Re: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'

2009-03-27 Terurut Topik fitriyanto
Wah berarti saya harus minta maaf sama pak rachmad dan pak winarto 
niemaklum, faktor u sudah mulai menggejala :-)

Salam

Ryan
400d+17-40+50f/1.4

--Original Message--
From: Rachmad
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com;
Subject: Re: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'

Kalau 450D itu anak saya pak, itu juga karena anak saya bisa masuk ITB lewat 
jalur biasa yang murah. Padahal sudah disiapkan dana lewat mandiri yang 
berbayar mahal karena non susidi.


Salam

RM

Sent from my BlackBerry Wireless Handheld 

-Original Message-
From: fitriya...@gmail.com

Date: Fri, 27 Mar 2009 14:55:25 
To: 
Subject: Re: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'


Saya lupa di milis ini atau di milis sebelah, om momod ari ams pernah cerita, 
ada tetangganya yang beli motor, trus motornya diojekin sama orang, setoran 
ojeknya buat cicilannya, dan hebatnya jumlah motor yang dimiliki semakin 
bertambah.



Monggo diskusinya diterusin, saya sangat menikmati paparan dari temen2 semua.



Salam



Ryan

Btw enak banget jadi anaknya pak winarto ya, dibeliin 450d, saya aja gak 
kebeli2 tuh, duitnya abis buat 17-40 f/4 sama 50 F/1.4 :p



Sent from my BlackBerry®


Sent from my BlackBerry®



=
Join Facebook AKI dimana Anda bisa ber social interactive sambil bermain games 
atau just have fun together. Compulsory bagi new members start 1 Jan 2008. 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
=
Perhatian: Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. 
Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas.
=
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
-
Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting 
sebelumnyaYahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com 
mailto:ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'

2009-03-27 Terurut Topik Rachmad
Kalau 450D itu anak saya pak, itu juga karena anak saya bisa masuk ITB lewat 
jalur biasa yang murah. Padahal sudah disiapkan dana lewat mandiri yang 
berbayar mahal karena non susidi.


Salam

RM

Sent from my BlackBerry Wireless Handheld 

-Original Message-
From: fitriya...@gmail.com

Date: Fri, 27 Mar 2009 14:55:25 
To: 
Subject: Re: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'


Saya lupa di milis ini atau di milis sebelah, om momod ari ams pernah cerita, 
ada tetangganya yang beli motor, trus motornya diojekin sama orang, setoran 
ojeknya buat cicilannya, dan hebatnya jumlah motor yang dimiliki semakin 
bertambah.



Monggo diskusinya diterusin, saya sangat menikmati paparan dari temen2 semua.



Salam



Ryan

Btw enak banget jadi anaknya pak winarto ya, dibeliin 450d, saya aja gak 
kebeli2 tuh, duitnya abis buat 17-40 f/4 sama 50 F/1.4 :p



Sent from my BlackBerry®



-Original Message-

From: winarto sugondo 



Date: Fri, 27 Mar 2009 13:58:10 

To: 

Subject: Re: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'





Coba Bapak riset ke wilayah bekasi, kebetulan saya tinggal di Bekasi. 1

rumah bisa memiliki 2-3 mobil, dan 3-4 motor (diatas 150 cc) sedangkan orang

yang tinggal disana hanya 4 laki-laki dan 2 perempuan. Usut punya usut,

ternyata semuanya kredit ^_^.



Bahkan untuk rumah yang terlihat gubug, memiliki 2-3 motor dan selalu

ganti-ganti. Usut punya usut, mereka pakai motor tersebut untuk ngojeg,

kalau setoran ngojek ngga cukup untuk bayar angsuran, ya tinggal suruh

leasing tarik dan mereka ngambil leasing lain. WOW, apa ngga sayang sama

DP-nya, dan usut punya usut, mereka suka minjam uang dengan rentenir untuk

DP motornya dengan jaminan surat rumahnya.



Saya juga bikers koq Pak Arian, tapi bukan musuhnya Pak Poltak, mudah-2an

saya belum pernah nyenggol mobil Pak Poltak. Terima kasih buat Pak Arianro

karena menyatakan bahwa membeli sepeda motor adalah kegiatan investing

mengingat pemerintah memang ngga punya gigi sama organda. Karena dengan

tambahan 1 orang berpola pikir seperti Pak Arianro, berarti sudah ada

tambahan 1 orang yang memandang dari sudut ekonomis, lumayan bisa bantu

menyikapi krisis global saat ini, mengingat banyaknya pernyataan ancaman PHK

dari pengusaha-pengusaha.



Menteri itu sepupu saya Pak. Dan sampai sekarang pun pola hidupnya sangat

hemat. Era 80-an di China, pejabat yang korupsi akan masuk sidang koe etik

yang dipimpin presiden, keputusan akhirnya diketahui semua orang adalah mati

di tiang gantungan. Konyolnya kalau korupsinya sampai memakan uang yang

seharusnya buat rakyat, maka yang digantung adalah termasuk keluarganya.

Aneh yah tapi nyata Pak, oleh karena itu semasa mereka memakai faham

sosialis, mereka sangat takut kepada presiden mereka, terlihat seperti

tangan besi ya, namun hal itu mendidik rakyatnya (yang sekarang telah

menjadi generasi tua) menjadi lebih prihatin dan sangat ekonomis. Buntutnya,

generasi muda mereka sekarang menjadi buas korupsi. Ada hitam, ada putih.



Fair sich, tapi kehidupan dengan ketakutan? saya rasa ngga deeeh.



Salam,





Winarto Sugondo



2009/3/27 arianro pantun daud 



>   Saya tidak setuju kalau membeli sepeda motor adalah konsumtif. Banyak

> yang

> dilandasi karena penghematan biaya transportasi, waktu tempuh, kegesitan

> dalam bermanuver, dan lainnya. Kalau semuanya adalah dasar penghematan,

> maka

> sebenarnya mereka itu investing daripada consuming.

>

> Saya tidak percaya seorang menteri kebudayaan di era 80-an hidupnya seperti

> itu baik di Indonesia maupun di China. Natura yang diterima seorang menteri

> di Indonesia setidaknya cukup utk membeli sebuah rumah mewah dan memiliki

> mobil mewah. Menteri di Chinapun demikian, setidaknya kendaraan dinasnya

> bukan sepeda ontel. Kalaupun dia tinggal hanya di rumah 5x4, itu lebih

> kepada pilihan dibanding kemampuan.

>

> Rgds,

> Arianro

>

>

> On 3/27/09, winarto sugondo 
> >

> wrote:

> H, Korupsi.

>

> Bang Poltak, kalau saya bisa jadi anggota legislatif saat ini, saya pasti

> korupsi.

>

> Kalau gaji saya naik 20% saja, saya pasti akan ambil kredit kepemilikan

> rumah dan mobil.

>

> Kata kasarnya, untuk mem"boikot" sebuah produk kadang kala tidak memerlukan

> ongkos. Karena sebenarnya tinggal mengacu kepada penggunanya.

>

> Dari sekian pembahasan, saya menemukan kalimat pertanyaan tingkat

> konsumtifitas di Indonesia, masyarakat Indonesia SANGAT konsumtif. Mau

> contohnya : berapa jumlah sepeda motor di Jakarta saat ini, nilainya :

> berbanding lurus dengan jumlah persentase peredaran usaha produsen-2 motor.

> Berapa besaran konsumtifitas di Indonesia, nilainya : berbanding lurus

> dengan persentase peredaran usaha perusahaan-2 leasing.

>

> Amerika adalah negara maju, sampai-sampai tingkat konsumtifitas

> masyarakatn

Re: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'

2009-03-27 Terurut Topik fitriyanto
Saya lupa di milis ini atau di milis sebelah, om momod ari ams pernah cerita, 
ada tetangganya yang beli motor, trus motornya diojekin sama orang, setoran 
ojeknya buat cicilannya, dan hebatnya jumlah motor yang dimiliki semakin 
bertambah.

Monggo diskusinya diterusin, saya sangat menikmati paparan dari temen2 semua.

Salam

Ryan
Btw enak banget jadi anaknya pak winarto ya, dibeliin 450d, saya aja gak 
kebeli2 tuh, duitnya abis buat 17-40 f/4 sama 50 F/1.4 :p

Sent from my BlackBerry®

-Original Message-
From: winarto sugondo 

Date: Fri, 27 Mar 2009 13:58:10 
To: 
Subject: Re: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'


Coba Bapak riset ke wilayah bekasi, kebetulan saya tinggal di Bekasi. 1
rumah bisa memiliki 2-3 mobil, dan 3-4 motor (diatas 150 cc) sedangkan orang
yang tinggal disana hanya 4 laki-laki dan 2 perempuan. Usut punya usut,
ternyata semuanya kredit ^_^.

Bahkan untuk rumah yang terlihat gubug, memiliki 2-3 motor dan selalu
ganti-ganti. Usut punya usut, mereka pakai motor tersebut untuk ngojeg,
kalau setoran ngojek ngga cukup untuk bayar angsuran, ya tinggal suruh
leasing tarik dan mereka ngambil leasing lain. WOW, apa ngga sayang sama
DP-nya, dan usut punya usut, mereka suka minjam uang dengan rentenir untuk
DP motornya dengan jaminan surat rumahnya.

Saya juga bikers koq Pak Arian, tapi bukan musuhnya Pak Poltak, mudah-2an
saya belum pernah nyenggol mobil Pak Poltak. Terima kasih buat Pak Arianro
karena menyatakan bahwa membeli sepeda motor adalah kegiatan investing
mengingat pemerintah memang ngga punya gigi sama organda. Karena dengan
tambahan 1 orang berpola pikir seperti Pak Arianro, berarti sudah ada
tambahan 1 orang yang memandang dari sudut ekonomis, lumayan bisa bantu
menyikapi krisis global saat ini, mengingat banyaknya pernyataan ancaman PHK
dari pengusaha-pengusaha.

Menteri itu sepupu saya Pak. Dan sampai sekarang pun pola hidupnya sangat
hemat. Era 80-an di China, pejabat yang korupsi akan masuk sidang koe etik
yang dipimpin presiden, keputusan akhirnya diketahui semua orang adalah mati
di tiang gantungan. Konyolnya kalau korupsinya sampai memakan uang yang
seharusnya buat rakyat, maka yang digantung adalah termasuk keluarganya.
Aneh yah tapi nyata Pak, oleh karena itu semasa mereka memakai faham
sosialis, mereka sangat takut kepada presiden mereka, terlihat seperti
tangan besi ya, namun hal itu mendidik rakyatnya (yang sekarang telah
menjadi generasi tua) menjadi lebih prihatin dan sangat ekonomis. Buntutnya,
generasi muda mereka sekarang menjadi buas korupsi. Ada hitam, ada putih.

Fair sich, tapi kehidupan dengan ketakutan? saya rasa ngga deeeh.

Salam,


Winarto Sugondo

2009/3/27 arianro pantun daud 

>   Saya tidak setuju kalau membeli sepeda motor adalah konsumtif. Banyak
> yang
> dilandasi karena penghematan biaya transportasi, waktu tempuh, kegesitan
> dalam bermanuver, dan lainnya. Kalau semuanya adalah dasar penghematan,
> maka
> sebenarnya mereka itu investing daripada consuming.
>
> Saya tidak percaya seorang menteri kebudayaan di era 80-an hidupnya seperti
> itu baik di Indonesia maupun di China. Natura yang diterima seorang menteri
> di Indonesia setidaknya cukup utk membeli sebuah rumah mewah dan memiliki
> mobil mewah. Menteri di Chinapun demikian, setidaknya kendaraan dinasnya
> bukan sepeda ontel. Kalaupun dia tinggal hanya di rumah 5x4, itu lebih
> kepada pilihan dibanding kemampuan.
>
> Rgds,
> Arianro
>
>
> On 3/27/09, winarto sugondo 
> >
> wrote:
> H, Korupsi.
>
> Bang Poltak, kalau saya bisa jadi anggota legislatif saat ini, saya pasti
> korupsi.
>
> Kalau gaji saya naik 20% saja, saya pasti akan ambil kredit kepemilikan
> rumah dan mobil.
>
> Kata kasarnya, untuk mem"boikot" sebuah produk kadang kala tidak memerlukan
> ongkos. Karena sebenarnya tinggal mengacu kepada penggunanya.
>
> Dari sekian pembahasan, saya menemukan kalimat pertanyaan tingkat
> konsumtifitas di Indonesia, masyarakat Indonesia SANGAT konsumtif. Mau
> contohnya : berapa jumlah sepeda motor di Jakarta saat ini, nilainya :
> berbanding lurus dengan jumlah persentase peredaran usaha produsen-2 motor.
> Berapa besaran konsumtifitas di Indonesia, nilainya : berbanding lurus
> dengan persentase peredaran usaha perusahaan-2 leasing.
>
> Amerika adalah negara maju, sampai-sampai tingkat konsumtifitas
> masyarakatnya jauh lebih tinggi dari masyarakat-2 di negara maju lainnya
> seperti Inggris. Dan M, untuk China, Sebenarnya dia Sosialis atau
> Komunis ya?
> PHK mereka besar, padahal sektor perdagangan mereka ditopang juga oleh
> perdagangan illegal,
> Kenapa? Karena mereka masih memiliki ketergantungan juga dengan USD, namun
> diselaraskan dengan penjualan dalam asia pada sektor illegal.
> Mereka kaya karena tirai yang mereka tutup beberapa tahun lalu, mereka
> tidak
> terima oran

Re: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'

2009-03-27 Terurut Topik winarto sugondo
Terima kasih banyak atas nasihatnya Pak.

Sangat mencerahkan. Mungkin Bapak memang benar.
Mohon maaf kepada rekan-rekan karena saya keluar dari jalur topik.

Salam,



Winarto Sugondo

2009/3/27 arianro pantun daud 

>   Pak sebaiknya kalau diskusi fokus ke pokok diskusi dan tidak melebar
> kecuali
> mau membuat thread baru.
>
> Tidak ada yg salah dengan orang yang memiliki kendaraan banyak dan kredit.
> Teman saya punya mobil sampai 30 padahal orang di rumah itu cuma 4 orang (2
> diantaranya anak kecil) dan hampir seluruhnya kredit. Tetapi pembelian
> kendaraan tersebut adalah investing bukan consuming karena tujuannya utk
> disewakan.
>
> Saya tidak mau berpanjang2 mengenai menteri dan pejabat di china. Sedikit
> banyak saya tahu natura yang diterima menteri dan seorang menteri tidak
> akan
> berakhir seperti cerita anda kecuali begitu bodohnya dalam mengelola
> assetnya. Pejabat di china-pun demikian. Jadi saya lebih memilih sepakat
> utk
> tidak sepakat.
>
>
> Rgds,
> Arianro
>
> On 3/27/09, winarto sugondo 
> >
> wrote:
> Coba Bapak riset ke wilayah bekasi, kebetulan saya tinggal di Bekasi. 1
> rumah bisa memiliki 2-3 mobil, dan 3-4 motor (diatas 150 cc) sedangkan
> orang
> yang tinggal disana hanya 4 laki-laki dan 2 perempuan. Usut punya usut,
> ternyata semuanya kredit ^_^.
>
> Bahkan untuk rumah yang terlihat gubug, memiliki 2-3 motor dan selalu
> ganti-ganti. Usut punya usut, mereka pakai motor tersebut untuk ngojeg,
> kalau setoran ngojek ngga cukup untuk bayar angsuran, ya tinggal suruh
> leasing tarik dan mereka ngambil leasing lain. WOW, apa ngga sayang sama
> DP-nya, dan usut punya usut, mereka suka minjam uang dengan rentenir untuk
> DP motornya dengan jaminan surat rumahnya.
>
> Saya juga bikers koq Pak Arian, tapi bukan musuhnya Pak Poltak, mudah-2an
> saya belum pernah nyenggol mobil Pak Poltak. Terima kasih buat Pak Arianro
> karena menyatakan bahwa membeli sepeda motor adalah kegiatan investing
> mengingat pemerintah memang ngga punya gigi sama organda. Karena dengan
> tambahan 1 orang berpola pikir seperti Pak Arianro, berarti sudah ada
> tambahan 1 orang yang memandang dari sudut ekonomis, lumayan bisa bantu
> menyikapi krisis global saat ini, mengingat banyaknya pernyataan ancaman
> PHK
> dari pengusaha-pengusaha.
>
> Menteri itu sepupu saya Pak. Dan sampai sekarang pun pola hidupnya sangat
> hemat. Era 80-an di China, pejabat yang korupsi akan masuk sidang koe etik
> yang dipimpin presiden, keputusan akhirnya diketahui semua orang adalah
> mati
> di tiang gantungan. Konyolnya kalau korupsinya sampai memakan uang yang
> seharusnya buat rakyat, maka yang digantung adalah termasuk keluarganya.
> Aneh yah tapi nyata Pak, oleh karena itu semasa mereka memakai faham
> sosialis, mereka sangat takut kepada presiden mereka, terlihat seperti
> tangan besi ya, namun hal itu mendidik rakyatnya (yang sekarang telah
> menjadi generasi tua) menjadi lebih prihatin dan sangat ekonomis.
> Buntutnya,
> generasi muda mereka sekarang menjadi buas korupsi. Ada hitam, ada putih.
>
> Fair sich, tapi kehidupan dengan ketakutan? saya rasa ngga deeeh.
>
> Salam,
>
> Winarto Sugondo
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>  
>


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'

2009-03-27 Terurut Topik arianro pantun daud
Pak sebaiknya kalau diskusi fokus ke pokok diskusi dan tidak melebar kecuali
mau membuat thread baru.

Tidak ada yg salah dengan orang yang memiliki kendaraan banyak dan kredit.
Teman saya punya mobil sampai 30 padahal orang di rumah itu cuma 4 orang (2
diantaranya anak kecil) dan hampir seluruhnya kredit. Tetapi pembelian
kendaraan tersebut adalah investing bukan consuming karena tujuannya utk
disewakan.

Saya tidak mau berpanjang2 mengenai menteri dan pejabat di china. Sedikit
banyak saya tahu natura yang diterima menteri dan seorang menteri tidak akan
berakhir seperti cerita anda kecuali begitu bodohnya dalam mengelola
assetnya. Pejabat di china-pun demikian. Jadi saya lebih memilih sepakat utk
tidak sepakat.

Rgds,
Arianro


On 3/27/09, winarto sugondo  wrote:
Coba Bapak riset ke wilayah bekasi, kebetulan saya tinggal di Bekasi. 1
rumah bisa memiliki 2-3 mobil, dan 3-4 motor (diatas 150 cc) sedangkan orang
yang tinggal disana hanya 4 laki-laki dan 2 perempuan. Usut punya usut,
ternyata semuanya kredit ^_^.

Bahkan untuk rumah yang terlihat gubug, memiliki 2-3 motor dan selalu
ganti-ganti. Usut punya usut, mereka pakai motor tersebut untuk ngojeg,
kalau setoran ngojek ngga cukup untuk bayar angsuran, ya tinggal suruh
leasing tarik dan mereka ngambil leasing lain. WOW, apa ngga sayang sama
DP-nya, dan usut punya usut, mereka suka minjam uang dengan rentenir untuk
DP motornya dengan jaminan surat rumahnya.

Saya juga bikers koq Pak Arian, tapi bukan musuhnya Pak Poltak, mudah-2an
saya belum pernah nyenggol mobil Pak Poltak. Terima kasih buat Pak Arianro
karena menyatakan bahwa membeli sepeda motor adalah kegiatan investing
mengingat pemerintah memang ngga punya gigi sama organda. Karena dengan
tambahan 1 orang berpola pikir seperti Pak Arianro, berarti sudah ada
tambahan 1 orang yang memandang dari sudut ekonomis, lumayan bisa bantu
menyikapi krisis global saat ini, mengingat banyaknya pernyataan ancaman PHK
dari pengusaha-pengusaha.

Menteri itu sepupu saya Pak. Dan sampai sekarang pun pola hidupnya sangat
hemat. Era 80-an di China, pejabat yang korupsi akan masuk sidang koe etik
yang dipimpin presiden, keputusan akhirnya diketahui semua orang adalah mati
di tiang gantungan. Konyolnya kalau korupsinya sampai memakan uang yang
seharusnya buat rakyat, maka yang digantung adalah termasuk keluarganya.
Aneh yah tapi nyata Pak, oleh karena itu semasa mereka memakai faham
sosialis, mereka sangat takut kepada presiden mereka, terlihat seperti
tangan besi ya, namun hal itu mendidik rakyatnya (yang sekarang telah
menjadi generasi tua) menjadi lebih prihatin dan sangat ekonomis. Buntutnya,
generasi muda mereka sekarang menjadi buas korupsi. Ada hitam, ada putih.

Fair sich, tapi kehidupan dengan ketakutan? saya rasa ngga deeeh.

Salam,

Winarto Sugondo


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'

2009-03-27 Terurut Topik winarto sugondo
Coba Bapak riset ke wilayah bekasi, kebetulan saya tinggal di Bekasi. 1
rumah bisa memiliki 2-3 mobil, dan 3-4 motor (diatas 150 cc) sedangkan orang
yang tinggal disana hanya 4 laki-laki dan 2 perempuan. Usut punya usut,
ternyata semuanya kredit ^_^.

Bahkan untuk rumah yang terlihat gubug, memiliki 2-3 motor dan selalu
ganti-ganti. Usut punya usut, mereka pakai motor tersebut untuk ngojeg,
kalau setoran ngojek ngga cukup untuk bayar angsuran, ya tinggal suruh
leasing tarik dan mereka ngambil leasing lain. WOW, apa ngga sayang sama
DP-nya, dan usut punya usut, mereka suka minjam uang dengan rentenir untuk
DP motornya dengan jaminan surat rumahnya.

Saya juga bikers koq Pak Arian, tapi bukan musuhnya Pak Poltak, mudah-2an
saya belum pernah nyenggol mobil Pak Poltak. Terima kasih buat Pak Arianro
karena menyatakan bahwa membeli sepeda motor adalah kegiatan investing
mengingat pemerintah memang ngga punya gigi sama organda. Karena dengan
tambahan 1 orang berpola pikir seperti Pak Arianro, berarti sudah ada
tambahan 1 orang yang memandang dari sudut ekonomis, lumayan bisa bantu
menyikapi krisis global saat ini, mengingat banyaknya pernyataan ancaman PHK
dari pengusaha-pengusaha.

Menteri itu sepupu saya Pak. Dan sampai sekarang pun pola hidupnya sangat
hemat. Era 80-an di China, pejabat yang korupsi akan masuk sidang koe etik
yang dipimpin presiden, keputusan akhirnya diketahui semua orang adalah mati
di tiang gantungan. Konyolnya kalau korupsinya sampai memakan uang yang
seharusnya buat rakyat, maka yang digantung adalah termasuk keluarganya.
Aneh yah tapi nyata Pak, oleh karena itu semasa mereka memakai faham
sosialis, mereka sangat takut kepada presiden mereka, terlihat seperti
tangan besi ya, namun hal itu mendidik rakyatnya (yang sekarang telah
menjadi generasi tua) menjadi lebih prihatin dan sangat ekonomis. Buntutnya,
generasi muda mereka sekarang menjadi buas korupsi. Ada hitam, ada putih.

Fair sich, tapi kehidupan dengan ketakutan? saya rasa ngga deeeh.

Salam,


Winarto Sugondo

2009/3/27 arianro pantun daud 

>   Saya tidak setuju kalau membeli sepeda motor adalah konsumtif. Banyak
> yang
> dilandasi karena penghematan biaya transportasi, waktu tempuh, kegesitan
> dalam bermanuver, dan lainnya. Kalau semuanya adalah dasar penghematan,
> maka
> sebenarnya mereka itu investing daripada consuming.
>
> Saya tidak percaya seorang menteri kebudayaan di era 80-an hidupnya seperti
> itu baik di Indonesia maupun di China. Natura yang diterima seorang menteri
> di Indonesia setidaknya cukup utk membeli sebuah rumah mewah dan memiliki
> mobil mewah. Menteri di Chinapun demikian, setidaknya kendaraan dinasnya
> bukan sepeda ontel. Kalaupun dia tinggal hanya di rumah 5x4, itu lebih
> kepada pilihan dibanding kemampuan.
>
> Rgds,
> Arianro
>
>
> On 3/27/09, winarto sugondo 
> >
> wrote:
> H, Korupsi.
>
> Bang Poltak, kalau saya bisa jadi anggota legislatif saat ini, saya pasti
> korupsi.
>
> Kalau gaji saya naik 20% saja, saya pasti akan ambil kredit kepemilikan
> rumah dan mobil.
>
> Kata kasarnya, untuk mem"boikot" sebuah produk kadang kala tidak memerlukan
> ongkos. Karena sebenarnya tinggal mengacu kepada penggunanya.
>
> Dari sekian pembahasan, saya menemukan kalimat pertanyaan tingkat
> konsumtifitas di Indonesia, masyarakat Indonesia SANGAT konsumtif. Mau
> contohnya : berapa jumlah sepeda motor di Jakarta saat ini, nilainya :
> berbanding lurus dengan jumlah persentase peredaran usaha produsen-2 motor.
> Berapa besaran konsumtifitas di Indonesia, nilainya : berbanding lurus
> dengan persentase peredaran usaha perusahaan-2 leasing.
>
> Amerika adalah negara maju, sampai-sampai tingkat konsumtifitas
> masyarakatnya jauh lebih tinggi dari masyarakat-2 di negara maju lainnya
> seperti Inggris. Dan M, untuk China, Sebenarnya dia Sosialis atau
> Komunis ya?
> PHK mereka besar, padahal sektor perdagangan mereka ditopang juga oleh
> perdagangan illegal,
> Kenapa? Karena mereka masih memiliki ketergantungan juga dengan USD, namun
> diselaraskan dengan penjualan dalam asia pada sektor illegal.
> Mereka kaya karena tirai yang mereka tutup beberapa tahun lalu, mereka
> tidak
> terima orang asing, apalagi ekonomi asing. Sama rata, sama rasa, mereka
> seperti menabung untuk hari tua, sehingga kalau istilah gampangnya, mereka
> mempunyai banyak sumber daya yang tersisa. Segi pemikiran rakyatnya pun
> masih seputar "Yang penting bisa makan dan hidup", itulah yang menjadi
> sumber daya yang efektif.
>
> Saya punya kenalan seorang menteri kebudayaan di era 80-an,pada saat
> menjabatnya dulu rumahnya hanya berukuran 5x4, kendaraan dinasnya adalah
> sepeda ontel. Bahkan untuk jam tangannya, dia harus bikin laporan keuangan
> asal muasal penghasilan untuk beli jam tangan tersebut. Dia itu menteri
> loh,
> bukan staf menteri, coba bandingkan dengan pejabat era 80-an kita.
>
> Hal yang bisa dipetik adalah Uang dipadukan Keserakahan dan Kekuasaan tanpa
> pengendalian, menyebabkan dampak yang berpengaruh 

Bls: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'

2009-03-27 Terurut Topik prastowo prastowo
Ini keyakinan ekonom yang lumrah, manusia yang self-interested mengejar 
kepentingan diri, dibebaskan, pada ujungnya akan tercapai kesejahteraan 
bersama. Ada lompatan logika di sini, bagaimana penjumlahan masing2 kepentingan 
diri bisa menghasilkan kesejahteraan bersama?
Bahkan orang seperti Adam Smith sendiri tidak percaya penuh pada apa itu "pasar 
bebas". Pasar tetap selalu mengandaikan yang "non-pasar", dan ini sudah 
keniscayaan. Membaca The Wealth of Nations pastilah memperjelas bahwa Negara 
sangat penting bagi Smith.
Ekonomi yang mereduksi totalitas makna inilah yang menghancurkan. Bagi saya 
pribadi, menelisik sejarah ekonomi, perdagangan berbasis harga dlm mekanisme 
'supply-demand' atau konsumsi yg diagungkan oleh kapitalisme, justru 
mengaburkan makna dan kekayaan tradisi yang kita warisi. Yang diperlukan 
sekarang adalah memikirkan letak ekonomi dalam masyarakat.


salam





Dari: Poltak Hotradero 
Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Kamis, 26 Maret, 2009 22:37:46
Topik: Re: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'


At 11:33 AM 3/27/2009, you wrote:

>Dari sekian pembahasan, saya menemukan kalimat pertanyaan tingkat
>konsumtifitas di Indonesia, masyarakat Indonesia SANGAT konsumtif. Mau
>contohnya : berapa jumlah sepeda motor di Jakarta saat ini, nilainya :
>berbanding lurus dengan jumlah persentase peredaran usaha produsen-2 motor.
>Berapa besaran konsumtifitas di Indonesia, nilainya : berbanding lurus
>dengan persentase peredaran usaha perusahaan-2 leasing.

Tujuan akhir dari segala aktivitas ekonomi adalah konsumsi.

Bila tidak ada konsumsi - maka tidak ada yang berproduksi.
Bila tidak ada produksi - maka tidak ada lapangan kerja.
Bila tidak ada lapangan kerja - maka tidak akan ada konsumsi.

dst.

Pasar barang dan jasa terkait sangat erat dengan pasar tenaga kerja.

Saya sering kesal dengan tingkah laku pengguna sepeda motor di Jakarta.

Tetapi jelas bahwa setiap sepeda motor menghidupi sedemikian banyak 
orang. Mulai dari penjaga pompa bensin, penjual suku cadang, tukang 
cuci motor, montir, tukang ganti oli, penjual bensin campur, tukang 
tambal ban, sampai pengemis di jalanan.

Bila memang konsumsi bisa menghidupi sedemikian banyak orang -- lalu 
apa salahnya?
Apakah anda bisa menggantikan ongkos penghidupan sedemikian banyak orang?

>Pengendalian dalam sebuah negara adalah wajib, lha wong dalam 
>komunitas preman aja ada
>pimpinan preman, apalagi dalam sebuah negara, presiden dan/atau kepala
>negara adalah wajib lebih garang dari kepala preman.

Kendali adalah ilusi.

Pengendalian yang paling efektif justru adalah ketika segala sesuatu 
bergerak secara otonom dan independen, tanpa ada pengendalian.





  Sikap Peduli Lingkungan? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers. 
http://id.answers.yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'

2009-03-26 Terurut Topik arianro pantun daud
Saya tidak setuju kalau membeli sepeda motor adalah konsumtif. Banyak yang
dilandasi karena penghematan biaya transportasi, waktu tempuh, kegesitan
dalam bermanuver, dan lainnya. Kalau semuanya adalah dasar penghematan, maka
sebenarnya mereka itu investing daripada consuming.

Saya tidak percaya seorang menteri kebudayaan di era 80-an hidupnya seperti
itu baik di Indonesia maupun di China. Natura yang diterima seorang menteri
di Indonesia setidaknya cukup utk membeli sebuah rumah mewah dan memiliki
mobil mewah. Menteri di Chinapun demikian, setidaknya kendaraan dinasnya
bukan sepeda ontel. Kalaupun dia tinggal hanya di rumah 5x4, itu lebih
kepada pilihan dibanding kemampuan.

Rgds,
Arianro


On 3/27/09, winarto sugondo  wrote:
H, Korupsi.

Bang Poltak, kalau saya bisa jadi anggota legislatif saat ini, saya pasti
korupsi.

Kalau gaji saya naik 20% saja, saya pasti akan ambil kredit kepemilikan
rumah dan mobil.

Kata kasarnya, untuk mem"boikot" sebuah produk kadang kala tidak memerlukan
ongkos. Karena sebenarnya tinggal mengacu kepada penggunanya.

Dari sekian pembahasan, saya menemukan kalimat pertanyaan tingkat
konsumtifitas di Indonesia, masyarakat Indonesia SANGAT konsumtif. Mau
contohnya : berapa jumlah sepeda motor di Jakarta saat ini, nilainya :
berbanding lurus dengan jumlah persentase peredaran usaha produsen-2 motor.
Berapa besaran konsumtifitas di Indonesia, nilainya : berbanding lurus
dengan persentase peredaran usaha perusahaan-2 leasing.

Amerika adalah negara maju, sampai-sampai tingkat konsumtifitas
masyarakatnya jauh lebih tinggi dari masyarakat-2 di negara maju lainnya
seperti Inggris. Dan M, untuk China, Sebenarnya dia Sosialis atau
Komunis ya?
PHK mereka besar, padahal sektor perdagangan mereka ditopang juga oleh
perdagangan illegal,
Kenapa? Karena mereka masih memiliki ketergantungan juga dengan USD, namun
diselaraskan dengan penjualan dalam asia pada sektor illegal.
Mereka kaya karena tirai yang mereka tutup beberapa tahun lalu, mereka tidak
terima orang asing, apalagi ekonomi asing. Sama rata, sama rasa, mereka
seperti menabung untuk hari tua, sehingga kalau istilah gampangnya, mereka
mempunyai banyak sumber daya yang tersisa. Segi pemikiran rakyatnya pun
masih seputar "Yang penting bisa makan dan hidup", itulah yang menjadi
sumber daya yang efektif.

Saya punya kenalan seorang menteri kebudayaan di era 80-an,pada saat
menjabatnya dulu rumahnya hanya berukuran 5x4, kendaraan dinasnya adalah
sepeda ontel. Bahkan untuk jam tangannya, dia harus bikin laporan keuangan
asal muasal penghasilan untuk beli jam tangan tersebut. Dia itu menteri loh,
bukan staf menteri, coba bandingkan dengan pejabat era 80-an kita.

Hal yang bisa dipetik adalah Uang dipadukan Keserakahan dan Kekuasaan tanpa
pengendalian, menyebabkan dampak yang berpengaruh kepada negara. Untuk
itulah timbul banyak faham yang dipakai oleh negara-negara. Pengendalian
dalam sebuah negara adalah wajib, lha wong dalam komunitas preman aja ada
pimpinan preman, apalagi dalam sebuah negara, presiden dan/atau kepala
negara adalah wajib lebih garang dari kepala preman.

Produsen-produsen dalam negeri terutama dalam bidang textile mengalami
kemunduran karena orientasi mereka adalah ekspor mengacu kepada USD,
sehingga pada saat tingkat konsumtif negara luar hancur, mereka juga
mengalami kehancuran. Sama halnya dengan jumlah mobil toyota yang nongkrong
dan kongkow di pelabuhan di Amerika meyebabkan toyota jepang meminta bail
out kepada negaranya. Sehingga dapat saya simpulkan, kehancuran itu timbul
dari ketergantung bidang usaha tertentu pada jenis mata uang tertentu.
Ujung-ujungnya ngga lebih dari ketamakan mencari laba combo, baik dari
selisih kurs maupun nilai tukar dalam negeri.

Jadinya sebenarnya kalau saya boleh bicara, ongkosnya ada di dalam hati kita
sendiri, maukah kita menahan hati beli motor, mobil dan kebutuhan secondary
lainnya untuk kesejahteraan bersama, hal ini bukan tidak berhubungan, coba
deh dipikirkan, dengan konsumtifitas yang tinggi, kebutuhan untuk mencari
barang pengganti yang memiliki kisaran sama dengan harga miring pasti akan
lebih besar dibanding dengan konsumtifitas rendah dengan hidup ekonomis.
Hidup ekonomis akan cenderung mengarahkan seseorang mencari barang
berkualitas dan bersifat primary untuk jangka waktu panjang dalam kehidupan
sehari-hari.

Hal-hal diatas hanya sekedar permohonan pencerahan, mohon maaf kalau ada
kata-kata yang kurang berkenan dan menyinggung rekan-rekan.

Salam,

Winarto Sugondo


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'

2009-03-26 Terurut Topik Poltak Hotradero
At 11:33 AM 3/27/2009, you wrote:

>Dari sekian pembahasan, saya menemukan kalimat pertanyaan tingkat
>konsumtifitas di Indonesia, masyarakat Indonesia SANGAT konsumtif. Mau
>contohnya : berapa jumlah sepeda motor di Jakarta saat ini, nilainya :
>berbanding lurus dengan jumlah persentase peredaran usaha produsen-2 motor.
>Berapa besaran konsumtifitas di Indonesia, nilainya : berbanding lurus
>dengan persentase peredaran usaha perusahaan-2 leasing.


Tujuan akhir dari segala aktivitas ekonomi adalah konsumsi.

Bila tidak ada konsumsi - maka tidak ada yang berproduksi.
Bila tidak ada produksi - maka tidak ada lapangan kerja.
Bila tidak ada lapangan kerja - maka tidak akan ada konsumsi.

dst.

Pasar barang dan jasa terkait sangat erat dengan pasar tenaga kerja.

Saya sering kesal dengan tingkah laku pengguna sepeda motor di Jakarta.

Tetapi jelas bahwa setiap sepeda motor menghidupi sedemikian banyak 
orang.  Mulai dari penjaga pompa bensin, penjual suku cadang, tukang 
cuci motor, montir, tukang ganti oli, penjual bensin campur, tukang 
tambal ban, sampai pengemis di jalanan.

Bila memang konsumsi bisa menghidupi sedemikian banyak orang -- lalu 
apa salahnya?
Apakah anda bisa menggantikan ongkos penghidupan sedemikian banyak orang?



>Pengendalian dalam sebuah negara adalah wajib, lha wong dalam 
>komunitas preman aja ada
>pimpinan preman, apalagi dalam sebuah negara, presiden dan/atau kepala
>negara adalah wajib lebih garang dari kepala preman.


Kendali adalah ilusi.

Pengendalian yang paling efektif justru adalah ketika segala sesuatu 
bergerak secara otonom dan independen, tanpa ada pengendalian.



Re: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'

2009-03-26 Terurut Topik winarto sugondo
H, Korupsi.

Bang Poltak, kalau saya bisa jadi anggota legislatif saat ini, saya pasti
korupsi.

Kalau gaji saya naik 20% saja, saya pasti akan ambil kredit kepemilikan
rumah dan mobil.

Kata kasarnya, untuk mem"boikot" sebuah produk kadang kala tidak memerlukan
ongkos. Karena sebenarnya tinggal mengacu kepada penggunanya.

Dari sekian pembahasan, saya menemukan kalimat pertanyaan tingkat
konsumtifitas di Indonesia, masyarakat Indonesia SANGAT konsumtif. Mau
contohnya : berapa jumlah sepeda motor di Jakarta saat ini, nilainya :
berbanding lurus dengan jumlah persentase peredaran usaha produsen-2 motor.
Berapa besaran konsumtifitas di Indonesia, nilainya : berbanding lurus
dengan persentase peredaran usaha perusahaan-2 leasing.

Amerika adalah negara maju, sampai-sampai tingkat konsumtifitas
masyarakatnya jauh lebih tinggi dari masyarakat-2 di negara maju lainnya
seperti Inggris. Dan M, untuk China, Sebenarnya dia Sosialis atau
Komunis ya?
PHK mereka besar, padahal sektor perdagangan mereka ditopang juga oleh
perdagangan illegal,
Kenapa? Karena mereka masih memiliki ketergantungan juga dengan USD, namun
diselaraskan dengan penjualan dalam asia pada sektor illegal.
Mereka kaya karena tirai yang mereka tutup beberapa tahun lalu, mereka tidak
terima orang asing, apalagi ekonomi asing. Sama rata, sama rasa, mereka
seperti menabung untuk hari tua, sehingga kalau istilah gampangnya, mereka
mempunyai banyak sumber daya yang tersisa. Segi pemikiran rakyatnya pun
masih seputar "Yang penting bisa makan dan hidup", itulah yang menjadi
sumber daya yang efektif.

Saya punya kenalan seorang menteri kebudayaan di era 80-an,pada saat
menjabatnya dulu rumahnya hanya berukuran 5x4, kendaraan dinasnya adalah
sepeda ontel. Bahkan untuk jam tangannya, dia harus bikin laporan keuangan
asal muasal penghasilan untuk beli jam tangan tersebut. Dia itu menteri loh,
bukan staf menteri, coba bandingkan dengan pejabat era 80-an kita.

Hal yang bisa dipetik adalah Uang dipadukan Keserakahan dan Kekuasaan tanpa
pengendalian, menyebabkan dampak yang berpengaruh kepada negara. Untuk
itulah timbul banyak faham yang dipakai oleh negara-negara. Pengendalian
dalam sebuah negara adalah wajib, lha wong dalam komunitas preman aja ada
pimpinan preman, apalagi dalam sebuah negara, presiden dan/atau kepala
negara adalah wajib lebih garang dari kepala preman.

Produsen-produsen dalam negeri terutama dalam bidang textile mengalami
kemunduran karena orientasi mereka adalah ekspor mengacu kepada USD,
sehingga pada saat tingkat konsumtif negara luar hancur, mereka juga
mengalami kehancuran. Sama halnya dengan jumlah mobil toyota yang nongkrong
dan kongkow di pelabuhan di Amerika meyebabkan toyota jepang meminta bail
out kepada negaranya. Sehingga dapat saya simpulkan, kehancuran itu timbul
dari ketergantung bidang usaha tertentu pada jenis mata uang tertentu.
Ujung-ujungnya ngga lebih dari ketamakan mencari laba combo, baik dari
selisih kurs maupun nilai tukar dalam negeri.

Jadinya sebenarnya kalau saya boleh bicara, ongkosnya ada di dalam hati kita
sendiri, maukah kita menahan hati beli motor, mobil dan kebutuhan secondary
lainnya untuk kesejahteraan bersama, hal ini bukan tidak berhubungan, coba
deh dipikirkan, dengan konsumtifitas yang tinggi, kebutuhan untuk mencari
barang pengganti yang memiliki kisaran sama dengan harga miring pasti akan
lebih besar dibanding dengan konsumtifitas rendah dengan hidup ekonomis.
Hidup ekonomis akan cenderung mengarahkan seseorang mencari barang
berkualitas dan bersifat primary untuk jangka waktu panjang dalam kehidupan
sehari-hari.

Hal-hal diatas hanya sekedar permohonan pencerahan, mohon maaf kalau ada
kata-kata yang kurang berkenan dan menyinggung rekan-rekan.

Salam,


Winarto Sugondo

2009/3/27 Poltak Hotradero 

>   At 04:27 PM 3/21/2009, you wrote:
> >Pertanyaan saya sebenarnya begini: maukah kita diserbu barang2
> >China? Kalau gak mau, bendung dgn berbagai cara...sepanjang kita
> >hanya membiarkan saja barang2 itu menyerbu hingga ke pelosok2
> >pedesaan, ya begini jadinya...
>
> Ongkos ngebendungnya siapa yang bayar?
> Bagaimana caranya agar ongkos ini tidak dikorupsi?
> Apa nggak ada pengeluaran lain yang lebih urgent?
>
>  
>


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'

2009-03-26 Terurut Topik Poltak Hotradero
At 04:27 PM 3/21/2009, you wrote:
>Pertanyaan saya sebenarnya begini: maukah kita diserbu barang2 
>China? Kalau gak mau, bendung dgn berbagai cara...sepanjang kita 
>hanya membiarkan saja barang2 itu menyerbu hingga ke pelosok2 
>pedesaan, ya begini jadinya...


Ongkos ngebendungnya siapa yang bayar?
Bagaimana caranya agar ongkos ini tidak dikorupsi?
Apa nggak ada pengeluaran lain yang lebih urgent?




Re: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'

2009-03-21 Terurut Topik Wing Wahyu Winarno
Pertanyaan saya sebenarnya begini: maukah kita diserbu barang2 China? Kalau gak 
mau, bendung dgn berbagai cara...sepanjang kita hanya membiarkan saja barang2 
itu menyerbu hingga ke pelosok2 pedesaan, ya begini jadinya...

China bisa begitu karena menerapkan sistem komunisme kali ya? Penduduk 
dikumpulkan di suatu tempat, kebutuhan hidup dipenuhi, disuruh kerja, barang 
dijual oleh negara. 

Teman saya ayahnya seorang Profesor di Ghuang Zhou, gajinya Rp750rb sebulan. 
Dia dapat apartemen 3 kamar, beras, lauk pauk, pakaian, mirip lah dgn PNS kita. 
Duit itu relatif hanya utk sekedar beli sesuatu yg di luar kebutuhan pokok. Ke 
kantor ada bis dan trem antar jemput, gratis. Jadi kalau dia bisa sampai bisa 
beli Suzuki APV saja misalnya, orang2 di sekitarnya akan terheran2, dan tidak 
menutup kemungkinan, atasannya, yang juga orang partai, akan menghukumnya 
dengan berat.

WiNG
0816-MRWING

Sent from my BlackBerry® device.

-Original Message-
From: Abakus Wilhelmus 

Date: Sat, 21 Mar 2009 15:56:25 
To: 
Subject: Re: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'


Dear Mas Wing,


saya itu kadang-kadang bertanya: sebenernya Cina itu melakukan praktek
slavery gak ya sama buruhnya?
Yang kedua, sudah banyak produk Cina yang tidak aman.
Jadi mereka benar-benar berpikir soal Ekonomi Politik dalam pengertian bisa
masuk ke seluruh dunia untuk produk mereka.

Saya rasa produk Cina tidak masuk lewat jalur illegal atau selundupan,
karena memang barang mereka murah. Contoh,  produksi sepatu. Mereka made by
order... mau bentuk dan kualitas seperti apa, mereka sediakan malah
bukan itu yang ditanyakamu mau yang harga berapawhahahaha...
hebat.kebalik ini, biasa orang tanya spec baru hargaini tanya
hargaspec nyesuain..

Jadi seberapa kenyal kah ekonomi Indonesia menghadapi persaingan yang
seperti itu?
Apakah akuntansi yang rumit bisa memecahkan problem itu?
Apakah pakar-pakar manajemen bisa?
Apakah pakar ekonomi makro bisa?

Pada 21 Maret 2009 15:50, Wing Wahyu Winarno  menulis:

> Mas Abakus,
>
> Itu yang saya bilang die-mail terdahulu, barang2 China bisa masuk ke
> pelosok2 kampung kita dengan harga Rp10rb dapet tiga...
>
> Kalau kita membiarkan itu terjadi, ya industri kecil kita pasti mampus,
> kalah dgn produk2 China, yg entah ilegal entah tidak, tetap saja murah
> sekaleee. Kalau mereka bisa main selundup, ya nyelundup, kalau negara
> tujuannya ketat, ya bayar pajaj. Tapi tetep aja produk2 lokal pasti kalah
> dgn produk2 China.
>
> Nah, kenapa kita tidak mencoba mengikuti China, yg penting industri di
> negara kita jalan dan tumbuh. Kalaupun tidak bisa ekspor, ya penuhi
> kebutuhan dalam negeri. Kalau produk China menghambat produk kita, ya awasi
> dgn ketat upaya penyelundupan. Tapi...
>
> WiNG
> 0816-MRWING
>
> Sent from my BlackBerry® device.
>
> ---
>

-- 
Salam Indonesia
081929292955


[Non-text portions of this message have been removed]





=
Join Facebook AKI dimana Anda bisa ber social interactive sambil bermain games 
atau just have fun together. Compulsory bagi new members start 1 Jan 2008. 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
=
Perhatian: Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. 
Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas.
=
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
-
Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting 
sebelumnyaYahoo! Groups Links







=
Join Facebook AKI dimana Anda bisa ber social interactive sambil bermain games 
atau just have fun together. Compulsory bagi new members start 1 Jan 2008. 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
=
Perhatian: Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. 
Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas.
=
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
-
Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting 
sebelumnyaYahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com 
mailto:ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:

Re: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'

2009-03-21 Terurut Topik Abakus Wilhelmus
Dear Mas Wing,


saya itu kadang-kadang bertanya: sebenernya Cina itu melakukan praktek
slavery gak ya sama buruhnya?
Yang kedua, sudah banyak produk Cina yang tidak aman.
Jadi mereka benar-benar berpikir soal Ekonomi Politik dalam pengertian bisa
masuk ke seluruh dunia untuk produk mereka.

Saya rasa produk Cina tidak masuk lewat jalur illegal atau selundupan,
karena memang barang mereka murah. Contoh,  produksi sepatu. Mereka made by
order... mau bentuk dan kualitas seperti apa, mereka sediakan malah
bukan itu yang ditanyakamu mau yang harga berapawhahahaha...
hebat.kebalik ini, biasa orang tanya spec baru hargaini tanya
hargaspec nyesuain..

Jadi seberapa kenyal kah ekonomi Indonesia menghadapi persaingan yang
seperti itu?
Apakah akuntansi yang rumit bisa memecahkan problem itu?
Apakah pakar-pakar manajemen bisa?
Apakah pakar ekonomi makro bisa?

Pada 21 Maret 2009 15:50, Wing Wahyu Winarno  menulis:

> Mas Abakus,
>
> Itu yang saya bilang die-mail terdahulu, barang2 China bisa masuk ke
> pelosok2 kampung kita dengan harga Rp10rb dapet tiga...
>
> Kalau kita membiarkan itu terjadi, ya industri kecil kita pasti mampus,
> kalah dgn produk2 China, yg entah ilegal entah tidak, tetap saja murah
> sekaleee. Kalau mereka bisa main selundup, ya nyelundup, kalau negara
> tujuannya ketat, ya bayar pajaj. Tapi tetep aja produk2 lokal pasti kalah
> dgn produk2 China.
>
> Nah, kenapa kita tidak mencoba mengikuti China, yg penting industri di
> negara kita jalan dan tumbuh. Kalaupun tidak bisa ekspor, ya penuhi
> kebutuhan dalam negeri. Kalau produk China menghambat produk kita, ya awasi
> dgn ketat upaya penyelundupan. Tapi...
>
> WiNG
> 0816-MRWING
>
> Sent from my BlackBerry® device.
>
> ---
>

-- 
Salam Indonesia
081929292955


[Non-text portions of this message have been removed]





=
Join Facebook AKI dimana Anda bisa ber social interactive sambil bermain games 
atau just have fun together. Compulsory bagi new members start 1 Jan 2008. 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
=
Perhatian: Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. 
Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas.
=
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
-
Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting 
sebelumnyaYahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com 
mailto:ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'

2009-03-21 Terurut Topik Gianto Setiadi
Selama yang dihasilkan industri tersebut tidak lebih dari konsumsi domestik, 
akan tetapi apabila sudah lebih dari itu maka harus di export keluar atau 
industri tersebut terpaksa mengurangi kapasitasnya. Kita bisa ambil contoh 
industri tekstil yang sebelumnya berorientasi export. Apabila output yang ada 
bisa diserap di pasar domestik maka pabrik tekstil tentunya tidak akan 
menghadapi masalah. Memang saat ini industri tekstil kembali bergairah untuk 
pasar domestik karena ada pemilu sehingga keperluan kain tekstil meningkat. 
Setelah pemilu berakhir bagaimana kondisi industri ini? 
Kalau banyak terjadi phk dimana2 apakah pasar domestik bisa menyerap hasil 
industri yang ada? Memang pemerintah sudah mengeluarkan stimulus ekonomi, 
misalnya pajak ditanggung pemerintah untuk karyawan yang berpenghasilan tidak 
lebih dari 5 juta sebulan. Namun sayang kebijakan ini kurang terasa untuk 
karyawan yang penghasilannya pas2an dan punya tanggungan banyak karena kelompok 
ini sebelumnya tidak kena pajak sehingga tidak mendapatkan fasilitas pajak 
ditanggung pemerintah.

BR,

Gianto
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Abakus Wilhelmus 

Date: Sat, 21 Mar 2009 15:27:25 
To: 
Subject: Re: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'


Dear Mas Gianto,

sebenernya seberapa besar daya serap pasar domestik untuk hasil-hasil
industri yang dilakukan di Indonesia?
Dalam keadaan krisis seperti ini, mengharapkan uang besar dari luar negeri
tampaknya susah, bagaimana kalau mereka melayani pasar domestik?

Atau mungkin: ah... pasar domestik susah tidak bisa menyerap produk dengan
harga ini lagi pula daya beli sedang merosot, konsumsi mereka batasi.

Kalau begitu, tidak mampukah mereka menghasilkan produksi yang sesuai dengan
harga domestik? Mengalihkan pasar export ke pasar domestik dengan perubahan
spec produk?



Pada 21 Maret 2009 15:21, Gianto Setiadi  menulis:

> Akur mas Wing, tapi maksudnya export secara legal khan untuk bisa bawa
> masuk devisa sebanyak-banyaknya.
> Namun demikian, dalam keadaan krisis global seperti ini tidak mudah untuk
> mendongkrak export karena negara pengimport juga kena krisis sehingga hasil
> produksi kita banyak yang tidak bisa keluar dan akhirnya industri dalam
> negeri banyak yang telah mengurangi kapasitas produksi, yang tidak siap
> dengan penurunan ini terpaksa harus tutup sehingga menambah jumlah
> pengangguran.
>
> BR,
>
> Gianto
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
>
-- 
Salam Indonesia
081929292955


[Non-text portions of this message have been removed]




[Non-text portions of this message have been removed]





=
Join Facebook AKI dimana Anda bisa ber social interactive sambil bermain games 
atau just have fun together. Compulsory bagi new members start 1 Jan 2008. 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
=
Perhatian: Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. 
Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas.
=
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
-
Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting 
sebelumnyaYahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com 
mailto:ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'

2009-03-21 Terurut Topik Wing Wahyu Winarno
Mas Abakus,

Itu yang saya bilang die-mail terdahulu, barang2 China bisa masuk ke pelosok2 
kampung kita dengan harga Rp10rb dapet tiga...

Kalau kita membiarkan itu terjadi, ya industri kecil kita pasti mampus, kalah 
dgn produk2 China, yg entah ilegal entah tidak, tetap saja murah sekaleee. 
Kalau mereka bisa main selundup, ya nyelundup, kalau negara tujuannya ketat, ya 
bayar pajaj. Tapi tetep aja produk2 lokal pasti kalah dgn produk2 China.

Nah, kenapa kita tidak mencoba mengikuti China, yg penting industri di negara 
kita jalan dan tumbuh. Kalaupun tidak bisa ekspor, ya penuhi kebutuhan dalam 
negeri. Kalau produk China menghambat produk kita, ya awasi dgn ketat upaya 
penyelundupan. Tapi...

WiNG
0816-MRWING

Sent from my BlackBerry® device.

-Original Message-
From: Abakus Wilhelmus 

Date: Sat, 21 Mar 2009 15:27:25 
To: 
Subject: Re: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'


Dear Mas Gianto,

sebenernya seberapa besar daya serap pasar domestik untuk hasil-hasil
industri yang dilakukan di Indonesia?
Dalam keadaan krisis seperti ini, mengharapkan uang besar dari luar negeri
tampaknya susah, bagaimana kalau mereka melayani pasar domestik?

Atau mungkin: ah... pasar domestik susah tidak bisa menyerap produk dengan
harga ini lagi pula daya beli sedang merosot, konsumsi mereka batasi.

Kalau begitu, tidak mampukah mereka menghasilkan produksi yang sesuai dengan
harga domestik? Mengalihkan pasar export ke pasar domestik dengan perubahan
spec produk?



Pada 21 Maret 2009 15:21, Gianto Setiadi  menulis:

> Akur mas Wing, tapi maksudnya export secara legal khan untuk bisa bawa
> masuk devisa sebanyak-banyaknya.
> Namun demikian, dalam keadaan krisis global seperti ini tidak mudah untuk
> mendongkrak export karena negara pengimport juga kena krisis sehingga hasil
> produksi kita banyak yang tidak bisa keluar dan akhirnya industri dalam
> negeri banyak yang telah mengurangi kapasitas produksi, yang tidak siap
> dengan penurunan ini terpaksa harus tutup sehingga menambah jumlah
> pengangguran.
>
> BR,
>
> Gianto
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
>
-- 
Salam Indonesia
081929292955


[Non-text portions of this message have been removed]




[Non-text portions of this message have been removed]





=
Join Facebook AKI dimana Anda bisa ber social interactive sambil bermain games 
atau just have fun together. Compulsory bagi new members start 1 Jan 2008. 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
=
Perhatian: Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. 
Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas.
=
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
-
Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting 
sebelumnyaYahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com 
mailto:ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'

2009-03-21 Terurut Topik Abakus Wilhelmus
Dear Mas Gianto,

sebenernya seberapa besar daya serap pasar domestik untuk hasil-hasil
industri yang dilakukan di Indonesia?
Dalam keadaan krisis seperti ini, mengharapkan uang besar dari luar negeri
tampaknya susah, bagaimana kalau mereka melayani pasar domestik?

Atau mungkin: ah... pasar domestik susah tidak bisa menyerap produk dengan
harga ini lagi pula daya beli sedang merosot, konsumsi mereka batasi.

Kalau begitu, tidak mampukah mereka menghasilkan produksi yang sesuai dengan
harga domestik? Mengalihkan pasar export ke pasar domestik dengan perubahan
spec produk?



Pada 21 Maret 2009 15:21, Gianto Setiadi  menulis:

> Akur mas Wing, tapi maksudnya export secara legal khan untuk bisa bawa
> masuk devisa sebanyak-banyaknya.
> Namun demikian, dalam keadaan krisis global seperti ini tidak mudah untuk
> mendongkrak export karena negara pengimport juga kena krisis sehingga hasil
> produksi kita banyak yang tidak bisa keluar dan akhirnya industri dalam
> negeri banyak yang telah mengurangi kapasitas produksi, yang tidak siap
> dengan penurunan ini terpaksa harus tutup sehingga menambah jumlah
> pengangguran.
>
> BR,
>
> Gianto
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
>
-- 
Salam Indonesia
081929292955


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'

2009-03-21 Terurut Topik Abakus Wilhelmus
Dear Pak WWW,
jadi pengen ikutan neh.

Mengapa penyelundupan terjadi?

1. Hukum ekonomi, karena barang selundupan lebih murah.
2. Mengapa barang selundupan lebih murah? Karena tidak dikenakan pajak, dan
juga mungkin biaya produksi lebih murah.
3. Jadi kalau biaya produksi di luar lebih murah, mengapa di kita tidak bisa
kompetitif seperti itu? Apakah karena raw materialnya atau tenaga buruh yang
mahal? Kalau tenaga buruh tidak mahal. Raw Material? Saya rasa banyak sekali
bahan mentah di sini, malah diekspor, dan kemudian mendapat value added,
dikirim kembali ke Indonesia dengan harga yang sudah berkali lipat?
Mengapa?
Kita tidak punya teknologi dan pengetahuannya?
Ah, masa?
Orang Indonesia pintar dan ahli kotak katik, contoh kasus di Roxy, mafia
henpon mampu mengoprex apapun. Teknologi pertanian juga banyak yang genuine,
tetapi yang terkenal malah Bangkok.

Jadi, bila kita tidak kompetitif maka barang selundupan pasti masuk menurut
hukum pasar.

Kemudian, yang juga menarik, dari seluruh barang yang dipajaki entah itu
PPN, Pajak Barang Mewah, dll, yang besar itu sebenernya lari ke mana yah?
Awasi penggunaannya? Lha, mekanisme saya sebagai rakyat bisa mengawasinya
itu gimana? Emang ada transparansi yang bisa kita lihat setiap saat?



Pada 21 Maret 2009 15:02, Wing Wahyu Winarno  menulis:

> Berarti, karena di negara manapun ada, terus kita diamkan saja ya?
>
> Kalau ide saya, sebaiknya kita saja yang menyelundupkan produk kita ke
> berbagai negara, agar dapet dollar...bagaimana kira2?
>
> WiNG
> 0816-MRWING
>
> Sent from my BlackBerry® device.
>
> -Original Message-
> From: "Gianto Setiadi" 
>
> Date: Sat, 21 Mar 2009 07:58:12
> To: 
> Subject: Re: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'
>
>
> Mas Wing,
> Penyelundupan berarti memasukkan barang ke dalam wilayah suatu negara tidak
> melalui prosedur yang berlaku (illegal).
> Kalau demikian halnya, kasus ini tidak hanya terjadi di indonesia tapi
> terjadi juga di negara lain khususnya barang tiruan merk terkenal, pasti deh
> barang seperti ini masuk ke suatu negara secara illegal.
>
> BR,
>
> Gianto
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
>
-- 
Salam Indonesia
081929292955


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'

2009-03-21 Terurut Topik Gianto Setiadi
Akur mas Wing, tapi maksudnya export secara legal khan untuk bisa bawa masuk 
devisa sebanyak-banyaknya.
Namun demikian, dalam keadaan krisis global seperti ini tidak mudah untuk 
mendongkrak export karena negara pengimport juga kena krisis sehingga hasil 
produksi kita banyak yang tidak bisa keluar dan akhirnya industri dalam negeri 
banyak yang telah mengurangi kapasitas produksi, yang tidak siap dengan 
penurunan ini terpaksa harus tutup sehingga menambah jumlah pengangguran.

BR,

Gianto
  
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "Wing Wahyu Winarno" 

Date: Sat, 21 Mar 2009 08:02:31 
To: 
Subject: Re: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'


Berarti, karena di negara manapun ada, terus kita diamkan saja ya?

Kalau ide saya, sebaiknya kita saja yang menyelundupkan produk kita ke berbagai 
negara, agar dapet dollar...bagaimana kira2?

WiNG
0816-MRWING

Sent from my BlackBerry® device.

-Original Message-
From: "Gianto Setiadi" 

Date: Sat, 21 Mar 2009 07:58:12 
To: 
Subject: Re: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'


Mas Wing,
Penyelundupan berarti memasukkan barang ke dalam wilayah suatu negara tidak 
melalui prosedur yang berlaku (illegal).
Kalau demikian halnya, kasus ini tidak hanya terjadi di indonesia tapi terjadi 
juga di negara lain khususnya barang tiruan merk terkenal, pasti deh barang 
seperti ini masuk ke suatu negara secara illegal.

BR,

Gianto
 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "Wing Wahyu Winarno" 

Date: Sat, 21 Mar 2009 07:43:26 
To: 
Subject: Re: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'


Hmm, kalau mau dilanjut ya saya ngikut saja kalau begitu...



Satu kasus yang ingin saya sampaikan adalah begitu mudahnya penyelundupan 
dilakukan di Indonesia, padahal sangat jelas pengaruh buruk penyelundupan 
terhadap perekonomian legal. Nah, kenapa kita tidak mampu membasmi 
penyelundupan?



Kalau penyelundupan miras, jam tangan, bawang putih, sering kita lihat di tv 
aparat lalu memusnahkannya dgn membakar, menghancurkan, dsb. Tapi, mobil2 
mewah, dikemanakan yah, kok tidak ada kabarnya?



Tanya kenapa?



Wing Wahyu Winarno



Sent from my BlackBerry® device.



-Original Message-

From: "nazar" 



Date: Sat, 21 Mar 2009 03:26:43 

To: 

Subject: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'





Bung wing (sayap hehe)

Anda mengatakan debat politik dan ekonomi tidak menambah wawasan? Begini bung, 
dalam politik kenegaraan ada KEBIJAKAN PUBLIK. 

Dalam hal ini para pemikir ekonomi mempunyai andil dalam merancang KEBIJAKAN 
PUBLIK dibidang EKONOMI. Maka muncul ide-ide ekonomi kerakyatan, dan ini 
menjadi tantangan bagi pelaku ekonomi industrialis.



Contoh yang lain, Hutang luar di lakukan untuk menambah uang beredar dalam 
negeri dan pembangunan infrastruktur agar kegiatan (mobilitas) ekonomi menjadi 
lancar. Di sisi lain, Untuk melakukan impor-ekspor, maka perlu ada kerja sama 
pemerintah masing2x negara supaya pelaku bisnis dapat dilindungi hukum 
internasional.  



Contoh yang paling jelas adalah: jika anda sedang menjalankan bisnis minuman 
keras dan obat2x terlarang, sementara menurut undang-undang bisnis itu 
dilarang. Ya, mau tidak mau anda harus merubah jenis usaha anda.   



Atau jika pemerintah mengalakkan pertanian dan perkebunan, misalnya. Maka anda 
bisa melihat bisnis yang menjual barang2x pertanian dan perkebunan mempunyai 
prospek yang baik.



Dimasa kampanye pemilu, bisnis percetakan, konveksi dan periklanan mempunyai 
prospek yang bagus. Dan berbagai contoh yang lainnya.



Salam

nazar.

On:Tbo-jambu



--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, "Wing Wahyu Winarno" 
 wrote:

>

> Kalau menurut saya, perdebatan mengenai ekonomi dan politik ini diakhiri 
> saja. Sepertinya tidak ada ujung pangkalnya dan...tidak menambah wawasan kita 
> (terutama saya). Di Indonesia komunis dilarang, tapi di negara lain bisa 
> membuat rakyatnya makmur. Di negara kita sistem kerajaan dianggap feodal dan 
> kuno, tapi rakyat Australia ketika diberi referendum mau pilih merdeka jadi 
> republik atau tetap commonwealth sbg bagian dari kerajaan Inggris, mereka 
> memilih ikut Inggris (beda dgn sebagian daerah kita yg ingin merdeka, baik 
> melalui gerakan separatis maupun otonomi daerah).

> 

> Jadi tanpa mengurangi rasa hormat pada para cerdik pandai di sini, mari kita 
> ganti topik dg prediksi ekonomi ke depan, atau kenapa Madoff bisa menipu 
> bangsa AS selama bertahun2 pdhal sistem pengawasan ketat, atau kenapa katanya 
> sedang krisis kok ponsel canggih2 spt Blackberry justru naik omzetnya di 
> Indonesia

> 

> Saya kira teman2 banyak yang setuju dgn usulan saya deh...

> 

> Mari sukseskan Pemilu 2009,

> Wing Wahyu Winarno

> 0816-MRWING

> 

> Sent from my BlackBerry® device.

> 

> -Original Mess

Re: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'

2009-03-21 Terurut Topik Wing Wahyu Winarno
Berarti, karena di negara manapun ada, terus kita diamkan saja ya?

Kalau ide saya, sebaiknya kita saja yang menyelundupkan produk kita ke berbagai 
negara, agar dapet dollar...bagaimana kira2?

WiNG
0816-MRWING

Sent from my BlackBerry® device.

-Original Message-
From: "Gianto Setiadi" 

Date: Sat, 21 Mar 2009 07:58:12 
To: 
Subject: Re: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'


Mas Wing,
Penyelundupan berarti memasukkan barang ke dalam wilayah suatu negara tidak 
melalui prosedur yang berlaku (illegal).
Kalau demikian halnya, kasus ini tidak hanya terjadi di indonesia tapi terjadi 
juga di negara lain khususnya barang tiruan merk terkenal, pasti deh barang 
seperti ini masuk ke suatu negara secara illegal.

BR,

Gianto
 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "Wing Wahyu Winarno" 

Date: Sat, 21 Mar 2009 07:43:26 
To: 
Subject: Re: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'


Hmm, kalau mau dilanjut ya saya ngikut saja kalau begitu...



Satu kasus yang ingin saya sampaikan adalah begitu mudahnya penyelundupan 
dilakukan di Indonesia, padahal sangat jelas pengaruh buruk penyelundupan 
terhadap perekonomian legal. Nah, kenapa kita tidak mampu membasmi 
penyelundupan?



Kalau penyelundupan miras, jam tangan, bawang putih, sering kita lihat di tv 
aparat lalu memusnahkannya dgn membakar, menghancurkan, dsb. Tapi, mobil2 
mewah, dikemanakan yah, kok tidak ada kabarnya?



Tanya kenapa?



Wing Wahyu Winarno



Sent from my BlackBerry® device.



-Original Message-

From: "nazar" 



Date: Sat, 21 Mar 2009 03:26:43 

To: 

Subject: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'





Bung wing (sayap hehe)

Anda mengatakan debat politik dan ekonomi tidak menambah wawasan? Begini bung, 
dalam politik kenegaraan ada KEBIJAKAN PUBLIK. 

Dalam hal ini para pemikir ekonomi mempunyai andil dalam merancang KEBIJAKAN 
PUBLIK dibidang EKONOMI. Maka muncul ide-ide ekonomi kerakyatan, dan ini 
menjadi tantangan bagi pelaku ekonomi industrialis.



Contoh yang lain, Hutang luar di lakukan untuk menambah uang beredar dalam 
negeri dan pembangunan infrastruktur agar kegiatan (mobilitas) ekonomi menjadi 
lancar. Di sisi lain, Untuk melakukan impor-ekspor, maka perlu ada kerja sama 
pemerintah masing2x negara supaya pelaku bisnis dapat dilindungi hukum 
internasional.  



Contoh yang paling jelas adalah: jika anda sedang menjalankan bisnis minuman 
keras dan obat2x terlarang, sementara menurut undang-undang bisnis itu 
dilarang. Ya, mau tidak mau anda harus merubah jenis usaha anda.   



Atau jika pemerintah mengalakkan pertanian dan perkebunan, misalnya. Maka anda 
bisa melihat bisnis yang menjual barang2x pertanian dan perkebunan mempunyai 
prospek yang baik.



Dimasa kampanye pemilu, bisnis percetakan, konveksi dan periklanan mempunyai 
prospek yang bagus. Dan berbagai contoh yang lainnya.



Salam

nazar.

On:Tbo-jambu



--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, "Wing Wahyu Winarno" 
 wrote:

>

> Kalau menurut saya, perdebatan mengenai ekonomi dan politik ini diakhiri 
> saja. Sepertinya tidak ada ujung pangkalnya dan...tidak menambah wawasan kita 
> (terutama saya). Di Indonesia komunis dilarang, tapi di negara lain bisa 
> membuat rakyatnya makmur. Di negara kita sistem kerajaan dianggap feodal dan 
> kuno, tapi rakyat Australia ketika diberi referendum mau pilih merdeka jadi 
> republik atau tetap commonwealth sbg bagian dari kerajaan Inggris, mereka 
> memilih ikut Inggris (beda dgn sebagian daerah kita yg ingin merdeka, baik 
> melalui gerakan separatis maupun otonomi daerah).

> 

> Jadi tanpa mengurangi rasa hormat pada para cerdik pandai di sini, mari kita 
> ganti topik dg prediksi ekonomi ke depan, atau kenapa Madoff bisa menipu 
> bangsa AS selama bertahun2 pdhal sistem pengawasan ketat, atau kenapa katanya 
> sedang krisis kok ponsel canggih2 spt Blackberry justru naik omzetnya di 
> Indonesia

> 

> Saya kira teman2 banyak yang setuju dgn usulan saya deh...

> 

> Mari sukseskan Pemilu 2009,

> Wing Wahyu Winarno

> 0816-MRWING

> 

> Sent from my BlackBerry® device.

> 

> -Original Message-

> From: "nazar" 

> 

> Date: Fri, 20 Mar 2009 12:15:57 

> To: 

> Subject: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'

> 

> 

> Hmm, saya pikir itu dikarenakan bung poltak memahami politik dari sisi 
> ekstrimnya. Tetapi politik juga berbicara tentang konstitusi, pencapaian 
> bersama dalam masyarakat, pembagian kekuasaan dll. Coba bung lihat definisi 
> politik di:

> 

> http://id.wikipedia.org/wiki/Politik

> 

> Bung, pada dasarnya yang tidak tepat itu bukan politiknya tetapi PELAKU 
> politiknya. Contoh: jika terjadi PEMBUNUHAN dengan PISTOL, maka yang salah 
> itu PISTOLnya atau ORANGnya?

> Demikian juga

Re: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'

2009-03-21 Terurut Topik Gianto Setiadi
Mas Wing,
Penyelundupan berarti memasukkan barang ke dalam wilayah suatu negara tidak 
melalui prosedur yang berlaku (illegal).
Kalau demikian halnya, kasus ini tidak hanya terjadi di indonesia tapi terjadi 
juga di negara lain khususnya barang tiruan merk terkenal, pasti deh barang 
seperti ini masuk ke suatu negara secara illegal.

BR,

Gianto
 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "Wing Wahyu Winarno" 

Date: Sat, 21 Mar 2009 07:43:26 
To: 
Subject: Re: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'


Hmm, kalau mau dilanjut ya saya ngikut saja kalau begitu...



Satu kasus yang ingin saya sampaikan adalah begitu mudahnya penyelundupan 
dilakukan di Indonesia, padahal sangat jelas pengaruh buruk penyelundupan 
terhadap perekonomian legal. Nah, kenapa kita tidak mampu membasmi 
penyelundupan?



Kalau penyelundupan miras, jam tangan, bawang putih, sering kita lihat di tv 
aparat lalu memusnahkannya dgn membakar, menghancurkan, dsb. Tapi, mobil2 
mewah, dikemanakan yah, kok tidak ada kabarnya?



Tanya kenapa?



Wing Wahyu Winarno



Sent from my BlackBerry® device.



-Original Message-

From: "nazar" 



Date: Sat, 21 Mar 2009 03:26:43 

To: 

Subject: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'





Bung wing (sayap hehe)

Anda mengatakan debat politik dan ekonomi tidak menambah wawasan? Begini bung, 
dalam politik kenegaraan ada KEBIJAKAN PUBLIK. 

Dalam hal ini para pemikir ekonomi mempunyai andil dalam merancang KEBIJAKAN 
PUBLIK dibidang EKONOMI. Maka muncul ide-ide ekonomi kerakyatan, dan ini 
menjadi tantangan bagi pelaku ekonomi industrialis.



Contoh yang lain, Hutang luar di lakukan untuk menambah uang beredar dalam 
negeri dan pembangunan infrastruktur agar kegiatan (mobilitas) ekonomi menjadi 
lancar. Di sisi lain, Untuk melakukan impor-ekspor, maka perlu ada kerja sama 
pemerintah masing2x negara supaya pelaku bisnis dapat dilindungi hukum 
internasional.  



Contoh yang paling jelas adalah: jika anda sedang menjalankan bisnis minuman 
keras dan obat2x terlarang, sementara menurut undang-undang bisnis itu 
dilarang. Ya, mau tidak mau anda harus merubah jenis usaha anda.   



Atau jika pemerintah mengalakkan pertanian dan perkebunan, misalnya. Maka anda 
bisa melihat bisnis yang menjual barang2x pertanian dan perkebunan mempunyai 
prospek yang baik.



Dimasa kampanye pemilu, bisnis percetakan, konveksi dan periklanan mempunyai 
prospek yang bagus. Dan berbagai contoh yang lainnya.



Salam

nazar.

On:Tbo-jambu



--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, "Wing Wahyu Winarno" 
 wrote:

>

> Kalau menurut saya, perdebatan mengenai ekonomi dan politik ini diakhiri 
> saja. Sepertinya tidak ada ujung pangkalnya dan...tidak menambah wawasan kita 
> (terutama saya). Di Indonesia komunis dilarang, tapi di negara lain bisa 
> membuat rakyatnya makmur. Di negara kita sistem kerajaan dianggap feodal dan 
> kuno, tapi rakyat Australia ketika diberi referendum mau pilih merdeka jadi 
> republik atau tetap commonwealth sbg bagian dari kerajaan Inggris, mereka 
> memilih ikut Inggris (beda dgn sebagian daerah kita yg ingin merdeka, baik 
> melalui gerakan separatis maupun otonomi daerah).

> 

> Jadi tanpa mengurangi rasa hormat pada para cerdik pandai di sini, mari kita 
> ganti topik dg prediksi ekonomi ke depan, atau kenapa Madoff bisa menipu 
> bangsa AS selama bertahun2 pdhal sistem pengawasan ketat, atau kenapa katanya 
> sedang krisis kok ponsel canggih2 spt Blackberry justru naik omzetnya di 
> Indonesia

> 

> Saya kira teman2 banyak yang setuju dgn usulan saya deh...

> 

> Mari sukseskan Pemilu 2009,

> Wing Wahyu Winarno

> 0816-MRWING

> 

> Sent from my BlackBerry® device.

> 

> -Original Message-

> From: "nazar" 

> 

> Date: Fri, 20 Mar 2009 12:15:57 

> To: 

> Subject: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'

> 

> 

> Hmm, saya pikir itu dikarenakan bung poltak memahami politik dari sisi 
> ekstrimnya. Tetapi politik juga berbicara tentang konstitusi, pencapaian 
> bersama dalam masyarakat, pembagian kekuasaan dll. Coba bung lihat definisi 
> politik di:

> 

> http://id.wikipedia.org/wiki/Politik

> 

> Bung, pada dasarnya yang tidak tepat itu bukan politiknya tetapi PELAKU 
> politiknya. Contoh: jika terjadi PEMBUNUHAN dengan PISTOL, maka yang salah 
> itu PISTOLnya atau ORANGnya?

> Demikian juga jika terjadi PROSES POLITIK yang tidak sehat, legitimatif, 
> konstitusional maka yang salah adalah Pelaku politiknya. Sebenarnya, emas pun 
> bisa menjadi sesuatu yg buruk dan tdk berharga jika kita memandang emas itu 
> dari sisi buruknya.

> 

> Salam

> nazar

> --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Poltak Hotradero  
> wrote:

> >

> > At 09:58 AM 3/20/2009, you wrot

Re: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'

2009-03-21 Terurut Topik Wing Wahyu Winarno
Hmm, kalau mau dilanjut ya saya ngikut saja kalau begitu...

Satu kasus yang ingin saya sampaikan adalah begitu mudahnya penyelundupan 
dilakukan di Indonesia, padahal sangat jelas pengaruh buruk penyelundupan 
terhadap perekonomian legal. Nah, kenapa kita tidak mampu membasmi 
penyelundupan?

Kalau penyelundupan miras, jam tangan, bawang putih, sering kita lihat di tv 
aparat lalu memusnahkannya dgn membakar, menghancurkan, dsb. Tapi, mobil2 
mewah, dikemanakan yah, kok tidak ada kabarnya?

Tanya kenapa?

Wing Wahyu Winarno

Sent from my BlackBerry® device.

-Original Message-
From: "nazar" 

Date: Sat, 21 Mar 2009 03:26:43 
To: 
Subject: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'


Bung wing (sayap hehe)
Anda mengatakan debat politik dan ekonomi tidak menambah wawasan? Begini bung, 
dalam politik kenegaraan ada KEBIJAKAN PUBLIK. 
Dalam hal ini para pemikir ekonomi mempunyai andil dalam merancang KEBIJAKAN 
PUBLIK dibidang EKONOMI. Maka muncul ide-ide ekonomi kerakyatan, dan ini 
menjadi tantangan bagi pelaku ekonomi industrialis.

Contoh yang lain, Hutang luar di lakukan untuk menambah uang beredar dalam 
negeri dan pembangunan infrastruktur agar kegiatan (mobilitas) ekonomi menjadi 
lancar. Di sisi lain, Untuk melakukan impor-ekspor, maka perlu ada kerja sama 
pemerintah masing2x negara supaya pelaku bisnis dapat dilindungi hukum 
internasional.  

Contoh yang paling jelas adalah: jika anda sedang menjalankan bisnis minuman 
keras dan obat2x terlarang, sementara menurut undang-undang bisnis itu 
dilarang. Ya, mau tidak mau anda harus merubah jenis usaha anda.   

Atau jika pemerintah mengalakkan pertanian dan perkebunan, misalnya. Maka anda 
bisa melihat bisnis yang menjual barang2x pertanian dan perkebunan mempunyai 
prospek yang baik.

Dimasa kampanye pemilu, bisnis percetakan, konveksi dan periklanan mempunyai 
prospek yang bagus. Dan berbagai contoh yang lainnya.

Salam
nazar.
On:Tbo-jambu

--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, "Wing Wahyu Winarno" 
 wrote:
>
> Kalau menurut saya, perdebatan mengenai ekonomi dan politik ini diakhiri 
> saja. Sepertinya tidak ada ujung pangkalnya dan...tidak menambah wawasan kita 
> (terutama saya). Di Indonesia komunis dilarang, tapi di negara lain bisa 
> membuat rakyatnya makmur. Di negara kita sistem kerajaan dianggap feodal dan 
> kuno, tapi rakyat Australia ketika diberi referendum mau pilih merdeka jadi 
> republik atau tetap commonwealth sbg bagian dari kerajaan Inggris, mereka 
> memilih ikut Inggris (beda dgn sebagian daerah kita yg ingin merdeka, baik 
> melalui gerakan separatis maupun otonomi daerah).
> 
> Jadi tanpa mengurangi rasa hormat pada para cerdik pandai di sini, mari kita 
> ganti topik dg prediksi ekonomi ke depan, atau kenapa Madoff bisa menipu 
> bangsa AS selama bertahun2 pdhal sistem pengawasan ketat, atau kenapa katanya 
> sedang krisis kok ponsel canggih2 spt Blackberry justru naik omzetnya di 
> Indonesia
> 
> Saya kira teman2 banyak yang setuju dgn usulan saya deh...
> 
> Mari sukseskan Pemilu 2009,
> Wing Wahyu Winarno
> 0816-MRWING
> 
> Sent from my BlackBerry® device.
> 
> -Original Message-
> From: "nazar" 
> 
> Date: Fri, 20 Mar 2009 12:15:57 
> To: 
> Subject: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'
> 
> 
> Hmm, saya pikir itu dikarenakan bung poltak memahami politik dari sisi 
> ekstrimnya. Tetapi politik juga berbicara tentang konstitusi, pencapaian 
> bersama dalam masyarakat, pembagian kekuasaan dll. Coba bung lihat definisi 
> politik di:
> 
> http://id.wikipedia.org/wiki/Politik
> 
> Bung, pada dasarnya yang tidak tepat itu bukan politiknya tetapi PELAKU 
> politiknya. Contoh: jika terjadi PEMBUNUHAN dengan PISTOL, maka yang salah 
> itu PISTOLnya atau ORANGnya?
> Demikian juga jika terjadi PROSES POLITIK yang tidak sehat, legitimatif, 
> konstitusional maka yang salah adalah Pelaku politiknya. Sebenarnya, emas pun 
> bisa menjadi sesuatu yg buruk dan tdk berharga jika kita memandang emas itu 
> dari sisi buruknya.
> 
> Salam
> nazar
> --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Poltak Hotradero  
> wrote:
> >
> > At 09:58 AM 3/20/2009, you wrote:
> > 
> > 
> > >Hmm, padahal pembangunan ekonomi tidak lepas dari keadaan politik 
> > >suatu negara. ekonomi tidak lepas dari politik, kertas yang di beri 
> > >angka 1000, 10.000 dst lalu dinamai uang itu jika tidak dilindungi 
> > >secara politis (hukum, regulasi, keamanan) maka legitimasinya 
> > >sebagai alat tukar menjadi rancu dan kacau.
> > 




[Non-text portions of this message have been removed]





=
Join Facebook AKI dimana Anda bisa ber social interactive sambil bermain games 
atau ju

[Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'

2009-03-20 Terurut Topik nazar
Bung wing (sayap hehe)
Anda mengatakan debat politik dan ekonomi tidak menambah wawasan? Begini bung, 
dalam politik kenegaraan ada KEBIJAKAN PUBLIK. 
Dalam hal ini para pemikir ekonomi mempunyai andil dalam merancang KEBIJAKAN 
PUBLIK dibidang EKONOMI. Maka muncul ide-ide ekonomi kerakyatan, dan ini 
menjadi tantangan bagi pelaku ekonomi industrialis.

Contoh yang lain, Hutang luar di lakukan untuk menambah uang beredar dalam 
negeri dan pembangunan infrastruktur agar kegiatan (mobilitas) ekonomi menjadi 
lancar. Di sisi lain, Untuk melakukan impor-ekspor, maka perlu ada kerja sama 
pemerintah masing2x negara supaya pelaku bisnis dapat dilindungi hukum 
internasional.  

Contoh yang paling jelas adalah: jika anda sedang menjalankan bisnis minuman 
keras dan obat2x terlarang, sementara menurut undang-undang bisnis itu 
dilarang. Ya, mau tidak mau anda harus merubah jenis usaha anda.   

Atau jika pemerintah mengalakkan pertanian dan perkebunan, misalnya. Maka anda 
bisa melihat bisnis yang menjual barang2x pertanian dan perkebunan mempunyai 
prospek yang baik.

Dimasa kampanye pemilu, bisnis percetakan, konveksi dan periklanan mempunyai 
prospek yang bagus. Dan berbagai contoh yang lainnya.

Salam
nazar.
On:Tbo-jambu

--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, "Wing Wahyu Winarno" 
 wrote:
>
> Kalau menurut saya, perdebatan mengenai ekonomi dan politik ini diakhiri 
> saja. Sepertinya tidak ada ujung pangkalnya dan...tidak menambah wawasan kita 
> (terutama saya). Di Indonesia komunis dilarang, tapi di negara lain bisa 
> membuat rakyatnya makmur. Di negara kita sistem kerajaan dianggap feodal dan 
> kuno, tapi rakyat Australia ketika diberi referendum mau pilih merdeka jadi 
> republik atau tetap commonwealth sbg bagian dari kerajaan Inggris, mereka 
> memilih ikut Inggris (beda dgn sebagian daerah kita yg ingin merdeka, baik 
> melalui gerakan separatis maupun otonomi daerah).
> 
> Jadi tanpa mengurangi rasa hormat pada para cerdik pandai di sini, mari kita 
> ganti topik dg prediksi ekonomi ke depan, atau kenapa Madoff bisa menipu 
> bangsa AS selama bertahun2 pdhal sistem pengawasan ketat, atau kenapa katanya 
> sedang krisis kok ponsel canggih2 spt Blackberry justru naik omzetnya di 
> Indonesia
> 
> Saya kira teman2 banyak yang setuju dgn usulan saya deh...
> 
> Mari sukseskan Pemilu 2009,
> Wing Wahyu Winarno
> 0816-MRWING
> 
> Sent from my BlackBerry® device.
> 
> -Original Message-----
> From: "nazar" 
> 
> Date: Fri, 20 Mar 2009 12:15:57 
> To: 
> Subject: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'
> 
> 
> Hmm, saya pikir itu dikarenakan bung poltak memahami politik dari sisi 
> ekstrimnya. Tetapi politik juga berbicara tentang konstitusi, pencapaian 
> bersama dalam masyarakat, pembagian kekuasaan dll. Coba bung lihat definisi 
> politik di:
> 
> http://id.wikipedia.org/wiki/Politik
> 
> Bung, pada dasarnya yang tidak tepat itu bukan politiknya tetapi PELAKU 
> politiknya. Contoh: jika terjadi PEMBUNUHAN dengan PISTOL, maka yang salah 
> itu PISTOLnya atau ORANGnya?
> Demikian juga jika terjadi PROSES POLITIK yang tidak sehat, legitimatif, 
> konstitusional maka yang salah adalah Pelaku politiknya. Sebenarnya, emas pun 
> bisa menjadi sesuatu yg buruk dan tdk berharga jika kita memandang emas itu 
> dari sisi buruknya.
> 
> Salam
> nazar
> --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Poltak Hotradero  
> wrote:
> >
> > At 09:58 AM 3/20/2009, you wrote:
> > 
> > 
> > >Hmm, padahal pembangunan ekonomi tidak lepas dari keadaan politik 
> > >suatu negara. ekonomi tidak lepas dari politik, kertas yang di beri 
> > >angka 1000, 10.000 dst lalu dinamai uang itu jika tidak dilindungi 
> > >secara politis (hukum, regulasi, keamanan) maka legitimasinya 
> > >sebagai alat tukar menjadi rancu dan kacau.
> > 



Re: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'

2009-03-20 Terurut Topik Wing Wahyu Winarno
Hehe mas Reza, saya juga mbayanginnya Korut, Kuba, dan Cina. Korut dan Kuba 
sudah diembargo puluhan tahun oleh negara2 barat, eh, enggak ada matinya (kayak 
iklan seluler aja ya). Berarti kalau ada orang bilang "kita tidak bisa hidup 
sendirian", menurut saya bohong, buktinya 2 negara itu. Jangan bilang ke-2 
negara itu tidak makmur, karena Korut bisa membangun persenjataan tingkat 
nuklir, sementara kita...bisa bikin apa hayo? (Lho kemakmuran kok diukur dgn 
senjata, gak nyambung ya?)

Cina juga komunis, tapi sudah membuka diri ke sistem pasar. Tidak sepenuhnya 
benar mas. Demokrasi mereka ya demokrasi ala mereka, bukan kayak kita, yg 
bangga dibilang sbg negara ketiga terbesar yg menerapkan demokrasi (so what 
gitu? Singapore yg demokrasinya gak spt kita, lebih maju ya? Juga 
Malaysia...juga Thailand...). Kembali ke Cina, bagaimana mungkin mereka bisa 
bikin produk dan menjual ke seluruh dunia dgn harga lebih murah bahkan 
dibanding biaya produksi di negara tujuan? Jaket Cina di toko2 cuma Rp15rb, 
perkakas rumah tangga (piring, mangkok, obeng, dsb) Rp10rb tiga biji. Kalau 
tanpa peran negara Cina (dgn komunis/sosialisnya), gak akan bisa mas.

Keputusan untuk memilih model ekonomi suatu negara, merupakan keputusan 
politik. Celakanya, untuk memutuskan itu, pertimbangannya ya untung rugi si 
pengambil keputusan. Saya kira para cerdik pandai di milis ini tahu kalau 
Freeport hanya memberi 9% dari keuntungan (bukan dari omzet, dan itu saya 
tahunya juga cuma dari milis). Hutan kita dibabat habis, kebanyakan cukong2nya 
adalah orang asing. Beberapa perusahaan asing hobinya mencari kapal2 jaman dulu 
(VOC) dan dijual mereka ke luar negeri. Tambang2 minyak dan gas kita banyak 
dikelola orang asing. Semuanya dgn alasan: kita belum bisa mengelolanya. 
Pertanyaannya: kenapa kita tidak mau belajar cepat agar bisa mengelolanya? 
Singapura merdeka thn 1965, Malaysia 1963, tapi mereka sudah jauh lebih maju 
dari kita.

Begitu yang ada di dalam benak saya. Kita punya banyak orang pinter, tetapi 
sebagai bangsa, kita masih bodoh. Sama seperti di jalan raya: banyak orang 
pinter mengendarai mobil/motor, tapi dalam berlalu lintas, kita masih dodol.

Waduh, sudah seperti jurkam ya saya? Hehehe, sayang blm ada partai yg ngelamar 
saya, jadi ya berapi-api bersama teman2 AKI di sini aja ya...

Selamat berakhir pekan buat para suhu di sini...

WiNG
http://maswing.org
0816-MRWING
(ada di Facebook hehehe)
 
Sent from my BlackBerry® device.

-Original Message-
From: Reza 

Date: Sat, 21 Mar 2009 07:06:28 
To: 
Subject: Re: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'


Maaf mas Wing,
sebelum diskusi ditutup, ada sedikit pernyataan mas Wing yang agak
mengundang keingintauan saya lebih lanjut. Mas Wing mengatakan sistem
komunisme yang diterapkan di negara lain bisa membuat rakyanya makmur?
Negara mana ya yang jadi contoh tersebut? Karena menurut saya komunisme
dalam konsepnya yang 'murni' hanya diterapkan di Korut dan Kuba dan mereka
sepertinya bukan contoh 'teladan' untuk standar kemakmuran. Sedangkan
komunisme di Cina dan Vietnam tinggal jadi slogan politik untuk
mempertahankan kekuasaan sementara sistem ekonomi yang diterapkan sudah
sangat condong ke ekonomi pasar. Saya ikut suatu pertemuan bisnis minggu
lalu di mana seorang pembicara dari Inggris mengatakan, setengah
bercanda, bahwa "the only country currently capable of saving capitalism
from socialism is China" nah lho.. :)

Thanks,
Reza


On 3/20/09, Wing Wahyu Winarno  wrote:
>
> Kalau menurut saya, perdebatan mengenai ekonomi dan politik ini diakhiri
> saja. Sepertinya tidak ada ujung pangkalnya dan...tidak menambah wawasan
> kita (terutama saya). Di Indonesia komunis dilarang, tapi di negara lain
> bisa membuat rakyatnya makmur. Di negara kita sistem kerajaan dianggap
> feodal dan kuno, tapi rakyat Australia ketika diberi referendum mau pilih
> merdeka jadi republik atau tetap commonwealth sbg bagian dari kerajaan
> Inggris, mereka memilih ikut Inggris (beda dgn sebagian daerah kita yg ingin
> merdeka, baik melalui gerakan separatis maupun otonomi daerah).
>
> Jadi tanpa mengurangi rasa hormat pada para cerdik pandai di sini, mari
> kita ganti topik dg prediksi ekonomi ke depan, atau kenapa Madoff bisa
> menipu bangsa AS selama bertahun2 pdhal sistem pengawasan ketat, atau kenapa
> katanya sedang krisis kok ponsel canggih2 spt Blackberry justru naik
> omzetnya di Indonesia
>
> Saya kira teman2 banyak yang setuju dgn usulan saya deh...
>
> Mari sukseskan Pemilu 2009,
> Wing Wahyu Winarno
> 0816-MRWING
>
> Sent from my BlackBerry® device.
>
> -Original Message-
> From: "nazar" 
>
> Date: Fri, 20 Mar 2009 12:15:57
> To: 
> Subject: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'
>
>
> Hmm, saya pikir itu dikarenakan bung poltak memahami politik dari sisi
> ekstrimnya. Tetapi p

Re: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'

2009-03-20 Terurut Topik vaudy . starworld
SETUJU dengan pendapat Bapak Wing Wahyu Winarno, perdebatan ini gak ada 
akhirnya malah jadi tambah panas lagi.

Salam,
Vaudy Starworld
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: "Wing Wahyu Winarno" 

Date: Fri, 20 Mar 2009 14:46:53 
To: 
Subject: Re: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'


Kalau menurut saya, perdebatan mengenai ekonomi dan politik ini diakhiri saja. 
Sepertinya tidak ada ujung pangkalnya dan...tidak menambah wawasan kita 
(terutama saya). Di Indonesia komunis dilarang, tapi di negara lain bisa 
membuat rakyatnya makmur. Di negara kita sistem kerajaan dianggap feodal dan 
kuno, tapi rakyat Australia ketika diberi referendum mau pilih merdeka jadi 
republik atau tetap commonwealth sbg bagian dari kerajaan Inggris, mereka 
memilih ikut Inggris (beda dgn sebagian daerah kita yg ingin merdeka, baik 
melalui gerakan separatis maupun otonomi daerah).



Jadi tanpa mengurangi rasa hormat pada para cerdik pandai di sini, mari kita 
ganti topik dg prediksi ekonomi ke depan, atau kenapa Madoff bisa menipu bangsa 
AS selama bertahun2 pdhal sistem pengawasan ketat, atau kenapa katanya sedang 
krisis kok ponsel canggih2 spt Blackberry justru naik omzetnya di Indonesia



Saya kira teman2 banyak yang setuju dgn usulan saya deh...



Mari sukseskan Pemilu 2009,

Wing Wahyu Winarno

0816-MRWING



Sent from my BlackBerry® device.



-Original Message-

From: "nazar" 



Date: Fri, 20 Mar 2009 12:15:57 

To: 

Subject: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'





Hmm, saya pikir itu dikarenakan bung poltak memahami politik dari sisi 
ekstrimnya. Tetapi politik juga berbicara tentang konstitusi, pencapaian 
bersama dalam masyarakat, pembagian kekuasaan dll. Coba bung lihat definisi 
politik di:



http://id.wikipedia.org/wiki/Politik



Bung, pada dasarnya yang tidak tepat itu bukan politiknya tetapi PELAKU 
politiknya. Contoh: jika terjadi PEMBUNUHAN dengan PISTOL, maka yang salah itu 
PISTOLnya atau ORANGnya?

Demikian juga jika terjadi PROSES POLITIK yang tidak sehat, legitimatif, 
konstitusional maka yang salah adalah Pelaku politiknya. Sebenarnya, emas pun 
bisa menjadi sesuatu yg buruk dan tdk berharga jika kita memandang emas itu 
dari sisi buruknya.



Salam

nazar

--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Poltak Hotradero  
wrote:

>

> At 09:58 AM 3/20/2009, you wrote:

> 

> 

> >Hmm, padahal pembangunan ekonomi tidak lepas dari keadaan politik 

> >suatu negara. ekonomi tidak lepas dari politik, kertas yang di beri 

> >angka 1000, 10.000 dst lalu dinamai uang itu jika tidak dilindungi 

> >secara politis (hukum, regulasi, keamanan) maka legitimasinya 

> >sebagai alat tukar menjadi rancu dan kacau.

> 

> Penamaan sesuatu sebagai uang, itu BUKAN politik.

> Legitimasih adalah masalah HUKUM.

> Hukum bukan cuma bicara soal keadilan - tetapi juga bicara soal 

> komitmen dan kepastian.

> 

> Kalau hukum tidak dibedakan dari politik - maka yang terjadi adalah 

> kesewenang-wenangan.

> 

> Hari ini pemerintah bisa bilang selembar kertas itu Rp. 1.000.000.000 

> -- besok lusa semua kertas itu dianggap nilainya nol.

> 

> Bagi politik, yang demikian sah-sah saja -- tetapi jelas tidak 

> demikian di mata keadilan.

>









[Non-text portions of this message have been removed]





=
Join Facebook AKI dimana Anda bisa ber social interactive sambil bermain games 
atau just have fun together. Compulsory bagi new members start 1 Jan 2008. 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
=
Perhatian: Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. 
Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas.
=
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
-
Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting 
sebelumnyaYahoo! Groups Links







=
Join Facebook AKI dimana Anda bisa ber social interactive sambil bermain games 
atau just have fun together. Compulsory bagi new members start 1 Jan 2008. 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
=
Perhatian: Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. 
Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas.
=
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
-
Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting 
sebelumnyaYahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indo

Re: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'

2009-03-20 Terurut Topik Reza
Maaf mas Wing,
sebelum diskusi ditutup, ada sedikit pernyataan mas Wing yang agak
mengundang keingintauan saya lebih lanjut. Mas Wing mengatakan sistem
komunisme yang diterapkan di negara lain bisa membuat rakyanya makmur?
Negara mana ya yang jadi contoh tersebut? Karena menurut saya komunisme
dalam konsepnya yang 'murni' hanya diterapkan di Korut dan Kuba dan mereka
sepertinya bukan contoh 'teladan' untuk standar kemakmuran. Sedangkan
komunisme di Cina dan Vietnam tinggal jadi slogan politik untuk
mempertahankan kekuasaan sementara sistem ekonomi yang diterapkan sudah
sangat condong ke ekonomi pasar. Saya ikut suatu pertemuan bisnis minggu
lalu di mana seorang pembicara dari Inggris mengatakan, setengah
bercanda, bahwa "the only country currently capable of saving capitalism
from socialism is China" nah lho.. :)

Thanks,
Reza


On 3/20/09, Wing Wahyu Winarno  wrote:
>
> Kalau menurut saya, perdebatan mengenai ekonomi dan politik ini diakhiri
> saja. Sepertinya tidak ada ujung pangkalnya dan...tidak menambah wawasan
> kita (terutama saya). Di Indonesia komunis dilarang, tapi di negara lain
> bisa membuat rakyatnya makmur. Di negara kita sistem kerajaan dianggap
> feodal dan kuno, tapi rakyat Australia ketika diberi referendum mau pilih
> merdeka jadi republik atau tetap commonwealth sbg bagian dari kerajaan
> Inggris, mereka memilih ikut Inggris (beda dgn sebagian daerah kita yg ingin
> merdeka, baik melalui gerakan separatis maupun otonomi daerah).
>
> Jadi tanpa mengurangi rasa hormat pada para cerdik pandai di sini, mari
> kita ganti topik dg prediksi ekonomi ke depan, atau kenapa Madoff bisa
> menipu bangsa AS selama bertahun2 pdhal sistem pengawasan ketat, atau kenapa
> katanya sedang krisis kok ponsel canggih2 spt Blackberry justru naik
> omzetnya di Indonesia
>
> Saya kira teman2 banyak yang setuju dgn usulan saya deh...
>
> Mari sukseskan Pemilu 2009,
> Wing Wahyu Winarno
> 0816-MRWING
>
> Sent from my BlackBerry® device.
>
> -----Original Message-
> From: "nazar" 
>
> Date: Fri, 20 Mar 2009 12:15:57
> To: 
> Subject: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'
>
>
> Hmm, saya pikir itu dikarenakan bung poltak memahami politik dari sisi
> ekstrimnya. Tetapi politik juga berbicara tentang konstitusi, pencapaian
> bersama dalam masyarakat, pembagian kekuasaan dll. Coba bung lihat definisi
> politik di:
>
> http://id.wikipedia.org/wiki/Politik
>
> Bung, pada dasarnya yang tidak tepat itu bukan politiknya tetapi PELAKU
> politiknya. Contoh: jika terjadi PEMBUNUHAN dengan PISTOL, maka yang salah
> itu PISTOLnya atau ORANGnya?
> Demikian juga jika terjadi PROSES POLITIK yang tidak sehat, legitimatif,
> konstitusional maka yang salah adalah Pelaku politiknya. Sebenarnya, emas
> pun bisa menjadi sesuatu yg buruk dan tdk berharga jika kita memandang emas
> itu dari sisi buruknya.
>
> Salam
> nazar
> --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Poltak Hotradero
>  wrote:
> >
> > At 09:58 AM 3/20/2009, you wrote:
> >
> >
> > >Hmm, padahal pembangunan ekonomi tidak lepas dari keadaan politik
> > >suatu negara. ekonomi tidak lepas dari politik, kertas yang di beri
> > >angka 1000, 10.000 dst lalu dinamai uang itu jika tidak dilindungi
> > >secara politis (hukum, regulasi, keamanan) maka legitimasinya
> > >sebagai alat tukar menjadi rancu dan kacau.
> >
> > Penamaan sesuatu sebagai uang, itu BUKAN politik.
> > Legitimasih adalah masalah HUKUM.
> > Hukum bukan cuma bicara soal keadilan - tetapi juga bicara soal
> > komitmen dan kepastian.
> >
> > Kalau hukum tidak dibedakan dari politik - maka yang terjadi adalah
> > kesewenang-wenangan.
> >
> > Hari ini pemerintah bisa bilang selembar kertas itu Rp. 1.000.000.000
> > -- besok lusa semua kertas itu dianggap nilainya nol.
> >
> > Bagi politik, yang demikian sah-sah saja -- tetapi jelas tidak
> > demikian di mata keadilan.
> >
>
>
>
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
> 
>
> =
> Join Facebook AKI dimana Anda bisa ber social interactive sambil bermain
> games atau just have fun together. Compulsory bagi new members start 1 Jan
> 2008. http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
> =
> Perhatian: Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang
> ada. Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas.
> =
> Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
> http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
> -
> Untu

Re: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'

2009-03-20 Terurut Topik Wing Wahyu Winarno
Kalau menurut saya, perdebatan mengenai ekonomi dan politik ini diakhiri saja. 
Sepertinya tidak ada ujung pangkalnya dan...tidak menambah wawasan kita 
(terutama saya). Di Indonesia komunis dilarang, tapi di negara lain bisa 
membuat rakyatnya makmur. Di negara kita sistem kerajaan dianggap feodal dan 
kuno, tapi rakyat Australia ketika diberi referendum mau pilih merdeka jadi 
republik atau tetap commonwealth sbg bagian dari kerajaan Inggris, mereka 
memilih ikut Inggris (beda dgn sebagian daerah kita yg ingin merdeka, baik 
melalui gerakan separatis maupun otonomi daerah).

Jadi tanpa mengurangi rasa hormat pada para cerdik pandai di sini, mari kita 
ganti topik dg prediksi ekonomi ke depan, atau kenapa Madoff bisa menipu bangsa 
AS selama bertahun2 pdhal sistem pengawasan ketat, atau kenapa katanya sedang 
krisis kok ponsel canggih2 spt Blackberry justru naik omzetnya di Indonesia

Saya kira teman2 banyak yang setuju dgn usulan saya deh...

Mari sukseskan Pemilu 2009,
Wing Wahyu Winarno
0816-MRWING

Sent from my BlackBerry® device.

-Original Message-
From: "nazar" 

Date: Fri, 20 Mar 2009 12:15:57 
To: 
Subject: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'


Hmm, saya pikir itu dikarenakan bung poltak memahami politik dari sisi 
ekstrimnya. Tetapi politik juga berbicara tentang konstitusi, pencapaian 
bersama dalam masyarakat, pembagian kekuasaan dll. Coba bung lihat definisi 
politik di:

http://id.wikipedia.org/wiki/Politik

Bung, pada dasarnya yang tidak tepat itu bukan politiknya tetapi PELAKU 
politiknya. Contoh: jika terjadi PEMBUNUHAN dengan PISTOL, maka yang salah itu 
PISTOLnya atau ORANGnya?
Demikian juga jika terjadi PROSES POLITIK yang tidak sehat, legitimatif, 
konstitusional maka yang salah adalah Pelaku politiknya. Sebenarnya, emas pun 
bisa menjadi sesuatu yg buruk dan tdk berharga jika kita memandang emas itu 
dari sisi buruknya.

Salam
nazar
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Poltak Hotradero  
wrote:
>
> At 09:58 AM 3/20/2009, you wrote:
> 
> 
> >Hmm, padahal pembangunan ekonomi tidak lepas dari keadaan politik 
> >suatu negara. ekonomi tidak lepas dari politik, kertas yang di beri 
> >angka 1000, 10.000 dst lalu dinamai uang itu jika tidak dilindungi 
> >secara politis (hukum, regulasi, keamanan) maka legitimasinya 
> >sebagai alat tukar menjadi rancu dan kacau.
> 
> Penamaan sesuatu sebagai uang, itu BUKAN politik.
> Legitimasih adalah masalah HUKUM.
> Hukum bukan cuma bicara soal keadilan - tetapi juga bicara soal 
> komitmen dan kepastian.
> 
> Kalau hukum tidak dibedakan dari politik - maka yang terjadi adalah 
> kesewenang-wenangan.
> 
> Hari ini pemerintah bisa bilang selembar kertas itu Rp. 1.000.000.000 
> -- besok lusa semua kertas itu dianggap nilainya nol.
> 
> Bagi politik, yang demikian sah-sah saja -- tetapi jelas tidak 
> demikian di mata keadilan.
>





[Non-text portions of this message have been removed]





=
Join Facebook AKI dimana Anda bisa ber social interactive sambil bermain games 
atau just have fun together. Compulsory bagi new members start 1 Jan 2008. 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
=
Perhatian: Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. 
Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas.
=
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
-
Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting 
sebelumnyaYahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com 
mailto:ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'

2009-03-20 Terurut Topik nazar
Hmm, saya pikir itu dikarenakan bung poltak memahami politik dari sisi 
ekstrimnya. Tetapi politik juga berbicara tentang konstitusi, pencapaian 
bersama dalam masyarakat, pembagian kekuasaan dll. Coba bung lihat definisi 
politik di:

http://id.wikipedia.org/wiki/Politik

Bung, pada dasarnya yang tidak tepat itu bukan politiknya tetapi PELAKU 
politiknya. Contoh: jika terjadi PEMBUNUHAN dengan PISTOL, maka yang salah itu 
PISTOLnya atau ORANGnya?
Demikian juga jika terjadi PROSES POLITIK yang tidak sehat, legitimatif, 
konstitusional maka yang salah adalah Pelaku politiknya. Sebenarnya, emas pun 
bisa menjadi sesuatu yg buruk dan tdk berharga jika kita memandang emas itu 
dari sisi buruknya.

Salam
nazar
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Poltak Hotradero  
wrote:
>
> At 09:58 AM 3/20/2009, you wrote:
> 
> 
> >Hmm, padahal pembangunan ekonomi tidak lepas dari keadaan politik 
> >suatu negara. ekonomi tidak lepas dari politik, kertas yang di beri 
> >angka 1000, 10.000 dst lalu dinamai uang itu jika tidak dilindungi 
> >secara politis (hukum, regulasi, keamanan) maka legitimasinya 
> >sebagai alat tukar menjadi rancu dan kacau.
> 
> Penamaan sesuatu sebagai uang, itu BUKAN politik.
> Legitimasih adalah masalah HUKUM.
> Hukum bukan cuma bicara soal keadilan - tetapi juga bicara soal 
> komitmen dan kepastian.
> 
> Kalau hukum tidak dibedakan dari politik - maka yang terjadi adalah 
> kesewenang-wenangan.
> 
> Hari ini pemerintah bisa bilang selembar kertas itu Rp. 1.000.000.000 
> -- besok lusa semua kertas itu dianggap nilainya nol.
> 
> Bagi politik, yang demikian sah-sah saja -- tetapi jelas tidak 
> demikian di mata keadilan.
>




Re: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'

2009-03-20 Terurut Topik Oka Widana
Saya kira, Politikus bukanlah sebutan utk ahli politik, melainkan seseorang yg 
sedang melakukan kegiatan politik. Sedangkan politik sendiri bagi saya adalah 
cara mempengaruhi pengambilan 
Politikus berbeda dg ekonom, yg merupkan sebutan profesional atau akademik. 
Orang yg tak punya profesi atau level akademik tertentu tak bisa menyeut 
dirinya ekonom.

Imam Sugema saya pikir adalah ekonom. Tetapi ketika dia berbicara mengenai 
kritik thp kabinet dalam kaitannya dg hutang luar negeri, maka sebenarnya dia 
bermetamorfosis sbg politikus. Layaknya Poliitkus, maka apapun yg disampaikan 
pasti ada ideologi yg mendasarinya, ada keberpihakan.

Jadi kalo bung Poltak mengomentari an sich dari sisi Ekonomi, syah syah saja. 
Walau saya setengah yakin Imam juga "ngeh" dg data yg dimiliki bung Poltak. Toh 
keduanya, sama, yaitu analis ekonomi. Tapi karena peran yg dimainkan berbeda, 
dimana Imam pada saat berkomentar menjadi politikus, sedang bung Poltak tetap 
menjadi ekonom, maka ibarat "Jaka Sembung Bawa Kedondong" (Kagak Nyambung Dong)

Pokok ide-nya, kan soal hutang luar negeri. Saya kira kalo soal hitung2an, kok 
saya separuh yakin Imam tahu ya. Soalnya, data itukan bukan data tersembunyi yg 
cuma bisa diakses bung Poltak doang. Akan tetapi karena Imam tidak menyampaikan 
analisis itu, maka jelas bahwa Imam sedang berusaha mempengaruhi keputusan atas 
kebijakan hutang.

Lalu apakah ekonom tidak boleh jadi politikus? boleh dong. Dalam kasus Imam, 
dia tidak jujur menyampaikan analisis, maka ini jatuh ke area etika.

Apakah politikus boleh berbicara ekonomi? Siapa yang bisa melarang? Tapi kalo 
politikus tersebut tdk punya dasar atau pengetahuan ekonomi, siap2 akan 
ditertawakan.

Oka
Sent from my BlackBerry® smartphone

-Original Message-
From: "nazar" 

Date: Fri, 20 Mar 2009 02:58:36 
To: 
Subject: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'


Hmm,

Saya pikir itu pandangan diskriminatif. Kalau politisi bicara tentang ekonomi 
boleh2x saja, tetapi kalau ekonom bicara tentang politik kok langsung di suruh 
pindah profesi? Itu diskriminatif. Hmm, padahal pembangunan ekonomi tidak lepas 
dari keadaan politik suatu negara. ekonomi tidak lepas dari politik, kertas 
yang di beri angka 1000, 10.000 dst lalu dinamai uang itu jika tidak dilindungi 
secara politis (hukum, regulasi, keamanan) maka legitimasinya sebagai alat 
tukar menjadi rancu dan kacau. Ekonomi dan politik selalu berdampingan. Ingat? 
Kita dijajah oleh belanda, jepang, inggris, spanyol, portugis salah satu 
motifnya adalah rempah2xan. Sekarang juga pengertian pasar bebas didengungkan 
untuk mempermudah barang2x dari negara maju masuk kedalam negara terbelakang. 
Yang akhirnya pondasi ekonomi negara lokal menjadi rapuh. Dan beragam contoh 
lainnya.

 


--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, yanindyawira...@... wrote:
>
> hi,
> 
> kalo saya boleh re-phrase ucapan pak poltak: politikus sebelum berbicara 
> tentang ekonomi, harus mengerti dahulu apa yang akan diungkapkannya (ie. 
> ngerti ekonomi), dan ekonom kalau mau ngomong tentang politik, ya 
> mendingan jadi politikus aja sekalian:)
> 
> 
> regards,
> bayu
> sorry, one liner. tapi berhubung jum'at, boleh 'kan...
> 
> 
> 
> 
> 
> "nazar"  
> Sent by: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
> 20 Mar 2009 07:22 Mail Size: 27969
> 
> Please respond to
> AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
> 
> 
> To
> AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
> cc
> 
> Subject
> Re: [Keuangan] Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'
> 
> 
> 
> 
> Our Ref
> 
> Your Ref
> 
> 
> 
> 
> Daku la ya bilang, hehe..
> 
> Bung, pendapat bung saya pikir sama saja. Artinya politik dan ekonomi itu 
> harus dikelola secara seimbang dan bersamaan. Wajar jika politisi 
> memikirkan tentang ekonomi (pembangunan ekonomi) dan ekonom memikirkan 
> tentang politik (politik yang sehat, aman dan berkeadilan). Sederhananya, 
> ekonom harus mengerti politik dan politikus harus mengerti ekonomi. Dalam 
> teori ekonomi mikro dan makro juga dibahas tentang ekonomi dan politik. 
> Artinya harus ada kerja sama antara politikus (pemerintah) dengan pelaku 
> ekonomi (ecconomic hit man)
> 
> salam
> 
> nazar
> on: tebo-jambu
> 
> --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Poltak Hotradero 
>  wrote:
> >
> > At 04:44 PM 3/19/2009, you wrote:
> > 
> > >Bung poltak, kok jadi aneh seperti itu? Apa anda lupa bahwa ekonomi 
> > >dan politik itu berjalan searah? Sederhananya, jika kondisi politik 
> > >kacau bagai mana ekonomi suatu negara akan maju? Hm, ingat bung. 
> > >Politik dan ekonomi berjalan searah.
> > 
> > 
> > Siapa bilang?
> > 
> > Berdasarkan sejarah, gejala kekacauan politik dimulai dengan k

Re: [Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'

2009-03-20 Terurut Topik Poltak Hotradero
At 09:58 AM 3/20/2009, you wrote:


>Hmm, padahal pembangunan ekonomi tidak lepas dari keadaan politik 
>suatu negara. ekonomi tidak lepas dari politik, kertas yang di beri 
>angka 1000, 10.000 dst lalu dinamai uang itu jika tidak dilindungi 
>secara politis (hukum, regulasi, keamanan) maka legitimasinya 
>sebagai alat tukar menjadi rancu dan kacau.

Penamaan sesuatu sebagai uang, itu BUKAN politik.
Legitimasih adalah masalah HUKUM.
Hukum bukan cuma bicara soal keadilan - tetapi juga bicara soal 
komitmen dan kepastian.

Kalau hukum tidak dibedakan dari politik - maka yang terjadi adalah 
kesewenang-wenangan.

Hari ini pemerintah bisa bilang selembar kertas itu Rp. 1.000.000.000 
-- besok lusa semua kertas itu dianggap nilainya nol.

Bagi politik, yang demikian sah-sah saja -- tetapi jelas tidak 
demikian di mata keadilan. 



[Keuangan] Re: Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'

2009-03-19 Terurut Topik nazar
Hmm,

Saya pikir itu pandangan diskriminatif. Kalau politisi bicara tentang ekonomi 
boleh2x saja, tetapi kalau ekonom bicara tentang politik kok langsung di suruh 
pindah profesi? Itu diskriminatif. Hmm, padahal pembangunan ekonomi tidak lepas 
dari keadaan politik suatu negara. ekonomi tidak lepas dari politik, kertas 
yang di beri angka 1000, 10.000 dst lalu dinamai uang itu jika tidak dilindungi 
secara politis (hukum, regulasi, keamanan) maka legitimasinya sebagai alat 
tukar menjadi rancu dan kacau. Ekonomi dan politik selalu berdampingan. Ingat? 
Kita dijajah oleh belanda, jepang, inggris, spanyol, portugis salah satu 
motifnya adalah rempah2xan. Sekarang juga pengertian pasar bebas didengungkan 
untuk mempermudah barang2x dari negara maju masuk kedalam negara terbelakang. 
Yang akhirnya pondasi ekonomi negara lokal menjadi rapuh. Dan beragam contoh 
lainnya.

 


--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, yanindyawira...@... wrote:
>
> hi,
> 
> kalo saya boleh re-phrase ucapan pak poltak: politikus sebelum berbicara 
> tentang ekonomi, harus mengerti dahulu apa yang akan diungkapkannya (ie. 
> ngerti ekonomi), dan ekonom kalau mau ngomong tentang politik, ya 
> mendingan jadi politikus aja sekalian:)
> 
> 
> regards,
> bayu
> sorry, one liner. tapi berhubung jum'at, boleh 'kan...
> 
> 
> 
> 
> 
> "nazar"  
> Sent by: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
> 20 Mar 2009 07:22 Mail Size: 27969
> 
> Please respond to
> AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
> 
> 
> To
> AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
> cc
> 
> Subject
> Re: [Keuangan] Tim Ekonomi Dijuluki 'Teh Botol'
> 
> 
> 
> 
> Our Ref
> 
> Your Ref
> 
> 
> 
> 
> Daku la ya bilang, hehe..
> 
> Bung, pendapat bung saya pikir sama saja. Artinya politik dan ekonomi itu 
> harus dikelola secara seimbang dan bersamaan. Wajar jika politisi 
> memikirkan tentang ekonomi (pembangunan ekonomi) dan ekonom memikirkan 
> tentang politik (politik yang sehat, aman dan berkeadilan). Sederhananya, 
> ekonom harus mengerti politik dan politikus harus mengerti ekonomi. Dalam 
> teori ekonomi mikro dan makro juga dibahas tentang ekonomi dan politik. 
> Artinya harus ada kerja sama antara politikus (pemerintah) dengan pelaku 
> ekonomi (ecconomic hit man)
> 
> salam
> 
> nazar
> on: tebo-jambu
> 
> --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Poltak Hotradero 
>  wrote:
> >
> > At 04:44 PM 3/19/2009, you wrote:
> > 
> > >Bung poltak, kok jadi aneh seperti itu? Apa anda lupa bahwa ekonomi 
> > >dan politik itu berjalan searah? Sederhananya, jika kondisi politik 
> > >kacau bagai mana ekonomi suatu negara akan maju? Hm, ingat bung. 
> > >Politik dan ekonomi berjalan searah.
> > 
> > 
> > Siapa bilang?
> > 
> > Berdasarkan sejarah, gejala kekacauan politik dimulai dengan ketidak 
> > beresan ekonomi. Bukan sebaliknya.
> > 
> > Ekonomi yang normal dan wajar bersifat desentralistik - di mana tiap 
> > orang memilih dan mengambil keputusan ekonomis masing-masing. Pada 
> > keadaan seperti ini, maka otonomi ekonomi akan bermuara pada otonomi 
> > politik. Indikator jelasnya adalah ketika fenomena politik menjadi 
> > fenomena lokal. Saya lebih peduli pada siapa yang menjadi lurah 
> > ketimbang siapa yang menjadi gubernur atau presiden. (dan ini 
> > sebenarnya adalah bentuk partisipasi politik yang paling sehat)
> > 
> > Keadaan jadi kacau ketika ada orang yang tidak rela orang lain 
> > memiliki otonomi dalam memilih keputusan ekonominya sendiri. Mereka 
> > merasa lebih tau apa yang terbaik bagi seseorang - lebih daripada 
> > orang itu sendiri. Inilah awal dari pemerintahan sentralistik.
> > 
> > Itulah awal matinya otonomi seseorang.
> > Itulah awal malapetaka politik (dan ekonomi).
> >
> 
> 
> 
> **
> This message originated from the Internet. Its originator may or may not 
> be who
> they claim to be and the information contained in the message and any
> attachments may or may not be accurate.
> **
> 
> 
> 
> The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited
> whose main office in Indonesia is at Jl. Jendral Sudirman Kav. 29-31, 
> Jakarta 12920, Indonesia
> 
> 
> 
> -
> ***
> This e-mail is confidential. It may also be legally privileged.
> If you are not the addressee you may not copy, forward, disclose
> or use any part of it. If you have received this message in error,
> please delete it and all copies from your system and notify the
> sender immediately by return e-mail.