Aishadear, Itulah dia poinnya. Saya juga sering menerima japri. Ada bahkan yg meminta ' tolong diteruskan ke ybs' atau 'tolong di kirim ke milis'. Tapi tak semua itu saya lakukan. Biasanya sih saya baca dulu kemudian saya endapkan. Kalo memang nadanya malahan bikin jadi ruwet atau malah bikin kacau suasana ya abaikan saja.
Seperti misalnya seorang member yg tanya tentang autis yg dimaksud Mia. Ia sendiri menuliskan; 'tolong dikirimkan ke Ibu Mia', soalnya ia tidak bisa membaca e-add Mia Saya tidak lakukan karena kalo ngirim mail yg nadanya emosional gitu saya kok nggak tega. Lagipula ia gak menyertakan tulisan Mia yg ia maksud. Jadi saya kirimkan saja e-add Mia kepadanya agar ia mengirim/menanyakannya sendiri. Begitu juga mail Pak Satriyo, dari yg saya baca kan kelihatan sekali betapa emosionalnya Pak Satriyo. Mengapa cuma dikirim ke Aisha? Artinya kan ada kesan positif dari tulisan2 Aisha selama ini yg menenangkan. Mustinya [ kalo saya jadi Aisha ] ya diamkan saja dulu supaya tidak juga terbawa emosi, kemudian tanggapi dengan kepala dingin. Itu kalo mau ditanggapi, atau yang paling mudah abaikan saja. :-D Ada kerabat dekat saya yg reaktif mudah tersinggung. Tadinya saya juga jadi sewot kalo ia lagi nasping. Setelah lama saya juga jadi bisa menahan diri. Diam saja nggak sampai 10 menit ia juga akan lupa dengan yg ia omongin, seolah tak terjadi apa2. Atau mungkin saya juga yg terlalu sensitif. Kalo bahasa umumnya : 'jangan selalu dianggap; jangan selalu diambil hati' Saya pernah tahu tentang mengendapkan dan menghilangkan kesal. Jika dikantor lagi kesal sama boss; tulislah surat seolah mau dikirim ke boss. Kata2 makian, protes kritik. Baca nggak bagus, langsung sobek. Begitu terus; Nanti insya Allah kekesalan itu akan mereda kita bisa bertindak lebih profesional. Begitu juga kalo lagi milisan, sudah nulis kata2 yg keras jangan langsung 'send' tapi simpan dulu; 15 menit baca lagi; kemungkinan mail itu mengalami perubahan kalimat disana sini atau bahkan langsung delete alias gak jadi dikirim. [ Ini juga saya tujukan u Pak Satriyo :-)] Kalo ajaran Rasulullah, ketika marah ambillah air suci kemudian sembahyang/bertafakur Kalo ortu saya bilang, cuci muka kemudian lakukan sesuatu untuk mengalihkan dari masalah. Ketika hati sudah tenang bisa dilihat lagi 'apa sih sebenernya masalah yg mengganggu pikiran?' Salam :-) l.meilany ----- Original Message ----- From: Aisha To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Saturday, July 28, 2007 9:30 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Moderasi atas Janoko & RSA Meidear, Japrian pak Satriyo itu di ada kalimat pak Satriyo di baris paling bawah seperti ini "SILAKAN TERUSKAN KE MILIS KALO MAU...", apakah itu berarti "for your eyes only"?....hehehe, bagi saya sih arti dari kalimat pak Satriyo itu adalah saya bisa masukin ke milis, belajar untuk mengemukakan ketidak puasan di milis jika memang sumber ketidak puasan itu adanya di milis. Lebih banyak kepala di milis kan lebih banyak pendapat, sehingga orang bisa belajar dari beragam pendapat itu untuk bisa lebih baik di masa mendatang, bukankah agama Islam mengajarkan bahwa celaka orang yang hari ini-nya lebih buruk dari hari kemarin, merugi jika orang hari ini-nya sama dengan hari sebelumnya, orang Islam itu harus lebih baik dari hari ke hari, belajar termasuk juga belajar dari perbedaan pendapat. Siapa tahu dengan berbagai komentar di milis, orang bisa jadi mengerti kenapa dia mendapat perlakuan tertentu. Tidak ada asap kalau tidak ada api, tidak ada reaksi kalau tidak ada aksi, maka silent member tidak akan dimoderasi karena dia tidak pernah posting sesuatu alias tidak ada aksi sama sekali...;) Sekali lagi, japrian pak Satriyo itu dimasukkan ke milis itu karena ada kalimat yang mempersilahkan saya meneruskan ke milis, beda dengan japrian seseorang yang anggota WM juga yang memang menuliskan FYEO dalam japriannya, padahal orang ini mengomentari masalah di milis, saya masih ingat, waktu itu lagi membahas kasus seorang seleb yang tidak mengakui anak yang ada di perut pacarnya. Tentu saja japrian itu tidak saya teruskan ke milis. Saya juga tidak mungkin meneruskan japrian yang menyatakan cinta atau mengeluh sedang patah hati ke milis. Begitchu ragam japri yang saya terima itu mba Mei dan cara saya memperlakukan japrian yang aneka ragam itu...;) Pabaliut Meidear bukan babaliyut...:) salam Aisha ----------- From : L. Meilany ................ Mengenai japri antara Pak Satriyo dan Aisha misalnya, saya sih nggak mau ikutan campur. Meskipun akhirnya oleh Aisha di lempar ke milis. Terus terang saja bagi saya sih yg namanya 'japri' itu bijaksananya nggak bolehlah langsung di lempar ke forum. Apalagi kalo japrian itu sifatnya ngedumel, protes atas kebijaksanaan milis, masalah orang per orang. Akibatnya yg gak tahu jadi tahu. Akibatnya malahan jadi babaliyut , benang kusut.Timbul persepsi akan pribadi orang per orang. Karena namanya curhat, pengaduan itu lahir dari akibat ke tidakpuasan. Jadi ya sebenernya di endapkan dulu, nanti setelahnya mungkin bisa ambil action, di jawab atau bahkan diamkan saja. Seperti misalnya komunikasi saya dengan Hana, saya agak berhati-hati tapi kalo hal tersebut merupakan amanah [artinya saya jadi kurir, ya saya lemparlah ke forum] Begitulah biasanya yg saya lakukan terhadap mail2 japri yg nadanya mungkin menyerang pribadi, menyerang kebijaksanaan orang lain/milis. Setidaknya hal tersebut bisa jadi tambahan pelajaran bagi saya, bukan masalah yg diomongin, tapi : betapa uniknya manusia :-) ................. ................. Salam maaf, l.meilany [Mungkin kali lain kalo mau japrian sebelumnya ditulis dulu FYEO - "for your eyes only" jadi nggak di kirim ke milis :-))))] [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]