Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi
Yth. Pak Hadhian, Sertifikat yang bertanggal 17/06/1996 benar giok nefrit tetapi bentuknya bukan meja melainkan bongkahan seberat 23,5 kg dan ditemukannya tidak di Jawa Timur melainkan di Nangroe Aceh Darussalam ( kemungkinan besar ! ). Mengenai permintaan harganya, mang Okim dengar ada beberapa versi, dari mulai yang ratusan juta sampai yang miliaran. Kepemilikannya sepertinya sudah beberapa kali ganti karena mang Okim pernah dikontak oleh seseorang yang ingin mengganti nama pemilik di sertfikatnya . Patung giok di lokasi rumah Anda ? Mudah-mudahan saja benar dan patung yang ditemukan terbuat dari giok kelas imperial sehingga nilai jualnya betul-betul lumayan ( bukan angin sorga ! ). Hanya, sejauh yang mang Okim ketahui, untuk mengambil barang-barang seperti yang Anda maksud biasanya minta permisi dulu ke penunggunya ( mang Okim belum menyentuh hal-hal semacam itu ). Harga giok tidak semahal seperti yang ditiupkan oleh orang-orang di Indonesia. Dari katalog batumulia, giok nefrit yang dari Wyoming harganya sekitar 100 dolaran sekilo ( beberapa tahun yang lalu ). Di Indonesia, ada yang meniupkan harga sampai 400 juta sekilo ( ??? ). Kaitannya dengan industri penerbangan / NASA ? Bumbu ceritanya memang demikian tetapi mang Okim kira hal tersebut hanya karangan belaka. Sekian dulu penjelasan mang Okim, Salam batumulia, Mang Okim - Original Message - From: Hadhian Noercahyo To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, October 25, 2007 8:50 AM Subject: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi Saya hadhian dari Jakarta, saya ikut tertarik mengenai batu giok. Ada teman yang cerita bahwa batu giok yang ditemukan di daerah jawa timur berbentuk meja dan sudah mendapat sertifikat batuan dari suatu lab di jalan pajajaran Bandung yang menanadatangani bpk Ir.H.Sujatmiko tgl 17/06/1996 yang mana kesimpulannya adalah Giok Nefrit. Harga yang ditawarkan oleh pemilik Rp. 200 jt saat itu. Saya juga dikabarkan oleh beberapa orang teman yang mempunyai wawasan yang lebih dari saya bahwa ada sesuatu yang bisa diangkat di lokasi rumah saya dan diduga adalah patung giok, namun saya belum berencana untuk merealisasikan. Kira - kira apakah giok itu memang mahal ? karena apanya ? dan apa ada kaitannnya dengan industri dunia penerbangan? Mhn saran pak, tks
Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi
Dear Pak Rendra, Tidak mudah untuk mendapatkan meja giok yang bahannya asli alam dan utuh, karenanya tak pernah disebut-sebut tentang standard ketebalannya. Kebetulan sekali beberapa hari yang lalu ada serombongan orang yang minta diperiksakan meja " gioknya ". Bentuknya segi delapan dengan ketebalan 3 cm. Hasilnya imitasi. Karenanya berhati-hatilah. Salam batumulia, mang Okim - Original Message - From: rendra irawan To: miko Sent: Wednesday, January 18, 2006 1:00 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi selamat siang,... saya mohon informasi, berapakah ketebalan Giok standard untuk meja ? di Bandung, Tasik, Sumedang dan Cirebon banyak sekali beredar berita mengenai kepemilikan Meja Giok,..dan semua itu apakah benar-benar barang asli atau tiruan ? mohon informasi selanjutnya. Terima kasih atas informasinya Pada tanggal 1/14/06, miko <[EMAIL PROTECTED]> menulis: Pak Rendra, Sampai saat ini mang Okim belum pernah lihat yang namanya giok super. Perkiraan mang Okim, yang dimaksud giok super kemungkinan besar adalah jadeite jade / imperial jade. Mang Okim pernah ngeluarin sertifikat untuk beberapa karya seni yang terbuat dari batuan berwarna kehijauan berukuran besar. Diantaranya ada juga sih yang giok nefrit ( nephrite jade ), tetapi sebagian besar adalah serpentinite, dyed marble, onyx marble, gelas alias beling ( sering diplesetkan menjadi pantol alias pantat botol ...maaf ! ), dan bahkan rekayasa resin ( hati-hati dengan daun meja yang bergambar Dewi Kwan Im ! ). Untuk benda-benda berukuran kecil, terdapat cukup banyak yang jenisnya jadeite jade, tetapi tak kalah banyak yang jenis aspal seperti serpentinite, marble, onyx, dolomite, abalone, dll. Untuk biaya sertifikat tergantung kepada jenis dan besarnya benda yang dimintakan sertifikat. Pak Rendra bisa singgah di Serambi Batumulia kalau lagi shopping ke Bandung, nanti bisa bincang-bincang . Salam batumulia, mang Okim - Original Message - From: rendra irawan To: miko Sent: Thursday, January 12, 2006 1:47 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi kalau boleh saya tahu tempat serta alamat untuk membuat sertifikat Giok serta berapa biayanya. Dan apakah benar,. bahwa giok super terdapat di indonesia ? dan berbentuk apa ? sebab pada saat ini banyak sekali beredar berita giok dikalangan mediator, diantaranya giok 363,8 kg...giok 267 kg.. giok 400 kg dan masih banyak lagi lainnya. Apakah semua itu memang benar atau cuma cerita belaka Pada tanggal 1/12/06, miko <[EMAIL PROTECTED] > menulis: Pak Rendra, Sebelumnya mohon maaf, mang Okim mengopi tanya jawab ini ke milis IAGI karena maksudnya memang untuk kalangan IAGI. Mengenai giok super Dewi Ong Tien dan meja giok eks Kerajaan Sumedang, keduanya kemungkinan besar tidak benar. Berhati-hatilah agar tidak menyesal nanti. Kalau mau maju juga, bawa ke Bandung. Nanti biaya sertifikatnya minta dibayarin oleh si penjual. OK !? Salam batumulia, mang Okim - Original Message - From: rendra irawan To: miko Sent: Thursday, January 12, 2006 12:53 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi Terima kasih atas semua informasinya,... Kalau boleh saya tahu. didaerah Cirebon disinyalir terdapat giok super peninggalan dewi Ong tien,..apakah benar ? Dan di Sumedang juga pernah saya dengar bahwa ada juga meja giok peninggalan kerajaan sumedang,..apakah benar pak ? atas informasinya saya ucapkan banyak terima kasih Pada tanggal 1/12/06, miko <[EMAIL PROTECTED] > menulis: Yth Pak Irawan, Selamat pagi ! Masalah giok super telah pernah mang Okim angkat di milis IAGI ini beberapa waktu yang lalu . Giok super dengan sifat-sifat seperti yang mungkin Anda perkirakan, khususnya yang tetap dingin walau dipanasi selama beberapa puluh menit, demikian juga daya tembus cahaya sampai 25-35 cm, tentulah tidak mungkin secara logika. Untuk kekerasannya, giok asli jenis nefrit ataupun jadeit memang lebih tinggi dari paku baja. Mengenai testing yang benar, mang Okim nyarankan agar dibawa saja ke ahli batumulia / gemmologist untuk diperiksa. Testing pertama yang sering mang Okim lakukan adalah tingkat kekerasan, berat jenis, goresan, kilap, dan teksturnya. Test selanjutnya bisa indek refraksi. Kalau yang diperiksa bahan mentah, bisa saja dibantu dengan analisa petrografi ( kasi saja ke ahlinya seperti Dr.Yuwono di ITB ). Mang Okim bisa bantu kalau gioknya ada di Bandung. Mengenai harganya ? Untuk bahan mentah seperti New Zealand atau Wyoming Jades ( nephrite ), memang ada standardnya, beberapa ratus dolar perkilo. Untuk giok super ? Kalau benar ada tentu tak ada standardnya,
Re: [iagi-net-l] Gemology (Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi)
Punteen. Saya meluruskan dua hal biar nyambung. Buat 'mang Okim' yang ini 'uni' Yuriza Noor, geofisikawati TI di Balikpapan. Yuriza, mang Okim ini bos saya 20 tahun lebih yang lalu di kantor anda sekarang (di Balikpapan). Numpang liwat sajaaah. Wassalaam, D. Saib |-+> | | "miko" | | | <[EMAIL PROTECTED]| | | d> | | || | | 14/01/2006 06:11 | | | PM | | | Please respond to| | | iagi-net | | || |-+> >| | | | To: | | cc: <[EMAIL PROTECTED]> | | Subject: Re: [iagi-net-l] Gemology (Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi) | >| - Original Message - From: <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Saturday, January 14, 2006 10:14 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Gemology (Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi) Pak Yuriza Noor, Anda dari Totalkah ? Kebetulan beberapa hari yang lalu Pak Darto dan Ferita disertai crew datang ke Pusat Promosi Batumulia di Bandung, ceritanya mau shooting mang Okim dalam kaitannya dengan perpisahan Pak Festor , kawan seperjuangan mang Okim di Balikpapan, 20 tahunan yang lalu. Mang Okim sangat terkesan waktu diundang ke acara Saint Barbe yang lalu di Jakarta. Mang Okim gaya deh, selain diservice kamar gratis di Hotel Mulia Senayan ( waduh, geningan awis pisan kamarna ! ), mang Okim didudukkan semeja dengan beliau, bersama-sama dengan team DKS yang seluruhnya urang Indonesia ( meja VVIP lho ! ). Opo ora huebaat ( maksud mang Okim: sikap Pak Festor itu lho). Mengenai adik Anda, rasanya sangat wajar kalau begitu dibutuhkan oleh sebuah perusahaan yang punya karyawan banyak, apalagi background nya begitu meyakinkan, selain psychologist, MBA bidang labour relation lagi. Memang akan mengalami shock berat manakala untuk pertama kalinya menerima segepok duit, padahal sebelumnya harus ngerayu orang tua atau kakak-kakaknya untuk ngelunasin indekosan yang hanya beberapa puluh dolar sebulan. Mengenai gemstone players di Bali, mang Okim tidak banyak tahu. Ada anggota mang Okim yang melebarkan sayapnya di Denpasar, di bidang gemstones. Hanya dia kurang happy setelah Denpasar digoyang dua peristiwa bom . Katanya siih tekor terus ( tapi kok bertahan ). Mang Okim ada dengar juga tentang beberapa perusahaan gemstones yang mengelola recent corrals dan akar bahar dll. Hal ini tentunya nyerempet-nyerempet bahaya karena koral tersebut sebetulnya dilindungi. Nah itu dulu ya, jawaban mang Okim. Anda tidak cerita tentang alasan mengapa adik anda ragu-ragu ketika diundang melihat lokasi perusahaan asing tersebut di Ubud. Tak layakkah atau terlalu huebatkah ? Adik anda bisa saja ngontak mang Okim di 022-6075855 / 6038712 atau di HP 08122010582 kalau benar-benar membutuhkan advice. Salam batumulia, mang Okim. > Pak Miko yang baik, > Adik saya (cewek dan bukan geologis) di'tawar' oleh suatu perusahaan batu > mulia milik orang amerika yang bermarkas di Bali (dan juga di thailand) > gaji dan benefit yang sangat sangat menggiurkan. > Posisi adik saya ini juga sudah tidak main main (Head of divison HR) > disalah satu perusahaan multinational amerika berburuh banyak dan > setelah diundang jalan jalan ke lokasi perusahaan itu di Ubud jadi ragu > ragu . dan bolak balik menelpon saya untuk minta pendapat .. > Apakah pak Miko bisa share informasinya mengenai kegiatan pergemstonan di > Bali, siapa saja playernya dan kenapa pula adik saya (background psikologi > dan mba dengan spesialisasi labour relation) sangat dibutuhkan oleh > perushaan ini sehingga mau menawarkan gaji dan fasiltitas yang rada gila > untuk ukuran indonesia ?. > salam > yuriza > > > > > |-+> > | | "miko" | > | | <[EMAIL PROTECTED]| > | | d> | > | ||
Re: [iagi-net-l] Selective Sampling --> RE: [iagi-net-l] Gemology (Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi)
Secara umum menurut saya selektif maupun sistematik keduanya ada fungsi matematikanya dalam statistik (random, linear, normal, fractal etc). Bahkan yang sedikit masih bisa dimodelkan melalui pendekatan stochastic dgn mengunakan variogram. Yang terpenting metoda2 ini diaplikasikan sesuai dgn keadaan (kondisi dan budget). Sehingga interpretasinya ynag penting diberikan weight sesuai dgn keadaan datanya. Misalnya, tentu saja kalau kita melakukan sistematik sampling setiap 1 cm untuk mendeteksi fracture akan sangat baik sekali hasilnya dibandingkan interval 100m. Saya setuju dgn Vicky bahwa dlm Earth Sciences harus diusahakan supaya sebisa mungkin sistematik supaya dapat distribusi yang normal yang mengcover semua kelasnya. Salam, Ben Sapiie - Original Message - From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Saturday, January 14, 2006 8:06 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Selective Sampling --> RE: [iagi-net-l] Gemology (Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi) Pak Zaim, bukan maksud saya bahwa selective sampling itu kurang tepat. Justru selective sampling itu salah satu cara yg paling sering dipakai oleh explorer utk memunculkan ide atau memboosting ide yg seringkali dikalahkan oleh hasil kesimpulan dengan "averaging". Misalnya utk mencari 'source rock' dalam sebuah sumur seringkali dilakukan sampling selective sehingga dijumpai atau ditemukan lapisan mengandung TOC tinggi setelah diseleksi dari log gamma dan log resistivity serta log-log lainnya. Karena biasanya ketebalan batuan yg mengandung TOC tinggi secara prosentase sangat kecil sekali dibanding batuan "non source". Namun dengan diketahuinya satu atau dua sample saja yg dipilih mengandung source potential sering dipakai utk menganggap bahwa interval yg mengandungnya dianggap sebagai source potential dan akhirnya memang interval itulah yg akhirnya "dikejar-kejar" utk dilakukan analisa selanjutnya. Nah kalau memakai sistematic sampling tentunya biayanya lebih mahal. Hal yg sama dengan Gemstone explorer ini. Kalau saja kita mampu "mem-boosting" kesuksesan pak Miko ini, siapa tahu akan menjadikan mata mahasiswa terbuka utk menilik profesi ini serta menggali potensi yg ada di Indonesia. Memang akan sulit menolaknya kalau kita dihadapkan dengan asumsi "averaging", bahwa rata-rata yg bekerja di perminyakan lebih "makmur" dibanding profesi lainnya. Namun sangat mungkin ketekunan membawa kesuksesan juga. Tapi kok ya sayangnya, pak miko menggeluti profesi gemstone diawali bekerja di perminyakan dulu ya. Rasanya kita perlu contoh Pak Miko-Pak Miko lain supaya mahasiswa tidak hanya berorientasi dengan hal yg "umum-umum" saja selama ini. Salam RDP On 1/13/06, Yahdi Zaim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Pak RDP dan Rekans Yth., Untuk supaya tidak salah tafsir dan persepsi, bukan maksud saya untuk selective sampling dalam hal per-gemstone-an yang saya utarakan dalam milis saya terdahulu, namun apa yang saya utarakan, dan yang selama ini mengutarakan serta memperbincangkan soal per-gemstone-an di milis ini yang komunitasnya ya kita2 ini kan ? Sudah barang tentu hal tersebut tidak valid untuk menyatakan mewakili suara seluruh geologist yang ada di negeri ini. Dalam komentar saya, rasanya saya juga tidak bermaksud menggunakan Pak Miko dan teman saya Pak Andri SS Mubandi sebagai "selective sampling", tetapi beliau2 tersebut sebagai suatu kenyataan yang ada dari komunitas kita di milis ini. Yang saya maksudkan, selama ini yang berkomentar dimilis ini, di komunitas kita ini, tentang per-gemstone-an ya Anda2 yang justru berkecimpung sebagai profesional dalam bidang MIGAS, BATUBARA, EKSPLORASIONIS MINERAL, sedangkan dari orang yang justru berkecimpung dalam kilauan batumulia hanya Pak Miko dan Pak Andri SS Mubandi. Jadi masalahnya bukan dari aspek statistiknya seperti yang Pak RDP katakan sebagai selective sampling. Terima kasih, Wassalam Yahdi Zaim (YZ) KK Geologi dan Paleontologi/ Program Studi Teknik Geologi FIKTM - ITB - Original Message - From: "Putrohari, Rovicky" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Friday, January 13, 2006 10:58 AM Subject: [iagi-net-l] Selective Sampling --> RE: [iagi-net-l] Gemology (Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi) Naaah ini baru masalah statistik, yaitu masalah sampling. Sampling yg dipakai dibawah ini menggunakn selective sampling. Sample tersebut ternyata ... Hanya yg menjadi anggota milist dan hanya yg "bersuara" di milist. Makanya hanya dijumpai dua geologist yg berkecimpung di perbatuan (gemstone). Apakah hanya dua dari seluruh Indonesia ? Hampir semua data sumur geologi di perminyakan merupakan selective sampling. Sumur hanya dibor pada daerah yg diperkirakan ada minyak. Artinya kita mengejar sesuatu dari yg "dianggap" sudah tahu. Bahkan seismicpun hanya dilakukan pada daerah terte
Re: [iagi-net-l] Selective Sampling --> RE: [iagi-net-l] Gemology (Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi)
Pak Zaim, bukan maksud saya bahwa selective sampling itu kurang tepat. Justru selective sampling itu salah satu cara yg paling sering dipakai oleh explorer utk memunculkan ide atau memboosting ide yg seringkali dikalahkan oleh hasil kesimpulan dengan "averaging". Misalnya utk mencari 'source rock' dalam sebuah sumur seringkali dilakukan sampling selective sehingga dijumpai atau ditemukan lapisan mengandung TOC tinggi setelah diseleksi dari log gamma dan log resistivity serta log-log lainnya. Karena biasanya ketebalan batuan yg mengandung TOC tinggi secara prosentase sangat kecil sekali dibanding batuan "non source". Namun dengan diketahuinya satu atau dua sample saja yg dipilih mengandung source potential sering dipakai utk menganggap bahwa interval yg mengandungnya dianggap sebagai source potential dan akhirnya memang interval itulah yg akhirnya "dikejar-kejar" utk dilakukan analisa selanjutnya. Nah kalau memakai sistematic sampling tentunya biayanya lebih mahal. Hal yg sama dengan Gemstone explorer ini. Kalau saja kita mampu "mem-boosting" kesuksesan pak Miko ini, siapa tahu akan menjadikan mata mahasiswa terbuka utk menilik profesi ini serta menggali potensi yg ada di Indonesia. Memang akan sulit menolaknya kalau kita dihadapkan dengan asumsi "averaging", bahwa rata-rata yg bekerja di perminyakan lebih "makmur" dibanding profesi lainnya. Namun sangat mungkin ketekunan membawa kesuksesan juga. Tapi kok ya sayangnya, pak miko menggeluti profesi gemstone diawali bekerja di perminyakan dulu ya. Rasanya kita perlu contoh Pak Miko-Pak Miko lain supaya mahasiswa tidak hanya berorientasi dengan hal yg "umum-umum" saja selama ini. Salam RDP On 1/13/06, Yahdi Zaim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Pak RDP dan Rekans Yth., > Untuk supaya tidak salah tafsir dan persepsi, bukan maksud saya untuk > selective sampling dalam hal per-gemstone-an yang saya utarakan dalam milis > saya terdahulu, namun apa yang saya utarakan, dan yang selama ini > mengutarakan serta memperbincangkan soal per-gemstone-an di milis ini yang > komunitasnya ya kita2 ini kan ? Sudah barang tentu hal tersebut tidak valid > untuk menyatakan mewakili suara seluruh geologist yang ada di negeri ini. > Dalam komentar saya, rasanya saya juga tidak bermaksud menggunakan Pak Miko > dan teman saya Pak Andri SS Mubandi sebagai "selective sampling", tetapi > beliau2 tersebut sebagai suatu kenyataan yang ada dari komunitas kita di > milis ini. > Yang saya maksudkan, selama ini yang berkomentar dimilis ini, di komunitas > kita ini, tentang per-gemstone-an ya Anda2 yang justru berkecimpung sebagai > profesional dalam bidang MIGAS, BATUBARA, EKSPLORASIONIS MINERAL, sedangkan > dari orang yang justru berkecimpung dalam kilauan batumulia hanya Pak Miko > dan Pak Andri SS Mubandi. Jadi masalahnya bukan dari aspek statistiknya > seperti yang Pak RDP katakan sebagai selective sampling. > > Terima kasih, > > Wassalam > > Yahdi Zaim (YZ) > KK Geologi dan Paleontologi/ > Program Studi Teknik Geologi > FIKTM - ITB > > > - Original Message ----- > From: "Putrohari, Rovicky" <[EMAIL PROTECTED]> > To: > Sent: Friday, January 13, 2006 10:58 AM > Subject: [iagi-net-l] Selective Sampling --> RE: [iagi-net-l] Gemology (Re: > [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi) > > > Naaah ini baru masalah statistik, yaitu masalah sampling. > Sampling yg dipakai dibawah ini menggunakn selective sampling. Sample > tersebut ternyata ... Hanya yg menjadi anggota milist dan hanya yg > "bersuara" di milist. Makanya hanya dijumpai dua geologist yg > berkecimpung di perbatuan (gemstone). Apakah hanya dua dari seluruh > Indonesia ? > > Hampir semua data sumur geologi di perminyakan merupakan selective > sampling. Sumur hanya dibor pada daerah yg diperkirakan ada minyak. > Artinya kita mengejar sesuatu dari yg "dianggap" sudah tahu. Bahkan > seismicpun hanya dilakukan pada daerah tertentu. > > Nah sadarkah anda bahwa hampir semua sumur walaupun itu sumur dinyatakan > water wet selalu ada gas. Artinya Gas is every where. Simak tulisan di > AAPG Explorer November 2005 lalu. > "A lot of water wells have gas in them in that part of the world," she > said. "You get the feeling that there's gas everywhere out there." > > RDP > > > Saya setuju dengan pk Zaim.dari seluruh geologist > > Indonesia yang ada hanya dua orang saja yah?. > > > > Salam > > > > hilman sobir > > > > --- Yahdi Zaim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > > Rekans, > > > Ikut nimbrung dikit soal pendidikan per-gemstone-an. > > > Saya sih mikirnya kok tidak aneh ya kalau kita kalah sama negara >
Re: [iagi-net-l] Gemology (Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi)
- Original Message - From: <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Saturday, January 14, 2006 10:14 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Gemology (Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi) Pak Yuriza Noor, Anda dari Totalkah ? Kebetulan beberapa hari yang lalu Pak Darto dan Ferita disertai crew datang ke Pusat Promosi Batumulia di Bandung, ceritanya mau shooting mang Okim dalam kaitannya dengan perpisahan Pak Festor , kawan seperjuangan mang Okim di Balikpapan, 20 tahunan yang lalu. Mang Okim sangat terkesan waktu diundang ke acara Saint Barbe yang lalu di Jakarta. Mang Okim gaya deh, selain diservice kamar gratis di Hotel Mulia Senayan ( waduh, geningan awis pisan kamarna ! ), mang Okim didudukkan semeja dengan beliau, bersama-sama dengan team DKS yang seluruhnya urang Indonesia ( meja VVIP lho ! ). Opo ora huebaat ( maksud mang Okim: sikap Pak Festor itu lho). Mengenai adik Anda, rasanya sangat wajar kalau begitu dibutuhkan oleh sebuah perusahaan yang punya karyawan banyak, apalagi background nya begitu meyakinkan, selain psychologist, MBA bidang labour relation lagi. Memang akan mengalami shock berat manakala untuk pertama kalinya menerima segepok duit, padahal sebelumnya harus ngerayu orang tua atau kakak-kakaknya untuk ngelunasin indekosan yang hanya beberapa puluh dolar sebulan. Mengenai gemstone players di Bali, mang Okim tidak banyak tahu. Ada anggota mang Okim yang melebarkan sayapnya di Denpasar, di bidang gemstones. Hanya dia kurang happy setelah Denpasar digoyang dua peristiwa bom . Katanya siih tekor terus ( tapi kok bertahan ). Mang Okim ada dengar juga tentang beberapa perusahaan gemstones yang mengelola recent corrals dan akar bahar dll. Hal ini tentunya nyerempet-nyerempet bahaya karena koral tersebut sebetulnya dilindungi. Nah itu dulu ya, jawaban mang Okim. Anda tidak cerita tentang alasan mengapa adik anda ragu-ragu ketika diundang melihat lokasi perusahaan asing tersebut di Ubud. Tak layakkah atau terlalu huebatkah ? Adik anda bisa saja ngontak mang Okim di 022-6075855 / 6038712 atau di HP 08122010582 kalau benar-benar membutuhkan advice. Salam batumulia, mang Okim. Pak Miko yang baik, Adik saya (cewek dan bukan geologis) di'tawar' oleh suatu perusahaan batu mulia milik orang amerika yang bermarkas di Bali (dan juga di thailand) gaji dan benefit yang sangat sangat menggiurkan. Posisi adik saya ini juga sudah tidak main main (Head of divison HR) disalah satu perusahaan multinational amerika berburuh banyak dan setelah diundang jalan jalan ke lokasi perusahaan itu di Ubud jadi ragu ragu . dan bolak balik menelpon saya untuk minta pendapat .. Apakah pak Miko bisa share informasinya mengenai kegiatan pergemstonan di Bali, siapa saja playernya dan kenapa pula adik saya (background psikologi dan mba dengan spesialisasi labour relation) sangat dibutuhkan oleh perushaan ini sehingga mau menawarkan gaji dan fasiltitas yang rada gila untuk ukuran indonesia ?. salam yuriza |-+> | | "miko" | | | <[EMAIL PROTECTED]| | | d> | | || | | 14/01/2006 02:18 | | | AM | | | Please respond to| | | iagi-net | | || |-+> >--| | | | To: | | cc: <[EMAIL PROTECTED]> | | Subject: Re: [iagi-net-l] Gemology (Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi) | >--| Pak Amir, Memang, primadona devisanya Thailand adalah batumulia ( jenis precious stones ). Tahun 1995 saja, ekspor gemstone negeri gajah ini setara dengan seluruh ekpor bahan tambang Indonesia non-migas. Mereka sampai melatih dan mempekerjakan narapidana untuk memenuhi target ekspornya ( barhasil diterapkan oleh Pak Bob Hasan di Nusakambangan ). Thailand memang punya Gemopolis alias pusat batumulia yang megah yang konon dibangun secara gotong royong oleh beberapa negara yang berkepentingan dengan keberadaan gemopolis tersebut. Gemmological Institute of America melebarkan sayapnya di Bangkok sejak tahunan yang lalu, dan sangat berhasil. Tahun lalu, Departemen Perindustrian mensponsori 2 sarjana geologi ( ex UNPAD/ITB dan UGM ) untuk belajar di Institute tersebut dan telah berhasil menggondol gelar Graduate Gemmologist ( 6 bulanan ). Mereka sudah ditempatkan di Martapura ( ikatan dinas 5 tahun ). Di Jakarta / Jatinegara, Sentra Pasar Batumulia Rawa Bening akan dirombak total menjadi Pusat Be
Re: [iagi-net-l] Gemology (Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi)
Pak Miko yang baik, Adik saya (cewek dan bukan geologis) di'tawar' oleh suatu perusahaan batu mulia milik orang amerika yang bermarkas di Bali (dan juga di thailand) gaji dan benefit yang sangat sangat menggiurkan. Posisi adik saya ini juga sudah tidak main main (Head of divison HR) disalah satu perusahaan multinational amerika berburuh banyak dan setelah diundang jalan jalan ke lokasi perusahaan itu di Ubud jadi ragu ragu . dan bolak balik menelpon saya untuk minta pendapat .. Apakah pak Miko bisa share informasinya mengenai kegiatan pergemstonan di Bali, siapa saja playernya dan kenapa pula adik saya (background psikologi dan mba dengan spesialisasi labour relation) sangat dibutuhkan oleh perushaan ini sehingga mau menawarkan gaji dan fasiltitas yang rada gila untuk ukuran indonesia ?. salam yuriza |-+> | | "miko" | | | <[EMAIL PROTECTED]| | | d> | | || | | 14/01/2006 02:18 | | | AM | | | Please respond to| | | iagi-net | | || |-+> >--| | | | To: | | cc: <[EMAIL PROTECTED]> | | Subject: Re: [iagi-net-l] Gemology (Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi) | >--| Pak Amir, Memang, primadona devisanya Thailand adalah batumulia ( jenis precious stones ). Tahun 1995 saja, ekspor gemstone negeri gajah ini setara dengan seluruh ekpor bahan tambang Indonesia non-migas. Mereka sampai melatih dan mempekerjakan narapidana untuk memenuhi target ekspornya ( barhasil diterapkan oleh Pak Bob Hasan di Nusakambangan ). Thailand memang punya Gemopolis alias pusat batumulia yang megah yang konon dibangun secara gotong royong oleh beberapa negara yang berkepentingan dengan keberadaan gemopolis tersebut. Gemmological Institute of America melebarkan sayapnya di Bangkok sejak tahunan yang lalu, dan sangat berhasil. Tahun lalu, Departemen Perindustrian mensponsori 2 sarjana geologi ( ex UNPAD/ITB dan UGM ) untuk belajar di Institute tersebut dan telah berhasil menggondol gelar Graduate Gemmologist ( 6 bulanan ). Mereka sudah ditempatkan di Martapura ( ikatan dinas 5 tahun ). Di Jakarta / Jatinegara, Sentra Pasar Batumulia Rawa Bening akan dirombak total menjadi Pusat Belanja Batumulia yang megah , lengkap dengan hotel 10 -an tingkat. Hal ini diungkapkan oleh Dirjen UKM dalam kesempatan tatap muka bulan lalu. Mang Okim sempat menyampaikan rasa bangga dan sekaligus rasa sedih. Soalnya, bangunan megah tersebut nantinya pasti akan menjadi pusat pasar batumulia untuk produk dari Cina, Taiwan, Korea, India, Thailand, dll. sedangkan dari Indonesia, bisa ngisi 5 % saja sudah untung. Masalahnya, pembinaan pengrajin sejak lebih 15 tahunan yang lalu, yang sudah ngabisin dana miliaran rupiah, ternyata tak mampu menghasilkan pengrajin unggul. Sebabnya ? Ya itu, ganti pejabat, ganti kebijakan. Sangat sedih deh, belum lagi yang mistik-mistik . Semoga sajalah kita suatu hari bisa jalan di arah yang benar. Salam batumulia, mang Okim - Original Message - From: "Amir Al Amin" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Thursday, January 12, 2006 4:54 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Gemology (Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi) > Saya dengar kalau Thailand itu > menguasai pasar dunia per-gemstone-an. (Apa betul seperti itu Pak Miko?) > Bahkan batumulia dari Australia dan negara2 lain didatangkan untuk > diolah. > > Institute Gemology Thailand, sering diiklankan setengah halaman koran. > Juga mereka punya jurusan Gemology , yang terpisah dari geology > di salah satu universitasnya. > > Saya iri juga melihat negara tetangga, kok maju benar gemstonenya. > Sementara kita masih banyak bergelimang dengan mistik, wahyu, > ajimat...dlsb. > Yang batunya pakai dibungkus2 kain putih, merah...bertulis huruf jawa, > arab, ataupun china. Yang lebih berbau penipuan, dari pada bisnis yang > sehat. > > Salam > > Nataniel Mangiwa <[EMAIL P
Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi
Pak Rendra, Sampai saat ini mang Okim belum pernah lihat yang namanya giok super. Perkiraan mang Okim, yang dimaksud giok super kemungkinan besar adalah jadeite jade / imperial jade. Mang Okim pernah ngeluarin sertifikat untuk beberapa karya seni yang terbuat dari batuan berwarna kehijauan berukuran besar. Diantaranya ada juga sih yang giok nefrit ( nephrite jade ), tetapi sebagian besar adalah serpentinite, dyed marble, onyx marble, gelas alias beling ( sering diplesetkan menjadi pantol alias pantat botol ...maaf ! ), dan bahkan rekayasa resin ( hati-hati dengan daun meja yang bergambar Dewi Kwan Im ! ). Untuk benda-benda berukuran kecil, terdapat cukup banyak yang jenisnya jadeite jade, tetapi tak kalah banyak yang jenis aspal seperti serpentinite, marble, onyx, dolomite, abalone, dll. Untuk biaya sertifikat tergantung kepada jenis dan besarnya benda yang dimintakan sertifikat. Pak Rendra bisa singgah di Serambi Batumulia kalau lagi shopping ke Bandung, nanti bisa bincang-bincang . Salam batumulia, mang Okim - Original Message - From: rendra irawan To: miko Sent: Thursday, January 12, 2006 1:47 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi kalau boleh saya tahu tempat serta alamat untuk membuat sertifikat Giok serta berapa biayanya. Dan apakah benar,. bahwa giok super terdapat di indonesia ? dan berbentuk apa ? sebab pada saat ini banyak sekali beredar berita giok dikalangan mediator, diantaranya giok 363,8 kg...giok 267 kg.. giok 400 kg dan masih banyak lagi lainnya. Apakah semua itu memang benar atau cuma cerita belaka Pada tanggal 1/12/06, miko <[EMAIL PROTECTED]> menulis: Pak Rendra, Sebelumnya mohon maaf, mang Okim mengopi tanya jawab ini ke milis IAGI karena maksudnya memang untuk kalangan IAGI. Mengenai giok super Dewi Ong Tien dan meja giok eks Kerajaan Sumedang, keduanya kemungkinan besar tidak benar. Berhati-hatilah agar tidak menyesal nanti. Kalau mau maju juga, bawa ke Bandung. Nanti biaya sertifikatnya minta dibayarin oleh si penjual. OK !? Salam batumulia, mang Okim - Original Message - From: rendra irawan To: miko Sent: Thursday, January 12, 2006 12:53 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi Terima kasih atas semua informasinya,... Kalau boleh saya tahu. didaerah Cirebon disinyalir terdapat giok super peninggalan dewi Ong tien,..apakah benar ? Dan di Sumedang juga pernah saya dengar bahwa ada juga meja giok peninggalan kerajaan sumedang,..apakah benar pak ? atas informasinya saya ucapkan banyak terima kasih Pada tanggal 1/12/06, miko <[EMAIL PROTECTED] > menulis: Yth Pak Irawan, Selamat pagi ! Masalah giok super telah pernah mang Okim angkat di milis IAGI ini beberapa waktu yang lalu . Giok super dengan sifat-sifat seperti yang mungkin Anda perkirakan, khususnya yang tetap dingin walau dipanasi selama beberapa puluh menit, demikian juga daya tembus cahaya sampai 25-35 cm, tentulah tidak mungkin secara logika. Untuk kekerasannya, giok asli jenis nefrit ataupun jadeit memang lebih tinggi dari paku baja. Mengenai testing yang benar, mang Okim nyarankan agar dibawa saja ke ahli batumulia / gemmologist untuk diperiksa. Testing pertama yang sering mang Okim lakukan adalah tingkat kekerasan, berat jenis, goresan, kilap, dan teksturnya. Test selanjutnya bisa indek refraksi. Kalau yang diperiksa bahan mentah, bisa saja dibantu dengan analisa petrografi ( kasi saja ke ahlinya seperti Dr.Yuwono di ITB ). Mang Okim bisa bantu kalau gioknya ada di Bandung. Mengenai harganya ? Untuk bahan mentah seperti New Zealand atau Wyoming Jades ( nephrite ), memang ada standardnya, beberapa ratus dolar perkilo. Untuk giok super ? Kalau benar ada tentu tak ada standardnya, semau gue, bisa puluhan ribu dolar perkilo...hanya mang Okim belum pernah menyaksikan sampai ada transaksi. Seperti yang pernah mang Okim kisahkan, seuntai kalung giok jadeit ( imperial jade ), 28 butir tanpa emas atau berlian, dengan warna seperti zamrud , bisa terjual di balai lelang Christie sampai lebih 4 juta dolar. Semoga penjelasan ini sesuai dengan yang Anda maksud, Salam batu mulia, mang Okim. - Original Message - From: rendra irawan To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, January 09, 2006 2:01 PM Subject: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi selamat siang, saya mau tanya, apakah memang benar giok super itu ada di indonesia dan bagai mana sistem pengetesan giok yang asli apakah dengan sistem : 1. Dibakar dengan lilin selama 30 menit 2. Digores dgn paku baja 3. Disenter bias 25-35 cm sebab saya mendengar bahwa giok super harganya bisa ratusan juta rupiah,... berapakah harga sebenarnya giok supe
Re: [iagi-net-l] Gemology (Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi)
Pak Nataniel, Betul sekali, thesis Sdr. Dasep adalah tentang batumulia di daerah Bungbulang, Garut Selatan. Mang Okim pernah bantu Dr.Yatno Yuwono mimpin 25 mahasiswa ITB ekskursi batumulia di daerah thesisnya Sdr. Dasep. Setelah Sdr. Dasep, masih ada Sdr. David yang juga milih thesis batumulia di daerah Pakenjeng, Garut Selatan, dan lulus tahun 2005 ( mang Okim ikut membimbing, membantu Pak Andri ). Seingat mang Okim, sebelum Sdr. Dasep, ada juga mahasiswa ( dari ITB atau UNPAD ya ? ) yang ambil thesis tentang opal di Banten. Dan apakah Sdr. Dasep mendalami juga sisi mistik batumulia, nanti mang Okim tanyakan. Kalau benar, mang Okim mau belajar juga ah agar Pusat Promosi Batumulia Indonesia banyak dikunjungi pejabat. Salam batumulia, mang Okim - Original Message - From: "Nataniel Mangiwa" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Thursday, January 12, 2006 3:35 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Gemology (Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi) Pak Miko, saya masih sempat ikut kuliah dari Pak Andri (Endapan Mineral) dan memang waktu itu ada kunjungan ke show room Pak Miko. Dan sebelum kunjungan kita dikasih kuliah pendahuluan tentang Batu Mulia ini. Menurut saya rekan-rekan mahasiswa waktu itu sangat banyak yang interest dengan Batu Mulia ini. Bahkan ada senior saya yang namanya Brur Dasep Sabarudin, beliau ini sempat mendalami dengan sangat serius (sampai hunting di kaki-kaki lima) aspek geologi tentang batu mulia dan tentunya mendalami juga aspek mistik nya. Brur Dasep ini juga-kalau saya tidak salah-adalah mahasiswa ITB S1 yang pertama thesis tentang Batu Mulia. On 1/12/06, miko <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Pak Amir Al Amin, Institute of Gemology Indonesia sepertinya memberikan kursus gemology program singkat atau sampai 6 bulanan ( untuk meraih gelar GG-Graduate Gemologist ). Selain dari itu, pengelola Institut biasanya menerima pekerjaan appraisal alias memeriksa dan mengeluarkan sertifikat batumulia. Sejak beberapa tahun ini ITB membuka mata kuliah pilihan batumulia yang dimotori oleh Dipl.Ing Andri S Mubandi. Mang Okim kadang-kadang diminta jadi dosen tamu. Selain dari itu, beberapa mahasiswa geologi ITB telah ada yang ambil thesis batumulia ( bukan jenis precious stones ). Hanya belum ada di antara mereka yang terjun langsung di bidang batumulia. Hal ini bisa dimengerti mengingat tawaran pasar yang begitu menggiurkan, sampai ribuan dolar perbulan kan !. Bidang ini perlu dedikasi dan idelisme. Salam batumulia, mang Okim - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
Re: [iagi-net-l] Gemology (Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi)
Pak Amir, Memang, primadona devisanya Thailand adalah batumulia ( jenis precious stones ). Tahun 1995 saja, ekspor gemstone negeri gajah ini setara dengan seluruh ekpor bahan tambang Indonesia non-migas. Mereka sampai melatih dan mempekerjakan narapidana untuk memenuhi target ekspornya ( barhasil diterapkan oleh Pak Bob Hasan di Nusakambangan ). Thailand memang punya Gemopolis alias pusat batumulia yang megah yang konon dibangun secara gotong royong oleh beberapa negara yang berkepentingan dengan keberadaan gemopolis tersebut. Gemmological Institute of America melebarkan sayapnya di Bangkok sejak tahunan yang lalu, dan sangat berhasil. Tahun lalu, Departemen Perindustrian mensponsori 2 sarjana geologi ( ex UNPAD/ITB dan UGM ) untuk belajar di Institute tersebut dan telah berhasil menggondol gelar Graduate Gemmologist ( 6 bulanan ). Mereka sudah ditempatkan di Martapura ( ikatan dinas 5 tahun ). Di Jakarta / Jatinegara, Sentra Pasar Batumulia Rawa Bening akan dirombak total menjadi Pusat Belanja Batumulia yang megah , lengkap dengan hotel 10 -an tingkat. Hal ini diungkapkan oleh Dirjen UKM dalam kesempatan tatap muka bulan lalu. Mang Okim sempat menyampaikan rasa bangga dan sekaligus rasa sedih. Soalnya, bangunan megah tersebut nantinya pasti akan menjadi pusat pasar batumulia untuk produk dari Cina, Taiwan, Korea, India, Thailand, dll. sedangkan dari Indonesia, bisa ngisi 5 % saja sudah untung. Masalahnya, pembinaan pengrajin sejak lebih 15 tahunan yang lalu, yang sudah ngabisin dana miliaran rupiah, ternyata tak mampu menghasilkan pengrajin unggul. Sebabnya ? Ya itu, ganti pejabat, ganti kebijakan. Sangat sedih deh, belum lagi yang mistik-mistik . Semoga sajalah kita suatu hari bisa jalan di arah yang benar. Salam batumulia, mang Okim - Original Message - From: "Amir Al Amin" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Thursday, January 12, 2006 4:54 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Gemology (Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi) Saya dengar kalau Thailand itu menguasai pasar dunia per-gemstone-an. (Apa betul seperti itu Pak Miko?) Bahkan batumulia dari Australia dan negara2 lain didatangkan untuk diolah. Institute Gemology Thailand, sering diiklankan setengah halaman koran. Juga mereka punya jurusan Gemology , yang terpisah dari geology di salah satu universitasnya. Saya iri juga melihat negara tetangga, kok maju benar gemstonenya. Sementara kita masih banyak bergelimang dengan mistik, wahyu, ajimat...dlsb. Yang batunya pakai dibungkus2 kain putih, merah...bertulis huruf jawa, arab, ataupun china. Yang lebih berbau penipuan, dari pada bisnis yang sehat. Salam Nataniel Mangiwa <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Pak Miko, saya masih sempat ikut kuliah dari Pak Andri (Endapan Mineral) dan memang waktu itu ada kunjungan ke show room Pak Miko. Dan sebelum kunjungan kita dikasih kuliah pendahuluan tentang Batu Mulia ini. Menurut saya rekan-rekan mahasiswa waktu itu sangat banyak yang interest dengan Batu Mulia ini. Bahkan ada senior saya yang namanya Brur Dasep Sabarudin, beliau ini sempat mendalami dengan sangat serius (sampai hunting di kaki-kaki lima) aspek geologi tentang batu mulia dan tentunya mendalami juga aspek mistik nya. Brur Dasep ini juga-kalau saya tidak salah-adalah mahasiswa ITB S1 yang pertama thesis tentang Batu Mulia. On 1/12/06, miko wrote: Pak Amir Al Amin, Institute of Gemology Indonesia sepertinya memberikan kursus gemology program singkat atau sampai 6 bulanan ( untuk meraih gelar GG-Graduate Gemologist ). Selain dari itu, pengelola Institut biasanya menerima pekerjaan appraisal alias memeriksa dan mengeluarkan sertifikat batumulia. Sejak beberapa tahun ini ITB membuka mata kuliah pilihan batumulia yang dimotori oleh Dipl.Ing Andri S Mubandi. Mang Okim kadang-kadang diminta jadi dosen tamu. Selain dari itu, beberapa mahasiswa geologi ITB telah ada yang ambil thesis batumulia ( bukan jenis precious stones ). Hanya belum ada di antara mereka yang terjun langsung di bidang batumulia. Hal ini bisa dimengerti mengingat tawaran pasar yang begitu menggiurkan, sampai ribuan dolar perbulan kan !. Bidang ini perlu dedikasi dan idelisme. Salam batumulia, mang Okim - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.ne
Re: [iagi-net-l] Selective Sampling --> RE: [iagi-net-l] Gemology (Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi)
Pak RDP dan Rekans Yth., Untuk supaya tidak salah tafsir dan persepsi, bukan maksud saya untuk selective sampling dalam hal per-gemstone-an yang saya utarakan dalam milis saya terdahulu, namun apa yang saya utarakan, dan yang selama ini mengutarakan serta memperbincangkan soal per-gemstone-an di milis ini yang komunitasnya ya kita2 ini kan ? Sudah barang tentu hal tersebut tidak valid untuk menyatakan mewakili suara seluruh geologist yang ada di negeri ini. Dalam komentar saya, rasanya saya juga tidak bermaksud menggunakan Pak Miko dan teman saya Pak Andri SS Mubandi sebagai "selective sampling", tetapi beliau2 tersebut sebagai suatu kenyataan yang ada dari komunitas kita di milis ini. Yang saya maksudkan, selama ini yang berkomentar dimilis ini, di komunitas kita ini, tentang per-gemstone-an ya Anda2 yang justru berkecimpung sebagai profesional dalam bidang MIGAS, BATUBARA, EKSPLORASIONIS MINERAL, sedangkan dari orang yang justru berkecimpung dalam kilauan batumulia hanya Pak Miko dan Pak Andri SS Mubandi. Jadi masalahnya bukan dari aspek statistiknya seperti yang Pak RDP katakan sebagai selective sampling. Terima kasih, Wassalam Yahdi Zaim (YZ) KK Geologi dan Paleontologi/ Program Studi Teknik Geologi FIKTM - ITB - Original Message - From: "Putrohari, Rovicky" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Friday, January 13, 2006 10:58 AM Subject: [iagi-net-l] Selective Sampling --> RE: [iagi-net-l] Gemology (Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi) Naaah ini baru masalah statistik, yaitu masalah sampling. Sampling yg dipakai dibawah ini menggunakn selective sampling. Sample tersebut ternyata ... Hanya yg menjadi anggota milist dan hanya yg "bersuara" di milist. Makanya hanya dijumpai dua geologist yg berkecimpung di perbatuan (gemstone). Apakah hanya dua dari seluruh Indonesia ? Hampir semua data sumur geologi di perminyakan merupakan selective sampling. Sumur hanya dibor pada daerah yg diperkirakan ada minyak. Artinya kita mengejar sesuatu dari yg "dianggap" sudah tahu. Bahkan seismicpun hanya dilakukan pada daerah tertentu. Nah sadarkah anda bahwa hampir semua sumur walaupun itu sumur dinyatakan water wet selalu ada gas. Artinya Gas is every where. Simak tulisan di AAPG Explorer November 2005 lalu. "A lot of water wells have gas in them in that part of the world," she said. "You get the feeling that there's gas everywhere out there." RDP Saya setuju dengan pk Zaim.dari seluruh geologist Indonesia yang ada hanya dua orang saja yah?. Salam hilman sobir --- Yahdi Zaim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Rekans, > Ikut nimbrung dikit soal pendidikan per-gemstone-an. > Saya sih mikirnya kok tidak aneh ya kalau kita kalah sama negara > tetangga soal per-batumulia-an. > Habislulusan geologinya lebih tertarik ke migas, batubara, emas > dan mineral lainnya > Contoh nyata sebenarnya juga ada pada Pak Miko sendiri, sebelum > bergelimang dengan kilauan batumulia, beliau berkutat erat dengan > seismik dan stratigrafi dan data pemboran milik TOTAL. Nah setelah > beliau banting stir ke batumulia, bidang yang juga sangat mulia, > ternyata beliau malah lebih berkilau. > Jadi, kalau kita mau jujur, yang banyak berkomentar soal pendidikan > per-gemstone-an.kan Anda2 dari profesional MIGAS, BATUBARA dan > EKS[LORASIONIS MINERAL kan ?? > Yang sangat memikirkan, yang benar2 bergelut dengan per-batumulia-an > kok rasanya cuma Pak Miko, dan rekan saya Andri SS Mubandi yang > berusaha memunculkan mata kuliahnya di Departemen Teknik Geologi ITB. > Yaaahh...jujur sajalaah... > > Wassalam, > > Yahdi Zaim, > > Program Studi Teknik Geologi > FIKTM - ITB > - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.371 / Virus Database: 267.14.17/227 - Release Date: 1/11/2006 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]
[iagi-net-l] Selective Sampling --> RE: [iagi-net-l] Gemology (Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi)
Naaah ini baru masalah statistik, yaitu masalah sampling. Sampling yg dipakai dibawah ini menggunakn selective sampling. Sample tersebut ternyata ... Hanya yg menjadi anggota milist dan hanya yg "bersuara" di milist. Makanya hanya dijumpai dua geologist yg berkecimpung di perbatuan (gemstone). Apakah hanya dua dari seluruh Indonesia ? Hampir semua data sumur geologi di perminyakan merupakan selective sampling. Sumur hanya dibor pada daerah yg diperkirakan ada minyak. Artinya kita mengejar sesuatu dari yg "dianggap" sudah tahu. Bahkan seismicpun hanya dilakukan pada daerah tertentu. Nah sadarkah anda bahwa hampir semua sumur walaupun itu sumur dinyatakan water wet selalu ada gas. Artinya Gas is every where. Simak tulisan di AAPG Explorer November 2005 lalu. "A lot of water wells have gas in them in that part of the world," she said. "You get the feeling that there's gas everywhere out there." RDP > Saya setuju dengan pk Zaim.dari seluruh geologist > Indonesia yang ada hanya dua orang saja yah?. > > Salam > > hilman sobir > > --- Yahdi Zaim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Rekans, > > Ikut nimbrung dikit soal pendidikan per-gemstone-an. > > Saya sih mikirnya kok tidak aneh ya kalau kita kalah sama negara > > tetangga soal per-batumulia-an. > > Habislulusan geologinya lebih tertarik ke migas, batubara, emas > > dan mineral lainnya > > Contoh nyata sebenarnya juga ada pada Pak Miko sendiri, sebelum > > bergelimang dengan kilauan batumulia, beliau berkutat erat dengan > > seismik dan stratigrafi dan data pemboran milik TOTAL. Nah setelah > > beliau banting stir ke batumulia, bidang yang juga sangat mulia, > > ternyata beliau malah lebih berkilau. > > Jadi, kalau kita mau jujur, yang banyak berkomentar soal pendidikan > > per-gemstone-an.kan Anda2 dari profesional MIGAS, BATUBARA dan > > EKS[LORASIONIS MINERAL kan ?? > > Yang sangat memikirkan, yang benar2 bergelut dengan > per-batumulia-an > > kok rasanya cuma Pak Miko, dan rekan saya Andri SS Mubandi yang > > berusaha memunculkan mata kuliahnya di Departemen Teknik > Geologi ITB. > > Yaaahh...jujur sajalaah... > > > > Wassalam, > > > > Yahdi Zaim, > > > > Program Studi Teknik Geologi > > FIKTM - ITB > > - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
Re: [iagi-net-l] Gemology (Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi)
Kalau disini memang mbahnya klenik..(he..he..he..). Barusan mereka mengadakan 36th Bangkok Gem & Jewelry Fair. Even tahunan skala internasional. Berarti kan sudah 36 tahun!. Coba berkunjung ke www.thaigemjewelry.or.th Betul memang lulusan kita (termasuk saya) dulu cuma berpikir kerja di : minyak,geothermal, tambang (batubara, emas). Saya waktu mahasiswa juga pernah berkunjung ke workshopnya Pak Miko. Termasuk tanya2, berapa harga alat potong dan gosok. Waktu itu bagi saya mahal sekali .. Mahasiswa lulus yang dicari kerjaan. Karena belum punya modal, koneksi, wawasan dlsb. Kecuali yang ortunya pengusaha/pedagang mungkin lebih terbuka wawasanya. Coba ada link (atau Perguruan Tinggi yang harus aktif mencari link??) ke industry per-gemstone-nan secara nasional/internasional. Tentu akan terbuka wawasan. Oo, mungkin geologist bisa kerja di butik gemstone, dan bisa menjual ilmu geologynya disana.. Atau mahasiswa kerja praktik di butik gemstone di Senayan Plaza...tentu banyak yang antrihe..he..he.. [EMAIL PROTECTED] wrote: mas amin tidak usah terlalu resah dg negeri sendiri. coba tanya teman2 yg ada di bangkok atau tempat lain di thailand, di sana juga masih kental dg mistik dan dikaitkan dg bebatuan juga. salam, syaiful Amir Al Amin oo.com> cc: Subject: Re: [iagi-net-l] Gemology (Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, 01/12/2006 salam dari jambi) 04:54 PM Please respond to iagi-net Saya dengar kalau Thailand itu menguasai pasar dunia per-gemstone-an. (Apa betul seperti itu Pak Miko?) Bahkan batumulia dari Australia dan negara2 lain didatangkan untuk diolah. Institute Gemology Thailand, sering diiklankan setengah halaman koran. Juga mereka punya jurusan Gemology , yang terpisah dari geology di salah satu universitasnya. Saya iri juga melihat negara tetangga, kok maju benar gemstonenya. Sementara kita masih banyak bergelimang dengan mistik, wahyu, ajimat...dlsb. Yang batunya pakai dibungkus2 kain putih, merah...bertulis huruf jawa, arab, ataupun china. Yang lebih berbau penipuan, dari pada bisnis yang sehat. Salam Nataniel Mangiwa wrote: Pak Miko, saya masih sempat ikut kuliah dari Pak Andri (Endapan Mineral) dan memang waktu itu ada kunjungan ke show room Pak Miko. Dan sebelum kunjungan kita dikasih kuliah pendahuluan tentang Batu Mulia ini. Menurut saya rekan-rekan mahasiswa waktu itu sangat banyak yang interest dengan Batu Mulia ini. Bahkan ada senior saya yang namanya Brur Dasep Sabarudin, beliau ini sempat mendalami dengan sangat serius (sampai hunting di kaki-kaki lima) aspek geologi tentang batu mulia dan tentunya mendalami juga aspek mistik nya. Brur Dasep ini juga-kalau saya tidak salah-adalah mahasiswa ITB S1 yang pertama thesis tentang Batu Mulia. On 1/12/06, miko wrote: > Pak Amir Al Amin, > Institute of Gemology Indonesia sepertinya memberikan kursus gemology > program singkat atau sampai 6 bulanan ( untuk meraih gelar GG-Graduate > Gemologist ). Selain dari itu, pengelola Institut biasanya menerima > pekerjaan appraisal alias memeriksa dan mengeluarkan sertifikat batumulia. > Sejak beberapa tahun ini ITB membuka mata kuliah pilihan batumulia yang > dimotori oleh Dipl.Ing Andri S Mubandi. Mang Okim kadang-kadang diminta jadi > dosen tamu. Selain dari itu, beberapa mahasiswa geologi ITB telah ada yang > ambil thesis batumulia ( bukan jenis precious stones ). Hanya belum ada di > antara mereka yang terjun langsung di bidang batumulia. Hal ini bisa > dimengerti mengingat tawaran pasar yang begitu menggiurkan, sampai ribuan > dolar perbulan kan !. Bidang ini perlu dedikasi dan idelisme. Salam > batumulia, mang Okim - - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - Yahoo! Photos Ring in the New Year with Photo Calendars. Add photos, events, holidays, whatever.
Re: [iagi-net-l] Gemology (Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi)
Saya setuju dengan pk Zaim.dari seluruh geologist Indonesia yang ada hanya dua orang saja yah?. Salam hilman sobir --- Yahdi Zaim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Rekans, > Ikut nimbrung dikit soal pendidikan per-gemstone-an. > Saya sih mikirnya kok tidak aneh ya kalau kita kalah > sama negara tetangga > soal per-batumulia-an. > Habislulusan geologinya lebih tertarik ke migas, > batubara, emas dan > mineral lainnya > Contoh nyata sebenarnya juga ada pada Pak Miko > sendiri, sebelum bergelimang > dengan kilauan batumulia, beliau berkutat erat > dengan seismik dan > stratigrafi dan data pemboran milik TOTAL. Nah > setelah beliau banting stir > ke batumulia, bidang yang juga sangat mulia, > ternyata beliau malah lebih > berkilau. > Jadi, kalau kita mau jujur, yang banyak berkomentar > soal pendidikan > per-gemstone-an.kan Anda2 dari profesional MIGAS, > BATUBARA dan > EKS[LORASIONIS MINERAL kan ?? > Yang sangat memikirkan, yang benar2 bergelut dengan > per-batumulia-an kok > rasanya cuma Pak Miko, dan rekan saya Andri SS > Mubandi yang berusaha > memunculkan mata kuliahnya di Departemen Teknik > Geologi ITB. > Yaaahh...jujur sajalaah... > > Wassalam, > > Yahdi Zaim, > > Program Studi Teknik Geologi > FIKTM - ITB > > > > - Original Message - > From: "Amir Al Amin" <[EMAIL PROTECTED]> > To: > Sent: Thursday, January 12, 2006 4:54 PM > Subject: Re: [iagi-net-l] Gemology (Re: [iagi-net-l] > Re: batu giok, salam > dari jambi) > > > > Saya dengar kalau Thailand itu > > menguasai pasar dunia per-gemstone-an. (Apa betul > seperti itu Pak Miko?) > > Bahkan batumulia dari Australia dan negara2 lain > didatangkan untuk > > diolah. > > > > Institute Gemology Thailand, sering diiklankan > setengah halaman koran. > > Juga mereka punya jurusan Gemology , yang > terpisah dari geology > > di salah satu universitasnya. > > > > Saya iri juga melihat negara tetangga, kok maju > benar gemstonenya. > > Sementara kita masih banyak bergelimang dengan > mistik, wahyu, > > ajimat...dlsb. > > Yang batunya pakai dibungkus2 kain putih, > merah...bertulis huruf jawa, > > arab, ataupun china. Yang lebih berbau penipuan, > dari pada bisnis yang > > sehat. > > > > Salam > > > > Nataniel Mangiwa <[EMAIL PROTECTED]> > wrote: > > Pak Miko, saya masih sempat ikut kuliah dari Pak > Andri (Endapan > > Mineral) dan memang waktu itu ada kunjungan ke > show room Pak Miko. Dan > > sebelum kunjungan kita dikasih kuliah pendahuluan > tentang Batu Mulia > > ini. > > > > Menurut saya rekan-rekan mahasiswa waktu itu > sangat banyak yang > > interest dengan Batu Mulia ini. Bahkan ada senior > saya yang namanya > > Brur Dasep Sabarudin, beliau ini sempat mendalami > dengan sangat serius > > (sampai hunting di kaki-kaki lima) aspek geologi > tentang batu mulia > > dan tentunya mendalami juga aspek mistik nya. Brur > Dasep ini > > juga-kalau saya tidak salah-adalah mahasiswa ITB > S1 yang pertama > > thesis tentang Batu Mulia. > > > > On 1/12/06, miko wrote: > >> Pak Amir Al Amin, > >> Institute of Gemology Indonesia sepertinya > memberikan kursus gemology > >> program singkat atau sampai 6 bulanan ( untuk > meraih gelar GG-Graduate > >> Gemologist ). Selain dari itu, pengelola Institut > biasanya menerima > >> pekerjaan appraisal alias memeriksa dan > mengeluarkan sertifikat > >> batumulia. > >> Sejak beberapa tahun ini ITB membuka mata kuliah > pilihan batumulia yang > >> dimotori oleh Dipl.Ing Andri S Mubandi. Mang Okim > kadang-kadang diminta > >> jadi > >> dosen tamu. Selain dari itu, beberapa mahasiswa > geologi ITB telah ada > >> yang > >> ambil thesis batumulia ( bukan jenis precious > stones ). Hanya belum ada > >> di > >> antara mereka yang terjun langsung di bidang > batumulia. Hal ini bisa > >> dimengerti mengingat tawaran pasar yang begitu > menggiurkan, sampai ribuan > >> dolar perbulan kan !. Bidang ini perlu dedikasi > dan idelisme. Salam > >> batumulia, mang Okim > > > > > - > > To unsubscribe, send email to: > iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > > To subscribe, send email to: > iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > &
Re: [iagi-net-l] Gemology (Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi)
Rekans, Ikut nimbrung dikit soal pendidikan per-gemstone-an. Saya sih mikirnya kok tidak aneh ya kalau kita kalah sama negara tetangga soal per-batumulia-an. Habislulusan geologinya lebih tertarik ke migas, batubara, emas dan mineral lainnya Contoh nyata sebenarnya juga ada pada Pak Miko sendiri, sebelum bergelimang dengan kilauan batumulia, beliau berkutat erat dengan seismik dan stratigrafi dan data pemboran milik TOTAL. Nah setelah beliau banting stir ke batumulia, bidang yang juga sangat mulia, ternyata beliau malah lebih berkilau. Jadi, kalau kita mau jujur, yang banyak berkomentar soal pendidikan per-gemstone-an.kan Anda2 dari profesional MIGAS, BATUBARA dan EKS[LORASIONIS MINERAL kan ?? Yang sangat memikirkan, yang benar2 bergelut dengan per-batumulia-an kok rasanya cuma Pak Miko, dan rekan saya Andri SS Mubandi yang berusaha memunculkan mata kuliahnya di Departemen Teknik Geologi ITB. Yaaahh...jujur sajalaah... Wassalam, Yahdi Zaim, Program Studi Teknik Geologi FIKTM - ITB - Original Message - From: "Amir Al Amin" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Thursday, January 12, 2006 4:54 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Gemology (Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi) Saya dengar kalau Thailand itu menguasai pasar dunia per-gemstone-an. (Apa betul seperti itu Pak Miko?) Bahkan batumulia dari Australia dan negara2 lain didatangkan untuk diolah. Institute Gemology Thailand, sering diiklankan setengah halaman koran. Juga mereka punya jurusan Gemology , yang terpisah dari geology di salah satu universitasnya. Saya iri juga melihat negara tetangga, kok maju benar gemstonenya. Sementara kita masih banyak bergelimang dengan mistik, wahyu, ajimat...dlsb. Yang batunya pakai dibungkus2 kain putih, merah...bertulis huruf jawa, arab, ataupun china. Yang lebih berbau penipuan, dari pada bisnis yang sehat. Salam Nataniel Mangiwa <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Pak Miko, saya masih sempat ikut kuliah dari Pak Andri (Endapan Mineral) dan memang waktu itu ada kunjungan ke show room Pak Miko. Dan sebelum kunjungan kita dikasih kuliah pendahuluan tentang Batu Mulia ini. Menurut saya rekan-rekan mahasiswa waktu itu sangat banyak yang interest dengan Batu Mulia ini. Bahkan ada senior saya yang namanya Brur Dasep Sabarudin, beliau ini sempat mendalami dengan sangat serius (sampai hunting di kaki-kaki lima) aspek geologi tentang batu mulia dan tentunya mendalami juga aspek mistik nya. Brur Dasep ini juga-kalau saya tidak salah-adalah mahasiswa ITB S1 yang pertama thesis tentang Batu Mulia. On 1/12/06, miko wrote: Pak Amir Al Amin, Institute of Gemology Indonesia sepertinya memberikan kursus gemology program singkat atau sampai 6 bulanan ( untuk meraih gelar GG-Graduate Gemologist ). Selain dari itu, pengelola Institut biasanya menerima pekerjaan appraisal alias memeriksa dan mengeluarkan sertifikat batumulia. Sejak beberapa tahun ini ITB membuka mata kuliah pilihan batumulia yang dimotori oleh Dipl.Ing Andri S Mubandi. Mang Okim kadang-kadang diminta jadi dosen tamu. Selain dari itu, beberapa mahasiswa geologi ITB telah ada yang ambil thesis batumulia ( bukan jenis precious stones ). Hanya belum ada di antara mereka yang terjun langsung di bidang batumulia. Hal ini bisa dimengerti mengingat tawaran pasar yang begitu menggiurkan, sampai ribuan dolar perbulan kan !. Bidang ini perlu dedikasi dan idelisme. Salam batumulia, mang Okim - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - Yahoo! Photos Got holiday prints? See all the ways to get quality prints in your hands ASAP. No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.371 / Virus Database: 267.14.17/227 - Release Date: 1/11/2006 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http:
Re: [iagi-net-l] Gemology (Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi)
Betul Mas Syaiful, deretan Myanmar, Thailand sampai ke Vietnam penuh dengan mistik dan ramalan2 yang jauh lebih serem dari kita. Setiap di depan pagoda , tempat keramatdan tempat2 keramaian banyak peramal2 maupun dukun2 praktek (terus terang saya sampai mempelajari cara baca rajah tangan lho). Tetapi memang tidak dipublikasikan secara terbuka lewat media TV, jadi tidak ada pembodohan nasional. Seperti di Myanmar, Gemology berkembang cukup baik. Banyak kursus2 gemology dari tingkat dasar sampai advance yang diselenggarakan oleh swasta. Di setiap universitas punya bagian yang konsentrasinya ke pertambangan dan gemology. Mungkin karena batu mulia & precious stones di Myanmar termasuk komoditi nasional yang utama dan juga bisnis yang paling menguntungkan. Myanmar adalah salah satu penghasil Ruby (merah delima), Giok (jade) dan batu hijau (semuanya olivine apa ya namanya?) yang terbaik di dunia, tempat penambangannya dijaga ketat oleh tentara, orang asing tidak boleh masuk. Kalau orang kita boleh asal tidak ngomong (bisu) dan tidak berkumis, he...he Pemerintahnya sangat mendukung bisnis batu akik, Lelang Internasional diselenggarakan 2x setahun, baik batu yang sudah diasah maupun yang masih raw, harga tidak standard, kecuali bagi yang tahu. Semua batu mulia yang di bawa masuk ke negara Myanmar harus didiclare sebelumnya, kalau tidak akan ada masalah waktu keluarnya, dikira ilegal. Kalau beli jangan lupa minta certificate bahwa pajak telah dibayar. Batu di Myanmar dan Thailand tidak murah, cukup mahal dibandingkan di Indonesia. mang Okim, mohon informasinya alamat dan kontak personnya untuk IGI / GG di Indonesia. Maturnuwun sakderengipun. Salam, Mufti ---Original Message--- From: [EMAIL PROTECTED] Date: 01/13/06 06:44:49 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Gemology (Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi) mas amin tidak usah terlalu resah dg negeri sendiri. coba tanya teman2 yg ada di bangkok atau tempat lain di thailand, di sana juga masih kental dg mistik dan dikaitkan dg bebatuan juga. salam, syaiful Amir Al Amin <[EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id oo.com> cc: Subject: Re: [iagi-net-l] Gemology (Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, 01/12/2006salam dari jambi) 04:54 PM Please respond to iagi-net Saya dengar kalau Thailand itu menguasai pasar dunia per-gemstone-an. (Apa betul seperti itu Pak Miko?) Bahkan batumulia dari Australia dan negara2 lain didatangkan untuk diolah. Institute Gemology Thailand, sering diiklankan setengah halaman koran. Juga mereka punya jurusan Gemology , yang terpisah dari geology di salah satu universitasnya. Saya iri juga melihat negara tetangga, kok maju benar gemstonenya. Sementara kita masih banyak bergelimang dengan mistik, wahyu, ajimat...dlsb. Yang batunya pakai dibungkus2 kain putih, merah...bertulis huruf jawa, arab, ataupun china. Yang lebih berbau penipuan, dari pada bisnis yang sehat. Salam Nataniel Mangiwa <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Pak Miko, saya masih sempat ikut kuliah dari Pak Andri (Endapan Mineral) dan memang waktu itu ada kunjungan ke show room Pak Miko. Dan sebelum kunjungan kita dikasih kuliah pendahuluan tentang Batu Mulia ini. Menurut saya rekan-rekan mahasiswa waktu itu sangat banyak yang interest dengan Batu Mulia ini. Bahkan ada senior saya yang namanya Brur Dasep Sabarudin, beliau ini sempat mendalami dengan sangat serius (sampai hunting di kaki-kaki lima) aspek geologi tentang batu mulia dan tentunya mendalami juga aspek mistik nya. Brur Dasep ini juga-kalau saya tidak salah-adalah mahasiswa ITB S1 yang pertama thesis tentang Batu Mulia. On 1/12/06, miko wrote: > Pak Amir Al Amin, > Institute of Gemology Indonesia sepertinya memberikan kursus gemology > program singkat atau sampai 6 bulanan ( untuk meraih gelar GG-Graduate > Gemologist ). Selain dari itu, pengelola Institut biasanya menerima > pekerjaan appraisal alias memeriksa dan mengeluarkan sertifikat batumulia. > Sejak beberapa tahun ini ITB membuka mata kuliah pilihan batumulia yang > dimotori oleh Dipl.Ing Andri S Mubandi. Mang Okim kadang-kadang diminta jadi > dosen tamu. Selain dari itu, beberapa mahasiswa geologi ITB telah ada yang > ambil thesis batumulia ( bukan jenis precious stones ). Hanya belum ada di > antara mereka yang terjun langsung di bidang batumulia. Hal ini bisa > dimengerti mengingat tawaran pasar yang begitu menggiurkan, sampai ribuan > dolar perbulan kan !. Bidang ini perlu dedikasi dan idelisme. Salam > batumulia, mang Okim - - To unsubscrib
Re: [iagi-net-l] Gemology (Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi)
mas amin tidak usah terlalu resah dg negeri sendiri. coba tanya teman2 yg ada di bangkok atau tempat lain di thailand, di sana juga masih kental dg mistik dan dikaitkan dg bebatuan juga. salam, syaiful Amir Al Amin <[EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id oo.com> cc: Subject: Re: [iagi-net-l] Gemology (Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, 01/12/2006salam dari jambi) 04:54 PM Please respond to iagi-net Saya dengar kalau Thailand itu menguasai pasar dunia per-gemstone-an. (Apa betul seperti itu Pak Miko?) Bahkan batumulia dari Australia dan negara2 lain didatangkan untuk diolah. Institute Gemology Thailand, sering diiklankan setengah halaman koran. Juga mereka punya jurusan Gemology , yang terpisah dari geology di salah satu universitasnya. Saya iri juga melihat negara tetangga, kok maju benar gemstonenya. Sementara kita masih banyak bergelimang dengan mistik, wahyu, ajimat...dlsb. Yang batunya pakai dibungkus2 kain putih, merah...bertulis huruf jawa, arab, ataupun china. Yang lebih berbau penipuan, dari pada bisnis yang sehat. Salam Nataniel Mangiwa <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Pak Miko, saya masih sempat ikut kuliah dari Pak Andri (Endapan Mineral) dan memang waktu itu ada kunjungan ke show room Pak Miko. Dan sebelum kunjungan kita dikasih kuliah pendahuluan tentang Batu Mulia ini. Menurut saya rekan-rekan mahasiswa waktu itu sangat banyak yang interest dengan Batu Mulia ini. Bahkan ada senior saya yang namanya Brur Dasep Sabarudin, beliau ini sempat mendalami dengan sangat serius (sampai hunting di kaki-kaki lima) aspek geologi tentang batu mulia dan tentunya mendalami juga aspek mistik nya. Brur Dasep ini juga-kalau saya tidak salah-adalah mahasiswa ITB S1 yang pertama thesis tentang Batu Mulia. On 1/12/06, miko wrote: > Pak Amir Al Amin, > Institute of Gemology Indonesia sepertinya memberikan kursus gemology > program singkat atau sampai 6 bulanan ( untuk meraih gelar GG-Graduate > Gemologist ). Selain dari itu, pengelola Institut biasanya menerima > pekerjaan appraisal alias memeriksa dan mengeluarkan sertifikat batumulia. > Sejak beberapa tahun ini ITB membuka mata kuliah pilihan batumulia yang > dimotori oleh Dipl.Ing Andri S Mubandi. Mang Okim kadang-kadang diminta jadi > dosen tamu. Selain dari itu, beberapa mahasiswa geologi ITB telah ada yang > ambil thesis batumulia ( bukan jenis precious stones ). Hanya belum ada di > antara mereka yang terjun langsung di bidang batumulia. Hal ini bisa > dimengerti mengingat tawaran pasar yang begitu menggiurkan, sampai ribuan > dolar perbulan kan !. Bidang ini perlu dedikasi dan idelisme. Salam > batumulia, mang Okim - - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
Re: [iagi-net-l] Gemology (Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi)
Saya dengar kalau Thailand itu menguasai pasar dunia per-gemstone-an. (Apa betul seperti itu Pak Miko?) Bahkan batumulia dari Australia dan negara2 lain didatangkan untuk diolah. Institute Gemology Thailand, sering diiklankan setengah halaman koran. Juga mereka punya jurusan Gemology , yang terpisah dari geology di salah satu universitasnya. Saya iri juga melihat negara tetangga, kok maju benar gemstonenya. Sementara kita masih banyak bergelimang dengan mistik, wahyu, ajimat...dlsb. Yang batunya pakai dibungkus2 kain putih, merah...bertulis huruf jawa, arab, ataupun china. Yang lebih berbau penipuan, dari pada bisnis yang sehat. Salam Nataniel Mangiwa <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Pak Miko, saya masih sempat ikut kuliah dari Pak Andri (Endapan Mineral) dan memang waktu itu ada kunjungan ke show room Pak Miko. Dan sebelum kunjungan kita dikasih kuliah pendahuluan tentang Batu Mulia ini. Menurut saya rekan-rekan mahasiswa waktu itu sangat banyak yang interest dengan Batu Mulia ini. Bahkan ada senior saya yang namanya Brur Dasep Sabarudin, beliau ini sempat mendalami dengan sangat serius (sampai hunting di kaki-kaki lima) aspek geologi tentang batu mulia dan tentunya mendalami juga aspek mistik nya. Brur Dasep ini juga-kalau saya tidak salah-adalah mahasiswa ITB S1 yang pertama thesis tentang Batu Mulia. On 1/12/06, miko wrote: > Pak Amir Al Amin, > Institute of Gemology Indonesia sepertinya memberikan kursus gemology > program singkat atau sampai 6 bulanan ( untuk meraih gelar GG-Graduate > Gemologist ). Selain dari itu, pengelola Institut biasanya menerima > pekerjaan appraisal alias memeriksa dan mengeluarkan sertifikat batumulia. > Sejak beberapa tahun ini ITB membuka mata kuliah pilihan batumulia yang > dimotori oleh Dipl.Ing Andri S Mubandi. Mang Okim kadang-kadang diminta jadi > dosen tamu. Selain dari itu, beberapa mahasiswa geologi ITB telah ada yang > ambil thesis batumulia ( bukan jenis precious stones ). Hanya belum ada di > antara mereka yang terjun langsung di bidang batumulia. Hal ini bisa > dimengerti mengingat tawaran pasar yang begitu menggiurkan, sampai ribuan > dolar perbulan kan !. Bidang ini perlu dedikasi dan idelisme. Salam > batumulia, mang Okim - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - Yahoo! Photos Got holiday prints? See all the ways to get quality prints in your hands ASAP.
Re: [iagi-net-l] Gemology (Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi)
Pak Miko, saya masih sempat ikut kuliah dari Pak Andri (Endapan Mineral) dan memang waktu itu ada kunjungan ke show room Pak Miko. Dan sebelum kunjungan kita dikasih kuliah pendahuluan tentang Batu Mulia ini. Menurut saya rekan-rekan mahasiswa waktu itu sangat banyak yang interest dengan Batu Mulia ini. Bahkan ada senior saya yang namanya Brur Dasep Sabarudin, beliau ini sempat mendalami dengan sangat serius (sampai hunting di kaki-kaki lima) aspek geologi tentang batu mulia dan tentunya mendalami juga aspek mistik nya. Brur Dasep ini juga-kalau saya tidak salah-adalah mahasiswa ITB S1 yang pertama thesis tentang Batu Mulia. On 1/12/06, miko <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Pak Amir Al Amin, > Institute of Gemology Indonesia sepertinya memberikan kursus gemology > program singkat atau sampai 6 bulanan ( untuk meraih gelar GG-Graduate > Gemologist ). Selain dari itu, pengelola Institut biasanya menerima > pekerjaan appraisal alias memeriksa dan mengeluarkan sertifikat batumulia. > Sejak beberapa tahun ini ITB membuka mata kuliah pilihan batumulia yang > dimotori oleh Dipl.Ing Andri S Mubandi. Mang Okim kadang-kadang diminta jadi > dosen tamu. Selain dari itu, beberapa mahasiswa geologi ITB telah ada yang > ambil thesis batumulia ( bukan jenis precious stones ). Hanya belum ada di > antara mereka yang terjun langsung di bidang batumulia. Hal ini bisa > dimengerti mengingat tawaran pasar yang begitu menggiurkan, sampai ribuan > dolar perbulan kan !. Bidang ini perlu dedikasi dan idelisme. Salam > batumulia, mang Okim - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi
Pak Rendra, Sebelumnya mohon maaf, mang Okim mengopi tanya jawab ini ke milis IAGI karena maksudnya memang untuk kalangan IAGI. Mengenai giok super Dewi Ong Tien dan meja giok eks Kerajaan Sumedang, keduanya kemungkinan besar tidak benar. Berhati-hatilah agar tidak menyesal nanti. Kalau mau maju juga, bawa ke Bandung. Nanti biaya sertifikatnya minta dibayarin oleh si penjual. OK !? Salam batumulia, mang Okim - Original Message - From: rendra irawan To: miko Sent: Thursday, January 12, 2006 12:53 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi Terima kasih atas semua informasinya,... Kalau boleh saya tahu. didaerah Cirebon disinyalir terdapat giok super peninggalan dewi Ong tien,..apakah benar ? Dan di Sumedang juga pernah saya dengar bahwa ada juga meja giok peninggalan kerajaan sumedang,..apakah benar pak ? atas informasinya saya ucapkan banyak terima kasih Pada tanggal 1/12/06, miko <[EMAIL PROTECTED]> menulis: Yth Pak Irawan, Selamat pagi ! Masalah giok super telah pernah mang Okim angkat di milis IAGI ini beberapa waktu yang lalu . Giok super dengan sifat-sifat seperti yang mungkin Anda perkirakan, khususnya yang tetap dingin walau dipanasi selama beberapa puluh menit, demikian juga daya tembus cahaya sampai 25-35 cm, tentulah tidak mungkin secara logika. Untuk kekerasannya, giok asli jenis nefrit ataupun jadeit memang lebih tinggi dari paku baja. Mengenai testing yang benar, mang Okim nyarankan agar dibawa saja ke ahli batumulia / gemmologist untuk diperiksa. Testing pertama yang sering mang Okim lakukan adalah tingkat kekerasan, berat jenis, goresan, kilap, dan teksturnya. Test selanjutnya bisa indek refraksi. Kalau yang diperiksa bahan mentah, bisa saja dibantu dengan analisa petrografi ( kasi saja ke ahlinya seperti Dr.Yuwono di ITB ). Mang Okim bisa bantu kalau gioknya ada di Bandung. Mengenai harganya ? Untuk bahan mentah seperti New Zealand atau Wyoming Jades ( nephrite ), memang ada standardnya, beberapa ratus dolar perkilo. Untuk giok super ? Kalau benar ada tentu tak ada standardnya, semau gue, bisa puluhan ribu dolar perkilo...hanya mang Okim belum pernah menyaksikan sampai ada transaksi. Seperti yang pernah mang Okim kisahkan, seuntai kalung giok jadeit ( imperial jade ), 28 butir tanpa emas atau berlian, dengan warna seperti zamrud , bisa terjual di balai lelang Christie sampai lebih 4 juta dolar. Semoga penjelasan ini sesuai dengan yang Anda maksud, Salam batu mulia, mang Okim. - Original Message - From: rendra irawan To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, January 09, 2006 2:01 PM Subject: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi selamat siang, saya mau tanya, apakah memang benar giok super itu ada di indonesia dan bagai mana sistem pengetesan giok yang asli apakah dengan sistem : 1. Dibakar dengan lilin selama 30 menit 2. Digores dgn paku baja 3. Disenter bias 25-35 cm sebab saya mendengar bahwa giok super harganya bisa ratusan juta rupiah,... berapakah harga sebenarnya giok super per kg nya ? mohon informasinya ya pak salam R. Irawan
Re: [iagi-net-l] Gemology (Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi)
Pak Amir Al Amin, Institute of Gemology Indonesia sepertinya memberikan kursus gemology program singkat atau sampai 6 bulanan ( untuk meraih gelar GG-Graduate Gemologist ). Selain dari itu, pengelola Institut biasanya menerima pekerjaan appraisal alias memeriksa dan mengeluarkan sertifikat batumulia. Sejak beberapa tahun ini ITB membuka mata kuliah pilihan batumulia yang dimotori oleh Dipl.Ing Andri S Mubandi. Mang Okim kadang-kadang diminta jadi dosen tamu. Selain dari itu, beberapa mahasiswa geologi ITB telah ada yang ambil thesis batumulia ( bukan jenis precious stones ). Hanya belum ada di antara mereka yang terjun langsung di bidang batumulia. Hal ini bisa dimengerti mengingat tawaran pasar yang begitu menggiurkan, sampai ribuan dolar perbulan kan !. Bidang ini perlu dedikasi dan idelisme. Salam batumulia, mang Okim - Original Message - From: "Amir Al Amin" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Thursday, January 12, 2006 9:06 AM Subject: [iagi-net-l] Gemology (Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi) Ngomong2 soal batu mulia, Saya mau tanya, Apakah ada program studi / mata kuliah Gemologi di Jurusan Geology di Indonesia? Seperti mata kuliah pilihan 4 SKS, belajar A-Z gemstone. Saya dengar di pasaran, prospek kerjanya bagus. Kalau nggak salah ada Institut Gemology Indonesia (pernah dimuat di koran/majalah). Sepertinya lebih ke arah pengerjaan batuannya. miko <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Yth Pak Irawan, Selamat pagi ! Masalah giok super telah pernah mang Okim angkat di milis IAGI ini beberapa waktu yang lalu . Giok super dengan sifat-sifat seperti yang mungkin Anda perkirakan, khususnya yang tetap dingin walau dipanasi selama beberapa puluh menit, demikian juga daya tembus cahaya sampai 25-35 cm, tentulah tidak mungkin secara logika. Untuk kekerasannya, giok asli jenis nefrit ataupun jadeit memang lebih tinggi dari paku baja. Mengenai testing yang benar, mang Okim nyarankan agar dibawa saja ke ahli batumulia / gemmologist untuk diperiksa. Testing pertama yang sering mang Okim lakukan adalah tingkat kekerasan, berat jenis, goresan, kilap, dan teksturnya. Test selanjutnya bisa indek refraksi. Kalau yang diperiksa bahan mentah, bisa saja dibantu dengan analisa petrografi ( kasi saja ke ahlinya seperti Dr.Yuwono di ITB ). Mang Okim bisa bantu kalau gioknya ada di Bandung. Mengenai harganya ? Untuk bahan mentah seperti New Zealand atau Wyoming Jades ( nephrite ), memang ada standardnya, beberapa ratus dolar perkilo. Untuk giok super ? Kalau benar ada tentu tak ada standardnya, semau gue, bisa puluhan ribu dolar perkilo...hanya mang Okim belum pernah menyaksikan sampai ada transaksi. Seperti yang pernah mang Okim kisahkan, seuntai kalung giok jadeit ( imperial jade ), 28 butir tanpa emas atau berlian, dengan warna seperti zamrud , bisa terjual di balai lelang Christie sampai lebih 4 juta dolar. Semo ga penjelasan ini sesuai dengan yang Anda maksud, Salam batu mulia, mang Okim. - Original Message - From: rendra irawan To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, January 09, 2006 2:01 PM Subject: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi selamat siang, saya mau tanya, apakah memang benar giok super itu ada di indonesia dan bagai mana sistem pengetesan giok yang asli apakah dengan sistem : 1. Dibakar dengan lilin selama 30 menit 2. Digores dgn paku baja 3. Disenter bias 25-35 cm sebab saya mendengar bahwa giok super harganya bisa ratusan juta rupiah,... berapakah harga sebenarnya giok super per kg nya ? mohon informasinya ya pak salam R. Irawan === Amir Al Amin Operation / Wellsite Geologist Mobile (62)811592902 [EMAIL PROTECTED] === - Yahoo! Photos Got holiday prints? See all the ways to get quality prints in your hands ASAP. - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
[iagi-net-l] Gemology (Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi)
Ngomong2 soal batu mulia, Saya mau tanya, Apakah ada program studi / mata kuliah Gemologi di Jurusan Geology di Indonesia? Seperti mata kuliah pilihan 4 SKS, belajar A-Z gemstone. Saya dengar di pasaran, prospek kerjanya bagus. Kalau nggak salah ada Institut Gemology Indonesia (pernah dimuat di koran/majalah). Sepertinya lebih ke arah pengerjaan batuannya. miko <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Yth Pak Irawan, Selamat pagi ! Masalah giok super telah pernah mang Okim angkat di milis IAGI ini beberapa waktu yang lalu . Giok super dengan sifat-sifat seperti yang mungkin Anda perkirakan, khususnya yang tetap dingin walau dipanasi selama beberapa puluh menit, demikian juga daya tembus cahaya sampai 25-35 cm, tentulah tidak mungkin secara logika. Untuk kekerasannya, giok asli jenis nefrit ataupun jadeit memang lebih tinggi dari paku baja. Mengenai testing yang benar, mang Okim nyarankan agar dibawa saja ke ahli batumulia / gemmologist untuk diperiksa. Testing pertama yang sering mang Okim lakukan adalah tingkat kekerasan, berat jenis, goresan, kilap, dan teksturnya. Test selanjutnya bisa indek refraksi. Kalau yang diperiksa bahan mentah, bisa saja dibantu dengan analisa petrografi ( kasi saja ke ahlinya seperti Dr.Yuwono di ITB ). Mang Okim bisa bantu kalau gioknya ada di Bandung. Mengenai harganya ? Untuk bahan mentah seperti New Zealand atau Wyoming Jades ( nephrite ), memang ada standardnya, beberapa ratus dolar perkilo. Untuk giok super ? Kalau benar ada tentu tak ada standardnya, semau gue, bisa puluhan ribu dolar perkilo...hanya mang Okim belum pernah menyaksikan sampai ada transaksi. Seperti yang pernah mang Okim kisahkan, seuntai kalung giok jadeit ( imperial jade ), 28 butir tanpa emas atau berlian, dengan warna seperti zamrud , bisa terjual di balai lelang Christie sampai lebih 4 juta dolar. Semo ga penjelasan ini sesuai dengan yang Anda maksud, Salam batu mulia, mang Okim. - Original Message - From: rendra irawan To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, January 09, 2006 2:01 PM Subject: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi selamat siang, saya mau tanya, apakah memang benar giok super itu ada di indonesia dan bagai mana sistem pengetesan giok yang asli apakah dengan sistem : 1. Dibakar dengan lilin selama 30 menit 2. Digores dgn paku baja 3. Disenter bias 25-35 cm sebab saya mendengar bahwa giok super harganya bisa ratusan juta rupiah,... berapakah harga sebenarnya giok super per kg nya ? mohon informasinya ya pak salam R. Irawan === Amir Al Amin Operation / Wellsite Geologist Mobile (62)811592902 [EMAIL PROTECTED] === - Yahoo! Photos Got holiday prints? See all the ways to get quality prints in your hands ASAP.
Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi
Yth Pak Irawan, Selamat pagi ! Masalah giok super telah pernah mang Okim angkat di milis IAGI ini beberapa waktu yang lalu . Giok super dengan sifat-sifat seperti yang mungkin Anda perkirakan, khususnya yang tetap dingin walau dipanasi selama beberapa puluh menit, demikian juga daya tembus cahaya sampai 25-35 cm, tentulah tidak mungkin secara logika. Untuk kekerasannya, giok asli jenis nefrit ataupun jadeit memang lebih tinggi dari paku baja. Mengenai testing yang benar, mang Okim nyarankan agar dibawa saja ke ahli batumulia / gemmologist untuk diperiksa. Testing pertama yang sering mang Okim lakukan adalah tingkat kekerasan, berat jenis, goresan, kilap, dan teksturnya. Test selanjutnya bisa indek refraksi. Kalau yang diperiksa bahan mentah, bisa saja dibantu dengan analisa petrografi ( kasi saja ke ahlinya seperti Dr.Yuwono di ITB ). Mang Okim bisa bantu kalau gioknya ada di Bandung. Mengenai harganya ? Untuk bahan mentah seperti New Zealand atau Wyoming Jades ( nephrite ), memang ada standardnya, beberapa ratus dolar perkilo. Untuk giok super ? Kalau benar ada tentu tak ada standardnya, semau gue, bisa puluhan ribu dolar perkilo...hanya mang Okim belum pernah menyaksikan sampai ada transaksi. Seperti yang pernah mang Okim kisahkan, seuntai kalung giok jadeit ( imperial jade ), 28 butir tanpa emas atau berlian, dengan warna seperti zamrud , bisa terjual di balai lelang Christie sampai lebih 4 juta dolar. Semoga penjelasan ini sesuai dengan yang Anda maksud, Salam batu mulia, mang Okim. - Original Message - From: rendra irawan To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, January 09, 2006 2:01 PM Subject: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi selamat siang, saya mau tanya, apakah memang benar giok super itu ada di indonesia dan bagai mana sistem pengetesan giok yang asli apakah dengan sistem : 1. Dibakar dengan lilin selama 30 menit 2. Digores dgn paku baja 3. Disenter bias 25-35 cm sebab saya mendengar bahwa giok super harganya bisa ratusan juta rupiah,... berapakah harga sebenarnya giok super per kg nya ? mohon informasinya ya pak salam R. Irawan
Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi
Pak Mufti, Kita pernah ketemu di Yogyakah ? Kalau itu tahun '81, pasti waktu mang Okim kerja di Total. Oh ya, sekarang mang Okim ingat, ketika itu mang Okim bersama beberapa teman ( termasuk Pak Karsani - di Caltex waktu itu ) menyelusuri Yogyakarta by night. Pengalaman yang serem deeh, tapi alhamdulilah bisa kembali ke hotel dengan aman. Mengenai batumulia, nanti bisa ditingkatkan penilaiannya. Kalau sekarang baru senang secara emosional ( termasuk hadiah dari ex pacar ), nanti senangnya ditambah dengan unsur quality, artinya batunya bukan yang kropos atau yang karena "telah naik haji " ( batu karnelian oleh-oleh dari Mekah ! ). Mengenai kursus batumulia, memang pernah dilaksanakan beberapa kali dengan sponsor Departemen Perindustrian. Pelatihan sehari dan field trip batumulia juga pernah dilakukan oleh IAGI di Garut Selatan ( dikoordinir Pak Andri ). Tulisan mang Okim juga ada dan bisa dicari di Proceeding IAGI ( 1994 dan beberapa yang lain ). Kapan-kapan singgah ya, biar bisa diskusi lebih jauh, Salam batumulia, mang Okim. - Original Message - From: Mufti M. Darissalam To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, November 15, 2005 5:33 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi Mas Djatmiko, Salam kenal, saya Mufti, saya pernah ketemu mas Djatmiko 25 th lalu, tapi cuma sepintas di IAGI Yogya 81?. Saya juga senang batu mulia, tapi sayang pengetahuan sangat terbatas dan dana untuk itu juga belum memadai. Bagi saya batu mulia sesuatu yang susah ditera kwalitasnya secara megaskopis, tergantung feeling yang dibentuk dari jam terbang pergulatan dengan batu mulia masing2 orang. Juga tergantung selera masing2, maksud saya ada yang secara kwalitas (kekerasan, karat, warna, kilap, cutting dll) jelek, tapi kalau sudah senang mau diapa. Sebetulnya kalau pas lewat saya pingin main2 ke Pajajaran tapi belum ada keberanian (krn belum tentu membeli), juga kelihatannya rumah tertutup terus cuma banyak batu2 besar (silicified wood?). Insyaallah, kapan2 bisa mampir. Saya pingin tanya mas apa kira2 ada semacam kursus mengenai batumulia, atau ada semacam field trip ke tempat2 yang kaya batu mulia. Kalau ada mohon informasinya, kali2 saya bisa turut berpartisipasi. Juga mas, apa ada tulisan mas Miko tentang batu mulia dan penyebarannya di Indonesia, dimana bisa didapatkan. Nuwun & Salam, Mufti >
Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi
Pak Gunawan Taslim, Memang ada senter khusus yang ujungnya mengecil ( agar bisa dipakai nyenter batu yang sudah diikat dengan cincin dari bawah batunya ). Harganya sekitar 50 ribuan rupiah. Silahkan singgah kalau sedang di Bandung. Ada juga hardness pencil untuk ngetes batu kekerasan 7 skala Mohs. Salam batumulia, mang Okim - Original Message - From: "gtaslim" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Tuesday, November 15, 2005 3:45 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi mang Okim, salam kenal. kebetulan saya juga hobby dgn batu mulia. saya tertarik dgn senter nya. maksudnya ada senter khusus gitu? kalo boleh share merek, type dan harganya. thanks, Gunawan Taslim - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi
Mas Djatmiko, Salam kenal, saya Mufti, saya pernah ketemu mas Djatmiko 25 th lalu, tapi cuma sepintas di IAGI Yogya 81?. Saya juga senang batu mulia, tapi sayang pengetahuan sangat terbatas dan dana untuk itu juga belum memadai. Bagi saya batu mulia sesuatu yang susah ditera kwalitasnya secara megaskopis, tergantung feeling yang dibentuk dari jam terbang pergulatan dengan batu mulia masing2 orang. Juga tergantung selera masing2, maksud saya ada yang secara kwalitas (kekerasan, karat, warna, kilap, cutting dll) jelek, tapi kalau sudah senang mau diapa. Sebetulnya kalau pas lewat saya pingin main2 ke Pajajaran tapi belum ada keberanian (krn belum tentu membeli), juga kelihatannya rumah tertutup terus cuma banyak batu2 besar (silicified wood?). Insyaallah, kapan2 bisa mampir. Saya pingin tanya mas apa kira2 ada semacam kursus mengenai batumulia, atau ada semacam field trip ke tempat2 yang kaya batu mulia. Kalau ada mohon informasinya, kali2 saya bisa turut berpartisipasi. Juga mas, apa ada tulisan mas Miko tentang batu mulia dan penyebarannya di Indonesia, dimana bisa didapatkan. Nuwun & Salam, Mufti ---Original Message--- From: miko Date: 11/15/05 09:51:12 To: iagi-net@iagi.or.id Cc: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi Pak Priyatna Ahmad, salam batumulia, Rebu nuhun atas reaksi Anda tentang kehadiran kembali mang Okim. Nanti tahun 2006-2007 mang Okim bakalan sering menghilang lagi karena selama setahun full, insyaallah sudah harus muter-muter keliling Indonesia dalam rangka koordinasi Rotary.. kegiatan sosial lho , bukan neror-neroran ). Anda nanya kegunaan loupe 10 X ? Ah, yang bener niih, ngetes 'kali ya. Whatever, ada pengalaman serem sewaktu mang Okim memetakan lembar Makale, Sulsel , tahun 1972 . Ketika nyusurin satu sungai, ada beberapa penduduk setempat yang diem-diem memata-matai pergerakan mang Okim dan rombongan. Nah, ketika ketemu satu boulder breksi yang cukup gede, kami sengaja berlama-lama di lokasi tersebut . Palu geologi mulai main, sample dikeker dengan loupe 10 kali , dan mulai ngoceh tentang adanya kandungan emas di batuan tersebut. Ketika sore hari pulang dan melewati sungai yang sama, bouldernya sudah hancur lebur digarap oleh penduduk. Tadinya gembira, tapi lama-lama ngeri juga mengingat kemungkinan pembalasan dari penduduk yang tak kunjung menemukan emasnya ( semoga Allah mengampuni kenakalan remaja ini ! ). Di bidang batumulia, senter khusus dan loupe 10 X absolut harus dimiliki. Selain untuk melihat inklusi , loupe tersebut dapat juga menunjukkan kepadatan batu dan hasil goresan atau streak kalau kita sedang ngetes kekerasan relatif batu ( skala Mohs ). Batu yang berpori tentunya tak punya kualitas batumulia, dan hasil polesannya akan buram. Untuk amethysts, entah dari Brazil, India, Pangkalan Bun / Manis Mata, Alahan Panjang, dll., Anda harus membedakan inklusi gelembung udara ( bundar sempurna ) atau inklusi fluida ( tak beraturan ), atau cleavage/ belahan yang sering mengikuti pola tertentu. Dan kalau Anda belanja batumulia di Pasar Kebun Sayur Balikpapan, Pasar Martapura, atau Pasar Malabar Banjarmasin, maka Anda wajib bawa loupe 10 X dan senter. Kalau sudah ketemu kecubung ungu yang harganya 20.000 RP satu set, maka Anda sudah harus curiga. Dengan loupe Anda, gelembungnya akan terlihat indah, mencirikan kecanggihan arsitek penciptanya. Semoga jelas, salam batumulia, mang Okim. - Original Message - From: "Priatna Ahmad" <[EMAIL PROTECTED]> To: <iagi-net@iagi.or.id> Sent: Monday, November 14, 2005 4:20 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi > Hore mang okim hadir lagi... > > Mang okim, apa saja sih yang bisa dilakukan dengan 'senjata' loupe 10 x > selain > melihat inklusi. (Sebagai indikasi batu 'masakan'). Terutama dalam > menyelidiki batu > alam. > > Amethyst (kecubung) brazil sering sekali kelihatan ada inklusinya juga. > > Thanks mang okim, > PA > > -Original Message- > From: miko [mailto:[EMAIL PROTECTED]] > Sent: Monday, November 14, 2005 3:20 PM > To: Sugeng Hartono > Cc: IAGI > Subject: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi > > > > - > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina > (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id > Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) > Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) > Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) > Komisi OTOD
Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi
mang Okim, salam kenal. kebetulan saya juga hobby dgn batu mulia. saya tertarik dgn senter nya. maksudnya ada senter khusus gitu? kalo boleh share merek, type dan harganya. thanks, Gunawan Taslim On 11/15/05, miko <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Pak Priyatna Ahmad, salam batumulia, > Rebu nuhun atas reaksi Anda tentang kehadiran kembali mang Okim. Nanti > tahun > 2006-2007 mang Okim bakalan sering menghilang lagi karena selama setahun > full, insyaallah sudah harus muter-muter keliling Indonesia dalam rangka > koordinasi Rotary.. kegiatan sosial lho , bukan neror-neroran ). > Anda nanya kegunaan loupe 10 X ? Ah, yang bener niih, ngetes 'kali ya. > Whatever, ada pengalaman serem sewaktu mang Okim memetakan lembar Makale, > Sulsel , tahun 1972 . Ketika nyusurin satu sungai, ada beberapa penduduk > setempat yang diem-diem memata-matai pergerakan mang Okim dan rombongan. > Nah, ketika ketemu satu boulder breksi yang cukup gede, kami sengaja > berlama-lama di lokasi tersebut . Palu geologi mulai main, sample dikeker > dengan loupe 10 kali , dan mulai ngoceh tentang adanya kandungan emas di > batuan tersebut. Ketika sore hari pulang dan melewati sungai yang sama, > bouldernya sudah hancur lebur digarap oleh penduduk. Tadinya gembira, tapi > lama-lama ngeri juga mengingat kemungkinan pembalasan dari penduduk yang > tak kunjung menemukan emasnya ( semoga Allah mengampuni kenakalan remaja > ini > ! ). Di bidang batumulia, senter khusus dan loupe 10 X absolut harus > dimiliki. Selain untuk melihat inklusi , loupe tersebut dapat juga > menunjukkan kepadatan batu dan hasil goresan atau streak kalau kita sedang > ngetes kekerasan relatif batu ( skala Mohs ). Batu yang berpori tentunya > tak punya kualitas batumulia, dan hasil polesannya akan buram. Untuk > amethysts, entah dari Brazil, India, Pangkalan Bun / Manis Mata, Alahan > Panjang, dll., Anda harus membedakan inklusi gelembung udara ( bundar > sempurna ) atau inklusi fluida ( tak beraturan ), atau cleavage/ belahan > yang sering mengikuti pola tertentu. Dan kalau Anda belanja batumulia di > Pasar Kebun Sayur Balikpapan, Pasar Martapura, atau Pasar Malabar > Banjarmasin, maka Anda wajib bawa loupe 10 X dan senter. Kalau sudah > ketemu > kecubung ungu yang harganya 20.000 RP satu set, maka Anda sudah harus > curiga. Dengan loupe Anda, gelembungnya akan terlihat indah, mencirikan > kecanggihan arsitek penciptanya. Semoga jelas, salam batumulia, mang Okim. > > - Original Message ----- > From: "Priatna Ahmad" <[EMAIL PROTECTED]> > To: > Sent: Monday, November 14, 2005 4:20 PM > Subject: RE: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi > > > > Hore mang okim hadir lagi... > > > > Mang okim, apa saja sih yang bisa dilakukan dengan 'senjata' loupe 10 x > > selain > > melihat inklusi. (Sebagai indikasi batu 'masakan'). Terutama dalam > > menyelidiki batu > > alam. > > > > Amethyst (kecubung) brazil sering sekali kelihatan ada inklusinya juga. > > > > Thanks mang okim, > > PA > > > > -Original Message- > > From: miko [mailto:[EMAIL PROTECTED] > > Sent: Monday, November 14, 2005 3:20 PM > > To: Sugeng Hartono > > Cc: IAGI > > Subject: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi > > > > > > > > - > > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > > Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina > > (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id > > Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) > > Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) > > Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) > > Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau > > [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) > > Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) > > - > > > > > - > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > Komisi Sedimentol
RE: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi
Saran saya kalo beli batu mulia ke Pak Miko saja atau setidaknya minta saran atau pengajaran dari beliau. Pak Miko, maaf lahir bathin ARIEF BUDIMAN Pertamina - Eksplorasi Sumatra Phone : (021) 350 2150 ext.1782 Mobile : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63 Home: (021) 809 2618 -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, November 15, 2005 10:53 AM To: iagi-net@iagi.or.id Cc: [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi Salam batu mulia. Saya rada kurang setuju dengan mang okim. 1. Batu giok adalah second grade value. Harga mahal batu giok selain kualitas lebih detentukan ongkos seni mengerjakannya, patung yang halus dan berukuran besar harganya sangat mahal, juga nilai historis sangat menentukan. 2. Lelang Cristie itu mungkin berharga mahal karena nilai historisnya, mungkin dibuat pada dinasti cina yang berumur tua?. 3. Secara umum, harga giok masih jauh di bawah safir, rubby, cat's eye dan emerald (jamrud), yang semuanya adalah kelompok second grade ( di bawah diamond yang adalah first grade). 4.Untuk rekan Sugeng Hartono, Hati-hati beli batu mulia terutama yang harganya mahal, pengalaman saya sebagai kolektor, banyak sekali tipu dan rekayasa batu mulia oleh para pedagang dan perajin, saya sudah kena tipu beberapa kali. Tahukah anda ada teknik penggosokan batu mulia sehingga batu yang secara alami tidak mengeluarkan star bila digosok dengan teknik khusus bisa keluar starnya? Dan lain lagi. 5. Jangan alergi dengan batu yang ada inklusi, sebab hampir semua natural stone ada inklusi di dalamnya. Inklusi bukan parameter yang baik untuk membedakan batu asli ataupun fabrikasi/ buatan. Salam, Yatno - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
RE: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi
Salam batu mulia. Saya rada kurang setuju dengan mang okim. 1. Batu giok adalah second grade value. Harga mahal batu giok selain kualitas lebih detentukan ongkos seni mengerjakannya, patung yang halus dan berukuran besar harganya sangat mahal, juga nilai historis sangat menentukan. 2. Lelang Cristie itu mungkin berharga mahal karena nilai historisnya, mungkin dibuat pada dinasti cina yang berumur tua?. 3. Secara umum, harga giok masih jauh di bawah safir, rubby, cat's eye dan emerald (jamrud), yang semuanya adalah kelompok second grade ( di bawah diamond yang adalah first grade). 4.Untuk rekan Sugeng Hartono, Hati-hati beli batu mulia terutama yang harganya mahal, pengalaman saya sebagai kolektor, banyak sekali tipu dan rekayasa batu mulia oleh para pedagang dan perajin, saya sudah kena tipu beberapa kali. Tahukah anda ada teknik penggosokan batu mulia sehingga batu yang secara alami tidak mengeluarkan star bila digosok dengan teknik khusus bisa keluar starnya? Dan lain lagi. 5. Jangan alergi dengan batu yang ada inklusi, sebab hampir semua natural stone ada inklusi di dalamnya. Inklusi bukan parameter yang baik untuk membedakan batu asli ataupun fabrikasi/ buatan. Salam, Yatno - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
Re: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi
Pak Priyatna Ahmad, salam batumulia, Rebu nuhun atas reaksi Anda tentang kehadiran kembali mang Okim. Nanti tahun 2006-2007 mang Okim bakalan sering menghilang lagi karena selama setahun full, insyaallah sudah harus muter-muter keliling Indonesia dalam rangka koordinasi Rotary.. kegiatan sosial lho , bukan neror-neroran ). Anda nanya kegunaan loupe 10 X ? Ah, yang bener niih, ngetes 'kali ya. Whatever, ada pengalaman serem sewaktu mang Okim memetakan lembar Makale, Sulsel , tahun 1972 . Ketika nyusurin satu sungai, ada beberapa penduduk setempat yang diem-diem memata-matai pergerakan mang Okim dan rombongan. Nah, ketika ketemu satu boulder breksi yang cukup gede, kami sengaja berlama-lama di lokasi tersebut . Palu geologi mulai main, sample dikeker dengan loupe 10 kali , dan mulai ngoceh tentang adanya kandungan emas di batuan tersebut. Ketika sore hari pulang dan melewati sungai yang sama, bouldernya sudah hancur lebur digarap oleh penduduk. Tadinya gembira, tapi lama-lama ngeri juga mengingat kemungkinan pembalasan dari penduduk yang tak kunjung menemukan emasnya ( semoga Allah mengampuni kenakalan remaja ini ! ). Di bidang batumulia, senter khusus dan loupe 10 X absolut harus dimiliki. Selain untuk melihat inklusi , loupe tersebut dapat juga menunjukkan kepadatan batu dan hasil goresan atau streak kalau kita sedang ngetes kekerasan relatif batu ( skala Mohs ). Batu yang berpori tentunya tak punya kualitas batumulia, dan hasil polesannya akan buram. Untuk amethysts, entah dari Brazil, India, Pangkalan Bun / Manis Mata, Alahan Panjang, dll., Anda harus membedakan inklusi gelembung udara ( bundar sempurna ) atau inklusi fluida ( tak beraturan ), atau cleavage/ belahan yang sering mengikuti pola tertentu. Dan kalau Anda belanja batumulia di Pasar Kebun Sayur Balikpapan, Pasar Martapura, atau Pasar Malabar Banjarmasin, maka Anda wajib bawa loupe 10 X dan senter. Kalau sudah ketemu kecubung ungu yang harganya 20.000 RP satu set, maka Anda sudah harus curiga. Dengan loupe Anda, gelembungnya akan terlihat indah, mencirikan kecanggihan arsitek penciptanya. Semoga jelas, salam batumulia, mang Okim. - Original Message - From: "Priatna Ahmad" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Monday, November 14, 2005 4:20 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi Hore mang okim hadir lagi... Mang okim, apa saja sih yang bisa dilakukan dengan 'senjata' loupe 10 x selain melihat inklusi. (Sebagai indikasi batu 'masakan'). Terutama dalam menyelidiki batu alam. Amethyst (kecubung) brazil sering sekali kelihatan ada inklusinya juga. Thanks mang okim, PA -Original Message- From: miko [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, November 14, 2005 3:20 PM To: Sugeng Hartono Cc: IAGI Subject: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
RE: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi
Hore mang okim hadir lagi... Mang okim, apa saja sih yang bisa dilakukan dengan 'senjata' loupe 10 x selain melihat inklusi. (Sebagai indikasi batu 'masakan'). Terutama dalam menyelidiki batu alam. Amethyst (kecubung) brazil sering sekali kelihatan ada inklusinya juga. Thanks mang okim, PA -Original Message- From: miko [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, November 14, 2005 3:20 PM To: Sugeng Hartono Cc: IAGI Subject: [iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
[iagi-net-l] Re: batu giok, salam dari jambi
Dear Pak Sugeng, Alangkah kebetulan ya, seusai baca e-mail Anda, tak berapa lama kemudian rombongan Ibu Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral datang berkunjung ke Serambi Batumulia ( hari ini, Senen, jam 11.15 - 12.15 ). Saya sebut kebetulan karena beliau memakai bros yang sangat indah dengan hiasan batu giok jenis jadeite jade, dikelilingi permata-permata kecil yang kemungkinan jenis zamrud atau emerald. Anting-anting beliau kayaknya juga dari emerald hijau, sangat sesuai dengan blouse hijau yang beliau kenakan . Hal ini tak mengherankan karena beliau ke Bandung dalam rangka halal bihalal dengan keluarga besar Dept.ESDM sehingga mengenakan pakaian khusus. Selain dari itu, zodiak beliaupun yang Cancer sangat dipengaruhi oleh warna hijau ( aventurin dan krisopras ). Pokoke cocok dan serasi deh. Beliau disertai oleh Ibu-ibu pejabat eselon 1, semuanya naik satu bus besar dikawal fore-rider yang pakai sirene. Hari ini mang Okim dan neng Ai sempat berbinar-binar bahagia, dikunjungi V V I Ps dan di-shopping-in juga. Dear Pak Sugeng, Okay, sekarang kembali ke batu giok. Pak Sugeng perlu ekstra hati-hati dengan giok harga 10 yuan. Coba nanti disenter dari belakang dan dikeker dengan loupe 10 kali Kemungkinan besar Anda akan lihat inklusi gelembung-gelembung udara berukuran kecil atau besar . Tes lain, coba digores dengan pisau. Kalau tergores bisa soap-stone yang lunak, amazonite, atau serpentinit yang juga hijau seperti giok dengan kekerasan sekitar 5 skala Mohs, atau mungkin juga marmer yang diwarna ( baca posting2 sebelumnya ). Atau barangkali kuarsa diwarna yang dikenal sebagai Korean Jade. Giok yang harganya mahal jenisnya jadeit ( kelompok piroksin ). Warnanya vivid green alias hijau hidup, sub-transparan. Seuntai kalung terdiri dari 28 butir giok jadeit bergaris tengah 6 mm pernah laku 4,5 juta dollar di Balai Lelang Christie. Jenis giok yang biasa-biasa saja adalah giok nefrit atau nephrite ( kelompok amfibol ).Warnanya yang umum hijau daun ( Wyoming jade atau Taiwan jade ). Sejauh ini giok nefrit baru ditemukan secara meyakinkan di serambi Mekah alias Aceh dan kemungkinan juga di Sulawesi Tengah ( saya pernah terima contohnya, hanya ukurannya keciil sekali ). Umumnya, lokasi keterdapannya berhubungan erat dengan batuan ultra-basa. Warna hijau pada jadeit dipengaruhi oleh unsur kromium sedangkan pada nefrit oleh unsur magnesium. Mengapa giok mahal ? Unsur utama adalah kelangkaannya. Bayangkan , di Indonesia saja rasanya belum pernah ada ahli yang bicara tentang temuan giok beneran. Pak Chusni Ansori ( LIPI ) dan mang Okim sebagai associate bikin makalah di IAGI tentang Java /Indonesia Jade yang di Jateng. Jenis betulnya tak lain adalah pumpelleite. Selain langka, katanya siih giok punya " kandungan ghoib ". Konon panglima perang Cina kalau berangkat tempur selalu pakai giok karena dipercaya dapat memberikan perlindungan. Kalau gioknya pecah, maka berarti giok yang dipakai telah melindungi pemakainya. Kalau sudah demikian, nilai gioknya praktis tak ada lagi alias dibuang ( kalau mang Okim pas disitu pasti rejeki besar ! ). Pak Sugeng, Anda lagi ngebor minyak di Jambi ? Dicepetin dapetnya ya, mumpung harga minyak masih OK. Waktu saya di Total Indonesie, pernah ngejar potensi offshorenya, cari stratigraphic trap, hanya tak berhasil. Semoga saja Anda dan team berhasil. Nanti kalau dapet potensi gas di gamping Baturaja, bisa coba ngorelasikan ke Bangko. Di sana ditemukan " silicified corals Baturaja " yang cukup kesohor. Di pasar batumulia dikenal sebagai badar tawon Jambi. Banyak sekali diekspor mentah. Anda punya partner Cina ? Hati-hati ya, jangan sampai nerima kalau ditawari Giok Lie atau Giok Lan, nanti eksplorasinya bisa gagal. Salam batu mulia, mang Okim. Original Message - From: Sugeng Hartono To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Sunday, November 13, 2005 6:29 PM Subject: batu giok, salam dari jambi Pak Miko Yth. Maaf mungkin pertanyaan ini dulu pernah dibahas. Saya baru pulang dari RRC. Di sana melimpah patung, perhiasan dll dari batu giok atau Jade. Gelang dari batu giok harganya ada yang hanya 10 Yuan sampai ratusan atau ribuan Yuan. Mohon penjelasan: Batu giok atau jade ini apakah masuk jenis Kwarsa? Apa yang menyebabkan harganya mahal? Kenapa kebanyakan gik berwarna hijau. Secara geologis, kenapa di sana banyak didapati giok, dan di tempat mana lagi yang ada tambang giok. Sekarang ada metode pengobatan dengan batu giok (majalah Intisari pernah membahas). Menurut istri saya, gelang giok yang mahal rasanya lebih ringan, dan lebih sejuk (anyep) ke lengan. Trimakasih atas perhatiannya. Saat ini saya sedang jaga pemboran sumur di Jambi. Di sini banyak kawan-2 kerja dari RRC lho. Wassalam, sugeng