Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-30 Terurut Topik Franciscus Sinartio

Pak Kusuma, Pak Awang dan Bapak2 dan Ibu Ibu anggota milis.

setelah kita semua diskusi seru mengenai EM, kapan kita ambil action? saya 
mau usul supaya Pak Andang masukin dalam agenda pembicaraan dengan DPR 
(mungkin sudah dimasukin ya?).  Kan tidak perlu langsung pers conference.


hal lain yang mungkin ada gunanya adalah mari kita bahas "lesson learn" dari 
penemuan  BU itu, untuk menemukan BU-BU yang lain.



Nah kapan kita gabung2 map kita semua untuk daerah tsb. lalu duduk bersama. 
(apa bisa yah?  kita semua dibayarkan untuk menguntungkan perusahaan 
masing2)


mungkin mulai dari Kujung Fm.  saya kira cukup banyak data

sangat menarik uraian mengenai Ngrayong sandstone  yang kemungkinan 
turbidite.


yang perlu diingat juga adalah turbidite tidak berarti harus di laut dalam.

Banyak sekali bukti di sumur adanya erosion di Kujung.  jadi mungkin 
"lembah2" dari Kujung buildup itu yang menjadi equivalent dari "incised 
valley" nya .  Nah kalau di Banyu Urip ada masak sand nya ngumpul disana 
saja.


Pak Hening, rasanya ada indikasi turbidite di atas Kujung didaerah yang anda 
eksplorasi.  apa masih di perusahaan yang sama ya?



Rasanya pernah lihat coretan2 tangan Pak Wayan Ardhana yang mungkin tidak 
semuanya sempat di publish.  Salah satu yang digambarkan di kartun tsb 
adalah kemungkinan keberadaan turbidite2 sand tsb.  Mungkin kartun tsb perlu 
di update dengan bertambahnya data.


saya mau ulangi lagi bertanya sama diri kita masing2.  apa bisa ya kita 
duduk sama2 dan mulai brainstorming dan menghasilkan sesuatu yang bisa 
membuat masing2 perusahaan mendapatkan manfaat nya.  Toh yang open block 
disana tinggal sedikit (atau malah tidak ada lagi yah?).


Atau BP migas atau Migas bikin study kayak waktu bikin buku "lapangan2 
minyak di Indonesia", "study sumur yang di suspended"  dll.  Tapi kali ini 
pakai IAGI dong.


atau bikin luncheon talk, evening discussion atau workshop?

salam,
fbs
dulu pernah interview di Humpuss 1991(?), waktu itu saya di suruh bikin 
cerita dari seismik oleh  Pak Paul Adiwidjaja.  Waktu saya tunjuk yang 
"dalam", tangan saya di pukul oleh Pak Paul, lalu kata beliau:'hush... KITA 
JUGA TAHU ada prospek di sana tetapi itu bukan bagian kita, coba lihat yang 
dangkal saja".  Ngomong2 koq Pak Suhaemi dan Pak Awali tidak ada komentar 
nya?


_
Don't just search. Find. Check out the new MSN Search! 
http://search.msn.click-url.com/go/onm00200636ave/direct/01/



-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-30 Terurut Topik Ariadi Subandrio
Pak Awang,
you wrote : Daerah own operation Pertamina dan TACnya nanti juga rencananya ada 
dalam pengawasan BPMIGAS, . ", Betul itu Pak Awang, hal ini adalah 
penjabaran dari hukum positif yang kita miliki, yakni PP-35/2004 (derivatif 
langsung dari UU 22/2001). Konsekuensi dari produk hukum yang kita miliki ini 
adalah : setelah kontrak TAC existing berakhir, maka blok/daerah tersebut tak 
lagi diperpanjang dan kembali menjadi WKP Pertamina/PT. Pertamina (Persero), 
demikian pula dg blok yg berkontrak JOB-EOR). - pasal 104
 
pada poin h, pasal 104 PP Hulu dinyatakan demikian :
"dalam hal sebelum berakhirnya jangka waktu kontrak sebagaimana dimaksud dalam 
huruf e diperoleh kesepakatan para pihak, Menteri dapat menentukan kebijakan 
lain dari kontrak yang bersangkutan". Dalam kasus dg TAC EMOI Cepu, jika 
Menteri (ESDM) memberikan kebijakan khusus buat kontrak TAC EMOI Cepu : 
misalnya diperpanjang, maka kontrak TAC Cepu ya dapat diperpanjang, jika tidak 
diberikan, maka by default sesuai dg hukum positif yang ada blok Cepu tersebut 
pd th 2010 ya kudu berakhir dan kembali ke Pertamina (PT. Pertamina-Persero).
 
Nah, dalam hal kasus kontrak TAC Cepu (EMOI), perundingan yang telah di"hand 
over" dengan penanganan langsung oleh pemerintah, artinya para pihak dalam 
kontrak tersebut menjadi antara EMOI dg pemerintah, para pihak tak lagi antara 
EMOI dengan Pertamina (apakah berarti dalam hal ini pemerintah melanggar 
PP/produk hukum?, perlu bahasan lain, gak tau lah).
 
Dalam konteks lain, perundingan yg ada saat ini dimana Tim Pemerintah dipimpin 
oleh Martiono Hadianto  (yg kebetulan Komisaris Utama Pertamina), apakah 
menggambarkan keterlibatan "pihak Pertamina" sebagai entitas bisnis, ataukah 
Good Corporate Governance ala Indonesia yg dimotori oleh kementerian BUMN 
menyatakan bahwa top decission eksekutif itu ada di tangan komisaris? bukan 
Direksi? - emboh.
 
Jadi Cak Vicky,
Interpretasi hukum yang saya pahami, menggambarkan bahwa pasal 104 dalam PP 
Hulu dibuat untuk mengakomodasi hubungan bisnis to bisnis (bukan G to B). Dan, 
kalau tertarik terhadap daerah-daerah yg berstatus Daerah Operasinya Pertamina, 
ya musti mengacu pada KKS yang kelak akan ada (ditanda tangani). KKS yang kata 
Pak Awang aturannya gak kelar-kelar alias mundur terus selesainya, mungkin 
banyak persoalan alot... , dan sangat mungkin juga gak selesai2 karena adanya 
kontrak TAC Cepu. Acuan UU Migas tak lagi memungkinkan Pertamina membuat 
kontrak area yang kemudian dikontrakkan lagi (bentuk TAC misalnya). Jadi semua 
kontrak area (mineral right) ya kudu dengan BPMigas (government), maka kurang 
make sense kalau nantinya ada kontrak TAC dibawah Pertamina (kalau yang 
existing, pan untuk menghormati kontrak lama yang telah ada hingga berakhirnya 
kontrak itu sendiri). Kalau berbisnis dengan Pertamina dengan memiliki 
participating interest, ya kudu nunggu KKS seperti dalam penjelasan "..
 ..dalam
 hal Pertamina menghendaki adanya pihak lain untuk ikut serta sebagai pemegang 
participating interest, perlu diatur dalam KKS dengan tetap berpedoman pada 
tujuan tumbuh dan berkembangnya Pertamina sebagai BUMN". 

 
 
lam-salam,
ar-.

 

Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Pak Vicky,

BPMIGAS tidak mengelola tender blok. Pengelola tender blok adalah Ditjen Migas 
di Departemen ESDM. Tetapi, sesuai UU Migas, BPMIGAS berhak untuk memberikan 
pertimbangan2 teknis/finansial/hukum/dll dalam proses tender tersebut. Ada 
beberapa pejabat di BPMIGAS yang telah ditunjuk sebagai anggota tim tender 
blok, nah merekalah yang memberikan pertimbangan2 itu. Jadi, secara kelembagaan 
BPMIGAS tak mengelola tender blok. Secara beberapa individu (tim itu), ya 
terlibat. termasuk pertimbangan pemenang tender.

Tetapi, Kepala BPMIGAS lah yang menandatangani kontrak itu (jadi agak lucu, kok 
secara kelembagaan tak terlibat, tetapi habis pemenang tender ada dan kontrak 
dibuat, kok harus Ka. BPMIGAS yang menandatangani). Setelah itu, tugas BPMIGAS 
untuk mengawasi dan mengkoordinasi pelaksanaan kontrak itu.

Mudah saja mengetahui status setiap blok, kan ada peta2nya untuk setiap jenis 
kontrak. Ditjen Migas hanya mentenderkan open area baik atas pilihan Ditjen 
Migas maupun yang diminta langsung oleh calon investor (direct offer).

Daerah own operation Pertamina dan TACnya nanti juga rencananya ada dalam 
pengawasan BPMIGAS, hanya aturannya yang tak kelar2 alias mundur terus 
selesainya, mungkin banyak persoalan alot... Nanti Pertamina pun akan punya 
jadwal relinquishment seperti kontraktor2 KPS/JOB. 

Jadi kalau investor berminat dengan open area berhubunganlah dengan Ditjen 
Migas, kalau dengan lahan own operation/TAC Pertamina berhubunganlah dengan 
Pertamina, kalau berminat dengan lahan2 aktif milik KPS/JOB berhubunganlah 
dengan KPS/JOB ybs dengan prinsip bisnis to bisnis (farm in).

salam,
awang

Rovicky Dwi Putrohari wrote:
On 5/30/05, Awang Satyana wrote:
> 
> Dalam masalah TAC Cepu, EM berhubungan dengan Pertamina di bawah 
> pengawasan Dit

Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-29 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Vicky,
 
BPMIGAS tidak mengelola tender blok. Pengelola tender blok adalah Ditjen Migas 
di Departemen ESDM. Tetapi, sesuai UU Migas, BPMIGAS berhak untuk memberikan 
pertimbangan2 teknis/finansial/hukum/dll dalam proses tender tersebut. Ada 
beberapa pejabat di BPMIGAS yang telah ditunjuk sebagai anggota tim tender 
blok, nah merekalah yang memberikan pertimbangan2 itu. Jadi, secara kelembagaan 
BPMIGAS tak mengelola tender blok. Secara beberapa individu (tim itu), ya 
terlibat. termasuk pertimbangan pemenang tender.
 
Tetapi, Kepala BPMIGAS lah yang menandatangani kontrak itu (jadi agak lucu, kok 
secara kelembagaan tak terlibat, tetapi habis pemenang tender ada dan kontrak 
dibuat, kok harus Ka. BPMIGAS yang menandatangani). Setelah itu, tugas BPMIGAS 
untuk mengawasi dan mengkoordinasi pelaksanaan kontrak itu.
 
Mudah saja mengetahui status setiap blok, kan ada peta2nya untuk setiap jenis 
kontrak. Ditjen Migas hanya mentenderkan open area baik atas pilihan Ditjen 
Migas maupun yang diminta langsung oleh calon investor (direct offer).
 
Daerah own operation Pertamina dan TACnya nanti juga rencananya ada dalam 
pengawasan BPMIGAS, hanya aturannya yang tak kelar2 alias mundur terus 
selesainya, mungkin banyak persoalan alot... Nanti Pertamina pun akan punya 
jadwal relinquishment seperti kontraktor2 KPS/JOB. 
 
Jadi kalau investor berminat dengan open area berhubunganlah dengan Ditjen 
Migas, kalau dengan lahan own operation/TAC Pertamina berhubunganlah dengan 
Pertamina, kalau berminat dengan lahan2 aktif milik KPS/JOB berhubunganlah 
dengan KPS/JOB ybs dengan prinsip bisnis to bisnis (farm in).
 
salam,
awang

Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
On 5/30/05, Awang Satyana wrote:
> 
> Dalam masalah TAC Cepu, EM berhubungan dengan Pertamina di bawah 
> pengawasan Ditjen Migas (karena kontraknya TAC, dan TAC saat ini tidak di 
> bawah pengawasan BPMIGAS).
> 
> salam,
> awang

Pak Awang bagaimana dengan daerah daerah yg berstatus Daerah
operasinya Pertamina yg di TAC-kan dan yag dikerjakan sendiri ini ?
Apakah ini juga mengacu ke UU Migas ?
Atau mudahnya, bagaimana BPMigas tahu bahwa blok itu (suatu daerah)
tidak sedang dikerjakan oleh Pertamina EP shg bisa ditenderkan oleh
BPMigas ?
Bukankah kalau ada kontraktor tertarik suatu daerah mesti tahu dengan
siapa dia harus melakukan perundingan, apakah PSC dengan Migas atau
melalui TAC dengan Pertamina.

RDP

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



-
Do You Yahoo!?
 Yahoo! Small Business - Try our new Resources site!

Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-29 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
On 5/30/05, Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> Dalam masalah TAC Cepu, EM berhubungan dengan Pertamina di bawah 
> pengawasan Ditjen Migas (karena kontraknya TAC, dan TAC saat ini tidak di 
> bawah pengawasan BPMIGAS).
> 
> salam,
> awang

Pak Awang bagaimana dengan daerah daerah yg berstatus Daerah
operasinya Pertamina yg di TAC-kan dan yag dikerjakan sendiri ini ?
Apakah ini juga mengacu ke UU Migas ?
Atau mudahnya, bagaimana BPMigas tahu bahwa blok itu (suatu daerah)
tidak sedang dikerjakan oleh Pertamina EP shg bisa ditenderkan oleh
BPMigas ?
Bukankah kalau ada kontraktor tertarik suatu daerah mesti tahu dengan
siapa dia harus melakukan perundingan, apakah PSC dengan Migas atau
melalui TAC dengan Pertamina.

RDP

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-29 Terurut Topik Awang Satyana
Secara operasional, keputusan pemberian field atau perpanjangan kontrak bukan 
di BPMIGAS tetapi di Ditjen Migas (atas "petunjuk" Menteri ESDM dan RI-1). 
Dalam proses2 perpanjangan kontrak2 KPS (bukan TAC seperti Blok EM di Cepu 
itu), BPMIGAS yang akan pertama kali berhadapan dengan kontraktor, bernegosiasi 
terms of contracts setelah perpanjangan. Ini akan makan waktu cukup lama 
apalagi kalau kesepakatan sulit tercapai. Setelah kesepakatan BPMIGAS dan 
kontraktor tercapai, baru Ditjen Migas mulai masuk, dan masih bisa mengubah 
kesepakatan2 yang telah dicapai sebelumnya atau tidak. Prinsip BPMIGAS dan 
Ditjen Migas sama dalam menyetujui perpanjangan kontrak : di kontrak baru 
bagian pemerintah harus lebih menguntungkan daripada yang tercantum di kontrak 
lama.
 
Dalam masalah TAC Cepu, EM berhubungan dengan Pertamina di bawah pengawasan 
Ditjen Migas (karena kontraknya TAC, dan TAC saat ini tidak di bawah pengawasan 
BPMIGAS). 
 
salam,
awang
 

[EMAIL PROTECTED] wrote:
Pak Awang

jadi pengen tahu
kalau setelah pulang terus SBY bilang "udah kasihkan saja Cepu ke exxon" 
dengan kompensasi "bla-bla" yang kita enggak tahu...
kira - kira BPMigas tetap akan bertahan enggak ya untuk tetap menentang 
kalau memang secara "perhitungan" BPMigas hal itu merugikan/ tidak terlalu 
menguntungkan...

yang saya ingin tahu sampai sejauh mana kewenangan BPMigas dengan segala 
argument ekonomik dan teknik dalam memutuskan pemberian field ke operator 
(terutama asing)..?

Regards

Ferdinandus Kartiko Samodro
TOTAL E&P Indonesie Balikpapan
DKS/EXR/GLG
0542- 533852







__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-29 Terurut Topik sugeng.hartono
Pak Awang,
Dari sekian banyak sumur di lapangan Mudi hanya Mudi-8 (lokasinya di
utara-timur) yang didapati conglomeratic sandstone di tengah Mudi carbonate.
Ini didahului dengan problem 'total lost circulation' terlebih dulu. Setelah
dipompakan LCM (lost circulation material) ke dalam sumur maka ada aliran
kembali (returns) walaupun tidak maksimum, dan pemboran diteruskan. Tidak
lama kemudian mudlogger melaporkan tidak ada cutting sample di shale-shaker
karena aliran lumpur bor dibaypass langsung tidak melewati shaker. Saya pun
turun tangan, nego dengan rig supt, toolpusher dan Coman agar aliran lumpur
dilewatkan shaker (dulu) karena kami perlu cutting sample. Akhirnya kami
mendapati conglomeratic sandstone bercampur dengan sample carbonate dan LCM
tentunya. Karena tidak yakin ada conglo sandstone, maka semua mud material
(barite dll) dan mudchemical kami ambil samplenya untuk diperiksa, dengan
dugaan jangan-2 conglo ini berasal dari mud material. Ternyata bukan, dan
kami yakin bahwa conglo sandstone ini 'in situ" dari formasi, apalagi ini
diawali dengan total lost circulation (apakah ini merupakan local
unconformity atau erosional surface?). Memang membingungkan, dan perlu study
untuk mencari asal muasalnya.
Trimakasih dan salam,

sugeng
(lebih suka naik ojek dari lebakbulus-blok m, karena jl.rs.fatmawati selalu
macet berat, lalu naik bus damri ke airport)

- Original Message -
From: "Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Monday, May 30, 2005 8:37 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina


> Pak Sugeng,
>
> Kalau tidak calcareous agak susah menerangkan kejadian itu ya. Bayangan
> saya, saat pembentukan Mudi carbonates ada fluktuasi susut dan genang
> laut. Saat susut, kawasan gamping tersingkap, lapuk, tererosi dan
> sedimennya diendapkan di atas gamping lebih tua. Sedimen re-deposited
> itu lalu mirip2 konglomerat karena menandakan suatu Batas Sekuen baru.
> Hanya, paket sedimen ini mesti gampingan sebab provenance-nya pun
> gamping. Atau, ada provenance yang granitik saat itu terus mengendapkan
> pasir konglomeratik kuarsaan ? Kalau dari geologi regional wilayah ini,
> agak sulit menerima ada provenance semacam itu.
>
> Di selatan Semarang, ada yang nama Lutut sands yang singkapannya
> menunjukkan batupasir konglomeratik kuarsaan dan umurnya Early-Middle
> Miocene, ekivalen dengan bagian atas Mudi carbonate itu. Tetapi ini
> terlalu jauh dengan wilayah Mudi. Lundin Blora 3 tahun lalu mengejar
> objektif ini di sekitar Ngawi, ternyata tak ada perkembangan sands itu
> sampai ke timur, apalagi ke Mudi. Kalau gejala sands konglomeratik
> kuarsaan ini menyebar secara regional di Blok Tuban dan ditemukan di
> banyak sumur2 Mudi, maka menarik untuk dikaji lebih jauh, terutama
> asal-muasalnya.
>
> hapus..
>
> salam,
> awang
> (enak naik kendaraan umum kalau di Jakarta, atau ojeg kalau macet)
>
> "sugeng.hartono" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Pak Awang,
> Yang muncul di tengah tubuh Tuban Carbonates itu adalah "conglomeratic
> sandstone" dengan butir kwarsa yang sangat bundar. Jelas tidak ada
> reaksi
> dengan HCl. Kurva log PEF juga menunjukkan kwarsa. Apakah sewaktu
> berlangsung pembetukan karbonat sempat terjadi pengangkatan sehingga
> diendapkan conglomeratic sandstone.
> Pak, komentar-komentar Anda (sangat bagus lho) dalam milis ini merupakan
> komentar sebagai wakil BP Migas atau pribadi Pak Awang?
> Wassalam,
>
> Sugeng
> (Tidak menduga bisa ketemu Anda dalam Kopaja S.66 jurusan Blok
> M-Manggarai).
>
>
> __
> Do You Yahoo!?
> Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
> http://mail.yahoo.com
>


-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-29 Terurut Topik R.P. Koesoemadinata
Tujuan pembekakan biaya jelas non geologic, yaitu ngulur2 waktu menunggu 
supaya operatorship pindahn tangan dulu sebelum pemborann di lanjutkan. Dari 
sini kelihatan bahwa waktu BU-1 di gantung itu EM sudah yakin, seperti juga 
saya, bahwa BU adalah ladang minyak raksasa, jadi berani mengeluarkan biaya 
besar. untuk mendapatkan credit point sebagai "discoverer" dari BU

RPK
RPK
- Original Message - 
From: "Franciscus Sinartio" <[EMAIL PROTECTED]>

To: 
Sent: Sunday, May 29, 2005 8:50 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina



kelihatannya menarik juga ya cerita non-geology nya.
selain fakta2 mengenai pembengkakan biaya pemboran yang diberitahu oleh 
Bpk2 di milis ini.

katanya  juga bahwa seismik acq nya makan biaya besar juga.
Q.C man(bird-dog) dilapangan ada belasan orang yang semua dibayar sekian 
ratus atau sekian ribu dollar perhari, padahal biasanya dengan aktifitas 
yang sama butuh dua orang aja back to back.


yang prospect generator nya pun banyak sekali dan semuanya dibayar sangat 
tinggi perhari.


eh tunggu dulu itu hanya berita dari mulut ke mulut dan dari email ke 
email. kita tunggu berita dari saksi hidup yang saya pikir cukup banyak 
terlibat dikegiatan tsb. yang juga anggota milis ini.


kalau itu benar, apa ya tujuannya pembengkakan biaya?  pada saat yang sama 
di blok lain EM di perketat biayanya.


mudah2an berita tsb tidak benar.

fbs

_
FREE pop-up blocking with the new MSN Toolbar - get it now! 
http://toolbar.msn.click-url.com/go/onm00200415ave/direct/01/



-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy 
Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id

Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau 
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])

Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-29 Terurut Topik Ariadi Subandrio

Title  SBY: Indonesia-ExxonMobil Akan Lanjutkan Perundingan hingga Tuntas 

Date   Saturday, 28 May 2005

Media Harian Ekonomi Neraca, Page : 1 

 

"Karena kerja sama itu sudah berlangsung lama dan kalau negosiasi itu cocok 
maka kerjasama itu tentu baik untuk diteruskan. Sedangkan bila dilaksanakan 
dengan perusahaan yang baru .belum tentu tahun 2010, ladang minyak tersebut 
bisa beroperasi. Sementara, jika kerja sama dengan pihak EMOI lancar dan tetap 
menguntungkan Indonesia maka diharapkan pada 2007 Pertamina sudah bisa 
meningkatkan produksi," katanya menuturkan.

 

Sebelumnya, menjelang keberangkatan Presiden Yudhoyono dan rombongan ke AS, 
Jepang dan Vietnam, tim negosiasi pemerintah dan Pertamina untuk perpanjangan 
lapangan migas Blok Cepu dengan EMOI menyatakan optimismenya dalam waktu dekat 
kesepakatan akhir mengenai nasib pengembangan lapangan tersebutakan segera 
tercapai.

 

"Untuk hal-hal yang sifatnya prinsip, Alhamdulillah, sudah ada kata sepakat. 
Sisanya yang masih perlu dinegosiasikan adalah angka-angka teknis yang tidak 
mungkin kita sampaikan dalam forum ini," kata juru bicara Tim Negosiasi 
Pemerintah Penyelesaian Pengelolaan Blok Cepu, Rizal Mallarangeng, baru-baru 
ini.

 

Komisaris Pertamina Martiono menyatakan, saat ini kedua belah pihak sepakat 
untuk mempercepat produksi minyak di Blok Cepu. "Perundingan masih terus 
dilakukan dan masih ada masalah yang sangat mendasar yang harus disepakati 
bersama. Bagi kami, yang penting cara berfikir dalam melihat permasalahan sudah 
sama, meski memang diperlukan beberapa hari untuk menyelesaikan permasalahan 
tersebut," katanya.

 

Ia menegaskan, jika terjadi kesepakatan maka tentunya memberikan keuntungan 
bagi semua pihak. "Apapun hasilnya nanti yang pasti lebih menguntungkan 
Indonesia katimbang usulan sebelumnya," ucap Martiono.

 

Sebelumnya, pemerintah memberikan batas waktu sampai tanggal 20 Mei 2005, 
kesepakatan sudah bisa dicapai. Tapi hal itu tidak bisa diwujudkan mengingat 
masih ada sejumlah permasalahan yang masih belum bisa disepakati oleh pihak 
yang berunding.

 

 

TitlePemerintah Janji Tuntaskan Negosiasi dengan ExxonMobil  

DateSaturday, 28 May 2005 

MediaRepublika, Page : 1 

Author Antara, Elba Damhuri

 

WASHINGTON DC -- Di hadapan para pengusaha Amerika Serikat (AS), Presiden 
Susilo Bambang Yudhoyono berjanji akan menuntaskan negosiasi ladang minyak Cepu 
dengan ExxonMobil. Menurut laporan wartawan Republika, Asro Kamal Rokan, dari 
Washington DC, Presiden mengisyaratkan ada tanda-tanda bahwa kedua belah pihak 
--Pertamina dan ExxonMobil-- mendekati titik-titik yang akan menghasilkan 
kebijakan yang adil.

 

Indonesia, kata Presiden, punya kepentingan dalam masalah ExxonMobil di Cepu, 
perbatasan Jawa Tengah-Jawa Timur, untuk meningkatkan produksi minyak dan gas. 
"Karena kerja sama itu sudah berlangsung lama dan kalaucocok maka kerja sama 
itu baik untuk diteruskan," kata Presiden, Kamis (26/5) waktu AS atau Jumat 
(27/5) WIB.

 

Hadir dalam pertemuan itu sejumlah.petinggi ExxonMobil, Conoco, produsen rokok 
Phillip Morris, dan pengusaha AS yang tergabung dalam kamar dagang mereka. 
Sebelumnya, Presiden mengadakan pertemuan dengan Presiden AS George W Bush dan 
warga Indonesia di sana.

 

Presiden perlu memberikan penjelasan tentang perundingan ExxonMobil di Cepu 
mengingat alotnya perundingan yang masih berjalan. Pertamina merasa bisa 
mengelola ladang minyak Cepu tanpa ExxonMobil. Atau, kalaupun harus bekerja 
sama, Pertamina --ketika Baihaki Hakim menjadi direktur utama-- meminta 
kompensasi 400 juta dolar AS, dan ExxonMobil menolak permintaan itu.


[EMAIL PROTECTED] wrote:Pak Awang

jadi pengen tahu
kalau setelah pulang terus SBY bilang "udah kasihkan saja Cepu ke exxon" 
dengan kompensasi "bla-bla" yang kita enggak tahu...
kira - kira BPMigas tetap akan bertahan enggak ya untuk tetap menentang 
kalau memang secara "perhitungan" BPMigas hal itu merugikan/ tidak terlalu 
menguntungkan...

yang saya ingin tahu sampai sejauh mana kewenangan BPMigas dengan segala 
argument ekonomik dan teknik dalam memutuskan pemberian field ke operator 
(terutama asing)..?

Regards

Ferdinandus Kartiko Samodro
TOTAL E&P Indonesie Balikpapan
DKS/EXR/GLG
0542- 533852


Awang Satyana 
30/05/2005 09:45 AM
Please respond to iagi-net


To: iagi-net@iagi.or.id
cc: 
Subject: RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina


Tidak ada aturan bahwa kontrak itu mesti diperpanjang. Maka kalau 
diperpanjang, tentu akan ada negosiasi (biasanya panjang dan alot) tentang 
terms of contract, termasuk pembagian split, masalah FTP, dll. Kontrak 
baru (hasil perpanjangan) harus lebih menguntungkan pemerintah 
dibandingkan yang tercantum pada kontrak sebelumnya - itu saja hukum 
negosiasi perpanjangan kontrak. Bila tidak, buat apa diperpanjang ?

salam,
awang

Franciscus Sinartio wrote:
walaupun na

Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-29 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Sugeng,
 
Kalau tidak calcareous agak susah menerangkan kejadian itu ya. Bayangan saya, 
saat pembentukan Mudi carbonates ada fluktuasi susut dan genang laut. Saat 
susut, kawasan gamping tersingkap, lapuk, tererosi dan sedimennya diendapkan di 
atas gamping lebih tua. Sedimen re-deposited itu lalu mirip2 konglomerat karena 
menandakan suatu Batas Sekuen baru. Hanya, paket sedimen ini mesti gampingan 
sebab provenance-nya pun gamping. Atau, ada provenance yang granitik saat itu 
terus mengendapkan pasir konglomeratik kuarsaan ? Kalau dari geologi regional 
wilayah ini, agak sulit menerima ada provenance semacam itu. 
 
Di selatan Semarang, ada yang nama Lutut sands yang singkapannya menunjukkan 
batupasir konglomeratik kuarsaan dan umurnya Early-Middle Miocene, ekivalen 
dengan bagian atas Mudi carbonate itu. Tetapi ini terlalu jauh dengan wilayah 
Mudi. Lundin Blora 3 tahun lalu mengejar objektif ini di sekitar Ngawi, 
ternyata tak ada perkembangan sands itu sampai ke timur, apalagi ke Mudi. Kalau 
gejala sands konglomeratik kuarsaan ini menyebar secara regional di Blok Tuban 
dan ditemukan di banyak sumur2 Mudi, maka menarik untuk dikaji lebih jauh, 
terutama asal-muasalnya.
 
Pendapat/komentar saya tentang Cepu jelas pendapat pribadi Pak. Tetapi,  banyak 
teman2 di BPMIGAS berpendapat sama dengan saya, dari staf sampai top managers. 
Bulan lalu, EM mengirimkan surat ke BPMIGAS yang ditembuskan ke banyak pihak. 
Isinya, membuat banyak telinga pejabat di BPMIGAS merah, menyalahkan mengapa 
BPMIGAS mengeluarkan persetujuan membor Sukowati-3 dan -4 kepada PetroChina 
Tuban padahal menurut EM masalah Cepu belum beres. Kebetulan, inisiator 
persetujuan itu adalah saya sebab di bawah wewenang saya. Lalu Pak Luthfi, Ka. 
Div Eksplorasi BPMIGAS, memanggil EM. Expat-nya datang. Si inisiator surat EM 
tak bisa datang, mendadak sakit, (hm..padahal orang inilah yang mau dimarahi 
sebenarnya). Nah, Pak Luthfi, saya tahu, berbicara sambil menahan marah. 
Prinsipnya, kalau mau menulis surat lihat2 dulu dong. EM  mengira bahwa 
Sukowati-3 dan -4 itu sumur2 development, maka mereka protes sebab menurut 
perjanjian memang sumur2 development belum boleh dibor di Sukowati sampai 
 beberapa
 permasalahan di Sukowati selesai dan disepakati semua pihak. Tapi, Sukowati-3 
dan -4 adalah sumur2 eksplorasi delineasi bukan development. Maka BPMIGAS 
menjawab dengan mengirimkan surat teguran kepada EM. Dan, sekarang Sukowati-3 
tengah dibor, yang asalnya ditentang EM.
 
salam,
awang
(enak naik kendaraan umum kalau di Jakarta, atau ojeg kalau macet)

"sugeng.hartono" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Pak Awang,
Yang muncul di tengah tubuh Tuban Carbonates itu adalah "conglomeratic
sandstone" dengan butir kwarsa yang sangat bundar. Jelas tidak ada reaksi
dengan HCl. Kurva log PEF juga menunjukkan kwarsa. Apakah sewaktu
berlangsung pembetukan karbonat sempat terjadi pengangkatan sehingga
diendapkan conglomeratic sandstone.
Pak, komentar-komentar Anda (sangat bagus lho) dalam milis ini merupakan
komentar sebagai wakil BP Migas atau pribadi Pak Awang?
Wassalam,

Sugeng
(Tidak menduga bisa ketemu Anda dalam Kopaja S.66 jurusan Blok M-Manggarai).


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-29 Terurut Topik Ferdinandus . KARTIKO-SAMODRO
Pak Awang

jadi pengen tahu
kalau setelah pulang terus SBY bilang "udah kasihkan saja Cepu ke exxon" 
dengan kompensasi "bla-bla" yang kita enggak tahu...
kira - kira BPMigas tetap akan bertahan enggak ya untuk tetap menentang 
kalau memang secara "perhitungan" BPMigas hal itu merugikan/ tidak terlalu 
menguntungkan...

yang saya ingin tahu sampai sejauh mana kewenangan BPMigas dengan segala 
argument ekonomik dan teknik dalam memutuskan pemberian field ke operator 
(terutama asing)..?

Regards

Ferdinandus Kartiko Samodro
TOTAL E&P Indonesie Balikpapan
DKS/EXR/GLG
0542- 533852






Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]>
30/05/2005 09:45 AM
Please respond to iagi-net

 
To: iagi-net@iagi.or.id
    cc: 
    Subject:    RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi 
besar Pertamina


Tidak ada aturan bahwa kontrak itu mesti diperpanjang. Maka kalau 
diperpanjang, tentu akan ada negosiasi (biasanya panjang dan alot) tentang 
terms of contract, termasuk pembagian split, masalah FTP, dll. Kontrak 
baru (hasil perpanjangan) harus lebih menguntungkan pemerintah 
dibandingkan yang tercantum pada  kontrak sebelumnya - itu saja hukum 
negosiasi perpanjangan kontrak. Bila tidak, buat apa diperpanjang ?
 
salam,
awang

Franciscus Sinartio <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
walaupun nanti EM yang operator nya , kan tidak akan sama pembagian share 
nya? apa iya ya

fbs


>From: Ariadi Subandrio 
>Reply-To: 
>To: iagi-net@iagi.or.id
>Subject: RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar 
Pertamina
>Date: Thu, 26 May 2005 02:05:14 -0700 (PDT)
>
>
>Exxon Mobil, Indonesia Resume Talks on Cepu Extension (Update1)
>
>May 25 (Bloomberg) -- Exxon Mobil Corp., the world's largest publicly 
>traded oil company, said it resumed ``active discussions'' with the 
>Indonesian government over development of the Cepu oil field.
>
>``We're making progress,'' Exxon Mobil President Rex Tillerson told 
>reporters after the company's annual meeting today in Dallas. ``We have a 

>good, constructive engagement.''
>
>An official with Indonesia's state-owned PT Pertamina last week said 
Exxon 
>Mobil may win rights to extend its development of Cepu. Any extension 
would 
>be for 30 years, Martiono Hadianto, chief commissioner for Pertamina, 
told 
>reporters on May 20 in Jakarta.
>
>Hadianto said Indonesian officials don't want to wait until the contract 
>expires in 2010 to renew the agreement.
>
>Shares of Irving, Texas-based Exxon Mobil rose 64 cents, or 1.2 percent, 
to 
>$55.68 in New York Stock Exchange composite trading. The stock has jumped 

>27 percent in the past year.
>
> 
>http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=1080&sid=aksAZuKcDHno&refer=asia
>
>

_
Express yourself instantly with MSN Messenger! Download today it's FREE! 
http://messenger.msn.click-url.com/go/onm00200471ave/direct/01/


-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy 
Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau 
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 



-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-29 Terurut Topik Awang Satyana
Sayangnya, berita2 itu benar. Mau angka2nya ? he..he.. Salah satu alasannya : 
standar EM mengharuskannya seperti itu. Nah, apa kita juga tak punya standar ? 
Berapa si expert ini harus dibayar, expert itu berapa mesti dibayar. Standar 
kita ada, tapi rasanya belum dibakukan. Harusnya segera dibakukan 
(disertifikasi oleh badan resmi) dan resmi diumumkan agar anggaran2 usulan tak 
"ugal-ugalan"
 
salam,
awang

Franciscus Sinartio <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
kelihatannya menarik juga ya cerita non-geology nya.
selain fakta2 mengenai pembengkakan biaya pemboran yang diberitahu oleh Bpk2 
di milis ini.
katanya juga bahwa seismik acq nya makan biaya besar juga.
Q.C man(bird-dog) dilapangan ada belasan orang yang semua dibayar sekian 
ratus atau sekian ribu dollar perhari, padahal biasanya dengan aktifitas 
yang sama butuh dua orang aja back to back.

yang prospect generator nya pun banyak sekali dan semuanya dibayar sangat 
tinggi perhari.

eh tunggu dulu itu hanya berita dari mulut ke mulut dan dari email ke email. 
kita tunggu berita dari saksi hidup yang saya pikir cukup banyak terlibat 
dikegiatan tsb. yang juga anggota milis ini.

kalau itu benar, apa ya tujuannya pembengkakan biaya? pada saat yang sama 
di blok lain EM di perketat biayanya.

mudah2an berita tsb tidak benar.

fbs

_
FREE pop-up blocking with the new MSN Toolbar - get it now! 
http://toolbar.msn.click-url.com/go/onm00200415ave/direct/01/


-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



-
Do You Yahoo!?
 Yahoo! Small Business - Try our new Resources site!

Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-29 Terurut Topik PRAKOSO . Anton
atau  biasa disebut konglomerat alas,  trus bagaimana jikalau 
conglomeratic sandstone itu berasal dari tinggian yang lain ya..?? 


AP

...setipSaat susut, kawasan gamping tersingkap, lapuk, tererosi dan 
sedimennya diendapkan di atas gamping lebih tua. Sedimen re-deposited itu 
lalu mirip2 konglomerat karena menandakan suatu Batas Sekuen baru. Hanya, 
paket sedimen ini mesti gampingan sebab provenance-nya pun 
gampingsetip...







Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]>
30/05/2005 09:37 AM
Please respond to iagi-net

 
To: iagi-net@iagi.or.id
cc: 
Subject:        Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi 
besar Pertamina


Pak Sugeng,
 
Kalau tidak calcareous agak susah menerangkan kejadian itu ya. Bayangan 
saya, saat pembentukan Mudi carbonates ada fluktuasi susut dan genang 
laut. Saat susut, kawasan gamping tersingkap, lapuk, tererosi dan 
sedimennya diendapkan di atas gamping lebih tua. Sedimen re-deposited itu 
lalu mirip2 konglomerat karena menandakan suatu Batas Sekuen baru. Hanya, 
paket sedimen ini mesti gampingan sebab provenance-nya pun gamping. Atau, 
ada provenance yang granitik saat itu terus mengendapkan pasir 
konglomeratik kuarsaan ? Kalau dari geologi regional wilayah ini, agak 
sulit menerima ada provenance semacam itu. 
 
Di selatan Semarang, ada yang nama Lutut sands yang singkapannya 
menunjukkan batupasir konglomeratik kuarsaan dan umurnya Early-Middle 
Miocene, ekivalen dengan bagian atas Mudi carbonate itu. Tetapi ini 
terlalu jauh dengan wilayah Mudi. Lundin Blora 3 tahun lalu mengejar 
objektif ini di sekitar Ngawi, ternyata tak ada perkembangan sands itu 
sampai ke timur, apalagi ke Mudi. Kalau gejala sands konglomeratik 
kuarsaan ini menyebar secara regional di Blok Tuban dan ditemukan di 
banyak sumur2 Mudi, maka menarik untuk dikaji lebih jauh, terutama 
asal-muasalnya.
 
Pendapat/komentar saya tentang Cepu jelas pendapat pribadi Pak. Tetapi, 
banyak teman2 di BPMIGAS berpendapat sama dengan saya, dari staf sampai 
top managers. Bulan lalu, EM mengirimkan surat ke BPMIGAS yang ditembuskan 
ke banyak pihak. Isinya, membuat banyak telinga pejabat di BPMIGAS merah, 
menyalahkan mengapa BPMIGAS mengeluarkan persetujuan membor Sukowati-3 dan 
-4 kepada PetroChina Tuban padahal menurut EM masalah Cepu belum beres. 
Kebetulan, inisiator persetujuan itu adalah saya sebab di bawah wewenang 
saya. Lalu Pak Luthfi, Ka. Div Eksplorasi BPMIGAS, memanggil EM. Expat-nya 
datang. Si inisiator surat EM tak bisa datang, mendadak sakit, 
(hm..padahal orang inilah yang mau dimarahi sebenarnya). Nah, Pak Luthfi, 
saya tahu, berbicara sambil menahan marah. Prinsipnya, kalau mau menulis 
surat lihat2 dulu dong. EM  mengira bahwa Sukowati-3 dan -4 itu sumur2 
development, maka mereka protes sebab menurut perjanjian memang sumur2 
development belum boleh dibor di Sukowati sampai 
 beberapa
 permasalahan di Sukowati selesai dan disepakati semua pihak. Tapi, 
Sukowati-3 dan -4 adalah sumur2 eksplorasi delineasi bukan development. 
Maka BPMIGAS menjawab dengan mengirimkan surat teguran kepada EM. Dan, 
sekarang Sukowati-3 tengah dibor, yang asalnya ditentang EM.
 
salam,
awang
(enak naik kendaraan umum kalau di Jakarta, atau ojeg kalau macet)

"sugeng.hartono" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Pak Awang,
Yang muncul di tengah tubuh Tuban Carbonates itu adalah "conglomeratic
sandstone" dengan butir kwarsa yang sangat bundar. Jelas tidak ada reaksi
dengan HCl. Kurva log PEF juga menunjukkan kwarsa. Apakah sewaktu
berlangsung pembetukan karbonat sempat terjadi pengangkatan sehingga
diendapkan conglomeratic sandstone.
Pak, komentar-komentar Anda (sangat bagus lho) dalam milis ini merupakan
komentar sebagai wakil BP Migas atau pribadi Pak Awang?
Wassalam,

Sugeng
(Tidak menduga bisa ketemu Anda dalam Kopaja S.66 jurusan Blok 
M-Manggarai).


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 



RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-29 Terurut Topik Awang Satyana
Tidak ada aturan bahwa kontrak itu mesti diperpanjang. Maka kalau diperpanjang, 
tentu akan ada negosiasi (biasanya panjang dan alot) tentang terms of contract, 
termasuk pembagian split, masalah FTP, dll. Kontrak baru (hasil perpanjangan) 
harus lebih menguntungkan pemerintah dibandingkan yang tercantum pada  kontrak 
sebelumnya - itu saja hukum negosiasi perpanjangan kontrak. Bila tidak, buat 
apa diperpanjang ?
 
salam,
awang

Franciscus Sinartio <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
walaupun nanti EM yang operator nya , kan tidak akan sama pembagian share 
nya? apa iya ya

fbs


>From: Ariadi Subandrio 
>Reply-To: 
>To: iagi-net@iagi.or.id
>Subject: RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina
>Date: Thu, 26 May 2005 02:05:14 -0700 (PDT)
>
>
>Exxon Mobil, Indonesia Resume Talks on Cepu Extension (Update1)
>
>May 25 (Bloomberg) -- Exxon Mobil Corp., the world's largest publicly 
>traded oil company, said it resumed ``active discussions'' with the 
>Indonesian government over development of the Cepu oil field.
>
>``We're making progress,'' Exxon Mobil President Rex Tillerson told 
>reporters after the company's annual meeting today in Dallas. ``We have a 
>good, constructive engagement.''
>
>An official with Indonesia's state-owned PT Pertamina last week said Exxon 
>Mobil may win rights to extend its development of Cepu. Any extension would 
>be for 30 years, Martiono Hadianto, chief commissioner for Pertamina, told 
>reporters on May 20 in Jakarta.
>
>Hadianto said Indonesian officials don't want to wait until the contract 
>expires in 2010 to renew the agreement.
>
>Shares of Irving, Texas-based Exxon Mobil rose 64 cents, or 1.2 percent, to 
>$55.68 in New York Stock Exchange composite trading. The stock has jumped 
>27 percent in the past year.
>
> 
>http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=1080&sid=aksAZuKcDHno&refer=asia
>
>

_
Express yourself instantly with MSN Messenger! Download today it's FREE! 
http://messenger.msn.click-url.com/go/onm00200471ave/direct/01/


-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-29 Terurut Topik sugeng.hartono
Pak Awang,
Yang muncul di tengah tubuh Tuban Carbonates itu adalah "conglomeratic
sandstone" dengan butir kwarsa yang sangat bundar. Jelas tidak ada reaksi
dengan HCl. Kurva log PEF juga menunjukkan kwarsa. Apakah sewaktu
berlangsung pembetukan karbonat sempat terjadi pengangkatan sehingga
diendapkan conglomeratic sandstone.
Pak, komentar-komentar Anda (sangat bagus lho) dalam milis ini merupakan
komentar sebagai wakil BP Migas atau pribadi Pak Awang?
Wassalam,

Sugeng
(Tidak menduga bisa ketemu Anda dalam Kopaja S.66 jurusan Blok M-Manggarai).

- Original Message -
From: "Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Friday, May 27, 2005 3:12 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina


> Pak Sugeng,
>
> Seperti peta yang Pak Koesoema lampirkan, reef-reef Banyu Urip,
> Sukowati, Mudi itu terbentuk di Tinggian East Cepu (suka disebut juga
> Dander High). Tinggian ini sendiri menunjam ke BD, sehingga Mudi reef
> yang tumbuh di bagian TL Tinggian itu punya reef yang paling tinggi.
> Reef Mudi sendiri tumbuh sampai ekivalen Tuban, pada saat yang sama di
> Banyu Urip sudah diendapkan sedimen silisiklastik karena terlalu dalam
> untuk reef masih bisa tumbuh. Dua tahun lalu, seorang teman di
> PetroChina Tuban memberikan data isotop strontium untuk Sukowati dan
> Mudi, dari situ jelas bahwa memang reef-nya tumbuh sampai ekivalen Tuban
> time.
>
> Mungkin karena posisinya shallow dan bersamaan dengan pola fluktuasi
> susut laut, sempat diendapkan re-deposited karbonat Mudi yang
> kenampakannya seperti konglomerat atau sebenarnya redeposited
> grainstone. Gejala ini mungkin tidak muncul di Tinggian di sebelah barat
> karena kondisinya sudah terlalu dalam. Kalau conglomeratic sandstone ini
> calcareous, maka kemungkinan memang grainstone itu ?)
>
> salam,
> awang
>
> "sugeng.hartono" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Pak Awang,
> Sewaktu sumur-sumur ini sedang dibor, saya sering mendapat tugas wsg ke
> Karanganyar-1, Sukowati-1 dan 2, serta sumur-2 Mudi di Blok Tuban.
> Menurut
> kawan-2 saya (expat-drilling rig crew dan services co.) bahwa drilling
> rig
> sempat "standby" berbulan-bulan dengan alasan yang kurang jelas,
> diantaranya
> ya itu tadi gas H2S. Jadi selama berbulan-bulan itu kegiatan/operasi
> hanya
> sirkulasi dan sirkulsi, lalu wiper trip, lalu sirkulasi lagi. Istilah
> mereka
> "easy money" artinya kerjanya santai saja. Rupanya ini ada "udang di
> balik
> batu". Waktu itu kami hanya berpikir, apakah biayanya tidak membengkak
> ya?
> Lalu siapa yang bakalan menanggung?
>
> Ngomong-2, waktu membor sumur Mudi (8), kita sudah sampai di body Tuban
> Carbonate (pay zone); tiba-2 terjadi los sirkulasi. Setelah berhasil
> diatasi
> ternyata ditemukan lapisan "very well-rounded conglomeratic sandstone"
> yang
> kenampakannya sangat mirip dengan gamping kristalin. Tentu saja ini
> membuat
> wsg dan mudloggers kalang-kabut (apalagi terjadi jam 02.00 pagi). Tidak
> menduga bakalan ketemu pasir di tengah gamping yang tebal.
> Apakah Pak Awang bisa kasih komentar?
> Trimakasih dan salam,
> Sugeng
>
>
> __
> Do You Yahoo!?
> Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
> http://mail.yahoo.com
>


-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-29 Terurut Topik Franciscus Sinartio

kelihatannya menarik juga ya cerita non-geology nya.
selain fakta2 mengenai pembengkakan biaya pemboran yang diberitahu oleh Bpk2 
di milis ini.

katanya  juga bahwa seismik acq nya makan biaya besar juga.
Q.C man(bird-dog) dilapangan ada belasan orang yang semua dibayar sekian 
ratus atau sekian ribu dollar perhari, padahal biasanya dengan aktifitas 
yang sama butuh dua orang aja back to back.


yang prospect generator nya pun banyak sekali dan semuanya dibayar sangat 
tinggi perhari.


eh tunggu dulu itu hanya berita dari mulut ke mulut dan dari email ke email. 
 kita tunggu berita dari saksi hidup yang saya pikir cukup banyak terlibat 
dikegiatan tsb. yang juga anggota milis ini.


kalau itu benar, apa ya tujuannya pembengkakan biaya?  pada saat yang sama 
di blok lain EM di perketat biayanya.


mudah2an berita tsb tidak benar.

fbs

_
FREE pop-up blocking with the new MSN Toolbar - get it now! 
http://toolbar.msn.click-url.com/go/onm00200415ave/direct/01/



-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-29 Terurut Topik Franciscus Sinartio
walaupun nanti EM yang operator nya ,  kan tidak akan sama pembagian share 
nya?  apa iya ya


fbs



From: Ariadi Subandrio <[EMAIL PROTECTED]>
Reply-To: 
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina
Date: Thu, 26 May 2005 02:05:14 -0700 (PDT)


Exxon Mobil, Indonesia Resume Talks on Cepu Extension (Update1)

May 25 (Bloomberg) -- Exxon Mobil Corp., the world's largest publicly 
traded oil company, said it resumed ``active discussions'' with the 
Indonesian government over development of the Cepu oil field.


``We're making progress,'' Exxon Mobil President Rex Tillerson told 
reporters after the company's annual meeting today in Dallas. ``We have a 
good, constructive engagement.''


An official with Indonesia's state-owned PT Pertamina last week said Exxon 
Mobil may win rights to extend its development of Cepu. Any extension would 
be for 30 years, Martiono Hadianto, chief commissioner for Pertamina, told 
reporters on May 20 in Jakarta.


Hadianto said Indonesian officials don't want to wait until the contract 
expires in 2010 to renew the agreement.


Shares of Irving, Texas-based Exxon Mobil rose 64 cents, or 1.2 percent, to 
$55.68 in New York Stock Exchange composite trading. The stock has jumped 
27 percent in the past year.


 
http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=1080&sid=aksAZuKcDHno&refer=asia





_
Express yourself instantly with MSN Messenger! Download today it's FREE! 
http://messenger.msn.click-url.com/go/onm00200471ave/direct/01/



-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-27 Terurut Topik R.P. Koesoemadinata
Yang akan menanggung biaya yang membengkak bukankah nantinya di "cost 
recovery"-kan?


- Original Message - 
From: "sugeng.hartono" <[EMAIL PROTECTED]>

To: 
Sent: Friday, May 27, 2005 2:10 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina



Pak Awang,
Sewaktu sumur-sumur ini sedang dibor, saya sering mendapat tugas wsg ke
Karanganyar-1, Sukowati-1 dan 2, serta sumur-2 Mudi di Blok Tuban. Menurut
kawan-2 saya (expat-drilling rig crew dan services co.) bahwa drilling rig
sempat "standby" berbulan-bulan dengan alasan yang kurang jelas, 
diantaranya

ya itu tadi gas H2S. Jadi selama berbulan-bulan itu kegiatan/operasi hanya
sirkulasi dan sirkulsi, lalu wiper trip, lalu sirkulasi lagi. Istilah 
mereka

"easy money" artinya kerjanya santai saja. Rupanya ini ada "udang di balik
batu". Waktu itu kami hanya berpikir, apakah biayanya tidak membengkak ya?
Lalu siapa yang bakalan menanggung?

Ngomong-2, waktu membor sumur Mudi (8), kita sudah sampai di body Tuban
Carbonate (pay zone); tiba-2 terjadi los sirkulasi. Setelah berhasil 
diatasi
ternyata ditemukan lapisan "very well-rounded conglomeratic sandstone" 
yang
kenampakannya sangat mirip dengan gamping kristalin. Tentu saja ini 
membuat

wsg dan mudloggers kalang-kabut (apalagi terjadi jam 02.00 pagi). Tidak
menduga bakalan  ketemu pasir di tengah gamping yang tebal.
Apakah Pak Awang bisa kasih komentar?
Trimakasih dan salam,
Sugeng

- Original Message -
From: "Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Thursday, May 26, 2005 4:49 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar 
Pertamina




Iya Pak Koesoema, memang problem mekanis itu saya tahu dibuat2. Hanya,
catatan resmi yang ada di file menyatakan begitu, walaupun yang terjadi
tidak begitu. H2S Banyu Urip memang suka dikuatirkan, apalagi oleh Exxon
yang safety standardnya "mungkin" terlalu tinggi. Saya pernah dilatih
evakuasi H2S dulu sebelum menengok operasi pemboran BU-A1. Nah, bagian
safety itu pula yang menyebabkan biaya tinggi. Reef2 lain di East Cepu
High ini pun sama suka dikuatirkan tinggi (Pertamina dan PetroChina),
tetapi ternyata tak menguatirkan. Maka, pemboran ditunda sampai 2 tahun
tentu mengada-ada...

salam,
awang

"R.P. Koesoemadinata" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Sebetulnya pada waktu BU-1 dibor Humpuss Patragas sudah bergabung dengan

Ampolex (waktu itu sudah dibeli Mobil), jadi pemboran BU-1 dan Cendana-1
itu
walaupun operatornya HPG, tetapi pemboran dibiaya dan diawasi (bahkan
dikuasai) oleh Ampolex/Mobil. Pada waktu itu praktis staff Humpuss
selain
personel rendahan tidak diperkenankan ke well site, dan sumur dinyatakan

tight (cek saja di scout check report untuk tahun 1998). Tetapi saya
sebagai
advisor pada direksi HPG diberi kesempatan untuk melihat core dan well
data
lainnya untuk memberikan advise mengenai "penemuan" ini. Apa yang ada di

laporan resmi mungkin saja berbeda dengan keadaan yang sebenarnya. Tidak
ada
problem mekanis pada waktu itu, alasan yang diberikan pihak Mobil pada
wkatu
itu adalah adanya H2S yang dikhawatirkan mencermari lingkungan, sehingga

mereka "suspend" pemboran sampai masalah H2S ini bisa diatasi, yang
ternyata
memakan waktu 2 tahun?
Ini yang saya ketahui dan alami sendiri, bukan berdasarkan laporan atau
bisik2.
Wassalam
RPK

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com




-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy 
Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id

Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau 
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])

Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAI

Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-27 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Sugeng,
 
Seperti peta yang Pak Koesoema lampirkan, reef-reef Banyu Urip, Sukowati, Mudi 
itu terbentuk di Tinggian East Cepu (suka disebut juga Dander High). Tinggian 
ini sendiri menunjam ke BD, sehingga Mudi reef yang tumbuh di bagian TL 
Tinggian itu punya reef yang paling tinggi. Reef Mudi sendiri tumbuh sampai 
ekivalen Tuban, pada saat yang sama di Banyu Urip sudah diendapkan sedimen 
silisiklastik karena terlalu dalam untuk reef masih bisa tumbuh. Dua tahun 
lalu, seorang teman di PetroChina Tuban memberikan data isotop strontium untuk 
Sukowati dan Mudi, dari situ jelas bahwa memang reef-nya tumbuh sampai ekivalen 
Tuban time.
 
Mungkin karena posisinya shallow dan bersamaan dengan pola fluktuasi susut 
laut, sempat diendapkan re-deposited karbonat Mudi yang kenampakannya seperti 
konglomerat atau sebenarnya redeposited grainstone. Gejala ini mungkin tidak 
muncul di Tinggian di sebelah barat karena kondisinya sudah terlalu dalam. 
Kalau conglomeratic sandstone ini calcareous, maka kemungkinan memang 
grainstone itu ?)
 
salam,
awang

"sugeng.hartono" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Pak Awang,
Sewaktu sumur-sumur ini sedang dibor, saya sering mendapat tugas wsg ke
Karanganyar-1, Sukowati-1 dan 2, serta sumur-2 Mudi di Blok Tuban. Menurut
kawan-2 saya (expat-drilling rig crew dan services co.) bahwa drilling rig
sempat "standby" berbulan-bulan dengan alasan yang kurang jelas, diantaranya
ya itu tadi gas H2S. Jadi selama berbulan-bulan itu kegiatan/operasi hanya
sirkulasi dan sirkulsi, lalu wiper trip, lalu sirkulasi lagi. Istilah mereka
"easy money" artinya kerjanya santai saja. Rupanya ini ada "udang di balik
batu". Waktu itu kami hanya berpikir, apakah biayanya tidak membengkak ya?
Lalu siapa yang bakalan menanggung?

Ngomong-2, waktu membor sumur Mudi (8), kita sudah sampai di body Tuban
Carbonate (pay zone); tiba-2 terjadi los sirkulasi. Setelah berhasil diatasi
ternyata ditemukan lapisan "very well-rounded conglomeratic sandstone" yang
kenampakannya sangat mirip dengan gamping kristalin. Tentu saja ini membuat
wsg dan mudloggers kalang-kabut (apalagi terjadi jam 02.00 pagi). Tidak
menduga bakalan ketemu pasir di tengah gamping yang tebal.
Apakah Pak Awang bisa kasih komentar?
Trimakasih dan salam,
Sugeng


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-27 Terurut Topik sugeng.hartono
Pak Awang,
Sewaktu sumur-sumur ini sedang dibor, saya sering mendapat tugas wsg ke
Karanganyar-1, Sukowati-1 dan 2, serta sumur-2 Mudi di Blok Tuban. Menurut
kawan-2 saya (expat-drilling rig crew dan services co.) bahwa drilling rig
sempat "standby" berbulan-bulan dengan alasan yang kurang jelas, diantaranya
ya itu tadi gas H2S. Jadi selama berbulan-bulan itu kegiatan/operasi hanya
sirkulasi dan sirkulsi, lalu wiper trip, lalu sirkulasi lagi. Istilah mereka
"easy money" artinya kerjanya santai saja. Rupanya ini ada "udang di balik
batu". Waktu itu kami hanya berpikir, apakah biayanya tidak membengkak ya?
Lalu siapa yang bakalan menanggung?

Ngomong-2, waktu membor sumur Mudi (8), kita sudah sampai di body Tuban
Carbonate (pay zone); tiba-2 terjadi los sirkulasi. Setelah berhasil diatasi
ternyata ditemukan lapisan "very well-rounded conglomeratic sandstone" yang
kenampakannya sangat mirip dengan gamping kristalin. Tentu saja ini membuat
wsg dan mudloggers kalang-kabut (apalagi terjadi jam 02.00 pagi). Tidak
menduga bakalan  ketemu pasir di tengah gamping yang tebal.
Apakah Pak Awang bisa kasih komentar?
Trimakasih dan salam,
Sugeng

- Original Message -
From: "Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Thursday, May 26, 2005 4:49 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina


> Iya Pak Koesoema, memang problem mekanis itu saya tahu dibuat2. Hanya,
> catatan resmi yang ada di file menyatakan begitu, walaupun yang terjadi
> tidak begitu. H2S Banyu Urip memang suka dikuatirkan, apalagi oleh Exxon
> yang safety standardnya "mungkin" terlalu tinggi. Saya pernah dilatih
> evakuasi H2S dulu sebelum menengok operasi pemboran BU-A1. Nah, bagian
> safety itu pula yang menyebabkan biaya tinggi. Reef2 lain di East Cepu
> High ini pun sama suka dikuatirkan tinggi (Pertamina dan PetroChina),
> tetapi ternyata tak menguatirkan. Maka, pemboran ditunda sampai 2 tahun
> tentu mengada-ada...
>
> salam,
> awang
>
> "R.P. Koesoemadinata" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Sebetulnya pada waktu BU-1 dibor Humpuss Patragas sudah bergabung dengan
>
> Ampolex (waktu itu sudah dibeli Mobil), jadi pemboran BU-1 dan Cendana-1
> itu
> walaupun operatornya HPG, tetapi pemboran dibiaya dan diawasi (bahkan
> dikuasai) oleh Ampolex/Mobil. Pada waktu itu praktis staff Humpuss
> selain
> personel rendahan tidak diperkenankan ke well site, dan sumur dinyatakan
>
> tight (cek saja di scout check report untuk tahun 1998). Tetapi saya
> sebagai
> advisor pada direksi HPG diberi kesempatan untuk melihat core dan well
> data
> lainnya untuk memberikan advise mengenai "penemuan" ini. Apa yang ada di
>
> laporan resmi mungkin saja berbeda dengan keadaan yang sebenarnya. Tidak
> ada
> problem mekanis pada waktu itu, alasan yang diberikan pihak Mobil pada
> wkatu
> itu adalah adanya H2S yang dikhawatirkan mencermari lingkungan, sehingga
>
> mereka "suspend" pemboran sampai masalah H2S ini bisa diatasi, yang
> ternyata
> memakan waktu 2 tahun?
> Ini yang saya ketahui dan alami sendiri, bukan berdasarkan laporan atau
> bisik2.
> Wassalam
> RPK
>
> __
> Do You Yahoo!?
> Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
> http://mail.yahoo.com
>


-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-26 Terurut Topik R.P. Koesoemadinata
Saya kira pertanyaan ini sudah dijawab; alasannya H2S. Dan pemboran 
sebetulnya bukan distop, tetapi suspended, sampai alat pencegah pencemaran 
itu tiba, yang ternyata makan waktu 2 tahun, sedangkan rig stanby terus 
selama itu.


- Original Message - 
From: <[EMAIL PROTECTED]>

To: 
Sent: Friday, May 27, 2005 9:42 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina



>
 Pak Kusuma

 Kalau boleh , tolong diceriterakan apa sebabnya kok pemboran saat itu
 dihentikan?
 Informasi ini mungkin  sangat beguna bagi kit semua, terima kasih.

 Si Abah

 Saya yakin bahwa yang pertama dibor adalah BU-1 (saya "saksi hidup"), dan
sebelum dihentikan pemboran di top Kujung (Prupuh dari Awang), 
diketemukan

clastics presis di atas Kujung yang cukup tebal, dan telah dilakukan
coring,
minyaknya jelas (saya sendiri lihat core-nya) dan dilakukan RFT yang ada
minyaknya (contohnya saya lihat sendiri), dari pressure data diplot, dan
terlihat dia baru memotong hydrostatik gradient di bawah base dari Kujung
(yang ditafsirkan dari seismic dan pada prognosis). Juga saya melihat 
well

log dengan mata kepala sendiri.
Masuk lagi re-entry ke BU-1 disebut BU-1A.

RPK
- Original Message -
From: "Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Wednesday, May 25, 2005 11:34 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar
Pertamina



Kontrak Cepu EM ada di bawah sistem TAC. BPMIGAS tak mengontrol TAC, EM
langsung berhubungan dengan Pertamina. Dan, Pertamina pun belum di bawah
pengontrolan BPMIGAS. Bila nanti 2006 Pertamina di bawah pengontrolan
BPMIGAS, ada peluang bahwa TAC-TACnya akan ada di bawah pengontrolan
BPMIGAS.

Waktu EM baru mengakuisisi Mobil, mereka pernah mengajukan usulan2nya ke
Pertamina BPPKA (menjelma jadi BPMIGAS sekarang), seharusnya ke
Pertamina
EP. Itu tahun 2000.  Nah, masuklah usulan sumur Banyu Urip-3, sebuah
sumur
re-entry meneruskan Banyu Urip-3 yang terhenti operasinya oleh Humpuss
PatraGas tepat sebelum masuk ke target utama karbonat Prupuh. Jadi
struktur Banyu Urip dibuktikan mengandung minyak oleh sumur BU-3, bukan
BU-1. Dari BU-3, baru EM bergerak ke BU-1 yang sama-sama distop sebelum
masuk ke karbonat Prupuh itu.

Lalu, EM tak mengajukan lagi usulan2nya ke Pertamina BPPKA/Pertamina
MPS/BPMIGAS, karena memang aturannya tak begitu.  Kalau kelak EM
beroperasi di Cepu (kontrak diperpanjang), maka siap-siaplah dengan
biaya
tinggi ! Itu pulalah alasannya kenapa Ditjen Migas menunjuk PetroChina
Tuban sebagai operator unitisasi Sukowati sebab bila EM yang ditunjuk,
maka biayanya membengkak. Saya pernah mengecek operasi test BU-3, dan
hanya di sumur ini lah di Indonesia ada crew rig yang expat-nya sampai
50
% dari crew, tersebar di berbagai service company. Standard Exxon
Internasional katanya (!).

Akan halnya cadangan terkuras (recoverable reserve) Banyu Urip, dokumen
resmi yang masih saya pegang adalah 200-700 MMBO, memang range-nya
besar.
Saya tak punya dokumen resmi yang lebih baru karena EM melapor ke
Pertamina bukan ke BPMIGAS. Mestinya sekarang sudah tak punya kisaran
besar lagi, EM sudah melakukan seismik 3D dan sumur2 berikutnya setelah
BU-1 di-core.

Akan sangat bermanfaat buat Indonesia kalau kontrak EM di Cepu
dihentikan
saja. Dan, yang harus diingat benar : bukanlah EM penemu Banyu Urip itu.
Kawan2 di Pertamina pun sudah tau dari dulu BU ada di situ. Hanya, saat
Humpuss PG bulak-balik ke Kramat Raya 59 (kantor Pertamina EP dulu )
tahun2 1990an membawa banyak data dengan "gratis" (?!), adakah yang bisa
menolak selembar surat sakti dari RI-1 ???

BU : besar sekali cadangan migasnya, besar sekali sejarah dan nuansa
politik-nya, dan sekarang juga : risiko politik !

salam,
awang

[EMAIL PROTECTED] wrote:
Abah

kalau mark up dari KPS kan sebenarnya ada badan yang mengontrol seperti
BPMigas
Namanya KPS dengan sistem cost recovery seperti sekarang ya tentu pengen
untung sebesar - besarnya (kalau bisa udah untung dulu sebelum bagi
hasil)...
jadi tinggal gimana pinter - pinternya dan niat tulus personil BPMigas
saja mengawasi dan mengontrolnya...

Apakah lalu kalau dipegang bangsa sendiri apa lalu boleh tidak
profesional
dengan alasan belajar...?
Atau lalu boleh mark up / korupsi karena toh yang korupsi perusahaan
dalam
negeri...?
Apakah kalau perusahaan dalam negeri pengawasan dari BPMigas jadi lebih
kendur..?

dari dulu kita ngomong ketakutan akan korupsi tapi kalau enggak ada
perbaikannya ya ...jalan di tempat seperti sekarang

Regards

Ferdinandus Kartiko Samodro
TOTAL E&P Indonesie Balikpapan
DKS/EXR/GLG
0542- 533852






[EMAIL PROTECTED]
25/05/2005 09:37 AM
Please respond to iagi-net


To: iagi-net@iagi.or.id
cc:
Subject: RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar
Pertamina



4.Menjawab pertanyaan atau "kecurigaan" bahwa Pertamina tidak mampu
mengoperasikan Blok ini.
Ini pertanyaan lucu dan sangat berjiwa "inlander", karena reservoir di
C

Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-26 Terurut Topik R.P. Koesoemadinata

Sekali lagi "I was there" dan saya bekerja dengan Suhaimi. Pada waktu itu
HPG juga pada mulanya sesudah studi saya (saya juga aware akan keberadaan
Mudi) jauh sebelum Suhaimi bergabung dg HPG sudah "aware" akan deep 
prospects ini,

tetapi dari segi biaya pemboran diputuskan shallow prospect (< 2000 m) akan
dibor sendiri (Nglobo Utara, Alasdara), sedangkan untuk deep prospects (a.l. 
reefs)
diputuskan untuk di-farm-out kan. Tetapi memang Suhaimi banyak membantu 
dengan pengalamannya dengan Petromer Trend)
Mungkin saja line 73-KU dan 89CPU sudah bisa mendeteksi reef, tetapi seingat 
saya lines yang lain saya tidak lihat. Prospect map Kujung reef dibuat dari 
hasil seismic HPG-90 (91?), kalau ada prospect map Kujung yang sebelumnya 
dibuat oleh Pertamina mungkin saja, tetapi kita tidak mendapatkannya.

Ini yang saya ingat, dalam hal ini mungkin saya juga lupa.
Wassalam


- Original Message - 
From: "Indra Sumbodo" <[EMAIL PROTECTED]>

To: 
Sent: Friday, May 27, 2005 7:08 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina



Pak Koes,

Hanya meluruskan,sebetulnya line 73-Ku dan 89CPU dan  sudah bisa
mendeteksi reef dengan sangat jelas, hanya pada saat itu Main Objectivenya
masih di level Ngrayong keatas. Mudi Field mulai dipetakan tahun 89 oleh
mas Widiandito almarhum(Pertamina) atas anjuran dari Mas John Wilson
(Pearl) sebagai EM berdasarkan satu line 73KU-23 dengan penunjang line
89CPU yang sebagian besar ada di blok HUMPUSS. Saya pikir peran Pak
Suhaemi yang eks Petromer Trend sangat besar dalam mendrive HPG untuk
lebih fokus ke reefal prospect daripada shallow target, apalagi sesudah
Mudi discovery.

dd
- Original Message - 
From: "R.P. Koesoemadinata" <[EMAIL PROTECTED]>

To: 
Sent: Thursday, May 26, 2005 4:08 PM
Subject: Fw: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar
Pertamina



Sayang peta yang saya lampirkan tidak ditolak oleh IAGI net
- Original Message - 
From: "R.P. Koesoemadinata" <[EMAIL PROTECTED]>

To: 
Sent: Thursday, May 26, 2005 3:13 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar
Pertamina



Saya ingat betul, bahwa sebelum HPG masuk Pertamina sudah melakukan
seismik,
sekitar awal 80 han, tetapi seismiknya pada waktu itu belum bisa
mendeteksi
reef di sana, saya juga melihat sendiri seismic sections ini.
Humpus melakukan seismic survey sepanjang 600 km sektar tahun 92, dan
baru
dari situ dengan special processing kelihatan reef dari Kujung itu.
Berdasarkan seismic sections inilah kemudian ditawarkan farm-out, dan
semua
company yang ditawari mau, tapi hanya Ampolex saja yang mau farm-in
tanpa
harus jadi operator, dengan menempatkan satu Vice President Exploration
dan
1 Chief Geologist. Pada waktu itu pun semua prospect sudah mature dan
diberi
nama Banyurip, Cendana, Jembaran, Alastua, Sulowati dan Kedung keris,
bahkan
lebih banyak lagi. Drill location juga sudah ditentukan, dan waktu dibor
oleh HPG dengan Mobil, tidak dirubah lagi. Bahkan Exxon Mobil juga tidak
merubah lagi nama2 prospect ini bahkan nama sumur explorasinya juga
tidak.
Saya akan attachkan peta prospect HPG sebelum farm-out ke Amolex dengan
nama2 prospectnya dan objectif/play nya.

- Original Message - 
From: "Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>

To: 
Sent: Wednesday, May 25, 2005 11:34 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar
Pertamina



Kontrak Cepu EM ada di bawah sistem TAC. BPMIGAS tak mengontrol TAC, EM
langsung berhubungan dengan Pertamina. Dan, Pertamina pun belum di
bawah
pengontrolan BPMIGAS. Bila nanti 2006 Pertamina di bawah pengontrolan
BPMIGAS, ada peluang bahwa TAC-TACnya akan ada di bawah pengontrolan
BPMIGAS.

Waktu EM baru mengakuisisi Mobil, mereka pernah mengajukan usulan2nya
ke
Pertamina BPPKA (menjelma jadi BPMIGAS sekarang), seharusnya ke
Pertamina
EP. Itu tahun 2000.  Nah, masuklah usulan sumur Banyu Urip-3, sebuah
sumur
re-entry meneruskan Banyu Urip-3 yang terhenti operasinya oleh Humpuss
PatraGas tepat sebelum masuk ke target utama karbonat Prupuh. Jadi
struktur Banyu Urip dibuktikan mengandung minyak oleh sumur BU-3, bukan
BU-1. Dari BU-3, baru EM bergerak ke BU-1 yang sama-sama distop sebelum
masuk ke karbonat Prupuh itu.

Lalu, EM tak mengajukan lagi usulan2nya ke Pertamina BPPKA/Pertamina
MPS/BPMIGAS, karena memang aturannya tak begitu.  Kalau kelak EM
beroperasi di Cepu (kontrak diperpanjang), maka siap-siaplah dengan
biaya
tinggi ! Itu pulalah alasannya kenapa Ditjen Migas menunjuk PetroChina
Tuban sebagai operator unitisasi Sukowati sebab bila EM yang ditunjuk,
maka biayanya membengkak. Saya pernah mengecek operasi test BU-3, dan
hanya di sumur ini lah di Indonesia ada crew rig yang expat-nya sampai
50
% dari crew, tersebar di berbagai service company. Standard Exxon
Internasional katanya (!).

Akan halnya cadangan terkuras (recoverable reserve) Banyu Urip, dokumen
resm

RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-26 Terurut Topik Agung Reksahutama

Diskusi ini sudah berjalan lama, tapi kenapa tidak ada komentar dari EM
geologist disini, apa karna mereka tidak ada yang gabung disini atau
pake alamat email pribadi?

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, May 27, 2005 9:49 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar
Pertamina


>
> Exxon Mobil, Indonesia Resume Talks on Cepu Extension (Update1)
>
> May 25 (Bloomberg) -- Exxon Mobil Corp., the world's largest publicly
> traded oil company, said it resumed ``active discussions'' with the
> Indonesian government over development of the Cepu oil field.
>
> ``We're making progress,'' Exxon Mobil President Rex Tillerson told
> reporters after the company's annual meeting today in Dallas. ``We
have a
> good, constructive engagement.''
>
> An official with Indonesia's state-owned PT Pertamina last week said
Exxon
> Mobil may win rights to extend its development of Cepu. Any extension
> would be for 30 years, Martiono Hadianto, chief commissioner for
> Pertamina, told reporters on May 20 in Jakarta.


   Kata katanya pakai "win" bukan "get" , jadi jelas dalam kaca mata
   EM , kita Kalaaah. Ha ha ha ha ha , hik , hik , hik .

   Si Abah
>
>


-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy
Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-


-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-26 Terurut Topik yrsnki
>
> Exxon Mobil, Indonesia Resume Talks on Cepu Extension (Update1)
>
> May 25 (Bloomberg) -- Exxon Mobil Corp., the world's largest publicly
> traded oil company, said it resumed ``active discussions'' with the
> Indonesian government over development of the Cepu oil field.
>
> ``We're making progress,'' Exxon Mobil President Rex Tillerson told
> reporters after the company's annual meeting today in Dallas. ``We have a
> good, constructive engagement.''
>
> An official with Indonesia's state-owned PT Pertamina last week said Exxon
> Mobil may win rights to extend its development of Cepu. Any extension
> would be for 30 years, Martiono Hadianto, chief commissioner for
> Pertamina, told reporters on May 20 in Jakarta.


   Kata katanya pakai "win" bukan "get" , jadi jelas dalam kaca mata
   EM , kita Kalaaah. Ha ha ha ha ha , hik , hik , hik .

   Si Abah
>
>


-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-26 Terurut Topik yrsnki
>
> Exxon Mobil, Indonesia Resume Talks on Cepu Extension (Update1)
>
> May 25 (Bloomberg) -- Exxon Mobil Corp., the world's largest publicly
> traded oil company, said it resumed ``active discussions'' with the
> Indonesian government over development of the Cepu oil field.
>
> ``We're making progress,'' Exxon Mobil President Rex Tillerson told
> reporters after the company's annual meeting today in Dallas. ``We have a
> good, constructive engagement.''
>
> An official with Indonesia's state-owned PT Pertamina last week said Exxon
> Mobil may win rights to extend its development of Cepu. Any extension
> would be for 30 years, Martiono Hadianto, chief commissioner for
> Pertamina, told reporters on May 20 in Jakarta.


   Kata katanya pakai "win" bukan "get" , jadi jelas dalam kaca mata
   EM , kita Kalaaah. Ha ha ha ha ha , hik , hik , hik .

   Si Abah
>
>


-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-26 Terurut Topik yrsnki
>
>  Oki

   Namanya juga statement politik , bisa diartikan kemana saja
   suka suka , nah nanti yang akan dianggap benar adalah interpe-
   tasi dari yang "kuat" dan apalagi yang "super kuat".

   Si Abah


  Ini joint press release SBY-GWB dari milis lain (kesahihan tidak
> ditanggung).
>
> Soal EMOI dan Cepu nggak ada disinggung-singgung tuhYang ada Cuma :
>
> "The two Presidents encouraged their delegations to continue to make
> further progress in resolving outstanding trade issues, with the aim of
> broadening and deepening our economic relationship. "
>
> Gak tahu deh apa ada arti2 tersirat dibelakangnya
>
> Oki
> --- In [EMAIL PROTECTED], Irawan Nugroho <[EMAIL PROTECTED]>
> wrote:
>
>
> Office of the Press Secretary
>
> _
> ___
>
> For Immediate
> Release
>
> May 25, 200 5
>
>
>
> JOINT STATEMENT
>
> BETWEEN THE UNITED STATES OF AMERICA
>
> AND THE REPUBLIC OF INDONESIA
>
>
>
> President George W. Bush and President Susilo Bambang Yudhoyono
> today reaffirmed the
> longstanding friendship between the United States of America and the
> Republic of Indonesia and
> committed to expand and deepen their cooperation based on partnership
> and our shared values of
> democracy and pluralism. The two leaders held productive
> discussions on
> issues of mutual concern
> at the bilateral, regional, and global levels.
>
>
>
> President Bush and President Yudhoyono exchanged
> congratulations
> on the successful
> conduct of their respective elections last year. President Bush
> applauded Indonesia's enormous
> strides in building a durable democracy and noted that these
> successes
> truly reflect the determination
> and democratic spirit of the Indonesian people. Mindful of the
> importance of rule of law in building
> democracy and prosperity, the two Presidents agreed to establish a
> joint
> interagency working group
> to share experience and enhance cooperation on various justice-sector
> issues and related issues of
> mutual interest.
>
>
>
> On behalf of the American people, President Bush once again
> expressed his sympathy to the
> Indonesian people and their government over the catastrophic loss of
> life and the material
> destruction caused by recent earthquakes and the December 2004
> tsunami.
> He reiterated the
> commitment of the American people to stand by those affected as they
> rebuild, and he announced that
> Indonesia will receive $400 million of the total $857 million
> earmarked
> by the U.S. Government for
> earthquake and tsunami relief and reconstruction. The United States
> has
> offered to rebuild the Banda
> Aceh-Meulaboh highway - a 240-kilometer road with over 110 bridges
> that
> serves as a lifeline for
> much of the west coast of Aceh province - setting aside $245 million
> for
> the effort. The United
> States will also work with local and national authorities to rebuild
> homes, schools, and clinics and
> re-establish the means for the people of Aceh to return to work. The
> two Presidents pledged to work
> together to develop a Disaster Preparedness and Mitigation Action
> Plan
> to increase Indonesia's
> capacity to respond to disasters of all kind. While stressing that
> the
> primary responsibility for
> dealing with the tsunami disaster and its consequences lies with the
> government and people of
> Indonesia, President Yudhoyono expressed deep appreciation for the
> outpouring of sympathy and
> generous financial assistance from the government of the United
> States
> and private American
> citizens. Recognizing the achievement of private U.S. citizens and
> companies in raising more than
> $1.4 billion for relief and reconstruction of the affected areas, the
> two Presidents welcomed the
> outcome of the Private Sector Summit held in Washington, D.C., on 12
> May
> 2005. They commended
> the efforts of the private sector, led by former Presidents George
> Bush
> and Bill Clinton, in
> generating such generous contributions for the tsunami victims.
>
>
>
> President Bush emphasized his government's support for
> Indonesia's
> territorial integrity and
> reiterated that the United States opposes secessionist movements in
> any
> part of Indonesia. He noted
> that a strong, united, democratic, and prosperous Indonesia will
> serve
> as a force for stability and
> progress in Asia and beyond. The President noted that reconstruction
> offers the opportunity for a
> new beginning in Aceh and gave his full support for President
> Yudhoyono's strong efforts to promote
> peace. He welcomed the ongoing talks to achieve a peaceful and
> lasting
> solution to the conflict,
> based on special autonomy within the framework of a united Indonesia.
>
>
>
> President Bush and President Yudhoyono underscored their strong
> commitment to fight
> terrorism, which threatens the people of both nations and undermines
> international peace and
> security. The two leaders rejected any link between terrorism and
> re

RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-26 Terurut Topik yrsnki
>
>  Oki

   Namanya juga statement politik , bisa diartikan kemana saja
   suka suka , nah nanti yang akan dianggap benar adalah interpe-
   tasi dari yang "kuat" dan apalagi yang "super kuat".

   Si Abah


  Ini joint press release SBY-GWB dari milis lain (kesahihan tidak
> ditanggung).
>
> Soal EMOI dan Cepu nggak ada disinggung-singgung tuhYang ada Cuma :
>
> "The two Presidents encouraged their delegations to continue to make
> further progress in resolving outstanding trade issues, with the aim of
> broadening and deepening our economic relationship. "
>
> Gak tahu deh apa ada arti2 tersirat dibelakangnya
>
> Oki
> --- In [EMAIL PROTECTED], Irawan Nugroho <[EMAIL PROTECTED]>
> wrote:
>
>
> Office of the Press Secretary
>
> _
> ___
>
> For Immediate
> Release
>
> May 25, 200 5
>
>
>
> JOINT STATEMENT
>
> BETWEEN THE UNITED STATES OF AMERICA
>
> AND THE REPUBLIC OF INDONESIA
>
>
>
> President George W. Bush and President Susilo Bambang Yudhoyono
> today reaffirmed the
> longstanding friendship between the United States of America and the
> Republic of Indonesia and
> committed to expand and deepen their cooperation based on partnership
> and our shared values of
> democracy and pluralism. The two leaders held productive
> discussions on
> issues of mutual concern
> at the bilateral, regional, and global levels.
>
>
>
> President Bush and President Yudhoyono exchanged
> congratulations
> on the successful
> conduct of their respective elections last year. President Bush
> applauded Indonesia's enormous
> strides in building a durable democracy and noted that these
> successes
> truly reflect the determination
> and democratic spirit of the Indonesian people. Mindful of the
> importance of rule of law in building
> democracy and prosperity, the two Presidents agreed to establish a
> joint
> interagency working group
> to share experience and enhance cooperation on various justice-sector
> issues and related issues of
> mutual interest.
>
>
>
> On behalf of the American people, President Bush once again
> expressed his sympathy to the
> Indonesian people and their government over the catastrophic loss of
> life and the material
> destruction caused by recent earthquakes and the December 2004
> tsunami.
> He reiterated the
> commitment of the American people to stand by those affected as they
> rebuild, and he announced that
> Indonesia will receive $400 million of the total $857 million
> earmarked
> by the U.S. Government for
> earthquake and tsunami relief and reconstruction. The United States
> has
> offered to rebuild the Banda
> Aceh-Meulaboh highway - a 240-kilometer road with over 110 bridges
> that
> serves as a lifeline for
> much of the west coast of Aceh province - setting aside $245 million
> for
> the effort. The United
> States will also work with local and national authorities to rebuild
> homes, schools, and clinics and
> re-establish the means for the people of Aceh to return to work. The
> two Presidents pledged to work
> together to develop a Disaster Preparedness and Mitigation Action
> Plan
> to increase Indonesia's
> capacity to respond to disasters of all kind. While stressing that
> the
> primary responsibility for
> dealing with the tsunami disaster and its consequences lies with the
> government and people of
> Indonesia, President Yudhoyono expressed deep appreciation for the
> outpouring of sympathy and
> generous financial assistance from the government of the United
> States
> and private American
> citizens. Recognizing the achievement of private U.S. citizens and
> companies in raising more than
> $1.4 billion for relief and reconstruction of the affected areas, the
> two Presidents welcomed the
> outcome of the Private Sector Summit held in Washington, D.C., on 12
> May
> 2005. They commended
> the efforts of the private sector, led by former Presidents George
> Bush
> and Bill Clinton, in
> generating such generous contributions for the tsunami victims.
>
>
>
> President Bush emphasized his government's support for
> Indonesia's
> territorial integrity and
> reiterated that the United States opposes secessionist movements in
> any
> part of Indonesia. He noted
> that a strong, united, democratic, and prosperous Indonesia will
> serve
> as a force for stability and
> progress in Asia and beyond. The President noted that reconstruction
> offers the opportunity for a
> new beginning in Aceh and gave his full support for President
> Yudhoyono's strong efforts to promote
> peace. He welcomed the ongoing talks to achieve a peaceful and
> lasting
> solution to the conflict,
> based on special autonomy within the framework of a united Indonesia.
>
>
>
> President Bush and President Yudhoyono underscored their strong
> commitment to fight
> terrorism, which threatens the people of both nations and undermines
> international peace and
> security. The two leaders rejected any link between terrorism and
> re

RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-26 Terurut Topik yrsnki
>
>  Oki

   Namanya juga statement politik , bisa diartikan kemana saja
   suka suka , nah nanti yang akan dianggap benar adalah interpe-
   tasi dari yang "kuat" dan apalagi yang "super kuat".

   Si Abah


  Ini joint press release SBY-GWB dari milis lain (kesahihan tidak
> ditanggung).
>
> Soal EMOI dan Cepu nggak ada disinggung-singgung tuhYang ada Cuma :
>
> "The two Presidents encouraged their delegations to continue to make
> further progress in resolving outstanding trade issues, with the aim of
> broadening and deepening our economic relationship. "
>
> Gak tahu deh apa ada arti2 tersirat dibelakangnya
>
> Oki
> --- In [EMAIL PROTECTED], Irawan Nugroho <[EMAIL PROTECTED]>
> wrote:
>
>
> Office of the Press Secretary
>
> _
> ___
>
> For Immediate
> Release
>
> May 25, 200 5
>
>
>
> JOINT STATEMENT
>
> BETWEEN THE UNITED STATES OF AMERICA
>
> AND THE REPUBLIC OF INDONESIA
>
>
>
> President George W. Bush and President Susilo Bambang Yudhoyono
> today reaffirmed the
> longstanding friendship between the United States of America and the
> Republic of Indonesia and
> committed to expand and deepen their cooperation based on partnership
> and our shared values of
> democracy and pluralism. The two leaders held productive
> discussions on
> issues of mutual concern
> at the bilateral, regional, and global levels.
>
>
>
> President Bush and President Yudhoyono exchanged
> congratulations
> on the successful
> conduct of their respective elections last year. President Bush
> applauded Indonesia's enormous
> strides in building a durable democracy and noted that these
> successes
> truly reflect the determination
> and democratic spirit of the Indonesian people. Mindful of the
> importance of rule of law in building
> democracy and prosperity, the two Presidents agreed to establish a
> joint
> interagency working group
> to share experience and enhance cooperation on various justice-sector
> issues and related issues of
> mutual interest.
>
>
>
> On behalf of the American people, President Bush once again
> expressed his sympathy to the
> Indonesian people and their government over the catastrophic loss of
> life and the material
> destruction caused by recent earthquakes and the December 2004
> tsunami.
> He reiterated the
> commitment of the American people to stand by those affected as they
> rebuild, and he announced that
> Indonesia will receive $400 million of the total $857 million
> earmarked
> by the U.S. Government for
> earthquake and tsunami relief and reconstruction. The United States
> has
> offered to rebuild the Banda
> Aceh-Meulaboh highway - a 240-kilometer road with over 110 bridges
> that
> serves as a lifeline for
> much of the west coast of Aceh province - setting aside $245 million
> for
> the effort. The United
> States will also work with local and national authorities to rebuild
> homes, schools, and clinics and
> re-establish the means for the people of Aceh to return to work. The
> two Presidents pledged to work
> together to develop a Disaster Preparedness and Mitigation Action
> Plan
> to increase Indonesia's
> capacity to respond to disasters of all kind. While stressing that
> the
> primary responsibility for
> dealing with the tsunami disaster and its consequences lies with the
> government and people of
> Indonesia, President Yudhoyono expressed deep appreciation for the
> outpouring of sympathy and
> generous financial assistance from the government of the United
> States
> and private American
> citizens. Recognizing the achievement of private U.S. citizens and
> companies in raising more than
> $1.4 billion for relief and reconstruction of the affected areas, the
> two Presidents welcomed the
> outcome of the Private Sector Summit held in Washington, D.C., on 12
> May
> 2005. They commended
> the efforts of the private sector, led by former Presidents George
> Bush
> and Bill Clinton, in
> generating such generous contributions for the tsunami victims.
>
>
>
> President Bush emphasized his government's support for
> Indonesia's
> territorial integrity and
> reiterated that the United States opposes secessionist movements in
> any
> part of Indonesia. He noted
> that a strong, united, democratic, and prosperous Indonesia will
> serve
> as a force for stability and
> progress in Asia and beyond. The President noted that reconstruction
> offers the opportunity for a
> new beginning in Aceh and gave his full support for President
> Yudhoyono's strong efforts to promote
> peace. He welcomed the ongoing talks to achieve a peaceful and
> lasting
> solution to the conflict,
> based on special autonomy within the framework of a united Indonesia.
>
>
>
> President Bush and President Yudhoyono underscored their strong
> commitment to fight
> terrorism, which threatens the people of both nations and undermines
> international peace and
> security. The two leaders rejected any link between terrorism and
> re

RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-26 Terurut Topik yrsnki
>
>  Oki

   Namanya juga statement politik , bisa diartikan kemana saja
   suka suka , nah nanti yang akan dianggap benar adalah interpe-
   tasi dari yang "kuat" dan apalagi yang "super kuat".

   Si Abah


  Ini joint press release SBY-GWB dari milis lain (kesahihan tidak
> ditanggung).
>
> Soal EMOI dan Cepu nggak ada disinggung-singgung tuhYang ada Cuma :
>
> "The two Presidents encouraged their delegations to continue to make
> further progress in resolving outstanding trade issues, with the aim of
> broadening and deepening our economic relationship. "
>
> Gak tahu deh apa ada arti2 tersirat dibelakangnya
>
> Oki
> --- In [EMAIL PROTECTED], Irawan Nugroho <[EMAIL PROTECTED]>
> wrote:
>
>
> Office of the Press Secretary
>
> _
> ___
>
> For Immediate
> Release
>
> May 25, 200 5
>
>
>
> JOINT STATEMENT
>
> BETWEEN THE UNITED STATES OF AMERICA
>
> AND THE REPUBLIC OF INDONESIA
>
>
>
> President George W. Bush and President Susilo Bambang Yudhoyono
> today reaffirmed the
> longstanding friendship between the United States of America and the
> Republic of Indonesia and
> committed to expand and deepen their cooperation based on partnership
> and our shared values of
> democracy and pluralism. The two leaders held productive
> discussions on
> issues of mutual concern
> at the bilateral, regional, and global levels.
>
>
>
> President Bush and President Yudhoyono exchanged
> congratulations
> on the successful
> conduct of their respective elections last year. President Bush
> applauded Indonesia's enormous
> strides in building a durable democracy and noted that these
> successes
> truly reflect the determination
> and democratic spirit of the Indonesian people. Mindful of the
> importance of rule of law in building
> democracy and prosperity, the two Presidents agreed to establish a
> joint
> interagency working group
> to share experience and enhance cooperation on various justice-sector
> issues and related issues of
> mutual interest.
>
>
>
> On behalf of the American people, President Bush once again
> expressed his sympathy to the
> Indonesian people and their government over the catastrophic loss of
> life and the material
> destruction caused by recent earthquakes and the December 2004
> tsunami.
> He reiterated the
> commitment of the American people to stand by those affected as they
> rebuild, and he announced that
> Indonesia will receive $400 million of the total $857 million
> earmarked
> by the U.S. Government for
> earthquake and tsunami relief and reconstruction. The United States
> has
> offered to rebuild the Banda
> Aceh-Meulaboh highway - a 240-kilometer road with over 110 bridges
> that
> serves as a lifeline for
> much of the west coast of Aceh province - setting aside $245 million
> for
> the effort. The United
> States will also work with local and national authorities to rebuild
> homes, schools, and clinics and
> re-establish the means for the people of Aceh to return to work. The
> two Presidents pledged to work
> together to develop a Disaster Preparedness and Mitigation Action
> Plan
> to increase Indonesia's
> capacity to respond to disasters of all kind. While stressing that
> the
> primary responsibility for
> dealing with the tsunami disaster and its consequences lies with the
> government and people of
> Indonesia, President Yudhoyono expressed deep appreciation for the
> outpouring of sympathy and
> generous financial assistance from the government of the United
> States
> and private American
> citizens. Recognizing the achievement of private U.S. citizens and
> companies in raising more than
> $1.4 billion for relief and reconstruction of the affected areas, the
> two Presidents welcomed the
> outcome of the Private Sector Summit held in Washington, D.C., on 12
> May
> 2005. They commended
> the efforts of the private sector, led by former Presidents George
> Bush
> and Bill Clinton, in
> generating such generous contributions for the tsunami victims.
>
>
>
> President Bush emphasized his government's support for
> Indonesia's
> territorial integrity and
> reiterated that the United States opposes secessionist movements in
> any
> part of Indonesia. He noted
> that a strong, united, democratic, and prosperous Indonesia will
> serve
> as a force for stability and
> progress in Asia and beyond. The President noted that reconstruction
> offers the opportunity for a
> new beginning in Aceh and gave his full support for President
> Yudhoyono's strong efforts to promote
> peace. He welcomed the ongoing talks to achieve a peaceful and
> lasting
> solution to the conflict,
> based on special autonomy within the framework of a united Indonesia.
>
>
>
> President Bush and President Yudhoyono underscored their strong
> commitment to fight
> terrorism, which threatens the people of both nations and undermines
> international peace and
> security. The two leaders rejected any link between terrorism and
> re

Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-26 Terurut Topik yrsnki
>
  Pak Kusuma

  Kalau boleh , tolong diceriterakan apa sebabnya kok pemboran saat itu
  dihentikan?
  Informasi ini mungkin  sangat beguna bagi kit semua, terima kasih.

  Si Abah

  Saya yakin bahwa yang pertama dibor adalah BU-1 (saya "saksi hidup"), dan
> sebelum dihentikan pemboran di top Kujung (Prupuh dari Awang), diketemukan
> clastics presis di atas Kujung yang cukup tebal, dan telah dilakukan
> coring,
> minyaknya jelas (saya sendiri lihat core-nya) dan dilakukan RFT yang ada
> minyaknya (contohnya saya lihat sendiri), dari pressure data diplot, dan
> terlihat dia baru memotong hydrostatik gradient di bawah base dari Kujung
> (yang ditafsirkan dari seismic dan pada prognosis). Juga saya melihat well
> log dengan mata kepala sendiri.
> Masuk lagi re-entry ke BU-1 disebut BU-1A.
>
> RPK
> - Original Message -
> From: "Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: 
> Sent: Wednesday, May 25, 2005 11:34 AM
> Subject: RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar
> Pertamina
>
>
>> Kontrak Cepu EM ada di bawah sistem TAC. BPMIGAS tak mengontrol TAC, EM
>> langsung berhubungan dengan Pertamina. Dan, Pertamina pun belum di bawah
>> pengontrolan BPMIGAS. Bila nanti 2006 Pertamina di bawah pengontrolan
>> BPMIGAS, ada peluang bahwa TAC-TACnya akan ada di bawah pengontrolan
>> BPMIGAS.
>>
>> Waktu EM baru mengakuisisi Mobil, mereka pernah mengajukan usulan2nya ke
>> Pertamina BPPKA (menjelma jadi BPMIGAS sekarang), seharusnya ke
>> Pertamina
>> EP. Itu tahun 2000.  Nah, masuklah usulan sumur Banyu Urip-3, sebuah
>> sumur
>> re-entry meneruskan Banyu Urip-3 yang terhenti operasinya oleh Humpuss
>> PatraGas tepat sebelum masuk ke target utama karbonat Prupuh. Jadi
>> struktur Banyu Urip dibuktikan mengandung minyak oleh sumur BU-3, bukan
>> BU-1. Dari BU-3, baru EM bergerak ke BU-1 yang sama-sama distop sebelum
>> masuk ke karbonat Prupuh itu.
>>
>> Lalu, EM tak mengajukan lagi usulan2nya ke Pertamina BPPKA/Pertamina
>> MPS/BPMIGAS, karena memang aturannya tak begitu.  Kalau kelak EM
>> beroperasi di Cepu (kontrak diperpanjang), maka siap-siaplah dengan
>> biaya
>> tinggi ! Itu pulalah alasannya kenapa Ditjen Migas menunjuk PetroChina
>> Tuban sebagai operator unitisasi Sukowati sebab bila EM yang ditunjuk,
>> maka biayanya membengkak. Saya pernah mengecek operasi test BU-3, dan
>> hanya di sumur ini lah di Indonesia ada crew rig yang expat-nya sampai
>> 50
>> % dari crew, tersebar di berbagai service company. Standard Exxon
>> Internasional katanya (!).
>>
>> Akan halnya cadangan terkuras (recoverable reserve) Banyu Urip, dokumen
>> resmi yang masih saya pegang adalah 200-700 MMBO, memang range-nya
>> besar.
>> Saya tak punya dokumen resmi yang lebih baru karena EM melapor ke
>> Pertamina bukan ke BPMIGAS. Mestinya sekarang sudah tak punya kisaran
>> besar lagi, EM sudah melakukan seismik 3D dan sumur2 berikutnya setelah
>> BU-1 di-core.
>>
>> Akan sangat bermanfaat buat Indonesia kalau kontrak EM di Cepu
>> dihentikan
>> saja. Dan, yang harus diingat benar : bukanlah EM penemu Banyu Urip itu.
>> Kawan2 di Pertamina pun sudah tau dari dulu BU ada di situ. Hanya, saat
>> Humpuss PG bulak-balik ke Kramat Raya 59 (kantor Pertamina EP dulu )
>> tahun2 1990an membawa banyak data dengan "gratis" (?!), adakah yang bisa
>> menolak selembar surat sakti dari RI-1 ???
>>
>> BU : besar sekali cadangan migasnya, besar sekali sejarah dan nuansa
>> politik-nya, dan sekarang juga : risiko politik !
>>
>> salam,
>> awang
>>
>> [EMAIL PROTECTED] wrote:
>> Abah
>>
>> kalau mark up dari KPS kan sebenarnya ada badan yang mengontrol seperti
>> BPMigas
>> Namanya KPS dengan sistem cost recovery seperti sekarang ya tentu pengen
>> untung sebesar - besarnya (kalau bisa udah untung dulu sebelum bagi
>> hasil)...
>> jadi tinggal gimana pinter - pinternya dan niat tulus personil BPMigas
>> saja mengawasi dan mengontrolnya...
>>
>> Apakah lalu kalau dipegang bangsa sendiri apa lalu boleh tidak
>> profesional
>> dengan alasan belajar...?
>> Atau lalu boleh mark up / korupsi karena toh yang korupsi perusahaan
>> dalam
>> negeri...?
>> Apakah kalau perusahaan dalam negeri pengawasan dari BPMigas jadi lebih
>> kendur..?
>>
>> dari dulu kita ngomong ketakutan akan korupsi tapi kalau enggak ada
>> perbaikannya ya ...jalan di tempat seperti sekarang
>>
>> Regards
>>
>> Ferdinandus Kartiko Samodro
>> TOTAL E&P Indonesie Balikpapan
>> DKS/EXR/GLG
>> 

Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-26 Terurut Topik yrsnki
>
  Pak Kusuma

  Kalau boleh , tolong diceriterakan apa sebabnya kok pemboran saat itu
  dihentikan?
  Informasi ini mungkin  sangat beguna bagi kit semua, terima kasih.

  Si Abah

  Saya yakin bahwa yang pertama dibor adalah BU-1 (saya "saksi hidup"), dan
> sebelum dihentikan pemboran di top Kujung (Prupuh dari Awang), diketemukan
> clastics presis di atas Kujung yang cukup tebal, dan telah dilakukan
> coring,
> minyaknya jelas (saya sendiri lihat core-nya) dan dilakukan RFT yang ada
> minyaknya (contohnya saya lihat sendiri), dari pressure data diplot, dan
> terlihat dia baru memotong hydrostatik gradient di bawah base dari Kujung
> (yang ditafsirkan dari seismic dan pada prognosis). Juga saya melihat well
> log dengan mata kepala sendiri.
> Masuk lagi re-entry ke BU-1 disebut BU-1A.
>
> RPK
> - Original Message -
> From: "Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: 
> Sent: Wednesday, May 25, 2005 11:34 AM
> Subject: RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar
> Pertamina
>
>
>> Kontrak Cepu EM ada di bawah sistem TAC. BPMIGAS tak mengontrol TAC, EM
>> langsung berhubungan dengan Pertamina. Dan, Pertamina pun belum di bawah
>> pengontrolan BPMIGAS. Bila nanti 2006 Pertamina di bawah pengontrolan
>> BPMIGAS, ada peluang bahwa TAC-TACnya akan ada di bawah pengontrolan
>> BPMIGAS.
>>
>> Waktu EM baru mengakuisisi Mobil, mereka pernah mengajukan usulan2nya ke
>> Pertamina BPPKA (menjelma jadi BPMIGAS sekarang), seharusnya ke
>> Pertamina
>> EP. Itu tahun 2000.  Nah, masuklah usulan sumur Banyu Urip-3, sebuah
>> sumur
>> re-entry meneruskan Banyu Urip-3 yang terhenti operasinya oleh Humpuss
>> PatraGas tepat sebelum masuk ke target utama karbonat Prupuh. Jadi
>> struktur Banyu Urip dibuktikan mengandung minyak oleh sumur BU-3, bukan
>> BU-1. Dari BU-3, baru EM bergerak ke BU-1 yang sama-sama distop sebelum
>> masuk ke karbonat Prupuh itu.
>>
>> Lalu, EM tak mengajukan lagi usulan2nya ke Pertamina BPPKA/Pertamina
>> MPS/BPMIGAS, karena memang aturannya tak begitu.  Kalau kelak EM
>> beroperasi di Cepu (kontrak diperpanjang), maka siap-siaplah dengan
>> biaya
>> tinggi ! Itu pulalah alasannya kenapa Ditjen Migas menunjuk PetroChina
>> Tuban sebagai operator unitisasi Sukowati sebab bila EM yang ditunjuk,
>> maka biayanya membengkak. Saya pernah mengecek operasi test BU-3, dan
>> hanya di sumur ini lah di Indonesia ada crew rig yang expat-nya sampai
>> 50
>> % dari crew, tersebar di berbagai service company. Standard Exxon
>> Internasional katanya (!).
>>
>> Akan halnya cadangan terkuras (recoverable reserve) Banyu Urip, dokumen
>> resmi yang masih saya pegang adalah 200-700 MMBO, memang range-nya
>> besar.
>> Saya tak punya dokumen resmi yang lebih baru karena EM melapor ke
>> Pertamina bukan ke BPMIGAS. Mestinya sekarang sudah tak punya kisaran
>> besar lagi, EM sudah melakukan seismik 3D dan sumur2 berikutnya setelah
>> BU-1 di-core.
>>
>> Akan sangat bermanfaat buat Indonesia kalau kontrak EM di Cepu
>> dihentikan
>> saja. Dan, yang harus diingat benar : bukanlah EM penemu Banyu Urip itu.
>> Kawan2 di Pertamina pun sudah tau dari dulu BU ada di situ. Hanya, saat
>> Humpuss PG bulak-balik ke Kramat Raya 59 (kantor Pertamina EP dulu )
>> tahun2 1990an membawa banyak data dengan "gratis" (?!), adakah yang bisa
>> menolak selembar surat sakti dari RI-1 ???
>>
>> BU : besar sekali cadangan migasnya, besar sekali sejarah dan nuansa
>> politik-nya, dan sekarang juga : risiko politik !
>>
>> salam,
>> awang
>>
>> [EMAIL PROTECTED] wrote:
>> Abah
>>
>> kalau mark up dari KPS kan sebenarnya ada badan yang mengontrol seperti
>> BPMigas
>> Namanya KPS dengan sistem cost recovery seperti sekarang ya tentu pengen
>> untung sebesar - besarnya (kalau bisa udah untung dulu sebelum bagi
>> hasil)...
>> jadi tinggal gimana pinter - pinternya dan niat tulus personil BPMigas
>> saja mengawasi dan mengontrolnya...
>>
>> Apakah lalu kalau dipegang bangsa sendiri apa lalu boleh tidak
>> profesional
>> dengan alasan belajar...?
>> Atau lalu boleh mark up / korupsi karena toh yang korupsi perusahaan
>> dalam
>> negeri...?
>> Apakah kalau perusahaan dalam negeri pengawasan dari BPMigas jadi lebih
>> kendur..?
>>
>> dari dulu kita ngomong ketakutan akan korupsi tapi kalau enggak ada
>> perbaikannya ya ...jalan di tempat seperti sekarang
>>
>> Regards
>>
>> Ferdinandus Kartiko Samodro
>> TOTAL E&P Indonesie Balikpapan
>> DKS/EXR/GLG
>> 

Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-26 Terurut Topik R.P. Koesoemadinata
Benar mengada-ada, ulur waktu supaya operatorship resmi jadi Exxon-Mobil 
dulu baru dilanjutkan pemboran sehingga yang dapatkan "credit" untuk 
discovery ya Exxon Mobil.
Jadi sekarang tidak bisaa dipungkiri lagi yang "menemukan" Banyuurip itu 
Exxon-Mobil.

Wassalam

- Original Message - 
From: "Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>

To: 
Sent: Thursday, May 26, 2005 4:49 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina


Iya Pak Koesoema, memang problem mekanis itu saya tahu dibuat2. Hanya, 
catatan resmi yang ada di file menyatakan begitu, walaupun yang terjadi 
tidak begitu. H2S Banyu Urip memang suka dikuatirkan, apalagi oleh Exxon 
yang safety standardnya "mungkin" terlalu tinggi. Saya pernah dilatih 
evakuasi H2S dulu sebelum menengok operasi pemboran BU-A1. Nah, bagian 
safety itu pula yang menyebabkan biaya tinggi. Reef2 lain di East Cepu 
High ini pun sama suka dikuatirkan tinggi (Pertamina dan PetroChina), 
tetapi ternyata tak menguatirkan. Maka, pemboran ditunda sampai 2 tahun 
tentu mengada-ada...


salam,
awang

"R.P. Koesoemadinata" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Sebetulnya pada waktu BU-1 dibor Humpuss Patragas sudah bergabung dengan
Ampolex (waktu itu sudah dibeli Mobil), jadi pemboran BU-1 dan Cendana-1 
itu

walaupun operatornya HPG, tetapi pemboran dibiaya dan diawasi (bahkan
dikuasai) oleh Ampolex/Mobil. Pada waktu itu praktis staff Humpuss selain
personel rendahan tidak diperkenankan ke well site, dan sumur dinyatakan
tight (cek saja di scout check report untuk tahun 1998). Tetapi saya 
sebagai
advisor pada direksi HPG diberi kesempatan untuk melihat core dan well 
data

lainnya untuk memberikan advise mengenai "penemuan" ini. Apa yang ada di
laporan resmi mungkin saja berbeda dengan keadaan yang sebenarnya. Tidak 
ada
problem mekanis pada waktu itu, alasan yang diberikan pihak Mobil pada 
wkatu

itu adalah adanya H2S yang dikhawatirkan mencermari lingkungan, sehingga
mereka "suspend" pemboran sampai masalah H2S ini bisa diatasi, yang 
ternyata

memakan waktu 2 tahun?
Ini yang saya ketahui dan alami sendiri, bukan berdasarkan laporan atau
bisik2.
Wassalam
RPK

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com 



-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-26 Terurut Topik Indra Sumbodo

Pak Koes,

Hanya meluruskan,sebetulnya line 73-Ku dan 89CPU dan  sudah bisa mendeteksi 
reef dengan sangat jelas, hanya pada saat itu Main Objectivenya masih di 
level Ngrayong keatas. Mudi Field mulai dipetakan tahun 89 oleh mas 
Widiandito almarhum(Pertamina) atas anjuran dari Mas John Wilson (Pearl) 
sebagai EM berdasarkan satu line 73KU-23 dengan penunjang line 89CPU yang 
sebagian besar ada di blok HUMPUSS. Saya pikir peran Pak Suhaemi yang eks 
Petromer Trend sangat besar dalam mendrive HPG untuk lebih fokus ke reefal 
prospect daripada shallow target, apalagi sesudah Mudi discovery.


dd
- Original Message - 
From: "R.P. Koesoemadinata" <[EMAIL PROTECTED]>

To: 
Sent: Thursday, May 26, 2005 4:08 PM
Subject: Fw: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina



Sayang peta yang saya lampirkan tidak ditolak oleh IAGI net
- Original Message - 
From: "R.P. Koesoemadinata" <[EMAIL PROTECTED]>

To: 
Sent: Thursday, May 26, 2005 3:13 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar 
Pertamina



Saya ingat betul, bahwa sebelum HPG masuk Pertamina sudah melakukan 
seismik,
sekitar awal 80 han, tetapi seismiknya pada waktu itu belum bisa 
mendeteksi

reef di sana, saya juga melihat sendiri seismic sections ini.
Humpus melakukan seismic survey sepanjang 600 km sektar tahun 92, dan 
baru

dari situ dengan special processing kelihatan reef dari Kujung itu.
Berdasarkan seismic sections inilah kemudian ditawarkan farm-out, dan 
semua

company yang ditawari mau, tapi hanya Ampolex saja yang mau farm-in tanpa
harus jadi operator, dengan menempatkan satu Vice President Exploration 
dan
1 Chief Geologist. Pada waktu itu pun semua prospect sudah mature dan 
diberi
nama Banyurip, Cendana, Jembaran, Alastua, Sulowati dan Kedung keris, 
bahkan

lebih banyak lagi. Drill location juga sudah ditentukan, dan waktu dibor
oleh HPG dengan Mobil, tidak dirubah lagi. Bahkan Exxon Mobil juga tidak
merubah lagi nama2 prospect ini bahkan nama sumur explorasinya juga 
tidak.

Saya akan attachkan peta prospect HPG sebelum farm-out ke Amolex dengan
nama2 prospectnya dan objectif/play nya.

- Original Message - 
From: "Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>

To: 
Sent: Wednesday, May 25, 2005 11:34 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar 
Pertamina




Kontrak Cepu EM ada di bawah sistem TAC. BPMIGAS tak mengontrol TAC, EM
langsung berhubungan dengan Pertamina. Dan, Pertamina pun belum di bawah
pengontrolan BPMIGAS. Bila nanti 2006 Pertamina di bawah pengontrolan
BPMIGAS, ada peluang bahwa TAC-TACnya akan ada di bawah pengontrolan
BPMIGAS.

Waktu EM baru mengakuisisi Mobil, mereka pernah mengajukan usulan2nya ke
Pertamina BPPKA (menjelma jadi BPMIGAS sekarang), seharusnya ke 
Pertamina
EP. Itu tahun 2000.  Nah, masuklah usulan sumur Banyu Urip-3, sebuah 
sumur

re-entry meneruskan Banyu Urip-3 yang terhenti operasinya oleh Humpuss
PatraGas tepat sebelum masuk ke target utama karbonat Prupuh. Jadi
struktur Banyu Urip dibuktikan mengandung minyak oleh sumur BU-3, bukan
BU-1. Dari BU-3, baru EM bergerak ke BU-1 yang sama-sama distop sebelum
masuk ke karbonat Prupuh itu.

Lalu, EM tak mengajukan lagi usulan2nya ke Pertamina BPPKA/Pertamina
MPS/BPMIGAS, karena memang aturannya tak begitu.  Kalau kelak EM
beroperasi di Cepu (kontrak diperpanjang), maka siap-siaplah dengan 
biaya

tinggi ! Itu pulalah alasannya kenapa Ditjen Migas menunjuk PetroChina
Tuban sebagai operator unitisasi Sukowati sebab bila EM yang ditunjuk,
maka biayanya membengkak. Saya pernah mengecek operasi test BU-3, dan
hanya di sumur ini lah di Indonesia ada crew rig yang expat-nya sampai 
50

% dari crew, tersebar di berbagai service company. Standard Exxon
Internasional katanya (!).

Akan halnya cadangan terkuras (recoverable reserve) Banyu Urip, dokumen
resmi yang masih saya pegang adalah 200-700 MMBO, memang range-nya 
besar.

Saya tak punya dokumen resmi yang lebih baru karena EM melapor ke
Pertamina bukan ke BPMIGAS. Mestinya sekarang sudah tak punya kisaran
besar lagi, EM sudah melakukan seismik 3D dan sumur2 berikutnya setelah
BU-1 di-core.

Akan sangat bermanfaat buat Indonesia kalau kontrak EM di Cepu 
dihentikan

saja. Dan, yang harus diingat benar : bukanlah EM penemu Banyu Urip itu.
Kawan2 di Pertamina pun sudah tau dari dulu BU ada di situ. Hanya, saat
Humpuss PG bulak-balik ke Kramat Raya 59 (kantor Pertamina EP dulu )
tahun2 1990an membawa banyak data dengan "gratis" (?!), adakah yang bisa
menolak selembar surat sakti dari RI-1 ???

BU : besar sekali cadangan migasnya, besar sekali sejarah dan nuansa
politik-nya, dan sekarang juga : risiko politik !

salam,
awang

[EMAIL PROTECTED] wrote:
Abah

kalau mark up dari KPS kan sebenarnya ada badan yang mengontrol seperti
BPMigas
Namanya KPS dengan sistem cost recovery seperti sekarang ya tentu pengen
untung sebesar - besarnya (kalau bisa udah untung dulu 

Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-26 Terurut Topik Awang Satyana
Iya Pak Koesoema, memang problem mekanis itu saya tahu dibuat2. Hanya, catatan 
resmi yang ada di file menyatakan begitu, walaupun yang terjadi tidak begitu. 
H2S Banyu Urip memang suka dikuatirkan, apalagi oleh Exxon yang safety 
standardnya "mungkin" terlalu tinggi. Saya pernah dilatih evakuasi H2S dulu 
sebelum menengok operasi pemboran BU-A1. Nah, bagian safety itu pula yang 
menyebabkan biaya tinggi. Reef2 lain di East Cepu High ini pun sama suka 
dikuatirkan tinggi (Pertamina dan PetroChina), tetapi ternyata tak 
menguatirkan. Maka, pemboran ditunda sampai 2 tahun tentu mengada-ada...
 
salam,
awang

"R.P. Koesoemadinata" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Sebetulnya pada waktu BU-1 dibor Humpuss Patragas sudah bergabung dengan 
Ampolex (waktu itu sudah dibeli Mobil), jadi pemboran BU-1 dan Cendana-1 itu 
walaupun operatornya HPG, tetapi pemboran dibiaya dan diawasi (bahkan 
dikuasai) oleh Ampolex/Mobil. Pada waktu itu praktis staff Humpuss selain 
personel rendahan tidak diperkenankan ke well site, dan sumur dinyatakan 
tight (cek saja di scout check report untuk tahun 1998). Tetapi saya sebagai 
advisor pada direksi HPG diberi kesempatan untuk melihat core dan well data 
lainnya untuk memberikan advise mengenai "penemuan" ini. Apa yang ada di 
laporan resmi mungkin saja berbeda dengan keadaan yang sebenarnya. Tidak ada 
problem mekanis pada waktu itu, alasan yang diberikan pihak Mobil pada wkatu 
itu adalah adanya H2S yang dikhawatirkan mencermari lingkungan, sehingga 
mereka "suspend" pemboran sampai masalah H2S ini bisa diatasi, yang ternyata 
memakan waktu 2 tahun?
Ini yang saya ketahui dan alami sendiri, bukan berdasarkan laporan atau 
bisik2.
Wassalam
RPK

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-26 Terurut Topik R.P. Koesoemadinata
Kalau pemboran BU-2 dan BU-3 dilakukan oleh Patragas tahun 2000, saya sudah 
tidak lagi di HPG, dan pada waktu itu HPG praktis sudah bubar, mungkin 
namanya saja dipakai karena secara resmi operatorship belum diserahkan ke 
Exson-Mobil, jadi yang membor praktis adalah Exxon Mobil

Wassalam
- Original Message - 
From: "Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>

To: 
Sent: Thursday, May 26, 2005 4:10 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina



Pak Koesoema,

Saat zaman Humpus, memang BU-1 dibor lebih dulu, yaitu Juli-Agustus 1998. 
Sumur distop di puncak Kujung I (Prupuh). Data resmi yang beredar : sumur 
mengalami problem mekanis. Lalu Januari 2000 Humpus membor BU-3 (BU-2 
tidak pernah terdengar). Ini pun berhenti jauh sebelum menembus Kujung I. 
Data resmi yang beredar : lagi2 problem mekanis.


Lalu Humpus dioper ke Ampolex, Ampolex ke Mobil, dan Mobil diakuisisi 
Exxon, jadilah EMOI - ExxonMobil Indonesia. Kegiatan operasi pertama EM 
adalah meneruskan pemboran BU-3 (masih dengan nama sama, yaitu BU-3). 
Sumur dibor 13 November 2001-07 Februari 2001. Seperti kita tahu, inilah 
sumur pertama di Banyu Urip yang membuktikan bahwa Kujung I reef 
mengandung migas dalam jumlah besar, hasil testnya di atas 4000 BOPD. Saya 
yang monitoring langsung sumur ini di Pertamina MPS saat itu. Maka saya 
suka bilang bahwa kandungan Banyu Urip pertama dibuktikan oleh BU-3.


Kemudian, EM meneruskan pemboran BU-1 dari 6 Februari 2001-29 Maret 2001, 
ini pun besar hasil test-nya, di sekitar hasil test BU-3.


Kemudian, EM mulai membor sumur2 BU melalui pad2 locations, sumur 
pertamanya dengan cara ini adalah BU-A1, dibor dari pad A, sebuah sumur 
miring, juga besar hasil testnya. Sampai di situlah EM melakukan pemboran, 
sumur2 berikutnya saya tak mengikutinya lagi karena yang saya tahu 
pelaporan tak lagi ke Pertamina MPS.


Yang mengganjal adalah soal biaya pemboran. Semua sumur dibor dengan biaya 
tinggi. Tentu bukan Pertamina MPS tak berusaha menurunkan biaya tersebut. 
Pemboran BU-3 datang dengan usulan 12 juta dollar (!). Melalui diskusi 
panjang dan alot, akhirnya bisa kami potong 5 juta dolar dan AFE 
menggunakan sekitar 7,2 juta dolar. Closed out-nya saya tak tahu berapa, 
yang jelas catatan harian pemboran menunjukkan sudah 12 juta dolar di 
hari2 terakhir. Nah...


Mekanisme pengawasan actual cost sekarang sudah jauh lebih baik. Begitu 
actual cost berpotensi melebihi 10 % AFE, maka AFE harus direvisi, dan 
diskusi panjang akan terjadi, sebab tak semua cost bisa direvisi. Ada 
beberapa hal yang menjadi tanggung jawab Kontraktor sendiri alias tak bisa 
di-cost recovery.


Memang, Prupuh (ekivalen Kujung I) dan Lower Clastics (ekivalen Ngrayong 
sands) Banyu Urip sangat wah...!


salam,
awang

"R.P. Koesoemadinata" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Saya yakin bahwa yang pertama dibor adalah BU-1 (saya "saksi hidup"), dan
sebelum dihentikan pemboran di top Kujung (Prupuh dari Awang), diketemukan
clastics presis di atas Kujung yang cukup tebal, dan telah dilakukan 
coring,

minyaknya jelas (saya sendiri lihat core-nya) dan dilakukan RFT yang ada
minyaknya (contohnya saya lihat sendiri), dari pressure data diplot, dan
terlihat dia baru memotong hydrostatik gradient di bawah base dari Kujung
(yang ditafsirkan dari seismic dan pada prognosis). Juga saya melihat well
log dengan mata kepala sendiri.
Masuk lagi re-entry ke BU-1 disebut BU-1A.

RPK

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com 



-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-26 Terurut Topik R.P. Koesoemadinata
Sebetulnya pada waktu BU-1 dibor Humpuss Patragas sudah bergabung dengan 
Ampolex (waktu itu sudah dibeli Mobil), jadi pemboran BU-1 dan Cendana-1 itu 
walaupun operatornya HPG, tetapi pemboran dibiaya dan diawasi (bahkan 
dikuasai) oleh Ampolex/Mobil. Pada waktu itu praktis staff Humpuss selain 
personel rendahan tidak diperkenankan ke well site, dan sumur dinyatakan 
tight (cek saja di scout check report untuk tahun 1998). Tetapi saya sebagai 
advisor pada direksi HPG diberi kesempatan untuk melihat core dan well data 
lainnya untuk memberikan advise mengenai "penemuan" ini. Apa yang ada di 
laporan resmi mungkin saja berbeda dengan keadaan yang sebenarnya. Tidak ada 
problem mekanis pada waktu itu, alasan yang diberikan pihak Mobil pada wkatu 
itu adalah adanya H2S yang dikhawatirkan mencermari lingkungan, sehingga 
mereka "suspend" pemboran sampai masalah H2S ini bisa diatasi, yang ternyata 
memakan waktu 2 tahun?
Ini yang saya ketahui dan alami sendiri, bukan berdasarkan laporan atau 
bisik2.

Wassalam
RPK
- Original Message - 
From: "Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>

To: 
Sent: Thursday, May 26, 2005 4:10 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina



Pak Koesoema,

Saat zaman Humpus, memang BU-1 dibor lebih dulu, yaitu Juli-Agustus 1998. 
Sumur distop di puncak Kujung I (Prupuh). Data resmi yang beredar : sumur 
mengalami problem mekanis. Lalu Januari 2000 Humpus membor BU-3 (BU-2 
tidak pernah terdengar). Ini pun berhenti jauh sebelum menembus Kujung I. 
Data resmi yang beredar : lagi2 problem mekanis.


Lalu Humpus dioper ke Ampolex, Ampolex ke Mobil, dan Mobil diakuisisi 
Exxon, jadilah EMOI - ExxonMobil Indonesia. Kegiatan operasi pertama EM 
adalah meneruskan pemboran BU-3 (masih dengan nama sama, yaitu BU-3). 
Sumur dibor 13 November 2001-07 Februari 2001. Seperti kita tahu, inilah 
sumur pertama di Banyu Urip yang membuktikan bahwa Kujung I reef 
mengandung migas dalam jumlah besar, hasil testnya di atas 4000 BOPD. Saya 
yang monitoring langsung sumur ini di Pertamina MPS saat itu. Maka saya 
suka bilang bahwa kandungan Banyu Urip pertama dibuktikan oleh BU-3.


Kemudian, EM meneruskan pemboran BU-1 dari 6 Februari 2001-29 Maret 2001, 
ini pun besar hasil test-nya, di sekitar hasil test BU-3.


Kemudian, EM mulai membor sumur2 BU melalui pad2 locations, sumur 
pertamanya dengan cara ini adalah BU-A1, dibor dari pad A, sebuah sumur 
miring, juga besar hasil testnya. Sampai di situlah EM melakukan pemboran, 
sumur2 berikutnya saya tak mengikutinya lagi karena yang saya tahu 
pelaporan tak lagi ke Pertamina MPS.


Yang mengganjal adalah soal biaya pemboran. Semua sumur dibor dengan biaya 
tinggi. Tentu bukan Pertamina MPS tak berusaha menurunkan biaya tersebut. 
Pemboran BU-3 datang dengan usulan 12 juta dollar (!). Melalui diskusi 
panjang dan alot, akhirnya bisa kami potong 5 juta dolar dan AFE 
menggunakan sekitar 7,2 juta dolar. Closed out-nya saya tak tahu berapa, 
yang jelas catatan harian pemboran menunjukkan sudah 12 juta dolar di 
hari2 terakhir. Nah...


Mekanisme pengawasan actual cost sekarang sudah jauh lebih baik. Begitu 
actual cost berpotensi melebihi 10 % AFE, maka AFE harus direvisi, dan 
diskusi panjang akan terjadi, sebab tak semua cost bisa direvisi. Ada 
beberapa hal yang menjadi tanggung jawab Kontraktor sendiri alias tak bisa 
di-cost recovery.


Memang, Prupuh (ekivalen Kujung I) dan Lower Clastics (ekivalen Ngrayong 
sands) Banyu Urip sangat wah...!


salam,
awang

"R.P. Koesoemadinata" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Saya yakin bahwa yang pertama dibor adalah BU-1 (saya "saksi hidup"), dan
sebelum dihentikan pemboran di top Kujung (Prupuh dari Awang), diketemukan
clastics presis di atas Kujung yang cukup tebal, dan telah dilakukan 
coring,

minyaknya jelas (saya sendiri lihat core-nya) dan dilakukan RFT yang ada
minyaknya (contohnya saya lihat sendiri), dari pressure data diplot, dan
terlihat dia baru memotong hydrostatik gradient di bawah base dari Kujung
(yang ditafsirkan dari seismic dan pada prognosis). Juga saya melihat well
log dengan mata kepala sendiri.
Masuk lagi re-entry ke BU-1 disebut BU-1A.

RPK

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com 



-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamalud

Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-26 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Koesoema,
 
Saat zaman Humpus, memang BU-1 dibor lebih dulu, yaitu Juli-Agustus 1998. Sumur 
distop di puncak Kujung I (Prupuh). Data resmi yang beredar : sumur mengalami 
problem mekanis. Lalu Januari 2000 Humpus membor BU-3 (BU-2 tidak pernah 
terdengar). Ini pun berhenti jauh sebelum menembus Kujung I. Data resmi yang 
beredar : lagi2 problem mekanis.
 
Lalu Humpus dioper ke Ampolex, Ampolex ke Mobil, dan Mobil diakuisisi Exxon, 
jadilah EMOI - ExxonMobil Indonesia. Kegiatan operasi pertama EM adalah 
meneruskan pemboran BU-3 (masih dengan nama sama, yaitu BU-3). Sumur dibor 13 
November 2001-07 Februari 2001. Seperti kita tahu, inilah sumur pertama di 
Banyu Urip yang membuktikan bahwa Kujung I reef mengandung migas dalam jumlah 
besar, hasil testnya di atas 4000 BOPD. Saya yang monitoring langsung sumur ini 
di Pertamina MPS saat itu. Maka saya suka bilang bahwa kandungan Banyu Urip 
pertama dibuktikan oleh BU-3.
 
Kemudian, EM meneruskan pemboran BU-1 dari 6 Februari 2001-29 Maret 2001, ini 
pun besar hasil test-nya, di sekitar hasil test BU-3. 
 
Kemudian, EM mulai membor sumur2 BU melalui pad2 locations, sumur pertamanya 
dengan cara ini adalah BU-A1, dibor dari pad A, sebuah sumur miring, juga besar 
hasil testnya. Sampai di situlah EM melakukan pemboran, sumur2 berikutnya saya 
tak mengikutinya lagi karena yang saya tahu pelaporan tak lagi ke Pertamina MPS.
 
Yang mengganjal adalah soal biaya pemboran. Semua sumur dibor dengan biaya 
tinggi. Tentu bukan Pertamina MPS tak berusaha menurunkan biaya tersebut. 
Pemboran BU-3 datang dengan usulan 12 juta dollar (!). Melalui diskusi panjang 
dan alot, akhirnya bisa kami potong 5 juta dolar dan AFE menggunakan sekitar 
7,2 juta dolar. Closed out-nya saya tak tahu berapa, yang jelas catatan harian 
pemboran menunjukkan sudah 12 juta dolar di hari2 terakhir. Nah...
 
Mekanisme pengawasan actual cost sekarang sudah jauh lebih baik. Begitu actual 
cost berpotensi melebihi 10 % AFE, maka AFE harus direvisi, dan diskusi panjang 
akan terjadi, sebab tak semua cost bisa direvisi. Ada beberapa hal yang menjadi 
tanggung jawab Kontraktor sendiri alias tak bisa di-cost recovery.
 
Memang, Prupuh (ekivalen Kujung I) dan Lower Clastics (ekivalen Ngrayong sands) 
Banyu Urip sangat wah...!
 
salam,
awang

"R.P. Koesoemadinata" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Saya yakin bahwa yang pertama dibor adalah BU-1 (saya "saksi hidup"), dan 
sebelum dihentikan pemboran di top Kujung (Prupuh dari Awang), diketemukan 
clastics presis di atas Kujung yang cukup tebal, dan telah dilakukan coring, 
minyaknya jelas (saya sendiri lihat core-nya) dan dilakukan RFT yang ada 
minyaknya (contohnya saya lihat sendiri), dari pressure data diplot, dan 
terlihat dia baru memotong hydrostatik gradient di bawah base dari Kujung 
(yang ditafsirkan dari seismic dan pada prognosis). Juga saya melihat well 
log dengan mata kepala sendiri.
Masuk lagi re-entry ke BU-1 disebut BU-1A.

RPK

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-26 Terurut Topik Ariadi Subandrio

Exxon Mobil, Indonesia Resume Talks on Cepu Extension (Update1) 

May 25 (Bloomberg) -- Exxon Mobil Corp., the world's largest publicly traded 
oil company, said it resumed ``active discussions'' with the Indonesian 
government over development of the Cepu oil field. 

``We're making progress,'' Exxon Mobil President Rex Tillerson told reporters 
after the company's annual meeting today in Dallas. ``We have a good, 
constructive engagement.'' 

An official with Indonesia's state-owned PT Pertamina last week said Exxon 
Mobil may win rights to extend its development of Cepu. Any extension would be 
for 30 years, Martiono Hadianto, chief commissioner for Pertamina, told 
reporters on May 20 in Jakarta. 

Hadianto said Indonesian officials don't want to wait until the contract 
expires in 2010 to renew the agreement. 

Shares of Irving, Texas-based Exxon Mobil rose 64 cents, or 1.2 percent, to 
$55.68 in New York Stock Exchange composite trading. The stock has jumped 27 
percent in the past year. 

 http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=1080&sid=aksAZuKcDHno&refer=asia


"Musakti, Oki" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Ini joint press release SBY-GWB dari milis lain (kesahihan tidak
ditanggung).

Soal EMOI dan Cepu nggak ada disinggung-singgung tuhYang ada Cuma :

"The two Presidents encouraged their delegations to continue to make
further progress in resolving outstanding trade issues, with the aim of
broadening and deepening our economic relationship. "

Gak tahu deh apa ada arti2 tersirat dibelakangnya

Oki
--- In [EMAIL PROTECTED], Irawan Nugroho 
wrote:


Office of the Press Secretary

_
___

For Immediate
Release

May 25, 200 5



JOINT STATEMENT

BETWEEN THE UNITED STATES OF AMERICA

AND THE REPUBLIC OF INDONESIA



President George W. Bush and President Susilo Bambang Yudhoyono
today reaffirmed the
longstanding friendship between the United States of America and the
Republic of Indonesia and
committed to expand and deepen their cooperation based on partnership
and our shared values of
democracy and pluralism. The two leaders held productive
discussions on
issues of mutual concern
at the bilateral, regional, and global levels.



President Bush and President Yudhoyono exchanged
congratulations
on the successful
conduct of their respective elections last year. President Bush
applauded Indonesia's enormous
strides in building a durable democracy and noted that these
successes
truly reflect the determination
and democratic spirit of the Indonesian people. Mindful of the
importance of rule of law in building
democracy and prosperity, the two Presidents agreed to establish a
joint
interagency working group
to share experience and enhance cooperation on various justice-sector
issues and related issues of
mutual interest.



On behalf of the American people, President Bush once again
expressed his sympathy to the
Indonesian people and their government over the catastrophic loss of
life and the material
destruction caused by recent earthquakes and the December 2004
tsunami.
He reiterated the
commitment of the American people to stand by those affected as they
rebuild, and he announced that
Indonesia will receive $400 million of the total $857 million
earmarked
by the U.S. Government for
earthquake and tsunami relief and reconstruction. The United States
has
offered to rebuild the Banda
Aceh-Meulaboh highway - a 240-kilometer road with over 110 bridges
that
serves as a lifeline for
much of the west coast of Aceh province - setting aside $245 million
for
the effort. The United
States will also work with local and national authorities to rebuild
homes, schools, and clinics and
re-establish the means for the people of Aceh to return to work. The
two Presidents pledged to work
together to develop a Disaster Preparedness and Mitigation Action
Plan
to increase Indonesia's
capacity to respond to disasters of all kind. While stressing that
the
primary responsibility for
dealing with the tsunami disaster and its consequences lies with the
government and people of
Indonesia, President Yudhoyono expressed deep appreciation for the
outpouring of sympathy and
generous financial assistance from the government of the United
States
and private American
citizens. Recognizing the achievement of private U.S. citizens and
companies in raising more than
$1.4 billion for relief and reconstruction of the affected areas, the
two Presidents welcomed the
outcome of the Private Sector Summit held in Washington, D.C., on 12
May
2005. They commended
the efforts of the private sector, led by former Presidents George
Bush
and Bill Clinton, in
generating such generous contributions for the tsunami victims.



President Bush emphasized his government's support for
Indonesia's
territorial integrity and
reiterated that the United States opposes secessionist movements in
any
part of Indonesia. He noted
that a strong, united, democratic, and prosperous Indonesia will
serve

RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-26 Terurut Topik Musakti, Oki

Ini joint press release SBY-GWB dari milis lain (kesahihan tidak
ditanggung).

Soal EMOI dan Cepu nggak ada disinggung-singgung tuhYang ada Cuma :

"The two Presidents encouraged their delegations to continue to make
further progress in resolving outstanding trade issues, with the aim of
broadening and deepening our economic relationship. "

Gak tahu deh apa ada arti2 tersirat dibelakangnya

Oki
--- In [EMAIL PROTECTED], Irawan Nugroho <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:


Office of the Press Secretary

_
___

For Immediate
Release

May 25, 200 5



JOINT STATEMENT

BETWEEN THE UNITED STATES OF AMERICA

AND THE REPUBLIC OF INDONESIA



President George W. Bush and President Susilo Bambang Yudhoyono
today reaffirmed the
longstanding friendship between the United States of America and the
Republic of Indonesia and
committed to expand and deepen their cooperation based on partnership
and our shared values of
democracy and pluralism. The two leaders held productive
discussions on
issues of mutual concern
at the bilateral, regional, and global levels.



President Bush and President Yudhoyono exchanged
congratulations
on the successful
conduct of their respective elections last year. President Bush
applauded Indonesia's enormous
strides in building a durable democracy and noted that these
successes
truly reflect the determination
and democratic spirit of the Indonesian people. Mindful of the
importance of rule of law in building
democracy and prosperity, the two Presidents agreed to establish a
joint
interagency working group
to share experience and enhance cooperation on various justice-sector
issues and related issues of
mutual interest.



On behalf of the American people, President Bush once again
expressed his sympathy to the
Indonesian people and their government over the catastrophic loss of
life and the material
destruction caused by recent earthquakes and the December 2004
tsunami.
He reiterated the
commitment of the American people to stand by those affected as they
rebuild, and he announced that
Indonesia will receive $400 million of the total $857 million
earmarked
by the U.S. Government for
earthquake and tsunami relief and reconstruction. The United States
has
offered to rebuild the Banda
Aceh-Meulaboh highway - a 240-kilometer road with over 110 bridges
that
serves as a lifeline for
much of the west coast of Aceh province - setting aside $245 million
for
the effort. The United
States will also work with local and national authorities to rebuild
homes, schools, and clinics and
re-establish the means for the people of Aceh to return to work. The
two Presidents pledged to work
together to develop a Disaster Preparedness and Mitigation Action
Plan
to increase Indonesia's
capacity to respond to disasters of all kind. While stressing that
the
primary responsibility for
dealing with the tsunami disaster and its consequences lies with the
government and people of
Indonesia, President Yudhoyono expressed deep appreciation for the
outpouring of sympathy and
generous financial assistance from the government of the United
States
and private American
citizens. Recognizing the achievement of private U.S. citizens and
companies in raising more than
$1.4 billion for relief and reconstruction of the affected areas, the
two Presidents welcomed the
outcome of the Private Sector Summit held in Washington, D.C., on 12
May
2005. They commended
the efforts of the private sector, led by former Presidents George
Bush
and Bill Clinton, in
generating such generous contributions for the tsunami victims.



President Bush emphasized his government's support for
Indonesia's
territorial integrity and
reiterated that the United States opposes secessionist movements in
any
part of Indonesia. He noted
that a strong, united, democratic, and prosperous Indonesia will
serve
as a force for stability and
progress in Asia and beyond. The President noted that reconstruction
offers the opportunity for a
new beginning in Aceh and gave his full support for President
Yudhoyono's strong efforts to promote
peace. He welcomed the ongoing talks to achieve a peaceful and
lasting
solution to the conflict,
based on special autonomy within the framework of a united Indonesia.



President Bush and President Yudhoyono underscored their strong
commitment to fight
terrorism, which threatens the people of both nations and undermines
international peace and
security. The two leaders rejected any link between terrorism and
religion and pledged to continue
to work closely at the bilateral, regional, and global levels to
combat
terror.



President Bush and President Yudhoyono endorsed cultural and
educational exchange visits
and interfaith dialogue as means for promoting tolerance, mutual
respect
and mutual understanding.
The two Presidents pledged to work together to support such
initiatives. President Bush welcomed
President Yudhoyono's intention to send prominent Indonesian Islamic
sch

Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-26 Terurut Topik R.P. Koesoemadinata
Saya yakin bahwa yang pertama dibor adalah BU-1 (saya "saksi hidup"), dan 
sebelum dihentikan pemboran di top Kujung (Prupuh dari Awang), diketemukan 
clastics presis di atas Kujung yang cukup tebal, dan telah dilakukan coring, 
minyaknya jelas (saya sendiri lihat core-nya) dan dilakukan RFT yang ada 
minyaknya (contohnya saya lihat sendiri), dari pressure data diplot, dan 
terlihat dia baru memotong hydrostatik gradient di bawah base dari Kujung 
(yang ditafsirkan dari seismic dan pada prognosis). Juga saya melihat well 
log dengan mata kepala sendiri.

Masuk lagi re-entry ke BU-1 disebut BU-1A.

RPK
- Original Message - 
From: "Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>

To: 
Sent: Wednesday, May 25, 2005 11:34 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina


Kontrak Cepu EM ada di bawah sistem TAC. BPMIGAS tak mengontrol TAC, EM 
langsung berhubungan dengan Pertamina. Dan, Pertamina pun belum di bawah 
pengontrolan BPMIGAS. Bila nanti 2006 Pertamina di bawah pengontrolan 
BPMIGAS, ada peluang bahwa TAC-TACnya akan ada di bawah pengontrolan 
BPMIGAS.


Waktu EM baru mengakuisisi Mobil, mereka pernah mengajukan usulan2nya ke 
Pertamina BPPKA (menjelma jadi BPMIGAS sekarang), seharusnya ke Pertamina 
EP. Itu tahun 2000.  Nah, masuklah usulan sumur Banyu Urip-3, sebuah sumur 
re-entry meneruskan Banyu Urip-3 yang terhenti operasinya oleh Humpuss 
PatraGas tepat sebelum masuk ke target utama karbonat Prupuh. Jadi 
struktur Banyu Urip dibuktikan mengandung minyak oleh sumur BU-3, bukan 
BU-1. Dari BU-3, baru EM bergerak ke BU-1 yang sama-sama distop sebelum 
masuk ke karbonat Prupuh itu.


Lalu, EM tak mengajukan lagi usulan2nya ke Pertamina BPPKA/Pertamina 
MPS/BPMIGAS, karena memang aturannya tak begitu.  Kalau kelak EM 
beroperasi di Cepu (kontrak diperpanjang), maka siap-siaplah dengan biaya 
tinggi ! Itu pulalah alasannya kenapa Ditjen Migas menunjuk PetroChina 
Tuban sebagai operator unitisasi Sukowati sebab bila EM yang ditunjuk, 
maka biayanya membengkak. Saya pernah mengecek operasi test BU-3, dan 
hanya di sumur ini lah di Indonesia ada crew rig yang expat-nya sampai 50 
% dari crew, tersebar di berbagai service company. Standard Exxon 
Internasional katanya (!).


Akan halnya cadangan terkuras (recoverable reserve) Banyu Urip, dokumen 
resmi yang masih saya pegang adalah 200-700 MMBO, memang range-nya besar. 
Saya tak punya dokumen resmi yang lebih baru karena EM melapor ke 
Pertamina bukan ke BPMIGAS. Mestinya sekarang sudah tak punya kisaran 
besar lagi, EM sudah melakukan seismik 3D dan sumur2 berikutnya setelah 
BU-1 di-core.


Akan sangat bermanfaat buat Indonesia kalau kontrak EM di Cepu dihentikan 
saja. Dan, yang harus diingat benar : bukanlah EM penemu Banyu Urip itu. 
Kawan2 di Pertamina pun sudah tau dari dulu BU ada di situ. Hanya, saat 
Humpuss PG bulak-balik ke Kramat Raya 59 (kantor Pertamina EP dulu ) 
tahun2 1990an membawa banyak data dengan "gratis" (?!), adakah yang bisa 
menolak selembar surat sakti dari RI-1 ???


BU : besar sekali cadangan migasnya, besar sekali sejarah dan nuansa 
politik-nya, dan sekarang juga : risiko politik !


salam,
awang

[EMAIL PROTECTED] wrote:
Abah

kalau mark up dari KPS kan sebenarnya ada badan yang mengontrol seperti
BPMigas
Namanya KPS dengan sistem cost recovery seperti sekarang ya tentu pengen
untung sebesar - besarnya (kalau bisa udah untung dulu sebelum bagi
hasil)...
jadi tinggal gimana pinter - pinternya dan niat tulus personil BPMigas
saja mengawasi dan mengontrolnya...

Apakah lalu kalau dipegang bangsa sendiri apa lalu boleh tidak profesional
dengan alasan belajar...?
Atau lalu boleh mark up / korupsi karena toh yang korupsi perusahaan dalam
negeri...?
Apakah kalau perusahaan dalam negeri pengawasan dari BPMigas jadi lebih
kendur..?

dari dulu kita ngomong ketakutan akan korupsi tapi kalau enggak ada
perbaikannya ya ...jalan di tempat seperti sekarang

Regards

Ferdinandus Kartiko Samodro
TOTAL E&P Indonesie Balikpapan
DKS/EXR/GLG
0542- 533852






[EMAIL PROTECTED]
25/05/2005 09:37 AM
Please respond to iagi-net


To: iagi-net@iagi.or.id
cc:
Subject: RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar 
Pertamina




4.Menjawab pertanyaan atau "kecurigaan" bahwa Pertamina tidak mampu
mengoperasikan Blok ini.
Ini pertanyaan lucu dan sangat berjiwa "inlander", karena reservoir di
Cepu , bukanlah reservoir yang terlalu spesifik , operasi di Cepu bukanlah
operasi yang sulit.
Korupsi ? , seperti dikatakan oleh Oki , EM -pun mempunyai angka angka
ajaib sewaktu menuntut biaya yang telah dikeluarkannya !!!
Apakah bisa Anda bayangkan drilling cost lebih dari tujuh juta dollar
dalam usulan biaya drilling di onshore Jawa Timur  dimana 30% dari
biaya tersebut hanya untuk personil 

Jadi kalau soal "mark up" itu bukan monopoli orang Indonesia.
Pertamina sedang 

Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-25 Terurut Topik R.P. Koesoemadinata
BU-1 dan BU-2 adalah tidak lain dari Banjuurip-1 dan Banyuurip-2. BU-1 dibor 
oleh H Patragas, dan sudah mendapatkan  minyak dalam core dalam clastics di 
atas Kujung Fm serta dalam RFT, bahkan profil tekanan reservoir terhadap 
profil tekanan hidrostatik menunjukkan masih ada minyak sampai kedalaman di 
bawah base dari reef., tetapi karena pada waktu itu pemboran sudah dikuasai 
oleh Mobil, waktu masuk ke top Kujung distop oleh Mobil dengan alasan H2S, 
kemudian disuruh pindah ke Cendana-2, juga distop pada waktu mau masuk 
Kujung dengan alasan yang sama. Kemudian kedua sumur itu suspended untuk 2 
tahun, dan BPPKA waktu itu tidak melakukan tindakan apa2.
- Original Message - 
From: "Ariadi Subandrio" <[EMAIL PROTECTED]>

To: 
Sent: Wednesday, May 25, 2005 3:20 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina



Jadi :
1. ini yang musti diurus, ditelusuri ulang proses-proses yang dilakukan, 
karena informasi rekan2 Pertamina WP&B terakhir pun juga gak ada. Terakhir 
konon adalah BU-1 apa BU-2 itu.
Kalau EMOI ngebor tanpa ada approval dari BP Migas atau Pertamina, lho, 
ini juga pertanyaan baru pak Awang, kok bisa-bisanya ya. Berarti memang 
Cepu adalah daerah koboi, pantes bupati Bojonegoro juga berkelakuan koboi.


2.  Dan kalau anda inget, saat Pertamina ngebor KTB, rekan Pertamina mau 
ngecek ke pemboran sumur EMOI Cepu ini pun diusir, kini rekan kita ada di 
BP Migas, saudara Avicenia Darwis mungkin bisa cerita banyak. Gambar Log 
dari sumur ini sangat kimplah-kimplah ruah, sayangnya data tersebut entah 
ada dimana (konon Pertamina pun tak punya. Wallahualam)



ar-.


Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Ar,

Lho...kok selama ini tak ada laporan ke BPMIGAS kalau mereka melakukan 
eksplorasi ? Memang eksplorasi mereka sudah terhenti sejak tiga tahun lalu 
saat perpanjangan kontrak menjadi begitu alot. Tetapi, usulan2 seismik 
mereka dan bor Jimbaran tak melalui Pertamina BPPKA/MPS saat itu. Usulan 
terakhir yang masuk ke Pertamina MPS adalah Banyu Urip A-2. Jadi mereka 
usulkan ke mana ? Dan semua closed-out AFE eksplorasi mereka pun tak satu 
pun saya terima.


Memang TAC tak boleh eksplorasi. Kalau mau eksplorasi juga harus ada dua 
kontrak : satu kontrak TAC, satu kontrak eksplorasi via PSC. Misalnya : 
Medco di Tarakan, mereka punya kontrak TAC Tarakan, punya kontrak PSC 
Tarakan yang melakukan seismik, bor eksplorasi dll.


Nah, hanya satu saja TAC yang eksplorasi : Humpuss Patra Gas. (Humpuss 
bisa begitu kan karena ada "surat sakti" tadi).


salam,
awang

Ariadi Subandrio wrote:
Pak Awang,
Dalam sistem TAC yang lumrah tak dikenal adanya kegiatan eksplorasi, namun 
khusus untuk TAC Cepu ada eksepsi untuk dapat melakukan eksplorasi, nah 
karena ada option eksplorasi tersebut tersebut maka Blok Cepu berada dalam 
kontrol BPMigas (dulu BPPKA/MPS)-- ini ada SK-nya kok, barangkali ada yang 
tahu SK khusus ini.


Namun, karena rame-rame saat ini adalah masalah kontrak (perpanjangan atau 
tak ada perpanjangan) bahkan denger2 ganti kontrak menjadi PSC, maka EM 
juga konsentrasi pada masalah KONTRAK TAC-nya. Seperti pak Awang sampaikan 
bahwa kontrak TAC adalah dengan Pertamina dan dalam (PP 35, pasal 104 
huruf e & g) jelas menyebutkan bahwa kontrak TAC (berakhirnya) adalah 
bagian Wilayah Kerja PT. Pertamina (Persero). Semoga UU dan berbagai 
aturan yang kita ciptakan sendiri ini tak dilanggar oleh siapa pun.


Wuik, klaim pengeluaran eksplorasinya EM sampai US $ 400 juta je, duit 
segitu gede itu lho buat eksplorasi apa saja ya Ki (atau dimana saja ya?).


ar-.

site!

-
Do You Yahoo!?
Yahoo! Small Business - Try our new Resources site!


-
Do You Yahoo!?
Yahoo! Small Business - Try our new Resources site! 



-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-25 Terurut Topik hilman sobir
Rekan rekan kalau sudah berhubungan dengan yang
namanya USA ada beberapa model...bisa model
Israel...model Jepang ...model Arab Saudimodel
Irak...atau model Afganistantinggal pilih saja.

Kayanya kebangkitan kasus Cepu tidak ada hubungannya
dengan Kebangkitan Nasional yang sudah ambrukkali
yah...?

Wassalam

Hilman sobir
--- Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Wah..kok kacau begini ya ? Tapi memang betul, saya
> juga rasanya tak pernah melihat log2 Banyu Urip di
> sini, final reports nya pun tak ada. Yang ada hanya
> lab analisis report (mikropal, petrografi, dll.).
> Harusnya tak boleh terjadi yang seperti ini.
>  
> Ya, saya tahu cerita Avicenia saat cek ke sumur BU
> dulu. Karena begitu tight hole-nya itu sumur maka
> personil Pertamina BPPKA pun dilarang menyaksikan,
> padahal sudah di lapangan saat itu. Nah, tentu saja
> Avicenia tak tinggal diam dan kasus ini merembet
> sampai  atas, ke top management. Saya kebetulan cek
> ke lapangan sesudah Avi, dan saat itu sudah terbuka
> dan bisa menyaksikan test gas di level klastik atas
> Kujung. Memang besar sekali...(pada kesempatan yang
> sama, saya pun melihat bahwa mesin fotocopy di
> lokasi BU lebih banyak daripada di kantor saya...! -
> saya baru melihat kalau di lokasi sumur mesin
> fotocopy bisa sampai 3 !)
>  
> Harusnya, kalau gaya EM seperti itu, bisa
> berpotensial untuk tak di-cost recovery !
> 
> salam,
> awang
> 
> Ariadi Subandrio <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Jadi :
> 1. ini yang musti diurus, ditelusuri ulang
> proses-proses yang dilakukan, karena informasi
> rekan2 Pertamina WP&B terakhir pun juga gak ada.
> Terakhir konon adalah BU-1 apa BU-2 itu. 
> Kalau EMOI ngebor tanpa ada approval dari BP Migas
> atau Pertamina, lho, ini juga pertanyaan baru pak
> Awang, kok bisa-bisanya ya. Berarti memang Cepu
> adalah daerah koboi, pantes bupati Bojonegoro juga
> berkelakuan koboi.
> 
> 2. Dan kalau anda inget, saat Pertamina ngebor KTB,
> rekan Pertamina mau ngecek ke pemboran sumur EMOI
> Cepu ini pun diusir, kini rekan kita ada di BP
> Migas, saudara Avicenia Darwis mungkin bisa cerita
> banyak. Gambar Log dari sumur ini sangat
> kimplah-kimplah ruah, sayangnya data tersebut entah
> ada dimana (konon Pertamina pun tak punya.
> Wallahualam)
> 
> 
> ar-.
> 
> 
> Awang Satyana wrote:
> Ar, 
> 
> Lho...kok selama ini tak ada laporan ke BPMIGAS
> kalau mereka melakukan eksplorasi ? Memang
> eksplorasi mereka sudah terhenti sejak tiga tahun
> lalu saat perpanjangan kontrak menjadi begitu alot.
> Tetapi, usulan2 seismik mereka dan bor Jimbaran tak
> melalui Pertamina BPPKA/MPS saat itu. Usulan
> terakhir yang masuk ke Pertamina MPS adalah Banyu
> Urip A-2. Jadi mereka usulkan ke mana ? Dan semua
> closed-out AFE eksplorasi mereka pun tak satu pun
> saya terima.
> 
> Memang TAC tak boleh eksplorasi. Kalau mau
> eksplorasi juga harus ada dua kontrak : satu kontrak
> TAC, satu kontrak eksplorasi via PSC. Misalnya :
> Medco di Tarakan, mereka punya kontrak TAC Tarakan,
> punya kontrak PSC Tarakan yang melakukan seismik,
> bor eksplorasi dll.
> 
> Nah, hanya satu saja TAC yang eksplorasi : Humpuss
> Patra Gas. (Humpuss bisa begitu kan karena ada
> "surat sakti" tadi). 
> 
> salam,
> awang
> 
> Ariadi Subandrio wrote:
> Pak Awang,
> Dalam sistem TAC yang lumrah tak dikenal adanya
> kegiatan eksplorasi, namun khusus untuk TAC Cepu ada
> eksepsi untuk dapat melakukan eksplorasi, nah karena
> ada option eksplorasi tersebut tersebut maka Blok
> Cepu berada dalam kontrol BPMigas (dulu BPPKA/MPS)--
> ini ada SK-nya kok, barangkali ada yang tahu SK
> khusus ini.
> 
> Namun, karena rame-rame saat ini adalah masalah
> kontrak (perpanjangan atau tak ada perpanjangan)
> bahkan denger2 ganti kontrak menjadi PSC, maka EM
> juga konsentrasi pada masalah KONTRAK TAC-nya.
> Seperti pak Awang sampaikan bahwa kontrak TAC adalah
> dengan Pertamina dan dalam (PP 35, pasal 104 huruf e
> & g) jelas menyebutkan bahwa kontrak TAC
> (berakhirnya) adalah bagian Wilayah Kerja PT.
> Pertamina (Persero). Semoga UU dan berbagai aturan
> yang kita ciptakan sendiri ini tak dilanggar oleh
> siapa pun.
> 
> Wuik, klaim pengeluaran eksplorasinya EM sampai US $
> 400 juta je, duit segitu gede itu lho buat
> eksplorasi apa saja ya Ki (atau dimana saja ya?).
> 
> ar-.
> 
> site!
> 
> -
> Do You Yahoo!?
> Yahoo! Small Business - Try our new Resources site!
> 
> 
> -
> Do You Yahoo!?
> Yahoo! Small Business - Try our new Resources site!
>   
> -
> Do you Yahoo!?
>  Yahoo! Mail - Helps protect you from nasty viruses.

Find local movie times and trailers on Yahoo! Movies.
http://au.movies.yahoo.com

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IA

RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-25 Terurut Topik Awang Satyana
Wah..kok kacau begini ya ? Tapi memang betul, saya juga rasanya tak pernah 
melihat log2 Banyu Urip di sini, final reports nya pun tak ada. Yang ada hanya 
lab analisis report (mikropal, petrografi, dll.). Harusnya tak boleh terjadi 
yang seperti ini.
 
Ya, saya tahu cerita Avicenia saat cek ke sumur BU dulu. Karena begitu tight 
hole-nya itu sumur maka personil Pertamina BPPKA pun dilarang menyaksikan, 
padahal sudah di lapangan saat itu. Nah, tentu saja Avicenia tak tinggal diam 
dan kasus ini merembet sampai  atas, ke top management. Saya kebetulan cek ke 
lapangan sesudah Avi, dan saat itu sudah terbuka dan bisa menyaksikan test gas 
di level klastik atas Kujung. Memang besar sekali...(pada kesempatan yang sama, 
saya pun melihat bahwa mesin fotocopy di lokasi BU lebih banyak daripada di 
kantor saya...! - saya baru melihat kalau di lokasi sumur mesin fotocopy bisa 
sampai 3 !)
 
Harusnya, kalau gaya EM seperti itu, bisa berpotensial untuk tak di-cost 
recovery !

salam,
awang

Ariadi Subandrio <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Jadi :
1. ini yang musti diurus, ditelusuri ulang proses-proses yang dilakukan, karena 
informasi rekan2 Pertamina WP&B terakhir pun juga gak ada. Terakhir konon 
adalah BU-1 apa BU-2 itu. 
Kalau EMOI ngebor tanpa ada approval dari BP Migas atau Pertamina, lho, ini 
juga pertanyaan baru pak Awang, kok bisa-bisanya ya. Berarti memang Cepu adalah 
daerah koboi, pantes bupati Bojonegoro juga berkelakuan koboi.

2. Dan kalau anda inget, saat Pertamina ngebor KTB, rekan Pertamina mau ngecek 
ke pemboran sumur EMOI Cepu ini pun diusir, kini rekan kita ada di BP Migas, 
saudara Avicenia Darwis mungkin bisa cerita banyak. Gambar Log dari sumur ini 
sangat kimplah-kimplah ruah, sayangnya data tersebut entah ada dimana (konon 
Pertamina pun tak punya. Wallahualam)


ar-.


Awang Satyana wrote:
Ar, 

Lho...kok selama ini tak ada laporan ke BPMIGAS kalau mereka melakukan 
eksplorasi ? Memang eksplorasi mereka sudah terhenti sejak tiga tahun lalu saat 
perpanjangan kontrak menjadi begitu alot. Tetapi, usulan2 seismik mereka dan 
bor Jimbaran tak melalui Pertamina BPPKA/MPS saat itu. Usulan terakhir yang 
masuk ke Pertamina MPS adalah Banyu Urip A-2. Jadi mereka usulkan ke mana ? Dan 
semua closed-out AFE eksplorasi mereka pun tak satu pun saya terima.

Memang TAC tak boleh eksplorasi. Kalau mau eksplorasi juga harus ada dua 
kontrak : satu kontrak TAC, satu kontrak eksplorasi via PSC. Misalnya : Medco 
di Tarakan, mereka punya kontrak TAC Tarakan, punya kontrak PSC Tarakan yang 
melakukan seismik, bor eksplorasi dll.

Nah, hanya satu saja TAC yang eksplorasi : Humpuss Patra Gas. (Humpuss bisa 
begitu kan karena ada "surat sakti" tadi). 

salam,
awang

Ariadi Subandrio wrote:
Pak Awang,
Dalam sistem TAC yang lumrah tak dikenal adanya kegiatan eksplorasi, namun 
khusus untuk TAC Cepu ada eksepsi untuk dapat melakukan eksplorasi, nah karena 
ada option eksplorasi tersebut tersebut maka Blok Cepu berada dalam kontrol 
BPMigas (dulu BPPKA/MPS)-- ini ada SK-nya kok, barangkali ada yang tahu SK 
khusus ini.

Namun, karena rame-rame saat ini adalah masalah kontrak (perpanjangan atau tak 
ada perpanjangan) bahkan denger2 ganti kontrak menjadi PSC, maka EM juga 
konsentrasi pada masalah KONTRAK TAC-nya. Seperti pak Awang sampaikan bahwa 
kontrak TAC adalah dengan Pertamina dan dalam (PP 35, pasal 104 huruf e & g) 
jelas menyebutkan bahwa kontrak TAC (berakhirnya) adalah bagian Wilayah Kerja 
PT. Pertamina (Persero). Semoga UU dan berbagai aturan yang kita ciptakan 
sendiri ini tak dilanggar oleh siapa pun.

Wuik, klaim pengeluaran eksplorasinya EM sampai US $ 400 juta je, duit segitu 
gede itu lho buat eksplorasi apa saja ya Ki (atau dimana saja ya?).

ar-.

site!

-
Do You Yahoo!?
Yahoo! Small Business - Try our new Resources site!


-
Do You Yahoo!?
Yahoo! Small Business - Try our new Resources site!

-
Do you Yahoo!?
 Yahoo! Mail - Helps protect you from nasty viruses.

RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-25 Terurut Topik Ariadi Subandrio
Jadi :
1. ini yang musti diurus, ditelusuri ulang proses-proses yang dilakukan, karena 
informasi rekan2 Pertamina WP&B terakhir pun juga gak ada. Terakhir konon 
adalah BU-1 apa BU-2 itu. 
Kalau EMOI ngebor tanpa ada approval dari BP Migas atau Pertamina, lho, ini 
juga pertanyaan baru pak Awang, kok bisa-bisanya ya. Berarti memang Cepu adalah 
daerah koboi, pantes bupati Bojonegoro juga berkelakuan koboi.
 
2.  Dan kalau anda inget, saat Pertamina ngebor KTB, rekan Pertamina mau ngecek 
ke pemboran sumur EMOI Cepu ini pun diusir, kini rekan kita ada di BP Migas, 
saudara Avicenia Darwis mungkin bisa cerita banyak. Gambar Log dari sumur ini 
sangat kimplah-kimplah ruah, sayangnya data tersebut entah ada dimana (konon 
Pertamina pun tak punya. Wallahualam)
 
 
ar-.


Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Ar, 

Lho...kok selama ini tak ada laporan ke BPMIGAS kalau mereka melakukan 
eksplorasi ? Memang eksplorasi mereka sudah terhenti sejak tiga tahun lalu saat 
perpanjangan kontrak menjadi begitu alot. Tetapi, usulan2 seismik mereka dan 
bor Jimbaran tak melalui Pertamina BPPKA/MPS saat itu. Usulan terakhir yang 
masuk ke Pertamina MPS adalah Banyu Urip A-2. Jadi mereka usulkan ke mana ? Dan 
semua closed-out AFE eksplorasi mereka pun tak satu pun saya terima.

Memang TAC tak boleh eksplorasi. Kalau mau eksplorasi juga harus ada dua 
kontrak : satu kontrak TAC, satu kontrak eksplorasi via PSC. Misalnya : Medco 
di Tarakan, mereka punya kontrak TAC Tarakan, punya kontrak PSC Tarakan yang 
melakukan seismik, bor eksplorasi dll.

Nah, hanya satu saja TAC yang eksplorasi : Humpuss Patra Gas. (Humpuss bisa 
begitu kan karena ada "surat sakti" tadi). 

salam,
awang

Ariadi Subandrio wrote:
Pak Awang,
Dalam sistem TAC yang lumrah tak dikenal adanya kegiatan eksplorasi, namun 
khusus untuk TAC Cepu ada eksepsi untuk dapat melakukan eksplorasi, nah karena 
ada option eksplorasi tersebut tersebut maka Blok Cepu berada dalam kontrol 
BPMigas (dulu BPPKA/MPS)-- ini ada SK-nya kok, barangkali ada yang tahu SK 
khusus ini.

Namun, karena rame-rame saat ini adalah masalah kontrak (perpanjangan atau tak 
ada perpanjangan) bahkan denger2 ganti kontrak menjadi PSC, maka EM juga 
konsentrasi pada masalah KONTRAK TAC-nya. Seperti pak Awang sampaikan bahwa 
kontrak TAC adalah dengan Pertamina dan dalam (PP 35, pasal 104 huruf e & g) 
jelas menyebutkan bahwa kontrak TAC (berakhirnya) adalah bagian Wilayah Kerja 
PT. Pertamina (Persero). Semoga UU dan berbagai aturan yang kita ciptakan 
sendiri ini tak dilanggar oleh siapa pun.

Wuik, klaim pengeluaran eksplorasinya EM sampai US $ 400 juta je, duit segitu 
gede itu lho buat eksplorasi apa saja ya Ki (atau dimana saja ya?).

ar-.

site!

-
Do You Yahoo!?
Yahoo! Small Business - Try our new Resources site!


-
Do You Yahoo!?
 Yahoo! Small Business - Try our new Resources site!

RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-25 Terurut Topik Awang Satyana
Ar, 
 
Lho...kok selama ini tak ada laporan ke BPMIGAS kalau mereka melakukan 
eksplorasi ? Memang eksplorasi mereka sudah terhenti sejak tiga tahun lalu saat 
perpanjangan kontrak menjadi begitu alot. Tetapi, usulan2 seismik mereka dan 
bor Jimbaran tak melalui Pertamina BPPKA/MPS saat itu. Usulan terakhir yang 
masuk ke Pertamina MPS adalah Banyu Urip A-2. Jadi mereka usulkan ke mana ? Dan 
semua closed-out AFE eksplorasi mereka pun tak satu pun saya terima.
 
Memang TAC tak boleh eksplorasi. Kalau mau eksplorasi juga harus ada dua 
kontrak : satu kontrak TAC, satu kontrak eksplorasi via PSC. Misalnya : Medco 
di Tarakan, mereka punya kontrak TAC Tarakan, punya kontrak PSC Tarakan yang 
melakukan seismik, bor eksplorasi dll.
 
Nah, hanya satu saja TAC yang eksplorasi : Humpuss Patra Gas. (Humpuss bisa 
begitu kan karena ada "surat sakti" tadi). 
 
salam,
awang

Ariadi Subandrio <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Pak Awang,
Dalam sistem TAC yang lumrah tak dikenal adanya kegiatan eksplorasi, namun 
khusus untuk TAC Cepu ada eksepsi untuk dapat melakukan eksplorasi, nah karena 
ada option eksplorasi tersebut tersebut maka Blok Cepu berada dalam kontrol 
BPMigas (dulu BPPKA/MPS)-- ini ada SK-nya kok, barangkali ada yang tahu SK 
khusus ini.

Namun, karena rame-rame saat ini adalah masalah kontrak (perpanjangan atau tak 
ada perpanjangan) bahkan denger2 ganti kontrak menjadi PSC, maka EM juga 
konsentrasi pada masalah KONTRAK TAC-nya. Seperti pak Awang sampaikan bahwa 
kontrak TAC adalah dengan Pertamina dan dalam (PP 35, pasal 104 huruf e & g) 
jelas menyebutkan bahwa kontrak TAC (berakhirnya) adalah bagian Wilayah Kerja 
PT. Pertamina (Persero). Semoga UU dan berbagai aturan yang kita ciptakan 
sendiri ini tak dilanggar oleh siapa pun.

Wuik, klaim pengeluaran eksplorasinya EM sampai US $ 400 juta je, duit segitu 
gede itu lho buat eksplorasi apa saja ya Ki (atau dimana saja ya?).

ar-.

site!

-
Do You Yahoo!?
 Yahoo! Small Business - Try our new Resources site!

RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-24 Terurut Topik Ferdinandus . KARTIKO-SAMODRO
Lho putusan tentang EM ini sudah final belum...?

Kalau belum IAGI cepetan aja blow up di media masa tentang pandangan IAGI 
( dengan data - data yang akurat tentunya ) tentang block ini
kalau perlu langsung ditembuskan ke SBY(apa berani ya SBY ?  disuruh 
dateng ke AS aja nurut kok...? upss..)

gatel juga nih jadinya

Regards

Ferdi





Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]>
25/05/2005 12:34 PM
Please respond to iagi-net

 
To: iagi-net@iagi.or.id
cc: 
Subject:        RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi 
besar Pertamina


Kontrak Cepu EM ada di bawah sistem TAC. BPMIGAS tak mengontrol TAC, EM 
langsung berhubungan dengan Pertamina. Dan, Pertamina pun belum di bawah 
pengontrolan BPMIGAS. Bila nanti 2006 Pertamina di bawah pengontrolan 
BPMIGAS, ada peluang bahwa TAC-TACnya akan ada di bawah pengontrolan 
BPMIGAS.
 
Waktu EM baru mengakuisisi Mobil, mereka pernah mengajukan usulan2nya ke 
Pertamina BPPKA (menjelma jadi BPMIGAS sekarang), seharusnya ke Pertamina 
EP. Itu tahun 2000.  Nah, masuklah usulan sumur Banyu Urip-3, sebuah sumur 
re-entry meneruskan Banyu Urip-3 yang terhenti operasinya oleh Humpuss 
PatraGas tepat sebelum masuk ke target utama karbonat Prupuh. Jadi 
struktur Banyu Urip dibuktikan mengandung minyak oleh sumur BU-3, bukan 
BU-1. Dari BU-3, baru EM bergerak ke BU-1 yang sama-sama distop sebelum 
masuk ke karbonat Prupuh itu.
 
Lalu, EM tak mengajukan lagi usulan2nya ke Pertamina BPPKA/Pertamina 
MPS/BPMIGAS, karena memang aturannya tak begitu.  Kalau kelak EM 
beroperasi di Cepu (kontrak diperpanjang), maka siap-siaplah dengan biaya 
tinggi ! Itu pulalah alasannya kenapa Ditjen Migas menunjuk PetroChina 
Tuban sebagai operator unitisasi Sukowati sebab bila EM yang ditunjuk, 
maka biayanya membengkak. Saya pernah mengecek operasi test BU-3, dan 
hanya di sumur ini lah di Indonesia ada crew rig yang expat-nya sampai 50 
% dari crew, tersebar di berbagai service company. Standard Exxon 
Internasional katanya (!). 
 
Akan halnya cadangan terkuras (recoverable reserve) Banyu Urip, dokumen 
resmi yang masih saya pegang adalah 200-700 MMBO, memang range-nya besar. 
Saya tak punya dokumen resmi yang lebih baru karena EM melapor ke 
Pertamina bukan ke BPMIGAS. Mestinya sekarang sudah tak punya kisaran 
besar lagi, EM sudah melakukan seismik 3D dan sumur2 berikutnya setelah 
BU-1 di-core.
 
Akan sangat bermanfaat buat Indonesia kalau kontrak EM di Cepu dihentikan 
saja. Dan, yang harus diingat benar : bukanlah EM penemu Banyu Urip itu. 
Kawan2 di Pertamina pun sudah tau dari dulu BU ada di situ. Hanya, saat 
Humpuss PG bulak-balik ke Kramat Raya 59 (kantor Pertamina EP dulu ) 
tahun2 1990an membawa banyak data dengan "gratis" (?!), adakah yang bisa 
menolak selembar surat sakti dari RI-1 ???
 
BU : besar sekali cadangan migasnya, besar sekali sejarah dan nuansa 
politik-nya, dan sekarang juga : risiko politik !
 
salam,
awang

[EMAIL PROTECTED] wrote:
Abah

kalau mark up dari KPS kan sebenarnya ada badan yang mengontrol seperti 
BPMigas
Namanya KPS dengan sistem cost recovery seperti sekarang ya tentu pengen 
untung sebesar - besarnya (kalau bisa udah untung dulu sebelum bagi 
hasil)...
jadi tinggal gimana pinter - pinternya dan niat tulus personil BPMigas 
saja mengawasi dan mengontrolnya...

Apakah lalu kalau dipegang bangsa sendiri apa lalu boleh tidak profesional 

dengan alasan belajar...?
Atau lalu boleh mark up / korupsi karena toh yang korupsi perusahaan dalam 

negeri...?
Apakah kalau perusahaan dalam negeri pengawasan dari BPMigas jadi lebih 
kendur..?

dari dulu kita ngomong ketakutan akan korupsi tapi kalau enggak ada 
perbaikannya ya ...jalan di tempat seperti sekarang

Regards

Ferdinandus Kartiko Samodro
TOTAL E&P Indonesie Balikpapan
DKS/EXR/GLG
0542- 533852






[EMAIL PROTECTED]
25/05/2005 09:37 AM
Please respond to iagi-net


To: iagi-net@iagi.or.id
cc: 
Subject: RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar 
Pertamina



4.Menjawab pertanyaan atau "kecurigaan" bahwa Pertamina tidak mampu
mengoperasikan Blok ini.
Ini pertanyaan lucu dan sangat berjiwa "inlander", karena reservoir di
Cepu , bukanlah reservoir yang terlalu spesifik , operasi di Cepu bukanlah
operasi yang sulit.
Korupsi ? , seperti dikatakan oleh Oki , EM -pun mempunyai angka angka
ajaib sewaktu menuntut biaya yang telah dikeluarkannya !!!
Apakah bisa Anda bayangkan drilling cost lebih dari tujuh juta dollar
dalam usulan biaya drilling di onshore Jawa Timur  dimana 30% dari
biaya tersebut hanya untuk personil 

Jadi kalau soal "mark up" itu bukan monopoli orang Indonesia.
Pertamina sedang berubah dan memaang harus berubah , kita harus yakin
bahwa mereka akan berubah.







-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.i

RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-24 Terurut Topik yrsnki
> Abah
>
> kalau mark up dari KPS kan sebenarnya ada badan yang mengontrol seperti
> BPMigas
> Namanya KPS dengan sistem cost recovery seperti sekarang ya tentu pengen
> untung sebesar - besarnya (kalau bisa udah untung dulu sebelum bagi
> hasil)...
> jadi tinggal gimana pinter - pinternya  dan niat tulus personil  BPMigas
> saja mengawasi dan mengontrolnya...

  Benar Ferr , bagaimana pinter pinter dan memang memiliki motivasi untuk'
  memberikan bagian yang wajar sesuai dengan aturan kontraknya bagi NKRI dan
  seluruh stake holdernya.
>
> Apakah lalu kalau dipegang bangsa sendiri apa lalu boleh tidak profesional
> dengan alasan belajar...?
> Atau lalu boleh mark up / korupsi karena toh yang korupsi perusahaan dalam
> negeri...?

  Eeeh ari Feri , malahan harus lebih baik daan profesional , dan saya
  percaya bahwa kita sebenarnya mampu.
  Mau contoh kemampuan ahli ahli kita ?
  Jalan tol Cipularang yang bisa selesai dalam waktu satu tahun adalah
  bukti bahwa kita bisa kalau kita mau (terlepas masih ada kekurangan di-
  sana sini. Kita harus angkat topi , bahwa ini selesai , padahal jembatan
  nya bentangnya lebih dari dua ratus meter dengan ketinggian 70 meter.


> Apakah kalau perusahaan dalam negeri pengawasan dari BPMigas jadi lebih
> kendur..

  Pasti dan seharusnya tidak ada istilah "kendusr" atau "tidak kendur",
  rekan rekan BP Migas -pun harsu melakukan tugasnnya sebagi agent of
  government secara profesional.
>
> dari dulu kita ngomong ketakutan akan korupsi tapi kalau enggak ada
> perbaikannya ya ...jalan di tempat seperti sekarang.

  Apa memang enak jalan ditempat ?
  Kan enak jalan mju dan berkembang !
>
> Regards
>
> Ferdinandus Kartiko Samodro
> TOTAL E&P Indonesie Balikpapan
> DKS/EXR/GLG
> 0542- 533852
>
>
>
>
>
>
> [EMAIL PROTECTED]
> 25/05/2005 09:37 AM
> Please respond to iagi-net
>
>
>     To: iagi-net@iagi.or.id
> cc:
> Subject:RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi
> besar Pertamina
>
>
>
> 4.Menjawab pertanyaan atau "kecurigaan" bahwa Pertamina tidak mampu
> mengoperasikan Blok ini.
> Ini pertanyaan lucu dan sangat berjiwa "inlander", karena reservoir di
> Cepu , bukanlah reservoir yang terlalu spesifik , operasi di Cepu bukanlah
> operasi yang sulit.
> Korupsi ? , seperti dikatakan oleh Oki , EM -pun mempunyai angka angka
> ajaib sewaktu menuntut biaya yang telah dikeluarkannya !!!
> Apakah bisa Anda bayangkan drilling cost lebih dari tujuh juta dollar
> dalam usulan biaya drilling di onshore Jawa Timur  dimana 30% dari
> biaya tersebut hanya untuk personil 
>
> Jadi kalau soal "mark up" itu bukan monopoli orang Indonesia.
> Pertamina sedang berubah dan memaang harus berubah , kita harus yakin
> bahwa mereka akan berubah.
>
>
>
>
>
>
>
> -
> To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
> To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy
> Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
> [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
>
>



-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-24 Terurut Topik Taufik Manan
Saya mengamati dari media massa, bahwa setiap ada
masalah yang timbul untuk Cepu TAC antara ExxonMobil
dengan Pertamina, selalu Pemerintah AS turun tangan.
Bahkan kasus ini merupakan salah satu agenda
pembicaraan antara SBY dan Goerge W. Bush minggu ini
di Gedung Putih.

Kepedulian Pemerintah AS terhadap masa depan Blok Cepu
TAC mungkin merupakan bagian rencana strategis mereka
(perusahaan minyak AS) di masa depan. Kita tahu di
berbagai belahan bumi yang kaya akan potensi migas,
pemerintah AS ingin turut ambil bagian, melalui
perusahaan internasionalnya. Sehingga kebutuhan dan
harga minyak dunia dapat mereka kendalikan. Bila semua
melalui prosedur yang ada dan benar, patut kita patuhi
bersama. Kita ambil yang positifnya adalah kita dapat
belajar untuk kita terapkan di negara kita sendiri.

Namun "benang merah" dari semua masalah yang ada dan
terlibat berbagai kasus internasional dengan
Indonesia, adalah Indonesia "lemah" dalam negosiasi
kontrak internasional dan akhirnya dalam posisi yang
kalah. Kasus Sipadan-Ligitan, kemudian Blok Cepu TAC,
lalu Blok East Ambalat (?), dst, merupakan "pekerjaan
rumah" yang harus dipelajari di mana kesalahan kita
dan antisipasi di masa depan.

Majulah terus Indonesia, saya percaya dengan sumber
daya manusia seperti Pak Awang, Pak Rovicky, Pak
Ferdy, Pak Oky, dll, saya optimis negara kita bisa
lebih maju di masa depan. Amien.

Wassalam.

TAM

--- Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Kontrak Cepu EM ada di bawah sistem TAC. BPMIGAS tak
> mengontrol TAC, EM langsung berhubungan dengan
> Pertamina. Dan, Pertamina pun belum di bawah
> pengontrolan BPMIGAS. Bila nanti 2006 Pertamina di
> bawah pengontrolan BPMIGAS, ada peluang bahwa
> TAC-TACnya akan ada di bawah pengontrolan BPMIGAS.
>  
> Waktu EM baru mengakuisisi Mobil, mereka pernah
> mengajukan usulan2nya ke Pertamina BPPKA (menjelma
> jadi BPMIGAS sekarang), seharusnya ke Pertamina EP.
> Itu tahun 2000.  Nah, masuklah usulan sumur Banyu
> Urip-3, sebuah sumur re-entry meneruskan Banyu
> Urip-3 yang terhenti operasinya oleh Humpuss
> PatraGas tepat sebelum masuk ke target utama
> karbonat Prupuh. Jadi struktur Banyu Urip dibuktikan
> mengandung minyak oleh sumur BU-3, bukan BU-1. Dari
> BU-3, baru EM bergerak ke BU-1 yang sama-sama distop
> sebelum masuk ke karbonat Prupuh itu.
>  
> Lalu, EM tak mengajukan lagi usulan2nya ke Pertamina
> BPPKA/Pertamina MPS/BPMIGAS, karena memang aturannya
> tak begitu.  Kalau kelak EM beroperasi di Cepu
> (kontrak diperpanjang), maka siap-siaplah dengan
> biaya tinggi ! Itu pulalah alasannya kenapa Ditjen
> Migas menunjuk PetroChina Tuban sebagai operator
> unitisasi Sukowati sebab bila EM yang ditunjuk, maka
> biayanya membengkak. Saya pernah mengecek operasi
> test BU-3, dan hanya di sumur ini lah di Indonesia
> ada crew rig yang expat-nya sampai 50 % dari crew,
> tersebar di berbagai service company. Standard Exxon
> Internasional katanya (!). 
>  
> Akan halnya cadangan terkuras (recoverable reserve)
> Banyu Urip, dokumen resmi yang masih saya pegang
> adalah 200-700 MMBO, memang range-nya besar. Saya
> tak punya dokumen resmi yang lebih baru karena EM
> melapor ke Pertamina bukan ke BPMIGAS. Mestinya
> sekarang sudah tak punya kisaran besar lagi, EM
> sudah melakukan seismik 3D dan sumur2 berikutnya
> setelah BU-1 di-core.
>  
> Akan sangat bermanfaat buat Indonesia kalau kontrak
> EM di Cepu dihentikan saja. Dan, yang harus diingat
> benar : bukanlah EM penemu Banyu Urip itu. Kawan2 di
> Pertamina pun sudah tau dari dulu BU ada di situ.
> Hanya, saat Humpuss PG bulak-balik ke Kramat Raya 59
> (kantor Pertamina EP dulu ) tahun2 1990an membawa
> banyak data dengan "gratis" (?!), adakah yang bisa
> menolak selembar surat sakti dari RI-1 ???
>  
> BU : besar sekali cadangan migasnya, besar sekali
> sejarah dan nuansa politik-nya, dan sekarang juga :
> risiko politik !
>  
> salam,
> awang
> 
> [EMAIL PROTECTED] wrote:
> Abah
> 
> kalau mark up dari KPS kan sebenarnya ada badan yang
> mengontrol seperti 
> BPMigas
> Namanya KPS dengan sistem cost recovery seperti
> sekarang ya tentu pengen 
> untung sebesar - besarnya (kalau bisa udah untung
> dulu sebelum bagi 
> hasil)...
> jadi tinggal gimana pinter - pinternya dan niat
> tulus personil BPMigas 
> saja mengawasi dan mengontrolnya...
> 
> Apakah lalu kalau dipegang bangsa sendiri apa lalu
> boleh tidak profesional 
> dengan alasan belajar...?
> Atau lalu boleh mark up / korupsi karena toh yang
> korupsi perusahaan dalam 
> negeri...?
> Apakah kalau perusahaan dalam negeri pengawasan dari
> BPMigas jadi lebih 
> kendur..?
> 
> dari dulu kita ngomong ketakutan akan korupsi tapi
> kalau enggak ada 
> perbaikannya ya ...jalan

Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-24 Terurut Topik yrsnki
> >
>
> >
>
> >
>
>
> reefal objective di Cepu blok, tetapi Humpuss ( Pak Suhaemi Osman Bani -
> Pearl Oil eks Petromer Trend-lah originatornya, termasuk well Cendana,
> Banyu Urip, dan Jembaran). Walaupun dalam potongan remarknya pada BIEM
> Conference di Jakarta, Desember 2004, President, Exxon Mobil
> Corporation,Rex W. Tillerson menyatakan :
>
> "Let me cite just one of our experiences here in Indonesia to illustrate
> this point.Prior to our participation in the Cepu area in East and Central
> Java, exploration had been focussed in shallow accumulations and no large
> discoveries had been made for many years.

  Kesombongan yang diluar batas , dari mereka sudah jelas , akan tetapi
  memutar balikan fakta seperti ini memang sangat memalukan.
  Tentu cara ini dimaksudkan untuk mempenagruhi opini masyarakat dan
  PEMERINTAH. Hal yang sangat wajar dalam bisnis akan tetapi berbohong
  adalah suatu "criminal act " terhadap publik.
>
> Utilizing a new concept for hydrocarbon accumulations in the Cepu area
> that evolved from integrated technical studies of the hydrocarbon system,
> ExxonMobil drilled the Banyu Urip Number 3 well and discovered a large oil
> accumulation and well as a new play on the block. Additional drilling at
> Banyu Urip and wells at Sukowati and Jambaran confirmed the new models. In
> an area that has been considered fully explored, we discovered the largest
> oil accumulation found in Indonesia in three decades. "

  Komentar ini akan memberikan gambaran kepada publik bahwa para ahli
Indonesia itu tidak tahu apa itu R-D , tidak tahui apa itu reef dsb ,
wah hebat nian Mister yang satu ini.??

   Si Abah
>
>


-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-24 Terurut Topik Ariadi Subandrio
Pak Awang,
Dalam sistem TAC yang lumrah tak dikenal adanya kegiatan eksplorasi, namun 
khusus untuk TAC Cepu ada eksepsi untuk dapat melakukan eksplorasi, nah karena 
ada option eksplorasi tersebut tersebut maka Blok Cepu berada dalam kontrol 
BPMigas (dulu BPPKA/MPS)-- ini ada SK-nya kok, barangkali ada yang tahu SK 
khusus ini.
 
Namun, karena rame-rame saat ini adalah masalah kontrak (perpanjangan atau tak 
ada perpanjangan) bahkan denger2 ganti kontrak menjadi PSC, maka EM juga 
konsentrasi pada masalah KONTRAK TAC-nya. Seperti pak Awang sampaikan bahwa 
kontrak TAC adalah dengan Pertamina dan dalam (PP 35, pasal 104 huruf e & g) 
jelas menyebutkan bahwa kontrak TAC (berakhirnya) adalah bagian Wilayah Kerja 
PT. Pertamina (Persero). Semoga UU dan berbagai aturan yang kita ciptakan 
sendiri ini tak dilanggar oleh siapa pun.

Wuik, klaim pengeluaran eksplorasinya EM sampai US $ 400 juta je, duit segitu 
gede itu lho buat eksplorasi apa saja ya Ki (atau dimana saja ya?).
 
ar-.

Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Kontrak Cepu EM ada di bawah sistem TAC. BPMIGAS tak mengontrol TAC, EM 
langsung berhubungan dengan Pertamina. Dan, Pertamina pun belum di bawah 
pengontrolan BPMIGAS. Bila nanti 2006 Pertamina di bawah pengontrolan BPMIGAS, 
ada peluang bahwa TAC-TACnya akan ada di bawah pengontrolan BPMIGAS.

Waktu EM baru mengakuisisi Mobil, mereka pernah mengajukan usulan2nya ke 
Pertamina BPPKA (menjelma jadi BPMIGAS sekarang), seharusnya ke Pertamina EP. 
Itu tahun 2000. Nah, masuklah usulan sumur Banyu Urip-3, sebuah sumur re-entry 
meneruskan Banyu Urip-3 yang terhenti operasinya oleh Humpuss PatraGas tepat 
sebelum masuk ke target utama karbonat Prupuh. Jadi struktur Banyu Urip 
dibuktikan mengandung minyak oleh sumur BU-3, bukan BU-1. Dari BU-3, baru EM 
bergerak ke BU-1 yang sama-sama distop sebelum masuk ke karbonat Prupuh itu.

Lalu, EM tak mengajukan lagi usulan2nya ke Pertamina BPPKA/Pertamina 
MPS/BPMIGAS, karena memang aturannya tak begitu. Kalau kelak EM beroperasi di 
Cepu (kontrak diperpanjang), maka siap-siaplah dengan biaya tinggi ! Itu 
pulalah alasannya kenapa Ditjen Migas menunjuk PetroChina Tuban sebagai 
operator unitisasi Sukowati sebab bila EM yang ditunjuk, maka biayanya 
membengkak. Saya pernah mengecek operasi test BU-3, dan hanya di sumur ini lah 
di Indonesia ada crew rig yang expat-nya sampai 50 % dari crew, tersebar di 
berbagai service company. Standard Exxon Internasional katanya (!). 

Akan halnya cadangan terkuras (recoverable reserve) Banyu Urip, dokumen resmi 
yang masih saya pegang adalah 200-700 MMBO, memang range-nya besar. Saya tak 
punya dokumen resmi yang lebih baru karena EM melapor ke Pertamina bukan ke 
BPMIGAS. Mestinya sekarang sudah tak punya kisaran besar lagi, EM sudah 
melakukan seismik 3D dan sumur2 berikutnya setelah BU-1 di-core.

Akan sangat bermanfaat buat Indonesia kalau kontrak EM di Cepu dihentikan saja. 
Dan, yang harus diingat benar : bukanlah EM penemu Banyu Urip itu. Kawan2 di 
Pertamina pun sudah tau dari dulu BU ada di situ. Hanya, saat Humpuss PG 
bulak-balik ke Kramat Raya 59 (kantor Pertamina EP dulu ) tahun2 1990an membawa 
banyak data dengan "gratis" (?!), adakah yang bisa menolak selembar surat sakti 
dari RI-1 ???

BU : besar sekali cadangan migasnya, besar sekali sejarah dan nuansa 
politik-nya, dan sekarang juga : risiko politik !

salam,
awang

[EMAIL PROTECTED] wrote:
Abah

kalau mark up dari KPS kan sebenarnya ada badan yang mengontrol seperti 
BPMigas
Namanya KPS dengan sistem cost recovery seperti sekarang ya tentu pengen 
untung sebesar - besarnya (kalau bisa udah untung dulu sebelum bagi 
hasil)...
jadi tinggal gimana pinter - pinternya dan niat tulus personil BPMigas 
saja mengawasi dan mengontrolnya...

Apakah lalu kalau dipegang bangsa sendiri apa lalu boleh tidak profesional 
dengan alasan belajar...?
Atau lalu boleh mark up / korupsi karena toh yang korupsi perusahaan dalam 
negeri...?
Apakah kalau perusahaan dalam negeri pengawasan dari BPMigas jadi lebih 
kendur..?

dari dulu kita ngomong ketakutan akan korupsi tapi kalau enggak ada 
perbaikannya ya ...jalan di tempat seperti sekarang

Regards

Ferdinandus Kartiko Samodro
TOTAL E&P Indonesie Balikpapan
DKS/EXR/GLG
0542- 533852






[EMAIL PROTECTED]
25/05/2005 09:37 AM
Please respond to iagi-net


To: iagi-net@iagi.or.id
cc: 
Subject: RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina



4.Menjawab pertanyaan atau "kecurigaan" bahwa Pertamina tidak mampu
mengoperasikan Blok ini.
Ini pertanyaan lucu dan sangat berjiwa "inlander", karena reservoir di
Cepu , bukanlah reservoir yang terlalu spesifik , operasi di Cepu bukanlah
operasi yang sulit.
Korupsi ? , seperti dikatakan oleh Oki , EM -pun mempunyai angka angka
ajaib sewaktu menuntut biaya yang telah dikeluarkannya !!!
Apakah bisa Anda bayangkan drilling cost lebih dari tujuh juta dollar
dalam usulan biaya drilling di onshore Jawa Timur

RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-24 Terurut Topik Awang Satyana
Kontrak Cepu EM ada di bawah sistem TAC. BPMIGAS tak mengontrol TAC, EM 
langsung berhubungan dengan Pertamina. Dan, Pertamina pun belum di bawah 
pengontrolan BPMIGAS. Bila nanti 2006 Pertamina di bawah pengontrolan BPMIGAS, 
ada peluang bahwa TAC-TACnya akan ada di bawah pengontrolan BPMIGAS.
 
Waktu EM baru mengakuisisi Mobil, mereka pernah mengajukan usulan2nya ke 
Pertamina BPPKA (menjelma jadi BPMIGAS sekarang), seharusnya ke Pertamina EP. 
Itu tahun 2000.  Nah, masuklah usulan sumur Banyu Urip-3, sebuah sumur re-entry 
meneruskan Banyu Urip-3 yang terhenti operasinya oleh Humpuss PatraGas tepat 
sebelum masuk ke target utama karbonat Prupuh. Jadi struktur Banyu Urip 
dibuktikan mengandung minyak oleh sumur BU-3, bukan BU-1. Dari BU-3, baru EM 
bergerak ke BU-1 yang sama-sama distop sebelum masuk ke karbonat Prupuh itu.
 
Lalu, EM tak mengajukan lagi usulan2nya ke Pertamina BPPKA/Pertamina 
MPS/BPMIGAS, karena memang aturannya tak begitu.  Kalau kelak EM beroperasi di 
Cepu (kontrak diperpanjang), maka siap-siaplah dengan biaya tinggi ! Itu 
pulalah alasannya kenapa Ditjen Migas menunjuk PetroChina Tuban sebagai 
operator unitisasi Sukowati sebab bila EM yang ditunjuk, maka biayanya 
membengkak. Saya pernah mengecek operasi test BU-3, dan hanya di sumur ini lah 
di Indonesia ada crew rig yang expat-nya sampai 50 % dari crew, tersebar di 
berbagai service company. Standard Exxon Internasional katanya (!). 
 
Akan halnya cadangan terkuras (recoverable reserve) Banyu Urip, dokumen resmi 
yang masih saya pegang adalah 200-700 MMBO, memang range-nya besar. Saya tak 
punya dokumen resmi yang lebih baru karena EM melapor ke Pertamina bukan ke 
BPMIGAS. Mestinya sekarang sudah tak punya kisaran besar lagi, EM sudah 
melakukan seismik 3D dan sumur2 berikutnya setelah BU-1 di-core.
 
Akan sangat bermanfaat buat Indonesia kalau kontrak EM di Cepu dihentikan saja. 
Dan, yang harus diingat benar : bukanlah EM penemu Banyu Urip itu. Kawan2 di 
Pertamina pun sudah tau dari dulu BU ada di situ. Hanya, saat Humpuss PG 
bulak-balik ke Kramat Raya 59 (kantor Pertamina EP dulu ) tahun2 1990an membawa 
banyak data dengan "gratis" (?!), adakah yang bisa menolak selembar surat sakti 
dari RI-1 ???
 
BU : besar sekali cadangan migasnya, besar sekali sejarah dan nuansa 
politik-nya, dan sekarang juga : risiko politik !
 
salam,
awang

[EMAIL PROTECTED] wrote:
Abah

kalau mark up dari KPS kan sebenarnya ada badan yang mengontrol seperti 
BPMigas
Namanya KPS dengan sistem cost recovery seperti sekarang ya tentu pengen 
untung sebesar - besarnya (kalau bisa udah untung dulu sebelum bagi 
hasil)...
jadi tinggal gimana pinter - pinternya dan niat tulus personil BPMigas 
saja mengawasi dan mengontrolnya...

Apakah lalu kalau dipegang bangsa sendiri apa lalu boleh tidak profesional 
dengan alasan belajar...?
Atau lalu boleh mark up / korupsi karena toh yang korupsi perusahaan dalam 
negeri...?
Apakah kalau perusahaan dalam negeri pengawasan dari BPMigas jadi lebih 
kendur..?

dari dulu kita ngomong ketakutan akan korupsi tapi kalau enggak ada 
perbaikannya ya ...jalan di tempat seperti sekarang

Regards

Ferdinandus Kartiko Samodro
TOTAL E&P Indonesie Balikpapan
DKS/EXR/GLG
0542- 533852






[EMAIL PROTECTED]
25/05/2005 09:37 AM
Please respond to iagi-net


To: iagi-net@iagi.or.id
cc: 
Subject: RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina



4.Menjawab pertanyaan atau "kecurigaan" bahwa Pertamina tidak mampu
mengoperasikan Blok ini.
Ini pertanyaan lucu dan sangat berjiwa "inlander", karena reservoir di
Cepu , bukanlah reservoir yang terlalu spesifik , operasi di Cepu bukanlah
operasi yang sulit.
Korupsi ? , seperti dikatakan oleh Oki , EM -pun mempunyai angka angka
ajaib sewaktu menuntut biaya yang telah dikeluarkannya !!!
Apakah bisa Anda bayangkan drilling cost lebih dari tujuh juta dollar
dalam usulan biaya drilling di onshore Jawa Timur  dimana 30% dari
biaya tersebut hanya untuk personil 

Jadi kalau soal "mark up" itu bukan monopoli orang Indonesia.
Pertamina sedang berubah dan memaang harus berubah , kita harus yakin
bahwa mereka akan berubah.







-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Databa

Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-24 Terurut Topik Ariadi Subandrio
Mobil, harus dilakukan dengan dalam kedudukan yang sama. 
"Kalau negosiasi tetap dilakukan, ya hendaknya dilakukan pada level yang sama," 
kata Roes, yang juga Deputi Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara bidang 
Pertambangan (03/12/2004)

 

ExxonMobil Berharap Negosiasi Dengan Pertamina Berjalan Baik Lapangan minyak di 
Cepu sudah seharusnya diproduktifkan kembali. ... (08/12/2004)

 

Pertamina Akan Gelar Pertemuan dengan ExxonMobil Belum ada kepastian, apakah 
pertemuan itu membicarakan kontrak di ladang minyak dan gas Cepu, Bojonegoro, 
Jawa Timur. ... (01/09/2004)

 

Widya Purnama: Perundingan Kembali Dengan Exxon Berbasis Bisnis Direktur 
Pertamina, Widya Purnama, menegaskan bahwa jika Pertamina diminta kembali 
melakukan perundingan dengan Exxon Mobil Oil maka perundingan itu harus 
didasarkan pada pertimbangan bisnis (08/12/2004)

 


Indra Sumbodo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Abah and all,

Saya cermati tulisan pak KKG, poin beliau :
a.. Sumur di Blok Cepu memiliki cadangan minyak yang besar dengan letak yang 
strategis, sehingga eksploitasi selanjutnya relatif mudah.
b.. Pertamina/Indonesia harus mampu mengelola dan memanfaatkan Blok Cepu dengan 
semaksimal mungkin, dan juga blok ini merupakan tantangan bagi 
Pertamina/Indonesia untuk menjadi Perusahaan Besar seperti Exxon Mobil
c.. Andi M sebagai wakil pemerintah ??? dan Lin Che Wei sebagai wakil Exxon 
Mobile pada tanggal 20 atau 21 Mei malam itu memberi keterangan di MetroTV 
bahwa Indonesia akan memperpanjang kontrak dengan ExxonMobile sampai tahun 2030 
sebagai hasil negosiasi dengan Indonesia yang diwakili mereka.
Terus Pak RPK dengan penjelasan ttg. Potensial reserve instead of recoverable 
reserves dan sumur-sumur yang telah dibor oleh Humpuss-Ampolex Australia-Mobil 
Australia- Exxon Mobil . Dan Pak RPK ini yang paling tau ttg. blok Cepu luar 
dalam. Terus bukan Exxon Mobil yang pertama memetakan reefal objective di Cepu 
blok, tetapi Humpuss ( Pak Suhaemi Osman Bani - Pearl Oil eks Petromer 
Trend-lah originatornya, termasuk well Cendana, Banyu Urip, dan Jembaran). 
Walaupun dalam potongan remarknya pada BIEM Conference di Jakarta, Desember 
2004, President, Exxon Mobil Corporation,Rex W. Tillerson menyatakan :

"Let me cite just one of our experiences here in Indonesia to illustrate this 
point.Prior to our participation in the Cepu area in East and Central Java, 
exploration had been focussed in shallow accumulations and no large discoveries 
had been made for many years.

Utilizing a new concept for hydrocarbon accumulations in the Cepu area that 
evolved from integrated technical studies of the hydrocarbon system, ExxonMobil 
drilled the Banyu Urip Number 3 well and discovered a large oil accumulation 
and well as a new play on the block. Additional drilling at Banyu Urip and 
wells at Sukowati and Jambaran confirmed the new models. In an area that has 
been considered fully explored, we discovered the largest oil accumulation 
found in Indonesia in three decades. "

Remark yang sebenarnya melenceng dari kenyataan terutama kalimat : "Prior to 
our participation in the Cepu area in East and Central Java, exploration had 
been focussed in shallow accumulations and no large discoveries had been made 
for many years."

Sebab sebelum Exxon Mobil mengakuisisi Ampolex, Mudi Field - JOB Pertamina- 
Petromer Trend /Santa Fe Tuban Block dengan Objective Carbonate sudah dibor ( 
th.93-94) dan pada saat itu disebut sebagai the largest and the first 
discoveries from Kujung Carbonate in East Java. Dan Humpuss-Ampolex sudah 
mentargetkan cabonate ini sebagai Priority mereka. Pak RPK dan Pak Suhaemi yang 
bisa cerita banyak ttg. A to Y dari Kontrak TAC Cepu Blok ini.

Yang lainnya seperti ditulis Oki "Anyway, somehow I feel that in the end a 
compromise will be reached
(baca: EM will get what they want), apalagi pak SBY akan berkunjung ke 
Amrik...uuups"

dan Abah kita yang sudah super jelas

Let see the end and expensive lesson from this Higher-Up Sinetron....

dd.
----- Original Message - 
From: 
To: 
Sent: Wednesday, May 25, 2005 8:37 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina


>
> Oki .

Kadang kadang aku kagum sama kamu , kadang kadang suka agak "sableng"
,tapi bener !
Nah memang dari beberapa e-mail yang masuk , terlihat beberapa salah
presepsi .
1. Kontrak antara Pertamina (pada saat itu tidak mewakili NKRI , karena
daerah Cepu merupakan WKP-nya sendiri) dengan Humpuss PatraGas dalam
bentuk TAC.Disamping itu ada beberapa side letter yang mengikat Pertamina
dengan Humpuss.
Ada tekanan pada Pertamina tentunya , karena memang waktu itu jamannya.
Beberapa tokoh migas nasional menjadi pelaku di Humpus Patragas, mereka
dapat berceritera (sebetulnya apabila berkenan) mengenai "kecurigaan"
adanya cadangan yang cukup besar, sebelum operasi mereka berhenti karena
berbagai alasan.
2.Pertamina , kemudian mengijinkan interest m

Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-24 Terurut Topik Indra Sumbodo
Abah and all,

Saya cermati tulisan pak KKG, poin beliau :
  a.. Sumur di Blok Cepu memiliki cadangan minyak yang besar dengan letak yang 
strategis, sehingga eksploitasi selanjutnya relatif mudah.
  b.. Pertamina/Indonesia harus mampu mengelola dan memanfaatkan Blok Cepu 
dengan semaksimal mungkin, dan juga blok ini merupakan tantangan bagi 
Pertamina/Indonesia untuk menjadi Perusahaan Besar seperti Exxon Mobil
  c.. Andi M  sebagai wakil pemerintah ??? dan Lin Che Wei sebagai wakil Exxon 
Mobile pada tanggal 20 atau 21 Mei malam  itu memberi keterangan di MetroTV 
bahwa Indonesia akan memperpanjang kontrak dengan ExxonMobile sampai tahun 2030 
sebagai hasil negosiasi dengan Indonesia yang diwakili mereka.
Terus Pak RPK dengan penjelasan ttg. Potensial reserve instead of recoverable 
reserves dan sumur-sumur yang telah dibor oleh Humpuss-Ampolex Australia-Mobil 
Australia- Exxon Mobil . Dan Pak RPK ini yang paling tau ttg. blok Cepu luar 
dalam. Terus bukan Exxon Mobil yang pertama memetakan reefal objective di Cepu 
blok, tetapi Humpuss ( Pak Suhaemi Osman Bani - Pearl Oil eks Petromer 
Trend-lah originatornya, termasuk well Cendana, Banyu Urip, dan Jembaran). 
Walaupun dalam  potongan remarknya pada BIEM Conference di Jakarta, Desember 
2004,  President, Exxon Mobil Corporation,Rex W. Tillerson menyatakan :

"Let me cite just one of our experiences here in Indonesia to illustrate this 
point.Prior to our participation in the Cepu area in East and Central Java, 
exploration had been focussed in shallow accumulations and no large discoveries 
had been made for many years.

Utilizing a new concept for hydrocarbon accumulations in the Cepu area that 
evolved from integrated technical studies of the hydrocarbon system, ExxonMobil 
drilled the Banyu Urip Number 3 well and discovered a large oil accumulation 
and well as a new play on the block.  Additional drilling at Banyu Urip and 
wells at Sukowati and Jambaran confirmed the new models.  In an area that has 
been considered fully explored, we discovered the largest oil accumulation 
found in Indonesia in three decades. "

Remark yang sebenarnya melenceng dari kenyataan terutama kalimat : "Prior to 
our participation in the Cepu area in East and Central Java, exploration had 
been focussed in shallow accumulations and no large discoveries had been made 
for many years."

Sebab sebelum Exxon Mobil mengakuisisi Ampolex, Mudi Field - JOB Pertamina- 
Petromer Trend /Santa Fe Tuban Block dengan Objective Carbonate sudah dibor ( 
th.93-94) dan pada saat itu disebut sebagai the largest and the first 
discoveries from Kujung Carbonate in East Java. Dan Humpuss-Ampolex sudah 
mentargetkan cabonate ini sebagai Priority mereka. Pak RPK dan Pak Suhaemi yang 
bisa cerita banyak ttg. A to Y dari Kontrak TAC Cepu Blok ini.

Yang lainnya seperti ditulis Oki "Anyway, somehow I feel that in the end a 
compromise will be reached
(baca: EM will get what they want), apalagi pak SBY akan berkunjung ke 
Amrik...uuups"

dan Abah kita yang sudah super jelas

Let see the end and expensive lesson from this Higher-Up Sinetron

dd.
- Original Message - 
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Wednesday, May 25, 2005 8:37 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina


>
> Oki .

  Kadang kadang aku kagum sama kamu , kadang kadang suka agak "sableng"
,tapi bener !
Nah memang dari beberapa e-mail yang masuk , terlihat beberapa salah
presepsi .
1. Kontrak antara Pertamina (pada saat itu tidak mewakili NKRI , karena
daerah Cepu merupakan WKP-nya sendiri) dengan Humpuss PatraGas dalam
bentuk TAC.Disamping itu ada beberapa side letter yang mengikat Pertamina
dengan Humpuss.
Ada tekanan pada Pertamina tentunya , karena memang waktu itu jamannya.
Beberapa tokoh migas nasional menjadi pelaku di Humpus Patragas, mereka
dapat berceritera (sebetulnya apabila berkenan) mengenai "kecurigaan"
adanya cadangan yang cukup besar, sebelum operasi mereka berhenti karena
berbagai alasan.
2.Pertamina , kemudian mengijinkan interest mereka dalam TAC dijual kepada
Ampolex , satu perusahaan kecil Australia, dengan pemikiran agar operasi
di Blok ini berlanjut
Kemudian Ampolex duakusisi oleh Mobil Australia ,dan melanjutkan
operasinya di Cepu.
3. Mobil (kemudian menjadi ExxonMobil) mengumumkan penemuan "giant" mereka
dan menuntut agar kontrak diperpanjang, perlu diingat bahwa tidak ada satu
clausa-pun dalam kontrak yang mengharuskan Pertamina memperpanjang
kontraknya.
4.Menjawab pertanyaan atau "kecurigaan" bahwa Pertamina tidak mampu
mengoperasikan Blok ini.
Ini pertanyaan lucu dan sangat berjiwa "inlander", karena reservoir di
Cepu , bukanlah reservoir yang terlalu spesifik , operasi di Cepu bukanlah
operasi yang sulit.
Korupsi ? , seperti dikatakan oleh Oki , EM -pun mempunyai angka angka
ajaib sewaktu menuntut biaya yang telah dikeluarkannya !!!
Apakah bisa 

RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-24 Terurut Topik Ferdinandus . KARTIKO-SAMODRO
Abah

kalau mark up dari KPS kan sebenarnya ada badan yang mengontrol seperti 
BPMigas
Namanya KPS dengan sistem cost recovery seperti sekarang ya tentu pengen 
untung sebesar - besarnya (kalau bisa udah untung dulu sebelum bagi 
hasil)...
jadi tinggal gimana pinter - pinternya  dan niat tulus personil  BPMigas 
saja mengawasi dan mengontrolnya...

Apakah lalu kalau dipegang bangsa sendiri apa lalu boleh tidak profesional 
dengan alasan belajar...?
Atau lalu boleh mark up / korupsi karena toh yang korupsi perusahaan dalam 
negeri...?
Apakah kalau perusahaan dalam negeri pengawasan dari BPMigas jadi lebih 
kendur..?

dari dulu kita ngomong ketakutan akan korupsi tapi kalau enggak ada 
perbaikannya ya ...jalan di tempat seperti sekarang

Regards

Ferdinandus Kartiko Samodro
TOTAL E&P Indonesie Balikpapan
DKS/EXR/GLG
0542- 533852






[EMAIL PROTECTED]
25/05/2005 09:37 AM
Please respond to iagi-net

 
To: iagi-net@iagi.or.id
cc: 
Subject:    RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi 
besar Pertamina



4.Menjawab pertanyaan atau "kecurigaan" bahwa Pertamina tidak mampu
mengoperasikan Blok ini.
Ini pertanyaan lucu dan sangat berjiwa "inlander", karena reservoir di
Cepu , bukanlah reservoir yang terlalu spesifik , operasi di Cepu bukanlah
operasi yang sulit.
Korupsi ? , seperti dikatakan oleh Oki , EM -pun mempunyai angka angka
ajaib sewaktu menuntut biaya yang telah dikeluarkannya !!!
Apakah bisa Anda bayangkan drilling cost lebih dari tujuh juta dollar
dalam usulan biaya drilling di onshore Jawa Timur  dimana 30% dari
biaya tersebut hanya untuk personil 

Jadi kalau soal "mark up" itu bukan monopoli orang Indonesia.
Pertamina sedang berubah dan memaang harus berubah , kita harus yakin
bahwa mereka akan berubah.







-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-24 Terurut Topik yrsnki
>
> Oki .

  Kadang kadang aku kagum sama kamu , kadang kadang suka agak "sableng"
,tapi bener !
Nah memang dari beberapa e-mail yang masuk , terlihat beberapa salah
presepsi .
1. Kontrak antara Pertamina (pada saat itu tidak mewakili NKRI , karena
daerah Cepu merupakan WKP-nya sendiri) dengan Humpuss PatraGas dalam
bentuk TAC.Disamping itu ada beberapa side letter yang mengikat Pertamina
dengan Humpuss.
Ada tekanan pada Pertamina tentunya , karena memang waktu itu jamannya.
Beberapa tokoh migas nasional menjadi pelaku di Humpus Patragas, mereka
dapat berceritera (sebetulnya apabila berkenan) mengenai "kecurigaan"
adanya cadangan yang cukup besar, sebelum operasi mereka berhenti karena
berbagai alasan.
2.Pertamina , kemudian mengijinkan interest mereka dalam TAC dijual kepada
Ampolex , satu perusahaan kecil Australia, dengan pemikiran agar operasi
di Blok ini berlanjut
Kemudian Ampolex duakusisi oleh Mobil Australia ,dan melanjutkan
operasinya di Cepu.
3. Mobil (kemudian menjadi ExxonMobil) mengumumkan penemuan "giant" mereka
dan menuntut agar kontrak diperpanjang, perlu diingat bahwa tidak ada satu
clausa-pun dalam kontrak yang mengharuskan Pertamina memperpanjang
kontraknya.
4.Menjawab pertanyaan atau "kecurigaan" bahwa Pertamina tidak mampu
mengoperasikan Blok ini.
Ini pertanyaan lucu dan sangat berjiwa "inlander", karena reservoir di
Cepu , bukanlah reservoir yang terlalu spesifik , operasi di Cepu bukanlah
operasi yang sulit.
Korupsi ? , seperti dikatakan oleh Oki , EM -pun mempunyai angka angka
ajaib sewaktu menuntut biaya yang telah dikeluarkannya !!!
Apakah bisa Anda bayangkan drilling cost lebih dari tujuh juta dollar
dalam usulan biaya drilling di onshore Jawa Timur  dimana 30% dari
biaya tersebut hanya untuk personil 

Jadi kalau soal "mark up" itu bukan monopoli orang Indonesia.
Pertamina sedang berubah dan memaang harus berubah , kita harus yakin
bahwa mereka akan berubah.

Saya memang sejak awal termasuk yang tidak menyetujui perpanjangan kontrak
TAC ini.Kan kalau mau mitra mendingan Medco atau Kondur .

Si Abah.

  Sedikit koreksi: Humpuss 'menjual' TAC blok Cepu ke Ampolex, suatu
> perusahaan kecil dari Australia (?). Setelah Mobil mengakuisisi Ampolex,
> barulah dia punya akses ke blok Cepu.
>
> Kalaulah ada yang mengemukakan kekawatiran tentang kecenderungan korupsi
> Pertamina apabila mengoperasikan sendiri blok cepu, mestinya pak Kwik
> 'membalas' dengan membeberkan data2 (dugaan) mega mark up yang dilakukan
> oleh operator (ie. EM) dalam kegiatan eksplorasi blok Cepu selama ini.
> Ini khan yang jadi ganjelan dalam pembicaraan tentang jumlah kompensasi
> antara EM-Pertamina...?
>
> Anyway, somehow I feel that in the end a compromise will be reached
> (baca: EM will get what it want), apalagi pak SBY akan berkunjung ke
> Amrik...uuups
>
> Oki
> -Original Message-
> From: mohamad untung [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Tuesday, 24 May 2005 11:58 AM
> To: iagi-net@iagi.or.id; Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)
> Subject: Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar
> Pertamina
>
> Menarik sekali uraian Kwik ini. Bagaimana geologi perlu menanggapi?. Apa
> betul cadangan hanya 600 juta atau sampai 2 milyar barrel. Hal-hal ini
> sangat mutlak perlu diantisipasi oleh IAGI dan HAGI sebagai asosiasi
> profesi.
> M. Untung
> - Original Message -
> From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: 
> Sent: Monday, May 23, 2005 9:57 PM
> Subject: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina
>
>
>> Halaman Depan
>> Senin, 23/05/2005
>>
>> Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina
>>
>> Keputusan tentang apa yang harus dilakukan terhadap sumur minyak di
>> Blok Cepu yang sekarang digarap ExxonMobile (EM) antara sukar dan
>> mudah. Orang Jawa mengatakan gampang-gampang angel. Gampang kalau
>> bangsa ini berpijak pada landasan falsafah dan prinsip. Angel kalau
>> bangsa ini menjerumuskan diri pada teknokrasi semata.
>>
>> Asal mulanya Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto), pemegang izin
>> eksploitasi minyak di sumur "kecil" di Cepu, menjual lisensinya kepada
>> EM. Lisensi itu sebenarnya baru berakhir pada 2010.
>>
>>
> DELETED
>> Penulis lalu diyakinkan lagi dengan alasan bahwa kalau Pertamina yang
>> mengeksploitasi sendiri, akan merugi karena belum berpengalaman dan
>> korup.
>>
>> Upaya ini pun penulis tolak dengan alasan bahwa penulis sama sekali
>> tidak berpikir tentang untung rugi.
>>
>
> Santos Ltd A.B.N. 80 007 550 923
> Disclaimer: The information contained in this email is intended only for
> the use of the
&g

RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-24 Terurut Topik Musakti, Oki

Sedikit koreksi: Humpuss 'menjual' TAC blok Cepu ke Ampolex, suatu
perusahaan kecil dari Australia (?). Setelah Mobil mengakuisisi Ampolex,
barulah dia punya akses ke blok Cepu.

Kalaulah ada yang mengemukakan kekawatiran tentang kecenderungan korupsi
Pertamina apabila mengoperasikan sendiri blok cepu, mestinya pak Kwik
'membalas' dengan membeberkan data2 (dugaan) mega mark up yang dilakukan
oleh operator (ie. EM) dalam kegiatan eksplorasi blok Cepu selama ini.
Ini khan yang jadi ganjelan dalam pembicaraan tentang jumlah kompensasi
antara EM-Pertamina...?

Anyway, somehow I feel that in the end a compromise will be reached
(baca: EM will get what it want), apalagi pak SBY akan berkunjung ke
Amrik...uuups

Oki
-Original Message-
From: mohamad untung [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, 24 May 2005 11:58 AM
To: iagi-net@iagi.or.id; Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)
Subject: Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar
Pertamina

Menarik sekali uraian Kwik ini. Bagaimana geologi perlu menanggapi?. Apa
betul cadangan hanya 600 juta atau sampai 2 milyar barrel. Hal-hal ini
sangat mutlak perlu diantisipasi oleh IAGI dan HAGI sebagai asosiasi
profesi.
M. Untung
- Original Message -
From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Monday, May 23, 2005 9:57 PM
Subject: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina


> Halaman Depan
> Senin, 23/05/2005
>
> Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina
>
> Keputusan tentang apa yang harus dilakukan terhadap sumur minyak di
> Blok Cepu yang sekarang digarap ExxonMobile (EM) antara sukar dan
> mudah. Orang Jawa mengatakan gampang-gampang angel. Gampang kalau
> bangsa ini berpijak pada landasan falsafah dan prinsip. Angel kalau
> bangsa ini menjerumuskan diri pada teknokrasi semata.
>
> Asal mulanya Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto), pemegang izin
> eksploitasi minyak di sumur "kecil" di Cepu, menjual lisensinya kepada
> EM. Lisensi itu sebenarnya baru berakhir pada 2010.
>
>
DELETED
> Penulis lalu diyakinkan lagi dengan alasan bahwa kalau Pertamina yang
> mengeksploitasi sendiri, akan merugi karena belum berpengalaman dan
> korup.
>
> Upaya ini pun penulis tolak dengan alasan bahwa penulis sama sekali
> tidak berpikir tentang untung rugi.
>

Santos Ltd A.B.N. 80 007 550 923
Disclaimer: The information contained in this email is intended only for the 
use of the
person(s) to whom it is addressed and may be confidential or contain
privileged information. If you are not the intended recipient you are hereby
notified that any perusal, use, distribution, copying or disclosure is strictly
prohibited.  If you have received this email in error please immediately
advise us by return email and delete the email without making a copy.

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-24 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Aku rasa masalah besarnya jumlah minyak yg ada di Cepu  ini bisa
menjadi potential question buat tim IAGI ke DPR utk ber-RDP-ria,
seperti yg sudah dituliskan milist ini beberapa waktu lalu.

Memang susah-susah gampang memberitahukan atau membicarakan ke awam
tentang cadangan (reserves) dengan resoursces (sumber daya). Saya rasa
BP Migas memiliki scheme (kategori) utk ini. Mana yg disebut
Recoverable reserves, potential reserve, juga speculative resource.
Setiap perusahaan memiliki skemanya sendiri-sendiri, demikian juga
lembaga yg memberikan sertifikasi seperti D & M, dll. SPE-pun juga
memiliki standardisasi resources-reserves ini.

Istilah resources dan reserves ini yg perlu diberitahukan dahulu.
Susahnya keduanya sering diartikan dalam bahasa indonesia sebagai
"cadangan", ini yg merancukan. Dan payahnya sering diapakai untuk
tujuan "politis".

Aku ras perlu untuk diberikan "pelajaran" buat para ekonom dalam
"membaca" tulisan explorationist.


RDP
"si RDP yg ga bisa ikutan ke DPR utk RDP :p)"

On 5/24/05, R.P. Koesoemadinata <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Yang dimaksud mungkin adalah potential reserves. Memang ini masuk akal
> melihat jumlah reef yang ada di Cepu block ini.
> Exxon Mobil telah membor 4 reefs: Banyuurip (350 million barrel, mungkin
> lebih), Cendana, Jembaran dan Sukowati (sebagain kecil dikuasai Petrochina)
> yang merupakan discovery, dan masih banyak reefs lagi yang belum dibor.
> RPk

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-24 Terurut Topik Ferdinandus . KARTIKO-SAMODRO
Kalau reef apakah sistemnya lebih sistem fracture daripada 
intergranular...?
kalau sistem fracture kan cadangannya umumnya enggak  sebesar yang 
dibayangkan sebelumnya dan  bukannya  cepet depleted?

kalau berfikir seperti KKG bahwa memang field tersebut untuk belajar sih 
boleh saja...tapi kalau ketakutannya karena korupsiapakah pertamina 
sudah bisa memberikan jaminan
bahwa korupsi di tubuhnya sudah hilang...? Dan apakah proses belajarnya 
akan effisien ?

tentu ada juga perhitungan untung rugi dari apa yang bisa kita hasilkan 
dilihat  keuntungan materi dan pendidikan , 
tapi jangan lalu karena  pendidikan yang tidak effisien lalu materi yang 
harusnya diterima  oleh negara jadi habis 

Nah  mungkin BP MIgas selaku pemilik Field bisa melakukan tender ulang 
dalam negeri terhadap field tersebut mis : kalau dilihat dari kinerja oil 
company lokal (mis : expan, kondur dan pertamina ) mana yang kira - kira 
bisa menghandle field tersebut secara effisien dan menjamin bahwa proses 
belajar berjalan dengan baik.

Regards

Ferdinandus Kartiko Samodro
TOTAL E&P Indonesie Balikpapan
DKS/EXR/GLG
0542- 533852






"R.P. Koesoemadinata" <[EMAIL PROTECTED]>
24/05/2005 07:17 PM
Please respond to iagi-net

 
To: 
cc: 
    Subject:        Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi 
besar Pertamina


Yang dimaksud mungkin adalah potential reserves. Memang ini masuk akal 
melihat jumlah reef yang ada di Cepu block ini.
Exxon Mobil telah membor 4 reefs: Banyuurip (350 million barrel, mungkin 
lebih), Cendana, Jembaran dan Sukowati (sebagain kecil dikuasai 
Petrochina) 
yang merupakan discovery, dan masih banyak reefs lagi yang belum dibor.
RPk
- Original Message - 
From: "mohamad untung" <[EMAIL PROTECTED]>
To: ; "Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)" 
<[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Tuesday, May 24, 2005 11:58 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar 
Pertamina


> Menarik sekali uraian Kwik ini. Bagaimana geologi perlu menanggapi?. Apa
> betul cadangan hanya 600 juta atau sampai 2 milyar barrel. Hal-hal ini
> sangat mutlak perlu diantisipasi oleh IAGI dan HAGI sebagai asosiasi
> profesi.
> M. Untung
> - Original Message -
> From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: 
> Sent: Monday, May 23, 2005 9:57 PM
> Subject: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina
>
>
>> Halaman Depan
>> Senin, 23/05/2005
>>
>> Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina
>>
>> Keputusan tentang apa yang harus dilakukan terhadap sumur minyak di
>> Blok Cepu yang sekarang digarap ExxonMobile (EM) antara sukar dan
>> mudah. Orang Jawa mengatakan gampang-gampang angel. Gampang kalau
>> bangsa ini berpijak pada landasan falsafah dan prinsip. Angel kalau
>> bangsa ini menjerumuskan diri pada teknokrasi semata.
>>
>> Asal mulanya Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto), pemegang izin
>> eksploitasi minyak di sumur "kecil" di Cepu, menjual lisensinya kepada
>> EM. Lisensi itu sebenarnya baru berakhir pada 2010.
>>
>> EM lalu mengeluarkan uang sebesar US$370 juta untuk mengeksplorasi
>> sumur tersebut. Dari hasil eksplorasi itu, EM menemukan cadangan
>> minyak sekitar 600 juta barel.
>>
>> Karena cadangan itu besar, EM mengajukan usul agar kontraknya de-ngan
>> Indonesia diperpanjang sampai 2030. Usul ini tentu disertai dengan
>> deal bisnis yang rinci.
>>
>> Ketika itu, status hukum Pertamina masih berupa Perum. Menurut
>> undang-undang yang berlaku, yang berhak mengambil keputusan adalah
>> Dewan Komisaris Pemerintah untuk Pertamina (DKPP) yang terdiri dari
>> lima orang menteri.
>>
>> Tiga dari lima anggota DKPP setuju, sedangkan dua lainnya tidak setuju
>> memperpanjang kontrak dengan EM. Karena tidak dicapai keputusan yang
>> bulat, berdasarkan undang-undang, keputusan harus diambil oleh
>> Presiden. Maka "bola panas" pindah ke tangan Presiden Megawati
>> Soekarnoputri.
>>
>> EM tidak tinggal diam. Perusahaan AS itu mengerahkan semua kekuatan,
>> termasuk pemerintahnya untuk melobi keras kepada pemerintah Indonesia.
>> Namun bagi penulis, upaya EM sudah merupakan "tekanan" agar Indonesia
>> mau memperpanjang kontrak tersebut.
>>
>> Di tengah lobi dan perundingan berjalan, tersiar kabar, entah kabar
>> burung atau tidak, bahwa cadangan minyak yang sebenarnya di Blok Cepu
>> adalah 1,2 miliar barel, bukan 600 juta barel.
>>
>> Belakangan beredar lagi kabar bahwa cadangan minyak di blok itu bahkan
>> bisa mencapai 2 miliar barel.
>>
>> Seperti dikatakan sebelumnya, ada dua anggota DKPP yang tidak setuju.

Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-24 Terurut Topik ismail
Yang lebih menarik adalah prinsip prinsip dasar yang di sampaikan oleh KKG
ini untuk ketidak setujuaannya terhadap perpanjangan kontrak tsb. KKG
melihat persoalaan ini tdk semata B to B , sedangkan bagi anggota Dekom yang
lain melihatnya pada sisi B nya semata.
Bagaimana sebetulnya melihat persoalaan di dalam pengelolaan SDA ini
khususnya Migas , apakah hanya dilihat sebagaimana komoditi biasa (
persolaan Bisnis semata ) atau juga hrs diperhatikan hal hal spt yg
disampaikan oleh KKG tsb.
Yang jelas dari perkembangan saat ini , opsinya KKG ini akan tenggelam
kelihatannya.,


ISM


Subject: Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina


> Menarik sekali uraian Kwik ini. Bagaimana geologi perlu menanggapi?. Apa
> betul cadangan hanya 600 juta atau sampai 2 milyar barrel. Hal-hal ini
> sangat mutlak perlu diantisipasi oleh IAGI dan HAGI sebagai asosiasi
> profesi.
> M. Untung
> - Original Message -
> From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: 
> Sent: Monday, May 23, 2005 9:57 PM
> Subject: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina
>
>
> > Halaman Depan
> > Senin, 23/05/2005
> >
> > Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina
> >
> > Keputusan tentang apa yang harus dilakukan terhadap sumur minyak di
> > Blok Cepu yang sekarang digarap ExxonMobile (EM) antara sukar dan
> > mudah. Orang Jawa mengatakan gampang-gampang angel. Gampang kalau
> > bangsa ini berpijak pada landasan falsafah dan prinsip. Angel kalau
> > bangsa ini menjerumuskan diri pada teknokrasi semata.
> >
> > Asal mulanya Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto), pemegang izin
> > eksploitasi minyak di sumur "kecil" di Cepu, menjual lisensinya kepada
> > EM. Lisensi itu sebenarnya baru berakhir pada 2010.
> >
> > EM lalu mengeluarkan uang sebesar US$370 juta untuk mengeksplorasi
> > sumur tersebut. Dari hasil eksplorasi itu, EM menemukan cadangan
> > minyak sekitar 600 juta barel.
> >
> > Karena cadangan itu besar, EM mengajukan usul agar kontraknya de-ngan
> > Indonesia diperpanjang sampai 2030. Usul ini tentu disertai dengan
> > deal bisnis yang rinci.
> >
> > Ketika itu, status hukum Pertamina masih berupa Perum. Menurut
> > undang-undang yang berlaku, yang berhak mengambil keputusan adalah
> > Dewan Komisaris Pemerintah untuk Pertamina (DKPP) yang terdiri dari
> > lima orang menteri.
> >
> > Tiga dari lima anggota DKPP setuju, sedangkan dua lainnya tidak setuju
> > memperpanjang kontrak dengan EM. Karena tidak dicapai keputusan yang
> > bulat, berdasarkan undang-undang, keputusan harus diambil oleh
> > Presiden. Maka "bola panas" pindah ke tangan Presiden Megawati
> > Soekarnoputri.
> >
> > EM tidak tinggal diam. Perusahaan AS itu mengerahkan semua kekuatan,
> > termasuk pemerintahnya untuk melobi keras kepada pemerintah Indonesia.
> > Namun bagi penulis, upaya EM sudah merupakan "tekanan" agar Indonesia
> > mau memperpanjang kontrak tersebut.
> >
> > Di tengah lobi dan perundingan berjalan, tersiar kabar, entah kabar
> > burung atau tidak, bahwa cadangan minyak yang sebenarnya di Blok Cepu
> > adalah 1,2 miliar barel, bukan 600 juta barel.
> >
> > Belakangan beredar lagi kabar bahwa cadangan minyak di blok itu bahkan
> > bisa mencapai 2 miliar barel.
> >
> > Seperti dikatakan sebelumnya, ada dua anggota DKPP yang tidak setuju.
> > Yang satu atas dasar alasan yuridis bahwa bentuk kerja sama adalah
> > Technical Assistance Contract (TAC), sehingga tidak bisa lantas diubah
> > menjadi kontrak bagi hasil.
> >
> > Anggota lain, yang tidak setuju, adalah penulis dengan alasan yang
> > sama sekali berbeda.
> >
> > Alasan sangat prinsipil
> >
> > Alasan penulis saat itu sangat prinsipil, yaitu bahwa sumur di Blok
> > Cepu memiliki cadangan minyak yang besar dengan letak yang strategis,
> > sehingga eksploitasi selanjutnya relatif mudah.
> >
> > Maka penulis mati-matian mempertahankan agar blok itu sepenuhnya
> > dieksploitasi oleh Pertamina.
> >
> > Berbagai alasan dikemukakan untuk meyakinkan penulis agar ikut
> > menyetujui perpanjangan kontrak dengan EM. Upaya tersebut datang dari
> > berbagai pihak, baik Pertamina dan Lemigas maupun EM dan Duta Besar AS
> > untuk Indonesia Ralph Boyce.
> >
> > Semua alasan penulis tolak. Ini karena titik tolak penulis sangat
> > prinsipil bahwa Pertamina harus menggunakan sumur Cepu sebagai titik
> > tolak untuk belajar mengeksploitasi minyak sendiri sepenuhnya.
> >
> > Kata "belajar" ditekankan karena penu

Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-24 Terurut Topik R.P. Koesoemadinata
Yang dimaksud mungkin adalah potential reserves. Memang ini masuk akal 
melihat jumlah reef yang ada di Cepu block ini.
Exxon Mobil telah membor 4 reefs: Banyuurip (350 million barrel, mungkin 
lebih), Cendana, Jembaran dan Sukowati (sebagain kecil dikuasai Petrochina) 
yang merupakan discovery, dan masih banyak reefs lagi yang belum dibor.

RPk
- Original Message - 
From: "mohamad untung" <[EMAIL PROTECTED]>
To: ; "Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)" 
<[EMAIL PROTECTED]>

Sent: Tuesday, May 24, 2005 11:58 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina



Menarik sekali uraian Kwik ini. Bagaimana geologi perlu menanggapi?. Apa
betul cadangan hanya 600 juta atau sampai 2 milyar barrel. Hal-hal ini
sangat mutlak perlu diantisipasi oleh IAGI dan HAGI sebagai asosiasi
profesi.
M. Untung
- Original Message -
From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Monday, May 23, 2005 9:57 PM
Subject: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina



Halaman Depan
Senin, 23/05/2005

Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

Keputusan tentang apa yang harus dilakukan terhadap sumur minyak di
Blok Cepu yang sekarang digarap ExxonMobile (EM) antara sukar dan
mudah. Orang Jawa mengatakan gampang-gampang angel. Gampang kalau
bangsa ini berpijak pada landasan falsafah dan prinsip. Angel kalau
bangsa ini menjerumuskan diri pada teknokrasi semata.

Asal mulanya Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto), pemegang izin
eksploitasi minyak di sumur "kecil" di Cepu, menjual lisensinya kepada
EM. Lisensi itu sebenarnya baru berakhir pada 2010.

EM lalu mengeluarkan uang sebesar US$370 juta untuk mengeksplorasi
sumur tersebut. Dari hasil eksplorasi itu, EM menemukan cadangan
minyak sekitar 600 juta barel.

Karena cadangan itu besar, EM mengajukan usul agar kontraknya de-ngan
Indonesia diperpanjang sampai 2030. Usul ini tentu disertai dengan
deal bisnis yang rinci.

Ketika itu, status hukum Pertamina masih berupa Perum. Menurut
undang-undang yang berlaku, yang berhak mengambil keputusan adalah
Dewan Komisaris Pemerintah untuk Pertamina (DKPP) yang terdiri dari
lima orang menteri.

Tiga dari lima anggota DKPP setuju, sedangkan dua lainnya tidak setuju
memperpanjang kontrak dengan EM. Karena tidak dicapai keputusan yang
bulat, berdasarkan undang-undang, keputusan harus diambil oleh
Presiden. Maka "bola panas" pindah ke tangan Presiden Megawati
Soekarnoputri.

EM tidak tinggal diam. Perusahaan AS itu mengerahkan semua kekuatan,
termasuk pemerintahnya untuk melobi keras kepada pemerintah Indonesia.
Namun bagi penulis, upaya EM sudah merupakan "tekanan" agar Indonesia
mau memperpanjang kontrak tersebut.

Di tengah lobi dan perundingan berjalan, tersiar kabar, entah kabar
burung atau tidak, bahwa cadangan minyak yang sebenarnya di Blok Cepu
adalah 1,2 miliar barel, bukan 600 juta barel.

Belakangan beredar lagi kabar bahwa cadangan minyak di blok itu bahkan
bisa mencapai 2 miliar barel.

Seperti dikatakan sebelumnya, ada dua anggota DKPP yang tidak setuju.
Yang satu atas dasar alasan yuridis bahwa bentuk kerja sama adalah
Technical Assistance Contract (TAC), sehingga tidak bisa lantas diubah
menjadi kontrak bagi hasil.

Anggota lain, yang tidak setuju, adalah penulis dengan alasan yang
sama sekali berbeda.

Alasan sangat prinsipil

Alasan penulis saat itu sangat prinsipil, yaitu bahwa sumur di Blok
Cepu memiliki cadangan minyak yang besar dengan letak yang strategis,
sehingga eksploitasi selanjutnya relatif mudah.

Maka penulis mati-matian mempertahankan agar blok itu sepenuhnya
dieksploitasi oleh Pertamina.

Berbagai alasan dikemukakan untuk meyakinkan penulis agar ikut
menyetujui perpanjangan kontrak dengan EM. Upaya tersebut datang dari
berbagai pihak, baik Pertamina dan Lemigas maupun EM dan Duta Besar AS
untuk Indonesia Ralph Boyce.

Semua alasan penulis tolak. Ini karena titik tolak penulis sangat
prinsipil bahwa Pertamina harus menggunakan sumur Cepu sebagai titik
tolak untuk belajar mengeksploitasi minyak sendiri sepenuhnya.

Kata "belajar" ditekankan karena penulis dihujani berbgai perhitungan
rugi laba, penuh dengan angka-angka yang njlimet. Namun penulis sama
sekali tidak mau melihat angka-angka tersebut.

Berapa pun untung ruginya, penulis terima. Ini karena bagi penulis
sudah sangat memalukan setelah 60 tahun merdeka, 92% dari minyak
nasional dieksploitasi oleh kontraktor asing.

Dikemukakan bahwa Pertamina tidak mungkin membiayai eksploitasi
sendiri. Penulis yakinkan bahwa kalau ada cadangan minyak 600 juta
barel saja, bank di seluruh dunia akan antre memberikan kredit yang
khusus dipakai untuk mengeksploitasi sumur tersebut. Apalagi kalau
cadangannya ternyata lebih besar lagi.

Penulis lalu diyakinkan lagi dengan alasan bahwa kalau Pertamina yang
mengeksploitasi sendiri, akan merugi karena belum berpengalaman dan
korup.

Upaya ini pun p

Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina

2005-05-23 Terurut Topik mohamad untung
Menarik sekali uraian Kwik ini. Bagaimana geologi perlu menanggapi?. Apa
betul cadangan hanya 600 juta atau sampai 2 milyar barrel. Hal-hal ini
sangat mutlak perlu diantisipasi oleh IAGI dan HAGI sebagai asosiasi
profesi.
M. Untung
- Original Message -
From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Monday, May 23, 2005 9:57 PM
Subject: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina


> Halaman Depan
> Senin, 23/05/2005
>
> Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina
>
> Keputusan tentang apa yang harus dilakukan terhadap sumur minyak di
> Blok Cepu yang sekarang digarap ExxonMobile (EM) antara sukar dan
> mudah. Orang Jawa mengatakan gampang-gampang angel. Gampang kalau
> bangsa ini berpijak pada landasan falsafah dan prinsip. Angel kalau
> bangsa ini menjerumuskan diri pada teknokrasi semata.
>
> Asal mulanya Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto), pemegang izin
> eksploitasi minyak di sumur "kecil" di Cepu, menjual lisensinya kepada
> EM. Lisensi itu sebenarnya baru berakhir pada 2010.
>
> EM lalu mengeluarkan uang sebesar US$370 juta untuk mengeksplorasi
> sumur tersebut. Dari hasil eksplorasi itu, EM menemukan cadangan
> minyak sekitar 600 juta barel.
>
> Karena cadangan itu besar, EM mengajukan usul agar kontraknya de-ngan
> Indonesia diperpanjang sampai 2030. Usul ini tentu disertai dengan
> deal bisnis yang rinci.
>
> Ketika itu, status hukum Pertamina masih berupa Perum. Menurut
> undang-undang yang berlaku, yang berhak mengambil keputusan adalah
> Dewan Komisaris Pemerintah untuk Pertamina (DKPP) yang terdiri dari
> lima orang menteri.
>
> Tiga dari lima anggota DKPP setuju, sedangkan dua lainnya tidak setuju
> memperpanjang kontrak dengan EM. Karena tidak dicapai keputusan yang
> bulat, berdasarkan undang-undang, keputusan harus diambil oleh
> Presiden. Maka "bola panas" pindah ke tangan Presiden Megawati
> Soekarnoputri.
>
> EM tidak tinggal diam. Perusahaan AS itu mengerahkan semua kekuatan,
> termasuk pemerintahnya untuk melobi keras kepada pemerintah Indonesia.
> Namun bagi penulis, upaya EM sudah merupakan "tekanan" agar Indonesia
> mau memperpanjang kontrak tersebut.
>
> Di tengah lobi dan perundingan berjalan, tersiar kabar, entah kabar
> burung atau tidak, bahwa cadangan minyak yang sebenarnya di Blok Cepu
> adalah 1,2 miliar barel, bukan 600 juta barel.
>
> Belakangan beredar lagi kabar bahwa cadangan minyak di blok itu bahkan
> bisa mencapai 2 miliar barel.
>
> Seperti dikatakan sebelumnya, ada dua anggota DKPP yang tidak setuju.
> Yang satu atas dasar alasan yuridis bahwa bentuk kerja sama adalah
> Technical Assistance Contract (TAC), sehingga tidak bisa lantas diubah
> menjadi kontrak bagi hasil.
>
> Anggota lain, yang tidak setuju, adalah penulis dengan alasan yang
> sama sekali berbeda.
>
> Alasan sangat prinsipil
>
> Alasan penulis saat itu sangat prinsipil, yaitu bahwa sumur di Blok
> Cepu memiliki cadangan minyak yang besar dengan letak yang strategis,
> sehingga eksploitasi selanjutnya relatif mudah.
>
> Maka penulis mati-matian mempertahankan agar blok itu sepenuhnya
> dieksploitasi oleh Pertamina.
>
> Berbagai alasan dikemukakan untuk meyakinkan penulis agar ikut
> menyetujui perpanjangan kontrak dengan EM. Upaya tersebut datang dari
> berbagai pihak, baik Pertamina dan Lemigas maupun EM dan Duta Besar AS
> untuk Indonesia Ralph Boyce.
>
> Semua alasan penulis tolak. Ini karena titik tolak penulis sangat
> prinsipil bahwa Pertamina harus menggunakan sumur Cepu sebagai titik
> tolak untuk belajar mengeksploitasi minyak sendiri sepenuhnya.
>
> Kata "belajar" ditekankan karena penulis dihujani berbgai perhitungan
> rugi laba, penuh dengan angka-angka yang njlimet. Namun penulis sama
> sekali tidak mau melihat angka-angka tersebut.
>
> Berapa pun untung ruginya, penulis terima. Ini karena bagi penulis
> sudah sangat memalukan setelah 60 tahun merdeka, 92% dari minyak
> nasional dieksploitasi oleh kontraktor asing.
>
> Dikemukakan bahwa Pertamina tidak mungkin membiayai eksploitasi
> sendiri. Penulis yakinkan bahwa kalau ada cadangan minyak 600 juta
> barel saja, bank di seluruh dunia akan antre memberikan kredit yang
> khusus dipakai untuk mengeksploitasi sumur tersebut. Apalagi kalau
> cadangannya ternyata lebih besar lagi.
>
> Penulis lalu diyakinkan lagi dengan alasan bahwa kalau Pertamina yang
> mengeksploitasi sendiri, akan merugi karena belum berpengalaman dan
> korup.
>
> Upaya ini pun penulis tolak dengan alasan bahwa penulis sama sekali
> tidak berpikir tentang untung rugi.
>
> Sumur Cepu harus dijadikan modal untuk belajar mengeksploitasi
> sendiri. Landasan argumentasi adalah paparan direksi baru, dipimpinan
> Baihaki Hakim, kepada penulis selaku Menko Ekuin dalam kabinet
> Presiden Abdurrahman Wahid. Pendirian yang penulis pertahankan sampai
> sekarang merupakan pengarahan dari Presiden Wahid.
>
> Ketika itu Baihaki Hakim mengemukakan bahwa visi dan misinya adalah
> menjadikan Pertamina sebuah world class company yang harus ma