Re: PDIP - Partai Islam - PAN cukup berimbang di Permias-Net dan IDS-Net ?

1999-06-13 Thread Moko Darjatmoko

Ya sudah to, Mas ... sing waras ngalah :-) Dan ingat-ingat juga,
jangan mengejar terus dengan pertanyaan lanjutan: apa sih "disain
operasional informasi" itu ?

I bet there is 95% probability (or better) that you won't get a
straight answer either. But, coming from a [self-proclaimed]
reformer on "Sains/Matematika/Teknologi" ... it's a bit scary,
isn't it?

Moko/

*

At 8:31 PM 6/12/1999, Budi Haryanto wrote:

|Wah lali aku nek musuh wong seler
|
|At 08:06 AM 6/13/99 +0700, you wrote:
|>From: Budi Haryanto <[EMAIL PROTECTED]>
|>To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]>
|>Date: Friday, June 11, 1999 9:11 PM
|>Subject: Re: PDIP - Partai Islam - PAN cukup berimbang di Permias-Net dan
|>IDS-Net ?
|>
|>
|>Boleh tanya nggak?
|>Bagaimana cara anda mengambil sampelnya?
|>Berapa jumlah sampel yang anda investigasi?
|>===
|>
|>Sorry ! Itu sih rahasia.
|>Yang jelas saya menggunakan "disain operasional informasi" (DOI).
|>
|>Salam,
|>
|>Nasrullah Idris
|>



Hasil Pemilu up to 16.50 WIB (Nasional dan Jakarta)

1999-06-13 Thread bRidWaN

Hasil Sementara Penghitungan Suara Pemilu 1999


NASIONAL - Untuk DPR Pusat
(update: 13 Jun 1999 16:50:01 WIB)


   1.PDI-P12,459,540
   2.PKB   6,268,879
   3.Golkar5,328,948
   4.PPP   3,074,168
   5.PAN   2,242,398
   6.PBB 480,173
   7.PK  403,761
   8.PKP 277,230
   9.PNU 147,145
  10.PP  136,160



DKI JAKARTA - Untuk DPR Pusat
(last Updated: 13 Jun 1999 16:20:01 WIB)


   1.PDI Perjuangan 940,578
   2.PPP421,991
   3.PAN395,747
   4.Golkar 253,552
   5.PK 116,178
   6.PKB 78,214
   7.PBB 47,934
   8.PP  23,319
   9.PKP 23,166
  10.PBI 15,986



Salam,
bRidWaN



Kejutan Dalam Pemilu 1999 ?

1999-06-13 Thread bRidWaN

  Rekan Yth.,

  Kejutan apa yang terjadi selama Pemilu ini ?
  Dari perhitungan suara sampai hari ini, ada
  2 hal yang mungkin menjadi kejutan :


  1.  Perolehan suara Golkar.
  Alangkah herannya kita melihat perolehan
  suara Golkar yang bisa sampai setinggi itu.
  Saya tidak menyangka ternyata masih banyak
  orang yang belum merasakan hasil2 Golkar
  selama ini.
  Atau adakah akibat hal-hal lain ?

  2.  Perolehan suara PAN.
  Sungguh mencengangkan hasil perolehan suara
  bagi Partai ini. Sebelum Pemilu dimulai,
  rasanya banyak orang yang mengunggulkan
  Partai ini.
  Bahkan para Tokoh Partai inipun mungkin
  terkejut juga melihat hasil ini.
  Pasti ada hikmah yang dapat diambil dari
  kasus ini, terutama menghadapi Pemilu 2004.



  Mungkin diantara Rekan sekalian ada yang ingin
  memberikan komentarnya ?

  Salam,
  bRidWaN



Nasionalis dan Agamis

1999-06-13 Thread Nasrullah Idris

 Harus diakui bahwa kelompok Nasionalis dan kelompok Agamis di Indonesia
merupakan kekuatan real. Mengabaikan yang satu oleh yang lain hanya akan
menghambat pembangunan/pemerintahan. Dalam menghadapi era globalisasi,
kondisi ini akan membuat bangsa kita terperosok pada kemisikinan, yang
gilirannya memancing bangsa asing bersikap leluasa terhadap kita. Meskipun
bukan dalam bentuk penguasaan teritorial, namun esensi imperalisme sudah
terbentuk.
 Karakteristik khas dari partai di Indonesia yang berlandaskan
nasionalis maupun
berlandaskan agamis masing-masing adalah di dalamnya kenyataan banyak tokoh
yang
agamis dan nasionalis.
 Sejarah sudah membuktikannya. Bagaimana pengabaian pihak yang satu oleh
pihak lain di Indonesia hanya menghasilkan rentetan ketegangan.
 Hendaknya jangan diulangi lagi.


Salam,

Nasrullah Idris



DPR, MPR, Presiden.

1999-06-13 Thread Irwan Ariston Napitupulu

Saya terkadang suka rancu posisi dari ketiga kedudukan di atas.
Sebenarnya, manakah yg paling tinggi posisinya antara
DPA, MPR, Presiden?
Berikutnya yg nomor dua dan tiga itu siapa?

Terima kasih sebelumnya atas informasi yg diberikan.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Pemilihan presiden sebaiknya sebelum 8 Agustus 1999.

1999-06-13 Thread Irwan Ariston Napitupulu

Indonesia sebaiknya sudah memilih/mengangkat
presiden yg baru hasil pemilu 1999 sebelum tanggal
8 Agustus 1999. Hal ini mengingat pada tanggal
tersebut rakyat Timor Timur akan melakukan
pemungutan suara untuk menentukan status daerah
tersebut.

Siapa nantinya presiden Indonesia yg terpilih,
tampaknya akan cukup punya pengaruh pada
pemungutan suara di Timtim.

Mudah2an penghitungan suara bisa lebih cepat
dilakukan agar bisa segera keluar hasilnya.


jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Sejarah baru dunia?

1999-06-13 Thread Irwan Ariston Napitupulu

Akankah Indonesia membuat sejarah baru dunia dimana
partai yg memenangkan pemilu ternyata capresnya tidak
terpilih menjadi presiden?

Apakah hal seperti ini pernah terjadi di negara lain,
dimana partai pemenang pemilu ternyata capresnya
tidak terpilih menjadi presiden?

Indonesia memang sering lain dari yang lain.
Moga2 kali ini normal2 saja. Jangan lagi kita
kecewakan rakyat. Rakyat dalam pemilu kemarin
memilih partai cenderung karena melihat capres
yg diajukan oleh masing2 partai. Kalau mau dilihat
dari program2 yg diajukan, cenderung tidak banyak
perbedaan dan memang cenderung tidak begitu
diperdulikan oleh sebagian besar pemilih.

Semoga rakyat kali ini tidak dikecewakan kembali,
tidak dipermainkan kembali oleh sistem.
Dibutuhkan kearifan dan jiwa besar para pemimpin
untuk memenuhi keinginan masyarakat Indonesia
yg tercermin dalam pemilu kali ini.


jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



[reformasitotal] *Indonesia di Persimpanagan Jalan*

1999-06-13 Thread am.25-5
 Coblos.doc


[KOMPAS] PAN Konsisten sebagai Partai Reformasi

1999-06-13 Thread Irwan Ariston Napitupulu

Syukurlah, Amien Rais dengan PAN-nya tetap berada
dijalur reformasi. Dengan demikian, maka cita2 mencegah
Golkar kembali berkuasa semakin mendekati kenyataan.
Hanya tinggal menunggu saatnya saja, menunggu hari H
saja:)

PDIP, PKB, PAN mutlah harus bergabung untuk memilih
presiden periode 1999-2004. Mereka perlu berkoalisi untuk
memilih presiden.
Seperti yg saya katakan kemarin2, saya tidak setuju kalau
mereka, PDIP, PKB, dan PAN berkoalisi permanen karena
hal tersebut sama saja akan memperlemah kontrol terhadap
jalannya pemerintahan. Setelah selesai berkoalisi memilih
presiden, maka mereka harus kembali ke posisi semula.

Saya pun kemarin2 mempertanyakan istilah "berkoalisi
untuk menjadi oposisi". Suatu istilah yg bagi saya sangat
aneh karena memang memiliki indikasi/niat ngga benar.
Masa sih dalam semua masalah akan menjadi oposisi,
dan itu sudah dinyatakan jauh2 hari sebelumnya. Khan
ngga bener kalau gitu namanya. Ya kalau mau jadi oposisi
khan harus lihat2 dulu masalahnya apa, semuanya tergantung
dari masalah yg diajukan dimana terkadang bisa pada posisi
yg bertentangan dan terkadang bisa juga sejalan.
Tampaknya apa yg saya pikirkan kemarin2 itu kebetulan
juga sepikiran dengan mereka yg dapat anda baca pada
berita di bawah ini.


jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu

-kompas---
http://www.kompas.com/kompas-cetak/9906/13/UTAMA/pan12.htm
Minggu, 13 Juni 1999

PAN Konsisten sebagai Partai Reformasi

Jakarta, Kompas

Partai Amanat Nasional (PAN) menegaskan pendiriannya akan tetap
konsisten sebagai partai reformasi, terlepas apakah akan
memutuskan bergabung dalam pemerintahan koalisi atau sebagai
oposisi di parlemen. Sampai hari ini partai berlambang matahari itu
masih menunggu hasil penghitungan suara untuk dapat menentukan
sikap dalam pembentukan koalisi. Konsistensi sikap PAN terhadap
agenda reformasi itu dipertegas kembali dalam silaturahmi antara
Ketua Umum PAN Amien Rais dengan Ketua Partai Kebangkitan
Bangsa (PKB) Alwi Shihab di Kantor Pimpinan Pusat
Muhammadiyah, Jakarta, Sabtu (12/6) sore.

Kedua tokoh partai reformis itu menyatakan tetap konsisten terhadap
Komunike Paso yang berisi kesepakatan antara PDI Perjuangan,
PAN, dan PKB untuk bersama-sama menggalang kekuatan
reformasi dan menghadang status quo.

"Dari saat ke saat kita perlu melakukan konsultasi dan konsolidasi.
Belum ada hal yang dibicarakan secara detail. Kita hanya
mengantisipasi kemungkinan setelah penghitungan suara," kata Alwi
Shihab ketika ditanya wartawan.

Menurut Wakil Sekjen PAN Al-Hilal, pertimbangan apakah PAN ikut
dalam koalisi membentuk pemerintahan ataupun tidak, tetap
dilakukan dalam kerangka reformasi.

PAN dalam hal ini tetap berkonsistensi pada agenda reformasi, yakni
amandemen UUD 1945, penghapusan dwifungsi ABRI, penegakan
hukum dalam rangka pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme,
serta otonomi daerah seluas-luasnya.

Paling akhir dipikirkan

Mengenai kemungkinan PAN berkoalisi dengan Golkar, kata Hilal,
sangat kecil dan paling terakhir dipikirkan. "Golkar yang ada
sekarang masih belum berubah, Golkar yang itu-itu juga," kata Hilal.

Wakil Sekjen PAN Santoso yang dihubungi secara terpisah, juga
menegaskan hal senada. Dikatakan, akan sangat sulit bagi PAN
untuk menjalin koalisi dengan Golkar karena dalam platform PAN
sudah jelas disebutkan, PAN ingin memutus dan mencegah Orde
Baru berkuasa lagi.

"Padahal Golkar merupakan tulang punggung Orde Baru. Jadi
selama konsisten terhadap sikapnya, PAN tidak akan berkoalisi
dengan Golkar. Dan Pak Amien sangat konsisten mencegah Orde
Baru berkuasa lagi," kata Santoso.

Menurut Santoso, bila perolehan suara PAN relatif kecil akan lebih
baik bagi partai itu untuk menjadi kekuatan oposisi di parlemen.
Dengan peran itu, meski tidak berfungsi sebagai "sopir", PAN bisa
menciptakan "jalan" agar agenda reformasi dapat berjalan dengan
baik. Dengan berperan di parlemen, PAN dapat mendorong
terlaksananya agenda reformasi, seperti amandemen terhadap
konstitusi dan penghapusan dwifungsi ABRI.

Sebagai kekuatan di parlemen, lanjutnya, tidak perlu ada koalisi
untuk membentuk oposisi, karena penggabungan atau pemisahan
suara sangat tergantung isu yang dibahas.

Secara terpisah, salah seorang deklarator PAN Dr Albert Hasibuan
mengharapkan agar di tubuh PAN jangan timbul pemikiran untuk
berkoalisi dengan Partai Golkar, sebab image Partai Golkar sebagai
cerminan kekuatan status quo belum hilang. Koalisi justru harus
diadakan PAN dengan PDI Perjuangan, Partai Kebangkitan Bangsa
(PKB) dan partai reformis lainnya.

"Saya tidak setuju, kalau PAN berkoalisi dengan Golkar, sebab
Golkar sampai sekarang masih menderita image status quo.
Sekalipun sudah diadakan pembaharuan-pembaharuan, paradigma
baru yang tujuannya adalah membuat Golkar jadi baru, tetapi saya
rasa image status quo itu," kata Hasibuan kepada pers, Jumat.

Menurutnya, Kesepakatan Paso antara PAN, PDI Perjuangan dan
PKB, ditindaklanjuti, dibicarakan untuk sampai pada pemahaman
yang kuat mengadakan koalisi. "Pemb

Fwd: Siswa Indonesia Meraih Penghargaan Tertinggi dalam Riset Fisika

1999-06-13 Thread Irwan Ariston Napitupulu

Cukup terharu saya membaca berita ini.
Ditengah derap dan hingar bingarnya gerakan
reformasi, ternyata seorang putra bangsa telah
berhasil mengharumkan nama Indonesia di dunia
internasional. Mari kita dukung I Made Agus Wirawan
agar dapat menjuarai Olimpiade Fisika Internasional
ke 30 di Italia 18-27 Juli 1999.


jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



In a message dated 6/13/99 10:30:51 AM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

> Rupanya dampak sukses partai pendukung reformasi di pemilu bukan terasa di
>  bursa saham saja. Di bidang pendidikan pun seolah gaung reformasi juga
>  menggelegar nih. Berikut ini saya forwardkan berita baik tentang
>  keberhasilan siswa SLTA Indonesia, anggota Tim Olimpiade Fisika Indonesia,
>  merebut tempat terhormat dalam kompetisi riset fisika internasional: The
>  First Step to Nobel Prize.
>  Congratulations !!
>  Salam,
>   Roy Sembel
>
>  -- Forwarded by Roy Sembel/JAK/Asia/MCKINSEY on
>  06/13/99 09:14 PM ---
>
>
>  #OKI GUNAWAN# <[EMAIL PROTECTED]> (by way of Roy Sembel   06/13/99 03:42:52 PM
>  To:   Roy Sembel
>  cc:
>  Subject:  [alumni-tofi] STOP PRESS : Siswa Indonesia Meraih Penghargaan
>Tertinggi dalam R iset Fisika
>
>
>
>
>  Hello TOFIers,
>
>  Berikut berita gembira dari adik kita TOFIer 99'. Selamat sukses buat Agus
>  Wirawan ! Kami jadi turut bangga karena kamu dapat membawa harum nama
>  bangsa
>  yang lagi krisis eksistensi.
>
>  Maju terus pantang mundur !  Semoga bikin gebrakan di IPhO XXX Italy !
>
>  Salam  TOFI & Reformasi,
>
>  Oki
>
>
>  PRESS RELEASE!!!
>  Siswa Indonesia Meraih Penghargaan Tertinggi dalam Riset Fisika
>
>  I Made Agus Wirawan siswa SMUN 1 Bangli, Bali berhasil meraih penghargaan
>  tertinggi dalam kompetisi riset Fisika "The First Step to Nobel Prize"
>  1998/1999. Agus melakukan penelitian dalam menganalisa hambatan untuk suatu
>  rangkaian kubus tak hingga (Analysis of Cubic infinite Network of
>  Resistors). Bersama dengan Agus, 6 siswa lain yang mendapat penghargaan
>  yang
>  sama adalah : Ana Pedisic - Kroatia The Aerodynamic Testing of The Wing;
>  Vaclav Rehak - Ceko Prisoners' Dilemma;  Rafal Kartaszynski - Polandia
>  Itinerant Antiferromagnetism As An Alternative Ordering of  Disordered
>  Local
>  Moments; Alexander Mikhnenko - Ukraine Peculiarities of Reorientation of
>  Liquid Crystals on  Photoaligning Surface;  Bryan Laulicht - USA Vortex
>  Ring
>  Propagation Through Tubes;  Andrew Jesse Mills - USA Spatio-temporal
>  Pattern
>  Formation in A Capacitively  Coupled, Quasi-two-dimensional Gas Discharge.
>
>  The First Step to Nobel Prize adalah suatu kompetisi riset Fisika untuk
>  pelajar SMU. Kompetisi ini terbuka bagi semua pelajar yang senang melakukan
>  riset Fisika.  Para pelajar ini diminta untuk menuliskan hasil risetnya dan
>  mengirimkan ke tim  juri yang berkedudukan di Polandia. Laporan harus
>  ditulis dalam bahasa Inggris yang baik dan siap untuk dipublikasikan secara
>  internasional. Dari ratusan paper yang masuk, juri memilih paper-paper yang
>  terbaik. Untuk perlombaan tahun 1998/1999 ini paper yang masuk berjumlah
>  170 yang  berasal dari 24 negara termasuk Rusia, Jerman, Inggris, Amerika,
>  India, dan China. Tim juri kemudian memilih tujuh paper terbaik  sebagai
>  pemenang kompetisi ini. Kriteria pemilihan paper didasarkan pada isi paper,
>  cara penyajian laporan dan pemakaian bahasa Inggris yang benar.
>
>  Hasil yang diperoleh Agus ini sangat menggembirakan dan dapat dikategorikan
>  sebagai sesuatu yang luar biasa  Hasil ini menunjukkan bahwa ternyata
>  siswa-siswa  Indonesia mampu bersaing untuk  melakukan riset-riset yang
>  bertaraf Internasional.
>
>  Agus saat ini sedang dipersiapkan juga untuk mengikuti Olimpiade Fisika
>  Internasional ke 30 di Padua, Italia July 18-27, 1999.
>
>  ===
>  =
>  ===
>
>
>
>  PRIZES  IN THE SEVENTH INTERNATIONAL COMPETITION
>  "FIRST STEP TO NOBEL PRIZE IN PHYSICS"
>  (1998/99)
>
>   * Ana PEDISIC - Croatia
>  The Aerodynamic Testing of The Wing
>  * Vaclav REHAK (The Czechlands)
>  Prisoners' Dilemma
>  * I Made Agus WIRAWAN (Indonesia)
>  Analysis of Cubic Infinite Network of Resistors
>  * Rafal KARTASZYNSKI (Poland)
>  Itinerant Antiferromagnetism As An Alternative Ordering of  Disordered
>  Local
>  Moments
>  * Alexander MIKHNENKO (Ukraine)
>  Peculiarities of Reorientation of Liquid Crystals on  Photoaligning Surface
>  * Bryan LAULICHT (USA)
>  Vortex Ring Propagation Through Tubes
>  * Andrew Jesse MILLS (USA)
>  Spatio-temporal Pattern Formation in A Capacitively  Coupled,
>  Quasi-two-dimensional Gas Discharge
>
>  The papers awarded  will be  published in special issues of "Acta Physica
>  Polonica A" 1999. All the winners  will stay  to do 1 month research in
>  Poland.




Rupanya dampak sukses partai pendukung reformasi di pemilu bukan terasa di
bursa saham saja. Di bidang pendidikan pun s

[KOMPAS] Selamat Datang Golkar, Selamat Jalan Koalisi

1999-06-13 Thread Irwan Ariston Napitupulu

Tulisan selengkapnya dapat dibaca di:
http://www.kompas.com/kompas-cetak/9906/12/NASIONAL/sela19.htm

Suatu pemaparan yg manis dan menggambarkan
situasi yg ada.

Mari kita tunggu hasil dari kesepakatan antara
PDIP, PKB, dan PAN.

Negara maju, rakyat senang:)

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Hasil sementara Pemilu <22.20 WIB>

1999-06-13 Thread bRidWaN

Hasil Sementara Penghitungan Suara Pemilu 1999
Nasional -  Untuk DPR Pusat
(update: 13 Jun 1999 22:20:01 WIB)

   1.PDI-P   13,212,560
   2.PKB  6,625,217
   3.Golkar   5,700,538
   4.PPP  3,278,013
   5.PAN  2,386,253
   6.PBB514,580
   7.PK 425,951
   8.PKP294,213
   9.PNU155,578
  10.PP 143,996


Salam,
bRidWaN



Re: [Kuli Tinta] Koalisi PDI-P, PAKB dan PAN Mutlak diperlukan !

1999-06-13 Thread Raja Komkom S.

Alasan sementara PAN tidak koalisi dengan PDIP :
1. Perbedaan Platform dan agenda reformasi.
2. Isu caleg non-muslim di PDIP, serta isu PDIP buka hubungan dengan
   Israel, dan akan buka hubungan Indonesia-Israel jika PDIP menang. ingat
   petinggi-petinggi PAN itu didominasi oleh kalangan para
   cendikiawan yang religius.
   Mungkin mereka ragu dengan niat baik dari petingi PDIP ini, karena
   terbukti bahwa PDIP ini kurang sensitif dengan isu-isu yang bisa
   menimbulkan pertentangan, yaitu agama.
   Yah, ini masih perkiraan saja.

Dan, barangkali adanya  pertarungan antara kelompok
Nasionalis-sekuler-kristen-Non Muslim dengan kelompok
Nasionalis-religius-Islam tidak dapat di tepikan. Siapa tahu
??? Dan siap-siap saja untuk kecewa, kalau partai Anda atau partai Saya
tidak bisa mencapai kemenangan 60% suara.

Dan kita tunggu sama-sama, Karena perhitungan belum final. 

On Sat, 12 Jun 1999, bRidWaN wrote:

> 
> 
> Rekan Yth.,
> 
> Seperti yang saya selalu tulis dan yakini dari 
> awal, Koalisi 3 Partai PDI-P, PKB dan PAN adalah 
> sangat mutlak diperlukan.
> Hal ini selain untuk menghadang laju dari kekuatan
> status quo, juga akan lebih memperkokoh kewibawaan
> dari Pemerintah yang baru dimata masyarakat luas,
> selain dukungan dari masyarakat yang berbeda kelas 
> dan type.
> 
> Jangan terlena, kekuatan status quo itu tidak main
> main dengan program dan objectivitasnya. Mereka
> sangat kuat (terutama dalam hal DANA) dan menurut
> saya hanya bisa dihadapi oleh Koalisi 3 Partai ini.
> Aksi mereka akan terus berlanjut dan bahkan 
> penggagalan Pemilu pun bukannya mustahil akan
> dicanangkan.
> 
> Oleh sebab itu Koalisi 3 Partai ini lebih baik
> kita perjuangkan dan didukung, daripada kita
> malah asyik berdiskusi mengenai kelemahan yang
> ada didalam ke-3 Partai tersebut.
> Tiada gading yang tak retak, tiada kelemahan 
> dalam diri suatu pribadi maupun suatu Organisasi.
> 
> Masa depan bangsa kini berada ditangan kita !
> 
> Salam,
> bRidWaN
> 
> __
> To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED]
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> 
> Sambut MASA DEPAN BARU Indonesia!
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 


__
To subscribe, email: [EMAIL PROTECTED]
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Sambut MASA DEPAN BARU Indonesia!









Indonesia Leader Won't Claim Victory

1999-06-13 Thread Yohanes Sulaiman

Table of contents
1. Indonesia Leader Won't Claim Victory
2. Indonesia Changed, but Who Deserves the Credit?


---
1.
June 13, 1999

Indonesia Leader Won't Claim Victory

Filed at 1:51 p.m. EDT

By The Associated Press

JAKARTA, Indonesia (AP) -- Opposition leader Megawati Sukarnoputri,
the popular favorite to be the next president, has dropped from sight as
her party leads the vote count from Indonesia's historic parliamentary
elections a week ago.

Rival parties, including the long-ruling Golkar Party, have conceded
defeat, but Megawati has declined to claim victory for her Indonesian
Democratic Party for Struggle.

Even with the most votes, the party isn't expected to win a majority of
seats in Parliament, and it and Golkar are competing to put together a
governing coalition with smaller parties.

Aides for Megawati, the notoriously media-shy daughter of Indonesia's
late founding President Sukarno, said Sunday she had left Jakarta and
had no immediate plans to make a statement.

``We have confidence that we'll win. But we will not declare victory until
70 percent of the votes are counted,'' said Dimyati Hartono, the party's
deputy chairman and a law professor at the University of Indonesia.

Vote counting continued at a snail's pace Sunday due to complex
procedures and poor organization.

About 45.8 million votes had been counted, not quite 41 percent of an
estimated 113 million votes cast June 7. Authorities said at least 1 million
Indonesians would return to the polls over the next week because of
election rule violations in some districts.

Despite allegations of some irregularities, international observers say the
election was the most open and democratic ballot held in Indonesia in
44 years.

Megawati's party held 36 percent of the unofficial tally, followed by Golkar
at 20 percent.

Whether Megawati or Golkar succeeds in forming a governing coalition will
be a crucial factor in a complicated process to select a head of state by
year's end.

Newly elected legislators will join 38 lawmakers appointed by the powerful
military and 200 government appointees in a special assembly that is to
choose a president in November.

Opinion polls, a new and untested practice in Indonesia, make the
52-year-old Megawati the popular frontrunner in the competition to select
a president for a five-year term.

Golkar, which propped up the 32-year authoritarian rule of former President
Suharto, is backing his handpicked successor, President B.J. Habibie.
Habibie's popular support has been dogged by his close links to Suharto,
who was forced to quit amid riots and protests in May 1998.

Despite her party's lead in the vote count, Megawati's presidential candidacy
is far from a sure thing.

More than 90 percent of Indonesia's 210 million people are Muslim and some
conservative Islamic clerics have publicly opposed Megawati's bid for the
presidency on the grounds of gender.

Alwi Shibab, deputy leader of the National Awakening Party, which is a
crucial ally of Megawati's party, warned that some of its members might
refuse to support a woman for the top job, the Indonesian Observer reported
Saturday.


-
2.

June 13, 1999

Indonesia Changed, but Who Deserves the Credit?

By SETH MYDANS

JAKARTA, Indonesia -- "People say I look like a monkey," the president of
Indonesia, B.J. Habibie, told an audience of schoolteachers not long ago.
"But I don't care."

It was a strange moment of lese-majeste, described with a bemused shake
of the head by Habibie's minister of education, Juwono Sudarsono. But this
man, at once utterly un-self-conscious, effervescent, impulsive,
scatterbrained,
hyperactive and charming, is one of the most puzzling ever to rise to the
forefront of public life in Indonesia, and one of the least understood.

This is the man who in the short space of one year overturned much of the
repressive legacy of his predecessor and mentor, Suharto, and brought
Indonesia galloping toward free elections and a new era of democracy.

Or is he?

Is Habibie responsible for freeing the press, bringing new respect for human
rights and allowing dozens of political parties to compete on a newly open
electoral playing field?

Or was he simply running scared, a weak leader helpless before a tidal wave
of reform that swept all the country's politicians along with it?

Last Monday's parliamentary election was the capstone on a year of
far-reaching transition that followed Suharto's forced resignation in May
1998.

Already, people here seem to be taking their new freedoms for granted.

The outcome of Monday's vote is still unclear, with vote counting painfully
slow.
Whatever the result, Habibie is very likely to remain one of the leading
candidates for president in an electoral assembly that will meet later this
year,
although few people, even in his own party, are touting him as a great
reformer.

Most Indonesians seem rather to think that reform belongs to them, not to
Habibie -- that it is a huge national movement bor

Re: [Pemilihan presiden sebaiknya sebelum 8 Agustus 1999.]

1999-06-13 Thread yuni windarti

Siapapun presiden Indonesia,  semoga dia mempunyai kebijakanaan untuk
menghormati hak hak rakyat TimTim. Saya mendukung kalau Tim Tim ingin merdeka,
itu hak mereka. 

Yuni 



Irwan Ariston Napitupulu <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Indonesia sebaiknya sudah memilih/mengangkat
presiden yg baru hasil pemilu 1999 sebelum tanggal
8 Agustus 1999. Hal ini mengingat pada tanggal
tersebut rakyat Timor Timur akan melakukan
pemungutan suara untuk menentukan status daerah
tersebut.

Siapa nantinya presiden Indonesia yg terpilih,
tampaknya akan cukup punya pengaruh pada
pemungutan suara di Timtim.

Mudah2an penghitungan suara bisa lebih cepat
dilakukan agar bisa segera keluar hasilnya.


jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at 
http://webmail.netscape.com.



Re: [DPR, MPR, Presiden.]

1999-06-13 Thread yuni windarti

MPR adalah lembaga tertinggi negara, sedangkan lembaga lainnya seperti
Presiden, DPR DPA dan beberapa lembaga lainnya adalah dibawah MPR.
MPR.sederajat

Presiden mempertanggung jawabkan hasil kerjanya kepada MPR. Sedangkan dengan
lembaga tinggi lainnya seperti DPR,MA dan DPA,mereka saling memberi masukan
atau nasehat sesuai dengan bidangnya masing masing.

Saya kira itu intinya, masih panjang penjelasannya, entar kayak orang kuliah
 

yuni

Irwan Ariston Napitupulu <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Saya terkadang suka rancu posisi dari ketiga kedudukan di atas.
Sebenarnya, manakah yg paling tinggi posisinya antara
DPA, MPR, Presiden?
Berikutnya yg nomor dua dan tiga itu siapa?

Terima kasih sebelumnya atas informasi yg diberikan.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at 
http://webmail.netscape.com.



Re: [Sejarah baru dunia?]

1999-06-13 Thread yuni windarti

Kalau memang ada kemungkinan seperti itu, bagus!!

Saya sangat berharap agar Indonesia tidak dipimpin oleh MS, pilih saja Amien
Rais sebagai presiden. Sungguh umat Islam sebagai akan kembali merasakan
cobaan berat karena terpilihnya MS sebagai pemipin dinegara yang mayoritas
penduduknya Islam.

Dengan terpilihnya Mega jelas bahwa umat Islam di Indonesia tidak tahu menahu
syariat agamanya sendiri. Ini tugas berat bagi para alim ulama, dan para umat
Islam lainnya yang lebih tahu syariah agama, untuk menjelaskan lebih dalam apa
sebenarnya Islam kepada umatnya.

Kepada umat lainnya semoga kalian menyadari betapa pentinga mematuhi aturan
agama di agama kalian masing masing. Kalian tidak bisa merasakan apa yang
sekarang umat Islam rasakan(yang tahu aturan), karena  aturan diagama kalian
berbeda. Tetapi percayalah jika orang Islam sejati yang memimpin negara, maka
tidak akan terjadi hal hal yang menakutkan seperti yang anda gambarkan. 

Salam damai

Yuni




Irwan Ariston Napitupulu <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Akankah Indonesia membuat sejarah baru dunia dimana
partai yg memenangkan pemilu ternyata capresnya tidak
terpilih menjadi presiden?

Apakah hal seperti ini pernah terjadi di negara lain,
dimana partai pemenang pemilu ternyata capresnya
tidak terpilih menjadi presiden?

Indonesia memang sering lain dari yang lain.
Moga2 kali ini normal2 saja. Jangan lagi kita
kecewakan rakyat. Rakyat dalam pemilu kemarin
memilih partai cenderung karena melihat capres
yg diajukan oleh masing2 partai. Kalau mau dilihat
dari program2 yg diajukan, cenderung tidak banyak
perbedaan dan memang cenderung tidak begitu
diperdulikan oleh sebagian besar pemilih.

Semoga rakyat kali ini tidak dikecewakan kembali,
tidak dipermainkan kembali oleh sistem.
Dibutuhkan kearifan dan jiwa besar para pemimpin
untuk memenuhi keinginan masyarakat Indonesia
yg tercermin dalam pemilu kali ini.


jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at 
http://webmail.netscape.com.



Re: [DPR, MPR, Presiden.]

1999-06-13 Thread Blucer Rajagukguk

UUD 1945 yang menunjukan sistem presidentil menunjukkan bahwa Presiden selain kepala
pemerintahan juga kepala negara. Selain itu ada ayat yang menunjukkan bahwa kekuasaan 
Presiden
adalah tidak tak terbatas. Kedua hal ini tidak diberi batasan yang jelas mengenai 
wewenang dan
kekuasaan Presiden yang akhirnya pada masa Soeharto membuat kekuasaan Presiden lebih 
tinggi
dari pada lembaga tinggi lainnya termasuk MPR. Inilah kenapa banyak tokoh memberikan 
saran
atas penyempurnaan UUD 1945 agar sistem bisa berjalan, agar sistem tidak memberikan 
jalan
seorang diktator muncul. Penyempurnaan UUD 1945 ataupun alternatif lain yaitu sistem
parlementer ataupun menghidupkan kembali trias politika merupakan salah satu jalan 
agar sosial
kontrol bisa lebih hidup dan berjalan dinamis.

yuni windarti wrote:

> MPR adalah lembaga tertinggi negara, sedangkan lembaga lainnya seperti
> Presiden, DPR DPA dan beberapa lembaga lainnya adalah dibawah MPR.
> MPR.sederajat
>
> Presiden mempertanggung jawabkan hasil kerjanya kepada MPR. Sedangkan dengan
> lembaga tinggi lainnya seperti DPR,MA dan DPA,mereka saling memberi masukan
> atau nasehat sesuai dengan bidangnya masing masing.
>
> Saya kira itu intinya, masih panjang penjelasannya, entar kayak orang kuliah
> 
>
> yuni
>
> Irwan Ariston Napitupulu <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Saya terkadang suka rancu posisi dari ketiga kedudukan di atas.
> Sebenarnya, manakah yg paling tinggi posisinya antara
> DPA, MPR, Presiden?
> Berikutnya yg nomor dua dan tiga itu siapa?
>
> Terima kasih sebelumnya atas informasi yg diberikan.
>
> jabat erat,
> Irwan Ariston Napitupulu
>
> 
> Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at 
>http://webmail.netscape.com.



Re: Fwd: Siswa Indonesia Meraih Penghargaan Tertinggi dalam Riset Fisika

1999-06-13 Thread Blucer Rajagukguk

Bangga juga sama I Made Agus Wirawan ini. Suatu waktu perlu makan Bebek Bali yang 
pedes bareng-bareng :).
Salam hormat kepada pulau Bali yang lebih terkemuka dari negaranya sendiri.

Irwan Ariston Napitupulu wrote:

> Cukup terharu saya membaca berita ini.
> Ditengah derap dan hingar bingarnya gerakan
> reformasi, ternyata seorang putra bangsa telah
> berhasil mengharumkan nama Indonesia di dunia
> internasional. Mari kita dukung I Made Agus Wirawan
> agar dapat menjuarai Olimpiade Fisika Internasional
> ke 30 di Italia 18-27 Juli 1999.
>
> jabat erat,
> Irwan Ariston Napitupulu
>
> In a message dated 6/13/99 10:30:51 AM Eastern Daylight Time,
> [EMAIL PROTECTED] writes:
>
> > Rupanya dampak sukses partai pendukung reformasi di pemilu bukan terasa di
> >  bursa saham saja. Di bidang pendidikan pun seolah gaung reformasi juga
> >  menggelegar nih. Berikut ini saya forwardkan berita baik tentang
> >  keberhasilan siswa SLTA Indonesia, anggota Tim Olimpiade Fisika Indonesia,
> >  merebut tempat terhormat dalam kompetisi riset fisika internasional: The
> >  First Step to Nobel Prize.
> >  Congratulations !!
> >  Salam,
> >   Roy Sembel
> >
> >  -- Forwarded by Roy Sembel/JAK/Asia/MCKINSEY on
> >  06/13/99 09:14 PM ---
> >
> >
> >  #OKI GUNAWAN# <[EMAIL PROTECTED]> (by way of Roy Sembel  >  06/13/99 03:42:52 PM
> >  To:   Roy Sembel
> >  cc:
> >  Subject:  [alumni-tofi] STOP PRESS : Siswa Indonesia Meraih Penghargaan
> >Tertinggi dalam R iset Fisika
> >
> >
> >
> >
> >  Hello TOFIers,
> >
> >  Berikut berita gembira dari adik kita TOFIer 99'. Selamat sukses buat Agus
> >  Wirawan ! Kami jadi turut bangga karena kamu dapat membawa harum nama
> >  bangsa
> >  yang lagi krisis eksistensi.
> >
> >  Maju terus pantang mundur !  Semoga bikin gebrakan di IPhO XXX Italy !
> >
> >  Salam  TOFI & Reformasi,
> >
> >  Oki
> >
> >
> >  PRESS RELEASE!!!
> >  Siswa Indonesia Meraih Penghargaan Tertinggi dalam Riset Fisika
> >
> >  I Made Agus Wirawan siswa SMUN 1 Bangli, Bali berhasil meraih penghargaan
> >  tertinggi dalam kompetisi riset Fisika "The First Step to Nobel Prize"
> >  1998/1999. Agus melakukan penelitian dalam menganalisa hambatan untuk suatu
> >  rangkaian kubus tak hingga (Analysis of Cubic infinite Network of
> >  Resistors). Bersama dengan Agus, 6 siswa lain yang mendapat penghargaan
> >  yang
> >  sama adalah : Ana Pedisic - Kroatia The Aerodynamic Testing of The Wing;
> >  Vaclav Rehak - Ceko Prisoners' Dilemma;  Rafal Kartaszynski - Polandia
> >  Itinerant Antiferromagnetism As An Alternative Ordering of  Disordered
> >  Local
> >  Moments; Alexander Mikhnenko - Ukraine Peculiarities of Reorientation of
> >  Liquid Crystals on  Photoaligning Surface;  Bryan Laulicht - USA Vortex
> >  Ring
> >  Propagation Through Tubes;  Andrew Jesse Mills - USA Spatio-temporal
> >  Pattern
> >  Formation in A Capacitively  Coupled, Quasi-two-dimensional Gas Discharge.
> >
> >  The First Step to Nobel Prize adalah suatu kompetisi riset Fisika untuk
> >  pelajar SMU. Kompetisi ini terbuka bagi semua pelajar yang senang melakukan
> >  riset Fisika.  Para pelajar ini diminta untuk menuliskan hasil risetnya dan
> >  mengirimkan ke tim  juri yang berkedudukan di Polandia. Laporan harus
> >  ditulis dalam bahasa Inggris yang baik dan siap untuk dipublikasikan secara
> >  internasional. Dari ratusan paper yang masuk, juri memilih paper-paper yang
> >  terbaik. Untuk perlombaan tahun 1998/1999 ini paper yang masuk berjumlah
> >  170 yang  berasal dari 24 negara termasuk Rusia, Jerman, Inggris, Amerika,
> >  India, dan China. Tim juri kemudian memilih tujuh paper terbaik  sebagai
> >  pemenang kompetisi ini. Kriteria pemilihan paper didasarkan pada isi paper,
> >  cara penyajian laporan dan pemakaian bahasa Inggris yang benar.
> >
> >  Hasil yang diperoleh Agus ini sangat menggembirakan dan dapat dikategorikan
> >  sebagai sesuatu yang luar biasa  Hasil ini menunjukkan bahwa ternyata
> >  siswa-siswa  Indonesia mampu bersaing untuk  melakukan riset-riset yang
> >  bertaraf Internasional.
> >
> >  Agus saat ini sedang dipersiapkan juga untuk mengikuti Olimpiade Fisika
> >  Internasional ke 30 di Padua, Italia July 18-27, 1999.
> >
> >  ===
> >  =
> >  ===
> >
> >
> >
> >  PRIZES  IN THE SEVENTH INTERNATIONAL COMPETITION
> >  "FIRST STEP TO NOBEL PRIZE IN PHYSICS"
> >  (1998/99)
> >
> >   * Ana PEDISIC - Croatia
> >  The Aerodynamic Testing of The Wing
> >  * Vaclav REHAK (The Czechlands)
> >  Prisoners' Dilemma
> >  * I Made Agus WIRAWAN (Indonesia)
> >  Analysis of Cubic Infinite Network of Resistors
> >  * Rafal KARTASZYNSKI (Poland)
> >  Itinerant Antiferromagnetism As An Alternative Ordering of  Disordered
> >  Local
> >  Moments
> >  * Alexander MIKHNENKO (Ukraine)
> >  Peculiarities of Reorientation of Liquid Crystals on  Photoaligning Surface
> >  * Bryan LAULICHT (USA)
> >  Vortex Ring Propa

Re: Nasionalis dan Agamis

1999-06-13 Thread Andrew G. Pattiwael

Jangan lupa juga bung,

Mayoritas tidak boleh melupakan Minoritas
Minoritas tidak boleh melupakan Mayoritas

Esensi dari kalimat diatas adalah saling menghormati dan saling kerjasama
antar kedua belah pihak.

Dan kepada golongan Agamis (MUI, PGI/KWI, Walubi, Hindu)
Jangan menjadi 'Corong Pemerintah' lagi, tetapi jadilah 'Corong Umat'
Pemerintah tidak boleh mencampuri lagi urusan keagamaan.


Andrew Pattiwael


On Sun, 13 Jun 1999, Nasrullah Idris wrote:

>  Harus diakui bahwa kelompok Nasionalis dan kelompok Agamis di Indonesia
> merupakan kekuatan real. Mengabaikan yang satu oleh yang lain hanya akan
> menghambat pembangunan/pemerintahan. Dalam menghadapi era globalisasi,
> kondisi ini akan membuat bangsa kita terperosok pada kemisikinan, yang
> gilirannya memancing bangsa asing bersikap leluasa terhadap kita. Meskipun
> bukan dalam bentuk penguasaan teritorial, namun esensi imperalisme sudah
> terbentuk.
>  Karakteristik khas dari partai di Indonesia yang berlandaskan
> nasionalis maupun
> berlandaskan agamis masing-masing adalah di dalamnya kenyataan banyak tokoh
> yang
> agamis dan nasionalis.
>  Sejarah sudah membuktikannya. Bagaimana pengabaian pihak yang satu oleh
> pihak lain di Indonesia hanya menghasilkan rentetan ketegangan.
>  Hendaknya jangan diulangi lagi.
>
>
> Salam,
>
> Nasrullah Idris
>



Re: sorry wahai pendukung PDI

1999-06-13 Thread Blucer Rajagukguk

Sungguh indah menyatakan diri sebagai rakyat biasa. Saya juga rakyat biasa seperti 11 
juta
rakyat biasa lainnya yang sampai sekarang terbukti memilih PDIP. Alangkah indahnya 
seorang
rakyat biasa mempercayai rakyat biasa lainnya. Seorang rakyat biasa seperti saya akan
berusaha  menerima pilihan rakyat biasa lainnya. Karena menurut saya kata rakyat biasa 
bukan
cuma sekedar istilah dan bukan pula bertujuan untuk merendahkan diri meninggikan mutu.
Kasus KKN selama Orde Baru bukan rahasia. Hampir semua terlibat dan semua tahu aktor 
utamanya
siapa. Jika ada peran pembantunya pembantu atau bahkan lebih pembantu lagi, toh itu 
tidak
menghilangkan fakta dan kenyataan bahwa Keluarga Cendana dan kroninya memang sangat 
kaya dan
memiliki banyak harta yang sungguh tidak ternyana. Bukti-bukti yang sudah kelihatan, 
tulisan
Time, George Aditjondro, Jeffrey Winters, dan banyak lagi lainnya tidak bisa 
diteruskan oleh
pihak pejabat yang memang terlihat bukan membawa suara rakyat melainkan sebagai tembok
terakhir penjagaan harta Soeharto.
Muchlis Buchori adalah seorang muslim bahkan pernah menjabat Rektor IKIP Muhammadiyah,
beberapa Tokoh NU termasuk adik kandung Gus Dur, dan beberapa juta Muslim telah 
memilih PDIP
sebagai partainya. Ternyata diantara banyak muslimin/muslimah sendiri masih banyak yang
memilih PDIP yang diketuai Mega. Non muslim yang kelompok kristennya juga banyak 
diteror oleh
email-email yang menyatakan pemimpin tidak boleh wanita yang jelas sangat lucu dan 
konyol,
tetap memilih PDIP, PAN ataupun PKB. Kenapa? Bukan soal agama, tapi karena 
partai-partai ini
menjanjikan harmonisasi antar agama, memberikan kenyamanan kepada semua kelompok, dan
menyadari bahwa Indonesia bukanlah bangsa satu agama melainkan bangsa yang majemuk 
yang perlu
bersama-sama membangun negara ini dan mengharumkan negara ini, seperti I Made yang 
barusan
diposting oleh bung Roy Sembel.
Inilah juga pikiran rakyat biasa seperti anda.

salam manis,
Blucer

yuni windarti wrote:

> Dear pendukung PDIP,
> Maafkan saya kalau apa yang saya tulis membuat anda semuanya gusar. tidak ada
> niatan saya untuk membuat anda gusar. Saya sendiri memang bukan orang yang
> sepintar anda, tidak berpengetahuan luas. Saya hanyalah anak lulusan
> universitas dalam negeri dan belum pernah mengecap pendidikan luar negeri
> seperti anda semua. Saya hanyalah rakyat biasa belum banyak makan asam garam.
>
> Saya hanyalah rakyat biasa yang kebetulan menyaksikan sendiri beberapa ketidak
> becusan didunia politik, dunia penggede, dan saya hanyalah rakyat biasa yang
> sedikit menyadari, bahwa tidak semua tindakan korupsi dan manupulasi serta
> berbagai selingkuh dipemerintahan dan bisnis, tidak selamanya dapat
> dibuktikan. Saya hanya bagian dari masyarakat biasa yang  tidak begitu peduli
> ketika ada surat dari Megawati kepada Gubernur, yang merujuk ke masalah
> bisnis.Dan saya memang benar benar orang tololnya pada waktu itu saya sibuk
> ngurus kasus rakyat di Gresik, sehingga saya hanya menganggap enteng saja
> ketika gubernur cerita tentang surat itu. Saya hanyalah rakyat biasa yang
> tidak peduli gubernur memberikan atau tidak proyek tersebut kepada Mega,
> karena saya anggap itu adalah urusan penggede, urusan saya hanyalah mengurus
> bagaimana agar rakyat yang saya wakili bisa tersenyum.hm.. seharusnya saya
> tanya dengan detail untuk bisa saya sajikan kepada anda, sekali lagi sayang
> dan sorry. Saya akui saya memang besar mulut, tidak tahu kenyataan berani
> cerita cerita. Maaf kan saya  ya mbak Mega, Ampuni kelancangan mulut aya ya
> Allah.
>
> Saya akui memang saya hanya rakyat biasa yang kebetulan tahu latar belakang
> bisnis tanda tangannya Bambang Sulistomo untuk mendapatkan proyek dan mengatas
> namakan rakyat untuk kepentingan pribadi. Dan saya hanyalah rakyat biasa yang
> kebetulan sedikit tahu sepak terjang pembagian proyek di PU, dan saya hanyalah
> rakyat biasa yang tahu. dan... dan...
>
> Saya hanyalah rakyat sedikit tahu bahwa tidak ada hubungannya antara keinginan
> saya untuk mendapatkan seorang pemimpin pria muslim yang bijak dan penjelasan
> saya tentang Mega. Saya hanyalah seorang rakyat yang tetap akan menentang
> seorang pemimpin yang mempunyai latar belakang seperti Mega mekipun ia tampak
> sebagai figur seorang pria muslim yang bijak. Dan saya hanyalah rakyat biasa
> yang tidak pernah mempersoalkan masalah pendidikan seorang pemimpin, bisa saja
> seorang pemimpin tidak pernah mengecap bangku sekolah, asalkan dia mempunyai
> seorang kemampuan yang luar biasa, contohnya Suharto, dia tidak berpendidikan
> tinggi namun tampil sebagai pemimpin yang luar biasa (disukai atau tidak dia
> memang luar biasa, smile).
>
> Saya hanyalah seorang rakyat biasa yang berusaha menahan diri untuk tidak
> terlena oleh nama besar seseorang. Saya hanyalah seorang rakyat biasa berusaha
> agar tidak termakan arus. Saya hanyalah
> nothing dibandingkan dengan anda
> semuanya
>
> Semoga ini memuaskan

Re: Mengundurkan Diri

1999-06-13 Thread Blucer Rajagukguk

Jika betul bahwa Amien Rais bersedia jadi orang kedua, maka dia adalah negarawan.
Pernyataan-pernyataan Amien Rais bahwa dia harus jadi Presiden sebelumnya
menunjukan dia seorang politikus yang ambisius. Mudah-mudahan jika dia sabar dan
terus membela rakyat, maka rakyat akan berada dibelakangnya. dan mudah-mudahan jika
Mbak Mega direstui Tuhan Yang Maha Kuasa untuk jadi Presiden, maka Mbak Mega betul
berjuang untuk rakyat dan membimbing semua orang yang memang memiliki kemauan untuk
berjuang demi rakyat.
peace.

Frarev Sitorus wrote:

> Maksudnya mas AR mengundurkan diri dari capres ( mungkin ).
>
> Salam
> FRAREV
>
> On Fri, 11 Jun 1999, bRidWaN wrote:
>
> > Hah? Amien Rais mau mengundurkan diri menjadi Calon Presiden ?
> > Barusan seorang rekan memberitahu saya, bahwa Amien Rais
> > bersedia menjadi 'orang nomor dua'
> >
> > Salam,
> > bRidWaN
> >
> >
> > At 08:27 AM 6/10/99 -0700, Budi Haryanto wrote:
> > >Amien Rais khan?
> >
> > >Nasrullah Idris wrote:
> > >>
> > >>  Saya melihat sinyal akan adanya tokoh mengundurkan diri dari
> > pencalonan
> > >> partai tertentu sebagai presiden. Tetapi saya belum berani mengatakan
> > >> "orang" dan "kapan"nya. Karena bisa saja ada perubahan sikap dari waktu ke
> > >> waktu.  Maklum, politik itu seperti fluktuasi valuta asing.
> > >>  Kita tunggu saja !
> > >>
> > >> Salam,
> > >>
> > >> Nasrullah Idris
> > >
> > >
> >



GOLKAR harus Meredefiniskan Perjuangan

1999-06-13 Thread Andrew G. Pattiwael

Bung Ridwan dan Rekan-rekan Permias,

Mungkin saya juga agak tercengang dengan hasil yang diperoleh Golkar,
namun kalau memang Golkar benar-benar memperoleh suara ini secara murni
dan merupakan suara aspiratif dari masyarakat yang masih mendukung Golkar
sebagai suatu kekuatan Politik di Indonesia, Golkar seharusnya dapat
merefisikan seluruh fundamental Partai.

Kepercayaan Masyarakat mungkin masih ada, namun jelas Masyarakat ingin
menyardarkan Golkar, bahwa Golkar PERNAH khilaf dalam perjuangannya
bersama Orde Baru dan Rejim Soeharto.

Yang jelas, Golkar harus mempunyai MUKA yang BARU, Orang Yang Baru, dan
Kerangka Perjuangan Yang Baru. Apakah Suara Pemilu 1999 ini adalah
Kesempatan Kedua bagi Golkar untuk menebus Kesalahan? Sungguh besar hati
Rakyat kalau begitu. Ada Kesempatan kedua Buat Golkar.


Andrew Pattiwael



Re: Ghalib seorang yang penuh ide

1999-06-13 Thread Blucer Rajagukguk

Betul khan. Sekarang anda lebih tertarik soal kerahasiaan bank yang menunjukan
kepintaran Ghalib dalam memindahkan fokus masalah.
Didaerah Sulsel bukan banyak lagi yang mendiskusikan soal siri daripada soal
bagaimana dia memeriksa rekening soeharto di Swiss. Oh yach, banyak juag yang tidak
tahu kenapa sich Teten Masduki menyebut-nyebut The Nin King dan Prayogo Pangestu
atas jumlah hartanya yang baru 1 tahun bekerja sudah bertambah 10 milyar lebih.
Akh sudahlah saya juga cuma sekedar pembaca biasa yang tidak mampu mencerna ide-ide
Ghalib dibalik tindakannya soal kasus keluarga Cendana.

FNU Brawijaya wrote:

> Sebetulnya dibilang penuh ide juga tidak betul juga. Bagaimana mungkin
> sampai nomor deposito dari Ghalib dan istri tersebar ke seluruh dunia
> (via email) memang sungguh memprihatinkan.
>
> Bagaimana mungkin rahasia bank dapat dibuka sedemikian mudahnya?
> Coba bagaimana lembaga-lembaga pemerintahan semacam BPKP dan
> BPK memeriksa bank, apakah sanggup menembus otorisasi bank atas
> kerahasiaan nasabah? Pasti tidak dapat (kecuali kalo terlibat kejahatan,
> secara formal lho). Dengan demikian, Pinca Bank Lippo Melawai memang
> telah lalai, dan mungkin karirnya sebentar lagi akan selesai. Dengan
> munculnya skandal ini Bank Lippo akan makin parah nama baiknya.
>
> Dalam skala luas, si pembocor tabungan deposito mengancam nama baik
> perbankan Indonesia secara keseluruhan, dan Bank Lippo pada khususnya.
> Saya rasa baik pejabat dan pengusaha kakap akan makin takut dengan
> kondisi perbankan di Indonesia. Dengan kata lain jumlah $100 billiun yang
> diparkir di LN akan membengkak, dan kondisi perekonomian Indonesia
> makin terpuruk
>
> Issue lain yang dapat diangkat adalah si penyetor deposito. Dengan mengetahui
> nomor deposito mestinya dapat dilacak siapa penyetornya, dengan asumsi
> dana deposito tidak disetor oleh Ghalib sendiri. Bila memang niat, dapat dilacak
> dana siapa yang berkurang secara mencolok. Kalau di film-film detektif kan
> mudah ya Ndak tahu kalau di Indonesia.
>
> Eh iya. ternyata dana tsb terdiri dari giro, tabungan, dan deposito...
> Tabungan aja jadi gampang diacak-acak gitu...? Herannya nomor PIN
> ndak sekalian disebarin Lumayan kali aje ane bisa ikut ngembat.
>
> Sebentar lagi budaya simpan uang di bawah bantal akan populer lagi.
> Tuh, bagi nyang punya deposito di Lippo mending buruan dipindahin
>
> '
> Blucer Rajagukguk wrote:
>
> > Ghalib memang bisa ditafsirkan sebagai bukan orang tetapi perusahaan
> > sehingga diperlukan klarifikasi dan financial audit. Begitu hebatnya ide
> > Ghalib sampai membawa-bawa siri dan memberikan julukan binatang kepada
> > bung teten. Ekh, dibalik pintu rupanya Ghalib menuntut Kepala Cabang
> > Bank Lippo-Melawai Sihdianto, katanya tukang perbankan ini buka rahasia
> > bank. Betul-betul penuh ide.
> > Dewi Fortuna selaku penasehat dekat Habibie terang-terangan ingin agar
> > Ghalib dengan jiwa besar (malu dikitlah) untuk mundur dan mengurangi
> > beban Habibie. Analisa saya yang kampungan kelihatan Habibie sendiri
> > tidak sanggup menurunkan Ghalib yang nota bene adalah tembok terakhir
> > dari kekuatan Soeharto agar harta beliau dan anaknya tidak dipreteli
> > terlalu cepat. Akh kasihan Habibie? Ternyata pintar diaeronatik, masih
> > bisa dikencingi dipolitik.
> > Sekali lagi Pak Harto tidak salah pilih. Memang Ghalib manusia yang
> > penuh ide atau memang dia boneka yang amat patuh??
> >
> > Sabtu, 12 Juni 1999
> >
> >  Presiden Habibie Pertahankan Ghalib
> >  - Hanya Klarifikasi dan Audit
> >
> >  Jakarta, Kompas
> >
> >  Presiden BJ Habibie memutuskan untuk
> > tetap mempertahankan
> >  Letjen TNI AM Ghalib sebagai Jaksa
> > Agung Republik Indonesiadan
> >  menugaskan Menko Pengawasan dan
> > Pembangunan/ Penertiban
> >  Aparatur Negara Hartarto memanggil
> > Ghalib untuk melakukan
> >  klarifikasi. Juga diputuskan untuk
> > mengaudit kekayaan Ghalib
> >  dengan menggunakan akuntan publik yang
> > besar dan independen,
> >  bukan akuntan dari Badan Pengawas
> > Keuangan dan Pembangunan
> >  (BPKP). Demikian disampaikan
> > Mensesneg/Menkeh Muladi kepada
> >  wartawan usai diterima Presiden BJ
> > Habibie di Bina Graha, Jakarta,
> >  Jumat (11/6) sore. Ketua DPP Golkar
> > Marzuki Darusman dan Ketua
> >  DPP Ikatan Advokat Indonesia (Ikadin)
> > Abdul Hakim Garuda
> >  Nusantara secara terpisah kepada Kompas
> > mempertanyakan
> >  penggunaan terminologi "audit" dan
> > "klarifikasi" yang tak di

CNN: Christian Apologize For Crusades 900 Years Ago

1999-06-13 Thread Andrew G. Pattiwael

"New generations of Muslims, Jews and Christians a deserved a future
 without hatred and fear." - Imad Falouji (Palestinian Telecommunication
 Minister)



Christians apologize for Crusades 900 years on
June 13, 1999

Web posted at: 1:50 PM EDT (1750 GMT)
GAZA (Reuters) -- After hundreds of years, a group of Christians from the
West paid a visit to the Gaza Strip on Sunday to offer apologies to
descendants of Muslim victims of the Crusades.

"We deeply regret the atrocities committed in the name of Christ by our
predecessors," read a message delivered to a Palestinian cabinet minister
by 14 members of the Reconciliation Walk group of evangelical Christians
mainly from Europe and North America.

On a tour of the Middle East, the group begged forgiveness for the
violence of 11th-13th century military expeditions mobilized by Western
Christendom to try to capture holy places under Muslim control.

"We renounce greed, hatred and fear...and condemn all violence done in
the name of Jesus Christ...Forgive us for allowing his name to be
associated with death," they said in their apology.

Palestinian Telecommunications Minister Imad Falouji said in response
that new generations of Muslims, Jews and Christians a deserved a future
without hatred and fear. But Falouji did not say whether Muslims would
accept the apology.

The eight major crusades to the Holy Land that began in 1095 ultimately
failed to hold Christian sites, and by 1291, Acre, the last Crusader
foothold in Muslim-ruled Palestine, was lost.

The Christian group, which said it aims at reconciliation with Jews and
Orthodox Christians as well as Muslims, said it offered love and
brotherhood in contrast to Crusaders it said "were motivated by hatred
and prejudice."

Gaza Mufti Abdel-Karim al-Kahlout, a religious authority of the
overwhelmingly Muslim strip, said that while the Christians were
apologising for acts committed long before they were born, present-day
"Israel is just an extension of the Crusades."

Copyright 1999 Reuters. All rights reserved. This material may not be
published, broadcast, rewritten, or redistributed.



PEMERINTAH RI BARU: Selesaikan Masalah Pemerkosaan 1999

1999-06-13 Thread Mardhika Wisesa

Mr. Maurice Glhlh-Ahanhanzo 
Special Rapporteur on contemporary forms of racism, racial discrimination,
xenophobia and related intolerance 
c/o 
United Nations High Commissioner for Human Rights 
Palais des Nations 
8-14 Ave de la Baix CH-1211 
Geneva,10, Switzerland 
Phone: 41-22-917-3410 
Fax : 41-22-917-0212 

Dear Mr. Glhlh-Ahanhanzo, 

We, the undersigned - organizations of the international community, -write
this letter to you in regard to the continued acts of racial discrimination
against Indonesian citizens of ethnic Chinese origin. In the wake of the
economic and political decline of Indonesia, as a result of the financial
crisis in Asia last year, the Indonesian Chinese community had been
intentionally and violently targeted in numerous riots that swept across the
archipelago. 
We appreciate the concern of the UN High Commissioner for Human Rights with
the current situation in Indonesia, and we were very encouraged by a UN Press
release of last November in which you had expressed your intention to visit
Indonesia on a mission to investigate racial discrimination in that country
this year. We are very pleased that Ms. Radhika Coomaraswamy, the UN Special
Rapporteur on Violence against women visited Indonesia and will report to the
Commission on Human Rights regarding her findings of the systematic rapes
against ethnic Chinese, East Timorese, West Irianese and Acehnese women in
Indonesia. Indeed, the Human Rights record of the 32 years of SuhartoÂ’s regime
is appalling and victims are certainly not confined to ethnic Chinese. We
understand that you postponed your visit due to other commitments. We
nevertheless feel that your visit, looking at the atrocities of the May
Tragedy and other atrocities from the angle of racial discrimination is of the
greatest importance. 
The discrimination against ethnic Chinese is deeply entrenched. Anti Chinese
discrimination dates back to the Dutch colonial period, but the process of a
systematic campaign against ethnic Chinese Indonesian citizens became
particularly blatant since SuhartoÂ’s rise to power in 1967 on the pretext of
suppressing a suspected communist coup. In a campaign to purge communists, an
estimated 500,000 people and some believe more than a million, were
slaughtered by soldiers and vigilantes. The massacre included Chinese
Indonesians who were wrongfully blamed as communists. Today, after 32 years of
misrule by Suharto, discrimination, social tensions and Human Rights abuses
are rampant. 
Despite recent assurances by President Habibie in Taiwan that racial
discrimination does not exist anymore in Indonesia, today, more than twenty
discriminatory laws and regulations are still in place (See appendix for a
selective list of these other laws), most of them having been enacted by
SuhartoÂ’s New Order government, and the stated purpose of some of these
measures was supposedly to integrate ethnic Chinese into Indonesian society
and to prevent ethnic Chinese from acting as "spies" for the PeopleÂ’s Republic
of China. 
These discriminatory laws prohibited the use of Chinese characters, banned
Chinese-language publications and Chinese schools, banned the public
celebration of the Chinese New Year and the building of Chinese temples, and
obliged all ethnic Chinese to take "Indonesian" names. Informal quotas were
set for ethnic Chinese Indonesian citizens at subsidized and elite
universities, forcing them to study abroad or to establish private
universities at high cost. A government minister, Juwono Sudarsono recently
admitted in Singapore that a quota of 10 percent was secretly enforce. A
particularly humiliating law was the replacement of the widely used word
"Tionghoa" with "Cina" which is derogatory in the Indonesian cultural context.

Furthermore, ethnic Chinese Indonesians must carry a special code on their
identity cards or passports identifying them as ethnic Chinese, thus,
subjecting them to be abused at random by any official or hoodlum who so
desires- very much like the use of the Jewish star in Nazi Germany. This
discrimination also applies whenever an ethnic Chinese applies for company
licenses, passport, legal papers, and other documents by way of additional
illegal "charges." 
Chinese were also banned from entering the civil service and the military. 
Because of this pressure, the ethnic Chinese can only participate in
professional and business related occupations, even though not everybody of
Chinese ethnicity has a talent for business. A few ethnic Chinese had been
nurtured by SuhartoÂ’s cronyism, corruption and collusion policy, "KKN" in
Indonesian, to serve SuhartoÂ’s financial empire-building and had became super
rich by world standards, but the Chinese community as a whole has few
political and social rights. They became dependent on the government,
especially for patronage and protection, or the lack of the latter thereof, as
the May riots vividly proved. 
During the riots, Chinese-owned shops and homes were targeted, their
properties wer

Ralat [PEMERINTAH RI BARU: Selesaikan Masalah Pemerkosaan 1999]

1999-06-13 Thread Mardhika Wisesa

Ralat:
Artikel Permias PEMERINTAH RI BARU: Selesaikan Masalah Pemerkosaan 1999

Seharusnya

PEMERINTAHAN BARU RI: Selesaikan Masalah Pemerkosaan 1998

Maaf atas kesalahan penulisan Judul pada Artikel Pertama

Mardhika Wisesa


Get free e-mail and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1



Re: [Sejarah baru dunia?]

1999-06-13 Thread bRidWaN

Saya hanya ingin berkomentar bahwa Amien Rais bisa saja terpilih
menjadi Presiden dengan kemurahan dan kebesaran hati Megawati.
sehingga kombinasi Megawati sebagai Ketua MPR dan Amien Rais
sebagai Presiden akan menjadi suatu 'konsensus'.
Inipun baru bisa terjadi apabila komunike Paso menjadi kenyataan.

Atau dengan cara lain, misalnya PAN berkoalisi dengan Golkar
serta Partai Status Quo lainnya.

Atau pada pengumpulan akhir, PAN bisa merebut suara melewati
PDI-P dan PKB. Siapa tahu ?

Bagaimana mungkin ada seseorang Presiden yang tidak (atau kurang)
didukung oleh rakyatnya ? Bagaimana mungkin dunia luar akan memberikan
kepercayaannya kepada Negara kita ?
Bagaimana mungkin kita membangun Negara tanpa adanya kepercayaan tsb ?

Satu hal lagi, darimana kita tahu bahwa Mega tidak tahu menahu
mengenai syariat agamanya ? Bagaimana dengan Presiden2 sebelumnya ?
Apakah orang yang tahu syariat agamanya akan dapat berpikir bijaksana,
serta akan bekerja untuk menjadikan Negara yang adil dan makmur ?
Bukankah banyak contoh bahwa tidak ada jaminan bahwa orang yang tahu
syariat agamanya akan bertindak bijaksana ?
Bagaimana dengan tokoh Agama yang berkampanye untuk Golkar 2 tahun
yang lalu, padahal mereka jelas tahu bahwa Golkar sejak tahun 1970-an
sudah tidak menjalankan misi-nya dengan benar ?

Satu lagi yang harus diingat, bahwa suara Rakyat adalah suara Tuhan !


Salam,
bRidWaN

At 11:48 AM 6/13/99 MST, yuni windarti wrote:
>Kalau memang ada kemungkinan seperti itu, bagus!!
>
>Saya sangat berharap agar Indonesia tidak dipimpin oleh MS, pilih saja Amien
>Rais sebagai presiden. Sungguh umat Islam sebagai akan kembali merasakan
>cobaan berat karena terpilihnya MS sebagai pemipin dinegara yang mayoritas
>penduduknya Islam.
>
>Dengan terpilihnya Mega jelas bahwa umat Islam di Indonesia tidak tahu menahu
>syariat agamanya sendiri. Ini tugas berat bagi para alim ulama, dan para umat
>Islam lainnya yang lebih tahu syariah agama, untuk menjelaskan lebih dalam
apa
>sebenarnya Islam kepada umatnya.
>
>Kepada umat lainnya semoga kalian menyadari betapa pentinga mematuhi aturan
>agama di agama kalian masing masing. Kalian tidak bisa merasakan apa yang
>sekarang umat Islam rasakan(yang tahu aturan), karena  aturan diagama kalian
>berbeda. Tetapi percayalah jika orang Islam sejati yang memimpin negara, maka
>tidak akan terjadi hal hal yang menakutkan seperti yang anda gambarkan.
>
>Salam damai
>
>Yuni
>
>
>
>
>Irwan Ariston Napitupulu <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>Akankah Indonesia membuat sejarah baru dunia dimana
>partai yg memenangkan pemilu ternyata capresnya tidak
>terpilih menjadi presiden?
>
>Apakah hal seperti ini pernah terjadi di negara lain,
>dimana partai pemenang pemilu ternyata capresnya
>tidak terpilih menjadi presiden?
>
>Indonesia memang sering lain dari yang lain.
>Moga2 kali ini normal2 saja. Jangan lagi kita
>kecewakan rakyat. Rakyat dalam pemilu kemarin
>memilih partai cenderung karena melihat capres
>yg diajukan oleh masing2 partai. Kalau mau dilihat
>dari program2 yg diajukan, cenderung tidak banyak
>perbedaan dan memang cenderung tidak begitu
>diperdulikan oleh sebagian besar pemilih.
>
>Semoga rakyat kali ini tidak dikecewakan kembali,
>tidak dipermainkan kembali oleh sistem.
>Dibutuhkan kearifan dan jiwa besar para pemimpin
>untuk memenuhi keinginan masyarakat Indonesia
>yg tercermin dalam pemilu kali ini.
>
>
>jabat erat,
>Irwan Ariston Napitupulu
>



Hasil Pemilu (03.50 WIB)

1999-06-13 Thread bRidWaN

Hasil Sementara Penghitungan Suara Pemilu 1999
Nasional -  Untuk DPR Pusat
(update: 14 Jun 1999 03:50:01 WIB)


1.PDI-P 13,721,560
2.PKB6,909,181
3.Golkar 5,947,916
4.PPP3,408,229
5.PAN2,469,093
6.PBB  534,139
7.PK   439,266
8.PKP  306,133
9.PNU  162,905
   10.PP   149,746


Salam,
bRidWaN



Re: GOLKAR harus Meredefiniskan Perjuangan

1999-06-13 Thread bRidWaN

Saya setuju dengan pemikiran ini, tetapi dengan catatan bahwa
'Golkar Baru dengan Paradigma Baru' harus benar benar dijalankan,
bukan hanya dimulut saja. Contoh yang paling ekstrim adalah
Golkar harus mengganti Pemimpin dan Tokohnya dengan Orang Baru.
Ini part yang tersulit saya rasa.

Tanpa action ini, akan sulit bagi Golkar untuk tampil kembali,
paling tidak membutuhkan waktu untuk membuktikan bahwa Golkar
yang ini adalah beda dengan Golkar yang dulu.


Salam,
bRidWaN



At 04:57 PM 6/13/99 -0400, Andrew G. Pattiwael wrote:
>Bung Ridwan dan Rekan-rekan Permias,
>
>Mungkin saya juga agak tercengang dengan hasil yang diperoleh Golkar,
>namun kalau memang Golkar benar-benar memperoleh suara ini secara murni
>dan merupakan suara aspiratif dari masyarakat yang masih mendukung Golkar
>sebagai suatu kekuatan Politik di Indonesia, Golkar seharusnya dapat
>merefisikan seluruh fundamental Partai.
>
>Kepercayaan Masyarakat mungkin masih ada, namun jelas Masyarakat ingin
>menyardarkan Golkar, bahwa Golkar PERNAH khilaf dalam perjuangannya
>bersama Orde Baru dan Rejim Soeharto.
>
>Yang jelas, Golkar harus mempunyai MUKA yang BARU, Orang Yang Baru, dan
>Kerangka Perjuangan Yang Baru. Apakah Suara Pemilu 1999 ini adalah
>Kesempatan Kedua bagi Golkar untuk menebus Kesalahan? Sungguh besar hati
>Rakyat kalau begitu. Ada Kesempatan kedua Buat Golkar.
>
>
>Andrew Pattiwael
>
>



Re: Hasil Pemilu (03.50 WIB)

1999-06-13 Thread Blucer Rajagukguk



Proses perhitungan suara dan kuota kursi ternyata paling banyak menguntungkan
Golkar, dan paling merugikan PKB. Dengan memakai asumsi bahwa satu suara
adalah sama disetiap propinsi maka Golkar seakan-akan mendapat tambahan
angka suara sebanyak 4.188.354 suara, sedangkan PKB kehilangan 826.350
suara.
Angka-angka yang memilih PDIP sampai 40% menunjukan bahwa rakyat biasa
yang berbagai macam agama (dengan asumsi non muslim yang memilih 10% dari
seluruh populasi non muslim di Indonesia, maka 26% muslim telah memilih
PDIP), dimana 18% populasi muslim memilih Golkar (2% non-muslim), dengan
hitungan yang hampir sama dengan PKB dan PAN (16% muslim dan 4% non-muslim).
Dengan berkoalisinya PDIP-PKB-PAN menunjukan bahwa fakta rakyat bahwa Mega
dipilih jadi Presiden disetujui oleh lebih 60% penduduk yang memilih dan
ini lebih baik dari teriakan seorang Yuni yang merasa mewakili kelompok
Islam. Semua orang bisa teriak ini dan itu, tetapi rakyat lebih memilih
kedamaian dan kesejahteraan melalui pilihannya.
Saya pribadi memilih apakah pemimpin itu mau berbuat sesuatu untuk
rakyat, mau menjaga keharmonisan dan kesejahteraan diantara rakyat. Ketaatan
beragama hanya Tuhan yang tahu. Tetapi kerakusan akan harta dan kekuasaan
dapat dilihat oleh rakyat, bukan karena agamanya seorang berbuat demikian,
tetapi karena kepribadian individulah seseorang bisa kejam dan rakus.

bRidWaN wrote:
Hasil Sementara Penghitungan Suara Pemilu 1999
Nasional -  Untuk DPR Pusat
(update: 14 Jun 1999 03:50:01 WIB)

    1.PDI-P 13,721,560
    2.PKB   
6,909,181
    3.Golkar 5,947,916
    4.PPP   
3,408,229
    5.PAN   
2,469,093
    6.PBB 
534,139
    7.PK  
439,266
    8.PKP 
306,133
    9.PNU 
162,905
   10.PP  
149,746

Salam,
bRidWaN
 


Re: DPA, MPR, Presiden (nambah)

1999-06-13 Thread Irwan Ariston Napitupulu

Mbak Yuni, terima kasih atas penjelasannya.
Sori, kemarin ada typo. Seharusnya judul tertulis
DPA, MPR, Presiden dan bukan DPR, MPR, Presiden.

Oh ya, ada pertanyaan lanjutan yg sedikit melebar
dari judul. Setelah tahu posisi masing2 seperti yg
mbak Yuni jelaskan sekarang pertanyaan berikutnya
yg saya masih bingung, siapakah yg mengangkat:
1.DPA
2.MA
3.Jaksa Agung
4.BPK

Terima kasih dan maaf kalau pertanyaannya
terdengar sepele. Soale ntah kenapa koq gue
jadi kelihatan bego amat urusan beginian aja
kagak ngarti...hehehe.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



(Bridwan dan Pattiwael) Paradigma Baru Golkar

1999-06-13 Thread Andrew G. Pattiwael

Golkar Baru dengan Paradigma Baru:
Golkar Baru dengan Tokoh Baru

Ini yang sebenarnya harus disadari oleh Akbar Tanjung dan Habibie,
dimana Pemimpin Lama seharusnya sudah mengantung Sarung Tinjunya dan
hanya duduk sebagai Simpatisan bukan sebagai Organisatoris dan
Fungsionaris lagi. Penetapan Bung Rudy sebagai 'Sales Product' dari
Partai Golkar sendiri, saya nilai sebagai suatu kesalahan fatal dari
program Pemilu Golkar sendiri. Bung Akbar sudah seharusnya menyadari
bahwa untuk menjual suatu produk yang akan masuk daftar pilihan para
potential customer (Pemilih) tidak dapat kembali menjual 'Produk
Usang' yang hanya dipermak dengan Cat atau Dempul Baru. Apalagi selama
30 tahun dibawah Orde Baru, Golkar hanya menjual Produk-produk itu-itu
saja.

Golkar sudah memberikan pernyataan maafnya atas keterlibatan selama
Orde Baru ini, Golkar sudah berjanji akan ikut mendukung program
Reformasi. Namun kalau hanya mengganti Sarung Doank sih sama saja
Bohong kan. Ibarat Kupu-kupu, lahir kembali dari kepongpong tapi tetap
bersayap dan berkulit Warna yang sudah usang dan tidak menyinarkan
keindahan lagi.

Dengan kata lain, Akbar dan Habibie harus segera menurunkan diri dengan
sikap terhormat dari fungsi Kepartaian, langkah ini juga harus diikuti
oleh para 'Bekas' anggota lainnya yang sudah kadaluarsa dan harus diafkir.
Ini tentu akan menjadi suatu hal yang luar biasa bagi Partai Golkar
sendiri. Mengganti darah lama dengan darah baru dan tentu dengan sistim
yang baru. Akan kah ini terjadi? Akan kah Orang-orang lama Golkar
bersedia untuk mengundurkan diri dan menyerahkan Partai kepada Para
Orang-orang Baru ( Golongan Muda ) ?

Kemungkinan besar = Tidak atau Sulit Terjadi.

Kecuali bila dari Keanggotaan akhirnya mempunyai kebranian untuk
mengganti pemimpin Tua dan orang-orang lamanya. Dengan kata lain, harus
ada Pemberontakan dari dalam tubuh partai sendiri, yang bisa disertai
juga dengan kekerasan seperti yang terjadi pada tubuh PDI saat dipimpin
oleh Megawati Soekarnoputri. Tapi ini bukannya mustahilkan? Jikalau
Mayoritas Anggota Partai sendiri yang melihat bahwa Golkar Harus segera
bertindak sebelum terlambat

Mungkin anggota Golkar yang seia-sekata dengan Perjuangan Reformasi dapat
tersadar dengan segala perubahan ini, dan melihat bahwa Golkar tidak
harus berada dibelakang Bung Habibie dan Bung Akbar lagi.

Andrew Pattiwael



On Mon, 14 Jun 1999, bRidWaN wrote:

> Saya setuju dengan pemikiran ini, tetapi dengan catatan bahwa
> 'Golkar Baru dengan Paradigma Baru' harus benar benar dijalankan,
> bukan hanya dimulut saja. Contoh yang paling ekstrim adalah
> Golkar harus mengganti Pemimpin dan Tokohnya dengan Orang Baru.
> Ini part yang tersulit saya rasa.
>
> Tanpa action ini, akan sulit bagi Golkar untuk tampil kembali,
> paling tidak membutuhkan waktu untuk membuktikan bahwa Golkar
> yang ini adalah beda dengan Golkar yang dulu.
>
>
> Salam,
> bRidWaN
>



Golkar, Partai MKGR dan PKP

1999-06-13 Thread Andrew G. Pattiwael

Nah...saya masih agak sulit mendefiniskan perbedaan dari Partai-partai
pecahan Golkar. Contohnya Partai MKGR pimpinan Ny. Mien Sugandhie atau
Partai Keadilan dan Persatuan yang dipimpin oleh Pensiunan
Jendral-jendral ABRI yang ingin melepaskan diri dari jubah kuning Golkar
mereka. Perpecahan intern yang saya lihat selama ini di Golkar, tidak
lepas dari keinginan para bekas anggota Golkar tersebut untuk, istilahnya
mencuci tangan dari perbuatan Golkar yang diindentikan dengan Alat
Politik Orde Baru itu sendiri. (Pendapat pribadi)
Namun apakah mereka beda atau masih tetap sama saja dengan Golkar sendiri,
kita tidak tahu kan...
Apakah yang selama ini didengung-dengungkan oleh Mien Sugandhi, bahwa
MKGR tidak bisa disamakan dengan Golkar, bahwa MKGR ingin mendukung
Reformasi itu sendiri adalah benar adanya?
Atau pernyataan Bapak Edi Sudrajat dan Hayono Isman yang mengatakan PKP
lebih mewakili aspiratif masyarakat daripada Golkar dapat dipertanggung
jawabkan? Atau hanya dengan mengganti nama baru dari Golkar-ABRI menjadi
Partai Kesatuan dan Persatuan dapat mengambil hati para pendukung Golkar
sendiri ?
Masih tidak jelas..dan butuh kejelasan...
Mungkin ada rekan-rekan yang dapat menjelaskan perbedaan tersebut

Andrew Pattiwael



Jikalau Golkar Menduduki Peringkat Dua

1999-06-13 Thread Andrew G. Pattiwael

Jangan mau berkoalisi dengan Pimpinan Golkar Lama, yang jelas Koalisi
Golkar(Lama) dengan Partai-Partai Oposan PDIP akan berakibat Fatal yang
sangat besar. Sudah lihat kan Ancaman Rakyat? Jika Golkar Menang, atau
memimpin Koalisi yang Mengungguli PDIP, maka akan terjadi Riot dan
tindakan Kekerasan. Ini bisa saja terjadi dan kemungkinan besar terjadi.

Hal ini akan lain jikalau Golkar mau membenahi sistim Partainya, dengan
mengganti pemimpin lama tentunya, dan hanya bersedia menjadi Partners
(without majority voice) dalam Koalisi Oposan PDIP. Golkar hanya menjadi
Partner Koalisi dari Partai yang lebih Kompeten dan lebih didengar oleh
Rakyat, contohnya PKB atau PAN.

Tentunya ini akan memerlukan kebesaran hati para anggota Golkar, dan
mengakui petunjuk dan harapan sebagian besar Rakyat Indonesia, bahwa
Golkar seharusnya jangan dulu mengunjukkan giginya dalam Pemilu 1999 ini.
Masih ada kesempatan buat Golkar untuk memimpin pada kesempatan Pemilu
selanjutnya. Dan selama 5 tahun kedepan ini, sebaiknya Golkar berbenah
diri dan menyusun program untuk membersihkan nama Golkar dari Orde Baru
dan menghilang Stempelan 'Status Quo'dari belakang nama Golkar sendiri.

Dan mungkin, dengan Berkat dan Ridho dari yang Ilahi, Golkar bisa
memenangkan Pemilu yang selanjutnya. Dengan catatan: Golkar sudah
menemukan Paradigma Barunya itu.

Andrew Pattiwael



Pro status quo & anti reformasi (was: Re: Nasionalis dan Agamis)

1999-06-13 Thread Irwan Ariston Napitupulu

Sekedar melengkapi:
Mayoritas penduduk Indonesia adalah petani/nelayan.
Mayoritas penduduk Indonesia berpendidikan rendah.
Mayoritas penduduk Indonesia miskin secara ekonomi.
Mayoritas penduduk Indonesia adalah wanita.

Mereka tampaknya terlupakan selama masa orde baru.
Mereka kini telah berteriak, bersuara lantang, menyampaikan
keinginannya yg tercermin dalam pemilu 1999 kali ini.
Kepolosan mereka adalah kekuatan mereka.

Akankah kita kini berbuat jahat kembali ke mereka
seperti yg telah terjadi semasa rejim orde baru?
Akankah kita kini menyangkali lagi keinginan sederhana
mereka, keinginan yg datang dari hati yg tulus, jiwa yg
polos?

Sering kita berteriak reformasi, sering kita berteriak
kedaulatan ada di tangan rakyat, sering kita berteriak
anti status quo.

Kini saatnya kita perhatikan dan penuhi keinginan mereka.
Suara keinginan mereka telah disampaikan pada kotak2
suara. Kita bisa mendengarkan suara mereka dari
hasil perhitungan suara.

Jangan lagi kecewakan rakyat, jangan lagi bodohi rakyat,
jangan lagi memanipulasi suara rakyat. Kedaulatan
tertinggi ada ditangan rakyat dan mereka telah tunjukkan
hal tersebut melalui pemilu 1999 yang lalu.

Menentang suara rakyat dengan dalih apa pun bagi saya
tindakan tersebut tidak lebih baik bahkan bisa dikategorikan
sebagai tindakan2 pro status quo, anti reformasi, dan subversi
karena membahayakan kelangsungan kehidupan bernegara
akibat mengabaikan suara rakyat.

Semoga hal ini menjadi bahan perenungan bagi mereka
yg sebentar lagi akan menuju ke Senayan untuk memilih
presiden yg baru.

Waktu nantilah yg akan membuktikan, apakah mereka
yg berteriak2 anti status quo dan pro reformasi malah
ternyata terjebak pada pola pikir pro status quo, dan
anti reformasi yg sebenarnya?
Kita yg akan menjadi saksi dari peristiwa bersejarah ini.


jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Hartono: ABG =ABRI-Birokrasi-Golkar

1999-06-13 Thread Andrew G. Pattiwael

Sumber: http://www.gatra.com/V/30/LPT1-30.html

Kedigdayaan itu ditopang tiga pilar utama yang sohor dengan
sebutan jalur ABG -keluarga besar ABRI, birokrasi, dan Golkar.
Waktu itu, ketiganya bermain habis-habisan. Saat
kampanye Pemilu l997 di Karanganyar, Jawa Tengah, Jenderal Hartono, yang
saat itu menjabat Kepala Staf Angkatan Darat, menyebutkan anggota
ABRI adalah kader Golongan Karya. Ia pun tak segan mengenakan
jaket kuning. Kini kolaborasi tiga pilar itu buyar

Bagaimana Jendral Hartono? ABRI sendiri sekarang pecah dari GOLKAR

Andrew Pattiwael



Re: Perolehan Suara 15:00 WIB

1999-06-13 Thread Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)

Jumlah penduduk untuk menentukan bonus jatah kursi. Pertama ditentukan dulu
dari jumlah Dati II. Kalau Dati II ada 10 berarti jatah kursinya 10 (kecuali
Timtim karena penduduknya banyak yang mati jadi cuma dapet 4). Lalu
kepadatan penduduk adalah faktor bonus kursi. Seperti DKI mestinya cuma
dapet 5 kursi. Oleh karena banyak penduduk dan sangat rapat, maka ditambah
bonus 13 kursi sehingga total 18.

Namun demikian tidak semua orang berhak mencoblos. Katakanlah jumlah yang
mencoblos 3,6 juta maka satu kursi partai "dibeli" dengan 200 ribu
pencoblos/suara. Gicu.

Efron

-Original Message-
From:   FNU Brawijaya [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
Sent:   Friday, 11 June, 1999 18:28 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject:Re: Perolehan Suara 15:00 WIB

Perasaan bukan model jatah beli satu kursi = 200 rebu atau 100 rebu.
Caranya dulu adalah memperhitungkan jumlah penduduk dan jumlah
kabupaten, untuk jaga-jaga agar kabupaten tetap punya wakil di DPR.
Endak tahu juga kalo sudah dibagi-bagi hasilnye nyang kayak ente
sebut itu ye...


'---
"Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)" wrote:

> Sampai pukul 15:00
> 1.  PDIP 6.231.890
> 2.  PKB 3.248.226
> 3.  GK 2.587.091
> 4.  PPP 1.494.052
> 5.  PAN 1.063.616
> 6.
> (Sumber: KPU 1999)
> Efron
> Catatan: Total suara ini tidak representatif untuk kursi DPR-RI. Namun
bisa
> untuk rujukan. Di Jawa dan Bali satu kursi dibeli dengan 200.000 suara. Di
> luar daerah itu rata-rata satu kursi dibeli dengan 100.000 suara.

--
Salam,
Jaya


--> I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: [Re: [Re: FW: PDI Perjuangan Siap Buka Hubungan dengan Is]]

1999-06-13 Thread Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)

Udah kayak guru taman kanak-kanak aja, pakek "kalian" segala.

Efron

-Original Message-
From:   yuni windarti [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
Sent:   Saturday, 12 June, 1999 0:45 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject:Re: [Re: [Re: FW: PDI Perjuangan Siap Buka Hubungan dengan
Is]]

Sorry gue sih cuma iseng aja nulisnya kok, nggak serius menghujat kok.
Ternyata kalian perhatikan juga ..he...he..he.

Senyum manis

Yuni



PKP Dukung Megawati Jadi Presiden

1999-06-13 Thread Andrew G. Pattiwael

Sumber:
http://www.tempo.co.id/harian/include/index.asp?file=12061999-68h-2


PKP Dukung Megawati Jadi Presiden

Partai Keadilan dan Persatuan (PKP) akan mendukung Megawati Soekarnoputri
menjadi calon Presiden RI Ke-4. Hal ini diungkapkan Sekjen PKP, Hayono
Isman di Jakarta hari Jumat. Menurut Hayono, PKP menghendaki pemimpin
baru dengan visi baru. PKP melihat dengan perkembangan suara yang diraih
PDI Perjuangan maka besar kemungkinan PDI-P akan meraih suara terbanyak.
Apalagi kalau bisa mendapat lebih dari 40%.

Menurut Haryono, batas 40 persen adalah batas psikologis. Kalau PDI-P
berhasil menembus batas psikologis tersebut, maka jalan untuk Megawati
akan terbuka lebar. Tetapi kalau kurang dari 40%, PKP akan membantu
PDI-P. Partai berlambang Garuda Merah ini berencana akan memberikan suara
pada PDI-P atau mendukung Megawati untuk menjadi presiden.

Sebelumnya PKP mencalonkan Try Sutrisno untuk jabatan Presiden.  Menurut
Haryono, PKP tidak mau memaksakan diri mengejar jabatan itu Apalagi, saat
ini Try Sutrisno tidak berambisi lagi untuk menjadi Presiden.

Henry Sianipar, 68H, Jakarta



Re: sorry wahai pendukung PDI

1999-06-13 Thread Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)

Ini artinya (alinea pertama) Anda melecehkan (lagi) produk dalam negeri.
Anda merendah tapi mencoreng arang ke muka sendiri.

Saya tak pernah bersekolah di luar negeri. Pendidikan "luar negeri" yang
saya rasakan hanya TK, SD, dan SMP alias sekolah swasta. Saya tak
meng-gebyah-uyah apakah dalam negeri lebih baik atau yang luar negeri lebih
baik. Kenyataannya dalam milis ini tak ada garis batasnya. Yang ada hanyalah
saling-tukar informasi dan berdiskusi tanpa mengenal kualifikasi.

Wassalam,
Efron (produk dalam negeri asli)


-Original Message-
From:   yuni windarti [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
Sent:   Saturday, 12 June, 1999 12:10 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject:sorry wahai pendukung PDI

Dear pendukung PDIP,
Maafkan saya kalau apa yang saya tulis membuat anda semuanya gusar. tidak
ada
niatan saya untuk membuat anda gusar. Saya sendiri memang bukan orang yang
sepintar anda, tidak berpengetahuan luas. Saya hanyalah anak lulusan
universitas dalam negeri dan belum pernah mengecap pendidikan luar negeri
seperti anda semua. Saya hanyalah rakyat biasa belum banyak makan asam
garam.

Saya hanyalah rakyat biasa yang kebetulan menyaksikan sendiri beberapa
ketidak
becusan didunia politik, dunia penggede, dan saya hanyalah rakyat biasa yang
sedikit menyadari, bahwa tidak semua tindakan korupsi dan manupulasi serta
berbagai selingkuh dipemerintahan dan bisnis, tidak selamanya dapat
dibuktikan. Saya hanya bagian dari masyarakat biasa yang  tidak begitu
peduli
ketika ada surat dari Megawati kepada Gubernur, yang merujuk ke masalah
bisnis.Dan saya memang benar benar orang tololnya pada waktu itu saya sibuk
ngurus kasus rakyat di Gresik, sehingga saya hanya menganggap enteng saja
ketika gubernur cerita tentang surat itu. Saya hanyalah rakyat biasa yang
tidak peduli gubernur memberikan atau tidak proyek tersebut kepada Mega,
karena saya anggap itu adalah urusan penggede, urusan saya hanyalah mengurus
bagaimana agar rakyat yang saya wakili bisa tersenyum.hm.. seharusnya
saya
tanya dengan detail untuk bisa saya sajikan kepada anda, sekali lagi sayang
dan sorry. Saya akui saya memang besar mulut, tidak tahu kenyataan berani
cerita cerita. Maaf kan saya  ya mbak Mega, Ampuni kelancangan mulut aya ya
Allah.

Saya akui memang saya hanya rakyat biasa yang kebetulan tahu latar belakang
bisnis tanda tangannya Bambang Sulistomo untuk mendapatkan proyek dan
mengatas
namakan rakyat untuk kepentingan pribadi. Dan saya hanyalah rakyat biasa
yang
kebetulan sedikit tahu sepak terjang pembagian proyek di PU, dan saya
hanyalah
rakyat biasa yang tahu. dan... dan...

Saya hanyalah rakyat sedikit tahu bahwa tidak ada hubungannya antara
keinginan
saya untuk mendapatkan seorang pemimpin pria muslim yang bijak dan
penjelasan
saya tentang Mega. Saya hanyalah seorang rakyat yang tetap akan menentang
seorang pemimpin yang mempunyai latar belakang seperti Mega mekipun ia
tampak
sebagai figur seorang pria muslim yang bijak. Dan saya hanyalah rakyat biasa
yang tidak pernah mempersoalkan masalah pendidikan seorang pemimpin, bisa
saja
seorang pemimpin tidak pernah mengecap bangku sekolah, asalkan dia mempunyai
seorang kemampuan yang luar biasa, contohnya Suharto, dia tidak
berpendidikan
tinggi namun tampil sebagai pemimpin yang luar biasa (disukai atau tidak dia
memang luar biasa, smile).

Saya hanyalah seorang rakyat biasa yang berusaha menahan diri untuk tidak
terlena oleh nama besar seseorang. Saya hanyalah seorang rakyat biasa
berusaha
agar tidak termakan arus. Saya hanyalah
nothing dibandingkan dengan anda
semuanya

Semoga ini memuaskan anda semua, ini adalah email terakhir menyangkut Mega
Kalau ada komentar lain, maaf saya tidak bisa menanggapi, karena saya
hanyalah
rakyat biasa yang sudah mulai bosan dengan topiknya.

Salam damai
Yuni Wilcox



Blucer Rajagukguk <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
he, he, kemarin katanya Mega jadi Presiden karena benci dengan Soeharto,
sekarang karena ada
yang bagi-bagi tanda tangan walaupun belum jelas itu siapa. Kemudian
mengambil
contong anak
Bung Tomo sebagai salah satu teladan yang salah. Akhirnya mengakui bahwa
Yuni
memang ingin
pria muslim yang jadi presiden.
Sungguh Yuni seorang yang benar-benar berpengetahuan.

senyum manis juga.

yuni windarti wrote:

> Apakah yang memilih PDIP tahu benar siapa Mega
> Apakah yang mati karena peristiwa kerusuhan beberapa tahun lalu, karena
> membela PDIP tahu siapa Mega??
>
> Di email ku yang lain sudah aku katakan bahwa aku melihat dengan mata dan
> kepalaku sendiri Mega sewaktu jadi pemimpin resmi PDI sudah sebar sebar
tanda
> tangan untuk minta proyek, untuk partai.Apapun alasannya, hal hal seperti
ini
> yang saya tidak suka dari seorang pemimpin. Mungkin itu bukan Mega,
mungkin
> itu perbuatan oknum, mudah mudahan. Tetapi tampaknya arahnya waktu itu
jelas
> menunjukkan Mega tidak ubahnya anak anak pejabat lainnya yang suka
> memanfaatkan kesempatan bapaknya jadinya penggede. Seperti halnya Bambang

Re: Pro status quo & anti reformasi (was: Re: Nasionalis dan Agamis)

1999-06-13 Thread FNU Brawijaya

Mas...mas.kayak mau deklamasi...hehehe

Irwan Ariston Napitupulu wrote:

> Sekedar melengkapi:
> Mayoritas penduduk Indonesia adalah petani/nelayan.
> Mayoritas penduduk Indonesia berpendidikan rendah.
> Mayoritas penduduk Indonesia miskin secara ekonomi.
> Mayoritas penduduk Indonesia adalah wanita.
>
> Mereka tampaknya terlupakan selama masa orde baru.
> Mereka kini telah berteriak, bersuara lantang, menyampaikan
> keinginannya yg tercermin dalam pemilu 1999 kali ini.
> Kepolosan mereka adalah kekuatan mereka.
>
> Akankah kita kini berbuat jahat kembali ke mereka
> seperti yg telah terjadi semasa rejim orde baru?
> Akankah kita kini menyangkali lagi keinginan sederhana
> mereka, keinginan yg datang dari hati yg tulus, jiwa yg
> polos?
>
> Sering kita berteriak reformasi, sering kita berteriak
> kedaulatan ada di tangan rakyat, sering kita berteriak
> anti status quo.
>
> Kini saatnya kita perhatikan dan penuhi keinginan mereka.
> Suara keinginan mereka telah disampaikan pada kotak2
> suara. Kita bisa mendengarkan suara mereka dari
> hasil perhitungan suara.
>
> Jangan lagi kecewakan rakyat, jangan lagi bodohi rakyat,
> jangan lagi memanipulasi suara rakyat. Kedaulatan
> tertinggi ada ditangan rakyat dan mereka telah tunjukkan
> hal tersebut melalui pemilu 1999 yang lalu.
>
> Menentang suara rakyat dengan dalih apa pun bagi saya
> tindakan tersebut tidak lebih baik bahkan bisa dikategorikan
> sebagai tindakan2 pro status quo, anti reformasi, dan subversi
> karena membahayakan kelangsungan kehidupan bernegara
> akibat mengabaikan suara rakyat.
>
> Semoga hal ini menjadi bahan perenungan bagi mereka
> yg sebentar lagi akan menuju ke Senayan untuk memilih
> presiden yg baru.
>
> Waktu nantilah yg akan membuktikan, apakah mereka
> yg berteriak2 anti status quo dan pro reformasi malah
> ternyata terjebak pada pola pikir pro status quo, dan
> anti reformasi yg sebenarnya?
> Kita yg akan menjadi saksi dari peristiwa bersejarah ini.
>
> jabat erat,
> Irwan Ariston Napitupulu

--
Salam,
Jaya


--> I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Terjebak pro status quo & anti reformasi?

1999-06-13 Thread Irwan Ariston Napitupulu

Mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam.
Mayoritas penduduk Indonesia adalah petani/nelayan.
Mayoritas penduduk Indonesia berpendidikan rendah.
Mayoritas penduduk Indonesia miskin secara ekonomi.
Mayoritas penduduk Indonesia adalah wanita.

Mereka tampaknya yang terlupakan selama masa orde baru.
Mereka kini telah berteriak, bersuara lantang dengan
menyampaikan keinginannya pada pemilu 1999 kali ini.
Kepolosan mereka adalah kekuatan mereka.

Akankah kita kini berbuat jahat kembali ke mereka
seperti yg telah terjadi semasa rejim orde baru?
Akankah kita kini menyangkali lagi keinginan sederhana
mereka, keinginan yg datang dari hati yg tulus, jiwa yg
polos?

Sering kita berteriak reformasi, sering kita berteriak
kedaulatan ada di tangan rakyat, sering kita berteriak
anti status quo.

Kini saatnya kita perhatikan dan penuhi keinginan mereka.
Suara keinginan mereka telah disampaikan pada kotak2
suara. Kita bisa mendengarkan suara mereka dari
hasil perhitungan suara.

Jangan lagi kecewakan rakyat, jangan lagi bodohi rakyat,
jangan lagi memanipulasi suara rakyat. Kedaulatan
tertinggi ada ditangan rakyat dan mereka telah tunjukkan
hal tersebut melalui pemilu 1999 yang lalu.

Menentang suara rakyat dengan dalih apa pun bagi saya
tindakan tersebut tidak lebih baik bahkan bisa dikategorikan
sebagai tindakan2 pro status quo, anti reformasi, dan bahkan
subversif karena dapat membahayakan kelangsungan
kehidupan bernegara yg menjunjung tinggi akibat
mengabaikan suara rakyat.

Semoga hal ini menjadi bahan perenungan bagi mereka
yg sebentar lagi akan menuju ke Senayan untuk memilih
presiden yg baru.

Waktu nantilah yg akan membuktikan, apakah mereka
yg berteriak2 anti status quo dan pro reformasi malah
ternyata terjebak pada pola pikir pro status quo, dan
anti reformasi yg sebenarnya?
Kita yg akan menjadi saksi dari peristiwa bersejarah
tersebut sebentar lagi.

Semoga Indonesia tidak membuat sejarah yg aneh2
lagi.


jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



FW: Seandainya CapPres nanti...

1999-06-13 Thread Lutfi M.

Ini ada analisa yg. menarik

> --
> From: [EMAIL PROTECTED][SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
> Sent: 13 Juni 1999 14:46
> Subject:  [Majlas] Seandainya Mega jadi Presiden
>
>
> Berdasarkan hasil perhitungan sementera Pemilu yang telah berlangsung
> secara "demokratis" serta kecenderungannya dapat dikatakan PDI Perjuangan
> akan memenangkan  pesta demokrasi yang kedua dalam sejarah Indonesia.
> Walaupun kemenangan ini belum tentu menghantar  Megawati jadi Presiden RI,
> kiranya kita dapet mengandai-andai apa yang terjadi apabila Megawati
> menjadi presiden IV RI.
>
> Guna menyukseskan programnya, dalam membentuk Kabinet Megawati akan
> merangkul kalangan dari berbagai kelompok. Pembentukan kabinet ini
> hajatan "bagi-bagi" jabatan diperkirakan dapat menimbulkan ketidakpuasan
> beberapa kalangan di dalam PDI P, khususnya para pendukung Megawati yang
> setia sejak tahun 1992-1996 . Rasa tidak puas ini timbul karena kualitas
> SDM pendukung loyalis ini (kecuali orang-orang seperti  Kwik, Laksamana,
> Sophan Sophian) kurang memadai untuk masuk dalam jajaran birokrasi,
> apalagi sebagai seorang menteri. Megawati tentu memilih kader-kader PDI P
> yang kualitasnya mengagumkan dan umumnya mereka adalah pendukung PDI P
> bukan sejak awal tapi belakangan ini saja (oportunis mungkin?). Mengingat
> pendukung Mega terdiri dari bermacam-macam kelompok dan kepentingan bagai
> "gado-gado"  (nasionalis tulen, Kristen, Islam yang Abangan maupun Santri,
> Masyrakat Hindu, ABRI eks Orba, Birokrat eks Orba, Sosialis, eks PKI
> beserta keluarganya, dan petualang-petualan politik), konflik internal
> sangat mungkin terjadi. Walaupun demikian Megawati akan berhasil "meredam"
> ataupun mungkin "membungkam" konflik-konflik ini.
>
> Saya cukup yakin naiknya Megawati menjadi Presiden RI meningkatkan
> kredibilitas Pemerintahan RI di dalam negeri maupun luar negeri.
> Stabilitas politik dan keamanan perlahan-lahan semakin menjadi kenyataan.
> Keadaan ini mengakibatkan semakin membaiknya kondisi perekonomian
> nasional, khususnya nilai rupiah terhadap dollar  akan cenderung stabil.
> Bantual LN guna pemulihan ekonomi nasional (IMF misalnya) akan semakin
> "lancar". Investasi asing pun juga akan meningkat. Namun, sesuai kondisi
> obyektif yang sangat sulit, Mega dalam waktu 2-3 tahun pertama hanya mampu
> memperbaiki struktur ekonomi yang hancur.  Membaiknya struktur ekonomi
> nasional ini tentunya  tidak secara instan menyentuh "perekonomian rakyat
> kecil". Nasib "rakyat kecil" (yang merupakan pendukung utama Megawati)
> tidak mengalami perubahan. Sebagai "rakyat" yang awam mengenai ilmu
> ekonomi mereka tidak akan mau mengerti keadaan ini. Mereka cuma berharap
> "Megawati" datang sebagai seorang "juru selamat" yang dapat "menyulap"
> nasibnya. Mereka tentunya sudah tidak tahan lagi untuk "bersabar" menunggu
> perbaikan nasib. Keadaan ini tentu akan mengurangi "popularitas" Megawati.
>
> Bagi kalangan kelas menengah, khususnya kelompok intelektual,  program
> reformasi politik Megawati masih kurang mengigit bahkan cenderung pro
> status quo. Hal ini ditandai penentangan Megawati terhadap ide amendemen
> UUD 1945, Isu Kemerdekaan Timtim, serta Penghapusan Dwi-Fungsi ABRI.
> Sikap ini menunjukkan "agenda" Megawati untuk "menikmati" struktur politik
> yang sudah ada. Penolakan terhadap amendemen UUD 1945  serta penghapusan
> Dwi-fungsi ABRI akan menimbulkan keraguan terhadap komitmen Megawati
> terhadap reformasi nasional, khususnya menciptakan struktur politik yang
> demokratis. Begitu juga halnya dalam isu Timtim. Penolakan Megawati
> terhadap hasil referendum yang menentukan kemerdekaan Timtim tentu juga
> akan mempengaruhi popularitas serta citra Megawati di dalam negeri maupun
> dunia internasional. Akhirnya, kebijakan-kebijakan  yang tidak populer ini
> tentunya akan "mengentalkan" kekuatan Oposisi.
>
> Di bidang hubungan LN, apabila Megawati merealisr ide pembukaan hubungan
> diplomatik dengan Israel, kebijakan yang sama sekali tidak populis dan
> dapat mengurangi popularitasnya. Walaupun kebijakan ini dilandasi dengan
> pertimbangan serta penalaran yang rasional serta dapat dimengerti,  umat
> Islam (yang umumnya masyarakat awam di bidang hubungan luar negeri) tetap
> tidak bisa menerima. Memang dari perspektif politik luar negeri, ide
> pembukaan hubungan diplomatik ini dapat diharapkan meningkatkan kekuatan
> "lobby Indonesia" di masyarakat Internasional (apalagi negera-negara Arab
> juga sudah menjalin hubungan diplomatik dengan Israel). Di lain sisi,
> selain tidak memperhatikan aspek emosional serta kultural,  kebijakan ini
> secara ekonomis juga  kurang menguntungkan, apalagi disaat krisis dimana
> kita sangat butuh dollar. Kita semua mengetahui populasi Indonesia hampir
> 200 juta sedangkan populasi Israel hanya sekian juta. Kemampuan ekspor
> Indonesia cukup rendah sedangkan kemampuan ekspor Israel relatif lebih
> tinggi (khususnya di bidang teknologi militer). Akibatnya neraca
> perdagangan Indonesia -

Re: [Re: [Sejarah baru dunia?]]

1999-06-13 Thread yuni windarti

Saya memang bukan orang yang ahli dalam agama, tetapi saya ingin sedikit
mengomentari sebagai seorang wanita Islam. Kebanyakan yang menentang MS selama
ini adalah pria muslim, sehingga saya kuatir akan didefinisikan bahwa itu
hanyalah karena ego seorang pria yang tidak mau dipimpin oleh wanita.

bRidWaN <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Saya hanya ingin berkomentar bahwa Amien Rais bisa saja terpilih
menjadi Presiden dengan kemurahan dan kebesaran hati Megawati.
sehingga kombinasi Megawati sebagai Ketua MPR dan Amien Rais
sebagai Presiden akan menjadi suatu 'konsensus'.
Inipun baru bisa terjadi apabila komunike Paso menjadi kenyataan.

Atau dengan cara lain, misalnya PAN berkoalisi dengan Golkar
serta Partai Status Quo lainnya.

Atau pada pengumpulan akhir, PAN bisa merebut suara melewati
PDI-P dan PKB. Siapa tahu ?

Bagaimana mungkin ada seseorang Presiden yang tidak (atau kurang)
didukung oleh rakyatnya ? Bagaimana mungkin dunia luar akan memberikan
kepercayaannya kepada Negara kita ?
Bagaimana mungkin kita membangun Negara tanpa adanya kepercayaan tsb ?

Menurut saya kekurang populeran Amien Rais dan beberapa orang lainnya yang
mewakili partai Islam bukan karenakan waktu yang kurang mendukung. Banyak
rakyat kecil yang mungkin tidak tahu siapa Amien Rais dll, sebelumnya mereka
memang tidak kenal dengan Amien dan sampai akhir pemilu mereka mungkin tidak
sempat mengenalnya. Ini memang kekurangan dari kelompok Amien dkk.Saya yakin
kalau AR dkk membenahi strategi untuk memperkenalkan diri kepada masyarakat
saya yakin rakyat akan mengenal dan mencintai AR atau yang lainnya.

Sedangkan MS, ini merupakan keuntungan dari MS sebagai anak Sukarno. Sejak
lahir dia sudah dikenal oleh rakyat.Dia top sejak detik dia lahir. Karena
bapaknyalah dia terkenal, bukan karena sepak terjangnya. Dia menjadi anggota
DPR waktu itu  karena ia anak Sukarno. PDI pada waktu itu hanya ingin
memanfaatkan nama besar bapaknya.Dia tidak ada apa apanya.  
Coba kalau AR atau capres lainnya adalah anak Sukarno, maka rakyat akan
memilih AR atau siapapun yang menjadi anak Sukarno, bukan Mega seorang wanita
biasa yang tidak punya apa apa untuk dijual dikalangan politik. Siapa yang
memilih Megabiasakah anda jelaskan ??apakah dia akan
terkenal???

Tetapi meski demikian saya justru bahagia, bangga, dan puas justru dengan
keberadaan AR dan yang lainnya, karena mereka berasal dari nol. Mereka bukan
anak orang yang terkenal atau anak penggede lainnya yang tampil karena nama
bapaknya. Tapi mereka tampil karena nilai yang mereka miliki.AR turut
menggerakkan mahasiswa sehingga dapat menggulingkan Suharto. 
Dimana Mega pada waktu itu?. AR turun kejalan bersama sama dengan mahasiswa
dan rakyat, sedangkan MS, mungkin hanya menyaksikan kejadian di rumah(sorry).
Tahun lalu saya pulang ke Indonesia berbarengan dengan gencar gencaranya
teriakan reformasi. Kebetulan saya menyaksikan sendiri para mahasiswa di
gedung DPR. Saya ketemu Sukmawati bersama orang orang lama seperti Supeni dll
di gedung DPR. Mereka meminta DPR agar menyampaikan pesan mereka kepada
presiden Suharto pada waktu itu untuk mengundurkan diri...mana
Mega? tidak ada diantara mereka.

Selain itu MS, AR dan beberapa tokoh lainnya belum pernah menjadi presiden,
sehingga kalaupun rakyat percaya kepada MS saat ini hanyalah berdasarkan
impian mereka bahwa MS akan mampu menjadi pemimpin yang baik, belum ada contoh
nyata bahwa ia adalah orang yang dapat dipercaya, orang belum pernah
menjalankan pemerintahan kok.

Sedangkan kepercayaan dunia, oke dunia mendukung MS, tapi tidak berarti kalau
pemimpin lain yang memimpin dunia tidak akan mempercayai Indonesia dalam
urusan dagang. Indonesia ini penduduknya sangat besar jumlah, potensinya
tinggi  sebagai sasaran pemasaran. Meskipun tidak dipimpin oleh MS, jika
rakyat tenang maka investor asing pun akan berdatangan.  


Satu hal lagi, darimana kita tahu bahwa Mega tidak tahu menahu
mengenai syariat agamanya ? 

Wah anda ini jelas jelas belum tahu tentang agama Islam. Mungkin tahu sekedar
aturan luarnya aja. NAnti deh yang ahli agama akan menjelaskan lebih detail,
saya sih mungkin sama kayak MS, tidak terlalu kuat agamanya. Tapi yang jelas
Islam mempunyai aturan bahwa masing masing umatnya mempunyai tersendiri,
wanita itu kedudukannya dimana, pria itu dimana semua itu ada. Dan setahu saya
pembedaan pria dan wanita itu adalah pintu memasuki Islam dalam arti dapat
membantu kita untuk memahami Islam. Kalau sebagai seorang wanita atau pria
tidak tahu posisi kita dimana ya jelas aja kita bingung untuk melaksanakan
Islam itu sendiri, lha wong posisinya aja nggak tahu kok.

Bagaimana dengan Presiden2 sebelumnya ?
Apakah orang yang tahu syariat agamanya akan dapat berpikir bijaksana,
serta akan bekerja untuk menjadikan Negara yang adil dan makmur ?
Bukankah banyak contoh bahwa tidak ada jaminan bahwa orang yang tahu
syariat agamanya akan bertindak bijaksana ?

Bagaimana dengan tokoh Agama yang berkampanye untuk Golkar 2 tahun
yang lalu, padahal m

Re: Pro status quo & anti reformasi (was: Re: Nasionalis dan Agam is)

1999-06-13 Thread Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)

Nggak kokmaunya deklaramasi...deklamasi sekaligus deklarasi...:-)

-Original Message-
From:   FNU Brawijaya [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
Sent:   Monday, 14 June, 1999 7:41 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject:Re: Pro status quo & anti reformasi (was: Re: Nasionalis dan
Agamis)

Mas...mas.kayak mau deklamasi...hehehe

Irwan Ariston Napitupulu wrote:

> Sekedar melengkapi:
> Mayoritas penduduk Indonesia adalah petani/nelayan.
> Mayoritas penduduk Indonesia berpendidikan rendah.
> Mayoritas penduduk Indonesia miskin secara ekonomi.
> Mayoritas penduduk Indonesia adalah wanita.
>
> Mereka tampaknya terlupakan selama masa orde baru.
> Mereka kini telah berteriak, bersuara lantang, menyampaikan
> keinginannya yg tercermin dalam pemilu 1999 kali ini.
> Kepolosan mereka adalah kekuatan mereka.
>
> Akankah kita kini berbuat jahat kembali ke mereka
> seperti yg telah terjadi semasa rejim orde baru?
> Akankah kita kini menyangkali lagi keinginan sederhana
> mereka, keinginan yg datang dari hati yg tulus, jiwa yg
> polos?
>
> Sering kita berteriak reformasi, sering kita berteriak
> kedaulatan ada di tangan rakyat, sering kita berteriak
> anti status quo.
>
> Kini saatnya kita perhatikan dan penuhi keinginan mereka.
> Suara keinginan mereka telah disampaikan pada kotak2
> suara. Kita bisa mendengarkan suara mereka dari
> hasil perhitungan suara.
>
> Jangan lagi kecewakan rakyat, jangan lagi bodohi rakyat,
> jangan lagi memanipulasi suara rakyat. Kedaulatan
> tertinggi ada ditangan rakyat dan mereka telah tunjukkan
> hal tersebut melalui pemilu 1999 yang lalu.
>
> Menentang suara rakyat dengan dalih apa pun bagi saya
> tindakan tersebut tidak lebih baik bahkan bisa dikategorikan
> sebagai tindakan2 pro status quo, anti reformasi, dan subversi
> karena membahayakan kelangsungan kehidupan bernegara
> akibat mengabaikan suara rakyat.
>
> Semoga hal ini menjadi bahan perenungan bagi mereka
> yg sebentar lagi akan menuju ke Senayan untuk memilih
> presiden yg baru.
>
> Waktu nantilah yg akan membuktikan, apakah mereka
> yg berteriak2 anti status quo dan pro reformasi malah
> ternyata terjebak pada pola pikir pro status quo, dan
> anti reformasi yg sebenarnya?
> Kita yg akan menjadi saksi dari peristiwa bersejarah ini.
>
> jabat erat,
> Irwan Ariston Napitupulu

--
Salam,
Jaya


--> I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: Ghalib seorang yang penuh ide

1999-06-13 Thread FNU Brawijaya

Hehe...sorry...biar orang lain nyang ngomongin dari segi Ghalib-nya. Sudah
cukup banyak yg melihat dari sudut itu. Ane mau melihat dari sudut laen.
Sebelum Ghalib komentar ane juga udah mikirin kok. Jelas ane males dong
ngomongin nyang lagi rame doang. Ane terus terang heran kalo ada orang
berusaha melihat dari sudut laen selalu dikira sedang ato mudah disetir oleh
pernyataan pejabat. Kalo ndak gitu dikira membela, nyang repot lalu dianggap
musuh reformasi atau pro status quo Ini repot ye weleh...budaya ngindonesia...

Kalo ade nyang melihat bahwa ane lagi membela Ghalib ya ane terus terang
rada pegimane gituKalo ade nyang kayak gitu artine ane terlalu memandang
tinggi ybs tho kirain udah gimana gitu kok ternyata masih suka maen
tembak langsung. Suka kesusu...hehehe

Gosip nyang ane denger sih bukan 9 milyar lagi...tapi udah 16 milyar.
Mangkane ane tetep pada pendapat bahwa perlu terdapat oposisi sebagai
institusi pengontrol. Lha nyang ane lihat ada nyang menganggap bahwa
oposisi adalah musuh. Ini rak gimana gitu (Soale berkepentingan dg parte
kesayangane...hehe kayak mau diangkat jadi caleg aja sampe ngotot...).

Kalo mau tahu infonye si Ghalib, rajin-rajin deh cari tahu. Emang ada data
sampe tanggal, perusahaan apa/siapa, dari bank mana, tanggal berapa. Saya rasa
datanye udah nyebar ke penjuru dunia deh. Ane juga yakin kalo pembaca milis
ini juga banyak nyang udah punya. Cuman ane tetep rada takut kalo nyebarin
di sinihehehe...  Hubungin aje temen elu... tahu kan nyang ane mangsud...
Entar kan tahu sendiri kenape nama The Nin King dan Prayogo disebut-sebut.
Wong tertulis gitu (kalo bener).

Kenape sih pake heran? Lha kalo ente heran maka ane gantian heran dengan
sikap ente itu. Artine ente masih tergolong dg sebagian besar rakyat Indonesia
nyang cuman mau menghukum si tersuap doang. Sementara si penyuap dibiarkan
lenggang kangkung. Pantesan bribery ke polisi karena nglanggar lalu lintas nggak
ilang-ilang. Lha wong insan-insan warga terpinternye masih nganggap pekerjaan
menyuap adalah pekerjaan halal. Nyang adil ya dua-duanya dihukum. Di masa
depan nyang namanya ngasih entertain ke orang, baik pejabat atau sekedar keroco,
kalo berlebihan dapat dibilang bribery juga dong. Nah, entar orang-orang ini dapat
diadukan ke polisi untuk di-bui. Lha kalo ditraktir nyang mewah masih seneng ya
repot Mana bisa terjadi aparat nyang bersih dan berwibawa...wong mentale masih
demen kalo ditraktir pengusaha.


'
Blucer Rajagukguk wrote:

> Betul khan. Sekarang anda lebih tertarik soal kerahasiaan bank yang menunjukan
> kepintaran Ghalib dalam memindahkan fokus masalah.
> Didaerah Sulsel bukan banyak lagi yang mendiskusikan soal siri daripada soal
> bagaimana dia memeriksa rekening soeharto di Swiss. Oh yach, banyak juag yang tidak
> tahu kenapa sich Teten Masduki menyebut-nyebut The Nin King dan Prayogo Pangestu
> atas jumlah hartanya yang baru 1 tahun bekerja sudah bertambah 10 milyar lebih.
> Akh sudahlah saya juga cuma sekedar pembaca biasa yang tidak mampu mencerna ide-ide
> Ghalib dibalik tindakannya soal kasus keluarga Cendana.

--
Salam,
Jaya


--> I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: Efron [Re: sorry wahai pendukung PDI]

1999-06-13 Thread yuni windarti

Sorry bung Effron saya tidak bermaksud mencoreng muka saya sendiri, saya
bangga kok, dengan keberadaan saya saat ini, saya hanya berpura pura dalam
tulisan saya tersebut. Berpura pura tidak berarti yang sesungguhnya
khan,he..he..semoga tidak salah terima lagi.


Salam
yuni


"Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Ini artinya (alinea pertama) Anda melecehkan (lagi) produk dalam negeri.
Anda merendah tapi mencoreng arang ke muka sendiri.

Saya tak pernah bersekolah di luar negeri. Pendidikan "luar negeri" yang
saya rasakan hanya TK, SD, dan SMP alias sekolah swasta. Saya tak
meng-gebyah-uyah apakah dalam negeri lebih baik atau yang luar negeri lebih
baik. Kenyataannya dalam milis ini tak ada garis batasnya. Yang ada hanyalah
saling-tukar informasi dan berdiskusi tanpa mengenal kualifikasi.

Wassalam,
Efron (produk dalam negeri asli)


-Original Message-
From:   yuni windarti [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
Sent:   Saturday, 12 June, 1999 12:10 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject:sorry wahai pendukung PDI

Dear pendukung PDIP,
Maafkan saya kalau apa yang saya tulis membuat anda semuanya gusar. tidak
ada
niatan saya untuk membuat anda gusar. Saya sendiri memang bukan orang yang
sepintar anda, tidak berpengetahuan luas. Saya hanyalah anak lulusan
universitas dalam negeri dan belum pernah mengecap pendidikan luar negeri
seperti anda semua. Saya hanyalah rakyat biasa belum banyak makan asam
garam.

Saya hanyalah rakyat biasa yang kebetulan menyaksikan sendiri beberapa
ketidak
becusan didunia politik, dunia penggede, dan saya hanyalah rakyat biasa yang
sedikit menyadari, bahwa tidak semua tindakan korupsi dan manupulasi serta
berbagai selingkuh dipemerintahan dan bisnis, tidak selamanya dapat
dibuktikan. Saya hanya bagian dari masyarakat biasa yang  tidak begitu
peduli
ketika ada surat dari Megawati kepada Gubernur, yang merujuk ke masalah
bisnis.Dan saya memang benar benar orang tololnya pada waktu itu saya sibuk
ngurus kasus rakyat di Gresik, sehingga saya hanya menganggap enteng saja
ketika gubernur cerita tentang surat itu. Saya hanyalah rakyat biasa yang
tidak peduli gubernur memberikan atau tidak proyek tersebut kepada Mega,
karena saya anggap itu adalah urusan penggede, urusan saya hanyalah mengurus
bagaimana agar rakyat yang saya wakili bisa tersenyum.hm.. seharusnya
saya
tanya dengan detail untuk bisa saya sajikan kepada anda, sekali lagi sayang
dan sorry. Saya akui saya memang besar mulut, tidak tahu kenyataan berani
cerita cerita. Maaf kan saya  ya mbak Mega, Ampuni kelancangan mulut aya ya
Allah.

Saya akui memang saya hanya rakyat biasa yang kebetulan tahu latar belakang
bisnis tanda tangannya Bambang Sulistomo untuk mendapatkan proyek dan
mengatas
namakan rakyat untuk kepentingan pribadi. Dan saya hanyalah rakyat biasa
yang
kebetulan sedikit tahu sepak terjang pembagian proyek di PU, dan saya
hanyalah
rakyat biasa yang tahu. dan... dan...

Saya hanyalah rakyat sedikit tahu bahwa tidak ada hubungannya antara
keinginan
saya untuk mendapatkan seorang pemimpin pria muslim yang bijak dan
penjelasan
saya tentang Mega. Saya hanyalah seorang rakyat yang tetap akan menentang
seorang pemimpin yang mempunyai latar belakang seperti Mega mekipun ia
tampak
sebagai figur seorang pria muslim yang bijak. Dan saya hanyalah rakyat biasa
yang tidak pernah mempersoalkan masalah pendidikan seorang pemimpin, bisa
saja
seorang pemimpin tidak pernah mengecap bangku sekolah, asalkan dia mempunyai
seorang kemampuan yang luar biasa, contohnya Suharto, dia tidak
berpendidikan
tinggi namun tampil sebagai pemimpin yang luar biasa (disukai atau tidak dia
memang luar biasa, smile).

Saya hanyalah seorang rakyat biasa yang berusaha menahan diri untuk tidak
terlena oleh nama besar seseorang. Saya hanyalah seorang rakyat biasa
berusaha
agar tidak termakan arus. Saya hanyalah
nothing dibandingkan dengan anda
semuanya

Semoga ini memuaskan anda semua, ini adalah email terakhir menyangkut Mega
Kalau ada komentar lain, maaf saya tidak bisa menanggapi, karena saya
hanyalah
rakyat biasa yang sudah mulai bosan dengan topiknya.

Salam damai
Yuni Wilcox



Blucer Rajagukguk <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
he, he, kemarin katanya Mega jadi Presiden karena benci dengan Soeharto,
sekarang karena ada
yang bagi-bagi tanda tangan walaupun belum jelas itu siapa. Kemudian
mengambil
contong anak
Bung Tomo sebagai salah satu teladan yang salah. Akhirnya mengakui bahwa
Yuni
memang ingin
pria muslim yang jadi presiden.
Sungguh Yuni seorang yang benar-benar berpengetahuan.

senyum manis juga.

yuni windarti wrote:

> Apakah yang memilih PDIP tahu benar siapa Mega
> Apakah yang mati karena peristiwa kerusuhan beberapa tahun lalu, karena
> membela PDIP tahu siapa Mega??
>
> Di email ku yang lain sudah aku katakan bahwa aku melihat dengan mata dan
> kepalaku sendiri Mega sewaktu jadi pemimpin resmi PDI sudah sebar sebar
tanda
> tangan untuk minta proyek, 

Re: [Re: Nasionalis dan Agamis]

1999-06-13 Thread yuni windarti

Bung Andrew, 

Dalam agama lain memang diatur bahwa agama adalah agama, pemerintahan atau
politik tidak ikut didalamnya.Tetapi dalam agama Islam, pemerintahan, politik,
hubungan dengan manusia hubungan dengan Tuhan, ekonmi dan
lainlainnya...adalah diatur. Islam mengatur kehidupan umatnya dari
sebelum tidur, bangun tidur, kegiatan selama bangun sampai menjelang tidur
lagi. 

Itulah Islam, tidak ada pemisahan antara agama, pemerintahan, dll.

Salam
Yuni

"Andrew G. Pattiwael" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Jangan lupa juga bung,

Mayoritas tidak boleh melupakan Minoritas
Minoritas tidak boleh melupakan Mayoritas

Esensi dari kalimat diatas adalah saling menghormati dan saling kerjasama
antar kedua belah pihak.

Dan kepada golongan Agamis (MUI, PGI/KWI, Walubi, Hindu)
Jangan menjadi 'Corong Pemerintah' lagi, tetapi jadilah 'Corong Umat'
Pemerintah tidak boleh mencampuri lagi urusan keagamaan.


Andrew Pattiwael


On Sun, 13 Jun 1999, Nasrullah Idris wrote:

>  Harus diakui bahwa kelompok Nasionalis dan kelompok Agamis di Indonesia
> merupakan kekuatan real. Mengabaikan yang satu oleh yang lain hanya akan
> menghambat pembangunan/pemerintahan. Dalam menghadapi era globalisasi,
> kondisi ini akan membuat bangsa kita terperosok pada kemisikinan, yang
> gilirannya memancing bangsa asing bersikap leluasa terhadap kita. Meskipun
> bukan dalam bentuk penguasaan teritorial, namun esensi imperalisme sudah
> terbentuk.
>  Karakteristik khas dari partai di Indonesia yang berlandaskan
> nasionalis maupun
> berlandaskan agamis masing-masing adalah di dalamnya kenyataan banyak tokoh
> yang
> agamis dan nasionalis.
>  Sejarah sudah membuktikannya. Bagaimana pengabaian pihak yang satu oleh
> pihak lain di Indonesia hanya menghasilkan rentetan ketegangan.
>  Hendaknya jangan diulangi lagi.
>
>
> Salam,
>
> Nasrullah Idris
>



Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at 
http://webmail.netscape.com.



[Re: Yuni Windarti[Re: sorry wahai pendukung PDI]

1999-06-13 Thread Mardhika Wisesa

Mbak Yuni,

Dibalik kepura-puraan itu lha yang membuat kepercayaan 
terhadap konteks tulisan anda tidak dapat dipertanggung-
jawabkan lagi. Saya rasa Bung Effron bukan salah terima kok
hanya saja anda yang tidak jelas dalam menuliskan tulisan
anda tersebut. Entah itu dengan dalih kepura-puraan yang
anda telah akui itu atau apalah.

Salam,
Mardhika Wisesa


yuni windarti <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Sorry bung Effron saya tidak bermaksud mencoreng muka saya sendiri, saya
bangga kok, dengan keberadaan saya saat ini, saya hanya berpura pura dalam
tulisan saya tersebut. Berpura pura tidak berarti yang sesungguhnya
khan,he..he..semoga tidak salah terima lagi.


Salam
yuni




Get free e-mail and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1



Re: [Re: Mengundurkan Diri]

1999-06-13 Thread yuni windarti

Kalau orang Islam bilang bahwa Ms bukan direstui oleh Tuhan akan tetapi dia
sedang diberi cobaan. Cobaan untuk memilih jalur Islam atau jalur ambisi
pribadi serta ketakaburannya yang menganggap dirinya mampu memimpin. Bolehkan
jika saya berpendapat demikian?

Sebenarnya saya sudah tidak mau lagi mengomentari tentang MS tetapi karena
terlalu banyak hal hal yang "wah", maka iseng iseng saya mengomentari. Sorry
ya 

Yuni


Blucer Rajagukguk <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Jika betul bahwa Amien Rais bersedia jadi orang kedua, maka dia adalah
negarawan.
Pernyataan-pernyataan Amien Rais bahwa dia harus jadi Presiden sebelumnya
menunjukan dia seorang politikus yang ambisius. Mudah-mudahan jika dia sabar
dan
terus membela rakyat, maka rakyat akan berada dibelakangnya. dan mudah-mudahan
jika
Mbak Mega direstui Tuhan Yang Maha Kuasa untuk jadi Presiden, maka Mbak Mega
betul
berjuang untuk rakyat dan membimbing semua orang yang memang memiliki kemauan
untuk
berjuang demi rakyat.
peace.

Frarev Sitorus wrote:

> Maksudnya mas AR mengundurkan diri dari capres ( mungkin ).
>
> Salam
> FRAREV
>
> On Fri, 11 Jun 1999, bRidWaN wrote:
>
> > Hah? Amien Rais mau mengundurkan diri menjadi Calon Presiden ?
> > Barusan seorang rekan memberitahu saya, bahwa Amien Rais
> > bersedia menjadi 'orang nomor dua'
> >
> > Salam,
> > bRidWaN
> >
> >
> > At 08:27 AM 6/10/99 -0700, Budi Haryanto wrote:
> > >Amien Rais khan?
> >
> > >Nasrullah Idris wrote:
> > >>
> > >>  Saya melihat sinyal akan adanya tokoh mengundurkan diri dari
> > pencalonan
> > >> partai tertentu sebagai presiden. Tetapi saya belum berani mengatakan
> > >> "orang" dan "kapan"nya. Karena bisa saja ada perubahan sikap dari waktu
ke
> > >> waktu.  Maklum, politik itu seperti fluktuasi valuta asing.
> > >>  Kita tunggu saja !
> > >>
> > >> Salam,
> > >>
> > >> Nasrullah Idris
> > >
> > >
> >



Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at 
http://webmail.netscape.com.



Re: [[Re: Yuni Windarti[Re: sorry wahai pendukung PDI]]

1999-06-13 Thread yuni windarti

he...he...

Yuni

Mardhika Wisesa <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Mbak Yuni,

Dibalik kepura-puraan itu lha yang membuat kepercayaan 
terhadap konteks tulisan anda tidak dapat dipertanggung-
jawabkan lagi. Saya rasa Bung Effron bukan salah terima kok
hanya saja anda yang tidak jelas dalam menuliskan tulisan
anda tersebut. Entah itu dengan dalih kepura-puraan yang
anda telah akui itu atau apalah.

Salam,
Mardhika Wisesa


yuni windarti <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Sorry bung Effron saya tidak bermaksud mencoreng muka saya sendiri, saya
bangga kok, dengan keberadaan saya saat ini, saya hanya berpura pura dalam
tulisan saya tersebut. Berpura pura tidak berarti yang sesungguhnya
khan,he..he..semoga tidak salah terima lagi.


Salam
yuni




Get free e-mail and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1



Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at 
http://webmail.netscape.com.



Re: [Re: [DPR, MPR, Presiden.]]

1999-06-13 Thread yuni windarti

Sejak dibangku sekolah saya sering mempertanyakan mengapa UUD 45 tidak dapat
diganggu gugat. Toh UUD 45 adalah aturan, kata mereka UUD 45 adalah sempurna.
Itu adalah omong kosong.

aturan buatan manusia hanyalah sekedar aturan, tidak ada yang sempurna, bahkan
mungkin ketinggalan jaman atau tidak sesuai lagi dengan kebutuhan. Saya dukung
deh kalau UUD 45 di rombak. 
Selama ini anak sekolahan dibodohin aja ama guru gurunya. Apalagi guru PMP
(masih ada nggak ya PMP aku lupa). Pancasila sempurna lah, apalah..

yuni

Blucer Rajagukguk <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
UUD 1945 yang menunjukan sistem presidentil menunjukkan bahwa Presiden selain
kepala
pemerintahan juga kepala negara. Selain itu ada ayat yang menunjukkan bahwa
kekuasaan Presiden
adalah tidak tak terbatas. Kedua hal ini tidak diberi batasan yang jelas
mengenai wewenang dan
kekuasaan Presiden yang akhirnya pada masa Soeharto membuat kekuasaan Presiden
lebih tinggi
dari pada lembaga tinggi lainnya termasuk MPR. Inilah kenapa banyak tokoh
memberikan saran
atas penyempurnaan UUD 1945 agar sistem bisa berjalan, agar sistem tidak
memberikan jalan
seorang diktator muncul. Penyempurnaan UUD 1945 ataupun alternatif lain yaitu
sistem
parlementer ataupun menghidupkan kembali trias politika merupakan salah satu
jalan agar sosial
kontrol bisa lebih hidup dan berjalan dinamis.

yuni windarti wrote:

> MPR adalah lembaga tertinggi negara, sedangkan lembaga lainnya seperti
> Presiden, DPR DPA dan beberapa lembaga lainnya adalah dibawah MPR.
> MPR.sederajat
>
> Presiden mempertanggung jawabkan hasil kerjanya kepada MPR. Sedangkan dengan
> lembaga tinggi lainnya seperti DPR,MA dan DPA,mereka saling memberi masukan
> atau nasehat sesuai dengan bidangnya masing masing.
>
> Saya kira itu intinya, masih panjang penjelasannya, entar kayak orang kuliah
> 
>
> yuni
>
> Irwan Ariston Napitupulu <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Saya terkadang suka rancu posisi dari ketiga kedudukan di atas.
> Sebenarnya, manakah yg paling tinggi posisinya antara
> DPA, MPR, Presiden?
> Berikutnya yg nomor dua dan tiga itu siapa?
>
> Terima kasih sebelumnya atas informasi yg diberikan.
>
> jabat erat,
> Irwan Ariston Napitupulu
>
> 
> Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at
http://webmail.netscape.com.



Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at 
http://webmail.netscape.com.



sign off!!!!!!1

1999-06-13 Thread Melanie Pranoto

Sign off, please!!!

_
Do You Yahoo!?
Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com



Memisahkan faktor "Selera" dalam Mempertimbangkan Presiden RI nanti

1999-06-13 Thread Anonymous

 Kalau kita ingin mempertimbangkan, siapa yang berhak menjadi presiden
Republik Indonesia nanti, yang pertama kali harus kita lakukan adalah
memisahkan dulu selera kita seputar presiden tersebut. Memang ini sulit.
Tetapi harus diusahakan.
 Dengan adanya pemisahan selera tersebut ... kita dengan pikiran jernih
akan mengukur berbagai kekuatan dalam republik Indonesia ini.
 Sungguh berbahaya kalau kita melakukan pertimbangan itu berdasarkan
politik belah bambu : pihak yang satu disenyumin dan pihak yang lain
dipelototin. Karena sikap ini sungguh merupakan kontra produktif.
 Pada era globalisasi nanti akan muncul berbagai paradigma baru yang
tidak terduga. Termasuk mungkin dalam perpolitikan.
 Sikap politik belah bambu semacam itu hanya akan membuat negara asing
mentertawakan kita, "pantesan loe nggak maju-maju".
Harus kita sadari bahwa dalam setiap kekuatan di bumi Indonesia ini
harus dipandang sebagai aset di mana di dalamnya mempunyai aset penting.
Logikanya begini :
Kalaulah ada anak bangsa bisa lari dengan tempo 8 detik untuk nomor lari
100 meter. Apakah kita kesampingkan saja hanya karena ia mempunyai haluan
politik atau partai lain dengan kita ?


Salam,

Nasrullah Idris



Energi = Megawati x Habibie x Amin

1999-06-13 Thread Anonymous

E = MCC
E = ENERGI
M = MASSA
C = KECEPATAN CAHAYA

Misalkan :

E = SUMBER DAYA MANUSIA
terus

M = MEGAWATI SOEKARNO PUTRI
C1 = BJ HABIBIE
C2 = AMIEN RAIS

Berapa besar kira-kira SDM yang ditimbulkan oleh keduanya ?

Salam,

Nasrullah Idris



dear permias

1999-06-13 Thread yuni windarti

Dear rekan rekan Permias,
Sekali ini saya ingin serius, menunjukkan siapa saya sebenarnya. Saya mohon
maaf jika kebanyakan surat surat saya terdahulu bernada emosi, negatif dan
penuh dengan hujatan. Saya cuma sekedar iseng kok, tidak ada kebencian atau
dendam pribadi saya dengan MS.Semua itu saya lakukan karena iseng.

Secara pribadi saya bukan pendukung MS. Dan saya tahu sedikit beberapa hal
tentang MS dan  saya tidak niat untuk menghujat atau merendahkan MS. Saya
orangnya paling anti menghujat atau mengatai ngatai orang. Boleh dikata saya
orang yang paling takut menyakiti orang tapi tidak pernah takut akan
menyuarakan kebenaran(tentunya dengan cara yang benar).Saya orangnya gampang
menerima dan menghormati pendapat orang lain.

Memang selama ini nulis di permias saya anggap sebagai satu permainan pengisi
waktu alias iseng. Isinya sih benar tetapi cara penyampaiannya saya buat
sedemikian rupa, sekali lagi dengan dalih iseng. Ini saya lakukan karena sejak
mengikuti Permias beberapa bulan lalu, saya akui anak anak permias memang
kritis dan jago jago. Saya salut. Semoga keunggulan anda dapat disalurkan
untuk membantu pembangunan bangsa, nggak hanya sekedar di internet.  

Ini sengaja saya sampaikan dengan harapan anda tidak membenci saya sebelum
mengenal siapa saya, sayang khanhe...he..he..

love & peace

yuni wilcox









Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at 
http://webmail.netscape.com.



Re: dear permias

1999-06-13 Thread Mirza Raditya

> Sekali ini saya ingin serius, menunjukkan siapa saya
> sebenarnya. Saya mohon
> maaf jika kebanyakan surat surat saya terdahulu
> bernada emosi, negatif dan
> penuh dengan hujatan. Saya cuma sekedar iseng kok,
> tidak ada kebencian atau
> dendam pribadi saya dengan MS.Semua itu saya lakukan
> karena iseng.
>

dgn alasan 'iseng' anda posting di permias spt itu?!..
dimana terkadang membuat org 'kurang suka' membaca
posting anda...
saya bingung aja...ada org iseng spt anda itu
kurang kerjaan yach?!..

> Secara pribadi saya bukan pendukung MS. Dan saya
> tahu sedikit beberapa hal
> tentang MS dan  saya tidak niat untuk menghujat atau
> merendahkan MS. Saya
> orangnya paling anti menghujat atau mengatai ngatai
> orang. Boleh dikata saya
> orang yang paling takut menyakiti orang tapi tidak
> pernah takut akan
> menyuarakan kebenaran(tentunya dengan cara yang
> benar).Saya orangnya gampang
> menerima dan menghormati pendapat orang lain.
>

saya kurang setuju tuh dgn kata2 anda diatas.. slama
ini...'keisengan' anda itu apa bukan spt2 itu?!.. atau
anda yg ngga merasa?!atau...anda yg kurang
perasaannya?!...

siapa tau di permias mailing list ini ada saudara or
sahabat...or keluarga dekat MS...gimana perasaan
mereka... semisalkannya ada juga org yg tau hal yg
sebtlnya...pokoknya yg lbh tau ketibang anda... anda
ngga pernah menimbang perasaannya mereka2 itu?!..

> Memang selama ini nulis di permias saya anggap
> sebagai satu permainan pengisi
> waktu alias iseng. Isinya sih benar tetapi cara
> penyampaiannya saya buat
> sedemikian rupa, sekali lagi dengan dalih iseng. Ini
> saya lakukan karena sejak
> mengikuti Permias beberapa bulan lalu, saya akui
> anak anak permias memang
> kritis dan jago jago. Saya salut. Semoga keunggulan
> anda dapat disalurkan
> untuk membantu pembangunan bangsa, nggak hanya
> sekedar di internet.
>

kalo emang ada informasi yg mungkin berguna utk kita2
ketahui...kenapa ngga disampaikan secara
benar...namanya juga berbagi pengetahuan dan
informasi.. ngga ada salahnya kan berbagi ilmu dgn
sesama...anda juga tau donk...(mungkin lbh tau dr
saya)..ttg tata cara ber internet yg baik...wahhh
anda kebanyakan 'isengnya'..

> Ini sengaja saya sampaikan dengan harapan anda tidak
> membenci saya sebelum
> mengenal siapa saya, sayang khanhe...he..he..
>

honestly, dgn cara anda spt itu...org yg tadi nya mau
mengenal anda... tapi...(mungkin saya salah)..stlh tau
cara anda berbicara begini...mungkin aja..mungkin
lho...mereka mundur teratur...takut 'diisengin' oleh
anda. semoga pandangan saya tidak bener

Mirza Raditya A


_
Do You Yahoo!?
Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com



Usulan aktivis Promeg

1999-06-13 Thread Eko Ridho Ruwyanto

Buat Om Pius
Apa sudah yakin usulanmu nggak suka menculik.?
Koq, saya malah jadi serem melihat susunan Kabinet Indonesia Perjuangan I

---
> From: Pius L[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
> Reply To: [EMAIL PROTECTED]
> Sent: Friday, June 11, 1999 9:02 PM
> To:   [EMAIL PROTECTED]
> Subject:  [JI] Kabinet Perjuangan I
>
>
>  Kabinet Indonesia Perjuangan I
>
>
> Berikut ini susunan ideal kabinet Perjuangan I versi promeg
>
> Ketua MPR/DPR : Abdurrahman Wahid
> Ketua BPK : Frans Seda
> Ketua DPA : L.B.Murdani
>
> Rancangan Susunan Kabinet Perjuangan I
> Periode 1999-2004
>
> Presiden : Megawati Sukarno Putri
> Wakil Presiden : Wiranto
> Menteri Sekretaris Negara : Alexander Litaay
> Menteri Dalam Negeri : Drs Jakob Tobing MPA
> Menteri Luar Negeri : Dr Max Muin
> Menteri HanKam : Theo Syafei
> Panglima TNI : Arie J Kumaat
> Menteri Pertanian dan Kehutanan : Ir Bungaran Tampubolon
> Menteri Penerangan : Jacob Utama
> Menteri Ekonomi/Ka Bappenas : Sabam Sirait
> Menteri Keuangan : Kwik Kian Gie
> Menteri Pertambangan dan Energi : Ir Kusudiarso Hadinoto
> Menteri Perindag : Drs. Suparlan
> Menteri Kehakiman : Kapitan Ketaren SH
> Menteri DikBud : Prof. Dr. Ir. Sularso
> Menteri Agama : H. Hasyim Wahid
> Menteri Sosial : Ni Gusti Ayu Sukmadewi SE
> Menteri Kesehatan : Dr J.A Garang.
> Menteri Pemuda dan Olah Raga : Mangara Siahaan
> Menteri Koperasi dan PPM : Dr Ir Benny Pasaribu MEK
> Menteri Perhubungan : Drs Jan Pieter Panjaitan SH
> Menteri Pariwisata : VB Da Costa SH
> Menteri Pendayagunaan BUMN : Dipl.Ing Engeline Pattiasina
> Menteri RisTek / Ka BPPT : Ir Setia Purba
> Menteri Tenaga Kerja : John Sara
> Menteri Lingkungan Hidup : Ir Tjahyo Kumolo
> Menteri Pangan dan Holtikultura : Dr Suko Waluyo M
> Menteri Pekerjaan Umum : Dr Sony Keraf
> Menteri Trans dan Perumahan : Ir Mindo Sianipar
> Menteri Pengg.Inves. & PsrModal : Dipl.Ing Lintong Sianturi
> Menko Politik dan Keamanan : Mayjen Pol (Pur) Drs Hartoyo
> Menko Kesejahteraan Rakyat : Meilono Soewondo
> Menko Ekuin : Laksamana Sukardi, SE
> Gubernur Bank Indonesia : Drs SGB Tampubolon Ak
> Jaksa Agung : Antonius Sujata,SH
> Mahkamah Agung : Prof. Dimyati Hartono SH
>
> _
> Do You Yahoo!?
> Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com
>
> _
> Stop?mailto:[EMAIL PROTECTED]
>  Type in the body of your email message:
>  unsubscribe ji-indonesia []
> Problem? mailto:[EMAIL PROTECTED]
>
>
>
>
>
>
>
>



Re: Nasionalis dan Agamis

1999-06-13 Thread Ichwan Ramli

Bung Acu, memperjuangkan aspirasi ataupun "values" agama tidak hanya di
pemerintahan.
Ia bisa melalui opposisi yang efektif di parlemen. Bisa langsung terjun ke
masyarakat seperti LSM, melalui pendidikan masyarakat di media massa ataupun
forum-forum kajian formal dan informal. Saya malah curiga dengan mereka yang
terus menjual sentimen agama untuk berkuasa. Apa bukan karena takut
kehilangan proyek atau kenikmatan duniawi lainnya ?

Salam,

- Original Message -
From: Nasrullah Idris <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Sunday, June 13, 1999 7:29 PM
Subject: Nasionalis dan Agamis


>  Harus diakui bahwa kelompok Nasionalis dan kelompok Agamis di
Indonesia
> merupakan kekuatan real. Mengabaikan yang satu oleh yang lain hanya akan
> menghambat pembangunan/pemerintahan. Dalam menghadapi era globalisasi,
> kondisi ini akan membuat bangsa kita terperosok pada kemisikinan, yang
> gilirannya memancing bangsa asing bersikap leluasa terhadap kita. Meskipun
> bukan dalam bentuk penguasaan teritorial, namun esensi imperalisme sudah
> terbentuk.
>  Karakteristik khas dari partai di Indonesia yang berlandaskan
> nasionalis maupun
> berlandaskan agamis masing-masing adalah di dalamnya kenyataan banyak
tokoh
> yang
> agamis dan nasionalis.
>  Sejarah sudah membuktikannya. Bagaimana pengabaian pihak yang satu
oleh
> pihak lain di Indonesia hanya menghasilkan rentetan ketegangan.
>  Hendaknya jangan diulangi lagi.
>
>
> Salam,
>
> Nasrullah Idris
>



Re: dear permias

1999-06-13 Thread Budi Haryanto

Sebenarnya ., semakin banyak anda menulis, semakin banyak kita
tahu anda dan .. kenal dengan anda.

Salam,
Budi

yuni windarti wrote:
>
> Dear rekan rekan Permias,
> Sekali ini saya ingin serius, menunjukkan siapa saya sebenarnya. Saya mohon
> maaf jika kebanyakan surat surat saya terdahulu bernada emosi, negatif dan
> penuh dengan hujatan. Saya cuma sekedar iseng kok, tidak ada kebencian atau
> dendam pribadi saya dengan MS.Semua itu saya lakukan karena iseng.
>
> Secara pribadi saya bukan pendukung MS. Dan saya tahu sedikit beberapa hal
> tentang MS dan  saya tidak niat untuk menghujat atau merendahkan MS. Saya
> orangnya paling anti menghujat atau mengatai ngatai orang. Boleh dikata saya
> orang yang paling takut menyakiti orang tapi tidak pernah takut akan
> menyuarakan kebenaran(tentunya dengan cara yang benar).Saya orangnya gampang
> menerima dan menghormati pendapat orang lain.
>
> Memang selama ini nulis di permias saya anggap sebagai satu permainan pengisi
> waktu alias iseng. Isinya sih benar tetapi cara penyampaiannya saya buat
> sedemikian rupa, sekali lagi dengan dalih iseng. Ini saya lakukan karena sejak
> mengikuti Permias beberapa bulan lalu, saya akui anak anak permias memang
> kritis dan jago jago. Saya salut. Semoga keunggulan anda dapat disalurkan
> untuk membantu pembangunan bangsa, nggak hanya sekedar di internet.
>
> Ini sengaja saya sampaikan dengan harapan anda tidak membenci saya sebelum
> mengenal siapa saya, sayang khanhe...he..he..
>
> love & peace
>
> yuni wilcox
>
> 
> Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at 
>http://webmail.netscape.com.



Re: [Re: Nasionalis dan Agamis]

1999-06-13 Thread Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)

Kalo udah gini...tanggapan pada kalimat terakhir membuat saya jadi ingat
waktu tugas ke lapangan (ke desa)  semasa kuliah. Saya bertanya kepada
seorang petani tentang mengapa ia bisa gagal total dalam panen.
Jawabnya,"Sudah takdir, Mas!!!". Kalo udah giniwhat can I say?

Wassalam,
Efron

-Original Message-
From:   yuni windarti [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
Sent:   Monday, 14 June, 1999 8:07 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject:Re: [Re: Nasionalis dan Agamis]

Bung Andrew,

Dalam agama lain memang diatur bahwa agama adalah agama, pemerintahan atau
politik tidak ikut didalamnya.Tetapi dalam agama Islam, pemerintahan,
politik,
hubungan dengan manusia hubungan dengan Tuhan, ekonmi dan
lainlainnya...adalah diatur. Islam mengatur kehidupan umatnya
dari
sebelum tidur, bangun tidur, kegiatan selama bangun sampai menjelang tidur
lagi.

Itulah Islam, tidak ada pemisahan antara agama, pemerintahan, dll.

Salam
Yuni

"Andrew G. Pattiwael" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Jangan lupa juga bung,

Mayoritas tidak boleh melupakan Minoritas
Minoritas tidak boleh melupakan Mayoritas

Esensi dari kalimat diatas adalah saling menghormati dan saling kerjasama
antar kedua belah pihak.

Dan kepada golongan Agamis (MUI, PGI/KWI, Walubi, Hindu)
Jangan menjadi 'Corong Pemerintah' lagi, tetapi jadilah 'Corong Umat'
Pemerintah tidak boleh mencampuri lagi urusan keagamaan.


Andrew Pattiwael


On Sun, 13 Jun 1999, Nasrullah Idris wrote:

>  Harus diakui bahwa kelompok Nasionalis dan kelompok Agamis di
Indonesia
> merupakan kekuatan real. Mengabaikan yang satu oleh yang lain hanya akan
> menghambat pembangunan/pemerintahan. Dalam menghadapi era globalisasi,
> kondisi ini akan membuat bangsa kita terperosok pada kemisikinan, yang
> gilirannya memancing bangsa asing bersikap leluasa terhadap kita. Meskipun
> bukan dalam bentuk penguasaan teritorial, namun esensi imperalisme sudah
> terbentuk.
>  Karakteristik khas dari partai di Indonesia yang berlandaskan
> nasionalis maupun
> berlandaskan agamis masing-masing adalah di dalamnya kenyataan banyak
tokoh
> yang
> agamis dan nasionalis.
>  Sejarah sudah membuktikannya. Bagaimana pengabaian pihak yang satu
oleh
> pihak lain di Indonesia hanya menghasilkan rentetan ketegangan.
>  Hendaknya jangan diulangi lagi.
>
>
> Salam,
>
> Nasrullah Idris
>



Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at
http://webmail.netscape.com.



Fw: [Sabil] ISSUE BERKOALISI DENGAN PDI-P, BOM WAKTU BAGI PKB

1999-06-13 Thread Nasrullah Idris

From: zUlFaN K <[EMAIL PROTECTED]>
To: _ACI/SCI
<[EMAIL PROTECTED]
.edu>
Date: Monday, June 14, 1999 3:39 AM
Subject: [Sabil] ISSUE BERKOALISI DENGAN PDI-P, BOM WAKTU BAGI PKB


Republika Online edisi:
14 Jun 1999


Berkoalisi dengan PDI-P, ''Bom Waktu'' bagi PKB


JAKARTA -- Isu koalisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan PDI
Perjuangan (PDI-P) menimbulkan reaksi kiai dan pengamat politik. Mereka
menilai selain tidak menguntungkan bagi Nahdlatul Ulama, koalisi kedua
partai tersebut akan menjadi ''bom waktu''.

Pengamat politik Prof Dr H Imam Suprayogo menyebutkan koalisi PKB dengan
PDI-P lebih merupakan kemauan jajaran elite saja. Sedangkan di tingkat
akar rumput, hubungan warga Nahdliyin dan kalangan kiai di pedesaan,
kurang harmonis dengan PDI-P. Kalaupun selama ini ada semacam kerja
sama, sifatnya administratif dan tidak betul-betul mengakar ke
masyarakat.

''Kalau jajaran pengurus PKB tidak melihat ada masalah antara kader PKB
dengan PDI-P, itu akan menjadi bom waktu, karena kiai-kiai di bawah
mesti akan berontak,'' kata Imam, yang juga ketua Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri (STAIN) Malang, kemarin.

Peneliti perilaku politik kiai pedesaan itu melihat, kendati PKB
menyatakan sebagai partai terbuka dan nasionalis, tetapi tak bisa
dipungkiri bahwa konstituen PKB adalah masyarakat agamis yang tentu
resonansi dan agregasi politiknya berdasarkan referensi agama. ''Karena
itu, jangan sampai ada pemaksaan kehendak dari elite. Hal itu justru
akan berbenturan dengan aspirasi konstituennya sendiri, dengan umat kiai
di pedesaan,'' papar Imam.

Analisis Imam itu dibenarkan pengasuh Pesantren An-Nur III Murah Banyu
Malang, KH A Qusyairi Anwar Nur. Menurutnya, jika jajaran pimpinan PKB
berkoalisi dengan PDI-P itu, berarti jajaran pengurus PKB mengingkari
dan bahkan mengkhianati hati nurani kiai-kiai di daerah.

''Nanti yang mendapat keluhan dari masyarakat bawah langsung adalah
kalangan kiai yang rata-rata tidak aktif di politik, kiai-kiai yang
hanya mengabdikan dirinya untuk mengajarkan agama kepada santri dan
masyarakat sekitarnya,'' ujarnya kemarin.

Qusyairi mendesak PKB tidak berkolisi dengan PDI-P. Menurutnya, kalangan
kiai merasa tidak sesuai bergandengan dengan PDI-P. Itu karena sikap dan
perilaku kader-kader PDIP banyak yang bertentangan dengan paham yang
dianjurkan kalangan kiai.

''Tak bisa diabaikan begitu saja, kalangan kiai banyak yang tersinggung
dan sangat masygul ketika mengetahui kader-kader PDI-P merayakan
kemenangan dengan minuman keras dan berbagai perilaku yang bertentangan
dengan agama,'' paparnya.

Selain itu, menurut Qusyairi, kekalahan PKB atas PDI-P di beberapa basis
NU merupakan tamparan memalukan bagi kalangan kiai di Jawa Timur.
Kekalahan itu disebabkan tokoh-tokoh PDI-P menghembuskan isu bahwa
mendukung PDI-P sama saja dengan mendukung PKB, yang sama-sama direstui
Ketua PBNU Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

''Kini justru menguatnya perolehan PDI-P di legislatif sangat
menggelisahkan kalangan kiai di Jawa Timur. Dominannya caleg non-Muslim
akan mempersulit perjuangan umat di masa depan,'' ujarnya.

Soal caleg non-Muslim itu, lanjutnya, sudah didengar kalangan kiai dan
Nahdliyin. Bahkan kalangan kiai juga mendengar, Gus Dur tidak lagi
digubris Ketua Umum PDI-P Megawati. ''Saya mendengar, pengaruh Gus Dur
ke Ibu Mega sudah kalah dengan Theo Syafe'i yang pernah menyakiti
perasaan umat Islam karena kasetnya yang menghebohkan itu,'' ujar
Qusyairi.

Ihwal koalisi, Ketua PDI-P Soetardjo Soerjogoeritno menyatakan partainya
bersedia berkoalisi dengan partai manapun asal syaratnya mendukung
Megawati menjadi presiden. ''Yang akan kami ajak koalisi adalah yang
mendukung Ibu Megawati menjadi Presiden RI,'' katanya kemarin.

Sejauh ini, menurutnya, garis politik resmi partai adalah melapangkan
jalan Megawati menjadi presiden. Ini karena amanat kongres nasional
PDI-P menjelang akhir tahun lalu di Bali.

Meski demikian pihaknya baru akan serius membahas koalisi jika seluruh
hasil akhir pengumpulan suara sudah diketahui. Kalau soal koalisi
dibicarakan sekarang, menurutnya, hanya akan menyentuh bagian-bagian
tepi saja dari koalisi. 'Jika semua sudah lebih jelas, baru kita bisa
berbicara tentang koalisi, problem-problem yang dihadapi sekaligus
cara-cara pemecahannya,'' ujarnya.

Soetardjo tidak menampik asumsi bahwa koalisi paling mungkin bagi
pembentukan suatu pemerintahan baru adalah dengan PKB dan PAN.
''Bagaimanapun koalisi harus berfungsi menjaga persatuan dan kesatuan
bangsa, mempertahankan stabilitas politik, serta meratakan jalan bagi
Ibu Megawati menjadi Presiden Indonesia berikutnya,'' tegasnya.

Pengamat politik AS Hikam berpendapat PDI-P lebih mudah berkoalisi
dengan PKB dibandingkan dengan PAN. Alasannya, PDI-P dan PKB mempunyai
visi yang sama soal reformasi.

Ia juga berpendapat dalam berkoalisi partai yang mendapat banyak
suaralah yang berhak menentukan syarat. ''Mau tidak mau itulah harga
yang harus disepakati. Biar bagaimanapun Amien Rais jika memang ingin
berkoalisi dengan PDI-P, ia h

Re: Energi = Megawati x Habibie x Amin

1999-06-13 Thread Budi Haryanto

Logic-nya keliru.

C-square tidak sama dengan C1 x C2.

Nasrullah Idris wrote:
>
> E = MCC
> E = ENERGI
> M = MASSA
> C = KECEPATAN CAHAYA
>
> Misalkan :
>
> E = SUMBER DAYA MANUSIA
> terus
>
> M = MEGAWATI SOEKARNO PUTRI
> C1 = BJ HABIBIE
> C2 = AMIEN RAIS
>
> Berapa besar kira-kira SDM yang ditimbulkan oleh keduanya ?
>
> Salam,
>
> Nasrullah Idris



sign off

1999-06-13 Thread Hanny Soema di Pradja




SIGN OFF!!
Thanks,
HAS.


Re: Mirza[Re: dear permias]

1999-06-13 Thread Anonymous

Mirza Raditya <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Sekali ini saya ingin serius, menunjukkan siapa saya
> sebenarnya. Saya mohon
> maaf jika kebanyakan surat surat saya terdahulu
> bernada emosi, negatif dan
> penuh dengan hujatan. Saya cuma sekedar iseng kok,
> tidak ada kebencian atau
> dendam pribadi saya dengan MS.Semua itu saya lakukan
> karena iseng.
>

dgn alasan 'iseng' anda posting di permias spt itu?!..
dimana terkadang membuat org 'kurang suka' membaca
posting anda...
saya bingung aja...ada org iseng spt anda itu
kurang kerjaan yach?!..

ya memang kurang kerjaan habis saya tidak bisa apa apa di AS sekedar
luntang lantung ngabisin waktu , nunggu permanent residennya turun.Mau kerja
nggak bisa, sekolah  sayang biaya lebih mahal dibandingkan jika sudah dapat
PR.
Kalau dibilang orang kurang suka membaa juga nggak benar buktinya mereka
membalas meskipun balasannya maki maki, itu berarti mereka tetap membaca ya
nggak?

> Secara pribadi saya bukan pendukung MS. Dan saya
> tahu sedikit beberapa hal
> tentang MS dan  saya tidak niat untuk menghujat atau
> merendahkan MS. Saya
> orangnya paling anti menghujat atau mengatai ngatai
> orang. Boleh dikata saya
> orang yang paling takut menyakiti orang tapi tidak
> pernah takut akan
> menyuarakan kebenaran(tentunya dengan cara yang
> benar).Saya orangnya gampang
> menerima dan menghormati pendapat orang lain.
>

saya kurang setuju tuh dgn kata2 anda diatas.. slama
ini...'keisengan' anda itu apa bukan spt2 itu?!.. atau
anda yg ngga merasa?!atau...anda yg kurang
perasaannya?!...

siapa tau di permias mailing list ini ada saudara or
sahabat...or keluarga dekat MS...gimana perasaan
mereka... semisalkannya ada juga org yg tau hal yg
sebtlnya...pokoknya yg lbh tau ketibang anda... anda
ngga pernah menimbang perasaannya mereka2 itu?!..

yang saya bilang informasi yang telah saya sampaikan adalah kebenaran,
sedangkan caranya saja yang iseng. 

> Memang selama ini nulis di permias saya anggap
> sebagai satu permainan pengisi
> waktu alias iseng. Isinya sih benar tetapi cara
> penyampaiannya saya buat
> sedemikian rupa, sekali lagi dengan dalih iseng. Ini
> saya lakukan karena sejak
> mengikuti Permias beberapa bulan lalu, saya akui
> anak anak permias memang
> kritis dan jago jago. Saya salut. Semoga keunggulan
> anda dapat disalurkan
> untuk membantu pembangunan bangsa, nggak hanya
> sekedar di internet.
>

kalo emang ada informasi yg mungkin berguna utk kita2
ketahui...kenapa ngga disampaikan secara
benar...namanya juga berbagi pengetahuan dan
informasi.. ngga ada salahnya kan berbagi ilmu dgn
sesama...anda juga tau donk...(mungkin lbh tau dr
saya)..ttg tata cara ber internet yg baik...wahhh
anda kebanyakan 'isengnya'..


Enak kok iseng itu tapi saya bertanggung jawab, saya nggak akan
bales marah kalau dimarahin karena keisengan saya...he..he..
> Ini sengaja saya sampaikan dengan harapan anda tidak
> membenci saya sebelum
> mengenal siapa saya, sayang khanhe...he..he..
>

honestly, dgn cara anda spt itu...org yg tadi nya mau
mengenal anda... tapi...(mungkin saya salah)..stlh tau
cara anda berbicara begini...mungkin aja..mungkin
lho...mereka mundur teratur...takut 'diisengin' oleh
anda. semoga pandangan saya tidak bener

Mundur ngaak apa apa kok wong saya menghormati benar keinginan orang lain

Mirza Raditya A


_
Do You Yahoo!?
Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com



Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at 
http://webmail.netscape.com.



Re: [Re: dear permias]

1999-06-13 Thread yuni windarti

Budi Haryanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Sebenarnya ., semakin banyak anda menulis, semakin banyak kita
tahu anda dan .. kenal dengan anda.


Anda yakin?

Salam,
Budi

yuni windarti wrote:
>
> Dear rekan rekan Permias,
> Sekali ini saya ingin serius, menunjukkan siapa saya sebenarnya. Saya mohon
> maaf jika kebanyakan surat surat saya terdahulu bernada emosi, negatif dan
> penuh dengan hujatan. Saya cuma sekedar iseng kok, tidak ada kebencian atau
> dendam pribadi saya dengan MS.Semua itu saya lakukan karena iseng.
>
> Secara pribadi saya bukan pendukung MS. Dan saya tahu sedikit beberapa hal
> tentang MS dan  saya tidak niat untuk menghujat atau merendahkan MS. Saya
> orangnya paling anti menghujat atau mengatai ngatai orang. Boleh dikata saya
> orang yang paling takut menyakiti orang tapi tidak pernah takut akan
> menyuarakan kebenaran(tentunya dengan cara yang benar).Saya orangnya gampang
> menerima dan menghormati pendapat orang lain.
>
> Memang selama ini nulis di permias saya anggap sebagai satu permainan
pengisi
> waktu alias iseng. Isinya sih benar tetapi cara penyampaiannya saya buat
> sedemikian rupa, sekali lagi dengan dalih iseng. Ini saya lakukan karena
sejak
> mengikuti Permias beberapa bulan lalu, saya akui anak anak permias memang
> kritis dan jago jago. Saya salut. Semoga keunggulan anda dapat disalurkan
> untuk membantu pembangunan bangsa, nggak hanya sekedar di internet.
>
> Ini sengaja saya sampaikan dengan harapan anda tidak membenci saya sebelum
> mengenal siapa saya, sayang khanhe...he..he..
>
> love & peace
>
> yuni wilcox
>
> 
> Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at
http://webmail.netscape.com.



Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at 
http://webmail.netscape.com.



Re: dear permias

1999-06-13 Thread Anonymous

Ente dua kali mosting cuman ngomentarin orang nyang
udah mau minta maaf. Lha orang-orang nyang kayak sampeyan ini
nyang bikin Inodneisa susah maju. Kerjanya cuman ngebles-ngebleske
orang yang sudah keblasuk. Mbok sing isin dikit gitu... Pantes orang
susah minta maaf karena kalau minta maaf malah dikerjain.

Mirza Raditya wrote:

> dgn alasan 'iseng' anda posting di permias spt itu?!..
> dimana terkadang membuat org 'kurang suka' membaca
> posting anda...
> saya bingung aja...ada org iseng spt anda itu
> kurang kerjaan yach?!..

Jelas emang kurang kerjaan. Kalo banyak kerjaan ya nggak ikut
milis tho?


> saya kurang setuju tuh dgn kata2 anda diatas.. slama
> ini...'keisengan' anda itu apa bukan spt2 itu?!.. atau
> anda yg ngga merasa?!atau...anda yg kurang
> perasaannya?!...

Gimana kalo ada yg gantian nanyain perasaan anda sendiri?


> siapa tau di permias mailing list ini ada saudara or
> sahabat...or keluarga dekat MS...gimana perasaan
> mereka... semisalkannya ada juga org yg tau hal yg
> sebtlnya...pokoknya yg lbh tau ketibang anda... anda
> ngga pernah menimbang perasaannya mereka2 itu?!..

Itu kan justru keindahan mailing list. Kalo gitu kenapa mesti
membatasi pada MS? Bagaimana kalo ada saudaranya Suharto,
Ginanjar, Ghalib, dlsb? Juga kalau ada saudaranya mbak Yuni yg
mbaca email anda ini...heheheapa nggak kasihan?


> kalo emang ada informasi yg mungkin berguna utk kita2
> ketahui...kenapa ngga disampaikan secara
> benar...namanya juga berbagi pengetahuan dan
> informasi.. ngga ada salahnya kan berbagi ilmu dgn
> sesama...anda juga tau donk...(mungkin lbh tau dr
> saya)..ttg tata cara ber internet yg baik...wahhh
> anda kebanyakan 'isengnya'..

Bagaimana kalau kita mulai mendefinisikan mana yang bermanfaat
dan yang mana yg tidak bermanfaat. Misale email anda ini, email saya,
emailnya mbak Yuni. Kelihatannya email kita bertiga tidak ada gunanya.
Jadi ya udah nggak usah mosting aja gimana...hehehe.

--
Salam,
Jaya


--> I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Re: sign off

1999-06-13 Thread Okki Senobroto

Salam PERMIAS,

Tiap bulan bukannya dapet 'gaji bulanan' dari administrator ?

Salam,
Okki Senobroto

> Hanny Soema di Pradja wrote:
>
> SIGN OFF!!
> Thanks,
> HAS.



Re: [Re: dear permias]

1999-06-13 Thread Anonymous

Nggak apa apa kok bung Jaya, banyak jalan menuju Roma, mungkin ini salah satu
cara menjalin keakraban di permis ya nggak

yuni

FNU Brawijaya <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Ente dua kali mosting cuman ngomentarin orang nyang
udah mau minta maaf. Lha orang-orang nyang kayak sampeyan ini
nyang bikin Inodneisa susah maju. Kerjanya cuman ngebles-ngebleske
orang yang sudah keblasuk. Mbok sing isin dikit gitu... Pantes orang
susah minta maaf karena kalau minta maaf malah dikerjain.

Mirza Raditya wrote:

> dgn alasan 'iseng' anda posting di permias spt itu?!..
> dimana terkadang membuat org 'kurang suka' membaca
> posting anda...
> saya bingung aja...ada org iseng spt anda itu
> kurang kerjaan yach?!..

Jelas emang kurang kerjaan. Kalo banyak kerjaan ya nggak ikut
milis tho?


> saya kurang setuju tuh dgn kata2 anda diatas.. slama
> ini...'keisengan' anda itu apa bukan spt2 itu?!.. atau
> anda yg ngga merasa?!atau...anda yg kurang
> perasaannya?!...

Gimana kalo ada yg gantian nanyain perasaan anda sendiri?


> siapa tau di permias mailing list ini ada saudara or
> sahabat...or keluarga dekat MS...gimana perasaan
> mereka... semisalkannya ada juga org yg tau hal yg
> sebtlnya...pokoknya yg lbh tau ketibang anda... anda
> ngga pernah menimbang perasaannya mereka2 itu?!..

Itu kan justru keindahan mailing list. Kalo gitu kenapa mesti
membatasi pada MS? Bagaimana kalo ada saudaranya Suharto,
Ginanjar, Ghalib, dlsb? Juga kalau ada saudaranya mbak Yuni yg
mbaca email anda ini...heheheapa nggak kasihan?


> kalo emang ada informasi yg mungkin berguna utk kita2
> ketahui...kenapa ngga disampaikan secara
> benar...namanya juga berbagi pengetahuan dan
> informasi.. ngga ada salahnya kan berbagi ilmu dgn
> sesama...anda juga tau donk...(mungkin lbh tau dr
> saya)..ttg tata cara ber internet yg baik...wahhh
> anda kebanyakan 'isengnya'..

Bagaimana kalau kita mulai mendefinisikan mana yang bermanfaat
dan yang mana yg tidak bermanfaat. Misale email anda ini, email saya,
emailnya mbak Yuni. Kelihatannya email kita bertiga tidak ada gunanya.
Jadi ya udah nggak usah mosting aja gimana...hehehe.

--
Salam,
Jaya


--> I disapprove of what you say, but I will
defend to death your right to say it. - Voltaire

   \\\|///
 \\  - -  //
  (  @ @  )
oOOo-(_)-oOOo---
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
Oooo
   oooO (   )
  (   )  ) /
   \ (  (_/
\_)



Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at 
http://webmail.netscape.com.



FNU Brawijaya[Re: dear permias]

1999-06-13 Thread Mardhika Wisesa

Kang Brawi,

Saya rasa Mbak/Mas Mirza bukan ngomentarin perminta maafan
dari Mbak Yuni Windarti, anda kan lihat sendiri bukan hanya 
Mirza yang mengeluhkan ketidak-seriusan dari Mbak Yuni,
yang lainnya juga saya rasa begitu. Saya hanya melihat dari
posting akhirnya saja, yang sepertinya Mbak Yuni hanya
'Iseng dan Berpura-pura'dalam penulisan di milist ini.
Sedangkan kita tahu semua kan kalau kita bukannya bermain-main
dengan kata-kata di Milist ini. 
Keseriusan dalam penulisan di Milist ini yang saya hargai
setinggi-tingginya...dan tentunya kalau hanya untuk iseng,
penuh kepura-puraan itu yang tidak bisa saya hargai.

Memang masih banyak jalan ke Roma, tetapi tidak harus
melewati jalan yang penuh dengan batu-batuan, paku 
dan duri kan? Dalam arti, kalau ingin berkenalan dengan
masyarakat Permias tidak harus dengan cara yang paling 
susah kan

Salam,
Mardhika Wisesa


FNU Brawijaya <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Ente dua kali mosting cuman ngomentarin orang nyang
udah mau minta maaf. Lha orang-orang nyang kayak sampeyan ini
nyang bikin Inodneisa susah maju. Kerjanya cuman ngebles-ngebleske
orang yang sudah keblasuk. Mbok sing isin dikit gitu... Pantes orang
susah minta maaf karena kalau minta maaf malah dikerjain.



Get free e-mail and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1



Re: [Re: Nasionalis dan Agamis]

1999-06-13 Thread Lutfi M.

Saya tidak melihat adanya konteks email anda dg. email sebelumnya.
Email sebelumnya menyatakan "rules"/aturan yg. perlu dikerjakan dan tentang
tidak adanya dikotomi Politik-agama dalam Islam, sementara email replynya
menyatakan tentang takdir (= ketentuan Tuhan, diketahui oleh manusia setelah
sesuatu terjadi).  Nggak nyambung tuh.

> --
> From: Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
> Sent: Monday, June 14, 1999 9:33 AM
> Subject:  Re: [Re: Nasionalis dan Agamis]
>
> Kalo udah gini...tanggapan pada kalimat terakhir membuat saya jadi
> ingat
> waktu tugas ke lapangan (ke desa)  semasa kuliah. Saya bertanya kepada
> seorang petani tentang mengapa ia bisa gagal total dalam panen.
> Jawabnya,"Sudah takdir, Mas!!!". Kalo udah giniwhat can I say?
>
> Wassalam,
> Efron
>
> -Original Message-
> From:   yuni windarti [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
> Sent:   Monday, 14 June, 1999 8:07 AM
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject:Re: [Re: Nasionalis dan Agamis]
>
> Bung Andrew,
>
> Dalam agama lain memang diatur bahwa agama adalah agama, pemerintahan atau
> politik tidak ikut didalamnya.Tetapi dalam agama Islam, pemerintahan,
> politik,
> hubungan dengan manusia hubungan dengan Tuhan, ekonmi dan
> lainlainnya...adalah diatur. Islam mengatur kehidupan umatnya
> dari
> sebelum tidur, bangun tidur, kegiatan selama bangun sampai menjelang tidur
> lagi.
>
> Itulah Islam, tidak ada pemisahan antara agama, pemerintahan, dll.
>
> Salam
> Yuni
>
>

 application/ms-tnef


Re: [Re: dear permias]

1999-06-13 Thread Budi Haryanto

He... he... he.. (tertawa sambil tersenyum . kecut).

yuni windarti wrote:
>
> Budi Haryanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Sebenarnya ., semakin banyak anda menulis, semakin banyak kita
> tahu anda dan .. kenal dengan anda.
>
> Anda yakin?
>
> Salam,
> Budi
>
> yuni windarti wrote:
> >
> > Dear rekan rekan Permias,
> > Sekali ini saya ingin serius, menunjukkan siapa saya sebenarnya. Saya mohon
> > maaf jika kebanyakan surat surat saya terdahulu bernada emosi, negatif dan
> > penuh dengan hujatan. Saya cuma sekedar iseng kok, tidak ada kebencian atau
> > dendam pribadi saya dengan MS.Semua itu saya lakukan karena iseng.
> >
> > Secara pribadi saya bukan pendukung MS. Dan saya tahu sedikit beberapa hal
> > tentang MS dan  saya tidak niat untuk menghujat atau merendahkan MS. Saya
> > orangnya paling anti menghujat atau mengatai ngatai orang. Boleh dikata saya
> > orang yang paling takut menyakiti orang tapi tidak pernah takut akan
> > menyuarakan kebenaran(tentunya dengan cara yang benar).Saya orangnya gampang
> > menerima dan menghormati pendapat orang lain.
> >
> > Memang selama ini nulis di permias saya anggap sebagai satu permainan
> pengisi
> > waktu alias iseng. Isinya sih benar tetapi cara penyampaiannya saya buat
> > sedemikian rupa, sekali lagi dengan dalih iseng. Ini saya lakukan karena
> sejak
> > mengikuti Permias beberapa bulan lalu, saya akui anak anak permias memang
> > kritis dan jago jago. Saya salut. Semoga keunggulan anda dapat disalurkan
> > untuk membantu pembangunan bangsa, nggak hanya sekedar di internet.
> >
> > Ini sengaja saya sampaikan dengan harapan anda tidak membenci saya sebelum
> > mengenal siapa saya, sayang khanhe...he..he..
> >
> > love & peace
> >
> > yuni wilcox
> >
> > 
> > Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at
> http://webmail.netscape.com.
>
> 
> Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at 
>http://webmail.netscape.com.



FW: Perkiraan saya saja

1999-06-13 Thread Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)

Masih relevan nggak yah utak-atik saya ini?

Efron

-Original Message-
From:   Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]

Sent:   Friday, 04 June, 1999 15:07 PM
To: [EMAIL PROTECTED] 
Subject:Perkiraan saya saja

Ini adalah hasil utak-atik saya sendiri. Tak perlu terpengaruh. Saya
memperkirakan perolehan suara trio PDIP-PKB-PAN sbb.: PDIP 29%, PKB 22%, PAN
17,5% jadi totalnya 68,5%. Sisanya akan diperebutkan oleh Golkar, PPP, dan
partai gurem lainnya.
Selamat berpemilu, Tuhan memberkati!
Wassalam,
Efron



Re: [Re: Mengundurkan Diri]

1999-06-13 Thread Blucer Rajagukguk

Mbak Yuni yang hobi iseng :),
Soal direstui oleh Tuhan bukan ditentukan oleh orang Islam, Kristen atau Hindu. Soal 
direstui
Tuhan hanya Tuhanlah yang tahu. Semoga kita sebagai manusia biasa dijauhi dari 
kesombongan dan
kepongkahan.
Dengan kemahakuasaanNYA, Tuhan menciptakan manusia dan manusia diberikan akal budi 
sehingga
menjadi mahluk paling sempurna diantara ciptaanNYA. Tuhan juga memberikan kebebasan 
kepada
manusia sehingga tidak dapat disamakan dengan robot sekarang. Karena itu manusia tidak
diciptakan dengan satu agama saja, atau satu suku saja. Dengan agama yang diturunkan 
Tuhan,
diharapkan kelompok manusia yang majemuk bisa saling kasih mengasihi, damai dan 
bukannya
berhantaman ataupun perang.
Jika PDIP menang, berarti Mega dipercaya rakyat untuk pemimpin, tentu saja tidak 
semua, tetapi
melalui pemilihan ini dialah yang berhak. Untuk itu pihak lain yang mengaku beragama 
dengan
baik, tentunya mendukung penuh dan menjaga pemerintahan lari dari relnya, tetapi lebih 
penting
lagi untuk bersama-sama membangun demi rakyat dan bersama rakyat.

salam manis,
Blucer

yuni windarti wrote:

> Kalau orang Islam bilang bahwa Ms bukan direstui oleh Tuhan akan tetapi dia
> sedang diberi cobaan. Cobaan untuk memilih jalur Islam atau jalur ambisi
> pribadi serta ketakaburannya yang menganggap dirinya mampu memimpin. Bolehkan
> jika saya berpendapat demikian?
>
> Sebenarnya saya sudah tidak mau lagi mengomentari tentang MS tetapi karena
> terlalu banyak hal hal yang "wah", maka iseng iseng saya mengomentari. Sorry
> ya
>
> Yuni
>
> Blucer Rajagukguk <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Jika betul bahwa Amien Rais bersedia jadi orang kedua, maka dia adalah
> negarawan.
> Pernyataan-pernyataan Amien Rais bahwa dia harus jadi Presiden sebelumnya
> menunjukan dia seorang politikus yang ambisius. Mudah-mudahan jika dia sabar
> dan
> terus membela rakyat, maka rakyat akan berada dibelakangnya. dan mudah-mudahan
> jika
> Mbak Mega direstui Tuhan Yang Maha Kuasa untuk jadi Presiden, maka Mbak Mega
> betul
> berjuang untuk rakyat dan membimbing semua orang yang memang memiliki kemauan
> untuk
> berjuang demi rakyat.
> peace.
>
> Frarev Sitorus wrote:
>
> > Maksudnya mas AR mengundurkan diri dari capres ( mungkin ).
> >
> > Salam
> > FRAREV
> >
> > On Fri, 11 Jun 1999, bRidWaN wrote:
> >
> > > Hah? Amien Rais mau mengundurkan diri menjadi Calon Presiden ?
> > > Barusan seorang rekan memberitahu saya, bahwa Amien Rais
> > > bersedia menjadi 'orang nomor dua'
> > >
> > > Salam,
> > > bRidWaN
> > >
> > >
> > > At 08:27 AM 6/10/99 -0700, Budi Haryanto wrote:
> > > >Amien Rais khan?
> > >
> > > >Nasrullah Idris wrote:
> > > >>
> > > >>  Saya melihat sinyal akan adanya tokoh mengundurkan diri dari
> > > pencalonan
> > > >> partai tertentu sebagai presiden. Tetapi saya belum berani mengatakan
> > > >> "orang" dan "kapan"nya. Karena bisa saja ada perubahan sikap dari waktu
> ke
> > > >> waktu.  Maklum, politik itu seperti fluktuasi valuta asing.
> > > >>  Kita tunggu saja !
> > > >>
> > > >> Salam,
> > > >>
> > > >> Nasrullah Idris
> > > >
> > > >
> > >
>
> 
> Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at 
>http://webmail.netscape.com.



Re: Ghalib seorang yang penuh ide

1999-06-13 Thread Blucer Rajagukguk

FNU Brawijaya wrote:

> Hehe...sorry...biar orang lain nyang ngomongin dari segi Ghalib-nya. Sudah
> cukup banyak yg melihat dari sudut itu. Ane mau melihat dari sudut laen.
> Sebelum Ghalib komentar ane juga udah mikirin kok. Jelas ane males dong
> ngomongin nyang lagi rame doang. Ane terus terang heran kalo ada orang
> berusaha melihat dari sudut laen selalu dikira sedang ato mudah disetir oleh
> pernyataan pejabat. Kalo ndak gitu dikira membela, nyang repot lalu dianggap
> musuh reformasi atau pro status quo Ini repot ye weleh...budaya 
>ngindonesia...
>

BW: Saya enggak bilang anda musuh status quo dsb, saya kira itu perasaan bung Jaya 
saja.

> Kalo ade nyang melihat bahwa ane lagi membela Ghalib ya ane terus terang
> rada pegimane gituKalo ade nyang kayak gitu artine ane terlalu memandang
> tinggi ybs tho kirain udah gimana gitu kok ternyata masih suka maen
> tembak langsung. Suka kesusu...hehehe

BW: Lagi komentarin yang mana yach?? Apa lagi bercanda dengan alam pikiran sendiri.

>
>
> Gosip nyang ane denger sih bukan 9 milyar lagi...tapi udah 16 milyar.
> Mangkane ane tetep pada pendapat bahwa perlu terdapat oposisi sebagai
> institusi pengontrol. Lha nyang ane lihat ada nyang menganggap bahwa
> oposisi adalah musuh. Ini rak gimana gitu (Soale berkepentingan dg parte
> kesayangane...hehe kayak mau diangkat jadi caleg aja sampe ngotot...).
> Kalo mau tahu infonye si Ghalib, rajin-rajin deh cari tahu. Emang ada data
> sampe tanggal, perusahaan apa/siapa, dari bank mana, tanggal berapa. Saya rasa
> datanye udah nyebar ke penjuru dunia deh. Ane juga yakin kalo pembaca milis
> ini juga banyak nyang udah punya. Cuman ane tetep rada takut kalo nyebarin
> di sinihehehe...  Hubungin aje temen elu... tahu kan nyang ane mangsud...
> Entar kan tahu sendiri kenape nama The Nin King dan Prayogo disebut-sebut.
> Wong tertulis gitu (kalo bener).
> Kenape sih pake heran? Lha kalo ente heran maka ane gantian heran dengan
> sikap ente itu. Artine ente masih tergolong dg sebagian besar rakyat Indonesia
> nyang cuman mau menghukum si tersuap doang. Sementara si penyuap dibiarkan
> lenggang kangkung. Pantesan bribery ke polisi karena nglanggar lalu lintas nggak
> ilang-ilang. Lha wong insan-insan warga terpinternye masih nganggap pekerjaan
> menyuap adalah pekerjaan halal. Nyang adil ya dua-duanya dihukum. Di masa
> depan nyang namanya ngasih entertain ke orang, baik pejabat atau sekedar keroco,
> kalo berlebihan dapat dibilang bribery juga dong. Nah, entar orang-orang ini dapat
> diadukan ke polisi untuk di-bui. Lha kalo ditraktir nyang mewah masih seneng ya
> repot Mana bisa terjadi aparat nyang bersih dan berwibawa...wong mentale masih
> demen kalo ditraktir pengusaha.
> BW: ha ha ha, enggak ada yang heran kok?? Saya bilang cuma tidak mampu mencerna
> ide-idenya yang bagus itu. Masih kebawa perasaan yach?? Ngalor-ngidul kayak begini
> terus, kesian itu PU nungguin pegawainya belum pulang-pulang :).
> '
> Blucer Rajagukguk wrote:
>
> > Betul khan. Sekarang anda lebih tertarik soal kerahasiaan bank yang menunjukan
> > kepintaran Ghalib dalam memindahkan fokus masalah.
> > Didaerah Sulsel bukan banyak lagi yang mendiskusikan soal siri daripada soal
> > bagaimana dia memeriksa rekening soeharto di Swiss. Oh yach, banyak juag yang tidak
> > tahu kenapa sich Teten Masduki menyebut-nyebut The Nin King dan Prayogo Pangestu
> > atas jumlah hartanya yang baru 1 tahun bekerja sudah bertambah 10 milyar lebih.
> > Akh sudahlah saya juga cuma sekedar pembaca biasa yang tidak mampu mencerna ide-ide
> > Ghalib dibalik tindakannya soal kasus keluarga Cendana.
>
> --
> Salam,
> Jaya
>
> --> I disapprove of what you say, but I will
> defend to death your right to say it. - Voltaire
>
>\\\|///
>  \\  - -  //
>   (  @ @  )
> oOOo-(_)-oOOo---
> FNU Brawijaya
> Dept of Civil Engineering
> Rensselaer Polytechnic Institute
> mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Oooo
>oooO (   )
>   (   )  ) /
>\ (  (_/
> \_)



Re: PKP Dukung Megawati Jadi Presiden

1999-06-13 Thread Blucer Rajagukguk

Satu-satu akan mendukung siapa yang didukung rakyat. Jadi yang teriak
begini-begitu tentang kepemimpinan Mega padahal Mega sendiri belum memimpin
itu termasuk keblinger. Sama-sama kita bantulah untuk kepemimpinannya, entah
melalui artikel atau lainnya.

Andrew G. Pattiwael wrote:

> Sumber:
> http://www.tempo.co.id/harian/include/index.asp?file=12061999-68h-2
>
> PKP Dukung Megawati Jadi Presiden
>
> Partai Keadilan dan Persatuan (PKP) akan mendukung Megawati Soekarnoputri
> menjadi calon Presiden RI Ke-4. Hal ini diungkapkan Sekjen PKP, Hayono
> Isman di Jakarta hari Jumat. Menurut Hayono, PKP menghendaki pemimpin
> baru dengan visi baru. PKP melihat dengan perkembangan suara yang diraih
> PDI Perjuangan maka besar kemungkinan PDI-P akan meraih suara terbanyak.
> Apalagi kalau bisa mendapat lebih dari 40%.
>
> Menurut Haryono, batas 40 persen adalah batas psikologis. Kalau PDI-P
> berhasil menembus batas psikologis tersebut, maka jalan untuk Megawati
> akan terbuka lebar. Tetapi kalau kurang dari 40%, PKP akan membantu
> PDI-P. Partai berlambang Garuda Merah ini berencana akan memberikan suara
> pada PDI-P atau mendukung Megawati untuk menjadi presiden.
>
> Sebelumnya PKP mencalonkan Try Sutrisno untuk jabatan Presiden.  Menurut
> Haryono, PKP tidak mau memaksakan diri mengejar jabatan itu Apalagi, saat
> ini Try Sutrisno tidak berambisi lagi untuk menjadi Presiden.
>
> Henry Sianipar, 68H, Jakarta



Sign off!!!

1999-06-13 Thread Melanie Pranoto

Hi there..., sign off, please
Do not send me anything

Thank's a bunch..

_
Do You Yahoo!?
Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com



Re: FW: Perkiraan saya saja

1999-06-13 Thread Blucer Rajagukguk

Perkiraan saya, PDIP 42%, PKB 17%, PAN 14%, Golkar 16%, PPP 8%. Sisanya partai
gurem 3%. Toleransi kesalahan 10% (banyak bener yach :)).

Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) wrote:

> Masih relevan nggak yah utak-atik saya ini?
>
> Efron
>
> -Original Message-
> From:   Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
> 
> Sent:   Friday, 04 June, 1999 15:07 PM
> To: [EMAIL PROTECTED] 
> Subject:Perkiraan saya saja
>
> Ini adalah hasil utak-atik saya sendiri. Tak perlu terpengaruh. Saya
> memperkirakan perolehan suara trio PDIP-PKB-PAN sbb.: PDIP 29%, PKB 22%, PAN
> 17,5% jadi totalnya 68,5%. Sisanya akan diperebutkan oleh Golkar, PPP, dan
> partai gurem lainnya.
> Selamat berpemilu, Tuhan memberkati!
> Wassalam,
> Efron



Perintah Bulanan

1999-06-13 Thread IDS+PERMIAS+GARUDA List Admin

Subject: PERMIAS-LIST: Perintah-perintah penting untuk pelanggan


*


  PERHATIAN
Sebelum anda membaca lebih lanjut pengumuman ini, maka sebaiknya anda
menyimpan dan atau mencetak pesan ini terlebih dahulu. Terimakasih.


Rekan-rekan PERMIAS-Netters yang budiman,

PERMIAS-Net yang kita cintai ini mempunyai fasilitas otomatis, sehingga
para pelanggan dapat mengirimkan sendiri perintah-perintah untuk berhenti
berlangganan sementara, berhenti berlangganan selamanya, atau mendaftar
kembali dan lain-lain tanpa harus menghubungi Administrator. Semua
perintah tersebut harus dikirimkan melalui e-mail ke:

   [EMAIL PROTECTED]

Pada tubuh surat tuliskan kalimat perintah sesuai dengan keperluan
masing-masing. Perintah-perintah tersebut adalah:

1. Untuk berhenti berlangganan:

   SIGNOFF PERMIAS

2. Untuk melangganan:

   SUBSCRIBE PERMIAS nama_lengkap

3. Untuk berhenti berlangganan sementara waktu:

   SET PERMIAS NOMAIL

   Catatan: Dalam keadaan ini anda masih terdaftar sebagai pelanggan, tapi
tidak menerima mail dari PERMIAS@

4. Untuk kembali menerima mail setelah berhenti sementara:

   SET PERMIAS MAIL

5. Untuk menerima mail dalam bentuk bundel harian:

   SET PERMIAS DIGEST

6. Untuk kembali menerima mail secara normal:

   SET PERMIAS MAIL

7. Untuk mengambil daftar para pelanggan:

   REView PERMIAS country

---
>> Semua perintah tersebut di atas dikirimkan ke

  [EMAIL PROTECTED]

 *bukan ke*

  [EMAIL PROTECTED]


Untuk keterangan lebih lanjut dapat juga mengirimkan perintah "HELP" atau
"INFO" tanpa tanda kutip ke [EMAIL PROTECTED]

Jika ada hal penting yang ingin anda tanyakan atau sampaikan ke
Administrator silahkan kirimkan ke [EMAIL PROTECTED]

Jangan lupa untuk menyimpan daftar perintah ini, karena suatu saat anda
akan memerlukannya.  Terima kasih.

Salam hangat

Administrator Permias-Net

  Jaringan Komunikasi Persatuan Mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat
   Online Administration Address: [EMAIL PROTECTED]
Mailing-List Address: [EMAIL PROTECTED]

 Administrator: - Syafri Afriansyah <[EMAIL PROTECTED]>
- Sri Purwanto <[EMAIL PROTECTED]>
- Yul Arsianti <[EMAIL PROTECTED]>
- Iwan S. Rapei <[EMAIL PROTECTED]>
- Bea Dwiwati <[EMAIL PROTECTED]>
- Stephanie Widyastanto <[EMAIL PROTECTED]>


***

___
  Pengurus Jaringan Komunikasi GARUDA-IDS-PERMIAS
 <[EMAIL PROTECTED]>
   --<*>--
  <[EMAIL PROTECTED]> PERMIAS@Syracuse - http://web.syr.edu/~suisa/
   <[EMAIL PROTECTED]> IDS@Syracuse -- http://web.syr.edu/~suisa/ids/
  <[EMAIL PROTECTED]> Persatuan Mahasiswa Indonesia di AS
___



Re: sign off

1999-06-13 Thread Anonymous

makasih Mas Oki..

:)

-Original Message-
From: Okki Senobroto <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Sunday, June 13, 1999 11:01 PM
Subject: Re: sign off


>Salam PERMIAS,
>
>Tiap bulan bukannya dapet 'gaji bulanan' dari administrator ?
>
>Salam,
>Okki Senobroto
>
>> Hanny Soema di Pradja wrote:
>>
>> SIGN OFF!!
>> Thanks,
>> HAS.
>



Re: FNU Brawijaya[Re: dear permias]

1999-06-13 Thread Blucer Rajagukguk

Menurut saya Mbak/Mas Mirza ini malah bisa bikin Indonesia maju. Jadi Jaya
memang sangat subyektif dalam menilai anda. Atau mungkin karena 'mbak Yuni'
kali, bukannya 'Mas Yono'. Bisa saja khan, walaupun pendapat saya ini juga
sangat subyektif.

Mardhika Wisesa wrote:

> Kang Brawi,
>
> Saya rasa Mbak/Mas Mirza bukan ngomentarin perminta maafan
> dari Mbak Yuni Windarti, anda kan lihat sendiri bukan hanya
> Mirza yang mengeluhkan ketidak-seriusan dari Mbak Yuni,
> yang lainnya juga saya rasa begitu. Saya hanya melihat dari
> posting akhirnya saja, yang sepertinya Mbak Yuni hanya
> 'Iseng dan Berpura-pura'dalam penulisan di milist ini.
> Sedangkan kita tahu semua kan kalau kita bukannya bermain-main
> dengan kata-kata di Milist ini.
> Keseriusan dalam penulisan di Milist ini yang saya hargai
> setinggi-tingginya...dan tentunya kalau hanya untuk iseng,
> penuh kepura-puraan itu yang tidak bisa saya hargai.
>
> Memang masih banyak jalan ke Roma, tetapi tidak harus
> melewati jalan yang penuh dengan batu-batuan, paku
> dan duri kan? Dalam arti, kalau ingin berkenalan dengan
> masyarakat Permias tidak harus dengan cara yang paling
> susah kan
>
> Salam,
> Mardhika Wisesa
>
> FNU Brawijaya <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Ente dua kali mosting cuman ngomentarin orang nyang
> udah mau minta maaf. Lha orang-orang nyang kayak sampeyan ini
> nyang bikin Inodneisa susah maju. Kerjanya cuman ngebles-ngebleske
> orang yang sudah keblasuk. Mbok sing isin dikit gitu... Pantes orang
> susah minta maaf karena kalau minta maaf malah dikerjain.
>
> 
> Get free e-mail and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1



Re: PKP Dukung Megawati Jadi Presiden

1999-06-13 Thread Andrew G. Pattiwael

Bung Blucer,

yah saya harapkan begitu bung, dan saya harapkan Mbak Mega tidak berputus
asa dicerca sana sini. Anggaplah ini merupakan suatu masukan yang berarti
dan dapat dijadikan pedoman untuk berpijak yang lebih bijak tentunya.
Dan semoga kita bisa berharap, bahwa tidak akan ada lagi ketidak-pastian
dalam kehidupan di Indonesia lagi, semoga Partai-partai yang kalah (agak
negatif juga ya kata ini) dapat menerima kekelahan itu dengan lapang
dada, Mengakui bahwa memang PDIP lah yang dipilih oleh Mayoritas Rakyat,
dan kalau ingin membentuk oposan, harus dengan kejujuran pula. Semoga
Amin Rais dan Gus Dur tetap mendukung Megawati.

Untuk Golkar: Mari Berbenah Diri, Bersihkan kotoran yang masih terus
menempel, mari mandi, cuci semua daki, jigong, jadi Manusia Baru lagi,
memakai baju baru, celana baru dan sepatu baru, memakai Kopiah baru, dan
semoga Otak yang lebih cemerlang dan ketabahan serta ketulusan hati yang
semakin dalam lagi


Andrew Pattiwael

On Sun, 13 Jun 1999, Blucer Rajagukguk wrote:

> Satu-satu akan mendukung siapa yang didukung rakyat. Jadi yang teriak
> begini-begitu tentang kepemimpinan Mega padahal Mega sendiri belum memimpin
> itu termasuk keblinger. Sama-sama kita bantulah untuk kepemimpinannya, entah
> melalui artikel atau lainnya.



Re: PKP Dukung Megawati Jadi Presiden

1999-06-13 Thread Blucer Rajagukguk

Saya kira inilah yang diharapkan kawan-kawan dan seluruh rakyat Indonesia. Proses
Pemilu hanya memastikan siapa yang memimpin, setelah itu mari bangun bersama-sama,
karena tidak mungkin PDIP-PKB-PAN membangun sendiri.
Belajar kepada Demokrat-Republik di US, pada saat Pemilu silahkan sama-sama garang
dan berjuang mencari simpati rakyat. Setelah terpilih sama-sama membangun karena
itu bukan tugas pemenang saja, tetapi tugas semua elemen, terutama para
tokoh-tokoh bangsa untuk bersama-sama dengan tulus membangun untuk dan bersama
rakyat.

Andrew G. Pattiwael wrote:

> Bung Blucer,
>
> yah saya harapkan begitu bung, dan saya harapkan Mbak Mega tidak berputus
> asa dicerca sana sini. Anggaplah ini merupakan suatu masukan yang berarti
> dan dapat dijadikan pedoman untuk berpijak yang lebih bijak tentunya.
> Dan semoga kita bisa berharap, bahwa tidak akan ada lagi ketidak-pastian
> dalam kehidupan di Indonesia lagi, semoga Partai-partai yang kalah (agak
> negatif juga ya kata ini) dapat menerima kekelahan itu dengan lapang
> dada, Mengakui bahwa memang PDIP lah yang dipilih oleh Mayoritas Rakyat,
> dan kalau ingin membentuk oposan, harus dengan kejujuran pula. Semoga
> Amin Rais dan Gus Dur tetap mendukung Megawati.
>
> Untuk Golkar: Mari Berbenah Diri, Bersihkan kotoran yang masih terus
> menempel, mari mandi, cuci semua daki, jigong, jadi Manusia Baru lagi,
> memakai baju baru, celana baru dan sepatu baru, memakai Kopiah baru, dan
> semoga Otak yang lebih cemerlang dan ketabahan serta ketulusan hati yang
> semakin dalam lagi
>
> Andrew Pattiwael
>
> On Sun, 13 Jun 1999, Blucer Rajagukguk wrote:
>
> > Satu-satu akan mendukung siapa yang didukung rakyat. Jadi yang teriak
> > begini-begitu tentang kepemimpinan Mega padahal Mega sendiri belum memimpin
> > itu termasuk keblinger. Sama-sama kita bantulah untuk kepemimpinannya, entah
> > melalui artikel atau lainnya.



Blucer [PKP Dukung Megawati Jadi Presiden]

1999-06-13 Thread Anonymous

Tapi apakah kita sudah siap bung? Dalam arti apakah setiap elemen
masyarakat kita sudah bisa menerima 'kekelahan' dan 'move on or life on'?
di milist ini kita sudah bisa melihatnya kan...banyak yang tidak dapat
menerima kekalahan.
Sebentar ada lagi yang koment, jangan samakan Indonesia dengan Amerika
atau jangan ngikut-ngikut gaya Amerika. Walau kadang saya ngeliat ini
hanya sebagai trik untuk jangan membandingkan Indonesia karena memang
Indonesia belum mampu.
Dan sepertinya, kekalahan dalam Pemilu di Indonesia selalu diidentikan
dengan 'Dendam' bukannya seperti kata bung itu 'Ikut Membangun'
Semoga kita bisa menghapus tipikal diatas ini.

Andrew Pattiwael



On Sun, 13 Jun 1999, Blucer Rajagukguk wrote:

> Saya kira inilah yang diharapkan kawan-kawan dan seluruh rakyat Indonesia. Proses
> Pemilu hanya memastikan siapa yang memimpin, setelah itu mari bangun bersama-sama,
> karena tidak mungkin PDIP-PKB-PAN membangun sendiri.
> Belajar kepada Demokrat-Republik di US, pada saat Pemilu silahkan sama-sama garang
> dan berjuang mencari simpati rakyat. Setelah terpilih sama-sama membangun karena
> itu bukan tugas pemenang saja, tetapi tugas semua elemen, terutama para
> tokoh-tokoh bangsa untuk bersama-sama dengan tulus membangun untuk dan bersama
> rakyat.
>



Re: PKP Dukung Megawati Jadi Presiden

1999-06-13 Thread Anonymous

semoga dgn terbentuknya pemerintahan yg baru stlh
pemilu ini, mereka akan lbh selective dlm memilih para
representative bangsa indonesia yg akan menjadi wakil
rakyat utk dalam negri maupun luar negri.
yg mungkin dgn begitu...dpt meningkatkan mutu dan
merubah sedikit banyak pandangan org2 luar thdp bangsa
indonesia sebelumnya...

--- Blucer Rajagukguk <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Saya kira inilah yang diharapkan kawan-kawan dan
> seluruh rakyat Indonesia. Proses
> Pemilu hanya memastikan siapa yang memimpin, setelah
> itu mari bangun bersama-sama,
> karena tidak mungkin PDIP-PKB-PAN membangun sendiri.
> Belajar kepada Demokrat-Republik di US, pada saat
> Pemilu silahkan sama-sama garang
> dan berjuang mencari simpati rakyat. Setelah
> terpilih sama-sama membangun karena
> itu bukan tugas pemenang saja, tetapi tugas semua
> elemen, terutama para
> tokoh-tokoh bangsa untuk bersama-sama dengan tulus
> membangun untuk dan bersama
> rakyat.
>
> Andrew G. Pattiwael wrote:
>
> > Bung Blucer,
> >
> > yah saya harapkan begitu bung, dan saya harapkan
> Mbak Mega tidak berputus
> > asa dicerca sana sini. Anggaplah ini merupakan
> suatu masukan yang berarti
> > dan dapat dijadikan pedoman untuk berpijak yang
> lebih bijak tentunya.
> > Dan semoga kita bisa berharap, bahwa tidak akan
> ada lagi ketidak-pastian
> > dalam kehidupan di Indonesia lagi, semoga
> Partai-partai yang kalah (agak
> > negatif juga ya kata ini) dapat menerima kekelahan
> itu dengan lapang
> > dada, Mengakui bahwa memang PDIP lah yang dipilih
> oleh Mayoritas Rakyat,
> > dan kalau ingin membentuk oposan, harus dengan
> kejujuran pula. Semoga
> > Amin Rais dan Gus Dur tetap mendukung Megawati.
> >
> > Untuk Golkar: Mari Berbenah Diri, Bersihkan
> kotoran yang masih terus
> > menempel, mari mandi, cuci semua daki, jigong,
> jadi Manusia Baru lagi,
> > memakai baju baru, celana baru dan sepatu baru,
> memakai Kopiah baru, dan
> > semoga Otak yang lebih cemerlang dan ketabahan
> serta ketulusan hati yang
> > semakin dalam lagi
> >
> > Andrew Pattiwael
> >
> > On Sun, 13 Jun 1999, Blucer Rajagukguk wrote:
> >
> > > Satu-satu akan mendukung siapa yang didukung
> rakyat. Jadi yang teriak
> > > begini-begitu tentang kepemimpinan Mega padahal
> Mega sendiri belum memimpin
> > > itu termasuk keblinger. Sama-sama kita bantulah
> untuk kepemimpinannya, entah
> > > melalui artikel atau lainnya.
>

_
Do You Yahoo!?
Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com



Perolehan Suara 11:00 WIB

1999-06-13 Thread Anonymous

Sampai pukul 11:00
1.  PDIP 14.022.743
2.  PKB 7.054.862
3.  GK 6.086.890
4.  PPP 3.481.151
5.  PAN 2.522.484

(Sumber: KPU 1999)

Efron

Catatan: Total suara ini tidak representatif untuk kursi DPR-RI. Namun bisa
untuk rujukan. Di Jawa dan Bali rata- rata satu kursi dibeli dengan 200.000
suara. Di luar daerah itu rata-rata satu kursi dibeli dengan 100.000 suara.



Re: [Re: Nasionalis dan Agamis]

1999-06-13 Thread Nasrullah Idris

Pokoknya kita harus mengambil pelajaran dari TURKI.
Karena sering bentroknya kelompok agamis dan kelompok nasionalis sehingga
sering menimbulkan masalah.


Salam,

Nasrullah Idris


From: yuni windarti <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Monday, June 14, 1999 8:06 AM
Subject: Re: [Re: Nasionalis dan Agamis]


Bung Andrew,

Dalam agama lain memang diatur bahwa agama adalah agama, pemerintahan atau
politik tidak ikut didalamnya.Tetapi dalam agama Islam, pemerintahan,
politik,
hubungan dengan manusia hubungan dengan Tuhan, ekonmi dan
lainlainnya...adalah diatur. Islam mengatur kehidupan umatnya
dari
sebelum tidur, bangun tidur, kegiatan selama bangun sampai menjelang tidur
lagi.  Itulah Islam, tidak ada pemisahan antara agama, pemerintahan, dll.



Re: Blucer [PKP Dukung Megawati Jadi Presiden]

1999-06-13 Thread Blucer Rajagukguk

Belajar menerima kekalahan adalah pelajaran politik pertama yang saya anggap penting.
Tanpa bisa menerima kekalahan dengan ikhlas atau bahkan melakukan kecurangan dalam
Pemilu, itu sama dengan mempermainkan rakyat atau malah mempermalukan bangsa sendiri
bahkan nenek moyang pejuang bangsa ini. Kok kita sudah merdeka tidak mau dewasa, 
kasihan
pendahulu-pendahulu kita.
Amerika itu bangsa yang kritis, apa yang telah dilakukan disini mesti melalui ujian 
dari
segalam macam lembaga bahkan lolos dari sosial kontrol masyarakat. Saya perhatikan
rakyat Amerika cerewet dan rewel untuk kepentingannya. Ini sangat positif karena dapat
memaksa pemerintah dan swasta untuk melakukan yang terbaik. Tetapi bukan cerewet dan
rewel iseng yang malah membingungkan, melainkan cerewet dan rewel untuk kepentingan
rakyat dan bangsa.


Andrew G. Pattiwael wrote:

> Tapi apakah kita sudah siap bung? Dalam arti apakah setiap elemen
> masyarakat kita sudah bisa menerima 'kekelahan' dan 'move on or life on'?
> di milist ini kita sudah bisa melihatnya kan...banyak yang tidak dapat
> menerima kekalahan.
> Sebentar ada lagi yang koment, jangan samakan Indonesia dengan Amerika
> atau jangan ngikut-ngikut gaya Amerika. Walau kadang saya ngeliat ini
> hanya sebagai trik untuk jangan membandingkan Indonesia karena memang
> Indonesia belum mampu.
> Dan sepertinya, kekalahan dalam Pemilu di Indonesia selalu diidentikan
> dengan 'Dendam' bukannya seperti kata bung itu 'Ikut Membangun'
> Semoga kita bisa menghapus tipikal diatas ini.
>
> Andrew Pattiwael
>



Re: PKP Dukung Megawati Jadi Presiden

1999-06-13 Thread Blucer Rajagukguk

Mudah-mudahan kualitas para representative ini bisa berubah. Kalau
sekarang banyak representative di luar negeri yang bangga kalau
mendapatkan utang, mudah-mudahan nantinya representative akan bangga
kalau bisa mengekspor atau menjual sesuatu sehingga mendapat devisa
ataupun piutang.
Untuk didalam negeri mudah-mudahan wakil rakyat bisa didominasi (>90%)
oleh kelompok yang minimal berpendidikan sarjana dan memang dikenal
rakyat bukan sarjana belian ataupun sarjana yang terkenal kebodohannya
:). Dengan menaikan mutu wakil rakyat, maka mutu pembangunan akan
terangkat, dan tidak banyak lagi yang cuma tidur dan teriak setuju,
sambil ongkang-ongkang kaki menunggu tunjangan liburan dan mobil datang.

Mirza Raditya wrote:

> semoga dgn terbentuknya pemerintahan yg baru stlh
> pemilu ini, mereka akan lbh selective dlm memilih para
> representative bangsa indonesia yg akan menjadi wakil
> rakyat utk dalam negri maupun luar negri.
> yg mungkin dgn begitu...dpt meningkatkan mutu dan
> merubah sedikit banyak pandangan org2 luar thdp bangsa
> indonesia sebelumnya...
>



Re: FNU Brawijaya[Re: dear permias]

1999-06-13 Thread Mirza Raditya

ngga ada maksud posting saya utk menyudutkan
permintaan maaf saudara yuni, sama sekali ngga ada
tuh. sepengertian sayabetulkan bila saya
salah...mailing list ini dibaca oleh ratusan
orang...dgn kata lain, ngga sedikit org yg akan
membacanya. jadi yah baca dulu lha sblm mosting...
saya pribadi berprinsip sedikit banyak (hampir) sama
dgn saudara mardhika wisesa...

salam,

Mirza Raditya A


--- Blucer Rajagukguk <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Menurut saya Mbak/Mas Mirza ini malah bisa bikin
> Indonesia maju. Jadi Jaya
> memang sangat subyektif dalam menilai anda. Atau
> mungkin karena 'mbak Yuni'
> kali, bukannya 'Mas Yono'. Bisa saja khan, walaupun
> pendapat saya ini juga
> sangat subyektif.
>
> Mardhika Wisesa wrote:
>
> > Kang Brawi,
> >
> > Saya rasa Mbak/Mas Mirza bukan ngomentarin
> perminta maafan
> > dari Mbak Yuni Windarti, anda kan lihat sendiri
> bukan hanya
> > Mirza yang mengeluhkan ketidak-seriusan dari Mbak
> Yuni,
> > yang lainnya juga saya rasa begitu. Saya hanya
> melihat dari
> > posting akhirnya saja, yang sepertinya Mbak Yuni
> hanya
> > 'Iseng dan Berpura-pura'dalam penulisan di milist
> ini.
> > Sedangkan kita tahu semua kan kalau kita bukannya
> bermain-main
> > dengan kata-kata di Milist ini.
> > Keseriusan dalam penulisan di Milist ini yang saya
> hargai
> > setinggi-tingginya...dan tentunya kalau hanya
> untuk iseng,
> > penuh kepura-puraan itu yang tidak bisa saya
> hargai.
> >
> > Memang masih banyak jalan ke Roma, tetapi tidak
> harus
> > melewati jalan yang penuh dengan batu-batuan, paku
> > dan duri kan? Dalam arti, kalau ingin berkenalan
> dengan
> > masyarakat Permias tidak harus dengan cara yang
> paling
> > susah kan
> >
> > Salam,
> > Mardhika Wisesa
> >
> > FNU Brawijaya <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > Ente dua kali mosting cuman ngomentarin orang
> nyang
> > udah mau minta maaf. Lha orang-orang nyang kayak
> sampeyan ini
> > nyang bikin Inodneisa susah maju. Kerjanya cuman
> ngebles-ngebleske
> > orang yang sudah keblasuk. Mbok sing isin dikit
> gitu... Pantes orang
> > susah minta maaf karena kalau minta maaf malah
> dikerjain.
> >
> >
>

> > Get free e-mail and a permanent address at
> http://www.netaddress.com/?N=1
>

_
Do You Yahoo!?
Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com



Re: Blucer [PKP Dukung Megawati Jadi Presiden]

1999-06-13 Thread Anonymous

Semoga Posting Bung Blucer dapat dibaca oleh Para peserta Pemilu di
Jakarta. Terutama oleh Para Pembesar-pembesar Partai Golkar, terutama
Akbar Tanjung. Tolong hilangkan Money Politics Pak, sudah bukan Jamannya
lagi suap-menyuap. Bisa menerima kekalahan.ini memang satu-satunya
kunci untuk Pemilu yang Demokrasi dan Adil.

Andrew Pattiwael

On Mon, 14 Jun 1999, Blucer Rajagukguk wrote:

> Belajar menerima kekalahan adalah pelajaran politik pertama yang saya anggap penting.
> Tanpa bisa menerima kekalahan dengan ikhlas atau bahkan melakukan kecurangan dalam
> Pemilu, itu sama dengan mempermainkan rakyat atau malah mempermalukan bangsa sendiri
> bahkan nenek moyang pejuang bangsa ini. Kok kita sudah merdeka tidak mau dewasa, 
>kasihan
> pendahulu-pendahulu kita.
> Amerika itu bangsa yang kritis, apa yang telah dilakukan disini mesti melalui ujian 
>dari
> segalam macam lembaga bahkan lolos dari sosial kontrol masyarakat. Saya perhatikan
> rakyat Amerika cerewet dan rewel untuk kepentingannya. Ini sangat positif karena 
>dapat
> memaksa pemerintah dan swasta untuk melakukan yang terbaik. Tetapi bukan cerewet dan
> rewel iseng yang malah membingungkan, melainkan cerewet dan rewel untuk kepentingan
> rakyat dan bangsa.



Re: FW: Perkiraan saya saja

1999-06-13 Thread Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)

Ini saya buat tiga hari sebelum pemilu. Tadinya saya menempatkan PAN sebagai
runner-up. Namun entah mengapa saya ada feeling bakal ada sesuatu yang bikin
PAN nggembos. Setelah saya posting ini, saya tak membuka email saya sampai
Selasa pagi (8 Juni).
Tadinya saya memperkirakan PDIP sedikitnya mendapat 35%. Oleh karena ada
selentingan yang nggak mengenakkan saya menjadi pesimis dan menurunkan
target saya menjadi 29%. Target ini adalah minimum. PKB tampaknya tak banyak
beranjak naik dari patokan saya. Paling banter PKB menjadi 26% dengan
mengandalkan Jatim sebagai basisnya. PAN tadinya saya patok 31%. Entah
mengapa saya akhirnya menurunkan patokan itu menjadi 17.5%. Saya hanya
memperkirakan suara dari WNIK dan/atau non-muslim bakal menghilang. Dengan
pernyataan AR sehari sebelum pemilu, kayaknya patokan 17.5% yang saya buat
menjadi berat.
Wassalam,
Efron


-Original Message-
From:   Blucer Rajagukguk [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
Sent:   Monday, 14 June, 1999 11:46 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject:Re: FW: Perkiraan saya saja

Perkiraan saya, PDIP 42%, PKB 17%, PAN 14%, Golkar 16%, PPP 8%. Sisanya
partai
gurem 3%. Toleransi kesalahan 10% (banyak bener yach :)).

Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) wrote:

> Masih relevan nggak yah utak-atik saya ini?
>
> Efron
>
> -Original Message-
> From:   Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
> 
> Sent:   Friday, 04 June, 1999 15:07 PM
> To: [EMAIL PROTECTED] 
> Subject:Perkiraan saya saja
>
> Ini adalah hasil utak-atik saya sendiri. Tak perlu terpengaruh. Saya
> memperkirakan perolehan suara trio PDIP-PKB-PAN sbb.: PDIP 29%, PKB 22%,
PAN
> 17,5% jadi totalnya 68,5%. Sisanya akan diperebutkan oleh Golkar, PPP, dan
> partai gurem lainnya.
> Selamat berpemilu, Tuhan memberkati!
> Wassalam,
> Efron



Re: Efron [Re: sorry wahai pendukung PDI]

1999-06-13 Thread Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)

Iya...karena kepura-puraanlah negeri ini menjadi bangkrut. Salah terima?
Jelas tidak. Untuk kesekian kalinya saya bilang "menulis itu untuk orang
lain bukan untuk diri sendiri". Pesan yang disampaikan penulis jika tidak
seperti yang dikehendaki penulis adalah salah penulis sendiri.

Wassalam,
Efron (dengan satu "F")

-Original Message-
From:   yuni windarti [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
Sent:   Monday, 14 June, 1999 7:27 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject:Re: Efron [Re: sorry wahai pendukung PDI]

Sorry bung Effron saya tidak bermaksud mencoreng muka saya sendiri, saya
bangga kok, dengan keberadaan saya saat ini, saya hanya berpura pura dalam
tulisan saya tersebut. Berpura pura tidak berarti yang sesungguhnya
khan,he..he..semoga tidak salah terima lagi.


Salam
yuni


"Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Ini artinya (alinea pertama) Anda melecehkan (lagi) produk dalam negeri.
Anda merendah tapi mencoreng arang ke muka sendiri.

Saya tak pernah bersekolah di luar negeri. Pendidikan "luar negeri" yang
saya rasakan hanya TK, SD, dan SMP alias sekolah swasta. Saya tak
meng-gebyah-uyah apakah dalam negeri lebih baik atau yang luar negeri lebih
baik. Kenyataannya dalam milis ini tak ada garis batasnya. Yang ada hanyalah
saling-tukar informasi dan berdiskusi tanpa mengenal kualifikasi.

Wassalam,
Efron (produk dalam negeri asli)


-Original Message-
From:   yuni windarti [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
Sent:   Saturday, 12 June, 1999 12:10 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject:sorry wahai pendukung PDI

Dear pendukung PDIP,
Maafkan saya kalau apa yang saya tulis membuat anda semuanya gusar. tidak
ada
niatan saya untuk membuat anda gusar. Saya sendiri memang bukan orang yang
sepintar anda, tidak berpengetahuan luas. Saya hanyalah anak lulusan
universitas dalam negeri dan belum pernah mengecap pendidikan luar negeri
seperti anda semua. Saya hanyalah rakyat biasa belum banyak makan asam
garam.

Saya hanyalah rakyat biasa yang kebetulan menyaksikan sendiri beberapa
ketidak
becusan didunia politik, dunia penggede, dan saya hanyalah rakyat biasa yang
sedikit menyadari, bahwa tidak semua tindakan korupsi dan manupulasi serta
berbagai selingkuh dipemerintahan dan bisnis, tidak selamanya dapat
dibuktikan. Saya hanya bagian dari masyarakat biasa yang  tidak begitu
peduli
ketika ada surat dari Megawati kepada Gubernur, yang merujuk ke masalah
bisnis.Dan saya memang benar benar orang tololnya pada waktu itu saya sibuk
ngurus kasus rakyat di Gresik, sehingga saya hanya menganggap enteng saja
ketika gubernur cerita tentang surat itu. Saya hanyalah rakyat biasa yang
tidak peduli gubernur memberikan atau tidak proyek tersebut kepada Mega,
karena saya anggap itu adalah urusan penggede, urusan saya hanyalah mengurus
bagaimana agar rakyat yang saya wakili bisa tersenyum.hm.. seharusnya
saya
tanya dengan detail untuk bisa saya sajikan kepada anda, sekali lagi sayang
dan sorry. Saya akui saya memang besar mulut, tidak tahu kenyataan berani
cerita cerita. Maaf kan saya  ya mbak Mega, Ampuni kelancangan mulut aya ya
Allah.

Saya akui memang saya hanya rakyat biasa yang kebetulan tahu latar belakang
bisnis tanda tangannya Bambang Sulistomo untuk mendapatkan proyek dan
mengatas
namakan rakyat untuk kepentingan pribadi. Dan saya hanyalah rakyat biasa
yang
kebetulan sedikit tahu sepak terjang pembagian proyek di PU, dan saya
hanyalah
rakyat biasa yang tahu. dan... dan...

Saya hanyalah rakyat sedikit tahu bahwa tidak ada hubungannya antara
keinginan
saya untuk mendapatkan seorang pemimpin pria muslim yang bijak dan
penjelasan
saya tentang Mega. Saya hanyalah seorang rakyat yang tetap akan menentang
seorang pemimpin yang mempunyai latar belakang seperti Mega mekipun ia
tampak
sebagai figur seorang pria muslim yang bijak. Dan saya hanyalah rakyat biasa
yang tidak pernah mempersoalkan masalah pendidikan seorang pemimpin, bisa
saja
seorang pemimpin tidak pernah mengecap bangku sekolah, asalkan dia mempunyai
seorang kemampuan yang luar biasa, contohnya Suharto, dia tidak
berpendidikan
tinggi namun tampil sebagai pemimpin yang luar biasa (disukai atau tidak dia
memang luar biasa, smile).

Saya hanyalah seorang rakyat biasa yang berusaha menahan diri untuk tidak
terlena oleh nama besar seseorang. Saya hanyalah seorang rakyat biasa
berusaha
agar tidak termakan arus. Saya hanyalah
nothing dibandingkan dengan anda
semuanya

Semoga ini memuaskan anda semua, ini adalah email terakhir menyangkut Mega
Kalau ada komentar lain, maaf saya tidak bisa menanggapi, karena saya
hanyalah
rakyat biasa yang sudah mulai bosan dengan topiknya.

Salam damai
Yuni Wilcox



Blucer Rajagukguk <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
he, he, kemarin katanya Mega jadi Presiden karena benci dengan Soeharto,
sekarang karena ada
yang bagi-bagi tanda tangan walaupun belum jelas itu siapa. Kemudian
mengambil
contong anak
Bung Tomo sebagai salah satu teladan yang salah. Ak

Re: Golkar, Partai MKGR dan PKP

1999-06-13 Thread Saut Aritua H Sagala

Berkaitan dengan berita di atas saya juga ada membaca pada tabloid
nasional. Dikatakan saat  itu bahwa trdapat kesepakatn dari PDI untuk
bergabung dengan partai-partai reformis. Hal yang membuat saya agak
bingung dikatakan bahwa dalam "stembus accord" (rencanannya) akan
digabungkan sisa suara mereka. Menjadi masalah dalam pikiran saya setelah
saya mengetahui bahwa partai yang termasuk dalam pro reformasi disebutkan
partai MKGR dan PKP.
Terus terang saya juga tidak melihat perbedaan yang jelas antara kedua
partai tersebut. Saya melihat mereka hanya ganti baju dari golkar menjadi
PKP dan MKGR.
So WALAU PEMILU SUDAH SELESAI KITA JANGAN TERTIPU...

Salam Hormat,


Saut A H S
[EMAIL PROTECTED]
Urban & Regional Planning
Bandung Institute of Technology

On Sun, 13 Jun 1999, Andrew G. Pattiwael wrote:

> Nah...saya masih agak sulit mendefiniskan perbedaan dari Partai-partai
> pecahan Golkar. Contohnya Partai MKGR pimpinan Ny. Mien Sugandhie atau
> Partai Keadilan dan Persatuan yang dipimpin oleh Pensiunan
> Jendral-jendral ABRI yang ingin melepaskan diri dari jubah kuning Golkar
> mereka. Perpecahan intern yang saya lihat selama ini di Golkar, tidak
> lepas dari keinginan para bekas anggota Golkar tersebut untuk, istilahnya
> mencuci tangan dari perbuatan Golkar yang diindentikan dengan Alat
> Politik Orde Baru itu sendiri. (Pendapat pribadi)
> Namun apakah mereka beda atau masih tetap sama saja dengan Golkar sendiri,
> kita tidak tahu kan...
> Apakah yang selama ini didengung-dengungkan oleh Mien Sugandhi, bahwa
> MKGR tidak bisa disamakan dengan Golkar, bahwa MKGR ingin mendukung
> Reformasi itu sendiri adalah benar adanya?
> Atau pernyataan Bapak Edi Sudrajat dan Hayono Isman yang mengatakan PKP
> lebih mewakili aspiratif masyarakat daripada Golkar dapat dipertanggung
> jawabkan? Atau hanya dengan mengganti nama baru dari Golkar-ABRI menjadi
> Partai Kesatuan dan Persatuan dapat mengambil hati para pendukung Golkar
> sendiri ?
> Masih tidak jelas..dan butuh kejelasan...
> Mungkin ada rekan-rekan yang dapat menjelaskan perbedaan tersebut
>
> Andrew Pattiwael
>



Re: GOLKAR harus Meredefiniskan Perjuangan

1999-06-13 Thread Saut Aritua H Sagala

Saya pikir ini peluang untuk GOLKAR BARU untuk melakukan apa yang
dipercayakan masyarakat yang memilihnya. Tiba saatnya GOLKAR BAU kembali
ke jalan yang benar dan menjadi kembali bagian untuk bersama membangun
negeri ini.
Tapi eit jangan lupa kebrobokan dahulu dengan KKN dan intimidasi tidak
bisa dilakukan lagi oleh GOLKAR BARU, kalau begitu tiada lagi maaf
bagimu...

Salam Hormat,


Saut A H S
[EMAIL PROTECTED]
Urban & Regional Planning
Bandung Institute of Technology

On Sun, 13 Jun 1999, Andrew G. Pattiwael wrote:

> Bung Ridwan dan Rekan-rekan Permias,
>
> Mungkin saya juga agak tercengang dengan hasil yang diperoleh Golkar,
> namun kalau memang Golkar benar-benar memperoleh suara ini secara murni
> dan merupakan suara aspiratif dari masyarakat yang masih mendukung Golkar
> sebagai suatu kekuatan Politik di Indonesia, Golkar seharusnya dapat
> merefisikan seluruh fundamental Partai.
>
> Kepercayaan Masyarakat mungkin masih ada, namun jelas Masyarakat ingin
> menyardarkan Golkar, bahwa Golkar PERNAH khilaf dalam perjuangannya
> bersama Orde Baru dan Rejim Soeharto.
>
> Yang jelas, Golkar harus mempunyai MUKA yang BARU, Orang Yang Baru, dan
> Kerangka Perjuangan Yang Baru. Apakah Suara Pemilu 1999 ini adalah
> Kesempatan Kedua bagi Golkar untuk menebus Kesalahan? Sungguh besar hati
> Rakyat kalau begitu. Ada Kesempatan kedua Buat Golkar.
>
>
> Andrew Pattiwael
>



Re: Energi = Megawati x Habibie x Amin

1999-06-13 Thread Nasrullah Idris

From: Budi Haryanto <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Monday, June 14, 1999 9:35 AM
Subject: Re: Energi = Megawati x Habibie x Amin


Logic-nya keliru.
C-square tidak sama dengan C1 x C2.

===
Ya ya ya ... anda betul ...
Tetapi saya yakin ... anda tahu esensi maksud saya
Tolong jabarkan lagi akan esensi tersebut

Salam,

Nasrullah Idris