Re: Apakah Negara Islam

1999-01-02 Terurut Topik djoko raharto

>>>Togu TML Tobing wrote:
>>>
  Dilindungi dari siapa atau apa? Apakah keberadaan
>nasrani/kristen
 itu terancam sesuatu sehingga perlu dilindungi? Bukankah Islam itu
 berarti damai? Lalu mengapa ada yang perlu dilindungi dalam negara
 yang damai itu?


>>>
>>>Dilindungi dari SEGALA MACAM ancaman yang berniat jahat kepada kaum
>>>nasrani
>>>
>>
>>Thanks, jelas bagi saya kenapa kaum Nasrani itu perlu 'dilindungi',
>karena ancaman yang berniat jahat kepada kaum nasrani itu NYATA


JR : Sebenarnya kasusnya sama seperti di negara kayak US sini, kaum
minoritas harus dilindungi dan yang melindungi adalah hukum.
 Mereka punya hak dan kewajiban yang sama di mata hukum, meskipun
dalam prakteknya masih juga ada perbedaan, tapi saya kira ini
menyangkut manusiannya.
 Soal "ancaman" sebenarnya tidaklah ada, asal masing-masing saling
menghormati dan tidak intervensi dalam masalah religi.
 Silakan yang beragama Kristen menjalankan agamanya dengan
baik. Demikian pula yang beragama lain.
 Setiap agama mengajarkan agamanyalah yang paling benar, padahal
kebenaran hakiki ada di tangan Allah. Di dalam Islam sendiri
mengajarkan bahwa hanya Allah yang berhak menentukan apakah
seseorang termasuk kafir/tidak.
>
Sejarah juga membuktikan ketika Islam berkuasa di Spanyol, maka
Islam, Christian, dan Jewish hidup rukun berdampingan. Dan silahkan
buka buku Max I Dimont. He said that the Islam were even more
tolerant of other people's religions than the roman.
Demikian juga kondisi sekarang : di Irak, Palestina, Mesir,
Siria, dan juga Jordania, they live side by side.

So Please don't make absurb conclution.



__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: Re: WSJ team reported on Soeharto's

1999-01-02 Terurut Topik bRidWaN

Bung Ahmad Syamil Yth.,
Banyak terima kasih atas artikel mengenai Pak Harto.
Saya senang akhirnya bisa membacanya.

Salam,
BRIDWAN

At 09:35 02/01/99 -0500, Ahmad Syamil wrote:
>Salam Permias,

 |>BRIDWAN:
 |>>Bagaimana caranya saya bisa 'mengintip' informasi diatas ini ?
 |>>Mohon bantuan dari Rekan yang kebetulan punya file nya.
 |>>Thanks sebelumnya.

<>wsj.com bisa diintip 'sampai' artikel lengkapnya (bukan hanya ringkasan)
<>kalau berlangganan. Kebetulan saya berlangganan. Artikel dibawah cukup
<>rame. Silhkan dihapus jika terasa terlalu panjang.
<>
<>Jabat erat,
<>Ahmad Syamil
<>Toledo, OH

>***
>
>   December 30, 1998
>
>   The Suharto Regime Bungled
>   Many Chances to Amass Wealth
>
By RICHARD BORSUK
>   Staff Reporter of THE WALL STREET JOURNAL
>
>   JAKARTA, Indonesia -- For 32 years, the family of
>   President Suharto took a bite of countless businesses
>   here, from billboards to Boeings. It should have made
>   for one of the world's colossal fortunes.
>   ...deleted..



Re: Apakah Negara Islam

1999-01-02 Terurut Topik Mohammad Rosadi

Alloo bung tobing...boleh ikutan ya...:)


>>Togu TML Tobing wrote:
>>
>>>  Dilindungi dari siapa atau apa? Apakah keberadaan
nasrani/kristen
>>> itu terancam sesuatu sehingga perlu dilindungi? Bukankah Islam itu
>>> berarti damai? Lalu mengapa ada yang perlu dilindungi dalam negara
>>> yang damai itu?
>>>
>>>
>>
>>Dilindungi dari SEGALA MACAM ancaman yang berniat jahat kepada kaum
>>nasrani
>>
>
>Thanks, jelas bagi saya kenapa kaum Nasrani itu perlu 'dilindungi',
karena ancaman yang berniat jahat kepada kaum nasrani itu NYATA adanya.

Tidak saja kaum nasrani yang perlu dilindungi. Dalam Pemerintahan Islam
di masa Rasulullah dan para sahabat, semua manusia dan makhluk hidup
lainnya dilindungi dari segala macam ancaman.Tidak ada "kelebihan dan
keistimewaan" umat Islam dibanding umat lainnya di mata hukum dan
masalah-masalah duniawi lainnya dalam sebuah pemerintahan Islam.
Perlindungan yang diberikan kepada kaum nasrani TIDAK BEDA halnya dengan
perlindungan yang diberikan kepada kaum muslimin dan umat
lainnya,sebagai sesama warganegara. INTINYA  sebenarnya terletak pada
ADANYA perlindungan Kaum Mayoritas(Islam) kepada kaum minoritas(nasrani
dan umat lainnya) dan penghormatan kepada hak-hak asasi manusia (tanpa
memandang agama,ras,suku,status sosial,dsb), BUKAN pada nyata atau
tidaknya suatu ancaman.

Salam

Mohamad Rosadi
Virginia, USA

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



SANTAI LAGI AH....

1999-01-02 Terurut Topik Notrida Mandica

Dear netters,

Di bangku kayu halaman sekolah dasar
seorang gadis kecil melamun diam
dibacanya berita koran hari ini
tampak lalap matanya coba menggapai
setiap huruf yang tercetak

Saling serang antara politisi dan birokrat
adalah sarapan pagi si kecil
tak pernah sekalipun dia
membaca koran tentang ketentraman

Apa yang salah di negeri indahku ini
tanya si kecil dengan mata nanar
apakah Tuhan telah mengutuk bangsaku
karena dosa yang berlimpah
tanya si kecil kemudian tak percaya

Bukankah negeri ini percaya pada Tuhan
bukankah penduduknya menyembah Tuhan
tetapi mengapa tak ada Tuhan di naluri bangsaku
yang nampak hanya kebinalan dan ketidaksantunan

Apa yang akan dikatakan ibu dan bapak guruku
tanya si kecil termangu mencari jawab
seandainya para politisi dan birokrat
sekolah di sini, maka ibu dan bapak guru
akan menjewer telinga mereka jika berbohong dan berkelahi

Si gadis kecil tersenyum hendak memberitahu
ibu dan bapak guru untuk mengajarkan bangsa ini
hukum dunia dan hukum Tuhan, hayalnya yakin


ida





__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: Tentang Bumerang

1999-01-02 Terurut Topik Mohammad Rosadi

Salam untuk sang penyair:)

-delete--

>-jaranireng Wrote:-
>
>Tangis saya untuk warga Ketapang, Kupang, anggota Pam Swakarsa, warga
>NII, dan semua yang kehilangan hati nuraninya.

Wah.,kok oknum mahasiswa anarkis yang membantai dengan kejam anggota
Pam Swakarsa dan menculik polisi kok tidak disebutkan secara spesifik
untuk ditangisi..??? bukankah hati nurani oknum mahasiswa ini juga sudah
hilang entah kemana..???
Yuk...kita tangisi juga mereka ini..

Salam lagi deh..:)
Mohamad Rosadi

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Fwd: Re: [bincang] Mahasiswa Anarkis Bungkam Kebebasan Pers

1999-01-02 Terurut Topik Mohammad Rosadi

Assalamualikum Wr.Wb

Rekan-rekan semua...,

Berikut ini saya postingkan email dari milis bincang@, sebagai tambahan
informasi bagi kita semua.Saya persilahkan rekan-rekan untuk menilai
sendiri tulisan dibawah ini, atau kalo perlu mendiskusikannya.

Semoga kita semua termasuk orang-orang yang selalu menjunjung tinggi
kebenaran dan keadilan, serta senatiasa berani mengatakan yang benar
sebagai suatu kebenaran dan yang salah sebagai suatu kesalahan.

Wassalam

Mohamad Rosadi

>From [EMAIL PROTECTED] Fri Jan  1
06:58:39 1999
>Received: (qmail 10667 invoked by uid 1053); 1 Jan 1999 14:58:14 -
>Mailing-List: contact [EMAIL PROTECTED]; run by ezmlm
>Delivered-To: mailing list [EMAIL PROTECTED]
>Received: (qmail 10662 invoked from network); 1 Jan 1999 14:58:13 -
>Received: from wya-lfd83.hotmail.com (HELO hotmail.com)
(207.82.252.147)
>  by permias.org with SMTP; 1 Jan 1999 14:58:13 -
>Received: (qmail 28302 invoked by uid 0); 1 Jan 1999 14:57:23 -
>Message-ID: <[EMAIL PROTECTED]>
>Received: from 209.75.196.2 by www.hotmail.com with HTTP;
>   Fri, 01 Jan 1999 06:57:21 PST
>X-Originating-IP: [209.75.196.2]
>From: "Ahmad Ahmad" <[EMAIL PROTECTED]>
>To:
[EMAIL PROTECTED]
>Cc: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
>  [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
>  [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
>  [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
>  [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
>  [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
>  [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED],
>  [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
>  [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED],
>  [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
>  [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED]
>Subject: Re: [bincang] Mahasiswa Anarkis Bungkam Kebebasan Pers
>Date: Fri, 01 Jan 1999 06:57:21 PST
>Mime-Version: 1.0
>Content-Type: text/plain
>
>Mahasiswa Anarkis Bungkam Kebebasan Pers
>
>Nampaknya kelompok mahasiswa anarkis yang ingin membentuk pemerintahan
>baru tanpa Pemilu yang dimotori oleh aktivis mahasiswa Universitas
>Katolik Atmajaya dan Universitas Kristen Indonesia ini sama represifnya
>dengan pemerintah Soeharto.
>
>Buktinya mereka berusaha membungkam dan membersihkan TVRI, agar TVRI
>cuma memberitakan berita sesuai dengan selera mereka. Hal ini jelas
>menunjukkan bahwa kelompok mahasiswa anarkis minoritas ini perilakunya
>tidak berbeda dengan Soeharto.
>
>Mengapa mereka tidak bisa bersikap sebagai demokrat seperti Menpen
Yunus
>Yosfiah, yang mentolerir perbedaan pendapat di media massa? Bukannya
>memuji, tapi bukankah Yunus ini tak pernah berusaha membungkan Kompas,
>Indosiar, SCTV, RCTI, dll, yang pemberitaannya SERING memojokkan
>pemerintah dan selalu membela kelompok mahasiswa anarkis tsb? Kenapa
>kelompok mahasiswa ini berusaha menteror dan menyeragamkan pemberitaan?
>Benar2 Demokrat gadungan!
>
>Berikut berita rencana pembungkaman dan pembersihan dari oknum
mahasiswa
>anarkis tsb:
>
>[INDONESIA-L] TVRI Masuk Agenda Perjuangan Mahasiswa
>[EMAIL PROTECTED]
>Sun, 27 Dec 1998 11:39:11 -0700 (MST)
>
>Messages sorted by: [ date ][ thread ][ subject ][ author ]
>Next message: [EMAIL PROTECTED]: "[INDONESIA-L]
>Skandal di Pengadilan Tinggi Jakarta"
>Previous message: [EMAIL PROTECTED]:
>"[INDONESIA-L] Nasin Seorang Tentara"
>
>
>
>From: "gempur ordebaru" <[EMAIL PROTECTED]>
>To: [EMAIL PROTECTED]
>Subject: TVRI Masuk Agenda Perjuangan Mahasiswa
>Date: Sun, 27 Dec 1998 06:28:50 PST
>
>TVRI Belum Tersentuh Reformasi  Mahasiswa Memasukkan TVRI Dalam Agenda
>Demo
>
>TVRI selaam era Suharto memang tak lebih hanyalah  alat propaganda,
yang
>tak memiliki kredibilitas sama  sekali.  Setelah Suharto lengser, dan
>Yunus Yosfiah menjadi  Menteri Penerangan, memang TVRI mulai sedikit
>berobah;  sebagai contoh, mulai berani memberitakan aksi demo
>mahasiswa, atau menampilkan tokoh-tokoh kritis.
>
>Namun itu tak lama. Kini, semakin hari TVRI semakin  jelas menempatkan
>diri pada ujud aslinya: alat  propaganda serta sumber disinformasi yang
>tendensius.  Contohnya, sewaktu KBUI bermaksud mendakan sholat tarawih
>serta tahlilan memperingati 40 hari Persitiwa Semanggi,  TVRI nampak
>sekali berusaha membuat rekayasa pemberitaan  yang mendiskreditkan para
>mahasiswa.
>
>Tadi malam, dalam selingan Persepsi, TVRI berusaha  menempatkan  acar
>mahasiswa tersebut dalam kerangka "Penyalahgunaan agama  untuk
>kepentingan politik". Konyol sekali. Di lain pihak,  praktek-praktek
>penyalahgunaan agama oleh kelompok-kelompok  semacam KISDI, ataupun
>Forqon, dan Pam Swakarsa, yang jelas-  jelas mencemarkan citra Islam
>melalui ulah politik picisan  yang membawa-bawa simbol agama, sama
>sekali tidak disinggung  TVRI.
>
>Mengherankan, TVRI dalam era Reformasi masih berani  melakukan
rekayasa
>dan disinformasi semacam i

Re: FYI: Y2K problems on computers

1999-01-02 Terurut Topik Heru W. Nugroho

A midnight on Friday, December 31, 1999, the world will celebrate to wellcome
a new millenium. It's too bad that we going to have an unparalleled computer
crisis with  thousands of malfunctioning computers.

The year 2000 problem is also called the Y2K. A decade ago, computer
programmers decided to use only  the last two digits of a year in referring to
a date to save on the high cost of computer memory.  Although there is no
problem during the 20th century, it will, however, bring a lot of problems
when we enter into the 21st century.

Many companies spend billions of dollars to make sure that their computer
systems will keep working on January 1, 2000. Recently Microsoft reported that
most of its programs were Y2K compliant. There are two applications that are
not compliant, the Microsoft's Word for DOS version 5.0 word processor and
Accces 2.0 database manager. Replacement software is needed to run these
applications..
Windows 95 will have such a problem with the ' find file' utility that will
cause errors when sorting results by date. It will require a 'software patch'
to fix this problem.


Wassalam,



Re: Dubes AS Minta Maaf (SuaraMerdeka)

1999-01-02 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 11/4/99 10:30:28 PM Eastern Standard Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

> Ya sudah, saya ngalah aja deh;-))

Irwan:
Hahahaha...kena deh gue:)

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: Dubes AS Minta Maaf (SuaraMerdeka)

1999-01-02 Terurut Topik Priyo Pujiwasono

Ya sudah, saya ngalah aja deh;-))

--- Irwan Ariston Napitupulu <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
> Mudah2an anda masih ingat kata2
> "Yang waras sing ngalah":)

> jabat erat,
> Irwan Ariston Napitupulu



=

__
Do You Yahoo!?
Bid and sell for free at http://auctions.yahoo.com



Pertanyaan mengenai Seminar

1999-01-02 Terurut Topik Donald Saluling

Salam PERMIAS,

Saya ingin tahu kalau dari antara teman2 pengurus PERMIAS dari luar jangkauan
KonJen atau KBRI pernah mengadakan tatap muka dengan duta besar atau pihak
pemerintah Indonesia di AS ini ? Kami PERMIAS se Oregon sedang memikirkan
bagaimana caranya mengundang wakil pemerintahan di AS ini ke daerah kami dalam
rangka beramah tamah dan berdiskusi bebas mengenai keadaan di INdonesia
sekarang ini.  Dalam hal ini kami lebih memilih wakil pemerintah dari west
coast area sebab jangkauan yang lebih dekat ke negara bagian Oregon. Teman2
dari California mungkin bisa membantu kami ? Tolong direply secepatnnya bila
ada informasi yang mungkin berguna bagi kami semua disini. Semua saran dari
tiap pelanggan server inipun akan sangat kami hargai. :)

Merdeka,
Donald
PERMIAS Portland, OR



Re: [Fwd: Kongres SPUR: 15 Januari 1998]

1999-01-02 Terurut Topik Donald Saluling

Sedikit koreksi  Bukankah 15 Januari 1998 itu sudah hampir setahun yang
lalu :)



Re: PEMUDA FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) MEMBAKAR GEREJA DI DEPOK

1999-01-02 Terurut Topik bRidWaN

Saya sebagai simpatisan PDI-P agak terkejut membaca
posting ini. Menurut saya 'pesta' telah berakhir, dan
kini saatnya kita memberikan kesempatan untuk semua
pihak untuk bekerja keras, khususnya dalam menanggulangi
masalah perekonomian yang sedang terpuruk ini.

Keterpaduan antar KKG dari PDI-P dan BS dari PAN akan
merupakan tonggak yang kuat apabila mereka bersatu.

Masalah Agama yang menjadi issue sensitif di-Negara ini,
lebih baik tidak dikobarkan lagi dalam era yang baru ini.
FPI belum tentu mewakili kepentingan mayoritas umat Islam.

Alangkah indahnya kita bila dalam masa-masa kini, kita
tetap bersatu dengan tidak melihat kepentingan golongan,
melainkan melihat kepada kepentingan yang lebih besar lagi.

Semoga Tuhan memberkati Kabinet (ber-Garansi?) ini dan
mereka akan bersatu dalam menanggulangi masalah yang
krusial di-Negara kita dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

Salam,
bRidWaN


At 09:11 PM 11/3/99 EST, Mardhika Wisesa wrote:
>Sebuah gereja terbakar, mungkin ini yang pertama dalam sejarah pemerintahan
>(muslim) kabinet Presiden KH. Abdulrahman Wahid.
>
>Inikah yang janji (atau ingkar janji) yang selalu dibilang oleh para
muslim di
>pemerintahan, bahwa jikalau mereka memenangkan pemilu atau menjadi mayoritas
>di MPR atau di pemerintahah, kaum minoritas akan dilindungi. Terbukti, janji
>para Muslim adalah BOHONG BELAKA!!
>
>Mulai dari penghianatan fraksi hijau dalam hasil pemilu yang berhasil
>meloloskan Amien Rais sebagai ketua MPR dan Gus Dur sebagai presiden,
walaupun
>sebenarnya pemilu adalah kemenangan (walau tidak mutlak) fraksi nasionalis
>PDIP.
>
>Bukan itu saja, melalu usaha-usaha provokasi dan agitasi yang dilakukan oleh
>partai-partai hijau untuk menjatuhkan PDIP, dengan dalih bahwa megawati bukan
>muslim sejati, pimpinan wanita, banyak legislatif PDIP yang kristen, dll.
>
>Inikah hasilnya? setelah SU MPR/DPR dihijaukan oleh para reformator Muslim,
>sekarang mereka akan menghijaukan seluruh Indonesia???
>
>Mardhika Wisesa
>
>PEMUDA FRONT PEMBELA ISLAM BAKAR GEREJA DI DEPOK
>
>JAKARTA, (SiaR, 3/11/99). Ratusan pemuda yang tergabung dalam
>Front Pembela Islam (FPI) bersenjata golok, pedang, dan bom molotov
>membakar rata bangunan Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) Jemaat
>Shalom, di Jalan Kembang Liu Depok, Selasa (2/11) sekitar pukul 03.00
>dinihari.
>
>Keterlibatan FPI terungkap karena para penyerang berteriak dengan
>teriakan lantang menyebutkan nama organisasi mereka. Hal ini dibenarkan
>oleh sumber di Polda Metro Jaya, Rabu (3/11) ini. Sumber itu menyatakan
>akan menggunakan klaim para penyerbu itu untuk memulai penyelidikan kasus
>tersebut.
>
>Pihak kepolisian hingga kini belum memperoleh motif di balik
>penyerbuan tersebut. Tapi salah seorang warga gereja yang kebetulan
>bertempat tinggal di dekat gereja itu menyebutkan kemungkinan pembakaran
>itu menyangkut izin pendirian rumah ibadah gereja yang telah berdiri sejak
>tahun 1994 itu.
>
>Para penyerang itu, menurut kesaksian sejumlah warga, merupakan
>orang-orang yang tak dikenal warga penduduk sekitar lokasi gereja. Ketika
>penyerbuan terjadi, beberapa warga setempat yang juga muslim mencoba
>mencegah tindakan para penyerang yang ditaksir jumlahnya mencapai tiga
>ratusan orang itu. Bahkan salah seorang warga yang ingin mencegah
>pembakaran gereja itu sempat dikalungi clurit lehernya oleh para
>penyerang, sehingga ia tak berdaya sama sekali.
>
>Ketua Umum FPI Al Habib Muhammad Rizieq, serta Sekjennya M Annam
>tak berhasil ditemui di markas mereka di kawasan Ciputat. Saluran telepon
>genggam-nya juga dimatikan sehingga SiaR kesulitan untuk memperoleh
>konfirmasi dari mereka.
>
>Menurut sejumlah saksi mata saat penyerbuan itu, seorang warga
>mengenali salah satu pemimpin penyerbuan itu adalah Habib Razief Siddiq
>yang di dalam struktur organisasi FPI menjabat sebagai Panglima Perang.
>
>FPI dikenal masyarakat sebagai salah satu ormas Islam yang juga
>terlibat di dalam berbagai pengerahan massa untuk "mengamankan" jalannya
>Sidang Umum MPR lalu. Sumber di kalangan ormas Islam menyebutkan
>keberadaan FPI tak terlepas dari keterlibatan Pangdam Jaya Mayjen Djadja
>Suparman. Tujuannya, kata sumber itu, untuk membuat berbagai provokasi
>yang mengarah kepada terjadinya konflik horisontal antar warga
>masyarakat.***
>
>-- SiaR WEBSITE:
>http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html
>
>
>Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1
>
>



Re: PEMUDA FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) MEMBAKAR GEREJA DI DEPOK

1999-01-02 Terurut Topik Arya Indrathama

Setau Saya Mardhika Wisesa emang demen banget kok melempar masalah tentang
agama. Saya cuma heran aja bahwa selama lebih dari dua tahun ini energi
manusia Indonesia itu tidak ada habis habisnya dipakai untuk perang agama.
Ataupun kalau ngga terlibat perang / perkelahian / pertempuran fisik, pasti
otak manusia Indonesia itu selalu diputar agar kebencian dan kemarahan itu
tetap ada dihati masing masing.

Saya sendiri yang tinggal jauh dari tanah air sudah cape mendengar mesjid di
bom, mesjid dibakar, gereja dibakar, orang Islam mati, orang Kristen mati,
terbunuh, terpenggal, terbakar, mati mati dan mati

Kok...ada begitu beberapa orang yang ngga cape cape nya berjuang agar
kebencian dan pengrusakan itu tetap langgeng di Indonesia. Saya tuh cape
melihat, cape mendengar...

Kok..masih ada yang mau melempar topik seperti ini. Kalau ada Mesjid dibakar,
gereja dibakar...ya tanggung jawab kita untuk memadamkannya, bukan untuk
lebih memperbesar api tersebut.

Cape...saya

Lantas tujuan emailnya apa?
mau nya apa?

Perang?


Saya Islam nihsaya mau diperangi?


blak blakan aja lah...cape soalnya.


Arya



Re: Abad ke 21: pukul 00.00 tahun 2000 atau pukul 00.00 tahun 2001?

1999-01-02 Terurut Topik Indra Adrisudiro

At 05:25 PM 01/02/1999 +0700, bRidWaN wrote:

>Terima kasih mas Indra.., sudah lega akhirnya.
>nAH..., Kalau begini mungkin agak seru jadinya.
>Rasanya Pemerintah kita mengumandangkan atau mencanangkan
>Abad 21 itu akan dimulai tgl 1 Januari 2000.
>Kelihatannya akan lebih baik kalau 'seragam' deh, tul ngga ?

Nggak tul! :-)
Lha wong salah kaprah kok minta didukung. Piye tho? :-)



Hadiah Lebaran : Aspek Statistika & Pengentasan Kemiskinan

1999-01-02 Terurut Topik Nasrullah Idris
	   Hadiah  sesungguhnya  bernuansakan solidaritas dan kepedulian. Ia merupakan sarana  kodrati  bagi kebutuhan manusia. Pada diri si pemberi terkandung ungkapan hakiki : pengertian terhadap konsekwensi adanya  kekurangan  pada  sesama. Biasanya diperkuat oleh keinginan  untuk  mengantisipasinya.  Bila memungkinkan dengan jalan memidahkan hak pribadi kepada yang bersangkutan.    	Ia telah mengkristal pada seluruh ummat manusia. Selanjutnya menjadi bagian esensial pada sosial, budaya,  dan ekonominya masing-masing serta membentuk interaksi kompetitif antara  ketiganya.  Siapa pun  selama masih terikat komunitas akan sulit untuk tidak berpartisipasi sama sekali. Apalagi  pada hakikatnya  nurani  memberi  sesuatu itu terdapat pada semua manusia. Hanya  waktu  pelaksanaan  dan tingkat kepeduliannya berlainan.    	Demikianlah inti latar belakang kehadiran hadiah. Kemudian terapresiasikan secara berkembang  dan berkesinambungan. Sehingga kini menjadi salah satu tiang peradaban manusia. PERHITUNGAN KELAYAKAN 	   Hanya sayangnya tidak diikuti dengan apresiasi pola berpikir ekonomis. Akibatnya banyak HL  tanpa perhitungan. Sehingga manfaatnya bersifat spekulatif : sulit ditebak sejak penyerahannya.    	Karenanya  banyak  kejadian  ironi. HL tidak termanfaatkan karena  kelebihan.  Padahal pemberi  tentu berharap agar pemberiannya bisa dipakai.    	Kita  ambil contoh Pak Adnan (nama samaran). Ulama besar ini setiap menjelang lebaran  memperoleh sarung  dengan  jumlah kodian. Ia merasa dilema juga. Bila ditolak takut  tersinggung.  Tetapi  bila diterima  ...  yang  lama pun masih bagus. Tentu saja karena faktor tata  krama  orang  timur  tidak mungkin berkata : "Jangan ini dong. Tetapi yang lain !" atau "Wah sudah banyak sarung di lemari"    	Akhirnya daripada sarung tersimpan di lemari dibagikannyalah kepada para kerabat sampai habis.    	Lain  halnya  bila  diniatkan sebagai mediator. Artinya secara tidak langsung  ia  diminta  untuk membagikannya.    	Seharusnya  bila  akan memberi juga dengan produk lain saja di mana diperkirakan  tidak  dimiliki tetapi  dibutuhkan.  Soalnya  bagaimana  pun mahalnya sarung tetapi  manfaatnya  rendah  bila  sudah kelebihan.    	Di  sinilah  pentingnya perhitungan. Yaitu mencari data berupa kebutuhan penerima  dan  kemampuan pemberi. Interaksi keduanya menghasilkan keputusan bernilai selektif dan rasional. Yakinlah  peluang untuk  bisa terpakai pun akan bertambah besar. Logikanya : memberi HL berupa kemeja  kepada  penjual cendol keliling tentu akan lebih kena ketimbang pengecer kemeja trotoar.    	Pemberian  HL berlatar berdasarkan perhitungan sesungguhnya menunjukkan adanya kasih  sayang  dan tanggung jawab dari pemberi. Ia berobsesi adanya perubahan positif pada penerima dalam jangka  waktu tertentu akibat penggunaannya.    	Sedangkan  besarnya  manfaat HL dari aspek psikologis menggambarkan luasnya  wawasan  si  pemberi dalam hal pengambilan keputusan.    	Memang  mulanya  dirasakan kurang efisien. Terlebih untuk produk berharga  murah.  Tetapi  justru tanpa itulah banyak HL tidak efektif.    	Tetapi  bila  sudah dicoba serta bertepat guna mungkin akan merangsang  kita  untuk  melakukannya lagi. Soalnya kebanyakan pemberi tidak melakukannya karena belum dicoba.    	Apalagi bila tidak merasa terdemami apresiasi/terdorong berbuat gituan.    	Media massa selaku apresiatornya pun sampai kini tampak belum bicara banyak. Minimal dalam bentuk iklan layanan masyarakat. Apa memang pernah TV kita menayangkan slogannya.    	Dengan perhitungan berarti penerima akan menikmati. Siapa tahu mengubah nasib ke arah lebih baik. Ini terlepas harga barangnya. 	Yang murah maupun yang mahal bisa saja manfaatnya menjadi berbanding terbalik.    	Coba  kita pikir apakah memberi hadiah kepada ulama serta berkecukupan lebih efektif dengan  buku agama  atau  sarung  sholat  ?  Secara  statistika jelas  yang  pertama.  Karena  sama  saja  dengan menyampaikan  pengetahuan  baru.  Sedangkan sarung sholat jelas tidak.  Berdasarkan  pengalaman  pun rasanya susah mencari ulama seperti itu sampai tidak mempunyai sarung sholat satu pun.    	Produk  eksklusif  bernilai  tambah terhadap syiar Islam rasanya lebih  pantas  diberikan  kepada mereka.  Bagaimana  pun kayanya ulama tetap tidak akan memiliki semua sarana bagi  kegiatannya  itu. Kini berpulang pada kita : apakah jeli melihat kekosongannya kemudian diantisipasi dengan  pemberian HL terkait ?    	Langkah Irfan bisa dijadikan contoh. Tiga hari menjelang lebaran ia memberi HL kepada Paman Sidik berupa  buku seputar penulisan teks khutbah Idul Fitri. Ini dengan asumsi bahwa  pamannya  berstatus kiai itu tidak mempunyai buku tersebut.    	Ya  memang benar ! Pucuk Cinta ulam tiba. Buku itulah justru yang sedang dicari. Akhirnya  dengan penuh semangat Paman Sidik bisa membuat teks khutbah dengan mutu/bahasa semakin baik. HIKMAHNYA    	Cukup banyak hikmah kesadaran intelektual semacam itu.    	Di  antaranya meningkatkan kesejahteraan. Sebab dengan perhitungan sama sa

Re: Apakah Negara Islam "compatible" dengan azas Demokrasi?

1999-01-02 Terurut Topik Indi Soemardjan

Where did you find all of this wonderful excerpts, Lutfi?
 

INDI

Lutfi M. wrote:



HRH, The Prince of Wales, Islam And The
West said:

"Islamic countries like Turkey, Egypt,
and Syria gave women the vote as early as Europe did its women --and much
earlier than in Switzerland! In those countries women have long enjoyed
equal pay, and the opportunity to play a full working role in their societies.
The rights of Muslim women to property and inheritance, to some protection
if divorced, and to the conducting of business, were rights prescribed
by the Quran twelve hundred years ago, even if they were not everywhere
translated into practice. In Britain at least, some of these rights were
novel even to my grandmother's generation! "

Indian Ambassador M. N. Masud, Understanding
Islam said:
    "If
true democracy is not confined to the form or model of government but is
the way of life of a people wherein man is treated with respect and given
dignity, irrespective of what he is or what he is not, then Islamic society,
from the very birth of Islam, has been nearest to the ideal, much nearer
to it than has been, perhaps, any other society in the recorded history
of man."
 

--
Indi

Visit my world: http://pagina.de/indradi
 


Re: Apakah Negara Islam "compatible" dengan azas Demokrasi?

1999-01-02 Terurut Topik Indi Soemardjan

Thanks for the excerpts, Lutfi!
(all of you are encouraged to read it again)

This is what I have been waiting to read since the beginning of our
discussion about Islam and Democracy. Thus, I am looking forward to seeing
"Freedom of Faith" put to use in Nusantara.

But, who can guarantee that "Freedom of Faith" is set forth?
Do we need a non-religious authority to ensure its existence?

Let's develop a more in-dept study of this so that we may present this
to Indonesian public.
Remember: we must convey this great idea with honesty and openness.
 

Peace.

INDI

__

Excerpts from Notes by Robin Wright on Lectures and Interviews Given
by Abdul Karim Soroush, April-May 1995

Freedom of Faith: In a democracy what you really want is freedom
of faith. The other thing is this: justice is important. That is not the
consequence of the rules of shari'a. The third thing is this: there is
no authority on matters of religious. So you have to build a society in
such a way as to accommodate these principles.

Text and Context: How do we reconcile the immutable principles
of religion with the changing conditions of the world? The solution will
be like this: we have to find something that is at the same time both changeable
and immutable. And what is that?  It is the revealed text itself.
It is immutable and changeable at the same time. It has been revealed to
the heart of the Prophet, and so it should be kept intact and nobody is
permitted to temper with it. At the same time, there is the interpretation
of the text. That is changeable. No interpretation is without presuppositions.
These presuppositions are changeable since the whole knowledge of mankind
is in flux. It is age-bound, if you like.

Now, the knowledge of the age is always in flux. At the end of history
- and I am not sure we are at the end of history, as some American philosophers
suggest- we can know which knowledge is immutable and which not. But not
now.

This is how I express the situation: the text is silent. We have to
hear its voice. In order to hear, we need presuppositions. In order to
have presuppositions, we need the knowledge of the age. In order to have
the knowledge of the age, we have to surrender to change. So we have here
the miraculous entity that is changing but at the same time is immutable.

Religion and Reason: he ancient world was based on a single source
of information: religion. The modern world has more than one source: reason,
experience, science, logic. Modernism was a successful attempt to free
mankind from the dictatorship of religion.

Postmodernism is a revolt against modernism- and against the dictatorship
of reason. In the age of postmodernism, reason is humbler and religion
has become more acceptable. To me the reconciliation between the two has
become potentially more visible.


KASAD Tetap KASAD, Analisisnya?

1999-01-02 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

;-)

Dari rotasi di TNI, ada satu hal yg agak unik.
Fachrul Razi (bintang tiga, letjen), tampil jadi
Wakil Panglima TNI (urutan kedua di hirarki),
'melangkahi' Subagyo HS yg KASAD dan bintang empat.
Ini sebetulnya ada apa? Apakah karena Subagyo HS
menjelang pensiun? Atau ada situasi lain?
(Karena misalnya FR orang Aceh, misalnya).

Sekedar pertanyaan terbuka.

Yw.



Gesturenya Gus Presiden ;-)

1999-01-02 Terurut Topik Yusuf-Wibisono

Disclaimer: maaf kalo dianggep out of topic.

;-)

1. Hari ini saya lihat di Bisnis Indonesia halaman
   depan, Gus Dur dalam posisi menunjuk-nunjuk
   mukanya Hubert Neiss.

2. Bandingkan dg beberapa waktu yll. Suharto
   'nyembah' (membungkuk) ke perjanjian yg disodorkan
   IMF (disaksikan Neiss juga kalo nggak salah).

3. Bahasa tubuh rupanya bisa bicara... ;-)



Re: PEMUDA FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) MEMBAKAR GEREJA DI DEPOK

1999-01-02 Terurut Topik Okki Soebagio

Mardhika dan rekan-rekan PERMIAS Yth,

Saya rasa ini perbuatan oknum, bukan Islam in general.  Biar bagaimanapun,
pembakaran rumah ibadah saya rasa adalah bukan hal yang dianjurkan oleh
agama manapun.  Saya sebagai orang Kristen, tidak hanya sedih melihat
gereja-nya dibakar, tapi juga sedih melihat mengapa provokasi politik kita
masih saja mencoba menggunakan issue perang agama untuk memecahbelahkan
rakyat Indonesia.

Pemerintahan Gus Dur, setahu saya mendukung adanya pluralisme masyarakat
dalam beragama.  Kasus Yayasan Doulos di Ciganjur beberapa hari yang lalu
membuktikan kalau Gus Dur dan saudara-saudara Muslim kita di pemerintahan
juga memperhatikan hal ini.

Saya harap kita tidak terpancing untuk kemudian menjadi pecah belah karena
hal ini, yang dimana sebenarnya adalah tujuan dari para provokator
tersebut.  Mari kita usut sesuai dengan hukum siapa yang bertanggung jawab
atas kejadian tersebut.

Salam persatuan,
--
[EMAIL PROTECTED]
http://www.nawala.com

On Wed, 3 Nov 1999, Mardhika Wisesa wrote:

> Sebuah gereja terbakar, mungkin ini yang pertama dalam sejarah
> pemerintahan (muslim) kabinet Presiden KH. Abdulrahman Wahid.
>
> Inikah yang janji (atau ingkar janji) yang selalu dibilang oleh para
> muslim di pemerintahan, bahwa jikalau mereka memenangkan pemilu atau
> menjadi mayoritas di MPR atau di pemerintahah, kaum minoritas akan
> dilindungi. Terbukti, janji para Muslim adalah BOHONG BELAKA!!
>
> Mulai dari penghianatan fraksi hijau dalam hasil pemilu yang berhasil
> meloloskan Amien Rais sebagai ketua MPR dan Gus Dur sebagai presiden,
> walaupun sebenarnya pemilu adalah kemenangan (walau tidak mutlak)
> fraksi nasionalis PDIP.
>
> Bukan itu saja, melalu usaha-usaha provokasi dan agitasi yang
> dilakukan oleh partai-partai hijau untuk menjatuhkan PDIP, dengan
> dalih bahwa megawati bukan muslim sejati, pimpinan wanita, banyak
> legislatif PDIP yang kristen, dll.
>
> Inikah hasilnya? setelah SU MPR/DPR dihijaukan oleh para reformator
> Muslim, sekarang mereka akan menghijaukan seluruh Indonesia???
>
> Mardhika Wisesa
>
> PEMUDA FRONT PEMBELA ISLAM BAKAR GEREJA DI DEPOK
>
> JAKARTA, (SiaR, 3/11/99). Ratusan pemuda yang tergabung dalam
> Front Pembela Islam (FPI) bersenjata golok, pedang, dan bom molotov
> membakar rata bangunan Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) Jemaat
> Shalom, di Jalan Kembang Liu Depok, Selasa (2/11) sekitar pukul 03.00
> dinihari.
>
> Keterlibatan FPI terungkap karena para penyerang berteriak dengan
> teriakan lantang menyebutkan nama organisasi mereka. Hal ini dibenarkan
> oleh sumber di Polda Metro Jaya, Rabu (3/11) ini. Sumber itu menyatakan
> akan menggunakan klaim para penyerbu itu untuk memulai penyelidikan kasus
> tersebut.
>
> Pihak kepolisian hingga kini belum memperoleh motif di balik
> penyerbuan tersebut. Tapi salah seorang warga gereja yang kebetulan
> bertempat tinggal di dekat gereja itu menyebutkan kemungkinan pembakaran
> itu menyangkut izin pendirian rumah ibadah gereja yang telah berdiri sejak
> tahun 1994 itu.
>
> Para penyerang itu, menurut kesaksian sejumlah warga, merupakan
> orang-orang yang tak dikenal warga penduduk sekitar lokasi gereja. Ketika
> penyerbuan terjadi, beberapa warga setempat yang juga muslim mencoba
> mencegah tindakan para penyerang yang ditaksir jumlahnya mencapai tiga
> ratusan orang itu. Bahkan salah seorang warga yang ingin mencegah
> pembakaran gereja itu sempat dikalungi clurit lehernya oleh para
> penyerang, sehingga ia tak berdaya sama sekali.
>
> Ketua Umum FPI Al Habib Muhammad Rizieq, serta Sekjennya M Annam
> tak berhasil ditemui di markas mereka di kawasan Ciputat. Saluran telepon
> genggam-nya juga dimatikan sehingga SiaR kesulitan untuk memperoleh
> konfirmasi dari mereka.
>
> Menurut sejumlah saksi mata saat penyerbuan itu, seorang warga
> mengenali salah satu pemimpin penyerbuan itu adalah Habib Razief Siddiq
> yang di dalam struktur organisasi FPI menjabat sebagai Panglima Perang.
>
> FPI dikenal masyarakat sebagai salah satu ormas Islam yang juga
> terlibat di dalam berbagai pengerahan massa untuk "mengamankan" jalannya
> Sidang Umum MPR lalu. Sumber di kalangan ormas Islam menyebutkan
> keberadaan FPI tak terlepas dari keterlibatan Pangdam Jaya Mayjen Djadja
> Suparman. Tujuannya, kata sumber itu, untuk membuat berbagai provokasi
> yang mengarah kepada terjadinya konflik horisontal antar warga
> masyarakat.***
>
> -- SiaR WEBSITE:
> http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html
>
> 
> Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1
>
>
>



Re: Identitas diri

1999-01-02 Terurut Topik Okki Soebagio

Salam PERMIAS,

On Wed, 3 Nov 1999, Priyo Pujiwasono wrote:

> Memang sebenarnya identitas nggak terlalu penting, yang lebih penting
> topik yang kita diskusikan.

Setuju.

> gimana gitu kalau pakai identitas palsu terus memojokkan atau
> malah 'menjatuhkan' temen sendiri lewat milis Permias@.

Setuju juga.  Saya rasa kalau diskusinya sudah mulai personal, kita nggak
perlu ladenin.  Kita tahu dan dengan jelas bisa melihat mana yang perlu
difollow-up dan mana yang tidak.

Mengenai identitas tidak jelas, saya terus terang juga nggak bisa antipati
sama para pengguna hotmail atau email siluman lainnya, karena at the same
time, banyak dari rekan-rekan kita yang memang masih belum mempunyai
koneksi internet seperti disini (terutama yang di Indonesia atau tempat
gatek lainnya).

Tapi kalau masalah kredibilitas, memang hotmail dan email-email siluman
itu memang less credible dibanding email sekolahan/kantor, contohnya.
Penggunaan email siluman, apalagi dengan tujuan untuk mendiskreditkan
sesuatu, saya lihat adalah tindakan yang tidak terpuji, ibarat, ada yang
bilang kemarin, seperti "lempar batu sembunyi tangan".

Oke, selamat berdiskusi lagi dan kapan makan-makannya ?  (Lho, makan-makan
apa ini ??) :-)

Salam,
[EMAIL PROTECTED]



Re: [Re: Marie Mencoba Membersihkan Diri, Alwi Shihab Disebut Ca...

1999-01-02 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 11/4/99 5:09:16 PM Eastern Standard Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

> Namanya juga "sumber", tujuannya khan untuk nutupin identitas asli "sumber"
>  tsb. Engga' akanlah dia mau ngasih tau siapa orang-nya...
>  nanya kok macem2 weleh...weleh...
>
>  ichal

Irwan:
Hehehee...gue cuma mau nunjukin bahwa tulisan yg
menggunakan sumber yg tidak jelas asalnya atau pun
ditutup2i itu adalah sebuah rumors. Berbeda dengan
berita atau konfirmasi dimana pemberi informasi itu
jelas identitasnya seperti yg dilakukan oleh Mar'ie Muhammad.

Kalau kita membiasakan diri untuk memakai sumber2
berita yg tidak memberikan identitas sumber informasinya,
maka seharusnya tidak ada alasan kita untuk
menolak berita2 yg sering dikeluarkan oleh SIAR, umpamanya,
yg juga sering kita perhatikan banyak menggunakan sumber2
yg tidak dibuka identitasnya seperti "menurut keterangan
sumber yang dekat dengan kalangan istana", dan sejenisnya
yg dulu sering kita baca.

Kita yg katanya kalangan intelektual, sudah seharusnya
mulai membiasakan diri untuk lebih hati2 dalam melihat
suatu peristiwa. Jangan memastikan sesuatu yg belum
pasti. Gunakan kata2 yg tepat agar tidak terjadi
salah interpretasi.

Mari berdiskusi secara sehat. Buktikan ini milis permias.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: Negara Islam bukanlah demokrasi

1999-01-02 Terurut Topik Ramadhan Pohan

Salam!
Sebuah diskusi akan menjadi lebih menarik bila disampaikan dengan bahasa yang
jernih, etis, pikiran tenang, dan reflektif. Apa pun isi dan bentuk sebuah
ide-- dengan mencoba memenuhi etika tadi-- akan dipandang terhormat di altar
wacana demokrasi kita.

Salah satu di antara upaya itu, coba digulirkan oleh bung Bhima di bawah ini.
Salam damai bagi semua rekan. Melakukan diskusi bermutu di bulan ramadan
sekarang Insya Allah akan meningkatkan kualitas ibadah kita. (Jadi bukan
sekadar nunggu iftar lho).  Amiin.

Salam!
ramadhan pohan



Subj:Re: Fwd: Apakah Negara Islam "compatible" dengan azas Demokrasi?
Date:   1/2/99 5:11:18 PM !!!First Boot!!!
From:   [EMAIL PROTECTED] (Bhimantara Widyajala)
To: [EMAIL PROTECTED]
CC: [EMAIL PROTECTED]

Secara akademis konsep Negara Islam tidak sepenuhnya menghalangi proses
demokratisasi. Dalam negara Islam Al-Quran berada dalam posisi tertinggi
dalam tata hukum suatu negara. Namun kita semua tahu bahwa sebagai suatu
pedoman hidup umat manusia, Al-Quran tidak memberikan suatu aturan secara
rinci sampai hal yang sekecil-kecilnya yang dibutuhkan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. oleh sebab itu di sini dibutuhkan suatu
penjabaran isi kandungan Al-Quran ke peraturan-peraturan hukum yang lebih
rendah. Tanpa bermaksud merendahkan posisi Al-Quran, barangkali lebih
mudah dipahami bila kita melihat proses penjabaran UUD 1945 ke peraturan
perundang-undangan yang lebih rendah sepert TAP MPR, UU, dst.  Di tingkat
yang lebih rendah ini keterlibatan rakyat dalam pembentukan hukum yang
dijiwai oleh semangat Islami, sangat  dimungkinkan. Itu sebabnya
di Negara Islam seperti PAkistan misalnya, lembaga-lembaga Negara yang
menjadi simbol-simbol demokrasi tetap ada seperti Parlemen, Pemilu, proses
Voting, dsb.

Wassalam,

Bhimantara Widyajala



Re: Dubes AS Minta Maaf (SuaraMerdeka)

1999-01-02 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 11/4/99 5:07:47 PM Eastern Standard Time, [EMAIL PROTECTED]
writes:

> Bung Irwan, ini yang anda minta...silakan disimak.
>  http://www.suaramerdeka.com/harian/9911/05/nas3.htm
>  Petikannya:

Irwan:
Hehehe...tampaknya anda kalah cepat dengan saya.
Coba deh baca posting saya dengan judul
"Bagaimanakah kejadian sebenarnya?"
yg saya kirim sebelum posting anda ini.
Di awal posting tersebut saya memberikan 4 links untuk
diperbandingkan.
Silahkan disimaki posting saya tersebut.

>  ==
>  Priyo: Dari siapa yang ambil inisiatif duluan...kita
>  bisa tahu kan?
>  =

Mudah2an anda masih ingat kata2
"Yang waras sing ngalah":)

Bagi saya pribadi, peristiwa Brawijaya itu banyak
tanda tanyanya, banyak awan kelabunya yg masih
perlu ditelusuri lebih jauh lagi bila kita ingin
mendapatkan kebenaran.

Yang jelas, sebuah pernyataan dari orang
yg identitasnya jelas akan lebih bisa dipertanggung
jawabkan ketimbang informasi dari orang yg tidak
jelas seperti "sumber itu" dan sejenis yg bagi
saya termasuk kategori rumors.
Semoga anda paham poin yg ingin saya angkat.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Dubes AS Minta Maaf (SuaraMerdeka)

1999-01-02 Terurut Topik Priyo Pujiwasono

Bung Irwan, ini yang anda minta...silakan disimak.
http://www.suaramerdeka.com/harian/9911/05/nas3.htm
Petikannya:

JAKARTA - Dubes AS di Indonesia, Robert Gilbert,
akhirnya meminta maaf kepada Ketua MPR Amien Rais
berkaitan dengan terjadinya miskomunikasi yang
mengesankan seolah-olah wakil Pemerintah AS di
Indonesia itu mendikte Pemerintah RI. "Itu karena
kesalahan komunikasi,'' kata Gilbert setelah diterima
Amien di Gedung MPR, Kamis kemarin.

Dengan klarifikasi yang inisiatifnya datang dari
Gilbert itu, isu soal campur tangan Dubes AS di
Indonesia dianggap selesai. Dalam pertemuannya dengan
Amien, Dubes Gilbert dengan terus terang meminta maaf
atas ucapannya yang kemudian dianggap sebagai campur
tangan dari negara adikuasa, khususnya dalam kaitan
dengan pertemuannya dengan Menkeu Bambang Sudibyo.
==
Priyo: Dari siapa yang ambil inisiatif duluan...kita
bisa tahu kan?
=

Saat itulah kabarnya Dubes AS minta Bambang Sudibyo
tidak mengganti Glenn. Kalau sampai posisi Glenn di
BPPN digeser, AS akan memengaruhi pasar sehingga
rupiah makin terpuruk terhadap dolar AS. Bambang
sendiri ketika itu mengaku tidak memiliki kewenangan
menggati siapa pun karena dirinya belum dilantik
menjadi Menkeu.
"Tetapi kalau Dubes AS melakukan intervensi setelah
dilantik, jelas saya tersinggung. Sekarang Bambang
Sudibyo adalah Menkeu. Kalau Dubes AS sekarang minta
supaya saya tidak mengganti Glenn, saya marah,'' tegas
Menkeu, akhir pekan lalu.


=

__
Do You Yahoo!?
Bid and sell for free at http://auctions.yahoo.com



Re: Apakah Negara Islam "compatible" dengan azas Demokrasi?

1999-01-02 Terurut Topik Lutfi M.
Title: RE: Apakah Negara Islam "compatible" dengan azas Demokrasi?





.


 HRH, The Prince of Wales, Islam And The West said:


"Islamic countries like Turkey, Egypt, and Syria gave women the vote as early as Europe did its women --and much earlier than in Switzerland! In those countries women have long enjoyed equal pay, and the opportunity to play a full working role in their societies. The rights of Muslim women to property and inheritance, to some protection if divorced, and to the conducting of business, were rights prescribed by the Quran twelve hundred years ago, even if they were not everywhere translated into practice. In Britain at least, some of these rights were novel even to my grandmother's generation! "

Indian Ambassador M. N. Masud, Understanding Islam said:
    "If true democracy is not confined to the form or model of government but is the way of life of a people wherein man is treated with respect and given dignity, irrespective of what he is or what he is not, then Islamic society, from the very birth of Islam, has been nearest to the ideal, much nearer to it than has been, perhaps, any other society in the recorded history of man."




Re: [Re: Marie Mencoba Membersihkan Diri, Alwi Shihab Disebut Calo]

1999-01-02 Terurut Topik Rizal Az

Namanya juga "sumber", tujuannya khan untuk nutupin identitas asli "sumber"
tsb. Engga' akanlah dia mau ngasih tau siapa orang-nya...
nanya kok macem2 weleh...weleh...

ichal

Irwan Ariston Napitupulu <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Boleh tanya singkat saja dan silahkan diforwardkan ke
berpolitik.com

Siapakah nama dari 'sumber itu'?
Begitu banyak berpolitik.com menyebut2, menurut
sumber itu, menurut sumber itu, tapi tidak berani
mengemukakan identitasnya. Kenapa harus takut
berbicara kalau memang benar?

Belum lagi ditambah, apakah si 'sumber itu" nya
tersebut hadir dalam pertemuan tersebut?
Kalau tidak, lalu dia bisa tahu dari siapa?

Ini aja dulu deh yg perlu diklarifikasikan
sebelum melangkah lebih jauh.
Mari bicara jelas dengan sumber yg jelas,
kecuali kita sudah senang bicara gosip
di milis permias.
Buktikan ini milis permias.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at 
http://webmail.netscape.com.



Re: Apakah Negara Islam "compatible" dengan azas Demokrasi?

1999-01-02 Terurut Topik Lutfi M.
Title: RE: Apakah Negara Islam "compatible" dengan azas Demokrasi?





Begini saja, gimana kalau debatnya ditunda dulu dan baca tulisan ini?


--


Journal of Democracy - April 1996 

Islam and Liberal Democracy 

Two Visions of Reformation

Robin Wright 

Robin Wright is global-affairs correspondent for the Los Angeles Times and former Middle East correspondent for the Sunday Times of London. Her books include Sacred Rage: The Wrath of Militant Islam (1985) and In the Name of God: The Khomeini Decade (1990). 

Of all the challenges facing democracy in the 1990s, one of the greatest lies in the Islamic world. Only a handful of the more than four dozen predominantly Muslim countries have made significant strides toward establishing democratic systems. Among this handful - including Albania, Bangladesh, Jordan, Kyrgyzstan, Mali, Pakistan, and Turkey - not one has yet achieved full, stable, or secure democracy. And the largest single regional bloc holding out against the global trend toward political pluralism comprises the Muslim countries of the Middle East and North Africa. 

Yet the resistance to political change associated with the Islamic bloc is not necessarily a function of the Muslim faith. Indeed, the evidence indicates quite the reverse. Rulers in some of the most antidemocratic regimes in the Islamic world - such as Brunei, Indonesia, Iraq, Oman, Qatar, Syria, and Turkmenistan - are secular autocrats who refuse to share power with their brethren. 

Overall, the obstacles to political pluralism in Islamic countries are not unlike the problems earlier faced in other parts of the world:

secular ideologies such as Ba'athism in Iraq and Syria, Pancasila in Indonesia, or lingering communism in some former Soviet Central Asian states brook no real opposition. Ironically, many of these ideologies wee adapted from the West; Ba'athism, for instance, was inspired by the European socialism of the 1930s and 1940s. Rigid government controls over everything from communications in Saudi Arabia and Brunei to foreign visitors in Uzbekistan and Indonesia also isolate their people from democratic ideas and debate on popular empowerment. In the largest and poorest Muslim countries, moreover, problems common to developing states, from illiteracy and disease to poverty, make simple survival a priority and render democratic politics a seeming luxury. Finally, like their non-Muslim neighbors in Asia and Africa, most Muslim societies have no local history of democracy on which to draw. As democracy has blossomed inWestern states over the past three centuries, Muslim societies have usually lived under colonial rulers, kings, or tribal and clan leaders. 

In other words, neither Islam nor its culture is the major obstacle to political modernity, eve if undemocratic rulers sometimes use Islam as their excuse. In Saudi Arabia, for instance, the ruling House of Saud relied on Wahhabism, a puritanical brand of Sunni Islam, first to unite the tribes of the Arabian Peninsula and then to justify dynastic rule. Like other monotheistic religions, Islam offers wide-ranging and sometimes contradictory instruction. In Saudi Arabia, Islam's tenets have been selectively shaped to sustain an authoritarian monarchy. 

In Iran, the revolution that overthrew the Shah in 1979 put a new spin on Shi'ite traditions. The Iranian Shi'ite community had traditionally avoided direct participation by religious leaders in government as demeaning to spiritual authority. The upheaval led by Ayatollah Ruhollah Khomeini thus represented not only a revolution in Iran, but also a revolution within the Shi'ite branch of Islam. The constitution of the Islamic Republic, the first of its kind, created structures and positions unknown to Islam in the past. 

Yet Islam, which acknowledges Judaism and Christianity as its forerunners in a single religious tradition of revelation-based monotheism, also preaches equality, justice, and human dignity - ideals that played a role in developments as diverse as the Christian Reformation of the sixteenth century, the American and French revolutions of the eighteenth century, and eve the "liberation theology" of the twentieth century. Islam is not lacking in tenets and practices that are compatible with pluralism. Among these are the traditions of ijtihad (interpretation), ijma (consensus), and shura (consultation). 

Diversity of Reform


Politicized Islam is not a monolith; its spectrum is broad. Only a few groups, such as the Wahhhabi in Saudi Arabia, are in fact fundamentalist. This term, coined in the early twentieth century to describe a movement among Protestant Christians in the United States, denote passive adherence to a literal reading of sacred scripture. By contrast, many of today's Islamic movements are trying to adapt the tenets of the faith to changing times and circumstances. In their own way, some even resemble Catholic "liberation theology" movements in their attempt

Re: dari Krisnadi

1999-01-02 Terurut Topik Priyo Pujiwasono

?? Gua nggak tahu deh, maksudnya Kris ini apa?
Emang elo sengaja mau nyerang/membeberkan (rahasia)
pribadi gua terus ke milis Permias@ nih
Nggak fair & jantan dong kalau elo pakai samaran
melulu, terus nyerang temen sendiri begitu.
Gua kan udah bilang, kelompok Madani nggak ada
hubungan sama orang yang elo sebut2 itu. Kalaupun gua
cerita, itu kan karna cuma gua yang dari Bappenas di
kelompok Madani. Pasti aja gua menduga target
serangan/fitnah elo (terutama) ke gua.
Kalo elo masih niat nyerang pribadi melulu, gua bisa
aja minta info ke bung Dharma Datubara, list orang
Bappenas yang ikut di Fort Lauderdale. Nggak usah
ngaco ngaku2 konsultan Bappenas segala deh!
Sekian.

Priyo Pujiwasono


--- Krisnadi Dayanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Identitas saya: setelah pulang dari AS, selama
> setahun
> ini saya bekerja di lingkungan Bappenas
> (consultant).
> Kerja sering nglembur sampai tengah malam dan
> ngobrol
> dengan orang-orang Bappenas menyebabkan saya banyak
> tahu 'isi' lembaga tersebut. Ketika sang jubir
> menyebut sebagai mantan pegawai Bappenas sayapun
> coba
> cek dengan teman-teman. So far mereka bilang 'fine',
> walaupun ada yang mesam-mesem.
>
> Salam saya dari seberang,
>
> Kris.
>
> =
>
> __
> Do You Yahoo!?
> Bid and sell for free at http://auctions.yahoo.com
>


=

__
Do You Yahoo!?
Bid and sell for free at http://auctions.yahoo.com



Re: [bincang] Biaya Legalisasi Ijazah

1999-01-02 Terurut Topik Budi Haryanto
Yth Pak Mahendra,

Terima kasih atas informasi resmi tentang biaya legalisasi ijazah di AS yang ditetapkan oleh Dubes RI sebesar $10 per lembar. Demikian juga adanya kebijakan dari Atidikbud KBRI untuk tidak memungut biaya terhadap legalisasi ijazah tsb. Mudah-mudahan yang terakhir ini bisa diputuskan secepatnya oleh Dubes RI di AS sehingga dapat diberlakukan juga di Konjen yang ada di AS. (Kalau itu dalam waktu dekat dilaksanakan, uang legalisir ijazah yang telah saya keluarkan sebesar $260 di Konjen LA bisa ditarik lagi nggak? Mengingat hal ini adalah kesalahan dan lemahnya KBRI dalam mensosialisasikan kebijakannya kepada jajarannya)

Terhadap keputusan memungut biaya $10 per lembar untuk legalisasi ijazah (SK-nya anda sertakan, tetapi tidak untuk lampirannya yang menyebutkan ini. SK-nya tertanggal 5 Nopember 1999, berarti baru berlaku besok?), saya pribadi menilainya terlalu tinggi, karena biasanya mereka yang ingin melegalisasikan copy ijazahnya sudah kembali ke Indonesia, sehingga sudah barang tentu yang dipakai membayar adalah rupiah. Anda bisa bayangkan, 1 lembar legalisasi ijazah = Rp. 70.000,-. Kalau 2 lembar, 3 lembar, atau 4 lembar..khan ratusan ribu rupiah harus dikeluarkan untuk legalisir copy ijazah saja. Sementara gaji sebagai PNS Depkes golongan 3 tidak lebih dari Rp. 500 ribu sebulan.

Kenapa kok tidak gratis saja, $1 saja, atau $2 saja per lembar? Kenapa kok yang dipilih $10? Kenapa kok tidak $15, $20, atau $30 saja per lembar?

Sebagai perbandingan, di FKM-UI, tempat saya bekerja, hingga saat ini legalisir 10 lembar copy ijazah adalah Rp. 10.000,- (untuk ijazah program S-2 dan S-3 termasuk ongkos fotocopynya).
Di UCLA sendiri, legalisir copy ijazah adalah free. Hanya permohonan original transkrip saja yang dikenakan biaya, itupun hanya $5 per lembar.

Ilustrasi lain lagi.
Kalau seorang PNS dikenakan biaya legalisasi ijazah yang sedemikian besarnya (bagi ukuran mereka), darimana dia akan menutup pengeluaran tersebut? Mencari peluang untuk mendapatkan uang dengan cepat dan mudahlah jawabannya. Di sini, risiko untuk terjerumusnya seorang PNS ke tindakan korupsi dan manipulasi akan sangat besar. Seberapa kuat sih idealisme seseorang dengan gaji minim di tengah krisis ekonomi seperti saat ini? (Maaf saya hanya menunjukkan sisi negatifnya).
Sama juga fenomenanya dengan besarnya biaya yang harus dikeluarkan seseorang untuk bisa masuk sekolah Secaba (Sekolah calon bintara) dan atau Secapa, yang katanya bisa berkisar dari 3 juta sampai 8 juta rupiah. Kebanyakan dari mereka katanya jual harta orang tua, sawah, ternak, dan bahkan hutan sana sini untuk membayar itu. Lalu, ketika selesai sekolah dan menjadi polisi, apa yang ada dibenak polisi baru ini? Tentu saja semangat untuk mengembalikan hutang, harta dan kekayaan keluarganya lebih dahulu. Namun, bagaimana itu semua bisa dikembalikan dengan cepat kalau gajinya untuk hidup sendiri sebulan saja pas-pasan? Lagi-lagi, risiko untuk terjerumus ke arah korupsi, manipulasi, dan teman-temannya menjadi sangat besar dan sulit terhindarkan.

Lalu, sebagai bangsa yang sedang berupaya untuk menegakkan kehidupan berbangsa dan pemerintahan yang bersih, apakah cukup hanya dikatakan di mulut sebagai retorika saja? Tentu tidak.
Sekaranglah saatnya memperbaiki kesalahan-kesalahan administrasi dan kebijakan dengan melibatkan dan memperhatikan pula kemampuan rakyat kebanyakan yang seringkali sebagai konsumen kebijakan pemerintah.

Saran saya kepada pak Dubes RI di AS, mohon pungutan-pungutan resmi kepada masyarakat Indonesia tersebut ditinjau lagi dari segi jumlah dan fungsi strategisnya dalam kaitannya dengan kemampuan dan dampaknya kepada masyarakat dan income pemerintah.

Terima kasih.

Salam,
Budi Haryanto
Epidemiology Department UCLA

At 11:15 AM 11/4/99 -0500, you wrote:

Salam kepada seluruh anggota Permias,

Bersama ini kami sampaikan Keputusan Kepala Perwakilan Republik Indonesia untuk Amerika Serikat tertanggal 5 Nopember 1999 No. DB-062/1999 tentang Tarif Baru Keimigrasian dan Kekonsuleran.

Disamping sebagai suatu pengumuman, maksud kami menyampaikan informasi ini adalah untuk membantu menjawab  pertanyaan dan ketidakjelasan menyangkut biaya legalisasi ijazah yang diterapkan oleh KBRI dan KJRI di Amerika Serikat. Untuk semua pertanyaan, masukan dan "teguran" itu, kami menyampaikan terima kasih.

KBRI dan KJRI sebagai kantor Pemerintah Republik Indonesia harus mentaati keputusan peraturan dan ketetapan yang diputuskan oleh Departemen terkait di Indonesia. Dalam kaitan dengan Tarif Keimigrasian dan Kekonsuleran, KBRI dan KJRI harus memberlakukan tarif yang disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah yang berlaku seperti yang dirujuk dalam SK keputusan di bawah ini mengenai keimigrasian, surat perjalanan dan tarif atau jenis penerimaan negara bukan pajak. Berdasarkan peraturan-peraturan itulah KBRI dan KJRI menetapkan tarif biaya imigrasi dan kekonsuleran yang berlaku secara seragam di KBRI dan seluruh KJRI di AS.

Khusus untuk biaya legalisasi, tarif bar

Negara Islam bukanlah demokrasi

1999-01-02 Terurut Topik Bonnyku

Negara Islam bukanlah demokrasi

Mendirikan negara Islam sudah jelas (100%)
bukanlah menunjukkan azas demokrasi.
contoh: seperti Malaysia dan Turkey.

Kenapa ??
Karena di dunia ini pengakuan pluralisme,
azas keaneka-ragaman (baik suku, ras, umur,
sex, agama, asal negara, warna kulit,
cacat/tidak cacat) adalah "inti dasar"
dari demokrasi.

Kan nggak lucu  bila setiap akhir tahun
ada politikus berkata "mari tutup semua
panti pijat, karena kerjanya berbuat 'maksiat' saja."
Ide sinting dari mana nih ??
Enak-nya saja main hakim seenak kepala sendiri.

Dan lebih kurang ajar lagi, dari mana pula hak
melarang orang-orang Cina Indonesia merayakan
hari raya orang Cina ( Imlek) di Indonesia ??
Atau melarang orang minum alkohol di ujung tahun?

Hukum-hukum sinting macam inikah yang ingin
diterapkan di Indonesia ?  Bukankah hukum-hukum
yang lebih TIDAK-MASUK-AKAL akan lebih banyak
bermunculan bila negara Islam didirikan di Indonesia ??

Begini sajalah:
TOLONG  agama jangan dicampur-adukkan dengan
politik, deh.   Karena bila dicampur-campur
hasilnya bisa  jadi TAIK.
Contoh kuat-nya:  Agama Komunis di Rusia dan Cina.

Jangan salah loh:  Komunis itu adalah AGAMA.
Komunis adalah agama yang tidak mempercayai
adanya tuhan.  Bila ingin bukti kuat, bacalah buku
"The Communist Manifesto" karangan-nya Karl Marx.



Re: dari Krisnadi

1999-01-02 Terurut Topik Notrida Mandica

Dear Krisnadi

>Subject: dari Krisnadi
>Date: Wed, 3 Nov 1999 23:05:20 -0800
>
>Rekan-rekan,
>
>Berbagai tanggapan atas isu yang saya angkat telah
>mengundang berbagai tanggapan baik kritikan maupun
>dukungan.  Semuanya itu telah saya cerna dengan baik
>dan saya sisihkan waktu satu hari khusus untuk
>merenungkannya.

:) ida: GOOD! You are the guy!

>Identitas saya: setelah pulang dari AS, selama setahun
>ini saya bekerja di lingkungan Bappenas (consultant).
>Kerja sering nglembur sampai tengah malam dan ngobrol
>dengan orang-orang Bappenas menyebabkan saya banyak
>tahu 'isi' lembaga tersebut. Ketika sang jubir
>menyebut sebagai mantan pegawai Bappenas sayapun coba
>cek dengan teman-teman. So far mereka bilang 'fine',
>walaupun ada yang mesam-mesem.

:) ida:  Kita melakukan RESEARCH untuk menemukan solusi, bukan untuk
menciptakan masalah baru.  Jika anda berpikir bahwa sangat penting untuk
mengetahui orang lain, tanyakan langsung kepada mereka. Meneliti dan mencari
informasi yang bersifat pribadi dari sumber-sumber luar biasanya bias dan
tidak tepat. Apalagi, orang-orang memiliki prinsip
"WHAT YOU SEE DEPENDS ON WHERE YOU SIT."  Ini bisa fatal.


>Ada beberapa hal yang ingin saya tekankan dari tulisan
>saya tersebut:

:) ida: Apapun yang anda tulis, itu adalah hak anda.  Saya kira kita
memahami dan menghormati "FREEDOM OF SPEECH." Tetapi tolong usahakan anda
siap dengan sumber dan data yang akurat. Ini sangat penting untuk keberadaan
anda di tengah diskusi.  Saya yakin anda lebih tahu mengingat posisi anda
sebagai consultant.

>1. Dasar dari penulisan saya tersebut adalah artikel
>di majalah Tempo.  Seluruh nama yang saya sebutkan
>semuanya ada di Tempo (sayangnya untuk online harus
>bayar). Berbagai tambahan adalah dari hasil ngobrol
>dengan orang-orang yang terlibat langsung dengan ybs.
>Saya pun tidak bermaksud memburukkan orang. Info itu
>mungkin salah, tapi silahkan kritik dan koreksi mana
>yang tidak akurat. Bila sebaliknya, tentu menjadi hal
>yang bermanfaat bagi perjuangan rekan-rekan, khususnya
>mereka yang paling getol dengan kata
>'clean-government'. Perbedaan visi adalah hal yang
>biasa dan saya tetap menghargainya.

:) ida:  mengapa tidak anda tulis research piece atau article tentang
ide-ide anda ini.  Anda bisa gunaka oral method.  Saya yakin orang-orang
akan dengan senang membacanya.

>2. Sama sekali saya tidak ada maksud menyinggung
>kelompok yang bernama Madani. Cek lagi tulisan-tulisan
>saya. Setelah mendapat penjelasan dari jubirnya
>tentang kelompok itu, saya pun oke-oke saja. Tentang
>Alirahman, biarlah menjadi agenda saya dan rekan-rekan
>di Indonesia untuk meneruskan ke Presiden. Dengan
>kondisi Presiden yang demikian, posisi Sekneg
>sangatlah vital sebagai mata dan hati Gus Dur: seleksi
>surat, sortir tamu, segala Keppres, etc. Gimana kalou
>diisi orang macam TR dan AR. Tapi biarlah teman-teman
>saksikan di kemudian hari.

:) ida: Jangan lupa bahwa setiap individu memiliki interpretasi yang
berbeda-beda.  Dan tak ada orang yang mampu mengontrol itu. Karena itu, kita
harus berhati-hati.  Saya rasa anda memikul tugas yang berat untuk negara
tercinta.  Dan saya pribadi bangga akan kerja keras anda.

>3. Benar bahwa orang bisa seenaknya ngomong bila
>sembunyikan identitas. Tapi percayalah, saya akan
>berupaya mengisi milis ini dengan hal-hal yang
>'bermanfaat' buat kita semua. Tolong, jangan paksa
>lagi saya untuk mengemukakan identitas saya, tapi
>kritiklah tulisan saya. Selama ini saya melihat bahwa
>identitas membutakan kita untuk beropini. Betapa
>sering kita melihat pertengkaran antar orang-orang
>yang sama. Saat si B misalnya, yang Jawa dan Islam
>kasih input: langsung dicap macem-macem (rasialis,
>kuno, otak udang, etc) oleh orang 'laennya'. Begitu
>pula sebaliknya. Keacuhan saya terhadap identitas
>inilah yang juga selama ini selalu mengagumi
>pikiran-pikiran kritis bang Jeffrey Anjasmara (ada
>yang peduli identitasnya??). Fenomena ini yang mungkin
>dibilang mas Oki sebagai 'stereotyping' yang coba
>ingin saya hindari.

:) ida: Jangan khawatir, tak ada orang yang tertarik mengetahui orang lain
sepanjang orang-orang tersebut tidak melangkahi atau merusak perbatasan
humanity.  Orang-orang senang dihormati dan dipertimbangkan oleh sesamanya,
dan sebaliknya.

>Demikianlah, harapan saya, perkenankanlah saya yang
>berada di Indonesia (melalui milis ini) untuk dapat
>belajar dan bertukar pikiran dengan teman-teman
>mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat.

:)ida: Saya percaya, beberapa orang di milis ini mengagumi sikap kritis dan
analysis tajam anda. Saya sangat yakin, orang-orang membutuhkan pemikiran
yang agressive. Setidaknya, anda memiliki satu pembaca, saya.
Selamat atas kerja keras anda.  Akan sangat menarik membaca tulisan-tulisan
anda.  Jangan melangkah ke belakang dari tempatmu berdiri.  Kita hanya butuh
berhati-hati dan memperhatikan lingkungan kita, tetapi tidak berarti kita
menyerahkan prinsip kita untuk menyenangkan orang lain.

>
>Salam saya dari seberang,
>
>Kris.

:) s

Re: Bila AS dilindungi(http://www.berpolitik.com)

1999-01-02 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 11/4/99 2:36:57 PM Eastern Standard Time, [EMAIL PROTECTED]
writes:

> Lho..lho...bangun Mas, bangun!
>  Ini lho sumber beritanya:

Irwan:
Lho, yg saya maksudkan sumber ngga jelas itu
bukannya medianya. Apa ada saya mempertanyakan
medianya pada posting lalu?
Saya sudah lihat koq media onlinenya dan menurut
saya cukup menarik penampilannya.

Yang saya pertanyakan itu cara wawancaranya
yg hanya mengatakan "menurut sumber yg dipercaya",
dst. Trus saya ajak anda untuk membandingkan
dengan yg di detik.com yg memuat nama sumber
yaitu Mar'ie Muhammad.

Anda masih ingat ketika saya juga mengutip hal
yg sama dari detik.com sewaktu klarifikasi
dari Mar'ie Muhammad belum dimuat?
Waktu itu detik.com masih menggunakan kata2
"dari sumber detik.com yg terpercaya"
Apa waktu itu saya anggap artikel tersebut menjadi
suatu berita yg benar?
Tidak khan? Saya malah meminta Alwi Shihab atau
Mar'ie Muhammad memberikan klarifikasi karena
memang bagi saya kata2 "dari sumber detik.com
yg terpercaya" bukanlah suatu hal yg membuat
saya otomatis percaya dan saya anggap hal tersebut
adalah masuk kategori rumors.
Detik.com  pun saya lihat di bagian akhir artikel yg
sama juga mengharapkan adanya klarfikasi dari
Alwi Shihab atau pun Mar'ie Muhammad.

Kalau boleh saya bertanya ke anda, apa yg menyebabkan
anda lebih percaya isi berita yg disampaikan oleh
berpolitik.com yg ngga jelas sumber berita artikelnya
dari mana ketimbang detik.com yg sumber berita artikelnya
jelas sekali yaitu Mar'ie Muhammad?
Buat saya pribadi sih aneh banget kalau ada orang yg
lebih percaya berita2 yg menggunakan "menurut sumber
yg bisa dipercaya" tanpa menyebutkan nama. Bagi saya
hal itu adalah rumors, bukan berita. Mudah2an anda bisa
membedakan mana berita mana rumors.

Oh ya, di tempo juga memuat penjelasan Mar'ie Muhammad.
http://www.tempo.co.id/harian/include/index.asp?file=04111999-68h-1

Semoga anda sekarang kini bisa membedakan suatu
artikel yg sifatnya masih rumors dan mana yg tidak.

Dan satu lagi yang perlu saya sampaikan, bila
ingin diskusi sehat, jangan bawa2 hal pribadi.
Fokuslah pada apa yg ditulis dan bukan siapa yg
menulis:)


jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Bagaimanakah kejadian sebenarnya?

1999-01-02 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

http://www.tempo.co.id/harian/include/index.asp?file=04111999-68h-1
http://www.detik.com/berita/199911/19991103-2105.htm
http://www.suaramerdeka.com/harian/9911/05/nas3.htm
http://www.jawapos.com/dailynews/199911/05/Berita_Utama/De10.htm

Apakah memang benar dubes AS meminta Bambang untuk
tidak mengganti Glenn Yusuf?
Hal ini mengingat Mar'ie Muhammad yg hadir dalam pertemuan
tersebut menyangkalnya. Bisa dilihat di detik.com dan tempo
yg linknya saya berikan di atas.
Bila dilihat di suaramerdeka.com dan jawapos.com pun
dubes AS tersebut hanya menyampaikan bahwa telah
terjadi kesalah-pahaman. Di dua media itu pun tidak ditulis
apakah dubes AS benar mengatakan kata2 maaf mengingat
Amien Rais yg bercerita akan hal tersebut setelah selesai
pertemuan.

Walau demikian, hal yg melegakan adalah keduanya
sepakat bahwa masalah ini ditutup sampai disini saja
walau di hati saya tetap timbul pertanyaan:

Apakah Mr. Clean (Mar'ie) memberikan keterangan palsu
(berbohon) dalam kasus ini? Ini bisa menjadi kejadian
menggemparkan kalau ternyata Mr. Clean kita memberikan
keterangan palsu/berbohong. Mr.Clean kita bisa kehilangan
gelarnya yg dibanggakan selama ini.
Ataukah Subianto yang salah menangkap kata2 dubes?
Ataukah Amien Rais yang bereaksi terlalu berlebihan?

Terserah pada pemikiran masing2


jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: Abad ke 21: pukul 00.00 tahun 2000 atau pukul 00.00 tahun2001 ?

1999-01-02 Terurut Topik Lutfi M.
Title: RE: Abad ke 21: pukul 00.00 tahun 2000 atau pukul 00.00 tahun2001?





Makanya di tahun 2001 akan dapat THR 2x setahun :-)


--
From:   Nasrullah Idris[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
Sent:   02 Januari 1999 19:43
Subject:    Re: Abad ke 21: pukul 00.00 tahun 2000 atau pukul 00.00 tahun2001?


From: bRidWaN <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: Abad ke 21: pukul 00.00 tahun 2000 atau pukul 00.00 tahun2001?
Date: Saturday, January 02, 1999 5:25 PM


*Terima kasih mas Indra.., sudah lega akhirnya.
#Terima kasih sih boleh, tetapi jangan lega dulu.


*Nah..., Kalau begini mungkin agak seru jadinya.
#Memang akan seru antara perayaan pada tahun 2000 dan pada tahun 2001.
Bisa-bisa perayaannya dua kali.
Yang jelas kalau tahun 2000, berarti menjelang Idul Fitri.
Sedangkan kalau tahun 2001, berarti beberapa hari setelah Idul Fitri.


Salam,


Nasrullah Idris





DEN 1, DEN 2.

1999-01-02 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

[MI] DEN bukan Superkabinet, yang Menolak Silakan
Silahkan baca berita lengkapnya di:
http://www.mediaindo.co.id/detail_news.asp?id=1999110501300982

Kalau memang fungsi DEN dan wewenangnya seperti yg dikatakan
Gus Dur tersebut, saran saya kenapa Gus Dur ngga sekalian
aja ya bikin DEN 1, DEN 2, dst. Jadi, biar yg menolak
masuk DEN 1 karena dianggap lebih berbau politik
ketimbang profesionalisme, bisa gabung di DEN 2.
Saya raya ini yg paling pas jalan keluarnya.

Dengan membentuk DEN 1, DEN 2, maka Gus Dur akan
lebih banyak diuntungkan karena mendapatkan masukan
dari lebih banyak sumber sehingga keobyektifan
suatu kebijakan akan lebih terasa.

Kalau di AS sih yg saya perhatikan penasehat/pemikir
presiden untuk bidang ekonomi itu biasanya berada di balik layar.
Bedanya lagi, kalau di AS itu untuk menentukan suatu kebijakan
ekonomi, maka yg mikir bukan hanya penasehat2 ekonominya
saja tapi dari berbagai disiplin ilmu. Dilihat berbagai dampak
strategisnya dari kebijakan yg akan dibuat itu sebelum
dilontarkan atau disahkan oleh presiden. Jadi, presiden
sebelum membuat keputusan (tidak hanya soal ekonomi
saja bahkan), sudah mendapatkan banyak masukan akan
segala konsekuensi atau pun dampak yg mungkin terjadi
dari suatu kebijakan tersebut. Presiden tetap sebagai
decision maker dalam hal ini setelah tentunya mempertimbangkan
berbagai macam masukan dari berbagai macam disiplin ilmu.

Kalau memang yg seperti ini yg diharapka Gus Dur awalnya,
menurut saya DEN itu ngga perlu dibentuk. Biarlah ada
DEN-DEN yg sifatnya informal. Ngga harus formal.
Jadi, DEN ngga perlu dilembagakan. Bila presiden ada ingin
mengeluarkan suatu kebijakan, tinggal undang saja mereka
dan minta masukan2nya. Jadi, presiden ngga harus terpaku
dengan orang2 tertentu. Presiden bisa bebas mendapatkan
masukan2 dari macam2 pemikiran. Menurut saya ini jauh lebih
baik ketimbang memaksakan terbentuknya DEN.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: Apakah Negara Islam "compatible" dengan azas Demokrasi?

1999-01-02 Terurut Topik Togu TML Tobing

>Togu TML Tobing wrote:
>
>>  Dilindungi dari siapa atau apa? Apakah keberadaan nasrani/kristen
>> itu terancam sesuatu sehingga perlu dilindungi? Bukankah Islam itu
>> berarti damai? Lalu mengapa ada yang perlu dilindungi dalam negara
>> yang damai itu?
>>
>>
>
>Dilindungi dari SEGALA MACAM ancaman yang berniat jahat kepada kaum
>nasrani
>

Thanks, jelas bagi saya kenapa kaum Nasrani itu perlu 'dilindungi', karena
ancaman yang berniat jahat kepada kaum nasrani itu NYATA adanya.

T



Re: Apakah Negara Islam "compatible" dengan azas Demokrasi?

1999-01-02 Terurut Topik Indi Soemardjan

Hadeer wrote:

> Begini lho, Bang Indi cara berpikir dan melihat dalam diskusi ini :
>

INDI: siap

> Urutan Hukum dalam Islam :
>
> 1. AlQuran
> 2. Hadist Rasullulah
> 3. Ijtihad (Pemikiran Ulama, Ummat, Orang Pintar...dll)
> Dan tidak ada pertentangan diantara ketigannya...
>

INDI: setuju. memang tidak ada pertentangan di dalamnya.

> Nah ... yang namanya demokrasi...bermain di nomor 3sedangkan nomor
> 1
> dan 2 ABSOLUT adanya...
>

INDI: jadi  nomor 1 dan 2 merupakan "konstitusi" dan nomor 3 datang
belakangan untuk "carry out the law" atau menerapkan. begitu kan?

> Contoh :
>
> Jika hasil sebuah demokrasi menyatakan Berzinah itu bolehmaka
> demokrasi itu menjadi gugur demi hukum ...karena tidak sesuai dengan
> Nomor 1
>

INDI: Proses pembuatan undang2 setelah konstitusi bisa menjadi proses
yang paling panjang dan penuh tantangan (karena setiap wakil2 rakyat
harus betul2 paham seluruh isi konstitusinya). Tetapi apakah seorang
non-Islam bisa menjadi wakil rakyat dalam regu legislator? (mengingat
bahwa dia belum tentu percaya pada konstitusi Islam yang ada: nomor 1
dan 2)

> Kalau berzinah itu tetap dijalankan meskipun JELAS bertentangan dengan
>
> Nomor 1...maka WHAT KIND OF DEMOCRATION IS THAT ? WHAT KIND OF
> COUNTRY...? WHAT KIND OF PEOPLE...?
>

INDI: people with uncontrollabe hormoneshaha. (people for production
of people, right?).people who do not believe Zinah is wrong. Simple,
right?

> Tolong jangan ditawar untuk nomor 1 dan nomor 2Kalau masih
> ditawarberarti END OF DISCUSSION... :-)
> Saya berlepas tangan terhadap bang Indi :-)
>

INDI: saya setuju dengan 1 dan 2, cuma masih belum paham dengan nomor 3
(bagaimana non-Islam bisa ikut serta dalam legislator karena dia belum
tentu percaya, begitu pula dengan jutaan warga negara non-Islam
lainnya).Ide baru:
bagaimana kalau Demokrasi tidak usah kita pakai dalam konsep negara
Islam ini. Demokrasi mungkin bukan cara yang baik untuk negara kita
(Demokrasi itu seperti di angan2 belaka dan tidak ada negara yang betul2
demokratis lho!)
bagaimana kalau sistim Sosialis saja (bukan komunis lho!) yang kita
pakai dalam konsep negara Islam. sistim zakat (dalam sistim sosialis
yang baik) perlu kita pakai, bukan?
sistim Sosialis sudah menjadi bumbu di negara mild-demokrasi seperti
Swedia dan Jerman Barat (dimana persentasi kemiskinan lebih rendah dari
AS).
Saya rasa kalau memang ada rencana untuk membuat negara Islam harus ada
penjelasan secara publik mengenai penerapan-nya. Sikap yang
mem-promosikan secara umum untuk menghilangkan rasa was2 dari yang
non-Islam. Keterbukaan adalah salah satu kunci jawabannya.
Terima kasih untuk semua yang sudah ikut menyumbangkan pemikiran untuk
konsep negara Islam yang unik ini. Saya sudah mendapat sedikit gambaran
ttg. penerapan nomor 1 dan 2, meskipun nomor 3 belum bisa terkait di
otak saya.




peace.

INDI



Re: [Re: [Larangan Komunisme Diminta Dicabut]]

1999-01-02 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Saya tentara? Hehehe jauh amat. Yah, perkenalkan nama saya Widodo AS.
Hehehe

Di internetnya di mana? Di websitenya PKI yang sempet ada itu? Yang di
Cornell tolong dong dikasih websitenya. Atau langsung berkunjung ke Cornell?

PKI gebug-gebugan sama PNI kok cerita karangan. Banyak ceritanya mas.
Pemujaan PKI kepada Sukarno itu kan dilandasi oleh kepentingan. Sukarno itu
orangnya selalu ingin semua pihak bersatu. Makanya muncul ide NASAKOM.
Padahal mana bisa PKI yang anti agama bisa gabung sama kelompok Agama macam
Masyumi. Jelas PKI memuja Sukarno karena dia satu-satunya yang mau memberi
toleransi kepada PKI. Lain dari Sukarno tidak ada tokoh yg cukup besar untuk
berlindung.

Tentang komunis, dia sudah dua kali berontak mas. Jauh sebelum jamannya
Suharto. Sekali pemberontakan di Madiun oleh Muso. Sebelumnya sempat terjadi
pemberontakan di Tegal. Yang ini kurang beken karena terlalu kecil skalanya.
Ini terjadi di tahun 1950an. Jauh dari periode Suharto.

Saya sebut tentara bukan musuh PKI karena sebagian juga anggota PKI. Jaman
dulu tentara boleh ikut politik mas. Maksudnya ikutan partai, dan bebas.
Kalau PNI memang sebagian bukan musuh karena ada beberapa orang yang
disusupkan oleh PKI ke sana. Penggembosan PNI oleh PKI akhirnya mendapat
hasil yaitu pecahnya PNI. Masak yang begini dibilang sobatannya PKI. Coba
lah di-cek lagi Cornell-nya itu. Masak dibilang nggak mungkin. Wah, gawat
tuh:)

Kalau memang PKI dan PNI tidak gebug-gebugan, coba tanya lagi sama bapaknya,
apa yang terjadi antara GMNI vs CGMI. Yang satu KNPI-nya PNI yang satu
KPNI-nya komunis. Gara-gara mereka sering gebug-gebugan kuliah sering libur.
Masak liburannya karena ada President's Day? Atau karena sama-sama mau pergi
bareng ke pesta Halloween?

Coba saja dipersilakan maju saksi-saksi anda kalau benar PKI tidak membantai
orang nasionalis dan agamis. Jangan-jangan yang anda ajukan Pramudya? Atau
tokoh PRD? Hehehe


Jeffrey Anjasmara

'--
>From: Mardhika Wisesa <[EMAIL PROTECTED]>
>Reply-To: Indonesian Students in the US <[EMAIL PROTECTED]>
>To: [EMAIL PROTECTED]
>Subject: Re: [Re: [Larangan Komunisme Diminta Dicabut]]
>Date: Wed, 3 Nov 1999 20:42:19 EST
>
>Dapat darimana? cari di internet, cari di library-library
>Universitas-universitas terkemuka di US, terutama Cornell University.
>Bung, ini bukanlah cerita dongeng yang dikarang-karang (seperti Bapak
>Pendongen Orde Baru = Soeharto)
>
>anda terkesan seperti seorang tentara, apakah anda mungkin seseorang dari
>Athan di Washington D.C. yang sedang memonitor jalannya permias@ disini?
>Ngga usah kuatir pak, kami belum sampai separah para Mahasiswa Makassar
>yang
>minta merdeka.
>
>PKI gebuk-gebukan dengan PNI ini cerita dongeng lagi? Bung Karno termasuk
>tokoh yang dipuja oleh PKI, mana mungkin PNI (Partai yang didirikan oleh
>Soekarno) sampai digebuki oleh PKI.
>
>Dibelokan oleh PKI, anda menggunakan paradigma Orde baru nih untuk
>menjatuhkan
>lawan politik, dengan memberikan tuduhan "Anda PKI"
>Bisa cari tuduhan yang baru dan lebih masuk akal ngga ??
>
>Karena saya mendengar ini dari Kakek, Nenek, Bapak, dan Ibu saya Bung,
>sudah
>saya tanyakan, dan cerita ini yang saya dapat. Saya ngga tahu ya kalau anda
>mungkin (atau orang tua anda) yang sudah dibrainwash oleh Soeharto lewat
>RRI-nya waktu itu. Atau masih ketakutan akan ancaman kaleng orde baru yang
>sekarang sudah ompong itu
>
>Berapa juta yang mau jadi saksi? banyak, termasuk beribu-ribu anggota eks
>PKI
>yang sekarang sudah bebas maupun masih dalam tahanan politik Pemerintah RI.
>Tanya saja mereka.
>
>Jeffrey, jeffrey, kamu korban orde baru. Bangun nak, sekarang sudah orde
>reformasi.
>
>Mardhika Wisesa
>
>Jeffrey Anjasmara <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>Hehehe dapat info dari mana kalau pembantaian oleh PKI hanya karangan
>dari Suharto doang? Sebelum Suharto beken mereka juga sudah membantai.
>Memang habis itu ada balas dendam dari kalangan nasionalis dan kalangan
>Islam. Tentu saja juga tentara.
>
>Jangan pula anda mengira pembantaian orang-orang PKI hanya oleh tentara.
>Soalnya tentara sendiri waktu itu terbagi. Tentara sendiri bukan musuh PKI.
>Yang dijadikan musuh PKI jelas orang nasionalis dan agamis. Masak anda
>nggak
>pernah diceritain bagaimana orang PNI gebug-gebugan sama orang PKI?
>
>Kalau ada yang bilang kekerasan PKI hanya isapan jempol Suharto berarti
>anda
>sudah dibelokkan oleh partisan PKI.
>
>Kenapa nggak nanya orangtua atau kakeknya sih?
>Tanya saja lah. Gampang kan? Suharto bisa saja mengarang tentang G30S PKI,
>tetapi mengarang sepak terjang PKI? Hehehe. berapa juta yang dapat maju
>jadi saksi?
>
>JA
>
>
>
>Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Bila AS dilindungi(http://www.berpolitik.com)

1999-01-02 Terurut Topik Priyo Pujiwasono

Lho..lho...bangun Mas, bangun!
Ini lho sumber beritanya:
http://www.berpolitik.com/article.pl?sid=99/11/04/0959258
Ya... jangan mentang2 hanya dan cuma hanya detik.com
satu-satunya yang mau memuat tulisan/analisa sampeyan
terus media massa yang lain dianggap nggak
terpercaya/nggak jelas.
Saya sekalian promosi koran Indonesia baru:
http://www.berpolitik.com
Silakan dibuka.


--- Irwan Ariston Napitupulu <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
> In a message dated 11/4/99 10:32:53 AM Eastern
> Standard Time,
> Irwan:
> Mau tahu komentar gue?..:)
> Gue akan pegang sumber berita yg jelas2
> ngutip nama. Apa anda termasuk tipe orang
> yg akan memegang berita yg sumbernya ngga
> jelas?...:)
> Nih, baca deh yg gue kutipin dari berita yg
> diforward
> ke milis ini, terus bandingin dengan yg di detik.com
> http://www.detik.com/berita/199911/19991103-2105.htm
> Detik.com sebelumnya juga sempat memuat berita
> klarifikasi dengan menyebutkan "sumber detik.com
> yg terpercaya" sebelum akhirnya mereka berhasil
> menanya langsung ke Mar'ie.

> jabat erat,
> Irwan Ariston Napitupulu
>


=

__
Do You Yahoo!?
Bid and sell for free at http://auctions.yahoo.com



Re: [Aborigin sampai 1967 digolongkan Flora & Fauna!]

1999-01-02 Terurut Topik Rizal Az

Ngeliat Timor Timur... mereka takut "backfire". he...he...he... 

ichal

Jeffrey Anjasmara <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Howard baru mengkampanyekan PENGAKUAN aborigin sebagai penduduk pertama,
dengan modal dukungan dari senator asal Aborigin. Bila kita ingin mengasah
logika sedikit, pertanyaannya, apa konsekuensi tidak diakuinya aborigin
sebagai penduduk pertama sampai saat ini?

Jelas sampai saat ini Australia mempunyai persoalan akut mengenai ras. Makin
jelas pula sebetulnya kita adalah korban politikus Aussie radikal yang ingin
berpetualang atas nama "white superiority". Di mana logikanya mereka ingin
membantu rakyat Timtim yang hanya kalah hitam sedikit dengan Aborigin?

Kesimpulan yg dapat ditarik adalah karena Timtim ada di luar negeri! Aussie
tidak perduli dengan pendidikan aborigin. Aussie masih pula tidak perduli
dengan kaum muda aborigin yang lebih banyak minum minuman keras daripada
bekerja. Pemerintahan yg tulus jelas akan melindungi nasib kaum muda ini
dengan larangan supply miras. Bukannya membebaskan mereka minum atas nama
hak azasi. Aussie hanyalah menganut kebijakan AS tempo doeloe yang
mengakibatkan kaum muda Indian tidak mampu bangkit dari keterbelakangan.
Tapi itu dulu.

Bagaimana pula kita dapat silau oleh negara yg sampai tahun 1967
mengelompokkan aborigin dengan flora dan fauna? Apakah mereka minta dana
kepada WWF untuk melindungi lenyapnya orang Aborigin? Kasihan amat! Sekelas
dengan orangutan, siamang, atau cendrawasih dong?!

Kesimpulannya, Aussie bukanlah negara yang punya rapor cukup untuk menjadi
negara pejuang HAM. Yang repot banyak kalangan di Indonesia yang selalu
silau dengan issue HAM, dan tidak mau perduli dengan apa yg melatarbelakangi
move-move Aussie. Jadilah banyak LSM dan oknum-oknum organisasi yang
berkesan MEMBOKONG pemerintahan Indonesia sendiri dari belakang.


Jeffrey Anjasmara

'-
Bila Ingin Jadi Republik Dibutuhkan 12,3 Juta Suara

Sydney, 4 November

PM John Howard dan satu-satunya politikus Aborigin Australia, Senator Aden
Ridgeway, hari Rabu mengimbau bangsa Australia supaya mendukung proposal
konstitusional yang mengakui kaum Aborigin sebagai ''penduduk yang pertama
di Australia''.

Sabtu yang akan datang, rakyat Australia akan menjawab dua pertanyaan.
Pertama, apakah mereka ingin memutuskan hubungan konstitusional dengan
Inggris dan menjadi republik? Kedua, apakah mereka setuju kalau konstitusi
diberi mukadimah yang menetapkan jati diri negara dan rakyat Australia.

Sementara debat seru republik mendominasi semua harian dan gelombang udara,
pertanyaan mengenai mukadimah itu nyaris tidak digubris, dan menurut jajak
pendapat, nasibnya kurang baik.

Dalam jumpa pers gabungan, Howard yang setia kepada monarki, dan Ridgeway
yang pro-republik, mengatakan, ''Kami mengimbau rakyat Australia supaya
menjawab Ya'' mengenai mukadimah itu.

Howard dan Ridgeway, yang bersama-sama menyusunnya, mengatakan bahwa
mukadimah itu mempersatukan bangsa Australia pada saat memasuki abad
berikut, dan adalah langkah signifikan menuju kerukunan rasial.

''Untuk pertama kali dalam 100 tahun akan ada pernyataan positif yang anggun
dan pantas dalam konstitusi kita mengenai suku Aborigin dan penduduk pulau
Torres Strait,'' tutur Howard, yang selama ini dikecam karena pemerintahnya
menolak tegas untuk minta maaf kepada suku Aborigin atas perlakuan tidak
adil di zaman lampau.

''Saya yakin bahwa kalau disetujui nanti, mukadimah itu akan memberi
sumbangan yang sangat berharga kepada proses perukunan (rasial) di negeri
ini,'' ujarnya.

Tahun 1788, Inggris memakai Australia sebagai tempat pengasingan orang-orang
hukuman, dan menyatakannya sebagai tanah kosong meskipun waktu itu suku
Aborigin sudah menghuninya selama 40.000 tahun.

Sampai tahun-tahun 1960-an kaum Aborigin tidak diakui sebagai warga negara,
melainkan diperintah di bawah UU Flora dan Fauna, dan baru memperoleh hak
kewarganegaraan dalam referendum 1967.

Ridgeway mengatakan, ''Mukadimah itu mencakup banyak nilai yang penting bagi
rakyat Australia seperti: persamaan hak, kehormatan, kesusilaan,
keanekaragaman. Semuanya, menurut saya, bisa dipilih oleh bangsa
Australia.''

Tetapi tidak semua warga Aborigin menyetujui mukadimah itu. Banyak tokoh
kulit hitam menuntut istilah yang lebih kuat daripada hanya ''pertalian
keluarga yang erat''

Naungan

Sementara itu hari Sabtu nanti akan menjadi penentu apakah negari Kanguru
ini akan tetap berada di bawah naungan Kerajaan Inggris atau menjadi
Republik.

Namun sebuah jajak pendapat yang dikeluarkan hari Selasa, menunjukkan bahwa
jika Australia ingin menjadi Republik maka dibutuhkan paling tidak 12,3 juta
suara ditambah mayoritas pemilih di empat negara bagian.

Jajak pendapat itu memperlihatkan, 56 persen pemilih akan menilak perubahan
di dalam referendum itu. Jumlah ini meningkat dari angka 46 persen pada
jajak pendapat bulan lalu.

Sedangkan dukungan untuk menjadi republik jatuh dari 49 persen menjadi 41
persen. PM John Howard berharap, hasil referendum n

Re: Apakah Negara Islam "compatible" dengan azas Demokrasi?

1999-01-02 Terurut Topik Hadeer

Togu TML Tobing wrote:

>  Dilindungi dari siapa atau apa? Apakah keberadaan nasrani/kristen
> itu terancam sesuatu sehingga perlu dilindungi? Bukankah Islam itu
> berarti damai? Lalu mengapa ada yang perlu dilindungi dalam negara
> yang damai itu?
>
>

Dilindungi dari SEGALA MACAM ancaman yang berniat jahat kepada kaum
nasrani

> Dalam hal perlindungan; tentunya yang memberi perlindungan adalah
> pihak yang dalam posisi 'kuat' dan yang diberi perlindungan adalah
> pihak yang dalam posisi 'lemah'. Apakah posisi 'kuat' dan 'lemah' ini
> berpihak berdasarkan agama?
>
>

Berdasarkan siapa yang memimpin...dan yang kuat sudah hukum alamnya
melindungi yang lemah...

> Bisakan diberikan contohnya pendirian negara Islam yang benar?
>
>

Negara Medinah ...



Re: Apakah Negara Islam "compatible" dengan azas Demokrasi?

1999-01-02 Terurut Topik Hadeer

Begini lho, Bang Indi cara berpikir dan melihat dalam diskusi ini :

Urutan Hukum dalam Islam :

1. AlQuran
2. Hadist Rasullulah
3. Ijtihad (Pemikiran Ulama, Ummat, Orang Pintar...dll)
Dan tidak ada pertentangan diantara ketigannya...

Nah ... yang namanya demokrasi...bermain di nomor 3sedangkan nomor 1
dan 2 ABSOLUT adanya...

Contoh :

Jika hasil sebuah demokrasi menyatakan Berzinah itu bolehmaka
demokrasi itu menjadi gugur demi hukum ...karena tidak sesuai dengan
Nomor 1

Kalau berzinah itu tetap dijalankan meskipun JELAS bertentangan dengan
Nomor 1...maka WHAT KIND OF DEMOCRATION IS THAT ? WHAT KIND OF
COUNTRY...? WHAT KIND OF PEOPLE...?

Tolong jangan ditawar untuk nomor 1 dan nomor 2Kalau masih
ditawarberarti END OF DISCUSSION... :-)
Saya berlepas tangan terhadap bang Indi :-)

Wassalam



Indi Soemardjan wrote:

> Begini lho, mas Saeful
>
> saya masih ingin berdebat kepada anda mengenai adanya kontradiksi yang
>
> saya anggap penting dalam argumen anda. kontradiksi-nya terletak
> diantara:
>
> -negara Islam yang mengambil makna Al Quran sebagai undang2 (menurut
> tafsir tentunya).
>
> -negara Demokrasi yang memakai wakil rakyat untuk bersama2 membuat
> undang2.
>
> coba jelaskan lagi bagaimana keduanya bisa dicampur: seperti minyak
> dan
> air.
>
> menurut saya pribadi:
> demokrasi bukan itu "bukan hanya" seperti yang anda ceritakan kemarin:
>
> "tukang becak datang duluan dia duduk disab paling depan(pertama),
> pejabat tinggi datang belakanga tidak duduklan paling belakang tidak
> boleh melangkahi untuk duduk didepan,  Imam/Pemimpin  shalat kalau
> salah
> bisa dirkoreksi oleh uang mammum." (seperti yang anda ceritakan
> kemarin).
>
> melainkan,
>
> demokrasi mempunyai aplikasi yang lebih dalam dari yang anda
> ungkapkan,
> yaitu:
> demokrasi adalah sistim kenegaraan yang mencakup pembuatan undang2
> bersama atas konsep "mob rule" atau "majority rule" (sementara konsep
> negara Islam tidak mengakui "mob rule" dengan adanya Al Quran atau
> "Words of One God: Allah")
>
> saya rasa dugaan saya mengenai adanya kontradiksi dalam argumen anda
> sudah cukup mudah/sederhana untuk dimengerti, bukan?
>
> Anda juga bertanya:
> >Yang jadi pertanyaan saya kenapa bung indi ketakutan sama islam ?
> >trauma apa yang anda dapat dare pemeluk islam ?
>
> saya hanya takut dengan adanya kontradiksi yang anda suguhkan kepada
> negara sehingga saya minta penjelasan anda ttg. pembuatan undang2
> secara
> "demokrasi" di jaman kejayaan Islam dulu.
>
> saya mendapat trauma? apakah mental trauma atau physical trauma?
> Trauma itu timbul karena hal yang tidak diduga yang telah terjadi pada
>
> seseorang.
> Berhubung masalah dari kontradiksi ini belum benar2 terjadi (mudah2an
> tidak akan terjadi), maka saya tidak bisa mengakui adanya trauma
> terhadap politik Islam/demokrasi dalam diri saya.
> Yang ada hanya rasa was2 dan takut munculnya permasalahan dalam
> kontradiksi yang anda suguhkan tadi.
>
> INDI
>



Biaya Legalisasi Ijazah

1999-01-02 Terurut Topik Mahendra Siregar





Salam kepada seluruh anggota Permias,
Bersama ini kami sampaikan Keputusan Kepala Perwakilan Republik 
Indonesia untuk Amerika Serikat tertanggal 5 Nopember 1999 No. DB-062/1999 
tentang Tarif Baru Keimigrasian dan Kekonsuleran. 
Disamping sebagai suatu pengumuman, maksud kami menyampaikan 
informasi ini adalah untuk membantu menjawab  pertanyaan dan ketidakjelasan 
menyangkut biaya legalisasi ijazah yang diterapkan oleh KBRI dan KJRI di Amerika 
Serikat. Untuk semua pertanyaan, masukan dan "teguran" itu, kami 
menyampaikan terima kasih.
KBRI dan KJRI sebagai kantor Pemerintah Republik Indonesia harus 
mentaati keputusan peraturan dan ketetapan yang diputuskan oleh Departemen 
terkait di Indonesia. Dalam kaitan dengan Tarif Keimigrasian dan Kekonsuleran, 
KBRI dan KJRI harus memberlakukan tarif yang disesuaikan dengan Peraturan 
Pemerintah yang berlaku seperti yang dirujuk dalam SK keputusan di bawah ini 
mengenai keimigrasian, surat perjalanan dan tarif atau jenis penerimaan negara 
bukan pajak. Berdasarkan peraturan-peraturan itulah KBRI dan KJRI menetapkan 
tarif biaya imigrasi dan kekonsuleran yang berlaku secara seragam di KBRI dan 
seluruh KJRI di AS.
Khusus untuk biaya legalisasi, tarif baru yang dikenakan di 
seluruh Bidang Konsuler di KBRI dan KJRI adalah sebesar $10.00/lembar. 
Legalisasi yang dilakukan oleh Bidang Konsuler diberikan untuk melegalisasi 
berbagai dokumen seperti surat lahir, akte perkawinan, dokumen perusahaan dsb, 
dengan tarif yang sama.
Dilain pihak, Bidang Pendidikan dan Kebudayaan 
KBRI Washington, DC memberikan jasa legalisasi untuk ijazah universitas bagi 
seluruh karyasiswa Indonesia di AS, dan mahasiswa Indonesia yang bertempat 
tinggal di Washington, DC dan sekitarnya. Walaupun demikian, Bidang Dikbud juga 
dapat memberikan pelayanan legalisasi kepada mahasiswa yang berada di luar 
Washington dan sekitarnya, apabila permohonan itu disertakan dengan amplop yang 
telah dilengkapi dengan perangko yang sesuai. Untuk seluruh pelayanan itu, 
Bidang Dikbud tidak mengenakan biaya samasekali.
Untuk mempermudah pelaksanaan legalisasi ijazah di tempat-tempat 
yang jauh dari Washington, DC, Bidang Dikbud meminta bantuan kepada KJRI 
setempat yang kemudian menugaskan Bidang Konsuler untuk melaksanakannya. Dalam 
pelaksanaan tugas itulah, Bidang Konsuler menerapkan biaya legalisasi sesuai 
peraturan yang berlaku yaitu $10.00.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa saat ini terdapat 
dua standar yang berbeda dalam penetapan biaya legalisasi ijazah tersebut 
sebagai konsekwensi dari pelaksanaan dua ketentuan yang berbeda. Untuk itu, kami 
akan meneruskan hal ini kepada Duta Besar untuk memperoleh keputusannya. Dalam 
kaitan itu, kami persilakan apabila Permias (pengurus maupun anggota) di 
masing-masing kota dapat memberikan masukan kepada Duta Besar mengenai hal ini, 
sehingga keputusan yang ditetapkan adalah yang terbaik untuk anda 
semua.
Kami akan menyebarkan keputusan itu segera setelah 
hal itu ditetapkan.
Hormat kami,
Mahendra Siregar, Kabid Penerangan KBRI Washington, 
DC
 
KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA
UNTUK AMERIKA SERIKAT
NOMOR : DB-062/1999

TENTANG

PENETAPAN TARIF BARU KEIMIGRASIAN DAN KEKONSULERAN

 
KEPALA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA

 
Menimbang : a. bahwa untuk keseragaman tarif keimigrasian 
dan kekonsuleran di seluruh Perwakilan Indonesia di wilayah Amerika Serikat 
dalam menindaklanjuti Surat Edaran Direktur Jenderal Imigrasi No. F-KU.05.10-674 
tanggal 4 Juni 1999 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia 
No. 26 Tahun 1999 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak.
b. bahwa dipandang perlu untuk merubah Surat Keputusan Kepala 
Perwakilan Republik Indonesia untuk Amerika Serikat No. DB-086/1998 tentang 
Perubahan Lampiran Surat Keputusan Kepala Perwakilan Republik Indonesia No. 
DB-062/1997 mengenai Penetapan Biaya Imigrasi dan Kekonsuleran.







Mengingat : 
1. Undang-Undang No. 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian.
2. Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1994 tentang Visa, Izin 
Masuk dan Izin Keimigrasian.
3. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 1994 tentang Surat 
Perjalanan Republik Indonesia.
4. Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 1999 tentang Tarif atas 
Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak.
5. Hasil Keputusan Rapat Kepala-Kepala Bidang/Sub Bidang 
Konsuler dan Imigrasi Perwakilan Republik Indonesia di Amerika Serikat, tanggal 
30-31 Oktober 1999 di Chicago.






M E M U T U S K A N

Menetapkan : 

Pertama : Mencabut Surat Keputusan Kepala Perwakilan Republik 
Indonesia untuk Amerika Serikat No. DB-086/1998 tentang Perubahan Surat 
Keputusan Kepala Perwakilan Republik Indonesia No. DB-062/ 1997 mengenai 
Penetapan Biaya Imigrasi dan Kekonsuleran.







Kedua : Ketentuan tarif keimigrasian dan kekonsuleran 
Perwakilan Republik Indonesia di wilayah Amerika Serikat sebagaimana terlampir 
dalam Surat Keputusan ini.







Ketiga : Perwakilan Republik Indonesia di wilayah Amerika 
Serikat agar membuat pe

Re: Mar'ie Mencoba Membersihkan Diri, Alwi Shihab Disebut "Calo"

1999-01-02 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

Boleh tanya singkat saja dan silahkan diforwardkan ke
berpolitik.com

Siapakah nama dari 'sumber itu'?
Begitu banyak berpolitik.com menyebut2, menurut
sumber itu, menurut sumber itu, tapi tidak berani
mengemukakan identitasnya. Kenapa harus takut
berbicara kalau memang benar?

Belum lagi ditambah, apakah si 'sumber itu" nya
tersebut hadir dalam pertemuan tersebut?
Kalau tidak, lalu dia bisa tahu dari siapa?

Ini aja dulu deh yg perlu diklarifikasikan
sebelum melangkah lebih jauh.
Mari bicara jelas dengan sumber yg jelas,
kecuali kita sudah senang bicara gosip
di milis permias.
Buktikan ini milis permias.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: WSJ team reported on Soeharto's

1999-01-02 Terurut Topik Ahmad Syamil

Salam Permias,

BRIDWAN:

>Bagaimana caranya saya bisa 'mengintip' informasi diatas ini ?
>Mohon bantuan dari Rekan yang kebetulan punya file nya.
>Thanks sebelumnya.

wsj.com bisa diintip 'sampai' artikel lengkapnya (bukan hanya ringkasan)
kalau berlangganan. Kebetulan saya berlangganan. Artikel dibawah cukup rame.
Silhkan dihapus jika terasa terlalu panjang.

Jabat erat,

Ahmad Syamil
Toledo, OH



   December 30, 1998




   The Suharto Regime Bungled
   Many Chances to Amass Wealth

   By RICHARD BORSUK
   Staff Reporter of THE WALL STREET JOURNAL

   JAKARTA, Indonesia -- For 32 years, the family of
   President Suharto took a bite of countless businesses
   here, from billboards to Boeings. It should have made
   for one of the world's colossal fortunes.

   But a great revelation of the tumultuous collapse of the
   Suharto regime this year isn't that it enriched itself
   beyond imagination at the expense of Indonesia's 200
   million people. It's that it didn't.

   The Suhartos are surely rich. But interviews and
   documents gathered on four continents turn up a cold
   irony: Given -- and having taken -- many opportunities to
   profit from a nation steeped in treasure from forests to
   oil to gold, the Suhartos blew a remarkable number of
   the corporate schemes they touched. Far from having a
   fortune that some political rivals have estimated at $40
   billion or more, the Suhartos appear to have at most
   one-tenth that.

That's enough to keep generations
of Suhartos wealthy, and a grand
sum indeed set against the
deepening poverty of ordinary
Indonesians. Still, the Suhartos'
efforts to parlay their influence into
productive corporate assets -- the
stuff huge and lasting fortunes are
made of -- often failed
spectacularly. So sure of
themselves were they right up to
the regime's bitter end, and so
averse to investing their own
money, that the Suhartos often
ended up amassing more debt than
assets. Many of their known
   holdings have negative net worth today.

   "Whatever they wanted, they got," says George Benson, a
   former U.S. military attache in Jakarta who went on to
   work for the Suharto regime for 25 years, mostly as a
   Washington lobbyist. Building value, he says, was
   neither a family priority nor talent. "They'd get 10% of
   some project without putting up any money, then sit back
   and collect the dividends."

   Mr. Suharto and family members declined to respond to
   numerous interview requests and faxed questions for this
   article. Since leaving office in May, the former president
   has offered to cooperate fully with investigators looking
   into possible corruption in his administration, and has
   been questioned twice by Indonesia's attorney general's
   office. He has denied doing anything improper and says
   he didn't stash money away illicitly. Indonesian
   authorities have found roughly $3 million in his name in
   domestic bank accounts, which Mr. Suharto says were
   his life's savings as a public servant. Other family
   members have said they violated no laws in their
   business dealings and only pursued the best interests of
   the country and fellow shareholders in their companies.

   Yet it's clear now, many experts say, that the scale of
   first-family avarice, graft and business blundering was a
   key reason so many international investors fled Indonesia
   last year, aggravating the economic collapse that brought
   down the Suharto regime. Consider the fate of just some
   of the state contracts, licenses and loans channeled to
   Suharto children, detailed by company records and
   executives involved:

   Billions of dollars worth of telecommunications,
   satellite and shipping assets -- all vital in an
   

Re: PDI-P di Kabinet

1999-01-02 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 11/4/99 10:42:44 AM Eastern Standard Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

> Dari beberapa sumber yang saya baca:
>  - M. Prakosa (pengurus di Litbang PDI-P Pusat)
>  - Sony Keraf (anggota DPR dari PDI-P, mewakili NTT)
>  jadi bukan karena Utusan Daerah.

Irwan:
Bung Priyo, terima kasih atas konfirmasi positifnya.
Kalau begitu, yg benar ada 4 orang menteri yg berasal
dari PDIP.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



dari Krisnadi

1999-01-02 Terurut Topik Krisnadi Dayanto

Rekan-rekan,

Berbagai tanggapan atas isu yang saya angkat telah
mengundang berbagai tanggapan baik kritikan maupun
dukungan.  Semuanya itu telah saya cerna dengan baik
dan saya sisihkan waktu satu hari khusus untuk
merenungkannya.

Identitas saya: setelah pulang dari AS, selama setahun
ini saya bekerja di lingkungan Bappenas (consultant).
Kerja sering nglembur sampai tengah malam dan ngobrol
dengan orang-orang Bappenas menyebabkan saya banyak
tahu 'isi' lembaga tersebut. Ketika sang jubir
menyebut sebagai mantan pegawai Bappenas sayapun coba
cek dengan teman-teman. So far mereka bilang 'fine',
walaupun ada yang mesam-mesem.

Ada beberapa hal yang ingin saya tekankan dari tulisan
saya tersebut:

1. Dasar dari penulisan saya tersebut adalah artikel
di majalah Tempo.  Seluruh nama yang saya sebutkan
semuanya ada di Tempo (sayangnya untuk online harus
bayar). Berbagai tambahan adalah dari hasil ngobrol
dengan orang-orang yang terlibat langsung dengan ybs.
Saya pun tidak bermaksud memburukkan orang. Info itu
mungkin salah, tapi silahkan kritik dan koreksi mana
yang tidak akurat. Bila sebaliknya, tentu menjadi hal
yang bermanfaat bagi perjuangan rekan-rekan, khususnya
mereka yang paling getol dengan kata
'clean-government'. Perbedaan visi adalah hal yang
biasa dan saya tetap menghargainya.

2. Sama sekali saya tidak ada maksud menyinggung
kelompok yang bernama Madani. Cek lagi tulisan-tulisan
saya. Setelah mendapat penjelasan dari jubirnya
tentang kelompok itu, saya pun oke-oke saja. Tentang
Alirahman, biarlah menjadi agenda saya dan rekan-rekan
di Indonesia untuk meneruskan ke Presiden. Dengan
kondisi Presiden yang demikian, posisi Sekneg
sangatlah vital sebagai mata dan hati Gus Dur: seleksi
surat, sortir tamu, segala Keppres, etc. Gimana kalou
diisi orang macam TR dan AR. Tapi biarlah teman-teman
saksikan di kemudian hari.

3. Benar bahwa orang bisa seenaknya ngomong bila
sembunyikan identitas. Tapi percayalah, saya akan
berupaya mengisi milis ini dengan hal-hal yang
'bermanfaat' buat kita semua. Tolong, jangan paksa
lagi saya untuk mengemukakan identitas saya, tapi
kritiklah tulisan saya. Selama ini saya melihat bahwa
identitas membutakan kita untuk beropini. Betapa
sering kita melihat pertengkaran antar orang-orang
yang sama. Saat si B misalnya, yang Jawa dan Islam
kasih input: langsung dicap macem-macem (rasialis,
kuno, otak udang, etc) oleh orang 'laennya'. Begitu
pula sebaliknya. Keacuhan saya terhadap identitas
inilah yang juga selama ini selalu mengagumi
pikiran-pikiran kritis bang Jeffrey Anjasmara (ada
yang peduli identitasnya??). Fenomena ini yang mungkin
dibilang mas Oki sebagai 'stereotyping' yang coba
ingin saya hindari.

Demikianlah, harapan saya, perkenankanlah saya yang
berada di Indonesia (melalui milis ini) untuk dapat
belajar dan bertukar pikiran dengan teman-teman
mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat.

Salam saya dari seberang,

Kris.

=

__
Do You Yahoo!?
Bid and sell for free at http://auctions.yahoo.com



Re: Kurangnya koordinasi, Menkeu & Menko Ekuin

1999-01-02 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

Bung Djoko, terima kasih atas penjelasannya.
Mari kita berharap agar pemerintah sekarang dapat saling
bekerja sama mengatasi masalah2 yg ada.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: Tentang Bumerang

1999-01-02 Terurut Topik Mohammad Rosadi

Untuk Indi..

>Untuk M-Rosadi dan Yang Terhormat Ramadhan Pohan :
>
>Puisi Bumerang tsb. ditulis oleh JarangirenG dan bukan oleh Indi.
>Alamat JarangirenG ada diatas.
>Silakan bicara langsung dengan sang pujangga.
>JarangirenG pasti senang menanggapi jawaban Anda.

Cuma mo bilanggue tau kok kalo puisi "aneh" itu bukan elo yang buat.
cuma gue nggak tau en nggak ngerti maksud elo Mem"forward" puisi yang
kayak gitu di Milis Permias@, apalagi saat ini kan sedang bulan Suci
Ramadhan,saat-saat bagi kaum muslimin beribadah dan mendekatkan diri
serta memohon ampunan kepada sang Khalik, Allah SWT, bukannya malah
berbuat hal-hal yang bisa menjauhkan kita dari keridhoannya.

Mohamad Rosadi..., si "Narrow Minded":)



__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: Bila Amerika Serikat dilindungi

1999-01-02 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 11/4/99 10:32:53 AM Eastern Standard Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

> Yak...ini yang gua maksud membela2 AS.
>  Gua tunggu komentar bung Irwan, hehe...;-))
>  Tampaknya media massa sudah diminta "mengamankan"
>  situasi agar massa tidak menjadi beringas. Who knows?
>  Thanks Jay!

Irwan:
Mau tahu komentar gue?..:)
Gue akan pegang sumber berita yg jelas2
ngutip nama. Apa anda termasuk tipe orang
yg akan memegang berita yg sumbernya ngga jelas?...:)

Nih, baca deh yg gue kutipin dari berita yg diforward
ke milis ini, terus bandingin dengan yg di detik.com
http://www.detik.com/berita/199911/19991103-2105.htm
Detik.com sebelumnya juga sempat memuat berita
klarifikasi dengan menyebutkan "sumber detik.com
yg terpercaya" sebelum akhirnya mereka berhasil
menanya langsung ke Mar'ie.

Yang ini dari berita di berpolitik.com yg sengaja
gue potong untuk langsung gue komentari:

>  > Salah satu Ketua Partai Bulan Bintang
>  > mengaku ditemui seseorang yang
>  > mencoba membantah berita di koran-koran mengenai
>  > tekanan Dubes AS tersebut.

Irwan:
Salah satu Ketua Partai Bulan Bintang tentu
memiliki nama.
Pertanyaan, kenapa ngga sekalian sebut nama
Ketua Partai Bulan Bintang tersebut?
Apakah ketua Partai Bulan Bintang tersebut
takut disebutkan namanya?

>  > Namun demikian, kesaksian lain mengatakan,
>  > sebenarnya Mar'ie juga kaget dengan
>  > sikap kasar Dubes AS kepada Menkeu --yang waktu itu
>  > belum dilantik-- karena sang
>  > Dubes bersikap lagaknya seorang Presiden RI yang
>  > memberi perintah kepada
>  > Menterinya.

Irwan:
Lagi2 tidak berani sebut nama. Kenapa?
Ngga berani bertanggung jawab?...:)


>  > Berita yang dilansir sebuah media internet mengutip
>  > pernyataan seorang sumber
>  > yang
>  > dipercaya mengatakan bahwa pertemuan Dubes AS-Menkeu
>  > bukan di MTI dan tidak ada
>  > penekanan.

Irwan:
Gue bisa nangkep yg dimaksud adalah detik.com
Tampaknya tulisan di atas dibuat sebelum klarifikasi
langsung dari Mar'ie dibuat.

>  >Menanggapi hal tersebut, sumber
>  > BerPolitik.com di Departemen Keuangan
>  > mengatakan, "Pertemuannya memang bukan di kantor
>  > MTI, tetapi di kantor Pak
>  > Mar'ie yang di Kebayoran, yaitu kantor KKI." Ia
>  > kemudian menambahkan, "Tetapi
>  > yang lebih penting bukan lokasi tempat pertemuan
>  > itu. Adalah benar Dubes AS
>  > telah melakukan penekanan kepada Menkeu."

Irwan:
Siapa nama sumber di Departemen Keuangan?


>  > Bahkan sumber lain yang dihubungi BerPolitik.com
>  > mengatakan, "Saya sudah
>  > mendengar dari Pak Mar'ie, bahwa dia sendiri kaget
>  > sewaktu mendengarkan
>  > pembicaraan Dubes AS kepada Bambang Sudibyo. Sebagai
>  > tuan rumah Pak Mar'ie
>  > merasa tidak enak dengan sikap Dubes AS kepada
>  > Menkeu yang diakui oleh Mar'ie
>  > sebagai sikap yang kasar."
>  > Sumber itu juga menjelaskan, ketika pembicaraan
>  > panas itu berlangsung, Mar'ie
>  > dan Alwi Shihab ada di tempat itu. "Tidak benar Pak
>  > Alwi sedang keluar untuk
>  > shalat seperti dikutip oleh Republika. Ia dan Mar'ie
>  > ada di situ saat
>  > pembicaraan sedang memanas," katanya.
>  >

Irwan:
Sumber lain/Sumber itu?
Punya nama, kenapa ngga berani disebut?


>  > Hal yang sama juga diungkapkan oleh sumber
>  > BerPolitik.com di  Departemen
>  > Keuangan ketika dikonfirmasi. "Pak Bambang
>  > menceritakan kepada saya seperti itu,
>  > lalu saya menghubungi Pak Amien malam sebelum
>  > pelantikan. Dan saya yakin yang
>  > disampaikan Pak Bambang benar, dan tidak mungkin Pak
>  > Amien melansir ke media
>  > kalau beliau tidak yakin dengan kebenaran ucapan Pak
>  > Bambang" katanya.

Irwan:
Sumber berpolitik.com di Dep.Keu?
Punya nama kenapa ngga berani nyebut?

Nah, sekarang saya serahkan ke anda sebagai
seorang yg kritis, mana yg lebih anda terima
berita2 yg mengatakan "menurut sumber yg
bisa dipercaya", "dari sumber bla.com di dep keu",
dst yg tanpa identitas jelas, ataukah berita yg
memuat langsung nama orang yg ada dilokasi
seperti Mar'ie Muhammad.
Kalau memang anda mau memegang berita
dari sumber yg ngga jelas, ya silahkan saja:)

Kalau soal Amien Rais, sudahlah, sudah banyak
yg tahu dan maklum akan sepak terjang Amien
Rais. Toh Amien Rais yg dibicarakan disini adalah
Amien Rais yg sama yg juga sempat coba2
membuat berita tentang kasus Lippobank
setelah kasus Bank Bali mencuat ke permukaan.
Ngomong2, koq kasus Lippobank nya mandeg
disitu aja ya? Bagaimana tuh sumbernya Amien
Rais, katanya bisa dipercaya. Koq ngga ditindak
lanjuti sih?:)

Benar katakan benar, salah katakan salah.
Yang benar kita bela, yang salah
kita tegur/perbaiki.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: Abad ke 21: pukul 00.00 tahun 2000 atau pukul 00.00 tahun2001?

1999-01-02 Terurut Topik Nasrullah Idris

From: bRidWaN <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: Abad ke 21: pukul 00.00 tahun 2000 atau pukul 00.00 tahun2001?
Date: Saturday, January 02, 1999 5:25 PM

*Terima kasih mas Indra.., sudah lega akhirnya.
#Terima kasih sih boleh, tetapi jangan lega dulu.

*Nah..., Kalau begini mungkin agak seru jadinya.
#Memang akan seru antara perayaan pada tahun 2000 dan pada tahun 2001.
Bisa-bisa perayaannya dua kali.
Yang jelas kalau tahun 2000, berarti menjelang Idul Fitri.
Sedangkan kalau tahun 2001, berarti beberapa hari setelah Idul Fitri.

Salam,

Nasrullah Idris



Bila Amerika Serikat dilindungi

1999-01-02 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Geger Amien Rais meributkan pernyataan Gelbard ternyata membuat banyak pihak
di dalam negeri malah kebingungan. Tak kurang dari Marie Muhammad bikin
pernyataan bahwa Gelbard tidak pernah ngomong begitu. Berita dari SIAR
bilang bahwa Alwi Sihab mengindikasi Bambang salah mengerti ucapan dari
Gelbard.

Dampak dari ucapan Alwi adalah penyerangan atas kemampuan bahasa Inggris
Bambang. Yang saya tangkap kok malah sebaliknya. Mana ada pujian Gelbard
atas cepatnya recovery ekonomi Indonesia dan harapan Gelbard agar
orang-orang lama tidak dipasang kembali kok disalahartikan oleh Bambang.
Mana ada dalilnya. Mau pakai bahasa Inggris, bahasa India, jelas gampang
mengartikan pujian recovery dan harapan tidak diikutsertakannya orang lama
dengan himbauan untuk tidak mengganti Glenn. Coba, di mana miripnya?

Kecepatan Kedubes AS dalam menjaga markas mereka dapat dilihat sebagai
kesiapan mereka atas campur tangannya.

Menurut saya, AS justru sedang dibela mati-matian oleh Marie dan beberapa
orang lainnya.

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: wow...is this what NII is?

1999-01-02 Terurut Topik Mohammad Rosadi

Alooo Indi..., ketemu lagi ni..:)


>Oh, you are just so "narrow minded".
>why do you do that to yourself?
>can I help?

narrow minded ya..? Aduh sorry ya...gue dah ngecewain lo. Abis gimana
dong...soalnya gue nggak tau kalo orang yang MENCOBA mengamalkan ajaran
agamanya(ISLAM) dengan benar dan bertindak berdasarkan data dan
informasi yang cukup akurat disebut NARROW MINDED.Ya nggak papa deh kalo
emang gue disebut narrow minded...paling nggak gue selama ini selalu
mencoba untuk menyampaikan kebenaran, dengan tidak menyinggung perasaan
orang lain(kalau ada yang pernah tersinggungmaafin ya...) dan TIDAK
MENGABAIKAN hak-hak orang lain.

>have your read about NII yet?

Indi..Indi..., yang namanya NII(bukan "Nah Ini Indi" loh...),nggak
pernah ada, karena memang BELUM PERNAH berdiri dan terbentuk. Kalo yang
lo maksud orang-orang atau kelompok yang "Salah Arah" yang bermaksud
mendirikan negara Islam di Indonesia, sesuai dengan TAFSIRAN MEREKA
SENDIRI, nah ini memang ada.

Membaca soal Mereka..? Jangankan membaca Indi.., bertemu dan diskusi
dengan mereka aja gue pernah. gue dulu bahkan hampir-hampir "terjebak"
dalam gerakan mereka. Tapi Alhamdulillah, Allah SWT masih melindungi
gue.

Saran gue buat lo dan rekan-rekan yang lainnya..., nggak perlu terlalu
risau dengan gerakan ini, karena cara dan tindakan  yang mereka lakukan
TIDAK SESUAI dengan ajaran ISLAM dan FITRAH(Sifat dasar manusia)...,jadi
INSYA ALLAH tidak akan didukung oleh mayoritas umat Islam dan INSYA
ALLAH akan hilang dengan sendirinya. Makanya untuk tidak terjebak dengan
gerakan-gerakan seperti ini, gue himbau lo dan rekan-rekan muslim
lainnya untuk mempelajari,memahami ajaran Islam dengan BENAR dan dari
sumber yang benar pula, yaitu Al-qur'an dan Hadits(BUKAN BERDASARKAN
prasangka,hawa nafsu,ikut-ikutan,kebiasaan,  adat-istiadat,dan BUKAN
PULA berdasarkan sumber-sumber yang TIDAK JELAS lainnya), sehingga
nantinya akan melahirkan AMAL-AMAL(tindakan dan perbuatan) yang BENAR
pula, yang diridhoi oleh Allah SWT.

>may the force be with you,
>INDI

May Allah SWT be with us,

 Mohamad Rosadi



__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Ujian dengan Sistem Pilihan Berganda Dihapuskan Saja?

1999-01-02 Terurut Topik Nasrullah Idris

 Sistem pilihan berganda bukanlah opsi terbaik dalam pengukuran
kecerdasan. Beberapa model yang populer selama ini ternyata memperbesar
kemungkinan peserta untuk menebak kalau belum bisa dikatakan mirip teka-teki
silang.
 Jadi peserta yang tidak belajar sama sekali pun berpeluang memperoleh
nilai. Terlebih kalau banyak kalimat soalnya yang dilihat dari logika
rata-rata para peserta memudahkannya untuk dijawab. Siapa pun cenderung akan
menjatuhkan pilihannya pada "c" untuk soal "IBU BUDI BERNAMA a. HASAN ; b.
GATOT ; c. HALIMAH ; d. AGUS ; e. AMIR" meskipun tidak pernah mempelajarinya
sedikit.
 Memang jawabannya betul serta memperoleg legitimasi penilaian. Tetapi
apakah sudah menggambarkan pemahaman secara tuntas tentang permasalahan
BUDI? Jelas tidak. Soalnya kalau dilarikan ke dalam bentuk essai belum tentu
bisa dijawab. Sehingga ketika sudah terjun ke dalam kehidupan masyarakat
akan mengalami kesulitan kalau ditanyai seputar BUDI.
 Mengingat hakikat pokok misi ujian di sekolah adalah mengukur kemampuan
terdidik merasakan pelajaran sebagai yang terhubungkan dengan realitas
kehidupan, seyogyanyalah bentuk soal pun diciptakan sedemikirna rupa, agar
menggiring mereka ke arah sana.
 Sistim pilihan berganda yang selama puluhan tahun terus dipertahankan
demi kepraktisan ternyata telah menimbulkan konsekwensi berupa tidak siap
atau kurang fleksibelnya para alumnus untuk menerapkan ilmunya ke dalam
jenis pekerjaan. Mereka mengalami kesulitan untuk melakukan "kreativitas dan
implementasi" yang bernilai tambah.
 Bagaimana pun, sistem pilihan berganda cenderung membuat terdidik malas
untuk berpikir, berkreasi, sampai menganalisa. Karena apa yang akan
dilakukan, toh yang dipancing hanya menentukan satu dari sekian pilihan yang
sudah tertulis.


Salam,


Nasrullah Idris



Kawin Campuran dengan Orang Irian Jaya

1999-01-02 Terurut Topik Nasrullah Idris

 Saya perlu data :
 * Berapa banyak orang Indonesia yang non Irian Jaya mengawini sesama
WNI asal Irian Jaya?

 * Kalau jumlahnya sangat banyak, mengapa sampai banyak begitu? atau
kalau jumlah sangat sedikit, mengapa sampai sedikit begitu?
 * Di antara mereka yang mengawini orang Irian Jaya itu, dari propinsi
manakah yang paling banyak?



Salam,

Nasrullah Idris
---
Saya memerlukan data ini untuk sebuah pengkajian ilmiah.



Re: Larangan Komunisme Diminta Dicabut

1999-01-02 Terurut Topik bRidWaN

Saya masih engga ngerti, apa maksud tulisan mengenai PKI
ini, dan apa benar PKI dulu tidak terlibat G-30-S/PKI ?
Mungkin bung Jeffrey ngerti apa yang sebenarnya terjadi
pada masa itu, dan bagaimana Pak Harto sebagai Pahlawan
menyelamatkan Negara kita ? Thanks.

Salam,
bRidWaN

At 02:15 AM 11/3/99 EST, Jeffrey Anjasmara wrote:
>Memang sekarang jalannya jaman edan. Para tapol dan napol eks PKI malah
>menuntut larangan PKI dicabut. PKI ini yang dulu menghabisi para nasionalis
>dan para pemuka agama.
>
>
>-
>100 Mantan Tapol/Napol datangi DPR
>Larangan Komunisme Diminta Dicabut
>
>Reporter: Iwan Triono
>
>detikcom, Jakarta- Cap Komunis yang selama Orde Baru
>(Orba) dirasa sangat menakutkan, nampaknya sekarang sudah
>tidak menakutkan lagi. Buktinya mantan tahanan politik dan
>narapidana politik (tapol/napol) semasa Orba berani meminta
>pencabutan Tap MPR Nomor XXV/MPRS/1966 tentang
>Pelarangan PKI dan Ajaran Marxisme-Leninisme.
>
>Permintaan ini terungkap dalam pertemuan antara beberapa
>tapol/napol dengan Komisi II DPR RI. Komisi II adalah komisi
>yang membidangi hukum dan masalah dalam negeri. Pertemuan
>ini dilakukan di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Rabu (3/11/1999).
>
>Sekitar 100 tapol/napol di bawah pimpinan Sri Bintang Pamungkas
>tiba di gedung wakil rakyat itu pada pukul 11.30 WIB. 20 orang
>perwakilan mereka diterima oleh Ketua Komisi II, Amin Aryoso.
>Tampak hadir dalam rombongan mantan tapol/napol itu, Kolonel
>Latief, seorang mantan tapol G-30-S/PKI yang dibebaskan pada
>masa pemerintahan Presiden Habibie,
>
>Pada pertemuan ini, Sri Bintang meminta agar Pemerintah segera
>membebaskan semua tapol/napol warisan Orde Baru dari semua
>penjara di seluruh Indonesia. "Kami meminta kepada Pemerintah
>untuk segera memberikan amnesti umum kepada semua
>tapol/napol yang masih mendekam di penjara," tegas Sri Bintang.
>Dia juga meminta agar tapol/napol yang masih berada di luar
>negeri diijinkan untuk kembali ke Indonesia.
>
>Dalam pernyataan yang dibacakan Sri Bintang, para mantan
>tapol/napol meminta kepada Pemerintah untuk segera
>merehabilitasi dan mengembalikan nama baik pada mantan
>tapol/napol yang sudah dibebaskan. "Harta kekayaan dan
>aset-aset yang hilang seperti rumah dan tanah yang telah
>dirampas dan diduduki orang lain juga harus dikembalikan," kata
>Bintang. Pemerintah juga diminta memberikan ganti rugi kepada
>yang bersangkutan atau ahli warisnya.
>
>Mantan tapol/napol juga meminta pemerintah untuk menjelaskan
>nama-nama korban yang dieksekusi selama masa Orba.
>"Termasuk yang dibuang ke dalam kali, dimasukkan ke dalam
>dalam sumur dan menunjukkan tempat penguburan mereka," ujar
>Bintang. Menurut dia, itu merupakan hak keluarga korban untuk
>mengetahuinya.
>
>Mereka juga mendesak pemerintah untuk segara mencabut segala
>bentuk perundangan dan segala bentuk diskriminasi. Seperti Tap
>MPR Nomor XXV/MPRS/1966 tentang Pelarangan PKI dan
>Ajaran Maxist dan Leninisme. Keputusan Nomor 06/Kopkam/XI/1975 tentang
>penyempurnaan Ketentuan, tata cara pemberian surat keterangan tidak terlibat
>G-30-S/PKI.
> Juklak-15/Kopkam/V/1982
>tentang skrining mental ideologi terhadap pelamar untuk menjadi PNS,
>karyawan industri pemerintah/perusahaan swasta vital dan Istruksi menteri
>dalam negeri nomor 31 tahun 1981 tentang pemberian ketentuan surat keputusan
>tidak terlibat G-30-S/PKI.
>
>Menurut Bintang, peraturan yang masih berlaku ini menimbulkan
>diskriminasi dan penindasan terhadap mantan tapol/napol, anak-anak dan
>cucunya yang merupakan anak bangsa. "Contohnya seperti pemberian kode ET
>pada KTP yang masih berlaku hingga sekarang," ujar Bintang. Kalaupun tanda
>ET itu sudah dihapus KTP yang bersangkutan tetap diberi tanda oleh aparat
>keammanan sehingga berbeda. Dia juga mengecam larangan anak-anak mantan
>tapol/napol 65 untuk menjadi PNS.
>
>
>__
>Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
>
>



Re: Apakah Negara Islam "compatible" dengan azas Demokrasi?

1999-01-02 Terurut Topik Togu TML Tobing
Beginilah kalau kurang memahami agama Islam secara "kaffah" (perfect) :-(
Di dalam Al-Quran, tidak ditentukan secara mutlak tentang pembentukan suatu pemerintahan Islam.  Spt. diketahui dalam sejarah, saat-saat pertama pemerintahan negara Islam zaman Khulafaul Rasyidin, pemilihan pemimpin Islam dilakukan secara demokratis (melalui "bai'ah" = pemilihan umum).



Di zaman itu pula, kaum muslimin hidup berdampingan dg. golongan "kafir zimmi" (kafir yg. dilindungi).  Golongan nasrani/kristen pun dilindungi.  Rumah-rumah ibadah agama lain (gereja, sinagoge) dibangun.


Dilindungi dari siapa atau apa? Apakah keberadaan nasrani/kristen itu terancam sesuatu sehingga perlu dilindungi? Bukankah Islam itu berarti damai? Lalu mengapa ada yang perlu dilindungi dalam negara yang damai itu?

Bahkan dalam akhlaq Islam mengenai peperangan, semua tempat ibadah segala agama dan kaum-kaum padri (pendeta, patriack, pendeta yahudi dsb.) itu harus dilindungi.  Inilah Islam yg. sebenarnya diajarkan nabi.



Dalam hal perlindungan; tentunya yang memberi perlindungan adalah pihak yang dalam posisi 'kuat' dan yang diberi perlindungan adalah pihak yang dalam posisi 'lemah'. Apakah posisi 'kuat' dan 'lemah' ini berpihak berdasarkan agama?

Islamphobia terjadi karena ketakutan akibat contoh-contoh pendirian negara Islam yg. salah.  Orang banyak mengambil contoh pendirian negara Islam spt. di Saudi Arabia yg. absolut.

Bisakan diberikan contohnya pendirian negara Islam yang benar?

Terus terang saya belum bisa mengerti, bagaimana dalam suatu negara diharapkan terjadinya/tercapainya suatu demokrasi atau kesejajaran atau persamaan hak/kewajiban, jika salah satu pihak/kelompok sudah 'mengklaim' superior terhadap pihak lain, misalnya dalam memberi perlindungan, atau harus menjadi pemimpin.

Mudah-mudahan orang yang memahami agama Islam secara 'kaffah' dapat menjawab pertanyaan saya.

T


Disclaimer:
Pertanyaan saya di atas bukan untuk mendiskreditkan agama tertentu? 

Re: PDI-P di Kabinet

1999-01-02 Terurut Topik Priyo Pujiwasono

Dari beberapa sumber yang saya baca:
- M. Prakosa (pengurus di Litbang PDI-P Pusat)
- Sony Keraf (anggota DPR dari PDI-P, mewakili NTT)
jadi bukan karena Utusan Daerah.

Yang saya baca dari Tempo (kalau tidak salah):
Pada saat lobby susunan kabinet, Ibu Mega lebih banyak
"mesam-mesem" (senyum-senyum). Yang paling siap saat
itu memang Amien yang membawa draft/konsep kabinet
versi PAN.
Itu saja.
Thanks,
Priyo


--- Irwan Ariston Napitupulu <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
> Irwan:
> Wah, saya kirain juga tadinya cuma dua.
> Soalnya di media2 lain sewaktu masih draft juga
> PDIP nya saya lihat cuma dua. Tapi baguslah kalau
> memang ada 4 wakil PDIP di kabinet karena memang
> menurut saya sangat wajar mengingat PDIP adalah
> partai yg paling besar mendapat suara rakyat.
> Oh ya, ngomong2 apa memang dua orang tersebut,
> M. Prakosa dan Sonny Keraf diangkat dari PDIP
> atau mungkin diangkat dari Utusan Daerah?
> Bisa anda cari konfirmasi akan hal ini?
> Kalau memang ternyata dari Utusan Daerah, wah
> gimana ya, berita bahwa cuma 2 dari PDIP itu
> bisa menjadi benar dan bisa juga kurang benar
> tergantung dari sudut mana kita memandangnya.


=

__
Do You Yahoo!?
Bid and sell for free at http://auctions.yahoo.com



Re: Identitas diri

1999-01-02 Terurut Topik Priyo Pujiwasono

HahahaaaOkki lagi 'cari2' kesempatan rupanya...;-)
Sudah berapa orang ketipu ya, *hik..:)
Memang sebenarnya identitas nggak terlalu penting,
yang lebih penting topik yang kita diskusikan.
Cuman...(pakai gaya Asmuni)...
Rasanya gimana gitu kalau pakai identitas palsu terus
memojokkan atau malah 'menjatuhkan' temen sendiri
lewat milis Permias@. Kalau mengkritik pejabat yang
emang korup nggak papa deh pakai samaran, heheee...
asal kritiknya konstruktif.
Salam,
~yo

--- Okki Soebagio <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Hahaha..  wah, ini saya terjebak dengan identitas
> diri anda. See ?  Saya
> kira anda wanita.  Langsung deh ada prejudism dari
> cara saya menulis email
> kepada anda, kata-kata yang digunakan, etc.. :-)
> Kalau tahu anda 'mas-mas', mungkin saya nggak akan
> nanya sejauh itu dan
> mungkin not as smooth kali ya ?  hahaha...
>
> Salam,
> --
> [EMAIL PROTECTED]
> http://www.nawala.com
>
> On Wed, 3 Nov 1999, E R Juni wrote:
> > (hihi, nama juni itu cewek banget yah ? kok semua
> pada keliru gini sih...)
> >
> > >Saya setuju sekali dengan yang ini.
> Ngomong-ngomong mbak Juni sekarang
> > >sedang ambil apa ? :-)


=

__
Do You Yahoo!?
Bid and sell for free at http://auctions.yahoo.com



Detik.Com: Dubes AS minta maaf

1999-01-02 Terurut Topik Priyo Pujiwasono

Wah...Detik.Com kok sering banget misleading
pembacanya sih. Maklumlah banyak wartawan belum punya
jam terbang cukup di rimba persilatan, tapi harus
buru2 bikin berita...;-)
Contohnya: PDI-P ternyata menempatkan posisi 4 Menteri
di Kabinet, Kwik, Laksamana, M. Prakosa (Mentan), dan
Sonny Keraf (PDI-P dari NTT), kok cuma ditulis 2
posisi Menteri. Unsur kesengajaan -- atau emang nggak
tahu nih? Ya...gua maklum lah, wartawan baru..;-)
Kenapa Detik.com juga mesti malu untuk menulis: Dubes
AS minta maaf. Selesai. Mana, harga diri kita sebagai
bangsa, kalau maunya memojokkan bangsa sendiri dan
membela bangsa lain terus?


-- Forwarded message --
Date: Thu, 04 Nov 1999 19:23:47 JAVT
From: Reva Renaldo <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [bincang] Kasus Dubes AS Selesai

Kasus Dubes AS selesai sudah. Dalam Cakrawala ANTV,
Liputan 6 SCTV, juga di Seputar Indonesia RCTI tadi
sore diberitakan, Dubes AS sudah ketemu Ketua MPR
Amien Rais untuk menjernihkan persoalan dan keduanya
sepakat,
persoalannya sudah dianggap selesai. Detikcom juga
memberitakan ini.
Cuma bedanya, berita Detikcom samasekali tidak
menyebutkan Dubes AS sudah minta maaf (di ANTV, SCTV
dan RCTI ketiga-tiganya ada disebut Dubes AS minta
maaf), dan di Detikcom masih diembel-embeli pernyataan
Mar'ie Muhammad yang mengatakan "tekanan itu tidak
ada".
Kesimpulan: memang benar Dubes AS
"menyarankan/mengharapkan" agar Glenn Yusuf jangan
diganti. Tapi "saran atau harapan" itu oleh Amien Rais
diterima sebagai keterlaluan, sebagai "tekanan",
sebagai "campur tangan". Jelas dan gamblang, dan
dengan demikian memang kasusnya selesai sudah.

Reva Renaldo

   Dubes AS VS Amien, Selesai
 Reporter: Iwan Triono

detikcom, Jakarta- Perseteruan Duta besar AS untuk
Indonesia Robert Gilbard dengan Ketua MPR, selesai
sudah. Kamis (4/11/1999), Gilbard bertamu ke
Amien Rais dan menyatakan bahwa tidak ada maksud
darinya untuk melakukan intervensi pada Indonesia.

Gilbard menemui Amien di Gedung MPR, Jl Gatot Subroto,
Jaksel. “Masalah ini sudah ditutup dan tak perlu
diungkit lagi,” tegas Amien seusai pertemuan.
“Dubes AS mengatakan bahwa pihaknya tidak bermaksud
untuk melakukan intervensi sama sekali,” sambung Amien
Rais.

Lebih lanjut Amien menandaskan,”Dubes AS hanya ingin
memberikan saran-sarannya yang sempat saya anggap
sebagai kelewatan.” Seperti diketahui, Amien Rais
sempat kesal pada Gilbard karena dinilai telah
campur tangan pada masalah intern Indonesia. Campur
tangan itu adalah, penilaian Amien bahwa Gilbard
melalui Menkeu Bambang Sudibyo, melakukan
intervensi dengan mendesak agar Glenn MS Yusuf tidak
diganti sebagai Kepala BPPN.

Namun beberapa saksi mata, diantaranya Ketua
Independent Review Committee yang bertugas mengawasi
BPPN, Mar’ie Muhammad, mengaku bahwa tekanan itu tidak ada.

=

__
Do You Yahoo!?
Bid and sell for free at http://auctions.yahoo.com



Re: Bumerang

1999-01-02 Terurut Topik Mohammad Rosadi

BUAT INDI..NII(Nah Ini Indi)...:)

>TO ROSADI (with a name of a Great Messenger?):
'Ma Kasih, teman..:)


>Here is the difference between a fanatic and a philosophist:
>
>A FANATIC: makes a knowledge out of faith.
>A PHILOSOPHIST: makes a faith out of knowledge.



>Hmmm
>What category are you in?
>
>I think I know where you fall into. The former one, right?

Hehehehehe...bisa aja lo. Ya nggak gitu lah.., gue nggak termasuk salah
satu yang sebutin itu.Bisa menjadi Muslim yang baik saja(yang selalu
berbuat,berkata,dan beramal dengan dasar ILMU serta PENGETAHUAN yang
BENAR)sudah cukup bagi gue, tanpa perlu masuk golongan "aneh" yang lo
sebutin diatas itu. Apalagi kalo bisa mencapai taraf mukmin dan
muttaqien..,ini baru OK punya.


>si pemberani,

Hidup Pemberani..

>INDI

"Temannya" si Pemberani(mudah-mudahan nggak kalah beraninya..hehehehe)

Mohamad Rosadi


__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



PEMUDA FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) MEMBAKAR GEREJA DI DEPOK

1999-01-02 Terurut Topik Mardhika Wisesa

Sebuah gereja terbakar, mungkin ini yang pertama dalam sejarah pemerintahan
(muslim) kabinet Presiden KH. Abdulrahman Wahid. 

Inikah yang janji (atau ingkar janji) yang selalu dibilang oleh para muslim di
pemerintahan, bahwa jikalau mereka memenangkan pemilu atau menjadi mayoritas
di MPR atau di pemerintahah, kaum minoritas akan dilindungi. Terbukti, janji
para Muslim adalah BOHONG BELAKA!!

Mulai dari penghianatan fraksi hijau dalam hasil pemilu yang berhasil
meloloskan Amien Rais sebagai ketua MPR dan Gus Dur sebagai presiden, walaupun
sebenarnya pemilu adalah kemenangan (walau tidak mutlak) fraksi nasionalis
PDIP. 

Bukan itu saja, melalu usaha-usaha provokasi dan agitasi yang dilakukan oleh
partai-partai hijau untuk menjatuhkan PDIP, dengan dalih bahwa megawati bukan
muslim sejati, pimpinan wanita, banyak legislatif PDIP yang kristen, dll. 

Inikah hasilnya? setelah SU MPR/DPR dihijaukan oleh para reformator Muslim,
sekarang mereka akan menghijaukan seluruh Indonesia???

Mardhika Wisesa

PEMUDA FRONT PEMBELA ISLAM BAKAR GEREJA DI DEPOK

JAKARTA, (SiaR, 3/11/99). Ratusan pemuda yang tergabung dalam
Front Pembela Islam (FPI) bersenjata golok, pedang, dan bom molotov
membakar rata bangunan Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) Jemaat
Shalom, di Jalan Kembang Liu Depok, Selasa (2/11) sekitar pukul 03.00
dinihari. 

Keterlibatan FPI terungkap karena para penyerang berteriak dengan
teriakan lantang menyebutkan nama organisasi mereka. Hal ini dibenarkan
oleh sumber di Polda Metro Jaya, Rabu (3/11) ini. Sumber itu menyatakan
akan menggunakan klaim para penyerbu itu untuk memulai penyelidikan kasus
tersebut. 

Pihak kepolisian hingga kini belum memperoleh motif di balik
penyerbuan tersebut. Tapi salah seorang warga gereja yang kebetulan
bertempat tinggal di dekat gereja itu menyebutkan kemungkinan pembakaran
itu menyangkut izin pendirian rumah ibadah gereja yang telah berdiri sejak
tahun 1994 itu. 

Para penyerang itu, menurut kesaksian sejumlah warga, merupakan
orang-orang yang tak dikenal warga penduduk sekitar lokasi gereja. Ketika
penyerbuan terjadi, beberapa warga setempat yang juga muslim mencoba
mencegah tindakan para penyerang yang ditaksir jumlahnya mencapai tiga
ratusan orang itu. Bahkan salah seorang warga yang ingin mencegah
pembakaran gereja itu sempat dikalungi clurit lehernya oleh para
penyerang, sehingga ia tak berdaya sama sekali. 

Ketua Umum FPI Al Habib Muhammad Rizieq, serta Sekjennya M Annam
tak berhasil ditemui di markas mereka di kawasan Ciputat. Saluran telepon
genggam-nya juga dimatikan sehingga SiaR kesulitan untuk memperoleh
konfirmasi dari mereka. 

Menurut sejumlah saksi mata saat penyerbuan itu, seorang warga
mengenali salah satu pemimpin penyerbuan itu adalah Habib Razief Siddiq
yang di dalam struktur organisasi FPI menjabat sebagai Panglima Perang. 

FPI dikenal masyarakat sebagai salah satu ormas Islam yang juga
terlibat di dalam berbagai pengerahan massa untuk "mengamankan" jalannya
Sidang Umum MPR lalu. Sumber di kalangan ormas Islam menyebutkan
keberadaan FPI tak terlepas dari keterlibatan Pangdam Jaya Mayjen Djadja
Suparman. Tujuannya, kata sumber itu, untuk membuat berbagai provokasi
yang mengarah kepada terjadinya konflik horisontal antar warga
masyarakat.***

-- SiaR WEBSITE:
http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html


Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1



Re: Kurangnya koordinasi, Menkeu & Menko Ekuin

1999-01-02 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Ah, siapa bilang mesti menuruti apa-apa yang menjadi acuan dari bidang
ekuin. Pernyataan ini agak menjebak. Maksudnya jadi Menkeu adalah
sub-menteri gitu?

Lagipula kalau sudah pakai bahasa Inggris lalu menjadi bangsa/orang beradab?
Barangkali Bung Ridwan ada latar belakang dari kesimpulan ini?

'
>From: bRidWaN <[EMAIL PROTECTED]>
>Reply-To: Indonesian Students in the US <[EMAIL PROTECTED]>
>To: [EMAIL PROTECTED]
>Subject: Re: Kurangnya koordinasi, Menkeu & Menko Ekuin
>Date: Thu, 4 Nov 1999 05:35:17 +0700
>
>Menkeu bukan hanya harus bisa bekerja sama dengan
>Menko Ekuin, tapi harus mengikuti apa-apa yang
>menjadi acuan dari bidang Ekuin didalam kabinet
>ber-Garansi ini.
>
>Jadi sebaiknya bila ada hal2 yang aneh, lapor-lah
>pada Menko atau Presiden. Jangan kemana-mana...
>Nanti salah kaprah deh. Masa ada Dubes dibilang
>tidak beradab. Padahal kita tidak tahu persis,
>apa yang dikemukakan oleh sang Dubes itu. Kan
>ngomong-nya dalam bahsa Inggeris ya ?
>
>Salam,
>bRidWaN
>
>At 03:13 AM 11/2/99 EST, Irwan Ariston Napitupulu wrote:
> >Terima kasih atas diskusinya.
> >Akhirnya Gus Dur memberikan klarifikasi atas adanya
> >perbedaan ini setelah sebelumnya beberapa pengamat
> >juga menyayangkan terjadinya perbedaan informasi
> >antara Menko Ekuin dan Menkeu.
> >Mudah2an, Menkeu dilain kesempatan bisa lebih
> >bekerja sama dengan dengan Menko Ekuin.
> >
> >http://www.detik.com/berita/199911/19991102-1207.htm
> >
> >
> >jabat erat,
> >Irwan Ariston Napitupulu
> >
> >

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: [Larangan Komunisme: was PKI vs. Santri]

1999-01-02 Terurut Topik Priyo Pujiwasono

Bung Anjas+,
saya juga pernah konfirmasi hal ini ke KH Nuruddin,
Wakil Ketua PWNU Jawa Timur & Ketua BASRA waktu beliau
berkunjung ke Wash., DC.
Saya tanya, apa benar waktu tahun G30S PKI '65 banyak
para Kyai dan Santri yang jadi korban?
Dia membenarkan, bahwa saat PKI berkuasa, banyak
anggotanya yang membunuhi santri2 dan Kyai2, juga para
Haji/ajengan, dsb., terutama di Jawa Timur (juga
Jateng & Jabar). Saat itu kondisinya seperti perang
saja. Kebetulan (saya baca dari sejarah juga) buruh &
tani kan dipersenjatai sebagai angkatan ke-5, maka
para Santri ini dilatih ilmu kebal/tenaga dalam, yang
diantaranya bisa kita lihat berkembang jadi BANSER itu
'kali ya
Tapi untuk lengkapnya, kita tunggu saja buku yang
(kabarnya) akan diterbitkan oleh para Kyai NU.
Mudah2an saja segera diluncurkan dalam waktu dekat.
Memang yang kita baca "sejarah PKI" kan cuma konflik
di level atas antara ABRI vs. PKI, padahal masih
banyak cerita lain di level bawah yang belum kita
ungkap.
Salam,

Priyo Pujiwasono

--- Jeffrey Anjasmara <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Hehehe dapat info dari mana kalau pembantaian
> oleh PKI hanya karangan
> dari Suharto doang? Sebelum Suharto beken mereka
> juga sudah membantai.
> Memang habis itu ada balas dendam dari kalangan
> nasionalis dan kalangan
> Islam. Tentu saja juga tentara.
>
> Jangan pula anda mengira pembantaian orang-orang PKI
> hanya oleh tentara.
> Soalnya tentara sendiri waktu itu terbagi. Tentara
> sendiri bukan musuh PKI.
> Yang dijadikan musuh PKI jelas orang nasionalis dan
> agamis. Masak anda nggak
> pernah diceritain bagaimana orang PNI gebug-gebugan
> sama orang PKI?
>
> Kalau ada yang bilang kekerasan PKI hanya isapan
> jempol Suharto berarti anda
> sudah dibelokkan oleh partisan PKI.
>
> Kenapa nggak nanya orangtua atau kakeknya sih?
> Tanya saja lah. Gampang kan? Suharto bisa saja
> mengarang tentang G30S PKI,
> tetapi mengarang sepak terjang PKI? Hehehe.
> berapa juta yang dapat maju
> jadi saksi?
>
> JA
> '
> >From: Mardhika Wisesa <[EMAIL PROTECTED]>
> >Reply-To: Indonesian Students in the US
> <[EMAIL PROTECTED]>
> >To: [EMAIL PROTECTED]
> >Subject: Re: [Larangan Komunisme Diminta Dicabut]
> >Date: Wed, 3 Nov 1999 12:00:56 EST
> >
> >Kok setelah membaca posting-posting anda yang
> sekarang dan yang terdahulu,
> >anda seperti seorang bayaran entah dari status quo
> atau status yang
> >sekarang
> >memerintah. Bangun toh masPKI yang dibilang
> menghabisi para nasionalis
> >dan
> >para pemuka agama itu hanya "karangan" MAY.JEND
> Soeharto, yang pada waktu
> >itu
> >menjabat Pangkostrad, yang akhirnya naik menjadi
> Menpangad, Pjs. Presiden,
> >dan
> >akhirnya Presiden selama 30 tahun ini.
> >Karangan yang telah menelan korban jiwa 500.000
> orang, yang dalam operasi
> >nya
> >juga didukung oleh barisan-barisan pemuda muslim,
> agama lain, dan bau-bau
> >nasionalisme lainnya. (yang notabene mungkin adalah
> karangan si Soeharto
> >lagi). 500.000 orang yang mostly kebanyakan adalah
> pendukung PKI, yang
> >mungkin
> >tidak ikut dalam G30s atau mengetahui
> persekongkolan jahat antara pentolan
> >TNI-AD yang dikomandani oleh Soeharto dan beberapa
> PKI splinter. Belum lagi
> >ratusan ribu keturunan Tionghoa yang dibunuh hanya
> karena berdarah
> >Tiongkok.
> >
> >Sejarah memang harus diluruskan, apa sih sebenarnya
> G30S itu, apa benar PKI
> >berada dibelakang semua itu, atau ternyata hanya
> perpecahan dalam tubuh
> >TNI-AD
> >yang akhirnya melontarkan Soeharto ke barisan atas
> pemerintahan dengan
> >mengorbankan Soekarno dan 500.000 Jiwa Rakyat.
> >Apa sangkut pautnya dengan Organisasi-organisasi
> Pemuda Islam, Agama Lain
> >dan
> >Nasionalis yang ikut dalam "Pembantaian Massal"
> ini??
> >Bisa ngga dituntut atau dibawa dalam pengadilan
> para pembunuh berdarah
> >dingin
> >ini?? Soeharto jelas masuk dalam Top list yang
> harus didakwa pertama kali.
> >Setelah itu para Anggota Banser, Panser dll ???
> >
> >Mardhika Wisesa
> >
> >Jeffrey Anjasmara <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >Memang sekarang jalannya jaman edan. Para tapol dan
> napol eks PKI malah
> >menuntut larangan PKI dicabut. PKI ini yang dulu
> menghabisi para nasionalis
> >dan para pemuka agama.
> >
> >
> >
>
>
> >Get free email and a permanent address at
> http://www.netaddress.com/?N=1
>
>
__
> Get Your Private, Free Email at
> http://www.hotmail.com
>


=

__
Do You Yahoo!?
Bid and sell for free at http://auctions.yahoo.com



Re: Bila Amerika Serikat dilindungi

1999-01-02 Terurut Topik Priyo Pujiwasono

Yak...ini yang gua maksud membela2 AS.
Gua tunggu komentar bung Irwan, hehe...;-))
Tampaknya media massa sudah diminta "mengamankan"
situasi agar massa tidak menjadi beringas. Who knows?
Thanks Jay!


--- ". Brawijaya" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Berikut info alternatif. Info yang saya sebut dari
> Depkeu adalah dari ajudan
> Menkeu.
>
>
http://www.berpolitik.com/article.pl?sid=99/11/04/0959258
>
> Mar'ie Sendiri Kaget Dengan Sikap "Kasar" Dubes AS
> Pada  Menkeu
> Kamis, 04 Nopember 1999, @09:59 WIB
>
> Saat ini ada upaya-upaya pembersihan berita
> penekanan Dubes AS kepada Menkeu
> yang baru. Salah satu Ketua Partai Bulan Bintang
> mengaku ditemui seseorang yang
> mencoba membantah berita di koran-koran mengenai
> tekanan Dubes AS tersebut.
> Namun demikian, kesaksian lain mengatakan,
> sebenarnya Mar'ie juga kaget dengan
> sikap kasar Dubes AS kepada Menkeu --yang waktu itu
> belum dilantik-- karena sang
> Dubes bersikap lagaknya seorang Presiden RI yang
> memberi perintah kepada
> Menterinya.
>
> Berita yang dilansir sebuah media internet mengutip
> pernyataan seorang sumber
> yang
> dipercaya mengatakan bahwa pertemuan Dubes AS-Menkeu
> bukan di MTI dan tidak ada
> penekanan. Menanggapi hal tersebut, sumber
> BerPolitik.com di Departemen Keuangan
> mengatakan, "Pertemuannya memang bukan di kantor
> MTI, tetapi di kantor Pak
> Mar'ie yang di Kebayoran, yaitu kantor KKI." Ia
> kemudian menambahkan, "Tetapi
> yang lebih penting bukan lokasi tempat pertemuan
> itu. Adalah benar Dubes AS
> telah melakukan penekanan kepada Menkeu."
>
> Bahkan sumber lain yang dihubungi BerPolitik.com
> mengatakan, "Saya sudah
> mendengar dari Pak Mar'ie, bahwa dia sendiri kaget
> sewaktu mendengarkan
> pembicaraan Dubes AS kepada Bambang Sudibyo. Sebagai
> tuan rumah Pak Mar'ie
> merasa tidak enak dengan sikap Dubes AS kepada
> Menkeu yang diakui oleh Mar'ie
> sebagai sikap yang kasar."
>
> Sumber itu juga menjelaskan, ketika pembicaraan
> panas itu berlangsung, Mar'ie
> dan Alwi Shihab ada di tempat itu. "Tidak benar Pak
> Alwi sedang keluar untuk
> shalat seperti dikutip oleh Republika. Ia dan Mar'ie
> ada di situ saat
> pembicaraan sedang memanas," katanya.
>
> Hal yang sama juga diungkapkan oleh sumber
> BerPolitik.com di  Departemen
> Keuangan ketika dikonfirmasi. "Pak Bambang
> menceritakan kepada saya seperti itu,
> lalu saya menghubungi Pak Amien malam sebelum
> pelantikan. Dan saya yakin yang
> disampaikan Pak Bambang benar, dan tidak mungkin Pak
> Amien melansir ke media
> kalau beliau tidak yakin dengan kebenaran ucapan Pak
> Bambang" katanya.
>
> Dan yang menarik, setelah Bambang Sudibyo keluar
> dari pertemuan itu, Glenn
> Yusuf-- yang diperjuangkan Dubes AS kepada Menkeu
> agar tidak dicopot dari
> jabatannya sebagai Kepala BPPN-- masuk menemui Dubes
> AS di tempat yang sama.***
>
>
>
> Jeffrey Anjasmara wrote:
>
> > Geger Amien Rais meributkan pernyataan Gelbard
> ternyata membuat banyak pihak
> > di dalam negeri malah kebingungan. Tak kurang dari
> Marie Muhammad bikin
> > pernyataan bahwa Gelbard tidak pernah ngomong
> begitu. Berita dari SIAR
> > bilang bahwa Alwi Sihab mengindikasi Bambang salah
> mengerti ucapan dari
> > Gelbard.
> >
> > Dampak dari ucapan Alwi adalah penyerangan atas
> kemampuan bahasa Inggris
> > Bambang. Yang saya tangkap kok malah sebaliknya.
> Mana ada pujian Gelbard
> > atas cepatnya recovery ekonomi Indonesia dan
> harapan Gelbard agar
> > orang-orang lama tidak dipasang kembali kok
> disalahartikan oleh Bambang.
> > Mana ada dalilnya. Mau pakai bahasa Inggris,
> bahasa India, jelas gampang
> > mengartikan pujian recovery dan harapan tidak
> diikutsertakannya orang lama
> > dengan himbauan untuk tidak mengganti Glenn. Coba,
> di mana miripnya?
> >
> > Kecepatan Kedubes AS dalam menjaga markas mereka
> dapat dilihat sebagai
> > kesiapan mereka atas campur tangannya.
> >
> > Menurut saya, AS justru sedang dibela mati-matian
> oleh Marie dan beberapa
> > orang lainnya.
> >
> >
>
__
> > Get Your Private, Free Email at
> http://www.hotmail.com
>


=

__
Do You Yahoo!?
Bid and sell for free at http://auctions.yahoo.com



Re: When? (Re: SANTAI DIKIT YA!)

1999-01-02 Terurut Topik Notrida Mandica

well...dear,

I am sitting here
perpetually looking at the moon
cold wraps the calm night
once a while birds whisper,
ask the darkness for a heat
I know a shiny day would come tomorrow
it is frightening though
what if it is only a dream
it would be like yesterday
when I was blanked with series of dreams,
constantly!

ida ;)


>From: Marianus DATUBARA Date: Tue, 2 Nov 1999 17:01:33 -0500
>
>ehm..ehm..
>
>when the sun kisses the blue ocean
>and there's a sign for
>new born turtles
>crawling
>reaching
>for the unbelievable life
>
>you'll find me
>standing in front of your door
>asking, "please, could you open the door for me?"
>
>well, it's another dream
>
>dharma ;)
>
>
>On Mon, 1 Nov 1999, Notrida Mandica wrote:
>
> > Well..well
> >
> > When would a fine man of Florida
> > visit an outer city of Barb?
> > has it been a year since the last leaf dried
> > no step has entered the quite city
> > perhaps the wind would appear
> > with its new promise
> > perhaps
> >
> > ida:)

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Tokoh Politik yang Tertindas, Terhujat, dan Terhina

1999-01-02 Terurut Topik Nasrullah Idris

Rekan-Rekan Yth :

Saya pernah mendengar sebuah pernyataan dari seorang pengamat politik. 
Maksudnya, bagaimana pun
kesalahan seorang tokoh politik, tetapi bila berada pada posisi yang "tertindas, 
terhujat, dan
terhina", akan memancing rakyat untuk bersimpati dan mengasihani, yang gilirannya 
memberikan
dukungan moril kepadanya, yang justru sekaligus bisa memberikan peluang baginya untuk 
kembali
tampil di panggung politik.
Mungkin rekan-rekan bisa menganalisa atau menjabarkannya ? Soalnya bidang saya 
bukan politik,
apalagi sebagai pengamat politik.


Salam,

Nasrullah Idris



Re: Identitas diri

1999-01-02 Terurut Topik Budi Haryanto

Mau menyimpang sedikit ya...

Tuh khan, sebenarnya instink laki-laki khan secara otomatis
memperlakukan wanita dengan hormat dan lembut (karena memang wanita
adalah mahluk... le-lembut. He.. he.. he..., nggak boleh tersinggung
lho). Sampai dalam memilih kata-kata di e-mail saja harus mencari yang
lembut-lembut ... dan menghormati buunget bila ditujukan ke
'wanita'.

Kalau saja setiap lelaki Indonesia seperti Okki ini, khan nggak perlu
lagi ada Kementerian Pemberdayaan Wanita, lha wong instinctively
laki-laki sudah memberdayakan wanita sehari-harinya, iya khan...?!

Salam,
Budi

Okki Soebagio wrote:
>
> Hahaha..  wah, ini saya terjebak dengan identitas diri anda. See ?  Saya
> kira anda wanita.  Langsung deh ada prejudism dari cara saya menulis email
> kepada anda, kata-kata yang digunakan, etc.. :-)
>
> Kalau tahu anda 'mas-mas', mungkin saya nggak akan nanya sejauh itu dan
> mungkin not as smooth kali ya ?  hahaha...
>
> Salam,
> --
> [EMAIL PROTECTED]
> http://www.nawala.com
>



Re: [Re: [Larangan Komunisme Diminta Dicabut]]

1999-01-02 Terurut Topik Mardhika Wisesa

Dapat darimana? cari di internet, cari di library-library
Universitas-universitas terkemuka di US, terutama Cornell University.
Bung, ini bukanlah cerita dongeng yang dikarang-karang (seperti Bapak
Pendongen Orde Baru = Soeharto) 

anda terkesan seperti seorang tentara, apakah anda mungkin seseorang dari
Athan di Washington D.C. yang sedang memonitor jalannya permias@ disini?
Ngga usah kuatir pak, kami belum sampai separah para Mahasiswa Makassar yang
minta merdeka. 

PKI gebuk-gebukan dengan PNI ini cerita dongeng lagi? Bung Karno termasuk
tokoh yang dipuja oleh PKI, mana mungkin PNI (Partai yang didirikan oleh
Soekarno) sampai digebuki oleh PKI. 

Dibelokan oleh PKI, anda menggunakan paradigma Orde baru nih untuk menjatuhkan
lawan politik, dengan memberikan tuduhan "Anda PKI"
Bisa cari tuduhan yang baru dan lebih masuk akal ngga ??

Karena saya mendengar ini dari Kakek, Nenek, Bapak, dan Ibu saya Bung, sudah
saya tanyakan, dan cerita ini yang saya dapat. Saya ngga tahu ya kalau anda
mungkin (atau orang tua anda) yang sudah dibrainwash oleh Soeharto lewat
RRI-nya waktu itu. Atau masih ketakutan akan ancaman kaleng orde baru yang
sekarang sudah ompong itu

Berapa juta yang mau jadi saksi? banyak, termasuk beribu-ribu anggota eks PKI
yang sekarang sudah bebas maupun masih dalam tahanan politik Pemerintah RI.
Tanya saja mereka. 

Jeffrey, jeffrey, kamu korban orde baru. Bangun nak, sekarang sudah orde
reformasi. 

Mardhika Wisesa

Jeffrey Anjasmara <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Hehehe dapat info dari mana kalau pembantaian oleh PKI hanya karangan
dari Suharto doang? Sebelum Suharto beken mereka juga sudah membantai.
Memang habis itu ada balas dendam dari kalangan nasionalis dan kalangan
Islam. Tentu saja juga tentara.

Jangan pula anda mengira pembantaian orang-orang PKI hanya oleh tentara.
Soalnya tentara sendiri waktu itu terbagi. Tentara sendiri bukan musuh PKI.
Yang dijadikan musuh PKI jelas orang nasionalis dan agamis. Masak anda nggak
pernah diceritain bagaimana orang PNI gebug-gebugan sama orang PKI?

Kalau ada yang bilang kekerasan PKI hanya isapan jempol Suharto berarti anda
sudah dibelokkan oleh partisan PKI.

Kenapa nggak nanya orangtua atau kakeknya sih?
Tanya saja lah. Gampang kan? Suharto bisa saja mengarang tentang G30S PKI,
tetapi mengarang sepak terjang PKI? Hehehe. berapa juta yang dapat maju
jadi saksi?

JA



Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1



Re: Identitas diri

1999-01-02 Terurut Topik Faransyah Jaya

Gue nggak nyambung pada tanggapen yang laen.

dengan memasukan identitas diri paling nggak bisa menunjukkan jiwa besar.
kita diskusi di permias@ ini kan bukan untuk membuktikan jago-bego, benar-salah.

nah usul dari saya sih kalo yang posting identitasnya nggak jelas yah wes jangan 
ditanggeepin..
kapan lagi kita mau mulai belajar dewasa dan bertanggung jawab, kalo dikit2 ngumpet.

my tho't

faran

--

On Thu, 4 Nov 1999 06:29:45Okki Soebagio wrote:
>Hahaha..  wah, ini saya terjebak dengan identitas diri anda. See ?  Saya
>kira anda wanita.  Langsung deh ada prejudism dari cara saya menulis email
>kepada anda, kata-kata yang digunakan, etc.. :-)
>
>Kalau tahu anda 'mas-mas', mungkin saya nggak akan nanya sejauh itu dan
>mungkin not as smooth kali ya ?  hahaha...
>
>Salam,
>--
>[EMAIL PROTECTED]
>http://www.nawala.com
>
>On Wed, 3 Nov 1999, E R Juni wrote:
>
>> (hihi, nama juni itu cewek banget yah ? kok semua pada keliru gini sih...)
>>
>> >Saya setuju sekali dengan yang ini.  Ngomong-ngomong mbak Juni sekarang
>> >sedang ambil apa ? :-)
>>
>> kalau udah tau saya 'mas' masih tertarik untuk tau nggak ? he-he-he
>> kan saya udah kasih tau, kalau mau cari info tentang saya, silahkan ke
>> website university, search last name saya, langsung dapet no telepon...
>> nah... langsung aja telpon ke rumah, ok... :-)
>


DC Email!
free email for the community - http://www.DCemail.com



Re: Apa maksud Harian Republika ?

1999-01-02 Terurut Topik Faransyah Jaya

Saya kok nggak ngeliat beernya.

kayaknya kalo anda lebih awas bisa dilihat bahwa harga yang dicantukan adalah dolar.
bukan rupiah lagi.

kayaknya ini yang ingin disampaikan, bahwa timor2 bukan milik kita lagi.

itu yang saya tangkep.
anda keliatannya sentimen nih sama republika. :)


Faran
--

On Wed, 3 Nov 1999 12:07:36Mardhika Wisesa wrote:
>http://www.republika.co.id/9911/03/Timor.jpg
>
>Beer, dijual-dijual di Timor (Timor-Timur mayoritas beragama Katholik tidak
>menghalalkan penjualan atau pengkonsumsian minuman memambukkan)
>
>Semoga Republika (kita) bisa berkaca
>
>Beer, dijual-dijual di Indonesia (Indonesia adalah negara bermayoritaskan
>Islam, juga tidak mengharamkan penjualan dan pengkonsumsian minuman berkadar
>alkohol)
>
>jadi maksud Harian Republika ini apa ya?? ngga jelas deh Pak Habibie (Golkar
>Hijau)
>
>Mardhika
>
>
>Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1
>


DC Email!
free email for the community - http://www.DCemail.com



Re: SiaR---KISDI DUKUNG ADI SASONO JADI PRESIDEN RI 1999-2004

1999-01-02 Terurut Topik Mohammad Rosadi

>Bung Rosadi,
Bung BRIDWAN,

>Terima kasih atas tanggapan atas berita yang saya
>posting-kan diPermias@ kemarin.

Terima Kasih kembali bung Bridwan..:)

>Seperti yang saya tulis 'menggelegar', ternyata
>jangankan beritanya, tanggapannya pun menggelegar..:)

Iya nih...nggak mo kalah menggelegarnya ya:)

>Anda mempunyai hak untuk membantah, menyanggah atau
>bahkan menambahkan, oleh sebab itu saya sangat
>menghargai waktu yang diberikan untuk menanggapi
>berita tsb.

Saya juga menghargai semangat dan usaha keras anda untuk menegakkan
kebenaran dan keadilan. Mudah-mudahan di lain kesempatan, kita bisa
berdiskusi lagi.

>Selamat Tahun Baru 1999 !
Selamat Tahun Baru 1999 juga bung BRIDWAN..., Senang berkenalan dengan
anda...:)



__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: Matori dan Faisal Basri (topeng-topeng)

1999-01-02 Terurut Topik djoko raharto

--
>Maaf, kalau boleh tau, apa yang anda kerjakan, dan apa yang tidak
>dikerjakan oleh Faisal Basri.

  sebel aja mas, koq kerjaanya njelek-jelekin orang melulu.
  harusnya biar jos disertai bukti, katakan ada dokumen yang valid
sehingga ada tindak lanjut dan hasilnya ada (more objektive lah).
  Bukti/data otentik akan berbicara lebih banyak dari pada   Njeplak-jeplak
namun buktinya minim(ini bener-bener intelek)
  Dan akan lebih "respectable" kalau dia bilang ini lho buktinya,   asli dan
saya punya saksi-saksi.
  Kalau orang jawa bilang "nyacat" iku gampang.


Kerjaan pokok saya ada deh, sampingan juga ada, yang jelas saya tidak
akan korupsi, dan saya kerja sebaik mungkin. Dan kalau ada  yang korupsi
dan saya ada bukti (valid) ya saya ngomong saja...enak   khan.


dan kenapa anda bilang Matori dengan kata-kata yang
>kurang pantas, apa yang terjadi, ada masalah pribadi ???

   may be.
   Saya kira matori kalau ngomong kadang juga kayak preman,
kenapa saya sekali saja tidak boleh? (maklum mas sama-sama orang
Salatiga)

Saya rasa sebaiknya dijelaskan dengan rinci dan intelek, karena kalau saya
tidak salah, forum ini adalah forum mahasiswa(student), jadi akan lebih baik
kalau posting-posting di milis ini ditulis secara logis dan intelek.
>
   Saya memang bukan mahasiwa koq mas, jadi maklum ya?
   Silakan mas, kalau nama saya mau di del di Mailing list ini ...

   WHATEVER, THANK SO MUCH FOR THIS KIND CONTROL.
   Matur nuwun

Regards too




>regards
>HADI
>
>

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Aborigin sampai 1967 digolongkan Flora & Fauna!

1999-01-02 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Howard baru mengkampanyekan PENGAKUAN aborigin sebagai penduduk pertama,
dengan modal dukungan dari senator asal Aborigin. Bila kita ingin mengasah
logika sedikit, pertanyaannya, apa konsekuensi tidak diakuinya aborigin
sebagai penduduk pertama sampai saat ini?

Jelas sampai saat ini Australia mempunyai persoalan akut mengenai ras. Makin
jelas pula sebetulnya kita adalah korban politikus Aussie radikal yang ingin
berpetualang atas nama "white superiority". Di mana logikanya mereka ingin
membantu rakyat Timtim yang hanya kalah hitam sedikit dengan Aborigin?

Kesimpulan yg dapat ditarik adalah karena Timtim ada di luar negeri! Aussie
tidak perduli dengan pendidikan aborigin. Aussie masih pula tidak perduli
dengan kaum muda aborigin yang lebih banyak minum minuman keras daripada
bekerja. Pemerintahan yg tulus jelas akan melindungi nasib kaum muda ini
dengan larangan supply miras. Bukannya membebaskan mereka minum atas nama
hak azasi. Aussie hanyalah menganut kebijakan AS tempo doeloe yang
mengakibatkan kaum muda Indian tidak mampu bangkit dari keterbelakangan.
Tapi itu dulu.

Bagaimana pula kita dapat silau oleh negara yg sampai tahun 1967
mengelompokkan aborigin dengan flora dan fauna? Apakah mereka minta dana
kepada WWF untuk melindungi lenyapnya orang Aborigin? Kasihan amat! Sekelas
dengan orangutan, siamang, atau cendrawasih dong?!

Kesimpulannya, Aussie bukanlah negara yang punya rapor cukup untuk menjadi
negara pejuang HAM. Yang repot banyak kalangan di Indonesia yang selalu
silau dengan issue HAM, dan tidak mau perduli dengan apa yg melatarbelakangi
move-move Aussie. Jadilah banyak LSM dan oknum-oknum organisasi yang
berkesan MEMBOKONG pemerintahan Indonesia sendiri dari belakang.


Jeffrey Anjasmara

'-
Bila Ingin Jadi Republik Dibutuhkan 12,3 Juta Suara

Sydney, 4 November

PM John Howard dan satu-satunya politikus Aborigin Australia, Senator Aden
Ridgeway, hari Rabu mengimbau bangsa Australia supaya mendukung proposal
konstitusional yang mengakui kaum Aborigin sebagai ''penduduk yang pertama
di Australia''.

Sabtu yang akan datang, rakyat Australia akan menjawab dua pertanyaan.
Pertama, apakah mereka ingin memutuskan hubungan konstitusional dengan
Inggris dan menjadi republik? Kedua, apakah mereka setuju kalau konstitusi
diberi mukadimah yang menetapkan jati diri negara dan rakyat Australia.

Sementara debat seru republik mendominasi semua harian dan gelombang udara,
pertanyaan mengenai mukadimah itu nyaris tidak digubris, dan menurut jajak
pendapat, nasibnya kurang baik.

Dalam jumpa pers gabungan, Howard yang setia kepada monarki, dan Ridgeway
yang pro-republik, mengatakan, ''Kami mengimbau rakyat Australia supaya
menjawab Ya'' mengenai mukadimah itu.

Howard dan Ridgeway, yang bersama-sama menyusunnya, mengatakan bahwa
mukadimah itu mempersatukan bangsa Australia pada saat memasuki abad
berikut, dan adalah langkah signifikan menuju kerukunan rasial.

''Untuk pertama kali dalam 100 tahun akan ada pernyataan positif yang anggun
dan pantas dalam konstitusi kita mengenai suku Aborigin dan penduduk pulau
Torres Strait,'' tutur Howard, yang selama ini dikecam karena pemerintahnya
menolak tegas untuk minta maaf kepada suku Aborigin atas perlakuan tidak
adil di zaman lampau.

''Saya yakin bahwa kalau disetujui nanti, mukadimah itu akan memberi
sumbangan yang sangat berharga kepada proses perukunan (rasial) di negeri
ini,'' ujarnya.

Tahun 1788, Inggris memakai Australia sebagai tempat pengasingan orang-orang
hukuman, dan menyatakannya sebagai tanah kosong meskipun waktu itu suku
Aborigin sudah menghuninya selama 40.000 tahun.

Sampai tahun-tahun 1960-an kaum Aborigin tidak diakui sebagai warga negara,
melainkan diperintah di bawah UU Flora dan Fauna, dan baru memperoleh hak
kewarganegaraan dalam referendum 1967.

Ridgeway mengatakan, ''Mukadimah itu mencakup banyak nilai yang penting bagi
rakyat Australia seperti: persamaan hak, kehormatan, kesusilaan,
keanekaragaman. Semuanya, menurut saya, bisa dipilih oleh bangsa
Australia.''

Tetapi tidak semua warga Aborigin menyetujui mukadimah itu. Banyak tokoh
kulit hitam menuntut istilah yang lebih kuat daripada hanya ''pertalian
keluarga yang erat''

Naungan

Sementara itu hari Sabtu nanti akan menjadi penentu apakah negari Kanguru
ini akan tetap berada di bawah naungan Kerajaan Inggris atau menjadi
Republik.

Namun sebuah jajak pendapat yang dikeluarkan hari Selasa, menunjukkan bahwa
jika Australia ingin menjadi Republik maka dibutuhkan paling tidak 12,3 juta
suara ditambah mayoritas pemilih di empat negara bagian.

Jajak pendapat itu memperlihatkan, 56 persen pemilih akan menilak perubahan
di dalam referendum itu. Jumlah ini meningkat dari angka 46 persen pada
jajak pendapat bulan lalu.

Sedangkan dukungan untuk menjadi republik jatuh dari 49 persen menjadi 41
persen. PM John Howard berharap, hasil referendum nanti mendekati angka yang
diperkirakan dalam jajak pendapat sekarang.

''Kami memahami sistem kerja yang sekarang. Ama

Mar'ie Mencoba Membersihkan Diri, Alwi Shihab Disebut "Calo"

1999-01-02 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Saya kira hanya saya yang mempunyai dugaan bahwa AS sedang berusaha dibela.
Ternyata alhamdulillah logika sederhana saya masih sesuai dengan relnya.

Beberapa sinyalemen bahwa Amien-lah yang keluar dari rel, atau Bambang
Sudibyo yang tidak bisa berbahasa Inggris, yang dilontarkan oleh para analis
(dan juga beberapa di milis permias@) terbukti malah kembali membela AS.
Suatu kebetulan yang mengherankan.

Sudah berkali-kali saya menulis agar kita waspada pada IMF dan AS, ternyata
masih saja banyak penggemarnya yg membuta. Tingkah IMF yang menunda bantuan
dan setelah dokumen long form dibuka, dan malah diobral, malahan IMF pula
yang ingin cepat-cepat kasus Bank Bali ditutup. Hubert Neiss yang bilang
begitu. Kemarin sudah saya tulis toh, mengapa IMF (juga HIID) yang juga
harus bertanggung jawab atas kerusakan ekonomi kita?

Dalam kasus dubes AS yang bertingkah selaku presiden RI, alih-alih menuding
AS, beberapa dari kita malahan menanyakan kredibilitas Amien yang membongkar
intervensi AS. Sungguh aneh bin ajaib.

Di bawah ini saya sampaikan berita dari Berpolitik.com


Jeffrey Anjasmara

'---
Mar'ie Mencoba Membersihkan Diri, Alwi Shihab Disebut  "Calo"
Kepentingan AS

Kamis, 04 Nopember 1999, @14:35 WIB

Geger seputar tekanan Kedubes AS kepada Menkeu membawa dampak yang
semakin luas meskipun belum muncul ke atas permukaan lanskap politik di
tanah air.
Sejumlah sumber yang dimintai komentar oleh BerPolitik.com mengatakan,
kasus ini menunjukkan dua hal: Mar'ie berkepentingan terhadap BPPN dan Alwi
Shihab telah menjalankan hari-hari pertamanya sebagai Menlu dengan
memposisikan dirinya sebagai "calo" kepentingan AS.

Setelah Amien pernyataan Amien mengenai sikap tidak patut Dubes AS
kepada Menkeu terus bergulir, Mar'ie Muhammad dan Alwi Shihab sibuk
mengklarifikasikan dan membantah adanya tekanan itu. Bantahan mereka
kini mulai terkuak kebohongannya. Seperti bantahan Alwi bahwa dirinya sedang
shalat saat terjadi pembicaraan antara Dubes AS dan Menkeu, ternyata menurut
Bambang Sudibyo, sebagaimana dituturkan orang dekatnya, Alwi dan Mar'ie
sedang berada di tempat saat terjadi pembicaraan yang panas itu.

Sebenarnya ada pertanyaan yang lebih mendasar, yaitu, mengapa Menkeu
harus menghadap Dubes AS, mengapa Alwi Shihab harus menjadi mediator, dan
mengapa pertemuannya harus di kantor Mar'ie?

Menurut sumber BerPolitik.com, pertemuan itu malah sedianya akan
dilakukan di Kedubes AS. Atas saran Fuad Bawazier, akhirnya Bambang Sudibyo
menolak mengadakan pertemuan di Kedubes. Menurut sumber itu, Fuad mengatakan
kepada Bambang Sudibyo bahwa semestinya Dubes AS yang menghadap Menteri,
bukan Menteri menghadap Dubes AS.

Setelah Bambang menolak bertemu di Kedubes AS itulah kemudian muncul
tawaran untuk mengadakan pertemuan di kantor Mar'ie Muhammad, kantor KKI, di
Jl. Brawijaya.

Menurut sumber itu, yang dibawa menghadap Dubes AS oleh Alwi Shihab
ternyata bukan hanya Bambang Sudibyo, tetapi ada beberapa menteri lainnya.
Hal inilah yang kini sedang dipertanyakan oleh banyak pihak. Alwi dianggap
sudah melanggar prinsip politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif.

Pertanyaan mengapa Alwi sebagai menlu membawa sejumlah menteri menghadap
Dubes AS nampaknya perlu segera dijelaskan oleh Alwi sendiri.

Mengenai pertemuan di KKI, kantor Mar'ie, sumber BerPolitik.com
mengatakan, dalam hal BPPN Mar'ie memang berkepentingan. Sebab, berbagai
kejanggalan yang ada di BPPN berpangkal dari Keppres No 26/1998 tanggal 26
Januari 1998 yang diusulkan oleh dirinya kepada presiden berkuasa kala itu,
Soeharto.

Di samping itu, sebagai Ketua IRC, komite yang bertugas melakukan review
atas kerja-kerja BPPN, Mar'ie bisa dianggap gagal kalau kemudian
"borok-borok"

BPPN dibuka oleh kepalanya yang baru. Oleh karena itu, Mar'ie pun
berkepentingan atas tidak digantinya Glenn Yusuf.***


__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: Kurangnya koordinasi, Menkeu & Menko Ekuin

1999-01-02 Terurut Topik djoko raharto

Mas Irwan
memang dasar analisanya lain.
Setahu saya Om KKG bicara soal budget (GFS format) yang memang dalam tahun
anggaran - 1999/2000 ini ditargetkan defisit kalau nggak salah (agak lupa)
+/- 82 triliun. Rencananya defisit ini ditutup melalui pinjaman LN plus
divestasi BUMN dan Asset recovery BPPN.
Namun dalam realisasinya s.d semester I (cash flow) masih surplus, padahal
targetnya dalam semester I kalau nggak salah defisit diatas Rp. 30 triliun.

Untuk masalah subsidi, khusus untuk subsidi minyak realisasinya telah cukup
tinggi (sudah 80% dari budget - ini juga dampak kenaikan harga minyak di
pasaran internasional). Namun subsidi diluar minyak realisasinya masih
kecil, antara lain disebabkan masih kecilnya permintaan reimburs, plus dalam
beberapa hal terdapat beberapa jenis subsidi telah dihapus dan juga harga
bahan pangan (terutama beras) yang relatif lebih rendah karena keberhasilan
panen.
Soal kewajiban kontinjen pemerintah untuk masalah subsidi saya belum
mendapat informasi berapa besarnya, ntar saja tak tanyakan.

Kalau nggak salah IMF pernah menyarankan agar di pos pengeluaran budget ada
tambahan sub pos "contingent liability" untuk menampung carry over subsidi.

Untuk tahun-tahun mendatang beban fiskal akan sangat berat, terutama beban
untuk membayar bunga dalam rangka rekapitulasi bank, pembayaran obligasi
dalam rangka rekapitulasi yang telah jatuh tempo dll.

Informasi :
- Pinjaman IMF tidak digunakan untuk menutup defisit budget, melainkan
hanya digunakan dalam rangka Balance of Payment Support (BOP Support)-
memperkuat cadangan devisa.
- Pinjaman yang digunakan untuk menutup defisit budget antara lain
berasal dari ADB, IBRD, Miyazawa plan dan dana multilateral atau
bilateral lainnya.

Nuwun.










>From: Irwan Ariston Napitupulu <[EMAIL PROTECTED]>
>Reply-To: Indonesian Students in the US <[EMAIL PROTECTED]>
>To: [EMAIL PROTECTED]
>Subject: Re: Kurangnya koordinasi, Menkeu & Menko Ekuin
>Date: Sun, 31 Oct 1999 01:34:25 EDT
>
>Bung Djoko, anda sudah baca artikel di kompas soal
>perbedaan ucapan/data Menkeu vs Menko Ekuin dari
>pengamat nasional?
>
>http://www.kompas.com/kompas-cetak/9910/31/UTAMA/bera01.htm
>
>Saya kutipkan salah satu komentar dari M. Ikhsan:
>=awal kutipan=
>Sementara M Ikhsan berpendapat, apa yang dikatakan Menkeu
>bahwa kondisi anggaran aman tidak sepenuhnya tepat. "Pak Menteri
>Keuangan salah ngasih tahu nih. Itu 'kan ada subsidi-subsidi yang
>lalu dan sekarang, baru dibayar kalau sudah diperiksa oleh Badan
>Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Subsidinya 'kan
>belum dibayar, tetapi sudah terjadi. Ya kelihatan surplus dong,
>karena masih ada kewajiban," kata Ikhsan.
>
>Menurut Ikhsan, sebetulnya anggaran negara saat ini negatif.
>"Kemarin Pak Kwik Kian Gie bilang defisit, hari ini Menkeu bilang
>surplus, 'kan bingung orang. Dia nggak nanya apa yang terjadi
>seharusnya. Memang cashflow-nya di dalam kasir itu memang
>surplus sekarang, tetapi karena ada kewajiban yang belum
>dibayarkan. Itu 'kan nggak boleh masuk dalam perhitungan surplus,"
>ujarnya.
>==akhir kutipan=
>
>Bung Djoko, bagaimanan komentar anda atas pernyataan
>di atas? Apakah memang benar apa yg disampaikan oleh
>M.Ikhsan?
>
>Dalam artikel itu juga, seorang pejabat Bappenas mengatakan
>bahwa beban anggaran sebetulnya masih berat.
>
>Nah, saya yg ngga punya akses data jadi bingung sekarang,
>sebenarnya kondisi kita gimana sih mengenai anggaran yg
>ada? Surpluskah? Negatifkah? Berbahayakah?
>Intinya, perlu penjelasan dari pejabat yg berwenang untuk
>menyampaikan data tersebut.
>
>jabat erat,
>Irwan Ariston Napitupulu
>

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: Apakah Negara Islam "compatible" dengan azas Demokrasi?

1999-01-02 Terurut Topik Indi Soemardjan

Begini lho, mas Saeful

saya masih ingin berdebat kepada anda mengenai adanya kontradiksi yang
saya anggap penting dalam argumen anda. kontradiksi-nya terletak
diantara:

-negara Islam yang mengambil makna Al Quran sebagai undang2 (menurut
tafsir tentunya).

-negara Demokrasi yang memakai wakil rakyat untuk bersama2 membuat
undang2.


coba jelaskan lagi bagaimana keduanya bisa dicampur: seperti minyak dan
air.

menurut saya pribadi:
demokrasi bukan itu "bukan hanya" seperti yang anda ceritakan kemarin:
"tukang becak datang duluan dia duduk disab paling depan(pertama),
pejabat tinggi datang belakanga tidak duduklan paling belakang tidak
boleh melangkahi untuk duduk didepan,  Imam/Pemimpin  shalat kalau salah
bisa dirkoreksi oleh uang mammum." (seperti yang anda ceritakan
kemarin).

melainkan,

demokrasi mempunyai aplikasi yang lebih dalam dari yang anda ungkapkan,
yaitu:
demokrasi adalah sistim kenegaraan yang mencakup pembuatan undang2
bersama atas konsep "mob rule" atau "majority rule" (sementara konsep
negara Islam tidak mengakui "mob rule" dengan adanya Al Quran atau
"Words of One God: Allah")

saya rasa dugaan saya mengenai adanya kontradiksi dalam argumen anda
sudah cukup mudah/sederhana untuk dimengerti, bukan?

Anda juga bertanya:
>Yang jadi pertanyaan saya kenapa bung indi ketakutan sama islam ?
>trauma apa yang anda dapat dare pemeluk islam ?

saya hanya takut dengan adanya kontradiksi yang anda suguhkan kepada
negara sehingga saya minta penjelasan anda ttg. pembuatan undang2 secara
"demokrasi" di jaman kejayaan Islam dulu.

saya mendapat trauma? apakah mental trauma atau physical trauma?
Trauma itu timbul karena hal yang tidak diduga yang telah terjadi pada
seseorang.
Berhubung masalah dari kontradiksi ini belum benar2 terjadi (mudah2an
tidak akan terjadi), maka saya tidak bisa mengakui adanya trauma
terhadap politik Islam/demokrasi dalam diri saya.
Yang ada hanya rasa was2 dan takut munculnya permasalahan dalam
kontradiksi yang anda suguhkan tadi.

INDI


Rachman, Saeful (Exchange - PTI) wrote:

> Apakah Negara Islam "compatible" dengan azas Demokrasi?
> Lima belas abad yang lalu sjeak Islam berdiri sudah melalkuan
> demokrasi bisa dibuktikan dengan masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar
> ra dan
> Khalifah Umar ra
> Ilima belas abad yang lalu Islam sudah menghapuskan
> perbudakan,
> Amerika baru satu abad jih
>
> dalam keseharian demokrasi Islam bisa dilihat dalam shalat
> jumat
> bejamaah, tukang becak datang duluan dia duduk disab paling
> depan(pertama),
> pejabat tinggi datang belakanga tidak duduklan paling belakang tidak
> boleh
> melangkahi untuk duduk didepan,  Imam/Pemimpin  shalat kalau salah
> bisa
> dirkoreksi oleh uang mammum
>
> Yang jadi pertanyaan saya kenapa bung indi ketakutan sama
> islam ?
> trauma apa yang anda dapat dare pemeluk islam ?



Re: Detik.Com: Dubes AS minta maaf

1999-01-02 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

Untuk bung Priyo:

In a message dated 11/4/99 7:53:28 AM Eastern Standard Time, [EMAIL PROTECTED]
writes:

> Wah...Detik.Com kok sering banget misleading
>  pembacanya sih. Maklumlah banyak wartawan belum punya
>  jam terbang cukup di rimba persilatan, tapi harus
>  buru2 bikin berita...;-)

Irwan:
Kita harus bisa membedakan mana yg misleading dan
mana yg informasinya terbatas atau belum lengkap.

Contoh berita yg 'misleading' adalah:
Bila kejadiannya tidak minta maaf, lalu diberitakan
meminta maaf. Contoh kejadian adalah berita di
Kompas ketika Emmy Hafild (Walhi) dalam teks di foto
diberitakan meminta maaf ke Gus Dur. Akibat berita
yg misleading ini maka Emmy Hafild perlu melakukan
konferensi pers yg beritanya dapat anda baca di:
http://www.detik.com/berita/199911/19991102-1125.htm

Nah, kalau soal detik.com dalam berita soal Amien Rais
vs Dubes AS tidak memuat kata2 yg menunjukkan Dubes
AS memintaa maaf, menurut saya bukan termasuk kategori
misleading. Lha, kalau dubes AS selama yg wartawan
detik.com dengar tidak pernah mengucapkan kata2
minta maaf, kenapa juga wartawan detik.com harus
memuat berita dengan menulis dubes AS minta maaf?
Ini justru malah termasuk kategori 'misleading' tsb.

Priyo:
>  Contohnya: PDI-P ternyata menempatkan posisi 4 Menteri
>  di Kabinet, Kwik, Laksamana, M. Prakosa (Mentan), dan
>  Sonny Keraf (PDI-P dari NTT), kok cuma ditulis 2
>  posisi Menteri. Unsur kesengajaan -- atau emang nggak
>  tahu nih? Ya...gua maklum lah, wartawan baru..;-)

Irwan:
Wah, saya kirain juga tadinya cuma dua.
Soalnya di media2 lain sewaktu masih draft juga
PDIP nya saya lihat cuma dua. Tapi baguslah kalau
memang ada 4 wakil PDIP di kabinet karena memang
menurut saya sangat wajar mengingat PDIP adalah
partai yg paling besar mendapat suara rakyat.
Oh ya, ngomong2 apa memang dua orang tersebut,
M. Prakosa dan Sonny Keraf diangkat dari PDIP
atau mungkin diangkat dari Utusan Daerah?
Bisa anda cari konfirmasi akan hal ini?
Kalau memang ternyata dari Utusan Daerah, wah
gimana ya, berita bahwa cuma 2 dari PDIP itu
bisa menjadi benar dan bisa juga kurang benar
tergantung dari sudut mana kita memandangnya.

Priyo:
>  Kenapa Detik.com juga mesti malu untuk menulis: Dubes
>  AS minta maaf. Selesai.

Irwan:
Seperti yg saya jelaskan di atas, ada kemungkinan2
yg tampaknya mungkin belum anda perhitungkan
sebagai suatu kemungkinan. Kalau anda mengikuti
berita2 di detik.com, mereka sering kali nulis ngga
pake basa basi. Ngga malu2. Coba deh lihat lagi,
di detik.com toh kita bisa lihat kutipan2 atas ucapan
Amien Rais ke dubes yg cukup keras.
Jadi menurut saya, detik.com hanya mencoba
memegang kode etik jurnalistik yg salah satunya
adalah kutiplah/beritakanlah apa yg dikatakan
dan bukan apa yg tidak dikatakan.

Priyo:
>  Mana, harga diri kita sebagai
>  bangsa, kalau maunya memojokkan bangsa sendiri dan
>  membela bangsa lain terus?

Irwan:
Nah, yg ini menurut saya sudah kejauhan nih.
Apa menurut anda detik.com membela bangsa lain terus
dan memojokkan bangsa sendiri?
Ngomong2 kalau detik.com ngejar kasus Bank Bali,
apakah menurut anda ini termasuk kategori memojokkan
bangsa sendiri? Kalau detik.com mengejar kasus Andi
Ghalib, apakah ini menurut anda termasuk kategori
memojokkan bangsa sendiri? Kalau detik.com mendapat
konfirmasi dari Mar'ie Muhammad atas peristiwa Brawijaya,
apakah ini anda kategorikan termasuk memojokkan bangsa
sendiri?
Wah, anda sudah terlalu jauh tampaknya dalam melihat
satu permasalahan.

Untuk bung Renaldo:

Renaldo:
>  Kasus Dubes AS selesai sudah. Dalam Cakrawala ANTV,
>  Liputan 6 SCTV, juga di Seputar Indonesia RCTI tadi
>  sore diberitakan, Dubes AS sudah ketemu Ketua MPR
>  Amien Rais untuk menjernihkan persoalan dan keduanya
>  sepakat,
>  persoalannya sudah dianggap selesai. Detikcom juga
>  memberitakan ini.
>  Cuma bedanya, berita Detikcom samasekali tidak
>  menyebutkan Dubes AS sudah minta maaf (di ANTV, SCTV
>  dan RCTI ketiga-tiganya ada disebut Dubes AS minta
>  maaf), dan di Detikcom masih diembel-embeli pernyataan
>  Mar'ie Muhammad yang mengatakan "tekanan itu tidak
>  ada".

Irwan:
Saya hanya minta konfirmasi dari anda, bung Renaldo,
apakah dalam tayangan ANTV, SCTV, RCTI, tersebut
ada disiarkan perkataan langsung dari dubes AS
yg mengucapkan kata2 minta maaf?
Atau kata2 maaf dari dubes itu hanya disebutkan dalam
berita saja? Kalau memang ada rekaman gambar
(atau juga rekaman suara) yg menunjukkan dubes AS
mengucapkan kata2 minta maaf, jelas disini wartawan
detik.com kurang lengkap yg bisa terjadi karena
keterbatasan informasi dalam pemberitaan.
Jadi tidak tepat bila dikatakan "misleading".

Mengenai dikutip-ulangnya perkataan Mar'ie Muhammad,
menurut saya itu adalah naluri seorang wartawan yg
melihat ada sesuatu yg ganjil pada peristiwa tersebut.
Manakah peristiwa yg sebenarnya terjadi?
Apakah Mar'ie berbohong?
Ataukah dubes AS mencari jalan tengah demi kepentingan
yg lebih besar antara AS dengan Indonesia karena
AS lebih melihat Gus Dur nya.
Dan untuk menyampaikan hal tersebu

[Fwd: FW:]

1999-01-02 Terurut Topik Andi Temon







> --
> From: [EMAIL PROTECTED][SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
> Sent: 29 December 1998 13:49
> To:   [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
> [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
> [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
> [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
> [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
> [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
> [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
> [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
> [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
> [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
> [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
> [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
> [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
> [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
> [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
> [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
> [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]
>
> Nomor  : 010/UND/XII/1998  Jakarta , 29 - Desember - 1998
>
>
> Kepada Yth,
> Rekan-rekan
> Alumni ITB
> di
>  T e m p a t
>
>
> Hal :Undangan Buka Puasa Bersama.
>
>  Dengan hormat
>
>  Dengan ini, kami mengundang Rekan-rekan Alumni ITB untuk hadir pada
> Acara Buka Puasa Bersama IA-ITB Cabang Jakarta,yang diselenggarakan pada :
>
> Hari / Tanggal: Selasa / 5 Januari 1999
> Waktu : 17. 30 - selesai
> Tempat: Gd. JDC Lt.VI,  Lotus 1 & 2
> Jl. Gatot Subroto Kav.53, Slipi Jakarta 10260
> Acara : - Buka Puasa
> - Pengajian dan Tarawih
>
> Sangat kami harapkan kehadiran rekan-rekan Alumni ITB dalam acara ini.
>
> Atas perhatian dan kesediaan rekan-rekan untuk hadir kami ucapkan
> terima kasih.
>
>
>
>   IKATAN ALUMNI ITB
>  CABANG JAKARTA
>
>
>
>
>(  Dwitjahyadi )
>
>
> NB. Mohon bantuannya menyebarkan kepada rekan Alumni ITB yang lain.
>
>
>
>
> 
> Get free e-mail and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1
>




[Fwd: Kongres SPUR: 15 Januari 1998]

1999-01-02 Terurut Topik Andi Temon







Kawan2 Profesional,

Atas penugasan Rapat SPUR tanggal 7 Desember lalu, maka kami dari Panitia
Kecil Bidang Organisasi (PKBO) mengundang seluruh PARTISIPAN (Anggota) SPUR
untuk menghadiri RAPAT UMUM untuk pengesahan Organisasi dan pemilihan
Pengurus/Fasilitator SPUR yang baru.

Rapat Umum (Kongres) ini akan diadakan pada:

Hari/Tanggal:  Jumat / 15 Januari 1998
Waktu   :  18:00 - 21:00  (Diawali Buka Puasa Bersama)
Tempat  :  Ruang Orchird, Gedung Jakarta Design Center
Lantai 6, Slipi

PARTISIPAN (Anggota) SPUR adalah para Profesional yang pernah terlibat dalam
paling sedikit
1 (satu) kegiatan SPUR, dan/atau tergabung dalam mailing list SPUR. Hanya
para PARTISIPAN yang dapat memiliki hak dipilih dan memilih dalam Rapat Umum
ini.

Karena waktu dan kesempatan yang sangat sempit, maka kami akan memandu acara
sedemikian rupa agar tetap dapat meng-akomodasi aspirasi para Partisipan
secara demokratis tetapi efisien dan efektif.

Acara selengkapnya dari RAPAT UMUM ini:
*   Buka Puasa Bersama  :  18:00 -
19:00
*   Presentasi Proposal Penyempurnaan Organisasi:  19:00 -
19:30
*   Pengesahan Bentuk Organisasi dan Aturan :  19:30 - 19:35
*   Pemilihan Pengurus & Fasilitator
*   Penjelasan Tata Cara:   19:35 -
19:45
*   Tahap 1:Pengajuan Pengurus oleh Partisipan:   19:45
- 20:00
*   Tahap 2:Pemilihan Fasilitator oleh Pengurus :
20:00 - 20:20
*   Tahap 3:Pemilihan Sekjen oleh Partisipan:
20:20 - 20:50
*   Pengesahan Pengurus dan Penutup :   20:50 - 21:00


Mohon diberitahukan ke Partisipan SPUR lainnya yang tidak terjangkau melalui
email.

Kami membutuhkan usulan kawan2 atas acara ini. Terima kasih atas bantuannya.


Para Pengundang: PBKO
Rahman Akil (Koordinator)
Fajar RS
Hotasi Nababan
Supangat Danuningrat
Bernadus Djonosaputro
Brimy Laksmana
Sita Supomo
Chrisma
Rahmat Oei
Rambun Tjajo




Click here for ESPN College Bowl Championship News!


eGroup home: http://www.eGroups.com/list/spur_for_ri
Free Web-based e-mail groups by www.eGroups.com





Re: Abad ke 21: pukul 00.00 tahun 2000 atau pukul 00.00 tahun 2001?

1999-01-02 Terurut Topik bRidWaN

At 22:27 01/01/99 -0600, Indra Adrisudiro wrote:
  >At 05:18 AM 01/02/1999 +0700, bRidWaN wrote:
  >> Makasih bung Budi:)
  >> Emang saya sejak awal juga berpikir begitu...
  >> malahan saya denger, tahun Masehi itu dimulainya
  >> bukan pas tahun ke-0 atau ke-1, begitu juga
  >> tahun barunya, dulu bukan tgl 1 Januari...
  >> Kalau di-Indonesia, abad 21 dianggap akan dimulai
  >> pada jam 00.00 tanggal 1 Januari 2000.
  >>
  >> Tolong dong kalau ada tanggapan, saya soalnya demen
  >> sama permasalahan yang sederhana cuma njelimet ini

> Bang Ridwan:
> Saya rasa penjelasan dari Lutfi M. <[EMAIL PROTECTED]>
> mengenai kapan persisnya dimulai Abad 21 sudah jelas ...
> las ... las ... yaitu 00:00:00.00.00.00 on Jan. 1, 2001 :))
>
> Nah sekarang masalahnya apakah anda atau yang lainnya (misal:
> RCTI, SCTV, Prambors, etc. kalau ada) ingin merayakan dan
> menyambut datangnya Abad 21 pada:
>* 9/9/99 (9 Sept. 1999)
>* 1 Januari 2000
>* 1 Januari 2001
>* atau hari/tgl. lainnya
>
> itu sih terserah anda dan mereka ... lha wong sekarang jamannya
> reformasi yang katanya pro-demokrasi dan perbedaan pendapat kok.
> Selama kegiatan/keyakinan anda tidak melanggar hukum ...
> sah-sah aja :)
>
> Mudah-mudahan email ini cukup jelas dan melegakan hati anda. :)


Terima kasih mas Indra.., sudah lega akhirnya.
nAH..., Kalau begini mungkin agak seru jadinya.
Rasanya Pemerintah kita mengumandangkan atau mencanangkan Abad 21
itu akan dimulai tgl 1 Januari 2000.
Kelihatannya akan lebih baik kalau 'seragam' deh, tul ngga ?

Salam,
BRIDWAN



Re: AMIEN DI BALIK FUAD BAWAZIER?

1999-01-02 Terurut Topik Suhendri

SiaR, salah satu corong media yang sangat anti dengan Islam.

Dibawah ini (tanpa sebuah pembuktian), mencoba menjelekkan Amie Rais, Poros
Tengah atau kalau mau dibaca mencoba menjelekkan Islam.

Soe.


-Original Message-
From: Hadi Wijaja <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Wednesday, November 03, 1999 8:59 PM
Subject: AMIEN DI BALIK FUAD BAWAZIER?


>> > AMIEN DI BALIK FUAD BAWAZIER?
>> >
>> > JAKARTA, (SiaR, 2/11/99). Amien Rais benar-benar presiden
>> bayangan.
>> > Ia sukses menggolkan paling tidak delapan menteri di Kabinet Persatuan
>> yang
>> > dipimpin "saudara tua"-nya itu. Dan semua tokoh di Poros Tengah,
>kekuatan
>> > politik berbasis Islam, mendapat jatah tempat di kabinet, kecuali
Matori
>> > Abdul Jalil dari PKB yang dalam Sidang Umum lalu membelot ke kubu
>Megawati
>> > Soekarnoputri. Jangan lupa, Amien juga berhasil memasukkan orang-orang
>> ICMI,
>> > markas Amien sebelum mendirikan PAN, ke kabinet. Orang seperti Bambang
>> > Sudibyo (Menkeu), Nur Mahmudi Ismail, Yusril Ihza Mahendra, Al Hamdi,
>> Yahya
>> > Muhaimin dan lainnya, adalah anggota teras ICMI dan beberapa malah
>> > penandatangan deklarasi ICMI.
>> >
>> > Pengaruh Amien melebar ke mana-mana, menyusul upayanya membalas
>> budi
>> > mereka yang sudah jadi kasir Poros Tengah. Adalah Fuad Bawazier yang
>> > memborong sepuluh suite room di Hotel Mulia Jakarta selama SU
>berlangsung,
>> > yang kini perlu dibalas jasanya. Mulanya bekas menkeu yang sangat korup
>> ini
>> > diusulkan Amien masuk kabinet, tapi arus deras penolakan masyarakat
>> membuat
>> > Kiai Gus Dur memilih menimbang Fuad masuk di Dewan Ekonomi Nasional
>saja.
>> >
>> > Fuad, yang punya rumah di Boston dan kekayaan audzubillah itu,
>> > sekarang tengah menggerecoki BPPN. Ia bertekad menggolkan Rini S.
>Suwandi,
>> > pimpinan Astra, untuk mengganti Glenn S. Yusuf yang dinilainya gagal
>> > menakhodai BPPN.
>> >
>> > Mau tahu siapa Rini? Selain jago tenis, Rini diketahui sebagai
>> > "teman sangat-sangat dekat" Bawazier. Anak muda bilang, pacar. Target
>> > Bawazier tentulah aset-aset menganggur yang kini ada di BPPN. Dan
>Bawazier
>> > yang merupakan orang dekat Cendana dan Soeharto itu pastilah ingin
>> menyabet
>> > aset-aset itu, siapa tahu dengan modal Cendana ia kembali naik ke
>panggung
>> > ekonomi nasional sebagai baron. Aneh juga jika Amien Rais tidak
>mengetahui
>> > koneksi Bawazier-Cendana ini. ***
>> >
>
>> >
>>



Re: Legalisir ijazah di Konjen?

1999-01-02 Terurut Topik Ramadhan Pohan

Bung Budi dkk,
Ini ada info soal legalisir itu. Mudah-mudahan bisa dicoba, gratis.

Salam,
ramadhan pohan
###
Ini saya paste dari bincang@:

OLE alias Pohan, Miing kasih info nih:

Kalau harus bayar buat legalisir ijazah di LA, kenapa kagak dianjurkan aja
kirimkan itu transcript  ke kak/mbak Isweni Bakri di kantor ATDIKBUD KBRI
Washington, DC. Setahu saya disana kagak dipungut biaya macam-macam.

Demikian info dari Miing.





>From: [EMAIL PROTECTED]
>To: [EMAIL PROTECTED]
>Subject: Re: [bincang] Fwd: Legalisir ijazah di Konjen?
>Date: Wed, 3 Nov 1999 07:08:54 EST
>
>Siapa tahu ada yang bisa bantu.
>rp
><< message3.txt >>
In a message dated 11/3/99 9:22:17 AM !!!First Boot!!!, [EMAIL PROTECTED]
writes:

<< Rekan-rekan yth.,

 Sehubungan dengan permintaan tolong beberapa teman dari Depkes, yang
 baru saja lulus master di US beberapa bulan yl., untuk melegalisir
 fotocopy ijazahnya di Konjen LA, saya ingin mendapatkan penjelasan dari
 teman-teman yang punya pengalaman atau tahu hal ini.

 Pertanyaan saya adalah:
 1. Apakah memang ada peraturannya bahwa legalisir fotocopy ijazah harus
 di perwakilan Indonesia (Konjen atau Kedubes)? Kenapa kok tidak di
 sekolah ybs saja?
 2. Apakah benar ada biaya tertentu untuk legalisir fotocopy ijazah tsb.
 per-lembarnya? (Saya dengar di Konjen LA adalah $10 per lembar). Apakah
 biaya ini resmi?
 3. Apa bedanya kalau legalisir ini dilakukan di Depdiknas di Jakarta?

 Terima kasih kalau ada teman yang mau berbagi pengetahuan.

 Salam,
 Budi
  >>



Re: Apa maksud Harian Republika ?

1999-01-02 Terurut Topik Suhendri

Mungkin itu artinya Timor Timur sudah mulai menjadi "Australia Baru".
Mungkin Beer itu untuk konsumsi tentara Interfet, atau untuk orang - orang
PBB.
Mana mungkin buat rakyat Timtim, yang miskin itu bisa beli Beer.

Kasihan Timtim, dibawah pengaturan "orang-orang" yang mengkonsumsi Beer.
Bisa mabok dech :-(

Soe


-Original Message-
From: Mardhika Wisesa <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Thursday, November 04, 1999 12:05 AM
Subject: Apa maksud Harian Republika ?


http://www.republika.co.id/9911/03/Timor.jpg

Beer, dijual-dijual di Timor (Timor-Timur mayoritas beragama Katholik tidak
menghalalkan penjualan atau pengkonsumsian minuman memambukkan)

Semoga Republika (kita) bisa berkaca

Beer, dijual-dijual di Indonesia (Indonesia adalah negara bermayoritaskan
Islam, juga tidak mengharamkan penjualan dan pengkonsumsian minuman berkadar
alkohol)

jadi maksud Harian Republika ini apa ya?? ngga jelas deh Pak Habibie (Golkar
Hijau)

Mardhika


Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1



Re: WSJ team reported on Soeharto's

1999-01-02 Terurut Topik bRidWaN

At 03:06 02/01/99 -0500, _ _ wrote:
>Kepada rekan-rekan di IDSNet dan PermiasNet,
>Selamat tahun baru Gregorian 1999!
>
>Bagi Anda yang belum sempat mengetahui berita terakhir ttg nasib bisnis
>keluarga bekas presiden Soeharto, silakan membaca Wall Street Journal 30
>Desember 1998 (di halaman muka, kolom paling kanan). Atau barangkali bisa
>dicari di http://wsj.com. Semoga bermanfaat.
>
>wassalam,
>=wien

Rekan Rekan,
Bagaimana caranya saya bisa 'mengintip' informasi diatas ini ?
Mohon bantuan dari Rekan yang kebetulan punya file nya.
Thanks sebelumnya.

salam,
BRIDWAN



WSJ team reported on Soeharto's

1999-01-02 Terurut Topik _ _

Kepada rekan-rekan di IDSNet dan PermiasNet,
Selamat tahun baru Gregorian 1999!

Bagi Anda yang belum sempat mengetahui berita terakhir ttg nasib bisnis
keluarga bekas presiden Soeharto, silakan membaca Wall Street Journal 30
Desember 1998 (di halaman muka, kolom paling kanan). Atau barangkali bisa
dicari di http://wsj.com. Semoga bermanfaat.

wassalam,
=wien
<[EMAIL PROTECTED]>
http://idsmedia.com - Your Web Solutions
http://idsmedia.com/globiznet/ - Global Business Network
http://idsmedia.com/biz/ IdeasMedia's Business Info Center



Re: Apakah Negara Islam "compatible" dengan azas Demokrasi?

1999-01-02 Terurut Topik Rachman, Saeful (Exchange - PTI)

Apakah Negara Islam "compatible" dengan azas Demokrasi?
Lima belas abad yang lalu sjeak Islam berdiri sudah melalkuan
demokrasi bisa dibuktikan dengan masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar ra dan
Khalifah Umar ra
Ilima belas abad yang lalu Islam sudah menghapuskan perbudakan,
Amerika baru satu abad jih

dalam keseharian demokrasi Islam bisa dilihat dalam shalat jumat
bejamaah, tukang becak datang duluan dia duduk disab paling depan(pertama),
pejabat tinggi datang belakanga tidak duduklan paling belakang tidak boleh
melangkahi untuk duduk didepan,  Imam/Pemimpin  shalat kalau salah bisa
dirkoreksi oleh uang mammum

Yang jadi pertanyaan saya kenapa bung indi ketakutan sama islam ?
trauma apa yang anda dapat dare pemeluk islam ?



REPLY: Ruang berdimensi n

1999-01-02 Terurut Topik Mochamad Hadiyana

Assalamu Alaikum WBT,

Terima kasih atas informasi mengenai mailing list-nya.

Salam,

Asep M. Hadiyana
Alumni TF ITB juga


On Thu, 24 Dec 1998 22:44:58 +0700 "M. Lutfi" <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:

# Buat yg. penasaran dan pingin berdiskusi lebih lanjut tentang ruang
# berdimensi n dan ruang-waktu, silahkan ikuti mailing list ini:
#
# [EMAIL PROTECTED]



Re: Save our beloved Indonesia !!!!!

1999-01-02 Terurut Topik djoko raharto

I think we should have courage to blame something or even someone who
clearly did something unfair. It's not merely a problem of jealous or
envy. Democracy will only work if there is a justice and justice will
come up only if law enforcement is clear.
Now we need to correct the old system that clearly has created
unjustice. To cope this determination everyone who feel as an Indonesian
have to work together.

New Generation of Indonesia



>I completely agree with Mas Andrew 's ideas. Just like anything else,
when you
>don't get what you want, there's always someone else to blame. One of
the
>reasons why America become a great country is because any body from any
nation
>is given an equal opportunity to succeed. A melting pot, where freedom
is a
>right, it does not matter whether you are a Chinesse or Pribumi: if you
can
>make, it you can enjoy the fruits of your labor - that's what Democracy
is all
>about.
>
>In regard to the KKN issue back home, I understand that we can not
close our
>eyes, 'masya Allah'  when you want to be honest to yourself , you see
it in
>any nationality and 'suku'. KKN is a rampant practice in our country,
among
>the Chinese, the Pribumi and even the foreigners.
>
>We must end devisiveness and learn to help each other to save our
country.
>Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh.
>
>May Allah forgive us all for our shortcomings.
>Selamat Berpuasa and Happy New Year.
>


__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com