of Canberras role in the creation of
independent East Timor and its enthusiastic support for the Iraq war.

Australia became the largest tsunami per capita donor and received wide
acclaim for its largesse that surpassed all reasonable expectations.
However, the apathy of international politics is such that even a calamity
of such magnitude is seen as an opportunity to advance national interests.

Furthering Indonesian popular perception of Australia was deemed legitimate
to the extent where philanthropy and self-interest [became] synonymous.

Good-neighborly compassion has been willingly dispelled and instead
one-upmanship to further international standing has become an accepted norm.
Similarly, Washington used its own generosity of $350 million to polish its
image within the Islamic world and US Secretary of State Colin Powell was
candid enough to verbalize the same.

Meanwhile, there was more politics at play when India, US, Japan and
Australia formed a coordinating group to effect disaster relief. This was a
deliberate snub to regional power, China, and more pointedly aimed at the
United Nations.

The proposal, arising within Washington, was largely aimed at sidelining the
UNs importance as a role-player in regional politics or to even allow it to
articulate the humanitarian almanac. The Bush administration has perhaps
endured the frostiest period of its countrys relationship with the UN. The
fact that President Bush considered this an opportune moment to indulge in
grandstanding is, quite frankly, in poor taste. India, of course, is a
willing associate in any regional power play as it aspires to gain a
permanent seat at the UN Security Council.

However, it would augur well for India if it refrained from actions that
undermined the relevance of the UN.

More of Indias tsunami politics was on display when it refused to be a
recipient of aid claiming that it had the potential to sustain its own
relief efforts. India has had the third highest number of casualties and
considerable economic and environmental damage.

While it is certainly commendable that India seeks to shed its begging-bowl
image, it cannot do this at the expense of a 

[ekonomi-nasional] Tiga Roda mengakuisisi Coca Cola ??

2005-01-12 Terurut Topik A_Dharmawan

Wawancara Takasu Masaharu
Coca Cola Sombong Sekali
Reporter: Ismoko Widyaya

detikcom - Jakarta, Takasu Masaharu mengaku masih sangat tersinggung dengan
sikap manajemen Coca
Cola yang menganggap remeh konsumen. Dia sangat berharap gugatannya terhadap
Coca Cola dikabulkan pengadilan.

Hal tersebut diungkapkan Masaharu kepada detikcom saat ditemui di kantornya,
di Gedung Wirausaha, Jl. HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa
(11/12/2004). Dalam kesempatan itu Masaharu didampingi kuasa hukumnya, Ike
Farida.

Berikut petikan lengkap wawancara antara Masaharu dengan detikcom.

Bagaimana kronologis kejadiannya?

Saya bersama dua orang Indonesia bawahan saya, Sukri Gozali dan Sunarto,
menggunakan mobil pick up setelah pulang kerja pada malam hari menuju pulang
ke rumah di Bintaro. Semua lapar, saya mau makan di restoran tapi restoran
di Bintaro jauh, tidak ada apa-apa.

Salah seorang bawahan saya menyarankan untuk makan nasi goreng yang enak di
sebuah warung tenda. Saya kemudian duduk di tengah. Ketika ditawarkan
minuman, saya memilih Coca Cola sedangkan kedua orang lainnya minum teh.
Tidak lama kemudian datang Coca Colanya, langsung saya minum menggunakan
sedotan, kira-kira setengahnya sudah saya minum. Saya tidak sempat lihat
(Coca Colanya), karena saya lapar dan haus.

Setelah saya minum, rasanya tidak enak. Seperti rasa sampo atau sabun. Saya
melihat tanggal kadaluarsa berapa, setelah diterangkan oleh teman ternyata
masih bagus. Sukri kemudian mencoba Coca Cola yang saya minum. Sukri bilang
jangan diminum, ini bukan rasa Coca Cola.

Setelah dilihat melalui lampu ada obat nyamuk bakar didasar botol, sebesar
lingkaran terkecil dari ukuran obat nyamuk utuh. Warna obat nyamuknya sudah
agak kuning, dan serbuk-serbuknya sudah keluar. Posisi sedotan saya memang
hingga menyentuh dasar botol. Warna Coca Cola-nya sendiri tidak terlhat
jelas karena selain gelap, warnanya memang hitam.

Kemudian saya marah. Tiga orang tukang nasi goreng saya marahin. Kemudian
semua orang yang ada di situ ikut melihat Coca Cola yang saya minum.

Efek selanjutnya?

Sesudah marah, saya meminta teh dari teman saya dan berusaha untuk
memuntahkan apa yang telah saya minum. Tapi tidak bisa, karena kondisi perut
saya yang saat itu sedang kosong tidak ada makanan dan minuman. Akhirnya
nasi gorengnya tidak saya makan, langsung dibungkus. Saya ditawarkan Coca
Cola yang baru untuk menggantinya, tapi saya tidak mau.

Setelah 10 menit meminum Coca Cola itu dada saya terasa panas. Saya langsung
meminta ke rumah sakit (klinik Remedika Bintaro). Pada saat itu juga ke
rumah sakit.

Setelah di periksa oleh dr. Deny, ternyata diketahui terdapat gejala
keracunan. Langsung diambil tindakan cuci lambung untuk mengeluarkan
racunnya. Dokter meminta asistennya membeli selang, karena di tempatnya
tidak ada selang. Setelah itu meminta biaya kepada saya untuk membeli selang
tersebut.

Setelah menunggu 30 sampai 40 menit, dada saya terasa semakin panas. Saya
mau menangis karena menahan sakit dan berusaha untuk muntah tapi tidak
keluar apa-apa.

Selang sepanjang 1 meter dimasukan melalui hidung sampai ke lambung untuk
mengeluarkan racun. Dilakukan berulang-ulang sebanyak 4 kali. Saya sempat
pingsan tapi tidak lama. Setelah dilakukan cuci lambung tersebut saya masih
merasakan sakit, dan saya marah-marah terus.

Dokter meminta saya untuk rawat inap tetapi saya tidak mau. Saya kembali
menuju lokasi pembelian nasi goreng. Di situ saya marah-marah sambil
menanyakan Coca Cola itu diberi dari mana kepada tukang nasi goreng. Lalu
dia menunjuk sebuah warung rokok. Sambil marah-marah saya juga menanyakan
kepada pemilik warung tersebut Coca Cola yang tadi saya minum.

Pedagang rokok itu mengatakan sudah dibuang. Saya kemudian menanyakan apakah
anda memasukan obat nyamuk dalam botol Coca Cola yang saya minum. Pedagang
itu menjawab tidak, akhirnya saya pergi ke kantor polisi. Sekitar 4 polisi
ikut bersama saya ke tempat pembelian nasi goreng tadi.

Akhirnya tukang nasi goreng beserta pemilik warung dibawa ke kantor polisi.
Saya menanyakan kembali kepada pemilik warung, dimana kamu membuang Coca
Colanya. Dia menunjukkan lokasinya, dan di sana terlihat ada bekas remukan
obat nyamuk seperti habis diinjak dan berwarna hijau.

Bagaimana dengan Coca Cola sendiri?

Besok paginya sekitar jam 09.00, saya dibantu asisten menghubungi Coca Cola.
Tapi saya kecewa karena ketika menghubungi pihak Coca Cola mereka baru bisa
datang sekitar jam 14.00. Yang bikin saya kecewa atas pengaduan saya itu
ternyata tidak ada permintaan maaf dari pihak Coca Cola pada saat itu.

Mereka malah mengatakan bahwa Coca Cola sistemnya bagus. Bagus seperti apa?
Seperti ada obat nyamuknya?. Mereka juga mengatakan ini (Coca Cola yang
Masaharu minum) bukan produk Coca Cola. Sambil marah saya katakan, kalau
sistemnya bagus akan memuaskan konsumen.

Mengapa anda memilih jalur hukum?

Bagaimana bila produk Coca Cola itu diminum oleh anak-anak. Bagaimana bila
anak tersebut pulang ke rumah dalam keadaan kesakitan dan 

[ekonomi-nasional] Joint Strategy to Help Tsunami Victims (Eight Arab, Islamic and international organizations)

2005-01-11 Terurut Topik A_Dharmawan
 prinsip itu?
ukhuwah jelas lebih baik
  -Original Message-
  From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
  Sent: Tuesday, January 11, 2005 3:07 PM
  To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
  Subject: Re: RE: [ekonomi-nasional] OOT: When Muslims suffer, it's the
West that helps out



  Tidak ada Teman yang ada adalah Kepentingan...

  Yang menggagas KTT Tsunami itu siapa ya? Saya rasa itu 'pesanan' -bukan
gagasan orisinil - jadi yang diundang pun tergantung pemesan

  - Original Message -
  From: Mohammad-Riyadi Tampubolon
[EMAIL PROTECTED]
  Date: Tuesday, January 11, 2005 2:03 pm
  Subject: RE: [ekonomi-nasional] OOT: When Muslims suffer, it's the West
that helps out

  
   Teman sejati mestinya tampak pada saat kita sedang mengalami
   kesulitan..Bukan malah menjatuhkan mental hingga mengemis untuk
   memohon bantuan
   yang sebenarnya merupakan hak kita dan kewajiban mereka yang telah
   lamamenikmati rente ekonomi selama ini..
-Original Message-
From: A_Dharmawan [EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, January 11, 2005 1:54 AM
To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
Subject: RE: [ekonomi-nasional] OOT: When Muslims suffer, it's
   the West
   that helps out
  
  
Mungkin tidak seburuk yang kita sangka...
Masalahnya...memang kita tidak bisa mengalahkan Propaganda
   darai para
West  dengan kehebatan Jaringan Informasinya
  
/agung
  
  
Negara-negara Islam Kecewa Tak Diundang KTT Tsunami
Senin, 10 Januari 2005 | 22:48 WIB
  
TEMPO Interaktif, Jakarta:Negara negara Islam dan Arab
   menyayangkan sikap
Pemerintah Indonesia yang tidak mengundang mereka dalam KTT
   Special ASEAN
yang membahas pasca gempa bumi dan tsunami di Aceh, di Jakarta
   Cenvention  Center. “Mereka menyampaikan kekecewaannya pada
   saya,”ujar Wakil Ketua
Pengurus Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin Senin (10/1) di Jakarta.
  


---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.825 / Virus Database: 563 - Release Date: 12/30/2004



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
In low income neighborhoods, 84% do not own computers.
At Network for Good, help bridge the Digital Divide!
http://us.click.yahoo.com/EpW3eD/3MnJAA/cosFAA/GEEolB/TM
~- 

Kampanye open-source Indonesia - http://www.DariWindowsKeLinux.com
Solusi canggih, bebas ikatan, dan bebas biaya
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





RE: [ekonomi-nasional] OOT: When Muslims suffer, it's the West that helps out

2005-01-10 Terurut Topik A_Dharmawan

Mungkin tidak seburuk yang kita sangka...
Masalahnya...memang kita tidak bisa mengalahkan Propaganda darai para
West  dengan kehebatan Jaringan Informasinya

/agung


Negara-negara Islam Kecewa Tak Diundang KTT Tsunami
Senin, 10 Januari 2005 | 22:48 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Negara negara Islam dan Arab menyayangkan sikap
Pemerintah Indonesia yang tidak mengundang mereka dalam KTT Special ASEAN
yang membahas pasca gempa bumi dan tsunami di Aceh, di Jakarta Cenvention
Center. “Mereka menyampaikan kekecewaannya pada saya,”ujar Wakil Ketua
Pengurus Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin Senin (10/1) di Jakarta.

Padahal, menurut Din, negara-negara Islam paling banyak menyumbang.
Pemerintah Kerajaan Arab Saudi telah memberikan bantuan hibah US$ 30 juta
sementara dana masyarakat yang disampaikan Raja Fahd lebih dari Rp 1
Trilyun. “Ini bukan pinjaman atau cek yang sulit dicairkan,”tegasnya.

Negara-negara Pakistan, Turki dan Uni Emirat Arab, menurut Din, telah
menyatakan kesediaannya untuk menanggulangi anak-anak yatim piatu baik
pengasuhan maupun pendidikannya. Saat ini mereka telah menyediakan tanah di
Jakarta yang jika Pemerintah RI menyetujui akan dibangun kompleks
pendidikan, asrama, pesantren bagi 4.000 anak yatim piatu korban musibah
Aceh. “Ini sangat-sangat kongkrit,”ujar Din.

KTT yang berlangsung 6 Januari tersebut dihadiri sepuluh negara Asean plus
Cina, Jepang, Korea Selatan, India, Srilanka, Maladewa, Australia, Selandia
Baru, Kanada, Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Komisi Eropa serta lembaga
Internasional seperti PBB, WHO, Unicef, World Bank, ADB, tak ada perwakilan
ngara Arab dan Islam.



-Original Message-
From: sidqy suyitno [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, January 10, 2005 5:56 AM
To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
Subject: [ekonomi-nasional] OOT: When Muslims suffer, it's the West that
helps out




Ass.ww. Salam sejahtera. Om Swasti astu. Amitabha.

Artikel di bawah ini membuat kami sendiri yang juga muslim menjadi prihatin
dan merasa harus segera berintrospeksi. Semoga bermanfaat.

Salam,

Sidqy LP. Suyitno



=

When Muslims suffer, it's the West that helps out[1]

Peter Bergen[2]



A failure of charity

KABUL Around the Islamic world it is common currency that Muslims are
perpetual victims of Western and Zionist conspiracies. The bill of
particulars includes the handling of prisoners at Guantánamo Bay, Israel's
inequitable treatment of the Palestinians, and the deaths of thousands of
civilians in Iraq - as a result first of United Nations sanctions after the
Gulf war, and more recently of the American occupation. The most articulate
spokesman of such views is, of course, Osama bin Laden.

Yet when Muslims are suffering, it is usually the West, and often the United
States, that takes the lead in helping. For instance, when the Soviet Union
invaded Afghanistan in 1979, Washington mounted its largest covert aid
program since Vietnam to help the Afghan resistance; when Somalis were
starving in the early 1990s, President George H.W. Bush sent 25,000 American
troops to help relief efforts; when Serbs were massacring Bosnian Muslims in
the mid-1990s President Bill Clinton (belatedly) directed the U.S. Air Force
to bomb Serbian positions, which led to the Dayton accords.

More recently, it was the United States that overthrew the tyrannical
government of the Taliban, a regime recognized only by three Muslim
countries: Saudi Arabia, Pakistan and the United Arab Emirates. Other than
Turkey, no Muslim nation has sent troops to Afghanistan to help stabilize
the poorest country in the Islamic world (a few Muslim states, including
Jordan, offered token deployments but were turned down).

Now the same pattern - action by Western countries and inertia from Muslim
states - can be seen in the efforts to provide relief for those hardest hit
by the Indian Ocean tsunami. While 100,000 of the victims are from Aceh, the
most Islamic of Indonesia's provinces, Muslim countries are contributing a
relative pittance.

The oil-rich nation of Saudi Arabia is contributing the most: a paltry $30
million, about the same as what the Netherlands is giving and less than
one-tenth of the contribution from the United States. And no Arab
governments participated in the conference in Jakarta on Thursday where
major donors and aid organizations conferred over reconstruction efforts.

This anemic effort on the part of the richest Islamic countries is
emblematic of a wider political problem in the Islamic world. For all of the
invocations by Muslim leaders of the ummah, or the global community of
believers, they typically do little to help their fellow Muslims in times of
crisis.

Arab leaders and their toothless talking shops like the Arab League and the
Organization of the Islamic Conference are excellent at denouncing problems
in Palestine and Iraq, but most stood silent as a million died in the war
between Iraq and Iran during the 

[ekonomi-nasional] Indonesia Tidak Terima Bantuan Asing ( kecuali dalam bentuk Hibah, Infaq dan Sadaqoh ??)

2005-01-07 Terurut Topik A_Dharmawan

Menurut Hemat saya, Indonesia memang harus berhati-hati untuk tidak tergiur
oleh propaganda Barat dengan mengekpos Jumlah bantuan yang sangat besar.
Tapi kalau dalam realisasinya bantuan itu adalah Hutang. akhirnya
dikemudian hari kita akan kesulitan untuk membayarnya kembali.

Keputusan untuk menerima bantuan yang berupa Hibah saja menurut saya
adalah yang terbaik.
Saya belum tahu persis, apakah Komitment negara-negara Timur-Tengah untuk
membantu juga memberi dengan bentuk Hutang, atau mereka sudah
mengkonversinya seperti pemberian dalam bentuk Infaq atau Sadaqoh ??

/ad

Indonesia Tidak Terima Bantuan Tsunami Berupa Utang
Reporter: Luhur Hertanto

detikcom - Jakarta, Pemerintah tidak akan menerima semua bantuan finansial
yang ditawarkan negara-negara donor dalam KTT Tsunami yang berlangsung
kemarin. Pemerintah tidak akan menerima tawaran yang berupa utang untuk
membiayai kegiatan rekonstruksi dan rehabilitasi NAD-Sumut.

Meski itu soft loan sekalipun kami tidak akan terima, karena akan membebani
APBN di kemudian hari, kata Presiden SBY usai meninjau proses embarkasi
logistik dan alat berat ke Aceh di Kolinlamil Tanjung Priok Jakarta Utara,
Jumat (7/1/2005).

Untuk pembiayaan rekonstruksi dan rehabilitasi yang membutuhkan biaya besar,
menurut dia, pihaknya akan mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya dalam
negeri, termasuk dalam hal pembiayaan.

SBY akan mengusahakan agar pos pembiayaan tersebut tidak mengambil terlalu
banyak alokasi untuk pos-pos yang telah dianggarkan, sehingga tidak
mengganggu pencapaian target-target pembangunan lainnya.

Karenanya kita akan mengoptimalkan bantuan berupa hibah dan moratorium
untuk kegiatan rekonstruksi dan rehabilitasi di NAD-Sumut, kata SBY. (sss)



-Original Message-
From: Satrio Arismunandar [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, January 07, 2005 2:32 PM
To: ppiindia@yahoogroups.com; [EMAIL PROTECTED]; AJI INDONESIA;
ekonomi-nasional@yahoogroups.com
Subject: [ekonomi-nasional] Ulama Saudi: Kita Lebih Berhak Membantu
Indonesia


Ulama Saudi: Kita Lebih Berhak Membantu Indonesia
  http://www.mediaindo.co.id/images/bening.gif

SANA'A--MIOL: Kampanye penggalangan dana terbesar di
dunia yang dilakukan Arab Saudi di seluruh daerah atas
instruksi Raja Fahd Bin Abdul Aziz, berlangsung Kamis
(6/1) hingga Jumat (7/1) dini hari waktu setempat yang
juga melibatkan sejumlah ulama dan disiarkan langsung
stasiun TV setempat.

Kita lebih berhak membantu saudara-saudara kita di
Indonesia tempat komunitas Muslim terbesar di dunia.
Jemaah haji terbesar juga datang dari Indonesia, dan
Indonesia yang paling parah menderita akibat tsunami,
ujar seorang ulama Dr. Sheikh Abdullah.

Hingga pukul 23.45 waktu setempat atau Jumat pagi WIB,
jumlah uang tunai yang terkumpul telah mencapai lebih
dari 242 juta riyal atau sekitar 593 milyar rupiah.

Jumlah tersebut dipastikan melonjak cepat hingga Jumat
dini hari. Sebagai contoh pada pukul 23.00 uang tunai
yang terkumpul sekitar 129 juta riyal, belum satu jam
kemudian telah terkumpul lebih dari 242 juta riyal.

Raja Fahd pribadi menyumbang 20 juta riyal, Putra
Mahkota Pangeran Abdullah menyumbang 10 juta riyal,
dan Deputi II PM/Menhan Pangeran Sulthan
menyumbang sebesar 5 juta riyal.

Sementara Pangeran Waleed Bin Talal yang juga seorang
pengusaha dan milyarder Saudi menyumbang senilai 70
juta riyal, di antaranya 15 juta uang tunai, sejuta
set pakaian dan 3 ribu tenda senilai 55 juta riyal.

Kita ingin buktikan bahwa sangkaan media Barat umat
Islam enggan membantu saudaranya yang ditimpa musibah
adalah tidak benar, mari secepatnya kita ramai-ramai
menyumbang dengan segala kemampuan yang ada. Kita
buktikan umat Islam adalah umat rahmah bagi sekalian
manusia tanpa pandang agama, ras dan
bangsa, ujar Sheikh Abdullah.

Menurut dia, hamlah tabaaru'at (penggalangan dana
kebajikan) juga sebagai dakwah di lapangan bahwa Islam
tidak sebagaimana yang dituding Barat. Kita
buktikan di lapangan Islam bukan teroris seperti yang
ditundingkan, katanya.

Seandainya yayasan-yayasan kebajikan yang kita miliki
tidak dalam keadaan sulit (karena tudingan yayasan
donor gerakan terorisme oleh Barat red.), mereka sudah
jauh lebih dahulu menuju tempat bencana dibandingkan
Barat, tegasnya.

Apakah dengan pemandangan yang kita saksikan saat
ini, kita masih dituding teroris. Kita menggalang dana
untuk para korban tanpa pandang agama, ras dan bangsa.
Inilah ajaran Islam yang cinta damai dan kasih sayang
sesama anak Adam, kata ulama lainnya.

Hingga menjelang larut malam, pusat-pusat penggalangan
dana kebajikan di seluruh propinsi di negeri kaya
minyak Teluk itu nampak masih terus didatangani banyak
penyumbang, sementara para petugas terus mengihitung
jumlah uang tunai.

Selain uang tunai, juga mobil, perhiasan, pakaian,
bahan makanan dan obat-obatan juga nampak menggunung
di pusat-pusat pengumpulan dana.

Sebelumnya pemerintah Saudi juga telah menjanjikan
bantuan dana 30 juta dolar. (Ant/O-1)




---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG 

[ekonomi-nasional] ExxonMobil, Aceh and the Tsunami

2005-01-06 Terurut Topik A_Dharmawan

dibalik misi kemanusiaantentu saja nuansa Politik  America tidak
bisa dilepas begitu saja.
Sayangnya Media Indonesia belum ada yang Go International...jadi belum
bisa mengcounter berita-berita yang secara Agreessive di tayangkan oleh CNN
atau BBC

Mungkin agak berburuk sangkatapi ndak ada salahnya untuk berhati-hati
terhadap sikap baik Amerika di Aceh sekarang ini.

/ad


Tuesday, January 4th, 2005
from (http://www.democracynow.org/article.pl?sid=05/01/04/160250)

ExxonMobil, Aceh and the Tsunami

Listen to Segment || Download Show mp3
Watch 128k stream   Watch 256k stream   Read Transcript
Help  Printer-friendly version   Email to a friend  Purchase
Video/CD





ExxonMobil has contributed $5 million to the Tsunami relief efforts. In
Aceh, the company operates one of the largest gas fields in the world and
they're being sued for gross human rights violations. We speak with a lawyer
who has just returned from Indonesia where he was interviewing witnesses
against ExxonMobil from Aceh. [includes rush transcript] Today, as the
United Nations puts the confirmed death toll from the Asian Tsunami at more
than 150,000, we are going to continue our special coverage of the
devestation in the hardest hit area, the Aceh region of Indonesia where the
death toll is expected soon to rise above 100,000. In a few moments we are
going to be joined by two Acehnese activists who were out in front of the
Indonesian Mission to the UN protesting yesterday against the Indonesian
military regime. But first, we turn to a story that has gotten almost no
attention and that is the story of the oil giant Exxon-Mobil, a corporation
that has a massive investment in Aceh. According to some estimates,
ExxonMobil has extracted some $40 billion from its operations in Aceh,
Indonesia.
According to human rights groups, ExxonMobil has hired military units of the
Indonesian national army to provide security for their gas extraction and
liquification project in the region. Members of these military units
regularly have perpetrated ongoing and severe human rights abuses against
local villagers, including murder, rape, torture, destruction of property
and other acts of terror. Human rights groups further charge that ExxonMobil
has continued to finance the military and to provide company equipment and
facilities that have been used by the Indonesian military to commit
atrocities and cover them up through the use of mass graves.

For years, the Washington DC-based International Labor Rights Fund has
fought a series of legal battles to hold ExxonMobil responsible for its
record in Aceh. One of the group's lawyers was in Aceh interviewing
witnesses just days before the Tsunami hit.


  a.. Derek Baxter, a lawyer for the International Labor Rights Fund in
Washington, D.C.

  a.. Bama Athreya, Deputy Director of the International Labor Rights Fund
in Washington, D.C.




RUSH TRANSCRIPT
This transcript is available free of charge, however donations help us
provide closed captioning for the deaf and hard of hearing on our TV
broadcast. Thank you for your generous contribution.
Donate - $25, $50, $100, more...

AMY GOODMAN: We're joined by Bama Athreya, who is the Deputy Director of the
International Labor Rights Fund, as well as Derek Baxter, who is a lawyer
with that group. He has just returned from Indonesia, where he was speaking
with people who are involved in the lawsuit. We want to welcome you both to
Democracy Now!, and begin with Derek Baxter. Welcome.

DEREK BAXTER: Thank you.

AMY GOODMAN: It's good to have you with us, Derek. I wanted to start off by
saying that we did invite ExxonMobil on the program. They said at first they
would participate in the program, if we were just talking about their
contribution, ExxonMobil's contribution to the relief efforts. They're one
of the largest corporate contributors to the relief efforts. They have
pledged more than -- they have pledged $5 million. They did write us an
email. They said, “I'm surprised your program would choose to divert
attention from the unprecedented outpouring of support and coordination
among multinational and local relief agencies in Indonesia, by pursuing an
ambush interview with one of the largest corporate contributors to those
efforts.” Derek Baxter, can you respond?

DEREK BAXTER: Well, we welcome ExxonMobil's contribution, but ExxonMobil, we
have to remember, has a long debt to the Acehnese people. They are by far
the largest corporation operating in Aceh. The amount of profit that they
derive from this region is enormous. It dwarfs any other industry in the
area. While we're glad that they're helping, sadly, all too long, Exxon has
been part of the problem in Aceh. As our lawsuit has alleged, Exxon has
knowingly operated its facilities, its 

[ekonomi-nasional] Marhaban Ramadhan..!

2004-10-13 Terurut Topik A_Dharmawan

Assalamualaikum  Warakhmatullahi Wabarakatuh ,

Marhaban Ya Syahrul  Mubarak , Ya Syahrul Marghfirah , Ya Syahrul Rahmah ,
Ya Syahrul Tilawah, Ya  Ramadhan , Bulan Yang Suci Yang penuh Keberkahan
dari Allah Swt. , bagi Ummat Manusia dimuka Bumi Ini .

Dalam menjalani Ibadah Ramadhan Tahun ini , Kami Sekeluarga  Mengucapkan
Kepada Rekan-Rekan Sekeluarga Yang Beragama Islam : Selamat Melaksanakan
Ibadah Ramadhan dan Mohon Dimaafkan Kesalahan  Kealpaan Yang Pernah Kami
Lakukan dan Semoga Amal Ibadah Yang Kita Jalankan Selama ini Diterima Allah
Swt. Amin Ya Rabbal Alamin .

Wassalam,

Agung Dharmawan  Kel

(Retno, Ardinny,Ardianty)

Abudhabi - UAE

  -
---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.768 / Virus Database: 515 - Release Date: 9/22/2004


[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
$9.95 domain names from Yahoo!. Register anything.
http://us.click.yahoo.com/J8kdrA/y20IAA/yQLSAA/GEEolB/TM
~- 

Kampanye open-source Indonesia - http://www.DariWindowsKeLinux.com
Solusi canggih, bebas ikatan, dan bebas biaya
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/