Re: [wanita-muslimah] Di saat hujan turun
Bener mba Mia :-) Jadi ingat cerita ayah, di satu acara reuni sekolahnya ada seorang temannya yang jadi pejabat dan terkenal korup. Teman-teman reuninya becanda sambil mukul pelan-pelan perut buncit koruptor itu, ini perut makin buncit saja makan yang haram, kapan sadarnya?. Koruptor ini sambil ketawa menjawab, tenang, dosaku berkurang, malah mungkin tidak ada dosa lagi karena kemarin aku menghajikan 5 orang. Ini kan akibat dari hitung menghitung pahala-dosa. Koruptor itu menghitung kebaikan yang berbuah pahala, padahal kebaikan itu dibiayai dari perbuatan buruknya (korupsi). salam Aisha --- From : Mia Betul mba, hitung menghitung pahala kayak gitu malah jadi menjauhkan kita dari yang kita tuju. Solat iya...tapi korupsi jalan terus, soale ada buku debit kredit pahala-dosa, yang di akhir bulan nanti bisa direkonsiliasi atau dikonsolidasi. Nggak bisa kita mengubah karakter kalo tembok mental credit debit itu belum runtuh - ini yang namanya mental sekular yang dsalahkaprahi. .. .. salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
salat oleh, ora salat iyo oleh.. sing ora oleh, menging wong salat.. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Kinantaka [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum Wr. Wb. Semalam di tempat saya hujan turun dengan deras. Gludug dan bledek silih berganti bersahut-sahutan. Seperti biasanya kalau hujan deras, kamar anak saya bocor. Tetesan air hampir membasahi seluruh kamar. Kemudian saya dan istri kerja bakti untuk meminggirkan barang2 agar tidak kebasahan. Sedang asyik2nya beres-beres kamar, terdengar adzan Isya' di musholla sebelah. Saya menghentikan aktifitas beres-beres kamar, segera ambil air wudlu, ambil payung dan bersiap mau berangkat ke musholla. Istri saya menyeletuk: Mau ke mana, mas? Ya mau sholat atuh, apa ndak denger adzan Isya'?, jawab saya. Sholat di rumah aja, kan hujan gede, yah, sahut istri saya kembali. Ibu, ayah kan pengen dapet 27 derajat dengan sholat jama'ah di musholla, jawab saya. Ayah enak dapet 27 derajat, sementara ibu di rumah ngurusin kamar bocor begini. Terserah ayah, deh, ketus istri saya. Deg Jantung saya terhenyak. Ragu2 apakah mau sholat ke musholla untuk mendapatkan 27 derajat atau membantu istri ngeberesin kamar anak yang bocor. Agak lama saya berdiam diri, sampai adzan di musholla hampir selesai. Akhirnya saya memutuskan untuk membantu istri beres-beres kamar anak. Saya memilih untuk sholat di rumah saja, yang hanya dapat 1 derajat. Apakah saya salah? Kinantaka [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Lex Specialis derogat lex Generalis
Dari komen mbak Kucing Kembar di blog mbak dewinova. Kebetulan mbak Dewi protes, dengan kondisi di Aceh, dimana wanita berjilbab pun masih kena tangkapan polisi wilayatul hisbah hanya karena mereka memakai celana jeans. Mbak Devi, numpang dua fotonya saya relay di sini yah Numpang komentar: kebetulan saya pernah ngobrol dengan salah satu ulama muda di Aceh tahun lalu. Yang perlu diketahui, ulama di Aceh tidaklah monolitik. Banyak yang tidak setuju soal skema wilayatul hisbah dan tindak-tanduk para polisinya. Tapi ada rasa sungkan untuk menolak implementasi syariah serta mengambil posisi konfrontasi setelah pertempuran bertahun-tahun. (Apalagi, menurut ulama ini, ulama-ulama senior di Aceh kebanyakan sufi yang enggan turun ke dunia politik). Ada disconnect antara rakyat Aceh yang menurut ulama muda ini sebagian besar adalah pengikut mazhab Syafii dengan manhaj wilayatul hisbah yang polanya ditiru dari Saudi (Wahhabi). Yang lebih serem lagi, yang menentukan pasal- pasal dari aturan wilayatul hisbah itu (kata ulama ini) BUKANLAH ulama dengan pengetahuan fiqh yang mumpuni. Tapi DPRD. Bagaimana bisa aturan syariah diputuskan oleh DPRD? Ya bisa, kalau di Aceh. Saya jadi prihatin sekali mendengar cerita ini. Pelajaran yang saya petik adalah: ada cleavage alias retakan antara Islam sebagai nilai hidup dan Islam sebagai komoditas politik di Aceh. Juga, perlu sangat kritis menyikapi heterogenitas para ulama di Aceh. Komen papabonbon, untuk memancing suasana yang lebih keruh: Kan ulama aceh juga politisi, misalnya dari pks gelarnya saja Lc. lagipula kalau konsepnya resionalisasi syariat, yah memang dprd yg memutuskan. Ini kan memang masalah aceh, kok bisa bisanya ada negara dalam negara. Pun kalau status daerah istimewa memang ada, emang secara hukum kan lex specialis derogat lex generalis. Jadi posisi perda di NAD itu dianggap sebagai hukum khusus yg sifatnya mengatur secara lebih khusus bagi rakyat aceh. dengan demikian posisi UU jadi terlangkahi. Pertanyaannya, emangnya bisa perda yg secara kedudukannya lebih rendah dibanding UU malah memiliki posisi lex specialis ?. Harusnya sih secara konsep kagak bisa, tapi itulah yg terjadi di aceh. Sama kayak hukum adat, gak mungkin hukum adat diposisikan jadi UU. tapi toh, secara konsep, seharusnya hukum adat mendapat tempat dalam juridis indonesia. Coba baca Bumi Manusia nya Pramoedya Ananta Toer, di sana doi membenturkan pernikahan secara islam antara Minke dengan Annelies vs Hukum bagi orang Eropa yang tidak mengakui pernikahan mereka, apalagi Annelies masih di bawah umur.
[wanita-muslimah] Re: Lex Specialis derogat lex Generalis
sori ada yg ketinggalan. Obrolan politiknya sih bisa disandarkan pada pendapatnya An Nuim. Question: What does sharia mean and where does it actually lie in the Islamic legal system? Answer: Sharia is the normative system of Islam, which is based on the Koran and Sunnah (the Prophet Muhammad's traditions). But it must be the product of human interpretation, human reason and human experience. So when we say that sharia is divine it is misleading. Since sharia is the product of human interpretation, any understanding of it is not divine, not eternal and not binding. It's Muslims who must understand sharia for themselves in their own context. Your cannot import any (sharia) interpretation from the Middle East, or from historical experience. The history is interesting to understand as comparative study, but it's not binding. That's why the subtitle of the book is Negotiating the Future of Sharia. It means that the future of sharia in every society is the product of negotiation. It is not given no choice, no interpretation and no contextualization. Kalau ilustrasi imajinernya, coba baca Bumi Manusia nya Pramoedya Ananta Toer, di sana doi membenturkan pernikahan secara islam antara Minke dengan Annelies vs Hukum bagi orang Eropa yang tidak mengakui pernikahan mereka, apalagi Annelies masih di bawah umur. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, masarcon [EMAIL PROTECTED] wrote: Dari komen mbak Kucing Kembar di blog mbak dewinova. Kebetulan mbak Dewi protes, dengan kondisi di Aceh, dimana wanita berjilbab pun masih kena tangkapan polisi wilayatul hisbah hanya karena mereka memakai celana jeans. Mbak Devi, numpang dua fotonya saya relay di sini yah Numpang komentar: kebetulan saya pernah ngobrol dengan salah satu ulama muda di Aceh tahun lalu. Yang perlu diketahui, ulama di Aceh tidaklah monolitik. Banyak yang tidak setuju soal skema wilayatul hisbah dan tindak-tanduk para polisinya. Tapi ada rasa sungkan untuk menolak implementasi syariah serta mengambil posisi konfrontasi setelah pertempuran bertahun-tahun. (Apalagi, menurut ulama ini, ulama-ulama senior di Aceh kebanyakan sufi yang enggan turun ke dunia politik). Ada disconnect antara rakyat Aceh yang menurut ulama muda ini sebagian besar adalah pengikut mazhab Syafii dengan manhaj wilayatul hisbah yang polanya ditiru dari Saudi (Wahhabi). Yang lebih serem lagi, yang menentukan pasal- pasal dari aturan wilayatul hisbah itu (kata ulama ini) BUKANLAH ulama dengan pengetahuan fiqh yang mumpuni. Tapi DPRD. Bagaimana bisa aturan syariah diputuskan oleh DPRD? Ya bisa, kalau di Aceh. Saya jadi prihatin sekali mendengar cerita ini. Pelajaran yang saya petik adalah: ada cleavage alias retakan antara Islam sebagai nilai hidup dan Islam sebagai komoditas politik di Aceh. Juga, perlu sangat kritis menyikapi heterogenitas para ulama di Aceh. Komen papabonbon, untuk memancing suasana yang lebih keruh: Kan ulama aceh juga politisi, misalnya dari pks gelarnya saja Lc. lagipula kalau konsepnya resionalisasi syariat, yah memang dprd yg memutuskan. Ini kan memang masalah aceh, kok bisa bisanya ada negara dalam negara. Pun kalau status daerah istimewa memang ada, emang secara hukum kan lex specialis derogat lex generalis. Jadi posisi perda di NAD itu dianggap sebagai hukum khusus yg sifatnya mengatur secara lebih khusus bagi rakyat aceh. dengan demikian posisi UU jadi terlangkahi. Pertanyaannya, emangnya bisa perda yg secara kedudukannya lebih rendah dibanding UU malah memiliki posisi lex specialis ?. Harusnya sih secara konsep kagak bisa, tapi itulah yg terjadi di aceh. Sama kayak hukum adat, gak mungkin hukum adat diposisikan jadi UU. tapi toh, secara konsep, seharusnya hukum adat mendapat tempat dalam juridis indonesia. Coba baca Bumi Manusia nya Pramoedya Ananta Toer, di sana doi membenturkan pernikahan secara islam antara Minke dengan Annelies vs Hukum bagi orang Eropa yang tidak mengakui pernikahan mereka, apalagi Annelies masih di bawah umur.
[wanita-muslimah] Re: Blogspot FPI (Front Pembela Islam)
hai abdi, tolong masukkan tambahan artikel di bawah ini di blog yah .. ini berita bagus tentang aktivitas FPI yg kucintai. === JAKARTA, (TNI Watch!, 28/2/2006). Nama Front Pembela Islam (FPI) makin dikenal luas karena aktifitas kelompok Islam garis keras ini menonjol di berbagai soal politik. FPI muncul dalam dua tahun belakangan ini, menyusul Komite Indonesia untuk Solidaritas Dunia Islam (KISDI), organisasi serupa pimpinan Ahmad Sumargono. FPI agak berbeda dengan KISDI, karena organisasi yang terakhir ini memiliki pasukan milisi bersenjata (senjata tajam dan pentungan). Milisi FPI, seperti layaknya organisasi militer, para anggotanya juga memiliki tanda kepangkatan. FPI juga dikenal dekat dengan sejumlah kalangan Angkatan Darat seperti Panglima Kostrad Letjen TNI Djadja Suparman (yang kemudian menghubungkannya dengan Jendral TNI Wiranto), Mayjen TNI Kivlan Zein, Mayjen TNI Zacky Anwar Makarim, Kasum TNI, Letjen TNI Suaidi M, Wakil Panglima TNI, Jendral TNI Fachrul Rozi dan lain-lain. FPI juga dekat dengan pejabat kepolisian Jakarta yakni mantan Kapolda Metrojaya, Mayjen Pol Noegroho Djajoesman. FPI juga dekat dengan orang-orang di seputar Jendral TNI (Purn) Soeharto. Di masa Letjen TNI (Purn) Prabowo Subianto masih aktif di TNI, FPI (begitu juga KISDI) adalah salah satu binaan menantu Soeharto itu. Namun, setelah Prabowo jatuh, FPI kemudian cenderung mendekati kelompok Jendral Wiranto yang uniknya, saat ini, tengah bermusuhan dengan kelompok Prabowo. Inilah keunikan lembaga itu. Namun, dari dua hal itu bisa ditarik kesimpulan bahwa FPI memang memilih mendekati kelompok militer yang kuat yang bisa diajak bekerjasama dalam perebutan pengaruh politik. Sejumlah aksi FPI yang mendukung tentara misalnya: aksi tandingan melawan aksi mahasiswa menentang RUU Keadaan Darurat yang diajukan Mabes TNI, 24 Oktober 1999. Ratusan milisi FPI bersenjata pedang dan golok hendak menyerang mahasiswa yang bertahan di sekitar Jembatan Semanggi, Jakarta Pusat, namun bisa dicegah polisi. Aksi kedua ketika ratusan milisi FPI yang selalu berpakaian putih-putih itu menyatroni Kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), memprotes pemeriksaan Jendral Wiranto dan kawan-kawan oleh KPP HAM. Milisi FPI yang datang ke kantor Komnas HAM dengan membawa pedang dan golok itu bahkan menuntut lembaga itu dibubarkan karena dianggap lancang memeriksa para jendral itu. === --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Abdi M.U. [EMAIL PROTECTED] wrote: Assww. Mengingat ada banyaknya blogspot yang bertujuan memfitnah FPI sebagai organisasi, maka perlu disimak blogspot ini yaitu : *http://fpi-frontpembelaislam.blogspot.com*http://fpi- frontpembelaislam.blogspot.com atau *http://front-pembela-islam.blogspot.com*http://front-pembela- islam.blogspot.com Pada blogspot http://front-pembela-islam.blogspot.com bahkan dijelaskan oleh si pengelola sebagai berikut : Yaitu : *FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) secara resmi tidak memiliki media informasi melalui media blogspot*. Siapapun yang mengatasnamakan pribadi atau organisasi dengan mengaku wakil atau simpatisan atau fans atau sebagai apapun, maka ruang blogspot yang mengandung informasi FPI dianggap tidak resmi atau tidak mewakili Front Pembela Islam (FPI). Blogspot yang sedang Anda baca saat ini juga bersifat pribadi, sehingga tidak dimaksudkan untuk mewakili FPI sebagai organisasi. Blogspot pribadi mengenai FPI yang tergolong baik dan pantas disimak adalah : http://fpi-frontpembelaislam.blogspot.com/ http://islamicdefendersfront.blogspot.com/ Sedangkan beberapa Blogspot pribadi mengenai FPI yang mengandung maksud buruk untuk merusak citra FPI antara lain : pertama, http://frontpembelaislam.blogspot.com/ kedua, http://www.fpi-online.blogspot.com Silahkan disebarluaskan ! Wass. Abdi M.U [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
Lha itu udah dijawab! ...:-). Rumus umumnya begitu: Dahulukan yang wajib drpd yang sunnah. Kecuali kalo sikonnya istri sampeyan ini bilang,ya udah mas, gak apa-apa ditinggal aja kalo mas mau sholat jamaah di masjid. Saya juga mau istirahat dulu. Mo minum teh manis hangat dulu! Nanti kalo mas udah pulang ya diterusin lagi. Kan masih bisa ditunnggu kok! Insyaallah istri sampeyan dapet pahala sholat berjamaah nya juga karena keikhlasannya,cuma gak tau berapa derajatnya he..he... Mungkin juga bukan pahala istilahnya tapi 'hasanah' kata orang arab. Kebaikan. Tapi tetep aja, ujung2nya kebaikan itu kan pahala. wassalam, Hayuu buat kebaikan sebanyak-banyaknya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Kinantaka [EMAIL PROTECTED] wrote: Membantu istri kan wajib, dan sholat berjama'ah di mesjid itu Sunnah. Jadi gimana, kalau menurut rumus mbak Lina, berarti saya harus membantu beres2 di rumah kan? Apakah ada yg pernah berpendapat bahwa membantu istri itu hukumnya Sunnah? Kinantaka On 11/7/07, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: Tanya pak Kinan karena dia yang ngalami. Separah apa kebocorannya ? Apa diperlukan perbaikan/perhatian sesegera mungkin ? Kalo emang urgent banget ini menjadi lebih wajib ketimbang shola wajib DI MASJID karena mendahulukan memberikan bantuan kpd yang membutuhkan urgent itu mendapatkan pahala 100 derajat...:-)) Kalo mo itung2an derajat pahala. Saya pernah tanya juga ama seorang ustadz mana yang lebih penting memberikan infaq sedekah atau membayar hutang? Kata si ustadz membayar hutang itu wajib, infaq sedekah itu sunnah. Jadi, dahulukan yang wajib dari yang sunnah kecualididepan mata ada orang yang membutuhkan infaq sedekah kita dan kalo tidak di kasih pertolongan berupa uang utk makan ato berobat orang tsb akan mate'. Sebetulnya pertanyaan saya ke ustadz itu merujuk kepada fenomena seseorang (ato misalkan kita) yang rajin membagikan infaq sedekah tapi rajin pula meminjam uang kesana kemari untuk menutupi keperluan hidupnya sehari-hari karena orang tsb (or kita) terlibat hutang sana sini: termasuk hutang credit card ??? wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah% 40yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: sekarang mana yang lebih wajib hukumnya...membantu istri di rumah atau sholat wajib di mesjid? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah% 40yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@ wrote: Dahulukan yang wajib dari yang sunnah. Beres deh. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah% 40yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) ninghdw@ wrote: Pak Kinan, Menurut saya, kalau isteri lagi eM, ya pak Kinan sebaiknya sholat jamaah di Musholla dong. Tapi, memang harus lihat suasana juga. Kalau keadaannya parah, menurut saya sih bantuin dulu isteri beres-beres. Karena nanti pak Kinan, biarpun berjamaah, tapi jadi tidak khusyu' sholatnya, kepikiran rumah terus. Seperti yang mbak Mei ceritakan di email lain bahwa Rasulullah menyuruh untuk menambatkan unta kita terlebih dahulu sebelum sholat, supaya sholatnya khusyu', tidak kepikiran untanya terus. Jadi hal- hal yang bisa membuat hati kita tidak tenang, tidak fokus pada saat sholat, ya dibereskan dulu. Tapi kalau bisa ditinggal, ya tinggal aja dulu. Pak Kinan bilang ke isterinya untuk istirahat dulu beres-beresnya sejenak, sementara pak Kinan sholat jamaah di masjid, paling lama kan 15 menit-an aja. Setelah pulang, diterusin lagi. Kalau isterinya ngomel, ya dikasih senyum aja, Pak. Suami saya juga suka senyum aja, kalau saya ngomel. Saya jadi malu hati kalau udah begitu, ingat cerita Rasulullah saat minta ijin pada Aisyah saat akan sholat malam (jadi tidak menemani Aisyah tidur), Aisyah menjawab yang isinya kira-kira begini:Sebenarnya aku ingin dan senang engkau temani tidur. Tetapi engkau akan melakukan yang lebih disukai oleh Allah, maka aku ridho engkau tinggalkan. Waah... Isteri teladan kan kalau bisa seperti beliau R.A. Wallahua'lam bishowab. Wassalaam, -Ning -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah% 40yahoogroups.com [mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah% 40yahoogroups.com] On Behalf Of Kinantaka Sent: Saturday, November 03, 2007 10:41 AM To: wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah% 40yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun Mbak Ning, Kalau istri sedang -eM- bagaimana? Tetap dengan sangat terpaksa sholat sendirian, kan? Kinantaka On 11/2/07, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) ninghdw@
[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat
Saya berpendapat ini karena kita tinggal pada budaya yang demikian 'lembut' sehingga bisa beralasan karena Allah yang tahu maka hanya Allah yang berhak menghukum ato menyatakan kezaliman. Pada budaya di jaman Nabi SAW hidup dan para sahabat hidup orang macam gini sudah diperangi dan dihukum mati karena hubungan spiritual mereka terhadap Allah SWT jauh lebih dekat dibanding dengan kita2 sekarang ini. Jadi, saya dapat memaklumi kalau urat syaraf kita tidak sekuat urat syaraf orang2 terbaik yang telah mendapat kemenangan besar tsb. Saya sangat paham bahwa dalam ayat itu tidak ada anjuran dari Allah SWT kepada manusia untuk menghukum ato menyatakan dzalim (Eksplisit]. Tapi, bukankan kita juga harus melihat pelaksanaannya pada jaman Nabi SAW (Sunnah/Hadist) dan kehidupan para sahabat? Kalo memang urat syaraf kita yang gak kuat, gak elok juga kalo kita beralasan hanya Allah yang berhak menghukum dan menyatakan dzalim. Kalo saya mengikuti pola pikir spt ini, saya juga bisa bertanya ada gak dalam AlQur'an bhw hanya hak Allah dan malaikatnya untuk menghukum dan menyatakan dzalim? Dont worry, saya juga termasuk orang yang urat syarafnya gak kuat utk menghukum orang2 dzalim..tapi saya tak mau menjadikan ke Mahakuasaan Allah untuk alasan ketidak kuatan saya...:-) karena saya yakin ada orang yang urat syarafnya kuat untuk menjadi hakim adil di muka dunia ini: Sang Ratu Adil ...:-) wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote: Ayat yang Mbak Lina cuplik itu adalah ayat tentang spiritualitas. Jadi, seseorang itu bohong atau tidak terhadap Allah, hanyalah Allah dan malaikat utusan-Nya yang mengetahui. Lantaran hanya Allah yang mengetahui, maka Dia semata yang berhak menghukum atau menyatakan kezaliman terhadap pelakunya. Ratusan ribu nabi dan rasul telah diutus. Kebanyakan nabi tidaklah sukses dalam dakwahnya, dan bahkan dibunuh oleh kaumnya. Maka, tidaklah heran bila kehadiran nabi yang diketahui orang dan sukses hanya puluhan saja. Di antara yang mengaku nabi dan sukses pasca Nabi Muhammad ialah Guru Nanak (1469-1539,Agama Sikh), Mirza Ali Muhammad (Baha'i, didirikan pada 1844), dan MGA (1839 - 1908, Ahmadiyah). Wasalam, chodjim - Original Message - From: Lina Dahlan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, November 07, 2007 4:05 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat QS6:93 Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang mengadakan kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:Telah diwahyukan kepada saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata:Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang- orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata) :Keluarkanlah nyawamu. Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri ayat-ayat-Nya. Recent Activity a.. 17New Members Visit Your Group Sitebuilder Build a web site quickly easily with Sitebuilder. Yahoo! 360° Start Sharing Your place online Blog photos Y! Messenger Instant hello Chat in real-time with your friends. . [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] playing god-Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat
Saya bicara tidak dalam konteks playing god or siapa menghukum siapa tapi menjawab pertanyaan mbak Chae,emang ada pasalnya di Qur'an kita tidak boleh ngaku Nabi??;)) toh pertanyaan mbak Chae juga bukan soal playing god, tapi BOLEH GAK nya KITA NGAKU NABI or playing prophet...:-) tapi kalo dipikir-pikir, yang playing god itu sapa ya? Apa orang2 spt MGA ini playing god juga?? Coba bayangkan aja dalam Tukhfah Bagdad, hal. 25 MGA menulis bhw Tuhan mengatakan ttg diri MGA,ya Ahmad, nama-Mu bisa sempurna, tapi nama-Ku tidak bisa sempurna [ya Ahmad yutimmu ismuka, wa la yutimmu ismii]. Gubrak! wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: Duh, mba Lina..ada potongan ayat yang lepas dibaca: ..padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.. Artinya, Tuhan menghukum nabi palsu yang ngaku2 nabi padahal nggak diturunin wahyu, ngakunya dapet wahyu. Itu namanya berbohong. emang nggak disebut di situ bahwa kita mesti menghukum/melarang orang yang ngaku nabi, hanya dikatakan Tuhan menghukum pembohong yang ngaku nabi, padahal nggak pernah dapet wahyukecuali kalo kita mau playing God...:-) salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@ wrote: Baca lagi pertanyaan sampeyan. emang ada pasalnya di Qur'an kita tidak boleh ngaku Nabi??;)) jawab Allah: lebih zalim. [ato bahasa saya neh (yg lebih lunak) ada gak sih orang yang lebih dableg daripada org yg mengatakan...] Lalu manusia mo bilang emangnya ada pasal di Qur'an kita boleh berlaku zalim?? he..he..kayak Yahudi ngeyel di kisah Sapi Betina. wassalam, -- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Jelas sekali di ayat ini bahwa kita ini ndak ikut campur urusan Gusti Allah sama Makluk-Nya wong nanti yang balas juga Gusti Allah...kok...sepertinya kita2 kadang suka over acting:) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@ wrote: QS6:93 Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang mengadakan kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:Telah diwahyukan kepada saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata:Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang- orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata) :Keluarkanlah nyawamu. Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri ayat-ayat-Nya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: ** emang ada pasalnya di Qur'an kita tidak boleh ngaku Nabi??;))
[wanita-muslimah] Ayo berani lapor !
Ayo berani lapor ! Kiat praktis memahami indikasi perdagangan orang Banyaknya oknum yang memanfaatkan celah dari ketidaktahuan maupun kemiskinan seseorang untuk diperdagangakan. Termasuk dengan dalih menjadi buruh migran di negeri orang, padahal apa yang dilakukan oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab tersebut sudah dikategorikan perdagangan orang dan dapat dikenakan sangsi pidana. Apa saja yang termasuk dikategorikan perdagangan orang ? Dalam Undang-Undang Tindak Pidana Perdagangan Orang, definisi dari perdagangan Orang (Trafiking Manusia) adalah tindakan perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat, sehingga memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain tersebut, baik yang dilakukan di dalam negara maupun antar negara, untuk tujuan eksploitasi atau mengakibatkan orang tereksploitasi. selengkapnya di : http://www.iwork-id.org/index.php?action=news.detailid_news=58
[wanita-muslimah] playing god-Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat
Ok, let's drop 'playing god', bisa jadi tambah salah paham. mari bicara tentang orang yang mengaku nabi. Dalam ayat yang mba Lina kutip, mba Lina melewatkan kalimat ..padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.. Yang artinya Tuhan mencela orang yang suka berbohong, nggak dapet wahyu malah bilang dapet wahyu. Lalu, bagaimana kita membuktikan seorang MGA beneran dapet wahyu apa nggak dari Tuhan? Apa perlu dibuktikan? (Banyak orang nggak percaya si anu-ani itu nabi...soale hari gini gitu looh...Tapi jaman sekarang banyak yang percaya model 'nabi' Einstein, Newton, Bill Gates...tanpa mereka ngaku nabi..please dong ah..) salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya bicara tidak dalam konteks playing god or siapa menghukum siapa tapi menjawab pertanyaan mbak Chae,emang ada pasalnya di Qur'an kita tidak boleh ngaku Nabi??;)) toh pertanyaan mbak Chae juga bukan soal playing god, tapi BOLEH GAK nya KITA NGAKU NABI or playing prophet...:-) tapi kalo dipikir-pikir, yang playing god itu sapa ya? Apa orang2 spt MGA ini playing god juga?? Coba bayangkan aja dalam Tukhfah Bagdad, hal. 25 MGA menulis bhw Tuhan mengatakan ttg diri MGA,ya Ahmad, nama-Mu bisa sempurna, tapi nama-Ku tidak bisa sempurna [ya Ahmad yutimmu ismuka, wa la yutimmu ismii]. Gubrak! wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote: Duh, mba Lina..ada potongan ayat yang lepas dibaca: ..padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.. Artinya, Tuhan menghukum nabi palsu yang ngaku2 nabi padahal nggak diturunin wahyu, ngakunya dapet wahyu. Itu namanya berbohong. emang nggak disebut di situ bahwa kita mesti menghukum/melarang orang yang ngaku nabi, hanya dikatakan Tuhan menghukum pembohong yang ngaku nabi, padahal nggak pernah dapet wahyukecuali kalo kita mau playing God...:-) salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@ wrote: Baca lagi pertanyaan sampeyan. emang ada pasalnya di Qur'an kita tidak boleh ngaku Nabi??;)) jawab Allah: lebih zalim. [ato bahasa saya neh (yg lebih lunak) ada gak sih orang yang lebih dableg daripada org yg mengatakan...] Lalu manusia mo bilang emangnya ada pasal di Qur'an kita boleh berlaku zalim?? he..he..kayak Yahudi ngeyel di kisah Sapi Betina. wassalam, -- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Jelas sekali di ayat ini bahwa kita ini ndak ikut campur urusan Gusti Allah sama Makluk-Nya wong nanti yang balas juga Gusti Allah...kok...sepertinya kita2 kadang suka over acting:) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@ wrote: QS6:93 Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang mengadakan kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:Telah diwahyukan kepada saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata:Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang- orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata) :Keluarkanlah nyawamu. Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri ayat-ayat-Nya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: ** emang ada pasalnya di Qur'an kita tidak boleh ngaku Nabi??;))
Re: [wanita-muslimah] Re: Blogspot FPI (Front Pembela Islam)
** * http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2005/01/12/brk,20050112-75,id.html * ** *Relawan FPI Tidur di Kuburan* Rabu, 12 Januari 2005 | 01:50 WIB *TEMPO Interaktif*, *Jakarta*:Front Pembela Islam (FPI) selama ini dikenal sebagai perusak tempat-tempat hiburan yang buka saat bulan puasa. Atau penggerebek tempat-tempat judi. Namu, karena tindakannya dianggap berlebihan, serta melampaui kewenangan, yang datang justru kecaman. Dalam peristiwa bencana tsunami di Aceh, FPI justru membuahkan hasil yang menggembirakan. Relawan FPI-lah yang menemukan mayat, Jurubicara Polda Aceh, Sayed Husaini, padahal selama ini FPI sering berseberangan dengan polisi. Di Aceh, FPI juga tidak terdengar bentrok dengan relawan lain, baiki sipil, militer maupun asing. Bagaimana relawan FPI hidup di daerah bencana membantu masyarakat Aceh? Berkaos putih dengan tulisan *'Duka Aceh, Duka Kita Semua'*, setiap pagi ratusan anggota Front Pembela Islam (FPI) keluar dari sarangnya di Taman Makam Pahlawan, kawasan Peuniti, Banda Aceh. Ana gak bertahun baru di sini. Sudah buta ama tanggal-tanggal, kata Ustadz Mahsuni Kaloko, Kepala Operasional Relawan FPI yang menginjakkan kaki di Aceh, Kamis (30/12), bersama 3 anggotanya. Kini, total relawan FPI di Aceh mencapai 400 orang. Mahsuni bercerita, langkah awal yang menjadi pekerjaan FPI begitu turun dari pesawat adalah membersihkan Masjid Raya Baiturrahman. Ada 50 mayat yang saat itu terserak di sana,ujar pria yang di Sekretariat DPP menjabat sebagai Pengurus Badan Anti Teror. Di masjid terbesar yang menjadi ikon kota Banda Aceh itu, Mahsuni mendirikan posko bersama 175 orang lain dari HTI, FPI, PII, GPI, MMI, dan Mer-C. Kami bekerja keras, sehingga setelah menyucikan masjid pada Jum'at (31/12), 30 jam kemudian adzan pertama berkumandang pasca bencana,kenangnya. Pagi pertama di tahun 2005 itu, Baiturrahman pun melaksanakan ceramah, dipimpin Sekjen MUI Din Syamsudin. Saat itu juga Majelis Permusyawaratan Ulama Indonesia (MPUI) Aceh meminta FPI menjaga pintu-pintu untuk menjaga kesucian masjid dari orang-orang asing yang mencoba masuk. Mereka menyeleksi siapapun yang mau masuk masjid. Non-muslim kafir, *out*,serunya saat itu. Minggu (2/1) saat masjid itu akan dicat, FPI menyingkir ke Masjid di kawasan Taman Makam Pahlawan (TMP) Banda Aceh. Ketika jumlah relawan yang datang bertambah 241 orang dengan menumpang KM Egon dan 75 relawan lainnya dengan bis dari Medan, mereka pun membuka tenda-tenda besar dan kecil yang ada di kuburan itu. Pos logistik didirikan tepat di depan TMP. Hari-hari ini, Ketua Umum FPI Habib M. Rizieq Shihab turun langsung ke Aceh. \Beliau sedang melakukan evakuasi di Lambro Skip,kata Ustadz Sobri Lubis, salah satu Ketua FPI Pusat saat ditemui Tempo di tenda TMP. Saat ini, FPI memang memrioritaskan evakuasi mayat. Untuk tugas ini pun, mereka sengaja mengambil pekerjaan yang susah. Kami mengambil yang orang-orang tak mau sentuh,katanya. Sobri mengaku prihatin dengan banyaknya relawan yang kurang bersungguh-sungguh melaksanakan tugas. Meski pakai masker dan sarung tangan, mereka hanya mondar-mandir lalu mengambil foto seperti turis, kecamnya. Sobri memaparkan, masih banyak mayat-mayat wilayah di ibukota provinsi yang belum tersentuh evakuasi. Yang bersih cuma yang di jalan-jalan utama. Selain Lambro Skip, mayat paling banyak tercecer di Punge Blang Cut, dan Ulee Lheule. Stok peralatan dan sarana transportasi sangat terbatas. Kami dengar di PMI ada ribuan sepatu boot, tapi nyatanya habis, urainya. Dalam rencana FPI, seorang relawan minimal harus berada di Aceh selama sebulan. Sampai kapan? Kami akan terus bergiliran datang sampai Aceh benar-benar pulih,katanya. Mengenai bagaimana FPI bereaksi atas kinerja pemerintah menangani bencana di Aceh, Sekretaris DPP Ustadz Hasri Harahap mengutip pernyataan Menko Kesra saat berjumpa dengan Rizieq Shihab. Pak Alwi mengaku TNI sudah kelelahan, ceritanya. Kalau TNI saja sudah kelelahan, apalagi kami, yang logistiknya tak menentu. Namun FPI menegaskan bahwa pekerjaan mengevakuasi mayat ini hukumnya fardhu ain, bukan fardhu kifayah, katanya. Hasri juga menyoroti lemahnya koordinasi antar bagian. Koordinasi baru mulai rapi pada dua minggu terakhir ini, sebelumnya tak ada amir dalam setiap pengambilan keputusan,ujarnya. Selain itu, FPI meminta perhatian lebih untuk urusan fasilitas relawan dan transportasi bagi relawan. Harusnya, kursi-kursi kosong setiap pesawat yang berangkat ke Aceh diberikan kepada relawan, katanya. Mereka juga menyoroti sikap TNI yang dinilai penduduk *overacting*. Tak perlulah datang ke perempatan dengan menenteng senjata, katanya. Hasri dan Sobri juga memaparkan beberapa kejanggalan yang dilihatnya dalam pengerahan bantuan ke Aceh. Kami tegaskan, setiap bantuan jangan menggunakan label-label keagamaan, katanya. Himbauan itu disampaikan karena ia melihat adanya upaya berunsur SARA di balik pengiriman bantuan itu. Di PMI kami menemukan ratusan kardus bantuan yang kemasannya bertulis *Jesus Loves
[wanita-muslimah] LINA playing god-Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat
Lina ini mulai tampil dengan wajah aslinya, yaitu gemar dan asal comot menggunakan tulisan dan terjemahan pelintiran yang berasal dari pihak penentang Ahmadiyah. Saye teruskan. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: tapi kalo dipikir-pikir, yang playing god itu sapa ya? Apa orang2 spt MGA ini playing god juga?? Coba bayangkan aja dalam Tukhfah Bagdad, hal. 25 MGA menulis bhw Tuhan mengatakan ttg diri MGA,ya Ahmad, nama-Mu bisa sempurna, tapi nama-Ku tidak bisa sempurna [ya Ahmad yutimmu ismuka, wa la yutimmu ismii]. Gubrak! Teks Arabnya tertulis: Yaa ahmaduyatimmu ismuka walaa yatimmu ismi Ini redaksi terjemahan aslinya lengkap dengan referensinya yang diambil dari Tadzkirah versi bahasa Inggris terjemahan Muhammad Zafrullah Khan: ...Your name will come to an end O Ahmad, but My name will not come to an end. Be in the world like a stranger or a traveller and be of a righteous and the faithful and call to goodness and forbid evil and call down blessings on Muhammad and the people of Muhammad. Calling down blessings is the true training. I shall raise thee towards Me... [Terjemahan bebasnya: ...Wahai Ahmad, namamu akan berakhir, namun nama-Ku tidak akan berakhir. Jadilah [kamu] di dunia ini seperti seorang asing atau seorang pengembara dan jadilah seorang yang berbudi dan beriman dan ajaklah kepada kebaikan dan jauhilah kejahatan dan mintalah berkat [shalawatlah untuk] Muhammad dan umat Muhammad. Meminta [untuk mendapatkan] berkat-berkat (Shalawat) adalah latihan yang sejati. Aku akan angkat engkau kepada-Ku..] (Braheen Ahmadiyya part III pp. 238-242 sub footnote 1) Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. menjelaskan arti kalimat Yaa ahmaduyatimmu ismuka walaa yatimmu ismi (namamu akan berakhir, namun nama-Ku tidak akan berakhir) sebagai berikut: Thou art mortal and thy praise will come to an end, but Allah's praise will not come to an end for it is without count and without end. [Terjemahan bebasnya: Engkau [Ahmad] tidaklah abadi dan pujian bagimu akan berakhir, namun pujian bagi Allah tidak akan pernah berakhir yang untuk itu [pujian bagi Allah] tak terbilang dan tanpa akhir.] (Braheen Ahmadiyya part III. p. 242) Jadi, semakin jelas bahwa Lina telah melakukan manipulasi terhadap teks yang dimiliki oleh Ahmadiyah. Gubrak! Salam, MAS wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote: Duh, mba Lina..ada potongan ayat yang lepas dibaca: ..padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.. Artinya, Tuhan menghukum nabi palsu yang ngaku2 nabi padahal nggak diturunin wahyu, ngakunya dapet wahyu. Itu namanya berbohong. emang nggak disebut di situ bahwa kita mesti menghukum/melarang orang yang ngaku nabi, hanya dikatakan Tuhan menghukum pembohong yang ngaku nabi, padahal nggak pernah dapet wahyukecuali kalo kita mau playing God...:-) salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@ wrote: Baca lagi pertanyaan sampeyan. emang ada pasalnya di Qur'an kita tidak boleh ngaku Nabi??;)) jawab Allah: lebih zalim. [ato bahasa saya neh (yg lebih lunak) ada gak sih orang yang lebih dableg daripada org yg mengatakan...] Lalu manusia mo bilang emangnya ada pasal di Qur'an kita boleh berlaku zalim?? he..he..kayak Yahudi ngeyel di kisah Sapi Betina. wassalam, -- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Jelas sekali di ayat ini bahwa kita ini ndak ikut campur urusan Gusti Allah sama Makluk-Nya wong nanti yang balas juga Gusti Allah...kok...sepertinya kita2 kadang suka over acting:) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@ wrote: QS6:93 Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang mengadakan kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:Telah diwahyukan kepada saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata:Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang- orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata) :Keluarkanlah nyawamu. Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri ayat-ayat-Nya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: ** emang ada pasalnya di Qur'an kita tidak boleh ngaku Nabi??;))
Re: [wanita-muslimah] Re: Kiai Sahal: Fatwa MUI tentang Al-Qiyadah Agar Umat Tak Terperdaya
Ki Denggleng, Inilah yang memrihatinkan saya. Banyak tokoh masyarakat di Republik ini yang tidak paham terhadap budayanya sendiri, sehingga tidak dapat membedakan antara takhayul, klenik, dan mistik. Ketiga kosa kata tersebut berlain-lainan asalnya. Takhayul jelas berasal dari bahasa Arab takhayyul yang artinya imajinasi, fantasi; delusi, halusinasi. Klenik jelas berasal dari bahasa Jawa Kuna yang artinya makrifat, atau ilmu-ilmu tentang ketuhanan, sangkan paraning dumadi. Jadi, setiap orang yang beragama pasti hidup berklenik ria. Mistik berasal dari mystique (Perancis) yang artinya kekuatan misteri atau rahasia seni yang hanya dipahami praktisinya. Oleh karena itu, saya setuju dengan Ki Denggleng bahwa di Jepang yang mengesahkan setiap kosa kata serapan atau kosa kata baru adalah kaisar. Dengan demikian semua pengguna atau pemakai kosa kata ada rujukannya. Tidak seperti di Indonesia, kosa kata dilemparkan oleh berbagai pihak dengan makna yang sewenang-wenang, sehingga sesuatu yang benar bisa dianggap salah. Contohnya, ya pemakaian ketiga kata tadi. Lha, ketika orang Jawa membahas Sangkan Paraning Dumadi (Inna lillaahi wa inna ilayhi raaji'uun), jelas ilmu yang membahas untuk itu disebut klenik. Keimanan adalah klenik. Tapi, makna ini dirusak oleh banyak tokoh Islam yang tidak paham makna klenik. Maka, jangan heran kalau orang Indonesia menjadi bodoh. Apa yang kita sebut mistik sebenarnya supernatural yaitu kepercayaan tentang hantu atau makhluk halus. Jadi, kepercayaan tentang hantu bukanlah wilayah mistik, juga bukan mysticism [Yunani, mystes]. Di fakultas devine ada jurusan mysticism, yang dikaji perihal praktik hubungan langsung dengan dunia ketuhanan melalui kontemplasi dan meditasi. Kita perlu pemimpin yang berwawasan dan mampu mengarahkan bangsa ini menuju yang benar. Wasalam, chodjim - Original Message - From: Ki Denggleng Pagelaran To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, November 13, 2007 3:04 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Kiai Sahal: Fatwa MUI tentang Al-Qiyadah Agar Umat Tak Terperdaya --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, lasykar5 [EMAIL PROTECTED] wrote: Dalam pidatonya, Presiden Yudhoyono mengaku menerima masukan dari Menteri Agama dan MUI. Kemudian meminta agar aparat tegas terhadap sesuatu yang bersifat tahayul, klenik, dan mistik. Kita harus melakukan langkah tegas terhadap paham, aliran sesat, dan menyesatkan, tegasnya. Dalam sambutannya, Presiden meminta peran yang lebih besar dari MUI untuk memerangi paham atau aliran menyesatkan. Saya memohon kepada MUI agar berdiri di depan untuk menyelamatkan umat dari kemungkaran. Memerangi kemungkaran dengan cara yang tidak munkar, katanya. (okz/rif) -- Wuuuik... gimana nih Ustad Chodjim... yang tahayul, klenik dan mistik itu yang siapa? buingung dhewek aku. Jare-jarene... kata- katanya, kok ya kemana-mana gini ya? =nuhun= [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat
Wa alaykumus salam wr. wb., Salam hormat, Mas Suryawan. Dalam hal ini saya tidak menggunakan standar kata nabi (yang bahasa Arab) itu. Yang saya gunakan ialah sifat meski sebutannya bisa nabi, awatara (avatar), utusan, atau rasul. Itu tidak menjadi masalah bagi saya. Guru Nanak secara faktual telah membangun agama baru Sikh dengan kitab suci, tata cara peribadatan, dan simbol-simbolnya sendiri. Meskipun Mirza Ali Muhammad dihukum mati, tapi pengembangan agama Bahai itu dilanjutkan oleh Muhammad Husein Nuri, dan berkembanglah agama Bahai sampai dewasa ini. Dari sinilah saya anggap bahwa dia sukses. Banyak nabi yang tidak mati dibunuh oleh kaumnya, tapi hanya tinggal namanya dan tidak ada pengikutnya yang tersisa di hari ini, seperti Ilyas, Yunus, dan lain-lain. Matur kasuwun, atas koreksi tahun kelahiran Hazrat Mirza Ghulam Ahmad. Wasalam, chodjim - Original Message - From: ma_suryawan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, November 13, 2007 3:53 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat Assalamu'alaikum, Pak Chodjim, Memang benar, barangsiapa yang mengaku mendapat wahyu dari Allah, hanya Allah saja yang mengetahui apakah klaim itu dusta atau benar, sehingga hanya Allah saja yang berhak memberi hukuman atau menyatakan sebagai zalim. Mengenai ukuran sukses tidaknya nabi, saya percaya salah satu kriterianya adalah bahwa nabi yang sukses adalah nabi yang tidak di bunuh oleh kaumnya sendiri. Mengenai Guru Baba Nanak, rasanya beliau tidak pernah mendakwakan dirinya sebagai nabi. Oleh sebab itu beliau bukan nabi, dan para pengikutnya (kaum Sikh) juga tidak menganggapnya sebagai nabi. Menurut Ahmadiya, beliau adalah beragama Islam dan seorang wali Allah. Mengenai Mirza Ali Muhammad (Bahai), ia dihukum mati di muka umum di Persia pada tahun 1850 dalam usia 31 tahun. Artinya, ia tidak sukses. Mengenai Mirza Ghulam Ahmad, ada koreksi sedikit, beliau lahir tahun 1835, bukan tahun 1839. Salam, MAS --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote: Ayat yang Mbak Lina cuplik itu adalah ayat tentang spiritualitas. Jadi, seseorang itu bohong atau tidak terhadap Allah, hanyalah Allah dan malaikat utusan-Nya yang mengetahui. Lantaran hanya Allah yang mengetahui, maka Dia semata yang berhak menghukum atau menyatakan kezaliman terhadap pelakunya. Ratusan ribu nabi dan rasul telah diutus. Kebanyakan nabi tidaklah sukses dalam dakwahnya, dan bahkan dibunuh oleh kaumnya. Maka, tidaklah heran bila kehadiran nabi yang diketahui orang dan sukses hanya puluhan saja. Di antara yang mengaku nabi dan sukses pasca Nabi Muhammad ialah Guru Nanak (1469-1539,Agama Sikh), Mirza Ali Muhammad (Baha'i, didirikan pada 1844), dan MGA (1839 - 1908, Ahmadiyah). Wasalam, chodjim - Original Message - From: Lina Dahlan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, November 07, 2007 4:05 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat QS6:93 Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang mengadakan kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:Telah diwahyukan kepada saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata:Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang- orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata) :Keluarkanlah nyawamu. Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri ayat-ayat-Nya. Recent Activity a.. 17New Members Visit Your Group Sitebuilder Build a web site quickly easily with Sitebuilder. Yahoo! 360° Start Sharing Your place online Blog photos Y! Messenger Instant hello Chat in real-time with your friends. . [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Kolom IBRAHIM ISA *) -- 'WERTHEIM AWARD 2008' ------ Untuk BENNY G. SETIONO
Kolom IBRAHIM ISA *) --- Kemis, 15 November 2007. 'WERTHEIM AWARD 2008' -- Untuk BENNY G. SETIONO Menjelang akhir 2007 Pengurus Wertheim Foundation Stichting Wertheim, Leiden-Amsterdam memutuskan memberikan 'WERTHEIM AWARD 2008' kepada BENNY G. SETIONO, sebagai pengakuan dan penghargaan terhadap usaha, kegiatan dan karya Benny G. Setiono, dalam rangka usaha besar EMANSIPASI NASION INDONESIA. Nama Benny G. Setiono, dengan demikian, turut menghiasi daftar nama-nama tokoh-tokoh Indonesia yang oleh WERTHEIM FOUNDATION telah diberikan WERTHEIM AWARD. Nama-nama para tokoh Indonesia yang telah diberikan WERTHEIM AWARD, adalah: Pramoedya Ananta Toer (novelis), S. Rendra (penyair), Widji Thukul (penyair), Goenawan Mohammad (budayawan) dan Joesoef Isak (wartawan/publisis). Sumbangan mereka terhadap usaha EMANSIPASI NASION INDONESIA dalam arti yang seluas-luasnya, mereka berikan dari posisi mereka masing-masing dalam masyarakat yang aktif peduli terhadap usaha pembebasan bangsa Indonesia . Itulah pertimbangan utama yang telah mendorong Wertheim Foudantion memberikan pengakuan dan penghargaan tsb. Penyerahan WERTHEIM AWARD kepada Goenawan Mohammad dan Joesoef Isak, masih jelas dalam ingatan orang, telah berlangsung akhir tahun 2005, dengan mengambil tempat di Ruangan Nusantara Kedutaan Besar Republik Indonesia di Den Haag. Suatu peristiwa yang penuh makna, bahwa, penyerahan 'Wertheim Award' telah berlangsung di gedung KBRI, yang menurut hukum internasional, formal diakui sebagai wilayah Republik Indonesia. Apalagi bila disadari bahwa tokoh-tokoh Goenawan Mohammad dan Joesoef Isak, dalam kegiatan dan perjuangan mereka demi membela hak-hak untuk kebebasan menyatakan pendapat, untuk hak-hak demokrasi dan HAM, sasaran utama mereka adalah penguasa ( rezim Orba) yang dengan sewenang-wenang telah melanggar hak-hak demokrasi. Untuk itu, Orba telah menjebloskan Pramoedya A. Toer, ke pulau pembuangan BURU, serta memenjarakan Joesoef Isak 12 tahun lamanya di Penjara Salemba. Majalah Tempo yang dipimpin oleh Goenawan Mohammad, pernah diberangus karena membela hak-hak demokrasi. Gelombang gerakan Reformasi dan Demokrasi yang bergelora dalam tahun 1998 dan jatuhnya Presiden Suharto, adalah faktor utama yang bisa menjelaskan mengapa penyerahan WERTHEIM AWARD 2005 kepada Goenawan Mohammad dan Joesoef Isak bisa berlangsung dengan hikmat dan lancar di Ruangan Nusantara Kedutaan Besar Republik Indonesia, Den Haag. * * * Menurut rencana, pemberian Wertheim Award kepada Benny G. Setiono akan dilangsungkan bertepatan pada peringatan SEABAD Prof. W.F. WERTHEIM, yang akan dilangsungkan bersama oleh Wertheim Foundation dengan IISG, pada kwartal ke-2 tahun 2008. Penyampaian Wertheim Award, dan seminar Peringatan Seabad Wertheim, akan mengambil tempat di IISG, Internationaal Instituut voor Sociaal Geschiedenis - Institut Internasional untuk Sejarah Sosial - di kota Amsterdam. IISG adalah sa;ah satu lembaga dokumentasi dan penelitian terbesar di dunia yang melakukan kegiatan di bidang ilmu sejarah sosial dunia. * * * SIAPA BENNY G. SETIONO Benny G Setiono dilahirkan di desa Ceracas, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, pada 31 Oktober 1943. Ayahnya, Endang Sunarko (Khouw Sin Eng), adalah seorang penulis. Buku yang ditulisnya a.l. adalah ‘ Tiongkok Baru, Kawan atau Lawan. Endang Sunarko sering menulis di majalah 'Pantjawarna’ dan harian ‘ Sin Po’. Benny menempuh studinya di Fakultas Ekonomi Universitas Respublica, Jakarta. Baru mencapai tingkat tiga, Benny terpaksa ‘drop out’ , karena kampusnya dibakar rombongan KAMI/KAPPI yang didukung milisia. Pada tahun 1999 Benny G. Setiono ikut mendirikan Perhimpunan Indonesia Tionghoa, INTI, dan pada 2002 turut mendirikan Lembaga Kajian Masalah Kebangsaan (ELKASA). Untuk lebih mengenal siapa Benny G Setiono, apa dan bagaimana visi dan misinya, mengenai hasil studi dan analisisnya, barangkali yang terbaik adalah membaca bukunya yang telah diterbitkan oleh ELKASA di Jakarta. Ketika menjelaskan tentang studinya yang disimpulkan dalam buku TIONGHOA DALAM PUSARAN POLITIK, Benny a.l. mencatat, bahwa bukunya disusun atas dasar rangkaian informasi dari berbagai buku, majalah, koran, tabloid dll. Tujuan ditulisnya buku tsb ialah untuk berbagi pengetahuan dan memberikan keseimbangan kepada para pembaca. Karena, masalah Tionghoa seperti juga masalah G30S/PKI selama ini ditulis dengan kurang berimbang hingga sangat menyudutkan kedua kelompok tsb. Sedang, dalam kenyataannya, mereka itu merupakan bagian integral bangsa kita. Dikemukakan oleh Benny bahwa dalam bukunya itu, peranan etnis Tionghoa ditulis dengan tidak mengkotak-kotakkan atau memisahkannya dari perkembangan sejarah bangsa Indonesia. Ditandaskannya pula bahwa etnis Tionghoa telah mempunyai akar sejarah lebih dari 500 tahun di bumi Nusantara, serta merupakan bagian yang tak terpisahkan dari bangsa Indonesia. Bisalah dikatakan dengan pasti, bahwa
[wanita-muslimah] Basra militants targeting women
http://news.bbc.co.uk/2/hi/middle_east/7095209.stm Last Updated: Thursday, 15 November 2007, 03:04 GMT Basra militants targeting women By Mona Mahmoud and Mike Lanchin BBC World Service Women are being targeted amid a local power struggle The chief of police in the southern Iraqi city of Basra has warned of a campaign of violence against women carried out by religious extremists. It has, Maj-Gen Abdul Jalil Khalaf said, included threats, intimidation and even murder. Some victims were dressed in indecent clothes by their killers or had notices attached to them, he said. Women interviewed by the BBC said they no longer dared venture on to Basra's streets without strict Islamic attire. There is a terrible repression against women in Basra, Maj-Gen Khalaf told the BBC. They kill women, leave a piece of paper on her or dress her in indecent clothes so as to justify their horrible crimes. Forty-two women were killed between July and September this year, although the number dropped slightly in October, he said. In one case, he added, a woman was killed in her home along with her six-year-old son, who was rumoured to have been conceived in an adulterous relationship. Maj-Gen Khalaf, sent to Basra this year by Iraqi Prime Minister Nouri Maliki to impose order in the city, said the police were often too scared to conduct proper investigations into the killings. The relatives are reluctant to report the crimes for fear of a scandal or because they despair of the police's ability to solve them, he added. 'Shot in the legs' A female lawyer in Basra contacted by the BBC by phone from London, who asked not to be named for fear of reprisals, said attacks on women in the city were occurring every two or three days. I was waiting at the bus stop when the motorbike headed straight at me, full speed Um Zeinab Working mother from Basra She told the BBC about a university student who had been shot in the legs for not wearing an Islamic headscarf, or hijab. The lawyer also said that graffiti was painted on walls warning women to cover their heads or be punished. She said she had been told by a group of men that she should be at home and get married instead of working. They said to me: 'If anyone's willing to offer a good price for you, we wouldn't think twice about selling you', she said. When they see a woman going out to work and being successful, I'm sorry, but they feel inferior to her. 'Killed before their kids' A mother-of-six and government employee in Basra, who wished to be identified only as Um Zeinab, told the BBC she had almost been run down by a motorcyclist one day while waiting for her bus to work. We warn against immodest dress. Violators will be punished. God is witness that we have conveyed the message Message written on a Basra wall I was wearing a shirt with a skirt and some make-up, as I usually do, she said. I was waiting at the bus stop when the motorbike headed straight at me, full speed. Luckily, the motorcyclist skidded and fell before reaching her. She said she had heard of other women attacked but who had not been as lucky. Two women were killed in al-Makal district two days ago. People said they had received warnings before and then gunmen came to their homes and killed them, one in front of their kids. Warring factions Given the continuing power struggle in Basra between rival Shia militias, it was perhaps understandable that Gen Khalaf would not be drawn into naming names. He blamed dangerous criminals trying to undermine stability in the city. He also said that repression against women had been going on while British forces were still in the city, prior to their withdrawal to Basra airport in September. Others were more direct in pointing the finger of blame at the rival Shia militias, known to have infiltrated the police and vying for control of Basra. Um Zeinab called them dark, fundamentalist extremists. A spokesman for one of the largest Shia groups, the Sadrists of the radical cleric Moqtada Sadr, told the BBC that its members did not attack women or try to enforce Islamic law on women by violence. But he did not rule out that others were doing so. Are you in Iraq? Have you been affected by this story? Send us your experiences using the form below. Name: Email address: Town and Country: Phone number (optional): Comments: Story from BBC NEWS: http://news.bbc.co.uk/go/pr/fr/-/2/hi/middle_east/7095209.stm Published: 2007/11/15 03:04:06 GMT [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Moroccan Chicken with Lemon and Olives
Discovering Moroccan chicken, flavored with lemons and olives By STEPHEN FRANKLIN CHICAGO TRIBUNE (Original publication: November 14, 2007) Bill Hogan/Chicago TribuneThe Moroccan chicken is a moist and fragrant dish, adorned with olives, lemon, raisins and olive oil. Moroccan Chicken with Lemon and Olives Moroccan cooking is known the world over for its subtle flavors and sensuous spices. This moist and fragrant roasted chicken is adorned with garlic, lemons, olives and raisins and basted in rich Middle Eastern olive oil. For maximum flavor use large black/violet colored olives and preserved lemons. Fresh lemons can also be substituted. 1 4-pound chicken, preferably free-range or kosher, cut into 10 small serving pieces 1/2 teaspoon fine sea salt 3 cloves of garlic, minced 1- 1/2 preserved lemons, rinsed well and sliced 1 cup best quality black or violet olives 3/4 cup plump raisins 1/2 cup extra-virgin Middle Eastern olive oil 1 teaspoon ground ginger Pinch of saffron Pinch of sugar Pinch of cayenne 1 2-inch piece cinnamon stick 1/4 cup water Juice of one lemon 2 tablespoons each, minced cilantro and parsley, mixed together Remove all traces of excess fat from the chicken. Rinse thoroughly and pat dry with paper towels. Place in a shallow, non-reactive roasting pan and sprinkle evenly with salt and garlic. Cover chicken with sliced lemons. Arrange olives and raisins around and in between chicken pieces, and drizzle oil over all. Mix together the ground ginger, saffron, sugar and cayenne pepper and sprinkle evenly over chicken. Add cinnamon stick and water to the bottom of the roasting pan. Sprinkle with lemon juice. Bake at 350 degrees for 1- 1/4 to 1- 1/2 hours. Baste frequently with pan juices, sliding the lemons around as needed, until chicken is golden brown. Remove chicken, cover with foil and let rest for 20 minutes. Skim fat off the pan juices. Add half of cilantro and parsley mixture to pan juices and return to oven for 15 minutes. Remove cinnamon stick. Place chicken onto a colorful serving dish. Season pan juices with additional salt and pepper if needed. Spoon olives, lemons and raisins over the chicken. Garnish with remaining chopped cilantro and parsley mixture. Serve with rice or pilaf. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
Nimbrung- Mungkin istri teman Pak Kinan itu orang Jawa tradisional;-) Apapun juga ikut suami 'Suargo nunut, neraka katut' Kalo suaminya dapat banyak pahala/surga istrinya ikut, kalo suaminya masuk neraka istrinya juga ikut. Nilai pahala/dosa istri nggak diperhitungkan oleh Gusti Allah. Begitulah konon rumusannya. Salam l.meilany - Original Message - From: Kinantaka To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, November 15, 2007 8:40 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun Mbak Mia, Ada teman yang japri ke saya begini: On 11/7/07, NW wrote: Waalaikum salam Wr. Wb. Kalo saya kebalikannya Pak Kinantaka, istri saya malah mengingatkan untuk sholat di mushollah, padahal kondisinya 2 anak saya lagi rewel dan yang bayi nangis-nangis. Yang ini biar umi yang tanganin, panggilan Allah harus dijawab. gitu katanya. Wasalam. Bagaimana, mbak? Kinantaka On 11/14/07, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: Ya mba Chae, dalam ceritanya kupikir pak Kinan sudah menyiratkan itu, apa artinya 'pahala-dosa' buat kita jaman sekarang, apa artinya lika- liku hubungan kita dengan isteri tercinta yang lagi kerepotan. KEMANA kita mentransformasikan diri kita (i.e. mendapat pahala, hablumminallah) vs DARIMANA kita mentransformasikan diri kita (hubungan dengan isteri, hablumminan-nas). Walaupun nggak bisa di- clear-cut gitu juga sih, karena solat ke mesjid itu bisa juga jadi dalih dari kerepotan menghadapi rumah bocor isteri ngomel - mendingan ke musola donks..cari aman.. Tapi jelas dari tutur ceritanya Pak Kinan mempertanyakan lagi apa arti konsep pahala-dosa itu buat kita sekarang, yang keliatannya kita lebih males mikir males berinisiatif, 'pahala oriented' - ketimbang menjalani proses ke arah itu - sehingga bukannya mengubah karakter dan kehidupan kita, tapi cuman dapet itung2annya doang, bahkan jadi ngleyer kemana-mana, atau kurang empatik terhadap kebutuhan pasangan sendiri. salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com, Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Gimana enggak jengah dong Jeng:) wong dulunya sistem pahala ini kan buat masyarakat tingkat pedagang zaman kuda ngegel besi...apa masih keukeuh wae mau dilestarikan terus menerus??? walah kapan bisa maju atuh masyarakat beragama teh..pantesan kalah sama masyarakat yang tidak beragama... Banyak sekali orang yang jadi keblinger gara-gara masalah pahala...niat mendapat pahala malah menzalimi orang lain. * lagi bete nunggu avatar sesion 3 DOBS hiks..hiks..kapan kau tayangg;P --- In wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@ [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Laskar Pelangi: Bab 3: Inisiasi
Mau dibikin filmnya juga oleh Miles. Maap sebaris. Salam l.meilany - Original Message - From: masarcon To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, November 13, 2007 1:20 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Laskar Pelangi: Bab 3: Inisiasi wah, mbak Lina penggemar laskar pelanginya andrea hirata yah. novel ketiga andrea, edensor baru masuk finalis khatulistiwa literary award lho ... salut deh buat mang andrea. :D http://papabonbon.wordpress.com/2007/08/16/andrea-hirata-edensor/ --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: Tak usah melukiskan sekolah kami, karena sekolah kami adalah salah satu dari ratusan atau mungkin ribuan sekolah miskin di seantero negeri ini yang jika disenggol sedikit saja oleh kambing yang senewen ingin kawin, bisa rubuh berantakan. Kami memiliki enam kelas kecil-kecil, pagi untuk SD Muhammadiyah dan sore untuk SMP Muhammadiyah. Maka kami, sepuluh siswa baru ini bercokol selama sembilan tahun di sekolah yang sama dan kelas- kelas yang sama, bahkan susunan kawan sebangku pun tak berubah selama sembilan tahun SD dan SMP itu. Kami kekurangan guru dan sebagian besar siswa SD Muhammadiyah ke sekolah memakai sandal. Kami bahkan tak punya seragam. Kami juga tak punya kotak P3K. Jika, kami sakit, sakit apapun: diare, bengkak, batuk, flu, atau gatal-gatal maka guru kami akan memberikan sebuah pil berwarna putih, berukuran besar bulat seperti kancing jas hujan, yang rasanya sangat pahit. Jika diminum kita bisa merasa kenyang. Pada pil itu ada tulisan besar APC. Itulah pil APC yang legendaris di kalangan rakyat pinggiran Belitong. Obat ajaib yang bisa menyembuhkan segala rupa penyakit. Sekolah Muhammadiyah tak pernah dikunjungi pejabat, penjual kaligrafi, pengawas sekolah, apalagi anggota dewan. Yang rutin berkunjung hanyalah seorang pria yang berpakaian seperti ninja. Di punggungnya tergantung sebuah tabung alumunium besar dengan selang yang menjalar ke sana ke mari. Ia seperti akan berangkat ke bulan. Pria ini adalah utusan dari Dinas Kesehatan yang menyemprot sarang nyamuk dengan DDT. Ketika asap putih tebal mengepul seperti kebakaran hebat, kamipun bersorak sorak kegirangan. Sekolah kami tidak dijaga karena tidak ada benda berharga yang layak dicuri. Satu-satunya benda yang menandakan bangunan itu sekolah adalah sebatang tiang bendera dari bambu kuning dan sebuah papan tulis hijau yang tergantung miring di dekat bekas tungku. Di papan tulis itu terpampang gambar matahari dengan garis-garis sinar berwarna putih. DI tengahnya tertulis : SD MD, Sekolah Dasar Muhammadiyah. Lalu persis di bawah (gambar) matahari tadi tertera huruf-huruf arab gundul yang nanti setelah kelas dua, setelah aku pandai membaca huruf arab, aku tahu bahwa tulisan itu berbunyi amar makruf nahi mungkar artinya menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar. Itulah pedoman utama warga Muhammadiyah. Kata-kata itu melekat dalam kalbu kami sampai dewasa nanti. Kata-kata yang begitu kami kenal seperti kami mengenal bau alami ibu-ibu kami. Jika dilihat dari jauh sekolah kami akan tumpah karena tiang-tiang kayu yang tua sudah tak tegak menahan atap sirap yang berat. Maka sekolah kami sangat mirip gudang kopra. Konstruksi bangunan yang menyalahi prinsip-arsitektur ini menyebabkan tak ada daun pintu dan jendela yang bisa dikunci karensa sudah tidak simetris dengan rangka kusennya. Tapi buat apa pula dikunci? Di dalam kelas kami tidak terdapat tempelan poster operasi kali- kalian seperti umumnya terdapat di kelas-kelas SD. Kami juga tidak memiliki kalender dan tak ada gambar presiden dan wakilnya, atau gambar seekor burung aneh berekor delapan helai yang selalu menoleh ke kanan itu. Satu-satunya tempelan di sana adalah sebuah poster, persis dibelakang meja Bu Mus untuk menutupi lubang besar di dinding papan. Poster itu memperlihatkan gambar seorang pria berjanggut lebat, memakai jubah, dan ia memegang sebuah gitar penuh gaya. Matanya sayu tapi meradang, seperti telah mengalami cobaan hidup yang mahadasyat.Dibagian bawah poster itu terdapat baris kalimat yang tak kupahami. Tapi nanti setelah naik ke kelas dua dan sudah pintar membaca, aku mengerti bunyi kedua kalimat itu adalah : RHOMA IRAMA, HUJAN DUIT! Maka pada intinya tak ada yang baru dalam pembicaraan tentang sekolah yang atapnya bocor, berdinding papan, berlantai tanah, atau yang kalau malam dipakai untuk menyimpan ternak, semua telah dialami oleh sekolah kami. Lebih menarik membicarakan tentang orang-orang seperti apa yang rela menghabiskan hidupnya bertahan di sekolah macam ini. Orang-orang itu tentu saja kepala sekolah kami Pak K.A. Harfan Effendy
[wanita-muslimah] Disiksa Majikan di Malaysia, TKW Hilang Ingatan
GALAMEDIA 16/11/2007 Disiksa Majikan di Malaysia, TKW Hilang Ingatan CIAMIS, (GM).- Nasib tragis kembali menimpa para tenaga kerja wanita (TKW) Indonesia. Hani Hanifah (23), TKW asal Kp. Karangmalang RT 32/RW 10 Desa Pulo Erang, Kec. Lakbok, Kab. Ciamis pulang dengan tangan hampa, ingatannya hilang, tulang punggungnya patah, dan tubuhnya lumpuh. Ia diduga menderita fisik setelah disiksa majikannya di Malaysia. Sedangkan dua TKW asal Kab. Indramayu, Siti Aminah alias Aam (27), warga Desa Karangasem RT 01/RW 02 Kec. Terisi dan Wastiah (27), penduduk Blok Pedati I, Desa Jatimulya, Kec. Terisi disekap di dalam bunker di Yordania. Berdasarkan keterangan yang dihimpun GM, Kamis (15/ 11), Hani yang bekerja 18 bulan di Malaysia pulang diantar Arif, seorang pegawai perusahaan jasa yang memberangkatkannya ke Malaysia, Sabtu (10/11) sekira pukul 19.30. Arif hanya menjelaskan kepada keluarga Hani bahwa Hani terjatuh saat dalam perjalanan kembali ke Indonesia. Ikhwal ingatannya, kata Arif, terganggu karena barang-barang hasil kerjanya di Malaysia hilang semua. Karena curiga pada keterangan Arif dan khawatir akan keadaannya, Senin (12/11), Hani dibawa keluarganya ke RS Mitra Idaman, Jln. Gudang No. 57 Banjar. Pihak keluarga merasa curiga, Hani pulang dalam keadaan sakit bukan akibat kecelakaan, melainkan diduga karena disiksa majikannya. Kecurigaan itu muncul karena setiap tidur, Hani selalu mengigau ingin kabur dari rumah majikannya lantaran tidak kuat mendapat siksaan. Kecurigaan pihak keluarga bertambah setelah dokter H. Djadja K., Sp.Rad. dari RS Mitra Idaman menyatakan, tulang punggung Hani patah bukan akibat terjatuh karena bila ia jatuh pasti ada bagian badan lainnya yang luka. Setidaknya bagian kepala akan terbentur, sedangkan di kepala maupun badan Hani tidak terdapat luka. Itulah sebabnya kecurigaan kami kian bertambah, ujar Ikin (62), mertua Hani yang tinggal bersamanya. Ketika GM berkunjung ke rumahnya, Kamis (15/11), Hani tampak sedang telentang lemas di ruang tengah rumah semipermanen, ditunggui Ikin dan Rohmah (57), mertuanya, Eman (50) kepala dusun, dan Ati (33) kakak iparnya. Menurut mereka, Minggu (4/11) sekira pukul 09.00 WIB Hani menelepon suaminya dari Malaysia, Salman (36), yang sedang bekerja di Brunai. Hani mengatakan akan pulang ke Indonesia pukul 11.OO waktu setempat pada hari itu juga. Rencana kepulangan itu oleh Salman disampaikan lagi ke pihak keluarganya di Kp. Karangmalang Lakbok melalui telepon. Selasa (6/11), keluarganya mendapatkan telepon dari Pabean Riau yang menyatakan, Hani terdampar di Riau dan meminta pihak keluarga agar menjemputnya. Lalu pihak keluarga meminta perusahaan yang memberangkatkan Hani untuk menjemputnya. Sabtu (10/11) Hani datang tanpa membawa uang sepeser pun dalam keadaan hilang ingatan serta lumpuh tidak bisa duduk karena tulang punggungnya patah, kedatangannya pun hanya diantar seorang pegawai biro perjalanan dari Jakarta yang bernama Arif. Kapolres Ciamis, AKBP Drs. Aries Syarief Hidayat didampingi Kabag Bina Mitra, Kompol Sugeng Edi Haryanto dan Kasat Reskrim, AKP Agus Gustiaman, S.H. ketika dimintai pendapatnya menyatakan, agar keluarga segera melapor ke polisi setempat atau ke polisi di wilayah tempat perusahaan berada. Disekap Sementara itu, dua TKW asal Kab. Indramayu disekap di dalam bunker oleh sindikat penyelundup buruh migran di Yordania. Bersama TKW lainnya, keduanya diduga akan diselundupkan ke negara-negara konflik bersenjata di Timur Tengah. Kini, pihak keluarga berharap pemerintah membantu pemulangan kedua TKW malang itu ke Tanah Air. Menurut Karmi (50), ibu kandung Aam kepada GM, Kamis (15/11), berita itu terkuak setelah anaknya mengabarkan via telepon bahwa mereka disekap sindikat berkedok agency di Yordania. Aam mengatakan, ia berada dalam ruang bawah tanah (bunker) bersama puluhan TKW lain asal berbagai daerah di Indonesia, kata Karmi. Keterangan Karmi dikuatkan oleh pengakuan Vera (22), adik kandung Aam yang lolos dari sindikat penyelundup buruh migran di Yordania. Vera mengaku pernah bertemu dengan kakaknya di sebuah rumah di Kota Amman, Yordania. Namun nasib Aam, kata Vera, sangat mengenaskan. Setiap hari Aam dan Wastiah serta puluhan TKW lainnya selalu disiksa karena mereka menolak dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga (PRT) karena masa kontraknya telah habis dan tidak digaji. (B.88/udi)** [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Ulama dan Relativisme Kaum Liberal
http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail_cid=312849 Jumat, 16 Nov 2007, Ulama dan Relativisme Kaum Liberal Oleh M. Anwar Djaelani JIMAT yang kerap dijadikan amunisi kaum liberal, antara lain, pluralisme, liberalisme, persamaan tanpa batas, antiotoritas, dan relativisme. Maka, menyusul maraknya diskusi di seputar aliran sesat, terlihat bahwa dua jimat yang disebut terakhir itu paling sering dipakai kaum liberal saat membela kelompok, seperti Al-Qiyadah Al-Islamiyah. Lihat, misalnya, dua tulisan di Jawa Pos. Pada 14/11/07 Mohamad Guntur Romli menulis Sesatnya Kriteria Sesat. Pada dasarnya, dia menyatakan bahwa kriteria penyesatan versi Majelis Ulama Indonesia (MUI) harus ditolak karena semua orang atau kelompok memiliki derajat yang sama ketika berusaha memahami wahyu. Itu pun -kata dia-, hakikat kebenarannya baru sampai pada tahap kebenaran manusiawi dan bukan kebenaran Ilahi. Untuk itu, dia bersandar pada hadis bahwa perbedaan (pendapat) umatku adalah rahmat. Bisakah hadis itu dijadikan sandaran hujjah? Prof KH Ali Mustafa Yaqub MA lewat buku berjudul Hadits-Hadits Bermasalah menilai bahwa hadis tersebut tak bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah sehingga tidak dapat dijadikan dalil sama sekali. Siapa Ali Mustafa Yaqub? Sekarang dia adalah salah seorang di antara sedikit ahli hadis di Indonesia. Dulu, awal 1970-an, dia mahasiswa Universitas Hasyim Asy'ari, Tebuireng. Dia santri Gus Dur, saat di Jombang. Sebagai tambahan, jika ada yang menilai bahwa kasus Al-Qiyadah Al-Islamiyah tak lebih dari sekadar perbedaan pendapat, itu mengherankan sekali karena kesalahan kelompok tersebut telah begitu terang. Dari segi nama kelompok, mereka dapat dipastikan tetap beragama Islam. Tetapi, lihatlah syahadatnya, asyhadu alla ilaha illa-Alla wa asyhadu anna Masih al-Mau'ud Rasul-Allah. Mereka juga menyatakan salat dan puasa tak wajib dikerjakan. Pertanyaannya, benarkah ajaran itu sekadar perbedaan pendapat? Itukah contoh kebenaran manusiawi yang harus kita hormati? Lalu lewat tulisan di Jawa pos (9/11/07) berjudul Relativitas Kesesatan Aliran Sesat, Pradana Boy ZTF (dosen Fakultas Ilmu Agama Universitas Muhammadiyah Malang) juga membela aliran sesat dengan merelatifkan fatwa MUI. Dia menggugat -untuk tak menyebut menghujat- ulama dengan menyatakan bahwa fatwa itu memiliki potensi pemaksaan kebenaran yang sangat tinggi. Hal itu dikaitkannya dengan pendapat MUI bahwa salah satu kriteria aliran sesat adalah menafsirkan Alquran di luar ketentuan kaidah-kaidah tafsir yang berlaku. Boy mendasarkan pemikirannya atas paham relativisme (tafsir), salah satu jimat kaum liberal. Tampak, dia berusaha untuk menghilangkan otoritas ulama dalam penafsiran Alquran. Perhatikanlah pernyataan dia: Jika MUI merujuk kepada seperangkat kaidah yang dihasilkan oleh ulama tertentu, MUI telah melakukan kesewenang-wenangan. Seolah-olah MUI memiliki hak paling mutlak untuk menentukan metode ini benar dan metode ini salah. Boy menyergah, kaidah tafsir menurut siapa? Boy menyoal, model pendekatan versi siapa? Bukankah, lanjut dia, ahli tafsir itu banyak, juga menyebut sejumlah mufasir liberal seperti Nasr Hamid Abu Zayd, Arkoun, Hassan Hanafi, dan sejumlah nama lain yang sejenis dengan itu. Bahkan, yang luar biasa, tanpa ragu dia mengajak kita agar membandingkan dengan tafsir dari kalangan nonmuslim seperti Anthony John, John Wansbrough, atau Andrew Rippin. Siapa Nasr Hamid Abu Zayd? Atas sejumlah pendapat kontroversialnya, Nasr Hamid Abu Zayd dinilai ulama Mesir telah keluar dari Islam. Ulama Mesir pun menetapkan dia harus diseret ke pengadilan dan diharuskan bercerai dengan istrinya. Dia kemudian melarikan diri ke Belanda. Siapa John Wansbrough? Muhammad Nasrin bin M. Nasir menulis tesis yang berjudul A Critique of John Wansbrough's Methodology and Conclusion dan telah dipertahankannya di Islamic College for Advanced Studies, London, pada 2002. John Wansbrough adalah tokoh utama yang mempunyai gagasan untuk melemahkan Alquran. Pemikiran dia berakar pada ungkapan bahwa sebagai sebuah teks, Alquran harus dikaji dengan analisis sastra karena kelahirannya berada pada masa kejayaan kesusasteraan. Salah satu implikasinya adalah klaim bahwa Alquran telah mengalami evolusi sejalan dengan waktu sehingga Alquran yang dipahami muslim sekarang ini bukan kitab yang telah diwahyukan kepada Nabi Muhammad lebih dari 1.400 tahun lalu. Tentu saja, pemahaman John Wansbrough tersebut sangat menyimpang dari sisi pemahaman normatif kaum muslimin. Lantas, siapa Andrew Rippin? Dia adalah salah seorang murid John Wansbrough. Rippin melakukan kajian tafsir teks dengan skeptisme Wansbrough. Otoritas Itu Telah kita rasakan, kecuali berusaha melemahkan Alquran, kaum liberal mengerdilkan otoritas ulama. Padahal, siapa pun tahu, di lapangan hidup apa saja, mesti ada otoritas dalam menilai sesuatu. Di bidang kesehatan, hanya dokterlah yang punya otoritas untuk menilai seseorang itu sakit atau
[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
mungkin tafisr kita terhadap pahala itu harus di revisi/diperbaiki agar bisa menjadi petunjuk yang benar...ada ide;)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: Betul mba, hitung menghitung pahala kayak gitu malah jadi menjauhkan kita dari yang kita tuju. Solat iya...tapi korupsi jalan terus, soale ada buku debit kredit pahala-dosa, yang di akhir bulan nanti bisa direkonsiliasi atau dikonsolidasi. Nggak bisa kita mengubah karakter kalo tembok mental credit debit itu belum runtuh - ini yang namanya mental sekular yang dsalahkaprahi. Tapi jangan salah mba. Orang Indonesia harus berhitung (efisien) dalam soal kekayaan alam, rencana hidup/kerja, yang seperti itulah. Kalo nggak berhitung cermat terus2an kekayaan alam dan HR kita disedot keluar tanpa langsung bermanfaat untuk kita sendiri. Duh, dari dulu sampe sekarang kita hobi jual aset negara nih, plus utang. Saya mengagumi Pak Amin Rais yang kritis dalam hal ini...lo kok jadi nyasar ke AR, soale dia emang yang paling jujur dalam hal ini. Selain Arab, ada juga yang jago hitung berhitung...orang India termasuk tetangga2nya...hehehe.. Kita juga masyarakat berhitung mba...wong semua orang berhitung, tapi apa yang dihitung itu bisa beda2. Dan kita juga komunal kok, semua orang juga komunal, tapi yang jadi basis komunal itu beda2. Orang Indonesia relatif kurang berhitung (i.e kurang efisien) kalo itu masalah natural resources, untung rugi duit/usaha, fisik lahiriah yang semacam itulah...wong alamnya ramah, mild, nggak ekstrim seperti di Arab dan India sono - kecuali kalo lagi gempa dan gunung api batuk, ini ngagetin. Tapi orang Indo berhitung banget soal moral, nama baik, masalah psikologis-spiritual gitu lah. Makanya kalo salah kaprah, jadi mengejar 'kesalehan pribadi' menurut istilah mba Chae. Orang Arab cenderung berhitung banget dengan resources ato sumber pendapatan karena alamnya keras. India alamnya ekstrim tapi jelas lebih kaya dibandingkan Arab. Di India agama nggak ada nilainya, kecuali itu relevan dengan kehidupannya sehari2 (apa ini namanya agama yang membumi? dalam kehidupan spiritual konon katanya India itu di garda terdepan). Umpamanya tuh, orang Indonesia ngarepin sorga nantiii...karena udah di sorga di dunia, orang India Arab ngarepin sorganya sekarangsoale mesti kerja keras untuk menaklukkan alam. Tapi orang Indonesia yang selalu siap berbagi, plural, nggak berhitung dengan kekayaan fisik, tapi berhitung dengan non fisik - terus2an salah kaprah, dibodohin, atau membodohi diri sendiri. Sekarang, kalo nggak hati2 aset negara kita bisa dijual terus (udah dijual sebagian sama kelompok Megawati dkk), termasuk HR kita yang unskilled, sementara kita hitung2an terus dengan pahala-dosa dan para nabi palsu. salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Mungkin ya Mba Mia, sebenarnya sistem hitung berhitung..tabung menabung pahala ini ndak cocok dengan kondisi dan keadaan budaya asli dari masyarakat kita. Masyarakat arab kan kental banget dengan bentuk masyarakat komunalnya dimana hampir tidak ada hak kepemilikan dan kepentingan secara individu. Nah dimana-mana yang namanya bersifat ekstrim itu kan tidak baik..makanya muncul sistem hitung berhitung pahala dan tabung menabung pahala secara per indvidu untuk menciptakan suasana balance terhadap situasi dan kondisi yang ada. Sedangkan masyarakat kita ini pada dasarnya sudah bersifat seimbang...dengan sistem itung berhitung pahala malah jadi miring. Kalau saya pikir banyak sekali akbat yang tidak baik dari sistem hitung-menghitung pahala ini bermunculan...seperti yang banyak kita ketahui begitu banyak di dalam masyarakat kita orang-orang yang hanya mengejar keshalehan pribadiyang berujung hanya berangan-angan semata. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote: Ya mba Chae, dalam ceritanya kupikir pak Kinan sudah menyiratkan itu, apa artinya 'pahala-dosa' buat kita jaman sekarang, apa artinya lika- liku hubungan kita dengan isteri tercinta yang lagi kerepotan. KEMANA kita mentransformasikan diri kita (i.e. mendapat pahala, hablumminallah) vs DARIMANA kita mentransformasikan diri kita (hubungan dengan isteri, hablumminan-nas). Walaupun nggak bisa di- clear-cut gitu juga sih, karena solat ke mesjid itu bisa juga jadi dalih dari kerepotan menghadapi rumah bocor isteri ngomel - mendingan ke musola donks..cari aman.. Tapi jelas dari tutur ceritanya Pak Kinan mempertanyakan lagi apa arti konsep pahala-dosa itu buat kita sekarang, yang keliatannya kita lebih males mikir males berinisiatif, 'pahala oriented' - ketimbang menjalani proses ke arah itu - sehingga bukannya mengubah karakter dan kehidupan kita, tapi cuman dapet itung2annya doang, bahkan jadi ngleyer kemana-mana, atau kurang
[wanita-muslimah] playing god-Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat
seperti biasa Mba Mia bisa menjelaskannya jauh lebih baik sehingga saya pun tercerahkan:) jadi yang di larang itu dan bersifat dzalim adalah perbuatan berbohongnya???;) setuju dech.. Mba Lina, kalau di lihat lagi sejarah dulu... kebanyakan jalan karir menjadi Nabi itu memang enggak mulus...ada yang dibakar, di usir, disalib, dibilang orang gila, dibilang tukang sihir... Kan ada pepatah kalau telor walau keluar dari pantat ayam diambil biar dari pantat kyai/ulama/profesor kalau memang kentut yaaa lari.. Nah soal Nabi..memang apa definisi Nabi itu --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: Ok, let's drop 'playing god', bisa jadi tambah salah paham. mari bicara tentang orang yang mengaku nabi. Dalam ayat yang mba Lina kutip, mba Lina melewatkan kalimat ..padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.. Yang artinya Tuhan mencela orang yang suka berbohong, nggak dapet wahyu malah bilang dapet wahyu. Lalu, bagaimana kita membuktikan seorang MGA beneran dapet wahyu apa nggak dari Tuhan? Apa perlu dibuktikan? (Banyak orang nggak percaya si anu-ani itu nabi...soale hari gini gitu looh...Tapi jaman sekarang banyak yang percaya model 'nabi' Einstein, Newton, Bill Gates...tanpa mereka ngaku nabi..please dong ah..) salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@ wrote: Saya bicara tidak dalam konteks playing god or siapa menghukum siapa tapi menjawab pertanyaan mbak Chae,emang ada pasalnya di Qur'an kita tidak boleh ngaku Nabi??;)) toh pertanyaan mbak Chae juga bukan soal playing god, tapi BOLEH GAK nya KITA NGAKU NABI or playing prophet...:-) tapi kalo dipikir-pikir, yang playing god itu sapa ya? Apa orang2 spt MGA ini playing god juga?? Coba bayangkan aja dalam Tukhfah Bagdad, hal. 25 MGA menulis bhw Tuhan mengatakan ttg diri MGA,ya Ahmad, nama-Mu bisa sempurna, tapi nama-Ku tidak bisa sempurna [ya Ahmad yutimmu ismuka, wa la yutimmu ismii]. Gubrak! wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote: Duh, mba Lina..ada potongan ayat yang lepas dibaca: ..padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.. Artinya, Tuhan menghukum nabi palsu yang ngaku2 nabi padahal nggak diturunin wahyu, ngakunya dapet wahyu. Itu namanya berbohong. emang nggak disebut di situ bahwa kita mesti menghukum/melarang orang yang ngaku nabi, hanya dikatakan Tuhan menghukum pembohong yang ngaku nabi, padahal nggak pernah dapet wahyukecuali kalo kita mau playing God...:-) salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@ wrote: Baca lagi pertanyaan sampeyan. emang ada pasalnya di Qur'an kita tidak boleh ngaku Nabi??;)) jawab Allah: lebih zalim. [ato bahasa saya neh (yg lebih lunak) ada gak sih orang yang lebih dableg daripada org yg mengatakan...] Lalu manusia mo bilang emangnya ada pasal di Qur'an kita boleh berlaku zalim?? he..he..kayak Yahudi ngeyel di kisah Sapi Betina. wassalam, -- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Jelas sekali di ayat ini bahwa kita ini ndak ikut campur urusan Gusti Allah sama Makluk-Nya wong nanti yang balas juga Gusti Allah...kok...sepertinya kita2 kadang suka over acting:) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@ wrote: QS6:93 Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang mengadakan kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:Telah diwahyukan kepada saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata:Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang- orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata) :Keluarkanlah nyawamu. Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri ayat-ayat-Nya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: ** emang ada pasalnya di Qur'an kita tidak boleh ngaku Nabi??;))
[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat
Penjelasan Pak Chojim sangat baik, maksud saya juga demikian bahwa indikator kesuksesan seorang Nabi pada misinya hanya berdasarkan 'cara kematianya amat sangat tidak relevan kalau bagi saya:) Karena masalah cara kematianya pun menimbulkan persepsi yang berbeda-beda..contohnya kematian nabi Isa as dan sudah seharusnya kita saling menghormati dan berempati terhadap apa yang diyakini setiap orang/umat. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote: Wa alaykumus salam wr. wb., Salam hormat, Mas Suryawan. Dalam hal ini saya tidak menggunakan standar kata nabi (yang bahasa Arab) itu. Yang saya gunakan ialah sifat meski sebutannya bisa nabi, awatara (avatar), utusan, atau rasul. Itu tidak menjadi masalah bagi saya. Guru Nanak secara faktual telah membangun agama baru Sikh dengan kitab suci, tata cara peribadatan, dan simbol-simbolnya sendiri. Meskipun Mirza Ali Muhammad dihukum mati, tapi pengembangan agama Bahai itu dilanjutkan oleh Muhammad Husein Nuri, dan berkembanglah agama Bahai sampai dewasa ini. Dari sinilah saya anggap bahwa dia sukses. Banyak nabi yang tidak mati dibunuh oleh kaumnya, tapi hanya tinggal namanya dan tidak ada pengikutnya yang tersisa di hari ini, seperti Ilyas, Yunus, dan lain-lain. Matur kasuwun, atas koreksi tahun kelahiran Hazrat Mirza Ghulam Ahmad. Wasalam, chodjim - Original Message - From: ma_suryawan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, November 13, 2007 3:53 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat Assalamu'alaikum, Pak Chodjim, Memang benar, barangsiapa yang mengaku mendapat wahyu dari Allah, hanya Allah saja yang mengetahui apakah klaim itu dusta atau benar, sehingga hanya Allah saja yang berhak memberi hukuman atau menyatakan sebagai zalim. Mengenai ukuran sukses tidaknya nabi, saya percaya salah satu kriterianya adalah bahwa nabi yang sukses adalah nabi yang tidak di bunuh oleh kaumnya sendiri. Mengenai Guru Baba Nanak, rasanya beliau tidak pernah mendakwakan dirinya sebagai nabi. Oleh sebab itu beliau bukan nabi, dan para pengikutnya (kaum Sikh) juga tidak menganggapnya sebagai nabi. Menurut Ahmadiya, beliau adalah beragama Islam dan seorang wali Allah. Mengenai Mirza Ali Muhammad (Bahai), ia dihukum mati di muka umum di Persia pada tahun 1850 dalam usia 31 tahun. Artinya, ia tidak sukses. Mengenai Mirza Ghulam Ahmad, ada koreksi sedikit, beliau lahir tahun 1835, bukan tahun 1839. Salam, MAS --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim chodjim@ wrote: Ayat yang Mbak Lina cuplik itu adalah ayat tentang spiritualitas. Jadi, seseorang itu bohong atau tidak terhadap Allah, hanyalah Allah dan malaikat utusan-Nya yang mengetahui. Lantaran hanya Allah yang mengetahui, maka Dia semata yang berhak menghukum atau menyatakan kezaliman terhadap pelakunya. Ratusan ribu nabi dan rasul telah diutus. Kebanyakan nabi tidaklah sukses dalam dakwahnya, dan bahkan dibunuh oleh kaumnya. Maka, tidaklah heran bila kehadiran nabi yang diketahui orang dan sukses hanya puluhan saja. Di antara yang mengaku nabi dan sukses pasca Nabi Muhammad ialah Guru Nanak (1469-1539,Agama Sikh), Mirza Ali Muhammad (Baha'i, didirikan pada 1844), dan MGA (1839 - 1908, Ahmadiyah). Wasalam, chodjim - Original Message - From: Lina Dahlan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, November 07, 2007 4:05 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat QS6:93 Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang mengadakan kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:Telah diwahyukan kepada saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata:Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang- orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata) :Keluarkanlah nyawamu. Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri ayat-ayat-Nya. Recent Activity a.. 17New Members Visit Your Group Sitebuilder Build a web site quickly easily with Sitebuilder. Yahoo! 360° Start Sharing Your place online Blog photos Y! Messenger Instant hello Chat in real-time with your friends. . [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
Saya sich enggak anti dengan persoalan pahala tapi kadang ngenes juga kalau seseorang yang di kena dokrin soal itung-itungan pahala yang pada akhirnya malah menzalimi dirinya sendiri. Banyak pihak yang memanipulasi masalah pahala ini, yang pada akhirnya pahala tidak lebih sekedar shabu-shabu bagi sebagian besar orang yang menginginkan kehidupan di alam mimpi. kasus shabu2 pahala ini banyak di temukan dalam masalah poligami, jihad, sorga, warisan dan banyak lagi... --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: Lha itu udah dijawab! ...:-). Rumus umumnya begitu: Dahulukan yang wajib drpd yang sunnah. Kecuali kalo sikonnya istri sampeyan ini bilang,ya udah mas, gak apa-apa ditinggal aja kalo mas mau sholat jamaah di masjid. Saya juga mau istirahat dulu. Mo minum teh manis hangat dulu! Nanti kalo mas udah pulang ya diterusin lagi. Kan masih bisa ditunnggu kok! Insyaallah istri sampeyan dapet pahala sholat berjamaah nya juga karena keikhlasannya,cuma gak tau berapa derajatnya he..he... Mungkin juga bukan pahala istilahnya tapi 'hasanah' kata orang arab. Kebaikan. Tapi tetep aja, ujung2nya kebaikan itu kan pahala. wassalam, Hayuu buat kebaikan sebanyak-banyaknya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Kinantaka kinantaka@ wrote: Membantu istri kan wajib, dan sholat berjama'ah di mesjid itu Sunnah. Jadi gimana, kalau menurut rumus mbak Lina, berarti saya harus membantu beres2 di rumah kan? Apakah ada yg pernah berpendapat bahwa membantu istri itu hukumnya Sunnah? Kinantaka On 11/7/07, Lina Dahlan linadahlan@ wrote: Tanya pak Kinan karena dia yang ngalami. Separah apa kebocorannya ? Apa diperlukan perbaikan/perhatian sesegera mungkin ? Kalo emang urgent banget ini menjadi lebih wajib ketimbang shola wajib DI MASJID karena mendahulukan memberikan bantuan kpd yang membutuhkan urgent itu mendapatkan pahala 100 derajat...:-)) Kalo mo itung2an derajat pahala. Saya pernah tanya juga ama seorang ustadz mana yang lebih penting memberikan infaq sedekah atau membayar hutang? Kata si ustadz membayar hutang itu wajib, infaq sedekah itu sunnah. Jadi, dahulukan yang wajib dari yang sunnah kecualididepan mata ada orang yang membutuhkan infaq sedekah kita dan kalo tidak di kasih pertolongan berupa uang utk makan ato berobat orang tsb akan mate'. Sebetulnya pertanyaan saya ke ustadz itu merujuk kepada fenomena seseorang (ato misalkan kita) yang rajin membagikan infaq sedekah tapi rajin pula meminjam uang kesana kemari untuk menutupi keperluan hidupnya sehari-hari karena orang tsb (or kita) terlibat hutang sana sini: termasuk hutang credit card ??? wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah% 40yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: sekarang mana yang lebih wajib hukumnya...membantu istri di rumah atau sholat wajib di mesjid? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah% 40yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@ wrote: Dahulukan yang wajib dari yang sunnah. Beres deh. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah% 40yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) ninghdw@ wrote: Pak Kinan, Menurut saya, kalau isteri lagi eM, ya pak Kinan sebaiknya sholat jamaah di Musholla dong. Tapi, memang harus lihat suasana juga. Kalau keadaannya parah, menurut saya sih bantuin dulu isteri beres-beres. Karena nanti pak Kinan, biarpun berjamaah, tapi jadi tidak khusyu' sholatnya, kepikiran rumah terus. Seperti yang mbak Mei ceritakan di email lain bahwa Rasulullah menyuruh untuk menambatkan unta kita terlebih dahulu sebelum sholat, supaya sholatnya khusyu', tidak kepikiran untanya terus. Jadi hal- hal yang bisa membuat hati kita tidak tenang, tidak fokus pada saat sholat, ya dibereskan dulu. Tapi kalau bisa ditinggal, ya tinggal aja dulu. Pak Kinan bilang ke isterinya untuk istirahat dulu beres-beresnya sejenak, sementara pak Kinan sholat jamaah di masjid, paling lama kan 15 menit-an aja. Setelah pulang, diterusin lagi. Kalau isterinya ngomel, ya dikasih senyum aja, Pak. Suami saya juga suka senyum aja, kalau saya ngomel. Saya jadi malu hati kalau udah begitu, ingat cerita Rasulullah saat minta ijin pada Aisyah saat akan sholat malam (jadi tidak menemani Aisyah tidur), Aisyah menjawab yang isinya kira-kira begini:Sebenarnya aku ingin dan senang engkau temani tidur. Tetapi engkau akan melakukan yang lebih disukai oleh Allah, maka aku ridho engkau tinggalkan. Waah... Isteri teladan kan kalau bisa seperti beliau R.A.
[wanita-muslimah] Re: Laskar Pelangi: Bab 3: Inisiasi
* Saya tau buku ini gara2 nonton Kick Andy. BErebut gratisan di website kick-andy, gak dapet. Nungguin Masarcon ngirimin gak dikirim- kirim. Ya akhirnya beli juga deh setelah harganya naik dari 40rb menjadi 60rb sekarang ** Filmnya, insyaallah aku mau nonton. Mo ngebandingin aja antara buku dan film. Biasanya sih kesannya pasti beda antara baca dan nonton film. Kalo nonton film gak ada gaya diskripsi ala Andrea yang buat saya senyum2, spt kambing yang snewen ingin kawin, bagaimana menggambarkan ampuhnya pil APC, buat apa pula dikunci?, membandingkan pak Harfan dengan Tom Hanks, dan masih banyak lagi. ***Abis baca novel tsb trus melotot di milis ini, tiba2 saja saya jadi membandingkan tokoh sesepuh pendiri Sekolah Muhammadiyah itu (termasuk pak Harfan) dengan tokoh MGA...he..he. Yang satu gak ada subsidi dari manapun, yang satu subsidi dari Ratu Inggris. Ya bedalah yau ! yup. Bravo Andrea! Mo ngelanjutin baca. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] wrote: Mau dibikin filmnya juga oleh Miles. Maap sebaris. Salam l.meilany - Original Message - From: masarcon To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, November 13, 2007 1:20 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Laskar Pelangi: Bab 3: Inisiasi wah, mbak Lina penggemar laskar pelanginya andrea hirata yah. novel ketiga andrea, edensor baru masuk finalis khatulistiwa literary award lho ... salut deh buat mang andrea. :D http://papabonbon.wordpress.com/2007/08/16/andrea-hirata-edensor/ --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@ wrote: Tak usah melukiskan sekolah kami, karena sekolah kami adalah salah satu dari ratusan atau mungkin ribuan sekolah miskin di seantero negeri ini yang jika disenggol sedikit saja oleh kambing yang senewen ingin kawin, bisa rubuh berantakan. Kami memiliki enam kelas kecil-kecil, pagi untuk SD Muhammadiyah dan sore untuk SMP Muhammadiyah. Maka kami, sepuluh siswa baru ini bercokol selama sembilan tahun di sekolah yang sama dan kelas- kelas yang sama, bahkan susunan kawan sebangku pun tak berubah selama sembilan tahun SD dan SMP itu. Kami kekurangan guru dan sebagian besar siswa SD Muhammadiyah ke sekolah memakai sandal. Kami bahkan tak punya seragam. Kami juga tak punya kotak P3K. Jika, kami sakit, sakit apapun: diare, bengkak, batuk, flu, atau gatal-gatal maka guru kami akan memberikan sebuah pil berwarna putih, berukuran besar bulat seperti kancing jas hujan, yang rasanya sangat pahit. Jika diminum kita bisa merasa kenyang. Pada pil itu ada tulisan besar APC. Itulah pil APC yang legendaris di kalangan rakyat pinggiran Belitong. Obat ajaib yang bisa menyembuhkan segala rupa penyakit. Sekolah Muhammadiyah tak pernah dikunjungi pejabat, penjual kaligrafi, pengawas sekolah, apalagi anggota dewan. Yang rutin berkunjung hanyalah seorang pria yang berpakaian seperti ninja. Di punggungnya tergantung sebuah tabung alumunium besar dengan selang yang menjalar ke sana ke mari. Ia seperti akan berangkat ke bulan. Pria ini adalah utusan dari Dinas Kesehatan yang menyemprot sarang nyamuk dengan DDT. Ketika asap putih tebal mengepul seperti kebakaran hebat, kamipun bersorak sorak kegirangan. Sekolah kami tidak dijaga karena tidak ada benda berharga yang layak dicuri. Satu-satunya benda yang menandakan bangunan itu sekolah adalah sebatang tiang bendera dari bambu kuning dan sebuah papan tulis hijau yang tergantung miring di dekat bekas tungku. Di papan tulis itu terpampang gambar matahari dengan garis-garis sinar berwarna putih. DI tengahnya tertulis : SD MD, Sekolah Dasar Muhammadiyah. Lalu persis di bawah (gambar) matahari tadi tertera huruf- huruf arab gundul yang nanti setelah kelas dua, setelah aku pandai membaca huruf arab, aku tahu bahwa tulisan itu berbunyi amar makruf nahi mungkar artinya menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar. Itulah pedoman utama warga Muhammadiyah. Kata-kata itu melekat dalam kalbu kami sampai dewasa nanti. Kata-kata yang begitu kami kenal seperti kami mengenal bau alami ibu-ibu kami. Jika dilihat dari jauh sekolah kami akan tumpah karena tiang- tiang kayu yang tua sudah tak tegak menahan atap sirap yang berat. Maka sekolah kami sangat mirip gudang kopra. Konstruksi bangunan yang menyalahi prinsip-arsitektur ini menyebabkan tak ada daun pintu dan jendela yang bisa dikunci karensa sudah tidak simetris dengan rangka kusennya. Tapi buat apa pula dikunci? Di dalam kelas kami tidak terdapat tempelan poster operasi kali- kalian seperti umumnya terdapat di kelas-kelas SD. Kami juga tidak memiliki kalender dan tak ada
[wanita-muslimah] Re: Kiai Sahal: Fatwa MUI tentang Al-Qiyadah Agar Umat Tak Terperdaya
Saya dukung deh kalo mas ngelamar ke pak pres buat jadi staf khusus masalah peristilahan jadi biar bisa kyk jepang gitu mas, tertib dalam (hampir) segala hal ...! satriyo --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote: Ki Denggleng, Inilah yang memrihatinkan saya. Banyak tokoh masyarakat di Republik ini yang tidak paham terhadap budayanya sendiri, sehingga tidak dapat membedakan antara takhayul, klenik, dan mistik. Ketiga kosa kata tersebut berlain-lainan asalnya. Takhayul jelas berasal dari bahasa Arab takhayyul yang artinya imajinasi, fantasi; delusi, halusinasi. Klenik jelas berasal dari bahasa Jawa Kuna yang artinya makrifat, atau ilmu-ilmu tentang ketuhanan, sangkan paraning dumadi. Jadi, setiap orang yang beragama pasti hidup berklenik ria. Mistik berasal dari mystique (Perancis) yang artinya kekuatan misteri atau rahasia seni yang hanya dipahami praktisinya. Oleh karena itu, saya setuju dengan Ki Denggleng bahwa di Jepang yang mengesahkan setiap kosa kata serapan atau kosa kata baru adalah kaisar. Dengan demikian semua pengguna atau pemakai kosa kata ada rujukannya. Tidak seperti di Indonesia, kosa kata dilemparkan oleh berbagai pihak dengan makna yang sewenang-wenang, sehingga sesuatu yang benar bisa dianggap salah. Contohnya, ya pemakaian ketiga kata tadi. Lha, ketika orang Jawa membahas Sangkan Paraning Dumadi (Inna lillaahi wa inna ilayhi raaji'uun), jelas ilmu yang membahas untuk itu disebut klenik. Keimanan adalah klenik. Tapi, makna ini dirusak oleh banyak tokoh Islam yang tidak paham makna klenik. Maka, jangan heran kalau orang Indonesia menjadi bodoh. Apa yang kita sebut mistik sebenarnya supernatural yaitu kepercayaan tentang hantu atau makhluk halus. Jadi, kepercayaan tentang hantu bukanlah wilayah mistik, juga bukan mysticism [Yunani, mystes]. Di fakultas devine ada jurusan mysticism, yang dikaji perihal praktik hubungan langsung dengan dunia ketuhanan melalui kontemplasi dan meditasi. Kita perlu pemimpin yang berwawasan dan mampu mengarahkan bangsa ini menuju yang benar. Wasalam, chodjim - Original Message - From: Ki Denggleng Pagelaran To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, November 13, 2007 3:04 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Kiai Sahal: Fatwa MUI tentang Al- Qiyadah Agar Umat Tak Terperdaya --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, lasykar5 efikoe@ wrote: Dalam pidatonya, Presiden Yudhoyono mengaku menerima masukan dari Menteri Agama dan MUI. Kemudian meminta agar aparat tegas terhadap sesuatu yang bersifat tahayul, klenik, dan mistik. Kita harus melakukan langkah tegas terhadap paham, aliran sesat, dan menyesatkan, tegasnya. Dalam sambutannya, Presiden meminta peran yang lebih besar dari MUI untuk memerangi paham atau aliran menyesatkan. Saya memohon kepada MUI agar berdiri di depan untuk menyelamatkan umat dari kemungkaran. Memerangi kemungkaran dengan cara yang tidak munkar, katanya. (okz/rif) -- Wuuuik... gimana nih Ustad Chodjim... yang tahayul, klenik dan mistik itu yang siapa? buingung dhewek aku. Jare-jarene... kata- katanya, kok ya kemana-mana gini ya? =nuhun= [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Lorong-Lorong Kebenaran (1)
Lorong-Lorong Kebenaran (1) Setiap muslim wajib meyakini bahwa agama Islam bersumber dari Al Qur'an, dan Al Qur'an adalah ajaran kebenaran yang datang dari Tuhan Yang Maha Benar. Meragukan kebenaran al Qur'an adalah bentuk kebodohan manusia, karena al Qur'an yang diturunkan ke muka bumi sebagai petunjuk hidup manusia taqwa adalah kitab suci yang di dalamnya tidak ada keraguan tentang kebenaranannya (la roiba fihi). Al Qur'an adalah kebenaran sempurna yang datang dari Tuhan Yang Maha Sempurna. Problemnya, manusia yang harus menyerap kebenaran sempurna itu bukanlah makhluk yang sempurna. Manusia adalah mahkluk yang memiliki keterbatasan-keterbatasan, bahkan perangkat kejiwaan manusia (akal, hati dan nurani) yang digunakan untuk menangkap kebenaran juga unik, sehingga setiap orang bisa memiliki persepsi yang berbeda-beda tentang obyek yang sama, dipengaruhi oleh cara berfikir yang berbeda atau oleh kapasitas kejiwaan yang berbeda atau oleh situasi psikologisyang berbeda. Oleh karena itu kebenaran menurut persepsi manusia juga bergantung kepada kacamata apa yang digunakan. Kita mengenal ada istilah kebenaran matematis, kebenaran logis, kebenaran filosofis, kebenaran social dan kebenaran sufistik. Kebenaran Logis pun masih terbagi lagi, karena ada logika matematis, logika social dan logika langit.. Agamapun bisa didekati dengan pendekatan logika, filsafat, social dan spiritual, ouputnya bisa nampak sangat berbeda. Yang berbeda bukan agama yang dijadikan obyek, tetapi persepsinya yang berbeda disebabkan karena perbedaan pendekatan. Tingkat Kebenaran Agama Dalam sejarah perpolitikan Indonesia, pemberlakuan azas tunggal Panca Sila pernah menimbulkan konflik berkepanjangan diantara organisasi- organisasi Islam dengan Pemerintah, karena sebagian ormas-ormas Islam memandang pencantuman azas Panca Sila itu sebagai pelanggaran terhadap keyakinan agama. Demikian juga pernah terjadi sebagian pelajar Islam tidak mau mengikuti upacara bendera, karena menganggap penghormatan kepada merah putih itu sebagai perbuatan syirik. Puing- puing dari proyek azas tunggal yang masih ada sekarang adalah kasus Abu Bakar Basyir. Sebenarnyalah bahwa masalah itu disebabkan karena adanya perbedaan pemahaman, pada tataranm mana sesuatu itu dianggap agama yang absolut dan pada tataran mana yang sudah tidak masuk dalam pengertian agama. Dalam perspektip tersebut diatas, maka agama dapat difahami dalam lima tingkatan, yaitu : 1. Agama seperti yang dimaksud oleh Allah SWT. Ketika orang mengatakan agama Islam itu lengkap sempurna, suci, tinggi dan tidak ada yang melebihinya (al Islamu ya`lu wa la yu`la `alaih), maka sebenarnya yang dimaksud agama Islam pada tataran itu adalah ajaran Islam seperti yang dimaksud oleh Allah sendiri. Pda tataran ini kesempurnaan dan kebenaran mutlak Islam berada tersembunyi di dalam kebenaran wahyu Al Qur'an. Pada tataran ini Islam adalah konsep ajaran yang terkandung dalam kitab suci, bukan menurut tafsiran ulama, bukan pula yang tertulis di dalam buku-buku. Pernyataan bahwa Islam adalah sempurna adalah sepenuhnya benar dalam pengertian teersebut diatas. 2. Agama seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad. Konsep Islam sangat sempurna, dan berasal dari Tuhan yang maha Sempurna. Tetapi manusia yang harus memahami bukanlah makhluk sempurna, karena ia harus mempersepsi apa yang dilihat atau didengarnya. Antara kesempurnaan ajaran Islam dengan ketidaksempurnaan manusia ada kesenjangan yang lebar. Oleh karena itu tidak jarang manusia keliru persepsi yang kemudian salah paham terhadap ajaran agama. Untuk dapat memahami kebenaran yang sempurna dari Al Qur'an diperlukan contoh atau demontrasi. Nah, Muhammad sebagai utusan Tuhan adalah contoh dari kebenaran Al Qur'an, sehingga dikatakan dalam hadis bahwa akhlak Nabi adalah Al Qur'an (kana khuluquhu al Qur'an). Sebagai contoh Islam, Nabi tidak pernah keliru, karena beliau selalu dalam bimbingan Allah. Setiap kali Nabi keliru, langsung menerima koreksi melalui malaikat Jibril. Koreksi terhadap Nabi bahkan juga direkam dalam wahyu al Qur'an (Q/66:1). Dengan demikian, agama Islam seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad juga bersifat mutlak benar. Jika Al Qur'an disebut teori maka perilaku Nabi Muhammaad merupakan prakteknya. Dalam sistem hukum Islam, Hadis Nabi dalam satu kasus berfungsi sebagai penjelasan dari Al Qur'an, tetapi dalam kasus yang lain bisa berdiri sendiri menetapkan hukum, melengkapi Al Qur'an. 3. Agama seperti yang difahami oleh para sahabat Nabi. Nabi Muhammad memberi contoh tentang bagaimana hidup secara benar dibawah bimbingan wahyu al Qur'an.. Masyarakat yang hidup pada zaman Nabi (disebut Sahabat nabi) melihat dan meniru perilaku Nabi. Tetapi kemampuan sahabat Nabi sebagai manusia dalam mempersepsi contoh yang diberikan oleh Nabi berbeda-beda. Ada sahabat yang sangat cerdas, ada yang cukup cerdas, dan ada juga yang kurang cerdas. Dari segi kesempatan, ada sahabat yang sangat dekat
[wanita-muslimah] Lorong-Lorong Kebenaran (2)
Lorong-Lorong Kebenaran (2) (Bias Agama dan Budaya) Wacana anti Panca Sila sebenarnya berasal dari bias agama dan budaya. Islam itu agama (murni) yang juga melahirkan budaya, maka ada kebudayaan Islam dan ada kebudayaan kaum muslimin. Kebudayaan Islam dipengaruhi oleh ajaran Islam, sedangkan kebudayaan kaum muslimin ada yang berasal dari ajaran Islam dan ada yang berasal dari budaya lain, yang bahkan mungkin bertentangan dengan ajaran Islam. Kebudayaan adalah konsep, gagasan, dan keyakinan yang dianut oleh masyarakat dalam waktu lama dan memndu perlaku mereka dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Ada kaidah yang mudah diingat, yaitu bahwa agama murni dalam hal ibadah mahdlah, pada dasarnya ritus ibadah itu dilarang, kecuali yang ada perintahnya, sedangkan yang bersifat kebudayaan, mu`amalah, pada dasarnya semua bentuk kebudayaan masyarakat itu dibolehkan, kecuali yang ada larangannya (al ashlu fi al `adapt wa al mu`amalah al ibahah hatta takun dall fi buthlanihi). Jadi pada agama (murni) tidak ada ruang kreatifitas ummat, tapi pada wilayah budaya, semuanya justeru wilayah kreatifitas. Nah Negara, ilmu pengetahuan (termasuk ilmu2 agama), Panca Sila dan konstitusi adalah budaya. Demikian juga partai Islam, ormas Islam, juga produk kebudayaan. Bahkan konsep khalifah adalah budaya Islam, oleh karena itu corak khulafa rasyidin berbeda dengan khilafah Bani Umaayyah dan Abbasiyah. Negara Islam boleh berbentuk kerajaan, boleh republic, boleh dinasti, boleh kerajaan konstitusional, bergantung kepada kondisi wilayah dan kreatifitas ummatnya... Ideologi Anti Panca Sila bukanlah ekpressi Islam, tapi kedudukannya sama dengan Komunisme yang juga anti Panca Sila, dua- duanya kebudayaan. Lorong-lorong Kebenaran Kebenaran tidak selamanya seperti matahari yang nampak jelas, tetapi terkadang ia berada di tempat jauh yang Tersembunyi sehingga untuk mendekatinya orang harus melewati lorong-lorong sempit atau mendaki ke bukit terjal. Ada buku terjemahan berjudul Pendakian Menuju Allah, yang merupakan terjemahan bebas dari judul buku Madarij as Salikin karangan ulama salaf terkenal Ibn al Qayyim al Jauzy (691-751 H.) menyiratkan adanya hubungan dan jarak antara manusia yang kecil dan rendah dan Tuhan yang Maha Tinggi dan Sumber Kebenaran, yang oleh karena itu manusia harus menempuh perjalanan mendaki jika ingin mendekat kepada Nya. Ujung pendakian itu bisa berupa berhasil menjadi orang dekat Allah (min al muqarrabin) atau bahkan bersatu dengan Nya, baik dalam eksistensi (wahdah al wujud) atau hanya nampak seperti bersatu (wahdat as Syuhud). Kegiatan menempuh perjalanan mendekat (mendaki) kepada Allah bisa dipandang sebagai kesadaraan manusia memenuhi panggilan Nya, bisa juga difahami sebagai fitrah manusia yang memang memiliki kecenderungan untuk mendekat seperti api yang selalu naik ke atas (taraqqi) karena manusia, seperti yang dianut oleh konsep al Isyraqi merupakan pancaran dari Tuhan sehingga ia memiliki sifat-sifat ketuhanan dan oleh karena itu selalu rindu untuk kembali kepada Tuhan. Menurut al Jauzi, semangat menempuh perjalanan mendaki kepada Allah itu berada dalam penghayatan manusia kepada Tuhan seperti yang tersirat dalam surat al Fatihah Iyyaka na`budu wa iyyaka nasta`in, hanya kepada Mu kami menyembah dan hanya kepada Mu pula kami mohon pertolongan. Kekhusyu'an dan ketergantungan serta harap dan cemas (khouf dan raja') kepada Allah menstimuli manusia untuk menempuh perjalanan jauh (as sayr wa as suluk) menuju kepada Allah yang dirindukan, dicinta dan ditakuti. Maulana Syekh Yusuf mengilustrasikan tiga jalan raya yang bisa ditempuh dalam pendakian itu, yaitu jalan raya konvensional yang setia mengikuti rute syari`ah (thariqah al Akhyar/thariqah as syar`i), jalan zikir (thariqah ahl az Zikr) dan lorong-lorong yang penuh dengan kesulitan (metode menyakiti diri/thariqah mujahidat as syaqa'). Jalan panjang dan mendaki itu tidak mudah ditempuh, oleh karena itu sepanjang jalan ada stasiun- stasiun (maqamat) yang merupakan tangga-tangga (madarij) pencapaian bagi musafir. Jalan panjang menuju kepada Allah itu bukanlah jalan yang lurus, tetapi penuh dengan hambatan dan jebakan. Para aktifis gerakan (harakah) terutama yang menjadi korban repressip penguasa sering terjebak di lorong-lorong penuh jebakan kesesatan sehingga sepertinya mereka itu mujahid, tetapi persepsi yang terbangun adalah pelaku criminal, Begitu panjangnya jarak menuju kebenaran sehingga para sufi merumuskan adanya pemberhentian-pemberhentian, disebut maqamat atau stasion, dari stasion taubat hingga ke stasiun ridla, atau ma`rifat atau mahabbah. Stasiun yang peling berat bagi orang awam justeru stasiun pertama yaitu stasiun taubat. Taubat yang benar (taubat Nasuha) harus memenuhi tiga unsur, yaitu (a) menyesali kesalahan yang lalu, (b) berjanji untuk tidak mengulang, dan (c) benar-benar tidak mengulang.. Dua hal pertama relatip mudah, tetapi yang ketiga sering menjadi sandungan orang
[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
ada... untuk langkah awal, tidak perlu dulu buat tafsir, tapi coba runut ke belakang, dari mana asal kata 'pahala' ... itu apakah asli/khas indonesia/nusantara atau dari asing, lalu apakah ada padanannya dalam al-Qur'an ... yang kalo ga salah itu hanya ada kata yang maknanya 'balasan/reward' ... tul ga mas chodjim...?! satriyo --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: mungkin tafisr kita terhadap pahala itu harus di revisi/diperbaiki agar bisa menjadi petunjuk yang benar...ada ide;)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote: Betul mba, hitung menghitung pahala kayak gitu malah jadi menjauhkan kita dari yang kita tuju. Solat iya...tapi korupsi jalan terus, soale ada buku debit kredit pahala-dosa, yang di akhir bulan nanti bisa direkonsiliasi atau dikonsolidasi. Nggak bisa kita mengubah karakter kalo tembok mental credit debit itu belum runtuh - ini yang namanya mental sekular yang dsalahkaprahi. Tapi jangan salah mba. Orang Indonesia harus berhitung (efisien) dalam soal kekayaan alam, rencana hidup/kerja, yang seperti itulah. Kalo nggak berhitung cermat terus2an kekayaan alam dan HR kita disedot keluar tanpa langsung bermanfaat untuk kita sendiri. Duh, dari dulu sampe sekarang kita hobi jual aset negara nih, plus utang. Saya mengagumi Pak Amin Rais yang kritis dalam hal ini...lo kok jadi nyasar ke AR, soale dia emang yang paling jujur dalam hal ini. Selain Arab, ada juga yang jago hitung berhitung...orang India termasuk tetangga2nya...hehehe.. Kita juga masyarakat berhitung mba...wong semua orang berhitung, tapi apa yang dihitung itu bisa beda2. Dan kita juga komunal kok, semua orang juga komunal, tapi yang jadi basis komunal itu beda2. Orang Indonesia relatif kurang berhitung (i.e kurang efisien) kalo itu masalah natural resources, untung rugi duit/usaha, fisik lahiriah yang semacam itulah...wong alamnya ramah, mild, nggak ekstrim seperti di Arab dan India sono - kecuali kalo lagi gempa dan gunung api batuk, ini ngagetin. Tapi orang Indo berhitung banget soal moral, nama baik, masalah psikologis-spiritual gitu lah. Makanya kalo salah kaprah, jadi mengejar 'kesalehan pribadi' menurut istilah mba Chae. Orang Arab cenderung berhitung banget dengan resources ato sumber pendapatan karena alamnya keras. India alamnya ekstrim tapi jelas lebih kaya dibandingkan Arab. Di India agama nggak ada nilainya, kecuali itu relevan dengan kehidupannya sehari2 (apa ini namanya agama yang membumi? dalam kehidupan spiritual konon katanya India itu di garda terdepan). Umpamanya tuh, orang Indonesia ngarepin sorga nantiii...karena udah di sorga di dunia, orang India Arab ngarepin sorganya sekarangsoale mesti kerja keras untuk menaklukkan alam. Tapi orang Indonesia yang selalu siap berbagi, plural, nggak berhitung dengan kekayaan fisik, tapi berhitung dengan non fisik - terus2an salah kaprah, dibodohin, atau membodohi diri sendiri. Sekarang, kalo nggak hati2 aset negara kita bisa dijual terus (udah dijual sebagian sama kelompok Megawati dkk), termasuk HR kita yang unskilled, sementara kita hitung2an terus dengan pahala-dosa dan para nabi palsu. salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Mungkin ya Mba Mia, sebenarnya sistem hitung berhitung..tabung menabung pahala ini ndak cocok dengan kondisi dan keadaan budaya asli dari masyarakat kita. Masyarakat arab kan kental banget dengan bentuk masyarakat komunalnya dimana hampir tidak ada hak kepemilikan dan kepentingan secara individu. Nah dimana-mana yang namanya bersifat ekstrim itu kan tidak baik..makanya muncul sistem hitung berhitung pahala dan tabung menabung pahala secara per indvidu untuk menciptakan suasana balance terhadap situasi dan kondisi yang ada. Sedangkan masyarakat kita ini pada dasarnya sudah bersifat seimbang...dengan sistem itung berhitung pahala malah jadi miring. Kalau saya pikir banyak sekali akbat yang tidak baik dari sistem hitung-menghitung pahala ini bermunculan...seperti yang banyak kita ketahui begitu banyak di dalam masyarakat kita orang-orang yang hanya mengejar keshalehan pribadiyang berujung hanya berangan- angan semata. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote: Ya mba Chae, dalam ceritanya kupikir pak Kinan sudah menyiratkan itu, apa artinya 'pahala-dosa' buat kita jaman sekarang, apa artinya lika- liku hubungan kita dengan isteri tercinta yang lagi kerepotan. KEMANA kita mentransformasikan diri kita (i.e. mendapat pahala, hablumminallah) vs DARIMANA kita mentransformasikan diri kita (hubungan dengan isteri, hablumminan-nas). Walaupun nggak bisa di- clear-cut gitu juga sih, karena solat ke mesjid itu bisa juga
[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
Kalau sudah tahu makna katanya lalu apa?? bagaimana implementasi pada kehidupan kita dari makna yg kita ketahui?? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa [EMAIL PROTECTED] wrote: ada... untuk langkah awal, tidak perlu dulu buat tafsir, tapi coba runut ke belakang, dari mana asal kata 'pahala' ... itu apakah asli/khas indonesia/nusantara atau dari asing, lalu apakah ada padanannya dalam al-Qur'an ... yang kalo ga salah itu hanya ada kata yang maknanya 'balasan/reward' ... tul ga mas chodjim...?! satriyo --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: mungkin tafisr kita terhadap pahala itu harus di revisi/diperbaiki agar bisa menjadi petunjuk yang benar...ada ide;)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote: Betul mba, hitung menghitung pahala kayak gitu malah jadi menjauhkan kita dari yang kita tuju. Solat iya...tapi korupsi jalan terus, soale ada buku debit kredit pahala-dosa, yang di akhir bulan nanti bisa direkonsiliasi atau dikonsolidasi. Nggak bisa kita mengubah karakter kalo tembok mental credit debit itu belum runtuh - ini yang namanya mental sekular yang dsalahkaprahi. Tapi jangan salah mba. Orang Indonesia harus berhitung (efisien) dalam soal kekayaan alam, rencana hidup/kerja, yang seperti itulah. Kalo nggak berhitung cermat terus2an kekayaan alam dan HR kita disedot keluar tanpa langsung bermanfaat untuk kita sendiri. Duh, dari dulu sampe sekarang kita hobi jual aset negara nih, plus utang. Saya mengagumi Pak Amin Rais yang kritis dalam hal ini...lo kok jadi nyasar ke AR, soale dia emang yang paling jujur dalam hal ini. Selain Arab, ada juga yang jago hitung berhitung...orang India termasuk tetangga2nya...hehehe.. Kita juga masyarakat berhitung mba...wong semua orang berhitung, tapi apa yang dihitung itu bisa beda2. Dan kita juga komunal kok, semua orang juga komunal, tapi yang jadi basis komunal itu beda2. Orang Indonesia relatif kurang berhitung (i.e kurang efisien) kalo itu masalah natural resources, untung rugi duit/usaha, fisik lahiriah yang semacam itulah...wong alamnya ramah, mild, nggak ekstrim seperti di Arab dan India sono - kecuali kalo lagi gempa dan gunung api batuk, ini ngagetin. Tapi orang Indo berhitung banget soal moral, nama baik, masalah psikologis-spiritual gitu lah. Makanya kalo salah kaprah, jadi mengejar 'kesalehan pribadi' menurut istilah mba Chae. Orang Arab cenderung berhitung banget dengan resources ato sumber pendapatan karena alamnya keras. India alamnya ekstrim tapi jelas lebih kaya dibandingkan Arab. Di India agama nggak ada nilainya, kecuali itu relevan dengan kehidupannya sehari2 (apa ini namanya agama yang membumi? dalam kehidupan spiritual konon katanya India itu di garda terdepan). Umpamanya tuh, orang Indonesia ngarepin sorga nantiii...karena udah di sorga di dunia, orang India Arab ngarepin sorganya sekarangsoale mesti kerja keras untuk menaklukkan alam. Tapi orang Indonesia yang selalu siap berbagi, plural, nggak berhitung dengan kekayaan fisik, tapi berhitung dengan non fisik - terus2an salah kaprah, dibodohin, atau membodohi diri sendiri. Sekarang, kalo nggak hati2 aset negara kita bisa dijual terus (udah dijual sebagian sama kelompok Megawati dkk), termasuk HR kita yang unskilled, sementara kita hitung2an terus dengan pahala-dosa dan para nabi palsu. salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Mungkin ya Mba Mia, sebenarnya sistem hitung berhitung..tabung menabung pahala ini ndak cocok dengan kondisi dan keadaan budaya asli dari masyarakat kita. Masyarakat arab kan kental banget dengan bentuk masyarakat komunalnya dimana hampir tidak ada hak kepemilikan dan kepentingan secara individu. Nah dimana-mana yang namanya bersifat ekstrim itu kan tidak baik..makanya muncul sistem hitung berhitung pahala dan tabung menabung pahala secara per indvidu untuk menciptakan suasana balance terhadap situasi dan kondisi yang ada. Sedangkan masyarakat kita ini pada dasarnya sudah bersifat seimbang...dengan sistem itung berhitung pahala malah jadi miring. Kalau saya pikir banyak sekali akbat yang tidak baik dari sistem hitung-menghitung pahala ini bermunculan...seperti yang banyak kita ketahui begitu banyak di dalam masyarakat kita orang-orang yang hanya mengejar keshalehan pribadiyang berujung hanya berangan- angan semata. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote: Ya mba Chae, dalam ceritanya kupikir pak Kinan sudah menyiratkan itu, apa artinya 'pahala-dosa' buat kita jaman sekarang, apa artinya lika- liku hubungan kita dengan
[wanita-muslimah] playing god-Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat
nah lohhh ... selama ini memang nabi itu dikira apa to? mas chodjim, jadi penasaran nih, menurut mas, nabi dan rasul itu beda ya? dalam tradisi nusantara ada ga padanannya? satriyo --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: seperti biasa Mba Mia bisa menjelaskannya jauh lebih baik sehingga saya pun tercerahkan:) jadi yang di larang itu dan bersifat dzalim adalah perbuatan berbohongnya???;) setuju dech.. Mba Lina, kalau di lihat lagi sejarah dulu... kebanyakan jalan karir menjadi Nabi itu memang enggak mulus...ada yang dibakar, di usir, disalib, dibilang orang gila, dibilang tukang sihir... Kan ada pepatah kalau telor walau keluar dari pantat ayam diambil biar dari pantat kyai/ulama/profesor kalau memang kentut yaaa lari.. Nah soal Nabi..memang apa definisi Nabi itu --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote: Ok, let's drop 'playing god', bisa jadi tambah salah paham. mari bicara tentang orang yang mengaku nabi. Dalam ayat yang mba Lina kutip, mba Lina melewatkan kalimat ..padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.. Yang artinya Tuhan mencela orang yang suka berbohong, nggak dapet wahyu malah bilang dapet wahyu. Lalu, bagaimana kita membuktikan seorang MGA beneran dapet wahyu apa nggak dari Tuhan? Apa perlu dibuktikan? (Banyak orang nggak percaya si anu-ani itu nabi...soale hari gini gitu looh...Tapi jaman sekarang banyak yang percaya model 'nabi' Einstein, Newton, Bill Gates...tanpa mereka ngaku nabi..please dong ah..) salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@ wrote: Saya bicara tidak dalam konteks playing god or siapa menghukum siapa tapi menjawab pertanyaan mbak Chae,emang ada pasalnya di Qur'an kita tidak boleh ngaku Nabi??;)) toh pertanyaan mbak Chae juga bukan soal playing god, tapi BOLEH GAK nya KITA NGAKU NABI or playing prophet...:-) tapi kalo dipikir-pikir, yang playing god itu sapa ya? Apa orang2 spt MGA ini playing god juga?? Coba bayangkan aja dalam Tukhfah Bagdad, hal. 25 MGA menulis bhw Tuhan mengatakan ttg diri MGA,ya Ahmad, nama-Mu bisa sempurna, tapi nama-Ku tidak bisa sempurna [ya Ahmad yutimmu ismuka, wa la yutimmu ismii]. Gubrak! wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote: Duh, mba Lina..ada potongan ayat yang lepas dibaca: ..padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.. Artinya, Tuhan menghukum nabi palsu yang ngaku2 nabi padahal nggak diturunin wahyu, ngakunya dapet wahyu. Itu namanya berbohong. emang nggak disebut di situ bahwa kita mesti menghukum/melarang orang yang ngaku nabi, hanya dikatakan Tuhan menghukum pembohong yang ngaku nabi, padahal nggak pernah dapet wahyukecuali kalo kita mau playing God...:-) salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@ wrote: Baca lagi pertanyaan sampeyan. emang ada pasalnya di Qur'an kita tidak boleh ngaku Nabi??;)) jawab Allah: lebih zalim. [ato bahasa saya neh (yg lebih lunak) ada gak sih orang yang lebih dableg daripada org yg mengatakan...] Lalu manusia mo bilang emangnya ada pasal di Qur'an kita boleh berlaku zalim?? he..he..kayak Yahudi ngeyel di kisah Sapi Betina. wassalam, -- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Jelas sekali di ayat ini bahwa kita ini ndak ikut campur urusan Gusti Allah sama Makluk-Nya wong nanti yang balas juga Gusti Allah...kok...sepertinya kita2 kadang suka over acting:) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@ wrote: QS6:93 Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang mengadakan kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:Telah diwahyukan kepada saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata:Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang- orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata) :Keluarkanlah nyawamu. Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri ayat-ayat-Nya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: ** emang ada pasalnya di Qur'an kita tidak boleh ngaku Nabi??;))
[wanita-muslimah] Kabah Pusat Energi Kesucian
Ka'bah Pusat Energi Kesucian Oleh: Syamsuri Rifai Ka'bah dan Kesucian Ka'bah adalah rumah Allah swt yang mulia dan suci. Pusat energi kesucian lahir dan batin. Ka'bah terjaga dari segala bentuk kemusyrikan, kezaliman dan kehinaan. Terjaga dari kemusyrikan akidah, pemikiran, ibadah, dan ruhani. Sebagai pusat energi kesucian Ka'bah selalu terjaga dari segala kemusyrikan dan kehinaan lahir dan batin. Karena itu Allah swt memerintahkan kepada kekasih-Nya Ibrahim dan Ismail (as) agar menjaga Ka'bah dari segala bentuk kemusyikan, najis dan kehinaan: æó ÚóåöÏúäÇ Åöáì ÅöÈúÑÇåíãó æó ÅöÓúãÇÚíáó Ãóäú ØóåøöÑÇ ÈóíúÊöíó áöáØøÇÆöÝíäó æó ÇáúÚÇßöÝíäó æó ÇáÑøßøÚö ÇáÓøÌõæÏö Telah kami telah buatkan perjanjian pada Ibrahim dan ismail: Sucikan rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, dan i'tikaf, rukuk dan sujud. (Al-Baqarah: 125) Ayat ini menegaskan bahwa perjanjian Ilahi merupakan kesucian yang diperuntukkan pada tamu-tamu Allah yang melakukan thawaf, ruku' dan sujud di sekitar rumah-Nya yang mulia. Apakah kesucian disini hanya lahiriyah, fiqhiyah? Sehingga ibadah haji tidak bisa mengantarkan jema'ah haji pada tujuan utamanya. Sebagai tamu Yang Maha Agung dan Maha Suci di rumah-Nya yang mulia, tidak cukup calon jema'ah hanya mempelajari manasik2 fiqhiyahjema'ah haji Mereka harus mempersiapkan diri dari jauh-jauh hari. Agar menjadi tamu yang layak menerima jamuan ruhani. Jamuan inilah sebenarnya yang menjadi harapan semua tamu Ilahi. Tapi tidak semua tamu dapat memperolehnya, tergantung pada persiapan dirinya. Ka'bah dan Al-Qur'an Al-Qur'an dan Ka'bah, keduanya wujud kesucian yang tak akan tersentuh kecuali oleh orang-orang yang disucikan. Tentang Al-Qur'an Allah swt berfirman: Åöäøóåõ áóÞõÑúÁóÇäñ ßóÑöíãñþ .Ýì ßöÊóÈò ãøóßúäõæäòþ .áÇ íóãóÓåõ ÅöáÇ ÇáúãõØåøóÑõæäó. Sesungguhnya Al-Qur'an adalah bacaan yang mulia, berada dalam kitab yang terjaga, tak tersentuh kecuali oleh orang-orang yang disucikan. (Al-Waqi'ah: 77-79) Al-Qur'an merupakan cermin yang bersih dan suci. Orang yang bercermin padanya akan nampak pribadi yang sebenarnya, baik atau buruk. Kapankah kita bisa bercermin pada Al-Qur'an, dan nampak pribadi yang sebenarnya, khususnya jema'ah haji sebelum berangkat menjadi tamu Allah swt. Sehingga shalatnya tidak seperti yang dinyatakan oleh Allah swt dalam firman-Nya: æó ãÇ ßÇäó ÕóáÇÊõåõãú ÚöäúÏó ÇáúÈóíúÊö ÅöáÇø ãõßÇÁð æó ÊóÕúÏöíóÉð Shalat mereka disekitar Baitullah itu tidak lain hanya lan siulan dan tepukan tangan. (Al-Anfal: 35). Sebagian kaum muslimin memahami ayat yang pertama hanya secara lahiriyah, fiqhiyah, sehingga sibuk dalam pendapat boleh atau tidak boleh menyentuh Al-Qur'an orang yang tidak punya wudhu' atau yang berhadats. Ini bukan tidak penting, mengapa tidak juga memahaminya dari dimensi batiniyahnya? Tetapi terhadap ayat yang kedua kebanyakan kaum muslimin memahami secara batiniyah. Karena itu umumnya jema'ah haji tidak pernah merasa bersiulan dan bertepuk2 tangan di sekitar Ka'bah. Sehubungan menyentuh Al-Qur'an, Allah menyatakan Al-Qur'an akan tersentuh kecuali oleh orang-orang yang disucikan itu? Siapakah yang dimaksud dengan orang-orang yang disucikan? Dan siapa yang mensucikan? Tentang kesucian Ka'bah, mengapa Allah memerintahkan Nabi Ibrahim dan Ismail (as) untuk mensucikannya? Dan ayat itu menggunakan kata Ahd (perjanjian). Apa maksud dan tujuannya? Secara fisik tentu ummat Nabi Ibrahim (as) bisa mensucikannya dari kotoran dan najis? Mampukah ummat Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad mensucikan Ka'bah dari hal2 yang lebih berat dari kotoran dan najis? Mengapa kesucian Ka'bah juga Al-Qur'an tidak memancar ke dalam hati, pikiran, dan prilaku umumnya kaum muslimin? Jika ada kaum muslimin sekarang yang mampu, apa kira2 yang akan terjadi di dunia? Sebagaimana dimaklumi bahwa semua ibadah wajib di dalam Islam memiliki tujuan utama. Misalnya, shalat untuk mencegah kekejian dan kemungkaran, puasa untuk memperoleh ketakwaan dalam makna merasakan penderitaan orang lain, zakat untuk mensucikan diri dan memperoleh sifat kedermawan. Dan haji lebih luas dan lebih berat dari semua itu. Karenanya seruan Allah swt tentang haji ditujukan kepada ummat manusia. æó ááøóåö Úóáì ÇáäøóÇÓö ÍöÌøõ ÇáúÈóíúÊö ãóäö ÇÓÊóØÇÚó Åöáóíúåö ÓÈöíáÇð æó ãóä ßóÝóÑó ÝóÅöäøó Çááøóåó Ûóäìøñ Úóäö ÇáúÚóáóãöíäó Terhadap Allah, bagi manusia wajib melakukan haji, yaitu orang- orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji) maka sesungguhnya Allah Maha Kaya dari alam semesta. (Ali Imran: 97) Mengapa seruan haji diserukan kepada manusia secara species yang memiliki kemampuan? Apakah makna dalam ayat ini hanya kemampuan material? Tidak, jika kita perhatikan kontek haji dengan ayat-ayat lain yang berkaitan dengan ibadah haji. Mengapa? Karena semua ibadah dalam Islam tidak hanya bertujuan secara pribadi, tetapi mengandung makna insani sebagai bagian dari missi Rasulullah saw Rahmatan lil- `alamin. Jika haji dilakukan hanya
[wanita-muslimah] playing god-Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat
Gini mbak-e, Menurut saya wahyu itu dah gak turun lagi setelah Nabi SAW wafat. Buat saya syariat AlQur'an itu sudah sempurna dengan wafatnya Nabi Terakhir. Qur'an adalah wahyu terakhir. Jadi, gak perlu ada pembuktian lagi ini wahyu ato bukan. Yang ada cuma ilham-ilham, termasuk Ilham Dahlan ...:-). Saya yakin orang sekelas Pak Chodjim juga dapet ilham dari Tuhan, buktinya pak Chodjim bisa menulis banyak buku...:-). Alhamdulillah pak Chodjim gak bilang dapet wahyu trus ngaku jadi nabi. Juga orang sekelas Einstein, Newton..mereka dapet ilham or apa deh namanya, yang membuat mereka brilian dengan ilhamnya yang dituangkan dalam rumus. Alhamdulillah mereka gak ngaku nabi. Terserah orang mo bilang dia nabi, tapi saya salut sama mereka karena hal tsb tidak membuat mereka sombong dan blenger ngaku nabi, trus nyari2 pengikut. Bagi orang ahmadi, mereka hanya bermain dengan kata-kata ttg kata 'wahyu'. Coba aja deh ntar MAS juga cerita apa itu wahyu menurut pengertian ahmadi. Tentu saja, menurut ahmadi AlQur'an bukan wahyu terakhir dan Nabi SAW bukan nabi terakhir. Dengan keyakinan spt itu mereka akan memelintir ALQur'and an Hadist untuk pembenaran keyakinan tsb. Di Indonesia ini, katanya, tempat paling subur. Subur untuk tumbuh segala-galanya. Termasuk banyaknya ajaran sesat dan nabi palsu. Untuk masalah aliran sesat, katanya yang tersubur adalah India. Indonesia nomor dua dong ya? Maklumlah negara kere'...:-(. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: Ok, let's drop 'playing god', bisa jadi tambah salah paham. mari bicara tentang orang yang mengaku nabi. Dalam ayat yang mba Lina kutip, mba Lina melewatkan kalimat ..padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.. Yang artinya Tuhan mencela orang yang suka berbohong, nggak dapet wahyu malah bilang dapet wahyu. Lalu, bagaimana kita membuktikan seorang MGA beneran dapet wahyu apa nggak dari Tuhan? Apa perlu dibuktikan? (Banyak orang nggak percaya si anu-ani itu nabi...soale hari gini gitu looh...Tapi jaman sekarang banyak yang percaya model 'nabi' Einstein, Newton, Bill Gates...tanpa mereka ngaku nabi..please dong ah..) salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@ wrote: Saya bicara tidak dalam konteks playing god or siapa menghukum siapa tapi menjawab pertanyaan mbak Chae,emang ada pasalnya di Qur'an kita tidak boleh ngaku Nabi??;)) toh pertanyaan mbak Chae juga bukan soal playing god, tapi BOLEH GAK nya KITA NGAKU NABI or playing prophet...:-) tapi kalo dipikir-pikir, yang playing god itu sapa ya? Apa orang2 spt MGA ini playing god juga?? Coba bayangkan aja dalam Tukhfah Bagdad, hal. 25 MGA menulis bhw Tuhan mengatakan ttg diri MGA,ya Ahmad, nama-Mu bisa sempurna, tapi nama-Ku tidak bisa sempurna [ya Ahmad yutimmu ismuka, wa la yutimmu ismii]. Gubrak! wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote: Duh, mba Lina..ada potongan ayat yang lepas dibaca: ..padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.. Artinya, Tuhan menghukum nabi palsu yang ngaku2 nabi padahal nggak diturunin wahyu, ngakunya dapet wahyu. Itu namanya berbohong. emang nggak disebut di situ bahwa kita mesti menghukum/melarang orang yang ngaku nabi, hanya dikatakan Tuhan menghukum pembohong yang ngaku nabi, padahal nggak pernah dapet wahyukecuali kalo kita mau playing God...:-) salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@ wrote: Baca lagi pertanyaan sampeyan. emang ada pasalnya di Qur'an kita tidak boleh ngaku Nabi??;)) jawab Allah: lebih zalim. [ato bahasa saya neh (yg lebih lunak) ada gak sih orang yang lebih dableg daripada org yg mengatakan...] Lalu manusia mo bilang emangnya ada pasal di Qur'an kita boleh berlaku zalim?? he..he..kayak Yahudi ngeyel di kisah Sapi Betina. wassalam, -- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Jelas sekali di ayat ini bahwa kita ini ndak ikut campur urusan Gusti Allah sama Makluk-Nya wong nanti yang balas juga Gusti Allah...kok...sepertinya kita2 kadang suka over acting:) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@ wrote: QS6:93 Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang mengadakan kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:Telah diwahyukan kepada saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata:Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang- orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata)
[wanita-muslimah] Kebijaksanaan
Kebijaksanaan Jika zalim difahami sebagai meletakkan sesuatu pada tempatnya, bijaksana difahami sebagai meletakkan sesuatu tepat pada tempatnya. Pencuri professional sudah semestinya dijebloskan ke dalam penjara sesuai dengan bunyi pasal-pasal hukum, itu adil. Tetapi rasanya tidak bijaksana jika yang dipenjara itu orang miskin yang kelaparan dan terpaksa mencuri makanan. Banyak orang pintar tetapi belum tentu bijak. Kebijakan hanya dimiliki oleh orang yang bukan saja pintar, tetapi luas pandangan dan banyak pengalaman. Pengalaman sukses bisa memperkuat motivasi, tetapi belum tentu melahirkan kebijakan. Sebaliknya kegagalan yang berkali- kali justeru bisa melahirkan karakter bijak. Oleh karena itu anak muda pada umumnya kuat, lincah dan tegas tetapi belum tentu bijak, nah orang tua, karena sudah banyak makan asam garam kehidupan, yang sukses dan yang gagal, maka ia bisa bertindak bijaksana. Wassalam, agussyafii == Sekiranya berkenan mohon kirimkan komentar anda melalui http://mubarok-institute.blogspot.com atau [EMAIL PROTECTED] ==
[wanita-muslimah] Fakta cemen--BILA NABI JATUH CINTA
MAS: Bagi saya hal yang menarik adalah adanya FAKTA 2x yang BEBAS dari anggapan-anggapan dari kisah CINTA atau Niubuatan atau apapun namanya ini yaitu : 1. Pengakuan suami dari wanita yang ada dalam kisah tersebut yang bersikap khidmat dan hormat terhadap MGA. 1. Fakta bahwa anak wanita tersebut (bahkan ada namanya) dan banyak anggota keluarga lainnya yang kemudian mengakui kebenaran MGA dan berbaiat bergabung dengan Ahmadiyah. Jika fakta di atas yang melibatkan pihak-pihak yang langsung berhubungan dengan peristiwa tsb adalah benar, maka saya tidak meragukan sedikitpun bahwa Apa yang disampaikan oleh Ahmadiyah (mengenai peristiwa tsb) adalah KEBENARAN. Namun jika Fakta 2x tersebut terbukti tidak benar maka pihak Ahmadiyah telah mengarang-ngarang dan membual Lina: 1) Wealaah Cuma dua fakta cemen aja kok bangga. Kalo suaminya Muhammadi Begum hormat thdp MGA, trus apa itu membuktikan bahwa alasan ahmadi ttg latar belakang nubuatan tsb adalah krn keluarganya yg atheis adalah benar?? Ato apakah asbabun nuzul ayat2 tsb karena keluarganya yg atheis itu menjadi benar hanya karena 2 fakta cemen tsb? 2) Bagaimana dengan fakta Muhammadi Begum sendiri ogah dan juga fakta ayahnya Muhammadii Begum juga ogah ama MGA dan Ahmadiyah? Mereka kan pihak2 yang langsung berhubungan ato malah peran utamanya...:-) 3) Gimana juga kok yang diizalatil auham hal. 36 gak dicounter? Jelas-jelas Tuhan bersabda,Bahwa puteri Ahmed Beg akan menjadi salah seorang istri, tetapi keluarganya akan menentangmu dan akan berusaha agar supaya perkawinanmu tidak terlaksana. Akan tetapi jangan khawatir karena Allah akan memenuhi janjiNYA dan menyerahkan puteri itu padamu, Apa asbabun nuzul ayat ini? keluarga atheis? 4) Juga gimana counter wahyu yang ditulis di kitab Asmani Risalat, hal. 40? 5) dll...jelas2 disitu disebut Tuhan akan mengawinkan mu dng gadis itu, apa asbabun nuzul ayat itu karena keluarganya yg atheis. repent, repent MAS! wassalam,
[wanita-muslimah] playing god-Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat
Berdasarkan apa Mba bisa mengambil kesimpulan bahwa wahyu sudah berakhir sejak habisnya masa kenabian Nabi Muhammad saw?? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: Gini mbak-e, Menurut saya wahyu itu dah gak turun lagi setelah Nabi SAW wafat. Buat saya syariat AlQur'an itu sudah sempurna dengan wafatnya Nabi Terakhir. Qur'an adalah wahyu terakhir. Jadi, gak perlu ada pembuktian lagi ini wahyu ato bukan. Yang ada cuma ilham-ilham, termasuk Ilham Dahlan ...:-). Saya yakin orang sekelas Pak Chodjim juga dapet ilham dari Tuhan, buktinya pak Chodjim bisa menulis banyak buku...:-). Alhamdulillah pak Chodjim gak bilang dapet wahyu trus ngaku jadi nabi. Juga orang sekelas Einstein, Newton..mereka dapet ilham or apa deh namanya, yang membuat mereka brilian dengan ilhamnya yang dituangkan dalam rumus. Alhamdulillah mereka gak ngaku nabi. Terserah orang mo bilang dia nabi, tapi saya salut sama mereka karena hal tsb tidak membuat mereka sombong dan blenger ngaku nabi, trus nyari2 pengikut. Bagi orang ahmadi, mereka hanya bermain dengan kata-kata ttg kata 'wahyu'. Coba aja deh ntar MAS juga cerita apa itu wahyu menurut pengertian ahmadi. Tentu saja, menurut ahmadi AlQur'an bukan wahyu terakhir dan Nabi SAW bukan nabi terakhir. Dengan keyakinan spt itu mereka akan memelintir ALQur'and an Hadist untuk pembenaran keyakinan tsb. Di Indonesia ini, katanya, tempat paling subur. Subur untuk tumbuh segala-galanya. Termasuk banyaknya ajaran sesat dan nabi palsu. Untuk masalah aliran sesat, katanya yang tersubur adalah India. Indonesia nomor dua dong ya? Maklumlah negara kere'...:-(. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote: Ok, let's drop 'playing god', bisa jadi tambah salah paham. mari bicara tentang orang yang mengaku nabi. Dalam ayat yang mba Lina kutip, mba Lina melewatkan kalimat ..padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.. Yang artinya Tuhan mencela orang yang suka berbohong, nggak dapet wahyu malah bilang dapet wahyu. Lalu, bagaimana kita membuktikan seorang MGA beneran dapet wahyu apa nggak dari Tuhan? Apa perlu dibuktikan? (Banyak orang nggak percaya si anu-ani itu nabi...soale hari gini gitu looh...Tapi jaman sekarang banyak yang percaya model 'nabi' Einstein, Newton, Bill Gates...tanpa mereka ngaku nabi..please dong ah..) salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@ wrote: Saya bicara tidak dalam konteks playing god or siapa menghukum siapa tapi menjawab pertanyaan mbak Chae,emang ada pasalnya di Qur'an kita tidak boleh ngaku Nabi??;)) toh pertanyaan mbak Chae juga bukan soal playing god, tapi BOLEH GAK nya KITA NGAKU NABI or playing prophet...:-) tapi kalo dipikir-pikir, yang playing god itu sapa ya? Apa orang2 spt MGA ini playing god juga?? Coba bayangkan aja dalam Tukhfah Bagdad, hal. 25 MGA menulis bhw Tuhan mengatakan ttg diri MGA,ya Ahmad, nama-Mu bisa sempurna, tapi nama-Ku tidak bisa sempurna [ya Ahmad yutimmu ismuka, wa la yutimmu ismii]. Gubrak! wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote: Duh, mba Lina..ada potongan ayat yang lepas dibaca: ..padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.. Artinya, Tuhan menghukum nabi palsu yang ngaku2 nabi padahal nggak diturunin wahyu, ngakunya dapet wahyu. Itu namanya berbohong. emang nggak disebut di situ bahwa kita mesti menghukum/melarang orang yang ngaku nabi, hanya dikatakan Tuhan menghukum pembohong yang ngaku nabi, padahal nggak pernah dapet wahyukecuali kalo kita mau playing God...:-) salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@ wrote: Baca lagi pertanyaan sampeyan. emang ada pasalnya di Qur'an kita tidak boleh ngaku Nabi??;)) jawab Allah: lebih zalim. [ato bahasa saya neh (yg lebih lunak) ada gak sih orang yang lebih dableg daripada org yg mengatakan...] Lalu manusia mo bilang emangnya ada pasal di Qur'an kita boleh berlaku zalim?? he..he..kayak Yahudi ngeyel di kisah Sapi Betina. wassalam, -- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Jelas sekali di ayat ini bahwa kita ini ndak ikut campur urusan Gusti Allah sama Makluk-Nya wong nanti yang balas juga Gusti Allah...kok...sepertinya kita2 kadang suka over acting:) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@ wrote: QS6:93 Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang mengadakan kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:Telah diwahyukan kepada saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun
[wanita-muslimah] Nubuatan dan Pertobatan-- BILA NABI JATUH CINTA
MSA: Demikianlah penjelasan mengenai kembalinya Mirza Sultan Muhammad, dan sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa nubuatan itu adalah bersyarat/kondisional, maka porsi nubuatan yang tersisa telah dibatalkan dengan adanya pertaubatan setelah wafatnya Mirza Ahmad Beg. Demikian pula dengan kematian Mirza Sultan Muhammad telah dihindarkan, maka secara otomatis telah membatalkan pernikahan Muhammadi Begum dengan Masih Mau'ud a.s., sehingga pertanyaan mengenai pernikahannya menjadi tidak relevan lagi. Berkaitan dengan hal itu Masih Mau'ud a.s. Lina: Dari sekian panjang artikel ttg Maksud Dan Hakikat Nubuatan, saya hanya mencuplikan kesimpulan akhirnya saja. Nubuatan nikah batal karena ada pertobatan. Ini ilmu/rumus dari mana? Dari Tuhan? Mana ayatnya ? ato Cuma bisa-bisanya MGA aja yang seolah olah lebih hebat dari Tuhan yang bisa membatalkan Nubuatan Tuhan telah berikan. Nubuatannya dari Tuhan kok dibatalin ama MGA? Udah ah enakan baca Laskar Pelangi :-). repent! repent ooh Ahmadi tuh barusan saya dapet wahyu Wassalam,
[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
Looo ko jadi mundur sendiri too...? Ini kan sama saja menanyakan pertanyaan anda sendiri: mungkin tafisr kita terhadap pahala itu harus di revisi/diperbaiki agar bisa menjadi petunjuk yang benar...ada ide;)) gimana? why ask this in the first place then? satriyo --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau sudah tahu makna katanya lalu apa?? bagaimana implementasi pada kehidupan kita dari makna yg kita ketahui?? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa efikoe@ wrote: ada... untuk langkah awal, tidak perlu dulu buat tafsir, tapi coba runut ke belakang, dari mana asal kata 'pahala' ... itu apakah asli/khas indonesia/nusantara atau dari asing, lalu apakah ada padanannya dalam al-Qur'an ... yang kalo ga salah itu hanya ada kata yang maknanya 'balasan/reward' ... tul ga mas chodjim...?! satriyo --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: mungkin tafisr kita terhadap pahala itu harus di revisi/diperbaiki agar bisa menjadi petunjuk yang benar...ada ide;)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote: Betul mba, hitung menghitung pahala kayak gitu malah jadi menjauhkan kita dari yang kita tuju. Solat iya...tapi korupsi jalan terus, soale ada buku debit kredit pahala-dosa, yang di akhir bulan nanti bisa direkonsiliasi atau dikonsolidasi. Nggak bisa kita mengubah karakter kalo tembok mental credit debit itu belum runtuh - ini yang namanya mental sekular yang dsalahkaprahi. Tapi jangan salah mba. Orang Indonesia harus berhitung (efisien) dalam soal kekayaan alam, rencana hidup/kerja, yang seperti itulah. Kalo nggak berhitung cermat terus2an kekayaan alam dan HR kita disedot keluar tanpa langsung bermanfaat untuk kita sendiri. Duh, dari dulu sampe sekarang kita hobi jual aset negara nih, plus utang. Saya mengagumi Pak Amin Rais yang kritis dalam hal ini...lo kok jadi nyasar ke AR, soale dia emang yang paling jujur dalam hal ini. Selain Arab, ada juga yang jago hitung berhitung...orang India termasuk tetangga2nya...hehehe.. Kita juga masyarakat berhitung mba...wong semua orang berhitung, tapi apa yang dihitung itu bisa beda2. Dan kita juga komunal kok, semua orang juga komunal, tapi yang jadi basis komunal itu beda2. Orang Indonesia relatif kurang berhitung (i.e kurang efisien) kalo itu masalah natural resources, untung rugi duit/usaha, fisik lahiriah yang semacam itulah...wong alamnya ramah, mild, nggak ekstrim seperti di Arab dan India sono - kecuali kalo lagi gempa dan gunung api batuk, ini ngagetin. Tapi orang Indo berhitung banget soal moral, nama baik, masalah psikologis-spiritual gitu lah. Makanya kalo salah kaprah, jadi mengejar 'kesalehan pribadi' menurut istilah mba Chae. Orang Arab cenderung berhitung banget dengan resources ato sumber pendapatan karena alamnya keras. India alamnya ekstrim tapi jelas lebih kaya dibandingkan Arab. Di India agama nggak ada nilainya, kecuali itu relevan dengan kehidupannya sehari2 (apa ini namanya agama yang membumi? dalam kehidupan spiritual konon katanya India itu di garda terdepan). Umpamanya tuh, orang Indonesia ngarepin sorga nantiii...karena udah di sorga di dunia, orang India Arab ngarepin sorganya sekarangsoale mesti kerja keras untuk menaklukkan alam. Tapi orang Indonesia yang selalu siap berbagi, plural, nggak berhitung dengan kekayaan fisik, tapi berhitung dengan non fisik - terus2an salah kaprah, dibodohin, atau membodohi diri sendiri. Sekarang, kalo nggak hati2 aset negara kita bisa dijual terus (udah dijual sebagian sama kelompok Megawati dkk), termasuk HR kita yang unskilled, sementara kita hitung2an terus dengan pahala-dosa dan para nabi palsu. salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Mungkin ya Mba Mia, sebenarnya sistem hitung berhitung..tabung menabung pahala ini ndak cocok dengan kondisi dan keadaan budaya asli dari masyarakat kita. Masyarakat arab kan kental banget dengan bentuk masyarakat komunalnya dimana hampir tidak ada hak kepemilikan dan kepentingan secara individu. Nah dimana-mana yang namanya bersifat ekstrim itu kan tidak baik..makanya muncul sistem hitung berhitung pahala dan tabung menabung pahala secara per indvidu untuk menciptakan suasana balance terhadap situasi dan kondisi yang ada. Sedangkan masyarakat kita ini pada dasarnya sudah bersifat seimbang...dengan sistem itung berhitung pahala malah jadi miring. Kalau saya pikir banyak sekali akbat yang tidak baik dari sistem
[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
Bu Mei, Memang pasti ya kalo pahala itu berbanding lurus dengan surga? bukannya surga (juga pahala) itu hak prerogatif Allah, kec buat 10 sahabat yang sudah dijamin surga? Btw, rumus yang konon itu dari mana ya kononnya? satriyo --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] wrote: Nimbrung- Mungkin istri teman Pak Kinan itu orang Jawa tradisional;-) Apapun juga ikut suami 'Suargo nunut, neraka katut' Kalo suaminya dapat banyak pahala/surga istrinya ikut, kalo suaminya masuk neraka istrinya juga ikut. Nilai pahala/dosa istri nggak diperhitungkan oleh Gusti Allah. Begitulah konon rumusannya. Salam l.meilany - Original Message - From: Kinantaka To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, November 15, 2007 8:40 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun Mbak Mia, Ada teman yang japri ke saya begini: On 11/7/07, NW wrote: Waalaikum salam Wr. Wb. Kalo saya kebalikannya Pak Kinantaka, istri saya malah mengingatkan untuk sholat di mushollah, padahal kondisinya 2 anak saya lagi rewel dan yang bayi nangis-nangis. Yang ini biar umi yang tanganin, panggilan Allah harus dijawab. gitu katanya. Wasalam. Bagaimana, mbak? Kinantaka On 11/14/07, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: Ya mba Chae, dalam ceritanya kupikir pak Kinan sudah menyiratkan itu, apa artinya 'pahala-dosa' buat kita jaman sekarang, apa artinya lika- liku hubungan kita dengan isteri tercinta yang lagi kerepotan. KEMANA kita mentransformasikan diri kita (i.e. mendapat pahala, hablumminallah) vs DARIMANA kita mentransformasikan diri kita (hubungan dengan isteri, hablumminan-nas). Walaupun nggak bisa di- clear-cut gitu juga sih, karena solat ke mesjid itu bisa juga jadi dalih dari kerepotan menghadapi rumah bocor isteri ngomel - mendingan ke musola donks..cari aman.. Tapi jelas dari tutur ceritanya Pak Kinan mempertanyakan lagi apa arti konsep pahala-dosa itu buat kita sekarang, yang keliatannya kita lebih males mikir males berinisiatif, 'pahala oriented' - ketimbang menjalani proses ke arah itu - sehingga bukannya mengubah karakter dan kehidupan kita, tapi cuman dapet itung2annya doang, bahkan jadi ngleyer kemana-mana, atau kurang empatik terhadap kebutuhan pasangan sendiri. salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah% 40yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Gimana enggak jengah dong Jeng:) wong dulunya sistem pahala ini kan buat masyarakat tingkat pedagang zaman kuda ngegel besi...apa masih keukeuh wae mau dilestarikan terus menerus??? walah kapan bisa maju atuh masyarakat beragama teh..pantesan kalah sama masyarakat yang tidak beragama... Banyak sekali orang yang jadi keblinger gara-gara masalah pahala...niat mendapat pahala malah menzalimi orang lain. * lagi bete nunggu avatar sesion 3 DOBS hiks..hiks..kapan kau tayangg;P --- In wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah% 40yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@ [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat
mbak Lina, Jangan menisbahkan perilaku sahabat selalu kepada Rasulullah. Nanti jika sahabat kencing di suatu tempat, dikiranya disuruh Rasul. Akibatnya kencing di tempat itu jadi Sunnah. Itu yang terjadi. Dari pada sibuk ngurusin Nabinya orang lain spt. MGA, coba mbak Lina pelajari dengan baik hadits-hadits yang mbak Lina akui. Lha wong katanya setuju sama hadits yang bilang Rasul membenarkan orang yang membunuh istrinya karena menghina Rasul. TIDAK ADA PERINTAH RASUL UNTUK MEMBUNUH ORANG KARENA MENGAKU NABI. Musailamah itu bertemu nabi berkali-kali. SEMUA NABI PALSU DIBUNUH SETELAH RASUL WAFAT, DAN BUKAN ATAS PERINTAH RASUL. Coba fakta ini bisa dikonfirmasi dulu daripada merasa jadi pembela Rasul yang keblinger. Salam Ary --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya berpendapat ini karena kita tinggal pada budaya yang demikian 'lembut' sehingga bisa beralasan karena Allah yang tahu maka hanya Allah yang berhak menghukum ato menyatakan kezaliman. Pada budaya di jaman Nabi SAW hidup dan para sahabat hidup orang macam gini sudah diperangi dan dihukum mati karena hubungan spiritual mereka terhadap Allah SWT jauh lebih dekat dibanding dengan kita2 sekarang ini. Jadi, saya dapat memaklumi kalau urat syaraf kita tidak sekuat urat syaraf orang2 terbaik yang telah mendapat kemenangan besar tsb. Saya sangat paham bahwa dalam ayat itu tidak ada anjuran dari Allah SWT kepada manusia untuk menghukum ato menyatakan dzalim (Eksplisit]. Tapi, bukankan kita juga harus melihat pelaksanaannya pada jaman Nabi SAW (Sunnah/Hadist) dan kehidupan para sahabat? Kalo memang urat syaraf kita yang gak kuat, gak elok juga kalo kita beralasan hanya Allah yang berhak menghukum dan menyatakan dzalim. Kalo saya mengikuti pola pikir spt ini, saya juga bisa bertanya ada gak dalam AlQur'an bhw hanya hak Allah dan malaikatnya untuk menghukum dan menyatakan dzalim? Dont worry, saya juga termasuk orang yang urat syarafnya gak kuat utk menghukum orang2 dzalim..tapi saya tak mau menjadikan ke Mahakuasaan Allah untuk alasan ketidak kuatan saya...:-) karena saya yakin ada orang yang urat syarafnya kuat untuk menjadi hakim adil di muka dunia ini: Sang Ratu Adil ...:-) wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim chodjim@ wrote: Ayat yang Mbak Lina cuplik itu adalah ayat tentang spiritualitas. Jadi, seseorang itu bohong atau tidak terhadap Allah, hanyalah Allah dan malaikat utusan-Nya yang mengetahui. Lantaran hanya Allah yang mengetahui, maka Dia semata yang berhak menghukum atau menyatakan kezaliman terhadap pelakunya. Ratusan ribu nabi dan rasul telah diutus. Kebanyakan nabi tidaklah sukses dalam dakwahnya, dan bahkan dibunuh oleh kaumnya. Maka, tidaklah heran bila kehadiran nabi yang diketahui orang dan sukses hanya puluhan saja. Di antara yang mengaku nabi dan sukses pasca Nabi Muhammad ialah Guru Nanak (1469-1539,Agama Sikh), Mirza Ali Muhammad (Baha'i, didirikan pada 1844), dan MGA (1839 - 1908, Ahmadiyah). Wasalam, chodjim - Original Message - From: Lina Dahlan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, November 07, 2007 4:05 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat QS6:93 Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang mengadakan kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:Telah diwahyukan kepada saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata:Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang- orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata) :Keluarkanlah nyawamu. Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri ayat-ayat-Nya. Recent Activity a.. 17New Members Visit Your Group Sitebuilder Build a web site quickly easily with Sitebuilder. Yahoo! 360° Start Sharing Your place online Blog photos Y! Messenger Instant hello Chat in real-time with your friends. . [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Program Qurban Nasional 2007
Berqurban Bersama PortalInfaq, Berempati Untuk Korban Bencana di Berbagai Daerah Tolong dijenguk ya :-) http://www.portalinfaq.org/g02x01_article_view.php?article_id=657