[mediacare] Ius Soli - Re: WNI keturunan Arab di balik gerakan Islam radikal di Indonesia
Haaah UU Kewarganegaraan RI itu belum Ius Soli? Weleh weleh weleh, mesti secepatnya di-Ius Soli-kan, bukan malah mempertahankan Ius Sanguinis. Tahu ngga beda Ius Soli dan Ius Sangunis? Kalau ngga tahu nih orang Belanda kasih tahu, ihik ihik, sbb.: Ius Sangunis menganut keturunan, jadi sampai 77 generasi tetap saja "keturunan China, keturunan Arab" dsb. Tentu saja ini bertentangan dengan Human Rights dan mengganggu integrasi Indonesia. Makanya gontok-gontokan melulu, habisnya Ius Sangunis sih. Padahal dokumen HAM PBB melarang perbedaan ras, understood? Sebaliknya Ius Soli (yang dianut negara ogut, hoeraa ...) berdasarkan negeri kelahiran? Jadi biar pun berkulit kuning atau hitam, kalau lahir di Indonesia ya otomatis menjadi WNI asli. Ini namanya non-rasistis. Haiyaaa ... cilaka butulan nih Soto Kaki eh Sato Sakaki, ihik :-). Nah, sempurnakan saja UU Kewarganegaraan RI itu secara seksama dan tempoh yang sesingkat-singkatnya ya, supaya Indonesia setara dengan Belanda dan negara modern lainnya. Sukses selalu, jangan patah semangat di jalanan. Kalau Belanda bisa, masa Indonesia tidak bisa, bukan begitu? --- In mediacare@yahoogroups.com, Sato Sakaki <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Orang ini benar-benarlah pengidap penyakit Inferiority > Complex yang sudah ndak ketulungan. Baru menjadi > warganegara Belanda rasanya bagi dia sudah seperti > berada di langit yang ketiga. Apalagi kalau > warganegara Jerman atau Amerika Serikat yang jauh > lebih bergengsi (dalam pandangan mental inferiority > complex-nya hehehehe). Sepertinya orang Indonesia itu > keciiil sekali, jauh di bawah .. hinaa. > > Nyong, SEKALI LAGI SAYA KATAKAN: Undang-Undang > Kewarganegaraan RI BUKAN berasaskan IUS SOLI melainkan > IUS SANGUINIS. Sekali lagi COBA TUNJUKKAN pasal atau > ayat dari UU Kewarganegaraan RI Tahun 2006 yang saya > berikan link-nya di bawah mengatakan bahwa negara RI > menganut asas IUS SOLI, bahwa SEMUA ORANG YANG LAHIR > DI INDONESIA DIAKUI SEBAGAI WARGANEGARA INDONESIA. > Coba tunjukkan!! Dan cermati juga bahwa yang dilarang > adalah PERLAKUAN DISKRIMINATIF, BUKAN larangan > menyebut WNI keturunan Arab atau keturunan Cina. > Ngaco loe. Nich saya berikan link-nya: > > http://www.unsrat.ac.id/hukum/uu/uu_kewarganegaraan_2006.htm > > Dan kalau kurang paham apa yang saya katakan, baca > bagian Penjelasan UU ini, saya kutip: > > "Adapun asas-asas yang dianut dalam Undang-Undang ini > sebagai berikut: > 1. Asas ius sanguinis (law of the blood) adalah asas > yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan > keturunan, bukan berdasarkan negara tempat kelahiran. > 2. Asas ius soli (law of the soil) secara terbatas > adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang > berdasarkan negara tempat kelahiran, yang diberlakukan > terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang > diatur dalam Undang-Undang ini. > 3. Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang > menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap orang." > > Anda baca itu? Jadi IUS SOLI hanya TERBATAS bagi > anak-anak yang "tidak jelas kewarganegaraan > orangtuanya atau anak yang ditemukan di wilayah RI > yang tidak diketahui siapa ibu-bapaknya." Ngerti? > Makanya kalau isi kepala hanya pas-pasan jangan > berlagak "cocky" hendak mengajari semua orang. > > (Saya kira petinju Belanda ini sudah TERKAPAR KNOCKED > OUT, tak mampu melawan lagi). > > --- Danny Lim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Saya juga sulit menahan diri menghadapi orang seperti > anda, namun karena saya orang Belanda yang > fatsoenlijk, tokh saya dapat selalu menahan diri, ihik > ihik :-). Dulu waktu saya di Indonesia, omongan saya > juga kasar, setelah saya 19 tahun di Belanda > perlahan-lahan > saya menjadi beradab. Di Belanda sini orang boleh > berbeda pendapat, pro-kontra adalah pilar demokrasi, > dan kitorang bisa selalu tetap bersahabat. That's why > I love my new country more and more and more, > yeah ... he he :-). > > Selebihnya mengenai Ius Soli, setelah UU > Kewarganegaraan RI berdasarkan Ius Soli dan disahkan > tahun lalu, orang Indonesia TIDAK BOLEH lagi memakai > ungkapan "WNI keturunan Arab", melainkan "dia lahir di > Arab" atau "dia lahir di Belanda" dsb. Ius Soli > berdasarkan negeri kelahiran, sedangkan Ius Sangunis > berdasarkan keturunan darah. Understood?! > > Bila Sato Sakaki masih menulis dengan bahasa barbar > abad pertengahan dulu, ogut kagak mau melayani dia > lagi, ihik ihik :-). > > Semoga email saya ini diloloskan oleh moderator, > terima kasih. > > --- In mediacare@yahoogroups.com, Sato Sakaki > wrote: > > > > Saya memang sulit untuk bisa menahan diri untuk > tidak > > kasar pa
[mediacare] Masyarakat Tionghoa Bagian Integral Indonesia
DL - Tentu saja Gus Dur disambut meriah di JCC, beliaulah yang berani mendobrak praktek diskriminasi terhadap sukubangsa Tionghoa di Indonesia. Sebelum itu, orang Tionghoa yang Kristen/Budha/Hindu/Konghucu bahkan mengalami double discrimination, etnisnya didiskriminir, agamanya juga didiskriminir. Maka tugas SBY melangkah lebih lanjut meneruskan kinerja Gus Dur untuk membuat Indonesia betul-betul bebas diskriminasi (ras, agama, golongan, suku dll.), baik terhadap etnis Tionghoa, mau pun terhadap etnis Arab, etnis India dll. UU Kewarganegaraan yang disahkan tahun lalu merupakan pilar penting untuk memerangi diskriminasi dan rasisme di Indonesia. SUARA PEMBARUAN DAILY Masyarakat Tionghoa Bagian Integral Indonesia [JAKARTA] Bangsa Indonesia adalah bangsa majemuk, dan di dalamnya termasuk masyarakat etnis Tionghoa. Karena itu warga keturunan Tionghoa yang lahir, tumbuh, dan hidup di Tanah Air Indonesia adalah bagian tak terpisahkan dari bangsa ini. Tidak ada dan tidak dikenal lagi dikotomi pribumi dan nonpribumi. Demikian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika menyampaikan sambutan dalam perayaan Tahun Baru China 2558, di Jakarta Convention Center (JCC), Sabtu (24/2). Presiden yang hadir bersama Ibu Negara Anie Yudhoyono mengenakan pakaian merah yang dalam Imlek merupakan simbol kemenangan dalam pertarungan melawan kejahatan. Selain Presiden, perayaan Imlek kali ini dihadiri Wapres Jusuf Kalla dan istri, Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie, Menteri Agama Maftuh Basuni dan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso. Mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang datang beberapa saat setelah Presiden Yudhoyono disambut antusias hadirin. Gus Dur adalah presiden pertama negeri ini yang menyatakan Imlek sebagai Hari Raya Keagamaan dan menjadikannya sebagai hari libur nasional. Berkaitan dengan tema perayaan Imlek, yakni "Apa yang Diri Sendiri Tiada Inginkan, Janganlah Diberikan kepada Orang Lain", Presiden Yudhoyono menyebutnya relevan dan tepat. Karena itu, katanya, jangan lagi ada pembunuhan karakter, saling fitnah dan saling caci-maki untuk kepentingan tertentu. Presiden Yudhoyono selain menyatakan masyarakat Tionghoa adalah bagian integral bangsa ini, juga mengajak semua pihak membangun kebersamaan, menjadikan kehidupan berbangsa harmonis dan saling berbagi kasih sayang. Diingatkannya, kemajemukan yang membentuk mozaik indah adalah modal bangsa ini meraih kemajuan dan karena itu kekeliruan masa lalu jangan sampai terjadi lagi. Presiden Yudhoyono juga berharap tidak ada lagi diskriminasi atau perlakuan tidak adil di negeri ini hanya karena etnis atau agama yang berbeda. "Tidak boleh ada lagi saling curiga di antara anak bangsa, mari kita bangun dan masuki era baru kehidupan berbangsa dan bernegara penuh harmonis dengan semangat dan keikhlasan tinggi," katanya. [E-5/Y-3] Last modified: 26/2/07
Re2: [mediacare] Re: WNI keturunan Arab di balik gerakan Islam radikal di Indonesia
Orang-orang Belanda sama dengan negaranya, yaitu menjunjung tinggi hukum. Tapi seperti saya sering katakan, dalam sekeranjang apel pasti ada 1 @ 2 yang busuk. Yang anda lihat di Los Angeles mungkin apel yang busuk itu. Kalau mau tahu sekilas pelaksanaan hukum di Belanda, nih ada cerita aktuil sbb.: Seorang imam di Tilburg (WN Belanda), selalu berkhotbah di mesjid merangsang kebencian umatnya terhadap Belanda/barat. Media Belanda telah mempublikasikan berita itu, juga ketika sang imam menolak berjabatan tangan dengan menteri Verdonk sebab tangan wanita yang bukan istri haram, kata sang imam. Tindakan sang imam tentu saja menentang tradisi Belanda, namun sang imam tetap bisa lenggang kangkung ke supermarket tanpa harus dikawal polisi. Orang Belanda tidak rese, tidak main hakim sendiri melainkan taat kepada UU. That's why I love my new country veru very hot, ihik ihik :-). Parlemen Belanda terus berkutetan mencari peluang hukum agar kebebasan beragama (termasuk Islam) tetap terjamin, namun juga tanpa merusak tradisi Belanda sendiri donk deh sih yee cihui :-). Menariknya, semua upaya (parlemen, polisi, kejaksaan dll.) itu berjalan secara fatsoenlijk, tanpa gontok-gontokan, tanpa maki- memaki, tanpa kekerasan. Don't worry, Belanda adalah negeri hukum top, sudah berubah 180 derajad dibanding Belanda di jaman kolonial dulu, dan akan selalu fatsoenlijk. Sebuah diskusi yang menarik dan bermanfaat. Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, Bagus Gedeetana <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Danny Lim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Salam hangat, Danny Lim, Nederland (negeri yang amat menjunjung > hukum). > > f.y.i > > Di Los Angeles area banyak orang Belanda yang pernah hidup dan lahir di Indonesia, kalau ketemu orang Indonesia mereka masih atau suka menganggap rendah dari cara bicara seperti waktu mereka menjajah di Indonesia dulu. Saya percaya Belanda adalah negara yang menjunjung hukum, bagaimana dengan orangnya. > Salam, > > Bagus > > > . > > > > > > - > It's here! Your new message! > Get new email alerts with the free Yahoo! Toolbar. >
[mediacare] Indonesia Raya dan Sin Po
INDONESIA RAYA DAN SINPO Yang dimaksud "Indonesia Raya" adalah lagu kebangsaan Republik Indonesia, dan Sin Po adalah harian Tionghoa di jaman pra kemerdekaan. Kwee Kek Beng menjabat pemimpin redaksi Sin Po ketika seorang jurnalis-nya membuat komposisi lagu "Indonesia Raya". Jurnalis Sin Po yang berjiwa seni dan patriotik itu bernama Wage Rudolf Supratman. Teks dan note lagu "Indonesia Raya" ciptaan Wage Rudolf Supratman dimasyarakatkan pertama kalinya di koran Sin Po itu. Bacalah cerita lengkapnya di www.ikenindonesie.nl (dalam bahasa Belanda), sebuah cerita otentik sebab ditulis oleh ir. Kwee Hin Goan, putra kandung Kwee Kek Beng sendiri, sang pemimpin redaksi Sin Po. Salam hangat, Danny Lim, Nederland
[mediacare] Ius Soli - Re: WNI keturunan Arab di balik gerakan Islam radikal di Indonesia
Saya juga sulit menahan diri menghadapi orang seperti anda, namun karena saya orang Belanda yang fatsoenlijk, tokh saya dapat selalu menahan diri, ihik ihik :-). Dulu waktu saya di Indonesia, omongan saya juga kasar, setelah saya 19 tahun di Belanda perlahan-lahan saya menjadi beradab. Di Belanda sini orang boleh berbeda pendapat, pro-kontra adalah pilar demokrasi, dan kitorang bisa selalu tetap bersahabat. That's why I love my new country more and more and more, yeah ... he he :-). Selebihnya mengenai Ius Soli, setelah UU Kewarganegaraan RI berdasarkan Ius Soli dan disahkan tahun lalu, orang Indonesia TIDAK BOLEH lagi memakai ungkapan "WNI keturunan Arab", melainkan "dia lahir di Arab" atau "dia lahir di Belanda" dsb. Ius Soli berdasarkan negeri kelahiran, sedangkan Ius Sangunis berdasarkan keturunan darah. Understood?! Bila Sato Sakaki masih menulis dengan bahasa barbar abad pertengahan dulu, ogut kagak mau melayani dia lagi, ihik ihik :-). Semoga email saya ini diloloskan oleh moderator, terima kasih. --- In mediacare@yahoogroups.com, Sato Sakaki <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Saya memang sulit untuk bisa menahan diri untuk tidak > kasar pada seorang yang berlagak "cocky", congkak > seperti anda. > > Sekali lagi anda terkesan asal buka mulut tanpa tahu > benar apa yang anda katakan. Coba TUNJUKKAN pada saya > adanya LARANGAN pada UU Kewarganegaraan RI tahun 2006 > untuk menyebut WNI keturunan Cina, WNI keturunan Arab > atau WNI keturunan India. Yang ada adalah larangan > PEMBEDAAN PERLAKUAN alias diskriminasi, bukan sebutan. > > Lalu anda mengacaukan kode etik jurnalistik dengan > SENSOR (termasuk self-censorship) atas pemberitaan > dengan larangan menyinggung SARA segala. Padahal > larangan menyinggung SARA seperti itulah yang sering > menyebabkan gejolak sosial dahsyat ibarat kawah gunung > berapi yang lama tersumbat. > > Lalu Ius Soli. Loe NGERTI apa itu IUS SOLI?? Ius Soli > (Law of the Soil) adalah asas yang menganggap siapa > saja yang lahir di satu negara adalah warganegara > negara bersangkutan. Ayo coba tunjukkan dalam UU > Kewarganegaraan RI 2006 yang menyebut itu. Jangan asal > mangap. > > Lihat ini, saya kutip dari BAB 2, Pasal 4 (a sampai f) > yang diakui sebagai warganegara Indonesia: > - Anak yang lahir dari perkawinan sah dari seorang > ayah WNI dan ibu WNI, > -Anak yang lahir dari perkawinan sah dari seorang ayah > Warga Negara Indonesia dan ibu warga negara asing, > -Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang > ayah warga negara asing dan ibu WNI, > -Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang > ibu WNI, tetapi ayahnya tidak mempunyai > kewarganegaraan atau hukum negara asal ayahnya tidak > memberi kewarganegaraan kepada anak tersebut, > -Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari > seorang ibu WNI, > -Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari > seorang ibu warga negara asing yang diakui oleh > seorang ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu > dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 tahun atau > belum kawin > > Sato: INI SEMUA asas IUS SANGUINIS (Law of the > Blood)!! > Dan yang di bawah ini Ius Soli terbatas, sekali lagi > TERBATAS, karena tidak semua anak yang lahir di > Indonesia otomatis diakui sebagai warga negara > Indonesia seperti misalnya di Amerika Serikat. (Semua > anak yang lahir di AS adalah warganegara Amerika > Serikat). Dan ini dari bab yang sama, BAB 2, Pasal 4 > (i,j,k) > > -Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia > yang pada waktu lahir tidak jelas status > kewarganegaraan ayah dan ibunya, > -Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara > Republik Indonesia selama ayah dan ibunya tidak > diketahui, > -Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia > apabila ayah dan ibunya tidak mempunyai > kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya. > > SATO: Ngerti sekarang? Jadi jangan terlampau berlagak > kalau cuman dengar kabar angin, tapi tak pernah > membaca sendiri UU itu. Asal mangap. Atau mencoba mau > MENIPU? > > --- Danny Lim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Soal kata-kata kasar onfatsoenlijk, Sato Sakaki > jagoannya, tapi Sato Sakaki tidak tahu bahwa tahun > lalu DPR RI mensahkan UU Kewarganegaraan yang > berdasarkan Ius Soli. Dus semua keturunan China, Arab, > India dll. yang lahir di Indonesia menjadi WNI asli. > Sebutannya harus "sukubangsa Tionghoa, sukubangsa > Arab, sukubangsa India" dll. > > "Kita" adalah kumpulan orang-orang yang fatsoenlijk, > entah sudah WN Belanda atau masih WNI. Sejak lahir > sampai usia 35 tahun saya di Indonesia termasuk > kategori kelas kambing dengan predikat "WNI > keturunan China", maka saya gembira sekali menyambut > UU > Kewarganegaraan RI yang baru, dan hendak menjaga > jangan sampai timbul istilah baru onfatsoenlijk > lainnya seperti "WNI keturunan Arab". Media > berpengaruh besar dan media wajib fatsoenlijk, maka > kode etik jurnalistik RI mesti melarang penggunaan > istilah "WNI > keturunan Arab". Understood? >
Re2: [mediacare] Re: WNI keturunan Arab di balik gerakan Islam radikal di Indonesia
Mencari pelaku kejahatan atau yang diduga berdiri di belakang kejahatan memang perlu mengerahkan segala kekuatan, dan itu dilakukan oleh kepolisian/kejaksaan. Di Belanda pasti begitu prosesnya. Rakyat yang memiliki petunjuk dan mau membantu kepolisian, tentu akan disambut gembira. Namun rakyat tidak boleh berspekulasi mengeruhkan suasana dengan gembar-gembor "ada tentara yang jadi backing", atau "ada keturunan Arab yang menggerakkan muslim" dsb.dsb. Di jaman Orba, pemerintah cukup bilang "anda PKI/bahaya latent komunis", maka orang itu langsung dijebloskan ke penjara tanpa proses hukum, bahkan dibunuh. WNI keturunan China (begitu sebutan di jaman orba) banyak yang disembelih hanya karena dia bermata sipit, ini 'kan tindakan barbar, bukan? Saya yakin anda tentu tidak mau kembali ke jaman orba. Hukum/UU jelas dimaksudkan untuk melindungi rakyat, bukan melindungi penjahat. Tapi selama hakim belum memberi vonis, maka berlaku azas "praduga tak bersalah". Setelah UU Kewarganegaraan berazaskan Ius Soli disahkan, maka di Indonesia tidak boleh lagi ada sebutan yang menyangkut keturunan (China atau Arab atau India dll.). Hanya boleh menyebut negeri kelahirannya. Nah bila Abu Bakar Ba'asyir, Jaf'ar Umar Thalib atau yang lainnya lahir di Indonesia, maka mereka adalah WNI asli, bukan lagi keturunan Arab. Mereka bisa menjadi presiden RI, sama seperti sukubangsa Tionghoa (artinya yang lahir di Indonesia) juga sekarang bisa menjadi presiden RI. Namun negeri Indonesia belum menjadi negara hukum, negeri Indonesia masih menjadi negeri rese, lihat saja tulisan members Media Care ini. Semua orang merasa berhak menghakimi orang lain, abnormal tentunya. Singkat kata, bila anda memiliki petunjuk siapa sukubangsa Arab yang menggerakkan muslim di Indonesia, laporkan segera ke polisi, seperti telah anda tulis sendiri di bawah ini. Sukses ya. Salam hangat, Danny Lim, Nederland (negeri yang amat menjunjung hukum). --- In mediacare@yahoogroups.com, Rudy Prabowo <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Kita dengan mudah mengucapkan hal2 ttg orang2 yg terlibat tindak pidana untuk diajukan ke Pengadilan, dan kita kadang2 merasakan kenapa mereka tidak diapa-apakan ? Tapi anda tidak tahu untuk mengajukan seorang tersangka/tertuduh/terdakwa kepengadilan itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, karena diperlukan bukti2 awal seperti informasi2 yg akurat, termasuk BB/barang bukti, maka berilah informasi sebanyak-banyaknya kepada aparat peradilan Indonesia up Kepolisian RI. Semua itu akan dikumpulkan, diolah, dan dianalisa serta akan dicari bukti2 lain secara "Crime Scientific Investigation", Jadi untuk mengajukan seseorang tertuduh ke Pengadilan, memerlukan barang bukti, selain kesaksian2, (termasuk semua masyarakat yg mengetahui), berikan kesaksian baik berupa informasi maupun bukti nyata bhw ada dan sudah terjadi kejadian dan mengetahui kejadian2 dan apalagi mengetahui persis pelakunya. Lapor ke Polisi !!! > > Seseorang dapat diajukan ke Pengadilan dengan syarat memenuhi persyaratan Peradilan Indonesia yakni : Barang Bukti dan Saksi2 (saksi ahli maupun saksi yg mengetahui kejadian itu) !!! > Anda mungkin tidak tahu hukuman yg dijatuhkan kepada Basyir itu bukan karena tuduhan sebagai Boss Teroris (semua itu sangat sulit membuktikannya, karena tidak cukup saksi dan BB), Basyir dihukum karena penyalahgunaan ttg keimigrasiannya saja :))) Demikian juga lainnya, hanya bisa dijerat dengan pasal2 yg kadang2 tidak ada hubungan dengan tindak pidana Teroris, kecuali anak2 buahnya yg tertangkap basah atau tertangkap tangan, seperti di Yogya beberapa hari yg telah lalu. > > Anda tentu sudah tahu bukan, baru2 ini begitu banyak ditemukan bomb, bahan peledak serta Senpi/senjata api di daerah Yogya, Jawa Tengah dan Jawa Timur serta ancaman2 teror bomb berkali-kali di Jakarta dan kota2 lainnya :))) Kalau aparat Kepolisian mengetahui ciri2 pelakunya, tentu dan pasti POLRI akan membekuknya, kalau DPO, maka polisi akan mengumumkan bahkan fotonya akan disebar luaskan beserta ciri2nya, guna masyarakat yg tahu persembunyiannya melapor ke Kepolisian setempat/terdekat. Jadi kalau hanya etnis, suku atau agama atau bangsa dipastikan harus disebutkan bahkan sampai kepada ciri dan tanda2 supaya masyarakat tahu persis manusia binatang ini !!!, supaya masyarakat jelas siapakah yang di "Wanted" itu, dan segera melapor ke aparat penegak hukum=>Polisi. > Maka masyarakat diminta bantuannya untuk berperan aktif didalam mengungkapkan para pelaku TEROR tsb, sebab akan menyebabkan Penderitaan kepada semua orang, BUKAN KEBAHAGIAAN !!! > > Jadi jangan ada lagi larangan kata2 Rasis lagi didalam mengungkapkan para biadab teroris itu, kalau memang para pemimpinnya dari Arab atau dari anak buahnya Osama bin Laden atau dari Islam garis brutal serta ekstrimis fundamentalism, kita
[mediacare] Emansipasi
EMANSIPASI Seorang wanita pejuang emansipasi naik sebuah bis kota. Begitu dia masuk, seorang pria bangkit dari kursinya. Wanita pejuang emansipasi itu berkata dalam hatinya: "Inilah contoh laki-laki yang selalu berpikir bahwa wanita adalah mahluk yang lemah, aku harus memprotesnya!!!" Maka sang wanita mendorong laki-laki itu kembali duduk di kursinya. Beberapa saat kemudian laki-laki itu berdiri lagi, tapi didorong kembali oleh sang wanita. Ketika laki-laki itu berdiri untuk ke-tiga kalinya, sang wanita berseru: "Apa maksud bapak? Menganggap wanita mahluk lemah?!!!" Laki-laki: "Tidak bu, saya cuma mau turun di sini, rumah saya sudah terlewat 2 km nih ..."
Mangap Re: [mediacare] Re: WNI keturunan Arab di balik gerakan Islam radikal di Indonesia
Soal kata-kata kasar onfatsoenlijk, Sato Sakaki jagoannya, tapi Sato Sakaki tidak tahu bahwa tahun lalu DPR RI mensahkan UU Kewarganegaraan yang berdasarkan Ius Soli. Dus semua keturunan China, Arab, India dll. yang lahir di Indonesia menjadi WNI asli. Sebutannya harus "sukubangsa Tionghoa, sukubangsa Arab, sukubangsa India" dll. "Kita" adalah kumpulan orang-orang yang fatsoenlijk, entah sudah WN Belanda atau masih WNI. Sejak lahir sampai usia 35 tahun saya di Indonesia termasuk kategori kelas kambing dengan predikat "WNI keturunan China", maka saya gembira sekali menyambut UU Kewarganegaraan RI yang baru, dan hendak menjaga jangan sampai timbul istilah baru onfatsoenlijk lainnya seperti "WNI keturunan Arab". Media berpengaruh besar dan media wajib fatsoenlijk, maka kode etik jurnalistik RI mesti melarang penggunaan istilah "WNI keturunan Arab". Understood? --- In mediacare@yahoogroups.com, Sato Sakaki <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Siapa sebenarnya yang dimaksud oleh orang ini dengan > "kita"? Padahal dia dengan lantang mengatakan bukan > WNI dan mengangkat hidung berteriak bangga sebagai > warganegara Belanda (walau sipit), bukan inlanders > kasta rendah yang perlu diajari banyak. > > Dan tulisan di bawah katanya rasistis. Dan dia > menyebut kode etik jurnalistik yang terang sekali > sebenarnya dia tidak tahu apa itu. Hanya mangap saja. > > Meneer, tulisan di bawah bukanlah berita yang harus > tunduk pada kode etik jurnalistik. Itu OPINI. Dan > dalam tulisan opini, seseorang termasuk jurnalispun > boleh saja memuntahkan unek-uneknya, baik itu bernada > rasis, chauvinis atau apapun. Yang tak layak dilakukan > jurnalis adalah mem-"bumbu"-i berita dengan OPINI itu. > Kalau berita ya berita, berimbang, cover both sides, > reliable, seperti adanya, bebas dari caci-maki > keberpihakan si wartawan yang bikin berita, tidak > menjadikannya propaganda. Kalau opini tempatkan di > kolom editorial atau op-editorial atau kolom opini > atau feature. > > Mudah-mudahan menambah wawasan. > > --- Danny Lim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Bila seseorang sudah bernaturalisasi menjadi WNI, maka > asal usulnya tidak boleh kita permasalahkan lagi. > Apakah WNI itu keturunan China atau Arab atau Belanda, > bila telah menjadi WNI maka hak dan kewajibannya sama > persis dengan WNI lainnya. Sehingga bila mereka > membom Bali, maka mesti disebut "WNI ('tok) membom > Bali", bukan ditambah embel-embel "WNI keturunan Arab > membom Bali", betapa pun marahnya kita kepada mereka. > > Tulisan di bawah ini jelas bersifat RASISTIS, dus > tidak layak dimuat di media massa Indonesia. Kecuali > bila media massa Indonesia tidak paham kode etik > jurnalistik. Semoga menjadi perhatian kita semua > demi membangun kerukunan di Indonesia, amin. > > Salam hangat, > Danny Lim > Nederland (negara sangat anti rasisme) > > > --- In mediacare@yahoogroups.com, Rudy Prabowo > > wrote: > > > > WNI Keturunan Arab dan Islam Radikal di Indonesia > > > > oleh He-Man > > > > > > Tragedi pemboman di Bali kembali memunculkan > nama Abu Bakar Ba'asyr pemimpin Majelis Mujahiddin > Indonesia yang oleh banyak negara dituding terlibat > aksi-aksi terorisme di beberapa negara di Asia > Tenggara. > > > >Dalam seminar "Arab dan Islam di Indonesia Dewasa > Ini" yang diselengarakan PP Muhammadiyah padahari > Rabu 9 Oktober 2002 ==>> > > http://w3.rz-berlin.mpg.de/~wm/PAP/BaliBomb-2.html > > > > Pimpinan NU dan Muhammadiyah menyatakan > kekuatirannya akan aksi-aksi radikalisme Islam yang > dipimpin oleh para WNI keturunan Arab di Indonesia , > dari Laskar Jihad yang dipimpin Ja'far Umar Thalib, > Front Pembela Islam (FPI) dipimpin Habib Rizieq > Shihab, Majelis Mujahidin Indonesia dipimpin Abu Bakar > Ba'asir, dan Jamaah Ikhwan al-Muslimin Indonesia > dipimpin Habib Husein al Habshi. Pada masa lalu kita > juga mengenal nama Abdullah Sungkar (alm) WNI > keturunan Arab > yang melakukan sejumlah aksi pemboman di Indonesia. > Demikian juga gerakan tarbiyah yang dipimpin oleh WNI > keturunan Arab yang bermukim di Bogor. > > > >Begitu pula tokoh-tokoh kunci lapis kedua > gerakan-gerakan Islam radikal di Indonesia pun > mayoritasnya dipimpin oleh keturunan Arab atau orang > Indonesia alumnus universitas Saudi Arabia, Presiden > PK > Hidayat Nur Wahid misalnya , demikian juga tokoh-tokoh > lainnya seperti Ahmad Fais , Asmuni , Hambali , Aunur > Rofiq Ghufran,Yazid Jawaz, Abu Haidar, Natsir Harist > dll yang sebagiannya masuk dalam daftar hitam karena > dicurigai ter
Re1: [mediacare] Re: WNI keturunan Arab di balik gerakan Islam radikal di Indonesia
Wajah orang-orang dari kelompok rese yang merusak gereja, mesjid Ahmadiyah, Playboy, STT Setia dll. sudah diketahui, koran-koran menyiarkan fotonya, pertanyaannya: apakah mereka dicekal, diajukan ke pengadilan dan divonis hakim? Ngga pernah dengar 'tuh. Lalu "orang kuat" di belakang kelompok rese itu? Publik juga sudah tahu 'kan (kecuali saya, ihik)? Mengapa tidak dicekal? Percayalah, kebaktian Natal dan pesta Ogoh-ogoh tidak perlu dijaga belasan ribu polisi bila kelompok rese dan kelompok orang kuat itu dicekal, sekarang juga. Sebutan "WNI keturunan China/Arab/India" tidak boleh lagi dimuat di media massa Indonesia. Ini bukan saya yang suruh tapi UU Kewarganegaraan RI yang disahkan tahun lalu yang mewajibkannya. Mulailah kalian belajar mematuhi UU RI. Percayalah, maju mundurnya RI ditentukan oleh patuh/tidaknya panduduk RI kepada UU-nya sendiri. Sukses ya. Sebuah diskusi yang menarik dan bermanfaat. Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, Rudy Prabowo <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Bahasa memanglah sungguh harus dipahami didalam pemakaiannya dan pada tempatnya, bukan kaku tapi fleksibel!. Orang yang tidak berbuat salah, warga negara yang baik memang benarlah harus dilindungi dan di-ayomi dan hampir tidak pernah "Polisi" menanyakan asal usulnya, dan tidak ada pertanyaan2 yg bersifat rasial, tapi kalau dia seorang teroris, bukan asal usulnya saja yang diinterogasi, bahkan seluruh garis keturunan/silsilah dan juga keluarga dari isterinya disidik dan diinterogasi, itulah tugas yang benar dan tegas dari seorang penegak hukum guna mencapai target operasi supaya adanya bukti kepastian hukum dan untuk mengantisipasi jangan sampai terulang kembali yg menjadi preseden buruk, terutama kasus2 tindak kekerasan/teroris. Disini tidak ada lagi sempat2nya memperhatikan suatu kalimat apakah bersifat rasial atau tidak, karena sang tertuduh sendiri sudah tidak malu lagi karena perbuatannya, tidak manusiawi dan tidak bermartabat lagi ! Demikian juga masyarakat yang > mengetahui dan menangkap basah si pelaku2 kejahatan yg bertaraf Internasional itu :))) Didalam tindak kriminal, tidak ada lagi pemakaina bahasa yg dibatasi, karena akan sukar membedakan si pelaku darimana asal-usulnya. Karena dengan mengetahui asal usulnya, hal ini juga secara psikologis, masyarakat akan ikut membantu pencaharian pada orang yang memang sebagai Daftar Pencarian Orang (DPO), bahkan akan disebarkan fotonya maupun profile mukanya serta tanda2 kekarakteristiknya maupun asal usulnya bahkan alamat yang sering digunakannya. > > Jadi sangatlah tidak memakai otak atau pikiran yg sehat, kalau mengatakan ini dan itu dan dibatasi logika dlm kategori Kriminal dan selalu berpatok pada keadaan normal dan pada keadaan aman, sebab bukankah sang kriminal sudah merusak hak2 orang lain dan bahkan membunuhnya, jangan kita hanya bisa mengatakan itu, ini sebagai pelanggaran hak asasi manusia, adanya ras diskriminasi yang pada hal kenyataannya sang kriminal itulah yang harus bertanggungjawab serta harus diberitakan bukan saja dimedia masa tapi juga media elektronik, untuk diambil tindakan preventif dan represif pd peristiwa yg sudah terjadi, supaya efek ini juga akan memberikan efek jera dan malu kepada lainnya, walaupun sinyalamen sudah tidak mempunyai kemaluan lagi :))) > > Semoga kita semua bisa memilah dan membedakan mana yg boleh dipakai dan mana yg tidak boleh menuliskan kata2 yg bersifat rasialis itu. Tentu berbeda pemahamannya kalau di KTP ditulis WNI Keturunan, apalagi diberi tanda X-PKI, atau agamanya Buddha atau Islam atau Kristen. Padahal hal2 yg sederhana seperti kata2 yg tercantum di KTP inilah yg harus dikritikisasi, harus direvisi, harus direkonsep kembali. Bukan sebaliknya pengkritikan ini, malah untuk membela seseorang/sekelompok orang atau suatu organisasi/aliran yg disinyalir telah melakukan suatu tindak kejahatan bertaraf Internasional. Janganlah sampai martabat kita disinggung orang sbg penjilat atau carmuk semata-mata. Sangat disayangkan dan memilukan kalau pemahaman dan tujuannya hanya segitu...!!! > Manusia memang dilahirkan di-tengah2 labirin dengan seribu kelokan yg dibuat dengan satu tujuan, yaitu menyesatkan kita, demikianlah Etienne Bonnot de Condillac berucap !!! > > > > Danny Lim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Bila seseorang sudah bernaturalisasi menjadi WNI, maka asal usulnya > tidak boleh kita permasalahkan lagi. Apakah WNI itu keturunan China > atau Arab atau Belanda, bila telah menjadi WNI maka hak dan > kewajibannya sama persis dengan WNI lainnya. Sehingga bila mereka > membom Bali, maka mesti disebut "WNI ('tok) membom Bali", bukan > ditambah embel-embel "WNI keturunan Arab membom Bali", betapa pun > marahnya kita kepada mereka. > > Tulisan di bawah i
[mediacare] Islam di Indonesia
ISLAM DI INDONESIA (Buku "Indonesië" oleh Dirk Vlasblom) Meski pun budaya korupsi bertentangan dengan ajaran Islam, dan Islam dianut oleh mayoritas penduduk Indonesia, namun korupsi marak di Indonesia. Ini diakibatkan muslim di Indonesia lebih mementingkan formalitas Islam seperti berdoa lima kali sehari, mengunjungi mesjid, ketimbang memahami/melaksanakan ajaran Islam. Hampir semua muslim di Indonesia dari aliran Sunni, namun terbagi dua kelompok: kelompok tradisional dan kelompok modern. Kelompok muslim tradisional menempati pulau Jawa dan agak mistik, percaya takhyul dan sering berkomunikasi dengan arwah. Mereka sering menyelenggarakan selamatan untuk mengusir arwah jahat, sering mengunjungi makam keluarga atau makam tokoh penting. Bila mendapat kesulitan, tak jarang mereka pergi ke dukun minta pertolongan. Kyai adalah kepala pesantren dan biasanya pernah bertahun-tahun tinggal di Mekah. Kelompok muslim modern rata-rata pernah mengenyam pendidikan kolonial Belanda. Kelompok ini di tahun 1912 mendirikan gerakan pembaharu Islam bernama Muhammadiyah. Kelompok ini berpegang teguh kepada Quran dan Hadith. Karena pintar, rata-rata muslim Muhammadiyah mampu menginterpretasi sendiri Quran, tanpa bantuan Kyai. Muhammadiyah menentang pemujaan makam, menentang komunikasi dengan arwah dan menentang praktek pedukunan. Melihat munculnya Muhammadiyah sebagai unsur pembaharu Islam di Indonesia, kelompok kyai tradisional di atas bereaksi dengan mendirikan Nahdlatul Ulama (NU). Gerakan NU kini merupakan gerakan muslim terbesar di dunia. NU menampilkan kelompok yang fleksibel berkaitan dengan perkembangan masyarakat. Di tahun 30-an NU telah bereksperimen dengan pendidikan campur, murid laki-laki dan murid perempuan, NU juga menerima profesi hakim wanita, padahal menurut ajaran Islam konvensional, hakim wanita tak diijinkan. Maka kyai-kyai NU yang dulunya tradisional, kini malah menjadi lebih modern dari kyai-kyai Muhammadiyah yang sudah modern. Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama bersama memiliki sekitar 70 juta pengikut di Indonesia. Tanggal 15 Oktober 2003, dua kelompok Islam ini menanda-tangani perjanjian memerangi korupsi di Indonesia. Mereka mulai berkampanye nasional mengganyang korupsi dan menciptakan management intern yang transparan, berintegritas, adil dan partisipatif. Namun lain teori lain praktek, pada pemilihan umum yang lalu banyak kyai NU bertindak sebagai makelar saja. Mereka memberikan suara kepada pihak yang bisa menyumbang duit untuk pesantrennya. Namun tokh situasi paska perjanjian Muhamadiyah-NU sudah lebih mendingan dibanding dulu. Baik Muhammadiyah mau pun NU menentang pemaksaan agama di Indonesia, agama harus bebas. Selain Muhammadiyah dan NU, kemudian muncul gerakan Islam radikal bernama Darul Islam. Darul Islam menentang kolonial Belanda. Imam utama Darul Islam bernama S.M. Kartosuwiryo, yang memproklamirkan NII (Negara Islam Indonesia) di tahun 1949 di Jawa Barat. Gerakan Darul Islam berhasil digulung oleh TNI, dan Kartosuwiryo dieksekusi di tahun 1962. Kematian Kartosuwiryo tidak mematikan aspirasi Darul Islam. Beberapa imam melanjutkan cita-cita Darul Islam, seperti Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Ba'asyir. Berdua mereka mendirikan sekolah agama Al-Mukmin di Solo. Sekolah itu masih berdiri sampai sekarang dan memiliki sekitar 2000 murid dan memperjuangkan Shariah. Soeharto yang muslim memaksa Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Ba'asyir menganut Pancasila. Ketika mereka menolak permintaan Soeharto, dua pentolan Al-Mukmin itu pun dicekal oleh Soeharto. Sekeluarnya Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Ba'asyir dari penjara di tahun 1985, mereka mengungsi ke Malaysia dan mendirikan Jemaah Islamiyah di sana. Jemaah Islamiyah yang beranggotakan muslim militan muda Indonesia, beroperasi sampai ke Filipina dan Afghanistan. Bom Bali adalah kinerja Jemaah Islamiyah. Selain itu muncul pula sempalan-sempalan Islam yang berorientasi ke Timur Tengah, yang paling besar adalah Tarbiyah yang merupakan cabang dari Persaudaraan Islam yang didirikan oleh Hasan Al-Banna, seorang Mesir. Cita-cita Tarbiyah adalah mendirikan negara Islam. Namun tokh Tarbiyah berkata, bahwa demokrasi tidak bertentangan dengan ajaran Islam, malah pencapaian cita-cita negara Islam bisa ditempuh lewat jalur demokrasi. Di tahun 1999 berdirilah di Indonesia partai politik beraliran Tarbiyah bernama PK (Partai Keadilan). Pada pemilihan umum ketika itu, PK meraih 7 kursi dari 500 kursi DPR. Di tahun 2004 PK berganti nama menjadi PKS (Partai Keadilan Sejahtera), yang berhasil meraih 7% dari kursi parlemen berkat kampanyenya di kampung-kampung dan desa-desa. Aliran Islam termuda di Indonesia adalah gerakan Salafi yang berasal dari Arab Saudi, dibawa ke Indonesia di tahun 1990 oleh alumni-alumni Timur Tengah. Imam Salafi adalah Jaf'ar Umar Thalib yang pernah bertempur di Afghanistan. Di tahun 1994 Thalib mendirikan sekolah agama di Yogyakarta untuk remaja miskin. Lain dengan aliran Tarbiyah
[mediacare] Sejarah yang Bikin Bingung
DL - Tampaknya sejarah memang membuat bingung, misalnya kalimat di bawah ini " benarkah Indonesia dijajah Belanda selama 350 tahun? Prof Mr Gertrudes Johan Resink (1911-1997) membantah pernyataan tersebut." Saya sendiri berpendapat, Belanda hanya menjajah Indonesia selama 3,5 tahun saja, yaitu periode 17 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949. Sebelum 17 Agustus 1945 belum ada negara bernama Republik Indonesia, baru ada Hindia-Belanda saja. Juga Belanda hanyalah negeri segede upil, jadi mana mungkin menjajah Hindia-Belanda yang akbar? Pasti banyak kolaboratir Inlanders yang membantu penjajahan Belanda, karenanya lebih tepat disebut penjajahan orang Hindia-Belanda terhadap orang Hindia-Belanda sendiri, bukan begitu? :-). SUARA PEMBARUAN DAILY Sejarah yang Bikin Bingung Judul buku: Seabad Kontroversi Sejarah Penulis: Asvi Warman Adam Penerbit: Ombak Cetakan: Maret 2007 Tebal: ix + 180 halaman Beberapa saat setelah Orde Baru berakhir bermunculan gugatan masyarakat terhadap sejarah (versi pemerintah). Buku-buku baru diluncurkan. Sejarah pun jadi polemik. Buku ini menawarkan tipologi kontroversi sejarah Indonesia yang disebabkan oleh fakta (dan interpretasi) yang tidak tepat, tidak lengkap, dan tidak jelas. Contoh kategori pertama, benarkah Indonesia dijajah Belanda selama 350 tahun? Prof Mr Gertrudes Johan Resink (1911-1997) membantah pernyataan tersebut. Termasuk dalam kategori pertama adalah sejarah yang berhubungan dengan mantan Presiden Soeharto. Selama ini PKI ditulis menyatu dengan Gerakan 30 September (G30S), seakan partai tersebut dalang tunggal dari percobaan kudeta 1965. Padahal versi lain tentang adanya keterlibatan militer, Sukarno, Soeharto, bahkan unsur asing (CIA dan lain-lain). Malah belakangan muncul versi baru yang melihat peristiwa dari 30 September 1965 sampai 11 Maret 1966 sebagai suatu kesatuan dan disebut "kudeta merangkak". Kategori kedua antara lain menyangkut Budi Utomo yang kelahirannya 20 Mei 1908 diperingati Hari Kebangkitan Nasional. Terdapat kritik terhadap organisasi ini yang dinilai bersifat kedaerahan (Jawa). Kategori ketiga adalah hal-hal yang tidak jelas dalam sejarah Indonesia. Contohnya mengenai naskah asli surat Supersemar, Peristiwa Malari (11 Januari) 1974. Buku ini bisa dijadikan salah satu pegangan bagi guru dn siswa serta masyarakat yang selama Orde Baru telah menjadi korban rekayasa sejarah rezim penguasa. Selama ini publik menjadi bingung karena begitu banyak peristiwa yang kabur atau dikaburkan. [R-8] Last modified: 22/3/07 25buku2t.gif Description: GIF image
[mediacare] Re: WNI keturunan Arab di balik gerakan Islam radikal di Indonesia
Bila seseorang sudah bernaturalisasi menjadi WNI, maka asal usulnya tidak boleh kita permasalahkan lagi. Apakah WNI itu keturunan China atau Arab atau Belanda, bila telah menjadi WNI maka hak dan kewajibannya sama persis dengan WNI lainnya. Sehingga bila mereka membom Bali, maka mesti disebut "WNI ('tok) membom Bali", bukan ditambah embel-embel "WNI keturunan Arab membom Bali", betapa pun marahnya kita kepada mereka. Tulisan di bawah ini jelas bersifat RASISTIS, dus tidak layak dimuat di media massa Indonesia. Kecuali bila media massa Indonesia tidak paham kode etik jurnalistik. Semoga menjadi perhatian kita semua demi membangun kerukunan di Indonesia, amin. Salam hangat, Danny Lim Nederland (negara sangat anti rasisme) --- In mediacare@yahoogroups.com, Rudy Prabowo <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > WNI Keturunan Arab dan Islam Radikal di Indonesia > > oleh He-Man > > > Tragedi pemboman di Bali kembali memunculkan nama Abu Bakar Ba'asyr pemimpin Majelis Mujahiddin Indonesia yang oleh banyak negara dituding terlibat aksi-aksi terorisme di beberapa negara di Asia Tenggara. > >Dalam seminar "Arab dan Islam di Indonesia Dewasa Ini" yang diselengarakan PP Muhammadiyah padahari Rabu 9 Oktober 2002 ==>> > http://w3.rz-berlin.mpg.de/~wm/PAP/BaliBomb-2.html > > Pimpinan NU dan Muhammadiyah menyatakan kekuatirannya akan aksi- aksi radikalisme Islam yang dipimpin oleh para WNI keturunan Arab di Indonesia , dari Laskar Jihad yang dipimpin Ja'far Umar Thalib, Front Pembela Islam (FPI) dipimpin Habib Rizieq Shihab, Majelis Mujahidin Indonesia dipimpin Abu Bakar Ba'asir, dan Jamaah Ikhwan al- Muslimin Indonesia dipimpin Habib Husein al Habshi. Pada masa lalu kita juga mengenal nama Abdullah Sungkar (alm) WNI keturunan Arab yang melakukan sejumlah aksi pemboman di Indonesia. Demikian juga gerakan tarbiyah yang dipimpin oleh WNI keturunan Arab yang bermukim di Bogor. > >Begitu pula tokoh-tokoh kunci lapis kedua gerakan-gerakan Islam radikal di Indonesia pun mayoritasnya dipimpin oleh keturunan Arab atau orang Indonesia alumnus universitas Saudi Arabia, Presiden PK Hidayat Nur Wahid misalnya , demikian juga tokoh-tokoh lainnya seperti Ahmad Fais , Asmuni , Hambali , Aunur Rofiq Ghufran,Yazid Jawaz, Abu Haidar, Natsir Harist dll yang sebagiannya masuk dalam daftar hitam karena dicurigai terlibat dalam aksi-aksi terorisme. > > Kalau melihat sejarah pergerakan Islam di Indonesia, komunitas warga Arab sejak lama memang menganut sikap eksklusivme yang berlebihan , mereka menganggap ras mereka lebih unggul dari orang melayu .Pernikahan antara perempuan Arab dengan laki-laki pribumi sangat diharamkan .Dan dikalangan masyarakat Arab Indonesia sendiri terbagi dalam dua kelas yaitu kelas Sayyid (atau juga biasa dipanggil Habib ataupun Syarif) yang merupakan kelas "unggul" karena merupakan keturunan nabi, dan kelas "masaikh" atau kelas lebih rendah, pertarungan antar kelas ini menimbulkan friksi keras antar warga Arab, warga Arab dari kelas Sayyid mendirikan Jamiat'ul Kheir, sementara kelas Masaikh mendirikan Al Irsyad , dalam AD/ART Al Irsyad bahkan ditegaskan bahwa kaum Sayyid diharamkan untuk bergabung. Di kalangan para sayyid , pernikahan seorang sayyidah (perempuan sayyid) dengan non sayyid apalagi orang ajam/ non Arab bisa berakhir dengan kematian. > > Pada masa kekuasaan Ottoman masih jaya , kawasan hejaz dan hadramaut bisa dikatakan sebagai wilayah tak bertuan, walaupun secara administratif berada dalam kekuasaan orang Turki Ottoman tapi kalangan Arab disana rata-rata memiliki angkatan perang sendiri yang seringkali saling berperang antar mereka sendiri , dan imbasnya juga terjadi di Indonesia. Perang antar klan ini sedikit demi sedikit mulai menghilang paska kejatuhan dinasti Turki Ottoman. > > Tapi pandangan yang menganggap ras Arab lebih unggul masih menghinggapi warga Arab di Indonesia. Masih sangat jarang terjadi pernikahan antara perempuan Arab dengan laki-laki ajam/non Arab. > > Paham Islam Radikal di Indonesia > > Paham Islam radikal di Indonesia sebagian besarnya berorientasi pada paham Wahaby/Salafy radikal di Timur Tengah. Gerakan-gerakan yang berdiri di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari tokoh-tokoh ulama garis keras timur tengah , mereka yang menentukan hitam putihnya gerakan. Pemilihan para tokoh pimpinan kelompok-kelompok fundamentalis biasanya ditunjuk langsung dari pusat (timur tengah) bukan pilihan dari bawah , kaum fundamentalis dikenal sangat fanatik sehingga mereka akan 100 % menurut pada keinginan top leader mereka tanpa membantah . > > Inilah yang menyebabkan kenapa WNI keturunan Arab ataupun alumnus universitas di Saudi Arabia yang selalu menjadi pemimpin gerakan- gerakan fundamentalis di Indonesia. Paham
[mediacare] Tanah Air
TANAH AIR (Buku "Indonesië" oleh Dirk Vlasblom) Bangsa Indonesia mungkin satu-satunya bangsa di dunia yang menyebut negerinya tidak dengan Vaderland (Father Land) melainkan dengan Tanah Air. Ini tepat sekali, sebab Indonesia adalah negeri kepulauan terbesar di dunia, dan sebagian besar wilayahnya berupa air. Ada sekitar 13.000 pulau-pulau di kawasan Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia nomor 4 setelah China, India dan AS. Alam Indonesia amat kaya raya, budayanya beraneka ragam, demikian pula bahasa dan tradisinya. Indonesia mungkin pula satu-satunya negara yang mempunyai kaitan sejarah dengan semua agama besar di dunia. Pada mulanya agama di Indonesia adalah Hindu dan Budha, kemudian masuk Islam dan belakangan masuk Kristen. Mayoritas penduduk Indonesia kini beragama Islam. Di awal eksistensinya, Indonesia bereksperimen dengan bentuk RIS (Republik Indonesia Serikat), namun Indonesia kemudian kembali ke bentuk negara kesatuan. Mottonya Bhinneka Tunggal Ika. Bentuk negara kesatuan dipilih sebagai "protes" terhadap politik devide-et-impera kolonial Belanda. Namun negara kesatuan yang masih muda itu tenggelam ke dalam Demokrasi Terpimpinnya Soekarno dan Orde Barunya Soeharto. Setelah tumbangnya Soeharto, Indonesia mencari bentuknya. Di tahun 2004 untuk pertama kalinya Indonesia memilih langsung presidennya. Jenderal purnawirawan Susilo Bambang Yudhoyono adalah presiden pertama Indonesia yang dipilih langsung oleh rakyatnya. DL - Namun selama 61 tahun ini, baik "tanah" mau pun "air" Indonesia lebih mencelakakan rakyatnya ketimbang membuat mereka bahagia. How comes? :-(.
Balasan: Re: [mediacare] Perda Berbasis Injil
Lho, di UUD ada pasal 29 "Ketuhanan yang maha esa", itu artinya agama masuk ke sistim negara. Anda berkata "perda bernuansa agama bertentangan dengan UUD sehingga SBY dan JK harus membatalkan perda- perda itu?" How comes? Perda bernuansa agama justru patuh kepada pasal 29 UUD itu. Ditambah lagi sila pertama Pancasila berbunyi "Ketuhanan yang maha esa", maka amat tepat bila perda-perda di Indonesia bernuansa agama. Perda yang TIDAK bernuansa agama itulah yang bertentangan dengan pasal 29 UUD dan sila pertama Pancasila. So bila Indonesia ingin mendapatkan perda-perda yang bebas agama, buanglah pasal 29 UUD dan (sila pertama) Pancasila ke tong sampah, dijamin tokcer. NB. Biasanya email saya seperti ini tidak diloloskan oleh moderator. Lucunya, email-email seperti di bawah ini diloloskan berulang kali. Padahal solusinya ada di email-email saya, yaitu buang Pancasila dan pasal 29 UUD ke tong sampah. Tampaknya, moderator Media Care BUKAN berupaya mencari solusi, melainkan berupaya agar milisnya ramai terus dengan diskusi-diskusi (pepesan kosong), bukan begitu mod? Jangan marah ya Mod. Sekali-sekali saya perlu juga mengritik Mod nih, boleh 'kan? Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, Don Manurung <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Saya dengan catatan setuju dengan Bung Alex dan Pak Kartono. Karena kalau proses "demokratis" ini dibiarkan bergulir dan lanjut kebablasan, bisa akhirnya fatal untuk Republik kita. Andai kita hanya enjoy ourselves, negara ini bisa bubar, dan dalam kepingan yang menyusul, semua SDA akan sangat dinikmati oleh para multinasional. Sayang! > > Karena itu menurut saya sebanyaknya harus mendesak kepada LSM, NGO, parpol, pakar, para intelektual, DPR, DPRD dan lain-lain untuk mendesak kepada pemerintahan SBY dan MJK untuk menyatakan tidak berlakunya segala perda yang berlawanan dengan UUD dan uu terkait. > > Tampak sekali pemerintah banyak diam, atau ragu, atau mungkin juga ada "kartu" tertentu yang sedang dimainkan. Juga UU Otonomi Daerah harus di revisi guna mencegah segala pembablasan oleh siapapun. Waktunya sudah matang karena bukti sudah banyak. Harus ada keseimbangan kekuasaan pusat-daerah. > > DM > > alex priyasma <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Ya, saya setuju dengan usulan pak Kartono Muhammad. Indonesia (baca:daerah) kan sedang dalam proses mencari jati diri yang salah satunya diidentifikasi dalam Perda. Kita liat saja, seberapa jauh daerah yang mengusung perda berbasis agama (alquran, injil, dll) mampu mengatasi persoalan ekonomi, sosial, dan politiknya. Aceh saja boleh pake syariat, kenapa daerah lain tidak. > Proses pencarian jati diri daerah memang merupakan proses yang lama. Indonesia dengan Pancasila pun masih sering diperdebatkan sampai sekarang. Saya koq percaya suatu saat kalo memang perda berbasis kitab suci agama tidak lagi relevan mengatasi persoalan (dan justru menimbulkan konflik) dia akan hilang dengan sendirinya entah dengan bebagai cara. > Yang penting, enjoy aja > > > Kartono Mohamad <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Mengharapkan Pemerintah Jakarta turun tangan terhadap minculnya perda berdasar syari ah Islam? Sama saja dengan menunggu Godot. Pemerintah Pusat kan bercirikan serba ragu, serba takut pada bayangan politik, Dan tidak percaya diri. > Jadi kalau menurut saya ya biarkan saja. Misalnya Manado mau membuat perda bernuansa Kristen, NTT mau buat perda bernuansa Katolik, Bali membuat perda bernuansa Hindu. Nanti kalau Ada kabupaten yang penduduknya mayoritas Budha mau bikin perda bernuansa Budha. Ya biarkan saja. Jangan yang satu dibolehkan yang lain dilarang. Kalau sampai Indonesia terpecah belah, kita dapat melihat siapa sebenarnya yang memulai menyulut api. > KM > > ---Original Message--- > > From: Sunny > Date: 23-03-2007 21:17:50 > To: mediacare@yahoogroups.com > Subject: Re: [mediacare] Perda Berbasis Injil > > > > Ceritanya pemerintah Jakarta bukan saja merestui tetapi juga mendorong untuk diberlakukan syarat Islam, dan ini sudah dijalankan dibeberapa daerah seperti di Sulawesi Selatan, Aceh, jadi sekarang giliran orang Papua mau bikin berbasiskan Injil di Manokwari dari segi keadilan tentu bisa saja, tetapi apakah dibolehkan oleh Jakarta itu soal lain. Nanti kalau ada daerah yang bikin Perda berbasis Al Kafirum pun silahkan. > > > - Original Message - > From: Donald USE Taralia > To: mediacare@yahoogroups.com > Sent: Friday, March 23, 2007 3:49 AM > Subject: [mediacare] Perda Berbasis Injil > > > > Kita dukung apa tidak nih? > > DT > > > Manokwari Godok Raperda Berbasis Injil > http://w
[mediacare] Re: Pantaskah R.A.Kartini jadi Pahlawan Nsional ?
Masak-memasak, ... itu hobby saya, bikin semur daging, sup ayam, opor ayam, rawon dll. Kapan mampir ke rumah saya, nanti saya masak untuk anda. Undangan Kartini Trophy? Oooo . itu aktifitas umum digedung umum, diselenggarakan oleh pemda Den Haag dan disiarkan di koran- koran. Perorangan/instansi yang berjuang untuk emansipasi diberi kesempatan mendaftarkan diri atau dicalonkan orang lain. Hadiahnya selain trophy juga duit 2500 euro, yummy yummy. Wanita tokoh emansipasi Belanda? Oo ... semua perempuan Belanda adalah tokoh emansipasi. Perempuan Belanda mana ada yang mau dipoligami? Perempuan Belanda kalau naksir cowok, dia yang mengejar- ngejar, bahkan kalau perlu dia pula yang melamar sicowok itu. Dan menceraikan suami? Boanyaaak pokoknya bila si suami macam-macam kagak ampun bakal diceraikan oleh si istri deh donk tuh yee cihui. Pria dan wanita betul-betul sederajat di Belanda sini. Mengapa dipilih nama Kartini? Karena pemda Den Haag hendak memfokuskan diri pada pendatang asing yang masih belum bisa menerima emansipasi, baik prianya yang sok macho mau pun wanitanya yang memble. Nah dari banyak nama tokoh emansipasi asing, Kartini dianggap yang paling hebat dan representatif. Wanita Belanda sendiri seperti telah saya tulis di atas, ngga memerlukan dorongan lagi untuk ber-emansipasi. Sebuah diskusi yang menarik dan bermanfaat menjelang Hari Kartini 21 April. Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, "GAYa NUSANTARA" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > > Di Bovenkarspel ada Yayasan Kartini, pengurusnya orang Belanda yang > kagum pada perjuangan emansipasi Kartini dulu itu. Di Den Haag > seperti telah saya sebutkan, setiap tahun disediakan trophy, namanya > Kartini-Trophy, buat perorangan/instansi yang memperjuangkan > emansipasi di Den Haag dan sekitarnya. Di Pasar Malam Besar bakal > ada tonil solo dimainkan oleh wanita Belanda yang di tubuhnya masih > mengalir darah Indonesia. Pemain tonil itu begitu piawai > menggabungkan surat-surat Kartini yang banyak dulu itu menjadi > sebuah surat baru, yang seakan ditulis sendiri oleh mendiang Kartini. > > Maria: emangnya nggak ada tokoh feminis lain di Belanda, koq sampe nyatut tokoh dari negara lain sich? Ato di Den Haag nggak punya tokoh feminis, makanya mereka butuh tokoh dari Indonesia, kasihan amat ya... > > > Saya tahu Den Haag berkaitan erat dengan Hindia-Belanda, sehingga > mendapat julukan Janda India ketika kolonial Belanda harus cao dari > Indonesia. Namun bahwa sosok Kartini di Belanda, minimal di Den Haag > begitu populer dan dihargai, merupakan surprise buat saya. Saat > penyerahan Kartini-Trophy kepada Rahma El-Hamdaoui si orang Maroko, > ada sekitar 200 hadirin, semuanya wanita Maroko. Saya tidak melihat > wanita Indonesia di situ. Hal ini lebih membuat saya surprise lagi. > Bahwa orang Belanda amat menghargai Kartini itu sudah sebuah > surprise, namun bahwa wanita Indonesia di Belanda tidak/kurang ada > perhatian kepada perjuangan emansipasi Kartini betul-betul abusrd. > > Maria: Sudah ditanyakan apakah ada perempuan Indonesia yang diundang? Adanya trophy ini saja saya baru dengar, dan setahu saya memang banyak migran maroko yang tinggal di Belanda...so? > > Bagaimana dengan wanita Indonesia di Indonesia? Apakah menghargai > Kartini cuma sebatas mengenakan kebaya dan bikin acara masak- memasak > saja pada tanggal 21 April? > > Maria: Wah mohon maaf saja kalu di Belanda cuma bisa bikin tonil. Minimal saya yang memang aktivis NGO (dan saya yakin banyak rekan aktivis perempuan yang lain dan jauh lebih hebat dari saya) tidak mengingat semangat Kartini sekedar 21 April saja, we remember her spirit and we do something 24/7. > > Lagipula kenapa dengan memasak dan kebaya? Seolah ketika seseorang mengenakan kebaya dan memasak menjadi masalah. Bagi saya yang harus melihat ibu saya memasak untuk semua orang di rumah, baik dalam keadaan sehat maupun sakit, ini juga perjuangan dia sebagai perempuan dan ibu, karenanya ketika beliau sakit saya bersedia menggantikannya memasak, dan saya beruntung saya bekerja di NGO yang mendukung saya kalau saya ingin melakukan ini. Apabila anda merasa memasak dan kebaya itu "cuma sebatas" itu saja, saya justru melihat anda sangat mengejek. Mengejek perempuan yang bagi anda "hanya" bisa pakai kebaya dan memasak dan mengejek pekerjaan memasak dan pakaian kebaya sebagai bukan apa-apa, bahkan sebagai alat pelecehan. apakah perlu saya sampaikan bahwa memasak itu sudah jadi pekerjaan yang tidak sekedar domestik, namun sudah keluar dari lingkungan rumah (lihat saja restoran dan hotel), dan sudah banyak laki-laki yang melakukan profesi memasak ini. > > justru sekarang saya lihat berta
[mediacare] Dwiwarna
DWIWARNA (Buku "Indonesië" oleh Dirk Vlasblom) Di tahun 1922, mahasiswa Indonesia di Belanda yang tergabung dalam Perhimpunan Indonesia, memilih bendera merah-putih untuk organisasinya. Di tengah-tengah bendera ada gambar kepala banteng. Di tahun 1928, Partai Nasional Indonesia (PNI) -nya ir. Soekarno juga memilih warna bendera merah-putih. Tahun 1929, mahasiswa-mahasiswa Jakarta juga menaikkan bendera merah-putih. Pengukuhan bendera merah-putih sebagai bendera nasional diambil di Kongres Rakyat Indonesia tahun 1939 di Bandung. (DL - Melihat keleluasaan Indonesia mempersiapkan negerinya, baik di Indonesia mau pun di Belanda sendiri, bagaimana kita bisa bilang kolonial Belanda menghalangi kemerdekaan Indonesia??? Ihik.). Tanggal 17 Agustus 1945, ir. Soekarno dan Mohamad "Rotterdammer" Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia di jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta, yaitu rumah kediaman Soekarno. Istri ke-3 Soekarno, Fatmawati, menjahit bendera pusaka merah-putih. Bendera merah-putih itu dinaikkan di sebatang bambu. Namun Belanda baru mengakui kemerdekaan Indonesia tanggal 27 Desember 1949. Bendera merah-putih adalah bendera Kerajaan Majapahit. Motto negeri Indonesia Bhinneka Tunggal Ika adalah sebuah motto Jawa yang dibuat oleh Empu Prapanca, penyair terkenal dari jaman Kerajaan Majapahit di abad ke-14. DL - Seandainya nama Indonesia membawa sial, bagaimana bila nama "Republik Indonesia" diganti menjadi "Republik Majapahit", mengingat bendera merah-putih, motto Bhinneka Tunggal Ika dan Sumpah Palapa Gajah Mada juga berasal dari Kerajaan Majapahit???
[mediacare] Re: REMINDER: Undangan MUKER Masyarakat Trisakti, Sabtu 24 Maret 2007
Haaah Muker-nya dari jam 08.00 s/d 21.30? Buang tempo kebanyakan atuh. Mengapa tidak mendirikan milis Trisakti azha, saya pasti akan ikut mendaftar menjadi anggotanya. Indonesia luas, alumni Trisakti berserakan di seluruh Nusantara, masakan harus ke Convention Hall di Jakarta? Lalu siapa yang mau kasih tiket ke ogut di Belanda sini? He he. Jad . segera dirikan milis Trisakti deh. Atau ... barangkali milis Trisakti telah berdiri? Tolong kasih tahu saya ya, terima kasih sebelumnya. Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, "adji ekawarman" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > *mohon ijin kepada moderator utk menyampaikan pengumuman ini.. > > teman2 alumni TRISAKTI semua.. > > tolong undangan ini diinformasikan/ diteruskan ke teman2 alumni lainnya melalui milis masing2 jurusan/fakultas maupun UKM-UKM, ya.. > undangan ini sifatnya terbuka untuk semua alumni Universitas, Sekolah Tinggi dan Akademi TRISAKTI.. > > terima kasih atas kerjasama dari moderator, > > adji > > - > > > Nomor: 004/Sek/Muker/MT/II/2007 Jakarta, 20 Februari 2007 > > Lampiran : 1 berkas > > Perihal:Undangan MUKER > > > > > > Kepada :Yth. Bapak/Ibu/Sdr. > > JAKARTA > > > > > > Diberitahukan dengan hormat bahwa Masyarakat Universitas Trisakti akan mengadakan Musyawarah Kerja. > > > > Adanya wacana bahwa masyarakat turut berperan serta dalam pengawasan dan tanggung jawab terhadap kondisi Indonesia, seperti dalam hal sosial, ekonomi, pendidikan, dan olah raga, maka Masyarakat Trisakti yang merupakan perkumpulan para Stakeholder Perguruan Tinggi Trisakti merasa peduli pada kondisi akhir-akhir ini. > > > > Musyawarah kerja ini secara umum diadakan untuk menggalang seluruh Stakeholder agar dapat berpartisipasi secara aktif dalam merealisasikan Visi dan Misi Pendidikan Tinggi dan bertujuan untuk dapat menjaga kelangsungan kiprah Pendidikan Tinggi Trisakti dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, dengan langkah-langkah yang selalu bergerak dinamis sesuai dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Seni dan Budaya. Dan secara khusus musyawarah kerja ini diadakan untuk meningkatkan kepedulian pada masyarakat Indonesia dari segi kesejahteraanya, lebih peduli pada sektor pendidikan, kesehatan dan olahraga. > > > > Sesuai dengan Visi, mewujudkan keseimbangan yang selaras dan harmonis dalam pencapaian academic excellence dan, Misi Masyarakat Trisakti, memberi kontribusi dalam mewujudkan good university governance, mendorong terciptanya kehidupan kampus yang selaras dan harmonis serta memberi iklim yang kondusif bagi pengembangan akademis serta membantu menciptakan kesetaraan dan keterkaitan antara praktisi industri dan bisnis dengan pengembangan akademis. > > > > > > > > > > Sehubungan dengan hal tersebut, maka Masyarakat Trisakti dengan hormat mengajukan permohonan kepada Bapak/Ibu/Saudara untuk berkenan menghadiri acara MUSYAWARAH KERJA MASYARAKAT TRISAKTI tersebut. > > > > Acara MUSYAWARAH KERJA MASYARAKAT TRISAKTI ini akan dilaksanakan pada : > > > > > > Hari / Tanggal:Sabtu / 24 Maret 2007 > > Jam :09.00 - 19.00 > > Tempat:Jakarta Convention Center > > JAKARTA > > > > > > Demikianlah permohonan dari kami, besar harapan kami, Bapak/Ibu/Saudara dapat memenuhi permohonan kami tersebut, dan atas perhatiannya kami sampaikan terima kasih. > > > > > > > > Ketua Umum Ketua Panitia Pelaksana > > > > > > > > > > Setya Novanto, SE.Ak DR. drg. Melanie S. Djamil, MBiomed > > > > --- --- > > > > JADWAL ACARA > > MUSYAWARAH KERJA MASYARAKAT TRISAKTI > > JAKARTA CONVENTION CENTER > > 24 Maret 2007 > > > > > > WAKTU > SUSUNAN ACARA > > 08.00 - 09.00 > HEREGISTRASI > > 09.00 - 09.45 > Pembukaan : > > Paduan Suara > > ·Laporan Ketua OC > > ·Sambu
[mediacare] Ken Dedes lebih hebat dari Kartini?
Ada yang bilang, Ken Dedes lebih hebat dari Kartini. Ada yang bisa cerita tentang Ken Dedes, please? Terima kasih sebelumnya. Sangat positif bila Indonesia mengangkat tokoh-tokoh wanita Indonesia, baik yang berasal dari periode kemerdekaan mau pun periode Hindia Belanda, bahkan periode sebelum orang Eropa menjejakkan kakinya di Nusantara. Soal pantas tidaknya tokoh-tokoh wanita itu diberi gelar pahlawan nasional, ogut tidak melihat relevansinya di sini. Yang penting semangat, buah pikiran dan kinerja nyata mereka yang mana saja yang bisa/layak dipanut oleh gadis-gadis remaja Indonesia sekarang? Milis Media Care ini menurut saya dapat melahirkan Kartini-Kartni baru, wong Kartini dulu kerjanya juga cuma menulis, bukan? Namun member wanita Media Care yang rajin menulis tampaknya hanyalah Hafsah Salim ini. Member wanita Media Care yang lainnya hanya menulis sporadis dan/atau reaktif saja. Okki dokki ya, saya nantikan tulisan-tulisan para Kartini Media Care yang orisinil, patriotis dan terutama memperjuangkan emansipasi, dan kalau bisa pemikiran yang mampu mendobrak budaya destruktif Indonesia "korupsi, jam karet dan gontok-gontokan". Sukses ya. Sebuah diskusi yang menarik dan bermanfaat, amat relevan menjelang peringatan Hari Kartini 21 April nanti. Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, "Hafsah Salim" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > Yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan adalah Bung Karno yang > merupakan the Founding Father of Indonesia. > > Jadi Kartini bukan pahlawan yang diangkat oleh Belanda, Jepang, > ataupun Amerika. Kalo kita menghormati Bung Karno, tentu juga kita > harus menerima nama2 yang oleh pendiri Indonesia ditetapkan sebagai > pahlawan bangsa ini. > > Saya pribadi tidak setuju kalo Diponegoro, Sentot, Untung Surapati > dianggap pahlawan, tetapi karena Bung Karno menetapkannya sendiri > dengan alasan2 yang jujur, meskipun saya anggap salah, tapi tetap saya > bisa menerimanya. Bung Karno menyatakan bahwa biarpun penjahat, asal > saja memusuhi dan dimusuhi Belanda, dan pernah dipenjara Belanda, maka > dia saya angkat jadi pahlawan. Karena katanya bangsa yang besar perlu > punya daftar nama2 pahlawannya. > > Yang menyesatkan adalah mereka yang menentang Kartini sebagai pahlawan > bangsa !!! Mereka itu menutup mata perjuangan Kartini terhadap > kebebasan wanita Indonesia. Kartini dilahirkan sebagai orang Jawa > dari keluarga Islam Kejawen, namun setelah mendapatkan pendidikan di > Belanda dia tertarik masuk Katolik meskipun dia juga tetap tidak > keluar dari agama keluarganya Islam Kejawen. > > Mereka yang menentang Kartini sebagai pahlawan tidak punya alasan lain > karena Kartini dianggapnya menentang cita2 menuju negara Syariah Islam. > > Oleh karena itu untuk mencegah Syariah Islam yang biadab ini, perlu > kita memiliki figur pahlawan wanita bagi bangsa ini sebagai Kartini > yang tidak pakai jilbab, cukup pakai kebaya jawa saja. Apalagi ajaran > islam melarang wanita keluar rumah sendirian untuk sekolah ataupun > cari kerjaan, meskipun suaminya sendiri seringkali mengizinkannya. > > Ny. Muslim binti Muskitawati.
[mediacare] Tahun 2014, Waktunya Pemimpin Muda Tampil
DL - Ada parpol baru lagi, namanya Partai Matahari Bangsa (PMB). Sang ketua, Imam Adduratqutni berujar "PMB juga terbuka terhadap kemajuan, cinta damai, dan menghargai Kemajemukan agama, budaya, dan etnisitas. " Namun di bawahnya terbaca "Oleh karena itu, tujuan perjuangan PMB diarahkan menjaga kemuliaan Islam. " Pertanyaan ogut: apakah PMB terbuka buat anggota non-muslim yang ingin membangun RI lewat PMB? Seperti di Belanda sini, partai Kristen terbuka buat muslim dan agama non-Kristen lainnya, asal bercita-cita membangun Belanda. Siapa yang tahu jawabannya please? Terima kasih sebelumnya. SUARA PEMBARUAN DAILY Tahun 2014, Waktunya Pemimpin Muda Tampil [JAKARTA] Tahun 2014 merupakan saat yang tepat dan ditunggu oleh barisan muda generasi penerus bangsa untuk tampil memimpin negeri ini. Ironisnya generasi muda Muhammadiyah yang menjadi pewaris tradisi sosial KH Ahmad Dahlan tidak percaya bahwa aspirasi politiknya dapat tersalurkan lewat partai yang didukung Muhammadiyah. Karena itu, mereka kemudian mendirikan partai politik baru bernama Partai Matahari Bangsa (PMB). "PMB merupakan partai Islam berkemajuan yang meletakkan landasan perjuangannya kepada prinsip-prinsip Islam rahmatan lil 'alamin. "PMB juga terbuka terhadap kemajuan, cinta damai, dan menghargai Kemajemukan agama, budaya, dan etnisitas. Tahun 2009 kami mungkin belum terlalu banyak berbuat. Tapi tahun 2014 merupakan waktunya bagi generasi muda untuk tampil," ujar Ketua Umum Partai Matahari Bangsa Imam Adduratqutni kepada Pembaruan di Jakarta, Rabu (7/3). Menurut dia, PMB sendiri meyakini bahwa Islam dapat membawa rakyat Indonesia menuju kesejahteraan material dan spiritual. Oleh karena itu, tujuan perjuangan PMB diarahkan menjaga kemuliaan Islam. "Sebagai partai yang lahir dan digagas eksponen Angkatan Muda Muhammadiyah, PMB diharapkan menjadi partai umat," katanya. [E-5] Last modified: 8/3/07
[mediacare] Re: kronologi aksi dan statemen tolak ruu penanaman modal
Di bawah ini terbaca kalimat ". Ironisnya, pemerintah dan DPR RI malah mengeluarkan produk-produk kebijakan yang bertentangan dengan arah konstitusi negara " Haaah . bertentangan dengan konstitusi negara??!! Bukankah itu namanya MAKAR atau SUBVERSIF atau KUDETA? Laporkan saja ke pengadilan yang merupakan elemen ke-3 Trias Politica. Bila yudikatif juga memble, ditambah eksekutif dan legislatif yang makar, apa ngga sebaiknya menyatakan failit Republik Indonesia dan mendirikan negara baru di atasnya, misalnya Republik Sriwijaya atau Republik Majapahit dengan UUD baru? Bila patriot bangsa di tahun 1945 mampu memproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia, masa sih tidak mampu memproklamirkan Republik Majapahit di tahun 2007 atau 2008 atau 2009? Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, yusuf ikhlas abdul arif al jugjakarti <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Kronologi Aksi 20 Maret 2007 > Menolak Pengesahan RUU Penanaman Modal > oleh Koalisi Rakyat Anti-Penjajahan Baru > > Pukul 09.30-09.45: Massa aksi berkumpul di Taman Ria Senayan > Pukul 09.45-10.00: Massa aksi yang berjumlah 300 orang melakukan long march ke DPR RI > Pukul 10.00-10.15: Pembukaan aksi olehTaufiq selaku Koordinator Umum koalisi > Pukul 10.15-10.30: Orasi dari pelbagai elemen koalisi > Pukul 10.30-11.00: Happening art dan pertunjukan kesenian rakyat > Pukul 11.00-12.30: Orasi dari pelbagai elemen koalisi > Pukul 12.30-13.00: Penutupan aksi dengan pembacaan statemen oleh Taufiq Koordinator Umum koalisi > > > > > TOLAK DAN HENTIKAN PEMBAHASAN RUU PENANAMAN MODAL > PERNYATAAN SIKAP KOALISI RAKYAT ANTI-PENJAJAHAN BARU > TERHADAP RUU PENANAMAN MODAL > > Praktik penanaman Modal sejak berlakunya UU Nomor 1 Tahun 1967 (yang diubah dengan UU Nomor 11 Tahun 1970) dan UU Nomor 6 Tahun 1968 Tentang Penanaman Modal Dalam Negeri (yang diubah dengan UU Nomor 12 Tahun 1970), tidak banyak memberikan kontribusi bagi kepentingan nasional. > > Kegagalan berbagai instrumen perundangan, termasuk yang mengatur tentang permodalan asing dan undang-undang sektoral, dapat dilihat dari berbagai indicator. Diantaranya jumlah penduduk yang berada di garis kemiskinan, jumlah konflik sumberdaya alam, bencana akibat perusakan lingkungan, banyaknya orang yang tergusur dan/atau belum menikmati jasa pelayanan umum. Di Indonesia, setidaknya ada 110 juta jiwa penduduk yang hidup dengan penghasilan kurang dari US$ 2 atau kurang dari Rp 18 ribu per hari. Sekalipun lingkaran kemiskinan itu sebagian disebabkan oleh warisan kolonial, hingga tingkat tertentu juga disebabkan oleh pengaturan yang gagal mencapai tujuannya. > > Sebaliknya, kemandirian ekonomi Indonesia semakin jauh. Negeri ini makin bergantung pada kekuatan asing. Sejak penanaman modal asing diumumkan menjadi salah satu tonggak pertumbuhan ekonomi negara, dominasinya terlihat nyata. Sepanjang 10 tahun terakhir, Modal asing mencapai 70% total modal. Tak heran jika privatisasi aset-aset publik marak dilakukan melalui .berbagai produk kebijakan. Mulai UU migas No 22 tahun 2001, UU kelistrikan, UU No 7/ 2004 tentang Sumberdaya Air , Amandemen UU Kehutanan melalui UU 19/ 2004 dan banyak lagi. > > Padahal, Kontititusi negara, Undang Undang Dasar 1945, menyebutkan dengan jelas bahwa tugas penyelenggara negaralah mengantar rakyat ke gerbang "keadilan dan kemakmuran". Oleh karenaya mereka diwajibkan "melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan Bangsa ". Setiap upaya tersebut harus dilandaskan pada prinsip "keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia". > > Konstitusi negara juga menegaskan pentingnya kekuasaan negara atas cabang-cabang produksi yang penting untuk hajat hidup orang banyak. Kewenangan negara atas bumi dan air dan kekayaan alam harus digunakan untuk "sebesar-besarnya kemakmuran rakyat". > > Hal diatas senada dengan konvensi dan perjanjian internasional yang sudah diratifikasi Indonesi. Mulai Konvensi CEDAW mengenai anti diskriminasi terhadap perempuan , Kovenan Hak sipil dan politik, Kovenan hak-hak Ekonomi Sosial dan Budaya, Konvensi ILO, Konvensi Perlindungan terhadap Indigenous People dan Lingkungan Hidup, Konvensi tentang Hak Anak. > > Ditambah lagi Deklarasi Majelis Umum PBB No. 52 (18 September 2000),khususnya bab III tentang pembangunan dan penghapusan kemiskinan, menegaskan komitmen global tentang penghapusan kemiskinan. Millenium Development Goals (MDGs) memberi perhatian khusus pada beberapa hal, terutama "penghapusan kemiskinan", "perlindungan lingkungan", "hak-hak asasi manusia, demokrasi, dan pemerintahan yang bersih dan bertanggungjawab (clean go
[mediacare] Re: Pantaskah R.A.Kartini jadi Pahlawan Nsional ?
Di Bovenkarspel ada Yayasan Kartini, pengurusnya orang Belanda yang kagum pada perjuangan emansipasi Kartini dulu itu. Di Den Haag seperti telah saya sebutkan, setiap tahun disediakan trophy, namanya Kartini-Trophy, buat perorangan/instansi yang memperjuangkan emansipasi di Den Haag dan sekitarnya. Di Pasar Malam Besar bakal ada tonil solo dimainkan oleh wanita Belanda yang di tubuhnya masih mengalir darah Indonesia. Pemain tonil itu begitu piawai menggabungkan surat-surat Kartini yang banyak dulu itu menjadi sebuah surat baru, yang seakan ditulis sendiri oleh mendiang Kartini. Saya tahu Den Haag berkaitan erat dengan Hindia-Belanda, sehingga mendapat julukan Janda India ketika kolonial Belanda harus cao dari Indonesia. Namun bahwa sosok Kartini di Belanda, minimal di Den Haag begitu populer dan dihargai, merupakan surprise buat saya. Saat penyerahan Kartini-Trophy kepada Rahma El-Hamdaoui si orang Maroko, ada sekitar 200 hadirin, semuanya wanita Maroko. Saya tidak melihat wanita Indonesia di situ. Hal ini lebih membuat saya surprise lagi. Bahwa orang Belanda amat menghargai Kartini itu sudah sebuah surprise, namun bahwa wanita Indonesia di Belanda tidak/kurang ada perhatian kepada perjuangan emansipasi Kartini betul-betul abusrd. Bagaimana dengan wanita Indonesia di Indonesia? Apakah menghargai Kartini cuma sebatas mengenakan kebaya dan bikin acara masak-memasak saja pada tanggal 21 April? Salam hangat, Danny Lim, Nederland www.ikenindonesie.nl --- In mediacare@yahoogroups.com, Lisman Manurung <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Seorang peneliti Jepang pernah menyimpulkan bahwa > Kartinilah yang pertama sekali mempunyai empathy atas > sebuah nasion dan kemudian saat ini dikenal di dunia > dengan nama Indonesia. Mengapa? Dia bisa melukiskan > derita petani mskin di Jawa Barat, padahal dia bukan > warga Jawa Barat. Orang sekarang hanya bisa bergejolak > emosinya kalau penasehat spritualnya dihina orang. > Bagi Kartini si petani bukan dewa atau titisan dewa. > > Apa yang diajarkan oleh Kartini dan mengapa orang > Barat menghargai dia? Sudah pasti tidak semua orang > Barat berbondong-bondong menghargai dia. Orang bule > yang tetap under estimate bahwa orang Indonesia adalah > kumpulan dari orang-orang yang didominasi oleh > fatalisme dan terbatas daya empatinya akan menilai > Kartini cuma ngigau. > > Sampai dengan generasi saat ini, yang tak kurang > banyaknya bertitel karena proses nyontek-nyontek atau > ijazah palsu, masih akan belum mampu menangkap makna > kekuatan intelektualitas Kartini. Dan repotnya, tanpa > memiliki intelektualitas sejati, akan sulitlah > menghargai Kartini. Dia tidak berjuang dengan senjata. > Untunglah TNI selalu menghargai dia dengan membuat > Balai Kartini. > > Jadi Kartini adalah penggagas Indonesia Merdeka. > Makanya namanya sealu dijadikan simbol emansipasi, > bukan semata-mata emansipasi wanita. > --- Danny Lim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Pak Hoesein, > > > > Email ini anda kirim tahun lalu, dan masih tersimpan > > rapi di arsip saya. Karena sebentar lagi Indonesia > > merayakan Hari Kartini, maka saya ingin menjawab > > email pak Hoesein ini, terlambat setahun ngga > > apa-apa ya pak :-). > > > > Ada kesan kolonial Belanda dulu itu mengangkat kasus > > Kartini hanya untuk "memuluskan pergantian > > kulitnya", ini terbaca di email pak Hoesein di bawah > > ini (maaf bila saya salah interpretasi). Namun > > melihat kenyataan bahwa di Belanda, Kartini > > dijunjung tinggi sampai sekarang terutama di Den > > Haag, tentu tesis pak Hoesein pantas diragukan. Maaf > > ya pak, tapi di website saya www.ikenindonesie.nl > > ada 2 tulisan sebagai bukti nyata, bahwa Kartini di > > Belanda dijunjung tinggi sebagai pejuang emansipasi > > di Hindia-Belanda dulu sampai sekarang. Maksud saya, > > bila pengangkatan kasus Kartini hanya lips service > > kolonial Belanda, mana mungkin Pemda Den Haag di > > tahun 2007 ini sampai spesial menyediakan trophy > > Kartini untuk perorangan/organisasi di Den Haag yang > > berjuang dalam bidang emnasipasi ala Kartini dulu. > > FYI. Yang meraih Kartini-Trophy tahun 2007 ini > > adalah seorang wanita Maroko bernama Rahma El > > Hamdaoui yang berjuang membela emansipasi di sebuah > > kampung bernama Schilderswijk di Den Haag. > > > > Sebuah diskusi yang menarik dan bermanfaat, pak > > Hoesein. > > > > Salam hangat, Danny Lim, Nederland > > > > - Original Message - > > From: HOESEIN RUSHDY > > To: [EMAIL PROTECTED] ; > > [EMAIL PROTECTED] ; mediacare@yahoogroups.com > > ; [EMAIL PROTECTED] > > Sent: Tuesday, April 25, 2006 1:31 AM > > Subject: [Kin
[mediacare] Supersemar
SUPERSEMAR (Buku De Stille Genocide, Lambert J. Giebels) "De Stille Genocide", de fatale gebeurtenissen rond de val van de Indonesische president Soekarno, karangan Lambert J. Giebels. Di halaman 207 ada bab Supersemar sbb.: Menurut Soeharto, Soekarno tidak mau membubarkan PKI sebab takut kehilangan muka. Soekarno adalah pemimpin negara bertaraf internasional dan pencetus konsep Nasakom, mana mungkin membubarkan PKI? Maka Soeharto bilang ke Soekarno "No problemo, kasih saja saya mandat, saya akan sikat PKI". Soekarno kemudian menyelenggarakan rapat kabinet pleno, sementara mahasiswa berdemonstrasi di luar istana. Anehnya, tentara bukan menjaga istana melainkan malah mem-backing gerakan mahasiswa. Jenderal Saboer kemudian menyisipkan secarik kertas ke kolong meja yang diterima oleh Soekarno, bunyinya "Ada pasukan tak dikenal menyusup ke istana". Membaca itu Soekarno panik dan buru-buru menyerahkan palu sidang ke wakil perdana menteri Leimena. Soekarno bergegas meninggalkan istana, menumpang helikopter yang stand by, bersama wakil perdana menteri Soebandrio dan Chaerul Saleh. Soebandrio yang di saat rapat asyik membuka sepatunya di kolong meja, tidak sempat memakainya kembali sebab sudah ditarik oleh Soekarno naik helikopter ke Bogor. Jadi Soebandrio naik helikopter tanpa sepatu dan kaos kaki. Istana Bogor dijaga oleh marinir yang setia kepada Soekarno. Tiga puluh tahun kemudian Soebandrio berkata kepada Lambert J. Giebels "bak pahlawan tanpa sepatu dan kaos kaki, saya mengikuti Soekarno ke istana Bogor". Soeharto sendiri tidak menghadiri rapat kabinet pleno karena flu. Meski pun flu berat, Soeharto tokh menerima kedatangan tiga jenderal di rumahnya, yaitu jenderal Basoeki Rahmat, jenderal Mohamad Yusuf dan jenderal Amir Mahmud, setelah tiga jenderal itu menghadiri rapat kabinet yang ditinggal oleh Soekarno di tengah jalan itu. Berempat mereka menganalisa situasi. Menurut mereka, ada bahaya terjadinya bentrokan antara pasukan Angkatan Darat yang anti Soekarno versus pasukan Marinir yang pro Soekarno. Juga ada bahaya mahasiswa menguasai ibukota setelah melihat presiden Soekarno lari terbirit-birit ke Bogor. Akhirnya mereka berempat sepakat bahwa Soeharto sebagai panglima Kostrad harus mendapat mandat dari Soekarno untuk membereskan keamanan di ibukota dan sekitarnya. Bertiga (tanpa Soeharto) jenderal-jenderal Angkatan Darat itu ke Bogor, meninggalkan Soeharto yang flunya makin menjadi-jadi. Apa yang terjadi di istana Bogor antara jenderal Basoeki Rahmat, jenderal Mohamad Yusuf dan jenderal Amir Mahmud dengan Soekarno dan tiga wakil perdana menteri: Soebandrio, Chaerul Saleh dan Leimena (yang menyusul belakangan)? Tidak ada yang tahu persis. Begitu juga teks Supersemar sendiri tidak jelas. Yang pasti Supersemar ditanda-tangani oleh presiden Soekarno seusai pembicaraan di istana Bogor itu. Belakangan baru diketahui bahwa pasukan yang menyusup ke istana saat rapat kabinet adalah pasukan RPKAD pimpinan Sarwo Edhi. (DL - Sarwo Edhi kalau tidak salah mertua presiden SBY, bukan?).
[mediacare] Pemerintah Tak Akan Membiayai Penanganan Lumpur Sidoarjo
DL - Pertama: salut kepada Suara Pembaruan yang mampu menyajikan tulisan padat berisi seperti di bawah ini. Kedua: sikap wakil presiden tepat sekali, bila perusahaan swasta membuat kekeliruan, maka kerugian harus ditanggung oleh (insurance) perusahaan swasta ybs. Namun tokh ada dua catatan: 1. Bila ijin pemboran gas alam dikeluarkan oleh pemerintah daerah, maka pemerintah daerah juga harus mengganti kerugian bersama Lapindo Brantas. 2. Selama Lapindo Brantas (dan pemda) belum mengganti kerugian, maka kewajiban pemerintah daerah untuk memberi tunjangan sosial darurat kepada seluruh keluarga yang tertimpa malang. Biaya mana nantinya diperhitungkan dengan kerugian yang harus dibayar oleh Lapindo Brantas (dan pemda sendiri). Pemerintah (daerah) harus melindungi rakyat, bukan membiarkan rakyat terlantar. Pasal 34 UUD RI mewajibkan pemerintah daerah/pusat memberi santunan kepada rakyat miskin dan anak-anak terlantar (mis. yang kesusahan tertimpa malapetaka Lapindo Brantas). Semoga cara berpikir orang Indonesia dalam hal bantuan kepada orang miskin dan anak terlantar sama dengan cara berpikir orang Belanda di sini. SUARA PEMBARUAN DAILY Pemerintah Tak Akan Membiayai Penanganan Lumpur Sidoarjo [JAKARTA] Pemerintah tidak akan mengambil alih masalah pembiayaan terkait dengan semburan lumpur panas PT Lapindo Brantas di Sidoarjo, Jawa Timur. Yang ditanggung pemerintah hanyalah bencana alam seperti yang terjadi di Yogyakarta. Demikian Wakil Presiden (Wapres) Muhammad Jusuf Kalla kepada wartawan di Jakarta, Jumat (16/3). Wapres ditanya tentang penanganan masalah semburan lumpur panas Lapindo. Dia menambahkan, masyarakat Indonesia selalu berpikir, kalau bencana nasional seolah-olah dengan sendirinya pembiayaan ditanggung pemerintah. Padahal, yang ditanggung pemerintah hanya bencana alam yang terjadi bukan karena kecerobohan manusia, seperti bencana alam gempa bumi dan tanah longsor. Sedangkan semburan lumpur panas Lapindo masih menjadi tanggung jawab pemilik Lapindo, dalam hal ini Nirwan Bakrie. Dan di hadapan Presiden dan Wapres Nirwan sendiri sudah menyanggupi menanggulangi seluruh biaya akibat semburan lumpur panas tersebut. Lagi pula, kata Kalla, Nirwan Bakrie adalah pengusaha nasional yang tidak akan lari ke luar Negeri. Bakrie adalah pengusaha yang sangat nasionalis. Sementara terkait dengan masalah kompensasi, Nirwan Bakri sudah berjanji untuk memberikannya kepada semua korban. Hanya saja, dana kompensasi itu tidak bisa diberikan begitu saja, tetapi harus menunggu proses sertifikasi tanah dan bangunan yang dilakukan oleh pemerintah daerah setempat. [A-21] Last modified: 17/3/07
[mediacare] Dukung gerakan "Mari Rebut Islam Kembali" - Re: FPI
Di bawah ini Ida Khouw menulis " pokoknya gerakan2 itu jangan diberi tempat sedikitpun. Selain karena mereka adalah piaraan orang2 kuat, ..." Bisakah Ida Khouw menyebut beberapa nama yang dikategorikan sebagai "orang-orang kuat" yang "memelihara" gerakan- gerakan di bawah ini? Hal ini penting diungkapkan, sebab kitorang mau tahu siapa "orang-orang kuat" itu dan seberapa kuatnya mereka, dengan demikian puluhan ribu sarjana hukum Indonesia S1, S2 dan S3 dapat mengukur diri, apakah cukup kuat atau kalah kuat melawan "orang-orang kuat" ini. Juga penting diketahui apakah betul- betul ada "orang-orang kuat" itu, ataukah hanya khayalan dan/atau isapan jempol Ida Khouw saja? Saya pribadi percaya, bahwa kelompok-kelompok rese itu bergerak anarkis merajalela karena dibiarkan selama ini oleh polisi/kejaksaaan, tidak ada backing "orang-orang kuat" yang mengeksploitir mereka. Polisi/kejaksaan Indonesia takut mencekal mereka, sebab bisa-bisa menimbulkan amarah orang Islam se Indonesia yang merasa "Islam diserang". Kelompok rese ini 'kan pandai memilih nama grup-nya, Front Pembela Islam. Seakan Islam yang diserang, mereka membelanya mati-matian. Jadi kalau FPI dihalangi, muslim se- Indonesia akan berpikir "Waduh Islam diserang dua kali nih deh sih donk bah", etc.etc. Jadi penting sekali mengetahui apakah ada dan siapa "orang-orang kuat" versi Ida Khouw itu? Menurut saya, melumpuhkan "sekelompok orang-orang kuat" lebih mudah (bukan berarti mudah) ketimbang menyadarkan 200 juta muslim Indonesia bahwa "Islam tidak sedang diserang oleh agama lain". Bukan begitu? Sebuah diskusi yang menarik dan bermanfaat. Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, "idakhouw" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Hallo Pak/Bu Buntaran, > > Saya sangat mendukung kalau ada gerakan "Mari Rebut Islam Kembali", > ajakan yang pernah saya baca di sebuah milis. > > Saya paham terlukanya Muslim yang 'lurus' (kelompok2 anarkis itu sih > Islamnya 'bengkok' :) menyaksikan Islam dicatut demikian rupa, umat > terus2an dibikin addicted to conspiracy theories, dibikin paranoid > melalui berbagai slogan seperti "Islam Under Attack", dll. > > Namun tanpa upaya aktif mencounternya, pembusukan dari dalam ini akan > terus melenggang. > > Sejauh ini yang saya tahu baru kelompok Gus Dur yang tegas terang2an > melakukan perlawanan. Saya yakin -suka atau tak suka pada Gus Dur- > beliau melakukannya didorong kecintaannya yang dalam pada Islam. > Sayang sekali kekuatan yang mendemonisasi kelompok Gus Dur lewat > berbagai macam teori konspirasi, pelabelan seperti yg disingkat > Sipilis itu demikian kuatnya. > > Saya pribadi tak begitu setuju anarkisme dijawab dengan anarkisme, > mungkin harus dipikirkan jalan lain, pokoknya gerakan2 itu jangan > diberi tempat sedikitpun. Selain karena mereka adalah piaraan orang2 > kuat, saya pikir kelompok2 preman ini bisa hidup terus karena sedikit > banyak masyarakat sekitar tempat kejadian 'memberi tempat' atau paling > tidak melakukan pembiaran pada tindakan mereka (mungkin karena takut > pada label Islam di dalamnya, mungkin juga karena ketidakpedulian > karena yang jadi korban adalah umat agama lain atau tempat2 hiburan, > atau mungkin malah ada yg diam2 mendukungnya walaupun tak ikut serta). > > Teman kita Aquino pernah menuliskan butir2 gagasannya di sini: > kelompok Muslim 'lurus' turun ke tingkat akar rumput, merebut kembali > warga yang sudah diracuni paham anarkis. > > Saya sendiri terpikir satu hal, misalnya warga sekitar TKP tampil > menentang dengan mobilisasi tanda tangan (atau bentuk dukungan lain) > anti gerakan anarkis tiap kali ada kejadian kekerasan yang dilakukan > kelompok2 itu. > Melalui tindakan2 itu kan, Insya Allah, akan nampak bahwa mereka bukan > bagian dari Islam yang 'lurus'. > > Sementara menyangkut kristenisasi, Herry Permana (He-Man), anggota > milis ini pernah berbagi cerita bagaimana melakukan counter dengan > cara2 yang lebih beradab dan bisa. > > Salam, > Ida Khouw > > > --- In mediacare@yahoogroups.com, "pbuntaran" wrote: > > > > Saya sangat mendukung pembubaran organisasi PREMAN mengatas namakan > > AGAMA!!! > > > > Mungkin bisa di tela'ah lebih dalam siapa orang yang menyetir dan > > mendanai Organisasi PREMAN yang menamakan diri FPI, kalo tdk salah > > salah satu preman profesional di kalangan pemerintahan ORDE Baru > > (belum bisa dibuktikan sih,mungkin msh takut). Itu adalah salah satu > > ide cemerlang bagi PREMAN PROFESIONAL dengan membentuk organisasi2 &g
[mediacare] Re: Syarat S1 Capres akan Jadi Pembahasan Krusial di DPR
Betul Raden Ayu, kata orang untuk naik ke surga ada dua cara: - Beramal - Memanjat tumpukan kertas hasil seminar Indonesia. Yang Indonesia butuhkan bukan siapa pandai berslogan Pancasila, tapi siapa bisa melaksanakan kebebasan beragama, kemanusiaan beradab, kebangsaan broadminded, kedaulatan rakyat dan keadilan sosial. Yang dibutuhkan Indonesia bukan kelompok posko banjir, tapi orang yang mampu mencegah banjir. Yang dibutuhkan Indonesia bukan S1, S2 dan S3, tapi orang yang mau memuliakan Indonesia secara Total Football-nya Johan Cruijff alias tidak gontok-gontokan, tidak korup dan tidak jam karet. Apakah pemimpin-pemimpin yang ingin memuliakan RI (bukan memuliakan Palestina atau Arab Saudi atau China atau Belanda) ada di Indonesia? Belum tentu, sampai sekarang sih belum kelihatan :-(. Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, radenayu asli <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > MEMANG ANEH. MAU CARI PEMIMPIN ATAU MEMBUTUHKAN > AKADEMISI? RONALD REAGAN, YANG KALAU TAK DIBATASI > KONSTITUSI AS BISA MENJADI PRESIDEN UNTUK PRIODE > KETIGA, TERNYATA JUGA GAK PUNYA IJASAH S1. TAPI DIA > BERHASIL MELAKSANAKAN TUGAS SEBAGAI PRESIDEN NEGARA > ADIDAYA. PAK HARTO MALAH GAK PUNYA IJAZAH SMU.YANG > SEKARANG DI RI PUNYA GELAR DOKTOR, TAPI LIHAT AJA > EKONOMI KITA, ANGKA KEMISKINAN BERTAMBAH, PENGANGGURAN > MENINGKAT! KUNCINYA, YANG DIBUTUHKAN ADALAH SEORANG > PEMIMPIN YANG TEGUH (STRONG LEADERSHIP), BUKAN > AKADEMISI, NANTI BISA HANYA WACANA, WACANA. TERIMA > KASIH, SEKEDAR URUN REMBUG. > > > > --- Sunny <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Refleksi; Bersyarat S1 berarti negara seribu bencana > > tidak akan memiliki presiden dari kelas bawah > > seperti Evo Morales [Bolivia] dari Bolivia atau Luiz > > Inácio Lula da Silva [Brasilia]. Dengan lain kata > > dimarginalisasikan hak demokratis rakyat lapisan > > bawah. Jayalah neo-Mojopahit! > > > > > http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=286483&kat_id=23 > > > > Kamis, 15 Maret 2007 22:00:00 > > > > Syarat S1 Capres akan Jadi Pembahasan Krusial di DPR > > > > Laporan: Yusuf Assidiq > > > > Jakarta-RoL--Persyaratan agar calon presiden dan > > anggota parlemen harus berpendidikan sarjana [S1] > > seperti tercantum dalam draf RUU Pilpres versi > > Pemerintah, diperkirakan akan menjadi masalah > > krusial dalam pembahasannya. Prasyarat tersebut > > dipastikan akan membuat polemik baru di DPR. > > Dikatakan oleh Sekjen Forum Masyarakat Peduli > > Parlemen Indonesia, Sebastian Salang, menganggap > > jika masih sekedar usulan, persyaratan minimal > > sarjana itu boleh-boleh saja. Akan tetapi dirinya > > memprediksi hal tersebut bakal menjadi masalah > > krusial apabila sudah sampai pada tahap pembahasan > > di DPR."Pasti akan terjadi perdebatan alot, karena > > banyak hal akan menjadi pertimbangan," tandasnya di > > Jakarta, Kamis (15/3). > > > > Sejauh ini dia belum melihat bahwa usulan itu adalah > > untuk menjegal calon presiden tertentu. Tapi dia > > meminta agar pemerintah memperhatikan hal tersebut > > dengan seksama mengingat persyaratan pendidikan > > formal harus juga dilihat dari realitas yang ada di > > masyarakat. > > > > "Kalau kita lihat kenyataanya, maka prasyarat > > sarjana itu belum cocok. Pemerintah sendiri baru > > bisa menerapkan program pendidikan dasar 9 tahun. > > Jadi idealnya kalau mau dibatasi, ya SMP, sebab > > kalau sarjana kok terlalu tinggi," ujarnya lagi. > > > > Maka dari itu, dia meminta Pemerintah supaya jangan > > hanya melihat sisi pendidikan formal. Karena selama > > ini pengalaman menunjukan banyak politisi yang tidak > > punya gelar formal cukup mampu menunjukkan > > kualitasnya dan tak kalah dengan para profesor atau > > doktor. "Sehingga jangan menyederhanakan persoalan > > semata-mata dilihat dari gelar," katanya. > > > > Bahkan Sebastian khawatir jika standar itu > > diterapkan, praktek jual beli ijazah palsu akan > > semakin marak."Kita lihat bahwa kasus ijazah palsu > > tidak hanya terjadi di DPR dan DPRD tetapi juga > > dalam beberapa kali Pilkada. Sekarang 'kan tidak > > sulit untuk memperoleh ijazah, orang tidak perlu > > susah-susah belajar untuk itu," dia menambahkan. > > > > Pada kesempatan terpisah, Ketua Fraksi PAN DPR, > > Zulkifli Hasan juga kurang sependapat dengan syarat > > capres atau anggota dewan harus sarjana, terlebih > > jika dimaksdkan untuk menjegal capres > > tertentu."Kalau seperti itu, kita
[mediacare] Gontok-gontokan - Re:Sejarah Indonesia
MOD: Lha kalo gontok-gontokan antar penonton sepak bola gimana Oom DL? Apa ya untuk memajukan negeri Belanda juga? DL: Ngga donk, gontok-gontokan mana bisa memuliakan negara? Ada puluhan ribu suporters sepakbola, yang harde kern cuma beberapa ratus. Sepulangnya dari menonton bola, mereka naik kereta api dan merusak kursi kereta, mabuk-mabukan, berkelahi. Beberapa tahun lalu, suporter Feyenoord menggetok kepala seorang suporter Ajax pakai martil. Sang korban mati di tempat. Yang membuat Danny Lim "I love my new country more and more and more, ehm ehm" adalah kenyataan bahwa suporter kriminil itu tidak di atas UU. Mereka kena denda, dilarang nonton bola bahkan dibui. Bila mereka mengulang perbuatannya, kitorang tidak bisa melarang mereka sebab kitorang bukan orang rese. Yang berhak melarang orang adalah UU, dan UU dijalankan dengan konsekwen di Belanda sini. Untuk memahami suporter kriminil itu, saya sering menulis "dalam sekeranjang apel, ada 1 @ 2 yang busuk". Apakah MOD kini melihat perbedaan kasus apel busuk di Belanda dengan kasus-kasus apel busuk di Indonesia? Semoga ya. Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, "Danny Lim" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
[mediacare] Re: FPI Paksa STT Setia Ditutup => bung Danny
Ah soal Johnny Sitorus mau angkat topi atau tidak, itu bukan point penting. Yang penting adalah bagaimana mencegah tindakan barbar merusak gedung, menganiaya orang, menakut-nakuti, mengintimidasi, mendiskriminasi dll., terlebih kini RI menjadi anggota Dewan HAM PBB. Bila Johnny berminat, kirimkan saja data-data STT Setia (dan data dari kasus-kasus lain) ke [EMAIL PROTECTED] Misalnya Johnny mengirim nama pengurus dan nomor tilpon STT Setia, harap-harap Ranesi akan mewawancarai sang pengurus, bukan begitu Johnny? Selamat bekerja dan semoga sukses ya. Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, jhonny sitorus <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Bung Danny, > Memang benar teori politik luar negeri RI itu. Tapi > mudah2an Anda belum lupa, gerakan gerilya atau > "gerakan bawah tanah" itu, gak mungkin terpantau dan > terpublikasi. Sy cuma berharap dan yakin, gerakan > bawah tanah pro-demokrasi dan anti-diskriminasi, masih > berjalan, melalui lobi-lobi politik. > > Masih ingat rencana terakhir dan darurat saat > kerusuhan Mei'98 lalu? Meski sy setengah percaya, tapi > sdh beberapa kawan yg bilang, bahwa kapal perang asing > siap mengevakuasi warga korban kerusuhan ke tempat yg > aman. > > Bagi sy, tak ada yg bisa membuktikan praktek-praktek > teori konspirasi. > > Kembali ke fokus utama kita, bagaimana dg reaksi > kawan-kawan Anda di Belanda sana, apa sdh ada > tanggapan soal penutupan STT Setia atau beberapa > gereja di Bandung? Yg sy tahu, Kerajaan Belanda sangan > concern dg isu2 diskriminasi antar umat beragama. > Saking pedulinya, pihak kerajaan sering mampir ke > Manado, di antaranya utk berdialog dg tokoh-tokoh > agama. > > Nah, jika kasus ini bisa mencuat ke permukaan, minimal > di media massa Belanda, barulah sy "angkat topi" utk > Anda, Bung! Itu juga berarti, dukungan Anda tidak > hanya sebatas dunia maya. Sy tunggu beritanya di Radio > Ranesi. > > salam hangat juga, > -js- > > > > > --- Danny Lim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > 1. Indonesia memiliki kalimat ampuh "jangan campuri > > urusan dalam > > negeri Indonesia". Nah kalau Indonesia sudah bilang > > begitu, > > jangankan Belanda yang segede upil, Amerika Serikat > > yang adi daya > > pun ngga bisa apa-apa. > > > > 2. Pertolongan dari luar negeri masih mungkin > > diberikan bila > > rakyat/cendekiawan Indonesia sendiri terlihat > > upayanya. Apakah upaya > > cendekiawan Indonesia sudah terlihat dalam menangani > > kasus-kasus > > anarkis/rese di Indonesia? Belum 'tuh, baru sebatas > > gembar-gembor di > > milis-milis saja. Itu pun biasanya yang di-embat > > bukan kelompok > > rese, tapi "orang Belanda yang chauvinistis", ihik > > ihik :-). > > > > Setiap negara merdeka, merdeka mengurus negerinya > > sendiri. Sukses ya. > > > > Salam hangat, Danny Lim, Nederland > > > > --- In mediacare@yahoogroups.com, jhonny sitorus > > > > wrote: > > > > > > Meski agak menyimpang dari topik pembicaraan, tapi > > sy > > > salut Bung Danny msh mengusung tema pembebasan. > > FPI > > > gak mungkinlah memberedel Mediacare. Mereka kan > > takut > > > sama nama sakti Radityo! > > > > > > Bung, > > > berita soal kebebasan berpendapat dan beribadah, > > perlu > > > mendapat dukungan dari masyarakat internasional. > > Sy > > > sangat berterima kasih, jika isu ini dibicarakan > > di > > > tingkat politisi Belanda. Banyak contoh kasus soal > > > demokrasi dan diskriminasi membuat pemerintah RI > > > gerah, setelah didesak dari luar negeri. > > > > > > Sy punya pengalaman (menjadi korban) teror > > kebebebasan > > > beribadah di sebuah daerah mayoritas Muslim di > > Bekasi > > > tahun 1995. Pasca-kejadian, kami sepakat membuat > > > audiensi dengan tokoh pemerintah setempat, > > kemudian > > > dilanjutkan dengan mengirim surat ke Presiden, dan > > > tembusan ke aparatur pemerintahan terkait. > > Tindakan > > > ini tentunya disertai upaya mediasi ke warga > > sekitar. > > > > > > Singkat cerita, kasus itu akhirnya terselesaikan > > oleh > > > waktu yg tidak sebentar. Selama 5 tahun > > "perjuangan", > > > akhirnya kami dapat beribadah dengan tenang, meski > > > setiap Natal dan Tahun Baru, perlu pengamanan > > polisi. > > > > > > Bung, inilah uniknya konsidi negeri sy. Janganlah > > > terlalu dibandingkan
[mediacare] Re:Sejarah Indonesia
Mungkin saja Endiarto betul, apalagi kalau telah ada peserta StuNed yang lulus S3 dengan tesis berjudul "Gontok-gontokan di Belanda", he he he. Yang pasti, setiap hari anggota parlemen Belanda gontok-gontokan di gedung parlemen. Tapi nyamannya di Belanda sini, percekcokan di parlemen itu tidak pernah merambat ke luar gedung, dan percekcokannya pun demi memajukan Belanda, bukan memajukan kelompok atau agama sendiri. Anak sulung saya usia 17 tahun, baru saja masuk CDJA (Partai Kristen Demokrat Remaja). Besok dia akan ikut seminar pertama CDJA itu. Anak saya boleh memilih mau masuk kelompok kerja yang mana: Eropa? Internasional? Belanda? dll. Dia pilih thema Eropa. Remaja CDJA ini ditempa agar di masa depan dapat menggantikan kakak-kakaknya yang sekarang duduk di Tweede Kamer (DPR-nya Belanda). Remaja CDJA ini juga diajar teknik berdebat seperti LTC di Indonesia (Leadership Training Course), namun tidak pernah diajar memuliakan diri sendiri. Yang dimuliakan adalah Belanda sebagai negara kesatuan yang bebas beragama, berkemanusiaan beradab, berkebangsaan broadminded, berkedaulatan rakyat dan berkeadilan sosial. Dus Endiarto ada betulnya juga, bahwa di Belanda juga ada gontok- gontokan, namun mereka bergontok-gontokkan untuk memajukan negara. Yang dianut adalah mottonya Sinterklaas "anak baik dapat kado, anak nakal masuk karung". Dus dari parpol mana pun juga, bila orangnya hebat dan baik, dan dapat membangun negeri Belanda, akan dipilih oleh rakyat Belanda untuk memimpin negara. Sedangkan yang lain yang kurang hebat akan menjadi oposisi yang juga bertekad membangun negara. Karena semua orang Belanda bertekad membangun Belanda memakai sistim Total Football-nya Johan Cruijff, maka Belanda pun menjadi negeri maju gemah ripah loh jinawi tata tenteram kartaraharja. Asik seperti mendengar cerita 1001 malam ya, he he. Salam hangat, Danny Lim, Nederland MOD: Lha kalo gontok-gontokan antar penonton sepak bola gimana Oom DL? Apa ya untuk memajukan negeri Belanda juga? --- In mediacare@yahoogroups.com, Endiarto Wijaya <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > (Quote: ...Bayangkan, topik begitu banyak di atas ditulis oleh Dirk Vlasblom > hanya dalam 70 halaman saja, kertas ukuran 3/4 A4, maka hanya > intinya yang ditekankan. Salah satu inti cerita yang terbersit > adalah "bakat gontok-gontokan" orang Indonesia yang diwarisi dari > leluhur mereka sendiri sejak ribuan tahun y.l. Jadi bila orang > Indonesia kini sukar keluar dari "budaya gontok-gontokan" -nya itu, > tidak usah terlalu kuciwa lah yau.end of quote) > > IMHO, Kalau masalah gontok-gontokan sih Pak sebenarnya di manapun ada. Hanya saja ketika di suatu tempat/ negara masih banyak terjadi gontok-gontokan, penyebabnya sangat kompleks. Bukan sekedar warisan nenek moyang, warisan Mbahe Sangkil atau apa.. > > Saya yakin, di Belanda pun dari dulu sampai sekarang masih ada "unsur gontok-gontokan". Perbedaan kepentingan, status sosial, perbedaan peran dan berbagai perbedaan lain sering menjadi sumber "gontok-gontokan" baik yang nampak jelas maupun yang tak nampak di permukaan. > > Rasanya bisa saja "gontok-gontokan" di Belanda ini dijadikan obyek riset kawan-kawan yang ambil S-3 Psikologi Sosial, Sosiologi atau Sejarah di Belanda atas beasiswa Stuned.he,he,he > > Salam,
[mediacare] Fauzi: Peran Etnis Tionghoa Sangat Besar
DL - artikel di bawah ini ditutup dengan kalimat ""Ke depan, Jakarta butuh pemimpin yang dekat dengan rakyat dan menjunjung tinggi pluralisme," Itu bagus, tapi gubernur Jakarta juga mesti piawai mencegah banjir dan membereskan kemacetan jalan donk deh sih nih bah tuh :-). Siapa yang bisa? Fauzi Bowo? I don't think he can. Fauzi Bowo sudah 28 tahun aktif di Jakarta tapi Jakarta banjir setiap tahun dan macet setiap hari. SUARA PEMBARUAN DAILY Fauzi: Peran Etnis Tionghoa Sangat Besar [JAKARTA] Sejarah Kota Jakarta membuktikan bahwa peranan etnis Tionghoa sangat besar terhadap perkembangan Jakarta. Mereka telah menjadi bagian masyarakat Jakarta sebelum Portugis dan Belanda datang ke Pelabuhan Sunda Kelapa. "Pada reformasi saat ini, etnis Tionghoa sangat berperan aktif terhadap jalannya roda perekonomian Ibukota," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo di sela-sela perayaan Tahun Baru Imlek 2558 DKI Jakarta di GOR Lokasari, Jakarta Barat, Minggu (25/2). Fauzi mengungkapkan, etnis Tionghoa memiliki potensi yang luar biasa. Mereka menguasai sebagian dari perdagangan di Ibukota. Seharusnya, kepada mereka harus disampaikan penghargaan, apresiasi, dan peluang untuk lebih berpartisipasi terhadap Kota Jakarta ini. Fauzi Bowo berharap, agar ke depan etnis Tionghoa lebih berpartisipasi secara aktif di berbagai sektor pembangunan. "Untuk kepentingan Kota Jakarta yang lebih besar, warga Jakarta keturunan etnis Tionghoa harus lebih proaktif memberikan sumbangsihnya," ujar mantan Sekda DKI ini. Pada saat ini, kata Fauzi Bowo, pembaruan etnis atau naturalisasi merupakan sebuah kebutuhan masyarakat yang mesti diwujudkan, bukan hanya sebatas retorika belaka. Dengan demikian, lanjut Fauzi Bowo, keberagaman atau kebhinekaan akan tercipta di Ibukota sebagai salah satu perekat persatuan dan kesatuan bangsa. Sementara itu, mengenai perayaan Imlek, Bang Fauzi-sapaan akrabnya, menilai, tradisi tersebut perlu dilestarikan sebagai salah satu khasanah budaya bangsa Indonesia. "Ini merupakan kekayaan warga Jakarta yang mesti terus dipelihara karena ini adalah tradisi yang sangat positif dan sekaligus sebagai sarana untuk mempererat persatuan dan kesatuan bangsa," kata dia. Perayaan Imlek kali ini menggambarkan persatuan dan kesatuan antarsesama warga Ibukota. Pada kesempatan tersebut, Ketua Panitia Perayaan Imlek 2558, Hanan Soeharto menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemprov DKI Jakarta yang telah menghapus diskriminasi terhadap etnis Tionghoa. "Pemprov DKI telah menjadikan Jakarta sebagai kota multietnis," tegas Hanan. Sedangkan perwakilan tokoh muslim Tionghoa Yusuf Hamka menilai, Fauzi Bowo sebagai pimpinan daerah yang bersahaja dan bersih dari perilaku korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), dan selalu dekat dengan warganya. "Ke depan, Jakarta butuh pemimpin yang dekat dengan rakyat dan menjunjung tinggi pluralisme," kata dia. [M-16] Last modified: 26/2/07
[mediacare] Re: Sejarah Indonesia
Terima kasih Endiarto, Sebagai ilustrasi, buku "Indonesië" yang saya terjemahkan itu amat tipis, besar halamannya kira-kira 3/4 A4 dan jumlah halamannya cuma 70, namun berisi topik-topik lengkap seperti: Bab I: Jaman kolonial, proklamasi kemerdekaan, Orde Baru sampai jaman Reformasi sekarang. Bab II: KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme), Islam, Konflik Maluku, SBY dan TNI Bab III: Pertanian, beras dan air, Krisis Moneter, Tradisi bangsa. Bab IV: Dari desa ke metropolitan, WNI, Mencari jati diri. Bab V: Penggundulan hutan, Mistik/perdukunan. Bayangkan, topik begitu banyak di atas ditulis oleh Dirk Vlasblom hanya dalam 70 halaman saja, kertas ukuran 3/4 A4, maka hanya intinya yang ditekankan. Salah satu inti cerita yang terbersit adalah "bakat gontok-gontokan" orang Indonesia yang diwarisi dari leluhur mereka sendiri sejak ribuan tahun y.l. Jadi bila orang Indonesia kini sukar keluar dari "budaya gontok-gontokan"-nya itu, tidak usah terlalu kuciwa lah yau. Buku "Indonesië" itu merupakan "Landenreeks" (seri negara-negara) yang diterbitkan oleh Koninklijke Instituut voor de Tropen (KIT). Ada sekitar 65 buku telah diterbitkan oleh KIT, a.l. tentang Afghanistan, Argentina, China, Mesir, Irak, Korea, Malaysia, Arab Saudi, Sri Lanka, Thailand, Turki, Vietnam, Afrika Selatan. Buku- buku di atas ini bisa saya pinjam di perpustakaan desa, di desa saya di Wassenaar. Penduduk Wassenaar cuma 26.000 orang namun perpustakaannya menyimpan puluhan ribu judul buku berthema seluruh dunia. Seluruh remaja Belanda s/d usia 18 tahun mendapat Kartu Perpustakaan gratis dari pemerintah, orang dewasa seperti saya membayar abonemen 56 euro per tahun boleh pinjam 8 buku per 3 minggu. Seluruh desa di Belanda memiliki perpustakaan komplit seperti di desa saya ini. Desa-desa yang lebih kecil dari desa saya memiliki perpustakaan bersama, misalnya 1 gedung perpustakaan untuk 3 desa super kecil. Indonesia hendak menyaingi Belanda? Mungkin bisa, tapi mesti melengkapi seluruh desa di Indonesia dengan perpustakaan komplit seperti di Belanda sini. Itu sebabnya mengapa 20%% dari dana APBN RI harus dipakai untuk pendidikan. Tapi yah, kas negara RI sudah kosong 'kan, duitnya sudah habis dipakai untuk menyubsidi BBM dan dikorupsi. Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, Endiarto Wijaya <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Selain mengkritisi "aspek gontok-gontokan" ada yang terlewatkan, Pak. > > Orang-orang Kubilai Khan datang ketika sudah ada Kerajaan Singosari (skg di wilayah Kab Malang) yang pada waktu itu diperintah oleh Raja Kartanegara (pada kira-kira 1289). Pimpinan utusan Mongol yang bernama Meng Chi itu dianggap kurang ajar oleh Sang Raja Singosari dan, konon, langsung dipotong daun telinganya. Inilah yang membuat Kubilai Khan marah. > > Kubilai Khan pun mengirimkan marinirnya lagi ke Jawa untuk "menghukum" Singosari. Tapi Singosari sudah runtuh akibat serangan kerajaan Kediri. Alih-alih menyerang Singosari, tentara Mongol itupun ditipu oleh Raden Wijaya (menantu Kertanegara) bahwa Kediri merupakan penerus Singosari. Maka, Raden Wijaya pun memanfaatkan pasukan Mongol untuk menyerang Kediri. Kerajaan Kediri memang akhirnya kalah dan setelah itupun marinir-marinir Mongol itu diserang pula oleh Raden Wijaya bersama panglima-panglimanya, seperti Ranggalawe, Lembu Sora dan Mpu Nambi. Paukan Mongolpun jadi kocar kacir dan beberapa kapalnya ditenggelamkan di Tuban. > > Akhirnya, Raden Wijaya inilah yang mendirikan Majapahit. Beliau mendirikan kerajaan di alas Tarik yang sekarang terletak di wilayah Mojokerto. > > Perlu diingat, raja-raja kerajaan Mataram Islam sebenarnya juga keturunan Majapahit. Raden Patah pendiri Demak adalah keturunan Raja Majapahit. > > Setelah Demak runtuh, timbul dulu kerajaan Pajang yang diperintah Hadi Wijaya alias Mas karebet alias Jaka Tingkir yang juga keturunan Raja Brawijaya V (Raja Majapahit). > > Baru setelah Pajang runtuh, lahir Mataram (Islam) yang didirikan oleh Sutawijaya alias Panembahan Senopati (anak kandung Ki Gede Pemanahan dan merupakan anak angkat Mas Karebet). Ki Gede Pemanahan pun adalah keturunan Majapahit. > > Ki Gede Pemanahan membangun Mataram di atas alas Mentaok yang dihadiahkan oleh Sultan Hadiwijaya. Alas Mentaok inilah yang sekarang menjadi Yogyakarta. > > Salam, > > > ----- -- > > > Sejarah Indonesia Posted by: "Danny Lim" [EMAIL PROTECTED] kincir_angin Wed Mar 14, 2007 6:37 pm (PST) SEJARAH INDONESIA > (Dari buku "Indonesië" oleh Dirk Vlasblom) > > Penghuni pertama wilayah yang sekarang menjadi Republik Indonesia adalah ras Mel
[mediacare] Sejarah Indonesia
SEJARAH INDONESIA (Dari buku "Indonesië" oleh Dirk Vlasblom) Penghuni pertama wilayah yang sekarang menjadi Republik Indonesia adalah ras Melanesia yang berkulit hitam dan berambut kriting. Ras Melanesia dulu itu menduduki juga wilayah India yang sekarang, sampai ke wilayah Philipina yang sekarang. Kemudian sekitar 4000 tahun sebelum masehi, masuklah ras Astronesia yang berkulit kuning, yang dulu itu menghuni wilayah China dan Taiwan yang sekarang. Akibat kedatangan ras Astronesia, ras Melanesia di wilayah yang sekarang menjadi Indonesia, tersingkir ke wilayah Papua yang sekarang. Sebagian ras Melanesia berasimilasi dengan ras Astronesia menjadi ras baru yang berkulit sawo matang. Ras campuran Melanesia-Astronesia itu berdagang rempah-rempah dengan China dan Taiwan, asal ras Astronesia, dan berdagang rempah-rempah dengan India, asal ras Melanesia. Baik ras Melanesia di India mau pun ras Astronesia di China jago berdagang, jadi tak heran bila ras asimilasi Melanesia-Astronesia di Indonesia juga piawai dalam berdagang. Ras Melanesia menganut animisme sedangkan ras Astronesia menganut Hindu dan Budha. Sekitar abad ke tiga setelah masehi, agama Hindu dan Budha tumbuh subur di wilayah yang sekarang menjadi Republik Indonesia. Kerajaan top pertama adalah kerajaan Sriwijaya yang Budha dan berpusat di Sumatra Selatan. Enam abad lamanya kerajaan Sriwijaya berjaya di wilayah yang sekarang menjadi Indonesia itu. Di abad ke sembilan, lahirlah di wilayah yang menjadi pulau Jawa yang sekarang, kerajaan Mataram yang juga Budha. Dinasti Syailendra dari Mataram memerintahkan pembangunan Borobudur. Saat Mataram diperintah oleh raja Airlangga, kerajaan Mataram terlibat pertempuran dengan kerajaan Sriwijaya, meski pun dua kerajaan itu sama-sama Budha. (Cikal-bakal budaya gontok-gontokan Indonesia dimulai oleh Sriwijaya dan Mataram? - DL). Dua kerajaan itu menjadi lemah akibat peperangan dan akhirnya punah sendiri. Di saat vakum itu masuklah pasukan Mongolia/China di bawah komando Kublai Khan ke Indonesia, namun bangsa Mongolia/China itu hanya datang untuk minta upeti dari kerajaan-kerajaan yang (masih) ada di Indonesia ketika itu. Dari reruntuhan kerajaan Sriwijaya dan kerajaan Mataram itu lahirlah kerajaan baru yang lebih akbar, yaitu kerajaan Majapahit yang Hindu. Kerajaan Majapahit diduga merupakan kerajaan terbesar yang pernah ada di jaman prehistoris Indonesia. Namun tidak terjadi perang antara pasukan Kublai Khan dengan pasukan Majapahit, sebaliknya terjadi kerjasama dagang erat yang saling menguntungkan. Ekspor rempah-rempah Majapahit pun meluas sampai ke Eropa. Di bawah raja Hayam Wuruk dan patihnya yang terkenal Gajah Mada, kerajaan Majapahit yang Hindu itu menguasai Sumatra, Jawa, Bali dan Kalimantan. Beberapa sejarahwan berkata wilayah Majapahit mencakup juga Philipina, Maluku dan Papua. Kebesaran kerajaan Majapahit ditulis oleh Empu Prapanca dalam bukunya Negarakertagama. Kerajaan Majapahit bukan cuma jago berdagang, juga kebudayaan tumbuh cemerlang. Bendera kerajaan Majapahit adalah Dwiwarna, yaitu Merah-Putih. Warna bendera itu pula yang kini menjadi warna bendera Republik Indonesia. Kerajaan Majapahit yang Hindu kemudian runtuh akibat kedatangan pedagang Islam dari Gujarat dan Persia. Perkembangan agama Islam di Indonesia terjadi dari abad ke tiga belas sampai abad ke tujuh belas, di saat agama Islam telah berusia seribu tahun sejak diperkenalkan pertama kalinya oleh Mohamad. Daerah Indonesia yang pertama dijejak oleh Islam adalah Aceh. Kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah kerajaan Demak di Jawa, yang menggantikan kemashuran kerajaan Majapahit. Orang-orang Majapahit yang Hindu pun mengungsi ke Bali. Setelah Demak, satu persatu kerajaan-kerajaan kecil di Indonesia menjadi Islam, seperti kerajaan Banten di Jawa dan kerajaan Makassar di Sulawesi. Seperti telah diceritakan di atas, di jaman Majapahit perdagangan rempah-rempah mampu menembus pasaran Eropa. Perdagangan itu pula yang membawa orang-orang Eropa datang ke Indonesia untuk mencari rempah-rempah di lumbungnya langsung. Bangsa Eropa pertama yang menjejakkan kakinya di wilayah Indonesia adalah bangsa Spanyol dan Portugis. Lain dengan bangsa Mongolia/China yang hanya menarik upeti sekaligus berdagang dengan kerajaan-kerajaan di Indonesia, bangsa Spanyol/Portugis datang sekaligus untuk menjajah. Wilayah yang pertama dikuasai oleh bangsa Spanyol/Portigis adalah Malakka, kemudian Maluku. (Metode devide-et-impera rupanya ditemukan pertama kalinya di Maluku itu - DL). Ketika itu sultan Ternate dan sultan Tidore saling berkelahi sendiri, membuat dua sultan itu mudah diadu-domba oleh bangsa Spanyol/Portugis. Akibat termakan adu domba, akhirnya kesultanan Ternate dan kesultanan Tidore dua-duanya berhasil dikuasai oleh Spanyol/Portugis. Orang Inggeris dan Belanda belakangan menyusul Spanyol/Portugis ke Indonesia, ikut-ikutan mengadu untung di sana. Belanda datang ke Indonesia diwakili oleh VOC di
[mediacare] Re: FPI Paksa STT Setia Ditutup => bung Danny
1. Indonesia memiliki kalimat ampuh "jangan campuri urusan dalam negeri Indonesia". Nah kalau Indonesia sudah bilang begitu, jangankan Belanda yang segede upil, Amerika Serikat yang adi daya pun ngga bisa apa-apa. 2. Pertolongan dari luar negeri masih mungkin diberikan bila rakyat/cendekiawan Indonesia sendiri terlihat upayanya. Apakah upaya cendekiawan Indonesia sudah terlihat dalam menangani kasus-kasus anarkis/rese di Indonesia? Belum 'tuh, baru sebatas gembar-gembor di milis-milis saja. Itu pun biasanya yang di-embat bukan kelompok rese, tapi "orang Belanda yang chauvinistis", ihik ihik :-). Setiap negara merdeka, merdeka mengurus negerinya sendiri. Sukses ya. Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, jhonny sitorus <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Meski agak menyimpang dari topik pembicaraan, tapi sy > salut Bung Danny msh mengusung tema pembebasan. FPI > gak mungkinlah memberedel Mediacare. Mereka kan takut > sama nama sakti Radityo! > > Bung, > berita soal kebebasan berpendapat dan beribadah, perlu > mendapat dukungan dari masyarakat internasional. Sy > sangat berterima kasih, jika isu ini dibicarakan di > tingkat politisi Belanda. Banyak contoh kasus soal > demokrasi dan diskriminasi membuat pemerintah RI > gerah, setelah didesak dari luar negeri. > > Sy punya pengalaman (menjadi korban) teror kebebebasan > beribadah di sebuah daerah mayoritas Muslim di Bekasi > tahun 1995. Pasca-kejadian, kami sepakat membuat > audiensi dengan tokoh pemerintah setempat, kemudian > dilanjutkan dengan mengirim surat ke Presiden, dan > tembusan ke aparatur pemerintahan terkait. Tindakan > ini tentunya disertai upaya mediasi ke warga sekitar. > > Singkat cerita, kasus itu akhirnya terselesaikan oleh > waktu yg tidak sebentar. Selama 5 tahun "perjuangan", > akhirnya kami dapat beribadah dengan tenang, meski > setiap Natal dan Tahun Baru, perlu pengamanan polisi. > > Bung, inilah uniknya konsidi negeri sy. Janganlah > terlalu dibandingkan dg Belanda yg (konon) demokratis > itu. > > Sekali lagi, bung. Kiranya Anda dan kawan2 di Belanda > (kembali) melemparkan isu toleransi antar-umat > beragama di Indonesia. Mudah2an politisi dan pihak > kerajaan Belanda "menjewer" pemerintah RI, lewat > lobinya. Peran negara sahabat sangat ampuh mendorong > pemerintah RI "terpaksa" menyelesaikan masalah seperti > ini. Maaf, sy kurang etis, jika menyebut contoh kasus > besar diskriminasi yang berhasil melalui desakan pihak > asing. > > Demikian, > -jd- > > > > > --- Danny Lim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Media Care sih kagak mungkin bisa ditutup oleh FPI, > > wong di sini ada > > banyak jagoan. Ada sensei Deddy, ada prof. Manneke, > > ada Wido > > simpatisan PKS, ada pak Njoo pentolan PDS, ada > > lawyer Leo Tobing, > > ada jurnalis top Ida Khouw, ada Endiarto Widjaja > > yang know-hownya > > jempolan, ada Yap Hong Gie yang piawai pembauran > > dll.dll.dll. Saya > > berani taruhan satu krat Teh Botol Sosrodjojo, FPI > > akan berpikir > > minimal 3 kali sebelum melabrak Media Care. > > > > Ingat 'kan FPI kepentok Garda Bangsa ketika FPI > > menyudahi ceramah > > Gus Dur dulu? Nah bobot Media Care dengan > > pentolan-pentolan di atas > > ini kagak kalah dibanding bobot Garda Bangsa. So > > don't worry to all > > of friends, kita aman di Media Care sini, ihik ihik. > > > > Salam hangat, Danny Lim, Nederland > > > > --- In mediacare@yahoogroups.com, "JG" > > wrote: > > > > > > FPI is the Law.. > > > Hati-hati ntar mediacare dipaksa tutup juga lho.. > > > > > > > > > Kind Regards, > > > > > > Jc > > > - Original Message - > > > From: Wielsma Baramuli > > > To: mediacare@yahoogroups.com > > > Sent: Wednesday, March 14, 2007 10:14 AM > > > Subject: Re: [mediacare] FPI Paksa STT Setia > > Ditutup > > > > > > > > > Kejahatan koq dibiarkan! Jadi apa negeri ini > > kalau setiap > > kelompok boleh menggunakan kekuatannya untuk > > menghakimi orang lain. > > Hare gini... masih berperilaku jahiliah, pake > > prinsip hukum rimba, > > yang bener aja! > > > > > > ~YOGHA wrote: > > > > > > FPI Paksa STT Setia Ditutup > > > > > > *Harian Komentar, 12 Maret 2007* > > > > > > *FPI Paksakan Sekolah Tinggi Teologia Ditutup* > > > > > > Sekolah Tinggi Teologia (STT) Setia yang
[mediacare] Re: FPI Paksa STT Setia Ditutup..bubarkan FPI
Jawa akan dimerdekakan menjadi negeri Republik Jawa? Ogut setuju 200%. Setelah Jawa merdeka, maka Republik Indonesia minus Jawa bisa diganti namanya menjadi (misalnya) Republik Sriwijaya, di mana di dalamnya ada provinsi Bali yang nan indah permai penduduknya ramah tamah. Ogut jamin Ogoh-Ogoh di masa depan (paska keluarnya Jawa dari Republik Sriwijaya) tidak perlu dijaga lagi oleh 7400 polisi, cukup 200 orang polisi saja lah yau, buat jaga-jaga ketertiban kalau-kalau banyak yang kencing di belakang pohon, ihik. Ide Sunny Ambon di bawah ini adalah ide sangat brilyantin, kini bukan Papua dan Aceh yang harus dimerdekakan, tapi Jawa yang dimerdekakan, ha ha. Alias Jawa diskors/dikeluarkan dari Republik Indonesia (yang nantinya kita ganti namanya menjadi Republik Sriwijaya atau Republik Majapahit atau Republik Mataram). Nah bila diadakan referendum dengan pertanyaan "Jawa out of RI, yes or no?", maka jawabannya kemungkinan besar "Yes". Tap .. celakanya, 61% penduduk Ri tinggal di pulau Jawa sekarang ini, jadi bila dilakukan referendum, ya penduduk Jawa yang 61% itu pasti akan menjawab "No" dan menang, alias Jawa tidak bisa dikeluarkan dari Republik Indonesia. Carilah ide lain yang lebih brilyan, legal dan terjangkau. Sukses ya Sunny Ambon, he he. Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, "Sunny" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Melihat tindak-tanduk FPI dan organisasi sejenisnya yang kebal hukum selama ini maka tidak ada konklusi lain dari pada mereka adalah alat pemerintah Indonesia. > > Mengingat kebanyakan tindakan FPI dan konconya di Jawa dan penduduk Jawa tidak berusaha untuk secara hukum untuk ditertibkan dan juga dari pulau Jawa dikirim Laskar-laskar berbendera agama yang mengeruhkan keamanan penduduk dan kedamain di bahagian Timur kepulauan Nusantara dengan apa yang terjadi di Sulawesi Tengah, Maluku, Papua sudah cukup banyak menyusahkan. Entah besok juga hal yang sama di Bali nan kafir, maka alangkah baiknya baiknya semua membantu untuk pulau Jawa menujadi negara merdeka sendiri terpisah dari yang namanya daerah luar pulau Jawa. Hal ini demi untuk mencegah tersebar luas beban kekerasan dan ketidakstabilan keamanan serta penambahan kemiskinan bagi penduduk di luar pulau Jawa. > > Bagaimana dengan ide tsb? > > > > - Original Message - > From: BeachBoy BaliAsli > To: mediacare@yahoogroups.com > Sent: Wednesday, March 14, 2007 6:04 AM > Subject: Re: [mediacare] FPI Paksa STT Setia Ditutup..bubarkan FPI > > > > Yang lebih pantas dibreidel, ditutup dan dibubarkan adalah organisasi FPI itu sendiri > Selama ini FPI jelas2 telah banyak mengganggu ketertiban umum dengan mengatasnamakan > kepentingan agama sebagai pembenar > yang pada sebenarnya tidak semua umat Islam Indonesia setuju akan hal ini > > Akan kemanakah kehidupan beragama di Indonesia, bila ini tetap berlanjut? > Pemimpin2 bangsa yang lemah terhadap suara mayoritas agama > > live in peace lah ... > > beachboy > > - Original Message > From: ~YOGHA <[EMAIL PROTECTED]> > To: mediacare@yahoogroups.com > Sent: Wednesday, March 14, 2007 5:22:43 AM > Subject: [mediacare] FPI Paksa STT Setia Ditutup > > > FPI Paksa STT Setia Ditutup > > *Harian Komentar, 12 Maret 2007* > > *FPI Paksakan Sekolah Tinggi Teologia Ditutup* > > Sekolah Tinggi Teologia (STT) Setia yang telah beroperasi selama 17 tahun, > tiba-tiba diprotes massa yang diboncengi FPI (Front Pembela Islam) di > bilangan Jakarta Timur, Sabtu (10/03). Dalam aksinya, massa FPI menuntut > agar kampus yang berada di Jalan Kampung Pulo (Pinang Ranti) tersebut harus > ditutup. > > Selain itu, massa juga melarang pihak kampus yang sedang melaksanakan proses > pembangunan sebuah asrama baru bagi mahasiswa di sana. Akibat aksi protes > tersebut, sebanyak 400 personel dari Polda Metro Jaya dan Polres Jakarta > Timur turun langsung melakukan penjagaan. Sehingga pengepungan itu tidak > sampai menjurus pada aksi anarkis. > > Sementara Rektor STT Setia, Pdt Matheus Mangentang ketika ditemui Komentar > di Jakarta menyatakan, tuntutan massa FPI tersebut tidaklah mendasar. Oleh > sebab itu, STT Setia tidak akan memenuhinya. "Kampus ini berdiri sudah 17 > tahun lebih. Kita juga mendapat izin berdiri. Biar bagai-mana pun, sampai > titik darah penghabisan, saya tidak akan memenuhi tuntutan mereka," tegas > Pdt Matheus seraya menambahkan untuk tingkat pascasarjana saja di kampusnya, > statusnya diakui Depdiknas. > > Oleh sebab itu, dia akan mengadukan masalah ini ke Komisi III DPR RI. "Kami > akan koordinasi dengan Komisi III DPR. Kalau itu
[mediacare] Re: Kompor tenaga Air
Hak Cipta tidak usah diurus, Dian, bila Parmin membuat foto penemuannya di mana di foto itu terlihat orang lain selain Parmin, atau Parmin memamerkan penemuannya di sebuah event, atau dengan menuliskan penemuannya ke Media Care, maka Parmin TELAH mendapat Hak Cipta. Hak Cipta terjadi otomatis, asal sang penemu bisa membuktikan bahwa dia telah memiliki produk itu tanggal sekian, maka mulai saat itu sang penemu (dalam hal ini Parmin) berhak menuliskan C (Copyright) di belakang nama produknya. Paling kedap air dan murah tentunya mendeponir penemuannya ke seorang notaris, itu sudah kuat sekali di muka hukum. Sukses kepada Parmin. Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, "Dian Kartika Sari" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Salut dengan penemuan cemerlang ini. > > Mas Parmin jangan lupa urus hak ciptanya lho > supaya dikemudian hari ide cemerlang itu tidak di daku sebagai penemuan orang lain. > > Deperindag mungkin bisa bantu > > > - Original Message - > From: [EMAIL PROTECTED] > To: [EMAIL PROTECTED] > Cc: [EMAIL PROTECTED] ; mediacare@yahoogroups.com ; [EMAIL PROTECTED] > Sent: Tuesday, March 13, 2007 11:23 AM > Subject: [mediacare] Kompor tenaga Air > > > > > TEMUAN SUPARMIN DARI BANYUMAS ; > Kompor Air : Nyalanya Bisa Hebat > >Suparmin Sinuang Raharjo (47) pria asal Kelurahan Kalibagor, Banyumas > berhasil menemukan kompor berbahan bakar air setelah riset 3,5 tahun. Parmin > mengungkapkan, proses menemukan kompor berbahan bakar air dimulai sejak ia > tergugah untuk menemukan suatu alat memasak yang tidak atau sedikit > menggunakan minyak sebagai bahan bakarnya. > >Setelah melalui proses percobaan berulang kali di bengkel sebelah rumah dan > dibantu seorang karyawan, kini alat masak berupa kompor berbahan bakar air > sudah ditemukan papar Sukardi kepada KR, Sabtu (3/3) di rumahnya kompleks > Perumahan Kalibagor Indah, Blok A II dan III. > > Kompor air menggunakan air tawar dan minyak tanah dengan perbandingan 1 : > 10, sehingga hanya mencampurkan 0,1 liter minyak tanah dengan 1 liter air. > Kedua bahan diuapkan dalam sebuah tabung menggunakan pemanas listrik > kemudian dibakar hingga api menyala. Dengan menggunakan seliter air mampu > memasak 24 jam nonstop. > > Kompor buatan Suparmin tidak menimbulkan asap, jelaga dan bau. Selain itu, > daya listrik yang digunakan tidak besar, untuk angkatan pertama hingga air > dan minyak menguap, membutuhkan 100 watt selanjutnya hanya 5 watt. > > Nyala apinya juga besar, bahkan lebih panas dibanding kompor gas. Untuk > memasak air menggunakan panci besar hanya membutuhkan 5-10 menit. Kompor air > juga minim risiko meledak. Lelaki beranak empat itu mengaku, meski status > temuannya dipatenkan, hingga kini belum ada investor dalam negeri yang berniat > membuat kompor air secara massal. Publikasi melalui sejumlah media sudah > dijalankan namun belum menarik pengusaha lokal untuk mengucurkan dana guna > membeli hak paten kompornya. > > Saya membuka diri kepada penanam modal untuk bekerja sama dengan sistem > kontrak produksi. > > (Jarot Sarwosembodo)-k > note : > Kalau ada calon investor yg berminat utk pengembangan, > bisa hubungi : Lulu : 081548813525 (L.O. dari deperindag Banyumas) > > > > > __ NOD32 2098 (20070306) Information __ > > This message was checked by NOD32 antivirus system. > http://www.eset.com >
[mediacare] Re: FPI Paksa STT Setia Ditutup
Media Care sih kagak mungkin bisa ditutup oleh FPI, wong di sini ada banyak jagoan. Ada sensei Deddy, ada prof. Manneke, ada Wido simpatisan PKS, ada pak Njoo pentolan PDS, ada lawyer Leo Tobing, ada jurnalis top Ida Khouw, ada Endiarto Widjaja yang know-hownya jempolan, ada Yap Hong Gie yang piawai pembauran dll.dll.dll. Saya berani taruhan satu krat Teh Botol Sosrodjojo, FPI akan berpikir minimal 3 kali sebelum melabrak Media Care. Ingat 'kan FPI kepentok Garda Bangsa ketika FPI menyudahi ceramah Gus Dur dulu? Nah bobot Media Care dengan pentolan-pentolan di atas ini kagak kalah dibanding bobot Garda Bangsa. So don't worry to all of friends, kita aman di Media Care sini, ihik ihik. Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, "JG" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > FPI is the Law.. > Hati-hati ntar mediacare dipaksa tutup juga lho.. > > > Kind Regards, > > Jc > - Original Message - > From: Wielsma Baramuli > To: mediacare@yahoogroups.com > Sent: Wednesday, March 14, 2007 10:14 AM > Subject: Re: [mediacare] FPI Paksa STT Setia Ditutup > > > Kejahatan koq dibiarkan! Jadi apa negeri ini kalau setiap kelompok boleh menggunakan kekuatannya untuk menghakimi orang lain. Hare gini... masih berperilaku jahiliah, pake prinsip hukum rimba, yang bener aja! > > ~YOGHA <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > FPI Paksa STT Setia Ditutup > > *Harian Komentar, 12 Maret 2007* > > *FPI Paksakan Sekolah Tinggi Teologia Ditutup* > > Sekolah Tinggi Teologia (STT) Setia yang telah beroperasi selama 17 tahun, > tiba-tiba diprotes massa yang diboncengi FPI (Front Pembela Islam) di > bilangan Jakarta Timur, Sabtu (10/03). Dalam aksinya, massa FPI menuntut > agar kampus yang berada di Jalan Kampung Pulo (Pinang Ranti) tersebut harus > ditutup. > > Selain itu, massa juga melarang pihak kampus yang sedang melaksanakan proses > pembangunan sebuah asrama baru bagi mahasiswa di sana. Akibat aksi protes > tersebut, sebanyak 400 personel dari Polda Metro Jaya dan Polres Jakarta > Timur turun langsung melakukan penjagaan. Sehingga pengepungan itu tidak > sampai menjurus pada aksi anarkis. > > Sementara Rektor STT Setia, Pdt Matheus Mangentang ketika ditemui Komentar > di Jakarta menyatakan, tuntutan massa FPI tersebut tidaklah mendasar. Oleh > sebab itu, STT Setia tidak akan memenuhinya. "Kampus ini berdiri sudah 17 > tahun lebih. Kita juga mendapat izin berdiri. Biar bagai-mana pun, sampai > titik darah penghabisan, saya tidak akan memenuhi tuntutan mereka," tegas > Pdt Matheus seraya menambahkan untuk tingkat pascasarjana saja di kampusnya, > statusnya diakui Depdiknas. > > Oleh sebab itu, dia akan mengadukan masalah ini ke Komisi III DPR RI. "Kami > akan koordinasi dengan Komisi III DPR. Kalau itu dibiarkan, maka akan > menjadi preseden buruk," tukasnya. Dijelaskannya, ada 1.000 sampai > 2.000orang tercatat sebagai mahasiswa STT Setia, dan mereka datang > dari berbagai > daerah. Oleh sebab itu, sangat disayangkan jika ada tuntutan sejumlah > kalangan untuk menutup sekolah tinggi Kristen tersebut. "Kami minta pihak > aparat memberikan jaminan keamanan terhadap berlangsungnya pendidikan di > kampus kami,'' tandas Pdt Matheus seraya menegaskan, kampus STT Setia legal > karena memiliki izin dari Menag dalam hal ini Dirjen Bimas Kristen. > Sementara Kabag Humas Depag, Afrizal, kepada koran ini, belum berani > menanggapi persoalan tersebut. "Saya akan koordinasikan dulu dengan Dirjen > Bimas Kristen," kuncinya. > > Pada bagian lain, Pembantu Rektor II STT Setia, Juwanto mengaku heran dengan > adanya tuntutan pembubaran STT tersebut. Pasalnya, selama ini tidak ada > masalah antara pihak yayasan dengan warga sekitar. "Selama beroperasi, tidak > pernah ada persoalan dengan sejumlah penduduk di sini," tutur Juwanto. Ia > mengatakan yakin, jika ada yang meminta untuk membubarkan perguruan ini, itu > bukan murni berasal dari penduduk sekitar. "Kami yakin ada pihak-pihak yang > sengaja memprovokasi protes yang dilancarkan massa tersebut karena memang > tidak ada persoalan dengan warga sekitar," ujarnya. > > Juwanto menambahkan bahwa pihaknya juga telah memenuhi semua perizinan yang > diperlukan terkait dengan rencana pembangunan gedung asrama bagi para > mahasiswa. "Semua perizinannya sudah kami urus, jadi dalam pertemuan antara > muspida yang rencananya digelar Senin (hari ini, red) kami akan > mengungkapkan hal itu. Kami mau persoalan ini dise
[mediacare] Re: [KincirAngin] Pantaskah R.A.Kartini jadi Pahlawan Nsional ?
Pak Hoesein, Email ini anda kirim tahun lalu, dan masih tersimpan rapi di arsip saya. Karena sebentar lagi Indonesia merayakan Hari Kartini, maka saya ingin menjawab email pak Hoesein ini, terlambat setahun ngga apa-apa ya pak :-). Ada kesan kolonial Belanda dulu itu mengangkat kasus Kartini hanya untuk "memuluskan pergantian kulitnya", ini terbaca di email pak Hoesein di bawah ini (maaf bila saya salah interpretasi). Namun melihat kenyataan bahwa di Belanda, Kartini dijunjung tinggi sampai sekarang terutama di Den Haag, tentu tesis pak Hoesein pantas diragukan. Maaf ya pak, tapi di website saya www.ikenindonesie.nl ada 2 tulisan sebagai bukti nyata, bahwa Kartini di Belanda dijunjung tinggi sebagai pejuang emansipasi di Hindia-Belanda dulu sampai sekarang. Maksud saya, bila pengangkatan kasus Kartini hanya lips service kolonial Belanda, mana mungkin Pemda Den Haag di tahun 2007 ini sampai spesial menyediakan trophy Kartini untuk perorangan/organisasi di Den Haag yang berjuang dalam bidang emnasipasi ala Kartini dulu. FYI. Yang meraih Kartini-Trophy tahun 2007 ini adalah seorang wanita Maroko bernama Rahma El Hamdaoui yang berjuang membela emansipasi di sebuah kampung bernama Schilderswijk di Den Haag. Sebuah diskusi yang menarik dan bermanfaat, pak Hoesein. Salam hangat, Danny Lim, Nederland - Original Message - From: HOESEIN RUSHDY To: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; mediacare@yahoogroups.com ; [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, April 25, 2006 1:31 AM Subject: [KincirAngin] Pantaskah R.A.Kartini jadi Pahlawan Nsional ? Belakangan ini muncul diskusi tentang jasa-jasa kartini. Tentu saja ada yang mendukung dan ada yang mempertanyakan. Saya rasa banyak sudah orang yang mengetahui siapa sebenarnya Kartini itu. Bukankah banyak buku yang menginformasikan tokoh wanita ini bahkan pernah ada film Kartini yang diperankan Yeni Rachman dan Bambang Hermanto yang memerankan suaminya R.Adipati Arya. Tapi rupanya tetap saja kurang jelas. Pokok permasalahan adalah dalam hal pantas tidaknya beliau bergelar Pahlawan Wanita yang bergerak dibidang perjuangan emansipasi wanita Indonesia. Mungkin ada beberapa pendekatan yang bisa membantu menerangkannya. Pertama adalah pendekatan waktu. Kartini hidup dalam periode zaman perubahan diawal abad ke 20 yang dikenal sebagai zaman politik etis . Zaman itu adalah dekade keemasan kaum liberal Belanda. Tokoh-tokoh pejuang swasta non Pemerintah menguasai kegiatan bidang sosial dan politik. Para pejuang perlawanan kolonial di Hindia, baru saja menyadari apa yang terjadi dalam perubahan zaman ini. Pemberontakan fisik baru saja berahir dia Aceh (menyerahnya P.Polim pada tahun 1903) dan usaha penyerangan oleh Sultan Daud Syah terhadap Garnisun Belanda di Banda Aceh, yang gagal pada tahun 1907. Mantan Panglima perang Belanda di Aceh, kemudian Panglima KNIL, van Heutz kemudian menjadi Gubernur Jenderal (1904-1909). Figur perlawanan kemudian beralih pada pejuang organisasi sosial dan politik dalam memperjuangkan kondisi seimbang antara penjajah dan yang dijajah. Sifatnya antara lain adalah perjuangannya emansipasi untuk menuntut persamaan hak dimuka hukum. Ini termasuk kaum wanita. Apa yang diusahakan dan dikerjakan Kartini saat itu amatlah dirasakan peranan dan manfaatnya dan amat genuine (asli). Hampir dikatakan belum ada orang sebelumnya yang berjuang dibidang itu. Pendekatan kedua adalah Program pemerintah Belanda sendiri, Bagaikan bertemu teman searah dan setujuan (bagaikan tumbu ketemu tutup kata orang jawa). Tokoh Belanda van Deventer adalah pejuang politik etis (penasihat Pemerintah dan anggota parlemen Belanda) yang handal dan Abendanon adalah direktur pendidikan etis yang pertama. Bukan hal yang aneh karena itu adalah prinsip, bahwa pendidikan harus dimulai di Hindia dan awalnya adalah kaum elite Indonesia. Istri Abendanon adalah sahabat pena Kartini. Berarti bukan hal kebetulan kalau simpati kaum liberal Belanda tertuju pada tokoh emansipasi wanita Indonesia keturunan ningrat ini. Isi surat Kartini amat cocok dalam kampanye politik etis di Jawa dan juga merupakan integarsi nyata dari program-program pendidikan yang dijalankan. Bukankah pendidikan wanita amat terkebelakang saat itu. Bagaikan cerita memelas tentang wanita Indonesia sendiri, ketika surat-surat Kartini diterbitkan dinegeri Belanda dengan judul : "Door duisternis tot licht" Dan dalam hidupnya Kartini yang sempat mengecap pendidikan sekolah dasar Eropah, tidak bisa melanjutkannya karena harus menikah dan mematuhi adat. Meskipun ada beasiswa untuk itu. Dengan jujur dan tulus, dia memohon agar beasiswa untuk masuk HBS, selanjutnya diberikan kepada Agus Salim seorang pemuda Riau yang cerdas. Pendekatan ketiga, sesungguhnya harga diri dan martabat wanita Indonesia saat itu belum wajar. Bahkan belum mencapai titik optimal sampai sekarang. Kartini menilai bahwa pendidikan adalah salah satu jalan terbaik.
[mediacare] Tindakan Anarkis Harus Diselesaikan Secara Hukum
DL - Penduduk Indonesia mengaku bertakwa, namun setiap waktu terjadi tindakan barbar seperti di bawah ini. Ribuan sarjana hukum S1, S2 dan S3 di Indonesia dibuat TIDAK BERKUTIK oleh sekelompok orang saja. Belanda dikatakan "kafir" but ít's impossible here for sekelompok pemuda Belanda/Kristen untuk merusak (misalnya) Sekolah Tinggi Islam di Amsterdam. That's why I love my new country more and more and more. SUARA PEMBARUAN DAILY Pengrusakan dan Pembakaran STT Setia Tindakan Anarkis Harus Diselesaikan Secara Hukum [JAKARTA] Setiap komponen bangsa seharusnya lebih mengedepankan sikap santun dalam menyelesaikan beragam persoalan. Di tengah kondisi bangsa yang sedang terpuruk, tindakan anarkis dan main hakim sendiri hanya akan membuat bangsa ini kian terpuruk. Wali Kota Jakarta Timur Koesnan A Halim mengatakan itu, Senin (12/3), di Jakarta, menanggapi kasus pembakaran dan pengrusakan Sekolah Tinggi Teologi (STT) Setia di Pinang Ranti, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur oleh sekelompok warga. Menurut dia, tindakan sekelompok warga yang anarkis tidak bisa dibenarkan dan harus diselesaikan secara hukum. Namun sebelum langkah itu diambil, Senin (12/3) siang, perwakilan kelompok warga dengan pengelola STT Setia akan dipertemukan untuk mencari solusi. Sebelum kejadian, Pemkot Jaktim yang dipimpin Asisten Ekonomi Pembangunan Paimin Napitupulu sudah berusaha mempertemukan kedua belah pihak. Pemkot saat itu menawarkan tiga tahap penyelesaian masalah kepada kedua belah pihak. Pertama, kedua pihak diminta untuk melakukan musyawarah. Jika ini tidak tercapai, maka kewenangan penyelesaian masalah akan diambil alih Pemkot. Jika cara ini tidak berhasil, maka para pihak yang bertikai akan menempuh jalur hukum. "Sayangnya sebelum tahapan itu dilakukan, sudah terjadi tindakan akarkis dan main hakim sendiri," tukas Wali Kota. Dia menjelaskan, pihaknya saat ini sedang meneliti masalah perizinan bangunan yang dipersoalkan warga Pinang Ranti itu. Dengan meneliti masalah perizinan, baik izin mendirikan bangunan (IMB) maupun izin lingkungan, maka diharapkan tercapai penyelesian persoalan yang lebih adil. Masih Diselidiki Sementara itu, Kasatserse Polres Jakarta Timur Komisaris Polisi Dahana saat dikonfirmas, Senin pagi, membenarkan peristiwa tersebut masih dalam penyelidikan intensif. "Kasus tersebut masih diselidiki oleh Polsek Makasar dan Polres Jakarta Timur dengan mengumpulkan informasi dari sekitar lokasi kejadian," tuturnya Kasus perusakan disertai pembakaran beberapa bangunan di kompleks STT Setia pada Kamis (8/3) malam disinyalir melibatkan sekelompok massa. Peristiwa main hakim sendiri oleh massa di tengah permukiman itu berlangsung mulai pukul 20.30 hinnga 23.30 WIB. Kejadian tersebut sempat menimbulkan ketakutan dan kecemasan bagi penghuni di sekitar STT. Rektor STT Setia Mateus Mangentang sewaktu dihubungi, pagi tadi, menyesalkan aksi disertai perusakan itu. Akibat insiden ini sejumlah barang milik STT tersebut rusak dan ludes terbakar, seperti bangunan bedeng, pagar, dan beberapa bahan material dengan kerugian puluhan juta rupiah. Dia mengungkapkan, STT Setia telah berdiri di Pinang Ranti sejak 20 tahun lalu dengan jumlah mahasiswa ratusan orang yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. [G-5/L-11] Last modified: 12/3/07
[mediacare] Re: Mijn vrouw is Indisch
Mas Ambon/Sunny, 1/3 dari 16 juta penduduk Belanda = 5 juta lebih berdarah Melayu? Saya ragukan itu, namun saya sering mendengar jumlah 2 juta. 2 juta dari 16 juta berarti 12,5% penduduk Belanda "kecipratan" darah Melayu. Ada yang orang tuanya Indisch, ada yang kakek/neneknya Indisch atau orang tua dari kakek/neneknya yang Indisch. Di desa saya Wassenaar saja (penduduknya cuma 26.000 orang) saya kenal 3 meisjes bule yang kakek/neneknya Indisch. Cantik-cantik lho mereka. Rambut meisje yang satu kecoklat-coklatan, yang satunya lagi mendekati pirang dan yang ke tiga betul-betul blonde. Siapa yang menyangka di tubuh gadis-gadis bule itu mengalir darah Indisch? Bila orang Indonesia di Indonesia masih terus membenci orang Belanda, mereka secara tidak langsung menolak generasi berdarah campuran itu. Tindakan kolonial Belanda salah, itu saya setuju, namun tindakan Inlanders yang berkolaborasi dengan kolonial Belanda juga salah, dan jumlah mereka tidak sedikit, bukan? Bila orang Indonesia bisa lebih memakai ratio ketimbang emosinya, saya yakin kehidupan di Indonesia bakalan lebih bagus dibanding sekarang. Dalam arti Belanda selalu ingin membantu Indonesia dalam segala hal. Belum lama ini Belanda mengirim team water management-nya ke Jakarta atas biaya Belanda untuk membantu pemda Jakarta menanggulangi banjir, itu hanya merupakan salah satu contoh konkrit saja. Namun bila sikap orang Indonesia selalu memusuhi Belanda, maka bantuan Belanda terhadap Indonesia juga akan mengalami hambatan. Siapa yang rugi nantinya? Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, "Sunny" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Pak Danny, > > Sedkiti tambahan. Memang sekarang begitu, tetapi lain sekarang lain djaman doeloe. Pada djaman doeloe, kalau dikirim foto ke orang tua atau familie di Belanda isterinya melajoe berpakaian kain kebaya jarang ditampilkan, hanya ayah dan anak-anak yang blond saja, hal ini bisa dilihat pada cerita-cerita tempo doeloe yang kadang-kadang muncul dengan gambar di Volkskrant atau NRC Handelsblad. Pernah ada artikel di salah satu koran Belanda dikatakan bahwa 1/3 penduduk Belanda itu berdarah "Melayu". > > Salam. > > > > - Original Message - > From: Danny Lim > To: KincirAngin > Cc: Media Care ; PMKRI Petojo > Sent: Tuesday, March 13, 2007 9:06 AM > Subject: [mediacare] Mijn vrouw is Indisch > > > > > www.ikenindonesie.nl > > > MIJN VROUW IS INDISCH > Maurice & Jessy > > "Mijn vrouw is Indisch" adalah artikel menarik terbaru (dalam bahasa Belanda) di www.ikenindonesie.nl. Di jaman penjajahan banyak terjadi pernikahan antara orang Belanda dan orang Hindia-Belanda, itu bagus. Setelah Indonesia merdeka, terjadi pernikahan antara orang Belanda dan orang Indonesia, itu juga bagus. Namun apakah pernikahan lain bangsa, dan tidak jarang juga lain agama, tidak menimbulkan problem? "Tidk " ujar Maurice dan Jessy seperti koor. > > Maurice (orang Belanda) telah menulis dalam bahasa Belanda perkenalan, pertunangan dan pernikahannya dengan Jessy, gadis Tionghoa-Indonesia asal Surabaya, khusus untuk pembaca www.ikenindonesie.nl. Selamat membaca. > > Salam hangat, Danny Lim, Nederland > www.ikenindonesie.nl >
[mediacare] Re: [KincirAngin] Re: Apa Hebatnya dengan Syariat Islam! ( ZERO alias NEHI, alias NONE !)
Belum lama ini Ratu Beatrix berkunjung ke Turki. Pada salah satu acara ada wanita Turki mengenakan kerudung kepala, kontan perdana menteri Turki bilang ke Ratu Beatrix "Sorry, saya tidak boleh mendampingi anda di sana, sebab UU Turki melarang pejabat negara menghadiri upacara yang ada kerudung kepalanya." UU Turki melarang pengenaan kerudung kepala di sekolah-sekolah, di tempat-tempat lain apalagi di gedung pemerintah. Itu semua berkat bapak Turki, Kemal Ataturk. Tentu saja Indonesia berhak menentukan sendiri UU-nya, tidak harus sama dengan Turki. Lagipula Indonesia memiliki bapak bangsa sendiri yang menjadi panutan rakyat Indonesia. Bapak bangsa Indonesia pastilah bukan Kemal Ataturk. Salam hangat, Danny Lim, Nederland - Original Message - From: ati gustiati To: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; mediacare@yahoogroups.com Sent: Monday, March 12, 2007 11:27 AM Subject: [KincirAngin] Re: Apa Hebatnya dengan Syariat Islam! ( ZERO alias NEHI, alias NONE !) Kenapa harus hati2? belum siap dgn demokrasi (kebebasan berpendapat) kenapa berang ? karena tidak suka membicarakan masalah yg pelik ? karena tidak mau membuka mata akan apa sebenarnya yg menjadi penyebab kehancuran budaya dan moral pemerintah dan bangsa kita? kamu pikir dengan menutup mata kita akan memiliki perubahan ? bacalah tulisan saya dgn baik, BANYAK KELOMPOK YG MENGGUNAKAN AGAMA UTK TUJUAN POLITIK BENGIS NYA, saya tidak menyudutkan islam, saya malah sedih karena reputasi Islam sudah di aduk2, saya lahir dari keluarga muslim as well seperti kamu, orag tua kami dari tapanuli selatan, it cant be worst than that, right ? saya sama sekali bukan pendukung SI, karena mereka terorist, menteror wanita dan merugikan kebebasan wanita, kamu sudah lihat contoh2 yg dilakukan mereka terhadap kaum wanita, apakah anda wanita ? adik bungu saya penganut SI, anak gadis kecilnya dipaksa utk memakai pakaian yg tertutup disiang bolong dalam udara 100 C, ini tidak rasional ! kenapa kita tidak bisa hidup wajar ? tidak perlu takut dan merasa kaku (uptight) berbaur dengan kehidupan lain nya ? kenapa tidak melihat kehidupan dengan ambisi utk maju supaya kita semua bisa hidup layak dan nyaman seperti negara2 ketiga lain nya ? sudah lihat negara2 lain ? mereka hidup sehat dan tidak putus asa terus karena besok mrk tidak tau mau makan apa. Bila kita tidak punya nyali dan keterbukaan utk membicarakan masalah2 kita, Indonesia akan terpuruk semakin dalam, lalu apa yg bisa kita wariskan pada anak cucu kita ? dongeng seribu satu malam sebelum mereka pergi tidur ? BAH ! salam omi elubis Sri Utami <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Hanya 2 hari kerja saya mengikuti milis ini, terus terang saya syok setelah membacanya. Saya pikir kita tidak akan membicarakan SARA melalui milis ini. Kalau memang harus, saya pikir kita harus lebih hati - hati. Bukan karena saya Muslim sehingga saya menjadi berang dengan tulisan di bawah. Karena saya pikir kesalahan dalam menterjemahkan ajaran agama terletak pada orangnya bukan agamanya. Saya harap tidak ada orang yang akan tersinggung dengan emial saya ini. ati gustiati wrote: > > Dalam kegagalan yg kita hadapi saat ini, apa menurutmu yg bisa > diberikan oleh Syariat Islam ? selama ini Syariat Islam hanya > didengungkan sebagai ajaran agama dan philosophy hidup yg ingin di > syah kan dalam panataan berbangsa dan bernegara, apa strategy > ekonomi SI ? bagaimana SI bisa mengambil alih UU yg telah disyah > kan ? apakah penyiksaan tubuh atau kesewenangan/ pemaksaan yg di > lakukan dalam ajaran SI merupakan hukuman yg bisa berlaku dalam > negara yg demokrasi? Kegagalan moral dan morat marit nya indonesia > bukan saja karena dikelola oleh pemimpin2 doyok tetapi juga karena > tumbuh suburnya kelompok2 yg menggunakan agama (terutama Islam) > utk mewujudkan ambisi politik bengis nya. > Kesimpulan nya, tak ada satu agama pun (islam, kristen, budhism, > hindu dll) yg seharusnya turut campur dalam menjalani tatanan > negara, agama seharusnya tidak bisa diikut sertakan dalam > keputusan2 politik, agama adalah silaturahmi manusia dengan yg > lain nya, silaturahmi dengan alam nya, silaturahmi dengan Tuhan > nya, silaturahmi dengan jati dirinya, silaturahmi dengan gaya > hidupnya, ingin tau bagiamana agama seseorang ? lihat saja gaya > kehidupan nya dan bagaimana mereka memperlakukan kehidupan lain nya. > Syariat Islam seharusnya di hapuskan dari budaya Indonesia, itu > bukan kebudayaan kita, itu kebudayaan zaman yg sudah hilang dari > peradaban manusia. > > salam > omie lubis > > > */Budi P /* wrote: > > Menurut perhatian gue. Sebenarnya
[mediacare] Mijn vrouw is Indisch
www.ikenindonesie.nl MIJN VROUW IS INDISCH Maurice & Jessy "Mijn vrouw is Indisch" adalah artikel menarik terbaru (dalam bahasa Belanda) di www.ikenindonesie.nl. Di jaman penjajahan banyak terjadi pernikahan antara orang Belanda dan orang Hindia-Belanda, itu bagus. Setelah Indonesia merdeka, terjadi pernikahan antara orang Belanda dan orang Indonesia, itu juga bagus. Namun apakah pernikahan lain bangsa, dan tidak jarang juga lain agama, tidak menimbulkan problem? "Tidk " ujar Maurice dan Jessy seperti koor. Maurice (orang Belanda) telah menulis dalam bahasa Belanda perkenalan, pertunangan dan pernikahannya dengan Jessy, gadis Tionghoa-Indonesia asal Surabaya, khusus untuk pembaca www.ikenindonesie.nl. Selamat membaca. Salam hangat, Danny Lim, Nederland www.ikenindonesie.nl logo ikenindonesie 1.png Description: PNG image
[mediacare] Re: SOS ! SOS ! Gereja-Gereja Bandung Diganggu
Karena itulah kita mesti memakai kacamata Belanda, Budi. Ini serius. Bila kita hendak melihat kerusakan hutan, paling bagus naik helikopter melayang di atas hutan itu. Kalau kita berada di dalam hutan dan kebetulan berada di hutan yang tidak terbakar, masih hijau dan burung-burung masih berkicau, ya kita pasti bilang hutan itu bagus kok, mengapa diributkan? Nyepi harus dijaga 7400 polisi, itu saya sitir dari Suara Pembaruan memakai kacamata Belanda. Lalu beberapa orang Bali plus beberapa orang yang kontra Danny Lim (alias memakai kacamata kuda? Ihik) berkata "Yang dijaga ogoh-ogoh, bukan Nyepi". Namun konteks yang saya bawakan memakai kacamata Belanda itu adalah "mengapa Kebaktian Natal juga mesti dijaga belasan ribu polisi, plus barisan pemuda muslim, plus metal detector?" Ogoh-ogoh menyangkut massa dalam jumlah besar, OK, tapi sebuah gereja 'kan cuma bisa menampung beberapa ratus orang saja. Ogoh-ogoh hiruk-pikuk sehingga kans untuk ribut besar, OK, tapi umat di gereja 'kan duduk tenang khusuk berdoa. Jadi mengapa harus dijaga (again) oleh belasan ribu polisi, barisan pemuda dan metal detector? Nah, ini semua terlihat dari Belanda sini memakai kacamata Belanda, namun tidak terlihat oleh orang di Indonesia yang memakai kacamata kuda. Kira-kira begitulah duduk perkaranya, Budi. Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote: > > Ikutan juga dong.. > > Menjawab 'tanya kenapa'nya mba Maya, > Sepertinya jawabnya bukan alasan yang diberikan mas Budi, > tapi lebih sebagai bentuk kebebalan yang terus dipelihara oleh > pihak-pihak yang terlalu fanatik dan pakai kacamata kuda.. > sehingga dia tidak melihat sisi positip dari agama lain diluar > agamanya sendiri.. > kaum fanatik ini bisa berasal dari pemeluk agama manapun > yang ada di Indonesia, sedihnya, sudut pandang kacamata kuda > yang dipakainya menjadikan dirinya susah untuk melihat sisi > lain yang memungkinkannya memahami kebaikan. > padahal, kebaikan merupakan salah satu syarat dlm beragama.. > > masih banyakkah kaum fanatik di negara kita? > > > salam, > > > > > "Devi" <[EMAIL PROTECTED]> > Sent by: mediacare@yahoogroups.com > 03/12/2007 05:05 AM > Please respond to > mediacare@yahoogroups.com > > > To > > cc > > Subject > Re: [mediacare] SOS ! SOS ! Gereja-Gereja Bandung Diganggu > > > > > > > Ikutan Juga, > > Tidak perlu ijin untuk menghadap Sang Khalik, kecuali ada otoritas yg > lebih tinggi dari Sang Khalik > Kalau alasannya Mayoritas ,bagaimana dengan mesjid di Minahasa, Bali, atau > Flores > > > Dont just see WATCH > Dont just hear LISTEN > - Original Message - > From: Widi > To: mediacare@yahoogroups.com > Sent: Sunday, March 11, 2007 12:46 PM > Subject: Re: [mediacare] SOS ! SOS ! Gereja-Gereja Bandung Diganggu > > Ikutan nimbrung > Saya bantu alasan-alasan yang menurut mas Budi jadi sebab ditutupnya > gereja-gereja itu, terlepas dari nyambung/tidaknya contoh anak- anak kecil > nakal (kayanya saya pernah baca di bukunya Stephen Covey). > Pasti alasan yang dimaksud mas Budi : > - gereja tsb belum punya ijin > - gereja tsb didirikan di lingkungan yang mayoritas beragama lain > - dsb dsb . > Gitu kan mas Budi??? > > salam, > wid > > > > On 3/9/07, Maya Sianturi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Halo Budi, > > Terimakasih untuk ceritanya yang baru kali ini saya dengar. > > Tapi saya pengen tahu apa anda pernah dengar tentang 1000 lebih gereja > dirusak dan dibakar > tanpa sekalipun pelakunya diusut ke pengadilan? Negara komunis aja tidak > pernah merusak > dan membakar sebegitu banyak gereja. TANYA KENAPA? > > Pernah dengar ada mesjid, kuil, klenteng, tempat keramat memerlukan ijin > 13 tahun untuk bisa > dibangun? Gereja saya memerlukan 13 tahun dan banyak gereje ditolak > ijinnya. TANYA KENAPA? > > Banyak cerita lain yang bisa saya ceritakan. Tapi setelah ini lebih baik > saya tutup saja. > > Saya hanya bisa berdoa semoga Tuhan Yesus terus berbelas kasihan. Itu > saja. > > Salam sejahtera, > Maya > > > > On 3/9/07, Budi P <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Halo Maya, > > Pernah dengar cerita dimana ada seorang bapak yang sedang naik kereta, > anak-anaknya bandel sekali lari kesana-kesini namun si bapak diem aja. > Orang disekitar nya bingung, kok bapak ini diam aja ya, kenapa dia gak > negur anaknya. Usut punya usut ternyata istri pria tersebut baru meninggal > dan dia habis dari pemakaman istrinya. > > > So, ada baiknya juga kita melihat alasan penutupan ge
[mediacare] Kebencian dan ketakutan Debby dan Danny - Re: Nyepi
Gampang kok, untuk belajar resep Danny (dan mungkin Debby) tinggal datang ke Belanda dan belajar bagaimana orang Belanda ber-kebebasan beragama, ber-kemanusiaan, ber-kebangsaan, ber-kedaulatan rakyat dan ber-keadilan sosial. Bila ada keadilan, maka rakyat akan takut hukum, dus polisi cukup 200 orang saja yang menjaga-jaga lah yau. Polisi perlu juga sih berjaga-jaga, kalau ada yang semaput atau dompetnya dijambret, ya polisi akan turun tangan, namun di Belanda sini semua tindakan kriminilitas terbatas tuh. Di Den Haag setiap tahun ada Parkpop gratis, tampil grup-grup band top, yang datang ratusan ribu remaja bukan dari satu agama tapi betul-betul majemuk. Lalu ada Pinkpop persis di hari Pinksteren, meski pun karcisnya bayar tapi yang datang juga ratusan ribu, ingin melihat grup-grup band pujaan mereka. Apa yang dilakukan polisi? Cuma terlihat ada puluhan polisi di pintu-pintu masuk, memeriksa tas pengunjung. Bir, ganja apalagi pisau pasti akan disita oleh polisi. Setiap tahun begitu kagak ada kerusuhan berarti 'tuh. Ada sih beberapa orang yang tertangkap, itu pun bukan karena berkelahi tapi karena kencing di bawah pohon, bukan di WC yang disediakan. He he. Begitulah rekans, mengunggulkan pengawalan polisi menurut saya sebuah tindakan destruktif, tidak bagus buat kemajuan bangsa di masa depan. Remaja Indonesia mesti diajari/diperlihatkan bahwa kerukunan nasional BUKAN harus dicapai oleh pengerahan personil polisi besar- besaran. Remaja yang melihat segala sesuatunya di Indonesia harus digacol oleh kekerasan polisi, justru akan trauma dan membekas di benaknya bahwa perdamaian di Indonesia mustahil terjadi tanpa polisi/tentara. Tentu saja setiap negara merdeka, merdeka mengatur negaranya sendiri- sendiri, termasuk Indonesia. Kitorang yang di LN cuma men-sharing- kan apa yang kitorang lihat di LN dan bagaimana solusinya. Didengar atau tidak oleh anda-anda di Indonesia, ya kitorang EGP saja, bukan begitu? Ihik ihik :-). Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, BeachBoy BaliAsli <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Memang pemikiran2 negatif dan trauma2 serta pengalaman2 masa lalu yang buruk dalam hidupnya terhadap seseorang seperti Debby dan Danny, akan menciptakan phobia2 berlebihan dan sangkaan2 negatifisme berlebihan terhadap sesuatu dan seseorang > Kasian dan prihatin sekali melihat kondisi mereka berdua ini...hidup penuh kebencian dan ketakutan > > Mungkin duet Debby doll dan Danny boy ini bisa menjelaskan kepada kami2 ini di Bali, metode pengamanan yang bagaimana yang harus dilakukan terhadap kumpulan ribuan manusia di sebuah tempat/event? > Berapa kalikah anda melihat event seperti ini di Bali atau tempat lainnya? > Apanyakah yang salah terhadap metode/cara pengamanan ini? Memalukankah dengan memberikan pengamanan dan melakukan tindakan antisipatif terhadap sesuatu dan seseorang? > Hal yang bagaimana yang tidak memalukan? > Yang ngga tau adat itu yang gimana sih? > Manusia yang manusiawi yang gimana sih? > > Danny Lim bilang perayaan idul fitri di negri londo sono penuh dengan kegembiraan, la...apakah anda tahu kalo kami di Bali gembira kok merayakan hari raya Nyepi atau perayaan parade sehari sebelumnya? > > Pemikiran dari dua orang ini kok ya menjlimet dan membingungkan, saya heran apa ya pemikiran kotor penuh prasangka saja yang ada dalam kepala mereka? > > Ato memang mereka punya pemikiran dan ide yang lebih jitu dalam melakukan sesuatu??? Let's see... > > beachboy > > - Original Message > From: Debbie Sumual-Patlis <[EMAIL PROTECTED]> > To: mediacare@yahoogroups.com > Sent: Friday, March 9, 2007 8:10:13 PM > Subject: Re: [mediacare] 7.400 Polisi Siap Amankan Nyepi di Bali > > BETUL! > Ini sangat memalukan, betapa tidak amannya kita beribadah di Indonesia, bangsa yang mengaku beragama dan mengagung-agungkan sopan- santun sebagai adat ketimuran--padahal sih nggak tau adat. Terus terang gue MUNTAH tiap kali ada yang ngomong: Kita kan orang timur... Biasa aja deh, mendingan kita jadi orang yang MANUSIA dan MANUSIAWI, gak usah ribut dengan agama. > > Seperti kata Gus Dur: TUHAN KOK DIBELA... > > Mas, melanggar kode etik jurnalistik kalau seandainya Anda ngomong: ini artikel saya. Ini kan enggak. Lagian, milis ini -- walopun publik space-- tapi bukan media massa. Atau Anda hanya sedang sarkastik? :) > > > Original Message - > From: Danny Lim > To: KincirAngin > Cc: PMKRI Petojo ; Media Care > Sent: Friday, March 09, 2007 3:15 AM > Subject: [mediacare] 7.400 Polisi Siap Amankan Nyepi di Bali > > > DL - Kebaktian Natal di Jakarta setiap tahun harus dijaga belasan ribu polisi, barisan pemuda dan metal detector. Perayaan Nyepi di Bali pun mesti dikawal 7400 polisi. Dan itu semua terjadi di negara yang hampir 100% penduduknya beragama. Di Belanda
[mediacare] Re: sastra-pembebasan (Pemimpin)
Seperti lingkaran setan ya, pemimpin tidak memperhatikan rakyat, rakyat tidak memperhatikan pemimpin. Saat pemilihan umum, asal pilih saja. Setelah pemilihan umum selesai, para pemimpin sibuk sendiri dan rakyat juga sibuk sendiri. Yang berada di tengah-tengah adalah cendekiawan yang rata-rata memiliki S1, S2 dan S3, namun mereka juga sudah sibuk berhantam sendiri, entah karena lain agama, lain parpol, lain kelompok atau sekedar hobby gontok-gontokan. Cendekiawan yang bernasib mujur akan naik ke atas, sedang yang bernasib jelek ya turun menjadi rakyat biasa. Cendekiawan Indonesia yang di LN juga tampaknya sami mawon memblenya, misalnya peserta StuNed di Belanda jurusan pertanian Universitas Wageningen, apakah mereka telah berkunjung ke pelelangan FloraHolland? Kebanyakan belum rasanya. Nah kalau belum lihat dengan mata kepala sendiri, bagaimana bisa sekembalinya ke Indonesia membantu petani memasarkan produknya memakai sistim lelang yang menguntungkan petani Belanda itu? Apakah kita yang mengamati segalanya dari LN ini pesimistis? Ngga ah, kita cuma realistis saja. Yang pasti kitorang merasa sayang melihat negara Indonesia yang begitu indah dan komplit segalanya, dikelola oleh SDM yang memble, jadinya berantakan seperti sekarang ini. Semoga tabah kepada rekans yang di Indonesia. Salam kincir, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, ati gustiati <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Yg menyedihkan biasanya inilah alasan2 kita memilih/mengangkat pemimpin2 kita, saya tanya dulu saudara2 cewe saya " apa alasan kalian memilih SBY ?" jawaban mereka " soalnya dia ganteng sih, kharismatik kayak pak Karno, dan kayak nya dia orang yg bener2 sayang sama rakyat " > " OK..." (bagi saya ini alasan yg sangat lucu..but ohwell...) > "lalu kenapa memilih Kalla ?" > " katanya sih dia jago ekonomi, siapa tau ekonomi kita bisa naik...walau katanya dia suka culas..." > ha ha ha ha ha ha ha ha..saya gak tahan lag nahan tawa. > > Itulah contoh alasan2 kita memilih pemimpin2 kita, tidak solid, tidak kritis utk melihat kemampuan mereka, hanya di negara2 maju spt AS ini rakyat hrs berpikir over time utk memilih pemimpin nya, mereka begitu jeli dan teliti karena pemilihan mereka adalah kedhidupan masa depan mereka. > Di tanah air kita memilih pemimpin karena kita sudah desperate dan sudah lelah hidup sengsara, kita tak ada waktu buat memilih siapa yg terbaik, kita hanya memilih siapa yg bisa memberi kita makan siapapun mahluk terpilih ini, jin, genderewo, setan alas, atau seekor serigala berjubah manusia. > > Yg masih merindukan seorang" pemimpin sejati" > omie > > > > > > "Sebaik-baik pemimpin kamu adalah orang yang kamu cintai, mereka pun mencintai kamu. Kamu mendo'akan mereka, mereka pun mendo'akan kamu. Dan seburuk-buruk pemimpin kamu adalah orang yang kamu benci dan mereka pun membenci kamu. Kamu melaknat mereka, dan mereka pun melaknat kamu" (HR. Muslim). > > Begitulah Rasulullah SAW menjelaskan ciri-ciri pemimpin yang baik dan pemimpin yang buruk bagi suatu kaum. Ada rasa yang timbal balik antara pemimpin dengan rakyat. Kalau pemimpin baik, baik timbal baliknya. Sebaliknya, pemimpin yang buruk, buruk juga timbal baliknya. > > Namun di alam yang serba tak menentu ini, sangat sulit menentukan mana pemimpin yang baik, dan mana yang buruk. Sebab, kadangkala pemimpin yang terpilih bukan karena kecintaan rakyat, tetapi karena ancaman, permainan politik, atau sogokan uang. Makanya orang yang tidak baik pun, asalkan mampu bermain politik atau mau menghamburkan, berpeluang memperoleh jabatan pemimpin. > > Bagi pemimpin yang terpilih dengan cara demikian, bagaimana ia akan mendoakan kebaikan kepada rakyatnya, sedangkan dirinya sendirinya melakukan hal-hal yang berseberangan dengan kebaikan atau terlaknat? Atau kalau Rasulullah mengatakan bahwa pemimpin adalah perisai, karena akan menjadi pelindung bagi orang yang ada di belakangnya (HR Muslim), bagaimana ia mau menjadi pelindung rakyat, sedangkan ia sendiri seringkali melakukan hal-hal yang membahayakan nasib rakyat? > > Selanjutnya, rakyat juga sudah tak menentu dalam memberikan dukungan. Dukungan kadangkala diberikan karena terpaksa oleh ancaman. Ada juga yang sengaja memberi dukungan karena diiminngi uang. Padahal Rasulullah SAW pernah mengingatkan bahwa ada tiga kelompok orang yang wajahnya tidak akan dilihat oleh Allah, salah satunya yaitu orang yang memilih dan mengangkat pemimpin karena keuntungan duniawi semata (HR Bukhari dari Abu Hurairah). > > > > > > - > Need Mail bonding? > Go to the Yahoo! Mail Q&A for great tips from Yahoo! Answers users. > > > - > Need Mail bonding? > Go to the Yahoo! Mail Q&A for great tips from Yahoo! Answers users. >
[mediacare] Anita Poolman
ANITA POOLMAN www.anitapoolman.nl Anita Poolman adalah pemain tonil solo, dalam tubuhnya mengalir darah Indonesia meski pun tinggal sedikit. Situasi Anita sama seperti jutaan orang Belanda di Belanda sini, yang sedikit atau banyak masih memiliki darah Indonesia. Hubungan "akrab" selama 350 tahun antara dua bangsa ini tokh meninggalkan jejak-jejak yang tidak sedikit. Anita Poolman, kebetulan atau tidak, selama setengah tahun belakangan bermain tonil dengan thema KARTINI. Surat-surat Kartini kepada meneer Abendanon diolahnya secara profesional menjadi sebuah tonil. Karena Anita pemain tonil Solo, maka tonilnya dimainkan sendiri. Tentu saja Anita memerankan Kartini dalam tonilnya itu. Buat anda-anda yang berbahasa Belanda, nikmatilah teks tonilnya yang disumbangkan oleh Anita, eksklusif untuk pengunjung www.ikenindonesie.nl. Sebuah bacaan yang compatible dengan Hari Wanita Internasional kemarin, 8 Maret 2007. Salam hangat, Danny Lim, Nederland NB. Mohon tidak meng-copypaste teks ini di website anda. Pem-forward-an email ini ke pihak lain dan/atau pem-promosi-an website www.ikenindonesie.nl dengan kata-kata anda sendiri di website anda, tentu kami sambut gembira. Terima kasih banyak.
[mediacare] Re: PGI Laksanakan Konnas di Aceh Walau Ditentang Masyarakat
Selamat kepada PGI yang menyelenggarakan konnas-nya di Aceh. Kepada umat Kristen, Budha, Hindu, Konghucu di Indonesia, saya himbau masuk parpol Islam. Di Belanda amat biasa muslim menjadi anggota partai Kristen, bahkan banyak anggota Tweede Kamer (DPR-nya Belanda) yang muslim dan mewakili parpol Kristen. Bhinneka Tunggal Ika kita laksanakan, bukan cuma sekadar slogan kosong. Hidup Indonesia, merdekaaa Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, Wielsma Baramuli <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Ini baru Indonesia namanya! Kita boleh beda agama, etnis, daerah, aliran politik, dll. Namun kita adalah orang sebangsa. Meskipun matahari terbenam di barat, kita berharap dari disini (Aceh) muncul kembali semangat yang menghidupkan makna kebangsaan Indonesia. > > Selamat berkonnas PGI, selamat membangun Indonesia bersama masyarakat Aceh yang Islamis. > > Sunny <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > http://www.antara.co.id/arc/2007/3/8/pgi-laksanakan- konnas-di-aceh-walau-ditentang-masyarakat/ > > PGI Laksanakan Konnas di Aceh Walau Ditentang Masyarakat > > Banda Aceh (ANTARA News) - Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) tetap melaksanakan konsultasi nasional (Konnas) meskipun mendapat tantangan dari beberapa elemen masyarakat di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). > > "Sejauh ini belum ada hambatan. Jadi kami tetap melaksanakan acara ini ," kata Sekretaris Umum PGI, Richard Daulay di Banda Aceh, Kamis. > > Acara yang berlangsung dua hari (8-9/3) tersebut ditolak generasi muda Aceh yang tergabung dalam Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi NAD. > > Ketua KNPI, Syahrul Badruddin mengatakan Konnas gereja tersebut sangat kontra produktif dengan ikhtiar mewujudkan perdamaian di Aceh karena berpeluang memicu benih pertentangan suku, agama, ras dan antara golongan (SARA). > > "Kegiatan ini sangat berpotensi memunculkan benturan SARA di Aceh yang masyarakatnya terkenal taat beragama Islam," katanya. > > Menurut dia, tidak ada alasan yang logis dan historis bagi PGI untuk menjadikan Aceh sebagai tempat pelaksanaan koordinasi dan konsolidasi gereja Indonesia. Tindakan itu dinilai dapat melukai perasaan Umat Islam daerah ini. > > Sementara Richard mengatakan, Konnas tersebut dimaksudkan sebagai silahturahmi, diskusi, pemetaan masalah gereja serta pemberdayaan kembali gereja itu.(*) > > Copyright © 2007 ANTARA > 08/03/07 23:16 > > > > > > > > > > > > > - > Need Mail bonding? > Go to the Yahoo! Mail Q&A for great tips from Yahoo! Answers users. >
[mediacare] Mediacare, si "Indonesia Kecil"
Di Media Care hidup masyarakat kecil Indonesia yang penuh kekontrasan. Ada yang rese menganggap berhak mengatur apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan orang lain, namun ada banyak juga yang tidak rese. Ada yang bersifat posko banjir, namun ada juga yang bersifat "voorkomen is beter dan genezen". Ada yang sehari-hari menulis culture shock dan ncek/mpe, tapi ada juga yang berbicara tentang sektor pertanian, banjir di Jakarta yang sekarang sudah dilupakan orang. Ada yang bermasturbasi dengan slogan, tapi ada juga yang giat mengamanatkan pasal 34 UUD RI. Ada yang pemikirannya cupat terbatas (bukan blo'on) tapi ada juga yang broadminded. Semua itu menunjukkan manusia memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri- sendiri. Tentu kita tidak bisa menyeragamkan semua orang menjadi sama, bukan? Apa yang telah saya hasilkan? Ah itu 'kan urusan saya, saya juga ngga menuntut apa yang telah Leo Tobing hasilkan, bukan? Namun bila saya bicara tentang pasal 34 UUD RI "Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara" maka itu berarti anda dituntut untuk berprestasi di sektor pelayanan masyarakat oleh pendiri RI, bukan oleh saya, wong yang bikin UUD RI bukan saya kok, ihik ihik :-). Singkat kata: orang Indonesia dituntut oleh UUD RI, saya orang Belanda dituntut oleh UUD Belanda, you got the point Leo? Sebuah diskusi yang menarik dan bermanfaat. Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, "Leo TOBING" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Hehehehe ... > Iya ya, 'da ... Memang otaknya bung danny sangat tidak terbatas, dan kita > penuh keterbatasan ... Yaa, ... Maklumlah, kita ini manusia penuh dengan > segala keterbatasan. Kalau yang tak terbatas itu, biasanya ada pada sang > pencipta. Apakah bung danny telah memposisikan diri sebagai yang tak > terbatas? Mungkin beliau tidak bermaksud tulisannya seperti itu, tetapi > disnilah kita melihat keangkuhan intelektual-nya. > > Ida, > Kaya'nya si Danny berpikir bahwa dia pikir, dia pintar ... Hahahahaha > Apa sih yang telah dia perbuat untuk sesama manusia selain membangun > arogansi diri dihadapan anggota mediacare? Hahahahaha ... > > Kalau bung danny merasa otaknya lebih pintar daripada kita-kita yang menjadi > anggota mediacare ini, coba bayangin ... buat apa "menyemplungkan" dirinya > ke kelompok orang-orang tolol? Bukankah itu sebuah perbuatan tolol? > > Hahahahahaha ... > Atau mau diakui menjadi si pintar diantara orang tolol, ya? > > Please, dehhh > > Mau mendidik gak mau ... > Mau ngobrol, kok ngobrolnya sama orang-orang tolol? > > Dulu, opung sering bilang ... Berteman sama orang tolol elo jadi tolol, > berteman sama orang pintar kmu akan jadi pintar ... > > Bung danny mengklaim bahwa anggota mediacare memiliki kemampuan terbatas, > tetapi dia ternyata senang betul dengan kita-kita yang berkemampuan > terbatas, ... Hahahahaha ... Apakah itu bukannya bermain sama orang tolol? > > Pro: Danny Lim, > Anda 'kan sudah menyatakan bahwa manneke telah menuliskan email dengan > kata-kata yang kurang baik, lalu manneke mengatakan, "email yang mana? > Tolong ditunjukkan!" > > Na ... > Anda 'kan orangnya ingin tampil sempurna, kalau bicara biasanya teratur, dan > berdasarkan logika. > Saya rasa, logis sekali kalau manneke itu meminta anda membuktikan tuduhan > anda kalau manneke telah mengirimkan email yang tak baik ke milis yang anda > moderasi ... Masa anda tak bisa penuhi hal yg logis itu? > > Hal ini 'kan untuk menjaga kredibilitas anda yang ingin dibilang sebagai > orang yang pintar ... Orang pintar itu selalu menulis berdasarkan logika dan > data. > > Tunjukkin dong > > Kalau anda salah, dan itu wajar, karena setiap manusia tidak sempurna, > pernah berbuat salah ... Kok anda sulit menyampaikan permohonan maaf? > > Di indonesia ini, yang sulit mengatakan maaf itu, umumnya pejabat2 negara > yang kebijakannya sering anda kritisi juga. > > Naahhh ... > Kalau anda juga susah meminta maaf, apa bedanya anda dengan tokoh itu? > > Kebijakan anda yang sewenang-wenang karena telah menerima email yang melukai > perasaan anda bukanlah hal baru di negeri ini ... Anda sama aja kok! > > Hahahahahaha > > Regards, > LEO TOBING > > > --- > NO PEACE WITHOUT JUSTICE!
[mediacare] 7.400 Polisi Siap Amankan Nyepi di Bali
DL - Kebaktian Natal di Jakarta setiap tahun harus dijaga belasan ribu polisi, barisan pemuda dan metal detector. Perayaan Nyepi di Bali pun mesti dikawal 7400 polisi. Dan itu semua terjadi di negara yang hampir 100% penduduknya beragama. Di Belanda, penduduk yang beragama tinggal (barangkali) 60%, tapi merayakan Idul Fitri bisa dengan gembira 'tuh. What's wrong with (the people of) Indonesia? :-(. Pertanyaan teknis: copy paste artikel koran (Suara Pembaruan) untuk dikirim ke beberapa milis (Kincir Angin, Media Care, PMKRI Petojo)seperti saya lakukan sekarang ini, apakah melanggar tata krama jurnalistik? Mohon pendapat pakar media, terima kasih sebelumnya. SUARA PEMBARUAN DAILY 7.400 Polisi Siap Amankan Nyepi di Bali [DENPASAR] Sebanyak 7.400 polisi siap mengamankan Nyepi di Bali dan pawai ogoh-ogoh yang melibatkan massa sehingga berpotensi terjadi keributan. Selain menyiapkan tim berkekuatan sekitar 7.000 personel, masih ada 400 anggota Brimob yang stand by di markas. Kesepakatan antardesa pakraman diyakini mampu mencegah keributan di lapangan. "Polri lebih banyak siaga di markas, menunggu komando operasi jika terjadi keributan. Fungsi pecalang diefektifkan, namun tetap kita back up untuk mencegah tindakan anarkis," tegas Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Bali Irjen Pol Paulus Purwoko pada acara tatap muka dengan para wartawan, di Denpasar, Rabu (7/3). Sistem pengamanan yang menerjunkan kekuatan penuh di lapangan dinilai kurang efisien. Kehadiran polisi terlalu berlebihan di tengah-tengah masyarakat juga terkesan mengganggu kegiatan ritual. Pola yang diterapkan Kapolda, mengandalkan kekuatan intelijen dan menyiagakan pasukan di markas. 'Petugas di lapangan secukupnya, sementara kekuatan di markas bisa diterjunkan tiap saat, tambahnya. Upaya yang dilakukan Polri menjaga Kamtibmas saat Nyepi 2007 bukan hanya mengandalkan kekuatan 7.000 personel plus dua kompi pasukan Brimob. Polda justru sudah membahas pengamanan pawai ogoh-ogoh bersama instansi terkait, seperti Majelis desa pakraman, Kanwil Agama, Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB), para pemangku, Muspida Denpasar, Badung, dan seluruh Bali. Ada lima kesepakatan yang dihasilkan terkait perayaan Nyepi 2007 yang jatuh pada tanggal 19 Maret mendatang, antara lain pengusungan ogoh-ogoh agar dilakukan di desa pakraman masing-masing. "Jika ada yang ingin pawai ogoh-ogoh keluar dari wilayah desa pakraman, agar berkoordinasi dengan desa pakraman yang dilalui," ucapnya. Mengantisipasi perayaan Nyepi, pihaknya memerintahkan seluruh jajarannya untuk melakukan operasi pemberantasan minuman keras (miras) sampai ke pelosok desa. Peredaran miras, khususnya miras lokal jenis arak banyak dikonsumsi anak-anak muda dan dikhawatirkan mereka akan meminumnya saat terjadi pawai ogoh-ogoh. "Kami berharap dan mengimbau supaya generasi muda di Bali jangan mabuk-mabukan. Apalagi hal itu dilarang agama," katanya. Kepala Kepolisian Kota Besar (Kapoltabes) Denpasar Kombes Pol Ari Dono Sukmanto mengaku telah mensosialisasikan pola pengamanan pawai ogoh- ogoh. Wilayah Denpasar dibagi beberapa titik, seperti Kuta, Kuta Selatan, Sanur, dan kota. Kekuatan polisi yang diterjunkan hanya mem-back up pengamanan yang dilakukan satuan pecalang. Sudah ada 150 ogoh-ogoh yang terdaftar. [137] Last modified: 9/3/07
[mediacare] Re: orangutan
Irma, Salam kenal. Reservat orang utan itu dipimpin oleh Smit si orang Belanda 'kan? Borneo bukan saja menyangkut reservat orang utan tapi juga ekologi Indonesia dan dunia. Proyek "Heart of Borneo" itu menyangkut 3 negara bertetangga: Indonesia, Malaysia dan Brunei. Kalau ngga salah Belanda menyumbang cukup banyak melalui sebuah fonds, dulu almarhum pangeran Bernhard sangat apik dan telaten mengupayakan pembiayaan reservat orang utan itu. TV Belanda cukup sering menyiarkan wawancara dengan Smit. Smit selalu didampingi oleh beberapa pembantunya (mungkin ada Irma waktu itu?) dan tentu saja oleh para orang utan sendiri. Kalau Irma tidak keberatan, tolong donk mintakan artikel dalam bahasa Belanda tentang proyek orang utan di Borneo ke meneer Smit, buat website saya www.ikenindonesie.nl. Dan beberapa foto meneer Smit plus orang utan, dan foto Irma juga bersama orang utan ya, dengan demikian website www.ikenindonesie.nl dapat membantu penyebaran "virus Irma". Terima kasih sebelumnya ya. Menyebarkan "virus ekologi" sangat besar pahalanya, Irma. Go on. Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, "Irma Susilawati" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Teman-teman, > > Saya sudah lama bergabung di mailing list ini. Sampai akhirnya ada keinginan > untuk mengirimkan > pesan mengenai konservasi orangutan. Kebetulan saya kerja di Yayasan > Penyelamatan Orangutan Borneo. > Rencananya tahun in kami akan lebih giat lagi "menyebarkan virus" tentang > konservasi orangutan dan habitatnya. > > Untuk itu, saya pasti akan meminta tolong teman-teman untuk ikut > "menyebarkan virus" tersebut. Gimana teman? > mudah-mudahan sanggup ya membantuarigato . > > Cheers, > Irma Dana >
[mediacare] Re: Saya ditendang dari milis jurnalisme
Saya tahu pasti ada banyak anggota Kincir Angin di Media Care sini, wong mereka rata-rata menjadi anggota Media Care dulu baru saya undang ke Kincir Angin kok, he he. Contohnya anda sendiri, bukan? Saya tidak ragu menulis kalimat kasar Manneke "Danny Lim punya IQ yang paling rendah dari hirarki yang paling rendah," sebab memang itulah yang terjadi. Bila ada anggota Kincir Angin di Media Care ini yang ingin memberi komentar, tentu itu bagus. Tentunya bila moderator Media Care meloloskan email-email itu. Dengan ajakan Manneke kepada rekans Kincir Angin yang ada di Media Care ini untuk ikut bicara, maka dari pihak saya sendiri saya menutup debat Kincir Angin ini. Bahwasanya anda masih jengkel terhadap pen-delete-an anda, itu hak anda, silahkan saja. Selanjutnya jangan bosan/kapok berdiskusi dengan saya dalam topik- topik lain di Media Care ini, okki dokki yah. Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, manneke <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Bisa Danny Lim membuktikan bahwa saya mengirimkan posting ke Kincir Angin berisi kutipan-kutipan sebagaimana disebutkannya dalam postingnya di bawah ini? Jika tidak, Danny Lim adalah seorang tukang fitnah yang tak tahu malu. > > Jika saya, misalnya mengatakan "Danny Lim punya IQ yang paling rendah dari hirarki yang paling rendah," saya menantang Danny Lim untuk menunjukkan bukti posting berisi pernyataan ini di sini. Jangan lupa, di milis ini ada juga peserta milis KA yang lain, dan mereka bisa menjadi saksi. Danny Lim mengatakan bahwa kalimat itu adalah pernyataan saya betulan, kan? Bukan cuma 'pengandaian'? Oke, perlihatkan mana posting saya itu. Jika tidak, kualitas Danny Lim yang sebenarnya akan langsung terungkap dengan sendirinya di mediacare ini. > > Banyak milis yang mengaku milis hebat, selektif, beradab, dsb, tapi dalam kenyataannya dipimpin oleh seorang moderator tak berintegritas, yang tak segan-segan berbohong dan menciptakan kebohongan publik. Apakah Anda termasuk dalam kategori ini Meneer Lim? > > manneke > > -Original Message----- > > > Date: Wed Mar 07 01:13:25 PST 2007 > > From: "Danny Lim" <[EMAIL PROTECTED]> > > Subject: [mediacare] Re: Saya ditendang dari milis jurnalisme > > To: mediacare@yahoogroups.com > > > > Manneke tetap belum bisa membedakan DISKUSI TOPIK dengan DEBAT TATA > > TERTIB. Saya sudah kasih keterangan beberapa kali, diskusi topik > > sangat welcome, tapi debat tata tertib tidak boleh diperpanjang. > > > > Contohnya begini: > > > > 1. Bila Manneke berkata di Kincir Angin "Belanda tidak punya > > pengaruh besar kepada Indonesia, sebab Belanda bukan negara hebat", > > itu boleh saja, pasti tidak akan menyebabkan pen-delete-an > > keanggotaan. Saya sendiri paling suka berdiskusi dengan siapa saja, > > di Media Care ini misalnya dengan Wido, dengan Fery Zidane, dengan > > Hafsah Salim dll. tanpa harus berhantam-hantaman. Saya respek > > mereka, mereka respek saya, pro-kontra pendapat adalah biasa, 100% > > dapat diterima. Bukan begitu? > > > > 2. Namun bila Manneke berkata di Kincir Angin "Bicara Belanda lagi, > > bicara Belanda lagi, emangnya Belanda hebat?" Ini yang tidak boleh, > > wong milis Kincir Angin milis Belanda kok dilarang bicara Belanda? > > Kepriben? (Kalau milis Jurnalisme tidak bicara tentang media tapi > > tentang Islam, itu memang menyesatkan, tapi saya tidak mau memberi > > judgement sebab tidak tahu persis situasi di sana). Bila kemudian > > Manneke membubuhi kata-kata sarkastis "Danny punya IQ yang > > hirarkinya lebih rendah dari yang paling rendah", maka saya > > berpendapat Manneke telah melanggar tata tertib Kincir Angin dan > > harus dikeluarkan. Kalimat di atas ini bukan pengandaian, tapi betul- > > betul diucapkan oleh Manneke, dan hanya sebuah kalimat saja dari > > kalimat-kalimat lainnya yang tidak akan saya tulis di Media Care ini. > > > > Semoga Manneke mau menyadari diri sendiri, dan bila mungkin > > memperbaikinya. Saya yakin bila Manneke ada kemauan, pasti ada > > jalannya. Okki dokki ya. > > > > Salam hangat, Danny Lim, Nederland > > > > --- In mediacare@yahoogroups.com, manneke wrote: > > > > > > Gimana kalo Danny Lim memperlihatkan di mediacare ini mana email- > > email saya yang memaki-maki person lawan bicara saya? Kan katanya > > supaya tuduhan tidak sepihak dari saya? Kalo tidak, nanti Anda loh > > yang bisa dibilang menuduh yang enggak-enggak. Penilaian sepihak, > > yang diikuti keputusan ala diktator, dengan dalih moderator lah yang > > paling berkuasa di milis, inilah contoh perilaku
[mediacare] Re: [KincirAngin] [Zona Pelajar Ranesi] Short Courses di Belanda
Terima kasih, Bulan, informasi yang bermanfaat sekali, terutama saya lihat ada jurusan Agrikultur, Arsitektur dan Tata Kota, dan Ilmu Transportasi. Penting lho Pertanian itu buat Indonesia supaya tidak impor beras melulu. Juga Arsitektur & Tata Kota penting, melihat kota yang dibangun acak-acakan seperti Jakarta akan menimbulkan banjir dsb. Dan Ilmu Transportasi, itu penting sekali melihat jalan-jalan raya di kota-kota besar di Indonesia macet melulu. Herannya, kelihatannya ngga banyak yah cendekiawan Indonesia yang tertarik jurusan Pertanian, Arsitektur & Tata Kota serta Ilmu Transportasi itu. Kalau saya bertemu peserta StuNed, rata-rata jurusan yang mereka ambil adalah International Business. Lha business melulu yang dicari, siapa yang mengurusi pertanian, tata kota dan transportasi ya??? Jangan lupa, Bulan, sebentar lagi ada kegiatan "Kom in de Kas" di perkebunan-perkebunan kaca di Westland provinsi Zuid-Holland, penduduk Belanda dapat melongok ratusan perkebunan kaca di Belanda yang menyelenggarakan Open Huis serentak. Saya anjurkan wakil Zona Pelajar berkunjung ke salah satu perkebunan kaca itu (ngga usah bikin janji dulu, boleh menyelonong saja) dan membuat reportase & foto-foto di sana, bagus lho. Kom in de Kas itu cocok sekali untuk merangsang cendekiawan Indonesia (yang berminat mengikuti kursus pendek Belanda ini) memilih jurusan studi Pertanian. Kalau bisa Bulan juga berkunjung ke salah satu pusat pelelangan bunga, misalnya FloraHolland di Naaldwijk atau Bloemenveiling di Aalsmeer. Lalu bakal ada pawai Bloemencorso di sekitar Lisse (Keukenhof), itu juga bagus diliput untuk Zona Pelajar. Dan di bulan Agustus ada Varendcorso (bloemencorso tapi menyusuri sungai). Pokoknya sektor pertanian di Belanda menurut saya amat positif disorot oleh Zona Pelajar, demi pembangunan sektor pertanian Indonesia, kebetulan Belanda amat piawai dalam sektor pertanian. Sukses ya Bulan. Salam kincir, Danny Lim, Nederland - Original Message - From: bulan mendota To: [EMAIL PROTECTED] ; mediacare@yahoogroups.com Sent: Tuesday, March 06, 2007 5:22 PM Subject: [KincirAngin] [Zona Pelajar Ranesi] Short Courses di Belanda Dear all, Artikel Zona Pelajar kali ini adalah mengenai kursus singkat di Belanda, terutama kursus singkat yang disponsori beasiswa oleh NFP (Netherlands Fellowship Programmes). Apa dan bagaimana persyaratannya bisa dilihat di artikel ZP kali ini di http://www.ranesi.nl/zonapelajar/sekolahdanbeasiswa_051124/ks060307 Barangkali informasi ini berguna bagi teman2 ataupun siapapun yang ingin melakukan short courses di Belanda. Salam, Zona Pelajar
[mediacare] Re: Fw: OK damai
1. Email Fatmawati dan Kartini itu saya kirim ke Media Care, karenanya percakapan saya dengan redaksi JurnalNet juga saya kembalikan ke Media Care. 2. Media Care adalah milis bersifat MEDIA, dus cocok sekali buat membahas kasus-kasus seperti JurnalNet ini. Percakapan pribadi dengan topik pribadi tentunya tidak akan saya kirim ke Media Care, kalau pun saya kirimkan juga, apa bakal diloloskan moderator Media Care? Saya sih ngga yakin, email-email saya tentang sektor pertanian yang bersifat umum saja banyak yang ditolak oleh moderator kok, apalagi email-email pribadi saya, he he. Saya anjurkan anda dan rekans Media Care lainnya untuk mempelajari secara ringkas setting dan sifat milis Media Care ini, itu akan banyak menolong anda-anda dalam berdiskusi atau mengajukan pertanyaan di sini. Sukses ya. Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, living on deadline <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Bukankah ini email pribadi Anda? > Boleh tahu kenapa Anda mempublikasikan ke milis umum? > > Danny Lim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Terima kasih atas pengertiannya. > > Niat baik anda tak saya ragukan, namun anda pasti lebih paham dari saya tentang tabunya copy paste email/artikel website dalam dunia jurnalistik, bukan? Bila anda mem-forward email saya ke pihak lain malah tidak menjadi persoalan, asal nama saya sebagai pengirim email tetap jelas/tercantum dan tujuannya adalah milis Media Care. > > Memang, bila saja anda ketika itu tidak mengirim email ke saya, saya tidak tahu apa-apa, dus tidak bisa memprotes anda. Sekarang pun mungkin banyak orang lain yang melakukan seperti yang anda lakukan, namun tidak memberitahu saya, jadi saya tidak bisa memprotes mereka. Dalam hal ini niat baik anda dan keterbukaan/kejujuran anda malah membuat problem buat anda sendiri. Tapi yah .. bila kita ingin membangun Indonesia, diri kita sendiri mesti mau belajar taat kepada berbagai macam peraturan yang berlaku di Indonesia ya. > > Sekali lagi terima kasih atas pujian anda terhadap naskah saya, senang berkenalan dengan anda tanpa direncanakan. > > Salam hangat, Danny Lim, Nederland > - Original Message ----- >From:RedaksiJURNALNET >To: Danny Lim >Sent: Wednesday, March 07, 2007 9:42AM >Subject: OK damai > > >OK damai >ruang publik memang berisi naskah asli dari sumber. tidak di edit ataulangsung copy paste. >Jadi KAMI AKAN HILANGKAN NASKAH ANDA DI JURNALNET ttg Ibu Fatmawati &RA Kartini. > >Tapi niat baik kami hanya ingin menyebarluaskan tulisan yang mencerahkan.bila tak berkenan tak masalah. cukup puas? > > > Danny Lim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: >Maaf bila saya tidak menuliskan alasannya. > > Begini, Jurnalnet boleh saja merekomendasikan www.ikenindonesie.nl, tapi saya harapkan dengan kata-kata anda sendiri. Jadi di sini bukan publikasinya yang saya halangi. Saya malah berterima kasih mendapat pujian, bukankah kita semua membuat tulisan agar berguna buat orang lain? Namun meng-copy paste email saya untuk website Jurnalnet TIDAK saya setujui. Mohon sikap ini diterima oleh anda, saya tidak merasa perlu berdiskusi soal ini. > > Sekali lagi: mempromosikan website saya, apalagi gratis dan kini era keterbukaan seperti tulis anda sendiri di bawah ini, tidak saya halangi. Namun meng-copy paste email saya untuk ditaruh di website anda, tidak saya perkenankan. Okki dokki ya dan terima kasih buat pengertian anda. > > Salam hangat, Danny Lim, Nederland > > - Original Message - >From:RedaksiJURNALNET >To: Danny Lim >Sent: Tuesday, March 06, 2007 11:21AM >Subject: Tanggapan artikel anda diJurnalnet > > >kami belum tahu alasan anda untuk mencabut? bukankah iniera keterbukaan? > >bila informasi itu bagus dan mencerdaskan, kenapa mestihanya segelitir orang (baca: eksklusif) yang tahu. Kemudian, tayangan yangdiberikan ke media care yang kami anggap 'cerdas' kami layangkan kejurnalnet.com dan gratis, tanpa kompensasi apa-apa. Hal ini untukmemberikan pilihan- pilihan opini kepada pembaca. > >Jadi, mungkin alasan itulah artikel anda ditayangkan. Sehingga orang-orang yang memberikan warna sudut pandangseperti anda dapat bermanfaat bagi orang lain. > >Terima kasih > > Danny Lim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: >Email saya itu untuk milis Media Care, jadi harap mencabutnya dari w
[mediacare] Re: Maafkan Tulisan Saya di Postingan Pak Njoo
Berpolitik itu perlu, apalagi buat Indonesia yang orang-orangnya cenderung memakai bogem mentah ketimbang duduk di meja rapat. Melihat pengalaman anda yang berjibun di segala sektor, tentu tidak bijaksana bila anda masuk PDS. Pengamatan saya, PDS adalah jenis parpol posko banjir. Alias bukannya mencegah banjir tapi memasang bendera partai di posko-posko banjir. Parpol dengan level ini tentu mesti diafkir, bukan? Bila pak Njoo mengirim email anda ke ranah publik sedangkan anda mengirimnya ke ranah privat (alamat email pak Njoo), masih mending itu. Tempo hari pak Njoo menyebarkan email saya setelah pak Njoo mengubah isinya. PKS disebut Partai Ketoprak Saja, dll. Yang paling gawat, di bawah nama saya ditulis "PDS Belanda" padahal kepingin juga tidak menjadi anggota PDS. Akibat itu, saya beri pak Njoo Kartu Kuning di milis Kincir Angin. Satu kali lagi begitu, saya akan beri dia Kartu Merah, he he. Pokoknya, kalau boleh usul nih, jangan pilih PDS tapi pilihlah parpol lain. Katanya PKB telah menjadi Partai Hijau, coba tanyakan "hijau" di situ maksudnya Islam atau Lingkungan Hidup? Bila Lingkungan Hidup, masuk saja ke sana, PKB adalah parpol bagus, setidaknya menurut kesan saya. Bagaimana bila "hijau" yang dimaksud adalah Islam? Tanyakan saja apakah orang Kristen boleh bergabung di sana? Di Belanda banyak lho muslim duduk di Tweede Kamer (parlemen Belanda) mewakili CDA (Partai Kristen Demokrat). Perbedaan agama tidak boleh menjadi sumber gontok-gontokan, okki dokki ya. Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, "krisnawanputra" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Yth. Pak Njoo > > Wah Anda ini kok proaktif sekali ya, he he he. > > Balasan email saya kepada Bapak yang berada di 'ranah privat', Anda angkat ke 'ranah publik', tanpa konfirmasi dulu dengan saya. Jujur saya sangat terganggu dengan posting Anda ke berbagai milis. Dalam pemahaman dan kesadaran saya, anggota milis sangat plural dan heterogen. Dan di situlah saya ingin menjunjung tinggi etika hubungan dengan sesama (orang lain) apalagi hal yang dibahas sesuatu yang bagi saya sangat sensitif. > > Tapi nasi sudah menjadi bubur. > > Untuk itu, kepada rekan-rekan yang berbeda keyakinan, mohon maaf atas tulisan saya yang mungkin menyinggung Anda. > > Sungguh ini tidak pernah saya bayangkan dari semula masuk ke ranah publik. Saya belajar banyak dari kejadian ini. Perlu lebih berhati- hati, dan positifnya saya semakin 'mengenal' Pak Njoo yang ternyata sangat proaktif. Sekarang, saya sudah berdamai dengan diri saya. Mungkin Pak Njoo 'sedang tidak tahu apa yang ia perbuat'. Atau mungkin memang harus demikian terjadinya. Hanya Tuhan yang tahu:) > > Sekali lagi, > -Terima kasih atas pengertian Anda semua, rekan-rekan milist mediacare yang baik. > -Kita tetap bersilahturahmi ya Pak Njoo. > > Tabik sujud! > > Krisnawan Putra > > Catt: Hari ini saya baru kenal dengan Pak Njoo, setelah dia kontak saya via japri, menanggapi tulisan saya di milis dengan judul 'Dan Alam pun Berbicara'. > > - Original Message - > From: Tionghoa Indonesia > To: Anton ; BMDS INTERNASIONAL ; Temu Eropa ; Hugo ; Tionghwa Indonesia ; Watch Indonesia ; Keuskupan Jayapura ; KP JMD ; Kincirangin ; rita Konsultan Mercu Buana > Cc: Krisnawan Putra ; Danny Lim ; Politik Mahasiswa ; mediacare@yahoogroups.com ; [EMAIL PROTECTED] ; Bari Muchtar ; [EMAIL PROTECTED] ; Front mahasiswa nasional ; [EMAIL PROTECTED] ; Wahana News ; [EMAIL PROTECTED] ; Tempo Ok > Sent: Wednesday, March 07, 2007 1:05 AM > Subject: [mediacare] Hasil korespondensi dengan pak Putra Krisna > > > > Syallom pak Krisnawan, > > Memang begitulah, kita harus benar benar merinding kalau hal itu diceritakan secara gamblang, dan tidak pakai filosofi atau theologi atau politik segala, ini memang kenyataan yang sebenarnya, mau percaya atau tidak mau percaya, gitu saja pertanyaannya, tidak ada yang lain, kalau mau percaya kepada Tuhan Yesus ya diselamatkan, kalau tidak mau percaya ya langsung masuk neraka, tidak ada duanya. > > Salah satu anggota PARTAI DAMAI SEJAHTERA dari Korea pulang ke Indonesia, terus bersama sama Ibunya ke Mekkah untuk naik Haji pada bulan bulan yang lalu, sebelum dia naik Haji, saya beri sebuah buku yang saya dapat dari seseorang yang ikut dalam persekutuan Christian Business Men Committee di Salemba Jakarta dekat Jembatan Kereta Api. > > Lalu saya katakan, ini lho ada buku, dan saya tidak tahu apakah benar atau tidak, yang bisa mengetahui adalah kamu sendiri, karena kamu akan ke Mekkah. Itulah pesan saya, dan tentunya buku itu dibaca olehnya dengan hati yang amat marah atau gundah, karena dikiranya dia harus menyembah berhala dan lain sebagainya, pokoknya sebelum dia
[mediacare] Re: Saya ditendang dari milis jurnalisme
Manneke tetap belum bisa membedakan DISKUSI TOPIK dengan DEBAT TATA TERTIB. Saya sudah kasih keterangan beberapa kali, diskusi topik sangat welcome, tapi debat tata tertib tidak boleh diperpanjang. Contohnya begini: 1. Bila Manneke berkata di Kincir Angin "Belanda tidak punya pengaruh besar kepada Indonesia, sebab Belanda bukan negara hebat", itu boleh saja, pasti tidak akan menyebabkan pen-delete-an keanggotaan. Saya sendiri paling suka berdiskusi dengan siapa saja, di Media Care ini misalnya dengan Wido, dengan Fery Zidane, dengan Hafsah Salim dll. tanpa harus berhantam-hantaman. Saya respek mereka, mereka respek saya, pro-kontra pendapat adalah biasa, 100% dapat diterima. Bukan begitu? 2. Namun bila Manneke berkata di Kincir Angin "Bicara Belanda lagi, bicara Belanda lagi, emangnya Belanda hebat?" Ini yang tidak boleh, wong milis Kincir Angin milis Belanda kok dilarang bicara Belanda? Kepriben? (Kalau milis Jurnalisme tidak bicara tentang media tapi tentang Islam, itu memang menyesatkan, tapi saya tidak mau memberi judgement sebab tidak tahu persis situasi di sana). Bila kemudian Manneke membubuhi kata-kata sarkastis "Danny punya IQ yang hirarkinya lebih rendah dari yang paling rendah", maka saya berpendapat Manneke telah melanggar tata tertib Kincir Angin dan harus dikeluarkan. Kalimat di atas ini bukan pengandaian, tapi betul- betul diucapkan oleh Manneke, dan hanya sebuah kalimat saja dari kalimat-kalimat lainnya yang tidak akan saya tulis di Media Care ini. Semoga Manneke mau menyadari diri sendiri, dan bila mungkin memperbaikinya. Saya yakin bila Manneke ada kemauan, pasti ada jalannya. Okki dokki ya. Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, manneke <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Gimana kalo Danny Lim memperlihatkan di mediacare ini mana email- email saya yang memaki-maki person lawan bicara saya? Kan katanya supaya tuduhan tidak sepihak dari saya? Kalo tidak, nanti Anda loh yang bisa dibilang menuduh yang enggak-enggak. Penilaian sepihak, yang diikuti keputusan ala diktator, dengan dalih moderator lah yang paling berkuasa di milis, inilah contoh perilaku moderator paranoid. > > Lalu, siapa juga yang ngurusin warna milis mau hijau atau oranye? Atau maksud Danny Lim, kalo warna milisnya oranye, lalu Belanda nggak boleh diutik-utik, dan cuma orang indonesia aja yang boleh dimaki-maki? Apa arti milis oranye itu termasuk mengatai-ngatai orang Indonesia dan memuja-muja Belanda? Lalu ketika Belanda dikritik, moderatornya kebakaran jenggot dan boleh sewenang-wenang, gitu? Anda ngerti arti kata "paranoid" nggak sih? > > Soal orang-orang yang Anda singkirkan dari Kincir Angin, tak usah repot-repot mengundang mereka masuk mediacare. Begitu tau di sini ada DL, pada males semua. He he he. Tapi, saya punya kok forward dari mereka tentang kronologis "pemecatan" mereka yang dilakukan secara otoriter. Yang paling objektif sih tunjukkan saja, paling tidak posting-posting saya di KA, yang kata DL penuh caci-maki itu. Bisa dinilai juga kan sama miliser mediacare apa betul gitu atau enggak? > > Banyak milis menampilkan diri seolah demokratis, tapi belakangan ketauan moderatornya sangat anti-demokrasi dan tak ngerti arti fatsoenlijk yang selalu digemor-gemborkannya sendiriih deh dong nih, bah, cuiihh. > > manneke > > > -Original Message- > > > Date: Tue Mar 06 11:39:05 PST 2007 > > From: "Danny Lim" <[EMAIL PROTECTED]> > > Subject: [mediacare] Re: Saya ditendang dari milis jurnalisme > > To: mediacare@yahoogroups.com >
[mediacare] Fw: OK damai
Terima kasih atas pengertiannya. Niat baik anda tak saya ragukan, namun anda pasti lebih paham dari saya tentang tabunya copy paste email/artikel website dalam dunia jurnalistik, bukan? Bila anda mem-forward email saya ke pihak lain malah tidak menjadi persoalan, asal nama saya sebagai pengirim email tetap jelas/tercantum dan tujuannya adalah milis Media Care. Memang, bila saja anda ketika itu tidak mengirim email ke saya, saya tidak tahu apa-apa, dus tidak bisa memprotes anda. Sekarang pun mungkin banyak orang lain yang melakukan seperti yang anda lakukan, namun tidak memberitahu saya, jadi saya tidak bisa memprotes mereka. Dalam hal ini niat baik anda dan keterbukaan/kejujuran anda malah membuat problem buat anda sendiri. Tapi yah .. bila kita ingin membangun Indonesia, diri kita sendiri mesti mau belajar taat kepada berbagai macam peraturan yang berlaku di Indonesia ya. Sekali lagi terima kasih atas pujian anda terhadap naskah saya, senang berkenalan dengan anda tanpa direncanakan. Salam hangat, Danny Lim, Nederland - Original Message - From: Redaksi JURNALNET To: Danny Lim Sent: Wednesday, March 07, 2007 9:42 AM Subject: OK damai OK damai ruang publik memang berisi naskah asli dari sumber. tidak di edit atau langsung copy paste. Jadi KAMI AKAN HILANGKAN NASKAH ANDA DI JURNALNET ttg Ibu Fatmawati & RA Kartini. Tapi niat baik kami hanya ingin menyebarluaskan tulisan yang mencerahkan. bila tak berkenan tak masalah. cukup puas? Danny Lim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Maaf bila saya tidak menuliskan alasannya. Begini, Jurnalnet boleh saja merekomendasikan www.ikenindonesie.nl, tapi saya harapkan dengan kata-kata anda sendiri. Jadi di sini bukan publikasinya yang saya halangi. Saya malah berterima kasih mendapat pujian, bukankah kita semua membuat tulisan agar berguna buat orang lain? Namun meng-copy paste email saya untuk website Jurnalnet TIDAK saya setujui. Mohon sikap ini diterima oleh anda, saya tidak merasa perlu berdiskusi soal ini. Sekali lagi: mempromosikan website saya, apalagi gratis dan kini era keterbukaan seperti tulis anda sendiri di bawah ini, tidak saya halangi. Namun meng-copy paste email saya untuk ditaruh di website anda, tidak saya perkenankan. Okki dokki ya dan terima kasih buat pengertian anda. Salam hangat, Danny Lim, Nederland - Original Message - From: Redaksi JURNALNET To: Danny Lim Sent: Tuesday, March 06, 2007 11:21 AM Subject: Tanggapan artikel anda di Jurnalnet kami belum tahu alasan anda untuk mencabut? bukankah ini era keterbukaan? bila informasi itu bagus dan mencerdaskan, kenapa mesti hanya segelitir orang (baca: eksklusif) yang tahu. Kemudian, tayangan yang diberikan ke media care yang kami anggap 'cerdas' kami layangkan ke jurnalnet.com dan gratis, tanpa kompensasi apa-apa. Hal ini untuk memberikan pilihan-pilihan opini kepada pembaca. Jadi, mungkin alasan itulah artikel anda ditayangkan. Sehingga orang-orang yang memberikan warna sudut pandang seperti anda dapat bermanfaat bagi orang lain. Terima kasih Danny Lim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Email saya itu untuk milis Media Care, jadi harap mencabutnya dari website anda. Terima kasih. - Original Message - From: "Redaksi JURNALNET" To: Sent: Monday, March 05, 2007 2:30 PM Subject: Ibu Fatmawati & RA Kartini di Jurnalnet > Ibu Fatmawati & Raden Adjeng Kartini > 05 Maret 2007 > > Jurnalnet.com: Bila kita ingin tahu sikap istri > dimadu, dalam hal ini ibu Fatmawati Soekarno, bacalah > artikel ir. Kwee Hin Goan di website > www.ikenindonesie. nl dalam bahasa Belanda. > selengkapnya >>> > http://jurnalnet.com/konten.php?nama=AduanPublik&op=detail_aspirasi_aduan_publik&id=149 -- TV dinner still cooling? Check out "Tonight's Picks" on Yahoo! TV.
[mediacare] Farid Gaban cenderung otoriter - Re: Saya ditendang dari milis jurnalisme
Status milis cuma ada empat kok: 1. Member free, posting free 2. Member free, posting moderated 3. Member moderated, posting free 4. Member moderated, posting moderated Media Care menganut no. 2, Kincir Angin menganut no. 3. yang mana lebih sewenang-wenang, moderator status no. 2 atau 3? Menurut saya ngga ada moderator yang sewenang-wenang. Yahoo menyediakan empat status di atas, moderator yang mendirikan milis tinggal pilih salah satu status. Kalau tokh mau mengomentari, mungkin kita bisa mengomentari status no. 1 dan 4 di atas. Milis yang menganut status no. 1 pastilah mission impossible, artinya milisnya bakalan menjadi kebun binatang dalam waktu satu bulan saja. Sedangkan moderator penganut status no. 4 tampaknya rada-rada paranoid. Ehm. Member sebuah milis tentu boleh usul ke moderator untuk perbaikan milis, namun bila usulnya tidak diterima oleh moderator, ya member ybs. tidak bisa memaksa, bukan begitu? Bila memang ide member dan ide moderator tidak bisa disatukan, yang mesti keluar ya anggota, masa sih moderator yang mesti keluar dari milis yang didirikannya sendiri? Ihik. Sebuah diskusi yang menarik dan bermanfaat. Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, "ddinasty_a04" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Milis selain sebagai sebuah wadah diskusi, menambah wawasan dan > saling mengisi, disana juga bisa dipakai sebagai wadah menilai > integritas seseorang, baik untuk anggoita biasa dan terlebih untuk > moderatornya, tentunya menjadi moderator dituntut untuk "sempurna", > dalam arti sanggup memahami SETIAP jengkal perbedaan yg ada didalam > milis tersebut, termasuk didalmyan dua point yg ditulis oleh saudara > Danny Lim, didunia ini tidak ada satu aturan mainpun yg tidak bisa > direvisi dan apalagi dikritisi, adanya kritisi dan revisi merupakan > sarana mutlak untuk menuju pembaruan guna menuju kevel yg lebih > tinggi (kesempurnaan), bisa dibaca; sbg konsep yg adil dan bisa > diterima oleh semua insan yg terkait didalamnya, itulah makna > demokrasi yg sejati, yg bersih dari interest pribadi termasuk > didalamnya mengarahkan selera publik ke arah selera sang moderator. > > Kalau ´jabatan´ sbg moderator di milis saja sanggup membuat manusia > bersikap adigung adiguna (semena-mena), apalagi kalau jabatan > tersebut di milikinya didunia nyata yg jelas-jelas kekuasaan > tersebut legitimed secara hukum,saya percaya manusia model Farid > Gaban ini akan lebih diktator dan akan berbuat apasaja untuk > menyingkirkan setiap gerakan atau ide yg tidak sejalan atau tidak > sesuai selera dia. > > Saya memang tidak menjadi member milis jurnalis, tapi membaca > sekilas keluhan saudara Dimas rasanya sudah cukup untuk melihat > duduk perkaranya, saya kira kasusnya Dimas tidak bisa disamakan dgn > kasusnya rekan Manneke di milis Kincir Angin, typical Farid Gaban > tidak sama persis Dn saudara Danny Lim, persamaan barangkali sama- > sama mengidap "phobia kekuasaan", penyakit ini biasanya dimiliki > oleh mereka-mereka yg dalam dunia nyata tidak pernah memiliki > kekuasaan atas orang lain, karena itu mereka jadi shock begitu > mendapat kekuasaan (maaf kalau rekan Danny Lim tersinggung, ini tak > lebih hanya bentuk sebuah kritik, nothing personal). > > Terakhir, kasus-kasus kesewenang-wenangan manusia-manusia berkuasa > seperti ini harus tetap didengungkan di Indonesia, karena realita > menunjukkan lebih banyak pemimpin (pemegang otoriter) yg tidak > mengerti apa itu demokrasi, mereka kerapkali biased kalau sudah > biacara soal hukum dan kekuasaan, buat mereka, yg berkuasa berarti > berhak membuat hukum (aturan), sungguh menggelikan pandangan > demokrasi model katak dalam tempurung seperti ini. > > Peace, >
[mediacare] Re: Tanggapan artikel anda di Jurnalnet
Maaf bila saya tidak menuliskan alasannya. Begini, Jurnalnet boleh saja merekomendasikan www.ikenindonesie.nl, tapi saya harapkan dengan kata-kata anda sendiri. Jadi di sini bukan publikasinya yang saya halangi. Saya malah berterima kasih mendapat pujian, bukankah kita semua membuat tulisan agar berguna buat orang lain? Namun meng-copy paste email saya untuk website Jurnalnet TIDAK saya setujui. Mohon sikap ini diterima oleh anda, saya tidak merasa perlu berdiskusi soal ini. Sekali lagi: mempromosikan website saya, apalagi gratis dan kini era keterbukaan seperti tulis anda sendiri di bawah ini, tidak saya halangi. Namun meng-copy paste email saya untuk ditaruh di website anda, tidak saya perkenankan. Okki dokki ya dan terima kasih buat pengertian anda. Salam hangat, Danny Lim, Nederland - Original Message - From: Redaksi JURNALNET To: Danny Lim Sent: Tuesday, March 06, 2007 11:21 AM Subject: Tanggapan artikel anda di Jurnalnet kami belum tahu alasan anda untuk mencabut? bukankah ini era keterbukaan? bila informasi itu bagus dan mencerdaskan, kenapa mesti hanya segelitir orang (baca: eksklusif) yang tahu. Kemudian, tayangan yang diberikan ke media care yang kami anggap 'cerdas' kami layangkan ke jurnalnet.com dan gratis, tanpa kompensasi apa-apa. Hal ini untuk memberikan pilihan-pilihan opini kepada pembaca. Jadi, mungkin alasan itulah artikel anda ditayangkan. Sehingga orang-orang yang memberikan warna sudut pandang seperti anda dapat bermanfaat bagi orang lain. Terima kasih Danny Lim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Email saya itu untuk milis Media Care, jadi harap mencabutnya dari website anda. Terima kasih. - Original Message - From: "Redaksi JURNALNET" To: Sent: Monday, March 05, 2007 2:30 PM Subject: Ibu Fatmawati & RA Kartini di Jurnalnet > Ibu Fatmawati & Raden Adjeng Kartini > 05 Maret 2007 > > Jurnalnet.com: Bila kita ingin tahu sikap istri > dimadu, dalam hal ini ibu Fatmawati Soekarno, bacalah > artikel ir. Kwee Hin Goan di website > www.ikenindonesie. nl dalam bahasa Belanda. > selengkapnya >>> > http://jurnalnet.com/konten.php?nama=AduanPublik&op=detail_aspirasi_aduan_publik&id=149
[mediacare] Fw: Ibu Fatmawati & RA Kartini di Jurnalnet
Rekans, Di bawah ini email percakapan saya dengan orang yang menamakan diri "Redaksi Jurnalnet". Sebelum menjadi kebiasaan, saya hendak tegaskan di sini sbb.: email-email yang saya posting ke milis Media Care hanyalah untuk Media Care saja. Anda boleh membacanya tapi tidak boleh meng-copy paste-nya ke website anda. Seharusnya Redaksi Jurnalnet ini minta ijin ke saya dulu, tapi jawaban dari saya adalah NO juga. Bila email saya dibajak, saya akan malas mengirim email lagi ke Media Care nih. Mohon dipahami ya, terima kasih. Dan terima kasih kepada moderator Media Care yang meloloskan email penjelasan saya ini. Salam hangat, Danny Lim, Nederland - Original Message - From: "Danny Lim" <[EMAIL PROTECTED]> To: "Redaksi JURNALNET" <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Monday, March 05, 2007 3:16 PM Subject: Re: Ibu Fatmawati & RA Kartini di Jurnalnet > Email saya itu untuk milis Media Care, jadi harap mencabutnya dari website > anda. Terima kasih. > > - Original Message - > From: "Redaksi JURNALNET" <[EMAIL PROTECTED]> > To: <[EMAIL PROTECTED]> > Sent: Monday, March 05, 2007 2:30 PM > Subject: Ibu Fatmawati & RA Kartini di Jurnalnet > > >> Ibu Fatmawati & Raden Adjeng Kartini >> 05 Maret 2007 >> >> Jurnalnet.com: Bila kita ingin tahu sikap istri >> dimadu, dalam hal ini ibu Fatmawati Soekarno, bacalah >> artikel ir. Kwee Hin Goan di website >> www.ikenindonesie. nl dalam bahasa Belanda. >> selengkapnya >>> >> http://jurnalnet.com/konten.php?nama=AduanPublik&op=detail_aspirasi_aduan_publik&id=149 >> >> >> >> >> >> >> >> >> Expecting? Get great news right away with email Auto-Check. >> Try the Yahoo! Mail Beta. >> http://advision.webevents.yahoo.com/mailbeta/newmail_tools.html >> >
[mediacare] Re: Saya ditendang dari milis jurnalisme
Hahaha Manneke yang pernah saya keluarkan dari milis Kincir Angin juga langsung bunyi. Tata tertib milis Kincir Angin berbunyi "dilarang menghina orang/pejabat RI" maka anggota yang melanggar akan diberi peringatan, istilahnya Kartu Kuning. Bila membandel, dia dapat Kartu Merah. Milis Kincir Angin tidak bersifat "moderated" dalam hal postingan, jadi email-email Manneke yang penuh makian langsung lolos. Hal itu tentu mengganggu suasana milis dan harus distop. Milis Media Care lain setting-nya, yaitu moderated email-emailnya. Pasti banyak email makian yang tidak diloloskan oleh moderator. Maka ketika Ade Armando menulis "Anjing" terhadap Christopher Nommensen dan diloloskan oleh moderator Media Care, saya langsung bilang "sekali tempo bagus juga, maka kini semua orang tahu bahwa mantan ketua/anggota KPI bernama Ade Armando pun omongannya bisa amat kotor." Bila Ade Armando menjadi anggota milis Kincir Angin, pasti dia sudah saya delete membership-nya. Adalah KEWAJIBAN (bukan melulu WEWENANG) moderator untuk menjaga milis yang dibangunnya itu agar TIDAK menjadi zoo. Bayangkan kalau milis Media Care ini non-moderated, maka pasti banyak anggota lain akan memaki balik Ade Armando dengan kata "kuda, babi, kunyuk, komodo, buaya, cicak" dll. Maka milis Media Care sebentar saja akan menjadi milis kebun binatang, tentu situasi seperti ini bukan target moderator Media Care, bukan? Karena itu saya anjurkan, biarlah anggota yang cenderung menulis nama-nama khewan bergabung saja di milis [EMAIL PROTECTED], dan anggota yang senang memaki-maki masuk milis [EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED], he he. Ngomong-ngomong, milis Kincir Angin akan Go Public nih, dalam arti setting-nya akan menjadi seperti milis Media Care ini, yaitu membership-nya bebas, emailnya moderated, ditambah milisnya akan menjadi milis public, jadi semua orang non anggota pun dapat membaca email-email yang ada di Kincir Angin. Kalau tidak ada keberatan dari anggota Kincir Angin, besok saya stel begitu, maka Manneke bisa masuk lagi ke Kincir Angin tapi saya hanya akan meloloskan email- email Manneke yang fatsoenlijk saja. Okki dokki yah, sampai bertemu lagi dengan Manneke di Kincir Angin, maybe? Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, manneke <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Hahahahaha, moderator Kincir Angin langsung bunyi. Anda ini ngerti nggak bedanya antara "punya wewenang" dan "sewenang-wenang"? Jika tak ngerti bedanya, maka memang antara "demokratis" dan "otoriter" bisa campur-aduk. Ayo, kalo mau diskusi soal ini boleh. Kita pakai Kincir Angin sebagai kasusnya? Giaman? > > manneke > > > -Original Message- > > > Date: Sun Mar 04 17:03:51 PST 2007 > > From: "Danny Lim" <[EMAIL PROTECTED]> > > Subject: [mediacare] Re: Saya ditendang dari milis jurnalisme > > To: mediacare@yahoogroups.com > > > > Ada dua makna "berbeda pendapat dengan moderator": > > > > 1. Berbeda pendapat dalam berdiskusi. Ini tidak boleh menyebabkan > > pen-delete-an member. > > > > 2. Berbeda pendapat dalam tata tertib milis. Ini wewenang sepenuhnya > > moderator dan member tidak boleh ngeyel. Member yang tidak betah > > sebaiknya keluar sendiri atau terpaksa dikeluarkan oleh moderator. > > > > Seperti kita masuk ke Indonesia mesti ikut UU Indonesia, masuk ke > > Belanda mesti ikut UU Belanda, masuk ke club sepakbola Persija mesti > > ikut tata tertib Persija dst.dst. Kita tidak tahu persis apa yang > > telah dibuat oleh Farid Gaban sebagai owner/moderator milis > > Jurnalisme. > > > > > > > > Salam hangat, > > > > > > Danny Lim > > Nederland > > > > --- In mediacare@yahoogroups.com, "Leo TOBING" > > wrote: > > > > > > Hari genee ... Masih ada moderator sontoloyo yang suka mengeluarkan > > > anggotanya tanpa ada penjelasan dan argumentasi yang rasionil? > > Hahahahaha > > > > > > > > > Tiap orang unik, berbeda satu dengan yang lainnya ... Berbeda > > pendapat > > > dengan moderator jangan diartikan sebagai sebuah pemberontakan > > kepada > > > moderatornya ... > > > > > > Walaahhh ... > > > > > > > > > Regards, > > > LEO TOBING > > > > > > - > > > STOP! Domestic Violence!!! > > > > > > > > > -Original Message- > > > From: mediacare@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] > > On Behalf > > > Of ddinasty_a04 > > > Sent: Friday, March 02, 2007 3:45 AM > > > To: mediacare@yahoogroups.com >
[mediacare] Ibu Fatmawati & Raden Adjeng Kartini
Bila kita ingin tahu sikap istri dimadu, dalam hal ini ibu Fatmawati Soekarno, bacalah artikel ir. Kwee Hin Goan di website www.ikenindonesie.nl dalam bahasa Belanda. Artikel ini belum pernah dimuat di media, baik media Indonesia mau pun media Belanda. Pak Kwee pernah bekerja sebagai arsitek pribadi ibu Fatmawati, yang dituangkan dalam artikel ini. Bila anda tidak bisa berbahasa Belanda, sayang sekali, it's a pity, jammer dan :-). Selanjutnya anda akan ternganga melihat betapa populernya Raden Adjeng Kartini di Belanda, sebagai pejuang emansipasi. Bila anda ingin membaca ceritanya, longoklah www.ikenindonesie.nl. Tapi yang tidak bisa berbahasa Belanda, terpaksa gigit jari ya :-). Iseng-iseng silahkan mencoba menjajal Google dengan kata kunci "Kartini" dan "website bahasa Belanda". Berapa website anda temui? Banyak lho. Kota Den Haag khusus menyediakan piala untuk orang/organisasi yang berjuang membela emansipasi. Pemenang tahun ini seorang wanita Maroko bernama Rahma el-Hamdaoui. Piala itu disediakan oleh pemda Den Haag setiap tahun di awal bulan Maret, bersamaan dengan International Woman Week. Salam hangat, Danny Lim, Nederland www.ikenindonesie.nl
[mediacare] Re: Saya ditendang dari milis jurnalisme
Ada dua makna "berbeda pendapat dengan moderator": 1. Berbeda pendapat dalam berdiskusi. Ini tidak boleh menyebabkan pen-delete-an member. 2. Berbeda pendapat dalam tata tertib milis. Ini wewenang sepenuhnya moderator dan member tidak boleh ngeyel. Member yang tidak betah sebaiknya keluar sendiri atau terpaksa dikeluarkan oleh moderator. Seperti kita masuk ke Indonesia mesti ikut UU Indonesia, masuk ke Belanda mesti ikut UU Belanda, masuk ke club sepakbola Persija mesti ikut tata tertib Persija dst.dst. Kita tidak tahu persis apa yang telah dibuat oleh Farid Gaban sebagai owner/moderator milis Jurnalisme. Salam hangat, Danny Lim Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, "Leo TOBING" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Hari genee ... Masih ada moderator sontoloyo yang suka mengeluarkan > anggotanya tanpa ada penjelasan dan argumentasi yang rasionil? Hahahahaha > > > Tiap orang unik, berbeda satu dengan yang lainnya ... Berbeda pendapat > dengan moderator jangan diartikan sebagai sebuah pemberontakan kepada > moderatornya ... > > Walaahhh ... > > > Regards, > LEO TOBING > > - > STOP! Domestic Violence!!! > > > -Original Message- > From: mediacare@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf > Of ddinasty_a04 > Sent: Friday, March 02, 2007 3:45 AM > To: mediacare@yahoogroups.com > Subject: [mediacare] Re: Saya ditendang dari milis jurnalisme > > Lucu juga membaca berita ini, > > Farid Gaban sebagai seorang wartawan kok bisa bertindak otoriter bak > petinggi militer, mana itu prinsip freedom of speach yg seharusnya dijadikan > pegangan untuk bertindak sebagai moderator? > > Sikap sok berkuasa, anti perbedaan dan main pukul karena alasan "selera" > sungguh merupakan sikap kekanak-kanakan dari seorang pemegang otoritas, > milis seharusnya menjadi ajang pendewasaan kedewasaan sikap, disini kita > dituntut untuk iklas menerima perbedaan cara pandang dan kemauan untuk > melihat argumentasi di pihak lawan atau pihak yg tidak sesuai dgn "selera" > kita. > > Saya kira, hanya demi alasan etika atau nilai moral kepantasan teramsuk > didalamnya menghindari fitnah saja maka tulisan seorang milister di milis > bisa di ban, tapi tentunya ban ini bukan pada si penulis, kalau ini > dilakukan, artinya kita telah bertindak generalisir. > > Salam, > > > > --- In mediacare@yahoogroups.com, dimas supriyanto wrote: > > > > Salam, > > > > Saya dan Billy, telah ditendang dari milis Jurnalisme. Saya malah > > nyaris melupakannya, dan sibuk dengan milis yang lain. Namun, karena > > rekan sesama milis jurnalisme, Ging Ginanjar, menyampaikan simpati, > > seakan menyinggung dan diingatkan kembali, sehingga saya menyampaikan > > tanggapan. Tanggapan saya tembuskan diri sini, agar miliser lain > > mewaspadai milis sektarian yang berlabel umum dan cenderung > > mengelirukan. > > > > > > 1. Tak ada alasan yang jelas mengapa keanggotaan saya diberhentikan > > oleh Tuan Besar Farid Gaban, selaku moderator milis > > [EMAIL PROTECTED] Saya pun heran. Dia hanya menyebut posting > > saya "melontarkan pernyataan-pernyataan serius dan provokatif tanpa > > bersedia mempertanggung-jawabkan", sembari mengeluarkan titah : > > "Kewartawanan adalah sikap transparan dan bertanggungjawab. " > > Itu jelas tidak benar! Saya memposting pernyataan serius berdasarkan > > fakta dan sumber yang benar, kredibel, karena saya menganggap milis > > Jurnalisme bukan milis komedi, tempat lucu-lucuan, dan bukan tempat > > berkasih-kasihan satu anggota dengan yang lain. > > > > Dan saya selalu bertanggung-jawab dengan > > pernyataan-pernyataan/posting saya. > > Tak pernah saya berhenti menanggapi postingan untuk saya, kecuali > > dihentikan dan diban moderator. > > Moderator jurnalisme lah yang pengecut, tidak bertanggung-jawab, > > menghentikan perdebatan saya, dan kemudian mencabut keanggotaan saya. > > > > 2. Sekarang, saya hanya bisa menduga-duga. Apakah karena saya > > menyinggung poligami Ade Armando, liputan sepihak di Poso oleh media > > sektarian SABILI, dll, sembari memuji kredebilitas TEMPO dan KOMPAS, > > sebagai media netral, yang meraih pembaca terbanyak secara nasional, > > sehingga Tuan Besar Farid Gaban marah besar. > > > > Saya kurang paham tentang sejarah keluarnya Tuan Farid Gaban dari > > TEMPO, sehingga dia begitu dendam dan anti. > > Atau karena menyebut KOMPAS sebagai media besar yang didirikan > > Katholik - yang di jurnalisme cenderung mendapat tanggapan minor? > > > > 3. Dengan diberhentikannya saya dari milis Jurnalisme, maka benarlah > > asumsi saya
[mediacare] Re: Tokoh Agama Setuju Hapus Kolom Agama di KTP
Tentu saja kolom AGAMA harus dihapus dari KTP, negara kok ikut campur urusan agama warganya, kagak normal itu. Di jaman baheula memang ketua agama merangkap ketua negara, tapi sekarang jaman modern dus negara lepas dari agama. Juga kolom agama di formulir pendaftaran sekolah atau formulir lamaran kerja harus dihapus. Selanjutnya KUA juga harus dihapus, hanya boleh berlaku Kantor Catatan Sipil saja. Dan Kantor Catatan Sipil pun tidak boleh menanyakan agama pasangan pengantin. Pasangan pengantin telah/akan menikah di gereja kek, di mesjid kek, di kelenteng kek, bukan urusan negara. Hidup sekularisme. Merdek!!! Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, "Sunny" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > HARIAN KOMENTAR > 03 Maret 2007 > > > Demi terciptanya kerukunan > Tokoh Agama Setuju Hapus Kolom Agama di KTP > > > > > > Desakan National Integration Movement (NIM) kepada pemerintah untuk menghapus kolom agama dalam Kartu Tanda Penduduk (KTP), mendapat sambutan sejumlah tokoh agama Sulut, dengan alasan demi menciptakan suasana rukun dan damai. > > > Dukungan ini muncul dari Ketua Bamag Manado, Pdt Johan Manampiring. Menurutnya, selain alasan kerukunan, bangsa Indonesia merupakan sumber konflik sara. Agama sering dipolitisir oleh orang- orang tertentu untuk tujuan-tujuan tertentu. Para kaum radikalis- ekstrimis dan teroris sangat getol menciptakan kerusuhan, lalu me- akukan razia KTP. Dan ke-sempatan menganiaya penganut agama yang mereka ben-ci. Di lain pihak diskriminasi sangat tajam soal agama da- lam bangsa kita. "Jadi demi keaman-an warga tidak perlu dicantumkan dalam KTP," tegasnya. > > > Pastor Fred Tawaluyan mengurangi diskriminasi bukan hanya karena agama dihapus dari KTP. Memang banyak negara (mi-salnya pasport) tidak ada data tentang agama dalam identity card dengan dihilangkannya data agama, maka kemungki-nan tindakan diskriminatif se-cara administrasi bisa dimi-nimalisir. Tapi harus juga di-ingat bahwa diskriminasi bu-kan hanya secara administratif terhadap kelompok/ golongan yang kurang disu-kai. Diskriminasi bukan ha-nya kelompok mayoritas ter-hadap minoritas, atau agama yang satu terhadap agama yang lain. Tapi bisa terjadi antara ras/suku yang satu terhadap suku yang lain. Kalau kerukunan antarumat beragama sungguh hidup dan menghidupkan manusia Indonesia, kalau kebhinekaan sungguh-sungguh menjadi ikatan kebangsaan, kalau ti-dak ada fanatisme agamawi, kalau pluralitas kebangsaan sungguh-sungguh dijaga dan dipertahankan. "Dan kalau hukum dan perun-dang-undangan sungguh-sungguh ditegakkan, kalau mentalitas kepribadian bang-sa ini sungguh-sungguh pan-casialis, maka diskriminasi tak perlu dicemaskan," ujarnya.( >
[mediacare] Website www.ikenindonesie.nl
Mohon promosi website baru, terima kasih kepada para moderator milis. Sesuai rencana, website www.ikenindonesie.nl berhasil diluncurkan kemarin, 1 Maret 2007. Website ini berbahasa Belanda, memuat semua cerita dari orang-orang di Belanda yang ada hubungannya dengan Indonesia. Maksud saya, orangnya ada hubungan dengan Indonesia atau ceritanya yang ada hubungannya dengan Indonesia, dua-duanya akan mewarnai website www.ikenindonesie.nl ini. Website ini mirip weblog, dus pengisinya ya selain redaksi juga para pembaca. Motto website ini "dari kita, oleh kita, untuk kita". Kepada rekans miliser yang berbahasa Belanda, saya undang melongok website baru ini dan saya undang pula (ini yang terpenting) untuk menulis cerita. Ada 5 topik yang tersedia, anda dapat memilihnya sendiri: - Tempo Doeloe - Gapplé Kaarten - (Kranten) Berichten - IK-ers - Koempoelan Hubungan Belanda - Indonesia kini berada di musim semi, maka website berthema Belanda dan Indonesia "the right thing on the right time", bukan? Mari kita berbahasa Belanda, mari kita memupuk hubungan Belanda-Indonesia, demi masa depan dua negara yang memiliki sejarah bersama selama 350 tahun. Amin. Met vriendelijke groeten, Danny Lim, Nederland www.ikenindonesie.nl
[mediacare] Re: buat pak Danny -Re: [KincirAngin] Suplemen KoranTEMPO: KOMPOR' ITU BERNAMA BLOGFAM
Terima kasih, sedikit demi sedikit saya mulai memahami apa itu webblog dan blogfam. Webblog tidak lain tidak bukan website gratis, lalu Blogfam tidak lain tidak bukan Webblog biasa yang bernama "Family" (singkatannya Blogfam) dan yang beranggotakan para webbloggers. Php format menurut anak saya adalah fasilitas formulir untuk komentar/reaksi pada sebuah website. Website De Telegraaf www.telegraaf.nl misalnya, menyediakan formulir itu, klik "reageer" di bawah sebuah artikel maka akan keluar formulir blanko yang bisa kita isi. Website Ranesi www.ranesi.nl juga menyediakan fasilitas formulir itu, pak Ali Nasrun paling sering mengisi formulir di sana. Website saya yang baru www.ikenindonesie.nl (kalau tak ada halangan minggu ini saya layangkan) juga akan menyediakan fasilitas formulir, dibuat dengan programa Php itu. Bila bahasa Belanda Dwiagus masih ada bekas-bekasnya, he he, silahkan berkomentar di www.ikenindonesie.nl itu yah, hitung-hitung mengembalikan kondisi bahasa Belanda anda. Komentar dalam bahasa non-Belanda, dari siapa saja, tidak saya loloskan di website itu. Saya telah melongok website Blogfam, hal yang spesial di sana mungkin fasilitas Forum-nya, yaitu diskusi yang dikotak-kotakkan per topik. Tapi itu pun bukan hal baru atau unik, mailinglist Media Care pun mengkotak-kotakkan diskusinya per geografi, maka ada MediaCare_Jakarta, MediaCare_ Jabar, MediaCare_ Sumsel dll. Kesimpulan: webblog = website gratis yang menyediakan fasilitas formulir isian, yang bisa dipakai juga untuk saling mengomentari. Namun fasilitas diskusi yang paling ideal menurut saya tetaplah mailing list. Bila kita stel mailing list kita berstatus "public", maka sifat open mailing list public itu akan sama dengan sifat open sebuah webblog, yaitu email-email yang dikirim oleh anggota mailing list public bisa dibaca oleh orang di seluruh dunia. Contohnya mailing list Indonesia Berdaya http://groups.yahoo.com/groups/indonesiaberdaya asuhan rekan kita Michael Putrawenas, dan mailing list PPI Belanda http://groups.yahoo.com/groups/ppibelanda. Yang belum jelas buat saya adalah "Friendster"-nya Wulan Manis dan Wang U Chup. Salam hangat, Danny Lim, Nederland - Original Message - From: B. Dwiagus Stepantoro To: [EMAIL PROTECTED] Cc: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, February 28, 2007 4:27 AM Subject: buat pak Danny -Re: [KincirAngin] Suplemen KoranTEMPO: KOMPOR' ITU BERNAMA BLOGFAM Pak Danny Lim, Saya mencoba menjawab pertanyaan pak Danny Lim semampu saya ya, soalnya saya baru jadi angota BLOGFAM sekitar 3 tahun huehehehe Sebnarnya BLOGFAM, ya sama saja dengan FPK dan KincirAngin, sebagai sebuah KOMUNITAS yang bertemu dan berinteraksi di dunia maya. Yang membedakan tentu saja karater,background dan nuansa forumnya yang ditentukan dari judul,misi dan visinya kalau FPK, jelas dari, untuk dan oleh para pembaca kompas kalau mediacare, para pemerhati masalah media kalau Blogger Family, ya, para blogger, pemilik blog. Blogger Family atau disingkat saja jadi BLOGFAM, ... seperti yang ditulis dia artikel suplemen ini, memang pada awalnya adalah sebuah milinglist ,.. tapi mungkin karena perkembangan anggota dan agar mendukung intensitas dan kualitas interaksi para anggotanya, maka diadikan dalam bentuk sebuah FORUM Diskusi dengan bentuk php format (saya juga gak begitu ngerti ini istilah IT), Untuk lebih jelas liat bentuknya, coba lihat di www.blogfam.com Dengan format seperti itu, mungkin lebih membantu para anggota menjadi lebih berinteraksi secara tertata rapih, dibandingkan dengan format sebuah miling list. Karena dengan format ini, disediakan beberapa ruang diskusi berdasarkan topik dan minat yang sesuai tentunya. ada topik curhat,dapur,soal blog,ravelling,dunia pendidikan,pekeraan,seni,budaya, sama lah seperti format forum diskusi lainnya, seperti forum diskusi di PKS, atau PDS, atau di web2 lainnya saya bisa saja, merekomedasikan Pak Danny Lim ntuk masuk anggota BLOGFAM,.. dengan senang hati. Tapi lebih baik silahkan liat di www.blogfam.com, biar lebih jelas lagi syarat2nya. Salah satu syarat, tentunya adalah harus memiliki blog/weblog. Karena sesuai dengan jiwa dan misi forum ini, yaitu memasyarakatkan blog. Nanti setelah join di situ, bisa bergabung di milistnya (yang sedikt kurang akif dibandingkan dengan forum di web-nya) pasti ada keuntngan dan kerugian menggunakan format miling list, format form php berbasis web, dan lain2, . menurut saya keuntungan denganmenggnakan format forum php berasis web, aliran diskusi dan interaksi lebih bisa ditata, karena dikamar2kan. Kerugiannya, yah harus punya web moderator team yang cukup mumpuni lah, tidak sekedar mengatur lalu lintas postingan selain itu,untuk nimbrung di forum berbasis web mungkin butuh waktu berinternet agak lama, dibandingkan terima2 email di miling list... saya gak tau pr
[mediacare] Re: Curi Kotak Amal, Digorok---
Karuna Metta bertanya "apakah ada ayat-ayat dari "agama kafir" yang mengajarkan kekerasan?" Jawab: ada, di Bijbel banyak pasal dan ayat sejenis itu. Kaum homo ceritanya akan dimusnahkan oleh Tuhan, bahkan seluruh kota Sodom dan Gomora akan dihancurkan (ini namanya generalisasi oleh Tuhan-nya Kristen, sebab penduduk kota Sodom dan Gomora 'kan mungkin aja ada yang baik hati, bukan?). Bijbel terbagi dua, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, dan semua pasal-ayat menyeramkan adanya di Perjanjian Lama. Perjanjian Baru adalah kisah Yesus Kristus yang ditulis oleh murid-murid-Nya dan beberapa saksi mata lain. Tapii, meski pun di Bijbel Perjanjian Lama ada pasal/ayat sadistis, umat Kristen TIDAK MAU, repeat TIDAK MAU mengambil pasal/ayat itu untuk dipahami, apalagi dipraktekkan. Yang dipahami/dipraktekkan oleh umat Kristen adalah pasal/ayat dari Perjanjian Baru yang intinya "Kasihilah sesama manusia, maka kamu telah mengasihi Tuhan". Itu sebabnya mengapa orang Kristen tetap saja "bandel" membagi-bagikan supermi ke orang miskin yang non- Kristen, meski pun dituduh hendak meng-kristen-kan orang yang ditolongnya. Buat orang Kristen yang penting KASIH, buat agama lain yang penting barangkali BUNUH/PANCUNG/BOM Sebuah diskusi yang menarik dan bermanfaat. Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, karuna metta <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Koreksi kalau saya salah! > Di China mereka pakai hukum negara(komunis) bukan hukum agama. > > Mohon dicari: > apakah ada ayat2 dari agama kafir(menurut Islam) seperti Buddha yg mengajarkan kekerasan? > > Mohon di cek kebenarannya, saya liat terjemahan Quran lengkap dari http://www.usc.edu/dept/MSA/quran/005.qmt.html > (AL-MAEDA 005.051) > O you who believe! do not take the Jews and the Christians for friends; they are friends of each other; and whoever amongst you takes them for a friend, then surely he is one of them; surely Allah does not guide the unjust people. > Apakah memang benar demikian adanya?? > > > > fery zidane <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > di dalam Islam hukum tsbt sangat hati2 digunakan...misalkan bila ada pencuri dan memang dia mencuri krn utk makan (pokok) maka dibebaskan dari hukuman, tapi bila mencuri tetapi dia sdh berkecukupan ...nah ini yg wajib dihukum, jadi bukti bahwa pencuri juga bisa jadi mencuri bukan utk makan (pokok) contohnya koruptor. > trs apa koruptor dibiarkan saja..? contoh kasus di china sana , koruptor kelas kakap dihukum gantung (bahkan menteri) abis itu china sepi korupsi...jelaskan hukum itu berhasil...(hukum Islam ). > trs knp saudara budi dan HS tdk protes ke sana (mayoritas agama penduduk sana kan budha, hindu, kong hu cu dll) knp HS ga menghujat agama itu...toh di milist ini banyak juga kok yg beragama itu > > > > > Recent Activity > > 51 > New Members > > Visit Your Group > SPONSORED LINKS > >Business finances >Business finance online >Business finance training >Business finance course >Business finance schools > > Share Ideas > Publish your own > blog with Yahoo > Web Hosting. > > New web site? > Drive traffic now. > Get your business > on Yahoo! search. > > Yahoo! Groups > Start a group > in 3 easy steps. > Connect with others. > > > > . > > > > > > - > Don't be flakey. Get Yahoo! Mail for Mobile and > always stay connected to friends. >
[mediacare] Tanya - Re: Suplemen KoranTEMPO: KOMPOR' ITU BERNAMA BLOGFAM
Terima kasih banyak, Robert Adhi, saya akan kunjungi blog anda sebentar lagi. Kalau tidak salah pak Hoesein Rushdy juga punya blog berisi tulisan-tulisannya berkisar sejarah Indonesia, pak Batara Hutagalung idem dito dan beberapa rekans lainnya. Membaca penjelasan Robert di bawah ini, blog tidak lain tidak bukan adalah website gratis, bukan? Saya sendiri telah lama memiliki website www.kincirangin.com. Sebelumnya website ini berbahasa Indonesia, karena tidak menghasilkan duit (he he) maka saya ubah menjadi bahasa Belanda untuk orang Belanda dan orang Indonesia yang berbahasa Belanda, dengan harapan bisa menghasilkan duit tentunya. Sebentar lagi isi website KincirAngin itu akan saya pindahkan ke URL baru www.ikenindonesie.nl. Dus dalam hal blog, menurut saya tidak ada hal baru, yaitu sami mawon dengan website. Blog bisa di-link, website juga bisa di-link. Berdasarkan penjelasan Robert, saya mengambil kesimpulan yang namanya Blogfam tidak lain tidak bukan adalah sebuah blog bernama Fam, bukan? Dus bila saya membuat blog, bisa saya namakan bloglim, misalnya. Tadinya saya mengira, blogfam adalah nama teknik seperti mailing list. Jadi bila saya padankan blogfam dengan mailing list MediaCare, maka blogger setara dengan mailing list, dan Family setara dengan Media Care. Bila keliru mohon mengoreksi saya ya, terima kasih banyak. Lalu Forum itu apa? Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, Robert Adhi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Danny Lim, > komunitas blogger Indonesia sudah berkembang. Anda > bisa bikin blog sendiri, mengungkapkan perasaan, > pendapat pribadi, komentar Anda tentang berbagai hal > dan menuliskannya di blog Danny Lim. Menhamkam Juwono > Sudarsono misalnya, punya blog sendiri. Tapi ibu rumah > tangga pun bisa bikin blog. > > Blog bisa memuat apa saja yang Anda suka. Opini, > uneg-uneg, atau tulisan-tulisan yang sering Anda > lemparkan ke milis mediacare. Keuntungannya, mediacare > ini anggotanya sudah 7.000-an. Mau tak mau, mereka > langsung baca tulisan Anda di milis mediacare. Tapi > pembaca bisa pula langsung skip atau delete, kalau tak > suka. > > Di Blog, Anda bisa bertukar link dengan teman-teman > Anda di manapun di penjuru dunia. Kalau mereka suka > dengan pandangan Anda, komentar Anda, mereka akan > kembali lagi dan menjadi pembaca setia. Anda bisa > mengajak teman-teman Anda mengunjungi blog Anda. > > Saya ingin berbagi pengalaman. Saya belum lama bikin > blog. Tapi sampai Rabu pagi waktu Indonesia ini, > pembaca sudah datang dari lebih 50 negara. (bisa kita > cek melalui alat penghitungnya). Ternyata apa yang > kita tulis, dibaca. Tergantung isinya dan gaya > penulisannya. Apalagi, ternyata, tulisan-tulisan > tentang topik tertentu di blog selalu muncul di search > Google. > > Saya yakin, Anda cocok punya blog. Bagaimana bikin > blog, visit my blog-lah. Di sana ada link blog > tutorial dari teman yang lebih dulu bikin blog dan > sukses, seperti Mario, Afsyuhud, Faniez, Enda dll. > Jika Anda sudah punya blog, Anda juga bisa berbagi di > http://blogfam.com/forum/. > > Ayo bikin blog! > > Salam nge-Blog, > Adhi Ksp > > visit my blog: http://adhikusumaputra.blogspot.com > > > > > > > --- Danny Lim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Menarik sekali tulisannya, saya ingin belajar Forum > > dan Blogger, selama 3,5 tahun ini saya hanya > > berkecimpung di Mailing List saja. Saya punya > > beberapa pertanyaan di bawah ini, mohon dijawab ya > > Dwiagus, terima kasih sebelumnya. > > > > 1. Apakah Blogger Family nama sebuah kelompok, > > seperti MediaCare atau KincirAngin? Dus ada Blogger > > Family, Blogger MediaCare, Blogger KincirAngin? > > Ataukah "Blogger Family" adalah sebuah sistim > > komunikasi seperti Mailing List? Dus ada Blogfam > > MediaCare, Blogfam KincirAngin dsb.? Saya ingin > > menjadi anggota (sebuah) BlogFam, bisakah Dwiagus > > (atau rekan lain) menolong merekomendasikan saya ke > > sana? > > > > 2. Pertanyaan yang sama, apakah "Forum" sebuah > > "mailing list" (dus ada Forum MediaCare, Forum > > KincirAngin) ataukah sebuah "Mailinglist MediaCare" > > atau "Mailinglist KincirAngin?" Saya ingin menjadi > > anggota (sebuah) Forum, bisakah Dwiagus (atau rekan > > lain) menolong merekomendasikan saya ke sana? > > > > 3. Apakah "MailingList" merupakan kelas pemula, > > "Forum" kelas intermediair dan "Blogger" kelas > > advanced, artinya harus dimulai dengan MailingList, > > lalu beranjak ke Forum dan akhirnya ke Blogger? > > Apakah sekarang masih ada "Mailinglist Family" > > ataukah i
[mediacare] Re: Boikot Ade Armando karena kemunafikannya!
Apa tidak lebih bagus ramai-ramai memboikot kelompok-kelompok rese di Indonesia, dengan ramai-ramai meminta pemerintah Indonesia mengeluarkan kelompok-kelompok rese itu keluar Indonesia, membuangnya (misalnya) ke Arab Saudi? Kitorang tidak merasa dirugikan oleh AA Gym atau Ade Armando dengan kepoligamian mereka, tapi kitorang merasa amat terganggu oleh kelompok-kelompok rese yang merusak gereja, memancung kepala siswa, menembak pendeta dll. Bila kelompok-kelompok rese itu sudah dikirim ke Arab Saudi (mereka pasti senang sekali di sana, seperti ikan masuk kolam) maka umat Kristen di Jakarta/Indonesia bisa merayakan Natal-nya tanpa harus memasang metal detector di pintu gerejanya. Akkoord? Tapi siapa yang berani melawan kelompok-kelompok rese yah, ogut sendiri juga tidak berani lho. Kasihan Ade Armando lemah, meski pun dia tidak mengganggu orang lain tapi banyak orang entusias memboikot dan menggasaknya ramai-ramai. Salam prihatin, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, billy von daperste <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Banyak hal yang bisa diboikot dari Ade Armando karena > dia tokoh publik. Bisa dari mulai tidak > mempublikasikan opininya, hingga tidak perlu lagi > mengundang dia datang ke forum seperti seminar atau > diskusi. Bila perlu untuk mahasiswa komunikasi UI dan > mahasiswa lain, saya pikir perlu juga menggalang > gerakan penolakan materi kuliah oleh Ade Armando. > Seperti yang sudah dilakukan oleh Jurnal Perempuan > dengan tidak lagi mempublikasikan tulisan Ade saya > pikir itu langkah yang bagus. Bisa juga kita meminta > moderator ramai-ramai mengeluarkan dia dari milis > mediacare. > > salam > bvd > > --- Debbie Sumual-Patlis <[EMAIL PROTECTED]> > wrote: > > > Ayok! Ayok! > > > > Tapi.. boikot dari apa nih Mas? Emang dia punya > > massa? Atau produsen mie instan? > > Jadi, apanya yg diboikot nih? > > Keanggotaan dan emailnya di milis ini? > > HALLLAAAHHH... > > > > > > - Original Message - > > From: billy von daperste > > To: mediacare@yahoogroups.com > > Sent: Monday, February 26, 2007 12:01 AM > > Subject: [mediacare] Boikot Ade Armando karena > > kemunafikannya! > > > > > > Meski poligami adalah pilihan dan kehendak bebas > > setiap individu, tapi ketika yang memilih > > sebelumnya > > seseorang yang pernah menolaknya, ini jadi > > kemunafikan > > paling besar dalam sejarah hidup yang > > bersangkutan. > > Apa pun cerita latar yang membelakangi keputusan > > orang > > tersebut untuk menikah lagi. Ade Armando dalam hal > > ini > > termasuk golongan orang munafik. Jadi, buat apa > > berteman dengan orang munafik macam dia. Boikot > > Ade > > Armando dari sekarang > > > > salam > > bvd > > > > > > > __ > > Never Miss an Email > > Stay connected with Yahoo! Mail on your mobile. > > Get started! > > http://mobile.yahoo.com/services?promote=mail > > > > > > > > > > > _ ___ > Have a burning question? > Go to www.Answers.yahoo.com and get answers from real people who know. >
[mediacare] Re: Curi Kotak Amal, Digorok
Belanda kagak pernah memakai hukum Islam malah lebih bersih korupsi dari negara-negara Timur Tengah. Kalau tidak salah Belanda menduduki urutan 10 besar dunia dalam hal kebersihan korupsinya, jah di atas negara-negara Timur Tengah. Jadi membanggakan hukum Islam sebagai pembasmi korupsi tentu tidak pada tempatnya. Pwmotongan tangan, pemancungan kepala, hukum tembak, hukum gantung adalah barbar, cocok di abad pertengahan tapi tidak cocok di jaman modern ini. Uni Eropa paling anti bentuk penganiyaan fisik, termasuk terhadap narapidana sekali pun. Namun dalam hal hukuman mati yang disahkan UU negara masing-masing, ada persamaan erat antara AS (Kristen/sekuler), China (Budha/Konghucu), Arab (Islam) dan Indonesia (Islam). Praktis semua agama terwakili dalam praktek hukuman mati. Bedanya, AS dan China menjadi bebas korupsi, Arab dan Indonesia tetap saja amburadul. Jadi dari kelompok negara-negara barbar, tokh Arab dan Indonesia masih menduduki urutan buncit, uhuk :-(. Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, fery zidane <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > di dalam Islam hukum tsbt sangat hati2 digunakan...misalkan bila ada pencuri dan memang dia mencuri krn utk makan (pokok) maka dibebaskan dari hukuman, tapi bila mencuri tetapi dia sdh berkecukupan ...nah ini yg wajib dihukum, jadi bukti bahwa pencuri juga bisa jadi mencuri bukan utk makan (pokok) contohnya koruptor. > trs apa koruptor dibiarkan saja..? contoh kasus di china sana , koruptor kelas kakap dihukum gantung (bahkan menteri) abis itu china sepi korupsi...jelaskan hukum itu berhasil...(hukum Islam ). > trs knp saudara budi dan HS tdk protes ke sana (mayoritas agama penduduk sana kan budha, hindu, kong hu cu dll) knp HS ga menghujat agama itu...toh di milist ini banyak juga kok yg beragama itu > > Hafsah Salim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > budi.sulistiyo@ wrote: > > Buat member milist lainnya, sehubungan belum adanya > > juklak teknis dari MUI tentang kotak uang amal yg dicuri, > > maka bila terjadi di kampung saudara/i, berikan saja. > > Toh uang di dalam kotak itu buat beramal alias buat orang > > yang membutuhkanmaling kotak amal jelas-jelas > > orang tidak mampu, kalo mampu, mana mungkin jadi maling!!! > > > > > > Memang anda benar, secara manusiawi kita wajib melindungi manusia > manapun juga. Mencuri itu bukanlah kesalahan fatal yang pantas > dicabut nyawanya dengan cara2 hukum picis penyiksaan yang lebih biadab > dari pencurian itu sendiri. > > Kalo juklak MUI bisa dibaca dalam alQuran dimana pencuri cukup > dipotong tangan, tapi ada umat yang percaya bahwa mencabut nyawa > pencuri akan lebih besar pahalanya, untuk masalah ini sifatnya > hanyalah individual, karena kalo memang ajaran agama damai dan kasih > sayang, tak perlu memotong tangan pencuri. Dizaman modern sekarangpun > UU-negara sekuler tidak memotong tangan pencuri, cukup saja sipencuri > mengembalikan barang yang dicurinya, dan hanya didenda sesuai dengan > penghasilan sang pencuri, bahkan dipenjara sekalipun tidak pernah > terjadi di Amerika terhadap semua pencuri. Padahal Amerika tidak > pernah mengaku UU-nya sebagai agama damai seperti agama damai Islam > yang dari Allah ini. > > Tapi bagaimana umat yang diracuni ajaran agamanya ini bisa dibujuk > untuk tidak menegakkan syariah Islam yang jelas2 menghukum potong > tangan untuk pencuri, dan tidak ada satupun ayat2 AlQuran yang > menyatakan bahwa pencuri itu boleh dibebaskan kalo tidak mampu ??? > > Kalo AlQuran saja sudah memvonis pencuri harus potong tangan, wajar > umatnya merasa lebih berpahala kalo sekalian mencabut juga nyawanya. > Setiap umat Islam merasa lebih berpahala kalo bisa mengamalkan > agamanya dengan cara2 lebih ekstreem. > > Kalo kita bandingkan ajaran Yesus yang katanya "harus mengasihi > musuhmu" malah umatnya memusnahkan bangsa Indian, apa yang terjadi > kalo Yesus mengajarkan "musuh agama halal dijagal" > > Demikianlah, bukan hal yang bisa dibenarkan untuk kitab yang disucikan > mengajarkan hal2 yang kejam karena dalam prakteknya umatnya akan > melakukan hal2 yang lebih kejam lagi dari yang ditulis dalam kitab > sucinya. Demikianlah, potong tangan untuk pencuri hasilnya cabut > nyawa pencuri, tidak beda, ajaran mengasihi musuh, malah menjadi > pemusnahan musuh2 agamanya. Sama halnya, Islam yang menghalalkan > nyawa penyembah berhala, hasilnya adalah teror diseluruh dunia > terhadap umat yang menolak menyembah allahnya. Apakah kita sebagai > umatnya tidak bisa belajar dari pengalaman2 begini ??? Apa yang > terjadi pada orang lain tidak kecil kemungkinannya juga akan menimpa anda. > > Mencuri adalah tindakan yang memalukan, siapapun akan merasa runtuh > harga dirinya kalo ditu
[mediacare] Tanya - Re: Suplemen KoranTEMPO: KOMPOR' ITU BERNAMA BLOGFAM
Menarik sekali tulisannya, saya ingin belajar Forum dan Blogger, selama 3,5 tahun ini saya hanya berkecimpung di Mailing List saja. Saya punya beberapa pertanyaan di bawah ini, mohon dijawab ya Dwiagus, terima kasih sebelumnya. 1. Apakah Blogger Family nama sebuah kelompok, seperti MediaCare atau KincirAngin? Dus ada Blogger Family, Blogger MediaCare, Blogger KincirAngin? Ataukah "Blogger Family" adalah sebuah sistim komunikasi seperti Mailing List? Dus ada Blogfam MediaCare, Blogfam KincirAngin dsb.? Saya ingin menjadi anggota (sebuah) BlogFam, bisakah Dwiagus (atau rekan lain) menolong merekomendasikan saya ke sana? 2. Pertanyaan yang sama, apakah "Forum" sebuah "mailing list" (dus ada Forum MediaCare, Forum KincirAngin) ataukah sebuah "Mailinglist MediaCare" atau "Mailinglist KincirAngin?" Saya ingin menjadi anggota (sebuah) Forum, bisakah Dwiagus (atau rekan lain) menolong merekomendasikan saya ke sana? 3. Apakah "MailingList" merupakan kelas pemula, "Forum" kelas intermediair dan "Blogger" kelas advanced, artinya harus dimulai dengan MailingList, lalu beranjak ke Forum dan akhirnya ke Blogger? Apakah sekarang masih ada "Mailinglist Family" ataukah itu tidak diperlukan lagi sebab tokh sudah ada "Blogger Family" yang lebih canggih/simpel/hebat? 4. Sebutkan 2 @ 3 keuntungan/kerugian MailingList, Forum dan Blogger masing-masing. Bila "Forum" dan "Blogger" memiliki keunggulan, mengapa "MailingList" masih tetap digemari orang? Contoh Mailinglist MediaCare beranggotakan 7500 jurnalis/simpatisan. 5. Saya tahu keberadaan MailingList FPK (Forum Pembaca Kompas), apakah kata "Forum" di sini sama dengan "Forum" di atas? Apakah ada Forum FPK dan/atau Blogger FPK? Pertanyaannya cukup banyak karena saya betul-betul ingin belajar teknik/manfaat "Forum" dan "Blogger". Terima kasih sekali lagi kepada Dwiagus (atau rekan lain) yang bersedia menyediakan waktu dan tenaga untuk menjawabnya Salam hangat, Danny Lim, Nederland - Original Message - From: B. Dwiagus Stepantoro To: mediacare@yahoogroups.com ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, February 27, 2007 4:32 AM Subject: [KincirAngin] Suplemen KoranTEMPO: KOMPOR' ITU BERNAMA BLOGFAM Minggu, 25 Februari 2007 Suplemen KOMPOR' ITU BERNAMA BLOGFAM Sumber: http://korantempo.com/korantempo/2007/02/25/Suplemen/krn,20070225,43.id.html Kompor! Kata itu demikian akrab di kalangan komunitas Blogger Family atau Blogfam. Tak berlebihan, karena para anggota komunitas ini memang gemar saling 'mengompori' untuk selalu melakukan hal-hal baru. Hasilnya, hingga kini selalu saja ada kegiatan unik nan menarik yang mereka ciptakan, hingga para anggota betah berinteraksi di komunitas ini. Blogfam adalah komunitas blogger yang dirintis para ibu -- mereka menyebut diri sebagai emak-emak -- sejak tiga tahun silam. "Ideologi" yang mereka usung adalah kekeluargaan. Para emak itu berasal dari Indonesia namun tinggal di berbagai belahan dunia. Adalah Labibah Zain yang tengah belajar di Kanada, Ikaray yang saat itu masih berada di Irian, Pingkan di Georgia, Widi di Jepang, Rieke di Jakarta, dan Intan di Inggris, yang sepakat membangun komunitas ini. Sebelumnya mereka sudah kerap berinteraksi lewat weblog masing-masing. Kenapa tidak bergabung dengan komunitas blogger yang saat itu mulai marak? Rupanya mereka merasa terlalu 'tua' untuk itu. Tetapi karena keinginan untuk berkumpul demikian tinggi, mereka memutuskan membangun komunitas sendiri. Akhirnya, tepat 6 Desember 2003, resmilah para founder itu membangun "tempat nongkrong" bersama berupa mailing list. Konsep yang diusung adalah mengembangkan "kehangatan sebuah keluarga". Rupanya, milis ini memikat banyak orang. Dengan cepat anggota baru terus bertambah. Berbagai macam jenis perbincangan pun meramaikan mailbox. Pesatnya perkembangan milis mendorong para founder boyongan ke rumah baru yang berbentuk forum. Dengan format ini, ibarat sebuah rumah, berbagai macam kamar bisa mereka siapkan sesuai topik diskusi. Maka tersedialah "kamar" untuk membincangkan urusan dapur, sekadar curhat, ngerumpi, sgaleri kreasi, utak atik blog, sampai teknologi informasi. Semua diakomodasi forum Blogfam. Diskusi jadi lebih tertata rapi dan para emak itupun sepakat untuk terus menyambut siapapun dengan penuh kehangatan ala sebuah keluarga. Rasanya nyaris semua anggota bisa memberikan testimonial tersendiri tentang pengalaman mereka ketika pertama kali bergabung di Blogfam. "Seperti disambut orang satu kampung," begitu istilah salah seorang anggotanya. Para anggota Blogfam menjadi sangat beragam. Dari para remaja hingga dewasa, pengangguran hingga profesional, pengarang hingga wartawan, ins
[mediacare] Re: Presiden: Jangan Memfitnah - Imlek Momentum Kesetiakawaan Sosial
Di Belanda, Jansen memaki Mohamad saja sudah diskriminasi namanya. Maka Jansen akan dicekal polisi dan diajukan ke pengadilan. Lalu Jeroen menghina mata A Liang yang sipit, maka Jeroen pun diskriminatif dan akan dicekal oleh polisi Belanda dan diajukan ke pengadilan. Diskriminasi adalah diskriminasi, yang melakukan diskriminasi pasti kena hukuman di Belanda sini, tidak perduli yang berbuat diskriminatif itu namanya Jansen, Jeroen, Mohamad, Mustafa, A Liong, A Seng, Paijo atau Abidin. Di Indonesia yang namanya diskriminasi terhadap orang Tionghoa 'tuh berjibun jumlahnya, bisa dalam bentuk makian bisa juga dalam bentuk pemerasan atau lainnya. Tapi tiba-tiba orang yang bernama Yap Hong Gie di bawah ini mendudukkan orang Tionghoa yang menjadi korban diskriminasi itu, sebagai pelaku rengek-merengek??? Ho ho ho, Yap Yap, be normale guy, be normale please. Bahwasanya orang Tionghoa di Indonesia ada yang berbuat salah, itu betul. Ada yang kelakukannya nol, itu juga betul. Dan itu semua harus diperlakukan orang per orang, siapa salah masuk bui atau kena denda. Tapi anehnya Yap Hong Gie ini, bila diskriminasi terhadap orang Tionghoa tidak boleh digeneralisir sebagai perbuatan seluruh orang Indonesia asli, tiba-tiba rengek-merengek orang Tionghoa boleh begitu saja digeneralisir sebagai rengek-merengeknya seluruh orang Tionghoa di Indonesia? Terhadap cara berpikir ala Yap Hong Gie ini Orang Belanda menyebutnya "meten met twee maten" (mengukur dengan meteran yang berbeda). Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, "Yap Hong Gie" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > http://groups.yahoo.com/group/tionghoa-net/message/52882 > > > "BECKhoo", Mon Feb 26, 2007 > > In tionghoa-net@yahoogroups.com, "HKSIS" wrote: > > > Dalam kesempatan itu, Presiden minta semua pihak tidak saling menyakiti, > > mencaci maki atau berkata-kata kasar, dan memfitnah atau melakukan > > pembunuhan karakter. > > > Setelah mengambil napas dalam, Presiden melanjutkan, "Kita sangat > > membenci fitnah dan pembunuhan karakter terhadap diri kita. > > Untuk itu, janganlah untuk kepentingan tertentu justru kita sangat > > produktif menaburkan fitnah dan melakukan pembunuhan karakter kepada > > orang lain." > > = > > Saya kira ada maksudnya SBY menggunakan kalimat2 'bersayap' semacam > ini. Entah itu ditujukan kepada rival Matakin dlsb, kita hanya bisa > menduga2. > > Saya ingat, waktu kunjungan ke Presiden Megawati yang diprakarsai > Murdaya Poo dan diikuti di antaranya tokoh Duarte Inn; Megawati juga > memakai istilah bersayap 'mawas diri'. > > Boleh saja merasa ngga jelas dengan statement SBY, tapi kata2 > 'FITNAH' dan 'PEMBUNUHAN KARAKTER' adalah kata2 yang > tajam dan tegas, apalagi untuk ukuran SBY. Tidak bisa kita sebagai > Tionghoa/Cina, kepada statement diarahkan - mau merem saja > menanggapinya. > > Dalam sehari-hari membaca keluhan para teman2 Tionghoa, selalu > keluhan klasik itu-itu saja untuk menggambarkan diskriminasi yang > dialami oleh mereka di negeri ini; yang lama2 sebenarnya lebih mirip > mitos belaka. > > Mitos #1 > Penghinaan dari lingkungan sekitar : rumah, sekolah, kantor; dengan > istilah2 'Cina loleng, makan babi sekaleng', 'sipit' dll yang bernuansa > etnis. Kalau orang Tionghoa berbuat baik, nama Tionghoanya ngga > disebut. Kalau berbuat jahat, nama Tionghoanya pasti dicantumkan. > > Mitos #2 > SBKRI sebagai media diskriminasi. Bahkan setelah peraturan dicabut, > dalam pelaksanaannya masih tetap diminta. > > Mitos #3 > Sebutan Cina bersifat penghinaan (sehingga selalu minta disebut > Tionghoa). > > Mitos #4 > Kerusuhan Mei 98 adalah kerusuhan terhadap etnis Tionghoa. > > Mitos #5 > Orang Tionghoa didiskriminasikan dari penerimaan Universitas Negeri, > pegawai negeri sipil dan TNI. > > > Dalam keluhannya sehari2, gemar sekali kaum Tionghoa ini mengumbar > kata 'didiskriminasi', bahkan meluas menjadi menuduh negara telah > melakukan diskriminasi - tanpa memahami bahwa ada perbedaan besar > antara state discrimination (yang berbentuk UU dan Peraturan > Pemerintah) dengan implementasi yang diskriminatif oleh oknum2 di > lapangan. > > Bahkan yang sifatnya olok2 dalam interaksi sosial, dimana racism > adalah santapan sehari2 : 'padang bengkok', 'batak tukang copet' dll > juga biasa dipakai jika hati menyimpan bibit benci, bukan dipakai > atas etnis Cina saja; bisa ditarik2 dan diperlebar menjadi > diskriminasi oleh negara. > > Sementara kebalikannya, dalam mengingkari kesejahteraan yang > dinikmati di Indonesia - acapkali data2 yang menunju
[mediacare] Re: [KincirAngin] Essay - Sebuah prasangka terhadap teman yang kebetulan anggota DPR
Budi betul 100%, semuanya tergantung pada manusianya, biar pun negara RI resmi sudah merdeka tapi orang-orangnya belum siap merdeka. Semua teknologi memang macet di Indonesia. Seorang teman saya kuliah Safety Management di Jerman, dia belajar bagaimana lampu lalu-lintas otomatis berubah bila ada kebakaran. Misal ada kebakaran di kampung A dan markas brandweer ada di lokasi B, maka semua lampu merah antara B ke A otomatis hijau semua. Beberapa menit kemudian, bila semua mobil brandweer telah melewati lampu LL, baru lampunya beroperasi normal lagi. Selama brandweer lewat itu, kendaraan dari segala jurusan tertib berhenti menunggu sampai lampu merahnya berubah hijau. Di Indonesia mana bisa begitu? Orang Indonesia 'kan rese, di jalan raya pun mereka bikin UU sendiri, bukan? Akhirnya teman saya yang master Safety Engineering itu menjadi manager restoran sate di Kebayoran. Ilmu Safety Engineering-nya paling bisa dipraktekkan di dapurnya agar tidak kebakaran ketika membakar sate. Belum siap mental sudah memaksakan merdeka sih, sampai Soekarno diculik oleh Sukarni cs dipaksa membacakan teks proklamasi tanggal 17 Agustus 1945 tempo doeloe itu. Mengucapkan teks proklamasi sih gampang, sama gampangnya dengan menyerukan Pancasila atau UUD RI, tapi melaksanakannya itu yang syuseeeh sekali, butuh kedewasaan, kesiapan mental, cinta negeri, ber-etos kerja top dll., bukan begitchu? Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote: > > hehehe, > Om Danny, masalahnya bukan disitu, > sejauh yang pernah saya baca, saya melihat > SoFi-nummer memang sudah ter-aplikasi di hampir > semua negara yang sudah maju > > hanya saja, jika untuk Indon, usul Om Lim ini jadi > 2 kali musibah : > > - musibah pertama, bakal jadi alasan bagi pejabat terkait > untuk proposal proyek baru, studi banding, dan jual ide >yang ujung2nya ajang korupsi baru .(hasrat pembodohan)... > > - musibah kedua : setelah di-aplikasikan, banyak 'ogah'nya > bagi petugas negara untuk cross-check & action plan yang > diperlukan, sebagai tujuan utama program ini.jadinya? > udah mahal2, malah abubakar basyir, eh...mubasir dech!!! > (hasrat do nothing) > > kaget gak, high-tech yang sudah men-dunia, 'macet' di Indon.? > > saya lebih setuju usulan diversifikasi pertanian yang juga pernah > diusulkan oleh Om Lim beberapa waktu yang lalu di milist... > > > gitu loch Om, salam 'hujan-panas' dari Jakarta > > > > > > "Danny Lim" <[EMAIL PROTECTED]> > Sent by: mediacare@yahoogroups.com > 02/24/2007 12:52 AM > Please respond to > mediacare@yahoogroups.com > > > To > mediacare@yahoogroups.com > cc > > Subject > [mediacare] Re: [KincirAngin] Essay - Sebuah prasangka terhadap teman yang > kebetulan anggota DPR > > > > > > > Hh Indonesia negara terkorup nomor 6 di dunia dan anda > bilang SoFi-nummer tidak applicable di Indonesia? Contoh-contoh yang > anda berikan di bawah ini kriminalitas/korupsi dari kelas teri, > sedangkan SoFi-nummer dapat menangkap kriminalitas/korupsi kelas > kakap. Indonesia sebagai negara no. 6 terkorup di dunia, maka > ikannya bukan kakap lagi tapi sudah ikan paus. > > Pantas korupsi di Indonesia cerah meriah, sebab logika orang > Indonesia terbalik, yaitu "bila tidak mampu mendeteksi ikan teri, > janganlah coba mendeteksi ikan paus." Logika di Belanda 'tuh > sebaliknya lho, yaitu "bila anda tidak mampu mendeteksi ikan paus, > janganlah coba mendeteksi ikan teri", sebab kans suksesnya nihil. Di > Belanda mungkin saja ada korupsi/kriminalitas kecil-kecilan, tapi > yang gede-gede 'mah udah terjaring SoFi-nummer atuh. > > Masing-masing negara merdeka, merdeka mengurus negaranya masing- > masing, ihik ihik. > > Salam hangat, Danny Lim, Nederland > > --- In mediacare@yahoogroups.com, budi.sulistiyo@ wrote: > > > > Om Lim, mo nanya dikit.. > > apa SoFi-nummer juga bisa men-detect hal-hal berikut : > > > > - usaha sampingan warung kelontong & besi tua > > - bisnis sampingan jual beli ganja ... > > - hasil makelarin jual beli tanah/ mobil orang lain > > - hasil sumbangan atas nama yayasan fiktip/ tdk terdaftar > > - uang hasil ber-gigolo ria > > > > bila bisa, berarti available untuk di-aplikasikan di Indon, > > kalo tdk bisa, ya lupakan saja dululah > > tdk semua yg di Belanda aplicable di Indon > > > > > > salam, > > > > > > > > > > > > "Danny Lim" > > Sent by: mediacare@yahoogroups.com > > 02/23/2007 02:21 AM >
[mediacare] Re: Curi Kotak Amal, Digorok
Memang begitulah motto di Indonesia, kalau tidak mampu menangani ikan teri, jangan coba-coba menangani ikan kakap apalagi ikan paus. Jadi bila korupsi di pasar Inpres tidak bisa dicekal (misalnya) dengan SoFi-nummer, ya jangan coba-coba mencekal korupsi tingkat atas dengan SoFi-nummer. Di Belanda/negara barat terbalik mottonya, koruptor kelas kakap dicekal habis-habisan, otomatis para koruptor ikan teri ciut hatinya dan tidak berani melakukan korupsi lagi. Kalau tokh masih ada yang berani melakukannya (100% kedap air memang tidak mungkin) pastilah pelakunya sering kencing di celananya saking ketakutan tertangkap polisi, yang tak pandang bulu apakah jidat si koruptor berwarna kuning, coklat, hitam, bule atau hijau. Sebuah diskusi yang menarik dan bermanfaat. Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, amartien <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Saya baru mengirim suatu posting, dimana saya kutip dari buku Rioots of violence in Indonesia. Di paragrap terakhir ada dibahas mengenai ini -- judulnya adalah: Maling, Maling! The lynching of petty criminals. > > Keroyokan maling, atau penjahat kelas teri, memang sudah membudaya di Indonesia. > > > > Sunny <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > REFLEKSI: Berani dikroyok hanya penjahat sebesar ikan teri, tetapi buaya darat koruptor kakap dibiarkan bebas menikmati surga dunia. Said Agil al Munawar [mantan menteri Depag] sikat RP 55 milyar disenyumkan. > > http://www.poskota.co.id/news_baca.asp?id=30202&ik=4 > > > Curi Kotak Amal, Digorok > > Minggu 25 Februari 2007, Jam: 20:18:00 > > PANDEGLANG (Pos Kota) - Diduga curi uang kotak amal milik Mesjid Nurul Iman, Yanto, 30, warga Kampung Makui Padasuka, Desa Kalanganyar, Kecamatan Labuan, Pandeglang, Banten, tewas mengenaskan digorok massa. > > Tubuh korban ditemukan tergeletak di dipinggiran sawah dengan kondisi mengenaskan dipenuhi luka bekas bacokan di sekujur tubuh. Peristiwa pengadilan jalanan itu, menyeret 9 warga berurusan dengan polisi di Mapolsek Labuan untuk dimintai keterangan. Korban dilarikan ke RSUD Pandeglang untuk dilakukan visum. > > Hasil visum ditemukan sejumlah luka terbuka pada leher, kaki dan tangan. Barang bukti berupa kotak amal berisi uang Rp. 600 ribu serta senjata tajam dan potongan kayu yang diduga dijadikan alat penganiayaan diamankan petugas. > > Diperoleh keterangan, peristiwa di Kampung Pasir Tumbun, Desa Pejamben, Kecamatan Carita, Pandeglang, ini terjadi sekitar Pk 10.:00. Ketika itu, tersangka pencuri kotak amal yang memiliki 2 anak ini dipergoki warga saat sedang membongkar kotak amal di dalam mesjid. > > Menghadapi puluhan warga yang mengepungnya, tersangka tidak mampu melarikan diri. Ia berhasil ditangkap. Upaya menghindari kemarahan warga, tersangka diamankan di rumah tokoh masyarakat setempat. Warga lainnya melaporkan kejadian itu kepada petugas di Mapolsek Labuan. > > Masih dalam pengawalan warga, tersangka yang disekap di dalam kamar, melarikan diri dengan cara memecahkan kaca jendela. Sialnya, aksi nekad tersangka diketahui masyarakat yang sedang berkumpul di luar rumah menunggu kedatangan petugas polisi. Tersangkapun dikejar dan berhasil ditangkap sekitar 100 meter dari tempat penyekapan. > > Tanpa ampun lagi, warga yang telanjur marah langsung melampiaskan kekesalannya dengan memukuli tersangka hingga mandi darah. Tersangka tewas ditempat kejadian dengan kondisi luka yang cukup mengenaskan. Puas melampiaskan kekesalannya, warga meninggalkan korban begitu saja. > > Saat petugas gabungan Polres Pandeglang dan Polsek Labuan tiba dilokasi kejadian tidak menemukan satupun warga. Petugas hanya menemukan korban tergeletak di pinggir sawah dalam keadaan sudah tewas. Oleh petugas, mayat korban selanjutnya dilarikan ke RSUD Pandeglang untuk mendapatkan visum. > > Kabid Humas Polda Banten, AKBP. Aminudin didampingi Wakapolres Pandeglang, Kompol. Rafli A. Razak, Minggu (25/2), mengatakan pihaknya langsung membentuk tim yang dipimpin Kapolsek Labuan, AKP. Nur Bagja untuk mengungkap kasus penganiayaan tersebut. > > Dalam pengejaran para pelaku penganiayaan turut dilibatkan juga petugas Tim Khusus Anti Bandit (TEKAB) Polres Pandeglang. > Menurut Wakapolres, hanya selang beberapa jam setelah penganiayaan terjadi, petugas berhasil mengamankan 9 warga yang diduga sebagai pelaku pengeroyokan. "Status mereka masih sebagai saksi bukan sebagai tersangka," ujar Rafli A Razak. >
[mediacare] Re: Impian Indonesia
Kita lihat saja pemilihan gubernur Jakarta, kalau Fauzi Bowo (28 tahun karir politik Jakarta, resultat: 85 penduduk mati tenggelam dan 350.000 harus mengungsi) terpilih sebagai gubernur Jakarta, habislah harapan dan impian Jakarta/Indonesia untuk maju. Sebab 230 juta rakyat Indonesia ternyata lebih memble dari Fauzi Bowo. Individu atau kelompok, terbukti kwalitas paling top yang dimiliki oleh Jakarta/Indonesia ya Fauzi Bowo itu, alias tahun 2008 Jakarta bakal kebanjiran lagi, dst. Semoga kalian tabah. Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, "goenardjoadi" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Patricia: > Saya sih tidak meragukan sama sekali kemampuan individual bangsa > kita ini. Banyak individu2 Indonesia yang berhasil dalam berbagai > bidang, nasional maupun Internasional. Akan tetapi, akankah > individu2 yang berhasil tersebut disatukan menjadi kelompok > superhebat? Jawabannya tidak. > > Kelompok individu2 tsb jadi memble, > karena apa? Karena kebanyakan berantem jadi lupa tujuan utamanya > apa, individu2 tersebut berlomba-lomba menjadi yang paling menonjol, > egois mau menang sendiri, tidak bisa menerima pendapat orang lain, > saling menjatuhkan, sama sekali tidak bisa legowo apabila ada orang > yang lebih baik dari dirinya. Itulah sifat bangsa kita sebenarnya. > Makanya hanya sedikit sekali ato bahkan tidak ada, kumpulan2 > individu Indonesia yang berhasil maupun menonjol. > > Halo Mas Kopi, > > kembali ke laptop, > > pikiran Patricia ini ada benarnya, rakyat lagi antri beras OP, lagi > antri solar [truk kosongan] untuk di-tap di industri, mondar-madir > gak-puguh, agen mintyak tanah lagi senyum-senyum bingung dapat > telepon truk tangkinya disuruh belok masuk pabrik dengan harga 30% > di atas harga pasar, > > kita malah cucuk-cucukan soal Ade Armando, > > memang benar kata orang, banyak busa-busa yang mubazir di negeri > kita. > > ada yang bilang lebih sakit karena dijajah bangsa sendiri, lho piye, > sudah disuruh milih, dapat anaknya Bung Karno, anaknya Wahid Hasyim, > malah gak jelas maunya, orang tua bilang "murah cinta" gampang > berpaling, > > kita punya 500 koran media massa, tetap saja giliran Pilkada > dikadalin lagi, milih Presiden didasari yang paling murah senyum, > Koran ada 500 tapi tetap saja rakyat memilih kucing dalam karung. > mana ada yang jelasin kalau milih begini dapat Lapindo? > > salam, > Goenardjoadi Goenawan > > --- In mediacare@yahoogroups.com, "Well... I am SeksPeare" > wrote: > > > > Hallo juga Mas Goen,... > > Akhir pekan nih, lagi ngapain? Aku baru bangun tidur nih... > (12:20) minum kopi langsung baca-baca... Wah seru juga ½cucuk- > cucukan½ itu... > > > > Mas Goen: > > maksudnya itu begini sesama burung elang khan tidak cucuk- cucuk- > an? [bahasa Indonesianya apa ya?] > > > > SeksPeare: > > Tanggapan saya sebelumnya adalah mengenai apa ½stressing point½ > dari kalimat yg saya kutipkan: Akan tetapi, akankah individu2 yang > berhasil tersebut > > disatukan menjadi kelompok superhebat? > > > > Kata ½Disatukan sbg kelompok super hebat½ ... Kalau ada yg harus > dinilai atas siapa yg ½mempersatukan½ yah... ½Moderator½ milis ini, > itulah yg ½berhasil mempersatukan½... Kalau apa yg diinginkan oleh > kalimat kutipan diatas, konotasinya -yg saya amati- adalah > menginginkan ½keseragaman½ (utk menjadi kelompok super hebat)... > Nah, inilah yg saya anggap ½it´s not their nature½... (Belum > terbahas mengenai ½Super Hebat½ itu apa dan bagaimana, kan?... > Standard super hebat itu, apa sih? Ada contoh?... ) > > > > Nah, Mas Goen masuk dgn permisalan ½cucuk-cucukan½... Lha, > itulah ½kelebihan½ kita, kan? Aku selalu menilainya dari ½struktur > berfikirnya½ yg memang sudah dari ½sononya½ yang sangat gampang > ½bias½... (Unfortunate Culture) > > > > Misal yg saya tunjukkan dalam milis ini, bagaimana Bung Ade > Armando ½diadili½, dan yg teradili adalah ½pribadi½ dan ½Hak½... > Padahal tak perlu terjadi jika yg dipermasalahkan adalah Apakah > dalam tindakannya itu Ade Armando melanggar hukum? Kalau tidak > melanggar hukum, lalu kenapa diadili? > > > > Karena masalah ½standard½? Lho, kalau itu masalahnya, kenapa > bukan ½standard½nya yg dibahas? ... Kalau ½standard½ tersebut tidak > sesuai dgn nilai-nilai kekinian (or whatever...), well... silakan > berikan contoh objektif, rasionalnya lalu berusahalah merubah > ½standard½ itu secara objektif-rasional pula, sesuai aspek dan > kaidah hukum-sosial yg berlaku... Bukannya malah mengadili hak dan > pribadi individunya... > > >
[mediacare] Re: pernak-pernik bahasa indonesia (+koreksi dari moderator)
Tempo hari saya pernah memposting artikel wawancara Radio Nederland dengan redaksi Tempo. Kalimat-kalimat sang pemimpin redaksi Tempo pada wawancara itu adalah "kreasi" sendiri, artinya sama sekali tidak mengikuti kaidah tata bahasa Indonesia. Kita tidak tahu mana subyek, mana obyek, mana keterangan waktu, mana anak kalimat dll. Hal di atas ada kaitannya dengan ke-rese-an orang Indonesia. Kita lihat kasus yang aktuil sekarang ini, yaitu poligaminya Ade Armando. Sesuai UU, jelas poligami diperbolehkan di Indonesia, namun amat banyak anggota Media Care yang mengutuk AA Gym dan Ade Armando. Tentu saja setiap orang Indonesia berhak kontra poligami, tapi yang mesti dihantam adalah KUA yang mensahkan poligami, bukan AA Gym atau Ade Armando yang tidak bisa berpoligami bila tidak ada KUA. Kecendrungan membuat UU sendiri pada mayoritas orang Indonesia itu analog dengan kecendrungan orang Indonesia membuat tata bahasa sendiri. Belum membudaya buat orang Indonesia untuk PATUH kepada UU dan Tata Bahasa, serta peraturan-peraturan lainnya. Korupsi, jam karet dan gebuk-gebukan adalah contoh lain kecendrungan orang Indonesia melanggar peraturan yang ada. Salam hangat, Danny Lim, Nederland MOD: Oom DL, sekadar info dan koreksi...Mas BHM sudah lama tidak menjabat sebagai Pemred TEMPO. Saran saya untuk Ranesi, karena wawancara lisan, redaksi/script writer atau apalah namanya kan musti mengedit sebelum ditayangkan. --- In mediacare@yahoogroups.com, radityo djadjoeri <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Mohon komentar dari teman-teman untuk serangkaian kalimat di bawah ini: > > "Kapal Terbakar Usai Nonton Titanic" > > (judul berita di harian Tribun Timur, Makassar) > > Komentar sty: > Rasa-rasanya memang kurang logis, masa ada kapal yang bisa nonton. Yang bisa nonton kan penumpang, bukan kapalnya. > > "Yang membawa sepeda jangan ditempatkan dalam gedung" > (di mesjid) > > "Yang membawa HP harap dimatikan" > (di mesjid) > > "Waktu chotib berkhotbah dilarang berbicara" > (di mesjid) > > "Jangan keluar sebelum diguyur" > (di dalam toilet) > > > Komentar Anda? > > sumber: sty - guyub bahasa > >
[mediacare] Jangan samakan Christopher dengan anjing - Re: Poligami Ade Armando
Alam telah mengatur sedemikian rupa agar khewan tidak punah, karenanya sang jagoan menjadi kepala regu dan boleh menebarkan spermanya ke banyak betina. Anak-anak yang lahir dari sperma jantan jagoan diharapkan akan menjadi jagoan pula, sehingga jenis khewan itu tidak punah. Coba kalau yang mengawini banyak betina itu monyet kerempeng, 'kan anak-anak monyetnya bakalan kerempeng semua, ya nggak? Sekali kehujanan saja mati semuanya. Tapi manusia bukan khewan, jadi tidak bisa diukur dari otot khewannya, melainkan dari budi pekertinya. Pertanyaannya: apakah anak-anak dari orang yang berpoligami bakal lebih rese dari anak- anak yang papinya bermonogami? Kalau ya, maka KUA mesti ditutup. Fenomena ini menarik untuk diamati lebih jauh, misalnya dengan mengamati tokoh-tokoh top/teladan/berjasa Indonesia, apakah berasal dari papi yang berpoligami atau papi yang bermonogami? Kasarnya, apakah ada relasi antara prestasi anak-anak dengan situasi poli/mono papinya? Contoh yang saya lihat, Megawati Soekarnoputri berasal dari papi poligamis, tokh Megawati bisa menjadi presiden Indonesia. Dus kesimpulannya? Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, apiko joko mulyono <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Bung Moderator... > Supaya adil, loloskan juga postingan saya ini. > > Saya juga bisa berbicara tentang poligami Mas Ade Armando dengan mengambil hikmah kehidupan binatang. > > Untuk Mas Ade, saya sarankan jangan samakan Christoper dengan anjing. Menurutku, Christopher lebih layak disamakan dengan monyet Yaki. Anda tahu monyet Yaki? Itu adalah sebuah komunitas monyet yang hidup di salah satu pedalaman rimba di Sulawesi. Kalau malam mereka naik ke pohon-pohon, saat pagi hingga sore mereka turun ke tanah mencari makan. > > Salah satu perilaku yang menarik dari kelompok Monyet Yaki ini adalah dalam soal hak dan kewajiban si pemimpin monyet. Monyet yang berperan sebagai leader ini punya kewajiban sebagai pelindung, penjaga, pengayom, pembela monyet-monyet yang jadi anggota kelompoknya yang terdiri dari monyet2 betina dan monyet anak-anak, serta monyet pejantan dan mungkin monyet yang sudah tua renta dari ancaman dalam maupun luar kelompoknya. > > Sebagai imbalannya, monyet leader ini punya hak mengawini semua monyet betina yang sudah layak dikawini. Terserah dia mau pilih yang mana yang disukai. Sementara itu monyet pejantan lain yang hanya berstatus anggota kelompok, harus puas hanya dengan satu pasangan. Kalau ingin merebut hak yang dimiliki pimpinan, dia harus mampu mengalahkan si monyet leader. Dia harus berani bertempur mengadu nyawa atau terusir dari kelompoknya. > > Nah, kalau Christoper lalu merenung-renung dan berkesimpulan bahwa Ade Armando juga adalah monyet, lantaran kekuatan seksualnya yang--bisa jadi--melebihi Christoper yang harus puas dengan satu wanita, ya so what gitu looh? Tapi harus diingat, jika merujuk pada perilaku monyet Yaki, maka Christoper adalah monyet yang kemampuannya pas-pasan, alias the looser monkey > > Sementara Mas Ade adalah monyet yang punya kemampuan leadership yang layak diapresiasi secara positif. Dan memang, Mas Ade selama ini boleh dibilang punya citra yang baik di masyarakat. Tulisan- tulisannya punya bobot serta bisa mempengaruhi perilaku orang. Saya belum pernah dengar, Mas Ade tukang main perempuan. Begitu dia main sama perempuan lain---selain mbak Nina tentunya--- perempuan itu adalah istri keduanya, yang sah dia gauliyang akan mendapat pahala jika dia 'campuri' , dia 'gauli', dia 'intimi' > > Dan saya memaknai kehadiran Citra dalam kehidupan Mas Ade adalah sebagai hadiah dari Tuhan atas prestasinya berperan dalam dunia fana ini. Mas Ade sendiri menyebut poligaminya sebagai takdir. Jadi itu sangat terkait dengan keyakinan Mas Ade tentang campur tangan Tuhan, yang tidak bisa diganggu-gugat. > > Jadi apa yang salah dengan poligami Mas Ade? Apa karena poligaminya sama cewek cantik? Yang namanya laki-laki kalau mau nikah (apakah nikah pertama, kedua, ketiga, atau keempat) biasanya yang jadi kriteria utamanya adalah karena kecantikannya. Dan itu sah- sah saja bukan? Apa ada aturan yang mengharamkan menikah dengan wanita karena kecantikannya? Gak ada!! > > Emangnya ada laki-laki normal kayak Christoper atau Mas Ade atau saya nikah dengan wanita yang giginya 'mrongos' alias tonggos, matanya juling dan berbibir sumbing? Ya mikir-mikir dulu kecuali kalau dia janda tua kaya raya yang sudah divonis dokter tiga bulan lagi tewas karena kanker payudaraatau kecuali dia adalah sosok perempuan yang sangat cerdas, soleh dan baik hati... > > Saudara Christoper sebaiknya berhenti menulis kata-kata yang kurang membangun hubungan persaudaraan menuju arah yang positif. Semakin Anda mengirim tulisan nggak bermutu, se
[mediacare] Re: [KincirAngin] Essay - Sebuah prasangka terhadap teman yang kebetulan anggota DPR
Yang penting ada keseragaman, jadi kalau korupsi mau dilegalkan di Indonesia berlaku untuk semua orang, boleh saja, ogut sih EGP. Maka kas negara tidak diisi lagi oleh uang pajak, melainkan misalnya oleh uang konsesi Freeport, Exxon, jualan pasir ke Singapura dll. Karena pendapatan itu terbatas, maka pasal 34 UUD RI "Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara" mesti dihapus, sebab tokh tidak bakalan terlaksana, wong negara tidak dapat pajak dari rakyatnya, dari mana duitnya membiayai pendidikan gratis untuk puluhan juta anak miskin di Indonesia? Menilik dari pembicaraan di Media Care ini, mayoritas cendekiawan Indonesia kelihatannya sudah rela/nrimo/pasrah dengan situasi korupsi di Indonesia. KORUPSI telah menjadi bagian dari budaya Indonesia. Begitu juga JAM KARET dan PENTUNG-PENTUNGAN sudah diakui sebagai budaya nasional. Maka 28 Oktober 2008, 80 tahun pasca Soempah Pemoeda I, adalah saat yang tepat mengumandangkan Soempah Pemoeda II yang bunyinya: Satu Nusa Indonesia Satu Bangsa Indonesia Satu Budaya Indonesia (korupsi, jam karet, gebuk-gebukan). Sukses ya dan salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, "goenardjoadi" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Halo Bung Danny, > > masalah korupsi di indonesia ini bukan lagi masalah teknologi, model > SoFi-nummer, masalahnya sudah menjadi begini, > > misal industry / bisnis semua dikenakan biaya lebih tinggi, namun di > depan mata ada jalur untuk lebih murah, Solar lebih murah, minyak > tanah lebih murah, kalau ada satu-dua yang korupsi, maka biayanya > lebih murah, semuanya kena. > > akhirnya yang jalur resmi tidak survive. > > Ini terjadi pada pabrik Sony, seharusnya yang impor dikenakan pajak > lebih mahal daripada yang produksi dalam negri, karena korupsi > selundupan lebih murah, lalu buat apa bikin pabrik? > > dalam satu Mall banyak kios lama non NPWP, ada peraturan baru yang > baru sewa kios harus punya NPWP aktif, makanya kios-kios yang pindah / > tutup tidak mudah mencari pengganti, bagaimana mungkin toko yang ini > NPWP, yang seberang non NPWP. akhirnya yang NPWP tidak survive. > > jadi secara survivability yang waras, yang bener, seperti kalau anda > pulang kampung ke glodok, maka yang waras tidak survive, anda nunggu > KTP saja mesti lewat RT/RW Imigrasi, Naturalisasi, wah bisa nunggu > anak anda menghasilkan cucu. > > > salam, > Goenardjoadi Goenawan > > > --- In mediacare@yahoogroups.com, "Danny Lim" wrote: > > > > Hh Indonesia negara terkorup nomor 6 di dunia dan anda > > bilang SoFi-nummer tidak applicable di Indonesia? Contoh-contoh yang > > anda berikan di bawah ini kriminalitas/korupsi dari kelas teri, > > sedangkan SoFi-nummer dapat menangkap kriminalitas/korupsi kelas > > kakap. Indonesia sebagai negara no. 6 terkorup di dunia, maka > > ikannya bukan kakap lagi tapi sudah ikan paus. > > > > Pantas korupsi di Indonesia cerah meriah, sebab logika orang > > Indonesia terbalik, yaitu "bila tidak mampu mendeteksi ikan teri, > > janganlah coba mendeteksi ikan paus." Logika di Belanda 'tuh > > sebaliknya lho, yaitu "bila anda tidak mampu mendeteksi ikan paus, > > janganlah coba mendeteksi ikan teri", sebab kans suksesnya nihil. Di >
[mediacare] Berjualan paprika di internet
SUARA PEMBARUAN DAILY --- Berjualan Paprika di Internet Internet adalah keajaiban ilmiah. Berkat teknologi ini, berjualan pun lebih nyaman dan tak perlu repot. Internet pun meringkas alur pemasaran. Inilah manfaat yang dipetik oleh Ketut Wiriantara, anggota Kelompok Tani Muda Mandiri, Desa Pancasari, Bedugul, Bali. Ceritanya, pria muda yang juga menjadi pelatih di Community Training and Learning Center (CTLC) Microsoft itu suatu hari mengakses internet untuk keperluan menggali informasi pertanian. Bersama sesama rekan petani di kelompok tani dimaksud, mereka mencoba menanam tanaman paprika. Sebelumnya, mereka telah sukses bertani stroberi, dan ingin mencoba komoditas lainnya. Setelah mendapatkan wacana bertani paprika melalui internet, kelompok tani ini mengirim e-mail ke Yayasan Pertanian Organik Bali (YPOB) guna mendapatkan pendampingan dan juga pinjaman dana. Kelompok tani ini akhirnya mendapat kucuran Pinjaman Modal Pengembangan Usaha Kecil (PMPUK) dari YPOB sebesar Rp 150 juta. "Pinjaman itu untuk biaya operasional enam rumah plastik," kata Joko Trisayoga dari YPOB di Bedugul, Bali, akhir pekan lalu kepada Pembaruan. Baru sekitar tiga bulan lebih bertanam paprika, suatu hari, kelompok tani ini mencoba memasarkan paprika. Berbekal akses internet dari CTLC, Ketut Wiriantara mencoba memasarkan paprika ke beberapa pemasok. Tujuh hari kemudian, sebuah perusahaan menghubungi mereka. "Pemasok langsung datang ke perkebunan paprika kami yang ada di enam rumah plastik itu. Begitu melihat, mereka langsung setuju untuk membeli paprika-paprika kami," papar Wiriantara. PT DIF, pemasok yang menampung paprika hasil tanaman Kelompok Tani Muda Mandiri itu memberikan harga beli yang cukup bagus, Rp 6.000 per kg. Harga ini untuk semua jenis petikan paprika yakni hijau, kuning, dan merah. Wiriantara mengaku terbantu oleh adanya CTLC. "Sayangnya, akses internet di tempat kami kadang kurang lancar dan sering kena virus. Kami mengharap pihak Microsoft segera memberi pelatihan cara membuat website," paparnya. Menanggapi hal itu, Public Affairs Manager PT Microsoft Indonesia, Cynthia Iskandar, Kamis (2/2) di Jakarta mengatakan, pihaknya memberikan pelatihan dasar-dasar komputer untuk mengenalkan teknologi informasi kepada masyarakat melalui CTLC. "Nantinya akan timbul kebutuhan yang lebih yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Kebutuhan tersebut, seperti pelatihan yang lebih maju akan selalu kami akomodasikan. Masalah yang timbul seperti virus, juga merupakan bagian dari transfer knowledge kami ke para pelatih di CTLC. Mereka akan kami dampingi melalui kemitraan dengan Balisoft yakni mitra Microsoft di Bali," urainya. Super Tentang komoditas paprika, menurut Joko Trisayoga , paprika hasil tanaman Kelompok Tani Muda Mandiri bahkan ada yang dihargai Rp 5.000 per buah. Memang masuk akal mengingat paprika-paprika itu masuk kualitas super. Beratnya rata-rata 300 gram per buah dengan ketebalan lebih dari 0,5 cm. Menurut I Nyoman Sama, anggota Kelompok Tani Muda Mandiri, paprika hasil budidaya mereka memang masuk grade super. Ini karena bertujuan untuk memenuhi permintaan pasar. Pemasok membutuhkan pasokan paprika kualitas super itu sebanyak 7 hingga 8 kuintal per minggu. "Saat ini kami baru bisa memasok paprika sebanyak 3 hingga 4 kuintal per minggu. Kami sedang mempertimbangkan untuk mencari tambahan modal supaya bisa memenuhi permintaan pasar," terangnya. Membudidayakan paprika seperti itu, menurut Nyoman Sama, perlu perhatian dan ketelatenan. "Memetik dan mengurangi cabang dan buah yang tidak perlu, harus dilakukan. Hal ini supaya tanaman paprika tumbuh meninggi dan semua nutrisinya terkonsentrasi pada buah," katanya. Dengan perawatan dan perhatian seperti itu, katanya, mereka yakin mampu mempertahankan kualitas produk. Dengan demikian, permintaan pasar pun bisa terlayani. (N-5) Last modified: 3/2/06
[mediacare] DL - Re: Essay - Sebuah prasangka terhadap teman yang kebetulan anggota DPR
Seperti ayam dan telur, pak Martin, yang mana duluan? Menjadi negara bersih dulu lalu menjalankan sistim SoFi-nummer, atau menjalankan sistim SoFi-nummer agar negara menjadi bersih? Saya tidak tahu kapan sistim SoFi-nummer mulai dijalankan di Belanda sini, tapi sering membaca kehancuran VOC di Hindia Belanda dulu itu salah satunya akibat korupsi. Lalu VOC diambil-alih oleh pemerintah Belanda dan dibereskanlah korupsi itu oleh pemerintah Belanda. Jadi korupsi bukan sesuatu yang mustahil dibereskan, kuncinya terletak pada ada tidaknya political will peemrintah Indonesia, seperti kata pak Martin di bawah ini. Herannya, kenapa ya pemerintah Indonesia tidak punya political will untuk membenahi negaranya sendiri? Di Belanda boleh dibilang tidak ada korupsi, wong Belanda termasuk negara terbersih di dunia. Korupsi kecil-kecilan mungkin ada juga, tidak ada yang 100% kedap air, bukan? Tapi pelakunya pasti sering kencing di celana sebab belum apa-apa sudah ketakutan tertangkap. Kita yang di luar negeri (apalagi yang sudah WN luar negeri) cuma bisa bilang "Indonesia negara merdeka, dus merdeka berbuat apa saja, termasuk merdeka menangani atau membiarkan korupsi merajalela". Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, Martin Widjaja <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Saya baru baca artikel ini setelah saya posting menanggapi posting dr Mas Kukuh. > > Kayaknya kali ini Mas Danny effektif sekali memberi resep supaya kita nggak > jadi terlalu apriori pada orang lain...Cuma situasinya beda sekali. > Pemberlakuan sistim nomor tunggal buat KTP,SIM,No Pajak dll sudah dijalankan > di banyak negara yg terkenal bersih termasuk Singapore yg sangat menelanjangi > data2 pribadi kita. > Kalau saja ini bisa diberlakukan di Indonesia [ mungkin ada aja negara yg mau > membiayai system ini dengan loan bahkan mungkin hibah ] wah nggak perlu apriori > atau terus ber praduga macam2 dah kita, kecuali yah si petugas pajak...[ memang tugasnya.] > > Tapi melihat political will dan tantangan yg sangat berat yg dihadapi > SBY dan para petinggi negara ini, gambaran Mr Danny tsb hanyalah soal mimpi.. > Bayangkan soal UU Pembuktian terbalik dan perlindungan konsumen kan juga > mimpi hingga sekarang, dan yg sangat parah, para lawmakres [ DPR ] kita > yg mati2an nge blok UU itu [ jaman GD jadi presiden ] > Sekali lagi kalau udah begini, kita hanya bisa berucap, nasib bangsa ini lah ... > > Salam , martin - caracas > > > > > - Original Message > From: Danny Lim <[EMAIL PROTECTED]> > To: [EMAIL PROTECTED]; mediacare mediacare > Sent: Thursday, February 22, 2007 2:21:41 PM > Subject: [mediacare] Re: [KincirAngin] Essay - Sebuah prasangka terhadap teman yang kebetulan anggota DPR > > Dengan adanya internet, pembandingan gaji seseorang dengan mobilnya gampang > sekali. Di Belanda misalnya, Dinas Pajak mencatat di komputernya berapa > pajak yang dibayar seseorang, maka akan diketahui penghasilannya (gaji atau > keuntungan perusahaan). Komputer Dinas Pajak dikopel dengan komputer Polisi > Lalu Lintas yang punya catatan nomor polisi mobil. Maka orang yang gajinya > kecil tapi punya mobil Mercedes pastilah menggelapkan pajak atau mendapat > uangnya dari praktek kriminal. Pengkopelan database Dinas Pajak dan Polisi > Lalu Lintas itu legal, diatur oleh UU Belanda. Kuncinya SoFi- nummer, sejak > mbrojol dari perut sampai gamepoint, seseorang di Belanda memiliki sebuah > SoFi-nummer. Pemerintah tinggal mentik SoFi-nummer seseorang, maka seluruh > riwayat hidupnya akan terbaca di monitor. Misalnya pernah menikah berapa > kali dengan siapa, alamatnya di kota apa, bekerja di mana, pernah dihukum > atau tidak dll. > > Mengapa Indonesia tidak mau mencontek sistim SoFi-nummer Belanda untuk > mengganyang korupsi? Walahualam. > > Salam kincir, Danny Lim, Nederland > > - Original Message - > From: "Satrio Arismunandar" <[EMAIL PROTECTED]> > To: "news Trans TV" <[EMAIL PROTECTED]>; "student EMBA" > <[EMAIL PROTECTED]>; "Begundal Salemba" > <[EMAIL PROTECTED]>; "PJTV PJTV" <[EMAIL PROTECTED]>; > "Cikeas Cikeas" <[EMAIL PROTECTED]>; "mediacare mediacare" > ; "pantau" ; "AJI INDONESIA" > <[EMAIL PROTECTED]>; "Kincir Angin" <[EMAIL PROTECTED]>; > "Forum Kompas" > Sent: Thursday, February 22, 2007 11:49 AM > Subject: [KincirAngin] Essay - Sebuah prasangka terhadap teman yang > kebetulan anggota DPR > > > > Essay - SEBUAH PRASANGKA TERHADAP TEMAN, YANG KEBETULAN ANGGOTA DPR > > >
[mediacare] Re: [KincirAngin] Essay - Sebuah prasangka terhadap teman yang kebetulan anggota DPR
Hh Indonesia negara terkorup nomor 6 di dunia dan anda bilang SoFi-nummer tidak applicable di Indonesia? Contoh-contoh yang anda berikan di bawah ini kriminalitas/korupsi dari kelas teri, sedangkan SoFi-nummer dapat menangkap kriminalitas/korupsi kelas kakap. Indonesia sebagai negara no. 6 terkorup di dunia, maka ikannya bukan kakap lagi tapi sudah ikan paus. Pantas korupsi di Indonesia cerah meriah, sebab logika orang Indonesia terbalik, yaitu "bila tidak mampu mendeteksi ikan teri, janganlah coba mendeteksi ikan paus." Logika di Belanda 'tuh sebaliknya lho, yaitu "bila anda tidak mampu mendeteksi ikan paus, janganlah coba mendeteksi ikan teri", sebab kans suksesnya nihil. Di Belanda mungkin saja ada korupsi/kriminalitas kecil-kecilan, tapi yang gede-gede 'mah udah terjaring SoFi-nummer atuh. Masing-masing negara merdeka, merdeka mengurus negaranya masing- masing, ihik ihik. Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote: > > Om Lim, mo nanya dikit.. > apa SoFi-nummer juga bisa men-detect hal-hal berikut : > > - usaha sampingan warung kelontong & besi tua > - bisnis sampingan jual beli ganja ... > - hasil makelarin jual beli tanah/ mobil orang lain > - hasil sumbangan atas nama yayasan fiktip/ tdk terdaftar > - uang hasil ber-gigolo ria > > bila bisa, berarti available untuk di-aplikasikan di Indon, > kalo tdk bisa, ya lupakan saja dululah > tdk semua yg di Belanda aplicable di Indon > > > salam, > > > > > > "Danny Lim" <[EMAIL PROTECTED]> > Sent by: mediacare@yahoogroups.com > 02/23/2007 02:21 AM > Please respond to > mediacare@yahoogroups.com > > > To > [EMAIL PROTECTED], "mediacare mediacare" > > cc > > Subject > [mediacare] Re: [KincirAngin] Essay - Sebuah prasangka terhadap teman yang > kebetulan anggota DPR > > > > > > > Dengan adanya internet, pembandingan gaji seseorang dengan mobilnya > gampang > sekali. Di Belanda misalnya, Dinas Pajak mencatat di komputernya berapa > pajak yang dibayar seseorang, maka akan diketahui penghasilannya (gaji > atau > keuntungan perusahaan). Komputer Dinas Pajak dikopel dengan komputer > Polisi > Lalu Lintas yang punya catatan nomor polisi mobil. Maka orang yang gajinya > > kecil tapi punya mobil Mercedes pastilah menggelapkan pajak atau mendapat > uangnya dari praktek kriminal. Pengkopelan database Dinas Pajak dan Polisi > > Lalu Lintas itu legal, diatur oleh UU Belanda. Kuncinya SoFi- nummer, sejak > > mbrojol dari perut sampai gamepoint, seseorang di Belanda memiliki sebuah > SoFi-nummer. Pemerintah tinggal mentik SoFi-nummer seseorang, maka seluruh > > riwayat hidupnya akan terbaca di monitor. Misalnya pernah menikah berapa > kali dengan siapa, alamatnya di kota apa, bekerja di mana, pernah dihukum > atau tidak dll. > > Mengapa Indonesia tidak mau mencontek sistim SoFi-nummer Belanda untuk > mengganyang korupsi? Walahualam. > > Salam kincir, Danny Lim, Nederland > > - Original Message - > From: "Satrio Arismunandar" <[EMAIL PROTECTED]> > To: "news Trans TV" <[EMAIL PROTECTED]>; "student EMBA" > <[EMAIL PROTECTED]>; "Begundal Salemba" > <[EMAIL PROTECTED]>; "PJTV PJTV" <[EMAIL PROTECTED]>; > "Cikeas Cikeas" <[EMAIL PROTECTED]>; "mediacare mediacare" > ; "jurnalisme" <[EMAIL PROTECTED]>; > "pantau" <[EMAIL PROTECTED]>; "AJI INDONESIA" > <[EMAIL PROTECTED]>; "Kincir Angin" <[EMAIL PROTECTED]>; > "Forum Kompas" > Sent: Thursday, February 22, 2007 11:49 AM > Subject: [KincirAngin] Essay - Sebuah prasangka terhadap teman yang > kebetulan anggota DPR > > > Essay - SEBUAH PRASANGKA TERHADAP TEMAN, YANG KEBETULAN ANGGOTA DPR > > > > Prasangka di hati kita terkadang terlalu kuat, dan mempengaruhi > penilaian > > kita pada hal-hal yang secara umum dianggap seolah-olah sudah pasti > > kebenarannya. Misalnya, anggapan bahwa anggota DPR hampir semuanya pasti > > > korup, busuk, atau menerima uang haram. Padahal prasangka kita bisa jadi > > > sangat keliru, atau minimal tidak seakurat yang kita bayangkan. > > > > Hal ini pernah menimpa saya. Sebagai jurnalis dan mantan aktivis, yang > > merasa ikut andil dalam gerakan prodemokrasi menumbangkan kekuasaan > > Soeharto tahun 1998, saya punya rasa kecurigaan yang tinggi terhadap > > mereka yang menjadi pejabat negara, entah itu di pemerintahan atau pun > di > > DPR. > >
[mediacare] Re: [KincirAngin] Essay - Sebuah prasangka terhadap teman yang kebetulan anggota DPR
Dengan adanya internet, pembandingan gaji seseorang dengan mobilnya gampang sekali. Di Belanda misalnya, Dinas Pajak mencatat di komputernya berapa pajak yang dibayar seseorang, maka akan diketahui penghasilannya (gaji atau keuntungan perusahaan). Komputer Dinas Pajak dikopel dengan komputer Polisi Lalu Lintas yang punya catatan nomor polisi mobil. Maka orang yang gajinya kecil tapi punya mobil Mercedes pastilah menggelapkan pajak atau mendapat uangnya dari praktek kriminal. Pengkopelan database Dinas Pajak dan Polisi Lalu Lintas itu legal, diatur oleh UU Belanda. Kuncinya SoFi-nummer, sejak mbrojol dari perut sampai gamepoint, seseorang di Belanda memiliki sebuah SoFi-nummer. Pemerintah tinggal mentik SoFi-nummer seseorang, maka seluruh riwayat hidupnya akan terbaca di monitor. Misalnya pernah menikah berapa kali dengan siapa, alamatnya di kota apa, bekerja di mana, pernah dihukum atau tidak dll. Mengapa Indonesia tidak mau mencontek sistim SoFi-nummer Belanda untuk mengganyang korupsi? Walahualam. Salam kincir, Danny Lim, Nederland - Original Message - From: "Satrio Arismunandar" <[EMAIL PROTECTED]> To: "news Trans TV" <[EMAIL PROTECTED]>; "student EMBA" <[EMAIL PROTECTED]>; "Begundal Salemba" <[EMAIL PROTECTED]>; "PJTV PJTV" <[EMAIL PROTECTED]>; "Cikeas Cikeas" <[EMAIL PROTECTED]>; "mediacare mediacare" ; "jurnalisme" <[EMAIL PROTECTED]>; "pantau" <[EMAIL PROTECTED]>; "AJI INDONESIA" <[EMAIL PROTECTED]>; "Kincir Angin" <[EMAIL PROTECTED]>; "Forum Kompas" Sent: Thursday, February 22, 2007 11:49 AM Subject: [KincirAngin] Essay - Sebuah prasangka terhadap teman yang kebetulan anggota DPR > Essay - SEBUAH PRASANGKA TERHADAP TEMAN, YANG KEBETULAN ANGGOTA DPR > > Prasangka di hati kita terkadang terlalu kuat, dan mempengaruhi penilaian > kita pada hal-hal yang secara umum dianggap seolah-olah sudah pasti > kebenarannya. Misalnya, anggapan bahwa anggota DPR hampir semuanya pasti > korup, busuk, atau menerima uang haram. Padahal prasangka kita bisa jadi > sangat keliru, atau minimal tidak seakurat yang kita bayangkan. > > Hal ini pernah menimpa saya. Sebagai jurnalis dan mantan aktivis, yang > merasa ikut andil dalam gerakan prodemokrasi menumbangkan kekuasaan > Soeharto tahun 1998, saya punya rasa kecurigaan yang tinggi terhadap > mereka yang menjadi pejabat negara, entah itu di pemerintahan atau pun di > DPR. > > Nah, suatu saat ada teman saya aktivis, yang melangsungkan pernikahan di > Jakarta (2006). Saya sebagai teman lama seperjuangan tentu saja memerlukan > hadir. Karena yang menikah ini aktivis yang punya jaringan luas, maka > ramailah acara pernikahan itu dihadiri para mantan aktivis, termasuk yang > sudah menjadi pimpinan di partai politik dan mendapat jabatan di DPR. > > Salah satu dari mereka, sebut saja namanya XY, datang ke acara pernikahan > dengan mobil mewah, yang harganya saya taksir pasti di atas Rp 650 juta. > Saya kenal akrab dengan XY ketika sama-sama menggalang aksi mahasiswa > pasca sarjana di Universitas Indonesia tahun 1998. Tetapi sesudah itu kami > jarang bertemu dan jarang kontak. Saya tetap berkarir di jalur > jurnalistik, sedangkan dia memilih terjun ke dunia politik. > > Saya pun berbisik ke seorang mantan aktivis lain, yang kenal dekat dengan > XY. "Apakah XY itu ketika jadi anggota DPR termasuk 'bersih"?" Dia > menjawab, "Yah, di dunia politik seperti ini sulitlah kalau kita mencari > orang yang benar-benar 100% bersih. Tapi XY ini masih lumayanlah..." > > "Lho, tapi bagaimana dia bisa punya mobil mewah, yang harganya pasti tak > terjangkau dengan sekadar gaji anggota DPR?" tanya saya, penasaran. "Oh, > dia tidak membeli mobil itu. Dia bernasib baik memenangkan undian > berhadiah mobil dari sebuah bank. Bank 'kan sering bikin undian untuk > memancing nasabah baru," sahut rekan saya. > > Saya terhenyak. Ternyata prasangka dan kecurigaan saya tidak terbukti. > Saya memang tidak tahu persis, apakah XY betul-betul "bersih." Tetapi, > setidaknya, khusus untuk kasus mobil mewah ini, dia memperolehnya bukan > dari korupsi seperti yang saya duga semula. > > Sejak saat itu, saya bertekad untuk lebih berhati-hati, sebelum > tergesa-gesa menilai atau menghakimi "bersih-tidaknya" orang lain. > Walaupun, kalau sekadar mengikuti pandangan umum yang populer, dengan > mudah pasti kita akan mengatakan: "mayoritas anggota DPR pasti korupsi." > > Manila, 22 Februari 2007 > > > Satrio Arismunandar > Producer - News Division, Trans TV, Floor 3 > > http://satrioarismunandar6.blogspot.com
[mediacare] Ogut amat konsisten lho - Re: Ade Armando kawin lagi
Ogut amat konsisten lho, dulu AA Gym kawin lagi ogut juga bilang "kenapa kitorang rese?" Maka mendengar Ade Armando kawin lagi ogut juga bilang yang sama. Penyebab poligami bukan AA Gym atau Ade Armando, tapi KUA. Menutup KUA adalah jalan satu-satunya menghilangkan poligami. Tap .. siapa berani menghapus KUA? Manneke tahu jawabannya? Ihik ihik. Sebuah diskusi yang menarik dan bermanfaat. Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, manneke <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Memang susah. Makanya wong Londo akhirnya hengkang, nggak kuta menghadapi inlander yang ternyata bisa ngusir "guru"-nya. Apes banget wong Londo ya, he he he :) > > Soal poligami Ade Armando, saya nggak ngomong tuh? Kok malah Mister Lim yang nyolot duluan? Ada angin apa? Bagusnya Mister Lim konsisten sama prinsipnya. Kalo nggak doyan ngurusin urusan orang, ya nggak usahlah jerit-jerit soal orang Indonesia yang gini dan yang gitu. Biasanya situ kan paling cepet nyamber urusan orang lain di negeri lain nun jauh di sana sono. > > RESPEK? He he he, sejak kapan Meneer kenal kata ini? Baru bangun dari mimpi, ya? Ini namanya kadal ngasih nasihat ke kadal supaya jangan jadi kadal. Kecian deh Engkoh Lim...he he he :) > > manneke
[mediacare] Re: Maaf, saya harus berkata kasar
Kalau begitu, memang susah menghadapi Inlanders ini. Diajarin devide- et-impera eh kagak bisa mengubahnya menjadi rukun silaturahmi. Kagak diajarin fatsoen eh kagak bisa belajar fatsoen sendiri, haiyaaa . cilaka butulan nih Inlanders, he he :-). Soal poligami, paling betul 'tuh mengikuti pendapatnya pater Blasius Slamet Lasmunadi PR. Ade Armando mau punya empat istri kek, kok kitorang yang jadi rese seperti kebakaran jenggot? Apa hak kita, emangnya kita babenye Ade Armando, betul ngga? Dan soal fatsoen, ikutin tata cara orang Belanda berpro-kontra di milis-milis. Orang Belanda kagak pernah gontok-gontokan meski pun rajin mengkritik. Kuncinya RESPEK. Sama siapa pun kita mesti respek, meski pun pendapatnya bertolak-belakang. Ogut respek kepada si Wido, si Ibnu, si Fery dll. meski pun bentrok opininya. Kalau ogut sudah tidak punya respek terhadap seseoarng, kagak ogut reply emailnya. Simpel ya. Orang Indonesia belum terbiasa berbeda pendapat sambil terus berteman, kalau berbeda pendapat berarti musuh, kalau teman mesti setuju 100%. Kecian si Manneke ini, he he :-). Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, manneke <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Soalnya dulu wong Londo cuma mewariskan sifat devide et impera sih, sementara fatsoenlijk-nya nggak diajarin. Sama sesama Londo pake fatsoenlijk, tapi sama Inlander perlakuannya seperti memperlakukan binatang. Nah,kemunafikan macam ini juga diwariskan pada orang Indonesia. > > Buka sekolahan aja sok pake nama "politik etis" segala, padahal sekolah-sekolahnya didirikan berdasar prinsip segregasi. Nggak heran aku jadinyaihikihik, oh keliru, sori...mestinya aku bilang: "Oo I love my country more and more." > > manneke
[mediacare] Re: Maaf, saya harus berkata kasar
Mitra Vinda bertanya "Gimana yang lain?" Jawaban saya "Sesekali bolehlah moderator meloloskan email kasar sehingga kita makin kenal orang macam apa si A, si B dll." Menahan diri untuk TIDAK bicara kasar memang tidak mudah, apalagi buat orang Indonesia yang berbudaya gontok-gontokan. Namun berbicara sopan juga bukan impossible. Orang Belanda biasanya mampu berpro-kontra secara fatsoenlijk, artinya berbeda pendapat tapi tidak memakai kata-kata kasar. Bila devide-et-impera orang Belanda dicontek Inlanders sampai detik ini, mengapa tutur kata fatsoenlijk orang Belanda tidak dicontek oleh Inlanders ya. Heran aku jadinya ... haiyaaa, ihik ihik :-). Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, "Mitra Vinda" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Wah, mustinya e-mail ini disensor ya oleh moderator. Di sini bukan tempatnya > untuk maki memaki. Gimana yg lain? > > > > > > _ > > From: mediacare@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf > Of [EMAIL PROTECTED] > Sent: Tuesday, February 20, 2007 2:51 PM > To: mediacare@yahoogroups.com > Subject: [mediacare] Maaf, saya harus berkata kasar > > > > Kepada teman-teman yang lain, saya minta maaf kalau saya terpaksa berkata > kasar kepada penulis surat bernama Christopher Nommensen. > > Kepada Christopher (yang saya duga bukan nama sebenarnya): "Anda anjing!" > > ade armando > > > From: Christopher Nommensen <mailto:christopher_nommensen%40yahoo.com> [EMAIL PROTECTED]> > > To: [EMAIL PROTECTED] <mailto:mediacare%40yahoogroups.com> ps.com > > Sent: Monday, February 19, 2007 10:30:42 AM > > Subject: Utk Mbak Dinda. Mendukung Bung Ade Re: Dalam hidup orang bisa > > berubah - Re: [mediacare] Sikap tdk konsisten Ade Armando ttg Poligami > > > > Orang memang bisa berubah > > > > Dulu menyatakan setia pada istri tercinta... > > > > Tetapi istri pertama mulai menua.. sedangkan di depan mata ada mahasiswa > > berusia di awal 20-an yang masih "suegerr"... sayang kan kalau > > disia-siakan bukan begitu bung Ade?? > > > > Mbak Dinda.. > > > > Kita tunggu saja 30 tahun lagi... Jika istri kedua bung Ade, si Citra > > sudah mulai menua... sedangkan bung Ade masih jadi dosen... Apakah dia > > akan memperistri mahasiswanya yang masih segerrr > > > > Hidup Bung Ade... Pencinta "kesegaran" >
[mediacare] Re: Untuk Ida Arimurti: Poligami (+saran dari mod)
Indonesia adalah negara 1001 possibilities, maka kantor pernikahan pun ada dua, satunya bernama Kantor Catatan Sipil (hanya boleh 1 istri) dan satunya lagi bernama Kantor Urusan Agama (boleh punya 4 istri). Mencegah poligami gampang sekali kok, tutup saja KUA maka semua penduduk Indonesia akan menikah di Kantor Catatan Sipil alias hanya beristri satu. Pertanyaannya: beranikah menutup KUA? Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote: > > Hi, Ida yang baik. > Saya sangat terharu membaca suratmu. > Saya tahu Ida sangat peduli dengan saya, dengan istri saya, dengan > keluarga saya. > Dan kalau bisa, saya ingin sekali bercerita tentang kondisi- kondisi yang > menyebabkan saya menikah lagi. > Saya ingin sekali menjelaskan kenapa apa yang ada di kepala banyak orang > itu tidak ada hubungannya dengan keputusan saya. > > Tapi, Ida yang baik, saya nggak bisa. > Ada hal-hal yang memang tidak mungkin diceritakan. > Saya cuma berharap orang akan memaklumi bahwa dalam diri setiap orang ada > ruang pribadi yang tidak bisa dimasuki orang asing. > Saya nggak tahu, da, apakah akan ada saat tatkala saya bisa bercerita > tentang itu kepada banyak orang. > Mungkin nggak akan pernah terjadi. > Saya memilih diam. > Dan kalau karena saya diam, orang semakin mudah menghujat saya, silakan saja. > Hidup, seperti saya bilang, adalah soal pilihan. > > Maaf ya Ida. > Maaf ya semua teman yang senantiasa menunjukkan simpati Anda tapi tidak > kunjung tahu apa yang sebenarnya terjadi. > Tapi melihat kebaikan hati Anda selama ini, saya percaya Anda akan mengerti. > > salam > > ade armando > > MOD: > > Bung Ade, sekadar usul. Alangkah menarik apabila Bung Ade meluangkan waktu untuk menuliskan buku tentang poligami. Misal buku itu diberi judul: "Sungguh tak mudah berpoligami". Kalau kelak jadi terbit, saya adalah pembeli pertama buku itu. > > > > Hi Bang Ade Armando, apa kabar ? > > > > Wah seru ya banyak yg ingin menanggapi perubahan sikap pemikiran Bang Ade > > tentang poligami. > > > > Itu semua tandanya banyak yg perhatian sama Bang Ade dan sekaligus peduli > > bahwa masalah Polygami ngga main main, semua orang ingin ber empati > > terhadap > > > > masa depan kelangsungan keluarga dan bagaimana perasaan seorang wanita, > > karena dalam hal ini wanita selalu lemah, nerimo yg dalam banyak alasan > > laki-laki memaksakan kehendak/katanya sih keinginan baiknya dan boleh tuh > > atas nama agama. > > > > > > > > Ya wis aku ngga ingin menuduh laki-laki yg salah, karena tidak dalam > > kapasitasku aku tahu mana yg salah dan mana yg benar. > > > > Tapi seingatku Orang Tuaku menasehatiku, apabila kamu masuk dalam sebuah > > perkawinan, baru kamu mengetahui pelajaran hidup. > > > > Kita sepasang suami Istri harus sepakat dg sebuah ketidak sepakatan, > > berarti > > kita juga kawin dengan ketidak cocok an. > > > > Mau digimana in juga kita adalah sepasang dari kutub yg berbeda, tapi > > bagaimana kita bisa menyesuaikan, toleransi, memahami perasaan masing2, > > > > menghormati, menyayangi, bertanggung jawab, ekplorasi hubungan, selalu > > melihat sisi positif pasangan kita, menerima ikhlas kekurangan pasangan > > kita > > dll dll > > > > InsyaAllah ibadah kita menjadi berkah dikemudian hari, apalagi kalau ada > > tanggung jawab anak yg sudah dipercayakan oleh kita. > > > > Ngga punya anak, bukan juga jadi alasan berpoligami. Karena Allah akan > > memberikan pada saat yg baik nanti. > > > > Saya ngga percaya ada manusia yg bersikap adil, karena kita hanyalah > > sesosok > > manusia yg banyak kekurangan. Wong kita sendiri aja sering ngga berlaku > > adil > > > > dengan diri sendiri, misalnya bikin sehat diri sendiri aja malas, malas > > olah > > raga, makan ngga sehat, itu juga salah satu bentuk ke tidak adil an bagi > > diri sendiri. > > > > Bagaimana mungkin kita bisa membagi sebuah ke adilan pada 2 wanita, dimana > > pasti seorang Suami yg akan melakukan poligami akan coba mengupayakan > > > > kebahagiaan untuk 2 istri, apakah itu mungkin ? Yang ada setiap saat kita > > cuma melihat betapa tegarnya 2 orang wanita yg ingin nerimo, atas nama > > cinta > > dengan seorang laki-laki yg masih dipertahankan, demi anak atau demi cinta > > atau demi agama ? > > > > > > > > Baca deh Bang Ade buku Nikah nya, pasti seorang laki-laki akan tersentuh > > menangis, betapa tidak mudahnya Laki-Laki menerima tanggung jawab itu, > > tapi > > itulah kemulyaan dan ib
[mediacare] Bursa Cagub DKI Pascabanjir
DL - Ternyata Fauzi Bowo adalah wakil gubernur yang sekarang, yang gagal menangani banjir. Bahwa gubernur/wakil gubernur Jakarta yang sekarang masih tetap bisa bercokol di singgasananya setelah ada 80 penduduk meninggal kebanjiran, dan 350.000 penduduk lainnya harus mengungsi, itu saja sudah aneh bin ajaib. Lebih absurd apabila Fauzi Bowo nanti diangkat menjadi gubernur Jakarta. Sementara lumpur banjir masih basah, orang Jakarta sudah sibuk tawar-tawaran harga kursi gubernur, bukan memikirkan pencegahan banjir. Ck ck ck apa yang bisa diharapkan dari bangsa macam begini? SUARA PEMBARUAN DAILY Bursa Cagub DKI Pascabanjir Salahuddin Wahid Pemilihan gubernur DKI makin mendekat dan memasuki tahap menentukan yaitu penentuan cagub/cawagub oleh (koalisi) partai yang berhak mengajukan calon. Setiap partai yang punya kursi cukup lumayan di DPRD sibuk melakukan komunikasi politik di antara mereka dan juga dengan para tokoh yang dianggap layak untuk diajukan sebagai calon (gubernur/wakil gubernur). Tampaknya nama-nama yang akan muncul sebagai cagub/cawagub makin mengerucut pada beberapa nama: Fauzi Bowo, Adang Dara- djatun, Agum Gumelar, Sarwono Kusumaatmadja, Faisal Basri dan Bibit Waluyo. Untuk cawagub, nama yang menonjol adalah Rano Karno. Lainnya ialah Dani Anwar, Jasri Marin, Biem Benyamin, Asril Tanjung. Tiba-tiba terjadi bencana banjir dahsyat yang melumpuhkan DKI. Tudingan menyalahkan Gubernur Sutiyoso tidak bisa dielakkan. Sayangnya Sutiyoso sibuk mencari kesalahan di luar dirinya dan pemprov. Kita tahu bahwa terjadinya banjir dahsyat ini kesalahan banyak pihak termasuk Pemprov DKI. Sutiyoso menyatakan bahwa banjir ini siklus lima tahunan. Pernyataan ini dibantah sejumlah pakar. Hal ini menunjukkan bahwa gubernur tidak memahami apa yang terjadi. Koran The International Herald Tribune dan The Financial Times menyatakan bahwa bencana di Indonesia (termasuk banjir DKI tentunya, SW), bisa dikurangi secara amat berarti apabila korupsi (penyalahgunaan kekuasaan) bisa dibasmi dan birokrasi pemerintah bekerja dengan baik. Saya menggarisbawahi pendapat itu. Tentu Fauzi Bowo tidak bisa melepaskan diri dari masalah tersebut. Saya tidak mendengar atau membaca langsung wawancaranya, tetapi Bambang Pranowo di media menulis bahwa Fauzi Bowo menyatakan banjir itu adalah peristiwa alam dan tidak mungkin bisa dikendalikan manusia. Upaya melawan banjir oleh warga di Pluit dan manajemen Hotel Regent/Four Seasons, yang ditahun 2002 terkena banjir dan sekarang tidak, menunjukkan bahwa kita bisa melawan banjir. Pertanyaan yang muncul ialah apakah posisi Fauzi Bowo sebagai bagian dari pemprov yang disalahkan karena terjadinya banjir itu akan mempengaruhi "nilai jualnya" di dalam pandangan para pemilih dan karena itu juga didalam penilaian partai yang mencalonkan? Tidak mudah untuk menjawab pertanyaan itu. Secara rasional partai yang berminat terhadap Fauzi Bowo perlu mempertimbangkan kembali dengan serius pencalonannya. Tetapi seringkali politik memang tidak rasional. Beberapa bakal cagub (Sarwono, Faisal Basri, dan Adang Darajatun) sudah ikut menyampaikan pandangannya tentang masalah banjir di dalam dialog di Metro TV (8-2-2007) bersama Sutiyoso, Menteri PU dan anggota DPD Marwan Batubara. Tentu dialog singkat itu tidak mungkin bisa mengungkap apa visi mereka tentang penanggulangan banjir. Masyarakat menunggu penyampaian gagasan para tokoh yang berminat jadi cagub DKI untuk mengungkap visi dan misinya tentang masalah penanggulangan banjir dan banyak masalah lainnya. Para calon harus menguraikan secara cukup rinci, tidak hanya normatif, apa yang akan dilakukannya didalam melawan banjir. Termasuk di dalam menentukan prioritas anggaran. Pedoman Partai Apa pedoman partai di dalam memilih calon gubernur/calon wakil gubernur DKI? Sejauh informasi dan kabar burung yang saya peroleh, tampaknya yang paling menentukan ialah ketersediaan dana dalam jumlah amat besar. Bisa mencapai ratusan miliar. Partai yang bisa mengajukan calon tanpa koalisi tentu memasang tarif yang tinggi. Partai yang punya kursi lumayan saja ada yang memasang tarif tinggi. Yang bisa melakukan negosiasi adalah DPD/DPW dan DPP. Seorang ketua umum dan pimpinan sebuah partai yang punya beberapa kursi di DPRD DKI (sebut saja partai A) didatangi seorang tokoh -yang tampaknya tidak punya dana besar- yang minta didukung menjadi cagub bersama partai lain. Salah seorang pimpinan dengan enteng dan lugas tanpa rikuh bertanya, berapa dana yang dipunyai. Ada partai yang menyaring para pendaftar cagub/cawagub melalui proses dari bawah termasuk pemaparan visi dan misi oleh para peminat yang mendaftar. Ini adalah suatu proses bottom-up yang bagus. Tetapi ternyata proses seleksi itu tidak mengikat karena keputusan tetap ada di tangan DPP. Apakah penentuan oleh DPP itu juga mempertimbangkan faktor dana yang disedia
[mediacare] Imlek dalam Perspektif Global
DL - Christianto Wibisono betul, orang Tionghoa di Indonesia jangan seperti anak kecil, "kegirangan dikasih permen jadi lupa bahwa kemarin dulu baru saja kepalanya dijitakin orang sekampung." Orang Tionghoa harus mampu melihat situasi secara proporsional. Lihatlah, bukankah tidak proporsional bila Imlek dijadikan hari libur nasional? Yang harus diperjuangkan oleh orang Tionghoa di Indonesia bukanlah hari libur Imlek tapi kebebasan merayakan Imlek, kebebasan berdoa berdoa di kelenteng Konghucu, kebebasan menjalankan ibadah Katolik atau Protestan buat yang Kristen, tidak diperas, tidak didiskriminasi dll. Once again, hari libur Imlek tidak penting dan tidak proporsional, yang penting dan proporsional adalah kelompok Tionghoa di Indonesia diperlakukan sebagai manusia setara dengan sukubangsa-sukubangsa lainnya di Indonesia, amin. SUARA PEMBARUAN DAILY The Global Nexus Imlek dalam Perspektif Global Christianto Wibisono Semaraknya perayaan Imlek Tahun Babi Api 18 Februari 2007 dan suksesnya UU Ke-warganegaraan tidak dengan sendirinya mengubur masalah SARA etnis Tionghoa karena tragedi Mei masih belum diselesaikan tuntas. Ketua DPR Agung Laksono meneruskan saran Komisi III DPR agar Presiden segera membentuk Peradilan HAM Ad Hoc kasus Mei, Trisakti dan Semanggi I/II. Ini suatu trobosan politik karena keterkaitan posisi historis capres Wiranto sebagai otoritas kekuasaan periode tersebut. Masyarakat mengharapkan Presiden Susilo Bambang Yu- dhoyono melanjutkan langkah Agung Laksono untuk memenuhi tuntutan rasa keadilan korban. Perjuangan menuntaskan misteri tragedi Mei dan Semanggi I/II, peradilan, penghakiman dan penghukuman menurut kaidah hukum kemanusiaan universal merupakan bagian dari rekonsiliasi nasional. Simultan dengan proses hukum terhadap pelaku dan author intellectual bisa diberlakukan amnesti setelah kompensasi bagi korban, seperti yang terjadi di Afrika Selatan. Sayang, Mahkamah Konstitusi telah membubarkan ren- cana pembentukan Komisi Rekonsiliasi dan menutup peluang rekonsiliasi model Afrika Selatan. Belajar dari perdamaian Aceh yang memberikan kompensasi kepada korban serta konsesi politik kepada mantan pemberontak, seyogyanya bangsa ini juga bisa berdamai dengan masa lalu, tahanan politik, dan lawan politik warisan sejarah. Sebenarnya seluruh generasi yang pernah melakukan pemberontakan bersenjata sejak DI/ TII, PKI dan PRRI/Permesta sebagian besar telah meninggal dunia. Sekarang adalah generasi anak cucu dan secara fair, yang paling menderita adalah eks PKI karena merekalah yang digebyah uyah dimatikan secara perdata oleh rezim Orde Baru. Disamping eks PKI, para lawan politik Soeharto dari kalangan aktivis mahasiswa termasuk yang diculik dan masih hilang, perlu memperoleh kompensasi yang layak dari Pemerintah. Kelompok etnis Tionghoa merupakan langganan sasaran kambing hitam manuver suksesi berdarah rezim politik. Sejak zaman revolusi dari peristiwa Tangerang 1946, rasialisme 10 Mei 1963, geger Solo dan Jawa Tengah 1980 hingga penjarahan Mei 1998 golongan Tionghoa selalu menjadi sasaran empuk yang tidak berdaya. Pihak mantan penguasa dan pemerintah harus mempertanggungjawabkan kebiadaban melenyapkan nyawa dan atau merampas harta orang lain itu dalam Peradilan HAM. Kejahatan terhadap kemanusiaan itu harus tidak boleh terjadi lagi. Baik di Chili maupun Argentina terjadi suatu proses peradilan yang memberi ganti rugi kepada korban dan menghukum para pelaku kejahatan terhadap kemanusiaan tersebut. Pelaku teroris bom Bali dan tindak kekerasan seperti Poso dan Ambon serta author intellectual-nya juga harus diusut tuntas dan dihukum setimpal. Masalah terorisme harus dilihat sebagai tindakan kejahatan terhadap kemanusiaan. Tidak boleh secara subyektif berlindung dibalik golongan tertentu. Sebab serangan model teror yang dilakukan Laskar Jundullah terhadap Garda Revolusi Iran membuktikan bahwa terorisme dapat juga terjadi secara internal dalam tubuh masyarakat Muslim sendiri. Perang saudara antar faksi Hamas dan Fatah di Palestina yang baru didamaikan di Mekkah oleh Arab Saudi juga membuktikan bahwa kalau terorisme dibenarkan, maka yang akan hancur bukan cuma AS atau Bush. Tapi juga masyarakat Timur Tengah itu sendiri bunuh diri dalam perang saudara bergaya terorisme massal, kolektif dan berskala regional. Lebanon adalah contoh bunuh diri masyarakat majemuk dari kota model menjadi puing porak poranda. Consociational democracy yang membagi kekuasaan antara presiden, perdana menteri dan ketua DPR atas dasar perwakilan agama buyar setelah Suriah dan Hezbollah memegang hegemoni politik de fakto. Sekalipun Suriah mundur dari Lebanon 2006, negeri itu tidak pernah kembali ke zaman ke "emas"an tahun 1950-60an Rekonsiliasi Nasional Rekonsiliasi Nasional model Nelson Mandela yang memaafkan sipir penjara yang pernah mengencingi di sel, merupa
[mediacare] Re: [SP] Eddie Kusuma: Imlek adalah Perayaan Budaya
Tidak ada perbedaan apakah Imlek merupakan perayaan agama atau perayaan budaya, di Indonesia tidaklah proporsional menjadikan Imlek sebagai hari libur nasional. Perhatikan: yang saya katakan "tidak pantas menjadi hari libur nasional", bukan "tidak boleh merayakannya". Semua sukubangsa di Indonesia harus bebas merayakan tradisinya sendiri, tanpa perlu dikawal oleh belasan ribu polisi, barisan pemuda dan metal detector alias dalam suasana aman nyaman tenteram. Tapi perayaan tradisional itu tidak semuanya pantas dijadikan hari libur nasional. Natal pun menurut saya tidak pantas dijadikan hari libur nasional di Indonesia. Menurut saya (sekali lagi), hari-hari libur nasional di Indonesia haruslah yang berasal dari agama Islam saja, ditambah hari Proklamasi 17 Agustus. Bila anda-anda di Indonesia mau memikirkan kesejahteraan pegawai di Indonesia, maka jatah cuti semua karyawan di Indonesia mesti ditambah. Jadi, hari libur massal Natal/Nyepi/Waisak/Imlek dihapuskan, diganti dengan hari libur fleksibel, karyawan dapat menentukan sendiri kapan akan berlibur. Di Belanda, jatah cuti karyawan fulltimer dalam setahun berjumlah sekitar sebulan penuh, yang boleh diambil kapan saja sesuka hatinya, misalnya 3 hari di buan April, 4 hari di bulan Juni, 7 hari di bulan September dst. Sebuah diskusi yang menarik dan bermanfaat. Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, "Ray Indra" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Dear Hong Gie, > > Setuju dengan pendapat Anda. Kenapa ya pak Jenderal mikir seperti itu? > Bagi umat Konghucu dan Buddha Tridharma, hari Imlek adalah hari > keagamaan, lengkap dengan semua ritualnya seperti ritual pembersihan > dewa-dewi (kalau di Jawa tambah acara lek-lekan atau begadang), > menyucikan diri (puasa/tidak makan daging), membaca kitab suci, > sembahyang leluhur dan tentunya berdoa ke kelenteng/vihara. > > Semua ritual di atas TIDAK dilakukan oleh Tionghoa yang sudah beragama > lain (misalnya Kristen/Katolik/Islam), yang sebagian hanya mengikuti > Imlek sebagai budaya dan tradisi orang tua (nah ini baru budaya saja), > seperti makan-makan, nonton barongsai, angpao dan kesempatan berkumpul > melepas kangen dengan sanak saudara. > > Jadi jelas ada unsur ritual keagamaan yang bersifat unik, milik > pemeluknya. > > Benar kata Anda, kalau Imlek hanya budaya, maka kita harus ada dong > hari libur budaya Papua, Banten, Madura, Dayak... jadi libur terus > dong...;) > > > > --- In mediacare@yahoogroups.com, "Yap Hong Gie" wrote: > > > > Seandainya, saya ulangi, seandainya, pernyataan dan penjelasan penulis > > adalah benar; "Imlek adalah Perayaan Budaya", maka Pemerintah telah > > keliru menetapkan Imlek sebagai Hari Raya (Keagamaan) Nasional. > > Dan oleh karena itu, Keputusan Presiden Nomor 19/2002, yang menyatakan > > Imlek adalah Hari Libur Nasional, perlu ditinjau kembali, untuk dicabut. > > > > Menyambut Hari Raya Imlek, nampak suasana suci dan indah dikotori oleh > > kontroversi terbuka, bahkan adanya kecenderungan pihak-pihak > tertentu yang > > mengkerdilkan magna Hari Raya Imlek, sebagai perayaan budaya (pakai > huruf > > kecil). > > > > Melalui Keppres No.6/2000, Presiden Abdurrahman Wahid mencabut Inpres > > No.14/1967. Yang artinya, warga keturunan Tionghoa tak lagi > memerlukan izin > > khusus untuk mengekspresikan secara publik berbagai aspek dari > kepercayaan, > > kebudayaan, dan tradisi asli mereka. > > Kemudian, Presiden Megawati Soekarnoputri menindaklanjutinya dengan > > mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 19/2002 tertanggal 9 April 2002 > > yang meresmikan Imlek sebagai hari libur nasional. Mulai 2003, Imlek > resmi > > dinyatakan sebagai salah satu hari libur nasional. > > Hari libur nasional yang terkait dengan agama, merupakan Hari Raya dari > > agama-agama yang ada di Indonesia dan diakui oleh pemerintah. > > > > Tradisi silaturahmi keluarga, kerabat, teman dan tetangga; yang intinya > > adalah penghormatan yang muda pada orang yang lebih tua dan saling > memberi > > selamat ini memiliki kesamaan dengan tradisi silaturahmi masyarakat > Muslim, > > setelah melaksanakan sembahyang (solat) Ied, pada Hari Raya Idul Fitri. > > Dikalangan pribumi jaman dulu, Imlek lebih dikenal sebagai "Lebaran > Cina". > > > > Kalau cuma sekedar perayaan budaya, mengapa masyarakat Tionghoa > > menyelenggarakan rangkaian ritual sembayangang di rumah dan > > berbondong-bondong sembahyang ke Klenteng (agama Tao/Konghucu) dan > ke Vihara > > (Budha)? > > > > Quote: > > Konon, Perayaan Imlek Nasional ini atas prakarsa bersama Dut
[mediacare] Re: [SP] Eddie Kusuma: Imlek adalah Perayaan Budaya
Karena 3% penduduk sukubangsa Tionghoa merayakan Imlek lalu 97% rakyat Indonesia mesti ikut-ikutan libur? Karena 1% penduduk Hindu merayakan Nyepi lalu 99% penduduk Indonesia mesti ikut-ikutan libur? Karena 1% penduduk Budha di Indonesia merayakan Waisak lalu 99% penduduk Indonesia harus juga libur? Karena 9% penduduk Kristen (6% Protestan + 3% Katolik) Indonesia merayakan Natal lalu 91% penduduk Indonesia mesti ikut-ikutan libur? Menurut ukuran Belanda hal ini tidak normal. Lebih bagus Natal, Nyepi, Waisak, Imlek BUKAN hari libur nasional tetapi kebaktian Natal aman adem ayem tidak usah dijaga belasan ribu polisi + barisan pemuda + metal detector. Jelas keputusan pemerintah menjadikan Natal, Waisak, Nyepi dan Imlek sebagai hari libur nasional adalah keputusan politis, supaya dunia melihat bahwa di Indonesia ada kebebasan beragama. Namun . apakah betul di Indonesia ada kebebasan beragama? Jawab: TIDAK. Di Indonesia tidak/belum ada kebebasan beragama, tanyakan ke umat Kristen dan Ahmadiyah, mereka pernah merasakan diancam, gedung ibadahnya dirusak dsb. Bila saya menjadi menteri dalam negeri RI, saya akan cabur semua keputusan yang menyatakan Natal, Nyepi, Waisak dan Imlek sebagai hari libur nasional, sebaliknya saya akan cekal semua kelompok rese yang menggangu umat Kristen dan Ahmadiyah, termasuk yang mengganggu umat Lia Eden dll. Yang penting bukan hari liburnya, tapi kerukunan umat beragamanya. Bukan begitu? Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, "rahmad budi" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Kalau melihat sejarah seperti yang ditulis penulis, maka benar Imlek adalah > perayaan budaya. Namun > kalau dalam perayaan budaya ini dihiasi dengan ritual agama (Buddha), ya > saya pikir sah-sah saja. > > Tak hanya Imlek yang menjadi komersial, semua perayaan agama lain juga > dikomersilkan. > > Menjadikan imlek sebagai hari libur nasional ada baiknya karena toh warga > Tionghoa biasanya akan ambil bagia dalam perayaan imlek, ini sebagai > penghormatan dari pemerintah. > > Ndak perlu diperbesar masalah ini. > > On 2/18/07, Yap Hong Gie <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > Seandainya, saya ulangi, seandainya, pernyataan dan penjelasan penulis > > adalah benar; "Imlek adalah Perayaan Budaya", maka Pemerintah telah > > keliru menetapkan Imlek sebagai Hari Raya (Keagamaan) Nasional. > > Dan oleh karena itu, Keputusan Presiden Nomor 19/2002, yang menyatakan > > Imlek adalah Hari Libur Nasional, perlu ditinjau kembali, untuk dicabut. > > > > Menyambut Hari Raya Imlek, nampak suasana suci dan indah dikotori oleh > > kontroversi terbuka, bahkan adanya kecenderungan pihak-pihak tertentu yang > > > > mengkerdilkan magna Hari Raya Imlek, sebagai perayaan budaya (pakai huruf > > kecil). > > > > Melalui Keppres No.6/2000, Presiden Abdurrahman Wahid mencabut Inpres > > No.14/1967. Yang artinya, warga keturunan Tionghoa tak lagi memerlukan > > izin > > khusus untuk mengekspresikan secara publik berbagai aspek dari > > kepercayaan, > > kebudayaan, dan tradisi asli mereka. > > Kemudian, Presiden Megawati Soekarnoputri menindaklanjutinya dengan > > mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 19/2002 tertanggal 9 April 2002 > > yang meresmikan Imlek sebagai hari libur nasional. Mulai 2003, Imlek resmi > > dinyatakan sebagai salah satu hari libur nasional. > > Hari libur nasional yang terkait dengan agama, merupakan Hari Raya dari > > agama-agama yang ada di Indonesia dan diakui oleh pemerintah. > > > > Tradisi silaturahmi keluarga, kerabat, teman dan tetangga; yang intinya > > adalah penghormatan yang muda pada orang yang lebih tua dan saling memberi > > selamat ini memiliki kesamaan dengan tradisi silaturahmi masyarakat > > Muslim, > > setelah melaksanakan sembahyang (solat) Ied, pada Hari Raya Idul Fitri. > > Dikalangan pribumi jaman dulu, Imlek lebih dikenal sebagai "Lebaran Cina". > > > > Kalau cuma sekedar perayaan budaya, mengapa masyarakat Tionghoa > > menyelenggarakan rangkaian ritual sembayangang di rumah dan > > berbondong-bondong sembahyang ke Klenteng (agama Tao/Konghucu) dan ke > > Vihara > > (Budha)? > > > > Quote: > > Konon, Perayaan Imlek Nasional ini atas prakarsa bersama Duta Besar RI di > > Beijing dan Duta Besar RRT di Jakarta dalam rangka peningkatan hubungan > > kerjasama kebudayaan kedua negara. ---End quote. > > > > Apakah maksudnya Perayaan Imlek Nasional mau dijadikan acara perayaan > > (budaya) bilateral? > > Kalau menurut penulis, acara perayaan Imlek adalah dalam rangka > > "peningkatan > > hubungan kerjasama kebudayaan kedua negara"
[mediacare] INTI Imbau Imlek Diisi Kegiatan Sosial
DL - Cinta memang tidak bisa satu arah, cinta harus dua arah, dalam hal sukubangsa Tionghoa harus ada kemauan orang Tionghoa untuk berintegrasi dengan penduduk asli Indonesia, dan di pihak Indonesia sendiri mesti ada kemauan untuk menerima orang Tionghoa sebagai sebuah sukubangsa yang sejajar dengan Sunda, Batak, Makassar, Papua dll.. Sukubangsa Tionghoa memang sial, di devide-et-impera oleh kolonial Belanda kemudian di devide-et-impera oleh engkong Soeharto. Makanya tertanam kebencian di kepala setiap penduduk asli Indonesia terhadap sukubangsa Tionghoa. Bila problematik sukubangsa Tionghoa dapat diselesaikan, langkah berikutnya adalah merujukkan umat beragama di Indonesia, jangan sampai tertanam di sanubari umat Islam Indonesia bahwa umat beragama lain adalah kafir. Sukses ya menghilangkan diskriminasi etnis terhadap sukubangsa Tionghoa dan diskriminasi agama terhadap umat Katolik, Protestan, Budha, Hindu, dll. Merdek!!! SUARA PEMBARUAN DAILY INTI Imbau Imlek Diisi Kegiatan Sosial [JAKARTA] Anggota dan simpatisan Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) diimbau agar merayakan Imlek dengan sederhana dan prihatin sebagai bentuk solidaritas dan empati terhadap sesama warga Jakarta yang sedang menderita terkena musibah banjir. Ketua Perhimpunan Inti, Benny G. Setiono, dalam siaran persnya di Jakarta, Jumat (16/2), mengemukakan bahwa pengurus perhimpunan itu tidak akan merayakan Imlek dengan pesta-pesta. Sebagai gantinya, dalam kurun waktu antara Tahun Baru Imlek 18 Februari 2007 hingga perayaan Capgomeh tanggal 4 Maret akan diisi dengan bakti sosial. Bentuk bakti sosial tersebut adalah pengobatan cuma-cuma karena setelah banjir melanda Jakarta, banyak korban yang jatuh sakit. Pengobatan cuma-cuma akan dilaksanakan di Jalan Panjang dekat rel kereta Daan Mogot, Muara Angke, Kramat Jati, Dadap, Tangerang dan Cibinong. Sementara itu Wakil Gubernur DKI Fauzi Bowo mengemukakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI masih menginventarisasi warga keturunan Tionghoa yang belum memperoleh surat kewarganegaraan seperti akta kelahiran dan kartu tanda penduduk (KTP). "Pada prinsipnya seluruh warga negara Indonesia baik yang keturunan ataupun tidak memiliki hak dasar. Karena itu sudah seharusnya meraka memperoleh akta kelahiran dan KTP," ujar Fauzi Bowo usai membuka acara talk show di Jakarta Selatan, Jumat (16/2). Ada Kesepakatan Fauzi mengatakan, untuk merealisasikan hal tersebut Pemprov masih menunggu keputusan pemerintah pusat dalam hal ini Menteri Hukum dan HAM. "Memang belum ada keputusan tetapi sudah ada kesepakatan dengan menteri. Jika datanya sudah selesai akan segera kami ajukan ke pemerintah pusat," katanya. Dia mengakui, masih banyak warga keturunan Tionghoa di Jakarta yang belum mendapat pengakuan sebagai WNI. Saat ini status mereka, tuturnya, hanya sebagai warga kota saja. "Padahal sebagian besar dari mereka lahir besar dan beranak cucu di Jakarta," ujarnya. Dia menegaskan pihaknya telah memerintahkan jajarannya di tingkat kelurahan melaui RT dan RW setempat untuk mendata keberadaan mereka. Jika keputusan pemerintah pusat sudah dikeluarkan layanan administrasi kependudukan untuk semua warga keturunan di Jakarta tidak akan ada bedanya. Fauzi menilai setelah disahkannya UU No 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan seharusnya tidak ada lagi diskriminisi terhadap warga keturunan khusunya keturunan Tionghoa. "Jika masih ada diskriminasi yang dilakukan oleh oknum pemerintah setempat, warga jangan takut untuk melaporkannya," tegasnya. Tidak hanya bagi warga keturunan Tionghoa saja, lanjutnya, tetapi juga anak yang merupakan hasil perkawinan campuran dengan WNA. Mereka juga bisa mendapatkan kewarganegaraan WNI. Langkah ini dibuat agar ada perlakuan yang adil. Dia sudah menginstruksikan kepada dinas kependudukan jika keputusan menteri sudah keluar maka para warga keturunan Tionghoa akan mendapatkan KTP secara gratis sesuai ketentuan Pemprov DKI Jakarta. Pada kesempatan itu Fauzi Bowo menyambut posotif adanya keinginan warga Tionghoa untuk merayakan Imlek secara sederhana, dengan alasan Jakarta baru saja selesei ditimpa bencana banjir. "Saya menghargai itu," ujarnya. [M-16/W-5] Last modified: 17/2/07
[mediacare] Re: Barisan harus segera kita rapatkan!!!!!
Email di bawah ini adalah manipulasi. Sebagian memang tulisan saya, lalu ditambah kalimat-kalimat "PKS (PRAKTEK KETOPRAK SAJA)", lalu "YANG TIDAK ADA APA APANYA BELAKA" dan terakhir "Danny Lim, PDS Nederland" Siapa sudi menjadi anggota PDS Nederland? Dan apakah ada PDS Nederland? Saya sendiri telah menjadi WN Belanda dan anggota parpol Belanda CDA (Christen Democraat Apel). Bila pak Njoo hendak mempromosikan PDS dengan cara manipulasi begini, saya bilang itu jelek tapi tidak bisa melarang pak Njoo, paling bisa saya akan meng- unsubscribe pak Njoo dari milis Kincir Angin yang saya kelola. Pro kontra adalah hal biasa dalam demokrasi, namun memanipulasi fakta tentunya saya tolak keras. Danny Lim, Partai Kristen Demokrat CDA, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, Tionghoa Indonesia <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Kita harus merapatkan barisan mulai SEKARANG!!! > > - > Himbauan di bawah ini bagus dan perlu, tapi kurang lengkap. Himbauan harus dilengkapi sanksi, himbauan tanpa sanksi akan dicuekkan saja oleh pemerintah pusat/Jakarta, dan itu telah terjadi puluhan tahun di Indonesia. Susahnya, rakyat Indonesia/Jakarta masih terus saja sabar, nrimo setiap mendapat kesulitan (yang bertubi- tubi). Rakyat yang kebanjiran bila dibantu di posko banjir saja sudah berterima kasih beribu-ribu kali, boro-boro menuntut sanksi. > > Kemajuan Indonesia rupanya mesti dimulai dari (memberikan) kesadaran (kepada) rakyat Indonesia untuk menuntut haknya yang selama ini dilalaikan oleh pemerintah (dari Soekarno sampai SBY, dari Tjokropranolo sampai Sutiyoso). Demokrasi adalah kekuasaan di tangan rakyat, itu belum terlihat di Indonesia/Jakarta. Wong wakil rakyatnya seperti PKS (PRAKTEK KETOPRAK SAJA) saja lebih senang ikut "mainan air" di posko banjir, bukannya menuntut sanksi ke pemerintah Jakarta, bahwa sampai ada 80 penduduk meninggal dan 350.000 penduduk lainnya mengungsi kehilangan harta dan pekerjaan. Pasal 34UUD RI "Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara" diketahui oleh > semua orang Indoensia, tapi siapa yang perduli pasal itu? > Rakyatnya nrimo, cendekiawannya sudah puas bermasturbasi dengan slogan > kosong YANG TIDAK ADA APA APANYA BELAKA > > Semoga kalian tabah dan tetap mencintai Indonesia. > Merdekaaa!!! > > Salam prihatin > Danny Lim > PDS Nederland > --- --- > Dewan Pimpinan Nasional - Serikat Rakyat Miskin Kota (DPN-SRMK) > Jl. Tebet Barat Raya No. 5 Jakarta Selatan12820 , Fax: 021 ? 8305819, > Telp: 021 92859600 > Akte Notaris R Suryawan Budi Prasetiyanto, SH, MKn. Nomor : 01, Tanggal 01September 2005 > > P ER N Y A T A A N S I K A P > > NO. A/Stat/DPN-SRMK/II-2007/004 > > > PEMERINTAHAN PUSAT dan PEMDA DKI TAK BECUS URUS BANJIR !!! > > BENCANA BANJIR membuat rakyat miskin tambah miskin. Puluhan orang tewas, anak-anak mengalami trauma banjir. Ratusan ribu warga mengungsi. Banjir 2007, lebih parah dan lebih luas dari banjir 2002. Banyak daerah yang pada 2002 bebas banjir, kini diterjang banjir. Jika siklus banjir lima tahunan dipercayai, banjir 2012 akan menenggelamkan sebagian Jakarta. Sudah saatnya warga Jakarta menuntut tanggung jawab pemerintah Pusat dan Pemda. > > Berbagai penelitian dan kajian akhir-akhir ini menunjukan bahwa berbagai bencana adalah hasil perbuatan manusia, yang tidak bersahabat dan tak peka terhadap alam. Karena itu, pada dasarnya, banjir dan bencana lainnya dapat diantisipasi dan diupayakan tidak memakan korban harta benda dan nyawa yang begitu BERHARGA dan berjumlah banyak; bisa ditekan sampai ketingkat paling minimal. Sayangnya, pemerintah kembali tidak memperhatikan data-data yang ada dan membiarkan banjir > menenggelamkan kota-kota Jakarta. Sutiyoso sebagai penanggung jawab ibukota malah menyalahkan banjir tersebut sebagai fenomena alam yang hadir setiap lima tahun sekali atau ulah rakyat yang membuang sampah di kali-kali. Dan celakanya, tak ada yang harus bertanggung jawab atas bencana yang terjadi. Tak ada pejabat yang dipecat. Tak ada yang menganggapnya sebagai unsur salah urus. Tak ada pejabat yang merasa gagal lalu mengundurkan diri. > > Tanggung jawab publik yang diemban disembunyikan di balik kunjungan simpati tanpa empati. > > Itulah nasib rakyat (dari dulu sampai sekarang): hanya menjadi korban keputusan pejabat dan elit politik, bukan sebagai pengambil keputusan atas nasibnya sendiri. Rakyat kembali dibiarkan menderita dan sengsara oleh rendaman air yang tak pernah mereka harapkan. Harta, nyawa miliknya dan kesempatan untuk melanjutkan hidupnya hancur berkeping-keping. Ketika sebuah musibah datang, yang dituntut bukan tanggung jawab melainkan sikap ikhlas dan lapang dada. Itu bukan hanya sekadar sikap yan
[mediacare] Re: Pernyataan Sikap Serikat Rakyat Miskin Kota
Jadi orang-orang miskin itu dianggap sebagai kriminil, dus perlu ditangkapi dan dikurung? Ini jelas melanggar UUD RI. Maka kalau begini terus keadaannya, NKRI sudah tidak berhak lagi hidup, sebab sudah melenceng dari UUD RI yang ditetapkan oleh pendiri bangsa. Bila Indonesia tetap masih mau hidup sebagai negara kesatuan, mesti mengamandemen UUD-nya, kalimat pasal 34 diubah misalnya menjadi "Fakir miskin dan anak terlantar adalah kriminil negara, dus mesti dikerangkeng". Sekarang ini pasal demi pasal UUD RI bagus bunyinya, namun prakteknya amat menjijikkan. Bangsa yang lebih hipokrit dari bangsa Indonesia KAGAK ADA!!! Oo I love my new country the Netherlands more and more and more . :-(. Sala prihatin, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, Full Gospel Indonesia <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > ".Pasal 34 UUD RI "Fakir miskin dan > anak terlantar dipelihara oleh negara" diketahui oleh semua orang > Indoensia, tapi siapa yang perduli pasal itu? Rakyatnya nrimo, > cendekiawannya sudah puas bermasturbasi dengan slogan kosong > Pancasila/UUD RI/NKRI. > Semoga kalian tabah dan tetap mencintai Indonesia. Merdekaaa!!! > > Salam prihatin, Danny Lim, Nederland " > > Kalau pak Danny Lim ke Surabaya,tidak akan menjumpai lagi yang namanya anak gelandangan, pengamen di bus kota, fakir miskin, wanita tunasusila, waria , pengemis di perempatan jalan. Mereka sejak Agustus 2006 ditangkap Polisi dan dimasukkan Penampungan Dinas Sosial di Jl. Keputih Tegal 32 Surabaya,telp. 031-5994710. > > Walikota pak Bambang DH harus keluar Rp. 6 juta sehari untuk beri makan mereka, tapi sampai kapan ? kasihan mereka, keadaannya memprihatinkan. > > Teman2, yang mau beri ANGPAO Yayasan Full Gospel Indonesia, jangan dirupakan uang, cek atau setoran lewat ATM BCA, tetapi rupakan beras, telur, daging segar, buah2-an, pakaian , air mineral dll. untuk membantu Dapur Umum. disana, jumlah mereka sudah 700 orang, dan terus meningkat.saat ini > > God Bless You all. > > Bambang Wiyono > Yayasan Full Gospel Indonesia > website: http://www.geocities.com/yayasanfullgospelindonesia, > e-mail : [EMAIL PROTECTED] > HP 0812 327 3886 > > > > > > > - > Have a burning question? Go to Yahoo! Answers and get answers from real people who know. >
[mediacare] Re: [SP] Eddie Kusuma: Imlek adalah Perayaan Budaya
Justru keputusan menjadikan Nyepi, Natal, Imlek, Waisak sebagai hari libur nasional adalah keputusan politis/ekonomis. Hari libur keagamaan di Indonesia haruslah yang berasal dari Islam saja, melihat perbandingan populasi penduduknya. Di Belanda hari libur keagamaam hanya yang berasal dari Kristen saja. Namun merayakan Imlek, Idul Fitri dan hari-hari keagamaan lainnya tidak dilarang bahkan didukung. Setiap Idul Fitri misalnya, datanglah dua menteri kabinet Belanda berbuka puasa terakhir. Satu menteri ke Amsterdam, menteri satunya lagi ke Rotterdam, lalu mereka saling kontak lewat layar raksasa memperlihatkan situasi buka puasa di kota masing- masing. Imlek juga begitu, kebetulan tahun ini jatuh di hari Minggu, bila jatuh di hari Kamis misalnya, maka hari Sabtu & Minggu berikutnya dijadikan pesta nasional. Jadi di sini kita mesti membedakan, mana keputusan pragmatis proporsional, mana keputusan politis/ekonomis. Once again, menjadikan Imlek, Waisak, Nyepi, Natal sebagai hari libur nasional di Indonesia, 100% adalah keputusan politis/ekonomis. Keputusan mantan presiden Gus Dur yang membolehkan perayaan Imlek, itulah keputusan pragmatis/proporsional. Wong penduduk Indonesia ingin merayakan tradisinya kok dilarang oleh engkong Soeharto, abnormal itu namanya. Dus melarang perayaan budaya/tradisi kelompok- kelompok masyarakat di Indonesia = abnormal, namun meresmikan Natal, Waisak, Nyepi, Imlek sebagai hari libur nasional juga abnormal. Yang normal adalah menjadikan Waisak, Nyepi, Natal, Imlek BUKAN sebagai hari libur nasional, tapi karyawan yang ingin merayakannya tidak boleh dilarang dalam arti jam kerjanya (yang dipakai untuk meliburkan diri sendiri itu untuk merayakan Imlek dll.) mesti dibayar (misalnya) dalam bentuk kerja lembur beberapa kali. Perusahaan/pemerintah Belanda paling piawai bersikap fleksibel terhadap bermacam tradisi di Belanda, namun dalam hal UU harus tetap proporsional. Selamat Imlek, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, "Yap Hong Gie" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Seandainya, saya ulangi, seandainya, pernyataan dan penjelasan penulis > adalah benar; "Imlek adalah Perayaan Budaya", maka Pemerintah telah > keliru menetapkan Imlek sebagai Hari Raya (Keagamaan) Nasional. > Dan oleh karena itu, Keputusan Presiden Nomor 19/2002, yang menyatakan > Imlek adalah Hari Libur Nasional, perlu ditinjau kembali, untuk dicabut. > > Menyambut Hari Raya Imlek, nampak suasana suci dan indah dikotori oleh > kontroversi terbuka, bahkan adanya kecenderungan pihak-pihak tertentu yang > mengkerdilkan magna Hari Raya Imlek, sebagai perayaan budaya (pakai huruf > kecil). > > Melalui Keppres No.6/2000, Presiden Abdurrahman Wahid mencabut Inpres > No.14/1967. Yang artinya, warga keturunan Tionghoa tak lagi memerlukan izin > khusus untuk mengekspresikan secara publik berbagai aspek dari kepercayaan, > kebudayaan, dan tradisi asli mereka. > Kemudian, Presiden Megawati Soekarnoputri menindaklanjutinya dengan > mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 19/2002 tertanggal 9 April 2002 > yang meresmikan Imlek sebagai hari libur nasional. Mulai 2003, Imlek resmi > dinyatakan sebagai salah satu hari libur nasional. > Hari libur nasional yang terkait dengan agama, merupakan Hari Raya dari > agama-agama yang ada di Indonesia dan diakui oleh pemerintah. > > Tradisi silaturahmi keluarga, kerabat, teman dan tetangga; yang intinya > adalah penghormatan yang muda pada orang yang lebih tua dan saling memberi > selamat ini memiliki kesamaan dengan tradisi silaturahmi masyarakat Muslim, > setelah melaksanakan sembahyang (solat) Ied, pada Hari Raya Idul Fitri. > Dikalangan pribumi jaman dulu, Imlek lebih dikenal sebagai "Lebaran Cina". > > Kalau cuma sekedar perayaan budaya, mengapa masyarakat Tionghoa > menyelenggarakan rangkaian ritual sembayangang di rumah dan > berbondong-bondong sembahyang ke Klenteng (agama Tao/Konghucu) dan ke Vihara > (Budha)? > > Quote: > Konon, Perayaan Imlek Nasional ini atas prakarsa bersama Duta Besar RI di > Beijing dan Duta Besar RRT di Jakarta dalam rangka peningkatan hubungan > kerjasama kebudayaan kedua negara. ---End quote. > > Apakah maksudnya Perayaan Imlek Nasional mau dijadikan acara perayaan > (budaya) bilateral? > Kalau menurut penulis, acara perayaan Imlek adalah dalam rangka "peningkatan > hubungan kerjasama kebudayaan kedua negara", maka kehadiran Presiden RI > sudah amat berlebihan. Sehingga di masa mendatang, setiap acara hari > "Kebudayaan Imlek", cukup dihadiri oleh Menteri Pendidikan & Kebudayaan > RI saja. > > > Quote: > Perayaan Imlek Nasional Indonesia bersatu yang akan berlangsung dalam rangka > meningkatkan kerjasama antara RI dan RRT.---End quote. > > Mudah
[mediacare] Re: Pernyataan Sikap Serikat Rakyat Miskin Kota
Himbauan di bawah ini bagus dan perlu, tapi kurang lengkap. Himbauan harus dilengkapi sanksi, himbauan tanpa sanksi akan dicuekkan saja oleh pemerintah pusat/Jakarta, dan itu telah terjadi puluhan tahun di Indonesia. Susahnya, rakyat Indonesia/Jakarta masih terus saja sabar, nrimo setiap mendapat kesulitan (yang bertubi-tubi). Rakyat yang kebanjiran bila dibantu di posko banjir saja sudah berterima kasih beribu-ribu kali, boro-boro menuntut sanksi. Kemajuan Indonesia rupanya mesti dimulai dari (memberikan) kesadaran (kepada) rakyat Indonesia untuk menuntut haknya yang selama ini dilalaikan oleh pemerintah (dari Soekarno sampai SBY, dari Tjokropranolo sampai Sutiyoso). Demokrasi adalah kekuasaan di tangan rakyat, itu belum terlihat di Indonesia/Jakarta. Wong wakil rakyatnya seperti PKS saja lebih senang ikut "mainan air" di posko banjir, bukannya menuntut sanksi ke pemerintah Jakarta, bahwa sampai ada 80 penduduk meninggal dan 350.000 penduduk lainnya mengungsi kehilangan harta dan pekerjaan. Pasal 34 UUD RI "Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara" diketahui oleh semua orang Indoensia, tapi siapa yang perduli pasal itu? Rakyatnya nrimo, cendekiawannya sudah puas bermasturbasi dengan slogan kosong Pancasila/UUD RI/NKRI. Semoga kalian tabah dan tetap mencintai Indonesia. Merdekaaa!!! Salam prihatin, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, DPN SRMK <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Dewan Pimpinan Nasional - Serikat Rakyat Miskin Kota (DPN-SRMK) > Jl. Tebet Barat Raya No. 5 Jakarta Selatan12820 , Fax: 021 8305819, > Telp: 021 92859600 Email: [EMAIL PROTECTED] > Akte Notaris R Suryawan Budi Prasetiyanto, SH, MKn. Nomor : 01, Tanggal 01 September 2005 > > P ER N Y A T A A N S I K A P NO. A/Stat/DPN-SRMK/II- 2007/004 > PEMERINTAHAN PUSAT dan PEMDA DKI TAK BECUS URUS BANJIR !!! > > BENCANA BANJIR membuat rakyat miskin tambah miskin. Puluhan orang tewas, anak-anak mengalami trauma banjir. Ratusan ribu warga mengungsi. Banjir 2007, lebih parah dan lebih luas dari banjir 2002. Banyak daerah yang pada 2002 bebas banjir, kini diterjang banjir. Jika siklus banjir lima tahunan dipercayai, banjir 2012 akan menenggelamkan sebagian Jakarta. Sudah saatnya warga Jakarta menuntut tanggung jawab pemerintah Pusat dan Pemda. > > Berbagai penelitian dan kajian akhir-akhir ini menunjukan bahwa berbagai bencana adalah hasil perbuatan manusia, yang tidak bersahabat dan tak peka terhadap alam. Karena itu, pada dasarnya, banjir dan bencana lainnya dapat diantisipasi dan diupayakan tidak memakan korban harta benda dan nyawa yang begitu banyak; ditekan sampai ketingkat paling minimal. Sayangnya, pemerintah kembali tidak memperhatikan data-data yang ada dan membiarkan banjir menenggelamkan kota-kota Jakarta. Sutiyoso sebagai penanggung jawab ibukota malah menyalahkan banjir tersebut sebagai fenomena alam yang hadir setiap lima tahun sekali atau ulah rakyat yang membuang sampah di kali-kali. Dan celakanya, tak ada yang harus bertanggung jawab atas bencana yang terjadi. Tak ada pejabat yang dipecat. Tak ada yang menganggapnya sebagai unsur salah urus. Tak ada pejabat yang merasa gagal lalu mengundurkan diri. Tanggung jawab publik yang diemban disembunyikan di balik kunjungan simpati tanpa > empati. > > Itulah nasib rakyat (dari dulu sampai sekarang): hanya menjadi korban keputusan pejabat dan elit politik, bukan sebagai pengambil keputusan atas nasibnya sendiri. Rakyat kembali dibiarkan menderita dan sengsara oleh rendaman air yang tak pernah mereka harapkan. Harta, nyawa miliknya dan kesempatan untuk melanjutkan hidupnya hancur berkeping-keping. Ketika sebuah musibah datang, yang dituntut bukan tanggung jawab melainkan sikap ikhlas dan lapang. Itu bukan hanya sekadar sikap yang naif tapi SESAT. > > Bersama ini kami nyatakan bahwa Pemerintah Pusat dan Pemda DKI gagal menyelamatkan Rakyat Jakarta dari bahaya banjir. Karenanya mereka harus memahami pernyataan kami ini: > > 1. Pemerintah Pusat dan PEMDA DKI gagal menerapkan Jalan keluar jangka panjang untuk menyelamatkan masyarakat Jakarta dari bahaya banjir. Hingga banjir datang Pemerintah Pusat maupun Pemda DKI belum juga menyelesaikan pembangunan waduk, situ-situ dan banjir banjir kanal baik di Bogor, Depok, Tanggerang dan di Jakarta (Banjir Kanal Timur), sodetan-sodetan baik di area-area di Bogor, Depok, Tanggerang dan Jakarta, dan Daerah Aliran Sungai (DAS); Justru sebaliknya kebijakan pembangunan menyebabkan banyak lahan serapan air tertutup oleh aspal dan gedung karena digunakan untuk pembangunan gedung-gedung, mal, dan paku bumi; > > 2. Sistem drainase di DKI b
[mediacare] Banjir Surut, Penanganannya Ikut Surut
DL - Artikel di bawah ini ditutup dengan kalimat "Belajar dari bencana banjir tahun ini, yang hampir menenggelamkan Jakarta, sudah selayaknya pemerintah mengubah orientasi. Jangan sampai program penanggulangan banjir hanya sebatas rapat kordinasi, menyusun master plan, tapi tanpa tindak lanjut nyata. Apalagi kalau hanya fokus pada proyek besar." Tapi susahnya, orang Indonesia tidak terbiasa mencegah banjir, melainkan punya kebiasaan bila datang banjir ramai-ramai menjadi pahlawan kesiangan di posko-posko banjir. "Mentalitas posko banjir" ini bukan cuma melanda PKS, tapi telah mendarah-daging di semua lini, terutama di kalangan eselon menengah ke atas. Padahal sekali lihat saja kita tahu, rakyat kecil tidak membutuhkan POSKO BANJIR, melainkan membutuhkan situasi TIDAK BANJIR, itu saja. Haiy .. cilaka butulan nih Indonesia :-(. SUARA PEMBARUAN DAILY Banjir Surut, Penanganannya Ikut Surut Banjir besar yang melanda Jakarta dan wilayah sekitarnya pada awal Februari lalu, mulai surut. Namun justru pekerjaan terkait penanggulangan banjir baru dimulai. Seolah ingin menunjukkan keseriusan, pemerintah mulai berkoordinasi menyatukan visi dan misi untuk penanggulangan banjir. Pekan lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla telah melakukan rapat dengan menteri terkait dan para Gubernur yang wilayahnya dihantam banjir, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten. Koordinasi yang ditunjukan pemerintah pusat dan pemerintah daerah itu, seolah memberi harapan baru bagi masyarakat bahwa bencana banjir akan teratasi. Sayangnya, koordinasi seperti ini, sering kali hanya terlihat ketika bencana datang. Seiring dengan surutnya air dan kembalinya para pengungsi korban banjir ke rumah mereka, semangat pemerintah dalam menindaklanjuti penanggulangan banjir juga ikut surut. Hal itu, sudah terbukti dari mandeknya realisasi master plan (rencana induk) penanggulangan banjir di DKI Jakarta dan sekitarnya yang selesai disusun pada Juni 2002. Penyusunan master plan tersebut, dilakukan pascabanjir besar yang melanda Jakarta pada Februari 2002. Tidak tanggung-tanggung, lima menteri dan tiga gubernur terlibat dalam penyusunan program penanggulangan banjir, baik jangka pendek, menengah dan panjang. Hasilnya, disepakati dana yang akan dianggarkan untuk merealisasikan program penanggulangan banjir di wilayah Jakarta dan sekitarnya mencapai Rp 18,282 triliun. Sekitar Rp 16,672 triliun dialokasikan untuk penanggulangan banjir Jabodetabek dan Rp 1,61 triliun untuk program pemerintah kota dan kabupaten Bogor serta Tangerang. "Subtansi dasar programnya adalah mengatur penyelenggaraan penataan ruang Jabodetabek sebagai satu kesatuan ekosistem yang mencakup aspek perencanaan, pemanfaatan, pengendalian dan pengawasan untuk menanggulangi banjir" kata Sekretaris Daerah (Sekda) Pemprov DKI, Ritola Tasmaya, kepada Pembaruan, akhir pekan lalu. Menurut dia, master plan itu, akan dikerjakan dalam kurun waktu 10 tahun, mulai 2002-2012. Programnya antara lain meliputi penataan ruang, perumahan dan pemukiman, prasarana perkotaan (sistem drainase dan jalan), pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) dan sungai dan pemberdayaan masyarakat. Namun master plan tersebut, ternyata tak bisa direalisasikan. Penyebabnya, para menteri yang terlibat belum sempat menandatangani master plan penanggulangan banjir, sampai akhirnya diganti pada pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Bahkan para menteri baru juga tidak menjadikan masalah banjir sebagai prioritas program kerja, sehingga master plan setebal 20 halaman itu, hanya menjadi wacana yang terpendam hingga banjir besar kembali melanda Jakarta di awal Februari 2007. Bergantung Lalu apakah penanggulangan banjir harus bergantung pada aturan dan birokrasi yang berbelit? Apakah Pemprov DKI harus menungu realisasi master plan yang lebih banyak melibatkan pemerintah pusat sebagai penanggungjawab? Sesuai dengan kewenangan otonomi daerah, sudah selayaknya Pemprov DKI berusaha mengatasi banjir, tanpa perlu menunggu aksi pemerintah pusat. Pasalnya, secara geografis letak Jakarta yang rendah dan menjadi daerah hilir dari 13 anak sungai akan membuat banjir selalu menjadi ancaman bagi ibu kota. Memang benar, Jakarta selalu mendapat kiriman banjir dari Bogor dan Depok yang menjadi daerah hulu 13 anak sungai yang bermuara di kawasan utara dan barat Ibukota. Sehingga, perlu dilakukan penataan di kawasan hulu agar air hujan meresap dan tidak seluruhnya dialirkan ke Jakarta. Namun melihat besarnya banjir yang melanda Jakarta pada awal Februari 2007, bahkan di kawasan yang bukan merupakan daerah langganan banjir, sepertinya Pemprov DKI harus berkaca diri agar tak melulu menyalahkan banjir kiriman dari kawasan hulu. Menurut Direktur Eksekutif Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis), Husin Yazid, banjir yang
[mediacare] Re: Quiz Danny Lim
Orang Indonesia memikirkan bagaimana Indonesia bisa maju? Oh bagus itu, memang normalnya harus begitu, setiap negara juga memikirkan negaranya sendiri-sendiri kok. Apa ada negara A yang memikirkan kepentingan negara lain misalnya negara Palestina? Kagak ada 'kan? Indonesia juga kagak pernah memikirkan kepentingan Palestina tokh? Dan yang terpenting, RI merdeka supaya lebih maju dibanding di jaman kolonial. Sebab kalau merdeka untuk lebih jelek dari jaman kolonial, itu namanya abnormal, bukan begitu Budi? So, mulai tahun 2008 kita yang di luar negeri tidak akan lagi membaca/mendengar berita dari Indonesia tentang: - banjir yang memakan korban jiwa di Indonesia - Indonesia no. 6 terkorup dunia - kelaparan di Yahukimo dll. - murid gantung diri karena tidak bisa bayar SPP - baby ditahan RS karena ortunya miskin - gereja dirusak oleh kelompok rese - bom Bali - dll. Wah, banyak juga pekerjaan rumahnya si Budi nih yee. Semoga tabah, tetap cerah dan tidak merasa gerah dengan tulisan-tulisan Danny Lim. Pokoknya, kalau Budi sudah sibuk membangun Indonesia, kagak ada waktu lagi deh untuk membalas email-email Danny Lim. Lagipula apa yang bisa ditulis oleh Danny Lim bila semua hal sudah perfek di Indonesia, ya nggak ya nggak ya nggak, he he. Bukan begitu Budi? Merdek Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, "Budi P" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Haha, gue setuju dengan manneke. > Orang Indo bingung mikirin gimana Indo maju, si Danny malah ribut gak > karuan. > Dia kira yang tinggal di luar negeri cuman dia doang ? > > Jangan-jangan dia suka belanda karena tidak diizinkan nikah di Indonesia. > Hehe, you know what I mean > > On 2/15/07, manneke <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > Setelah mengikuti posting-posting Danny Lim, saya juga berani taruhan > > bahwa jawaban bagi semua pertanyaan ini adalah b semua: > > > > 1. Setiap membaca berita tentang Indonesia, Danny Lim akan: > > a. taruhan beer Heineken > > b. taruhan Teh Botol Sosro > > > > 2. Simpulan Danny Lim untuk setiap permasalahan di Indonesia: > > a. buang sampah ke kali > > b. buang Pancasila ke tong sampah > > > > 3. Jawaban balik Danny Lim untuk tiap kritik terhadap pemikirannya: > > a. Orang Indonesia pasti kebanyakan makan gule kambing > > b. Orang Indonesia pasti kebanyakan masturbasi Pancasila > > > > 4. Ekspresi favorit Danny Lim: > > a. Aku cinta buatan Indonesia > > b. Ooo I love my country more and more > > > > 5. Mimpi Danny Lim kalo tidur tiap malem: > > a. Belanda jadi antek Amerika > > b. Indonesia kembali jadi jajahan Belanda > > > > Ayo, berani taruhan Teh Botol Sosro? > > > > manneke > > > > - > > >
[mediacare] Re: LBH Buka Pos Pengaduan Banjir
Semoga langkah LBH di bawah ini dibarengi oleh lembaga-lembaga lain. Masa-masa di mana pemerintah lalai tanpa mendapat sanksi sudah lewat. Di negara normal seperti Belanda, tidak ada pemerintah yang berani lalai. Selain parlemennya galak membela kepentingan rakyat, juga hukum di Belanda berlaku buat semua orang, termasuk buat pejabat (tinggi) negara. Selain ganti kerugian yang tidak sedikit, sang pejabat juga bisa divonis penjara bila kematian 80 penduduk itu terjadi akibat kelalaian yang tidak beralasan. Namanya "dood door schuld", artinya "kematian akibat kesalahan". Tidak masuk kategori "pembunuhan" sebab Sutiyoso tidak membunuh 80 penduduk Jakarta itu, tapi hanya karena lalai saja sudah bisa dihukum di Belanda sini. Please stop jor-joran merasa berjasa di posko-posko banjir, itu tidak normal. Yang harus dilakukan oleh semua pihak, terlebih-lebih oleh parlemen Jakarta/Indonesia dan lembaga-lembaga seperti LBH, adalah meminta pertanggungan-jawab gubernur Jakarta dan pembantu- pembantunya secara hukum. Bila banjir Jakarta terjadi di Belanda, sudah pasti ada "koppen rollen" (kepala yang menggelinding). Karena streng dan taat kepada hukum, maka Belanda bisa menjadi negara maju. Salut kepada LBH dan maju terus, please. Menuntut gubernur Jakarta sama dengan membangun negara. Tidak menuntut gubernur Jakarta sama dengan menggerogoti negara RI. Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, firdaus cahyadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Republik, Kamis, 15 Februari 2007 > > LBH Buka Pos Pengaduan Banjir > > > > JAKARTA --- Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Lembaga Bantuan Hukum Jakarta membuka Pos Pengaduan Banjir 2007 di Jalan Dipinegoro 74, Jakarta Pusat, di kantor LBH Jakarta. Direktur LBH Jakarta, Asfinawati SH menyatakan tujuan pos pelayanan ini sebagai tempat bagi warga untuk mengadukan kerugian akibat banjir. > "Targetnya kita melakukan class action," kata Asfinawati, Rabu (14/2). Keberadaan pos juga untuk memberikan kesempatan bagi warga yang ingin melakukan pengaduan atas minimnya pelayanan pemerintah saat terjadi banjir. "Yaitu bagaimana penanganan pemerintah pada saat pra banjir, selama banjir dan pasca banjir," ujarnya. Sebagai contoh apakah ada peringatan dini sebelum banjir, respons pemerintah saat terjadi banjir, serta tindakan penanggulangan banjir oleh pemerintah. > Pos ini, lanjut Asfinawati, telah dibuka sejak 5 Februari 2007 lalu. Beberapa warga korban banjir pun sudah tercatat mengadukan kerugian yang mereka alami ke pos pengaduan ini. Menurutnya banjir tahun 2007 ini bukan bencana alam. "Tapi ini merupakan kelalaian pemerintah sehingga warga menderita," kata dia. Ia pun akan mendesak Mabes Polri untuk melakukan penyidikan dan proses hukum. > Kriteria warga yang bisa mengadukan klaim adalah korban langsung (rumahnya terkena banjir) dan korban tidak langsung (rumahnya tidak terkena banjir). Korban langsung biasanya warga yang barang serta dokumen pentingnya hilang akibat rumahnya diterjang banjir. Selain itu terganggunya saran publik seperti telepon, air dan listri serta warga yang merasa tidak puas atas penanganan pemerintah selama banjir serta penanganan pemerintah setelah banjir surut. > Sementara kriteria korban tidak langsung adalah yang mengalami terganggunya pelayanan publik, telepon, air, listrik dan transportasi. Selain itu kerugian karena lingkungan terkena banjir, semisal tidak bekerja, dan lainnya bisa dijadikan dasar warga untuk melakukan pengaduan. > (cep ) > > > - > No need to miss a message. Get email on-the-go > with Yahoo! Mail for Mobile. Get started. >
[mediacare] Jelang Imlek, 1.000 Lampion Telah Dipasang di Padang
DL - Salut kepada masyarakat Tionghoa di Padang, merayakan Imlek sekaligus beraksi sosial. Win win situation. Budaya silaturakhmi seperti ini yang mesti dipupuk di Indonesia. Selamat Imlek. SUARA PEMBARUAN DAILY Jelang Imlek, 1.000 Lampion Telah Dipasang di Padang [PADANG] Perayaan Imlek ke-2558 dipastikan akan berlangsung meriah di Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar). Suasana itu terlihat dari persiapan yang dilakukan masyarakat keturunan Tionghoa, di mana salah satunya dengan telah terpasangnya 1.000 lampion di kawasan Pondok, wilayah permukiman keturunan Tionghoa di Padang. Di samping itu, berbagai kegiatan lain juga dilakukan, seperti gotong-royong membersihkan kawasan kota tua di Muara Padang sekaligus mengecatnya dan memasang ucapan "Gong Xi Fa Cai" di berbagai toko di wilayah itu. Para pedagang juga memanfaatkan sebagai momen untuk menjual pernak-pernik Imlek. Selain kegiatan perayaan Imlek, etnis Tionghoa di Sumbar juga berencana mengadakan pasar murah Sincia, sebagai bentuk kepedulian terhadap kesulitan masyarakat. "Pada malam tanggal 17 Februari nanti, kami akan berdoa mensyukuri kondisi yang aman sekarang, dan mendoakan kondisi yang lebih baik. Bukan hanya untuk merayakan, tapi bagi semua masyarakat Sumbar," kata Ketua Pelaksana Perayaan Imlek ke-2558 Nasrul Arifin kepada Pembaruan, Senin (11/2). Dikatakan, panitia kali ini akan mempersatukan tiga organisasi besar di lingkungan keturunan Tionghoa, yakni Himpunan Bersatu Teguh (HBT), Himpunan Tjinta Tjeman (HTT), dan Himpunan Santo Yusuf (HSY) dalam perayaan Imlek tahun ini. Pada Imlek sebelumnya, perayaan dilakukan masing-masing himpunan. "Sekarang perayaan itu kita satukan menjadi rangkaian acara, sekaligus beberapa acara juga diikuti seluruh himpunan yang ada," kata Arifin. Salah satu acara bersama tersebut, menurut Nasrul, yaitu pasar murah yang menjual berbagai bahan kebutuhan pokok, ditujukan untuk seluruh masyarakat. Penjualannya diharapkan membuat seluruh masyarakat dapat bersuka cita dengan kondisi harga makanan pokok yang cukup tinggi sekarang. "Kita akan menjual beras Rp 5.500 per kilogram (kg). Penjualannya dibatasi 10 kg per warga," katanya. [BO/W-8] Last modified: 13/2/07
[mediacare] Fw: Benny Setiono Re: Tahun Baru Imlek dengan keunikannya di Indonesia ==> Semua!!!
Chan Chan . bila menghimbau agar perayaan Imlek sederhana, itu bagus, tapi bila nyerocos bahwa sukubangsa Tionghoa bersikap perduli terhadap rakyat kecil, itu 'mah hipokrit namanya atuh. Lihat saja, mana ada rumah mewah milik orang Tionghoa yang tidak diuruk minimal 2 meter dari jalan aspal? Ngga ada 'kan, semua rumah mewah pasti posisinya tinggi. Nah itu adalah sikap egoistis, lawan dari sikap perduli. Sebab apa, dengan meninggikan rumah sendiri, para orang Tionghoa kaya itu memindahkan airnya ke tetangganya yang miskin, yang tidak mampu menguruk dasar rumahnya 2 meter dari jalan aspal. Got the message? Yang perlu dilakukan oleh orang Indonesia, dari semua suku, dari semua parpol, dari semua golongan adalah mengintrospeksi diri masing- masing. Semua pihak di Indonesia salah lah lah lah, itu ogut haikul yakin. Yang benar dan tidak hipokrit cuma satu, yaitu masyarakat akar rumput, yang tidak bisa ke dokter, yang anaknya tidak bisa sekolah, yang kebanjiran, yang terpendam lumpur Lapindo Brantas, dll.dll.dll. Dan ingat ya, bersahaja di hari Imlek saja tidak cukup, sukubangsa Tionghoa harus bekerja keras dengan cara sendiri-sendiri, agar mulai tahun 2008 Jakarta/Indonesia TIDAK kebanjiran lagi. Okki dokki yah. Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, "ChanCT" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Bung Benny yb, > > Satu tanggapan yang sangat baik sekali. Saya mengerti sekarang dimana > masalah sesungguhnya, dan setuju dengan usul bung: Masalah Imlek merupakan > puncak ritual Agama atau hanya festival budaya tidak perlu dibesar- besarkan. > Yang penting dinegeri ini, yang baru saja tertimpa bencana berturut-turut > dan terakhir banjir lebat, 70% Jakarta tergenang air, hendaknya perayaan > Tahun Baru Imlek bisa diselenggarakan sesederhana mungkin, tidak dengan > pesta-pora adu mewah. Bagi Tionghoa-Tionghoa sukses bisa lebih memberikan > perhatian, rasa peduli yang lebih besar pada penduduk sekeliling yang masih > papa-miskin dan tertimpa penderitaan bencana alam yang terjadi. Dengan > demikian, kehidupan masyarakat harmonis bisa lebih terjamin, bersama-sama > maju terus memasuki Tahun Babi Emas dengan lebih baik bagi semua pihak. > > Mudah-mudahan setelah menarik pelajaran dengan baik kedua kelompok bisa > kembali bersatu, demi kepentingan bersama lebih mengutamakan mendorong maju > ekonomi nasional dan meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak. > > Salam, > ChanCT > > - Original Message - > From: Benny Setiono > To: [EMAIL PROTECTED] ; HKSIS-Group > Sent: Thursday, 15 February, 2007 16:50 > Subject: [komunitas-tionghoa] Re: Tahun Baru Imlek dengan keunikannya di > Indonesia ==> Semua!!! > > > Bung Chan, > > Berhubung masalah Imlek tahun ini merupakan masalah yang sedang aktual dan > berpotensi menimbulkan perpecahan di kalangan masyarakat Tionghoa di > Indonesia, khususnya di antara kalangan totok tertentu dan peranakan > menengah kebawah (umat Khonghucu), saya ikut urun rembuk. > > Saat ini terjadi kebingungan dan keresahan di kalangan masyarakat Tionghoa > terutama di Jakarta berhubung berkembangnya isu-isu apakah Imlek itu > perayaan agama atau budaya ?Ada apa sebenarnya ? > > Sudah bertahun-tahun sejak tumbangnya rezim Orba dan pemerintahan Gus > Dur,Imlek nasional dirayakan umat Khonghucu di bawah naungan Matakin sebagai > puncak dari ritual agamanya. Yang dimaksud nasional disini karena perayaan > tersebut dihadiri oleh para presiden RI.Jangan dipersoalkan apakah Khonghucu > itu agama atau bukan, karena seperti kata Gus Dur, batu pun kalau ada yang > memujanya selama tidak mengganggu dan merugikan orang lain, mau dibilang > agama oleh umatnya silahkan saja. Apalagi Khonghucu itu memenuhi "syarat" > normatif sebagai agama yang selama ini dikenal di Indonesia yaitu, percaya > adanya kehidupan setelah kematian, percaya adanya Tuhan yang maha esa > (bandingkan dengan agama lain yang sah diakui pemerintah), adanya kitab, > adanya nabi dan yang paling penting ada umatnya yang berjumlah jutaan atau > setidaknya ratusan ribu di Indonesia. Demikian juga adanya ritual seperti > kebaktian di Litang-litang lengkap dengan pendetanya (Haksu, Bunsu dsbnya). > Dalam merayakan tahun Baru Imlek yang dijadikan awal penghitungan kalender > Tionghoa, yaitu tahun hari lahirnya Khonghucu seperti juga Tahun Baru Masehi > (AD) yang dihitung dari tahun kelahiran Kristus oleh Paus Gregorian dan juga > Perayaan Waisak yang antara lain merupakan hari lahirnya Sidharta Gautama > (maaf, kayanya tidak ada kalender Buddha), umat Khonghucu di Indonesia > selalu merayakannya dengan ritual Sembahyang Tahun Baru, Sembahyang Tikong > (Tuhan Allah), Sembahyang Capgomeh dsbnya. Semu
[mediacare] Re: Seru dan Menantang, Lintas Alam di Ekowisata Ciliwung
Pertanyaan ogut belum terjawab nih: kegiatan Lintas Alam Ciliwung itu masih hidup atau sudah almarhum? Kok kagak ada berita susulannya? 'Pan berita Suara Pembaruan di bawah ini berasal dari tahun 2004. Bila kegiatan itu sudah almarhum padahal umurnya baru tiga tahun, ogut cuma bisa bilang "Haiyaaa kapan nih orang Indonesia bisa mencintai alamnya sendiri? Tampaknya tidak ada orang Indonesia yang tertarik berkenalan dengan alam, tapi soal posko banjir semua orang Indonesia giat berapi-api, haiyaaa . sekali lagi" Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, "latipuscaverius" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Ya, sejauh ini gw masih seorang jurnalis, hehehe...dan gak perlu pake > idem2 ditto segala tentang gw siapa, cemen! > > Btw, gw sendiri merasa, gak perlu lagi ada posko2 banjir. Gak perlu! > Yang perlu, dan sangat perlu, cuma kesadaran; kesadaran cinta alam. > > Soe Hok Gie jelas-jelas bilang, untuk bisa punya rasa cinta tanah air > itu gak bisa cuma duduk manis dan tengok kiri - kanan dari jendela > mobil mewah, tapi lu harus terjun ke alam dan kenali masyarakat di > sekitarnya. Makanya, Hok Gie dan temen2 Mapala UI-nya naik gunung, > dan terus naik gunung (termasuk arung jeram, panjat tebing, diving, > caving, penelitian lingkungan). Jadi, gak perlu banyak hipokrisi, > ngoceh sana-sini, tapi langsung berada di antara ke obyeknya, yakni > alam bebas! > > Sebagai salah seorang senior di kelompok pencinta alam tempat Hok Gie > itu, Norman Edwin sendiri pernah curhat ke sohibnya Didiek Samsu,-- yg > juga tewas bersama Norman waktu mendaki Aconcagua, Argentina, sekitar > 15 tahun lalu. Kata Norman, di obituari Norman-Didiek di Majalah > Tempo edisi tahun 1992, "Gue heran, anak sekarang kok makin jauh ya > dari alam (gunung)". > > Intinya begini, kalau lu mau sadar, maka lu harus cinta dulu, dan > sebelum cinta, elu kenalan dulu. Tak kenal maka tak sayang, begitu > juga alam! Gak perlu jadi pecinta alam, tapi kita semua masyarakat > Indonesia bisa sadar untuk: gak buang sampah sembarangan, gak rakus > tebang pohon, dan masih banyak lagi tanpa peduli kaya atau miskin > serta agama atau partai apa dia berasal! > > Gw salut sama anak2 SMA itu, dan gak perlu gw tanya apa > manfaatnya...toh gw masih ngelakuin hal yg sama dengan > mereka...yakni, sebisa mungkin mencintai alam di sekitar gw dan di > manapun kelak gw berada! > > regards, > > Latief/Matra > > > > > --- In mediacare@yahoogroups.com, "Danny Lim" wrote: > > > > Bila anda seorang jurnalis, ada bagusnya coba mengontak para > pelajar > > SMA itu, mungkin kini telah menjadi mahasiswa. Tanyakan ke mereka > > apakah kegiatan Lintas Alam Ekowisata Ciliwung itu bermanfaat? Apa > > efeknya terhadap kehidupan/cara berpikir/tingkah laku mereka? Sebab > > bila jurnalis tidak tertarik kepada Ciliwung, kemungkinan kegiatan > > Ekowisata Ciliwung itu juga bakal (atau sudah) menjadi almarhum > juga? > > > > Mesti dibenamkan ke kepala setiap orang Indonesia (seperti di > > Belanda sini) bahwa "alam bisa hidup tanpa manusia namun manusia > > tidak bisa hidup tanpa alam". Jadi menjaga alam sama dengan menjaga > > kehidupan manusia sendiri. Last but not least, buang jauh-jauh > (bila > > Latipuscaverius idem dito dengan Fery Zidane, Ibnu Sudarmono dll.) > > paham posko banjir, sebaliknya kembangkan filofofi MENCEGAH BANJIR. > > Sebab tidak ada rakyat yang senang ditolong posko banjir, mereka > > semua maunya TIDAK KEBANJIRAN, bukan ditolong oleh posko banjir. > > Bukan begitu? > > > > Salam hangat, Danny Lim, Nederland > > > > --- In mediacare@yahoogroups.com, "latipuscaverius" > > wrote: > > > > > > Oom Danny, > > > > > > daku pernah membaca yang seperti ini di "almarhum" Majalah Suara > > > Alam, kalau gak salah di edisi sekitar tahun 1988 atau 1989 > silam. > > > Maklum, majalah tua sih. Dan lagi, penulisnya pun udah almarhum, > > > yakni Norman Edwin. Di situ, Norman menyebutkan mana wilayah2 > > > terparah dari DAS-DAS Ciliwung yang ada ketika itu, bahkan > > termasuk > > > laporan flora dan fauna yang makin menipis menghidupi kawasan DAS > > > tersebut baik yang di Bogor hingga Jakarta > > > > > > Sayang, majalah Suara Alam (SA), -kalu gak salah juga di bawah > > > bendera Suara Pembarauan, itu kini entah kemana, barangkali > hilang > > > dari almari saya ...Namun yang terpenting, tentu saja, apa yang > > > dilakukan anak2
[mediacare] Re: SIARAN PERS: INTI Jakarta Rayakan Imlek Dengan Serangkaian Bakti Sosial.
Merayakan Imlek di Jakarta sementara ada 80 penduduk meninggal dunia kelelep, kesetrum, sakit, kedinginan, kelaparan, memang tidak normal. Maka himbauan INTI adalah himbauan yang amat logis. DKI Jakarta juga mesti mempertimbangkan pembatalan pesta perpisahan gubernur Sutiyoso di Balai Kota, boro-boro di hotel mewah. Pesta perpisahan Sutiyoso (bila ingin diselenggarakan) layaknya di sebuah bekas posko banjir secara amat sederhana. Selanjutnya INTI saya himbau berjuang tanpa lelah mendesak semua pihak yang berwenang di Jakarta untuk mencegah banjir, agar tahun 2008 kering. Bila tidak begitu, maka banjir akan datang lagi di tahun 2008, di tahun 2009, di tahun 2010 dst. Ini berarti sukubangsa Tionghoa di Jakarta tidak akan pernah bisa lagi merayakan Imlek di Jakarta, sebab setiap tahun Jakarta pasti kebanjiran. Kalian mesti bisa membedakan bencana alam (mis. tsunami Aceh, gempa bumi Yogyakarta) yang sukar diramal/ditundukkan, dengan bencana buatan manusia atau akibat kelalaian manusia sendiri (mis. banjir Jakarta). Untuk bencana alam kita tidak boleh menyalahkan siapa-siapa, tindakan yang harus diambil adalah mendirikan posko-posko bantuan. Namun untuk banjir Jakarta kita tidak boleh jor-joran di posko banjir, sebab tidak ada seorang pun penduduk Jakarta yang senang dengan banjir. Yang dibutuhkan oleh penduduk Jakarta adalah situasi TIDAK BANJIR, bukan MENDAPAT BANTUAN DI POSKO BANJIR. Selamat berjuang mencegah banjir di Jakarta, merdek!!! Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, "Yap Hong Gie" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Siaran Pers. > > PERHIMPUNAN INTI JAKARTA MERAYAKAN IMLEK DENGAN SERANGKAIAN BAKTI > SOSIAL. > > Tahun Baru Imlek 2558 yang jatuh pada tanggal 18 Februari 2007 didahului > dengan bencana banjir yang merendam 70 % kota Jakarta dan sekitarnya > (Jagodetabek). Puluhan ribu rumah berikut isinya rusak, ratusan pabrik > mengalami kerugian karena mesin-mesin dan bahan bakunya rusak terendam air > dan lumpur, demikian juga ribuan kendaraan baik roda empat maupun roda dua > rusak. Lebih dari enampuluh orang tewas karena hanyut,tersengat listrik atau > kedinginan dan kelaparan. Lebih dari seratus ribu orang terpaksa menjadi > pengungsi di sekolah-sekolah,di mesjid-mesjid bahkan di pinggir jalan tol. > Ratusan ribu orang terpaksa menganggur dan puluhan ribu siswa tidak dapat > belajar karena sekolahnya terendam air dan lumpur serta buku-buku > pelajarannya rusak. > > Kini ketika banjir telah surut, yang tersisa di samping rumah- rumah berikut > perabot rumah tangganya yang rusak dan kotor, para korban banjir juga > menderita kekurangan makanan dan berbagai penyakit antara lain demam > berdarah dengue,ispa,diare, leptosprirosis dan gatal-gatal. > > Dalam situasi seperti ini, di mana sebagian besar penduduk Jakarta dan > sekitarnya terutama rakyat kecil sedang menderita dan membutuhkan > pertolongan, Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Jakarta tidak akan > merayakan Imlek dengan pesta-pesta melainkan sebagai wujud rasa peduli akan > mengadakan serangkaian Baksos Pengobatan Cuma-Cuma. Baksos akan > diselenggarakan jelang waktu antara Tahun Baru Imlek 18 Februari 2007 sampai > dengan perayaan Capgomeh tanggal 4 Maret 2007, antara lain di Jalan Panjang > dekat Rel Kereta Daan Mogot,Muara Angke,Kramat Jati, > Dadap,Tangerang,Cibinong dllnya. > > Kami menghimbau seluruh anggota dan simpatisan Perhimpunan INTI di Jakarta > dan sekitarnya untuk merayakan Imlek dengan sederhana dan prihatin sebagai > bentuk solidaritas dan empati kita kepada sesama warga Jakarta yang sedang > menderita terkena musibah banjir. Sebagai gantinya marilah kita ulurkan > tangan untuk membantu saudara-saudara kita tersebut. Sekecil apapun bantuan > yang kita berikan pasti akan membantu meringankan penderitaan mereka ! > > Jakarta, 15 Februari 2007 > > > Benny G.Setiono Henry > Boen > Ketua > Sekretaris. >
[mediacare] Quiz banjir
Setelah mengikuti/mengamati diskusi banjir Jakarta di beberapa milis, saya berani taruhan semua jawaban di bawah ini adalah a, dus 1a, 2a, 3a, 4a dan 5a. 1. Penduduk Jakarta: a. Menginginkan tidak kebanjiran b. Memilih pelayanan top di posko banjir. 2. Di bulan Mei 2007: a. Semua orang Jakarta lupa banjir b. Banyak pihak sibuk mencegah banjir 2008. 3. Pesta perpisahan Sutiyoso diselenggarakan: a. Di Balai Kota secara meriah b. Di salah satu bekas posko banjir 4. Gubernur Jakarta yang baru nanti: a. Tidak tahu apa-apa soal Water Management b. Piawai menangani air. 5. Jakarta akan: a. Tenggelam total b. Menjadi kota megapolitan di Asia Pacific. Bila anda memilih jawaban b, saya ajak anda bertaruh dengan saya, satu botol Teh Sosrodjojo per pertanyaan. Berani? Salam hangat, Danny Lim, Nederland