[mediacare] Ius Soli - Re: WNI keturunan Arab di balik gerakan Islam radikal di Indonesia

2007-03-28 Terurut Topik Danny Lim
Haaah  UU Kewarganegaraan RI itu belum Ius Soli? Weleh weleh 
weleh, mesti secepatnya di-Ius Soli-kan, bukan malah mempertahankan 
Ius Sanguinis. Tahu ngga beda Ius Soli dan Ius Sangunis? Kalau ngga 
tahu nih orang Belanda kasih tahu, ihik ihik, sbb.:

Ius Sangunis menganut keturunan, jadi sampai 77 generasi tetap 
saja "keturunan China, keturunan Arab" dsb. Tentu saja ini 
bertentangan dengan Human Rights dan mengganggu integrasi Indonesia. 
Makanya gontok-gontokan melulu, habisnya Ius Sangunis sih. Padahal 
dokumen HAM PBB melarang perbedaan ras, understood?

Sebaliknya Ius Soli (yang dianut negara ogut, hoeraa ...) 
berdasarkan negeri kelahiran? Jadi biar pun berkulit kuning atau 
hitam, kalau lahir di Indonesia ya otomatis menjadi WNI asli. Ini 
namanya non-rasistis. Haiyaaa ... cilaka butulan nih Soto Kaki 
eh Sato Sakaki, ihik :-).

Nah, sempurnakan saja UU Kewarganegaraan RI itu secara seksama dan 
tempoh yang sesingkat-singkatnya ya, supaya Indonesia setara dengan 
Belanda dan negara modern lainnya. Sukses selalu, jangan patah 
semangat di jalanan. Kalau Belanda bisa, masa Indonesia tidak bisa, 
bukan begitu?


--- In mediacare@yahoogroups.com, Sato Sakaki <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Orang ini benar-benarlah pengidap penyakit Inferiority
> Complex yang sudah ndak ketulungan. Baru menjadi
> warganegara Belanda rasanya bagi dia sudah seperti
> berada di langit yang ketiga. Apalagi kalau
> warganegara Jerman atau Amerika Serikat yang jauh
> lebih bergengsi (dalam pandangan mental inferiority
> complex-nya hehehehe). Sepertinya orang Indonesia itu
> keciiil sekali, jauh di bawah .. hinaa. 
> 
> Nyong, SEKALI LAGI SAYA KATAKAN: Undang-Undang
> Kewarganegaraan RI BUKAN berasaskan IUS SOLI melainkan
> IUS SANGUINIS. Sekali lagi COBA TUNJUKKAN pasal atau
> ayat dari UU Kewarganegaraan RI Tahun 2006 yang saya
> berikan link-nya di bawah mengatakan bahwa negara RI
> menganut asas IUS SOLI, bahwa SEMUA ORANG YANG LAHIR
> DI INDONESIA DIAKUI SEBAGAI WARGANEGARA INDONESIA.
> Coba tunjukkan!! Dan cermati juga bahwa yang dilarang
> adalah PERLAKUAN DISKRIMINATIF, BUKAN larangan
> menyebut WNI keturunan Arab atau keturunan Cina. 
> Ngaco loe. Nich saya berikan link-nya:
> 
> http://www.unsrat.ac.id/hukum/uu/uu_kewarganegaraan_2006.htm
> 
> Dan kalau kurang paham apa yang saya katakan, baca
> bagian Penjelasan UU ini, saya kutip:
> 
> "Adapun asas-asas yang dianut dalam Undang-Undang ini
> sebagai berikut:
> 1. Asas ius sanguinis (law of the blood) adalah asas
> yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan
> keturunan, bukan berdasarkan negara tempat kelahiran.
> 2. Asas ius soli (law of the soil) secara terbatas
> adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang
> berdasarkan negara tempat kelahiran, yang diberlakukan
> terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang
> diatur dalam Undang-Undang ini.
> 3. Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang
> menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap orang." 
> 
> Anda baca itu? Jadi IUS SOLI hanya TERBATAS bagi
> anak-anak yang "tidak jelas kewarganegaraan
> orangtuanya atau anak yang ditemukan di wilayah RI
> yang tidak diketahui siapa ibu-bapaknya." Ngerti?
> Makanya kalau isi kepala hanya pas-pasan jangan
> berlagak "cocky" hendak mengajari semua orang. 
> 
> (Saya kira petinju Belanda ini sudah TERKAPAR KNOCKED
> OUT, tak mampu melawan lagi).  
> 
> --- Danny Lim <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Saya juga sulit menahan diri menghadapi orang seperti
> anda, namun karena saya orang Belanda yang
> fatsoenlijk, tokh saya dapat selalu menahan diri, ihik
> ihik :-). Dulu waktu saya di Indonesia, omongan saya
> juga kasar, setelah saya 19 tahun di Belanda
> perlahan-lahan 
> saya menjadi beradab. Di Belanda sini orang boleh
> berbeda pendapat, pro-kontra adalah pilar demokrasi,
> dan kitorang bisa selalu tetap bersahabat. That's why
> I love my new country more and more and more, 
> yeah ... he he :-).
> 
> Selebihnya mengenai Ius Soli, setelah UU
> Kewarganegaraan RI berdasarkan Ius Soli dan disahkan
> tahun lalu, orang Indonesia TIDAK BOLEH lagi memakai
> ungkapan "WNI keturunan Arab", melainkan "dia lahir di
> Arab" atau "dia lahir di Belanda" dsb. Ius Soli
> berdasarkan negeri kelahiran, sedangkan Ius Sangunis
> berdasarkan keturunan darah. Understood?!
> 
> Bila Sato Sakaki masih menulis dengan bahasa barbar
> abad pertengahan dulu, ogut kagak mau melayani dia
> lagi, ihik ihik :-).
> 
> Semoga email saya ini diloloskan oleh moderator,
> terima kasih.
> 
> --- In mediacare@yahoogroups.com, Sato Sakaki
>  wrote:
> >
> > Saya memang sulit untuk bisa menahan diri untuk
> tidak
> > kasar pa

[mediacare] Masyarakat Tionghoa Bagian Integral Indonesia

2007-03-28 Terurut Topik Danny Lim
DL - Tentu saja Gus Dur disambut meriah di JCC, beliaulah yang berani mendobrak 
praktek diskriminasi terhadap sukubangsa Tionghoa di Indonesia. Sebelum itu, 
orang Tionghoa yang Kristen/Budha/Hindu/Konghucu bahkan mengalami double 
discrimination, etnisnya didiskriminir, agamanya juga didiskriminir. Maka tugas 
SBY melangkah lebih lanjut meneruskan kinerja Gus Dur untuk membuat Indonesia 
betul-betul bebas diskriminasi (ras, agama, golongan, suku dll.), baik terhadap 
etnis Tionghoa, mau pun terhadap etnis Arab, etnis India dll. UU 
Kewarganegaraan yang disahkan tahun lalu merupakan pilar penting untuk 
memerangi diskriminasi dan rasisme di Indonesia.


SUARA PEMBARUAN DAILY 


Masyarakat Tionghoa Bagian Integral Indonesia
[JAKARTA] Bangsa Indonesia adalah bangsa majemuk, dan di dalamnya termasuk 
masyarakat etnis Tionghoa. Karena itu warga keturunan Tionghoa yang lahir, 
tumbuh, dan hidup di Tanah Air Indonesia adalah bagian tak terpisahkan dari 
bangsa ini. Tidak ada dan tidak dikenal lagi dikotomi pribumi dan nonpribumi. 

Demikian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika menyampaikan sambutan dalam 
perayaan Tahun Baru China 2558, di Jakarta Convention Center (JCC), Sabtu 
(24/2). Presiden yang hadir bersama Ibu Negara Anie Yudhoyono mengenakan 
pakaian merah yang dalam Imlek merupakan simbol kemenangan dalam pertarungan 
melawan kejahatan. 

Selain Presiden, perayaan Imlek kali ini dihadiri Wapres Jusuf Kalla dan istri, 
Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie, Menteri Agama Maftuh Basuni dan 
Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso. Mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang 
datang beberapa saat setelah Presiden Yudhoyono disambut antusias hadirin. Gus 
Dur adalah presiden pertama negeri ini yang menyatakan Imlek sebagai Hari Raya 
Keagamaan dan menjadikannya sebagai hari libur nasional. 

Berkaitan dengan tema perayaan Imlek, yakni "Apa yang Diri Sendiri Tiada 
Inginkan, Janganlah Diberikan kepada Orang Lain", Presiden Yudhoyono 
menyebutnya relevan dan tepat. Karena itu, katanya, jangan lagi ada pembunuhan 
karakter, saling fitnah dan saling caci-maki untuk kepentingan tertentu. 

Presiden Yudhoyono selain menyatakan masyarakat Tionghoa adalah bagian integral 
bangsa ini, juga mengajak semua pihak membangun kebersamaan, menjadikan 
kehidupan berbangsa harmonis dan saling berbagi kasih sayang. Diingatkannya, 
kemajemukan yang membentuk mozaik indah adalah modal bangsa ini meraih kemajuan 
dan karena itu kekeliruan masa lalu jangan sampai terjadi lagi. 

Presiden Yudhoyono juga berharap tidak ada lagi diskriminasi atau perlakuan 
tidak adil di negeri ini hanya karena etnis atau agama yang berbeda. "Tidak 
boleh ada lagi saling curiga di antara anak bangsa, mari kita bangun dan masuki 
era baru kehidupan berbangsa dan bernegara penuh harmonis dengan semangat dan 
keikhlasan tinggi," katanya. [E-5/Y-3] 




Last modified: 26/2/07 


Re2: [mediacare] Re: WNI keturunan Arab di balik gerakan Islam radikal di Indonesia

2007-03-28 Terurut Topik Danny Lim
Orang-orang Belanda sama dengan negaranya, yaitu menjunjung tinggi 
hukum. Tapi seperti saya sering katakan, dalam sekeranjang apel 
pasti ada 1 @ 2 yang busuk. Yang anda lihat di Los Angeles mungkin 
apel yang busuk itu. Kalau mau tahu sekilas pelaksanaan hukum di 
Belanda, nih ada cerita aktuil sbb.:

Seorang imam di Tilburg (WN Belanda), selalu berkhotbah di mesjid 
merangsang kebencian umatnya terhadap Belanda/barat. Media Belanda 
telah mempublikasikan berita itu, juga ketika sang imam menolak 
berjabatan tangan dengan menteri Verdonk sebab tangan wanita yang 
bukan istri haram, kata sang imam. Tindakan sang imam tentu saja 
menentang tradisi Belanda, namun sang imam tetap bisa lenggang 
kangkung ke supermarket tanpa harus dikawal polisi. Orang Belanda 
tidak rese, tidak main hakim sendiri melainkan taat kepada UU. 
That's why I love my new country veru very hot, ihik ihik :-).

Parlemen Belanda terus berkutetan mencari peluang hukum agar 
kebebasan beragama (termasuk Islam) tetap terjamin, namun juga tanpa 
merusak tradisi Belanda sendiri donk deh sih yee cihui :-). 
Menariknya, semua upaya (parlemen, polisi, kejaksaan dll.) itu 
berjalan secara fatsoenlijk, tanpa gontok-gontokan, tanpa maki-
memaki, tanpa kekerasan. Don't worry, Belanda adalah negeri hukum 
top, sudah berubah 180 derajad dibanding Belanda di jaman kolonial 
dulu, dan akan selalu fatsoenlijk.

Sebuah diskusi yang menarik dan bermanfaat.

Salam hangat, Danny Lim, Nederland


--- In mediacare@yahoogroups.com, Bagus Gedeetana <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Danny Lim <[EMAIL PROTECTED]> wrote:     Salam hangat, 
Danny Lim, Nederland (negeri yang amat menjunjung 
>  hukum).
>  
> f.y.i 
> 
> Di Los Angeles area banyak orang Belanda yang pernah hidup dan 
lahir di Indonesia, kalau ketemu orang Indonesia mereka masih atau 
suka menganggap rendah dari cara bicara seperti waktu mereka 
menjajah di Indonesia dulu. Saya percaya Belanda adalah negara yang 
menjunjung hukum, bagaimana dengan orangnya.
> Salam,
> 
> Bagus
> 
> 
> .
>  
> 
> 
> 
>  
> -
> It's here! Your new message!
> Get new email alerts with the free Yahoo! Toolbar.
>




[mediacare] Indonesia Raya dan Sin Po

2007-03-28 Terurut Topik Danny Lim
INDONESIA RAYA DAN SINPO

Yang dimaksud "Indonesia Raya" adalah lagu kebangsaan Republik Indonesia, dan 
Sin Po adalah harian Tionghoa di jaman pra kemerdekaan. Kwee Kek Beng menjabat 
pemimpin redaksi Sin Po ketika seorang jurnalis-nya membuat komposisi lagu 
"Indonesia Raya". Jurnalis Sin Po yang berjiwa seni dan patriotik itu bernama 
Wage Rudolf Supratman. Teks dan note lagu "Indonesia Raya" ciptaan Wage Rudolf 
Supratman dimasyarakatkan pertama kalinya di koran Sin Po itu.

Bacalah cerita lengkapnya di www.ikenindonesie.nl (dalam bahasa Belanda), 
sebuah cerita otentik sebab ditulis oleh ir. Kwee Hin Goan, putra kandung Kwee 
Kek Beng sendiri, sang pemimpin redaksi Sin Po.

Salam hangat, Danny Lim, Nederland


[mediacare] Ius Soli - Re: WNI keturunan Arab di balik gerakan Islam radikal di Indonesia

2007-03-27 Terurut Topik Danny Lim
Saya juga sulit menahan diri menghadapi orang seperti anda, namun 
karena saya orang Belanda yang fatsoenlijk, tokh saya dapat selalu 
menahan diri, ihik ihik :-). Dulu waktu saya di Indonesia, omongan 
saya juga kasar, setelah saya 19 tahun di Belanda perlahan-lahan 
saya menjadi beradab. Di Belanda sini orang boleh berbeda pendapat, 
pro-kontra adalah pilar demokrasi, dan kitorang bisa selalu tetap 
bersahabat. That's why I love my new country more and more and more, 
yeah ... he he :-).

Selebihnya mengenai Ius Soli, setelah UU Kewarganegaraan RI 
berdasarkan Ius Soli dan disahkan tahun lalu, orang Indonesia TIDAK 
BOLEH lagi memakai ungkapan "WNI keturunan Arab", melainkan "dia 
lahir di Arab" atau "dia lahir di Belanda" dsb. Ius Soli berdasarkan 
negeri kelahiran, sedangkan Ius Sangunis berdasarkan keturunan 
darah. Understood?!

Bila Sato Sakaki masih menulis dengan bahasa barbar abad pertengahan 
dulu, ogut kagak mau melayani dia lagi, ihik ihik :-).

Semoga email saya ini diloloskan oleh moderator, terima kasih.


--- In mediacare@yahoogroups.com, Sato Sakaki <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Saya memang sulit untuk bisa menahan diri untuk tidak
> kasar pada seorang yang berlagak "cocky", congkak
> seperti anda. 
> 
> Sekali lagi anda terkesan asal buka mulut tanpa tahu
> benar apa yang anda katakan. Coba TUNJUKKAN pada saya
> adanya LARANGAN pada UU Kewarganegaraan RI tahun 2006
> untuk menyebut WNI keturunan Cina, WNI keturunan Arab
> atau WNI keturunan India. Yang ada adalah larangan
> PEMBEDAAN PERLAKUAN alias diskriminasi, bukan sebutan.
> 
> Lalu anda mengacaukan kode etik jurnalistik dengan
> SENSOR (termasuk self-censorship) atas pemberitaan
> dengan larangan menyinggung SARA segala. Padahal
> larangan menyinggung SARA seperti itulah yang sering
> menyebabkan gejolak sosial dahsyat ibarat kawah gunung
> berapi yang lama tersumbat. 
> 
> Lalu Ius Soli. Loe NGERTI apa itu IUS SOLI?? Ius Soli
> (Law of the Soil) adalah asas yang menganggap siapa
> saja yang lahir di satu negara adalah warganegara
> negara bersangkutan. Ayo coba tunjukkan dalam UU
> Kewarganegaraan RI 2006 yang menyebut itu. Jangan asal
> mangap. 
> 
> Lihat ini, saya kutip dari BAB 2, Pasal 4 (a sampai f)
> yang diakui sebagai warganegara Indonesia:
> - Anak yang lahir dari perkawinan sah dari seorang
> ayah WNI dan ibu WNI,
> -Anak yang lahir dari perkawinan sah dari seorang ayah
> Warga Negara Indonesia dan ibu warga negara asing,
> -Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang
> ayah warga negara asing dan ibu WNI,
> -Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang
> ibu WNI, tetapi ayahnya tidak mempunyai
> kewarganegaraan atau hukum negara asal ayahnya tidak
> memberi kewarganegaraan kepada anak tersebut,
> -Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari
> seorang ibu WNI,
> -Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari
> seorang ibu warga negara asing yang diakui oleh
> seorang ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu
> dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 tahun atau
> belum kawin
> 
> Sato: INI SEMUA asas IUS SANGUINIS (Law of the
> Blood)!!
> Dan yang di bawah ini Ius Soli terbatas, sekali lagi
> TERBATAS, karena tidak semua anak yang lahir di
> Indonesia otomatis diakui sebagai warga negara
> Indonesia seperti misalnya di Amerika Serikat. (Semua
> anak yang lahir di AS adalah warganegara Amerika
> Serikat). Dan ini dari bab yang sama, BAB 2, Pasal 4
> (i,j,k)
> 
> -Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia
> yang pada waktu lahir tidak jelas status
> kewarganegaraan ayah dan ibunya,
> -Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara
> Republik Indonesia selama ayah dan ibunya tidak
> diketahui,
> -Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia
> apabila ayah dan ibunya tidak mempunyai
> kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya.
> 
> SATO: Ngerti sekarang? Jadi jangan terlampau berlagak
> kalau cuman dengar kabar angin, tapi tak pernah
> membaca sendiri UU itu. Asal mangap. Atau mencoba mau
> MENIPU?
> 
> --- Danny Lim <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Soal kata-kata kasar onfatsoenlijk, Sato Sakaki
> jagoannya, tapi Sato Sakaki tidak tahu bahwa tahun
> lalu DPR RI mensahkan UU Kewarganegaraan yang
> berdasarkan Ius Soli. Dus semua keturunan China, Arab,
> India dll. yang lahir di Indonesia menjadi WNI asli. 
> Sebutannya harus "sukubangsa Tionghoa, sukubangsa
> Arab, sukubangsa India" dll.
> 
> "Kita" adalah kumpulan orang-orang yang fatsoenlijk,
> entah sudah WN Belanda atau masih WNI. Sejak lahir
> sampai usia 35 tahun saya di Indonesia termasuk
> kategori kelas kambing dengan predikat "WNI 
> keturunan China", maka saya gembira sekali menyambut
> UU 
> Kewarganegaraan RI yang baru, dan hendak menjaga
> jangan sampai timbul istilah baru onfatsoenlijk
> lainnya seperti "WNI keturunan Arab". Media
> berpengaruh besar dan media wajib fatsoenlijk, maka
> kode etik jurnalistik RI mesti melarang penggunaan
> istilah "WNI 
> keturunan Arab". Understood?
>




Re2: [mediacare] Re: WNI keturunan Arab di balik gerakan Islam radikal di Indonesia

2007-03-27 Terurut Topik Danny Lim
Mencari pelaku kejahatan atau yang diduga berdiri di belakang 
kejahatan memang perlu mengerahkan segala kekuatan, dan itu 
dilakukan oleh kepolisian/kejaksaan. Di Belanda pasti begitu 
prosesnya. Rakyat yang memiliki petunjuk dan mau membantu 
kepolisian, tentu akan disambut gembira. Namun rakyat tidak boleh 
berspekulasi mengeruhkan suasana dengan gembar-gembor "ada tentara 
yang jadi backing", atau "ada keturunan Arab yang menggerakkan 
muslim" dsb.dsb.

Di jaman Orba, pemerintah cukup bilang "anda PKI/bahaya latent 
komunis", maka orang itu langsung dijebloskan ke penjara tanpa 
proses hukum, bahkan dibunuh. WNI keturunan China (begitu sebutan di 
jaman orba) banyak yang disembelih hanya karena dia bermata sipit, 
ini 'kan tindakan barbar, bukan? Saya yakin anda tentu tidak mau 
kembali ke jaman orba.

Hukum/UU jelas dimaksudkan untuk melindungi rakyat, bukan melindungi 
penjahat. Tapi selama hakim belum memberi vonis, maka berlaku 
azas "praduga tak bersalah". Setelah UU Kewarganegaraan berazaskan 
Ius Soli disahkan, maka di Indonesia tidak boleh lagi ada sebutan 
yang menyangkut keturunan (China atau Arab atau India dll.). Hanya 
boleh menyebut negeri kelahirannya. Nah bila Abu Bakar Ba'asyir, 
Jaf'ar Umar Thalib atau yang lainnya lahir di Indonesia, maka mereka 
adalah WNI asli, bukan lagi keturunan Arab. Mereka bisa menjadi 
presiden RI, sama seperti sukubangsa Tionghoa (artinya yang lahir di 
Indonesia) juga sekarang bisa menjadi presiden RI.

Namun negeri Indonesia belum menjadi negara hukum, negeri Indonesia 
masih menjadi negeri rese, lihat saja tulisan members Media Care 
ini. Semua orang merasa berhak menghakimi orang lain, abnormal 
tentunya. Singkat kata, bila anda memiliki petunjuk siapa sukubangsa 
Arab yang menggerakkan muslim di Indonesia, laporkan segera ke 
polisi, seperti telah anda tulis sendiri di bawah ini. Sukses ya.

Salam hangat, Danny Lim, Nederland (negeri yang amat menjunjung 
hukum).


--- In mediacare@yahoogroups.com, Rudy Prabowo <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Kita dengan mudah mengucapkan hal2 ttg orang2 yg terlibat tindak 
pidana untuk diajukan ke Pengadilan, dan kita kadang2 merasakan 
kenapa mereka tidak diapa-apakan ? Tapi anda tidak tahu untuk 
mengajukan seorang tersangka/tertuduh/terdakwa kepengadilan itu 
tidak semudah membalikkan telapak tangan, karena diperlukan bukti2 
awal seperti informasi2 yg akurat, termasuk BB/barang bukti, maka 
berilah informasi sebanyak-banyaknya kepada aparat peradilan 
Indonesia up Kepolisian RI. Semua itu akan dikumpulkan, diolah, dan 
dianalisa serta akan dicari bukti2 lain secara "Crime Scientific 
Investigation", Jadi untuk mengajukan seseorang tertuduh ke 
Pengadilan, memerlukan barang bukti, selain kesaksian2, (termasuk 
semua masyarakat yg mengetahui), berikan kesaksian baik berupa 
informasi maupun bukti nyata bhw ada dan sudah terjadi kejadian dan 
mengetahui kejadian2 dan apalagi mengetahui persis pelakunya. Lapor 
ke Polisi !!! 
>
>   Seseorang dapat diajukan ke Pengadilan dengan syarat memenuhi 
persyaratan Peradilan Indonesia yakni : Barang Bukti dan Saksi2 
(saksi ahli maupun saksi yg mengetahui kejadian itu) !!!
>   Anda  mungkin tidak tahu hukuman yg dijatuhkan kepada Basyir itu 
bukan karena tuduhan sebagai Boss Teroris (semua itu sangat sulit 
membuktikannya, karena tidak cukup saksi dan BB), Basyir dihukum 
karena penyalahgunaan ttg  keimigrasiannya saja :))) Demikian juga 
lainnya, hanya bisa dijerat dengan pasal2 yg kadang2 tidak ada 
hubungan dengan tindak pidana Teroris, kecuali anak2 buahnya yg  
tertangkap basah atau tertangkap tangan, seperti di Yogya beberapa 
hari yg telah lalu.
>
>   Anda tentu sudah tahu bukan, baru2 ini begitu banyak ditemukan 
bomb, bahan peledak serta Senpi/senjata api di daerah Yogya, Jawa 
Tengah dan Jawa Timur serta ancaman2 teror bomb berkali-kali di 
Jakarta dan kota2 lainnya :))) Kalau aparat Kepolisian mengetahui 
ciri2 pelakunya, tentu dan pasti POLRI akan membekuknya, kalau DPO,  
maka polisi akan mengumumkan bahkan fotonya akan disebar luaskan 
beserta ciri2nya, guna masyarakat yg tahu persembunyiannya melapor 
ke Kepolisian setempat/terdekat. Jadi kalau hanya etnis, suku atau 
agama atau bangsa dipastikan harus disebutkan bahkan sampai kepada 
ciri dan tanda2 supaya masyarakat tahu persis manusia binatang 
ini !!!, supaya masyarakat jelas  siapakah yang di "Wanted" itu, dan 
segera melapor ke aparat penegak hukum=>Polisi.
>   Maka masyarakat diminta bantuannya untuk berperan aktif didalam 
mengungkapkan para pelaku TEROR tsb, sebab akan menyebabkan 
Penderitaan kepada semua orang, BUKAN KEBAHAGIAAN !!! 
>
>   Jadi jangan ada lagi larangan kata2 Rasis lagi didalam 
mengungkapkan para biadab teroris itu, kalau memang para pemimpinnya 
dari Arab atau dari anak buahnya Osama bin Laden atau dari Islam 
garis brutal serta ekstrimis fundamentalism, kita 

[mediacare] Emansipasi

2007-03-27 Terurut Topik Danny Lim
EMANSIPASI

Seorang wanita pejuang emansipasi naik sebuah bis kota. Begitu dia masuk, 
seorang pria bangkit dari kursinya. Wanita pejuang emansipasi itu berkata dalam 
hatinya: "Inilah contoh laki-laki yang selalu berpikir bahwa wanita adalah 
mahluk yang lemah, aku harus memprotesnya!!!" Maka sang wanita mendorong 
laki-laki itu kembali duduk di kursinya.

Beberapa saat kemudian laki-laki itu berdiri lagi, tapi didorong kembali oleh 
sang wanita. Ketika laki-laki itu berdiri untuk ke-tiga kalinya, sang wanita 
berseru: "Apa maksud bapak? Menganggap wanita mahluk lemah?!!!"

Laki-laki: "Tidak bu, saya cuma mau turun di sini, rumah saya sudah terlewat 2 
km nih ..."  


Mangap Re: [mediacare] Re: WNI keturunan Arab di balik gerakan Islam radikal di Indonesia

2007-03-27 Terurut Topik Danny Lim
Soal kata-kata kasar onfatsoenlijk, Sato Sakaki jagoannya, tapi Sato 
Sakaki tidak tahu bahwa tahun lalu DPR RI mensahkan UU 
Kewarganegaraan yang berdasarkan Ius Soli. Dus semua keturunan 
China, Arab, India dll. yang lahir di Indonesia menjadi WNI asli. 
Sebutannya harus "sukubangsa Tionghoa, sukubangsa Arab, sukubangsa 
India" dll.

"Kita" adalah kumpulan orang-orang yang fatsoenlijk, entah sudah WN 
Belanda atau masih WNI. Sejak lahir sampai usia 35 tahun saya di 
Indonesia termasuk kategori kelas kambing dengan predikat "WNI 
keturunan China", maka saya gembira sekali menyambut UU 
Kewarganegaraan RI yang baru, dan hendak menjaga jangan sampai 
timbul istilah baru onfatsoenlijk lainnya seperti "WNI keturunan 
Arab". Media berpengaruh besar dan media wajib fatsoenlijk, maka 
kode etik jurnalistik RI mesti melarang penggunaan istilah "WNI 
keturunan Arab". Understood?


--- In mediacare@yahoogroups.com, Sato Sakaki <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Siapa sebenarnya yang dimaksud oleh orang ini dengan
> "kita"? Padahal dia dengan lantang mengatakan bukan
> WNI dan mengangkat hidung berteriak bangga sebagai
> warganegara Belanda (walau sipit), bukan inlanders
> kasta rendah yang perlu diajari banyak. 
> 
> Dan tulisan di bawah katanya rasistis. Dan dia
> menyebut kode etik jurnalistik yang terang sekali
> sebenarnya dia tidak tahu apa itu. Hanya mangap saja. 
> 
> Meneer, tulisan di bawah bukanlah berita yang harus
> tunduk pada kode etik jurnalistik. Itu OPINI. Dan
> dalam tulisan opini, seseorang termasuk jurnalispun
> boleh saja memuntahkan unek-uneknya, baik itu bernada
> rasis, chauvinis atau apapun. Yang tak layak dilakukan
> jurnalis adalah mem-"bumbu"-i berita dengan OPINI itu.
> Kalau berita ya berita, berimbang, cover both sides,
> reliable, seperti adanya, bebas dari caci-maki
> keberpihakan si wartawan yang bikin berita, tidak
> menjadikannya propaganda. Kalau opini tempatkan di
> kolom editorial atau op-editorial atau kolom opini
> atau feature. 
> 
> Mudah-mudahan menambah wawasan. 
> 
> --- Danny Lim <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Bila seseorang sudah bernaturalisasi menjadi WNI, maka
> asal usulnya tidak boleh kita permasalahkan lagi.
> Apakah WNI itu keturunan China atau Arab atau Belanda,
> bila telah menjadi WNI maka hak dan kewajibannya sama
> persis dengan WNI lainnya. Sehingga bila mereka 
> membom Bali, maka mesti disebut "WNI ('tok) membom
> Bali", bukan ditambah embel-embel "WNI keturunan Arab
> membom Bali", betapa pun marahnya kita kepada mereka.
> 
> Tulisan di bawah ini jelas bersifat RASISTIS, dus
> tidak layak dimuat di media massa Indonesia. Kecuali
> bila media massa Indonesia tidak paham kode etik
> jurnalistik. Semoga menjadi perhatian kita semua 
> demi membangun kerukunan di Indonesia, amin.
> 
> Salam hangat,
> Danny Lim
> Nederland (negara sangat anti rasisme)
> 
> 
> --- In mediacare@yahoogroups.com, Rudy Prabowo
>  
> wrote:
> >
> > WNI Keturunan Arab dan Islam Radikal di Indonesia 
> >  
> > oleh He-Man 
> > 
> >  
> > Tragedi pemboman di Bali kembali memunculkan
> nama Abu Bakar Ba'asyr pemimpin Majelis Mujahiddin
> Indonesia yang oleh banyak negara dituding terlibat
> aksi-aksi terorisme di beberapa negara di Asia
> Tenggara. 
> > 
> >Dalam seminar "Arab dan Islam di Indonesia Dewasa
>  Ini" yang diselengarakan PP Muhammadiyah padahari
> Rabu  9 Oktober 2002 ==>> 
> >   http://w3.rz-berlin.mpg.de/~wm/PAP/BaliBomb-2.html
> >
> >   Pimpinan NU dan Muhammadiyah menyatakan
> kekuatirannya akan aksi-aksi radikalisme Islam yang
> dipimpin oleh para WNI keturunan Arab di Indonesia ,
> dari Laskar Jihad yang dipimpin Ja'far Umar Thalib, 
> Front Pembela Islam (FPI) dipimpin Habib Rizieq
> Shihab, Majelis Mujahidin Indonesia dipimpin Abu Bakar
> Ba'asir, dan Jamaah Ikhwan al-Muslimin Indonesia
> dipimpin Habib Husein al Habshi. Pada masa lalu kita
> juga mengenal nama Abdullah Sungkar (alm)  WNI
> keturunan Arab 
> yang melakukan sejumlah aksi pemboman di Indonesia.
> Demikian juga gerakan tarbiyah yang dipimpin oleh WNI
> keturunan Arab yang bermukim di Bogor. 
> >   
> >Begitu pula tokoh-tokoh kunci lapis kedua
> gerakan-gerakan Islam radikal di Indonesia pun
> mayoritasnya dipimpin oleh  keturunan Arab atau orang
> Indonesia alumnus universitas Saudi Arabia, Presiden
> PK 
> Hidayat Nur Wahid misalnya , demikian juga tokoh-tokoh
> lainnya seperti Ahmad Fais , Asmuni , Hambali , Aunur
> Rofiq Ghufran,Yazid Jawaz, Abu Haidar, Natsir Harist
> dll yang sebagiannya masuk dalam daftar hitam karena
> dicurigai ter

Re1: [mediacare] Re: WNI keturunan Arab di balik gerakan Islam radikal di Indonesia

2007-03-27 Terurut Topik Danny Lim
Wajah orang-orang dari kelompok rese yang merusak gereja, mesjid 
Ahmadiyah, Playboy, STT Setia dll. sudah diketahui, koran-koran 
menyiarkan fotonya, pertanyaannya: apakah mereka dicekal, diajukan 
ke pengadilan dan divonis hakim? Ngga pernah dengar 'tuh. 
Lalu "orang kuat" di belakang kelompok rese itu? Publik juga sudah 
tahu 'kan (kecuali saya, ihik)? Mengapa tidak dicekal? Percayalah, 
kebaktian Natal dan pesta Ogoh-ogoh tidak perlu dijaga belasan ribu 
polisi bila kelompok rese dan kelompok orang kuat itu dicekal, 
sekarang juga.

Sebutan "WNI keturunan China/Arab/India" tidak boleh lagi dimuat di 
media massa Indonesia. Ini bukan saya yang suruh tapi UU 
Kewarganegaraan RI yang disahkan tahun lalu yang mewajibkannya. 
Mulailah kalian belajar mematuhi UU RI. Percayalah, maju mundurnya 
RI ditentukan oleh patuh/tidaknya panduduk RI kepada UU-nya sendiri. 
Sukses ya.

Sebuah diskusi yang menarik dan bermanfaat.

Salam hangat, Danny Lim, Nederland


--- In mediacare@yahoogroups.com, Rudy Prabowo <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Bahasa memanglah sungguh harus dipahami didalam pemakaiannya dan 
pada tempatnya, bukan kaku tapi fleksibel!. Orang yang tidak berbuat 
salah, warga negara yang baik memang benarlah harus dilindungi dan 
di-ayomi dan hampir tidak pernah "Polisi" menanyakan asal usulnya, 
dan tidak ada pertanyaan2 yg bersifat rasial, tapi kalau dia seorang 
teroris, bukan asal usulnya saja yang diinterogasi, bahkan seluruh 
garis keturunan/silsilah dan juga keluarga dari isterinya disidik 
dan diinterogasi, itulah tugas yang benar dan tegas dari seorang 
penegak hukum guna mencapai target operasi supaya adanya bukti 
kepastian hukum dan untuk mengantisipasi jangan sampai terulang 
kembali yg menjadi preseden buruk, terutama kasus2 tindak 
kekerasan/teroris. Disini tidak ada lagi sempat2nya memperhatikan 
suatu kalimat apakah bersifat rasial atau tidak, karena sang 
tertuduh sendiri sudah tidak malu lagi karena perbuatannya, tidak 
manusiawi dan tidak bermartabat lagi ! Demikian juga masyarakat yang
>  mengetahui dan menangkap basah si pelaku2 kejahatan yg bertaraf 
Internasional itu :))) Didalam tindak kriminal, tidak ada lagi 
pemakaina bahasa yg dibatasi, karena akan sukar membedakan si pelaku 
darimana asal-usulnya. Karena dengan mengetahui asal usulnya, hal 
ini juga secara psikologis, masyarakat akan ikut membantu 
pencaharian pada orang yang memang  sebagai Daftar Pencarian Orang 
(DPO), bahkan akan disebarkan fotonya maupun profile mukanya serta 
tanda2 kekarakteristiknya maupun asal usulnya bahkan alamat yang 
sering digunakannya.
>
>   Jadi sangatlah tidak memakai otak atau pikiran yg sehat, kalau 
mengatakan ini dan itu dan dibatasi logika dlm kategori Kriminal dan 
selalu berpatok pada keadaan normal dan pada keadaan aman, sebab 
bukankah sang kriminal sudah merusak hak2 orang lain dan bahkan 
membunuhnya, jangan kita hanya bisa mengatakan itu, ini sebagai 
pelanggaran hak asasi manusia, adanya ras diskriminasi yang pada hal 
kenyataannya sang kriminal itulah yang harus bertanggungjawab serta 
harus diberitakan bukan saja dimedia masa tapi juga media 
elektronik, untuk diambil tindakan preventif dan represif pd  
peristiwa yg sudah terjadi, supaya efek ini juga akan memberikan 
efek jera dan malu kepada lainnya, walaupun sinyalamen sudah tidak 
mempunyai kemaluan lagi :))) 
>
>   Semoga kita semua bisa memilah dan membedakan mana yg boleh 
dipakai dan mana yg tidak boleh menuliskan kata2 yg bersifat 
rasialis itu. Tentu berbeda pemahamannya kalau di KTP ditulis WNI 
Keturunan, apalagi diberi tanda X-PKI, atau agamanya Buddha atau 
Islam atau Kristen. Padahal hal2 yg sederhana seperti kata2 yg 
tercantum di KTP inilah yg harus dikritikisasi, harus direvisi, 
harus direkonsep kembali. Bukan sebaliknya pengkritikan ini, malah 
untuk membela seseorang/sekelompok orang atau suatu 
organisasi/aliran yg disinyalir telah melakukan suatu tindak 
kejahatan bertaraf Internasional. Janganlah sampai martabat kita 
disinggung orang sbg penjilat atau carmuk semata-mata. Sangat 
disayangkan dan memilukan kalau pemahaman dan tujuannya hanya 
segitu...!!!
>   Manusia memang dilahirkan di-tengah2 labirin dengan seribu 
kelokan yg dibuat dengan satu tujuan, yaitu menyesatkan kita, 
demikianlah Etienne Bonnot de Condillac berucap !!!
>
>
> 
> Danny Lim <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   Bila seseorang sudah bernaturalisasi menjadi WNI, maka 
asal usulnya 
> tidak boleh kita permasalahkan lagi. Apakah WNI itu keturunan 
China 
> atau Arab atau Belanda, bila telah menjadi WNI maka hak dan 
> kewajibannya sama persis dengan WNI lainnya. Sehingga bila mereka 
> membom Bali, maka mesti disebut "WNI ('tok) membom Bali", bukan 
> ditambah embel-embel "WNI keturunan Arab membom Bali", betapa pun 
> marahnya kita kepada mereka.
> 
> Tulisan di bawah i

[mediacare] Islam di Indonesia

2007-03-26 Terurut Topik Danny Lim
ISLAM DI INDONESIA
(Buku "Indonesië" oleh Dirk Vlasblom)

Meski pun budaya korupsi bertentangan dengan ajaran Islam, dan Islam dianut 
oleh mayoritas penduduk Indonesia, namun korupsi marak di Indonesia. Ini 
diakibatkan muslim di Indonesia lebih mementingkan formalitas Islam seperti 
berdoa lima kali sehari, mengunjungi mesjid, ketimbang memahami/melaksanakan 
ajaran Islam. Hampir semua muslim di Indonesia dari aliran Sunni, namun terbagi 
dua kelompok: kelompok tradisional dan kelompok modern.

Kelompok muslim tradisional menempati pulau Jawa dan agak mistik, percaya 
takhyul dan sering berkomunikasi dengan arwah. Mereka sering menyelenggarakan 
selamatan untuk mengusir arwah jahat, sering mengunjungi makam keluarga atau 
makam tokoh penting. Bila mendapat kesulitan, tak jarang mereka pergi ke dukun 
minta pertolongan. Kyai adalah kepala pesantren dan biasanya pernah 
bertahun-tahun tinggal di Mekah.

Kelompok muslim modern rata-rata pernah mengenyam pendidikan kolonial Belanda. 
Kelompok ini di tahun 1912 mendirikan gerakan pembaharu Islam bernama 
Muhammadiyah. Kelompok ini berpegang teguh kepada Quran dan Hadith. Karena 
pintar, rata-rata muslim Muhammadiyah mampu menginterpretasi sendiri Quran, 
tanpa bantuan Kyai. Muhammadiyah menentang pemujaan makam, menentang komunikasi 
dengan arwah dan menentang praktek pedukunan.

Melihat munculnya Muhammadiyah sebagai unsur pembaharu Islam di Indonesia, 
kelompok kyai tradisional di atas bereaksi dengan mendirikan Nahdlatul Ulama 
(NU). Gerakan NU kini merupakan gerakan muslim terbesar di dunia. NU 
menampilkan kelompok yang fleksibel berkaitan dengan perkembangan masyarakat. 
Di tahun 30-an NU telah bereksperimen dengan pendidikan campur, murid laki-laki 
dan murid perempuan, NU juga menerima profesi hakim wanita, padahal menurut 
ajaran Islam konvensional, hakim wanita tak diijinkan. Maka kyai-kyai NU yang 
dulunya tradisional, kini malah menjadi lebih modern dari kyai-kyai 
Muhammadiyah yang sudah modern.

Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama bersama memiliki sekitar 70 juta pengikut di 
Indonesia. Tanggal 15 Oktober 2003, dua kelompok Islam ini menanda-tangani 
perjanjian memerangi korupsi di Indonesia. Mereka mulai berkampanye nasional 
mengganyang korupsi dan menciptakan management intern yang transparan, 
berintegritas, adil dan partisipatif. Namun lain teori lain praktek, pada 
pemilihan umum yang lalu banyak kyai NU bertindak sebagai makelar saja. Mereka 
memberikan suara kepada pihak yang bisa menyumbang duit untuk pesantrennya. 
Namun tokh situasi paska perjanjian Muhamadiyah-NU sudah lebih mendingan 
dibanding dulu.

Baik Muhammadiyah mau pun NU menentang pemaksaan agama di Indonesia, agama 
harus bebas. Selain Muhammadiyah dan NU, kemudian muncul gerakan Islam radikal 
bernama Darul Islam. Darul Islam menentang kolonial Belanda. Imam utama Darul 
Islam bernama S.M. Kartosuwiryo, yang memproklamirkan NII (Negara Islam 
Indonesia) di tahun 1949 di Jawa Barat. Gerakan Darul Islam berhasil digulung 
oleh TNI, dan Kartosuwiryo dieksekusi di tahun 1962. Kematian Kartosuwiryo 
tidak mematikan aspirasi Darul Islam. Beberapa imam melanjutkan cita-cita Darul 
Islam, seperti Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Ba'asyir. Berdua mereka 
mendirikan sekolah agama Al-Mukmin di Solo. Sekolah itu masih berdiri sampai 
sekarang dan memiliki sekitar 2000 murid dan memperjuangkan Shariah. Soeharto 
yang muslim memaksa Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Ba'asyir menganut Pancasila. 
Ketika mereka menolak permintaan Soeharto, dua pentolan Al-Mukmin itu pun 
dicekal oleh Soeharto. Sekeluarnya Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Ba'asyir dari 
penjara di tahun 1985, mereka mengungsi ke Malaysia dan mendirikan Jemaah 
Islamiyah di sana. Jemaah Islamiyah yang beranggotakan muslim militan muda 
Indonesia, beroperasi sampai ke Filipina dan Afghanistan. Bom Bali adalah 
kinerja Jemaah Islamiyah.

Selain itu muncul pula sempalan-sempalan Islam yang berorientasi ke Timur 
Tengah, yang paling besar adalah Tarbiyah yang merupakan cabang dari 
Persaudaraan Islam yang didirikan oleh Hasan Al-Banna, seorang Mesir. Cita-cita 
Tarbiyah adalah mendirikan negara Islam. Namun tokh Tarbiyah berkata, bahwa 
demokrasi tidak bertentangan dengan ajaran Islam, malah pencapaian cita-cita 
negara Islam bisa ditempuh lewat jalur demokrasi. Di tahun 1999 berdirilah di 
Indonesia partai politik beraliran Tarbiyah bernama PK (Partai Keadilan). Pada 
pemilihan umum ketika itu, PK meraih 7 kursi dari 500 kursi DPR. Di tahun 2004 
PK berganti nama menjadi PKS (Partai Keadilan Sejahtera), yang berhasil meraih 
7% dari kursi parlemen berkat kampanyenya di kampung-kampung dan desa-desa.

Aliran Islam termuda di Indonesia adalah gerakan Salafi yang berasal dari Arab 
Saudi, dibawa ke Indonesia di tahun 1990 oleh alumni-alumni Timur Tengah. Imam 
Salafi adalah Jaf'ar Umar Thalib yang pernah bertempur di Afghanistan. Di tahun 
1994 Thalib mendirikan sekolah agama di Yogyakarta untuk remaja miskin. Lain 
dengan aliran Tarbiyah

[mediacare] Sejarah yang Bikin Bingung

2007-03-26 Terurut Topik Danny Lim
DL - Tampaknya sejarah memang membuat bingung, misalnya kalimat di bawah ini 
" benarkah Indonesia dijajah Belanda selama 350 tahun? Prof Mr 
Gertrudes Johan Resink (1911-1997) membantah pernyataan tersebut." Saya sendiri 
berpendapat, Belanda hanya menjajah Indonesia selama 3,5 tahun saja, yaitu 
periode 17 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949. Sebelum 17 Agustus 1945 belum 
ada negara bernama Republik Indonesia, baru ada Hindia-Belanda saja. Juga 
Belanda hanyalah negeri segede upil, jadi mana mungkin menjajah Hindia-Belanda 
yang akbar? Pasti banyak kolaboratir Inlanders yang membantu penjajahan 
Belanda, karenanya lebih tepat disebut penjajahan orang Hindia-Belanda terhadap 
orang Hindia-Belanda sendiri, bukan begitu? :-).


SUARA PEMBARUAN DAILY 


Sejarah yang Bikin Bingung
 

Judul buku: Seabad Kontroversi Sejarah 

Penulis: Asvi Warman Adam 

Penerbit: Ombak 

Cetakan: Maret 2007 

Tebal: ix + 180 halaman 

Beberapa saat setelah Orde Baru berakhir bermunculan gugatan masyarakat 
terhadap sejarah (versi pemerintah). Buku-buku baru diluncurkan. Sejarah pun 
jadi polemik. Buku ini menawarkan tipologi kontroversi sejarah Indonesia yang 
disebabkan oleh fakta (dan interpretasi) yang tidak tepat, tidak lengkap, dan 
tidak jelas. 

Contoh kategori pertama, benarkah Indonesia dijajah Belanda selama 350 tahun? 
Prof Mr Gertrudes Johan Resink (1911-1997) membantah pernyataan tersebut. 
Termasuk dalam kategori pertama adalah sejarah yang berhubungan dengan mantan 
Presiden Soeharto. 

Selama ini PKI ditulis menyatu dengan Gerakan 30 September (G30S), seakan 
partai tersebut dalang tunggal dari percobaan kudeta 1965. Padahal versi lain 
tentang adanya keterlibatan militer, Sukarno, Soeharto, bahkan unsur asing (CIA 
dan lain-lain). Malah belakangan muncul versi baru yang melihat peristiwa dari 
30 September 1965 sampai 11 Maret 1966 sebagai suatu kesatuan dan disebut 
"kudeta merangkak". 

Kategori kedua antara lain menyangkut Budi Utomo yang kelahirannya 20 Mei 1908 
diperingati Hari Kebangkitan Nasional. Terdapat kritik terhadap organisasi ini 
yang dinilai bersifat kedaerahan (Jawa). Kategori ketiga adalah hal-hal yang 
tidak jelas dalam sejarah Indonesia. Contohnya mengenai naskah asli surat 
Supersemar, Peristiwa Malari (11 Januari) 1974. 

Buku ini bisa dijadikan salah satu pegangan bagi guru dn siswa serta masyarakat 
yang selama Orde Baru telah menjadi korban rekayasa sejarah rezim penguasa. 
Selama ini publik menjadi bingung karena begitu banyak peristiwa yang kabur 
atau dikaburkan. [R-8] 




Last modified: 22/3/07


25buku2t.gif
Description: GIF image


[mediacare] Re: WNI keturunan Arab di balik gerakan Islam radikal di Indonesia

2007-03-26 Terurut Topik Danny Lim
Bila seseorang sudah bernaturalisasi menjadi WNI, maka asal usulnya 
tidak boleh kita permasalahkan lagi. Apakah WNI itu keturunan China 
atau Arab atau Belanda, bila telah menjadi WNI maka hak dan 
kewajibannya sama persis dengan WNI lainnya. Sehingga bila mereka 
membom Bali, maka mesti disebut "WNI ('tok) membom Bali", bukan 
ditambah embel-embel "WNI keturunan Arab membom Bali", betapa pun 
marahnya kita kepada mereka.

Tulisan di bawah ini jelas bersifat RASISTIS, dus tidak layak dimuat 
di media massa Indonesia. Kecuali bila media massa Indonesia tidak 
paham kode etik jurnalistik. Semoga menjadi perhatian kita semua 
demi membangun kerukunan di Indonesia, amin.

Salam hangat,
Danny Lim
Nederland (negara sangat anti rasisme)


--- In mediacare@yahoogroups.com, Rudy Prabowo <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> WNI Keturunan Arab dan Islam Radikal di Indonesia 
>  
> oleh He-Man 
> 
>  
> Tragedi pemboman di Bali kembali memunculkan nama Abu Bakar 
Ba'asyr pemimpin Majelis Mujahiddin Indonesia yang oleh banyak 
negara dituding terlibat aksi-aksi terorisme di beberapa negara di 
Asia Tenggara. 
> 
>Dalam seminar "Arab dan Islam di Indonesia Dewasa  Ini" yang 
diselengarakan PP Muhammadiyah padahari Rabu  9 Oktober 2002 ==>> 
>   http://w3.rz-berlin.mpg.de/~wm/PAP/BaliBomb-2.html
>
>   Pimpinan NU dan Muhammadiyah menyatakan kekuatirannya akan aksi-
aksi radikalisme Islam yang dipimpin oleh para WNI keturunan Arab di 
Indonesia , dari Laskar Jihad yang dipimpin Ja'far Umar Thalib, 
Front Pembela Islam (FPI) dipimpin Habib Rizieq Shihab, Majelis 
Mujahidin Indonesia dipimpin Abu Bakar Ba'asir, dan Jamaah Ikhwan al-
Muslimin Indonesia dipimpin Habib Husein al Habshi. Pada masa lalu 
kita juga mengenal nama Abdullah Sungkar (alm)  WNI keturunan Arab 
yang melakukan sejumlah aksi pemboman di Indonesia. Demikian juga 
gerakan tarbiyah yang dipimpin oleh WNI keturunan Arab yang bermukim 
di Bogor. 
>   
>Begitu pula tokoh-tokoh kunci lapis kedua gerakan-gerakan Islam 
radikal di Indonesia pun mayoritasnya dipimpin oleh  keturunan Arab 
atau orang Indonesia alumnus universitas Saudi Arabia, Presiden PK 
Hidayat Nur Wahid misalnya , demikian juga tokoh-tokoh lainnya 
seperti Ahmad Fais , Asmuni , Hambali , Aunur Rofiq Ghufran,Yazid 
Jawaz, Abu Haidar, Natsir Harist dll yang sebagiannya masuk dalam 
daftar hitam karena dicurigai terlibat dalam aksi-aksi  terorisme. 
>  
> Kalau melihat sejarah pergerakan Islam di Indonesia, komunitas 
warga Arab sejak lama memang menganut sikap eksklusivme yang 
berlebihan , mereka menganggap ras mereka lebih unggul dari orang 
melayu .Pernikahan antara perempuan Arab dengan laki-laki pribumi 
sangat diharamkan .Dan dikalangan masyarakat Arab Indonesia sendiri 
terbagi dalam dua kelas yaitu kelas Sayyid (atau juga biasa 
dipanggil Habib ataupun  Syarif) yang merupakan kelas "unggul" 
karena merupakan keturunan nabi, dan kelas "masaikh" atau kelas 
lebih rendah,  pertarungan antar kelas ini menimbulkan friksi keras 
antar warga Arab, warga Arab dari kelas Sayyid mendirikan Jamiat'ul 
Kheir, sementara kelas Masaikh mendirikan Al Irsyad , dalam AD/ART 
Al  Irsyad bahkan ditegaskan bahwa kaum Sayyid diharamkan untuk 
bergabung. Di kalangan para sayyid , pernikahan seorang sayyidah 
(perempuan sayyid) dengan non sayyid apalagi orang ajam/ non Arab 
bisa berakhir dengan kematian.
> 
> Pada masa kekuasaan Ottoman masih jaya , kawasan hejaz dan 
hadramaut bisa dikatakan sebagai wilayah tak bertuan, walaupun 
secara administratif berada dalam kekuasaan orang Turki Ottoman tapi 
kalangan Arab disana rata-rata memiliki angkatan perang sendiri yang 
seringkali saling berperang antar  mereka sendiri , dan imbasnya 
juga terjadi di Indonesia. Perang antar klan ini sedikit demi 
sedikit mulai menghilang paska kejatuhan dinasti Turki Ottoman. 
>   
> Tapi pandangan yang menganggap ras Arab lebih unggul masih 
menghinggapi warga Arab di Indonesia. Masih sangat jarang terjadi 
pernikahan antara perempuan Arab dengan laki-laki ajam/non Arab. 
>   
> Paham Islam Radikal di Indonesia
> 
> Paham Islam radikal di Indonesia sebagian besarnya berorientasi  
pada paham Wahaby/Salafy radikal di Timur Tengah. Gerakan-gerakan 
yang berdiri di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari tokoh-tokoh 
ulama garis keras timur tengah , mereka yang menentukan hitam 
putihnya gerakan. Pemilihan para tokoh pimpinan kelompok-kelompok  
fundamentalis biasanya ditunjuk langsung dari pusat (timur tengah) 
bukan pilihan dari bawah , kaum fundamentalis  dikenal sangat 
fanatik sehingga mereka akan 100 % menurut pada keinginan  top 
leader  mereka tanpa membantah . 
> 
> Inilah yang menyebabkan kenapa WNI keturunan Arab ataupun alumnus 
universitas di Saudi Arabia yang selalu menjadi pemimpin gerakan-
gerakan fundamentalis di Indonesia. Paham 

[mediacare] Tanah Air

2007-03-24 Terurut Topik Danny Lim
TANAH AIR
(Buku "Indonesië" oleh Dirk Vlasblom)

Bangsa Indonesia mungkin satu-satunya bangsa di dunia yang menyebut negerinya 
tidak dengan Vaderland (Father Land) melainkan dengan Tanah Air. Ini tepat 
sekali, sebab Indonesia adalah negeri kepulauan terbesar di dunia, dan sebagian 
besar wilayahnya berupa air. Ada sekitar 13.000 pulau-pulau di kawasan 
Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia nomor 4 setelah China, India dan AS. Alam 
Indonesia amat kaya raya, budayanya beraneka ragam, demikian pula bahasa dan 
tradisinya. Indonesia mungkin pula satu-satunya negara yang mempunyai kaitan 
sejarah dengan semua agama besar di dunia. Pada mulanya agama di Indonesia 
adalah Hindu dan Budha, kemudian masuk Islam dan belakangan masuk Kristen. 
Mayoritas penduduk Indonesia kini beragama Islam.

Di awal eksistensinya, Indonesia bereksperimen dengan bentuk RIS (Republik 
Indonesia Serikat), namun Indonesia kemudian kembali ke bentuk negara kesatuan. 
Mottonya Bhinneka Tunggal Ika. Bentuk negara kesatuan dipilih sebagai "protes" 
terhadap politik devide-et-impera kolonial Belanda. Namun negara kesatuan yang 
masih muda itu tenggelam ke dalam Demokrasi Terpimpinnya Soekarno dan Orde 
Barunya Soeharto. Setelah tumbangnya Soeharto, Indonesia mencari bentuknya. Di 
tahun 2004 untuk pertama kalinya Indonesia memilih langsung presidennya. 
Jenderal purnawirawan Susilo Bambang Yudhoyono adalah presiden pertama 
Indonesia yang dipilih langsung oleh rakyatnya.

DL - Namun selama 61 tahun ini, baik "tanah" mau pun "air" Indonesia lebih 
mencelakakan rakyatnya ketimbang membuat mereka bahagia. How comes? :-(.

Balasan: Re: [mediacare] Perda Berbasis Injil

2007-03-24 Terurut Topik Danny Lim
Lho, di UUD ada pasal 29 "Ketuhanan yang maha esa", itu artinya 
agama masuk ke sistim negara. Anda berkata "perda bernuansa agama 
bertentangan dengan UUD sehingga SBY dan JK harus membatalkan perda-
perda itu?" How comes? Perda bernuansa agama justru patuh kepada 
pasal 29 UUD itu. Ditambah lagi sila pertama Pancasila 
berbunyi "Ketuhanan yang maha esa", maka amat tepat bila perda-perda 
di Indonesia bernuansa agama. Perda yang TIDAK bernuansa agama 
itulah yang bertentangan dengan pasal 29 UUD dan sila pertama 
Pancasila.

So  bila Indonesia ingin mendapatkan perda-perda yang bebas 
agama, buanglah pasal 29 UUD dan (sila pertama) Pancasila ke tong 
sampah, dijamin tokcer.

NB. Biasanya email saya seperti ini tidak diloloskan oleh moderator. 
Lucunya, email-email seperti di bawah ini diloloskan berulang kali. 
Padahal solusinya ada di email-email saya, yaitu buang Pancasila dan 
pasal 29 UUD ke tong sampah. Tampaknya, moderator Media Care BUKAN 
berupaya mencari solusi, melainkan berupaya agar milisnya ramai 
terus dengan diskusi-diskusi (pepesan kosong), bukan begitu mod? 
Jangan marah ya Mod. Sekali-sekali saya perlu juga mengritik Mod 
nih, boleh 'kan?

Salam hangat, Danny Lim, Nederland

--- In mediacare@yahoogroups.com, Don Manurung <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Saya dengan catatan setuju dengan Bung Alex dan Pak Kartono. 
Karena kalau proses "demokratis" ini dibiarkan bergulir dan lanjut 
kebablasan, bisa akhirnya fatal untuk Republik kita. Andai kita 
hanya enjoy ourselves, negara ini bisa bubar, dan dalam kepingan 
yang menyusul, semua SDA akan sangat dinikmati oleh para 
multinasional. Sayang!
>
>   Karena itu menurut saya sebanyaknya harus mendesak kepada LSM, 
NGO, parpol, pakar, para intelektual, DPR, DPRD dan lain-lain untuk 
mendesak kepada pemerintahan SBY dan MJK untuk menyatakan tidak 
berlakunya segala perda yang berlawanan dengan UUD dan uu terkait.
>
>   Tampak sekali pemerintah banyak diam, atau ragu, atau mungkin 
juga ada "kartu" tertentu yang sedang dimainkan. Juga UU Otonomi 
Daerah harus di revisi guna mencegah segala pembablasan oleh 
siapapun. Waktunya sudah matang karena bukti sudah banyak. Harus ada 
keseimbangan kekuasaan pusat-daerah.
>
>   DM
> 
> alex priyasma <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   Ya, saya setuju dengan usulan pak Kartono Muhammad. 
Indonesia (baca:daerah) kan sedang dalam proses mencari jati diri 
yang salah satunya  diidentifikasi dalam Perda. Kita liat saja, 
seberapa jauh daerah yang mengusung perda berbasis agama (alquran, 
injil, dll) mampu mengatasi persoalan ekonomi, sosial, dan 
politiknya.  Aceh saja boleh pake  syariat, kenapa  daerah lain 
tidak. 
> Proses pencarian jati diri daerah memang merupakan proses yang 
lama. Indonesia dengan Pancasila pun masih sering diperdebatkan 
sampai sekarang. Saya koq percaya suatu saat kalo memang perda 
berbasis kitab suci agama tidak lagi relevan mengatasi persoalan 
(dan justru menimbulkan konflik) dia akan hilang dengan sendirinya 
entah dengan bebagai cara.
> Yang penting, enjoy aja
> 
> 
> Kartono Mohamad <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Mengharapkan 
Pemerintah Jakarta turun tangan terhadap minculnya perda berdasar 
syari ah Islam? Sama saja dengan menunggu Godot. Pemerintah Pusat 
kan  bercirikan serba ragu, serba takut pada bayangan politik, Dan 
tidak percaya diri.
>   Jadi kalau menurut saya ya biarkan saja. Misalnya Manado mau 
membuat perda bernuansa Kristen, NTT mau buat perda bernuansa 
Katolik, Bali membuat perda bernuansa Hindu. Nanti kalau Ada 
kabupaten yang penduduknya mayoritas Budha mau bikin perda bernuansa 
Budha. Ya biarkan saja. Jangan yang satu dibolehkan yang lain 
dilarang. Kalau sampai Indonesia terpecah belah, kita dapat melihat 
siapa sebenarnya yang memulai menyulut api.
>   KM
>
> ---Original Message---
>
> From: Sunny
>   Date: 23-03-2007 21:17:50
>   To: mediacare@yahoogroups.com
>   Subject: Re: [mediacare] Perda Berbasis Injil
> 
>
> 
>   Ceritanya pemerintah Jakarta bukan saja  merestui tetapi juga 
mendorong untuk diberlakukan syarat Islam, dan ini sudah dijalankan 
dibeberapa daerah seperti di Sulawesi Selatan, Aceh, jadi sekarang 
giliran orang Papua mau bikin berbasiskan Injil di Manokwari dari 
segi keadilan tentu bisa saja, tetapi apakah dibolehkan oleh Jakarta 
itu soal lain.  Nanti  kalau ada daerah yang bikin Perda berbasis Al 
Kafirum pun silahkan.
>
>
> - Original Message - 
>   From: Donald USE Taralia 
>   To: mediacare@yahoogroups.com 
>   Sent: Friday, March 23, 2007 3:49 AM
>   Subject: [mediacare] Perda Berbasis Injil
>   
> 
> 
>   Kita dukung apa tidak nih?
>
>   DT
>
>
>   Manokwari Godok Raperda Berbasis Injil 
>   http://w

[mediacare] Re: Pantaskah R.A.Kartini jadi Pahlawan Nsional ?

2007-03-22 Terurut Topik Danny Lim
Masak-memasak,  ... itu hobby saya, bikin semur daging, sup 
ayam, opor ayam, rawon dll. Kapan mampir ke rumah saya, nanti saya 
masak untuk anda.

Undangan Kartini Trophy? Oooo . itu aktifitas umum digedung 
umum, diselenggarakan oleh pemda Den Haag dan disiarkan di koran-
koran. Perorangan/instansi yang berjuang untuk emansipasi diberi 
kesempatan mendaftarkan diri atau dicalonkan orang lain. Hadiahnya 
selain trophy juga duit 2500 euro, yummy yummy.

Wanita tokoh emansipasi Belanda? Oo ... semua perempuan 
Belanda adalah tokoh emansipasi. Perempuan Belanda mana ada yang mau 
dipoligami? Perempuan Belanda kalau naksir cowok, dia yang mengejar-
ngejar, bahkan kalau perlu dia pula yang melamar sicowok itu. Dan 
menceraikan suami? Boanyaaak  pokoknya bila si suami macam-macam 
kagak ampun bakal diceraikan oleh si istri deh donk tuh yee cihui.

Pria dan wanita betul-betul sederajat di Belanda sini. Mengapa 
dipilih nama Kartini? Karena pemda Den Haag hendak memfokuskan diri 
pada pendatang asing yang masih belum bisa menerima emansipasi, baik 
prianya yang sok macho mau pun wanitanya yang memble. Nah dari 
banyak nama tokoh emansipasi asing, Kartini dianggap yang paling 
hebat dan representatif. Wanita Belanda sendiri seperti telah saya 
tulis di atas, ngga memerlukan dorongan lagi untuk ber-emansipasi.

Sebuah diskusi yang menarik dan bermanfaat menjelang Hari Kartini 21 
April.

Salam hangat, Danny Lim, Nederland

--- In mediacare@yahoogroups.com, "GAYa NUSANTARA" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> 
> 
> 
>   Di Bovenkarspel ada Yayasan Kartini, pengurusnya orang Belanda 
yang 
>   kagum pada perjuangan emansipasi Kartini dulu itu. Di Den Haag 
>   seperti telah saya sebutkan, setiap tahun disediakan trophy, 
namanya 
>   Kartini-Trophy, buat perorangan/instansi yang memperjuangkan 
>   emansipasi di Den Haag dan sekitarnya. Di Pasar Malam Besar 
bakal 
>   ada tonil solo dimainkan oleh wanita Belanda yang di tubuhnya 
masih 
>   mengalir darah Indonesia. Pemain tonil itu begitu piawai 
>   menggabungkan surat-surat Kartini yang banyak dulu itu menjadi 
>   sebuah surat baru, yang seakan ditulis sendiri oleh mendiang 
Kartini.
> 
>   Maria: emangnya nggak ada tokoh feminis lain di Belanda, koq 
sampe nyatut tokoh dari negara lain sich? Ato di Den Haag nggak 
punya tokoh feminis, makanya mereka butuh tokoh dari Indonesia, 
kasihan amat ya...
> 
> 
>   Saya tahu Den Haag berkaitan erat dengan Hindia-Belanda, 
sehingga 
>   mendapat julukan Janda India ketika kolonial Belanda harus cao 
dari 
>   Indonesia. Namun bahwa sosok Kartini di Belanda, minimal di Den 
Haag 
>   begitu populer dan dihargai, merupakan surprise buat saya. Saat 
>   penyerahan Kartini-Trophy kepada Rahma El-Hamdaoui si orang 
Maroko, 
>   ada sekitar 200 hadirin, semuanya wanita Maroko. Saya tidak 
melihat 
>   wanita Indonesia di situ. Hal ini lebih membuat saya surprise 
lagi. 
>   Bahwa orang Belanda amat menghargai Kartini itu sudah sebuah 
>   surprise, namun bahwa wanita Indonesia di Belanda tidak/kurang 
ada 
>   perhatian kepada perjuangan emansipasi Kartini betul-betul 
abusrd.
> 
>   Maria: Sudah ditanyakan apakah ada perempuan Indonesia yang 
diundang? Adanya trophy ini saja saya baru dengar, dan setahu saya 
memang banyak migran maroko yang tinggal di Belanda...so? 
> 
>   Bagaimana dengan wanita Indonesia di Indonesia? Apakah 
menghargai 
>   Kartini cuma sebatas mengenakan kebaya dan bikin acara masak-
memasak 
>   saja pada tanggal 21 April?
> 
>   Maria: Wah mohon maaf saja kalu di Belanda cuma bisa bikin 
tonil. Minimal saya yang memang aktivis NGO (dan saya yakin banyak 
rekan aktivis perempuan yang lain dan jauh lebih hebat dari saya)  
tidak mengingat semangat Kartini sekedar 21 April saja, we remember 
her spirit and we do something 24/7.  
> 
>   Lagipula kenapa dengan memasak dan kebaya?  Seolah ketika 
seseorang mengenakan kebaya dan memasak menjadi masalah.  Bagi saya 
yang harus melihat ibu saya memasak untuk semua orang di rumah, baik 
dalam keadaan sehat maupun sakit, ini juga perjuangan dia sebagai 
perempuan dan ibu, karenanya ketika beliau sakit saya bersedia 
menggantikannya memasak, dan saya beruntung saya bekerja di NGO yang 
mendukung saya kalau saya ingin melakukan ini. Apabila anda merasa 
memasak dan kebaya itu "cuma sebatas" itu saja, saya justru melihat 
anda sangat mengejek. Mengejek perempuan yang bagi anda "hanya" bisa 
pakai kebaya dan memasak dan mengejek pekerjaan memasak dan pakaian 
kebaya sebagai bukan apa-apa, bahkan sebagai alat pelecehan. apakah 
perlu saya sampaikan bahwa memasak itu sudah jadi pekerjaan yang 
tidak sekedar domestik, namun sudah keluar dari lingkungan rumah 
(lihat saja restoran dan hotel), dan sudah banyak laki-laki yang 
melakukan profesi memasak ini. 
> 
>   justru sekarang saya lihat berta

[mediacare] Dwiwarna

2007-03-22 Terurut Topik Danny Lim
DWIWARNA
(Buku "Indonesië" oleh Dirk Vlasblom)

Di tahun 1922, mahasiswa Indonesia di Belanda yang tergabung dalam Perhimpunan 
Indonesia, memilih bendera merah-putih untuk organisasinya. Di tengah-tengah 
bendera ada gambar kepala banteng. Di tahun 1928, Partai Nasional Indonesia 
(PNI) -nya ir. Soekarno juga memilih warna bendera merah-putih. Tahun 1929, 
mahasiswa-mahasiswa Jakarta juga menaikkan bendera merah-putih. Pengukuhan 
bendera merah-putih sebagai bendera nasional diambil di Kongres Rakyat 
Indonesia tahun 1939 di Bandung. (DL - Melihat keleluasaan Indonesia 
mempersiapkan negerinya, baik di Indonesia mau pun di Belanda sendiri, 
bagaimana kita bisa bilang kolonial Belanda menghalangi kemerdekaan 
Indonesia??? Ihik.).

Tanggal 17 Agustus 1945, ir. Soekarno dan Mohamad "Rotterdammer" Hatta 
memproklamirkan kemerdekaan Indonesia di jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta, 
yaitu rumah kediaman Soekarno. Istri ke-3 Soekarno, Fatmawati, menjahit bendera 
pusaka merah-putih. Bendera merah-putih itu dinaikkan di sebatang bambu. Namun 
Belanda baru mengakui kemerdekaan Indonesia tanggal 27 Desember 1949.

Bendera merah-putih adalah bendera Kerajaan Majapahit. Motto negeri Indonesia 
Bhinneka Tunggal Ika adalah sebuah motto Jawa yang dibuat oleh Empu Prapanca, 
penyair terkenal dari jaman Kerajaan Majapahit di abad ke-14.

DL - Seandainya nama Indonesia membawa sial, bagaimana bila nama "Republik 
Indonesia" diganti menjadi "Republik Majapahit", mengingat bendera merah-putih, 
motto Bhinneka Tunggal Ika dan Sumpah Palapa Gajah Mada juga berasal dari 
Kerajaan Majapahit???


[mediacare] Re: REMINDER: Undangan MUKER Masyarakat Trisakti, Sabtu 24 Maret 2007

2007-03-21 Terurut Topik Danny Lim
Haaah  Muker-nya dari jam 08.00 s/d 21.30? Buang tempo 
kebanyakan atuh. Mengapa tidak mendirikan milis Trisakti azha, saya 
pasti akan ikut mendaftar menjadi anggotanya.

Indonesia luas, alumni Trisakti berserakan di seluruh Nusantara, 
masakan harus ke Convention Hall di Jakarta? Lalu siapa yang mau 
kasih tiket ke ogut di Belanda sini? He he. Jad . segera 
dirikan milis Trisakti deh. Atau ... barangkali milis Trisakti telah 
berdiri? Tolong kasih tahu saya ya, terima kasih sebelumnya.

Salam hangat, Danny Lim, Nederland

--- In mediacare@yahoogroups.com, "adji ekawarman" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> *mohon ijin kepada moderator utk menyampaikan pengumuman ini..
> 
> teman2 alumni TRISAKTI semua..
> 
> tolong undangan ini diinformasikan/ diteruskan ke teman2 alumni 
lainnya melalui milis masing2 jurusan/fakultas maupun UKM-UKM, ya..
> undangan ini sifatnya terbuka untuk semua alumni Universitas, 
Sekolah Tinggi dan Akademi TRISAKTI..
> 
> terima kasih atas kerjasama dari moderator,
> 
> adji
> 
> -
> 
> 
> Nomor:
004/Sek/Muker/MT/II/2007   Jakarta, 20 Februari 
2007
> 
> Lampiran : 1 berkas
> 
> Perihal:Undangan MUKER
> 
>  
> 
>  
> 
> Kepada :Yth. Bapak/Ibu/Sdr. 
> 
> JAKARTA
> 
>  
> 
>  
> 
> Diberitahukan dengan hormat bahwa Masyarakat Universitas Trisakti 
akan mengadakan Musyawarah Kerja.
> 
>  
> 
> Adanya wacana bahwa masyarakat turut berperan serta dalam 
pengawasan dan tanggung jawab terhadap kondisi Indonesia, seperti 
dalam hal sosial, ekonomi, pendidikan, dan olah raga, maka 
Masyarakat Trisakti yang merupakan perkumpulan para Stakeholder 
Perguruan Tinggi Trisakti merasa peduli pada kondisi akhir-akhir 
ini.   
> 
>  
> 
> Musyawarah kerja ini secara umum diadakan untuk menggalang seluruh 
Stakeholder agar dapat berpartisipasi secara aktif dalam 
merealisasikan Visi dan Misi Pendidikan Tinggi dan bertujuan untuk 
dapat menjaga kelangsungan kiprah Pendidikan Tinggi Trisakti dalam 
melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, dengan langkah-langkah 
yang selalu bergerak dinamis sesuai dengan perkembangan Ilmu 
Pengetahuan, Teknologi, Seni dan Budaya. Dan secara khusus 
musyawarah kerja ini diadakan untuk meningkatkan kepedulian pada 
masyarakat Indonesia dari segi kesejahteraanya, lebih peduli pada 
sektor pendidikan, kesehatan dan olahraga.
> 
>  
> 
> Sesuai dengan Visi, mewujudkan keseimbangan yang selaras dan 
harmonis dalam pencapaian academic excellence dan, Misi Masyarakat 
Trisakti, memberi kontribusi dalam mewujudkan good university 
governance, mendorong terciptanya kehidupan kampus yang selaras dan 
harmonis serta memberi iklim yang kondusif bagi pengembangan 
akademis serta membantu menciptakan kesetaraan dan keterkaitan 
antara praktisi industri dan bisnis dengan pengembangan akademis.
> 
>  
> 
>  
> 
>  
> 
>  
> 
> Sehubungan dengan hal tersebut, maka Masyarakat Trisakti dengan 
hormat mengajukan permohonan kepada Bapak/Ibu/Saudara untuk berkenan 
menghadiri acara MUSYAWARAH KERJA MASYARAKAT TRISAKTI tersebut.
> 
>  
> 
> Acara MUSYAWARAH KERJA MASYARAKAT TRISAKTI ini akan dilaksanakan 
pada :
> 
>  
> 
>  
> 
> Hari / 
Tanggal:Sabtu / 24 Maret 2007
> 
> 
Jam   :09.00 - 19.00
> 
> 
Tempat:Jakarta Convention Center
> 
>
 JAKARTA 
> 
>  
> 
>  
> 
> Demikianlah permohonan dari kami, besar harapan kami, 
Bapak/Ibu/Saudara dapat memenuhi permohonan kami tersebut, dan atas 
perhatiannya kami sampaikan terima kasih.
> 
>  
> 
>  
> 
>  
> 
> Ketua 
Umum  Ketua  
Panitia Pelaksana
> 
>  
> 
>  
> 
>  
> 
>  
> 
> Setya Novanto, SE.Ak  DR. drg. 
Melanie S. Djamil, MBiomed
> 
> 
> 
> ---
---
> 
> 
> 
> JADWAL ACARA 
> 
> MUSYAWARAH KERJA MASYARAKAT TRISAKTI
> 
> JAKARTA CONVENTION CENTER
> 
> 24 Maret 2007
> 
>  
> 
>  
> 
>   WAKTU
>  SUSUNAN ACARA
>  
>   08.00 - 09.00
>  HEREGISTRASI
>  
>   09.00 -  09.45
>  Pembukaan :
> 
>   Paduan Suara
> 
>   ·Laporan Ketua OC
> 
>   ·Sambu

[mediacare] Ken Dedes lebih hebat dari Kartini?

2007-03-21 Terurut Topik Danny Lim
Ada yang bilang, Ken Dedes lebih hebat dari Kartini. Ada yang bisa
cerita tentang Ken Dedes, please? Terima kasih sebelumnya.

Sangat positif bila Indonesia mengangkat tokoh-tokoh wanita
Indonesia, baik yang berasal dari periode kemerdekaan mau pun
periode Hindia Belanda, bahkan periode sebelum orang Eropa
menjejakkan kakinya di Nusantara. Soal pantas tidaknya tokoh-tokoh
wanita itu diberi gelar pahlawan nasional, ogut tidak melihat
relevansinya di sini. Yang penting semangat, buah pikiran dan
kinerja nyata mereka yang mana saja yang bisa/layak dipanut oleh
gadis-gadis remaja Indonesia sekarang?

Milis Media Care ini menurut saya dapat melahirkan Kartini-Kartni
baru, wong Kartini dulu kerjanya juga cuma menulis, bukan? Namun
member wanita Media Care yang rajin menulis tampaknya hanyalah
Hafsah Salim ini. Member wanita Media Care yang lainnya hanya
menulis sporadis dan/atau reaktif saja. Okki dokki ya, saya nantikan
tulisan-tulisan para Kartini Media Care yang orisinil, patriotis dan
terutama memperjuangkan emansipasi, dan kalau bisa pemikiran yang
mampu mendobrak budaya destruktif Indonesia "korupsi, jam karet dan
gontok-gontokan". Sukses ya.

Sebuah diskusi yang menarik dan bermanfaat, amat relevan menjelang
peringatan Hari Kartini 21 April nanti.

Salam hangat, Danny Lim, Nederland


--- In mediacare@yahoogroups.com, "Hafsah Salim" <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
>
>
>
> Yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan adalah Bung Karno yang
> merupakan the Founding Father of Indonesia.
>
> Jadi Kartini bukan pahlawan yang diangkat oleh Belanda, Jepang,
> ataupun Amerika.  Kalo kita menghormati Bung Karno, tentu juga kita
> harus menerima nama2 yang oleh pendiri Indonesia  ditetapkan
sebagai
> pahlawan bangsa ini.
>
> Saya pribadi tidak setuju kalo Diponegoro, Sentot, Untung Surapati
> dianggap pahlawan, tetapi karena Bung Karno menetapkannya sendiri
> dengan alasan2 yang jujur, meskipun saya anggap salah, tapi tetap
saya
> bisa menerimanya.  Bung Karno menyatakan bahwa biarpun penjahat,
asal
> saja memusuhi dan dimusuhi Belanda, dan pernah dipenjara Belanda,
maka
> dia saya angkat jadi pahlawan.  Karena katanya bangsa yang besar
perlu
> punya daftar nama2 pahlawannya.
>
> Yang menyesatkan adalah mereka yang menentang Kartini sebagai
pahlawan
> bangsa !!!  Mereka itu menutup mata perjuangan Kartini terhadap
> kebebasan wanita Indonesia.  Kartini dilahirkan sebagai orang Jawa
> dari keluarga Islam Kejawen, namun setelah mendapatkan pendidikan
di
> Belanda dia tertarik masuk Katolik meskipun dia juga tetap tidak
> keluar dari agama keluarganya Islam Kejawen.
>
> Mereka yang menentang Kartini sebagai pahlawan tidak punya alasan
lain
> karena Kartini dianggapnya menentang cita2 menuju negara Syariah
Islam.
>
> Oleh karena itu untuk mencegah Syariah Islam yang biadab ini, perlu
> kita memiliki figur pahlawan wanita bagi bangsa ini sebagai Kartini
> yang tidak pakai jilbab, cukup pakai kebaya jawa saja.  Apalagi
ajaran
> islam melarang wanita keluar rumah sendirian untuk sekolah ataupun
> cari kerjaan, meskipun suaminya sendiri seringkali mengizinkannya.
>
> Ny. Muslim binti Muskitawati.




[mediacare] Tahun 2014, Waktunya Pemimpin Muda Tampil

2007-03-21 Terurut Topik Danny Lim
DL - Ada parpol baru lagi, namanya Partai Matahari Bangsa (PMB). Sang ketua, 
Imam Adduratqutni berujar "PMB juga terbuka terhadap kemajuan, cinta damai, dan 
menghargai Kemajemukan agama, budaya, dan etnisitas. " Namun di bawahnya 
terbaca "Oleh karena itu, tujuan perjuangan PMB diarahkan menjaga kemuliaan 
Islam. " Pertanyaan ogut: apakah PMB terbuka buat anggota non-muslim yang ingin 
membangun RI lewat PMB? Seperti di Belanda sini, partai Kristen terbuka buat 
muslim dan agama non-Kristen lainnya, asal bercita-cita membangun Belanda. 
Siapa yang tahu jawabannya please? Terima kasih sebelumnya.


SUARA PEMBARUAN DAILY 


Tahun 2014, Waktunya Pemimpin Muda Tampil
[JAKARTA] Tahun 2014 merupakan saat yang tepat dan ditunggu oleh barisan muda 
generasi penerus bangsa untuk tampil memimpin negeri ini. 

Ironisnya generasi muda Muhammadiyah yang menjadi pewaris tradisi sosial KH 
Ahmad Dahlan tidak percaya bahwa aspirasi politiknya dapat tersalurkan lewat 
partai yang didukung Muhammadiyah. Karena itu, mereka kemudian mendirikan 
partai politik baru bernama Partai Matahari Bangsa (PMB). 

"PMB merupakan partai Islam berkemajuan yang meletakkan landasan perjuangannya 
kepada prinsip-prinsip Islam rahmatan lil 'alamin. "PMB juga terbuka terhadap 
kemajuan, cinta damai, dan menghargai Kemajemukan agama, budaya, dan etnisitas. 
Tahun 2009 kami mungkin belum terlalu banyak berbuat. Tapi tahun 2014 merupakan 
waktunya bagi generasi muda untuk tampil," ujar Ketua Umum Partai Matahari 
Bangsa Imam Adduratqutni kepada Pembaruan di Jakarta, Rabu (7/3). 

Menurut dia, PMB sendiri meyakini bahwa Islam dapat membawa rakyat Indonesia 
menuju kesejahteraan material dan spiritual. Oleh karena itu, tujuan perjuangan 
PMB diarahkan menjaga kemuliaan Islam. "Sebagai partai yang lahir dan digagas 
eksponen Angkatan Muda Muhammadiyah, PMB diharapkan menjadi partai umat," 
katanya. [E-5] 




Last modified: 8/3/07 


[mediacare] Re: kronologi aksi dan statemen tolak ruu penanaman modal

2007-03-20 Terurut Topik Danny Lim
Di bawah ini terbaca kalimat ". Ironisnya, pemerintah dan DPR RI 
malah mengeluarkan produk-produk kebijakan yang bertentangan dengan 
arah  konstitusi negara "

Haaah . bertentangan dengan konstitusi negara??!! Bukankah itu 
namanya MAKAR atau SUBVERSIF atau KUDETA? Laporkan saja ke 
pengadilan yang merupakan elemen ke-3 Trias Politica. Bila yudikatif 
juga memble, ditambah eksekutif dan legislatif yang makar, apa ngga 
sebaiknya menyatakan failit Republik Indonesia dan mendirikan negara 
baru di atasnya, misalnya Republik Sriwijaya atau Republik Majapahit 
dengan UUD baru? Bila patriot bangsa di tahun 1945 mampu 
memproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia, masa sih tidak mampu 
memproklamirkan Republik Majapahit di tahun 2007 atau 2008 atau 2009?

Salam hangat, Danny Lim, Nederland

--- In mediacare@yahoogroups.com, yusuf ikhlas abdul arif al 
jugjakarti <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Kronologi Aksi 20 Maret 2007 
>   Menolak Pengesahan RUU Penanaman Modal 
>   oleh Koalisi Rakyat Anti-Penjajahan Baru
>
>   Pukul 09.30-09.45: Massa aksi berkumpul di Taman Ria Senayan
>   Pukul 09.45-10.00: Massa aksi yang berjumlah 300 orang melakukan 
long march ke DPR RI
>   Pukul 10.00-10.15: Pembukaan aksi olehTaufiq selaku Koordinator 
Umum koalisi
>   Pukul 10.15-10.30: Orasi dari pelbagai elemen koalisi
>   Pukul 10.30-11.00: Happening art dan pertunjukan kesenian rakyat
>   Pukul 11.00-12.30: Orasi dari pelbagai elemen koalisi
>   Pukul 12.30-13.00: Penutupan aksi dengan pembacaan statemen oleh 
Taufiq  Koordinator Umum koalisi
>
>
>
>
>   TOLAK DAN HENTIKAN PEMBAHASAN RUU PENANAMAN MODAL
>   PERNYATAAN SIKAP KOALISI RAKYAT ANTI-PENJAJAHAN BARU 
>   TERHADAP RUU PENANAMAN MODAL
>
>   Praktik penanaman Modal sejak berlakunya UU Nomor 1 Tahun 1967 
(yang diubah dengan UU Nomor 11 Tahun 1970) dan UU Nomor 6 Tahun 
1968 Tentang Penanaman Modal Dalam Negeri (yang diubah dengan UU 
Nomor 12 Tahun 1970), tidak banyak memberikan kontribusi bagi 
kepentingan nasional. 
>
>   Kegagalan berbagai instrumen perundangan, termasuk yang mengatur 
tentang permodalan asing dan undang-undang sektoral,  dapat dilihat 
dari berbagai indicator. Diantaranya jumlah penduduk yang berada di 
garis kemiskinan, jumlah konflik sumberdaya alam, bencana akibat 
perusakan lingkungan, banyaknya orang yang tergusur dan/atau belum 
menikmati jasa pelayanan umum. Di Indonesia, setidaknya ada 110 juta 
jiwa penduduk yang hidup dengan penghasilan kurang dari US$ 2 atau 
kurang dari Rp 18 ribu per hari. Sekalipun lingkaran kemiskinan itu 
sebagian disebabkan oleh warisan kolonial, hingga tingkat tertentu 
juga disebabkan oleh pengaturan yang gagal mencapai tujuannya.  
>
>   Sebaliknya, kemandirian ekonomi Indonesia semakin jauh. Negeri 
ini makin bergantung pada kekuatan asing. Sejak penanaman modal 
asing diumumkan menjadi salah satu tonggak pertumbuhan ekonomi 
negara, dominasinya terlihat nyata. Sepanjang 10 tahun terakhir, 
Modal asing mencapai  70% total modal. Tak heran jika privatisasi 
aset-aset publik marak dilakukan melalui .berbagai produk kebijakan. 
Mulai UU migas No 22 tahun 2001, UU kelistrikan, UU No 7/ 2004 
tentang Sumberdaya Air , Amandemen UU Kehutanan melalui UU 19/ 2004 
dan banyak lagi.  
>
>   Padahal, Kontititusi negara, Undang Undang Dasar 1945,  
menyebutkan dengan jelas bahwa tugas penyelenggara negaralah 
mengantar rakyat ke gerbang "keadilan dan kemakmuran". Oleh karenaya 
mereka  diwajibkan "melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh 
tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum, 
mencerdaskan kehidupan Bangsa…". Setiap upaya tersebut harus 
dilandaskan pada prinsip "keadilan sosial bagi seluruh rakyat 
Indonesia". 
>
>   Konstitusi negara juga menegaskan pentingnya kekuasaan negara 
atas cabang-cabang produksi yang penting untuk hajat hidup orang 
banyak. Kewenangan negara atas bumi dan air dan kekayaan alam harus 
digunakan untuk "sebesar-besarnya kemakmuran rakyat". 
>
>   Hal diatas senada dengan konvensi dan perjanjian internasional 
yang sudah diratifikasi Indonesi. Mulai Konvensi CEDAW mengenai anti 
diskriminasi terhadap perempuan , Kovenan Hak sipil dan politik, 
Kovenan hak-hak Ekonomi Sosial dan Budaya, Konvensi ILO, Konvensi 
Perlindungan terhadap Indigenous People dan Lingkungan Hidup, 
Konvensi tentang Hak Anak. 
>
>   Ditambah lagi Deklarasi Majelis Umum PBB No. 52 (18 September 
2000),khususnya bab III tentang pembangunan dan penghapusan 
kemiskinan, menegaskan komitmen global tentang penghapusan 
kemiskinan. Millenium Development Goals (MDGs)  memberi perhatian 
khusus pada beberapa hal, terutama "penghapusan 
kemiskinan", "perlindungan lingkungan",  "hak-hak asasi manusia, 
demokrasi, dan pemerintahan yang bersih dan bertanggungjawab (clean 
go

[mediacare] Re: Pantaskah R.A.Kartini jadi Pahlawan Nsional ?

2007-03-20 Terurut Topik Danny Lim
Di Bovenkarspel ada Yayasan Kartini, pengurusnya orang Belanda yang 
kagum pada perjuangan emansipasi Kartini dulu itu. Di Den Haag 
seperti telah saya sebutkan, setiap tahun disediakan trophy, namanya 
Kartini-Trophy, buat perorangan/instansi yang memperjuangkan 
emansipasi di Den Haag dan sekitarnya. Di Pasar Malam Besar bakal 
ada tonil solo dimainkan oleh wanita Belanda yang di tubuhnya masih 
mengalir darah Indonesia. Pemain tonil itu begitu piawai 
menggabungkan surat-surat Kartini yang banyak dulu itu menjadi 
sebuah surat baru, yang seakan ditulis sendiri oleh mendiang Kartini.

Saya tahu Den Haag berkaitan erat dengan Hindia-Belanda, sehingga 
mendapat julukan Janda India ketika kolonial Belanda harus cao dari 
Indonesia. Namun bahwa sosok Kartini di Belanda, minimal di Den Haag 
begitu populer dan dihargai, merupakan surprise buat saya. Saat 
penyerahan Kartini-Trophy kepada Rahma El-Hamdaoui si orang Maroko, 
ada sekitar 200 hadirin, semuanya wanita Maroko. Saya tidak melihat 
wanita Indonesia di situ. Hal ini lebih membuat saya surprise lagi. 
Bahwa orang Belanda amat menghargai Kartini itu sudah sebuah 
surprise, namun bahwa wanita Indonesia di Belanda tidak/kurang ada 
perhatian kepada perjuangan emansipasi Kartini betul-betul abusrd.

Bagaimana dengan wanita Indonesia di Indonesia? Apakah menghargai 
Kartini cuma sebatas mengenakan kebaya dan bikin acara masak-memasak 
saja pada tanggal 21 April?

Salam hangat, Danny Lim, Nederland
www.ikenindonesie.nl


--- In mediacare@yahoogroups.com, Lisman Manurung <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Seorang peneliti Jepang pernah menyimpulkan bahwa
> Kartinilah yang pertama sekali mempunyai empathy atas
> sebuah nasion dan kemudian saat ini dikenal di dunia
> dengan nama Indonesia. Mengapa? Dia bisa melukiskan
> derita petani mskin di Jawa Barat, padahal dia bukan
> warga Jawa Barat. Orang sekarang hanya bisa bergejolak
> emosinya kalau penasehat spritualnya dihina orang.
> Bagi Kartini si petani bukan dewa atau titisan dewa.
> 
> Apa yang diajarkan oleh Kartini dan mengapa orang
> Barat menghargai dia? Sudah pasti tidak semua orang
> Barat berbondong-bondong menghargai dia. Orang bule
> yang tetap under estimate bahwa orang Indonesia adalah
> kumpulan dari orang-orang yang didominasi oleh
> fatalisme dan terbatas daya empatinya akan menilai
> Kartini cuma ngigau.
> 
> Sampai dengan generasi saat ini, yang tak kurang
> banyaknya bertitel karena proses nyontek-nyontek  atau
> ijazah palsu, masih akan belum mampu menangkap makna
> kekuatan intelektualitas Kartini. Dan repotnya, tanpa
> memiliki intelektualitas sejati, akan sulitlah 
> menghargai Kartini. Dia tidak berjuang dengan senjata.
> Untunglah TNI selalu menghargai dia dengan membuat
> Balai Kartini.
> 
> Jadi Kartini adalah penggagas Indonesia Merdeka.
> Makanya namanya sealu dijadikan simbol emansipasi,
> bukan semata-mata emansipasi wanita.
> --- Danny Lim <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> > Pak Hoesein,
> > 
> > Email ini anda kirim tahun lalu, dan masih tersimpan
> > rapi di arsip saya. Karena sebentar lagi Indonesia
> > merayakan Hari Kartini, maka saya ingin menjawab
> > email pak Hoesein ini, terlambat setahun ngga
> > apa-apa ya pak :-).
> > 
> > Ada kesan kolonial Belanda dulu itu mengangkat kasus
> > Kartini hanya untuk "memuluskan pergantian
> > kulitnya", ini terbaca di email pak Hoesein di bawah
> > ini (maaf bila saya salah interpretasi). Namun
> > melihat kenyataan bahwa di Belanda, Kartini
> > dijunjung tinggi sampai sekarang terutama di Den
> > Haag, tentu tesis pak Hoesein pantas diragukan. Maaf
> > ya pak, tapi di website saya www.ikenindonesie.nl
> > ada 2 tulisan sebagai bukti nyata, bahwa Kartini di
> > Belanda dijunjung tinggi sebagai pejuang emansipasi
> > di Hindia-Belanda dulu sampai sekarang. Maksud saya,
> > bila pengangkatan kasus Kartini hanya lips service
> > kolonial Belanda, mana mungkin Pemda Den Haag di
> > tahun 2007 ini sampai spesial menyediakan trophy
> > Kartini untuk perorangan/organisasi di Den Haag yang
> > berjuang dalam bidang emnasipasi ala Kartini dulu.
> > FYI. Yang meraih Kartini-Trophy tahun 2007 ini
> > adalah seorang wanita Maroko bernama Rahma El
> > Hamdaoui yang berjuang membela emansipasi di sebuah
> > kampung bernama Schilderswijk di Den Haag.
> > 
> > Sebuah diskusi yang menarik dan bermanfaat, pak
> > Hoesein.
> > 
> > Salam hangat, Danny Lim, Nederland
> > 
> >   - Original Message - 
> >   From: HOESEIN RUSHDY 
> >   To: [EMAIL PROTECTED] ;
> > [EMAIL PROTECTED] ; mediacare@yahoogroups.com
> > ; [EMAIL PROTECTED] 
> >   Sent: Tuesday, April 25, 2006 1:31 AM
> >   Subject: [Kin

[mediacare] Supersemar

2007-03-20 Terurut Topik Danny Lim
SUPERSEMAR
(Buku De Stille Genocide, Lambert J. Giebels)

"De Stille Genocide", de fatale gebeurtenissen rond de val van de Indonesische 
president Soekarno, karangan Lambert J. Giebels. Di halaman 207 ada bab 
Supersemar sbb.:

Menurut Soeharto, Soekarno tidak mau membubarkan PKI sebab takut kehilangan 
muka. Soekarno adalah pemimpin negara bertaraf internasional dan pencetus 
konsep Nasakom, mana mungkin membubarkan PKI? Maka Soeharto bilang ke Soekarno 
"No problemo, kasih saja saya mandat, saya akan sikat PKI". Soekarno kemudian 
menyelenggarakan rapat kabinet pleno, sementara mahasiswa berdemonstrasi di 
luar istana. Anehnya, tentara bukan menjaga istana melainkan malah mem-backing 
gerakan mahasiswa. Jenderal Saboer kemudian menyisipkan secarik kertas ke 
kolong meja yang diterima oleh Soekarno, bunyinya "Ada pasukan tak dikenal 
menyusup ke istana". Membaca itu Soekarno panik dan buru-buru menyerahkan palu 
sidang ke wakil perdana menteri Leimena. Soekarno bergegas meninggalkan istana, 
menumpang helikopter yang stand by, bersama wakil perdana menteri Soebandrio 
dan Chaerul Saleh. Soebandrio yang di saat rapat asyik membuka sepatunya di 
kolong meja, tidak sempat memakainya kembali sebab sudah ditarik oleh Soekarno 
naik helikopter ke Bogor. Jadi Soebandrio naik helikopter tanpa sepatu dan kaos 
kaki. Istana Bogor dijaga oleh marinir yang setia kepada Soekarno. Tiga puluh 
tahun kemudian Soebandrio berkata kepada Lambert J. Giebels "bak pahlawan tanpa 
sepatu dan kaos kaki, saya mengikuti Soekarno ke istana Bogor".

Soeharto sendiri tidak menghadiri rapat kabinet pleno karena flu. Meski pun flu 
berat, Soeharto tokh menerima kedatangan tiga jenderal di rumahnya, yaitu 
jenderal Basoeki Rahmat, jenderal Mohamad Yusuf dan jenderal Amir Mahmud, 
setelah tiga jenderal itu menghadiri rapat kabinet yang ditinggal oleh Soekarno 
di tengah jalan itu. Berempat mereka menganalisa situasi. Menurut mereka, ada 
bahaya terjadinya bentrokan antara pasukan Angkatan Darat yang anti Soekarno 
versus pasukan Marinir yang pro Soekarno. Juga ada bahaya mahasiswa menguasai 
ibukota setelah melihat presiden Soekarno lari terbirit-birit ke Bogor. 
Akhirnya mereka berempat sepakat bahwa Soeharto sebagai panglima Kostrad harus 
mendapat mandat dari Soekarno untuk membereskan keamanan di ibukota dan 
sekitarnya. Bertiga (tanpa Soeharto) jenderal-jenderal Angkatan Darat itu ke 
Bogor, meninggalkan Soeharto yang flunya makin menjadi-jadi.

Apa yang terjadi di istana Bogor antara jenderal Basoeki Rahmat, jenderal 
Mohamad Yusuf dan jenderal Amir Mahmud dengan Soekarno dan tiga wakil perdana 
menteri: Soebandrio, Chaerul Saleh dan Leimena (yang menyusul belakangan)? 
Tidak ada yang tahu persis. Begitu juga teks Supersemar sendiri tidak jelas. 
Yang pasti Supersemar ditanda-tangani oleh presiden Soekarno seusai pembicaraan 
di istana Bogor itu.

Belakangan baru diketahui bahwa pasukan yang menyusup ke istana saat rapat 
kabinet adalah pasukan RPKAD pimpinan Sarwo Edhi. (DL - Sarwo Edhi kalau tidak 
salah mertua presiden SBY, bukan?).



[mediacare] Pemerintah Tak Akan Membiayai Penanganan Lumpur Sidoarjo

2007-03-18 Terurut Topik Danny Lim
DL - Pertama: salut kepada Suara Pembaruan yang mampu menyajikan tulisan padat 
berisi seperti di bawah ini. Kedua: sikap wakil presiden tepat sekali, bila 
perusahaan swasta membuat kekeliruan, maka kerugian harus ditanggung oleh 
(insurance) perusahaan swasta ybs.

Namun tokh ada dua catatan:
1. Bila ijin pemboran gas alam dikeluarkan oleh pemerintah daerah, maka 
pemerintah daerah juga harus mengganti kerugian bersama Lapindo Brantas.
2. Selama Lapindo Brantas (dan pemda) belum mengganti kerugian, maka kewajiban 
pemerintah daerah untuk memberi tunjangan sosial darurat kepada seluruh 
keluarga yang tertimpa malang. Biaya mana nantinya diperhitungkan dengan 
kerugian yang harus dibayar oleh Lapindo Brantas (dan pemda sendiri).

Pemerintah (daerah) harus melindungi rakyat, bukan membiarkan rakyat terlantar. 
Pasal 34 UUD RI mewajibkan pemerintah daerah/pusat memberi santunan kepada 
rakyat miskin dan anak-anak terlantar (mis. yang kesusahan tertimpa malapetaka 
Lapindo Brantas). Semoga cara berpikir orang Indonesia dalam hal bantuan kepada 
orang miskin dan anak terlantar sama dengan cara berpikir orang Belanda di sini.


SUARA PEMBARUAN DAILY 


Pemerintah Tak Akan Membiayai Penanganan Lumpur Sidoarjo
[JAKARTA] Pemerintah tidak akan mengambil alih masalah pembiayaan terkait 
dengan semburan lumpur panas PT Lapindo Brantas di Sidoarjo, Jawa Timur. Yang 
ditanggung pemerintah hanyalah bencana alam seperti yang terjadi di Yogyakarta. 

Demikian Wakil Presiden (Wapres) Muhammad Jusuf Kalla kepada wartawan di 
Jakarta, Jumat (16/3). Wapres ditanya tentang penanganan masalah semburan 
lumpur panas Lapindo. 

Dia menambahkan, masyarakat Indonesia selalu berpikir, kalau bencana nasional 
seolah-olah dengan sendirinya pembiayaan ditanggung pemerintah. Padahal, yang 
ditanggung pemerintah hanya bencana alam yang terjadi bukan karena kecerobohan 
manusia, seperti bencana alam gempa bumi dan tanah longsor. 

Sedangkan semburan lumpur panas Lapindo masih menjadi tanggung jawab pemilik 
Lapindo, dalam hal ini Nirwan Bakrie. Dan di hadapan Presiden dan Wapres Nirwan 
sendiri sudah menyanggupi menanggulangi seluruh biaya akibat semburan lumpur 
panas tersebut. Lagi pula, kata Kalla, Nirwan Bakrie adalah pengusaha nasional 
yang tidak akan lari ke luar Negeri. Bakrie adalah pengusaha yang sangat 
nasionalis. 

Sementara terkait dengan masalah kompensasi, Nirwan Bakri sudah berjanji untuk 
memberikannya kepada semua korban. Hanya saja, dana kompensasi itu tidak bisa 
diberikan begitu saja, tetapi harus menunggu proses sertifikasi tanah dan 
bangunan yang dilakukan oleh pemerintah daerah setempat. [A-21] 




Last modified: 17/3/07 


[mediacare] Dukung gerakan "Mari Rebut Islam Kembali" - Re: FPI

2007-03-17 Terurut Topik Danny Lim
Di bawah ini Ida Khouw menulis " pokoknya gerakan2 itu jangan
diberi tempat sedikitpun. Selain karena mereka adalah piaraan orang2 
kuat, ..." Bisakah Ida Khouw menyebut beberapa nama yang 
dikategorikan sebagai "orang-orang kuat" yang "memelihara" gerakan-
gerakan di bawah ini? Hal ini penting diungkapkan, sebab kitorang 
mau tahu siapa "orang-orang kuat" itu dan seberapa kuatnya mereka, 
dengan demikian puluhan ribu sarjana hukum Indonesia S1, S2 dan S3 
dapat mengukur diri, apakah cukup kuat atau kalah kuat 
melawan "orang-orang kuat" ini. Juga penting diketahui apakah betul-
betul ada "orang-orang kuat" itu, ataukah hanya khayalan dan/atau 
isapan jempol Ida Khouw saja?

Saya pribadi percaya, bahwa kelompok-kelompok rese itu bergerak 
anarkis merajalela karena dibiarkan selama ini oleh 
polisi/kejaksaaan, tidak ada backing "orang-orang kuat" yang 
mengeksploitir mereka. Polisi/kejaksaan Indonesia takut mencekal 
mereka, sebab bisa-bisa menimbulkan amarah orang Islam se Indonesia 
yang merasa "Islam diserang". Kelompok rese ini 'kan pandai memilih 
nama grup-nya, Front Pembela Islam. Seakan Islam yang diserang, 
mereka membelanya mati-matian. Jadi kalau FPI dihalangi, muslim se-
Indonesia akan berpikir "Waduh  Islam diserang dua kali nih deh 
sih donk bah", etc.etc.

Jadi penting sekali mengetahui apakah ada dan siapa "orang-orang 
kuat" versi Ida Khouw itu? Menurut saya, melumpuhkan "sekelompok 
orang-orang kuat" lebih mudah (bukan berarti mudah) ketimbang 
menyadarkan 200 juta muslim Indonesia bahwa "Islam tidak sedang 
diserang oleh agama lain". Bukan begitu?

Sebuah diskusi yang menarik dan bermanfaat.

Salam hangat, Danny Lim, Nederland

--- In mediacare@yahoogroups.com, "idakhouw" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Hallo Pak/Bu Buntaran, 
> 
> Saya sangat mendukung kalau ada gerakan "Mari Rebut Islam Kembali",
> ajakan yang pernah saya baca di sebuah milis. 
> 
> Saya paham terlukanya Muslim yang 'lurus' (kelompok2 anarkis itu 
sih
> Islamnya 'bengkok' :) menyaksikan Islam dicatut demikian rupa, umat
> terus2an dibikin addicted to conspiracy theories, dibikin paranoid
> melalui berbagai slogan seperti "Islam Under Attack", dll. 
> 
> Namun tanpa upaya aktif mencounternya, pembusukan dari dalam ini 
akan
> terus melenggang. 
> 
> Sejauh ini yang saya tahu baru kelompok Gus Dur yang tegas 
terang2an
> melakukan perlawanan. Saya yakin -suka atau tak suka pada Gus Dur-
> beliau melakukannya didorong kecintaannya yang dalam pada Islam.
> Sayang sekali kekuatan yang mendemonisasi kelompok Gus Dur lewat
> berbagai macam teori konspirasi, pelabelan seperti yg disingkat
> Sipilis itu demikian kuatnya.
> 
> Saya pribadi tak begitu setuju anarkisme dijawab dengan anarkisme,
> mungkin harus dipikirkan jalan lain, pokoknya gerakan2 itu jangan
> diberi tempat sedikitpun. Selain karena mereka adalah piaraan 
orang2
> kuat, saya pikir kelompok2 preman ini bisa hidup terus karena 
sedikit
> banyak masyarakat sekitar tempat kejadian 'memberi tempat' atau 
paling
> tidak melakukan pembiaran pada tindakan mereka (mungkin karena 
takut
> pada label Islam di dalamnya, mungkin juga karena ketidakpedulian
> karena yang jadi korban adalah umat agama lain atau tempat2 
hiburan,
> atau mungkin malah ada yg diam2 mendukungnya walaupun tak ikut 
serta). 
> 
> Teman kita Aquino pernah menuliskan butir2 gagasannya di sini:
> kelompok Muslim 'lurus' turun ke tingkat akar rumput, merebut 
kembali
> warga yang sudah diracuni paham anarkis.
> 
> Saya sendiri terpikir satu hal, misalnya warga sekitar TKP tampil
> menentang dengan mobilisasi tanda tangan (atau bentuk dukungan 
lain)
> anti gerakan anarkis tiap kali ada kejadian kekerasan yang 
dilakukan
> kelompok2 itu. 
> Melalui tindakan2 itu kan, Insya Allah, akan nampak bahwa mereka 
bukan
> bagian dari Islam yang 'lurus'. 
> 
> Sementara menyangkut kristenisasi, Herry Permana (He-Man), anggota
> milis ini pernah berbagi cerita bagaimana melakukan counter dengan
> cara2 yang lebih beradab dan bisa. 
> 
> Salam,
> Ida Khouw
> 
> 
> --- In mediacare@yahoogroups.com, "pbuntaran"  wrote:
> >
> > Saya sangat mendukung pembubaran organisasi PREMAN mengatas 
namakan
> > AGAMA!!!
> > 
> > Mungkin bisa di tela'ah lebih dalam siapa orang yang menyetir dan
> > mendanai Organisasi PREMAN yang menamakan diri FPI, kalo tdk 
salah
> > salah satu preman profesional di kalangan pemerintahan ORDE Baru
> > (belum bisa dibuktikan sih,mungkin msh takut). Itu adalah salah 
satu
> > ide cemerlang bagi PREMAN PROFESIONAL dengan membentuk 
organisasi2
&g

[mediacare] Re: Syarat S1 Capres akan Jadi Pembahasan Krusial di DPR

2007-03-16 Terurut Topik Danny Lim
Betul Raden Ayu, kata orang untuk naik ke surga ada dua cara:
- Beramal
- Memanjat tumpukan kertas hasil seminar Indonesia.

Yang Indonesia butuhkan bukan siapa pandai berslogan Pancasila, tapi 
siapa bisa melaksanakan kebebasan beragama, kemanusiaan beradab, 
kebangsaan broadminded, kedaulatan rakyat dan keadilan sosial.

Yang dibutuhkan Indonesia bukan kelompok posko banjir, tapi orang 
yang mampu mencegah banjir.

Yang dibutuhkan Indonesia bukan S1, S2 dan S3, tapi orang yang mau 
memuliakan Indonesia secara Total Football-nya Johan Cruijff alias 
tidak gontok-gontokan, tidak korup dan tidak jam karet.

Apakah pemimpin-pemimpin yang ingin memuliakan RI (bukan memuliakan 
Palestina atau Arab Saudi atau China atau Belanda) ada di Indonesia? 
Belum tentu, sampai sekarang sih belum kelihatan :-(.

Salam hangat, Danny Lim, Nederland

--- In mediacare@yahoogroups.com, radenayu asli <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> MEMANG ANEH. MAU CARI PEMIMPIN ATAU MEMBUTUHKAN
> AKADEMISI? RONALD REAGAN, YANG KALAU TAK DIBATASI
> KONSTITUSI AS BISA MENJADI PRESIDEN UNTUK PRIODE
> KETIGA, TERNYATA JUGA GAK PUNYA IJASAH S1. TAPI DIA
> BERHASIL MELAKSANAKAN TUGAS SEBAGAI PRESIDEN NEGARA
> ADIDAYA. PAK HARTO MALAH GAK PUNYA IJAZAH SMU.YANG
> SEKARANG DI RI PUNYA GELAR DOKTOR, TAPI LIHAT AJA
> EKONOMI KITA, ANGKA KEMISKINAN BERTAMBAH, PENGANGGURAN
> MENINGKAT! KUNCINYA, YANG DIBUTUHKAN ADALAH SEORANG
> PEMIMPIN YANG TEGUH (STRONG LEADERSHIP), BUKAN
> AKADEMISI, NANTI BISA HANYA WACANA, WACANA. TERIMA
> KASIH, SEKEDAR URUN REMBUG.
> 
> 
> 
> --- Sunny <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> > Refleksi; Bersyarat S1 berarti negara seribu bencana
> > tidak akan memiliki presiden dari kelas bawah
> > seperti Evo Morales [Bolivia] dari Bolivia atau Luiz
> > Inácio Lula da Silva [Brasilia]. Dengan lain kata 
> > dimarginalisasikan hak demokratis rakyat lapisan
> > bawah. Jayalah neo-Mojopahit! 
> > 
> >
> http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=286483&kat_id=23
> > 
> > Kamis, 15 Maret 2007  22:00:00
> > 
> > Syarat S1 Capres akan Jadi Pembahasan Krusial di DPR
> > 
> > Laporan: Yusuf Assidiq
> > 
> > Jakarta-RoL--Persyaratan agar calon presiden dan
> > anggota parlemen harus berpendidikan sarjana [S1]
> > seperti tercantum dalam draf RUU Pilpres versi
> > Pemerintah, diperkirakan akan menjadi masalah
> > krusial dalam pembahasannya. Prasyarat tersebut
> > dipastikan akan membuat polemik baru di DPR. 
> > Dikatakan oleh Sekjen Forum Masyarakat Peduli
> > Parlemen Indonesia, Sebastian Salang, menganggap
> > jika masih sekedar usulan, persyaratan minimal
> > sarjana itu boleh-boleh saja. Akan tetapi dirinya
> > memprediksi hal tersebut bakal menjadi masalah
> > krusial apabila sudah sampai pada tahap pembahasan
> > di DPR."Pasti akan terjadi perdebatan alot, karena
> > banyak hal akan menjadi pertimbangan," tandasnya di
> > Jakarta, Kamis (15/3). 
> > 
> > Sejauh ini dia belum melihat bahwa usulan itu adalah
> > untuk menjegal calon presiden tertentu. Tapi dia
> > meminta agar pemerintah memperhatikan hal tersebut
> > dengan seksama mengingat persyaratan pendidikan
> > formal harus juga dilihat dari realitas yang ada di
> > masyarakat. 
> > 
> > "Kalau kita lihat kenyataanya, maka prasyarat
> > sarjana itu belum cocok. Pemerintah sendiri baru
> > bisa menerapkan program pendidikan dasar 9 tahun.
> > Jadi idealnya kalau mau dibatasi, ya SMP, sebab
> > kalau sarjana kok terlalu tinggi," ujarnya lagi. 
> > 
> > Maka dari itu, dia meminta Pemerintah supaya jangan
> > hanya melihat sisi pendidikan formal. Karena selama
> > ini pengalaman menunjukan banyak politisi yang tidak
> > punya gelar formal cukup mampu menunjukkan
> > kualitasnya dan tak kalah dengan para profesor atau
> > doktor. "Sehingga jangan menyederhanakan persoalan
> > semata-mata dilihat dari gelar," katanya.
> > 
> > Bahkan Sebastian khawatir jika standar itu
> > diterapkan, praktek jual beli ijazah palsu akan
> > semakin marak."Kita lihat bahwa kasus ijazah palsu
> > tidak hanya terjadi di DPR dan DPRD tetapi juga
> > dalam beberapa kali Pilkada. Sekarang 'kan tidak
> > sulit untuk memperoleh ijazah, orang tidak perlu
> > susah-susah belajar untuk itu," dia menambahkan. 
> > 
> > Pada kesempatan terpisah, Ketua Fraksi PAN DPR,
> > Zulkifli Hasan juga kurang sependapat dengan syarat
> > capres atau anggota dewan harus sarjana, terlebih
> > jika dimaksdkan untuk menjegal capres
> > tertentu."Kalau seperti itu, kita

[mediacare] Gontok-gontokan - Re:Sejarah Indonesia

2007-03-16 Terurut Topik Danny Lim
MOD:
Lha kalo gontok-gontokan antar penonton sepak bola gimana Oom DL?
Apa ya untuk memajukan negeri Belanda juga?

DL:
Ngga donk, gontok-gontokan mana bisa memuliakan negara? Ada puluhan
ribu suporters sepakbola, yang harde kern cuma beberapa ratus.
Sepulangnya dari menonton bola, mereka naik kereta api dan merusak
kursi kereta, mabuk-mabukan, berkelahi. Beberapa tahun lalu,
suporter Feyenoord menggetok kepala seorang suporter Ajax pakai
martil. Sang korban mati di tempat.

Yang membuat Danny Lim "I love my new country more and more and
more, ehm ehm" adalah kenyataan bahwa suporter kriminil itu tidak di
atas UU. Mereka kena denda, dilarang nonton bola bahkan dibui. Bila
mereka mengulang perbuatannya, kitorang tidak bisa melarang mereka
sebab kitorang bukan orang rese. Yang berhak melarang orang adalah
UU, dan UU dijalankan dengan konsekwen di Belanda sini. Untuk
memahami suporter kriminil itu, saya sering menulis "dalam
sekeranjang apel, ada 1 @ 2 yang busuk".

Apakah MOD kini melihat perbedaan kasus apel busuk di Belanda dengan
kasus-kasus apel busuk di Indonesia? Semoga ya.

Salam hangat, Danny Lim, Nederland

--- In mediacare@yahoogroups.com, "Danny Lim" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


[mediacare] Re: FPI Paksa STT Setia Ditutup => bung Danny

2007-03-15 Terurut Topik Danny Lim
Ah soal Johnny Sitorus mau angkat topi atau tidak, itu bukan point 
penting. Yang penting adalah bagaimana mencegah tindakan barbar 
merusak gedung, menganiaya orang, menakut-nakuti, mengintimidasi, 
mendiskriminasi dll., terlebih kini RI menjadi anggota Dewan HAM PBB.

Bila Johnny berminat, kirimkan saja data-data STT Setia (dan data 
dari kasus-kasus lain) ke [EMAIL PROTECTED] Misalnya Johnny mengirim 
nama pengurus dan nomor tilpon STT Setia, harap-harap Ranesi akan 
mewawancarai sang pengurus, bukan begitu Johnny? Selamat bekerja dan 
semoga sukses ya.

Salam hangat, Danny Lim, Nederland

--- In mediacare@yahoogroups.com, jhonny sitorus <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Bung Danny,
> Memang benar teori politik luar negeri RI itu. Tapi
> mudah2an Anda belum lupa, gerakan gerilya atau
> "gerakan bawah tanah" itu, gak mungkin terpantau dan
> terpublikasi. Sy cuma berharap dan yakin, gerakan
> bawah tanah pro-demokrasi dan anti-diskriminasi, masih
> berjalan, melalui lobi-lobi politik.
> 
> Masih ingat rencana terakhir dan darurat saat
> kerusuhan Mei'98 lalu? Meski sy setengah percaya, tapi
> sdh beberapa kawan yg bilang, bahwa kapal perang asing
> siap mengevakuasi warga korban kerusuhan ke tempat yg
> aman.
> 
> Bagi sy, tak ada yg bisa membuktikan praktek-praktek
> teori konspirasi. 
> 
> Kembali ke fokus utama kita, bagaimana dg reaksi
> kawan-kawan Anda di Belanda sana, apa sdh ada
> tanggapan soal penutupan STT Setia atau beberapa
> gereja di Bandung? Yg sy tahu, Kerajaan Belanda sangan
> concern dg isu2 diskriminasi antar umat beragama.
> Saking pedulinya, pihak kerajaan sering mampir ke
> Manado, di antaranya utk berdialog dg tokoh-tokoh
> agama.
> 
> Nah, jika kasus ini bisa mencuat ke permukaan, minimal
> di media massa Belanda, barulah sy "angkat topi" utk
> Anda, Bung! Itu juga berarti, dukungan Anda tidak
> hanya sebatas dunia maya. Sy tunggu beritanya di Radio
> Ranesi.
> 
> salam hangat juga,
> -js-
> 
> 
> 
> 
> --- Danny Lim <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> > 1. Indonesia memiliki kalimat ampuh "jangan campuri
> > urusan dalam 
> > negeri Indonesia". Nah kalau Indonesia sudah bilang
> > begitu, 
> > jangankan Belanda yang segede upil, Amerika Serikat
> > yang adi daya 
> > pun ngga bisa apa-apa.
> > 
> > 2. Pertolongan dari luar negeri masih mungkin
> > diberikan bila 
> > rakyat/cendekiawan Indonesia sendiri terlihat
> > upayanya. Apakah upaya 
> > cendekiawan Indonesia sudah terlihat dalam menangani
> > kasus-kasus 
> > anarkis/rese di Indonesia? Belum 'tuh, baru sebatas
> > gembar-gembor di 
> > milis-milis saja. Itu pun biasanya yang di-embat
> > bukan kelompok 
> > rese, tapi "orang Belanda yang chauvinistis", ihik
> > ihik :-).
> > 
> > Setiap negara merdeka, merdeka mengurus negerinya
> > sendiri. Sukses ya.
> > 
> > Salam hangat, Danny Lim, Nederland
> > 
> > --- In mediacare@yahoogroups.com, jhonny sitorus
> >  
> > wrote:
> > >
> > > Meski agak menyimpang dari topik pembicaraan, tapi
> > sy
> > > salut Bung Danny msh mengusung tema pembebasan.
> > FPI
> > > gak mungkinlah memberedel Mediacare. Mereka kan
> > takut
> > > sama nama sakti Radityo!
> > > 
> > > Bung,
> > > berita soal kebebasan berpendapat dan beribadah,
> > perlu
> > > mendapat dukungan dari masyarakat internasional.
> > Sy
> > > sangat berterima kasih, jika isu ini dibicarakan
> > di
> > > tingkat politisi Belanda. Banyak contoh kasus soal
> > > demokrasi dan diskriminasi membuat pemerintah RI
> > > gerah, setelah didesak dari luar negeri.
> > > 
> > > Sy punya pengalaman (menjadi korban) teror
> > kebebebasan
> > > beribadah di sebuah daerah mayoritas Muslim di
> > Bekasi
> > > tahun 1995. Pasca-kejadian, kami sepakat membuat
> > > audiensi dengan tokoh pemerintah setempat,
> > kemudian
> > > dilanjutkan dengan mengirim surat ke Presiden, dan
> > > tembusan ke aparatur pemerintahan terkait.
> > Tindakan
> > > ini tentunya disertai upaya mediasi ke warga
> > sekitar.
> > > 
> > > Singkat cerita, kasus itu akhirnya terselesaikan
> > oleh
> > > waktu yg tidak sebentar. Selama 5 tahun
> > "perjuangan",
> > > akhirnya kami dapat beribadah dengan tenang, meski
> > > setiap Natal dan Tahun Baru, perlu pengamanan
> > polisi. 
> > > 
> > > Bung, inilah uniknya konsidi negeri sy. Janganlah
> > > terlalu dibandingkan 

[mediacare] Re:Sejarah Indonesia

2007-03-15 Terurut Topik Danny Lim
Mungkin saja Endiarto betul, apalagi kalau telah ada peserta StuNed
yang lulus S3 dengan tesis berjudul "Gontok-gontokan di Belanda", he
he he.

Yang pasti, setiap hari anggota parlemen Belanda gontok-gontokan di
gedung parlemen. Tapi nyamannya di Belanda sini, percekcokan di
parlemen itu tidak pernah merambat ke luar gedung, dan
percekcokannya pun demi memajukan Belanda, bukan memajukan kelompok
atau agama sendiri. Anak sulung saya usia 17 tahun, baru saja masuk
CDJA (Partai Kristen Demokrat Remaja). Besok dia akan ikut seminar
pertama CDJA itu. Anak saya boleh memilih mau masuk kelompok kerja
yang mana: Eropa? Internasional? Belanda? dll. Dia pilih thema
Eropa. Remaja CDJA ini ditempa agar di masa depan dapat menggantikan
kakak-kakaknya yang sekarang duduk di Tweede Kamer (DPR-nya
Belanda). Remaja CDJA ini juga diajar teknik berdebat seperti LTC di
Indonesia (Leadership Training Course), namun tidak pernah diajar
memuliakan diri sendiri. Yang dimuliakan adalah Belanda sebagai
negara kesatuan yang bebas beragama, berkemanusiaan beradab,
berkebangsaan broadminded, berkedaulatan rakyat dan berkeadilan
sosial.

Dus Endiarto ada betulnya juga, bahwa di Belanda juga ada gontok-
gontokan, namun mereka bergontok-gontokkan untuk memajukan negara.
Yang dianut adalah mottonya Sinterklaas "anak baik dapat kado, anak
nakal masuk karung". Dus dari parpol mana pun juga, bila orangnya
hebat dan baik, dan dapat membangun negeri Belanda, akan dipilih
oleh rakyat Belanda untuk memimpin negara. Sedangkan yang lain yang
kurang hebat akan menjadi oposisi yang juga bertekad membangun
negara. Karena semua orang Belanda bertekad membangun Belanda
memakai sistim Total Football-nya Johan Cruijff, maka Belanda pun
menjadi negeri maju gemah ripah loh jinawi tata tenteram
kartaraharja.

Asik seperti mendengar cerita 1001 malam ya, he he.

Salam hangat, Danny Lim, Nederland



MOD:

Lha kalo gontok-gontokan antar penonton sepak bola gimana Oom DL? Apa ya untuk 
memajukan negeri Belanda juga?



--- In mediacare@yahoogroups.com, Endiarto Wijaya <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
>
>
>
>   (Quote: ...Bayangkan, topik begitu banyak di atas ditulis
oleh Dirk Vlasblom
> hanya dalam 70 halaman saja, kertas ukuran 3/4 A4, maka hanya
> intinya yang ditekankan. Salah satu inti cerita yang terbersit
> adalah "bakat gontok-gontokan" orang Indonesia yang diwarisi
dari
> leluhur mereka sendiri sejak ribuan tahun y.l. Jadi bila orang
> Indonesia kini sukar keluar dari "budaya gontok-gontokan" -nya
itu,
> tidak usah terlalu kuciwa lah yau.end of quote)
>
>   IMHO, Kalau masalah gontok-gontokan sih Pak sebenarnya di
manapun ada.  Hanya saja ketika di suatu tempat/ negara masih banyak
terjadi  gontok-gontokan, penyebabnya sangat kompleks. Bukan sekedar
warisan  nenek moyang, warisan Mbahe Sangkil atau apa..
>
>   Saya yakin, di Belanda pun dari dulu sampai sekarang masih
ada "unsur  gontok-gontokan". Perbedaan kepentingan, status sosial,
perbedaan peran  dan berbagai perbedaan lain sering menjadi
sumber "gontok-gontokan"  baik yang nampak jelas maupun yang tak
nampak di permukaan.
>
>   Rasanya bisa saja "gontok-gontokan" di Belanda ini dijadikan
obyek  riset kawan-kawan yang ambil S-3 Psikologi Sosial, Sosiologi
atau  Sejarah di Belanda atas beasiswa Stuned.he,he,he
>
>   Salam,


[mediacare] Fauzi: Peran Etnis Tionghoa Sangat Besar

2007-03-15 Terurut Topik Danny Lim
DL - artikel di bawah ini ditutup dengan kalimat ""Ke depan, Jakarta butuh 
pemimpin yang dekat dengan rakyat dan menjunjung tinggi pluralisme," Itu bagus, 
tapi gubernur Jakarta juga mesti piawai mencegah banjir dan membereskan 
kemacetan jalan donk deh sih nih bah tuh :-). Siapa yang bisa? Fauzi Bowo? I 
don't think he can. Fauzi Bowo sudah 28 tahun aktif di Jakarta tapi Jakarta 
banjir setiap tahun dan macet setiap hari.


SUARA PEMBARUAN DAILY 


Fauzi: Peran Etnis Tionghoa Sangat Besar
[JAKARTA] Sejarah Kota Jakarta membuktikan bahwa peranan etnis Tionghoa sangat 
besar terhadap perkembangan Jakarta. Mereka telah menjadi bagian masyarakat 
Jakarta sebelum Portugis dan Belanda datang ke Pelabuhan Sunda Kelapa. 

"Pada reformasi saat ini, etnis Tionghoa sangat berperan aktif terhadap 
jalannya roda perekonomian Ibukota," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta, Fauzi 
Bowo di sela-sela perayaan Tahun Baru Imlek 2558 DKI Jakarta di GOR Lokasari, 
Jakarta Barat, Minggu (25/2). 

Fauzi mengungkapkan, etnis Tionghoa memiliki potensi yang luar biasa. Mereka 
menguasai sebagian dari perdagangan di Ibukota. Seharusnya, kepada mereka harus 
disampaikan penghargaan, apresiasi, dan peluang untuk lebih berpartisipasi 
terhadap Kota Jakarta ini. 

Fauzi Bowo berharap, agar ke depan etnis Tionghoa lebih berpartisipasi secara 
aktif di berbagai sektor pembangunan. "Untuk kepentingan Kota Jakarta yang 
lebih besar, warga Jakarta keturunan etnis Tionghoa harus lebih proaktif 
memberikan sumbangsihnya," ujar mantan Sekda DKI ini. 

Pada saat ini, kata Fauzi Bowo, pembaruan etnis atau naturalisasi merupakan 
sebuah kebutuhan masyarakat yang mesti diwujudkan, bukan hanya sebatas retorika 
belaka. Dengan demikian, lanjut Fauzi Bowo, keberagaman atau kebhinekaan akan 
tercipta di Ibukota sebagai salah satu perekat persatuan dan kesatuan bangsa. 

Sementara itu, mengenai perayaan Imlek, Bang Fauzi-sapaan akrabnya, menilai, 
tradisi tersebut perlu dilestarikan sebagai salah satu khasanah budaya bangsa 
Indonesia. "Ini merupakan kekayaan warga Jakarta yang mesti terus dipelihara 
karena ini adalah tradisi yang sangat positif dan sekaligus sebagai sarana 
untuk mempererat persatuan dan kesatuan bangsa," kata dia. 

Perayaan Imlek kali ini menggambarkan persatuan dan kesatuan antarsesama warga 
Ibukota. 

Pada kesempatan tersebut, Ketua Panitia Perayaan Imlek 2558, Hanan Soeharto 
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemprov DKI Jakarta yang telah 
menghapus diskriminasi terhadap etnis Tionghoa. 

"Pemprov DKI telah menjadikan Jakarta sebagai kota multietnis," tegas Hanan. 

Sedangkan perwakilan tokoh muslim Tionghoa Yusuf Hamka menilai, Fauzi Bowo 
sebagai pimpinan daerah yang bersahaja dan bersih dari perilaku korupsi, 
kolusi, dan nepotisme (KKN), dan selalu dekat dengan warganya. "Ke depan, 
Jakarta butuh pemimpin yang dekat dengan rakyat dan menjunjung tinggi 
pluralisme," kata dia. [M-16] 




Last modified: 26/2/07 


[mediacare] Re: Sejarah Indonesia

2007-03-15 Terurut Topik Danny Lim
Terima kasih Endiarto,

Sebagai ilustrasi, buku "Indonesië" yang saya terjemahkan itu amat 
tipis, besar halamannya kira-kira 3/4 A4 dan jumlah halamannya cuma 
70, namun berisi topik-topik lengkap seperti:

Bab I: Jaman kolonial, proklamasi kemerdekaan, Orde Baru sampai 
jaman Reformasi sekarang.
Bab II: KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme), Islam, Konflik Maluku, SBY 
dan TNI
Bab III: Pertanian, beras dan air, Krisis Moneter, Tradisi bangsa.
Bab IV: Dari desa ke metropolitan, WNI, Mencari jati diri.
Bab V: Penggundulan hutan, Mistik/perdukunan.

Bayangkan, topik begitu banyak di atas ditulis oleh Dirk Vlasblom 
hanya dalam 70 halaman saja, kertas ukuran 3/4 A4, maka hanya 
intinya yang ditekankan. Salah satu inti cerita yang terbersit 
adalah "bakat gontok-gontokan" orang Indonesia yang diwarisi dari 
leluhur mereka sendiri sejak ribuan tahun y.l. Jadi bila orang 
Indonesia kini sukar keluar dari "budaya gontok-gontokan"-nya itu, 
tidak usah terlalu kuciwa lah yau.

Buku "Indonesië" itu merupakan "Landenreeks" (seri negara-negara) 
yang diterbitkan oleh Koninklijke Instituut voor de Tropen (KIT). 
Ada sekitar 65 buku telah diterbitkan oleh KIT, a.l. tentang 
Afghanistan, Argentina, China, Mesir, Irak, Korea, Malaysia, Arab 
Saudi, Sri Lanka, Thailand, Turki, Vietnam, Afrika Selatan. Buku-
buku di atas ini bisa saya pinjam di perpustakaan desa, di desa saya 
di Wassenaar. Penduduk Wassenaar cuma 26.000 orang namun 
perpustakaannya menyimpan puluhan ribu judul buku berthema seluruh 
dunia. Seluruh remaja Belanda s/d usia 18 tahun mendapat Kartu 
Perpustakaan gratis dari pemerintah, orang dewasa seperti saya 
membayar abonemen 56 euro per tahun boleh pinjam 8 buku per 3 
minggu. Seluruh desa di Belanda memiliki perpustakaan komplit 
seperti di desa saya ini. Desa-desa yang lebih kecil dari desa saya 
memiliki perpustakaan bersama, misalnya 1 gedung perpustakaan untuk 
3 desa super kecil.

Indonesia hendak menyaingi Belanda? Mungkin bisa, tapi mesti 
melengkapi seluruh desa di Indonesia dengan perpustakaan komplit 
seperti di Belanda sini. Itu sebabnya mengapa 20%% dari dana APBN RI 
harus dipakai untuk pendidikan. Tapi yah, kas negara RI sudah 
kosong 'kan, duitnya sudah habis dipakai untuk menyubsidi BBM dan 
dikorupsi.

Salam hangat, Danny Lim, Nederland


--- In mediacare@yahoogroups.com, Endiarto Wijaya <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
>   Selain mengkritisi "aspek gontok-gontokan" ada yang 
terlewatkan, Pak.
>
>   Orang-orang Kubilai Khan datang ketika sudah ada Kerajaan 
Singosari (skg di wilayah Kab Malang) yang pada waktu itu diperintah 
oleh Raja Kartanegara (pada kira-kira 1289). Pimpinan utusan Mongol 
yang bernama Meng Chi itu dianggap kurang ajar oleh Sang Raja 
Singosari dan, konon, langsung dipotong daun telinganya. Inilah yang 
membuat Kubilai Khan marah.
>
>   Kubilai Khan pun mengirimkan marinirnya lagi ke Jawa 
untuk "menghukum" Singosari. Tapi Singosari sudah runtuh akibat 
serangan kerajaan Kediri. Alih-alih menyerang Singosari, tentara 
Mongol itupun ditipu oleh Raden Wijaya (menantu Kertanegara) bahwa 
Kediri merupakan penerus Singosari. Maka, Raden Wijaya pun 
memanfaatkan pasukan Mongol untuk menyerang Kediri. Kerajaan Kediri 
memang akhirnya kalah dan setelah itupun marinir-marinir Mongol  itu 
diserang pula oleh Raden Wijaya bersama panglima-panglimanya, 
seperti Ranggalawe, Lembu Sora dan Mpu Nambi. Paukan Mongolpun jadi 
kocar kacir dan beberapa kapalnya ditenggelamkan di Tuban.
>
>   Akhirnya, Raden Wijaya inilah yang mendirikan Majapahit. Beliau 
mendirikan kerajaan di alas Tarik yang sekarang terletak di wilayah 
Mojokerto.
>
>   Perlu diingat, raja-raja kerajaan Mataram Islam sebenarnya juga 
keturunan Majapahit. Raden Patah pendiri Demak adalah keturunan Raja 
Majapahit. 
>
>   Setelah Demak runtuh, timbul dulu kerajaan Pajang yang 
diperintah Hadi Wijaya alias Mas karebet alias Jaka Tingkir yang 
juga keturunan  Raja Brawijaya V (Raja Majapahit).
>
>   Baru setelah Pajang runtuh, lahir Mataram (Islam) yang didirikan 
oleh Sutawijaya alias Panembahan Senopati (anak kandung Ki Gede 
Pemanahan dan merupakan anak angkat Mas Karebet). Ki Gede Pemanahan 
pun adalah keturunan Majapahit. 
>
>   Ki Gede Pemanahan membangun Mataram di atas alas Mentaok yang 
dihadiahkan oleh Sultan Hadiwijaya. Alas Mentaok inilah yang 
sekarang menjadi Yogyakarta.
>
>   Salam,
>
>
>   -----
--   
>
>
>   Sejarah Indonesia   Posted by: "Danny Lim" [EMAIL PROTECTED]   
kincir_angin   Wed Mar 14, 2007 6:37 pm (PST)   SEJARAH INDONESIA
> (Dari buku "Indonesië" oleh Dirk Vlasblom)
> 
> Penghuni pertama wilayah yang sekarang menjadi Republik Indonesia 
adalah ras Mel

[mediacare] Sejarah Indonesia

2007-03-14 Terurut Topik Danny Lim
SEJARAH INDONESIA
(Dari buku "Indonesië" oleh Dirk Vlasblom)

Penghuni pertama wilayah yang sekarang menjadi Republik Indonesia adalah ras 
Melanesia yang berkulit hitam dan berambut kriting. Ras Melanesia dulu itu 
menduduki juga wilayah India yang sekarang, sampai ke wilayah Philipina yang 
sekarang. Kemudian sekitar 4000 tahun sebelum masehi, masuklah ras Astronesia 
yang berkulit kuning, yang dulu itu menghuni wilayah China dan Taiwan yang 
sekarang. Akibat kedatangan ras Astronesia, ras Melanesia di wilayah yang 
sekarang menjadi Indonesia, tersingkir ke wilayah Papua yang sekarang. Sebagian 
ras Melanesia berasimilasi dengan ras Astronesia menjadi ras baru yang berkulit 
sawo matang. Ras campuran Melanesia-Astronesia itu berdagang rempah-rempah 
dengan China dan Taiwan, asal ras Astronesia, dan berdagang rempah-rempah 
dengan India, asal ras Melanesia. Baik ras Melanesia di India mau pun ras 
Astronesia di China jago berdagang, jadi tak heran bila ras asimilasi 
Melanesia-Astronesia di Indonesia juga piawai dalam berdagang.

Ras Melanesia menganut animisme sedangkan ras Astronesia menganut Hindu dan 
Budha. Sekitar abad ke tiga setelah masehi, agama Hindu dan Budha tumbuh subur 
di wilayah yang sekarang menjadi Republik Indonesia. Kerajaan top pertama 
adalah kerajaan Sriwijaya yang Budha dan berpusat di Sumatra Selatan. Enam abad 
lamanya kerajaan Sriwijaya berjaya di wilayah yang sekarang menjadi Indonesia 
itu. Di abad ke sembilan, lahirlah di wilayah yang menjadi pulau Jawa yang 
sekarang, kerajaan Mataram yang juga Budha. Dinasti Syailendra dari Mataram 
memerintahkan pembangunan Borobudur. Saat Mataram diperintah oleh raja 
Airlangga, kerajaan Mataram terlibat pertempuran dengan kerajaan Sriwijaya, 
meski pun dua kerajaan itu sama-sama Budha. (Cikal-bakal budaya gontok-gontokan 
Indonesia dimulai oleh Sriwijaya dan Mataram? - DL). Dua kerajaan itu menjadi 
lemah akibat peperangan dan akhirnya punah sendiri. Di saat vakum itu masuklah 
pasukan Mongolia/China di bawah komando Kublai Khan ke Indonesia, namun bangsa 
Mongolia/China itu hanya datang untuk minta upeti dari kerajaan-kerajaan yang 
(masih) ada di Indonesia ketika itu. Dari reruntuhan kerajaan Sriwijaya dan 
kerajaan Mataram itu lahirlah kerajaan baru yang lebih akbar, yaitu kerajaan 
Majapahit yang Hindu. Kerajaan Majapahit diduga merupakan kerajaan terbesar 
yang pernah ada di jaman prehistoris Indonesia. Namun tidak terjadi perang 
antara pasukan Kublai Khan dengan pasukan Majapahit, sebaliknya terjadi 
kerjasama dagang erat yang saling menguntungkan. Ekspor rempah-rempah Majapahit 
pun meluas sampai ke Eropa.

Di bawah raja Hayam Wuruk dan patihnya yang terkenal Gajah Mada, kerajaan 
Majapahit yang Hindu itu menguasai Sumatra, Jawa, Bali dan Kalimantan. Beberapa 
sejarahwan berkata wilayah Majapahit mencakup juga Philipina, Maluku dan Papua. 
Kebesaran kerajaan Majapahit ditulis oleh Empu Prapanca dalam bukunya 
Negarakertagama. Kerajaan Majapahit bukan cuma jago berdagang, juga kebudayaan 
tumbuh cemerlang. Bendera kerajaan Majapahit adalah Dwiwarna, yaitu 
Merah-Putih. Warna bendera itu pula yang kini menjadi warna bendera Republik 
Indonesia. Kerajaan Majapahit yang Hindu kemudian runtuh akibat kedatangan 
pedagang Islam dari Gujarat dan Persia. Perkembangan agama Islam di Indonesia 
terjadi dari abad ke tiga belas sampai abad ke tujuh belas, di saat agama Islam 
telah berusia seribu tahun sejak diperkenalkan pertama kalinya oleh Mohamad. 
Daerah Indonesia yang pertama dijejak oleh Islam adalah Aceh. Kerajaan Islam 
pertama di Indonesia adalah kerajaan Demak di Jawa, yang menggantikan 
kemashuran kerajaan Majapahit. Orang-orang Majapahit yang Hindu pun mengungsi 
ke Bali. Setelah Demak, satu persatu kerajaan-kerajaan kecil di Indonesia 
menjadi Islam, seperti kerajaan Banten di Jawa dan kerajaan Makassar di 
Sulawesi.

Seperti telah diceritakan di atas, di jaman Majapahit perdagangan rempah-rempah 
mampu menembus pasaran Eropa. Perdagangan itu pula yang membawa orang-orang 
Eropa datang ke Indonesia untuk mencari rempah-rempah di lumbungnya langsung. 
Bangsa Eropa pertama yang menjejakkan kakinya di wilayah Indonesia adalah 
bangsa Spanyol dan Portugis. Lain dengan bangsa Mongolia/China yang hanya 
menarik upeti sekaligus berdagang dengan kerajaan-kerajaan di Indonesia, bangsa 
Spanyol/Portugis datang sekaligus untuk menjajah. Wilayah yang pertama dikuasai 
oleh bangsa Spanyol/Portigis adalah Malakka, kemudian Maluku. (Metode 
devide-et-impera rupanya ditemukan pertama kalinya di Maluku itu - DL). Ketika 
itu sultan Ternate dan sultan Tidore saling berkelahi sendiri, membuat dua 
sultan itu mudah diadu-domba oleh bangsa Spanyol/Portugis. Akibat termakan adu 
domba, akhirnya kesultanan Ternate dan kesultanan Tidore dua-duanya berhasil 
dikuasai oleh Spanyol/Portugis.

Orang Inggeris dan Belanda belakangan menyusul Spanyol/Portugis ke Indonesia, 
ikut-ikutan mengadu untung di sana. Belanda datang ke Indonesia diwakili oleh 
VOC di 

[mediacare] Re: FPI Paksa STT Setia Ditutup => bung Danny

2007-03-14 Terurut Topik Danny Lim
1. Indonesia memiliki kalimat ampuh "jangan campuri urusan dalam 
negeri Indonesia". Nah kalau Indonesia sudah bilang begitu, 
jangankan Belanda yang segede upil, Amerika Serikat yang adi daya 
pun ngga bisa apa-apa.

2. Pertolongan dari luar negeri masih mungkin diberikan bila 
rakyat/cendekiawan Indonesia sendiri terlihat upayanya. Apakah upaya 
cendekiawan Indonesia sudah terlihat dalam menangani kasus-kasus 
anarkis/rese di Indonesia? Belum 'tuh, baru sebatas gembar-gembor di 
milis-milis saja. Itu pun biasanya yang di-embat bukan kelompok 
rese, tapi "orang Belanda yang chauvinistis", ihik ihik :-).

Setiap negara merdeka, merdeka mengurus negerinya sendiri. Sukses ya.

Salam hangat, Danny Lim, Nederland

--- In mediacare@yahoogroups.com, jhonny sitorus <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Meski agak menyimpang dari topik pembicaraan, tapi sy
> salut Bung Danny msh mengusung tema pembebasan. FPI
> gak mungkinlah memberedel Mediacare. Mereka kan takut
> sama nama sakti Radityo!
> 
> Bung,
> berita soal kebebasan berpendapat dan beribadah, perlu
> mendapat dukungan dari masyarakat internasional. Sy
> sangat berterima kasih, jika isu ini dibicarakan di
> tingkat politisi Belanda. Banyak contoh kasus soal
> demokrasi dan diskriminasi membuat pemerintah RI
> gerah, setelah didesak dari luar negeri.
> 
> Sy punya pengalaman (menjadi korban) teror kebebebasan
> beribadah di sebuah daerah mayoritas Muslim di Bekasi
> tahun 1995. Pasca-kejadian, kami sepakat membuat
> audiensi dengan tokoh pemerintah setempat, kemudian
> dilanjutkan dengan mengirim surat ke Presiden, dan
> tembusan ke aparatur pemerintahan terkait. Tindakan
> ini tentunya disertai upaya mediasi ke warga sekitar.
> 
> Singkat cerita, kasus itu akhirnya terselesaikan oleh
> waktu yg tidak sebentar. Selama 5 tahun "perjuangan",
> akhirnya kami dapat beribadah dengan tenang, meski
> setiap Natal dan Tahun Baru, perlu pengamanan polisi. 
> 
> Bung, inilah uniknya konsidi negeri sy. Janganlah
> terlalu dibandingkan dg Belanda yg (konon) demokratis
> itu. 
> 
> Sekali lagi, bung. Kiranya Anda dan kawan2 di Belanda
> (kembali) melemparkan isu toleransi antar-umat
> beragama di Indonesia. Mudah2an politisi dan pihak
> kerajaan Belanda "menjewer" pemerintah RI, lewat
> lobinya. Peran negara sahabat sangat ampuh mendorong
> pemerintah RI "terpaksa" menyelesaikan masalah seperti
> ini. Maaf, sy kurang etis, jika menyebut contoh kasus
> besar diskriminasi yang berhasil melalui desakan pihak
> asing.
> 
> Demikian,
> -jd-
> 
> 
> 
> 
> --- Danny Lim <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> > Media Care sih kagak mungkin bisa ditutup oleh FPI,
> > wong di sini ada 
> > banyak jagoan. Ada sensei Deddy, ada prof. Manneke,
> > ada Wido 
> > simpatisan PKS, ada pak Njoo pentolan PDS, ada
> > lawyer Leo Tobing, 
> > ada jurnalis top Ida Khouw, ada Endiarto Widjaja
> > yang know-hownya 
> > jempolan, ada Yap Hong Gie yang piawai pembauran
> > dll.dll.dll. Saya 
> > berani taruhan satu krat Teh Botol Sosrodjojo, FPI
> > akan berpikir 
> > minimal 3 kali sebelum melabrak Media Care.
> > 
> > Ingat 'kan FPI kepentok Garda Bangsa ketika FPI
> > menyudahi ceramah 
> > Gus Dur dulu? Nah bobot Media Care dengan
> > pentolan-pentolan di atas 
> > ini kagak kalah dibanding bobot Garda Bangsa. So
> > don't worry to all 
> > of friends, kita aman di Media Care sini, ihik ihik.
> > 
> > Salam hangat, Danny Lim, Nederland
> > 
> > --- In mediacare@yahoogroups.com, "JG" 
> > wrote:
> > >
> > > FPI is the Law..
> > > Hati-hati ntar mediacare dipaksa tutup juga lho..
> > > 
> > > 
> > > Kind Regards,
> > > 
> > > Jc
> > >   - Original Message - 
> > >   From: Wielsma Baramuli 
> > >   To: mediacare@yahoogroups.com 
> > >   Sent: Wednesday, March 14, 2007 10:14 AM
> > >   Subject: Re: [mediacare] FPI Paksa STT Setia
> > Ditutup
> > > 
> > > 
> > >   Kejahatan koq dibiarkan! Jadi apa negeri ini
> > kalau setiap 
> > kelompok boleh menggunakan kekuatannya untuk
> > menghakimi orang lain. 
> > Hare gini... masih berperilaku jahiliah, pake
> > prinsip hukum rimba, 
> > yang bener aja!
> > > 
> > >   ~YOGHA  wrote: 
> > > 
> > > FPI Paksa STT Setia Ditutup
> > > 
> > > *Harian Komentar, 12 Maret 2007*
> > > 
> > > *FPI Paksakan Sekolah Tinggi Teologia Ditutup*
> > > 
> > > Sekolah Tinggi Teologia (STT) Setia yang 

[mediacare] Re: FPI Paksa STT Setia Ditutup..bubarkan FPI

2007-03-14 Terurut Topik Danny Lim
Jawa akan dimerdekakan menjadi negeri Republik Jawa? Ogut setuju 
200%. Setelah Jawa merdeka, maka Republik Indonesia minus Jawa bisa 
diganti namanya menjadi (misalnya) Republik Sriwijaya, di mana di 
dalamnya ada provinsi Bali yang nan indah permai penduduknya ramah 
tamah. Ogut jamin Ogoh-Ogoh di masa depan (paska keluarnya Jawa dari 
Republik Sriwijaya) tidak perlu dijaga lagi oleh 7400 polisi, cukup 
200 orang polisi saja lah yau, buat jaga-jaga ketertiban kalau-kalau 
banyak yang kencing di belakang pohon, ihik.

Ide Sunny Ambon di bawah ini adalah ide sangat brilyantin, kini 
bukan Papua dan Aceh yang harus dimerdekakan, tapi Jawa yang 
dimerdekakan, ha ha. Alias Jawa diskors/dikeluarkan dari Republik 
Indonesia (yang nantinya kita ganti namanya menjadi Republik 
Sriwijaya atau Republik Majapahit atau Republik Mataram). Nah bila 
diadakan referendum dengan pertanyaan "Jawa out of RI, yes or no?", 
maka jawabannya kemungkinan besar "Yes". Tap .. celakanya, 
61% penduduk Ri tinggal di pulau Jawa sekarang ini, jadi bila 
dilakukan referendum, ya penduduk Jawa yang 61% itu pasti akan 
menjawab "No" dan menang, alias Jawa tidak bisa dikeluarkan dari 
Republik Indonesia.

Carilah ide lain yang lebih brilyan, legal dan terjangkau. Sukses  
ya Sunny Ambon, he he.

Salam hangat, Danny Lim, Nederland

--- In mediacare@yahoogroups.com, "Sunny" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Melihat tindak-tanduk  FPI dan organisasi sejenisnya yang kebal 
hukum selama ini maka tidak ada konklusi lain dari pada  mereka 
adalah  alat pemerintah Indonesia. 
> 
> Mengingat kebanyakan tindakan FPI dan konconya di Jawa dan 
penduduk Jawa tidak berusaha untuk secara hukum untuk ditertibkan 
dan juga dari  pulau Jawa  dikirim  Laskar-laskar berbendera agama 
yang mengeruhkan keamanan penduduk dan kedamain di bahagian Timur 
kepulauan Nusantara dengan  apa yang terjadi di Sulawesi Tengah, 
Maluku, Papua sudah cukup banyak menyusahkan. Entah besok juga hal 
yang sama di Bali nan kafir,  maka alangkah baiknya baiknya semua 
membantu untuk pulau Jawa menujadi negara merdeka sendiri terpisah 
dari yang namanya daerah luar pulau Jawa.  Hal ini demi untuk 
mencegah tersebar luas beban kekerasan dan ketidakstabilan keamanan 
serta penambahan kemiskinan bagi penduduk di luar pulau Jawa. 
> 
> Bagaimana dengan ide tsb?
> 
>  
> 
>   - Original Message - 
>   From: BeachBoy BaliAsli 
>   To: mediacare@yahoogroups.com 
>   Sent: Wednesday, March 14, 2007 6:04 AM
>   Subject: Re: [mediacare] FPI Paksa STT Setia Ditutup..bubarkan 
FPI
> 
> 
> 
>   Yang lebih pantas dibreidel, ditutup dan dibubarkan adalah 
organisasi FPI itu sendiri
>   Selama ini FPI jelas2 telah banyak mengganggu ketertiban umum 
dengan mengatasnamakan
>   kepentingan agama sebagai pembenar
>   yang pada sebenarnya tidak semua umat Islam Indonesia setuju 
akan hal ini
> 
>   Akan kemanakah kehidupan beragama di Indonesia, bila ini tetap 
berlanjut?
>   Pemimpin2 bangsa yang lemah terhadap suara mayoritas agama
> 
>   live in peace lah ...
> 
>   beachboy
> 
>   - Original Message 
>   From: ~YOGHA <[EMAIL PROTECTED]>
>   To: mediacare@yahoogroups.com
>   Sent: Wednesday, March 14, 2007 5:22:43 AM
>   Subject: [mediacare] FPI Paksa STT Setia Ditutup
> 
> 
>   FPI Paksa STT Setia Ditutup
> 
>   *Harian Komentar, 12 Maret 2007*
> 
>   *FPI Paksakan Sekolah Tinggi Teologia Ditutup*
> 
>   Sekolah Tinggi Teologia (STT) Setia yang telah beroperasi selama 
17 tahun,
>   tiba-tiba diprotes massa yang diboncengi FPI (Front Pembela 
Islam) di
>   bilangan Jakarta Timur, Sabtu (10/03). Dalam aksinya, massa FPI 
menuntut
>   agar kampus yang berada di Jalan Kampung Pulo (Pinang Ranti) 
tersebut harus
>   ditutup.
> 
>   Selain itu, massa juga melarang pihak kampus yang sedang 
melaksanakan proses
>   pembangunan sebuah asrama baru bagi mahasiswa di sana. Akibat 
aksi protes
>   tersebut, sebanyak 400 personel dari Polda Metro Jaya dan Polres 
Jakarta
>   Timur turun langsung melakukan penjagaan. Sehingga pengepungan 
itu tidak
>   sampai menjurus pada aksi anarkis.
> 
>   Sementara Rektor STT Setia, Pdt Matheus Mangentang ketika 
ditemui Komentar
>   di Jakarta menyatakan, tuntutan massa FPI tersebut tidaklah 
mendasar. Oleh
>   sebab itu, STT Setia tidak akan memenuhinya. "Kampus ini berdiri 
sudah 17
>   tahun lebih. Kita juga mendapat izin berdiri. Biar bagai-mana 
pun, sampai
>   titik darah penghabisan, saya tidak akan memenuhi tuntutan 
mereka," tegas
>   Pdt Matheus seraya menambahkan untuk tingkat pascasarjana saja 
di kampusnya,
>   statusnya diakui Depdiknas.
> 
>   Oleh sebab itu, dia akan mengadukan masalah ini ke Komisi III 
DPR RI. "Kami
>   akan koordinasi dengan Komisi III DPR. Kalau itu

[mediacare] Re: Kompor tenaga Air

2007-03-14 Terurut Topik Danny Lim
Hak Cipta tidak usah diurus, Dian, bila Parmin membuat foto 
penemuannya di mana di foto itu terlihat orang lain selain Parmin, 
atau Parmin memamerkan penemuannya di sebuah event, atau dengan 
menuliskan penemuannya ke Media Care, maka Parmin TELAH mendapat Hak 
Cipta.

Hak Cipta terjadi otomatis, asal sang penemu bisa membuktikan bahwa 
dia telah memiliki produk itu tanggal sekian, maka mulai saat itu 
sang penemu (dalam hal ini Parmin) berhak menuliskan C (Copyright) 
di belakang nama produknya. Paling kedap air dan murah tentunya 
mendeponir penemuannya ke seorang notaris, itu sudah kuat sekali di 
muka hukum. Sukses kepada Parmin.

Salam hangat, Danny Lim, Nederland

--- In mediacare@yahoogroups.com, "Dian Kartika Sari" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Salut dengan penemuan cemerlang ini. 
> 
> Mas Parmin jangan lupa urus hak ciptanya lho 
> supaya dikemudian hari ide cemerlang itu tidak di daku sebagai 
penemuan orang lain. 
> 
> Deperindag mungkin bisa bantu 
> 
> 
>   - Original Message - 
>   From: [EMAIL PROTECTED] 
>   To: [EMAIL PROTECTED] 
>   Cc: [EMAIL PROTECTED] ; mediacare@yahoogroups.com ; 
[EMAIL PROTECTED] 
>   Sent: Tuesday, March 13, 2007 11:23 AM
>   Subject: [mediacare] Kompor tenaga Air
> 
> 
> 
> 
>   TEMUAN SUPARMIN DARI BANYUMAS ; 
>   Kompor Air : Nyalanya Bisa Hebat 
> 
>Suparmin Sinuang Raharjo (47) pria asal Kelurahan Kalibagor, 
Banyumas 
>   berhasil menemukan kompor berbahan bakar air setelah riset 3,5 
tahun. Parmin 
>   mengungkapkan, proses menemukan kompor berbahan bakar air 
dimulai sejak ia 
>   tergugah untuk menemukan suatu alat memasak yang tidak atau 
sedikit 
>   menggunakan minyak sebagai bahan bakarnya. 
> 
>Setelah melalui proses percobaan berulang kali di bengkel 
sebelah rumah dan 
>   dibantu seorang karyawan, kini alat masak berupa kompor berbahan 
bakar air 
>   sudah ditemukan papar Sukardi kepada KR, Sabtu (3/3) di rumahnya 
kompleks 
>   Perumahan Kalibagor Indah, Blok A II dan III. 
> 
>   Kompor air menggunakan air tawar dan minyak tanah dengan 
perbandingan 1 : 
>   10, sehingga hanya mencampurkan 0,1 liter minyak tanah dengan 1 
liter air. 
>   Kedua bahan diuapkan dalam sebuah tabung menggunakan pemanas 
listrik 
>   kemudian dibakar hingga api menyala. Dengan menggunakan seliter 
air mampu 
>   memasak 24 jam nonstop. 
> 
>   Kompor buatan Suparmin tidak menimbulkan asap, jelaga dan bau. 
Selain itu, 
>   daya listrik yang digunakan tidak besar, untuk angkatan pertama 
hingga air 
>   dan minyak menguap, membutuhkan 100 watt selanjutnya hanya 5 
watt. 
> 
>   Nyala apinya juga besar, bahkan lebih panas dibanding kompor 
gas. Untuk 
>   memasak air menggunakan panci besar hanya membutuhkan 5-10 
menit. Kompor air 
>   juga minim risiko meledak. Lelaki beranak empat itu mengaku, 
meski status 
>   temuannya dipatenkan, hingga kini belum ada investor dalam 
negeri yang berniat 
>   membuat kompor air secara massal. Publikasi melalui sejumlah 
media sudah 
>   dijalankan namun belum menarik pengusaha lokal untuk mengucurkan 
dana guna 
>   membeli hak paten kompornya. 
> 
>   Saya membuka diri kepada penanam modal untuk bekerja sama dengan 
sistem 
>   kontrak produksi. 
> 
>   (Jarot Sarwosembodo)-k 
>   note : 
>   Kalau ada calon investor yg berminat utk pengembangan, 
>   bisa hubungi : Lulu : 081548813525  (L.O. dari deperindag 
Banyumas) 
> 
> 
>
> 
>   __ NOD32 2098 (20070306) Information __
> 
>   This message was checked by NOD32 antivirus system.
>   http://www.eset.com
>




[mediacare] Re: FPI Paksa STT Setia Ditutup

2007-03-14 Terurut Topik Danny Lim
Media Care sih kagak mungkin bisa ditutup oleh FPI, wong di sini ada 
banyak jagoan. Ada sensei Deddy, ada prof. Manneke, ada Wido 
simpatisan PKS, ada pak Njoo pentolan PDS, ada lawyer Leo Tobing, 
ada jurnalis top Ida Khouw, ada Endiarto Widjaja yang know-hownya 
jempolan, ada Yap Hong Gie yang piawai pembauran dll.dll.dll. Saya 
berani taruhan satu krat Teh Botol Sosrodjojo, FPI akan berpikir 
minimal 3 kali sebelum melabrak Media Care.

Ingat 'kan FPI kepentok Garda Bangsa ketika FPI menyudahi ceramah 
Gus Dur dulu? Nah bobot Media Care dengan pentolan-pentolan di atas 
ini kagak kalah dibanding bobot Garda Bangsa. So don't worry to all 
of friends, kita aman di Media Care sini, ihik ihik.

Salam hangat, Danny Lim, Nederland

--- In mediacare@yahoogroups.com, "JG" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> FPI is the Law..
> Hati-hati ntar mediacare dipaksa tutup juga lho..
> 
> 
> Kind Regards,
> 
> Jc
>   - Original Message - 
>   From: Wielsma Baramuli 
>   To: mediacare@yahoogroups.com 
>   Sent: Wednesday, March 14, 2007 10:14 AM
>   Subject: Re: [mediacare] FPI Paksa STT Setia Ditutup
> 
> 
>   Kejahatan koq dibiarkan! Jadi apa negeri ini kalau setiap 
kelompok boleh menggunakan kekuatannya untuk menghakimi orang lain. 
Hare gini... masih berperilaku jahiliah, pake prinsip hukum rimba, 
yang bener aja!
> 
>   ~YOGHA <[EMAIL PROTECTED]> wrote: 
> 
> FPI Paksa STT Setia Ditutup
> 
> *Harian Komentar, 12 Maret 2007*
> 
> *FPI Paksakan Sekolah Tinggi Teologia Ditutup*
> 
> Sekolah Tinggi Teologia (STT) Setia yang telah beroperasi 
selama 17 tahun,
> tiba-tiba diprotes massa yang diboncengi FPI (Front Pembela 
Islam) di
> bilangan Jakarta Timur, Sabtu (10/03). Dalam aksinya, massa 
FPI menuntut
> agar kampus yang berada di Jalan Kampung Pulo (Pinang Ranti) 
tersebut harus
> ditutup.
> 
> Selain itu, massa juga melarang pihak kampus yang sedang 
melaksanakan proses
> pembangunan sebuah asrama baru bagi mahasiswa di sana. Akibat 
aksi protes
> tersebut, sebanyak 400 personel dari Polda Metro Jaya dan 
Polres Jakarta
> Timur turun langsung melakukan penjagaan. Sehingga pengepungan 
itu tidak
> sampai menjurus pada aksi anarkis.
> 
> Sementara Rektor STT Setia, Pdt Matheus Mangentang ketika 
ditemui Komentar
> di Jakarta menyatakan, tuntutan massa FPI tersebut tidaklah 
mendasar. Oleh
> sebab itu, STT Setia tidak akan memenuhinya. "Kampus ini 
berdiri sudah 17
> tahun lebih. Kita juga mendapat izin berdiri. Biar bagai-mana 
pun, sampai
> titik darah penghabisan, saya tidak akan memenuhi tuntutan 
mereka," tegas
> Pdt Matheus seraya menambahkan untuk tingkat pascasarjana saja 
di kampusnya,
> statusnya diakui Depdiknas.
> 
> Oleh sebab itu, dia akan mengadukan masalah ini ke Komisi III 
DPR RI. "Kami
> akan koordinasi dengan Komisi III DPR. Kalau itu dibiarkan, 
maka akan
> menjadi preseden buruk," tukasnya. Dijelaskannya, ada 1.000 
sampai
> 2.000orang tercatat sebagai mahasiswa STT Setia, dan mereka 
datang
> dari berbagai
> daerah. Oleh sebab itu, sangat disayangkan jika ada tuntutan 
sejumlah
> kalangan untuk menutup sekolah tinggi Kristen tersebut. "Kami 
minta pihak
> aparat memberikan jaminan keamanan terhadap berlangsungnya 
pendidikan di
> kampus kami,'' tandas Pdt Matheus seraya menegaskan, kampus 
STT Setia legal
> karena memiliki izin dari Menag dalam hal ini Dirjen Bimas 
Kristen.
> Sementara Kabag Humas Depag, Afrizal, kepada koran ini, belum 
berani
> menanggapi persoalan tersebut. "Saya akan koordinasikan dulu 
dengan Dirjen
> Bimas Kristen," kuncinya.
> 
> Pada bagian lain, Pembantu Rektor II STT Setia, Juwanto 
mengaku heran dengan
> adanya tuntutan pembubaran STT tersebut. Pasalnya, selama ini 
tidak ada
> masalah antara pihak yayasan dengan warga sekitar. "Selama 
beroperasi, tidak
> pernah ada persoalan dengan sejumlah penduduk di sini," tutur 
Juwanto. Ia
> mengatakan yakin, jika ada yang meminta untuk membubarkan 
perguruan ini, itu
> bukan murni berasal dari penduduk sekitar. "Kami yakin ada 
pihak-pihak yang
> sengaja memprovokasi protes yang dilancarkan massa tersebut 
karena memang
> tidak ada persoalan dengan warga sekitar," ujarnya.
> 
> Juwanto menambahkan bahwa pihaknya juga telah memenuhi semua 
perizinan yang
> diperlukan terkait dengan rencana pembangunan gedung asrama 
bagi para
> mahasiswa. "Semua perizinannya sudah kami urus, jadi dalam 
pertemuan antara
> muspida yang rencananya digelar Senin (hari ini, red) kami akan
> mengungkapkan hal itu. Kami mau persoalan ini dise

[mediacare] Re: [KincirAngin] Pantaskah R.A.Kartini jadi Pahlawan Nsional ?

2007-03-14 Terurut Topik Danny Lim
Pak Hoesein,

Email ini anda kirim tahun lalu, dan masih tersimpan rapi di arsip saya. Karena 
sebentar lagi Indonesia merayakan Hari Kartini, maka saya ingin menjawab email 
pak Hoesein ini, terlambat setahun ngga apa-apa ya pak :-).

Ada kesan kolonial Belanda dulu itu mengangkat kasus Kartini hanya untuk 
"memuluskan pergantian kulitnya", ini terbaca di email pak Hoesein di bawah ini 
(maaf bila saya salah interpretasi). Namun melihat kenyataan bahwa di Belanda, 
Kartini dijunjung tinggi sampai sekarang terutama di Den Haag, tentu tesis pak 
Hoesein pantas diragukan. Maaf ya pak, tapi di website saya 
www.ikenindonesie.nl ada 2 tulisan sebagai bukti nyata, bahwa Kartini di 
Belanda dijunjung tinggi sebagai pejuang emansipasi di Hindia-Belanda dulu 
sampai sekarang. Maksud saya, bila pengangkatan kasus Kartini hanya lips 
service kolonial Belanda, mana mungkin Pemda Den Haag di tahun 2007 ini sampai 
spesial menyediakan trophy Kartini untuk perorangan/organisasi di Den Haag yang 
berjuang dalam bidang emnasipasi ala Kartini dulu. FYI. Yang meraih 
Kartini-Trophy tahun 2007 ini adalah seorang wanita Maroko bernama Rahma El 
Hamdaoui yang berjuang membela emansipasi di sebuah kampung bernama 
Schilderswijk di Den Haag.

Sebuah diskusi yang menarik dan bermanfaat, pak Hoesein.

Salam hangat, Danny Lim, Nederland

  - Original Message - 
  From: HOESEIN RUSHDY 
  To: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; mediacare@yahoogroups.com ; 
[EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Tuesday, April 25, 2006 1:31 AM
  Subject: [KincirAngin] Pantaskah R.A.Kartini jadi Pahlawan Nsional ?


  Belakangan ini muncul diskusi tentang jasa-jasa kartini. Tentu saja ada yang 
mendukung dan ada yang mempertanyakan. Saya rasa banyak sudah orang yang 
mengetahui siapa sebenarnya Kartini itu. Bukankah banyak buku yang 
menginformasikan tokoh wanita ini bahkan pernah ada film Kartini yang 
diperankan Yeni Rachman dan Bambang Hermanto yang memerankan suaminya R.Adipati 
Arya. Tapi rupanya tetap saja kurang jelas. Pokok permasalahan adalah dalam hal 
pantas tidaknya beliau bergelar Pahlawan Wanita yang bergerak dibidang 
perjuangan emansipasi wanita Indonesia. Mungkin ada beberapa pendekatan yang 
bisa membantu menerangkannya. Pertama adalah pendekatan waktu. Kartini hidup 
dalam periode zaman perubahan diawal abad ke 20 yang dikenal sebagai zaman 
politik etis . Zaman itu adalah dekade keemasan kaum liberal Belanda. 
Tokoh-tokoh pejuang swasta non Pemerintah menguasai kegiatan bidang sosial dan 
politik. Para pejuang perlawanan kolonial di Hindia, baru saja menyadari apa 
yang terjadi dalam perubahan zaman ini. Pemberontakan fisik baru saja berahir 
dia Aceh (menyerahnya P.Polim pada tahun 1903) dan usaha penyerangan oleh 
Sultan Daud Syah terhadap Garnisun Belanda di Banda Aceh, yang gagal pada tahun 
1907. Mantan Panglima perang Belanda di Aceh, kemudian Panglima KNIL, van Heutz 
kemudian menjadi Gubernur Jenderal (1904-1909). Figur perlawanan kemudian 
beralih pada pejuang organisasi sosial dan politik dalam memperjuangkan kondisi 
seimbang antara penjajah dan yang dijajah. Sifatnya  antara lain adalah 
perjuangannya emansipasi  untuk menuntut persamaan hak dimuka hukum. Ini 
termasuk kaum wanita. Apa yang diusahakan dan dikerjakan Kartini saat itu 
amatlah dirasakan peranan dan manfaatnya dan amat genuine (asli). Hampir 
dikatakan belum ada orang sebelumnya yang berjuang dibidang itu. Pendekatan 
kedua adalah Program pemerintah Belanda sendiri, Bagaikan bertemu teman searah 
dan setujuan (bagaikan tumbu ketemu tutup kata orang jawa). Tokoh Belanda van 
Deventer adalah pejuang politik etis (penasihat Pemerintah dan anggota parlemen 
Belanda)  yang handal dan Abendanon adalah direktur pendidikan etis yang 
pertama. Bukan hal yang aneh karena itu adalah prinsip, bahwa pendidikan harus 
dimulai di Hindia dan awalnya adalah kaum elite Indonesia. Istri Abendanon 
adalah sahabat pena Kartini. Berarti bukan hal kebetulan kalau simpati kaum 
liberal Belanda tertuju pada tokoh emansipasi wanita Indonesia keturunan 
ningrat ini. Isi surat Kartini amat cocok dalam kampanye politik etis di Jawa 
dan juga merupakan integarsi nyata dari program-program pendidikan yang 
dijalankan. Bukankah pendidikan wanita amat terkebelakang saat itu. Bagaikan 
cerita memelas tentang wanita Indonesia sendiri, ketika surat-surat Kartini 
diterbitkan dinegeri Belanda dengan judul : "Door duisternis tot licht" Dan 
dalam hidupnya Kartini yang sempat mengecap pendidikan sekolah dasar Eropah, 
tidak bisa melanjutkannya karena harus menikah dan mematuhi adat. Meskipun ada 
beasiswa untuk itu. Dengan jujur dan tulus, dia memohon agar beasiswa untuk 
masuk HBS, selanjutnya diberikan kepada Agus Salim seorang pemuda Riau yang 
cerdas. Pendekatan ketiga, sesungguhnya harga diri dan martabat wanita 
Indonesia saat itu belum wajar. Bahkan belum mencapai titik optimal sampai 
sekarang. Kartini menilai bahwa pendidikan adalah salah satu jalan terbaik. 

[mediacare] Tindakan Anarkis Harus Diselesaikan Secara Hukum

2007-03-14 Terurut Topik Danny Lim
DL - Penduduk Indonesia mengaku bertakwa, namun setiap waktu terjadi tindakan 
barbar seperti di bawah ini. Ribuan sarjana hukum S1, S2 dan S3 di Indonesia 
dibuat TIDAK BERKUTIK oleh sekelompok orang saja. Belanda dikatakan "kafir" but 
ít's impossible here for sekelompok pemuda Belanda/Kristen untuk merusak 
(misalnya) Sekolah Tinggi Islam di Amsterdam. That's why I love my new country 
more and more and more.


SUARA PEMBARUAN DAILY 


Pengrusakan dan Pembakaran STT Setia 

Tindakan Anarkis Harus Diselesaikan Secara Hukum
[JAKARTA] Setiap komponen bangsa seharusnya lebih mengedepankan sikap santun 
dalam menyelesaikan beragam persoalan. Di tengah kondisi bangsa yang sedang 
terpuruk, tindakan anarkis dan main hakim sendiri hanya akan membuat bangsa ini 
kian terpuruk. 

Wali Kota Jakarta Timur Koesnan A Halim mengatakan itu, Senin (12/3), di 
Jakarta, menanggapi kasus pembakaran dan pengrusakan Sekolah Tinggi Teologi 
(STT) Setia di Pinang Ranti, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur oleh sekelompok 
warga. 

Menurut dia, tindakan sekelompok warga yang anarkis tidak bisa dibenarkan dan 
harus diselesaikan secara hukum. 

Namun sebelum langkah itu diambil, Senin (12/3) siang, perwakilan kelompok 
warga dengan pengelola STT Setia akan dipertemukan untuk mencari solusi. 

Sebelum kejadian, Pemkot Jaktim yang dipimpin Asisten Ekonomi Pembangunan 
Paimin Napitupulu sudah berusaha mempertemukan kedua belah pihak. Pemkot saat 
itu menawarkan tiga tahap penyelesaian masalah kepada kedua belah pihak. 

Pertama, kedua pihak diminta untuk melakukan musyawarah. Jika ini tidak 
tercapai, maka kewenangan penyelesaian masalah akan diambil alih Pemkot. Jika 
cara ini tidak berhasil, maka para pihak yang bertikai akan menempuh jalur 
hukum. 

"Sayangnya sebelum tahapan itu dilakukan, sudah terjadi tindakan akarkis dan 
main hakim sendiri," tukas Wali Kota. 

Dia menjelaskan, pihaknya saat ini sedang meneliti masalah perizinan bangunan 
yang dipersoalkan warga Pinang Ranti itu. Dengan meneliti masalah perizinan, 
baik izin mendirikan bangunan (IMB) maupun izin lingkungan, maka diharapkan 
tercapai penyelesian persoalan yang lebih adil. 


Masih Diselidiki 

Sementara itu, Kasatserse Polres Jakarta Timur Komisaris Polisi Dahana saat 
dikonfirmas, Senin pagi, membenarkan peristiwa tersebut masih dalam 
penyelidikan intensif. "Kasus tersebut masih diselidiki oleh Polsek Makasar dan 
Polres Jakarta Timur dengan mengumpulkan informasi dari sekitar lokasi 
kejadian," tuturnya 

Kasus perusakan disertai pembakaran beberapa bangunan di kompleks STT Setia 
pada Kamis (8/3) malam disinyalir melibatkan sekelompok massa. 

Peristiwa main hakim sendiri oleh massa di tengah permukiman itu berlangsung 
mulai pukul 20.30 hinnga 23.30 WIB. Kejadian tersebut sempat menimbulkan 
ketakutan dan kecemasan bagi penghuni di sekitar STT. 

Rektor STT Setia Mateus Mangentang sewaktu dihubungi, pagi tadi, menyesalkan 
aksi disertai perusakan itu. Akibat insiden ini sejumlah barang milik STT 
tersebut rusak dan ludes terbakar, seperti bangunan bedeng, pagar, dan beberapa 
bahan material dengan kerugian puluhan juta rupiah. 

Dia mengungkapkan, STT Setia telah berdiri di Pinang Ranti sejak 20 tahun lalu 
dengan jumlah mahasiswa ratusan orang yang berasal dari berbagai daerah di 
Indonesia. [G-5/L-11] 




Last modified: 12/3/07 

[mediacare] Re: Mijn vrouw is Indisch

2007-03-13 Terurut Topik Danny Lim
Mas Ambon/Sunny,

1/3 dari 16 juta penduduk Belanda = 5 juta lebih berdarah Melayu? 
Saya ragukan itu, namun saya sering mendengar jumlah 2 juta. 2 juta 
dari 16 juta berarti 12,5% penduduk Belanda "kecipratan" darah 
Melayu. Ada yang orang tuanya Indisch, ada yang kakek/neneknya 
Indisch atau orang tua dari kakek/neneknya yang Indisch. Di desa 
saya Wassenaar saja (penduduknya cuma 26.000 orang) saya kenal 3 
meisjes bule yang kakek/neneknya Indisch. Cantik-cantik lho mereka. 
Rambut meisje yang satu kecoklat-coklatan, yang satunya lagi 
mendekati pirang dan yang ke tiga betul-betul blonde. Siapa yang 
menyangka di tubuh gadis-gadis bule itu mengalir darah Indisch?

Bila orang Indonesia di Indonesia masih terus membenci orang 
Belanda, mereka secara tidak langsung menolak generasi berdarah 
campuran itu. Tindakan kolonial Belanda salah, itu saya setuju, 
namun tindakan Inlanders yang berkolaborasi dengan kolonial Belanda 
juga salah, dan jumlah mereka tidak sedikit, bukan? Bila orang 
Indonesia bisa lebih memakai ratio ketimbang emosinya, saya yakin 
kehidupan di Indonesia bakalan lebih bagus dibanding sekarang. Dalam 
arti Belanda selalu ingin membantu Indonesia dalam segala hal. Belum 
lama ini Belanda mengirim team water management-nya ke Jakarta atas 
biaya Belanda untuk membantu pemda Jakarta menanggulangi banjir, itu 
hanya merupakan salah satu contoh konkrit saja. Namun bila sikap 
orang Indonesia selalu memusuhi Belanda, maka bantuan Belanda 
terhadap Indonesia juga akan mengalami hambatan. Siapa yang rugi 
nantinya?

Salam hangat, Danny Lim, Nederland


--- In mediacare@yahoogroups.com, "Sunny" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Pak Danny,
> 
> Sedkiti tambahan. Memang sekarang begitu, tetapi lain sekarang 
lain djaman doeloe. Pada djaman doeloe, kalau dikirim foto ke orang 
tua atau familie di Belanda isterinya melajoe berpakaian kain kebaya 
jarang ditampilkan, hanya ayah dan anak-anak yang blond saja, hal 
ini bisa dilihat pada cerita-cerita tempo doeloe  yang kadang-kadang 
muncul dengan gambar di Volkskrant atau NRC Handelsblad. Pernah ada 
artikel di salah satu koran Belanda  dikatakan bahwa 1/3 penduduk 
Belanda itu berdarah "Melayu".
> 
> Salam.
> 
> 
> 
>   - Original Message -
>   From: Danny Lim
>   To: KincirAngin
>   Cc: Media Care ; PMKRI Petojo
>   Sent: Tuesday, March 13, 2007 9:06 AM
>   Subject: [mediacare] Mijn vrouw is Indisch
> 
> 
> 
> 
>   www.ikenindonesie.nl
> 
> 
>   MIJN VROUW IS INDISCH
>   Maurice & Jessy
> 
>   "Mijn vrouw is Indisch" adalah artikel menarik terbaru (dalam 
bahasa Belanda) di www.ikenindonesie.nl. Di jaman penjajahan banyak 
terjadi pernikahan antara orang Belanda dan orang Hindia-Belanda, 
itu bagus. Setelah Indonesia merdeka, terjadi pernikahan antara 
orang Belanda dan orang Indonesia, itu juga bagus. Namun apakah 
pernikahan lain bangsa, dan tidak jarang juga lain agama, tidak 
menimbulkan problem? "Tidk  " ujar Maurice dan Jessy 
seperti koor.
> 
>   Maurice (orang Belanda) telah menulis dalam bahasa Belanda 
perkenalan, pertunangan dan pernikahannya dengan Jessy, gadis 
Tionghoa-Indonesia asal Surabaya, khusus untuk pembaca 
www.ikenindonesie.nl. Selamat membaca.
> 
>   Salam hangat, Danny Lim, Nederland
>   www.ikenindonesie.nl
>




[mediacare] Re: [KincirAngin] Re: Apa Hebatnya dengan Syariat Islam! ( ZERO alias NEHI, alias NONE !)

2007-03-13 Terurut Topik Danny Lim
Belum lama ini Ratu Beatrix berkunjung ke Turki. Pada salah satu acara ada 
wanita Turki mengenakan kerudung kepala, kontan perdana menteri Turki bilang ke 
Ratu Beatrix "Sorry, saya tidak boleh mendampingi anda di sana, sebab UU Turki 
melarang pejabat negara menghadiri upacara yang ada kerudung kepalanya."

UU Turki melarang pengenaan kerudung kepala di sekolah-sekolah, di 
tempat-tempat lain apalagi di gedung pemerintah. Itu semua berkat bapak Turki, 
Kemal Ataturk. Tentu saja Indonesia berhak menentukan sendiri UU-nya, tidak 
harus sama dengan Turki. Lagipula Indonesia memiliki bapak bangsa sendiri yang 
menjadi panutan rakyat Indonesia. Bapak bangsa Indonesia pastilah bukan Kemal 
Ataturk.

Salam hangat, Danny Lim, Nederland

  - Original Message - 
  From: ati gustiati 
  To: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; mediacare@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, March 12, 2007 11:27 AM
  Subject: [KincirAngin] Re: Apa Hebatnya dengan Syariat Islam! ( ZERO alias 
NEHI, alias NONE !)


Kenapa harus hati2? belum siap dgn demokrasi (kebebasan berpendapat)  
kenapa berang ? karena tidak suka membicarakan masalah yg pelik ? karena tidak 
mau membuka mata akan apa sebenarnya yg menjadi penyebab kehancuran budaya dan 
moral pemerintah dan bangsa kita? kamu pikir dengan menutup mata kita akan 
memiliki perubahan ? bacalah tulisan saya dgn baik, BANYAK KELOMPOK YG 
MENGGUNAKAN AGAMA UTK TUJUAN POLITIK BENGIS NYA, saya tidak menyudutkan islam, 
saya malah sedih karena reputasi Islam sudah di aduk2, saya lahir dari keluarga 
muslim as well seperti kamu, orag tua kami dari tapanuli selatan, it cant be 
worst than that, right ? saya sama sekali bukan pendukung SI, karena mereka 
terorist, menteror wanita dan merugikan kebebasan wanita, kamu sudah lihat 
contoh2 yg dilakukan mereka terhadap kaum wanita, apakah anda wanita ? adik 
bungu saya penganut SI, anak gadis kecilnya dipaksa utk memakai pakaian yg 
tertutup disiang bolong dalam udara 100 C, ini tidak rasional ! kenapa kita 
tidak bisa hidup wajar ? tidak perlu takut dan merasa kaku (uptight) berbaur 
dengan kehidupan lain nya ? kenapa tidak melihat kehidupan dengan ambisi utk 
maju supaya kita semua bisa hidup layak dan nyaman seperti negara2 ketiga lain 
nya ? sudah lihat negara2 lain ? mereka hidup sehat dan tidak putus asa terus 
karena besok mrk tidak tau mau makan apa.
Bila kita tidak punya nyali dan keterbukaan utk membicarakan masalah2 kita, 
Indonesia akan terpuruk semakin dalam, lalu apa yg bisa kita wariskan pada anak 
cucu kita ?
dongeng seribu satu malam sebelum mereka pergi tidur ?
BAH !


salam
omi elubis




Sri Utami <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Hanya 2 hari kerja saya mengikuti milis ini, terus terang saya syok 
  setelah membacanya. Saya pikir kita tidak akan membicarakan SARA melalui 
  milis ini. Kalau memang harus, saya pikir kita harus lebih hati - hati.
  Bukan karena saya Muslim sehingga saya menjadi berang dengan tulisan di 
  bawah. Karena saya pikir kesalahan dalam menterjemahkan ajaran agama 
  terletak pada orangnya bukan agamanya.
  Saya harap tidak ada orang yang akan tersinggung dengan emial saya ini.

  ati gustiati wrote:
  >
  > Dalam kegagalan yg kita hadapi saat ini, apa menurutmu yg bisa
  > diberikan oleh Syariat Islam ? selama ini Syariat Islam hanya
  > didengungkan sebagai ajaran agama dan philosophy hidup yg ingin di
  > syah kan dalam panataan berbangsa dan bernegara, apa strategy
  > ekonomi SI ? bagaimana SI bisa mengambil alih UU yg telah disyah
  > kan ? apakah penyiksaan tubuh atau kesewenangan/ pemaksaan yg di
  > lakukan dalam ajaran SI merupakan hukuman yg bisa berlaku dalam
  > negara yg demokrasi? Kegagalan moral dan morat marit nya indonesia
  > bukan saja karena dikelola oleh pemimpin2 doyok tetapi juga karena
  > tumbuh suburnya kelompok2 yg menggunakan agama (terutama Islam)
  > utk mewujudkan ambisi politik bengis nya.
  > Kesimpulan nya, tak ada satu agama pun (islam, kristen, budhism,
  > hindu dll) yg seharusnya turut campur dalam menjalani tatanan
  > negara, agama seharusnya tidak bisa diikut sertakan dalam
  > keputusan2 politik, agama adalah silaturahmi manusia dengan yg
  > lain nya, silaturahmi dengan alam nya, silaturahmi dengan Tuhan
  > nya, silaturahmi dengan jati dirinya, silaturahmi dengan gaya
  > hidupnya, ingin tau bagiamana agama seseorang ? lihat saja gaya
  > kehidupan nya dan bagaimana mereka memperlakukan kehidupan lain nya.
  > Syariat Islam seharusnya di hapuskan dari budaya Indonesia, itu
  > bukan kebudayaan kita, itu kebudayaan zaman yg sudah hilang dari
  > peradaban manusia.
  > 
  > salam
  > omie lubis
  >
  >
  > */Budi P /* wrote:
  >
  > Menurut perhatian gue. Sebenarnya

[mediacare] Mijn vrouw is Indisch

2007-03-13 Terurut Topik Danny Lim

www.ikenindonesie.nl


MIJN VROUW IS INDISCH
Maurice & Jessy

"Mijn vrouw is Indisch" adalah artikel menarik terbaru (dalam bahasa Belanda) 
di www.ikenindonesie.nl. Di jaman penjajahan banyak terjadi pernikahan antara 
orang Belanda dan orang Hindia-Belanda, itu bagus. Setelah Indonesia merdeka, 
terjadi pernikahan antara orang Belanda dan orang Indonesia, itu juga bagus. 
Namun apakah pernikahan lain bangsa, dan tidak jarang juga lain agama, tidak 
menimbulkan problem? "Tidk  " ujar Maurice dan Jessy seperti koor.

Maurice (orang Belanda) telah menulis dalam bahasa Belanda perkenalan, 
pertunangan dan pernikahannya dengan Jessy, gadis Tionghoa-Indonesia asal 
Surabaya, khusus untuk pembaca www.ikenindonesie.nl. Selamat membaca.

Salam hangat, Danny Lim, Nederland
www.ikenindonesie.nl


logo ikenindonesie 1.png
Description: PNG image


[mediacare] Re: SOS ! SOS ! Gereja-Gereja Bandung Diganggu

2007-03-12 Terurut Topik Danny Lim
Karena itulah kita mesti memakai kacamata Belanda, Budi. Ini serius. 
Bila kita hendak melihat kerusakan hutan, paling bagus naik 
helikopter melayang di atas hutan itu. Kalau kita berada di dalam 
hutan dan kebetulan berada di hutan yang tidak terbakar, masih hijau 
dan burung-burung masih berkicau, ya kita pasti bilang hutan itu 
bagus kok, mengapa diributkan?

Nyepi harus dijaga 7400 polisi, itu saya sitir dari Suara Pembaruan 
memakai kacamata Belanda. Lalu beberapa orang Bali plus beberapa 
orang yang kontra Danny Lim (alias memakai kacamata kuda? Ihik) 
berkata "Yang dijaga ogoh-ogoh, bukan Nyepi". Namun konteks yang 
saya bawakan memakai kacamata Belanda itu adalah "mengapa Kebaktian 
Natal juga mesti dijaga belasan ribu polisi, plus barisan pemuda 
muslim, plus metal detector?"

Ogoh-ogoh menyangkut massa dalam jumlah besar, OK, tapi sebuah 
gereja 'kan cuma bisa menampung beberapa ratus orang saja. Ogoh-ogoh 
hiruk-pikuk sehingga kans untuk ribut besar, OK, tapi umat di 
gereja 'kan duduk tenang khusuk berdoa. Jadi mengapa harus dijaga 
(again) oleh belasan ribu polisi, barisan pemuda dan metal detector? 
Nah, ini semua terlihat dari Belanda sini memakai kacamata Belanda, 
namun tidak terlihat oleh orang di Indonesia yang memakai kacamata 
kuda. Kira-kira begitulah duduk perkaranya, Budi.

Salam hangat, Danny Lim, Nederland

--- In mediacare@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:
>
> Ikutan juga dong..
> 
> Menjawab 'tanya kenapa'nya mba Maya,
> Sepertinya jawabnya bukan alasan yang diberikan mas Budi,
> tapi lebih sebagai bentuk kebebalan yang terus dipelihara oleh
> pihak-pihak yang terlalu fanatik dan pakai kacamata kuda..
> sehingga dia tidak melihat sisi positip dari agama lain diluar
> agamanya sendiri..
> kaum fanatik ini bisa berasal dari pemeluk agama manapun
> yang ada di Indonesia, sedihnya, sudut pandang kacamata kuda
> yang dipakainya menjadikan dirinya susah untuk melihat sisi
> lain yang memungkinkannya memahami kebaikan.
> padahal, kebaikan merupakan salah satu syarat dlm beragama..
> 
> masih banyakkah kaum fanatik di negara kita?
> 
> 
> salam,
> 
> 
> 
> 
> "Devi" <[EMAIL PROTECTED]> 
> Sent by: mediacare@yahoogroups.com
> 03/12/2007 05:05 AM
> Please respond to
> mediacare@yahoogroups.com
> 
> 
> To
> 
> cc
> 
> Subject
> Re: [mediacare] SOS ! SOS ! Gereja-Gereja Bandung Diganggu
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> Ikutan Juga,
>  
> Tidak perlu ijin untuk menghadap Sang Khalik, kecuali ada otoritas 
yg 
> lebih tinggi dari Sang Khalik
> Kalau alasannya Mayoritas ,bagaimana dengan mesjid di Minahasa, 
Bali, atau 
> Flores
>  
>  
> Dont just see WATCH
> Dont just hear LISTEN
> - Original Message - 
> From: Widi 
> To: mediacare@yahoogroups.com 
> Sent: Sunday, March 11, 2007 12:46 PM
> Subject: Re: [mediacare] SOS ! SOS ! Gereja-Gereja Bandung Diganggu
> 
> Ikutan nimbrung 
> Saya bantu alasan-alasan yang menurut mas Budi jadi sebab 
ditutupnya 
> gereja-gereja itu, terlepas dari nyambung/tidaknya contoh anak-
anak kecil 
> nakal (kayanya saya pernah baca di bukunya Stephen Covey).
> Pasti alasan yang dimaksud mas Budi :
> - gereja tsb belum punya ijin
> - gereja tsb didirikan di lingkungan yang mayoritas beragama lain
> - dsb  dsb .
> Gitu kan mas Budi???
>  
> salam,
> wid
> 
> 
>  
> On 3/9/07, Maya Sianturi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: 
> Halo Budi,
> 
> Terimakasih untuk ceritanya yang baru kali ini saya dengar.
> 
> Tapi saya pengen tahu apa anda pernah dengar tentang 1000 lebih 
gereja 
> dirusak dan dibakar
> tanpa sekalipun pelakunya diusut ke pengadilan? Negara komunis aja 
tidak 
> pernah merusak 
> dan membakar sebegitu banyak gereja. TANYA KENAPA?
> 
> Pernah dengar ada mesjid, kuil, klenteng, tempat keramat 
memerlukan ijin 
> 13 tahun untuk bisa 
> dibangun? Gereja saya memerlukan 13 tahun dan banyak gereje 
ditolak 
> ijinnya. TANYA KENAPA? 
> 
> Banyak cerita lain yang bisa saya ceritakan. Tapi setelah ini 
lebih baik 
> saya tutup saja. 
> 
> Saya hanya bisa berdoa semoga Tuhan Yesus terus berbelas kasihan. 
Itu 
> saja.
> 
> Salam sejahtera,
> Maya 
> 
> 
> 
> On 3/9/07, Budi P <[EMAIL PROTECTED]> wrote: 
> Halo Maya,
> 
> Pernah dengar cerita dimana ada seorang bapak yang sedang naik 
kereta, 
> anak-anaknya bandel sekali lari kesana-kesini namun si bapak diem 
aja. 
> Orang disekitar nya bingung, kok bapak ini diam aja ya, kenapa dia 
gak 
> negur anaknya. Usut punya usut ternyata istri pria tersebut baru 
meninggal 
> dan dia habis dari pemakaman istrinya. 
> 
> 
> So, ada baiknya juga kita melihat alasan penutupan ge

[mediacare] Kebencian dan ketakutan Debby dan Danny - Re: Nyepi

2007-03-11 Terurut Topik Danny Lim
Gampang kok, untuk belajar resep Danny (dan mungkin Debby) tinggal 
datang ke Belanda dan belajar bagaimana orang Belanda ber-kebebasan 
beragama, ber-kemanusiaan, ber-kebangsaan, ber-kedaulatan rakyat dan 
ber-keadilan sosial. Bila ada keadilan, maka rakyat akan takut 
hukum, dus polisi cukup 200 orang saja yang menjaga-jaga lah yau. 
Polisi perlu juga sih berjaga-jaga, kalau ada yang semaput atau 
dompetnya dijambret, ya polisi akan turun tangan, namun di Belanda 
sini semua tindakan kriminilitas terbatas tuh.

Di Den Haag setiap tahun ada Parkpop gratis, tampil grup-grup band 
top, yang datang ratusan ribu remaja bukan dari satu agama tapi 
betul-betul majemuk. Lalu ada Pinkpop persis di hari Pinksteren, 
meski pun karcisnya bayar tapi yang datang juga ratusan ribu, ingin 
melihat grup-grup band pujaan mereka. Apa yang dilakukan polisi? 
Cuma terlihat ada puluhan polisi di pintu-pintu masuk, memeriksa tas 
pengunjung. Bir, ganja apalagi pisau pasti akan disita oleh polisi. 
Setiap tahun begitu kagak ada kerusuhan berarti 'tuh. Ada sih 
beberapa orang yang tertangkap, itu pun bukan karena berkelahi tapi 
karena kencing di bawah pohon, bukan di WC yang disediakan. He he.

Begitulah rekans, mengunggulkan pengawalan polisi menurut saya 
sebuah tindakan destruktif, tidak bagus buat kemajuan bangsa di masa 
depan. Remaja Indonesia mesti diajari/diperlihatkan bahwa kerukunan 
nasional BUKAN harus dicapai oleh pengerahan personil polisi besar-
besaran. Remaja yang melihat segala sesuatunya di Indonesia harus 
digacol oleh kekerasan polisi, justru akan trauma dan membekas di 
benaknya bahwa perdamaian di Indonesia mustahil terjadi tanpa 
polisi/tentara.

Tentu saja setiap negara merdeka, merdeka mengatur negaranya sendiri-
sendiri, termasuk Indonesia. Kitorang yang di LN cuma men-sharing-
kan apa yang kitorang lihat di LN dan bagaimana solusinya. Didengar 
atau tidak oleh anda-anda di Indonesia, ya kitorang EGP saja, bukan 
begitu? Ihik ihik  :-).

Salam hangat, Danny Lim, Nederland

--- In mediacare@yahoogroups.com, BeachBoy BaliAsli 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Memang pemikiran2 negatif dan trauma2 serta pengalaman2 masa lalu 
yang buruk dalam hidupnya terhadap seseorang seperti Debby dan 
Danny, akan menciptakan phobia2 berlebihan dan sangkaan2 negatifisme 
berlebihan terhadap sesuatu dan seseorang
> Kasian dan prihatin sekali melihat kondisi mereka berdua 
ini...hidup penuh kebencian dan ketakutan
> 
> Mungkin duet Debby doll dan Danny boy ini bisa menjelaskan kepada 
kami2 ini di Bali, metode pengamanan yang bagaimana yang harus 
dilakukan terhadap kumpulan ribuan manusia di sebuah tempat/event?
> Berapa kalikah anda melihat event seperti ini di Bali atau tempat 
lainnya?
> Apanyakah yang salah terhadap metode/cara pengamanan ini? 
Memalukankah dengan memberikan pengamanan dan melakukan tindakan 
antisipatif terhadap sesuatu dan seseorang?
> Hal yang bagaimana yang tidak memalukan?
> Yang ngga tau adat itu yang gimana sih?
> Manusia yang manusiawi yang gimana sih?
> 
> Danny Lim bilang perayaan idul fitri di negri londo sono penuh 
dengan kegembiraan, la...apakah anda tahu kalo kami di Bali gembira 
kok merayakan hari raya Nyepi atau perayaan parade sehari sebelumnya?
> 
> Pemikiran dari dua orang ini kok ya menjlimet dan membingungkan, 
saya heran apa ya pemikiran kotor penuh prasangka saja yang ada 
dalam kepala mereka?
> 
> Ato memang mereka punya pemikiran dan ide yang lebih jitu dalam 
melakukan sesuatu??? Let's see...
> 
> beachboy
> 
> - Original Message 
> From: Debbie Sumual-Patlis <[EMAIL PROTECTED]>
> To: mediacare@yahoogroups.com
> Sent: Friday, March 9, 2007 8:10:13 PM
> Subject: Re: [mediacare] 7.400 Polisi Siap Amankan Nyepi di Bali
> 
> BETUL!
> Ini sangat memalukan, betapa tidak amannya kita beribadah di 
Indonesia, bangsa yang mengaku beragama dan mengagung-agungkan sopan-
santun sebagai adat ketimuran--padahal sih nggak tau adat. Terus 
terang gue MUNTAH tiap kali ada yang ngomong: Kita kan orang 
timur... Biasa aja deh, mendingan kita jadi orang yang MANUSIA dan 
MANUSIAWI, gak usah ribut dengan agama.
> 
> Seperti kata Gus Dur: TUHAN KOK DIBELA...
> 
> Mas, melanggar kode etik jurnalistik kalau seandainya Anda 
ngomong: ini artikel saya. Ini kan enggak. Lagian, milis ini --
walopun publik space-- tapi bukan media massa. Atau Anda hanya 
sedang sarkastik? :)
> 
> 
>  Original Message -
> From: Danny Lim
> To: KincirAngin
> Cc: PMKRI Petojo ; Media Care
> Sent: Friday, March 09, 2007 3:15 AM
> Subject: [mediacare] 7.400 Polisi Siap Amankan Nyepi di Bali
> 
> 
> DL - Kebaktian Natal di Jakarta setiap tahun harus dijaga belasan 
ribu polisi, barisan pemuda dan metal detector. Perayaan Nyepi di 
Bali pun mesti dikawal 7400 polisi. Dan itu semua terjadi di negara 
yang hampir 100% penduduknya beragama. Di Belanda

[mediacare] Re: sastra-pembebasan (Pemimpin)

2007-03-11 Terurut Topik Danny Lim
Seperti lingkaran setan ya, pemimpin tidak memperhatikan rakyat, 
rakyat tidak memperhatikan pemimpin. Saat pemilihan umum, asal pilih 
saja. Setelah pemilihan umum selesai, para pemimpin sibuk sendiri 
dan rakyat juga sibuk sendiri. Yang berada di tengah-tengah adalah 
cendekiawan yang rata-rata memiliki S1, S2 dan S3, namun mereka juga 
sudah sibuk berhantam sendiri, entah karena lain agama, lain parpol, 
lain kelompok atau sekedar hobby gontok-gontokan. Cendekiawan yang 
bernasib mujur akan naik ke atas, sedang yang bernasib jelek ya 
turun menjadi rakyat biasa.
 
Cendekiawan Indonesia yang di LN juga tampaknya sami mawon 
memblenya, misalnya peserta StuNed di Belanda jurusan pertanian 
Universitas Wageningen, apakah mereka telah berkunjung ke pelelangan 
FloraHolland? Kebanyakan belum rasanya. Nah kalau belum lihat dengan 
mata kepala sendiri, bagaimana bisa sekembalinya ke Indonesia 
membantu petani memasarkan produknya memakai sistim lelang yang 
menguntungkan petani Belanda itu?
 
Apakah kita yang mengamati segalanya dari LN ini pesimistis? Ngga 
ah, kita cuma realistis saja. Yang pasti kitorang merasa sayang 
melihat negara Indonesia yang begitu indah dan komplit segalanya, 
dikelola oleh SDM yang memble, jadinya berantakan seperti sekarang 
ini. Semoga tabah kepada rekans yang di Indonesia.
 
Salam kincir, Danny Lim, Nederland


--- In mediacare@yahoogroups.com, ati gustiati <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Yg menyedihkan biasanya inilah alasan2 kita memilih/mengangkat 
pemimpin2 kita, saya tanya dulu saudara2 cewe saya " apa alasan 
kalian memilih SBY ?" jawaban mereka " soalnya dia ganteng sih, 
kharismatik kayak pak Karno, dan kayak nya dia orang yg bener2 
sayang sama rakyat "
>   " OK..." (bagi saya ini alasan yg sangat lucu..but ohwell...)
>   "lalu kenapa memilih Kalla ?"
>   " katanya sih dia jago ekonomi, siapa tau ekonomi kita bisa 
naik...walau katanya dia suka culas..."
>   ha ha ha ha ha ha ha ha..saya gak tahan lag nahan tawa.
>
>   Itulah contoh alasan2 kita memilih pemimpin2 kita, tidak solid, 
tidak kritis utk melihat kemampuan mereka, hanya di negara2 maju spt 
AS ini rakyat hrs berpikir over time utk memilih pemimpin nya, 
mereka begitu jeli dan teliti karena pemilihan mereka adalah 
kedhidupan  masa depan mereka.
>   Di tanah air kita memilih pemimpin karena kita sudah desperate 
dan sudah lelah hidup sengsara, kita tak ada waktu buat memilih 
siapa yg terbaik, kita hanya memilih siapa yg bisa memberi kita 
makan siapapun mahluk terpilih ini, jin, genderewo, setan alas, atau 
seekor serigala berjubah manusia.
>
>   Yg masih merindukan seorang" pemimpin sejati"
>   omie
>
>
>   
>  
>
>   "Sebaik-baik pemimpin kamu adalah orang yang kamu cintai, mereka 
pun mencintai kamu. Kamu mendo'akan mereka, mereka pun mendo'akan 
kamu. Dan seburuk-buruk pemimpin kamu adalah orang yang kamu benci 
dan mereka pun membenci kamu. Kamu melaknat mereka, dan mereka pun 
melaknat kamu" (HR. Muslim). 
> 
> Begitulah Rasulullah SAW menjelaskan ciri-ciri pemimpin yang baik 
dan pemimpin yang buruk bagi suatu kaum. Ada rasa yang timbal balik 
antara pemimpin dengan rakyat. Kalau pemimpin baik, baik timbal 
baliknya. Sebaliknya, pemimpin yang buruk, buruk juga timbal 
baliknya. 
> 
> Namun di alam yang serba tak menentu ini, sangat sulit menentukan 
mana pemimpin yang baik, dan mana yang buruk. Sebab, kadangkala 
pemimpin yang terpilih bukan karena kecintaan rakyat, tetapi karena 
ancaman, permainan politik, atau sogokan uang. Makanya orang yang 
tidak baik pun, asalkan mampu bermain politik atau mau 
menghamburkan, berpeluang memperoleh jabatan pemimpin. 
> 
> Bagi pemimpin yang terpilih dengan cara demikian, bagaimana ia 
akan mendoakan kebaikan kepada rakyatnya, sedangkan dirinya 
sendirinya melakukan hal-hal yang berseberangan dengan kebaikan atau 
terlaknat? Atau kalau Rasulullah mengatakan bahwa pemimpin adalah 
perisai, karena akan menjadi pelindung bagi orang yang ada di 
belakangnya (HR Muslim), bagaimana ia mau menjadi pelindung rakyat, 
sedangkan ia sendiri seringkali melakukan hal-hal yang membahayakan 
nasib rakyat? 
> 
> Selanjutnya, rakyat juga sudah tak menentu dalam memberikan 
dukungan. Dukungan kadangkala diberikan karena terpaksa oleh 
ancaman. Ada juga yang sengaja memberi dukungan karena diiminngi 
uang. Padahal Rasulullah SAW pernah mengingatkan bahwa ada tiga 
kelompok orang yang wajahnya tidak akan dilihat oleh Allah, salah 
satunya yaitu orang yang memilih dan mengangkat pemimpin karena 
keuntungan duniawi semata (HR Bukhari dari Abu Hurairah).
> 
> 
> 
> 
> 
> -
>   Need Mail bonding?
> Go to the Yahoo! Mail Q&A for great tips from Yahoo! Answers users.
> 
>  
> -
> Need Mail bonding?
> Go to the Yahoo! Mail Q&A for great tips from Yahoo! Answers users.
>




[mediacare] Anita Poolman

2007-03-09 Terurut Topik Danny Lim
ANITA POOLMAN
www.anitapoolman.nl

Anita Poolman adalah pemain tonil solo, dalam tubuhnya mengalir darah Indonesia 
meski pun tinggal sedikit. Situasi Anita sama seperti jutaan orang Belanda di 
Belanda sini, yang sedikit atau banyak masih memiliki darah Indonesia. Hubungan 
"akrab" selama 350 tahun antara dua bangsa ini tokh meninggalkan jejak-jejak 
yang tidak sedikit. Anita Poolman, kebetulan atau tidak, selama setengah tahun 
belakangan bermain tonil dengan thema KARTINI. Surat-surat Kartini kepada 
meneer Abendanon diolahnya secara profesional menjadi sebuah tonil. Karena 
Anita pemain tonil Solo, maka tonilnya dimainkan sendiri. Tentu saja Anita 
memerankan Kartini dalam tonilnya itu. Buat anda-anda yang berbahasa Belanda, 
nikmatilah teks tonilnya yang disumbangkan oleh Anita, eksklusif untuk 
pengunjung www.ikenindonesie.nl. Sebuah bacaan yang compatible dengan Hari 
Wanita Internasional kemarin, 8 Maret 2007.

Salam hangat, Danny Lim, Nederland

NB. Mohon tidak meng-copypaste teks ini di website anda. Pem-forward-an email 
ini ke pihak lain dan/atau pem-promosi-an website www.ikenindonesie.nl dengan 
kata-kata anda sendiri di website anda, tentu kami sambut gembira. Terima kasih 
banyak.


[mediacare] Re: PGI Laksanakan Konnas di Aceh Walau Ditentang Masyarakat

2007-03-09 Terurut Topik Danny Lim
Selamat kepada PGI yang menyelenggarakan konnas-nya di Aceh. Kepada 
umat Kristen, Budha, Hindu, Konghucu di Indonesia, saya himbau masuk 
parpol Islam. Di Belanda amat biasa muslim menjadi anggota partai 
Kristen, bahkan banyak anggota Tweede Kamer (DPR-nya Belanda) yang 
muslim dan mewakili parpol Kristen. Bhinneka Tunggal Ika kita 
laksanakan, bukan cuma sekadar slogan kosong. Hidup Indonesia, 
merdekaaa

Salam hangat, Danny Lim, Nederland

--- In mediacare@yahoogroups.com, Wielsma Baramuli <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Ini baru Indonesia namanya! Kita boleh beda agama, etnis, daerah, 
aliran politik, dll. Namun kita adalah orang sebangsa. Meskipun 
matahari terbenam di barat, kita berharap dari disini (Aceh) muncul 
kembali semangat yang menghidupkan makna kebangsaan Indonesia.
>
>   Selamat berkonnas PGI, selamat membangun Indonesia bersama 
masyarakat Aceh yang Islamis. 
> 
> Sunny <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   http://www.antara.co.id/arc/2007/3/8/pgi-laksanakan-
konnas-di-aceh-walau-ditentang-masyarakat/
>
>   PGI Laksanakan Konnas di Aceh Walau Ditentang Masyarakat
> 
>   Banda Aceh (ANTARA News) - Persekutuan Gereja-Gereja di 
Indonesia (PGI) tetap melaksanakan konsultasi nasional (Konnas) 
meskipun mendapat tantangan dari beberapa elemen masyarakat di 
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).
> 
> "Sejauh ini belum ada hambatan. Jadi kami tetap melaksanakan acara 
ini ," kata Sekretaris Umum PGI, Richard Daulay di Banda Aceh, Kamis.
> 
> Acara yang berlangsung dua hari (8-9/3) tersebut ditolak generasi 
muda Aceh yang tergabung dalam Komite Nasional Pemuda Indonesia 
(KNPI) Provinsi NAD. 
> 
> Ketua KNPI, Syahrul Badruddin mengatakan Konnas gereja tersebut 
sangat kontra produktif dengan ikhtiar mewujudkan perdamaian di Aceh 
karena berpeluang memicu benih pertentangan suku, agama, ras dan 
antara golongan (SARA).
> 
> "Kegiatan ini sangat berpotensi memunculkan benturan SARA di Aceh 
yang masyarakatnya terkenal taat beragama Islam," katanya.
> 
> Menurut dia, tidak ada alasan yang logis dan historis bagi PGI 
untuk menjadikan Aceh sebagai tempat pelaksanaan koordinasi dan 
konsolidasi gereja Indonesia. Tindakan itu dinilai dapat melukai 
perasaan Umat Islam daerah ini.
> 
> Sementara Richard mengatakan, Konnas tersebut dimaksudkan sebagai 
silahturahmi, diskusi, pemetaan masalah gereja serta pemberdayaan 
kembali gereja itu.(*)
> 
>   Copyright © 2007 ANTARA
>   08/03/07 23:16
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>   
> 
>  
> 
>  
> -
> Need Mail bonding?
> Go to the Yahoo! Mail Q&A for great tips from Yahoo! Answers users.
>




[mediacare] Mediacare, si "Indonesia Kecil"

2007-03-09 Terurut Topik Danny Lim
Di Media Care hidup masyarakat kecil Indonesia yang penuh
kekontrasan. Ada yang rese menganggap berhak mengatur apa yang boleh
dan tidak boleh dilakukan orang lain, namun ada banyak juga yang
tidak rese. Ada yang bersifat posko banjir, namun ada juga yang
bersifat "voorkomen is beter dan genezen". Ada yang sehari-hari
menulis culture shock dan ncek/mpe, tapi ada juga yang berbicara
tentang sektor pertanian, banjir di Jakarta yang sekarang sudah
dilupakan orang. Ada yang bermasturbasi dengan slogan, tapi ada juga
yang giat mengamanatkan pasal 34 UUD RI. Ada yang pemikirannya cupat
terbatas (bukan blo'on) tapi ada juga yang broadminded. Semua itu
menunjukkan manusia memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri-
sendiri. Tentu kita tidak bisa menyeragamkan semua orang menjadi
sama, bukan?

Apa yang telah saya hasilkan? Ah itu 'kan urusan saya, saya juga
ngga menuntut apa yang telah Leo Tobing hasilkan, bukan? Namun bila
saya bicara tentang pasal 34 UUD RI "Fakir miskin dan anak terlantar
dipelihara oleh negara" maka itu berarti anda dituntut untuk
berprestasi di sektor pelayanan masyarakat oleh pendiri RI, bukan
oleh saya, wong yang bikin UUD RI bukan saya kok, ihik ihik :-).
Singkat kata: orang Indonesia dituntut oleh UUD RI, saya orang
Belanda dituntut oleh UUD Belanda, you got the point Leo?

Sebuah diskusi yang menarik dan bermanfaat.

Salam hangat, Danny Lim, Nederland

--- In mediacare@yahoogroups.com, "Leo TOBING" <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
>
> Hehehehe ...
> Iya ya, 'da ... Memang otaknya bung danny sangat tidak terbatas,
dan kita
> penuh keterbatasan ... Yaa, ... Maklumlah, kita ini manusia penuh
dengan
> segala keterbatasan. Kalau yang tak terbatas itu, biasanya ada
pada sang
> pencipta. Apakah bung danny telah memposisikan diri sebagai yang
tak
> terbatas? Mungkin beliau tidak bermaksud tulisannya seperti itu,
tetapi
> disnilah kita melihat keangkuhan intelektual-nya.
>
> Ida,
> Kaya'nya si Danny berpikir bahwa dia pikir, dia pintar ...
Hahahahaha
> Apa sih yang telah dia perbuat untuk sesama manusia selain
membangun
> arogansi diri dihadapan anggota mediacare? Hahahahaha ...
>
> Kalau bung danny merasa otaknya lebih pintar daripada kita-kita
yang menjadi
> anggota mediacare ini, coba bayangin ... buat apa "menyemplungkan"
dirinya
> ke kelompok orang-orang tolol? Bukankah itu sebuah perbuatan tolol?
>
> Hahahahahaha ...
> Atau mau diakui menjadi si pintar diantara orang tolol, ya?
>
> Please, dehhh 
>
> Mau mendidik gak mau ...
> Mau ngobrol, kok ngobrolnya sama orang-orang tolol?
>
> Dulu, opung sering bilang ... Berteman sama orang tolol elo jadi
tolol,
> berteman sama orang pintar kmu akan jadi pintar ...
>
> Bung danny mengklaim bahwa anggota mediacare memiliki kemampuan
terbatas,
> tetapi dia ternyata senang betul dengan kita-kita yang berkemampuan
> terbatas, ... Hahahahaha ... Apakah itu bukannya bermain sama
orang tolol?
>
> Pro: Danny Lim,
> Anda 'kan sudah menyatakan bahwa manneke telah menuliskan email
dengan
> kata-kata yang kurang baik, lalu manneke mengatakan, "email yang
mana?
> Tolong ditunjukkan!"
>
> Na ...
> Anda 'kan orangnya ingin tampil sempurna, kalau bicara biasanya
teratur, dan
> berdasarkan logika.
> Saya rasa, logis sekali kalau manneke itu meminta anda membuktikan
tuduhan
> anda kalau manneke telah mengirimkan email yang tak baik ke milis
yang anda
> moderasi ... Masa anda tak bisa penuhi hal yg logis itu?
>
> Hal ini 'kan untuk menjaga kredibilitas anda yang ingin dibilang
sebagai
> orang yang pintar ... Orang pintar itu selalu menulis berdasarkan
logika dan
> data.
>
> Tunjukkin dong 
>
> Kalau anda salah, dan itu wajar, karena setiap manusia tidak
sempurna,
> pernah berbuat salah ... Kok anda sulit menyampaikan permohonan
maaf?
>
> Di indonesia ini, yang sulit mengatakan maaf itu, umumnya pejabat2
negara
> yang kebijakannya sering anda kritisi juga.
>
> Naahhh ...
> Kalau anda juga susah meminta maaf, apa bedanya anda dengan tokoh
itu?
>
> Kebijakan anda yang sewenang-wenang karena telah menerima email
yang melukai
> perasaan anda bukanlah hal baru di negeri ini ... Anda sama aja
kok!
>
> Hahahahahaha 
>
> Regards,
> LEO TOBING
>
>
> ---
> NO PEACE WITHOUT JUSTICE!


[mediacare] 7.400 Polisi Siap Amankan Nyepi di Bali

2007-03-09 Terurut Topik Danny Lim
DL - Kebaktian Natal di Jakarta setiap tahun harus dijaga belasan ribu polisi, 
barisan pemuda dan metal detector. Perayaan Nyepi di Bali pun mesti dikawal 
7400 polisi. Dan itu semua terjadi di negara yang hampir 100% penduduknya 
beragama. Di Belanda, penduduk yang beragama tinggal (barangkali) 60%, tapi 
merayakan Idul Fitri bisa dengan gembira 'tuh. What's wrong with (the people 
of) Indonesia? :-(.

Pertanyaan teknis: copy paste artikel koran (Suara Pembaruan) untuk dikirim ke 
beberapa milis (Kincir Angin, Media Care, PMKRI Petojo)seperti saya lakukan 
sekarang ini, apakah melanggar tata krama jurnalistik? Mohon pendapat pakar 
media, terima kasih sebelumnya.


SUARA PEMBARUAN DAILY 


7.400 Polisi Siap Amankan Nyepi di Bali
[DENPASAR] Sebanyak 7.400 polisi siap mengamankan Nyepi di Bali dan pawai 
ogoh-ogoh yang melibatkan massa sehingga berpotensi terjadi keributan. Selain 
menyiapkan tim berkekuatan sekitar 7.000 personel, masih ada 400 anggota Brimob 
yang stand by di markas. Kesepakatan antardesa pakraman diyakini mampu mencegah 
keributan di lapangan. 

"Polri lebih banyak siaga di markas, menunggu komando operasi jika terjadi 
keributan. Fungsi pecalang diefektifkan, namun tetap kita back up untuk 
mencegah tindakan anarkis," tegas Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Bali Irjen 
Pol Paulus Purwoko pada acara tatap muka dengan para wartawan, di Denpasar, 
Rabu (7/3). 

Sistem pengamanan yang menerjunkan kekuatan penuh di lapangan dinilai kurang 
efisien. Kehadiran polisi terlalu berlebihan di tengah-tengah masyarakat juga 
terkesan mengganggu kegiatan ritual. Pola yang diterapkan Kapolda, mengandalkan 
kekuatan intelijen dan menyiagakan pasukan di markas. 'Petugas di lapangan 
secukupnya, sementara kekuatan di markas bisa diterjunkan tiap saat, tambahnya. 

Upaya yang dilakukan Polri menjaga Kamtibmas saat Nyepi 2007 bukan hanya 
mengandalkan kekuatan 7.000 personel plus dua kompi pasukan Brimob. Polda 
justru sudah membahas pengamanan pawai ogoh-ogoh bersama instansi terkait, 
seperti Majelis desa pakraman, Kanwil Agama, Forum Komunikasi Umat Beragama 
(FKUB), para pemangku, Muspida Denpasar, Badung, dan seluruh Bali. 

Ada lima kesepakatan yang dihasilkan terkait perayaan Nyepi 2007 yang jatuh 
pada tanggal 19 Maret mendatang, antara lain pengusungan ogoh-ogoh agar 
dilakukan di desa pakraman masing-masing. 

"Jika ada yang ingin pawai ogoh-ogoh keluar dari wilayah desa pakraman, agar 
berkoordinasi dengan desa pakraman yang dilalui," ucapnya. 

Mengantisipasi perayaan Nyepi, pihaknya memerintahkan seluruh jajarannya untuk 
melakukan operasi pemberantasan minuman keras (miras) sampai ke pelosok desa. 
Peredaran miras, khususnya miras lokal jenis arak banyak dikonsumsi anak-anak 
muda dan dikhawatirkan mereka akan meminumnya saat terjadi pawai ogoh-ogoh. 

"Kami berharap dan mengimbau supaya generasi muda di Bali jangan mabuk-mabukan. 
Apalagi hal itu dilarang agama," katanya. 

Kepala Kepolisian Kota Besar (Kapoltabes) Denpasar Kombes Pol Ari Dono Sukmanto 
mengaku telah mensosialisasikan pola pengamanan pawai ogoh- ogoh. Wilayah 
Denpasar dibagi beberapa titik, seperti Kuta, Kuta Selatan, Sanur, dan kota. 
Kekuatan polisi yang diterjunkan hanya mem-back up pengamanan yang dilakukan 
satuan pecalang. Sudah ada 150 ogoh-ogoh yang terdaftar. [137] 




Last modified: 9/3/07 


[mediacare] Re: orangutan

2007-03-08 Terurut Topik Danny Lim
Irma,

Salam kenal. Reservat orang utan itu dipimpin oleh Smit si orang
Belanda 'kan?

Borneo bukan saja menyangkut reservat orang utan tapi juga ekologi
Indonesia dan dunia. Proyek "Heart of Borneo" itu menyangkut 3
negara bertetangga: Indonesia, Malaysia dan Brunei. Kalau ngga salah
Belanda menyumbang cukup banyak melalui sebuah fonds, dulu almarhum
pangeran Bernhard sangat apik dan telaten mengupayakan pembiayaan
reservat orang utan itu. TV Belanda cukup sering menyiarkan
wawancara dengan Smit. Smit selalu didampingi oleh beberapa
pembantunya (mungkin ada Irma waktu itu?) dan tentu saja oleh para
orang utan sendiri.

Kalau Irma tidak keberatan, tolong donk mintakan artikel dalam
bahasa Belanda tentang proyek orang utan di Borneo ke meneer Smit,
buat website saya www.ikenindonesie.nl. Dan beberapa foto meneer
Smit plus orang utan, dan foto Irma juga bersama orang utan ya,
dengan demikian website www.ikenindonesie.nl dapat membantu
penyebaran "virus Irma". Terima kasih sebelumnya ya.

Menyebarkan "virus ekologi" sangat besar pahalanya, Irma. Go on.

Salam hangat, Danny Lim, Nederland

--- In mediacare@yahoogroups.com, "Irma Susilawati" <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
>
> Teman-teman,
>
> Saya sudah lama bergabung di mailing list ini. Sampai akhirnya ada
keinginan
> untuk mengirimkan
> pesan mengenai konservasi orangutan. Kebetulan saya kerja di
Yayasan
> Penyelamatan Orangutan Borneo.
> Rencananya tahun in kami akan lebih giat lagi "menyebarkan virus"
tentang
> konservasi orangutan dan habitatnya.
>
> Untuk itu, saya pasti akan meminta tolong teman-teman untuk ikut
> "menyebarkan virus" tersebut. Gimana teman?
> mudah-mudahan sanggup ya membantuarigato .
>
> Cheers,
> Irma Dana
>




[mediacare] Re: Saya ditendang dari milis jurnalisme

2007-03-08 Terurut Topik Danny Lim
Saya tahu pasti ada banyak anggota Kincir Angin di Media Care sini, 
wong mereka rata-rata menjadi anggota Media Care dulu baru saya 
undang ke Kincir Angin kok, he he. Contohnya anda sendiri, bukan? 
Saya tidak ragu menulis kalimat kasar Manneke "Danny Lim punya IQ 
yang paling rendah dari hirarki yang paling rendah," sebab memang 
itulah yang terjadi. Bila ada anggota Kincir Angin di Media Care ini 
yang ingin memberi komentar, tentu itu bagus. Tentunya bila 
moderator Media Care meloloskan email-email itu.

Dengan ajakan Manneke kepada rekans Kincir Angin yang ada di Media 
Care ini untuk ikut bicara, maka dari pihak saya sendiri saya 
menutup debat Kincir Angin ini. Bahwasanya anda masih jengkel 
terhadap pen-delete-an anda, itu hak anda, silahkan saja. 
Selanjutnya jangan bosan/kapok berdiskusi dengan saya dalam topik-
topik lain di Media Care ini, okki dokki yah.

Salam hangat, Danny Lim, Nederland


--- In mediacare@yahoogroups.com, manneke <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> Bisa Danny Lim membuktikan bahwa saya mengirimkan posting ke 
Kincir Angin berisi kutipan-kutipan sebagaimana disebutkannya dalam 
postingnya di bawah ini? Jika tidak, Danny Lim adalah seorang tukang 
fitnah yang tak tahu malu. 
> 
> Jika saya, misalnya mengatakan "Danny Lim punya IQ yang paling 
rendah dari hirarki yang paling rendah," saya menantang Danny Lim 
untuk menunjukkan bukti posting berisi pernyataan ini di sini. 
Jangan lupa, di milis ini ada juga peserta milis KA yang lain, dan 
mereka bisa menjadi saksi. Danny Lim mengatakan bahwa kalimat itu 
adalah pernyataan saya betulan, kan? Bukan cuma 'pengandaian'? Oke, 
perlihatkan mana posting saya itu. Jika tidak, kualitas Danny Lim 
yang sebenarnya akan langsung terungkap dengan sendirinya di 
mediacare ini.
> 
> Banyak milis yang mengaku milis hebat, selektif, beradab, dsb, 
tapi dalam kenyataannya dipimpin oleh seorang moderator tak 
berintegritas, yang tak segan-segan berbohong dan menciptakan 
kebohongan publik. Apakah Anda termasuk dalam kategori ini Meneer 
Lim?
> 
> manneke
> 
> -Original Message-----
> 
> > Date: Wed Mar 07 01:13:25 PST 2007
> > From: "Danny Lim" <[EMAIL PROTECTED]>
> > Subject: [mediacare] Re: Saya ditendang dari milis jurnalisme
> > To: mediacare@yahoogroups.com
> >
> > Manneke tetap belum bisa membedakan DISKUSI TOPIK dengan DEBAT 
TATA 
> > TERTIB. Saya sudah kasih keterangan beberapa kali, diskusi topik 
> > sangat welcome, tapi debat tata tertib tidak boleh diperpanjang.
> > 
> > Contohnya begini:
> > 
> > 1. Bila Manneke berkata di Kincir Angin "Belanda tidak punya 
> > pengaruh besar kepada Indonesia, sebab Belanda bukan negara 
hebat", 
> > itu boleh saja, pasti tidak akan menyebabkan pen-delete-an 
> > keanggotaan. Saya sendiri paling suka berdiskusi dengan siapa 
saja, 
> > di Media Care ini misalnya dengan Wido, dengan Fery Zidane, 
dengan 
> > Hafsah Salim dll. tanpa harus berhantam-hantaman. Saya respek 
> > mereka, mereka respek saya, pro-kontra pendapat adalah biasa, 
100% 
> > dapat diterima. Bukan begitu?
> > 
> > 2. Namun bila Manneke berkata di Kincir Angin "Bicara Belanda 
lagi, 
> > bicara Belanda lagi, emangnya Belanda hebat?" Ini yang tidak 
boleh, 
> > wong milis Kincir Angin milis Belanda kok dilarang bicara 
Belanda? 
> > Kepriben? (Kalau milis Jurnalisme tidak bicara tentang media 
tapi 
> > tentang Islam, itu memang menyesatkan, tapi saya tidak mau 
memberi 
> > judgement sebab tidak tahu persis situasi di sana). Bila 
kemudian 
> > Manneke membubuhi kata-kata sarkastis "Danny punya IQ yang 
> > hirarkinya lebih rendah dari yang paling rendah", maka saya 
> > berpendapat Manneke telah melanggar tata tertib Kincir Angin dan 
> > harus dikeluarkan. Kalimat di atas ini bukan pengandaian, tapi 
betul-
> > betul diucapkan oleh Manneke, dan hanya sebuah kalimat saja dari 
> > kalimat-kalimat lainnya yang tidak akan saya tulis di Media Care 
ini.
> > 
> > Semoga Manneke mau menyadari diri sendiri, dan bila mungkin 
> > memperbaikinya. Saya yakin bila Manneke ada kemauan, pasti ada 
> > jalannya. Okki dokki ya.
> > 
> > Salam hangat, Danny Lim, Nederland
> > 
> > --- In mediacare@yahoogroups.com, manneke  wrote:
> > >
> > > Gimana kalo Danny Lim memperlihatkan di mediacare ini mana 
email-
> > email saya yang memaki-maki person lawan bicara saya? Kan 
katanya 
> > supaya tuduhan tidak sepihak dari saya? Kalo tidak, nanti Anda 
loh 
> > yang bisa dibilang menuduh yang enggak-enggak. Penilaian 
sepihak, 
> > yang diikuti keputusan ala diktator, dengan dalih moderator lah 
yang 
> > paling berkuasa di milis, inilah contoh perilaku

[mediacare] Re: [KincirAngin] [Zona Pelajar Ranesi] Short Courses di Belanda

2007-03-08 Terurut Topik Danny Lim
Terima kasih, Bulan, informasi yang bermanfaat sekali, terutama saya lihat ada 
jurusan Agrikultur, Arsitektur dan Tata Kota, dan Ilmu Transportasi.

Penting lho Pertanian itu buat Indonesia supaya tidak impor beras melulu. Juga 
Arsitektur & Tata Kota penting, melihat kota yang dibangun acak-acakan seperti 
Jakarta akan menimbulkan banjir dsb. Dan Ilmu Transportasi,  itu penting 
sekali melihat jalan-jalan raya di kota-kota besar di Indonesia macet melulu. 
Herannya, kelihatannya ngga banyak yah cendekiawan Indonesia yang tertarik 
jurusan Pertanian, Arsitektur & Tata Kota serta Ilmu Transportasi itu. Kalau 
saya bertemu peserta StuNed, rata-rata jurusan yang mereka ambil adalah 
International Business. Lha business melulu yang dicari, siapa yang mengurusi 
pertanian, tata kota dan transportasi ya???

Jangan lupa, Bulan, sebentar lagi ada kegiatan "Kom in de Kas" di 
perkebunan-perkebunan kaca di Westland provinsi Zuid-Holland, penduduk Belanda 
dapat melongok ratusan perkebunan kaca di Belanda yang menyelenggarakan Open 
Huis serentak. Saya anjurkan wakil Zona Pelajar berkunjung ke salah satu 
perkebunan kaca itu (ngga usah bikin janji dulu, boleh menyelonong saja) dan 
membuat reportase & foto-foto di sana, bagus lho. Kom in de Kas itu cocok 
sekali untuk merangsang cendekiawan Indonesia (yang berminat mengikuti kursus 
pendek Belanda ini) memilih jurusan studi Pertanian. Kalau bisa Bulan juga 
berkunjung ke salah satu pusat pelelangan bunga, misalnya FloraHolland di 
Naaldwijk atau Bloemenveiling di Aalsmeer. Lalu bakal ada pawai Bloemencorso di 
sekitar Lisse (Keukenhof), itu juga bagus diliput untuk Zona Pelajar. Dan di 
bulan Agustus ada Varendcorso (bloemencorso tapi menyusuri sungai). Pokoknya 
sektor pertanian di Belanda menurut saya amat positif disorot oleh Zona 
Pelajar, demi pembangunan sektor pertanian Indonesia, kebetulan Belanda amat 
piawai dalam sektor pertanian. Sukses ya Bulan.

Salam kincir, Danny Lim, Nederland

  - Original Message - 
  From: bulan mendota 
  To: [EMAIL PROTECTED] ; mediacare@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, March 06, 2007 5:22 PM
  Subject: [KincirAngin] [Zona Pelajar Ranesi] Short Courses di Belanda


  Dear all, 

  Artikel Zona Pelajar kali ini adalah mengenai kursus singkat di Belanda, 
terutama kursus singkat yang disponsori beasiswa oleh NFP (Netherlands 
Fellowship Programmes). Apa dan bagaimana persyaratannya bisa dilihat di 
artikel ZP kali ini di 

  http://www.ranesi.nl/zonapelajar/sekolahdanbeasiswa_051124/ks060307 

  Barangkali informasi ini berguna bagi teman2 ataupun siapapun yang ingin 
melakukan short courses di Belanda. 

  Salam, 
  Zona Pelajar 
   

[mediacare] Re: Fw: OK damai

2007-03-07 Terurut Topik Danny Lim
1. Email Fatmawati dan Kartini itu saya kirim ke Media Care, 
karenanya percakapan saya dengan redaksi JurnalNet juga saya 
kembalikan ke Media Care.

2. Media Care adalah milis bersifat MEDIA, dus cocok sekali buat 
membahas kasus-kasus seperti JurnalNet ini. Percakapan pribadi 
dengan topik pribadi tentunya tidak akan saya kirim ke Media Care, 
kalau pun saya kirimkan juga, apa bakal diloloskan moderator Media 
Care? Saya sih ngga yakin, email-email saya tentang sektor pertanian 
yang bersifat umum saja banyak yang ditolak oleh moderator kok, 
apalagi email-email pribadi saya, he he.

Saya anjurkan anda dan rekans Media Care lainnya untuk mempelajari 
secara ringkas setting dan sifat milis Media Care ini, itu akan 
banyak menolong anda-anda dalam berdiskusi atau mengajukan 
pertanyaan di sini. Sukses ya.

Salam hangat, Danny Lim, Nederland

--- In mediacare@yahoogroups.com, living on deadline 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Bukankah ini email pribadi Anda?
> Boleh tahu kenapa Anda mempublikasikan ke milis umum?
> 
> Danny Lim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: 
> Terima kasih atas  pengertiannya.
>   
>  Niat baik anda tak saya ragukan, namun anda  pasti lebih paham 
dari saya tentang tabunya copy paste email/artikel website  dalam 
dunia jurnalistik, bukan? Bila anda mem-forward email saya ke pihak 
lain  malah tidak menjadi persoalan, asal nama saya sebagai pengirim 
email tetap  jelas/tercantum dan tujuannya adalah milis Media Care.
>   
>  Memang, bila saja anda ketika itu tidak  mengirim email ke saya, 
saya tidak tahu apa-apa, dus tidak bisa memprotes anda.  Sekarang 
pun mungkin banyak orang lain yang melakukan seperti yang anda 
lakukan,  namun tidak memberitahu saya, jadi saya tidak bisa 
memprotes mereka. Dalam hal  ini niat baik anda dan 
keterbukaan/kejujuran anda malah membuat problem buat  anda sendiri. 
Tapi yah .. bila kita ingin membangun Indonesia, diri kita  
sendiri mesti mau belajar taat kepada berbagai macam peraturan yang 
berlaku di  Indonesia ya.
>   
>  Sekali lagi terima kasih atas pujian anda  terhadap naskah saya, 
senang berkenalan dengan anda tanpa  direncanakan.
>   
>  Salam hangat, Danny Lim,  Nederland
> - Original Message ----- 
>From:RedaksiJURNALNET 
>To: Danny Lim 
>Sent: Wednesday, March 07, 2007 9:42AM
>Subject: OK damai
>
> 
>OK damai
>ruang publik memang berisi naskah asli dari sumber. tidak di 
edit ataulangsung copy paste. 
>Jadi KAMI AKAN HILANGKAN NASKAH ANDA DI JURNALNET ttg Ibu 
Fatmawati &RA Kartini.
> 
>Tapi niat baik kami hanya ingin menyebarluaskan tulisan yang 
mencerahkan.bila tak berkenan tak masalah. cukup puas?
>
> 
> Danny Lim <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>Maaf bila saya tidak menuliskan  alasannya.
>   
>  Begini, Jurnalnet boleh saja  merekomendasikan 
www.ikenindonesie.nl, tapi saya  harapkan dengan kata-kata anda 
sendiri. Jadi di sini bukan publikasinya yang  saya halangi. 
Saya malah berterima kasih mendapat pujian, bukankah kita  semua 
membuat tulisan agar berguna buat orang lain? Namun meng-copy 
paste  email saya untuk website Jurnalnet TIDAK saya setujui. 
Mohon sikap ini  diterima oleh anda, saya tidak merasa perlu 
berdiskusi soal  ini.
>   
>  Sekali lagi: mempromosikan website saya,  apalagi gratis 
dan kini era keterbukaan seperti tulis anda sendiri  di bawah 
ini, tidak saya halangi. Namun meng-copy paste email saya untuk  
ditaruh di website anda, tidak saya perkenankan. Okki dokki ya dan 
terima  kasih buat pengertian anda.
>   
>  Salam hangat, Danny Lim,  Nederland
>   
> - Original Message - 
>From:RedaksiJURNALNET 
>To: Danny Lim 
>Sent: Tuesday, March 06, 2007 11:21AM
>Subject: Tanggapan artikel anda diJurnalnet
>
> 
>kami belum tahu alasan anda untuk mencabut? bukankah 
iniera keterbukaan? 
> 
>bila informasi itu bagus dan mencerdaskan, kenapa 
mestihanya segelitir orang (baca: eksklusif) yang tahu. 
Kemudian, tayangan yangdiberikan ke media care yang kami 
anggap 'cerdas' kami layangkan kejurnalnet.com dan gratis, 
tanpa kompensasi apa-apa. Hal ini untukmemberikan pilihan-
pilihan opini kepada pembaca. 
> 
>Jadi, mungkin alasan itulah artikel anda    
ditayangkan. Sehingga orang-orang yang memberikan warna sudut 
pandangseperti anda dapat bermanfaat bagi orang lain.
> 
>Terima kasih
> 
> Danny Lim <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>Email  saya itu untuk milis Media Care, jadi harap 
mencabutnya dari w

[mediacare] Re: Maafkan Tulisan Saya di Postingan Pak Njoo

2007-03-07 Terurut Topik Danny Lim
Berpolitik itu perlu, apalagi buat Indonesia yang orang-orangnya 
cenderung memakai bogem mentah ketimbang duduk di meja rapat. 
Melihat pengalaman anda yang berjibun di segala sektor, tentu tidak 
bijaksana bila anda masuk PDS. Pengamatan saya, PDS adalah jenis 
parpol posko banjir. Alias bukannya mencegah banjir tapi memasang 
bendera partai di posko-posko banjir. Parpol dengan level ini tentu 
mesti diafkir, bukan?

Bila pak Njoo mengirim email anda ke ranah publik sedangkan anda 
mengirimnya ke ranah privat (alamat email pak Njoo), masih mending 
itu. Tempo hari pak Njoo menyebarkan email saya setelah pak Njoo 
mengubah isinya. PKS disebut Partai Ketoprak Saja, dll. Yang paling 
gawat, di bawah nama saya ditulis "PDS Belanda" padahal kepingin 
juga tidak menjadi anggota PDS. Akibat itu, saya beri pak Njoo Kartu 
Kuning di milis Kincir Angin. Satu kali lagi begitu, saya akan beri 
dia Kartu Merah, he he.

Pokoknya, kalau boleh usul nih, jangan pilih PDS tapi pilihlah 
parpol lain. Katanya PKB telah menjadi Partai Hijau, coba 
tanyakan "hijau" di situ maksudnya Islam atau Lingkungan Hidup? Bila 
Lingkungan Hidup, masuk saja ke sana, PKB adalah parpol bagus, 
setidaknya menurut kesan saya. Bagaimana bila "hijau" yang dimaksud 
adalah Islam? Tanyakan saja apakah orang Kristen boleh bergabung di 
sana? Di Belanda banyak lho muslim duduk di Tweede Kamer (parlemen 
Belanda) mewakili CDA (Partai Kristen Demokrat). Perbedaan agama 
tidak boleh menjadi sumber gontok-gontokan, okki dokki ya.

Salam hangat, Danny Lim, Nederland

--- In mediacare@yahoogroups.com, "krisnawanputra" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Yth. Pak Njoo 
> 
> Wah Anda ini kok proaktif sekali ya, he he he. 
> 
> Balasan email saya kepada Bapak yang berada di 'ranah privat', 
Anda angkat ke 'ranah publik', tanpa konfirmasi dulu dengan saya. 
Jujur saya sangat terganggu dengan posting Anda ke berbagai milis. 
Dalam pemahaman dan kesadaran saya, anggota milis sangat plural dan 
heterogen. Dan di situlah saya ingin menjunjung tinggi etika 
hubungan dengan sesama (orang lain) apalagi hal yang dibahas sesuatu 
yang bagi saya sangat sensitif. 
> 
> Tapi nasi sudah menjadi bubur. 
> 
> Untuk itu, kepada rekan-rekan yang berbeda keyakinan, mohon maaf 
atas tulisan saya yang mungkin menyinggung Anda. 
> 
> Sungguh ini tidak pernah saya bayangkan dari semula masuk ke ranah 
publik. Saya belajar banyak dari kejadian ini. Perlu lebih berhati-
hati, dan positifnya saya semakin 'mengenal' Pak Njoo yang ternyata 
sangat proaktif. Sekarang, saya sudah berdamai dengan diri saya. 
Mungkin Pak Njoo 'sedang tidak tahu apa yang ia perbuat'. Atau  
mungkin memang harus demikian terjadinya. Hanya Tuhan yang tahu:)  
> 
> Sekali lagi,
> -Terima kasih atas pengertian Anda semua, rekan-rekan milist 
mediacare yang baik. 
> -Kita tetap bersilahturahmi ya Pak Njoo.
> 
> Tabik sujud!
> 
> Krisnawan Putra
> 
> Catt: Hari ini saya baru kenal dengan Pak Njoo, setelah dia kontak 
saya via japri, menanggapi tulisan saya di milis dengan judul 'Dan 
Alam pun Berbicara'. 
> 
>   - Original Message - 
>   From: Tionghoa Indonesia 
>   To: Anton ; BMDS INTERNASIONAL ; Temu Eropa ; Hugo ; Tionghwa 
Indonesia ; Watch Indonesia ; Keuskupan Jayapura ; KP JMD ; 
Kincirangin ; rita Konsultan Mercu Buana 
>   Cc: Krisnawan Putra ; Danny Lim ; Politik Mahasiswa ; 
mediacare@yahoogroups.com ; [EMAIL PROTECTED] ; Bari 
Muchtar ; [EMAIL PROTECTED] ; Front mahasiswa nasional ; 
[EMAIL PROTECTED] ; Wahana News ; 
[EMAIL PROTECTED] ; Tempo Ok 
>   Sent: Wednesday, March 07, 2007 1:05 AM
>   Subject: [mediacare] Hasil korespondensi dengan pak Putra Krisna
> 
> 
> 
>   Syallom pak Krisnawan,
> 
>   Memang begitulah, kita harus benar benar merinding kalau hal itu 
diceritakan secara gamblang, dan tidak pakai filosofi atau theologi 
atau politik segala, ini memang kenyataan yang sebenarnya, mau 
percaya atau tidak mau percaya, gitu saja pertanyaannya, tidak ada 
yang lain, kalau mau percaya kepada Tuhan Yesus ya diselamatkan, 
kalau tidak mau percaya ya langsung masuk neraka, tidak ada duanya.
> 
>   Salah satu anggota PARTAI DAMAI SEJAHTERA dari Korea pulang ke 
Indonesia, terus bersama sama Ibunya ke Mekkah untuk naik Haji pada 
bulan bulan yang lalu, sebelum dia naik Haji, saya beri sebuah buku 
yang saya dapat dari seseorang yang ikut dalam persekutuan Christian 
Business Men Committee di Salemba Jakarta dekat Jembatan Kereta Api.
> 
>   Lalu saya katakan, ini lho ada buku, dan saya tidak tahu apakah 
benar atau tidak, yang bisa mengetahui adalah kamu sendiri, karena 
kamu akan ke Mekkah. Itulah pesan saya, dan tentunya buku itu dibaca 
olehnya dengan hati yang amat marah atau gundah, karena dikiranya 
dia harus menyembah berhala dan lain sebagainya, pokoknya sebelum 
dia 

[mediacare] Re: Saya ditendang dari milis jurnalisme

2007-03-07 Terurut Topik Danny Lim
Manneke tetap belum bisa membedakan DISKUSI TOPIK dengan DEBAT TATA 
TERTIB. Saya sudah kasih keterangan beberapa kali, diskusi topik 
sangat welcome, tapi debat tata tertib tidak boleh diperpanjang.

Contohnya begini:

1. Bila Manneke berkata di Kincir Angin "Belanda tidak punya 
pengaruh besar kepada Indonesia, sebab Belanda bukan negara hebat", 
itu boleh saja, pasti tidak akan menyebabkan pen-delete-an 
keanggotaan. Saya sendiri paling suka berdiskusi dengan siapa saja, 
di Media Care ini misalnya dengan Wido, dengan Fery Zidane, dengan 
Hafsah Salim dll. tanpa harus berhantam-hantaman. Saya respek 
mereka, mereka respek saya, pro-kontra pendapat adalah biasa, 100% 
dapat diterima. Bukan begitu?

2. Namun bila Manneke berkata di Kincir Angin "Bicara Belanda lagi, 
bicara Belanda lagi, emangnya Belanda hebat?" Ini yang tidak boleh, 
wong milis Kincir Angin milis Belanda kok dilarang bicara Belanda? 
Kepriben? (Kalau milis Jurnalisme tidak bicara tentang media tapi 
tentang Islam, itu memang menyesatkan, tapi saya tidak mau memberi 
judgement sebab tidak tahu persis situasi di sana). Bila kemudian 
Manneke membubuhi kata-kata sarkastis "Danny punya IQ yang 
hirarkinya lebih rendah dari yang paling rendah", maka saya 
berpendapat Manneke telah melanggar tata tertib Kincir Angin dan 
harus dikeluarkan. Kalimat di atas ini bukan pengandaian, tapi betul-
betul diucapkan oleh Manneke, dan hanya sebuah kalimat saja dari 
kalimat-kalimat lainnya yang tidak akan saya tulis di Media Care ini.

Semoga Manneke mau menyadari diri sendiri, dan bila mungkin 
memperbaikinya. Saya yakin bila Manneke ada kemauan, pasti ada 
jalannya. Okki dokki ya.

Salam hangat, Danny Lim, Nederland

--- In mediacare@yahoogroups.com, manneke <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Gimana kalo Danny Lim memperlihatkan di mediacare ini mana email-
email saya yang memaki-maki person lawan bicara saya? Kan katanya 
supaya tuduhan tidak sepihak dari saya? Kalo tidak, nanti Anda loh 
yang bisa dibilang menuduh yang enggak-enggak. Penilaian sepihak, 
yang diikuti keputusan ala diktator, dengan dalih moderator lah yang 
paling berkuasa di milis, inilah contoh perilaku moderator paranoid.
> 
> Lalu, siapa juga yang ngurusin warna milis mau hijau atau oranye? 
Atau maksud Danny Lim, kalo warna milisnya oranye, lalu Belanda 
nggak boleh diutik-utik, dan cuma orang indonesia aja yang boleh 
dimaki-maki? Apa arti milis oranye itu termasuk mengatai-ngatai 
orang Indonesia dan memuja-muja Belanda? Lalu ketika Belanda 
dikritik, moderatornya kebakaran jenggot dan boleh sewenang-wenang, 
gitu? Anda ngerti arti kata "paranoid" nggak sih? 
> 
> Soal orang-orang yang Anda singkirkan dari Kincir Angin, tak usah 
repot-repot mengundang mereka masuk mediacare. Begitu tau di sini 
ada DL, pada males semua. He he he. Tapi, saya punya kok forward 
dari mereka tentang kronologis "pemecatan" mereka yang dilakukan 
secara otoriter. Yang paling objektif sih tunjukkan saja, paling 
tidak posting-posting saya di KA, yang kata DL penuh caci-maki itu. 
Bisa dinilai juga kan sama miliser mediacare apa betul gitu atau 
enggak?
> 
> Banyak milis menampilkan diri seolah demokratis, tapi belakangan 
ketauan moderatornya sangat anti-demokrasi dan tak ngerti arti 
fatsoenlijk yang selalu digemor-gemborkannya sendiriih deh dong 
nih, bah, cuiihh.
> 
> manneke
> 
> 
> -Original Message-
> 
> > Date: Tue Mar 06 11:39:05 PST 2007
> > From: "Danny Lim" <[EMAIL PROTECTED]>
> > Subject: [mediacare] Re: Saya ditendang dari milis jurnalisme
> > To: mediacare@yahoogroups.com
>




[mediacare] Fw: OK damai

2007-03-07 Terurut Topik Danny Lim
Terima kasih atas pengertiannya.

Niat baik anda tak saya ragukan, namun anda pasti lebih paham dari saya tentang 
tabunya copy paste email/artikel website dalam dunia jurnalistik, bukan? Bila 
anda mem-forward email saya ke pihak lain malah tidak menjadi persoalan, asal 
nama saya sebagai pengirim email tetap jelas/tercantum dan tujuannya adalah 
milis Media Care.

Memang, bila saja anda ketika itu tidak mengirim email ke saya, saya tidak tahu 
apa-apa, dus tidak bisa memprotes anda. Sekarang pun mungkin banyak orang lain 
yang melakukan seperti yang anda lakukan, namun tidak memberitahu saya, jadi 
saya tidak bisa memprotes mereka. Dalam hal ini niat baik anda dan 
keterbukaan/kejujuran anda malah membuat problem buat anda sendiri. Tapi yah 
.. bila kita ingin membangun Indonesia, diri kita sendiri mesti mau belajar 
taat kepada berbagai macam peraturan yang berlaku di Indonesia ya.

Sekali lagi terima kasih atas pujian anda terhadap naskah saya, senang 
berkenalan dengan anda tanpa direncanakan.

Salam hangat, Danny Lim, Nederland
  - Original Message - 
  From: Redaksi JURNALNET 
  To: Danny Lim 
  Sent: Wednesday, March 07, 2007 9:42 AM
  Subject: OK damai


  OK damai
  ruang publik memang berisi naskah asli dari sumber. tidak di edit atau 
langsung copy paste. 
  Jadi KAMI AKAN HILANGKAN NASKAH ANDA DI JURNALNET ttg Ibu Fatmawati & RA 
Kartini.

  Tapi niat baik kami hanya ingin menyebarluaskan tulisan yang mencerahkan. 
bila tak berkenan tak masalah. cukup puas?


  Danny Lim <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Maaf bila saya tidak menuliskan alasannya.

Begini, Jurnalnet boleh saja merekomendasikan www.ikenindonesie.nl, tapi 
saya harapkan dengan kata-kata anda sendiri. Jadi di sini bukan publikasinya 
yang saya halangi. Saya malah berterima kasih mendapat pujian, bukankah kita 
semua membuat tulisan agar berguna buat orang lain? Namun meng-copy paste email 
saya untuk website Jurnalnet TIDAK saya setujui. Mohon sikap ini diterima oleh 
anda, saya tidak merasa perlu berdiskusi soal ini.

Sekali lagi: mempromosikan website saya, apalagi gratis dan kini era 
keterbukaan seperti tulis anda sendiri di bawah ini, tidak saya halangi. Namun 
meng-copy paste email saya untuk ditaruh di website anda, tidak saya 
perkenankan. Okki dokki ya dan terima kasih buat pengertian anda.

Salam hangat, Danny Lim, Nederland

  - Original Message - 
  From: Redaksi JURNALNET 
  To: Danny Lim 
  Sent: Tuesday, March 06, 2007 11:21 AM
  Subject: Tanggapan artikel anda di Jurnalnet


  kami belum tahu alasan anda untuk mencabut? bukankah ini era keterbukaan? 

  bila informasi itu bagus dan mencerdaskan, kenapa mesti hanya segelitir 
orang (baca: eksklusif) yang tahu. Kemudian, tayangan yang diberikan ke media 
care yang kami anggap 'cerdas' kami layangkan ke jurnalnet.com dan gratis, 
tanpa kompensasi apa-apa. Hal ini untuk memberikan pilihan-pilihan opini kepada 
pembaca. 

  Jadi, mungkin alasan itulah artikel anda ditayangkan. Sehingga 
orang-orang yang memberikan warna sudut pandang seperti anda dapat bermanfaat 
bagi orang lain.

  Terima kasih

  Danny Lim <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Email saya itu untuk milis Media Care, jadi harap mencabutnya dari 
website 
anda. Terima kasih.

- Original Message - 
From: "Redaksi JURNALNET" 
To: 
Sent: Monday, March 05, 2007 2:30 PM
Subject: Ibu Fatmawati & RA Kartini di Jurnalnet


> Ibu Fatmawati & Raden Adjeng Kartini
> 05 Maret 2007
>
> Jurnalnet.com: Bila kita ingin tahu sikap istri
> dimadu, dalam hal ini ibu Fatmawati Soekarno, bacalah
> artikel ir. Kwee Hin Goan di website
> www.ikenindonesie. nl dalam bahasa Belanda.
> selengkapnya >>>
> 
http://jurnalnet.com/konten.php?nama=AduanPublik&op=detail_aspirasi_aduan_publik&id=149





--
  TV dinner still cooling?
  Check out "Tonight's Picks" on Yahoo! TV.


[mediacare] Farid Gaban cenderung otoriter - Re: Saya ditendang dari milis jurnalisme

2007-03-06 Terurut Topik Danny Lim
Status milis cuma ada empat kok:
1. Member free, posting free
2. Member free, posting moderated
3. Member moderated, posting free
4. Member moderated, posting moderated
Media Care menganut no. 2, Kincir Angin menganut no. 3. yang mana 
lebih sewenang-wenang, moderator status no. 2 atau 3? Menurut saya 
ngga ada moderator yang sewenang-wenang. Yahoo menyediakan empat 
status di atas, moderator yang mendirikan milis tinggal pilih salah 
satu status. Kalau tokh mau mengomentari, mungkin kita bisa 
mengomentari status no. 1 dan 4 di atas. Milis yang menganut status 
no. 1 pastilah mission impossible, artinya milisnya bakalan menjadi 
kebun binatang dalam waktu satu bulan saja. Sedangkan moderator 
penganut status no. 4 tampaknya rada-rada paranoid. Ehm.

Member sebuah milis tentu boleh usul ke moderator untuk perbaikan 
milis, namun bila usulnya tidak diterima oleh moderator, ya member 
ybs. tidak bisa memaksa, bukan begitu? Bila memang ide member dan 
ide moderator tidak bisa disatukan, yang mesti keluar ya anggota, 
masa sih moderator yang mesti keluar dari milis yang didirikannya 
sendiri? Ihik.

Sebuah diskusi yang menarik dan bermanfaat.

Salam hangat, Danny Lim, Nederland

--- In mediacare@yahoogroups.com, "ddinasty_a04" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Milis selain sebagai sebuah wadah diskusi, menambah wawasan dan 
> saling mengisi, disana juga bisa dipakai sebagai wadah menilai 
> integritas seseorang, baik untuk anggoita biasa dan terlebih untuk 
> moderatornya, tentunya menjadi moderator dituntut 
untuk "sempurna", 
> dalam arti sanggup memahami SETIAP jengkal perbedaan yg ada 
didalam 
> milis tersebut, termasuk didalmyan dua point yg ditulis oleh 
saudara 
> Danny Lim, didunia ini tidak ada satu aturan mainpun yg tidak bisa 
> direvisi dan apalagi dikritisi, adanya kritisi dan revisi 
merupakan 
> sarana mutlak untuk menuju pembaruan guna menuju kevel yg lebih 
> tinggi (kesempurnaan), bisa dibaca; sbg konsep yg adil dan bisa 
> diterima oleh semua insan yg terkait didalamnya, itulah makna 
> demokrasi yg sejati, yg bersih dari interest pribadi termasuk 
> didalamnya mengarahkan selera publik ke arah selera sang moderator.
> 
> Kalau ´jabatan´ sbg moderator di milis saja sanggup membuat 
manusia 
> bersikap adigung adiguna (semena-mena), apalagi kalau jabatan 
> tersebut di milikinya didunia nyata yg jelas-jelas kekuasaan 
> tersebut legitimed secara hukum,saya percaya manusia model Farid 
> Gaban ini akan lebih diktator dan akan berbuat apasaja untuk 
> menyingkirkan setiap gerakan atau ide yg tidak sejalan atau tidak 
> sesuai selera dia.
> 
> Saya memang tidak menjadi member milis jurnalis, tapi membaca 
> sekilas keluhan saudara Dimas rasanya sudah cukup untuk melihat 
> duduk perkaranya, saya kira kasusnya Dimas tidak bisa disamakan 
dgn 
> kasusnya rekan Manneke di milis Kincir Angin, typical Farid Gaban 
> tidak sama persis Dn saudara Danny Lim, persamaan barangkali sama-
> sama mengidap "phobia kekuasaan", penyakit ini biasanya dimiliki 
> oleh mereka-mereka yg dalam dunia nyata tidak pernah memiliki 
> kekuasaan atas orang lain, karena itu mereka jadi shock begitu 
> mendapat kekuasaan (maaf kalau rekan Danny Lim tersinggung, ini 
tak 
> lebih hanya bentuk sebuah kritik, nothing personal). 
> 
> Terakhir, kasus-kasus kesewenang-wenangan manusia-manusia berkuasa 
> seperti ini harus tetap didengungkan di Indonesia, karena realita 
> menunjukkan lebih banyak pemimpin (pemegang otoriter) yg tidak 
> mengerti apa itu demokrasi, mereka kerapkali biased kalau sudah 
> biacara soal hukum dan kekuasaan, buat mereka, yg berkuasa berarti 
> berhak membuat hukum (aturan), sungguh menggelikan pandangan 
> demokrasi model katak dalam tempurung seperti ini.
> 
> Peace,
>




[mediacare] Re: Tanggapan artikel anda di Jurnalnet

2007-03-06 Terurut Topik Danny Lim
Maaf bila saya tidak menuliskan alasannya.

Begini, Jurnalnet boleh saja merekomendasikan www.ikenindonesie.nl, tapi saya 
harapkan dengan kata-kata anda sendiri. Jadi di sini bukan publikasinya yang 
saya halangi. Saya malah berterima kasih mendapat pujian, bukankah kita semua 
membuat tulisan agar berguna buat orang lain? Namun meng-copy paste email saya 
untuk website Jurnalnet TIDAK saya setujui. Mohon sikap ini diterima oleh anda, 
saya tidak merasa perlu berdiskusi soal ini.

Sekali lagi: mempromosikan website saya, apalagi gratis dan kini era 
keterbukaan seperti tulis anda sendiri di bawah ini, tidak saya halangi. Namun 
meng-copy paste email saya untuk ditaruh di website anda, tidak saya 
perkenankan. Okki dokki ya dan terima kasih buat pengertian anda.

Salam hangat, Danny Lim, Nederland

  - Original Message - 
  From: Redaksi JURNALNET 
  To: Danny Lim 
  Sent: Tuesday, March 06, 2007 11:21 AM
  Subject: Tanggapan artikel anda di Jurnalnet


  kami belum tahu alasan anda untuk mencabut? bukankah ini era keterbukaan? 

  bila informasi itu bagus dan mencerdaskan, kenapa mesti hanya segelitir orang 
(baca: eksklusif) yang tahu. Kemudian, tayangan yang diberikan ke media care 
yang kami anggap 'cerdas' kami layangkan ke jurnalnet.com dan gratis, tanpa 
kompensasi apa-apa. Hal ini untuk memberikan pilihan-pilihan opini kepada 
pembaca. 

  Jadi, mungkin alasan itulah artikel anda ditayangkan. Sehingga orang-orang 
yang memberikan warna sudut pandang seperti anda dapat bermanfaat bagi orang 
lain.

  Terima kasih

  Danny Lim <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Email saya itu untuk milis Media Care, jadi harap mencabutnya dari website 
anda. Terima kasih.

- Original Message - 
From: "Redaksi JURNALNET" 
To: 
Sent: Monday, March 05, 2007 2:30 PM
Subject: Ibu Fatmawati & RA Kartini di Jurnalnet


> Ibu Fatmawati & Raden Adjeng Kartini
> 05 Maret 2007
>
> Jurnalnet.com: Bila kita ingin tahu sikap istri
> dimadu, dalam hal ini ibu Fatmawati Soekarno, bacalah
> artikel ir. Kwee Hin Goan di website
> www.ikenindonesie. nl dalam bahasa Belanda.
> selengkapnya >>>
> 
http://jurnalnet.com/konten.php?nama=AduanPublik&op=detail_aspirasi_aduan_publik&id=149


[mediacare] Fw: Ibu Fatmawati & RA Kartini di Jurnalnet

2007-03-05 Terurut Topik Danny Lim
Rekans,

Di bawah ini email percakapan saya dengan orang yang menamakan diri "Redaksi 
Jurnalnet". Sebelum menjadi kebiasaan, saya hendak tegaskan di sini sbb.: 
email-email yang saya posting ke milis Media Care hanyalah untuk Media Care 
saja. Anda boleh membacanya tapi tidak boleh meng-copy paste-nya ke website 
anda. Seharusnya Redaksi Jurnalnet ini minta ijin ke saya dulu, tapi jawaban 
dari saya adalah NO juga.

Bila email saya dibajak, saya akan malas mengirim email lagi ke Media Care 
nih. Mohon dipahami ya, terima kasih. Dan terima kasih kepada moderator 
Media Care yang meloloskan email penjelasan saya ini.

Salam hangat, Danny Lim, Nederland

- Original Message - 
From: "Danny Lim" <[EMAIL PROTECTED]>
To: "Redaksi JURNALNET" <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Monday, March 05, 2007 3:16 PM
Subject: Re: Ibu Fatmawati & RA Kartini di Jurnalnet


> Email saya itu untuk milis Media Care, jadi harap mencabutnya dari website 
> anda. Terima kasih.
>
> - Original Message - 
> From: "Redaksi JURNALNET" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Monday, March 05, 2007 2:30 PM
> Subject: Ibu Fatmawati & RA Kartini di Jurnalnet
>
>
>> Ibu Fatmawati & Raden Adjeng Kartini
>> 05 Maret 2007
>>
>> Jurnalnet.com: Bila kita ingin tahu sikap istri
>> dimadu, dalam hal ini ibu Fatmawati Soekarno, bacalah
>> artikel ir. Kwee Hin Goan di website
>> www.ikenindonesie. nl dalam bahasa Belanda.
>> selengkapnya >>>
>> http://jurnalnet.com/konten.php?nama=AduanPublik&op=detail_aspirasi_aduan_publik&id=149
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>> 
>> Expecting? Get great news right away with email Auto-Check.
>> Try the Yahoo! Mail Beta.
>> http://advision.webevents.yahoo.com/mailbeta/newmail_tools.html
>>
> 




[mediacare] Re: Saya ditendang dari milis jurnalisme

2007-03-05 Terurut Topik Danny Lim
Hahaha  Manneke yang pernah saya keluarkan dari milis Kincir 
Angin juga langsung bunyi. Tata tertib milis Kincir Angin 
berbunyi "dilarang menghina orang/pejabat RI" maka anggota yang 
melanggar akan diberi peringatan, istilahnya Kartu Kuning. Bila 
membandel, dia dapat Kartu Merah. Milis Kincir Angin tidak 
bersifat "moderated" dalam hal postingan, jadi email-email Manneke 
yang penuh makian langsung lolos. Hal itu tentu mengganggu suasana 
milis dan harus distop.

Milis Media Care lain setting-nya, yaitu moderated email-emailnya. 
Pasti banyak email makian yang tidak diloloskan oleh moderator. Maka 
ketika Ade Armando menulis "Anjing" terhadap Christopher Nommensen 
dan diloloskan oleh moderator Media Care, saya langsung 
bilang "sekali tempo bagus juga, maka kini semua orang tahu bahwa 
mantan ketua/anggota KPI bernama Ade Armando pun omongannya bisa 
amat kotor." Bila Ade Armando menjadi anggota milis Kincir Angin, 
pasti dia sudah saya delete membership-nya.

Adalah KEWAJIBAN (bukan melulu WEWENANG) moderator untuk menjaga 
milis yang dibangunnya itu agar TIDAK menjadi zoo. Bayangkan kalau 
milis Media Care ini non-moderated, maka pasti banyak anggota lain 
akan memaki balik Ade Armando dengan kata "kuda, babi, kunyuk, 
komodo, buaya, cicak" dll. Maka milis Media Care sebentar saja akan 
menjadi milis kebun binatang, tentu situasi seperti ini bukan target 
moderator Media Care, bukan? Karena itu saya anjurkan, biarlah 
anggota yang cenderung menulis nama-nama khewan bergabung saja di 
milis [EMAIL PROTECTED], dan anggota yang senang memaki-maki masuk 
milis [EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED], he he.

Ngomong-ngomong, milis Kincir Angin akan Go Public nih, dalam arti 
setting-nya akan menjadi seperti milis Media Care ini, yaitu 
membership-nya bebas, emailnya moderated, ditambah milisnya akan 
menjadi milis public, jadi semua orang non anggota pun dapat membaca 
email-email yang ada di Kincir Angin. Kalau tidak ada keberatan dari 
anggota Kincir Angin, besok saya stel begitu, maka Manneke bisa 
masuk lagi ke Kincir Angin tapi saya hanya akan meloloskan email-
email Manneke yang fatsoenlijk saja. Okki dokki yah, sampai bertemu 
lagi dengan Manneke di Kincir Angin, maybe?

Salam hangat, Danny Lim, Nederland

--- In mediacare@yahoogroups.com, manneke <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> 
> Hahahahaha, moderator Kincir Angin langsung bunyi. Anda ini ngerti 
nggak bedanya antara "punya wewenang" dan "sewenang-wenang"? Jika 
tak ngerti bedanya, maka memang antara "demokratis" dan "otoriter" 
bisa campur-aduk. Ayo, kalo mau diskusi soal ini boleh. Kita pakai 
Kincir Angin sebagai kasusnya? Giaman? 
> 
> manneke
> 
> 
> -Original Message-
> 
> > Date: Sun Mar 04 17:03:51 PST 2007
> > From: "Danny Lim" <[EMAIL PROTECTED]>
> > Subject: [mediacare] Re: Saya ditendang dari milis jurnalisme
> > To: mediacare@yahoogroups.com
> >
> > Ada dua makna "berbeda pendapat dengan moderator":
> > 
> > 1. Berbeda pendapat dalam berdiskusi. Ini tidak boleh menyebabkan
> > pen-delete-an member.
> > 
> > 2. Berbeda pendapat dalam tata tertib milis. Ini wewenang 
sepenuhnya
> > moderator dan member tidak boleh ngeyel. Member yang tidak betah
> > sebaiknya keluar sendiri atau terpaksa dikeluarkan oleh 
moderator.
> > 
> > Seperti kita masuk ke Indonesia mesti ikut UU Indonesia, masuk ke
> > Belanda mesti ikut UU Belanda, masuk ke club sepakbola Persija 
mesti
> > ikut tata tertib Persija dst.dst. Kita tidak tahu persis apa yang
> > telah dibuat oleh Farid Gaban sebagai owner/moderator milis
> > Jurnalisme.
> > 
> > 
> > 
> > Salam hangat,
> > 
> > 
> > Danny Lim
> > Nederland
> > 
> > --- In mediacare@yahoogroups.com, "Leo TOBING" 
> > wrote:
> > >
> > > Hari genee ... Masih ada moderator sontoloyo yang suka 
mengeluarkan
> > > anggotanya tanpa ada penjelasan dan argumentasi yang rasionil?
> > Hahahahaha
> > > 
> > >
> > > Tiap orang unik, berbeda satu dengan yang lainnya ... Berbeda
> > pendapat
> > > dengan moderator jangan diartikan sebagai sebuah pemberontakan
> > kepada
> > > moderatornya ...
> > >
> > > Walaahhh ...
> > >
> > >
> > > Regards,
> > > LEO TOBING
> > >
> > > -
> > > STOP! Domestic Violence!!!
> > >
> > >
> > > -Original Message-
> > > From: mediacare@yahoogroups.com 
[mailto:[EMAIL PROTECTED]
> > On Behalf
> > > Of ddinasty_a04
> > > Sent: Friday, March 02, 2007 3:45 AM
> > > To: mediacare@yahoogroups.com
>

[mediacare] Ibu Fatmawati & Raden Adjeng Kartini

2007-03-04 Terurut Topik Danny Lim
Bila kita ingin tahu sikap istri dimadu, dalam hal ini ibu Fatmawati Soekarno, 
bacalah artikel ir. Kwee Hin Goan di website www.ikenindonesie.nl dalam bahasa 
Belanda. Artikel ini belum pernah dimuat di media, baik media Indonesia mau pun 
media Belanda. Pak Kwee pernah bekerja sebagai arsitek pribadi ibu Fatmawati, 
yang dituangkan dalam artikel ini. Bila anda tidak bisa berbahasa Belanda, 
sayang sekali, it's a pity, jammer dan :-).

Selanjutnya anda akan ternganga melihat betapa populernya Raden Adjeng Kartini 
di Belanda, sebagai pejuang emansipasi. Bila anda ingin membaca ceritanya, 
longoklah www.ikenindonesie.nl. Tapi yang tidak bisa berbahasa Belanda, 
terpaksa gigit jari ya :-). Iseng-iseng silahkan mencoba menjajal Google dengan 
kata kunci "Kartini" dan "website bahasa Belanda". Berapa website anda temui? 
Banyak lho. Kota Den Haag khusus menyediakan piala untuk orang/organisasi yang 
berjuang membela emansipasi. Pemenang tahun ini seorang wanita Maroko bernama 
Rahma el-Hamdaoui. Piala itu disediakan oleh pemda Den Haag setiap tahun di 
awal bulan Maret, bersamaan dengan International Woman Week.

Salam hangat, Danny Lim, Nederland
www.ikenindonesie.nl


[mediacare] Re: Saya ditendang dari milis jurnalisme

2007-03-04 Terurut Topik Danny Lim
Ada dua makna "berbeda pendapat dengan moderator":

1. Berbeda pendapat dalam berdiskusi. Ini tidak boleh menyebabkan
pen-delete-an member.

2. Berbeda pendapat dalam tata tertib milis. Ini wewenang sepenuhnya
moderator dan member tidak boleh ngeyel. Member yang tidak betah
sebaiknya keluar sendiri atau terpaksa dikeluarkan oleh moderator.

Seperti kita masuk ke Indonesia mesti ikut UU Indonesia, masuk ke
Belanda mesti ikut UU Belanda, masuk ke club sepakbola Persija mesti
ikut tata tertib Persija dst.dst. Kita tidak tahu persis apa yang
telah dibuat oleh Farid Gaban sebagai owner/moderator milis
Jurnalisme.



Salam hangat,


Danny Lim
Nederland

--- In mediacare@yahoogroups.com, "Leo TOBING" <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
>
> Hari genee ... Masih ada moderator sontoloyo yang suka mengeluarkan
> anggotanya tanpa ada penjelasan dan argumentasi yang rasionil?
Hahahahaha
> 
>
> Tiap orang unik, berbeda satu dengan yang lainnya ... Berbeda
pendapat
> dengan moderator jangan diartikan sebagai sebuah pemberontakan
kepada
> moderatornya ...
>
> Walaahhh ...
>
>
> Regards,
> LEO TOBING
>
> -
> STOP! Domestic Violence!!!
>
>
> -Original Message-
> From: mediacare@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]
On Behalf
> Of ddinasty_a04
> Sent: Friday, March 02, 2007 3:45 AM
> To: mediacare@yahoogroups.com
> Subject: [mediacare] Re: Saya ditendang dari milis jurnalisme
>
> Lucu juga membaca berita ini,
>
> Farid Gaban sebagai seorang wartawan kok bisa bertindak otoriter
bak
> petinggi militer, mana itu prinsip freedom of speach yg seharusnya
dijadikan
> pegangan untuk bertindak sebagai moderator?
>
> Sikap sok berkuasa, anti perbedaan dan main pukul karena
alasan "selera"
> sungguh merupakan sikap kekanak-kanakan dari seorang pemegang
otoritas,
> milis seharusnya menjadi ajang pendewasaan kedewasaan sikap,
disini kita
> dituntut untuk iklas menerima perbedaan cara pandang dan kemauan
untuk
> melihat argumentasi di pihak lawan atau pihak yg tidak sesuai
dgn "selera"
> kita.
>
> Saya kira, hanya demi alasan etika atau nilai moral kepantasan
teramsuk
> didalamnya menghindari fitnah saja maka tulisan seorang milister
di milis
> bisa di ban, tapi tentunya ban ini bukan pada si penulis, kalau ini
> dilakukan, artinya kita telah bertindak generalisir.
>
> Salam,
>
>
>
> --- In mediacare@yahoogroups.com, dimas supriyanto  wrote:
> >
> > Salam,
> >
> > Saya dan Billy, telah ditendang dari milis Jurnalisme. Saya
malah
> > nyaris melupakannya, dan sibuk dengan milis yang lain. Namun,
karena
> > rekan sesama milis jurnalisme, Ging Ginanjar, menyampaikan
simpati,
> > seakan menyinggung dan diingatkan kembali, sehingga saya
menyampaikan
> > tanggapan. Tanggapan saya tembuskan diri sini, agar miliser lain
> > mewaspadai milis sektarian yang berlabel umum dan cenderung
> > mengelirukan.
> >
> >
> > 1. Tak ada alasan yang jelas mengapa keanggotaan saya
diberhentikan
> > oleh Tuan Besar Farid Gaban, selaku moderator milis
> > [EMAIL PROTECTED] Saya pun heran. Dia hanya menyebut
posting
> > saya "melontarkan pernyataan-pernyataan serius dan provokatif
tanpa
> > bersedia mempertanggung-jawabkan", sembari mengeluarkan titah :
> > "Kewartawanan adalah sikap transparan dan bertanggungjawab. "
> > Itu jelas tidak benar! Saya memposting pernyataan serius
berdasarkan
> > fakta dan sumber yang benar, kredibel, karena saya menganggap
milis
> > Jurnalisme bukan milis komedi, tempat lucu-lucuan, dan bukan
tempat
> > berkasih-kasihan satu anggota dengan yang lain.
> >
> > Dan saya  selalu bertanggung-jawab dengan
> > pernyataan-pernyataan/posting saya.
> > Tak pernah saya berhenti menanggapi postingan untuk saya,
kecuali
> > dihentikan dan diban moderator.
> > Moderator jurnalisme lah yang pengecut, tidak bertanggung-jawab,
> > menghentikan perdebatan saya, dan kemudian mencabut keanggotaan
saya.
> >
> > 2. Sekarang, saya hanya bisa menduga-duga. Apakah karena saya
> > menyinggung poligami Ade Armando, liputan sepihak di Poso oleh
media
> > sektarian SABILI, dll, sembari memuji kredebilitas TEMPO dan
KOMPAS,
> > sebagai media netral, yang meraih pembaca terbanyak secara
nasional,
> > sehingga Tuan Besar Farid Gaban marah besar.
> >
> > Saya kurang paham tentang sejarah keluarnya Tuan Farid Gaban
dari
> > TEMPO, sehingga dia begitu dendam dan anti.
> > Atau karena menyebut KOMPAS sebagai media besar yang didirikan
> > Katholik - yang di jurnalisme cenderung mendapat tanggapan minor?
> >
> > 3. Dengan diberhentikannya saya dari milis Jurnalisme, maka
benarlah
> > asumsi saya

[mediacare] Re: Tokoh Agama Setuju Hapus Kolom Agama di KTP

2007-03-04 Terurut Topik Danny Lim
Tentu saja kolom AGAMA harus dihapus dari KTP, negara kok ikut 
campur urusan agama warganya, kagak normal itu. Di jaman baheula 
memang ketua agama merangkap ketua negara, tapi sekarang jaman 
modern dus negara lepas dari agama.

Juga kolom agama di formulir pendaftaran sekolah atau formulir 
lamaran kerja harus dihapus. Selanjutnya KUA juga harus dihapus, 
hanya boleh berlaku Kantor Catatan Sipil saja. Dan Kantor Catatan 
Sipil pun tidak boleh menanyakan agama pasangan pengantin. Pasangan 
pengantin telah/akan menikah di gereja kek, di mesjid kek, di 
kelenteng kek, bukan urusan negara.

Hidup sekularisme. Merdek!!!

Salam hangat, Danny Lim, Nederland

--- In mediacare@yahoogroups.com, "Sunny" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> HARIAN KOMENTAR
> 03 Maret 2007 
> 
> 
>   Demi terciptanya kerukunan
>   Tokoh Agama Setuju Hapus Kolom Agama di KTP 
> 
> 
>  
> 
> 
> Desakan National Integration Movement (NIM) kepada pemerintah 
untuk menghapus kolom agama dalam Kartu Tanda Penduduk (KTP), 
mendapat sambutan sejumlah tokoh agama Sulut, dengan alasan demi 
menciptakan suasana rukun dan damai.
> 
> 
> Dukungan ini muncul dari Ketua Bamag Manado, Pdt Johan 
Manampiring. Menurutnya, selain alasan kerukunan, bangsa Indonesia 
merupakan sumber konflik sara. Agama sering dipolitisir oleh orang-
orang tertentu untuk tujuan-tujuan tertentu. Para kaum radikalis-
ekstrimis dan teroris sangat getol menciptakan kerusuhan, lalu me-
akukan razia KTP. Dan ke-sempatan menganiaya penganut agama yang 
mereka ben-ci. Di lain pihak diskriminasi sangat tajam soal agama da-
lam bangsa kita. "Jadi demi keaman-an warga tidak perlu dicantumkan 
dalam KTP," tegasnya.
> 
> 
> Pastor Fred Tawaluyan mengurangi diskriminasi bukan hanya karena 
agama dihapus dari KTP. Memang banyak negara (mi-salnya pasport) 
tidak ada data tentang agama dalam identity card dengan 
dihilangkannya data agama, maka kemungki-nan tindakan diskriminatif 
se-cara administrasi bisa dimi-nimalisir. Tapi harus juga di-ingat 
bahwa diskriminasi bu-kan hanya secara administratif terhadap 
kelompok/ golongan yang kurang disu-kai. Diskriminasi bukan ha-nya 
kelompok mayoritas ter-hadap minoritas, atau agama yang satu 
terhadap agama yang lain. Tapi bisa terjadi antara ras/suku yang 
satu terhadap suku yang lain. Kalau kerukunan antarumat beragama 
sungguh hidup dan menghidupkan manusia Indonesia, kalau kebhinekaan 
sungguh-sungguh menjadi ikatan kebangsaan, kalau ti-dak ada 
fanatisme agamawi, kalau pluralitas kebangsaan sungguh-sungguh 
dijaga dan dipertahankan. "Dan kalau hukum dan perun-dang-undangan 
sungguh-sungguh ditegakkan, kalau mentalitas kepribadian bang-sa ini 
sungguh-sungguh pan-casialis, maka diskriminasi tak perlu 
dicemaskan," ujarnya.(
>




[mediacare] Website www.ikenindonesie.nl

2007-03-04 Terurut Topik Danny Lim
Mohon promosi website baru, terima kasih kepada para moderator milis.

Sesuai rencana, website www.ikenindonesie.nl berhasil diluncurkan kemarin, 1 
Maret 2007. Website ini berbahasa Belanda, memuat semua cerita dari orang-orang 
di Belanda yang ada hubungannya dengan Indonesia. Maksud saya, orangnya ada 
hubungan dengan Indonesia atau ceritanya yang ada hubungannya dengan Indonesia, 
dua-duanya akan mewarnai website www.ikenindonesie.nl ini.

Website ini mirip weblog, dus pengisinya ya selain redaksi juga para pembaca. 
Motto website ini "dari kita, oleh kita, untuk kita". Kepada rekans miliser 
yang berbahasa Belanda, saya undang melongok website baru ini dan saya undang 
pula (ini yang terpenting) untuk menulis cerita. Ada 5 topik yang tersedia, 
anda dapat memilihnya sendiri:
- Tempo Doeloe
- Gapplé Kaarten
- (Kranten) Berichten
- IK-ers
- Koempoelan

Hubungan Belanda - Indonesia kini berada di musim semi, maka website berthema 
Belanda dan Indonesia "the right thing on the right time", bukan? Mari kita 
berbahasa Belanda, mari kita memupuk hubungan Belanda-Indonesia, demi masa 
depan dua negara yang memiliki sejarah bersama selama 350 tahun. Amin.

Met vriendelijke groeten, Danny Lim, Nederland
www.ikenindonesie.nl


[mediacare] Re: buat pak Danny -Re: [KincirAngin] Suplemen KoranTEMPO: KOMPOR' ITU BERNAMA BLOGFAM

2007-02-28 Terurut Topik Danny Lim
Terima kasih, sedikit demi sedikit saya mulai memahami apa itu webblog dan 
blogfam. Webblog tidak lain tidak bukan website gratis, lalu Blogfam tidak lain 
tidak bukan Webblog biasa yang bernama "Family" (singkatannya Blogfam) dan yang 
beranggotakan para webbloggers.

Php format menurut anak saya adalah fasilitas formulir untuk komentar/reaksi 
pada sebuah website. Website De Telegraaf www.telegraaf.nl misalnya, 
menyediakan formulir itu, klik "reageer" di bawah sebuah artikel maka akan 
keluar formulir blanko yang bisa kita isi. Website Ranesi www.ranesi.nl juga 
menyediakan fasilitas formulir itu, pak Ali Nasrun paling sering mengisi 
formulir di sana. Website saya yang baru www.ikenindonesie.nl (kalau tak ada 
halangan minggu ini saya layangkan) juga akan menyediakan fasilitas formulir, 
dibuat dengan programa Php itu. Bila bahasa Belanda Dwiagus masih ada 
bekas-bekasnya, he he, silahkan berkomentar di www.ikenindonesie.nl itu yah, 
hitung-hitung mengembalikan kondisi bahasa Belanda anda. Komentar dalam bahasa 
non-Belanda, dari siapa saja, tidak saya loloskan di website itu.

Saya telah melongok website Blogfam, hal yang spesial di sana mungkin fasilitas 
Forum-nya, yaitu diskusi yang dikotak-kotakkan per topik. Tapi itu pun bukan 
hal baru atau unik, mailinglist Media Care pun mengkotak-kotakkan diskusinya 
per geografi, maka ada MediaCare_Jakarta, MediaCare_ Jabar, MediaCare_ Sumsel 
dll.

Kesimpulan: webblog = website gratis yang menyediakan fasilitas formulir isian, 
yang bisa dipakai juga untuk saling mengomentari. Namun fasilitas diskusi yang 
paling ideal menurut saya tetaplah mailing list. Bila kita stel mailing list 
kita berstatus "public", maka sifat open mailing list public itu akan sama 
dengan sifat open sebuah webblog, yaitu email-email yang dikirim oleh anggota 
mailing list public bisa dibaca oleh orang di seluruh dunia. Contohnya mailing 
list Indonesia Berdaya http://groups.yahoo.com/groups/indonesiaberdaya asuhan 
rekan kita Michael Putrawenas, dan mailing list PPI Belanda 
http://groups.yahoo.com/groups/ppibelanda.

Yang belum jelas buat saya adalah "Friendster"-nya Wulan Manis dan Wang U Chup.

Salam hangat, Danny Lim, Nederland

  - Original Message - 
  From: B. Dwiagus Stepantoro 
  To: [EMAIL PROTECTED] 
  Cc: [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Wednesday, February 28, 2007 4:27 AM
  Subject: buat pak Danny -Re: [KincirAngin] Suplemen KoranTEMPO: KOMPOR' ITU 
BERNAMA BLOGFAM


  Pak Danny Lim, 

  Saya mencoba menjawab pertanyaan pak Danny Lim semampu saya ya, soalnya saya 
baru jadi angota BLOGFAM sekitar 3 tahun huehehehe

  Sebnarnya BLOGFAM, ya sama saja dengan FPK dan KincirAngin, sebagai sebuah 
KOMUNITAS yang bertemu dan berinteraksi di dunia maya. 
  Yang membedakan tentu saja karater,background dan nuansa forumnya yang 
ditentukan dari judul,misi dan visinya
  kalau FPK, jelas dari, untuk dan oleh para pembaca kompas
  kalau mediacare, para pemerhati masalah media
  kalau Blogger Family, ya, para blogger, pemilik blog. 

  Blogger Family atau disingkat saja jadi BLOGFAM, ... seperti yang ditulis dia 
artikel suplemen ini, memang pada awalnya adalah sebuah milinglist ,..  tapi  
mungkin  karena perkembangan anggota dan agar mendukung intensitas dan kualitas 
interaksi para anggotanya, maka diadikan dalam bentuk sebuah FORUM Diskusi 
dengan bentuk php format (saya juga gak begitu ngerti ini istilah IT), 
  Untuk lebih jelas liat bentuknya,  coba lihat di www.blogfam.com 

  Dengan format seperti itu, mungkin lebih membantu para anggota menjadi lebih 
berinteraksi secara tertata rapih, dibandingkan dengan format sebuah miling 
list. 
  Karena dengan format ini, disediakan beberapa ruang diskusi berdasarkan topik 
dan minat yang sesuai tentunya. ada topik curhat,dapur,soal 
blog,ravelling,dunia pendidikan,pekeraan,seni,budaya, 

  sama lah seperti format forum diskusi lainnya, seperti forum diskusi di PKS, 
atau PDS, atau di web2 lainnya 

  saya bisa saja, merekomedasikan Pak Danny Lim ntuk masuk anggota BLOGFAM,.. 
dengan senang hati. Tapi lebih baik silahkan liat di www.blogfam.com, biar 
lebih jelas lagi syarat2nya.
  Salah satu syarat, tentunya adalah harus memiliki blog/weblog. Karena sesuai 
dengan jiwa dan misi forum ini, yaitu memasyarakatkan blog. 
  Nanti setelah join di situ, bisa bergabung di milistnya (yang sedikt kurang 
akif dibandingkan dengan forum di web-nya) 

  pasti ada keuntngan dan kerugian menggunakan format miling list, format form 
php berbasis web, dan lain2, . 
  menurut saya keuntungan denganmenggnakan format forum php berasis web, aliran 
diskusi dan interaksi lebih bisa ditata, karena dikamar2kan.
  Kerugiannya, yah harus punya web moderator team yang cukup mumpuni lah, tidak 
sekedar mengatur lalu lintas postingan  selain itu,untuk nimbrung di forum 
berbasis web mungkin butuh waktu berinternet agak lama, dibandingkan terima2 
email di miling list... 

  saya gak tau pr

[mediacare] Re: Curi Kotak Amal, Digorok---

2007-02-28 Terurut Topik Danny Lim
Karuna Metta bertanya "apakah ada ayat-ayat dari "agama kafir" yang 
mengajarkan kekerasan?" Jawab: ada, di Bijbel banyak pasal dan ayat 
sejenis itu. Kaum homo ceritanya akan dimusnahkan oleh Tuhan, bahkan 
seluruh kota Sodom dan Gomora akan dihancurkan (ini namanya 
generalisasi oleh Tuhan-nya Kristen, sebab penduduk kota Sodom dan 
Gomora 'kan mungkin aja ada yang baik hati, bukan?). Bijbel terbagi 
dua, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, dan semua pasal-ayat 
menyeramkan adanya di Perjanjian Lama. Perjanjian Baru adalah kisah 
Yesus Kristus yang ditulis oleh murid-murid-Nya dan beberapa saksi 
mata lain.

Tapii, meski pun di Bijbel Perjanjian Lama ada pasal/ayat 
sadistis, umat Kristen TIDAK MAU, repeat TIDAK MAU mengambil 
pasal/ayat itu untuk dipahami, apalagi dipraktekkan. Yang 
dipahami/dipraktekkan oleh umat Kristen adalah pasal/ayat dari 
Perjanjian Baru yang intinya "Kasihilah sesama manusia, maka kamu 
telah mengasihi Tuhan". Itu sebabnya mengapa orang Kristen tetap 
saja "bandel" membagi-bagikan supermi ke orang miskin yang non-
Kristen, meski pun dituduh hendak meng-kristen-kan orang yang 
ditolongnya. Buat orang Kristen yang penting KASIH, buat agama lain 
yang penting barangkali BUNUH/PANCUNG/BOM

Sebuah diskusi yang menarik dan bermanfaat.

Salam hangat, Danny Lim, Nederland

--- In mediacare@yahoogroups.com, karuna metta <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Koreksi kalau saya salah! 
>   Di China mereka pakai hukum negara(komunis) bukan hukum agama.
>
>   Mohon dicari:
>   apakah ada ayat2 dari agama kafir(menurut Islam) seperti Buddha 
yg mengajarkan kekerasan?  
>
>   Mohon di cek kebenarannya, saya liat terjemahan Quran lengkap 
dari http://www.usc.edu/dept/MSA/quran/005.qmt.html
>   (AL-MAEDA 005.051)
>   O you who believe! do not take the Jews and the Christians for 
friends; they are friends of each other; and whoever amongst you 
takes them for a friend, then surely he is one of them; surely Allah 
does not guide the unjust people. 
>   Apakah memang benar demikian adanya??
>
>
>   
> fery zidane <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> di dalam Islam hukum tsbt sangat hati2 
digunakan...misalkan bila ada pencuri dan memang dia mencuri krn utk 
makan (pokok) maka dibebaskan dari hukuman, tapi bila mencuri tetapi 
dia sdh berkecukupan ...nah ini yg wajib dihukum, jadi bukti bahwa 
pencuri juga bisa jadi mencuri bukan utk makan (pokok) contohnya 
koruptor.
>   trs apa koruptor dibiarkan saja..? contoh kasus di china sana , 
koruptor kelas kakap dihukum gantung (bahkan menteri) abis itu china 
sepi korupsi...jelaskan hukum itu berhasil...(hukum Islam ).
>   trs knp saudara budi dan HS tdk protes ke sana (mayoritas agama 
penduduk sana kan budha, hindu, kong hu cu dll) knp HS ga menghujat 
agama itu...toh di milist ini banyak juga kok yg beragama itu
> 
> 
> 
> 
>   Recent Activity
> 
>   51
>   New Members
> 
> Visit Your Group 
>   SPONSORED LINKS
>   
>Business finances  
>Business finance online  
>Business finance training  
>Business finance course  
>Business finance schools
> 
>   Share Ideas
>   Publish your own
>   blog with Yahoo
>   Web Hosting.
> 
> New web site?
>   Drive traffic now.
>   Get your business
>   on Yahoo! search.
> 
> Yahoo! Groups
>   Start a group
>   in 3 easy steps.
>   Connect with others.
> 
> 
> 
>   .
> 
>  
>  
> 
>  
> -
> Don't be flakey. Get Yahoo! Mail for Mobile and 
> always stay connected to friends.
>




[mediacare] Tanya - Re: Suplemen KoranTEMPO: KOMPOR' ITU BERNAMA BLOGFAM

2007-02-28 Terurut Topik Danny Lim
Terima kasih banyak, Robert Adhi, saya akan kunjungi blog anda 
sebentar lagi. Kalau tidak salah pak Hoesein Rushdy juga punya blog 
berisi tulisan-tulisannya berkisar sejarah Indonesia, pak Batara 
Hutagalung idem dito dan beberapa rekans lainnya. Membaca penjelasan 
Robert di bawah ini, blog tidak lain tidak bukan adalah website 
gratis, bukan? Saya sendiri telah lama memiliki website 
www.kincirangin.com. Sebelumnya website ini berbahasa Indonesia, 
karena tidak menghasilkan duit (he he) maka saya ubah menjadi bahasa 
Belanda untuk orang Belanda dan orang Indonesia yang berbahasa 
Belanda, dengan harapan bisa menghasilkan duit tentunya. Sebentar 
lagi isi website KincirAngin itu akan saya pindahkan ke URL baru 
www.ikenindonesie.nl.

Dus dalam hal blog, menurut saya tidak ada hal baru, yaitu sami 
mawon dengan website. Blog bisa di-link, website juga bisa di-link. 
Berdasarkan penjelasan Robert, saya mengambil kesimpulan yang 
namanya Blogfam tidak lain tidak bukan adalah sebuah blog bernama 
Fam, bukan? Dus bila saya membuat blog, bisa saya namakan bloglim, 
misalnya. Tadinya saya mengira, blogfam adalah nama teknik seperti 
mailing list. Jadi bila saya padankan blogfam dengan mailing list 
MediaCare, maka blogger setara dengan mailing list, dan Family 
setara dengan Media Care. Bila keliru mohon mengoreksi saya ya, 
terima kasih banyak.

Lalu Forum itu apa?

Salam hangat, Danny Lim, Nederland

--- In mediacare@yahoogroups.com, Robert Adhi <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Danny Lim,
> komunitas blogger Indonesia sudah berkembang. Anda
> bisa bikin blog sendiri, mengungkapkan perasaan,
> pendapat pribadi, komentar Anda tentang berbagai hal
> dan menuliskannya di blog Danny Lim. Menhamkam Juwono
> Sudarsono misalnya, punya blog sendiri. Tapi ibu rumah
> tangga pun bisa bikin blog. 
> 
> Blog bisa memuat apa saja yang Anda suka. Opini,
> uneg-uneg, atau tulisan-tulisan yang sering Anda
> lemparkan ke milis mediacare. Keuntungannya, mediacare
> ini anggotanya sudah 7.000-an. Mau tak mau, mereka
> langsung baca tulisan Anda di milis mediacare. Tapi
> pembaca bisa pula langsung skip atau delete, kalau tak
> suka.
> 
> Di Blog, Anda bisa bertukar link dengan teman-teman
> Anda di manapun di penjuru dunia. Kalau mereka suka
> dengan pandangan Anda, komentar Anda, mereka akan
> kembali lagi dan menjadi pembaca setia. Anda bisa
> mengajak teman-teman Anda mengunjungi blog Anda.
> 
> Saya ingin berbagi pengalaman. Saya belum lama bikin
> blog. Tapi sampai Rabu pagi waktu Indonesia ini,
> pembaca sudah datang dari lebih 50 negara. (bisa kita
> cek melalui alat penghitungnya). Ternyata apa yang
> kita tulis, dibaca. Tergantung isinya dan gaya
> penulisannya. Apalagi, ternyata, tulisan-tulisan
> tentang topik tertentu di blog selalu muncul di search
> Google. 
> 
> Saya yakin, Anda cocok punya blog. Bagaimana bikin
> blog, visit my blog-lah. Di sana ada link blog
> tutorial dari teman yang lebih dulu bikin blog dan
> sukses, seperti Mario, Afsyuhud, Faniez, Enda dll.
> Jika Anda sudah punya blog, Anda juga bisa berbagi di
> http://blogfam.com/forum/.
> 
> Ayo bikin blog! 
> 
> Salam nge-Blog,
> Adhi Ksp
> 
> visit my blog: http://adhikusumaputra.blogspot.com
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> --- Danny Lim <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> > Menarik sekali tulisannya, saya ingin belajar Forum
> > dan Blogger, selama 3,5 tahun ini saya hanya
> > berkecimpung di Mailing List saja. Saya punya
> > beberapa pertanyaan di bawah ini, mohon dijawab ya
> > Dwiagus, terima kasih sebelumnya.
> > 
> > 1. Apakah Blogger Family nama sebuah kelompok,
> > seperti MediaCare atau KincirAngin? Dus ada Blogger
> > Family, Blogger MediaCare, Blogger KincirAngin?
> > Ataukah "Blogger Family" adalah sebuah sistim
> > komunikasi seperti Mailing List? Dus ada Blogfam
> > MediaCare, Blogfam KincirAngin dsb.? Saya ingin
> > menjadi anggota (sebuah) BlogFam, bisakah Dwiagus
> > (atau rekan lain) menolong merekomendasikan saya ke
> > sana?
> > 
> > 2. Pertanyaan yang sama, apakah "Forum" sebuah
> > "mailing list" (dus ada Forum MediaCare, Forum
> > KincirAngin) ataukah sebuah "Mailinglist MediaCare"
> > atau "Mailinglist KincirAngin?" Saya ingin menjadi
> > anggota (sebuah) Forum, bisakah Dwiagus (atau rekan
> > lain) menolong merekomendasikan saya ke sana?
> > 
> > 3. Apakah "MailingList" merupakan kelas pemula,
> > "Forum" kelas intermediair dan "Blogger" kelas
> > advanced, artinya harus dimulai dengan MailingList,
> > lalu beranjak ke Forum dan akhirnya ke Blogger?
> > Apakah sekarang masih ada "Mailinglist Family"
> > ataukah i

[mediacare] Re: Boikot Ade Armando karena kemunafikannya!

2007-02-27 Terurut Topik Danny Lim
Apa tidak lebih bagus ramai-ramai memboikot kelompok-kelompok rese 
di Indonesia, dengan ramai-ramai meminta pemerintah Indonesia 
mengeluarkan kelompok-kelompok rese itu keluar Indonesia, 
membuangnya (misalnya) ke Arab Saudi?

Kitorang tidak merasa dirugikan oleh AA Gym atau Ade Armando dengan 
kepoligamian mereka, tapi kitorang merasa amat terganggu oleh 
kelompok-kelompok rese yang merusak gereja, memancung kepala siswa, 
menembak pendeta dll. Bila kelompok-kelompok rese itu sudah dikirim 
ke Arab Saudi (mereka pasti senang sekali di sana, seperti ikan 
masuk kolam) maka umat Kristen di Jakarta/Indonesia bisa merayakan 
Natal-nya tanpa harus memasang metal detector di pintu gerejanya. 
Akkoord?

Tapi siapa yang berani melawan kelompok-kelompok rese yah, ogut 
sendiri juga tidak berani lho. Kasihan Ade Armando lemah, meski pun 
dia tidak mengganggu orang lain tapi banyak orang entusias memboikot 
dan menggasaknya ramai-ramai.

Salam prihatin, Danny Lim, Nederland

--- In mediacare@yahoogroups.com, billy von daperste 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Banyak hal yang bisa diboikot dari Ade Armando karena
> dia tokoh publik. Bisa dari mulai tidak
> mempublikasikan opininya, hingga tidak perlu lagi
> mengundang dia datang ke forum seperti seminar atau
> diskusi. Bila perlu untuk mahasiswa komunikasi UI dan
> mahasiswa lain, saya pikir perlu juga menggalang
> gerakan penolakan materi kuliah oleh Ade Armando.
> Seperti yang sudah dilakukan oleh Jurnal Perempuan
> dengan tidak lagi mempublikasikan tulisan Ade saya
> pikir itu langkah yang bagus. Bisa juga kita meminta
> moderator ramai-ramai mengeluarkan dia dari milis
> mediacare. 
> 
> salam
> bvd
> 
> --- Debbie Sumual-Patlis <[EMAIL PROTECTED]>
> wrote:
> 
> > Ayok! Ayok!
> > 
> > Tapi.. boikot dari apa nih Mas? Emang dia punya
> > massa? Atau produsen mie instan?  
> > Jadi, apanya yg diboikot nih?
> > Keanggotaan dan emailnya di milis ini?
> > HALLLAAAHHH...
> > 
> > 
> >   - Original Message - 
> >   From: billy von daperste 
> >   To: mediacare@yahoogroups.com 
> >   Sent: Monday, February 26, 2007 12:01 AM
> >   Subject: [mediacare] Boikot Ade Armando karena
> > kemunafikannya!
> > 
> > 
> >   Meski poligami adalah pilihan dan kehendak bebas
> >   setiap individu, tapi ketika yang memilih
> > sebelumnya
> >   seseorang yang pernah menolaknya, ini jadi
> > kemunafikan
> >   paling besar dalam sejarah hidup yang
> > bersangkutan.
> >   Apa pun cerita latar yang membelakangi keputusan
> > orang
> >   tersebut untuk menikah lagi. Ade Armando dalam hal
> > ini
> >   termasuk golongan orang munafik. Jadi, buat apa
> >   berteman dengan orang munafik macam dia. Boikot
> > Ade
> >   Armando dari sekarang
> > 
> >   salam
> >   bvd
> > 
> >  
> >
> __
> >   Never Miss an Email
> >   Stay connected with Yahoo! Mail on your mobile.
> > Get started!
> >   http://mobile.yahoo.com/services?promote=mail
> > 
> > 
> >
> 
> 
> 
>  
> 
_
___
> Have a burning question?  
> Go to www.Answers.yahoo.com and get answers from real people who 
know.
>




[mediacare] Re: Curi Kotak Amal, Digorok

2007-02-27 Terurut Topik Danny Lim
Belanda kagak pernah memakai hukum Islam malah lebih bersih korupsi 
dari negara-negara Timur Tengah. Kalau tidak salah Belanda menduduki 
urutan 10 besar dunia dalam hal kebersihan korupsinya, jah di 
atas negara-negara Timur Tengah. Jadi membanggakan hukum Islam 
sebagai pembasmi korupsi tentu tidak pada tempatnya.

Pwmotongan tangan, pemancungan kepala, hukum tembak, hukum gantung 
adalah barbar, cocok di abad pertengahan tapi tidak cocok di jaman 
modern ini. Uni Eropa paling anti bentuk penganiyaan fisik, termasuk 
terhadap narapidana sekali pun. Namun dalam hal hukuman mati yang 
disahkan UU negara masing-masing, ada persamaan erat antara AS 
(Kristen/sekuler), China (Budha/Konghucu), Arab (Islam) dan 
Indonesia (Islam). Praktis semua agama terwakili dalam praktek 
hukuman mati. Bedanya, AS dan China menjadi bebas korupsi, Arab dan 
Indonesia tetap saja amburadul. Jadi dari kelompok negara-negara 
barbar, tokh Arab dan Indonesia masih menduduki urutan buncit, 
uhuk :-(.

Salam hangat, Danny Lim, Nederland

--- In mediacare@yahoogroups.com, fery zidane <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> di dalam Islam hukum tsbt sangat hati2 digunakan...misalkan bila 
ada pencuri dan memang dia mencuri krn utk makan (pokok) maka 
dibebaskan dari hukuman, tapi bila mencuri tetapi dia sdh 
berkecukupan ...nah ini yg wajib dihukum, jadi bukti bahwa pencuri 
juga bisa jadi mencuri bukan utk makan (pokok) contohnya koruptor.
>   trs apa koruptor dibiarkan saja..? contoh kasus di china sana , 
koruptor kelas kakap dihukum gantung (bahkan menteri) abis itu china 
sepi korupsi...jelaskan hukum itu berhasil...(hukum Islam ).
>   trs knp saudara budi dan HS tdk protes ke sana (mayoritas agama 
penduduk sana kan budha, hindu, kong hu cu dll) knp HS ga menghujat 
agama itu...toh di milist ini banyak juga kok yg beragama itu
> 
> Hafsah Salim <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   > budi.sulistiyo@ wrote:
> > Buat member milist lainnya, sehubungan belum adanya 
> > juklak teknis dari MUI tentang kotak uang amal yg dicuri, 
> > maka bila terjadi di kampung saudara/i, berikan saja.
> > Toh uang di dalam kotak itu buat beramal alias buat orang
> > yang membutuhkanmaling kotak amal jelas-jelas 
> > orang tidak mampu, kalo mampu, mana mungkin jadi maling!!!
> > 
> > 
> 
> Memang anda benar, secara manusiawi kita wajib melindungi manusia
> manapun juga. Mencuri itu bukanlah kesalahan fatal yang pantas
> dicabut nyawanya dengan cara2 hukum picis penyiksaan yang lebih 
biadab
> dari pencurian itu sendiri.
> 
> Kalo juklak MUI bisa dibaca dalam alQuran dimana pencuri cukup
> dipotong tangan, tapi ada umat yang percaya bahwa mencabut nyawa
> pencuri akan lebih besar pahalanya, untuk masalah ini sifatnya
> hanyalah individual, karena kalo memang ajaran agama damai dan 
kasih
> sayang, tak perlu memotong tangan pencuri. Dizaman modern 
sekarangpun
> UU-negara sekuler tidak memotong tangan pencuri, cukup saja 
sipencuri
> mengembalikan barang yang dicurinya, dan hanya didenda sesuai 
dengan
> penghasilan sang pencuri, bahkan dipenjara sekalipun tidak pernah
> terjadi di Amerika terhadap semua pencuri. Padahal Amerika tidak
> pernah mengaku UU-nya sebagai agama damai seperti agama damai Islam
> yang dari Allah ini.
> 
> Tapi bagaimana umat yang diracuni ajaran agamanya ini bisa dibujuk
> untuk tidak menegakkan syariah Islam yang jelas2 menghukum potong
> tangan untuk pencuri, dan tidak ada satupun ayat2 AlQuran yang
> menyatakan bahwa pencuri itu boleh dibebaskan kalo tidak mampu ???
> 
> Kalo AlQuran saja sudah memvonis pencuri harus potong tangan, wajar
> umatnya merasa lebih berpahala kalo sekalian mencabut juga 
nyawanya. 
> Setiap umat Islam merasa lebih berpahala kalo bisa mengamalkan
> agamanya dengan cara2 lebih ekstreem.
> 
> Kalo kita bandingkan ajaran Yesus yang katanya "harus mengasihi
> musuhmu" malah umatnya memusnahkan bangsa Indian, apa yang terjadi
> kalo Yesus mengajarkan "musuh agama halal dijagal" 
> 
> Demikianlah, bukan hal yang bisa dibenarkan untuk kitab yang 
disucikan
> mengajarkan hal2 yang kejam karena dalam prakteknya umatnya akan
> melakukan hal2 yang lebih kejam lagi dari yang ditulis dalam kitab
> sucinya. Demikianlah, potong tangan untuk pencuri hasilnya cabut
> nyawa pencuri, tidak beda, ajaran mengasihi musuh, malah menjadi
> pemusnahan musuh2 agamanya. Sama halnya, Islam yang menghalalkan
> nyawa penyembah berhala, hasilnya adalah teror diseluruh dunia
> terhadap umat yang menolak menyembah allahnya. Apakah kita sebagai
> umatnya tidak bisa belajar dari pengalaman2 begini ??? Apa yang
> terjadi pada orang lain tidak kecil kemungkinannya juga akan 
menimpa anda.
> 
> Mencuri adalah tindakan yang memalukan, siapapun akan merasa runtuh
> harga dirinya kalo ditu

[mediacare] Tanya - Re: Suplemen KoranTEMPO: KOMPOR' ITU BERNAMA BLOGFAM

2007-02-27 Terurut Topik Danny Lim
Menarik sekali tulisannya, saya ingin belajar Forum dan Blogger, selama 3,5 
tahun ini saya hanya berkecimpung di Mailing List saja. Saya punya beberapa 
pertanyaan di bawah ini, mohon dijawab ya Dwiagus, terima kasih sebelumnya.

1. Apakah Blogger Family nama sebuah kelompok, seperti MediaCare atau 
KincirAngin? Dus ada Blogger Family, Blogger MediaCare, Blogger KincirAngin? 
Ataukah "Blogger Family" adalah sebuah sistim komunikasi seperti Mailing List? 
Dus ada Blogfam MediaCare, Blogfam KincirAngin dsb.? Saya ingin menjadi anggota 
(sebuah) BlogFam, bisakah Dwiagus (atau rekan lain) menolong merekomendasikan 
saya ke sana?

2. Pertanyaan yang sama, apakah "Forum" sebuah "mailing list" (dus ada Forum 
MediaCare, Forum KincirAngin) ataukah sebuah "Mailinglist MediaCare" atau 
"Mailinglist KincirAngin?" Saya ingin menjadi anggota (sebuah) Forum, bisakah 
Dwiagus (atau rekan lain) menolong merekomendasikan saya ke sana?

3. Apakah "MailingList" merupakan kelas pemula, "Forum" kelas intermediair dan 
"Blogger" kelas advanced, artinya harus dimulai dengan MailingList, lalu 
beranjak ke Forum dan akhirnya ke Blogger? Apakah sekarang masih ada 
"Mailinglist Family" ataukah itu tidak diperlukan lagi sebab tokh sudah ada 
"Blogger Family" yang lebih canggih/simpel/hebat?

4. Sebutkan 2 @ 3 keuntungan/kerugian MailingList, Forum dan Blogger 
masing-masing. Bila "Forum" dan "Blogger" memiliki keunggulan, mengapa 
"MailingList" masih tetap digemari orang? Contoh Mailinglist MediaCare 
beranggotakan 7500 jurnalis/simpatisan.

5. Saya tahu keberadaan MailingList FPK (Forum Pembaca Kompas), apakah kata 
"Forum" di sini sama dengan "Forum" di atas? Apakah ada Forum FPK dan/atau 
Blogger FPK?

Pertanyaannya cukup banyak karena saya betul-betul ingin belajar teknik/manfaat 
"Forum" dan "Blogger". Terima kasih sekali lagi kepada Dwiagus (atau rekan 
lain) yang bersedia menyediakan waktu dan tenaga untuk menjawabnya

Salam hangat, Danny Lim, Nederland

  - Original Message - 
  From: B. Dwiagus Stepantoro 
  To: mediacare@yahoogroups.com ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Tuesday, February 27, 2007 4:32 AM
  Subject: [KincirAngin] Suplemen KoranTEMPO: KOMPOR' ITU BERNAMA BLOGFAM


  Minggu, 25 Februari 2007 

  Suplemen 
  KOMPOR' ITU BERNAMA BLOGFAM 

  Sumber: 
http://korantempo.com/korantempo/2007/02/25/Suplemen/krn,20070225,43.id.html 

  Kompor! Kata itu demikian akrab di kalangan komunitas Blogger Family atau 
Blogfam. Tak berlebihan, karena para anggota komunitas ini memang gemar saling 
'mengompori' untuk selalu melakukan hal-hal baru. Hasilnya, hingga kini selalu 
saja ada kegiatan unik nan menarik yang mereka ciptakan, hingga para anggota 
betah berinteraksi di komunitas ini. 

  Blogfam adalah komunitas blogger yang dirintis para ibu -- mereka menyebut 
diri sebagai emak-emak -- sejak tiga tahun silam. "Ideologi" yang mereka usung 
adalah kekeluargaan. Para emak itu berasal dari Indonesia namun tinggal di 
berbagai belahan dunia. Adalah Labibah Zain yang tengah belajar di Kanada, 
Ikaray yang saat itu masih berada di Irian, Pingkan di Georgia, Widi di Jepang, 
Rieke di Jakarta, dan Intan di Inggris, yang sepakat membangun komunitas ini. 
Sebelumnya mereka sudah kerap berinteraksi lewat weblog masing-masing. 

  Kenapa tidak bergabung dengan komunitas blogger yang saat itu mulai marak? 
Rupanya mereka merasa terlalu 'tua' untuk itu. Tetapi karena keinginan untuk 
berkumpul demikian tinggi, mereka memutuskan membangun komunitas sendiri. 

  Akhirnya, tepat 6 Desember 2003, resmilah para founder itu membangun "tempat 
nongkrong" bersama berupa mailing list. Konsep yang diusung adalah 
mengembangkan "kehangatan sebuah keluarga". Rupanya, milis ini memikat banyak 
orang. Dengan cepat anggota baru terus bertambah. Berbagai macam jenis 
perbincangan pun meramaikan mailbox. 

  Pesatnya perkembangan milis mendorong para founder boyongan ke rumah baru 
yang berbentuk forum. Dengan format ini, ibarat sebuah rumah, berbagai macam 
kamar bisa mereka siapkan sesuai topik diskusi. Maka tersedialah "kamar" untuk 
membincangkan urusan dapur, sekadar curhat, ngerumpi, sgaleri kreasi, utak atik 
blog, sampai teknologi informasi. Semua diakomodasi forum Blogfam. 

  Diskusi jadi lebih tertata rapi dan para emak itupun sepakat untuk terus 
menyambut siapapun dengan penuh kehangatan ala sebuah keluarga. Rasanya nyaris 
semua anggota bisa memberikan testimonial tersendiri tentang pengalaman mereka 
ketika pertama kali bergabung di Blogfam. "Seperti disambut orang satu 
kampung," begitu istilah salah seorang anggotanya. 

  Para anggota Blogfam menjadi sangat beragam. Dari para remaja hingga dewasa, 
pengangguran hingga profesional, pengarang hingga wartawan, ins

[mediacare] Re: Presiden: Jangan Memfitnah - Imlek Momentum Kesetiakawaan Sosial

2007-02-26 Terurut Topik Danny Lim
Di Belanda, Jansen memaki Mohamad saja sudah diskriminasi namanya. 
Maka Jansen akan dicekal polisi dan diajukan ke pengadilan. Lalu 
Jeroen menghina mata A Liang yang sipit, maka Jeroen pun 
diskriminatif dan akan dicekal oleh polisi Belanda dan diajukan ke 
pengadilan. Diskriminasi adalah diskriminasi, yang melakukan 
diskriminasi pasti kena hukuman di Belanda sini, tidak perduli yang 
berbuat diskriminatif itu namanya Jansen, Jeroen, Mohamad, Mustafa, 
A Liong, A Seng, Paijo atau Abidin.

Di Indonesia yang namanya diskriminasi terhadap orang Tionghoa 'tuh 
berjibun jumlahnya, bisa dalam bentuk makian bisa juga dalam bentuk 
pemerasan atau lainnya. Tapi tiba-tiba orang yang bernama Yap Hong 
Gie di bawah ini mendudukkan orang Tionghoa yang menjadi korban 
diskriminasi itu, sebagai pelaku rengek-merengek??? Ho ho ho, Yap 
Yap, be normale guy, be normale please.

Bahwasanya orang Tionghoa di Indonesia ada yang berbuat salah, itu 
betul. Ada yang kelakukannya nol, itu juga betul. Dan itu semua 
harus diperlakukan orang per orang, siapa salah masuk bui atau kena 
denda. Tapi anehnya Yap Hong Gie ini, bila diskriminasi terhadap 
orang Tionghoa tidak boleh digeneralisir sebagai perbuatan seluruh 
orang Indonesia asli, tiba-tiba rengek-merengek orang Tionghoa boleh 
begitu saja digeneralisir sebagai rengek-merengeknya seluruh orang 
Tionghoa di Indonesia? Terhadap cara berpikir ala Yap Hong Gie ini 
Orang Belanda menyebutnya "meten met twee maten" (mengukur dengan 
meteran yang berbeda).

Salam hangat, Danny Lim, Nederland

--- In mediacare@yahoogroups.com, "Yap Hong Gie" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> http://groups.yahoo.com/group/tionghoa-net/message/52882
> 
> 
> "BECKhoo",  Mon Feb 26, 2007
> 
>  In tionghoa-net@yahoogroups.com, "HKSIS"  wrote:
> 
> > Dalam kesempatan itu, Presiden minta semua pihak tidak saling 
menyakiti, 
> > mencaci maki atau berkata-kata kasar, dan memfitnah atau 
melakukan 
> > pembunuhan karakter.
> 
> > Setelah mengambil napas dalam, Presiden melanjutkan, "Kita sangat
> > membenci fitnah dan pembunuhan karakter terhadap diri kita. 
> > Untuk itu, janganlah untuk kepentingan tertentu justru kita 
sangat 
> > produktif menaburkan fitnah dan melakukan pembunuhan karakter 
kepada
> > orang lain."
> 
> =
> 
> Saya kira ada maksudnya SBY menggunakan kalimat2 'bersayap' semacam
> ini. Entah itu ditujukan kepada rival Matakin dlsb, kita hanya bisa
> menduga2.
> 
> Saya ingat, waktu kunjungan ke Presiden Megawati yang diprakarsai
> Murdaya Poo dan diikuti di antaranya tokoh Duarte Inn; Megawati 
juga
> memakai istilah bersayap 'mawas diri'.
> 
> Boleh saja merasa ngga jelas dengan statement SBY, tapi  kata2 
> 'FITNAH' dan 'PEMBUNUHAN KARAKTER' adalah kata2 yang 
> tajam dan tegas, apalagi untuk ukuran SBY. Tidak bisa kita sebagai
> Tionghoa/Cina, kepada statement diarahkan - mau merem saja
> menanggapinya.
> 
> Dalam sehari-hari membaca keluhan para teman2 Tionghoa, selalu
> keluhan klasik itu-itu saja untuk menggambarkan diskriminasi yang
> dialami oleh mereka di negeri ini; yang lama2 sebenarnya lebih 
mirip
> mitos belaka.
> 
> Mitos #1
> Penghinaan dari lingkungan sekitar : rumah, sekolah, kantor; dengan
> istilah2 'Cina loleng, makan babi sekaleng', 'sipit' dll yang 
bernuansa
> etnis. Kalau orang Tionghoa berbuat baik, nama Tionghoanya ngga
> disebut. Kalau berbuat jahat, nama Tionghoanya pasti dicantumkan.
> 
> Mitos #2
> SBKRI sebagai media diskriminasi. Bahkan setelah peraturan dicabut,
> dalam pelaksanaannya masih tetap diminta.
> 
> Mitos #3
> Sebutan Cina bersifat penghinaan (sehingga selalu minta disebut
> Tionghoa).
> 
> Mitos #4
> Kerusuhan Mei 98 adalah kerusuhan terhadap etnis Tionghoa.
> 
> Mitos #5
> Orang Tionghoa didiskriminasikan dari penerimaan Universitas 
Negeri,
> pegawai negeri sipil dan TNI.
> 
> 
> Dalam keluhannya sehari2, gemar sekali kaum Tionghoa ini mengumbar
> kata 'didiskriminasi', bahkan meluas menjadi menuduh negara telah
> melakukan diskriminasi - tanpa memahami bahwa ada perbedaan besar
> antara state discrimination (yang berbentuk UU dan Peraturan
> Pemerintah) dengan implementasi yang diskriminatif oleh oknum2 di
> lapangan.
> 
> Bahkan yang sifatnya olok2 dalam interaksi sosial, dimana racism
> adalah santapan sehari2 : 'padang bengkok', 'batak tukang copet' 
dll
> juga biasa dipakai jika hati menyimpan bibit benci, bukan dipakai
> atas etnis Cina saja; bisa ditarik2 dan diperlebar menjadi
> diskriminasi oleh negara.
> 
> Sementara kebalikannya, dalam mengingkari kesejahteraan yang
> dinikmati di Indonesia - acapkali data2 yang menunju

[mediacare] Re: [KincirAngin] Essay - Sebuah prasangka terhadap teman yang kebetulan anggota DPR

2007-02-26 Terurut Topik Danny Lim
Budi betul 100%, semuanya tergantung pada manusianya, biar pun 
negara RI resmi sudah merdeka tapi orang-orangnya belum siap 
merdeka. Semua teknologi memang macet di Indonesia.

Seorang teman saya kuliah Safety Management di Jerman, dia belajar 
bagaimana lampu lalu-lintas otomatis berubah bila ada kebakaran. 
Misal ada kebakaran di kampung A dan markas brandweer ada di lokasi 
B, maka semua lampu merah antara B ke A otomatis hijau semua. 
Beberapa menit kemudian, bila semua mobil brandweer telah melewati 
lampu LL, baru lampunya beroperasi normal lagi. Selama brandweer 
lewat itu, kendaraan dari segala jurusan tertib berhenti menunggu 
sampai lampu merahnya berubah hijau. Di Indonesia mana bisa begitu? 
Orang Indonesia 'kan rese, di jalan raya pun mereka bikin UU 
sendiri, bukan? Akhirnya teman saya yang master Safety Engineering 
itu menjadi manager restoran sate di Kebayoran. Ilmu Safety 
Engineering-nya paling bisa dipraktekkan di dapurnya agar tidak 
kebakaran ketika membakar sate.

Belum siap mental sudah memaksakan merdeka sih, sampai Soekarno 
diculik oleh Sukarni cs dipaksa membacakan teks proklamasi tanggal 
17 Agustus 1945 tempo doeloe itu. Mengucapkan teks proklamasi sih 
gampang, sama gampangnya dengan menyerukan Pancasila atau UUD RI, 
tapi melaksanakannya itu yang syuseeeh sekali, butuh kedewasaan, 
kesiapan mental, cinta negeri, ber-etos kerja top dll., bukan 
begitchu?

Salam hangat, Danny Lim, Nederland

--- In mediacare@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:
>
> hehehe, 
> Om Danny, masalahnya bukan disitu,
> sejauh yang pernah saya baca, saya melihat
> SoFi-nummer memang sudah ter-aplikasi di hampir 
> semua negara yang sudah maju
> 
> hanya saja, jika untuk Indon, usul Om Lim ini jadi
> 2 kali musibah :
> 
> - musibah pertama, bakal jadi alasan bagi pejabat terkait
>   untuk proposal proyek baru, studi banding, dan jual ide 
>yang ujung2nya ajang korupsi baru .(hasrat pembodohan)...
> 
> - musibah kedua : setelah di-aplikasikan, banyak 'ogah'nya
>   bagi petugas negara untuk cross-check & action plan yang
>   diperlukan, sebagai tujuan utama program ini.jadinya?
>   udah mahal2, malah abubakar basyir, eh...mubasir dech!!!
>   (hasrat do nothing)
> 
> kaget gak, high-tech yang sudah men-dunia, 'macet' di Indon.?
> 
> saya lebih setuju usulan diversifikasi pertanian yang juga pernah
> diusulkan oleh Om Lim beberapa waktu yang lalu di milist...
> 
> 
> gitu loch Om, salam 'hujan-panas' dari Jakarta
> 
> 
> 
> 
> 
> "Danny Lim" <[EMAIL PROTECTED]> 
> Sent by: mediacare@yahoogroups.com
> 02/24/2007 12:52 AM
> Please respond to
> mediacare@yahoogroups.com
> 
> 
> To
> mediacare@yahoogroups.com
> cc
> 
> Subject
> [mediacare] Re: [KincirAngin] Essay - Sebuah prasangka terhadap 
teman yang 
> kebetulan anggota DPR
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> Hh  Indonesia negara terkorup nomor 6 di dunia dan 
anda 
> bilang SoFi-nummer tidak applicable di Indonesia? Contoh-contoh 
yang 
> anda berikan di bawah ini kriminalitas/korupsi dari kelas teri, 
> sedangkan SoFi-nummer dapat menangkap kriminalitas/korupsi kelas 
> kakap. Indonesia sebagai negara no. 6 terkorup di dunia, maka 
> ikannya bukan kakap lagi tapi sudah ikan paus.
> 
> Pantas korupsi di Indonesia cerah meriah, sebab logika orang 
> Indonesia terbalik, yaitu "bila tidak mampu mendeteksi ikan teri, 
> janganlah coba mendeteksi ikan paus." Logika di Belanda 'tuh 
> sebaliknya lho, yaitu "bila anda tidak mampu mendeteksi ikan paus, 
> janganlah coba mendeteksi ikan teri", sebab kans suksesnya nihil. 
Di 
> Belanda mungkin saja ada korupsi/kriminalitas kecil-kecilan, tapi 
> yang gede-gede 'mah udah terjaring SoFi-nummer atuh.
> 
> Masing-masing negara merdeka, merdeka mengurus negaranya masing-
> masing, ihik ihik.
> 
> Salam hangat, Danny Lim, Nederland
> 
> --- In mediacare@yahoogroups.com, budi.sulistiyo@ wrote:
> >
> > Om Lim, mo nanya dikit..
> > apa SoFi-nummer juga bisa men-detect hal-hal berikut :
> > 
> > - usaha sampingan warung kelontong & besi tua
> > - bisnis sampingan jual beli ganja ...
> > - hasil makelarin jual beli tanah/ mobil orang lain
> > - hasil sumbangan atas nama yayasan fiktip/ tdk terdaftar
> > - uang hasil ber-gigolo ria
> > 
> > bila bisa, berarti available untuk di-aplikasikan di Indon,
> > kalo tdk bisa, ya lupakan saja dululah
> > tdk semua yg di Belanda aplicable di Indon
> > 
> > 
> > salam,
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > "Danny Lim"  
> > Sent by: mediacare@yahoogroups.com
> > 02/23/2007 02:21 AM
>

[mediacare] Re: Curi Kotak Amal, Digorok

2007-02-26 Terurut Topik Danny Lim
Memang begitulah motto di Indonesia, kalau tidak mampu menangani 
ikan teri, jangan coba-coba menangani ikan kakap apalagi ikan paus. 
Jadi bila korupsi di pasar Inpres tidak bisa dicekal (misalnya) 
dengan SoFi-nummer, ya jangan coba-coba mencekal korupsi tingkat 
atas dengan SoFi-nummer.

Di Belanda/negara barat terbalik mottonya, koruptor kelas kakap 
dicekal habis-habisan, otomatis para koruptor ikan teri ciut hatinya 
dan tidak berani melakukan korupsi lagi. Kalau tokh masih ada yang 
berani melakukannya (100% kedap air memang tidak mungkin) pastilah 
pelakunya sering kencing di celananya saking ketakutan tertangkap 
polisi, yang tak pandang bulu apakah jidat si koruptor berwarna 
kuning, coklat, hitam, bule atau hijau.

Sebuah diskusi yang menarik dan bermanfaat.

Salam hangat, Danny Lim, Nederland

--- In mediacare@yahoogroups.com, amartien <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Saya baru mengirim suatu posting, dimana saya kutip dari buku 
Rioots of violence in Indonesia.  Di paragrap terakhir ada dibahas 
mengenai ini -- judulnya adalah: Maling, Maling! The lynching of 
petty criminals.
>
>   Keroyokan maling, atau penjahat kelas teri, memang sudah 
membudaya di Indonesia.
>
>   
> 
> Sunny <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   REFLEKSI: Berani dikroyok hanya penjahat sebesar 
ikan teri, tetapi buaya darat koruptor kakap dibiarkan bebas 
menikmati surga dunia.  Said  Agil al Munawar [mantan menteri Depag] 
sikat RP 55 milyar disenyumkan.
>
>   http://www.poskota.co.id/news_baca.asp?id=30202&ik=4
>   
> 
> Curi Kotak Amal, Digorok 
> 
> Minggu 25 Februari 2007, Jam: 20:18:00 
> 
> PANDEGLANG (Pos Kota) - Diduga curi uang kotak amal milik Mesjid 
Nurul Iman, Yanto, 30, warga Kampung Makui Padasuka, Desa 
Kalanganyar, Kecamatan Labuan, Pandeglang, Banten, tewas mengenaskan 
digorok massa. 
> 
> Tubuh korban ditemukan tergeletak di dipinggiran sawah dengan 
kondisi mengenaskan dipenuhi luka bekas bacokan di sekujur tubuh. 
Peristiwa pengadilan jalanan itu, menyeret 9 warga berurusan dengan 
polisi di Mapolsek Labuan untuk dimintai keterangan. Korban 
dilarikan ke RSUD Pandeglang untuk dilakukan visum. 
> 
> Hasil visum ditemukan sejumlah luka terbuka pada leher, kaki dan 
tangan. Barang bukti berupa kotak amal berisi uang Rp. 600 ribu 
serta senjata tajam dan potongan kayu yang diduga dijadikan alat 
penganiayaan diamankan petugas. 
> 
> Diperoleh keterangan, peristiwa di Kampung Pasir Tumbun, Desa 
Pejamben, Kecamatan Carita, Pandeglang, ini terjadi sekitar Pk 
10.:00. Ketika itu, tersangka pencuri kotak amal yang memiliki 2 
anak ini dipergoki warga saat sedang membongkar kotak amal di dalam 
mesjid. 
> 
> Menghadapi puluhan warga yang mengepungnya, tersangka tidak mampu 
melarikan diri. Ia berhasil ditangkap. Upaya menghindari kemarahan 
warga, tersangka diamankan di rumah tokoh masyarakat setempat. Warga 
lainnya melaporkan kejadian itu kepada petugas di Mapolsek Labuan. 
> 
> Masih dalam pengawalan warga, tersangka yang disekap di dalam 
kamar, melarikan diri dengan cara memecahkan kaca jendela. Sialnya, 
aksi nekad tersangka diketahui masyarakat yang sedang berkumpul di 
luar rumah menunggu kedatangan petugas polisi. Tersangkapun dikejar 
dan berhasil ditangkap sekitar 100 meter dari tempat penyekapan. 
> 
> Tanpa ampun lagi, warga yang telanjur marah langsung melampiaskan 
kekesalannya dengan memukuli tersangka hingga mandi darah. Tersangka 
tewas ditempat kejadian dengan kondisi luka yang cukup mengenaskan. 
Puas melampiaskan kekesalannya, warga meninggalkan korban begitu 
saja. 
> 
> Saat petugas gabungan Polres Pandeglang dan Polsek Labuan tiba 
dilokasi kejadian tidak menemukan satupun warga. Petugas hanya 
menemukan korban tergeletak di pinggir sawah dalam keadaan sudah 
tewas. Oleh petugas, mayat korban selanjutnya dilarikan ke RSUD 
Pandeglang untuk mendapatkan visum. 
> 
> Kabid Humas Polda Banten, AKBP. Aminudin didampingi Wakapolres 
Pandeglang, Kompol. Rafli A. Razak, Minggu (25/2), mengatakan 
pihaknya langsung membentuk tim yang dipimpin Kapolsek Labuan, AKP. 
Nur Bagja untuk mengungkap kasus penganiayaan tersebut. 
> 
> Dalam pengejaran para pelaku penganiayaan turut dilibatkan juga 
petugas Tim Khusus Anti Bandit (TEKAB) Polres Pandeglang. 
> Menurut Wakapolres, hanya selang beberapa jam setelah penganiayaan 
terjadi, petugas berhasil mengamankan 9 warga yang diduga sebagai 
pelaku pengeroyokan. "Status mereka masih sebagai saksi bukan 
sebagai tersangka," ujar Rafli A Razak.
>




[mediacare] Re: Impian Indonesia

2007-02-25 Terurut Topik Danny Lim
Kita lihat saja pemilihan gubernur Jakarta, kalau Fauzi Bowo (28 
tahun karir politik Jakarta, resultat: 85 penduduk mati tenggelam 
dan 350.000 harus mengungsi) terpilih sebagai gubernur Jakarta, 
habislah harapan dan impian Jakarta/Indonesia untuk maju. Sebab 230 
juta rakyat Indonesia ternyata lebih memble dari Fauzi Bowo. 
Individu atau kelompok, terbukti kwalitas paling top yang dimiliki 
oleh Jakarta/Indonesia ya Fauzi Bowo itu, alias tahun 2008 Jakarta 
bakal kebanjiran lagi, dst. Semoga kalian tabah.

Salam hangat, Danny Lim, Nederland

--- In mediacare@yahoogroups.com, "goenardjoadi" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Patricia:
> Saya sih tidak meragukan sama sekali kemampuan individual bangsa 
> kita ini. Banyak individu2 Indonesia yang berhasil dalam berbagai 
> bidang, nasional maupun Internasional. Akan tetapi, akankah 
> individu2 yang berhasil tersebut disatukan menjadi kelompok 
> superhebat? Jawabannya tidak. 
> 
> Kelompok individu2 tsb jadi memble, 
> karena apa? Karena kebanyakan berantem jadi lupa tujuan utamanya 
> apa, individu2 tersebut berlomba-lomba menjadi yang paling 
menonjol, 
> egois mau menang sendiri, tidak bisa menerima pendapat orang lain, 
> saling menjatuhkan, sama sekali tidak bisa legowo apabila ada 
orang 
> yang lebih baik dari dirinya. Itulah sifat bangsa kita sebenarnya. 
> Makanya hanya sedikit sekali ato bahkan tidak ada, kumpulan2 
> individu Indonesia yang berhasil maupun menonjol. 
> 
> Halo Mas Kopi,
> 
> kembali ke laptop,
> 
> pikiran Patricia ini ada benarnya, rakyat lagi antri beras OP, 
lagi 
> antri solar [truk kosongan] untuk di-tap di industri, mondar-madir 
> gak-puguh, agen mintyak tanah lagi senyum-senyum bingung dapat 
> telepon truk tangkinya disuruh belok masuk pabrik dengan harga 30% 
> di atas harga pasar, 
> 
> kita malah cucuk-cucukan soal Ade Armando, 
> 
> memang benar kata orang, banyak busa-busa yang mubazir di negeri 
> kita.
> 
> ada yang bilang lebih sakit karena dijajah bangsa sendiri, lho 
piye, 
> sudah disuruh milih, dapat anaknya Bung Karno, anaknya Wahid 
Hasyim, 
> malah gak jelas maunya, orang tua bilang "murah cinta" gampang 
> berpaling, 
> 
> kita punya 500 koran media massa, tetap saja giliran Pilkada 
> dikadalin lagi, milih Presiden didasari yang paling murah senyum, 
> Koran ada 500 tapi tetap saja rakyat memilih kucing dalam karung.  
> mana ada yang jelasin kalau milih begini dapat Lapindo?
> 
> salam,
> Goenardjoadi Goenawan
> 
> --- In mediacare@yahoogroups.com, "Well... I am SeksPeare" 
>  wrote:
> >
> > Hallo juga Mas Goen,...
> >   Akhir pekan nih, lagi ngapain? Aku baru bangun tidur nih...
> (12:20) minum kopi langsung baca-baca... Wah seru juga ½cucuk-
> cucukan½ itu...
> >
> >   Mas Goen:
> >   maksudnya itu begini sesama burung elang khan tidak cucuk-
cucuk-
> an? [bahasa Indonesianya apa ya?]
> > 
> >   SeksPeare:
> >   Tanggapan saya sebelumnya adalah mengenai apa ½stressing 
point½ 
> dari kalimat yg saya kutipkan: Akan tetapi, akankah individu2 yang 
> berhasil tersebut 
> > disatukan menjadi kelompok superhebat?
> >
> >   Kata ½Disatukan sbg kelompok super hebat½ ... Kalau ada yg 
harus 
> dinilai atas siapa yg ½mempersatukan½ yah... ½Moderator½ milis 
ini, 
> itulah yg ½berhasil mempersatukan½... Kalau apa yg diinginkan oleh 
> kalimat kutipan diatas, konotasinya -yg saya amati- adalah 
> menginginkan ½keseragaman½ (utk menjadi kelompok super hebat)... 
> Nah, inilah yg saya anggap ½it´s not their nature½... (Belum 
> terbahas mengenai ½Super Hebat½ itu apa dan bagaimana, kan?... 
> Standard super hebat itu, apa sih? Ada contoh?... ) 
> >
> >   Nah, Mas Goen masuk dgn permisalan ½cucuk-cucukan½... Lha, 
> itulah ½kelebihan½ kita, kan? Aku selalu menilainya dari ½struktur 
> berfikirnya½ yg memang sudah dari ½sononya½ yang sangat gampang 
> ½bias½... (Unfortunate Culture)
> >
> >   Misal yg saya tunjukkan dalam milis ini, bagaimana Bung Ade 
> Armando ½diadili½, dan yg teradili adalah ½pribadi½ dan ½Hak½... 
> Padahal tak perlu terjadi jika yg dipermasalahkan adalah Apakah 
> dalam tindakannya itu Ade Armando melanggar hukum? Kalau tidak 
> melanggar hukum, lalu kenapa diadili? 
> >
> >   Karena masalah ½standard½? Lho, kalau itu masalahnya, kenapa 
> bukan ½standard½nya yg dibahas? ... Kalau ½standard½ tersebut 
tidak 
> sesuai dgn nilai-nilai kekinian (or whatever...), well... silakan 
> berikan contoh objektif, rasionalnya lalu berusahalah merubah 
> ½standard½ itu secara objektif-rasional pula, sesuai aspek dan 
> kaidah hukum-sosial yg berlaku... Bukannya malah mengadili hak dan 
> pribadi individunya... 
> >
> 

[mediacare] Re: pernak-pernik bahasa indonesia (+koreksi dari moderator)

2007-02-25 Terurut Topik Danny Lim
Tempo hari saya pernah memposting artikel wawancara Radio Nederland
dengan redaksi Tempo. Kalimat-kalimat sang pemimpin redaksi Tempo
pada wawancara itu adalah "kreasi" sendiri, artinya sama sekali
tidak mengikuti kaidah tata bahasa Indonesia. Kita tidak tahu mana
subyek, mana obyek, mana keterangan waktu, mana anak kalimat dll.

Hal di atas ada kaitannya dengan ke-rese-an orang Indonesia. Kita
lihat kasus yang aktuil sekarang ini, yaitu poligaminya Ade Armando.
Sesuai UU, jelas poligami diperbolehkan di Indonesia, namun amat
banyak anggota Media Care yang mengutuk AA Gym dan Ade Armando.
Tentu saja setiap orang Indonesia berhak kontra poligami, tapi yang
mesti dihantam adalah KUA yang mensahkan poligami, bukan AA Gym atau
Ade Armando yang tidak bisa berpoligami bila tidak ada KUA.

Kecendrungan membuat UU sendiri pada mayoritas orang Indonesia itu
analog dengan kecendrungan orang Indonesia membuat tata bahasa
sendiri. Belum membudaya buat orang Indonesia untuk PATUH kepada UU
dan Tata Bahasa, serta peraturan-peraturan lainnya. Korupsi, jam
karet dan gebuk-gebukan adalah contoh lain kecendrungan orang
Indonesia melanggar peraturan yang ada.

Salam hangat, Danny Lim, Nederland


MOD:

Oom DL, sekadar info dan koreksi...Mas BHM sudah lama tidak menjabat sebagai 
Pemred TEMPO. Saran saya untuk Ranesi, karena wawancara lisan, redaksi/script 
writer atau apalah namanya kan musti mengedit sebelum ditayangkan.


--- In mediacare@yahoogroups.com, radityo djadjoeri <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
>
> Mohon komentar dari teman-teman untuk serangkaian kalimat di bawah
ini:
>
>   "Kapal Terbakar Usai Nonton Titanic"
>
>   (judul berita di harian Tribun Timur, Makassar)
>
>   Komentar sty:
>   Rasa-rasanya memang kurang logis, masa ada kapal yang bisa
nonton. Yang bisa nonton kan penumpang, bukan kapalnya.
>
> "Yang membawa sepeda jangan ditempatkan dalam gedung"
>   (di mesjid)
>
> "Yang membawa HP harap dimatikan"
>   (di mesjid)
>
> "Waktu chotib berkhotbah dilarang berbicara"
>   (di mesjid)
>
> "Jangan keluar sebelum diguyur"
>   (di dalam toilet)
>
>
>   Komentar Anda?
>
> sumber: sty -  guyub bahasa
>
>


[mediacare] Jangan samakan Christopher dengan anjing - Re: Poligami Ade Armando

2007-02-24 Terurut Topik Danny Lim
Alam telah mengatur sedemikian rupa agar khewan tidak punah, 
karenanya sang jagoan menjadi kepala regu dan boleh menebarkan 
spermanya ke banyak betina. Anak-anak yang lahir dari sperma jantan 
jagoan diharapkan akan menjadi jagoan pula, sehingga jenis khewan 
itu tidak punah. Coba kalau yang mengawini banyak betina itu monyet 
kerempeng, 'kan anak-anak monyetnya bakalan kerempeng semua, ya 
nggak? Sekali kehujanan saja mati semuanya.

Tapi manusia bukan khewan, jadi tidak bisa diukur dari otot 
khewannya, melainkan dari budi pekertinya. Pertanyaannya: apakah 
anak-anak dari orang yang berpoligami bakal lebih rese dari anak-
anak yang papinya bermonogami? Kalau ya, maka KUA mesti ditutup.

Fenomena ini menarik untuk diamati lebih jauh, misalnya dengan 
mengamati tokoh-tokoh top/teladan/berjasa Indonesia, apakah berasal 
dari papi yang berpoligami atau papi yang bermonogami? Kasarnya, 
apakah ada relasi antara prestasi anak-anak dengan situasi poli/mono 
papinya? Contoh yang saya lihat, Megawati Soekarnoputri berasal dari 
papi poligamis, tokh Megawati bisa menjadi presiden Indonesia. Dus 
kesimpulannya?

Salam hangat, Danny Lim, Nederland

--- In mediacare@yahoogroups.com, apiko joko mulyono 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Bung Moderator...
>   Supaya adil, loloskan juga postingan saya ini.
>
>   Saya juga bisa berbicara tentang poligami Mas Ade Armando dengan 
mengambil hikmah kehidupan binatang. 
>
>   Untuk Mas Ade, saya sarankan jangan samakan Christoper dengan 
anjing. Menurutku, Christopher lebih layak disamakan dengan monyet 
Yaki. Anda tahu monyet Yaki? Itu adalah sebuah komunitas monyet yang 
hidup di salah satu pedalaman rimba di Sulawesi. Kalau malam mereka 
naik ke pohon-pohon, saat pagi hingga sore mereka turun ke tanah 
mencari makan. 
>
>   Salah satu perilaku yang menarik dari kelompok Monyet Yaki ini 
adalah dalam soal hak dan kewajiban si pemimpin monyet. Monyet yang 
berperan sebagai leader ini punya kewajiban sebagai pelindung, 
penjaga, pengayom, pembela monyet-monyet yang jadi anggota 
kelompoknya yang terdiri dari monyet2 betina dan monyet anak-anak, 
serta monyet pejantan dan mungkin monyet yang sudah tua renta dari 
ancaman dalam maupun luar kelompoknya. 
>
>   Sebagai imbalannya, monyet leader ini punya hak mengawini semua 
monyet betina yang sudah layak dikawini. Terserah dia mau pilih yang 
mana yang disukai. Sementara itu monyet pejantan lain yang hanya 
berstatus anggota kelompok, harus puas hanya dengan satu pasangan. 
Kalau ingin merebut hak yang dimiliki pimpinan, dia harus mampu 
mengalahkan si monyet leader. Dia harus berani bertempur mengadu 
nyawa atau terusir dari kelompoknya. 
>
>   Nah, kalau Christoper lalu merenung-renung dan berkesimpulan 
bahwa Ade Armando juga adalah monyet, lantaran kekuatan seksualnya 
yang--bisa jadi--melebihi Christoper yang harus puas dengan satu 
wanita, ya so what gitu looh?  Tapi harus diingat, jika merujuk pada 
perilaku monyet Yaki, maka Christoper adalah monyet yang 
kemampuannya pas-pasan, alias the looser monkey 
>
>   Sementara Mas Ade adalah monyet yang punya kemampuan leadership 
yang layak diapresiasi secara positif. Dan memang, Mas Ade selama 
ini boleh dibilang punya citra yang baik di masyarakat. Tulisan-
tulisannya punya bobot serta bisa mempengaruhi perilaku orang. Saya 
belum pernah dengar, Mas Ade tukang main perempuan. Begitu dia main 
sama perempuan lain---selain mbak Nina tentunya--- perempuan itu 
adalah istri keduanya, yang sah dia gauliyang akan mendapat 
pahala jika dia 'campuri' , dia 'gauli', dia 'intimi'
>
>   Dan saya memaknai kehadiran Citra dalam kehidupan Mas Ade adalah 
sebagai hadiah dari Tuhan atas prestasinya berperan dalam dunia fana 
ini. Mas Ade sendiri menyebut poligaminya sebagai takdir. Jadi itu 
sangat terkait dengan keyakinan Mas Ade tentang campur tangan Tuhan, 
yang tidak bisa diganggu-gugat. 
>
>   Jadi apa yang salah dengan poligami Mas Ade? Apa karena 
poligaminya sama cewek cantik? Yang namanya laki-laki kalau mau 
nikah (apakah nikah pertama, kedua, ketiga, atau keempat) biasanya 
yang jadi kriteria utamanya adalah karena kecantikannya. Dan itu sah-
sah saja bukan? Apa ada aturan yang mengharamkan menikah dengan 
wanita karena kecantikannya? Gak ada!!
>
>   Emangnya ada laki-laki normal kayak Christoper atau Mas Ade atau 
saya nikah dengan wanita yang giginya 'mrongos'  alias tonggos, 
matanya juling dan berbibir sumbing? Ya mikir-mikir dulu kecuali 
kalau dia janda tua kaya raya yang sudah divonis dokter tiga bulan 
lagi tewas karena kanker payudaraatau kecuali dia adalah sosok 
perempuan yang sangat cerdas, soleh dan baik hati...
>
>   Saudara Christoper sebaiknya berhenti menulis kata-kata yang 
kurang membangun hubungan persaudaraan menuju arah yang positif. 
Semakin Anda mengirim tulisan nggak bermutu, se

[mediacare] Re: [KincirAngin] Essay - Sebuah prasangka terhadap teman yang kebetulan anggota DPR

2007-02-24 Terurut Topik Danny Lim
Yang penting ada keseragaman, jadi kalau korupsi mau dilegalkan di 
Indonesia berlaku untuk semua orang, boleh saja, ogut sih EGP. Maka 
kas negara tidak diisi lagi oleh uang pajak, melainkan misalnya oleh 
uang konsesi Freeport, Exxon, jualan pasir ke Singapura dll. Karena 
pendapatan itu terbatas, maka pasal 34 UUD RI "Fakir miskin dan anak 
terlantar dipelihara oleh negara" mesti dihapus, sebab tokh tidak 
bakalan terlaksana, wong negara tidak dapat pajak dari rakyatnya, 
dari mana duitnya membiayai pendidikan gratis untuk puluhan juta 
anak miskin di Indonesia?

Menilik dari pembicaraan di Media Care ini, mayoritas cendekiawan 
Indonesia kelihatannya sudah rela/nrimo/pasrah dengan situasi 
korupsi di Indonesia. KORUPSI telah menjadi bagian dari budaya 
Indonesia. Begitu juga JAM KARET dan PENTUNG-PENTUNGAN sudah diakui 
sebagai budaya nasional. Maka 28 Oktober 2008, 80 tahun pasca 
Soempah Pemoeda I, adalah saat yang tepat mengumandangkan Soempah 
Pemoeda II yang bunyinya:
Satu Nusa Indonesia
Satu Bangsa Indonesia
Satu Budaya Indonesia (korupsi, jam karet, gebuk-gebukan).

Sukses ya dan salam hangat, Danny Lim, Nederland

--- In mediacare@yahoogroups.com, "goenardjoadi" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Halo Bung Danny,
> 
> masalah korupsi di indonesia ini bukan lagi masalah teknologi, 
model 
> SoFi-nummer, masalahnya sudah menjadi begini,
> 
> misal industry / bisnis semua dikenakan biaya lebih tinggi, namun 
di 
> depan mata ada jalur untuk lebih murah, Solar lebih murah, minyak 
> tanah lebih murah, kalau ada satu-dua yang korupsi, maka biayanya 
> lebih murah, semuanya kena.
> 
> akhirnya yang jalur resmi tidak survive.
> 
> Ini terjadi pada pabrik Sony, seharusnya yang impor dikenakan 
pajak 
> lebih mahal daripada yang produksi dalam negri, karena korupsi 
> selundupan lebih murah, lalu buat apa bikin pabrik?
> 
> dalam satu Mall banyak kios lama non NPWP, ada peraturan baru yang 
> baru sewa kios harus punya NPWP aktif, makanya kios-kios yang 
pindah / 
> tutup tidak mudah mencari pengganti, bagaimana mungkin toko yang 
ini 
> NPWP, yang seberang non NPWP.  akhirnya yang NPWP tidak survive.
> 
> jadi secara survivability yang waras, yang bener, seperti kalau 
anda 
> pulang kampung ke glodok, maka yang waras tidak survive, anda 
nunggu 
> KTP saja mesti lewat RT/RW Imigrasi, Naturalisasi, wah bisa nunggu 
> anak anda menghasilkan cucu.
> 
> 
> salam,
> Goenardjoadi Goenawan
> 
> 
> --- In mediacare@yahoogroups.com, "Danny Lim"  wrote:
> >
> > Hh  Indonesia negara terkorup nomor 6 di dunia dan 
anda 
> > bilang SoFi-nummer tidak applicable di Indonesia? Contoh-contoh 
yang 
> > anda berikan di bawah ini kriminalitas/korupsi dari kelas teri, 
> > sedangkan SoFi-nummer dapat menangkap kriminalitas/korupsi kelas 
> > kakap. Indonesia sebagai negara no. 6 terkorup di dunia, maka 
> > ikannya bukan kakap lagi tapi sudah ikan paus.
> > 
> > Pantas korupsi di Indonesia cerah meriah, sebab logika orang 
> > Indonesia terbalik, yaitu "bila tidak mampu mendeteksi ikan 
teri, 
> > janganlah coba mendeteksi ikan paus." Logika di Belanda 'tuh 
> > sebaliknya lho, yaitu "bila anda tidak mampu mendeteksi ikan 
paus, 
> > janganlah coba mendeteksi ikan teri", sebab kans suksesnya 
nihil. Di
>




[mediacare] Berjualan paprika di internet

2007-02-24 Terurut Topik Danny Lim
SUARA PEMBARUAN DAILY 
---

Berjualan Paprika di Internet
 
Internet adalah keajaiban ilmiah. Berkat teknologi ini, berjualan 
pun lebih nyaman dan tak perlu repot. Internet pun meringkas alur 
pemasaran. Inilah manfaat yang dipetik oleh Ketut Wiriantara, anggota 
Kelompok Tani Muda Mandiri, Desa Pancasari, Bedugul, Bali. 

Ceritanya, pria muda yang juga menjadi pelatih di Community Training 
and Learning Center (CTLC) Microsoft itu suatu hari mengakses internet 
untuk keperluan menggali informasi pertanian. Bersama sesama rekan 
petani di kelompok tani dimaksud, mereka mencoba menanam tanaman 
paprika. Sebelumnya, mereka telah sukses bertani stroberi, dan ingin 
mencoba komoditas lainnya. 

Setelah mendapatkan wacana bertani paprika melalui internet, 
kelompok tani ini mengirim e-mail ke Yayasan Pertanian Organik Bali 
(YPOB) guna mendapatkan pendampingan dan juga pinjaman dana. 

Kelompok tani ini akhirnya mendapat kucuran Pinjaman Modal 
Pengembangan Usaha Kecil (PMPUK) dari YPOB sebesar Rp 150 juta. 
"Pinjaman itu untuk biaya operasional enam rumah plastik," kata Joko 
Trisayoga dari YPOB di Bedugul, Bali, akhir pekan lalu kepada 
Pembaruan. 

Baru sekitar tiga bulan lebih bertanam paprika, suatu hari, kelompok 
tani ini mencoba memasarkan paprika. Berbekal akses internet dari 
CTLC, Ketut Wiriantara mencoba memasarkan paprika ke beberapa pemasok. 
Tujuh hari kemudian, sebuah perusahaan menghubungi mereka. 

"Pemasok langsung datang ke perkebunan paprika kami yang ada di enam 
rumah plastik itu. Begitu melihat, mereka langsung setuju untuk 
membeli paprika-paprika kami," papar Wiriantara. 

PT DIF, pemasok yang menampung paprika hasil tanaman Kelompok Tani 
Muda Mandiri itu memberikan harga beli yang cukup bagus, Rp 6.000 per 
kg. Harga ini untuk semua jenis petikan paprika yakni hijau, kuning, 
dan merah. 
 
Wiriantara mengaku terbantu oleh adanya CTLC. "Sayangnya, akses 
internet di tempat kami kadang kurang lancar dan sering kena virus. 
Kami mengharap pihak Microsoft segera memberi pelatihan cara membuat 
website," paparnya. 

Menanggapi hal itu, Public Affairs Manager PT Microsoft Indonesia, 
Cynthia Iskandar, Kamis (2/2) di Jakarta mengatakan, pihaknya 
memberikan pelatihan dasar-dasar komputer untuk mengenalkan teknologi 
informasi kepada masyarakat melalui CTLC. "Nantinya akan timbul 
kebutuhan yang lebih yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. 
Kebutuhan tersebut, seperti pelatihan yang lebih maju akan selalu kami 
akomodasikan. Masalah yang timbul seperti virus, juga merupakan bagian 
dari transfer knowledge kami ke para pelatih di CTLC. Mereka akan kami 
dampingi melalui kemitraan dengan Balisoft yakni mitra Microsoft di 
Bali," urainya. 

Super 

Tentang komoditas paprika, menurut Joko Trisayoga , paprika hasil 
tanaman Kelompok Tani Muda Mandiri bahkan ada yang dihargai Rp 5.000 
per buah. Memang masuk akal mengingat paprika-paprika itu masuk 
kualitas super. Beratnya rata-rata 300 gram per buah dengan ketebalan 
lebih dari 0,5 cm. 

Menurut I Nyoman Sama, anggota Kelompok Tani Muda Mandiri, paprika 
hasil budidaya mereka memang masuk grade super. Ini karena bertujuan 
untuk memenuhi permintaan pasar. Pemasok membutuhkan pasokan paprika 
kualitas super itu sebanyak 7 hingga 8 kuintal per minggu. 

"Saat ini kami baru bisa memasok paprika sebanyak 3 hingga 4 kuintal 
per minggu. Kami sedang mempertimbangkan untuk mencari tambahan modal 
supaya bisa memenuhi permintaan pasar," terangnya. 

Membudidayakan paprika seperti itu, menurut Nyoman Sama, perlu 
perhatian dan ketelatenan. "Memetik dan mengurangi cabang dan buah 
yang tidak perlu, harus dilakukan. Hal ini supaya tanaman paprika 
tumbuh meninggi dan semua nutrisinya terkonsentrasi pada buah," 
katanya. 

Dengan perawatan dan perhatian seperti itu, katanya, mereka yakin 
mampu mempertahankan kualitas produk. Dengan demikian, permintaan 
pasar pun bisa terlayani. (N-5) 


Last modified: 3/2/06


[mediacare] DL - Re: Essay - Sebuah prasangka terhadap teman yang kebetulan anggota DPR

2007-02-23 Terurut Topik Danny Lim
Seperti ayam dan telur, pak Martin, yang mana duluan? Menjadi negara 
bersih dulu lalu menjalankan sistim SoFi-nummer, atau menjalankan 
sistim SoFi-nummer agar negara menjadi bersih? Saya tidak tahu kapan 
sistim SoFi-nummer mulai dijalankan di Belanda sini, tapi sering 
membaca kehancuran VOC di Hindia Belanda dulu itu salah satunya 
akibat korupsi. Lalu VOC diambil-alih oleh pemerintah Belanda dan 
dibereskanlah korupsi itu oleh pemerintah Belanda. Jadi korupsi 
bukan sesuatu yang mustahil dibereskan, kuncinya terletak pada ada 
tidaknya political will peemrintah Indonesia, seperti kata pak 
Martin di bawah ini. Herannya, kenapa ya pemerintah Indonesia tidak 
punya political will untuk membenahi negaranya sendiri?

Di Belanda boleh dibilang tidak ada korupsi, wong Belanda termasuk 
negara terbersih di dunia. Korupsi kecil-kecilan mungkin ada juga, 
tidak ada yang 100% kedap air, bukan? Tapi pelakunya pasti sering 
kencing di celana sebab belum apa-apa sudah ketakutan tertangkap.

Kita yang di luar negeri (apalagi yang sudah WN luar negeri) cuma 
bisa bilang "Indonesia negara merdeka, dus merdeka berbuat apa saja, 
termasuk merdeka menangani atau membiarkan korupsi merajalela".

Salam hangat, Danny Lim, Nederland

--- In mediacare@yahoogroups.com, Martin Widjaja <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Saya baru baca artikel ini setelah saya posting menanggapi posting 
dr Mas Kukuh.
> 
> Kayaknya kali ini Mas Danny effektif sekali memberi resep supaya 
kita nggak
> jadi terlalu apriori pada orang lain...Cuma situasinya beda sekali.
> Pemberlakuan sistim nomor tunggal buat KTP,SIM,No Pajak dll sudah 
dijalankan
> di banyak negara yg terkenal bersih termasuk Singapore yg sangat 
menelanjangi
> data2 pribadi kita.
> Kalau saja ini bisa diberlakukan di Indonesia [ mungkin ada aja 
negara yg mau
> membiayai system ini dengan loan bahkan mungkin hibah ]  wah nggak 
perlu apriori
> atau terus ber praduga macam2 dah kita, kecuali yah si petugas 
pajak...[ memang tugasnya.]
> 
> Tapi melihat political will dan tantangan yg sangat berat yg 
dihadapi
> SBY dan para petinggi negara ini, gambaran Mr Danny tsb hanyalah 
soal mimpi..
> Bayangkan soal UU Pembuktian terbalik dan perlindungan konsumen 
kan juga
> mimpi hingga sekarang, dan yg sangat parah, para lawmakres [ DPR ] 
kita
> yg mati2an nge blok UU itu [ jaman GD jadi presiden ]
> Sekali lagi kalau udah begini, kita hanya bisa berucap, nasib 
bangsa ini lah ...
> 
> Salam , martin - caracas
> 
> 
> 
> 
> - Original Message 
> From: Danny Lim <[EMAIL PROTECTED]>
> To: [EMAIL PROTECTED]; mediacare mediacare 

> Sent: Thursday, February 22, 2007 2:21:41 PM
> Subject: [mediacare] Re: [KincirAngin] Essay - Sebuah prasangka 
terhadap teman yang kebetulan anggota DPR
> 
> Dengan adanya internet, pembandingan gaji seseorang dengan 
mobilnya gampang
> sekali. Di Belanda misalnya, Dinas Pajak mencatat di komputernya 
berapa
> pajak yang dibayar seseorang, maka akan diketahui penghasilannya 
(gaji atau
> keuntungan perusahaan). Komputer Dinas Pajak dikopel dengan 
komputer Polisi
> Lalu Lintas yang punya catatan nomor polisi mobil. Maka orang yang 
gajinya
> kecil tapi punya mobil Mercedes pastilah menggelapkan pajak atau 
mendapat
> uangnya dari praktek kriminal. Pengkopelan database Dinas Pajak 
dan Polisi
> Lalu Lintas itu legal, diatur oleh UU Belanda. Kuncinya SoFi-
nummer, sejak
> mbrojol dari perut sampai gamepoint, seseorang di Belanda memiliki 
sebuah
> SoFi-nummer. Pemerintah tinggal mentik SoFi-nummer seseorang, maka 
seluruh
> riwayat hidupnya akan terbaca di monitor. Misalnya pernah menikah 
berapa
> kali dengan siapa, alamatnya di kota apa, bekerja di mana, pernah 
dihukum
> atau tidak dll.
> 
> Mengapa Indonesia tidak mau mencontek sistim SoFi-nummer Belanda 
untuk
> mengganyang korupsi? Walahualam.
> 
> Salam kincir, Danny Lim, Nederland
> 
> - Original Message -
> From: "Satrio Arismunandar" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: "news Trans TV" <[EMAIL PROTECTED]>; "student EMBA"
> <[EMAIL PROTECTED]>; "Begundal Salemba"
> <[EMAIL PROTECTED]>; "PJTV PJTV" 
<[EMAIL PROTECTED]>;
> "Cikeas Cikeas" <[EMAIL PROTECTED]>; "mediacare mediacare"
> ; "pantau" ; "AJI INDONESIA"
> <[EMAIL PROTECTED]>; "Kincir Angin" 
<[EMAIL PROTECTED]>;
> "Forum Kompas" 
> Sent: Thursday, February 22, 2007 11:49 AM
> Subject: [KincirAngin] Essay - Sebuah prasangka terhadap teman yang
> kebetulan anggota DPR
> 
> 
> > Essay - SEBUAH PRASANGKA TERHADAP TEMAN, YANG KEBETULAN ANGGOTA 
DPR
> >
>




[mediacare] Re: [KincirAngin] Essay - Sebuah prasangka terhadap teman yang kebetulan anggota DPR

2007-02-23 Terurut Topik Danny Lim
Hh  Indonesia negara terkorup nomor 6 di dunia dan anda 
bilang SoFi-nummer tidak applicable di Indonesia? Contoh-contoh yang 
anda berikan di bawah ini kriminalitas/korupsi dari kelas teri, 
sedangkan SoFi-nummer dapat menangkap kriminalitas/korupsi kelas 
kakap. Indonesia sebagai negara no. 6 terkorup di dunia, maka 
ikannya bukan kakap lagi tapi sudah ikan paus.

Pantas korupsi di Indonesia cerah meriah, sebab logika orang 
Indonesia terbalik, yaitu "bila tidak mampu mendeteksi ikan teri, 
janganlah coba mendeteksi ikan paus." Logika di Belanda 'tuh 
sebaliknya lho, yaitu "bila anda tidak mampu mendeteksi ikan paus, 
janganlah coba mendeteksi ikan teri", sebab kans suksesnya nihil. Di 
Belanda mungkin saja ada korupsi/kriminalitas kecil-kecilan, tapi 
yang gede-gede 'mah udah terjaring SoFi-nummer atuh.

Masing-masing negara merdeka, merdeka mengurus negaranya masing-
masing, ihik ihik.

Salam hangat, Danny Lim, Nederland

--- In mediacare@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:
>
> Om Lim, mo nanya dikit..
> apa SoFi-nummer juga bisa men-detect hal-hal berikut :
> 
> - usaha sampingan warung kelontong & besi tua
> - bisnis sampingan jual beli ganja ...
> - hasil makelarin jual beli tanah/ mobil orang lain
> - hasil sumbangan atas nama yayasan fiktip/ tdk terdaftar
> - uang hasil ber-gigolo ria
> 
> bila bisa, berarti available untuk di-aplikasikan di Indon,
> kalo tdk bisa, ya lupakan saja dululah
> tdk semua yg di Belanda aplicable di Indon
> 
> 
> salam,
> 
> 
> 
> 
> 
> "Danny Lim" <[EMAIL PROTECTED]> 
> Sent by: mediacare@yahoogroups.com
> 02/23/2007 02:21 AM
> Please respond to
> mediacare@yahoogroups.com
> 
> 
> To
> [EMAIL PROTECTED], "mediacare mediacare" 
> 
> cc
> 
> Subject
> [mediacare] Re: [KincirAngin] Essay - Sebuah prasangka terhadap 
teman yang 
> kebetulan anggota DPR
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> Dengan adanya internet, pembandingan gaji seseorang dengan 
mobilnya 
> gampang 
> sekali. Di Belanda misalnya, Dinas Pajak mencatat di komputernya 
berapa 
> pajak yang dibayar seseorang, maka akan diketahui penghasilannya 
(gaji 
> atau 
> keuntungan perusahaan). Komputer Dinas Pajak dikopel dengan 
komputer 
> Polisi 
> Lalu Lintas yang punya catatan nomor polisi mobil. Maka orang yang 
gajinya 
> 
> kecil tapi punya mobil Mercedes pastilah menggelapkan pajak atau 
mendapat 
> uangnya dari praktek kriminal. Pengkopelan database Dinas Pajak 
dan Polisi 
> 
> Lalu Lintas itu legal, diatur oleh UU Belanda. Kuncinya SoFi-
nummer, sejak 
> 
> mbrojol dari perut sampai gamepoint, seseorang di Belanda memiliki 
sebuah 
> SoFi-nummer. Pemerintah tinggal mentik SoFi-nummer seseorang, maka 
seluruh 
> 
> riwayat hidupnya akan terbaca di monitor. Misalnya pernah menikah 
berapa 
> kali dengan siapa, alamatnya di kota apa, bekerja di mana, pernah 
dihukum 
> atau tidak dll.
> 
> Mengapa Indonesia tidak mau mencontek sistim SoFi-nummer Belanda 
untuk 
> mengganyang korupsi? Walahualam.
> 
> Salam kincir, Danny Lim, Nederland
> 
> - Original Message - 
> From: "Satrio Arismunandar" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: "news Trans TV" <[EMAIL PROTECTED]>; "student EMBA" 
> <[EMAIL PROTECTED]>; "Begundal Salemba" 
> <[EMAIL PROTECTED]>; "PJTV PJTV" 
<[EMAIL PROTECTED]>; 
> "Cikeas Cikeas" <[EMAIL PROTECTED]>; "mediacare mediacare" 
> ; "jurnalisme" 
<[EMAIL PROTECTED]>; 
> "pantau" <[EMAIL PROTECTED]>; "AJI INDONESIA" 
> <[EMAIL PROTECTED]>; "Kincir Angin" 
<[EMAIL PROTECTED]>; 
> "Forum Kompas" 
> Sent: Thursday, February 22, 2007 11:49 AM
> Subject: [KincirAngin] Essay - Sebuah prasangka terhadap teman 
yang 
> kebetulan anggota DPR
> 
> > Essay - SEBUAH PRASANGKA TERHADAP TEMAN, YANG KEBETULAN ANGGOTA 
DPR
> >
> > Prasangka di hati kita terkadang terlalu kuat, dan mempengaruhi 
> penilaian 
> > kita pada hal-hal yang secara umum dianggap seolah-olah sudah 
pasti 
> > kebenarannya. Misalnya, anggapan bahwa anggota DPR hampir 
semuanya pasti 
> 
> > korup, busuk, atau menerima uang haram. Padahal prasangka kita 
bisa jadi 
> 
> > sangat keliru, atau minimal tidak seakurat yang kita bayangkan.
> >
> > Hal ini pernah menimpa saya. Sebagai jurnalis dan mantan 
aktivis, yang 
> > merasa ikut andil dalam gerakan prodemokrasi menumbangkan 
kekuasaan 
> > Soeharto tahun 1998, saya punya rasa kecurigaan yang tinggi 
terhadap 
> > mereka yang menjadi pejabat negara, entah itu di pemerintahan 
atau pun 
> di 
> > DPR.
> >

[mediacare] Re: [KincirAngin] Essay - Sebuah prasangka terhadap teman yang kebetulan anggota DPR

2007-02-22 Terurut Topik Danny Lim
Dengan adanya internet, pembandingan gaji seseorang dengan mobilnya gampang 
sekali. Di Belanda misalnya, Dinas Pajak mencatat di komputernya berapa 
pajak yang dibayar seseorang, maka akan diketahui penghasilannya (gaji atau 
keuntungan perusahaan). Komputer Dinas Pajak dikopel dengan komputer Polisi 
Lalu Lintas yang punya catatan nomor polisi mobil. Maka orang yang gajinya 
kecil tapi punya mobil Mercedes pastilah menggelapkan pajak atau mendapat 
uangnya dari praktek kriminal. Pengkopelan database Dinas Pajak dan Polisi 
Lalu Lintas itu legal, diatur oleh UU Belanda. Kuncinya SoFi-nummer, sejak 
mbrojol dari perut sampai gamepoint, seseorang di Belanda memiliki sebuah 
SoFi-nummer. Pemerintah tinggal mentik SoFi-nummer seseorang, maka seluruh 
riwayat hidupnya akan terbaca di monitor. Misalnya pernah menikah berapa 
kali dengan siapa, alamatnya di kota apa, bekerja di mana, pernah dihukum 
atau tidak dll.

Mengapa Indonesia tidak mau mencontek sistim SoFi-nummer Belanda untuk 
mengganyang korupsi? Walahualam.

Salam kincir, Danny Lim, Nederland

- Original Message - 
From: "Satrio Arismunandar" <[EMAIL PROTECTED]>
To: "news Trans TV" <[EMAIL PROTECTED]>; "student EMBA" 
<[EMAIL PROTECTED]>; "Begundal Salemba" 
<[EMAIL PROTECTED]>; "PJTV PJTV" <[EMAIL PROTECTED]>; 
"Cikeas Cikeas" <[EMAIL PROTECTED]>; "mediacare mediacare" 
; "jurnalisme" <[EMAIL PROTECTED]>; 
"pantau" <[EMAIL PROTECTED]>; "AJI INDONESIA" 
<[EMAIL PROTECTED]>; "Kincir Angin" <[EMAIL PROTECTED]>; 
"Forum Kompas" 
Sent: Thursday, February 22, 2007 11:49 AM
Subject: [KincirAngin] Essay - Sebuah prasangka terhadap teman yang 
kebetulan anggota DPR


> Essay - SEBUAH PRASANGKA TERHADAP TEMAN, YANG KEBETULAN ANGGOTA DPR
>
> Prasangka di hati kita terkadang terlalu kuat, dan mempengaruhi penilaian 
> kita pada hal-hal yang secara umum dianggap seolah-olah sudah pasti 
> kebenarannya. Misalnya, anggapan bahwa anggota DPR hampir semuanya pasti 
> korup, busuk, atau menerima uang haram. Padahal prasangka kita bisa jadi 
> sangat keliru, atau minimal tidak seakurat yang kita bayangkan.
>
> Hal ini pernah menimpa saya. Sebagai jurnalis dan mantan aktivis, yang 
> merasa ikut andil dalam gerakan prodemokrasi menumbangkan kekuasaan 
> Soeharto tahun 1998, saya punya rasa kecurigaan yang tinggi terhadap 
> mereka yang menjadi pejabat negara, entah itu di pemerintahan atau pun di 
> DPR.
>
> Nah, suatu saat ada teman saya aktivis, yang melangsungkan pernikahan di 
> Jakarta (2006). Saya sebagai teman lama seperjuangan tentu saja memerlukan 
> hadir. Karena yang menikah ini aktivis yang punya jaringan luas, maka 
> ramailah acara pernikahan itu dihadiri para mantan aktivis, termasuk yang 
> sudah menjadi pimpinan di partai politik dan mendapat jabatan di DPR.
>
> Salah satu dari mereka, sebut saja namanya XY, datang ke acara pernikahan 
> dengan mobil mewah, yang harganya saya taksir pasti di atas Rp 650 juta. 
> Saya kenal akrab dengan XY ketika sama-sama menggalang aksi mahasiswa 
> pasca sarjana di Universitas Indonesia tahun 1998. Tetapi sesudah itu kami 
> jarang bertemu dan jarang kontak. Saya tetap berkarir di jalur 
> jurnalistik, sedangkan dia memilih terjun ke dunia politik.
>
> Saya pun berbisik ke seorang mantan aktivis lain, yang kenal dekat dengan 
> XY. "Apakah XY itu ketika jadi anggota DPR termasuk 'bersih"?" Dia 
> menjawab, "Yah, di dunia politik seperti ini sulitlah kalau kita mencari 
> orang yang benar-benar 100% bersih. Tapi XY ini masih lumayanlah..."
>
> "Lho, tapi bagaimana dia bisa punya mobil mewah, yang harganya pasti tak 
> terjangkau dengan sekadar gaji anggota DPR?" tanya saya, penasaran. "Oh, 
> dia tidak membeli mobil itu. Dia bernasib baik memenangkan undian 
> berhadiah mobil dari sebuah bank. Bank 'kan sering bikin undian untuk 
> memancing nasabah baru," sahut rekan saya.
>
> Saya terhenyak. Ternyata prasangka dan kecurigaan saya tidak terbukti. 
> Saya memang tidak tahu persis, apakah XY betul-betul "bersih." Tetapi, 
> setidaknya, khusus untuk kasus mobil mewah ini, dia memperolehnya bukan 
> dari korupsi seperti yang saya duga semula.
>
> Sejak saat itu, saya bertekad untuk lebih berhati-hati, sebelum 
> tergesa-gesa menilai atau menghakimi "bersih-tidaknya" orang lain. 
> Walaupun, kalau sekadar mengikuti pandangan umum yang populer, dengan 
> mudah pasti kita akan mengatakan: "mayoritas anggota DPR pasti korupsi."
>
> Manila, 22 Februari 2007
>
>
> Satrio Arismunandar
> Producer - News Division, Trans TV, Floor 3
>
> http://satrioarismunandar6.blogspot.com




[mediacare] Ogut amat konsisten lho - Re: Ade Armando kawin lagi

2007-02-21 Terurut Topik Danny Lim
Ogut amat konsisten lho, dulu AA Gym kawin lagi ogut juga
bilang "kenapa kitorang rese?" Maka mendengar Ade Armando kawin lagi
ogut juga bilang yang sama. Penyebab poligami bukan AA Gym atau Ade
Armando, tapi KUA. Menutup KUA adalah jalan satu-satunya
menghilangkan poligami. Tap .. siapa berani menghapus KUA?
Manneke tahu jawabannya? Ihik ihik.

Sebuah diskusi yang menarik dan bermanfaat.

Salam hangat,


Danny Lim, Nederland

--- In mediacare@yahoogroups.com, manneke <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Memang susah. Makanya wong Londo akhirnya hengkang, nggak kuta
menghadapi inlander yang ternyata bisa ngusir "guru"-nya. Apes
banget wong Londo ya, he he he :)
>
> Soal poligami Ade Armando, saya nggak ngomong tuh? Kok malah
Mister Lim yang nyolot duluan? Ada angin apa? Bagusnya Mister Lim
konsisten sama prinsipnya. Kalo nggak doyan ngurusin urusan orang,
ya nggak usahlah jerit-jerit soal orang Indonesia yang gini dan yang
gitu. Biasanya situ kan paling cepet nyamber urusan orang lain di
negeri lain nun jauh di sana sono.
>
> RESPEK? He he he, sejak kapan Meneer kenal kata ini? Baru bangun
dari mimpi, ya? Ini namanya kadal ngasih nasihat ke kadal supaya
jangan jadi kadal. Kecian deh Engkoh Lim...he he he :)
>
> manneke


[mediacare] Re: Maaf, saya harus berkata kasar

2007-02-20 Terurut Topik Danny Lim
Kalau begitu, memang susah menghadapi Inlanders ini. Diajarin devide-
et-impera eh kagak bisa mengubahnya menjadi rukun silaturahmi.
Kagak diajarin fatsoen eh kagak bisa belajar fatsoen sendiri,
haiyaaa . cilaka butulan nih Inlanders, he he :-).

Soal poligami, paling betul 'tuh mengikuti pendapatnya pater Blasius
Slamet Lasmunadi PR. Ade Armando mau punya empat istri kek, kok
kitorang yang jadi rese seperti kebakaran jenggot? Apa hak kita,
emangnya kita babenye Ade Armando, betul ngga?

Dan soal fatsoen, ikutin tata cara orang Belanda berpro-kontra di
milis-milis. Orang Belanda kagak pernah gontok-gontokan meski pun
rajin mengkritik. Kuncinya RESPEK. Sama siapa pun kita mesti respek,
meski pun pendapatnya bertolak-belakang. Ogut respek kepada si Wido,
si Ibnu, si Fery dll. meski pun bentrok opininya. Kalau ogut sudah
tidak punya respek terhadap seseoarng, kagak ogut reply emailnya.
Simpel ya.

Orang Indonesia belum terbiasa berbeda pendapat sambil terus
berteman, kalau berbeda pendapat berarti musuh, kalau teman mesti
setuju 100%. Kecian si Manneke ini, he he :-).

Salam hangat, Danny Lim, Nederland

--- In mediacare@yahoogroups.com, manneke <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>
> Soalnya dulu wong Londo cuma mewariskan sifat devide et impera
sih, sementara fatsoenlijk-nya nggak diajarin. Sama sesama Londo
pake fatsoenlijk, tapi sama Inlander perlakuannya seperti
memperlakukan binatang. Nah,kemunafikan macam ini juga diwariskan
pada orang Indonesia.
>
> Buka sekolahan aja sok pake nama "politik etis" segala, padahal
sekolah-sekolahnya didirikan berdasar prinsip segregasi. Nggak heran
aku jadinyaihikihik, oh keliru, sori...mestinya aku
bilang: "Oo I love my country more and more."
>
> manneke


[mediacare] Re: Maaf, saya harus berkata kasar

2007-02-20 Terurut Topik Danny Lim
Mitra Vinda bertanya "Gimana yang lain?" Jawaban saya "Sesekali 
bolehlah moderator meloloskan email kasar sehingga kita makin kenal 
orang macam apa si A, si B dll." Menahan diri untuk TIDAK bicara 
kasar memang tidak mudah, apalagi buat orang Indonesia yang 
berbudaya gontok-gontokan. Namun berbicara sopan juga bukan 
impossible. Orang Belanda biasanya mampu berpro-kontra secara 
fatsoenlijk, artinya berbeda pendapat tapi tidak memakai kata-kata 
kasar. Bila devide-et-impera orang Belanda dicontek Inlanders sampai 
detik ini, mengapa tutur kata fatsoenlijk orang Belanda tidak 
dicontek oleh Inlanders ya. Heran aku jadinya ... haiyaaa, ihik 
ihik :-).

Salam hangat, Danny Lim, Nederland

--- In mediacare@yahoogroups.com, "Mitra Vinda" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Wah, mustinya e-mail ini disensor ya oleh moderator. Di sini bukan 
tempatnya
> untuk maki memaki. Gimana yg lain?
> 
>  
> 
>  
> 
>   _  
> 
> From: mediacare@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
On Behalf
> Of [EMAIL PROTECTED]
> Sent: Tuesday, February 20, 2007 2:51 PM
> To: mediacare@yahoogroups.com
> Subject: [mediacare] Maaf, saya harus berkata kasar
> 
>  
> 
> Kepada teman-teman yang lain, saya minta maaf kalau saya terpaksa 
berkata
> kasar kepada penulis surat bernama Christopher Nommensen.
> 
> Kepada Christopher (yang saya duga bukan nama sebenarnya): "Anda 
anjing!"
> 
> ade armando
> 
> > From: Christopher Nommensen  <mailto:christopher_nommensen%40yahoo.com> [EMAIL PROTECTED]>
> > To: [EMAIL PROTECTED] <mailto:mediacare%40yahoogroups.com> 
ps.com
> > Sent: Monday, February 19, 2007 10:30:42 AM
> > Subject: Utk Mbak Dinda. Mendukung Bung Ade Re: Dalam hidup 
orang bisa
> > berubah - Re: [mediacare] Sikap tdk konsisten Ade Armando ttg 
Poligami
> >
> > Orang memang bisa berubah
> >
> > Dulu menyatakan setia pada istri tercinta...
> >
> > Tetapi istri pertama mulai menua.. sedangkan di depan mata ada 
mahasiswa
> > berusia di awal 20-an yang masih "suegerr"... sayang kan kalau
> > disia-siakan bukan begitu bung Ade??
> >
> > Mbak Dinda..
> >
> > Kita tunggu saja 30 tahun lagi... Jika istri kedua bung Ade, si 
Citra
> > sudah mulai menua... sedangkan bung Ade masih jadi dosen... 
Apakah dia
> > akan memperistri mahasiswanya yang masih segerrr
> >
> > Hidup Bung Ade... Pencinta "kesegaran"
>




[mediacare] Re: Untuk Ida Arimurti: Poligami (+saran dari mod)

2007-02-20 Terurut Topik Danny Lim
Indonesia adalah negara 1001 possibilities, maka kantor pernikahan 
pun ada dua, satunya bernama Kantor Catatan Sipil (hanya boleh 1 
istri) dan satunya lagi bernama Kantor Urusan Agama (boleh punya 4 
istri). Mencegah poligami gampang sekali kok, tutup saja KUA maka 
semua penduduk Indonesia akan menikah di Kantor Catatan Sipil alias 
hanya beristri satu. Pertanyaannya: beranikah menutup KUA?

Salam hangat, Danny Lim, Nederland

--- In mediacare@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:
>
> Hi, Ida yang baik.
> Saya sangat terharu membaca suratmu.
> Saya tahu Ida sangat peduli dengan saya, dengan istri saya, dengan
> keluarga saya.
> Dan kalau bisa, saya ingin sekali bercerita tentang kondisi-
kondisi yang
> menyebabkan saya menikah lagi.
> Saya ingin sekali menjelaskan kenapa apa yang ada di kepala banyak 
orang
> itu tidak ada hubungannya dengan keputusan saya.
> 
> Tapi, Ida yang baik, saya nggak bisa.
> Ada hal-hal yang memang tidak mungkin diceritakan.
> Saya cuma berharap orang akan memaklumi bahwa dalam diri setiap 
orang ada
> ruang pribadi yang tidak bisa dimasuki orang asing.
> Saya nggak tahu, da, apakah akan ada saat tatkala saya bisa 
bercerita
> tentang itu kepada banyak orang.
> Mungkin nggak akan pernah terjadi.
> Saya memilih diam.
> Dan kalau karena saya diam, orang semakin mudah menghujat saya, 
silakan saja.
> Hidup, seperti saya bilang, adalah soal pilihan.
> 
> Maaf ya Ida.
> Maaf ya semua teman yang senantiasa menunjukkan simpati Anda tapi 
tidak
> kunjung tahu apa yang sebenarnya terjadi.
> Tapi melihat kebaikan hati Anda selama ini, saya percaya Anda akan 
mengerti.
> 
> salam
> 
> ade armando
> 
> MOD:
> 
> Bung Ade, sekadar usul. Alangkah menarik apabila Bung Ade 
meluangkan waktu untuk menuliskan buku tentang poligami. Misal buku 
itu diberi judul: "Sungguh tak mudah berpoligami". Kalau kelak jadi 
terbit, saya adalah pembeli pertama buku itu. 
>  
> 
> > Hi Bang Ade Armando, apa kabar ?
> >
> > Wah seru ya banyak yg ingin menanggapi perubahan sikap pemikiran 
Bang Ade
> > tentang poligami.
> >
> > Itu semua tandanya banyak yg perhatian sama Bang Ade dan 
sekaligus peduli
> > bahwa masalah Polygami ngga main main, semua orang ingin ber 
empati
> > terhadap
> >
> > masa depan kelangsungan keluarga dan bagaimana perasaan seorang 
wanita,
> > karena dalam hal ini wanita selalu lemah, nerimo yg dalam banyak 
alasan
> > laki-laki memaksakan kehendak/katanya sih keinginan baiknya dan 
boleh tuh
> > atas nama agama.
> >
> >
> >
> > Ya wis aku ngga ingin menuduh laki-laki yg salah, karena tidak 
dalam
> > kapasitasku aku tahu mana yg salah dan mana yg benar.
> >
> > Tapi seingatku Orang Tuaku menasehatiku, apabila kamu masuk 
dalam sebuah
> > perkawinan, baru kamu mengetahui pelajaran hidup.
> >
> > Kita sepasang suami Istri harus sepakat dg sebuah ketidak 
sepakatan,
> > berarti
> > kita juga kawin dengan ketidak cocok an.
> >
> > Mau digimana in juga kita adalah sepasang dari kutub yg berbeda, 
tapi
> > bagaimana kita bisa menyesuaikan, toleransi, memahami perasaan 
masing2,
> >
> > menghormati, menyayangi, bertanggung jawab, ekplorasi hubungan, 
selalu
> > melihat sisi positif pasangan kita, menerima ikhlas kekurangan 
pasangan
> > kita
> > dll dll
> >
> > InsyaAllah ibadah kita menjadi berkah dikemudian hari, apalagi 
kalau ada
> > tanggung jawab anak yg sudah dipercayakan oleh kita.
> >
> > Ngga punya anak, bukan juga jadi alasan berpoligami. Karena 
Allah akan
> > memberikan pada saat yg baik nanti.
> >
> > Saya ngga percaya ada manusia yg bersikap adil, karena kita 
hanyalah
> > sesosok
> > manusia yg banyak kekurangan. Wong kita sendiri aja sering ngga 
berlaku
> > adil
> >
> > dengan diri sendiri, misalnya bikin sehat diri sendiri aja 
malas, malas
> > olah
> > raga, makan ngga sehat, itu juga salah satu bentuk ke tidak adil 
an bagi
> > diri sendiri.
> >
> > Bagaimana mungkin kita bisa membagi sebuah ke adilan pada 2 
wanita, dimana
> > pasti seorang Suami yg akan melakukan poligami akan coba 
mengupayakan
> >
> > kebahagiaan untuk 2 istri, apakah itu mungkin ? Yang ada setiap 
saat kita
> > cuma melihat betapa tegarnya 2 orang wanita yg ingin nerimo, 
atas nama
> > cinta
> > dengan seorang laki-laki yg masih dipertahankan, demi anak atau 
demi cinta
> > atau demi agama ?
> >
> >
> >
> > Baca deh Bang Ade buku Nikah nya, pasti seorang laki-laki akan 
tersentuh
> > menangis, betapa tidak mudahnya Laki-Laki menerima tanggung 
jawab itu,
> > tapi
> > itulah kemulyaan dan ib

[mediacare] Bursa Cagub DKI Pascabanjir

2007-02-20 Terurut Topik Danny Lim
DL - Ternyata Fauzi Bowo adalah wakil gubernur yang sekarang, yang gagal 
menangani banjir. Bahwa gubernur/wakil gubernur Jakarta yang sekarang masih 
tetap bisa bercokol di singgasananya setelah ada 80 penduduk meninggal 
kebanjiran, dan 350.000 penduduk lainnya harus mengungsi, itu saja sudah aneh 
bin ajaib. Lebih absurd apabila Fauzi Bowo nanti diangkat menjadi gubernur 
Jakarta. Sementara lumpur banjir masih basah, orang Jakarta sudah sibuk 
tawar-tawaran harga kursi gubernur, bukan memikirkan pencegahan banjir. Ck ck 
ck  apa yang bisa diharapkan dari bangsa macam begini?


SUARA PEMBARUAN DAILY 


Bursa Cagub DKI Pascabanjir
 

Salahuddin Wahid 

Pemilihan gubernur DKI makin mendekat dan memasuki tahap menentukan yaitu 
penentuan cagub/cawagub oleh (koalisi) partai yang berhak mengajukan calon. 
Setiap partai yang punya kursi cukup lumayan di DPRD sibuk melakukan komunikasi 
politik di antara mereka dan juga dengan para tokoh yang dianggap layak untuk 
diajukan sebagai calon (gubernur/wakil gubernur). 

Tampaknya nama-nama yang akan muncul sebagai cagub/cawagub makin mengerucut 
pada beberapa nama: Fauzi Bowo, Adang Dara- djatun, Agum Gumelar, Sarwono 
Kusumaatmadja, Faisal Basri dan Bibit Waluyo. Untuk cawagub, nama yang menonjol 
adalah Rano Karno. Lainnya ialah Dani Anwar, Jasri Marin, Biem Benyamin, Asril 
Tanjung. 

Tiba-tiba terjadi bencana banjir dahsyat yang melumpuhkan DKI. Tudingan 
menyalahkan Gubernur Sutiyoso tidak bisa dielakkan. Sayangnya Sutiyoso sibuk 
mencari kesalahan di luar dirinya dan pemprov. Kita tahu bahwa terjadinya 
banjir dahsyat ini kesalahan banyak pihak termasuk Pemprov DKI. Sutiyoso 
menyatakan bahwa banjir ini siklus lima tahunan. Pernyataan ini dibantah 
sejumlah pakar. Hal ini menunjukkan bahwa gubernur tidak memahami apa yang 
terjadi. 

Koran The International Herald Tribune dan The Financial Times menyatakan bahwa 
bencana di Indonesia (termasuk banjir DKI tentunya, SW), bisa dikurangi secara 
amat berarti apabila korupsi (penyalahgunaan kekuasaan) bisa dibasmi dan 
birokrasi pemerintah bekerja dengan baik. Saya menggarisbawahi pendapat itu. 

Tentu Fauzi Bowo tidak bisa melepaskan diri dari masalah tersebut. Saya tidak 
mendengar atau membaca langsung wawancaranya, tetapi Bambang Pranowo di media 
menulis bahwa Fauzi Bowo menyatakan banjir itu adalah peristiwa alam dan tidak 
mungkin bisa dikendalikan manusia. Upaya melawan banjir oleh warga di Pluit dan 
manajemen Hotel Regent/Four Seasons, yang ditahun 2002 terkena banjir dan 
sekarang tidak, menunjukkan bahwa kita bisa melawan banjir. 

Pertanyaan yang muncul ialah apakah posisi Fauzi Bowo sebagai bagian dari 
pemprov yang disalahkan karena terjadinya banjir itu akan mempengaruhi "nilai 
jualnya" di dalam pandangan para pemilih dan karena itu juga didalam penilaian 
partai yang mencalonkan? Tidak mudah untuk menjawab pertanyaan itu. Secara 
rasional partai yang berminat terhadap Fauzi Bowo perlu mempertimbangkan 
kembali dengan serius pencalonannya. Tetapi seringkali politik memang tidak 
rasional. 

Beberapa bakal cagub (Sarwono, Faisal Basri, dan Adang Darajatun) sudah ikut 
menyampaikan pandangannya tentang masalah banjir di dalam dialog di Metro TV 
(8-2-2007) bersama Sutiyoso, Menteri PU dan anggota DPD Marwan Batubara. Tentu 
dialog singkat itu tidak mungkin bisa mengungkap apa visi mereka tentang 
penanggulangan banjir. 

Masyarakat menunggu penyampaian gagasan para tokoh yang berminat jadi cagub DKI 
untuk mengungkap visi dan misinya tentang masalah penanggulangan banjir dan 
banyak masalah lainnya. Para calon harus menguraikan secara cukup rinci, tidak 
hanya normatif, apa yang akan dilakukannya didalam melawan banjir. Termasuk di 
dalam menentukan prioritas anggaran. 


Pedoman Partai 

Apa pedoman partai di dalam memilih calon gubernur/calon wakil gubernur DKI? 
Sejauh informasi dan kabar burung yang saya peroleh, tampaknya yang paling 
menentukan ialah ketersediaan dana dalam jumlah amat besar. Bisa mencapai 
ratusan miliar. Partai yang bisa mengajukan calon tanpa koalisi tentu memasang 
tarif yang tinggi. Partai yang punya kursi lumayan saja ada yang memasang tarif 
tinggi. 

Yang bisa melakukan negosiasi adalah DPD/DPW dan DPP. Seorang ketua umum dan 
pimpinan sebuah partai yang punya beberapa kursi di DPRD DKI (sebut saja partai 
A) didatangi seorang tokoh -yang tampaknya tidak punya dana besar- yang minta 
didukung menjadi cagub bersama partai lain. Salah seorang pimpinan dengan 
enteng dan lugas tanpa rikuh bertanya, berapa dana yang dipunyai. 

Ada partai yang menyaring para pendaftar cagub/cawagub melalui proses dari 
bawah termasuk pemaparan visi dan misi oleh para peminat yang mendaftar. Ini 
adalah suatu proses bottom-up yang bagus. Tetapi ternyata proses seleksi itu 
tidak mengikat karena keputusan tetap ada di tangan DPP. Apakah penentuan oleh 
DPP itu juga mempertimbangkan faktor dana yang disedia

[mediacare] Imlek dalam Perspektif Global

2007-02-19 Terurut Topik Danny Lim
DL - Christianto Wibisono betul, orang Tionghoa di Indonesia jangan seperti 
anak kecil, "kegirangan dikasih permen jadi lupa bahwa kemarin dulu baru saja 
kepalanya dijitakin orang sekampung." Orang Tionghoa harus mampu melihat 
situasi secara proporsional. Lihatlah, bukankah tidak proporsional bila Imlek 
dijadikan hari libur nasional? Yang harus diperjuangkan oleh orang Tionghoa di 
Indonesia bukanlah hari libur Imlek tapi kebebasan merayakan Imlek, kebebasan 
berdoa berdoa di kelenteng Konghucu, kebebasan menjalankan ibadah Katolik atau 
Protestan buat yang Kristen, tidak diperas, tidak didiskriminasi dll. Once 
again, hari libur Imlek tidak penting dan tidak proporsional, yang penting dan 
proporsional adalah kelompok Tionghoa di Indonesia diperlakukan sebagai manusia 
setara dengan sukubangsa-sukubangsa lainnya di Indonesia, amin.


SUARA PEMBARUAN DAILY 


The Global Nexus

Imlek dalam Perspektif Global
 

Christianto Wibisono 

Semaraknya perayaan Imlek Tahun Babi Api 18 Februari 2007 dan suksesnya UU 
Ke-warganegaraan tidak dengan sendirinya mengubur masalah SARA etnis Tionghoa 
karena tragedi Mei masih belum diselesaikan tuntas. 

Ketua DPR Agung Laksono meneruskan saran Komisi III DPR agar Presiden segera 
membentuk Peradilan HAM Ad Hoc kasus Mei, Trisakti dan Semanggi I/II. Ini suatu 
trobosan politik karena keterkaitan posisi historis capres Wiranto sebagai 
otoritas kekuasaan periode tersebut. 

Masyarakat mengharapkan Presiden Susilo Bambang Yu- dhoyono melanjutkan langkah 
Agung Laksono untuk memenuhi tuntutan rasa keadilan korban. 

Perjuangan menuntaskan misteri tragedi Mei dan Semanggi I/II, peradilan, 
penghakiman dan penghukuman menurut kaidah hukum kemanusiaan universal 
merupakan bagian dari rekonsiliasi nasional. 

Simultan dengan proses hukum terhadap pelaku dan author intellectual bisa 
diberlakukan amnesti setelah kompensasi bagi korban, seperti yang terjadi di 
Afrika Selatan. 

Sayang, Mahkamah Konstitusi telah membubarkan ren- cana pembentukan Komisi 
Rekonsiliasi dan menutup peluang rekonsiliasi model Afrika Selatan. 

Belajar dari perdamaian Aceh yang memberikan kompensasi kepada korban serta 
konsesi politik kepada mantan pemberontak, seyogyanya bangsa ini juga bisa 
berdamai dengan masa lalu, tahanan politik, dan lawan politik warisan sejarah. 

Sebenarnya seluruh generasi yang pernah melakukan pemberontakan bersenjata 
sejak DI/ TII, PKI dan PRRI/Permesta sebagian besar telah meninggal dunia. 

Sekarang adalah generasi anak cucu dan secara fair, yang paling menderita 
adalah eks PKI karena merekalah yang digebyah uyah dimatikan secara perdata 
oleh rezim Orde Baru. 

Disamping eks PKI, para lawan politik Soeharto dari kalangan aktivis mahasiswa 
termasuk yang diculik dan masih hilang, perlu memperoleh kompensasi yang layak 
dari Pemerintah. 

Kelompok etnis Tionghoa merupakan langganan sasaran kambing hitam manuver 
suksesi berdarah rezim politik. Sejak zaman revolusi dari peristiwa Tangerang 
1946, rasialisme 10 Mei 1963, geger Solo dan Jawa Tengah 1980 hingga penjarahan 
Mei 1998 golongan Tionghoa selalu menjadi sasaran empuk yang tidak berdaya. 

Pihak mantan penguasa dan pemerintah harus mempertanggungjawabkan kebiadaban 
melenyapkan nyawa dan atau merampas harta orang lain itu dalam Peradilan HAM. 

Kejahatan terhadap kemanusiaan itu harus tidak boleh terjadi lagi. Baik di 
Chili maupun Argentina terjadi suatu proses peradilan yang memberi ganti rugi 
kepada korban dan menghukum para pelaku kejahatan terhadap kemanusiaan 
tersebut. 

Pelaku teroris bom Bali dan tindak kekerasan seperti Poso dan Ambon serta 
author intellectual-nya juga harus diusut tuntas dan dihukum setimpal. Masalah 
terorisme harus dilihat sebagai tindakan kejahatan terhadap kemanusiaan. 

Tidak boleh secara subyektif berlindung dibalik golongan tertentu. Sebab 
serangan model teror yang dilakukan Laskar Jundullah terhadap Garda Revolusi 
Iran membuktikan bahwa terorisme dapat juga terjadi secara internal dalam tubuh 
masyarakat Muslim sendiri. 

Perang saudara antar faksi Hamas dan Fatah di Palestina yang baru didamaikan di 
Mekkah oleh Arab Saudi juga membuktikan bahwa kalau terorisme dibenarkan, maka 
yang akan hancur bukan cuma AS atau Bush. Tapi juga masyarakat Timur Tengah itu 
sendiri bunuh diri dalam perang saudara bergaya terorisme massal, kolektif dan 
berskala regional. 

Lebanon adalah contoh bunuh diri masyarakat majemuk dari kota model menjadi 
puing porak poranda. Consociational democracy yang membagi kekuasaan antara 
presiden, perdana menteri dan ketua DPR atas dasar perwakilan agama buyar 
setelah Suriah dan Hezbollah memegang hegemoni politik de fakto. Sekalipun 
Suriah mundur dari Lebanon 2006, negeri itu tidak pernah kembali ke zaman ke 
"emas"an tahun 1950-60an 


Rekonsiliasi Nasional 

Rekonsiliasi Nasional model Nelson Mandela yang memaafkan sipir penjara yang 
pernah mengencingi di sel, merupa

[mediacare] Re: [SP] Eddie Kusuma: Imlek adalah Perayaan Budaya

2007-02-19 Terurut Topik Danny Lim
Tidak ada perbedaan apakah Imlek merupakan perayaan agama atau 
perayaan budaya, di Indonesia tidaklah proporsional menjadikan Imlek 
sebagai hari libur nasional. Perhatikan: yang saya katakan "tidak 
pantas menjadi hari libur nasional", bukan "tidak boleh 
merayakannya".

Semua sukubangsa di Indonesia harus bebas merayakan tradisinya 
sendiri, tanpa perlu dikawal oleh belasan ribu polisi, barisan 
pemuda dan metal detector alias dalam suasana aman nyaman tenteram. 
Tapi perayaan tradisional itu tidak semuanya pantas dijadikan hari 
libur nasional. Natal pun menurut saya tidak pantas dijadikan hari 
libur nasional di Indonesia. Menurut saya (sekali lagi), hari-hari 
libur nasional di Indonesia haruslah yang berasal dari agama Islam 
saja, ditambah hari Proklamasi 17 Agustus. 

Bila anda-anda di Indonesia mau memikirkan kesejahteraan pegawai di 
Indonesia, maka jatah cuti semua karyawan di Indonesia mesti 
ditambah. Jadi, hari libur massal Natal/Nyepi/Waisak/Imlek 
dihapuskan, diganti dengan hari libur fleksibel, karyawan dapat 
menentukan sendiri kapan akan berlibur. Di Belanda, jatah cuti 
karyawan fulltimer dalam setahun berjumlah sekitar sebulan penuh, 
yang boleh diambil kapan saja sesuka hatinya, misalnya 3 hari di 
buan April, 4 hari di bulan Juni, 7 hari di bulan September dst. 
Sebuah diskusi yang menarik dan bermanfaat.

Salam hangat, Danny Lim, Nederland

--- In mediacare@yahoogroups.com, "Ray Indra" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Dear Hong Gie,
> 
> Setuju dengan pendapat Anda. Kenapa ya pak Jenderal mikir seperti 
itu?
> Bagi umat Konghucu dan Buddha Tridharma, hari Imlek adalah hari
> keagamaan, lengkap dengan semua ritualnya seperti ritual 
pembersihan
> dewa-dewi (kalau di Jawa tambah acara lek-lekan atau begadang),
> menyucikan diri (puasa/tidak makan daging), membaca kitab suci,
> sembahyang leluhur dan tentunya berdoa ke kelenteng/vihara. 
> 
> Semua ritual di atas TIDAK dilakukan oleh Tionghoa yang sudah 
beragama
> lain (misalnya Kristen/Katolik/Islam), yang sebagian hanya 
mengikuti
> Imlek sebagai budaya dan tradisi orang tua (nah ini baru budaya 
saja),
> seperti makan-makan, nonton barongsai, angpao dan kesempatan 
berkumpul
> melepas kangen dengan sanak saudara. 
> 
> Jadi jelas ada unsur ritual keagamaan yang bersifat unik, milik
> pemeluknya. 
> 
> Benar kata Anda, kalau Imlek hanya budaya, maka kita harus ada dong
> hari libur budaya Papua, Banten, Madura, Dayak... jadi libur terus
> dong...;)
> 
> 
> 
> --- In mediacare@yahoogroups.com, "Yap Hong Gie"  wrote:
> >
> > Seandainya, saya ulangi, seandainya, pernyataan dan penjelasan 
penulis
> > adalah benar;  "Imlek adalah Perayaan Budaya",  maka Pemerintah 
telah
> > keliru menetapkan Imlek sebagai Hari Raya (Keagamaan) Nasional.
> > Dan oleh karena itu, Keputusan Presiden Nomor 19/2002, yang 
menyatakan
> > Imlek adalah Hari Libur Nasional, perlu ditinjau kembali, untuk 
dicabut.
> > 
> > Menyambut Hari Raya Imlek, nampak suasana suci dan indah 
dikotori oleh 
> > kontroversi terbuka, bahkan adanya kecenderungan pihak-pihak
> tertentu yang 
> > mengkerdilkan magna Hari Raya Imlek, sebagai perayaan budaya 
(pakai
> huruf 
> > kecil).
> > 
> > Melalui Keppres No.6/2000, Presiden Abdurrahman Wahid mencabut 
Inpres
> > No.14/1967. Yang artinya, warga keturunan Tionghoa tak lagi
> memerlukan izin
> > khusus untuk mengekspresikan secara publik berbagai aspek dari
> kepercayaan,
> > kebudayaan, dan tradisi asli mereka.
> > Kemudian, Presiden Megawati Soekarnoputri menindaklanjutinya 
dengan
> > mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 19/2002 tertanggal 9 April 
2002
> > yang meresmikan Imlek sebagai hari libur nasional. Mulai 2003, 
Imlek
> resmi
> > dinyatakan sebagai salah satu hari libur nasional.
> > Hari libur nasional yang terkait dengan agama, merupakan Hari 
Raya dari
> > agama-agama yang ada di Indonesia dan diakui oleh pemerintah.
> > 
> > Tradisi silaturahmi keluarga, kerabat, teman dan tetangga; yang 
intinya
> > adalah penghormatan yang muda pada orang yang lebih tua dan 
saling
> memberi
> > selamat ini memiliki kesamaan dengan tradisi silaturahmi 
masyarakat
> Muslim,
> > setelah melaksanakan sembahyang (solat) Ied, pada Hari Raya Idul 
Fitri.
> > Dikalangan pribumi jaman dulu, Imlek lebih dikenal 
sebagai "Lebaran
> Cina".
> > 
> > Kalau cuma sekedar perayaan budaya, mengapa masyarakat Tionghoa 
> > menyelenggarakan rangkaian ritual sembayangang di rumah dan 
> > berbondong-bondong sembahyang ke Klenteng (agama Tao/Konghucu) 
dan
> ke Vihara 
> > (Budha)?
> > 
> > Quote:
> > Konon, Perayaan Imlek Nasional ini atas prakarsa bersama Dut

[mediacare] Re: [SP] Eddie Kusuma: Imlek adalah Perayaan Budaya

2007-02-18 Terurut Topik Danny Lim
Karena 3% penduduk sukubangsa Tionghoa merayakan Imlek lalu 97% 
rakyat Indonesia mesti ikut-ikutan libur? Karena 1% penduduk Hindu 
merayakan Nyepi lalu 99% penduduk Indonesia mesti ikut-ikutan libur? 
Karena 1% penduduk Budha di Indonesia merayakan Waisak lalu 99% 
penduduk Indonesia harus juga libur? Karena 9% penduduk Kristen (6% 
Protestan + 3% Katolik) Indonesia merayakan Natal lalu 91% penduduk 
Indonesia mesti ikut-ikutan libur? Menurut ukuran Belanda hal ini 
tidak normal. Lebih bagus Natal, Nyepi, Waisak, Imlek BUKAN hari 
libur nasional tetapi kebaktian Natal aman adem ayem tidak usah 
dijaga belasan ribu polisi + barisan pemuda + metal detector.

Jelas keputusan pemerintah menjadikan Natal, Waisak, Nyepi dan Imlek 
sebagai hari libur nasional adalah keputusan politis, supaya dunia 
melihat bahwa di Indonesia ada kebebasan beragama. Namun . 
apakah betul di Indonesia ada kebebasan beragama? Jawab: TIDAK. Di 
Indonesia tidak/belum ada kebebasan beragama, tanyakan ke umat 
Kristen dan Ahmadiyah, mereka pernah merasakan diancam, gedung 
ibadahnya dirusak dsb.

Bila saya menjadi menteri dalam negeri RI, saya akan cabur semua 
keputusan yang menyatakan Natal, Nyepi, Waisak dan Imlek sebagai 
hari libur nasional, sebaliknya saya akan cekal semua kelompok rese 
yang menggangu umat Kristen dan Ahmadiyah, termasuk yang mengganggu 
umat Lia Eden dll. Yang penting bukan hari liburnya, tapi kerukunan 
umat beragamanya. Bukan begitu?

Salam hangat, Danny Lim, Nederland

--- In mediacare@yahoogroups.com, "rahmad budi" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Kalau melihat sejarah seperti yang ditulis penulis, maka benar 
Imlek adalah
> perayaan budaya. Namun
> kalau dalam perayaan budaya ini dihiasi dengan ritual agama 
(Buddha), ya
> saya pikir sah-sah saja.
> 
> Tak hanya Imlek yang menjadi komersial, semua perayaan agama lain 
juga
> dikomersilkan.
> 
> Menjadikan imlek sebagai hari libur nasional ada baiknya karena 
toh warga
> Tionghoa biasanya akan ambil bagia dalam perayaan imlek, ini 
sebagai
> penghormatan dari pemerintah.
> 
> Ndak perlu diperbesar masalah ini.
> 
> On 2/18/07, Yap Hong Gie <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> >   Seandainya, saya ulangi, seandainya, pernyataan dan penjelasan 
penulis
> > adalah benar; "Imlek adalah Perayaan Budaya", maka Pemerintah 
telah
> > keliru menetapkan Imlek sebagai Hari Raya (Keagamaan) Nasional.
> > Dan oleh karena itu, Keputusan Presiden Nomor 19/2002, yang 
menyatakan
> > Imlek adalah Hari Libur Nasional, perlu ditinjau kembali, untuk 
dicabut.
> >
> > Menyambut Hari Raya Imlek, nampak suasana suci dan indah 
dikotori oleh
> > kontroversi terbuka, bahkan adanya kecenderungan pihak-pihak 
tertentu yang
> >
> > mengkerdilkan magna Hari Raya Imlek, sebagai perayaan budaya 
(pakai huruf
> > kecil).
> >
> > Melalui Keppres No.6/2000, Presiden Abdurrahman Wahid mencabut 
Inpres
> > No.14/1967. Yang artinya, warga keturunan Tionghoa tak lagi 
memerlukan
> > izin
> > khusus untuk mengekspresikan secara publik berbagai aspek dari
> > kepercayaan,
> > kebudayaan, dan tradisi asli mereka.
> > Kemudian, Presiden Megawati Soekarnoputri menindaklanjutinya 
dengan
> > mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 19/2002 tertanggal 9 April 
2002
> > yang meresmikan Imlek sebagai hari libur nasional. Mulai 2003, 
Imlek resmi
> > dinyatakan sebagai salah satu hari libur nasional.
> > Hari libur nasional yang terkait dengan agama, merupakan Hari 
Raya dari
> > agama-agama yang ada di Indonesia dan diakui oleh pemerintah.
> >
> > Tradisi silaturahmi keluarga, kerabat, teman dan tetangga; yang 
intinya
> > adalah penghormatan yang muda pada orang yang lebih tua dan 
saling memberi
> > selamat ini memiliki kesamaan dengan tradisi silaturahmi 
masyarakat
> > Muslim,
> > setelah melaksanakan sembahyang (solat) Ied, pada Hari Raya Idul 
Fitri.
> > Dikalangan pribumi jaman dulu, Imlek lebih dikenal 
sebagai "Lebaran Cina".
> >
> > Kalau cuma sekedar perayaan budaya, mengapa masyarakat Tionghoa
> > menyelenggarakan rangkaian ritual sembayangang di rumah dan
> > berbondong-bondong sembahyang ke Klenteng (agama Tao/Konghucu) 
dan ke
> > Vihara
> > (Budha)?
> >
> > Quote:
> > Konon, Perayaan Imlek Nasional ini atas prakarsa bersama Duta 
Besar RI di
> > Beijing dan Duta Besar RRT di Jakarta dalam rangka peningkatan 
hubungan
> > kerjasama kebudayaan kedua negara. ---End quote.
> >
> > Apakah maksudnya Perayaan Imlek Nasional mau dijadikan acara 
perayaan
> > (budaya) bilateral?
> > Kalau menurut penulis, acara perayaan Imlek adalah dalam rangka
> > "peningkatan
> > hubungan kerjasama kebudayaan kedua negara"

[mediacare] INTI Imbau Imlek Diisi Kegiatan Sosial

2007-02-18 Terurut Topik Danny Lim
DL - Cinta memang tidak bisa satu arah, cinta harus dua arah, dalam hal 
sukubangsa Tionghoa harus ada kemauan orang Tionghoa untuk berintegrasi dengan 
penduduk asli Indonesia, dan di pihak Indonesia sendiri mesti ada kemauan untuk 
menerima orang Tionghoa sebagai sebuah sukubangsa yang sejajar dengan Sunda, 
Batak, Makassar, Papua dll.. Sukubangsa Tionghoa memang sial, di 
devide-et-impera oleh kolonial Belanda kemudian di devide-et-impera oleh 
engkong Soeharto. Makanya tertanam kebencian di kepala setiap penduduk asli 
Indonesia terhadap sukubangsa Tionghoa. Bila problematik sukubangsa Tionghoa 
dapat diselesaikan, langkah berikutnya adalah merujukkan umat beragama di 
Indonesia, jangan sampai tertanam di sanubari umat Islam Indonesia bahwa umat 
beragama lain adalah kafir. Sukses ya menghilangkan diskriminasi etnis terhadap 
sukubangsa Tionghoa dan diskriminasi agama terhadap umat Katolik, Protestan, 
Budha, Hindu, dll. Merdek!!!


SUARA PEMBARUAN DAILY 


INTI Imbau Imlek Diisi Kegiatan Sosial
[JAKARTA] Anggota dan simpatisan Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) diimbau 
agar merayakan Imlek dengan sederhana dan prihatin sebagai bentuk solidaritas 
dan empati terhadap sesama warga Jakarta yang sedang menderita terkena musibah 
banjir. 

Ketua Perhimpunan Inti, Benny G. Setiono, dalam siaran persnya di Jakarta, 
Jumat (16/2), mengemukakan bahwa pengurus perhimpunan itu tidak akan merayakan 
Imlek dengan pesta-pesta. Sebagai gantinya, dalam kurun waktu antara Tahun Baru 
Imlek 18 Februari 2007 hingga perayaan Capgomeh tanggal 4 Maret akan diisi 
dengan bakti sosial. 

Bentuk bakti sosial tersebut adalah pengobatan cuma-cuma karena setelah banjir 
melanda Jakarta, banyak korban yang jatuh sakit. Pengobatan cuma-cuma akan 
dilaksanakan di Jalan Panjang dekat rel kereta Daan Mogot, Muara Angke, Kramat 
Jati, Dadap, Tangerang dan Cibinong. 

Sementara itu Wakil Gubernur DKI Fauzi Bowo mengemukakan, Pemerintah Provinsi 
(Pemprov) DKI masih menginventarisasi warga keturunan Tionghoa yang belum 
memperoleh surat kewarganegaraan seperti akta kelahiran dan kartu tanda 
penduduk (KTP). 

"Pada prinsipnya seluruh warga negara Indonesia baik yang keturunan ataupun 
tidak memiliki hak dasar. Karena itu sudah seharusnya meraka memperoleh akta 
kelahiran dan KTP," ujar Fauzi Bowo usai membuka acara talk show di Jakarta 
Selatan, Jumat (16/2). 


Ada Kesepakatan 

Fauzi mengatakan, untuk merealisasikan hal tersebut Pemprov masih menunggu 
keputusan pemerintah pusat dalam hal ini Menteri Hukum dan HAM. "Memang belum 
ada keputusan tetapi sudah ada kesepakatan dengan menteri. Jika datanya sudah 
selesai akan segera kami ajukan ke pemerintah pusat," katanya. 

Dia mengakui, masih banyak warga keturunan Tionghoa di Jakarta yang belum 
mendapat pengakuan sebagai WNI. Saat ini status mereka, tuturnya, hanya sebagai 
warga kota saja. "Padahal sebagian besar dari mereka lahir besar dan beranak 
cucu di Jakarta," ujarnya. 

Dia menegaskan pihaknya telah memerintahkan jajarannya di tingkat kelurahan 
melaui RT dan RW setempat untuk mendata keberadaan mereka. Jika keputusan 
pemerintah pusat sudah dikeluarkan layanan administrasi kependudukan untuk 
semua warga keturunan di Jakarta tidak akan ada bedanya. 

Fauzi menilai setelah disahkannya UU No 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan 
seharusnya tidak ada lagi diskriminisi terhadap warga keturunan khusunya 
keturunan Tionghoa. "Jika masih ada diskriminasi yang dilakukan oleh oknum 
pemerintah setempat, warga jangan takut untuk melaporkannya," tegasnya. 

Tidak hanya bagi warga keturunan Tionghoa saja, lanjutnya, tetapi juga anak 
yang merupakan hasil perkawinan campuran dengan WNA. Mereka juga bisa 
mendapatkan kewarganegaraan WNI. Langkah ini dibuat agar ada perlakuan yang 
adil. Dia sudah menginstruksikan kepada dinas kependudukan jika keputusan 
menteri sudah keluar maka para warga keturunan Tionghoa akan mendapatkan KTP 
secara gratis sesuai ketentuan Pemprov DKI Jakarta. 

Pada kesempatan itu Fauzi Bowo menyambut posotif adanya keinginan warga 
Tionghoa untuk merayakan Imlek secara sederhana, dengan alasan Jakarta baru 
saja selesei ditimpa bencana banjir. "Saya menghargai itu," ujarnya. [M-16/W-5] 




Last modified: 17/2/07 


[mediacare] Re: Barisan harus segera kita rapatkan!!!!!

2007-02-18 Terurut Topik Danny Lim
Email di bawah ini adalah manipulasi. Sebagian memang tulisan saya, 
lalu ditambah kalimat-kalimat "PKS (PRAKTEK KETOPRAK SAJA)", 
lalu "YANG TIDAK ADA APA APANYA BELAKA" dan terakhir "Danny Lim, PDS 
Nederland"

Siapa sudi menjadi anggota PDS Nederland? Dan apakah ada PDS 
Nederland? Saya sendiri telah menjadi WN Belanda dan anggota parpol 
Belanda CDA (Christen Democraat Apel). Bila pak Njoo hendak 
mempromosikan PDS dengan cara manipulasi begini, saya bilang itu 
jelek tapi tidak bisa melarang pak Njoo, paling bisa saya akan meng-
unsubscribe pak Njoo dari milis Kincir Angin yang saya kelola. Pro 
kontra adalah hal biasa dalam demokrasi, namun memanipulasi fakta 
tentunya saya tolak keras.

Danny Lim, Partai Kristen Demokrat CDA, Nederland

--- In mediacare@yahoogroups.com, Tionghoa Indonesia 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>  Kita harus merapatkan barisan mulai SEKARANG!!! 
>   
> -
> Himbauan di bawah ini bagus dan perlu, tapi kurang lengkap. 
Himbauan harus dilengkapi sanksi, himbauan tanpa sanksi akan 
dicuekkan saja oleh pemerintah pusat/Jakarta, dan itu telah terjadi 
puluhan tahun di Indonesia. Susahnya, rakyat Indonesia/Jakarta masih 
terus saja sabar, nrimo setiap mendapat kesulitan (yang bertubi-
tubi). Rakyat yang kebanjiran bila dibantu di posko banjir saja 
sudah berterima kasih beribu-ribu kali, boro-boro menuntut sanksi.
> 
> Kemajuan Indonesia rupanya mesti dimulai dari (memberikan) 
kesadaran (kepada) rakyat Indonesia untuk menuntut haknya yang 
selama ini dilalaikan oleh pemerintah (dari Soekarno sampai SBY, 
dari Tjokropranolo sampai Sutiyoso). Demokrasi adalah kekuasaan di 
tangan rakyat, itu belum terlihat di Indonesia/Jakarta. Wong wakil 
rakyatnya seperti PKS (PRAKTEK KETOPRAK SAJA) saja lebih senang 
ikut "mainan air" di posko banjir, bukannya menuntut sanksi ke 
pemerintah Jakarta, bahwa sampai ada 80 penduduk meninggal dan 
350.000 penduduk lainnya mengungsi kehilangan harta dan pekerjaan. 
Pasal 34UUD RI "Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh 
negara" diketahui oleh 
> semua orang Indoensia, tapi siapa yang perduli pasal itu? 
> Rakyatnya nrimo, cendekiawannya sudah puas bermasturbasi dengan 
slogan 
> kosong YANG TIDAK ADA APA APANYA BELAKA
> 
> Semoga kalian tabah dan tetap mencintai Indonesia. 
> Merdekaaa!!!
> 
> Salam prihatin 
> Danny Lim
> PDS Nederland
> ---
---
> Dewan Pimpinan Nasional - Serikat Rakyat Miskin Kota (DPN-SRMK)
> Jl. Tebet Barat Raya No. 5 Jakarta Selatan12820 , Fax: 021 ?
8305819,
> Telp: 021 92859600 
> Akte Notaris R Suryawan Budi Prasetiyanto, SH, MKn. Nomor : 01, 
Tanggal 01September 2005
> 
>   P ER N Y A T A A N S I K A P
> 
>   NO. A/Stat/DPN-SRMK/II-2007/004 
> 
> 
> PEMERINTAHAN PUSAT dan PEMDA DKI TAK BECUS URUS BANJIR !!!
> 
> BENCANA BANJIR membuat rakyat miskin tambah miskin. Puluhan orang 
tewas, anak-anak mengalami trauma banjir. Ratusan ribu warga 
mengungsi. Banjir 2007, lebih parah dan lebih luas dari banjir 2002. 
Banyak daerah yang pada 2002 bebas banjir, kini diterjang banjir. 
Jika siklus banjir lima tahunan dipercayai, banjir 2012 akan 
menenggelamkan sebagian Jakarta. Sudah saatnya warga Jakarta 
menuntut tanggung jawab pemerintah Pusat dan Pemda.
> 
> Berbagai penelitian dan kajian akhir-akhir ini menunjukan bahwa 
berbagai bencana adalah hasil perbuatan manusia, yang tidak 
bersahabat dan tak peka terhadap alam. Karena itu, pada dasarnya, 
banjir dan bencana lainnya dapat diantisipasi dan diupayakan tidak 
memakan korban harta benda dan nyawa yang begitu BERHARGA dan 
berjumlah banyak; bisa ditekan sampai ketingkat paling minimal. 
Sayangnya, pemerintah kembali tidak memperhatikan data-data yang ada 
dan membiarkan banjir 
> menenggelamkan kota-kota Jakarta. Sutiyoso sebagai penanggung 
jawab ibukota malah menyalahkan banjir tersebut sebagai fenomena 
alam yang hadir setiap lima tahun sekali atau ulah rakyat yang 
membuang sampah di kali-kali. Dan celakanya, tak ada yang harus 
bertanggung jawab atas bencana yang terjadi. Tak ada pejabat yang 
dipecat. Tak ada yang menganggapnya sebagai unsur salah urus. Tak 
ada pejabat yang merasa gagal lalu mengundurkan diri. 
> 
> Tanggung jawab publik yang diemban disembunyikan di balik 
kunjungan simpati tanpa empati.
> 
> Itulah nasib rakyat (dari dulu sampai sekarang): hanya menjadi 
korban keputusan pejabat dan elit politik, bukan sebagai pengambil 
keputusan atas nasibnya sendiri. Rakyat kembali dibiarkan menderita 
dan sengsara oleh rendaman air yang tak pernah mereka harapkan. 
Harta, nyawa miliknya dan kesempatan untuk melanjutkan hidupnya 
hancur berkeping-keping. Ketika sebuah musibah datang, yang dituntut 
bukan tanggung jawab melainkan sikap ikhlas dan lapang dada. Itu 
bukan hanya sekadar sikap yan

[mediacare] Re: Pernyataan Sikap Serikat Rakyat Miskin Kota

2007-02-18 Terurut Topik Danny Lim
Jadi orang-orang miskin itu dianggap sebagai kriminil, dus perlu 
ditangkapi dan dikurung? Ini jelas melanggar UUD RI. Maka kalau 
begini terus keadaannya, NKRI sudah tidak berhak lagi hidup, sebab 
sudah melenceng dari UUD RI yang ditetapkan oleh pendiri bangsa. 
Bila Indonesia tetap masih mau hidup sebagai negara kesatuan, mesti 
mengamandemen UUD-nya, kalimat pasal 34 diubah misalnya 
menjadi "Fakir miskin dan anak terlantar adalah kriminil negara, dus 
mesti dikerangkeng".

Sekarang ini pasal demi pasal UUD RI bagus bunyinya, namun 
prakteknya amat menjijikkan. Bangsa yang lebih hipokrit dari bangsa 
Indonesia KAGAK ADA!!! Oo I love my new country the Netherlands 
more and more and more . :-(.

Sala prihatin, Danny Lim, Nederland

--- In mediacare@yahoogroups.com, Full Gospel Indonesia 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> ".Pasal 34 UUD RI "Fakir miskin dan 
> anak terlantar dipelihara oleh negara" diketahui oleh semua orang 
> Indoensia, tapi siapa yang perduli pasal itu? Rakyatnya nrimo, 
> cendekiawannya sudah puas bermasturbasi dengan slogan kosong 
> Pancasila/UUD RI/NKRI.
> Semoga kalian tabah dan tetap mencintai Indonesia. Merdekaaa!!!
> 
> Salam prihatin, Danny Lim, Nederland "
>
>   Kalau pak Danny Lim ke Surabaya,tidak akan menjumpai lagi yang 
namanya anak gelandangan, pengamen di bus kota, fakir miskin, wanita 
tunasusila, waria , pengemis di perempatan jalan. Mereka sejak 
Agustus 2006 ditangkap Polisi dan dimasukkan Penampungan Dinas 
Sosial di Jl. Keputih Tegal 32 Surabaya,telp. 031-5994710.
>
>   Walikota pak Bambang DH harus keluar Rp. 6 juta sehari untuk 
beri makan mereka, tapi sampai kapan ? kasihan mereka, 
keadaannya memprihatinkan.
>
>   Teman2, yang mau beri ANGPAO Yayasan Full Gospel Indonesia, 
jangan dirupakan uang, cek atau setoran lewat ATM BCA, tetapi 
rupakan beras, telur, daging segar, buah2-an, pakaian , air mineral 
dll. untuk membantu Dapur Umum. disana, jumlah mereka sudah  700 
orang, dan terus meningkat.saat ini  
>
>   God Bless You all.
>
>   Bambang Wiyono
>   Yayasan Full Gospel Indonesia 
>   website: http://www.geocities.com/yayasanfullgospelindonesia,
>   e-mail : [EMAIL PROTECTED]
>   HP 0812 327 3886
>
>   
> 
>  
> 
>  
> -
> Have a burning question? Go to Yahoo! Answers and get answers from 
real people who know.
>




[mediacare] Re: [SP] Eddie Kusuma: Imlek adalah Perayaan Budaya

2007-02-18 Terurut Topik Danny Lim
Justru keputusan menjadikan Nyepi, Natal, Imlek, Waisak sebagai hari 
libur nasional adalah keputusan politis/ekonomis. Hari libur 
keagamaan di Indonesia haruslah yang berasal dari Islam saja, 
melihat perbandingan populasi penduduknya. Di Belanda hari libur 
keagamaam hanya yang berasal dari Kristen saja. Namun merayakan 
Imlek, Idul Fitri dan hari-hari keagamaan lainnya tidak dilarang 
bahkan didukung. Setiap Idul Fitri misalnya, datanglah dua menteri 
kabinet Belanda berbuka puasa terakhir. Satu menteri ke Amsterdam, 
menteri satunya lagi ke Rotterdam, lalu mereka saling kontak lewat 
layar raksasa memperlihatkan situasi buka puasa di kota masing-
masing. Imlek juga begitu, kebetulan tahun ini jatuh di hari Minggu, 
bila jatuh di hari Kamis misalnya, maka hari Sabtu & Minggu 
berikutnya dijadikan pesta nasional.

Jadi di sini kita mesti membedakan, mana keputusan pragmatis 
proporsional, mana keputusan politis/ekonomis. Once again, 
menjadikan Imlek, Waisak, Nyepi, Natal sebagai hari libur nasional 
di Indonesia, 100% adalah keputusan politis/ekonomis.

Keputusan mantan presiden Gus Dur yang membolehkan perayaan Imlek, 
itulah keputusan pragmatis/proporsional. Wong penduduk Indonesia 
ingin merayakan tradisinya kok dilarang oleh engkong Soeharto, 
abnormal itu namanya. Dus melarang perayaan budaya/tradisi kelompok-
kelompok masyarakat di Indonesia = abnormal, namun meresmikan Natal, 
Waisak, Nyepi, Imlek sebagai hari libur nasional juga abnormal. Yang 
normal adalah menjadikan Waisak, Nyepi, Natal, Imlek BUKAN sebagai 
hari libur nasional, tapi karyawan yang ingin merayakannya tidak 
boleh dilarang dalam arti jam kerjanya (yang dipakai untuk 
meliburkan diri sendiri itu untuk merayakan Imlek dll.) mesti 
dibayar (misalnya) dalam bentuk kerja lembur beberapa kali. 
Perusahaan/pemerintah Belanda paling piawai bersikap fleksibel 
terhadap bermacam tradisi di Belanda, namun dalam hal UU harus tetap 
proporsional.

Selamat Imlek, Danny Lim, Nederland


--- In mediacare@yahoogroups.com, "Yap Hong Gie" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Seandainya, saya ulangi, seandainya, pernyataan dan penjelasan 
penulis
> adalah benar;  "Imlek adalah Perayaan Budaya",  maka Pemerintah 
telah
> keliru menetapkan Imlek sebagai Hari Raya (Keagamaan) Nasional.
> Dan oleh karena itu, Keputusan Presiden Nomor 19/2002, yang 
menyatakan
> Imlek adalah Hari Libur Nasional, perlu ditinjau kembali, untuk 
dicabut.
> 
> Menyambut Hari Raya Imlek, nampak suasana suci dan indah dikotori 
oleh 
> kontroversi terbuka, bahkan adanya kecenderungan pihak-pihak 
tertentu yang 
> mengkerdilkan magna Hari Raya Imlek, sebagai perayaan budaya 
(pakai huruf 
> kecil).
> 
> Melalui Keppres No.6/2000, Presiden Abdurrahman Wahid mencabut 
Inpres
> No.14/1967. Yang artinya, warga keturunan Tionghoa tak lagi 
memerlukan izin
> khusus untuk mengekspresikan secara publik berbagai aspek dari 
kepercayaan,
> kebudayaan, dan tradisi asli mereka.
> Kemudian, Presiden Megawati Soekarnoputri menindaklanjutinya dengan
> mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 19/2002 tertanggal 9 April 
2002
> yang meresmikan Imlek sebagai hari libur nasional. Mulai 2003, 
Imlek resmi
> dinyatakan sebagai salah satu hari libur nasional.
> Hari libur nasional yang terkait dengan agama, merupakan Hari Raya 
dari
> agama-agama yang ada di Indonesia dan diakui oleh pemerintah.
> 
> Tradisi silaturahmi keluarga, kerabat, teman dan tetangga; yang 
intinya
> adalah penghormatan yang muda pada orang yang lebih tua dan saling 
memberi
> selamat ini memiliki kesamaan dengan tradisi silaturahmi 
masyarakat Muslim,
> setelah melaksanakan sembahyang (solat) Ied, pada Hari Raya Idul 
Fitri.
> Dikalangan pribumi jaman dulu, Imlek lebih dikenal 
sebagai "Lebaran Cina".
> 
> Kalau cuma sekedar perayaan budaya, mengapa masyarakat Tionghoa 
> menyelenggarakan rangkaian ritual sembayangang di rumah dan 
> berbondong-bondong sembahyang ke Klenteng (agama Tao/Konghucu) dan 
ke Vihara 
> (Budha)?
> 
> Quote:
> Konon, Perayaan Imlek Nasional ini atas prakarsa bersama Duta 
Besar RI di
> Beijing dan Duta Besar RRT di Jakarta dalam rangka peningkatan 
hubungan
> kerjasama kebudayaan kedua negara. ---End quote.
> 
> Apakah maksudnya Perayaan Imlek Nasional mau dijadikan acara 
perayaan
> (budaya) bilateral?
> Kalau menurut penulis, acara perayaan Imlek adalah dalam 
rangka "peningkatan
> hubungan kerjasama kebudayaan kedua negara", maka kehadiran 
Presiden RI
> sudah amat berlebihan. Sehingga di masa mendatang, setiap acara 
hari
> "Kebudayaan Imlek", cukup dihadiri oleh Menteri Pendidikan & 
Kebudayaan
> RI saja.
> 
> 
> Quote:
> Perayaan Imlek Nasional Indonesia bersatu yang akan berlangsung 
dalam rangka
> meningkatkan kerjasama antara RI dan RRT.---End quote.
> 
> Mudah

[mediacare] Re: Pernyataan Sikap Serikat Rakyat Miskin Kota

2007-02-17 Terurut Topik Danny Lim
Himbauan di bawah ini bagus dan perlu, tapi kurang lengkap. Himbauan 
harus dilengkapi sanksi, himbauan tanpa sanksi akan dicuekkan saja 
oleh pemerintah pusat/Jakarta, dan itu telah terjadi puluhan tahun 
di Indonesia. Susahnya, rakyat Indonesia/Jakarta masih terus saja 
sabar, nrimo setiap mendapat kesulitan (yang bertubi-tubi). Rakyat 
yang kebanjiran bila dibantu di posko banjir saja sudah berterima 
kasih beribu-ribu kali, boro-boro menuntut sanksi.

Kemajuan Indonesia rupanya mesti dimulai dari (memberikan) kesadaran 
(kepada) rakyat Indonesia untuk menuntut haknya yang selama ini 
dilalaikan oleh pemerintah (dari Soekarno sampai SBY, dari 
Tjokropranolo sampai Sutiyoso). Demokrasi adalah kekuasaan di tangan 
rakyat, itu belum terlihat di Indonesia/Jakarta. Wong wakil 
rakyatnya seperti PKS saja lebih senang ikut "mainan air" di posko 
banjir, bukannya menuntut sanksi ke pemerintah Jakarta, bahwa sampai 
ada 80 penduduk meninggal dan 350.000 penduduk lainnya mengungsi 
kehilangan harta dan pekerjaan. Pasal 34 UUD RI "Fakir miskin dan 
anak terlantar dipelihara oleh negara" diketahui oleh semua orang 
Indoensia, tapi siapa yang perduli pasal itu? Rakyatnya nrimo, 
cendekiawannya sudah puas bermasturbasi dengan slogan kosong 
Pancasila/UUD RI/NKRI.

Semoga kalian tabah dan tetap mencintai Indonesia. Merdekaaa!!!

Salam prihatin, Danny Lim, Nederland

--- In mediacare@yahoogroups.com, DPN SRMK <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Dewan Pimpinan Nasional - Serikat  Rakyat Miskin Kota  
(DPN-SRMK)
>   Jl. Tebet Barat   Raya  No. 5 Jakarta Selatan12820 , Fax: 
021 – 8305819,
>   Telp: 021  92859600  Email: [EMAIL PROTECTED]
>   Akte 
Notaris R Suryawan Budi Prasetiyanto, SH, MKn. Nomor : 01, Tanggal  
01 September 2005
>   
>   P ER N Y A T A A N   S I K A P  NO. A/Stat/DPN-SRMK/II-
2007/004   
>   PEMERINTAHAN PUSAT dan PEMDA DKI  TAK BECUS URUS BANJIR !!!
>
>   BENCANA  BANJIR membuat rakyat miskin tambah miskin. Puluhan 
orang tewas, anak-anak  mengalami trauma banjir. Ratusan ribu warga 
mengungsi. Banjir 2007, lebih parah  dan lebih luas dari banjir 
2002. Banyak daerah yang pada 2002 bebas banjir,  kini diterjang 
banjir. Jika siklus banjir lima  tahunan dipercayai, banjir 2012 
akan menenggelamkan sebagian Jakarta. Sudah saatnya warga Jakarta 
menuntut tanggung  jawab pemerintah Pusat dan Pemda.
>
>   Berbagai  penelitian dan kajian akhir-akhir ini menunjukan 
bahwa berbagai bencana adalah  hasil perbuatan manusia, yang tidak 
bersahabat dan tak peka terhadap alam.  Karena itu, pada dasarnya, 
banjir dan bencana lainnya dapat diantisipasi dan  diupayakan tidak 
memakan korban harta benda dan nyawa yang begitu banyak;  ditekan 
sampai ketingkat paling minimal. Sayangnya, pemerintah kembali 
tidak  memperhatikan data-data yang ada dan membiarkan banjir 
menenggelamkan kota-kota  Jakarta.  Sutiyoso sebagai penanggung 
jawab ibukota malah menyalahkan banjir tersebut  sebagai fenomena 
alam yang hadir setiap lima  tahun sekali atau ulah rakyat yang 
membuang sampah di kali-kali. Dan celakanya,  tak ada yang harus 
bertanggung jawab atas bencana yang terjadi. Tak ada pejabat  yang 
dipecat. Tak ada yang menganggapnya sebagai unsur salah urus. Tak 
ada  pejabat yang merasa gagal lalu mengundurkan diri. Tanggung 
jawab publik yang  diemban disembunyikan di balik kunjungan simpati 
tanpa
>  empati.
>
>   Itulah nasib rakyat (dari dulu  sampai sekarang): hanya 
menjadi korban keputusan pejabat dan elit politik,  bukan sebagai 
pengambil keputusan atas nasibnya sendiri. Rakyat kembali dibiarkan 
menderita dan sengsara  oleh rendaman air yang tak pernah mereka 
harapkan. Harta, nyawa miliknya dan  kesempatan untuk melanjutkan 
hidupnya hancur berkeping-keping. Ketika sebuah  musibah datang, 
yang dituntut bukan tanggung jawab melainkan sikap ikhlas dan  
lapang. Itu bukan hanya sekadar sikap yang naif tapi SESAT.
>
>   Bersama ini kami nyatakan bahwa Pemerintah Pusat dan  Pemda 
DKI gagal menyelamatkan Rakyat Jakarta dari bahaya banjir. 
Karenanya  mereka harus memahami pernyataan kami ini:
>
>   1.   Pemerintah Pusat dan PEMDA DKI gagal menerapkan 
Jalan  keluar jangka panjang untuk menyelamatkan masyarakat Jakarta 
dari bahaya banjir. Hingga banjir  datang Pemerintah Pusat maupun 
Pemda DKI belum juga menyelesaikan pembangunan waduk,  situ-situ dan 
banjir banjir kanal baik di Bogor, Depok, Tanggerang dan di  Jakarta 
(Banjir Kanal Timur), sodetan-sodetan baik di area-area di Bogor,  
Depok, Tanggerang dan Jakarta, dan Daerah Aliran Sungai (DAS); 
Justru  sebaliknya kebijakan pembangunan menyebabkan banyak lahan 
serapan air tertutup  oleh aspal dan gedung karena digunakan untuk 
pembangunan gedung-gedung, mal,  dan paku bumi;
>
>   2.   Sistem drainase di DKI b

[mediacare] Banjir Surut, Penanganannya Ikut Surut

2007-02-17 Terurut Topik Danny Lim
DL - Artikel di bawah ini ditutup dengan kalimat "Belajar dari bencana banjir 
tahun ini, yang hampir menenggelamkan Jakarta, sudah selayaknya pemerintah 
mengubah orientasi. Jangan sampai program penanggulangan banjir hanya sebatas 
rapat kordinasi, menyusun master plan, tapi tanpa tindak lanjut nyata. Apalagi 
kalau hanya fokus pada proyek besar." Tapi susahnya, orang Indonesia tidak 
terbiasa mencegah banjir, melainkan punya kebiasaan bila datang banjir 
ramai-ramai menjadi pahlawan kesiangan di posko-posko banjir. "Mentalitas posko 
banjir" ini bukan cuma melanda PKS, tapi telah mendarah-daging di semua lini, 
terutama di kalangan eselon menengah ke atas. Padahal sekali lihat saja kita 
tahu, rakyat kecil tidak membutuhkan POSKO BANJIR, melainkan membutuhkan 
situasi TIDAK BANJIR, itu saja. Haiy .. cilaka butulan nih 
Indonesia :-(.


SUARA PEMBARUAN DAILY 


Banjir Surut, Penanganannya Ikut Surut

Banjir besar yang melanda Jakarta dan wilayah sekitarnya pada awal Februari 
lalu, mulai surut. Namun justru pekerjaan terkait penanggulangan banjir baru 
dimulai. 


Seolah ingin menunjukkan keseriusan, pemerintah mulai berkoordinasi menyatukan 
visi dan misi untuk penanggulangan banjir. Pekan lalu, Presiden Susilo Bambang 
Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla telah melakukan rapat dengan menteri 
terkait dan para Gubernur yang wilayahnya dihantam banjir, yakni DKI Jakarta, 
Jawa Barat dan Banten. 

Koordinasi yang ditunjukan pemerintah pusat dan pemerintah daerah itu, seolah 
memberi harapan baru bagi masyarakat bahwa bencana banjir akan teratasi. 
Sayangnya, koordinasi seperti ini, sering kali hanya terlihat ketika bencana 
datang. 

Seiring dengan surutnya air dan kembalinya para pengungsi korban banjir ke 
rumah mereka, semangat pemerintah dalam menindaklanjuti penanggulangan banjir 
juga ikut surut. Hal itu, sudah terbukti dari mandeknya realisasi master plan 
(rencana induk) penanggulangan banjir di DKI Jakarta dan sekitarnya yang 
selesai disusun pada Juni 2002. 

Penyusunan master plan tersebut, dilakukan pascabanjir besar yang melanda 
Jakarta pada Februari 2002. Tidak tanggung-tanggung, lima menteri dan tiga 
gubernur terlibat dalam penyusunan program penanggulangan banjir, baik jangka 
pendek, menengah dan panjang. 

Hasilnya, disepakati dana yang akan dianggarkan untuk merealisasikan program 
penanggulangan banjir di wilayah Jakarta dan sekitarnya mencapai Rp 18,282 
triliun. Sekitar Rp 16,672 triliun dialokasikan untuk penanggulangan banjir 
Jabodetabek dan Rp 1,61 triliun untuk program pemerintah kota dan kabupaten 
Bogor serta Tangerang. 

"Subtansi dasar programnya adalah mengatur penyelenggaraan penataan ruang 
Jabodetabek sebagai satu kesatuan ekosistem yang mencakup aspek perencanaan, 
pemanfaatan, pengendalian dan pengawasan untuk menanggulangi banjir" kata 
Sekretaris Daerah (Sekda) Pemprov DKI, Ritola Tasmaya, kepada Pembaruan, akhir 
pekan lalu. 

Menurut dia, master plan itu, akan dikerjakan dalam kurun waktu 10 tahun, mulai 
2002-2012. Programnya antara lain meliputi penataan ruang, perumahan dan 
pemukiman, prasarana perkotaan (sistem drainase dan jalan), pengelolaan daerah 
aliran sungai (DAS) dan sungai dan pemberdayaan masyarakat. 

Namun master plan tersebut, ternyata tak bisa direalisasikan. Penyebabnya, para 
menteri yang terlibat belum sempat menandatangani master plan penanggulangan 
banjir, sampai akhirnya diganti pada pemerintahan Presiden Susilo Bambang 
Yudhoyono. 

Bahkan para menteri baru juga tidak menjadikan masalah banjir sebagai prioritas 
program kerja, sehingga master plan setebal 20 halaman itu, hanya menjadi 
wacana yang terpendam hingga banjir besar kembali melanda Jakarta di awal 
Februari 2007. 


Bergantung 

Lalu apakah penanggulangan banjir harus bergantung pada aturan dan birokrasi 
yang berbelit? Apakah Pemprov DKI harus menungu realisasi master plan yang 
lebih banyak melibatkan pemerintah pusat sebagai penanggungjawab? Sesuai dengan 
kewenangan otonomi daerah, sudah selayaknya Pemprov DKI berusaha mengatasi 
banjir, tanpa perlu menunggu aksi pemerintah pusat. Pasalnya, secara geografis 
letak Jakarta yang rendah dan menjadi daerah hilir dari 13 anak sungai akan 
membuat banjir selalu menjadi ancaman bagi ibu kota. 

Memang benar, Jakarta selalu mendapat kiriman banjir dari Bogor dan Depok yang 
menjadi daerah hulu 13 anak sungai yang bermuara di kawasan utara dan barat 
Ibukota. Sehingga, perlu dilakukan penataan di kawasan hulu agar air hujan 
meresap dan tidak seluruhnya dialirkan ke Jakarta. 

Namun melihat besarnya banjir yang melanda Jakarta pada awal Februari 2007, 
bahkan di kawasan yang bukan merupakan daerah langganan banjir, sepertinya 
Pemprov DKI harus berkaca diri agar tak melulu menyalahkan banjir kiriman dari 
kawasan hulu. Menurut Direktur Eksekutif Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan 
Strategis (Puskaptis), Husin Yazid, banjir yang 

[mediacare] Re: Quiz Danny Lim

2007-02-16 Terurut Topik Danny Lim
Orang Indonesia memikirkan bagaimana Indonesia bisa maju? Oh bagus 
itu, memang normalnya harus begitu, setiap negara juga memikirkan 
negaranya sendiri-sendiri kok. Apa ada negara A yang memikirkan 
kepentingan negara lain misalnya negara Palestina? Kagak ada 'kan? 
Indonesia juga kagak pernah memikirkan kepentingan Palestina tokh? 
Dan yang terpenting, RI merdeka supaya lebih maju dibanding di jaman 
kolonial. Sebab kalau merdeka untuk lebih jelek dari jaman kolonial, 
itu namanya abnormal, bukan begitu Budi?

So, mulai tahun 2008 kita yang di luar negeri tidak akan lagi 
membaca/mendengar berita dari Indonesia tentang:
- banjir yang memakan korban jiwa di Indonesia
- Indonesia no. 6 terkorup dunia
- kelaparan di Yahukimo dll.
- murid gantung diri karena tidak bisa bayar SPP
- baby ditahan RS karena ortunya miskin
- gereja dirusak oleh kelompok rese
- bom Bali
- dll.

Wah, banyak juga pekerjaan rumahnya si Budi nih yee. Semoga tabah, 
tetap cerah dan tidak merasa gerah dengan tulisan-tulisan Danny Lim. 
Pokoknya, kalau Budi sudah sibuk membangun Indonesia, kagak ada 
waktu lagi deh untuk membalas email-email Danny Lim. Lagipula apa 
yang bisa ditulis oleh Danny Lim bila semua hal sudah perfek di 
Indonesia, ya nggak ya nggak ya nggak, he he. Bukan begitu Budi? 
Merdek

Salam hangat, Danny Lim, Nederland

--- In mediacare@yahoogroups.com, "Budi P" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Haha, gue setuju dengan manneke.
> Orang Indo bingung mikirin gimana Indo maju, si Danny malah ribut 
gak
> karuan.
> Dia kira yang tinggal di luar negeri cuman dia doang ?
> 
> Jangan-jangan dia suka belanda karena tidak diizinkan nikah di 
Indonesia.
> Hehe, you know what I mean
> 
> On 2/15/07, manneke <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> >   Setelah mengikuti posting-posting Danny Lim, saya juga berani 
taruhan
> > bahwa jawaban bagi semua pertanyaan ini adalah b semua:
> >
> > 1. Setiap membaca berita tentang Indonesia, Danny Lim akan:
> > a. taruhan beer Heineken
> > b. taruhan Teh Botol Sosro
> >
> > 2. Simpulan Danny Lim untuk setiap permasalahan di Indonesia:
> > a. buang sampah ke kali
> > b. buang Pancasila ke tong sampah
> >
> > 3. Jawaban balik Danny Lim untuk tiap kritik terhadap 
pemikirannya:
> > a. Orang Indonesia pasti kebanyakan makan gule kambing
> > b. Orang Indonesia pasti kebanyakan masturbasi Pancasila
> >
> > 4. Ekspresi favorit Danny Lim:
> > a. Aku cinta buatan Indonesia
> > b. Ooo I love my country more and more
> >
> > 5. Mimpi Danny Lim kalo tidur tiap malem:
> > a. Belanda jadi antek Amerika
> > b. Indonesia kembali jadi jajahan Belanda
> >
> > Ayo, berani taruhan Teh Botol Sosro?
> >
> > manneke
> >
> > -
> >
>




[mediacare] Re: LBH Buka Pos Pengaduan Banjir

2007-02-16 Terurut Topik Danny Lim
Semoga langkah LBH di bawah ini dibarengi oleh lembaga-lembaga lain. 
Masa-masa di mana pemerintah lalai tanpa mendapat sanksi sudah 
lewat. Di negara normal seperti Belanda, tidak ada pemerintah yang 
berani lalai. Selain parlemennya galak membela kepentingan rakyat, 
juga hukum di Belanda berlaku buat semua orang, termasuk buat 
pejabat (tinggi) negara. Selain ganti kerugian yang tidak sedikit, 
sang pejabat juga bisa divonis penjara bila kematian 80 penduduk itu 
terjadi akibat kelalaian yang tidak beralasan. Namanya "dood door 
schuld", artinya "kematian akibat kesalahan". Tidak masuk 
kategori "pembunuhan" sebab Sutiyoso tidak membunuh 80 penduduk 
Jakarta itu, tapi hanya karena lalai saja sudah bisa dihukum di 
Belanda sini.

Please stop jor-joran merasa berjasa di posko-posko banjir, itu 
tidak normal. Yang harus dilakukan oleh semua pihak, terlebih-lebih 
oleh parlemen Jakarta/Indonesia dan lembaga-lembaga seperti LBH, 
adalah meminta pertanggungan-jawab gubernur Jakarta dan pembantu-
pembantunya secara hukum. Bila banjir Jakarta terjadi di Belanda, 
sudah pasti ada "koppen rollen" (kepala yang menggelinding). Karena 
streng dan taat kepada hukum, maka Belanda bisa menjadi negara maju. 
Salut kepada LBH dan maju terus, please. Menuntut gubernur Jakarta 
sama dengan membangun negara. Tidak menuntut gubernur Jakarta sama 
dengan menggerogoti negara RI.

Salam hangat, Danny Lim, Nederland

--- In mediacare@yahoogroups.com, firdaus cahyadi <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Republik, Kamis, 15 Februari 2007
> 
> LBH Buka Pos Pengaduan Banjir  
> 
> 
> 
>  JAKARTA --- Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) 
Lembaga Bantuan  Hukum Jakarta membuka Pos Pengaduan Banjir 2007 di 
Jalan Dipinegoro 74, Jakarta  Pusat, di kantor LBH Jakarta. Direktur 
LBH Jakarta, Asfinawati SH menyatakan  tujuan pos pelayanan ini 
sebagai tempat bagi warga untuk mengadukan kerugian  akibat banjir.
>  "Targetnya kita melakukan class action," kata Asfinawati, Rabu 
(14/2).  Keberadaan pos juga untuk memberikan kesempatan bagi warga 
yang ingin melakukan  pengaduan atas minimnya pelayanan pemerintah 
saat terjadi banjir. "Yaitu  bagaimana penanganan pemerintah pada 
saat pra banjir, selama banjir dan pasca  banjir," ujarnya. Sebagai 
contoh apakah ada peringatan dini sebelum banjir,  respons 
pemerintah saat terjadi banjir, serta tindakan penanggulangan 
banjir  oleh pemerintah.
>  Pos ini, lanjut Asfinawati, telah dibuka sejak 5 Februari 2007 
lalu. Beberapa  warga korban banjir pun sudah tercatat mengadukan 
kerugian yang mereka alami ke  pos pengaduan ini. Menurutnya banjir 
tahun 2007 ini bukan bencana alam. "Tapi  ini merupakan kelalaian 
pemerintah sehingga warga menderita," kata dia. Ia pun  akan 
mendesak Mabes Polri untuk melakukan penyidikan dan proses hukum.
>  Kriteria warga yang bisa mengadukan klaim adalah korban langsung 
(rumahnya  terkena banjir) dan korban tidak langsung (rumahnya tidak 
terkena banjir).  Korban langsung biasanya warga yang barang serta 
dokumen pentingnya hilang  akibat rumahnya diterjang banjir. Selain 
itu terganggunya saran publik seperti  telepon, air dan listri serta 
warga yang merasa tidak puas atas penanganan  pemerintah selama 
banjir serta penanganan pemerintah setelah banjir surut.
>  Sementara kriteria korban tidak langsung adalah yang mengalami 
terganggunya  pelayanan publik, telepon, air, listrik dan 
transportasi. Selain itu kerugian  karena lingkungan terkena banjir, 
semisal tidak bekerja, dan lainnya bisa  dijadikan dasar warga untuk 
melakukan pengaduan.
> (cep )  
> 
>  
> -
> No need to miss a message. Get email on-the-go 
> with Yahoo! Mail for Mobile. Get started.
>




[mediacare] Jelang Imlek, 1.000 Lampion Telah Dipasang di Padang

2007-02-15 Terurut Topik Danny Lim
DL - Salut kepada masyarakat Tionghoa di Padang, merayakan Imlek sekaligus 
beraksi sosial. Win win situation. Budaya silaturakhmi seperti ini yang mesti 
dipupuk di Indonesia. Selamat Imlek.


SUARA PEMBARUAN DAILY 


Jelang Imlek, 1.000 Lampion Telah Dipasang di Padang
[PADANG] Perayaan Imlek ke-2558 dipastikan akan berlangsung meriah di Kota 
Padang, Sumatera Barat (Sumbar). Suasana itu terlihat dari persiapan yang 
dilakukan masyarakat keturunan Tionghoa, di mana salah satunya dengan telah 
terpasangnya 1.000 lampion di kawasan Pondok, wilayah permukiman keturunan 
Tionghoa di Padang. 

Di samping itu, berbagai kegiatan lain juga dilakukan, seperti gotong-royong 
membersihkan kawasan kota tua di Muara Padang sekaligus mengecatnya dan 
memasang ucapan "Gong Xi Fa Cai" di berbagai toko di wilayah itu. Para pedagang 
juga memanfaatkan sebagai momen untuk menjual pernak-pernik Imlek. Selain 
kegiatan perayaan Imlek, etnis Tionghoa di Sumbar juga berencana mengadakan 
pasar murah Sincia, sebagai bentuk kepedulian terhadap kesulitan masyarakat. 

"Pada malam tanggal 17 Februari nanti, kami akan berdoa mensyukuri kondisi yang 
aman sekarang, dan mendoakan kondisi yang lebih baik. Bukan hanya untuk 
merayakan, tapi bagi semua masyarakat Sumbar," kata Ketua Pelaksana Perayaan 
Imlek ke-2558 Nasrul Arifin kepada Pembaruan, Senin (11/2). 

Dikatakan, panitia kali ini akan mempersatukan tiga organisasi besar di 
lingkungan keturunan Tionghoa, yakni Himpunan Bersatu Teguh (HBT), Himpunan 
Tjinta Tjeman (HTT), dan Himpunan Santo Yusuf (HSY) dalam perayaan Imlek tahun 
ini. Pada Imlek sebelumnya, perayaan dilakukan masing-masing himpunan. 
"Sekarang perayaan itu kita satukan menjadi rangkaian acara, sekaligus beberapa 
acara juga diikuti seluruh himpunan yang ada," kata Arifin. 

Salah satu acara bersama tersebut, menurut Nasrul, yaitu pasar murah yang 
menjual berbagai bahan kebutuhan pokok, ditujukan untuk seluruh masyarakat. 
Penjualannya diharapkan membuat seluruh masyarakat dapat bersuka cita dengan 
kondisi harga makanan pokok yang cukup tinggi sekarang. "Kita akan menjual 
beras Rp 5.500 per kilogram (kg). Penjualannya dibatasi 10 kg per warga," 
katanya. [BO/W-8] 




Last modified: 13/2/07 


[mediacare] Fw: Benny Setiono Re: Tahun Baru Imlek dengan keunikannya di Indonesia ==> Semua!!!

2007-02-15 Terurut Topik Danny Lim
Chan Chan . bila menghimbau agar perayaan Imlek sederhana, itu 
bagus, tapi bila nyerocos bahwa sukubangsa Tionghoa bersikap perduli 
terhadap rakyat kecil, itu 'mah hipokrit namanya atuh. Lihat saja, 
mana ada rumah mewah milik orang Tionghoa yang tidak diuruk minimal 
2 meter dari jalan aspal? Ngga ada 'kan, semua rumah mewah pasti 
posisinya tinggi. Nah itu adalah sikap egoistis, lawan dari sikap 
perduli. Sebab apa, dengan meninggikan rumah sendiri, para orang 
Tionghoa kaya itu memindahkan airnya ke tetangganya yang miskin, 
yang tidak mampu menguruk dasar rumahnya 2 meter dari jalan aspal. 
Got the message?

Yang perlu dilakukan oleh orang Indonesia, dari semua suku, dari 
semua parpol, dari semua golongan adalah mengintrospeksi diri masing-
masing. Semua pihak di Indonesia salah lah lah lah, itu ogut haikul 
yakin. Yang benar dan tidak hipokrit cuma satu, yaitu masyarakat 
akar rumput, yang tidak bisa ke dokter, yang anaknya tidak bisa 
sekolah, yang kebanjiran, yang terpendam lumpur Lapindo Brantas, 
dll.dll.dll. Dan ingat ya, bersahaja di hari Imlek saja tidak cukup, 
sukubangsa Tionghoa harus bekerja keras dengan cara sendiri-sendiri, 
agar mulai tahun 2008 Jakarta/Indonesia TIDAK kebanjiran lagi. Okki 
dokki yah.

Salam hangat, Danny Lim, Nederland


--- In mediacare@yahoogroups.com, "ChanCT" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Bung Benny yb,
> 
> Satu tanggapan yang sangat baik sekali. Saya mengerti sekarang 
dimana 
> masalah sesungguhnya, dan setuju dengan usul bung: Masalah Imlek 
merupakan 
> puncak ritual Agama atau hanya festival budaya tidak perlu dibesar-
besarkan. 
> Yang penting dinegeri ini, yang baru saja tertimpa bencana 
berturut-turut 
> dan terakhir banjir lebat, 70% Jakarta tergenang air, hendaknya 
perayaan 
> Tahun Baru Imlek bisa diselenggarakan sesederhana mungkin, tidak 
dengan 
> pesta-pora adu mewah. Bagi Tionghoa-Tionghoa sukses bisa lebih 
memberikan 
> perhatian, rasa peduli yang lebih besar pada penduduk sekeliling 
yang masih 
> papa-miskin dan tertimpa penderitaan bencana alam yang terjadi. 
Dengan 
> demikian, kehidupan masyarakat harmonis bisa lebih terjamin, 
bersama-sama 
> maju terus memasuki Tahun Babi Emas dengan lebih baik bagi semua 
pihak.
> 
> Mudah-mudahan setelah menarik pelajaran dengan baik kedua kelompok 
bisa 
> kembali bersatu, demi kepentingan bersama lebih mengutamakan 
mendorong maju 
> ekonomi nasional dan meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak.
> 
> Salam,
> ChanCT
> 
> - Original Message - 
> From: Benny Setiono
> To: [EMAIL PROTECTED] ; HKSIS-Group
> Sent: Thursday, 15 February, 2007 16:50
> Subject: [komunitas-tionghoa] Re: Tahun Baru Imlek dengan 
keunikannya di 
> Indonesia ==> Semua!!!
> 
> 
> Bung Chan,
> 
> Berhubung masalah Imlek tahun ini merupakan masalah yang sedang 
aktual dan 
> berpotensi menimbulkan perpecahan di kalangan masyarakat Tionghoa 
di 
> Indonesia, khususnya di antara kalangan totok tertentu dan 
peranakan 
> menengah kebawah (umat Khonghucu), saya ikut urun rembuk.
> 
> Saat ini terjadi kebingungan dan keresahan di kalangan masyarakat 
Tionghoa 
> terutama di Jakarta berhubung berkembangnya isu-isu apakah Imlek 
itu 
> perayaan agama atau budaya ?Ada apa sebenarnya ?
> 
> Sudah bertahun-tahun sejak tumbangnya rezim Orba dan pemerintahan 
Gus 
> Dur,Imlek nasional dirayakan umat Khonghucu di bawah naungan 
Matakin sebagai 
> puncak dari ritual agamanya. Yang dimaksud nasional disini karena 
perayaan 
> tersebut dihadiri oleh para presiden RI.Jangan dipersoalkan apakah 
Khonghucu 
> itu agama atau bukan, karena seperti kata Gus Dur, batu pun kalau 
ada yang 
> memujanya selama tidak mengganggu dan merugikan orang lain, mau 
dibilang 
> agama oleh umatnya silahkan saja. Apalagi Khonghucu itu 
memenuhi "syarat" 
> normatif  sebagai agama yang selama ini dikenal di Indonesia 
yaitu, percaya 
> adanya kehidupan setelah kematian, percaya adanya Tuhan yang maha 
esa 
> (bandingkan dengan agama lain yang sah diakui pemerintah), adanya 
kitab, 
> adanya nabi dan yang paling penting ada umatnya yang berjumlah 
jutaan atau 
> setidaknya ratusan ribu di Indonesia. Demikian juga adanya ritual 
seperti 
> kebaktian di Litang-litang lengkap dengan pendetanya (Haksu, Bunsu 
dsbnya). 
> Dalam merayakan tahun Baru Imlek yang dijadikan awal penghitungan 
kalender 
> Tionghoa, yaitu tahun hari lahirnya Khonghucu seperti juga Tahun 
Baru Masehi 
> (AD) yang dihitung dari tahun kelahiran Kristus oleh Paus 
Gregorian dan juga 
> Perayaan Waisak yang antara lain merupakan  hari lahirnya Sidharta 
Gautama 
> (maaf, kayanya tidak ada kalender Buddha), umat Khonghucu di 
Indonesia 
> selalu merayakannya dengan ritual Sembahyang Tahun Baru, 
Sembahyang Tikong 
> (Tuhan Allah), Sembahyang Capgomeh dsbnya. Semu

[mediacare] Re: Seru dan Menantang, Lintas Alam di Ekowisata Ciliwung

2007-02-15 Terurut Topik Danny Lim
Pertanyaan ogut belum terjawab nih: kegiatan Lintas Alam Ciliwung 
itu masih hidup atau sudah almarhum? Kok kagak ada berita 
susulannya? 'Pan berita Suara Pembaruan di bawah ini berasal dari 
tahun 2004. Bila kegiatan itu sudah almarhum padahal umurnya baru 
tiga tahun, ogut cuma bisa bilang "Haiyaaa  kapan nih orang 
Indonesia bisa mencintai alamnya sendiri? Tampaknya tidak ada orang 
Indonesia yang tertarik berkenalan dengan alam, tapi soal posko 
banjir semua orang Indonesia giat berapi-api, haiyaaa . sekali 
lagi"

Salam hangat, Danny Lim, Nederland

--- In mediacare@yahoogroups.com, "latipuscaverius" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Ya, sejauh ini gw masih seorang jurnalis, hehehe...dan gak perlu 
pake 
> idem2 ditto segala tentang gw siapa, cemen!
> 
> Btw, gw sendiri merasa, gak perlu lagi ada posko2 banjir. Gak 
perlu! 
> Yang perlu, dan sangat perlu, cuma kesadaran; kesadaran cinta 
alam. 
> 
> Soe Hok Gie jelas-jelas bilang, untuk bisa punya rasa cinta tanah 
air 
> itu gak bisa cuma duduk manis dan tengok kiri - kanan dari jendela 
> mobil mewah, tapi lu harus terjun ke alam dan kenali masyarakat di 
> sekitarnya. Makanya, Hok Gie dan temen2 Mapala UI-nya naik gunung, 
> dan terus naik gunung (termasuk arung jeram, panjat tebing, 
diving,  
> caving, penelitian lingkungan). Jadi, gak perlu banyak hipokrisi, 
> ngoceh sana-sini, tapi langsung berada di antara ke obyeknya, 
yakni 
> alam bebas! 
> 
> Sebagai salah seorang senior di kelompok pencinta alam tempat Hok 
Gie 
> itu, Norman Edwin sendiri pernah curhat ke sohibnya Didiek Samsu,--
yg 
> juga tewas bersama Norman waktu mendaki Aconcagua, Argentina, 
sekitar 
> 15 tahun lalu. Kata Norman, di obituari Norman-Didiek di Majalah 
> Tempo edisi tahun 1992, "Gue heran, anak sekarang kok makin jauh 
ya 
> dari alam (gunung)". 
> 
> Intinya begini, kalau lu mau sadar, maka lu harus cinta dulu, dan 
> sebelum cinta, elu kenalan dulu. Tak kenal maka tak sayang, begitu 
> juga alam! Gak perlu jadi pecinta alam, tapi kita semua masyarakat 
> Indonesia bisa sadar untuk: gak buang sampah sembarangan, gak 
rakus 
> tebang pohon, dan masih banyak lagi tanpa peduli kaya atau miskin 
> serta agama atau partai apa dia berasal! 
> 
> Gw salut sama anak2 SMA itu, dan gak perlu gw tanya apa 
> manfaatnya...toh gw masih ngelakuin hal yg sama dengan 
> mereka...yakni, sebisa mungkin mencintai alam di sekitar gw dan di 
> manapun kelak gw berada! 
> 
> regards, 
> 
> Latief/Matra 
>
> 
>
> 
> --- In mediacare@yahoogroups.com, "Danny Lim"  wrote:
> >
> > Bila anda seorang jurnalis, ada bagusnya coba mengontak para 
> pelajar 
> > SMA itu, mungkin kini telah menjadi mahasiswa. Tanyakan ke 
mereka 
> > apakah kegiatan Lintas Alam Ekowisata Ciliwung itu bermanfaat? 
Apa 
> > efeknya terhadap kehidupan/cara berpikir/tingkah laku mereka? 
Sebab 
> > bila jurnalis tidak tertarik kepada Ciliwung, kemungkinan 
kegiatan 
> > Ekowisata Ciliwung itu juga bakal (atau sudah) menjadi almarhum 
> juga?
> > 
> > Mesti dibenamkan ke kepala setiap orang Indonesia (seperti di 
> > Belanda sini) bahwa "alam bisa hidup tanpa manusia namun manusia 
> > tidak bisa hidup tanpa alam". Jadi menjaga alam sama dengan 
menjaga 
> > kehidupan manusia sendiri. Last but not least, buang jauh-jauh 
> (bila 
> > Latipuscaverius idem dito dengan Fery Zidane, Ibnu Sudarmono 
dll.) 
> > paham posko banjir, sebaliknya kembangkan filofofi MENCEGAH 
BANJIR. 
> > Sebab tidak ada rakyat yang senang ditolong posko banjir, mereka 
> > semua maunya TIDAK KEBANJIRAN, bukan ditolong oleh posko banjir. 
> > Bukan begitu?
> > 
> > Salam hangat, Danny Lim, Nederland
> > 
> > --- In mediacare@yahoogroups.com, "latipuscaverius" 
> >  wrote:
> > >
> > > Oom Danny, 
> > > 
> > > daku pernah membaca yang seperti ini di "almarhum" Majalah 
Suara 
> > > Alam, kalau gak salah di edisi sekitar tahun 1988 atau 1989 
> silam. 
> > > Maklum, majalah tua sih. Dan lagi, penulisnya pun udah 
almarhum, 
> > > yakni Norman Edwin. Di situ, Norman menyebutkan mana wilayah2 
> > > terparah dari DAS-DAS Ciliwung yang ada ketika itu, bahkan 
> > termasuk 
> > > laporan flora dan fauna yang makin menipis menghidupi kawasan 
DAS 
> > > tersebut baik yang di Bogor hingga Jakarta
> > > 
> > > Sayang, majalah Suara Alam (SA), -kalu gak salah juga di bawah 
> > > bendera Suara Pembarauan, itu kini entah kemana, barangkali 
> hilang 
> > > dari almari saya ...Namun yang terpenting, tentu saja, apa 
yang 
> > > dilakukan anak2

[mediacare] Re: SIARAN PERS: INTI Jakarta Rayakan Imlek Dengan Serangkaian Bakti Sosial.

2007-02-15 Terurut Topik Danny Lim
Merayakan Imlek di Jakarta sementara ada 80 penduduk meninggal dunia 
kelelep, kesetrum, sakit, kedinginan, kelaparan, memang tidak 
normal. Maka himbauan INTI adalah himbauan yang amat logis. DKI 
Jakarta juga mesti mempertimbangkan pembatalan pesta perpisahan 
gubernur Sutiyoso di Balai Kota, boro-boro di hotel mewah. Pesta 
perpisahan Sutiyoso (bila ingin diselenggarakan) layaknya di sebuah 
bekas posko banjir secara amat sederhana.

Selanjutnya INTI saya himbau berjuang tanpa lelah mendesak semua 
pihak yang berwenang di Jakarta untuk mencegah banjir, agar tahun 
2008 kering. Bila tidak begitu, maka banjir akan datang lagi di 
tahun 2008, di tahun 2009, di tahun 2010 dst. Ini berarti sukubangsa 
Tionghoa di Jakarta tidak akan pernah bisa lagi merayakan Imlek di 
Jakarta, sebab setiap tahun Jakarta pasti kebanjiran. Kalian mesti 
bisa membedakan bencana alam (mis. tsunami Aceh, gempa bumi 
Yogyakarta) yang sukar diramal/ditundukkan, dengan bencana buatan 
manusia atau akibat kelalaian manusia sendiri (mis. banjir Jakarta). 
Untuk bencana alam kita tidak boleh menyalahkan siapa-siapa, 
tindakan yang harus diambil adalah mendirikan posko-posko bantuan. 
Namun untuk banjir Jakarta kita tidak boleh jor-joran di posko 
banjir, sebab tidak ada seorang pun penduduk Jakarta yang senang 
dengan banjir. Yang dibutuhkan oleh penduduk Jakarta adalah situasi 
TIDAK BANJIR, bukan MENDAPAT BANTUAN DI POSKO BANJIR. Selamat 
berjuang mencegah banjir di Jakarta, merdek!!!

Salam hangat, Danny Lim, Nederland

--- In mediacare@yahoogroups.com, "Yap Hong Gie" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Siaran Pers.
> 
> PERHIMPUNAN  INTI  JAKARTA  MERAYAKAN  IMLEK DENGAN SERANGKAIAN  
BAKTI 
> SOSIAL.
> 
> Tahun Baru Imlek 2558 yang jatuh pada tanggal 18 Februari 2007 
didahului 
> dengan bencana banjir yang merendam 70 % kota Jakarta dan 
sekitarnya 
> (Jagodetabek). Puluhan ribu rumah berikut isinya rusak, ratusan 
pabrik 
> mengalami kerugian karena mesin-mesin dan bahan bakunya rusak 
terendam air 
> dan lumpur, demikian juga ribuan kendaraan baik roda empat maupun 
roda dua 
> rusak. Lebih dari enampuluh orang tewas karena hanyut,tersengat 
listrik atau 
> kedinginan dan kelaparan. Lebih dari seratus ribu orang terpaksa 
menjadi 
> pengungsi di sekolah-sekolah,di mesjid-mesjid bahkan di pinggir 
jalan tol. 
> Ratusan ribu orang terpaksa menganggur dan puluhan ribu siswa 
tidak dapat 
> belajar karena sekolahnya terendam air dan lumpur serta buku-buku 
> pelajarannya rusak.
> 
> Kini ketika banjir telah surut, yang tersisa di samping rumah-
rumah berikut 
> perabot rumah tangganya yang rusak dan kotor, para korban banjir 
juga 
> menderita kekurangan makanan dan berbagai penyakit antara lain 
demam 
> berdarah dengue,ispa,diare, leptosprirosis dan gatal-gatal.
> 
> Dalam situasi seperti ini, di mana sebagian besar penduduk Jakarta 
dan 
> sekitarnya terutama rakyat kecil sedang menderita dan membutuhkan 
> pertolongan, Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Jakarta tidak 
akan 
> merayakan Imlek dengan pesta-pesta melainkan sebagai wujud rasa 
peduli akan 
> mengadakan serangkaian Baksos Pengobatan Cuma-Cuma.  Baksos akan 
> diselenggarakan jelang waktu antara Tahun Baru Imlek 18 Februari 
2007 sampai 
> dengan  perayaan Capgomeh tanggal 4 Maret 2007, antara lain di 
Jalan Panjang 
> dekat Rel Kereta Daan Mogot,Muara Angke,Kramat Jati, 
> Dadap,Tangerang,Cibinong dllnya.
> 
> Kami menghimbau seluruh anggota dan simpatisan Perhimpunan INTI di 
Jakarta 
> dan sekitarnya  untuk merayakan Imlek dengan sederhana dan  
prihatin sebagai 
> bentuk solidaritas dan empati kita kepada sesama warga Jakarta 
yang sedang 
> menderita terkena musibah banjir. Sebagai gantinya marilah kita 
ulurkan 
> tangan  untuk membantu saudara-saudara kita tersebut. Sekecil 
apapun bantuan 
> yang kita berikan pasti akan membantu meringankan penderitaan 
mereka !
> 
> Jakarta, 15 Februari 2007
> 
> 
> Benny G.Setiono
Henry 
> Boen
> Ketua 
> Sekretaris.
>




[mediacare] Quiz banjir

2007-02-14 Terurut Topik Danny Lim
Setelah mengikuti/mengamati diskusi banjir Jakarta di beberapa milis, saya 
berani taruhan semua jawaban di bawah ini adalah a, dus 1a, 2a, 3a, 4a dan 5a.

1. Penduduk Jakarta:
a. Menginginkan tidak kebanjiran
b. Memilih pelayanan top di posko banjir.

2. Di bulan Mei 2007:
a. Semua orang Jakarta lupa banjir
b. Banyak pihak sibuk mencegah banjir 2008.

3. Pesta perpisahan Sutiyoso diselenggarakan:
a. Di Balai Kota secara meriah
b. Di salah satu bekas posko banjir

4. Gubernur Jakarta yang baru nanti:
a. Tidak tahu apa-apa soal Water Management
b. Piawai menangani air.

5. Jakarta akan:
a. Tenggelam total
b. Menjadi kota megapolitan di Asia Pacific.

Bila anda memilih jawaban b, saya ajak anda bertaruh dengan saya, satu botol 
Teh Sosrodjojo per pertanyaan. Berani?

Salam hangat, Danny Lim, Nederland


  1   2   3   >