[mediacare] Re: Isu Soeharto Cina = Henny
Iya deh, Henny. Saya turuti nasihat Anda. Biar aja dua orang ini perang sampai kiamat. He he he. Salam buat teman-teman di Texas. manneke -Original Message- Date: Sun Oct 07 20:52:58 PDT 2007 From: Henny [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [mediacare] Re: Isu Soeharto Cina = Manneke Budiman #59740 To: mediacare@yahoogroups.com Manneke, Tambah seru ya selain Ny. Mus sekarang kita punya YHG...wah ...wah...wahindahawas lho jangan sampe tertular... Nggak akan ada habisnya lihat saja kita-kita kayak digurui dengan tulisan yg panjang muter-muter...nggak ada habisnya kayak jamannya DL masih ingat kan? Taunya secuil gayanya selangit.. HH - Original Message - From: Yap Hong-Gie To: mediacare@yahoogroups.com Sent: Saturday, October 06, 2007 2:41 PM Subject: [mediacare] Re: Isu Soeharto Cina = Manneke Budiman #59740 Bung Manneke Yth, Saya diajarkan kalau mencari solusi untuk suatu kasus, harus dimulai dengan membaca peta situasi (mapping) kejadian, memperhatikan faktor-faktor external dan internal yang mempengaruhi, mempelajari sebab dan akibatnya, kemudian baru membuat kesimpulan, untuk mencari solusinya. Terbalik dengan Anda, yang sudah mempunyai kesimpulan, kemudian membuat analisa dan mencari pembenaran untuk mendukung kesimpulan Anda tersebut. Selanjutnya tanggapan saya dibawa. MB: Saya naif? Mungkin saja. Tapi jelas saya berpikir jernih, dan tidak membabi buta seperti Anda. Masa gara-gara RRC mendukung PKI, lalu WNI turunan Cina boleh didiskriminasi? Wow, cara pandang yang sangat berbahaya! Ini analoginya mirip dengan apa yang ini terjadi: karena beberapa negara Barat memusuhi Islam, maka orang kristen di Indonesia boleh dimusuhin, sebab kristen adalah akar tadisi Barat. Atau, seperti yang terjadi semasa PD II di AS dan Kanada: karena AS/Kanada sedang perang dengan Jerman dan Jepang, maka boleh warga AS/Kanada keturunan Jepang disita hartanya dan manusianya dipindah ke kamp-kamp tahanan yang terisolasi. Dengan kata lain Bung Yap Hong Gie, inilah yang disebut dengan RASISME itu. Manusia dinilai dan diadili berdasar rasnya. YHG: Komen Anda: Masa gara-gara RRC mendukung PKI, lalu WNI turunan Cina boleh didiskriminasi?, nampak sekali ingin memaksakan isu diskriminasi. Sampai nekat menyepelekan dukungan RRC kepada PKI, hanya untuk membenarkan masalah diskriminasi, ini visi yang lebih membahayakan! Tolong jangan sebut dengan kata lain untuk memlintir suatu kesimpulan, saya tidak pernah menganggap, menyetujui atau menyatakan bahwa etnis Cina boleh didiskriminasi. Yang saya katakan bahwa, kebijakan pemerintah Orba bukan untuk mendiskriminir warga Cina, tetapi dalam rangka pemulihan keamanan dan mempercepat proses integrasi bangsa. Pada hakekatnya membawa-bawa contoh peristiwa/kasus di LN, sangat tidaklah relevan, tapi kali ini akan saya tanggapi. Hal-hal yang terjadi terhadap warga etnis Jepang di AS, bukan bermotifkan race discrimination, tetapi murni didasari pada kepentingan keamanan negara. Quote: Civilian and military officials had concerns about the loyalty of the ethnic Japanese on the west coast and considered them to be security risks---End quote. MB: Masih belum mengerti jugakah mengapa Orba disebut diskiriminatif terhadap WNI keturunan Cina? Ngomong-ngomong soal naif... YHG: Memakai parameter saat sekarang; sambil ngopi-ngopi di Coffee Bean, untuk menilai dan menyimpulkan suatu kebijakan dalam situasi perang (atau paska kudeta), adalah sangat absurd. --- MB: Politik diskriminasi itu bentuknya macam-macam. Gak ada yang namanya diskriminasi total di segala bidang. kalo itu yang Anda bayangkan, ya tengoklah kamp-kamp konsentrasi Nazi itu. Di Indonesia, diskiriminasi terhadap etnik Cina dilakukan pada tataran politik, budaya dan kewarganegaraan. Namun, di bidang ekonomi, mereka dipelihara dengan baik supaya jadi gemuk. Tujuannya apa? masa sih saya perlu kuliahi Anda soal yang satu ini? Malu dong. YHG: Rupanya Anda gemar sekali membawa-bawa Nazi Auswich, untuk mendramatisir argumentasi Anda yah? Setahun pasca G30S/PKI, Kopkamtib dan jajaran militer dalam keadaan high alert, membersihkan sisa-sisa anggota PKI didalam pemerintahan maupun didalam tubuh Angkatan Bersenjata sendiri, serta jaringan klandestin didaerah; pembrontakan bersenjata di Blitar Selatan (1966-68) dan di Jawa Tegah (1967-68). Belum lagi mengimbangi Presiden Sukarno dengan Kabinet Dwikora, dimana masih bercokol Waperdam I Dr. Subandrio, dan Nyoto (Anggota Polit Biro CC PKI) sebagai Menteri Negara diperbantukan pada Presidium Kabinet, yang dengan berbagai upaya berusaha menyelamatkan PKI (baru dibubarkan 12 Maret 1966). Apakah Anda mengira
[mediacare] Re: Pak YHG vs Nyonya Mus--Wikipedia
SEMUA universitas, Mus. Saya ulangi: SEMUA. Can you hear me now? Masa list-nya harus saya buat satu persatu yang jumlahnya ribuan itu. Wikipedia tidak boleh dipakai sebagai sumber resmi untuk riset dan tulisan ilmiah. Anda boleh cek ke toko sebelah. Saya tak akan debat soal spekulasi siapa yang isi data di Wikipedia ttg keluarga YHG. Mungkin Anda juga urun info di situ, who knows? Who cares? manneke -Original Message- Date: Fri Oct 05 19:28:18 PDT 2007 From: Hafsah Salim [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Re: Pak YHG vs Nyonya Mus To: mediacare@yahoogroups.com Manneke Budiman [EMAIL PROTECTED] wrote: Entah tangan siapa saja yang udah urun data di Wikipedia soal keluarga YTH, saya tak bisa tahu dan tak mau menduga-duga. Yang jelas, ada alasan masuk akal kenapa universitas di seluruh dunia tidak mengizinkan adanya riset atau tulisan ilmiah yang memakai Wikipedia sebagai referensi. Universitas mana yang anda maksudkan diseluruh dunia tidak mengizinkan adanya riset atau tulisan ilmiah yang memakai wikipedia sebagai referensi Universitas itu pusat pendidikan dan wikipedia itu hanyalah salah satu sumber informasi yang bisa jadi pertimbangan, tidak pernah dalam hal ini ada larangan, bahkan laporan aljazera tentang berita bohong tentang alqaeda sekalipun tetap dijadikan bahan analysis !!! Tulisan mengenai keluarga YTH di Wikipedia tidak mungkin ada orang luar yang berminat menulisnya, keluarga mereka bukanlah keluarga yang penting untuk dihujat ataupun dipuja. Mereka tidak ada musuhnya meskipun anaknya sekarang berusaha mencari musuh. Jadi tulisan di Wikipedia merupakan tulisan yang pasti ditulis atau dikirim oleh salah satu dari keturunan YTH sendiri. Biografi YTH di wikipedia tentu merupakan kebanggaan keluarga mereka sendiri. Saya sendiri tidak tertarik. Namun saya mencantumkannnya atas permintaan anaknya yang meminta bukti2 bahwa keluarganya bersih dan tulisan saya katanya memfitnah keluarganya. Mafia Opium dulu dizaman Belanda merupakan hal yang lumrah bukan hal yang jelek, tapi kalo bangsa yang pernah terjajah mengetahuinya, tentu akan marah kepada keturunannya. Ny. Muslim binti Muskitawati. Anda sendiri sudah filter belum info yang Anda ambil dari Wikipedia itu? Katanya, gak boleh telan info bulet-bulet dan harus dianalisis dulu. Lha kok Anda sendiri melakukan persis seperti itu? Tapi saya cukup lega bahwa Anda kini memberikan penilaian lebih berimbang atas YTH. Soal anaknya, YHG, saya memang tak habis pikir. Mungkin ini contoh korban brainwash-nya Orba. Saya dulu kira ini cuma mitos, ternyata betul-betul nyata. manneke -Original Message- Date: Fri Oct 05 04:52:30 PDT 2007 From: Hafsah Salim [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Re: Pak YHG vs Nyonya Mus = Radityo Djadjoeri #59595 To: mediacare@yahoogroups.com Manneke Budiman manneke@ wrote: Wikipedia bukan sumber referensi yang bisa dipercaya karena siapapun juga bisa menambah informasi yang ada dan membuat yang baru. Ada referensi lain yang lebih andal, nggak? Semua sumber referensi juga hanya tulisan orang, tak ada sumber referensi yang bisa dipercaya, sama saja sejarah juga bukan sumber referensi yang bisa dipercaya, apalagi bahkan kitab suci sekalipun isinya sudah jelas bohong tapi masih ada yang menggunakannya sebagai sumber referensi. Oleh karena itu kalo ingin lebih objective, janganlah menelan referensi bulat2 tetapi juga harus dilakukan filter analysis yang tepat dalam memahami referensi itu sendiri. Catatan dalam wikipedia mengenai nenek moyang Yap Thiam Hien kemungkinannya benar, dan mereka yang menulisnya juga kemungkinan besar adalah satu dari keluarga mereka sendiri. Hanya orang2 yang punya kebanggaan keluarga saja yang memiliki silsilah yang begitu detail seperti keluarga YTH sehingga membanggakannya untuk membuat silsilah feodalnya dan menyimpannya turun temurun. di Indonesia penyimpanan silsilah keluarga seperti itu hanyalah dilakukan raja2 dizaman dulu hingga keturunan2 mereka sekarang ini. Tidak ada dalam isi tulisan di Wikipedia yang men-jelek2an YTH maupun kakek buyutnya. Hanya para pembaca saja secara berlebihan yang ber-angan2 se-olah2 saya membencinya. Istilah mafia Opium yang saya gunakan bukanlah bertujuan berlebihan, memang istilah itulah yang tepat untuk kontras digunakan untuk pengganti istilah monopoli. Semua konspirasi yang dilakukan dengan pejabat2 korup dari pemerintah selalu disebut sebagai mafioso. Yap Thiam Hien memiliki frame atau figure atau profile yang mengesankan dalam arti baik karena banyak membela rakyat jelata dibidang peradilan, tentunya terutama untuk masyarakat keturunan china. YTH juga menentang diskriminasi terhadap keturunan China denan berbagai caranya sendiri, dalam hal ini tidaklah bisa dianggap negative
[mediacare] Re: Isu Soeharto Cina = Yap Hong Gie
Saya naif? Mungkin saja. Tapi jelas saya berpikir jernih, dan tidak membabi buta seperti Anda. Masa gara-gara RRC mendukung PKI, lalu WNI turunan Cina boleh didiskriminasi? Wow, cara pandang yang sangat berbahaya! Ini analoginya mirip dengan apa yang ini terjadi: karena beberapa negara Barat memusuhi Islam, maka orang kristen di Indonesia boleh dimusuhin, sebab kristen adalah akar tadisi Barat. Atau, seperti yang terjadi semasa PD II di AS dan Kanada: karena AS/Kanada sedang perang dengan Jerman dan Jepang, maka boleh warga AS/Kanada keturunan Jepang disita hartanya dan manusianya dipindah ke kamp-kamp tahanan yang terisolasi. Dengan kata lain Bung Yap Hong Gie, inilah yang disebut dengan RASISME itu. Manusia dinilai dan diadili berdasar rasnya. Masih belum mengerti jugakah mengapa Orba disebut diskiriminatif terhadap WNI keturunan Cina? Ngomong-ngomong soal naif... Politik diskriminasi itu bentuknya macam-macam. Gak ada yang namanya diskriminasi total di segala bidang. kalo itu yang Anda bayangkan, ya tengoklah kamp-kamp konsentrasi Nazi itu. Di Indonesia, diskiriminasi terhadap etnik Cina dilakukan pada tataran politik, budaya dan kewarganegaraan. Namun, di bidang ekonomi, mereka dipelihara dengan baik supaya jadi gemuk. Tujuannya apa? masa sih saya perlu kuliahi Anda soal yang satu ini? Malu dong. Ngomong-ngomong, Cina yang tinggal di Pluit, PI, Kelapa Gading itu seberapa besar sih persentasinya dibanding yang tinggal di kampung-kampung di Tangerang (Benteng), Pontianak, Medan, yang melarat dan makan aja susah? Kacamata Anda kayanya mesti ganti deh, jangan pake yang myop aja. Paradigma yang Anda pakai dalam menyoroti komunitas Cina di Indonesia persis sama dengan yang hendak ditanamkan oleh Orba: bahwa semua Cina itu pasti kaya. Cina Indonesia masuk urutan orang terkaya di Indonesia? Mungkin saja. Tapi apa itu mengherankan? Wong rata-rata mereka yang terkaya itu dekat dengan keluarga pujaan Anda di Cendana itu kok. Naif? He he he... Terakhir, soal ICMI versi Cina. Ya betul kata Anda, Cina kaya-kaya udah pada mabur semua. Tapi, kenapa alasannya mereka mabur? Kalo betul logika Anda bahwa mereka tak terdiskriminasi di Indonesia, adakah alasan buat mabur? Untugnya mereka punya duit, jadi mau tinggal di negeri mana aja, no problem. Lha yang melarat? ya terpaksa bertahan di Indonesia dengan segala praktik diskriminatif yang dikenakan atas mereka selama Orba. Buka mata dan hati Anda, Bung YHG. manneke -Original Message- Date: Fri Oct 05 07:05:50 PDT 2007 From: Yap Hong-Gie [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Re: Isu Soeharto Cina = Manneke Budiman#59623 To: mediacare@yahoogroups.com Bung Manneke Yth, Terima kasih atas tanggapan Anda. Secara teoretis anda benar bahwa, Suatu rezim kekuasaan tidak dapat secara moral membebaskan dirinya dari penghakiman sejarah. Tapi bicara tentang penghakiman sejarah, maka kita masuk satu wilayah yang amat subyektif, tergantung pada siapa yang melakukan penilaian dan penghakiman, belum lagi pengaruh dan sikap politik Pemerintah yang berkuasa, sehingga akan selalu menjadi kontroversi yang tidak pernah berakhir. Analogi Anda yang membandingkan Pemerintah Orba dengan Nazi Jerman, Pol Pot dan Idi Amin, cukup bombastis bila dilemparkan kepada kalangan pelajar SMU, padahal setiap peristiwa politik tidak bisa disamakan, apalagi membandingkan dengan kejadian dinegara lain. Lagi pula, tidak ada maksud dibenak saya untuk mengajukan apologia. Saya mengatakan bawah penilaian terhadap kebijakan pemerintah Orba adalah tidak tepat, oleh karena menggunakan parameter (nilai-nilai dan norma) yang berlaku 40 tahun kemudian, tanpa memasukan indikator situasi dan kondisi politik yang berlaku ketika itu. Agar tidak bertambah bias, saya ulangi pembuka penjelesan saya: =Apabila membahas sistim kebijakan Pemerintah Orde Baru dengan nilai-nilai dan norma yang berlaku sekarang, maka peraturan yang dibuat tahun 60-an bisa saja dikatagorikan sebagai diskriminatif, melanggar hak azasi, dsb, dsb,dsb. Kebijakan sosial-politik Pemerintah harus ditinjau dengan mengacu pada segala macam faktor, yang terkait pada situasi dan kondisi negara pada saat itu.= Mari kita fokuskan diskusi ini pada masalah seputar diskriminasi terhadap etnis Cina di jaman Orde Baru, masalah tindakan terhadap PKI dan ondebouwnya adalah isu dan substansi tersendiri. Sudah saya coba jelaskan tapi rupanya masih terlalu sulit untuk dicerna. Aturan dan kebijakan yang dibuat pasca G30S/PKI (1965-1967), mengutamakan fokusnya pada pemulihan keamanan, ketertiban dan stabilitas politik. Oleh karena itu pula segala macam masalah yang menyangkut ideologi, serta celah-celah yang bisa di infiltrir oleh komunis asing (RRC), ditangani lansung oleh Komando Operasi Tertinggi Ampera. Kenapa aturan-kebijakan tidak dilakukan oleh Pemerintahan RI? Karena Pemerintahan sudah vakum, sedangkan Kabinet Dwikora lagi sibuk-sibuknya berkonsolidasi dan
[mediacare] Re: Pak YHG vs Nyonya Mus
Entah tangan siapa saja yang udah urun data di Wikipedia soal keluarga YTH, saya tak bisa tahu dan tak mau menduga-duga. Yang jelas, ada alasan masuk akal kenapa universitas di seluruh dunia tidak mengizinkan adanya riset atau tulisan ilmiah yang memakai Wikipedia sebagai referensi. Anda sendiri sudah filter belum info yang Anda ambil dari Wikipedia itu? Katanya, gak boleh telan info bulet-bulet dan harus dianalisis dulu. Lha kok Anda sendiri melakukan persis seperti itu? Tapi saya cukup lega bahwa Anda kini memberikan penilaian lebih berimbang atas YTH. Soal anaknya, YHG, saya memang tak habis pikir. Mungkin ini contoh korban brainwash-nya Orba. Saya dulu kira ini cuma mitos, ternyata betul-betul nyata. manneke -Original Message- Date: Fri Oct 05 04:52:30 PDT 2007 From: Hafsah Salim [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Re: Pak YHG vs Nyonya Mus = Radityo Djadjoeri #59595 To: mediacare@yahoogroups.com Manneke Budiman [EMAIL PROTECTED] wrote: Wikipedia bukan sumber referensi yang bisa dipercaya karena siapapun juga bisa menambah informasi yang ada dan membuat yang baru. Ada referensi lain yang lebih andal, nggak? Semua sumber referensi juga hanya tulisan orang, tak ada sumber referensi yang bisa dipercaya, sama saja sejarah juga bukan sumber referensi yang bisa dipercaya, apalagi bahkan kitab suci sekalipun isinya sudah jelas bohong tapi masih ada yang menggunakannya sebagai sumber referensi. Oleh karena itu kalo ingin lebih objective, janganlah menelan referensi bulat2 tetapi juga harus dilakukan filter analysis yang tepat dalam memahami referensi itu sendiri. Catatan dalam wikipedia mengenai nenek moyang Yap Thiam Hien kemungkinannya benar, dan mereka yang menulisnya juga kemungkinan besar adalah satu dari keluarga mereka sendiri. Hanya orang2 yang punya kebanggaan keluarga saja yang memiliki silsilah yang begitu detail seperti keluarga YTH sehingga membanggakannya untuk membuat silsilah feodalnya dan menyimpannya turun temurun. di Indonesia penyimpanan silsilah keluarga seperti itu hanyalah dilakukan raja2 dizaman dulu hingga keturunan2 mereka sekarang ini. Tidak ada dalam isi tulisan di Wikipedia yang men-jelek2an YTH maupun kakek buyutnya. Hanya para pembaca saja secara berlebihan yang ber-angan2 se-olah2 saya membencinya. Istilah mafia Opium yang saya gunakan bukanlah bertujuan berlebihan, memang istilah itulah yang tepat untuk kontras digunakan untuk pengganti istilah monopoli. Semua konspirasi yang dilakukan dengan pejabat2 korup dari pemerintah selalu disebut sebagai mafioso. Yap Thiam Hien memiliki frame atau figure atau profile yang mengesankan dalam arti baik karena banyak membela rakyat jelata dibidang peradilan, tentunya terutama untuk masyarakat keturunan china. YTH juga menentang diskriminasi terhadap keturunan China denan berbagai caranya sendiri, dalam hal ini tidaklah bisa dianggap negative. Semua yang saya tulis itu justru merupakan reaksi tulisan anaknya yang bertentangan dengan kenyataan yang sebenarnya, misalnya dia menyatakan tidak ada diskriminasi dizaman orba, tidak ada pertentangan keturunan China dengan Islam, dlsb yang sama sekali bertentangan tidak merupakan realitas kebenaran yang merupakan sejarah orba. Dia terlalu menjilat orba. Namun semua yang ditulis anaknya itu hanyalah merupakan bukti atau gambaran bagaimana keturunan China sebenarnya tidak berani menentang kebohongan dan menjunjung kebenaran dalam kaitan bertentangan dengan penguasa. Hal inilah yang menghinggapi YHG sebagai anak dari YTH, dia memuja pak Harto yang hingga kini masih berkuasa, dia juga memuji Islam meskipun dia bukan Islam, bahkan dari catatan Wikipedia, YTH sendiri adalah aktivis gereja yang ikut mendukung berdirinya Baperki yang adalah sebagai organisasi dibawah PKI yang dilarang Suharto. Terlalu banyak realitas keluarga ini yang sangat controversi seperti juga kata2 yang ditulis oleh anaknya YHG. Ny. Muslim binti Muskitawati.
[mediacare] Re: Isu Soeharto Cina =Yap Hong Gie
Bung Yap Hong Gie yth, Suatu rezim kekuasaan tidak dapat secara moral membebaskan dirinya dari penghakiman sejarah. Kalo kita memakai logika Anda, maka Nazi Jerman di Masa Hitler juga bisa membenarkan kejahatan atas kemanusiaan yang dilakukannya. Pol Pot bisa membenarkan pembunuhan massalnya, Idi Amin bisa membenarkan kekejamannya di Uganda--semua atas nama real politik pada masa itu. Jika sebuah rezim tidak diskriminatif, tidak melakukan kekejaman, tidak melakukan pelanggaran HAM, sampai kapaunpun sejarah tak akan bisa menghakiminya secara miring. Ini juga berlaku buat Orba. Jadi, please, jangan ajukan apologia yang melecehkan akal sehat semacam itu buat membersihkan citra Orba. Hal kedua tentang aturan ganti nama. Konteks politisnya adalah pasca-persitiwa 30 September, yang tak hanya melaihirkan stigma hitam ata sPKI tetapi juga kaum etnik Cina di Indonesia. Lalu, ujug-ujug keluar aturan anjuran ganti nama, tapi aturan ini pakai kop Komando Operasi Tertinggi Ampera. Waduh, siapa yang gak bergidik bulu kuduknya, Bung? Lagian, biarpun dialus-alusin pakai istilah anjuran, yang namanya peraturan penguasa itu adalah hukum. Buat etnik Cina yang waktu itu lagi ketakutan, ya bisa dibayangkanlah efek psikologis anjuran macam ini atas mereka. Tapi ini semua mungkin bukan point yang penting. Point pentingnya adalah bahwa diskriminasi itu ADA: anjuran ganti nama kok cuma buat etnik Cina? Yang namanya berbau Barat atau Timur Tengah kok enggak? Ini sendiri bukti bahwa statement Anda tak betul, karena Anda hendak bilang bahwa zaman Orba tak ada diskiriminasi pada etnik Cina. Lalu, soal praktik budaya Cina. Kok harus secara khusus pakai aturan supaya dilakukan secara intern dalam keluarga atau perseorangan saja dan tak boleh dijadikan event publik? Kenapa aturan sama tidak diberlakukan bagi praktik budaya impor lain yang datang dari Barat atau Timur Tengah? Kalo ini buka diskriminasi, apa lagilah namanya? Cinderella syndrome? Ha ha ha ha. Mungkin saja saya kena Cinderella syndrome, tapi masih mujurlah. Paling enggak, saya nggak sampai kena halusinasi akut dan kebutaan seperti Anda, hingga takmampu lagi membedakan mana kenyataan dan mana ilusi Anda sendiri. -Original Message- Date: Thu Oct 04 01:49:39 PDT 2007 From: Yap Hong-Gie [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Re: Isu Soeharto Cina =Manneke Budiman #59401 To: mediacare@yahoogroups.com Bung Manneke Yth, Apabila membahas sistim kebijakan Pemerintah Orde Baru dengan nilai-nilai dan norma yang berlaku sekarang, maka peraturan yang dibuat tahun 60-an bisa saja dikatagorikan sebagai diskriminatif, melanggar hak azasi, dsb, dsb,dsb. Kebijakan sosial-politik Pemerintah tahun 60an harus ditinjau dengan mengacu pada segala macam faktor yang terkait pada situasi dan kondisi negara pada saat itu. Sekitar 5 tahun setelah G30s/PKI, sistim politik pemerintah difokuskan pada pemulihan keamanan, ketertiban dan stabilitas politik, dimana segala kebijakan yang dibuat pada masa itu mengacu pada sistim politik yang berlaku. Kita semua tahu bahwa, saat itu hubungan Indonesia-Cina sangat mesra, sehingga tercipta hubungan politik Poros Jakarta-Peking, ditambah lagi banyak warga keturunan Cina yang memang menjadi kader atau onderbouwnya PKI. Akibatnya, ada peraturan-peraturan yang menyangkut etnis Cina, dibuat bedasarkan adanya kecurigaan bahwa masyarakat keturunan memiliki ikatan kuat dengan tanah leluhur, sementara rasa nasionalisme pun dinilai sangat rendah. Charles A. Copple dalam bukunya Indonesian Chinese In Crisis (1983) antara lain menjelaskan bahwa, salah satu sumber munculnya stereotip dan prasangka atau bahkan perasaan anti Tionghoa adalah terletak pada adanya kompetisi dalam bidang ekonomi antara pribumi dan non pribumi selain disebabkan oleh adanya perbedaan kepercayaan dan kultur, adanya golongan tertentu yang terkesan hidup eksklusif dan memiliki nasionalisme yang diragukan, masih kentalnya sifat ethnosentrisme dan menganggap budaya sendiri lebih unggul pada satu sisi dan sementara pada sisi lain kebudayaan masyarakat lain dipandang lebih inferior. Agar supaya terciptanya integrasi sosial, dikeluarkannya surat keputusan Preskab No.127/U/Kep/12/1966 yang menganjurkan, ulangi: menganjurkan, agar supaya golongan etnis Tionghoa bersedia mengganti nama mereka dengan nama Indonesia melalui prosedur yang mudah sehingga proses pembauran dapat berjalan dengan baik. Jadi, kebijakan ini bersifat anjuran atau himbauan, tidak ada unsur pemaksaan, tidak ada sangsi atau tindakan hukum bagi mereka yang menolak. Silahkan baca Pasal 1. dibawah, yang penekanannya pada kata ingin: (Kutipan): KOMANDO OPERASI TERTINGGI PRESIDIUM KABINET AMPERA REPUBLIK INDONESIA --- KEPUTUSAN PRESIDIUM KABINET No.: 127/Kep/12/1966 KETUA PRESIDIUM KABINET Pasal 1 (1) Warga Negara Indonesia jang masih memakai nama-nama perseorangan dan nama keluarga Tjina jang ingin
[mediacare] Re: Pak YHG vs Nyonya Mus = Radityo Djadjoeri #59595
Wikipedia bukan sumber referensi yang bisa dipercaya karena siapapun juga bisa menambah informasi yang ada dan membuat yang baru. Ada referensi lain yang lebih andal, nggak? manneke -Original Message- Date: Thu Oct 04 20:02:58 PDT 2007 From: Hafsah Salim [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Re: Pak YHG vs Nyonya Mus = Radityo Djadjoeri #59595 To: mediacare@yahoogroups.com mediacare [EMAIL PROTECTED] wrote: Nyonya Mus agaknya ngawur. Mana pernah ada award penghapusan diskriminasi terhadap keturunan Cina dari Soeharto? Kalau pernah ada, coba buktikan. Anda jangan cuma asal cuap menuduh aku ngawur, apalagi minta2 bukti. Kenapa tulisan aku yang berjudul Kakek Buyut YTH Mafia Opium anda tahan untuk dimunculkan disini??? Bahkan disitu sekalian saya cantumkan Wikipedia sebagai buktinya. Jadi kalo mau menuduh ngawur, bukan begitu caranya, tulisan saya dilarang masuk padahal lengkap dengan referensi dari wikipedia. Padahal dalam banyak hal saya tidak pernah percaya referensi, akal dan logika lebih berperan dalam analysis sehingga bisa malahan membuktikan bahwa referensi itu tidak benar. Tapi di millist2 memang pembaca2 bodoh lebih percaya referensi. Itulah sebabnya Indonesia tak mungkin maju mereka lebih percaya tulisan orang dan tak mampu membuat tulisan sendiri atau berpikir sendiri. Meskipun tulisan saya dilarang disini, tidak mengapa, millist itu khan bukan cuma disini, ternyata tulisan2 saya dimillist lainnya juga bisa lolos. Banyak yang menuduh saya ini kaki tangan dari millist ini, padahal banyak tulisan2 saya yang dipasung dimillist ini tak pernah saya protes, millist milik anda adalah hak anda untuk memasungnya. Saya khan punya millist sendiri dan mereka yang ingin tahu tentu akan baca ke millist milik saya, dan saya juga tidak mempromosikan agar banyak penulis ataupun pembacanya. Ny. Muslim binti Muskitawati. Yang ada, almarhum Yap Thiam Hien pernah menerima award dari LBHI atas pengabdiannya terhadap penegakan hukum di Indonesia..CMIIW.. - Original Message - From: ariel To: mediacare@yahoogroups.com Sent: Friday, October 05, 2007 8:28 AM Subject: [mediacare] Re: Pak YHG vs Nyonya Mus = Radityo Djadjoeri #59595 --- In mediacare@yahoogroups.com, Hafsah Salim muskitawati@ wrote: Muskitawati, tulisan sampeyan yang dibawah ini : Anehnya, Yap Thiam Hien sendiri telah menerima award dari Suharto untuk jasa2nya menghapuskan diskriminasi terhadap keturunan Cina. Lucu bukan ??? referensinya dari mana ? kok saya baca di link wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/Yap_Thiam_Hien) tsb tidak ada tulisan dimaksud, bisa dijelaskan ? -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.5.488 / Virus Database: 269.14.1/1050 - Release Date: 04/10/2007 17:03
[mediacare] Re: Kakek Buyut Yap Thiam Hien Adalah Mafia Opium Cina Dari Guangdong !!!
So what gitu lho? Kakek buyut kita semua kalo ditelusuri riwayat hidupnya pastilah juga bukan malaikat semua. Ny. Mus kok kali ini nggak seperti biasanya ya? Biasanyabiar datanya mencengangkan, tapi masih relevan dan proporsional. Kali ini agak emosional dan terkesan punya dendam pribadi pada moyangnya Yap Hong Gie. manneke -Original Message- Date: Thu Oct 04 18:18:48 PDT 2007 From: Hafsah Salim [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Kakek Buyut Yap Thiam Hien Adalah Mafia Opium Cina Dari Guangdong !!! To: mediacare@yahoogroups.com Kakek Buyut Yap Thiam Hien Adalah Mafia Opium Cina Dari Guangdong !!! Yap Thiam Hien, yang biasa dipanggil John oleh teman-teman akrabnya, adalah anak sulung dari tiga bersaudara dari Yap Sin Eng dan Hwan Tjing Nio. Kakek buyutnya adalah seorang Luitenant yang bermigrasi dari provinsi Guangdong di Tiongkok ke Bangka, namun kemudian pindah ke Aceh. Ketika monopoli opium di Hindia Belanda dihapuskan, kehidupan keluarga Yap dan banyak tokoh masyarakat Tionghoa saat itu merosot. Ditambah lagi oleh kekeliruan investasi di Aceh berupa kebun kelapa yang ternyata tidak memberikan hasil yang menguntungkan. Pada tahun 1920 kedudukan keluarga Yap digantikan oleh keluarga Han, yang datang dari Jawa Timur. http://id.wikipedia.org/wiki/Yap_Thiam_Hien Yap Hong-Gie [EMAIL PROTECTED] wrote: Serangan saya terhadap Nyonya Mus (MM), merupakan reaksi terhadap fitnah rendahan terhadap orang tua saya yang notabene tidak ada hubungannya dengan konteks diskusi, itu menandakan bahwa kita memasuki gelanggang free-fight, dimana hanya satu aturan yang berlaku: no rules! Tapi coba suruh buktikan; bawa data pendukung atau menunjukan referensi kredibel mengenai salah satu pernyataannya, pasti MM lari-lari seperti petasan injek. Keluarga Yap turun temurun punya keahlian untuk konspirasi dengan kekuatan politik yang berkuasa dalam pemerintahan. Sebagai pelindung keluarga Suharto, Yap menempatkan diri sebagai opposisi. Sulit bagi keturunan Cina di Indonesia bisa bertahan, terkenal bahkan jadi simbol masyarakat sebagai musuh pak Harto melalui bidang hukum. Tuduhan dan kesalahan kecil2an dari Cendana difokuskan jadi besar untuk menutup kesalahan dan kejahatan Cendana yang besar2an. Tidak tanggung2 dia diberi dan mendapatkan berbagai award. Mungkin, kalo saja kita cuma memandang satu frame tentang figure Yap Thiam Hien dalam satu scope saja, maka analysis saya bisa dianggap subjective, tapi kalo kita telaah scope-nya secara turun temurun, ternyata keluarga Yap ini menyimpan memory keluarganya turun temurun sebagai kebanggaan feodalisme Cina dalam berbagai masa. Dengan berbagai tehnik memutar balik kata agar pembaca bisa membaca dan menilai positive kepada nenek moyangnya, media umumnya menulis dengan hati2 agar tidak dituntut memfitnah. Namun kalo anda jeli membaca di web wikipedia diatas, jelas, kakek-neneknya termasuk mafia Opium Cina yang berkonspirasi dengan pejabat2 korup Belanda yang menjadi penjajah di Indonesia waktu itu. Selamat membaca dan menganalisa setiap kata dibalik tulisan Wikipedia tsb. Semoga anda mau membaca juga apa yang anda minta dari saya. Web itu hanyalah referensi saja, masalah bukti hanyalah bisa kita bersama membaca tulisan2 anda yang menganggap rezim Suharto tidak melakukan rasialis keturunan Cina sementara banyak keturunan Cina yang membantah tulisan anda. Anehnya, Yap Thiam Hien sendiri telah menerima award dari Suharto untuk jasa2nya menghapuskan diskriminasi terhadap keturunan Cina. Lucu bukan ??? Inilah yang kita namakan Sandiwara Nasional yang disutradarai Orde Baru dan pemeran hukum adalah Yap Thiam Hien family. Yap Thiam Hien Award memang merupakan monumen keluarga yang diciptakan oleh keluarga besar yang dibantu pejabat2 korup yang pernah dibantunya. Salah satu konspirasi politiknya adalah menonjolkan reputasi wartawan2 Katolik yang banyak membantu syndicat politik selama pemerintah pak Harto. Silahkan anda membaca website dibawah ini dimana pemenang award-nya hanyalah wartawan2 katolik yang juga terkait dengan dunia katolik Internasional. http://findarticles.com/p/articles/mi_m1141/is_13_40/ai_113302229/pg_1 Bagi saya, kalo anak Yap ini memang mau meracuni diri dengan nama besar bapaknya, silahkan saja karena itu adalah haknya. Namun bersilang pendapat dengan tujuan menutupi kejahatan2 Orde baru, maka itu cerita lain. Ny. Muslim binti Muskitawati.
[mediacare] Re: Isu Soeharto Cina
Mungkin Yap Hong Gie perlu lebih jauh menjelaskan pandangan-pandangannya sehingga kita-kita bisa lebih mengerti mengapa ia mengambil posisi seperti ini. Dan ini bisa dilakukan olehnya tanpa pertama-tama harus mencaci-maki orang-orang Cina yang menyatakan bahwa mereka mengalami diskriminasi semasa Orba. Saya sebetulnya ingin dengar pengalaman dia pribadi itu seperti apa sih? Terutama kalo benar bahwa ia adalah putra pengacara Yam Thiam Hien (sesuai info salah seorang miliser), yang di mata saya adalah sosok pejuang HAM yang semasa orba justru sangat kritis terhadap penguasa. Jadi, ayo kita undang Yap Hong Gie bicara lebih lanjut. manneke -Original Message- Date: Wed Oct 03 05:46:24 PDT 2007 From: idakhouw [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Re: Isu Soeharto Cina To: mediacare@yahoogroups.com Hi Manneke, Saya sudah sampai taraf bo-hoat (frustrasi[?] dalam dialek Hokkian:) tiap kali membaca postingan Mr. Yap ini, jadi biasanya saya lewatkan saja. Kalau diperhatikan posting2nya sepertinya orang ini sudah keracunan (baca: membiarkan diri dengan senang hati dibodohi) ideologi militeristik, jadi nggak-akan-kemana2 lah, pasti di situ2 aja. Lha sudah banyak orang bicara tentang politik busuk dibalik kebijakan segregasi etnis Pemerintah Kolonial Hindia Belanda, kok nggak ngerti juga!! Mungkin bukan karena hibernasi, tapi karena banyak duit dan dekat dengan militer, maka tentu saja Mr. Yap tidak pernah merasa tertindas oleh Pemerintah Orde Baru, seperti diucapkannya. Ida --- In mediacare@yahoogroups.com, Manneke Budiman [EMAIL PROTECTED] wrote: Nambahin Henny: ada aturan pemerintah tentang ganti nama, apa itu? Ada larangan mempraktikkan tradisi budaya Cina, apa namanya itu? Ada larangan penerbitan dalam bahasa Cina, apa pula namanya itu? Ada larangan mendirikan sekolah Cina, apa namanya itu? Yap Hong Gie baru bangun dari hibernasi 30 tahun ya? manneke -Original Message- Date: Tue Oct 02 11:31:20 PDT 2007 From: Henny [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [mediacare] Isu Soeharto Cina, Siapa Bapaknya ?=Kaka Suminta #59147 To: mediacare@yahoogroups.com Ah jangan naif.simple sajalah Waktu ngurus Visa anda dimintai macam-macam surat dan uang tambahan ngeluh..nah apa namanya itu.??? Kalau mau masuk sekolah negri susah..nah apa namanya itu??? Dan terjadi mulanya era mana??? Mau China oportunis mau apa keg sama saja, beda tipis.kan tergantung orangnya. Kalau sudah jadi WNI yah sudah blend lha, bukan berarti dilihat dari sudut teman atau lain-lain tapi dari hati nurani... Kalau kita tak kebagian rejeki yah sudah nanti juga ada gilirannya... HH - Original Message - From: Yap Hong-Gie To: mediacare@yahoogroups.com Sent: Tuesday, October 02, 2007 12:17 PM Subject: [mediacare] Isu Soeharto Cina, Siapa Bapaknya ?=Kaka Suminta #59147 Bung Kaka Suminta Yth, Kendala dalam menyimak suatu tulisan dengan benar, membuat output kesimpulan mbeleber ndak karuan ... Tulisan saya ditujukan khusus kepada: para Cina oportunis, ulangi, para Cina oportunis. Mereka yang dihinggapi Cinderella Syndrome, yang di Era Reformasi ini meratap-ratap merasa dirinya sebagai anak tiri, yang selama 32 tahun dizalimi oleh ibu tiri Orde Baru. Bahwasanya pendapat otokritik ini dianggap oleh kalangan tertentu menyakitkan the truth hurts, bukan berarti bahwa pemikiran ini adalah spekulatif sempit. Soal adanya resiko bahaya bagi masa depan Indonesia dan kemanusiaan, komentar singkat saya tidak ada apa-apanya dibanding dengan perilaku kebabalasan sebagian elit Cina. Sebagai etnis Cina, saya dan sebagian besar saudara-saudara etnis lainnya tidak pernah merasa tertindas oleh Pemerintah Orde Baru. Kita juga sering mendengar kecengengan Cina oportunis yang menyalahkan sejarah; Pemerintahan Kolonial Belanda, sebagai biang kerok yang mewarisi segala kebijakan yang bersifat diskriminatif. Fakta sejarah memang sering diputar balikan untuk kepentingan tertentu. Siapapun tahu bahwa warga etnis Cina diberikan status penduduk khusus De Vreemde Oosterling; strata diatas pribumi (Inlander) dan setingkat dibawah warga Belanda. Juga dikenal pemberian gelar (komersiel) seperti Kapitein, Mayoor Der Chinesen, dengan konsesi atau kekuasaan atas wilayah tertentu. Semua orang pun tahu bahwa kalangan etnis Cina, amat-sangat menikmati priveledge yang diberikan Kolonial Belanda. Fenomena ini mirip dengan situasi dan kondisi pada Pemerintahan Orba, tapi sekarang ada saja yang mengumpat dan menyalahkan Pak Harto. Kalau di kamus saya perilaku semacam itu disebut: Munafik! Cerita horor darimana lagi bahwa sekarang etnis Cina masih tertindas? Alasan klasik soal masalah kewarganegaraan (SKBRI
[mediacare] Re: Isu Soeharto Cina
Nambahin Henny: ada aturan pemerintah tentang ganti nama, apa itu? Ada larangan mempraktikkan tradisi budaya Cina, apa namanya itu? Ada larangan penerbitan dalam bahasa Cina, apa pula namanya itu? Ada larangan mendirikan sekolah Cina, apa namanya itu? Yap Hong Gie baru bangun dari hibernasi 30 tahun ya? manneke -Original Message- Date: Tue Oct 02 11:31:20 PDT 2007 From: Henny [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [mediacare] Isu Soeharto Cina, Siapa Bapaknya ?=Kaka Suminta #59147 To: mediacare@yahoogroups.com Ah jangan naif.simple sajalah Waktu ngurus Visa anda dimintai macam-macam surat dan uang tambahan ngeluh..nah apa namanya itu.??? Kalau mau masuk sekolah negri susah..nah apa namanya itu??? Dan terjadi mulanya era mana??? Mau China oportunis mau apa keg sama saja, beda tipis.kan tergantung orangnya. Kalau sudah jadi WNI yah sudah blend lha, bukan berarti dilihat dari sudut teman atau lain-lain tapi dari hati nurani... Kalau kita tak kebagian rejeki yah sudah nanti juga ada gilirannya... HH - Original Message - From: Yap Hong-Gie To: mediacare@yahoogroups.com Sent: Tuesday, October 02, 2007 12:17 PM Subject: [mediacare] Isu Soeharto Cina, Siapa Bapaknya ?=Kaka Suminta #59147 Bung Kaka Suminta Yth, Kendala dalam menyimak suatu tulisan dengan benar, membuat output kesimpulan mbeleber ndak karuan ... Tulisan saya ditujukan khusus kepada: para Cina oportunis, ulangi, para Cina oportunis. Mereka yang dihinggapi Cinderella Syndrome, yang di Era Reformasi ini meratap-ratap merasa dirinya sebagai anak tiri, yang selama 32 tahun dizalimi oleh ibu tiri Orde Baru. Bahwasanya pendapat otokritik ini dianggap oleh kalangan tertentu menyakitkan the truth hurts, bukan berarti bahwa pemikiran ini adalah spekulatif sempit. Soal adanya resiko bahaya bagi masa depan Indonesia dan kemanusiaan, komentar singkat saya tidak ada apa-apanya dibanding dengan perilaku kebabalasan sebagian elit Cina. Sebagai etnis Cina, saya dan sebagian besar saudara-saudara etnis lainnya tidak pernah merasa tertindas oleh Pemerintah Orde Baru. Kita juga sering mendengar kecengengan Cina oportunis yang menyalahkan sejarah; Pemerintahan Kolonial Belanda, sebagai biang kerok yang mewarisi segala kebijakan yang bersifat diskriminatif. Fakta sejarah memang sering diputar balikan untuk kepentingan tertentu. Siapapun tahu bahwa warga etnis Cina diberikan status penduduk khusus De Vreemde Oosterling; strata diatas pribumi (Inlander) dan setingkat dibawah warga Belanda. Juga dikenal pemberian gelar (komersiel) seperti Kapitein, Mayoor Der Chinesen, dengan konsesi atau kekuasaan atas wilayah tertentu. Semua orang pun tahu bahwa kalangan etnis Cina, amat-sangat menikmati priveledge yang diberikan Kolonial Belanda. Fenomena ini mirip dengan situasi dan kondisi pada Pemerintahan Orba, tapi sekarang ada saja yang mengumpat dan menyalahkan Pak Harto. Kalau di kamus saya perilaku semacam itu disebut: Munafik! Cerita horor darimana lagi bahwa sekarang etnis Cina masih tertindas? Alasan klasik soal masalah kewarganegaraan (SKBRI) harus dilihat secara komprehensif, mulai dari sejarah sosial-politik; seperti Staatsblad Belanda, Dwi Kewarganegaraan, Kebijakan Pemutihan oleh Pemerintah Orde Baru (baca kembali Orde Baru!), serta jangan lupa juga segi kesadaran dan sikap-prilaku warga itu sendiri. Kalau ngurus dokumen lewat calo, biro jasa dan pihak ke-3, terus dikenakan biaya (jasa) tambahan, terus semuanya mengaku-ngaku diperas itu kan konyol! Tapi itu semua sudah masa lalu, jangan diulang-ulang lagi cerita bodong tersebut. Pemerintah secara resmi sudah menghapuskan pra-syarat SBKRI (bagi WN yang orang tuanya lahir di Indonesia), diperkuat dengan payung hukum, UU Kewarganegaraan dan UU Anti-Diskriminasi. Kalau serius ingin mengungkapkan korupsi Pak Harto, bawa bukti-bukti materiel konkrit, berikan kepada Jaksa Agung, KPK, MA, DPR/MPR dan Presiden, tapi jangan model fitnahan TIME Inc, atau kumpulan clipping koran ala Transparansi Internasional. Saya kira Cinderella Syndrome itu cuma diderita turunan genetik terbatas, rupanyanya sudah mewabah dan nular dari satu milis ke milis yang lain ... he he he Wassalam, yhg. --
[mediacare] Re: Mencla Mencle Gay Taufik Ismail
Halo Bung Anton, Saya pikir, Taufik Ismail bukan cuma satu-satunya sastrawan yang tak puas dengan kondisi pada tahun 1960-an. Ditilik dari zamannya, protes Taufik pada rezim yang berkuasa saat itu kok rasa-rasanya bisa dimengerti. Juga bahwa saat itu ada cukup banyak sastrawan yang menaruh harapan pada akan adanya perubahan yang dibawa rezim baru. Bahwa kemudian rezim baru ini pun ternyata melakukan banyak keboborokan, maka saya menerima bahwa sebagian sastrawan secara moral terpanggil menyerukan kritik mereka. Ini bukan mencla-mencle. Ini justru konsistensi. Kesetiaannya bukan kepada rezim, melainkan kepada cita-cita kemakmuran dan kesejahteraan buat segenap bangsa. Yang kecewa pada Orba bukan cuma Taufik, tapi juga para sastrawan lain yang pada awalnya mengira orba bakal membawa perubahan positif. Justru kalau Taufik diam demi mempertahankan konsistensi dukungannya terhadap orba, maka dia bisa dihakimi sebagai sastrawan buta dan picik. Bahwa secara pribadi Taufik berseberangan, baik dari segi estetik maupun politik, dari Pram, memang membuat kita prihatin. Tapi, setidaknya, kritik Taufik terhadap Pram tidak dilancarkan dengan cara-cara preman. Demikian pula kritik Taufik terhadap apa yang disebutnya dengan sastra kelamin dll. Saya tidak setuju dengan pandangannya, yang menurut saya nyaris sepenuhnya moralistik serta tak mempertimbangkan adanya kemungkinan lain untuk memahami karya-karya yang tak disukainya itu. Tapi, Taufik tetap menyampaikan kritik tajamnya dalam koridor yang beradab. Seberapapun lemah argumentasinya di mata kita, ia tetap mengajukan argumentasi, bukan caci-maki. Inilah yang saya rasakan absen dalam polemik yang ramai baru-baru ini. Pada akhirnya, kita perlu mengakui bahwa Taufik Ismail punya tempat khusus dalam sejarah sastra Indonesia modern, sama halnya dengan Pram. Sebagai pribadi, ia punya kelemahan, seperti juga Pram punya kelemahan, dan demikian pula GM. Namun, saya pikir kita perlu fair dalam menilai bobot karya-karyanya. Mari kita berikan tempat dan penghargaan yang sesuai dan layak ia dapatkan, meski secara ideologis kita berseberangan dengannya. Ini semua saya katakan tidak untuk menilai bahwa perspektif Anda tidak valid. Saya hanya mencoba memperlihatkan bahwa ada cara lain untuk menilai Taufik. Ini adalah sesuatu yang saya juga ingin perlihatkan kepada para peserta polemik antara Ode Kampung dan TUK. manneke -Original Message- Date: Sat Sep 29 10:53:24 PDT 2007 From: anton_djakarta [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Mencla Mencle Gay Taufik Ismail To: mediacare@yahoogroups.com Dulu gagah banget yaTaufik jelek-jelekin rezim Sukarno, sampai bikin puisi segerobak nyerang Bung Karno. Yang ujung-ujungnya belain Suharto eh...dia bikin puisi macem beginian. Kalo diliat bahasanya MALU LAH TAUFIK ISMAIL TUH SAMA PRAMyang biar digebuki tetap bilang saya setia pada Bung Karno karena saya tahu apa tujuan Bung Karno. Tapi itulah dunia, hanya bisa menempatkan orang oportunis ketimbang pejuang sejati...Malu Bangsa Indonesia Punya Sastrawan Macam Taufik Ismail...Ini potongan puisinya Silahkan anda menilai sendiri Oh ya kini dia jelek-jelekin GM, dulu Pram diserang tapi Pram santai bilang Aku nggak kenal dia kok Nih Puisi Mencla Mencle-nya MALU AKU JADI ORANG INDONESIA Oleh : Taufik Ismail I Ketika di Pekalongan, SMA kelas tiga Ke Wisconsin aku dapat beasiswa Sembilan belas lima enam itulah tahunnya Aku gembira jadi anak revolusi Indonesia Negeriku baru enam tahun terhormat diakui dunia Terasa hebat merebut merdeka dari Belanda Sahabatku sekelas, Thomas Stone namanya, Whitefish Bay kampung asalnya Kagum dia pada revolusi Indonesia Dia mengarang tentang pertempuran Surabaya Jelas Bung Tomo sebagai tokoh utama Dan kecil-kecilan aku nara-sumbernya Dadaku busung jadi anak Indonesia Tom Stone akhirnya masuk West Point Academy Dan mendapat Ph.D. dari Rice University Dia sudah pensiun perwira tinggi dari U.S. Army Dulu dadaku tegap bila aku berdiri Mengapa sering benar aku merunduk kini PS. Kalo tau bangga jadi anak Revolusi kenapa dulu bilang Sukarno diktator dan bikin jelek sejarah Revolusi? Mana Tukang Rambutanmu...? Kenapa nulis puisi begituan nggak pas jaman Suharto jaya-jayanya tahun 80-an tapi pas Suharto jadi macan ompong. Seorang intelektual harus berani bersikap seperti Vaclav Havel atau Pram...atau GM dengan watak demokrasinya sehingga jelas watak ke Intelektualan seseorang. Benci saya dengan sikap lembek macam beginian yang akhirnya melahirkan generasi bubrah. Tapi nggak apa-apa generasi muda Indonesia harus lepas dari sikap macam beginian jangan lengket sama mau enak sendiri saja Dan tunduk pada kekuasaan. ANTON
[mediacare] Re: Darut Tauhid bangkrut?
Nah,kali ini saya setuju dengan Indonebia. Saya juga doakan semoga AA Gym bisa bangkit kembali. ia pernah jatuh, tapi ia juga aset Indonesia yang tak ternilai. Semoga ia segera bisa kembali menyiramkan kesejukan kepada sebanyak mungkin orang yang lagi kehausan di negeri ini. manneke -Original Message- Date: Wed Sep 26 02:07:59 PDT 2007 From: indonebia indonebia [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Darut Tauhid bangkrut? To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] Masya Allah! Ana dan sohib-sohib ana yang tersebar dimana-mana kaget dengar berita bangkrutnya bisnis yang dijalani oleh Aa Gym. Beredar kabar, itu karena beliau berpoligami. Tapi ana tidak yakin bahwa bangkrutnya Darut Tauhid gara-gara Aa Gym berpoligami. Ana percaya, Allah SWT hanyalah sekadar memberikan cobaan kepada beliau. Nanti sehabis Lebaran atau Insya Allah awal tahun depan, bisnis beliau akan cemerlang kembali. Aa Gym adalah sosok yang dicintai oleh Allah seperti halnya Dia mencintai Rasulullah. Jadi tidak semestinya Allah membangkrutkan bisnis beliau yang selalu ditaburi doa-doa. Wassalam, Indonebia Aa Gym Bangkrut, Karyawan Mulai Dipreteli Posted by: Kinantaka [EMAIL PROTECTED] Tue Sep 25, 2007 10:50 pm (PST) Aa Gym Bangkrut, Karyawan Mulai Dipreteli Rabu, 26 September 2007, 12:00:00 WIB *Bandung, myRMnews.* Bulan Ramadhan ternyata tidak begitu berkah buat dai kondang Kiai Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym. Pasalnya, sebagian pegawai yang telah di PHK memprotes karena tidak puas mendapatkan pesangonnya. Beberapa mantan karyawan Darut Tauhid merasa tidak puas karena jumlah pesangon yang diterima dari MQ dinilai tidak sesuai dengan masa kerja sebagaimana yang telah diatur dalam undang-undang ketenagakerjaan Kita hanya menerima setengah dari hak yang seharusnya kita dapat sesuai dengan yang telah kita sepakati. Saya betul-betul kaget dan tidak habis mengerti, kata Dody Lazuardi salah satu mantan pekerja Aa' Gym yang pernah bekerja di MQ FM, Selasa (25/9). Padahal, lanjut Dody, dirinya sudah bertemu dengan Aa Gym untuk membicarakan hak para mantan karyawan. Kata Dody, Aa Gym sudah menginstruksikan kepada tim audit untuk menyelesaikan hak-hak mantan karyawan. Makanya kita benar-benar kecewa, katanya. Dody dan para mantan karyawan yang lainnya berharap persoalan ini bisa selesai. Saya hanya berharap masalah ini dapat diselesaikan secepatnya sebelum Idul Fitri. Insya Allah saya hanya menuntut hak saya, istri dan anak-anak saya,tidak lebih dari itu, kata Dody. Dody menilai ia telah dizhalimi dan diperlakukan secara tidak profesional oleh pihak MQ, sesuatu yang menurut Dody sangat bertolak belakang dengan isi ceramah Aa Gym selama ini yang selalu mendengung-dengungk an tentang keprofesionalan Sementara itu, pekerja Darut Tauhid lainnya, Ahmad Ridwan mengaku tetap bisa menerima keputusan yang dilakukan oleh MQ. Dirinya, secara tidak langsung juga ikut mengkritik kebijakan yang dibuat manajemen. Itu mah bukan pesangon,kang. Kalau pesangon mestinya 50 juta, kata Ahmad. Sementara itu, Humas Darut Tauhid, Dharmawan, belum bisa dimintai konfirmasinya. http://www.myrmnews .com/indexframe. php?url=situsber ita/index. php?pilih= lihat_edisi_ websiteid= 43740 - Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers
[mediacare] Re: Surat Keberatan Media Watch atas iklan XL versi Perempuan Rp 1,-
Setuju. Seruan protes terhadap iklan Prox XL, dan juga semua posting yang bernada kritis terhadap iklan itu, harus dibaca sebagai ajang pendidikan dan peningkatan kesadaran publik--baik itu laki-laki maupun perempuan--untuk lebih sensitif gender. Tapi kita jangan lupa juga bahwa yang dihadapi adalah pemodal-pemodal besar. Maka itu, cara melawan mereka bukanlah dengan rusak-rusakan, tetapi dengan membangun kesadaran publik. manneke -Original Message- Date: Thu Sep 27 16:31:21 PDT 2007 From: marthajan04 [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Re: Surat Keberatan Media Watch atas iklan XL versi Perempuan Rp 1,- To: mediacare@yahoogroups.com sebetulnya siapa sih yang paling salah dalam hal iklan2 yang merendahkan wanita? saya yang perempuan, lebih condong malah menyalahkan si perempuan itu sendiri yang jadi modelnya. sebagai perempuan, seharusnya dia tidak tergiur oleh uang yang merendahkan perempuan terutama dirinya sendiri. pihak pengusaha memang dia nyari akal untuk melariskan dagangannya. pihak lelaki apa urusannya, bukan dia yang direndahkan. Jadi saya lebih mengharapkan lembaga2 wanita, mulailah usaha menyadarkan wanita2 entah goblog atau tidak punya harga diri wanita2 model seperti ini. caranya terserah bagaimana bijaknya anda2 saja. salam, mj --- In mediacare@yahoogroups.com, Daniel H.T. [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya lihat iklan tsb masih ada di website XL (www.xl.co.id) Ini dia: - Original Message - From: M. Irwan Hrp To: mediacare@yahoogroups.com Cc: Milis Perempuan ; Forum PembacaKompas ; Milis KOMNAS Sent: Thursday, September 27, 2007 4:32 PM Subject: Re: [mediacare] Surat Keberatan Media Watch atas iklan XL versi Perempuan Rp 1,- Dear All, Sudah saya sampaikan ke team terkait. Semoga menjadi masukan bagi kita semua. On 9/27/07, Titiana Adinda [EMAIL PROTECTED] wrote: MEDIA WATCH Jl.Bangka Raya No 43 ,Jakarta Selatan 12770 Telp: 021-7192627 Fax:021-7192523 Email: [EMAIL PROTECTED] No: 001/E/MW/SK/IX/07 Lamp: 1 buah foto contoh iklan Hal : Surat Keberatan Jakarta, 26 September 2007 Kepada Yth. Pimpinan Perusahaan Kartu Seluler XL di tempat Dengan hormat, Kami bermaksud menyampaikan surat keberatan kami atas iklan XL versi perempuan dengan menggunakan kaos bertuliskan Rp 1/detik Dari cara mempromosikan iklan tersebut menunjukkan citra yang melecehkan perempuan, karena : Model yang diperagakan adalah seorang perempuan dewasa berdiri dan dibagian perut serta sekitar payudara bertuliskan Rp 1 / per detik. Citraan ini sangat merendahkan perempuan, memberi kesan tubuh perempuan tersebut sama dengan seharga Rp 1 / per detik. Bahwa iklan ini menunjukkan citraan penjualan seorang perempuan, atau ide dari bisnis hotline. Dengan ini kami sangat keberatan sekali iklan tersebut terus menerus ditayangkan dan diterbitkan di media-media sampai sekarang yang dapat dilihat oleh semua orang. Masih banyak iklan XL lain sebelumnya yang terlihat lebih kreatif tanpa mencitrakan perempuan seperti itu. Negara Indonesia sudah sepakat untuk menghapuskan semua bentuk diskriminasi terhadap perempuan baik langsung maupun tidak langsung (UU No. 7 Tahun 1984) salah satunya peran media massa (termasuk iklan) Semoga masukan dari kami ini sangat bermanfaat bagi perusahaan Anda. Kami sangat terbuka untuk berdialog dengan pihak XL mengenai keberatan kami ini. Agar terjadi pengertian masyarakat dan untuk selanjutnya silahkan menghubungi Dinda di 08151609391 atau email kami di [EMAIL PROTECTED] bila tertarik untuk merencanakan pertemuan. Media Watch akan terus memantau tayangan televisi yang memiliki tayangan yang membuat citraan perempuan menjadi negatif. Tujuannya bukan untuk memberangus media industri, tetapi memberi 'masukan lebih' segala hal yang berhubungan dengan prinsip hak asasi manusia. Di negara lain metode ini sudah diterapkan, diantaranya di Filipina. Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih. Hormat kami, Mariana Amiruddin Koordinator Umum CC: 1.Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan 2.Komisi Penyiaran Indonesia Kunjungi blog aku di: http://titiana- adinda.blogspot.com/ Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers
Re: [mediacare] YAHUDI lagi....
Saya setuju banget dengan Henny. Sebuah jalan pikiran yang masak. Daripada hujat-hujatan, leibh baik pakai energi buat menciptakan perdamaian. Di Al-Qur'an juga ada lho kewajiban menciptakan kedamaian. Jadi isinya tak cuma soal perseturuan dengan Yahudi doang. Di Kitab Perjanjian Lama juga ada kisah Tuhan menyuruh orang Israel membunuhi bangsa-bangsa lain yang menghuni Kanaan. Masa kini orang Kristen cukup gila untuk mengikuti perintah dalam kisah itu dengan membunuhi keturunan bangsa-bangsa itu, dengan alasan disuruh Tuhan? Kan enggak gitu. manneke -Original Message- Date: Fri Sep 28 11:08:33 PDT 2007 From: Henny [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [mediacare] YAHUDI lagi To: mediacare@yahoogroups.com Lalu apa karena Yahudi kita perlu mengggugat Al Quran? Nggak lah ya Pointnya bila si David Yazbeck berayah Yahudi dan ibu Arab lalu mengapa kita yg nggak ada kaitannya tak bisa netral? Kayaknya bukan soal agama deh.Coba saja sudah sama satu agama dengan si ARAB tapi TKW kita masih diperkosa dan disiksa. Sahabat dan adikku yg umroh selalu diingatkan untuk tidak bepergian sendiri, sudah banyak kasus bukan saja wanita tulen, wanita 1/2 tulen juga diperkosa..lha dikota suci, menunaikan ibadah...gimana? Lalu bagaimana kalau Yahudi dan Arab itu bersatu? Yah...kiamat...kita tak akan eksis lagi...Nggak kebayang deh HH - Original Message - From: Sunny To: mediacare@yahoogroups.com Sent: Friday, September 28, 2007 10:39 AM Subject: Re: [mediacare] YAHUDI lagi Tidak boleh bersahabat dengan Yahudi dan Nasrani itu sudah diatur oleh Allah. Kalau Anda tidak percaya, silahkan buka Al Quran dan lihat pada ayat 5:51. Mengapa tidak boleh bersahabat? Tentunya disebabkan kebencian. Jadi Allah itu rasis? Hehehehe. - Original Message - From: Willy Samosir To: mediacare@yahoogroups.com Sent: Friday, September 28, 2007 11:54 AM Subject: Re: [mediacare] YAHUDI lagi kebodohan aj si pak, soalnya benci yahudi itu kan krn rasis aj sebenernya..lebih lagi, yahudi itu kan suku yang berasal dari keturunan anak ke-4-nya nabi yakub alias israel..mgkn kebencian pada yahudi jg dsebabkan krn adanya neo-nazi..eh tp klo dblg yahudi jenius musik saya krg setuju jg, krn Johann Sebastian Bach, Beethoven, bahkan Kurt Cobain, Pance F. Pondaag dan Benyamin Su'eb itu ga ada yahudi2nya.. - Original Message From: roi8890 [EMAIL PROTECTED] To: mediacare@yahoogroups.com Sent: Friday, 28 September, 2007 10:03:04 AM Subject: Re: [mediacare] YAHUDI lagi bukannya Yahudi itu 'dikutuk' punya otak yang encer ya? coba deh riset pelaku bisnis top di dunia, gw pikir sih mayoritas orang yahudi juga. Coba juga riset penerima nobel... --- Henny [EMAIL PROTECTED] n.com wrote: Saat ini saya sedang menyusun dan mempelajari musical dari beberapa Broadway Musical al seperti: - West Side Story - Man of La Mancha - The Sound of Music - The Full Monty - Annie - Fiddler on The Roof Ternyata karya-karya musical besar majority dibuat oleh tokoh-tokoh keturunan Yahudi dan kelahiran New York tahun 1895-1930. Kebanyakan adalah kelahiran 1918 dan salah satu yang tidak asing tentunya Leonard Berstein. Pasti deh banyak yang tahu karyanya sebutkan saja Somewhere, Tonight, Maria. Bukan hanya karya mereka menerima Oscar, Grammy, Emmy, Tony bahkan Pulitzer. Sutradara West Side Story Mr. Jerome Robbins ternyata belajar menari dari Yeichi Nimura. Wah keturunan Jepang gimana ini koq bisa ..dan gimana ya mau bersaing ternyata banyak sekali yang beberapa langkah mendahului kita ya. Yang istimewa adalah David Yazbeck kelahiran tahun1960 dalam The Full Monty. Beliau berasal dari ayah keturunan Yahudi dan ibu keturunan Arab. Musisi ulung ini diusia 26 tahun sdh memenangkan Emmy selain menulis juga menjadi producer terhadap group band dan musisi besar lainnya seperti Queen, Tito Puentes. Ini belum termasuk beberapa Yahudi lainnya seperti Irving Berlin kelahiran tahun 1888 yg berimigrasi ke US tahun 1893. Siapa nggak kenal lagu White Christmas, Always, Blue Skies, God Bless America, Anything You Can do (I can do better), Change Partner, Cheek to cheek. Let your self Go , How deep is the Ocean, Let face the music and dance Wadduh saya nggak habis pikir apa ya alasan orang membenci YAHUDI ya.kayaknya bukan agama saja lho MAS..tapi SIRIK juga kali ya. Tapi aku koq nggak ada tuh rasa bencinya, malah kagum. Mungkin karena tak pernah diajarkan membenci kali ya Aduh.Ini aku yang salah tempat dilahirkan ataukah mereka yang salah
[mediacare] Re: Jago desain, memble perawatan--KUK?
Pasti ini ulahnya preman-preman KUK yang mencopoti sekrup jembatan busway untuk dipakai inspirasi buat nulis puisi. Wah, memang sama bahayanya sama FPI si KUK ini! Ini pendapat lho. Yang mau beda boleh :)) manneke -Original Message- Date: Wed Sep 26 18:48:14 PDT 2007 From: The Watcher [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Jago desain, memble perawatan To: mediacare@yahoogroups.com Salam, Pernahkah melihat jembatan penyeberangan ke bus transjakarta yang skrup-nya sudah hilang dan lempeng alas jembatannya menganga ? Pernahkan melihat tembok-tembok jalan layang yang penuh dengan coret-coretan ? Sebagian besar dari kita pernah melihat hal tersebut. Pemerintah kita memang hebat dalam membuat, entah itu bangunan fisik, maupun peraturan/undang-undang namun memble dalam hal perawatan. Mungkin pertanyaan sederhana dari kita adalah kemana saja uang yang didapat dari perolehan bus transjakarta ? atau, kemana para aparat sampai-sampai banyak pedangang kaki lima dipinggir-pinggir jalan, banyak tembok yang dicoret-coret, fasilitas telepon umum yang tinggal kabel-nya, peraturan dilarang merokok di beberapa daerah di DKI Jakarta, atau kali-kali yang penuh dengan sampah ? Peraturan memang telah dibuat. Tapi, peraturan tanpa pengawasan dan hukum yang tegas sama saja dengan jago desain, memble perawatan. Tanpa pengawasan dan hukum yang tegas. Tata kota di Jakarta tidak akan pernah baik. Pertanyaan selanjutnya adalah, untuk menegakkan hukum, apakah pemerintah dan aparat berani untuk membersihkan departemen-nya terlebih dahulu ?
[mediacare] Re: Bubarkan Komunitas Utan Kayu--liberal kawin sama komunis?
Yang saya tak habis pikir, kok bisa ya liberalisme diusung bareng sama komunisme? Opo tumon toh? Wah,baru satu-satunya nih di dunia ada organisasi yang bisa secara bersamaan mendukung liberalisme sekaligus mendukung komunisme. Hebt, hebat!!! Ini organisasinya yang supercanggih, atau analisis sang pengamat yang kacau-balau? manneke -Original Message- Date: Mon Sep 24 21:41:12 PDT 2007 From: The Watcher [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [mediacare] Bubarkan Komunitas Utan Kayu To: mediacare@yahoogroups.com Salam untuk Baramuli, Ide saya berasalkan dari pro-kontra-nya mereka. Baik KUK, FPI dan HD memiliki pendukung dan penentang. Kesemuanya pun kontroversial, KUK membawa isu liberal, agama komunisme, FPI membawa isu agama moralitas sedangkan HD membawa isu ekslusifisme. Walaupun KUK berbeda dengan FPI HD dalam hal gerakannya. Namun efeknya bisa jadi sama. Jika FPI HD cenderung membawa gerakan fisik, KUK membawa gerakan fikiran. Ingatlah paham-paham fikiran leninisme, sosialisme komunisme yang awalnya hanya wacana dalam bentuk fikiran yang kemudian berkembang menjadi fisik. On 9/25/07, Wielsma Baramuli [EMAIL PROTECTED] wrote: Asal malontok jo! Alias ASBUN aja! Dari mana anda (sang pengamat sosial) dapat ide bahwa KUK sama dengan FPI, apalagi gank HD? Apapula itu GDP yang main neyelonong menuntut KUK dibubarkan? Mau menghidupkan dan melestarikan otoritarianisme ya? Nuntut sih nuntut, tapi ya, mbok dipikir yang masuk akal gitu lho! Hare gene. masih mau main hantam? Bung Mod, masalahnya bukan siapa itu Mudzakir dan Elisia Purba, tapi mengapa mereka sempat-sempat punya pikiran iseng seperti ini. Capek deh.! Salam, Wedekabe *The Watcher [EMAIL PROTECTED]* wrote: Salam, Dengan perkembangan teknologi saat ini, khususnya teknologi informasi memberikan kebebasan bagi semua orang untuk mengeluarkan pendapat. Komunitas/kumpulan orang/organisasi yang dianggap mengancam eksistansi maupun kenyamanan orang atau sekelompok orang lain pun lebih mudah diprotes. Sebut saja tindakan-tindakan anggota Harley Davidson yang cenderung dikenal arogan di jalan raya, tindakan anggota FPI yang seringkali melibas tempat-tempat hiburan malam yang dianggap menggangu bisnis dan terakhir kali tindakan Komunitas Utan Kayu yang dianggap membawa paham liberal dalam karya-nya dan berteman baik dengan komunis yang membuat para seniman dan sebagian besar masyarakat Indonesia yang anti-komunis menjadi meradang. Tampaknya komunitas/kumpulan orang/organisasi seperti FPI, Gank Harley Davidson dan Komunitas Utan Kayu memang tidak dapat disentuh oleh aparat, kemungkinan besar karena memang sengaja dipelihara oleh negara dan bukti-nya tidak cukup untuk menutup organisasi tersebut On 9/22/07, radityo djadjoeri [EMAIL PROTECTED] wrote: Siapa itu Mudzakir dan Elisia Purba? *Garda Pembebasan gardapembebasan@ lycos.com* wrote: Bubarkan Komunitas Utan Kayu! (1) Seniman Garda Depan Pembebasan (GDP) dengan ini mendesak kepada Pemerintah untuk membubarkan Komunitas Utan Kayu (KUK). (2) Kami mengimbau pihak kepolisian supaya menutup areal di jalan Utan Kayu 68H itu agar tidak digunakan bagi kegiatan kesenian yang mengancam martabat bangsa. Telah diketahui luas, bahwa KUK adalah tempat penyebaran ide-ide liberalisme yang mengutamakan humanisme universil dengan mendatangkan seniman-seniman asing secara besar-besaran. KUK juga menjadi tempat berkumpulnya kelompok Islam Liberal dan bekas-bekas tapol G30S/PKI yang ateis dan Marxis. (3) Kami menuntut agar dominasi KUK dalam bidang sastra harus diakhiri. (4) Kami menunut agar Goenawan Muhammad diusut. (5) Kami menuntut agar Harian Kompas memecat Hasif Amini sebagai redaktur budaya dan diganti oleh Saut Situmorang yang jelas-jelas berprinsip sastra untuk rakyat tertindas.. (6) Kami menuntut agar Koran Tempo memecat Nirwan Dewanto sebagai redaktur budaya dan diganti oleh sastrawan yang ditunjuk oleh Saut Situmorang serta DEWAN penandatangan Manifesto Ode Kampung. (7) Kami menuntut agar jurnal Kalam dilarang terbit. Bersama ini pila kami menyerukan apabila Polisi gagal bertindak, para seniman boemipoetera yang progresif mengambil alih areal Jalan Utan Kayu6H, termasuk stasiun radio dan teater, dan membuang jauh-jauh buku-buku liberalisme dan marxisme-leninismE dari perpustakaannnya. . SEKALI MERDEKA TETAP MERDEKA!!! GARDA DEPAN PEMBEBASAN Mudzakir H.S. Ketua Elisia Purba Sekretaris I e-mail: [EMAIL PROTECTED] blog: http://mediacare.blogspot.com -- Pinpoint customers http://us.rd.yahoo.com/evt=48250/*http://searchmarketing.yahoo.com/arp/sponsoredsearch_v9.php?o=US2226cmp=Yahooctv=AprNIs=Ys2=EMb=50who are looking for what you sell.
[mediacare] Re: Jakgung Request ke Bank Dunia Soal Soeharto etc
Saya suka heran kok tiap kali kita bicara tentang kritik internasional tentang pemimpin korup di negeri ini, selalu disangkut-pautkan dengan harkat dan martabat bangsa. Betul-betul tak mampu membedakan mana individu dan mana negara, dan masih berpikir dengan gaya feudal: raja dan negara adalah tunggal. Nah, kalo Jakgung-nya aja ikut-ikutan pakai paradigma berpikir seperti ini, gimana mau menghrapakan pengusutan yang serius dan all out? manneke -Original Message- Date: Mon Sep 24 01:22:38 PDT 2007 From: Merapi 08 [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] * Jakgung Request ke Bank Dunia Soal Soeharto etc To: mediacare@yahoogroups.com * Jakgung Request ke Bank Dunia Soal Soeharto etc Jawapos - Senin, 24 September 2007 JAKARTA - Jaksa Agung (Jakgung) Hendarman Supandji tetap optimistis bisa melacak aset-aset negara yang diduga hasil korupsi mantan Presiden Soeharto di luar negeri. Untuk itu, pemerintah segera mengajukan request ke Bank Dunia untuk menelusuri aset-aset tersebut. Secepatnya kita mengajukan request ke Bank Dunia. Ini agar harta negara yang diduga ditransfer mantan Presiden Soeharto ke luar negeri bisa segera dilacak, ujar Hendarman usai berbuka puasa di kediaman Menkes Sabtu (22/9). Menurut dia, pemerintah mengajukan request karena mekanismenya memang harus meminta izin ke Bank Dunia. Hendarman mengatakan, pelacakan aset Soeharto tersebut sangat penting karena daftar yang dirilis The Stolen Asset Recovery (StAR) Initiative tidak detail. Datanya sebatas asumsi bahwa sejumlah pejabat tinggi dunia, termasuk Soeharto, menggelapkan pajak dan mengumpulkan uang suap. Ketua Umum Gerakan Masyarakat Peduli Harta Negara (Gempita) Albert Hasibuan mendukung upaya Kejaksaan Agung menindaklanjuti laporan StAR Initiative. Lembaga itu dibentuk PBB dan Bank Dunia terkait aset mantan Presiden Soeharto di sejumlah bank di luar negeri. Sebab, isi dokumen tersebut bisa menjadi petunjuk awal terjadinya penghimpunan uang haram semasa kepemimpinan Soeharto. Menurut Albert, kejaksaan harus menjadikan dokumen Bank Dunia sebagai bahan penyelidikan. Itu terutama untuk memperkuat pembuktian kasus perdata atas berbagai dugaan korupsi Soeharto. Kasus (pidana) Soeharto memang telah dihentikan. Tetapi, sekarang ada upaya perdata untuk mengembalikan kerugian negara. Nah, dokumen Bank Dunia itu harus dimanfaatkan, kata Albert yang dihubungi koran ini kemarin. Albert mengklaim, sebagian isi dokumen Bank Dunia, termasuk Prakarsa PBB dalam StAR Initiative, merupakan masukan Gempita. Isinya pernah dilaporkan ke kejaksaan di era Jaksa Agung Andi M. Ghalib. Tetapi, tidak berlanjut dalam proses hukum sampai ada perkembangan program StAR Initiative, ujar Albert. Gempita, menurut Albert, memaklumi kuatnya intervensi politis kala itu sehingga masukannya tidak bergulir di meja hijau. Ditanya tentang isi pengaduan Gempita ke kejaksaan, Albert menjawab, sebagian berisi aset Soeharto di luar negeri. Ada di Selandia Baru. Yang lain aset properti di London, Inggris, jelasnya. Dari penelusuran koran ini, kantor berita AFP pada 26 April 2000, pernah memberitakan kesediaan Menlu Selandia Baru Phill Goff membantu mengamankan aset keluarga Soeharto yang disimpan di negaranya. Soeharto melalui putranya, Tommy Soeharto, pernah memiliki Hotel Alpine senilai jutaan dolar AS di South Island, Selandia Baru. Pada 2000, keluarga Soeharto menjual properti itu kepada seorang warga Singapura. Di tempat terpisah, mantan Jaksa Agung Andi M. Ghalib menolak mengomentari informasi terkait kasus korupsi Soeharto itu. Termasuk dokumen Bank Dunia berisi aset Soeharto di luar negeri. Ini masalah sensitif, masalah pemimpin bangsa. Saya tidak bisa bicara asal- asalan. Ini terkait harkat dan martabat bangsa, kata Andi yang dihubungi koran ini tadi malam. Ketua jaksa pengacara negara (JPN) gugatan kasus Soeharto, Dachmer Munthe, mengatakan, kejaksaan siap menindaklanjuti dokumen Bank Dunia sebagai materi pembuktian perdata kasus korupsi Yayasan Supersemar. Sepanjang ada relevansinya, mengapa tidak? Kalau ada kaitannya, tentu akan ditindaklanjuti di persidangan. Kami justru merasa terbantu dalam proses pembuktian, terang Dachmer kemarin. Meski demikian, Dachmer mengaku belum menerima instruksi jaksa agung untuk menindaklanjuti dokumen Bank Dunia tersebut. Sementara itu, Direktur Perdata pada Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara (Datun) Yoseph Suardi Sabda mengatakan, perlu kajian mendalam terhadap data Bank Dunia sebelum menjadikannya sebagai materi pembuktian di persidangan. Dalam kajian tersebut, harus diidentifikasi kasus hukumnya terlebih dahulu, jelas Yoseph. Dia menambahkan, jika hanya melansir data dari media massa dan LSM, kejaksaan sulit mengembalikan aset Soeharto. Sebab, data tersebut masih mentah dan belum dapat disebut fakta yuridis. Bank Dunia dan PBB seharusnya merinci lebih detail
[mediacare] Re: Forum Kesenian Banten
Semoga dengan publikasi aktivitas Forum Kesenian Banten yang padat dan meriah ini, dominasi TUK yang dihebohkan banyak orang itu kini ada pengimbangnya. Selamat bekerja buat Forum Kesenian Banten, dan semoga berhasil menelurkan pemikiran-pemikiran alternatif dalam kesenian. manneke -Original Message- Date: Thu Sep 20 00:22:03 PDT 2007 From: radityo djadjoeri [EMAIL PROTECTED] Subject: [:::Komunitas Merapi:::] Re: Forum Kesenian Banten To: [EMAIL PROTECTED], Kang Gola Gong, Terima kasih untuk informasinya. Saya tertarik dengan adanya Forum Kesenian Banten. Boleh tahu, sejak kapan berdiri? Lalu, apakah di Provinsi Banten ada semacam DKJ, mungkin dengan nama Dewan Kesenian Banten? Kalau memang belum ada, apa saja kendalanya? salam, rd gongmedia cakrawala [EMAIL PROTECTED] wrote: acting: BULETIN PERTAMA TEATER DI BANTEN Luar biasa. Itu yang bisa saya katakan tentang buletin atau jural ActinG yang dikelola Lee Brkin alias mahdi duri dan kawan-kawannya di Forum Kesenian Banten. Ini adalah kerja marathon. Ii adalah kerja berkelanjuatan dari gerakan kebudayaan di tanah Banten. Setelah gerakan literasi bergulir kencang, dengan emunculkan penulis-penulis muda Banten, kini buta teater tidak akan ada lagi di Banten. Buletin ActinG dijual Rp. 1000,-. September ini sudah memasuki edisi keenam. Terbit bulan April 2007 hanya 4 halaman alias 1 lembar ukuran kuarto. Hitam putih. Di edisi keenam ini sudah 12 halaman. Kita akan disuguhi banyak agenda pementasan dari komunitas teater di Banten; umum, pelajar, dan kampus. Melek sastra, lalu melek teater. Jika terus begii, kehadiran ActinG akan menjadi keharusan. Penulis-penulis teater di Banten akan bermunculan. Para sutradara dan aktor akan bersemangat terus berkarya dan masyuarakat awam tercerahkan. Teater yang tadinya tabu atau makhluk aneh, kini jadi sesuatu yang tidak lagi nyleneh, tapi sexy dan funkeeh! Pelajar dan mahasiswa kini merasa gaul menggeluti teater. Berkar teater, berkarakter. Dan minim bujet, tetap kreatif Nama-nama seperti Dadi RsN, Toto ST Radik, nandang Aradea, Bagus Bageni, Piter Tmba, Nazla Thoyib Amir, Iffan Gondrong, Mahdi Duri, irman Vebayaksa, akan semakin bergairah dalam berkarya. Dan karya mereka akan sampai ke masyuarakat. Diskusi-diskusi teater pun akan ramai ditulis dan dibicarakan. Kelompok teater seperti Caf? Ide Untirta, Gesbica, Anonimous, Wajah Stikom Wangsajaya, Studio Teater Indonesia, tidak akan merasa sia-sia seusai menggelar pementasan, karena semuanya diarsipkan dalam bentuk laporan atau ulasan di buletin ActinG. Segala gagasan yang ada di otak sutradara bisa diketahu oleh khalayak. Ini sesuatu yang menyehatkan bagi iklim Banten yang sedang carut-marut. Realitas di Banten bisa ditafisirkan di atas pentas dan ini tentu menjadi alternatif hiburan bagi kita. Selamat ActinG. Maju terus pantang mundur!. Mailing list: http://groups.yahoo.com/group/mediacare/ Blog: http://mediacare.blogspot.com http://www.mediacare.biz Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/mediacare/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/mediacare/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[mediacare] Re: Mariana - Re: Solusi damai
Wowok pernah bicara dalam sebuah acara Hiski di Depok. Soal Perda Tangerang, posisinya tegas: ia melawan perda ini. Namun, dalam soal TUK (atau khususnya GM), ia tampaknya tidak berkompromi. Ada sejumlah persoalan yang ia sinyalir. Sayangnya, persoalan-persoalan ini tercampur-aduk dengan macam-macam isu lain, yang tampaknya bukan menjadi concern utama Wowok, melainkan gado-gado dari aspirasi kumpulan seniman dari berbagai latar belakang di acara yang bertempat di Rumah Dunia Banten. Ada yang maunya anti-pornografi, ada yang anti neo-liberalisme, ada yang anti-dominasi pusat atas pinggiran (kampung?), ada yang anti TUK, dll dsb. Kembali soal TUK, seperti saya katakan, ada banyak statements ditujukan buat TUK. Sayangnya lagi, statements ini masih tinggal sebatas kumpulan pernyataan. Padahal, kekuatan para seniman yang kumpul di Rumah Dunia ini besar sekali. Jika saja mereka mau mencurahkan pikiran secara serius untuk melancarkan kritik seni yang mendalam dan berbobot atas TUK, maka kita mungkin saat ini sudah menyaksikan sebuah revolusi pemikiran dalam kesenian Indonesia kini. Potensi yang menjanjikan ini kini pupus total akibat ulah sebagian peserta temu seniman Nusantara itu, seperti Saut Situmorang dan Wowok Hesti Prabowo. Maka itu, tak heran jika sebagian seniman lain tak sependapat dengan cara-cara yang ditempuh. Saya cuma prihatin bahwa kita kembali terperangkap dalam perang slogan dan perang statement. Polemik ini akan dicatat dalam sejarah seni Indonesia sebagai polemik yang cuma penuh kebisingan, tapi tak ada isi yang berarti. Saya merasa TUK akan cuek dengan segala teriakan dan makian, dan mereka baru akan menggeliat jika ada kritik yang cukup serius dan komprehensif terhadap mereka. Mungkin ini saatnya para penanda tangan Ode Kampung yang non-simpatisan Saut dan Wowok untuk tetap menghidupkan semangat kritis Ode dengan cara yang lebih mencerminkan ke-kesenian-an? Hanya mereka yang bisa menyelamatkan polemik ini dari akhir berupa tragikomedi... manneke -Original Message- Date: Tue Sep 18 23:19:34 PDT 2007 From: radityo djadjoeri [EMAIL PROTECTED] Subject: Mariana - Re: Solusi damai To: nayla anggoro [EMAIL PROTECTED], Rudal Tanggung Anunya [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], bdgkusumo [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], gongmedia cakrawala [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], edy effendi [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], rocky gerung [EMAIL PROTECTED], gm [EMAIL PROTECTED], Gola Gong [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], hudan [EMAIL PROTECTED], idawayan [EMAIL PROTECTED], ilalang [EMAIL PROTECTED], jokpin [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], I Nengah [Kalki Awatara] Karma [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], Tuty Umayati Kusworo [EMAIL PROTECTED], manneke [EMAIL PROTECTED], mariana [EMAIL PROTECTED], Chavchay Media [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], Kafir Mustopa [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], I Gede Purwaka [EMAIL PROTECTED], bumi putra [EMAIL PROTECTED], ahmadun republika [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Bantu Mariana, karena dia selalu gagal mengirim reply to all. salam, rd Mariana Amiruddin [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Radityo, Ini yang saya maksud, memang sebenarnya Om Saut aja yang rame, pada dasarnya pada nggak apa-apa. Wowok juga sepertinya terprovokasi. Radio Jurnal Perempuan pernah mewawancarai Wowok soal perda Tangerang, jawabannya bagus sekali, sampai sekarang aku simpan. Sayang sekali kalau dia bergaul sama Saut terus. Bisa keseleo di jalan yang sesat. Rumah dunia juga keren kok dengan gola gong-nya. Upaya menyentuh masyarakat melalui kesenian bukan pekerjaan gampang di masa sekarang. Mariana Wednesday, September 19, 2007, 1:07:44 PM, you wrote: Kemarin saya dapat email dari Mas Effendy di harian Media Indonesia. Ia merasa bosan, kenapa semua orang kok mengikuti dendang dan goyangan Saut Situmorang? Kok tak ada yang lain? Saya tak mau sebutkan - confidential, karena hanya akan memperpanjang permasalahan yang menurutku itu tak perlu. Saya sarankan, kita lupakan saja Saut Situmorang. Karena setiap dia muncul, masalah baru selalu timbul. Tak ada yang bisa diharapkan dari sosok seperti ini: sang trouble maker. Semua orang bisa terseret dalam perseteruan. Ibarat perseteruan keturunan Ismail
[mediacare] Re: Solusi damai
Kok kalo saya bilang, tak perlulah ketemu-ketemuan resmi dan adu gagasan segala. Jika teman-teman yang kumpul di Rumah Dunia punya kritik yang jelas tentang TUK, tak perlu ketemuan pun bisa disampaikan. Bisa di berbagai milis, koran, dlsb. Kalau kritiknya kuat dan compelling, mereka yang di TUK pasti juga akan gerah dan bunyi sendiri untuk merespons. Di masa lalu, beberapa kali kita sudah melihat suara TUK di Bentara, misalnya. Mereka secara serius merespons tanpa diminta atau ditekan. Tapi kalo isi polemiknya maki-makian doang, ya kaya anjing menggongong saja. Percayalah, TUK akan cuek bebek. Kalo pakai ketemu-ketemuan, nanti malah dikira mau musyawarah untuk mufakat. Seniman mana doyan yang beginian? Saya melihat ada dua pokok persoalan dalam pelbagai statement yang dikeluarkan Ode Kampung: yang pertama terkait estetik, dan yang kedua politik. Jika dua-dua wilayah ini bisa ditangani secara sungguh-sungguh dalam kritik mereka (tak hanya statement-statement saja, apalagi sumpah serapah), saya percaya akan mungkin lahir suatu kritik seni yang membuka pintu bagi sebuah pemikiran segar akan estetika seni di Indonesia. Ada puluhan lho seniman yang hadir di sarasehan di Banten itu! Pemikiran-pemikiran K. Bandel adalah salah satu yang patut dipertimbangkan. Sayang, dia tercemar oleh ulah Saut, yang pekikan-pekikan premannya lebih lantang terdengar di mana-mana. Cilakalah kalo dia sampai ketularan Saut! Mengapa para penanda tangan Ode tidak mendorong atau memberikan lebih banyak kesempatan buat perempuan ini untuk mengambil peran lebih sentral, dan membiarkan orang seperti Saut menghancurkan sebuah aspirasi yang dengan susah payah digagas bersama? Syukur-syukur jika ini bisa dikontekstualisasikan dalam isu kedua, yaitu politik. Jadi, tidak terpisah dan jalan sendiri-sendiri. Karena bagaimanapun, keduanya sasaran tembaknya adalah satu, yakni TUK. Pemikiran kritis tentang estetik yang dapat secara tepat dipadukan dengan yang politis akan jadi sebuah ledakan besar. Dan polemik ini akan meninggalkan warisan yang besar pula bagi masa depan. Tapi, caranya jelas bukan dengan maki-maki pribadi atau hujat-hujat lembaga. Jika ini tidak bisa diatasi, say goodbye to the momentum! manneke -Original Message- Date: Tue Sep 18 23:07:44 PDT 2007 From: radityo djadjoeri [EMAIL PROTECTED] Subject: Solusi damai To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], ilalang [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], budaya tionghoa [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Kemarin saya dapat email dari Mas Effendy di harian Media Indonesia. Ia merasa bosan, kenapa semua orang kok mengikuti dendang dan goyangan Saut Situmorang? Kok tak ada yang lain? Saya tak mau sebutkan - confidential, karena hanya akan memperpanjang permasalahan yang menurutku itu tak perlu. Saya sarankan, kita lupakan saja Saut Situmorang. Karena setiap dia muncul, masalah baru selalu timbul. Tak ada yang bisa diharapkan dari sosok seperti ini: sang trouble maker. Semua orang bisa terseret dalam perseteruan. Ibarat perseteruan keturunan Ismail dan Ishaq yang bakal berseteru hingga akhir zaman, karena sudah semakin sulit didamaikan. Nah, saya ingin berandai-andai. Bisakah teman-teman dari Rumah Dunia bertemu dengan teman-teman dari TUK? Semisal adu gagasan, konsep, serta how to manage sebuah rumah seni budaya di Indonesia. Siapa tahu dengan pertemuan itu akan bermunculan RD RD (bukan Radityo Djadjoeri, tapi Rumah Dunia) yang lain, semisal Rumah Tangerang, Rumah Serang, Rumah Pamulang dan seterusnya. Kan TUK juga lagi merancang Rumah Salihara yang sophisticated tapi membumi di Pasar Minggu, dekat Balai Rakyat - tempat berkumpulnya anak-anak muda. Karena pada dasarnya RD adalah sebuah konsep yang bagus untuk pengembangan seni budaya di ranah lokal. Teman-teman dari daerah lain mungkin bisa menirunya. Toh meniru hal-hal yang baik seperti dianjurkan oleh orang-orang bijak bestari itu kita dapat memetik manfaatnya daripada mudharatnya. Salam, RD e-mail: [EMAIL PROTECTED] blog: http://mediacare.blogspot.com - Check out the hottest 2008 models today at Yahoo! Autos.
[mediacare] Re: Tanggapan singkat Manneke Budiman untuk Saut Situmorang--nayla anggoro
Ada yang mau terima tawaran ini? Kalau mengamati perangai pengarangnya sih, saya khawatir jangan-jangan kalau telaahnya kurang berkenan di hatinya, maka si penelaah dicaci maki dan disumpah-sumpahin. Atau bahkan, ditantang berkelahi. Sdr. Nayla Anggoro mau coba? Untuk lebih menghargai Saut dkk secara fair, ada baiknya imbauan serupa juga perlu ditujukan kepada mereka: daripada sibuk memaki pribadi-pribadi orang di TUK, kenapa tidak tunjukkan saja lewat telaah sastra di mana kelemahan karya mereka, sehingga membuat para pengarangnya pantas menerima pelbagai makian yang tertuju kepada pribadi (bukan karya) itu? Salam kenal juga, Sdr. Nayla Anggoro :)) manneke -Original Message- Date: Mon Sep 17 22:31:34 PDT 2007 From: naylaanggoro [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Re: Tanggapan singkat Manneke Budiman untuk Saut Situmorang To: mediacare@yahoogroups.com Salam kenal untuk semua member Mediacare. Ingin menimpali sedikit. Mungkin akan lebih bermanfaat kalau kasus sajak Saut Situmorang yang diributkan itu ditelaah secara sastra dari pada hanya sekedar saling kata-mengatai yang saya rasa semakin jauh dari esensi. Pada akhirnya tak ada manusia yang sempurna. Bagaimana kalau kita saling belajar dalam kebaikan. Salam --- In mediacare@yahoogroups.com, radityo djadjoeri [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Manneke Budiman, Canada E-mail: [EMAIL PROTECTED] Model dan gaya tanggapan Saut ini kian mengukuhkan bahwa pengamatan saya benar. Fakta sudah bicara sendiri, dan saya tak perlu panjang lebar lagi. Sayang...sungguh sungguh sayang... manneke __ Posted by: Saut Situmorang, Yogyakarta E-mail: [EMAIL PROTECTED] hahaha...manneke! beginilah cara seorang kritikus sastra akademis kita membaca! betapa lugunya!!! saya tantang kritikus kita ini untuk membuktikan bahwa puisi saya bantul mon amour itu memang puisi yang mengeksploitasi seks! eksploitasi seks merupakan salah satu isu Pernyataan Sikap Ode Kampung, kalok dia memang bener sarjana sastra yang tahu membaca teks! jangan-jangan dia, manneke budiman itu, jual bacot kalok gak berani buktiin! seorang kritikus sastra harus dingin dalam subjektivitas pembacaannya terutama dalam melihat teks sastra. tidak jadi pengecut karena unsur-unsur ekstra-literer! itu yang saya pelajarin di Sastra Inggris, Victoria University of Wellington, New Zealand. Saya cuman S1 Sastra Inggris tapi saya tantang manneke budiman untuk membahas puisi saya! soal isi jurnal sastra boemipoetra yang dibilangnya kasar dan kami yang norak...tak punya kesantunan, ini cuman menunjukkan asal-asalannya mutu sarjana sastra satu ini! dia gak pernah baca jurnal kaum dada atau surrealis dengan manifesto-manifesto nya itu dan banyak majalah kecil lainnya di dunia ini tapi lagaknya mau jadi kritikus sastra kita! kacian... soal novel ayu utami dll itu, seorang bule orang asing sudah menulis tentangnya dan membukukannya. jawablah tesis eseinya itu! kau kan orang asli indonesia, lahir dalam bahasa indonesia, dan sarjana sastra lagi, kok gak mampu membalas tulisan Katrin Bandel yang orang asing itu! beginikah mutu dosen sastra kita!!! kacian... c'mon, man!!! hahaha... -saut situmorang ___ From: Gola Gong, Serang-Banten E-mail: [EMAIL PROTECTED] - sudah disunting seperlunya, karena banyak kesalahan ketik - Salam kreatif Saya baru saja keluar dari rumah sakit. Saya di sms Saut untuk membuka inbox email. Katanya ada hal penting tentang tulisan Manneke Budiman. Kata Saut, MB apa pernah ke Rumah Dunia? Saya membaca tulisan MB di bawah ini: Lepas dari dosa-dosa TUK yang telah diinvetarisasi secara dramatis oleh Rumah Dunia dan disebarkan di jurnalnya, Bumiputra, saya respek pada sikap yang diambil GM dalam wawancara ini... MB yang belum saya kenal, salam kenal. Ada baiknya sebelum menulis check and recheck dulu. Pernah membaca jurnal Boemiputra? Coba lihat di boks redaksinya, apakah tertera nama Rumah Dunia? Saya ingin mengabarkan, bahwa Rumah Dunia dan jurnal Boemiputra (BP) sesuatu yang berbeda. Bahkan saya secara pribadi tidak terlibat di keredaksian. Ya, itu pekerjaannya Saut, Wowok cs. Saya pernah bertanya kepada Wowok, kenapa BP memakai diksi yang vulgar kepada GM dan KUK? Jawab Wowok, Mengingatkan GM dan KUK nggak bisa dengan cara intelektual. Kosakata kelamin harus dilawan dengan kelamin lagi. Jadi, biar saja itu urusannya Saut dan Wowok dan konco-konconya. Jadi, soal penggunaan dramatis juga terlalu berlebihan. Biasa sajalah. Kalau GM dan KUK dikritik orang, biasa sajalah. Rumah Dunia tidak merasa mendramatisir. Bagi saya pribadi, GM dan KUK biasa saja. GM adalah seniman dan saya membacanya. Tapi, saya tidak bergantung pada GM dan KUK. Jadi, biasa sajalah. GM, Saut
[mediacare] Re: Fwd: [media-jogja] manifesto sastrawan Yogya (Jokpin palsu)
Mas Radityo, Tolong posting Nayla Anggoro yang saya forward ini dimuat di Mediacare. Ini demi kejelasan dan fairness. Makasih banyak. salam, manneke salam kenal untuk semua anggota milis media jogja. saya hanya ingin menimpali sedikit tentang postingan yang berjudul Manifesto Sastrawan Jogja. sebab meskipun e-mail manifesto tersebut niatnya hanya bercanda (?), tapi saya rasa kurang etis kalau nama pengirimnya menggunakan (mencatut) nama orang lain (dalam hal ini Joko Pinurbo atau Jokpin). dan saya yakin bahwa Joko Pinurbo (Jokpin) tidak memiliki alamat e-mail tersebut: [EMAIL PROTECTED] terima kasih salam
[mediacare] Fwd: Re: manifesto sastrwan Yogya--pengakuan jokpin palsu
Saya forward psoting susulan orde Ayam Kampung dari penulisnya, yang mengaku sebagai Jokpin palsu, dan di.cc ke saya. Sekali lagi, saya imbau sikapi posting ini sebagai dokumen saja yang menjadi bagian dari polemik Saut vs. GM/TUK. Ini adalah satu dari banyak artefak yang kelak akan jadi bahan telaah orang mengenai polemik pada zaman ini. Soal keaslian nama Putu Suksmanta, jangan minta saya untuk menelusuri. Aku bukan ahli IT. manneke -Original Message- Date: Tue Sep 18 07:46:22 PDT 2007 From: Sudjoko Pinurbangun [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: manifesto sastrwan Yogya To: Manneke Budiman [EMAIL PROTECTED] _ Pak Radityo dan Bung Saut, Maaf, maaf. Memang yang menulis Manifesto yang menghebohkan Bung Saut itu bukan Mas Joko Pinurbo. Kuakui, penulis Manifesto ?Orde Ayam Kampung? itu aku. Memang aku memakai nama samaran, di dalam e-mail ?Jokpin?. Nama lengkapnya ?Sudjoko Pinurbangun?. Apa salahnya seorang penulis memakai nama samaran?, pikirku. Mark Twain kan nama samaran. Voltaire juga nama samaran. Nama samaranku ?Jokpin?. Mengapa? He he, memang ingin dekat-dekat penyair kesukaaanku, Joko Pinurbo, jujur saja. Tetapi ?Jokpin? itu nama yang belum dipakai juga oleh Joko Pinurbo sendiri. Jadi belum ada hak cipta yang dilanggar, kan? Namaku sendiri Putu Suksmanta. Bapakku Bali, ibuku Jawa keturunan Cina. Aku menulis Manifesto itu iseng-iseng sebagai satire. Kulakukan ketika aku berkunjung ke Jakarta liburan sampai di minggu y.l. (sekarang aku bekerja di Sydney). Melihat ramainya tengkar di internet, termasuk yang disebabkan sajak Bung Saut yang menyinggung rasa keagamaan beberapa orang Bali (bokapku juga termasuk), aku tergerak menulis satire. Kan boleh menulis satire? Aku pernah tinggal di Yogya dari tahun 2002-2005. Aku sebenarnya pernah pacaran dengan cewek yang bercita-cita jadi sastrawan seperti Ayu Utami, dan aku ikut belajar dan bergaul juga dikit-dikit. Aku pernah melihat Joko Pinurbo dua kali dan Bung Saut tiga kali. Aku agak rikuh sama Mas Joko. Ia pendiam. Tetapi sepertinya Bung Saut itu lucu. Bung Saut kan gendut, tidak tinggi, rambut berkuncir, kulitnya terang. Tetapi aku lihat hidup sebagai sastrawan cuma asyik seperti main-main, sedangkan aku butuh duit karena mau kawin. Maka aku meneruskan yang sudah akan jadi profesiku, setelah lulus sekolah pariwisata. Sekarang aku jadi asisten chef di sebuah hotel di Sydney, dan kawin dengan wanita keturunan Vietnam (jadi aku sama seperti Bung Saut, beristerikan wanita asing). Aku masih menulis cerpen dan puisi, tetapi malu kuperlihatkan kalian! Kembali kepada Manifesto itu. Sebuah satire kutulis. Apa salahnya menulis satire? Pernah aku mau tahu dari mana kata ?yahoo? dan setelah kucari ketemu kata ?yahoo? berasal dari ceritera Gulliver, dan kata Google, cerita itu satire. Maksudnya untuk banyol-banyolan. Maaf kalau sudah bikin Bung Saut marah. Kusangka Bung Saut lucu dan suka humor. Ternyata tidak. Maaf kepada Pak Radityo yang sudah dituduh dan dikata-katai akibat kelakuan saya. Putu Suksmanta. C/O NORTH SHORE HOTEL SYDNEY 310 MILLER STREET NORTH SYDNEY NEW SOUTH WALES 2060 AUSTRALIA Mailing list: http://groups.yahoo.com/group/mediacare/ Blog: http://mediacare.blogspot.com http://www.mediacare.biz Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/mediacare/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/mediacare/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[mediacare] Re: Thanks Nayla--tentang Saut Situmorang
Ha ha ha, saya lebih suka memakai waktu dan energi saya untuk menelaah karya-karya pengarang yang berjiwa lebih besar. Makasih buat dorongannya, but no, thanks. Silakan ditawarkan ke orang lain saja. Omong-omong, Sdr. Nayla, kalau mau bicara serius soal sastra, tak perlu pakai macam-macam alat yang dinamakan alat sastra, apalagi yang namanya ilmu sastra. Setiap orang punya hak membaca karya sastra (teman Anda Saut tentu tak setuju dengan ini), dan setiap orang pun berhak menelaah karya sastra yang mereka sukai. Jadi, gimana kalo sekarang saya yang dorong Anda untuk buat telaah atas karya-karya Saut? Anda tak ada risiko dicaci-maki karena Anda tampaknya cukup akrab dengannya. Selamat mencoba :)) manneke -Original Message- Date: Mon Sep 17 23:59:10 PDT 2007 From: nayla anggoro [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [mediacare] Re: Tanggapan singkat Manneke Budiman untuk Saut Situmorang--nayla anggoro To: mediacare@yahoogroups.com Tentu saya sangat mau mencoba menelaah karya sastra seseorang apabila saya mempunyai alat (dalam hal ini ilmu sastra) untuk mengulitinya. Tapi sayangnya saya hanya penikmat sastra dan tidak memiliki ilmu itu. Dan menurut saya sebaiknya saya tidak sok tahu terhadap ilmu yang saya tidak punya pengetahuan atasnya. Silakan saja dicoba sdr. Manneke hehehe... Kalaupun Bung Saut mengajak berkelahi, agak susah juga karena agak jauh tho jarak Jogja-Canada :D. Salam, Nayla Manneke Budiman [EMAIL PROTECTED] wrote: Ada yang mau terima tawaran ini? Kalau mengamati perangai pengarangnya sih, saya khawatir jangan-jangan kalau telaahnya kurang berkenan di hatinya, maka si penelaah dicaci maki dan disumpah-sumpahin. Atau bahkan, ditantang berkelahi. Sdr. Nayla Anggoro mau coba? Untuk lebih menghargai Saut dkk secara fair, ada baiknya imbauan serupa juga perlu ditujukan kepada mereka: daripada sibuk memaki pribadi-pribadi orang di TUK, kenapa tidak tunjukkan saja lewat telaah sastra di mana kelemahan karya mereka, sehingga membuat para pengarangnya pantas menerima pelbagai makian yang tertuju kepada pribadi (bukan karya) itu? Salam kenal juga, Sdr. Nayla Anggoro :)) manneke -Original Message- Date: Mon Sep 17 22:31:34 PDT 2007 From: naylaanggoro Subject: [mediacare] Re: Tanggapan singkat Manneke Budiman untuk Saut Situmorang To: mediacare@yahoogroups.com Salam kenal untuk semua member Mediacare. Ingin menimpali sedikit. Mungkin akan lebih bermanfaat kalau kasus sajak Saut Situmorang yang diributkan itu ditelaah secara sastra dari pada hanya sekedar saling kata-mengatai yang saya rasa semakin jauh dari esensi. Pada akhirnya tak ada manusia yang sempurna. Bagaimana kalau kita saling belajar dalam kebaikan. Salam --- In mediacare@yahoogroups.com, radityo djadjoeri wrote: From: Manneke Budiman, Canada E-mail: [EMAIL PROTECTED] Model dan gaya tanggapan Saut ini kian mengukuhkan bahwa pengamatan saya benar. Fakta sudah bicara sendiri, dan saya tak perlu panjang lebar lagi. Sayang...sungguh sungguh sayang... manneke __ Posted by: Saut Situmorang, Yogyakarta E-mail: [EMAIL PROTECTED] hahaha...manneke! beginilah cara seorang kritikus sastra akademis kita membaca! betapa lugunya!!! saya tantang kritikus kita ini untuk membuktikan bahwa puisi saya bantul mon amour itu memang puisi yang mengeksploitasi seks! eksploitasi seks merupakan salah satu isu Pernyataan Sikap Ode Kampung, kalok dia memang bener sarjana sastra yang tahu membaca teks! jangan-jangan dia, manneke budiman itu, jual bacot kalok gak berani buktiin! seorang kritikus sastra harus dingin dalam subjektivitas pembacaannya terutama dalam melihat teks sastra. tidak jadi pengecut karena unsur-unsur ekstra-literer! itu yang saya pelajarin di Sastra Inggris, Victoria University of Wellington, New Zealand. Saya cuman S1 Sastra Inggris tapi saya tantang manneke budiman untuk membahas puisi saya! soal isi jurnal sastra boemipoetra yang dibilangnya kasar dan kami yang norak...tak punya kesantunan, ini cuman menunjukkan asal-asalannya mutu sarjana sastra satu ini! dia gak pernah baca jurnal kaum dada atau surrealis dengan manifesto-manifesto nya itu dan banyak majalah kecil lainnya di dunia ini tapi lagaknya mau jadi kritikus sastra kita! kacian... soal novel ayu utami dll itu, seorang bule orang asing sudah menulis tentangnya dan membukukannya. jawablah tesis eseinya itu! kau kan orang asli indonesia, lahir dalam bahasa indonesia, dan sarjana sastra lagi, kok gak mampu membalas tulisan Katrin Bandel yang orang asing itu! beginikah mutu dosen sastra kita!!! kacian... c'mon, man!!! hahaha... -saut situmorang
[mediacare] Re:Fwd: manifesto sastrawan Yogya
Salam kenal Sdr. Nayla. Buat saya, tak jadi soal pengirimnya Jokpin palsu atau asli. Saya mustahil bisa mengecek satu persatu alamat email yang masuk ke mediacare untuk membuktikan otentisitasnya. Buat saya yang penting adalah selebaran Orde Ayam Kampung itu ada dan nyata. Bagaimanapun juga, selebaran ini sudah menjadi bagian dari polemik Saut dkk vs GM/TUK, dan kelak akan menjadi bagian dari bahan telaah atas apa yang kini sedang terjadi. Tinggal kitanya aja yang diharapkan arif menyikapi selebaran itu. Pengirimnya bisa punya motivasi macem-macem: mengail di air keruh, terlalu pengecut untuk tampil asli, sentimen Saut, dll. Maka, kembali saya katakan, tingga kita yang mesti bersikap arif terhadap selebaran itu. makanya dalam forward saya ke mediacare, tak lupa saya wanti-wantikan agar kita menyikapinya sebagai dokumen saja alias diarsipkan. Saya juga sudah menanggapi usulan Anda untuk menelaah sajak Saut dari segi sastranya, dan ajakan itu saya lempar balik ke Anda: kenapa tak Anda saja yang melakukannya? Melihat gaya Saut, saya tak yakin ada orang mau repot-repot mengkritisi karyanya. takut dicaci maki dan dihujat-hujat jika kritiknya tak disukai Saut. Tak mungkin bisa mengkritik orang yang tak bisa menghargai perbedaan dengan elegan. Salam buat Saut ya. -Original Message- Date: Mon Sep 17 23:47:13 PDT 2007 From: nayla anggoro [EMAIL PROTECTED] Subject: Fwd: [media-jogja] Re: Fwd: manifesto sastrawan Yogya To: [EMAIL PROTECTED] Salam kenal sdr. Manneke dari saya Nayla. Hanya ingin menimpali sedikit, bahwa akan lebih bijak kalau anda mengkonfirmasikan dulu ke sdr. Joko Pinurbo terkait e-mail yang anda kirimkan (Manifesto Sastrawan Jogja/Manifesto Sastrawan Orde Ayam Kampung) apakah memang benar itu alamat e-mail Joko Pinurbo atau hanya orang menggunakan namanya. Sebenarnya saya sudah mengirimkan ke mediacare e-mail yang saya attach ke sdr. Manneke ini (yang memastikan bahwa itu bukan e-mail penyair Joko Pinurbo) tapi entah kenapa tidak muncul di mediacare. Juga satu e-mail saya yang mengatakan bahwa sebaiknya sajak Saut Situmorang yang diributkan itu ditelaah secara sastra karena akan lebih banyak membawa manfaat pun tidak muncul. Demikian surat saya. Terima kasih atas perhatiannya. Salam, Nayla Anggoro Note: forwarded message attached. - Looking for a deal? Find great prices on flights and hotels with Yahoo! FareChase.
[mediacare] Wawancara dengan GM
Sdr. Bonnie, Bisakah tolong wawancara Anda dengan GM soal Ode Kampung itu di-posting-kan di mediacare ini? Terima kasih atas kebaikan hatinya. salam, manneke -Original Message- Date: Tue Sep 18 20:29:00 PDT 2007 From: Boni Triyana [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [wahana-news] Re: [rumahdunia] Bosan dengan perdebatan anak2 kecil To: [EMAIL PROTECTED], nayla anggoro [EMAIL PROTECTED], Rudal Tanggung Anunya [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], bdgkusumo [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], gongmedia cakrawala [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], edy effendi [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], rocky gerung [EMAIL PROTECTED], gm [EMAIL PROTECTED], Gola Gong [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], hudan [EMAIL PROTECTED], idawayan [EMAIL PROTECTED], ilalang [EMAIL PROTECTED], jokpin [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], I Nengah [Kalki Awatara] Karma [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], Tuty Umayati Kusworo [EMAIL PROTECTED], manneke [EMAIL PROTECTED], mariana [EMAIL PROTECTED], Chavchay Media [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], Kafir Mustopa [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], I Gede Purwaka [EMAIL PROTECTED], bumi putra [EMAIL PROTECTED], ahmadun republika [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], Putu Suksmanta [EMAIL PROTECTED], Gali Tegalgendu [EMAIL PROTECTED], budaya tionghoa [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], jantonius tobing [EMAIL PROTECTED], tspinang [EMAIL PROTECTED], ayu utami [EMAIL PROTECTED], viddyad [EMAIL PROTECTED], Farida Wardhani [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], sukmanti wiryawan [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], zawawi [EMAIL PROTECTED], =?UNKNOWN?Q?=93Alwy=94?= [EMAIL PROTECTED] Mailing list: http://groups.yahoo.com/group/mediacare/ Blog: http://mediacare.blogspot.com http://www.mediacare.biz Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/mediacare/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/mediacare/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[mediacare] Re: Tanggapan Gola Gong untuk Manneke Budiman: Komunitas Utan Kayu tidak membumi
Pertama, terima kasih buat Mas Radityo yang telah bantu forward email dari Gola Gong ini kepada saya. Kedua, saya harapkan semoga Gola Gong segera sehat kembali karena baru saja keluar dari rumah sakit. Salam kenal juga. Saya baru saja kembali dari perpustakaan kampus di Kanada, dan saya lihat buku-buku tulisan Anda hampir lengkap dapat ditemui di perpustakaan itu. Sangat membanggakan. Ketiga, mengenai tanggapan saya atas wawancara dengan GM: tanggapan itu adalah opini spontan tanpa riset-risetan. Saya sudah lihat Jurnal Bumiputra itu sewaktu ada hajatan Hiski di Depok Agutsus lalu, karena Wowok membagi-bagikannya. Terus terang, jika hanya membaca jurnal itu, sangat mudah bagi seseorang untuk memperoleh kesan bahwa Rumah Dunia mengamini isinya. Bahwasannya Rumah Dunia cuma jadi tuan rumah, dan bahkan Gola Gong secara pribadi tak setuju dengan cara Saut dan Wowok, baru saya dengar sekarang. Jadi, sangat baik bahwa Gola Gong muncul untuk mengklarifikasi kejadian yang sebetulnya waktu seniman Nusantara kumpul-kumpul di Rumah Dunia itu. Keempat, karena kerusakan sudah terjadi akibat tanggapan saya terhadap wawancara dengan GM itu, khususnya dalam kaitan dengan peran Rumah Dunia Banten, maka dengan ini saya menyampaikan permintaan maaf yang tulus kepada segenap anggota keluarga Rumah Dunia Banten, yang rupa-rupanya cuma ketamuan saja oleh para seniman itu, termasuk yang melakukan serangan terhadap pribadi-pribadi di TUK. Kelima, terlepas dari persoalan ini semua, saya pikir tak ada satupun di antara kita, ataupun di kalangan para seniman, yang memberhalakan TUK atau GM. Seniman itu, sepanjang saya tahu, terlalu besar egonya untuk bisa memuja siapapun, bahkan tidak juga dirinya sendiri. Jadi, sesuai saran Anda, saya juga biasa-biasa aja. Dan saya juga 100% setuju bahwa kita semua cuma manusia biasa. Dan di antara konsekuensi yang ada sebagai akibat kemanusiawian kita itu, maka ada kalanya kita bisa berbuat salah. Namun, akibat kemanusiaan kita juga, maka jika kita berbuat salah pada manusia lain, maka kita mesti bersedia meminta maaf. Kedua-duanya sudah saya lakukan: berbuat salah dan meminta maaf kepada Rumah Dunia Banten. Harap dipahami bahwa pandangan saya terhadap sikap Saut dkk dalam kaitan dengan TUK tidak berubah, dan kepada mereka saya tidak meminta maaf atau merasa telah melakukan kesalahan. Demikian juga pandangan saya terhadap TUK atau GM yang termuat dalam tanggapan saya itu. Dengan demikian, urusan saya dengan Gola Gong dan Rumah Dunia Banten semoga dapat dianggap selesai. Kini setelah saya kenal Gola Gong, lain kali jika ada berita menyangkut dirinya atau rumahnya, tentu saya akan kontak untuk konfirmasi. Oh ya, saya juga sudah baca manifesto para seniman Ode Kampung yang Anda sebut-sebut itu. Saya bahkan juga terima manifesto lain berjudul Orde Ayam Kampung dari penyair JokPin lewat email. Masih kental kaitan dengan TUK dan Saut. Anda sudah lihat? Jika belum saya bisa forward. salam, manneke -Original Message- Date: Mon Sep 17 11:04:28 PDT 2007 From: radityo djadjoeri [EMAIL PROTECTED] Subject: Tanggapan Gola Gong untuk Manneke Budiman: Komunitas Utan Kayu tidak membumi To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], ilalang [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], budaya tionghoa [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] From: Gongmedia Cakrawala E-mail: [EMAIL PROTECTED] Date: Mon, 17 Sep 2007 03:24:43 -0700 (PDT) - sudah disunting seperlunya, karena banyak kesalahan ketik - Salam kreatif Saya baru saja keluar dari rumah sakit. Saya di sms Saut untuk membuka inbox email. Katanya ada hal penting tentang tulisan Manneke Budiman. Kata Saut, MB apa pernah ke Rumah Dunia? Saya membaca tulisan MB di bawah ini: Lepas dari dosa-dosa TUK yang telah diinvetarisasi secara dramatis oleh Rumah Dunia dan disebarkan di jurnalnya, Bumiputra, saya respek pada sikap yang diambil GM dalam wawancara ini... MB yang belum saya kenal, salam kenal. Ada baiknya sebelum menulis check and recheck dulu. Pernah membaca jurnal Boemiputra? Coba lihat di boks redaksinya, apakah tertera nama Rumah Dunia? Saya ingin mengabarkan, bahwa Rumah Dunia dan jurnal Boemiputra (BP) sesuatu yang berbeda. Bahkan saya
[mediacare] Re: Bung Heri Latief soal GM
Bung Heri di Negeri Belanda, Terima kasih untuk tegur sapanya. Saya harap para miliser punya pemikiran jernih, sehingga andaikata pun komentar saya dimanfaatkan untuk tujuan lain, mereka masih bisa membentuk opininya sendiri secara objektif dan tak terseret kesana-kemari. Tak bisa disangkal, TUK sekarang punya kedudukan dominan dalam balantika seni dan pemikiran di Jakarta (saya masih ragu untuk menyebut di Indonesia). Itu sebabnya, pada titik ini saya rindu melihat adanya kritik yang bermutu terhadap TUK. Kritik ini perlu, khususnya bagi institusi apapun yang mulai menjadi dominan. Saut dkk, juga kelompok Rumah Dunia dan Ode Kampung, punya kesempatan yang sangat baik untuk mengawali lahirnya kritik-kritik bernas dan berbobot terhadap TUK. Maka itu, sayang jika momentum yang bagus ini dibuang hanya untuk melampiaskan kekesalan dalam bentuk yang asing bagi masyarakat seni (saya menolak memakai paradigma kotaan dan kampungan di sini, karena bukan itu masalahnya). Jika bicara kesenian, ayo kita lancarkan kritik seni yang mampu membuka mata orang banyak dan, jika mungkin, melahirkan suatu zaman kesenian yang segar dan baru. Bisa jadi, dengan TUK menjadi dominan, maka ada ancaman stagnasi pemikiran di situ. Maka, Saut dkk bisa ambil peran sebagai agen perubahan dalam hal ini. Ini harapan saya, tetapi sejauh ini saya belum melihat hal itu terjadi. Malah sebaliknya, saya melihat adanya serangan bergaya preman, yang mungkin jauh dari gambaran orang tentang apa itu seni dan seniman. Soal dukungan GM terhadap kenaikan BBM, saya pribadi turut menyesalkannya. Bukan karena kenaikan harga BBM itu sendiri, yang seharusnya bisa memutus parasitisme kaum berduit yang mampu tapi turut menghisap subsidi BBM yang mestinya dinikmati kaum miskin. Penyesalan saya disebabkan oleh kurang kerasnya suara kelompok pendukung kenaikan harga BBM dalam menuntut pemerintah untuk menciptakan kebijakan BBM yang berpihak pada kaum miskin. Dalam kenyataannya, kita menyaksikan kenaikan itu lebih banyak memukul kau miskin daripada orang berduit. Namun, di atas persoalan ini semua, Bung Heri, saya membedakan kritik saya terhadap pemikiran GM dan TUK sebagai seniman dan dukungan politis mereka terhadap kenaikan BBM. Saya tak sudi membodohkan diri sendiri dengan mencampuradukkan kedua permasalahan itu dalam memberikan tanggapan terhadap laku GM. Mengenai apakah GM dan TUK dapat dikategorikan sebagai kaum psomodernis, dan apakah mereka didikte Barat, tak etis bagi saya untuk berkomentar di sini, dan saya lebih suka fokus pada perseteruan Saut dkk dengan TUK saja. Senang berkomunikasi dengan Anda, dan saya tunggu kabar berikutnya dari Amsterdam. salam kenal juga, manneke -Original Message- Date: Sun Sep 16 09:07:15 PDT 2007 From: heri latief [EMAIL PROTECTED] Subject: pakabar? To: Manneke Budiman [EMAIL PROTECTED] salam kenal. saya baca juga tanggapan bung manneke tentang wawancara gm menanggapi kritik sosial dari para seniman pinggiran (ode kampung, serang). wah kelihatannya komentar bung manneke tsb dipakai sebagai alat untuk mensucikan persoalan. saya jadi heran jugak, rupanya para penganut humanisme universal (diantaranya gm), sekarang ini seperti bangga punya kekuasaan (budaya), yg terasing dari akarnya (indonesia), eksesnya adalah terjadinya perbedaan klas dalam praktik2 kebudayaan (kotaan vs kampungan). apalagi kita tau, mendukung kenaikan harga bbm adalah menghancurkan rakyat miskin indonesia yg memang udah melarat berat. ah, awak ini apalaaa..., sedangkan kaum intelektual (bermodal) maunya kemajuan (postmodernis), tapi tanpa melibatkan pendapat khalayak ramai, apalagi kita taulah, bahwa barat (modal) berusaha memecah belah kita di segala bidang (!), supaya nantinya gampang mendikte apa yg dimaui oleh pihak barat (modal). gitukan? makasih atas perhatiannya. salam, heri latief amsterdam
[mediacare] Re: Goenawan Mohamad: tersinggung, tetapi jangan memobilisasi
Lepas dari dosa-dosa TUK yang telah diinvetarisasi secara dramatis oleh Rumah Dunia dan disebarkan di jurnalnya, Bumiputra, saya respek pada sikap yang diambil GM dalam interview ini. Ada dua hal yang penting digarisbawahi: Pertama, bahwa GM memperlihatkan sikap yang bertolak belakang dari yang dipertunjukkan lawan-lawannya yang konon anti-sastra kelamin itu. Ia bahkan sempat secar objektif memuji karya cipta Saut. Ia bahkan tidak menyetujui reaksi berlebihan yang diperlihatkan sebagian pembaca atas isu agama dalam puisi Saut. Siapapun yang terbebas dari kubu-kubuan justru akan mendapat kesan bahwa GM malah bersimpati kepada Saut alih-alih mendukung pengganyangan terhadap penyair Yogya itu. Kedua, wawancara ini memberikan perkenalan singkat tapi cukup baik dengan TUK: bahwa ternyata TUK bukanlah sebuah kubu monolitik tempat para anggotanya makan, tidur, dan ngelantur, melainkan cuma sebuah ruang longgar tempat orang bertukar gagasan. Buat yang tahu TUK, akan juga tahu bahwa yang namanya Nirwan dewanto, Sitok Srengenge, Hasif Amini, dll itu kumpul bukan cuma buat saling amin-aminan, tetapi kerap mereka juga berantem sendiri karena memang masing-masing punya ideologi sendiri. TUK bukan sekte, tetapi arena. Siapapun boleh nongkrong di situ, takpeduli apa latar belakangnya. Saya ke TUK sangat jarang, mungkin sekali atau dua kali setahun, kalau ada acara-acara besar. Tapi saya tak merasa dikucilkan, atau mendapat kesan bahwa mereka yang di TUK itu adalah gerombolan seperti yang hendak diisyaratkan oleh Saut dkk lewat Jurnal Bumiputranya. Kritik buat TUK harus selalu dilontarkan, dan TUK mustahil bisa mencegah kritik dari pihak manapun. Namun, jika kritiknya dilontarkan dengan cara kasar seperti yang dipertunjukkan oleh Rumah Dunia Banten, saya khawatir simpati masyarakat justru berbalik kepada TUK, dan para pengkritiknya malah yang akan dapat label sebagai kelompok norak yang tak punya kesantunan. Mungkin, dalam kesempatan ini, ada baiknya mendengar dari banyak orang, bila perlu dari Saut Situmorang sendiri, sajaknya yang di Republika itu bisa digolongkan sebagai sastra Syahwat Merdeka atau tidak? Apa kriteria untuk memutuskan bahwa novel Saman adalah sastra lendir, sementara puisi Saut bukan? Ayo kita sama-sama belajar. Saya tunggu pencerahannya. manneke manneke -Original Message- Date: Sat Sep 15 09:08:57 PDT 2007 From: radityo djadjoeri [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Goenawan Mohamad: =?UNKNOWN?Q?=93Boleh?= tersinggung, tetapi jangan memobilisasi =?UNKNOWN?Q?kemarahan=94?= To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], mediacare@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] Wawancara dengan Goenawan Mohamad: ?Boleh tersinggung, tetapi jangan memobilisasi kemarahan? Pengantar: Di tahun ini, panggung susastra Indonesia agak panas dengan munculnya gerakan-gerakan yang menghujat TUK (Teater Utan Kayu). Mereka menuding TUK , baik secara terang-terangan maupun diam-diam, sebagai sarang Gerakan Syahwat Merdeka (GSM). Istilah tersebut pertama kali dicuatkan oleh Taufik Ismail. Ada yang bilang, GSM yang dimaksud adalah inisial dari nama lengkap sastrawan kondang Goenawan Soesatyo Mohamad yang akrab dipanggil GM - salah seorang pendiri Majalah TEMPO. Lalu muncul ikrar Ode Kampung di Rumah Dunia Banten yang juga menghajar TUK. Kelompok yang dimotori oleh Saut Situmorang dan kawan-kawan ini tak kenal lelah terus 'mengonceki' para tokoh KUK, seperti Nirwan Dewanto, Ayu Utami, Hasif Amini, Sitok Srengenge dan lainnya. Di mata Saut yang nyalang, mereka tidaklah layak digelari sebagai sastrawan. Tak heran, di berbagai forum termasuk di milis-milis, Saut dan kawan-kawan terus berkampanye untuk menghajar mereka dari berbagai sudut. Namun, tonjokan-tonjokan yang mereka lakukan selalu berbalas pantun dengan orang-orang yang tak setuju perseteruan itu, apalagi kalau dilakukan dengan bahasa yang kurang santun. Puncaknya adalah kala harian Media Indonesia memuat sebuah artikel tentang acara berkelas internasional yang digelar oleh TUK dan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) beberapa waktu lalu. Karena isinya amat memojokkan TUK, tak heran kalau TUK bereaksi keras dengan mencap artikel tersebut penuh dengan lumuran dusta. Menurut kabar terakhir dari Saut Situmorang melalui email, penulis artikel tersebut telah digeser jabatannya. Namun kini, Rumah Dunia yang konon anti pornografi belum bereaksi ketika puisi Saut Situmorang yang panas termuat di Harian Republika. Selain berbau ranjang bergoyang, puisi tersebut juga menyinggung perasaan sebagian umat Hindu Bali, karena jelas-jelas menyebut pura dan Dewa. Reaksi dan
[mediacare] Re: Salam dari jauh......
Halo Henny, Selamat bergabung di mediacare! Akhirnya kejadian juga ya. Selama ini saya pikir Henny segan ikutan milis baru. DL sudah agak lama mundur dari mediacare karena persoalan yang kita sama-sama sudah tahu dan mirip-mirip aromanya sama milis KA. Madam Muskita kok belakangan ini jarang muncul. Mungkin karena sudah tau tak ada yang bisa menandinginya, maka dia sudah puas. He he he. Fotonya juga bagus. Jadinya kini semua miliser mediacare bisa mengira-ira yang mana Henny. Kuncinya sih: yang paling memikat perhatian kita, itualh orangnya :) Semoga lama-lama para miliser mediacare pun tak segan-segan kirim fotonya supaya makin saling kenal. Thanks Henny, sudha membuka jalan. Kita akan sering jumpa! cheers, manneke -Original Message- Date: Wed Sep 12 11:21:32 PDT 2007 From: Henny [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Salam dari jauh.. To: mediacare@yahoogroups.com Manneke, Apakah anda masih berada di mediacare dan bagaimana ceritanya DL dan madam Muskita Api apa masih menyebarkan api atau apakah sudah padam? Akhirnya hatiku luluh juga dengan undangannya Pak Raditio. Trims ya Pak Moderator, ini pasti berkat kebaikannya Pak Hosein dan Pak Pandji yang selalu menyertakan namaku pada setiap e-mailnya. Aku kirimkan photo album saat Perayaan HUT RI 62 di Dallas, TX tgl 24 Agustus 2007 yang lalu dan tebak saja yang mana wajahku. Kalau di Belanda katanya Ron bayar di Dallas gratis saja, kan ada IAEF. copy and paste the following into your browser http://picasaweb.google.com/agungnsudjono/IAEFINDEPENDENCEDAYCELEBRATION2482007 Sekalian juga aku kirimkan ke mediacare biar kenal wajahku dan gimana caranya agar aku bisa kenal wajah-wajah cantik dan charming di mediacare? Ingat lho katanya tak kenal maka tak sayang. Pak Budi Raharjo, lalu bagaimana lanjutannya dengan Don Bosko. Mau diapakankah beliau? Apakah beliau masih tetap di KPI?Saya harapkan dia jadi Dirutnya TVRI biar bisa bersaing. Judul e-mail ini saya buat Salam dari jauh...jadi ingat dulu ...salam dari seberang rel..dulu di Indo kantor kami dipisahkan oleh rel kereta api. Trims, Henny
[mediacare] Re: Serangan Marinir Amerika di Balaraja
Ternyata yang namanya liar bisa terjadi pada marinir mana saja ya, termasuk oknum USMC yang legendaris itu? He he he. Marinir Indonesia boleh seneng deh. Wong yang Amerika aja gak mustahil bisa brengsek kok, jadi kalo di Indonesia kadang ada marinir brengsek, yah itulah faktanya. manneke -Original Message- Date: Sun Sep 09 15:35:46 PDT 2007 From: heri latief [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Serangan Marinir Amerika di Balaraja To: SP [EMAIL PROTECTED] globalisasi preman akhirnya sampai ke balaraja via aksi liar marinir amerika? Serangan Marinir Amerika di Balaraja http://www.gatra.com/artikel.php?id=107572 Dengan kawalan sedikitnya 75 anak buah, mungkin Sersan Marinir Josh Straub merasa dirinya sedang memimpin tiga peleton prajurit alias satu kompi. Dus, dia seperti berpangkat kapten. Boleh jadi, ia juga membayangkan dirinya tengah berada di Baghdad, Kabul, atau Mogadishu (Somalia) dalam rangka operasi perebutan sebuah pos strategis. Karena yakin unggul dalam hal kekuatan personel, bintara dari korps Marinir Amerika Serikat itu tidak perlu merancang operasi yang senyap. Yang penting ada unsur pendadakan, untuk membuat lawan tidak sempat melakukan perlawanan atau memanggil bala bantuan. Maka, ketika sasaran sudah di depan mata, yakni pabrik garmen PT Natural Selaras II di Kawasan Olex Industrial Plant, Balaraja, Tangerang, serangan terbuka dilakukan Senin dini hari pekan lalu. Sambil berteriak-teriak, massa sebanyak tiga peleton itu --semuanya orang kita-- segera menyerbu ke dalam pabrik pembuat baju renang itu, setelah gembok pintu gerbang putus digunting. Sersan Josh Straub dan ketiga teman kulit putihnya, Scott Saura, Michael J. Keenely, dan Bouzan Timothy, memberi komando, meski tak jelas dipahami atau tidak oleh para milisi itu. Yang pasti, kompi Josh Straub itu dengan cepat menguasai lingkungan pabrik. Sembilan buruh yang menjaga pabrik awalnya mencoba menghadang. Namun, karena sadar kekuatan tak seimbang, mereka lari tunggang langgang. Nahas, seorang di antara mereka, Emen, tak cepat bergerak. Ia babak belur menjadi bulan-bulanan pasukan Josh Straub. Mereka kemudian memasuki ruangan pabrik setelah menjebol pintu-pintu dengan linggis. Rupanya operasi itu bertujuan membongkar dan mengangkut paksa aset pabrik, berupa puluhan mesin jahit serta baju-baju renang yang sudah dipak dan siap diekspor. Aksi mereka terhenti ketika polisi datang. Ternyata buruh yang kabur melaporkan penyerangan itu. Para penyerang, termasuk Josh Straub, tidak berkutik. Pada saat itu pula, kompi Straub digelandang ramai-ramai ke Polres Tangerang. Keempat orang kulit putih itu, semuanya warga negara Amerika, ditahan di Lembaga Pemasyarakatan Pemuda, Tangerang. Dalam pekan ini, berkasnya kami limpahkan ke kejaksaan, kata Ajun Komisaris Polisi (AKP) Ade Ary Syam Indradi, Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Tangerang. Straub dan ketiga rekannya telah pula dinyatakan sebagai tersangka dalam kasus penganiayaan, perusakan, dan perbuatan tidak menyenangkan. Ancamannya sampai lima tahun penjara, kata Ade Ary pula. Di antara empat orang kulit putih itu, Scott Saura telah dikenal oleh para pekerja PT Natural Selaras. Kami kenalnya Scott karena dia sering berada di perusahaan ini, kata Eko Budiarto, Ketua Serikat Buruh PT Natural. Menurut Eko, Scott adalah kepanjangan tangan Manhattan Beachwear, perusahaan pakaian renang di Los Angeles, Amerika. Manhattan adalah mitra Natural Selaras. Scott diserahi tugas mengambil paksa aset pabrik, kata Eko pula. Kekacauan itu adalah babak lanjutan tutupnya pabrik garmen itu sejak Mei, setelah sebelumnya usahanya dibelit sejumlah masalah. Salah satu kasus yang menimpa Natural adalah ketika petugas Bea dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta menggagalkan penyelundupan 11 kontainer berisi bahan baku tekstil, Mei silam. Setelah diusut, ternyata tekstil senilai Rp 7 milyar itu akan diselundupkan ke pabrik produsen bahan pelapis pakaian. Bahan baku itu dikeluarkan atas ama PT Natural. Akibat kasus itu, sejak Mei, Natural berhenti berproduksi. Tentu ini membuat Manhattan, mitranya, kelabakan. Manhattan berusaha mengambil kembali mesin jahitnya dan beberapa pakaian renang yang sudah jadi. Untuk menyelamatkan aset agar tidak disita, mereka menyuruh beberapa warga Amerika mengambilnya langsung ke pabrik, kata sumber Gatra di Mapolres Tangerang. Scott mendapat tugas itu. Untuk memuluskan pengambilalihan aset, ia mengajak tiga rekannya. Merasa kurang kuat, mereka juga mengupah sejumlah pemuda, sebagian di antaranya dikenal sebagai preman kampung, untuk melancarkan aksi jarah itu. Scott pernah mengerahkan penyerbuan di pabrik lain milik PT Natural Selaras, Eko menjelaskan. Para penyerbu itu dibayar Rp 25.000 per orang per operasi. Rupanya
[mediacare] Re: Petinggi GAM Akan Tumpas Mereka yang Ingin Merdeka--Sdr. Yon Thayrun
Saya tak mau susah-susah bicara soal politik Aceh atau politik Jakarta dan segala tetek bengeknya, juga tak mau repot mikir Jakarta mau apa atau partai Gam mau apa. Komentar saya terfokus sepenuhnya pada kelucuan dalam nama partai serta kontradiksinya dengan retorikanya. Other than that, saya serahkan sajalah urusan yang besar-besar pada Anda dan para politisi di sini dan sana. Saya sama seperti Anda, prihatin melihat komentar orang-orang pintar di Aceh yang mennaggapi secara sangat tidak pintar sebuah posting yang terbatas berbicara soal nama dan makna, dengan cara membelokkannya ke urusan high politics. Kok jadi sama saja gayanya seperti politisi Jakarta? Tinggal jawab saja keingintahuan saya: apa makna GAM dalam nama partai baru itu dan tujuannya mau mencapai apa? Simpel toh? Nggak usah jalan-jalan bolak-balik Banda Aceh-Jakarta buat menjawabnya. Tiketnya kemahalan. Cukup satu kalimat... manneke -Original Message- Date: Sun Jul 15 20:50:17 PDT 2007 From: Yon Thayrun [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [mediacare] Re: Petinggi GAM Akan Tumpas Mereka yang Ingin Merdeka To: mediacare@yahoogroups.com Ketakutan membuat kita sering berfikir tanpa menggunakan fikiran. Karena ketakutan pula banyak orang yang akhirnya memilih jalan singkat untuk membunuh atau dibunuh. Itu lah Jakarta yang selalu ketakutan melihat Aceh, Ambon dan Papua. Tapi tidak pernah mau mengurusnya dengan baik. Untuk anda yang cara berfikirnya masih sama dengan Jakarta saya sarankan membaca tulisan berikut ini. Silahkan klik alamat berikut: http://www.korantempo.com/korantempo/2007/07/14/Opini/krn,20070714,47.id.html Jakarta dan para kaum nasionalis feodal! Lihatlah Aceh dengan kacamata niat baik kedamaian bukan dengan kecurigaan dan rasa takut. Kalau kalian masih melihat Aceh, Ambon dan Papua dengan kacamata Merdeka, curiga dan ketakutan, bukan tidak mungkin ketiga daerah itu benar-benar akan Merdeka dengan sebenarnya. Bagi Aceh, kalau sikap Jakarta seperti itu sama dengan mengulang kembali sejarah ketika Jakarta tidak percaya dengan almarhum Abu Daud Beureueh yang melawan Soekarno karena membohongi anaknya (baca Aceh) dan mau berdamai. Artinya sejarah kembali berulang dan pemberontakan kembali meletus! Begini saja, Jakarta itu mau pilih yang mana sih? partai dengan nama Partai GAM dengan lambang bendera Atjeh berazaskan Pancasila dan UUD 45 atau partai dengan lambang padi dan kapas diatas merah putih namun azasnya bukan Pancasila dan UUD 45? Saya setuju dengan ucapan jubir KPA Syamsuddin KBA, Jakarta hanya berani membuntingi Aceh tapi tidak siap melahirkannya. Saya juga kasian melihat komentar orang-orang pintar di Jakarta yang berkomentar sangat tidak pintar tentang Aceh. Untuk kalian ketahui orang Aceh sudah tidak lagi memikirkan merdeka karena sejak MoU Helsinki ditandatangani Aceh sudah Merdeka. Merdeka dari kekerasan militer dan ketakutan akan kematian karena arogansi orang-orang yang memiliki kepentingan di Jakarta. Aceh telah Merdeka sebagai daerah otonom namun tetap dibawah Merah Putih dan bingkai NKRI. Jadi Jakarta tidak perlu berlebihan lah. Kalau sikap berlebihan itu merupakan buah dari laporan intelijen, apa kita masih percaya dengan laporan itu mengingat kasus tarian Cakalele kawan-kawan RMS didepan RI 1? Kawan mari lah kita lihat Aceh dengan niat baik dan kedamaian bukan dengan proyek konflik berkepanjangan :) Salam dari Aceh, YT Ignorance is not innocence but sin - Original Message From: manneke [EMAIL PROTECTED] To: mediacare@yahoogroups.com Sent: Monday, July 16, 2007 5:28:01 AM Subject: [mediacare] Re: Petinggi GAM Akan Tumpas Mereka yang Ingin Merdeka Lha namanya aja partai GAM. Emangnya GAM itu singkatan apa? Gerakan Aceh Membangun? Selama kepanjangannya masih Gerakan Aceh Merdeka, berarti tujuan gerakannya ya masih untuk memerdekakan Aceh. Gitu aza kok refot-refot... manneke -Original Message- Date: Sat Jul 14 12:49:48 PDT 2007 From: Don Manurung [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Petinggi GAM Akan Tumpas Mereka yang Ingin Merdeka To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], mediacare@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] Pernyataan yang putar-putar tidak keruan. Pemerintah RI bodoh, nama GAM saja harusnya dihapus karena berkonotasi makar. Kapan SBY bisa tegas terhadap separatisme? Zakaria Saman: Petinggi GAM Akan Tumpas Mereka yang Ingin Merdeka 14 Juli 2007 Jakarta??Kekhawatiran sejumlah pihak di Jakarta atas munculnya Partai GAM membuat Gerakan Aceh Merdeka (GAM) menegaskan kembali komitmennya terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). GAM bahkan menyatakan akan ikut serta menumpas pihak-pihak yang menginginkan kemerdekaan di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Demikian
[mediacare] Re: Petinggi GAM Akan Tumpas Mereka yang Ingin Merdeka
Lha namanya aja partai GAM. Emangnya GAM itu singkatan apa? Gerakan Aceh Membangun? Selama kepanjangannya masih Gerakan Aceh Merdeka, berarti tujuan gerakannya ya masih untuk memerdekakan Aceh. Gitu aza kok refot-refot... manneke -Original Message- Date: Sat Jul 14 12:49:48 PDT 2007 From: Don Manurung [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Petinggi GAM Akan Tumpas Mereka yang Ingin Merdeka To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], mediacare@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] Pernyataan yang putar-putar tidak keruan. Pemerintah RI bodoh, nama GAM saja harusnya dihapus karena berkonotasi makar. Kapan SBY bisa tegas terhadap separatisme? Zakaria Saman: Petinggi GAM Akan Tumpas Mereka yang Ingin Merdeka 14 Juli 2007 Jakarta??Kekhawatiran sejumlah pihak di Jakarta atas munculnya Partai GAM membuat Gerakan Aceh Merdeka (GAM) menegaskan kembali komitmennya terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). GAM bahkan menyatakan akan ikut serta menumpas pihak-pihak yang menginginkan kemerdekaan di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Demikian dikemukakan mantan Menteri Pertahanan GAM Zakaria Saman kepada SH, Jumat (13/7), menanggapi kekhawatiran sejumlah pihak bahwa GAM akan kembali memperjuangkan kemerdekaan menyusul pendeklarasian Partai GAM beberapa waktu lalu. ??Kami, GAM, sudah menyatakan komitmen untuk tetap berada dalam NKRI. Bendera itu (simbol Partai GAM??red) bukan makna lagi minta merdeka. Kita ini GAM bukan partai terlarang. Kalau ada yang masih ingin merdeka silakan ditindak. Mereka akan menjadi musuh bersama antara RI dan GAM,?? kata Zakaria. Dia mengatakan simbol yang digunakan oleh GAM untuk membuat sebuah partai tidak bertentangan dengan peraturan. Nota Kesepahaman Damai (Memorandum of Understanding/MoU) Helsinki menyebutkan bahwa GAM tidak boleh lagi menunjukkan simbol-simbol militer. Selain itu, Undang-Undang (UU) No 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh juga tidak melarang penggunaan bendera GAM. Begitu juga dengan Peraturan Pemerintah (PP) No 20 Tahun 2007 mengenai Partai Politik Lokal di NAD. Meski demikian, dia menyerahkan semua keputusan??diterima atau tidak Partai GAM??kepada lembaga yang berwenang. ??Semua orang di Jakarta ribut. Kami lebih baik diam saja, terpulang pada badan hukum. Sekarang ini sedang dalam verifikasi,?? ujarnya. Ia juga mengaku telah bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla di istana pada tanggal 4 Juli 2007 lalu, membicarakan rencana GAM membentuk Partai GAM. ??Saya bertemu Wapres pukul 09.00 WIB, sedangkan dengan Presiden pukul 20.00 WIB. Mereka hanya diam saja dan tidak menyatakan keberatan. Tapi semua orang bicara begini begitu, saya biarkan saja,?? paparnya. Tak Perlu Khawatir Terkait dengan Partai GAM tersebut, pengamat politik Fachri Ali, kepada SH, Sabtu (13/7), menyatakan Jakarta tidak perlu khawatir karena keputusan mengenai partai tersebut berada di tangan pemerintah pusat. Pemerintah sebaiknya juga tidak selalu mencurigai GAM, yang seolah-olah berencana untuk melakukan perjuangan angkat senjata. Dari sejumlah fakta, perjuangan kemerdekaan tersebut sangat kecil akan dilakukan. Saat ini, semua pimpinan GAM??minus Hasan Tiro??sudah berada di Banda Aceh, sehingga sangat mudah terdeteksi kegiatannya. Di samping itu, GAM sudah banyak meninggalkan dunia hutan. Di tingkatan publik, masyarakat Aceh saat ini tengah menikmati masa perdamaian dan mementingkan urusan ekonomi, sehingga mereka tidak akan menghiraukan kepentingan segelintir elite. ??Dari sisi itu, mereka sudah susah kembali untuk tampil. Dengan memasuki dunia pemerintahan di Aceh, mereka sudah terjebak. Hukum besi politik dimanapun akan berlaku, pemerintah selalu berhadapan dengan oposisi. Jadi Jakarta seharusnya relaks saja,?? kata Fachri. Urusan Polisi Sementara itu, Menhukham Andi Mattalata menegaskan deklarasi Partai GAM di NAD merupakan urusan polisi. Departemen yang dipimpinnya hanya mengurusi status badan hukum dari sebuah partai yang didaftarkan. ??(Deklarasi Partai GAM padahal belum didaftarkan) itu hukum umum yang berlaku, bukan UU Partai Lokal. Itu polisi punya urusan, bukan Dephukham. Kita verifikasi apa kegiatan mereka sebagai partai lokal sesuai UU,?? papar Mattalata di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Jumat (13/7). Sejauh ini, Partai GAM baru sekadar melapor dan belum melengkapi syarat-syarat yang diwajibkan. ??Dia (Partai GAM) sudah melapor, tapi belum masukin daftarnya. Ya kita belum verifikasi. Mereka beritahu keberadaan, tapi kita minta datanya dulu. Susunan pengurus, kepengurusan, AD/ART. Itu syarat untuk mendapatkan status badan hukum. Juga harus punya pengurus wilayah sekitar 50 persen Kabupaten yang ada di provinsi, jadi harus ada data-data,?? sahutnya. Dalam
[mediacare] Re: Memalukan, Lampu Padam Saat Korsel Versus Arab Saudi
Milis ini ya tempat comment, Mas. Masak milis idsuruh bantuin PSSI. Apa masih kurang gede juga tuh dana proyek penyelenggaraannya, kok masih minta bantuan orang milis? Kalo ngikutin logika Anda, semua milis mesti dibubarin aja karena gak boleh ada comment yang kritis. manneke -Original Message- Date: Wed Jul 11 22:43:53 PDT 2007 From: Muchammad Taufiq [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [mediacare] Memalukan, Lampu Padam Saat Korsel Versus Arab Saudi To: mediacare@yahoogroups.com hmm,,, kayaknya yang mati lampu seperti itu bukan indonesia aja deh,, Malaysia juga mati lampunya ketika pertandingan Iran V.S. Uzbekistan... Yah sebagai pembelajaran bagi panitia dan orang indonesia,, untuk lebih siap lagi menghadapi even2 besar kelas dunia. Jadi yang di MILIS ini bisa membantu silakan membantu apa saja,, jangan hanya comment gak ngebangun begitu.. Sorry, No Offence!!! On 7/12/07, Paulus Tanuri [EMAIL PROTECTED] wrote: Makanya kalau memang belum siap gak usahlah pengen yang macem-macem. Nanti kalau dikritik orang luar, dibilangnya pengkritik itu arogan. Tapi nyatanya memang negara ini sendiri yang tidak tahu diri. Tidak bisa menilai kemampuan sendiri, yang pada akhirnya hanya mempermalukan diri sendiri. On 7/12/07, Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote: *REFLEKSI: Lampu kedip-kedip atau lampu mati adalah soal biasa made in Indonesia, jadi tak perlu malu.* **
[mediacare] Re: Terorisme
Buat saya sih gak mau pusing mau disebut teroris atau apa. Yang penting perbuatannya udah jelas: telah/hendak mencelakai sebanyak mungkin orang tak bersalah dengan tujuan untuk menyebarkan ketakutan secara luas. Boleh disebut monyet, boleh kunyuk, boleh yang lain, terserah. Jangan sampai terjebak pada debat soal definisi, padahal ulah para bajingan ini sudah jelas sangat kejam dan di luar batas-batas kemanusiaan. Tindakan buat mereka juga harus sangat keras dan harus bisa mengakhiri seterusnya kejahatan yang mereka lakukan/rencanakan. manneke -Original Message- Date: Thu Jun 28 10:07:35 PDT 2007 From: RM Danardono HADINOTO [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Re: Terorisme To: mediacare@yahoogroups.com Memang mas, dengan akal sehat anak kecil, manusia Indonesia dapat memahami apa yang dimaksud dengan terror atau terrorisme. kalau mau, bisa juga lihat definisi ilmiah, misale: The calculated use of violence or threat of violence to inculcate fear. Terrorism is intended to coerce or intimidate governments or societies in the pursuit of goals that are generally political, religious, or ideological. Kalau ada bom njebluk ditempat sipil, melukai dan menyayat tubuh warga sipil, dengan sengaja untuk mencapai tujuan kelompok, inilah terror. Tujuannya adalah me-nakut nakuti. Saya harap, mereka yang mati matian memeluk mencium mesra para tersangka teroris suatu ketika mengalami jadi korban pemboman teroris, atau istri dan anaknya. Saya ingin tahu, apa yang dikatakan mereka. Minta tolong polisi? Lho, polisi kan jahat? tanya bung Ba'ashir... Salam Danardono --- In mediacare@yahoogroups.com, Al-Mahmud Abbas [EMAIL PROTECTED] wrote: Tak perlu definisi lae... Apa yang sudah jelas diperbuat merugikan dan menghilangkan nyawa orang lain, merencanakan dan menyebar luaskan faham yang destruktif itu saja sudah cukup untuk dimintai pertanggung jawaban, atas dasar etik moral yang umum berlaku sajalah tidak usah atas dasar agama apapun. Apa menunggu sanak keluarga anda ikut jadi korban baru anda mau teriak menyalahkan Polisis kebobolan gitu ? Nggak usak ngurusi definisi orang lain, tindakan dan jaringannya sudah jelas ada, nggak usah diingkari, lebih baik ikuti langkah bang Nasir Abas yang dengan keinsyafannya berani menanggung resiko diburu oleh mantan organisasinya (karena sudah pasti dianggap berkhianat). Apapun definisinya organisasi yang mendukung tindakan 'penyalah gunaan bahan peledak dan senjata api' (atau apapun istilahnya) adalah organisasi yang tidak tahu diri bahwa hanya sebagai manusia, bukan malaikat pencabut nyawa. Jangan menyelimuti bara api dengan daun kering bung... ! Wassalam. On 6/28/07, M. Irwan Hrp [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear All, Berbicara tentang terorisme, belum ada definisi yang jelas akan hal tersebut, karena seingat saya pada saat pembahasa mengenai definisi terorisme, Amerika Serikat menggunakan hak veto-nya. Mungkin karena Amerika Serikat (dan juga sekutunya) takut dituduh sebagai teroris juga. Berikut adalah proposed definitions of terrorism ( taken from http://www.unodc.org/unodc/terrorism_definitions.html ) Proposed Definitions of Terrorism 1. League of Nations Convention (1937): All criminal acts directed against a State and intended or calculated to create a state of terror in the minds of particular persons or a group of persons or the general public. 2. UN Resolution language (1999): 1. Strongly condemns all acts, methods and practices of terrorism as criminal and unjustifiable, wherever and by whomsoever committed; 2. Reiterates that criminal acts intended or calculated to provoke a state of terror in the general public, a group of persons or particular persons for political purposes are in any circumstance unjustifiable, whatever the considerations of a political, philosophical, ideological, racial, ethnic, religious or other nature that may be invoked to justify them. (GA Res. 51/210 Measures to eliminate international terrorism) 3. Short legal definition proposed by A. P. Schmid to United Nations Crime Branch (1992): Act of Terrorism = Peacetime Equivalent of War Crime 4. Academic Consensus Definition: Terrorism is an anxiety-inspiring method of repeated violent action, employed by (semi-) clandestine individual, group or state actors, for idiosyncratic, criminal or political reasons, whereby - in contrast to assassination - the direct targets of violence are not the main targets. The immediate human victims of violence are generally chosen randomly (targets of opportunity) or selectively (representative or symbolic targets) from a target population, and serve as message generators. Threat- and violence-based communication processes between terrorist (organization
[mediacare] TPM - Re: Abu Dujana pantas ditembak
Lalu kenapa bawa-bawa Muslim segala? Kalau betul siapa pun mereka patut dibela, kenapa copet Muslim, rampok Muslim, koruptor Muslim tidak dibela? Kok khusus tersangka terorisme doang? Apa ada hubungan khusus antara terorisme dan Muslim? Buat saya simpel: TPM ini mencoreng dan menista kemusliman. Inilah pembawa stigma buruk bagi Islam. Kalo Anda kebetulan punya teman anggota TPM ini, tolong sampaikan saran saya: jangan bawa-bawa Muslim segala deh kalo mau jadi spesialis pembela tersangka terorisme. They're a disgrace to Islam! manneke MOD: Postingan yang berkaitan dengan Abu Dujana dan TPM, silakan c/c ke email ke Abu M. Mahendradatta: [EMAIL PROTECTED] Berikut opininya tentang Abubakar Baasyir: Mohon maaf, setahu saya Ustadz Abubakar Baasyir bukan Org (WN) Malaysia. Beliau lahir dan besar di Indonesia,mengabdikan dirinya untuk Indonesia sejak masih di Pondok Pesantren (termasuk lulus dari Pondok Gontor). Beliau dilarikan para santrinya ke Malaysia(setelah ditahan 4 tahun tanpa pengadilan dan mau ditangkap lagi) saat Jend TNI Benny Murdani jadi Pangab dimana saat itu aktivis Islam diberangus dan dipaksakan menerima Asas Tunggal Pancasila (dan melarang Islam sebagai asas ormas orpol). Kembali ke Indonesia saat Suharto jatuh. Diminta diserahkan kepada Pemerintah GW Bush atau harus dipaksa ditangkap dan ditahan oleh Pemerintah Indonesia. Diseret dari RS Muhammadyah dlm keadaan sakit,ditahan dengan bukti Affidavit dari org yang katanya namanya Omar Al Faruq katanya pernah di Guantanamo,terus katanya mati (ngga ada mayatnya). Diadili dengan tuduhan terlibat jaringan teroris Bom Bali I, dengan dakwaan subsider berlapis-lapis (sampai 7 lapis) termasuk diusahakan kehilangan kewarganegaraan untuk dapat diusir dari Indonesia dan 'dimakan' Pemerintah GW Bush. Menangis saat membaca pleidoi dibagian kehilangan kewarganegaraan yang saya ingat saat itu : Saya tidak bersedih saat saya dituduh terlibat dakwaan-dakwaan rekayasa yang lain, tetapi yang menyedihkan saya adalah saya sedang diupayakan kehilangan kewarganegaraan Indonesia, bumi dimana saya dilahirkan,dibesarkan,minum dan makan darinya dan menimba ilmu dari bangsanya Akhirnya dipidana 1 1/2 tahun karena masalah KTP karena saat minta ktp di kelurahan menandatangani blanko kosong yang kemudian diisi seenaknya oleh orang kelurahan. Setelah bebas, dipintu keluar ditangkap dan ditahan lagi, dengan lagi-lagi dakwaan Terorisme dengan dakwaan yang berlapis-lapis lagi,dihukum 4 tahun sampai Kasasi MA karena dianggap terbukti terlibat Bom Bali I. Akhirnya melalui PK, dibebasmurnikan oleh MA, karena terbukti saksi-saksi kunci yang dipergunakan JPU direkayasa. Ngga ada yang mau ngelindungi beliau, malah semua pengen nangkap dan menahan beliau lagi (demi memenuhi order Mr. GW Bush sebagaimana disampaikan Saksi Fred G/Mantan CIA yang menemani utusan khusus Bush menemui Megawati, mau datang ke Indonesia secara sukarela dan bersaksi dimuka sidang karena kasihan melihat nasib Baasyir yang direkayasa terus menerus untuk memenuhi target Mr Bush dan antek2 nya)kalau bisa Oh ya saya sendiri juga orang Indonesia asli, sd s/d sma katholik, pernah lulus UCLA School of Law, Alumni 1995, total pernah 5 tahun di USA dan pernah bekerja antara lain untuk Federal Public Defender DC Office. Terima Kasih.- -Original Message-
[mediacare] Re: Syalalala.. Mana Kiblatmu.. Syalalala.. Ini Kiblatku
Nah, Bung Denny, Anda sekarang lebih ngetop daripada Indonesian Idol. He he he. Saya termasuk salah satu fans lho :)) manneke -Original Message- Date: Wed Jun 06 18:54:17 PDT 2007 From: Chairunisa Mahadewi [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [mediacare] Re: Syalalala.. Mana Kiblatmu.. Syalalala.. Ini Kiblatku To: mediacare@yahoogroups.com Yap, setuju ...tulisan yang sangat menghibur apalagi mengupas sesuatu yang memang umum terjadi. Saya pun pernah mengalami kebingungan soal kiblat ketika seorang Jepang iseng bertanya bagaimana orang-orang yang bermukim di kutub, secara ka'bah berada diposisi bawah atau atas mereka (tergantung kutubnya)...Padahal kalau di pikir-pikir benar sekali analisa Pak Deni, dengan bentuk bumi yang bulat sepertinya ada 360 arah yang bisa menuju ka'bah dan syarat kiblat kan ndak ada penambahan jarak yang terdekat??? debbie sumual [EMAIL PROTECTED] wrote: Yoi, gue juga menikmati banget tulisannya. Menyegarkan dan lucu! Dan yang pasti juga enlightening. Sebenarnya, teman kamu yg nyaranin sajadah digantung kayak jemuran itu juga lucu banget lho! Kalau lagi marah aja dia selucu itu, gimana kalo lagi lucu? Marah kali yeee... manneke [EMAIL PROTECTED] wrote: Wehehe, tulisan hebat. Penulisnya jenius sekaligus kreatif. Memang jadi umat (agama apapun) perlu pinter, jadi nggak kaya mesin pake batere. Bravo, Bung Denny. manneke -Original Message- Date: Tue Jun 05 19:59:20 PDT 2007 From: Denny Subject: [mediacare] Syalalala.. Mana Kiblatmu.. Syalalala.. Ini Kiblatku To: mediacare@yahoogroups.com Pernah pusing gara-gara mau shalat nggak tahu arah kiblat? Sama... Ini hal yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Tapi biasanya nggak terlalu mengganggu pikiran orang islam awami. Kenapa? Karena solusinya sangat gampang. Gimana? Ya nanya dong! Kan ada peribahasanya... Malu bertanya sesat di kiblat. * * * Memang kalau cuma bingung nentuin arah shalat, nggak akan jadi masalah yang terlalu bikin puyeng. Jarang banget ada orang trauma berkepanjangan cuma gara-gara soal sepele ini. Kalau ada pun paling-paling memang orang yang yakin dirinya semacem kompas atau patung asbak yang posenya lagi ngacungin telunjuk ke arah ka'bah. Tapi saya pernah juga nemuin masalah yang agak rame gara-gara soal nentuin kiblat ini. Ceritanya, waktu jaman kuliyah dulu. Setelah berbulan-bulan menyembah-sujud Rektor Pihak Yayasan untuk menyediakan fasilitas tempat shalat yang baik di gedung kampus yang baru ditempati (di gedung kampus lama malah ada masjid di tengah kampus), akhirnya sesembahan itu dipenuhi juga. Kami diberikan satu ruangan yang seukuran 4 x 4 meter di bagian belakang kampus (di bawah gedung olahraga). Masalah muncul ketika seorang teman memberikan data pengukuran yang menentukan arah derajat kiblat dalam ruangan mushala itu. Berdasar pengukuran itu, saf untuk shalat jadi agak mengsong sekitar 30 derajat dari bentuk ruangan. Saat itu dengan ketegasan yang prima, saya menolak menggunakan data pengukuran tersebut, dan memilih agar digampangin aja sehingga saf bisa sesuai dengan bentuk ruangan. Jadi nggak pake acara mengsong kiri, mengsong kanan. Tentunya pertimbangan saya bukan lantaran ketakutan jamaah shalat akan lebih sibuk nyanyi potong bebek angsa ketimbang ngaji bareng. Pertimbangan saya jauh lebih sederhana ketimbang alasan itu. Saya pikir dengan saf yang diatur mengsong bukan hanya mengganggu sirkulasi (karena bentuk ruangan dan posisi pintu), tapi juga -- alasan ini yang saya anggap paling penting-- dengan saf semacam itu akhirnya malah mengurangi jumlah jama'ah yang bisa ditampung. Gampangnya, kalau saf yang disesuaikan dengan bentuk ruangan bisa muat 8 orang per safnya, dengan saf yang mengsong akhirnya jadi cuma 5-6 orang. Karena di ujung saf jadi ada lahan yang nggak mungkin kepake, kecuali ada yang rela shalat sambil njeduk-njedukin kepalanya ke dinding. Tapi apa daya, pertimbangan saya ditolak oleh mayoritas anggota dalam DPM (dewan pengurus mushala). Bahkan ada seorang teman yang menyanggah dengan melontarkan argumen : Kalau lu mentingin jumlah jama'ah, gimana kalo kita shalatnya sambil baris bediri aja. Sajadahnya nggak usah digelar tapi digantung di depan idung tiap orang kayak jemuran. Shalat nggak pake sujud duduk, cukup njentul-njentulin idung aja ke sajadah yang melambai-lambai. Ruangan segini bisa masuk 50 orang. Saking briliannya itu usulan saya jadi nggak sanggup marah. Cuma masalahnya DPM nggak punya alokasi dana buat ngobatin varises, sehingga usulan itu rasanya agak-agak bahaya kalau direalisasikan. Jadi akhirnya pertentangan selesai dengan saya yang merasa waras memilih mengalah saja, dan mengikuti suara terbanyak. *** Tapi bertahun-tahun kemudian, pikiran soal nentuin kiblat
[mediacare] Re: Syalalala.. Mana Kiblatmu.. Syalalala.. Ini Kiblatku
Wehehe, tulisan hebat. Penulisnya jenius sekaligus kreatif. Memang jadi umat (agama apapun) perlu pinter, jadi nggak kaya mesin pake batere. Bravo, Bung Denny. manneke -Original Message- Date: Tue Jun 05 19:59:20 PDT 2007 From: Denny [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Syalalala.. Mana Kiblatmu.. Syalalala.. Ini Kiblatku To: mediacare@yahoogroups.com Pernah pusing gara-gara mau shalat nggak tahu arah kiblat? Sama... Ini hal yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Tapi biasanya nggak terlalu mengganggu pikiran orang islam awami. Kenapa? Karena solusinya sangat gampang. Gimana? Ya nanya dong! Kan ada peribahasanya... Malu bertanya sesat di kiblat. * * * Memang kalau cuma bingung nentuin arah shalat, nggak akan jadi masalah yang terlalu bikin puyeng. Jarang banget ada orang trauma berkepanjangan cuma gara-gara soal sepele ini. Kalau ada pun paling-paling memang orang yang yakin dirinya semacem kompas atau patung asbak yang posenya lagi ngacungin telunjuk ke arah ka'bah. Tapi saya pernah juga nemuin masalah yang agak rame gara-gara soal nentuin kiblat ini. Ceritanya, waktu jaman kuliyah dulu. Setelah berbulan-bulan menyembah-sujud Rektor Pihak Yayasan untuk menyediakan fasilitas tempat shalat yang baik di gedung kampus yang baru ditempati (di gedung kampus lama malah ada masjid di tengah kampus), akhirnya sesembahan itu dipenuhi juga. Kami diberikan satu ruangan yang seukuran 4 x 4 meter di bagian belakang kampus (di bawah gedung olahraga). Masalah muncul ketika seorang teman memberikan data pengukuran yang menentukan arah derajat kiblat dalam ruangan mushala itu. Berdasar pengukuran itu, saf untuk shalat jadi agak mengsong sekitar 30 derajat dari bentuk ruangan. Saat itu dengan ketegasan yang prima, saya menolak menggunakan data pengukuran tersebut, dan memilih agar digampangin aja sehingga saf bisa sesuai dengan bentuk ruangan. Jadi nggak pake acara mengsong kiri, mengsong kanan. Tentunya pertimbangan saya bukan lantaran ketakutan jamaah shalat akan lebih sibuk nyanyi potong bebek angsa ketimbang ngaji bareng. Pertimbangan saya jauh lebih sederhana ketimbang alasan itu. Saya pikir dengan saf yang diatur mengsong bukan hanya mengganggu sirkulasi (karena bentuk ruangan dan posisi pintu), tapi juga -- alasan ini yang saya anggap paling penting-- dengan saf semacam itu akhirnya malah mengurangi jumlah jama'ah yang bisa ditampung. Gampangnya, kalau saf yang disesuaikan dengan bentuk ruangan bisa muat 8 orang per safnya, dengan saf yang mengsong akhirnya jadi cuma 5-6 orang. Karena di ujung saf jadi ada lahan yang nggak mungkin kepake, kecuali ada yang rela shalat sambil njeduk-njedukin kepalanya ke dinding. Tapi apa daya, pertimbangan saya ditolak oleh mayoritas anggota dalam DPM (dewan pengurus mushala). Bahkan ada seorang teman yang menyanggah dengan melontarkan argumen : Kalau lu mentingin jumlah jama'ah, gimana kalo kita shalatnya sambil baris bediri aja. Sajadahnya nggak usah digelar tapi digantung di depan idung tiap orang kayak jemuran. Shalat nggak pake sujud duduk, cukup njentul-njentulin idung aja ke sajadah yang melambai-lambai. Ruangan segini bisa masuk 50 orang. Saking briliannya itu usulan saya jadi nggak sanggup marah. Cuma masalahnya DPM nggak punya alokasi dana buat ngobatin varises, sehingga usulan itu rasanya agak-agak bahaya kalau direalisasikan. Jadi akhirnya pertentangan selesai dengan saya yang merasa waras memilih mengalah saja, dan mengikuti suara terbanyak. *** Tapi bertahun-tahun kemudian, pikiran soal nentuin kiblat ini masih sering juga iseng sliweran di kepala saya. Terutama kalau saya masuk shalat di mushala-mushala kecil seperti di mall atau di perkantoran, dan menemukan pengaturan saf dan kiblat yang sejenis (mengsong gak ngikut bentuk ruangan) dengan yang terjadi di mushala kampus dulu. Pertanyaan yang muncul di benak saya selalu diawali dengan pertanyaan macem bocah : Sebenernya apa sih nilai kepentingan yang dikejar dalam nentuin kiblat ke suatu arah? Di sini, Islam awami saya lebih memilih nilai kepentingan yang logis dan sederhana. Saya duga, nentuin kiblat dalam satu ruangan (mushala/masjid) tujuannya tidak terlepas dari konteks keberjamaahan dalam shalat. Dalam bahasa yang gampang, dengan satu kiblat maka kita bisa njengking secara kompak. Nggak ada acara tungging-menungging, atau jeduk-jedukan kepala. Ribet banget kalau di satu gelaran shalat bareng, ada yang ke utara, selatan, barat, timur, timur laut, barat laut, tenggara, barat daya dan seterusnya. *ini mau shalat apa mau berlayar sih?* Kebersamaan ini yang sampai saat menulis ini tetap saya duga jadi esensi yang kudu diutamakan. Dan konsekuensi logisnya, kalau bisa bareng-bareng 20 orang akan jauh lebih baik daripada hanya dua belas setengah orang. *lho, yang setengah itu orang apa ... ...* *** Di sisi lain, saya juga punya pikiran iseng, bahwa
[mediacare] Re: 7,000 RI students win scholarship to U.S.--bapakeghozan
Apa boleh ya, kasih stempel reject di paspor? Mohon info buat yang ngerti. Makasih buat Bapakeghozan untuk update-nya. Mungkin rekan amartien punya penjelasan logis buat kasus ini. Kita tunggu saja. manneke -Original Message- Date: Thu May 24 01:12:31 PDT 2007 From: ghozangmail [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [mediacare] Re: 7,000 RI students win scholarship to U.S.--Pak Manneke update To: mediacare@yahoogroups.com just info... barusan hari ini teman saya di panggil via email dari dubes us utk mengambil formulir seharga Rp900.000 setelah menunggu penantian cukup lama. bahwa tidak setiap hari formulir ini dapat diambil..hanya pada hari2 tertentu saja cerita temen sebelah meja saya...pagi sampai sana jam 06:45wib antrian sudah seperti ular jam 13:00wib baru di panggil untuk tahap 1..setelah ditanya sana-sini suruh pulang tunggu kira2 2minggu lagi utk next proses...ajaib..konfirmasi via email / phone kebetulan sempat ngobrol dgn orang lain.ternyata banyak sekali yg di reject dan next prosesmeskipun cuma 3 atau 4 hari saja kesana.alhasil kl sudah di reject harus ngambil formulir dan bayar lagi Rp900.000......luar biasa arogannya..dan stempel reject inipun bukan cuma di formulir tapi menempel di passport. kok arogan bener yah salam prihatin, bapakeghozan - Original Message - From: manneke [EMAIL PROTECTED] To: mediacare@yahoogroups.com; mediacare@yahoogroups.com Sent: Friday, May 18, 2007 6:09 AM Subject: [mediacare] Re: 7,000 RI students win scholarship to U.S.--Bapakeghozan Bukan Pak Ghozan, bukan terutama karena buruh pabrik, melainkan karena mereka WNI. kan di mata pemerintah AS semua WNI, above all, harus dicurigai dulu sebagai teroris potensial? Apalagi kalo namanya Ghozan, Radityo, Farid, Surur, Nurul Huda, wah jangan harap deh. Kalo namanya Manneke atau Martin sih, masih fifty-fifty. Hi hi hi... manneke
[mediacare] Re: Dari mana istilah-istilah berikut ini berawal-mula?
Saya ralat dikit ya. Yang paling bawah itu, yakni FUCK, bukan Fortification Under Consent of the King. Yang bener adalah FORNICATION (perzinahan) Under Consent of the King. manneke -Original Message- Date: Thu May 24 10:41:40 PDT 2007 From: living on deadline [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Dari mana istilah-istilah berikut ini berawal-mula? Dari mana istilah-istilah berikut ini berawal-mula? Silahkan baca informasi berikut ini yg sy fwd-kan dari sebuah milist alumni. Good Night, Sleep tight Jaman dulu di Inggris, matras untuk tidur biasanya diikat ujung-ujungnya dengan tali yang dikaitkan kerangka tempat tidur. Ketika seseorang hendak berangkat tidur, maka tali-tali tersebut ditarik sehingga matras menjadi lebih kencang, lebih firm untuk tidur. Maka dari sinilah lahir ekspresi Good Night, Sleep Tight Honeymoon Dimasa Babylon 4000 tahun lalu, selama sebulan setelah acara pernikahan,ayah dari mempelai putri biasanya akan menyediakan sejenis minuman yang terbuat dari madu lebah. Dan karena mereka menggunakan kalender lunar sebagai sistem penanggalan, maka tenggang masa selama sebulan itu mereka sebut sebagai Honeymoon You're fired Orang-orang Scotland pada millenium pertama mempunyai kesepakatan untuk mengusir orang tak berkenan dari kampung mereka, dengan jalan membakar rumah orang Tersebut tanpa memberikan peringatan sebelumnya. Dari sinilah istilah Get fired untuk orang yang dikeluarkan secara paksa dari organisasi. FUCK Nah yang ini paling seru., di zaman baheula di Inggris sono seseorang tidak bisa berhubungan badan tanpa memiliki izin tertulis dari raja (kecuali kalau memang dia anggota keluarga kerajaan). Jadi jika seseorang ingin memiliki bayi, mereka akan pergi ke raja untuk meminta izin tertulis. Sang raja kemudian memberikan semacam kartu pass yang harus digantung didaun pintu kamar ketika mereka berhubungan badan. Kartu ini bertulisan FUCK (Fortification under Consent of the King) - How much free photo storage do you get? Store your holiday snaps for FREE with Yahoo! Photos. Get Yahoo! Photos
[mediacare] Re: 7,000 RI students win scholarship to U.S.--I Made Cok Wirawan
Sebetulnya info dari Made Cok Wirawan ini malah kian mengukuhkan bahwa apa yang saya katakan benar: makanya saya bilang, kalo namanya Manneke, atau Martin, atau seperti adik Anda (yang namanya khas Bali), maka masih ada kans dapet visa. Jadi, yang sebetulnya tak terkatakan tapi dipraktikkan sebagai kebijakan diam-diam adalah WNI yang Islam seminimal mungkin dapetnya. Saya juga amati, kalo perempuan (apalagi bukan Islam), malah lebih mudah lagi. Tapi, waktu datang ngurus visa ke kedubes, perlakuannya seragam semua: tak dihargai sebagai manusia. manneke -Original Message- Date: Thu May 17 19:58:42 PDT 2007 From: imcw [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [mediacare] Re: 7,000 RI students win scholarship to U.S.--Bapakeghozan To: mediacare@yahoogroups.com salam manneke, tidak semua wni koq...adik saya mau berangkat kerja ke amerika harus membuat surat pernyataan bahwa memang benar orang bali dan beragama hindu untuk bisa dengan mudah masuk amerika...jadi masih ada harapan bagi wni untuk ke amrik dengan mudah... -- i made cock wirawan http://dekock.wordpress.com manneke quotes, m Bukan Pak Ghozan, bukan terutama karena buruh pabrik, melainkan m karena mereka WNI. kan di mata pemerintah AS semua WNI, m above all, harus dicurigai dulu sebagai teroris potensial? m Apalagi kalo namanya Ghozan, Radityo, Farid, Surur, Nurul Huda, m wah jangan harap deh. Kalo namanya Manneke atau Martin sih, masih fifty-fifty. Hi hi hi... -- Send instant messages to your online friends http://au.messenger.yahoo.com
[mediacare] Sensei tampang teroris - Re: 7,000 RI students win scholarship to U.S.--Sensei Deddy
Bukan karena Deddy Mansyur-nya, melainkan pasti karena ada Senseinya. Makanya, mereka keder ama Sensei :)) Nggak deh, cuma becanda. Seriusnya gini, coba andaikata Sensei baru pindah ke AS pasca 911 (bukan 30 tahun yang lalu), berani taruhan baru ngelewatin gerbang kedubes aja udah langsung ditembak. Soalnya rada ada tampang teroris dikit. Kumisnya itu lho, nggak kuat manneke -Original Message- Date: Thu May 17 21:31:31 PDT 2007 From: Deddy Mansyur [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [mediacare] Re: 7,000 RI students win scholarship to U.S.--Bapakeghozan To: mediacare@yahoogroups.com Dear Prof. Manneke Yang Budiman, Kalau nama SENSEI DEDDY MANSYUR, AM Sekarang punya murid karate polisi di Houston Police Department, sheriff di Harris County Sheriff Department. Dulu pernah ada murid karate bertugas di FBI. Pokoknya, penampilan harus mantep. Kalo tampang sudah tampang preman, teroris, low class dll., plus itu bhs. inggrisnya masih berlepotan, wah, lulus TOEFL dulu deh. Jangan harap VISA USA akan dikeluarkan sama amrik. Paling-paling bisa dapet VISA BCA Credit Card. Uda Radityo pernah menetap di Chicago sebagai salah satu anggota the Blues Brothers, right Uda? Oss! sensei deddy mansyur university of houston www.uh.edu/shotokan www.houstonshotokan.com
[mediacare] Benteng HAM - Re: 7,000 RI students win scholarship to U.S.
Woo...tampaknya sejak semula Anda ini sudah salah tangkap dan salah konteks. Saya ngomong soal kedubes AS sebagai isntitusi negara AS lho, Bung, bukan ngomong soal masyarakat AS. Dan Anda bilang SEORANG pejabat konsuler? Ini bukan oknum Bung, dan bukan cuma di Indonesia doang kejadiannya. Ini sudah bersifat sistemik. Bahwa pejabat Indonesia juga doyan mempersulit, ini bukan rahasia juga. Memang diakui kok, semua orang juga bisa konfirmasi. Tapi, seenggaknya, kita nggak pernah mimpi Indonesia akan jadi pendekar HAM kelas global. Sementara, AS di mana-mana kan gembor-gembor sebagai benteng HAM nomor wahid di seluruh dunia. Liat aja, gak pernah bosen tiap tahun mengeluarkan daftar negara pelanggar ini dan itu, lupa bahwa dirinya sendiri kurang haormat sama HAM. Orang Eropa banyak kerja dan tinggal di AS? Yep, tentu saja. Mereka gak punya kesulitan dapet visa ke AS. Sama-sama dominan kulit putihnya sih. Tapi, banyak juga lho orang AS yang lebih kerasan tinggal dan kerja di negeri orang. Sami mawon. Ke manapun Anda pergi, pasti bisa ketemu orang AS. Eksodus ini terutama terjadi sejak Bush jadi presiden AS. manneke -Original Message- Date: Wed May 16 21:29:25 PDT 2007 From: amartien [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [mediacare] Re: 7,000 RI students win scholarship to U.S. To: mediacare@yahoogroups.com Manusiawi tidaknya seorang pejabat konsular, bukanlah menjadikan ukuran bahwa suatu negara arogan. Tingkah laku pejabat Indonesia terhadap penduduk Indonesia yang bukannya membantu dalam urusan dokumen umpamanya, tetapi mempersulit, dengan pengharapan bahwa akan ada pelicinnya --- apakah itu manusiawi atau tidak? Mengenai pengalaman kawan anda, memang dari dulu orang Eropa dengan medianya tidak senang ke Amrik. Tetapi fakta adalah banyak orang dari Eropa Barat yang tetap saja masih ingin tinggal dan bekerja disini. Kawan2 saya yang dari Eropa, sesudah mendapat visa kerja di Amrik, memilih utk. tinggal di Amrik. Macam2 cara yang dilakukan (legal) demi mendapatkan green card. Dan mereka itu bukan buruh, melainkan lulusan universitas dengan pekerjaan yang baik. manneke [EMAIL PROTECTED]
[mediacare] Re: 7,000 RI students win scholarship to U.S.
Saya pengen liat berapa persen dari 7000 orang ini yang akan dikasih visa ama Kedubes AS yang arogan itu. Pengalaman dengan AS biasanya sudah buruk duluan waktu orang apply visa. manneke -Original Message- Date: Wed May 16 00:52:48 PDT 2007 From: Sunny [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] 7,000 RI students win scholarship to U.S. To: Undisclosed-Recipient:;@mr1.mail-relay.ubc.ca http://www.thejakartapost.com/detailgeneral.asp?fileid=20070516134507irec=1 7,000 RI students win scholarship to U.S. JAKARTA (Antara): As many as 7,000 Indonesian vocational school students who successfully passed English test will go to Unites States to learn more about cooperatives, an official said. We have given international-standard vocational school students across the country a chance of taking part in English test and found that 7,000 of them passed the test, National Education Ministry's director for vocational education Joko Sutrisno said Wednesday. The scholarship was mainly allocated to vocational school students who studied information and technology as well as hotel service and came from provinces that were frequently visited by investors and foreign tourists like Jakarta, Denpasar, Medan, Makassar, Yogyakarta and Surabaya among other cities. We promoted potentials of the 7,000 students to some concerned instances. The Cooperatives and Small Medium Enterprises Ministry has responded to the offer by providing them with the scholarship to the U.S., Joko said.(*
[mediacare] Re: WTF Resmi Berlakukan Larangan Jilbab
WTF berbasis di Kukiwon, Korea Selatan, sementara ITF berbasis di Korea Utara. Sebetulnya, rada aneh jika WTF melarang atletnya bertanding pake jilbab, karena pada dasarnya aturan tanding WTF sudah mengharuskan atlet memakai tutup pelindung kepala. malahan ITF yang tak pake pelindung kepala sama sekali. Atua mungkin mereka takut atlet tercekik, ya? Yang penting barangkali bukan soal boleh atau tidaknya, melainkan rasional di balik aturannya. manneke -Original Message- Date: Wed May 16 01:51:32 PDT 2007 From: Wido Q Supraha [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] WTF Resmi Berlakukan Larangan Jilbab To: mediacare@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] www.dunia-jilbab.blogspot.com WTF Resmi Berlakukan Larangan Jilbab Rabu, 16 Mei 07 11:06 WIB Federasi Taekwondo Dunia (WTF) menambah daftar panjang organisasi olah raga yang melarang atlet perempuan berjilbab ikut dalam kompetisi. WTF yang bermarkas besar di Seoul menyatakan bahwa mereka tidak mengenal basis agama dan tidak akan mengakomodasi simbol-simbol keagamaan, termasuk jilbab. Hal tersebut ditegaskan dalam surat resmi yang dikirim WTF pada Canadian Taekwondo Federation, yang meminta masukkan dari WTF tentang jilbab. Hal ini terkait dengan kasus lima atlet taekwondo di Montreal yang tidak diizinkan ikut dalam turnamen antar provinsi di Longueuil, karena mereka mengenakan jilbab. Federasi Taekwondo di Quebec menyatakan mereka akan tetap melarang atlet taekwondo mengenakan jilbab saat kompetisi, sesuai aturan yang berlaku. WTF dalam surat resminya menegaskan, larangan mengenakan jilbab bagi atlet taekwondo akan mulai diberlakukan saat kejuaraan internasional taekwondo, yang akan digelar di Beizing, China tahun ini. WTF mengklaim, Komite Olimpiade Internasional juga memiliki posisi yang sama terkait tatacara busana Muslimah. Sikap WTF, berbeda dengan sikap Federasi Taekwondo Internasional (ITF)-organisasi taekwondo terbesar kedua di dunia. Pekan lalu ITF menyatakan mengizinkan atlet taekwondo perempuan berjilbab ikut kompetisi, termasuk kompetisi tingkat dunia yang akan digelar di Quebec bulan ini. ITF dalam peraturan organisasinya tidak mencantumkan larangan berjilbab. Organisasi ini menyatakan akan tetap memberlakukan kebijakan itu, sampai jajaran pengurusnya melakukan pembahasan atas masalah ini. Federasi Taekwondo Quebec ternyata lebih menerima aturan yang berlaku di WTF dan menolak untuk mematuhi aturan ITF, dengan alasan mayoritas klub taekwondo di Quebec berada di bawah WTF. Di Quebec, Kanada, WTF memiliki sekitar 8. 000 anggota, sedangkan ITF hanya 3. 000 anggota. Kasus larangan berjilbab bagi para atlet, merupakan kasus kedua yang terjadi di Kanada. Belum lama ini, Kanada juga diguncang pro dan kontra kasus larangan berjilbab pemain sepakbola. (ln/iol) Source : http://www.eramuslim.com/berita/int/7516110327-wtf-resmi-berlakukan-larangan -jilbab.htm
[mediacare] Re: 7,000 RI students win scholarship to U.S.
Debbie, saya khawatir anak-anak ini nantinya nasibnya bakal kaya para TKI itu, yang dikasih janji-janji surga, tapi kemudian terlantar dan terkatung-katung. Maka, Anda benar. Harus diklarifikasi apakah ada perjanjian resmi dengan lembaga-lembaga pendidikan vokasional di AS untuk menampung ribuan orang ini. manneke -Original Message- Date: Wed May 16 09:13:12 PDT 2007 From: debbie sumual [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [mediacare] Re: 7,000 RI students win scholarship to U.S. To: mediacare@yahoogroups.com HAH??? Hanya karena passed English test? Not even TOEFL (abis gak dibilang jenis tesnya apa)?? Gak ada perjanjian kerjasama dengan sekolah2 atau pemerintah AS? Atau beritanya yg gak jelas? manneke [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya pengen liat berapa persen dari 7000 orang ini yang akan dikasih visa ama Kedubes AS yang arogan itu. Pengalaman dengan AS biasanya sudah buruk duluan waktu orang apply visa. manneke -Original Message- Date: Wed May 16 00:52:48 PDT 2007 From: Sunny [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] 7,000 RI students win scholarship to U.S. To: Undisclosed-Recipient:;@mr1.mail-relay.ubc.ca http://www.thejakartapost.com/detailgeneral.asp?fileid=20070516134507irec=1 7,000 RI students win scholarship to U.S. JAKARTA (Antara): As many as 7,000 Indonesian vocational school students who successfully passed English test will go to Unites States to learn more about cooperatives, an official said. We have given international-standard vocational school students across the country a chance of taking part in English test and found that 7,000 of them passed the test, National Education Ministry's director for vocational education Joko Sutrisno said Wednesday. The scholarship was mainly allocated to vocational school students who studied information and technology as well as hotel service and came from provinces that were frequently visited by investors and foreign tourists like Jakarta, Denpasar, Medan, Makassar, Yogyakarta and Surabaya among other cities. We promoted potentials of the 7,000 students to some concerned instances. The Cooperatives and Small Medium Enterprises Ministry has responded to the offer by providing them with the scholarship to the U.S., Joko said.(*
[mediacare] Re: 7,000 RI students win scholarship to U.S.
Tentu saja itu bukan soal hak. Tentu saja kedubes AS punya kuasa 100% menentukan siapa yang dikasih visa atau enggak. Tapi, perlakuan terhadap para pemohon visa itu lho. Udah pernah ngalamin belon? Mbok yang manusiawi dikit. Negara-negara lain juga menerapkan precaution yang sama, tapi nggak ada deh setahu saya yang begitu overacting-nya kaya AS. Maka, tak heran jika tingkat kesebalan orang di pelbagai penjuru dunia terhadap AS kini sangat tinggi. Bahkan juga orang-orang di Eropa. Saya punya teman orang AS, yang waktu berwisata ke Eropa sengaja menempelkan bordiran bendera Kanada di ranselnya karena dia takut diketahui orang sebagai warga AS. Ironis, pikir saya, dia warga negara adikuasa tapi jadi ketakutan pergi ke mana-mana justru akibat kekuasaan negaranya yang terlalu besar. manneke -Original Message- Date: Wed May 16 10:12:40 PDT 2007 From: amartien [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [mediacare] Re: 7,000 RI students win scholarship to U.S. To: mediacare@yahoogroups.com Hmm ... arogan? Pemberian visa, visa macam apapun juga, kesuatu negara, bukankah karena it's a 'right' (hak), melainkan itu adalah suatu 'privilege' (hak istimewa). AS harus ber-hati2 didalam memberikan visanya, karena teroris ingin merusakkan AS. Suatu negara itu bagaikan rumah. Apakah anda akan membiarkan siapa saja untuk masuk rumah anda? Jika didalam ke-hati2-an memberikan visa, ada seseorang yang tidak diberikan visa padahal orang itu bukan teroris, kalau meminta visa turis, maksudnya murni hanya utk. jalan2 dan bukan untuk kemudian menghilang menjadi imigran gelap,maka sikap pem. AS adalah . it's best to err on the side of caution. manneke [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya pengen liat berapa persen dari 7000 orang ini yang akan dikasih visa ama Kedubes AS yang arogan itu. Pengalaman dengan AS biasanya sudah buruk duluan waktu orang apply visa. manneke -Original Message- Date: Wed May 16 00:52:48 PDT 2007 From: Sunny [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] 7,000 RI students win scholarship to U.S. To: Undisclosed-Recipient:;@mr1.mail-relay.ubc.ca http://www.thejakartapost.com/detailgeneral.asp?fileid=20070516134507irec=1 7,000 RI students win scholarship to U.S. JAKARTA (Antara): As many as 7,000 Indonesian vocational school students who successfully passed English test will go to Unites States to learn more about cooperatives, an official said. We have given international-standard vocational school students across the country a chance of taking part in English test and found that 7,000 of them passed the test, National Education Ministry's director for vocational education Joko Sutrisno said Wednesday. The scholarship was mainly allocated to vocational school students who studied information and technology as well as hotel service and came from provinces that were frequently visited by investors and foreign tourists like Jakarta, Denpasar, Medan, Makassar, Yogyakarta and Surabaya among other cities. We promoted potentials of the 7,000 students to some concerned instances. The Cooperatives and Small Medium Enterprises Ministry has responded to the offer by providing them with the scholarship to the U.S., Joko said.(*
[mediacare] Re: Perempuan muslimah berjilbab dalam militer
Perempuan berjilbab harusnya bisa diterima dalam militer. Tapi, dia harus masuk ke unit tempur khusus: SNIPER. Tinggal jilbabnya dibuat bermotif kamuflase dari kepala sampai ke kaki, dan dikasih rumput-rumputan serta daun-daunan. Beres dah. Kan sniper juga pakai jubah penutup berkamuflase dari kepala sampai kaki? Tapi, konon, sniper kalo pipis nggak boleh cari toilet, dan langsung dikeluarin begitu aja di celana sambil tiarap menanti mangsa. Bisa nggak (atau, tepatnya, boleh nggak) perempuan berjilbab melakukan hal itu? manneke -Original Message- Date: Sat May 12 05:25:19 PDT 2007 From: Fyi [EMAIL PROTECTED] Subject: Saya ini laki-laki, tak mungkin berjilbab! - Re: [mediacare] Perempuan muslimah berjilbab dilarang bergabung dengan militer To: mediacare@yahoogroups.com MOD: Mas Firman sendiri sudah pernah mencoba latihan perang sambil berjilbab? Ha ha ha mas moderator ini aya-aya wae, nggak mungkin lah mas, wong saya ini laki2. Untuk ini saya akui, saya nggak bisa mempraktekkannya. Istri saya sendiri menggunakan kerudung, dan Alhamdulillah di Indonesia ini, aktifitasnya tidak pernah terhambat termasuk kalau mau berenang dan main perang-perangan (paint ball) yang saat ini sedang populer, namun kalau menoleh ke belakang jaman saya SMA tahun 79 nan , untuk kegiatan olah raga saja perempuan berjilbab masih dilarang, saat itu masih belum terbayang bagaimana membuat baju khusus untuk kaum berjilbab berenang. Jadi ambil nilai positifnya lah, setidak-tidaknya mungkin ini bisa jadi peluang usaha baru, siapa tahu mas mod bisa buka counter toko baju perang khusus untuk perempuan berjilbab, siapa tahu ? Wassalam Firman MOD: Hahahahahahaa, terima kasih untuk pengakuannya yang tulus. Menengok masa lalu, katakan tahun 79, rasanya tak pernah ada larangan berjilbab di Indonesia. Zaman dulu yang lagi model kan kerudung, umumnya pakai kebaya. Mirip Ibu Fatmawati itu lho. Saya pikir ini Islami juga lho. Web: http://groups.yahoo.com/group/mediacare/ Klik: http://mediacare.blogspot.com atau www.mediacare.biz Untuk berlangganan MEDIACARE, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links
[mediacare] Re: Koran Malaysia: Lagu Indonesia lagu sampah!
Yang lebih parah lagi adalah mereka yang masih mau mengonsumsi musik sampah itu. Jadi, yang sakit bukan cuma pencipta musiknya di Indonesia, tapi penikmat musiknya di negeri jiran sana lebih sakit lagi. Lha kalo mereka disuruh beli sampah aja seneng, maka penjualnya tak salah-salah amatlah. Ini kan semata-mata hukum permintaan dan penawaran. manneke On 5/1/07, Gandrasta bangko [EMAIL PROTECTED] wrote: hahahahha kasian banget. Kok ya ndak inget batik, rendang, angklung, dan kebaya y.. kalau sampah itu dalam bahasa negara OKB (baca: malaysia), kasar ndak sih? salam anget, gandrastabangko http://mdgandrastab.multiply.com/ -- Ahhh...imagining that irresistible new car smell? Check out new cars at Yahoo! Autos.http://us.rd.yahoo.com/evt=48245/*http://autos.yahoo.com/new_cars.html;_ylc=X3oDMTE1YW1jcXJ2BF9TAzk3MTA3MDc2BHNlYwNtYWlsdGFncwRzbGsDbmV3LWNhcnM-
[mediacare] Re: Saya tidak marah kalau ajaran agama saya dihina
Karena manusia suka merasa lebih ngerti tentang Tuhan daripada Tuhan sendiri. Merasa lebih sebagai pemilik agama daripada Tuhan yang mengadakan agama-agama. Merasa kurang pede sama Tuhannya sehingga ke mana-mana sibuk membela Tuhan (secara tak langsung, merasa dia lebih jagoan daripada Tuhannya). Semuanya cuma perasaan, tapi jadinya ke-geer-an. manneke -Original Message- Date: Thu Apr 26 13:59:12 PDT 2007 From: Adiati [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [mediacare] Saya tidak marah kalau ajaran agama saya dihina To: mediacare@yahoogroups.com kenapa ya..kadang atau mungkin bahkan sering,manusia suka membuat suatu statement atau pandangan yang bertolak belakang dengan ajaran2 agama (apapun agamanya) Bahkan melebih lebihkan dan mengada adakan hal yang sebetulnya TIDAK Di ajarkan oleh agama masing2 loekyh [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya ini ndak pernah marah kalau ajaran agama saya dihina, paling2 berpikir yang menghina itu nggak tau aja. Sebab sangat mungkin dan wajar kok orang yang nggak tau ajaran agama saya akan menjelek2-an keyakinan saya, walaupun mungkin cara menghina dan men-jelek2-kannya cuma lewat dalam hati. Kalau ada orang yang menghina keyakinan saya secara terang2-an (tidak disimpan dalam hati) lewat milis ini, wah saya malah seneng. Sebab isi tanggapan penjelasan saya malah bisa dijadikan kesempatan langka buat 'dakwah' ajaran saya di milis publik, he, he, he. Ttp kalau ada yg mau marah karena keyakinannya dihina, silakan aja marah2 :-). Cuma caranya yg bener: penghinaan dibalas penghinaaan dong. Masak penghinaan dibalas pakai pisau dapur atau pake cllurit rumput, 'kali ingin cabut nyawa orang lain dg mengatas-namakan Tuhan. Gitu aja kok repot2. Salam --- In mediacare@yahoogroups.com, Roslina Podico [EMAIL PROTECTED] wrote: Dasar orang Indonesia yg sdh dimetrai dgn Pancasila dan sila I. Yang ngaku bukan siapa-siapa ini, ternyata penganut satu agama, tapi si Mus itu ngakunyaNGAK beragama gitu lho. lalu anda yg merasa agamanya dihina mau hina agama mana nih!!! Masih banyak orang dewasa tapi tdk realistis nampaknya. Orang tak percaya itu ada dimana-mana, bukan hanya di Amerika dan Eropa, di Indonesia dan di Mekahpun ada. Hanya di Indonesia selain munafik, orang diharuskan mencantumkan agamanya di KTP di negara demokrasi ngak demikian. Di Indonesia orang yg ngaku beragama itu belum tentu menjalankan ibadahnya, tapi juga ngak mau mencari kebutuhan rohaninya apalagi di agama lain. Orang seperti ini bisa fanatik juga. Asal mendengar agama yg diwarisinya itu dicela dia langsung merasa terhina, padahal dia sendiri ngak pernah tahu isi ajaran itu sebab dia ngak pernah merasa tertarik hal-hal rohani. Dia jadi fanatik hanya karena agama itu sdh menjadi identitasnya dan identitas keluarganya turun temurun. - Ahhh...imagining that irresistible new car smell? Check outnew cars at Yahoo! Autos.
[mediacare] Re: Emangnya Kenapa? - Re: Dubes Israel di Indonesia ??
Nggak selalu lho. Kadang-kadang bisa juga sebaliknya: suka mengecil-ngecilkan kenyataan. Contohnya, tragedi Lumpur Lapindo, tragedi penyakit menular bernama KKN, dan tragedi-tragedi nasional lain, yang dengan gampang sering kali dianggap tak ada atau tak penting. manneke -Original Message- Date: Thu Apr 26 13:56:56 PDT 2007 From: Adiati [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [mediacare] Re: Emangnya Kenapa? - Re: Dubes Israel di Indonesia ?? To: mediacare@yahoogroups.com sebetulnya kebiasaan jelek dari beberapa (TIDAK SEMUA Yaaa) fihak di bangsa kita adalah suka memperbesar keadaan lebih dari kenyataan ! terlalu over reacted kadang kesannya ! bangmirza [EMAIL PROTECTED] wrote: kita udah kebiasaan jadi orang naif bin munafik bin hipokrit sih. kebiasaan neriakin orang standart ganda, wong kita sendiri juga gitu, kalo ngomong mbok ya di pikir, jangan asal nyeletuk aja maunya kok nyusahin diri sendiri aja... wong cuma nerima delegasi israel aja kok kita repot buat nolak, berapa sih jumlah delegasinya? ngasih makan segitu orang aja kok rasanya repot bgt. kalo ngga mampu, sinih, suruh makan di rumah saya aja - Ahhh...imagining that irresistible new car smell? Check outnew cars at Yahoo! Autos.
[mediacare] Re: Saya tidak marah kalau ajaran agama saya dihina
Orang secara sengaja menghina agama orang lain jelas cari musuh, seperti kata Anda. Tinggal tergantung kita mau ngeladenin orang tak waras dan ikutan gila atau enggak. Kalo Tuhan sendiri, saya haqul yakin, bergeming dengan urusan-urusan sepele gini. Ibaratnya seperti ketemu orang mabok di jalan. Baiknya dicuekin aja. Kalo dilayani, saya jadi bertanya-tanya yang lebih mabok sebetulnya siapa. Pengecut? Ada bedanya antara pengecut dan waras. Mau belagak berani tapi kaya kebo kecucuk hidung, ini namanya bukan jagoan tapi konyol. Silakan pilih mau yang mana :)) manneke -Original Message- Date: Fri Apr 27 01:01:20 PDT 2007 From: kamsari sari [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [mediacare] Re: Saya tidak marah kalau ajaran agama saya dihina To: mediacare@yahoogroups.com Agama dihina, jelas marah dong. Yang menghina agama orang itukan namanya cari musuh. Jadi bukan yang membela agama yang harus dihujat, tapi orang yang suka menghina agama orang lain yang harus di'lurus'kan. Tolong balik logika berpikir Anda. Bagi saya, orang yang berdiam diri saat agamanya dihina, itu masuk kategori pengecut. Jelas. tks kamsari manneke [EMAIL PROTECTED] wrote: Karena manusia suka merasa lebih ngerti tentang Tuhan daripada Tuhan sendiri. Merasa lebih sebagai pemilik agama daripada Tuhan yang mengadakan agama-agama. Merasa kurang pede sama Tuhannya sehingga ke mana-mana sibuk membela Tuhan (secara tak langsung, merasa dia lebih jagoan daripada Tuhannya). Semuanya cuma perasaan, tapi jadinya ke-geer-an. manneke -Original Message- Date: Thu Apr 26 13:59:12 PDT 2007 From: Adiati [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [mediacare] Saya tidak marah kalau ajaran agama saya dihina To: mediacare@yahoogroups.com kenapa ya..kadang atau mungkin bahkan sering,manusia suka membuat suatu statement atau pandangan yang bertolak belakang dengan ajaran2 agama (apapun agamanya) Bahkan melebih lebihkan dan mengada adakan hal yang sebetulnya TIDAK Di ajarkan oleh agama masing2 loekyh [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya ini ndak pernah marah kalau ajaran agama saya dihina, paling2 berpikir yang menghina itu nggak tau aja. Sebab sangat mungkin dan wajar kok orang yang nggak tau ajaran agama saya akan menjelek2-an keyakinan saya, walaupun mungkin cara menghina dan men-jelek2-kannya cuma lewat dalam hati. Kalau ada orang yang menghina keyakinan saya secara terang2-an (tidak disimpan dalam hati) lewat milis ini, wah saya malah seneng. Sebab isi tanggapan penjelasan saya malah bisa dijadikan kesempatan langka buat 'dakwah' ajaran saya di milis publik, he, he, he. Ttp kalau ada yg mau marah karena keyakinannya dihina, silakan aja marah2 :-). Cuma caranya yg bener: penghinaan dibalas penghinaaan dong. Masak penghinaan dibalas pakai pisau dapur atau pake cllurit rumput, 'kali ingin cabut nyawa orang lain dg mengatas-namakan Tuhan. Gitu aja kok repot2. Salam --- In mediacare@yahoogroups.com, Roslina Podico [EMAIL PROTECTED] wrote: Dasar orang Indonesia yg sdh dimetrai dgn Pancasila dan sila I. Yang ngaku bukan siapa-siapa ini, ternyata penganut satu agama, tapi si Mus itu ngakunyaNGAK beragama gitu lho. lalu anda yg merasa agamanya dihina mau hina agama mana nih!!! Masih banyak orang dewasa tapi tdk realistis nampaknya. Orang tak percaya itu ada dimana-mana, bukan hanya di Amerika dan Eropa, di Indonesia dan di Mekahpun ada. Hanya di Indonesia selain munafik, orang diharuskan mencantumkan agamanya di KTP di negara demokrasi ngak demikian. Di Indonesia orang yg ngaku beragama itu belum tentu menjalankan ibadahnya, tapi juga ngak mau mencari kebutuhan rohaninya apalagi di agama lain. Orang seperti ini bisa fanatik juga. Asal mendengar agama yg diwarisinya itu dicela dia langsung merasa terhina, padahal dia sendiri ngak pernah tahu isi ajaran itu sebab dia ngak pernah merasa tertarik hal-hal rohani. Dia jadi fanatik hanya karena agama itu sdh menjadi identitasnya dan identitas keluarganya turun temurun. - Ahhh...imagining that irresistible new car smell? Check outnew cars at Yahoo! Autos. - Ahhh...imagining that irresistible new car smell? Check outnew cars at Yahoo! Autos.
[mediacare] Re: Buku: Soeharto Dikhianati Konglomerat Cina
Lagi-lagi non-pribumi dikambinghitamkan untuk kebrobrokan dan salah urus rezim Orde baru. Alangkah hebat dan berkuasanya ya segelintir konglomerat non-pri itu, sampai bisa menyebabkan keruntuhan sebuah rezim yang sudah berkuasa 30 tahun lebih? Jadi, Reformasi harus berterima kasih dong pada para konglomerat-kroni itu? manneke -Original Message- Date: Fri Apr 27 11:40:54 PDT 2007 From: BDG KUSUMO [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Re: [HKSIS] Fw: Buku: Soeharto Dikhianati Konglomerat Cina To: [EMAIL PROTECTED] Seru juga Retno sudah tentu cukup rajin menulis buku yang diberitakan sangat positif menilai Suharto, tetapi ayahnya oleh Koran Tempo ditulis sebagai bekas ajudan Soekarno. Apa ini salah tulis, salah cetak, slip of tongue atau malah penilaian yang jujur, dengan sadar dan disengaja tentang jejak langkah sang ayah itu? Sekait hubungan kerjasama antara penguasa-kroni, yang bisa berdimensi hanya nasional namun bisa juga internasional, mungkin salah satu prinsipnya ialah siapa yang lebih dulu menerapkan habis manis sepah dibuang pada siapa. Salam, Bismo DG - Original Message - From: HKSIS To: HKSIS-Group Sent: Friday, April 27, 2007 10:10 AM Subject: [HKSIS] Fw: Buku: Soeharto Dikhianati Konglomerat Cina - Original Message - From: Ivan Wibowo To: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, 27 April, 2007 12:08 Subject: [snb-milis] Buku: Soeharto Dikhianati Konglomerat Cina Dasar nasib . kadang aman, kadang terancam Kamis, 26 April 2007 Koran Tempo Nasional Buku: Soeharto Dikhianati Konglomerat JAKARTA -- Pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla diminta tak mudah memberi angin dan kepercayaan kepada para konglomerat yang tak jelas integritasnya dalam mengembangkan bisnisnya. Pak Harto dulu jatuh gara-gara terlalu percaya kepada konglomerat, kata Retnowati Abdulgani, penulis buku Soeharto, the Life and Legacy of Indonesia's Second President, di Jakarta kemarin. Dalam buku yang diluncurkan kemarin itu, Retnowati menilai kekuasaan Soeharto jatuh karena terlalu memberikan peluang kepada pengusaha nonpribumi. Dalam tulisannya disebutkan para konglomerat menipu Soeharto dalam suatu konspirasi. Para pengusaha menggunakan dana bantuan likuiditas Bank Indonesia untuk memborong valuta asing, sehingga sendi perekonomian Orde Baru roboh. Tingkat kesejahteraan berbeda mencolok antara pribumi dan nonpribumi sehingga menimbulkan kecemburuan sosial dan gerakan reformasi, kata putri bekas ajudan Soekarno, almarhum Roeslan Abdulgani, ini. Retnowati meminta keluarga Presiden tidak terlibat bisnis dalam skala besar. Keterlibatan keluarga pejabat menyebabkan pengawasan profesional terhadap lembaga-lembaga bisnis amat kurang. Pak Harto terlena dan tidak bisa mengendalikan para kroninya, katanya. Menurut menteri pada masa Orde Baru, Siswono Yudhohusodo, Soeharto terlalu terlena oleh rayuan para kroni dari kalangan pengusaha. Akibatnya, kata Siswono yang menjadi pembicara dalam acara peluncuran buku tersebut kemarin, penguasa Orde Baru itu tak menyiapkan penggantinya. Seperti Bung Karno, Soeharto naik (menjabat) dengan baik-baik tapi diturunkan dengan cara tidak baik, katanya. Soeharto, the Life and Legacy of Indonesia's Second President berisi tentang kelebihan dan kekurangan Soeharto pada masa pemerintahannya. Buku ini terbit setebal 376 halaman dalam bahasa Inggris. Penulis menyusun tulisannya di Singapura selama lima tahun sejak 2001. Retno pun mewawancarai langsung Soeharto dalam membuat tulisannya. ERWIN DARIYANTO koran
[mediacare] Re: Apakah Saya Seorang Feminis?
Memang kadang-kadang ada hari-hari di mana seseorang mengalami kesialan. Parahnya, ada orang yang dalam sehari bisa mengalami rentetan kesialan secara berturut-turut. Tapi, jangan menyerah dulu. Ayo kita tilik lebih jauh dan lebih cermat lagi: Anda katakan, ada sesuatu hal yang kecil yang seringkali justru mengganggu gerakan feminisme itu sendiri. Nah, ayo kita pakai ini sebagai titik-tolaknya. Apakah hal kecil yang Anda maksud itu adalah perempuan yang suka minta traktir ke laki-laki? Apakah gangguan yang Anda maksud itu, jika ini adalah konteksnya? Bahwa feminisme belum sepenuhnya berhasil mencapai tujuannya karena masih ada perempuan yang doyan minta-minta? Atau, bahwa feminisme kontradiktif karena di satu pihak menuntut kesetaraan tapi di pihak lain memanfaatkan 'kelemahan' perempuan untuk morotin laki-laki? Semoga Batam tetap aman dan sejahtera. manneke -Original Message- Date: Tue Apr 24 22:04:08 PDT 2007 From: S yohh [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [mediacare] Re: Apakah Saya Seorang Feminis? To: mediacare@yahoogroups.com Dalam posting sebelumnya, saya tidak ada urusan/bermaksud menguliti pengertian feminisme itu sendiri. Saya hanya menyodorkan sesuatu hal 'kecil' yang seringkali justru mengganggu gerakan feminisme itu sendiri. Sialnya, Anda salah menangkap apa yang saya maksudkan. Sialnya lagi, di posting kedua Anda, masih saja Anda tidak berhasil menangkap apa yang saya inginkan. Ya, sudahlah, ndak apa-apa. Salam dari Batam --- manneke [EMAIL PROTECTED] wrote: Untuk point pertama Abda, biarkan saja deh miliser lain yang menilainya. Saya sudah menyatakan kesan saya, dan jika saya mendebat pendapat Anda untuk soal yang satu ini, kita akan masuk debat kusir. Point kedua, soal bagian yang Anda beri huruf KAPITAL semua: Di sinilah letak salah kaprah Anda. Feminisme sebagai sebuah gerakan kritis yang memperjuangkan kesetaraan perempuan tidak terutama ditujukan kepada laki-laki, melainkan kepada pemberdayaan perempuan sendiri. Merendahkan diri di hadapan laki-laki adalah hal yang ditentang oleh feminisme. Jadi jika Anda mengenal banyak teman perempuan yang doyan minta traktir, ini bukan cerminan feminisme. Makanya, saya jadi heran bahwa Anda mengesankan hal ini adalah bentuk ambiguitas feminisme. Soal point Anda bahwa milis adalah ruang terbuka, saya setuju 100%. Maka itu, milis juga merupakan tempat untuk meluruskan data, info, pandangan, serta ajang untuk menumbuhkan pemikiran kritis. Bahwa Anda mau ngomong apa saja, ya monggo wae. Tapi, wajar juga jika akan ada reaksi dar miliser lain. Bukankah Anda menulis juga untuk ditanggapi, dan bukan untuk mendengar suara sendiri? Nah, kalo begini, baru tepat nongkrong di kamar sambil nyamil dan nonton sinetron. Point terakhir, saya tak pernah menyepelekan apa-apa maupun siapa-siapa, kecil maupun besar. Komentar Anda terakhir ini tak jelas juntrungannya. Ini mau ngomong soal gejala feminis atau gejala kebiasaan sebagian perempuan? Jangan dicampur-adukkan. Nanti salah kaprahnya nambah. manneke -Original Message- Date: Tue Apr 24 00:11:57 PDT 2007 From: S yohh [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [mediacare] Re: Apakah Saya Seorang Feminis? To: mediacare@yahoogroups.com Manneke, jika Anda membaca posting saya secara utuh, jelas saya tidak menganggap persoalan traktir-mentraktir sebagai sebuah hal penting dalam pengertian feminisme yang saya pahami. Jelas pula guyonan antara saya dan Mbak Ratna tetap saya perlakukan sebagai guyonan. Anda justru tidak memperhatikan masalah pencitraan yang saya kemukakan. Saya anggap, Anda juga gagal menangkap essensi yang ingin saya munculkan dari contoh kecil berupa guyonan dengan Mbak Ratna itu. Yaitu TENTANG BUDAYA/KEBIASAAN PEREMPUAN SENDIRI YANG SECARA SADAR MAUPUN TIDAK SADAR TELAH MEMBUAT POSISI PEREMPUAN DI BAWAH LELAKI. Soal konsep dan penilaian saya tentang feminisme atau apa pun asal masih seputar masalah yang bisa didiskusikan, bukankah sebuah milis diskusi terbuka semacam ini, dihalalkan yang demikian. Kalau tidak ingin membaca 'hal berbeda', saya sarankan Anda mengurung diri di kamar saja! Sambil nonton sinetron memedi! Dan nyamil nyamikan berkalori! Manneke, jangan pernah sepelekan sebuah kebiasaan/contoh sekecil apa pun di sekeliling kita. Salam dari Batam, Sultan --- manneke [EMAIL PROTECTED] wrote: Ratna Indraswari jelas cuma bercanda, seperti terlihat dalam konteksnya. Yang justru mengherankan adalah bahwa Anda menganggap gurauan itu serius dan menarik kesimpulan salah kaprah tentang feminisme Indonesia dari canda ringan itu. Feminisme mana yang pernah menganjurkan agar perempuan minta ditraktir makan dan dibayarin nonton bioskop? Tapi, jika ada teman yang menawari
[mediacare] Re: Apakah Saya Seorang Feminis?
Untuk point pertama Abda, biarkan saja deh miliser lain yang menilainya. Saya sudah menyatakan kesan saya, dan jika saya mendebat pendapat Anda untuk soal yang satu ini, kita akan masuk debat kusir. Point kedua, soal bagian yang Anda beri huruf KAPITAL semua: Di sinilah letak salah kaprah Anda. Feminisme sebagai sebuah gerakan kritis yang memperjuangkan kesetaraan perempuan tidak terutama ditujukan kepada laki-laki, melainkan kepada pemberdayaan perempuan sendiri. Merendahkan diri di hadapan laki-laki adalah hal yang ditentang oleh feminisme. Jadi jika Anda mengenal banyak teman perempuan yang doyan minta traktir, ini bukan cerminan feminisme. Makanya, saya jadi heran bahwa Anda mengesankan hal ini adalah bentuk ambiguitas feminisme. Soal point Anda bahwa milis adalah ruang terbuka, saya setuju 100%. Maka itu, milis juga merupakan tempat untuk meluruskan data, info, pandangan, serta ajang untuk menumbuhkan pemikiran kritis. Bahwa Anda mau ngomong apa saja, ya monggo wae. Tapi, wajar juga jika akan ada reaksi dar miliser lain. Bukankah Anda menulis juga untuk ditanggapi, dan bukan untuk mendengar suara sendiri? Nah, kalo begini, baru tepat nongkrong di kamar sambil nyamil dan nonton sinetron. Point terakhir, saya tak pernah menyepelekan apa-apa maupun siapa-siapa, kecil maupun besar. Komentar Anda terakhir ini tak jelas juntrungannya. Ini mau ngomong soal gejala feminis atau gejala kebiasaan sebagian perempuan? Jangan dicampur-adukkan. Nanti salah kaprahnya nambah. manneke -Original Message- Date: Tue Apr 24 00:11:57 PDT 2007 From: S yohh [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [mediacare] Re: Apakah Saya Seorang Feminis? To: mediacare@yahoogroups.com Manneke, jika Anda membaca posting saya secara utuh, jelas saya tidak menganggap persoalan traktir-mentraktir sebagai sebuah hal penting dalam pengertian feminisme yang saya pahami. Jelas pula guyonan antara saya dan Mbak Ratna tetap saya perlakukan sebagai guyonan. Anda justru tidak memperhatikan masalah pencitraan yang saya kemukakan. Saya anggap, Anda juga gagal menangkap essensi yang ingin saya munculkan dari contoh kecil berupa guyonan dengan Mbak Ratna itu. Yaitu TENTANG BUDAYA/KEBIASAAN PEREMPUAN SENDIRI YANG SECARA SADAR MAUPUN TIDAK SADAR TELAH MEMBUAT POSISI PEREMPUAN DI BAWAH LELAKI. Soal konsep dan penilaian saya tentang feminisme atau apa pun asal masih seputar masalah yang bisa didiskusikan, bukankah sebuah milis diskusi terbuka semacam ini, dihalalkan yang demikian. Kalau tidak ingin membaca 'hal berbeda', saya sarankan Anda mengurung diri di kamar saja! Sambil nonton sinetron memedi! Dan nyamil nyamikan berkalori! Manneke, jangan pernah sepelekan sebuah kebiasaan/contoh sekecil apa pun di sekeliling kita. Salam dari Batam, Sultan --- manneke [EMAIL PROTECTED] wrote: Ratna Indraswari jelas cuma bercanda, seperti terlihat dalam konteksnya. Yang justru mengherankan adalah bahwa Anda menganggap gurauan itu serius dan menarik kesimpulan salah kaprah tentang feminisme Indonesia dari canda ringan itu. Feminisme mana yang pernah menganjurkan agar perempuan minta ditraktir makan dan dibayarin nonton bioskop? Tapi, jika ada teman yang menawari traktir makan atau nonton, tak harus ditolak gara-gara kita feminis, kan? Yang penting, kita tak menuntut ditraktir, apalagi atas nama feminisme. Jadi, dalam point ini pun Anda keliru. Cari dulu sumber atau referensi yang bilang bahwa feminisme itu salah satu aspeknya adalah minta ditraktir makan dan nonton, atau cari tokoh feminis yang pernah menyatakan demikian. Setelah itu, baru kemukakan di sini. Jangan berdasar konsep sendiri yang salah kaprah, lalu sudah menilai macam-macam, seolah-olah pemikiran Anda sudah terbukti benar. manneke -Original Message- Date: Sun Apr 22 23:16:45 PDT 2007 From: S yohh [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [mediacare] Apakah Saya Seorang Feminis? To: mediacare@yahoogroups.com Suatu petang yang menggigit di Malang, saya terlibat diskusi dengan perempuan penggiat feminisme di Malang yang juga cerpenis produktif, Mbak Ratna Indraswari. Dari obrolan biasa, omongan akhirnya mengarah pada soal feminisme. Saya bertanya padanya. Kira-kira begini, ''Nah, unggah-ungguh (budaya) perempuan minta ditraktir makan, dibayarin kalau nonton bioskop, dls, itu kan nggak sejalan dengan feminisme?'' Mbak Ratna tertawa. Katanya kira2 begini, ''Habis ditraktir enak sih... Dari obrolan di atas saya berandai-andai, feminis negeri ini, kok, lebih suka menuntut persamaan dengan lelaki ketimbang berjuang, bereksistensi diri untuk menyetarakan tuntutan mereka. Saya pikir, bukan (hanya) feminisme diartikan sebagai sebuah persamaan secara lahiriah antara lelaki dan perempuan. Semisal hobi panjat pohon, wanita bekerja sebagai tukang becak, quota 30 persen di DPR, atau
[mediacare] Re: Emangnya Kenapa? - Re: Dubes Israel di Indonesia ??
Nah, ini dia pemikiran kritis dan jernih yang ditunggu-tunggu. Good, good. Mantap, Pak Bagus. Ringkas tapi tepat sasaran. Memang susah kalo melihat segala sesuatu pakai perspektif yang sempit dan cuma mikir golongan sendiri. manneke -Original Message- Date: Tue Apr 24 11:14:30 PDT 2007 From: Bagus Gedeetana [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [mediacare] Emangnya Kenapa? - Re: Dubes Israel di Indonesia ?? To: mediacare@yahoogroups.com Numpang tanya bagaimana dengan negara timur tengah yang sudah ada hubungan diplomatik dengan Israel seperti Mesir, Jordan, dll. tidak termasuk penghianat karena plin plan ?. Dan bagaimana kita berhubungan dengan RRC yang masih menjajah/menindas Tibet apakah sesuai dengan UUD 45 ?. Salam, Bagus wengi panjer [EMAIL PROTECTED] wrote: ISRAEL H Kalo kita masih percaya ma UUD 45 ya disitu kan ada paragraf yang anti penjajahan. Nah Israel itu kan menjajah. Gitu makane Indonesia ga mau berdiplomatik ma Israel. Jadi dasarnya adalah UUD negara kita, bukan asumsi dan perspektif para pemimpin negara. Jadi kalo hubungan diplomatik dilihat dari sudut pandang agama (kaya mbak ayu ini jg ikut-ikutan), ya ga bakal beres urusan di negara ini. Liat dong untung ruginya, kalo kita berhubungan dengan israel habis itu Abrahamovich taruh invest di PSIS ya gpp sih.. Kalo masalah kerugian kalo dubes israel ke sini... ya jelas rugi. 1. Kita dipandang pengkhianat dan plinplan oleh negara-negara muslim. 2. Rugi harga diri juga kita dah terlanjur didenda oleh ITF gara2 ga ngirim tim tenis ke israel. 3. Jalan macet karena banyak demo.. belum lagi kalo anarkis, gimana coba?? 4. Menghabiskan energi untuk sesuatu yang ga penting (emang kl kita buka hub dg israel kt jadi makmur po?) ya gitu aja sih pikiran saya.. simpel. gitu aja kok repot. prinsip ekonomi dong. -- - Ahhh...imagining that irresistible new car smell? Check outnew cars at Yahoo! Autos.
[mediacare] Re: Apakah Saya Seorang Feminis?
Ratna Indraswari jelas cuma bercanda, seperti terlihat dalam konteksnya. Yang justru mengherankan adalah bahwa Anda menganggap gurauan itu serius dan menarik kesimpulan salah kaprah tentang feminisme Indonesia dari canda ringan itu. Feminisme mana yang pernah menganjurkan agar perempuan minta ditraktir makan dan dibayarin nonton bioskop? Tapi, jika ada teman yang menawari traktir makan atau nonton, tak harus ditolak gara-gara kita feminis, kan? Yang penting, kita tak menuntut ditraktir, apalagi atas nama feminisme. Jadi, dalam point ini pun Anda keliru. Cari dulu sumber atau referensi yang bilang bahwa feminisme itu salah satu aspeknya adalah minta ditraktir makan dan nonton, atau cari tokoh feminis yang pernah menyatakan demikian. Setelah itu, baru kemukakan di sini. Jangan berdasar konsep sendiri yang salah kaprah, lalu sudah menilai macam-macam, seolah-olah pemikiran Anda sudah terbukti benar. manneke -Original Message- Date: Sun Apr 22 23:16:45 PDT 2007 From: S yohh [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [mediacare] Apakah Saya Seorang Feminis? To: mediacare@yahoogroups.com Suatu petang yang menggigit di Malang, saya terlibat diskusi dengan perempuan penggiat feminisme di Malang yang juga cerpenis produktif, Mbak Ratna Indraswari. Dari obrolan biasa, omongan akhirnya mengarah pada soal feminisme. Saya bertanya padanya. Kira-kira begini, ''Nah, unggah-ungguh (budaya) perempuan minta ditraktir makan, dibayarin kalau nonton bioskop, dls, itu kan nggak sejalan dengan feminisme?'' Mbak Ratna tertawa. Katanya kira2 begini, ''Habis ditraktir enak sih... Dari obrolan di atas saya berandai-andai, feminis negeri ini, kok, lebih suka menuntut persamaan dengan lelaki ketimbang berjuang, bereksistensi diri untuk menyetarakan tuntutan mereka. Saya pikir, bukan (hanya) feminisme diartikan sebagai sebuah persamaan secara lahiriah antara lelaki dan perempuan. Semisal hobi panjat pohon, wanita bekerja sebagai tukang becak, quota 30 persen di DPR, atau minta diperlakukan setara. Terpenting, justru bagaimana perempuan mencitrakan diri secara terus-menerus. Mulai dari hal terkecil hingga yang dianggap paling esensial, bahwa mereka pantas disetarakan. Jika sudah demikian, lelaki pun, tanpa diminta, akan duduk sama tinggi dengan kaum perempuan. Salam dari Batam, Sultan, http://www.adalahcerita.blogspot.com/ --- redaktur web [EMAIL PROTECTED] wrote: Apakah Saya Seorang Feminis? Jurnalis: Henny Irawati Jurnalperempuan.com-Jakarta. Belajar tentang diri (self) menjadi salah satu pondasi penting dalam mempelajari feminisme. Berangkat dari pemahaman tentang diri tersebut, pemilahan individu sebagai perempuan dan laki-laki menjadi lebih gamblang. Dengan demikian formasi sistem bentukan masyarakat yang diskriminatif terhadap salah satu jenis kelamin tertentu diharapkan lebih jernih terbaca. Manager Program Yayasan Jurnal Perempuan Mariana Amiruddin bersama Editor Jurnal Perempuan Mikael Johani memandu materi itu di hari pertama workshop feminisme yang digagas YJP dengan tajuk ?Bagaimana Menjawab Persoalan Perempuan?. Mariana memulai dengan menceritakan pengalamannya dianggap aneh karena, sebagai anak perempuan, ia gemar berenang dan memanjat pohon. ?Anak perempuan, menurut mereka, tidak memanjat pohon, tidak suka berenang, dan harusnya suka memakai rok,? paparnya dalam workshop yang digelar di kantor YJP dan akan berlangsung sejak 9 sampai dengan 20 April 2007 tersebut. Peserta yang berjumlah sekitar 20an pun diminta berbagi pengalaman dibedakan karena jenis kelamin perempuan. Berbagai pengalaman hadir dari sejumlah peserta. Sebut saja Tasnim Jusuf yang bekerja di Yayasan Indonesia untuk Kemanusiaan merasa dilecehkan ketika nama yang disandangnya terdengar lebih lazim dipergunakan laki-laki. Di masyarakat, bahkan namapun, mengalami pengkotak-kotakan. Lanjutan perdebatan dan diskusi pada hari pertama ini dapat dibaca di http://www.jurnalperempuan.com/yjp.jpo/?act=berita%7C-801%7CP Baik Mariana maupun Mikael tidak keberatan dengan adanya pertanyaan dan perdebatan yang terus mengalir dari peserta. Hanya saja mereka mengingatkan, ?ini baru pemanasan.? Esok dan 7 hari mendatang, masih ada aktivis dan akademisi lain yang akan berbagi pemahamannya tentang feminisme. Mereka di antaranya Gadis Arivia, Nur Iman Subono, Jaleswari Pramodhawardani, Melani Budianta, Sri Kusyuniati, dan yang baru-baru ini mendapat penghargaan International Courage of Women Musdah Mulia. best regard, Redaktur Website Jurnalperempuan.com __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com
[mediacare] Re: Ibu Kartini , Negative Thinking kontra Positive Thinking
Saya setuju dengan Anda Pak Doyo. Kita boleh berpendapat tentang sesuatu, tetapi senantiasa ada baiknya jika pendapat itu didukung pengetahuan atau informasi yang cukup dan akurat. Jika tidak dikhawatirkan pendapat pribadi itu diidentikkan dengan kebenaran, padahal dalam kenyataannya kebenaran tersebut berbeda dari yang kita bayangkan. Ini bagian dari proses pembelajaran diri. Mengenai mengubah negative thinking menjadi positive thinking, ini saya juga setuju. Yang penting, positive thinking itu pun tak boleh didasari oleh info yang keliru atau bias yang menyesatkan. Di atas sikap negative atau positive thinking, yang lebih penting adalah kebenaran. Negative thinking tanpa didasari kebenaran adalah kedangkalan, sedangkan positive thinking tanpa disertai kebenaran adalah penyesatan. manneke -Original Message- Date: Mon Apr 16 23:14:43 PDT 2007 From: Adijoyo Adidoyo [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Re: Ibu Kartini , Negative Thinking kontra Positive Thinking To: mediacare@yahoogroups.com Pak Manneke, Memang kebudayaan mendengar membaca masih harus terus didorong agar terus berkembang. Termasuk sayapun masih lemah dan saat ini terus berjuang utk mau belajar mendengar membaca. Juga budaya Negative Thinking masih harus kita dorong menjadi budaya Positive Thinking Bagaimana menurut Pak Manneke. salam Doyo --- In mediacare@yahoogroups.com, manneke [EMAIL PROTECTED] wrote: Ini memperlihatkan bahwa Anda tak pernah betul-betul membaca surat- surat Kartini. Dalam surat-surat buat sahabat-sahabatnya, jelas sekali sikap Kartini: ia bahkan lebih suka tidak menikah daripada menjalani poligami. Kesediaannya untuk diperistri oleh seorang duda lebih karena tekanan ayahnya. Kecintaan Kartini kepada ayahnya yang sakit- sakitanlah yang memaksa dia untuk akhirnya menuruti kemauan ayahnya. Ini dinyatakan jelas baik kepada Ny. Rosa Abendanon maupun Stella Zeehandelaar. Namun, keinginan Kartini yang sesungguhnya adalah menempuh pendidikan lebih tinggi dan membuka sekolah bagi wanita Jawa agar mereka menjadi terdidik dan terbebas dari belenggu poligami. Coba baca surat-suratnya kepada sahabat penanya di Belanda, Stella Zeehandelar. Ini dinyatakan secara sangat eksplisit. manneke
[mediacare] Re: Ibu Kartini , maha modern..lebih baik menjadi istri kesekian daripada menjanda .
Ini memperlihatkan bahwa Anda tak pernah betul-betul membaca surat-surat Kartini. Dalam surat-surat buat sahabat-sahabatnya, jelas sekali sikap Kartini: ia bahkan lebih suka tidak menikah daripada menjalani poligami. Kesediaannya untuk diperistri oleh seorang duda lebih karena tekanan ayahnya. Kecintaan Kartini kepada ayahnya yang sakit-sakitanlah yang memaksa dia untuk akhirnya menuruti kemauan ayahnya. Ini dinyatakan jelas baik kepada Ny. Rosa Abendanon maupun Stella Zeehandelaar. Namun, keinginan Kartini yang sesungguhnya adalah menempuh pendidikan lebih tinggi dan membuka sekolah bagi wanita Jawa agar mereka menjadi terdidik dan terbebas dari belenggu poligami. Coba baca surat-suratnya kepada sahabat penanya di Belanda, Stella Zeehandelar. Ini dinyatakan secara sangat eksplisit. manneke -Original Message- Date: Mon Apr 16 11:42:37 PDT 2007 From: bukumiring [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Ibu Kartini , maha modern..lebih baik menjadi istri kesekian daripada menjanda . To: mediacare@yahoogroups.com Saya baru sekali ini baca lagi tentang Ibu Kartini,pahlawan perempuan.Dulu waktu sekolah gak tegas banget bagaimana Ibu Kartini,..ternyata Ibu Kartini itu maha modern, ia anak dari bukan Ibu yang diperistri sebagai istri utama meski istri pertama. ia sendiri juga istri ketiga Lebih baik menjadi istri keberapa ... daripada tidak bersuami dan menjanda sebab Ibu saya pernah bilang kalau yang menjadi istri kedua itu pastinya lebih cakep,lebih cakep dari istri pertama,... Ibu saya yang ngomong begitu usianya sudah 75 tahun ... Logika dia benar mana ada barang nomor dua yang jelek.. Tapi apa benar jadi istri kesekian lebih baik aripada menjanda? Dari sii itung-itungan ekonomi sangat benar jika istri kesekian kita tidak menjadi miskin dan kelaparan ..mengapa tidak... daripada tidak bersuami hidup sangat keras dan terlunta-lunta ... Tetapi bisa menjadi istri ke sekian juga perlu effort... musti lebih dari yang pertama; lebih cantik, lebih seksi, lebih pinter, lebih sgalanya... atau salah satunya ... susah juga jadi perempuan salam,pikiran miring!
[mediacare] Beasiswa Studi Islam: Mau?
Halo rekan-rekan miliser Mediacare, Ini ada info beasiswa buat yang pengen studi Islam. Sila mencoba. Siapa tahu mujur :)) manneke Greeting of peace from AMAN The Asian Muslim Action Network (AMAN), with the support of Rockefeller Foundation is pleased to announce the sixth round of Research Fellowship program for young Muslim scholar in Southeast Asia. Themes of this round are : - Popular Islam - Globalisation and Identity Politics - Islam and Changing gender reality - Islamic values. economic activities and social responsibilities Candidate must be from countries like Thailand, Vietnam, Cambodia, Laos, Indonesia, Malaysia, and the Phillipines and women are strongly encouraged to apply. Proposal in the field of Islamic values, economic activities and social responsibilities will be given priority for this round. Closing date of application is 30 November 2007, for futher information visit our website http://fellowship.arf-asia.org/ If you are interested to apply, please send us research proposal (problem statement, objective, methodology, expected impacts) and application form (also available on the website). Please, forward and distribute this information to all your collegues from your networks, who could benefit this program. If you have any question about this program, feel free to contact us. Warm Regards, Dwi Rubiyanti Kholifah (Ruby) Program Cordinator of Research Fwllowship Program Islam in Southeast Asia: Views from Within AMAN House 1562/113, Soi 1/1 Mooban Pibul, Pracharaj Road,Bangkok 10800, Thailand Tel: 66-2-9130196, Fax: 66-2-9130197 Email: [EMAIL PROTECTED] Asian Resource Foundation Celebrating our 10th Anniversary 1996-2006
[mediacare] Re: Kenapa disalib bukannya digantung ?
Tuhan mau beda ama manusia atau mau menyamai ciptaannya, kok kita yang ribut sih. Suka-suka Tuhanlah. Kalo kemauan Tuhan kita pertanyakan terus dan dia dipaksa menjelas-jelaskan dirinya melulu, ini baru sikap kekanak-kanakan. manneke -Original Message- Date: Thu Apr 05 11:37:29 PDT 2007 From: saddam husein [EMAIL PROTECTED] Subject: Balasan: [mediacare] Re: Kenapa disalib bukannya digantung ? To: mediacare@yahoogroups.com Kadang-kadang kita perlu menggali sesuatu dengan membuat pertanyaan-pertanyaan seperti itu. Kalau memang benar mengapa harus takut menjawab atau menjelaskan. Tak perlu takut menjadi anak kecil kalau memang belum mampu menjadi dewasa. Kita kadang-kadang sombong dengan diri kiri kita. Menganggap sudah dewasa, padahal tidak dewasa. Jadi pertanyaan Pak Jati tersebut masih wajar, karena menuntut kita menggali kebenaran. Yang penting bagaimana menjawabnya. Kalau model jawaban Anda kayak anak-anak juga, ya apa bedanya. Sami mawon. Bagaimana kalau ada pertanyaan begini. Samakah si pembuat meja disebut meja. Atau kalau dirujuk lebih dalam, bisakah Tuhan disamakan dengan ciptaannya ? kalau bisa, lantas apa bedanya dengan manusia? idakhouw [EMAIL PROTECTED] wrote: Yang jelas, dengan melanjutkan pertanyaan level anak kecil di milis ini, artinya Pak Jati malas baca, malas cari pengetahuan yang mudah didapat secara mandiri. Lebih serius lagi: Tidak nampak terlihat mencoba memahami orang lain dengan pendekatan positif (dan sikap2 spt. ini yg bikin ambruk Indonesia yg pluralistik). Kalau saya sih malu mengajukan pertanyaan level anak kecil di ruang kelas orang dewasa. I. --- In mediacare@yahoogroups.com, Jati Utomo Dwi Hatmoko [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya jadi ingat ada sebuah pertanyaan seorang anak kecil kepada ayahnya, Pak, katanya Tuhan kan pencipta alam semesta dan seisinya, lha kok bisa mati?. Barangkali Mang Ucup punya penjelasannya? - Kini dengan simpanan sebanyak 1GB http://my.mail.yahoo.com/
[mediacare] Re: Paradox tuhan...wuzz Kenapa disalib bukannya digantung ?
Kenapa harus pilih satu saja? Katanya percaya bahwa Tuhan itu Maha Kuasa? Lha kok cuma boleh punya satu predikat? Bagi Tuhan tak ada yang mustahil toh (atau paham ini udah ganti?). Tuhan mau jadi apa aja kan terserah dia. Mau jadi Tuhan doang, mau ngerasain jadi manusia, mau jadi burung, semuanya dia bisa kok. manneke -Original Message- Date: Thu Apr 05 18:31:12 PDT 2007 From: cah bodho [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Paradox tuhan...wuzz Kenapa disalib bukannya digantung ? To: mediacare@yahoogroups.com Hai.. kalau tuhan maha tahu tetapi juga maha pencipta.. bisakah dia menciptakan misteri yang tuhan sendiri ga tahu jawabannya.. kalau tuhan maha kuat dan maha pencipta... bisakah dia menciptakan batu yang tuhan sendiri ga mampu mengangkatnya... jadi pilihlah salah satu saja.. tuhan maha pencipta atau tuhan yang maha tahu atau tuhan yang maha kuat.. atau tuhan yang kalau ga.. manusia jadi sok tahu hehehe --- idakhouw [EMAIL PROTECTED] wrote: Yang jelas, dengan melanjutkan pertanyaan level anak kecil di milis ini, artinya Pak Jati malas baca, malas cari pengetahuan yang mudah didapat secara mandiri. Lebih serius lagi: Tidak nampak terlihat mencoba memahami orang lain dengan pendekatan positif (dan sikap2 spt. ini yg bikin ambruk Indonesia yg pluralistik). Kalau saya sih malu mengajukan pertanyaan level anak kecil di ruang kelas orang dewasa. I. --- In mediacare@yahoogroups.com, Jati Utomo Dwi Hatmoko [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya jadi ingat ada sebuah pertanyaan seorang anak kecil kepada ayahnya, Pak, katanya Tuhan kan pencipta alam semesta dan seisinya, lha kok bisa mati?. Barangkali Mang Ucup punya penjelasannya? Web: http://groups.yahoo.com/group/mediacare/ Klik: http://mediacare.blogspot.com atau www.mediacare.biz Untuk berlangganan MEDIACARE, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links Benny D Setianto Permata Semeru B 19B SEMARANG 50234 INDONESIA Expecting? Get great news right away with email Auto-Check. Try the Yahoo! Mail Beta. http://advision.webevents.yahoo.com/mailbeta/newmail_tools.html
[mediacare] Re: [Paradox tuhan...wuzz Kenapa disalib bukannya digantung ?
Misteri itu istilah yang cuma cocok bagi manusia yang tak mampu sepenuhnya mencerna kehendak Tuhan. Kata itu tak berlaku bagi Tuhan. Paling tidak, begitu bukan ajaran agama kita? manneke -Original Message- Date: Fri Apr 06 17:57:11 PDT 2007 From: cah bodho [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [mediacare] Re: Paradox tuhan...wuzz Kenapa disalib bukannya digantung ? To: mediacare@yahoogroups.com Kalau tuhan maha pencipta dan maha tahu maka jika tuhan bisa mencipta misteri yang dia sendiri tak tahu jawabannya.. maka tuhan maha pencipta tapi bukan maha tahu... kalau dia tahu jawaban misterinya maka tuhan gagal menciptakan misteri tersebut... karena dia tak mampu bikin misteri yang dia sendiri tak tahu jawabannya... ... --- manneke [EMAIL PROTECTED] wrote: Kenapa harus pilih satu saja? Katanya percaya bahwa Tuhan itu Maha Kuasa? Lha kok cuma boleh punya satu predikat? Bagi Tuhan tak ada yang mustahil toh (atau paham ini udah ganti?). Tuhan mau jadi apa aja kan terserah dia. Mau jadi Tuhan doang, mau ngerasain jadi manusia, mau jadi burung, semuanya dia bisa kok. manneke -Original Message- Date: Thu Apr 05 18:31:12 PDT 2007 From: cah bodho [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Paradox tuhan...wuzz Kenapa disalib bukannya digantung ? To: mediacare@yahoogroups.com Hai.. kalau tuhan maha tahu tetapi juga maha pencipta.. bisakah dia menciptakan misteri yang tuhan sendiri ga tahu jawabannya.. kalau tuhan maha kuat dan maha pencipta... bisakah dia menciptakan batu yang tuhan sendiri ga mampu mengangkatnya... jadi pilihlah salah satu saja.. tuhan maha pencipta atau tuhan yang maha tahu atau tuhan yang maha kuat.. atau tuhan yang kalau ga.. manusia jadi sok tahu hehehe --- idakhouw [EMAIL PROTECTED] wrote: Yang jelas, dengan melanjutkan pertanyaan level anak kecil di milis ini, artinya Pak Jati malas baca, malas cari pengetahuan yang mudah didapat secara mandiri. Lebih serius lagi: Tidak nampak terlihat mencoba memahami orang lain dengan pendekatan positif (dan sikap2 spt. ini yg bikin ambruk Indonesia yg pluralistik). Kalau saya sih malu mengajukan pertanyaan level anak kecil di ruang kelas orang dewasa. I. --- In mediacare@yahoogroups.com, Jati Utomo Dwi Hatmoko [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya jadi ingat ada sebuah pertanyaan seorang anak kecil kepada ayahnya, Pak, katanya Tuhan kan pencipta alam semesta dan seisinya, lha kok bisa mati?. Barangkali Mang Ucup punya penjelasannya? Web: http://groups.yahoo.com/group/mediacare/ Klik: http://mediacare.blogspot.com atau www.mediacare.biz Untuk berlangganan MEDIACARE, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links Benny D Setianto Permata Semeru B 19B SEMARANG 50234 INDONESIA Expecting? Get great news right away with email Auto-Check. Try the Yahoo! Mail Beta. http://advision.webevents.yahoo.com/mailbeta/newmail_tools.html Web: http://groups.yahoo.com/group/mediacare/ Klik: http://mediacare.blogspot.com atau www.mediacare.biz Untuk berlangganan MEDIACARE, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links Benny D Setianto Permata Semeru B 19B SEMARANG 50234 INDONESIA The fish are biting. Get more visitors on your site using Yahoo! Search Marketing. http://searchmarketing.yahoo.com/arp/sponsoredsearch_v2.php
[mediacare] Re: Oom Danny Liem akhirnya keluar gelanggang
Bedanya adalah bahwa Danny Lim hengkang, sementara miliser lain yang beroposisi dengannya tidak hengkang. Di milis mana pun, setiap orang harus siap mental digebukin akibat pro dan kontra yang ditimbulkan postingan-nya. Kalo lalu dia memilih hengkang akibat tak tahan gebuk, ya itu pilihannya. Bukan moderator atau miliser lain yang menendangnya. Jika ada yang mau disesali, sesalkanlah keputusan Meneer Lim untuk hengkang, dan jangan menyalahkan miliser lainnya. Mengeluhlah ke dia. Tanya kenapa dia hengkang. Jika alasannya tak tahan digebukin oleh lawan-lawannya, seharusnya dari dulu Danny Lim juga tidak bersikap seperti bully terhadap orang lain yang beda pendapat dengannya. Ini baru namanya konsisten. Di mana ada milis yang membiarkan satu orang dengan bebas selalu mengolok-olok tanpa balas? Tak ada. Sori saja. Jika Danny Lim dalam setiap postingnya tak pernah lupa menyisipkan olok-olok, ya cukup fair jika ia balas diolok-olok. Tak perlulah menggambarkan Danny Lim seolah-olah korban tak berdaya dari ketidakadilan atau penindasan orang lain. manneke -Original Message- Date: Tue Apr 03 22:23:56 PDT 2007 From: Lianny Hendranata [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Oom Danny Liem akhirnya keluar gelanggang To: mediacare@yahoogroups.com Bu Ida, bukankah DL hapus dari Mediacare karena pendapat-pendapatnya yang selalu direspon..? baik itu respon negatif maupun respon positif, kata lain postingan DL yang selalu mendapat respon pro dan kontra, jelas yang direspon adalah pendapat DL dgn para perespon tulisannya dan menghasilkan perbedaan pendapat, yang akhirnya bukan 1 atau 2 x kita semua yang di millis melihat postingan-postingan nada keras dan mulai menyerang orang yang menulis, baik yang DL lakukan, juga para perespon postingannya. akhirnya bukan membahas lagi apa yang jadi subject bahasan. kata lain yang dibahas si A begini... si B begitu.. karena dia begini... karena dia begitu. nah ujungnya perdebatan dari postingan, meruncing tapi soal pribadi, seperti anda tulis DL tdk mampu / mau instropeksi diri. ini 'kan pribadi si penulis, bukan apa yang dia bahas dan apa yang harus kita patahkan argumentnya tentang apa yang DL tulis kalau kita merasa itu ngak sesuai dgn tema. maka para anggota jadi juri dari apa yang semua kita tulis dan bebas ikut nimbrung untuk mengeroyok apa yg ditulis seseorang tidak tepat, tidak benar, dan patahkan dgn argument fakta kebenaran tentang tulisan anda yang bilang, sayapun tidak berbuat apa2 demi menyadarkannya, saya rasa tidak tepat..! sebab selama postingan DL ada yang menanggapi dgn mampu menunujukan pada DL dia salah atau tdk tepat memberi pendapatnya dalam bentuk yg tertulis di millis, itu masih wajar sebab kita jadi anggota millis bukan karena mau menunjukan siapa yang lebih hebat, tapi kita mengambil wawasan dan membaca pemikiran banyak orang, dan coba memberi dan menerima apa yang orang gelar dalam kiriman postingannya. dan 1 hal mungkin, jika saya mau atau berniat memberi trguran yang bu Ida tulis sebagai menyadarkan si DL ini, lebih baik saya lakukan lewat japri bukan lewat millis, karena itu pendapat pribadi, sebab belum tentu orang menilai sama tentang apa yang kita pikir. dan perlu diketahui saya bukan teman atau kenal DL. tapi sekedar memberi dan menulis pendapat saya pribadi tentang hapusnya si DL dari millis kita bersama. salam persatuan, LH idakhouw [EMAIL PROTECTED] wrote: Siapa sih yg mempersoalkan perbedaan pendapat dalam kasus DL? Selama orang2 spt. DL tak mampu/mau introspeksi dan orang2 spt. Bu Hendranata tak berbuat apa2 demi menyadarkannya maka artinya Anda sendiri tidak berbuat apa2 untuk mewujudnyatakan Sinergi, Pelangi, Salam Persatuan. I. --- In mediacare@yahoogroups.com, Lianny Hendranata [EMAIL PROTECTED] wrote: Beda pendapat itu adalah hal yang biasa.! tetapi yang menjadi unik adalah dimana perbedaan pendapat bisa bersinergi menghasilkan sesuatu yang berguna untuk kehidupan manusia. ! Maka dengan adanya orang-orang yang bisa memberi perbedaan pendapat, menjadi warna dalam kehidupan bermasyarakat tentu sangat diperlukan, daripada millis hanya menjadi sekumpulan orang yang hanya menjadi pembaca pasif yang membuka in box sekedar ingin tau apa sich yang ditulis orang.! tetapi tidak berbuat apapun, tidak menyumbangkan pikiran, juga tidak merespon apapun yang terjadi, maka Indonesia jadinya hanya diwarnai oleh orang-orang yang bisanya hanya menuding kejelekan orang, tanpa berbuat kalau orang lain jelek, coba tunjukan bagaimana diri ini bisa menjadi orang yang dianggap sebaliknya dari orang tertuduh (berkelakuan jelek) itu.! Sangat disayangkan 1 warna (Danny Liem) akhirnya harus hapus dari millis mediacare ini. pelangi menjadi suatu pemandangan yang indah
[mediacare] Re: E-mail dari DL - Fw: Lebih baik memikirkan RI
Saya tak pernah menyebut DL dengan He, monyong, atau Punya otak kagak lu? seperti disebut dalam paragraf DL terakhir, baik di mediacare sini maupun di Kincir Angin-nya. Jika ada rekan di mediacare yang masih punya arsip postingan saya yang mengatai DL seperti itu, mohon dapat ditunjukkan di sini lagi. Jika tidak, pengulangan fitnah atas saya di Kincir Angin kembali terjadi. Bahasa yang saya pakai untuk merespons DL seimbang dengan bahasa yang dia pakai untuk memberi berbagai macam label kepada orang Indonesia. Tapi tak pernah sekalipun saya merasa pernah mengatai dia dengan pakai istilah monyong atau tak punya otak. Pesan buat Pak Kartono, supaya bisa disampaikan ke DL: jika masih gatal dan punya unek-unek buat mediacare, silakan balik dan sampaikan pada kami. Tapi, jika sudah menyatakan keluar, ya lupakan saja mediacare sama sekali. Nggak usah pakai ninggalin amanat segala. Apalagi jika judulnya masih Buang ke Tong Sampah melulu. Fatsoenlijk? Ha ha ha, DL sendiri tampaknya tak mengerti makna istilah ini apa. manneke -Original Message- Date: Wed Apr 04 01:58:24 PDT 2007 From: Kartono Mohamad [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] E-mail dari DL - Fw: Lebih baik memikirkan RI To: mediacare@yahoogroups.com ---Original Message--- From: Danny Lim Date: 04-04-2007 15:00:31 To: Pater Blasius Slamet Lasmunadi Pr.; Ranesi - Aboeprijadi \Tossi\ Santoso; Robertus Priyo Husodo; Mercurius Restyanto; Satrio Arismunandar; Radityo Djadjoeri; R. Husna Mulya; Omie Lubis; Mardiana Ika; Kartono Mohamad; Isnan Wijarno; Irma Dana; Imas Nurhayati; Ibrahim Isa Bramijn; Hoesein Rushdy; Elok Dyah Messwati; Deddy Mansyur; Bulan Mendota; Budhiana Kartawijaya; Benedictus Dwiagus Stepantoro; Akhmad Murtajib (Najib); [EMAIL PROTECTED]; Njoo Hwat Ling Tionghoa Indonesia Subject: Lebih baik memikirkan RI Rekans, Ini email japri tapi ditujukan untuk milis Media Care. Bila anda mau mempostingnya ke Media Care, terima kasih, mudah-mudahan diloloskan oleh moderator. Saya kirim ke anda sebab saya tahu anda juga menjadi anggota Media Care. Begini: minggu lalu saya keluar dari Media Care secara baik-baik, artinya memberi penjelasan kepada moderator lewat japri, dalam hal ini mas Radityo Djadjoeri. Setelah itu saya menerima beberapa email dari beberapa rekans yang menggambarkan percakapan di Media Care tentang keluarnya saya dari sana Menurut saya, ini PEMBOROSAN ENERGI!!! Please stop pro-kontra keluarnya DL dari MC, pusatkan perhatian pada RI saja. Beberapa perihal RI yang perlu mendapat perhatian (merupakan pengulangan dari apa yang saya tulis selama ini di Media Care): -- Dibuang/tidaknya pasal 29 UUD/sila I Pancasila Ketuhanan yang maha esa ke tong sampah? Bila dibuang, maka perda agama yang sudah ada harus dibatalkan. Bila tidak dibuang, maka perda agama (Islam, Kristen, Hindu, Budha dll.) harus dimarakkan di seluruh Indonesia. -- FPI harus dicekal. Adakah orang kuat di belakang FPI? Kalau ada, cekal juga secepatnya. Bila tidak ada, please berhenti mengisap jempol seakan ada orang kuat yang mem-backing-i FPI. -- Pilih gubernur Jakarta yang piawai menjinakkan banjir dan kemacetan LL, bukan yang didukung parpol-parpol berkwalitas posko banjir. -- Minta ketegasan Muhammadiyah dan NU yang mempunyai 70 juta umat muslim di Indonesia, dan yang di tahun 2003 membuat perjanjian bersama untuk memberantas korupsi di Indonesia. Seriuskah mereka berdua mengganyang korupsi? Atau perilakunya masih sama seperti dulu, yaitu siapa menyumbang pesantren dapat suara di Pemilu? -- Ungkapan rasistis WNI keturunan China/Arab/India harus dihapus. Bila UU Kewarganegaraan RI yang baru belum 100% Ius Solie, bikin menjadi 100% Ius Solie. Pendek kata, setiap WNI yang lahir di Indonesia harus otomatis menjadi WNI asli dan berhak menjadi presiden RI sekali pun. WNI yang lahir di LN boleh disebut WNI kelahiran China/Arab/India dll. Penutup, satu setengah tahun saya menjadi member Media Care, sebuah periode amat berkesan. Pro kontra adalah pilar demokrasi, beberapa email saya diblok oleh moderator juga normal, namun kalimat-kalimat barbar seperti He monyong atau Punya otak kagak lu? dsb. berasal dari Sato Sakaki, Ida Khouw, Manneke Budiman dll. yang konstan diloloskan oleh moderator Media Care, membuat saya memutuskan keluar dari Media Care. Saya senang fatsoen, dus menolak barbarian. Salam hangat, Danny Lim, Nederland www.ikenindonesie.nl
[mediacare] RE: Oom Danny Liem akhirnya keluar gelanggang
Saya tak terlalu peduli apakah nama saya disangkutkan-pautkan dengan kasus hengkangnya Danny Lim. Di sebuah milis terbuka macam Mediacare, jika seorang miliser dinilai keterlaluan oleh sebagian miliser lain, maka ia akan direspons secara keras juga. Ini berlaku bagi siapapun juga, tak terkecuali diri saya sendiri. Yang penting, Danny Lim hengkang bukan karena ditendang Radityo, melainkan karena ia sendiri yang lempar handuk. Dalam hal inilah Mediacare berbeda dengan Kincir Angin. Di mediacare, moderator maksimum berperan sebagai wasit; di Kincir Angin, moderatornya ikut masuk ring dan jadi petinju. Boleh mkul tapi nggak mau dipukul. Oke oke saja sih, wong itu milis dia punya. Tapi ketika di milis lain dia juga mau berlagak jadi petinju tanpa mau kena pukul, ya akhirnya malah benjut. manneke --- In mediacare@yahoogroups.com, radityo djadjoeri [EMAIL PROTECTED] wrote: Kawans, Andai Mediacare itu sebuah laga tinju, jagoan asal Belanda Oom Danny Liem (DL) memutuskan untuk keluar dari ajang jotos-jotosan. Ia sudah pasrah, walau tak mau mengaku kalah. Kemarin ia mengirim email kepada saya, bahwa ia tak mau lagi posting di milis ini untuk selamanya. Selanjutnya, Oom DL ingin berkonsentrasi di milis yang ia kelola: Kincir-Angin. Lalu apa yang melatar belakangi itu? Ia mengaku tak tahan dengan hinaan, cercaan, makian plus kata-kata kasar dari seterunya. Siapa saja? Ia sebutkan beberapa nama, diantaranya Sato Sakaki, Manneke, dan Ida Khouw. Ada nama lain? Yah, ada beberapa nama lainnya, tapi tak perlu saya sebutkan. Lalu saya tanya: Oom, apa nanti mereka malah menilai Anda itu kekanak-kanakan? Yah, itu sudah keputusan final dari saya. Saya tidak peduli apa kata orang, jawabnya. Demikian sekilas info dari saya. Sekaligus ingin kasih saran kepada rekan Sato Sakaki untuk mengurangi porsi hujatan dan lebih memoles bahasa kasarnya biar tak terlalu kentara, karena capai juga kalau saya harus menyuntingnya. Daripada saya delete kan? salam, rd
[mediacare] Re: Dwiwarna
Ini komentar paling konyol yang pernah saya dengar, tapi karena pelontarnya Danny Lim, ya nggak kaget lha. Sekalo korslet tetap korslet. Semoga Danny Lim segera diangkat menjadi Doktor Honoris Causa oleh Leiden Rijksuniversitet sebagai sejarawan revisionis terlucu. Ihik... manneke -Original Message- Date: Thu Mar 22 00:35:54 PDT 2007 From: Danny Lim [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Dwiwarna To: PMKRI Petojo [EMAIL PROTECTED], Media Care mediacare@yahoogroups.com DWIWARNA (Buku Indonesi?? oleh Dirk Vlasblom) Di tahun 1922, mahasiswa Indonesia di Belanda yang tergabung dalam Perhimpunan Indonesia, memilih bendera merah-putih untuk organisasinya. Di tengah-tengah bendera ada gambar kepala banteng. Di tahun 1928, Partai Nasional Indonesia (PNI) -nya ir. Soekarno juga memilih warna bendera merah-putih. Tahun 1929, mahasiswa-mahasiswa Jakarta juga menaikkan bendera merah-putih. Pengukuhan bendera merah-putih sebagai bendera nasional diambil di Kongres Rakyat Indonesia tahun 1939 di Bandung. (DL - Melihat keleluasaan Indonesia mempersiapkan negerinya, baik di Indonesia mau pun di Belanda sendiri, bagaimana kita bisa bilang kolonial Belanda menghalangi kemerdekaan Indonesia??? Ihik.). Tanggal 17 Agustus 1945, ir. Soekarno dan Mohamad Rotterdammer Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia di jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta, yaitu rumah kediaman Soekarno. Istri ke-3 Soekarno, Fatmawati, menjahit bendera pusaka merah-putih. Bendera merah-putih itu dinaikkan di sebatang bambu. Namun Belanda baru mengakui kemerdekaan Indonesia tanggal 27 Desember 1949. Bendera merah-putih adalah bendera Kerajaan Majapahit. Motto negeri Indonesia Bhinneka Tunggal Ika adalah sebuah motto Jawa yang dibuat oleh Empu Prapanca, penyair terkenal dari jaman Kerajaan Majapahit di abad ke-14. DL - Seandainya nama Indonesia membawa sial, bagaimana bila nama Republik Indonesia diganti menjadi Republik Majapahit, mengingat bendera merah-putih, motto Bhinneka Tunggal Ika dan Sumpah Palapa Gajah Mada juga berasal dari Kerajaan Majapahit??? Web: http://groups.yahoo.com/group/mediacare/ Klik: http://mediacare.blogspot.com atau www.mediacare.biz Untuk berlangganan MEDIACARE, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/mediacare/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/mediacare/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[mediacare] Re: Pantaskah R.A.Kartini jadi Pahlawan Nsional ?
Lagi-lagi profesor asbun dari Londo ini memprlihatkan kelucu'annya. Pernyataannya di bawah ini, khususnya paragraf paling akhir, merupakan pelcehan terhadap kerja keras para aktivis perempuan selama ini dalam memperjuangkan kesetaraan gender sesuai dengan inspirasi Kartini. Mereka berjuang menentang poligami, KDRT, trafficking, pelecehan perempuan, kekerasa terhadap perempuan, bahkan ketika harus berhadapan dengan teror dan ancaman kekerasan fisik. Danny Lim jerit-jerit di Belanda bak tuan besar kolonial dengan attitude-nya yang sangat patronising, padahal kerjanya cuma nongkrong di depan corong radio sambil bergosip tentang Indonesia, dan merasa dirinya sudah lebih hebat dari semua orang. Ke laut aja, Meneer... manneke -Original Message- Date: Tue Mar 20 05:27:40 PDT 2007 From: Danny Lim [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Re: Pantaskah R.A.Kartini jadi Pahlawan Nsional ? To: mediacare@yahoogroups.com Di Bovenkarspel ada Yayasan Kartini, pengurusnya orang Belanda yang kagum pada perjuangan emansipasi Kartini dulu itu. Di Den Haag seperti telah saya sebutkan, setiap tahun disediakan trophy, namanya Kartini-Trophy, buat perorangan/instansi yang memperjuangkan emansipasi di Den Haag dan sekitarnya. Di Pasar Malam Besar bakal ada tonil solo dimainkan oleh wanita Belanda yang di tubuhnya masih mengalir darah Indonesia. Pemain tonil itu begitu piawai menggabungkan surat-surat Kartini yang banyak dulu itu menjadi sebuah surat baru, yang seakan ditulis sendiri oleh mendiang Kartini. Saya tahu Den Haag berkaitan erat dengan Hindia-Belanda, sehingga mendapat julukan Janda India ketika kolonial Belanda harus cao dari Indonesia. Namun bahwa sosok Kartini di Belanda, minimal di Den Haag begitu populer dan dihargai, merupakan surprise buat saya. Saat penyerahan Kartini-Trophy kepada Rahma El-Hamdaoui si orang Maroko, ada sekitar 200 hadirin, semuanya wanita Maroko. Saya tidak melihat wanita Indonesia di situ. Hal ini lebih membuat saya surprise lagi. Bahwa orang Belanda amat menghargai Kartini itu sudah sebuah surprise, namun bahwa wanita Indonesia di Belanda tidak/kurang ada perhatian kepada perjuangan emansipasi Kartini betul-betul abusrd. Bagaimana dengan wanita Indonesia di Indonesia? Apakah menghargai Kartini cuma sebatas mengenakan kebaya dan bikin acara masak-memasak saja pada tanggal 21 April? Salam hangat, Danny Lim, Nederland www.ikenindonesie.nl --- In mediacare@yahoogroups.com, Lisman Manurung [EMAIL PROTECTED] wrote: Seorang peneliti Jepang pernah menyimpulkan bahwa Kartinilah yang pertama sekali mempunyai empathy atas sebuah nasion dan kemudian saat ini dikenal di dunia dengan nama Indonesia. Mengapa? Dia bisa melukiskan derita petani mskin di Jawa Barat, padahal dia bukan warga Jawa Barat. Orang sekarang hanya bisa bergejolak emosinya kalau penasehat spritualnya dihina orang. Bagi Kartini si petani bukan dewa atau titisan dewa. Apa yang diajarkan oleh Kartini dan mengapa orang Barat menghargai dia? Sudah pasti tidak semua orang Barat berbondong-bondong menghargai dia. Orang bule yang tetap under estimate bahwa orang Indonesia adalah kumpulan dari orang-orang yang didominasi oleh fatalisme dan terbatas daya empatinya akan menilai Kartini cuma ngigau. Sampai dengan generasi saat ini, yang tak kurang banyaknya bertitel karena proses nyontek-nyontek atau ijazah palsu, masih akan belum mampu menangkap makna kekuatan intelektualitas Kartini. Dan repotnya, tanpa memiliki intelektualitas sejati, akan sulitlah menghargai Kartini. Dia tidak berjuang dengan senjata. Untunglah TNI selalu menghargai dia dengan membuat Balai Kartini. Jadi Kartini adalah penggagas Indonesia Merdeka. Makanya namanya sealu dijadikan simbol emansipasi, bukan semata-mata emansipasi wanita. --- Danny Lim [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Hoesein, Email ini anda kirim tahun lalu, dan masih tersimpan rapi di arsip saya. Karena sebentar lagi Indonesia merayakan Hari Kartini, maka saya ingin menjawab email pak Hoesein ini, terlambat setahun ngga apa-apa ya pak :-). Ada kesan kolonial Belanda dulu itu mengangkat kasus Kartini hanya untuk memuluskan pergantian kulitnya, ini terbaca di email pak Hoesein di bawah ini (maaf bila saya salah interpretasi). Namun melihat kenyataan bahwa di Belanda, Kartini dijunjung tinggi sampai sekarang terutama di Den Haag, tentu tesis pak Hoesein pantas diragukan. Maaf ya pak, tapi di website saya www.ikenindonesie.nl ada 2 tulisan sebagai bukti nyata, bahwa Kartini di Belanda dijunjung tinggi sebagai pejuang emansipasi di Hindia-Belanda dulu sampai sekarang. Maksud saya, bila pengangkatan kasus Kartini hanya lips service kolonial Belanda, mana mungkin Pemda Den Haag di tahun 2007 ini sampai spesial menyediakan trophy Kartini untuk perorangan/organisasi di Den Haag yang berjuang dalam bidang
[mediacare] Re: Thanks, Maria
Ya, dalam banyak hal di bawah ini, saya sepakat dengan Anda. Memang kedokteran (khususnya neurologi) masih punya banyak pekerjaan rumah. Btw, CBT adalah perpaduan antara cognitive (yang basisnya psikologi evolusi) karena mengkaji domain-domain yang ada pada struktur otak serta hubungan antardomain tersebut, dengan behaviorisme yang sangat menekankan pentingnya faktor lingkungan. Ini adalah upaya mencairkan kebuntuan di antara kedua disiplin itu. Dalam praktiknya, aspek behavioral banyak dibatasi oleh aspek kognitif, dalam arti, apa yang secara kognitif tak punya domain di otak mustahil dapat terwujud dalam perilaku. Namun, ketika muncul juga suatu perilaku di luar domain yang ada, seperti kompulsi atau kleptomani, maka pendekatan behaviorisme bisa lebih luwes mengungkap persoalan. Take care, Maria. manneke -Original Message- Date: Thu Mar 15 00:57:08 PDT 2007 From: GAYa NUSANTARA [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [mediacare] Re: Sorry, Manneke - To: mediacare@yahoogroups.com waduh ini enaknya kalo ketemu Pak Manneke, sekalin dapet pencerahan, lumayantambah teman, tambah ilmu. Memang harus aku akui juga kalau kepribadian erat hubungannya dengan genetik dalam keluarga seseorang (meski bukan berarti penentu utama) dan sering kasus yang berhubungan dengan perilaku (seperti kleptomania dan kompulsi) diselesaikannya justru dengan CBT/cognitive behavioral therapy. Hanya saja saya pun sering mendengar bahamana kemudian banyak orang yang mempelajari ilmu kedokteran (termasuk orang-orang yang menganut psikologi klinis) merasa semua dapat diselesaikan dengan otak dan genetika, termasuk masalah kemiskinan, penjarahan dan perang, tanpa mempertimbangkan segi-segi sosial dan politik. Kada jadi bete aja kalo dah ketemu dengan yang kaya gitu. hehehehe Pak, jangan bosen ngajarin en ngingetin aku lho ya... maria GAYa NUSANTARA Mojo Kidul I # 11A Surabaya 60285 East Java-Indonesia Phone/fax: + 62 31 591 4668 - Original Message - From: manneke To: mediacare@yahoogroups.com Sent: Thursday, March 15, 2007 1:04 PM Subject: [mediacare] Re: Sorry, Manneke - Waduh, ini ternyata Maria toh? Saya juga minta maaf kalo gitu. Soal pendekatan genetik yang sangat deterministik itu, itu adalah warisan Darwin dari akhir abad ke 19. Sekarang, bahkan paea ahli biologi evolusi pun tak percaya bahwa gen berperan dengan cara sedeterministik itu. Ilmunya berkembang terus, karena banyaknya temuan setiap tahunnya tentang tubuh manusia. Kita katakan saja bahwa penentu perilaku manusia adalah hasil dari negosiasi antara gen sebagai pemberi potensi, otak sebagai pengolah informasi, tubuh sebagai pelaksana, dan lingkungan sebagai pemantik. Semuanya memainkan faktor penting, dan tindakan yang diambil salah satu pihak tersebut sudah bisa mempengaruhi tindakan pihak-pihak lain. Hasilnya dalam bentuk perilaku tak pernah dapat diprediksi secara tepat. Jadi, tak perlu khawatir dengan evolusi dan teori genetikanya. Tak sangka kita jumpa di mediacare. Salam, manneke -Original Message- Date: Wed Mar 14 19:47:20 PDT 2007 From: GAYa NUSANTARA [EMAIL PROTECTED] Subject: Sorry, Manneke - Re: [mediacare] Re: Serem To: mediacare@yahoogroups.com Wah sorry Manneke, berarti aku orangnya ge-eran hehehehe salah satu yang membatalkan niatku masuk dunia kedukteran dan banting setir ke dunia psikologi adalah kecenderungan melihat masalah, bahkan masalah sosial dapat diselesaikan dari gen, otak dan DNA. Kenapa seseorang jadi kejam, karena ada gen-nya, sudah tertanam dalam otak. Saya hanya punya kecenderungan berusaha melihat manusia sebisa mungkin tidak hanya dari gen, otak dan DNA saja (meski dalam ilmu psikologi ada ilmu klinis yang juga melihat otak sebagai inti dasar perilaku). Anyway, aku tetap saja senang bahwa email saya ditanggapi, minimal saya tidak sedang ngomong sendirian, terima kasih sekali lagi... maria GAYa NUSANTARA Mojo Kidul I # 11A Surabaya 60285 East Java-Indonesia Phone/fax: + 62 31 591 4668 - Original Message - From: manneke To: mediacare@yahoogroups.com Sent: Wednesday, March 14, 2007 2:05 PM Subject: [mediacare] Re: Serem Hmm...tampaknya Anda salah paham. Saya bukan mengomentari tulisan Anda, melainkan posting di paling bawah dari Sdr. Ati Gustiati, yang Anda tanggapi. Yang saya lakukan adalah melanjutkan rantai tanggapan yang sudah Anda mulai. Dalam tulisan itu disebut bahwa ada narasumber bernama Taufik Nasihun, Dekan FK Universitas Islam Sultan Agung. Tapi, lepas dari itu semua, apa sih hubungannya dengan gen, otak dan DNA? manneke -Original Message- Date: Tue Mar 13 20:50:17 PDT 2007 From: GAYa NUSANTARA [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [mediacare] Re: Serem To: mediacare
[mediacare] Re: Sejarah Indonesia
Gontok-gontokan di kamar atau di lapangan, intinya ya tetap sama: gontok-gontokan. Yang satu ngumpet, yang satu terang-terangan. Soal gontok-gontokan sebagai bagian dari upaya untuk memajukan bangsa, ini kan tinggal soal persepsi. Semua pihak yang gontok-gontokan itu menganggap dirinya berbuat itu untuk memajukan negara. Contohnya, Danny Lim di mediacare selalu menyerang gontok-gontokannya orang Indonesia, tapi dirinya sendiri hobi gontok-gontokan di milis. Jadi, mungkin pernyataan bahwa SEMUA orang Belanda bertekad memajukan negara harus dikoreksi. Paling enggak, ada satu orang Belanda yang demen gontok-gontokan tidak untuk kemajuan Belanda. Tapi, mungkin bisa dimaklumi ya? Danny Lim kan bukan Belanda tulen, tapi 'turunan Indonesia', makanya demen juga gontok-gontokan. Bukan begitu, Meneer Lim? Sayangnya, dia nggak sadar. Yang selalu dikatai doyan gontok-gontokan adalah orang Indonesia di Hindia sana, sedang diri sendiri yang juga lagi sibuk gontok-gontokan di milis tak merasa demikian. Ngakunya diskusi. Hi hi hi. Infantilism Disorder? Bisa jadi... manneke -Original Message- Date: Thu Mar 15 07:17:56 PDT 2007 From: Danny Lim [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Re:Sejarah Indonesia To: mediacare@yahoogroups.com Mungkin saja Endiarto betul, apalagi kalau telah ada peserta StuNed yang lulus S3 dengan tesis berjudul Gontok-gontokan di Belanda, he he he. Yang pasti, setiap hari anggota parlemen Belanda gontok-gontokan di gedung parlemen. Tapi nyamannya di Belanda sini, percekcokan di parlemen itu tidak pernah merambat ke luar gedung, dan percekcokannya pun demi memajukan Belanda, bukan memajukan kelompok atau agama sendiri. Anak sulung saya usia 17 tahun, baru saja masuk CDJA (Partai Kristen Demokrat Remaja). Besok dia akan ikut seminar pertama CDJA itu. Anak saya boleh memilih mau masuk kelompok kerja yang mana: Eropa? Internasional? Belanda? dll. Dia pilih thema Eropa. Remaja CDJA ini ditempa agar di masa depan dapat menggantikan kakak-kakaknya yang sekarang duduk di Tweede Kamer (DPR-nya Belanda). Remaja CDJA ini juga diajar teknik berdebat seperti LTC di Indonesia (Leadership Training Course), namun tidak pernah diajar memuliakan diri sendiri. Yang dimuliakan adalah Belanda sebagai negara kesatuan yang bebas beragama, berkemanusiaan beradab, berkebangsaan broadminded, berkedaulatan rakyat dan berkeadilan sosial. Dus Endiarto ada betulnya juga, bahwa di Belanda juga ada gontok- gontokan, namun mereka bergontok-gontokkan untuk memajukan negara. Yang dianut adalah mottonya Sinterklaas anak baik dapat kado, anak nakal masuk karung. Dus dari parpol mana pun juga, bila orangnya hebat dan baik, dan dapat membangun negeri Belanda, akan dipilih oleh rakyat Belanda untuk memimpin negara. Sedangkan yang lain yang kurang hebat akan menjadi oposisi yang juga bertekad membangun negara. Karena semua orang Belanda bertekad membangun Belanda memakai sistim Total Football-nya Johan Cruijff, maka Belanda pun menjadi negeri maju gemah ripah loh jinawi tata tenteram kartaraharja. Asik seperti mendengar cerita 1001 malam ya, he he. Salam hangat, Danny Lim, Nederland MOD: Lha kalo gontok-gontokan antar penonton sepak bola gimana Oom DL? Apa ya untuk memajukan negeri Belanda juga? --- In mediacare@yahoogroups.com, Endiarto Wijaya [EMAIL PROTECTED] wrote: (Quote: ...Bayangkan, topik begitu banyak di atas ditulis oleh Dirk Vlasblom hanya dalam 70 halaman saja, kertas ukuran 3/4 A4, maka hanya intinya yang ditekankan. Salah satu inti cerita yang terbersit adalah bakat gontok-gontokan orang Indonesia yang diwarisi dari leluhur mereka sendiri sejak ribuan tahun y.l. Jadi bila orang Indonesia kini sukar keluar dari budaya gontok-gontokan -nya itu, tidak usah terlalu kuciwa lah yau.end of quote) IMHO, Kalau masalah gontok-gontokan sih Pak sebenarnya di manapun ada. Hanya saja ketika di suatu tempat/ negara masih banyak terjadi gontok-gontokan, penyebabnya sangat kompleks. Bukan sekedar warisan nenek moyang, warisan Mbahe Sangkil atau apa.. Saya yakin, di Belanda pun dari dulu sampai sekarang masih ada unsur gontok-gontokan. Perbedaan kepentingan, status sosial, perbedaan peran dan berbagai perbedaan lain sering menjadi sumber gontok-gontokan baik yang nampak jelas maupun yang tak nampak di permukaan. Rasanya bisa saja gontok-gontokan di Belanda ini dijadikan obyek riset kawan-kawan yang ambil S-3 Psikologi Sosial, Sosiologi atau Sejarah di Belanda atas beasiswa Stuned.he,he,he Salam,
[mediacare] Re: Serem
Hmm...tampaknya Anda salah paham. Saya bukan mengomentari tulisan Anda, melainkan posting di paling bawah dari Sdr. Ati Gustiati, yang Anda tanggapi. Yang saya lakukan adalah melanjutkan rantai tanggapan yang sudah Anda mulai. Dalam tulisan itu disebut bahwa ada narasumber bernama Taufik Nasihun, Dekan FK Universitas Islam Sultan Agung. Tapi, lepas dari itu semua, apa sih hubungannya dengan gen, otak dan DNA? manneke -Original Message- Date: Tue Mar 13 20:50:17 PDT 2007 From: GAYa NUSANTARA [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [mediacare] Re: Serem To: mediacare@yahoogroups.com Perlu dipertanyakan juga zaman edan itu yang seperti apa? Menurut saya kalau menyikapi segala sesuatu dengan kacamata yang mempertahankan nilai-nilai dan norma yang perlu di up-date dan tidak bisa terbuka pada perubahan lingkungan, mungkin kita bukan masuk zaman edan, namun zaman purba. Saya senang ada yang memberikan reaksi pada pemikiran saya, meski bersebrangan. Jadi saya nggak cuma onani pikiran (maaf kalau istilahnya nggak enak untuk sebagian orang, karena saya belum menemukan kata yang mampu mengekspresikan sama dengan kata itu), ada yang mau merespon. Kalaupun pemikiran saya dianggap edan, saya merasa tidak, karena saya tidak menyarankan anak kecil dibekali kondom, namun perempuan yang sudah mengalami menstruasi perlu tidak sekedar dibekali pengetahuan bagaimana membersihkan diri saja dan konsekuensi dari perilaku seksnya, namun juga perlu tahu apa haknya atas tubuhnya. Bahwa seks itu sendiri adalah kenikmatan tidak bisa dipungkiri, lalu buat pada dibohongi apalagi ditakut-takuti, perempuan tidak perlu takut dengan hasratnya, namun dia harus tahu kenapa hasrat itu muncul dan bagaimana itu berhubungan dengan menstruasinya. Kalau dia sudah paham, maka dia sudah bisa berdiskusi untuk mengetahui hak atas tubuhnya, bagaimana dia ingin menghargai tubuhnya, dengan siapakah dia akan berbagi kenikmatan seksnya serta semua konsekuensinya termasuk aborsi dan segala konsekuensinya, bahwa dia pun punya hak atas kenikmatan itu dan kenapa seks yang lebih aman dengan menggunakan kondom itu penting bagi keselamatan nyawa dan tubuh dia serta hak tawar dalam menikmati tubuh serta seksualitasnya. Bukan dengan memberangus kenyamanan tubuh perempuan dan menjadikannya polisi moral dirinya dan laki-laki sekitarnya, kalo begini sih bagi saya seperti Taliban versi baru saja. nb: mungkin anda salah dengan orang lain, kebetulan saya belum pernah masuk fakultas kedokteran, karena saya (meski menghormati profesi dokter) tidak tertarik menyelesaikan masalah hanya dari seni gen, otak dan DNA, it's just not me. ;0) GAYa NUSANTARA Mojo Kidul I # 11A Surabaya 60285 East Java-Indonesia Phone/fax: + 62 31 591 4668 - Original Message - From: manneke To: mediacare@yahoogroups.com Sent: Tuesday, March 13, 2007 1:58 PM Subject: [mediacare] Re: Serem He he he, yang ngomong Dekan Fakultas Kedokteran lagi. Apa nggak edan? Mending dengerin ramalan Joyoboyo aja deh. Paling enggak ramalannya akan datangnya zaman edan sudah terbukti :) manneke -Original Message- Date: Mon Mar 12 20:50:27 PDT 2007 From: GAYa NUSANTARA [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [mediacare] Re: Serem To: mediacare@yahoogroups.com Salah satu yang diharapkan dari media sebagai salah satu alat hegemoni adalah kemampuannya untuk menyampaikan suatu informasi yang akurat dan tidak timpang. Namun, saya rasa itu memang masih merupakan perjalanan yang masih sangat jauh untuk di capai. Semua tulisan membicarakan rekan kita kaum muda, tapi saya tidak melihat adanya media menyorot kaum muda untuk bersuara atas keadaan yang dimaksudkan. Bukankah ini menjadikan mereka yang merasa sudah tua (bukan dewasa lho ya, tua) sekali lagi seperti sedang menjejalkan sirih yang sudah dikunyah olehnya dan mekasa kaum muda untuk menelan. Apalagi menggunakan kata gairah seksual pada remaja sebagai beringas sementara yang tua tidak? Oh c'mon lah kita tahu bahwa kaum tua pun tidak kalah beringas dengan gairah seksual mereka. Siapa lagi yang doyan beli viagra dan segala obat perangsang kalau bukan mereka yang sudah tidak remaja lagi...Jangan memandang hanya kaum muda kita saja yang tidak mampu berpikir kritis dan bijak, berapa bapak-bapak yang senang jajan ke lokalisasi tanpa kondom dan tertulas HIV kemudian memberikan bonus itu pada istri tercinta? Justru sekarang ini saya lihat kaum muda kita mulai mau terbuka pada pemahaman mengenai seksualitas serta konsekuensinya, darip ada kaum tua yang merasa sudah makan asem garam kehiduan. Anyway, saya secara pribadi tidak melihat perilaku maupun gairah seksual remaja dan orang tua perlu dibedakan dan disalah-salahkan, karena it's human nature, secara biologis kala menjelang menstruasi perempuan memang akan lebih bergairah secara seksual, baik itu tua maupun muda. Kala
[mediacare] Re: FPI Paksa STT Setia Ditutup
Ho ho ho, Danny LIm terlalu memuji. Sebetulnya, yang bikin takut FPI ngelarak mediacare itu cuma satu. yaitu Danny Lim. manneke -Original Message- Date: Wed Mar 14 03:46:00 PDT 2007 From: Danny Lim [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Re: FPI Paksa STT Setia Ditutup To: mediacare@yahoogroups.com Media Care sih kagak mungkin bisa ditutup oleh FPI, wong di sini ada banyak jagoan. Ada sensei Deddy, ada prof. Manneke, ada Wido simpatisan PKS, ada pak Njoo pentolan PDS, ada lawyer Leo Tobing, ada jurnalis top Ida Khouw, ada Endiarto Widjaja yang know-hownya jempolan, ada Yap Hong Gie yang piawai pembauran dll.dll.dll. Saya berani taruhan satu krat Teh Botol Sosrodjojo, FPI akan berpikir minimal 3 kali sebelum melabrak Media Care. Ingat 'kan FPI kepentok Garda Bangsa ketika FPI menyudahi ceramah Gus Dur dulu? Nah bobot Media Care dengan pentolan-pentolan di atas ini kagak kalah dibanding bobot Garda Bangsa. So don't worry to all of friends, kita aman di Media Care sini, ihik ihik. Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, JG [EMAIL PROTECTED] wrote: FPI is the Law.. Hati-hati ntar mediacare dipaksa tutup juga lho.. Kind Regards, Jc - Original Message - From: Wielsma Baramuli To: mediacare@yahoogroups.com Sent: Wednesday, March 14, 2007 10:14 AM Subject: Re: [mediacare] FPI Paksa STT Setia Ditutup Kejahatan koq dibiarkan! Jadi apa negeri ini kalau setiap kelompok boleh menggunakan kekuatannya untuk menghakimi orang lain. Hare gini... masih berperilaku jahiliah, pake prinsip hukum rimba, yang bener aja! ~YOGHA [EMAIL PROTECTED] wrote: FPI Paksa STT Setia Ditutup *Harian Komentar, 12 Maret 2007* *FPI Paksakan Sekolah Tinggi Teologia Ditutup* Sekolah Tinggi Teologia (STT) Setia yang telah beroperasi selama 17 tahun, tiba-tiba diprotes massa yang diboncengi FPI (Front Pembela Islam) di bilangan Jakarta Timur, Sabtu (10/03). Dalam aksinya, massa FPI menuntut agar kampus yang berada di Jalan Kampung Pulo (Pinang Ranti) tersebut harus ditutup. Selain itu, massa juga melarang pihak kampus yang sedang melaksanakan proses pembangunan sebuah asrama baru bagi mahasiswa di sana. Akibat aksi protes tersebut, sebanyak 400 personel dari Polda Metro Jaya dan Polres Jakarta Timur turun langsung melakukan penjagaan. Sehingga pengepungan itu tidak sampai menjurus pada aksi anarkis. Sementara Rektor STT Setia, Pdt Matheus Mangentang ketika ditemui Komentar di Jakarta menyatakan, tuntutan massa FPI tersebut tidaklah mendasar. Oleh sebab itu, STT Setia tidak akan memenuhinya. Kampus ini berdiri sudah 17 tahun lebih. Kita juga mendapat izin berdiri. Biar bagai-mana pun, sampai titik darah penghabisan, saya tidak akan memenuhi tuntutan mereka, tegas Pdt Matheus seraya menambahkan untuk tingkat pascasarjana saja di kampusnya, statusnya diakui Depdiknas. Oleh sebab itu, dia akan mengadukan masalah ini ke Komisi III DPR RI. Kami akan koordinasi dengan Komisi III DPR. Kalau itu dibiarkan, maka akan menjadi preseden buruk, tukasnya. Dijelaskannya, ada 1.000 sampai 2.000orang tercatat sebagai mahasiswa STT Setia, dan mereka datang dari berbagai daerah. Oleh sebab itu, sangat disayangkan jika ada tuntutan sejumlah kalangan untuk menutup sekolah tinggi Kristen tersebut. Kami minta pihak aparat memberikan jaminan keamanan terhadap berlangsungnya pendidikan di kampus kami,'' tandas Pdt Matheus seraya menegaskan, kampus STT Setia legal karena memiliki izin dari Menag dalam hal ini Dirjen Bimas Kristen. Sementara Kabag Humas Depag, Afrizal, kepada koran ini, belum berani menanggapi persoalan tersebut. Saya akan koordinasikan dulu dengan Dirjen Bimas Kristen, kuncinya. Pada bagian lain, Pembantu Rektor II STT Setia, Juwanto mengaku heran dengan adanya tuntutan pembubaran STT tersebut. Pasalnya, selama ini tidak ada masalah antara pihak yayasan dengan warga sekitar. Selama beroperasi, tidak pernah ada persoalan dengan sejumlah penduduk di sini, tutur Juwanto. Ia mengatakan yakin, jika ada yang meminta untuk membubarkan perguruan ini, itu bukan murni berasal dari penduduk sekitar. Kami yakin ada pihak-pihak yang sengaja memprovokasi protes yang dilancarkan massa tersebut karena memang tidak ada persoalan dengan warga sekitar, ujarnya. Juwanto menambahkan bahwa pihaknya juga telah memenuhi semua perizinan yang diperlukan terkait dengan rencana pembangunan gedung asrama bagi para mahasiswa. Semua perizinannya sudah kami urus, jadi dalam pertemuan antara muspida yang rencananya digelar Senin (hari ini, red) kami akan mengungkapkan hal itu
[mediacare] Re: Pantaskah R.A.Kartini jadi Pahlawan Nsional ?
Sayang ya, dijunjung tinggi setelah orangnya mati, dan setelah pemerintah kolonial Belanda membiarkan impian Kartini untuk pendidikan yang lebih tinggi kandas. Semasa hidupnya, Kartini berusaha keras untuk melanjutkan sekolahnya, untuk membuka kemungkinan bagi perempuan memperoleh pendidikan yang lebih tinggi dalam bentuk sekolah khusus putri. Ia dibantu oleh suami istri Abendanon, dan waktu itu Meneer Abendanon adalah Direktur Pendidikan dan Industri Hindia Belanda. Tapi apa yang terjadi? Menteri Pendidikan Belanda menolaknya mentah-mentah (lihat surat-surat Kartini buat Rosa Abendanon, yang diterbitkan Jost Cote). Pemerintah kolonial, yang untuk kepentingan politiknya, bisa bertindak semena-mena pada para bupati dan residen Jawa, tapi dalam soal pendidikan perempuan berpura-pura tak berdaya melawan para bupati yang tak suka putri-putrinya sekolah lebih tinggi daripada pendidikan dasar semata. Mungkin sejarawan Danny Lim perlu baca dulu kritik keras Kartini terhadap bangsa Eropa dan kaum kolonial di tanah Jawa dalam surat-suratnya baik kepada Rosa Abendanon dan Stella Zeehandelaar, sebelum njeplak seenak udelnya untuk kepentingan politisnya yang sempit: membersihkan nama Belanda dari dosa masa lalunya. menjelang akhir hidupnya, ketika Kartini dan Rukmini berhasil membuka sekolah mereka sendiri yang sederhana, semuanya dilakukan tanpa dukungan apapun dari pemerintah kolonial. Pemerintah Kolonial kesayangan Danny Lim itu cuek saja terhadap permintaan bantuan dari Kartini, bukan karena mereka takut pada para bupati Jawa, melainkan karena mereka juga tak ingin perempuan jadi lebih maju. Yang dilakukan pemerintah Belanda kini adalah mengkooptasi jerih payah Kartini untuk diklaim sebagai bagian dari kebaikan kolonial. Tapi, siapa yang bisa tertipu oleh taktik murahan seperti ini kecuali Danny Lim sang kolaborator? Meneer, Lim, sekadar perkenalan dengan Kartini, coba baca dua buku ini: 1) Joost Cot?? (trans. and ed.), On Feminism and Nationalism: Kartini???s Letters to Stella Zeehandelaar, 1899-1903, Clayton: Monash Asia Institute, Monash University, 1995 2)Joost Cote (trans. and ed.,)Letters from Kartini, An Indonesian Feminist, 1900-1904, Clayton: Monash Asia Institute, Monash University, 1992 Setelah itu, baru Anda layak berhadapan dengan Pak Hoesein Roeshdy. Atau, jangan-jangan Anda nggak suka pemerintah kolonial dibilang ganti kulit oleh Pak Hoesein karena mengingatkan pada diri Anda sendiri yang juga ganti kulit? manneke -Original Message- Date: Wed Mar 14 02:53:43 PDT 2007 From: Danny Lim [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Re: [KincirAngin] Pantaskah R.A.Kartini jadi Pahlawan Nsional ? To: KincirAngin [EMAIL PROTECTED], Media Care mediacare@yahoogroups.com Pak Hoesein, Email ini anda kirim tahun lalu, dan masih tersimpan rapi di arsip saya. Karena sebentar lagi Indonesia merayakan Hari Kartini, maka saya ingin menjawab email pak Hoesein ini, terlambat setahun ngga apa-apa ya pak :-). Ada kesan kolonial Belanda dulu itu mengangkat kasus Kartini hanya untuk memuluskan pergantian kulitnya, ini terbaca di email pak Hoesein di bawah ini (maaf bila saya salah interpretasi). Namun melihat kenyataan bahwa di Belanda, Kartini dijunjung tinggi sampai sekarang terutama di Den Haag, tentu tesis pak Hoesein pantas diragukan. Maaf ya pak, tapi di website saya www.ikenindonesie.nl ada 2 tulisan sebagai bukti nyata, bahwa Kartini di Belanda dijunjung tinggi sebagai pejuang emansipasi di Hindia-Belanda dulu sampai sekarang. Maksud saya, bila pengangkatan kasus Kartini hanya lips service kolonial Belanda, mana mungkin Pemda Den Haag di tahun 2007 ini sampai spesial menyediakan trophy Kartini untuk perorangan/organisasi di Den Haag yang berjuang dalam bidang emnasipasi ala Kartini dulu. FYI. Yang meraih Kartini-Trophy tahun 2007 ini adalah seorang wanita Maroko bernama Rahma El Hamdaoui yang berjuang membela emansipasi di sebuah kampung bernama Schilderswijk di Den Haag. Sebuah diskusi yang menarik dan bermanfaat, pak Hoesein. Salam hangat, Danny Lim, Nederland - Original Message - From: HOESEIN RUSHDY To: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; mediacare@yahoogroups.com ; [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, April 25, 2006 1:31 AM Subject: [KincirAngin] Pantaskah R.A.Kartini jadi Pahlawan Nsional ? Belakangan ini muncul diskusi tentang jasa-jasa kartini. Tentu saja ada yang mendukung dan ada yang mempertanyakan. Saya rasa banyak sudah orang yang mengetahui siapa sebenarnya Kartini itu. Bukankah banyak buku yang menginformasikan tokoh wanita ini bahkan pernah ada film Kartini yang diperankan Yeni Rachman dan Bambang Hermanto yang memerankan suaminya R.Adipati Arya. Tapi rupanya tetap saja kurang jelas. Pokok permasalahan adalah dalam hal pantas tidaknya beliau bergelar Pahlawan Wanita yang bergerak dibidang perjuangan emansipasi wanita Indonesia. Mungkin ada beberapa
[mediacare] Re: FPI Paksa STT Setia Ditutup
Londo chauvinist dan orang-orang reseh macam FPI sebetulnya sama saja brengseknya. Sama-sama preman, cuma bedanya yang pertama ngaku lebih intelek, sedang yang kedua terang-terangan preman. Dua-duanya memang harus dicegah jangan sampai menghancurkan Indonesia. Satunya melakukan perusakan dari luar, satu lagi lewat perusakan dari dalam. Kesimpulan? Danny Lim dan FPI ternyata masih satu saudara. manneke -Original Message- Date: Wed Mar 14 08:36:50 PDT 2007 From: Danny Lim [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Re: FPI Paksa STT Setia Ditutup = bung Danny To: mediacare@yahoogroups.com 1. Indonesia memiliki kalimat ampuh jangan campuri urusan dalam negeri Indonesia. Nah kalau Indonesia sudah bilang begitu, jangankan Belanda yang segede upil, Amerika Serikat yang adi daya pun ngga bisa apa-apa. 2. Pertolongan dari luar negeri masih mungkin diberikan bila rakyat/cendekiawan Indonesia sendiri terlihat upayanya. Apakah upaya cendekiawan Indonesia sudah terlihat dalam menangani kasus-kasus anarkis/rese di Indonesia? Belum 'tuh, baru sebatas gembar-gembor di milis-milis saja. Itu pun biasanya yang di-embat bukan kelompok rese, tapi orang Belanda yang chauvinistis, ihik ihik :-). Setiap negara merdeka, merdeka mengurus negerinya sendiri. Sukses ya. Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, jhonny sitorus [EMAIL PROTECTED] wrote: Meski agak menyimpang dari topik pembicaraan, tapi sy salut Bung Danny msh mengusung tema pembebasan. FPI gak mungkinlah memberedel Mediacare. Mereka kan takut sama nama sakti Radityo! Bung, berita soal kebebasan berpendapat dan beribadah, perlu mendapat dukungan dari masyarakat internasional. Sy sangat berterima kasih, jika isu ini dibicarakan di tingkat politisi Belanda. Banyak contoh kasus soal demokrasi dan diskriminasi membuat pemerintah RI gerah, setelah didesak dari luar negeri. Sy punya pengalaman (menjadi korban) teror kebebebasan beribadah di sebuah daerah mayoritas Muslim di Bekasi tahun 1995. Pasca-kejadian, kami sepakat membuat audiensi dengan tokoh pemerintah setempat, kemudian dilanjutkan dengan mengirim surat ke Presiden, dan tembusan ke aparatur pemerintahan terkait. Tindakan ini tentunya disertai upaya mediasi ke warga sekitar. Singkat cerita, kasus itu akhirnya terselesaikan oleh waktu yg tidak sebentar. Selama 5 tahun perjuangan, akhirnya kami dapat beribadah dengan tenang, meski setiap Natal dan Tahun Baru, perlu pengamanan polisi. Bung, inilah uniknya konsidi negeri sy. Janganlah terlalu dibandingkan dg Belanda yg (konon) demokratis itu. Sekali lagi, bung. Kiranya Anda dan kawan2 di Belanda (kembali) melemparkan isu toleransi antar-umat beragama di Indonesia. Mudah2an politisi dan pihak kerajaan Belanda menjewer pemerintah RI, lewat lobinya. Peran negara sahabat sangat ampuh mendorong pemerintah RI terpaksa menyelesaikan masalah seperti ini. Maaf, sy kurang etis, jika menyebut contoh kasus besar diskriminasi yang berhasil melalui desakan pihak asing. Demikian, -jd- --- Danny Lim [EMAIL PROTECTED] wrote: Media Care sih kagak mungkin bisa ditutup oleh FPI, wong di sini ada banyak jagoan. Ada sensei Deddy, ada prof. Manneke, ada Wido simpatisan PKS, ada pak Njoo pentolan PDS, ada lawyer Leo Tobing, ada jurnalis top Ida Khouw, ada Endiarto Widjaja yang know-hownya jempolan, ada Yap Hong Gie yang piawai pembauran dll.dll.dll. Saya berani taruhan satu krat Teh Botol Sosrodjojo, FPI akan berpikir minimal 3 kali sebelum melabrak Media Care. Ingat 'kan FPI kepentok Garda Bangsa ketika FPI menyudahi ceramah Gus Dur dulu? Nah bobot Media Care dengan pentolan-pentolan di atas ini kagak kalah dibanding bobot Garda Bangsa. So don't worry to all of friends, kita aman di Media Care sini, ihik ihik. Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, JG jony@ wrote: FPI is the Law.. Hati-hati ntar mediacare dipaksa tutup juga lho.. Kind Regards, Jc - Original Message - From: Wielsma Baramuli To: mediacare@yahoogroups.com Sent: Wednesday, March 14, 2007 10:14 AM Subject: Re: [mediacare] FPI Paksa STT Setia Ditutup Kejahatan koq dibiarkan! Jadi apa negeri ini kalau setiap kelompok boleh menggunakan kekuatannya untuk menghakimi orang lain. Hare gini... masih berperilaku jahiliah, pake prinsip hukum rimba, yang bener aja! ~YOGHA selaras@ wrote: FPI Paksa STT Setia Ditutup *Harian Komentar, 12 Maret 2007* *FPI Paksakan Sekolah Tinggi Teologia Ditutup* Sekolah Tinggi Teologia (STT) Setia yang telah beroperasi selama 17 tahun, tiba-tiba diprotes massa yang diboncengi FPI (Front Pembela Islam) di
[mediacare] Re: Sorry, Manneke -
Waduh, ini ternyata Maria toh? Saya juga minta maaf kalo gitu. Soal pendekatan genetik yang sangat deterministik itu, itu adalah warisan Darwin dari akhir abad ke 19. Sekarang, bahkan paea ahli biologi evolusi pun tak percaya bahwa gen berperan dengan cara sedeterministik itu. Ilmunya berkembang terus, karena banyaknya temuan setiap tahunnya tentang tubuh manusia. Kita katakan saja bahwa penentu perilaku manusia adalah hasil dari negosiasi antara gen sebagai pemberi potensi, otak sebagai pengolah informasi, tubuh sebagai pelaksana, dan lingkungan sebagai pemantik. Semuanya memainkan faktor penting, dan tindakan yang diambil salah satu pihak tersebut sudah bisa mempengaruhi tindakan pihak-pihak lain. Hasilnya dalam bentuk perilaku tak pernah dapat diprediksi secara tepat. Jadi, tak perlu khawatir dengan evolusi dan teori genetikanya. Tak sangka kita jumpa di mediacare. Salam, manneke -Original Message- Date: Wed Mar 14 19:47:20 PDT 2007 From: GAYa NUSANTARA [EMAIL PROTECTED] Subject: Sorry, Manneke - Re: [mediacare] Re: Serem To: mediacare@yahoogroups.com Wah sorry Manneke, berarti aku orangnya ge-eran hehehehe salah satu yang membatalkan niatku masuk dunia kedukteran dan banting setir ke dunia psikologi adalah kecenderungan melihat masalah, bahkan masalah sosial dapat diselesaikan dari gen, otak dan DNA. Kenapa seseorang jadi kejam, karena ada gen-nya, sudah tertanam dalam otak. Saya hanya punya kecenderungan berusaha melihat manusia sebisa mungkin tidak hanya dari gen, otak dan DNA saja (meski dalam ilmu psikologi ada ilmu klinis yang juga melihat otak sebagai inti dasar perilaku). Anyway, aku tetap saja senang bahwa email saya ditanggapi, minimal saya tidak sedang ngomong sendirian, terima kasih sekali lagi... maria GAYa NUSANTARA Mojo Kidul I # 11A Surabaya 60285 East Java-Indonesia Phone/fax: + 62 31 591 4668 - Original Message - From: manneke To: mediacare@yahoogroups.com Sent: Wednesday, March 14, 2007 2:05 PM Subject: [mediacare] Re: Serem Hmm...tampaknya Anda salah paham. Saya bukan mengomentari tulisan Anda, melainkan posting di paling bawah dari Sdr. Ati Gustiati, yang Anda tanggapi. Yang saya lakukan adalah melanjutkan rantai tanggapan yang sudah Anda mulai. Dalam tulisan itu disebut bahwa ada narasumber bernama Taufik Nasihun, Dekan FK Universitas Islam Sultan Agung. Tapi, lepas dari itu semua, apa sih hubungannya dengan gen, otak dan DNA? manneke -Original Message- Date: Tue Mar 13 20:50:17 PDT 2007 From: GAYa NUSANTARA [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [mediacare] Re: Serem To: mediacare@yahoogroups.com Perlu dipertanyakan juga zaman edan itu yang seperti apa? Menurut saya kalau menyikapi segala sesuatu dengan kacamata yang mempertahankan nilai-nilai dan norma yang perlu di up-date dan tidak bisa terbuka pada perubahan lingkungan, mungkin kita bukan masuk zaman edan, namun zaman purba. Saya senang ada yang memberikan reaksi pada pemikiran saya, meski bersebrangan. Jadi saya nggak cuma onani pikiran (maaf kalau istilahnya nggak enak untuk sebagian orang, karena saya belum menemukan kata yang mampu mengekspresikan sama dengan kata itu), ada yang mau merespon. Kalaupun pemikiran saya dianggap edan, saya merasa tidak, karena saya tidak menyarankan anak kecil dibekali kondom, namun perempuan yang sudah mengalami menstruasi perlu tidak sekedar dibekali pengetahuan bagaimana membersihkan diri saja dan konsekuensi dari perilaku seksnya, namun juga perlu tahu apa haknya atas tubuhnya. Bahwa seks itu sendiri adalah kenikmatan tidak bisa dipungkiri, lalu buat pada dibohongi apalagi ditakut-takuti, perempuan tidak perlu takut dengan hasratnya, namun dia harus tahu kenapa hasrat itu muncul dan bagaimana itu berhubungan dengan menstruasinya. Kalau dia sudah paham, maka dia sudah bisa berdiskusi untuk mengetahui hak atas tubuhnya, bagaimana dia ingin menghargai tubuhnya, dengan siapakah dia akan berbagi kenikmatan seksnya serta semua konsekuensinya termasuk aborsi dan segala konsekuensinya, bahwa dia pun punya hak atas kenikmatan itu dan kenapa seks yang lebih aman dengan menggunakan kondom itu penting bagi keselamatan nyawa dan tubuh d! ia! serta hak tawar dalam menikmati tubuh serta seksualitasnya. Bukan dengan memberangus kenyamanan tubuh perempuan dan menjadikannya polisi moral dirinya dan laki-laki sekitarnya, kalo begini sih bagi saya seperti Taliban versi baru saja. nb: mungkin anda salah dengan orang lain, kebetulan saya belum pernah masuk fakultas kedokteran, karena saya (meski menghormati profesi dokter) tidak tertarik menyelesaikan masalah hanya dari seni gen, otak dan DNA, it's just not me. ;0) GAYa NUSANTARA Mojo Kidul I # 11A Surabaya 60285 East Java-Indonesia Phone/fax: + 62 31 591 4668
[mediacare] Re: Sejarah Indonesia
Ini terjemahan toh? Penerjemahnya sungguh tak mengeti etika penerjemahan, karena ia menambah-nambahi dan membumbu-bumbui teks dengan kesimpulan-kesimpulan sendiri, yang merusak struktur dan alur keseluruhan sejarah yang dituliskan. Jika penulis buku ini tahu, saya yakin dia akan sangat gusar apabila ia betul-betul seorang sejarawan sejati. Dari segi lain, terlihat betapa liciknya ulah sang manipulator data ini. Ia bisa memanipulasi tulisan orang lain yang ditulis secara fair dan objektif untuk mencapai agenda manipulatifnya sendiri yang sempit. Semakin lama semakin terlihat kualitas Meneer Danny Lim ini. Shame! Shame! manneke -Original Message- Date: Wed Mar 14 17:08:05 PDT 2007 From: Danny Lim [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Sejarah Indonesia To: PMKRI Petojo [EMAIL PROTECTED], Media Care mediacare@yahoogroups.com SEJARAH INDONESIA (Dari buku Indonesi?? oleh Dirk Vlasblom) Penghuni pertama wilayah yang sekarang menjadi Republik Indonesia adalah ras Melanesia yang berkulit hitam dan berambut kriting. Ras Melanesia dulu itu menduduki juga wilayah India yang sekarang, sampai ke wilayah Philipina yang sekarang. Kemudian sekitar 4000 tahun sebelum masehi, masuklah ras Astronesia yang berkulit kuning, yang dulu itu menghuni wilayah China dan Taiwan yang sekarang. Akibat kedatangan ras Astronesia, ras Melanesia di wilayah yang sekarang menjadi Indonesia, tersingkir ke wilayah Papua yang sekarang. Sebagian ras Melanesia berasimilasi dengan ras Astronesia menjadi ras baru yang berkulit sawo matang. Ras campuran Melanesia-Astronesia itu berdagang rempah-rempah dengan China dan Taiwan, asal ras Astronesia, dan berdagang rempah-rempah dengan India, asal ras Melanesia. Baik ras Melanesia di India mau pun ras Astronesia di China jago berdagang, jadi tak heran bila ras asimilasi Melanesia-Astronesia di Indonesia juga piawai dalam berdagang. Ras Melanesia menganut animisme sedangkan ras Astronesia menganut Hindu dan Budha. Sekitar abad ke tiga setelah masehi, agama Hindu dan Budha tumbuh subur di wilayah yang sekarang menjadi Republik Indonesia. Kerajaan top pertama adalah kerajaan Sriwijaya yang Budha dan berpusat di Sumatra Selatan. Enam abad lamanya kerajaan Sriwijaya berjaya di wilayah yang sekarang menjadi Indonesia itu. Di abad ke sembilan, lahirlah di wilayah yang menjadi pulau Jawa yang sekarang, kerajaan Mataram yang juga Budha. Dinasti Syailendra dari Mataram memerintahkan pembangunan Borobudur. Saat Mataram diperintah oleh raja Airlangga, kerajaan Mataram terlibat pertempuran dengan kerajaan Sriwijaya, meski pun dua kerajaan itu sama-sama Budha. (Cikal-bakal budaya gontok-gontokan Indonesia dimulai oleh Sriwijaya dan Mataram? - DL). Dua kerajaan itu menjadi lemah akibat peperangan dan akhirnya punah sendiri. Di saat vakum itu masuklah pasukan Mongolia/China di bawah komando Kublai Khan ke Indonesia, namun bangsa Mongolia/China itu hanya datang untuk minta upeti dari kerajaan-kerajaan yang (masih) ada di Indonesia ketika itu. Dari reruntuhan kerajaan Sriwijaya dan kerajaan Mataram itu lahirlah kerajaan baru yang lebih akbar, yaitu kerajaan Majapahit yang Hindu. Kerajaan Majapahit diduga merupakan kerajaan terbesar yang pernah ada di jaman prehistoris Indonesia. Namun tidak terjadi perang antara pasukan Kublai Khan dengan pasukan Majapahit, sebaliknya terjadi kerjasama dagang erat yang saling menguntungkan. Ekspor rempah-rempah Majapahit pun meluas sampai ke Eropa. Di bawah raja Hayam Wuruk dan patihnya yang terkenal Gajah Mada, kerajaan Majapahit yang Hindu itu menguasai Sumatra, Jawa, Bali dan Kalimantan. Beberapa sejarahwan berkata wilayah Majapahit mencakup juga Philipina, Maluku dan Papua. Kebesaran kerajaan Majapahit ditulis oleh Empu Prapanca dalam bukunya Negarakertagama. Kerajaan Majapahit bukan cuma jago berdagang, juga kebudayaan tumbuh cemerlang. Bendera kerajaan Majapahit adalah Dwiwarna, yaitu Merah-Putih. Warna bendera itu pula yang kini menjadi warna bendera Republik Indonesia. Kerajaan Majapahit yang Hindu kemudian runtuh akibat kedatangan pedagang Islam dari Gujarat dan Persia. Perkembangan agama Islam di Indonesia terjadi dari abad ke tiga belas sampai abad ke tujuh belas, di saat agama Islam telah berusia seribu tahun sejak diperkenalkan pertama kalinya oleh Mohamad. Daerah Indonesia yang pertama dijejak oleh Islam adalah Aceh. Kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah kerajaan Demak di Jawa, yang menggantikan kemashuran kerajaan Majapahit. Orang-orang Majapahit yang Hindu pun mengungsi ke Bali. Setelah Demak, satu persatu kerajaan-kerajaan kecil di Indonesia menjadi Islam, seperti kerajaan Banten di Jawa dan kerajaan Makassar di Sulawesi. Seperti telah diceritakan di atas, di jaman Majapahit perdagangan rempah-rempah mampu menembus pasaran Eropa. Perdagangan itu pula yang membawa orang-orang Eropa datang ke Indonesia untuk mencari rempah
[mediacare] Re: FPI Paksa STT Setia Ditutup
Nah, ide dari Prof. Akhmad Asaad ini saya sangat setujui. Baik yang tentang Danny Lim dengan infantilismenya maupun tentang pemerintah Indonesia yang tak becus melindungi warga negaranya sendiri. Tengkyu! manneke -Original Message- Date: Wed Mar 14 15:54:09 PDT 2007 From: Akhmad Asaad [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [mediacare] Re: FPI Paksa STT Setia Ditutup To: mediacare@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] Yth Prof Manneke dan miliser lainnya, FPI dan org sebangsanya jelas bertindak diluar UUD dan UU dlm sekian banyak ulah kekerasaanya. D Lim sering tidak jelas juntrungannya tetapi dia secara riil tidak menimbulkan kerusakan. Sovinismenya pada Londo, sering menimbulkan tertawa geli. Propagandanya untuk membuang Pancasila ke tong sampah hanya menunjukan begitu jauhnya dari realisme Indonesia, dan infantile disorder yg agak sering kambuhan. Dedengkot FPI bahkan pernah dicegat oleh Garda Bangsa bersama Satgas PDI-P, lalu dia teriak-teriak tentang tidak adanya negara hukum. Namun kan tidak menurut hukum kalau para korban kekerasan lalu bertindak diluar hukum juga. Bisa ada semacam anarki. 1. Semua kebebasan yang diakui oleh UUD dan UU harus dilindungi oleh negara cq pemerintah, krn itu kita harus mendesak terus menerus agar pemerintah SBY-MJK benar-benar dan terus menerus melindungi semua warga RI sesuai dengan UUD dan UU. 2. Karena tugas negara/pemerintah itu diabaikan oleh yang berwajib, maka kita punya hak dan legitimasi untuk mencari tambahan perlindungan di mancanegara. Disini ruang cukup banyak. Lihat Ibu yang janda nya Munir, bagaimana beliau berjuang ada hasilnya di LN karena pemerintah juga tenang dan nyaman saja hanya tebar pesona ketika banyak hak dan kebebasan yang sedang diperkosa. Maaf telah nimbrung, salam, AAsaad manneke [EMAIL PROTECTED] wrote: Londo chauvinist dan orang-orang reseh macam FPI sebetulnya sama saja brengseknya. Sama-sama preman, cuma bedanya yang pertama ngaku lebih intelek, sedang yang kedua terang-terangan preman. Dua-duanya memang harus dicegah jangan sampai menghancurkan Indonesia. Satunya melakukan perusakan dari luar, satu lagi lewat perusakan dari dalam. Kesimpulan? Danny Lim dan FPI ternyata masih satu saudara. manneke -Original Message- Date: Wed Mar 14 08:36:50 PDT 2007 From: Danny Lim [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Re: FPI Paksa STT Setia Ditutup = bung Danny To: mediacare@yahoogroups.com 1. Indonesia memiliki kalimat ampuh jangan campuri urusan dalam negeri Indonesia. Nah kalau Indonesia sudah bilang begitu, jangankan Belanda yang segede upil, Amerika Serikat yang adi daya pun ngga bisa apa-apa. 2. Pertolongan dari luar negeri masih mungkin diberikan bila rakyat/cendekiawan Indonesia sendiri terlihat upayanya. Apakah upaya cendekiawan Indonesia sudah terlihat dalam menangani kasus-kasus anarkis/rese di Indonesia? Belum 'tuh, baru sebatas gembar-gembor di milis-milis saja. Itu pun biasanya yang di-embat bukan kelompok rese, tapi orang Belanda yang chauvinistis, ihik ihik :-). Setiap negara merdeka, merdeka mengurus negerinya sendiri. Sukses ya. Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, jhonny sitorus [EMAIL PROTECTED] wrote: Meski agak menyimpang dari topik pembicaraan, tapi sy salut Bung Danny msh mengusung tema pembebasan. FPI gak mungkinlah memberedel Mediacare. Mereka kan takut sama nama sakti Radityo! Bung, berita soal kebebasan berpendapat dan beribadah, perlu mendapat dukungan dari masyarakat internasional. Sy sangat berterima kasih, jika isu ini dibicarakan di tingkat politisi Belanda. Banyak contoh kasus soal demokrasi dan diskriminasi membuat pemerintah RI gerah, setelah didesak dari luar negeri. Sy punya pengalaman (menjadi korban) teror kebebebasan beribadah di sebuah daerah mayoritas Muslim di Bekasi tahun 1995. Pasca-kejadian, kami sepakat membuat audiensi dengan tokoh pemerintah setempat, kemudian dilanjutkan dengan mengirim surat ke Presiden, dan tembusan ke aparatur pemerintahan terkait. Tindakan ini tentunya disertai upaya mediasi ke warga sekitar. Singkat cerita, kasus itu akhirnya terselesaikan oleh waktu yg tidak sebentar. Selama 5 tahun perjuangan, akhirnya kami dapat beribadah dengan tenang, meski setiap Natal dan Tahun Baru, perlu pengamanan polisi. Bung, inilah uniknya konsidi negeri sy. Janganlah terlalu dibandingkan dg Belanda yg (konon) demokratis itu. Sekali lagi, bung. Kiranya Anda dan kawan2 di Belanda (kembali) melemparkan isu toleransi antar-umat beragama di Indonesia. Mudah2an politisi dan pihak kerajaan Belanda menjewer pemerintah RI, lewat lobinya. Peran negara sahabat sangat ampuh mendorong
[mediacare] Re: Serem
He he he, yang ngomong Dekan Fakultas Kedokteran lagi. Apa nggak edan? Mending dengerin ramalan Joyoboyo aja deh. Paling enggak ramalannya akan datangnya zaman edan sudah terbukti :) manneke -Original Message- Date: Mon Mar 12 20:50:27 PDT 2007 From: GAYa NUSANTARA [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [mediacare] Re: Serem To: mediacare@yahoogroups.com Salah satu yang diharapkan dari media sebagai salah satu alat hegemoni adalah kemampuannya untuk menyampaikan suatu informasi yang akurat dan tidak timpang. Namun, saya rasa itu memang masih merupakan perjalanan yang masih sangat jauh untuk di capai. Semua tulisan membicarakan rekan kita kaum muda, tapi saya tidak melihat adanya media menyorot kaum muda untuk bersuara atas keadaan yang dimaksudkan. Bukankah ini menjadikan mereka yang merasa sudah tua (bukan dewasa lho ya, tua) sekali lagi seperti sedang menjejalkan sirih yang sudah dikunyah olehnya dan mekasa kaum muda untuk menelan. Apalagi menggunakan kata gairah seksual pada remaja sebagai beringas sementara yang tua tidak? Oh c'mon lah kita tahu bahwa kaum tua pun tidak kalah beringas dengan gairah seksual mereka. Siapa lagi yang doyan beli viagra dan segala obat perangsang kalau bukan mereka yang sudah tidak remaja lagi...Jangan memandang hanya kaum muda kita saja yang tidak mampu berpikir kritis dan bijak, berapa bapak-bapak yang senang jajan ke lokalisasi tanpa kondom dan tertulas HIV kemudian memberikan bonus itu pada istri tercinta? Justru sekarang ini saya lihat kaum muda kita mulai mau terbuka pada pemahaman mengenai seksualitas serta konsekuensinya, daripada kaum tua yang merasa sudah makan asem garam kehiduan. Anyway, saya secara pribadi tidak melihat perilaku maupun gairah seksual remaja dan orang tua perlu dibedakan dan disalah-salahkan, karena it's human nature, secara biologis kala menjelang menstruasi perempuan memang akan lebih bergairah secara seksual, baik itu tua maupun muda. Kala sperma sudah banyak laki-laki pun akan memiliki kecenderungan mudah terangsang dan bergairah pula secara seksual. Dan tidak ada hubungannya antara gairah seksual dan semakin mudanya usia menstruasi, ini karena semakin baiknya gizi pada kaum muda kita, tidak ada hubungan dengan gairah seksual, duh please deh... Yang lebih menjadi masalah bagi saya dari tulisan di bawah adalah adanya penyikapan pada tubuh perempuan (meski tidak ditulis, tampak jelas yang selalu dipermasalahkan berpakaian minim selalu perempuan, maklum kalau laki-laki pamer udel nggak ada yang mempermasalahkan). Kenapa perempuan selalu diletakkan sebagai polisi atas birahi laki-laki? Kalau laki-laki mudah terangsang, maka merekalah yang perlu berbenah diri. Bagi saya secara pribadi bagaimana seseorang berpakaian tergantung pada bagaimana seseorang merasa nyaman dengan keadaannya, kalau dengan rok mini dan tank top dia merasa lebih pede saya merasa itu tidak seharusnya menjadi masalah. Justru saya melihat masih lemahnya penghormatan para rekan adam (terutama yang mudah mata gelap, maklum mungkin pendidikan seksualitasnya minim ato nggak ada sama sekali) pada tubuh perempuan. Sudah terlalu lama tubuh perempuan dijadikan objek seksual mereka, sehingga ketika melihat sedikit bagian dari perut dan paha saja birahi sudah memuncak. You know what? itu justru yang menjadi masalah, it has to stop! Sementara perempuan justru tidak boleh punya objek seksual, mereka akan dicap murahan kalau begitu, padahal laki-laki kalau tertawa-tawa sambil bergosip mengenai tubuh perempuan tidak ada yang merasa itu perlu dipermasalahkan, this also has to stop! Kalau mau bicara seksualitas, ayolah kita perlu sedikit jujur, baik agama maupun norma sudah tidak lagi mampu menakut-nakuti kaum muda untuk menggali seksualitas mereka. Jangan berpikir bahwa keluarga berantakan pasti menghasilkan anak yang nggak keruan, karena dari keluarga yang terlihat baik dan saleh pun sering saya dapati anak yang sudah matang seksualitasnya (kebetulan saya konselor), karena mereka merasa 'aman' dari kecaman. Bagaimana kaum muda kita mau menahan gairah seksual mereka ketika mereka tahu yang doyan pakai ayam abu-abu adalah pak ini, pak itu, yang memadati lokalisasi juga para kaum adam yang sudah tidak muda lagi. Wong contohnya mereka dapati sendiri dari mereka yang justru tidak muda lagi, kalau sudah gini bagaimana? Pada dasarnya yang sangat dibutuhkan oleh kaum muda kita adlan informasi yang benar dan tepat mengenai seksualitas, tanpa ada tendensius untuk menakut-nakuti mereka (seperti terlalu banyak masturbasi akan membuat mereka mandul, aduh please deh, begitu mereka tahu kalau ini boongan, maka hilanglah sudah kepercayaan mereka pada kaum tua dan mereka akan mencari informasi yang mereka butuhkan sendiri). Saya justru menyarankan pendidikan seksualitas, sehingga mereka tahu apa hak dan kewajiban mereka sebagai kaum muda. Kita nggak bisa bilang
[mediacare] Re: Kejagung Segera Edarkan Larangan Buku Sejarah Kurikulum 2004
Bagaimana mungkin Departemen Pendidikan dan Departemen Kebudayaan bisa berpartisipasi dalam unjuk kuasa murahan macam begini? Mau ke mana Indonesia? Hari gini Kenapa ya kok saya tiba-tiba merasa bahwa kita sudah kembali ke zaman Orde Baru? manneke -Original Message- Date: Mon Mar 12 18:59:25 PDT 2007 From: Sunny [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Kejagung Segera Edarkan Larangan Buku Sejarah Kurikulum 2004 To: Undisclosed-Recipient:;@unspecified-domain http://www.antara.co.id/arc/2007/3/13/kejagung-segera-edarkan-larangan-buku-sejarah-kurikulum-2004/ Kejagung Segera Edarkan Larangan Buku Sejarah Kurikulum 2004 Jakarta (ANTARA News) - Kejaksaan Agung segera mengedarkan surat pemberitahuan terkait pelarangan edar bagi buku Sejarah kurikulum 2004 sebagaimana diputuskan pada 5 Maret lalu. Hal itu kita umumkan Jumat lalu, segera diusahakan untuk diketahui masyarakat banyak, kata Muchtar Arifin, Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen (JAM Intel) di Jakarta, Senin. Menurut Muchtar, surat pemberitahuan tersebut akan disampaikan kepada kejaksaan tinggi dan kejaksaan negeri, serta penerbit terkait. JAM Intel mengatakan, pihak kejaksaan dan pemerintah menghormati pendapat yang bermunculan terkait pelarangan beredarnya buku tersebut, namun menurut dia pemerintah harus menentukan sikap terhadap buku sejarah kurikulum 2004. Pertimbangannya, dapat menimbulkan polemik dan mengganggu ketertiban umum, kata dia. Ia menambahkan, pengawasan dan pelarangan terhadap barang cetakan merupakan salah satu kewenangan Kejaksaan yang tertuang dalam UU No.16/2004 tentang Kejaksaan. Pada 9 Maret 2007, Kejagung secara resmi melarang penerbitan dan peredaran buku pelajaran sejarah SMP dan SMA kurikulum 2004 yang dinilai menimbulkan keresahan di masyarakat. Buku sejarah yang dilarang itu adalah Kronik Sejarah untuk SMP (Anwar Kurnia, penerbit Yudistira), Sejarah I untuk SMA (TB Purwanto dkk), dan pelajaran Sejarah SMP dan SMA yang mengacu pada kurikulum 2004. Buku Sejarah Kurikulum 2004 yang dilarang itu memuat peristiwa Pemberontakan PKI tahun 1948 dan Pemberontakan tahun 1965 yang hanya mencantumkan Gerakan 30 September tanpa menyebutkan keterlibatan PKI. Pelarangan edar bagi buku sejarah itu dilakukan setelah penelitian buku sejarah kurikulum 2004 oleh Tim Clearing House Kejaksaan Agung yang beranggotakan berbagai elemen di antaranya Kepolisian, Badan Intelijen Negara (BIN, Badan Intelijen Strategis (BAIS), Departemen Agama, Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Kebudayaan. Penelitian buku Sejarah kurikulum 2004 itu adalah atas permintaan Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo.(*) Copyright ?? 2007 ANTARA 13/03/07 00:04 Yahoo! Groups Sponsor ~-- Transfer from your equities account. Receive up to $1,000 from GFT. Click here to learn more. http://us.click.yahoo.com/aZttyC/X_xQAA/cosFAA/IRislB/TM ~- Web: http://groups.yahoo.com/group/mediacare/ Klik: http://mediacare.blogspot.com atau www.mediacare.biz Untuk berlangganan MEDIACARE, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/mediacare/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/mediacare/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[mediacare] Re: Kejaksaan Masih Teliti Buku Soekarno File
Sayang sekali, YBK dalam meng-counter buku Soekarno File malah mengadopsi cara-cara Orde Baru, yakni menggunakan kekuasaan untuk memberangus buku, alih-alih menciptakan dan menyebarluaskan diskursus tandingan untuk menggugurkan tesis Dake. Korban pertama dari tindakan seperti ini bukan Dake, atau buku karyanya, atau penerbitnya di Indonesia, melainkan kemerdekaan berpikir dan berpendapat, serta juga hak untuk menjawab. manneke -Original Message- Date: Mon Mar 12 19:01:00 PDT 2007 From: Sunny [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Kejaksaan Masih Teliti Buku Soekarno File To: Undisclosed-Recipient:;@unspecified-domain http://www.antara.co.id/arc/2007/3/12/kejaksaan-masih-teliti-buku-soekarno-file/ Kejaksaan Masih Teliti Buku Soekarno File Jakarta (ANTARA News) - Kejaksaan hingga kini masih meneliti buku Soekarno File karya ilmuwan Belanda, Prof. Antonie C.A Dake, yang sebelumnya dilaporkan ke Kepolisian karena dinilai mencemarkan nama baik mantan Presiden Soekarno. Buku itu masih diteliti, kata Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen (JAM Intel) Muchtar Arifin di Jakarta, Senin. Buku berjudul Soekarno File yang terbit tahun 2005 itu dilaporkan oleh Yayasan Bung Karno (YBK) ke Mabes Polri pada September 2006 karena dinilai mencemarkan nama baik mantan Presiden Soekarno karena menyebut Soekarno terlibat dalam Gerakan 30 September 1965. Yayasan Bung Karno meminta agar polisi menindak penulis buku tersebut, yaitu Anthonie C.A Dake dan penerbit buku yakni CV Aksara Karunia. Menurut JAM Intel, Kejaksaan telah meminta keterangan sejumlah pihak di antaranya penerbit Aksara Karunia yang menerbitkan buku itu dalam bahasa Indonesia. Pengawasan terhadap barang cetakan itu dilakukan oleh clearing house pada Bidang Intelijen Kejaksaan Agung yang beranggotakan berbagai elemen di antaranya Kepolisian, Badan Intelijen Negara (BIN, Badan Intelijen Strategis (BAIS), Departemen Agama, Departemen Pendidikan Nasional serta Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Kejaksaan memiliki kewenangan untuk mengawasi peredaran barang cetakan sebagaimana tercantum dalam UU No.16/2004 tentang Kejaksaan.(*) Copyright ?? 2007 ANTARA 12/03/07 23:59 Yahoo! Groups Sponsor ~-- Transfer from your equities account. Receive up to $1,000 from GFT. Click here to learn more. http://us.click.yahoo.com/aZttyC/X_xQAA/cosFAA/IRislB/TM ~- Web: http://groups.yahoo.com/group/mediacare/ Klik: http://mediacare.blogspot.com atau www.mediacare.biz Untuk berlangganan MEDIACARE, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/mediacare/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/mediacare/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[mediacare] Re: Mijn vrouw is Indisch
Memang sampai kiamat susah membuka pikiran Meneer Lim ini. Yang dibenci itu CARA BERPIKIR orang Belanda macam Danny Lim yang terus-menerus mau membenarkan dan menghaluskan penjajahan yang pernah dilakukannya atas bangsa lain. Orang Belanda yang punya kesadaran tinggi pasti juga tak suka kepada Londo-Londo chauvinist macam ini. Ada data tentang berapa orang Indonesia yang membenci Belanda, sehingga cukup untuk membuat generalisasi bahwa orang Indonesia membenci Belanda? Ada data tentang berapa jumlah kolaborator pada zaman penjajahan untuk bisa mengatakan bahwa ada banyak kolaborator? Jangan lupa, pada masa itu kolaborator Tionghoa juga ada lho, baik di masa Belanda maupun di masa Jepang. Ini orang Indonesia atau bukan? Atau sudah kabur ke Belanda dan meneruskan tradisi kolaborasi-nya di sana? manneke -Original Message- Date: Tue Mar 13 07:11:46 PDT 2007 From: Danny Lim [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Re: Mijn vrouw is Indisch To: mediacare@yahoogroups.com Mas Ambon/Sunny, 1/3 dari 16 juta penduduk Belanda = 5 juta lebih berdarah Melayu? Saya ragukan itu, namun saya sering mendengar jumlah 2 juta. 2 juta dari 16 juta berarti 12,5% penduduk Belanda kecipratan darah Melayu. Ada yang orang tuanya Indisch, ada yang kakek/neneknya Indisch atau orang tua dari kakek/neneknya yang Indisch. Di desa saya Wassenaar saja (penduduknya cuma 26.000 orang) saya kenal 3 meisjes bule yang kakek/neneknya Indisch. Cantik-cantik lho mereka. Rambut meisje yang satu kecoklat-coklatan, yang satunya lagi mendekati pirang dan yang ke tiga betul-betul blonde. Siapa yang menyangka di tubuh gadis-gadis bule itu mengalir darah Indisch? Bila orang Indonesia di Indonesia masih terus membenci orang Belanda, mereka secara tidak langsung menolak generasi berdarah campuran itu. Tindakan kolonial Belanda salah, itu saya setuju, namun tindakan Inlanders yang berkolaborasi dengan kolonial Belanda juga salah, dan jumlah mereka tidak sedikit, bukan? Bila orang Indonesia bisa lebih memakai ratio ketimbang emosinya, saya yakin kehidupan di Indonesia bakalan lebih bagus dibanding sekarang. Dalam arti Belanda selalu ingin membantu Indonesia dalam segala hal. Belum lama ini Belanda mengirim team water management-nya ke Jakarta atas biaya Belanda untuk membantu pemda Jakarta menanggulangi banjir, itu hanya merupakan salah satu contoh konkrit saja. Namun bila sikap orang Indonesia selalu memusuhi Belanda, maka bantuan Belanda terhadap Indonesia juga akan mengalami hambatan. Siapa yang rugi nantinya? Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Danny, Sedkiti tambahan. Memang sekarang begitu, tetapi lain sekarang lain djaman doeloe. Pada djaman doeloe, kalau dikirim foto ke orang tua atau familie di Belanda isterinya melajoe berpakaian kain kebaya jarang ditampilkan, hanya ayah dan anak-anak yang blond saja, hal ini bisa dilihat pada cerita-cerita tempo doeloe yang kadang-kadang muncul dengan gambar di Volkskrant atau NRC Handelsblad. Pernah ada artikel di salah satu koran Belanda dikatakan bahwa 1/3 penduduk Belanda itu berdarah Melayu. Salam. - Original Message - From: Danny Lim To: KincirAngin Cc: Media Care ; PMKRI Petojo Sent: Tuesday, March 13, 2007 9:06 AM Subject: [mediacare] Mijn vrouw is Indisch www.ikenindonesie.nl MIJN VROUW IS INDISCH Maurice Jessy Mijn vrouw is Indisch adalah artikel menarik terbaru (dalam bahasa Belanda) di www.ikenindonesie.nl. Di jaman penjajahan banyak terjadi pernikahan antara orang Belanda dan orang Hindia-Belanda, itu bagus. Setelah Indonesia merdeka, terjadi pernikahan antara orang Belanda dan orang Indonesia, itu juga bagus. Namun apakah pernikahan lain bangsa, dan tidak jarang juga lain agama, tidak menimbulkan problem? Tidk ujar Maurice dan Jessy seperti koor. Maurice (orang Belanda) telah menulis dalam bahasa Belanda perkenalan, pertunangan dan pernikahannya dengan Jessy, gadis Tionghoa-Indonesia asal Surabaya, khusus untuk pembaca www.ikenindonesie.nl. Selamat membaca. Salam hangat, Danny Lim, Nederland www.ikenindonesie.nl
[mediacare] Re: Mediacare, si Indonesia Kecil
Ada juga yang hobinya jadi tukang sebar kabar bohong, provokasi, pecah belah, dan cilakanya lagi, orang ini bukan orang Indonesia tapi WN lain yang dikenal dalam sejarahnya sebagai penjajah kejam. Dengan kata lain, dia adalah penyusup yang tugasnya merongrong dari dalam. manneke -Original Message- Date: Fri Mar 09 02:37:11 PST 2007 From: Danny Lim [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Mediacare, si Indonesia Kecil To: mediacare@yahoogroups.com Di Media Care hidup masyarakat kecil Indonesia yang penuh kekontrasan. Ada yang rese menganggap berhak mengatur apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan orang lain, namun ada banyak juga yang tidak rese. Ada yang bersifat posko banjir, namun ada juga yang bersifat voorkomen is beter dan genezen. Ada yang sehari-hari menulis culture shock dan ncek/mpe, tapi ada juga yang berbicara tentang sektor pertanian, banjir di Jakarta yang sekarang sudah dilupakan orang. Ada yang bermasturbasi dengan slogan, tapi ada juga yang giat mengamanatkan pasal 34 UUD RI. Ada yang pemikirannya cupat terbatas (bukan blo'on) tapi ada juga yang broadminded. Semua itu menunjukkan manusia memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri- sendiri. Tentu kita tidak bisa menyeragamkan semua orang menjadi sama, bukan? Apa yang telah saya hasilkan? Ah itu 'kan urusan saya, saya juga ngga menuntut apa yang telah Leo Tobing hasilkan, bukan? Namun bila saya bicara tentang pasal 34 UUD RI Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara maka itu berarti anda dituntut untuk berprestasi di sektor pelayanan masyarakat oleh pendiri RI, bukan oleh saya, wong yang bikin UUD RI bukan saya kok, ihik ihik :-). Singkat kata: orang Indonesia dituntut oleh UUD RI, saya orang Belanda dituntut oleh UUD Belanda, you got the point Leo? Sebuah diskusi yang menarik dan bermanfaat. Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, Leo TOBING [EMAIL PROTECTED] wrote: Hehehehe ... Iya ya, 'da ... Memang otaknya bung danny sangat tidak terbatas, dan kita penuh keterbatasan ... Yaa, ... Maklumlah, kita ini manusia penuh dengan segala keterbatasan. Kalau yang tak terbatas itu, biasanya ada pada sang pencipta. Apakah bung danny telah memposisikan diri sebagai yang tak terbatas? Mungkin beliau tidak bermaksud tulisannya seperti itu, tetapi disnilah kita melihat keangkuhan intelektual-nya. Ida, Kaya'nya si Danny berpikir bahwa dia pikir, dia pintar ... Hahahahaha Apa sih yang telah dia perbuat untuk sesama manusia selain membangun arogansi diri dihadapan anggota mediacare? Hahahahaha ... Kalau bung danny merasa otaknya lebih pintar daripada kita-kita yang menjadi anggota mediacare ini, coba bayangin ... buat apa menyemplungkan dirinya ke kelompok orang-orang tolol? Bukankah itu sebuah perbuatan tolol? Hahahahahaha ... Atau mau diakui menjadi si pintar diantara orang tolol, ya? Please, dehhh Mau mendidik gak mau ... Mau ngobrol, kok ngobrolnya sama orang-orang tolol? Dulu, opung sering bilang ... Berteman sama orang tolol elo jadi tolol, berteman sama orang pintar kmu akan jadi pintar ... Bung danny mengklaim bahwa anggota mediacare memiliki kemampuan terbatas, tetapi dia ternyata senang betul dengan kita-kita yang berkemampuan terbatas, ... Hahahahaha ... Apakah itu bukannya bermain sama orang tolol? Pro: Danny Lim, Anda 'kan sudah menyatakan bahwa manneke telah menuliskan email dengan kata-kata yang kurang baik, lalu manneke mengatakan, email yang mana? Tolong ditunjukkan! Na ... Anda 'kan orangnya ingin tampil sempurna, kalau bicara biasanya teratur, dan berdasarkan logika. Saya rasa, logis sekali kalau manneke itu meminta anda membuktikan tuduhan anda kalau manneke telah mengirimkan email yang tak baik ke milis yang anda moderasi ... Masa anda tak bisa penuhi hal yg logis itu? Hal ini 'kan untuk menjaga kredibilitas anda yang ingin dibilang sebagai orang yang pintar ... Orang pintar itu selalu menulis berdasarkan logika dan data. Tunjukkin dong Kalau anda salah, dan itu wajar, karena setiap manusia tidak sempurna, pernah berbuat salah ... Kok anda sulit menyampaikan permohonan maaf? Di indonesia ini, yang sulit mengatakan maaf itu, umumnya pejabat2 negara yang kebijakannya sering anda kritisi juga. Naahhh ... Kalau anda juga susah meminta maaf, apa bedanya anda dengan tokoh itu? Kebijakan anda yang sewenang-wenang karena telah menerima email yang melukai perasaan anda bukanlah hal baru di negeri ini ... Anda sama aja kok! Hahahahahaha Regards, LEO TOBING
[mediacare] Salah sensei - Re: Saya ditendang dari milis jurnalisme
Salah, Sensei. Moderator mediacare bukan Mas Agus Hamonangan, tapi Mas Radityo. Kalo Mas Agus itu moderatornya FPK (Forum Pembaca Kompas). Wah, gimana nih, wasit nggak ikut kumite tapi kok bisa keliru? manneke -Original Message- Date: Wed Mar 07 23:53:42 PST 2007 From: Deddy Mansyur [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [mediacare] Re: Saya ditendang dari milis jurnalisme To: mediacare@yahoogroups.com Nah begini ceritanya: Mas Rad adalah anggota milis Kincir Angin, Moderatornya Oom Dany Boy Oom Danny Boy adalah anggota milis Mediacare, Moderatornya Mas Agus Prof. Manneke Yang Budiman pernah jadi anggota milis Kincir Angin-no more Sensei Deddy Mansyur adalah anggota milis: Mediacare FPK Kincir Angin ICMI America Traditional Karate-Do SKIF8 SMAXI SBY JK WartawanIndonesia DLL So? What's the point? BERHENTI BERKELAHIII! Kalo mau KUMITE sama sensei saja di UH, oki doki (favoritnya Oom Danny Boy), juga favoritnya Oom Danny Boy.Pancasila dibuang di tong sampah saja. Favoritnya Prof. Manneke Yang Budiman: CANADA DRY Favoritnya Mas Rad: Chicago the Blues Brothers - karena pernah di Chicago salam, sensei deddy mansyur university of houston www.uh.edu/shotokan http://www.isska.com/HoustonShotokan/pages/index.html - Original Message - From: manneke [EMAIL PROTECTED] To: mediacare@yahoogroups.com Sent: Wednesday, March 07, 2007 7:12 PM Subject: [mediacare] Re: Saya ditendang dari milis jurnalisme
[mediacare] Re: Saya ditendang dari milis jurnalisme
Bisa Danny Lim membuktikan bahwa saya mengirimkan posting ke Kincir Angin berisi kutipan-kutipan sebagaimana disebutkannya dalam postingnya di bawah ini? Jika tidak, Danny Lim adalah seorang tukang fitnah yang tak tahu malu. Jika saya, misalnya mengatakan Danny Lim punya IQ yang paling rendah dari hirarki yang paling rendah, saya menantang Danny Lim untuk menunjukkan bukti posting berisi pernyataan ini di sini. Jangan lupa, di milis ini ada juga peserta milis KA yang lain, dan mereka bisa menjadi saksi. Danny Lim mengatakan bahwa kalimat itu adalah pernyataan saya betulan, kan? Bukan cuma 'pengandaian'? Oke, perlihatkan mana posting saya itu. Jika tidak, kualitas Danny Lim yang sebenarnya akan langsung terungkap dengan sendirinya di mediacare ini. Banyak milis yang mengaku milis hebat, selektif, beradab, dsb, tapi dalam kenyataannya dipimpin oleh seorang moderator tak berintegritas, yang tak segan-segan berbohong dan menciptakan kebohongan publik. Apakah Anda termasuk dalam kategori ini Meneer Lim? manneke -Original Message- Date: Wed Mar 07 01:13:25 PST 2007 From: Danny Lim [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Re: Saya ditendang dari milis jurnalisme To: mediacare@yahoogroups.com Manneke tetap belum bisa membedakan DISKUSI TOPIK dengan DEBAT TATA TERTIB. Saya sudah kasih keterangan beberapa kali, diskusi topik sangat welcome, tapi debat tata tertib tidak boleh diperpanjang. Contohnya begini: 1. Bila Manneke berkata di Kincir Angin Belanda tidak punya pengaruh besar kepada Indonesia, sebab Belanda bukan negara hebat, itu boleh saja, pasti tidak akan menyebabkan pen-delete-an keanggotaan. Saya sendiri paling suka berdiskusi dengan siapa saja, di Media Care ini misalnya dengan Wido, dengan Fery Zidane, dengan Hafsah Salim dll. tanpa harus berhantam-hantaman. Saya respek mereka, mereka respek saya, pro-kontra pendapat adalah biasa, 100% dapat diterima. Bukan begitu? 2. Namun bila Manneke berkata di Kincir Angin Bicara Belanda lagi, bicara Belanda lagi, emangnya Belanda hebat? Ini yang tidak boleh, wong milis Kincir Angin milis Belanda kok dilarang bicara Belanda? Kepriben? (Kalau milis Jurnalisme tidak bicara tentang media tapi tentang Islam, itu memang menyesatkan, tapi saya tidak mau memberi judgement sebab tidak tahu persis situasi di sana). Bila kemudian Manneke membubuhi kata-kata sarkastis Danny punya IQ yang hirarkinya lebih rendah dari yang paling rendah, maka saya berpendapat Manneke telah melanggar tata tertib Kincir Angin dan harus dikeluarkan. Kalimat di atas ini bukan pengandaian, tapi betul- betul diucapkan oleh Manneke, dan hanya sebuah kalimat saja dari kalimat-kalimat lainnya yang tidak akan saya tulis di Media Care ini. Semoga Manneke mau menyadari diri sendiri, dan bila mungkin memperbaikinya. Saya yakin bila Manneke ada kemauan, pasti ada jalannya. Okki dokki ya. Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, manneke [EMAIL PROTECTED] wrote: Gimana kalo Danny Lim memperlihatkan di mediacare ini mana email- email saya yang memaki-maki person lawan bicara saya? Kan katanya supaya tuduhan tidak sepihak dari saya? Kalo tidak, nanti Anda loh yang bisa dibilang menuduh yang enggak-enggak. Penilaian sepihak, yang diikuti keputusan ala diktator, dengan dalih moderator lah yang paling berkuasa di milis, inilah contoh perilaku moderator paranoid. Lalu, siapa juga yang ngurusin warna milis mau hijau atau oranye? Atau maksud Danny Lim, kalo warna milisnya oranye, lalu Belanda nggak boleh diutik-utik, dan cuma orang indonesia aja yang boleh dimaki-maki? Apa arti milis oranye itu termasuk mengatai-ngatai orang Indonesia dan memuja-muja Belanda? Lalu ketika Belanda dikritik, moderatornya kebakaran jenggot dan boleh sewenang-wenang, gitu? Anda ngerti arti kata paranoid nggak sih? Soal orang-orang yang Anda singkirkan dari Kincir Angin, tak usah repot-repot mengundang mereka masuk mediacare. Begitu tau di sini ada DL, pada males semua. He he he. Tapi, saya punya kok forward dari mereka tentang kronologis pemecatan mereka yang dilakukan secara otoriter. Yang paling objektif sih tunjukkan saja, paling tidak posting-posting saya di KA, yang kata DL penuh caci-maki itu. Bisa dinilai juga kan sama miliser mediacare apa betul gitu atau enggak? Banyak milis menampilkan diri seolah demokratis, tapi belakangan ketauan moderatornya sangat anti-demokrasi dan tak ngerti arti fatsoenlijk yang selalu digemor-gemborkannya sendiriih deh dong nih, bah, cuiihh. manneke
[mediacare] Re: Saya ditendang dari milis jurnalisme
Gimana kalo Danny Lim memperlihatkan di mediacare ini mana email-email saya yang memaki-maki person lawan bicara saya? Kan katanya supaya tuduhan tidak sepihak dari saya? Kalo tidak, nanti Anda loh yang bisa dibilang menuduh yang enggak-enggak. Penilaian sepihak, yang diikuti keputusan ala diktator, dengan dalih moderator lah yang paling berkuasa di milis, inilah contoh perilaku moderator paranoid. Lalu, siapa juga yang ngurusin warna milis mau hijau atau oranye? Atau maksud Danny Lim, kalo warna milisnya oranye, lalu Belanda nggak boleh diutik-utik, dan cuma orang indonesia aja yang boleh dimaki-maki? Apa arti milis oranye itu termasuk mengatai-ngatai orang Indonesia dan memuja-muja Belanda? Lalu ketika Belanda dikritik, moderatornya kebakaran jenggot dan boleh sewenang-wenang, gitu? Anda ngerti arti kata paranoid nggak sih? Soal orang-orang yang Anda singkirkan dari Kincir Angin, tak usah repot-repot mengundang mereka masuk mediacare. Begitu tau di sini ada DL, pada males semua. He he he. Tapi, saya punya kok forward dari mereka tentang kronologis pemecatan mereka yang dilakukan secara otoriter. Yang paling objektif sih tunjukkan saja, paling tidak posting-posting saya di KA, yang kata DL penuh caci-maki itu. Bisa dinilai juga kan sama miliser mediacare apa betul gitu atau enggak? Banyak milis menampilkan diri seolah demokratis, tapi belakangan ketauan moderatornya sangat anti-demokrasi dan tak ngerti arti fatsoenlijk yang selalu digemor-gemborkannya sendiriih deh dong nih, bah, cuiihh. manneke -Original Message- Date: Tue Mar 06 11:39:05 PST 2007 From: Danny Lim [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Re: Saya ditendang dari milis jurnalisme To: mediacare@yahoogroups.com
[mediacare] Re: Saya ditendang dari milis jurnalisme
Hahahahaha, moderator Kincir Angin langsung bunyi. Anda ini ngerti nggak bedanya antara punya wewenang dan sewenang-wenang? Jika tak ngerti bedanya, maka memang antara demokratis dan otoriter bisa campur-aduk. Ayo, kalo mau diskusi soal ini boleh. Kita pakai Kincir Angin sebagai kasusnya? Giaman? manneke -Original Message- Date: Sun Mar 04 17:03:51 PST 2007 From: Danny Lim [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Re: Saya ditendang dari milis jurnalisme To: mediacare@yahoogroups.com Ada dua makna berbeda pendapat dengan moderator: 1. Berbeda pendapat dalam berdiskusi. Ini tidak boleh menyebabkan pen-delete-an member. 2. Berbeda pendapat dalam tata tertib milis. Ini wewenang sepenuhnya moderator dan member tidak boleh ngeyel. Member yang tidak betah sebaiknya keluar sendiri atau terpaksa dikeluarkan oleh moderator. Seperti kita masuk ke Indonesia mesti ikut UU Indonesia, masuk ke Belanda mesti ikut UU Belanda, masuk ke club sepakbola Persija mesti ikut tata tertib Persija dst.dst. Kita tidak tahu persis apa yang telah dibuat oleh Farid Gaban sebagai owner/moderator milis Jurnalisme. Salam hangat, Danny Lim Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, Leo TOBING [EMAIL PROTECTED] wrote: Hari genee ... Masih ada moderator sontoloyo yang suka mengeluarkan anggotanya tanpa ada penjelasan dan argumentasi yang rasionil? Hahahahaha Tiap orang unik, berbeda satu dengan yang lainnya ... Berbeda pendapat dengan moderator jangan diartikan sebagai sebuah pemberontakan kepada moderatornya ... Walaahhh ... Regards, LEO TOBING - STOP! Domestic Violence!!! -Original Message- From: mediacare@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of ddinasty_a04 Sent: Friday, March 02, 2007 3:45 AM To: mediacare@yahoogroups.com Subject: [mediacare] Re: Saya ditendang dari milis jurnalisme Lucu juga membaca berita ini, Farid Gaban sebagai seorang wartawan kok bisa bertindak otoriter bak petinggi militer, mana itu prinsip freedom of speach yg seharusnya dijadikan pegangan untuk bertindak sebagai moderator? Sikap sok berkuasa, anti perbedaan dan main pukul karena alasan selera sungguh merupakan sikap kekanak-kanakan dari seorang pemegang otoritas, milis seharusnya menjadi ajang pendewasaan kedewasaan sikap, disini kita dituntut untuk iklas menerima perbedaan cara pandang dan kemauan untuk melihat argumentasi di pihak lawan atau pihak yg tidak sesuai dgn selera kita. Saya kira, hanya demi alasan etika atau nilai moral kepantasan teramsuk didalamnya menghindari fitnah saja maka tulisan seorang milister di milis bisa di ban, tapi tentunya ban ini bukan pada si penulis, kalau ini dilakukan, artinya kita telah bertindak generalisir. Salam, --- In mediacare@yahoogroups.com, dimas supriyanto tbk62@ wrote: Salam, Saya dan Billy, telah ditendang dari milis Jurnalisme. Saya malah nyaris melupakannya, dan sibuk dengan milis yang lain. Namun, karena rekan sesama milis jurnalisme, Ging Ginanjar, menyampaikan simpati, seakan menyinggung dan diingatkan kembali, sehingga saya menyampaikan tanggapan. Tanggapan saya tembuskan diri sini, agar miliser lain mewaspadai milis sektarian yang berlabel umum dan cenderung mengelirukan. 1. Tak ada alasan yang jelas mengapa keanggotaan saya diberhentikan oleh Tuan Besar Farid Gaban, selaku moderator milis [EMAIL PROTECTED] Saya pun heran. Dia hanya menyebut posting saya melontarkan pernyataan-pernyataan serius dan provokatif tanpa bersedia mempertanggung-jawabkan, sembari mengeluarkan titah : Kewartawanan adalah sikap transparan dan bertanggungjawab. Itu jelas tidak benar! Saya memposting pernyataan serius berdasarkan fakta dan sumber yang benar, kredibel, karena saya menganggap milis Jurnalisme bukan milis komedi, tempat lucu-lucuan, dan bukan tempat berkasih-kasihan satu anggota dengan yang lain. Dan saya selalu bertanggung-jawab dengan pernyataan-pernyataan/posting saya. Tak pernah saya berhenti menanggapi postingan untuk saya, kecuali dihentikan dan diban moderator. Moderator jurnalisme lah yang pengecut, tidak bertanggung-jawab, menghentikan perdebatan saya, dan kemudian mencabut keanggotaan saya. 2. Sekarang, saya hanya bisa menduga-duga. Apakah karena saya menyinggung poligami Ade Armando, liputan sepihak di Poso oleh media sektarian SABILI, dll, sembari memuji kredebilitas TEMPO dan KOMPAS, sebagai media netral, yang meraih pembaca terbanyak secara nasional, sehingga Tuan Besar Farid Gaban marah besar. Saya kurang paham tentang sejarah keluarnya Tuan Farid Gaban dari TEMPO, sehingga dia begitu dendam dan anti. Atau karena menyebut KOMPAS sebagai media besar yang didirikan Katholik - yang di jurnalisme cenderung mendapat tanggapan minor? 3. Dengan diberhentikannya saya dari milis
[mediacare] Re: FORMER INDONESIAN MILITARY GENERAL ERICK WOTULO PLEADS GUILTY IN THE TAMIL TIGER ARMS SUPPLY CASE
Thanks, Radenayu asli. Ini baru satu yang ketahuan, ya? Bisa jadi ada banyak yang begini dalam TNI... manneke -Original Message- Date: Sat Feb 24 21:32:42 PST 2007 From: radenayu asli [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [mediacare] Re: FORMER INDONESIAN MILITARY GENERAL ERICK WOTULO PLEADS GUILTY IN THE TAMIL TIGER ARMS SUPPLY CASE To: mediacare@yahoogroups.com Erick Wotulo, a Menadonese is a retired general of the Indonesian Marine Corps. He was once at he authority of Batam Island --- manneke [EMAIL PROTECTED] wrote: Kok belum pernah denger ada jendral namanya Erick Wotulo? Adakah yang tau siapa ini? manneke
[mediacare] Re: Siapa sebenarnya Erick Wotulo?
Tengkyu, Sensei. Infonya sangat lengkap dan jelas. Biar segera diproses deh di pengadilan, jadi kita akan tahu ini ulah satu orang saja dalam TNI atau sudah melembaga. Mungkin lewat cara ini reformasi TNI baru betul-betul bisa dimulai. manneke -Original Message- Date: Sat Feb 24 19:32:39 PST 2007 From: Deddy Mansyur [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Siapa sebenarnya Erick Wotulo? To: mediacare@yahoogroups.com http://www.ranesi.nl/arsipaktua/Asia/indonesia060905/erick_wotulo061005 Siapa sebenarnya Erick Wotulo? Erick lahir di Noongan, Laongan Kabupaten Minahasa, Sulawesi Tenggara 11 Juni 1946. Karir militernya dimulai tahun 1966 ketika ia masuk Akademi Militer, Akmil. Di sana, ia satu angkatan dengan bekas Kepala Staf Angkatan Laut Bernard Kent Sondakh. Sejak menjabat sebagai letnan dua hingga mayor, Erick bertugas di Batalyon Kavaleri Resimen Bantuan Tempur Marinir, Karangpilang, Surabaya. Dia juga sempat menjabat Kepala Seksi Operasi di batalyon tersebut, lalu menjadi komandannya. Pada 1995-1996, Erick menjadi perwira penuntut atau dosen di Sekolah Komando ABRI Bandung. Tahun 1996-2002, menjabat Direktur Pengamanan Otorita Batam dan sempat menjadi staf ahli Ketua Pengamanan Otorita Batam Bidang Pengamanan. Tahun 2000 pangkatnya naik menjadi brigadir jendral. Istri Erick, Venny Fria Wotulo kepada Radio Utan Kayu bercerita, Erick gemar berolahraga. Jika tidak bermain tenis, waktu luang Erick diisi dengan bermain bridge. Venny mengaku tidak tahu banyak kegiatan suaminya setelah berhenti bekerja dari Otorita Batam. Karena itu ia sangat terkejut ketika Erick tiba-tiba ditangkap di Guam dan dituduh terlibat perdagangan senjata gelap. Berikut petikan wawancara Reporter Radio Utan Kayu Dahlia Citra dan Fia Anwar dengan Venny Fria Wotulo. Radio Utan Kayu: 'Apa benar Erick terlibat bisnis penjualan senjata?' Venny: 'Kami sekeluarga, anak, istri, keluarga besar sangat shock. Kami tidak menduga suami saya terlibat dalam bisnis itu.' Radio Utan Kayu: 'Apa keluarga tahu Erick pergi ke Guam?' Venny: 'Itu juga blank. Kami punya acara keluarga di Makassar, acara selesai hari Kamis (27 September 2006). Memang waktu itu dia pamit, tapi saya tidak tahu. Jadi blank nya itu dari hari Kamis pekan lalu.' Radio Utan Kayu: 'Apa alasan Erick waktu itu tidak ikut acara keluarga?' Venny: 'Ikut. Selesai acara keluarga besar, beliau pamit.' Radio Utan Kayu: 'Ke mana pamitnya?' Venny: 'Saya tidak perlu cerita. Yang penting masih di dalam negeri.' Radio Utan Kayu: 'Kalau tentang tiga nama lain dari Indonesia yang ditangkap, apakah Anda kenal?' Venny: 'Maaf, kami keluarga tidak kenal mereka.' Itu tadi Venny Fria Wotulo, istri Erick Wotulo yang diwawancarai Fia Anwar dan Dahlia Citra dari Radio Utan Kayu. Venny juga menuturkan, dari Makassar Erick pamit ke Denpasar, Bali untuk sebuah urusan bisnis. Lantas kabar terakhir menyebut Erick tertangkap di Guam. Menurut Venny, hingga kini keluarga belum berhasil berhubungan dengan Erick. Aparat dari pemerintah Indonesia sampai saat ini sama sekali tidak menghubungi keluarga. Dugaan keterlibatan Erick dalam perdagangan senjata gelap juga mengejutkan teman dekatnya semasa di di Angkatan Laut, Djoko Pramono. Bekas komandan marinir ini mengatakan, di mata rekan-rekannya Erick adalah orang yang jujur. Karir Erick terus menanjak dari komandan peleton hingga komandan resimen. Djoko mengatakan, Erick memang adalah seorang yang ahli persenjataan. Itu karena ia pernah berdinas di batalyon kavaleri. Djoko Pramono: (Ada yang mengatakan Pak Erick terjun ke bisnis senjata karena beliau punya keahlian di bidang tersebut. Bagaimana Anda melihatnya?) Saya kurang tahu soal itu. (Tapi kalau latar belakangnya militer punya pemahaman senjata yang cukup baik kan Pak?) Tentunya begitu. Apalagi dia (Erick) kan orang kavaleri. Kavaleri itu katanya material heavy kan. Jadi hal-hal itu dia sedikit banyak mengetahui. Delapan tahun silam, anggota Komisi I DPR dari Fraksi Bintang Reformasi Ade Daud Nasution mengaku pernah bertemu Erick Wotulo di Amerika Serikat. Di lain kesempatan, pernah bertemu juga saat Erick Wotulo berdinas di Surabaya dan masih berpangkat kolonel. Ade menduga keterlibatan Erick Wotulo dalam bisnis senjata tak lepas dari latar belakang militernya. Ade Daud Nasution: 'Dia kan sebagai militer, tahu senjata, marinir, pensiunan dan diajak teman-temannya. Lagian hanya menjadi broker aja. Ini kan mengulang skandal lagi. Dulu orang kita ada yang menyuplai senjata ke Afrika waktu perang di Kongo. Itu melibatkan Rahmad Wiranat Kusumah almarhum. Itukan bisa menjadi skandal internasional.' Erick Wotulo dan ketiga rekannya, Haji Subandi, Reinhard Rusli, dan Helmi Soedirdja sekarang berada di penjara di Guam. Keterangan mereka menjadi kunci untuk mengungkap soal dugaan keterlibatan TNI atau aparat-aparat di pemerintah Indonesia dalam perdagangan
[mediacare] Re: Maaf, saya harus berkata kasar
Bahasa Belandanya: uennaaks (pake huruf -s diakhir kata). Nah kalo yang enak-enak gini, saya setuju. manneke -Original Message- Date: Wed Feb 21 21:25:04 PST 2007 From: Al-Mahmud Abbas [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [mediacare] Re: Maaf, saya harus berkata kasar To: mediacare@yahoogroups.com Kalau saya berpendapat bukan soal waris mewariskan tetapi : mencontoh yang jelek itu lebih gampang dan paling uuunk dilakukan gila (maaf mencontoh iklan permen), sedangkan mencontoh yang baik-bersih-dan-benar itu sliiit maakkk !!! Apalagi menghayati hidup benar dan bersih seumur hidup harus terus dipelajari. Setuju kawan-kawan On 2/20/07, manneke [EMAIL PROTECTED] wrote: Soalnya dulu wong Londo cuma mewariskan sifat devide et impera sih, sementara fatsoenlijk-nya nggak diajarin. Sama sesama Londo pake fatsoenlijk, tapi sama Inlander perlakuannya seperti memperlakukan binatang. Nah,kemunafikan macam ini juga diwariskan pada orang Indonesia. Buka sekolahan aja sok pake nama politik etis segala, padahal sekolah-sekolahnya didirikan berdasar prinsip segregasi. Nggak heran aku jadinyaihikihik, oh keliru, sori...mestinya aku bilang: Oo I love my country more and more. manneke
[mediacare] Re: Maaf, saya harus berkata kasar -- Danny Lim
Memang susah. Makanya wong Londo akhirnya hengkang, nggak kuta menghadapi inlander yang ternyata bisa ngusir guru-nya. Apes banget wong Londo ya, he he he :) Soal poligami Ade Armando, saya nggak ngomong tuh? Kok malah Mister Lim yang nyolot duluan? Ada angin apa? Bagusnya Mister Lim konsisten sama prinsipnya. Kalo nggak doyan ngurusin urusan orang, ya nggak usahlah jerit-jerit soal orang Indonesia yang gini dan yang gitu. Biasanya situ kan paling cepet nyamber urusan orang lain di negeri lain nun jauh di sana sono. RESPEK? He he he, sejak kapan Meneer kenal kata ini? Baru bangun dari mimpi, ya? Ini namanya kadal ngasih nasihat ke kadal supaya jangan jadi kadal. Kecian deh Engkoh Lim...he he he :) manneke -Original Message- Date: Tue Feb 20 13:16:53 PST 2007 From: Danny Lim [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Re: Maaf, saya harus berkata kasar To: mediacare@yahoogroups.com Kalau begitu, memang susah menghadapi Inlanders ini. Diajarin devide- et-impera eh kagak bisa mengubahnya menjadi rukun silaturahmi. Kagak diajarin fatsoen eh kagak bisa belajar fatsoen sendiri, haiyaaa . cilaka butulan nih Inlanders, he he :-). Soal poligami, paling betul 'tuh mengikuti pendapatnya pater Blasius Slamet Lasmunadi PR. Ade Armando mau punya empat istri kek, kok kitorang yang jadi rese seperti kebakaran jenggot? Apa hak kita, emangnya kita babenye Ade Armando, betul ngga? Dan soal fatsoen, ikutin tata cara orang Belanda berpro-kontra di milis-milis. Orang Belanda kagak pernah gontok-gontokan meski pun rajin mengkritik. Kuncinya RESPEK. Sama siapa pun kita mesti respek, meski pun pendapatnya bertolak-belakang. Ogut respek kepada si Wido, si Ibnu, si Fery dll. meski pun bentrok opininya. Kalau ogut sudah tidak punya respek terhadap seseoarng, kagak ogut reply emailnya. Simpel ya. Orang Indonesia belum terbiasa berbeda pendapat sambil terus berteman, kalau berbeda pendapat berarti musuh, kalau teman mesti setuju 100%. Kecian si Manneke ini, he he :-). Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, manneke [EMAIL PROTECTED] wrote: Soalnya dulu wong Londo cuma mewariskan sifat devide et impera sih, sementara fatsoenlijk-nya nggak diajarin. Sama sesama Londo pake fatsoenlijk, tapi sama Inlander perlakuannya seperti memperlakukan binatang. Nah,kemunafikan macam ini juga diwariskan pada orang Indonesia. Buka sekolahan aja sok pake nama politik etis segala, padahal sekolah-sekolahnya didirikan berdasar prinsip segregasi. Nggak heran aku jadinyaihikihik, oh keliru, sori...mestinya aku bilang: Oo I love my country more and more. manneke
[mediacare] Re: Ogut amat konsisten lho - Danny Lim
Tahuu, Pak Guru! Jawabnya adalah buat apa repot-repot membubarkan KUA, wong KUA bukan penjual poligami, kok. Makanya, kalo mikir jangan kebolak-balik. Ini sama aja kaya ngeliat orang Indonesia pada brengsek, terus yang disalahin Pancasilanya. Emang kalo KUA dihapus terus nggak ada poligami? Atau, kalo Pancasila dibuang ke tong sampah terus mendadak orang Indonesia jadi hebat semua? Meneer, Meneer...bangun! udah siang nih. Ihik ihik. manneke -Original Message- Date: Wed Feb 21 14:36:37 PST 2007 From: Danny Lim [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Ogut amat konsisten lho - Re: Ade Armando kawin lagi To: mediacare@yahoogroups.com Ogut amat konsisten lho, dulu AA Gym kawin lagi ogut juga bilang kenapa kitorang rese? Maka mendengar Ade Armando kawin lagi ogut juga bilang yang sama. Penyebab poligami bukan AA Gym atau Ade Armando, tapi KUA. Menutup KUA adalah jalan satu-satunya menghilangkan poligami. Tap .. siapa berani menghapus KUA? Manneke tahu jawabannya? Ihik ihik. Sebuah diskusi yang menarik dan bermanfaat. Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, manneke [EMAIL PROTECTED] wrote: Memang susah. Makanya wong Londo akhirnya hengkang, nggak kuta menghadapi inlander yang ternyata bisa ngusir guru-nya. Apes banget wong Londo ya, he he he :) Soal poligami Ade Armando, saya nggak ngomong tuh? Kok malah Mister Lim yang nyolot duluan? Ada angin apa? Bagusnya Mister Lim konsisten sama prinsipnya. Kalo nggak doyan ngurusin urusan orang, ya nggak usahlah jerit-jerit soal orang Indonesia yang gini dan yang gitu. Biasanya situ kan paling cepet nyamber urusan orang lain di negeri lain nun jauh di sana sono. RESPEK? He he he, sejak kapan Meneer kenal kata ini? Baru bangun dari mimpi, ya? Ini namanya kadal ngasih nasihat ke kadal supaya jangan jadi kadal. Kecian deh Engkoh Lim...he he he :) manneke
[mediacare] Re: Ade Armando Manusia Biasa
Kita itu yang dimaksud siapa? Siapa yang permisif? Siapa yang kumpul kebo di milis ini? Perjelas dong. Jangan dirinya bau lumpur (namanya juga kebo kan, maennya di lumpur), terus semua orang dianggap bau lumpur juga. manneke -Original Message- Date: Tue Feb 20 05:37:11 PST 2007 From: Donald Use Taralia [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Re: Ade Armando Manusia Biasa To: mediacare@yahoogroups.com Ogut sering berpikir, apakah ngga keisengan amat yakh kalo masalah beginian saja (pernikahan) masih sering dikomen? Padahal kita permisif sekali kepada para pelaku kumpul kebo, baik kebo abang, kebo ijo, kebo kuning, dll. Hehehe .. abis kebonya juga lebih dari satu sih alias polikebo! --- In mediacare@yahoogroups.com, hartono_tjahjadi [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya sependapat. M asalah poligami si Ade Armando tidak perlu diperpanjang. Sah-sah saja dia kawin lagi, toh agamanya memperbolehkan punya 4 istri. Tak masalah. Tiap laki-laki di milis ini juga bisa seperti Ade, jadi bukan hal yang luar biasa... hartono On 2/20/07, mariatul kiptiah [EMAIL PROTECTED] wrote: Teman-teman.. Saya jarang sekali ikut nimbrung menulis. Tapi tiap hari saya buka milis ini. Tapi topik hangat akhir-akhir ini membuat saya ingin mengeluarkan pendapat dan usul. Gimana kalau kita berhenti saja membahas atau mengomentari keputusan yang diambil Bang Ade Armando. Menurut saya, sepopuler apapun Bang Ade atau apapun yang dia ucapkan atau dia yakini di masa lalu, tokh dia tetap manusia biasa (kayak lagunya Seriues : Rocker Juga Manusia) seperti kita semua. Saya tidak membela Bang Ade kalau saya mengatakan semua ini. Tokh secara pribadi saya tidak kenal Bang Ade. Tapi buat saya --lagi-lagi-- dia manusia biasa yang punya keterbatasan kemampuan memuaskan banyak orang. Sebagai manusia dia juga punya hak untuk mendapat ruang privacy untuk keputusan yang diambilnya. Kebetulan saja kita sedang tidak berada di situasi yang saat ini diduduki oleh Bang Ade. Siapa yang bisa menjamin bahwa kita tidak terpaksa mengambil keputusan seperti keputusan Bang Ade sekarang? Tidak ada bukan? Masih banyak banyak topik yang bisa dibahas selain masalah (kalaupun jadi masalah) Bang Ade. Salam Mariatul Kiptiah
[mediacare] Re: Maaf, saya harus berkata kasar
Soalnya dulu wong Londo cuma mewariskan sifat devide et impera sih, sementara fatsoenlijk-nya nggak diajarin. Sama sesama Londo pake fatsoenlijk, tapi sama Inlander perlakuannya seperti memperlakukan binatang. Nah,kemunafikan macam ini juga diwariskan pada orang Indonesia. Buka sekolahan aja sok pake nama politik etis segala, padahal sekolah-sekolahnya didirikan berdasar prinsip segregasi. Nggak heran aku jadinyaihikihik, oh keliru, sori...mestinya aku bilang: Oo I love my country more and more. manneke -Original Message- Date: Tue Feb 20 05:16:39 PST 2007 From: Danny Lim [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Re: Maaf, saya harus berkata kasar To: mediacare@yahoogroups.com Mitra Vinda bertanya Gimana yang lain? Jawaban saya Sesekali bolehlah moderator meloloskan email kasar sehingga kita makin kenal orang macam apa si A, si B dll. Menahan diri untuk TIDAK bicara kasar memang tidak mudah, apalagi buat orang Indonesia yang berbudaya gontok-gontokan. Namun berbicara sopan juga bukan impossible. Orang Belanda biasanya mampu berpro-kontra secara fatsoenlijk, artinya berbeda pendapat tapi tidak memakai kata-kata kasar. Bila devide-et-impera orang Belanda dicontek Inlanders sampai detik ini, mengapa tutur kata fatsoenlijk orang Belanda tidak dicontek oleh Inlanders ya. Heran aku jadinya ... haiyaaa, ihik ihik :-). Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, Mitra Vinda [EMAIL PROTECTED] wrote: Wah, mustinya e-mail ini disensor ya oleh moderator. Di sini bukan tempatnya untuk maki memaki. Gimana yg lain? _ From: mediacare@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, February 20, 2007 2:51 PM To: mediacare@yahoogroups.com Subject: [mediacare] Maaf, saya harus berkata kasar Kepada teman-teman yang lain, saya minta maaf kalau saya terpaksa berkata kasar kepada penulis surat bernama Christopher Nommensen. Kepada Christopher (yang saya duga bukan nama sebenarnya): Anda anjing! ade armando From: Christopher Nommensen christopher_ mailto:christopher_nommensen%40yahoo.com [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] mailto:mediacare%40yahoogroups.com ps.com Sent: Monday, February 19, 2007 10:30:42 AM Subject: Utk Mbak Dinda. Mendukung Bung Ade Re: Dalam hidup orang bisa berubah - Re: [mediacare] Sikap tdk konsisten Ade Armando ttg Poligami Orang memang bisa berubah Dulu menyatakan setia pada istri tercinta... Tetapi istri pertama mulai menua.. sedangkan di depan mata ada mahasiswa berusia di awal 20-an yang masih suegerr... sayang kan kalau disia-siakan bukan begitu bung Ade?? Mbak Dinda.. Kita tunggu saja 30 tahun lagi... Jika istri kedua bung Ade, si Citra sudah mulai menua... sedangkan bung Ade masih jadi dosen... Apakah dia akan memperistri mahasiswanya yang masih segerrr Hidup Bung Ade... Pencinta kesegaran
[mediacare] Re: Quiz Danny Lim
Setelah mengikuti posting-posting Danny Lim, saya juga berani taruhan bahwa jawaban bagi semua pertanyaan ini adalah b semua: 1. Setiap membaca berita tentang Indonesia, Danny Lim akan: a. taruhan beer Heineken b. taruhan Teh Botol Sosro 2. Simpulan Danny Lim untuk setiap permasalahan di Indonesia: a. buang sampah ke kali b. buang Pancasila ke tong sampah 3. Jawaban balik Danny Lim untuk tiap kritik terhadap pemikirannya: a. Orang Indonesia pasti kebanyakan makan gule kambing b. Orang Indonesia pasti kebanyakan masturbasi Pancasila 4. Ekspresi favorit Danny Lim: a. Aku cinta buatan Indonesia b. Ooo I love my country more and more 5. Mimpi Danny Lim kalo tidur tiap malem: a. Belanda jadi antek Amerika b. Indonesia kembali jadi jajahan Belanda Ayo, berani taruhan Teh Botol Sosro? manneke -Original Message- Date: Wed Feb 14 13:02:27 PST 2007 From: Danny Lim [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Quiz banjir To: KincirAngin [EMAIL PROTECTED] Setelah mengikuti/mengamati diskusi banjir Jakarta di beberapa milis, saya berani taruhan semua jawaban di bawah ini adalah a, dus 1a, 2a, 3a, 4a dan 5a. 1. Penduduk Jakarta: a. Menginginkan tidak kebanjiran b. Memilih pelayanan top di posko banjir. 2. Di bulan Mei 2007: a. Semua orang Jakarta lupa banjir b. Banyak pihak sibuk mencegah banjir 2008. 3. Pesta perpisahan Sutiyoso diselenggarakan: a. Di Balai Kota secara meriah b. Di salah satu bekas posko banjir 4. Gubernur Jakarta yang baru nanti: a. Tidak tahu apa-apa soal Water Management b. Piawai menangani air. 5. Jakarta akan: a. Tenggelam total b. Menjadi kota megapolitan di Asia Pacific. Bila anda memilih jawaban b, saya ajak anda bertaruh dengan saya, satu botol Teh Sosrodjojo per pertanyaan. Berani? Salam hangat, Danny Lim, Nederland
[mediacare] Re: buku yang dilarang Komisi HAM ?
Ha ha, Pak Martin, mana ada ceritanya Komnas HAM melarang-larang buku? Wewenang melarang buku secara formal cuma dimiliki Kejagung. Itupun kalo sekarang masih diterapkan, ya edan aja. Jangan percaya deh. manneke -Original Message- Date: Thu Feb 15 14:08:21 PST 2007 From: Martin Widjaja [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] buku yang dilarang Komisi HAM ? To: Forum Kompas forum-pembaca-kompas@yahoogroups.com, mediacare mediacare mediacare@yahoogroups.com P Manneke , produktif amat nih tulisan2nya ? Kalau kembali pada topik kerusuhan May 98, saya sampaikan info yg saya terima dr kawan di LA , soal buku yg katanya dilarang oleh Komisi HAM kita , apa betul yah ? Bisa di klik http://www.snb.or.id/?page=terbitanid=73subpage=Bukuyear=2006/08/15lan=
[mediacare] Re: Masjid NU dan Muhammadiyah Direbut Organisasi Lain
Salah sendiri kok Muhammadiyah dan NU diem aja waktu mesjid-mesjid mereka direbut kelompok lain. Kedua organisasi Islam terbesar di Indonesia yang ngaku anggotanya puluhan juta ini ternyata tak berdaya ya menghadapi radikalisme di dalam Islam sendiri? Apalagi yang minoritas. Mana bisa? manneke -Original Message- Date: Mon Feb 12 23:29:50 PST 2007 From: sholla taufiq [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [mediacare] Masjid NU dan Muhammadiyah Direbut Organisasi Lain To: mediacare@yahoogroups.com kalao boleh nuduh, pasti Islam ala PKS, ala Islam Fundamental dan ala ala yang lain. selain NU dan Muhammadiyah. sebut saja PKS misalnya. pada waktu kasus Tsunami di Aceh. kader PKS menempelkan stiker logo PKS di pintu-pintu rumah yang didirikan oleh pemerintah atau LSM. namun dengan cara yang keji, biadab, tak punya toto kromo membuat imej agar terlihat bahwa semua itu peran PKS, padahal PKS selalu mengumandangkan nilai-nilai Islam. (dasar PKS Kunyuk!) kemudian ada lagi informasi dari Aceh, ketika bantuan dari Jakarta yang ketika sampai di Medan, kardus yang kira-kira 7 kontainer logo 'save aceh' di tutup dengan logo PKS. (apa-apaan ini?) sekarang, mereka merampok masjid, ke surga nanti mestinya ambil tiket ke PKS atau Islam yang sealiran merampok masjid itu untuk memuluskan ideologi mereka yang diimpor dari timur tengah. meski ini hanya sekedar asumsi, Islam ala PKS sebenarnya belum menemukan aqidah yang jelas. sebab bukan hanya masjid yang dirampok, banyak juga kader-kader NU maupun MD yang direkrut mereka. kenapa Islam seperti ini saya bilang belum mempunyai ideologi yang final, hal itu terjawab dengan kumpulnya tokoh-tokoh yang sebenarnya mempunyai latar belakang NU dan MD. NU bukan, Muhammadiya (MD) tidak, Persis nggak, Wahabi sedikit menyerupai, Ahmadiyah jelas tidak. yang agak mirip adalah Islam ala GADO-GADO. jadi, perlu waspada, bagi NU dan Muhammadiyah hal ini perlu adanya kekuatan penyeimbang. sebab lambat laun jika dibiarkan berbahaya buat NKRI. tujuan mereka adalah Islam sebagaimana yang dilamunkan oleh mereka. kabar baik juga, Islam sperti ini biasanya kurang populer. hanya di kota-kota (kayak gerakan PKI,kuasai kota baru desa.). hanya disesaki para aktifis mantas ketua Rokhis di SMU-SMU. atau manusia yang sedikit bertaubat dan mengenal tulisan arab ketika dewasa. tapi bagaimanapun perlu waspada!! WASPADALAH KEJAHATAN TERJADI KARWENA ADA KESEMPATAN. WASPADALAH!! WASPADALAH!! WASPADALAH!! Alamsyah M. Dja'far [EMAIL PROTECTED] wrote: Masjid NU dan Muhammadiyah Direbut Organisasi Lain 12-2-2007 Oleh : FATHURI/SYIRAH Mengenai sikut-sikutan di antara umat Islam yang disinggung Hasyim Muzadi dalam Workshop Pengkaderan Nasional yang diadakan Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) memang bukan hal yang asing. Di antara yang cukup meresahkan adalah perebutan masjid oleh beberapa organisasi berbeda. Hasyim sendiri punya cerita. ??Kemarin saya ketemu Pak Din Syamsudin (Ketua Umum Muhammadiyah). Dia bilang, ??Bagaimana nih masjid saya kok banyak diambil organisasi lain??. Saya bilang, ??NU lebih dulu??,?? ujar Hasyim. Berdasarkan informasi dari salah seorang pengurus LDNU perebutan masjid ini terjadi di banyak wilayah, terutama di Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. ??Di Jatinegara (Jakarta Timur) itu ada masjid namanya al-Bahri. Masjid ini didirikan guru Marzuki, pendiri pesantren pertama di Betawi. Masjid itu sekarang sudah dikuasai oleh kelompok lain,?? tandasnya. Imbasnya, kalau ada orang main qasidahan di masjid langsung direspon dengan memasang pamflet yang isinya, ??Maaf Masjid Bukan Tempat Main Ondel-Ondel.?? Lain lagi kasus yang terjadi di luar Jawa, di antaranya di daerah Sumatra Barat. Menurut salah seorang peserta workshop perebutan itu bukan dilakukan oleh organisasi, tapi perseorangan yang memegang kekuasaan politik. ??Ada oknum yang tidak pernah ke masjid tapi dengan seenaknya mengganti pengurus masjid, ?? tandasnya. Web: http://groups.yahoo.com/group/mediacare/ Klik: http://mediacare.blogspot.com atau www.mediacare.biz Untuk berlangganan MEDIACARE, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/mediacare/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/mediacare/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[mediacare] Re: Danny Lim for Wapres RI 2009 - KANDIDAT SAINGAN !!!
Bung Heri, Tampaknya telah berkembang dinamika politik baru. Saya melihat yang cocok jadi oposan adalah duet Hafsah Salim dan Sato Sasaki (yang mana presiden yang mana wapres tak jadi soal). Sedang presiden yang pantas mendampingi Nadine justru adalah Sensei Deddy Mansyur. Dia ini bisa menjaga supaya Danny Lim sebagai jubir nggak sibuk ngerayu Nadine melulu kerjanya. Kalo Danny Lim mulai memakai jurus meraba-raba, dia akan dikasih mae geri sama si Sensei. Indonebia? Dia adalah pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pasangan manapun yang keluar sebagai pemenang. Nah, dalam rangka menghadapi Indonebia yang misterius ini, perlu diangkat Bung Radityo jadi ketua BIN. Anda dan saya? Tetap rakyat jelata dari lahir sampai mati :)) manneke -Original Message- Date: Sat Feb 03 00:49:59 PST 2007 From: Heri Hidayat [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [mediacare] Re: Danny Lim for Wapres RI 2009 - KANDIDAT SAINGAN !!! To: mediacare@yahoogroups.com bung manneke, koq rasanya tidak etis kalau kandidatnya cuma sepasang. bisa-bisa kembali ke jamannya soeharto lagi deh, nggak ada saingan, terus MPR DPRnya cuma bisa manggut-manggut dan tidur doang. bagaimana kalau kita beri kandidat saingannya? saya punya usul, kandidat saingan calon presiden dan wapres yang saya pikir sangat cocok dan cukup berbobot; Presidennya; INDONEBIA Wapresnya ; bung radityo djadjoeri. kenapa indonebia? yah, saya pikir masyarakat mediacare sini sudah taulah sepak terjangnya beliauw. kalau SBY cuma bisa tebar pesona, indonebia malah bisa menebar yg lebih dahsyat lagi; tebar fitnah, tebar amarah dan tebar humor dll, dsb, dst,.. tau sendiri lah cape dhhh.. saya pikir masyarakat sudah bosan dengan dagelan yg tidak lucu dari pemerintahan yg sekarang. mungkin bila indonebia yang jadi presidennya, masyarakat jadi lebih terhibur, mendapat sesuatu yang baru dan penuh dengan kejutan! hehehe... kalo bung radityo sebagai wapres, alasan saya; karena bung radityo saya lihat lebih netral, bisa memberikan masukan-masukan dan dukungan yang cukup memadai untuk sang presidennya. bagaimana bung rd? naahh... tinggal pasangan berdua ini yg nyusun kabinetnya deh. mungkin ny. hafsah salim mustikawati bisa jadi menteri agama-nya. atau terserah lah... bagaimana? atau adakah usul lain untuk pasangan kandidat saingannya? pokoknya harus ada saingannya laaahhh.. nanti kita buatkan simulasi peta kekuatan dan perolehan suara pasangan-pasangan calon presiden dan wapres 2009 versi mediacare. tapi jangan banyak-banyak yah, ntar malah pusing milihnya. salam cape deehhh heri hidayat
[mediacare] Re: Danny Lim for Wapres RI 2009
Wooo, jadi bahkan perlu pakai teknologi canggih ya agar tong sampahnya bisa bunyi Pancasila hier! Setuju, setuju, amin. Ide bagus. Tapi, suaranya harus pake bahasa Belanda lho ya. kalo bahasa Indonesia? Kurang mengglobal. He he he. Tapi, Anda harus jaga tangan, ya. Jangan terlalu ramah (rajin menjamah) Bu Presiden. Untuk menjaga terjadinya hal-hal yang tak diinginkan, maka saya usulkan Wapres-nya Sensei Deddy. Kehadiran Sensei akan mencegah Anda memperlakukan Bu Presiden Nadine dengan kurang hormat. Bisa kena pasal penghinaan terhadap kepala negara lho! manneke -Original Message- Date: Sat Feb 03 03:10:02 PST 2007 From: Danny Lim [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Re: Danny Lim for Wapres RI 2009 To: mediacare@yahoogroups.com Rapi jali, Pancasila pasti masuk tong sampah!!! Manneke pernah ke Efteling nggak? Di sana ada tong sampah bisa bunyi, kalau ada orang lewat di dekatnya, tong sampahnya mengeluarkan suara Papier hier, papier hier, artinya kertas di sini, kertas di sini. Semua orang tahu maksudnya, bahwa itu adalah ajakan untuk membuang sampah di tong itu. Nah untuk Indonesia bunyinya diubah menjadi Pancasila di sini, Pancasila di sini. Setelah orang Indonesia massal membuang Pancasila ke tong sampah alias tidak ada lagi yang bermasturbasi dengan Pancasila, ogut (atas nama presiden Nadine Chandrawinata tentunya, ihik ) akan menyosialisasikan ke seluruh 230 juta penduduk Indonesia, dan ajakan untuk ber-Total Football melaksanakan: - Kebebasan untuk (tidak) beragama (contoh: ngga boleh lagi ada kelompok rese merusak gereja) - Kemanusiaan yang adil dan beradab (contoh: ngga boleh lagi TNI main pukul rakyat) - Kebangsaan yang berwawasan global (contoh: nasionalis tapi mau rukun dengan penduduk negara-negara asing) - Kedaulatan Rakyat (contoh: DPR bisa setiap saat menjatuhkan kabinet yang memble. Catatan: Kemungkinan Nadine ngga setuju dengan sila yang ini, tapi akan ogut rayu dia supaya akhirnya setuju juga, he he) - Keadilan Sosial (contoh: tidak boleh ada lagi baby ditahan oleh rumah sakit akibat kemiskinan orang tuanya) Akademisi diperlukan untuk menciptakan bibit sayuran/buah-buahan yang membutuhkan sedikit air irigasi dengan panen berlimpah, dengan demikian Indonesia tidak perlu lagi mengimpor beras. Akademisi juga dibutuhkan untuk menangani banjir Jakarta. Agamawan dibutuhkan untuk mendidik umat masing-masing agar tidak korup dan tidak gontok- gontokan sendiri. Masih banyak ide-ide lain di kepala ogut, tapi itu semua mesti ogut paparkan dulu di hadapan presiden ogut yang ca'em, Nadine Chandrawinata. Ogut percaya presiden Nadine akan mengajinya baik-baik demi kemajuan nusa dan bangsa Indonesia di masa depan. Okki dokki yah, sampai Pemilu 2009 nanti, cihui .. :-). Ngomong-ngomong, yang bakal mendampingi Nadine sebagai wakil presiden siapa nih yee? Jangan yang ganteng yee, ntar Nadine kagak mau dekat-dekat ogut yang jelek, cilaka butulan nih :-). Salam hangat, Danny Lim, Nederland
[mediacare] Re: Danny Lim for Wapres RI 2009
Kalo ngerasa tugas Wapres kebanyakan, ada lowongan lain buat Meneer Lim. Jika Nadine jadi presiden, Danny Lim bisa jadi jubir-nya. kan udah pengalaman jadi penyiar Radio Nederland? pati bisa lebih tokcer daripada jubir presiden sekarang yang bernama Andy Malarangeng. jadi, bisa tetep deket-deket ama Nadine meski tak jadi Wapres-nya. Gimana, Om? Selain itu, Anda bisa mempromosikan total fottoball ball ball ke seluruh tanah air. Ajarin dong gimana membedakan main sepakbola dan tanding tinju. Presiden naik sepeda? Wah ide bagus! Jadi Nadine dan jubirnya (Danny Lim) bisa ke mana-mana naik sepeda tandem. Asyk, nggeos bareng-bareng. Inspeksi ke Papua, Timor, Halmahera, Tarakan...naik sepeda sehaat. manneke -Original Message- Date: Thu Feb 01 07:05:43 PST 2007 From: Danny Lim [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Re: Danny Lim for Wapres RI 2009 To: mediacare@yahoogroups.com Hh . banyak amat tugas Wapres? Kalau begitu ogut pikir- pikir dulu ya, biar bisa dekat-dekat dengan Nadine setiap hari tapi kalau kerjaannya menumpuk seperti itu sih enakan ogut tetap menjadi freelancer Radio Nederland Wereldomroep saja di Belanda sini deh, he he he. Tapi sumbang saran tetap ogut berikan sebisa ogut. Manneke bertanya bagaimana mengganyang korupsi? Lho, ogut sudah pernah bilang 1 @ 2 kali tempo hari, bukan? Kunci mengganyang korupsi tidak lain tidak bukan SoFi-nummer. Masalah-masalah lain yang disebut Manneke di bawah ini gecel buat Belanda, no problemo. Perlu Kapolri yang streng supaya kelompok-kelompok rese dari agama apa saja dicekal dan diajukan ke pengadilan. Setelah Indonesia/Jakarta/Batavia aman, Wapres tidak perlu dikawal lagi ke mana-mana, cukup naik sepeda ke Bina Graha. Jadi kapan nih kita atur RI masuk Persemakmuran Belanda da da da? Soal bendera dll. sih kagak usah dipikirkan, orang Belanda 'mah kagak doyan bermasturbasi dengan atribut/slogan. Bendera Indonesia mau dijadikan oranye, hijau atau putih doank juga boleh. Orang Belanda 'mah kagak doyan bermasturbasi dengan slogan/atribut, doyannya cuma kerja memakai aji Total Football ball ball ball. Kalau RI masuk Persemakmuran Belanda, dijamin RI bakal jadi rapi jali li li li, ihik ihik :-). Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, manneke [EMAIL PROTECTED] wrote: Supaya efektif, ada baiknya dikirim seorang Gubernur Jendral ke Indonesia, dan bisa saja dia berkantor di Istana Negara di Jakarta. Oh, ya, tampaknya nama Jakarta kurang bawa hoki, jadi dikembalikan saja ke Batavia. Tapi kalo nama Indonesia biarkan saja dulu. Kalu diubah lagi jadi India Belanda khawatirnya nanti rancu ama India-nya Raam Punjabi. Terus, merah puith biru perlu dikibarkan bersama merah putih di seluruh pelosok tanah air, supaya seluruh rakyat tahu bahwa Indonesia telah kembali ke pangkuan Sri Ratu. Agar sosialisasi lebih mulus, hari ulang tahun Sri Ratu juga dijadikan libur nasional. Cihuuy, asyik deh liburnya bertambah. Tapi, kok saya belum liat program Wapres Danny Lim tentang pemberantasan korupsi, pembalakan liar, kebakaran hutan, flu burung, demam berdarah, tuntutan kemerdekaan Papua dan Maluku Selatan, kemacetan lalu lintas, keamanan transportasi KA/laut/udara, kinerja DPR, reformasi TNI, pendirian rumah ibadah, isu syariah, isu kristenisasi, narkoba, pornografi, uang curian yang diparkir di bank luar negeri, dll. Lalu, bagaimana dengan biaya perjalanan dinas Wapres, tunjangan rumah dan fasilitas Wapres, gaji Wapres, kebijakan tentang iring- iringan rombongan Wapres, dan last but not least, boleh nggak Wapresnya poligami? :)) manneke -Original Message- Date: Wed Jan 31 06:42:00 PST 2007 From: Danny Lim [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Re: Danny Lim for Wapres RI To: mediacare@yahoogroups.com Suriname telah keluar dari Persemakmuran Belanda. Aruba yang tadinya masuk Antillen, kemudian menjadi negara mandiri dan masuk Persemakmuran Belanda. Antillen sendiri baru-baru ini me- reorganisir dirinya. Pulau-pulau St. Martin, St. Eustasius, Bonaire, Saba, Curacao kini berubah status, ada yang tetap di bawah Antillen ada yang mandiri seperti Aruba, dengan tetap berada di payung Persemakmuran Belanda. Sifat reorganisasi = rembugan, bukan sistim paksa seperti kolonial dulu. KMB = Konperensi Meja Bundar, menurut saya tanggal 27 Desember 1949 itu Belanda telah mengakui RI sebagai negara mandiri, karenanya nama perundingannya KMB. Bila sifatnya antara penjajah dan jajahannya tentu namanya bukan konperensi, bukan? Mejanya sengaja dibikin bundar lagi, jadi betul-betul menunjukkan kesetaraan. Program Kerja saya sebagai Wakil Presiden RI di bawah ini 100% mencontoh Belanda di sini. Tentara menjaga teritorial sedangkan polisi mencekal kelompok-kelompok rese kagak perduli agamanya. Di Belanda kagak ada
[mediacare] Re: Danny Lim for Wapres RI
Kabinet sudah ada, program pun tampaknya sudah punya. Tinggal dilantik deh. Sekalian dikawinin sama Nadine mau enggak? Makanya pulang dong. Kalo di Holland melulu, gimana mau melantiknya? Soal keamanan, jangan kuatir. Ada Sensei Deddy, kan? Ayo, tunggu apa lagi? manneke -Original Message- Date: Tue Jan 30 14:15:50 PST 2007 From: Danny Lim [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Re: Barack Obama pernah di Indonesia To: mediacare@yahoogroups.com Hh, ... ogut hendak dijadikan wakil presiden RI mendampingi presiden Nadine Chandrawinata? Yummy yummy tentunya bisa dekat-dekat Nadine yang caem setiap hari. Maka program ogut yang pertama adalah mengangkat orang Aceh sebagai Menhankam/Panglima TNI, piawai menjaga teritorial. Kemudian ogut tutup Departemen Agama, cihui. Lalu semua provinsi ogut otonomkan, boleh menyelenggarakan pemilihan gubernur sendiri-sendiri. Setelah semua provinsi memiliki gubernur terpilih, ogut tinggal pencet knop, jadilah RIS (Republik Indonesia Serikat). Bahasa Sundanya USI (United States of Indonesia). Subsidi BBM ogut hapus, malah BBM akan ogut pajaki tinggi sehingga Manneke mesti pikir-pikir untuk punya dua buah mobil, ihik ihik. Duit pajak BBM yang tinggi itu akan ogut pakai untuk membiayai pendidikan gratis, untuk membeli persediaan Raskin (Beras untuk orang Miskin), untuk membayar polis asuransi kesehatan masyarakat akar rumput. Yang ogut agak deg-degan adalah menangani kelompok rese yang tukang main gebuk itu, jalan satu- satunya memanggil pulang sensei Deddy ke Indonesia untuk dijadikan Kapolri. Kapan nih pelantikan ogut menjadi wakil presiden RI? Merdek .. he he :-). Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, manneke [EMAIL PROTECTED] wrote: Boleh, boleh. Wakilnya siapa ya? Sebaiknya berkulit kuning, sekular, berjenis kelamin pria, mengerti tentang semua urusan, mulai dari pertanian, pengairan, kelautan, ekonomi, kebudayaan, sampai teknologi. Kira-kira siapa ya? Oh ya, Danny Lim! Pas, cocok banget mendampingi Nadine. Pasti dua orang ini adalah satria piningit atau Ratu Adil yang dinanti-nanti. manneke -Original Message- Date: Tue Jan 30 02:49:22 PST 2007 From: Danny Lim [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Re: Barack Obama pernah di Indonesia To: mediacare@yahoogroups.com Karena Indonesia lebih hebat dari Amerika, maka dalam waktu dekat bukan tidak mungkin ada presiden RI yang Kristen, berkulit kuning atau Indo bule, dan berjenis kelamin wanita. Kira-kira siapa ya? Oh ya . Nadine Chandrawinata. Yeah, Nadine Chandrawinata sebagai presiden RI, berjejer dengan Gloria Macapagal Arroyo (Philipina), Angela Merkel (Jerman), Hillary Clinton-Rodham (AS) dan S??golene Royale (Perancis). Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, Tri Laksmana trilaksmana@ wrote: Saya lupa satu syarat lagi: harus kulit putih :D Politik amerika serikat semenjak berdirinya dikuasai oleh WASP http://en.wikipedia.org/wiki/WASP(White Anglo-Saxon Protestant, White sebenernya agak redundant karena semua Anglo-Saxon pasti berkulit putih), tapi saya pikir sudah semenjak lama establishment WASP ini mulai digeser. Sekarang sudah banyak orang2 bukan WASP menduduki posisi2 politik penting di Amerika Serikat, tapi realpolitik percaturan kursi presiden sepertinya masih didominasi oleh WASP. Cuma JFK yang bukan, hehehehe... (John Kerry dulu pernah mau coba tapi gagal sama Bush) Ya kita liat saja nih, ke depannya bagaimana. Malu dong ah, masak Amerika Serikat yang majemuk begitu kok masih didominasi oleh satu kelompok tertentu. Syarat presiden A.S. memang memandang gender, etnik, atau agama, tapi apa yang ada di kepala para pemilih (voters) kan lain. -tri- On 26/01/07, siahaan2006 siahaan2006@ wrote: Kalau syarat presiden Amerika adalah Laki2 dan Protestan, Obama sudah memenuhi, karena dia Protestan dan pasti laki2 :). Setahu saya, calon presiden US harus natural born citizen (ada pedebatan atas istilah ini - semua orang yang lahir di US adalah citizens by birth), berumur minimum 35 tahun dan residen di US minimum 14 tahun. Tidak ada syarat gender, etnik, maupun agama.
[mediacare] Re: Danny Lim for Wapres RI 2009
Supaya efektif, ada baiknya dikirim seorang Gubernur Jendral ke Indonesia, dan bisa saja dia berkantor di Istana Negara di Jakarta. Oh, ya, tampaknya nama Jakarta kurang bawa hoki, jadi dikembalikan saja ke Batavia. Tapi kalo nama Indonesia biarkan saja dulu. Kalu diubah lagi jadi India Belanda khawatirnya nanti rancu ama India-nya Raam Punjabi. Terus, merah puith biru perlu dikibarkan bersama merah putih di seluruh pelosok tanah air, supaya seluruh rakyat tahu bahwa Indonesia telah kembali ke pangkuan Sri Ratu. Agar sosialisasi lebih mulus, hari ulang tahun Sri Ratu juga dijadikan libur nasional. Cihuuy, asyik deh liburnya bertambah. Tapi, kok saya belum liat program Wapres Danny Lim tentang pemberantasan korupsi, pembalakan liar, kebakaran hutan, flu burung, demam berdarah, tuntutan kemerdekaan Papua dan Maluku Selatan, kemacetan lalu lintas, keamanan transportasi KA/laut/udara, kinerja DPR, reformasi TNI, pendirian rumah ibadah, isu syariah, isu kristenisasi, narkoba, pornografi, uang curian yang diparkir di bank luar negeri, dll. Lalu, bagaimana dengan biaya perjalanan dinas Wapres, tunjangan rumah dan fasilitas Wapres, gaji Wapres, kebijakan tentang iring-iringan rombongan Wapres, dan last but not least, boleh nggak Wapresnya poligami? :)) manneke -Original Message- Date: Wed Jan 31 06:42:00 PST 2007 From: Danny Lim [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Re: Danny Lim for Wapres RI To: mediacare@yahoogroups.com Suriname telah keluar dari Persemakmuran Belanda. Aruba yang tadinya masuk Antillen, kemudian menjadi negara mandiri dan masuk Persemakmuran Belanda. Antillen sendiri baru-baru ini me-reorganisir dirinya. Pulau-pulau St. Martin, St. Eustasius, Bonaire, Saba, Curacao kini berubah status, ada yang tetap di bawah Antillen ada yang mandiri seperti Aruba, dengan tetap berada di payung Persemakmuran Belanda. Sifat reorganisasi = rembugan, bukan sistim paksa seperti kolonial dulu. KMB = Konperensi Meja Bundar, menurut saya tanggal 27 Desember 1949 itu Belanda telah mengakui RI sebagai negara mandiri, karenanya nama perundingannya KMB. Bila sifatnya antara penjajah dan jajahannya tentu namanya bukan konperensi, bukan? Mejanya sengaja dibikin bundar lagi, jadi betul-betul menunjukkan kesetaraan. Program Kerja saya sebagai Wakil Presiden RI di bawah ini 100% mencontoh Belanda di sini. Tentara menjaga teritorial sedangkan polisi mencekal kelompok-kelompok rese kagak perduli agamanya. Di Belanda kagak ada Departemen Agama, juga Departemen Penerangan kagak ada. Pendidikan gratis sampai dengan universitas. Setiap orang memiliki polis asuransi kesehatan. Setiap kepala memiliki atap di atasnya (beli atau sewa). Pangan cukup banget wong Belanda menjadi pengekspor bunga/tanaman hias/kentang/sayuran/buah-buahan no. 3 di dunia. Bila RI masuk payung Persemakmuran Belanda, sektor pertanian Indonesia akan maju pesat tidak usah lagi mengimpor beras. Water Management Indonesia idem dito, alias tidak bakal ada banjir bandang lagi di Indonesia. Banjir tahunan di Jakarta pun bakal dibereskan segera. Semua fasilitas yang saya sebutkan di atas ini adalah kebutuhan primer masyarakat akar rumput yang sudah terpenuhi di Belanda sini. Di luar masyarakat akar rumput ada masyarakat menengah dan masyarakat kaya raya. Masyarakat menengah digetok pajak tarif 50% sedangkan masyarakat kaya raya digetok pajak tarif 60%. Pajak yang dibayar orang menengah/kaya inilah yang dipakai membiayai fasilitas untuk orang miskin. Masyarakat akar rumput juga membayar pajak namun hanya sekitar 15%, yang 25% lagi (totalnya 40%) berupa premi berbagai macam asuransi. Premi asuransi ini pun akan dibayari oleh pemerintah Belanda bila ybs. terlalu miskin untuk membayarnya sendiri. Pendek kata, UUD RI pasal 34 Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara akan terlaksana sepenuhnya di Indonesia bila RI masuk payung negara Persemakmuran Belanda. Tentu saja saya tidak menganjurkan RI melamar ke Den Haag agar boleh masuk ke Persemakmuran Belanda, namun bila anda berpikir bahwa dengan masuk ke Persemakmuran Belanda lalu RI akan menjadi susah, tentu anda salah besoooaaar deh tuh sih nih yee bah cihui :-). Salam hangat, Danny Lim, Nederland --- In mediacare@yahoogroups.com, Mawar Liar Merah [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya setuju kalau Nadine dan Danny berdampingan dalam politik dan juga pelaminan pengantin. Bayangin! Kalau Danny jadi Wapres untuk lebih mempercepat kemajuan multidimensi di Indonesia tugas pertama Wapres akan menggelar KMB baru supaya Indonesia menjadi negeri kawula nya Queen Beatrix van Netherlands, Suriname Antillen. MLM manneke [EMAIL PROTECTED] wrote: Kabinet sudah ada, program pun tampaknya sudah punya. Tinggal dilantik deh. Sekalian dikawinin sama Nadine mau enggak? Makanya pulang dong. Kalo di Holland melulu, gimana mau melantiknya? Soal keamanan, jangan