Re: [Kuli Tinta] BRI
Wenita wrote: > Selain on-line, ada jenis makanan lain yaitu real-time. Walaupun aplikasi > Host-nya on-line belum tentu semua transaksi ter-update secara real-time. > Misalnya BCA...pembayaran tagihan lewat ATM kelihatannya on-line, bukan ? > Kenyataannya transaksi tersebut baru diproses misalnya nanti malam ( 1x24 > jam ). Jadi jangan dikira pembayaran rekening telpon anda di ATM langsung > update data anda di Telkom, bisa jadi masuk hari ini, bisa juga besok. Kalau yang ini sih different case yaa..Ini ada BANK ada CLIENT (Telkom mis) Setahu saya tentang pembayaran tagihan via ATM BCA.. memang update data di database customer empunya rekening (Telkom mis) itu besoknya.. tapi bahwa uang pembayaran Anda masuk rek. Telkom di BCA itu real time alias masuknya sesuai jam anda melakukan transaksi, tercatat di rek Telkom Anda bayar tagihan.. cuma memang baru besoknya di database Telkom (bukan data rek. telkom di BCA) Anda dicatat sudah bayar... ini sih masalah dua perusahaan (bank & client). __ To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Indonesia Baru: berkeadilan tanpa kekerasan!
RE: [Kuli Tinta] BRI
Selain on-line, ada jenis makanan lain yaitu real-time. Walaupun aplikasi Host-nya on-line belum tentu semua transaksi ter-update secara real-time. Misalnya BCA...pembayaran tagihan lewat ATM kelihatannya on-line, bukan ? Kenyataannya transaksi tersebut baru diproses misalnya nanti malam ( 1x24 jam ). Jadi jangan dikira pembayaran rekening telpon anda di ATM langsung update data anda di Telkom, bisa jadi masuk hari ini, bisa juga besok. Mungkin ini yang bapak maksud semi on-line...? wenny betul sekali mbak Wenny, emang yang saya maksud seperti yang anda kemukakan diatas, kalau kami mengenalnya dengan semi on-line, mungkin itu hanya perbedaan istilah IT saja. Regards. Dave __ To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Indonesia Baru: berkeadilan tanpa kekerasan!
RE: [Kuli Tinta] BRI
Selain on-line, ada jenis makanan lain yaitu real-time. Walaupun aplikasi Host-nya on-line belum tentu semua transaksi ter-update secara real-time. Misalnya BCA...pembayaran tagihan lewat ATM kelihatannya on-line, bukan ? Kenyataannya transaksi tersebut baru diproses misalnya nanti malam ( 1x24 jam ). Jadi jangan dikira pembayaran rekening telpon anda di ATM langsung update data anda di Telkom, bisa jadi masuk hari ini, bisa juga besok. Mungkin ini yang bapak maksud semi on-line...? wenny -- From: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, May 11, 1999 9:47 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject:Re: [Kuli Tinta] BRI Dan saya kira dengan globalisasi teknologi jaringan komputer, semua bank saat ini model jaringannya sama saja. Analoginya jika di rumah Anda menggunakan modem untuk mendial ISP, di ISP ada remote access server, router, hub, leased line ke gateway, dsb, di AS juga demikian. sekali lagi anda benar, emang secara analoginya memang demikian, kalau boleh saya perjelas lagi untuk segi komunikasi yang lazim digunakan oleh bank adalah dari perangkat komunikasi yang ada di cabang (Vsat Link / Frame Relay) dihubungkan dengan perangkat komunikasi kantor pusat (bagian pengolahan data) untuk kemudian diteruskan ke mainframe AS/400, nah tinggal lagi aplikasi yang dijalankan di AS/400, apakah aplikasinya sudah bisa langsung mengakses antar rekening atau harus dijalankan secara step by step (pada tingkatan inilah yang sering disebut-sebut semi online dan full online system). Jadi Online atau tidaknya suatu bank tergantung dari aplikasi yang dijalankan di AS/400 dengan mesin-mesin pendukung lainnya seperti Stratus/ON2 (untuk transaksi ATM). Regards.. Dave __ To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Indonesia Baru: berkeadilan tanpa kekerasan! __ To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Indonesia Baru: berkeadilan tanpa kekerasan!
Re: [Kuli Tinta] BRI
FYI : Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Jl. Pancoran Barat VII/1, Duren Tiga, Jakarta 12760 - DKI Jakarta Hotline Service Pengaduan YLKI (021) 79191255 http://www.ylki.org/ - email: [EMAIL PROTECTED] Berhenti berlangganan, e-mail : [EMAIL PROTECTED] Berlangganan , e-mail: [EMAIL PROTECTED] Netika BerInternet: [EMAIL PROTECTED] -Original Message- From: herna <[EMAIL PROTECTED]> To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> Date: Wednesday, May 12, 1999 12:57 AM Subject: Re: [Kuli Tinta] BRI sekali lagi, terima kasih atas semua informasi mengenai perbankan. merupakan selingan yang menarik untuk saya, setelah setiap hari dicecoki dengan berita pemilu :0) mungkin yang perlu dipikirkan sekarang adalah bagaimana agar semua uneg-uneg kita dapat disalurkan sehingga kita akan mendapat pelayanan yang lebih baik lagi. oh ya, ada yang tau alamar e-mail atau web-site "yayasan lembaga konsumen indonesia"? terima kasih; herna From: Citra <[EMAIL PROTECTED]> >Nggak juga, dikenakan atau tidak dikenakan biaya sangat tergantung pada >kebijaksanaan cabang yang bersangkutan. Ada yang tidak mengenakan biaya, ada >juga yang mengenakan biaya. >Yang benar-benar gratis adalah jika mengtransfer BCA-BCA via ATM (jangan >dihitung biaya adm bulanan donk), atau menyetor dengan membawa buku >tabungan. > >Regards > __ To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Indonesia Baru: berkeadilan tanpa kekerasan!
Re: [Kuli Tinta] BRI
From: herna <[EMAIL PROTECTED]> sekali lagi, terima kasih atas semua informasi mengenai perbankan. merupakan selingan yang menarik untuk saya, setelah setiap hari dicecoki dengan berita pemilu :0) mungkin yang perlu dipikirkan sekarang adalah bagaimana agar semua uneg-uneg kita dapat disalurkan sehingga kita akan mendapat pelayanan yang lebih baik lagi. oh ya, ada yang tau alamar e-mail atau web-site "yayasan lembaga konsumen indonesia"? terima kasih; herna >*** >Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia >Jl. Pancoran Barat VII/1, Duren Tiga, Jakarta 12760 - DKI Jakarta >Hotline Service Pengaduan YLKI (021) 79191255 >http://www.ylki.org/ - email: [EMAIL PROTECTED] > >Berhenti berlangganan, e-mail : [EMAIL PROTECTED] >Berlangganan , e-mail: [EMAIL PROTECTED] >Netika BerInternet: [EMAIL PROTECTED] >UNLIMITED POP3 Account @ http://www.indoglobal.com > __ To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Indonesia Baru: berkeadilan tanpa kekerasan!
Re: [Kuli Tinta] BRI
__ To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Indonesia Baru: berkeadilan tanpa kekerasan!
Re: [Kuli Tinta] BRI
__ To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Indonesia Baru: berkeadilan tanpa kekerasan!
Re: [Kuli Tinta] BRI
Dan saya kira dengan globalisasi teknologi jaringan komputer, semua bank saat ini model jaringannya sama saja. Analoginya jika di rumah Anda menggunakan modem untuk mendial ISP, di ISP ada remote access server, router, hub, leased line ke gateway, dsb, di AS juga demikian. sekali lagi anda benar, emang secara analoginya memang demikian, kalau boleh saya perjelas lagi untuk segi komunikasi yang lazim digunakan oleh bank adalah dari perangkat komunikasi yang ada di cabang (Vsat Link / Frame Relay) dihubungkan dengan perangkat komunikasi kantor pusat (bagian pengolahan data) untuk kemudian diteruskan ke mainframe AS/400, nah tinggal lagi aplikasi yang dijalankan di AS/400, apakah aplikasinya sudah bisa langsung mengakses antar rekening atau harus dijalankan secara step by step (pada tingkatan inilah yang sering disebut-sebut semi online dan full online system). Jadi Online atau tidaknya suatu bank tergantung dari aplikasi yang dijalankan di AS/400 dengan mesin-mesin pendukung lainnya seperti Stratus/ON2 (untuk transaksi ATM). Regards.. Dave __ To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Indonesia Baru: berkeadilan tanpa kekerasan!
Re: [Kuli Tinta] BRI
Boleh dibuktikan :-) Sebenarnya BNI malah mulai merintis online sejak tahun 87 (kebetulan ada keluarga saya yang di BNI). Kemudian karena reformasi teknologi komputer (model jaringan, platform, dsb) terpaksa dibongkar total sekitar thn 95-an dan full implemented tahun 97. Dan saya kira dengan globalisasi teknologi jaringan komputer, semua bank saat ini model jaringannya sama saja. Analoginya jika di rumah Anda menggunakan modem untuk mendial ISP, di ISP ada remote access server, router, hub, leased line ke gateway, dsb, di AS juga demikian. Salam, Riev - Original Message - From: <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Selasa, 11 Mei 1999 8:24 Subject: Re: [Kuli Tinta] BRI > > Memang betul apa yang anda katakan itu benar adanya, > yang saya maksudkan disini adalah, apakah BNI sudah mempunyai fasilitas > on-line antar rekening? misalnya ketika anda menyetorkan uang dari BNI > Jakarta, setelah tombol enter di pencet oleh Teller kemudian dengan delay > sekitar 2-3 detik, rekening tujuan anda telah mendapatkan dana transfer > anda ? > > Regards.. > > Dave > > > > __ > To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED] > To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] > > Indonesia Baru: berkeadilan tanpa kekerasan! > > > __ To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Indonesia Baru: berkeadilan tanpa kekerasan!
Re: [Kuli Tinta] BRI
Bisa saja Anda ini. Dalam jaringan host to host Unix seperti itu mana ada istilah semi on-line? Tidak percaya? Misalnya Anda punya tabungan BNI atau Danamon di Jakarta. Kemudian biarkan buku tabungan BNI atau Danamon Anda selama beberapa bulan dan bawa buku tsb ke Jayapura. Cetaklah buku tsb di teller Jayapura. Dijamin semua transaksi baik itu ATM, transfer, bunga, dsb akan tercetak di mesin teller di kantor di Jayapura tsb. Memang betul apa yang anda katakan itu benar adanya, yang saya maksudkan disini adalah, apakah BNI sudah mempunyai fasilitas on-line antar rekening? misalnya ketika anda menyetorkan uang dari BNI Jakarta, setelah tombol enter di pencet oleh Teller kemudian dengan delay sekitar 2-3 detik, rekening tujuan anda telah mendapatkan dana transfer anda ? Regards.. Dave __ To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Indonesia Baru: berkeadilan tanpa kekerasan!
Re: [Kuli Tinta] BRI
Bisa saja Anda ini. Dalam jaringan host to host Unix seperti itu mana ada istilah semi on-line? Tidak percaya? Misalnya Anda punya tabungan BNI atau Danamon di Jakarta. Kemudian biarkan buku tabungan BNI atau Danamon Anda selama beberapa bulan dan bawa buku tsb ke Jayapura. Cetaklah buku tsb di teller Jayapura. Dijamin semua transaksi baik itu ATM, transfer, bunga, dsb akan tercetak di mesin teller di kantor di Jayapura tsb. Salam, Arief - Original Message - From: <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Senin, 10 Mei 1999 8:03 Subject: Re: [Kuli Tinta] BRI ..del.. > Itu disebabkan karena BCA sudah menggunakan Full On-line System, sehingga > untuk biaya administrasi bisa mereka tekan seminim mungkin, sehingga bisa > tercipta suatu perpindahan dana dari satu account ke account yang laen > secara gratis, coba bandingin sama bank-bank lain yang masih menggunakan > Semi On-line seperti Danamon dan BNI, pasti masih dikenakan ongkos.. > > Regards.. > > Dave > __ To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Indonesia Baru: berkeadilan tanpa kekerasan!
Re: [Kuli Tinta] BRI
From: herna <[EMAIL PROTECTED]> >terima kasih untuk informasinya, >tapi sebagai bahan perbandingan, di BCA, untuk pelayanan >penyetoran uang tunai ke cabang lain, tidak dikenakan biaya. Nggak juga, dikenakan atau tidak dikenakan biaya sangat tergantung pada kebijaksanaan cabang yang bersangkutan. Ada yang tidak mengenakan biaya, ada juga yang mengenakan biaya. Yang benar-benar gratis adalah jika mengtransfer BCA-BCA via ATM (jangan dihitung biaya adm bulanan donk), atau menyetor dengan membawa buku tabungan. Regards __ To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Indonesia Baru: berkeadilan tanpa kekerasan!
Re: [Kuli Tinta] BRI
Maaf (kok pake maaf ya?), Saya sejak semula juga ingin agar ada 'aparat' (pegawai? petugas? karyawan? eksekutif? apa sih bedanya?) BRI yg sudi kiranya memberi tanggapan thd diskusi ini. Tapi buru-buru saya sadar, bhw utk jaman sekarang yg masih "revised-orba" (reprinted-orba?) ini nyaris mustahil mendapat respons begituan. Kan "belum jamannya" mas? Lagian kan aparat BRI sibuk semua? Mungkin ada yg bisa iseng mem-paste seluruh percakapan kita ini utk dimasukkan ke imil webmaster-nya bri.co.id, walaupun mungkin juga tidak ditanggapi? Malah bisa-bisa diomeli atau dihujat lo :-). Siap2 saja Selamat berlibur -- > From: iwans <[EMAIL PROTECTED]> > Subject: Re: [Kuli Tinta] BRI > Date: Friday, May 07, 1999 7:06 PM > > alangkah baiknya > kalau ada orang Bank BRI yang berkompeten menjawab persoalan ini. Kan ada > websitenya di http://www.bri.co.id __ To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Indonesia Baru: berkeadilan tanpa kekerasan!
Re: [Kuli Tinta] BRI
terima kasih untuk informasinya, tapi sebagai bahan perbandingan, di BCA, untuk pelayanan penyetoran uang tunai ke cabang lain, tidak dikenakan biaya. Itu disebabkan karena BCA sudah menggunakan Full On-line System, sehingga untuk biaya administrasi bisa mereka tekan seminim mungkin, sehingga bisa tercipta suatu perpindahan dana dari satu account ke account yang laen secara gratis, coba bandingin sama bank-bank lain yang masih menggunakan Semi On-line seperti Danamon dan BNI, pasti masih dikenakan ongkos.. Regards.. Dave __ To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Indonesia Baru: berkeadilan tanpa kekerasan!
RE: [Kuli Tinta] BRI
>Biasanya bank swasta lebih jeli terhadap nasabah, sebab tidak sedikit >nasabah yang datang dengan memakai celana pendek dan kaus oblong sambil >membawa kantung plastik yang ternyata isinya uang tunai semua. He-he-he, bener tuh. DI BCA Senen pernah saya lagi ambil cash, ada encim-encim di sebelah saya yang setor 9 juta pakai tas kresek. MGH, Take a look on my news website http://www.mandiri.com compare it to our competitor http://www.detik.com and send your comments to [EMAIL PROTECTED] __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com __ To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Indonesia Baru: berkeadilan tanpa kekerasan!
[Kuli Tinta] Re: [kuli-tinta] BRI Fwd: BRI persulit nasabah kecil
Saya fwd salah satu posting saya di milis lain ttg BRI u/ melengkapi 'renungan' rekan yang sedang kesal dengan mekanisme pengiriman uang di BRI >Netters, >ada rekan kerja saya satu kantor yang punya ibu di Rembang. Baru-baru ini >setelah kematian suaminya (ayah rekan saya itu) ia berniat mengambil >deposito di BRI Rembang senilai beberapa juta (tidak besar, mungkin di >bawah Rp10 juta, ybs menolak mengungkapkannya). Oleh BRI Rembang dipersulit >dengan mengatakan, harus memiliki akta notaris yang menyebutkan si ibu >adalah pewaris sah si bapak. Anehnya selang beberapa hari datanglah seorang >notaris ke rumah ibu rekan saya ini di Rembang dan menawarkan bantuannya >mencairkan deposito itu dengan imbalan Rp2 juta. Tahu dari mana ia ibu ini >sedang ada urusan dengan deposito di BRI? > Rekan saya ini lalu menghubungi Humas BRI Jakarta dan dinyatakan tidak >perlu akta notaris, cukup surat keterangan lurah bahwa si ibu adalah ahli >waris si bapak. Orang di BRI Pusat juga menyempatkan menelpon Rembang dan >menyatakan agar ibu tersebut dibantu (jangan dipersulit) pencairan >depositonya. > Dengan modal kepercayaan BRI akan membantu, si ibu esoknya kembali >datang ke BRI Rembang. Lagi-lagi dipersulit. Dikatakan harus melalui >notaris itu dan menurut bank biayanya hanya Rp1 juta (sudah turun nih yee). > Rekan saya ini kembali menghubungi BRI Pusat Jakarta yang setengahnya >mengakui mungkin ada permainan dengan memanfaatkan 'kebodohan' atau >keluguan orang kecil di daerah, yang mungkin semula dirasa bakal manut saja >disuruh bikin akta notaris. Ia merasa tidak bisa menekan Rembang lagi lalu >berjanji mengenalkan rekan saya ini dengan kepala bagian kredit (tidak tahu >persis) di BRI Pusat. > Sampai surat ini saya posting urusan belum selesai. Coba bayangkan, >modal untuk buka warung kecil saja dipersulit oleh BRI. Jumlahnya hanya di >bawah Rp10 juta. Bagaimana mau bicara ekonomi kerakyatan (meminjam >istilahnya Adi Sasono)? Bagaimana juga nasib nasabah BRI Rembang atau >BRI-BRI lainnya yang buta huruf atau buta hukum atau kebetulan tidak punya >anak di Jakarta yang bersedia susah payah menelpon BRI pusat (itu pun belum >usai urusannya)? > Ada netters yang punya pengalaman serupa atau yang bekerja di BRI dan >bisa menjawab masalah orang kecil ini? > >Salam, MGH > > >Take a look on my news website http://www.mandiri.com >compare it to our competitor http://www.detik.com >and send your comments to [EMAIL PROTECTED] __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com __ To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Indonesia Baru: berkeadilan tanpa kekerasan!
Re: [Kuli Tinta] BRI
__ To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Indonesia Baru: berkeadilan tanpa kekerasan!
Re: [Kuli Tinta] BRI
Saya tertarik dengan topik ini dan mencoba untuk menanggapi sedikit, Kalau dilihat dari sisi banknya, memang ada bank yang menolak untuk melakukan transfer antar cabang dengan nilai nominal tertentu, dengan perhitungan bahwa dengan nilai yang dibawah nominal maka ongkos yang dikeluarkan oleh bank tersebut akan lebih besar daripada jasa yang diberikan (ongkos komunikasi, ongkos pembuatan slip transfer, dll), ditempat saya bekerja saja (Bank Bali), bila nasabah ingin melakukan transfer dengan nilai nominal kurang dari 10.000 baik melalui Teller atau Mesin ATM, tidak bisa dilayani, dengan alasan seperti yang saya kemukakan diatas, jadi kalau menurut saya, sudah menjadi hal yang wajar dalam pemberian jasa kepada nasabah, bank menolak untuk melakukan transfer dibawah nilai nominal. tapi kalau memang sampai nilai nominalnya 100.000,- wah itu sih kelewatan... Regards.. Dave __ To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Indonesia Baru: berkeadilan tanpa kekerasan!
Re: [Kuli Tinta] BRI
Sebetulnya ini diskusi yang menarik, tetapi agar lebih fair alangkah baiknya kalau ada orang Bank BRI yang berkompeten menjawab persoalan ini. Kan ada websitenya di http://www.bri.co.id dan kita bisa mengundang salah seorang petugas dari BRI untuk kita adili di forum ini. Mungkin moderator atau owner yang membuka milis ini bisa berinisiatif kesana .. Bagi saya, sejak makin banyaknya bank swasta yang beroperasi maka saya sudah memindahkan semua tabungan saya ke bank swasta. Padahal dulunya saya adalah nasabah BRI yang setia. Semua hanya gara-gara pelayanan yang sama sekali tidak profesional dan berorientasi pada customer. [EMAIL PROTECTED] wrote: > Saya tertarik dengan topik ini dan mencoba untuk menanggapi sedikit, > > Kalau dilihat dari sisi banknya, memang ada bank yang menolak untuk > melakukan transfer antar cabang dengan nilai nominal tertentu, dengan > perhitungan bahwa dengan nilai yang dibawah nominal maka ongkos yang > dikeluarkan oleh bank tersebut akan lebih besar daripada jasa yang > diberikan (ongkos komunikasi, ongkos pembuatan slip transfer, dll), > ditempat saya bekerja saja (Bank Bali), bila nasabah ingin melakukan > transfer dengan nilai nominal kurang dari 10.000 baik melalui Teller atau > Mesin ATM, tidak bisa dilayani, dengan alasan seperti yang saya kemukakan > diatas, jadi kalau menurut saya, sudah menjadi hal yang wajar dalam > pemberian jasa kepada nasabah, bank menolak untuk melakukan transfer > dibawah nilai nominal. tapi kalau memang sampai nilai nominalnya > 100.000,- wah itu sih kelewatan... > > Regards.. > > Dave > > __ > To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED] > To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] > > Indonesia Baru: berkeadilan tanpa kekerasan! __ To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Indonesia Baru: berkeadilan tanpa kekerasan!
Re: [Kuli Tinta] BRI
Keliru jika ada bank yang menggratiskan semuanya. Darimana membiayai operasional mereka? Tidak mungkin bank menggratiskan semuanya karena mereka juga harus memiliki fee based income, lebih-lebih di jaman spread negative seperti saat ini. Membayar tagihan credit card Citibank di counter Citibank saja kena biaya sekian ribu rupiah. Jangan ditanya kalau transfer antar cabang yang notabene sudah online itu. Riev - Original Message - From: herna <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Jumat, 07 Mei 1999 1:30 Subject: Re: [Kuli Tinta] BRI apakah ini adalah salah satu bentuk inefisiensi bank pemerintah? harap koreksi jika saya salah. saya selalu beranggapan bahwa mutu pelayanan bank swasta rata-rata lebih baik daripada bank pemerintah, baik dari segi waktu pelayanan, fasilitas yang disediakan, dan sebagainya. sepengetahuan saya, di BNI , jika kita ingin menyetor sejumlah uang secara tunai (bukan melalui tabungan) dari BNI cabang A ke rekening seseorang di BNI cabang B, maka kita dikenakan biaya tambahan. biaya ini menurut saya tidak masuk akal, mengingat BNI sudah menerapkan sistim on-line. sekali lagi, harap koreksi jika saya salah. __ To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Indonesia Baru: berkeadilan tanpa kekerasan!
RE: [Kuli Tinta] BRI
Dari sisi bank, apalagi untuk BRI yang sedang naik daun sejak mulai nge-trend-nya likuidasi mereka merasa tidak akan rugi untuk memilih-milih nasabah yang kelihatannya akan menguntungkan saja karena dianggap akan lebih profitable. Pikirannya, kalau melayani transaksi kecil hanya merepotkan dan boros waktu, slip nota kredit, slip jurnal dan pencocokan pembukuan. Berbeda dengan bank swasta yang berusaha menarik nasabah dengan pelayanan yang seramah mungkin dan tidak pilih-pilih. you wrote : SATU rupiah PUN mestinya tak jadi soal!! Terlebih sistem yg digunakan on line antar bank. Memang masuk akal kalau mereka membatasi nilai transaksi minimum 10.000 tapi kalau 100.000 itu keterlaluan. Mungkin BRI belum benar-benar on-line tapi hanya semi on-line sehingga masih banyak paper work yang masih harus dilakukan secara manual di back office. you wrote : Persisnya: banyak kemungkinan mbak teller (baca: manager bank) tak mau melayani "partai teri" sebab membuang-buang waktu (?). Coba kalo kirimannya partai kakap, senyumnya pasti seluebaarrr ikan hiu! Sepertinya ini penyakit lama yang tidak bisa hilang. Coba saja anda pakai dasi, pasti pelayanannya beda dengan anda pakai kaus oblong. Biasanya bank swasta lebih jeli terhadap nasabah, sebab tidak sedikit nasabah yang datang dengan memakai celana pendek dan kaus oblong sambil membawa kantung plastik yang ternyata isinya uang tunai semua. wenny __ To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Indonesia Baru: berkeadilan tanpa kekerasan!
Re: [Kuli Tinta] BRI
Citra wrote: > >> From: Edi Purwono <[EMAIL PROTECTED]> > >> Pak, kata mbak teller, transfer 12.500 tidak bisa. Minim harus > >> 100-ribu. Harus transfer lebih banyak, atau pergi ke cabang Pahlawan. > > Kalau nggak salah, biasanya bank memang ada menentukan minimal setoran, > namun kalau minimal 100-ribu, kayaknya nggak masuk akal, kecuali minimal > 10.000 > > >Coba kalo kirimannya partai kakap, senyumnya pasti seluebaarrr ikan hiu! > >Lebih persis lagi: itulah kinerja klasik BUMN Kerajaan Indonesia yang tak > >perlu lagi disangsikan. > >Sama nggak? > > Makanya banyak yang pilih ke swasta, > saya punya pengalaman juga di bank pemerintah. Karena saya sering menerima > Cek dari Bank BDN B, maka akhirnya saya membuka rekening di Bank BDN M, > menimbang rumah saya lebih dekat dengan bank BDN M tersebut. Namun ketika > saya membawa cek tersebut ke BDN M, ditolak, katanya nggak bisa melakukan > pemindahan buku secara langsung, harus melalui kliring atau ambil cash dulu > di BDN B, baru setor disini. Lha... untuk apa BDN menetapkan sistem online > kalau untuk hal seperti ini tidak bisa dilakukan, sedangkan di Bank Swasta > lainnya saya nggak pernah mengalami kesulitan seperti ini. > Biasa.. (moga-moga sih nanti kita bisa bilang itu nggak biasa..) Biasa.. bank pemerintah or BUMN kan dulu "raja" karena gak ada saingan.. jadi customer musti nurut ketentuan or maunya bank.. belum customer oriented.. dan nggak mau merubah paradigma lama yang nggak ada gunanya dipertahankan di jaman sekarang.. mungkin karena dia nggak bisa collaps.. nggak ada target.. nggak bersaing.. kalau mau ndongkrak volume gampang.. nggak kayak yang swasta.. sementara yang swasta dia betul-betul musti survive.. mungkin bank pemerintah yang agak up to date untuk soal manajemen perbankan maupun teknologi informasinya ya BNI.. meskipun untuk invest yang besar itu dia membebeankan biaya admin yang lumayan tinggi ke nasabahnya.. __ To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Indonesia Baru: berkeadilan tanpa kekerasan!
Re: [Kuli Tinta] BRI
Waldi Nurhamzah wrote: > > From: Edi Purwono <[EMAIL PROTECTED]> > > Date: Thursday, May 06, 1999 5:31 PM > > Pak, kata mbak teller, transfer 12.500 tidak bisa. Minim harus > > 100-ribu. Harus transfer lebih banyak, atau pergi ke cabang Pahlawan. > > Saya sampai saat ini (mulai 25 tahun lalu) bekerja bikin program dan > > mendesain sistem komputerisasi. Mendengar itu, kira-kira seperti apa > > yang ada di dalam pikiran saya? > > Maaf ya kalo salah, tapi ini yg ada di pikiran saya: > SATU rupiah PUN mestinya tak jadi soal!! Terlebih sistem yg digunakan on > line antar bank. > Persisnya: banyak kemungkinan mbak teller (baca: manager bank) tak mau > melayani "partai teri" sebab membuang-buang waktu (?). > Coba kalo kirimannya partai kakap, senyumnya pasti seluebaarrr ikan hiu! > Lebih persis lagi: itulah kinerja klasik BUMN Kerajaan Indonesia yang tak > perlu lagi disangsikan. > Sama nggak? Yang saya nggak tahu.. BRI itu sudah on line atau belum ? Setahu saya sih kalau mengingat cerita teman-teman pengguna BRI yang menggunakan fasilitas TAC katanya jangka waktu untuk sampai di rekening cabang yang dimaksud bisa lama berarti dia belum on line.. (nggak tahu sekarang, atau mungkin on line nya cuma cabang-cabang tertentu. Jadi kemungkinannya (kalau benar BRI belum on line) maka free fee untuk TAC lebih ke pelayanan nasabah BRI bukan karena dia memang tidak mengeluarkan biaya.. real-nya mungkin sebenarnya dia masih semi manual dalam artian transaksi yang katakanlah Rp 100.000,- itu dicatat di rekap transaksi cabang Kaliasin baru kemudian entah difax entah pakai email entah electronic banking tapi yang jelas berhubung database customernya nggak on line ya data transaksi itu baru dikirim lagi ke cabang Pahlawan untuk di-entry K/M (Keluar / Masuk) ... nah.. yang ada di bayangan kasirnya.. (atau pihak BRI) .. bayangin kalau transaksi yang mungkin menurut mereka "TERI" itu ada banyak..katakanlah ada 10 transaksi 10.000 rupiah di-TAC dari cab. Kaliasin ke cab. Pahlawan.. maka kasir yang di Pahlawan harus entry dua kali lipat jumlah transaksi (karena K/M) jadi 20 x mereka kerja.. sementara kalau 1 transaksi 100.000 (meski jumlahnya sama dengan 10 x 10.000 tadi) mereka cuma kerja 2x.. kalau 10 transaksi 100.000 an ya.. meskipun 20x mereka ngentry tapi mereka nggak begitu nggondhok karena transaksinya "BESAR". Lain lagi kalau mereka udah on line databasenya.. sehingga dengan cukup di-entry di cab. Kaliasin aja maka database customer A tersebut di BRI cabang manapun akan langsung berubah, maka BRI akan lebih mudah untuk tersenyum dan menerima 12.500 anda.. Walaupun! Sebenarnya itu kan problem bank.. yang namanya mau transfer atau setor uang kok nggak boleh.. iya kalau buka rekening pertama sih logis kalau ada batas minimumnya.. kalau setoran berikut kan suka-suka.. kecuali sudah ada di perjanjian saat buka rekening pertama (biasanya memang ada) bahwa setoran berikut seminim-minimnya berapa.. (biasanya sih Rp 2.500,-) BRI... kayaknya sih belum on line deh.. kan cabangnya sampai ke desa-desa.. __ To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Indonesia Baru: berkeadilan tanpa kekerasan!
Re: [Kuli Tinta] BRI
>> From: Edi Purwono <[EMAIL PROTECTED]> >> Pak, kata mbak teller, transfer 12.500 tidak bisa. Minim harus >> 100-ribu. Harus transfer lebih banyak, atau pergi ke cabang Pahlawan. Kalau nggak salah, biasanya bank memang ada menentukan minimal setoran, namun kalau minimal 100-ribu, kayaknya nggak masuk akal, kecuali minimal 10.000 >Coba kalo kirimannya partai kakap, senyumnya pasti seluebaarrr ikan hiu! >Lebih persis lagi: itulah kinerja klasik BUMN Kerajaan Indonesia yang tak >perlu lagi disangsikan. >Sama nggak? Makanya banyak yang pilih ke swasta, saya punya pengalaman juga di bank pemerintah. Karena saya sering menerima Cek dari Bank BDN B, maka akhirnya saya membuka rekening di Bank BDN M, menimbang rumah saya lebih dekat dengan bank BDN M tersebut. Namun ketika saya membawa cek tersebut ke BDN M, ditolak, katanya nggak bisa melakukan pemindahan buku secara langsung, harus melalui kliring atau ambil cash dulu di BDN B, baru setor disini. Lha... untuk apa BDN menetapkan sistem online kalau untuk hal seperti ini tidak bisa dilakukan, sedangkan di Bank Swasta lainnya saya nggak pernah mengalami kesulitan seperti ini. Regards __ To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Indonesia Baru: berkeadilan tanpa kekerasan!
Re: [Kuli Tinta] BRI
> From: Edi Purwono <[EMAIL PROTECTED]> > Date: Thursday, May 06, 1999 5:31 PM > Pak, kata mbak teller, transfer 12.500 tidak bisa. Minim harus > 100-ribu. Harus transfer lebih banyak, atau pergi ke cabang Pahlawan. > Saya sampai saat ini (mulai 25 tahun lalu) bekerja bikin program dan > mendesain sistem komputerisasi. Mendengar itu, kira-kira seperti apa > yang ada di dalam pikiran saya? Maaf ya kalo salah, tapi ini yg ada di pikiran saya: SATU rupiah PUN mestinya tak jadi soal!! Terlebih sistem yg digunakan on line antar bank. Persisnya: banyak kemungkinan mbak teller (baca: manager bank) tak mau melayani "partai teri" sebab membuang-buang waktu (?). Coba kalo kirimannya partai kakap, senyumnya pasti seluebaarrr ikan hiu! Lebih persis lagi: itulah kinerja klasik BUMN Kerajaan Indonesia yang tak perlu lagi disangsikan. Sama nggak? __ To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Indonesia Baru: berkeadilan tanpa kekerasan!
Re: [Kuli Tinta] BRI
__ To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED] To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Indonesia Baru: berkeadilan tanpa kekerasan!