Re: Apakah Negara Islam
>>>Togu TML Tobing wrote: >>> Dilindungi dari siapa atau apa? Apakah keberadaan >nasrani/kristen itu terancam sesuatu sehingga perlu dilindungi? Bukankah Islam itu berarti damai? Lalu mengapa ada yang perlu dilindungi dalam negara yang damai itu? >>> >>>Dilindungi dari SEGALA MACAM ancaman yang berniat jahat kepada kaum >>>nasrani >>> >> >>Thanks, jelas bagi saya kenapa kaum Nasrani itu perlu 'dilindungi', >karena ancaman yang berniat jahat kepada kaum nasrani itu NYATA JR : Sebenarnya kasusnya sama seperti di negara kayak US sini, kaum minoritas harus dilindungi dan yang melindungi adalah hukum. Mereka punya hak dan kewajiban yang sama di mata hukum, meskipun dalam prakteknya masih juga ada perbedaan, tapi saya kira ini menyangkut manusiannya. Soal "ancaman" sebenarnya tidaklah ada, asal masing-masing saling menghormati dan tidak intervensi dalam masalah religi. Silakan yang beragama Kristen menjalankan agamanya dengan baik. Demikian pula yang beragama lain. Setiap agama mengajarkan agamanyalah yang paling benar, padahal kebenaran hakiki ada di tangan Allah. Di dalam Islam sendiri mengajarkan bahwa hanya Allah yang berhak menentukan apakah seseorang termasuk kafir/tidak. > Sejarah juga membuktikan ketika Islam berkuasa di Spanyol, maka Islam, Christian, dan Jewish hidup rukun berdampingan. Dan silahkan buka buku Max I Dimont. He said that the Islam were even more tolerant of other people's religions than the roman. Demikian juga kondisi sekarang : di Irak, Palestina, Mesir, Siria, dan juga Jordania, they live side by side. So Please don't make absurb conclution. __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: Re: WSJ team reported on Soeharto's
Bung Ahmad Syamil Yth., Banyak terima kasih atas artikel mengenai Pak Harto. Saya senang akhirnya bisa membacanya. Salam, BRIDWAN At 09:35 02/01/99 -0500, Ahmad Syamil wrote: >Salam Permias, |>BRIDWAN: |>>Bagaimana caranya saya bisa 'mengintip' informasi diatas ini ? |>>Mohon bantuan dari Rekan yang kebetulan punya file nya. |>>Thanks sebelumnya. <>wsj.com bisa diintip 'sampai' artikel lengkapnya (bukan hanya ringkasan) <>kalau berlangganan. Kebetulan saya berlangganan. Artikel dibawah cukup <>rame. Silhkan dihapus jika terasa terlalu panjang. <> <>Jabat erat, <>Ahmad Syamil <>Toledo, OH >*** > > December 30, 1998 > > The Suharto Regime Bungled > Many Chances to Amass Wealth > By RICHARD BORSUK > Staff Reporter of THE WALL STREET JOURNAL > > JAKARTA, Indonesia -- For 32 years, the family of > President Suharto took a bite of countless businesses > here, from billboards to Boeings. It should have made > for one of the world's colossal fortunes. > ...deleted..
Re: Apakah Negara Islam
Alloo bung tobing...boleh ikutan ya...:) >>Togu TML Tobing wrote: >> >>> Dilindungi dari siapa atau apa? Apakah keberadaan nasrani/kristen >>> itu terancam sesuatu sehingga perlu dilindungi? Bukankah Islam itu >>> berarti damai? Lalu mengapa ada yang perlu dilindungi dalam negara >>> yang damai itu? >>> >>> >> >>Dilindungi dari SEGALA MACAM ancaman yang berniat jahat kepada kaum >>nasrani >> > >Thanks, jelas bagi saya kenapa kaum Nasrani itu perlu 'dilindungi', karena ancaman yang berniat jahat kepada kaum nasrani itu NYATA adanya. Tidak saja kaum nasrani yang perlu dilindungi. Dalam Pemerintahan Islam di masa Rasulullah dan para sahabat, semua manusia dan makhluk hidup lainnya dilindungi dari segala macam ancaman.Tidak ada "kelebihan dan keistimewaan" umat Islam dibanding umat lainnya di mata hukum dan masalah-masalah duniawi lainnya dalam sebuah pemerintahan Islam. Perlindungan yang diberikan kepada kaum nasrani TIDAK BEDA halnya dengan perlindungan yang diberikan kepada kaum muslimin dan umat lainnya,sebagai sesama warganegara. INTINYA sebenarnya terletak pada ADANYA perlindungan Kaum Mayoritas(Islam) kepada kaum minoritas(nasrani dan umat lainnya) dan penghormatan kepada hak-hak asasi manusia (tanpa memandang agama,ras,suku,status sosial,dsb), BUKAN pada nyata atau tidaknya suatu ancaman. Salam Mohamad Rosadi Virginia, USA __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
SANTAI LAGI AH....
Dear netters, Di bangku kayu halaman sekolah dasar seorang gadis kecil melamun diam dibacanya berita koran hari ini tampak lalap matanya coba menggapai setiap huruf yang tercetak Saling serang antara politisi dan birokrat adalah sarapan pagi si kecil tak pernah sekalipun dia membaca koran tentang ketentraman Apa yang salah di negeri indahku ini tanya si kecil dengan mata nanar apakah Tuhan telah mengutuk bangsaku karena dosa yang berlimpah tanya si kecil kemudian tak percaya Bukankah negeri ini percaya pada Tuhan bukankah penduduknya menyembah Tuhan tetapi mengapa tak ada Tuhan di naluri bangsaku yang nampak hanya kebinalan dan ketidaksantunan Apa yang akan dikatakan ibu dan bapak guruku tanya si kecil termangu mencari jawab seandainya para politisi dan birokrat sekolah di sini, maka ibu dan bapak guru akan menjewer telinga mereka jika berbohong dan berkelahi Si gadis kecil tersenyum hendak memberitahu ibu dan bapak guru untuk mengajarkan bangsa ini hukum dunia dan hukum Tuhan, hayalnya yakin ida __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: Tentang Bumerang
Salam untuk sang penyair:) -delete-- >-jaranireng Wrote:- > >Tangis saya untuk warga Ketapang, Kupang, anggota Pam Swakarsa, warga >NII, dan semua yang kehilangan hati nuraninya. Wah.,kok oknum mahasiswa anarkis yang membantai dengan kejam anggota Pam Swakarsa dan menculik polisi kok tidak disebutkan secara spesifik untuk ditangisi..??? bukankah hati nurani oknum mahasiswa ini juga sudah hilang entah kemana..??? Yuk...kita tangisi juga mereka ini.. Salam lagi deh..:) Mohamad Rosadi __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Fwd: Re: [bincang] Mahasiswa Anarkis Bungkam Kebebasan Pers
Assalamualikum Wr.Wb Rekan-rekan semua..., Berikut ini saya postingkan email dari milis bincang@, sebagai tambahan informasi bagi kita semua.Saya persilahkan rekan-rekan untuk menilai sendiri tulisan dibawah ini, atau kalo perlu mendiskusikannya. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang selalu menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan, serta senatiasa berani mengatakan yang benar sebagai suatu kebenaran dan yang salah sebagai suatu kesalahan. Wassalam Mohamad Rosadi >From [EMAIL PROTECTED] Fri Jan 1 06:58:39 1999 >Received: (qmail 10667 invoked by uid 1053); 1 Jan 1999 14:58:14 - >Mailing-List: contact [EMAIL PROTECTED]; run by ezmlm >Delivered-To: mailing list [EMAIL PROTECTED] >Received: (qmail 10662 invoked from network); 1 Jan 1999 14:58:13 - >Received: from wya-lfd83.hotmail.com (HELO hotmail.com) (207.82.252.147) > by permias.org with SMTP; 1 Jan 1999 14:58:13 - >Received: (qmail 28302 invoked by uid 0); 1 Jan 1999 14:57:23 - >Message-ID: <[EMAIL PROTECTED]> >Received: from 209.75.196.2 by www.hotmail.com with HTTP; > Fri, 01 Jan 1999 06:57:21 PST >X-Originating-IP: [209.75.196.2] >From: "Ahmad Ahmad" <[EMAIL PROTECTED]> >To: [EMAIL PROTECTED] >Cc: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], > [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], > [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], > [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], > [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], > [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], > [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], > [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], > [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], > [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], > [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] >Subject: Re: [bincang] Mahasiswa Anarkis Bungkam Kebebasan Pers >Date: Fri, 01 Jan 1999 06:57:21 PST >Mime-Version: 1.0 >Content-Type: text/plain > >Mahasiswa Anarkis Bungkam Kebebasan Pers > >Nampaknya kelompok mahasiswa anarkis yang ingin membentuk pemerintahan >baru tanpa Pemilu yang dimotori oleh aktivis mahasiswa Universitas >Katolik Atmajaya dan Universitas Kristen Indonesia ini sama represifnya >dengan pemerintah Soeharto. > >Buktinya mereka berusaha membungkam dan membersihkan TVRI, agar TVRI >cuma memberitakan berita sesuai dengan selera mereka. Hal ini jelas >menunjukkan bahwa kelompok mahasiswa anarkis minoritas ini perilakunya >tidak berbeda dengan Soeharto. > >Mengapa mereka tidak bisa bersikap sebagai demokrat seperti Menpen Yunus >Yosfiah, yang mentolerir perbedaan pendapat di media massa? Bukannya >memuji, tapi bukankah Yunus ini tak pernah berusaha membungkan Kompas, >Indosiar, SCTV, RCTI, dll, yang pemberitaannya SERING memojokkan >pemerintah dan selalu membela kelompok mahasiswa anarkis tsb? Kenapa >kelompok mahasiswa ini berusaha menteror dan menyeragamkan pemberitaan? >Benar2 Demokrat gadungan! > >Berikut berita rencana pembungkaman dan pembersihan dari oknum mahasiswa >anarkis tsb: > >[INDONESIA-L] TVRI Masuk Agenda Perjuangan Mahasiswa >[EMAIL PROTECTED] >Sun, 27 Dec 1998 11:39:11 -0700 (MST) > >Messages sorted by: [ date ][ thread ][ subject ][ author ] >Next message: [EMAIL PROTECTED]: "[INDONESIA-L] >Skandal di Pengadilan Tinggi Jakarta" >Previous message: [EMAIL PROTECTED]: >"[INDONESIA-L] Nasin Seorang Tentara" > > > >From: "gempur ordebaru" <[EMAIL PROTECTED]> >To: [EMAIL PROTECTED] >Subject: TVRI Masuk Agenda Perjuangan Mahasiswa >Date: Sun, 27 Dec 1998 06:28:50 PST > >TVRI Belum Tersentuh Reformasi Mahasiswa Memasukkan TVRI Dalam Agenda >Demo > >TVRI selaam era Suharto memang tak lebih hanyalah alat propaganda, yang >tak memiliki kredibilitas sama sekali. Setelah Suharto lengser, dan >Yunus Yosfiah menjadi Menteri Penerangan, memang TVRI mulai sedikit >berobah; sebagai contoh, mulai berani memberitakan aksi demo >mahasiswa, atau menampilkan tokoh-tokoh kritis. > >Namun itu tak lama. Kini, semakin hari TVRI semakin jelas menempatkan >diri pada ujud aslinya: alat propaganda serta sumber disinformasi yang >tendensius. Contohnya, sewaktu KBUI bermaksud mendakan sholat tarawih >serta tahlilan memperingati 40 hari Persitiwa Semanggi, TVRI nampak >sekali berusaha membuat rekayasa pemberitaan yang mendiskreditkan para >mahasiswa. > >Tadi malam, dalam selingan Persepsi, TVRI berusaha menempatkan acar >mahasiswa tersebut dalam kerangka "Penyalahgunaan agama untuk >kepentingan politik". Konyol sekali. Di lain pihak, praktek-praktek >penyalahgunaan agama oleh kelompok-kelompok semacam KISDI, ataupun >Forqon, dan Pam Swakarsa, yang jelas- jelas mencemarkan citra Islam >melalui ulah politik picisan yang membawa-bawa simbol agama, sama >sekali tidak disinggung TVRI. > >Mengherankan, TVRI dalam era Reformasi masih berani melakukan rekayasa >dan disinformasi semacam i
Re: FYI: Y2K problems on computers
A midnight on Friday, December 31, 1999, the world will celebrate to wellcome a new millenium. It's too bad that we going to have an unparalleled computer crisis with thousands of malfunctioning computers. The year 2000 problem is also called the Y2K. A decade ago, computer programmers decided to use only the last two digits of a year in referring to a date to save on the high cost of computer memory. Although there is no problem during the 20th century, it will, however, bring a lot of problems when we enter into the 21st century. Many companies spend billions of dollars to make sure that their computer systems will keep working on January 1, 2000. Recently Microsoft reported that most of its programs were Y2K compliant. There are two applications that are not compliant, the Microsoft's Word for DOS version 5.0 word processor and Accces 2.0 database manager. Replacement software is needed to run these applications.. Windows 95 will have such a problem with the ' find file' utility that will cause errors when sorting results by date. It will require a 'software patch' to fix this problem. Wassalam,
Re: Dubes AS Minta Maaf (SuaraMerdeka)
In a message dated 11/4/99 10:30:28 PM Eastern Standard Time, [EMAIL PROTECTED] writes: > Ya sudah, saya ngalah aja deh;-)) Irwan: Hahahaha...kena deh gue:) jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: Dubes AS Minta Maaf (SuaraMerdeka)
Ya sudah, saya ngalah aja deh;-)) --- Irwan Ariston Napitupulu <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Mudah2an anda masih ingat kata2 > "Yang waras sing ngalah":) > jabat erat, > Irwan Ariston Napitupulu = __ Do You Yahoo!? Bid and sell for free at http://auctions.yahoo.com
Pertanyaan mengenai Seminar
Salam PERMIAS, Saya ingin tahu kalau dari antara teman2 pengurus PERMIAS dari luar jangkauan KonJen atau KBRI pernah mengadakan tatap muka dengan duta besar atau pihak pemerintah Indonesia di AS ini ? Kami PERMIAS se Oregon sedang memikirkan bagaimana caranya mengundang wakil pemerintahan di AS ini ke daerah kami dalam rangka beramah tamah dan berdiskusi bebas mengenai keadaan di INdonesia sekarang ini. Dalam hal ini kami lebih memilih wakil pemerintah dari west coast area sebab jangkauan yang lebih dekat ke negara bagian Oregon. Teman2 dari California mungkin bisa membantu kami ? Tolong direply secepatnnya bila ada informasi yang mungkin berguna bagi kami semua disini. Semua saran dari tiap pelanggan server inipun akan sangat kami hargai. :) Merdeka, Donald PERMIAS Portland, OR
Re: [Fwd: Kongres SPUR: 15 Januari 1998]
Sedikit koreksi Bukankah 15 Januari 1998 itu sudah hampir setahun yang lalu :)
Re: PEMUDA FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) MEMBAKAR GEREJA DI DEPOK
Saya sebagai simpatisan PDI-P agak terkejut membaca posting ini. Menurut saya 'pesta' telah berakhir, dan kini saatnya kita memberikan kesempatan untuk semua pihak untuk bekerja keras, khususnya dalam menanggulangi masalah perekonomian yang sedang terpuruk ini. Keterpaduan antar KKG dari PDI-P dan BS dari PAN akan merupakan tonggak yang kuat apabila mereka bersatu. Masalah Agama yang menjadi issue sensitif di-Negara ini, lebih baik tidak dikobarkan lagi dalam era yang baru ini. FPI belum tentu mewakili kepentingan mayoritas umat Islam. Alangkah indahnya kita bila dalam masa-masa kini, kita tetap bersatu dengan tidak melihat kepentingan golongan, melainkan melihat kepada kepentingan yang lebih besar lagi. Semoga Tuhan memberkati Kabinet (ber-Garansi?) ini dan mereka akan bersatu dalam menanggulangi masalah yang krusial di-Negara kita dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Salam, bRidWaN At 09:11 PM 11/3/99 EST, Mardhika Wisesa wrote: >Sebuah gereja terbakar, mungkin ini yang pertama dalam sejarah pemerintahan >(muslim) kabinet Presiden KH. Abdulrahman Wahid. > >Inikah yang janji (atau ingkar janji) yang selalu dibilang oleh para muslim di >pemerintahan, bahwa jikalau mereka memenangkan pemilu atau menjadi mayoritas >di MPR atau di pemerintahah, kaum minoritas akan dilindungi. Terbukti, janji >para Muslim adalah BOHONG BELAKA!! > >Mulai dari penghianatan fraksi hijau dalam hasil pemilu yang berhasil >meloloskan Amien Rais sebagai ketua MPR dan Gus Dur sebagai presiden, walaupun >sebenarnya pemilu adalah kemenangan (walau tidak mutlak) fraksi nasionalis >PDIP. > >Bukan itu saja, melalu usaha-usaha provokasi dan agitasi yang dilakukan oleh >partai-partai hijau untuk menjatuhkan PDIP, dengan dalih bahwa megawati bukan >muslim sejati, pimpinan wanita, banyak legislatif PDIP yang kristen, dll. > >Inikah hasilnya? setelah SU MPR/DPR dihijaukan oleh para reformator Muslim, >sekarang mereka akan menghijaukan seluruh Indonesia??? > >Mardhika Wisesa > >PEMUDA FRONT PEMBELA ISLAM BAKAR GEREJA DI DEPOK > >JAKARTA, (SiaR, 3/11/99). Ratusan pemuda yang tergabung dalam >Front Pembela Islam (FPI) bersenjata golok, pedang, dan bom molotov >membakar rata bangunan Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) Jemaat >Shalom, di Jalan Kembang Liu Depok, Selasa (2/11) sekitar pukul 03.00 >dinihari. > >Keterlibatan FPI terungkap karena para penyerang berteriak dengan >teriakan lantang menyebutkan nama organisasi mereka. Hal ini dibenarkan >oleh sumber di Polda Metro Jaya, Rabu (3/11) ini. Sumber itu menyatakan >akan menggunakan klaim para penyerbu itu untuk memulai penyelidikan kasus >tersebut. > >Pihak kepolisian hingga kini belum memperoleh motif di balik >penyerbuan tersebut. Tapi salah seorang warga gereja yang kebetulan >bertempat tinggal di dekat gereja itu menyebutkan kemungkinan pembakaran >itu menyangkut izin pendirian rumah ibadah gereja yang telah berdiri sejak >tahun 1994 itu. > >Para penyerang itu, menurut kesaksian sejumlah warga, merupakan >orang-orang yang tak dikenal warga penduduk sekitar lokasi gereja. Ketika >penyerbuan terjadi, beberapa warga setempat yang juga muslim mencoba >mencegah tindakan para penyerang yang ditaksir jumlahnya mencapai tiga >ratusan orang itu. Bahkan salah seorang warga yang ingin mencegah >pembakaran gereja itu sempat dikalungi clurit lehernya oleh para >penyerang, sehingga ia tak berdaya sama sekali. > >Ketua Umum FPI Al Habib Muhammad Rizieq, serta Sekjennya M Annam >tak berhasil ditemui di markas mereka di kawasan Ciputat. Saluran telepon >genggam-nya juga dimatikan sehingga SiaR kesulitan untuk memperoleh >konfirmasi dari mereka. > >Menurut sejumlah saksi mata saat penyerbuan itu, seorang warga >mengenali salah satu pemimpin penyerbuan itu adalah Habib Razief Siddiq >yang di dalam struktur organisasi FPI menjabat sebagai Panglima Perang. > >FPI dikenal masyarakat sebagai salah satu ormas Islam yang juga >terlibat di dalam berbagai pengerahan massa untuk "mengamankan" jalannya >Sidang Umum MPR lalu. Sumber di kalangan ormas Islam menyebutkan >keberadaan FPI tak terlepas dari keterlibatan Pangdam Jaya Mayjen Djadja >Suparman. Tujuannya, kata sumber itu, untuk membuat berbagai provokasi >yang mengarah kepada terjadinya konflik horisontal antar warga >masyarakat.*** > >-- SiaR WEBSITE: >http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html > > >Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1 > >
Re: PEMUDA FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) MEMBAKAR GEREJA DI DEPOK
Setau Saya Mardhika Wisesa emang demen banget kok melempar masalah tentang agama. Saya cuma heran aja bahwa selama lebih dari dua tahun ini energi manusia Indonesia itu tidak ada habis habisnya dipakai untuk perang agama. Ataupun kalau ngga terlibat perang / perkelahian / pertempuran fisik, pasti otak manusia Indonesia itu selalu diputar agar kebencian dan kemarahan itu tetap ada dihati masing masing. Saya sendiri yang tinggal jauh dari tanah air sudah cape mendengar mesjid di bom, mesjid dibakar, gereja dibakar, orang Islam mati, orang Kristen mati, terbunuh, terpenggal, terbakar, mati mati dan mati Kok...ada begitu beberapa orang yang ngga cape cape nya berjuang agar kebencian dan pengrusakan itu tetap langgeng di Indonesia. Saya tuh cape melihat, cape mendengar... Kok..masih ada yang mau melempar topik seperti ini. Kalau ada Mesjid dibakar, gereja dibakar...ya tanggung jawab kita untuk memadamkannya, bukan untuk lebih memperbesar api tersebut. Cape...saya Lantas tujuan emailnya apa? mau nya apa? Perang? Saya Islam nihsaya mau diperangi? blak blakan aja lah...cape soalnya. Arya
Re: Abad ke 21: pukul 00.00 tahun 2000 atau pukul 00.00 tahun 2001?
At 05:25 PM 01/02/1999 +0700, bRidWaN wrote: >Terima kasih mas Indra.., sudah lega akhirnya. >nAH..., Kalau begini mungkin agak seru jadinya. >Rasanya Pemerintah kita mengumandangkan atau mencanangkan >Abad 21 itu akan dimulai tgl 1 Januari 2000. >Kelihatannya akan lebih baik kalau 'seragam' deh, tul ngga ? Nggak tul! :-) Lha wong salah kaprah kok minta didukung. Piye tho? :-)
Hadiah Lebaran : Aspek Statistika & Pengentasan Kemiskinan
Hadiah sesungguhnya bernuansakan solidaritas dan kepedulian. Ia merupakan sarana kodrati bagi kebutuhan manusia. Pada diri si pemberi terkandung ungkapan hakiki : pengertian terhadap konsekwensi adanya kekurangan pada sesama. Biasanya diperkuat oleh keinginan untuk mengantisipasinya. Bila memungkinkan dengan jalan memidahkan hak pribadi kepada yang bersangkutan. Ia telah mengkristal pada seluruh ummat manusia. Selanjutnya menjadi bagian esensial pada sosial, budaya, dan ekonominya masing-masing serta membentuk interaksi kompetitif antara ketiganya. Siapa pun selama masih terikat komunitas akan sulit untuk tidak berpartisipasi sama sekali. Apalagi pada hakikatnya nurani memberi sesuatu itu terdapat pada semua manusia. Hanya waktu pelaksanaan dan tingkat kepeduliannya berlainan. Demikianlah inti latar belakang kehadiran hadiah. Kemudian terapresiasikan secara berkembang dan berkesinambungan. Sehingga kini menjadi salah satu tiang peradaban manusia. PERHITUNGAN KELAYAKAN Hanya sayangnya tidak diikuti dengan apresiasi pola berpikir ekonomis. Akibatnya banyak HL tanpa perhitungan. Sehingga manfaatnya bersifat spekulatif : sulit ditebak sejak penyerahannya. Karenanya banyak kejadian ironi. HL tidak termanfaatkan karena kelebihan. Padahal pemberi tentu berharap agar pemberiannya bisa dipakai. Kita ambil contoh Pak Adnan (nama samaran). Ulama besar ini setiap menjelang lebaran memperoleh sarung dengan jumlah kodian. Ia merasa dilema juga. Bila ditolak takut tersinggung. Tetapi bila diterima ... yang lama pun masih bagus. Tentu saja karena faktor tata krama orang timur tidak mungkin berkata : "Jangan ini dong. Tetapi yang lain !" atau "Wah sudah banyak sarung di lemari" Akhirnya daripada sarung tersimpan di lemari dibagikannyalah kepada para kerabat sampai habis. Lain halnya bila diniatkan sebagai mediator. Artinya secara tidak langsung ia diminta untuk membagikannya. Seharusnya bila akan memberi juga dengan produk lain saja di mana diperkirakan tidak dimiliki tetapi dibutuhkan. Soalnya bagaimana pun mahalnya sarung tetapi manfaatnya rendah bila sudah kelebihan. Di sinilah pentingnya perhitungan. Yaitu mencari data berupa kebutuhan penerima dan kemampuan pemberi. Interaksi keduanya menghasilkan keputusan bernilai selektif dan rasional. Yakinlah peluang untuk bisa terpakai pun akan bertambah besar. Logikanya : memberi HL berupa kemeja kepada penjual cendol keliling tentu akan lebih kena ketimbang pengecer kemeja trotoar. Pemberian HL berlatar berdasarkan perhitungan sesungguhnya menunjukkan adanya kasih sayang dan tanggung jawab dari pemberi. Ia berobsesi adanya perubahan positif pada penerima dalam jangka waktu tertentu akibat penggunaannya. Sedangkan besarnya manfaat HL dari aspek psikologis menggambarkan luasnya wawasan si pemberi dalam hal pengambilan keputusan. Memang mulanya dirasakan kurang efisien. Terlebih untuk produk berharga murah. Tetapi justru tanpa itulah banyak HL tidak efektif. Tetapi bila sudah dicoba serta bertepat guna mungkin akan merangsang kita untuk melakukannya lagi. Soalnya kebanyakan pemberi tidak melakukannya karena belum dicoba. Apalagi bila tidak merasa terdemami apresiasi/terdorong berbuat gituan. Media massa selaku apresiatornya pun sampai kini tampak belum bicara banyak. Minimal dalam bentuk iklan layanan masyarakat. Apa memang pernah TV kita menayangkan slogannya. Dengan perhitungan berarti penerima akan menikmati. Siapa tahu mengubah nasib ke arah lebih baik. Ini terlepas harga barangnya. Yang murah maupun yang mahal bisa saja manfaatnya menjadi berbanding terbalik. Coba kita pikir apakah memberi hadiah kepada ulama serta berkecukupan lebih efektif dengan buku agama atau sarung sholat ? Secara statistika jelas yang pertama. Karena sama saja dengan menyampaikan pengetahuan baru. Sedangkan sarung sholat jelas tidak. Berdasarkan pengalaman pun rasanya susah mencari ulama seperti itu sampai tidak mempunyai sarung sholat satu pun. Produk eksklusif bernilai tambah terhadap syiar Islam rasanya lebih pantas diberikan kepada mereka. Bagaimana pun kayanya ulama tetap tidak akan memiliki semua sarana bagi kegiatannya itu. Kini berpulang pada kita : apakah jeli melihat kekosongannya kemudian diantisipasi dengan pemberian HL terkait ? Langkah Irfan bisa dijadikan contoh. Tiga hari menjelang lebaran ia memberi HL kepada Paman Sidik berupa buku seputar penulisan teks khutbah Idul Fitri. Ini dengan asumsi bahwa pamannya berstatus kiai itu tidak mempunyai buku tersebut. Ya memang benar ! Pucuk Cinta ulam tiba. Buku itulah justru yang sedang dicari. Akhirnya dengan penuh semangat Paman Sidik bisa membuat teks khutbah dengan mutu/bahasa semakin baik. HIKMAHNYA Cukup banyak hikmah kesadaran intelektual semacam itu. Di antaranya meningkatkan kesejahteraan. Sebab dengan perhitungan sama sa
Re: Apakah Negara Islam "compatible" dengan azas Demokrasi?
Where did you find all of this wonderful excerpts, Lutfi? INDI Lutfi M. wrote: HRH, The Prince of Wales, Islam And The West said: "Islamic countries like Turkey, Egypt, and Syria gave women the vote as early as Europe did its women --and much earlier than in Switzerland! In those countries women have long enjoyed equal pay, and the opportunity to play a full working role in their societies. The rights of Muslim women to property and inheritance, to some protection if divorced, and to the conducting of business, were rights prescribed by the Quran twelve hundred years ago, even if they were not everywhere translated into practice. In Britain at least, some of these rights were novel even to my grandmother's generation! " Indian Ambassador M. N. Masud, Understanding Islam said: "If true democracy is not confined to the form or model of government but is the way of life of a people wherein man is treated with respect and given dignity, irrespective of what he is or what he is not, then Islamic society, from the very birth of Islam, has been nearest to the ideal, much nearer to it than has been, perhaps, any other society in the recorded history of man." -- Indi Visit my world: http://pagina.de/indradi
Re: Apakah Negara Islam "compatible" dengan azas Demokrasi?
Thanks for the excerpts, Lutfi! (all of you are encouraged to read it again) This is what I have been waiting to read since the beginning of our discussion about Islam and Democracy. Thus, I am looking forward to seeing "Freedom of Faith" put to use in Nusantara. But, who can guarantee that "Freedom of Faith" is set forth? Do we need a non-religious authority to ensure its existence? Let's develop a more in-dept study of this so that we may present this to Indonesian public. Remember: we must convey this great idea with honesty and openness. Peace. INDI __ Excerpts from Notes by Robin Wright on Lectures and Interviews Given by Abdul Karim Soroush, April-May 1995 Freedom of Faith: In a democracy what you really want is freedom of faith. The other thing is this: justice is important. That is not the consequence of the rules of shari'a. The third thing is this: there is no authority on matters of religious. So you have to build a society in such a way as to accommodate these principles. Text and Context: How do we reconcile the immutable principles of religion with the changing conditions of the world? The solution will be like this: we have to find something that is at the same time both changeable and immutable. And what is that? It is the revealed text itself. It is immutable and changeable at the same time. It has been revealed to the heart of the Prophet, and so it should be kept intact and nobody is permitted to temper with it. At the same time, there is the interpretation of the text. That is changeable. No interpretation is without presuppositions. These presuppositions are changeable since the whole knowledge of mankind is in flux. It is age-bound, if you like. Now, the knowledge of the age is always in flux. At the end of history - and I am not sure we are at the end of history, as some American philosophers suggest- we can know which knowledge is immutable and which not. But not now. This is how I express the situation: the text is silent. We have to hear its voice. In order to hear, we need presuppositions. In order to have presuppositions, we need the knowledge of the age. In order to have the knowledge of the age, we have to surrender to change. So we have here the miraculous entity that is changing but at the same time is immutable. Religion and Reason: he ancient world was based on a single source of information: religion. The modern world has more than one source: reason, experience, science, logic. Modernism was a successful attempt to free mankind from the dictatorship of religion. Postmodernism is a revolt against modernism- and against the dictatorship of reason. In the age of postmodernism, reason is humbler and religion has become more acceptable. To me the reconciliation between the two has become potentially more visible.
KASAD Tetap KASAD, Analisisnya?
;-) Dari rotasi di TNI, ada satu hal yg agak unik. Fachrul Razi (bintang tiga, letjen), tampil jadi Wakil Panglima TNI (urutan kedua di hirarki), 'melangkahi' Subagyo HS yg KASAD dan bintang empat. Ini sebetulnya ada apa? Apakah karena Subagyo HS menjelang pensiun? Atau ada situasi lain? (Karena misalnya FR orang Aceh, misalnya). Sekedar pertanyaan terbuka. Yw.
Gesturenya Gus Presiden ;-)
Disclaimer: maaf kalo dianggep out of topic. ;-) 1. Hari ini saya lihat di Bisnis Indonesia halaman depan, Gus Dur dalam posisi menunjuk-nunjuk mukanya Hubert Neiss. 2. Bandingkan dg beberapa waktu yll. Suharto 'nyembah' (membungkuk) ke perjanjian yg disodorkan IMF (disaksikan Neiss juga kalo nggak salah). 3. Bahasa tubuh rupanya bisa bicara... ;-)
Re: PEMUDA FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) MEMBAKAR GEREJA DI DEPOK
Mardhika dan rekan-rekan PERMIAS Yth, Saya rasa ini perbuatan oknum, bukan Islam in general. Biar bagaimanapun, pembakaran rumah ibadah saya rasa adalah bukan hal yang dianjurkan oleh agama manapun. Saya sebagai orang Kristen, tidak hanya sedih melihat gereja-nya dibakar, tapi juga sedih melihat mengapa provokasi politik kita masih saja mencoba menggunakan issue perang agama untuk memecahbelahkan rakyat Indonesia. Pemerintahan Gus Dur, setahu saya mendukung adanya pluralisme masyarakat dalam beragama. Kasus Yayasan Doulos di Ciganjur beberapa hari yang lalu membuktikan kalau Gus Dur dan saudara-saudara Muslim kita di pemerintahan juga memperhatikan hal ini. Saya harap kita tidak terpancing untuk kemudian menjadi pecah belah karena hal ini, yang dimana sebenarnya adalah tujuan dari para provokator tersebut. Mari kita usut sesuai dengan hukum siapa yang bertanggung jawab atas kejadian tersebut. Salam persatuan, -- [EMAIL PROTECTED] http://www.nawala.com On Wed, 3 Nov 1999, Mardhika Wisesa wrote: > Sebuah gereja terbakar, mungkin ini yang pertama dalam sejarah > pemerintahan (muslim) kabinet Presiden KH. Abdulrahman Wahid. > > Inikah yang janji (atau ingkar janji) yang selalu dibilang oleh para > muslim di pemerintahan, bahwa jikalau mereka memenangkan pemilu atau > menjadi mayoritas di MPR atau di pemerintahah, kaum minoritas akan > dilindungi. Terbukti, janji para Muslim adalah BOHONG BELAKA!! > > Mulai dari penghianatan fraksi hijau dalam hasil pemilu yang berhasil > meloloskan Amien Rais sebagai ketua MPR dan Gus Dur sebagai presiden, > walaupun sebenarnya pemilu adalah kemenangan (walau tidak mutlak) > fraksi nasionalis PDIP. > > Bukan itu saja, melalu usaha-usaha provokasi dan agitasi yang > dilakukan oleh partai-partai hijau untuk menjatuhkan PDIP, dengan > dalih bahwa megawati bukan muslim sejati, pimpinan wanita, banyak > legislatif PDIP yang kristen, dll. > > Inikah hasilnya? setelah SU MPR/DPR dihijaukan oleh para reformator > Muslim, sekarang mereka akan menghijaukan seluruh Indonesia??? > > Mardhika Wisesa > > PEMUDA FRONT PEMBELA ISLAM BAKAR GEREJA DI DEPOK > > JAKARTA, (SiaR, 3/11/99). Ratusan pemuda yang tergabung dalam > Front Pembela Islam (FPI) bersenjata golok, pedang, dan bom molotov > membakar rata bangunan Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) Jemaat > Shalom, di Jalan Kembang Liu Depok, Selasa (2/11) sekitar pukul 03.00 > dinihari. > > Keterlibatan FPI terungkap karena para penyerang berteriak dengan > teriakan lantang menyebutkan nama organisasi mereka. Hal ini dibenarkan > oleh sumber di Polda Metro Jaya, Rabu (3/11) ini. Sumber itu menyatakan > akan menggunakan klaim para penyerbu itu untuk memulai penyelidikan kasus > tersebut. > > Pihak kepolisian hingga kini belum memperoleh motif di balik > penyerbuan tersebut. Tapi salah seorang warga gereja yang kebetulan > bertempat tinggal di dekat gereja itu menyebutkan kemungkinan pembakaran > itu menyangkut izin pendirian rumah ibadah gereja yang telah berdiri sejak > tahun 1994 itu. > > Para penyerang itu, menurut kesaksian sejumlah warga, merupakan > orang-orang yang tak dikenal warga penduduk sekitar lokasi gereja. Ketika > penyerbuan terjadi, beberapa warga setempat yang juga muslim mencoba > mencegah tindakan para penyerang yang ditaksir jumlahnya mencapai tiga > ratusan orang itu. Bahkan salah seorang warga yang ingin mencegah > pembakaran gereja itu sempat dikalungi clurit lehernya oleh para > penyerang, sehingga ia tak berdaya sama sekali. > > Ketua Umum FPI Al Habib Muhammad Rizieq, serta Sekjennya M Annam > tak berhasil ditemui di markas mereka di kawasan Ciputat. Saluran telepon > genggam-nya juga dimatikan sehingga SiaR kesulitan untuk memperoleh > konfirmasi dari mereka. > > Menurut sejumlah saksi mata saat penyerbuan itu, seorang warga > mengenali salah satu pemimpin penyerbuan itu adalah Habib Razief Siddiq > yang di dalam struktur organisasi FPI menjabat sebagai Panglima Perang. > > FPI dikenal masyarakat sebagai salah satu ormas Islam yang juga > terlibat di dalam berbagai pengerahan massa untuk "mengamankan" jalannya > Sidang Umum MPR lalu. Sumber di kalangan ormas Islam menyebutkan > keberadaan FPI tak terlepas dari keterlibatan Pangdam Jaya Mayjen Djadja > Suparman. Tujuannya, kata sumber itu, untuk membuat berbagai provokasi > yang mengarah kepada terjadinya konflik horisontal antar warga > masyarakat.*** > > -- SiaR WEBSITE: > http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html > > > Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1 > > >
Re: Identitas diri
Salam PERMIAS, On Wed, 3 Nov 1999, Priyo Pujiwasono wrote: > Memang sebenarnya identitas nggak terlalu penting, yang lebih penting > topik yang kita diskusikan. Setuju. > gimana gitu kalau pakai identitas palsu terus memojokkan atau > malah 'menjatuhkan' temen sendiri lewat milis Permias@. Setuju juga. Saya rasa kalau diskusinya sudah mulai personal, kita nggak perlu ladenin. Kita tahu dan dengan jelas bisa melihat mana yang perlu difollow-up dan mana yang tidak. Mengenai identitas tidak jelas, saya terus terang juga nggak bisa antipati sama para pengguna hotmail atau email siluman lainnya, karena at the same time, banyak dari rekan-rekan kita yang memang masih belum mempunyai koneksi internet seperti disini (terutama yang di Indonesia atau tempat gatek lainnya). Tapi kalau masalah kredibilitas, memang hotmail dan email-email siluman itu memang less credible dibanding email sekolahan/kantor, contohnya. Penggunaan email siluman, apalagi dengan tujuan untuk mendiskreditkan sesuatu, saya lihat adalah tindakan yang tidak terpuji, ibarat, ada yang bilang kemarin, seperti "lempar batu sembunyi tangan". Oke, selamat berdiskusi lagi dan kapan makan-makannya ? (Lho, makan-makan apa ini ??) :-) Salam, [EMAIL PROTECTED]
Re: [Re: Marie Mencoba Membersihkan Diri, Alwi Shihab Disebut Ca...
In a message dated 11/4/99 5:09:16 PM Eastern Standard Time, [EMAIL PROTECTED] writes: > Namanya juga "sumber", tujuannya khan untuk nutupin identitas asli "sumber" > tsb. Engga' akanlah dia mau ngasih tau siapa orang-nya... > nanya kok macem2 weleh...weleh... > > ichal Irwan: Hehehee...gue cuma mau nunjukin bahwa tulisan yg menggunakan sumber yg tidak jelas asalnya atau pun ditutup2i itu adalah sebuah rumors. Berbeda dengan berita atau konfirmasi dimana pemberi informasi itu jelas identitasnya seperti yg dilakukan oleh Mar'ie Muhammad. Kalau kita membiasakan diri untuk memakai sumber2 berita yg tidak memberikan identitas sumber informasinya, maka seharusnya tidak ada alasan kita untuk menolak berita2 yg sering dikeluarkan oleh SIAR, umpamanya, yg juga sering kita perhatikan banyak menggunakan sumber2 yg tidak dibuka identitasnya seperti "menurut keterangan sumber yang dekat dengan kalangan istana", dan sejenisnya yg dulu sering kita baca. Kita yg katanya kalangan intelektual, sudah seharusnya mulai membiasakan diri untuk lebih hati2 dalam melihat suatu peristiwa. Jangan memastikan sesuatu yg belum pasti. Gunakan kata2 yg tepat agar tidak terjadi salah interpretasi. Mari berdiskusi secara sehat. Buktikan ini milis permias. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: Negara Islam bukanlah demokrasi
Salam! Sebuah diskusi akan menjadi lebih menarik bila disampaikan dengan bahasa yang jernih, etis, pikiran tenang, dan reflektif. Apa pun isi dan bentuk sebuah ide-- dengan mencoba memenuhi etika tadi-- akan dipandang terhormat di altar wacana demokrasi kita. Salah satu di antara upaya itu, coba digulirkan oleh bung Bhima di bawah ini. Salam damai bagi semua rekan. Melakukan diskusi bermutu di bulan ramadan sekarang Insya Allah akan meningkatkan kualitas ibadah kita. (Jadi bukan sekadar nunggu iftar lho). Amiin. Salam! ramadhan pohan Subj:Re: Fwd: Apakah Negara Islam "compatible" dengan azas Demokrasi? Date: 1/2/99 5:11:18 PM !!!First Boot!!! From: [EMAIL PROTECTED] (Bhimantara Widyajala) To: [EMAIL PROTECTED] CC: [EMAIL PROTECTED] Secara akademis konsep Negara Islam tidak sepenuhnya menghalangi proses demokratisasi. Dalam negara Islam Al-Quran berada dalam posisi tertinggi dalam tata hukum suatu negara. Namun kita semua tahu bahwa sebagai suatu pedoman hidup umat manusia, Al-Quran tidak memberikan suatu aturan secara rinci sampai hal yang sekecil-kecilnya yang dibutuhkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. oleh sebab itu di sini dibutuhkan suatu penjabaran isi kandungan Al-Quran ke peraturan-peraturan hukum yang lebih rendah. Tanpa bermaksud merendahkan posisi Al-Quran, barangkali lebih mudah dipahami bila kita melihat proses penjabaran UUD 1945 ke peraturan perundang-undangan yang lebih rendah sepert TAP MPR, UU, dst. Di tingkat yang lebih rendah ini keterlibatan rakyat dalam pembentukan hukum yang dijiwai oleh semangat Islami, sangat dimungkinkan. Itu sebabnya di Negara Islam seperti PAkistan misalnya, lembaga-lembaga Negara yang menjadi simbol-simbol demokrasi tetap ada seperti Parlemen, Pemilu, proses Voting, dsb. Wassalam, Bhimantara Widyajala
Re: Dubes AS Minta Maaf (SuaraMerdeka)
In a message dated 11/4/99 5:07:47 PM Eastern Standard Time, [EMAIL PROTECTED] writes: > Bung Irwan, ini yang anda minta...silakan disimak. > http://www.suaramerdeka.com/harian/9911/05/nas3.htm > Petikannya: Irwan: Hehehe...tampaknya anda kalah cepat dengan saya. Coba deh baca posting saya dengan judul "Bagaimanakah kejadian sebenarnya?" yg saya kirim sebelum posting anda ini. Di awal posting tersebut saya memberikan 4 links untuk diperbandingkan. Silahkan disimaki posting saya tersebut. > == > Priyo: Dari siapa yang ambil inisiatif duluan...kita > bisa tahu kan? > = Mudah2an anda masih ingat kata2 "Yang waras sing ngalah":) Bagi saya pribadi, peristiwa Brawijaya itu banyak tanda tanyanya, banyak awan kelabunya yg masih perlu ditelusuri lebih jauh lagi bila kita ingin mendapatkan kebenaran. Yang jelas, sebuah pernyataan dari orang yg identitasnya jelas akan lebih bisa dipertanggung jawabkan ketimbang informasi dari orang yg tidak jelas seperti "sumber itu" dan sejenis yg bagi saya termasuk kategori rumors. Semoga anda paham poin yg ingin saya angkat. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Dubes AS Minta Maaf (SuaraMerdeka)
Bung Irwan, ini yang anda minta...silakan disimak. http://www.suaramerdeka.com/harian/9911/05/nas3.htm Petikannya: JAKARTA - Dubes AS di Indonesia, Robert Gilbert, akhirnya meminta maaf kepada Ketua MPR Amien Rais berkaitan dengan terjadinya miskomunikasi yang mengesankan seolah-olah wakil Pemerintah AS di Indonesia itu mendikte Pemerintah RI. "Itu karena kesalahan komunikasi,'' kata Gilbert setelah diterima Amien di Gedung MPR, Kamis kemarin. Dengan klarifikasi yang inisiatifnya datang dari Gilbert itu, isu soal campur tangan Dubes AS di Indonesia dianggap selesai. Dalam pertemuannya dengan Amien, Dubes Gilbert dengan terus terang meminta maaf atas ucapannya yang kemudian dianggap sebagai campur tangan dari negara adikuasa, khususnya dalam kaitan dengan pertemuannya dengan Menkeu Bambang Sudibyo. == Priyo: Dari siapa yang ambil inisiatif duluan...kita bisa tahu kan? = Saat itulah kabarnya Dubes AS minta Bambang Sudibyo tidak mengganti Glenn. Kalau sampai posisi Glenn di BPPN digeser, AS akan memengaruhi pasar sehingga rupiah makin terpuruk terhadap dolar AS. Bambang sendiri ketika itu mengaku tidak memiliki kewenangan menggati siapa pun karena dirinya belum dilantik menjadi Menkeu. "Tetapi kalau Dubes AS melakukan intervensi setelah dilantik, jelas saya tersinggung. Sekarang Bambang Sudibyo adalah Menkeu. Kalau Dubes AS sekarang minta supaya saya tidak mengganti Glenn, saya marah,'' tegas Menkeu, akhir pekan lalu. = __ Do You Yahoo!? Bid and sell for free at http://auctions.yahoo.com
Re: Apakah Negara Islam "compatible" dengan azas Demokrasi?
Title: RE: Apakah Negara Islam "compatible" dengan azas Demokrasi? . HRH, The Prince of Wales, Islam And The West said: "Islamic countries like Turkey, Egypt, and Syria gave women the vote as early as Europe did its women --and much earlier than in Switzerland! In those countries women have long enjoyed equal pay, and the opportunity to play a full working role in their societies. The rights of Muslim women to property and inheritance, to some protection if divorced, and to the conducting of business, were rights prescribed by the Quran twelve hundred years ago, even if they were not everywhere translated into practice. In Britain at least, some of these rights were novel even to my grandmother's generation! " Indian Ambassador M. N. Masud, Understanding Islam said: "If true democracy is not confined to the form or model of government but is the way of life of a people wherein man is treated with respect and given dignity, irrespective of what he is or what he is not, then Islamic society, from the very birth of Islam, has been nearest to the ideal, much nearer to it than has been, perhaps, any other society in the recorded history of man."
Re: [Re: Marie Mencoba Membersihkan Diri, Alwi Shihab Disebut Calo]
Namanya juga "sumber", tujuannya khan untuk nutupin identitas asli "sumber" tsb. Engga' akanlah dia mau ngasih tau siapa orang-nya... nanya kok macem2 weleh...weleh... ichal Irwan Ariston Napitupulu <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Boleh tanya singkat saja dan silahkan diforwardkan ke berpolitik.com Siapakah nama dari 'sumber itu'? Begitu banyak berpolitik.com menyebut2, menurut sumber itu, menurut sumber itu, tapi tidak berani mengemukakan identitasnya. Kenapa harus takut berbicara kalau memang benar? Belum lagi ditambah, apakah si 'sumber itu" nya tersebut hadir dalam pertemuan tersebut? Kalau tidak, lalu dia bisa tahu dari siapa? Ini aja dulu deh yg perlu diklarifikasikan sebelum melangkah lebih jauh. Mari bicara jelas dengan sumber yg jelas, kecuali kita sudah senang bicara gosip di milis permias. Buktikan ini milis permias. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at http://webmail.netscape.com.
Re: Apakah Negara Islam "compatible" dengan azas Demokrasi?
Title: RE: Apakah Negara Islam "compatible" dengan azas Demokrasi? Begini saja, gimana kalau debatnya ditunda dulu dan baca tulisan ini? -- Journal of Democracy - April 1996 Islam and Liberal Democracy Two Visions of Reformation Robin Wright Robin Wright is global-affairs correspondent for the Los Angeles Times and former Middle East correspondent for the Sunday Times of London. Her books include Sacred Rage: The Wrath of Militant Islam (1985) and In the Name of God: The Khomeini Decade (1990). Of all the challenges facing democracy in the 1990s, one of the greatest lies in the Islamic world. Only a handful of the more than four dozen predominantly Muslim countries have made significant strides toward establishing democratic systems. Among this handful - including Albania, Bangladesh, Jordan, Kyrgyzstan, Mali, Pakistan, and Turkey - not one has yet achieved full, stable, or secure democracy. And the largest single regional bloc holding out against the global trend toward political pluralism comprises the Muslim countries of the Middle East and North Africa. Yet the resistance to political change associated with the Islamic bloc is not necessarily a function of the Muslim faith. Indeed, the evidence indicates quite the reverse. Rulers in some of the most antidemocratic regimes in the Islamic world - such as Brunei, Indonesia, Iraq, Oman, Qatar, Syria, and Turkmenistan - are secular autocrats who refuse to share power with their brethren. Overall, the obstacles to political pluralism in Islamic countries are not unlike the problems earlier faced in other parts of the world: secular ideologies such as Ba'athism in Iraq and Syria, Pancasila in Indonesia, or lingering communism in some former Soviet Central Asian states brook no real opposition. Ironically, many of these ideologies wee adapted from the West; Ba'athism, for instance, was inspired by the European socialism of the 1930s and 1940s. Rigid government controls over everything from communications in Saudi Arabia and Brunei to foreign visitors in Uzbekistan and Indonesia also isolate their people from democratic ideas and debate on popular empowerment. In the largest and poorest Muslim countries, moreover, problems common to developing states, from illiteracy and disease to poverty, make simple survival a priority and render democratic politics a seeming luxury. Finally, like their non-Muslim neighbors in Asia and Africa, most Muslim societies have no local history of democracy on which to draw. As democracy has blossomed inWestern states over the past three centuries, Muslim societies have usually lived under colonial rulers, kings, or tribal and clan leaders. In other words, neither Islam nor its culture is the major obstacle to political modernity, eve if undemocratic rulers sometimes use Islam as their excuse. In Saudi Arabia, for instance, the ruling House of Saud relied on Wahhabism, a puritanical brand of Sunni Islam, first to unite the tribes of the Arabian Peninsula and then to justify dynastic rule. Like other monotheistic religions, Islam offers wide-ranging and sometimes contradictory instruction. In Saudi Arabia, Islam's tenets have been selectively shaped to sustain an authoritarian monarchy. In Iran, the revolution that overthrew the Shah in 1979 put a new spin on Shi'ite traditions. The Iranian Shi'ite community had traditionally avoided direct participation by religious leaders in government as demeaning to spiritual authority. The upheaval led by Ayatollah Ruhollah Khomeini thus represented not only a revolution in Iran, but also a revolution within the Shi'ite branch of Islam. The constitution of the Islamic Republic, the first of its kind, created structures and positions unknown to Islam in the past. Yet Islam, which acknowledges Judaism and Christianity as its forerunners in a single religious tradition of revelation-based monotheism, also preaches equality, justice, and human dignity - ideals that played a role in developments as diverse as the Christian Reformation of the sixteenth century, the American and French revolutions of the eighteenth century, and eve the "liberation theology" of the twentieth century. Islam is not lacking in tenets and practices that are compatible with pluralism. Among these are the traditions of ijtihad (interpretation), ijma (consensus), and shura (consultation). Diversity of Reform Politicized Islam is not a monolith; its spectrum is broad. Only a few groups, such as the Wahhhabi in Saudi Arabia, are in fact fundamentalist. This term, coined in the early twentieth century to describe a movement among Protestant Christians in the United States, denote passive adherence to a literal reading of sacred scripture. By contrast, many of today's Islamic movements are trying to adapt the tenets of the faith to changing times and circumstances. In their own way, some even resemble Catholic "liberation theology" movements in their attempt
Re: dari Krisnadi
?? Gua nggak tahu deh, maksudnya Kris ini apa? Emang elo sengaja mau nyerang/membeberkan (rahasia) pribadi gua terus ke milis Permias@ nih Nggak fair & jantan dong kalau elo pakai samaran melulu, terus nyerang temen sendiri begitu. Gua kan udah bilang, kelompok Madani nggak ada hubungan sama orang yang elo sebut2 itu. Kalaupun gua cerita, itu kan karna cuma gua yang dari Bappenas di kelompok Madani. Pasti aja gua menduga target serangan/fitnah elo (terutama) ke gua. Kalo elo masih niat nyerang pribadi melulu, gua bisa aja minta info ke bung Dharma Datubara, list orang Bappenas yang ikut di Fort Lauderdale. Nggak usah ngaco ngaku2 konsultan Bappenas segala deh! Sekian. Priyo Pujiwasono --- Krisnadi Dayanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Identitas saya: setelah pulang dari AS, selama > setahun > ini saya bekerja di lingkungan Bappenas > (consultant). > Kerja sering nglembur sampai tengah malam dan > ngobrol > dengan orang-orang Bappenas menyebabkan saya banyak > tahu 'isi' lembaga tersebut. Ketika sang jubir > menyebut sebagai mantan pegawai Bappenas sayapun > coba > cek dengan teman-teman. So far mereka bilang 'fine', > walaupun ada yang mesam-mesem. > > Salam saya dari seberang, > > Kris. > > = > > __ > Do You Yahoo!? > Bid and sell for free at http://auctions.yahoo.com > = __ Do You Yahoo!? Bid and sell for free at http://auctions.yahoo.com
Re: [bincang] Biaya Legalisasi Ijazah
Yth Pak Mahendra, Terima kasih atas informasi resmi tentang biaya legalisasi ijazah di AS yang ditetapkan oleh Dubes RI sebesar $10 per lembar. Demikian juga adanya kebijakan dari Atidikbud KBRI untuk tidak memungut biaya terhadap legalisasi ijazah tsb. Mudah-mudahan yang terakhir ini bisa diputuskan secepatnya oleh Dubes RI di AS sehingga dapat diberlakukan juga di Konjen yang ada di AS. (Kalau itu dalam waktu dekat dilaksanakan, uang legalisir ijazah yang telah saya keluarkan sebesar $260 di Konjen LA bisa ditarik lagi nggak? Mengingat hal ini adalah kesalahan dan lemahnya KBRI dalam mensosialisasikan kebijakannya kepada jajarannya) Terhadap keputusan memungut biaya $10 per lembar untuk legalisasi ijazah (SK-nya anda sertakan, tetapi tidak untuk lampirannya yang menyebutkan ini. SK-nya tertanggal 5 Nopember 1999, berarti baru berlaku besok?), saya pribadi menilainya terlalu tinggi, karena biasanya mereka yang ingin melegalisasikan copy ijazahnya sudah kembali ke Indonesia, sehingga sudah barang tentu yang dipakai membayar adalah rupiah. Anda bisa bayangkan, 1 lembar legalisasi ijazah = Rp. 70.000,-. Kalau 2 lembar, 3 lembar, atau 4 lembar..khan ratusan ribu rupiah harus dikeluarkan untuk legalisir copy ijazah saja. Sementara gaji sebagai PNS Depkes golongan 3 tidak lebih dari Rp. 500 ribu sebulan. Kenapa kok tidak gratis saja, $1 saja, atau $2 saja per lembar? Kenapa kok yang dipilih $10? Kenapa kok tidak $15, $20, atau $30 saja per lembar? Sebagai perbandingan, di FKM-UI, tempat saya bekerja, hingga saat ini legalisir 10 lembar copy ijazah adalah Rp. 10.000,- (untuk ijazah program S-2 dan S-3 termasuk ongkos fotocopynya). Di UCLA sendiri, legalisir copy ijazah adalah free. Hanya permohonan original transkrip saja yang dikenakan biaya, itupun hanya $5 per lembar. Ilustrasi lain lagi. Kalau seorang PNS dikenakan biaya legalisasi ijazah yang sedemikian besarnya (bagi ukuran mereka), darimana dia akan menutup pengeluaran tersebut? Mencari peluang untuk mendapatkan uang dengan cepat dan mudahlah jawabannya. Di sini, risiko untuk terjerumusnya seorang PNS ke tindakan korupsi dan manipulasi akan sangat besar. Seberapa kuat sih idealisme seseorang dengan gaji minim di tengah krisis ekonomi seperti saat ini? (Maaf saya hanya menunjukkan sisi negatifnya). Sama juga fenomenanya dengan besarnya biaya yang harus dikeluarkan seseorang untuk bisa masuk sekolah Secaba (Sekolah calon bintara) dan atau Secapa, yang katanya bisa berkisar dari 3 juta sampai 8 juta rupiah. Kebanyakan dari mereka katanya jual harta orang tua, sawah, ternak, dan bahkan hutan sana sini untuk membayar itu. Lalu, ketika selesai sekolah dan menjadi polisi, apa yang ada dibenak polisi baru ini? Tentu saja semangat untuk mengembalikan hutang, harta dan kekayaan keluarganya lebih dahulu. Namun, bagaimana itu semua bisa dikembalikan dengan cepat kalau gajinya untuk hidup sendiri sebulan saja pas-pasan? Lagi-lagi, risiko untuk terjerumus ke arah korupsi, manipulasi, dan teman-temannya menjadi sangat besar dan sulit terhindarkan. Lalu, sebagai bangsa yang sedang berupaya untuk menegakkan kehidupan berbangsa dan pemerintahan yang bersih, apakah cukup hanya dikatakan di mulut sebagai retorika saja? Tentu tidak. Sekaranglah saatnya memperbaiki kesalahan-kesalahan administrasi dan kebijakan dengan melibatkan dan memperhatikan pula kemampuan rakyat kebanyakan yang seringkali sebagai konsumen kebijakan pemerintah. Saran saya kepada pak Dubes RI di AS, mohon pungutan-pungutan resmi kepada masyarakat Indonesia tersebut ditinjau lagi dari segi jumlah dan fungsi strategisnya dalam kaitannya dengan kemampuan dan dampaknya kepada masyarakat dan income pemerintah. Terima kasih. Salam, Budi Haryanto Epidemiology Department UCLA At 11:15 AM 11/4/99 -0500, you wrote: Salam kepada seluruh anggota Permias, Bersama ini kami sampaikan Keputusan Kepala Perwakilan Republik Indonesia untuk Amerika Serikat tertanggal 5 Nopember 1999 No. DB-062/1999 tentang Tarif Baru Keimigrasian dan Kekonsuleran. Disamping sebagai suatu pengumuman, maksud kami menyampaikan informasi ini adalah untuk membantu menjawab pertanyaan dan ketidakjelasan menyangkut biaya legalisasi ijazah yang diterapkan oleh KBRI dan KJRI di Amerika Serikat. Untuk semua pertanyaan, masukan dan "teguran" itu, kami menyampaikan terima kasih. KBRI dan KJRI sebagai kantor Pemerintah Republik Indonesia harus mentaati keputusan peraturan dan ketetapan yang diputuskan oleh Departemen terkait di Indonesia. Dalam kaitan dengan Tarif Keimigrasian dan Kekonsuleran, KBRI dan KJRI harus memberlakukan tarif yang disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah yang berlaku seperti yang dirujuk dalam SK keputusan di bawah ini mengenai keimigrasian, surat perjalanan dan tarif atau jenis penerimaan negara bukan pajak. Berdasarkan peraturan-peraturan itulah KBRI dan KJRI menetapkan tarif biaya imigrasi dan kekonsuleran yang berlaku secara seragam di KBRI dan seluruh KJRI di AS. Khusus untuk biaya legalisasi, tarif bar
Negara Islam bukanlah demokrasi
Negara Islam bukanlah demokrasi Mendirikan negara Islam sudah jelas (100%) bukanlah menunjukkan azas demokrasi. contoh: seperti Malaysia dan Turkey. Kenapa ?? Karena di dunia ini pengakuan pluralisme, azas keaneka-ragaman (baik suku, ras, umur, sex, agama, asal negara, warna kulit, cacat/tidak cacat) adalah "inti dasar" dari demokrasi. Kan nggak lucu bila setiap akhir tahun ada politikus berkata "mari tutup semua panti pijat, karena kerjanya berbuat 'maksiat' saja." Ide sinting dari mana nih ?? Enak-nya saja main hakim seenak kepala sendiri. Dan lebih kurang ajar lagi, dari mana pula hak melarang orang-orang Cina Indonesia merayakan hari raya orang Cina ( Imlek) di Indonesia ?? Atau melarang orang minum alkohol di ujung tahun? Hukum-hukum sinting macam inikah yang ingin diterapkan di Indonesia ? Bukankah hukum-hukum yang lebih TIDAK-MASUK-AKAL akan lebih banyak bermunculan bila negara Islam didirikan di Indonesia ?? Begini sajalah: TOLONG agama jangan dicampur-adukkan dengan politik, deh. Karena bila dicampur-campur hasilnya bisa jadi TAIK. Contoh kuat-nya: Agama Komunis di Rusia dan Cina. Jangan salah loh: Komunis itu adalah AGAMA. Komunis adalah agama yang tidak mempercayai adanya tuhan. Bila ingin bukti kuat, bacalah buku "The Communist Manifesto" karangan-nya Karl Marx.
Re: dari Krisnadi
Dear Krisnadi >Subject: dari Krisnadi >Date: Wed, 3 Nov 1999 23:05:20 -0800 > >Rekan-rekan, > >Berbagai tanggapan atas isu yang saya angkat telah >mengundang berbagai tanggapan baik kritikan maupun >dukungan. Semuanya itu telah saya cerna dengan baik >dan saya sisihkan waktu satu hari khusus untuk >merenungkannya. :) ida: GOOD! You are the guy! >Identitas saya: setelah pulang dari AS, selama setahun >ini saya bekerja di lingkungan Bappenas (consultant). >Kerja sering nglembur sampai tengah malam dan ngobrol >dengan orang-orang Bappenas menyebabkan saya banyak >tahu 'isi' lembaga tersebut. Ketika sang jubir >menyebut sebagai mantan pegawai Bappenas sayapun coba >cek dengan teman-teman. So far mereka bilang 'fine', >walaupun ada yang mesam-mesem. :) ida: Kita melakukan RESEARCH untuk menemukan solusi, bukan untuk menciptakan masalah baru. Jika anda berpikir bahwa sangat penting untuk mengetahui orang lain, tanyakan langsung kepada mereka. Meneliti dan mencari informasi yang bersifat pribadi dari sumber-sumber luar biasanya bias dan tidak tepat. Apalagi, orang-orang memiliki prinsip "WHAT YOU SEE DEPENDS ON WHERE YOU SIT." Ini bisa fatal. >Ada beberapa hal yang ingin saya tekankan dari tulisan >saya tersebut: :) ida: Apapun yang anda tulis, itu adalah hak anda. Saya kira kita memahami dan menghormati "FREEDOM OF SPEECH." Tetapi tolong usahakan anda siap dengan sumber dan data yang akurat. Ini sangat penting untuk keberadaan anda di tengah diskusi. Saya yakin anda lebih tahu mengingat posisi anda sebagai consultant. >1. Dasar dari penulisan saya tersebut adalah artikel >di majalah Tempo. Seluruh nama yang saya sebutkan >semuanya ada di Tempo (sayangnya untuk online harus >bayar). Berbagai tambahan adalah dari hasil ngobrol >dengan orang-orang yang terlibat langsung dengan ybs. >Saya pun tidak bermaksud memburukkan orang. Info itu >mungkin salah, tapi silahkan kritik dan koreksi mana >yang tidak akurat. Bila sebaliknya, tentu menjadi hal >yang bermanfaat bagi perjuangan rekan-rekan, khususnya >mereka yang paling getol dengan kata >'clean-government'. Perbedaan visi adalah hal yang >biasa dan saya tetap menghargainya. :) ida: mengapa tidak anda tulis research piece atau article tentang ide-ide anda ini. Anda bisa gunaka oral method. Saya yakin orang-orang akan dengan senang membacanya. >2. Sama sekali saya tidak ada maksud menyinggung >kelompok yang bernama Madani. Cek lagi tulisan-tulisan >saya. Setelah mendapat penjelasan dari jubirnya >tentang kelompok itu, saya pun oke-oke saja. Tentang >Alirahman, biarlah menjadi agenda saya dan rekan-rekan >di Indonesia untuk meneruskan ke Presiden. Dengan >kondisi Presiden yang demikian, posisi Sekneg >sangatlah vital sebagai mata dan hati Gus Dur: seleksi >surat, sortir tamu, segala Keppres, etc. Gimana kalou >diisi orang macam TR dan AR. Tapi biarlah teman-teman >saksikan di kemudian hari. :) ida: Jangan lupa bahwa setiap individu memiliki interpretasi yang berbeda-beda. Dan tak ada orang yang mampu mengontrol itu. Karena itu, kita harus berhati-hati. Saya rasa anda memikul tugas yang berat untuk negara tercinta. Dan saya pribadi bangga akan kerja keras anda. >3. Benar bahwa orang bisa seenaknya ngomong bila >sembunyikan identitas. Tapi percayalah, saya akan >berupaya mengisi milis ini dengan hal-hal yang >'bermanfaat' buat kita semua. Tolong, jangan paksa >lagi saya untuk mengemukakan identitas saya, tapi >kritiklah tulisan saya. Selama ini saya melihat bahwa >identitas membutakan kita untuk beropini. Betapa >sering kita melihat pertengkaran antar orang-orang >yang sama. Saat si B misalnya, yang Jawa dan Islam >kasih input: langsung dicap macem-macem (rasialis, >kuno, otak udang, etc) oleh orang 'laennya'. Begitu >pula sebaliknya. Keacuhan saya terhadap identitas >inilah yang juga selama ini selalu mengagumi >pikiran-pikiran kritis bang Jeffrey Anjasmara (ada >yang peduli identitasnya??). Fenomena ini yang mungkin >dibilang mas Oki sebagai 'stereotyping' yang coba >ingin saya hindari. :) ida: Jangan khawatir, tak ada orang yang tertarik mengetahui orang lain sepanjang orang-orang tersebut tidak melangkahi atau merusak perbatasan humanity. Orang-orang senang dihormati dan dipertimbangkan oleh sesamanya, dan sebaliknya. >Demikianlah, harapan saya, perkenankanlah saya yang >berada di Indonesia (melalui milis ini) untuk dapat >belajar dan bertukar pikiran dengan teman-teman >mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat. :)ida: Saya percaya, beberapa orang di milis ini mengagumi sikap kritis dan analysis tajam anda. Saya sangat yakin, orang-orang membutuhkan pemikiran yang agressive. Setidaknya, anda memiliki satu pembaca, saya. Selamat atas kerja keras anda. Akan sangat menarik membaca tulisan-tulisan anda. Jangan melangkah ke belakang dari tempatmu berdiri. Kita hanya butuh berhati-hati dan memperhatikan lingkungan kita, tetapi tidak berarti kita menyerahkan prinsip kita untuk menyenangkan orang lain. > >Salam saya dari seberang, > >Kris. :) s
Re: Bila AS dilindungi(http://www.berpolitik.com)
In a message dated 11/4/99 2:36:57 PM Eastern Standard Time, [EMAIL PROTECTED] writes: > Lho..lho...bangun Mas, bangun! > Ini lho sumber beritanya: Irwan: Lho, yg saya maksudkan sumber ngga jelas itu bukannya medianya. Apa ada saya mempertanyakan medianya pada posting lalu? Saya sudah lihat koq media onlinenya dan menurut saya cukup menarik penampilannya. Yang saya pertanyakan itu cara wawancaranya yg hanya mengatakan "menurut sumber yg dipercaya", dst. Trus saya ajak anda untuk membandingkan dengan yg di detik.com yg memuat nama sumber yaitu Mar'ie Muhammad. Anda masih ingat ketika saya juga mengutip hal yg sama dari detik.com sewaktu klarifikasi dari Mar'ie Muhammad belum dimuat? Waktu itu detik.com masih menggunakan kata2 "dari sumber detik.com yg terpercaya" Apa waktu itu saya anggap artikel tersebut menjadi suatu berita yg benar? Tidak khan? Saya malah meminta Alwi Shihab atau Mar'ie Muhammad memberikan klarifikasi karena memang bagi saya kata2 "dari sumber detik.com yg terpercaya" bukanlah suatu hal yg membuat saya otomatis percaya dan saya anggap hal tersebut adalah masuk kategori rumors. Detik.com pun saya lihat di bagian akhir artikel yg sama juga mengharapkan adanya klarfikasi dari Alwi Shihab atau pun Mar'ie Muhammad. Kalau boleh saya bertanya ke anda, apa yg menyebabkan anda lebih percaya isi berita yg disampaikan oleh berpolitik.com yg ngga jelas sumber berita artikelnya dari mana ketimbang detik.com yg sumber berita artikelnya jelas sekali yaitu Mar'ie Muhammad? Buat saya pribadi sih aneh banget kalau ada orang yg lebih percaya berita2 yg menggunakan "menurut sumber yg bisa dipercaya" tanpa menyebutkan nama. Bagi saya hal itu adalah rumors, bukan berita. Mudah2an anda bisa membedakan mana berita mana rumors. Oh ya, di tempo juga memuat penjelasan Mar'ie Muhammad. http://www.tempo.co.id/harian/include/index.asp?file=04111999-68h-1 Semoga anda sekarang kini bisa membedakan suatu artikel yg sifatnya masih rumors dan mana yg tidak. Dan satu lagi yang perlu saya sampaikan, bila ingin diskusi sehat, jangan bawa2 hal pribadi. Fokuslah pada apa yg ditulis dan bukan siapa yg menulis:) jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Bagaimanakah kejadian sebenarnya?
http://www.tempo.co.id/harian/include/index.asp?file=04111999-68h-1 http://www.detik.com/berita/199911/19991103-2105.htm http://www.suaramerdeka.com/harian/9911/05/nas3.htm http://www.jawapos.com/dailynews/199911/05/Berita_Utama/De10.htm Apakah memang benar dubes AS meminta Bambang untuk tidak mengganti Glenn Yusuf? Hal ini mengingat Mar'ie Muhammad yg hadir dalam pertemuan tersebut menyangkalnya. Bisa dilihat di detik.com dan tempo yg linknya saya berikan di atas. Bila dilihat di suaramerdeka.com dan jawapos.com pun dubes AS tersebut hanya menyampaikan bahwa telah terjadi kesalah-pahaman. Di dua media itu pun tidak ditulis apakah dubes AS benar mengatakan kata2 maaf mengingat Amien Rais yg bercerita akan hal tersebut setelah selesai pertemuan. Walau demikian, hal yg melegakan adalah keduanya sepakat bahwa masalah ini ditutup sampai disini saja walau di hati saya tetap timbul pertanyaan: Apakah Mr. Clean (Mar'ie) memberikan keterangan palsu (berbohon) dalam kasus ini? Ini bisa menjadi kejadian menggemparkan kalau ternyata Mr. Clean kita memberikan keterangan palsu/berbohong. Mr.Clean kita bisa kehilangan gelarnya yg dibanggakan selama ini. Ataukah Subianto yang salah menangkap kata2 dubes? Ataukah Amien Rais yang bereaksi terlalu berlebihan? Terserah pada pemikiran masing2 jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: Abad ke 21: pukul 00.00 tahun 2000 atau pukul 00.00 tahun2001 ?
Title: RE: Abad ke 21: pukul 00.00 tahun 2000 atau pukul 00.00 tahun2001? Makanya di tahun 2001 akan dapat THR 2x setahun :-) -- From: Nasrullah Idris[SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Sent: 02 Januari 1999 19:43 Subject: Re: Abad ke 21: pukul 00.00 tahun 2000 atau pukul 00.00 tahun2001? From: bRidWaN <[EMAIL PROTECTED]> To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Abad ke 21: pukul 00.00 tahun 2000 atau pukul 00.00 tahun2001? Date: Saturday, January 02, 1999 5:25 PM *Terima kasih mas Indra.., sudah lega akhirnya. #Terima kasih sih boleh, tetapi jangan lega dulu. *Nah..., Kalau begini mungkin agak seru jadinya. #Memang akan seru antara perayaan pada tahun 2000 dan pada tahun 2001. Bisa-bisa perayaannya dua kali. Yang jelas kalau tahun 2000, berarti menjelang Idul Fitri. Sedangkan kalau tahun 2001, berarti beberapa hari setelah Idul Fitri. Salam, Nasrullah Idris
DEN 1, DEN 2.
[MI] DEN bukan Superkabinet, yang Menolak Silakan Silahkan baca berita lengkapnya di: http://www.mediaindo.co.id/detail_news.asp?id=1999110501300982 Kalau memang fungsi DEN dan wewenangnya seperti yg dikatakan Gus Dur tersebut, saran saya kenapa Gus Dur ngga sekalian aja ya bikin DEN 1, DEN 2, dst. Jadi, biar yg menolak masuk DEN 1 karena dianggap lebih berbau politik ketimbang profesionalisme, bisa gabung di DEN 2. Saya raya ini yg paling pas jalan keluarnya. Dengan membentuk DEN 1, DEN 2, maka Gus Dur akan lebih banyak diuntungkan karena mendapatkan masukan dari lebih banyak sumber sehingga keobyektifan suatu kebijakan akan lebih terasa. Kalau di AS sih yg saya perhatikan penasehat/pemikir presiden untuk bidang ekonomi itu biasanya berada di balik layar. Bedanya lagi, kalau di AS itu untuk menentukan suatu kebijakan ekonomi, maka yg mikir bukan hanya penasehat2 ekonominya saja tapi dari berbagai disiplin ilmu. Dilihat berbagai dampak strategisnya dari kebijakan yg akan dibuat itu sebelum dilontarkan atau disahkan oleh presiden. Jadi, presiden sebelum membuat keputusan (tidak hanya soal ekonomi saja bahkan), sudah mendapatkan banyak masukan akan segala konsekuensi atau pun dampak yg mungkin terjadi dari suatu kebijakan tersebut. Presiden tetap sebagai decision maker dalam hal ini setelah tentunya mempertimbangkan berbagai macam masukan dari berbagai macam disiplin ilmu. Kalau memang yg seperti ini yg diharapka Gus Dur awalnya, menurut saya DEN itu ngga perlu dibentuk. Biarlah ada DEN-DEN yg sifatnya informal. Ngga harus formal. Jadi, DEN ngga perlu dilembagakan. Bila presiden ada ingin mengeluarkan suatu kebijakan, tinggal undang saja mereka dan minta masukan2nya. Jadi, presiden ngga harus terpaku dengan orang2 tertentu. Presiden bisa bebas mendapatkan masukan2 dari macam2 pemikiran. Menurut saya ini jauh lebih baik ketimbang memaksakan terbentuknya DEN. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: Apakah Negara Islam "compatible" dengan azas Demokrasi?
>Togu TML Tobing wrote: > >> Dilindungi dari siapa atau apa? Apakah keberadaan nasrani/kristen >> itu terancam sesuatu sehingga perlu dilindungi? Bukankah Islam itu >> berarti damai? Lalu mengapa ada yang perlu dilindungi dalam negara >> yang damai itu? >> >> > >Dilindungi dari SEGALA MACAM ancaman yang berniat jahat kepada kaum >nasrani > Thanks, jelas bagi saya kenapa kaum Nasrani itu perlu 'dilindungi', karena ancaman yang berniat jahat kepada kaum nasrani itu NYATA adanya. T
Re: Apakah Negara Islam "compatible" dengan azas Demokrasi?
Hadeer wrote: > Begini lho, Bang Indi cara berpikir dan melihat dalam diskusi ini : > INDI: siap > Urutan Hukum dalam Islam : > > 1. AlQuran > 2. Hadist Rasullulah > 3. Ijtihad (Pemikiran Ulama, Ummat, Orang Pintar...dll) > Dan tidak ada pertentangan diantara ketigannya... > INDI: setuju. memang tidak ada pertentangan di dalamnya. > Nah ... yang namanya demokrasi...bermain di nomor 3sedangkan nomor > 1 > dan 2 ABSOLUT adanya... > INDI: jadi nomor 1 dan 2 merupakan "konstitusi" dan nomor 3 datang belakangan untuk "carry out the law" atau menerapkan. begitu kan? > Contoh : > > Jika hasil sebuah demokrasi menyatakan Berzinah itu bolehmaka > demokrasi itu menjadi gugur demi hukum ...karena tidak sesuai dengan > Nomor 1 > INDI: Proses pembuatan undang2 setelah konstitusi bisa menjadi proses yang paling panjang dan penuh tantangan (karena setiap wakil2 rakyat harus betul2 paham seluruh isi konstitusinya). Tetapi apakah seorang non-Islam bisa menjadi wakil rakyat dalam regu legislator? (mengingat bahwa dia belum tentu percaya pada konstitusi Islam yang ada: nomor 1 dan 2) > Kalau berzinah itu tetap dijalankan meskipun JELAS bertentangan dengan > > Nomor 1...maka WHAT KIND OF DEMOCRATION IS THAT ? WHAT KIND OF > COUNTRY...? WHAT KIND OF PEOPLE...? > INDI: people with uncontrollabe hormoneshaha. (people for production of people, right?).people who do not believe Zinah is wrong. Simple, right? > Tolong jangan ditawar untuk nomor 1 dan nomor 2Kalau masih > ditawarberarti END OF DISCUSSION... :-) > Saya berlepas tangan terhadap bang Indi :-) > INDI: saya setuju dengan 1 dan 2, cuma masih belum paham dengan nomor 3 (bagaimana non-Islam bisa ikut serta dalam legislator karena dia belum tentu percaya, begitu pula dengan jutaan warga negara non-Islam lainnya).Ide baru: bagaimana kalau Demokrasi tidak usah kita pakai dalam konsep negara Islam ini. Demokrasi mungkin bukan cara yang baik untuk negara kita (Demokrasi itu seperti di angan2 belaka dan tidak ada negara yang betul2 demokratis lho!) bagaimana kalau sistim Sosialis saja (bukan komunis lho!) yang kita pakai dalam konsep negara Islam. sistim zakat (dalam sistim sosialis yang baik) perlu kita pakai, bukan? sistim Sosialis sudah menjadi bumbu di negara mild-demokrasi seperti Swedia dan Jerman Barat (dimana persentasi kemiskinan lebih rendah dari AS). Saya rasa kalau memang ada rencana untuk membuat negara Islam harus ada penjelasan secara publik mengenai penerapan-nya. Sikap yang mem-promosikan secara umum untuk menghilangkan rasa was2 dari yang non-Islam. Keterbukaan adalah salah satu kunci jawabannya. Terima kasih untuk semua yang sudah ikut menyumbangkan pemikiran untuk konsep negara Islam yang unik ini. Saya sudah mendapat sedikit gambaran ttg. penerapan nomor 1 dan 2, meskipun nomor 3 belum bisa terkait di otak saya. peace. INDI
Re: [Re: [Larangan Komunisme Diminta Dicabut]]
Saya tentara? Hehehe jauh amat. Yah, perkenalkan nama saya Widodo AS. Hehehe Di internetnya di mana? Di websitenya PKI yang sempet ada itu? Yang di Cornell tolong dong dikasih websitenya. Atau langsung berkunjung ke Cornell? PKI gebug-gebugan sama PNI kok cerita karangan. Banyak ceritanya mas. Pemujaan PKI kepada Sukarno itu kan dilandasi oleh kepentingan. Sukarno itu orangnya selalu ingin semua pihak bersatu. Makanya muncul ide NASAKOM. Padahal mana bisa PKI yang anti agama bisa gabung sama kelompok Agama macam Masyumi. Jelas PKI memuja Sukarno karena dia satu-satunya yang mau memberi toleransi kepada PKI. Lain dari Sukarno tidak ada tokoh yg cukup besar untuk berlindung. Tentang komunis, dia sudah dua kali berontak mas. Jauh sebelum jamannya Suharto. Sekali pemberontakan di Madiun oleh Muso. Sebelumnya sempat terjadi pemberontakan di Tegal. Yang ini kurang beken karena terlalu kecil skalanya. Ini terjadi di tahun 1950an. Jauh dari periode Suharto. Saya sebut tentara bukan musuh PKI karena sebagian juga anggota PKI. Jaman dulu tentara boleh ikut politik mas. Maksudnya ikutan partai, dan bebas. Kalau PNI memang sebagian bukan musuh karena ada beberapa orang yang disusupkan oleh PKI ke sana. Penggembosan PNI oleh PKI akhirnya mendapat hasil yaitu pecahnya PNI. Masak yang begini dibilang sobatannya PKI. Coba lah di-cek lagi Cornell-nya itu. Masak dibilang nggak mungkin. Wah, gawat tuh:) Kalau memang PKI dan PNI tidak gebug-gebugan, coba tanya lagi sama bapaknya, apa yang terjadi antara GMNI vs CGMI. Yang satu KNPI-nya PNI yang satu KPNI-nya komunis. Gara-gara mereka sering gebug-gebugan kuliah sering libur. Masak liburannya karena ada President's Day? Atau karena sama-sama mau pergi bareng ke pesta Halloween? Coba saja dipersilakan maju saksi-saksi anda kalau benar PKI tidak membantai orang nasionalis dan agamis. Jangan-jangan yang anda ajukan Pramudya? Atau tokoh PRD? Hehehe Jeffrey Anjasmara '-- >From: Mardhika Wisesa <[EMAIL PROTECTED]> >Reply-To: Indonesian Students in the US <[EMAIL PROTECTED]> >To: [EMAIL PROTECTED] >Subject: Re: [Re: [Larangan Komunisme Diminta Dicabut]] >Date: Wed, 3 Nov 1999 20:42:19 EST > >Dapat darimana? cari di internet, cari di library-library >Universitas-universitas terkemuka di US, terutama Cornell University. >Bung, ini bukanlah cerita dongeng yang dikarang-karang (seperti Bapak >Pendongen Orde Baru = Soeharto) > >anda terkesan seperti seorang tentara, apakah anda mungkin seseorang dari >Athan di Washington D.C. yang sedang memonitor jalannya permias@ disini? >Ngga usah kuatir pak, kami belum sampai separah para Mahasiswa Makassar >yang >minta merdeka. > >PKI gebuk-gebukan dengan PNI ini cerita dongeng lagi? Bung Karno termasuk >tokoh yang dipuja oleh PKI, mana mungkin PNI (Partai yang didirikan oleh >Soekarno) sampai digebuki oleh PKI. > >Dibelokan oleh PKI, anda menggunakan paradigma Orde baru nih untuk >menjatuhkan >lawan politik, dengan memberikan tuduhan "Anda PKI" >Bisa cari tuduhan yang baru dan lebih masuk akal ngga ?? > >Karena saya mendengar ini dari Kakek, Nenek, Bapak, dan Ibu saya Bung, >sudah >saya tanyakan, dan cerita ini yang saya dapat. Saya ngga tahu ya kalau anda >mungkin (atau orang tua anda) yang sudah dibrainwash oleh Soeharto lewat >RRI-nya waktu itu. Atau masih ketakutan akan ancaman kaleng orde baru yang >sekarang sudah ompong itu > >Berapa juta yang mau jadi saksi? banyak, termasuk beribu-ribu anggota eks >PKI >yang sekarang sudah bebas maupun masih dalam tahanan politik Pemerintah RI. >Tanya saja mereka. > >Jeffrey, jeffrey, kamu korban orde baru. Bangun nak, sekarang sudah orde >reformasi. > >Mardhika Wisesa > >Jeffrey Anjasmara <[EMAIL PROTECTED]> wrote: >Hehehe dapat info dari mana kalau pembantaian oleh PKI hanya karangan >dari Suharto doang? Sebelum Suharto beken mereka juga sudah membantai. >Memang habis itu ada balas dendam dari kalangan nasionalis dan kalangan >Islam. Tentu saja juga tentara. > >Jangan pula anda mengira pembantaian orang-orang PKI hanya oleh tentara. >Soalnya tentara sendiri waktu itu terbagi. Tentara sendiri bukan musuh PKI. >Yang dijadikan musuh PKI jelas orang nasionalis dan agamis. Masak anda >nggak >pernah diceritain bagaimana orang PNI gebug-gebugan sama orang PKI? > >Kalau ada yang bilang kekerasan PKI hanya isapan jempol Suharto berarti >anda >sudah dibelokkan oleh partisan PKI. > >Kenapa nggak nanya orangtua atau kakeknya sih? >Tanya saja lah. Gampang kan? Suharto bisa saja mengarang tentang G30S PKI, >tetapi mengarang sepak terjang PKI? Hehehe. berapa juta yang dapat maju >jadi saksi? > >JA > > > >Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1 __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Bila AS dilindungi(http://www.berpolitik.com)
Lho..lho...bangun Mas, bangun! Ini lho sumber beritanya: http://www.berpolitik.com/article.pl?sid=99/11/04/0959258 Ya... jangan mentang2 hanya dan cuma hanya detik.com satu-satunya yang mau memuat tulisan/analisa sampeyan terus media massa yang lain dianggap nggak terpercaya/nggak jelas. Saya sekalian promosi koran Indonesia baru: http://www.berpolitik.com Silakan dibuka. --- Irwan Ariston Napitupulu <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > In a message dated 11/4/99 10:32:53 AM Eastern > Standard Time, > Irwan: > Mau tahu komentar gue?..:) > Gue akan pegang sumber berita yg jelas2 > ngutip nama. Apa anda termasuk tipe orang > yg akan memegang berita yg sumbernya ngga > jelas?...:) > Nih, baca deh yg gue kutipin dari berita yg > diforward > ke milis ini, terus bandingin dengan yg di detik.com > http://www.detik.com/berita/199911/19991103-2105.htm > Detik.com sebelumnya juga sempat memuat berita > klarifikasi dengan menyebutkan "sumber detik.com > yg terpercaya" sebelum akhirnya mereka berhasil > menanya langsung ke Mar'ie. > jabat erat, > Irwan Ariston Napitupulu > = __ Do You Yahoo!? Bid and sell for free at http://auctions.yahoo.com
Re: [Aborigin sampai 1967 digolongkan Flora & Fauna!]
Ngeliat Timor Timur... mereka takut "backfire". he...he...he... ichal Jeffrey Anjasmara <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Howard baru mengkampanyekan PENGAKUAN aborigin sebagai penduduk pertama, dengan modal dukungan dari senator asal Aborigin. Bila kita ingin mengasah logika sedikit, pertanyaannya, apa konsekuensi tidak diakuinya aborigin sebagai penduduk pertama sampai saat ini? Jelas sampai saat ini Australia mempunyai persoalan akut mengenai ras. Makin jelas pula sebetulnya kita adalah korban politikus Aussie radikal yang ingin berpetualang atas nama "white superiority". Di mana logikanya mereka ingin membantu rakyat Timtim yang hanya kalah hitam sedikit dengan Aborigin? Kesimpulan yg dapat ditarik adalah karena Timtim ada di luar negeri! Aussie tidak perduli dengan pendidikan aborigin. Aussie masih pula tidak perduli dengan kaum muda aborigin yang lebih banyak minum minuman keras daripada bekerja. Pemerintahan yg tulus jelas akan melindungi nasib kaum muda ini dengan larangan supply miras. Bukannya membebaskan mereka minum atas nama hak azasi. Aussie hanyalah menganut kebijakan AS tempo doeloe yang mengakibatkan kaum muda Indian tidak mampu bangkit dari keterbelakangan. Tapi itu dulu. Bagaimana pula kita dapat silau oleh negara yg sampai tahun 1967 mengelompokkan aborigin dengan flora dan fauna? Apakah mereka minta dana kepada WWF untuk melindungi lenyapnya orang Aborigin? Kasihan amat! Sekelas dengan orangutan, siamang, atau cendrawasih dong?! Kesimpulannya, Aussie bukanlah negara yang punya rapor cukup untuk menjadi negara pejuang HAM. Yang repot banyak kalangan di Indonesia yang selalu silau dengan issue HAM, dan tidak mau perduli dengan apa yg melatarbelakangi move-move Aussie. Jadilah banyak LSM dan oknum-oknum organisasi yang berkesan MEMBOKONG pemerintahan Indonesia sendiri dari belakang. Jeffrey Anjasmara '- Bila Ingin Jadi Republik Dibutuhkan 12,3 Juta Suara Sydney, 4 November PM John Howard dan satu-satunya politikus Aborigin Australia, Senator Aden Ridgeway, hari Rabu mengimbau bangsa Australia supaya mendukung proposal konstitusional yang mengakui kaum Aborigin sebagai ''penduduk yang pertama di Australia''. Sabtu yang akan datang, rakyat Australia akan menjawab dua pertanyaan. Pertama, apakah mereka ingin memutuskan hubungan konstitusional dengan Inggris dan menjadi republik? Kedua, apakah mereka setuju kalau konstitusi diberi mukadimah yang menetapkan jati diri negara dan rakyat Australia. Sementara debat seru republik mendominasi semua harian dan gelombang udara, pertanyaan mengenai mukadimah itu nyaris tidak digubris, dan menurut jajak pendapat, nasibnya kurang baik. Dalam jumpa pers gabungan, Howard yang setia kepada monarki, dan Ridgeway yang pro-republik, mengatakan, ''Kami mengimbau rakyat Australia supaya menjawab Ya'' mengenai mukadimah itu. Howard dan Ridgeway, yang bersama-sama menyusunnya, mengatakan bahwa mukadimah itu mempersatukan bangsa Australia pada saat memasuki abad berikut, dan adalah langkah signifikan menuju kerukunan rasial. ''Untuk pertama kali dalam 100 tahun akan ada pernyataan positif yang anggun dan pantas dalam konstitusi kita mengenai suku Aborigin dan penduduk pulau Torres Strait,'' tutur Howard, yang selama ini dikecam karena pemerintahnya menolak tegas untuk minta maaf kepada suku Aborigin atas perlakuan tidak adil di zaman lampau. ''Saya yakin bahwa kalau disetujui nanti, mukadimah itu akan memberi sumbangan yang sangat berharga kepada proses perukunan (rasial) di negeri ini,'' ujarnya. Tahun 1788, Inggris memakai Australia sebagai tempat pengasingan orang-orang hukuman, dan menyatakannya sebagai tanah kosong meskipun waktu itu suku Aborigin sudah menghuninya selama 40.000 tahun. Sampai tahun-tahun 1960-an kaum Aborigin tidak diakui sebagai warga negara, melainkan diperintah di bawah UU Flora dan Fauna, dan baru memperoleh hak kewarganegaraan dalam referendum 1967. Ridgeway mengatakan, ''Mukadimah itu mencakup banyak nilai yang penting bagi rakyat Australia seperti: persamaan hak, kehormatan, kesusilaan, keanekaragaman. Semuanya, menurut saya, bisa dipilih oleh bangsa Australia.'' Tetapi tidak semua warga Aborigin menyetujui mukadimah itu. Banyak tokoh kulit hitam menuntut istilah yang lebih kuat daripada hanya ''pertalian keluarga yang erat'' Naungan Sementara itu hari Sabtu nanti akan menjadi penentu apakah negari Kanguru ini akan tetap berada di bawah naungan Kerajaan Inggris atau menjadi Republik. Namun sebuah jajak pendapat yang dikeluarkan hari Selasa, menunjukkan bahwa jika Australia ingin menjadi Republik maka dibutuhkan paling tidak 12,3 juta suara ditambah mayoritas pemilih di empat negara bagian. Jajak pendapat itu memperlihatkan, 56 persen pemilih akan menilak perubahan di dalam referendum itu. Jumlah ini meningkat dari angka 46 persen pada jajak pendapat bulan lalu. Sedangkan dukungan untuk menjadi republik jatuh dari 49 persen menjadi 41 persen. PM John Howard berharap, hasil referendum n
Re: Apakah Negara Islam "compatible" dengan azas Demokrasi?
Togu TML Tobing wrote: > Dilindungi dari siapa atau apa? Apakah keberadaan nasrani/kristen > itu terancam sesuatu sehingga perlu dilindungi? Bukankah Islam itu > berarti damai? Lalu mengapa ada yang perlu dilindungi dalam negara > yang damai itu? > > Dilindungi dari SEGALA MACAM ancaman yang berniat jahat kepada kaum nasrani > Dalam hal perlindungan; tentunya yang memberi perlindungan adalah > pihak yang dalam posisi 'kuat' dan yang diberi perlindungan adalah > pihak yang dalam posisi 'lemah'. Apakah posisi 'kuat' dan 'lemah' ini > berpihak berdasarkan agama? > > Berdasarkan siapa yang memimpin...dan yang kuat sudah hukum alamnya melindungi yang lemah... > Bisakan diberikan contohnya pendirian negara Islam yang benar? > > Negara Medinah ...
Re: Apakah Negara Islam "compatible" dengan azas Demokrasi?
Begini lho, Bang Indi cara berpikir dan melihat dalam diskusi ini : Urutan Hukum dalam Islam : 1. AlQuran 2. Hadist Rasullulah 3. Ijtihad (Pemikiran Ulama, Ummat, Orang Pintar...dll) Dan tidak ada pertentangan diantara ketigannya... Nah ... yang namanya demokrasi...bermain di nomor 3sedangkan nomor 1 dan 2 ABSOLUT adanya... Contoh : Jika hasil sebuah demokrasi menyatakan Berzinah itu bolehmaka demokrasi itu menjadi gugur demi hukum ...karena tidak sesuai dengan Nomor 1 Kalau berzinah itu tetap dijalankan meskipun JELAS bertentangan dengan Nomor 1...maka WHAT KIND OF DEMOCRATION IS THAT ? WHAT KIND OF COUNTRY...? WHAT KIND OF PEOPLE...? Tolong jangan ditawar untuk nomor 1 dan nomor 2Kalau masih ditawarberarti END OF DISCUSSION... :-) Saya berlepas tangan terhadap bang Indi :-) Wassalam Indi Soemardjan wrote: > Begini lho, mas Saeful > > saya masih ingin berdebat kepada anda mengenai adanya kontradiksi yang > > saya anggap penting dalam argumen anda. kontradiksi-nya terletak > diantara: > > -negara Islam yang mengambil makna Al Quran sebagai undang2 (menurut > tafsir tentunya). > > -negara Demokrasi yang memakai wakil rakyat untuk bersama2 membuat > undang2. > > coba jelaskan lagi bagaimana keduanya bisa dicampur: seperti minyak > dan > air. > > menurut saya pribadi: > demokrasi bukan itu "bukan hanya" seperti yang anda ceritakan kemarin: > > "tukang becak datang duluan dia duduk disab paling depan(pertama), > pejabat tinggi datang belakanga tidak duduklan paling belakang tidak > boleh melangkahi untuk duduk didepan, Imam/Pemimpin shalat kalau > salah > bisa dirkoreksi oleh uang mammum." (seperti yang anda ceritakan > kemarin). > > melainkan, > > demokrasi mempunyai aplikasi yang lebih dalam dari yang anda > ungkapkan, > yaitu: > demokrasi adalah sistim kenegaraan yang mencakup pembuatan undang2 > bersama atas konsep "mob rule" atau "majority rule" (sementara konsep > negara Islam tidak mengakui "mob rule" dengan adanya Al Quran atau > "Words of One God: Allah") > > saya rasa dugaan saya mengenai adanya kontradiksi dalam argumen anda > sudah cukup mudah/sederhana untuk dimengerti, bukan? > > Anda juga bertanya: > >Yang jadi pertanyaan saya kenapa bung indi ketakutan sama islam ? > >trauma apa yang anda dapat dare pemeluk islam ? > > saya hanya takut dengan adanya kontradiksi yang anda suguhkan kepada > negara sehingga saya minta penjelasan anda ttg. pembuatan undang2 > secara > "demokrasi" di jaman kejayaan Islam dulu. > > saya mendapat trauma? apakah mental trauma atau physical trauma? > Trauma itu timbul karena hal yang tidak diduga yang telah terjadi pada > > seseorang. > Berhubung masalah dari kontradiksi ini belum benar2 terjadi (mudah2an > tidak akan terjadi), maka saya tidak bisa mengakui adanya trauma > terhadap politik Islam/demokrasi dalam diri saya. > Yang ada hanya rasa was2 dan takut munculnya permasalahan dalam > kontradiksi yang anda suguhkan tadi. > > INDI >
Biaya Legalisasi Ijazah
Salam kepada seluruh anggota Permias, Bersama ini kami sampaikan Keputusan Kepala Perwakilan Republik Indonesia untuk Amerika Serikat tertanggal 5 Nopember 1999 No. DB-062/1999 tentang Tarif Baru Keimigrasian dan Kekonsuleran. Disamping sebagai suatu pengumuman, maksud kami menyampaikan informasi ini adalah untuk membantu menjawab pertanyaan dan ketidakjelasan menyangkut biaya legalisasi ijazah yang diterapkan oleh KBRI dan KJRI di Amerika Serikat. Untuk semua pertanyaan, masukan dan "teguran" itu, kami menyampaikan terima kasih. KBRI dan KJRI sebagai kantor Pemerintah Republik Indonesia harus mentaati keputusan peraturan dan ketetapan yang diputuskan oleh Departemen terkait di Indonesia. Dalam kaitan dengan Tarif Keimigrasian dan Kekonsuleran, KBRI dan KJRI harus memberlakukan tarif yang disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah yang berlaku seperti yang dirujuk dalam SK keputusan di bawah ini mengenai keimigrasian, surat perjalanan dan tarif atau jenis penerimaan negara bukan pajak. Berdasarkan peraturan-peraturan itulah KBRI dan KJRI menetapkan tarif biaya imigrasi dan kekonsuleran yang berlaku secara seragam di KBRI dan seluruh KJRI di AS. Khusus untuk biaya legalisasi, tarif baru yang dikenakan di seluruh Bidang Konsuler di KBRI dan KJRI adalah sebesar $10.00/lembar. Legalisasi yang dilakukan oleh Bidang Konsuler diberikan untuk melegalisasi berbagai dokumen seperti surat lahir, akte perkawinan, dokumen perusahaan dsb, dengan tarif yang sama. Dilain pihak, Bidang Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Washington, DC memberikan jasa legalisasi untuk ijazah universitas bagi seluruh karyasiswa Indonesia di AS, dan mahasiswa Indonesia yang bertempat tinggal di Washington, DC dan sekitarnya. Walaupun demikian, Bidang Dikbud juga dapat memberikan pelayanan legalisasi kepada mahasiswa yang berada di luar Washington dan sekitarnya, apabila permohonan itu disertakan dengan amplop yang telah dilengkapi dengan perangko yang sesuai. Untuk seluruh pelayanan itu, Bidang Dikbud tidak mengenakan biaya samasekali. Untuk mempermudah pelaksanaan legalisasi ijazah di tempat-tempat yang jauh dari Washington, DC, Bidang Dikbud meminta bantuan kepada KJRI setempat yang kemudian menugaskan Bidang Konsuler untuk melaksanakannya. Dalam pelaksanaan tugas itulah, Bidang Konsuler menerapkan biaya legalisasi sesuai peraturan yang berlaku yaitu $10.00. Kami menyadari sepenuhnya bahwa saat ini terdapat dua standar yang berbeda dalam penetapan biaya legalisasi ijazah tersebut sebagai konsekwensi dari pelaksanaan dua ketentuan yang berbeda. Untuk itu, kami akan meneruskan hal ini kepada Duta Besar untuk memperoleh keputusannya. Dalam kaitan itu, kami persilakan apabila Permias (pengurus maupun anggota) di masing-masing kota dapat memberikan masukan kepada Duta Besar mengenai hal ini, sehingga keputusan yang ditetapkan adalah yang terbaik untuk anda semua. Kami akan menyebarkan keputusan itu segera setelah hal itu ditetapkan. Hormat kami, Mahendra Siregar, Kabid Penerangan KBRI Washington, DC KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA UNTUK AMERIKA SERIKAT NOMOR : DB-062/1999 TENTANG PENETAPAN TARIF BARU KEIMIGRASIAN DAN KEKONSULERAN KEPALA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa untuk keseragaman tarif keimigrasian dan kekonsuleran di seluruh Perwakilan Indonesia di wilayah Amerika Serikat dalam menindaklanjuti Surat Edaran Direktur Jenderal Imigrasi No. F-KU.05.10-674 tanggal 4 Juni 1999 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 26 Tahun 1999 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak. b. bahwa dipandang perlu untuk merubah Surat Keputusan Kepala Perwakilan Republik Indonesia untuk Amerika Serikat No. DB-086/1998 tentang Perubahan Lampiran Surat Keputusan Kepala Perwakilan Republik Indonesia No. DB-062/1997 mengenai Penetapan Biaya Imigrasi dan Kekonsuleran. Mengingat : 1. Undang-Undang No. 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian. 2. Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1994 tentang Visa, Izin Masuk dan Izin Keimigrasian. 3. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 1994 tentang Surat Perjalanan Republik Indonesia. 4. Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 1999 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak. 5. Hasil Keputusan Rapat Kepala-Kepala Bidang/Sub Bidang Konsuler dan Imigrasi Perwakilan Republik Indonesia di Amerika Serikat, tanggal 30-31 Oktober 1999 di Chicago. M E M U T U S K A N Menetapkan : Pertama : Mencabut Surat Keputusan Kepala Perwakilan Republik Indonesia untuk Amerika Serikat No. DB-086/1998 tentang Perubahan Surat Keputusan Kepala Perwakilan Republik Indonesia No. DB-062/ 1997 mengenai Penetapan Biaya Imigrasi dan Kekonsuleran. Kedua : Ketentuan tarif keimigrasian dan kekonsuleran Perwakilan Republik Indonesia di wilayah Amerika Serikat sebagaimana terlampir dalam Surat Keputusan ini. Ketiga : Perwakilan Republik Indonesia di wilayah Amerika Serikat agar membuat pe
Re: Mar'ie Mencoba Membersihkan Diri, Alwi Shihab Disebut "Calo"
Boleh tanya singkat saja dan silahkan diforwardkan ke berpolitik.com Siapakah nama dari 'sumber itu'? Begitu banyak berpolitik.com menyebut2, menurut sumber itu, menurut sumber itu, tapi tidak berani mengemukakan identitasnya. Kenapa harus takut berbicara kalau memang benar? Belum lagi ditambah, apakah si 'sumber itu" nya tersebut hadir dalam pertemuan tersebut? Kalau tidak, lalu dia bisa tahu dari siapa? Ini aja dulu deh yg perlu diklarifikasikan sebelum melangkah lebih jauh. Mari bicara jelas dengan sumber yg jelas, kecuali kita sudah senang bicara gosip di milis permias. Buktikan ini milis permias. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: WSJ team reported on Soeharto's
Salam Permias, BRIDWAN: >Bagaimana caranya saya bisa 'mengintip' informasi diatas ini ? >Mohon bantuan dari Rekan yang kebetulan punya file nya. >Thanks sebelumnya. wsj.com bisa diintip 'sampai' artikel lengkapnya (bukan hanya ringkasan) kalau berlangganan. Kebetulan saya berlangganan. Artikel dibawah cukup rame. Silhkan dihapus jika terasa terlalu panjang. Jabat erat, Ahmad Syamil Toledo, OH December 30, 1998 The Suharto Regime Bungled Many Chances to Amass Wealth By RICHARD BORSUK Staff Reporter of THE WALL STREET JOURNAL JAKARTA, Indonesia -- For 32 years, the family of President Suharto took a bite of countless businesses here, from billboards to Boeings. It should have made for one of the world's colossal fortunes. But a great revelation of the tumultuous collapse of the Suharto regime this year isn't that it enriched itself beyond imagination at the expense of Indonesia's 200 million people. It's that it didn't. The Suhartos are surely rich. But interviews and documents gathered on four continents turn up a cold irony: Given -- and having taken -- many opportunities to profit from a nation steeped in treasure from forests to oil to gold, the Suhartos blew a remarkable number of the corporate schemes they touched. Far from having a fortune that some political rivals have estimated at $40 billion or more, the Suhartos appear to have at most one-tenth that. That's enough to keep generations of Suhartos wealthy, and a grand sum indeed set against the deepening poverty of ordinary Indonesians. Still, the Suhartos' efforts to parlay their influence into productive corporate assets -- the stuff huge and lasting fortunes are made of -- often failed spectacularly. So sure of themselves were they right up to the regime's bitter end, and so averse to investing their own money, that the Suhartos often ended up amassing more debt than assets. Many of their known holdings have negative net worth today. "Whatever they wanted, they got," says George Benson, a former U.S. military attache in Jakarta who went on to work for the Suharto regime for 25 years, mostly as a Washington lobbyist. Building value, he says, was neither a family priority nor talent. "They'd get 10% of some project without putting up any money, then sit back and collect the dividends." Mr. Suharto and family members declined to respond to numerous interview requests and faxed questions for this article. Since leaving office in May, the former president has offered to cooperate fully with investigators looking into possible corruption in his administration, and has been questioned twice by Indonesia's attorney general's office. He has denied doing anything improper and says he didn't stash money away illicitly. Indonesian authorities have found roughly $3 million in his name in domestic bank accounts, which Mr. Suharto says were his life's savings as a public servant. Other family members have said they violated no laws in their business dealings and only pursued the best interests of the country and fellow shareholders in their companies. Yet it's clear now, many experts say, that the scale of first-family avarice, graft and business blundering was a key reason so many international investors fled Indonesia last year, aggravating the economic collapse that brought down the Suharto regime. Consider the fate of just some of the state contracts, licenses and loans channeled to Suharto children, detailed by company records and executives involved: Billions of dollars worth of telecommunications, satellite and shipping assets -- all vital in an
Re: PDI-P di Kabinet
In a message dated 11/4/99 10:42:44 AM Eastern Standard Time, [EMAIL PROTECTED] writes: > Dari beberapa sumber yang saya baca: > - M. Prakosa (pengurus di Litbang PDI-P Pusat) > - Sony Keraf (anggota DPR dari PDI-P, mewakili NTT) > jadi bukan karena Utusan Daerah. Irwan: Bung Priyo, terima kasih atas konfirmasi positifnya. Kalau begitu, yg benar ada 4 orang menteri yg berasal dari PDIP. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
dari Krisnadi
Rekan-rekan, Berbagai tanggapan atas isu yang saya angkat telah mengundang berbagai tanggapan baik kritikan maupun dukungan. Semuanya itu telah saya cerna dengan baik dan saya sisihkan waktu satu hari khusus untuk merenungkannya. Identitas saya: setelah pulang dari AS, selama setahun ini saya bekerja di lingkungan Bappenas (consultant). Kerja sering nglembur sampai tengah malam dan ngobrol dengan orang-orang Bappenas menyebabkan saya banyak tahu 'isi' lembaga tersebut. Ketika sang jubir menyebut sebagai mantan pegawai Bappenas sayapun coba cek dengan teman-teman. So far mereka bilang 'fine', walaupun ada yang mesam-mesem. Ada beberapa hal yang ingin saya tekankan dari tulisan saya tersebut: 1. Dasar dari penulisan saya tersebut adalah artikel di majalah Tempo. Seluruh nama yang saya sebutkan semuanya ada di Tempo (sayangnya untuk online harus bayar). Berbagai tambahan adalah dari hasil ngobrol dengan orang-orang yang terlibat langsung dengan ybs. Saya pun tidak bermaksud memburukkan orang. Info itu mungkin salah, tapi silahkan kritik dan koreksi mana yang tidak akurat. Bila sebaliknya, tentu menjadi hal yang bermanfaat bagi perjuangan rekan-rekan, khususnya mereka yang paling getol dengan kata 'clean-government'. Perbedaan visi adalah hal yang biasa dan saya tetap menghargainya. 2. Sama sekali saya tidak ada maksud menyinggung kelompok yang bernama Madani. Cek lagi tulisan-tulisan saya. Setelah mendapat penjelasan dari jubirnya tentang kelompok itu, saya pun oke-oke saja. Tentang Alirahman, biarlah menjadi agenda saya dan rekan-rekan di Indonesia untuk meneruskan ke Presiden. Dengan kondisi Presiden yang demikian, posisi Sekneg sangatlah vital sebagai mata dan hati Gus Dur: seleksi surat, sortir tamu, segala Keppres, etc. Gimana kalou diisi orang macam TR dan AR. Tapi biarlah teman-teman saksikan di kemudian hari. 3. Benar bahwa orang bisa seenaknya ngomong bila sembunyikan identitas. Tapi percayalah, saya akan berupaya mengisi milis ini dengan hal-hal yang 'bermanfaat' buat kita semua. Tolong, jangan paksa lagi saya untuk mengemukakan identitas saya, tapi kritiklah tulisan saya. Selama ini saya melihat bahwa identitas membutakan kita untuk beropini. Betapa sering kita melihat pertengkaran antar orang-orang yang sama. Saat si B misalnya, yang Jawa dan Islam kasih input: langsung dicap macem-macem (rasialis, kuno, otak udang, etc) oleh orang 'laennya'. Begitu pula sebaliknya. Keacuhan saya terhadap identitas inilah yang juga selama ini selalu mengagumi pikiran-pikiran kritis bang Jeffrey Anjasmara (ada yang peduli identitasnya??). Fenomena ini yang mungkin dibilang mas Oki sebagai 'stereotyping' yang coba ingin saya hindari. Demikianlah, harapan saya, perkenankanlah saya yang berada di Indonesia (melalui milis ini) untuk dapat belajar dan bertukar pikiran dengan teman-teman mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat. Salam saya dari seberang, Kris. = __ Do You Yahoo!? Bid and sell for free at http://auctions.yahoo.com
Re: Kurangnya koordinasi, Menkeu & Menko Ekuin
Bung Djoko, terima kasih atas penjelasannya. Mari kita berharap agar pemerintah sekarang dapat saling bekerja sama mengatasi masalah2 yg ada. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: Tentang Bumerang
Untuk Indi.. >Untuk M-Rosadi dan Yang Terhormat Ramadhan Pohan : > >Puisi Bumerang tsb. ditulis oleh JarangirenG dan bukan oleh Indi. >Alamat JarangirenG ada diatas. >Silakan bicara langsung dengan sang pujangga. >JarangirenG pasti senang menanggapi jawaban Anda. Cuma mo bilanggue tau kok kalo puisi "aneh" itu bukan elo yang buat. cuma gue nggak tau en nggak ngerti maksud elo Mem"forward" puisi yang kayak gitu di Milis Permias@, apalagi saat ini kan sedang bulan Suci Ramadhan,saat-saat bagi kaum muslimin beribadah dan mendekatkan diri serta memohon ampunan kepada sang Khalik, Allah SWT, bukannya malah berbuat hal-hal yang bisa menjauhkan kita dari keridhoannya. Mohamad Rosadi..., si "Narrow Minded":) __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: Bila Amerika Serikat dilindungi
In a message dated 11/4/99 10:32:53 AM Eastern Standard Time, [EMAIL PROTECTED] writes: > Yak...ini yang gua maksud membela2 AS. > Gua tunggu komentar bung Irwan, hehe...;-)) > Tampaknya media massa sudah diminta "mengamankan" > situasi agar massa tidak menjadi beringas. Who knows? > Thanks Jay! Irwan: Mau tahu komentar gue?..:) Gue akan pegang sumber berita yg jelas2 ngutip nama. Apa anda termasuk tipe orang yg akan memegang berita yg sumbernya ngga jelas?...:) Nih, baca deh yg gue kutipin dari berita yg diforward ke milis ini, terus bandingin dengan yg di detik.com http://www.detik.com/berita/199911/19991103-2105.htm Detik.com sebelumnya juga sempat memuat berita klarifikasi dengan menyebutkan "sumber detik.com yg terpercaya" sebelum akhirnya mereka berhasil menanya langsung ke Mar'ie. Yang ini dari berita di berpolitik.com yg sengaja gue potong untuk langsung gue komentari: > > Salah satu Ketua Partai Bulan Bintang > > mengaku ditemui seseorang yang > > mencoba membantah berita di koran-koran mengenai > > tekanan Dubes AS tersebut. Irwan: Salah satu Ketua Partai Bulan Bintang tentu memiliki nama. Pertanyaan, kenapa ngga sekalian sebut nama Ketua Partai Bulan Bintang tersebut? Apakah ketua Partai Bulan Bintang tersebut takut disebutkan namanya? > > Namun demikian, kesaksian lain mengatakan, > > sebenarnya Mar'ie juga kaget dengan > > sikap kasar Dubes AS kepada Menkeu --yang waktu itu > > belum dilantik-- karena sang > > Dubes bersikap lagaknya seorang Presiden RI yang > > memberi perintah kepada > > Menterinya. Irwan: Lagi2 tidak berani sebut nama. Kenapa? Ngga berani bertanggung jawab?...:) > > Berita yang dilansir sebuah media internet mengutip > > pernyataan seorang sumber > > yang > > dipercaya mengatakan bahwa pertemuan Dubes AS-Menkeu > > bukan di MTI dan tidak ada > > penekanan. Irwan: Gue bisa nangkep yg dimaksud adalah detik.com Tampaknya tulisan di atas dibuat sebelum klarifikasi langsung dari Mar'ie dibuat. > >Menanggapi hal tersebut, sumber > > BerPolitik.com di Departemen Keuangan > > mengatakan, "Pertemuannya memang bukan di kantor > > MTI, tetapi di kantor Pak > > Mar'ie yang di Kebayoran, yaitu kantor KKI." Ia > > kemudian menambahkan, "Tetapi > > yang lebih penting bukan lokasi tempat pertemuan > > itu. Adalah benar Dubes AS > > telah melakukan penekanan kepada Menkeu." Irwan: Siapa nama sumber di Departemen Keuangan? > > Bahkan sumber lain yang dihubungi BerPolitik.com > > mengatakan, "Saya sudah > > mendengar dari Pak Mar'ie, bahwa dia sendiri kaget > > sewaktu mendengarkan > > pembicaraan Dubes AS kepada Bambang Sudibyo. Sebagai > > tuan rumah Pak Mar'ie > > merasa tidak enak dengan sikap Dubes AS kepada > > Menkeu yang diakui oleh Mar'ie > > sebagai sikap yang kasar." > > Sumber itu juga menjelaskan, ketika pembicaraan > > panas itu berlangsung, Mar'ie > > dan Alwi Shihab ada di tempat itu. "Tidak benar Pak > > Alwi sedang keluar untuk > > shalat seperti dikutip oleh Republika. Ia dan Mar'ie > > ada di situ saat > > pembicaraan sedang memanas," katanya. > > Irwan: Sumber lain/Sumber itu? Punya nama, kenapa ngga berani disebut? > > Hal yang sama juga diungkapkan oleh sumber > > BerPolitik.com di Departemen > > Keuangan ketika dikonfirmasi. "Pak Bambang > > menceritakan kepada saya seperti itu, > > lalu saya menghubungi Pak Amien malam sebelum > > pelantikan. Dan saya yakin yang > > disampaikan Pak Bambang benar, dan tidak mungkin Pak > > Amien melansir ke media > > kalau beliau tidak yakin dengan kebenaran ucapan Pak > > Bambang" katanya. Irwan: Sumber berpolitik.com di Dep.Keu? Punya nama kenapa ngga berani nyebut? Nah, sekarang saya serahkan ke anda sebagai seorang yg kritis, mana yg lebih anda terima berita2 yg mengatakan "menurut sumber yg bisa dipercaya", "dari sumber bla.com di dep keu", dst yg tanpa identitas jelas, ataukah berita yg memuat langsung nama orang yg ada dilokasi seperti Mar'ie Muhammad. Kalau memang anda mau memegang berita dari sumber yg ngga jelas, ya silahkan saja:) Kalau soal Amien Rais, sudahlah, sudah banyak yg tahu dan maklum akan sepak terjang Amien Rais. Toh Amien Rais yg dibicarakan disini adalah Amien Rais yg sama yg juga sempat coba2 membuat berita tentang kasus Lippobank setelah kasus Bank Bali mencuat ke permukaan. Ngomong2, koq kasus Lippobank nya mandeg disitu aja ya? Bagaimana tuh sumbernya Amien Rais, katanya bisa dipercaya. Koq ngga ditindak lanjuti sih?:) Benar katakan benar, salah katakan salah. Yang benar kita bela, yang salah kita tegur/perbaiki. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: Abad ke 21: pukul 00.00 tahun 2000 atau pukul 00.00 tahun2001?
From: bRidWaN <[EMAIL PROTECTED]> To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Abad ke 21: pukul 00.00 tahun 2000 atau pukul 00.00 tahun2001? Date: Saturday, January 02, 1999 5:25 PM *Terima kasih mas Indra.., sudah lega akhirnya. #Terima kasih sih boleh, tetapi jangan lega dulu. *Nah..., Kalau begini mungkin agak seru jadinya. #Memang akan seru antara perayaan pada tahun 2000 dan pada tahun 2001. Bisa-bisa perayaannya dua kali. Yang jelas kalau tahun 2000, berarti menjelang Idul Fitri. Sedangkan kalau tahun 2001, berarti beberapa hari setelah Idul Fitri. Salam, Nasrullah Idris
Bila Amerika Serikat dilindungi
Geger Amien Rais meributkan pernyataan Gelbard ternyata membuat banyak pihak di dalam negeri malah kebingungan. Tak kurang dari Marie Muhammad bikin pernyataan bahwa Gelbard tidak pernah ngomong begitu. Berita dari SIAR bilang bahwa Alwi Sihab mengindikasi Bambang salah mengerti ucapan dari Gelbard. Dampak dari ucapan Alwi adalah penyerangan atas kemampuan bahasa Inggris Bambang. Yang saya tangkap kok malah sebaliknya. Mana ada pujian Gelbard atas cepatnya recovery ekonomi Indonesia dan harapan Gelbard agar orang-orang lama tidak dipasang kembali kok disalahartikan oleh Bambang. Mana ada dalilnya. Mau pakai bahasa Inggris, bahasa India, jelas gampang mengartikan pujian recovery dan harapan tidak diikutsertakannya orang lama dengan himbauan untuk tidak mengganti Glenn. Coba, di mana miripnya? Kecepatan Kedubes AS dalam menjaga markas mereka dapat dilihat sebagai kesiapan mereka atas campur tangannya. Menurut saya, AS justru sedang dibela mati-matian oleh Marie dan beberapa orang lainnya. __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: wow...is this what NII is?
Alooo Indi..., ketemu lagi ni..:) >Oh, you are just so "narrow minded". >why do you do that to yourself? >can I help? narrow minded ya..? Aduh sorry ya...gue dah ngecewain lo. Abis gimana dong...soalnya gue nggak tau kalo orang yang MENCOBA mengamalkan ajaran agamanya(ISLAM) dengan benar dan bertindak berdasarkan data dan informasi yang cukup akurat disebut NARROW MINDED.Ya nggak papa deh kalo emang gue disebut narrow minded...paling nggak gue selama ini selalu mencoba untuk menyampaikan kebenaran, dengan tidak menyinggung perasaan orang lain(kalau ada yang pernah tersinggungmaafin ya...) dan TIDAK MENGABAIKAN hak-hak orang lain. >have your read about NII yet? Indi..Indi..., yang namanya NII(bukan "Nah Ini Indi" loh...),nggak pernah ada, karena memang BELUM PERNAH berdiri dan terbentuk. Kalo yang lo maksud orang-orang atau kelompok yang "Salah Arah" yang bermaksud mendirikan negara Islam di Indonesia, sesuai dengan TAFSIRAN MEREKA SENDIRI, nah ini memang ada. Membaca soal Mereka..? Jangankan membaca Indi.., bertemu dan diskusi dengan mereka aja gue pernah. gue dulu bahkan hampir-hampir "terjebak" dalam gerakan mereka. Tapi Alhamdulillah, Allah SWT masih melindungi gue. Saran gue buat lo dan rekan-rekan yang lainnya..., nggak perlu terlalu risau dengan gerakan ini, karena cara dan tindakan yang mereka lakukan TIDAK SESUAI dengan ajaran ISLAM dan FITRAH(Sifat dasar manusia)...,jadi INSYA ALLAH tidak akan didukung oleh mayoritas umat Islam dan INSYA ALLAH akan hilang dengan sendirinya. Makanya untuk tidak terjebak dengan gerakan-gerakan seperti ini, gue himbau lo dan rekan-rekan muslim lainnya untuk mempelajari,memahami ajaran Islam dengan BENAR dan dari sumber yang benar pula, yaitu Al-qur'an dan Hadits(BUKAN BERDASARKAN prasangka,hawa nafsu,ikut-ikutan,kebiasaan, adat-istiadat,dan BUKAN PULA berdasarkan sumber-sumber yang TIDAK JELAS lainnya), sehingga nantinya akan melahirkan AMAL-AMAL(tindakan dan perbuatan) yang BENAR pula, yang diridhoi oleh Allah SWT. >may the force be with you, >INDI May Allah SWT be with us, Mohamad Rosadi __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Ujian dengan Sistem Pilihan Berganda Dihapuskan Saja?
Sistem pilihan berganda bukanlah opsi terbaik dalam pengukuran kecerdasan. Beberapa model yang populer selama ini ternyata memperbesar kemungkinan peserta untuk menebak kalau belum bisa dikatakan mirip teka-teki silang. Jadi peserta yang tidak belajar sama sekali pun berpeluang memperoleh nilai. Terlebih kalau banyak kalimat soalnya yang dilihat dari logika rata-rata para peserta memudahkannya untuk dijawab. Siapa pun cenderung akan menjatuhkan pilihannya pada "c" untuk soal "IBU BUDI BERNAMA a. HASAN ; b. GATOT ; c. HALIMAH ; d. AGUS ; e. AMIR" meskipun tidak pernah mempelajarinya sedikit. Memang jawabannya betul serta memperoleg legitimasi penilaian. Tetapi apakah sudah menggambarkan pemahaman secara tuntas tentang permasalahan BUDI? Jelas tidak. Soalnya kalau dilarikan ke dalam bentuk essai belum tentu bisa dijawab. Sehingga ketika sudah terjun ke dalam kehidupan masyarakat akan mengalami kesulitan kalau ditanyai seputar BUDI. Mengingat hakikat pokok misi ujian di sekolah adalah mengukur kemampuan terdidik merasakan pelajaran sebagai yang terhubungkan dengan realitas kehidupan, seyogyanyalah bentuk soal pun diciptakan sedemikirna rupa, agar menggiring mereka ke arah sana. Sistim pilihan berganda yang selama puluhan tahun terus dipertahankan demi kepraktisan ternyata telah menimbulkan konsekwensi berupa tidak siap atau kurang fleksibelnya para alumnus untuk menerapkan ilmunya ke dalam jenis pekerjaan. Mereka mengalami kesulitan untuk melakukan "kreativitas dan implementasi" yang bernilai tambah. Bagaimana pun, sistem pilihan berganda cenderung membuat terdidik malas untuk berpikir, berkreasi, sampai menganalisa. Karena apa yang akan dilakukan, toh yang dipancing hanya menentukan satu dari sekian pilihan yang sudah tertulis. Salam, Nasrullah Idris
Kawin Campuran dengan Orang Irian Jaya
Saya perlu data : * Berapa banyak orang Indonesia yang non Irian Jaya mengawini sesama WNI asal Irian Jaya? * Kalau jumlahnya sangat banyak, mengapa sampai banyak begitu? atau kalau jumlah sangat sedikit, mengapa sampai sedikit begitu? * Di antara mereka yang mengawini orang Irian Jaya itu, dari propinsi manakah yang paling banyak? Salam, Nasrullah Idris --- Saya memerlukan data ini untuk sebuah pengkajian ilmiah.
Re: Larangan Komunisme Diminta Dicabut
Saya masih engga ngerti, apa maksud tulisan mengenai PKI ini, dan apa benar PKI dulu tidak terlibat G-30-S/PKI ? Mungkin bung Jeffrey ngerti apa yang sebenarnya terjadi pada masa itu, dan bagaimana Pak Harto sebagai Pahlawan menyelamatkan Negara kita ? Thanks. Salam, bRidWaN At 02:15 AM 11/3/99 EST, Jeffrey Anjasmara wrote: >Memang sekarang jalannya jaman edan. Para tapol dan napol eks PKI malah >menuntut larangan PKI dicabut. PKI ini yang dulu menghabisi para nasionalis >dan para pemuka agama. > > >- >100 Mantan Tapol/Napol datangi DPR >Larangan Komunisme Diminta Dicabut > >Reporter: Iwan Triono > >detikcom, Jakarta- Cap Komunis yang selama Orde Baru >(Orba) dirasa sangat menakutkan, nampaknya sekarang sudah >tidak menakutkan lagi. Buktinya mantan tahanan politik dan >narapidana politik (tapol/napol) semasa Orba berani meminta >pencabutan Tap MPR Nomor XXV/MPRS/1966 tentang >Pelarangan PKI dan Ajaran Marxisme-Leninisme. > >Permintaan ini terungkap dalam pertemuan antara beberapa >tapol/napol dengan Komisi II DPR RI. Komisi II adalah komisi >yang membidangi hukum dan masalah dalam negeri. Pertemuan >ini dilakukan di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Rabu (3/11/1999). > >Sekitar 100 tapol/napol di bawah pimpinan Sri Bintang Pamungkas >tiba di gedung wakil rakyat itu pada pukul 11.30 WIB. 20 orang >perwakilan mereka diterima oleh Ketua Komisi II, Amin Aryoso. >Tampak hadir dalam rombongan mantan tapol/napol itu, Kolonel >Latief, seorang mantan tapol G-30-S/PKI yang dibebaskan pada >masa pemerintahan Presiden Habibie, > >Pada pertemuan ini, Sri Bintang meminta agar Pemerintah segera >membebaskan semua tapol/napol warisan Orde Baru dari semua >penjara di seluruh Indonesia. "Kami meminta kepada Pemerintah >untuk segera memberikan amnesti umum kepada semua >tapol/napol yang masih mendekam di penjara," tegas Sri Bintang. >Dia juga meminta agar tapol/napol yang masih berada di luar >negeri diijinkan untuk kembali ke Indonesia. > >Dalam pernyataan yang dibacakan Sri Bintang, para mantan >tapol/napol meminta kepada Pemerintah untuk segera >merehabilitasi dan mengembalikan nama baik pada mantan >tapol/napol yang sudah dibebaskan. "Harta kekayaan dan >aset-aset yang hilang seperti rumah dan tanah yang telah >dirampas dan diduduki orang lain juga harus dikembalikan," kata >Bintang. Pemerintah juga diminta memberikan ganti rugi kepada >yang bersangkutan atau ahli warisnya. > >Mantan tapol/napol juga meminta pemerintah untuk menjelaskan >nama-nama korban yang dieksekusi selama masa Orba. >"Termasuk yang dibuang ke dalam kali, dimasukkan ke dalam >dalam sumur dan menunjukkan tempat penguburan mereka," ujar >Bintang. Menurut dia, itu merupakan hak keluarga korban untuk >mengetahuinya. > >Mereka juga mendesak pemerintah untuk segara mencabut segala >bentuk perundangan dan segala bentuk diskriminasi. Seperti Tap >MPR Nomor XXV/MPRS/1966 tentang Pelarangan PKI dan >Ajaran Maxist dan Leninisme. Keputusan Nomor 06/Kopkam/XI/1975 tentang >penyempurnaan Ketentuan, tata cara pemberian surat keterangan tidak terlibat >G-30-S/PKI. > Juklak-15/Kopkam/V/1982 >tentang skrining mental ideologi terhadap pelamar untuk menjadi PNS, >karyawan industri pemerintah/perusahaan swasta vital dan Istruksi menteri >dalam negeri nomor 31 tahun 1981 tentang pemberian ketentuan surat keputusan >tidak terlibat G-30-S/PKI. > >Menurut Bintang, peraturan yang masih berlaku ini menimbulkan >diskriminasi dan penindasan terhadap mantan tapol/napol, anak-anak dan >cucunya yang merupakan anak bangsa. "Contohnya seperti pemberian kode ET >pada KTP yang masih berlaku hingga sekarang," ujar Bintang. Kalaupun tanda >ET itu sudah dihapus KTP yang bersangkutan tetap diberi tanda oleh aparat >keammanan sehingga berbeda. Dia juga mengecam larangan anak-anak mantan >tapol/napol 65 untuk menjadi PNS. > > >__ >Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com > >
Re: Apakah Negara Islam "compatible" dengan azas Demokrasi?
Beginilah kalau kurang memahami agama Islam secara "kaffah" (perfect) :-( Di dalam Al-Quran, tidak ditentukan secara mutlak tentang pembentukan suatu pemerintahan Islam. Spt. diketahui dalam sejarah, saat-saat pertama pemerintahan negara Islam zaman Khulafaul Rasyidin, pemilihan pemimpin Islam dilakukan secara demokratis (melalui "bai'ah" = pemilihan umum). Di zaman itu pula, kaum muslimin hidup berdampingan dg. golongan "kafir zimmi" (kafir yg. dilindungi). Golongan nasrani/kristen pun dilindungi. Rumah-rumah ibadah agama lain (gereja, sinagoge) dibangun. Dilindungi dari siapa atau apa? Apakah keberadaan nasrani/kristen itu terancam sesuatu sehingga perlu dilindungi? Bukankah Islam itu berarti damai? Lalu mengapa ada yang perlu dilindungi dalam negara yang damai itu? Bahkan dalam akhlaq Islam mengenai peperangan, semua tempat ibadah segala agama dan kaum-kaum padri (pendeta, patriack, pendeta yahudi dsb.) itu harus dilindungi. Inilah Islam yg. sebenarnya diajarkan nabi. Dalam hal perlindungan; tentunya yang memberi perlindungan adalah pihak yang dalam posisi 'kuat' dan yang diberi perlindungan adalah pihak yang dalam posisi 'lemah'. Apakah posisi 'kuat' dan 'lemah' ini berpihak berdasarkan agama? Islamphobia terjadi karena ketakutan akibat contoh-contoh pendirian negara Islam yg. salah. Orang banyak mengambil contoh pendirian negara Islam spt. di Saudi Arabia yg. absolut. Bisakan diberikan contohnya pendirian negara Islam yang benar? Terus terang saya belum bisa mengerti, bagaimana dalam suatu negara diharapkan terjadinya/tercapainya suatu demokrasi atau kesejajaran atau persamaan hak/kewajiban, jika salah satu pihak/kelompok sudah 'mengklaim' superior terhadap pihak lain, misalnya dalam memberi perlindungan, atau harus menjadi pemimpin. Mudah-mudahan orang yang memahami agama Islam secara 'kaffah' dapat menjawab pertanyaan saya. T Disclaimer: Pertanyaan saya di atas bukan untuk mendiskreditkan agama tertentu?
Re: PDI-P di Kabinet
Dari beberapa sumber yang saya baca: - M. Prakosa (pengurus di Litbang PDI-P Pusat) - Sony Keraf (anggota DPR dari PDI-P, mewakili NTT) jadi bukan karena Utusan Daerah. Yang saya baca dari Tempo (kalau tidak salah): Pada saat lobby susunan kabinet, Ibu Mega lebih banyak "mesam-mesem" (senyum-senyum). Yang paling siap saat itu memang Amien yang membawa draft/konsep kabinet versi PAN. Itu saja. Thanks, Priyo --- Irwan Ariston Napitupulu <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Irwan: > Wah, saya kirain juga tadinya cuma dua. > Soalnya di media2 lain sewaktu masih draft juga > PDIP nya saya lihat cuma dua. Tapi baguslah kalau > memang ada 4 wakil PDIP di kabinet karena memang > menurut saya sangat wajar mengingat PDIP adalah > partai yg paling besar mendapat suara rakyat. > Oh ya, ngomong2 apa memang dua orang tersebut, > M. Prakosa dan Sonny Keraf diangkat dari PDIP > atau mungkin diangkat dari Utusan Daerah? > Bisa anda cari konfirmasi akan hal ini? > Kalau memang ternyata dari Utusan Daerah, wah > gimana ya, berita bahwa cuma 2 dari PDIP itu > bisa menjadi benar dan bisa juga kurang benar > tergantung dari sudut mana kita memandangnya. = __ Do You Yahoo!? Bid and sell for free at http://auctions.yahoo.com
Re: Identitas diri
HahahaaaOkki lagi 'cari2' kesempatan rupanya...;-) Sudah berapa orang ketipu ya, *hik..:) Memang sebenarnya identitas nggak terlalu penting, yang lebih penting topik yang kita diskusikan. Cuman...(pakai gaya Asmuni)... Rasanya gimana gitu kalau pakai identitas palsu terus memojokkan atau malah 'menjatuhkan' temen sendiri lewat milis Permias@. Kalau mengkritik pejabat yang emang korup nggak papa deh pakai samaran, heheee... asal kritiknya konstruktif. Salam, ~yo --- Okki Soebagio <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Hahaha.. wah, ini saya terjebak dengan identitas > diri anda. See ? Saya > kira anda wanita. Langsung deh ada prejudism dari > cara saya menulis email > kepada anda, kata-kata yang digunakan, etc.. :-) > Kalau tahu anda 'mas-mas', mungkin saya nggak akan > nanya sejauh itu dan > mungkin not as smooth kali ya ? hahaha... > > Salam, > -- > [EMAIL PROTECTED] > http://www.nawala.com > > On Wed, 3 Nov 1999, E R Juni wrote: > > (hihi, nama juni itu cewek banget yah ? kok semua > pada keliru gini sih...) > > > > >Saya setuju sekali dengan yang ini. > Ngomong-ngomong mbak Juni sekarang > > >sedang ambil apa ? :-) = __ Do You Yahoo!? Bid and sell for free at http://auctions.yahoo.com
Detik.Com: Dubes AS minta maaf
Wah...Detik.Com kok sering banget misleading pembacanya sih. Maklumlah banyak wartawan belum punya jam terbang cukup di rimba persilatan, tapi harus buru2 bikin berita...;-) Contohnya: PDI-P ternyata menempatkan posisi 4 Menteri di Kabinet, Kwik, Laksamana, M. Prakosa (Mentan), dan Sonny Keraf (PDI-P dari NTT), kok cuma ditulis 2 posisi Menteri. Unsur kesengajaan -- atau emang nggak tahu nih? Ya...gua maklum lah, wartawan baru..;-) Kenapa Detik.com juga mesti malu untuk menulis: Dubes AS minta maaf. Selesai. Mana, harga diri kita sebagai bangsa, kalau maunya memojokkan bangsa sendiri dan membela bangsa lain terus? -- Forwarded message -- Date: Thu, 04 Nov 1999 19:23:47 JAVT From: Reva Renaldo <[EMAIL PROTECTED]> To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [bincang] Kasus Dubes AS Selesai Kasus Dubes AS selesai sudah. Dalam Cakrawala ANTV, Liputan 6 SCTV, juga di Seputar Indonesia RCTI tadi sore diberitakan, Dubes AS sudah ketemu Ketua MPR Amien Rais untuk menjernihkan persoalan dan keduanya sepakat, persoalannya sudah dianggap selesai. Detikcom juga memberitakan ini. Cuma bedanya, berita Detikcom samasekali tidak menyebutkan Dubes AS sudah minta maaf (di ANTV, SCTV dan RCTI ketiga-tiganya ada disebut Dubes AS minta maaf), dan di Detikcom masih diembel-embeli pernyataan Mar'ie Muhammad yang mengatakan "tekanan itu tidak ada". Kesimpulan: memang benar Dubes AS "menyarankan/mengharapkan" agar Glenn Yusuf jangan diganti. Tapi "saran atau harapan" itu oleh Amien Rais diterima sebagai keterlaluan, sebagai "tekanan", sebagai "campur tangan". Jelas dan gamblang, dan dengan demikian memang kasusnya selesai sudah. Reva Renaldo Dubes AS VS Amien, Selesai Reporter: Iwan Triono detikcom, Jakarta- Perseteruan Duta besar AS untuk Indonesia Robert Gilbard dengan Ketua MPR, selesai sudah. Kamis (4/11/1999), Gilbard bertamu ke Amien Rais dan menyatakan bahwa tidak ada maksud darinya untuk melakukan intervensi pada Indonesia. Gilbard menemui Amien di Gedung MPR, Jl Gatot Subroto, Jaksel. Masalah ini sudah ditutup dan tak perlu diungkit lagi, tegas Amien seusai pertemuan. Dubes AS mengatakan bahwa pihaknya tidak bermaksud untuk melakukan intervensi sama sekali, sambung Amien Rais. Lebih lanjut Amien menandaskan,Dubes AS hanya ingin memberikan saran-sarannya yang sempat saya anggap sebagai kelewatan. Seperti diketahui, Amien Rais sempat kesal pada Gilbard karena dinilai telah campur tangan pada masalah intern Indonesia. Campur tangan itu adalah, penilaian Amien bahwa Gilbard melalui Menkeu Bambang Sudibyo, melakukan intervensi dengan mendesak agar Glenn MS Yusuf tidak diganti sebagai Kepala BPPN. Namun beberapa saksi mata, diantaranya Ketua Independent Review Committee yang bertugas mengawasi BPPN, Marie Muhammad, mengaku bahwa tekanan itu tidak ada. = __ Do You Yahoo!? Bid and sell for free at http://auctions.yahoo.com
Re: Bumerang
BUAT INDI..NII(Nah Ini Indi)...:) >TO ROSADI (with a name of a Great Messenger?): 'Ma Kasih, teman..:) >Here is the difference between a fanatic and a philosophist: > >A FANATIC: makes a knowledge out of faith. >A PHILOSOPHIST: makes a faith out of knowledge. >Hmmm >What category are you in? > >I think I know where you fall into. The former one, right? Hehehehehe...bisa aja lo. Ya nggak gitu lah.., gue nggak termasuk salah satu yang sebutin itu.Bisa menjadi Muslim yang baik saja(yang selalu berbuat,berkata,dan beramal dengan dasar ILMU serta PENGETAHUAN yang BENAR)sudah cukup bagi gue, tanpa perlu masuk golongan "aneh" yang lo sebutin diatas itu. Apalagi kalo bisa mencapai taraf mukmin dan muttaqien..,ini baru OK punya. >si pemberani, Hidup Pemberani.. >INDI "Temannya" si Pemberani(mudah-mudahan nggak kalah beraninya..hehehehe) Mohamad Rosadi __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
PEMUDA FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) MEMBAKAR GEREJA DI DEPOK
Sebuah gereja terbakar, mungkin ini yang pertama dalam sejarah pemerintahan (muslim) kabinet Presiden KH. Abdulrahman Wahid. Inikah yang janji (atau ingkar janji) yang selalu dibilang oleh para muslim di pemerintahan, bahwa jikalau mereka memenangkan pemilu atau menjadi mayoritas di MPR atau di pemerintahah, kaum minoritas akan dilindungi. Terbukti, janji para Muslim adalah BOHONG BELAKA!! Mulai dari penghianatan fraksi hijau dalam hasil pemilu yang berhasil meloloskan Amien Rais sebagai ketua MPR dan Gus Dur sebagai presiden, walaupun sebenarnya pemilu adalah kemenangan (walau tidak mutlak) fraksi nasionalis PDIP. Bukan itu saja, melalu usaha-usaha provokasi dan agitasi yang dilakukan oleh partai-partai hijau untuk menjatuhkan PDIP, dengan dalih bahwa megawati bukan muslim sejati, pimpinan wanita, banyak legislatif PDIP yang kristen, dll. Inikah hasilnya? setelah SU MPR/DPR dihijaukan oleh para reformator Muslim, sekarang mereka akan menghijaukan seluruh Indonesia??? Mardhika Wisesa PEMUDA FRONT PEMBELA ISLAM BAKAR GEREJA DI DEPOK JAKARTA, (SiaR, 3/11/99). Ratusan pemuda yang tergabung dalam Front Pembela Islam (FPI) bersenjata golok, pedang, dan bom molotov membakar rata bangunan Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) Jemaat Shalom, di Jalan Kembang Liu Depok, Selasa (2/11) sekitar pukul 03.00 dinihari. Keterlibatan FPI terungkap karena para penyerang berteriak dengan teriakan lantang menyebutkan nama organisasi mereka. Hal ini dibenarkan oleh sumber di Polda Metro Jaya, Rabu (3/11) ini. Sumber itu menyatakan akan menggunakan klaim para penyerbu itu untuk memulai penyelidikan kasus tersebut. Pihak kepolisian hingga kini belum memperoleh motif di balik penyerbuan tersebut. Tapi salah seorang warga gereja yang kebetulan bertempat tinggal di dekat gereja itu menyebutkan kemungkinan pembakaran itu menyangkut izin pendirian rumah ibadah gereja yang telah berdiri sejak tahun 1994 itu. Para penyerang itu, menurut kesaksian sejumlah warga, merupakan orang-orang yang tak dikenal warga penduduk sekitar lokasi gereja. Ketika penyerbuan terjadi, beberapa warga setempat yang juga muslim mencoba mencegah tindakan para penyerang yang ditaksir jumlahnya mencapai tiga ratusan orang itu. Bahkan salah seorang warga yang ingin mencegah pembakaran gereja itu sempat dikalungi clurit lehernya oleh para penyerang, sehingga ia tak berdaya sama sekali. Ketua Umum FPI Al Habib Muhammad Rizieq, serta Sekjennya M Annam tak berhasil ditemui di markas mereka di kawasan Ciputat. Saluran telepon genggam-nya juga dimatikan sehingga SiaR kesulitan untuk memperoleh konfirmasi dari mereka. Menurut sejumlah saksi mata saat penyerbuan itu, seorang warga mengenali salah satu pemimpin penyerbuan itu adalah Habib Razief Siddiq yang di dalam struktur organisasi FPI menjabat sebagai Panglima Perang. FPI dikenal masyarakat sebagai salah satu ormas Islam yang juga terlibat di dalam berbagai pengerahan massa untuk "mengamankan" jalannya Sidang Umum MPR lalu. Sumber di kalangan ormas Islam menyebutkan keberadaan FPI tak terlepas dari keterlibatan Pangdam Jaya Mayjen Djadja Suparman. Tujuannya, kata sumber itu, untuk membuat berbagai provokasi yang mengarah kepada terjadinya konflik horisontal antar warga masyarakat.*** -- SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1
Re: Kurangnya koordinasi, Menkeu & Menko Ekuin
Ah, siapa bilang mesti menuruti apa-apa yang menjadi acuan dari bidang ekuin. Pernyataan ini agak menjebak. Maksudnya jadi Menkeu adalah sub-menteri gitu? Lagipula kalau sudah pakai bahasa Inggris lalu menjadi bangsa/orang beradab? Barangkali Bung Ridwan ada latar belakang dari kesimpulan ini? ' >From: bRidWaN <[EMAIL PROTECTED]> >Reply-To: Indonesian Students in the US <[EMAIL PROTECTED]> >To: [EMAIL PROTECTED] >Subject: Re: Kurangnya koordinasi, Menkeu & Menko Ekuin >Date: Thu, 4 Nov 1999 05:35:17 +0700 > >Menkeu bukan hanya harus bisa bekerja sama dengan >Menko Ekuin, tapi harus mengikuti apa-apa yang >menjadi acuan dari bidang Ekuin didalam kabinet >ber-Garansi ini. > >Jadi sebaiknya bila ada hal2 yang aneh, lapor-lah >pada Menko atau Presiden. Jangan kemana-mana... >Nanti salah kaprah deh. Masa ada Dubes dibilang >tidak beradab. Padahal kita tidak tahu persis, >apa yang dikemukakan oleh sang Dubes itu. Kan >ngomong-nya dalam bahsa Inggeris ya ? > >Salam, >bRidWaN > >At 03:13 AM 11/2/99 EST, Irwan Ariston Napitupulu wrote: > >Terima kasih atas diskusinya. > >Akhirnya Gus Dur memberikan klarifikasi atas adanya > >perbedaan ini setelah sebelumnya beberapa pengamat > >juga menyayangkan terjadinya perbedaan informasi > >antara Menko Ekuin dan Menkeu. > >Mudah2an, Menkeu dilain kesempatan bisa lebih > >bekerja sama dengan dengan Menko Ekuin. > > > >http://www.detik.com/berita/199911/19991102-1207.htm > > > > > >jabat erat, > >Irwan Ariston Napitupulu > > > > __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: [Larangan Komunisme: was PKI vs. Santri]
Bung Anjas+, saya juga pernah konfirmasi hal ini ke KH Nuruddin, Wakil Ketua PWNU Jawa Timur & Ketua BASRA waktu beliau berkunjung ke Wash., DC. Saya tanya, apa benar waktu tahun G30S PKI '65 banyak para Kyai dan Santri yang jadi korban? Dia membenarkan, bahwa saat PKI berkuasa, banyak anggotanya yang membunuhi santri2 dan Kyai2, juga para Haji/ajengan, dsb., terutama di Jawa Timur (juga Jateng & Jabar). Saat itu kondisinya seperti perang saja. Kebetulan (saya baca dari sejarah juga) buruh & tani kan dipersenjatai sebagai angkatan ke-5, maka para Santri ini dilatih ilmu kebal/tenaga dalam, yang diantaranya bisa kita lihat berkembang jadi BANSER itu 'kali ya Tapi untuk lengkapnya, kita tunggu saja buku yang (kabarnya) akan diterbitkan oleh para Kyai NU. Mudah2an saja segera diluncurkan dalam waktu dekat. Memang yang kita baca "sejarah PKI" kan cuma konflik di level atas antara ABRI vs. PKI, padahal masih banyak cerita lain di level bawah yang belum kita ungkap. Salam, Priyo Pujiwasono --- Jeffrey Anjasmara <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Hehehe dapat info dari mana kalau pembantaian > oleh PKI hanya karangan > dari Suharto doang? Sebelum Suharto beken mereka > juga sudah membantai. > Memang habis itu ada balas dendam dari kalangan > nasionalis dan kalangan > Islam. Tentu saja juga tentara. > > Jangan pula anda mengira pembantaian orang-orang PKI > hanya oleh tentara. > Soalnya tentara sendiri waktu itu terbagi. Tentara > sendiri bukan musuh PKI. > Yang dijadikan musuh PKI jelas orang nasionalis dan > agamis. Masak anda nggak > pernah diceritain bagaimana orang PNI gebug-gebugan > sama orang PKI? > > Kalau ada yang bilang kekerasan PKI hanya isapan > jempol Suharto berarti anda > sudah dibelokkan oleh partisan PKI. > > Kenapa nggak nanya orangtua atau kakeknya sih? > Tanya saja lah. Gampang kan? Suharto bisa saja > mengarang tentang G30S PKI, > tetapi mengarang sepak terjang PKI? Hehehe. > berapa juta yang dapat maju > jadi saksi? > > JA > ' > >From: Mardhika Wisesa <[EMAIL PROTECTED]> > >Reply-To: Indonesian Students in the US > <[EMAIL PROTECTED]> > >To: [EMAIL PROTECTED] > >Subject: Re: [Larangan Komunisme Diminta Dicabut] > >Date: Wed, 3 Nov 1999 12:00:56 EST > > > >Kok setelah membaca posting-posting anda yang > sekarang dan yang terdahulu, > >anda seperti seorang bayaran entah dari status quo > atau status yang > >sekarang > >memerintah. Bangun toh masPKI yang dibilang > menghabisi para nasionalis > >dan > >para pemuka agama itu hanya "karangan" MAY.JEND > Soeharto, yang pada waktu > >itu > >menjabat Pangkostrad, yang akhirnya naik menjadi > Menpangad, Pjs. Presiden, > >dan > >akhirnya Presiden selama 30 tahun ini. > >Karangan yang telah menelan korban jiwa 500.000 > orang, yang dalam operasi > >nya > >juga didukung oleh barisan-barisan pemuda muslim, > agama lain, dan bau-bau > >nasionalisme lainnya. (yang notabene mungkin adalah > karangan si Soeharto > >lagi). 500.000 orang yang mostly kebanyakan adalah > pendukung PKI, yang > >mungkin > >tidak ikut dalam G30s atau mengetahui > persekongkolan jahat antara pentolan > >TNI-AD yang dikomandani oleh Soeharto dan beberapa > PKI splinter. Belum lagi > >ratusan ribu keturunan Tionghoa yang dibunuh hanya > karena berdarah > >Tiongkok. > > > >Sejarah memang harus diluruskan, apa sih sebenarnya > G30S itu, apa benar PKI > >berada dibelakang semua itu, atau ternyata hanya > perpecahan dalam tubuh > >TNI-AD > >yang akhirnya melontarkan Soeharto ke barisan atas > pemerintahan dengan > >mengorbankan Soekarno dan 500.000 Jiwa Rakyat. > >Apa sangkut pautnya dengan Organisasi-organisasi > Pemuda Islam, Agama Lain > >dan > >Nasionalis yang ikut dalam "Pembantaian Massal" > ini?? > >Bisa ngga dituntut atau dibawa dalam pengadilan > para pembunuh berdarah > >dingin > >ini?? Soeharto jelas masuk dalam Top list yang > harus didakwa pertama kali. > >Setelah itu para Anggota Banser, Panser dll ??? > > > >Mardhika Wisesa > > > >Jeffrey Anjasmara <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > >Memang sekarang jalannya jaman edan. Para tapol dan > napol eks PKI malah > >menuntut larangan PKI dicabut. PKI ini yang dulu > menghabisi para nasionalis > >dan para pemuka agama. > > > > > > > > > >Get free email and a permanent address at > http://www.netaddress.com/?N=1 > > __ > Get Your Private, Free Email at > http://www.hotmail.com > = __ Do You Yahoo!? Bid and sell for free at http://auctions.yahoo.com
Re: Bila Amerika Serikat dilindungi
Yak...ini yang gua maksud membela2 AS. Gua tunggu komentar bung Irwan, hehe...;-)) Tampaknya media massa sudah diminta "mengamankan" situasi agar massa tidak menjadi beringas. Who knows? Thanks Jay! --- ". Brawijaya" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Berikut info alternatif. Info yang saya sebut dari > Depkeu adalah dari ajudan > Menkeu. > > http://www.berpolitik.com/article.pl?sid=99/11/04/0959258 > > Mar'ie Sendiri Kaget Dengan Sikap "Kasar" Dubes AS > Pada Menkeu > Kamis, 04 Nopember 1999, @09:59 WIB > > Saat ini ada upaya-upaya pembersihan berita > penekanan Dubes AS kepada Menkeu > yang baru. Salah satu Ketua Partai Bulan Bintang > mengaku ditemui seseorang yang > mencoba membantah berita di koran-koran mengenai > tekanan Dubes AS tersebut. > Namun demikian, kesaksian lain mengatakan, > sebenarnya Mar'ie juga kaget dengan > sikap kasar Dubes AS kepada Menkeu --yang waktu itu > belum dilantik-- karena sang > Dubes bersikap lagaknya seorang Presiden RI yang > memberi perintah kepada > Menterinya. > > Berita yang dilansir sebuah media internet mengutip > pernyataan seorang sumber > yang > dipercaya mengatakan bahwa pertemuan Dubes AS-Menkeu > bukan di MTI dan tidak ada > penekanan. Menanggapi hal tersebut, sumber > BerPolitik.com di Departemen Keuangan > mengatakan, "Pertemuannya memang bukan di kantor > MTI, tetapi di kantor Pak > Mar'ie yang di Kebayoran, yaitu kantor KKI." Ia > kemudian menambahkan, "Tetapi > yang lebih penting bukan lokasi tempat pertemuan > itu. Adalah benar Dubes AS > telah melakukan penekanan kepada Menkeu." > > Bahkan sumber lain yang dihubungi BerPolitik.com > mengatakan, "Saya sudah > mendengar dari Pak Mar'ie, bahwa dia sendiri kaget > sewaktu mendengarkan > pembicaraan Dubes AS kepada Bambang Sudibyo. Sebagai > tuan rumah Pak Mar'ie > merasa tidak enak dengan sikap Dubes AS kepada > Menkeu yang diakui oleh Mar'ie > sebagai sikap yang kasar." > > Sumber itu juga menjelaskan, ketika pembicaraan > panas itu berlangsung, Mar'ie > dan Alwi Shihab ada di tempat itu. "Tidak benar Pak > Alwi sedang keluar untuk > shalat seperti dikutip oleh Republika. Ia dan Mar'ie > ada di situ saat > pembicaraan sedang memanas," katanya. > > Hal yang sama juga diungkapkan oleh sumber > BerPolitik.com di Departemen > Keuangan ketika dikonfirmasi. "Pak Bambang > menceritakan kepada saya seperti itu, > lalu saya menghubungi Pak Amien malam sebelum > pelantikan. Dan saya yakin yang > disampaikan Pak Bambang benar, dan tidak mungkin Pak > Amien melansir ke media > kalau beliau tidak yakin dengan kebenaran ucapan Pak > Bambang" katanya. > > Dan yang menarik, setelah Bambang Sudibyo keluar > dari pertemuan itu, Glenn > Yusuf-- yang diperjuangkan Dubes AS kepada Menkeu > agar tidak dicopot dari > jabatannya sebagai Kepala BPPN-- masuk menemui Dubes > AS di tempat yang sama.*** > > > > Jeffrey Anjasmara wrote: > > > Geger Amien Rais meributkan pernyataan Gelbard > ternyata membuat banyak pihak > > di dalam negeri malah kebingungan. Tak kurang dari > Marie Muhammad bikin > > pernyataan bahwa Gelbard tidak pernah ngomong > begitu. Berita dari SIAR > > bilang bahwa Alwi Sihab mengindikasi Bambang salah > mengerti ucapan dari > > Gelbard. > > > > Dampak dari ucapan Alwi adalah penyerangan atas > kemampuan bahasa Inggris > > Bambang. Yang saya tangkap kok malah sebaliknya. > Mana ada pujian Gelbard > > atas cepatnya recovery ekonomi Indonesia dan > harapan Gelbard agar > > orang-orang lama tidak dipasang kembali kok > disalahartikan oleh Bambang. > > Mana ada dalilnya. Mau pakai bahasa Inggris, > bahasa India, jelas gampang > > mengartikan pujian recovery dan harapan tidak > diikutsertakannya orang lama > > dengan himbauan untuk tidak mengganti Glenn. Coba, > di mana miripnya? > > > > Kecepatan Kedubes AS dalam menjaga markas mereka > dapat dilihat sebagai > > kesiapan mereka atas campur tangannya. > > > > Menurut saya, AS justru sedang dibela mati-matian > oleh Marie dan beberapa > > orang lainnya. > > > > > __ > > Get Your Private, Free Email at > http://www.hotmail.com > = __ Do You Yahoo!? Bid and sell for free at http://auctions.yahoo.com
Re: When? (Re: SANTAI DIKIT YA!)
well...dear, I am sitting here perpetually looking at the moon cold wraps the calm night once a while birds whisper, ask the darkness for a heat I know a shiny day would come tomorrow it is frightening though what if it is only a dream it would be like yesterday when I was blanked with series of dreams, constantly! ida ;) >From: Marianus DATUBARA Date: Tue, 2 Nov 1999 17:01:33 -0500 > >ehm..ehm.. > >when the sun kisses the blue ocean >and there's a sign for >new born turtles >crawling >reaching >for the unbelievable life > >you'll find me >standing in front of your door >asking, "please, could you open the door for me?" > >well, it's another dream > >dharma ;) > > >On Mon, 1 Nov 1999, Notrida Mandica wrote: > > > Well..well > > > > When would a fine man of Florida > > visit an outer city of Barb? > > has it been a year since the last leaf dried > > no step has entered the quite city > > perhaps the wind would appear > > with its new promise > > perhaps > > > > ida:) __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Tokoh Politik yang Tertindas, Terhujat, dan Terhina
Rekan-Rekan Yth : Saya pernah mendengar sebuah pernyataan dari seorang pengamat politik. Maksudnya, bagaimana pun kesalahan seorang tokoh politik, tetapi bila berada pada posisi yang "tertindas, terhujat, dan terhina", akan memancing rakyat untuk bersimpati dan mengasihani, yang gilirannya memberikan dukungan moril kepadanya, yang justru sekaligus bisa memberikan peluang baginya untuk kembali tampil di panggung politik. Mungkin rekan-rekan bisa menganalisa atau menjabarkannya ? Soalnya bidang saya bukan politik, apalagi sebagai pengamat politik. Salam, Nasrullah Idris
Re: Identitas diri
Mau menyimpang sedikit ya... Tuh khan, sebenarnya instink laki-laki khan secara otomatis memperlakukan wanita dengan hormat dan lembut (karena memang wanita adalah mahluk... le-lembut. He.. he.. he..., nggak boleh tersinggung lho). Sampai dalam memilih kata-kata di e-mail saja harus mencari yang lembut-lembut ... dan menghormati buunget bila ditujukan ke 'wanita'. Kalau saja setiap lelaki Indonesia seperti Okki ini, khan nggak perlu lagi ada Kementerian Pemberdayaan Wanita, lha wong instinctively laki-laki sudah memberdayakan wanita sehari-harinya, iya khan...?! Salam, Budi Okki Soebagio wrote: > > Hahaha.. wah, ini saya terjebak dengan identitas diri anda. See ? Saya > kira anda wanita. Langsung deh ada prejudism dari cara saya menulis email > kepada anda, kata-kata yang digunakan, etc.. :-) > > Kalau tahu anda 'mas-mas', mungkin saya nggak akan nanya sejauh itu dan > mungkin not as smooth kali ya ? hahaha... > > Salam, > -- > [EMAIL PROTECTED] > http://www.nawala.com >
Re: [Re: [Larangan Komunisme Diminta Dicabut]]
Dapat darimana? cari di internet, cari di library-library Universitas-universitas terkemuka di US, terutama Cornell University. Bung, ini bukanlah cerita dongeng yang dikarang-karang (seperti Bapak Pendongen Orde Baru = Soeharto) anda terkesan seperti seorang tentara, apakah anda mungkin seseorang dari Athan di Washington D.C. yang sedang memonitor jalannya permias@ disini? Ngga usah kuatir pak, kami belum sampai separah para Mahasiswa Makassar yang minta merdeka. PKI gebuk-gebukan dengan PNI ini cerita dongeng lagi? Bung Karno termasuk tokoh yang dipuja oleh PKI, mana mungkin PNI (Partai yang didirikan oleh Soekarno) sampai digebuki oleh PKI. Dibelokan oleh PKI, anda menggunakan paradigma Orde baru nih untuk menjatuhkan lawan politik, dengan memberikan tuduhan "Anda PKI" Bisa cari tuduhan yang baru dan lebih masuk akal ngga ?? Karena saya mendengar ini dari Kakek, Nenek, Bapak, dan Ibu saya Bung, sudah saya tanyakan, dan cerita ini yang saya dapat. Saya ngga tahu ya kalau anda mungkin (atau orang tua anda) yang sudah dibrainwash oleh Soeharto lewat RRI-nya waktu itu. Atau masih ketakutan akan ancaman kaleng orde baru yang sekarang sudah ompong itu Berapa juta yang mau jadi saksi? banyak, termasuk beribu-ribu anggota eks PKI yang sekarang sudah bebas maupun masih dalam tahanan politik Pemerintah RI. Tanya saja mereka. Jeffrey, jeffrey, kamu korban orde baru. Bangun nak, sekarang sudah orde reformasi. Mardhika Wisesa Jeffrey Anjasmara <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Hehehe dapat info dari mana kalau pembantaian oleh PKI hanya karangan dari Suharto doang? Sebelum Suharto beken mereka juga sudah membantai. Memang habis itu ada balas dendam dari kalangan nasionalis dan kalangan Islam. Tentu saja juga tentara. Jangan pula anda mengira pembantaian orang-orang PKI hanya oleh tentara. Soalnya tentara sendiri waktu itu terbagi. Tentara sendiri bukan musuh PKI. Yang dijadikan musuh PKI jelas orang nasionalis dan agamis. Masak anda nggak pernah diceritain bagaimana orang PNI gebug-gebugan sama orang PKI? Kalau ada yang bilang kekerasan PKI hanya isapan jempol Suharto berarti anda sudah dibelokkan oleh partisan PKI. Kenapa nggak nanya orangtua atau kakeknya sih? Tanya saja lah. Gampang kan? Suharto bisa saja mengarang tentang G30S PKI, tetapi mengarang sepak terjang PKI? Hehehe. berapa juta yang dapat maju jadi saksi? JA Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1
Re: Identitas diri
Gue nggak nyambung pada tanggapen yang laen. dengan memasukan identitas diri paling nggak bisa menunjukkan jiwa besar. kita diskusi di permias@ ini kan bukan untuk membuktikan jago-bego, benar-salah. nah usul dari saya sih kalo yang posting identitasnya nggak jelas yah wes jangan ditanggeepin.. kapan lagi kita mau mulai belajar dewasa dan bertanggung jawab, kalo dikit2 ngumpet. my tho't faran -- On Thu, 4 Nov 1999 06:29:45Okki Soebagio wrote: >Hahaha.. wah, ini saya terjebak dengan identitas diri anda. See ? Saya >kira anda wanita. Langsung deh ada prejudism dari cara saya menulis email >kepada anda, kata-kata yang digunakan, etc.. :-) > >Kalau tahu anda 'mas-mas', mungkin saya nggak akan nanya sejauh itu dan >mungkin not as smooth kali ya ? hahaha... > >Salam, >-- >[EMAIL PROTECTED] >http://www.nawala.com > >On Wed, 3 Nov 1999, E R Juni wrote: > >> (hihi, nama juni itu cewek banget yah ? kok semua pada keliru gini sih...) >> >> >Saya setuju sekali dengan yang ini. Ngomong-ngomong mbak Juni sekarang >> >sedang ambil apa ? :-) >> >> kalau udah tau saya 'mas' masih tertarik untuk tau nggak ? he-he-he >> kan saya udah kasih tau, kalau mau cari info tentang saya, silahkan ke >> website university, search last name saya, langsung dapet no telepon... >> nah... langsung aja telpon ke rumah, ok... :-) > DC Email! free email for the community - http://www.DCemail.com
Re: Apa maksud Harian Republika ?
Saya kok nggak ngeliat beernya. kayaknya kalo anda lebih awas bisa dilihat bahwa harga yang dicantukan adalah dolar. bukan rupiah lagi. kayaknya ini yang ingin disampaikan, bahwa timor2 bukan milik kita lagi. itu yang saya tangkep. anda keliatannya sentimen nih sama republika. :) Faran -- On Wed, 3 Nov 1999 12:07:36Mardhika Wisesa wrote: >http://www.republika.co.id/9911/03/Timor.jpg > >Beer, dijual-dijual di Timor (Timor-Timur mayoritas beragama Katholik tidak >menghalalkan penjualan atau pengkonsumsian minuman memambukkan) > >Semoga Republika (kita) bisa berkaca > >Beer, dijual-dijual di Indonesia (Indonesia adalah negara bermayoritaskan >Islam, juga tidak mengharamkan penjualan dan pengkonsumsian minuman berkadar >alkohol) > >jadi maksud Harian Republika ini apa ya?? ngga jelas deh Pak Habibie (Golkar >Hijau) > >Mardhika > > >Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1 > DC Email! free email for the community - http://www.DCemail.com
Re: SiaR---KISDI DUKUNG ADI SASONO JADI PRESIDEN RI 1999-2004
>Bung Rosadi, Bung BRIDWAN, >Terima kasih atas tanggapan atas berita yang saya >posting-kan diPermias@ kemarin. Terima Kasih kembali bung Bridwan..:) >Seperti yang saya tulis 'menggelegar', ternyata >jangankan beritanya, tanggapannya pun menggelegar..:) Iya nih...nggak mo kalah menggelegarnya ya:) >Anda mempunyai hak untuk membantah, menyanggah atau >bahkan menambahkan, oleh sebab itu saya sangat >menghargai waktu yang diberikan untuk menanggapi >berita tsb. Saya juga menghargai semangat dan usaha keras anda untuk menegakkan kebenaran dan keadilan. Mudah-mudahan di lain kesempatan, kita bisa berdiskusi lagi. >Selamat Tahun Baru 1999 ! Selamat Tahun Baru 1999 juga bung BRIDWAN..., Senang berkenalan dengan anda...:) __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: Matori dan Faisal Basri (topeng-topeng)
-- >Maaf, kalau boleh tau, apa yang anda kerjakan, dan apa yang tidak >dikerjakan oleh Faisal Basri. sebel aja mas, koq kerjaanya njelek-jelekin orang melulu. harusnya biar jos disertai bukti, katakan ada dokumen yang valid sehingga ada tindak lanjut dan hasilnya ada (more objektive lah). Bukti/data otentik akan berbicara lebih banyak dari pada Njeplak-jeplak namun buktinya minim(ini bener-bener intelek) Dan akan lebih "respectable" kalau dia bilang ini lho buktinya, asli dan saya punya saksi-saksi. Kalau orang jawa bilang "nyacat" iku gampang. Kerjaan pokok saya ada deh, sampingan juga ada, yang jelas saya tidak akan korupsi, dan saya kerja sebaik mungkin. Dan kalau ada yang korupsi dan saya ada bukti (valid) ya saya ngomong saja...enak khan. dan kenapa anda bilang Matori dengan kata-kata yang >kurang pantas, apa yang terjadi, ada masalah pribadi ??? may be. Saya kira matori kalau ngomong kadang juga kayak preman, kenapa saya sekali saja tidak boleh? (maklum mas sama-sama orang Salatiga) Saya rasa sebaiknya dijelaskan dengan rinci dan intelek, karena kalau saya tidak salah, forum ini adalah forum mahasiswa(student), jadi akan lebih baik kalau posting-posting di milis ini ditulis secara logis dan intelek. > Saya memang bukan mahasiwa koq mas, jadi maklum ya? Silakan mas, kalau nama saya mau di del di Mailing list ini ... WHATEVER, THANK SO MUCH FOR THIS KIND CONTROL. Matur nuwun Regards too >regards >HADI > > __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Aborigin sampai 1967 digolongkan Flora & Fauna!
Howard baru mengkampanyekan PENGAKUAN aborigin sebagai penduduk pertama, dengan modal dukungan dari senator asal Aborigin. Bila kita ingin mengasah logika sedikit, pertanyaannya, apa konsekuensi tidak diakuinya aborigin sebagai penduduk pertama sampai saat ini? Jelas sampai saat ini Australia mempunyai persoalan akut mengenai ras. Makin jelas pula sebetulnya kita adalah korban politikus Aussie radikal yang ingin berpetualang atas nama "white superiority". Di mana logikanya mereka ingin membantu rakyat Timtim yang hanya kalah hitam sedikit dengan Aborigin? Kesimpulan yg dapat ditarik adalah karena Timtim ada di luar negeri! Aussie tidak perduli dengan pendidikan aborigin. Aussie masih pula tidak perduli dengan kaum muda aborigin yang lebih banyak minum minuman keras daripada bekerja. Pemerintahan yg tulus jelas akan melindungi nasib kaum muda ini dengan larangan supply miras. Bukannya membebaskan mereka minum atas nama hak azasi. Aussie hanyalah menganut kebijakan AS tempo doeloe yang mengakibatkan kaum muda Indian tidak mampu bangkit dari keterbelakangan. Tapi itu dulu. Bagaimana pula kita dapat silau oleh negara yg sampai tahun 1967 mengelompokkan aborigin dengan flora dan fauna? Apakah mereka minta dana kepada WWF untuk melindungi lenyapnya orang Aborigin? Kasihan amat! Sekelas dengan orangutan, siamang, atau cendrawasih dong?! Kesimpulannya, Aussie bukanlah negara yang punya rapor cukup untuk menjadi negara pejuang HAM. Yang repot banyak kalangan di Indonesia yang selalu silau dengan issue HAM, dan tidak mau perduli dengan apa yg melatarbelakangi move-move Aussie. Jadilah banyak LSM dan oknum-oknum organisasi yang berkesan MEMBOKONG pemerintahan Indonesia sendiri dari belakang. Jeffrey Anjasmara '- Bila Ingin Jadi Republik Dibutuhkan 12,3 Juta Suara Sydney, 4 November PM John Howard dan satu-satunya politikus Aborigin Australia, Senator Aden Ridgeway, hari Rabu mengimbau bangsa Australia supaya mendukung proposal konstitusional yang mengakui kaum Aborigin sebagai ''penduduk yang pertama di Australia''. Sabtu yang akan datang, rakyat Australia akan menjawab dua pertanyaan. Pertama, apakah mereka ingin memutuskan hubungan konstitusional dengan Inggris dan menjadi republik? Kedua, apakah mereka setuju kalau konstitusi diberi mukadimah yang menetapkan jati diri negara dan rakyat Australia. Sementara debat seru republik mendominasi semua harian dan gelombang udara, pertanyaan mengenai mukadimah itu nyaris tidak digubris, dan menurut jajak pendapat, nasibnya kurang baik. Dalam jumpa pers gabungan, Howard yang setia kepada monarki, dan Ridgeway yang pro-republik, mengatakan, ''Kami mengimbau rakyat Australia supaya menjawab Ya'' mengenai mukadimah itu. Howard dan Ridgeway, yang bersama-sama menyusunnya, mengatakan bahwa mukadimah itu mempersatukan bangsa Australia pada saat memasuki abad berikut, dan adalah langkah signifikan menuju kerukunan rasial. ''Untuk pertama kali dalam 100 tahun akan ada pernyataan positif yang anggun dan pantas dalam konstitusi kita mengenai suku Aborigin dan penduduk pulau Torres Strait,'' tutur Howard, yang selama ini dikecam karena pemerintahnya menolak tegas untuk minta maaf kepada suku Aborigin atas perlakuan tidak adil di zaman lampau. ''Saya yakin bahwa kalau disetujui nanti, mukadimah itu akan memberi sumbangan yang sangat berharga kepada proses perukunan (rasial) di negeri ini,'' ujarnya. Tahun 1788, Inggris memakai Australia sebagai tempat pengasingan orang-orang hukuman, dan menyatakannya sebagai tanah kosong meskipun waktu itu suku Aborigin sudah menghuninya selama 40.000 tahun. Sampai tahun-tahun 1960-an kaum Aborigin tidak diakui sebagai warga negara, melainkan diperintah di bawah UU Flora dan Fauna, dan baru memperoleh hak kewarganegaraan dalam referendum 1967. Ridgeway mengatakan, ''Mukadimah itu mencakup banyak nilai yang penting bagi rakyat Australia seperti: persamaan hak, kehormatan, kesusilaan, keanekaragaman. Semuanya, menurut saya, bisa dipilih oleh bangsa Australia.'' Tetapi tidak semua warga Aborigin menyetujui mukadimah itu. Banyak tokoh kulit hitam menuntut istilah yang lebih kuat daripada hanya ''pertalian keluarga yang erat'' Naungan Sementara itu hari Sabtu nanti akan menjadi penentu apakah negari Kanguru ini akan tetap berada di bawah naungan Kerajaan Inggris atau menjadi Republik. Namun sebuah jajak pendapat yang dikeluarkan hari Selasa, menunjukkan bahwa jika Australia ingin menjadi Republik maka dibutuhkan paling tidak 12,3 juta suara ditambah mayoritas pemilih di empat negara bagian. Jajak pendapat itu memperlihatkan, 56 persen pemilih akan menilak perubahan di dalam referendum itu. Jumlah ini meningkat dari angka 46 persen pada jajak pendapat bulan lalu. Sedangkan dukungan untuk menjadi republik jatuh dari 49 persen menjadi 41 persen. PM John Howard berharap, hasil referendum nanti mendekati angka yang diperkirakan dalam jajak pendapat sekarang. ''Kami memahami sistem kerja yang sekarang. Ama
Mar'ie Mencoba Membersihkan Diri, Alwi Shihab Disebut "Calo"
Saya kira hanya saya yang mempunyai dugaan bahwa AS sedang berusaha dibela. Ternyata alhamdulillah logika sederhana saya masih sesuai dengan relnya. Beberapa sinyalemen bahwa Amien-lah yang keluar dari rel, atau Bambang Sudibyo yang tidak bisa berbahasa Inggris, yang dilontarkan oleh para analis (dan juga beberapa di milis permias@) terbukti malah kembali membela AS. Suatu kebetulan yang mengherankan. Sudah berkali-kali saya menulis agar kita waspada pada IMF dan AS, ternyata masih saja banyak penggemarnya yg membuta. Tingkah IMF yang menunda bantuan dan setelah dokumen long form dibuka, dan malah diobral, malahan IMF pula yang ingin cepat-cepat kasus Bank Bali ditutup. Hubert Neiss yang bilang begitu. Kemarin sudah saya tulis toh, mengapa IMF (juga HIID) yang juga harus bertanggung jawab atas kerusakan ekonomi kita? Dalam kasus dubes AS yang bertingkah selaku presiden RI, alih-alih menuding AS, beberapa dari kita malahan menanyakan kredibilitas Amien yang membongkar intervensi AS. Sungguh aneh bin ajaib. Di bawah ini saya sampaikan berita dari Berpolitik.com Jeffrey Anjasmara '--- Mar'ie Mencoba Membersihkan Diri, Alwi Shihab Disebut "Calo" Kepentingan AS Kamis, 04 Nopember 1999, @14:35 WIB Geger seputar tekanan Kedubes AS kepada Menkeu membawa dampak yang semakin luas meskipun belum muncul ke atas permukaan lanskap politik di tanah air. Sejumlah sumber yang dimintai komentar oleh BerPolitik.com mengatakan, kasus ini menunjukkan dua hal: Mar'ie berkepentingan terhadap BPPN dan Alwi Shihab telah menjalankan hari-hari pertamanya sebagai Menlu dengan memposisikan dirinya sebagai "calo" kepentingan AS. Setelah Amien pernyataan Amien mengenai sikap tidak patut Dubes AS kepada Menkeu terus bergulir, Mar'ie Muhammad dan Alwi Shihab sibuk mengklarifikasikan dan membantah adanya tekanan itu. Bantahan mereka kini mulai terkuak kebohongannya. Seperti bantahan Alwi bahwa dirinya sedang shalat saat terjadi pembicaraan antara Dubes AS dan Menkeu, ternyata menurut Bambang Sudibyo, sebagaimana dituturkan orang dekatnya, Alwi dan Mar'ie sedang berada di tempat saat terjadi pembicaraan yang panas itu. Sebenarnya ada pertanyaan yang lebih mendasar, yaitu, mengapa Menkeu harus menghadap Dubes AS, mengapa Alwi Shihab harus menjadi mediator, dan mengapa pertemuannya harus di kantor Mar'ie? Menurut sumber BerPolitik.com, pertemuan itu malah sedianya akan dilakukan di Kedubes AS. Atas saran Fuad Bawazier, akhirnya Bambang Sudibyo menolak mengadakan pertemuan di Kedubes. Menurut sumber itu, Fuad mengatakan kepada Bambang Sudibyo bahwa semestinya Dubes AS yang menghadap Menteri, bukan Menteri menghadap Dubes AS. Setelah Bambang menolak bertemu di Kedubes AS itulah kemudian muncul tawaran untuk mengadakan pertemuan di kantor Mar'ie Muhammad, kantor KKI, di Jl. Brawijaya. Menurut sumber itu, yang dibawa menghadap Dubes AS oleh Alwi Shihab ternyata bukan hanya Bambang Sudibyo, tetapi ada beberapa menteri lainnya. Hal inilah yang kini sedang dipertanyakan oleh banyak pihak. Alwi dianggap sudah melanggar prinsip politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif. Pertanyaan mengapa Alwi sebagai menlu membawa sejumlah menteri menghadap Dubes AS nampaknya perlu segera dijelaskan oleh Alwi sendiri. Mengenai pertemuan di KKI, kantor Mar'ie, sumber BerPolitik.com mengatakan, dalam hal BPPN Mar'ie memang berkepentingan. Sebab, berbagai kejanggalan yang ada di BPPN berpangkal dari Keppres No 26/1998 tanggal 26 Januari 1998 yang diusulkan oleh dirinya kepada presiden berkuasa kala itu, Soeharto. Di samping itu, sebagai Ketua IRC, komite yang bertugas melakukan review atas kerja-kerja BPPN, Mar'ie bisa dianggap gagal kalau kemudian "borok-borok" BPPN dibuka oleh kepalanya yang baru. Oleh karena itu, Mar'ie pun berkepentingan atas tidak digantinya Glenn Yusuf.*** __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: Kurangnya koordinasi, Menkeu & Menko Ekuin
Mas Irwan memang dasar analisanya lain. Setahu saya Om KKG bicara soal budget (GFS format) yang memang dalam tahun anggaran - 1999/2000 ini ditargetkan defisit kalau nggak salah (agak lupa) +/- 82 triliun. Rencananya defisit ini ditutup melalui pinjaman LN plus divestasi BUMN dan Asset recovery BPPN. Namun dalam realisasinya s.d semester I (cash flow) masih surplus, padahal targetnya dalam semester I kalau nggak salah defisit diatas Rp. 30 triliun. Untuk masalah subsidi, khusus untuk subsidi minyak realisasinya telah cukup tinggi (sudah 80% dari budget - ini juga dampak kenaikan harga minyak di pasaran internasional). Namun subsidi diluar minyak realisasinya masih kecil, antara lain disebabkan masih kecilnya permintaan reimburs, plus dalam beberapa hal terdapat beberapa jenis subsidi telah dihapus dan juga harga bahan pangan (terutama beras) yang relatif lebih rendah karena keberhasilan panen. Soal kewajiban kontinjen pemerintah untuk masalah subsidi saya belum mendapat informasi berapa besarnya, ntar saja tak tanyakan. Kalau nggak salah IMF pernah menyarankan agar di pos pengeluaran budget ada tambahan sub pos "contingent liability" untuk menampung carry over subsidi. Untuk tahun-tahun mendatang beban fiskal akan sangat berat, terutama beban untuk membayar bunga dalam rangka rekapitulasi bank, pembayaran obligasi dalam rangka rekapitulasi yang telah jatuh tempo dll. Informasi : - Pinjaman IMF tidak digunakan untuk menutup defisit budget, melainkan hanya digunakan dalam rangka Balance of Payment Support (BOP Support)- memperkuat cadangan devisa. - Pinjaman yang digunakan untuk menutup defisit budget antara lain berasal dari ADB, IBRD, Miyazawa plan dan dana multilateral atau bilateral lainnya. Nuwun. >From: Irwan Ariston Napitupulu <[EMAIL PROTECTED]> >Reply-To: Indonesian Students in the US <[EMAIL PROTECTED]> >To: [EMAIL PROTECTED] >Subject: Re: Kurangnya koordinasi, Menkeu & Menko Ekuin >Date: Sun, 31 Oct 1999 01:34:25 EDT > >Bung Djoko, anda sudah baca artikel di kompas soal >perbedaan ucapan/data Menkeu vs Menko Ekuin dari >pengamat nasional? > >http://www.kompas.com/kompas-cetak/9910/31/UTAMA/bera01.htm > >Saya kutipkan salah satu komentar dari M. Ikhsan: >=awal kutipan= >Sementara M Ikhsan berpendapat, apa yang dikatakan Menkeu >bahwa kondisi anggaran aman tidak sepenuhnya tepat. "Pak Menteri >Keuangan salah ngasih tahu nih. Itu 'kan ada subsidi-subsidi yang >lalu dan sekarang, baru dibayar kalau sudah diperiksa oleh Badan >Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Subsidinya 'kan >belum dibayar, tetapi sudah terjadi. Ya kelihatan surplus dong, >karena masih ada kewajiban," kata Ikhsan. > >Menurut Ikhsan, sebetulnya anggaran negara saat ini negatif. >"Kemarin Pak Kwik Kian Gie bilang defisit, hari ini Menkeu bilang >surplus, 'kan bingung orang. Dia nggak nanya apa yang terjadi >seharusnya. Memang cashflow-nya di dalam kasir itu memang >surplus sekarang, tetapi karena ada kewajiban yang belum >dibayarkan. Itu 'kan nggak boleh masuk dalam perhitungan surplus," >ujarnya. >==akhir kutipan= > >Bung Djoko, bagaimanan komentar anda atas pernyataan >di atas? Apakah memang benar apa yg disampaikan oleh >M.Ikhsan? > >Dalam artikel itu juga, seorang pejabat Bappenas mengatakan >bahwa beban anggaran sebetulnya masih berat. > >Nah, saya yg ngga punya akses data jadi bingung sekarang, >sebenarnya kondisi kita gimana sih mengenai anggaran yg >ada? Surpluskah? Negatifkah? Berbahayakah? >Intinya, perlu penjelasan dari pejabat yg berwenang untuk >menyampaikan data tersebut. > >jabat erat, >Irwan Ariston Napitupulu > __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: Apakah Negara Islam "compatible" dengan azas Demokrasi?
Begini lho, mas Saeful saya masih ingin berdebat kepada anda mengenai adanya kontradiksi yang saya anggap penting dalam argumen anda. kontradiksi-nya terletak diantara: -negara Islam yang mengambil makna Al Quran sebagai undang2 (menurut tafsir tentunya). -negara Demokrasi yang memakai wakil rakyat untuk bersama2 membuat undang2. coba jelaskan lagi bagaimana keduanya bisa dicampur: seperti minyak dan air. menurut saya pribadi: demokrasi bukan itu "bukan hanya" seperti yang anda ceritakan kemarin: "tukang becak datang duluan dia duduk disab paling depan(pertama), pejabat tinggi datang belakanga tidak duduklan paling belakang tidak boleh melangkahi untuk duduk didepan, Imam/Pemimpin shalat kalau salah bisa dirkoreksi oleh uang mammum." (seperti yang anda ceritakan kemarin). melainkan, demokrasi mempunyai aplikasi yang lebih dalam dari yang anda ungkapkan, yaitu: demokrasi adalah sistim kenegaraan yang mencakup pembuatan undang2 bersama atas konsep "mob rule" atau "majority rule" (sementara konsep negara Islam tidak mengakui "mob rule" dengan adanya Al Quran atau "Words of One God: Allah") saya rasa dugaan saya mengenai adanya kontradiksi dalam argumen anda sudah cukup mudah/sederhana untuk dimengerti, bukan? Anda juga bertanya: >Yang jadi pertanyaan saya kenapa bung indi ketakutan sama islam ? >trauma apa yang anda dapat dare pemeluk islam ? saya hanya takut dengan adanya kontradiksi yang anda suguhkan kepada negara sehingga saya minta penjelasan anda ttg. pembuatan undang2 secara "demokrasi" di jaman kejayaan Islam dulu. saya mendapat trauma? apakah mental trauma atau physical trauma? Trauma itu timbul karena hal yang tidak diduga yang telah terjadi pada seseorang. Berhubung masalah dari kontradiksi ini belum benar2 terjadi (mudah2an tidak akan terjadi), maka saya tidak bisa mengakui adanya trauma terhadap politik Islam/demokrasi dalam diri saya. Yang ada hanya rasa was2 dan takut munculnya permasalahan dalam kontradiksi yang anda suguhkan tadi. INDI Rachman, Saeful (Exchange - PTI) wrote: > Apakah Negara Islam "compatible" dengan azas Demokrasi? > Lima belas abad yang lalu sjeak Islam berdiri sudah melalkuan > demokrasi bisa dibuktikan dengan masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar > ra dan > Khalifah Umar ra > Ilima belas abad yang lalu Islam sudah menghapuskan > perbudakan, > Amerika baru satu abad jih > > dalam keseharian demokrasi Islam bisa dilihat dalam shalat > jumat > bejamaah, tukang becak datang duluan dia duduk disab paling > depan(pertama), > pejabat tinggi datang belakanga tidak duduklan paling belakang tidak > boleh > melangkahi untuk duduk didepan, Imam/Pemimpin shalat kalau salah > bisa > dirkoreksi oleh uang mammum > > Yang jadi pertanyaan saya kenapa bung indi ketakutan sama > islam ? > trauma apa yang anda dapat dare pemeluk islam ?
Re: Detik.Com: Dubes AS minta maaf
Untuk bung Priyo: In a message dated 11/4/99 7:53:28 AM Eastern Standard Time, [EMAIL PROTECTED] writes: > Wah...Detik.Com kok sering banget misleading > pembacanya sih. Maklumlah banyak wartawan belum punya > jam terbang cukup di rimba persilatan, tapi harus > buru2 bikin berita...;-) Irwan: Kita harus bisa membedakan mana yg misleading dan mana yg informasinya terbatas atau belum lengkap. Contoh berita yg 'misleading' adalah: Bila kejadiannya tidak minta maaf, lalu diberitakan meminta maaf. Contoh kejadian adalah berita di Kompas ketika Emmy Hafild (Walhi) dalam teks di foto diberitakan meminta maaf ke Gus Dur. Akibat berita yg misleading ini maka Emmy Hafild perlu melakukan konferensi pers yg beritanya dapat anda baca di: http://www.detik.com/berita/199911/19991102-1125.htm Nah, kalau soal detik.com dalam berita soal Amien Rais vs Dubes AS tidak memuat kata2 yg menunjukkan Dubes AS memintaa maaf, menurut saya bukan termasuk kategori misleading. Lha, kalau dubes AS selama yg wartawan detik.com dengar tidak pernah mengucapkan kata2 minta maaf, kenapa juga wartawan detik.com harus memuat berita dengan menulis dubes AS minta maaf? Ini justru malah termasuk kategori 'misleading' tsb. Priyo: > Contohnya: PDI-P ternyata menempatkan posisi 4 Menteri > di Kabinet, Kwik, Laksamana, M. Prakosa (Mentan), dan > Sonny Keraf (PDI-P dari NTT), kok cuma ditulis 2 > posisi Menteri. Unsur kesengajaan -- atau emang nggak > tahu nih? Ya...gua maklum lah, wartawan baru..;-) Irwan: Wah, saya kirain juga tadinya cuma dua. Soalnya di media2 lain sewaktu masih draft juga PDIP nya saya lihat cuma dua. Tapi baguslah kalau memang ada 4 wakil PDIP di kabinet karena memang menurut saya sangat wajar mengingat PDIP adalah partai yg paling besar mendapat suara rakyat. Oh ya, ngomong2 apa memang dua orang tersebut, M. Prakosa dan Sonny Keraf diangkat dari PDIP atau mungkin diangkat dari Utusan Daerah? Bisa anda cari konfirmasi akan hal ini? Kalau memang ternyata dari Utusan Daerah, wah gimana ya, berita bahwa cuma 2 dari PDIP itu bisa menjadi benar dan bisa juga kurang benar tergantung dari sudut mana kita memandangnya. Priyo: > Kenapa Detik.com juga mesti malu untuk menulis: Dubes > AS minta maaf. Selesai. Irwan: Seperti yg saya jelaskan di atas, ada kemungkinan2 yg tampaknya mungkin belum anda perhitungkan sebagai suatu kemungkinan. Kalau anda mengikuti berita2 di detik.com, mereka sering kali nulis ngga pake basa basi. Ngga malu2. Coba deh lihat lagi, di detik.com toh kita bisa lihat kutipan2 atas ucapan Amien Rais ke dubes yg cukup keras. Jadi menurut saya, detik.com hanya mencoba memegang kode etik jurnalistik yg salah satunya adalah kutiplah/beritakanlah apa yg dikatakan dan bukan apa yg tidak dikatakan. Priyo: > Mana, harga diri kita sebagai > bangsa, kalau maunya memojokkan bangsa sendiri dan > membela bangsa lain terus? Irwan: Nah, yg ini menurut saya sudah kejauhan nih. Apa menurut anda detik.com membela bangsa lain terus dan memojokkan bangsa sendiri? Ngomong2 kalau detik.com ngejar kasus Bank Bali, apakah menurut anda ini termasuk kategori memojokkan bangsa sendiri? Kalau detik.com mengejar kasus Andi Ghalib, apakah ini menurut anda termasuk kategori memojokkan bangsa sendiri? Kalau detik.com mendapat konfirmasi dari Mar'ie Muhammad atas peristiwa Brawijaya, apakah ini anda kategorikan termasuk memojokkan bangsa sendiri? Wah, anda sudah terlalu jauh tampaknya dalam melihat satu permasalahan. Untuk bung Renaldo: Renaldo: > Kasus Dubes AS selesai sudah. Dalam Cakrawala ANTV, > Liputan 6 SCTV, juga di Seputar Indonesia RCTI tadi > sore diberitakan, Dubes AS sudah ketemu Ketua MPR > Amien Rais untuk menjernihkan persoalan dan keduanya > sepakat, > persoalannya sudah dianggap selesai. Detikcom juga > memberitakan ini. > Cuma bedanya, berita Detikcom samasekali tidak > menyebutkan Dubes AS sudah minta maaf (di ANTV, SCTV > dan RCTI ketiga-tiganya ada disebut Dubes AS minta > maaf), dan di Detikcom masih diembel-embeli pernyataan > Mar'ie Muhammad yang mengatakan "tekanan itu tidak > ada". Irwan: Saya hanya minta konfirmasi dari anda, bung Renaldo, apakah dalam tayangan ANTV, SCTV, RCTI, tersebut ada disiarkan perkataan langsung dari dubes AS yg mengucapkan kata2 minta maaf? Atau kata2 maaf dari dubes itu hanya disebutkan dalam berita saja? Kalau memang ada rekaman gambar (atau juga rekaman suara) yg menunjukkan dubes AS mengucapkan kata2 minta maaf, jelas disini wartawan detik.com kurang lengkap yg bisa terjadi karena keterbatasan informasi dalam pemberitaan. Jadi tidak tepat bila dikatakan "misleading". Mengenai dikutip-ulangnya perkataan Mar'ie Muhammad, menurut saya itu adalah naluri seorang wartawan yg melihat ada sesuatu yg ganjil pada peristiwa tersebut. Manakah peristiwa yg sebenarnya terjadi? Apakah Mar'ie berbohong? Ataukah dubes AS mencari jalan tengah demi kepentingan yg lebih besar antara AS dengan Indonesia karena AS lebih melihat Gus Dur nya. Dan untuk menyampaikan hal tersebu
[Fwd: FW:]
> -- > From: [EMAIL PROTECTED][SMTP:[EMAIL PROTECTED]] > Sent: 29 December 1998 13:49 > To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; > [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; > [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; > [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; > [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; > [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; > [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; > [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; > [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; > [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; > [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; > [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; > [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; > [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; > [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; > [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; > [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] > > Nomor : 010/UND/XII/1998 Jakarta , 29 - Desember - 1998 > > > Kepada Yth, > Rekan-rekan > Alumni ITB > di > T e m p a t > > > Hal :Undangan Buka Puasa Bersama. > > Dengan hormat > > Dengan ini, kami mengundang Rekan-rekan Alumni ITB untuk hadir pada > Acara Buka Puasa Bersama IA-ITB Cabang Jakarta,yang diselenggarakan pada : > > Hari / Tanggal: Selasa / 5 Januari 1999 > Waktu : 17. 30 - selesai > Tempat: Gd. JDC Lt.VI, Lotus 1 & 2 > Jl. Gatot Subroto Kav.53, Slipi Jakarta 10260 > Acara : - Buka Puasa > - Pengajian dan Tarawih > > Sangat kami harapkan kehadiran rekan-rekan Alumni ITB dalam acara ini. > > Atas perhatian dan kesediaan rekan-rekan untuk hadir kami ucapkan > terima kasih. > > > > IKATAN ALUMNI ITB > CABANG JAKARTA > > > > >( Dwitjahyadi ) > > > NB. Mohon bantuannya menyebarkan kepada rekan Alumni ITB yang lain. > > > > > > Get free e-mail and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1 >
[Fwd: Kongres SPUR: 15 Januari 1998]
Kawan2 Profesional, Atas penugasan Rapat SPUR tanggal 7 Desember lalu, maka kami dari Panitia Kecil Bidang Organisasi (PKBO) mengundang seluruh PARTISIPAN (Anggota) SPUR untuk menghadiri RAPAT UMUM untuk pengesahan Organisasi dan pemilihan Pengurus/Fasilitator SPUR yang baru. Rapat Umum (Kongres) ini akan diadakan pada: Hari/Tanggal: Jumat / 15 Januari 1998 Waktu : 18:00 - 21:00 (Diawali Buka Puasa Bersama) Tempat : Ruang Orchird, Gedung Jakarta Design Center Lantai 6, Slipi PARTISIPAN (Anggota) SPUR adalah para Profesional yang pernah terlibat dalam paling sedikit 1 (satu) kegiatan SPUR, dan/atau tergabung dalam mailing list SPUR. Hanya para PARTISIPAN yang dapat memiliki hak dipilih dan memilih dalam Rapat Umum ini. Karena waktu dan kesempatan yang sangat sempit, maka kami akan memandu acara sedemikian rupa agar tetap dapat meng-akomodasi aspirasi para Partisipan secara demokratis tetapi efisien dan efektif. Acara selengkapnya dari RAPAT UMUM ini: * Buka Puasa Bersama : 18:00 - 19:00 * Presentasi Proposal Penyempurnaan Organisasi: 19:00 - 19:30 * Pengesahan Bentuk Organisasi dan Aturan : 19:30 - 19:35 * Pemilihan Pengurus & Fasilitator * Penjelasan Tata Cara: 19:35 - 19:45 * Tahap 1:Pengajuan Pengurus oleh Partisipan: 19:45 - 20:00 * Tahap 2:Pemilihan Fasilitator oleh Pengurus : 20:00 - 20:20 * Tahap 3:Pemilihan Sekjen oleh Partisipan: 20:20 - 20:50 * Pengesahan Pengurus dan Penutup : 20:50 - 21:00 Mohon diberitahukan ke Partisipan SPUR lainnya yang tidak terjangkau melalui email. Kami membutuhkan usulan kawan2 atas acara ini. Terima kasih atas bantuannya. Para Pengundang: PBKO Rahman Akil (Koordinator) Fajar RS Hotasi Nababan Supangat Danuningrat Bernadus Djonosaputro Brimy Laksmana Sita Supomo Chrisma Rahmat Oei Rambun Tjajo Click here for ESPN College Bowl Championship News! eGroup home: http://www.eGroups.com/list/spur_for_ri Free Web-based e-mail groups by www.eGroups.com
Re: Abad ke 21: pukul 00.00 tahun 2000 atau pukul 00.00 tahun 2001?
At 22:27 01/01/99 -0600, Indra Adrisudiro wrote: >At 05:18 AM 01/02/1999 +0700, bRidWaN wrote: >> Makasih bung Budi:) >> Emang saya sejak awal juga berpikir begitu... >> malahan saya denger, tahun Masehi itu dimulainya >> bukan pas tahun ke-0 atau ke-1, begitu juga >> tahun barunya, dulu bukan tgl 1 Januari... >> Kalau di-Indonesia, abad 21 dianggap akan dimulai >> pada jam 00.00 tanggal 1 Januari 2000. >> >> Tolong dong kalau ada tanggapan, saya soalnya demen >> sama permasalahan yang sederhana cuma njelimet ini > Bang Ridwan: > Saya rasa penjelasan dari Lutfi M. <[EMAIL PROTECTED]> > mengenai kapan persisnya dimulai Abad 21 sudah jelas ... > las ... las ... yaitu 00:00:00.00.00.00 on Jan. 1, 2001 :)) > > Nah sekarang masalahnya apakah anda atau yang lainnya (misal: > RCTI, SCTV, Prambors, etc. kalau ada) ingin merayakan dan > menyambut datangnya Abad 21 pada: >* 9/9/99 (9 Sept. 1999) >* 1 Januari 2000 >* 1 Januari 2001 >* atau hari/tgl. lainnya > > itu sih terserah anda dan mereka ... lha wong sekarang jamannya > reformasi yang katanya pro-demokrasi dan perbedaan pendapat kok. > Selama kegiatan/keyakinan anda tidak melanggar hukum ... > sah-sah aja :) > > Mudah-mudahan email ini cukup jelas dan melegakan hati anda. :) Terima kasih mas Indra.., sudah lega akhirnya. nAH..., Kalau begini mungkin agak seru jadinya. Rasanya Pemerintah kita mengumandangkan atau mencanangkan Abad 21 itu akan dimulai tgl 1 Januari 2000. Kelihatannya akan lebih baik kalau 'seragam' deh, tul ngga ? Salam, BRIDWAN
Re: AMIEN DI BALIK FUAD BAWAZIER?
SiaR, salah satu corong media yang sangat anti dengan Islam. Dibawah ini (tanpa sebuah pembuktian), mencoba menjelekkan Amie Rais, Poros Tengah atau kalau mau dibaca mencoba menjelekkan Islam. Soe. -Original Message- From: Hadi Wijaja <[EMAIL PROTECTED]> To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> Date: Wednesday, November 03, 1999 8:59 PM Subject: AMIEN DI BALIK FUAD BAWAZIER? >> > AMIEN DI BALIK FUAD BAWAZIER? >> > >> > JAKARTA, (SiaR, 2/11/99). Amien Rais benar-benar presiden >> bayangan. >> > Ia sukses menggolkan paling tidak delapan menteri di Kabinet Persatuan >> yang >> > dipimpin "saudara tua"-nya itu. Dan semua tokoh di Poros Tengah, >kekuatan >> > politik berbasis Islam, mendapat jatah tempat di kabinet, kecuali Matori >> > Abdul Jalil dari PKB yang dalam Sidang Umum lalu membelot ke kubu >Megawati >> > Soekarnoputri. Jangan lupa, Amien juga berhasil memasukkan orang-orang >> ICMI, >> > markas Amien sebelum mendirikan PAN, ke kabinet. Orang seperti Bambang >> > Sudibyo (Menkeu), Nur Mahmudi Ismail, Yusril Ihza Mahendra, Al Hamdi, >> Yahya >> > Muhaimin dan lainnya, adalah anggota teras ICMI dan beberapa malah >> > penandatangan deklarasi ICMI. >> > >> > Pengaruh Amien melebar ke mana-mana, menyusul upayanya membalas >> budi >> > mereka yang sudah jadi kasir Poros Tengah. Adalah Fuad Bawazier yang >> > memborong sepuluh suite room di Hotel Mulia Jakarta selama SU >berlangsung, >> > yang kini perlu dibalas jasanya. Mulanya bekas menkeu yang sangat korup >> ini >> > diusulkan Amien masuk kabinet, tapi arus deras penolakan masyarakat >> membuat >> > Kiai Gus Dur memilih menimbang Fuad masuk di Dewan Ekonomi Nasional >saja. >> > >> > Fuad, yang punya rumah di Boston dan kekayaan audzubillah itu, >> > sekarang tengah menggerecoki BPPN. Ia bertekad menggolkan Rini S. >Suwandi, >> > pimpinan Astra, untuk mengganti Glenn S. Yusuf yang dinilainya gagal >> > menakhodai BPPN. >> > >> > Mau tahu siapa Rini? Selain jago tenis, Rini diketahui sebagai >> > "teman sangat-sangat dekat" Bawazier. Anak muda bilang, pacar. Target >> > Bawazier tentulah aset-aset menganggur yang kini ada di BPPN. Dan >Bawazier >> > yang merupakan orang dekat Cendana dan Soeharto itu pastilah ingin >> menyabet >> > aset-aset itu, siapa tahu dengan modal Cendana ia kembali naik ke >panggung >> > ekonomi nasional sebagai baron. Aneh juga jika Amien Rais tidak >mengetahui >> > koneksi Bawazier-Cendana ini. *** >> > > >> > >>
Re: Legalisir ijazah di Konjen?
Bung Budi dkk, Ini ada info soal legalisir itu. Mudah-mudahan bisa dicoba, gratis. Salam, ramadhan pohan ### Ini saya paste dari bincang@: OLE alias Pohan, Miing kasih info nih: Kalau harus bayar buat legalisir ijazah di LA, kenapa kagak dianjurkan aja kirimkan itu transcript ke kak/mbak Isweni Bakri di kantor ATDIKBUD KBRI Washington, DC. Setahu saya disana kagak dipungut biaya macam-macam. Demikian info dari Miing. >From: [EMAIL PROTECTED] >To: [EMAIL PROTECTED] >Subject: Re: [bincang] Fwd: Legalisir ijazah di Konjen? >Date: Wed, 3 Nov 1999 07:08:54 EST > >Siapa tahu ada yang bisa bantu. >rp ><< message3.txt >> In a message dated 11/3/99 9:22:17 AM !!!First Boot!!!, [EMAIL PROTECTED] writes: << Rekan-rekan yth., Sehubungan dengan permintaan tolong beberapa teman dari Depkes, yang baru saja lulus master di US beberapa bulan yl., untuk melegalisir fotocopy ijazahnya di Konjen LA, saya ingin mendapatkan penjelasan dari teman-teman yang punya pengalaman atau tahu hal ini. Pertanyaan saya adalah: 1. Apakah memang ada peraturannya bahwa legalisir fotocopy ijazah harus di perwakilan Indonesia (Konjen atau Kedubes)? Kenapa kok tidak di sekolah ybs saja? 2. Apakah benar ada biaya tertentu untuk legalisir fotocopy ijazah tsb. per-lembarnya? (Saya dengar di Konjen LA adalah $10 per lembar). Apakah biaya ini resmi? 3. Apa bedanya kalau legalisir ini dilakukan di Depdiknas di Jakarta? Terima kasih kalau ada teman yang mau berbagi pengetahuan. Salam, Budi >>
Re: Apa maksud Harian Republika ?
Mungkin itu artinya Timor Timur sudah mulai menjadi "Australia Baru". Mungkin Beer itu untuk konsumsi tentara Interfet, atau untuk orang - orang PBB. Mana mungkin buat rakyat Timtim, yang miskin itu bisa beli Beer. Kasihan Timtim, dibawah pengaturan "orang-orang" yang mengkonsumsi Beer. Bisa mabok dech :-( Soe -Original Message- From: Mardhika Wisesa <[EMAIL PROTECTED]> To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> Date: Thursday, November 04, 1999 12:05 AM Subject: Apa maksud Harian Republika ? http://www.republika.co.id/9911/03/Timor.jpg Beer, dijual-dijual di Timor (Timor-Timur mayoritas beragama Katholik tidak menghalalkan penjualan atau pengkonsumsian minuman memambukkan) Semoga Republika (kita) bisa berkaca Beer, dijual-dijual di Indonesia (Indonesia adalah negara bermayoritaskan Islam, juga tidak mengharamkan penjualan dan pengkonsumsian minuman berkadar alkohol) jadi maksud Harian Republika ini apa ya?? ngga jelas deh Pak Habibie (Golkar Hijau) Mardhika Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1
Re: WSJ team reported on Soeharto's
At 03:06 02/01/99 -0500, _ _ wrote: >Kepada rekan-rekan di IDSNet dan PermiasNet, >Selamat tahun baru Gregorian 1999! > >Bagi Anda yang belum sempat mengetahui berita terakhir ttg nasib bisnis >keluarga bekas presiden Soeharto, silakan membaca Wall Street Journal 30 >Desember 1998 (di halaman muka, kolom paling kanan). Atau barangkali bisa >dicari di http://wsj.com. Semoga bermanfaat. > >wassalam, >=wien Rekan Rekan, Bagaimana caranya saya bisa 'mengintip' informasi diatas ini ? Mohon bantuan dari Rekan yang kebetulan punya file nya. Thanks sebelumnya. salam, BRIDWAN
WSJ team reported on Soeharto's
Kepada rekan-rekan di IDSNet dan PermiasNet, Selamat tahun baru Gregorian 1999! Bagi Anda yang belum sempat mengetahui berita terakhir ttg nasib bisnis keluarga bekas presiden Soeharto, silakan membaca Wall Street Journal 30 Desember 1998 (di halaman muka, kolom paling kanan). Atau barangkali bisa dicari di http://wsj.com. Semoga bermanfaat. wassalam, =wien <[EMAIL PROTECTED]> http://idsmedia.com - Your Web Solutions http://idsmedia.com/globiznet/ - Global Business Network http://idsmedia.com/biz/ IdeasMedia's Business Info Center
Re: Apakah Negara Islam "compatible" dengan azas Demokrasi?
Apakah Negara Islam "compatible" dengan azas Demokrasi? Lima belas abad yang lalu sjeak Islam berdiri sudah melalkuan demokrasi bisa dibuktikan dengan masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar ra dan Khalifah Umar ra Ilima belas abad yang lalu Islam sudah menghapuskan perbudakan, Amerika baru satu abad jih dalam keseharian demokrasi Islam bisa dilihat dalam shalat jumat bejamaah, tukang becak datang duluan dia duduk disab paling depan(pertama), pejabat tinggi datang belakanga tidak duduklan paling belakang tidak boleh melangkahi untuk duduk didepan, Imam/Pemimpin shalat kalau salah bisa dirkoreksi oleh uang mammum Yang jadi pertanyaan saya kenapa bung indi ketakutan sama islam ? trauma apa yang anda dapat dare pemeluk islam ?
REPLY: Ruang berdimensi n
Assalamu Alaikum WBT, Terima kasih atas informasi mengenai mailing list-nya. Salam, Asep M. Hadiyana Alumni TF ITB juga On Thu, 24 Dec 1998 22:44:58 +0700 "M. Lutfi" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: # Buat yg. penasaran dan pingin berdiskusi lebih lanjut tentang ruang # berdimensi n dan ruang-waktu, silahkan ikuti mailing list ini: # # [EMAIL PROTECTED]
Re: Save our beloved Indonesia !!!!!
I think we should have courage to blame something or even someone who clearly did something unfair. It's not merely a problem of jealous or envy. Democracy will only work if there is a justice and justice will come up only if law enforcement is clear. Now we need to correct the old system that clearly has created unjustice. To cope this determination everyone who feel as an Indonesian have to work together. New Generation of Indonesia >I completely agree with Mas Andrew 's ideas. Just like anything else, when you >don't get what you want, there's always someone else to blame. One of the >reasons why America become a great country is because any body from any nation >is given an equal opportunity to succeed. A melting pot, where freedom is a >right, it does not matter whether you are a Chinesse or Pribumi: if you can >make, it you can enjoy the fruits of your labor - that's what Democracy is all >about. > >In regard to the KKN issue back home, I understand that we can not close our >eyes, 'masya Allah' when you want to be honest to yourself , you see it in >any nationality and 'suku'. KKN is a rampant practice in our country, among >the Chinese, the Pribumi and even the foreigners. > >We must end devisiveness and learn to help each other to save our country. >Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. > >May Allah forgive us all for our shortcomings. >Selamat Berpuasa and Happy New Year. > __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com