CiKEAS> Risiko (Politik) Sistemik

2009-12-14 Thread Retno Kintoko
=  
THE WAHANA DHARMA NUSA CENTER [WDN_Center] 
Seri : "Membangun spirit, demokrasi, konservasi sumber daya, 
   nasionalisme, kebangsaan dan pruralisme Indonesia."  
=  
[Spiritualism, Nationalism, Resources, Democration & Pruralism Indonesia 
Quotient] 
Memperingati Hari anti Korupsi 9 Desember 2009 dan Hari HAM 10 Desember 2009 
"Belajar menyelamatkan sumberdaya negara untuk kebaikan rakyat Indonesia." 
Risiko (Politik) Sistemik 
Senin, 14 Desember 2009 | 03:09 WIB
Oleh : A Prasetyantoko
Pernyataan Menkeu Sri Mulyani di Wall Street Journal tentang perseteruannya 
dengan Aburizal Bakrie, terkait hak angket DPR, tak menyurutkan gelombang 
politik penggugatnya.
Itu berarti secara politik terjadi dampak sistemik. Dan secara ekonomi, dampak 
sistemik penalangan kian dipertanyakan.
Benarkah perekonomian lebih buruk jika Bank Century tak diselamatkan? Ini tak 
bisa dijawab karena fakta talangan Rp 6,76 triliun sudah terjadi. Dalam ilmu 
ekonomi, kita bisa menilai ”benar-salah”-nya sebuah kebijakan melalui simulasi 
counterfactual.
Saat krisis 1997/1998, banyak studi dilakukan guna menguji kebijakan Bank 
Indonesia (BI) menaikkan suku bunga hingga 70 persen. Beberapa menyimpulkan, 
jika BI tidak menaikkan suku bunga kredit mengikuti saran IMF, krisis tak 
separah itu. Artinya, kebijakan menaikkan suku bunga membuat efek pro-siklus, 
krisis makin dalam.
Dalam kasus itu, meski terbukti ada ”kesalahan” kebijakan, tak satu pun 
pengambil kebijakan dihukum.
Bank Century
Bank Century, sebagai hasil penggabungan Bank Pikko, Bank Danpac, dan Bank CIC, 
sudah bermasalah sejak awal terbentuk, 2004. Dua bulan setelah bergabung, BI 
menemukan pelanggaran rasio kecukupan modal, saat itu, sebesar minus 132,5 
persen. Padahal, Peraturan Bank Indonesia (PBI) No 5/8/PBI/2003 mensyaratkan, 
bank sehat harus memiliki kecukupan modal minimal 8,0 persen.
Selama 2005-2007 ditemukan aneka pelanggaran batas maksimum pemberian kredit. 
Tahun 2008-2009, otoritas mengetahui penjualan produk reksa dana Antaboga, 
tetapi Bank Century tetap bertahan.
Bulan September-November 2008 merupakan puncak krisis global, berpusat di pasar 
keuangan AS. Indeks Dow Jones Industrial Average sebagai salah satu jangkar 
investasi pasar keuangan global tersungkur pada level terendah mendekati 7.000 
poin, pertengahan November. Padahal, awal November masih bertengger di atas 
9.500 poin.
Kondisi pasar modal domestik juga tak kalah buruk. Pada bulan-bulan itu, Indeks 
Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia menyentuh level terendah 1.111,39 
poin. Harga Surat Utang Negara juga merosot drastis (depresiasi sekitar 30 
persen) sehingga pemerintah harus menanggung kenaikan yield hingga 17,14 persen.
Efek berantai menjalar penurunan cadangan devisa hingga 12 persen dalam tiga 
bulan menyusul melemahnya nilai tukar hingga menyentuh Rp 12.000/dollar AS. 
Lembaga pemeringkat juga menurunkan credit default swap mencapai rekor 
tertinggi sehingga surat utang kita cenderung dihindari investor. Rentetan ke 
sektor riil juga terasa dengan meningkatnya laju inflasi ke 12,65 persen.
Sebagai respons sistemik atas kekacauan finansial, pemerintah mengeluarkan tiga 
perppu penting. Pertama, Perppu No 2/2008 tentang perubahan UU BI yang 
memungkinkan BI mengeluarkan fasilitas pendanaan jangka pendek.
Kedua, Perppu No 3/2008 tentang perubahan penjaminan deposito oleh Lembaga 
Penjamin Simpanan dari Rp 100 juta menjadi Rp 2 miliar.
Ketiga, Perppu No 4/2008 tentang Jaring Pengaman Sistem Keuangan sebagai dasar 
terbentuknya Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang diketuai Menteri 
Keuangan.
Dana talangan
Dalam kapasitasnya sebagai Ketua KSSK, Menkeu (akhirnya) menandatangani 
pemberian dana talangan Bank Century. Ada lima alasan mengapa bank itu mendapat 
suntikan; dikhawatirkan akan merusak lembaga keuangan (perbankan); menimbulkan 
dampak sistemik pasar uang; nilai tukar mengganggu sistem pembayaran; 
memengaruhi psikologi pasar; dan sektor riil. Sederhananya, jika tak 
diselamatkan, terjadi bahaya sistemik.
Padahal, total aset bank itu ”hanya” Rp 15 triliun, (0,5 persen dari total aset 
perbankan). Jumlah nasabah kecil sekitar 65.000, sekitar 0,1 persen dari total 
nasabah bank. Sementara dana pihak ketiga Rp 10 triliun atau kurang dari 1,0 
persen dari total dana pihak ketiga. Memang ukuran tidak bisa menjadi patokan.
Sebuah bank kecil Northern Rock (Inggris) dan Bear Stearns (AS) terpaksa 
diselamatkan karena rangkaian transaksinya menyebar ke mana-mana. Jika tidak 
diselamatkan, dikhawatirkan menggugurkan sistem keuangan.
Namun, ada fakta lain yang tampaknya relevan diperhatikan. Beberapa waktu lalu, 
Dubai World, sebuah perusahaan investasi raksasa Timur Tengah, menyatakan tak 
mampu membayar sebagian kewajibannya. Akibatnya, hampir semua pasar finansial 
kawasan Timur Tengah bergejolak. Bahkan, dampak sistemiknya menjalar ke pasar 
modal AS, Eropa, dan Asia, t

CiKEAS> RI envoy extends x`mas greetings to Christians in London

2009-12-14 Thread sunny
Reflection: Bagaimana dengan presiden NKRI, apakah beliau  juga akan 
menyampaikan ucapan yang sama kepada masyarakat Nasrani di Indonesia? 


http://www.antaranews.com/en/news/1260773536/ri-envoy-extends-xmas-greetings-to-christians-in-london

RI envoy extends x`mas greetings to Christians in London
Monday, December 14, 2009 13:52 WIB | National | | Viewed 161 time(s)
London (ANTARA News) - Indonesian ambassador to Great Britain Yuri Octavian 
Thamrin wished Christmas peace to members of the Indonesian community 
celebrating Christmas in London on Sunday night.

"Held at Queens Park Community School in London, the Christmas party was 
attended by hundreds of Indonesians in Britain," Indonesian Embassy spokesman 
Billy Wibisono told ANTARA here on Monday morning.

Wibisono said the Indonesian ambassador to Great Britain in his address 
expressed hope that the Christmas values of peace, joy, and brotherly love 
could be practiced in daily life.

He quoted Yuri Thamrin as saying that Indonesia is a pluralist nation and 
therefor the Christmas season this time was expected to bring peace, joy, and 
harmony among all people of the country.

Meanwhile, the economic counselor at the Indonesian Embassy here, Tumpal 
Hutagalung, said the birth of Jesus as the Prince of Peace was the desire of 
Indonesian Christians in Britain for a lasting peace on earth.

Hutagalung expressed hope that religious harmony and tolerance in Indonesia 
would be an example for other countries to follow.

The Christmas party in London was organized by Indonesian Christians from 
various denominations in Britain. (*)

CiKEAS> PT di Indonesia Jadi Universitas Kelas Dunia, Mungkinkah?

2009-12-14 Thread sunny
Refleksi : Kemungkinan selalu ada! Tetapi untuk kemungkinan menjadi kenyataan 
harus ada bukti. Buktinya bukan dari banyaknya mahasiswa atau diciptakan orang 
bergelar, melainkan dari banyaknya penyelidikan ilmiah dan banyak publikasi 
hasil-hasil penyelidikan tsb. Kalau cuma cetak gelar sampai dunia kiamat 2012 
atau sesudah tahun tsb tak akan ada kelas dunia, mimpin tetap mimpi.

http://www.sinarharapan.co.id/cetak/berita/read/pt-di-indonesia-jadi-universitas-kelas-dunia-mungkinkah/

Sabtu, 12 Desember 2009 12:28 
PT di Indonesia Jadi Universitas Kelas Dunia, Mungkinkah? 
OLEH: STEVANI ELISABETH



JAKARTA - Menyandang status world class university (universitas kelas dunia) 
memang menjadi impian perguruan tinggi (PT) di seluruh dunia, termasuk 
Indonesia.

 
Bahkan, beberapa PT terkemuka di Indonesia sudah mempunyai target untuk 
menyandang status tersebut. 
Mantan Wakil Rektor University of Hong Kong Prof Kai-Ming Cheng, dalam sebuah 
kesempatan pernah menjelaskan latar belakang yang ­sangat menarik tentang 
­pentingnya sebuah perguruan tinggi menjadi universitas kelas dunia. 
Menurutnya, kondisi dunia saat ini sedang menga­lami perubahan yang sangat 
besar, baik di bidang sosial, organisasi, model pekerjaan, dan perguruan tinggi 
banyak dipengaruhi oleh perubahan lingkungan eksternalnya. 


Sekarang ini individu yang bekerja pada frontline (berhubungan langsung dengan 
masyarakat-red), lanjut Kai-Ming Cheng, tidak bisa survive apabila tidak 
mengikuti gerak perubahan, yaitu dapat bekerja dengan tim, tidak memiliki 
keterampilan berlapis, tidak mempunyai kepribadian yang bagus, tidak kreatif 
dan tidak berani mengambil risiko. 


"Di Hong Kong, akibat perubahan ini sedikitnya 300.000 orang per tahun menjadi 
penganggur. Pemerintah Hong Kong tidak punya cara lain kecuali mendongkrak 
pendidikan tingginya agar bisa menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan 
yang begitu cepat. Salah satunya dengan mendesain perguruan tinggi berkelas 
dunia," kata salah satu konseptor world class university di University of Hong 
Kong ini. 


Oleh sebab itu, pada tahun 1999-2000, pemerintah Hong Kong melakukan reformasi 
besar terhadap sistem dan paradigma pendidikan di Hong Kong. Berdasarkan Times 
Higher Education Supplement pada tahun 2007, dari seratus universitas terbaik 
di dunia, University of Hong Kong berada pada urutan 18 besar, berdekatan 
dengan Universitas Harvard, Yale, Oxford, Cambridge, dan Massachusetts 
Institute of Technology. 


Dalam rangka menuju universitas kelas dunia, harus ada empat hal dalam setiap 
satuan pendidikan tinggi yaitu reputasi internasional, prestasi penelitian, 
lulusan yang terkemuka, dan partisipasi internasional. "Kalau empat hal ini 
belum terpenuhi, jangan bermimpi menjadi universitas kelas dunia," tegas 
Kai-Ming. 


Tiga lembaga pemeringkat global yang menjadi rujukan untuk mengukur reputasi 
internasional yakni Times Higher Education Supplement, Shanghai Jio Tong World 
University Ranking, dan Webometrics Rangking of World Universities. 
Times Higher menggunakan komposisi penilaian dilihat dari reputasi akademik 
berdasarkan peer review (40 %), survei pengguna/employer review (10%), 
mahasiswa internasional (5%), international staff (5%), rasio mahasiswa:dosen 
(20%), dan rata-rata sitasi per dosen (20%). 


Shanghai Jiao Tong memakai standar penilaian: lulusan yang memenangi nobel 
(10%), staf pemenang nobel (20%), hasil riset staf dikutip dalam 21 bidang 
(20%), artikel dalam nature dan science (20%), artikel dalam jurnal 
internasional (20%), kinerja akademik relatif terhadap ukuran institusi (10%). 
Sementara itu, Webometrics melihat pemanfaatan ICT sebagai indikator, yakni 
ukuran website (20%), link/jumlah sambungan yang diterima dari luar (50%), 
jumlah rich files (15%), serta publikasi ilmiah, laporan, jumlah sitasi dan 
lainnya (15%). 


Dalam segi pembiayaan, ada tiga hal yang secara simultan dapat dilakukan, yaitu 
pendanaan melalui APBN, donasi pihak swasta dan peran lembaga-lembaga 
pilantropy. Kai-Ming mengatakan bahwa membangun universitas kelas dunia 
bukanlah pekerjaan yang bisa diraih dalam semalam. "Kendati demikian harus 
dimulai. Jika tidak dimulai, suatu negara tidak akan pernah sampai pada puncak 
pencapaian itu," lanjutnya. 
 
Masih Jauh 
Bila mengacu pada kriteria yang dibuat oleh ketiga ­lembaga pemeringkat 
tersebut, keberadaan PT di Indonesia masih jauh dari kriteria ­universitas 
kelas dunia. Menurut Dirjen Pendidikan Tinggi Depdiknas Fasli Jalal, bila 
­dilihat dari titel jurnal untuk 1 juta penduduk, Indonesia baru memiliki 0,8 
artikel yang dipublikasikan dalam jurnal internasional. Jumlah tersebut masih 
jauh dari India yang sudah ada 12 artikel dan Malaysia yang sudah memiliki 21,3 
artikel, yang telah dipublikasikan dalam jurnal internasional. 
Fasli mengakui, ada ­beberapa artikel di Malaysia yang ma­suk dalam jurnal 
­internasional merupakan artikel yang dibuat oleh dosen-dosen asal Indonesia. 
"Kita tidak bisa mengklaim itu, meski 

CiKEAS> Pembuktian Terbalik dan Tindak Pidana Korupsi

2009-12-14 Thread sunny
http://www.suarapembaruan.com/index.php?detail=News&id=12455

2009-12-14 
Pembuktian Terbalik dan Tindak Pidana Korupsi 



SP/Alex Suban

Oleh: Bambang Widjojanto,Legal Advisor Partnership for Governance Reform



Pascakasus kriminalisasi pimpinan KPK yang sangat menghebohkan, sebagian publik 
masih penasaran dan "marah", karena pihak yang diduga melakukan rekayasa 
kriminalisasi seolah tidak tersentuh hukum. De facto, proses hukum terhadap 
pihak yang diduga keras secara telah jelas dan tegas berkomunikasi mengatur 
rekayasa kasus, maupun pihak-pihak lainnya yang disebut keterlibatannya dalam 
kasus, belum dilakukan secara optimal, untuk tidak menyebutnya, mereka tidak 
tersentuh hukum.

Salah satu isu lain yang mengemuka selain hal tersebut di atas berkaitan dengan 
masalah pembuktian terbalik. Ada banyak kalangan yang membuat pernyataan keliru 
dan/atau bahkan salah paham mengenai pembuktian terbalik. Kalangan dimaksud 
mendesak dan menuntut agar pembuktian terbalik dirumuskan dalam revisi UU 
pemberantasan korupsi mendatang.

Secara de facto, pembuktian terbalik secara tidak sadar telah ada dalam proses 
penegakan hukum di Indonesia. Lihat saja ketika Polisi Lalu Lintas yang 
acapkali menanyakan SIM dan STNK pengemudi kendaraan bermotor di jalan raya. 
Asumsi dasar di balik tindakan petugas dimaksud adalah, seorang pengemudi yang 
diduga melakukan pelanggaran lalu lintas atau terkadang tidak melanggar 
sekalipun, selalu diminta untuk memperlihatkan SIM-nya.

Pertanyaan tersebut dapat dianggap sebagai keadaan di mana pengemudi diminta 
membuktikan dirinya memiliki SIM sehingga seyogyanya tidak melanggar 
lalu-lintas. Kasus itu memperlihatkan seseorang di jalan raya diminta untuk 
membuktikan dirinya tidak bersalah, karena seharusnya mereka yang mengemudi di 
jalan raya sudah memiliki SIM. 


Dianggap Bersalah

Pada hukum acara pidana, tersangka dan/atau terdakwa dilindungi hak-haknya. Ada 
dua hal penting yang ditujukan untuk melindungi tersangka/terdakwa, yaitu: 
pertama, perlindungan atas azas praduga tidak bersalah atau presumption of 
innocence.

Kedua, tersangka/terdakwa dilindungi dari keadaan yang dapat menyebabkan mereka 
menyalahkan diri mereka sendiri atau non-self incrimination. 

Pada sistem pembuktian terbalik, tersangka/terdakwa justru dianggap telah 
bersalah sehingga diminta untuk membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah. 

Semula, sistem pembuktian terbalik ini digunakan pada kasus-kasus yang 
berkaitan dengan perusakan lingkungan. Pada kasus dimaksud, pencemaran acapkali 
dilakukan oleh pihak tertentu yang menggunakan teknologi tinggi, sehingga 
pembuktiannya memerlukan proses yang sulit. Itu sebabnya, pihak yang dituduh 
melakukan pencemaran diminta untuk membuktikan dirinya tidak bersalah.

Perkembangan penerapan pembuktian terbalik juga disebabkan adanya perubahan 
paradigmatik perlindungan hukum dalam suatu kasus tindak pidana. Pihak yang 
menjadi korban dari suatu tindak pidana juga perlu dilindungi tidak hanya 
perlindungan atas kepentingan tersangka/terdakwa semata. 

Secara de jure, pembuktian terbalik telah diatur di dalam UU 20/2001 tentang 
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Sistem pembuktian terbalik yang dirumuskan 
dalam perundangan itu disebut sebagai "pembuktian terbalik berimbang" terhadap 
terdakwa.


Maksudnya, penuntut umum juga berkewajiban untuk membuktikan kesalahan dari 
terdakwa, selain terdakwa diberikan hak untuk membuktikan bahwa dirinya tidak 
melakukan tindak pidana korupsi sesuai Pasal 37 ayat (1) UU Tindak Pidana 
Korupsi. Di dalam hal terdakwa dapat membuktikan bahwa ia tidak melakukan 
tindak pidana korupsi, pembuktian tersebut digunakan oleh pengadilan sebagai 
dasar untuk menyatakan bahwa dakwaan tidak terbukti.

Pembuktian terbalik berimbang tersebut digunakan di dalam proses pembuktian di 
muka persidangan, khususnya berkaitan dengan jumlah harta kekayaan yang 
dimiliki terdakwa, yang diduga tidak seimbang dengan penghasilannya atau sumber 
penambahan kekayaannya. Hal itu dapat berkaitan dengan berbagai pokok perkara 
sebagaimana dirumuskan dalam sejumlah pasal di UU Tindak Pidana Korupsi, 
seperti Pasal 2, 3, 4, serta Pasal 13, 14, 15, dan 16. 

Di dalam UU dimaksud dan dalam kaitannya dengan dugaan tindak pidana juga 
dikemukakan, terdakwa wajib memberikan keterangan tentang seluruh harta 
bendanya dan harta benda istri atau suami, anak, dan harta benda setiap orang 
atau korporasi yang diduga mempunyai hubungan dengan perkara yang didakwakan. 
Keterangan mengenai harta kekayaan terdakwa tersebut digunakan untuk memperkuat 
alat bukti yang sudah ada bahwa terdakwa telah melakukan tindak pidana.

Uraian tersebut menegaskan, pembuktian terbalik yang ada di dalam sistem 
pembuktian korupsi sesuai hukum di Indonesia mencakup tiga aspek. Pertama, 
pembuktian dilakukan dalam proses persidangan, bukan pada tingkat penyidikan 
dan penuntutan. Kedua, pembuktian tidak berdiri sendiri karena hanya untuk 
memperkuat alat bukti yang sudah ada. Ketiga, pemb

Re: CiKEAS> Anggota DPR mendapat komputer model terbaru [5 Attachments]

2009-12-14 Thread Awal Anugerah
Apakah seluruh anggota MPR/DPR dan seluruh Gubernur, Bupati, Camat dan Lurah 
tidak pingin memiliki EMANS ELECTRIFIED NOTEBOOK yang menggunakan software 
Windows 7 Ultimate dengan derap 64 bit per detik??? (Computer yang saat ini 
dipakai di Indonesia itu pakai derap hanya 32 bit per detik. red) 
 
Diproduksi oleh anak bangsa Indonesia di Republik Korea, harga cuma US$ 800,-- 
per unit, murah bukan? Bisa dipakai tanpa listrik PLN selama 5 jam berturut 
turut setelah akinya diisi penuh, dan tidak perlu khawatir kalau terkena Virus, 
karena sudah ada software aslinya di dalam EMANS ELECTRIFIED NOTEBOOK itu. 
Layar Computer pakai BACK LIGHT LED, jadi tahan lama sekali serta amat hemat 
listrik, bisa dijinjing, karena beratnya hanya sekitar 1,5 Kilogram saja, bisa 
dipakai untuk Video Telepon ke seluruh dunia, hanya perlu bayar biaya internet 
saja, kan bisa hemat biaya telepon yang dipergunakan oleh seluruh Pengurus 
NKRI, ya bukan?
 
Kalau mau memesan dan dipakai sendiri juga boleh, tidak harus anggota MPR/DPR 
saja, hubungilah Bapak Ir. Njoo yang fotonya tertera di lampiran e mail ini. 
Siiip deh. Sekalian promosi keakhlian anak bangsa Indonesia di negeri Ginseng, 
jangan hanya mengekor Samsung saja.
 
Kalau kepingin, silahkan kirim kabar ke wismaindone...@yahoo.com, pasti akan 
dilayani dalam bahasa Indonesia, tidak perlu pakai bahasa asing lainnya.
 
Lihatlah foto fotonya di attachment, siapa yang mau pesan, cepetan, cara 
memesan computer semacam itu yaitu harus kirim LETTER OF CREDIT yang dibuka 
dari City Bank di Indonesia dengan ketentuan IRREVOCABLED AND TRANSFERABLE, dan 
jumlah pesanan minimum 5.000 units, penyerahan barang sekitar 2 atau 3 bulan 
setelah LETTER OF CREDIT itu diterima oleh Ir. Njoo Hwat Ling di Seoul, 
Republik Korea
 
 
Wassalamualaikum.
Awal Anugerah


FirmanMU itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. Aku telah bersumpah 
dan aku akan menepatinya, untuk berpegang pada hukum hukumMU yang adil (Mazmur 
119:105 -106)
 
Your word is a lamp to my feet and a light for my path. I have taken an oath 
and confirmed it, that I will follow your righteous laws (Psalm 119: 105 - 106)

--- On Sun, 12/13/09, sunny  wrote:


From: sunny 
Subject: CiKEAS> Anggota DPR mendapat komputer model terbaru
To: undisclosed-recipi...@yahoo.com
Date: Sunday, December 13, 2009, 8:59 PM


  




   
 
http://www.hariante rbit.com/ artikel/rubrik/ artikel.php? aid=82510
 

Anggota DPR mendapat komputer model terbaru





Tanggal : 
14 Dec 2009

Sumber : 
Harian Terbit

 
 
JAKARTA - Memasuki bulan ketiga masa kerjanya, anggota Dewan Perwakilan Rakyat 
(DPR) RI periode 2009-2014  kembali mendapat komputer berikut mesin print merk 
Samsung sekaligus berfungsi sebagai facsimile, scan dan mesin foto copy. 
Komputer merk Dell ini jauh lebih maju dibanding komputer yang diterima anggota 
dewan periode sebelumnya. Salah satunya adalah lebih mungil atau ramping 
karena  komputer ini dengan layar datar tidak ubahnya seperti laptop.

  "Ini komputer teknologi terbaru, belum umum dipakai banyak orang," kata 
Harjanto, asisten pribadi anggota Fraksi PDIP DPR menjawab Harian Terbit 
diruang kerjanya, Senayan, Jumat pekan lalu. Diperkirakan, harga satu set 
komputernya saja antara Rp 14 - Rp 15 Juta. Sedang harga mesin print multi 
fungsi itu juga satu setnya bisa mencapai jutaan rupiah. Pengadaan komputer ini 
merupakan proyek Sekretariat Jenderal(Setjen) DPR untuk  mendukung dan 
memperlancar pelaksanaan tugas setiap wakil rakyat.

Dari pemantauan Harian Terbit, belum semua anggota dewan menerima komputer 
tersebut. Menurut Angki, asisten pribadi anggota DPR Olly Dondokambey, Setjen 
lebih memprioritaskan pemberian komputer pada anggota dewan yang sudah selesai 
merenovasi ruang kerja mereka. Seperti ruang kerja Olly, komputer sudah didrop 
pihak pemenang tender sejak 3 minggu lalu karena memang ruang kerjanya sudah 
selesai direnovasi. "Ruangan disebelah belum diantar, ruangannya masih dalam 
pekerjaan renovasi," katanya.

Selain pengadaan komputer, proyek Setjen DPR yang sedang berjalan saat ini 
adalah renovasi  ruangan anggota yang belum sempat direnovasi pada periode 
2004-2009. Umumnya, semua anggota DPR yang baru terpilih memilih untuk 
merenovasi ruangan kerja yang mereka tempati di gedung Nusantara I. Renovasi 
ruang kerja itu sempat tersendat karena sempat menjadi polemic di masyarakat.

Tidak sedikit yang menilai renovasi ruang kerja anggota merupakan proyek 
menghamburkan anggaran negara.  (andoes)














  

CiKEAS> Intervensi Negara terhadap Agama Tak Ciptakan Perdamaian

2009-12-14 Thread sunny
Refleksi : Kebenaran thesis tentang campur tangan negara ini  bisa dilihat di 
Indonesia dimana para petinggi pemerintah antara lain SBY sebagai menteri 
Polkam dan Silalahi sebagai komandan Brawijaja tutut mensponsor pengiriman 
laskar Jihad  yang menyebabkan puluhan ribu rakyat Sulawesi Tengah dan Maluku 
melayang jiwa. Hingga kini tidak ada pernyataan maaf dari mereka yang 
mensponsor kejadian berdarah ts.

http://www.sinarharapan.co.id/cetak/berita/read/intervensi-negara-terhadap-agama-tak-ciptakan-perdamaian/

Sabtu, 12 Desember 2009 11:58 
Intervensi Negara terhadap Agama Tak Ciptakan Perdamaian


Jakarta - Negara tidak bo­leh mengintervensi kebe­ba­san warganya menjalan­kan 
agama atau keyakinan. 

 
In­tervensi tidak boleh dila­kukan meskipun keyakinan yang dijalankan itu 
bukanlah agama resmi yang diizinkan negara. Negara harus netral dalam menyikapi 
konflik horizontal antaragama. 


Campur tangan negara tidak akan menciptakan da­mai. Hal itu ditegaskan 
pe­neliti Norwegian Center for Hu­man Rights, Tore Lin­dholm, pada diskusi buku 
Kebebasan Beragama atau Berkeyakinan: Seberapa Jauh?, Jumat (11/12). "Tidak 
masalah ada 'polisi-polisi agama' seperti MUI (Majelis Ulama Indo­nesia) yang 
keberatan dengan sekte-sekte agama atau aliran kepercayaan. Hal itu baru akan 
jadi masalah kalau negara dimintai intervensi untuk melarang suatu aliran 
kepercayaan," tegasnya di Kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia 
(YLBHI).


Dia menyesalkan, negara kerap mengalah dengan permintaan intervensi oleh 
lembaga-lembaga keagamaan. "Biarkan ada perdebatan, tapi negara tidak bisa 
memutuskan mana yang benar dan mana yang salah. Menganut suatu agama adalah hak 
asasi setiap orang, meskipun aga­ma yang dianut itu bukan aga­ma resmi negara," 
tu­turnya. Tore mengungkapkan, ke­tika negara ikut campur da­lam konflik 
horizontal ber­nuansa agama, itu berarti negara mengusik kebebasan beragama 
yang telah diatur dalam Undang-Undang Da­sar (UUD).

Motif Politik


Keberadaan "polisi-polisi agama", lanjutnya, jangan sampai melanggar HAM 
seseorang untuk menganut atau tidak menganut suatu agama dan keyakinan. Dia 
melanjutkan, kebebasan beragama seseorang dilindungi hukum internasional. 
Direktur Intenasional Cen­ter for Islam dan Plu­ralism (ICIP) Syafii Anwar 
menyatakan, adanya pelanggaran kebebasan beragama disebabkan ketidaktegasan 
penegak hukum. Dia berujar, negara sering tidak dapat mengambil keputusan tegas 
soal hak beragama seseorang. 


"Komitmen kita pada UUD 1945 dan Pancasila. Itulah yang harus jadi pegangan 
pemerintah, jangan sampai negara bingung atas sikap yang harus dambilnya kalau 
ada kelompok agama yang keberatan dengan keberadaan kelompok agama lain," 
jelasnya.


Soal penerapan hukum syariah di suatu daerah, Syafii mengatakan hal itu 
ditetapkan pemerintah daerah atas pertimbangan politik. Bukan kepatuhan 
terhadap suatu agama. "Berdasarkan penelitian yang saya lakukan, gubernur dan 
bupati yang ingin menetapkan syariah di daerahnya itu karena alasan politik 
supaya mendapat dukungan. Beberapa dari mereka bahkan tidak me­ngerti maksud 
syariah itu," jelasnya. Dia menegaskan, konstitusi tidak dapat didasarkan pada 
syariah, mengingat Indonesia bukanlah negara agama. (deytri aritonang) 


CiKEAS> Kebocoran Uang Negara Mencapai 50 Persen

2009-12-14 Thread sunny
Refleksi : Diketahui50%, kalau ditambah yang  tidak diketahui mungkin 
mencapai bisa 75%. 
   

http://www.suarapembaruan.com/index.php?detail=News&id=12433

2009-12-12 
Kebocoran Uang Negara Mencapai 50 Persen




[JAKARTA] Kebocoran keuangan negara paling besar terjadi pada proyek-proyek 
pengadaan barang dan jasa, ungkap Wakil Koordinator Indonesia Corruption Watch 
(ICW) Emerson Yuntho kepada SP, Sabtu (12/12) pagi, di Jakarta.

Penyimpangan anggaran, paparnya, bisa mencapai 30-50 persen setiap proyek. 
Modus yang biasa terjadi adalah proyek fiktif, penggelembungan nilai proyek dan 
permainan dengan pihak rekanan. 

"Itu sering terjadi karena anggaran masuk lewat proyek pemerintah dengan pihak 
swasta," tuturnya.

Dia mengungkapkan, kerap terjadi sistem arisan di antara rekanan, peserta 
tender terafiliasi dalam satu perusahaan yang sama sehingga tinggal dibuat 
kesepakatan untuk memenangkan salah satu pihak secara bergilir. "Ada 10 
perusahaan, tapi yang menang tender tiga perusahaan. Tinggal gantian saja, 
padahal induknya itu-itu saja," jelasnya.

Menurut dia, korupsi pengadaan barang dan jasa sebenarnya lebih mudah 
diberantas dibandingkan suap karena ada bukti berupa dokumen dan kepanitiaan. 

Kepala Divisi Investigasi ICW Agus Sunaryanto mengungkapkan, ada 86 kasus 
korupsi selama periode Januari hingga Juli 2009 dengan 217 tersangka. 

Dari kasus-kasus tersebut ICW mencatat potensi kerugian negara mencapai Rp 1,17 
triliun. Daerah yang paling tinggi potensi korupsinya berdasarkan kuantitasnya 
adalah Sulawesi Selatan sebanyak 26 kasus (30,2%), Sumatera Utara delapan kasus 
(9,3%), Jawa Timur tujuh kasus (8,1%). 

Dari potensi kerugian negara, Banten terbesar mencapai Rp 169 miliar, diikuti 
Kalimantan Tengah Rp 112,89 miliar, Kalimantan Barat Rp 100 miliar, dan 
Sulawesi Selatan Rp 48,2 miliar.

Untuk pelakunya, anggota DPR dan DPRD mencapai 73,3% dengan 63 tersangka, 
pejabat pemda 54 tersangka ( 62,8%), dan kalangan swasta 46 tersangka (53,5%).

Secara terpisah anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) John Pieris berpendapat, 
pemberantasan korupsi yang menjadi program prioritas Presiden SBY hanya akan 
efektif jika dilandasi diskresi luar biasa untuk memberlakukan beban pembuktian 
terbalik 

Dia menjelaskan, diskresi adalah kewenangan yang membolehkan pejabat publik 
melakukan suatu kebijakan karena undang-undang belum mengaturnya secara tegas. 
Tiga syarat untuk itu, yakni demi kepentingan umum, masih dalam batas wilayah 
kewenangannya, dan tidak melanggar asas-asas umum pemerintahan yang baik.

Saat ini, lanjutnya, belum ada peraturan perundang-undangan yang secara tegas 
mengatur tentang beban pembuktian terbalik. Beban pembuktian terbalik hanya ada 
dalam satu delik, sebagaimana tercantum dalam Pasal 12 (b) dan pasal 37 (a) 
Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang terkait dengan 
perampasan harta benda terhadap seseorang yang didakwa dengan pasal-pasal 
korupsi. 


Menyulitkan Pembuktian

Selain itu, tuturnya, teori pembuktian yang selama ini diakui di Indonesia 
adalah pembuktian negatif (Pasal 193 KUHAP) yang sejalan dengan prinsip praduga 
tidak bersalah. "Ini menyulitkan proses pembuktian kasus korupsi apalagi yang 
terkait dengan penyelenggara negara," katanya.

Anggota DPD asal Nusa Tenggara Timur Sarah Leri Mboeik mengungkapkan, ada 
kekhawatiran dengan peningkatan status korupsi telah menjadi kejahatan melawan 
kemanusiaan dan peradaban akhirnya hanya menjadi simbol tanpa menyentuh upaya 
nyata pemberantasan korupsi. Dia sepakat dibutuhkan Perppu yang mengatur asas 
pembuktian terbalik dalam penanganan perkara korupsi, di samping tetap 
dibutuhkan kontrol horisontal antara sesama lembaga negara dan kontrol vertikal 
melalui pengawasan dan tekanan masyarakat sipil terhadap lembaga negara. "Korup 
perlu upaya yang konsisten, koheren dan bersinergis," ujarnya.

John berharap presiden melakukan diskresi luar biasa kalau berkomitmen 
memberantas korupsi, seperti menerbitkan peraturan pemerintah pengganti 
undang-undang (Perppu) untuk melengkapi kekurangan undang-undang. 

John berpendapat, jika pemerintah ingin membuat paradigma politik pemberantasan 
korupsi yang inheren (berbanding lurus) dengan paradigma politik penegakan 
hukum, maka harus ada instrumen hukum yang luar biasa. "Untuk menutup 
kekosongan yang ada saat ini, keluarkan Perppu sambil memproses penerapan 
sistem pembuktian terbalik untuk diajukan ke DPR. Kalau tidak, pemberantasan 
mafia hukum maupun pemberantasan korupsi yang jadi program prioritas SBY dalam 
dua tahun ini tidak akan efektif," paparnya. 

Emerson sepakat perlunya menerapkan pembuktian terbalik untuk meminimalisasi 
korupsi. Namun, menurut dia, caranya dengan memperbaiki UU No 31/1999 yang 
sudah diperbarui oleh UU 20/2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

John mengemukakan, meski bersifat sementara, namun Perppu pembuktian terbalik 
yang dikeluarkan presiden harus secara jelas memuat ketentuan mengenai sanksi 
hukum yang tegas

CiKEAS> India seeks minimum wages for its workers in Saudi Arabia (RALAT)

2009-12-14 Thread sunny
Refleksi : Bagaimana dengan NKRI?  Apakah berani berusaha seperti India untuk 
menperjuangan ketetapan upah minimum  bagi TKI/TW  di Arab Saudia?


http://www.arabnews.com/?page=1§ion=0&article=129584&d=14&m=12&y=2009&pix=kingdom.jpg&category=Kingdom

 
  Monday 14 December 2009 (27 Dhul Hijjah 1430) 
   
 

  India seeks minimum wages for its workers in Saudi Arabia
  Ghazanfar Ali Khan | Arab News
 

  RIYADH: As part of an ambitious plan to ensure better working conditions 
for workers, India is negotiating with the Saudi government to fix minimum 
wages for its hundreds of thousands of blue-collar work force.

  Some Gulf states have already agreed or even signed a memorandum of 
understanding (MoU) for minimum wages, but the Saudi side has so far resisted 
Indian attempts to endorse the agreement that will fix the minimum salaries of 
Indian workers.

  "We have discussed the issue of minimum wages with the Saudi side but no 
decision has been taken as of yet," said outgoing Ambassador M.O.H. Farook, 
speaking at his farewell party hosted by the Indian community here on Sunday.

  Farook also met Foreign Minister Prince Saud Al-Faisal on Sunday to say 
goodbye on the completion of his tenure. The farewell function at the 
International Indian School, Riyadh (IISR), was followed by a dinner reception 
hosted by Nadeem Tarin, a prominent businessman and a social activist, at his 
residence.

  Asked about the status of the MoU to fix minimum wages, Farook said that 
the wage figures should be realistic and they should reflect conditions in each 
of the countries of the Gulf where workers are employed. 

  "This wage issue would now be followed by my successor," he added. Though 
the salary-level needs to be linked with the cost of living prevalent in each 
of the countries concerned, a monthly salary of $300 to $400 is a figure most 
Indian missions in the Gulf are comfortable with, said a report. Asked about 
the progressively growing relations between India and Saudi Arabia, Farook said 
that "there was still scope to develop better understanding to further 
strengthen already robust ties."

  "Our bilateral political relations got a boost with Custodian of the Two 
Holy Mosque King Abdullah's visit to India in 2006," he added. Yet, we have to 
go a long way, he said. He explained that India had great potential. "India 
tops in telecom, medical facilities and professionals like engineers and 
technicians ...what we need is a perfect understanding between the two 
countries," he added.

  Saudi Arabia and India have forged closer ties on the commercial front. 

  "India was among the top seven trading partners of the Kingdom, with 
bilateral trade exceeding $15 billion and Indian companies the fifth biggest 
investors in the country," said the outgoing Indian envoy who has had a 
distinguished political career spanning more than four decades. 

  Farook, prior to his arrival in the Kingdom as Indian ambassador, served 
as chief minister of the Indian state of Pondicherry for three terms and also 
in various capacities in the government of India.

  Farook, whose tenure saw frequent exchange of visits of high-profile 
officials, including the historic visit of King Abdullah to India, has the 
distinction to bring Saudi-Indian relations to a new high. Farook has also 
served as India's union minister of state for civil aviation.

  He is one of the few parliamentarians who got elected to the Lower House 
of the Indian Parliament (Lok Sabha) for three terms. A political and social 
worker by profession, Farook has also made noteworthy contributions for the 
welfare of women and upliftment of the downtrodden.
 


CiKEAS> Fight Over Bank Century Worrying Indonesia's Investors

2009-12-14 Thread sunny
http://thejakartaglobe.com/business/fight-over-bank-century-worrying-indonesias-investors/347464

Fight Over Bank Century Worrying Indonesia's Investors

Stock markets could tumble and foreign investors look elsewhere if the Bank 
Century bailout saga ends with the removal of the nation's two key economic 
policy makers, Finance Minister Sri Mulyani Indrawati and Vice President 
Boediono, analysts said on Monday. 

Budi Ruseno, an analyst at PT HD Capital, said the rising political tension 
created by the Century controversy was already making market players nervous. 

"Investors have been extra careful about investing in stocks recently," he 
said. 

Budi noted that the average trading values on the Indonesia Stock Exchange 
(IDX) had fallen sharply in the past two weeks as the recriminations over the 
Rp 6.7 trillion ($710.2 million) bailout of the bank have escalated. 

The average daily value of trades on the exchange fell to Rp 2.7 trillion last 
week, compared to Rp 3.7 trillion a week earlier, according to IDX data. 

"Some investors have adopted a wait-and-see stance until questions about the 
bailout are resolved," Budi said. 

In recent weeks analysts have predicted the imminent demise of Boediono, who 
was central bank governor at the time of the Bank Century bailout in November 
2008, and Sri Mulyani, who backed the decision to save the troubled lender. 

The Corruption Eradication Commission (KPK) and the House of Representatives 
are both investigating the bailout amid accusations that money from the bank 
flowed into the coffers of the Democratic Party or illegally found its way back 
to businesspeople with government connections. 

Boediono and Sri Mulyani are respected technocrats but analysts say they are 
vulnerable because they do not have strong political bases. 

Halim Susanto, the president director of PT OSK Nusadana Securities, warned 
that the stock market could plunge in the short term if the pair were removed 
from the cabinet. 

Paulus Irwan Sutisna, Citibank Indonesia's director for transnational corporate 
investment, noted that while foreign investors have not raised serious concerns 
about the Bank Century battle yet, this would change if Sri Mulyani and 
Boediono lost their posts. 

"Sri Mulyani and Boediono are both well known and trusted by foreign investors, 
so if they were to lose their posts, I believe lots of question will be raised 
by these investors," Paulus said. 

PT Bank Mandiri's chief economist, Mirza Adityaswara, said domestic investors 
would continue to monitor the Bank Century investigations and fallout. He said 
he hoped that the country's lawmakers and the public would examine the problem 
as rationally as possible. 

"Don't politicize this thing," he warned. 

There has been persistent speculation that figures within the Golkar Party, led 
by businessman Aburizal Bakrie, as well as other members of President Susilo 
Bambang Yudhoyono's coalition government, are plotting to oust the vice 
president and finance minister in the hope of promoting their own nominees to 
these powerful positions.

Jakarta Globe


CiKEAS> New row over burned Khomeini photo

2009-12-14 Thread sunny

http://www.arabnews.com/?page=4§ion=0&article=129552&d=14&m=12&y=2009

Monday 14 December 2009 (27 Dhul Hijjah 1430)


  New row over burned Khomeini photo
  Ali Akbar Dareini | AP
 

  TEHRAN: Police surrounded the campus of Tehran University on Sunday, 
trapping hundreds of students protesting what they said were fabricated 
government images showing the burning of a photo of the revered founder of the 
Islamic republic.

  State television has repeatedly shown images, ostensibly taken during 
opposition protests on Dec. 7, of unidentified hands burning the picture of 
Ayatollah Ruhollah Khomeini - a grave and illegal insult against a man who 
remains widely respected in the country.

  The students protesting on Sunday contended the images were fabricated by 
government agents and are being used to justify further crackdowns on the 
opposition.

  Iran's supreme leader, Ayatollah Ali Khamenei, called for calm but 
indirectly accused the opposition of creating a hostile environment.

  "Some have converted the election campaign into a campaign against the 
entire system," Khamenei said without naming any opposition leaders. "We call 
on those who are angry to remain calm." Reformists, including former 
presidential candidate Mir Hossein Musavi, maintain that their supporters had 
nothing to do with the burning of the picture, which they say is being used by 
the regime to discredit the opposition.

  The Dec. 7 rallies, the largest protests in months, did see numerous 
attacks on the current supreme leader of the country, Khamenei.

  Students chanted slogans against him, burned and trampled his photos in 
unprecedented acts of defiance in a country where Khamenei has final say in all 
state matters.

  Dozens of police surrounded the campus of Tehran University again on 
Sunday as inside hundreds of pro-reform students protesting inside denied 
accusations they had any connection with the images. 

  The elite Revolutionary Guard called on Sunday for the trial and 
punishment of those responsible for burning the photo as it continues to 
pressure the opposition.

  "The Revolutionary Guard ... won't tolerate any silence or hesitation in 
the immediate identification, trial and punishment of those carrying out this 
ugly insult and the agents behind them," it said in a statement posted on its 
website.

  Under the law, insult to the late or current supreme leader can lead to 
two years of prison.

  The Guard, which is tasked with defending the clerical regime that came 
to power in Iran in 1979 under Khomeini's leadership after the pro-US shah was 
overthrown, was at the forefront of squashing Iran's post-election unrest.

  Reformists contend that President Mahmoud Ahmadinejad was re-elected in 
fraudulent June contests and for months protested against the government before 
widespread crackdowns.
 


CiKEAS> Balibo' Film Ban Backfires Badly

2009-12-14 Thread sunny
http://thejakartaglobe.com/home/balibo-film-ban-backfires-badly/347311

December 14, 2009 
Nivell Rayda

'Balibo' Film Ban Backfires Badly
The Indonesia Film Censorship Agency's decision to ban the Australian movie 
"Balibo" early this month appears to have backfired, with stores all over the 
capital selling the pirated version of the film over the weekend. 

Firman, a movie lover, said that until recently he had never even heard of the 
movie, which tells of the deaths of five journalists, allegedly at the hands of 
Indonesian soldiers during the 1975 invasion of East Timor. 

"I only found out about the movie after the National Film Censorship Board 
[LSF] banned it. I don't even know what the movie is about. I must admit that I 
bought the pirated version because of the ban," he told the Jakarta Globe. 

Ayu, a shopkeeper who sells pirated DVDs, said demand for the movie was high. 

"We just received the movie on [Sunday] morning and we've sold more than 40 
copies," she said. "We are already short on stock, so we quickly ordered a 
hundred more copies."

The pirated version of the movie is reportedly decent in quality with accurate 
subtitles. 

Prior to the ban, Balibo had a very small market, primarily attracting curious 
expatriates, journalists and hard core movie buffs. 

The movie was submitted to the LSF by the Jakarta International Film Festival 
(Jiffest), which had originally planned to screen the film during the festival. 

Immediately after the ban several arts organizations like the Salihara 
Community and the Utan Kayu Theater, as well as journalist groups, including 
the Independent Journalists Alliance (AJI) and the Jakarta Foreign 
Correspondents Club (JFCC) arranged private screenings, which were attended by 
thousands of curious moviegoers.

The film tells the story of five journalists killed when Indonesian troops took 
over the border town of Balibo in East Timor in October 1975. 

A sixth journalist died weeks later when Dili was invaded by Indonesian forces.

Indonesia claims the journalists were killed in crossfire but a 2007 Australian 
coroner's inquest found that the five were deliberately killed by Indonesian 
forces, prompting the Australian Police to launch an official investigation 
into the incident two months ago.


CiKEAS> Virtual threat on the internet becomes a reality as superpowers hold talks on cyber warfare

2009-12-14 Thread sunny
http://www.smh.com.au/world/virtual-threat-on-the-internet-becomes-a-reality-as-superpowers-hold-talks-on-cyber-warfare-20091214-ksdu.html


Virtual threat on the internet becomes a reality as superpowers hold talks on 
cyber warfare
DANIEL NASAW
December 15, 2009 
WASHINGTON: US officials have been holding secret talks with Russia and the 
United Nations in an attempt to strengthen internet security and rein in the 
growing threat of cyber warfare.

While the two superpowers are holding nuclear arms talks in Geneva, these 
discussions are aimed at curbing the rising level of attacks taking place 
online.

In light of an increase in strikes by hackers on institutions including banks, 
businesses, government agencies and the military, diplomats are attempting to 
forge an international consensus on how to deal with cyber-security problems.

''Both sides are making positive noises,'' said James Lewis, a senior fellow at 
the Centre for Strategic and International Studies in Washington and a 
cyber-security expert. ''We've never seen that before.''

Critics have said the scale and impact of such incidents may be overstated, but 
experts accept there are serious dangers from criminal gangs operating online - 
as well as the rapid growth of state-sponsored espionage conducted over the 
internet.

Earlier this year, some of the plans for a new £2 billion ($3.57 billion) 
fighter aircraft being developed by the US, Britain, Netherlands and Israel 
were stolen when hackers broke into American computers.

Mr Lewis confirmed that a Russian delegation met with officials from the US 
military, State Department and security agencies in Washington about five weeks 
ago. Two weeks later, the White House agreed to meet representatives from the 
UN committee on disarmament and international security, The New York Times 
reported.

There are numerous sticking points, however, not least being that the US, 
Russia and most advanced military nations have sophisticated cyber warfare 
capabilities they want to hide. Although the dangers of virtual conflicts are 
recognised, neither country is keen to hinder any future deployment by 
revealing the technologies they have developed, Mr Lewis said.

Despite that, the talks mark a distinct turnaround from the approach of the 
Bush administration, which had resisted engaging with Russia and the UN over 
the prospect of a treaty on cyber weapons. Instead, it focused on dealing with 
cyber threats by economic and commercial means, rather than through the 
military.

Guardian News & Media



CiKEAS> Anggota DPR mendapat komputer model terbaru.DIJELASKAN OLEH EMANS [3 Attachments]

2009-12-14 Thread Awal Anugerah

Syukur 11 Desember 2009 telah berhasil dengan amat mulus
 

Kemarin adalah hari yang amat melelahkan saya, yaitu tanggal 11 Desember 2009, 
seharian saya menjelaskan tentang prosedur untuk memproduksi EMANS ELECTRIFIED 
NOTEBOOK di Korea, sebab bukan hanya uang dan otot saja yang diperlukan untuk 
melakukan hal itu, namun ilmu pengetahuan dan cara cara untuk mengetahui adanya 
komponen komponen yang memang tidak pernah bilang sendiri bahwa komponen itu 
tidak bisa berfungsi dengan baik, namun kita sebagai pengguna komponen tersebut 
dan merangkaikannya dengan komponen komponen yang lainnya harus bisa mengetahui 
sebelum keseluruhannya itu terangkaikan. Agar keseluruhannya tidak menjadi 
masalah yang besar di kemudian hari dalam rangkaian yang begitu rumit itu, kita 
harus mampu mendeteksi sedini mungkin, apakah antar komponen itu bisa 
bekerjasama atau tidak, karena kalau antar komponen komponen itu saling 
bermusuhan, pastilah hasil akhirnya tidak akan mencapai nilai tertinggi seperti 
yang kita inginkan. KARENA EMANS
 ELECTRIFIED NOTEBOOK INI AKAN MENGGUNAKAN SOFTWARE TERBARU YAITU WINDOWS 7 
ULTIMATE dengan derap 64 bit per detik.
Masalah seperti itu, mirip sekali dengan tugas sehari hari dari Bapak Presiden 
Susilo Bambang Yudhoyono berikut seluruh Menteri Menteri dan seluruh Jajaran di 
pemerintahan beliau, hanya saja kalau komponen elektronik itu tidak bisa omong 
apa apa dan tidak mau saling tuding, saling fitnah, namun yang amat berbahaya 
yaitu kalau komponen tersebut terbebani dengan arus atau tegangan listrik yang 
kelewat tinggi dari kemampuannya, maka komponen itu langsung tidak mau bekerja 
untuk selamanya yang mana kita yang akan dirugikan, karena keseluruhannya harus 
kita bayar dengan uang kita sendiri.
Setelah komponen itu kita rangkaikan, tentulah harus kita ujicoba terlebih 
dahulu, apakah antar komponen itu bisa bekerjasama dalam derap atau dalam 
istilah elektronik yaitu dalam clock puls yang kita inginkan atau tidak, kalau 
salah satu komponen itu kecepatannya tidak mampu untuk mengikuti kecepatan dari 
komponen lainnya, tentulah komponen itu akan menjadi lokasi “VIRUS” yang amat 
nyaman, dalam hal ini kalau kita ibaratkan di kantor MPR/DPR, maka lokasi itu 
akan menjadi lokasi yang amat nyaman untuk  pegawai pegawai MPR/DPR yang hanya 
akan duduk diam seolah olah bekerja, namun dalam kenyataannya hanya “TIDUR 
DENGAN PULAS”  hal inilah yang amat tidak disukai oleh Bapak Presiden Susilo 
Bambang Yudhoyono.
 

Untuk mendeteksi komponen komponen yang mana dalam rangkaian itu yang tidak 
bisa kita pergunakan, itulah yang amat sulit kalau kita tidak menguasai 
ELEKTRONIKA serta sifat sifatnya, dalam hal ini kita sebagai Pemimpin tidak 
boleh secara gegabah untuk mengambil keputusan, namun kita harus berani dan 
mampu mencopot komponen komponen tersebut dalam rangkaian yang sebenarnya telah 
kita uji kemampuannya, namun karena  komponen itu tidak mampu bekerjasama dalam 
segala kondisi, terpaksa harus tanpa malu, tanpa sungkan, kita harus mampu dan 
berani mencopotnya dari rangkaian itu, dengan demikian maka hasil dari 
rangkaian itu akan dapat dipergunakan oleh pembeli rangkaian itu, dalam hal ini 
yaitu para pengguna EMANS ELECTRIFIED NOTEBOOK diseluruh dunia. Itulah komitmen 
yang harus kita ambil dengan amat serius, walaupun hal itu akan amat mengurangi 
keuntungan kami sendiri. 
EMANS ELECTRIFIED NOTEBOOK ini nantinya akan bisa dipergunakan oleh seluruh 
Insinyur dalam seluruh disiplin ilmu pengetahuannya, juga oleh para Dokter 
dalam seluruh disiplin ilmu pengetahuannya, selain itu juga bisa dipergunakan 
oleh seluruh Wartawan cetak maupun Wartawan Elektronika, serta bisa 
dipergunakan oleh seluruh Percetakan berikut seluruh Layouternya juga bisa 
dipergunakan oleh seluruh Pengusaha yang ingin mementaskan hasil karyanya atau 
ingin berpidato secara manual dan elektronika

Kalau hal itu telah kita lakukan dengan seksama, maka beginilah hasil akhir 
dari EMANS ELECTRIFIED NOTEBOOK, yang kemampuannya amat besar dan bagus sekali, 
bisa membantu manusia yang bisa menggunakan Computer untuk menghitung, 
mendesain, melayout serta untuk berkomunikasi antar manusia dalam kondisi tanpa 
aliran listrik dari PLN, dalam kondisi harus mampu bekerja keras baik di kota 
kota besar maupun di dalam hutan dengan menggunakan software terbaru WINDOWS 7 
ULTIMATE, yang berderap 64 bit per detik
EMANS ELECTRIFIED NOTEBOOK bukan hanya untuk orang orang yang duduk di depan 
meja dengan ruang yang telah diberi AC melainkan juga untuk seluruh Wartawan 
baik yang cetak maupun elektronia yang mau mengorbankan diri untuk meliput 
peristiiwa peristiwa yang perlu diketahui oleh seluruh Masyarakat, sedangkan 
peristiwa itu amat mengandung resiko besar dalam kehidupannya, karena kondisi 
daerah tersebut amat rawan terhadap segala permasalahan.
 
Bukan hanya itu saja yang perlu kita perhatikan, melainkan EMANS ELECTRIFIED 
NOTEBOOK itu harus mudah dijinjing, yaitu seluruh computer itu harus tidak 
membebani pembawan

CiKEAS> Terrorism, extremism and militancy

2009-12-14 Thread sunny
http://www.dailytimes.com.pk/default.asp?page=2009\12\14\story_14-12-2009_pg3_2
http://www.dailytimes.com.pk/default.asp?page=2009\12\14\story_14-12-2009_pg3_2

Monday, December 14, 2009


COMMENT: Terrorism, extremism and militancy -Shahzad Chaudhry



 Tensions find root either amongst civilisations, which is bad for world peace, 
or within civilisations when the two ends of a spectrum compete for domination 
against each other in a society. Those on the extreme end of a religious 
spectrum, the extremists, are thus existentially present and are a phenomenon 
of relativism within the spectrum

Militancy separates extremism from terrorism. I had stated in my last week's 
column, 'A grand failure' (Daily Times, December 7, 2009), that "we must 
differentiate between extremist sentiment and militant extremism" and that even 
after a successful end to the ongoing counter-insurgency effort in Waziristan, 
"some extremist sentiment will persist, for that is the nature of any 
religion". The sense needs to be better explained; as indeed it is likely to 
become the bane of Pakistani society to resolve the dilemma as it charts its 
future in the backdrop of an armed insurgency and an unstinted suicide bombing 
campaign wrought by the terrorist groups in Pakistani cities.

Any action begets a reaction; such definition has been extremely harmful to the 
need for congenial coexistence, thus reinforcing a divide amongst the Christian 
world, the Muslim world, the Jews and the rest; hardly the stuff of peace - 
thanks to no uncertain philosophising by people like Samuel Huntington. Secular 
societies like the Swiss are reasserting their faith; a reverse implication of 
denying another faith the freedom of practice and physical symbolism. For the 
Muslims to become aware of their distinct denomination thus is the obvious 
fallout. 

Is religiosity bad? Not the least. Religion too exists on a spectrum from the 
extremely religious to the hardly religious; religious they all are if that is 
the uniform creed of acceptance in a society. After all the higher calling of 
any religion is to make society better and a human a better human. There cannot 
be anything wrong with that. 

Tensions find root either amongst civilisations, which is bad for world peace, 
or within civilisations when the two ends of a spectrum compete for domination 
against each other in a society. Those on the extreme end of a religious 
spectrum, the extremists, are thus existentially present and are a phenomenon 
of relativism within the spectrum. 

While insurgency seeks a territorial entity and a parallel system of laws, and 
challenges an existing system of governance, control and administration to 
wrest it away from the competing authority, terrorism is the means employed by 
an entity within a spectrum to impose its views and dominate it through cowing 
the rest into submission. It may be used by insurgents to aid their larger 
design of forcing a submission of will on the target state and society, or 
usually a more preferred means of those within a spectrum to give expression to 
their militant endeavour to dominate and impose their sense of religiosity in a 
society. Pakistan has its hands full on both counts. The recent spate of 
bombings is the expression of such intent by the insurgents being pursued in 
Waziristan. Militant extremism has found presence in no uncertain terms in 
Pakistani society and will be a prime area of focus for resolution.

In a hierarchy of resolution one hopes that the ongoing insurgency will soon 
wither in the face of a determined application of force by the state. There are 
other essentials to a complete elimination of an insurgency, and the earlier 
the Pakistani state rises to the challenge of addressing the remaining 
socio-political and socio-economic measures to completely stabilise the 
situation in FATA, lesser shall be its own dilution to the even bigger 
challenge of addressing terrorism arising out of militant extremism in our 
midst. We need to close this front to move to the next.

On the other end of the religious militancy spectrum is of course the sentiment 
of extremism - an almost essential presence in any religious denomination, 
though of varying intensity. Condensing the spectrum to a minimal acceptable 
spread is a long haul and will need a determined input of intellectual effort 
as indeed necessary resources and attention of both the state and society. 
Education is perhaps the best antidote to this malaise, and yet there will be 
the presence of a benign strain of committed religiosity such as the one 
pursued by politically motivated religious parties or the puritanical strain of 
the Tableeghi Jamaat. The more cohesive and central the religious strain 
pursued by the majority, less shall be the tensions in the permitted extremes. 
Extremism could thus be contained. 

The clergy and the ulema have a most important role to mitigate the differences 
and coalesce together on most uniform

CiKEAS> Nopenhagen: Over to Mexico City, 2010

2009-12-14 Thread sunny
http://www.hindustantimes.com/Nopenhagen-Over-to-Mexico-City-2010/H1-Article3-486631.aspx


Nopenhagen: Over to Mexico City, 2010

Samar Halarnkar and Chetan Chauhan, Hindustan Times
Email Author
Copenhagen, December 15, 2009
First Published: 00:24 IST(15/12/2009)
Last Updated: 00:57 IST(15/12/2009)

God has given sufficient for human needs, not human greed." 

On a day when the venue of climate talks became an almost unmanageable 
jamboree, and it became clear that a solution would be postponed to Mexico City 
in 2010, a group of influential scientists from China and Germany quoted 
Mahatma Gandhi and offered the world a solution to cut global emissions.

The solution - born of separate proposals from the developing and developed 
world - asks for a global carbon budget to be divided among every human on 
earth, and is meant to enter presently stalled negotiations in 2010.

"We are preparing for 2010," US Chief Climate Negotiator Todd Stern told 
Hindustan Times, echoing Environment Minister Jairam Ramesh. 

"A legally binding agreement at Copenhagen may not happen; there are huge 
differences in the negotiating text."

The Sino-German proposal focused on simplicity on a day when thousands of 
ministers and officials of 192 countries - 45,000 people registered to enter 
the 15,000-capacity venue, forcing authorities to impose new restrictions - 
streamed in and found it hard to agree on  basic details of the most complex 
climate negotiations yet.

The proposal's bottomline: India's carbon budget has 80 years to run out, 
China's 23 years, the US is already at minus 3, Africa has several 100 years.

"So you see, it forces responsibilities and timeframes on governments," Pan 
Jiahua, a frequent advisor to Chinese Premier Wen Jiabao and director of 
Bejing's Institute for Urban and Environmental Studies, told HT. 

"We have presented this to the Chinese government, and it gives no preference 
to us, but it is the only way."

Asked if China, the world's biggest polluter, would accept a national carbon 
budget, Jiahua said: "Our negotiators have told us nothing new can be 
initiated. Post Copenhagen, it certainly can be."

Jiahua's view is shared by Dirk Messner, head of the German government's 
Climate Change Advisory Council. "I advise the German government, and we too 
have been told this can be taken on board after Copenhagen," Messner said. "A 
global carbon budget is vital, and the urgency to act is critical."

The proposal is the first such attempt to bridge what over the last week has 
looked like an unbridgeable divide between developed and developing countries, 
and even between developing countries, now split between Africa, small island 
nations and advanced developing countries like Brazil, China, India and South 
Africa.

The proposal fixes the global carbon budget in gigatonnes, with the exact 
amount up for negotiation. It recognises negotiating principles that developing 
countries hold dear (per capita emissions and historical responsibility), and 
brings to the table the western view that developing countries must do more.

"In 23 years, China will have to move to low-carbon development or buy carbon 
credits, so it forces responsibility," said Jiahua, who quoted the chief 
Japanese negotiator as saying the proposal was "simple and workable". That view 
could not be independently verified.

The proposal uses 1990 - when climate change was first recognised - as a base 
year for all calculations. "If we use 2009, 23 years is all the global budget 
will last," said Messner.

The proposal takes into account emission rights and future budgets, says global 
emissions must peak "very rapidly" and then be brought down year by year. The 
peaking year will need to be agreed on, either 2015 or 2020.

One of experts used a metaphor to explain the global carbon budget. "Some 
guests arrive first and eat some slices, while others come later and find the 
pizza isn't enough," said Prof Chayun Tantivasadakarn, an economist and 
vice-dean at Bangkok's Thammasat University. "We need to take into account 
those who have already eaten. They get less, and they have a responsibility to 
make sure the others get enough."


CiKEAS> Mongolian Wolf to Be 'Unstoppable'

2009-12-14 Thread sunny
http://www.themoscowtimes.com/business/article/mongolian-wolf-to-be-unstoppable/391350.html

Mongolian Wolf to Be 'Unstoppable' 
14 December 2009
Bloomberg
Mongolia may become the world's fastest-growing economy in the next decade as 
untapped mineral deposits lure investors, Renaissance Capital said in a note 
Friday. 

"We think Mongolia may be able to position itself as the next Asian tiger or, 
as they prefer, Mongolian wolf, rather than the latest central Asian resource 
supplier," strategists Roland Nash and Ovanes Oganisian wrote in a research 
note. 

Mongolia's "unstoppable" transformation will begin next year as foreign mining 
companies seek access to some of the world's largest untapped deposits of gold, 
copper and coal.  

Ivanhoe Mines and Rio Tinto Group signed an agreement with Mongolia in October 
to develop the $4 billion Oyu Tolgoi copper-gold project, which Rio has called 
the world's biggest. Investment in the Oyu Tolgoi deposit will be equivalent on 
an annual basis to 10 percent of Mongolia's current gross domestic product, 
Renaissance Capital said. 

Mongolia may emerge as the world's fastest-growing economy, taking over from 
Angola and Azerbaijan, according to the report. 

Mongolia has the world's biggest copper reserves and the ninth-largest coal 
supplies as well as deposits of uranium, rare-earth metals, gold, lead and 
zinc, the report said. Coal output will double in the next five years, while 
gold output will triple and copper production will quadruple, the investment 
bank said, citing official estimates. 

Mongolia's economy will probably double in dollar terms by 2014 or grow by 80 
percent in the period under the International Monetary Fund's "more 
conservative" estimates, Renaissance Capital said. 


CiKEAS> Hamas will not follow PLO line, says Haniya

2009-12-14 Thread sunny
http://www.gulf-times.com/site/topics/article.asp?cu_no=2&item_no=331916&version=1&template_id=37&parent_id=17


  Hamas will not follow PLO line, says Haniya 
Publish Date: Monday,14 December, 2009, at 10:50 PM Doha Time 
 
 
  Agencies/Gaza


   
Palestinians shout slogans during a rally in Gaza City yesterday 
marking the 22nd anniversary of the foundation of Hamas 

  The Islamist movement Hamas served notice yesterday that it would ignore 
any decisions by the Palestine Liberation Organisation this week about future 
leadership and peace talks with Israel. 


  "Hamas will not retreat from Jihad and resistance until it achieves 
freedom and independence for our people," Gaza Strip Prime Minister Ismail 
Haniya told a huge rally. "We will not recognise Israel and we will not abandon 
resistance," he said. 
  In a speech underlining the split in Palestinian ranks between his 
movement and the secular Fatah group, the Hamas leader in Gaza said any 
decisions taken by the PLO Central Council meeting in the West Bank would be 
unconstitutional. 
  "We say to PLO Central Council members who will meet tomorrow in Ramallah 
that any decision that contradicts the constitution and contradicts the will of 
the people, will not be binding," he told tens of thousands of supporters. 


  Hamas rules the cramped Mediterranean enclave, which was hammered by an 
Israeli military offensive a year ago. Israel pulled out of Gaza in 2005 and 
after driving out the mainstream Fatah movement in 2007, Hamas took full power. 
Fatah said in a statement that the speech showed Hamas wanted to entrench the 
Palestinian division. Hamas had closed the door on Egyptian reconciliation 
efforts, it added. 


  As supporters celebrated the anniversary of the foundation of Hamas 22 
years ago, Haniya promised no wavering from the goal of "a Palestine from the 
sea to the river (Jordan), a land of Islamic Waqf (religious endowment)".  
Hamas does not recognise Israel's right to exist and opposes the Fatah strategy 
pursued by President Mahmoud Abbas of seeking to negotiate a permanent peace 
deal. 
  Haniya said Israel's December 27-January 18 offensive against Gaza, 
launched with the stated aim of quelling rocket fire into Israel by Hamas and 
other armed groups, had failed to crush Hamas.  "Those who planned the war and 
executed it did not expect these crowds to come today waving their 
flags...Hamas did not collapse after the war, the enemy leaders collapsed," he 
said. 


  He also defied Israel's blockade of Gaza, which bars materials to rebuild 
homes and factories destroyed by the offensive, in which Palestinian say 1,400 
of their people were killed. Thirteen Israelis lost their lives. "After four 
years of blockade, we say the fortresses will never collapse and the castles 
will never be penetrated and we will never make political concessions," Haniya 
said. 


  Supporters carried large green banners and portraits of Ahmed Yassin, the 
wheelchair-bound cleric who founded and led the group until he was killed in an 
Israeli air strike in 2004. "In the 22 years since its founding, Hamas has been 
able to realise a large part of its goals and to overcome every obstacle it has 
faced, from prison, exile, assassinations and elections," senior Hamas leader 
Mahmoud Zahar said. 


  "Our understanding of the resistance is total, and is not limited to 
armed conflict," he added in an interview with a news website close to the 
smaller Islamic Jihad faction.  Abu Obeida, a spokesman for Hamas's armed wing 
the Ezzedine Al Qassam Brigades, which was responsible for scores of deadly 
attacks and suicide bombings in Israel, praised the group's military evolution. 
 "We have been able to build an army for resistance and to haunt the Zionist 
enemy," he said in a statement on a Qassam-linked website.

 
<><<2_331912_1_248.jpg>>

CiKEAS> Desakan Dialog Papua-Jakarta, Menguat

2009-12-14 Thread sunny
http://www.cenderawasihpos.com/detail.php?ses=&id=1188

15 Desember 2009 04:34:12





Desakan Dialog Papua-Jakarta, Menguat






JAYAPURA-Banyaknya isu-isu politis di Papua dalam beberapa bulan terakhir ini 
harus disikapi dengan bijak oleh semua pihak di daerah ini agar semua kebijakan 
yang dijalankan tidak keluar jalur dan masyarakat tidak terprovokasi pada 
perpecahan. Salah satunya melalui rancangan dialog antara Papua dan Jakarta 
dalam bingkai Otsus.


Demikian ungkap Koordinator Kaukus Parlemen Papua dan Papua Barat, Paskalis 
Kossay, usai pertemuan dengan sejumlah tokoh masyarakat dan perwakilan Muspida 
secara marathon di dua tempat berbeda, Senin (14/12). Pertemuan pertama antara 
delapan perwakilan kaukus yang dipimpin olehnya dengan sejumlah tokoh pemuda, 
masyarakat, adat, agama, perempuan dan kaum intelektual Papua yang difasilitasi 
oleh pihak Majelis Rakyat Papua selama tiga jam dari pukul 15.00-18.00 WIT di 
Sekretariat MRP. 


Kemudian pertemuan kedua dengan perwakilan Muspida Provinsi Papua di Gedung 
Negara mulai pukul 19.00-21.30 WIT tadi malam.


Menurut Paskalis, sebenarnya ada empat isu yang paling mengemuka yang dianggap 
sebagai bola liar yang terus bergulir saat ini, antara lain soal pemekaran 
provinsi, rekonstruksi Otsus, uji meteri UU Otsus pasal 6 ayat 2 tentang 
anggota DPR Papua, hingga dialog Papua dan Jakarta. "Dari pertemuan yang kita 
gali dengan tokoh masyarakat yang paling kencang soal pembahasan dialog Papua 
dan Jakarta," ujarnya.
Keinginan dialog tersebut, lanjut pria yang kini duduk di DPR RI ini, mengemuka 
dengan harapan bahwa tindak lanjut dialog tersebut secara kompleksitas atau 
secara tidak langsung merangkul materi isu penting yang ada. "Kita tentu 
menyambut baik adanya permintaan dialog tersebut, sehingga kemudian kita 
teruskan dalam pertemuan dengan Muspida," ujarnya tadi malam.


Secara umum, kata Paskalis, dari pembicaraan awal dengan jajaran Muspida 
diberikan lampu hijau. Ini tercermin dari adanya umpan balik yang baik dari 
Sekda Provinsi Papua yang menggaris bawahi jika memang ingin melakukan dialog 
dalam bingkai negara yang ada maka harus disimpulkan secara bulat topik apa 
yang harus dibawa terlebih dahulu sebelum diajukan ke Jakarta dengan melibatkan 
berbagai elemen terkait, termasuk masyarakat maupun dari kalangan internal 
pemerintah daerah setempat baik kabupaten kota maupun provinsi di Papua. Tentu 
saja, lanjutnya, sikap positif yang didapatkan tersebut adalah langkah maju 
dalam menggalang sebuah dorongan yang baik untuk melanjutkan pembangunan di 
Papua terutama dalam bingkai Otsus yang sudah ada.


"Mau tidak mau, suka atau tidak, inilah yang harus kita pikirkan ke depannya," 
tegas Paskaslis Sebab dari pelaksanaan Otsus sendiri secara nyata banyak hal 
yang perlu dimusyawarahkan bersama, dimana dinamika yang berkembang di Tanah 
Papua banyak hal yang perlu dipikirkan secara baik. "Tentunya ini juga secara 
nyata dipercaya akan mereduksi ekses negatif di tengah masyarakat yang bisa 
saja muncul seiring dengan terus bergulirnya isu panas yang juga diangkat oleh 
banyak tokoh di Papua sendiri," ujarnya. "Tentu ini merupakan pembiacaraan 
awal, kita dari kaukus terus dorong ini," ujarnya yang duduk di Komisi I DPR RI 
itu.


Ia menjelaskan, sebagai kaukus, pihaknya mengharapkan langkah awal ini bisa 
didukung sepenuhnya oleh semua elemen terkait, terutama adanya kepedulian dari 
pemerintah daerah baik kabupaten/kota termasuk provinsi sendiri di tanah papua. 
 "Intinya bukan untuk menggalang perpecahan melainkan mendudukkan persoalan 
sebagaimana mestinya agar tatanan Papua sebagai tanah damai bisa terus 
kondusif," tegasnya.


Diagendakan hari ini, Selasa (15/12) pihaknya akan melakukan penggalian masalah 
tersebut dengan tokoh-tokoh masyarakat dan pemerintah di Provinsi Papua Barat 
yang dilaksanakan di Manokwari. "Jika tidak ada halangan, Selasa pagi (pagi 
ini,red) atau siang rombongan tiba dan akan gelar pertemuan di Manokwari," 
ujarnya. Pihaknya berharap apapun permasalahan yang muncul di Papua hendaknya 
disikapi secar akal sehat. Banyaknya sumbatan informasi hingga adanya 
ketimpangan sosial secara realitas tidak lantas membuat pengambil kebijakan 
menutup mata. Sebab semakin dibiarkan akan muncul ekses baru yang susah 
terkendali.


"Kita harapkan dari tanggapan yang sudah kita dapatkan tahun 2010 mendatang 
mudah-mudahan bisa laksanakan (dialog Papua-Jakarta) sesuai dengan keinginan 
kita bersama." pungkasnya.  Sementara salah satu isu yang dibahas dalam 
pertemuan antara Kaukus Perlemen Papua dan Papua Barat di Kantor MRP Senin 
(14/12) kemarin adalah tentang masalah pemekaran. Ketua MRP Drs. Agus Alue 
Alua,M.Th menegaskan ada beberapa pernyataan yang dilontarkan yaitu terkait 
beberapa permasalahan di Papua yang sedang hangat dibicarakan.


Dalam menanggapi beberapa pertanyaan dari kaukus tersebut, pihaknya menegaskan, 
pemekaran kabupaten yang ada di Tanah Papua itu merupakan murni keinginan 
rakyat dan tidak ada unsur k

CiKEAS> Desakan Dialog Papua-Jakarta, Menguat

2009-12-14 Thread sunny
http://www.cenderawasihpos.com/detail.php?ses=&id=1188

15 Desember 2009 04:34:12





Desakan Dialog Papua-Jakarta, Menguat




JAYAPURA-Banyaknya isu-isu politis di Papua dalam beberapa bulan terakhir ini 
harus disikapi dengan bijak oleh semua pihak di daerah ini agar semua kebijakan 
yang dijalankan tidak keluar jalur dan masyarakat tidak terprovokasi pada 
perpecahan. Salah satunya melalui rancangan dialog antara Papua dan Jakarta 
dalam bingkai Otsus.


Demikian ungkap Koordinator Kaukus Parlemen Papua dan Papua Barat, Paskalis 
Kossay, usai pertemuan dengan sejumlah tokoh masyarakat dan perwakilan Muspida 
secara marathon di dua tempat berbeda, Senin (14/12). Pertemuan pertama antara 
delapan perwakilan kaukus yang dipimpin olehnya dengan sejumlah tokoh pemuda, 
masyarakat, adat, agama, perempuan dan kaum intelektual Papua yang difasilitasi 
oleh pihak Majelis Rakyat Papua selama tiga jam dari pukul 15.00-18.00 WIT di 
Sekretariat MRP. 


Kemudian pertemuan kedua dengan perwakilan Muspida Provinsi Papua di Gedung 
Negara mulai pukul 19.00-21.30 WIT tadi malam.
Menurut Paskalis, sebenarnya ada empat isu yang paling mengemuka yang dianggap 
sebagai bola liar yang terus bergulir saat ini, antara lain soal pemekaran 
provinsi, rekonstruksi Otsus, uji meteri UU Otsus pasal 6 ayat 2 tentang 
anggota DPR Papua, hingga dialog Papua dan Jakarta.
"Dari pertemuan yang kita gali dengan tokoh masyarakat yang paling kencang soal 
pembahasan dialog Papua dan Jakarta," ujarnya.
Keinginan dialog tersebut, lanjut pria yang kini duduk di DPR RI ini, mengemuka 
dengan harapan bahwa tindak lanjut dialog tersebut secara kompleksitas atau 
secara tidak langsung merangkul materi isu penting yang ada. "Kita tentu 
menyambut baik adanya permintaan dialog tersebut, sehingga kemudian kita 
teruskan dalam pertemuan dengan Muspida," ujarnya tadi malam.


Secara umum, kata Paskalis, dari pembicaraan awal dengan jajaran Muspida 
diberikan lampu hijau. Ini tercermin dari adanya umpan balik yang baik dari 
Sekda Provinsi Papua yang menggaris bawahi jika memang ingin melakukan dialog 
dalam bingkai negara yang ada maka harus disimpulkan secara bulat topik apa 
yang harus dibawa terlebih dahulu sebelum diajukan ke Jakarta dengan melibatkan 
berbagai elemen terkait, termasuk masyarakat maupun dari kalangan internal 
pemerintah daerah setempat baik kabupaten kota maupun provinsi di Papua. Tentu 
saja, lanjutnya, sikap positif yang didapatkan tersebut adalah langkah maju 
dalam menggalang sebuah dorongan yang baik untuk melanjutkan pembangunan di 
Papua terutama dalam bingkai Otsus yang sudah ada.


"Mau tidak mau, suka atau tidak, inilah yang harus kita pikirkan ke depannya," 
tegas Paskaslis Sebab dari pelaksanaan Otsus sendiri secara nyata banyak hal 
yang perlu dimusyawarahkan bersama, dimana dinamika yang berkembang di Tanah 
Papua banyak hal yang perlu dipikirkan secara baik. "Tentunya ini juga secara 
nyata dipercaya akan mereduksi ekses negatif di tengah masyarakat yang bisa 
saja muncul seiring dengan terus bergulirnya isu panas yang juga diangkat oleh 
banyak tokoh di Papua sendiri," ujarnya.


"Tentu ini merupakan pembiacaraan awal, kita dari kaukus terus dorong ini," 
ujarnya yang duduk di Komisi I DPR RI itu.
Ia menjelaskan, sebagai kaukus, pihaknya mengharapkan langkah awal ini bisa 
didukung sepenuhnya oleh semua elemen terkait, terutama adanya kepedulian dari 
pemerintah daerah baik kabupaten/kota termasuk provinsi sendiri di tanah papua. 
 "Intinya bukan untuk menggalang perpecahan melainkan mendudukkan persoalan 
sebagaimana mestinya agar tatanan Papua sebagai tanah damai bisa terus 
kondusif," tegasnya.


Diagendakan hari ini, Selasa (15/12) pihaknya akan melakukan penggalian masalah 
tersebut dengan tokoh-tokoh masyarakat dan pemerintah di Provinsi Papua Barat 
yang dilaksanakan di Manokwari. "Jika tidak ada halangan, Selasa pagi (pagi 
ini,red) atau siang rombongan tiba dan akan gelar pertemuan di Manokwari," 
ujarnya. Pihaknya berharap apapun permasalahan yang muncul di Papua hendaknya 
disikapi secar akal sehat. Banyaknya sumbatan informasi hingga adanya 
ketimpangan sosial secara realitas tidak lantas membuat pengambil kebijakan 
menutup mata. Sebab semakin dibiarkan akan muncul ekses baru yang susah 
terkendali.


"Kita harapkan dari tanggapan yang sudah kita dapatkan tahun 2010 mendatang 
mudah-mudahan bisa laksanakan (dialog Papua-Jakarta) sesuai dengan keinginan 
kita bersama." pungkasnya.  Sementara salah satu isu yang dibahas dalam 
pertemuan antara Kaukus Perlemen Papua dan Papua Barat di Kantor MRP Senin 
(14/12) kemarin adalah tentang masalah pemekaran. Ketua MRP Drs. Agus Alue 
Alua,M.Th menegaskan ada beberapa pernyataan yang dilontarkan yaitu terkait 
beberapa permasalahan di Papua yang sedang hangat dibicarakan.


Dalam menanggapi beberapa pertanyaan dari kaukus tersebut, pihaknya menegaskan, 
pemekaran kabupaten yang ada di Tanah Papua itu merupakan murni keinginan 
rakyat dan tidak ada unsur kepenti

CiKEAS> Tak Ada Pengibaran Bendera Bintang 14

2009-12-14 Thread sunny
http://www.cenderawasihpos.com/detail.php?ses=&id=1187

15 Desember 2009 04:33:47





Tak Ada Pengibaran Bendera Bintang 14






JAYAPURA-Meski Senin (14/12) kemarin disebut-sebut sebagai Hari Ulang Tahu 
Kemerdekaan Bangsa Melanesia, namun situasi di Kota Jayapura relatif kondusif 
dan tidak ada pengibaran Bendera Bintang Empat Belas yang menjadi bendera 
bangsa Melanesia itu.


"Hingga sore ini (kemarin sore, red), tidak ditemukan adanya pengibaran Bendera 
Bintang Empat Belas yang diklaim merupakan bendera bangsa Melanesia itu," kata 
Wakapolresta Jayapura Kompol Amazona Pelamonia SIK,SH saat dikonfirmasi 
Cenderawasih Pos, Senin (14/12). 
Kondusifnya situasi di Kota Jayapura ini juga tak terlepas dari upaya 
antisipasi yang terus dilakukan aparat kepolisian, diantaranya dengan menggelar 
razia di Taman Imbi, Jayapura. 


Dalam razia yang berlangsung mulai pukul 09.30 WIT tersebut dipimpin langsung 
oleh Wakapolresta Jayapura, Kompol Amazona Pelamonia SIK, SH, didampingi Kabag 
Ops AKP Dominggus Rumaropen, S.Sos dan Kasat Lantas AKP Andi F. Ali,SE.  Dari 
pantauan Cenderawasih Pos, polisi melakukan pemeriksaan terhadap para pengemudi 
dan penumpang kendaraan roda empat yang melintas atau masuk ke Kota Jayapura. 
Tidak hanya melakukan pemeriksaan barang-barang bawaan penumpang, polisi juga 
melakukan pemeriksaan di dalam setiap kendaraan roda empat tersebut.  Hanya 
saja, dalam razia itu tidak ditemukan adanya senjata tajam, minuman keras, 
narkoba dan barang-barang lainnya yang berbahaya dan barang-barang yang 
berkaitan dengan kegiatan 14 Desember 2009. Polisi hanya mendapati seorang 
pengendara motor yang tidak membawa surat-surat kendaraan, STNK dan SIM, 
sehingga langsung ditilang.


Kompol Amazona Pelamonia,SIK,SH mengatakan, dalam rangka mengantisipasi 
kegiatan 14 Desember, pihaknya memang telah meningkatkan kegiatan kepolisian 
seperti razia dan patroli yang dilakukan secara rutin.  "Jika sebelumnya, 
seminggu misalnya 3 kali razia, maka volumenya kami tingkatkan. Begitu juga 
kegiatan patroli dan kegiatan sambang juga kami tingkatkan," kata Wakapolresta. 


Dikatakan, razia itu sasarannya adalah senjata tajam, minuman keras, 
barang-barang yang dilarang dan serta barang-barang yang berkaitan dengan 
kegiatan 14 Desember.  Razia ini juga untuk melakukan razia terhadap kendaraan 
bermotor, terutama untuk mengungkap kasus-kasus pencurian kendaraan bermotor 
(curanmor) yang terjadi di wilayah hukum Polresta Jayapura. Bahkan, dalam razia 
ini, juga melibatkan Reskrim yang membawa data-data motor yang dicuri oleh 
pelaku.


Terkait dengan 14 Desember tersebut, situasi di wilayah hukum Polresta Jayapura 
dalam keadaan aman dan kondusif. "Situasi sampai sekarang kondusif. Diharapkan 
masyarakat tetap membantu kita sama-sama menjaga situasi dan kondusif," 
ujarnya. 
Meski begitu, pihaknya juga masih melakukan monitoring terhadap adanya 
informasi kegiatan ziarah, namun sampai saat ini belum diketahui secara pasti 
kebenarannya, karena pihaknya masih melakukan monitor terhadap kegiatan di 
lapangan. 
Tidak hanya di Kota Jayapura, di seluruh wilayah hukum Polda Papua yang 
meliputi Provinsi Papua dan Provinsi Papua juga dalam keadaan aman dan 
kondusif. 


"Puji Tuhan, aman dan tidak ada apa-apa. Sampai saat ini (kemarin,red), seluruh 
jajaran menyatakan situasi aman dan kondusif," kata Kepala Biro Operasi Polda 
Papua, Kombes Polisi Drs. Supardi kepada wartawan ditemui di ruang kerjanya. 
Ditanya apakah masih ada warga yang mengibarkan bendera Bintang Empat Belas 
dalam peringatan 14 Desember ini? Mantan Direktur Lalu Lintas Polda Papua ini 
mengakui sampai sejauh ini belum ada laporan. "Mudah-mudahan tidak ada 
seterusnya," katanya. 
Karo Ops mengatakan, jika Polri memberikan rasa aman kepada masyarakat, bukan 
hanya pekerjaan Polri saja, tetapi membutuhkan keterlibatkan dan dukungan dari 
seluruh elemen masyarakat, sehingga pihaknya berupaya untuk terus memberikan 
rasa aman dan nyaman kepada masyarakat. 


Untuk itu, Karo Ops menghimbau kepada seluruh masyarakat agar jangan mudah 
terprovokasi dengan isu-isu dan ajakan-ajakan dari orang - orang atau kelompok 
yang tak bertanggungjawab. 
"Mari kita hidup dalam damai dan bergandengan dengan yang lain, apalagi 
sebentar lagi masyarakat merayakan Natal," sambungnya. 
Karo Ops Kombes Supardi menegaskan bahwa pihaknya akan menindak dengan tegas 
sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku jika ada orang atau kelompok yang 
melakukan kegiatan yang melanggar hukum atau tindak pidana pada 14 Desember 
2009. (bat/fud)
(scorpions)


CiKEAS> Rakyat Dambakan Arjuna-Srikandi!

2009-12-14 Thread sunny
http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2009121501055716

  Selasa, 15 Desember 2009 
 
  BURAS 
 
 
 
Rakyat Dambakan Arjuna-Srikandi! 

   
  H. Bambang Eka Wijaya



  TEMON tinggal satu-satunya orang dari kawasan desa transmigran yang bisa 
menggambar wayang Arjuna dan Srikandi pada sebutir kelapa gading muda untuk 
tingkeban--upacara tujuh bulan kehamilan anak pertama. Setiap minggu ada saja 
yang datang minta bantuannya untuk itu.

  "Kenapa harus Arjuna dan Srikandi?" tanya Temin.

  "Supaya kalau anaknya laki-laki seperti Arjuna, kalau perempuan seperti 
Srikandi!" jelas Temon. "Juga petunjuk, kalau bacokan ayah si bayi waktu 
membelah kelapa itu lurus anaknya laki-laki!"

  "Apakah semua itu terbukti?" kejar Temin.

  "Logikanya, kalau tidak terbukti kebiasaan itu pudar, karena orang jadi 
enggan!" jawab Temon.

  "Tapi kuperhatikan, anak-anak lahiran kawasan sini tak banyak yang tampan 
seperti Arjuna atau secantik Srikandi!" tukas Temin. "Kalau ada yang tampan dan 
cantik, sepadan ayah--ibunya!"

  "Yang paling didambakan rakyat bukan tampan atau cantiknya wajah, tapi 
watak kesatrianya yang tegas, berani bersikap meski ada risiko!" tegas Temon. 
"Arjuna, jadi idola dengan sosoknya sebagai problem solver, tokoh penuntas 
masalah yang dilakukannya secara kesatria, tegas dan siap berkorban! Sosok itu 
bisa diperankan siapa saja sesuai skala peran di lingkungannya!"

  "Berarti rakyat membutuhkan banyak Arjuna dan Srikandi yang berperan pada 
skala lingkungan tokohnya!" timpal Temin. "Tapi sosok dambaan yang seharusnya 
menjadi bagian dari masyarakat itu justru langka dalam masyarakat! Akibat 
langka sosok problem solver di tengah masyarakat, rakyat kebanyakan terpaksa 
harus selalu berjuang sendiri untuk mengentaskan diri, keluarga dan warganya 
dari kemiskinan! Apa

  inti masalahnya?"

  "Feodalisme di lapisan elite kita dengan status oriented, rupanya telah 
merebak ke lapisan sosial terbawah hingga meski mereka masih mendamba Arjuna 
dan Srikandi, dalam prakteknya mereka sudah lepas dari role oriented--orientasi 
fungsi dan peran--seperti ditanamkan wayang!" jelas Temon. "Anak jelata yang 
sejak usia tujuh bulan dalam kandungan sudah diidamkan jadi problem solver yang 
fungsional berperan sebagai bagian dalam masyarakat, malah ikut-ikutan berburu 
status! Akibatnya, warga masyarakat lapisan terbawah cenderung terus semakin 
lemah, karena selalu kehilangan unggul-unggul--sosok tulang punggung warga yang 
bisa diandalkan--karena mereka ikut berburu status dan saat berhasil, 
orientasinya beralih ke level elite, bukan lagi ke warga aslinya!"

  "Pakai apa anak-anak jelata direposisi ke asalnya, agar tak ikutan status 
oriented?" kejar Temin.

  "Sistem pendidikannya yang harus diubah, bukan anaknya!" tegas Temon. 
"Sistem pendidikan kita terlalu status oriented, tak kenal role oriented! Tamat 
SMP, SMA, tak tahu peran apa yang bisa diambilnya dalam masyarakat! Padahal, 
wajib belajar cuma sampai SMP!"
 

<><>

CiKEAS> Pajak Bakrie Diusut + PILKADA 2010: Golkar Lambat Bisa Kehilangan Penumpang

2009-12-14 Thread sunny
http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2009121501055711

  Selasa, 15 Desember 2009 
 
  UTAMA 
 
 
 
Pajak Bakrie Diusut 


  JAKARTA (Lampost): Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Departemen Keuangan 
diminta menuntaskan pengusutan kasus dugaan manipulasi pajak sebesar Rp2,1 
triliun yang dilakukan tiga perusahaan Grup Bakrie.

  Polri juga masih menunggu laporan penggelapan pajak Rp2,1 triliun yang 
diduga dilakukan Bakrie seperti yang disebut Menteri Keuangan (Menkeu) Sri 
Mulyani Indrawati, belum lama ini.

  Pebisnis Aburizal Bakrie disebut Dirjen Pajak Mochamad Tjiptardjo mangkir 
atas kewajiban pajaknya. Tjiptardjo pun membeberkan perusahaan milik Ketua Umum 
Partai Golkar itu diduga telah melakukan tindak pidana pajak pada 2007 lalu.

  Data Ditjen Pajak menunjukkan tiga perusahaan milik Ketua Umum Partai 
Golkar Aburizal Bakrie, yakni PT Bumi Resources Tbk., PT Kaltim Prima Coal 
(KPC), dan PT Arutmin diduga menggelapkan pajak.

  Petugas pajak menengarai akuntan Bumi merekayasa pembayaran pajak pada 
2007 sebesar Rp376 miliar, akuntan Kaltim Prima diduga merekayasa pajak Rp1,5 
triliun, dan Arutmin diduga mereka rekayasa 39 juta dolar AS.

  Total dugaan rekayasa pembayaran pajak tersebut mencapai Rp2,1 triliun. 
Jika terbukti, ini merupakan manipulasi pajak terbesar sepanjang sejarah 
Indonesia.

  Pengamat ekonomi Tony Prasetiantono menilai masalah itu tidak perlu 
terjadi jika kedua belah pihak mau duduk bersama dan saling mengklarifikasi. 
"Tapi mereka (tiga perusahaan Bakrie, red) tidak kooperatif jadi tidak bisa 
diselesaikan. Ini harus diinvestigasi sampai tuntas," kata Tony, Senin (14-12).

  Tony menambahkan tindak pidana pajak tersebut bisa terjadi karena 
penyimpangan yang dilakukan tiga perusahaan Grup Bakrie. Kemungkinan lainnya 
ialah belum selesainya audit yang dilakukan tiga korporasi itu sehingga 
menimbulkan perbedaan antara kewajiban dan setoran yang dilakukan.

  Bawa ke Pengadilan

  Terkait dugaan tadi, PT Bumi Resources membantah telah menggelapkan 
pajak. "Perseroan tengah menunggu penjelasan dari otoritas pajak untuk 
menyamakan persepsi terkait kewajiban Bumi. Kami selalu konsultasi dengan 
otoritas pajak terkait kewajiban perseroan," kata Senior Vice President 
Investor Relations Corporate Communications-Corporate Secretary Bumi Dileep 
Srivastava dalam pernyataan tertulis, kemarin.

  Pengamat ekonomi Fauzi Ichsan mengemukakan Ditjen Pajak memiliki wewenang 
membawa kasus dugaan manipulasi pajak tersebut ke ranah hukum. "Perusahaan yang 
memiliki perbedaan setoran dengan kewajiban pembayaran pajak akan dibawa ke 
proses rekonsiliasi di pengadilan."

  Sedangkan pengamat ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) Ichsanuddin 
Noorsy mendesak agar kasus dugaan manipulasi pajak tiga perusahaan Bakrie 
segera diajukan ke polisi untuk dibuktikan.

  "Jangan hanya dijadikan wacana. Segera lakukan tindakan pidana. Jika 
tidak dituntaskan, akan semakin tidak adil karena pihak-pihak tesebut tidak 
akan mengetahui kesalahan mereka," ujar dia.

  Pihak Polri masih menunggu laporan dugaan penggelapan pajak itu. "Kami 
masih menunggu. Harus ada yang melaporkannya dulu baru kami sidik," kata 
Kabareskrim Polri Komjen Ito Sumardi Djuni Sanyoto di Cipinang, Jakarta, 
kemarin.

  Namun, Ito enggan menjawab saat ditanyakan Polri sudah masuk ke tahap 
penyelidikan dan pengumpulan data dugaan korupsi dan penggelapan pajak yang 
merugikan negara Rp2,1 triliun itu. "Nanti ya, saya terima telepon dulu." n 
MI/R-1

  

  http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2009121501055714

Selasa, 15 Desember 2009 
   
UTAMA 
   
   
   
  PILKADA 2010: Golkar Lambat Bisa Kehilangan Penumpang 


BANDAR LAMPUNG--Pernyataan Ketua Partai Golkar Lampung M. Alzier 
Dianis Thabranie yang tidak akan mencalonkan Eddy Sutrisno menjadi sebuah 
pertanyaan besar terkait strategi pemenangan pemilihan kepala daerah (pilkada) 
Kota Bandar Lampung.

Di satu sisi, Eddy Sutrisno merupakan Ketua Partai Golkar Bandar 
Lampung sekaligus Wali Kota Bandar Lampung. Dilihat dari kedua faktor itu, Eddy 
memiliki modal politik yang besar. Eddy adalah incumbent yang bagaimanapun 
punya kelebihan memenangkan pilkada dibanding calon lain.

Berikutnya, Eddy adalah ketua yang berarti juga adalah seorang 
kader. Memang, Eddy meraih kursi wali kota bukan melalui perjuangan kader-kader 
Golkar. Eddy saat pilkada 2004, sangat mengandalkan kader PDIP, PBR, dan PDS 
yang merupakan partai koalisi pengusungnya.

Di sisi lain, Partai Golkar tentu ingin memenangkan setiap pilkada, 
sebagaimana lazimnya tujuan partai (ber)-politik. Berdasarkan catatan, selama 
pilkada di Lampung, Golkar baru memenangkan pilkada di Lampung Timur, Way 
Kanan. dan Lampung Selatan.

Alzier sendiri berdalih, dia bukan tidak mencalonkan Eddy sebag

CiKEAS> Seluruh Pasukan Dikerahkan untuk Amankan Natal dan Tahun Baru

2009-12-14 Thread sunny
Refleksi : Mengapa harus dikerahkan pasukan untuk mengamankan Natal dan Tahun 
Baru? Siapa yang akan mengganggu?


http://regional.kompas.com/read/xml/2009/12/14/18251276/seluruh.pasukan.dikerahkan.untuk.amankan.natal.dan.tahun.baru


Seluruh Pasukan Dikerahkan untuk Amankan Natal dan Tahun Baru

 
PERSDA/BIAN HARNANSA
Ilustrasi polisi siagaSenin, 14 Desember 2009 | 18:25 WIB
MANADO, KOMPAS.com - Kepolisian Kota Besar Manado atau Poltabes Manado akan 
mengerahkan seluruh pasukannya untuk mengamankan perayaan Natal 2009 dan Tahun 
Baru 2010 di Kota Manado bekerja sama dengan semua unsur terkait. 

"Untuk mengamankan jalannya ibadah Natal dan Tahun Baru, Poltabes Manado 
di-back up Tentara Nasional Indonesia serta Forum Kemitraan Polisi dan 
Masyarakat," kata Kepala Poltabes Manado Komisaris Besar Aridan J Roeroe di 
Manado, Senin (14/12/2009). 

Selain mengerahkan seluruh pasukan, polisi juga akan bekerja sama dengan 
masyarakat untuk menjaga keamanan agar situasi tetap aman, kondusif, dan tak 
menimbulkan gejolak dalam bentuk apa pun. 

Kombes Roeroe mengakui, saat perayaan hari raya di Manado, masyarakat sering 
berperilaku yang kurang baik dan kontra-produktif. 

Misalnya main petasan dalam jumlah besar dan sudah membahayakan orang. Hal 
tersebut dilarang karena bisa menyebabkan masalah. 

Bukan hanya itu. Ia juga mengatakan, perilaku kontraproduktif juga terlihat 
dari perilaku suka mengonsumsi minuman keras sehingga menyebabkan terjadinya 
hal-hal yang tidak diinginkan. Karena itu, ia mengimbau warga Manado untuk 
menjaga sikap. 

Kepolisian sudah melakukan berbagai langkah antisipasi untuk mengurangi dampak 
buruk dari sikap masyarakat yang kontraproduktif, seperti melakukan operasi di 
seluruh wilayah Kota Manado, mulai dari Bunaken sampai Malalayang. 

"Kami melakukan operasi miras untuk mencegah munculnya masalah baru karena 
biasanya seseorang akan bertindak di luar kewajaran jika sudah dikuasai 
alkohol. Jadi, kami melakukan langkah antisipasi," kata Aridan Roeroe. 

Operasi tersebut dilakukan setiap hari sehingga bisa meminimilkan semua 
kemungkinan buruk dan membuat Manado aman saat perayaan Natal dan Tahun baru. 
Mereka juga mengimbau warga kota untuk ikut menjaga keamanan dengan tidak 
menyiapkan atau menyuguhkan miras.
<<204211p.jpg>>

CiKEAS> Lakon Para Pembobol Bank

2009-12-14 Thread sunny
http://batampos.co.id/Opini/Opini/_Lakon_Para__Pembobol_Bank.html



  Lakon Para Pembobol Bank  
  Senin, 14 Desember 2009  
  Oleh Djoko Pitono
  Jurnalis dan Editor Buku 

   

  Make money, money by fair means if you can, if not, but any means money.

  Horatius  


  ORANG boleh bertanya-tanya apa maksud Quintus Horatius Flaccus (65 SM-8 
SM), penyair kesohor Kekaisaran Romawi, itu menyatakan hal tersebut. Tetapi 
dengan sedikit renungan saja, kita tahu, kata-kata itu adalah sebuah satire. 
Carilah uang, uang halal kalau kamu bisa, kalau tidak, uang apa sajalah. 
Horatius memang seorang satiris jempolan. 


  Namun, bagi para kriminal di dunia bisnis dan perbankan, kata-kata 
Horatius itu mungkin tidak punya makna apa-apa. Apalagi mereka yang pintar 
melihat celah-celah dunia perbankan untuk menipu dan menggelapkan uang besar 
dengan cara mudah dan cepat. 


  Jadi, tidak mengherankan bila muncul kasus Bank Century. Sudah 
berkali-kali dunia perbankan kebobolan oleh permainan para pengusaha dan bankir 
hitam. Tetapi, hal itu terus terulang dan terulang. 


  Sekitar 15 tahun yang lalu, Eddy Tansil menipu Bapindo hingga dia dapat 
memperoleh kredit senilai 430 juta dolar AS. Ditambah dengan bunganya saat itu, 
nilainya membengkak menjadi Rp 1,3 triliun. Eddy Tansil sempat ditahan 
Kejaksaan Agung. Tetapi bim salabim, dia tiba-tiba kabur ke China pada 1996. 


  Beberapa waktu lalu dilaporkan aset Eddy Tansil dari perusahaannya, 
Golden Key Group, telah dilelang oleh Departemen Keuangan. Namun total nilai 
aset itu hanya mencapai Rp 126, 125 miliar, yang berarti hanya sekitar 10 
persen dari kerugian negara. 


  Selain Eddy Tansil, ada Hendra Rahardja, pemilik Bank Harapan Sentosa. 
Bankir itu membobol Rp3,8 triliun dana bantuan likuiditas Bank Indonesia pada 
1997, lalu lari ke Australia. Aparat Indonesia tidak mampu menyeret Hendra ke 
pengadilan sampai meninggalnya bankir tersebut pada 20 Januari 2003. Berita 
barunya, pemerintah Indonesia telah menerima aset milik Hendra dari pemerintah 
Australia sebesar 493.647.07 dolar AS yang diduga sebagai hasil tindak pidana. 
Aset itu terpisah dari aset sebesar 637 ribu dolar AS milik Hendra yang 
dikembalikan ke Indonesia pada 2004. 


  Dalam skala internasional, ada kisah tentang BCCI, Bank of Credit and 
Commerce International. Bank ini didirikan pada 1972 oleh bankir Pakistan Agha 
Khan Abedi dan dimodali awal oleh Sheik Zayed dari Abu Dhabi. Pendiriannya 
dilakukan di Luksemburg, tetapi operasinya di London. Hanya dalam waktu sekitar 
20 tahun, BBCI beroperasi di 73 negara dengan jumlah penabung hampir satu juta 
orang dan rekening senilai lebih dari 10 miliar dolar AS. Ternyata, kemudian 
terbukti bank tersebut digunakan para bos narkoba, pedagang senjata gelap, para 
diktator, dan juga operasi-operasi gelap CIA. Ketika akhirnya ditutup pada Juli 
1992, dana nasabah yang lenyap atau dicuri berkisar antara 9,5 miliar hingga 15 
miliar dolar AS. 


  Anda masih ingat kisah Nicholas (Nick) Leeson? Pialang derivatif Bank 
Barings (Inggris) yang cerdik itu bergaji 50.000 pound sterling, belum termasuk 
bonus. Tetapi, langkah-langkah spekulatifnya yang tanpa sepengetahuan atasan di 
Bursa SIMEX Singapura pada 1992 meleset dari perhitungannya. Pada 1992 
kerugiannya baru dua juta pound, tapi pada akhir 1994 melambung jadi 208 juta 
pound. Tahun berikutnya kerugian mencapai 827 juta pound (1,4 miliar dolar AS). 


  Bank Barrings, bank investasi tertua di dunia, itu akhirnya bangkrut. 
Sempat lari, Leeson akhirnya dapat diekstradisi ke Singapura. Dia diadili dan 
dihukum 6,5 tahun penjara hingga dibebaskan pada 1999. Kisah Toshihide Iguchi 
juga menarik. Bekas pedagang surat berharga Daiwa Bank itu selama 11 tahun 
mulai 1984 melakukan 30.000 aksi perdagangan tanpa sepengetahuan atasannya. 
Pada 1983, kerugiannya hanya 70.000 dolar AS. Bertahun-tahun kerugian terus 
terjadi, tapi ditutupinya. Begitu terungkap pada 1995, kerugian Daiwa Bank 
telah menumpuk hingga 1,1 miliar dolar AS. Karena takut, dia akhirnya 
melaporkan kepada pihak berwenang AS. Dia ditangkap, diadili pada 1997, dan 
menjalani hukuman 4 tahun penjara. 


  Tapi dari berbagai kejahatan di balik bisnis uang, kisah Bernard Madoff, 
71, mungkin paling dramatis. Mantan chairman Bursa Saham NASDAQ ini selama 
bertahun-tahun menipu ribuan orang, termasuk sesama tokoh Yahudi dan 
yayasan-yayasan Yahudi, untuk berinvestasi di perusahaan, Bernard L. Madoff 
Investment Securities LLC. Semua orang tidak tahu bahwa bisnisnya adalah bisnis 
piramid (Ponzi Scheme). 


  Pada Desember 2008, skandalnya terungkap, antara lain, berkat laporan dua 
anaknya yang akhirnya sadar. Pada 30 Juni 2009, Hakim Distrik New York Denny 
Chin menghukum Madoff 150 tahun penjara. Lebih dari 13 miliar dolar AS milik 
klien Madoff hilang tak berbekas. Media Amerika menjuluki monster keuangan itu 
sebagai ''Simbol Kerakusan Wall Street."


  Apa

CiKEAS> Pimpinan Arogan, Kader Keluar dari Golkar

2009-12-14 Thread sunny
  
http://www.equator-news.com/index.php?mib=berita.detail&id=12087

Senin, 14 Desember 2009 , 10:34:00


Pimpinan Arogan, Kader Keluar dari Golkar


SUKADANA. Abdul Karim SH resmi mundur dari Partai Golongan Karya (Golkar). 
Pernyataan keluar dari partai itu dinyatakan Karim ketika Musda II DPD II 
Partai Golkar Kabupaten Kayong Utara (KKU) berlangsung di Penginapan Anugerah, 
Sukadana, Minggu (13/12). "Saya mundur karena pimpinan sidang dalam Musda 
terlalu arogan. Saya sangat kecewa atas sikap Ibrahim Dahlan yang memimpin 
sidang tersebut," tegas mantan anggota DPRD KKU ini kepada Equator, kemarin 
(13/12). 

Sikap arogan yang dipertunjukkan pimpinan sidang, menurut Abdul Karim, dari 
sikap lisan pimpinan yang dinilainya tak mencerminkan. "Apakah salah ketika 
saya protes soal pendidikan minimal D III sebagai syarat sebagai calon ketua. 
Protes saya bukannya disikapi dengan bijak justru pimpinan sidang langsung 
tampak emosi dan langsung berkata tidak-tidak hingga menyebut S1, S2, S3 sampai 
menyebut S teler. Adakah pimpinan semacam itu," kata Karim dengan nada suara 
sedikit kesal.
Karim yang pernah duduk sebagai anggota DPRD Kabupaten Ketapang sebelum Kayong 
Utara terbentuk, mengaku, dia mundur dari partai berlambang pohon beringin itu 
langsung di forum resmi Musda. Bahkan, segala atribut Partai Golkar juga 
diserahkannya di kesempatan itu. 

"Saya protes soal pendidikan minimal D III karena berdasarkan Juklak DPP Partai 
Golkar No: Juklak-1/DPD/Golkar/X/2009 tentang penyelenggaraan Musda Provinsi, 
Musda Kabupaten/Kota, Musda Kecamatan dan Musda Desa/Kelurahan atau sebutan 
lain, Partai Golkar se Indonesia," jelasnya.

Disebutkan, Musda Kabupaten/Kota tentang pemilihan ketua DPP Kabupaten/Kota 
dilakukan dengan tahapan. Bakal calon dianggap sah menjadi calon ketua apabila 
memenuhi syarat-syarat seperti yang tercantum dalam nomor 4 yang dituliskan 
berpendidikan minimal D III. Namun, dikatakan dia, dalam Musda kali ini syarat 
pendidikan minimal tersebut diabaikan. Melainkan, tatib dijadikan tanpa 
menetapkan minimal pendidikan.

Karim menambahkan, dia mundur dari Golkar karena menilai partai tersebut tidak 
ada perubahan kearah yang lebih baik. Bahkan, pelaksanaan Musda yang 
dilaksanakan seakan sudah diatur untuk menetapkan salah satu figur. 

"Kalau sudah diatur dan diarahkan untuk memilih salah satu figur, untuk apalagi 
ada Musda, bahkan ketika saya memberikan pendapat sama sekali tidak direspon," 
ucapnya. 
Wakil Ketua DPD Partai Golkar KKU yang kini telah demisioner melanjutkan, di 
Golkar dia sudah banyak berkorban. Sementara, karir politiknya selalu dijegal. 
Hal itu dibuktikan, ketika pemilu legislatif 2009 lalu. Dia yang semula 
direkomendasikan menjadi calon legislatif DPRD Kalbar, akhirnya dibatalkan. 
Demikian pula, di tingkat kabupaten juga tak diberikan kesempatan. 

"Jujur saja saya sudah banyak berkorban, dan terus terang saya jadi korban 
politik di Golkar. Padahal, Musda kali ini katanya mau rekonsiliasi dan 
rekonstruksi tetapi saran dan pendapat saja tidak dengarkan," celotehnya. 

Dia juga mengungkit, banyak janji-janji yang diberikan kepadanya. Misalnya, 
dijanjikan menjadi ketua harian di DPD II Partai Golkar KKU untuk periode 
2009-2015. "Namun tawaran itu saya tolak, karena saya ingin mengikuti aturan 
dan mekanisme partai," timpalnya. 

Dalam Musda kali ini, Abdul Karim mengaku, sudah mencium gelagat tidak sedap. 
Di mana, sudah ada semacam pengkondisian dalam menentukan figur ketua. "Setelah 
saya ikuti pembukaan Musda sampai pembahasan tatib, rupanya benar mengarahkan 
aklamasi terhadap salah satu figur ketua," ucapnya lagi.

Kondisi di atas, dilanjutkannya, menjadikan Golkar sebagai partai nasionalis 
yang demokratis kerdil. Apalagi, kata dia, selama ini kinerja Partai Golkar KKU 
seakan tertutup yang hanya mengedepankan kepengurusan terhadap orang-orang 
tertentu. "Padahal, Golkar partai terbuka bagi siapa saja, dan tidak boleh ada 
KKN," katanya. 

Di balik itu, Abdul Karim juga memuji figur H Morkes Effendi SPd MH yang 
berhasil terpilih sebagai Ketua DPD I Partai Golkar Kalbar. Dia menilai, berkat 
di bawah kepemimpinan mantan Ketua DPD II Partai Golkar Ketapang itu, 
melahirkan dirinya sebagai kader Golkar. "Musda VIII Partai Golkar Ketapang 
yang belum lama digelar sudah fair dan tidak seperti di Musda KKU ini," 
tandasnya. (lud) 





<<23_50_11.gif>>

sig.jsp?pc=ZSzeb114&pp=GRfox000
Description: Binary data


CiKEAS> Menjenguk Wanita Korban Kebiadaban Majikan di Arab Saudi

2009-12-14 Thread sunny
 Jawa Pos

 

[ Senin, 14 Desember 2009 ] 


Menjenguk Wanita Korban Kebiadaban Majikan di Arab Saudi 


Anak Lahir di Penampungan, Belum Bertemu sang Ayah 

Beberapa wanita Indonesia yang menjadi korban kebiadaban majikan di Arab Saudi 
menuntut keadilan. Kini mereka ditampung di tempat penampungan WNI bermasalah 
KJRI Jeddah. Salah seorang di antara mereka melahirkan anak di sana. 

BAIHAQI, Jeddah 

--- 

BAYI itu tidur di gendongan ibunya. Saking pulasnya, dia tak bangun ketika 
badannya digoyang-goyang. Ketika pantatnya ditepuk-tepuk, dia sedikit 
menggeliat. Tapi, matanya tetap memejam. Senyumnya sempat mengembang ketika 
pipinya yang montok ditowel sambil namanya dipanggil-panggil.

Ibunya, Keni binti Carda Bodol, ikut tersenyum. Namun, senyum itu segera 
menghilang ketika dia bercerita mengenai kelahiran anaknya itu. Farah Octavia, 
bayinya itu, lahir 16 Oktober lalu ketika Keni sedang memperjuangkan nasib 
akibat kekejaman majikan di Arab Saudi. Hingga sekarang, bayi itu belum pernah 
bertemu dengan ayahnya yang tinggal di Jakarta.

Bayi perempuan tersebut merupakan buah cinta dalam kondisi yang amat 
memprihatinkan. Keni, wanita asal Losari Lor, Losari, Brebes, Jateng, saat itu 
sedang sakit parah akibat siksaan majikan di Arab Saudi. Sekujur tubuhnya 
terbakar. Empat giginya rontok. Bibirnya pecah-pecah. Lidahnya terluka akibat 
sayatan pisau. Dalam kondsi seperti itulah, dia berbagi kasih dengan lelaki 
sejatinya. ''Ya, saya kan punya suami,'' ujarnya dengan senyum yang dipaksakan.

Sebelum anaknya lahir, Keni harus berpisah dengan suaminya, Saifudin. Dia 
difasilitasi pemerintah Indonesia untuk menyelesaikan kasusnya di Jeddah, Arab 
Saudi. Bulan puasa lalu, ketika sedang hamil tua, dia berangkat ke Jeddah tanpa 
didampingi suami tercinta. Berat, tetapi harus dilakukan demi memperoleh 
keadilan. 

Ketika berpisah, suaminya bekerja di Jakarta. Sekarang Keni tak tahu tempat 
tinggalnya. ''Dia sudah pindah,'' ujar Keni. Komunikasi hanya dijalin lewat 
telepon. Itu pun hanya dalam momen-momen yang amat penting, termasuk ketika dia 
baru melahirkan. ''Bapaknya belum pernah melihat anaknya ini,'' katanya. 
Matanya berkaca-kaca. Pandangannya kemudian dialihkan kepada anaknya itu.

Di Jeddah, Keni menghuni tempat penampungan WNI bermasalah bersama puluhan 
wanita senasib. Mereka kebanyakan tidak dibayar oleh majikan yang telah memeras 
tenaganya. Ada pula yang seperti Keni, dianiaya hingga cacat seumur hidup. 
Sebagian di antara mereka menjadi korban kerakusan seksual. Sudah ada 198 WNI 
di penampungan KJR Jeddah yang dipulangkan dalam sebulan terakhir.

Ketika kloter ketiga yang terdiri atas 100 orang dipulangkan ke tanah air Kamis 
lalu (10 Desember 2009), Keni hanya bisa melepas dengan tatapan kosong. 
Persoalan rekan-rekannya tersebut telah selesai, sedangkan dirinya belum tahu 
sampai kapan harus mengikuti proses hukum di negeri orang.

Wanita itu harus menghadapi tembok keadilan yang selama ini belum pernah 
dijamahnya. Majikannya, Khaled Al-Khuraefi, yang diadukannya, adalah seorang 
mahkamah. Hingga sekarang, baru sepotong proses hukum yang dilalui. ''Saya 
sudah diperiksa. Demikian juga majikan saya,'' katanya kepada koran ini di 
tempat penampungan.

Peristiwa yang dialami Keni bermula ketika dia bekeja sebagai pembantu rumah 
tangga kepada keluarga Khuraefi. Awalnya baik-baiknya saja. Dia diiming-imingi 
gaji SR 800 (sekitar Rp 2 juta) per bulan. Pada bulan pertama dan kedua, gaji 
itu pun lancar.

Menginjak bulan ketiga, persoalan mulai mucul. Istri majikan, Wafa, tidak puas 
atas pekerjaan yang dia lakukan. Dia sering marah-marah. Keni dianggap tidak 
cekatan. Kemurkaan terus memuncak hinga siksaaan demi siksaan ditumpahkan 
kepada Keni. 

Wanita itu menceritakan, setiap dianggap tidak beres, tubuhnya disetrika. Suatu 
ketika bibirnya disayat dengan pisau. Di lain waktu giginya dicongkel. Ujung 
lidahnya ikut terpotong. Dia dipaksa menelan empat gigi bersama ujung lidahnya 
itu. ''Semua masuk ke perut,'' katanya dengan suara tersendat.

Kasus itu terbongkar setelah wanita 29 tahun tersebut dipulangkan ke kampung 
halamannya. Cadar hitam yang dipakaikan majikannya tak bisa menutup peristiwa 
yang dialami sebenarnya. Pemerintah Indonesia turun tangan. Keni dirawat di RS 
Polri Sukanto, Kramat Jati, Jakarta. Setelah tiga bulan, luka-lukanya sembuh. 
Namun, keloid tetap menonjol di bekas luka-lukanya itu. Dalam kondisi seperti 
itu, dia dibawa ke Jeddah untuk menuntut keadilan.

Kamis lalu (10 Desember) ketika dijenguk Direktur Perlindungan WNI dan Badan 
Hukum Indonesia Teguh Wardoyo, Keni memperlihatkan bekas luka-luka tersebut. 
Telinganya sudah berubah bentuk. Bibirnya tak utuh lagi. Keloid menutup hampir 
seluruh tangan, leher, dan sebagian tubuhnya. Giginya masih dibiarkan ompong.

Selama di penampungan, hari-harinya dihabiskan untuk merawat si jabang bayi. 
Hatinya bisa terhibur karena dia tidak sendirian. Bayinya pun sering menjadi 
rebutan pengasuhan rekan-rekannya sesama TKW yang be

CiKEAS> Fw: [sd-islam] Buku Ajar SD Berisi Gambar dan Kata-kata Porno Beredar di Jateng

2009-12-14 Thread Al Faqir Ilmi
Buku SD Porno Beredar di Pekalongan


Pekalongan - Sebuah kabar tak sedap kembali mencoreng
dunia pendidikan di Indonesia. Buku-buku pelajaran bagi siswa Sekolah
Dasar (SD) di Pekalongan, Jawa Tengah, ternyata disisipi gambar porno
di dalamnya.

"Saya mendapat laporan itu ketika di Purwokerto," ujar Ketua Komnas 
Perlindungan Anak Seto Mulyadi kepada detikcom, Sabtu (24/1/2009).

Menurut
kak Seto, sapaan akrabnya, buku tersebut sudah beredar di beberapa SD
di Pekalongan. Namun ia belum mendapatkan informasi secara rinci
tentang judul atau jenis mata pelajaran buku tersebut.

"Yang pasti penerbitnya adalah Erlangga, tapi saya belum bisa kontak teman saya 
yang bekerja disana," tambahnya.

Buku
tersebut, kata Kak Seto, berisi gambar-gambar wanita yang tidak
berpakaian. Selain itu, ada beberapa halaman didalamnya yang berisikan
gambar seorang lelaki dan perempuan yang terlihat bermesraan.

"Pokoknya tidak pantas dilihat oleh anak-anak SD," pungkasnya.   
(mad/lrn)


http://www.detiknews.com/read/2009/01/24/192731/1073890/10/buku-sd-porno-beredar-di-pekalongan


--- On Mon, 12/14/09, Gene Netto  wrote:

From: Gene Netto 
Subject: [sd-islam] Buku Ajar SD Berisi Gambar dan Kata-kata Porno Beredar di 
Jateng
To: "sdislam" 
Date: Monday, December 14, 2009, 12:47 PM







 



  



  
  
  

Buku
Ajar SD Berisi Gambar dan Kata-kata Porno Beredar di Jateng

Senin,
14/12/2009 18:29 WIB

Dani Wisnu - detikNews

Batang - Sejumlah buku ajar untuk
SD berisi materi porno beredar di Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Batang, Jawa
Tengah (Jateng). Buku ajar itu memuat kata-kata dan gambar tidak senonoh.
Termasuk cara berhubungan intim.



Penelusuran detikcom, buku-buku nyeleneh itu beredar di sejumlah SD dan
Madrasah Ibtidaiyah. Salah satunya di SDN 01 Banyuputih. Buku-buku ajar
bermasalah itu antara lain untuk mata pelajaran IPS, IPA, dan kumpulan puisi.



Pada buku IPS, terdapat gambar sekelompok wanita yang hanya mengenakan pakaian
dalam saja. Sedangkan pada buku IPA, terdapat gambar wanita berdiri dengan
hanya mengenakan handuk atau kain yang transparan. 



Sedangkan kata-kata porno terdapat pada buku kumpulan puisi. Kata-kata itu
antara lain berbunyi 'Ku menyerahkan pedang di antara selangkanganmu'. Buku
tersebut diterbitkan oleh CV Megah Perkasa Utama.



Sejumlah orang tua siswa mengaku sudah mengetahui peredaran buku ajar
bermasalah tersebut. Mereka resah dan berharap buku-buku itu segera ditarik.



"Pokoknya saya minta agar buku tersebut ditarik karena bisa merusak moral
anak anak," kata salah seorang wali murid, Abdul Kohar. 



Kepala Sekolah SDN 01 Banyuputih, Sujenal Ngabidin, membenarkan peredaran buku
ajar bermasalah tersebut di sekolahnya. Menurutnya, buku-buku itu didapat dari
salah satu rekanan dari Dana Alokasi khusus atau DAK 2008. 



Menurut Sujenal, buku-buku tersebut tak hanya beredar di sekolahnya. Buku-buku
itu juga diterima sekolah lain bahkan di Madrasah Ibtidaiyah. Sujenal berjanji
akan melaporkan masalah ini ke instansi terkait.



Ditemui secara terpisah Wakil Bupati Batang, H Achfa Machfudz, juga menyesalkan
beredarnya buku ajar porno itu di wilayahnya. Dia mengaku telah
menginstruksikan Kepala Dinas Pendidikan untuk mengusut masalah ini secepatnya.
Dia juga mengatakan akan memberikan sanksi tegas pihak-pihak siapa pun yang
terbukti kasus ini.



"Dinas Pendidikan secepat mungkin harus menarik buku tersebut. Pihak
rekanan juga harus bertanggung jawab atas beredarnya buku-buku itu. Kepada
semua kepala sekolah saya minta juga agar teliti sehingga kejadian memalukan
ini tidak terulang," ujar Achfa.  (djo/nrl)

http://www.detiknew s.com/read/ 2009/12/14/ 182916/1259991/ 10/buku-ajar- 
sd-berisi- gambar-dan- kata-kata- porno-beredar- di-jateng? 881103605
Buku SD Porno di Pekalongan Buku Kesehatan?

Pekalongan - Buku porno yang beredar di beberapa
Sekolah Dasar di Pekalongan ternyata bukan buku pelajaran. Buku
tersebut adalah buku kesehatan yang sebetulnya ditujukan untuk
guru-guru. Benarkah?

"Saya dapat penjelasan dari Erlangga, buku itu adalah buku kesehatan untuk 
dewasa," ujar Ketua Komnas PA Seto Mulyadi kepada detikcom, Sabtu (24/1/2009) 
malam.

Menurut
Kak Seto, buku itu berisi tips untuk melakukan pijat. Didalamnya memang
terdapat beberapa gambar yang berisi pria dan wanita yang tidak
berpakaian.

"Mungkin sales buku tersebut salah. Atau gurunya yang tidak tahu, lalu 
menaruhnya di perpustakaan sekolah, " jelas Kak Seto.

Buku-buku
tersebut sebelum diketahui bergambar porno, sempat dibaca oleh siswa.
Saat ini, pihak Komnas PA sedang mengusahakan agar buku tersebut
ditarik secepatnya dari perpustakaan SD.

Lalu bagaimana buku itu bisa disimpan di perpustakaan?

"Nah itu yang sedang kita selidiki, akan kami telusuri dengan teman-teman," 
pungkasnya.

Temuan
ini pertama kali dilaporkan kepada Kak Seto oleh kalangan media di
Pekalongan. Menurut Kak Seto, buku tersebut berisi gambar-gambar wanita
yang tidak berpakaian. Selain itu, ada beberapa halaman

CiKEAS> Israel confirms U.K. arrest warrant against Livni

2009-12-14 Thread sunny
http://www.haaretz.com/hasen/spages/1134978.html

Last update - 00:00 15/12/2009 
 
 
  Israel confirms U.K. arrest warrant against Livni  
 
  By Barak Ravid, Haaretz Correspondent, and Haaretz Service  



Senior officials in Israel confirmed reports on Monday that a British court 
issued an arrest warrant against opposition chairwoman Tzipi Livni for her role 
in orchestrating Israel's military offensive against Hamas in the Gaza Strip 
nearly a year ago. 

The request for the warrant was submitted by a pro-Palestinian organization. 

British sources reported late Monday that though a British court had issued an 
arrest warrant for Livni over war crimes allegedly committed in Gaza while she 
served as foreign minister, it annulled it upon discovering she was not in the 
U.K. 
 Advertisement 
 
Livni served as foreign minister alongside Prime Minister Ehud Olmert and 
Defense Minister Ehud Barak during the Israel Defense Forces offensive in Gaza. 
The three figures comprised the "troika" of top decision-makers who charted the 
course of the war. 

Earlier Monday, Arab-language media reported that Livni canceled her 
participation in a Jewish function in London after a warrant for her arrest was 
issued over part in last winter's Israel's Gaza offensive. 

Israel's ambassador to London, Ron Prosor, conferred with officials in the 
British Ministry of Justice who told him that they were unaware of any criminal 
complaint or arrest warrant against the former foreign minister. 

Yet, further inquiries by Israeli officials revealed that a warrant had indeed 
been issued. 

Al-Quds Al-Arabi claimed on Monday that Scotland Yard advised the organizers of 
the Jewish National Fund conference in northwest London that the former foreign 
minister had canceled her scheduled address to the assembly over threats of a 
possible lawsuit by pro-Palestinian groups. 

The Al-Quds Al-Arabi report also said that a group of about 100 anti-Israel 
protesters rallied outside the Hendon Hall Hotel on Sunday, just as delegates 
arrived at the JNF meet. 

Livni's office said in a statement following the report that her appearance at 
the London event was canceled two weeks ago due to a scheduling conflict. 

Livni's office also said that the opposition leader was proud of all the 
decisions she made as foreign minister during the Gaza war, an operation which 
she said achieved its goal of bring security to Israel. 

A United Kingdom court two months ago deferred until further notice an appeal 
by local pro-Palestinian groups to issue an arrest warrant against Barak, who 
was visiting the country at the time. 

A similar appeal was issued in 2004 against Israel's then defense minister, 
Shaul Mofaz. At the time, Mofaz was granted immunity from international arrest 
and trial - a precedent set by the British court, which until then had given 
such protection only to foreign ministers or premiers <<0.gif>>

CiKEAS> Perang Terbuka Sri Mulyani vs Ical (Dosa-Dosa Bakrie dimata SM) [1 Attachment]

2009-12-14 Thread Al Faqir Ilmi

Perang Terbuka Sri Mulyani vs Ical (Dosa-Dosa Bakrie dimata SM)
2009 Desember 10


tags: aburizal bakrie, bank century, indonesia, 
Lumpur Lapindo, sby, sri mulyani
by nusantaraku


 
Telah lama saya menunggu agar konflik
internal yang telah dibungkus dengan rapi antara Menkeu Sri Mulyani dan
mantan Menko Kesra Aburizal Bakrie di kabinet Indonesia bersatu
dibongkar. Hal ini dikarenakan telah terjadi power abuse yang
dilakukan salah satu menteri di Kabinet Pemerintahan SBY-JK silam yang
diaminin oleh pak Presiden SBY. Dan menteri yang begitu gentol
melakukan perlawanan kepada tindakan Bakrie sampai-sampai ‘mengancam’
mengundurkan dari kabinet adalah Sri Mulyani.
Jika konflik internal yang terjadi
tidak menyangkut masalah negara, maka sudah sepantasnya itu adalah
masalah aib pribadi orang yang harus ditutup dan dibungkus. Tapi,
bagaimana jika konflik yang terjadi menyangkut masalah negara,
pengeluaran uang negara? Itulah yang menjadi perhatian kita. Dan saya
harapkan melalui konflik internal ini, semua kebobrokan dapat
dibongkar. Baik dari pihak Bakrie maupun pihak Sri Mulyani.
“Dosa-Dosa” Bakrie di Mata Sri Mulyani
Bermula dari Kasus Luapan Lumpur Lapindo sejak 28 Mei 2006,
telah terjadi perdebatan sengit siapa pihak yang bertanggungjawab atas
biaya penanggulangannya : PT Lapindo (Bakrie Family), negara atau dua
pihak. Berdasarkan sumber-sumber yang saya himpun (Jusuf Kalla dan 3 Tahun 
Lumpur Lapindo), sebagian besar ahli drilling dan geologi menyatakan bahwa 
luapan lumpur Lapindo disebabkan oleh
tindakan eksplorasi yang dilakukan oleh PT Lapindo Brantas yang
sebagian besar sahamnya dimiliki oleh keluarga Bakrie.  Fakta ini  pun
didukung oleh hasil Audit Investigatif BPK atas Lumpur Lapindo
yang mengindikasi terjadi pelanggaran prosedur dan peraturan mulai dari
proses tender, peralatan teknis hingga prosedur teknis pengeboran
sumur-sumur minyak di Sidoarjo.
Fakta yang lebih meyakinkan adalah dokumen
serta pernyataan Arifin Panigoro sebagai pemilik perusahaan operator
pengeboran sumur PT Lumpur Lapindo yang mengaku PT Lapindo telah
melakukan pelanggaran atas SOP serta tidak mau melaksanakan tindaka
preventif. Karena penyebab utama terjadi sumburan lumpur di Sidoardjo
adalah aktivitas pengeboran, maka pihak yang bertanggungjawab adalah PT
Lapindo Brantas sebagaimana diatur dalam UU 23/1997 dan PP 27/1999.
Meskipun sudah cukup jelas penyebb dan
siapa penanggungjawabnya, namun alih-alih Presiden SBY mengeluarkan
Per.Pres 14 tahun 2007 jo Per.Pres 48/2008, yang mana pemerintah 
(dengan anggaran rakyat) membantu biaya lumpur Lapindo yang disebabkan
oleh kesalahan manusia mengundang bencana. Terbitnya peraturan presiden
tersebut sangat merugikan uang negara. Dalam kurun 3 tahun, 795 miliar  APBN 
dikucurkan untuk membantu kelalaian pengeboran Lapindo selama 2007-2009. 
Rinciannya sebagai berikut : Rp 114 miliar pada 2007, Rp 513 miliar pada 2008, 
dan 168  miliar pada 2009. [LKPP 2007, LKPP 2008  dan UU APBN P 2009]. Baca 
juga : Jusuf Kalla dan 3 Tahun Lumpur Lapindo.
Dalam kasus lumpur Lapindo, saya sepakat dengan Bu Sri Mulyani yang
menginginkan “Perusahaan Bakrielah (Lapindo) yang bertanggung atas
biaya penanggulangan lumpur Lapindo, bukan negara”.
Kesalahan kedua Bakrie dimata Sri Mulyani adalah karena
adanya usaha pemerintah SBY-JK dalam mengintervensi penjualan saham PT
Bumi Resource Tbk yang notabene adalah milik keluarga Bakrie. Pada
Oktober 2008 silam, bersamaan krisis finansial dunia, saham-saham
perusahaan nasional di BEI jatuh bebas tidak terkendali. Saham BUMI
yang 3 bulan sebelumnya mencapai Rp 7000 per saham, anjlok dibawah Rp
1000 per saham. Tapi, pihak otoritas saham tiba-tiba menghentikan
sementara (suspensi) perdagangan saham bumi yang diduga adanya tekanan
Bakrie melalui pemerintah SBY-JK. Sri Mulyani yang ikut membidani
masalah keuangan berang. Sri meminta pencabutan penghentian sementara
perdagangan saham PT Bumi Resources Tbk pada 7 Oktober 2008. Atas kasus
ini, beredar kabar bahwa Menkeu Sri Mulyani sempat ‘mengancam’
mengundurkan diri jika saham Bakrie masih disuspensi.
 Kesalahan ketiga Bakrie dimata Sri Mulyani adalah
kasus royalti batubara yang ditunggak oleh perusahaan Bakrie
(berbeda-beda menurut versi Menkeu, BPK dan ICW).Kesalahan ketiga
Bakrie dimata Sri Mulyani adalah pembakangan royalti batubara yang
dilakukan perusahaan batubara, yang sebagian diantaranya adalah
perusahaan milik Bakrie. Sri Mulyani tidak habis berpikir, mengapa ada
perusahaan yang berani menghindari pajak/royalti dan bahkan menunggak
bertahun-tahun. Sedikitnya perusahaan batubara Bakrie menunggak 2-5
triliun royalti Batubara hasil akumulasi sejak 2002/2003. Tidak hanya
sampai disitu, SM juga membuat keputusan pencekalan terhadap sejumlah
petinggi perusahaan batu bara Bakrie.
Kesalahan keempat Bakrie dima