Re: [wanita-muslimah] Di saat hujan turun

2007-11-15 Terurut Topik Aisha
Bener mba Mia :-)
Jadi ingat cerita ayah, di satu acara reuni sekolahnya ada seorang temannya 
yang jadi pejabat dan terkenal korup. Teman-teman reuninya becanda sambil mukul 
pelan-pelan perut buncit koruptor itu, ini perut makin buncit saja makan yang 
haram, kapan sadarnya?.

Koruptor ini sambil ketawa menjawab, tenang, dosaku berkurang, malah mungkin 
tidak ada dosa lagi karena kemarin aku menghajikan 5 orang.

Ini kan akibat dari hitung menghitung pahala-dosa. Koruptor itu menghitung 
kebaikan yang berbuah pahala, padahal kebaikan itu dibiayai dari perbuatan 
buruknya (korupsi). 

salam
Aisha
---
From : Mia
Betul mba, hitung menghitung pahala kayak gitu malah jadi menjauhkan  kita dari 
yang kita tuju. Solat iya...tapi korupsi jalan terus, soale  ada buku debit 
kredit pahala-dosa, yang di akhir bulan nanti bisa direkonsiliasi atau 
dikonsolidasi. Nggak bisa kita mengubah karakter kalo tembok mental credit 
debit itu belum runtuh - ini yang namanya mental sekular yang dsalahkaprahi.
..
..
salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-15 Terurut Topik agussyafii
salat oleh, ora salat iyo oleh..
sing ora oleh, menging wong salat..

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Kinantaka [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Assalamu'alaikum Wr. Wb.
 
 Semalam di tempat saya hujan turun dengan deras. Gludug dan bledek silih
 berganti bersahut-sahutan. Seperti biasanya kalau hujan deras, kamar
anak
 saya bocor. Tetesan air hampir membasahi seluruh kamar. Kemudian
saya dan
 istri kerja bakti untuk meminggirkan barang2 agar tidak kebasahan.
 
 Sedang asyik2nya beres-beres kamar, terdengar adzan Isya' di musholla
 sebelah. Saya menghentikan aktifitas beres-beres kamar, segera ambil air
 wudlu, ambil payung dan bersiap mau berangkat ke musholla. Istri saya
 menyeletuk: Mau ke mana, mas?
 
 Ya mau sholat atuh, apa ndak denger adzan Isya'?, jawab saya.
 Sholat di rumah aja, kan hujan gede, yah, sahut istri saya kembali.
 Ibu, ayah kan pengen dapet 27 derajat dengan sholat jama'ah di
musholla,
 jawab saya.
 Ayah enak dapet 27 derajat, sementara ibu di rumah ngurusin kamar bocor
 begini. Terserah ayah, deh, ketus istri saya.
 
 Deg Jantung saya terhenyak. Ragu2 apakah mau sholat ke musholla
untuk
 mendapatkan 27 derajat atau membantu istri ngeberesin kamar anak
yang bocor.
 
 Agak lama saya berdiam diri, sampai adzan di musholla hampir selesai.
 Akhirnya saya memutuskan untuk membantu istri beres-beres kamar
anak. Saya
 memilih untuk sholat di rumah saja, yang hanya dapat 1 derajat.
 
 Apakah saya salah?
 
 Kinantaka
 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





[wanita-muslimah] Lex Specialis derogat lex Generalis

2007-11-15 Terurut Topik masarcon
Dari komen mbak Kucing Kembar di blog mbak dewinova.  Kebetulan mbak 
Dewi protes, dengan kondisi di Aceh, dimana wanita berjilbab pun 
masih kena tangkapan polisi wilayatul hisbah hanya karena mereka 
memakai celana jeans.

Mbak Devi, numpang dua fotonya saya relay di sini yah …

Numpang komentar: kebetulan saya pernah ngobrol dengan salah satu 
ulama muda di Aceh tahun lalu. Yang perlu diketahui, ulama di Aceh 
tidaklah monolitik. Banyak yang tidak setuju soal skema wilayatul 
hisbah dan tindak-tanduk para polisinya. Tapi ada rasa sungkan 
untuk menolak implementasi syariah serta mengambil posisi 
konfrontasi setelah pertempuran bertahun-tahun. (Apalagi, menurut 
ulama ini, ulama-ulama senior di Aceh kebanyakan sufi yang 
enggan turun ke dunia politik). Ada disconnect antara rakyat 
Aceh yang menurut ulama muda ini sebagian besar adalah pengikut 
mazhab Syafii dengan manhaj wilayatul hisbah yang polanya ditiru 
dari Saudi (Wahhabi). Yang lebih serem lagi, yang menentukan pasal-
pasal dari aturan wilayatul hisbah itu (kata ulama ini) BUKANLAH 
ulama dengan pengetahuan fiqh yang mumpuni. Tapi DPRD.

Bagaimana bisa aturan syariah diputuskan oleh DPRD?
Ya bisa, kalau di Aceh.

Saya jadi prihatin sekali mendengar cerita ini. Pelajaran yang saya 
petik adalah: ada cleavage alias retakan antara Islam sebagai 
nilai hidup dan Islam sebagai komoditas politik di Aceh. Juga, perlu 
sangat kritis menyikapi heterogenitas para ulama di Aceh.

Komen papabonbon, untuk memancing suasana yang lebih keruh:   

Kan ulama aceh juga politisi, misalnya dari pks gelarnya saja Lc.  
lagipula kalau konsepnya resionalisasi syariat, yah memang dprd yg 
memutuskan.  

Ini kan memang masalah aceh, kok bisa bisanya ada negara dalam 
negara. Pun kalau status daerah istimewa memang ada, emang secara 
hukum kan lex specialis derogat lex generalis.

Jadi posisi perda di NAD itu dianggap sebagai hukum khusus yg 
sifatnya mengatur secara lebih khusus bagi rakyat aceh.  dengan 
demikian posisi UU jadi terlangkahi.

Pertanyaannya, emangnya bisa perda yg secara kedudukannya lebih 
rendah dibanding UU malah memiliki posisi lex specialis ?.  Harusnya 
sih secara konsep kagak bisa, tapi itulah yg terjadi di aceh.

Sama kayak hukum adat, gak mungkin hukum adat diposisikan jadi UU. 
tapi toh, secara konsep, seharusnya hukum adat mendapat tempat dalam 
juridis indonesia.

Coba baca Bumi Manusia nya Pramoedya Ananta Toer, di sana doi 
membenturkan pernikahan secara islam antara Minke dengan Annelies vs 
Hukum bagi orang Eropa yang tidak mengakui pernikahan mereka, 
apalagi Annelies masih di bawah umur.





[wanita-muslimah] Re: Lex Specialis derogat lex Generalis

2007-11-15 Terurut Topik masarcon
sori ada yg ketinggalan.

Obrolan politiknya sih bisa disandarkan pada pendapatnya An Nuim.

Question: What does sharia mean and where does it actually lie in 
the Islamic legal system?

Answer: Sharia is the normative system of Islam, which is based on 
the Koran and Sunnah (the Prophet Muhammad's traditions). But it 
must be the product of human interpretation, human reason and human 
experience. So when we say that sharia is divine it is misleading.  

Since sharia is the product of human interpretation, any 
understanding of it is not divine, not eternal and not binding. It's 
Muslims who must understand sharia for themselves in their own 
context. Your cannot import any (sharia) interpretation from the 
Middle East, or from historical experience. The history is 
interesting to understand as comparative study, but it's not binding.


That's why the subtitle of the book is Negotiating the Future of 
Sharia. It means that the future of sharia in every society is the 
product of negotiation. It is not given — no choice, no 
interpretation and no contextualization.

Kalau ilustrasi imajinernya, coba baca Bumi Manusia nya Pramoedya 
Ananta Toer, di sana doi membenturkan pernikahan secara islam antara 
Minke dengan Annelies vs Hukum bagi orang Eropa yang tidak mengakui 
pernikahan mereka, apalagi Annelies masih di bawah umur.





--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, masarcon [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Dari komen mbak Kucing Kembar di blog mbak dewinova.  Kebetulan 
mbak 
 Dewi protes, dengan kondisi di Aceh, dimana wanita berjilbab pun 
 masih kena tangkapan polisi wilayatul hisbah hanya karena mereka 
 memakai celana jeans.
 
 Mbak Devi, numpang dua fotonya saya relay di sini yah …
 
 Numpang komentar: kebetulan saya pernah ngobrol dengan salah satu 
 ulama muda di Aceh tahun lalu. Yang perlu diketahui, ulama di Aceh 
 tidaklah monolitik. Banyak yang tidak setuju soal skema wilayatul 
 hisbah dan tindak-tanduk para polisinya. Tapi ada rasa sungkan 
 untuk menolak implementasi syariah serta mengambil posisi 
 konfrontasi setelah pertempuran bertahun-tahun. (Apalagi, 
menurut 
 ulama ini, ulama-ulama senior di Aceh kebanyakan sufi yang 
 enggan turun ke dunia politik). Ada disconnect antara rakyat 
 Aceh yang menurut ulama muda ini sebagian besar adalah pengikut 
 mazhab Syafii dengan manhaj wilayatul hisbah yang polanya ditiru 
 dari Saudi (Wahhabi). Yang lebih serem lagi, yang menentukan pasal-
 pasal dari aturan wilayatul hisbah itu (kata ulama ini) BUKANLAH 
 ulama dengan pengetahuan fiqh yang mumpuni. Tapi DPRD.
 
 Bagaimana bisa aturan syariah diputuskan oleh DPRD?
 Ya bisa, kalau di Aceh.
 
 Saya jadi prihatin sekali mendengar cerita ini. Pelajaran yang 
saya 
 petik adalah: ada cleavage alias retakan antara Islam sebagai 
 nilai hidup dan Islam sebagai komoditas politik di Aceh. Juga, 
perlu 
 sangat kritis menyikapi heterogenitas para ulama di Aceh.
 
 Komen papabonbon, untuk memancing suasana yang lebih keruh:   
 
 Kan ulama aceh juga politisi, misalnya dari pks gelarnya saja Lc.  
 lagipula kalau konsepnya resionalisasi syariat, yah memang dprd yg 
 memutuskan.  
 
 Ini kan memang masalah aceh, kok bisa bisanya ada negara dalam 
 negara. Pun kalau status daerah istimewa memang ada, emang secara 
 hukum kan lex specialis derogat lex generalis.
 
 Jadi posisi perda di NAD itu dianggap sebagai hukum khusus yg 
 sifatnya mengatur secara lebih khusus bagi rakyat aceh.  dengan 
 demikian posisi UU jadi terlangkahi.
 
 Pertanyaannya, emangnya bisa perda yg secara kedudukannya lebih 
 rendah dibanding UU malah memiliki posisi lex specialis ?.  
Harusnya 
 sih secara konsep kagak bisa, tapi itulah yg terjadi di aceh.
 
 Sama kayak hukum adat, gak mungkin hukum adat diposisikan jadi UU. 
 tapi toh, secara konsep, seharusnya hukum adat mendapat tempat 
dalam 
 juridis indonesia.
 
 Coba baca Bumi Manusia nya Pramoedya Ananta Toer, di sana doi 
 membenturkan pernikahan secara islam antara Minke dengan Annelies 
vs 
 Hukum bagi orang Eropa yang tidak mengakui pernikahan mereka, 
 apalagi Annelies masih di bawah umur.





[wanita-muslimah] Re: Blogspot FPI (Front Pembela Islam)

2007-11-15 Terurut Topik masarcon

hai abdi,

tolong masukkan tambahan artikel di bawah ini di blog yah .. ini 
berita bagus tentang aktivitas FPI yg kucintai.

===
JAKARTA, (TNI Watch!, 28/2/2006). Nama Front Pembela Islam (FPI) 
makin
dikenal luas karena aktifitas kelompok Islam garis keras ini menonjol
di berbagai soal politik. FPI muncul dalam dua tahun belakangan ini,
menyusul Komite Indonesia untuk Solidaritas Dunia Islam (KISDI),
organisasi serupa pimpinan Ahmad Sumargono. FPI agak berbeda dengan
KISDI, karena organisasi yang terakhir ini memiliki pasukan milisi
bersenjata (senjata tajam dan pentungan). Milisi FPI, seperti 
layaknya
organisasi militer, para anggotanya juga memiliki tanda kepangkatan.

FPI juga dikenal dekat dengan sejumlah kalangan Angkatan Darat 
seperti
Panglima Kostrad Letjen TNI Djadja Suparman (yang kemudian
menghubungkannya dengan Jendral TNI Wiranto), Mayjen TNI Kivlan Zein,
Mayjen TNI Zacky Anwar Makarim, Kasum TNI, Letjen TNI Suaidi M, Wakil
Panglima TNI, Jendral TNI Fachrul Rozi dan lain-lain. FPI juga dekat
dengan pejabat kepolisian Jakarta yakni mantan Kapolda Metrojaya,
Mayjen Pol Noegroho Djajoesman. FPI juga dekat dengan orang-orang di
seputar Jendral TNI (Purn) Soeharto. Di masa Letjen TNI (Purn) 
Prabowo
Subianto masih aktif di TNI, FPI (begitu juga KISDI) adalah salah 
satu
binaan menantu Soeharto itu. Namun, setelah Prabowo jatuh, FPI
kemudian cenderung mendekati kelompok Jendral Wiranto yang uniknya,
saat ini, tengah bermusuhan dengan kelompok Prabowo. Inilah keunikan
lembaga itu. Namun, dari dua hal itu bisa ditarik kesimpulan bahwa 
FPI
memang memilih mendekati kelompok militer yang kuat yang bisa diajak
bekerjasama dalam perebutan pengaruh politik.

Sejumlah aksi FPI yang mendukung tentara misalnya: aksi tandingan
melawan aksi mahasiswa menentang RUU Keadaan Darurat yang diajukan
Mabes TNI, 24 Oktober 1999. Ratusan milisi FPI bersenjata pedang dan
golok hendak menyerang mahasiswa yang bertahan di sekitar Jembatan
Semanggi, Jakarta Pusat, namun bisa dicegah polisi. Aksi kedua ketika
ratusan milisi FPI yang selalu berpakaian putih-putih itu menyatroni
Kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), memprotes
pemeriksaan Jendral Wiranto dan kawan-kawan oleh KPP HAM. Milisi FPI
yang datang ke kantor Komnas HAM dengan membawa pedang dan golok itu
bahkan menuntut lembaga itu dibubarkan karena dianggap lancang
memeriksa para jendral itu.


===



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Abdi M.U. [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Assww.
 Mengingat ada banyaknya blogspot yang bertujuan memfitnah FPI 
sebagai
 organisasi, maka perlu disimak blogspot ini yaitu :
 *http://fpi-frontpembelaislam.blogspot.com*http://fpi-
frontpembelaislam.blogspot.com
 atau
 *http://front-pembela-islam.blogspot.com*http://front-pembela-
islam.blogspot.com
 
 Pada blogspot http://front-pembela-islam.blogspot.com bahkan 
dijelaskan oleh
 si pengelola sebagai berikut :
 Yaitu :
 
 *FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) secara resmi tidak memiliki media 
informasi
 melalui media blogspot*.
 
 Siapapun yang mengatasnamakan pribadi atau organisasi dengan 
mengaku wakil
 atau simpatisan atau fans atau sebagai apapun, maka ruang blogspot 
yang
 mengandung informasi FPI dianggap tidak resmi atau tidak mewakili 
Front
 Pembela Islam (FPI).
 Blogspot yang sedang Anda baca saat ini juga bersifat pribadi, 
sehingga
 tidak dimaksudkan untuk mewakili FPI sebagai organisasi.
 
 Blogspot pribadi mengenai FPI yang tergolong baik dan pantas 
disimak adalah
 : http://fpi-frontpembelaislam.blogspot.com/
 http://islamicdefendersfront.blogspot.com/
 
 Sedangkan beberapa Blogspot pribadi mengenai FPI yang mengandung 
maksud
 buruk untuk merusak citra FPI antara lain :
 pertama, http://frontpembelaislam.blogspot.com/
 kedua, http://www.fpi-online.blogspot.com
 
 Silahkan disebarluaskan !
 Wass.
 
 Abdi M.U
 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-15 Terurut Topik Lina Dahlan
Lha itu udah dijawab! ...:-). Rumus umumnya begitu: Dahulukan yang 
wajib drpd yang sunnah.

Kecuali kalo sikonnya istri sampeyan ini bilang,ya udah mas, gak 
apa-apa ditinggal aja kalo mas mau sholat jamaah di masjid. Saya 
juga mau istirahat dulu. Mo minum teh manis hangat dulu! Nanti kalo 
mas udah pulang ya diterusin lagi. Kan masih bisa ditunnggu kok!

Insyaallah istri sampeyan dapet pahala sholat berjamaah nya juga 
karena keikhlasannya,cuma gak tau berapa derajatnya he..he... 
Mungkin juga bukan pahala istilahnya tapi 'hasanah' kata orang arab. 
Kebaikan. Tapi tetep aja, ujung2nya kebaikan itu kan pahala.

wassalam,
Hayuu buat kebaikan sebanyak-banyaknya.




--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Kinantaka [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Membantu istri kan wajib, dan sholat berjama'ah di mesjid itu 
Sunnah. Jadi
 gimana, kalau menurut rumus mbak Lina, berarti saya harus membantu 
beres2 di
 rumah kan?
 
 Apakah ada yg pernah berpendapat bahwa membantu istri itu hukumnya 
Sunnah?
 
 Kinantaka
 
 
 
 On 11/7/07, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
Tanya pak Kinan karena dia yang ngalami. Separah apa 
kebocorannya ?
  Apa diperlukan perbaikan/perhatian sesegera mungkin ? Kalo emang
  urgent banget ini menjadi lebih wajib ketimbang shola wajib DI
  MASJID karena mendahulukan memberikan bantuan kpd yang 
membutuhkan
  urgent itu mendapatkan pahala 100 derajat...:-)) Kalo mo itung2an
  derajat pahala.
 
  Saya pernah tanya juga ama seorang ustadz mana yang lebih penting
  memberikan infaq sedekah atau membayar hutang? Kata si ustadz
  membayar hutang itu wajib, infaq sedekah itu sunnah. Jadi, 
dahulukan
  yang wajib dari yang sunnah kecualididepan mata ada orang 
yang
  membutuhkan infaq sedekah kita dan kalo tidak di kasih 
pertolongan
  berupa uang utk makan ato berobat orang tsb akan mate'.
 
  Sebetulnya pertanyaan saya ke ustadz itu merujuk kepada fenomena
  seseorang (ato misalkan kita) yang rajin membagikan infaq sedekah
  tapi rajin pula meminjam uang kesana kemari untuk menutupi 
keperluan
  hidupnya sehari-hari karena orang tsb (or kita) terlibat hutang 
sana
  sini: termasuk hutang credit card ???
 
  wassalam,
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%
40yahoogroups.com,
  Chae
  chairunisa_mahadewi@ wrote:
  
   sekarang mana yang lebih wajib hukumnya...membantu istri di 
rumah
  atau
   sholat wajib di mesjid?
  
  
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%
40yahoogroups.com,
  Lina Dahlan linadahlan@
   wrote:
   
Dahulukan yang wajib dari yang sunnah. Beres deh.
wassalam,
   
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%
40yahoogroups.com,
  Tri Budi Lestyaningsih
(Ning) ninghdw@ wrote:


 Pak Kinan,
 Menurut saya, kalau isteri lagi eM, ya pak Kinan sebaiknya
  sholat
jamaah
 di Musholla dong.

 Tapi, memang harus lihat suasana juga. Kalau
  keadaannya parah,
menurut
 saya sih bantuin dulu isteri beres-beres. Karena nanti pak
  Kinan,
 biarpun berjamaah, tapi jadi tidak khusyu' sholatnya,
  kepikiran
rumah
 terus. Seperti yang mbak Mei ceritakan di email lain bahwa
Rasulullah
 menyuruh untuk menambatkan unta kita terlebih dahulu 
sebelum
sholat,
 supaya sholatnya khusyu', tidak kepikiran untanya terus. 
Jadi
  hal-
hal
 yang bisa membuat hati kita tidak tenang, tidak fokus pada
  saat
sholat,
 ya dibereskan dulu.

 Tapi kalau bisa ditinggal, ya tinggal aja dulu. Pak Kinan
  bilang ke
 isterinya untuk istirahat dulu beres-beresnya sejenak,
  sementara
pak
 Kinan sholat jamaah di masjid, paling lama kan 15 menit-an
  aja.
Setelah
 pulang, diterusin lagi.

 Kalau isterinya ngomel, ya dikasih senyum aja, Pak. Suami 
saya
juga suka
 senyum aja, kalau saya ngomel. Saya jadi malu hati kalau 
udah
begitu,
 ingat cerita Rasulullah saat minta ijin pada Aisyah saat 
akan
sholat
 malam (jadi tidak menemani Aisyah tidur), Aisyah menjawab 
yang
isinya
 kira-kira begini:Sebenarnya aku ingin dan senang engkau
  temani
tidur.
 Tetapi engkau akan melakukan yang lebih disukai oleh Allah,
  maka
aku
 ridho engkau tinggalkan. Waah... Isteri teladan kan kalau
  bisa
seperti
 beliau R.A.

 Wallahua'lam bishowab.
 Wassalaam,
 -Ning





 -Original Message-
 From: wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%
40yahoogroups.com
 [mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%
40yahoogroups.com]
  On Behalf Of Kinantaka
 Sent: Saturday, November 03, 2007 10:41 AM
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%
40yahoogroups.com
 Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

 Mbak Ning,

 Kalau istri sedang -eM- bagaimana? Tetap dengan sangat
  terpaksa
sholat
 sendirian, kan?

 Kinantaka


 On 11/2/07, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) ninghdw@ 

[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-15 Terurut Topik Lina Dahlan
Saya berpendapat ini karena kita tinggal pada budaya yang 
demikian 'lembut' sehingga bisa beralasan karena Allah yang tahu 
maka hanya Allah yang berhak menghukum ato menyatakan kezaliman.

Pada budaya di jaman Nabi SAW hidup dan para sahabat hidup orang 
macam gini sudah diperangi dan dihukum mati karena hubungan 
spiritual mereka terhadap Allah SWT jauh lebih dekat dibanding 
dengan kita2 sekarang ini. Jadi, saya dapat memaklumi kalau urat 
syaraf kita tidak sekuat urat syaraf orang2 terbaik yang telah 
mendapat kemenangan besar tsb.

Saya sangat paham bahwa dalam ayat itu tidak ada anjuran dari Allah 
SWT kepada manusia untuk menghukum ato menyatakan dzalim 
(Eksplisit]. Tapi, bukankan kita juga harus melihat pelaksanaannya 
pada jaman Nabi SAW (Sunnah/Hadist) dan kehidupan para sahabat? 

Kalo memang urat syaraf kita yang gak kuat, gak elok juga kalo kita 
beralasan hanya Allah yang berhak menghukum dan menyatakan dzalim.

Kalo saya mengikuti pola pikir spt ini, saya juga bisa bertanya ada 
gak dalam AlQur'an bhw hanya hak Allah dan malaikatnya untuk 
menghukum dan menyatakan dzalim?

Dont worry, saya juga termasuk orang yang urat syarafnya gak kuat 
utk menghukum orang2 dzalim..tapi saya tak mau menjadikan ke 
Mahakuasaan Allah untuk alasan ketidak kuatan saya...:-) karena saya 
yakin ada orang yang urat syarafnya kuat untuk menjadi hakim adil di 
muka dunia ini: Sang Ratu Adil ...:-)

wassalam,
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ayat yang Mbak Lina cuplik itu adalah ayat tentang spiritualitas. 
Jadi, seseorang itu bohong atau tidak terhadap Allah, hanyalah Allah 
dan malaikat utusan-Nya yang mengetahui.
 
 Lantaran hanya Allah yang mengetahui, maka Dia semata yang berhak 
menghukum atau menyatakan kezaliman terhadap pelakunya. Ratusan ribu 
nabi dan rasul telah diutus. Kebanyakan nabi tidaklah sukses dalam 
dakwahnya, dan bahkan dibunuh oleh kaumnya. Maka, tidaklah heran 
bila kehadiran nabi yang diketahui orang dan sukses hanya puluhan 
saja. Di antara yang mengaku nabi dan sukses pasca Nabi Muhammad 
ialah Guru Nanak (1469-1539,Agama Sikh), Mirza Ali Muhammad (Baha'i, 
didirikan pada 1844), dan MGA (1839 - 1908, Ahmadiyah).
 
 Wasalam,
 chodjim
 
 
   - Original Message - 
   From: Lina Dahlan 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Wednesday, November 07, 2007 4:05 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak 
bersyarat
 
 
   QS6:93
   Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang mengadakan 
   kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:Telah diwahyukan 
kepada 
   saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan 
orang 
   yang berkata:Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan 
   Allah. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu 
orang-
   orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, 
sedang 
   para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil 
   berkata) :Keluarkanlah nyawamu. Di hari ini kamu dibalas 
dengan 
   siksaan yang menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap 
   Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu 
   menyombongkan diri ayat-ayat-Nya. 
 
 
   Recent Activity
 a..  17New Members
   Visit Your Group 
   Sitebuilder
   Build a web site
 
   quickly  easily
 
   with Sitebuilder.
 
   Yahoo! 360°
   Start Sharing
 
   Your place online
 
   Blog  photos
 
   Y! Messenger
   Instant hello
 
   Chat in real-time
 
   with your friends.
   . 

 
 [Non-text portions of this message have been removed]





[wanita-muslimah] playing god-Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-15 Terurut Topik Lina Dahlan
Saya bicara tidak dalam konteks playing god or siapa menghukum siapa 
tapi menjawab pertanyaan mbak Chae,emang ada pasalnya di Qur'an 
kita tidak boleh ngaku Nabi??;)) 

toh pertanyaan mbak Chae juga bukan soal playing god, tapi BOLEH GAK 
nya KITA NGAKU NABI or playing prophet...:-)

tapi kalo dipikir-pikir, yang playing god itu sapa ya? Apa orang2 
spt MGA ini playing god juga?? Coba bayangkan aja dalam Tukhfah 
Bagdad, hal. 25 MGA menulis bhw Tuhan mengatakan ttg diri MGA,ya 
Ahmad, nama-Mu bisa sempurna, tapi nama-Ku tidak bisa sempurna [ya 
Ahmad yutimmu ismuka, wa la yutimmu ismii]. Gubrak!

wassalam,

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Duh, mba Lina..ada potongan ayat yang lepas dibaca: ..padahal 
tidak 
 ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.. Artinya, Tuhan menghukum 
nabi 
 palsu yang ngaku2 nabi padahal nggak diturunin wahyu, ngakunya 
dapet 
 wahyu. Itu namanya berbohong.
 
 emang nggak disebut di situ bahwa kita mesti menghukum/melarang 
orang 
 yang ngaku nabi, hanya dikatakan Tuhan menghukum pembohong yang 
ngaku 
 nabi, padahal nggak pernah dapet wahyukecuali kalo kita mau 
 playing God...:-)
 
 salam
 Mia
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan 
 linadahlan@ wrote:
 
  Baca lagi pertanyaan sampeyan. emang ada pasalnya di Qur'an 
kita 
  tidak boleh ngaku Nabi??;)) 
  
  jawab Allah:  lebih zalim. [ato bahasa saya neh (yg lebih 
  lunak) ada gak sih orang yang lebih dableg daripada org yg 
  mengatakan...]
  
  Lalu manusia mo bilang emangnya ada pasal di Qur'an kita boleh 
  berlaku zalim??
  
  he..he..kayak Yahudi ngeyel di kisah Sapi Betina.
  
  wassalam,
  
  -- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
  chairunisa_mahadewi@ wrote:
  
   Jelas sekali di ayat ini bahwa kita ini ndak ikut campur 
urusan 
  Gusti
   Allah sama Makluk-Nya wong nanti yang balas juga Gusti
   Allah...kok...sepertinya kita2 kadang suka over acting:)
   
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan 
 linadahlan@
   wrote:
   
QS6:93
Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang 
mengadakan 
kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:Telah diwahyukan 
  kepada 
saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, 
dan 
  orang 
yang berkata:Saya akan menurunkan seperti apa yang 
diturunkan 
Allah. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu 
  orang-
orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul 
maut, 
  sedang 
para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil 
berkata) :Keluarkanlah nyawamu. Di hari ini kamu dibalas 
  dengan 
siksaan yang menghinakan, karena kamu selalu mengatakan 
 terhadap 
Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu 
menyombongkan diri ayat-ayat-Nya. 
 
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
chairunisa_mahadewi@ wrote:

 
 ** emang ada pasalnya di Qur'an kita tidak boleh ngaku 
  Nabi??;))





[wanita-muslimah] Ayo berani lapor !

2007-11-15 Terurut Topik arish04
Ayo berani lapor !
Kiat praktis memahami indikasi perdagangan orang

Banyaknya oknum yang memanfaatkan celah dari ketidaktahuan maupun
kemiskinan seseorang untuk diperdagangakan. Termasuk dengan dalih
menjadi buruh migran di negeri orang, padahal apa yang dilakukan
oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab tersebut sudah dikategorikan
perdagangan orang dan dapat dikenakan sangsi pidana.

Apa saja yang termasuk dikategorikan perdagangan orang ?

Dalam Undang-Undang Tindak Pidana Perdagangan Orang, definisi dari
perdagangan Orang (Trafiking Manusia) adalah tindakan perekrutan,
pengangkutan, penampungan, pengiriman,  pemindahan, atau penerimaan
seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan,
penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi
rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat, sehingga
memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang
lain tersebut, baik yang dilakukan di dalam negara maupun antar
negara, untuk tujuan eksploitasi atau mengakibatkan orang tereksploitasi.

selengkapnya di :
http://www.iwork-id.org/index.php?action=news.detailid_news=58



[wanita-muslimah] playing god-Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-15 Terurut Topik Mia
Ok, let's drop 'playing god', bisa jadi tambah salah paham.

mari bicara tentang orang yang mengaku nabi.

Dalam ayat yang mba Lina kutip, mba Lina melewatkan 
kalimat ..padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.. 
Yang artinya Tuhan mencela orang yang suka berbohong, nggak dapet 
wahyu malah bilang dapet wahyu. 

Lalu, bagaimana kita membuktikan seorang MGA beneran dapet wahyu apa 
nggak dari Tuhan? Apa perlu dibuktikan?

(Banyak orang nggak percaya si anu-ani itu nabi...soale hari gini 
gitu looh...Tapi jaman sekarang banyak yang percaya model 'nabi' 
Einstein, Newton, Bill Gates...tanpa mereka ngaku nabi..please dong 
ah..)

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Saya bicara tidak dalam konteks playing god or siapa menghukum 
siapa 
 tapi menjawab pertanyaan mbak Chae,emang ada pasalnya di Qur'an 
 kita tidak boleh ngaku Nabi??;)) 
 
 toh pertanyaan mbak Chae juga bukan soal playing god, tapi BOLEH 
GAK 
 nya KITA NGAKU NABI or playing prophet...:-)
 
 tapi kalo dipikir-pikir, yang playing god itu sapa ya? Apa orang2 
 spt MGA ini playing god juga?? Coba bayangkan aja dalam Tukhfah 
 Bagdad, hal. 25 MGA menulis bhw Tuhan mengatakan ttg diri MGA,ya 
 Ahmad, nama-Mu bisa sempurna, tapi nama-Ku tidak bisa sempurna [ya 
 Ahmad yutimmu ismuka, wa la yutimmu ismii]. Gubrak!
 
 wassalam,
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:
 
  Duh, mba Lina..ada potongan ayat yang lepas dibaca: ..padahal 
 tidak 
  ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.. Artinya, Tuhan menghukum 
 nabi 
  palsu yang ngaku2 nabi padahal nggak diturunin wahyu, ngakunya 
 dapet 
  wahyu. Itu namanya berbohong.
  
  emang nggak disebut di situ bahwa kita mesti menghukum/melarang 
 orang 
  yang ngaku nabi, hanya dikatakan Tuhan menghukum pembohong yang 
 ngaku 
  nabi, padahal nggak pernah dapet wahyukecuali kalo kita mau 
  playing God...:-)
  
  salam
  Mia
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan 
  linadahlan@ wrote:
  
   Baca lagi pertanyaan sampeyan. emang ada pasalnya di Qur'an 
 kita 
   tidak boleh ngaku Nabi??;)) 
   
   jawab Allah:  lebih zalim. [ato bahasa saya neh (yg lebih 
   lunak) ada gak sih orang yang lebih dableg daripada org yg 
   mengatakan...]
   
   Lalu manusia mo bilang emangnya ada pasal di Qur'an kita boleh 
   berlaku zalim??
   
   he..he..kayak Yahudi ngeyel di kisah Sapi Betina.
   
   wassalam,
   
   -- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
   chairunisa_mahadewi@ wrote:
   
Jelas sekali di ayat ini bahwa kita ini ndak ikut campur 
 urusan 
   Gusti
Allah sama Makluk-Nya wong nanti yang balas juga Gusti
Allah...kok...sepertinya kita2 kadang suka over acting:)


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan 
  linadahlan@
wrote:

 QS6:93
 Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang 
 mengadakan 
 kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:Telah 
diwahyukan 
   kepada 
 saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, 
 dan 
   orang 
 yang berkata:Saya akan menurunkan seperti apa yang 
 diturunkan 
 Allah. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu 
   orang-
 orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul 
 maut, 
   sedang 
 para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil 
 berkata) :Keluarkanlah nyawamu. Di hari ini kamu dibalas 
   dengan 
 siksaan yang menghinakan, karena kamu selalu mengatakan 
  terhadap 
 Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu 
 menyombongkan diri ayat-ayat-Nya. 
  
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  
  ** emang ada pasalnya di Qur'an kita tidak boleh ngaku 
   Nabi??;))
 





Re: [wanita-muslimah] Re: Blogspot FPI (Front Pembela Islam)

2007-11-15 Terurut Topik Abdi M.U.
**
*
http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2005/01/12/brk,20050112-75,id.html
*
**
*Relawan FPI Tidur di Kuburan*
Rabu, 12 Januari 2005 | 01:50 WIB

*TEMPO Interaktif*, *Jakarta*:Front Pembela Islam (FPI) selama ini dikenal
sebagai perusak tempat-tempat hiburan yang buka saat bulan puasa. Atau
penggerebek tempat-tempat judi. Namu, karena tindakannya dianggap
berlebihan, serta melampaui kewenangan, yang datang justru kecaman.

Dalam peristiwa bencana tsunami di Aceh, FPI justru membuahkan hasil yang
menggembirakan. Relawan FPI-lah yang menemukan mayat, Jurubicara Polda Aceh,
Sayed Husaini, padahal selama ini FPI sering berseberangan dengan polisi. Di
Aceh, FPI juga tidak terdengar bentrok dengan relawan lain, baiki sipil,
militer maupun asing.

Bagaimana relawan FPI hidup di daerah bencana membantu masyarakat Aceh?

Berkaos putih dengan tulisan *'Duka Aceh, Duka Kita Semua'*, setiap pagi
ratusan anggota Front Pembela Islam (FPI) keluar dari sarangnya di Taman
Makam Pahlawan, kawasan Peuniti, Banda Aceh. Ana gak bertahun baru di sini.
Sudah buta ama tanggal-tanggal, kata Ustadz Mahsuni Kaloko, Kepala
Operasional Relawan FPI yang menginjakkan kaki di Aceh, Kamis (30/12),
bersama 3 anggotanya. Kini, total relawan FPI di Aceh mencapai 400 orang.

Mahsuni bercerita, langkah awal yang menjadi pekerjaan FPI begitu turun dari
pesawat adalah membersihkan Masjid Raya Baiturrahman. Ada 50 mayat yang
saat itu terserak di sana,ujar pria yang di Sekretariat DPP menjabat
sebagai Pengurus Badan Anti Teror.

Di masjid terbesar yang menjadi ikon kota Banda Aceh itu, Mahsuni mendirikan
posko bersama 175 orang lain dari HTI, FPI, PII, GPI, MMI, dan Mer-C. Kami
bekerja keras, sehingga setelah menyucikan masjid pada Jum'at (31/12), 30
jam kemudian adzan pertama berkumandang pasca bencana,kenangnya.

Pagi pertama di tahun 2005 itu, Baiturrahman pun melaksanakan ceramah,
dipimpin Sekjen MUI Din Syamsudin.
Saat itu juga Majelis Permusyawaratan Ulama Indonesia (MPUI) Aceh meminta
FPI menjaga pintu-pintu untuk menjaga kesucian masjid dari orang-orang asing
yang mencoba masuk. Mereka menyeleksi siapapun yang mau masuk masjid.
Non-muslim kafir, *out*,serunya saat itu.

Minggu (2/1) saat masjid itu akan dicat, FPI menyingkir ke Masjid di kawasan
Taman Makam Pahlawan (TMP) Banda Aceh. Ketika jumlah relawan yang datang
bertambah 241 orang dengan menumpang KM Egon dan 75 relawan lainnya dengan
bis dari Medan, mereka pun membuka tenda-tenda besar dan kecil yang ada di
kuburan itu. Pos logistik didirikan tepat di depan TMP.

Hari-hari ini, Ketua Umum FPI Habib M. Rizieq Shihab turun langsung ke Aceh.
\Beliau sedang melakukan evakuasi di Lambro Skip,kata Ustadz Sobri Lubis,
salah satu Ketua FPI Pusat saat ditemui Tempo di tenda TMP.

Saat ini, FPI memang memrioritaskan evakuasi mayat. Untuk tugas ini pun,
mereka sengaja mengambil pekerjaan yang susah. Kami mengambil yang
orang-orang tak mau sentuh,katanya. Sobri mengaku prihatin dengan banyaknya
relawan yang kurang bersungguh-sungguh melaksanakan tugas. Meski pakai
masker dan sarung tangan, mereka hanya mondar-mandir lalu mengambil foto
seperti turis, kecamnya.

Sobri memaparkan, masih banyak mayat-mayat wilayah di ibukota provinsi yang
belum tersentuh evakuasi. Yang bersih cuma yang di jalan-jalan utama.
Selain Lambro Skip, mayat paling banyak tercecer di Punge Blang Cut, dan
Ulee Lheule. Stok peralatan dan sarana transportasi sangat terbatas. Kami
dengar di PMI ada ribuan sepatu boot, tapi nyatanya habis, urainya.

Dalam rencana FPI, seorang relawan minimal harus berada di Aceh selama
sebulan. Sampai kapan? Kami akan terus bergiliran datang sampai Aceh
benar-benar pulih,katanya.

Mengenai bagaimana FPI bereaksi atas kinerja pemerintah menangani bencana di
Aceh, Sekretaris DPP Ustadz Hasri Harahap mengutip pernyataan Menko Kesra
saat berjumpa dengan Rizieq Shihab. Pak Alwi mengaku TNI sudah kelelahan,
ceritanya. Kalau TNI saja sudah kelelahan, apalagi kami, yang logistiknya
tak menentu. Namun FPI menegaskan bahwa pekerjaan mengevakuasi mayat ini
hukumnya fardhu ain, bukan fardhu kifayah, katanya.

Hasri juga menyoroti lemahnya koordinasi antar bagian. Koordinasi baru
mulai rapi pada dua minggu terakhir ini, sebelumnya tak ada amir dalam
setiap pengambilan keputusan,ujarnya.

Selain itu, FPI meminta perhatian lebih untuk urusan fasilitas relawan dan
transportasi bagi relawan. Harusnya, kursi-kursi kosong setiap pesawat yang
berangkat ke Aceh diberikan kepada relawan, katanya. Mereka juga menyoroti
sikap TNI yang dinilai penduduk *overacting*. Tak perlulah datang ke
perempatan dengan menenteng senjata, katanya.

Hasri dan Sobri juga memaparkan beberapa kejanggalan yang dilihatnya dalam
pengerahan bantuan ke Aceh. Kami tegaskan, setiap bantuan jangan
menggunakan label-label keagamaan, katanya. Himbauan itu disampaikan karena
ia melihat adanya upaya berunsur SARA di balik pengiriman bantuan itu. Di
PMI kami menemukan ratusan kardus bantuan yang kemasannya bertulis *Jesus
Loves 

[wanita-muslimah] LINA playing god-Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-15 Terurut Topik ma_suryawan
Lina ini mulai tampil dengan wajah aslinya, yaitu gemar dan asal comot
menggunakan tulisan dan terjemahan pelintiran yang berasal dari pihak
penentang Ahmadiyah.

Saye teruskan.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 tapi kalo dipikir-pikir, yang playing god itu sapa ya? Apa orang2 
 spt MGA ini playing god juga?? Coba bayangkan aja dalam Tukhfah 
 Bagdad, hal. 25 MGA menulis bhw Tuhan mengatakan ttg diri MGA,ya 
 Ahmad, nama-Mu bisa sempurna, tapi nama-Ku tidak bisa sempurna [ya 
 Ahmad yutimmu ismuka, wa la yutimmu ismii]. Gubrak!

Teks Arabnya tertulis: Yaa ahmaduyatimmu ismuka walaa yatimmu ismi…
Ini redaksi terjemahan aslinya lengkap dengan referensinya yang
diambil dari Tadzkirah versi bahasa Inggris terjemahan Muhammad
Zafrullah Khan: 

...Your name will come to an end O Ahmad, but My name will not come
to an end. Be in the world like a stranger or a traveller and be of a
righteous and the faithful and call to goodness and forbid evil and
call down blessings on Muhammad and the people of Muhammad. Calling
down blessings is the true training. I shall raise thee towards Me... 
[Terjemahan bebasnya: ...Wahai Ahmad, namamu akan berakhir, namun
nama-Ku tidak akan berakhir. Jadilah [kamu] di dunia ini seperti
seorang asing atau seorang pengembara dan jadilah seorang yang berbudi
dan beriman dan ajaklah kepada kebaikan dan jauhilah kejahatan dan
mintalah berkat [shalawatlah untuk] Muhammad dan umat Muhammad.
Meminta [untuk mendapatkan] berkat-berkat (Shalawat) adalah latihan
yang sejati. Aku akan angkat engkau kepada-Ku..] (Braheen Ahmadiyya
part III pp. 238-242 sub footnote 1)

Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. menjelaskan arti kalimat Yaa
ahmaduyatimmu ismuka walaa yatimmu ismi… (namamu akan berakhir,
namun nama-Ku tidak akan berakhir) sebagai berikut: 

Thou art mortal and thy praise will come to an end, but Allah's
praise will not come to an end for it is without count and without
end. [Terjemahan bebasnya: Engkau [Ahmad] tidaklah abadi dan pujian
bagimu akan berakhir, namun pujian bagi Allah tidak akan pernah
berakhir yang untuk itu [pujian bagi Allah] tak terbilang dan tanpa
akhir.] (Braheen Ahmadiyya part III. p. 242) 

Jadi, semakin jelas bahwa Lina telah melakukan manipulasi terhadap
teks yang dimiliki oleh Ahmadiyah.

Gubrak!

Salam,
MAS



 
 wassalam,
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:
 
  Duh, mba Lina..ada potongan ayat yang lepas dibaca: ..padahal 
 tidak 
  ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.. Artinya, Tuhan menghukum 
 nabi 
  palsu yang ngaku2 nabi padahal nggak diturunin wahyu, ngakunya 
 dapet 
  wahyu. Itu namanya berbohong.
  
  emang nggak disebut di situ bahwa kita mesti menghukum/melarang 
 orang 
  yang ngaku nabi, hanya dikatakan Tuhan menghukum pembohong yang 
 ngaku 
  nabi, padahal nggak pernah dapet wahyukecuali kalo kita mau 
  playing God...:-)
  
  salam
  Mia
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan 
  linadahlan@ wrote:
  
   Baca lagi pertanyaan sampeyan. emang ada pasalnya di Qur'an 
 kita 
   tidak boleh ngaku Nabi??;)) 
   
   jawab Allah:  lebih zalim. [ato bahasa saya neh (yg lebih 
   lunak) ada gak sih orang yang lebih dableg daripada org yg 
   mengatakan...]
   
   Lalu manusia mo bilang emangnya ada pasal di Qur'an kita boleh 
   berlaku zalim??
   
   he..he..kayak Yahudi ngeyel di kisah Sapi Betina.
   
   wassalam,
   
   -- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
   chairunisa_mahadewi@ wrote:
   
Jelas sekali di ayat ini bahwa kita ini ndak ikut campur 
 urusan 
   Gusti
Allah sama Makluk-Nya wong nanti yang balas juga Gusti
Allah...kok...sepertinya kita2 kadang suka over acting:)


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan 
  linadahlan@
wrote:

 QS6:93
 Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang 
 mengadakan 
 kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:Telah diwahyukan 
   kepada 
 saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, 
 dan 
   orang 
 yang berkata:Saya akan menurunkan seperti apa yang 
 diturunkan 
 Allah. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu 
   orang-
 orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul 
 maut, 
   sedang 
 para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil 
 berkata) :Keluarkanlah nyawamu. Di hari ini kamu dibalas 
   dengan 
 siksaan yang menghinakan, karena kamu selalu mengatakan 
  terhadap 
 Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu 
 menyombongkan diri ayat-ayat-Nya. 
  
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  
  ** emang ada pasalnya di Qur'an kita tidak boleh ngaku 
   Nabi??;))
 





Re: [wanita-muslimah] Re: Kiai Sahal: Fatwa MUI tentang Al-Qiyadah Agar Umat Tak Terperdaya

2007-11-15 Terurut Topik Achmad Chodjim
Ki Denggleng,

Inilah yang memrihatinkan saya. Banyak tokoh masyarakat di Republik ini yang 
tidak paham terhadap budayanya sendiri, sehingga tidak dapat membedakan antara 
takhayul, klenik, dan mistik. Ketiga kosa kata tersebut berlain-lainan asalnya. 

Takhayul jelas berasal dari bahasa Arab takhayyul yang artinya imajinasi, 
fantasi; delusi, halusinasi.

Klenik jelas berasal dari bahasa Jawa Kuna yang artinya makrifat, atau 
ilmu-ilmu tentang ketuhanan, sangkan paraning dumadi. Jadi, setiap orang yang 
beragama pasti hidup berklenik ria.

Mistik berasal dari mystique (Perancis) yang artinya kekuatan misteri atau 
rahasia seni yang hanya dipahami praktisinya.

Oleh karena itu, saya setuju dengan Ki Denggleng bahwa di Jepang yang 
mengesahkan setiap kosa kata serapan atau kosa kata baru adalah kaisar. Dengan 
demikian semua pengguna atau pemakai kosa kata ada rujukannya. Tidak seperti di 
Indonesia, kosa kata dilemparkan oleh berbagai pihak dengan makna yang 
sewenang-wenang, sehingga sesuatu yang benar bisa dianggap salah. Contohnya, ya 
pemakaian ketiga kata tadi. Lha, ketika orang Jawa membahas Sangkan Paraning 
Dumadi (Inna lillaahi wa inna ilayhi raaji'uun), jelas ilmu yang membahas 
untuk itu disebut klenik. Keimanan adalah klenik. Tapi, makna ini dirusak 
oleh banyak tokoh Islam yang tidak paham makna klenik. Maka, jangan heran kalau 
orang Indonesia menjadi bodoh. Apa yang kita sebut mistik sebenarnya 
supernatural yaitu kepercayaan tentang hantu atau makhluk halus. Jadi, 
kepercayaan tentang hantu bukanlah wilayah mistik, juga bukan mysticism 
[Yunani, mystes]. Di fakultas devine ada jurusan mysticism, yang dikaji 
perihal praktik hubungan langsung dengan dunia ketuhanan melalui kontemplasi 
dan meditasi.

Kita perlu pemimpin yang berwawasan dan mampu mengarahkan bangsa ini menuju 
yang benar.

Wasalam,
chodjim 

  - Original Message - 
  From: Ki Denggleng Pagelaran 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, November 13, 2007 3:04 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Kiai Sahal: Fatwa MUI tentang Al-Qiyadah Agar 
Umat Tak Terperdaya


  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, lasykar5 [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Dalam pidatonya, Presiden Yudhoyono mengaku menerima masukan dari 
  Menteri
   Agama dan MUI. Kemudian meminta agar aparat tegas terhadap sesuatu 
  yang
   bersifat tahayul, klenik, dan mistik. Kita harus melakukan langkah 
  tegas
   terhadap paham, aliran sesat, dan menyesatkan, tegasnya.
   Dalam sambutannya, Presiden meminta peran yang lebih besar dari MUI 
  untuk
   memerangi paham atau aliran menyesatkan. Saya memohon kepada MUI agar
   berdiri di depan untuk menyelamatkan umat dari kemungkaran. Memerangi
   kemungkaran dengan cara yang tidak munkar, katanya. (okz/rif)
   
   -- 

  Wuuuik... gimana nih Ustad Chodjim... yang
  tahayul, klenik dan mistik itu yang siapa?
  buingung dhewek aku. Jare-jarene... kata-
  katanya, kok ya kemana-mana gini ya?

  =nuhun=



   

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-15 Terurut Topik Achmad Chodjim
Wa alaykumus salam wr. wb.,

Salam hormat, Mas Suryawan. Dalam hal ini saya tidak menggunakan standar kata 
nabi (yang bahasa Arab) itu. Yang saya gunakan ialah sifat meski sebutannya 
bisa nabi, awatara (avatar), utusan, atau rasul. Itu tidak menjadi masalah bagi 
saya. Guru Nanak secara faktual telah membangun agama baru Sikh dengan kitab 
suci, tata cara peribadatan, dan simbol-simbolnya sendiri.

Meskipun Mirza Ali Muhammad dihukum mati, tapi pengembangan agama Bahai itu 
dilanjutkan oleh Muhammad Husein Nuri, dan berkembanglah agama Bahai sampai 
dewasa ini. Dari sinilah saya anggap bahwa dia sukses. Banyak nabi yang tidak 
mati dibunuh oleh kaumnya, tapi hanya tinggal namanya dan tidak ada pengikutnya 
yang tersisa di hari ini, seperti Ilyas, Yunus, dan lain-lain.

Matur kasuwun, atas koreksi tahun kelahiran Hazrat Mirza Ghulam Ahmad.

Wasalam,
chodjim


  - Original Message - 
  From: ma_suryawan 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, November 13, 2007 3:53 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat


  Assalamu'alaikum,

  Pak Chodjim,

  Memang benar, barangsiapa yang mengaku mendapat wahyu dari Allah, 
  hanya Allah saja yang mengetahui apakah klaim itu dusta atau benar, 
  sehingga hanya Allah saja yang berhak memberi hukuman atau menyatakan 
  sebagai zalim.

  Mengenai ukuran sukses tidaknya nabi, saya percaya salah satu 
  kriterianya adalah bahwa nabi yang sukses adalah nabi yang tidak di 
  bunuh oleh kaumnya sendiri.

  Mengenai Guru Baba Nanak, rasanya beliau tidak pernah mendakwakan 
  dirinya sebagai nabi. Oleh sebab itu beliau bukan nabi, dan para 
  pengikutnya (kaum Sikh) juga tidak menganggapnya sebagai nabi. 
  Menurut Ahmadiya, beliau adalah beragama Islam dan seorang wali Allah.

  Mengenai Mirza Ali Muhammad (Bahai), ia dihukum mati di muka umum di 
  Persia pada tahun 1850 dalam usia 31 tahun. Artinya, ia tidak sukses.

  Mengenai Mirza Ghulam Ahmad, ada koreksi sedikit, beliau lahir tahun 
  1835, bukan tahun 1839.

  Salam,
  MAS

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim 
  [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Ayat yang Mbak Lina cuplik itu adalah ayat tentang spiritualitas. 
  Jadi, seseorang itu bohong atau tidak terhadap Allah, hanyalah Allah 
  dan malaikat utusan-Nya yang mengetahui.
   
   Lantaran hanya Allah yang mengetahui, maka Dia semata yang berhak 
  menghukum atau menyatakan kezaliman terhadap pelakunya. Ratusan ribu 
  nabi dan rasul telah diutus. Kebanyakan nabi tidaklah sukses dalam 
  dakwahnya, dan bahkan dibunuh oleh kaumnya. Maka, tidaklah heran bila 
  kehadiran nabi yang diketahui orang dan sukses hanya puluhan saja. Di 
  antara yang mengaku nabi dan sukses pasca Nabi Muhammad ialah Guru 
  Nanak (1469-1539,Agama Sikh), Mirza Ali Muhammad (Baha'i, didirikan 
  pada 1844), dan MGA (1839 - 1908, Ahmadiyah).
   
   Wasalam,
   chodjim
   
   
   - Original Message - 
   From: Lina Dahlan 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Wednesday, November 07, 2007 4:05 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak 
  bersyarat
   
   
   QS6:93
   Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang mengadakan 
   kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:Telah diwahyukan 
  kepada 
   saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan 
  orang 
   yang berkata:Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan 
   Allah. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-
   orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, 
  sedang 
   para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil 
   berkata) :Keluarkanlah nyawamu. Di hari ini kamu dibalas dengan 
   siksaan yang menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap 
   Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu 
   menyombongkan diri ayat-ayat-Nya. 
   
   
   Recent Activity
   a.. 17New Members
   Visit Your Group 
   Sitebuilder
   Build a web site
   
   quickly  easily
   
   with Sitebuilder.
   
   Yahoo! 360°
   Start Sharing
   
   Your place online
   
   Blog  photos
   
   Y! Messenger
   Instant hello
   
   Chat in real-time
   
   with your friends.
   . 
   
   
   [Non-text portions of this message have been removed]
  



   

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Kolom IBRAHIM ISA *) -- 'WERTHEIM AWARD 2008' ------ Untuk BENNY G. SETIONO

2007-11-15 Terurut Topik isa
Kolom IBRAHIM ISA *)

---

Kemis, 15 November 2007.


'WERTHEIM AWARD 2008' -- Untuk

BENNY G. SETIONO


Menjelang akhir 2007 Pengurus Wertheim Foundation  Stichting Wertheim, 
Leiden-Amsterdam memutuskan memberikan 'WERTHEIM AWARD 2008' kepada 
BENNY G. SETIONO, sebagai pengakuan dan penghargaan terhadap usaha, 
kegiatan dan karya Benny G. Setiono, dalam rangka usaha besar EMANSIPASI 
NASION INDONESIA.


Nama Benny G. Setiono, dengan demikian, turut menghiasi daftar nama-nama 
tokoh-tokoh Indonesia yang oleh WERTHEIM FOUNDATION telah diberikan 
WERTHEIM AWARD. Nama-nama para tokoh Indonesia yang telah diberikan 
WERTHEIM AWARD, adalah: Pramoedya Ananta Toer (novelis), S. Rendra 
(penyair), Widji Thukul (penyair), Goenawan Mohammad (budayawan) dan 
Joesoef Isak (wartawan/publisis). Sumbangan mereka terhadap usaha 
EMANSIPASI NASION INDONESIA dalam arti yang seluas-luasnya, mereka 
berikan dari posisi mereka masing-masing dalam masyarakat yang aktif 
peduli terhadap usaha pembebasan bangsa Indonesia . Itulah pertimbangan 
utama yang telah mendorong Wertheim Foudantion memberikan pengakuan dan 
penghargaan tsb.


Penyerahan WERTHEIM AWARD kepada Goenawan Mohammad dan Joesoef Isak, 
masih jelas dalam ingatan orang, telah berlangsung akhir tahun 2005, 
dengan mengambil tempat di Ruangan Nusantara Kedutaan Besar Republik 
Indonesia di Den Haag. Suatu peristiwa yang penuh makna, bahwa, 
penyerahan 'Wertheim Award' telah berlangsung di gedung KBRI, yang 
menurut hukum internasional, formal diakui sebagai wilayah Republik 
Indonesia. Apalagi bila disadari bahwa tokoh-tokoh Goenawan Mohammad dan 
Joesoef Isak, dalam kegiatan dan perjuangan mereka demi membela hak-hak 
untuk kebebasan menyatakan pendapat, untuk hak-hak demokrasi dan HAM, 
sasaran utama mereka adalah penguasa ( rezim Orba) yang dengan 
sewenang-wenang telah melanggar hak-hak demokrasi. Untuk itu, Orba telah 
menjebloskan Pramoedya A. Toer, ke pulau pembuangan BURU, serta 
memenjarakan Joesoef Isak 12 tahun lamanya di Penjara Salemba. Majalah 
Tempo yang dipimpin oleh Goenawan Mohammad, pernah diberangus karena 
membela hak-hak demokrasi.


Gelombang gerakan Reformasi dan Demokrasi yang bergelora dalam tahun 
1998 dan jatuhnya Presiden Suharto, adalah faktor utama yang bisa 
menjelaskan mengapa penyerahan WERTHEIM AWARD 2005 kepada Goenawan 
Mohammad dan Joesoef Isak bisa berlangsung dengan hikmat dan lancar di 
Ruangan Nusantara Kedutaan Besar Republik Indonesia, Den Haag.


* * *


Menurut rencana, pemberian Wertheim Award kepada Benny G. Setiono akan 
dilangsungkan bertepatan pada peringatan SEABAD Prof. W.F. WERTHEIM, 
yang akan dilangsungkan bersama oleh Wertheim Foundation dengan IISG, 
pada kwartal ke-2 tahun 2008. Penyampaian Wertheim Award, dan seminar 
Peringatan Seabad Wertheim, akan mengambil tempat di IISG, 
Internationaal Instituut voor Sociaal Geschiedenis - Institut 
Internasional untuk Sejarah Sosial - di kota Amsterdam. IISG adalah 
sa;ah satu lembaga dokumentasi dan penelitian terbesar di dunia yang 
melakukan kegiatan di bidang ilmu sejarah sosial dunia.


* * *


SIAPA BENNY G. SETIONO

Benny G Setiono dilahirkan di desa Ceracas, Kabupaten Kuningan, Jawa 
Barat, pada 31 Oktober 1943. Ayahnya, Endang Sunarko (Khouw Sin Eng), 
adalah seorang penulis. Buku yang ditulisnya a.l. adalah ‘ Tiongkok 
Baru, Kawan atau Lawan. Endang Sunarko sering menulis di majalah 
'Pantjawarna’ dan harian ‘ Sin Po’. Benny menempuh studinya di Fakultas 
Ekonomi Universitas Respublica, Jakarta. Baru mencapai tingkat tiga, 
Benny terpaksa ‘drop out’ , karena kampusnya dibakar rombongan 
KAMI/KAPPI yang didukung milisia.


Pada tahun 1999 Benny G. Setiono ikut mendirikan Perhimpunan Indonesia 
Tionghoa, INTI, dan pada 2002 turut mendirikan Lembaga Kajian Masalah 
Kebangsaan (ELKASA).


Untuk lebih mengenal siapa Benny G Setiono, apa dan bagaimana visi dan 
misinya, mengenai hasil studi dan analisisnya, barangkali yang terbaik 
adalah membaca bukunya yang telah diterbitkan oleh ELKASA di Jakarta.


Ketika menjelaskan tentang studinya yang disimpulkan dalam buku TIONGHOA 
DALAM PUSARAN POLITIK, Benny a.l. mencatat, bahwa bukunya disusun atas 
dasar rangkaian informasi dari berbagai buku, majalah, koran, tabloid 
dll. Tujuan ditulisnya buku tsb ialah untuk berbagi pengetahuan dan 
memberikan keseimbangan kepada para pembaca. Karena, masalah Tionghoa 
seperti juga masalah G30S/PKI selama ini ditulis dengan kurang berimbang 
hingga sangat menyudutkan kedua kelompok tsb. Sedang, dalam 
kenyataannya, mereka itu merupakan bagian integral bangsa kita.


Dikemukakan oleh Benny bahwa dalam bukunya itu, peranan etnis Tionghoa 
ditulis dengan tidak mengkotak-kotakkan atau memisahkannya dari 
perkembangan sejarah bangsa Indonesia. Ditandaskannya pula bahwa etnis 
Tionghoa telah mempunyai akar sejarah lebih dari 500 tahun di bumi 
Nusantara, serta merupakan bagian yang tak terpisahkan dari bangsa 
Indonesia.


Bisalah dikatakan dengan pasti, bahwa 

[wanita-muslimah] Basra militants targeting women

2007-11-15 Terurut Topik Sunny
http://news.bbc.co.uk/2/hi/middle_east/7095209.stm

Last Updated: Thursday, 15 November 2007, 03:04 GMT


Basra militants targeting women 
  By Mona Mahmoud and Mike Lanchin 
  BBC World Service  

 
Women are being targeted amid a local power struggle 

The chief of police in the southern Iraqi city of Basra has warned of a 
campaign of violence against women carried out by religious extremists. 
It has, Maj-Gen Abdul Jalil Khalaf said, included threats, intimidation and 
even murder. 

Some victims were dressed in indecent clothes by their killers or had notices 
attached to them, he said. 

Women interviewed by the BBC said they no longer dared venture on to Basra's 
streets without strict Islamic attire. 

There is a terrible repression against women in Basra, Maj-Gen Khalaf told 
the BBC. 

They kill women, leave a piece of paper on her or dress her in indecent 
clothes so as to justify their horrible crimes. 

Forty-two women were killed between July and September this year, although the 
number dropped slightly in October, he said. 

In one case, he added, a woman was killed in her home along with her 
six-year-old son, who was rumoured to have been conceived in an adulterous 
relationship. 

Maj-Gen Khalaf, sent to Basra this year by Iraqi Prime Minister Nouri Maliki to 
impose order in the city, said the police were often too scared to conduct 
proper investigations into the killings. 

The relatives are reluctant to report the crimes for fear of a scandal or 
because they despair of the police's ability to solve them, he added. 

'Shot in the legs' 

A female lawyer in Basra contacted by the BBC by phone from London, who asked 
not to be named for fear of reprisals, said attacks on women in the city were 
occurring every two or three days. 


 I was waiting at the bus stop when the motorbike headed straight at me, 
full speed 
  Um Zeinab 
  Working mother from Basra 
 

She told the BBC about a university student who had been shot in the legs for 
not wearing an Islamic headscarf, or hijab. 

The lawyer also said that graffiti was painted on walls warning women to cover 
their heads or be punished. 

She said she had been told by a group of men that she should be at home and get 
married instead of working. 

They said to me: 'If anyone's willing to offer a good price for you, we 
wouldn't think twice about selling you', she said. 

When they see a woman going out to work and being successful, I'm sorry, but 
they feel inferior to her. 

'Killed before their kids' 

A mother-of-six and government employee in Basra, who wished to be identified 
only as Um Zeinab, told the BBC she had almost been run down by a motorcyclist 
one day while waiting for her bus to work. 


 We warn against immodest dress. Violators will be punished. God is witness 
that we have conveyed the message 
  Message written on a Basra wall  

I was wearing a shirt with a skirt and some make-up, as I usually do, she 
said. 

I was waiting at the bus stop when the motorbike headed straight at me, full 
speed. 

Luckily, the motorcyclist skidded and fell before reaching her. 

She said she had heard of other women attacked but who had not been as lucky. 

Two women were killed in al-Makal district two days ago. People said they had 
received warnings before and then gunmen came to their homes and killed them, 
one in front of their kids. 

Warring factions 

Given the continuing power struggle in Basra between rival Shia militias, it 
was perhaps understandable that Gen Khalaf would not be drawn into naming 
names. 

He blamed dangerous criminals trying to undermine stability in the city. 

He also said that repression against women had been going on while British 
forces were still in the city, prior to their withdrawal to Basra airport in 
September. 

Others were more direct in pointing the finger of blame at the rival Shia 
militias, known to have infiltrated the police and vying for control of Basra. 

Um Zeinab called them dark, fundamentalist extremists. 

A spokesman for one of the largest Shia groups, the Sadrists of the radical 
cleric Moqtada Sadr, told the BBC that its members did not attack women or try 
to enforce Islamic law on women by violence. 

But he did not rule out that others were doing so. 



Are you in Iraq? Have you been affected by this story? Send us your experiences 
using the form below. 


Name: 
Email address: 
Town and Country: 
Phone number (optional): 
Comments: 
Story from BBC NEWS:
http://news.bbc.co.uk/go/pr/fr/-/2/hi/middle_east/7095209.stm

Published: 2007/11/15 03:04:06 GMT

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Moroccan Chicken with Lemon and Olives

2007-11-15 Terurut Topik Sunny
Discovering Moroccan chicken, flavored with lemons and olives

By STEPHEN FRANKLIN
CHICAGO TRIBUNE


(Original publication: November 14, 2007)


Bill Hogan/Chicago TribuneThe Moroccan chicken is a moist and fragrant dish, 
adorned with olives, lemon, raisins and olive oil.

Moroccan Chicken with Lemon and Olives

Moroccan cooking is known the world over for its subtle flavors and sensuous 
spices. This moist and fragrant roasted chicken is adorned with garlic, lemons, 
olives and raisins and basted in rich Middle Eastern olive oil. For maximum 
flavor use large black/violet colored olives and preserved lemons. Fresh lemons 
can also be substituted. 


1 4-pound chicken, preferably free-range or kosher, cut into 10 small serving 
pieces 


1/2 teaspoon fine sea salt 


3 cloves of garlic, minced 


1- 1/2 preserved lemons, rinsed well and sliced 


1 cup best quality black or violet olives 


3/4 cup plump raisins 


1/2 cup extra-virgin Middle Eastern olive oil 


1 teaspoon ground ginger 


Pinch of saffron 


Pinch of sugar 


Pinch of cayenne 


1 2-inch piece cinnamon stick 


1/4 cup water 


Juice of one lemon 


2 tablespoons each, minced cilantro and parsley, mixed together 


Remove all traces of excess fat from the chicken. Rinse thoroughly and pat dry 
with paper towels. Place in a shallow, non-reactive roasting pan and sprinkle 
evenly with salt and garlic. Cover chicken with sliced lemons. Arrange olives 
and raisins around and in between chicken pieces, and drizzle oil over all. Mix 
together the ground ginger, saffron, sugar and cayenne pepper and sprinkle 
evenly over chicken. Add cinnamon stick and water to the bottom of the roasting 
pan. Sprinkle with lemon juice. Bake at 350 degrees for 1- 1/4 to 1- 1/2 hours. 
Baste frequently with pan juices, sliding the lemons around as needed, until 
chicken is golden brown. Remove chicken, cover with foil and let rest for 20 
minutes. 


Skim fat off the pan juices. Add half of cilantro and parsley mixture to pan 
juices and return to oven for 15 minutes. Remove cinnamon stick. Place chicken 
onto a colorful serving dish. Season pan juices with additional salt and pepper 
if needed. Spoon olives, lemons and raisins over the chicken. Garnish with 
remaining chopped cilantro and parsley mixture. Serve with rice or pilaf.


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-15 Terurut Topik L.Meilany
Nimbrung-

Mungkin istri teman Pak Kinan itu orang Jawa tradisional;-)
Apapun juga ikut suami
'Suargo nunut, neraka katut'
Kalo suaminya dapat banyak pahala/surga istrinya ikut, kalo suaminya masuk 
neraka
istrinya juga ikut. Nilai pahala/dosa istri nggak diperhitungkan oleh Gusti 
Allah.
Begitulah konon rumusannya.

Salam
l.meilany 


  - Original Message - 
  From: Kinantaka 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, November 15, 2007 8:40 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun


  Mbak Mia,
  Ada teman yang japri ke saya begini:

  On 11/7/07, NW wrote:

   Waalaikum salam Wr. Wb.
  
   Kalo saya kebalikannya Pak Kinantaka, istri saya malah mengingatkan untuk
   sholat di mushollah, padahal kondisinya 2 anak saya lagi rewel dan yang bayi
   nangis-nangis.
  
   Yang ini biar umi yang tanganin, panggilan Allah harus dijawab. gitu
   katanya.
  
   Wasalam.

  Bagaimana, mbak?

  Kinantaka

  On 11/14/07, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Ya mba Chae, dalam ceritanya kupikir pak Kinan sudah menyiratkan itu,
   apa artinya 'pahala-dosa' buat kita jaman sekarang, apa artinya lika-
   liku hubungan kita dengan isteri tercinta yang lagi kerepotan.
  
   KEMANA kita mentransformasikan diri kita (i.e. mendapat pahala,
   hablumminallah) vs DARIMANA kita mentransformasikan diri kita
   (hubungan dengan isteri, hablumminan-nas). Walaupun nggak bisa di-
   clear-cut gitu juga sih, karena solat ke mesjid itu bisa juga jadi
   dalih dari kerepotan menghadapi rumah bocor isteri ngomel - mendingan
   ke musola donks..cari aman..
  
   Tapi jelas dari tutur ceritanya Pak Kinan mempertanyakan lagi apa
   arti konsep pahala-dosa itu buat kita sekarang, yang keliatannya kita
   lebih males mikir males berinisiatif, 'pahala oriented' - ketimbang
   menjalani proses ke arah itu - sehingga bukannya mengubah karakter
   dan kehidupan kita, tapi cuman dapet itung2annya doang, bahkan jadi
   ngleyer kemana-mana, atau kurang empatik terhadap kebutuhan pasangan
   sendiri.
  
   salam
   Mia
  
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com,
   Chae
   [EMAIL PROTECTED] wrote:
   
Gimana enggak jengah dong Jeng:) wong dulunya sistem pahala ini kan
buat masyarakat tingkat pedagang zaman kuda ngegel besi...apa masih
keukeuh wae mau dilestarikan terus menerus??? walah kapan bisa maju
atuh masyarakat beragama teh..pantesan kalah sama masyarakat yang
tidak beragama...
   
Banyak sekali orang yang jadi keblinger gara-gara masalah
pahala...niat mendapat pahala malah menzalimi orang lain.
   
* lagi bete nunggu avatar sesion 3 DOBS hiks..hiks..kapan kau
tayangg;P
   
   
   
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.com,
   Lina Dahlan linadahlan@
  
   
  

  [Non-text portions of this message have been removed]



   

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Laskar Pelangi: Bab 3: Inisiasi

2007-11-15 Terurut Topik L.Meilany
Mau dibikin filmnya juga oleh Miles.
Maap sebaris.

Salam
l.meilany

  - Original Message - 
  From: masarcon 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, November 13, 2007 1:20 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Laskar Pelangi: Bab 3: Inisiasi



  wah, mbak Lina penggemar laskar pelanginya andrea hirata yah. novel 
  ketiga andrea, edensor baru masuk finalis khatulistiwa literary 
  award lho ...

  salut deh buat mang andrea. :D

  http://papabonbon.wordpress.com/2007/08/16/andrea-hirata-edensor/

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan 
  [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   
   Tak usah melukiskan sekolah kami, karena sekolah kami adalah salah 
   satu dari ratusan atau mungkin ribuan sekolah miskin di seantero 
   negeri ini yang jika disenggol sedikit saja oleh kambing yang 
   senewen ingin kawin, bisa rubuh berantakan.
   
   Kami memiliki enam kelas kecil-kecil, pagi untuk SD Muhammadiyah 
  dan 
   sore untuk SMP Muhammadiyah. Maka kami, sepuluh siswa baru ini 
   bercokol selama sembilan tahun di sekolah yang sama dan kelas-
  kelas 
   yang sama, bahkan susunan kawan sebangku pun tak berubah selama 
   sembilan tahun SD dan SMP itu.
   
   Kami kekurangan guru dan sebagian besar siswa SD Muhammadiyah ke 
   sekolah memakai sandal. Kami bahkan tak punya seragam. Kami juga 
  tak 
   punya kotak P3K. Jika, kami sakit, sakit apapun: diare, bengkak, 
   batuk, flu, atau gatal-gatal maka guru kami akan memberikan sebuah 
   pil berwarna putih, berukuran besar bulat seperti kancing jas 
  hujan, 
   yang rasanya sangat pahit. Jika diminum kita bisa merasa kenyang. 
   Pada pil itu ada tulisan besar APC. Itulah pil APC yang legendaris 
   di kalangan rakyat pinggiran Belitong. Obat ajaib yang bisa 
   menyembuhkan segala rupa penyakit.
   
   Sekolah Muhammadiyah tak pernah dikunjungi pejabat, penjual 
   kaligrafi, pengawas sekolah, apalagi anggota dewan. Yang rutin 
   berkunjung hanyalah seorang pria yang berpakaian seperti ninja. Di 
   punggungnya tergantung sebuah tabung alumunium besar dengan selang 
   yang menjalar ke sana ke mari. Ia seperti akan berangkat ke bulan. 
   Pria ini adalah utusan dari Dinas Kesehatan yang menyemprot sarang 
   nyamuk dengan DDT. Ketika asap putih tebal mengepul seperti 
   kebakaran hebat, kamipun bersorak sorak kegirangan.
   
   Sekolah kami tidak dijaga karena tidak ada benda berharga yang 
  layak 
   dicuri. Satu-satunya benda yang menandakan bangunan itu sekolah 
   adalah sebatang tiang bendera dari bambu kuning dan sebuah papan 
   tulis hijau yang tergantung miring di dekat bekas tungku. Di papan 
   tulis itu terpampang gambar matahari dengan garis-garis sinar 
   berwarna putih. DI tengahnya tertulis : SD MD, Sekolah Dasar 
   Muhammadiyah.
   
   Lalu persis di bawah (gambar) matahari tadi tertera huruf-huruf 
  arab 
   gundul yang nanti setelah kelas dua, setelah aku pandai membaca 
   huruf arab, aku tahu bahwa tulisan itu berbunyi amar makruf nahi 
   mungkar artinya menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari 
  yang 
   mungkar. Itulah pedoman utama warga Muhammadiyah. Kata-kata itu 
   melekat dalam kalbu kami sampai dewasa nanti. Kata-kata yang 
  begitu 
   kami kenal seperti kami mengenal bau alami ibu-ibu kami.
   
   Jika dilihat dari jauh sekolah kami akan tumpah karena tiang-tiang 
   kayu yang tua sudah tak tegak menahan atap sirap yang berat. Maka 
   sekolah kami sangat mirip gudang kopra. Konstruksi bangunan yang 
   menyalahi prinsip-arsitektur ini menyebabkan tak ada daun pintu 
  dan 
   jendela yang bisa dikunci karensa sudah tidak simetris dengan 
  rangka 
   kusennya. Tapi buat apa pula dikunci?
   
   Di dalam kelas kami tidak terdapat tempelan poster operasi kali-
   kalian seperti umumnya terdapat di kelas-kelas SD. Kami juga tidak 
   memiliki kalender dan tak ada gambar presiden dan wakilnya, atau 
   gambar seekor burung aneh berekor delapan helai yang selalu 
  menoleh 
   ke kanan itu. Satu-satunya tempelan di sana adalah sebuah poster, 
   persis dibelakang meja Bu Mus untuk menutupi lubang besar di 
  dinding 
   papan. Poster itu memperlihatkan gambar seorang pria berjanggut 
   lebat, memakai jubah, dan ia memegang sebuah gitar penuh gaya. 
   Matanya sayu tapi meradang, seperti telah mengalami cobaan hidup 
   yang mahadasyat.Dibagian bawah poster itu terdapat baris kalimat 
   yang tak kupahami. Tapi nanti setelah naik ke kelas dua dan sudah 
   pintar membaca, aku mengerti bunyi kedua kalimat itu adalah : 
  RHOMA 
   IRAMA, HUJAN DUIT!
   
   Maka pada intinya tak ada yang baru dalam pembicaraan tentang 
   sekolah yang atapnya bocor, berdinding papan, berlantai tanah, 
  atau 
   yang kalau malam dipakai untuk menyimpan ternak, semua telah 
  dialami 
   oleh sekolah kami. Lebih menarik membicarakan tentang orang-orang 
   seperti apa yang rela menghabiskan hidupnya bertahan di sekolah 
   macam ini. Orang-orang itu tentu saja kepala sekolah kami Pak K.A. 
   Harfan Effendy 

[wanita-muslimah] Disiksa Majikan di Malaysia, TKW Hilang Ingatan

2007-11-15 Terurut Topik Sunny

GALAMEDIA
16/11/2007 Disiksa Majikan di Malaysia, TKW Hilang Ingatan
 

CIAMIS, (GM).-
Nasib tragis kembali menimpa para tenaga kerja wanita (TKW) Indonesia. Hani 
Hanifah (23), TKW asal Kp. Karangmalang RT 32/RW 10 Desa Pulo Erang, Kec. 
Lakbok, Kab. Ciamis pulang dengan tangan hampa, ingatannya hilang, tulang 
punggungnya patah, dan tubuhnya lumpuh. Ia diduga menderita fisik setelah 
disiksa majikannya di Malaysia.

Sedangkan dua TKW asal Kab. Indramayu, Siti Aminah alias Aam (27), warga Desa 
Karangasem RT 01/RW 02 Kec. Terisi dan Wastiah (27), penduduk Blok Pedati I, 
Desa Jatimulya, Kec. Terisi disekap di dalam bunker di Yordania.

Berdasarkan keterangan yang dihimpun GM, Kamis (15/ 11), Hani yang bekerja 18 
bulan di Malaysia pulang diantar Arif, seorang pegawai perusahaan jasa yang 
memberangkatkannya ke Malaysia, Sabtu (10/11) sekira pukul 19.30. 

Arif hanya menjelaskan kepada keluarga Hani bahwa Hani terjatuh saat dalam 
perjalanan kembali ke Indonesia. Ikhwal ingatannya, kata Arif, terganggu karena 
barang-barang hasil kerjanya di Malaysia hilang semua.

Karena curiga pada keterangan Arif dan khawatir akan keadaannya, Senin (12/11), 
Hani dibawa keluarganya ke RS Mitra Idaman, Jln. Gudang No. 57 Banjar.

Pihak keluarga merasa curiga, Hani pulang dalam keadaan sakit bukan akibat 
kecelakaan, melainkan diduga karena disiksa majikannya. Kecurigaan itu muncul 
karena setiap tidur, Hani selalu mengigau ingin kabur dari rumah majikannya 
lantaran tidak kuat mendapat siksaan.

Kecurigaan pihak keluarga bertambah setelah dokter H. Djadja K., Sp.Rad. dari 
RS Mitra Idaman menyatakan, tulang punggung Hani patah bukan akibat terjatuh 
karena bila ia jatuh pasti ada bagian badan lainnya yang luka. Setidaknya 
bagian kepala akan terbentur, sedangkan di kepala maupun badan Hani tidak 
terdapat luka.

Itulah sebabnya kecurigaan kami kian bertambah, ujar Ikin (62), mertua Hani 
yang tinggal bersamanya.

Ketika GM berkunjung ke rumahnya, Kamis (15/11), Hani tampak sedang telentang 
lemas di ruang tengah rumah semipermanen, ditunggui Ikin dan Rohmah (57), 
mertuanya, Eman (50) kepala dusun, dan Ati (33) kakak iparnya.

Menurut mereka, Minggu (4/11) sekira pukul 09.00 WIB Hani menelepon suaminya 
dari Malaysia, Salman (36), yang sedang bekerja di Brunai. Hani mengatakan akan 
pulang ke Indonesia pukul 11.OO waktu setempat pada hari itu juga. Rencana 
kepulangan itu oleh Salman disampaikan lagi ke pihak keluarganya di Kp. 
Karangmalang Lakbok melalui telepon.

Selasa (6/11), keluarganya mendapatkan telepon dari Pabean Riau yang 
menyatakan, Hani terdampar di Riau dan meminta pihak keluarga agar 
menjemputnya. Lalu pihak keluarga meminta perusahaan yang memberangkatkan Hani 
untuk menjemputnya.

Sabtu (10/11) Hani datang tanpa membawa uang sepeser pun dalam keadaan hilang 
ingatan serta lumpuh tidak bisa duduk karena tulang punggungnya patah, 
kedatangannya pun hanya diantar seorang pegawai biro perjalanan dari Jakarta 
yang bernama Arif. 

Kapolres Ciamis, AKBP Drs. Aries Syarief Hidayat didampingi Kabag Bina Mitra, 
Kompol Sugeng Edi Haryanto dan Kasat Reskrim, AKP Agus Gustiaman, S.H. ketika 
dimintai pendapatnya menyatakan, agar keluarga segera melapor ke polisi 
setempat atau ke polisi di wilayah tempat perusahaan berada.

Disekap

Sementara itu, dua TKW asal Kab. Indramayu disekap di dalam bunker oleh 
sindikat penyelundup buruh migran di Yordania. Bersama TKW lainnya, keduanya 
diduga akan diselundupkan ke negara-negara konflik bersenjata di Timur Tengah. 
Kini, pihak keluarga berharap pemerintah membantu pemulangan kedua TKW malang 
itu ke Tanah Air.

Menurut Karmi (50), ibu kandung Aam kepada GM, Kamis (15/11), berita itu 
terkuak setelah anaknya mengabarkan via telepon bahwa mereka disekap sindikat 
berkedok agency di Yordania. 

Aam mengatakan, ia berada dalam ruang bawah tanah (bunker) bersama puluhan TKW 
lain asal berbagai daerah di Indonesia, kata Karmi.

Keterangan Karmi dikuatkan oleh pengakuan Vera (22), adik kandung Aam yang 
lolos dari sindikat penyelundup buruh migran di Yordania. Vera mengaku pernah 
bertemu dengan kakaknya di sebuah rumah di Kota Amman, Yordania. Namun nasib 
Aam, kata Vera, sangat mengenaskan. Setiap hari Aam dan Wastiah serta puluhan 
TKW lainnya selalu disiksa karena mereka menolak dipekerjakan sebagai pembantu 
rumah tangga (PRT) karena masa kontraknya telah habis dan tidak digaji. 
(B.88/udi)**



[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Ulama dan Relativisme Kaum Liberal

2007-11-15 Terurut Topik Sunny
http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail_cid=312849

Jumat, 16 Nov 2007,



Ulama dan Relativisme Kaum Liberal 


Oleh M. Anwar Djaelani 

JIMAT yang kerap dijadikan amunisi kaum liberal, antara lain, pluralisme, 
liberalisme, persamaan tanpa batas, antiotoritas, dan relativisme. Maka, 
menyusul maraknya diskusi di seputar aliran sesat, terlihat bahwa dua jimat 
yang disebut terakhir itu paling sering dipakai kaum liberal saat membela 
kelompok, seperti Al-Qiyadah Al-Islamiyah. 

Lihat, misalnya, dua tulisan di Jawa Pos. Pada 14/11/07 Mohamad Guntur Romli 
menulis Sesatnya Kriteria Sesat. Pada dasarnya, dia menyatakan bahwa kriteria 
penyesatan versi Majelis Ulama Indonesia (MUI) harus ditolak karena semua orang 
atau kelompok memiliki derajat yang sama ketika berusaha memahami wahyu. Itu 
pun -kata dia-, hakikat kebenarannya baru sampai pada tahap kebenaran 
manusiawi dan bukan kebenaran Ilahi. Untuk itu, dia bersandar pada hadis 
bahwa perbedaan (pendapat) umatku adalah rahmat.

Bisakah hadis itu dijadikan sandaran hujjah? Prof KH Ali Mustafa Yaqub MA lewat 
buku berjudul Hadits-Hadits Bermasalah menilai bahwa hadis tersebut tak bisa 
dipertanggungjawabkan secara ilmiah sehingga tidak dapat dijadikan dalil sama 
sekali. Siapa Ali Mustafa Yaqub? Sekarang dia adalah salah seorang di antara 
sedikit ahli hadis di Indonesia. Dulu, awal 1970-an, dia mahasiswa Universitas 
Hasyim Asy'ari, Tebuireng. Dia santri Gus Dur, saat di Jombang. 

Sebagai tambahan, jika ada yang menilai bahwa kasus Al-Qiyadah Al-Islamiyah tak 
lebih dari sekadar perbedaan pendapat, itu mengherankan sekali karena kesalahan 
kelompok tersebut telah begitu terang. Dari segi nama kelompok, mereka dapat 
dipastikan tetap beragama Islam. Tetapi, lihatlah syahadatnya, asyhadu alla 
ilaha illa-Alla wa asyhadu anna Masih al-Mau'ud Rasul-Allah. Mereka juga 
menyatakan salat dan puasa tak wajib dikerjakan. Pertanyaannya, benarkah ajaran 
itu sekadar perbedaan pendapat? Itukah contoh kebenaran manusiawi yang harus 
kita hormati?

Lalu lewat tulisan di Jawa pos (9/11/07) berjudul Relativitas Kesesatan Aliran 
Sesat, Pradana Boy ZTF (dosen Fakultas Ilmu Agama Universitas Muhammadiyah 
Malang) juga membela aliran sesat dengan merelatifkan fatwa MUI. 

Dia menggugat -untuk tak menyebut menghujat- ulama dengan menyatakan bahwa 
fatwa itu memiliki potensi pemaksaan kebenaran yang sangat tinggi. Hal itu 
dikaitkannya dengan pendapat MUI bahwa salah satu kriteria aliran sesat adalah 
menafsirkan Alquran di luar ketentuan kaidah-kaidah tafsir yang berlaku. 

Boy mendasarkan pemikirannya atas paham relativisme (tafsir), salah satu 
jimat kaum liberal. Tampak, dia berusaha untuk menghilangkan otoritas ulama 
dalam penafsiran Alquran. Perhatikanlah pernyataan dia: Jika MUI merujuk 
kepada seperangkat kaidah yang dihasilkan oleh ulama tertentu, MUI telah 
melakukan kesewenang-wenangan. Seolah-olah MUI memiliki hak paling mutlak untuk 
menentukan metode ini benar dan metode
ini salah. 

Boy menyergah, kaidah tafsir menurut siapa? Boy menyoal, model pendekatan versi 
siapa? Bukankah, lanjut dia, ahli tafsir itu banyak, juga menyebut sejumlah 
mufasir liberal seperti Nasr Hamid Abu Zayd, Arkoun, Hassan Hanafi, dan 
sejumlah nama lain yang sejenis dengan itu. Bahkan, yang luar biasa, tanpa 
ragu dia mengajak kita agar membandingkan dengan tafsir dari kalangan nonmuslim 
seperti Anthony John, John Wansbrough, atau Andrew Rippin.

Siapa Nasr Hamid Abu Zayd? Atas sejumlah pendapat kontroversialnya, Nasr Hamid 
Abu Zayd dinilai ulama Mesir telah keluar dari Islam. Ulama Mesir pun 
menetapkan dia harus diseret ke pengadilan dan diharuskan bercerai dengan 
istrinya. Dia kemudian melarikan diri ke Belanda. 

Siapa John Wansbrough? Muhammad Nasrin bin M. Nasir menulis tesis yang berjudul 
A Critique of John Wansbrough's Methodology and Conclusion dan telah 
dipertahankannya di Islamic College for Advanced Studies, London, pada 2002. 
John Wansbrough adalah tokoh utama yang mempunyai gagasan untuk melemahkan 
Alquran. Pemikiran dia berakar pada ungkapan bahwa sebagai sebuah teks, Alquran 
harus dikaji dengan analisis sastra karena kelahirannya berada pada masa 
kejayaan kesusasteraan. Salah satu implikasinya adalah klaim bahwa Alquran 
telah mengalami evolusi sejalan dengan waktu sehingga Alquran yang dipahami 
muslim sekarang ini bukan kitab yang telah diwahyukan kepada Nabi Muhammad 
lebih dari 1.400 tahun lalu.

Tentu saja, pemahaman John Wansbrough tersebut sangat menyimpang dari sisi 
pemahaman normatif kaum muslimin. 

Lantas, siapa Andrew Rippin? Dia adalah salah seorang murid John Wansbrough. 
Rippin melakukan kajian tafsir teks dengan skeptisme Wansbrough.

Otoritas Itu

Telah kita rasakan, kecuali berusaha melemahkan Alquran, kaum liberal 
mengerdilkan otoritas ulama. Padahal, siapa pun tahu, di lapangan hidup apa 
saja, mesti ada otoritas dalam menilai sesuatu. Di bidang kesehatan, hanya 
dokterlah yang punya otoritas untuk menilai seseorang itu sakit atau 

[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-15 Terurut Topik Chae
mungkin tafisr kita terhadap pahala itu harus di revisi/diperbaiki
agar bisa menjadi petunjuk yang benar...ada ide;))

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Betul mba, hitung menghitung pahala kayak gitu malah jadi menjauhkan 
 kita dari yang kita tuju. Solat iya...tapi korupsi jalan terus, soale 
 ada buku debit kredit pahala-dosa, yang di akhir bulan nanti bisa 
 direkonsiliasi atau dikonsolidasi.
 
 Nggak bisa kita mengubah karakter kalo tembok mental credit debit itu 
 belum runtuh - ini yang namanya mental sekular yang dsalahkaprahi.
 
 Tapi jangan salah mba. Orang Indonesia harus berhitung (efisien) 
 dalam soal kekayaan alam, rencana hidup/kerja, yang seperti itulah.  
 Kalo nggak berhitung cermat terus2an kekayaan alam dan HR kita 
 disedot keluar tanpa langsung bermanfaat untuk kita sendiri.  Duh, 
 dari dulu sampe sekarang kita hobi jual aset negara nih, plus utang.  
 Saya mengagumi Pak Amin Rais yang kritis dalam hal ini...lo kok jadi 
 nyasar ke AR, soale dia emang yang paling jujur dalam hal ini.
 
 Selain Arab, ada juga yang jago hitung berhitung...orang India 
 termasuk tetangga2nya...hehehe..
 
 Kita juga masyarakat berhitung mba...wong semua orang berhitung, tapi 
 apa yang dihitung itu bisa beda2.  Dan kita juga komunal kok, semua 
 orang juga komunal, tapi yang jadi basis komunal itu beda2.
 
 Orang Indonesia relatif kurang berhitung (i.e kurang efisien) kalo 
 itu masalah natural resources, untung rugi duit/usaha, fisik lahiriah 
 yang semacam itulah...wong alamnya ramah, mild, nggak ekstrim seperti 
 di Arab dan India sono - kecuali kalo lagi gempa dan gunung api 
 batuk, ini ngagetin.
 
 Tapi orang Indo berhitung banget soal moral, nama baik, masalah 
 psikologis-spiritual gitu lah. Makanya kalo salah kaprah, jadi 
 mengejar 'kesalehan pribadi' menurut istilah mba Chae.
 
 Orang Arab cenderung berhitung banget dengan resources ato sumber 
 pendapatan karena alamnya keras.  India alamnya ekstrim tapi jelas 
 lebih kaya dibandingkan Arab. Di India agama nggak ada nilainya, 
 kecuali itu relevan dengan kehidupannya sehari2 (apa ini namanya 
 agama yang membumi? dalam kehidupan spiritual konon katanya India itu 
 di garda terdepan).
 
 Umpamanya tuh, orang Indonesia ngarepin sorga nantiii...karena udah 
 di sorga di dunia, orang India Arab ngarepin sorganya 
 sekarangsoale mesti kerja keras untuk menaklukkan alam. 
 
 Tapi orang Indonesia yang selalu siap berbagi, plural, nggak 
 berhitung dengan kekayaan fisik, tapi berhitung dengan non fisik - 
 terus2an salah kaprah, dibodohin, atau membodohi diri sendiri.  
 Sekarang, kalo nggak hati2 aset negara kita bisa dijual terus (udah 
 dijual sebagian sama kelompok Megawati dkk), termasuk HR kita yang 
 unskilled, sementara kita hitung2an terus dengan pahala-dosa dan para 
 nabi palsu.
 
 salam
 Mia
 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  Mungkin ya Mba Mia, sebenarnya sistem hitung berhitung..tabung
  menabung pahala ini ndak cocok dengan kondisi dan keadaan budaya 
 asli
  dari masyarakat kita.
  
  Masyarakat arab kan kental banget dengan bentuk masyarakat 
 komunalnya
  dimana hampir tidak ada hak kepemilikan dan kepentingan secara
  individu. Nah dimana-mana yang namanya bersifat ekstrim itu kan
  tidak baik..makanya muncul sistem hitung berhitung pahala dan tabung
  menabung pahala secara per indvidu untuk menciptakan suasana balance
  terhadap situasi dan kondisi yang ada.
  
  Sedangkan masyarakat kita ini pada dasarnya sudah bersifat
  seimbang...dengan sistem itung berhitung pahala malah jadi miring.
  
  Kalau saya pikir banyak sekali akbat yang tidak baik dari sistem
  hitung-menghitung  pahala ini bermunculan...seperti yang banyak kita
  ketahui begitu banyak di dalam masyarakat kita orang-orang yang 
 hanya
  mengejar keshalehan pribadiyang berujung hanya berangan-angan 
 semata.
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:
  
   Ya mba Chae, dalam ceritanya kupikir pak Kinan sudah menyiratkan 
 itu, 
   apa artinya 'pahala-dosa' buat kita jaman sekarang, apa artinya 
 lika-
   liku hubungan kita dengan isteri tercinta yang lagi kerepotan.
   
   KEMANA kita mentransformasikan diri kita (i.e. mendapat pahala, 
   hablumminallah) vs DARIMANA kita mentransformasikan diri kita 
   (hubungan dengan isteri, hablumminan-nas). Walaupun nggak bisa di-
   clear-cut gitu juga sih, karena solat ke mesjid itu bisa juga 
 jadi 
   dalih dari kerepotan menghadapi rumah bocor isteri ngomel - 
 mendingan 
   ke musola donks..cari aman..
   
   Tapi jelas dari tutur ceritanya Pak Kinan mempertanyakan lagi apa 
   arti konsep pahala-dosa itu buat kita sekarang, yang keliatannya 
 kita 
   lebih males mikir males berinisiatif, 'pahala oriented' -  
 ketimbang 
   menjalani proses ke arah itu - sehingga bukannya mengubah 
 karakter 
   dan kehidupan kita, tapi cuman dapet itung2annya doang, bahkan 
 jadi 
   ngleyer kemana-mana, atau kurang 

[wanita-muslimah] playing god-Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-15 Terurut Topik Chae
seperti biasa Mba Mia bisa menjelaskannya jauh lebih baik sehingga
saya pun tercerahkan:) jadi yang di larang itu dan bersifat dzalim
adalah perbuatan berbohongnya???;) setuju dech..

Mba Lina, kalau di lihat lagi sejarah dulu... kebanyakan jalan karir
menjadi Nabi itu memang enggak mulus...ada yang dibakar, di usir,
disalib, dibilang orang gila, dibilang tukang sihir...

Kan ada pepatah kalau telor walau keluar dari pantat ayam diambil biar
dari pantat kyai/ulama/profesor kalau memang kentut yaaa lari..

Nah soal Nabi..memang apa definisi Nabi itu


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ok, let's drop 'playing god', bisa jadi tambah salah paham.
 
 mari bicara tentang orang yang mengaku nabi.
 
 Dalam ayat yang mba Lina kutip, mba Lina melewatkan 
 kalimat ..padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.. 
 Yang artinya Tuhan mencela orang yang suka berbohong, nggak dapet 
 wahyu malah bilang dapet wahyu. 
 
 Lalu, bagaimana kita membuktikan seorang MGA beneran dapet wahyu apa 
 nggak dari Tuhan? Apa perlu dibuktikan?
 
 (Banyak orang nggak percaya si anu-ani itu nabi...soale hari gini 
 gitu looh...Tapi jaman sekarang banyak yang percaya model 'nabi' 
 Einstein, Newton, Bill Gates...tanpa mereka ngaku nabi..please dong 
 ah..)
 
 salam
 Mia
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan 
 linadahlan@ wrote:
 
  Saya bicara tidak dalam konteks playing god or siapa menghukum 
 siapa 
  tapi menjawab pertanyaan mbak Chae,emang ada pasalnya di Qur'an 
  kita tidak boleh ngaku Nabi??;)) 
  
  toh pertanyaan mbak Chae juga bukan soal playing god, tapi BOLEH 
 GAK 
  nya KITA NGAKU NABI or playing prophet...:-)
  
  tapi kalo dipikir-pikir, yang playing god itu sapa ya? Apa orang2 
  spt MGA ini playing god juga?? Coba bayangkan aja dalam Tukhfah 
  Bagdad, hal. 25 MGA menulis bhw Tuhan mengatakan ttg diri MGA,ya 
  Ahmad, nama-Mu bisa sempurna, tapi nama-Ku tidak bisa sempurna [ya 
  Ahmad yutimmu ismuka, wa la yutimmu ismii]. Gubrak!
  
  wassalam,
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:
  
   Duh, mba Lina..ada potongan ayat yang lepas dibaca: ..padahal 
  tidak 
   ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.. Artinya, Tuhan menghukum 
  nabi 
   palsu yang ngaku2 nabi padahal nggak diturunin wahyu, ngakunya 
  dapet 
   wahyu. Itu namanya berbohong.
   
   emang nggak disebut di situ bahwa kita mesti menghukum/melarang 
  orang 
   yang ngaku nabi, hanya dikatakan Tuhan menghukum pembohong yang 
  ngaku 
   nabi, padahal nggak pernah dapet wahyukecuali kalo kita mau 
   playing God...:-)
   
   salam
   Mia
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan 
   linadahlan@ wrote:
   
Baca lagi pertanyaan sampeyan. emang ada pasalnya di Qur'an 
  kita 
tidak boleh ngaku Nabi??;)) 

jawab Allah:  lebih zalim. [ato bahasa saya neh (yg lebih 
lunak) ada gak sih orang yang lebih dableg daripada org yg 
mengatakan...]

Lalu manusia mo bilang emangnya ada pasal di Qur'an kita boleh 
berlaku zalim??

he..he..kayak Yahudi ngeyel di kisah Sapi Betina.

wassalam,

-- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
chairunisa_mahadewi@ wrote:

 Jelas sekali di ayat ini bahwa kita ini ndak ikut campur 
  urusan 
Gusti
 Allah sama Makluk-Nya wong nanti yang balas juga Gusti
 Allah...kok...sepertinya kita2 kadang suka over acting:)
 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan 
   linadahlan@
 wrote:
 
  QS6:93
  Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang 
  mengadakan 
  kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:Telah 
 diwahyukan 
kepada 
  saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, 
  dan 
orang 
  yang berkata:Saya akan menurunkan seperti apa yang 
  diturunkan 
  Allah. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu 
orang-
  orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul 
  maut, 
sedang 
  para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil 
  berkata) :Keluarkanlah nyawamu. Di hari ini kamu dibalas 
dengan 
  siksaan yang menghinakan, karena kamu selalu mengatakan 
   terhadap 
  Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu 
  menyombongkan diri ayat-ayat-Nya. 
   
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
  chairunisa_mahadewi@ wrote:
  
   
   ** emang ada pasalnya di Qur'an kita tidak boleh ngaku 
Nabi??;))
  
 





[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-15 Terurut Topik Chae
Penjelasan Pak Chojim sangat baik, maksud saya juga demikian bahwa
indikator kesuksesan seorang Nabi pada misinya hanya berdasarkan 'cara
kematianya amat sangat tidak relevan kalau bagi saya:)

Karena masalah cara kematianya pun menimbulkan persepsi yang
berbeda-beda..contohnya kematian nabi Isa as dan sudah seharusnya kita
saling menghormati dan berempati terhadap apa yang diyakini setiap
orang/umat.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Wa alaykumus salam wr. wb.,
 
 Salam hormat, Mas Suryawan. Dalam hal ini saya tidak menggunakan
standar kata nabi (yang bahasa Arab) itu. Yang saya gunakan ialah
sifat meski sebutannya bisa nabi, awatara (avatar), utusan, atau
rasul. Itu tidak menjadi masalah bagi saya. Guru Nanak secara faktual
telah membangun agama baru Sikh dengan kitab suci, tata cara
peribadatan, dan simbol-simbolnya sendiri.
 
 Meskipun Mirza Ali Muhammad dihukum mati, tapi pengembangan agama
Bahai itu dilanjutkan oleh Muhammad Husein Nuri, dan berkembanglah
agama Bahai sampai dewasa ini. Dari sinilah saya anggap bahwa dia
sukses. Banyak nabi yang tidak mati dibunuh oleh kaumnya, tapi hanya
tinggal namanya dan tidak ada pengikutnya yang tersisa di hari ini,
seperti Ilyas, Yunus, dan lain-lain.
 
 Matur kasuwun, atas koreksi tahun kelahiran Hazrat Mirza Ghulam Ahmad.
 
 Wasalam,
 chodjim
 
 
   - Original Message - 
   From: ma_suryawan 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Tuesday, November 13, 2007 3:53 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak
bersyarat
 
 
   Assalamu'alaikum,
 
   Pak Chodjim,
 
   Memang benar, barangsiapa yang mengaku mendapat wahyu dari Allah, 
   hanya Allah saja yang mengetahui apakah klaim itu dusta atau benar, 
   sehingga hanya Allah saja yang berhak memberi hukuman atau menyatakan 
   sebagai zalim.
 
   Mengenai ukuran sukses tidaknya nabi, saya percaya salah satu 
   kriterianya adalah bahwa nabi yang sukses adalah nabi yang tidak di 
   bunuh oleh kaumnya sendiri.
 
   Mengenai Guru Baba Nanak, rasanya beliau tidak pernah mendakwakan 
   dirinya sebagai nabi. Oleh sebab itu beliau bukan nabi, dan para 
   pengikutnya (kaum Sikh) juga tidak menganggapnya sebagai nabi. 
   Menurut Ahmadiya, beliau adalah beragama Islam dan seorang wali Allah.
 
   Mengenai Mirza Ali Muhammad (Bahai), ia dihukum mati di muka umum di 
   Persia pada tahun 1850 dalam usia 31 tahun. Artinya, ia tidak sukses.
 
   Mengenai Mirza Ghulam Ahmad, ada koreksi sedikit, beliau lahir tahun 
   1835, bukan tahun 1839.
 
   Salam,
   MAS
 
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim 
   chodjim@ wrote:
   
Ayat yang Mbak Lina cuplik itu adalah ayat tentang spiritualitas. 
   Jadi, seseorang itu bohong atau tidak terhadap Allah, hanyalah Allah 
   dan malaikat utusan-Nya yang mengetahui.

Lantaran hanya Allah yang mengetahui, maka Dia semata yang berhak 
   menghukum atau menyatakan kezaliman terhadap pelakunya. Ratusan ribu 
   nabi dan rasul telah diutus. Kebanyakan nabi tidaklah sukses dalam 
   dakwahnya, dan bahkan dibunuh oleh kaumnya. Maka, tidaklah heran bila 
   kehadiran nabi yang diketahui orang dan sukses hanya puluhan saja. Di 
   antara yang mengaku nabi dan sukses pasca Nabi Muhammad ialah Guru 
   Nanak (1469-1539,Agama Sikh), Mirza Ali Muhammad (Baha'i, didirikan 
   pada 1844), dan MGA (1839 - 1908, Ahmadiyah).

Wasalam,
chodjim


- Original Message - 
From: Lina Dahlan 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Wednesday, November 07, 2007 4:05 PM
Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak 
   bersyarat


QS6:93
Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang mengadakan 
kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:Telah diwahyukan 
   kepada 
saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan 
   orang 
yang berkata:Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan 
Allah. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-
orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, 
   sedang 
para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil 
berkata) :Keluarkanlah nyawamu. Di hari ini kamu dibalas dengan 
siksaan yang menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap 
Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu 
menyombongkan diri ayat-ayat-Nya. 


Recent Activity
a.. 17New Members
Visit Your Group 
Sitebuilder
Build a web site

quickly  easily

with Sitebuilder.

Yahoo! 360°
Start Sharing

Your place online

Blog  photos

Y! Messenger
Instant hello

Chat in real-time

with your friends.
. 


[Non-text portions of this message have been removed]
   
 
 
 

 
 [Non-text portions of this message have been removed]





[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-15 Terurut Topik Chae
Saya sich enggak anti dengan persoalan pahala tapi kadang ngenes
juga kalau seseorang yang di kena dokrin soal itung-itungan pahala
yang pada akhirnya malah menzalimi dirinya sendiri.

Banyak pihak yang memanipulasi masalah pahala ini, yang pada akhirnya
pahala tidak lebih sekedar shabu-shabu bagi sebagian besar orang
yang menginginkan kehidupan di alam mimpi.

kasus shabu2 pahala ini banyak di temukan dalam masalah poligami,
jihad, sorga, warisan dan banyak lagi...



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Lha itu udah dijawab! ...:-). Rumus umumnya begitu: Dahulukan yang 
 wajib drpd yang sunnah.
 
 Kecuali kalo sikonnya istri sampeyan ini bilang,ya udah mas, gak 
 apa-apa ditinggal aja kalo mas mau sholat jamaah di masjid. Saya 
 juga mau istirahat dulu. Mo minum teh manis hangat dulu! Nanti kalo 
 mas udah pulang ya diterusin lagi. Kan masih bisa ditunnggu kok!
 
 Insyaallah istri sampeyan dapet pahala sholat berjamaah nya juga 
 karena keikhlasannya,cuma gak tau berapa derajatnya he..he... 
 Mungkin juga bukan pahala istilahnya tapi 'hasanah' kata orang arab. 
 Kebaikan. Tapi tetep aja, ujung2nya kebaikan itu kan pahala.
 
 wassalam,
 Hayuu buat kebaikan sebanyak-banyaknya.
 
 
 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Kinantaka kinantaka@ 
 wrote:
 
  Membantu istri kan wajib, dan sholat berjama'ah di mesjid itu 
 Sunnah. Jadi
  gimana, kalau menurut rumus mbak Lina, berarti saya harus membantu 
 beres2 di
  rumah kan?
  
  Apakah ada yg pernah berpendapat bahwa membantu istri itu hukumnya 
 Sunnah?
  
  Kinantaka
  
  
  
  On 11/7/07, Lina Dahlan linadahlan@ wrote:
  
 Tanya pak Kinan karena dia yang ngalami. Separah apa 
 kebocorannya ?
   Apa diperlukan perbaikan/perhatian sesegera mungkin ? Kalo emang
   urgent banget ini menjadi lebih wajib ketimbang shola wajib DI
   MASJID karena mendahulukan memberikan bantuan kpd yang 
 membutuhkan
   urgent itu mendapatkan pahala 100 derajat...:-)) Kalo mo itung2an
   derajat pahala.
  
   Saya pernah tanya juga ama seorang ustadz mana yang lebih penting
   memberikan infaq sedekah atau membayar hutang? Kata si ustadz
   membayar hutang itu wajib, infaq sedekah itu sunnah. Jadi, 
 dahulukan
   yang wajib dari yang sunnah kecualididepan mata ada orang 
 yang
   membutuhkan infaq sedekah kita dan kalo tidak di kasih 
 pertolongan
   berupa uang utk makan ato berobat orang tsb akan mate'.
  
   Sebetulnya pertanyaan saya ke ustadz itu merujuk kepada fenomena
   seseorang (ato misalkan kita) yang rajin membagikan infaq sedekah
   tapi rajin pula meminjam uang kesana kemari untuk menutupi 
 keperluan
   hidupnya sehari-hari karena orang tsb (or kita) terlibat hutang 
 sana
   sini: termasuk hutang credit card ???
  
   wassalam,
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%
 40yahoogroups.com,
   Chae
   chairunisa_mahadewi@ wrote:
   
sekarang mana yang lebih wajib hukumnya...membantu istri di 
 rumah
   atau
sholat wajib di mesjid?
   
   
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%
 40yahoogroups.com,
   Lina Dahlan linadahlan@
wrote:

 Dahulukan yang wajib dari yang sunnah. Beres deh.
 wassalam,

 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%
 40yahoogroups.com,
   Tri Budi Lestyaningsih
 (Ning) ninghdw@ wrote:
 
 
  Pak Kinan,
  Menurut saya, kalau isteri lagi eM, ya pak Kinan sebaiknya
   sholat
 jamaah
  di Musholla dong.
 
  Tapi, memang harus lihat suasana juga. Kalau
   keadaannya parah,
 menurut
  saya sih bantuin dulu isteri beres-beres. Karena nanti pak
   Kinan,
  biarpun berjamaah, tapi jadi tidak khusyu' sholatnya,
   kepikiran
 rumah
  terus. Seperti yang mbak Mei ceritakan di email lain bahwa
 Rasulullah
  menyuruh untuk menambatkan unta kita terlebih dahulu 
 sebelum
 sholat,
  supaya sholatnya khusyu', tidak kepikiran untanya terus. 
 Jadi
   hal-
 hal
  yang bisa membuat hati kita tidak tenang, tidak fokus pada
   saat
 sholat,
  ya dibereskan dulu.
 
  Tapi kalau bisa ditinggal, ya tinggal aja dulu. Pak Kinan
   bilang ke
  isterinya untuk istirahat dulu beres-beresnya sejenak,
   sementara
 pak
  Kinan sholat jamaah di masjid, paling lama kan 15 menit-an
   aja.
 Setelah
  pulang, diterusin lagi.
 
  Kalau isterinya ngomel, ya dikasih senyum aja, Pak. Suami 
 saya
 juga suka
  senyum aja, kalau saya ngomel. Saya jadi malu hati kalau 
 udah
 begitu,
  ingat cerita Rasulullah saat minta ijin pada Aisyah saat 
 akan
 sholat
  malam (jadi tidak menemani Aisyah tidur), Aisyah menjawab 
 yang
 isinya
  kira-kira begini:Sebenarnya aku ingin dan senang engkau
   temani
 tidur.
  Tetapi engkau akan melakukan yang lebih disukai oleh Allah,
   maka
 aku
  ridho engkau tinggalkan. Waah... Isteri teladan kan kalau
   bisa
 seperti
  beliau R.A.
 
  

[wanita-muslimah] Re: Laskar Pelangi: Bab 3: Inisiasi

2007-11-15 Terurut Topik Lina Dahlan
* Saya tau buku ini gara2 nonton Kick Andy. BErebut gratisan di 
website kick-andy, gak dapet. Nungguin Masarcon ngirimin gak dikirim-
kirim. Ya akhirnya beli juga deh setelah harganya naik dari 40rb 
menjadi 60rb sekarang

** Filmnya, insyaallah aku mau nonton. Mo ngebandingin aja antara 
buku dan film. Biasanya sih kesannya pasti beda antara baca dan 
nonton film. Kalo nonton film gak ada gaya diskripsi ala Andrea yang 
buat saya senyum2, spt kambing yang snewen ingin kawin, bagaimana 
menggambarkan ampuhnya pil APC, buat apa pula dikunci?, 
membandingkan pak Harfan dengan Tom Hanks, dan masih banyak lagi.

***Abis baca novel tsb trus melotot di milis ini, tiba2 saja saya 
jadi membandingkan tokoh sesepuh pendiri Sekolah Muhammadiyah itu 
(termasuk pak Harfan) dengan tokoh MGA...he..he. Yang satu gak ada 
subsidi dari manapun, yang satu subsidi dari Ratu Inggris. Ya 
bedalah yau !

yup. Bravo Andrea! Mo ngelanjutin baca.

wassalam,
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Mau dibikin filmnya juga oleh Miles.
 Maap sebaris.
 
 Salam
 l.meilany
 
   - Original Message - 
   From: masarcon 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Tuesday, November 13, 2007 1:20 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Laskar Pelangi: Bab 3: Inisiasi
 
 
 
   wah, mbak Lina penggemar laskar pelanginya andrea hirata yah. 
novel 
   ketiga andrea, edensor baru masuk finalis khatulistiwa literary 
   award lho ...
 
   salut deh buat mang andrea. :D
 
   http://papabonbon.wordpress.com/2007/08/16/andrea-hirata-edensor/
 
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan 
   linadahlan@ wrote:
   

Tak usah melukiskan sekolah kami, karena sekolah kami adalah 
salah 
satu dari ratusan atau mungkin ribuan sekolah miskin di 
seantero 
negeri ini yang jika disenggol sedikit saja oleh kambing yang 
senewen ingin kawin, bisa rubuh berantakan.

Kami memiliki enam kelas kecil-kecil, pagi untuk SD 
Muhammadiyah 
   dan 
sore untuk SMP Muhammadiyah. Maka kami, sepuluh siswa baru ini 
bercokol selama sembilan tahun di sekolah yang sama dan kelas-
   kelas 
yang sama, bahkan susunan kawan sebangku pun tak berubah 
selama 
sembilan tahun SD dan SMP itu.

Kami kekurangan guru dan sebagian besar siswa SD Muhammadiyah 
ke 
sekolah memakai sandal. Kami bahkan tak punya seragam. Kami 
juga 
   tak 
punya kotak P3K. Jika, kami sakit, sakit apapun: diare, 
bengkak, 
batuk, flu, atau gatal-gatal maka guru kami akan memberikan 
sebuah 
pil berwarna putih, berukuran besar bulat seperti kancing jas 
   hujan, 
yang rasanya sangat pahit. Jika diminum kita bisa merasa 
kenyang. 
Pada pil itu ada tulisan besar APC. Itulah pil APC yang 
legendaris 
di kalangan rakyat pinggiran Belitong. Obat ajaib yang bisa 
menyembuhkan segala rupa penyakit.

Sekolah Muhammadiyah tak pernah dikunjungi pejabat, penjual 
kaligrafi, pengawas sekolah, apalagi anggota dewan. Yang rutin 
berkunjung hanyalah seorang pria yang berpakaian seperti 
ninja. Di 
punggungnya tergantung sebuah tabung alumunium besar dengan 
selang 
yang menjalar ke sana ke mari. Ia seperti akan berangkat ke 
bulan. 
Pria ini adalah utusan dari Dinas Kesehatan yang menyemprot 
sarang 
nyamuk dengan DDT. Ketika asap putih tebal mengepul seperti 
kebakaran hebat, kamipun bersorak sorak kegirangan.

Sekolah kami tidak dijaga karena tidak ada benda berharga yang 
   layak 
dicuri. Satu-satunya benda yang menandakan bangunan itu 
sekolah 
adalah sebatang tiang bendera dari bambu kuning dan sebuah 
papan 
tulis hijau yang tergantung miring di dekat bekas tungku. Di 
papan 
tulis itu terpampang gambar matahari dengan garis-garis sinar 
berwarna putih. DI tengahnya tertulis : SD MD, Sekolah Dasar 
Muhammadiyah.

Lalu persis di bawah (gambar) matahari tadi tertera huruf-
huruf 
   arab 
gundul yang nanti setelah kelas dua, setelah aku pandai 
membaca 
huruf arab, aku tahu bahwa tulisan itu berbunyi amar makruf 
nahi 
mungkar artinya menyuruh kepada yang makruf dan mencegah 
dari 
   yang 
mungkar. Itulah pedoman utama warga Muhammadiyah. Kata-kata 
itu 
melekat dalam kalbu kami sampai dewasa nanti. Kata-kata yang 
   begitu 
kami kenal seperti kami mengenal bau alami ibu-ibu kami.

Jika dilihat dari jauh sekolah kami akan tumpah karena tiang-
tiang 
kayu yang tua sudah tak tegak menahan atap sirap yang berat. 
Maka 
sekolah kami sangat mirip gudang kopra. Konstruksi bangunan 
yang 
menyalahi prinsip-arsitektur ini menyebabkan tak ada daun 
pintu 
   dan 
jendela yang bisa dikunci karensa sudah tidak simetris dengan 
   rangka 
kusennya. Tapi buat apa pula dikunci?

Di dalam kelas kami tidak terdapat tempelan poster operasi 
kali-
kalian seperti umumnya terdapat di kelas-kelas SD. Kami juga 
tidak 
memiliki kalender dan tak ada 

[wanita-muslimah] Re: Kiai Sahal: Fatwa MUI tentang Al-Qiyadah Agar Umat Tak Terperdaya

2007-11-15 Terurut Topik rsa
Saya dukung deh kalo mas ngelamar ke pak pres buat jadi staf khusus 
masalah peristilahan jadi biar bisa kyk jepang gitu mas, tertib dalam 
(hampir) segala hal ...!

satriyo

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ki Denggleng,
 
 Inilah yang memrihatinkan saya. Banyak tokoh masyarakat di Republik 
ini yang tidak paham terhadap budayanya sendiri, sehingga tidak dapat 
membedakan antara takhayul, klenik, dan mistik. Ketiga kosa kata 
tersebut berlain-lainan asalnya. 
 
 Takhayul jelas berasal dari bahasa Arab takhayyul yang artinya 
imajinasi, fantasi; delusi, halusinasi.
 
 Klenik jelas berasal dari bahasa Jawa Kuna yang artinya makrifat, 
atau ilmu-ilmu tentang ketuhanan, sangkan paraning dumadi. Jadi, 
setiap orang yang beragama pasti hidup berklenik ria.
 
 Mistik berasal dari mystique (Perancis) yang artinya kekuatan 
misteri atau rahasia seni yang hanya dipahami praktisinya.
 
 Oleh karena itu, saya setuju dengan Ki Denggleng bahwa di Jepang 
yang mengesahkan setiap kosa kata serapan atau kosa kata baru adalah 
kaisar. Dengan demikian semua pengguna atau pemakai kosa kata ada 
rujukannya. Tidak seperti di Indonesia, kosa kata dilemparkan oleh 
berbagai pihak dengan makna yang sewenang-wenang, sehingga sesuatu 
yang benar bisa dianggap salah. Contohnya, ya pemakaian ketiga kata 
tadi. Lha, ketika orang Jawa membahas Sangkan Paraning Dumadi (Inna 
lillaahi wa inna ilayhi raaji'uun), jelas ilmu yang membahas untuk 
itu disebut klenik. Keimanan adalah klenik. Tapi, makna ini dirusak 
oleh banyak tokoh Islam yang tidak paham makna klenik. Maka, jangan 
heran kalau orang Indonesia menjadi bodoh. Apa yang kita sebut mistik 
sebenarnya supernatural yaitu kepercayaan tentang hantu atau 
makhluk halus. Jadi, kepercayaan tentang hantu bukanlah wilayah 
mistik, juga bukan mysticism [Yunani, mystes]. Di fakultas devine 
ada jurusan mysticism, yang dikaji perihal praktik hubungan 
langsung dengan dunia ketuhanan melalui kontemplasi dan meditasi.
 
 Kita perlu pemimpin yang berwawasan dan mampu mengarahkan bangsa 
ini menuju yang benar.
 
 Wasalam,
 chodjim 
 
   - Original Message - 
   From: Ki Denggleng Pagelaran 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Tuesday, November 13, 2007 3:04 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Kiai Sahal: Fatwa MUI tentang Al-
Qiyadah Agar Umat Tak Terperdaya
 
 
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, lasykar5 efikoe@ wrote:
Dalam pidatonya, Presiden Yudhoyono mengaku menerima masukan 
dari 
   Menteri
Agama dan MUI. Kemudian meminta agar aparat tegas terhadap 
sesuatu 
   yang
bersifat tahayul, klenik, dan mistik. Kita harus melakukan 
langkah 
   tegas
terhadap paham, aliran sesat, dan menyesatkan, tegasnya.
Dalam sambutannya, Presiden meminta peran yang lebih besar dari 
MUI 
   untuk
memerangi paham atau aliran menyesatkan. Saya memohon kepada 
MUI agar
berdiri di depan untuk menyelamatkan umat dari kemungkaran. 
Memerangi
kemungkaran dengan cara yang tidak munkar, katanya. (okz/rif)

-- 
 
   Wuuuik... gimana nih Ustad Chodjim... yang
   tahayul, klenik dan mistik itu yang siapa?
   buingung dhewek aku. Jare-jarene... kata-
   katanya, kok ya kemana-mana gini ya?
 
   =nuhun=
 
 
 

 
 [Non-text portions of this message have been removed]





[wanita-muslimah] Lorong-Lorong Kebenaran (1)

2007-11-15 Terurut Topik agussyafii
Lorong-Lorong Kebenaran (1) 

Setiap muslim wajib meyakini bahwa agama Islam bersumber dari Al 
Qur'an, dan Al Qur'an adalah ajaran kebenaran yang datang dari Tuhan 
Yang Maha Benar. Meragukan kebenaran al Qur'an adalah bentuk 
kebodohan manusia, karena al Qur'an yang diturunkan ke muka bumi 
sebagai petunjuk hidup manusia taqwa adalah kitab suci yang di 
dalamnya tidak ada keraguan tentang kebenaranannya (la roiba fihi). 
Al Qur'an adalah kebenaran sempurna yang datang dari Tuhan Yang Maha 
Sempurna.

Problemnya, manusia yang harus menyerap kebenaran sempurna itu 
bukanlah makhluk yang sempurna. Manusia adalah mahkluk yang memiliki 
keterbatasan-keterbatasan, bahkan perangkat kejiwaan manusia (akal, 
hati dan nurani) yang digunakan untuk menangkap kebenaran juga unik, 
sehingga setiap orang bisa memiliki persepsi yang berbeda-beda 
tentang obyek yang sama, dipengaruhi oleh cara berfikir yang berbeda 
atau oleh kapasitas kejiwaan yang berbeda atau oleh situasi 
psikologisyang berbeda. Oleh karena itu kebenaran menurut persepsi 
manusia juga bergantung kepada kacamata apa yang digunakan. Kita 
mengenal ada istilah kebenaran matematis, kebenaran logis, kebenaran 
filosofis, kebenaran social dan kebenaran sufistik. Kebenaran Logis 
pun masih terbagi lagi, karena ada logika matematis, logika social 
dan logika langit.. Agamapun bisa didekati dengan pendekatan logika, 
filsafat, social dan spiritual, ouputnya bisa nampak sangat berbeda. 
Yang berbeda bukan agama yang dijadikan obyek, tetapi persepsinya 
yang berbeda disebabkan karena perbedaan pendekatan.

Tingkat Kebenaran Agama
Dalam sejarah perpolitikan Indonesia, pemberlakuan azas tunggal Panca 
Sila pernah menimbulkan konflik berkepanjangan diantara organisasi-
organisasi Islam dengan Pemerintah, karena sebagian ormas-ormas Islam 
memandang pencantuman azas Panca Sila itu sebagai pelanggaran 
terhadap keyakinan agama. Demikian juga pernah terjadi sebagian 
pelajar Islam tidak mau mengikuti upacara bendera, karena menganggap 
penghormatan kepada merah putih itu sebagai perbuatan syirik. Puing-
puing dari proyek azas tunggal yang masih ada sekarang adalah kasus 
Abu Bakar Basyir. Sebenarnyalah bahwa masalah itu disebabkan karena 
adanya perbedaan pemahaman, pada tataranm mana sesuatu itu dianggap 
agama yang absolut dan pada tataran mana yang sudah tidak masuk dalam 
pengertian agama. Dalam perspektip tersebut diatas, maka agama 
dapat difahami dalam lima tingkatan, yaitu :

1. Agama seperti yang dimaksud oleh Allah SWT.
Ketika orang mengatakan agama Islam itu lengkap sempurna, suci, 
tinggi dan tidak ada yang melebihinya (al Islamu ya`lu wa la yu`la 
`alaih), maka sebenarnya yang dimaksud agama Islam pada tataran itu 
adalah ajaran Islam seperti yang dimaksud oleh Allah sendiri. Pda 
tataran ini kesempurnaan dan kebenaran mutlak Islam berada 
tersembunyi di dalam kebenaran wahyu Al Qur'an. Pada tataran ini 
Islam adalah konsep ajaran yang terkandung dalam kitab suci, bukan 
menurut tafsiran ulama, bukan pula yang tertulis di dalam buku-buku. 
Pernyataan bahwa Islam adalah sempurna adalah sepenuhnya benar dalam 
pengertian teersebut diatas.

2. Agama seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad.
Konsep Islam sangat sempurna, dan berasal dari Tuhan yang maha 
Sempurna. Tetapi manusia yang harus memahami bukanlah makhluk 
sempurna, karena ia harus mempersepsi apa yang dilihat atau 
didengarnya. Antara kesempurnaan ajaran Islam dengan 
ketidaksempurnaan manusia ada kesenjangan yang lebar. Oleh karena itu 
tidak jarang manusia keliru persepsi yang kemudian salah paham 
terhadap ajaran agama. Untuk dapat memahami kebenaran yang sempurna 
dari Al Qur'an diperlukan contoh atau demontrasi. Nah, Muhammad 
sebagai utusan Tuhan adalah contoh dari kebenaran Al Qur'an, sehingga 
dikatakan dalam hadis bahwa akhlak Nabi adalah Al Qur'an (kana 
khuluquhu al Qur'an). Sebagai contoh Islam, Nabi tidak pernah keliru, 
karena beliau selalu dalam bimbingan Allah. Setiap kali Nabi keliru, 
langsung menerima koreksi melalui malaikat Jibril. Koreksi terhadap 
Nabi bahkan juga direkam dalam wahyu al Qur'an (Q/66:1). Dengan 
demikian, agama Islam seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad 
juga bersifat mutlak benar. Jika Al Qur'an disebut teori maka 
perilaku Nabi Muhammaad merupakan prakteknya. Dalam sistem hukum 
Islam, Hadis Nabi dalam satu kasus berfungsi sebagai penjelasan dari 
Al Qur'an, tetapi dalam kasus yang lain bisa berdiri sendiri 
menetapkan hukum, melengkapi Al Qur'an.

3. Agama seperti yang difahami oleh para sahabat Nabi.
Nabi Muhammad memberi contoh tentang bagaimana hidup secara benar 
dibawah bimbingan wahyu al Qur'an.. Masyarakat yang hidup pada zaman 
Nabi (disebut Sahabat nabi) melihat dan meniru perilaku Nabi. Tetapi 
kemampuan sahabat Nabi sebagai manusia dalam mempersepsi contoh yang 
diberikan oleh Nabi berbeda-beda. Ada sahabat yang sangat cerdas, ada 
yang cukup cerdas, dan ada juga yang kurang cerdas. Dari segi 
kesempatan, ada sahabat yang sangat dekat 

[wanita-muslimah] Lorong-Lorong Kebenaran (2)

2007-11-15 Terurut Topik agussyafii
Lorong-Lorong Kebenaran (2) 

(Bias Agama dan Budaya)
Wacana anti Panca Sila sebenarnya berasal dari bias agama dan budaya. 
Islam itu agama (murni) yang juga melahirkan budaya, maka ada 
kebudayaan Islam dan ada kebudayaan kaum muslimin. Kebudayaan Islam 
dipengaruhi oleh ajaran Islam, sedangkan kebudayaan kaum muslimin ada 
yang berasal dari ajaran Islam dan ada yang berasal dari budaya lain, 
yang bahkan mungkin bertentangan dengan ajaran Islam. Kebudayaan 
adalah konsep, gagasan, dan keyakinan yang dianut oleh masyarakat 
dalam waktu lama dan memndu perlaku mereka dalam memenuhi kebutuhan 
hidupnya.

Ada kaidah yang mudah diingat, yaitu bahwa agama murni dalam hal 
ibadah mahdlah, pada dasarnya ritus ibadah itu dilarang, kecuali yang 
ada perintahnya, sedangkan yang bersifat kebudayaan, mu`amalah, pada 
dasarnya semua bentuk kebudayaan masyarakat itu dibolehkan, kecuali 
yang ada larangannya (al ashlu fi al `adapt wa al mu`amalah al ibahah 
hatta takun dall fi buthlanihi). Jadi pada agama (murni) tidak ada 
ruang kreatifitas ummat, tapi pada wilayah budaya, semuanya justeru 
wilayah kreatifitas. Nah Negara, ilmu pengetahuan (termasuk ilmu2 
agama), Panca Sila dan konstitusi adalah budaya. Demikian juga partai 
Islam, ormas Islam, juga produk kebudayaan. Bahkan konsep khalifah 
adalah budaya Islam, oleh karena itu corak khulafa rasyidin berbeda 
dengan khilafah Bani Umaayyah dan Abbasiyah. Negara Islam boleh 
berbentuk kerajaan, boleh republic, boleh dinasti, boleh kerajaan 
konstitusional, bergantung kepada kondisi wilayah dan kreatifitas 
ummatnya... Ideologi Anti Panca Sila bukanlah ekpressi Islam, tapi 
kedudukannya sama dengan Komunisme yang juga anti Panca Sila, dua-
duanya kebudayaan.

Lorong-lorong Kebenaran 
Kebenaran tidak selamanya seperti matahari yang nampak jelas, tetapi 
terkadang ia berada di tempat jauh yang Tersembunyi sehingga untuk 
mendekatinya orang harus melewati lorong-lorong sempit atau mendaki 
ke bukit terjal. Ada buku terjemahan berjudul Pendakian Menuju Allah, 
yang merupakan terjemahan bebas dari judul buku Madarij as Salikin 
karangan ulama salaf terkenal Ibn al Qayyim al Jauzy (691-751 H.) 
menyiratkan adanya hubungan dan jarak antara manusia yang kecil dan 
rendah dan Tuhan yang Maha Tinggi dan Sumber Kebenaran, yang oleh 
karena itu manusia harus menempuh perjalanan mendaki jika ingin 
mendekat kepada Nya. Ujung pendakian itu bisa berupa berhasil menjadi 
orang dekat Allah (min al muqarrabin) atau bahkan bersatu dengan Nya, 
baik dalam eksistensi (wahdah al wujud) atau hanya nampak seperti 
bersatu (wahdat as Syuhud). Kegiatan menempuh perjalanan mendekat 
(mendaki) kepada Allah bisa dipandang sebagai kesadaraan manusia 
memenuhi panggilan Nya, bisa juga difahami sebagai fitrah manusia 
yang memang memiliki kecenderungan untuk mendekat seperti api yang 
selalu naik ke atas (taraqqi) karena manusia, seperti yang dianut 
oleh konsep al Isyraqi merupakan pancaran dari Tuhan sehingga ia 
memiliki sifat-sifat ketuhanan dan oleh karena itu selalu rindu untuk 
kembali kepada Tuhan.

Menurut al Jauzi, semangat menempuh perjalanan mendaki kepada Allah 
itu berada dalam penghayatan manusia kepada Tuhan seperti yang 
tersirat dalam surat al Fatihah Iyyaka na`budu wa iyyaka nasta`in, 
hanya kepada Mu kami menyembah dan hanya kepada Mu pula kami mohon 
pertolongan. Kekhusyu'an dan ketergantungan serta harap dan cemas 
(khouf dan raja') kepada Allah menstimuli manusia untuk menempuh 
perjalanan jauh (as sayr wa as suluk) menuju kepada Allah yang 
dirindukan, dicinta dan ditakuti. Maulana Syekh Yusuf 
mengilustrasikan tiga jalan raya yang bisa ditempuh dalam pendakian 
itu, yaitu jalan raya konvensional yang setia mengikuti rute syari`ah 
(thariqah al Akhyar/thariqah as syar`i), jalan zikir (thariqah ahl az 
Zikr) dan lorong-lorong yang penuh dengan kesulitan (metode menyakiti 
diri/thariqah mujahidat as syaqa'). Jalan panjang dan mendaki itu 
tidak mudah ditempuh, oleh karena itu sepanjang jalan ada stasiun-
stasiun (maqamat) yang merupakan tangga-tangga (madarij) pencapaian 
bagi musafir.

Jalan panjang menuju kepada Allah itu bukanlah jalan yang lurus, 
tetapi penuh dengan hambatan dan jebakan. Para aktifis gerakan 
(harakah) terutama yang menjadi korban repressip penguasa sering 
terjebak di lorong-lorong penuh jebakan kesesatan sehingga sepertinya 
mereka itu mujahid, tetapi persepsi yang terbangun adalah pelaku 
criminal, Begitu panjangnya jarak menuju kebenaran sehingga para sufi 
merumuskan adanya pemberhentian-pemberhentian, disebut maqamat atau 
stasion, dari stasion taubat hingga ke stasiun ridla, atau ma`rifat 
atau mahabbah. Stasiun yang peling berat bagi orang awam justeru 
stasiun pertama yaitu stasiun taubat. Taubat yang benar (taubat 
Nasuha) harus memenuhi tiga unsur, yaitu (a) menyesali kesalahan yang 
lalu, (b) berjanji untuk tidak mengulang, dan (c) benar-benar tidak 
mengulang.. Dua hal pertama relatip mudah, tetapi yang ketiga sering 
menjadi sandungan orang 

[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-15 Terurut Topik rsa
ada... untuk langkah awal, tidak perlu dulu buat tafsir, tapi coba 
runut ke belakang, dari mana asal kata 'pahala' ... itu apakah 
asli/khas indonesia/nusantara atau dari asing, lalu apakah ada 
padanannya dalam al-Qur'an ... yang kalo ga salah itu hanya ada kata 
yang maknanya 'balasan/reward' ... tul ga mas chodjim...?!

satriyo

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 mungkin tafisr kita terhadap pahala itu harus di revisi/diperbaiki
 agar bisa menjadi petunjuk yang benar...ada ide;))
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:
 
  Betul mba, hitung menghitung pahala kayak gitu malah jadi 
menjauhkan 
  kita dari yang kita tuju. Solat iya...tapi korupsi jalan terus, 
soale 
  ada buku debit kredit pahala-dosa, yang di akhir bulan nanti bisa 
  direkonsiliasi atau dikonsolidasi.
  
  Nggak bisa kita mengubah karakter kalo tembok mental credit debit 
itu 
  belum runtuh - ini yang namanya mental sekular yang dsalahkaprahi.
  
  Tapi jangan salah mba. Orang Indonesia harus berhitung (efisien) 
  dalam soal kekayaan alam, rencana hidup/kerja, yang seperti 
itulah.  
  Kalo nggak berhitung cermat terus2an kekayaan alam dan HR kita 
  disedot keluar tanpa langsung bermanfaat untuk kita sendiri.  
Duh, 
  dari dulu sampe sekarang kita hobi jual aset negara nih, plus 
utang.  
  Saya mengagumi Pak Amin Rais yang kritis dalam hal ini...lo kok 
jadi 
  nyasar ke AR, soale dia emang yang paling jujur dalam hal ini.
  
  Selain Arab, ada juga yang jago hitung berhitung...orang India 
  termasuk tetangga2nya...hehehe..
  
  Kita juga masyarakat berhitung mba...wong semua orang berhitung, 
tapi 
  apa yang dihitung itu bisa beda2.  Dan kita juga komunal kok, 
semua 
  orang juga komunal, tapi yang jadi basis komunal itu beda2.
  
  Orang Indonesia relatif kurang berhitung (i.e kurang efisien) 
kalo 
  itu masalah natural resources, untung rugi duit/usaha, fisik 
lahiriah 
  yang semacam itulah...wong alamnya ramah, mild, nggak ekstrim 
seperti 
  di Arab dan India sono - kecuali kalo lagi gempa dan gunung api 
  batuk, ini ngagetin.
  
  Tapi orang Indo berhitung banget soal moral, nama baik, masalah 
  psikologis-spiritual gitu lah. Makanya kalo salah kaprah, jadi 
  mengejar 'kesalehan pribadi' menurut istilah mba Chae.
  
  Orang Arab cenderung berhitung banget dengan resources ato sumber 
  pendapatan karena alamnya keras.  India alamnya ekstrim tapi 
jelas 
  lebih kaya dibandingkan Arab. Di India agama nggak ada nilainya, 
  kecuali itu relevan dengan kehidupannya sehari2 (apa ini namanya 
  agama yang membumi? dalam kehidupan spiritual konon katanya India 
itu 
  di garda terdepan).
  
  Umpamanya tuh, orang Indonesia ngarepin sorga nantiii...karena 
udah 
  di sorga di dunia, orang India Arab ngarepin sorganya 
  sekarangsoale mesti kerja keras untuk menaklukkan alam. 
  
  Tapi orang Indonesia yang selalu siap berbagi, plural, nggak 
  berhitung dengan kekayaan fisik, tapi berhitung dengan non fisik -
 
  terus2an salah kaprah, dibodohin, atau membodohi diri sendiri.  
  Sekarang, kalo nggak hati2 aset negara kita bisa dijual terus 
(udah 
  dijual sebagian sama kelompok Megawati dkk), termasuk HR kita 
yang 
  unskilled, sementara kita hitung2an terus dengan pahala-dosa dan 
para 
  nabi palsu.
  
  salam
  Mia
  
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
  chairunisa_mahadewi@ wrote:
  
   Mungkin ya Mba Mia, sebenarnya sistem hitung berhitung..tabung
   menabung pahala ini ndak cocok dengan kondisi dan keadaan 
budaya 
  asli
   dari masyarakat kita.
   
   Masyarakat arab kan kental banget dengan bentuk masyarakat 
  komunalnya
   dimana hampir tidak ada hak kepemilikan dan kepentingan secara
   individu. Nah dimana-mana yang namanya bersifat ekstrim itu 
kan
   tidak baik..makanya muncul sistem hitung berhitung pahala dan 
tabung
   menabung pahala secara per indvidu untuk menciptakan suasana 
balance
   terhadap situasi dan kondisi yang ada.
   
   Sedangkan masyarakat kita ini pada dasarnya sudah bersifat
   seimbang...dengan sistem itung berhitung pahala malah 
jadi miring.
   
   Kalau saya pikir banyak sekali akbat yang tidak baik dari sistem
   hitung-menghitung  pahala ini bermunculan...seperti yang banyak 
kita
   ketahui begitu banyak di dalam masyarakat kita orang-orang yang 
  hanya
   mengejar keshalehan pribadiyang berujung hanya berangan-
angan 
  semata.
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:
   
Ya mba Chae, dalam ceritanya kupikir pak Kinan sudah 
menyiratkan 
  itu, 
apa artinya 'pahala-dosa' buat kita jaman sekarang, apa 
artinya 
  lika-
liku hubungan kita dengan isteri tercinta yang lagi kerepotan.

KEMANA kita mentransformasikan diri kita (i.e. mendapat 
pahala, 
hablumminallah) vs DARIMANA kita mentransformasikan diri kita 
(hubungan dengan isteri, hablumminan-nas). Walaupun nggak 
bisa di-
clear-cut gitu juga sih, karena solat ke mesjid itu bisa juga 
  

[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-15 Terurut Topik Chae
Kalau sudah tahu makna katanya lalu apa?? bagaimana implementasi pada
kehidupan kita dari makna yg kita ketahui??

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa [EMAIL PROTECTED] wrote:

 ada... untuk langkah awal, tidak perlu dulu buat tafsir, tapi coba 
 runut ke belakang, dari mana asal kata 'pahala' ... itu apakah 
 asli/khas indonesia/nusantara atau dari asing, lalu apakah ada 
 padanannya dalam al-Qur'an ... yang kalo ga salah itu hanya ada kata 
 yang maknanya 'balasan/reward' ... tul ga mas chodjim...?!
 
 satriyo
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  mungkin tafisr kita terhadap pahala itu harus di revisi/diperbaiki
  agar bisa menjadi petunjuk yang benar...ada ide;))
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:
  
   Betul mba, hitung menghitung pahala kayak gitu malah jadi 
 menjauhkan 
   kita dari yang kita tuju. Solat iya...tapi korupsi jalan terus, 
 soale 
   ada buku debit kredit pahala-dosa, yang di akhir bulan nanti bisa 
   direkonsiliasi atau dikonsolidasi.
   
   Nggak bisa kita mengubah karakter kalo tembok mental credit debit 
 itu 
   belum runtuh - ini yang namanya mental sekular yang dsalahkaprahi.
   
   Tapi jangan salah mba. Orang Indonesia harus berhitung (efisien) 
   dalam soal kekayaan alam, rencana hidup/kerja, yang seperti 
 itulah.  
   Kalo nggak berhitung cermat terus2an kekayaan alam dan HR kita 
   disedot keluar tanpa langsung bermanfaat untuk kita sendiri.  
 Duh, 
   dari dulu sampe sekarang kita hobi jual aset negara nih, plus 
 utang.  
   Saya mengagumi Pak Amin Rais yang kritis dalam hal ini...lo kok 
 jadi 
   nyasar ke AR, soale dia emang yang paling jujur dalam hal ini.
   
   Selain Arab, ada juga yang jago hitung berhitung...orang India 
   termasuk tetangga2nya...hehehe..
   
   Kita juga masyarakat berhitung mba...wong semua orang berhitung, 
 tapi 
   apa yang dihitung itu bisa beda2.  Dan kita juga komunal kok, 
 semua 
   orang juga komunal, tapi yang jadi basis komunal itu beda2.
   
   Orang Indonesia relatif kurang berhitung (i.e kurang efisien) 
 kalo 
   itu masalah natural resources, untung rugi duit/usaha, fisik 
 lahiriah 
   yang semacam itulah...wong alamnya ramah, mild, nggak ekstrim 
 seperti 
   di Arab dan India sono - kecuali kalo lagi gempa dan gunung api 
   batuk, ini ngagetin.
   
   Tapi orang Indo berhitung banget soal moral, nama baik, masalah 
   psikologis-spiritual gitu lah. Makanya kalo salah kaprah, jadi 
   mengejar 'kesalehan pribadi' menurut istilah mba Chae.
   
   Orang Arab cenderung berhitung banget dengan resources ato sumber 
   pendapatan karena alamnya keras.  India alamnya ekstrim tapi 
 jelas 
   lebih kaya dibandingkan Arab. Di India agama nggak ada nilainya, 
   kecuali itu relevan dengan kehidupannya sehari2 (apa ini namanya 
   agama yang membumi? dalam kehidupan spiritual konon katanya India 
 itu 
   di garda terdepan).
   
   Umpamanya tuh, orang Indonesia ngarepin sorga nantiii...karena 
 udah 
   di sorga di dunia, orang India Arab ngarepin sorganya 
   sekarangsoale mesti kerja keras untuk menaklukkan alam. 
   
   Tapi orang Indonesia yang selalu siap berbagi, plural, nggak 
   berhitung dengan kekayaan fisik, tapi berhitung dengan non fisik -
  
   terus2an salah kaprah, dibodohin, atau membodohi diri sendiri.  
   Sekarang, kalo nggak hati2 aset negara kita bisa dijual terus 
 (udah 
   dijual sebagian sama kelompok Megawati dkk), termasuk HR kita 
 yang 
   unskilled, sementara kita hitung2an terus dengan pahala-dosa dan 
 para 
   nabi palsu.
   
   salam
   Mia
   
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
   chairunisa_mahadewi@ wrote:
   
Mungkin ya Mba Mia, sebenarnya sistem hitung berhitung..tabung
menabung pahala ini ndak cocok dengan kondisi dan keadaan 
 budaya 
   asli
dari masyarakat kita.

Masyarakat arab kan kental banget dengan bentuk masyarakat 
   komunalnya
dimana hampir tidak ada hak kepemilikan dan kepentingan secara
individu. Nah dimana-mana yang namanya bersifat ekstrim itu 
 kan
tidak baik..makanya muncul sistem hitung berhitung pahala dan 
 tabung
menabung pahala secara per indvidu untuk menciptakan suasana 
 balance
terhadap situasi dan kondisi yang ada.

Sedangkan masyarakat kita ini pada dasarnya sudah bersifat
seimbang...dengan sistem itung berhitung pahala malah 
 jadi miring.

Kalau saya pikir banyak sekali akbat yang tidak baik dari sistem
hitung-menghitung  pahala ini bermunculan...seperti yang banyak 
 kita
ketahui begitu banyak di dalam masyarakat kita orang-orang yang 
   hanya
mengejar keshalehan pribadiyang berujung hanya berangan-
 angan 
   semata.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:

 Ya mba Chae, dalam ceritanya kupikir pak Kinan sudah 
 menyiratkan 
   itu, 
 apa artinya 'pahala-dosa' buat kita jaman sekarang, apa 
 artinya 
   lika-
 liku hubungan kita dengan 

[wanita-muslimah] playing god-Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-15 Terurut Topik rsa
nah lohhh ... selama ini memang nabi itu dikira apa to?

mas chodjim, jadi penasaran nih, menurut mas, nabi dan rasul itu beda 
ya? dalam tradisi nusantara ada ga padanannya?

satriyo

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 seperti biasa Mba Mia bisa menjelaskannya jauh lebih baik sehingga
 saya pun tercerahkan:) jadi yang di larang itu dan bersifat dzalim
 adalah perbuatan berbohongnya???;) setuju dech..
 
 Mba Lina, kalau di lihat lagi sejarah dulu... kebanyakan jalan karir
 menjadi Nabi itu memang enggak mulus...ada yang dibakar, di usir,
 disalib, dibilang orang gila, dibilang tukang sihir...
 
 Kan ada pepatah kalau telor walau keluar dari pantat ayam diambil 
biar
 dari pantat kyai/ulama/profesor kalau memang kentut yaaa lari..
 
 Nah soal Nabi..memang apa definisi Nabi itu
 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:
 
  Ok, let's drop 'playing god', bisa jadi tambah salah paham.
  
  mari bicara tentang orang yang mengaku nabi.
  
  Dalam ayat yang mba Lina kutip, mba Lina melewatkan 
  kalimat ..padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.. 
  Yang artinya Tuhan mencela orang yang suka berbohong, nggak dapet 
  wahyu malah bilang dapet wahyu. 
  
  Lalu, bagaimana kita membuktikan seorang MGA beneran dapet wahyu 
apa 
  nggak dari Tuhan? Apa perlu dibuktikan?
  
  (Banyak orang nggak percaya si anu-ani itu nabi...soale hari gini 
  gitu looh...Tapi jaman sekarang banyak yang percaya model 'nabi' 
  Einstein, Newton, Bill Gates...tanpa mereka ngaku nabi..please 
dong 
  ah..)
  
  salam
  Mia
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan 
  linadahlan@ wrote:
  
   Saya bicara tidak dalam konteks playing god or siapa menghukum 
  siapa 
   tapi menjawab pertanyaan mbak Chae,emang ada pasalnya di 
Qur'an 
   kita tidak boleh ngaku Nabi??;)) 
   
   toh pertanyaan mbak Chae juga bukan soal playing god, tapi 
BOLEH 
  GAK 
   nya KITA NGAKU NABI or playing prophet...:-)
   
   tapi kalo dipikir-pikir, yang playing god itu sapa ya? Apa 
orang2 
   spt MGA ini playing god juga?? Coba bayangkan aja dalam Tukhfah 
   Bagdad, hal. 25 MGA menulis bhw Tuhan mengatakan ttg diri 
MGA,ya 
   Ahmad, nama-Mu bisa sempurna, tapi nama-Ku tidak bisa sempurna 
[ya 
   Ahmad yutimmu ismuka, wa la yutimmu ismii]. Gubrak!
   
   wassalam,
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:
   
Duh, mba Lina..ada potongan ayat yang lepas 
dibaca: ..padahal 
   tidak 
ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.. Artinya, Tuhan 
menghukum 
   nabi 
palsu yang ngaku2 nabi padahal nggak diturunin wahyu, 
ngakunya 
   dapet 
wahyu. Itu namanya berbohong.

emang nggak disebut di situ bahwa kita mesti 
menghukum/melarang 
   orang 
yang ngaku nabi, hanya dikatakan Tuhan menghukum pembohong 
yang 
   ngaku 
nabi, padahal nggak pernah dapet wahyukecuali kalo kita 
mau 
playing God...:-)

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan 
linadahlan@ wrote:

 Baca lagi pertanyaan sampeyan. emang ada pasalnya di 
Qur'an 
   kita 
 tidak boleh ngaku Nabi??;)) 
 
 jawab Allah:  lebih zalim. [ato bahasa saya neh (yg lebih 
 lunak) ada gak sih orang yang lebih dableg daripada org yg 
 mengatakan...]
 
 Lalu manusia mo bilang emangnya ada pasal di Qur'an kita 
boleh 
 berlaku zalim??
 
 he..he..kayak Yahudi ngeyel di kisah Sapi Betina.
 
 wassalam,
 
 -- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  Jelas sekali di ayat ini bahwa kita ini ndak ikut campur 
   urusan 
 Gusti
  Allah sama Makluk-Nya wong nanti yang balas juga Gusti
  Allah...kok...sepertinya kita2 kadang suka over acting:)
  
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan 
linadahlan@
  wrote:
  
   QS6:93
   Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang 
   mengadakan 
   kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:Telah 
  diwahyukan 
 kepada 
   saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun 
kepadanya, 
   dan 
 orang 
   yang berkata:Saya akan menurunkan seperti apa yang 
   diturunkan 
   Allah. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di 
waktu 
 orang-
   orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul 
   maut, 
 sedang 
   para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil 
   berkata) :Keluarkanlah nyawamu. Di hari ini kamu 
dibalas 
 dengan 
   siksaan yang menghinakan, karena kamu selalu mengatakan 
terhadap 
   Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu 
selalu 
   menyombongkan diri ayat-ayat-Nya. 

   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
   chairunisa_mahadewi@ wrote:
   

** emang ada pasalnya di Qur'an kita tidak boleh 
ngaku 
 Nabi??;))
   
  
 





[wanita-muslimah] Ka’bah Pusat Energi Kesucian

2007-11-15 Terurut Topik syamsuri149
Ka'bah Pusat Energi Kesucian
Oleh: Syamsuri Rifai

Ka'bah dan Kesucian
Ka'bah adalah rumah Allah swt yang mulia dan suci. Pusat energi 
kesucian lahir dan batin. Ka'bah terjaga dari segala bentuk 
kemusyrikan, kezaliman dan kehinaan. Terjaga dari kemusyrikan 
akidah, pemikiran, ibadah, dan ruhani.

Sebagai pusat energi kesucian Ka'bah selalu terjaga dari segala 
kemusyrikan dan kehinaan lahir dan batin. Karena itu Allah swt 
memerintahkan kepada kekasih-Nya Ibrahim dan Ismail (as) agar 
menjaga Ka'bah dari segala bentuk kemusyikan, najis dan kehinaan:
æó ÚóåöÏúäÇ Åöáì ÅöÈúÑÇåíãó æó ÅöÓúãÇÚíáó Ãóäú ØóåøöÑÇ ÈóíúÊöíó áöáØøÇÆöÝíäó æó 
ÇáúÚÇßöÝíäó æó 
ÇáÑøßøÚö ÇáÓøÌõæÏö
 Telah kami telah buatkan perjanjian pada Ibrahim dan ismail: 
Sucikan rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, dan i'tikaf,  rukuk 
dan sujud. (Al-Baqarah: 125)
 Ayat ini menegaskan bahwa perjanjian Ilahi merupakan kesucian yang 
diperuntukkan pada tamu-tamu Allah yang melakukan thawaf, ruku' dan 
sujud di sekitar rumah-Nya yang mulia. 

Apakah kesucian disini hanya lahiriyah, fiqhiyah? Sehingga ibadah 
haji tidak bisa mengantarkan jema'ah haji pada tujuan utamanya.

Sebagai tamu Yang Maha Agung dan Maha Suci di rumah-Nya yang mulia, 
tidak cukup calon jema'ah hanya mempelajari manasik2 fiqhiyahjema'ah 
haji Mereka harus mempersiapkan diri dari jauh-jauh hari. Agar 
menjadi tamu yang layak menerima jamuan ruhani. Jamuan inilah 
sebenarnya yang menjadi harapan semua tamu Ilahi. Tapi tidak semua 
tamu dapat memperolehnya, tergantung pada persiapan dirinya. 

Ka'bah dan Al-Qur'an 
Al-Qur'an dan Ka'bah, keduanya wujud kesucian yang tak akan 
tersentuh kecuali oleh orang-orang yang disucikan. Tentang Al-Qur'an 
Allah swt berfirman:

Åöäøóåõ áóÞõÑúÁóÇäñ ßóÑöíãñþ .Ýì ßöÊóÈò ãøóßúäõæäòþ .áÇ íóãóÓåõ ÅöáÇ 
ÇáúãõØåøóÑõæäó.
Sesungguhnya Al-Qur'an adalah bacaan yang mulia, berada dalam kitab 
yang terjaga, tak tersentuh kecuali oleh orang-orang yang 
disucikan. (Al-Waqi'ah: 77-79)

Al-Qur'an merupakan cermin yang bersih dan suci. Orang yang 
bercermin padanya akan nampak pribadi yang sebenarnya, baik atau 
buruk. Kapankah kita bisa bercermin pada Al-Qur'an, dan nampak 
pribadi yang sebenarnya, khususnya jema'ah haji sebelum berangkat 
menjadi tamu Allah swt. Sehingga shalatnya tidak seperti yang 
dinyatakan oleh Allah swt dalam firman-Nya: 

æó ãÇ ßÇäó ÕóáÇÊõåõãú ÚöäúÏó ÇáúÈóíúÊö ÅöáÇø ãõßÇÁð æó ÊóÕúÏöíóÉð 
 Shalat mereka disekitar Baitullah itu tidak lain hanya lan siulan 
dan tepukan tangan. (Al-Anfal: 35).

Sebagian kaum muslimin memahami ayat yang pertama hanya secara 
lahiriyah, fiqhiyah, sehingga sibuk dalam pendapat boleh atau tidak 
boleh menyentuh Al-Qur'an orang yang tidak punya wudhu' atau yang 
berhadats.  Ini bukan tidak penting, mengapa tidak juga memahaminya 
dari dimensi batiniyahnya? Tetapi terhadap ayat yang kedua 
kebanyakan kaum muslimin memahami secara batiniyah. Karena itu 
umumnya jema'ah haji tidak pernah merasa bersiulan dan bertepuk2 
tangan di sekitar Ka'bah.

Sehubungan menyentuh Al-Qur'an, Allah menyatakan Al-Qur'an akan 
tersentuh kecuali oleh orang-orang yang disucikan itu? Siapakah yang 
dimaksud dengan orang-orang yang disucikan? Dan siapa yang 
mensucikan?

Tentang kesucian Ka'bah, mengapa Allah memerintahkan Nabi Ibrahim 
dan Ismail (as) untuk mensucikannya? Dan ayat itu menggunakan 
kata Ahd (perjanjian). Apa maksud dan tujuannya? Secara fisik 
tentu ummat Nabi Ibrahim (as) bisa mensucikannya dari kotoran dan 
najis? Mampukah ummat Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad mensucikan 
Ka'bah dari hal2 yang lebih berat dari kotoran dan najis? Mengapa 
kesucian Ka'bah juga Al-Qur'an tidak memancar ke dalam hati, 
pikiran, dan prilaku umumnya kaum muslimin? Jika ada kaum muslimin 
sekarang yang mampu, apa kira2 yang akan terjadi di dunia? 

Sebagaimana dimaklumi bahwa semua ibadah wajib di dalam Islam 
memiliki tujuan utama. Misalnya, shalat untuk mencegah kekejian dan 
kemungkaran, puasa untuk memperoleh ketakwaan dalam makna merasakan 
penderitaan orang lain, zakat untuk mensucikan diri dan memperoleh 
sifat kedermawan. Dan haji lebih luas dan lebih berat dari semua 
itu. Karenanya seruan Allah swt tentang haji ditujukan kepada ummat 
manusia.

æó ááøóåö Úóáì ÇáäøóÇÓö ÍöÌøõ ÇáúÈóíúÊö ãóäö ÇÓÊóØÇÚó Åöáóíúåö ÓÈöíáÇð  æó ãóä 
ßóÝóÑó ÝóÅöäøó Çááøóåó Ûóäìøñ 
Úóäö ÇáúÚóáóãöíäó
Terhadap Allah, bagi manusia wajib melakukan haji, yaitu orang-
orang  yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa 
mengingkari (kewajiban haji) maka sesungguhnya Allah Maha Kaya  dari 
alam semesta. (Ali Imran: 97)

Mengapa seruan haji diserukan kepada manusia secara species yang 
memiliki kemampuan? Apakah makna dalam ayat ini hanya kemampuan 
material? Tidak, jika kita perhatikan kontek haji dengan ayat-ayat 
lain yang berkaitan dengan ibadah haji. Mengapa? Karena semua ibadah 
dalam Islam tidak hanya bertujuan secara pribadi, tetapi mengandung  
makna insani sebagai bagian dari missi Rasulullah saw Rahmatan lil-
`alamin.

Jika haji dilakukan hanya 

[wanita-muslimah] playing god-Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-15 Terurut Topik Lina Dahlan
Gini mbak-e,
Menurut saya wahyu itu dah gak turun lagi setelah Nabi SAW wafat. 
Buat saya syariat AlQur'an itu sudah sempurna dengan wafatnya Nabi 
Terakhir. Qur'an adalah wahyu terakhir. Jadi, gak perlu ada 
pembuktian lagi ini wahyu ato bukan. 

Yang ada cuma ilham-ilham, termasuk Ilham Dahlan ...:-). Saya yakin 
orang sekelas Pak Chodjim juga dapet ilham dari Tuhan, buktinya pak 
Chodjim bisa menulis banyak buku...:-). Alhamdulillah pak Chodjim 
gak bilang dapet wahyu trus ngaku jadi nabi.

Juga orang sekelas Einstein, Newton..mereka dapet ilham or apa deh 
namanya, yang membuat mereka brilian dengan ilhamnya yang dituangkan 
dalam rumus. Alhamdulillah mereka gak ngaku nabi. Terserah orang mo 
bilang dia nabi, tapi saya salut sama mereka karena hal tsb tidak 
membuat mereka sombong dan blenger ngaku nabi, trus nyari2 pengikut.

Bagi orang ahmadi, mereka hanya bermain dengan kata-kata ttg 
kata 'wahyu'. Coba aja deh ntar MAS juga cerita apa itu wahyu 
menurut pengertian ahmadi. Tentu saja, menurut ahmadi AlQur'an bukan 
wahyu terakhir dan Nabi SAW bukan nabi terakhir. Dengan keyakinan 
spt itu mereka akan memelintir ALQur'and an Hadist untuk pembenaran 
keyakinan tsb. 

Di Indonesia ini, katanya, tempat paling subur. Subur untuk tumbuh 
segala-galanya. Termasuk banyaknya ajaran sesat dan nabi palsu. 
Untuk masalah aliran sesat, katanya yang tersubur adalah India. 
Indonesia nomor dua dong ya? Maklumlah negara kere'...:-(.
 

wassalam,
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ok, let's drop 'playing god', bisa jadi tambah salah paham.
 
 mari bicara tentang orang yang mengaku nabi.
 
 Dalam ayat yang mba Lina kutip, mba Lina melewatkan 
 kalimat ..padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.. 
 Yang artinya Tuhan mencela orang yang suka berbohong, nggak dapet 
 wahyu malah bilang dapet wahyu. 
 
 Lalu, bagaimana kita membuktikan seorang MGA beneran dapet wahyu 
apa 
 nggak dari Tuhan? Apa perlu dibuktikan?
 
 (Banyak orang nggak percaya si anu-ani itu nabi...soale hari gini 
 gitu looh...Tapi jaman sekarang banyak yang percaya model 'nabi' 
 Einstein, Newton, Bill Gates...tanpa mereka ngaku nabi..please 
dong 
 ah..)
 
 salam
 Mia
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan 
 linadahlan@ wrote:
 
  Saya bicara tidak dalam konteks playing god or siapa menghukum 
 siapa 
  tapi menjawab pertanyaan mbak Chae,emang ada pasalnya di Qur'an 
  kita tidak boleh ngaku Nabi??;)) 
  
  toh pertanyaan mbak Chae juga bukan soal playing god, tapi BOLEH 
 GAK 
  nya KITA NGAKU NABI or playing prophet...:-)
  
  tapi kalo dipikir-pikir, yang playing god itu sapa ya? Apa 
orang2 
  spt MGA ini playing god juga?? Coba bayangkan aja dalam Tukhfah 
  Bagdad, hal. 25 MGA menulis bhw Tuhan mengatakan ttg diri 
MGA,ya 
  Ahmad, nama-Mu bisa sempurna, tapi nama-Ku tidak bisa sempurna 
[ya 
  Ahmad yutimmu ismuka, wa la yutimmu ismii]. Gubrak!
  
  wassalam,
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:
  
   Duh, mba Lina..ada potongan ayat yang lepas dibaca: ..padahal 
  tidak 
   ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.. Artinya, Tuhan 
menghukum 
  nabi 
   palsu yang ngaku2 nabi padahal nggak diturunin wahyu, ngakunya 
  dapet 
   wahyu. Itu namanya berbohong.
   
   emang nggak disebut di situ bahwa kita mesti 
menghukum/melarang 
  orang 
   yang ngaku nabi, hanya dikatakan Tuhan menghukum pembohong 
yang 
  ngaku 
   nabi, padahal nggak pernah dapet wahyukecuali kalo kita 
mau 
   playing God...:-)
   
   salam
   Mia
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan 
   linadahlan@ wrote:
   
Baca lagi pertanyaan sampeyan. emang ada pasalnya di Qur'an 
  kita 
tidak boleh ngaku Nabi??;)) 

jawab Allah:  lebih zalim. [ato bahasa saya neh (yg lebih 
lunak) ada gak sih orang yang lebih dableg daripada org yg 
mengatakan...]

Lalu manusia mo bilang emangnya ada pasal di Qur'an kita 
boleh 
berlaku zalim??

he..he..kayak Yahudi ngeyel di kisah Sapi Betina.

wassalam,

-- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
chairunisa_mahadewi@ wrote:

 Jelas sekali di ayat ini bahwa kita ini ndak ikut campur 
  urusan 
Gusti
 Allah sama Makluk-Nya wong nanti yang balas juga Gusti
 Allah...kok...sepertinya kita2 kadang suka over acting:)
 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan 
   linadahlan@
 wrote:
 
  QS6:93
  Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang 
  mengadakan 
  kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:Telah 
 diwahyukan 
kepada 
  saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun 
kepadanya, 
  dan 
orang 
  yang berkata:Saya akan menurunkan seperti apa yang 
  diturunkan 
  Allah. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di 
waktu 
orang-
  orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul 
  maut, 
sedang 
  para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil 
  berkata) 

[wanita-muslimah] Kebijaksanaan

2007-11-15 Terurut Topik agussyafii
Kebijaksanaan 

Jika zalim difahami sebagai meletakkan sesuatu pada tempatnya, 
bijaksana difahami sebagai meletakkan sesuatu tepat pada tempatnya. 
Pencuri professional sudah semestinya dijebloskan ke dalam penjara 
sesuai dengan bunyi pasal-pasal hukum, itu adil. Tetapi rasanya tidak 
bijaksana jika yang dipenjara itu orang miskin yang kelaparan dan 
terpaksa mencuri makanan. 

Banyak orang pintar tetapi belum tentu bijak. Kebijakan hanya 
dimiliki oleh orang yang bukan saja pintar, tetapi luas pandangan dan 
banyak pengalaman. Pengalaman sukses bisa memperkuat motivasi, tetapi 
belum tentu melahirkan kebijakan. Sebaliknya kegagalan yang berkali-
kali justeru bisa melahirkan karakter bijak. Oleh karena itu anak 
muda pada umumnya kuat, lincah dan tegas tetapi belum tentu bijak, 
nah orang tua, karena sudah banyak makan asam garam kehidupan, yang 
sukses dan yang gagal, maka ia bisa bertindak bijaksana. 

Wassalam,
agussyafii

==
Sekiranya berkenan mohon kirimkan komentar anda melalui
http://mubarok-institute.blogspot.com atau [EMAIL PROTECTED]
==






[wanita-muslimah] Fakta cemen--BILA NABI JATUH CINTA

2007-11-15 Terurut Topik Lina Dahlan
MAS:

Bagi saya hal yang menarik adalah adanya FAKTA 2x yang BEBAS dari
anggapan-anggapan dari kisah CINTA atau Niubuatan atau apapun 
namanya ini
yaitu :

1. Pengakuan suami dari wanita yang ada dalam kisah tersebut yang
bersikap khidmat dan hormat terhadap MGA.

1. Fakta bahwa anak wanita tersebut (bahkan ada namanya) dan banyak
anggota keluarga lainnya yang kemudian mengakui kebenaran MGA dan 
berbaiat bergabung dengan Ahmadiyah.

Jika fakta di atas yang melibatkan pihak-pihak yang langsung 
berhubungan dengan peristiwa tsb adalah benar, maka saya tidak 
meragukan sedikitpun bahwa Apa yang disampaikan oleh Ahmadiyah 
(mengenai peristiwa tsb) adalah KEBENARAN. Namun jika Fakta 2x 
tersebut terbukti tidak benar maka pihak
Ahmadiyah telah mengarang-ngarang dan membual

Lina:
1) Wealaah Cuma dua fakta cemen aja kok bangga. Kalo suaminya 
Muhammadi Begum hormat thdp MGA, trus apa itu membuktikan bahwa 
alasan ahmadi ttg latar belakang nubuatan tsb adalah krn keluarganya 
yg atheis adalah benar?? Ato apakah asbabun nuzul ayat2 tsb karena 
keluarganya yg atheis itu menjadi benar hanya karena 2 fakta cemen 
tsb?

2) Bagaimana dengan fakta Muhammadi Begum sendiri ogah dan juga 
fakta ayahnya Muhammadii Begum juga ogah ama MGA dan Ahmadiyah? 
Mereka kan pihak2 yang langsung berhubungan ato malah peran 
utamanya...:-)

3) Gimana juga kok yang diizalatil auham hal. 36 gak dicounter? 
Jelas-jelas Tuhan bersabda,Bahwa puteri Ahmed Beg akan menjadi 
salah seorang istri, tetapi keluarganya akan menentangmu dan akan 
berusaha agar supaya perkawinanmu tidak terlaksana. Akan tetapi 
jangan khawatir karena  Allah akan memenuhi janjiNYA dan menyerahkan 
puteri itu padamu, Apa asbabun nuzul ayat ini? keluarga atheis?

4) Juga gimana counter wahyu yang ditulis di kitab Asmani Risalat, 
hal. 40?

5) dll...jelas2 disitu disebut Tuhan akan mengawinkan mu dng gadis 
itu, apa asbabun nuzul ayat itu karena keluarganya yg atheis.

repent, repent MAS!

wassalam,



[wanita-muslimah] playing god-Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-15 Terurut Topik Chae
Berdasarkan apa Mba bisa mengambil kesimpulan bahwa wahyu sudah
berakhir sejak habisnya masa kenabian Nabi Muhammad saw??


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Gini mbak-e,
 Menurut saya wahyu itu dah gak turun lagi setelah Nabi SAW wafat. 
 Buat saya syariat AlQur'an itu sudah sempurna dengan wafatnya Nabi 
 Terakhir. Qur'an adalah wahyu terakhir. Jadi, gak perlu ada 
 pembuktian lagi ini wahyu ato bukan. 
 
 Yang ada cuma ilham-ilham, termasuk Ilham Dahlan ...:-). Saya yakin 
 orang sekelas Pak Chodjim juga dapet ilham dari Tuhan, buktinya pak 
 Chodjim bisa menulis banyak buku...:-). Alhamdulillah pak Chodjim 
 gak bilang dapet wahyu trus ngaku jadi nabi.
 
 Juga orang sekelas Einstein, Newton..mereka dapet ilham or apa deh 
 namanya, yang membuat mereka brilian dengan ilhamnya yang dituangkan 
 dalam rumus. Alhamdulillah mereka gak ngaku nabi. Terserah orang mo 
 bilang dia nabi, tapi saya salut sama mereka karena hal tsb tidak 
 membuat mereka sombong dan blenger ngaku nabi, trus nyari2 pengikut.
 
 Bagi orang ahmadi, mereka hanya bermain dengan kata-kata ttg 
 kata 'wahyu'. Coba aja deh ntar MAS juga cerita apa itu wahyu 
 menurut pengertian ahmadi. Tentu saja, menurut ahmadi AlQur'an bukan 
 wahyu terakhir dan Nabi SAW bukan nabi terakhir. Dengan keyakinan 
 spt itu mereka akan memelintir ALQur'and an Hadist untuk pembenaran 
 keyakinan tsb. 
 
 Di Indonesia ini, katanya, tempat paling subur. Subur untuk tumbuh 
 segala-galanya. Termasuk banyaknya ajaran sesat dan nabi palsu. 
 Untuk masalah aliran sesat, katanya yang tersubur adalah India. 
 Indonesia nomor dua dong ya? Maklumlah negara kere'...:-(.
  
 
 wassalam,
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:
 
  Ok, let's drop 'playing god', bisa jadi tambah salah paham.
  
  mari bicara tentang orang yang mengaku nabi.
  
  Dalam ayat yang mba Lina kutip, mba Lina melewatkan 
  kalimat ..padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.. 
  Yang artinya Tuhan mencela orang yang suka berbohong, nggak dapet 
  wahyu malah bilang dapet wahyu. 
  
  Lalu, bagaimana kita membuktikan seorang MGA beneran dapet wahyu 
 apa 
  nggak dari Tuhan? Apa perlu dibuktikan?
  
  (Banyak orang nggak percaya si anu-ani itu nabi...soale hari gini 
  gitu looh...Tapi jaman sekarang banyak yang percaya model 'nabi' 
  Einstein, Newton, Bill Gates...tanpa mereka ngaku nabi..please 
 dong 
  ah..)
  
  salam
  Mia
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan 
  linadahlan@ wrote:
  
   Saya bicara tidak dalam konteks playing god or siapa menghukum 
  siapa 
   tapi menjawab pertanyaan mbak Chae,emang ada pasalnya di Qur'an 
   kita tidak boleh ngaku Nabi??;)) 
   
   toh pertanyaan mbak Chae juga bukan soal playing god, tapi BOLEH 
  GAK 
   nya KITA NGAKU NABI or playing prophet...:-)
   
   tapi kalo dipikir-pikir, yang playing god itu sapa ya? Apa 
 orang2 
   spt MGA ini playing god juga?? Coba bayangkan aja dalam Tukhfah 
   Bagdad, hal. 25 MGA menulis bhw Tuhan mengatakan ttg diri 
 MGA,ya 
   Ahmad, nama-Mu bisa sempurna, tapi nama-Ku tidak bisa sempurna 
 [ya 
   Ahmad yutimmu ismuka, wa la yutimmu ismii]. Gubrak!
   
   wassalam,
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:
   
Duh, mba Lina..ada potongan ayat yang lepas dibaca: ..padahal 
   tidak 
ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.. Artinya, Tuhan 
 menghukum 
   nabi 
palsu yang ngaku2 nabi padahal nggak diturunin wahyu, ngakunya 
   dapet 
wahyu. Itu namanya berbohong.

emang nggak disebut di situ bahwa kita mesti 
 menghukum/melarang 
   orang 
yang ngaku nabi, hanya dikatakan Tuhan menghukum pembohong 
 yang 
   ngaku 
nabi, padahal nggak pernah dapet wahyukecuali kalo kita 
 mau 
playing God...:-)

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan 
linadahlan@ wrote:

 Baca lagi pertanyaan sampeyan. emang ada pasalnya di Qur'an 
   kita 
 tidak boleh ngaku Nabi??;)) 
 
 jawab Allah:  lebih zalim. [ato bahasa saya neh (yg lebih 
 lunak) ada gak sih orang yang lebih dableg daripada org yg 
 mengatakan...]
 
 Lalu manusia mo bilang emangnya ada pasal di Qur'an kita 
 boleh 
 berlaku zalim??
 
 he..he..kayak Yahudi ngeyel di kisah Sapi Betina.
 
 wassalam,
 
 -- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  Jelas sekali di ayat ini bahwa kita ini ndak ikut campur 
   urusan 
 Gusti
  Allah sama Makluk-Nya wong nanti yang balas juga Gusti
  Allah...kok...sepertinya kita2 kadang suka over acting:)
  
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan 
linadahlan@
  wrote:
  
   QS6:93
   Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang 
   mengadakan 
   kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:Telah 
  diwahyukan 
 kepada 
   saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun 
 

[wanita-muslimah] Nubuatan dan Pertobatan-- BILA NABI JATUH CINTA

2007-11-15 Terurut Topik Lina Dahlan



MSA:
Demikianlah penjelasan mengenai kembalinya Mirza Sultan Muhammad, dan
sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa nubuatan itu adalah
bersyarat/kondisional, maka porsi nubuatan yang tersisa telah
dibatalkan dengan adanya pertaubatan setelah wafatnya Mirza Ahmad 
Beg.
Demikian pula dengan kematian Mirza Sultan Muhammad telah 
dihindarkan,
maka secara otomatis telah membatalkan pernikahan Muhammadi Begum
dengan Masih Mau'ud a.s., sehingga pertanyaan mengenai pernikahannya
menjadi tidak relevan lagi. Berkaitan dengan hal itu Masih Mau'ud 
a.s.

Lina:
Dari sekian panjang artikel ttg Maksud Dan Hakikat Nubuatan, saya 
hanya mencuplikan kesimpulan akhirnya saja. Nubuatan nikah batal 
karena ada pertobatan. Ini ilmu/rumus dari mana? Dari Tuhan? Mana 
ayatnya ? ato Cuma bisa-bisanya MGA aja yang seolah olah lebih hebat 
dari Tuhan yang bisa membatalkan Nubuatan Tuhan telah berikan.

Nubuatannya dari Tuhan kok dibatalin ama MGA?

Udah ah enakan baca Laskar Pelangi…:-). 

repent! repent ooh Ahmadi… tuh barusan saya dapet wahyu…

Wassalam,




[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-15 Terurut Topik rsa
Looo ko jadi mundur sendiri too...?

Ini kan sama saja menanyakan pertanyaan anda sendiri: 
   mungkin tafisr kita terhadap pahala itu harus di 
revisi/diperbaiki
   agar bisa menjadi petunjuk yang benar...ada ide;))

gimana? why ask this in the first place then?

satriyo

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kalau sudah tahu makna katanya lalu apa?? bagaimana implementasi 
pada
 kehidupan kita dari makna yg kita ketahui??
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa efikoe@ wrote:
 
  ada... untuk langkah awal, tidak perlu dulu buat tafsir, tapi 
coba 
  runut ke belakang, dari mana asal kata 'pahala' ... itu apakah 
  asli/khas indonesia/nusantara atau dari asing, lalu apakah ada 
  padanannya dalam al-Qur'an ... yang kalo ga salah itu hanya ada 
kata 
  yang maknanya 'balasan/reward' ... tul ga mas chodjim...?!
  
  satriyo
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
  chairunisa_mahadewi@ wrote:
  
   mungkin tafisr kita terhadap pahala itu harus di 
revisi/diperbaiki
   agar bisa menjadi petunjuk yang benar...ada ide;))
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:
   
Betul mba, hitung menghitung pahala kayak gitu malah jadi 
  menjauhkan 
kita dari yang kita tuju. Solat iya...tapi korupsi jalan 
terus, 
  soale 
ada buku debit kredit pahala-dosa, yang di akhir bulan nanti 
bisa 
direkonsiliasi atau dikonsolidasi.

Nggak bisa kita mengubah karakter kalo tembok mental credit 
debit 
  itu 
belum runtuh - ini yang namanya mental sekular yang 
dsalahkaprahi.

Tapi jangan salah mba. Orang Indonesia harus berhitung 
(efisien) 
dalam soal kekayaan alam, rencana hidup/kerja, yang seperti 
  itulah.  
Kalo nggak berhitung cermat terus2an kekayaan alam dan HR 
kita 
disedot keluar tanpa langsung bermanfaat untuk kita sendiri.  
  Duh, 
dari dulu sampe sekarang kita hobi jual aset negara nih, plus 
  utang.  
Saya mengagumi Pak Amin Rais yang kritis dalam hal ini...lo 
kok 
  jadi 
nyasar ke AR, soale dia emang yang paling jujur dalam hal ini.

Selain Arab, ada juga yang jago hitung berhitung...orang 
India 
termasuk tetangga2nya...hehehe..

Kita juga masyarakat berhitung mba...wong semua orang 
berhitung, 
  tapi 
apa yang dihitung itu bisa beda2.  Dan kita juga komunal kok, 
  semua 
orang juga komunal, tapi yang jadi basis komunal itu beda2.

Orang Indonesia relatif kurang berhitung (i.e kurang efisien) 
  kalo 
itu masalah natural resources, untung rugi duit/usaha, fisik 
  lahiriah 
yang semacam itulah...wong alamnya ramah, mild, nggak ekstrim 
  seperti 
di Arab dan India sono - kecuali kalo lagi gempa dan gunung 
api 
batuk, ini ngagetin.

Tapi orang Indo berhitung banget soal moral, nama baik, 
masalah 
psikologis-spiritual gitu lah. Makanya kalo salah kaprah, 
jadi 
mengejar 'kesalehan pribadi' menurut istilah mba Chae.

Orang Arab cenderung berhitung banget dengan resources ato 
sumber 
pendapatan karena alamnya keras.  India alamnya ekstrim tapi 
  jelas 
lebih kaya dibandingkan Arab. Di India agama nggak ada 
nilainya, 
kecuali itu relevan dengan kehidupannya sehari2 (apa ini 
namanya 
agama yang membumi? dalam kehidupan spiritual konon katanya 
India 
  itu 
di garda terdepan).

Umpamanya tuh, orang Indonesia ngarepin sorga 
nantiii...karena 
  udah 
di sorga di dunia, orang India Arab ngarepin sorganya 
sekarangsoale mesti kerja keras untuk menaklukkan alam. 

Tapi orang Indonesia yang selalu siap berbagi, plural, nggak 
berhitung dengan kekayaan fisik, tapi berhitung dengan non 
fisik -
   
terus2an salah kaprah, dibodohin, atau membodohi diri 
sendiri.  
Sekarang, kalo nggak hati2 aset negara kita bisa dijual terus 
  (udah 
dijual sebagian sama kelompok Megawati dkk), termasuk HR kita 
  yang 
unskilled, sementara kita hitung2an terus dengan pahala-dosa 
dan 
  para 
nabi palsu.

salam
Mia


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
chairunisa_mahadewi@ wrote:

 Mungkin ya Mba Mia, sebenarnya sistem hitung 
berhitung..tabung
 menabung pahala ini ndak cocok dengan kondisi dan keadaan 
  budaya 
asli
 dari masyarakat kita.
 
 Masyarakat arab kan kental banget dengan bentuk masyarakat 
komunalnya
 dimana hampir tidak ada hak kepemilikan dan kepentingan 
secara
 individu. Nah dimana-mana yang namanya bersifat ekstrim 
itu 
  kan
 tidak baik..makanya muncul sistem hitung berhitung pahala 
dan 
  tabung
 menabung pahala secara per indvidu untuk menciptakan 
suasana 
  balance
 terhadap situasi dan kondisi yang ada.
 
 Sedangkan masyarakat kita ini pada dasarnya sudah bersifat
 seimbang...dengan sistem itung berhitung pahala malah 
  jadi miring.
 
 Kalau saya pikir banyak sekali akbat yang tidak baik dari 
sistem
 

[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-15 Terurut Topik rsa
Bu Mei,
Memang pasti ya kalo pahala itu berbanding lurus dengan surga? 
bukannya surga (juga pahala) itu hak prerogatif Allah, kec buat 10 
sahabat yang sudah dijamin surga?
Btw, rumus yang konon itu dari mana ya kononnya?

satriyo

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Nimbrung-
 
 Mungkin istri teman Pak Kinan itu orang Jawa tradisional;-)
 Apapun juga ikut suami
 'Suargo nunut, neraka katut'
 Kalo suaminya dapat banyak pahala/surga istrinya ikut, kalo 
suaminya masuk neraka
 istrinya juga ikut. Nilai pahala/dosa istri nggak diperhitungkan 
oleh Gusti Allah.
 Begitulah konon rumusannya.
 
 Salam
 l.meilany 
 
 
   - Original Message - 
   From: Kinantaka 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Thursday, November 15, 2007 8:40 AM
   Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
 
 
   Mbak Mia,
   Ada teman yang japri ke saya begini:
 
   On 11/7/07, NW wrote:
 
Waalaikum salam Wr. Wb.
   
Kalo saya kebalikannya Pak Kinantaka, istri saya malah 
mengingatkan untuk
sholat di mushollah, padahal kondisinya 2 anak saya lagi rewel 
dan yang bayi
nangis-nangis.
   
Yang ini biar umi yang tanganin, panggilan Allah harus 
dijawab. gitu
katanya.
   
Wasalam.
 
   Bagaimana, mbak?
 
   Kinantaka
 
   On 11/14/07, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:
   
Ya mba Chae, dalam ceritanya kupikir pak Kinan sudah 
menyiratkan itu,
apa artinya 'pahala-dosa' buat kita jaman sekarang, apa artinya 
lika-
liku hubungan kita dengan isteri tercinta yang lagi kerepotan.
   
KEMANA kita mentransformasikan diri kita (i.e. mendapat pahala,
hablumminallah) vs DARIMANA kita mentransformasikan diri kita
(hubungan dengan isteri, hablumminan-nas). Walaupun nggak bisa 
di-
clear-cut gitu juga sih, karena solat ke mesjid itu bisa juga 
jadi
dalih dari kerepotan menghadapi rumah bocor isteri ngomel - 
mendingan
ke musola donks..cari aman..
   
Tapi jelas dari tutur ceritanya Pak Kinan mempertanyakan lagi 
apa
arti konsep pahala-dosa itu buat kita sekarang, yang 
keliatannya kita
lebih males mikir males berinisiatif, 'pahala oriented' - 
ketimbang
menjalani proses ke arah itu - sehingga bukannya mengubah 
karakter
dan kehidupan kita, tapi cuman dapet itung2annya doang, bahkan 
jadi
ngleyer kemana-mana, atau kurang empatik terhadap kebutuhan 
pasangan
sendiri.
   
salam
Mia
   
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%
40yahoogroups.com,
Chae
chairunisa_mahadewi@ wrote:

 Gimana enggak jengah dong Jeng:) wong dulunya sistem pahala 
ini kan
 buat masyarakat tingkat pedagang zaman kuda ngegel besi...apa 
masih
 keukeuh wae mau dilestarikan terus menerus??? walah kapan 
bisa maju
 atuh masyarakat beragama teh..pantesan kalah sama masyarakat 
yang
 tidak beragama...

 Banyak sekali orang yang jadi keblinger gara-gara masalah
 pahala...niat mendapat pahala malah menzalimi orang lain.

 * lagi bete nunggu avatar sesion 3 DOBS hiks..hiks..kapan kau
 tayangg;P



 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%
40yahoogroups.com,
Lina Dahlan linadahlan@
   

   
 
   [Non-text portions of this message have been removed]
 
 
 

 
 [Non-text portions of this message have been removed]





[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-15 Terurut Topik asetijadi2004
mbak Lina,

Jangan menisbahkan perilaku sahabat selalu kepada Rasulullah.
Nanti jika sahabat kencing di suatu tempat, dikiranya disuruh Rasul.
Akibatnya kencing di tempat itu jadi Sunnah.

Itu yang terjadi.

Dari pada sibuk ngurusin Nabinya orang lain spt. MGA,
coba mbak Lina pelajari dengan baik hadits-hadits yang mbak Lina akui.
Lha wong katanya setuju sama hadits yang bilang Rasul membenarkan 
orang yang membunuh istrinya karena menghina Rasul.

TIDAK ADA PERINTAH RASUL UNTUK MEMBUNUH ORANG KARENA MENGAKU NABI.
Musailamah itu bertemu nabi berkali-kali.

SEMUA NABI PALSU DIBUNUH SETELAH RASUL WAFAT, DAN BUKAN ATAS PERINTAH 
RASUL. Coba fakta ini bisa dikonfirmasi dulu daripada merasa jadi 
pembela Rasul yang keblinger.

Salam
Ary


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Saya berpendapat ini karena kita tinggal pada budaya yang 
 demikian 'lembut' sehingga bisa beralasan karena Allah yang tahu 
 maka hanya Allah yang berhak menghukum ato menyatakan kezaliman.
 
 Pada budaya di jaman Nabi SAW hidup dan para sahabat hidup orang 
 macam gini sudah diperangi dan dihukum mati karena hubungan 
 spiritual mereka terhadap Allah SWT jauh lebih dekat dibanding 
 dengan kita2 sekarang ini. Jadi, saya dapat memaklumi kalau urat 
 syaraf kita tidak sekuat urat syaraf orang2 terbaik yang telah 
 mendapat kemenangan besar tsb.
 
 Saya sangat paham bahwa dalam ayat itu tidak ada anjuran dari Allah 
 SWT kepada manusia untuk menghukum ato menyatakan dzalim 
 (Eksplisit]. Tapi, bukankan kita juga harus melihat pelaksanaannya 
 pada jaman Nabi SAW (Sunnah/Hadist) dan kehidupan para sahabat? 
 
 Kalo memang urat syaraf kita yang gak kuat, gak elok juga kalo kita 
 beralasan hanya Allah yang berhak menghukum dan menyatakan dzalim.
 
 Kalo saya mengikuti pola pikir spt ini, saya juga bisa bertanya ada 
 gak dalam AlQur'an bhw hanya hak Allah dan malaikatnya untuk 
 menghukum dan menyatakan dzalim?
 
 Dont worry, saya juga termasuk orang yang urat syarafnya gak kuat 
 utk menghukum orang2 dzalim..tapi saya tak mau menjadikan ke 
 Mahakuasaan Allah untuk alasan ketidak kuatan saya...:-) karena 
saya 
 yakin ada orang yang urat syarafnya kuat untuk menjadi hakim adil 
di 
 muka dunia ini: Sang Ratu Adil ...:-)
 
 wassalam,
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim 
 chodjim@ wrote:
 
  Ayat yang Mbak Lina cuplik itu adalah ayat tentang spiritualitas. 
 Jadi, seseorang itu bohong atau tidak terhadap Allah, hanyalah 
Allah 
 dan malaikat utusan-Nya yang mengetahui.
  
  Lantaran hanya Allah yang mengetahui, maka Dia semata yang berhak 
 menghukum atau menyatakan kezaliman terhadap pelakunya. Ratusan 
ribu 
 nabi dan rasul telah diutus. Kebanyakan nabi tidaklah sukses dalam 
 dakwahnya, dan bahkan dibunuh oleh kaumnya. Maka, tidaklah heran 
 bila kehadiran nabi yang diketahui orang dan sukses hanya puluhan 
 saja. Di antara yang mengaku nabi dan sukses pasca Nabi Muhammad 
 ialah Guru Nanak (1469-1539,Agama Sikh), Mirza Ali Muhammad 
(Baha'i, 
 didirikan pada 1844), dan MGA (1839 - 1908, Ahmadiyah).
  
  Wasalam,
  chodjim
  
  
- Original Message - 
From: Lina Dahlan 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Wednesday, November 07, 2007 4:05 PM
Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak 
 bersyarat
  
  
QS6:93
Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang mengadakan 
kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:Telah diwahyukan 
 kepada 
saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan 
 orang 
yang berkata:Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan 
Allah. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu 
 orang-
orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, 
 sedang 
para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil 
berkata) :Keluarkanlah nyawamu. Di hari ini kamu dibalas 
 dengan 
siksaan yang menghinakan, karena kamu selalu mengatakan 
terhadap 
Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu 
menyombongkan diri ayat-ayat-Nya. 
  
  
Recent Activity
  a..  17New Members
Visit Your Group 
Sitebuilder
Build a web site
  
quickly  easily
  
with Sitebuilder.
  
Yahoo! 360°
Start Sharing
  
Your place online
  
Blog  photos
  
Y! Messenger
Instant hello
  
Chat in real-time
  
with your friends.
. 
 
  
  [Non-text portions of this message have been removed]
 





[wanita-muslimah] Program Qurban Nasional 2007

2007-11-15 Terurut Topik seismic_yuni
Berqurban Bersama PortalInfaq, Berempati Untuk Korban Bencana di
Berbagai Daerah

Tolong dijenguk ya :-)

http://www.portalinfaq.org/g02x01_article_view.php?article_id=657