[budaya_tionghua] Re: [t-net] RE: Seperempat Juta WNI Berobat ke Malaysia

2010-02-10 Thread Harry Adinegara
Apa yang diungkap oleh Bung Tirta memang ada benarnya.
Sekalipun banyak lulusan dokter tapi kalau manajemen dan 
kebijakan soal kebijakan dalam medicare bagi rakyat ya
inilah yang terjadi. Yang punya duit ber-obat ke LN, tinggal
yang "berani" berobat di Indonesia dengan pelbagai alasan,misalnya
duit pas2an maka berobat di RS setempat.dengan resiko di
permainkan soal perawatannya.
 
Ini ada cerita, menjaga agar aku tidak di "gait" seperti Prita maka 
aku tidak sebut2 RS mana yang memperlakukan patient-nya seperti
tersebut dibawah.
 
Aku kenal dengan patient ybs, seorang ibu dari seorang kawanku.
Sang ibu suatu hari ber-keluh menggigil kedinginan, ngak bisa
kencing dan berak. Dibawa ke RS X. Setiba disana, diambil darah-
dan diharapkan tidak pulang dulu, alias nginap di RS.
Besoknya entah dengan alasan apa, kembali sang ibu diambil
darahnya lagi, tanpa ada hasil alias tidak diberi tahu kenapa
dan penyakit apa yang mengganggu kesehatannya.
Menjelang hari ketiga, kembali diambil darah sekalian juga
di X-ray. Lama2 sanak pamilinya ngak betah, ini dikarenakan/
dipicu, dihari ketiga belum ada yang tahu soal ibunya itu sakit
apa rekening RS sudah disodorkan untuk segera dilunasi/dibayar.
Bukan seribu/ sepuluh ribu tapi sampai jutaan rupiah untuk...
..."nginap" tiga hari di RS keparat itu tanpa ada yang tahu kenapa 
sang ibu itu sakit.
Setelah dibayar, buru2 sanak pamilinya melalui dokter lain , masuk
ke RS lain, dan ...alhamdulilah setelah diperiksa..ternyata ada infeksi
yang diderita ibu kawanku ini. Sekarang sang ibu sudah balik rumah
mengasuh cucu2-nya sehat walafiat, setelah cuman dua hari di rawat
di RS ini.
 
Jadi ber-obat di Indonesia ibaratnya main di Casinobisa untung
ya bisa buntung...karena RS X ini adalah contoh dimana dunia kesehatan
di Indonesia  telah di-ubah jadi tempat ber-business.
Apa2 koq dijadikan..obyek business ya!
 
Dari itu "pruduksi"lah berjibun dokter2, tapi kalai manajemen dan kebijakan
itu langka di tanah air ya ...celaka-lah sang patient. Jadi anjuranku hati2
aja ber-obat di Indonesia. Tanya2 dulu diluaran dan buru2 minta second 
opinion ke dokter lain kalau kelihatannya dokter atau RS dirasakan mulai
...ber-business.
Dari itu apa yang sering aku sodorkan...negara tanpa menghormati
hukum dan aturan ya achirnya semua pihak bisa deldel duwel...dalam
hal ini manajemen, kebijakan soal pemeliharaan kesehatan dibuat
mainan business ya inilah yang terjadi.
 
Harry Adinegara


--- On Wed, 10/2/10, Tirta Telaga  wrote:


From: Tirta Telaga 
Subject: Re: [t-net] RE: Seperempat Juta WNI Berobat ke Malaysia
To: tionghoa-...@yahoogroups.com
Cc: ur...@googlegroups.com, gelor...@yahoogroups.com, "Budaya Tionghua" 
, "Nasional-list" 

Received: Wednesday, 10 February, 2010, 4:10 PM


  



Sungguh miris mendengar kondisi perawatan kesehatan di negeri ini.
Padahal di beberapa kampus untuk bidang/jurusan yang berkaitan dengan
kesehatan telah dibuka kelas khusus mahasiswa dari Malaysia, seperti:
Kelas khusus bagi mahasiswa malaysia di jurusan Farmasi di ITB
Kelas khusus bagi mahasiswa malaysia di jurusan kedokteran di Universitas
Padjajaran.

Masalahnya sepertinya lebih pada manajemen atau kebijakan di bidang
pelayanan kesehatan masyarakat.

Pada 9 Februari 2010 03:32, H.S. Han  menulis:

>
>
> Kawan-kawan semilis yang baik,
> Saya membaca banyaknya WNI yang berobat ke luar negeri, ke Malaisia saja
> sudah ada seperempat juta orang.Tentang ini saya sudah menulis banyak
> artikel.
> 1. meskipun penderita bisa membayar toq sebagai orang sakit pergi keluar
> negeri adalah tour yang memakan banyak kesulitan, badan lemah, nyeri,
> tumpah2, diare tidak bisa istirahat (tiduran) etc.etc.
> 2. Bagi negara "turis medis" ini merugikan devisen negara yang tidak
> sedikit
> 3. Menunjukkan kemunduran dari ilmu pengetahuan Indonesia chususnya dalam
> bidang kedokteran.
> 4. Mengapa tidak diadakan reformasi managemen dari pendidikan kedokteran
> untuk meringankan penderita umumnya dan chususnya bagi The Have Not ?
> 5. Berdirikanlah lebih banyak fakultas kedokteran, dan pendidikan
> spesialisme. Spesialis yang datang ke Indonesia, permudalah atau mengurangi
> waktu untuk adaptasi.
> 6. Permudalah ijin mendirikan fakultas kedokteran yang kenyataan negara
> Indonesia kekurangan dokter. Saya akan bersedia membantu sekuat tenaga saya
> untuk membantu sedikitnya guru-guru besar dari Eropa, mumpung saya masih
> bisa membantu,meskipun saya menderita penyakit cancer yang sudah late case.
>
> Salam,
> Han Hwie-Song
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
> 
>

[Non-text portions of this message have been removed]









  
__
Yahoo!7: Catch-up on your favourite Channel 7 TV shows easily, legally, and for 
free at PLUS7. www.tv.yahoo.com.au/plus7

[budaya_tionghua] OOT: Tibet .....sebuah perbandingan

2008-03-26 Thread Harry Adinegara
Rame2 soal Tibet bukan sesuatu yang mengejutkan. Benar juga sinyalemen RRT yang 
mengatakan bahwa Dalai Lama telah main kayu dan mengatur intrik untuk sabotase 
terhadap Tiongkok terutama menjelang pesta Olympic.
   
  Sebenarnya sekalipun Dalai Lama mengatakan bahwa urusan politik tidak boleh 
mengganggu jalannya pesta Olympic, tapi dibalik itu memanglah Dalai Lama ada 
seorang srigala yang berjubah lambing, seperti yang dikatakan oleh pemerintah 
RRT. Bukannya aku mau jadi terompetnya RRT tapi kenyataan sejarah memberikan 
fakta2nya.
   
  Sebelum RRT menentramkan provinsinya yang dinamakan Tibet tahun 1949 sistim 
propinsi ini adalah ,bisa dibilang feudalism kental. Penduduk dibagi dua  
tingkatan, dari para lama menduduki jenjang teratas kemudian para aristokrat 
yang semuanya berjumlah 260 marga dan kemudian para birokrat. Ketiga kelompok 
ini menguasai rakyat jelata yang dijadikan budak.Sistim semacam ini sudah 
berlangsung ribuan tahun tidak tersentuh karena waktu itu sebelum RRT berdiri, 
Tiongkok sendiri juga merupakan masyarakat feodal.
   
  Yang membuat Tibet tidak bisa maju (sebelum RRT berdiri) dikarenakan terutama 
oleh adanya "Tiga Kekurangan". Kekurangan bahan bakar, kekurangan sistim 
komunikasi dan kekurangan penduduk, menjadikan Tibet mengalami "Tiga 
Kelebihan". Kelebihan soal kemiskinan, kelebihan banyaknya penindasan oleh tiga 
golongan tersebut diatas dan kelebihan ketakutan(fear). Ketakutan yang 
sebenarnya di-"olah: oleh agama Buddhis ala Dalai Lama ini.
  Para penindas ini para lama menguasai 37% dari tanah(yang masih bisa di-olah) 
arsitokrasi menguasai 25% dan 38% dikuasai oleh para birokrat. Alhasil rakyat 
Tibet adalah kasta paling rendah yang, tidak memiliki apa2 selain  tugas 
mengabdi  kepada para penindas. Hali ini bisa berlangsung lama karena selain 
pendidikan minim di Tibet waktu itu, tapi juga dan dibantu oleh adanya agama 
Buddhis ala Dalai Lama yang men-dogma-kan /memperbolehkan perbudakan.
   
  Tibet mengalami trabsformasi yang nyata, karena RRT telah membangun 
infrastruktur yang memadai untuk melanjutkan pembangunan Tibet. Sebelumnya 
Tibet tidak mempunyai jalan2 untuk kendaraan bermotor. Jalan2 pantas hanya 
untuk keledai dan yaks(lembu asli Tibet). Sekarang sampai2 jalan kreta api yang 
tertinggi didunia bisa didapati di Tibet.
   
  Jadi kerusuhan di Tibet saat ini adalah "kreasinya" kekuatan2 yang ingin 
menghambat kemajuan RRT.
   
  Harry Adinegara

   
-
Get the name you always wanted with the new y7mail email address.

[Non-text portions of this message have been removed]



[budaya_tionghua] Setelah membaca...........

2008-10-11 Thread Harry Adinegara
di Indonesia.
 
Kelanjutan ulasan soal tokoh etnis Tionghoa dalam buku tersebut akan 
dilanjutkan lagi.
 
Yang bisa diambil kesimpulan karena adanya contoh2 yang me-warnai tokoh2 etnis 
Tionghoa yang hidup di Indonesia ini bisa kita kelompokkan
mereka2 yang hidup di era Orla dan mereka2 yang hidup di era Orba.
Yang mencuat, kelihatan sekali ciri2nya adalah...etnis Tionghoa yang bisa 
digolongkan berkiprah kontroversil di era Orla kelihatannya Tionghoa2 ini 
apabila kita bilang negatip kiprahnya bisa kita golongkan dalam persoalan 
politis. Misalnya ada yang pro Taiwan, ada yang pro RRT.,ada yang pro Indonesia 
versusetnis Tionghoa di era Orba, Sebagian besar kontroversi kiprahnya 
(di era Orba) di sebabkan karena ada ganjelan, kontroversi, ketimpangan  dalam 
lapangan ekonomi dan business.
Apakah benar apabila aku katakan bahwa memang Pres. Suharto itu dengan 
cerdiknya menggunakan etnis Tionghoa itu bak pion-nya dalam percaturan 
kehidupan bangsa dan negara Indonesia yang seyogianya bagi hasil bila ngak 
ketahuan tapi dijadikan tameng bila pen-garongan kekayaan negara itu ketahuan? 
Atau bicara dengan logat pop...bila aman dijadikan sapi perahan, bila keadaan 
gawat dijadikan kambing hitam?
 
Dari itu aku setuju banget apabila dalam persoalan konglo hitam dan peristiwa2 
yang sampai saat ini masih terjadi misalnya peristiwa Aiyin versus seorang 
jaksa,  seharusnya baik penyuap juga yang disuap perlu di...kemplang 
sekeras-kerasnya dengan hukuman se-maksimal!. Ini sangat bermanfaat agar tidak 
terjadi lagi pembagian fiktip semacam kiprah etnis Tionghoa di dua masa(era). 
Diharapkan kiprah etnis Tionghoa tidak kenal era2-an, yang penting adalah satu 
niat ,satu usaha menuju kemakmuran bersama, ya etnis Tionghoa ya semua etnis 
lain yang mendiami bumi Indonesia. Ini hanya bisa dicapai apabila keadilan 
melalui penegakkan hukum benar2 dijalankan, alhamdulilah.
 
bersambung
 
Harry Adinegara


  Make the switch to the world's best email. Get Yahoo!7 Mail! 
http://au.yahoo.com/y7mail

[budaya_tionghua] The Great Leap forward!

2009-10-01 Thread Harry Adinegara












Suatu kesan setelah mengikuti tayangan TV yang mempersembahkan 
peringatan/perayaan Ultah yang ke 60 Tahun berdirinya Republik Rakyat Tiongkok, 
tak terasa ungkapan berasal dari Ketua Mao seperti tersebut diatas 
terbukti/menjadi kenyataan dini hari.
 
Walaupun pada masa ungkapan itu di jetuskan dan membawa hasil negatip semasa 
Ketua Mao masih hidup sehingga akibatnya banyak memakan korban rakyat yang mati 
kelaparan. Maunya acuan ini adalah ,mengubah negara yang agraris waktu itu 
menjadi negara industri dalam waktu singkat. Tapi selain masa-nya kurang tepat, 
juga know how-nya  dan sarana untuk mencapai revolusi industri ini tidak 
memadai.
 
Baru setelah di analisa dan diresapi benar2  apa yang salah dan apa yang harus 
dikerjakan dan juga dengan  munculnya DhengXiauPing, pemerintah dan segenap 
rakyat Tiongkok meng-aplikasikan gagasan baru. 
Suatu sistim leburan antara sistim kapitalis dan sosialis dikembangkan dan 
pemerintah membuka pintu bagi masuknya investasi dari luar.
 Sistim ini banyak disadur sebagai..."socialism with Chinese character", bahkan 
pepatah asal dari Ketua Dheng..."ngak peduli tikus itu warna apa, pokoknya bisa 
nangkap tikus". Jadi pragmatisme adalah "pekik perjoangan" rakyat Tiongkok 
untuk maju kedepan.
 
Ngak bisa dibayangin, seratus tahun lalau Tiongkok adalah pariah-nya(si kere) 
di dunia ini. Tapi semenjak beririnya 60 tahun lalu, setelah mengalami 
rintangan yang tidak kecil, menelan jiwa banyak bangsa sendiri, banyak 
kemunduran bagi kemaslahatan rakyat, tapi karena pemimpin yang pro rakyat dan 
dedikasi yang tinggi achirnya rakyat Tiongkok bangkit kembali.
 
Prestasi Tiongkok saat ini adalah dianggap , diklasipikasi statusnya sebagai 
negara super power.
Cadangan LN-nya berjumlah 2-3 trilyun dollar, terbesar di dunia ini.
Ekonominya menempati nomor 3 setelah pertama USA dan kedua Jepang. Tapi 
diprediksikan oleh para pakar ekonomi, Tiongkok akan menyalip USA ditahun 2020, 
dan menyalip Jepang tahun 2015. GDP-nya tahun 2020 akan melipat dua kali 
ketimbang USA.
 
Sekarang angkatan bersenjata-nya adalah  salah satu yang tercanggih peralatan 
senjatanya. Tidak heran karena investasi bagi AB-nya mencapai ,ini rekaan 
konservatip sebesar 65 milyard dollar, padahal sebenarnya sudah 2X lipat dari 
rekaan konservatip ini.
Yang masih di perbaiki yalah jenjang perbedaan antara kota dan pedalaman, dan 
juga antara yang kaya dan yang masih miskin. Masih banyak yang hidup dibawah 
garis poverty line, ini atas hasil sidikan dari NGO LN. Juga universal health 
care masih perlu di galakkan. Konsolidasi semua kegiatan, pembeayaan ,ya ilmu 
ya RD akan membawa Tiongkok maju kedepan dalam arena penguasaan angkasa luar.
Rekor baru tercapai tahun  yakni penangulangan perkara korupsi. Tahun ini 
diberitakan ada 9000 orang yang telah diadili, diberi ganjaran mulai dari 
hukuman mati sampai hukuman penjara bagi para koruptor. Semoga hal ini terus 
digalakkan karena korupsi adalah sebab musabab-nya negara jadi deldel duwel.
 
Rupanya semboyan Ketua Mao...the great leap forward yang semasa hidupnya tidak 
tercapai, sekarang Ketua Mao tersenyum karena cita2nya terwujut. Mewujutkan 
bangsa Tionghoa menjadi bangsa yang dihormati setelah jadi paria beberapa 
dekade yang lalu.
 
Hidup Ketua Mao, Hidup DhengXiauPing Hidup rakyat Tiongkok,Wansui, wansui!
Semoga Republik Rakyat Tiongkok menjadi tauladan dan jadi panutan, terutama 
bagaimana caranya memajukan negara dan meng-gemah ripahkan rakyatnya bagi 
rakyat sedunia yang cinta damai.
 
Harry Adinegara.
 
 
 


Get more done like never before with Yahoo!7 Mail. Learn more.


  
__
Get more done like never before with Yahoo!7 Mail.
Learn more: http://au.overview.mail.yahoo.com/

[budaya_tionghua] Pride and Prejudice

2009-02-27 Thread Harry Adinegara






#yiv2061159229 .hmmessage P
{
margin:0px;padding:0px;}
#yiv2061159229 {
font-size:10pt;font-family:Verdana;}

Sepertinya apa yang dikatakan Hillary Clinton sangat mengena:"we rise or fall 
together"
Hubungan antara supplier dan pembeli tidak mudah di pisahkan.
Amerika adalah konsumen terbesar dari barang2 made in China.
Sudah bisa di perkirakan hubungan ini akan dipelihara secermat
mungkin walaupun Amerika gembor2 soal unfair trading yang dilakukan oleh China, 
misalnya dalam hal currency peg oleh China.

Dari segala hiruk pikuknya , berita yang menggambarkan bahwa 
China bisa meng-isolasi diri dari bencana kebangkrutan/kolaps-
nya Amerika, tapi nyatanya banyak sudah contohnya bahwa banyak perusahaan yang 
kolaps di China. Jutaan pekerja mudik
kampung ,ya bisa2 akan jadi problim apabila tidak diatasi oleh pemerintah




#yiv2061159229 .ExternalClass .EC_hmmessage P
{padding:0px;}
#yiv2061159229 .ExternalClass body.EC_hmmessage
{font-size:10pt;font-family:Verdana;}


Pride and prejudice
By Patrick Chovanec
If Chinese President Hu Jintao and US Secretary of State Hillary Clinton had 
had any spare moments during their time together in Beijing at the weekend, 
they might have done worse than view a DVD (unpirated, of course) of Jane 
Austen's Pride and Prejudice. The might have recognized in Miss Austen's 
drawing room romance some rather striking resemblances to that other great 
love-hate saga, the US-China relationship.
For those who have somehow avoided the countless movies and mini-series, much 
less the book itself, Pride and Prejudice is the tale of two headstrong 
individuals whose own shortcomings blind them to the fact that they are made 
for one other. Mr Darcy's puffed up pride prevents him from recognizing Miss 
Bennett's obvious virtues, while her own terrible first impressions of Mr Darcy 
prejudice Miss Bennett against discovering his true, more generous nature.
The Darcy of our story is China. To be fair, the Chinese have much to be proud 
of. Since market reforms began 30 years ago, the country's economy has expanded 
14-fold in real terms, and living standards (measured by real per capital gross 
domestic product) have risen 10-fold. China's exports are now 90 times greater 
than in 1979, transforming a US$2 billion annual trade deficit into a $290 
billion surplus. China now holds by far the largest hard currency reserves of 
any country in the world, nearly $2 trillion.
By any measure, China has had a spectacular run, and the Chinese know it. 
China's runaway gold-medal lead at the Beijing Olympics, its successful manned 
space flights, and the relative insulation of its state-owned banks from the 
global financial crisis have all reinforced this newfound sense of pride. In 
fact, many Chinese see the crisis as proof that the time for the US has passed, 
and as an opportunity for China to take its rightful place as the world's new 
economic superpower.
In the mid-1980s, when I first came to China, what impressed me most was the 
modesty of its people. China, they would tell visitors, has so much to learn 
from the rest of the world, so much to improve. Sure, it was flattering to 
hear, but it also struck me as pragmatic and smart. That humble but hopeful 
attitude, by inspiring Chinese students to learn English and study abroad, by 
welcoming foreign investment and expertise, was a vital ingredient in making 
China's transformation possible.
Today, pride threatens to erode this advantage. All too many managers I've 
encountered in Chinese companies have come to believe, based on the phenomenal 
growth of businesses within China, that the world has nothing more to teach 
them and is only holding them back out of jealousy. What they fail to realize 
is that, for years, China has enjoyed a home court advantage, as foreign 
companies flocked there and adapted, often with great difficulty, to doing 
business by Chinese rules. Successful Chinese companies may have mastered that 
game, but now they face a whole new challenge: building global brands and 
managing operations in places where someone else's rules apply. Several have 
stumbled, badly, because they assumed they knew it all.
Pride also threatens to obscure China's real interests as a global stakeholder. 
The increasingly popular idea that a strong China can "go it alone" is a 
dangerous illusion. Any country whose exports account for 40% of GDP will 
quickly find that its customers' problems are its own. China's outstanding 
economic accomplishments make it more, not less, reliant on the wellbeing of 
its trade partners, particularly the United States. As Clinton herself 
observed: "We rise or fall together."
Americans may come to find Chinese pride as aggravating as Elizabeth Bennett 
found Mr Darcy's, but they suffer from a good dose of Miss Bennett's own flaw, 
prejudice. I do not mean racial prejudice, but preconceptions that prevent 
Americans from appreciating the real China and engaging it as a full partner.
Again, to be f

[budaya_tionghua] Pride and Prejudice

2009-03-08 Thread Harry Adinegara

Belum pernah dalam sejarah manusia ada suatu negara yang melesat
maju seperti China. Tidak perlu kita punya pandangan yang negatip atau 
mengecilkan ke-majuan China, tapi satu hal punya pengaruh gede yakni 
globalisasi.
Rupanya hanya China yang bisa menggunakan faktor globalisasi ini untuk 
mengangkat kemajuan negaranya. Tidak semua negara berkembang bisa menggunakan 
faktor globalisasi ini untuk kepentingannya. Yang jelas tanpa kita perlu 
terperosok dalam anggapan
chauvinistic memang tiap bangsa itu punya bakat-nya masing2. 
Disini rupanya, menghadapi globalisasi rakyat China me-"mekar-kan" apa yang 
inherent sudah dipunyai, sifat rajin, hemat i,novatip dan berani berkorban  
demi mengangkat martabat bangsa dan negaranya.
 
Harry Adinegara

 
 




#yiv1167903364 .ExternalClass .EC_hmmessage P
{padding:0px;}
#yiv1167903364 .ExternalClass body.EC_hmmessage
{font-size:10pt;font-family:Verdana;}


Pride and prejudice
By Patrick Chovanec
If Chinese President Hu Jintao and US Secretary of State Hillary Clinton had 
had any spare moments during their time together in Beijing at the weekend, 
they might have done worse than view a DVD (unpirated, of course) of Jane 
Austen's Pride and Prejudice. The might have recognized in Miss Austen's 
drawing room romance some rather striking resemblances to that other great 
love-hate saga, the US-China relationship.
For those who have somehow avoided the countless movies and mini-series, much 
less the book itself, Pride and Prejudice is the tale of two headstrong 
individuals whose own shortcomings blind them to the fact that they are made 
for one other. Mr Darcy's puffed up pride prevents him from recognizing Miss 
Bennett's obvious virtues, while her own terrible first impressions of Mr Darcy 
prejudice Miss Bennett against discovering his true, more generous nature.
The Darcy of our story is China. To be fair, the Chinese have much to be proud 
of. Since market reforms began 30 years ago, the country's economy has expanded 
14-fold in real terms, and living standards (measured by real per capital gross 
domestic product) have risen 10-fold. China's exports are now 90 times greater 
than in 1979, transforming a US$2 billion annual trade deficit into a $290 
billion surplus. China now holds by far the largest hard currency reserves of 
any country in the world, nearly $2 trillion.
By any measure, China has had a spectacular run, and the Chinese know it. 
China's runaway gold-medal lead at the Beijing Olympics, its successful manned 
space flights, and the relative insulation of its state-owned banks from the 
global financial crisis have all reinforced this newfound sense of pride. In 
fact, many Chinese see the crisis as proof that the time for the US has passed, 
and as an opportunity for China to take its rightful place as the world's new 
economic superpower.
In the mid-1980s, when I first came to China, what impressed me most was the 
modesty of its people. China, they would tell visitors, has so much to learn 
from the rest of the world, so much to improve. Sure, it was flattering to 
hear, but it also struck me as pragmatic and smart. That humble but hopeful 
attitude, by inspiring Chinese students to learn English and study abroad, by 
welcoming foreign investment and expertise, was a vital ingredient in making 
China's transformation possible.
Today, pride threatens to erode this advantage. All too many managers I've 
encountered in Chinese companies have come to believe, based on the phenomenal 
growth of businesses within China, that the world has nothing more to teach 
them and is only holding them back out of jealousy. What they fail to realize 
is that, for years, China has enjoyed a home court advantage, as foreign 
companies flocked there and adapted, often with great difficulty, to doing 
business by Chinese rules. Successful Chinese companies may have mastered that 
game, but now they face a whole new challenge: building global brands and 
managing operations in places where someone else's rules apply. Several have 
stumbled, badly, because they assumed they knew it all.
Pride also threatens to obscure China's real interests as a global stakeholder. 
The increasingly popular idea that a strong China can "go it alone" is a 
dangerous illusion. Any country whose exports account for 40% of GDP will 
quickly find that its customers' problems are its own. China's outstanding 
economic accomplishments make it more, not less, reliant on the wellbeing of 
its trade partners, particularly the United States. As Clinton herself 
observed: "We rise or fall together."
Americans may come to find Chinese pride as aggravating as Elizabeth Bennett 
found Mr Darcy's, but they suffer from a good dose of Miss Bennett's own flaw, 
prejudice. I do not mean racial prejudice, but preconceptions that prevent 
Americans from appreciating the real China and enga

[budaya_tionghua] Hipokrisi soal Olympic

2008-04-14 Thread Harry Adinegara
Aku merasa iba berbarengan dengan perasaan marah, kecewa, pabila aku baca 
ribut2 soal pesta olah raga Olympic tahun 2008 di Beijing ini. 
  Tiongkok yang ditunjuk oleh  IOC untuk menyelenggarakan pesta olah raga ini 
kelihatannya banyak tamu undangannya untuk upacara pembukaan   beberapa kepala 
negara memutuskan  tidak akan hadir. Yang pasti sudah Gordon Brown dan Angela 
Merkel mengurungkan untuk hadir.
   
  Siapa yang kiranya bisa kita labeli sebagai biang keladinya huru hara soal 
HAM dan penindasan dalam masalah Tibet, yang ujung2nya sampai terjadi huru hara 
demo dengan kekerasan soal Tibet?
  Apakah demo2 dengan kekerasan ini di landasi oleh soal politik dan HAM 
termasuk terkait didalamnya?
   
  Rupanya hipokrisi telah terjadi, walaupun apa yang aku coba perbandingkan itu 
terjadinya melalui perbedaan waktu yang tidak pendek.
   
  Apakah masalah HAM dini hari itu berbeda dengan HAM tempo doeloe, berdasa 
warsa tahun yang lalu itu masalah HAM itu lain, apakah mengali proses perubahan?
   
  Kita tahu bahwa, eranya Nazi Jerman, eranya pembunuh masal atas dasar ras 
diskriminasi, eranya Adolf Hitler juga dipanggungkan pesta olah raga Olympic 
Berlin tahun 1936. Banyak sudah suara terutama dari pemuka2 orang Jahudi yang 
sempat  mengutarakan ketidak setujuannya dan usulannya agar Olympic Berlin di 
boikot. Tapi kenyataan sejarah tidak ada terutama negara2 Barat yang berani 
memboikot Olympic Berlin ini. Walaupun sudah terbukti policy dari pemerintahan 
Nazi Jerman waktu itu  ini mendasarkan politiknya atas dasar ...crime against 
humanitypolicy Aryan Supremacy, tapi tidak ada "acara" demo2 apalagi usulan 
boikot dari pemerintah negara2 Barat.
   
  Aku bertanya dalam hati apakah tempo doeloe itu HAM, terutama ras 
diskriminasi diperbolehkan?
  Apakah Olympic Beijing 2008 itu ber-konotasi sama dengan Olympic Berlin 1936 
seperti saat ini dimana Olympic tahun 2008 itu di labeli penyelengara-nya, 
pemerintah China, sebagai pelanggar HAM?
   
  Aku anggap pemerintah negara2 Barat yang jelas seperti Inggris dan Jerman 
kelihatan hipokrit-nya.
  Kalau kita jangkau lebih jauh, keluar dari permasalahan soal Olympic, 
misalnya:  kenapa kedua negara ini tidak protes keras dengan kegiatan Amerika 
yang telah dan terus melecehi HAM misalnya dengan konsentrasi kamp-nya  di 
Guantanamo? dan meng-extradisi orang2 yang dianggap sebagai teroris ke negara2 
yang terkenal anti HAM untuk disiksa?
   
  Dari itu aku anggap persoalan boikot, demo2 soal Olympic memanglah selain 
tidak adil juga penuh dengan nuansa hipokrisi.
   
  Harry Adinegara

   
-
Get the name you always wanted with the new y7mail email address.

[budaya_tionghua] Selain nuansa politik juga ada aspek watak malas?

2008-04-16 Thread Harry Adinegara
Baru saja aku bertamu, sambil menikmati hidangan tuan rumah, konco-ku orang 
Chungkuo asal Tsingtao, sempat buicara2 soal hiruk pikuk perkara Tibet dan 
Olympic.
   
  Setelah aku jelaskan bahwa banyak negara barat itu punya sifat hipokrit yang 
dia(koncoku) setujui, malahan koncoku ini menambahi se-suatu yang rupanya bisa 
dianggap adalah realita (apa yang bisa kita temui di Tibet).
   
  Pertama: orang Tibet(Tibetan) itu adalah bangsa yang malas. Kenapa dia bilang 
begini, lalu dia(koncoku) melanjutkan ini karena ,...kedua: karena 
agamanya(Buddha versi Tibet) yang membuat , tanpa disadari orang(Tibet) jadi 
punya watak pemalas.
   
  Coba berapa persen dari penduduk Tibet yang jadi biksu, segedubrak banyaknya. 
Bahkan dari kecilpun, anak2 Tibet sudah di brainwash agar jadi atau punya 
angan2 tujuan hidup untuk jadi biksu. Karena sebelum Tibet di-merdekakan oleh 
Tiongkok, Tibet adalah negara feodal. Bentuk pemerintah feodal ini bukan saja 
kaum elit yang berkuasa tapi juga para ulama Tibet.
  Karena miskinnya Tibet(hasil diperas habis2an oleh para elit dan para lhama) 
maka satu2nya jalan tanpa disadari rakyat Tibet punya kecenderungan untuk jadi 
atau bertujuan jadi ulama Buddhist. Ini paling gampang tanpa banyak kerja keras 
dapat hidup enak, at the expense dari rakyat yang di perbudak untuk 
meladeni para elit dan ulama Buddhist.
  Ratusan/ribuan tahun keadaan timpang ini berjalan sehingga watak rakyatnya 
jadi pemalas, tidak kreatip, tujuannya(satu2nya) ya mau jadi ulama Buddhist. 
Karena dengan begitu mereka tidak perlu kerja keras dan terima kehidupan ini 
dengan cara makan/minum prodeo.
   
  Sekarang karena budaya China yang masuk kesitu(Tibet) maka kegoncangan sosial 
terjadi. Masih banyak anasir feodal dan para pemalas cari jalan untuk bikin 
huru hara. Tentunya kesempatan ini tidak dilewatkan oleh kekuatan luar untuk 
memancing di air keruh.
   
  Jadi watak pemalas ini banyak timbul karena pengaruh agama Buddhist versi 
Tibet ini. Lihat saja mau memasuki kuil mereka harus merangkak seperti ular. 
Inilah contoh dimana agama Buddhist versi Dalai Lama ini memang punya tendensi 
menjadikan orang seperti budak dan teguh menerima nasib.
   
  Harry Adinegara

   
-
Get the name you always wanted with the new y7mail email address.

[budaya_tionghua] [t-net] Re: The Hypocrisy and Danger of Anti-China Demonstrations

2008-04-20 Thread Harry Adinegara


Karena perkara demo2-an  soal Olympic masih tetap berlangsung, ada baiknya kita 
baca artikel ini yang ditulis oleh international lawyer yang punya 
  banyak pengalaman soal Tibet.
   
  Beberapa hari lagi obor olympic akan sampai di Canberra. Banyak sudah usaha 
dari golongan etnis Chinese disini mulai ber-gegas untuk ke Canberra, menyambut 
relay obor, dan disamping itu untuk memberikan demo tandingan. Yah mudah2an 
ngak terjadi clash. Tapi pikir2 kadang2 hati jadi panas juga melihat pen-demo 
yang tidak tahu bahwa mereka dipakai sebagai foot soldiers dari kekuatan2 yang 
ingin memokokkan China. Maklum iri-lah orang2 Barat melihat kesanggupan China 
bisa bangkit jadi negara yang disegani era abad ke 21 ini.
   
  


.hmmessage P  {  margin:0px;  padding:0px  }  body.hmmessage  {  FONT-SIZE: 
10pt;  FONT-FAMILY:Tahoma  }
  .ExternalClass .EC_hmmessage P  {padding:0px;}  .ExternalClass 
body.EC_hmmessage  {font-size:10pt;font-family:Tahoma;}
A Personal Reflection  On Hypocrisy Over Tibet  By JOHN V. WHITBECK

I have been watching with growing amazement and concern the assaults on the 
bizarrely quasi-religious Olympic Torch as it has staggered through London, 
Paris and San Francisco, as well as the self-righteous pronouncements by 
certain European "leaders" (and even by the European Parliament, the UN 
Secretary-General and John McCain) that they will not be attending the opening 
ceremony of the Olympics or are seriously considering not attending or urging 
others not to attend unless China bows to their "human rights" demands.

Have they even been invited? Who needs them? Why, aside from the obvious 
intention to give offense, should the Chinese care?

I should make clear from the start that I am profoundly sympathetic to Tibet 
and Tibetans. I have had the privilege of meeting His Holiness the Dalai Lama 
on two occasions, most recently when we both spoke at the same human rights 
conference in Sweden, and the white kata which he hung around my neck on the 
first occasion is proudly displayed in my study. In person, he exudes a quiet, 
modest charisma and aura of human saintliness that is captivating even to an 
atheist -- unlike any other person whom I have ever met. I wish that he could 
return to the Potala Palace and his Norbulingka summer residence and that his 
people could enjoy the broad cultural and administrative autonomy which he 
seeks for them.

Furthermore, when I traveled in Tibet in 1981 (at a time when I had already 
visited all but one of the world's then existing countries), I found it, far 
and away, the most fascinating place which I had ever visited. It took my 
breath away in every sense.

Having said that, the current anti-Chinese frenzy in the West, pursued in the 
guise of pro-Tibetan (and, to a lesser extent, pro-Darfuri) human rights 
activism, and the Western media's coverage of it reek of hypocrisy.

As best I can tell, the recent violence occurred when some ethnic Tibetans, 
understandably fed up with the ever-increasing presence and domination of Han 
Chinese in traditional Tibetan areas, exploded in frustration, burned some Han 
Chinese shops and killed some Han Chinese civilians. What, in such 
circumstances, would one expect the Chinese authorities to do? When, by way of 
example, some African-Americans in Watts and other poor areas of Los Angeles 
exploded in frustration, burned some white- and Korean-owned stores and 
attacked some non-blacks, did the American police run away? As I recall, they 
sought to restore order. So have the Chinese authorities. (As a practical 
matter, the most brutal images of repressive police action against ethnic 
Tibetan protestors have not come from China but from other countries, most 
notably Nepal.)

Can anyone seriously argue that Chinese treatment of Tibetans, who have not 
been subject to either genocide or ethnic cleansing and of whom the vast 
majority continue to live on their ancestral lands, compares unfavorably with 
the treatment accorded to the Native Americans by the European settlers of 
North America or the treatment accorded (and continuing to be accorded) to the 
indigenous Palestinians by the Zionist settlers of Palestine? Can anyone 
seriously argue that it is even in the same league of evil and injustice?

With more than 50 recognized ethnic minorities comprising roughly six percent 
of China's immense population, Chinese government policy has always aimed at 
cultural integration of all Chinese citizens rather than at multiculturalism. 
Inevitably, some peoples are deeply attached to their own distinct cultures and 
do not wish to be integrated into another one. If Chinese treatment of certain 
ethnic minorities justly merits criticism, most serious observers would argue 
that repressive measures against the Uighurs of Xinjiang have been more severe 
than repressive measures against Tibetans.

However, although there are many more Uighurs than Tibetans, one hears very 
little about Uigh

[budaya_tionghua] Police state wastes goodwill, says stadium designer(penghianat?)

2008-08-05 Thread Harry Adinegara
Apakah  co -designer dari birdnest stadium Beijing yang bernama Ai Weiwei 
seorang penghianat bangsanya atau dia ini hanya mau menjunjung tinggi freedom 
of expression dengan cara dia mengeluh dan mengkrtitik...bahwa Tiongkok dengan 
adanya pesta Olympic ini  Tiongkok telah  menunjukan mukanya sebagai negara 
polisi?
 
Apakah dia (Ai Weiwei) tidak chawatir kalau terjadi teror seperti yang telah 
terjadi beberapa hari yll di Xinjiang, dimana 16 polisi terbunuh?
Apakah penjagaan ketat, menjaga keselamatan orang dan menjaga successnya 
Olympic ini  Tiongkok bisa dituduh sebagai tindakan yang menyerupai ..police 
state?
 
Harry Adinegara


--- On Tue, 5/8/08, guardian.co.uk <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: guardian.co.uk <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [From: harry] Beijing Olympics: Police state wastes goodwill, says 
stadium designer
To: [EMAIL PROTECTED]
Received: Tuesday, 5 August, 2008, 10:56 PM

harry spotted this on the guardian.co.uk site and thought you should see it.

To see this story with its related links on the guardian.co.uk site, go to
http://www.guardian.co.uk/world/2008/aug/02/china.olympicgames2008

Beijing Olympics: Police state wastes goodwill, says stadium designer
'Bird's Nest' creator launches outspoken attack on 'exercise in
state power' that violates people's rights and spoils event
Jonathan Watts in Beijing
Saturday August 2 2008
The Guardian


China is wasting international goodwill with an Olympic security operation that
makes the country look like a police state, according to the artist behind
Beijing's spectacular new stadium.

Ai Weiwei, one of China's most influential intellectuals, says the
government is using the "terrorist threat" as an excuse to strengthen
its power. 

"With the use of modern technology, the control is tighter than China ever
had before," he told the Guardian. "This is an exercise of state
power. People's rights are heavily violated. Is this an Olympics or some
kind of warfare?"

Since the completion of the landmark "Bird's Nest" stadium, Ai
has distanced himself from the state and the Olympics, refusing to attend the
opening ceremony and becoming an increasingly outspoken advocate of political
reform.

He feels China is spoiling the atmosphere of the games with an overzealous
security operation. According to domestic media, the authorities have mobilised
100,000 police, installed 300,000 surveillance cameras, and sited anti-aircraft
missiles next to the stadium. There are three rings of checkpoints on roads into
the city, and ID inspections have been stepped up.

"I think it is a shame, it's a loss," said Ai. "The original
idea was to invite the international community to China, share the same values,
celebrate humanity and goodwill, to speak about peace and social harmony. But
today, you see police everywhere; in every neighbourhood there is tight
security, not just in Beijing, but everywhere in China. People really live in a
police state."

Ai is unusually outspoken in a country where several critics of the Communist
authorities have been imprisoned and public support for the Olympics is high. 

In part, this is explained by his background. He spent his early years in
remote Xinjiang, where his father, Ai Qin, one of China's greatest modern
poets, was exiled and forced to clean toilets. "My father's generation
fought and lost for ideology. Many of them lost their lives because they wanted
a just society. But now we put up with shit like this," he says. "To
me it is not a choice of whether or not to speak out, it is a matter of dignity
of life." 

Ai conceived the Olympic stadium's steel lattice design with Swiss
architects Herzog & de Meuron. Its mixture of chaos and order, he says
with pride, is a model for society. The most important feature of the stadium,
he says, is transparency. It is intended to invoke an atmosphere of openness and
freedom.

"From whatever direction you look at it, you share the power. There is no
decoration. The concept looks simple, but it provides the best watching
experience for everybody because there are no pillars."

He dismisses claims that he has turned against the structure he helped to
design. "I don't criticise the stadium. I criticise the
government's use of the Olympics for propaganda. I am disappointed that the
system is not able to turn this historical event into political reform."

Until last year, he had a low profile outside the art world, but has since
started a blog that criticises the authorities and used his status to push a
political message.

"I surprise myself," he says. "I have become more political.
After the article in the Guardian [last year, when he first dissociated himself
from the games], I have become the only person who can speak out. If I don't
there will be total silence."

&

[budaya_tionghua] The expats will rule Singapore

2010-03-24 Thread Harry Adinegara
Tulisan yang menarik dari Adam Khoo, penduduk asli S'pore yang menulis soal 
expats yang dikemudian hari bisa pegang tampuk pimpinan di S'pore.
 
Beberapa waktu lalu aku pernah baca kalau di S'pore mulai dirasakan dimulainya 
banyak tenaga ahli di segala bidang hengkang keluar S'pore untuk mendapatkan
pekerjaan, alias .brain drain.
 Apakah ini karena S'pore hanya sebuah ..."just a red dot" (istilahnya Habibie) 
yang sudah ...saturated... dengan banyak orang pintar?, sehingga achirnya  si 
red dot ini akan terpuruk?
 
Sepertinya aku pernah baca ulasan Dr Jo yang memberitakan bahwa uni2 di USA 
juga dipenuhi dengan orang2 pintar dari China dan India. Apakah nantinya, atau 
memang sudah mulai terjadi bahwa orang2 pintar asal China dan India ini akan 
menduduki posisi2 strategis/penting dalam masyarakat negara2 ybs?
 
Sebagai tambahan pribadi, jangan ya terus di cap chauvinistis, atau ultra 
nasionalis ataupun racist, tapi terasa benar kalau saya pribadi(paling 
tidak) ya merasa bangga atas kemajuan orang2 Chinese. Sekarang terasa benar 
orang bule sudah tidak bisa menghina orang China.  Di Australia mulai 
dirasakan/ dimaklumi bahwa terhindarnya Australia dari imbas jelek global 
recession itu adalah berkat paling sedikit secara indirek karena pertolongan 
dalam bentuk perdagangan dengan  China. 
 
Di di bagian barat Australia(Perth) mulai terasa kekurangan tenaga pegawai 
dalam menangani tambang2 iron ore dan batu bara, karena produksi perlu gede 
karena pesanan dari China yang memerlukan bahan2 energi ini. Harga2 rumah di 
Perth mulai naik karena demand perumahan mendesak untuk mengakomodir pegawai 
yang perlu naungan.
 
 Diberitakan bahwa baru saja  Queensland meratifisir perjanjian me lever China 
dengan liquid gas(LNG) , dalam perjanjian ,ini Australia, mendapatkan stimuli 
sebanyak 50 billion dollar. 
Tiap hari aku mengikuti berita dunia, soal China tidak pernah  ketinggalan.
 
Harry Adinegara









#yiv348236886 #yiv1592592953 .ExternalClass .ecxhmmessage P
{padding:0px;}
#yiv348236886 #yiv1592592953 .ExternalClass body.ecxhmmessage
{font-size:10pt;font-family:Verdana;}




#yiv348236886 #yiv1592592953 .ExternalClass .ecxhmmessage P
{padding:0px;}


 




#yiv348236886 #yiv1592592953 .ExternalClass p.ecxMsoNormal, #yiv348236886 
#yiv1592592953 .ExternalClass li.ecxMsoNormal, #yiv348236886 #yiv1592592953 
.ExternalClass div.ecxMsoNormal
{margin-bottom:.0001pt;font-size:12.0pt;font-family:'serif';}
#yiv348236886 #yiv1592592953 .ExternalClass a:link, #yiv348236886 
#yiv1592592953 .ExternalClass span.ecxMsoHyperlink
{color:blue;text-decoration:underline;}
#yiv348236886 #yiv1592592953 .ExternalClass a:visited, #yiv348236886 
#yiv1592592953 .ExternalClass span.ecxMsoHyperlinkFollowed
{color:purple;text-decoration:underline;}
#yiv348236886 #yiv1592592953 .ExternalClass p
{margin-right:0cm;margin-left:0cm;font-size:12.0pt;font-family:'serif';}
#yiv348236886 #yiv1592592953 .ExternalClass span.ecxEmailStyle18
{font-family:'sans-serif';color:#3A70C0;}
#yiv348236886 #yiv1592592953 .ExternalClass .ecxMsoChpDefault
{font-size:10.0pt;}
#yiv348236886 filtered #yiv1592592953 {}
#yiv348236886 #yiv1592592953 .ExternalClass div.ecxSection1
{}





I have a prediction. My prediction is that in a couple of years, 
the expatriates (from China, India, US etc...) will rule Singapore . They will 
increasingly take on more leadership roles of CEOs, directors, heads of 
organizations, award winners etc... If you observe closely, it is already  
happening now.   
Last year's top PSLE (Primary School Leaving Exam) student is a China National. 
Most of the deans list students and first class honours students in the local 
universities are foreigners and more and more CEOs, even that of government 
link corporations are expats. The top players in our National teams are expats.
 
As a Singaporean, I am not complaining. I think that in a meritocratic society 
like Singapore, it is only fair that the very best get rewarded, no matter 
their race, religion or nationality. Like Lee Kwan Yew said, I rather have 
these talented and driven people be on our team contributing to our nation than 
against us from their home country. The question I have been asking is, 'Why 
are the expats beating the crap out of Singaporeans?' 
 
What I noticed is that these expats have a very important quality that many 
Singaporeans (especially the new Y generation lack). It is a quality that our 
grandfathers and great-grandfathers (who came from distant lands) had that 
turned Singapore from a fishing village to the third richest country in the 
world (according to GDP per capita). Unfortunately, I fear this quality is soon 
disappearing from the new generation of Singaporeans. 
 
This quality is the HUNGER FOR SUCCESS and the FIGHTING SPIRIT!!!
 
Expats who come here today have the same tremendous HUNGER for success that our 
grandfathers had. They are willing to sacrif

budaya_tionghua@yahoogroups.com

2010-04-27 Thread Harry Adinegara









#yiv1645373215 .ExternalClass .ecxhmmessage P
{padding:0px;}
#yiv1645373215 .ExternalClass body.ecxhmmessage
{font-size:10pt;font-family:Verdana;}



"The new masters of management" is the title of last week's issue of The 
Economist, they are referring to Business / Management innovations from the 
Emerging Market; mainly from India and China.  Below are some quotations from 
that magazine:

This is how the article begins:

" IN 1980 American car executives were so shaken to find that Japan had 
replaced the United States as the world’s leading car-maker that they began to 
visit Japan to find out what was going on. How could the Japanese beat the 
Americans on both price and reliability? And how did they manage to produce new 
models so quickly? The visitors discovered that the answer was not industrial 
policy or state subsidies, as they had expected, but business innovation. The 
Japanese had invented a new system of making things that was quickly dubbed 
“lean manufacturing”. This special report will argue that something comparable 
is now happening in the emerging world. Developing countries are becoming 
hotbeds of business innovation in much the same way as Japan did from the 1950s 
onwards. They are coming up with new products and services that are 
dramatically cheaper than their Western equivalents: $3,000 cars, $300 
computers and $30 mobile phones that provide
 nationwide service for just 2 cents a minute. They are reinventing systems of 
production and distribution, and they are experimenting with entirely new 
business models. All the elements of modern business, from supply-chain 
management to recruitment and retention, are being rejigged or reinvented in 
one emerging market or another."

"Driven by a mixture of ambition and fear—ambition to bestride the world stage 
and fear of even cheaper competitors in, say, Vietnam or Cambodia—these 
Companies in Emerging Countries are relentlessly climbing up the value chain. 
Emerging-market champions have not only proved highly competitive in their own 
backyards, they are also going global themselves."

"Both Western and emerging-country companies have also realised that they need 
to try harder if they are to prosper in these booming markets. It is not enough 
to concentrate on the Gucci and Mercedes crowd; they have to learn how to 
appeal to the billions of people who live outside Shanghai and Bangalore, from 
the rising middle classes in second-tier cities to the farmers in isolated 
villages. That means rethinking everything from products to distribution 
systems."

"...these markets are among the toughest in the world. Distribution systems can 
be hopeless. Income streams can be unpredictable. Pollution can be 
lung-searing. Governments can be infuriating, sometimes meddling and sometimes 
failing to provide basic services. Pirating can squeeze profit margins. And 
poverty is ubiquitous. But the opportunities are equally extraordinary. The 
potential market is huge.
This combination of huge challenges and huger opportunities is producing a 
fizzing cocktail of creativity. Because so many consumers are poor, companies 
have to go for volume. But because piracy is so commonplace, they also have to 
keep upgrading their products. Again the similarities with Japan in the 1980s 
are striking. Toyota and Honda took to “just-in-time” inventories and quality 
management because land and raw materials were expensive. In the same way 
emerging-market companies are turning problems into advantages."

"Old assumptions about innovation are also being challenged. People in the West 
like to believe that their companies cook up new ideas in their laboratories at 
home and then export them to the developing world, ... but this is proving less 
true by the day. Western companies are embracing “polycentric innovation” as 
they spread their R&D centres around the world. And non-Western companies are 
becoming powerhouses of innovation in everything from telecoms to computers"

"The very nature of innovation is having to be rethought. Many of the most 
important innovations now consist of incremental improvements to products and 
processes aimed at the middle or the bottom of the income pyramid. The 
emerging world will undoubtedly make a growing contribution to breakthrough 
innovations. It has already leapfrogged ahead of the West in areas such as 
mobile money (using mobile phones to make payments) and online games. 
Microsoft’s research laboratory in Beijing has produced clever programs that 
allow computers to recognise handwriting or turn photographs into cartoons. 
Huawei, a Chinese telecoms giant, has become the world’s fourth-largest patent 
applicant. But the most exciting innovations—and the ones this report will 
concentrate on—are the smarter ways of designing products and organising 
processes to reach the billions of consumers who are just entering the global 
market."


"America adopted Henry Ford’s production line and Alfred S

[budaya_tionghua] FW: [GELORA45] Do Asia's Awakening Giants Have Feet of Clay

2010-04-27 Thread Harry Adinegara
An interesting topic to discuss. Please read  another topic which I send soon 
after this, for a balance reading.
 
Harry Adinegara













On Thu, 22/4/10, sunny  wrote:


From: sunny 
Subject: [GELORA45] Do Asia's Awakening Giants Have Feet of Clay
To: undisclosed-recipi...@yahoo.com
Received: Thursday, 22 April, 2010, 8:20 AM


  





http://www.asiasent inel.com/ index.php? option=com_ 
content&task=view&id=2415&Itemid=422
 
 
Do Asia’s Awakening Giants Have Feet of Clay
 
Written by Pranab Bardhan    
Wednesday, 21 April 2010 
 
China and India both face serious hurdles in boosting living standards


Over the past few years the media have been agog over the rise of China and 
India in the international economy - and their remarkable recovery in this 
current global recession. After decades of relative stagnation, these two 
countries, containing nearly two-fifths of the world population, have had 
incomes grow at remarkably high rates since 1985.

In the world trade of manufacturing, China, and in that of services, India, 
have made big strides, much to the consternation - as yet largely unfounded - 
of workers and professionals in rich countries. The industrial growth along 
with acquisition of international companies by China and India attract much of 
the Western media attention.

But more revealing is what has happened to the lives of people inside these two 
countries and under what structural constraints. It's imperative to demolish 
myths that have accumulated in the media and parts of academia around the 
economic achievements of China and India and get a better sense of the real 
challenges faced by them.

In the recent, often breathless, accounts of the economic rise of China and 
India, a set of simple generalizations have become part of the conventional 
wisdom. The familiar story runs along these lines:

"Many decades of socialist controls and regulations stifled enterprise in both 
countries and led them to a dead end. Their recent market reforms and global 
integration have finally unleashed their entrepreneurial energies. Energetic 
participation in globalized capitalism has brought about high economic growth 
in both countries, which in turn led to a large decline in their massive 
poverty.

"In particular, China is now the ‘manufacturing workshop of the world' and its 
industrial growth during the past quarter century is hailed as historically 
unique, even better than the earlier East Asian ‘miracles.'  India's economy 
has been transformed by service-sector- led growth, but overall growth has not 
been as dramatic as in China. China's better performance suggests that 
authoritarianism may be more conducive to development at early stages, as 
demonstrated earlier in South Korea, 


  

[budaya_tionghua] Innovation ....is the name of the game

2010-04-27 Thread Harry Adinegara
Innovasi... suatu kajian yang menarik, terutama apabila kita melihat sikon-nya 
dunia saat ini. Terutama bila kita kaitkan dengan ...emerging forces seperti 
China dan India ...dan negara2 yang sudah mapan ..the develop countries.
 
Teringat aku akan konco-ku yang pernah ber-ucap..."Har, sekarang ini 
tendensinya banyak orang jadi kaya, gara2 produk2 dari China"maksud-mu, aku 
bertanya. Dia menjawab; " coba lihat saja di toko2 elektronik bagaimana 
harga2 barang2 elektronik seperti TV,casette recorder semuanya seperti harganya 
...kayak peanut murahnya. Nah ini kan membawa orang2(konsumen) yang dulunya 
cuman lihat2(window shopping) sekarang bisa beli barang2 elektronik yang 
dulu2nya hanya terbeli oleh orang2 kaya" Ya benar juga, sekarang orang dengan 
gampang bisa beli entertainment unit lengkap dengan harga murah. Gara2 China 
yang membikin orang jadi kaya semua.
 
Coba kita teliti saja, mobil Nano buatan India, mungkin tahun2 mendatang akan 
membanjiri negara2 Barat. Harganya kayak peanut...mungkin terbeli dengan harga 
$2000,-  Berjibun nanti negara2 barat di banjiri dengan barang2 yang bisa 
terbeli oleh orang2 awam , the masses.
 
Jadi innovation akan pegang pimpinan untuk bisa bersaing dan menang dalam 
persaingan global.
 
Harry Adinegara


  

[budaya_tionghua] Fw: World Expo Shanghai...terbesar?---Hannover Messe?

2010-04-30 Thread Harry Adinegara
Apakah usaha ini bisa di klasipikasi sebagai suatu karya yang ber-bau 
megalomaniak oleh RRC?
Di beritakan disini bahwa RRC mengeluarkan dana sebesar 4 milyard $ lebih bagi 
pameran ini jadi 2 kali lipat dari Olympic Beijing tempo hari.
Tapi rekaan yang lebih tepat di sinyalir ongkos pameran ini mencapai 58 $ 
milyard dollar. Apa yang akan didapat, sebagai imbalan balik dari usaha 
megalomaniak semacam ini? Apa cuman buat pameran yang tidak se-imbang dengan 
hasil achir/yang mau didapat/diharap-kan , bila Expo ini berachir?
 
Koq teringat aku, sewaktu masih berdiam di Jerman pernah aku mengunjungi 
Hannover Messe, yang tiap tahun diadakan. Kalau ngak salah permulaan tahun 
tiap2  tahun. Beberapa tahun yll masih di katakan bahwa Hannover Messe ini 
termasuk yang terbesar, yang me-me-mamer-kan produk2 industri dan computer.
(der weltgroeszten Industrie messe und Computer messe-Cebit). Di-ikuti oleh 
60-an negara, dan Gelande(areal tanah) untuk pameran ini merupakan terluas 
didunia (waktu itu) beberapa tahun lalu. Tapi sepertinya sekarang Hannover 
Messe ini terasa kerdil dibandingkan dengan Expo di Shanghai ini.
 
Tapi sepertinya Jerman masih pegang tampuk pimpinan dalam aspek Industri dan 
elektronik dan alat2 kedokteran yang canggih.
 
Harry Adinegara




Harry Adinegara (kangaroo_jac...@hotmail.com) has sent you a message

Personal message:




http://au.news.yahoo.com/a/-/world/7142048/shanghai-to-fling-open-doors-to-world-expo/


- 



  

[budaya_tionghua] Fw: Chinese Concept - The train that never stops at a station - cool [1 Attachment]

2010-05-01 Thread Harry Adinegara

Dalam komentar ku yang aku muat dalam topik Innovation..beberapa netter di 
pelbagai milis memberikan pandangan-nya, soal apa yang aku sebut2  dalam 
aspek...megalomaniak ...dan buang2 uang. Hal ini sebenarnya perlu dimaklumi 
karena aku sendiri rupanya punya pendapat kalau uang sebanyak itu ,buat expo 
bisa di digunakan bagi alternatip2 lain, misalnya menggalak-kan usaha 
pemerataan kemajuan di seluruh Tiongkok.
 
Ada yang menyebut bahwa soal uang bukan soal besar, karena Tiongkok punya 
cadangan sebanyak $3 trilyun dollar, ada juga yang menyebut bahwa usaha men 
selenggarakan Expo ini akan berdampak positip, misalnya disebut bahwa soal 
pengadaan/produksi  bullet train banyak pihak2 di luar negeri banyak memesan 
bentuk/daya transport ini, dari Tiongkok. Mungkin karena mutu-nya yang tidak 
kalah dengan produk negara maju sendiri, tapi yang pasti harganya jauh lebih 
murah. Ini mungkin bisa di lakukan oleh Tiongkok karena ongkos buruh murah dan 
juga ...dalam aspek streamlining suatu produk (innovasi-nya) bisa di 
realisasikan, sehingga alat transport ini banyak mendapat pesanan dari LN.
 
Dibawah ini ada satu ...innovation dalam cara mengatur jalan-nya kreta 
api/angkutan penumpang, agar ...wasting time bagi pemakai kreta api bisa di 
turunkan dengan drastis. Caranya bisa disimak dalam tulisan dibawah ini.dengan 
membuka attachment-nya. Disitu digambarkan secara ingenious, bagaimana para 
penumpang itu tinggal masuk dan berhenti di stasiun yang dimaui , tapi kreta 
itu sendiri tidak perlu berhenti. Gerbong bisa ditumpuk diatas kreta yang terus 
berjalan tanpa henti2nya. Suatu konsep yang ulung, magnificent hanya bisa di 
peroleh dari kreatifitas orang Chinese. Rupanya Tiongkok ingin segera bisa 
memadai atau bahkan ingin melampaui negara2 maju dengan berpikir kreatip dan ke 
bertopang dari rajinan rakyatnya.
 
Tidak ada alasan bagi ku untuk tidak merasa bangga atas kinerja para ahli dan 
pekerja dan segenap kekuatan di Tiongkok untuk memajukan negara-nya. Mungkin 
dalam sejarah baru sekali ini ada suatu negara yang bisa mengadakan...the great 
lleap forward seperti halnya negara Tiongkok.
 
Harry Adinegara





 




 




Subject: Fw: Chinese Concept - The train that never stops at a station - cool

  


INGENIOUS : Chinese Concept - The train that never stops at a station! 


 


 


 


 






  














 






 









 





A brilliant new Chinese train innovation - get on & off the bullet train 
without the train stopping.  VERY COOL CONCEPT ! 


 No time is wasted. The bullet train is moving all the time. If there are 30 
stations between  Beijing  and  Guangzhou , just stopping and accelerating 
again at each station will waste both energy and time.  


A mere 5 min stop per station (elderly passengers cannot be hurried) will 
result in a  total loss of 5 min x 30 stations or 2.5 hours of train journey 
time! 


How it works (view the movie - in mandarin though!):  


1. For those who are boarding the train : The passengers at a station embarks 
onto to a connector cabin way before the train even arrives at the station. 
When the train arrives, it will not stop at all. It just slows down to pick up 
the connector cabin which will move with the train on the roof  of the train. 


While the train is still moving away from the station, those passengers will 
board the train from the connector cabin mounted on the train's roof. After 
fully unloading all its passengers, the cabin connector cabin will be moved to 
the back of the train so that the next batch of outgoing passengers who want to 
alight at the next station will board the connector cabin at the rear of the 
train roof. 


2. For those who are getting off: As stated after fully unloading all its 
passengers, the cabin connector cabin will be moved to the back of the train so 
that the next batch of outgoing passengers who want to alight at the next 
station will board the connector cabin at the rear of the train roof. When the 
train arrives at the next station, it will simply drop the whole connector 
cabin at the station itself and leave it behind at the station. The outgoing 
passengers can take their own time to disembark at the station while the train 
had already left. At the same time, the train will pick up the incoming 
embarking passengers on another connector cabin in the front part of the 
train's roof. So the train will always drop one connector cabin at the rear of 
its roof and pick up a new connector cabin in the front part of the train's 
roof at each station.


 





  


SEE THE ATTACHED CLIP  


 


 
  


 
 

-- 
Don Bromby 
  
  
  



De Nieuwste Internet Explorer speciaal voor Hotmail Download nu gratis


Australia's #1 job site If It Exists, You'll Find it on SEEK 



  

[budaya_tionghua] Fwd: Re: [t-net] Babah or Bedebah. [WHAT DO YOU THINK, MODERATOR???

2007-08-26 Thread Harry Adinegara
Maafkan kepada para moderator yang telah menerima forward-an ku dari milis lain 
yang mengupas polemik soal arti, tujuan dan bila ada konotasi terhadap sesuatu 
kata , sebutan BABAH.
   
  Aku sampaikan ke milis2 anda karena aku anggap milis2 disini mempunyai lebih 
banyak members yang punya pengetahuan lebih banyak soal sebutan BABAH bagi 
orang Tionghoa.
   
  Aku sendiri mengajukan argumen dalam perkara ini se-ada-nya, sepengetahuan-ku 
yang kurang, hanya dibantu oleh ayahku yang aku kira tentunya beliau ya masih 
ingat apa itu artinya sebutan babah.
   
  Atas pembelajaran dari para members di milis ini aku mengucapkan banyak 
terima kasih.
   
  Harry Adinegara.
  

Harry Adinegara <[EMAIL PROTECTED]> wrote: 
  To: [EMAIL PROTECTED]
From: Harry Adinegara <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Sun, 26 Aug 2007 21:05:15 +1000 (EST)
Subject: Re: [t-net] Babah or Bedebah. [WHAT DO YOU THINK, MODERATOR???

Terima kasih atas penyuluhan-nya dan juga memberikan sebagai referensi 
satu kasus sejarah yang mengacu ke soal kata2 babah yang dipertentangkan antara 
percetakan Tjioen Tjhioe vs Marco Kartodikromo.

Setelah membuka link-nya dan aduh nyaman juga karena disertai lagu.."Let it 
be"nya the Beatles aku berpendapat bahwa kasus sebutan babah yang 
dipersengketakan itu kemungkinan besar bisa berkelanjutan seperti ini. 
Ini juga aku tanyakan kepada ayahku yang mengalami era..."tempo doeloe"

Rupanya apa yang dikatakan oleh ayah-ku sebutan babah itu tidak ber-konotasi 
penghinaan, menurut ayah-ku sebutan babah itu yalah apa yang disebut dalam 
link- asal dari Bung Tang&Obeng yalah untuk membedakan antara Tionghoa Totok 
dan Tionghoa Peranakan. Kemungkinan besar pemilik percetakan Tjioen Tjhioe itu 
adalah Tionghoa Totok. Dan ayahku bilang kalau orang, Tionghoa Totok itu merasa 
dirinya direndahkan apabila di samakan dengan Tionghoa Peranakan, Peranakan 
alias Babah.

Kayaknya seperti banyak aku dengar tapi aku belum pernah mengalami sendiri, 
Tionghoa totok itu memandang rendah para Huakiau, alias Tionghoa Pernakan bin 
Babah.
Jadi konklusi yang bisa sementara ini aku capai yalah, kemungkinan besar 
percetakan Tjioen Tjhioe itu dimiliki oleh seorang Tionghoa totok atau merasa 
dia itu totok, jadi dipanggil babah merasa di rendahkan. 

Dari itu aku tetap berpendapat bahwa sebutan babah itu adalah ...sesuatu yang 
harmless. Kalau misal-e itu berkonotasi menghina...wah ...menir Honggie sudah 
kebakaran jenggot dan segera akan melabrak aku habis2an.

Jadi Pak Tang&Obeng ,rupanya sampeyan perlu kursus lebih banyak soal dunia 
otomotip agar tang& obeng sampeyan bisa dihgunakan secara baik dalam 
me-reparasi mesin.

FYI "babah" itu lain sama sekali dengan sebutan Cina yang menggantikan sebutan 
Tionghoa yang di-lansir oleh Orba di dukung oleh LPKB tempo hari. Ini selain 
adalah berbau politis juga sangat menghina,dalam aspek race.

Lain kasus kejadiannya dengan link yang sampeyan berikan percetakan Tjioen 
Tjhioe vs Marco itu. Latar belakangnya adalah konflik antar Tionghoa totok 
"versus" Tionghoa Peranakan ("konflik" intern soal sebutan). 

Coba Bung Tang&Obeng bisa menerangkan alasannya apa Orba itu mengganti nama 
Tionghoa dengan Cina?Gunakan Tang&Obeng dengan baik ya, kamsia!

Harry Adinegara

thangoubheng <[EMAIL PROTECTED]> wrote: 
Sebutan Babah adalah sebutan yang seabad yang lalu telah meyulut
perang media antara kaum pribumi dan kaum Tionghoa di tanah Jawa ini,
yang nyaris menimbulkan kerusuhan massa, karena kaum Tionghoa yang
diwakili oleh Percetakan Tjioen Tjhioe tidak terima dipanggil Babah
oleh Marco, sang pribumi garis keras penulis buku Mata Gelap, karena
berkonotasi sangat menghina. Dan sekarang si Bedebah Harry Anti Negara
menggunakannya entah dengan maksud apa, Thangoubheng tidak tahu. 

Berikut ini Thangoubheng lampirkan perseteruan antara penulis pribumi
dan kaum Tionghoa di awal abad 20 yg di kutib dari Web Bacaan Liar. 
Tanda *** adalah dari redaksi Bacaan Liar, 
Sedang tanda +++ adalah tulisan Marco, aktivist pergerakan pribumi, 
Dan tanda === adalah jawaban dari kaum tionghoa. 
Jadi perseteruan yg terekam dengan sangat jelas ini, dimulai hanya
gara gara sebutan BABAH, sudah seabad umurnya. Mungkin hal ini menarik
bagi kita semua untuk direnungkan, apakah sebutan Babah itu layak
digunakan kembali.

http://members.fortunecity.com/edicahy/selectedworks/B-Liar1.html

CUT

***Kembali kepada tahap kedua dalam membaca tulisan seseorang, yakni 
harus menimbang ke arah mana peluru Mata Gelap-nya Marco ditujukan. 
Karangan ini ditujukan kepada perusahaan surat kabar Tjhoen Tjhioe 
yang terbit di Surabaya. Akibatnya suratkabar Tjhoen Tjhioe bereaksi 
dan terjadi perselisihan yang hebat antara jurnal Doenia Bergerak 
yang di pimpin Marco dengan suratkabar Tjhoen Tjhioe.

Apa yang sebenarnya yang menyebabkan surat kabar Tjhoen Tjhioe 
begitu berang terhadap Mata Gelap? Hal ini dapat dibaca dalam surat 
kabar Tjho

[budaya_tionghua] Umpatan "derogatip" di negara maju.

2007-08-27 Thread Harry Adinegara
Tidak untuk mengumpat atau menstimuli keadaan dimana kita tengah membicarakan 
postingan yang ber tema Babah atau Bedebah ada satu kejadian di negara maju 
yang terasa bisa kita simak dan kita ambil sebagai perbandingan.
   
  Apakah suatu sebutan yang "hidup"dan  kurang menentu artinya, bisa misalnya 
buat satu pihak dianggap sebagai sesuatu yang "harmless" tapi pihak lain bisa 
menilainya sebagai umpatan atau sapaan yang derogatip.
   
  Satu hal yang menarik dan pernah sekali aku lihat suatu pentasan komidi yang 
berjudul "Wogs out of Work". Para aktornya terdiri dari keturunan imigran 
seperti Nick Gianopoulos, George Kaponiaris,Simon Palomares , keturunan/ asal 
Greek dan seorang komidien orang imigran asal Itali Vince Colosimo. Adegan ini 
lebih bersifat satirical dan tidak jarang mereka "mengumpat" ethnis-nya sendiri 
dengan kaitan senda gurau. Yang nonton berjubel tidak saja asal Anglo Saxon, 
bule deles, juga para imigran dari manca negara. Maklum para aktor komidien ini 
sudah jadi semacam household names.
   
  Juga dalam  kumpulan pelawak lain ada dari Vietnam. Mereka ini juga meniru 
gaya kumpulan komidien seperti Nick Gianopoulos itu, dan tidak jarang 
adegan2nya mem"banting" ethnis dewek dengan gaya guyon2.
  Tapi kenapa perkumpulan2 komidien yang me-"ngumpat" golongan, diri mereka 
sendiri, ethnis mereka sendiri ,malah disukai oleh selain si bule deles juga 
golongan se-ethnis mereka?
  Apakah ini bukan suatu pertanda bahwa masyarakat Barat itu sudah demikian 
maju, sehingga "ejekan2" yang dibungkus dengan tatanan yang baik, lucu dan 
tidak ber-konotasi  menghina bangsa dewek atau ethnis sendiri, mendapat 
sambutan yang meriah?
   
  Juga misalnya yang aku ketahui,  orang bule Oz sini me-label-i orang Inggris 
sebagai si Pom atau Pommy. Apakah ini suatu hinaan? Sepertinya tidak!,  karena 
banyak pelawak bule Oz sering mengejek imigran Inggris ini dengan "ejekan" Pom 
atau Pommy.
   
  Juga misalnya di Swiss, orang Swiss juluki orang Inggris 
sebagai...TeaBags...karena mereka menyangkut pautkan si Inggris suka minum teh 
dan kemana2 yang diurusi soal teh saja.
   
  Juga bersangkut paut dengan kita sendiri, apakah kita yang sering nyebut 
orang barat itu...si bule...apakah ini sebagai umpatan. Lucu juga , konco 
istriku yang menikah dengan orang ostrali, sering guyon2, kalau nilpon dan mau 
bicara dengan aku dia bilang..."hello Har Bule speaking"
   
  Yang masih aku "kejar" yalah bagaimana si bule itu men-juluki kita si mata 
sipit ini. In time nanti akan aku coba runut dan akan aku beritakan disini, 
dengan sebutan apa kita2 ini si sipit kulit kuning di sebut-sebut. Ada yang 
tahu dari member yang hidup di negara Barat? Bisa kasih cerita soal ini.
   
  Bagiamana misalnya di Amerika. Orang negro minta disebut African-American, 
atau mungkin black american? Yang sudah sama2 kita ketahui sebutan "nigger" 
adalah tabu buat orang hitam, karena ini adalah sebutan yang bersifat 
mengumpat/derogatip.
   
  Jadi sebagai achir kata, soal sebutan, bahkan yang dulu2nya bisa dianggap 
derogatip, dalam berlalunya waktu dan majunya masyarakat, terutama dalam aspek 
pendidikan, maka yang dulunya terdengar sebagai umpatan bisa di rubah jadi 
semacam sapaan yang sejuk tanpa ada konotasi hinaan atau cemoohan. 
   
  Tapi kembali sebagai penutup tulisan ini, bagaimana soal ethnis Tionghoa? 
Dulu sudah terbiasa dengan panggilan Tionghoa tapi ...tanpa alasan apapun yang 
bisa dikaji masuk akal ...ujug2 (tiba2)jadi Cina, setelah mbah Harto naik 
panggung dibantu oleh ethnis Tionghoa sendiri (si gerombolan penjilat LPKB) 
dengan umpatan Cina.
  Kalau sudah menjalani proses seperti dalam sejarah yang terjadi setelah mbah 
Harto maka ,rombongan, perkumpulam komidien manapun sepertinya tidak bisa 
menjadikan ungkapan,sebutan ini menjadi seperticerita komidi satirical"Cina 
out of Work"(Si Cina kehilangan kerjaan)

   
-
Sick of deleting your inbox? Yahoo!7 Mail has free unlimited storage. Get it 
now.

[Non-text portions of this message have been removed]



[budaya_tionghua] Do You Still Wanna Live in Malaysia?

2006-05-15 Thread Harry Adinegara




    Ini ada suatu psotingan soal rasialisme di M'sia, bisa anda2 sekalian yang pernah manggon di M'sia atau tahu banyak soal negara M'sia ini coba memberikan pendapatnya.
    Mana yang lebih rasialis, pemerintah M'sia atau pemerintah Indonesia?
   
  Sebetulnya ngak akan ada rasialisme atau sedikit akan terjadi rasialisme apabila mayority of one country itu selain pegang kendali ekonomi juga pegang kekuasaan politik, asal nah ini pentingnya asal inipabila negara itu berdasarkan demokrasi, seperti negara2 Barat itu.
   
  Contohnya yang menyolok, misale saja di Australia ini jutawan, the richest man, Kerry Packer, di US misale Bill Gates , orang2 kaya ini termasuk etnis majoritas, tapi ngak ada yang ngutuk atau mau melibas atau mengkritik karena mereka termasuk dominant majority ya dilapangan ekonomi juga di bidang politis etnis majority pegang kendali pemerintahan.  Tidak ada yang gatal tangannya untuk menelorkan huru hara dan terus mengganyang mereka dan membakari pusat industrinya. 
   
  Mereka dominant majority ini ...tidak mentang2 men-diskriminasi si etnis minority. Tentu saja wong kita hidup di dunia riil, manusia tidak 100% sempurna dunia juga tidak 100% nyaman dan mulus, tentu ada penyimpangan, diskriminasi ya ada tapi dalam waktunya akan di benerin, misale dengan pembetulan dengan cara di proses dalam peradilan.
   
  Bagaimana dengan sikon-nya di M'sia? Pribumi sebagai majoritas sekarang mulai naik daun dalam bidang ekonominya. Entah ini akibat main kayu entah memang karena prestasi/ business acumen pribumi atau dengan jalan diskriminasi. Kesampingkan soal anggapan negatip tersebut diatas, kita tinjau realitanya di lapangan. Bisa jadi nanti pribumi sebagai etnis majorty bisa ber-sikon seperti negara2 Barat, apakah nantinya mereka juga akan bersikap seperti layaknya negara2 Barat?, dimana mereka menghilangkan sikap diskriminatip, setelah mereka pegang kendali politik dan sebagai market dominant majority, wealthy majority?
   
  Suatu pertanyaan yang membingungkan. Kenapa membingungkan yalah karena kekuasaan baik itu dibidang politis maupun di bidang ekonomi yang di-raih dengan cara main kayu , misale dengan diskriminasi dan misale contoh yang lebih brutal seperti yang terjadi di Zimbabwe  akan mem buah-kan backlash dan achirnya negara akan jadi bankrut.
   
  Harry Adinegara.
  

    
  
  
    GOOD COUNTRY WITH BAD PEOPLE** 
   
  List of racial discriminations as practised by The Government of Malaysia as well as by  government agencies. 
   
  This list is an open secret. Best verified from the government itself because it has got the statistics. 
   
  This list is not in the order of it is the least important. 
   
  This list is a common knowledge to a lot of Malaysians, especially to non-malays (Chinese, Ibans, Kadazans, Orang Asli, Indians, etc) who are being racially discriminated against. 
   
  Figures in this list are estimates only and please take it as a guide only. The Government of Malaysia has the most correct figures. Is the Government of Malaysia too ashamed to "advertise" their racist acts by publishing racial statistics? 
   
  This list covers a period of about 48 years since Independence (1957). 
   
  List of racial discriminations (Malaysia):* 
   
  *(1) Out of all the 5 major banks, only one bank is multi-racial, the ** rest are controlled by Malays 
   
  (2) 99% of Petronas directors are Malays 
   
  (3) 3% of Petronas employees are Chinese 
   
  (4) 99% of 2000 Petronas gasoline stations are owned by Malays 
   
  (5) 100% all contractors working under Petronas projects must be of Mumis status 
   
  (6) 0% of non-Malays staffs is legally required in Malay companies. But there must be 30% Malays staffs in Chinese companies. 
   
  (7) 5% of all new intake for government police, nurses, army, is non-malays. 
   
  (8) 2% is the present Chinese staff in Royal Malaysian Air Force (RMAF),  a huge drop from 40% in 1960. 
   
  (9) 2% is the percentage of non-malays government servants in Putrajaya. But Malays make up 98% 
   
  (10) 7% is the percentage of Chinese government servants in the whole government (in 2004), a huge drop from 30% in 1960 
   
  (11) 95% of government contracts are given to Malays 
   
  (12) 100% all business licensees are controlled by the Malay government,e.g. taxi permits, Approved permits, etc 
   
  (13) 80% of the Chinese rice millers in Kedah had to be sold to Malay controlled Bernas in 1980s. Otherwise, life is made difficult for Chinese rice millers 
   
  (14) 100 big companies set up, owned and managed by Chinese Malaysians were taken over by government, and later managed by Malays since 1970s e.g. UTC, UMBC, MISC, etc 
   
  (15) At least 10 Chinese owned bus companies (throughout Malaysia, throughout 40 years) had to be sold to MARA or the Malay transport companies due to rejection by malay authority of Chinese applications for bus routes and rejection for their appl

[budaya_tionghua] China: Empty roads, jammed rivers

2006-05-19 Thread Harry Adinegara



Ngak perlu pergi kirim bapak2 gebleg untuk study tour ke China.Ini ada beritanya bagaimana caranya untuk memanfaatkan sungai2 di Indonesia.
  Tinggal di undangkan jangan buang sampah ke sungai. Sungai2 dalam interval tertentu di perdalam agar kapal gede bisa lewat. Simple as that. 
  Jangan kirim study tour, tambah ngenes nanti kalau ngak bisa ada hasil apapun setelah duit keluar buat ceritanya study tour.
   
  Harry Adinegara
  

  

China: Empty roads, jammed rivers

Govindraj Ethiraj | BS | May 16, 2006 | 11:03 IST


A few weeks ago, driving back from the industrial town
of Huzhou to Shanghai in China, I called for a stop.
We had been driving for a good hour on a four-lane
highway, passing mostly small towns and industrial
estates. Here, the road ran parallel to a river with
large smoke-belching factories on the other side. It
was worth noting that this was the first potholed
highway we encountered in mainland China!

We stopped for two reasons. The first was a cigarette
break for my companions. The second was to marvel at
the constant traffic jams that we had been seeing
since we hit this stretch of highway. Not on the road,
but on the river. It was a staggering sight. Miles and
miles of open barges carrying cement, sand, coal and
stones sailing briskly. As far as the eye could see.

The traffic was so dense at times that the barges
would bunch up and slow down. Occasionally, smaller
boats would "overtake" at the points the channel was
wider. Else, it was an unrelenting stream, of traffic.
And there was no let-up for the good 20 minutes that
we stood and watched. On both sides of the river.
Besides us, on the highway, apart from the occasional
old Chinese lady scurrying past on a scooter and a few
cars, there was no traffic.

Two nights later I was seated atop the open deck Bar
Rouge in downtown Shanghai, with breathtaking views of
the Huangpu river and the glittering skyscrapers of
the new Pudong area beyond. This was 11 pm at night.
And the Huangpu river was jammed ... this time with
tourist boats and floating restaurants jostling with
giant ships and assorted barges. Even the usually
packed Shanghai roads are free at this time. 

The highly fertile Yangtze River Delta region (that
includes Shanghai) beats the southern Pearl River
Delta, which hosts the legendary special economic zone
of Shenzhen, in economic size. This region is also
host to some of the most active waterways in the
world. China has some 5,600 navigable rivers and a
total navigable length of around 119,000 km (India has
16,000 km). The Huangpu river, which lay before me, is
a tributary of the mighty Yangtze River, which empties
into the East China Sea.

It's here, in the Yangtze Delta, that the Chinese have
combined natural resources with sheer industrial might
to their advantage. To building and powering factories
to sending their produce down the river. Right up to
Shanghai, now the world's largest port. The dependence
on water transport is high. Power plants in areas like
Changxing, another industrial centre in the Delta,
depend on river transport to ensure that they get a
steady supply of coal.

The maritime jams brought back memories of a river
trip I made two years ago on the Hooghly (one of three
"national" waterways), with Praful Tayal, then
chairman of the Central Inland Water Transport
Corporation. The CIWTC is in a shambles and Tayal, a
former Navy man, was in charge, fighting a mightly
battle to revive it. As the empty cargo boat chugged
along, on both sides lay decrepit run-down structures
and abandoned warehouses, ghosts of a once
industrialised zone. Occasionally, a fishing boat
would sputter past, slowly.

Traffic on India's inland waterways is sparse.
Occasionally, boats muster the courage to take a long
trip and often run aground in the process. Close to
half of the CIWTC's 100 boats have met this or a
similar fate and are immobile. Goa and Kerala are an
exception, particularly Goa for transporting freight
up the Mandovi river. But then economic activity on
the western coast is higher. The overall situation is
dismal. In India, inland waterways account for 0.15
per cent of the total cargo carried. In China it's
about 10 per cent.

Back home, waterways are more like a hobby project for
the ministry of shipping. Rising costs and logjams
should have triggered greater focus on river and
coastal sea transport. But that has not happened. For
dozens of reasons. Some companies have used the sea
effectively to move cargo, particularly along the
western coast. The scale, however, has not caught on.
China, incidentally, has 2,000 inland ports.

And yet the Chinese didn't naturally take to river
transport, at least in the last few decades. They were
forced to, by crippling capacity shortages in the rail
freight system. Which have not entirely been resolved.
Because of which, for instance, coal produced inland
is not able to reach power plants in coastal, eastern
and sou

[budaya_tionghua] Harry Tjan: (tragedi Mei): Seperti Nasib Isteri Kedua& cinderella syndrome!

2006-05-24 Thread Harry Adinegara



Kalau tidak salah Harry Tjan Silalahi ini zamannya orba termasuk dedengkotnya LPKB ber-sama2 dengan Alm Sindhunata. Jadi orang ini termasuk nasionalis sejati(?)
  Kenapa sekarang dia tidak lagi bicara soal asimilasi, tapi lebih membicarakan soal nasib si Tionghoa yang kena aib di Mei 98 dimana dia memberikan pendapatnya dalam wawancara tersebut dibawah ini.
  Apakah Harry Tjan Silalahi ini bisa di katakan seorang pencemong? Padahal dari apa yang dikatakan semuanya pernah diulas dalam milis ini termasuk yang di golongkan masuk dalam clique BSH.
   
  Ulasan Harry Tjan Silalahi mengatakan bahwa peristiwa Mei 98 ini adalah intrique yang dijalankan oleh kekuatan yang teratur dan rapi dalam koordinasi. Huru hara menjalar dengan cepat dan bersamaan waktunya. Sedangkan peristiwa kerusuhan rasial pra Mei 98 itu sifatnya lokal seperti Situbondo yang Harry Tjan katakan.
   
  Benar juga kalau Tionghoa itu memang di ternak untuk jadi gemuk kemudian bila saatnya tiba perlu dibantai, sebagai binatang kurban.
   
  Apakah Harry Tjan Silalahi itu kena kejangkitan penyakit cinderella syndrome? Syndrome yang menghinggapi orang2 yang merasa dirinya di jadikan korban melulu. Tapi kebenaran atau tidaknya itu memang bisa dilihat di realita kehidupan se-hari2. 
   
  Tuduhan bahwa Tionghoa adalah   dominasi ekonomi dari itu ada korupsi ini adalah anggapan absurd. Tidak ada orang tepuk tangan hanya dengan satu tangan, perlu dua tangan. Kalau birokrat itu bersih tentunya orang Tionghoa tidak bisa main KKN karena untuk main kayu ini diperlukan counter part-nya, simple as that!
   
  Memang diskriminasi di lestarikan oleh orba untuk memberikan peluang kepada kekuatan2 jahat untuk menimpahkan kesalahan kepada etnis Tionghoa apabila kerusuhan2 meledak. Disinilah perlunya pendidikan agar rakyat tidak mudah tertipu oleh hasutan dari pihak2 yang ingin meraih keuntungan politik dan kedudukan.
   
  Harry Adinegara
  
 
  

Tempo Interaktif
Edisi 16/03 - 20/Juni/1998

Wawancara Harry Tjan Silalahi:
"Nasib Etnis Cina Di Indonesia
Seperti Nasib Isteri Kedua"

Kerusuhan sosial yang terjadi
belakang ini lebih menjurus
kepada sentimen anti etnis Cina.
Padahal, sentimen ini sebelumnya
tidak pernah ada dalam sejarah
menjadi kerusuhan yang massal
di semua tempat. Karena itulah
tokoh pembauran yang juga
anggota Dewan Pertimbangan
Bakom PKB, Harry Tjan Silalahi
merasa ada banyak keanehan
dalam kerusuhan yang terjadi di
medio pertengahan Mei 1998 lalu. Apalagi bukti-bukti di
lapangan menunjukkan adanya dugaan kuat: ada kelompok
yang terorganisir yang ikut memprovokasi, memancing
keberanian massa.

Masalah-masalah apa saja yang sebenarnya masih menjadi
ganjalan dalam proses pembauran dan kerukunan antar etnis
terutama Cina di Indonesia? Untuk mengetahui hal itu lebih
rinci, maka Edy Budiyarso menemui Harry Tjan Silalahi,
63, tahun tokoh pembauran dan mantan Ketua Partai Katolik
Indonesia di masa Orde Lama ini. Berikut hasil perbincangan
yang dilakukan di kantor tempat Harry bekerja, CSIS, Jalan
Tanah Abang III Jakarta Selatan, Jum'at 19 Juni lalu.
Petikannya:


Bagaimana Anda melihat k erusuhan yang terjadi pada
pertengahan Mei 1998 lalu?

Saya melihat ada gerakan SARA khusus etnis
Cina itu sejak terjadi kerusuhan di Pantura,
Cirebon dan Losari, Jawa Barat. Lebih kentara
lagi kemudian kejadian di Jakarta dan Solo pada
pertengahan Mei 1998 lalu. Fokus kepada etnis
Cina dapat dibuktikan di lapangan. Para pemilik
toko dan rumah selalu memasang alat
sembahyang muslim dan menuliskan juga
tulisan pribumi muslim. Jadi, pribumi saja masih
belum cukup.

Kerusuhan ini kemudian menjalar sampai ke
Palembang. Jelas peristiwa ini sangat
memilukan. Dari laporan di lapangan dan
laporan Komnas HAM terlihat ada kelompok
yang teroganisir yang menggerakkan.

Kejanggalan apa saja yang Anda dapatkan dari laporan
di lapangan?

Ada pola kerusuhan yang sama, target yang
sama. Padahal dalam sejarahnya, konflik rasial
di Indonesia tidak pernah pernah spontan terjadi.
Harus ada konflik yang laten di suatu
masyarakat, yang terus menerus terjadi. Dan ini
hanya terjadi di satu daerah saja, tidak sampai
menjalar sangat luas. Apalagi sebelumnya,
kira-kira setahun yang lalu, sudah ditemukan
selebaran yang bertuliskan ganyang Cina, awas
Kristenisasi. Ini menunjukkan adanya
pengorganisasian.

Bagaimana dengan kerusuhan-kerusuhan yang berbau
etnis sebelumnya, seperti kasus Situbondo dan
Tasikmalaya?

Yang terjadi di Situbondo itu konotasinya lebih
ke arah religius. Masalah rasial hanya menindih
persoalan religius. Karena kebetulan anggota
gereja-gereja Kristen itu anggotanya adalah
warga keturunan Cina.

Khusus untuk Jakarta, tampaknya aksi penjaran,
pembakaran dan pemerkosaan, pada awalnya dibiarkan
oleh aparat keamanan. Anda kecewa?

Itu yang sangat disayangkan. Pemerintah lewat
alat-alat keamanannya tidak tanggap, terlambat
dan kurang jumlahnya. Lebih menyakitkan lagi
bagi warga minoritas, tidak ada pejabat
pemerintah yang menyapa secara khusus, tidak
ada ya

[budaya_tionghua] Suasana keprihatinan yang melahirkan pencerahan!

2006-05-29 Thread Harry Adinegara



Anggaplah bahwa bencana alam gempa di sekitar Jogya itu seperti " a blessing in disguise" dan semoga dari sini mulai bangsa ini akan sadar. Apa , arti dan makna apa yang bisa diperoleh dari pengalaman mengalami bencana ini?.
   
  Dari bencana tsunami, bencana P Nias dan yang mutachir  bencana gempa di sekitar Jogya satu hal yang menyolok yalah datangnya bantuan dari luar negeri. Mudah2an aspek bantuan yang datang dari luar (luar negeri) ini bisa membangunkan "jiwa"nya bangsa ini yang sampai saat ini kelihatannya kurang mampu mengenali apa sebenarnya yang perlu disikapi untuk meneruskan perjalanan hidupnya sebagai suatu bangsa sebagai  negara yang berdaulat.
   
  Kenapa kita ketengahkan bantuan luar negeri?  Kenapa aspek ini yang  sekarang perlu digagas untuk di selami arti sedalam2nya.
  Kita sebagai negara, negara yang potensinya selain SDM nya dan kekayaan alamnya dan apabila semua ini dikelola dengan baik sebenarnya kita patut dan pasti menjadi sebuah negara yang makmur, bisa juga jadi super power.
   
  Tapi sekarang kita jadi negara kere yang tidak bisa berdiri diatas kaki sendiri, kita bukan negara besar let alone a super power. Kita sebenarnya telah dichianati oleh penggede2 kita sepanjang era kemerdekaan. Kita telah dibikin sengsara, kita di hinakan oleh dunia luar. Kita adalah kepala kere di antara negara2 maju. Kenapa bisa begini ya?  karena kita di grogoti oleh bangsa kita sendiri. Kita mengangkat penggede2 yang hanya bisa memperkaya dirinya sendiri dan meninggalkan rakyat kecil jadi pengamen diantara negara2 lain.
   
  Jadi sebagai gugahan  anggaplah  bencana alam yang ber-tubi2 menderai negara ini, sebagai gugahan dari mimpi buruk. Kita tidak bisa mengabaikan bencana alam karena itu adalah suratan alam, tapi kita bisa menghindari  calamity . yang man made! Bahkan bencana alam pun dengan kemajuan ilmu pengetahuan bisa di prediksikan terjadinya  sampai level tertentu, jadi kita punya pengaruh untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi bencana.
  Bencana man made seperti mismanagement negara, ekonomi dan perbuatan korupsi sebenarnya adalah sesuatu yang bisa dan lebih mudah bisa kita tanggulangi bersama. Tapi ternyata sampai sekarang kita hanya jadi bangsa kere yang hanya bisa minta sedekah dari negara lain... thanks kepada para penggede2 kita yang sudah menyiksa dan memper-kere-kan rakyatnya sendiri.
   
  Dalam suasana keprihatinan seperti saat ini, mau tidak mau .deep down di hati kita sebenarnya kita sudah dipermalukan oleh penggede2 kita sendiri. Kita harus menanggung malu menerima sedekah orang lain, walaupun sebenarnya kita bisa dan punya potensi jadi negara besar dan kaya. Buat apa tuh sekarang para penggede2 itu ber-bondong2 ke tempat lokasi bencana tapi tidak bisa bebruat apa2. Semua bantuan datang dari luar thanks(?) kepada para penggede2 kita yang telah merampok harta rakyat  dan rakyat yang diharuskan  harus menanggung malu., menerima bantuan dari luar dan bukan dari bangsa sendiri. 
   
  Seandainya kita, rakyat Indonesia tidak dikorup oleh penggede2 beserta gedibal2nya maka bencana alam apapun bisa diatasi dengan cara berdikari, bisa angkat kepala memberesin kesukaran dengan kekuatan diri sendiri. 
   
  Mudah2an dengan adanya bencana alam ini, rakyat Indonesia mulai sadar bahwa sebenarnya suatu pencerahan telah lahir dan rakyat Indonesia mulai tahu akan potensinya. Potensinya untuk jadi negara besar terhalang karena korupsi dan salah atur negara, sehingga bencana alam pun kita diharuskan harus ngemis bantuan dari luar. 
   
  Rakyat di permalukan oleh tingkah laku penggede2nya, yang selain tidak becus plus korup yang hanya mempermalukan martabat bangsa ini di tengah2 masyarakat dunia. Semua negara besar sanggup mengatasi bencana alamtapi negara yang berpotensi besar jadi negara kere karena ulah penggede2nya.hanya bisa menanggung malu jadi kere di tengah pergaulan negara2 di dunia 
   
  Harry Adinegara

    
-
  The LOST Ninja blog: Exclusive clues, clips and gossip.  

[Non-text portions of this message have been removed]









.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.








  
  
SPONSORED LINKS
  
  
  

Indonesia
  
  
Culture
  
  
Chinese
  
  

   
  







  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "budaya_tionghua" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  











[budaya_tionghua] Fenomena tak terbantah(?)

2006-06-08 Thread Harry Adinegara
ni. Bahkan 
orang yang menggugah peritiwa ini diklasipikasi sebagai penjual HAM di bazar 
HAM.  Memang bagi mereka yang berdiam di dalam negeri karena pengaruh sikon 
ekonomi dan sosial dan mileu yang jauh dari the rule of law maka opsi bagi 
mereka ini sangat meciut wawasannya. Tidak ada opsi lain bagi mereka untuk 
menyuarakan sesuatu yang kritis terhadap peritiwa Mei 98 ini. Mereka lebih 
condong mengambil suatu sikap yang berkonotasi: apppeasement, ke condongan  ini 
mungkin didasari oleh kekuatiran mereka dan ingin menyelamatkan diri
 ketimbang memperburuk sikon yang tak menentu dikemudian hari. Disinilah 
perbedaan yang mendasar anatar satu golongan yang sama tapi berbeda tempat 
domisilinya. 
  Satu golongan yang hidup di negara yang di ayomi oleh sistim the rule of law 
akan berbeda jauh dengan sikap dan pendirian seseorang yang hidup dalam 
kungkungan the law of the jungle  dalam menghadapi dan menentukan sikap atas 
suatu kejadian atau peristiwa.
   
  Jadi fenomena dimana satu suku sama tapi berbeda tempat tinggalnya akan 
berdampak terhadap sikap, pendirian dan watak seseorang.  Tapi hipotesa tentang 
fenomena ini menjadikan tidak terbantah karena satu suku tapi berdiam di tempat 
yang berlainan akan memperlihatkan suatu perbedaan yang besar dalam menyikapi 
suatu perkara. 
  Ambil suatu misal , apabila Indonesia sudah maju sikonnya, misalnya bukan 
negara dimana the law of the jungle merajalela maka orang2 suku Tionghoa ini 
tidak akan berbeda menyikapi suatu sikon dalam hal ini perkara HAM.
   
  Suatu contoh menyolok untuk menyikapi problema perbedaan sikap dan pendirian 
ini.contoh dalam kehidupan realita tidak ada tuh orang Tionghoa yang 
jadi konglomerat dan berkolusi dengan pejabat negara di negara2 Barat.  
Misalnya ada tidak kepalang tanggung konglomerat semacam ini akan kena jerat 
hukum atas perbuatan main kayunya. Boro2 Tionghoa lha wong sama2 orang bule 
saja seperti Ken Lay dan Jeff Skilling saja kena kemplangan hukuman penjara 3X 
hidup kurungan penjara.  Baru kalau ada perkara macam begini dan dituntasi 
seperti di negara Amrik ini baru kita (baik yang di dalam/maupun LN) bisa 
dikatakan  punya visi dan pendirian dan sikap yang sama.
   
  Sementara ini kita, yang didalam dan luar negeri akan punya sikap yang 
fundamentil berbeda, jadi no big deal, karena memang sampeyan2 (orang2 yang 
hidup didalam negeri) dan hidup di alam law of the jungle tidak punya opsi lain 
selain mengembik meng-appeasement sesuatu yang maha penting seperti peritiwa 
Mei 98 dan semua kejadian2 yang anti HAM, simple as that!
   
  Harry Adinegara
   

 Send instant messages to your online friends http://au.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]






 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Get to your groups with one click. Know instantly when new email arrives
http://us.click.yahoo.com/.7bhrC/MGxNAA/yQLSAA/BRUplB/TM
~-> 

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] Deldel duwel-lah tonggak sejarah 27 Juli!

2006-07-28 Thread Harry Adinegara
Tak terasa sudah sepuluh tahun kejadian 27 Juli ini, sudah masanya kalau 
peristiwa ini dimasukkan sebagai tonggak sejarah Indonesia karena sudah 
mencapai usia 1 dasa warsa.
   
  Tapi seperti budaya yang mempengaruhi kehidupan di Indonesia, kejadian ini 
sirna tanpa suara, hilang begitu saja, walaupun ini adalah tonggak sejarah 
dimulainya tiupan udara baru yang membawakan napas demokrasi dan oposisi keras 
terhadap kekuasaan tirani Suharto.
   
  Nyatanya gedung di Jl. Diponegoro 58 yang dulu adalah markas/kantor PDI 
sekarang nyaris rubuh dan deldel duwel fisual gedung nya apalagi arti 
psikologisnya. Tahun2 pertama peringatan tgl 27 Juli di hayati dengan orasi dan 
berjubel massa yang mengikuti peringatan ini, sambil menuntut agar peristiwa 
berdarah 27 Juli sedasawarsa yang lalu di tuntaskan.
  Kemarin menurut berita hanya belasan yang datang dan massa yang lesu dan 
frustrasi itu juga tinggal menelan ludah kekecewaan.
   
  Si Limbuk yang menggantikan GusDur juga setelah duduk dan merasakan nyamannya 
kursi ke-presidenan tidak mau atau tidak berani atau ogah membuka perkara 
ini,perkara habisnya nyawa patriot Indonesia. Diperkirakan selain ratusan yang 
pernah dipenjara, tapi disamping itu ada yang hilang dan ada korban jiwa dalam 
peristiwa 27 Juli ,10 tahun yang lalu.
  Disini terbukti sekali lagi, pemimpin Indonesia itu, sebelum jadi pemimpin 
dan sesudah jadi/nangkring jadi pemimpin ,suaranya jadi berubah, bak bunglon! 
Limbuk yang di bela oleh pendukungnya dan berkorban untuk si Limbuk dan nilai2 
demokrasi yang kepingin ditegakkan waktu itu, nyatanya dilupakan begitu saja.
   
  Yang lebih tragis komisi yang dinamakan Tim Pembela Demokrasi Indonesia(TPDI) 
lupa menyerahkan memori kasasi sampai batas waktunya, sehingga perkara ini 
kayaknya akan di sapu dibawah karpet.
   
  Bukan saja perkara korupsi negara kita jadi juara tapi juga perkara 
menghilangkan proses penelitian/penyidikan dan penuntutan perkara HAM bisa 
sirna, tanpa bekas. Komisi ini itu didirikan di sponsori oleh orang2 gede tapi 
ya sampai disitu saja prosesnya setelah selang beberapa waktu sirna. Jadi 
Indonesia aku calonkan sebagai juara: menghilangkan jejak perkara kriminal HAM 
jadi :...juara dunia! Simple as that!
   
  Aku punya endless list yang menyangkut perkara kriminil HAM yang tidak 
tuntas. Bagaimana Indonesia bisa maju, apabila fondasi negaranya deldel duwel 
penuh dengan kejahatan HAM yang tidak ada penuntasannya.
   
  Harry Adinegara

 Send instant messages to your online friends http://au.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] Menggugah/meresapi arti ULTAH 17/Augustus

2006-08-14 Thread Harry Adinegara
Sebenarnya ini adalah input tanpa sengaja yang aku dapat dari sang istri.
  Berbincang2 waktu sedang  makan bersama  istriku bilang kalau dia teringat 
akan si Anu (nama samaran) konco baiknya disini yang masih punya keluarga di 
daerah Sidoarjo. Istriku bilang kalau semburan lumpur panas di Porong daerah 
Sidoarjo itu masih terus berlangsung.
  Padahal sewaktu istriku yang sempat menghadiri pesta2 nikah di Indonesia 
pertengahan bulan lalu, ceritanya semburan lumpur panas itu sudah berlangsung 
sebulan lebih. Sepertinya malapetaka buatan manusia ini sudah 2 bulan umurnya. 
Nah ini yang menjadikan aku punya keinginan untuk membicarakan lebih lanjut.
   
  Apa tidak sebaiknya perayaan 17 agustus-an ini di rayakan di tempat2 duka 
nestapa ini?
  Ada dua hal positip yang bisa diambil apabila perayaan itu dilakukan di 
tempat2 musibah ini.
  Pertama: biar para birokrat, para koruptor, para "nasionalis" bisa 
  membuka mata dan suara hatinya dengan meresapi apa 
  yang sedang dirasakan oleh sebagian bangsanya sendi-
  ri. Ketimbang ngalor ngidul cara objek studi banding ke
  manca negara, lebih baik lihat, hayati daerah musibah 
  yang...after all ...buatan bangsa dewek...menimpa bangsa 
dewek..yang adalah ulah-nya  konglome-
  rat + begundalnya (birokrat dan para gedibalnya)
  Kedua: rakyat setempat, yang kena musibah bisa mengajukan dan 
  berdemo menyuarakan suara hatinya dan tanya: "apa ini hasil
  61 tahun merdeka?" Mana ada penuntasan buat perkara salah
  ngebor ini?
   
  Disamping ke Sidoarjo, perlu para birokrat di minta untuk datang ke daerah2 
rawan dan daerah yang kena musibah alam.
  Pergi ber-bondong2 ke Aceh, ke Nias, ke Jogya ke pesisir  selatan Jawa. 
Rayakan hari Nasional dengan sederhana, perlu birokrat dan koruptor dan para 
gedibalnya itu di hidangi makanan rakyat getuk saja, biar keroncongan perutnya. 
Biarlah parasit bangsa ini tahu artinya kurang makan. Biar dengan perut kosong 
mereka bisa mencerna lebih epektip kepedihan apa yang dialami oleh rakyat yang 
menderita.
   
  Keluarlah dari rutin yang sudah membosankan, selama 60 tahun pada saat 
merayakan ULTAH 17 augustusan kita hanya di "makananin" retorika kosong 
melompong.  Mulailah dengan memikirkan...kenapa negara ini bisa jadi deldel 
duwel seperti sekarang. Sesuatu pasti ada yang salah, simple as that!
   
  Percuma apabila kita hanya memperingati ULTAH ini dengan upacara2 pidato2, 
ngibarin bendera dan menyanyikan lagu anthem nasional.
  Pikirin bagaimana caranya mengatasi:
  Agar keadilan/hukum diterapkan dengan baik. Ironisnya mala-
   han peradilan pun  sudah kena stempel mafia peradilan,
   malahan ngeluarin aturan yang mikirin perutnya sendiri  dengan ngeluarin 
peraturan bagaimana membedakan soal hadiah.
   Sudah tiba saatnya rakyat menuntut agar mereka(rakyat) harus di-layani oleh 
pemerintah, bkan sebaliknya. Bahkan boso Linggis-pun ada kata2 bagi pegawai 
pemerintah yakni"public servant". Jadi pemerintah itu  "servant"nya trakyat 
...bak jongos dan babu-nya rakyat. Maklum rakyat adalah pemegang kedaulatan, 
bukan pemerintah. Pemerintah beserta birokrasinya diangkat dan dibayar oleh 
rakyat.
   
  Beberapa kali aku membaca ungkapannya Pres.Kennedy  yang sempat di pelintir 
disini..."Don't ask what your country can do for you, but ask yourself what you 
can do for your country" Ungkapan ini tidak cocok diterapkan bagi negara kita 
yang tercinta ini karena Amerika itu sudah mapan, rakyatnya sudah 
mapankarena pemerintahan melakukan/mengabdi kepada rakyatnya, jadi tiba 
saatnya rakyat Amerika memberikan sesuatu ...in return.
  Tapi kita rakyat Indonesia, selama 61 tahun di-hisap/di-jalimi,diperkosa hak 
asazi-nya. Apakah kita tidak layak untuk menuntut perbaikan nasib. Jangan 
bicara soal."what you can do for your country" karena ...country kita 
dikuasai oleh birokrat2 zalim bin gebleg bin rakus, yang menguasai kita selama 
6 dasa warsa, simple as that!
   
  Harry Adinegara
   
   
 


-
On Yahoo!7
 Photos: Unlimited free storage – keep all your photos in one place!

[Non-text portions of this message have been removed]





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] Fourth Richest man in Australia(Dr Zhengrong Shi>The Sun King)

2006-09-29 Thread Harry Adinegara
Satu lagi cuplikan buat komplimentari psotingan2 mengenai ilmuwan2+ asian 
businessmen-women yang berhasil dalam aspek sains dan business skala dunia, ini 
satu lagi seorang saintis asal China yang belajar di NSW Uni Australia dan 
sekarang jadi orang terkaya ke 4 di Australia.
   
  Apabila para netter  akan menemui suatu hal yang identik dimana individu 
cemerlang bisa berhasil adalah karena stimuli dalam banyak hal untuk bisa 
tinggal landas dan berkiprah secara positip di arena dunia.
   
  Dr Shi adalah salah satu contohnya, dimana dia bisa . Tidak saja memajukan 
businessnya tapi juga berjasa besar bagi kemanusiaan pada umumnya, mengingat 
faktor energi yang kian hari kian surut bahan dasarnya juga dalam faktor 
polusi. Apa yang di geluti oleh Dr Shi adalah salah satu opti bagi kemajuan 
manusia di masa mendatang dan mengurangi polusi. Menurangi polusi dengan 
menggunakan daya sinar matahari yang tak terbatas dan..prodeo!
   
  Banyak sudah tenaga matahari digunakan tapi cari yang diciptakan oleh Dr Shi 
menghemat ongkos sehingga teraih oleh banyak orang.
   
  Walaupun Dr Shi dicela oleh Kim Beasley(partai oposisi) yang mengatakan bahwa 
Dr Shi jadi kaya karena IP(intelectual property), tapi hal ini dibantah oleh 
Prof Green bekas gurunya di UNI NSW.
   
  Juga bisa dibaca dalam artikel ini .yang menguatkan sekali lagi 
perlunya terus digalakkan soal R&D, walaupun company sudah maju. Tapi R&D terus 
dibina untuk selalu bisa maju kedepan. 
  Inilah rupanya soal R&D yang tidak akan bisa di praktek-kan di Indonesia, 
selain budget untuk itu langka,... tapi yang jadi kendala yalah sekali 
lagi..korupsinya tidak ketulungan, duit habis dikorup yang menjadikan 
negara babak bundas.
   
  Harry Adinegara
  


  

  
  
 

 
  Arise the Sun King
  “The Age” September 12, 2006
   
   
  SIX years ago the Australian solar scientist Dr Zhengrong Shi led a quiet, 
comfortable life in Sydney, with a mortgage and a good job, earning about 
$150,000 a year. Today he is worth an estimated $3 billion, making him the 
wealthiest person in mainland China, where he now works, as well as the fourth 
richest Australian and the 350th richest person in the world.
   
  It's been a meteoric rise for Shi, dubbed the Sun King, after founding a 
company to manufacture electricity-producing solar cells in the city of Wuxi, 
near Shanghai, in 2001.
   
  The relaxed lifestyle that the Chinese-born University of NSW graduate 
enjoyed with his wife and two sons here is long gone. Security is tight. "I'm 
not as free as before. I cannot drive myself and a personal protection officer 
comes with me," he says.
   
  And as he takes his company, Suntech Power Holdings, global there are 
countless shareholders and customers to worry about around the world. "It's a 
big responsibility. There is now no return road. You have to make it 
successful."
   
  What drives him is not the wealth and sudden international notoriety, but the 
effect his hard work will have on the world's environment, by providing 
affordable, renewable energy. "You are using your knowledge to create solar 
units that are good for the future, so you feel good, especially in the 
morning," he says in a rare interview from Wuxi on the eve of a return trip to 
Australia.
   
  Many factors, including China's determination to attract its brightest minds 
back from overseas to help create new high-tech businesses, have contributed to 
Shi's good fortune. His company's rapid expansion has also been fuelled by 
rising global demand for solar cells, as governments in countries such as 
Germany and Japan, unlike here, have embraced clean energy.
   
  "He was the right person at the right spot at the right time to move in both 
Chinese and Western cultures," says Professor Martin Green, of the University 
of NSW, about his former student. "He was successful because of his own 
personal skills as a technologist and his ability to handle the managerial and 
political aspects of setting up and manufacturing in China."
   
  Shi, 43, will be in Canberra tomorrow to address the annual conference of the 
Australian and New Zealand Solar Energy Society. Although Australia has lost 
its world lead in developing a solar energy industry, it is not too late to 
catch up, he says. "But we have to think long-term and in a more creative way. 
Australia has the best solar technology. And we have got so much sunshine."
  Our coal and gas will only become more valuable with time, so why sell it off 
so quickly? "We should exploit our renewable energy and save the resources for 
the future," he says.
   
  Shi came to Sydney to study optics in the late 1980s after obtaining a 
master's degree in laser physics in Shanghai. "To be honest, before I went to 
Australia I never thought I could be a good scientist," he says. But he 
di

[budaya_tionghua] OOT : Return the Loot & the case is closed!

2006-01-07 Thread Harry Adinegara



Sepanjang ingatan, sudah 2 kali benggolan koruptor " salah ngerampok" dan setelah ketahuan, buru2 hasil rampokannya dikembalikan ke negara.     Berita media memberitakan bahwa Probosutejo rupanya telah salah "ambil"(ini kalau jumlah kecil), tapi kalau kejadiannya dilakukan oleh benggolan koruptor, lebih pas kalau dibilang salah ngerampok. Rupanya Probosutejo kurang andal karena dia masih meringkuk di Cipinang menunggu klaripikasi dari pengadilan. Rupanya tidak semujur   Akabar Tanjung setalah ber-indikasi dia "salah ngerampok" dan hasil haramnya dikembalikan, dan  pengadilan menjatuhkan vonnis bebas.karena tidak ada bukti kuat bahwa dia bersalah.     Dalam kasus tindak kriminil ,hukum di Indonesia memang memberikan secara mandatory kebebasan asal
 barang rampokan dikembalikan. Apabila benar ada paragrap di UU Pidana bahwa  ini berlaku di Indonesia, secara mandatoris ...bebas asal ...barang curian(kalau kecil2an, besar2an namanya...rampokan) bagi individu yang melakukan tindak kriminil ini, wah tentunya ini akan menjadi presedent yang sangat menguntungkan bagi kriminil yang sudah melakukan dan bagi kriminil yang akan muncul di kemudian hari.     Betapa tidak menguntungkan, coba kita simak secara logik.  Setelah ngemplang beberapa mil atau tril, dan baru ketahuan setelah selang beberapa waktu tindak kriminil ini, wah berapa hasilnya misalnya kalau uang itu di- putarin dan di-bunga-kan?  Coba bayangin saja pak Pul yang nyimpen duit ber-M-2 di bank tempo hari, berapa tuh dia bisa hidup gemah ripah loh jinawi? Kemana urusannya sekarang soal pak Pul yang super kaya ini? Disapu di bawah tikar rupanya!
 You bet!     Bila ingin menilik  secara adil, tidak perlu kita jadi pakar hukum, pakai  saja common sense. Hukum harus melihat tindakan, suatu tindakan yang melanggar hukum :suatu tindak kriminil. Perkara individu (si kriminil) mau dengan sukarela mengembalikan hasil ngerampoknya itu soal kedua. Hukum harus dilaksanakan, kriminil harus dihukum, dan semua harta bendanya di sita oleh negara. Tapi ini kalau kita bicara soal suatu proses hukum di negara yang sudah mantap hukumnya. Disini negara harus aktip, negara harus menjatuhkan hukuman disertai pengambil alih/mensita asset si kriminal. Bukan sebaliknya yang terjadi di Indonesia sini. Si perampok meng-pre-emptive suatu proses pengadilan dengan menangkal dengan cara pengembalian hasil rampok-an.     Yang absurd yalah ongkos proses pengadilan Probosutejo ini cuman Rp 2500,=, ini sama dengan  A$0.35...
 35 sen ostrali.(with 35 cents you can't even buy a pack of low grade peanut) dan Probosutejo didenda 135 juta rupiah ,...ini cuman,  sama dengan  A$19 ribua-an.  Lha aku yang kerja ngehitung kartu di casino Star City saja dalam dua bulan dapet tuh 20 ribuan dollar. Apa artinya duit 20 ribuan dollar bagi seorang koruptor kakap?       Urusannya bukan mau mengembalikan uang rampokan atau tidak, tapi essensinya hukum yalah proses hukum harus digerakkan. Si terdakwa semua harta bendanya di peti es-kan sebelum ada keputusan hakim, kemudian semua asset hasil rampokkan disita, dan penjahatnya di kemplang hukuman. Inilah kayaknya seorang yang menggunakan common sense tanpa neko2.      Kayaknya common sense di Indonesia itu berlaku seperti ini: ketahuan maling atau ngerampok.cepat2 aplikasi tangakalan
 ini..  Return the Loot and the Case is closed. simple as that!     Makna apa yang bisa ditarik dari tulisan diatas: sampeyan2 yang kere di Indonesia terima nasib saja, jadilah dan berusahalah sampeyan jadi orang kaya at all cost, nanti ada urusan... no problem, ambil gerak tipu seperti tersebut diatas...return the loot!!!     Harry Adinegara.Send instant messages to your online friends http://au.messenger.yahoo.com 





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.








  
  
SPONSORED LINKS
  
  
  

Indonesia
  
  
Culture
  
  
Chinese
  
  

   
  







  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "budaya_tionghua" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  









[budaya_tionghua] Kombinasi atau cocktail menuju huru hara kekerasan.(AlmProf Amy Chua)

2006-01-31 Thread Harry Adinegara
ipotese Prof Amy Chua ini bagi ethnis2 minoritas yang pegang dominasi ekonomi di negara2 yang sedang berkembang.     Sebagai
 achir kata ini excerpt apa yang dikatakan oleh Amy Chua:     "Market- dominant minorities are the Achilles heel of free market demcracy. In societies with such a minority, markets and democracy favour not just different people or different classes but different ethnic groups, Market concentrate wealth, often spectacular wealth, in the hands of the market-dominant minorty, whle democacy increases the political power of the impoverished majority. In these circumstances, the pursuit of free market democracy becomes an engine of potentially catastrophic ethnonationalism, pitting a frustrated indegenous majority easily aroused by opportunistic politicians, against a resented, wealthy ethnic minority. This conflict is playing out in country after country, from Bolivia to Sierra Leone, from Indonesia to Zimbabwe, from Rusia to the middle east"     Jurang pemisah antara
 yang kaya dan yang papah di negara2 dunia ke 3 tambah lebar dan dalam. Jadi anggapan bahwa apa yang kelihatan, terutama sebagai penyedap mata hanya bagi orang2 yang kurang jeli. Janganlah menganggap bahwa ber-sliwernya mobil2 mewah. gedung2 mewah dan megah, restoran dan bar2 berjubel, janganlah kriteria semacam ini dianggap sebagai kemajuan bagi negara dunia ke 3 yang dirudung sistim globalisasi yang timpang dan tidak adil.     Apakah mereka2 yang tergabung dalam kekuatan anti globalisasi, anti G-8 nations(wealthy countries) punya instink atau pengetahuan yang mandiri bahwa glaobalisasi hanya lebih memelaratkan negara yang sudah melarat dan bukannya menolong?     Achirulkalam: ini adalah suatu hipotese yang bisa di prediksi akan dan bisa terjadi ;violence terhadap minorities , bukan IF  tapi hanya tunggu WHEN nya saja. Sekarang apa yang perlu dikerjakan?,
 ini pertanyaan yang perlu di simak oleh para members milis terhormat ini.     Harry Adinegara.  Ps: sebagai reference bisa dibaca buku dengan judul ini, buku2 yang mengolah keadaan aktuil dunia saat ini.     "World on Fire" by Amy Chua  "The Coming Anarchy" by Robert Kaplan  "Our world historical gamble" by Lee Harris  "The Roots of Muslim Rage" by Bernard Lewis.   Send instant messages to your online friends http://au.messenger.yahoo.com 





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.





  




  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "budaya_tionghua" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  









[budaya_tionghua] OOT: Aku ketemu Bill Gates

2006-02-06 Thread Harry Adinegara
Ini suatu kisah waktu aku bertemu Bill Gates di NY, sewaktu diadakan temu muka 
antar pe-business se-antero dunia di gedung Trump Tower.
   
  Setelah mondar mandir, menebar senyum kiri kanan sempat aku berdekatan dengan 
Bill Gates. Wah ini kesempatan yang jarang yang tidak boleh aku  lewatkan. Ngak 
tahunya memang Bill Gates selain murah senyum juga murah bagi bagi hartanya 
buat kepentingan charity yang ber-operasi di seantero dunia. 
   
  Bukan saja murah senyum tapi juga murah menyapa orang. Aku yang sebenarnya di 
NY untuk kepentingan perusahaan ngak tahu kenapa aku bisa masuk ke gedung 
pertemuan antar orang2 gede, tapi kesampingkan urusan kesasarnya aku ini 
ketempat ini, marilah tinjau percakapanku dengan Bill Gates si orang terkaya 
seantero dunia.
  .
   Sebagi selingan ceritanya Bill Gates ini , kekayaannya berjumlah 40% asset 
orang Amriki. Fabulous rich.
   
  Bill tanya aku berasal dari mana. Aku jawab dari Aussie, tapi aku tambahi 
kelahiran Indonesia. Dia tertarik juga sewaktu aku bilang aku kelahiran 
Indonesia. Mungkin Bill mau invest juga ke Indonesia. Wah aku sudah dag dig 
dug, bakalan ada rezeki nomplok kali ini. Bisa2 aku nanti diutus ke Indonesia 
dan bisa2 aku ngelonjati Tommy Winata dalam jumlah harta karun. Ngak tahunya 
dia cuman tertarik sama pulau Bali untuk ber parawisata disana. 
   
  Me-responsi basa basinya  aku tanya bagaimana rasanya jadi orang terkaya se 
antero dunia. Yahyah biasa aja tuh jawabnya santai.  Diluar dugaan dia 
ngelanjutin...tapi kedudukanku sebagai orang terkaya se antero dunia ya 
tidak bisa dibandingkan dengan orang kaya di Indonesia. Bill kemudian 
melanjutkanterus terang aku si bukan apa2nya kalau anda bandingkan dengan 
orang kaya di Indonesia. Lha aku kaget dan terasa kakiku terasa  layu akibat 
ungkapannya itu, Bill si orang kaya se-antero dunia masih ngiri sama orang kaya 
di Indonesia!. Kenapa bisa begitu Bill tukasku untuk cari penjelasannya lebih 
lanjut kenapa dia merasa begitu minder kalau dibandingin dengan orang kaya di 
Indonesia.
  Dia jawab: "In your country rich people can play God" Aku terasa luyuh tuh 
apa yang dikatakan ,kaki, kaki ku, saking terkejutnya terasa layu."What do you 
mean?" aku tanya.
  "Rich people in Indonesia not only behave like God, they control everything, 
even the life and death of any person" "You can take one's life without any 
thought of being drag and face the law" Aku jawab: "you mean you're invincible 
" "That's right" " That's what I mean you are God if you're rich and powerful 
in Indonesia"
   
  Sialan bener baru mau melanjutkan impian ini, si istri ngegugah aku karena 
hari sudah jam 5 pagi dan kita harus exercise jalan around the block. Sambil 
jalan aku berpikir soal impianku ini. Benar juga kata Bill Gates dalam impianku 
ini. "Wong sugih ning Indonesia iku koyo Gusti Alah"(Orang kaya di Indonesia 
itu kayah yang maha esa).
  Jadi impian itu bisa diambil sebagai pelajaran. Dari itu aku harapkan agar 
bapak2 penguasa di Indonesia sering2lah mimpi, mimpi yang positip tentunya, 
agar tidak perlu kluyuran cari studi banding ke LN.
   
  Harry Adinegara


-
Do you Yahoo!?
  Summer Movie Guide - this season's blockbusters, competitions and hot stars 
on the red carpet 

[Non-text portions of this message have been removed]





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[budaya_tionghua] Kata-kata lebih tajam daripada Pedang?

2006-02-07 Thread Harry Adinegara
Setelah beberapa minggu di geger-kan dengan huru-hara perkara cartoon yang 
diterbitkan oleh koran  Denmark itu aku jadi penasaran juga.
   
  Perlu rupanya perkara konflik agama yang dilandasi apapun alasannya  dikaji 
dengan kepala dingin.
   
  Dalam hati aku tanya kepada saudara2 yang beragama Islam, masih ingat patung 
di Bamiyan di Afghanistan? Sebenarnya patung ini kalau tidak salah sudah di 
klasifikasi sebagai peninggalan budaya manusia oleh PBB. Jadi semacam 
peninggalan candi Borobudur dan candi2 Ankor Wat di Asteng, Pyramid di Mesir, 
Great Wall semuanya  ini sudah termasuk world heritage. Tapi kenapa oleh 
golongan  Muslim masih juga patung di Bamiyan itu dihancurkan?. Apakah ada 
waktu itu huru hara yang dilakukan oleh yang merasa di hina dan dilecehkan 
yakni golongan Budhist? Terasa tidak ada yang protes /demo dan ngamuk2 bawa 
golok bukan?
   
  Apakah dengan membandingkan dua contoh diatas, perkara Bamiyan dan perkara 
cartoon di koran di Denmark itu, kita bisa berkesimpulan bahwa rupanya 
kata2(cartoon) itu lebih tajam ketimbang Pedang? Juga karangan Salman Rushdi 
"The Satanic Verses" menghebohkan juga sampai2 si pengarang ngumpet chawatir 
batang lehernya yang sudah dideklarasikan oleh Ayatolah, monggo2 saja bisa 
bebas  ditabas oleh semua yang merasa di lecehkan.
  Nyerempet ke kejadian2 di Indonesia, sebenarnya berapa tuh gereja yang sudah 
dirusak dan dibakar? Bahkan masjid Ahmadyah pun bisa jadi korban amukan. Apakah 
memang sebagian golongan islam itu cenderung menggunakan kekerasan ketimbang 
melawan dengan argumentasi terhadap apa yang tidak disetujuinya?
   
  Baru2 ini independent body disini men-survey murid2 sekolah year 11/12, sama 
dengan murid2 kelas SMA 2/3. Pertanyaan di tujukan kepada 550 murid sekolah 
swasta dan pemerintah. Atas pertanyaan: apakah agama Islam itu punya 
kecenderungan menggunakan kekerasan? Hasilnya 61% mengatakan mereka percaya 
bahwa agama Islam cenderung menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan konflik. 
Juga ditanya apakah cartoon yang menghebohkan itu termasuk pelecehan atau 
sebagai ungkapan freedom of speech. 75% menghendaki agar freedom of speech 
tetap di pegang.Phrasing yang mereka ungkapkan: "If you live in a liberal 
country like Australia,you MUST be ready to be offended"
   
  Sebenarnya bagi para imigran yang sudah dapat perlindungan dan pengayoman di 
negara pilihannya, rupanya  pepatah ini perlu di masuk-kan dalam hati. 
"Junjunglah langit di mana anda berada" atau ."if you live in Rome, do what 
the Romans do" Jangan jadi tamu yang maunya  membawakan caranya sendiri, aturan 
tuan rumah harus dipatuhipadahal tuan rumah tidak memberikan kartu undangan 
kepada mereka untuk "ber-tamu".  Kalau para imigran kayak yang berjubel di EU 
yang sekarang total jendral sebanyak 15 juta asal negara2 majority Islam itu 
tidak menyetujui cara dan kultur tuan rumah:.ya monggo2 hengkang saja balik 
ke negara asal. Simple as that bukan? Kemungkinan besar ngak ada tuh koran di 
Denmark itu sampai pasang cartoon itu.
   
  Harry Adinegara


-
Do you Yahoo!?
  Find a local business fast with Yahoo! Local Search

[Non-text portions of this message have been removed]





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] Orde Baru jadi Bugil,salah satu aspek.

2006-02-14 Thread Harry Adinegara
Setelah mengikuti "reportase" para member T-Net yang menghadiri temu muka di 
Ciater, aku lalu melayangkan pikiranku tentang masa/era-nya Orde Baru. 
  Dalam hati aku bertanya, apakah bisa misalnya saja ,para  members  suatu 
website merayakan Tahun Baru Imlek secara terbuka seperti temu muka di Ciater 
ini? Apakah temu muka semacam di Ciater ini bukan pertemuan secara terbuka? 
apakah masih di klasipikasi sebagai pertemuan tertutup?.
  Bagaimanapun juga temu muka ini, apakah pertemuan secara terbuka ataupun  
tertutup, hal ini tidak penting, yang penting golongan Tionghoa dan sahabat2 
pribuminya bisa merayakan,SETAHUN SEKALI suatu agenda dalam  kebudayaan 
Tionghoa.
   
  Aku sampai perlu menanyakan kepada  ayahku apakah beliau tempo doeloe juga  
ramai2 merayakan acara2 Imlek-an misalnya dengan yang diberitakan di HKIS soal 
dansa dansi dan bersuka cita dengan orkes "mashur" pimpinan Ko TH itu? Tapi 
ayahku sempat bilang bahwa masa itu masa yang terkenang samapai sekarang, tapi 
berachir dengan adanya larangan untuk berkebudayaan Tionghoa, termasuk larangan 
Imlek-an ini. 
   
  Aku walaupun tidak banyak teringat akan merayakan Imlek. Yang aku rasakan 
bahwa setiap Imlek aku masih merayakan secara sederhana dirumah beserta segenap 
keluarga jauh dan dekat.  Tapi merayakan secara terbuka seperti nonton 
barongsai, liong dan macam2 pesta yang mengiringi hari2 raya Tionghoa ini 
hampir tersapu diingatanku. Baru setelah berdiam di LN, terutama di Australi 
sini aku merasakan betapa meriahnya perayaan yang bernada harmless ini. 
Bukankah kebudayaan Cina dimasa era Orba sudah diklasipikasi sebagai kebudayaan 
yang menjurus ke pemecah belahan nation Indonesia. Ini se-tidak2nya adalah 
versi LPKB yang sekarang sudah bankrut.
   
  Dibalik segi politik, pelarangan merayakan suatu hari di kalender suatu 
kebudayaan, dalam hal ini kebudayaan Tionghoa, ternyata pelarangan  ini 
berdampak negatip  di bidang ekonomi secara riil ketimbang asumsi bahwa 
merayakan kebudayaan "asing" semacam Imlek-an ini 
  ber-dampak negatip.
  Coba kita pikirkan matang2. Betapa "hidup"nya "ekonomi" masyarakat  apabila 
kita tinjau dari persiapan yang perlu dilakukan untuk merayakan hari raya 
tersebut. Bukan saja ini membuka lapangan kerja, tapi juga lalu lintas barang2 
yang diperlukan untuk merayakan hari2 raya ini volumenya tambah gede. Jadinya 
business dan lapangan kerja yang bersangkutan dengan merayakan hari raya ini 
akan sangat marak dan berfaedah, tidak saja buat etnis tertentu tapi bisa 
dikatakan semua lapisan akan medapatkan faedahnya.
   
  Sekarang bagaimana sikap anda dengan orang2 dan institusi semacam LPKB (yang 
alhamdulilah, sudah bankrut) dan era Orde Baru, dan para sponsor dan 
begundal2nya? Suatu pertanyaan yang "oratoris" yang sepertinya tidak perlu 
mendapatkan  jawaban. 
  Jawaban bisa dikaji dengan banyaknya perayaan yang bermuasal dari kebudayaan 
Tionghoa ini yang cukup "harmless", dan semua lapisan masyarakat bisa sama2 
menikmatinya, baik itu dalam segi ekonomi, business dan ..
  after all ...cuman setahun sekali dirayakan . Mengapa ada pelarangan? 
ternyata sekarang perayaan2 semacam  ini bisa mengundang ke alam ke-bersatuan 
semua etnis dan ...yang signifikan bisa menstimuli dunia business dan 
lapangan kerja walaupun untuk sementara. 
   
  Harry Adinegara.


-
Do you Yahoo!?
  The New Yahoo! Movies: Check out the Latest Trailers, Premiere Photos and 
full Actor Database.

[Non-text portions of this message have been removed]





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[budaya_tionghua] A case of "self- or racial denial"

2006-02-22 Thread Harry Adinegara
Sangat menarik apa yang ditulis oleh Eugene Robinson (wartawan Washington 
Post), yang sebagai wartawan sempat ber-lalang buana dan pernah membahas soal  
ethnicity dan persoalan ethnis dan komposisi etnis suatu bangsa, dalam hal ini 
bangsa Brazilia.
   
  Mirip2 apa yang bisa kita lihat dan kita alami di Indonesia , dimana negara 
ini di huni oleh multi etnis. 
  Eugene Robinson mengklasifikasi etnicity Brazil ini dalam tiga katagori, dan 
basis yang dia pakai dalam pengelompokan ini azasnya yalah dalam status atau 
dalam strata  ekonomi apa tiap etnis itu didukduk -kan.
  Yang pertama adalah, minoritas yang dia sebut saja sebagai "white" yang tidak 
saja pegang kendali ekonomi tapi juga pegang kekuasaan negara. Mereka ini 
adalah keturunan dari orang2 Eropah yang datang di masa conquistidor, atau para 
kolonialis.
  Yang kedua yalah apa yang dia sebut sebagai Amerindian, mereka ini adalah 
penduduk pribumi sebagai majority dari negara Brazil. 
  Yang ketiga yalah strata paling rendah yalah etnis dari keturunan budak 
belian, asal dari Afrika.
   
  Perlu di-ingat bahwa perkembangan achir2 ini menunjukan adanya gelombang 
perubahan di Amerika Selatan dalam konstelasi politik dan geseran antar etnis. 
Seperti di Venezuela, dimana Hugo Chavez sebagai Amerindian berhasil meraih 
kekuasaan dari para elit politik minoritas (white). Juga kabar terachir bahwa 
juga ada gerakan yang cukup cepat dan radikal dimana etnis Ameridian sebagai 
mayority suatu negara di Amerika Selatan mulai ber-ajang ke kekuasaan 
pemerintahan di masing2 negara di AmSel, seperti di Bolivia, Peru dan Chili. 
Jadi etnis majority mulai mengambil alih kekuasaan dari kaum white.
   
  Tapi keadaan kekuasaan pemerintah yang diraih  etnis majority bukan atau 
belum meniadakan kesenjangan dalam segi ekonomi. Tetap kekuasaan ekonomi masih 
ditangan minoritas white ini.
   
  Keadaan tersebut diatas hampir mirip dengan keadaan di Indonesia. Bedanya 
etnis minoritas dalam hal ini kita ambil minoritas Tionghoa tidak pernah 
mempunyai kekuasaan dalam pemerintahan. Yang mereka (etnis Tionghoa)punyai  
adalah kekuatan ekonomi. 
   
  Suatu hal yang menarik dalam "cerita"nya wartawan Washington Post ini adalah 
pengalaman pribadinya. Eugene Robinson adalah seorang Amerika, black American 
dan punya pacar seorang gadis cantik dari Brazilia. Gadis ini se-"warna" dengan 
Robinson, sama2 black. Jadi gadis ini adalah keturunan seorang budak belian 
dari Afrika, yang dalam konstelasi masyarakat Brazil gadis ini menduduki strata 
buncit. Tapi karena dia berhasil dan pegang jabatan seorang lawyer maka 
percakapan ini sangat menarik untuk disimak. Percakapan dimana seperti judul 
diatas berkisar ke tema soal "self atau racial denial"
   
  Ceweknya Robinson dia gambarkan sebagai:.a small woman with flaring 
nostrils, high cheekbones and brown skin at least a couple of  shades darker 
than mine" Jadi ceweknya ini sudah terang adalah keturunan black( sebutan yang 
dipakai di US yang ingin menunjuk ke etnis orang asal Afrika). Wartawan ini 
tanya:..."what it was like being black in Brazil" Pertanyaan cowoknya ini 
sangat mengagetkan cewek ini...'But I'm not..."I'm not Black" Kemudian dari 
pengalaman selama berdiam di Brazil Robinson mengetahui dari realita di  
lapangan, bahwa orang hitam tidak mau menggolongkan dirinya sebagai orang 
Afrika gara gara atau didasari suatu kondisi karena  dia berhasil dalam 
kariernya. Jadi status ekonomi anda akan merubah persepsi, bahkan persepsi diri 
sendiri dengan mengelabui diri sendiri.
   
  Disini kita sampai ke orang2 yang jadi proponent lahirnya LPKB. Apakah orang2 
LPKB ini termasuk orang2 yang tergolong sebagai  individu yang mengelabui 
dirinya sendiri. Mereka ingin memaksakan dirinya meng-adopsi suatu race 
tertentu dengan cara2 artificial dengan cara "self or racial denial?" Sah sah 
saja orang mau mengadopsi atau menjadikan dirinya sendiri sebagai individu 
dengan baju etnis lain. Tapi adalah sesuatu yang tidak manusiawi atau melanggar 
HAM apabila konsep integrasi ke masyarakat manunggal itu didasari dengan acuan 
untuk me-ingkari etnis seseorang memaksakan "self or racial denial" 
Memaksakan penghapusan suatu kebudayaan suatu etnis tertentu adalah tergolong 
genocide atau paling sedikit adalah diskriminasi secara keji .
   
  Ada satu jalan dimana keharmonisan, peng-integrasian suatu etnis tertentu 
menjadi suatu melting pot yang harmonis  bisa di-realisir yalah dengan 
.memberikan hak dan juga kewajiban kepada semua individu untuk membangun 
negara secara ke bersamaan dan berdasarkan keadilan dan keadilan hukum bagi 
semua orang yang berpartisipasi dalam suatu bangsa. Tidak dengan cara2 ala LPKB 
 apalagi dengan cara2 merujuk dan memaksa untuk  me "self or racial denial" 
Orang lahir tidak bisa pilih mau lahir jadi orang atau bangsa apa. Simple as 
that bukan!
   
  Harry Adinegara
   

  

[budaya_tionghua] Apa itu arti kosakata MERAKYAT?

2006-02-22 Thread Harry Adinegara
Suatu kosakata yang sebetulnya gamblang bak terangnya sinar matahari, kosakata 
MERAKYAT apabila dikaitkan dengan suatu kosakata lain yang menunjukan suatu 
kejadian atau suatu keadaan.
   
  Kita ambil suatu institusi semacam DPR, kosakata DPR adalah abreviasi dari 
rangkuman kata Dewan Perwakilan Rakyattapi apakah dewan ini betul2 
merakyat? Suatu pertanyaan yang oratoriskarena kerja dan kinerjanya, 
apalagi sikapnya terhadap kepentingan, kebutuhan konstituen yang bernama rakyat 
itu  nyatanya anggota dewan kita ini tidak MERAKYAT. Banyak anggota DPR 
yang ogah MERAKYAT misalnya dengan pongahnya ngobral duit rakyatnya untuk 
jalan2 kian kemari dengan alasan study tour.
   
  Kita ambil suatu institusi semacam Dewan Legislatip, kosakata ini menunjukan 
bahwa dewan ini adalah pembuat undang2 dan mengeluarkan aturan dan peraturan 
yang MERAKYAT...tapi apakah mereka anggota dewan legislatip ini mewakili 
kepentingan dan kebutuhan rakyat yang terungkap dalam isi undang2 dan peraturan 
yang mereka keluarkan.jawabnya banyak yang "kelihatannya" MERAKYAT tapi 
sebenarnya anti rakyat. Berjibun peraturan2 diskriminatip. Tidak perlu kita 
sebut satu persatu, banyak sudah diungkap di milis ini. Belum lagi peradilan 
dimana banyak anggota2 yang di namakan hakim dan penuntut umum itu 
terkontaminasi dengan penyakit yang dinamakan fulus...yang artinya banyak kalau 
tidak bisa dikatakan sebagian besar dari mereka ,dari institusi peradilan ini 
adalah orang2.for sale. Artinya mereka tidak MERAKYAT.
   
  Kita ambil suatu iinstitusi semacam dewan eksekutip yang terdiri dari kabinet 
dengan kepalanya seorang presiden dan dibantu oleh para mentrinya. Apakah sudah 
dewan (kabinet) melakukan tugasnya secara MERAKYAT? Contohnya berjibun pula 
dimana dewan eksekutip alias pemerintah itu anti rakyat. Konsentrasi pemerintah 
hanya tertuju kepada mikro ekonomi saja, itupun sudah kedodoran, karena dengan 
naiknya minyak dan segala kenaikan barang lain akibat kenaikan BBM, menjadikan 
pemerintah ini tidak MERAKYAT.
   
  Kita ambil institusi yang diklasifikasi sebagai perekat NKRI dan pembela 
rakyat tapi dengan adanya peristiwa2 yang mistirius dimana jutaan manusia 
bangsa dewek mati ternyata perekat  NKRI yang seyogianya jadi kebanggaan rakyat 
rupanya sepanjang pemerintahan tiranis Orba yadi tidak MERAKYAT. TNI dan Polisi 
bukan pembela rakyat , boro boro MERAKYAT. Angakatan bersenjata yang seharusnya 
MERAKYAT dalam menangulangi segala macam huru hara ternyata dalam banyak 
peristiwa potensinya seperti sesuatu yang impoten, yang tidak MERAKYAT.
   
  Kita tinjau para birokrat yang sebetulnya mereka duduk di tempatnya sebagai 
fungsionaris negara itu adalah berkat kekuasaan rakyat dimana mereka seyogianya 
mengabdi rakyat. Tapi kenyataannya mereka memperkaya dirinya sendiri bak 
parasit yang menghisap darah rakyatnya. Mereka bukan MERAKYAT tapi bikin 
melarat rakyat. Contoh aktuil dari kekejaman ini yalah para birokrat yang 
memeras TKI dan TKW. Setelah negara dan pemerintah yang tidak MERAKYAT karena 
pemerintah tidak becus memberikan tempat kerja di dalam negeri, rakyat kecil 
hengkang jadi babu dan kacungnya bangsa lain. Setelah datang balik kenegaranya 
mereka berhadapan dengan para birokrat yang tidak MERAKYAT. Mereka rakyat 
jelata ini ,diperas di bandara udara dan pelabuhan laut.
   
  Dengan adanya dan langgengnya institusi2 yang TIDAK MERAKYAT ,maka sebagai 
konsekwensi yang menyedihkan yalah pengangguran mencapai tingkatan yang serius. 
Sekarang banyak rakyat yang disuguhi alternatip terachir yakni makan nasi 
aking, gara gara pemerintah yang TIDAK MERAKYAT!
   
  Suatu anekdote yang kejam, ditengah kegemerlapan kota Jakarta terutama, 
dengan bersliwernya mobil mewah, berjubelnya mall2, berjubelnya restoran mewah, 
pe-golf2 yang main dilapangan, lapangan hasil aneksasi secara halus oleh 
penggede2 atas lahan kecil yang dimiliki rakyatnya, statistik rekayasa 
perkembangan GDP dan GNP tapi semua ini adalah hasil suatu axioma yang 
keliru yakni MERAKYAT yang sebenarnya kosakata MERAKYAT ini tidak pernah 
dialami dan dikenyam oleh rakyat jelata.
   
  Harry Adinegara
   


-
Do you Yahoo!?
  Yahoo! Music: Check out the gig guide for live music in your area

[Non-text portions of this message have been removed]





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[budaya_tionghua] OOT: Memberikan suatu KLIMAKS dalam postingan

2006-02-25 Thread Harry Adinegara
Menyambung tulisan terdahulu yang berjudiul "Aku mau/sedia jadi promotor" perlu 
di berikan suatu tekanan klimaks agar essensi/isi suatu postingan mendapatkan 
arti yang diharapkan.
   
  Aku juga akan mengusulkan agar anak2 yang cuman bisa 2 hari makan se-hari, 
anak2 jalanan yang putus sekolah, anak2 yang sedang sakit busung lapar anak2 
yang hidup dibawah jembatanrekrut mereka2 ini. Minta kepada mereka agar 
mereka bisa menyumbangkan tenaganya barang sejam dua jam dan mintalah mereka 
anak2 malang ini melayani para birokrat korup dan para konglo hitam yang buncit 
kekenyangan duit haram itu. Biarkan mereka anak2 malang ini ber-lalu lalang 
diantara para tamu "terhormat" ini sambil menebarkan bau , body odor mereka 
yang setahun tidak kena air, alias mandipun tidak bisa.
   
  Mudah2an mereka, para birokrat itu beserta begundal2nya kesengsem melihat 
anak2 bangsa ,anak2 bangsa yang mereka me-larat-kan itu.
   Biarlah mereka nyaho akan reality kehidupan klas bawah yang hidup in abject 
poverty yang notabene adalah hasil kinerja mereka(birokrat busuk2 ini)
   
  Harry Adinegara


-
Do you Yahoo!?
  Yahoo! News: Get the latest news via video today! 

[Non-text portions of this message have been removed]






.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] OOT: Aku mau/sedia jadi promotor

2006-02-25 Thread Harry Adinegara
Idee ini muncul dalam perjalananku pulang dalam mobil, setelah berhasil 
"menebelin" pocket money ku ,.yang adalah hasil "sumbangan"  Star Casino.
   
  Sembari mengendarai mobil, aku "ngelamun", boleh2 saja rada ngelamun karena 
jalan sepi menuju rumah kediaman apalagi hari Saptu begini.
   
  Aku memikirkan apa yang bisa aku perbuat dengan uang hasil "sumbangan" Star 
Casino itu ,yang sekarang, tadi aku periksa sudah mencapai A$18,020.00 to date. 
Aku perlu memikirkan usaha yang baik yang bisa dinikmati oleh orang2 yang dalam 
idee ku itu bisa mendapatkan faedahnya, faedah jasmaniah juga tidak boleh 
dilupakan kebaikan dalam  segi moral. Dalam bahasa popnya aku kembalikan uang 
itu ke masyarakat, suatu idee yang bagus pikirku. Pikiran melayang kesana 
kemari, baru aku menemukan jalan yang benar2 unik dan originil dan aku pikir 
idee ini akan bisa diterima oleh para animo   ideeku ini yang  aku harapkan  
tidak sedikit jumlahnya.
   
  Tapi pertama-tama aku minta kesediaan kawan2 terhormat di milis ini. 
  Aku akan donasikan uang A$18,000.00 dan idee ku yalah akan mengadakan pesta 
besar2an di Indonesia. Pesta besar ini untuk menarik animo dan aku beri judul 
"Le grand Parti". Aku nyerempet2 pakai boso France kalau salah maap aja harap 
dibetulin.
  Yang terlintas dalam benakku yalah konco baik-ku Bung Yap HG, aku pintakan 
bantuannya. Selain perlu bantuan materi, yakni tenda2 asal kain parasut , juga 
beliau perlu merangkap selain jadi pemberi pinjaman parasut ,juga tenaga Bung 
Yap perlu aku pintakan. Aku anggap beliau sangat gape, mengetahui bahwa beliau 
pandai BBQ-an. Aku minta beliau jadi "Le grand Chef" 
  Kemudian aku anggap ini juga setelah nyaho dan me-refer ke  foto2 temu darat 
T-Net, aku mohon bantuan para bidadari2 T-Net seperti Dik Uly dan Dik Eva. Uly 
bisa jadi kepala penerima tamu. Bagian ini diperlukan orang yang selain ramah 
dan cerewet juga punya penampilan yang ngintelek. Bagi Dik Eva aku pintakan 
kepada beliau apa salahnya kalau Dik Eva jadi MC alias master ceremony. Maklum 
undangan dan tamu yang di-undang itu adalah semua birokrat Indonesia baik masa 
Orba yang lalu dan juga Orref(orde reformasi). Aku anggap Dik Eva punya 
pengalaman dalam soal integrasi beliau dengan para birokrat.
   
  Bagi para dermawan para members lain yang berkecimpung dalam percetakan, aku 
pintakan men-cetak surat undangan yang bagus dan menarik dengan usulan judulan 
ini. Tentunya harus pakai boso Linggisan agar para birokrat kesengsem, mahfum 
lah kalau orang kita itu kan demen banget kalo boso2 Linggisan kan! Judulnya 
aku pilihkan: We are honoured to invite you to a grand dinner  on the 
place Senayan.
   
  Kemudian, harap saja para birokrat dan para konglo hitam yang aku usulkan 
untuk diundang itu akan ber-bondong2 datang karena ke-unikan pesta besar ini. 
Tentunya pasti diantara member milis terhormat itu ada yang gape mengadakan 
promosi dengan cara yang menarik. Tapi pikir2 sedang2 saja promosinya ngak 
apalah lha wong yang bakalan aku usulin undang itu kan terdiri dari orang2 
rakus alias gragas , boso jowo-nya , tidak saja rakus duit tapi juga rakus 
jajanan,apalagi kalau tahu makanan yang akan disajikan itu prodeo 100% semuanya 
.
   
  Setelah mereka para birokrat2 "terhormat" beserta begundal2nya konglo hitam 
muncul, persilahkan mereka duduk ditempatnya masing2. Harap di meja sudah 
disediakan menu apa yang bakalan akan di sediakan buat beliau2 ini. Berilah 
judul di  letter headingnya: 
  "A lesson of life Menu"
  Pertama: tentunya ada apetizernya: tulis saja :
  apetizer:  Gaplek bakar dengan bumbu garam.
  main course: sate tikus plain tanpa bumbu,perlu hemat
dibarengi: nasi aking
  sebagai dessert mengachiri dinner: singkong yang sudah 
dijemur agar lama bisa dinikmati saking kerasnya.
   
  Kalau mereka, beliau2 itu sudah mengenyam menu "a lesson of life" ini, tolong 
mintakan pendapatnya. Apabila ada yang mengumpat tolong di beritahu kalau 
menurut judulnya menu itu kan sudah di bilang kalau ini adalah "a lesson of 
life menu". Bilang saja kepada para birokrat2 itu ya inilah menu yang anak 
bangsanya  para birokrat terhormat itu setiap harinya:  rakyat kecil yang 
sekarang sudah mencapai 40% itu me-nyantap, berkat "kinerja" para birokrat dan 
konglo hitam . Mudah2an setelah menikmati menu  lesson of life ini para 
birokrat korup dan konglo hitam bisa membuka hatinya karena mereka mengalami 
betapa enaknya menu a lesson of life itu.
   
  Harry Adinegara
   
   


-
Do you Yahoo!?
  The New Yahoo! Movies: Check out the Latest Trailers, Premiere Photos and 
full Actor Database.

[Non-text portions of this message have been removed]





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website 

[budaya_tionghua] OOT: Tulisan yang bisa buat basis melanjutkan tukar pikiran

2006-03-03 Thread Harry Adinegara
Ini ada satu nukilan yang ditulis oleh Dr Philippe Rushton, yang a.l. 
membeberkan soal prosedur test IQ yang beliau singkap dalam analisa ilmiahnya 
tentang IQ pelbagai race. Sesuatu yang menarik yang bisa dibahas oleh para 
lootjianpwee yang sudah terlanjur membahas soal rekrut calon2 serdadu di 
Amerika yang terdiri dari pelbagai etnis yang terkait dengan IQ masing2 etnis.
   
  Di tulisan ini akan dijelaskan juga dengan metode apa IQ itu di kumpulkan dan 
diklasifikasi dengan menghasilkan resultat yang meng-klasifikasi para etnis 
dengan  & dalam beberapa level tergantung dari berapa IQ yang mereka 
dapat.Teori Dr Rushton ini diperkuat dengan data2 yang dikumpulkan oleh dua 
scientist lain Lynn dan Vanhanen yang menyimpulkan adanya korelasi antara IQ 
suatu etnis tertentu dengan perkembangan negara yang bersangkutan. Test 
diadakan secara TERTULIS dengan metode Raven's Matrices dan tanpa batas waktu, 
sampai semua peserta menyelesaikan testnya.
   
  "WHY AFRICA IS AFRICA-AND HAITI HAITI'
  March 10.2004
  By J Philippe Rushton
   
  Early in 2002 I published a VDARE.COM review on Richard Lynn and Tatu 
Vanhanen's book IQ AND THE WEALTH OF NATIONS. It was powerfully seconded a few 
weeks later by Steve Sailer.
   
  The book's thesisthat a country's prosperity is closely related to the 
average IQ of its population- should have made the cover of The Economist 
because of its devastatingly important implications. But although some 
academics took notice, it was ignored by the mainstream media.
   
  Finally, a year and a half later after I introduced the subject to VDARE.COM 
readers, the essential argument appeared in the London TIMES, along with a 
beautiful IQ Mapof the World (The wealth of nations is mapped by heir IQ, By 
Glen Owen November 10.2003)
  Why the sudden interest? Could it be because Matti Vanhagen, the son of the 
co-author Tatu Vanhanen, Professor Emiritus of Poitical Science at the 
Unversity of Tampere in Finland, was recently elected Prime Minister of 
Finland?( Richard Lyn is Professor Emiritus of Psychology at he University of 
Ulster)
  No,no that's too cynical. More likely, because Lynn and Vanhaneen had 
reported some newanalyses of their data which caught the attention of a 
journalist willing to listen. (This happens sometimes)
   
  This is why they reported: For sixty countries which clearly identified IQ 
scores, the correlation with real gross domestic product, or GDP, was 
significant (about r=0.60). The countries of the Pacific Rim (Japan, South 
Korea, Taiwan, China, Hongkong and Singapore) had the highest  average  IQs, of 
about 105. Then next come Europe, the United States, Canada, Australia and New 
Zealand, averaging 100. In South Asia, North Africa and most Latin American 
countries, the average IQ score was about 85, and in sub-Saharan Africa and the 
Carribbean around 70.
   
   The bottom line: well over half (about 58 percent) of the differences in 
national wealth can be explained  in terms of national differences in average 
intelligence. Each IQ point above 70 in the national average was worth about 
$850 in per capita GDP. 
  The new Lynn-Vanhanen report concluded that people with high IQs were better 
able to master the complex skills needed to produce goods and services for 
which there is international demand. They were more likely to develop efficient 
public services such as transport and telecommunications, which provide 
efficient infrastructure. They are more likely to have intelligent political 
leaders who manage their economies effectively.
   
  As Richard Lynn explained to  The Times:
  "Our critics would suggest that we are confusing cause and effect, and that 
IQs are higher in rich countries because of better health, education and so on. 
But wedon't think that is likely: intelligence is the largest single factor 
behind national wealth. It the becomes a virtuous circle, wit the resulting 
affluence adding extra IQ points"
   
  The authors are NOT denounced as "racist" for showing that East Asians have 
higher IQs than Wites.
   
  Nor is umbrage taken at what Professor Lynn  told The Times about  China's 
potential for becominga superpower.
   
  "The per capita income in China is lowbecause of te inefficiency of the 
communist system. Now the Chinese have introduced a market economy the growth 
rate is rapid... China can be predicted to reach parity with Europe and the 
US...and become the new economic and military superpower"
   
  What critics have objected to---very strongly---is the statement that te 
sub-Saharan Africans have an average IQ of 70.
  This is indeed, extremely low. In North America,an IQ of 70 suggests 
borderline mental retardation.
   Critics of the finding that he average African IQ is 70 say that it simply 
must be wrong. They insist that biased testing procedures must have been used, 
even though dozens of seperate studies have corroborated the results from East, 
West, Central, and Southern Africa.
  For Ex

[budaya_tionghua] Ladang Pungli di negara deldel duwel

2006-03-20 Thread Harry Adinegara
Ada yang ketinggalan:
  1. bagaimana cewek2 yang pakai hipster, yang kliatan udelnya itu ya, 
  brapa denda dan hukumannya?
  2. wah cewek2 yang berjoang untuk negara misale main bulu tangkis
  yang kliatan pahanya,auratnya yang mulus itu kena denda dan hu-
  man brapa tahun ya?
  3. ini nasehat selain buat "pelaku"nya juga bagi calon penumpang, 
  yang aku maksudkan kalau naik becak!. Gimana tuh ya kalau tu-
  kang becaknya takut ngerem (rem becak letaknya ditengah selang-
  kangan) dikira pak becak pegang anu-nya, yang bila dilihat
  oleh bapak pungli, bisa dikategorikan tindak porno, wah kan kasi-
  han penumpangnya bisa duluan nabrak apa2 yang dimuka becak 
  itu..., inilah  gawenya negara deldel duwel.
  Diatas itu cuman tiga saja contoh dimana soal tindak porno itu bisa diplintir 
menurut selera bapak yang demen pungli di negara deldel duwel.
   
  Harry Adinegara
  

   *potongan RUU APP dari kompas 4 Maret 2006 hal 55 





-
On Yahoo!7
  Desperate Housewives: Sneak peeks, recaps and more. 

[Non-text portions of this message have been removed]






.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] Iklimkah kah yang memegang peranan ?

2006-03-22 Thread Harry Adinegara
Semua peradaban dunia, peradaban yang sampai saat ini masih bisa kita 
temui,masih kita rasakan keberadaannya dan pengaruhnya, dilihat dari segi  
budaya, segi ilmu pengetahuan , tidaklah berlebihan bahwa peradaban dunia ini 
berasal dari bangsa2 yang menghuni daerah2 yang beriklim sub tropis.
   Bahkan kebudayaan yang mewakili Islam bisa kita pilah2 dari sejarah, 
kebudayaan tinggi (the golden age of Islam) lahir daerah yang sekarang dikenal 
sebagai Turki. Di zaman imperium Ottoman, selain daerah pengaruhnya mencapai 
perbatasan2 negara Eropah, juga soal kebudayaan, hukum , ekonomi dan ilmu 
pengetahuan masih bisa kita rasakan pengaruhnya sampai saat ini.
  Ilmu kedokteran yang dipelajari secara ilmiah terjadi di Baghdad. Negarawan 
besar seperti Saladin the Great juga berasal dari , yang sekarang dikenal Iraq. 
   
  Tidak bisa dilewatkan disini pengaruh negara2 Tiongkok dan India, mereka  
pegang peranan pula dalam kebudayaan dunia dengan implikasi2nya yang sampai 
saat ini masih berlaku.
   
  Sekarang di era abad ke 21 ini kebudayaan dan segala kemajuan manusia bisa 
dikatakan berasal dari per-tama2 negara2 Eropah,USA, atau negara2 Barat. 
   
  Apabila anda simak dan perhatikan, semua kemajuan manusia sepanjang abad 
datangnya dan dirintis oleh negara2 yang bermukim di daerah subtropis.
   
  Apakah ada hubungan dan korelasinya antara penduduk dan tempat tinggal mereka 
beserta iklim di tempat2 itu?
   
  Rupanya suatu hipotese muncul bahwa korelasi kemajuan manusia itu tergantung 
atau di topang oleh iklim dimana manusia atau bangsa itu tinggal. Alam/iklim 
subtropis dimana ada pergantian 4 macam musim dalam setahun, se-olah2 memicu 
penduduk ,manusia dan bangsa yang mendiami daerah ini untuk jauh2 hari 
meng-antisipasi dan menyesuaikan kondisinya dengan perubahan iklim. Manusia dan 
orang2 "semacam" ini akan dipicu kegiatannya untuk lebih memikirkan bagaimana 
menghadapi "rintangan" dalam kehidupannya, untuk bisa menyesuaikan kondisinya 
dengan perubahan iklim. Kegiatan akan lebih banyak ketimbang orang2 yang 
berdiam di daerah dengan iklim, misalnya di daerah tropis yang hanya punya 2 
perubahan iklim dalam setahun. Apakah IQ manusia yang mendiami daerah 
subtropika ini bisa dikatakan "tertempa" sepanjang evolusi dan menghasilkan 
manusia unggulan ketimbang orang yang berdiam di daerah dan beriklim lain?
   
  Kesampingkan apakah hipotese diatas itu benar atau tidak nantinya, tapi yang 
jelas yalah: manusia dan bangsa yang berdiam di negara2 subtropis, dalam 
penelitian sejarah memang terbukti lebih maju dalam banyak hal ketimbang 
negara2 yang terletak di daerah tropis. Manusia dan bangsa yang bermukim di 
daerah tropis selain hanya mengalami 2 musim dalam setahun, dalam hipotese 
dikatakan mereka ini kurang giat berkiprah untuk memikirkan lebih panjang 
bagaimana memajukan kelestariannya, apalagi yang hidup di-alam yang dikurnia-i 
dengan natural resources yang melimpah. Ambisi untuk maju terhalang dan orang 
jadi malas untuk lebih giat mengantisipasi kehidupannya di masa depan.
   
  Suatu hipotese yang tidak mudah di tangkis karena perjalanan sejarah 
membuktikan bahwa memang manusia asal dari daerah2 subtropis itu lebih maju 
ketimbang manusia yang hidup di daerah tropis.
   
  Harry Adinegara


-
On Yahoo!7
  Messenger: Make free PC-to-PC calls to your friends overseas. 

[Non-text portions of this message have been removed]



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] OOT: Kenapa orang pinter/berjasa/nasionalis sejati , tapi tidak "laku"?

2006-04-01 Thread Harry Adinegara
Setelah mengunjungi pelbagai milis, selama ber-tahun2, dan pernah juga aku 
tulis soal ini ber-tahun2 yang lalu di milisnya Mcdougal, tapi rupanya perlu 
untuk di-refresh kembali. Entah ini akan membuahkan hasil atau tidak, adalah 
suatu pertanyaan. Soalnya kalau bicara di ladang negara amburadul, kritik 
membangunpun tidak mendapatkan simpati, boro2 mau mengajukan pikiran2 yang 
berguna bagi negara.
   
  Kendati itu aku perlu menyimak suatu kejadian sejarah dan mengkaitkan dengan 
tokoh sejarah lain, yang tanpa kaitan ini rasanya kita tidak bisa benar2 
menyikapi dengan betul kejadian sejarah ini.
   
  Siapa gerangan seorang tokoh, tokoh yang selain pinter/ berjasa dan 
nasionalis sejati tapi beliau tidak laku? Tidak laku karena beliau rupanya 
dilupakan oleh anak bangsanya sendiri, setelah beliau berjoang untuk 
kemerdekaan bangsanya. Tidak lain yalah exponent lain dari sebuah ikatan yang 
dinamakan Dwi Tunggal.

  Mohammad Hatta, beliau adalah pejoang dan ber-sama2 dengan Soekarno, 
kedua2nya memperjoangkan kemerdekaan negara Indonesia. Tapi bagaimana Dwi 
Tunggal ini bisa pecah, hal ini sudah banyak disimak dalam tulisan2 sejarah. 
Belum lagi friksi dan clash antara pikiran sehat dan pragmatis ketimbang visi 
yang dianut Soekarno yang bisa dikatakan nasionalis2an secara meng-gebu2 tanpa 
memperhatikan pembangunan ekonomi. Disinilah sebentulnya perbedaan yang besar 
antara kedua sosok sejarah ini.
   
  Syukurlah bahwa se-tidak2nya ada seorang individu, seorang negarawan yang 
benar2 menyandang kriteria seorang yang pinter/berjasa dan seorang nasionalis 
sejati. Beliau tidak mau mengorbankan visinya, kehormatannya untuk ikut2 
"membangun" dengan caranya Bung Karno, yang selain ber-nada advonturis dalam 
politik, ditambah sesuatu yang sangat mencelekakan masa depan Indonesia yalah 
Bung Karno men-sepelekan pembangunan ekonomi.
  Bung Hatta adalah seorang terhormat, beliau lebih baik mengundurkan diri 
ketimbang namanya terpuruk dalam sejarah.
   
  Apa artinya predikat sebagai seorang founding father, seorang yang bisa 
memperstukan bangsa,  tapi keberhasilannya hanya  sampai ke aspek meraih 
kemerdekaan dan mempersatukan bangsa tapi tidak bisa mengisi kemerdekaan itu. 
Merdeka tidak hanya untuk merdeka saja, tapi bagaimana caranya mengisi  
kemerdekaan itu dengan cara memimpin bangsa menuju ke negara yang adil dan 
makmur, inilah aspek /kriteria yang fundamentil bagi seorang pemimpin!
   
  Apa yang kita dapati setelah merdeka? Apa yang bisa dikatakan keberhasilan 
Soekarno dalam pembangunan ekonomi? Fakta sejarah sudah menuliskan.hasilnya 
nol besar! Apa kemerdekaan itu cuman bertujuan hanya mempersatukan bangsa? Aku 
teringat akan ungkapan orang  Jowo yang jadi sindirin bagi orang2 yang tidak 
punya visi untuk maju..."mangan orak mangan asal kumpul". Apa artinya   
Soekarno itu sudah berjasa mempersatukan bangsa?.albeit tanpa memberi 
artian yang lebih agung yakni membangun negara menuju masyarakat yang adil dan 
makmur?
   
  Syukurlah tapi nyatanya sosok sejarah terhormat ini seorang selain 
pinter/berjasa/nasionalis sejati tapi dilupakan oleh anak bangsanya sendiri. 
   
  Rupanya untuk masa depan orang2 yang terhormat selain langka di temui di 
Indonesia saat ini ,seperti misalnya Mohammad Hatta, juga misalnya ada seorang 
yang jujur dan terhormat akan tidak "laku" di negara deldel duwel. Seorang 
jujurpun tidak akan bisa "hidup" di negara yang penuh dengan penyamun, simple 
as that!
   
  Harry Adinegara
   
   


-
On Yahoo!7
  Messenger: Make free PC-to-PC calls to your friends overseas. 

[Non-text portions of this message have been removed]





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] Heboh Karikatur Indonesia Australia

2006-04-03 Thread Harry Adinegara
Wawancara Radio Nederland dengan seorang pakar politik asal Australia, silahkan 
membaca.
  


WARTA BERITA RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP
Edisi: Bahasa Indonesia

Ikhtisar berita disusun berdasarkan berita-berita yang disiarkan oleh
Radio Nederland Wereldomroep selama 24 jam terakhir.

-

Edisi ini diterbitkan pada:

Senin 03 April 2006 14:50 UTC

* Heboh karikatur Indonesia Australia

Intro: Ketegangan Jakarta Canberra terus meningkat, ketika presiden SBY meminta 
supaya semua hubungan dengan Australia dikaji ulang. Heboh terakhir kedua negara
menyangkut soal karikatur penghinaan timbal balik. Mulanya, harian Rakyat 
Merdeka
yang terbit di Jakarta memuat karikatur yang dianggap menghina perdana menteri 
dan
menteri luar negeri Australia. Kemudian, Sabtu lalu, muncul karikatur balasan 
pada
harian The Australian yang dianggap menghina presiden SBY. Menariknya, bobot 
koran
Rakyat Merdeka berbeda dengan gengsi harian The Australian. Seperti berikut 
dijelaskan
oleh Dr. Ed Aspinall, dari Australian National University di Canberra.

Ed Aspinall [EA]: Ya memang ini agak ironis sebetulnya. Karena suratkabar The 
Australian
itu cukup bergengsi dan The Australian itu selama ini mengkampanyekan agar 
hubungan
antara Australia dan Indonesia lebih baik. Biasanya mereka dianggap sebagai 
bagian
kubu, atau loby pro Indonesia yang ada di Australia. Tapi, kenapa jadinya kartun
itu dimuat, mungkin ada beberapa alasan.

Yang pertama, itu barangkali menyangkut prestasi kartunis itu sendiri. Bill Leak
itu kebetulan dia seorang kartunis yang cukup ternama atau cukup populer di 
Australia.
Barangkali ada sebagian pembaca suratkabar itu, membeli suratkabar itu, justru 
untuk
melihat kartun yang dia buat.

Kedua, saya kira, mungkin konteksnya juga harus dimengerti. Ketika kartun Rakyat
Merdeka itu baru muncul di media massa di Australia, sebetulnya saya rasa 
sebagian
besar masyarakat Australia juga tidak begitu tersinggung, sebetulnya. Dan 
menganggap
itu sebagai sesuatu yang biasa, sebetulnya. Karena karikatur yang ada dalam 
media
massa di Australia kalau, barangkali, menurut ukuran Indonesia sering dianggap 
menghina
politikus. Bahkan banyak orang akan menganggap kartun Rakyat Merdeka itu sebagai
sesuatu yang lucu saja.

Radio Nederland [RN]: Bagaimana anda mengamati reaksi di Australia sesudah ini? 
Kalau di Indonesia kan marah-marah, kemudian banyak orang merasa terkejut, DPR 
juga
merasa, udah putuskan saja hubungan diplomatik Indonesia Australia gitu. Tapi, 
apakah
di Australia juga seheboh semacam itu?

EA: Oh tidak, karena kartun-kartun yang menggambarkan politikus atau kepala 
pemerintahan
secara kasar menurut selera Indonesia sudah merupakan kebiasaan di Australia. 
Jadi,
yang dianggap kasar di Indonesia, dianggap biasa saja di Australia. Jadi, sama 
sekali
tidak heboh. Bahkan, kartun yang muncul dalam Rakyat Merdeka juga tidak begitu 
menimbulkan
suatu reaksi panas di Australia.

RN: Dengan demikian, sebenarnya, walaupun sekarang terjadi pertikaian soal 
pengungsi
kemudian yang berlanjut dengan pemanggilan dutabesar segala macam, akhirnya 
hubungan
dua negara bertetangga ini akan membaik lagi.

EA: Saya kira akan sembuh dengan sendirinya. Karena hubungan Indonesia dan 
Australia
jauh lebih luas daripada persoalan Papua semata-mata. Kekhawatiran saya, justru 
satu, bahwa di kemudian hari akan datang pengungsi dalam jumlah yang lebih besar
dari Papua ke Australia.

Kalau itu terjadi, dan mereka diberi status suaka lagi, ya bisa jadi hubungan 
antara
Australia dan Indonesia bisa saja terganggu secara serius. Tapi kalau itu tidak 
terjadi, saya rasa hubungan Australia Indonesia akan sembuh dengan sendirinya.

RN: Tapi anda melihat bahwa Australia berusaha mendesak Indonesia supaya 
memperbaiki
perilakunya di Papua?

EA: Sebetulnya tidak, lebih baik kita bertanya kalau dibilang Australia mendesak
Indonesia untuk memperbaiki perilakunya, lebih baik kita bertanya dulu Australia
yang mana? Gitu. Kalau dikatakan pemerintah Australia, apakah dia punya suatu 
skenario
untuk melakukan intervensi ataupun desakan terhadap pemerintah Indonesia. Saya 
bisa
katakan bahwa sama sekali tidak ada.

Pemerintah Australia sebetulnya agak alergi dengan persoalan Papua. Karena sudah
mendapat suatu pelajaran dari masalah Timor Timur. Dan pemerintah Australia 
sudah
menyadari keterbatasan kemampuannya untuk mempengaruhi Indonesia dalam soal 
Papua
ini.

Tapi kalau ditanya apakah ada kelompok-kelompok atau bagian-bagian tertentu dari
spektrum politik yang ada di Australia, yang punya keprihatinan soal Papua, ya 
jelas
ada. Dari pihak NGO misalnya ada, dari ormas-ormas tertentu, dari partai politik
tertentu, ada yang sangat prihatin soal Papua dan ingin mengkampanyekan 
persoalan
Papua tersebut.

Tapi, kalau dikatakan bahwa pemerintah Australia itu sendiri mempunyai suatu 
skenario
tertentu ataupun keinginan untuk melakukan tekanan terhadap Indonesia soal 
Papua,
saya kira itu s

[budaya_tionghua] Why the Next Decade Will Be Neither Chinese Nor Indian

2006-04-07 Thread Harry Adinegara

Menggebu-gebu-nya berita media yang menggambarkan China dan India yang akan 
jadi super power dalam masa yang akan datang, ini ada suatu pandangan lain dari 
penulis Prof Prabhu Gupta yang memberikan gambaran lain.
  Jepang akan melangkah ke era baru, era yang samasekali akan mengubah 
humankind membawakan dirinya didunia ini.
  Apakah robot akan menguasai kehidupan kita dikemudian hari? Suatu pertanyaan 
yang akan menjadi kenyataan tanpa kita sadari akan terwujut dalam waktu yang 
relatip dekat.
Robot yang bisa "berpikir" sendiri, robot yang bisa berpikir race mana yang 
perlu di-anulir? Suatu "hipotese" kalau benar suatu hipotese yang 
menggelisahkan, bagaimana robot yang digerakkan oleh para despot dan tiran. 
Apakah manusia akan jadi budak belian dan slaves dari para tiran dikemudian 
hari? Suatu fantasi? Robot menguasai dunia?
   
  Harry Adinegara
  


*

Why the Next Decade Will Be Neither Chinese Nor Indian
By Prabhu Guptara | Wednesday, March 15, 2006

China and India are poised to be the next economic powerhouses of the world. 
However, according to Prabhu Guptara, Japan’s preeminence in robotic 
technology may require us to reconsider their economic potential. In this 
two-part series, he makes an argument for Japan, while also illuminating his 
concerns for a future with highly sophisticated robots

Read on at: http://www.theglobalist.com/dbweb/StoryId.aspx?StoryId=5083 



-
On Yahoo!7
  Messenger: Make free PC-to-PC calls to your friends overseas. 

[Non-text portions of this message have been removed]





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] DPR Hamburkan Rp16 Miliar

2006-04-07 Thread Harry Adinegara
Sekjen Formappi bilang kalau anggota DPR itu benar2 melukai hati rakyat dan 
tidak bertanggung jawab terhadap kostituen-nya.
   
  Aku koq ngak ngerti kenapa orang tidak mengerti ya. Sudah sejak pemilu yang 
terachir aku sudah mengendus bau busuk. Walaupun delegasi dari LN yang ikut 
memantau pemilu ini bilang kalau pemilu kali ini di Indonesia dilakukan dengan 
tertib, aman, transparan , tapi mereka (pihak LN) tidak mengendus bau busuknya 
peranan duit di pemilu. Bahkan KPU-nya sendiri kena "musibah" korupsi, apalagi 
"calon2 wakil rakyat" itu semuanya terpilih selain mewakili partai yang bobrok 
,deldel duwel juga individunya memang semuanya babak bundas wataknya.
   
   Nah inilah akibatnya kalau dapat wakil yang kelihatan dipilih tapi caranya 
pemilihan itu sendiri yang deldel duwel.
   
  Jadi di lihat dari pojok manapun soal DPR dan anggota2nya ya akan mementaskan 
adegan yang deldel duwel, lha wong caranya milih mereka itu juga babak bundas. 
Jadi ngak perlu heran kalau anggota2 "wakil rakyat" ini cuman kerjanya jalan2, 
berkat pemilu yang berdasrkan duit. Simple as that!
   
  Harry Adinegara
  

  
DPR Hamburkan Rp16 Miliar

a.. Hendak jalan-jalan ke luar negeri lagi 


Jakarta, BPost
Di tengah kondisi rakyat yang belum pulih dari krisis ekonomi, para wakil 
rakyat di DPR justru bersiap menghabiskan uang negara Rp16 miliar. Uang 
sebanyak itu disiapkan untuk membayar ongkos plesiran ke 14 negara. Programnya 
dinamai pengiriman delegasi muhibah dan delegasi teknis DPR berdasarkan 
undangan dari parlemen luar negeri. 

Mengantipasi gejolak, Ketua Badan Kerjasama Antarparlemen (BKSAP) Abdillah Toha 
bahkan meminta pers dan masyarakat supaya menyikapinya dengan bijak dan tidak 
dibesar-besarkan. Kader PAN ini menjelaskan, pengiriman delegasi kerja sama 
bilateral DPR ini baru terealisasi ke Jerman. 

"Sementara 13 negara yang belum dikunjungi itu adalah Suriah, Korea Utara, 
Cili, Yordania, Cina, Rusia, Italia, Prancis, Jepang, Venezuela, Slovakia, 
Belgia dan Korea Selatan," kata Abdillah Thoha dalam keterangannya di Gedung 
DPR, Jakarta, kemarin. 

Selain itu, kata Abdillah, ada juga kunjungan muhibah yang direncanakan ke 
delapan negara. Dari rencana itu dua yang terealisasi, Iran dan Kamboja. 

"Sedangkan enam negara lainnya belum. Yaitu Malaysia, Brunei, Korea Selatan, 
Aljazair, Libya, Arab Saudi, dan Portugal," ungkapnya. 

Menanggapi ini, Sekjen Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) 
Sebastian Salang menyesalkan hal tersebut. 

"Ini gila. Kalau itu benar, maka sama saja mereka telah melukai hati rakyat 
yang makin terjepit karena berbagai masalah di Tanah Air. Mereka wakil rakyat, 
masa melukai hati konstituennya sendiri," sesalnya. 

Apalagi, lanjut Salang, selama ini agenda anggota parlemen ke luar negeri dan 
hasil-hasilnya tidak pernah dirasakan rakyat. 

"Karenanya, kalau bisa ditinjau lagi, apalagi ini menyangkut anggaran yang 
mereka naikkan dua kali lipat dibanding tahun lalu," tandasnya. 

Namun Abdillah menampik kunjungan ke luar negeri tak ada manfaatnya. "Kunjungan 
ke luar negeri itu sangat bermanfaat untuk membangun hubungan antar parlemen 
dan menambah wawasan," jawabnya. 

Menurut ketua DPP PAN ini, BKSAP adalah alat kelengkapan DPR yang resmi 
menangani urusan luar negeri untuk menjalin dan membina hubungan persahabatan 
DPR dengan parlemen negara lain, baik secara bilateral maupun multilateral. 

Guna mencapai hasil yang optimal, untuk periode 2006-2007, BKSAP membagi 
lingkup kerjanya ke dalam 4 desk. Pertama, desk IPU dan organisasi 
international. Kedua, desk IPO, Asia Pasific dan Organisasi Regional. Ketiga, 
desk bilateral Asia Pasific, Amerika dan PBB. Dan keempat, desk bilateral 
Eropa, Afrika, Timur Tengah dan OKI. 

Untuk mengefektifkan peningkatan mutu hubungan kerja sama bilateral, BKSAP 
membentuk grup kerja sama bilateral yang sejak 1993 telah menjalin 35 bentuk 
kerjasama yang telah terbentuk. 

Selain melakukan kunjungan, tahun ini, BKSAP juga menerima kunjungan delegasi 
parlemen dari negara-negara lain. Sementara mengenai kunjungan ke Australia, 
Abdillah mengatakan, BSKAP tidak akan melakukan kunjungan negara Kanguru ini. 
rmc


[Non-text portions of this message have been removed]




-
On Yahoo!7 
  Answers: Real people ask and answer questions on any topic. 

[Non-text portions of this message have been removed]






.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[budaya_tionghua] Tibo dan Kekeliruan Vonis Mati

2006-04-12 Thread Harry Adinegara
Law of the Jungle? You bet! Sebenarnya pihak2 luar jangan ikut campur lho, 
apalagi kalau menghadapi negara besar kayak Indonesia. Bisa2 nanti di 
klasipikasi sebagai mencampuri urusan intern negara besar Indonesia.
   
  Jadi Paus apa sebenarnya diam saja. Bisa nanti negara Vatican di samakan sama 
Australia, ikut2 mencampuri urusan negara besar Indonesia. Biarlah rakyat 
negara besar ini ngurus urusannya sendiri.
   
  Hopeless? We are living in the jungle, survival of he fittest? You bet! 
Simple as that! Mosok ada 16 saksi koq ngak ikut di-mintai keterangan? Inilah 
namanya law of the Jungle! Siapa Tarzan-nya ya?
   Harry Adinegara
  

  

SUARA PEMBARUAN DAILY 

Tibo dan Kekeliruan Vonis Mati
Oleh 
Tjipta Lesmana


Fabianus Tibo - serta dua kawannya, Dominggus da Silva dan Marianus Riwu saat 
ini sedang menunggu "saat-saat terakhir" kehidupan mereka, setelah Presiden 
Susilo Bambang Yudhoyo menolak permohonan grasi yang mereka ajukan. Pengadilan 
tingkat terakhir, yaitu Mahkamah Agung, telah memperkuat vonis mati yang 
dijatuhkan pengadilan I dan II, karena mereka dinyatakan terbukti melakukan 
kejahatan 
dalam kerusuhan rasial di Poso tahun 2000 yang menewaskan ratusan orang. 

Namun, setelah grasi ditolak Presiden, muncul aksi-aksi massal di berbagai 
kota, mendesak Presiden membebaskan Tibo cs. Bahkan Paus Bennedictus pun 
menghimbau Presiden Indonesia untuk memberikan pardon kepada Tibo cs, para 
terpidana mati dianggap hanya korban rekayasa pihak-pihak tertentu. 

Orang-orang dibalik kerusuhan Poso itu, para aktor intelektual, justru dinilai 
tidak tersentuh hukum. Di mana rasa keadilan itu? Seorang pensiunan Hakim Agung 
kita pernah "menguliahkan" penulis bahwa keadilan memang persoalan yang enak 
dibicarakan, tapi tidak mudah diwujudkan. 

Masalahnya, keadilan mempunyai "wajah" yang berbeda-beda. Ia membagi keadilan 
dalam 5 kategori: keadilan menurut hakim, jaksa, pengacara, korban, dan 
masyarakat. Belum lagi jika bicara tentang keadilan menurut Tuhan. Seorang 
koruptor yang merugikan Negara Rp 50 miliar, misalnya, divonis penjara setahun, 
sementara pencuri ayam diganjar 14 bulan. Adilkah? Gugat masyarakat. 

Tapi, hakim berargumentasi bahwa putusan yang mereka jatuhkan terhadap koruptor 
itu sudah pas, karena sesuai ketentuan hukum yang tertulis dalam peraturan 
perundang-undangan. Mensitir pernyataan seorang Hakim Agung Amerika, kawan saya 
itu berucap, the duty of a judge is to uphold law, not to administer justice. 
Hakim bertugas menegakkan hukum, bukan melaksanakan keadilan. Hakim tidak mau 
tahu apakah bukti yang diajukan di pengadilan palsu atau hasil rekayasa, atau 
kesaksian seseorang palsu atau tidak. 

Jika barang bukti atau kesaksian seseorang diyakini betul (misalnya ada 
shabu-shabu di dalam tas seorang perempuan), jadilah ia landasan untuk putusan 
hukum. Tapi, sejarah mencatat, betapa sering pengadilan menjatuhkan hukuman, 
termasuk hukuman mati yang dikemudian hari diakui keliru. Kadang terpidana 
sudah dieksekusi, tapi tidak jarang ia selamat dari el maut pada saat-saat 
terakhir menjelang pelaksanaan eksekusi mati terdebut. 


Kesaksian Palsu 

Joseph Green Brown dijatuhkan pidana mati oleh pengadilan Florida pada 1974, 
karena "terbukti" melakukan pembunuhan. Dalam menjatuhkan vonis, pengadilan 
terutama mengandalkan kesaksian yang diberikan oleh Ronald Floyd, 
co-conspirator yang mengaku mendengar langsung pengakuan Brown bahwa ia yang 
membunuh koban. Tapi, di kemudian hari Floyd mengaku bahwa kesaksiannya palsu. 

Ia sengaja memberikan keterangan palsu untuk menjebloskan kawannya, sekaligus 
membebaskan dirinya dari jeratan hukum. Kesaksian baru Floyd diberikan hanya 13 
jam sebelum Brown menjalani eksekusi. Peradilan kasus Brown berlangsung 13 
tahun lebih. Baru pada 1987 Brown dinyatakan tidak bersalah dan di- bebaskan. 

Kasus lain, Larry Hicks, seorang penduduk Negara Bagian Indiana, pada 1978 
dijatuhkan hukuman mati, juga karena kasus pembunuhan sadis. Dua minggu sebelum 
eksekusi Hicks dilaksanakan, seorang pengacara volunteer yang rupanya menaruh 
minat besar terhadap kasus ini meminta pengadilan untuk menunda eksekusi, 
karena ia mengklaim menemukan novum. 

Yayasan Playboy memberikan 
dukungan dana untuk penyelidikan kembali kasus Hicks. Dalam proses retrial, 
terungkaplah alibi Hicks yang cukup sempurna, sekaligus bukti bahwa keterangan 
saksi kunci dalam pengadilan sebelumnya ternyata palsu. 

Larry Hicks dibebaskan pada 1980. Apakah "fakta hukum" seputar kejahatan yang 
dilakukan Tibo dkk sungguh sudah meyakinkan dan tak terbantahkan? Tibo dkk kini 
membuka suara bahwa mereka hanya korban rekayasa. Kepada pihak kepolisian, 
baru-baru ini mereka mengungkapkan 16 nama pelaku lapangan. Dalam persidangan 
2001, Tibo mengaku sebenarnya sudah siap membuka identitas ke-16 orang itu, 
tapi dilarang oleh kuasa hukumnya. Kenapa? 

Apakah penasehat hukum mendapat ancaman serius dari kelompok tertentu? 
Sebalik

[budaya_tionghua] Sejarah Tiongkok (1)

2006-04-17 Thread Harry Adinegara


Suatu pembelajaran "in a nutshell" bagi teman2 yang ingin menelaah sejarah 
kebesaran Tiongkok beserta rakyat dan kebudayaannya yang telah berlangsung 
ribuan tahun.
Adalah sesuatu yang mustahil dan usaha yang sia2 apabila kebudayaan 
Tiongkok yang sudah berlangsung ribuan tahun kita abaikan dan  tidak kita 
pungut nilai positipnya , suatu kebudayaan yang tidak saja  berfaedah bagi 
bangsa Tionghoa tapi juga bagi perkembangan peradaban  kebudayaan manusia.
   
  Tulisan ini adalah sumbangan dari seorang teman yang kepingin berbagi info 
tentang negara Tiongkok yang sekarang ini mulai berkembang dengan pesat 
disegala bidang.
   
  Atas nama temanku, selamat membaca!
  H.A.
   
   
  



Membentang selama 2,000 tahun, sejak Kaisar Pertama, Chin Sih Huang-di, yang 
kuburan nya di Xi-an lengkap dengan pasukan terracotta nya 3 abad sebelum 
Masehi, sampai kepada Kaisar terakhir, Henry Puyi yang dimazulkan dari tahtanya 
di Istana terlarang dengan berdirinya Republik Tiongkok pada tahun 1911. 
Tiongkok total mempunya 157 kaisar.
Dari 157 Kaisar tersebut hanya seorang wanita, yakni Wu Ze-tian. 
Kebanyakan adalah Sastrawan dan Pelukis, seperti Kaisar Song Huizong dari 
dynasti Song yang mendirikan Akademi Pendidikan Pelukis pertama di dunia. 
  Sejarah Tiongkok menunjukkan bahwa Kaisar tidak selalu harus berdarah biru 
untuk dapat memerintah dengan baik; 2 kali petani desa mendirikan dinasti yang 
besar, yakni Liu Bang, yang mendirikan dinasti Han dengan nama Han Gao-di 
(206-195 SM) dan Zhu Yuang-chang yang mendirikan dinasti Ming dengan nama Hong 
Wu (1368-1398).
  Tidak semua kaisar Tiongkok tercantum dalam sejarah sebagai orang besar. 
Banyak diantaranya adalah orang lemah yang dikendalikan oleh isterinya, atau 
gundiknya dan bahkan oleh sida2 (eunuch). Dua kali Tiongkok diperintah oleh 
suku minoritas, yakni Dinasti Yuan (1279-1368) yang didirikan oleh Kubilai Khan 
(Yuan Shih-zu) dari suku Mongol dan Dinasti Qing (1644-1911) yang didirikan 
oleh Kaisar Shunzhi dari suku Manchu.
  Sebenarnya sejarah kerajaan di Tiongkok sudah dimulai 1500 tahun sebelum 
Masehi. Tetapi mengapa sejarah Tiongkok demikian mengagumkan? Kebudayaan Mesir 
dan Mesopotamia lebih tua daripada sejarah Tiongkok, dan Kekaisaran Romawi Kuno 
mempunyai wilayah yang tidak kalah luasnya dari Tiongkok, tetapi yang 
menyebabkan perbedaan adalah kesinambungan kebudayaan bangsa Tionghoa dalam 
rentang 3,500 tahun. Ajaran Confusius (Gong-tze, Kong Hu-cu 551-479 SM) tetap 
menjadi dasar ahlak bangsa Tionghoa, bahkan sekarang dikembangkan kembali 
sebagai dasar moral di RRT setelah sekian lama dicerca selama revolusi 
kebudayaan.
  Sejarah Tiongkok kuno mencatatkan nama raja 27 abad sebelum Masehi, antara 
lain kerajaan Xia, Shang dan Zhou. Bangsa Tionghoa merasa bahwa dirinya adalah 
anak cucu dari Kaisar Kuning (Huang Di) yang eksistensinya diragukan dalam 
sejarah, karena tidak terdapat bukti2 arkeokologis atas keberadaannya. Huang Di 
dalam sejarah dinyatakan sebagai penemu Kompas (Tze nan jen – jarum penunjuk 
selatan) dan peletak dasar kemasyarakatan Tionghoa. Selanjutnya dikenal juga 
nama2 Zhuan Xiu, Ku, Yao dan Shun, yang berhasil mengendalikan banjir besar 
Sungai Kuning (Huangho). 
  Tetapi orang pertama yang mempersatukan Tiongkok dan mengangkat dirinya 
sebagai Kaisar Pertama dari Tiongkok adalah Qin Shih Huangdi atau Qing Shih 
Huang, yang menyatakan dirinya adalah Anak Allah (Dian-tze).
  Suatu keistimewaan sejarah Tiongkok adalah HURUF yang tidak pernah berubah. 
Huruf pertama yang dipakai sejak awal abad ke 25 SM masih dapat terbaca sampai 
sekarang, berlainan dengan Hyroglyph Mesir yang sudah tidak terpakai lagi dalam 
peradaban di Mesir sekarang, atau bahasa Rumawi yang tidak lagi dikenal oleh 
bangs Eropa. Sekalipun terjadi perubahan bentuk tulisan, bahasa Tionghoa selalu 
dapat dibaca oleh mereka yang mempelajari 300 tahun kemudian!
  Salah satu keunggulan Bangsa Tionghoa adalah kebiasaan menulis dan 
mencatatkan segala sesuatu, sehingga sejarah Tiongkok adalah satu2 nya sejarah 
yang mempunyai rekor terperinci.
  Kekaisaran Tiongkok sebenarnya hanya terdiri atas 8 Dinasti Utama, yakni:
  QIN (221-207 SM, 14 tahun), HAN (206 SM – 220, 426 tahun), SHUI (581–618, 37 
tahun), TANG (618-907, 289 tahun), SONG (960-1279, 319 tahun), YUAN (1279-1368, 
89 tahun), MING (1368-1644, 276 tahun) dan terakhir adalah QING (1644-1911, 267 
tahun)). Dinasti yang paling panjang adalah Han, karena itulah bangsa Tionghoa 
selalu menyebut dirinya Bangsa Han.
  Dinasti yang paling pendek adalah Qin, tetapi selalu disebut sebagai awal 
Kekaisaran, sehingga Tiongkok oleh orang asing disebut sebagai China atau Cina 
di Indonesia, untuk mengakui kebesaran Kekaisaran Qin, yang memulai pembangunan 
Tembok Besar (Wanli Jang-jen), satu2 nya bangunan manusia yang dapat terlihat 
dengan mata telanjang dari bulan!
  Marilah kita telaah beberapa Kaisar besar dalam sejarah Tiongkok:
  I.Qin Shih Huangdi. Nama aseli nya a

[budaya_tionghua] Dilemma Kemanusian dibelakang Kemajuan.

2006-12-08 Thread Harry Adinegara
an 
negara akan terpuruk.  Sistim kapitalis yang sementara ini di berlakukan oleh 
para industriawan Tiongkok dan ditopang  oleh pemerintah  tidak  akan bisa 
ber-operasi lagi apabila buruh bisa mengadakan misalnya mogok masal. Mogok 
masal akan mengakibatkan stagnasi dalam segala bidang,berakibat negatip bagi 
buruh itu sendiri. Jadi ini adalah suatu dilemmasuatu dilemma bagi semua 
pihak yang tersangkut dalam proses aktipitas ekonomi di Tiongkok.
   
  Sepertinya Tiongkok masa dini masih menjalani suatu revolusi. Se-tidak2nya 
apabila kita meninjau anak2 kecil/muda/belia yang harus ikut menunjang ekonomi. 
Padahal seperti Industrial Revolution di negara barat terutama asal musual di 
Inggris itu terjadi di abad achir ke 19. 
  Di Inggris waktu itu perombakan terjadi dalam revolusi industri ini dengan di 
temukannya mesin upa. Pekerjaan tangan industri yang labour intensive di 
ganti/dirombak dengan memberdayakan mesin. Disinilah mulai mencuat adanya child 
labour. Apabila anda sempat menyimak selain ini adalah kejadian sejarah dengan 
penemuan mesin uap kemudian mesin yang ditenagai listrik, per-industrian ini 
kemudian meluas ke seluruh dunia. Aspek negatip dari revolusi industri terutama 
dengan pengorbanan anak2 yang harus kerja di pabrik2 bisa anda temui, 
se-tidak-nya apabila anda sempat menyimak cerita Oliver Twist, karangan Charles 
Dickens. Disitu digambarkan bocah2 yang dijadikan budak belian dalam proses 
perindustrian yang ber-nuansa kapitalistis.
   
  Sebagai tambahan, apabila negara Barat, mula2 Inggris sempat meluaskan proses 
perindustrian, negara2 barat kemudian meluaskan ekspansinya dengan kolonisasi 
ke segala penjuru dunia. Sebaliknya nilai positipnya Tiongkok ,Tiongkok tidak 
melakukan ekspansi perebutan tanah untuk dijadikan jajahannya. Apakah Tiongkok 
melakukan penjajahan secara tidak langsung dengan jalan ekspansi ekonomi-nya? 
Suatu pertanyaan yang menggeletik karena dengan adanya globalisasi, siapa yang 
kuat bersaing dalam pasaran bebas dunia dia akan menjadi pemenangnya. 
Kelihatannya Tiongkok akan jadi pemenang dalam...adu...survival of the fittest 
ini se-tidak2nya dalam dunia ekonomi pasaran dunia.
   
  Sekarang yang tertinggal adalah pertanyaan...apakah Tiongkok perlu menempuh 
jalan ala revolusi industri achir abad ke 19 dengan memeras dan mem-pekerjakan 
anak2 sebagai child labour? Apakah ada justifikasinya dalam memajukan ekonomi 
dengan cara..
  what it takes.semacam cara Machiaveli-ism yakni ...tujuan achir 
meng-halal-kan segala cara?
   
  Juga suatu dilemma bagi perseorangan kiranya, seperti aku sendiri.
  Sekarang aku memikirkan apa yang aku beli, made in China, dibelakang ujut 
barang itu ter-serat didalamnya suatu penderitaan yang tidak adil karena buruh 
dan anak kecil dikorbankan demi produksi barang konsumsi, tanpa imbalan yang 
adil bagi kelangsungan hidup para buruh yang memadai dengan hasil keringat 
mereka...para buruh.
   
  Sebagai tambahan, baru saja ada berita bahwa juga dibidang R&D Tiongkok sudah 
memperkerjakan tehnisi sebanyak 926.000 orang. Hanya USA yang masih bisa 
mengungguli dengan tehnisi sebanyak 1.3 juta orang.
  Di tahun 1995 Tiongkok memberdayakan buat R&D-nya sebanyak 0.6% dari GDP-nya, 
di tahun 2004 melonjak jadi 1,2% dari GDP
  Tiongkok saat ini adalah negara kedua dalam artian mengeluarkan dana buat 
R&D, sebanyak US$138, billion, Jepang US$130, billion.
  Negara2 Uni Eropah combined masih dibawah Tiongkok penyediaan dana buat R&D 
ini. Jadi Tiongkok ini tidak kepalang tanggung kemajuannya.leaps and bounds.
  Apakah tehnisi Tiongkok ini juga menerima wages peanut ketimbang para 
tehnisi US misalnya, aku kira ini juga menjalani proses sama seperti industri 
manufaktur Tiongkok..suatu dilemma kemanusian...bagi buruh dan bagi negara 
Tiongkok.
   
  Mudah2an untuk masa depan segi kemanusiaan bisa di perbaiki opsi bagi 
pemerintah Tiongkok bisa mereka cari untuk kebaikan bersama, tanpa perbaikan 
dalam dilemma kemanusiaan dalam kaitannya dengan kemajuanTiongkok akan 
dilanda prahara, prahara akan menimpa kita semua.
   
  Harry Adinegara

 Send instant messages to your online friends http://au.messenger.yahoo.com 

[budaya_tionghua] Filsafat gado-gado.

2007-01-04 Thread Harry Adinegara
With due respect, aku perlu memberikan pandangan-ku yang kiranya bisa di-runut 
secara kepala dingin agar jangan orang jadi muring2(marah) apabila aku bicara 
soal Pancasila.
   
  Dari kasus penggerebegan atas seminar di Ultimus yang mendiskusikan Marxisme 
ujung2nya jadi perkara "besar" dan kita semua sampai ke ajaran ,filsafat 
Pancasila sebagai filsafat yang di-tandingkan dengan Marxisme.
   
  Apabila kita runut 5 butir sila yang mengisi falsafah Pancasila ini dengan 
merunut ke fakta sejarah maka Pancasila ini bisa dikatakan sebagai 
...gado-gado-nya ber-macam2 filsafah yang kita kenal didunia ini.
  Belum kita tinjau lebih lanjut satu persatu sila2 dalam Pancasila ini, bisa 
dikatakan saling tumpang tindih. Coba kita singkap sila 2 sampai dengan 5, 
ke-empat sila ini adalah tidak lain rangkuman apa yang kita kenal filsafat 
Demokrasi.
   
   Yang paling susah untuk dijadikan ajang pegangan negara dan bangsa adalah 
sila pertama, sila Ketuhanan yang maha Esa. 
  Rupanya Indonesia terlalu naif mengambil sila ini sebagai dasar negara, 
karena sila ini, bahkan apabila kita lihat perkembangan negara Amerika sebagai 
contohnya, sila ini di-abaikan karena konsekwensinya akan sangat negatip buat 
perkembangan negara. Itu sudah dirasakan oleh founding fathers Amerika. Bahkan 
mulai dari presiden pertama presiden Washington sudah mencanangkan adanya 
seperation of state and church. Rupanya dengan sikap ini semua negara Barat 
bisa dijadikan panutan.mereka maju sebagai negara gemah ripah loh jinawi. 
  Bisa aku sitir sebuah ungkapan dari Thomas Jefferson juga salah seorang 
presiden Amerika:..mempertanyakan faedahnya agama dalam konteksnya 
dengan negara, yang beliau anggap ...tidak boleh dijadikan masalah dalam 
pembangunan negara. Agama harus mengabdi kepada kecerdasan dan ujian realita 
dilapangan...tidak dijadikan suatu 
  kaidah yang kaku dan harus dipisahkan dengan kehidupan ber-negara.
   
  "Fix Reason firmly in her seat, and call on her tribunal for every fact, 
every opinion. Question with boldness, even the existense of God, because if 
there be one, he must more approve of the homage of Reason than that of 
blindfolded fear" Ini ungkapan dari Jefferson cekak aos nya.pakai-lah 
polo, semua harus di uji bahkan perkara Tuhan itu ada atau tidak ,tidak 
perlu kita gelisah karena ...kalau memang tuhan ada,... Dia akan gembira karena 
manungso bisa memakai polo-nya.
   
  Disinilah kita bisa sadari bahwa perkara Tuhan dan agama itu realitanya bisa 
menghambat kemajuan kemanusiaan, apalagi kalau Tuhan di...gadogado-kan denga 
urusan ke duniawian, atau urusan Tuhan di seret masuk ke urusan cara menata 
negara. Tidak ada satupun bisa kita temui negara maju yang punya dasar 
negaranya berfondasikan  ke-agamaan. Negara mau maju maka  sila ketuhanan harus 
di copot dari dasar falsafah suatu negara. Ini realitanya, contohnya negara 
hanya maju dengan ...meng-aplikasikan seperation of state and church. 
   
  Bagaimana dengan falsafah Pancasila. Dengan gamblang kita bisa ketahui bahwa 
Pancasila itu adalah rangkuman semua filsafah yang sudah lama dipikirkan dan di 
canangkan oleh para filsuf era Socrates, Plato dll di zaman ke-emasan Junani.
  Jadi falsafah pancasila itu se-olah2 meng-gado2kan semua falsafah sehingga 
pengejawantahannya akan jadi sukar dicerna oleh orang awam. Apalagi kalau 
realita dilapangan itu falsafah ini dijadikan semacam rangkaian permata hanya 
untuk mem-persolek pemakainya tanpa diketahui atau diabaikan faedahnya oleh 
"pemakai-nya" Pancasila terlalu rinci, tidak cekak aos, gamblang, tumpang 
tindih, tidak mudah di mengerti dan yang paling perlu yalah tidak mudah bisa di 
eja wantahkan. Sepertinya kita bisa anggap falsafah ini hanya ber-angan2 
mendirikan negara Utopia saja. Pnacasila terlalu neko-neko, terlalu jlimet 
sehingga sukar di realisikan.
   
  Konklusinya Pancasila tidak bisa dan tidak boleh dijadikan "senjata" yang 
maha suci untuk membungkam suara yang ingin bicara hal lain seperti dalam 
diskusi di Ultimus itu. Sudah saatnya kita merumuskan sautu falsafah lain, 
ketimbang falsafah Pancasila yang buktinya selama 60 tahun tidak bisa merubah 
tatanan negara dan bangsanya.Negara dan bangsa Indonesia tetap saja deldel 
duwel.albeit dilengkapi dengan falsafah ini...Pancasila.Berikanlah  
keleluasaan untuk manungso itu menggunakan polonyakarena ..."God will 
approve the homage of Reason than that of blindfolded fear"...simple as that!
   
  Harry Adinegara

 Send instant messages to your online friends http://au.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



[budaya_tionghua] Si Tionghoa yang egois, materialistik, atau....cuman pragmatis?

2007-02-16 Thread Harry Adinegara
Sangat menarik apa yang aku bisa baca atau dengar dan sempat ada kesempatan 
sekali setahun dalam mem-banding2kan ucapan selamat untuk menyambut suatu hari 
raya atau dalam hal ini  menyambut Hari Tahun Baru.
   
  Orang barat yang krsiten akan memberikan ucapan selamat tahun baru-nya juga 
di gabungkan dengan perayaan Hari Natal. ..biasanya mereka2 ini 
mengucapkan..Merry Xmas and a Happy New Year...
   
  Tapi kalau kita teliti dan mengungkap bagaimana orang Tionghoa memberikan 
ucapan selamatnya kepada pamili atau konco/handai taulan mereka 
bilang..Selamat merayakan tahun baru Imlek dan semoga banyak rejeki/hokgi  
mengikuti anda. Atau lebih jelas apabila kita pakai bahasa Linggis.wishing 
you a Happy and Prosperous New Year. Bahkan siapa yang paham bahasa Tionghoa 
maka ucapan selamat itu akan berbunyi Kung Hi Fa Chai yang artinya kira2 sama 
dengan ucapan selamat yang ber-bahasa Inggris tersebut diatas.
   
  Jadi jelaslah bahwa , bahkan,  soal memberikan ucapan selamatpun kendati 
hanya sekali setahun, orang Tionghoa punya perbedaan dalam pengungkapannya. 
Orang Tionghoa lebih atau menitik beratkan akan masa depan orang yang di beri 
selamat itu dalam aspek  keberuntungan yang bersangkutan. Pemberi mengharapkan 
agar si penerima ucapan selamat itu akan mendapatkan berkah menghadapi masa 
depan. 
  Apakah ini suatu sikap dari orang Tionghoa atau budaya Tionghoa yang menitik 
beratkan dalam aspek materialistiknya  , dengan begitu memicu kecenderungan 
membekali /mendorong sikap egois untuk  jadi acuan  hidup untuk masa depannya 
dengan menitik beratkan aspek keberuntungan(materialistiknya)
   
   Apakah ini bukan sekedar sikap pragmatis dari orang Tionghoa? Tanpa jaminan 
material yang kecukupan maka kebahagian seseorang  rupanya akan hanya jadi 
lamunan di siang hari bolong. Ini aku yakin juga menjadi tujuan dari semua 
bangsa atau etnis, tapi sepertinya / terutama golongan Tionghoa memberikan 
prioritas yang tinggi untuk mengejar ke keberuntungan dalam dunia materi. 
Sekali  lagi aku bertanya dalam hati   apakah ini sebenarnya hanya suatu 
perwujutan dari sikap pragmatis?dan bukannya suatu sikap egois dan 
materialistis? Coba banyangin orang hidup didunia tanpa kecukupan dalam hal 
materi ya kehidupan itu akan sia2. Bukankah setiap pemerintahan itu diminta 
untuk memakmurkan rakyatnya?. Bukankahgemah ripah loh jinawi menjadi tujuan 
kehidupan kemanusiaan didunia ini?
   
  Kembali ke soal ucapan selamat dalam merayakan suatu hari besar. 
  Tergeletik dengan saudara2 kita Muslim, merayakan hari raya Idul Fitri dengan 
ucapanminal aizin wal faizin... Selamat Idul Fitri dan maaf lahir batin. 
Apakah ada yang bisa memberikan ulasan, penjelasan mengapa ,dan dari mana asal 
usulnya ...kata2 ...maaf lahir batin itu? Apakah ada sangkut pautnya dengan 
suatu falsafah hidup atau suatu kaidah agama?Kedengarannya maaf lahiritu 
sepertinya kita ini di rudung kesalahan sehingga perlu dalam merayakan hari 
besar seperti Idul Fitri itu kita minta mohon  maaf. Aku kira bahwa apabila 
kita memberikan ucapan selamat itu ya dalam intinya kita sudah mengulurkan 
tangan dan\lam  artiannya ini ya selain memberikan/mengharapkan kebahagian 
kepada yang kita beri selamat...didalamnya sudah tersunting semua apa yang 
baik, yakni juga permintaan minta maaf. 
   
  Kepada konco2 yang terhormat, bagi yang merayakan aku ucapkan:
  Selamat Tahun Baru Imlek , semoga banyak hokgi, Kung Hi Fa Chai, wishing you 
all a Happy and prosperous New Year.
   
  Harry Adinegara(si atheist)
  PS. Rupanya cocok bener bagi HA apabila bisa diterima bahwa orang Tionghoa 
itu punya sikap pragmatis, karena HA seorang atheist yang menjunjung tinggi2 
idee pramatisme ini. Simple bukan?

 Send instant messages to your online friends http://au.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



[budaya_tionghua] Re: [HKSIS] Re: Han Hwie-Song: keluar negeri dari 6/4 s/d 2/5

2007-04-02 Thread Harry Adinegara
Selamat jalan Dr Han, semoga kunjungan anda semuanya berlangsung dengan 
success. Jaga kesehatan baik2 itu harapan saya dan setelah kembali bisa 
menceritakan kisah2 pengalaman selama di Tiongkok.
   
   
   
  salam dari,
   
  Harry Adinegara.Sygney 02/04/2007
  

Han Hwie Song <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Kawan-kawan Milis yang baik, 
  Mulai tanggal 6 april sampai dengan 2 may 2007, kami akan berkunjung ke RRT. 
Ini berhubung tingkat kerja sama antar universitas ditingkatkan untuk kerja 
sama dalam hal research. Karena ini satu event yang penting maka saya 
diharapkans datang, meskipun saya masih memerlukan kemoterapi. 
  Saya mengambil pause selama tiga minggu. Ini tidak akan menggangggu kesehatan 
saya, karena dalam CT-scan sebetulnya sudah tidak terlihat kelainan lagi. 
Tetapi mengingat resolusi/sensitivitet CT-scan hanya dapat melihat kelainan 
lebih besar dari 2 millimeter, maka tidak ada kerugian untuk meneruskan 
pengobatan chemoterapi, hanya dengan avastin saja. Saya sudah mendapatkan 
kemoterapi sepulang saya dari Indonesia tanpa ada gejala sampingan yang berat.
  Kepergian ini saya gunakan untuk beristirahat 10 hari di Wuhan, dirmah adik 
ipar saya dan lima hari di pegunungan Tai Shan dan temple dari Kong Fu Zi.
  
  Sampai ketemu lagi di milis-milis dimana kita menjadi anggota,
  
  Salam bahagia,
  
  Han Hwie-Song
  

  

 

 Send instant messages to your online friends http://au.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



RE: [budaya_tionghua] Re: Mengantar Kepergian Almarhum Mayor Laut K Sindhunata

2005-08-25 Thread Harry Adinegara



Idee asimilasi ini baik, tapi kita harus lihat dimana dan kapan idee itu dicetuskan dan dimana akan di-implementasikan.
Idee asimilasi adalah gagasan KOTI sewaktu  masa pancaroba dimana golongan Tionghoa, dituduh adalah antek PKI yang ceritanya di dukung oleh RRT. Saat itu di-cetuskan idee asimilasi ini yang ditujukan kepada golongan Tionghoa, yang waktu itu terasa terjepit posisinya. Disinilah politik militerist fascist yang didengkoti oleh Suharto melihat kesempatan untuk melancarkan tekanan yang tidak langsung terhadap golongan Tionghoa. Apabila dikatakan bahwa asimilasi itu hanya anjuran, himbauan, tapi kita harus menginsyafi kalau waktu dan tempat memang di-eksploitasi oleh militerist fascist.
Jadi mereka2 ini yang dengan getol ingin melaksanakan idee ini yang albeit terang2an dengan melihat waktu dan tempat , sebenarnya telah melanggar HAM dan suatu kekejian. Disinilah bedanya, idee ini dicetuskan dengan cara mengambil kesempatan dalam kesempitan, walaupun dibungkus dengan ocehan2 asimilasi itu bebas untuk dianut atau tidak.
Asimilasi itu idee yang sebelum tumbuh sebenarnya sudah tidak laku, sudah bangkrut. Mengapa ada pihak2 yang mengagungkan proponent dari suatu idee yang selain melanggar HAM juga sudah bangkrut.
Harry Adinegara.
ulysee <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Apa salahnya memperjuangkan paham asimilasi? Selama yang melakukantanpa paksaan khan bagus? Yang jadi tidak bagus adalah karena kemudian terdapat unsur pemaksaandengan campur tangan pemerintah. Idenya sendiri belah mananya yang tidakbagus? Kata cina juga bukannya jelek. Jadi jelek karena banyak yangmenjelek-jelekkan toh. Sampe sekarang RRC disebut Cina/China apakahjelek?-Original Message-From: Dedi [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, August 25, 2005 5:19 PMTo: budaya_tionghua@yahoogroups.comSubject: [budaya_tionghua] Re: Mengantar Kepergian Almarhum Mayor Laut KSindhunatasaya rasa, Sindhunata maupun Harry Tjan hanyalah penjilat yang tidaktahumalu. Mereka adalah orang2 yang memperjuangkan paham asimilasi (harus membuangketionghoaan supaya bisa membaur), dan bahkan sindhunata adalah
 orangyangmengusulkan penggunaan kembali kata 'cina'.Kepergian Sundhunata tidak patut untuk dikenang. Yahoo! Groups Sponsor ~--> Fund a student project in NYC/NC today!http://us.click.yahoo.com/KG3KmC/4zNLAA/E2hLAA/BRUplB/TM~-> .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :..: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :..: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :..: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links<*> To visit your group on the web, go to:http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/<*> To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED]<*> Your use of Yahoo! Groups is subject
 to:http://docs.yahoo.com/info/terms/Send instant messages to your online friends http://au.messenger.yahoo.com 





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.





  




  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "budaya_tionghua" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  









[budaya_tionghua] OOT: Sulitnya Berbisnis di Indonesia

2005-09-16 Thread Harry Adinegara



Ada dua atau mungkin lebih pendapat soal apa yang di-beberkan dalam tulisan dibawah ini , yakni ber-business di Indonesia termasuk yang diwarnai dan pasti warna  per-korup-an melekat lengket.
Pendapat pertama yalah yang terurai dalam pendapat/sikap dibawah ini. Apakah penulis seorang pencemong Indonesia? Apa2 di cemong mengkaitkan bahwa ber-kiprah di Indonesia itu selalu harus dibarengi oleh rasa yang tidak sedap sebagai faktor yang harus sama2 ditelan untuk mewujutkan hasil.
Pendapat yang kedua yang ber-nada nasionalis dan ber-basis moral yakni kita harus mulai dari diri kita untuk memperbaiki keadaan amburadul a.l. dalam ber-business di Indonesia. Misale,ini contoh: kalau mau ngurus misale SIM jangan main short cut, alias nyuap. Jalani prosedurnya. Kalau kena tilang dijalanan, tantang itu pak pul untuk membawa kita ke pengadilan. Jangan diajak damai pak pul ini!
Jadi layaknya, apakah benar kalau kita harus punya sikap: berani melawan arus yakni jangan mau me-nyuap pejabat atau pegawai yang punya wewenang! Celakanya bagaimana tuh pak pul yang kerja dilapngan kalau diperhitungkan gajihnya yang tidak memadai, buat hidup 2 minggu saja mungkin tidak cukup. 
Celaka duabelasnya yalah pemegang atau dunia business itu tidak punya banyak waktu. Time is money!  Misale kita ketangkap pak pul lantas kita diajukan ke pengadilan belum tentu kita dapat solusi yang memadai. Misale atas suatu pelanggaran hukumnya kena denda Rp 15 ribu. Kita datang ke pengadilan tapi harus tunggu 1/2 hari. Belum lagi misale kita kena kemplangan lebih dari Rp 15 ribu karena misale hakimnya tahu ada loop-holenya untuk mem-persulit allias memeras pelanggar...wah bisa ber-abe urusannya. Mau nerusin "jalan lurus" mesti nyewa pengacara. Wah achirnya pengacara sama hakim kongkalikong memeras kita. Achirnya kita.ketiban apa yang dinamakan ...double whammy!
Dalam alinea terachir dianjurkan untuk meniru cara ala S'pore yakni membuang pejabat yang korup. Walah walah ,..lah berapa pejabat yang harus kita tendang keluarsegedubraktahu2 kita hidup di-alam yang ngak ada pejabatnya, karena semua pejabat ya +/- semuanya korup. Kan negara lebih ungovernable alias semua orang bisa bertindak free for all! Sysah gimana nih ya?.
Cara "mencemong" melulu , albeit ada alasan yang kredibel, mau jadi nasionalis sejati emoh menyuap karena ini merusak keadaan ,ya achirulkalam dua2nya tidak mempan menghadapi negara yang segedubrak malingnya! Simple as that!
Harry Adinegara 

Sulitnya Berbisnis di IndonesiaADA prinsip yang tidak beradab, tetapi dengan bangganya diterapkan di negeri ini, yaitu jika bisa dipersulit, mengapa dipermudah?Akibatnya, yang lurus dibuat bengkok. Yang sederhana dibikin ruwet. Yang seharusnya selesai sehari, menjadi seminggu, sebulan, bahkan setahun. Sengaja diulur-ulur, sehingga membuka peluang untuk sogok, suap, dan pelicin.Dengan prinsip itu, tidak ada urusan yang prosedurnya sederhana, pelayanannya cepat, ongkosnya murah, dan hasilnya memuaskan. Kalau mau hasil yang cepat dan memuaskan, satu-satunya jalan melalui pintu belakang. Urusan itu dijadikan transaksi di bawah meja, yang berarti harus membayar lebih mahal lagi.Dengan cara mempersulit itulah para birokrat mengeruk rezeki. Pungutan liar itu dilakukan sangat telanjang, terang-terangan, tanpa tedheng aling-aling. Bahkan, di banyak
 instansi, praktik kotor itu tidak lagi dianggap sebagai penyimpangan dan aib. Uang haram itu justru dinilai sebagai 'uang terima kasih', yang dianggap wajar diminta dan diterima karena telah memberi pelayanan. Semakin cepat dan memuaskan pelayanan yang diberikan, semakin pantas pula mendapatkan 'uang terima kasih' yang semakin besar.Karena itu, sama sekali tidak mengejutkan, hasil survei yang menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat bawah dalam kemudahan berbisnis. Dari 155 negara yang disurvei International Finance Corporation dan Bank Dunia, Indonesia menempati urutan ke-115. Posisi itu tertinggal jauh jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand yang menempati daftar 30 negara teratas.Sebagai gambaran, untuk mengurus lisensi bisnis di Indonesia diperlukan 570 hari dan 34 prosedur, Malaysia butuh 300 hari dan 31 prosedur, sedangkan Singapura hanya 69 hari dengan 23 prosedur. Selisih yang luar biasa, yaitu urusan di
 Malaysia sembilan bulan lebih cepat. Membandingkannya dengan Singapura lebih memalukan lagi, karena di sana lebih cepat 16 bulan!Lebih celaka lagi, selain mengurus lisensi bisnis lebih lama, perusahaan di Indonesia membayar pajak dari keuntungan kotor lebih mahal jika dibandingkan dengan perusahaan di Malaysia dan Thailand.Jelas sekali negeri ini tidak probisnis. Masalahnya terang benderang. Solusinya pun sebenarnya gamblang. Yaitu, pangkas prosedur yang berbelit-belit, tiru saja Singapura, serta buang aparat yang mempersulit urusan yang mudah dari jajaran birokrasi.Gamblang, tetapi memerlukan keberanian ekstra dari yang berkuasa

[budaya_tionghua] OOT: Bahkan 4 "pest-controller" pun tidak berhasil

2005-09-30 Thread Harry Adinegara





Memperingati peristiwa berdarah 1965.
 
Sudah 40 tahun, sejak tahun 1965 Indonesia dibikin gunjang ganjing dalam perkara apa yang dinamakan peristiwa Gestapu. Sejak 1998 ada angin segar yang meniup ditanah air dengan adanya kekuatan baru yang menamakan dirinya kekuatan reformasi. Kekuatan reformasi yang menumbangkan kekuasaan "mother of all tyrannies" yang dikepalai oleh dedengkot Suharto, memelopori era baru dengan pengangkatan salah kaprah presiden ke 3 Habibie. Suatu salah langkah yang akan memakan banyak korban dan waktu yang berharga hilang!
 
Kita loncat menilik sebentar kiprahnya presiden SBY, terutama beliau yang sempat mengirim Jusup Kalla ke Afrika Selatan. Apa perlunya Wapres itu kesana?. Apakah bisa diharapkan Wapres ini membawa pulang studi bandingnya, membawa pulang :caranya bagaimana menuntaskan perkara pelecehan HAM seperti yang telah dilakukan oleh Afrika Selatan?Aku sangat kuatir bahwa jawabannya : Tidak!
 
Kembali ke persoalan dedengkotnya "mother of all tyrannies" Suharto. Selama 30 tahun lamanya dia menebar rayab yang berjibun banyaknya. Jumlahnya ber-divisi besarnya, ada divisi para koruptor dan ada divisi penjagal, peleceh HAM , ini untuk menunjukan satu dua dari sejibun banyaknya rayap yang oleh dedengkotnya Orba diasuh dan dipelihara.
 
7 tahun lebih rakyat Indonesia menunggu adanya usaha dari 4 pest controller(HBB,GD,MGW+SBY) untuk membasmi rayab yang berjibun jumlahnya. Jangan bilang perkara Gestapu bisa dituntaskan dan diketahui siapa sebenarnya yang mendalangi peristiwa berdarah ini, .bahkan perkara seorang pahlawan Munir seorang, satu jiwa saja tidak tertunaskan.
 
Berapa jumlah uang dan waktu sudah dikorbankan untuk mencari pest controller guna membasmi para rayab tapi rupanya pest rayab ini bertambah banyak jumlahnya, sekalipun sudah ada 4 p[est controller yang dipilih dan diberi tugas untuk membangun negara dan meletakkan pondasi bagi penegakkan supremasi hukum. Tapi apa lacur ternyata 4 pest controller, yang ditugasi membasmi rayab itu ternyata cuman 4 worthless, useless "pest controller"
 
Aku mengajukan sebuah petisi kepada Bpk SBY yang masih punya waktu 4 tahun lagi untuk jadi pest controller yang berguna.
 
40 tahun sudah rakyat Indonesia di bikin kusut jiwa dan pikirannya karena peristiwa berdarah yang penuh dengan misteri. Kita harus mengajukan petisi agar perkara berdarah ini bisa diungkap.
 
Harry Adinegara
		Do you Yahoo!? 
 
The New Yahoo! Movies: Check out the Latest Trailers, Premiere Photos and full Actor Database.





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.








  
  
SPONSORED LINKS
  
  
  

Indonesia
  
  
Culture
  
  
Chinese
  
  

   
  







  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "budaya_tionghua" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  









[budaya_tionghua] OOT: "Logis" kalau semua "ada" di negara "kaya"

2005-10-04 Thread Harry Adinegara
mbantu menghilangkan aspek "kaya"rakyat  dalam tanda kurung (lihat contoh diatas) , agama malahan jadi ajang cari duit. Depag itu sarang korupsi, jadi jadilah pemuka agama apaibila sampeyan mau jadi kaya.
 
Di Indonesia banyak yang jadi "all-weather -fighter", kayak pesawat terbang segala cuaca gitu!. Coba kita renungkan, tindak korupsi itu tidak saja dilakukan di darat, tapi juga di udara, sampai achir2 ini dibawah permukaan lautpun bisa terjadi.  Korupsi didaratan sudah jelas, korupsi di-udara...contohnya presiden HBB yang mengelola pabrik kapal terbang bukannya mabur (terbang) tapi grounded melulu dan achirnya bankrut dan mem-PHK-kan ribuan buruh. Yang terachir para koruptor punya idee baru, korupsi dibawah lautan dengan menyedot petrol melalui pipa2 dibawah laut. Benar2 ingenious sekali kalau perkara korupsi. Ilmu2 korupsi banyak jumlahnya dari itu Indonesia bisa dikatakan "kaya" akan ilmu korupsi!
 
Kalau perkara jiwa manusia yang bisa dijual secara obral dan jiwa yang harganya murah, Indonesia kaya akan jiwa murah. Coba bayangin tuh, tahun 1965 saja berapa jiwa dikorbankan karena Indonesia punya jiwa murah. Disinilah ketidak adilan terjadi se-mena2, tiran Suharto berlagak sebagai Tuhan menjual jiwa bangsa dewek secara murah, jiwa rakyatnya dijual dengan obral. Dia mengorbankan jiwa banyak rakyatnya dengan alasan politis, tapi achir2nya cuman di pakai sebagai kedok untuk sekali lagimemperkaya dirinya sendiri dengan merampok rakyat yang "kaya" akan ..kemiskinan!
 
Kayaknya Loyd William itu banyak penganutnya di Indonesia, tapi dengan cara lain, cara negatip!  Manusia2 kejam di Indonesia yang ingin mewujutkan keinginan, harapan dan impiannya untuk menjadi kaya diatas onggokan penderitaan rakyatnya. Bahkan perkara Bung Munirpun kiranya jiwanya pun sekarang bakalan akan diklasifikasi sebagai jiwa murah, karena Indonesia punya jiwa murah yang banyak, sehingga Indonesia bisa dikatakan "kaya" akan jiwa murahan, jiwa yang bisa diterbangkan bila sang penguasa mau!
 
Apakah Indonesia itu negara kaya...logis-lah kalau semua ada ya sampeyan hidup dinegara "kaya". Kita "kaya" berkat kiprah/ kerja kerasdan  karya para birokrat yang benar2 memper-"kaya"kan rakyat sambil berbarengan mereka memperkaya (tanpa tanda kutip) dirinya sendiri.  A world of fantasy? You bet!
 
Harry Adinegara.
		Do you Yahoo!?

Find a local business fast with Yahoo! Local Search





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.





  




  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "budaya_tionghua" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  









[budaya_tionghua] PENENTANG PERTAMA PERISTIWA G30S VERSI SOEHARTO

2005-10-05 Thread Harry Adinegara

Bagi yang  kepingin tahu ,setelah mendapat input dari  pelbagai sumber, ada 
baiknya lukisan yang digambarkan oleh Prof.Ben Anderson dari Cornell University 
 yang menelaah peristiwa apa yang dinamakan Gestapu-PKI(phrasing propagandanya 
Orba), kiranya akan mendapat pandangan baru sebagai "studi banding" dan bisa 
lebih siap apabila nanti, dikemudian hari ada penuntasan soal peristiwa 
berdarah September 65.

Sudah 40 tahun sekarang misteri peristiwa September 65 ini belum mendapatkan 
tempat sebenarnya yang jujur dalam perkembangan sejarah Indonesia.

 

Wawancara Prof B.Anderson dengan Radio Nederland ini sangat menarik bagi 
pelaku2 dalam peristiwa September 65. Dari strata horizontal seperti Pres. 
Soekarno, mentri2nya , juga DN Aidit, militer dan bahkan parpol2 seperti NU, 
Muhammadyiah dan pelaku2 individuil yang bisa dikatakan mewakili golongan 
Katolik, Protestan, sedikit banyak diuangkap dalam wawancara ini.

 

Aku ada referensi yang patut diketahui yalah kiprahnya Harrytjan Silalahi di 
TimTim yang mendapat backing-an dari Jendral Benny Murdani. Buku ini ditulis 
oleh pengamat asing juga. Coba nanti aku cari dan akan aku tulis nama bukunya 
dan halaman berapa soal individu ini waktu membangun business di TimTim.

 

 

Subject: PENENTANG PERTAMA PERISTIWA G30S VERSI SOEHARTO



WARTA BERITA RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP
Edisi: Bahasa Indonesia

Ikhtisar berita disusun berdasarkan berita-berita yang disiarkan oleh
Radio Nederland Wereldomroep selama 24 jam terakhir.

-

Edisi ini diterbitkan pada:

Senin 26 September 2005 14:00 UTC* CORNELL PAPER: 
PENENTANG PERTAMA PERISTIWA G30S VERSI SOEHARTO

Intro: Hari Jum'at 30 September mendatang, tepat 40 tahun lalu terjadi peristiwa
G30S yang mengubah sejarah Indonesia. Dalam rangka mengenangnya pada Gema Warta
edisi pagi Selasa sampai Jum'at mendatang bisa diikuti berbagai wawancara 
mengenai
peristiwa penting itu. Selasa pagi ini bisa diikuti wawancara pertama, dengan 
Profesor
Benedict Anderson guru besar emeritus pada Cornell University di Ithaca, Amerika
Serikat. Profesor Anderson adalah salah satu pengarang apa yang disebut Cornell
Paper atau Makalah Cornell, yaitu risalah pertama yang meragukan versi Soeharto
terhadap peristiwa yang dikenal sebagai G30S/PKI itu. Apa itu sebenarnya Cornell
Paper dan penemuan-penemuan lebih lanjut apa yang didapatkan oleh Profesor Ben 
Anderson?

Ben Anderson [BA]: Apa yang terjadi begini. Kebetulan pada waktu itu saya masih
mahasiswa di Cornell terus ada dua teman lagi. Satu cowok namanya Fred Bunnell 
masih
mahasiswa dan mbak Ruth McVey yang sudah lulus dan senior kita. Kami mengikuti 
apa
yang terjadi di Indonesia dengan sangat cermat karena bingung. Kok ini bisa 
terjadi?
Apa asal usulnya? Dan kebetulan pada waktu itu Cornell satu-satunya tempat di 
Amerika
di mana hampir semua koran, majalah masuk dengan cukup cepat. Majalah dalam 
bahasa
Indonesia, majalah dalam bahasa Jawa. Jadi kita dapat koran dari Medan, dari 
Balikpapan
dari Solo dari Bali, dari Surabaya dan sebagainya. Ini luar biasa. Jadi kami 
bisa
mengikuti apa yang terjadi pada bulan Oktober-November-Desember 1965, bukan 
bergantungan
pada sumber-sumber di Jakarta yang dikuasai sepenuhnya oleh Soeharto. Tapi di 
lain-lain
daerah.

Dan dari situ kami melihat bahwa apa yang dikatakan oleh Jakarta, sama sekali 
tidak
masuk akal. Karena mengikuti apa yang terjadi di Solo, Yogya dan  sebagainya, 
kita
lihat bahwa pembunuhan massal mulai di Solo, Jawa Tengah, persis pada hari itu 
baret
merah masuk. Sebelumnya tidak ada. Terus satu bulan lagi kira-kira tanggal 17 
November
1965 itu sudah mulai di Surabaya persis pada waktu RPKAD masuk. Dan sebaliknya,
baru di pertengahan Desember 1965, dus hampi tiga bulan setelah G30S, pembunuhan
mulai di Bali. Sekali lagi, ketika baret merah masuk.

Jadi itu jelas sekali bahwa pembunuhan ini bukan sesuatu yang spontan, yang 
timbul
karena kemarahan rakyat dan sebagainya. Tapi timbul dalam situasi di mana 
tentara
masuk dan memberi sokongan kepada golongan-golongan yang anti PKI. Malah di 
beberapa
kasus yang saya tahu betul pada waktu itu, mereka masuk di salah satu desa. 
Terus
bilang pada salah satu orang di situ, mana itu orang komunis di sini. Orang 
dalam
desa ingin menjaga mereka punya keluarga dan sanak saudara, bisanya bilang, ya 
tidak
ada. Tapi tentara bilang ini daftarnya, mana orangnya? Lalu orangnya didorong ke
depan. Terus tentara itu bilang sama salah satu orang di sekitarnya, kamu anti 
komunis
atau tidak? Ya, saya anti komunis. Baik, untuk membuktikan, silahkan membunuh 
empat
orang ini. Jadi orang seperti ini, tani biasa, antara dibunuh oleh tentara, atau
membunuh temennya sendiri atau keluarga sendiri, ya akhirnya harus cari selamat.

Nah, cara yang begini yang sangat sadis, itu kami sudah tahu pada waktu itu. 
Jadi,
timbul usaha untuk coba membongkar rahasia apa sebenarnya yang terjadi pada 
waktu
itu. Kami mencek beberapa hipotesa. 

[budaya_tionghua] OOT: Sikap anda dalam "hypothetical case" ini?

2005-10-07 Thread Harry Adinegara



Kesukaran yang dihadapi seseorang dalam menghadapi soal "hypothetical" ini sangat menggeletik sanubariku dan kiranya banyak juga para members milis ini ,mungkin  banyak juga akan menghadapi kesukaran menentukan  sikapnya.
 
Andaikan, karena ini soal yang hipotetis. Asumsikan ada peperangan terjadi antara negara A melawan negara B. Negara B rupanya akan asor dan banyak daerahnya sudah diduduki tentara negara A.
 
Daerah terachir yang diserbu oleh tentara A sudah diduduki dan tentara A mengumpulkan segenap penduduk daerah negara B. Komandan tentara A mengeluarkan daftar list dengan nama2 orang2 daerah B ini. Tertangkaplah orang2 daerah B ini yang ada dalam list.
 
Anda sebagai salah satu penduduk B dipanggil oleh komandan pasukan A dan anda ditanya apakah anda tetap akan membela negara B? Bila anda menjawab tidak, komandan akan meminta buktinya dengan bukti yang anda harus lakukan yakni anda  harus membunuh satu persatu orang2 asal daerah B ini. Bagaimana sikap anda? Padahal salah satu orang dalam daftar list orang2 daerah B itu adalah tetangga anda. Tetangga yang anda kenal baik dan punya ikatan persahabatan yang tanpa cela. 
 
Bagaimana sikap anda dalam hal ini? Anda pilih mana?,  membunuh semua orang daerah B yang ada dalam daftar, termasuk tetangga baik anda, atau anda menolak perintah komandan A dengan resiko anda akan dibunuh oleh tentara A? Suatu pilhan yang kedua2nya punya makna mematikan martabat kemanusian! Tapi bagaimana jawaban anda? Aku sedang pikir2 tuh dan belum mendapatkan jawaban dari sanubariku. Coba aku tunggu jawaban dari teman2 sekalian.
 
Harry Adinegara.
		Do you Yahoo!? 
 
Messenger 7.0: Free worldwide PC to PC calls





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.





  




  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "budaya_tionghua" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  









[budaya_tionghua] OOT: Asia's 25 most Powerful...."keanehan" terselip(no:10) diantaranya!

2005-10-08 Thread Harry Adinegara



Ranking "Asia's powerfull" itu didasarkan dengan  kreterianya,. memajukan perusahaannya dengan profit yang tinggi, mengeluarkan barang2 produksinya yang bisa bersaing dalam dunia business yang sangat ketat. Bagaimana business strateginya , dan mereka merupakan inspirasi bagi orang lain. Inilah yang diketengahkan oleh majalah Fortune bulan Oktober ini.
 
Ranking  pertama diduduki oleh  CEO Samsung Electronics, Jong-Yong Yun Korea selatan, dan kedudukan yang ke 25 diduduki oleh Jack Ma mantan CEO dari Albaba, Alibaba Internet ini dibeli 40% oleh Yahoo dengan harga 1 Milyard dollar. Ma sekarang menjabat fusi kedua perusahaan ini sebagai CEO di China.
 
Yang menarik adalah ranking ke 10 yang diduduki oleh Prince Alwaleed Talal al Saud, biilionaire dari Saudi Arabia. Diperkirakan prince ini punya kekayaan 24 milyard dollar. Dia invest dalam pelbagai perusahaan misalnya Citygroup, Time Warner, News Corp dan Apple Computer. 
Tapi yang paling "kontroversial" yalah investasi di Four Seasons perusahaan mega gede dalam lapangan perhotelan, dengan menanam 22% saham dalam perusahaan perhotelan ini. Four Seasons  dimiliki oleh Isadore Sharp seorang Jahudi tulen. Rupanya karena punya visi yang sama untuk masa depannya masing2 yang sejalan,mereka jadi partner dalam business. Bahkan Sharp bilang bahwa Alwaleed dan dia mereka telah meninggalkan kungkungan agama dan race.  
 
Kayaknya kalau sama2 kaya ,bagaimanapun "jurang "perbedaan agama  atau race yang diasumsikan itu bisa terjembatani. Jadi orang kaya ya kumpulnya sama orang kaya, yang kere ya kumpulnya sama dengan yang kere.
 Ini membuktikan sekali lagi bahwa sama2 "senasib"( Kaya atau Miskin) itu rupanya adalah aspek perekat antar golongan. Yang kaya pilih orang kaya sebagai "konco"nya dan yang "kere" ya pilih se-sama orang kere.  Jadi semua rintangan perkara agama race yang berkecamuk di masyarakat tidak mempengaruhi orang "kaya" atau orang "miskin" memilih, menentukan pilihannya untuk ber-konco-an. Ya logis kan mosok mau ber-mitra sama orang kere apabila sampeyan itu golongan kaya. Paling2 yang kere ya dijadikan jongos atau babu. Simple as that!
 
Harry Adinegara
		Do you Yahoo!? 
 
The New Yahoo! Movies: Check out the Latest Trailers, Premiere Photos and full Actor Database.





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.








  
  
SPONSORED LINKS
  
  
  

Indonesia
  
  
Culture
  
  
Chinese
  
  

   
  







  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "budaya_tionghua" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  









[budaya_tionghua] Nabi Mohammad bersabda:"Carilah ilmu sampai ke Cina"

2005-10-13 Thread Harry Adinegara



Dalam mengikuti pelbagai milis dan selama ini aku beberapa kali  sempat membaca ada postingan yang mengungkap kalau, bahkan, nabi Mohammadpun  pernah bilang :bila mau mencari ilmu pergilah  mencari ilmu ke negeri Cina. Apakah ini sebagai kebenaran, bahwa Nabi Mohammad pernah bersabda begitu, ini aku serahkan kepada members yang lebih tahu akan hal ini.
 
Yang mencuat dari pemikiranku dan kaitannya dengan peluncuran roket berpenumpang  Tiongkok ini dan sabda-an-nya  Nabi Mohammad perlu aku kasih "sabda"ku  kepada para birokrat yang ingin mengadakan studi banding kenapa pergi jauh2, pergi saja ke Tiongkok. Anjuranku jangan buru2 menimba tehnologi ber-aspek-kan ruang angkasa tapi cari tahu bagaimana mereka selain menangani ekonomi yang pesat kemajuannya, tapi urgensinya targetkan dulu  "ilmu" nya orang Tiongkok itu: yakni bagaimana caranya mengurangi korupsi dan bagaimana caranya menghukum koruptor. Jadi jangan "keserimpet"(tersandung) kayak Herr Habibie yang buru2 mau bikin motor mabur. Step by step is the right way, one at a time, ini boso linggisannya. Atur dulu hukumnya dan pelaksanaannya yang betul baru lakukan kegiatan lain. 
 
Harry Adinegara
 
 
		Do you Yahoo!? 
 
The New Yahoo! Movies: Check out the Latest Trailers, Premiere Photos and full Actor Database.





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.





  




  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "budaya_tionghua" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  









[budaya_tionghua] OOT: Apa alasannya kita nge-"linggis" & nga-"rab"?

2005-10-17 Thread Harry Adinegara



Aku terenyuh bahkan bisa aku katakan kaget juga atas "hardikan" yang aku dapat dari konco baik-ku ini yang lama tidak aku temui.
 
Koncoku yang punya dua anak yang sekolah disini, satu di high school dan satu baru tahun lalu  masuk Uni. Sebetulnya sudah 2/3 X mereka(suami istri) koncoku ini datang ke Sydney tapi baru  X ini aku sempat ketemu.
 
Aku mengundang mereka untuk ketemu dengan mereka di sebuah resto Chinese di CBD. Yah senang juga aku bisa ngobrol dengan konco yang 20 tahun lebih tidak ketemu.
 
Seperti biasa kongkow2 selain soal nostalgia waktu masih muda sampai kita bertemu kembali dengan masing2 keluarga sudah punya tanggungan(anak2).
 
Setelah lama ngobrol, koncoku itu nyeletuk: "Har,lha mbok karo konco dewek podo2 wong Jowo mbok kue oja getol nganggo boso Ingris" "Opo kowe wis orak iso boso Jowo yo"( Har kenapa ngak pake bahasa Indonesia aja kan kita sama2 orang Jawa, apa kamu sudah ngak bisa bahasa Jawa?---itu ringkasannya)
Susah juga dan dia rupanya juga kurang mengerti alasan atau sebabnya aku kadang2 (ngak banyak sih) ngeguna-in bahasa Inggris. Maklum kadang2 kita "terpeleset" karena "kulino"(terbiasa) pakai bahasa Inggris karena soal lingkungan kerja dan kadang2 kita mau ambil jalan pintas pakai gampangnya, apa2 yang kebetulan sedang lewat dalam pikiran kita kata2 apa yang mudahnya kita pakai, ya itu yang kta gunakan.
 
Tapi ada juga satu tulisan, dari Radio Nederland, tulisan Mung Murbandono... soal getolnya orang Indonesia menggunakan bahasa asing (Inggris), baik dalam pergaulan dan lingkungan media. Padahal kata2 yang digunakan kata2 Inggris itu semuanya  ada kata2 Indonesianya.
 
Terlintas dalam pikiranku apakah ini suatu bentuk, kita mau nge-sok, pura2 ng-intelek atau ada U dibalik B-nya yaitu apakah kita dirudung gejala: suatu inferiority complex? Selain bahasa Ingris juga tidak kurang orang Indonesia yang dengan alasan tersebut diatas, ditambah lagi banyak yang menggunakan bahasa Arab dalam percakapan sehari-hari dan di bidang media. Apakah dengan menggunakan bahasa Arab kita mau menunjukan kedekatan kita dalam soal ke-religiusan?
 
Patut kita simak bahwa soal bahasa , bahasa tidak ada yang murni, bahasa apapun juga banyak saling mempengaruhi dan saling mengisi. Ini sudah jamak dan patut kita akui kebenarannya. Tapi yang menjadi pertanyaan yalah, misal saja dalam postingan2 di pelbagai milis banyak sekali  para members-nya yang menggunakan bahasa asing. Bahasa asing yang sebetulnya tidak perlu kita pakai, karena bahasa kita siap untuk men-substitusi kata2 asing yang ketelanjur telah terpakai baik dalam tulisan maupun percakapan.
 
Apakah kita perlu Nge-Linggis dan Nga-rab? Apakah kita memang patut dan  siap untuk dijajah secara kulturil, mulai dengan bahasa kita di "kolonisir" oleh bahasa asing?
 
Harry Adinegara
 
		Do you Yahoo!? 
 
Messenger 7.0: Free worldwide PC to PC calls





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.





  




  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "budaya_tionghua" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  









[budaya_tionghua] OOT: Credit Rating?

2005-10-18 Thread Harry Adinegara
Re: War on terror in Indonesia oleh D.O'shea.
 
Tergeletik oleh tayangan TV SBS Rabu malam ,minggu lalu dan skripnya dari 
reportase tentang "War on Terror in Indonesia" bisa anda sekalian baca di 
pelbagai milis.
 
Ada bagian yang bagiku jadi salah satu topik dari repportase David O'shea ini 
yalah soal mantan dedengkotnya Pak Pul. 
 
Pabila anda mengikuti tayangan TV ini ngak kebablasanlah kalau aku bilang : 
"kasihan sekali wong cilik, rakyat Indonesia" Melihat body language, apalagi 
melihat sosok para penggede birokrasi Indonesia terutama golongan yang 
tergolong bersenjata. Aku cuman mau menambahi..aku ngelus dodo (omongan 
wong Jawa yang artinya  mengacu ke tidak  percaya apa yang dilihat atau 
dialami) dalam hal ini ... melihat para jendral yang begitu gagah perkasa 
dengan segala atributnya yang menghias dada dan tambahan lagi, brengos yang 
jeketet (ala Clark Gable)) yang membikin sosok tambah ber-"karisma", "berwibawa"
 
Coba anda sekalian baca mulai dari Pak Pul Dai'Bachtiar yang begitu diperluin 
sampai di-undang ke West Wing dan bicara dengan semua pejabat tinggi di 
Washington. Ngak tahu tuh sebenarnya Colin Powell  dalam hatinya punya anggapan 
apa ya? Kalau aku Powell, karena tahu sebenarnya siapa orang ini (pejabat2 
RI)aku koq bicara pelan2 dalam hati " hhh inilah wajahnya para 
koruptor,  criminals hoodlums dari Indo"".hhh ini toh orangnya yang 
membikin rakyat jadi kere kerempeng"
 
Setelah itu ada pertanyaan2 yang dilontarkan oleh beberapa birokrat lain soal 
perginya Dai Bachtiar  ke LN tentu saja dengan cap in hand.
Masih juga dia berbangga bahwa urusan duit sih gampang dapat pinjamandari 
Denmark (sampai2 Denmark kena sengkelitnya birokrat Indonesia) juga Belenda 
sudah sedia diperas 2 juta. Tapi sambil gagahnya Dai bilang kita akan dapat 500 
juta Euro lho, walaupun long term. Lantas ini yang jadi langkah pertamaku yang 
perlu mempertanyakan kalau orang itu dapat utangan dari pihak lain.
 
Aku tahu tuh kalau di dunia business ada tuh badan yang menampung ke 
kredibilitas seseorang dalam soal credit ratingnya. Jangan harap sampeyan akan 
dapat utang apbila sampeyan pernah nilep utang., Sampeyan akan diklasiwikasi 
sebagai individu yang deldel duwel, se-senpun orang ogah -ngutangi sampeyan. 
Apakah aturan soal kredibilitas dan credit rating itu juga berlaku bagi 
hubungan bilateral perkara utang piutang antar negara ? 
Indonesia yang dikatakan sudah setengah tenggelam dalam lautan utang tapi 
kenapa negara2 lain negara masih me-ngutangi Indonesia. Padahal mereka tahu 
bisa2 dalam waktu dekat utangnya bisa amblas karena ambruknya ekonomi. Apakah 
mereka( negara2 luar) ini memberlakukan gaya :" the good Samaritan"? Tentunya 
tidak bukan? Apakah mereka (negara2 luar) itu menyimpan suatu strategi U 
dibalik B? 
 Logisnya orang meng-evaluasi, mengadakan feasibility study sebelum memberikan 
kredit ,itu pun setelah calon peng-utang sudah okay /bagus credit ratingnya. 
 
Kalau begitu aku sebagai orang awam tentunya bisa bilang :wah bener2 Indonesia 
ini ciamik (bagus) koq dalam segala aspek negaranya atau se-tidak2nya dalam 
aspek perkembangan ekonominya, sampai2 pihak luar negeri tanpa segan2 mau 
minjemin tuh uang segedubrak, for a start 500 juta euro dulu, lainnya akan 
menyusul.
 
Jadi aku bisa bilang semua berita di media kalau Indonesia itu mengalami 
kesulitan that's..bu..sh... aja" Coba perkembangan GDPnya aja naik lagi kalau 
tidak salah 5.6% kan, suatu angka yang membesarkan hati, lha wong kita maju 
terus tuh dari tahu  ke tahun . Kenapa ada berita macam2 dari busung lapar 
sampai makan 1X dalam 2 hari? Banyak tuh  yang memberita-in banyak negara luar  
sampai ngantri mau meng-invest ke Indonesia. Juga para investor yang 
diberitakan bahwa mereka kwatir akan keamanan itu juga "bu...sh..." aja. 
Ada bom2 di mana2 itu kan polahnya orang yang mau mendiskreditkan nama baik 
Indonesia. Dari itu diminta agar LN "mesti" urunan kasih duit untuk menangkal 
teror, kalau tidak ya salahnya sendiri. Apakah ini yang dinamakan gaya 
.memerah sapi.ada cash cow tuh yang siap diperas! Demikian reportasenya 
SBS D.O'Shea.
 
Aduh mak, kenapa aku jadi kayak a fool begini ya, .ngak bisa tahu siapa 
lagi yang punya credit rating baik dan mana yang tidak .gara2 idup ...in a 
world of fools? You bet!All in Allaku kasihan sama rakyat kita, rakyat 
yang diperas oleh para criminals &   hoodlums!(tapi no proof tuh! Ini GD bilang 
lho.)
 
Harry Adinegara.




 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Help Sudanese refugees rebuild their lives through GlobalGiving.
http://us.click.yahoo.com/V8WM1C/EbOLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://ww

[budaya_tionghua] "Chindia" Super/Mega power in the year 2020?

2005-10-21 Thread Harry Adinegara
ini  pulang setalah 3 tahun absen. Rumah ortunya diluaran kota Tsingtao. Waktu dia balik dia sudah  tidak bisa mengenal jalan yang menuju ke rumah ortunya. Jalan ke arah itu, daerah ortunya , sudah dilengkapi denganb  super highway, 4 jalur ke masing2 jurusan. Luar biasa ujarnya. 
 
Bahkan istriku yang tahun lalu ke China membenarkan bahwa soal pengemis baru dua X dia temui. Tapi keadaan di pedesa-an yang sempat istriku kunjungi juga,  memang sangat meresahkan hati. Masih banyak yang hidup dibawah kewajaran. Tapi banyak orang dipedesaan itu cukup punya optimisme buat hari depan. Banyak anak mudanya yang pergi cari kerja di kota dan banyak yang berhasil.
 
Ahirulkalam, apa yang bisa dipetik dari proses pembangunan dan kemajuan dua raksasa(Tiongkok dan India) ini bagi kita, Indonesia?. Rupanya demokrasi Indonesia ini sudah kebablasan. Kayaknya orang punya pendapat mumpung,.. free for all, tanpa adanya hukum yang bisa ngerem segi negatipnya dari demokrasi yang kebablasan. Mau pakai sistim tangan besi seperti Tiongkok juga akan sukar dikerjakan karena soal korupsi sudah sampai ke tulang sumsum. Mau maju tidak bisa mau mundur ogah, jadinya Indonesia itu akan stagnant melulu. Achirnya yang bisa kita galak-kan cuman export TKI dan TKW. 
 
Seharusnya super power?mega power dalam topik tulisan ini yang berbunyi "Chindia"China and India-semestinya
"Chinsia"---China & Indonesia-tapi ...Indonesia hanya panggonannya para koruptor yang memporakpanda-kan negara dan meng-kere-kan bangsa akibatnya hanya meng-export kuli buat negara lain.BRANTAS KORUPSI DAN TEGAKKAN KEADILAN TANPA PANDANG BULU...DENGAN TANGAN BESITAPI YA YANG ADIL!!!
 
Harry Adinegara.
 
		Do you Yahoo!? 
 
The New Yahoo! Movies: Check out the Latest Trailers, Premiere Photos and full Actor Database.





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.





  




  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "budaya_tionghua" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  









[budaya_tionghua] Bench mark: 70% baik & 30% tidak baik dan vice versa.

2005-10-22 Thread Harry Adinegara



DengshiauPhing setelah menjadi kepala pemerintahan China pernah mengutarakan penilaiannya terhadap Ketua Mao. Deng ternyata bukan saja dia seorang yang besar tapi juga tahu akan realita dan kondisi tanah airnya dan sejarahnya.
 
Deng bilang walaupun Mao punya banyak kesalahan, yang terbesar adalah kesalahan Mao  melancarkan Revolusi Kebudayaan. Deng mafhum kalau usaha mengadakan Revolusi Kebudayaan ini adalah usaha Mao untuk me-ngerem pengaruh Deng dan Liu ShiauChi yang telah di cap sebagai "capitalist  roader". Jadi Revolusi Kebudayaan adalah se-mata2 keluar dari egonya Ketua Mao yang mulai puder pengaruhnya, setalah usahanya the great leap forward tidak berhasil.
 
Deng sebagai seorang realist dan pragmatis tetap memberikan tempat bagi Mao sebagai bapak negara. Pragmatik karena Deng tahu bahwa pengagum dan pendukung Mao tetap dalam jumlah mayoritas. Dari itu mengingat, realita dan pragmatis dia bilang bahwa bila diberi ukuran , hasil kerjanya Mao maka Mao 70% benar/baik dan 30% tidak baik. Jadi bagaimanapun juga tetap Ketua Mao adalah sosok tubuh negarawan besar  yang harus tetap dihormati!
 
Bagaimana dengan bapak negara Bung Karno? Banyak kesalahannya tapi kiranya bench marknya akan sama dengan Ketua Mao. 70% berhasil dan 30% tidak berhasil.
 
Bagaimana dengan presiden kedua? Mantan Presiden Suharto? Kelihatannya melihat realita atribut yang bisa di tempelkan pada dirinya yalah bench mark 30% baik dan 70% tidak baik alias deldel duwel. Realita telah mengusung kita pada kegelapan jalannya sejarah. Negara tidak bisa dibangun atas dasar :dengan pondamen onggokan 1 juta manusia terbunuh. Bukan  ini sudah bisa dikatakan sebagai laknat, tambahan lagi dilanjutkan dengan membentuk family dynasti yang korupnya minta ampun. Disinilah pondamen ke porak panda-an negara kita sampai sekarang.
 
Sejarah mencatat bahwa korban pemerintahan Mao juga tidak bisa dibilang kecil tapi Mao tidak memperkaya dirinya sendiri. Inilah bedanya Mao dengan Suharto.
 
Bagaimana dengan pemrintahan SBY? Sejarah akan memberikan penilaiannya.
 
Harry Adinegara.
		Do you Yahoo!? 
 
Messenger 7.0: Free worldwide PC to PC calls





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.








  
  
SPONSORED LINKS
  
  
  

Indonesia
  
  
Culture
  

   
  







  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "budaya_tionghua" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  









[budaya_tionghua] OOT: Caranya nebelin kocek di negara deldel duwel.

2005-10-27 Thread Harry Adinegara



Apakah negara deldel duwel perlu aku tulis dengan tanda kutip" " " "?
Tapi ini beneran terjadi di negara deldel duwel tanpa tanda kutip.
 
Setelah baru2 ini negara deldel duwel mengalami serangan burung dan segala yang terbang yang membawa racun alias virus flu burung, ada berita baru yang mendesak urgenesi untuk disimak dan ke-aktualitasan disamping kasus   flu burung ini.
 
Di negara deldel duwel, walaupun klasipikasinya deldel duwel tapi mukjijatnya , petinggi2 negara ini  berkecimpung dan berenang dalam lautan duit, walaupun duit negara deldel  duwel ini sudah merosot nilainya, tapi bagus juga karena masih ada pendapatan sampingan yang menggunakan metode KKN, disamping pendapatan resmi seperti kenaikan gaji ini.
 
Setelah rakyat kecil diberi santunan cepek jhing sebulan tapi banyak yang tidak dapat, rakyat miskin yang berjibun jumlahnya dibikin kaget oleh kenaikan salaris dari para wakil rakyat dan presidennya. Malahan sang presiden di negara deldel duwel ini kaget benar menerima rejeki nomplok ini.
 
Aku koq pusing juga apakah ini negeri fantasi atau negari beneran ya?
Rakyatnya miskin tapi penggedenya hidup kelewat makmur. Dimana logikanya ini ya? Ceritanya di negeri tini idak ada korupsi karena ngak ada tuh yang ketangkep dan dihukum, karena ngak ada bukti kalau ada orang korupsi.  Tapi kenapa oleh Corruption Watch negara deldel duwel ini di jadikan juara korupsi ya?
Katanya BBM untuk menambah kas negara yang sudah kosong. Sekarang setelah kas agak terisi berkat BBM, hasilnya lalu di salurkan buat menaikkan bayaran anggota DPR beserta presidennya juga. Ceritanya presiden negara deldel duwel ini waktu kampanye Pilpres tempo hari mau berjoang membela rakyat. Gimana logikanya ini ya.
 
Negara deldel duwel tapi petingginya hidup makmur tuh, masih saja negara bisa menaikkan salaris petinggi2nya, apakah negara masih kaya dan kas negara berjibun terisi duit?
 
Kayaknya bila sampeyan mau jadi kaya dan makmur sampeyan perlu hidup dan jadi petinggi negara deldel duwel.Jadi cara nebelin kocek, cepet2 sampeyan manggon di negeri deldel duwel dan usahakan jadi petinggi atau punya koneksi di kawasan petinggi2 negara deldel duwel,sip deh!
 
Am I living in a world of fantasy? You bet!
 
Harry Adinegara
		Do you Yahoo!? 
 
The New Yahoo! Movies: Check out the Latest Trailers, Premiere Photos and full Actor Database.





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.








  
  
SPONSORED LINKS
  
  
  

Indonesia
  
  
Culture
  

   
  







  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "budaya_tionghua" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  









[budaya_tionghua] OOT: Media yang memicu kebingungan & prejudice?

2005-11-07 Thread Harry Adinegara




Sialan bener pengendara mobil yang menyalip aku , padahal kendaraan bermotor di jalanan ini  kecepatan dibatasi hanya 50 km. Setelah aku kuntit dan kita sama2 menuju ke tempat sama di shopping centre baru aku mendusin bahwa pengendaranya adalah seorang " middle eastern appearence". Aku membatin ngak heran, sialan bener orang2 ini, dasar teroris!  Apakah ini adalah watakku /sikapku yang sebenarnya atau apakah ini sesuatu yang di picu secara tidak langsung oleh berita2 yang kita ikuti dari hari ke hari dari jam ke jam, paling tidak  sejak 4 tahun lalu semenjak   peristiwa WTC?
 
Dari peristiwa global dari peristiwa WTC dunia dilanda dengan berita2 terorisme, dari Spanyol, dari Rusia dan bahkan sampai kebelahan dunia Asteng kita di landa "banjir" berita tentang peristiwa2 terorisme. Terorisme di Bali dan sampai ke peritiwa pembunuhan terhadap tiga gadis di Sulawesi. Apakah aku bisa menggebyah uyah-kan peristiwa2 ini sebagai ulah satu agama tertentu, yang diwakili oleh etnis of middle eastern appearance? Apakah ini (terorisme) adalah suatu bentuk pertentangan politik dan soal hegemoni dengan warna atau menggunakan acuan suatu agama?
 
Dipihak lain, dari pihak yang terkena musibah teror, dari pihak yang lain  kita di"paksakan" untuk menerima ,karena hasil suara media massa yang se-olah2 mempropagandakan kalau negara Barat dan negara yang memeluk demokrasi adalah korban teror ini.
 
Aku dibikin bingung, apalagi kalau aku lihat tayangan TV walaupun ini baru sekilas preview yang menggambarkan kalau negara Barat, dalam hal ini Amerika telah berbuat kekejaman, sekelas juga dengan tindakan terorisme  di Abu Ghraib dan Guantanamo. 
 
Tapi  aku lebih  banyak terpengaruh oleh berita yang cukup membuat aku bergidik apalagi pabila teror itu ditujukan tanpa diskriminasi terhadap orang2 sipil.
 
Walaupun aku sering mengumpat akan teror yang dilakukan oleh orang2 yang dalam berita selalu digambarkan sebagai "middle eastern appearance" tapi tanpa aku sadari/ dibawah kesadaran ,aku teringat konco baikku seseorang asal Mesir. Sama2 kita studi di Jerman, sekarang dia bermukim di Canada. Masih sempat/sampai sekarangpun kami masih sering berhubungan melalui email, dan tilpon. 
 
Bahkan sebelum kami  berpisah aku sempat diundang mengunjungi ortunya yang berdiam di Alexandria, Mesir. Pamili dari strata elit karena ortunya dua2nya adalah dokter. Apalagi kalau ingat adik perempuan konco-ku iniwah bikin pikiran jadi "butek" nih. Aduh mak, cewek ini bener2 cantik, langsing dan punya bosom (kelemahanku nih, sorry) waduh sangat menggiurkan.  Semua anggota pamili sangat baik terhadapku.
 
Dari itu walaupun kadang2 aku terhanyut oleh berita2 yang memberitakan bahwa pelaku teror ini adalah orang2 dari Timteng, tapi selalu aku teringat akan konco baik-ku si MA dari Mesir ini, orang baik. Adalah salah apabila aku meng-gebyah uyah perkara teror ini adalah perbuatan etnis berwajahkan ngarab.
 
Dari itu betapa pentingnya kita berpikiran dingin, apalagi bagiku yang punya pengalaman baik melalui contoh konco baikku si MA ini, maka sikap perlu diatur agar kita tidak banyak menaruh prejudice yang berlebihan.
 
Harry Adinegara
 
		Do you Yahoo!? 
 
Find a local business fast with Yahoo! Local Search





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.





  




  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "budaya_tionghua" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  









[budaya_tionghua] Diaspora (etnis) yang patut jadi panutan!

2005-11-08 Thread Harry Adinegara




Tergeletik oleh berita2 tentang ulah para imigran, etnis minoritas  dinegara2 Barat, negara Barat sebagai host dari imigran2 ini rupanya sekarang jadi kalang kabut menghadapi pendatang2 ini.
 
Sudah 2 minggu lamanya terjadi rioting di banyak kota di Paris. Bahkan sekarang mulai merembet keluar perbatasan Perancis, ke Belgia dan terachir ke Jerman.
 
Rioting di terjemahkan oleh yang melakukan huru hara ini ,sebagai pengejawantahan perasaan yang mereka terjemahkan sebagai pelepasan amarah  atas tindakan diskriminatip terhadap pendatang, baik oleh pemerintah maupun oleh penduduk asli host country itu sendiri . Banyak pengangguran dan akibatnya tingkat kejahatan naik di kalangan pendatang2 ini. 
 
Terlepas dari soal diskriminasi ataupun tindakan tidak adil lterhadap mereka (etnis pendatang minoritas) ini, aku tertarik akan etnis Tionghoa, yang tersebar diseluruh dunia. Etnis Tionghoa, disegala penjuru dunia akan anda temui kemana anda pun pergi.
Etnis Tionghoa sebagai diaspora ras Tionghoa ini rupanya tidak bertingkah laku seperti etnis minoritas lain yang berdiam di negara2 Barat, contohnya ulah etnis tertentu misalnya  di negara Perancis.
 
Bahkan dalam era kelam era Orba, dimana suku Tionghoa mengalami diskriminasi yang berat, tapi bagaimana sikap mereka? Mereka dalam pasivitasnya terus bekerja keras. Walaupun mereka mendapat hambatan mengekspresikan kebudayaannya, tapi  mereka tetap menjunjung tinggi2 nilai kebudayaan Tionghoanya. Etnis Tionghoa tetap kerja dan belajar keras dalam sikon dan himpitan kesukaran. Alhasil mereka tetap bisa memelihara jenjang tingkat kehidupan yang relatip tinggi ketimbang etnis lain. Ini bukan suatu ungkapan chauvinistis atau rasa keunggulan rasial tapi ini adalah kenyataan yang tidak bisa dibantah.
 
Apakah ini karena kebudayaan orang Tionghoa yang telah ribuan tahun lamanya dan filsafat hidup Confusianisme?  Confusianisme yang menggembleng watak orang Tionghoa agar menjaga dan selalu berusaha memperbaiki nasib nya dan keluarganya dalam segala macam kehimpitan sekalipun. Bila memperhatikan situasi keadaan etnis Tionghoa terutama di era Orba, sekalipun ada diskriminasi berat mereka tidak berbuat anarchis. Malahan jalan yang mereka tempuh sesuai dengan dasar filsafat Confusius mereka berusaha keluar dari himpitan ini dengan jalan kerja keras belajar keras dan berkiprah memajukan nilai2 kehidupannya.
 
Bagaimana di luar negara Indonesia? Bukan rahasia lagi bahwa juga diaspora etnis Tionghoa ini dimanapun mereka bernaung, mereka menjadi teladan, teladan sebagai manusia yang sukses baik materiil /maupun  intelektualitasnya. Bukan sebagai rahasia lagi otak2 cemerlang di negara2 Barat dipegang oleh orang2 Tionghoa.
Bahkan dalam acara pop macam "The Brainiest Kid" yang diselenggarakan oleh Channel 10 di Australia . Yang keluar sebagai juara pertama adalah gadis cilik mungil seorang etnis Tionghoa, mengalahkan saingan2nya dari pelbagai etnis disini. Etik untuk maju dan menjadi andalan ortu dan keluarganya mendarah daging bagi orang Tionghoa.
Orang Tionghoa tidak neko neko dalam memperjoangkan nasibnya, apalagi mengambil jalan anarchistis  dalam memperjoangkan nasibnya sebagai minoritas, sebagai diaspora, mereka kerja keras dan belajar keras. Mereka tidak menuntut ini itu walaupun secara sosial, hukum dan politis mereka dikesampingkan. 
 
Mereka menjalani kehidupannya di luar negara asalnya , mereka sebagai etnis diaspora cukup  dirangkum dengan kata kata : inilah etnis yang perlu ditiru caranya membawakan diri, membawakan diri sebagai tamu (imigran) di negara orang lain. Kerja keras, belajar keras dan menghormati  hukum host country dan menjunjung tinggi nama baik keluarganya adalah ciri chas imigran Tionghoa. 
 
Harry Adinegara.
		Do you Yahoo!? 
 
Messenger 7.0: Free worldwide PC to PC calls





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.





  




  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "budaya_tionghua" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  









[budaya_tionghua] Ada 2(dua) katagori(ciri) imigran?

2005-11-09 Thread Harry Adinegara
ri/memajukan pendidikannya agar dengan begitu bisa mendapat pegangan atau bekal untuk bersaing di pasaran tenaga kerja.  Ungkapan yang selalu aku berikan kepada putra tunggal ku: "kalau mau maju dan mau berhasil ya bekali dirimu dengan kerja keras, kalau mau "menang"(berhasil) ya ambil cara main"mereka"(penduduk setempat) dan "kalah" kan mereka dengan, dan dalam  aturan main mereka""beat them in their own game"
 
Harry Adinegara.
. 
		Do you Yahoo!? 
 
Find a local business fast with Yahoo! Local Search





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.





  




  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "budaya_tionghua" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  









[budaya_tionghua] Resep jadi orang kaya!

2005-11-10 Thread Harry Adinegara



Teringat akan ungkapan Deng Shiauping: "to be rich is glorious" dan pengejawantahannya yang bisa dilihat secara riil dalam segi  kemajuan ekonomi Tiongkok dan meningginya martabat negara ini, mau tak mau aku tergeletik akan kemanjuran ungkapan (filsafat) ini.
 
 Apakah etis apabila ungkapan ini diterapkan di aplikasikan dengan cara2 non etis dan melanggar hukum dan bernuansa tidak tahu malu, dan dilakukan at all cost? 
 
Tidak ada seorang individupun yang tidak ingin jadi kaya, begitupun negara manapun tidak ada yang tidak ingin jadi kaya.
Jadi tidak bisa disangkal bahwa tanpa ungkapan Deng Shiauping ini, filsafat semacam ini bisa kita anggap sebagai filsafat yang bernuansa universil. Tidak ada seorang individupun yang mau hidup kere di dunia ini. Bahkan ajaran2 agama manapun tidak ada yang mengajarkan: "jadilah anda seorang kere"! Apalagi apabila kita renungkan orang kere, atau jatuh jadi rang kere, komplikasinya banyak sekali, selain berdampak kritis terhadap kesehatan sendiri, kena stress, juga ,orang kere bisa mengambil opsi:  jadi penjahat.
 
Jadi sebetulnya dilihat dari sudut manapun, dari sudut primordial ataupun realita hidup, jadi kaya,"to be rich is glorious" ,sebaliknya jadi kere harus dihindari karena kemiskinan adalah kesengsaraan neraka dunia!
 
Resep yang aku suguhkan untuk jadi kaya, jadi kaya meng-"kilat" cepat ibarat samberan gledek ada dua opsi, terutama apabila sampeyan berdiam di Indonesia. Bukan suatu ocehan tapi ini berdasarkan realita hidup. Aku tidak senang memberikan acuan tanpa bukti yang berdasarkan realita.
 
Langkah pertama: 
Raihlah kedudukan di jenjang tangga birokrasi Indonesia. Tambah tinggi kedudukan sampeyan tambah "basah" lahan sampeyan dan akan ber- prospek  kekayaan akan  datang lebih besar dan lebih cepat datangnya. 
Contoh riilnya:
 Baru saja ada berita kalau Konglonya Bakrie, dalam 1 tahun semenjak dia Ical jadi mentri Ekuin konglonya dapat laba Rp 1.914 triliun/kwartal ke-3, naik 133,4% dibandingkan th 2004. Laba operasinya menghasilkan Rp160 milyar, naik 616% dibanding dengan kerugian tahun 2004 yang berjumlah Rp39 milyar. Jadi ini bukti otentik kalau jadi birokrat di Indonesia, bisa mengusung sampeyan jadi kaya meng_"kilat" Bagaimana kabarnya pak pul yang meraih rejeki sampai Rp 800 milyar-an itu, yang nota bene ada bukti hitam diatas bukti di account banknya?
 
Langkah kedua: 
Carilah cara yang epektip untuk jualan kaidah2 yang bernuansa primordial. Tambah gampang dicerna oleh peng-animo-nya tambah cepat datangnya rejeki. Maklum di era serba tak menentu ini dan di era dimana orang bisa kena serangan bom secara mendadak , maka kaidah2 yang berbau primordial akan jadi penenang jiwa.
Contoh riilnya: 
Banyaknya didirikan gereja dan masjid yang tak lain adalah suatu bentuk , konsep pop-nya: mengambil keuntungan dalam kesempitan.
Bukan rahasia lagi apabila kita kembali melacak berita2 lama yang memberitakan bahwa departemen agama(Depag) disitu sarangnya korupsi segedubrak.
 
Untuk sementara aku batasi dulu sampai dua langkah ini sebelum aku bisa menemukan langkah2 berikutnya bagaimana individu bisa menjadi kaya mendadak di negara kita. Harap sampeyan2 bersabar, aku perlu mengadakan survey sebelum melangsir tulisan. Aku tidak mau memberitakan tanpa ada bukti otentik, menjaga jangan sampai ada orang yang menuduh aku memberitakan analisa dan kabar tanpa bukti. Simpe as that.
 
Harry Adinegara.
 
		Do you Yahoo!? 
 
Find a local business fast with Yahoo! Local Search





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.








  
  
SPONSORED LINKS
  
  
  

Indonesia
  
  
Culture
  
  
Chinese
  
  

   
  







  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "budaya_tionghua" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  









[budaya_tionghua] 83 ribu plus jutaan orang tentu tak akan salah menyikapi!

2005-11-17 Thread Harry Adinegara



Aku termasuk salah satu diantara 83 ribu orang, penonton yang menghadiri fase eliminasi pertandingan sepak bola Australia vs Uruguay yang akan menentukan siapa yang akan maju bertanding di babak2 achir bulan Juni 2006 di Jerman dalam kejuaraan dunia sepak bola.     Adu penalti setelah satu point vs satu point dalam agregate membuat kami penonton menahan napas.  Denyutan aspirasi rakyat Australia sepertinya berdetik bersama mengharapkan Australia bisa maju ke perebutan piala dunia Jules Rimet, lambang supremasi juara dunia sepak bola.   Aku hampir mengucurkan air mata sewaktu John Aloisi menghunjamkan bola dijala goal Uruguay, Aussie menang dengan adu penalti 4 vs 2. Sepanjang mataku menelusuri para penonton aku sadar bahwa inilah massa yang sangat bermakna  bagiku ,apa artinya bagiku,  
 bukan aku :sebagai individu yang berdiri sendiri, tapi kita :seluruh penonton merasa bahwa kita senasib. Kita senasib, kita berdiam di  satu negara yang kita sebut Australia, kita hidup dibawah aturan hukum sama , kita berdiri sama tinggi, duduk sama rendah. Kita boleh, malahan di anjurkan agar kebudayaan masing2 etnis bisa dikembangkan, bisa dinikmati bersama, bisa saling mengisi. Inilah semangat multikultural.      Aku terhanyut oleh massa yang gembira atas kemenangan Australia, ber-kaca2 mataku, karena selain girang juga terharu ,saling memeluk dengan orang2 yang asing bagiku, tidak lain hanya menunjukan bahwa kita senapas dan senasib. Apa sebenarnya yang membikin kita semua sepenanggungan? Tidak salah apabila aku bilang , tidak lain : karena dasar dan falsafah multikultural yang di-isi dengan  nilai2 kemanusiaan yang luhur dan tinggi :yakni: kerukunan untuk  hidup bersama. Supremasi
 hukum berlaku buat semua warga Australia. Kita tidak pandang darimana seseorang itu berasal. Dignity dan respect seseorang ditentukan dalam sikapnya terhadap tetangga, terhadap kenalan, terhadap orang lain, kita saling menghormati hak2 orang lain dan memelihara kewajiban kita, tidak saja kepada sesamanya tapi juga kepada negara.     Terutama dalam olah raga sepak bola ini bisa kita simak apa artinya multikultural itu. Dari segala etnis , dari segala penjuru dunia adalah komposisi kesebelasan Australia. Dari nama2 pemain2 kita, Neill, Barciano(pencetak gol dimenit ke 38) Harry Kewell, Mark Viduka,Tony Popovic, Mark Schwarzer(goal keeper), John Aliosi(pencetak gol penentuan dalam adu penalti) bisa kita lihat bahwa mayority dari pemain2 Australia   merupakan kumpulan dari banyak etnis yang ada di sini. Bahkan coach unggulnya seorang Belanda yang sudah terkenal Guus Hiddink. Guus Hiddink
 mengangkat tidak saja kesebelasan Belanda masuk ke semi final, tapi juga kesebelasan Korsel masuk semi final di tahun 2002. Bahkan ada stadion di Korsel yang dinamakan stadion Guus Hiddink, sebagai penghormatan kepada coach luar biasa ini.     Inilah resep yang tidak bisa dipungkiri chasiatnya, kemunjurannya: adopsilah multikultural, tegakkan hukum yang adil bagi semua warga, stimuli para etnis untuk membina kulturnya masing2. Hindari adanya clash antar kultur dengan menegakkan hukum positip. Negara harus dijaga dan harus sekular, tidak ada pilih kasih kepada etnis tertentu, semua sederajat tingkatnya.      Inilah resep yang aku resapi selama hidup disini. Cinta dan patriotisme kepada negara hanya bisa dikembangkan apabila filsafat negara itu mengilhami warganya, warganya merasa terayomi oleh pemerintah pilihannya. Dengan sendirinya semua warga akan merasa satu,
 merasa senasib, merasa bahwa kita walaupun datang dari segala pelosok dunia, tapi kita punya tujuan sama. Tujuan untuk hidup bersama dengan saling menghormati dan memajukan negara dan bangsa baik materiil ataupun moralnya.     Harry Adinegara.         
		Do you Yahoo!? 
 
Listen to over 20 online radio stations and watch over 5000 music videos on Yahoo! Music.





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.





  




  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "budaya_tionghua" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  









[budaya_tionghua] OOT: Hukuman Mati, suatu pertanyaan?

2005-11-30 Thread Harry Adinegara
g lagi bagi penegak hukum anti drug baik di Amerika maupun di Eropa. Lo ShingHan orang Cina Burma(Kokang Chinese). Pernah dijatuhi hukuman mati (for treason)oleh pemerintah Burma tapi secara ajaib , dubius diberi amnesti dan sekarang
 adalah baron atau drug lord yang punya atau ber-KKN dengan junta militer Burma. Lo ShingHan beserta koleganya Steven Law punya banyak investasi di S'pore dan vise versa juga pemerintah S'pore punya investasi di Burma(Myanmar) di bidang perhotelan dan infra struktur. To name one , hotel Shangrila S'pore itu saham terbesar dipegang oleh drug lord LoShingHan dan koleganya.      Kolusi pemerintah S'pore dengan pemerintah militerist Burma bisa ditunjukan dalam hal pengiriman senjata untuk AB Burma, yang bertentangan dengan embargo yang ditetapkan oleh negara2 lain.  Pengiriman senjata itu dilakukan oleh Chartered industries and Allied Ordnance company ini termasuk dalam wadah company Temasek yang diketuai oleh Madame Ho Ching istri PM Lee Hsien Loong, anak mantan PM Lee Kwan Jew. Rupanya Singapura ini sudah dikuasai oleh dinasti keluarga Lee. Inilah tanda dimana negara bisa merosot dari negara yang diharapkan akan jadi
 demokrasi beneran, merosot jadi semacam kerajaan, yang dikuasai oleh satu keluarga atau satu clan. Disinilah bahayanya apabila satu orang bisa berkuasa ...terlalu lamadan punya kekuasaan absolut, negara bisa merosot jadi negara berbentuk kerajaan dan penghuninya jadi vasal./budak...at he mercy of the King(Lee)     Disinilah ambigunya perkara ini, perkara pelaksanaan hukuman dan penegak-an hukum bisa jadi hipokrisi. Mereka(pemerintah) menghukum manusia yang melakukan drug trafficking tapi pemerintah sendiri ber-kolusi dengan drug lord dalam hal ini dengan drug lord di Burma. Tidaklah heran bahwa Burma adalah satu2nya negara yang mengaburkan fungsi tentaranya, AB Burma meng-adopsi 100% cara Dwi-Fungsinya ABRI di era Suharto. Tidak heran pula kalau sampai sekarang proponent azas2 demokrasi buat negara Burma tetap saja meringkuk dalam tahanan rumah :Madame Aungsan Suikyiu.   
  Apakah hukuman mati perlu diberlakukan di S'pore albeit mereka,pemerintah S'pore  sendiri ber-kolusi dengan orang2 drug lord pensuply heroin terbesar di Asteng dan dunia si Lo HasingHan? Suatu hipokrisi yang tidak saja melanggar HAM tapi juga sudah tidak meng-gubris human decency sama sekali.     Harry Adinegara
		Do you Yahoo!? 
 
Yahoo! on your mobile - Mail, Messenger, Movies and more! 





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.





  




  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "budaya_tionghua" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  









Re: [budaya_tionghua] OOT: Hukuman Mati, suatu pertanyaan?

2005-12-01 Thread Harry Adinegara



Sdr LiangU,     Ketidak sependapatan anda soal sikap Pemerintah S'pore ini bisa anda tujukan  a.l. kepada Majalah Bulletin dimana saya mendapatkan data2nya.     Juga untuk melengkapi uraian saya soal hukuman mati dan pemerintah S'pore, saya bisa berikan berita lebih lanjut. Steven Law kolega dari drug lord Burma Lo Hanshing yang punya banyak investasi di S'pore sudah dimasukkan black-list pemerintah USA. Steven Law tidak di perbolehkan menginjakan kakinya  di teritori Amerika, karena Polisi Federal dan CIA punya dugaan kuat bahwa Steven Law  dan drug lord Lo Hanshing adalah kingpin dari perdagangan obat bius di seantero dunia.     Harry Adinegara  liang u <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  Sdr. Harry,Saya tak sependapat dengan anda, bukan masalah hukumanmatinya, tapi tuduhan anda terhadap pemerintahSingapura. Tapi ini OOT, bukan tempatnya di milis ini.Karena itu saya tak akan berkomentar.Salam--- Harry Adinegara <[EMAIL PROTECTED]>wrote:
		Do you Yahoo!? 
 
Yahoo! Music: Check out the gig guide for live music in your area





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.








  
  
SPONSORED LINKS
  
  
  

Indonesia
  
  
Culture
  
  
Chinese
  
  

   
  







  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "budaya_tionghua" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  









[budaya_tionghua] “SAYA MALU DAN MENYESAL JADI WARGA NEGARA RI”

2005-12-15 Thread Harry Adinegara



Apabila sudah membaca seluruh "cerita horor" dibawah ini ,anda(mungkin) , seperti saya juga akan mengumpat dan bilang: "saya malu dan menyesal jadi warganegara RI"     Yang paling mengharukan yalah cara2 ini: bangsa memeras bangsa sendiri!    "BERANIKAH SAMPEYAN MENGURUS KEPENTINGAN/URUSAN SAMPEYAN SECARA PRIVAT TANPA CALO MENGHADAPI BAPAK2 BIROKRAT?" Aku sangsikan tapi,monggo2 saja, setelah "berhasil" tolong ceritakan pengalaman "baik" sampeyan disini!     Di negara deldel duwel memanglah dipegang teguh2 adanya banyak aturan untuk memuluskan jalannya  pemerasan secara "hukum" dan mengikuti "aturan"     Semua cerita yang bersangkutan untuk cari kerja di LN disertai dengan data2 lengkap, jadi ini bukan orang yang mau mencemoohkan atau men-jelek2an
 Indonesia.     Harry AdinegaraPENGALAMANPENGURUSAN REKOM DEPNAKERNama Saya : Rustam Andeskun Bin YurnalisPassport No : M 763721Calling Visa No : 032005197658Saya mendapat pengalaman cukup menyakitkan terhadap perlakuan bangsa saya . Didalam negeri tidak ada lapangan kerja.Pergi keluar negeri saya dipersulit dan diperas.Beda apa yang saya tahu dinegara Philipina, Pemerintah bersama aparat, mereka di Bantu habis-habisan oleh Negara dianggap sebagai pahlawan Devisa.“SAYA MALU DAN MENYESAL JADI WARGA NEGARA RI”Kronologisnya sbb :Saya dapat calling visa tgl 09 November 2005 di kirim oleh majikan ke PadangBerangkat ke JKT naik Bus dan mengurus konfirmasi keberangkatan tgl 16 November 05 di Gulf Air. untuk berangkat 30 November
 2005. Dengan modal calling visa dan PTA (paid advance ticket) Gulf Air memberikan ticket dan confirm keberangkatan kepada saya.Tgl 18 November 05 saya ke Bandara Sukarno Hatta jam 11 malam dengan membawa : calling visa, ticket, kartu Depnaker Padang. Bagian ticketing tidak mau mengeluarkan boarding pass dan meminta saya untuk menghadap ke Depnaker Bandara lantai-II. Sebelumnya saya dipanggil oleh SATPAM Bandara dan Polisi, meminta dan melihat passport saya, dia menanyakan apakah anda teroris keluar negeri ?. Saya jawab tidak, dia lanjut tanya kenapa keluar negeri, saya jawab hidup susah dinegeri sendiri. Anda harus memiliki surat bebas teroris. Saya taya dimana mengurusnya, urus didaerah masing-masing Pada waktu jumpa saya dengan petugas Depnaker Bandara saya dinyatakan tidak bisa berangkat dan diminta menghadap ke Depnaker Ciracas Jakarta esok Tgl 19 November 2005 saya pergi dan menghadap Depnaker Ciracas, nama petugas TURIMAN (bgn registrasi). Membeli materai RP 6000, isi
 formulir (surat pernyataan penduduk luar negeri / urus perjanjian kerja sendiri) dan menyerahkan kembali kebapak keTuriman.Oleh pak Turiman saya diminta mengahadap bapak HARIYANTO NIP : 160047115 (an. KASUBDIT PENYEDIAAN PENEMPATAN DAN KERJASAMA KAWASAN II, KASI PENEMPATAN DAN KERJASAMA). Sebelum menghadap, Satpam marah-marah dan mencegat saya tidak dibolehkan menghadap pak HARIYANTO. Namun saya berusaha masuk dan dan dapat menemui bapak Hariyanto pada saat SATPAM lengah sibuk melayani calo-calo PJTKI karena saya menyaksikan calo tsb memberikan uang RP 50.000 kepada SATPAM tsb.Pada pertemuan bapak Hariyanto beliau minta surat agreement kerja dan calling visa dan kartu Depnaker dari Padang. Saya serahkankan calling visa saja, selain itu saya tidak punya. Walau saya telah mencoba memohon agar Rekom Depnaker diberikan . Tapi pak Hariyanto tidak meberikan surat Rekom tsb. Saya diusir keluar untuk mengurus kontrak kerja dengan majikan di Qatar dan meminta surat (kartu
 kuning / surat pencari kerja Depnaker dari Padang. Diluar diruang informasi saya dipanggil SATPAM (Sugianto, telpon 081585248501) bersama para calo-calo sekitar 6 orang, salah satu namanya IRWAN, no telpon : 08176712652, katanya kalau mau selesai Rekom bayar RP 3.000.000 tanpa persyaratan surat REKOM Depnaker bisa keluar.Karena saya tidak punya uang, saya tidak mampu membayar.Saya kembali lagi ke Padang naik bus selama 4 hari (PP) dan kembali ke JKT Tgl 23 November 2005, di Padang saya berhutang sama tetangga RP 1.500.000 Kemudian menghadap lagi ke bapak Turiman Depnaker Ciracas dengan membawa agreement contrak yang baru saja di fax dari Qatar dan kartu Depnaker Padang, membeli lagi materai RP 6000 dan mengisi lagi formulir. Oleh pak Turiman saya disuruh menghadap bapak Hariyanto lagi. Saya serahkan surat yang diminta sebelumnya, namun Rekom Depnaker juga tidak diberikan, diminta lagi agar kontrak kerja di legalisir oleh KBRI di Qatar, juga surat kontrak asli yang telah
 dilegalisir oleh KBRI Qatar. Biaya saya telah habis, sedang Rekom belum juga keluar. Saya telah benar-banar kesal keinginan membunuh dalam hati muncul sambil keluar terus air mata kekesalan saya, dan SATPAM (pakai topi haji) mencemooh saya dan berkata serahkan saja RP 2.000.000 kedia urusan bisa selesai, aman dan lancar. Sedang saya tidak punya biaya sebesar yang diminta.Tgl 26 November 2005 saya kembali lagi ke Padang untuk mencari uang dan sambil menghilangkan rasa kes

[budaya_tionghua] Are Chinese executives......? .......about EQ!

2005-12-19 Thread Harry Adinegara



   Topik tentang EQ bisa dibaca dalam majalah Fortune (display until 16 January 06) yang berjudul:     "ARE CHINESE EXECUTIVES SMARTER THAN THEIR AMERICAN COUNTERPARTS?"       Sebelum aku ketengahkan tulisan dengan topik tersebut diatas, aku sempat bertanya...apakah survey semacam ini punya kredibilitas yang bisa dijadikan panutan atau sedikitnya dipegang sebagai patokan buat pelbagai hal dalam mengolah soal EQ dalam kaitannya dengan para executives?     Kalau benar, maka aku teringat akan usaha2 "tempo doeloe" oleh mbah Harto dalam era Orba-nya yang pingin menghilangkan segala tanda2  etnis Tionghoa baik itu kebudayaan, bahasa dan ciri2 biologis(dengan cara asimilasi- gaya LPKB). Betapa sedihnya apabila usaha asimilasi ini sampai
 berhasil, apalagi bila dikaitkan dengan essensi,apa yang ditulis dalam tulisan dibawah ini soal EQ orang Tionghoa.   Apa2 sebetulnya bisa dianggap sebagai sifat positip yang diemban oleh orang Tionghoa, yang sebetulnya bisa digunakan untuk pembangunan negara, tapi  dengan asimilasi akan dilenyapkan. Suatu langkah yang tidak manusiawi dan melanggar HAM.      +++Are Chnese executives smarter than their American counterparts?+++     One recent study suggests that when it comes to emotional intelligence, or EQ, the answer is yes. EQ measures the ability to blend REASON  with FEELING.  This summer 3000 Chinese executives from the public and private sectors were surveyed by TalentSmart, the leading provider of emotional intelligence tests. The appraisal measures what people do and say in the workplace, and in
 all four catagories  self-awareness, social awareness, self-management, and relationship management---the Chinese executives outscored American businessmen who have taken the test. In the first two catagories the results were statistically insignificant, but when it comes to self-management and relationship-management, the Chinese scored about 15 points higher.  "It was surprising to see such a large gap" says Travis Bradberry, the president and co-founder of TalentSmart. "Self-management and relationship-management are so important to an executive's job performance that this finding does not bode well for U.S. competitive advantage in the global economy"     Emotional intelligence scores on a scale of 100:     Self-awareness  China.83 
 U.S..81     Social awareness  China.    83  U.S..80     Self-management  China84  U.S. .. ...69     Relationship-management  China..82  U.S.66      Konklusinya program asimilasi adalah program amburadul dan alhamdullilah sekarang sudah deldel duwel. Amburadul karena
 program ini tidak menilik dan menyikapi nilai2 positip suatu etnis tertentu dalam hal ini(topik ini) tentang etnis Tionghoa. Ini bukanlah suatu sikap chauvinistis tapi bisa dibilang tiap etnis itu mempunyai kelebihan2nya sendiri dalam hal2 tertentu.   Jadi sebaiknya "kelebihan", atau nilai2 positip orang Tionghoa itu bisa dignakan untuk pembangunan negara. Tapi untuk meng-exploit "kelebihan"(hal2 positip) yang dipunyai oleh etnis Tionghoa, negara harus dibenahi dan hukum ditegakkan. Bila negara ada dalam kondisi deldel duwel, maka semua nilai positip suatu etnis baik itu etnis Tionghoa atau etnis(suku) lain tidak akan mendatangkan manfaat. Malahan bisa2 karena negara deldel duwel kelebihan ini, nilai positip in bisa menjadi niali yang negatip.   Ibaratnya "benih" yang baik dan bagus harus ditanam atau disediakan tempat ,disediakan  lahan yang memadai, yang subur , agar benih jadi tanaman yang
 subur dan berkembang , yang achirnya  bisa dinikmati oleh banyak orang.       Jadi rubah dulu negara yang deldel duwel jadi negara yang ber-keadilan dan menjunjung tinggi2 supremasi hukum. Dalam negara yang ber-hukum tidak ada satupun etnis yang berani atau diperbolehkan main kayu.Alhamdullilah!     Harry Adinegara.   Send instant messages to your online friends http://au.messenger.yahoo.com 





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.





  




  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "budaya_tionghua" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  









[budaya_tionghua] OOT: Kredibilitas yang babak bundas!

2005-12-26 Thread Harry Adinegara



" Perlunya apa  kita punya Pulisi dan  tentara kalau tidak bisa melindungi warganya?"     Apa yang diujarkan oleh seorang yang baru aku kenal, aku bawa pulang dan aku pikirkan lebih jauh .  Lima hari ber-turut2 ngalor ngidul aku diundang makan oleh konco2 , ya ketemu/dijamu di restoran ya kadang2 pesta2 dirumah mereka sendiri. Terutama makan di restoran, apalagi restoran Chinese dan Vietnam perlu di kerjakan se langka mungkin karena masakannya di beri Vetsin/MSG yang bagi kesehatan tidak baik.      Di salah satu pesta/undangan ini aku ketemu seseorang yang baru aku kenal, tamu ini adalah konco baiknya tuan rumah.     Cerita kehidupannya di Indonesia, dia sempat  menceritakan kenapa dia sekarang
 pindah ke Australia memboyong seluruh keluarganya pasca Peristiwa Mei 98. Dia kehilangan dua tokonya di kawasan Glodok dalam huru hara Mei 98 itu.  Muncullah perkataannya seperti diatas dalam mengkomentari persoalan KENAPA sampai peristiwa itu bisa terjadi yang menelan banyak korban. Korban tidak saja dikalangan Chinese tapi juga pribumi. Bukan soal korban yang dia tekankan dalam percakapan aku dengan dia, tapi dia memertanyakan:(seperti diatas):"Perlunya apa kita punya Pulisi dan tentara kalau tidak bisa melindungi warganya" Dia meneruskan "tidak ada satu hidungpun kelihatan  para pulisi dan tentara itu" "Lha buat apa kita jadi wn yang bayar pajak tapi keselamatan  tidak bisa dijaga" " Baru muncul pulisi dan tentara setelah begitu banyak korban jatuh dan kerusakan materiil terjadi"     Pikir punya pikir, dirumah aku me"cerna"  soal ini dan bersamaan dengan itu aku membaca berita
 kalau pulisi bahkan tentara turun tangan ,dan unjuk "gigi" demi menyelematkan perayaan hari natalan dan tahun baru. Rupanya BIN bisa kerja "bagus"dan  bisa mencium bau :adanya anasir gelap yang mau bikin rusuh di hari2 achir tahun 2005 ini. Koq bisa ada kesigapan itu ,dan tak kepalang tanggung aku mengkaitkan dengan peristiwa Mei 98 itu. Dimana lho para penegak hukum dan penjaga keamanan waktu itu ?dimana selama dua hari Jakarta di-obrak abrik dan korban berjatuhan. Apakah ada U dibalik Ba, kalau orang berlogika pasti akan bertanya dalam hati, ada apa ini?     Betapa bedanya apabila aku simak peristiwa huru hara rasial yang terjadi disini di Sydney. Korps pulisi dan keamanan dan intel kerja keras dan achirnya anasir gelap yang mau mengobarkan kekacauan rasialis di patahkan. Banyak pengganas dari pihak2 yang saling bertentangan kena jerat dan mereka menunggu proses hukumnya.  Sekarang pantai2 sepanjang pesisir
 Sydney aman tentram. Patroli pulisi dan penegakkan the rule of law di tuntaskan tanpa pandang bulu.      Aku bilang :"ngak percuma bayar pajak" Pemerintah dan para birokratnya, dengan semua instansinya itu  hidup dan dibayar oleh tax payers, mereka ini seyogianya mengabdikan diri kepada pembayar pajak dan bukan sebaliknya. Apalagi pembayar pajak kayak di Indonesia itu malahan dijadikan permainan  kayunya instansi2, seperti pulisi dan tentara yang jadi "banci" menghadapi kerusuhan contohnya peristiwa Mei 98 itu. Apa memang jadi "banci" karena di koreogapi oleh dalang di belakang layar?Sekali lagi ternyata "no proof". memang disinilah "hebat"nya penuntasan hukum di Indonesia..."no proof" jadinya tetap saja perkara law and order itu sesuatu yang masih jadi impian.     Harry AdinegaraSend instant messages to your online
 friends http://au.messenger.yahoo.com 





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.








  
  
SPONSORED LINKS
  
  
  

Indonesia
  
  
Culture
  
  
Chinese
  
  

   
  







  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



   Visit your group "budaya_tionghua" on the web. 
   To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  









[budaya_tionghua] Kenapa ada ekspresi yang berlainan?

2005-04-07 Thread Harry Adinegara





Ingin tahu, karena di picu oleh meninggalnya Pope John Paul II, saya kepingin tahu ada perbedaan yang menyolok,terutama dalam penggunaan warna sebagai ekspresi duka cita.
 
Kalau di negara Barat, orang yang berduka cita menggunakan pakaian berwarna hitam, tapi bagi orang Tionghua, berbela sungkawa itu di ekspresikan dengan warna putih.
 
Kenapa ada perbedaan ekspresi ini? Apakah ada yang bisa memberikan pencerahan. Cuman curious saja pertanyaan ini. Terima kasih banyak.
 
salam,
 
Harry Adinegara
Find local movie times and trailers on Yahoo! Movies.


.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.








Yahoo! Groups Links

To visit your group on the web, go to:http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ 
To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED] 
Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.










Re: [budaya_tionghua] Tolong!! Mau tanya nama!!!

2005-04-28 Thread Harry Adinegara



Maaf agak melenceng dari topik ini. Mohon keterangan : apakah ada buku yang mengisahkan kehidupan orang2 Tionghua tempo doeloe di Betawi. Kalau ada apa title dari buku itu? Mungkin Bung Rinto-Jiang bisa memberikan keterangan atau teman2 lain di milis ini.
Terima kasih banyak atas bantuannya.
salam persahabatan,
Harry Adinegara
stevan_nio <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Kalau Liang De Zeng dalam bahasa Hokkien bacanya bagaimana?? Kalau Liang dibaca Nio, De dibaca Tek, apa benar? Tapi saya tidak tahu Zeng dibaca apa? Zeng disini artinya "bertambah". Terima kasih sebelumnya..: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :..: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :..: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :..: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links<*> To visit your group on the web, go to:http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/<*> To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED]<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:http://docs.yahoo.com/info/terms/
Find local movie times and trailers on Yahoo! Movies.


.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.








Yahoo! Groups Links

To visit your group on the web, go to:http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ 
To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED] 
Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.