RE: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah

2006-07-25 Terurut Topik Radiansyah
 Bukhari no:
631)

Dengan merealisasikan dua syarat ini yakni ikhlas dan mengikuti tuntunan
Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam niscaya amalan kita akan
diterima, dan kita akan termasuk golongan yang diceritakan oleh Alloh
ta'ala dalam firman-Nya,


Banyak muka pada hari itu berseri-seri, mereka senang karena amalannya,
dalam surga yang tinggi (QS Al Ghasyiyah: 8-10)

Wallohu ta'ala a'lam, wa shallallohu 'ala nabiyyina muhammadin wa 'ala
alihi wa shahbihi ajma'in. Selamat berhaji, semoga mabrur. Amien. 

Dipersembahkan oleh:
Tim Mahasiswa Indonesia Universitas Islam Madinah, PO Box: 10234 Madinah
KSA









Original Message-
From: keluarga-islam@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of dodindra
Sent: Tuesday, July 25, 2006 11:31 AM
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Subject: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka
tinggalkanlah

Ass.Wr.Wb.
Mang, kopi tubruk satu...pisang goreng ayak ?
Ini ikut urun sedikit :

QS Al Hujurat  ayat 13 :
 Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa
dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal.

QS Asy Syuuraa, ayat : 15
Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu. Tidak ada
pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan
kepada-Nyalah kembali (kita)

QS Adz-Dzaariyyat ayat 8 :
 Sesungguhnya kamu benar-benar dalam keadaan berbeda-beda pendapat,

QS Al Lail ayat :
 sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda.

Sambil nyruput kopi tubruk.menikmati perbedaan, yang nikmat kan
masih dalam Islam.sruuuppput..

wassalam,
dodi

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ramdan [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mas Ananto,
 
 jika semuanya bersumber dari Allah dan Rosulnya
 kenapa kok bisa berbeda-beda dan 'kelihatannya' bertentangan ya...?!
 he-he-he...
 
 ngopy dan ngudud bagi yang suka, jadi terasa nikmat... hm.. ah... :-)
 tapi bagi yang ga suka, malah jadi batuk dan liuer... uhuk.. uhuk...
 
 salan perbedaan.
 :)
 
 
 On 7/25/06, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 Mas Wandy,
 
  Sebenarnya ini maslah yang sangat sepele (menurut saya)... Saya
sami' na
  wa atho'na dengan ulama A... sampeyan juga beitu, sami'na wa
atho'na dengan
  ulama B... padahal pendapat antara ulama A dan ulama B sangat jauh
berbeda
  (malah seakan akan bertentangan)
 
  Kemudian, kalau kita tanya lagi... Ulama A akan berbicara bahwa
  pendapatnya bersumber dari madzab Ulama Besar A... demikian juga,
Ulama B
  akan berkata bahwa pendapatnya bersumber dari madzab Ulama Besar
B...
  (walaupun juga pendapatnya bertentangan)
 
  Kemudian...
  Madzab Ulama Besar A berpendapat: Pendapat saya, referensi nya dari
  sahabat Rosul A
  Madzab Ulama Besar B berpendapat: Pendapat saya, referensi nya dari
  sahabat Rosul B
 
  Kemudian...
  Sahabat Rosul A (yang dijamin masuk surga) akan bicara bahwa ini
referensi
  dari Rosul
  Sahabat Rosul B (yg jg dijamin masuk surga) juga berbicara yang
sama...
 
  Kesimpulan???
  Insya Allah semuanya bersumber dari Allah dan Rosulnya Mari kita
  salaman bareng2...
  Ngopi... Ngemil Pisang goreng... sambil nyedot dji sam soe...
mungkin
  lebih berguna
 
  wallahu a'lam bi showab
  orang awam ga bisa jawab
 
 
   On 7/21/06, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
   Silakan Mas Ananto, itu semua adalah hak anda. Tugas saya hanyalah
  menyampaikan apa yang sudah saya ketahui dan pelajari.
 
  Kalau saya mau menyebutkan ulama2 yang tidak melakukan Tahlilan dan
  juga melarang acara seperti itu banyak sekali lho Mas. Baik Ulama
  sekarang maupun ulama2 terdahulu seperti yang sudah saya postingkan.
  Mereka semua bertaraf ulama besar yang diakui dunia. Kalau saya sih
  lebih suka sami'na wa atho'na kepada mereka yang saya sebutkan
  tersebut... :)
 
  Sekali lagi saya kutipkan lagi pendapat seorang ULAMA BESAR mengenai
  hal semcam ini, hal2 yang tampak baik dalam ibadah yang tidak ada
  tuntunan syariatnya, tidaklah menjustifikasi bahwa amalan tersebut
  menjadi baik dan boleh dilakukan.
 
  Mudah2an ringkasan yang sudah saya buat mengenai sunnah dan bid'ah
  bermanfaat buat rekan2 milis lainnya yang benar2 mau mempelajari dan
  memahami Islam secara baik, sesuai dengan pemahaman ulama2
  terdahulu. Tidak hanya sekedar taqlid, dan ikut-ikutan tanpa
  didasari ilmu.
 
  Wassalam
 
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@
  wrote:
  
   sampai dengan saat ini, dengan kadar dan kapasitas ilmu yg sangat
   terbatas... saya sami'na wa atho'na dengan para ulama... saya
  tetep ngikut
   tahlilan karena pada saat saya berada di lingkungan seperti itu,
  hati saya
   bener2 se... terasa menyatu
  
   gus mus, kiai ilyas, gus faqih, gus shollah dan lainnya masih
  tahlilan
   koq... padahal tingkat keilmuan

RE: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah

2006-07-25 Terurut Topik Kartika, Bambang
Makanya,...semuanya kan punya dasar,jadi kalau menurut saya sama saja 
Rebut balung tanpo isi, nah...yang disana pada ketawa dan tepuk tangan 
tuh..., Hanya Allah lah yang tahu segala kebenaran, siapapun umat islam tidak 
dilarang menyampaikan, tapi keyakinan yang sudah mendasar dan  ada dasarnya 
mengapa dibenturkan dengan masing-masig memiliki dasar pula. 

-Original Message-
From: keluarga-islam@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Radiansyah
Sent: Tuesday, July 25, 2006 12:51 PM
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Subject: RE: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang
maka tinggalkanlah


Assalamualaikum wr.wb.
Kang gimana tanggapannya dengan tulisan dibawah ini ( dari milis
tetangga ).
Bahwa tidak semua amal dapat diterima, jika tidak ittiba .
Mohon sharingnya,
Wassalam

Agar Amalan Kita Diterima di Sisi Alloh
Penulis: Ustadz Abu Abdirrahman Abdullah Zaen, Lc.
(Mahasiswa S2 Universitas Islam Madinah, Saudi Arabia)

Dalam suatu ayat, Alloh subhanahu wa ta'ala bercerita tentang keadaan
hari kiamat:

Sudah datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan?. Banyak muka
pada hari itu tunduk terhina, bekerja keras lagi kepayahan, memasuki api
yang sangat panas (neraka), diberi minum (dengan air) dari sumber yang
sangat panas. Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang
berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar (QS
Al Ghasyiyah: 1-7)

Ayat-ayat tersebut di atas merupakan cerita tentang kondisi sebagian
penghuni neraka di hari akhirat nanti. Ternyata bukan semua penghuni
neraka adalah orang-orang di dunianya kerjaannya cuma gemar berbuat
maksiat, kecanduan narkoba, suka main perempuan dan lain sebagainya.
Akan tetapi ternyata ada juga di antara penghuni neraka yang di dunianya
rajin beramal, bahkan sampai dia kelelahan saking berat amalannya. Ini
tentunya menimbulkan kekhawatiran yang amat besar dalam diri
masing-masing kita, jangan-jangan kita termasuk yang sudah beramal
banyak tapi nantinya termasuk ke dalam golongan yang disebut oleh Alloh
subhanahu wa ta'ala di dalam awal surat Al Ghasyiyah tersebut di atas.

Jadi, untuk menghilangkan rasa cemas itu, kita perlu mengetahui mengapa
orang-orang yang disebutkan dalam ayat di atas sudah beramal tapi malah
ganjarannya neraka? Bagaimanakah model amalan mereka?

Dengan mengkaji penjelasan para ulama terhadap ayat ini (Lihat: Majmu'
Al-Fatawa li Syaikhil Islam XVI:217, dan Shaid al-Khatir karya Ibn
al-Jauzi I:373) kita bisa mengetahui bahwa ternyata rahasia kesialan
mereka adalah karena mereka beramal tapi tidak memenuhi syarat-syarat
diterimanya amalan.

Merujuk kepada dalil-dalil dari Al Quran dan Al Hadits kita bisa
menemukan bahwa syarat pokok diterimanya amalan seorang hamba ada dua: 

  1.. Ikhlas karena Alloh subhanahu wa ta'ala.
  2.. Mengikuti tuntunan Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam. Dua
syarat ini disebutkan dengan jelas dalam akhir surat al-Kahfi:

Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Rabb-nya maka hendaklah ia
mengerjakan amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorang
pun dalam beribadat kepada Rabb-nya. (QS Al Kahfi: 110) 

Oleh karena itu Imam Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat ini berkata,
Dua hal ini merupakan dua rukun amal yang diterima. (Jadi suatu amalan)
harus ikhlas karena Alloh dan sesuai dengan syari'at Rasulullah
shalallahu 'alaihi wa sallam (Lihat: Mudzakkirah fil 'Aqidah, karya Dr.
Shalih bin Sa'ad as-Suhaimy, hal: 9-12).

Mari kita mulai mempelajari bersama, syarat pertama diterimanya suatu
amalan, yaitu syarat ikhlas karena Alloh ta'ala. Maksudnya adalah:
seseorang hanya mengharapkan ridho Alloh dari setiap amalannya, bersih
dari penyakit riya' (ingin dilihat orang lain) dan sum'ah (ingin
didengar orang lain), tidak mencari pujian dan balasan melainkan hanya
dari-Nya. Pendek kata seluruh amalan yang ia kerjakan hanya ditujukan
kepada Alloh subhanahu wa ta'ala semata, dan ini merupakan inti ajaran
aqidah yang dibawa oleh seluruh nabi dan rasul rodhiallohu 'anhum.
(Lihat: Mudzakkirah fil 'Aqidah, karya Dr. Shalih bin Sa'ad as-Suhaimy,
hal: 10)

Orang yang tidak mengikhlaskan amalannya untuk Alloh subhanahu wa
ta'ala, tidak hanya mengakibatkan amalannya ditolak oleh Alloh, tapi
juga kelak dia akan disiksa di neraka. Mari kita simak bersama hadits
berikut ini:

Suatu hari ketika Syufay al-Ashbahani memasuki kota Madinah, tiba-tiba
dia mendapati seseorang yang sedang dikerumuni orang banyak, maka dia
pun bertanya, Siapakah orang ini?. Mereka menjawab, Ini adalah Abu
Hurairah sahabat Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam. Maka Syafi-pun
mendekat hingga dia duduk di hadapan Abu Hurairah, yang saat itu dia
sedang menyampaikan hadits-hadits Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam
kepada para hadirin. Ketika selesai dan hadirin telah meninggalkan
tempat, Syufay berkata, Sebutkanlah untukku sebuah hadits yang engkau
dengar langsung dari Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam dan amat
engkau hafal dan engkau pahami. Abu Hurairah menjawab, Baiklah

[keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah

2006-07-25 Terurut Topik dodindra
 tidak pernah
 dikerjakan oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam maupun para
 sahabatnya. Apakah mereka lebih paham tentang agama Islam daripada
 Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam dan sahabatnya? Ataukah mereka
 telah memiliki tuntunan yang berbeda dengan tuntunan yang diajarkan oleh
 Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya?
 
 Maka marilah mulai detik ini kita kembali mengoreksi amalan-amalan yang
 selama ini kita kerjakan, sudahkah amalan kita sesuai dengan apa yang
 dikerjakan oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam? Sudahkah kita
 mempelajari bagaimana cara Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam
 sholat? Sudahkah kita mempelajari bagaimana cara Rasulullah shalallahu
 'alaihi wa sallam berhaji? Ketahuilah bahwa beliau shalallahu 'alaihi wa
 sallam telah mengingatkan,
 
 ( ??? ???)
 
 Ambillah oleh kalian manasik haji dariku (HR Muslim no: 1297)
 
 Berkaitan dengan masalah sholat, Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam
 menjelaskan,
 
 
 Sholatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku sholat (HR Bukhari no:
 631)
 
 Dengan merealisasikan dua syarat ini yakni ikhlas dan mengikuti tuntunan
 Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam niscaya amalan kita akan
 diterima, dan kita akan termasuk golongan yang diceritakan oleh Alloh
 ta'ala dalam firman-Nya,
 
 
 Banyak muka pada hari itu berseri-seri, mereka senang karena amalannya,
 dalam surga yang tinggi (QS Al Ghasyiyah: 8-10)
 
 Wallohu ta'ala a'lam, wa shallallohu 'ala nabiyyina muhammadin wa 'ala
 alihi wa shahbihi ajma'in. Selamat berhaji, semoga mabrur. Amien. 
 
 Dipersembahkan oleh:
 Tim Mahasiswa Indonesia Universitas Islam Madinah, PO Box: 10234 Madinah
 KSA
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 Original Message-
 From: keluarga-islam@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of dodindra
 Sent: Tuesday, July 25, 2006 11:31 AM
 To: keluarga-islam@yahoogroups.com
 Subject: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka
 tinggalkanlah
 
 Ass.Wr.Wb.
 Mang, kopi tubruk satu...pisang goreng ayak ?
 Ini ikut urun sedikit :
 
 QS Al Hujurat  ayat 13 :
  Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
 laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa
 dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang
 yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
 bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
 Mengenal.
 
 QS Asy Syuuraa, ayat : 15
 Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu. Tidak ada
 pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan
 kepada-Nyalah kembali (kita)
 
 QS Adz-Dzaariyyat ayat 8 :
  Sesungguhnya kamu benar-benar dalam keadaan berbeda-beda pendapat,
 
 QS Al Lail ayat :
  sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda.
 
 Sambil nyruput kopi tubruk.menikmati perbedaan, yang nikmat kan
 masih dalam Islam.sruuuppput..
 
 wassalam,
 dodi
 
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ramdan ramdan.ramdan@ wrote:
 
  Mas Ananto,
  
  jika semuanya bersumber dari Allah dan Rosulnya
  kenapa kok bisa berbeda-beda dan 'kelihatannya' bertentangan ya...?!
  he-he-he...
  
  ngopy dan ngudud bagi yang suka, jadi terasa nikmat... hm.. ah... :-)
  tapi bagi yang ga suka, malah jadi batuk dan liuer... uhuk.. uhuk...
  
  salan perbedaan.
  :)
  
  
  On 7/25/06, Ananto pratikno.ananto@ wrote:
  
  Mas Wandy,
  
   Sebenarnya ini maslah yang sangat sepele (menurut saya)... Saya
 sami' na
   wa atho'na dengan ulama A... sampeyan juga beitu, sami'na wa
 atho'na dengan
   ulama B... padahal pendapat antara ulama A dan ulama B sangat jauh
 berbeda
   (malah seakan akan bertentangan)
  
   Kemudian, kalau kita tanya lagi... Ulama A akan berbicara bahwa
   pendapatnya bersumber dari madzab Ulama Besar A... demikian juga,
 Ulama B
   akan berkata bahwa pendapatnya bersumber dari madzab Ulama Besar
 B...
   (walaupun juga pendapatnya bertentangan)
  
   Kemudian...
   Madzab Ulama Besar A berpendapat: Pendapat saya, referensi nya dari
   sahabat Rosul A
   Madzab Ulama Besar B berpendapat: Pendapat saya, referensi nya dari
   sahabat Rosul B
  
   Kemudian...
   Sahabat Rosul A (yang dijamin masuk surga) akan bicara bahwa ini
 referensi
   dari Rosul
   Sahabat Rosul B (yg jg dijamin masuk surga) juga berbicara yang
 sama...
  
   Kesimpulan???
   Insya Allah semuanya bersumber dari Allah dan Rosulnya Mari kita
   salaman bareng2...
   Ngopi... Ngemil Pisang goreng... sambil nyedot dji sam soe...
 mungkin
   lebih berguna
  
   wallahu a'lam bi showab
   orang awam ga bisa jawab
  
  
On 7/21/06, wandysulastra wandysulastra@ wrote:
  
Silakan Mas Ananto, itu semua adalah hak anda. Tugas saya hanyalah
   menyampaikan apa yang sudah saya ketahui dan pelajari.
  
   Kalau saya mau menyebutkan ulama2 yang tidak melakukan Tahlilan dan
   juga melarang acara seperti itu banyak sekali lho Mas. Baik Ulama
   sekarang maupun ulama2 terdahulu seperti yang

[keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah

2006-07-25 Terurut Topik wandy sulastra



Hehehe... Mas Syaefullah, saya mau bertanya sedikit.Apakah Islam memperbolehkan kebid'ahan?Yang saya ketahui, ulama2 terdahulu sangat keras dalam memerangi masalah ini. Bahkan Rasulullah menghukumi "Sesat" atas setiap bid'ah.Persatuan ummat sangatlah penting. Untuk itu kebid'ahan harus diberantas, karena salah satu penyebab terjadinya perpecahan dan penggolong-golongan dalam umat Islam adalah Bid'ah! Silakan anda pelajari tentang masalah ini dalam kitab2 ulama yang masyhur.Membid'ahkan, berbeda dengan menyampaikan kebid'ahan (dengan cara2 yang benar). Membid'ahkan mempunyai konotasi negatif suka mensesatkan orang lain tanpa aturan, adab, dan ilmu yang cukup. Suka membid'ahkan orang lain (seperti yang dulu anda lakukan) adalah terlarang. Tetapi menyampaikan kebenaran, meluruskan dan menasehati saudara kita yang berbuat
 salah,menyampaikan suatu amalan itu tidak ada dasarnya dalam syariat (seperti yang dilakukan oleh ulama-ulama terdahulu) adalah suatu kewajiban bagi mereka yang sudah mengetahuinya. Paling tidak hal itu disampaikan kepada keluarga dan orang-orang terdekat yang ada disekitarnya. Tentunya dengan cara-cara yang baik dan santun, bukan dengan cara-cara yang kasar. Dalam semua hal, dan bukan hanya masalah kebid'ahan, jika hal tersebut disampaikan dengan cara yang kasar tentunya akan menimbulkan perpecahan, kan? Begitupun dalam kesempatan ini. Saya berusaha mengingatkan saudara2, bahwa amalan yang menurut mereka sesuai dengan madzhab yang mereka anut, sebenarnya adalah bertentangan dengan fatwa ulama2 mereka sendiri. Saya pikir dalam masalah ini saya tidak berusaha untuk membid'ahkan orang perorang. Saya hanya ingin menyampaikan bahwa banyak amalan yang sering kita laksanakan ternyata sesungguhnya bertentangan dengan madzhab yang kita anut.
 Jika anda berkenan, silakan tindak lanjuti dengan melakukan kroscek atas apa yang saya sampaikan tersebut. Itulah yang sangat saya harapkan...Sekali lagi untuk saudara-saudara saya yang mengikuti madzhab Syafi'i, pelajari lagi amalan-amalan anda dengan betul (seperti tahlilan dan selamatan, mengirim pahala bacaan menurut madzhab Syafi'i, dsb). Silakan lakukan kajian bersama ustadz-ustadz dengan merujuk langsung pada kitab-kitab ulama besar Syafi'iyah seperti kitabnya Imam Syafi'i dan Imam Nawawi. Maka disana akan terlihat bahwa banyak amalan-amalan kita yang mengaku orang-orang Syafi'i, ternyata justru bertentangan dengan apa yang difatwa-kan oleh ulama besar Syafi'iyah tersebut. Lucu, jika kita lebih memilih pendapatnya ulama lokal yang mengaku syafi'iyah, daripada mengikuti fatwa-fatwa ulama besar syafi'iyah yang diakui dunia memiliki keilmuan jauh diatas rata-rata ulama-ulama saat ini, seperti Imam
 Syafi'i, Imam Suyuthi, Imam Nawawi, Ibnu Katsir dll... :)Tolak ukur kebenaran kita hanyalah al-quran dan as-sunnah sesuai dengan pemahaman ulama-ulama terdahulu (sebagaimana disinyalir dalam sebuah hadits), bukan pemahaman murni ulama-ulama sekarang yang sebagian besar sudah banyak terkontaminasi oleh berbagai hal...WassalamWnSdont send me more  Dikasih Cap duluan ah, hehehe--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Hikmawan Saefullah [EMAIL PROTECTED] wrote: assalaamu'alaikum wr.wb,  hehehedahulu saya merupakan salah seorang santri yang selalu "membid'ahkan" orang lain yang suka melakukan tahlilan, termasuk keluarga saya sendiri. Ya, tentunya dengan dasar dalil-dalil dari para ulama mazhab
 yang saya anut. Tapi, 3 tahun kemudian, saya TOBAT dan tidak mau lagi "membid'ahkan" orang lain, karena karena kebiasaan saya itu (membid'ahkan orang lain) menyebabkan permusuhan dan perpecahan dengan saudara-saudara sekeyakinan saya. Sedangkan permusuhan dan perpecahan sesama muslim itu diharamkan oleh Allah SWT. Maka, kenapa kita harus melakukan tindakan yang haram demi mempertahankan Sunnah? as-Syahid Imam Hasan al-Banna mengajarkan persatuan umat dengan memegang teguh prinsip toleransi atas segala perbedaan latar belakang pemikiran dalam Islam, apalagi jika perbedaan itu dalam kerangka fiqh.  Apakah kebenaran itu hanya dapat kita ambil dari para 'Ulama Besar' saja? sedangkan yang sifat 'Benar' dan 'Besar' itu hanya milik Allah semata?   lucu, kita sebagai manusia berusaha memberi tolak ukur 'kebenaran' itu seperti memberi tolak ukur sebidang tanah...seolah-olah 'kebenaran'
 itu bisa kita ukur hanya dengan meteran (dalil, hujjah, fatwa, ijtihad kita) dan kemudian kita patok beberapa tumbak dengan pagar, untuk membedakan "ini tanahku" dan "ini tanahmu?"."apakah tanah yang ada diseberang kita (di luar tumbak kita) itu juga bukan tanah?"   maka, kekerdilan otak kita seperti ini lah yang selama ini membuat kita (umat muslim) selalu terbelakang dan bodoh...  wa'alaikum salam wr.wb, H.S wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Silakan Mas Ananto, itu semua adalah hak anda. Tugas saya hanyalah  menyampaikan apa yang sudah saya ketahui dan pelajari.  Kalau saya mau menyebutkan ulama2 yang tidak melakukan Tahlilan dan  juga 

RE: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah

2006-07-24 Terurut Topik arry putra
ia, betul, jgn kasih kalimat yg engga enak di baca,
agak di redam emosi ngetik emailnya :p

semoga segala sesuatunya utk ridho Allah
Amnnn


klik aja
http://www.pasargoyang.com




Assalaamualaikum wr.wb,
Maaf kang, pertama2 saja setuju dengan kata2 pembuka
yg intinya mengajak kepada
persatuan dan menghindari permusuhan, tetapi diakhir
kalimat ada kata2 yg kurang
enak dibaca ( spt kata2 kerdil), bukankah kata2 tsb
dapat melukai perasaan saudara
kita ? bukankah sesama muslim adalah saudara ?
alangkah lebih baiknya kita didalam
menyampaikan suatu pendapat/ nasehat dengan lemah
lembut ? karena belum tentu semua
pendapat/nasehat dapat diterima oleh orang lain ? apa
yang kita dapat jika kita
sampaikan dengan kata2 kasar?? Bukankah permusuhan ??
Demikian, mohon maaf jika ada kata2 saya yg kurang
berkenan .
 
Wassalam 
 
-Original Message-
From: keluarga-islam@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On
Behalf Of Hikmawan Saefullah
Sent: Monday, July 24, 2006 10:22 PM
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah
warisan nenek moyang maka
tinggalkanlah
 
assalaamu'alaikum wr.wb,
 
hehehedahulu saya merupakan salah seorang santri
yang selalu membid'ahkan
orang lain yang suka melakukan tahlilan, termasuk
keluarga saya sendiri. Ya,
tentunya dengan dasar dalil-dalil dari para ulama
mazhab yang saya anut. Tapi, 3
tahun kemudian, saya  TOBAT dan tidak mau lagi
membid'ahkan orang lain, karena
karena kebiasaan saya itu (membid'ahkan orang lain)
menyebabkan permusuhan dan
perpecahan dengan saudara-saudara sekeyakinan saya.
Sedangkan permusuhan dan
perpecahan sesama muslim itu diharamkan oleh Allah
SWT. Maka, kenapa kita harus
melakukan tindakan yang haram demi mempertahankan
Sunnah? as-Syahid Imam Hasan
al-Banna mengajarkan persatuan umat dengan memegang
teguh prinsip toleransi atas
segala perbedaan latar belakang pemikiran dalam Islam,
apalagi jika perbedaan itu
dalam kerangka fiqh.
 
Apakah kebenaran itu hanya dapat kita ambil dari para
'Ulama Besar' saja? sedangkan
yang sifat 'Benar' dan 'Besar' itu hanya milik Allah
semata? 
 
lucu, kita sebagai manusia berusaha memberi tolak ukur
'kebenaran' itu seperti
memberi tolak ukur sebidang tanah...seolah-olah
'kebenaran' itu bisa kita ukur hanya
dengan meteran (dalil, hujjah, fatwa, ijtihad kita)
dan kemudian kita patok beberapa
tumbak dengan pagar, untuk membedakan ini tanahku
dan ini tanahmu?.apakah
tanah yang ada diseberang kita (di luar tumbak kita)
itu juga bukan tanah? 
 
maka, kekerdilan otak kita seperti ini lah yang selama
ini membuat kita (umat
muslim) selalu terbelakang dan bodoh...
wa'alaikum salam wr.wb,
H.S
wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote:
Silakan Mas Ananto, itu semua adalah hak anda.
Tugas saya hanyalah 
menyampaikan apa yang sudah saya ketahui dan
pelajari.

Kalau saya mau menyebutkan ulama2 yang tidak
melakukan Tahlilan dan 
juga melarang acara seperti itu banyak sekali
lho Mas. Baik Ulama 
sekarang maupun ulama2 terdahulu seperti yang
sudah saya postingkan. 
Mereka semua bertaraf ulama besar yang diakui
dunia. Kalau saya sih 
lebih suka sami'na wa atho'na kepada mereka
yang saya sebutkan 
tersebut... :)

Sekali lagi saya kutipkan lagi pendapat
seorang ULAMA BESAR mengenai 
hal semcam ini, hal2 yang tampak baik dalam
ibadah yang tidak ada 
tuntunan syariatnya, tidaklah menjustifikasi
bahwa amalan tersebut 
menjadi baik dan boleh dilakukan.

Mudah2an ringkasan yang sudah saya buat
mengenai sunnah dan bid'ah 
bermanfaat buat rekan2 milis lainnya yang
benar2 mau mempelajari dan 
memahami Islam secara baik, sesuai dengan
pemahaman ulama2 
terdahulu. Tidak hanya sekedar taqlid, dan
ikut-ikutan tanpa 
didasari ilmu.

Wassalam

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com
mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com ,
Ananto [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 sampai dengan saat ini, dengan kadar dan
kapasitas ilmu yg sangat
 terbatas... saya sami'na wa atho'na dengan
para ulama... saya 
tetep ngikut
 tahlilan karena pada saat saya berada di
lingkungan seperti itu, 
hati saya
 bener2 se... terasa menyatu
 
 gus mus, kiai ilyas, gus faqih, gus shollah
dan lainnya masih 
tahlilan
 koq... padahal tingkat keilmuan beliau jauh
di atas kita2 yg sedang
 berdiskusi di sini...
 
 di dalam bacaan tahlil, banyak terkandung
nilai2 yg sangat 
positif...
 malahan tidak ada yg negatif sama sekali...
lah, yg perlu 
dikritisi sekarang
 mungkin adalah masalah 'pembebanan pada tuan
rumah' yg seakan 
memberatkan
 dengan menyediakan hidangan segala macem...
 
 silahkan dilanjut...
 
 salam,
 
 
 On 7/20/06, wandysulastra

Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah

2006-07-24 Terurut Topik Ananto



Mas Wandy,

Sebenarnya ini maslah yang sangat sepele (menurut saya)... Saya sami' na wa atho'na dengan ulama A... sampeyan juga beitu, sami'na wa atho'na dengan ulama B... padahal pendapat antara ulama A dan ulama B sangat jauh berbeda (malah seakan akan bertentangan)


Kemudian, kalau kita tanya lagi... Ulama A akan berbicara bahwa pendapatnya bersumber dari madzab Ulama Besar A... demikian juga, Ulama B akan berkata bahwa pendapatnya bersumber dari madzab Ulama Besar B... (walaupun juga pendapatnya bertentangan)


Kemudian...
Madzab Ulama Besar A berpendapat: Pendapat saya, referensi nya dari sahabat Rosul A
Madzab Ulama Besar B berpendapat: Pendapat saya, referensi nya dari sahabat Rosul B

Kemudian...
Sahabat Rosul A (yang dijamin masuk surga) akan bicara bahwa ini referensi dari Rosul
Sahabat Rosul B (yg jg dijamin masuk surga) juga berbicara yang sama...

Kesimpulan???
Insya Allah semuanya bersumber dari Allah dan Rosulnya Mari kita salaman bareng2...
Ngopi... Ngemil Pisang goreng... sambil nyedot dji sam soe... mungkin lebih berguna

wallahu a'lam bi showab
orang awam ga bisa jawab
On 7/21/06, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote:
Silakan Mas Ananto, itu semua adalah hak anda. Tugas saya hanyalahmenyampaikan apa yang sudah saya ketahui dan pelajari.
Kalau saya mau menyebutkan ulama2 yang tidak melakukan Tahlilan danjuga melarang acara seperti itu banyak sekali lho Mas. Baik Ulamasekarang maupun ulama2 terdahulu seperti yang sudah saya postingkan.Mereka semua bertaraf ulama besar yang diakui dunia. Kalau saya sih
lebih suka sami'na wa atho'na kepada mereka yang saya sebutkantersebut... :)Sekali lagi saya kutipkan lagi pendapat seorang ULAMA BESAR mengenaihal semcam ini, hal2 yang tampak baik dalam ibadah yang tidak ada
tuntunan syariatnya, tidaklah menjustifikasi bahwa amalan tersebutmenjadi baik dan boleh dilakukan.Mudah2an ringkasan yang sudah saya buat mengenai sunnah dan bid'ahbermanfaat buat rekan2 milis lainnya yang benar2 mau mempelajari dan
memahami Islam secara baik, sesuai dengan pemahaman ulama2terdahulu. Tidak hanya sekedar taqlid, dan ikut-ikutan tanpadidasari ilmu.Wassalam--- In 
keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED]wrote: sampai dengan saat ini, dengan kadar dan kapasitas ilmu yg sangat terbatas... saya sami'na wa atho'na dengan para ulama... saya
tetep ngikut tahlilan karena pada saat saya berada di lingkungan seperti itu,hati saya bener2 se... terasa menyatu gus mus, kiai ilyas, gus faqih, gus shollah dan lainnya masih
tahlilan koq... padahal tingkat keilmuan beliau jauh di atas kita2 yg sedang berdiskusi di sini... di dalam bacaan tahlil, banyak terkandung nilai2 yg sangatpositif... malahan tidak ada yg negatif sama sekali... lah, yg perlu
dikritisi sekarang mungkin adalah masalah 'pembebanan pada tuan rumah' yg seakanmemberatkan dengan menyediakan hidangan segala macem... silahkan dilanjut... salam,
 On 7/20/06, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote:   Nuhun Kang Ramdan atas perhatosanana.. :)   Hal utama yang melanggar syariah dalam acara tahlilan kematian
  adalah Berkumpul di rumah keluarga si mati dan memakan hidanganyang  disediakan oleh keluarga si mati.   Beberapa Dalilnya diantaranya adalah Hadits berikut, 
  Berkata Abdullah bin Ja'far tatkala datang khabar bahwa Ja'far  telah terbunuh, Rasulullah SAW bersabda: Bikinkanlah makananuntuk  keluarga Ja'far karena telah datang kepada mereka hal yang
  menyibukkan mereka (HR Asy-Syafie dan Ahmad).   Jadi justru seharusnya yang menyediakan makanan adalah tetangga  untuk keluarga yang kena musibah kematian, bukan yang terkena
  musibah menyediakan makanan buat orang yang datang.   Hadits yang diriwayatkan imam Ahmad dari Jabir bin Abdullah Al  Bajali dengan sanad yang shohih: Adalah kami (para sahabat)
  menganggap bahwa berkumpul di rumah ahli mayyit dan mereka  menyediakan makanan sesudah mayyit dimakamkan adalah  termasuk perbuatan meratap.   Hadits diatas menerangkan bahwa berkumpul dan menghidangkan
makanan  dalam upacara kematian di rumah ahli mayyit adalah termasukmeratap  yang dilarang (diharamkan) oleh agama.   Riwayat lain menerangkan: Bahwa Jarir datang kepada Umar ra, lalu
  Umar bertanya: Adakah mayyit kalian diratapi? Dia menjawab:Tidak,  lalu bertanya juga: Adakah orang-orang berkumpul di keluargamayyit  dan membuat makanan? Dia menjawab: ya, maka Umar berkata: Yang
  demikian adalah ratapan. (Al Mugni Ibnu Qudamah zuz 2 hal 43).   Berdasarkan dalil2 tersebut, maka jumhur ulama berpendapat bahwa  berkumpul di rumah ahli mayyit dan makan-minum yang disediakan
oleh  keluarga mayyit adalah perbuatan bid'ah yang tidak sesuai dengan  sunnah.      Sedangkan fatwa2 dari ulama madzhab Syafie yang berkaitan dengan
  acara tersebut adalah sbb:   1. Di dalam kitab Fiqh I'anatut Talibin telah dinyatakan,   Ya, apa-apa yang dilakukan oleh orang yaitu berkumpul di rumah
  keluarga mayat dan dihidangkan makanan untuk perkumpulan itu, ia  adalah termasuk bid'ah mungkarat (bid'ah 

Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah

2006-07-24 Terurut Topik Ramdan



Mas Ananto,

jika semuanya bersumber dari Allah dan Rosulnya 
kenapa kok bisa berbeda-beda dan 'kelihatannya' bertentangan ya...?!
he-he-he...

ngopy dan ngudud bagi yang suka, jadi terasa nikmat... hm.. ah... :-)
tapi bagi yang ga suka, malah jadi batuk dan liuer... uhuk.. uhuk...
salan perbedaan.
:)

On 7/25/06, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote:







Mas Wandy,

Sebenarnya ini maslah yang sangat sepele (menurut saya)... Saya sami' na wa atho'na dengan ulama A... sampeyan juga beitu, sami'na wa atho'na dengan ulama B... padahal pendapat antara ulama A dan ulama B sangat jauh berbeda (malah seakan akan bertentangan) 


Kemudian, kalau kita tanya lagi... Ulama A akan berbicara bahwa pendapatnya bersumber dari madzab Ulama Besar A... demikian juga, Ulama B akan berkata bahwa pendapatnya bersumber dari madzab Ulama Besar B... (walaupun juga pendapatnya bertentangan) 


Kemudian...
Madzab Ulama Besar A berpendapat: Pendapat saya, referensi nya dari sahabat Rosul A
Madzab Ulama Besar B berpendapat: Pendapat saya, referensi nya dari sahabat Rosul B

Kemudian...
Sahabat Rosul A (yang dijamin masuk surga) akan bicara bahwa ini referensi dari Rosul
Sahabat Rosul B (yg jg dijamin masuk surga) juga berbicara yang sama...

Kesimpulan???
Insya Allah semuanya bersumber dari Allah dan Rosulnya Mari kita salaman bareng2...
Ngopi... Ngemil Pisang goreng... sambil nyedot dji sam soe... mungkin lebih berguna

wallahu a'lam bi showab
orang awam ga bisa jawab

On 7/21/06, wandysulastra 
[EMAIL PROTECTED] wrote: 


Silakan Mas Ananto, itu semua adalah hak anda. Tugas saya hanyalahmenyampaikan apa yang sudah saya ketahui dan pelajari. Kalau saya mau menyebutkan ulama2 yang tidak melakukan Tahlilan dan
juga melarang acara seperti itu banyak sekali lho Mas. Baik Ulamasekarang maupun ulama2 terdahulu seperti yang sudah saya postingkan.Mereka semua bertaraf ulama besar yang diakui dunia. Kalau saya sih lebih suka sami'na wa atho'na kepada mereka yang saya sebutkan
tersebut... :)Sekali lagi saya kutipkan lagi pendapat seorang ULAMA BESAR mengenaihal semcam ini, hal2 yang tampak baik dalam ibadah yang tidak ada tuntunan syariatnya, tidaklah menjustifikasi bahwa amalan tersebut
menjadi baik dan boleh dilakukan.Mudah2an ringkasan yang sudah saya buat mengenai sunnah dan bid'ahbermanfaat buat rekan2 milis lainnya yang benar2 mau mempelajari dan memahami Islam secara baik, sesuai dengan pemahaman ulama2
terdahulu. Tidak hanya sekedar taqlid, dan ikut-ikutan tanpadidasari ilmu.Wassalam--- In 
keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED]wrote: sampai dengan saat ini, dengan kadar dan kapasitas ilmu yg sangat terbatas... saya sami'na wa atho'na dengan para ulama... saya 
tetep ngikut tahlilan karena pada saat saya berada di lingkungan seperti itu,hati saya bener2 se... terasa menyatu gus mus, kiai ilyas, gus faqih, gus shollah dan lainnya masih 
tahlilan koq... padahal tingkat keilmuan beliau jauh di atas kita2 yg sedang berdiskusi di sini... di dalam bacaan tahlil, banyak terkandung nilai2 yg sangatpositif... malahan tidak ada yg negatif sama sekali... lah, yg perlu 
dikritisi sekarang mungkin adalah masalah 'pembebanan pada tuan rumah' yg seakanmemberatkan dengan menyediakan hidangan segala macem... silahkan dilanjut... salam,
 On 7/20/06, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote:   Nuhun Kang Ramdan atas perhatosanana.. :)   Hal utama yang melanggar syariah dalam acara tahlilan kematian 
  adalah Berkumpul di rumah keluarga si mati dan memakan hidanganyang  disediakan oleh keluarga si mati.   Beberapa Dalilnya diantaranya adalah Hadits berikut,  
  Berkata Abdullah bin Ja'far tatkala datang khabar bahwa Ja'far  telah terbunuh, Rasulullah SAW bersabda: Bikinkanlah makananuntuk  keluarga Ja'far karena telah datang kepada mereka hal yang 
  menyibukkan mereka (HR Asy-Syafie dan Ahmad).   Jadi justru seharusnya yang menyediakan makanan adalah tetangga  untuk keluarga yang kena musibah kematian, bukan yang terkena 
  musibah menyediakan makanan buat orang yang datang.   Hadits yang diriwayatkan imam Ahmad dari Jabir bin Abdullah Al  Bajali dengan sanad yang shohih: Adalah kami (para sahabat) 
  menganggap bahwa berkumpul di rumah ahli mayyit dan mereka  menyediakan makanan sesudah mayyit dimakamkan adalah  termasuk perbuatan meratap.   Hadits diatas menerangkan bahwa berkumpul dan menghidangkan 
makanan  dalam upacara kematian di rumah ahli mayyit adalah termasukmeratap  yang dilarang (diharamkan) oleh agama.   Riwayat lain menerangkan: Bahwa Jarir datang kepada Umar ra, lalu 
  Umar bertanya: Adakah mayyit kalian diratapi? Dia menjawab:Tidak,  lalu bertanya juga: Adakah orang-orang berkumpul di keluargamayyit  dan membuat makanan? Dia menjawab: ya, maka Umar berkata: Yang 
  demikian adalah ratapan. (Al Mugni Ibnu Qudamah zuz 2 hal 43).   Berdasarkan dalil2 tersebut, maka jumhur ulama berpendapat bahwa  berkumpul di rumah ahli mayyit dan makan-minum yang disediakan 
oleh  keluarga mayyit adalah 

Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah

2006-07-24 Terurut Topik Ananto



jika semuanya duduk bareng, semua perbedaan akan cepat selesai...
dan kalo boleh jujur... acara tahlilan itu paling cuman 30 menitan... yang lama itu acara ngopi, ngemil, ngerokok dan ngobrol...

dan, tidak sedikit juga dari tahlilan ini... outputnya malahan bikin agenda kerja bakti ngebersiin got, bikin gapura gang untuk 17-an, ngebahas program2 RT...yang mana jika pake undangan rapat warga, malah kaga ada yg datang... hehehehe...


dan jika sudah agak malam, ngobrolnya bisa nyerempet2 kuntilanak, pocongan, genderuwo, dsb... hehehehe...

salam,
ananto (jabatan: Sekretaris RT)
On 7/25/06, Ramdan [EMAIL PROTECTED] wrote:



Mas Ananto,

jika semuanya bersumber dari Allah dan Rosulnya 
kenapa kok bisa berbeda-beda dan 'kelihatannya' bertentangan ya...?!
he-he-he...

ngopy dan ngudud bagi yang suka, jadi terasa nikmat... hm.. ah... :-)
tapi bagi yang ga suka, malah jadi batuk dan liuer... uhuk.. uhuk...
salan perbedaan.
:)


On 7/25/06, Ananto 
[EMAIL PROTECTED] wrote: 









Mas Wandy,

Sebenarnya ini maslah yang sangat sepele (menurut saya)... Saya sami' na wa atho'na dengan ulama A... sampeyan juga beitu, sami'na wa atho'na dengan ulama B... padahal pendapat antara ulama A dan ulama B sangat jauh berbeda (malah seakan akan bertentangan) 


Kemudian, kalau kita tanya lagi... Ulama A akan berbicara bahwa pendapatnya bersumber dari madzab Ulama Besar A... demikian juga, Ulama B akan berkata bahwa pendapatnya bersumber dari madzab Ulama Besar B... (walaupun juga pendapatnya bertentangan) 


Kemudian...
Madzab Ulama Besar A berpendapat: Pendapat saya, referensi nya dari sahabat Rosul A
Madzab Ulama Besar B berpendapat: Pendapat saya, referensi nya dari sahabat Rosul B

Kemudian...
Sahabat Rosul A (yang dijamin masuk surga) akan bicara bahwa ini referensi dari Rosul
Sahabat Rosul B (yg jg dijamin masuk surga) juga berbicara yang sama...

Kesimpulan???
Insya Allah semuanya bersumber dari Allah dan Rosulnya Mari kita salaman bareng2...
Ngopi... Ngemil Pisang goreng... sambil nyedot dji sam soe... mungkin lebih berguna

wallahu a'lam bi showab
orang awam ga bisa jawab

On 7/21/06, wandysulastra 
 [EMAIL PROTECTED] wrote: 


Silakan Mas Ananto, itu semua adalah hak anda. Tugas saya hanyalahmenyampaikan apa yang sudah saya ketahui dan pelajari. Kalau saya mau menyebutkan ulama2 yang tidak melakukan Tahlilan dan juga melarang acara seperti itu banyak sekali lho Mas. Baik Ulama
sekarang maupun ulama2 terdahulu seperti yang sudah saya postingkan.Mereka semua bertaraf ulama besar yang diakui dunia. Kalau saya sih lebih suka sami'na wa atho'na kepada mereka yang saya sebutkan tersebut... :)
Sekali lagi saya kutipkan lagi pendapat seorang ULAMA BESAR mengenaihal semcam ini, hal2 yang tampak baik dalam ibadah yang tidak ada tuntunan syariatnya, tidaklah menjustifikasi bahwa amalan tersebut 
menjadi baik dan boleh dilakukan.Mudah2an ringkasan yang sudah saya buat mengenai sunnah dan bid'ahbermanfaat buat rekan2 milis lainnya yang benar2 mau mempelajari dan memahami Islam secara baik, sesuai dengan pemahaman ulama2 
terdahulu. Tidak hanya sekedar taqlid, dan ikut-ikutan tanpadidasari ilmu.Wassalam--- In 
keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED]wrote: sampai dengan saat ini, dengan kadar dan kapasitas ilmu yg sangat terbatas... saya sami'na wa atho'na dengan para ulama... saya 
tetep ngikut tahlilan karena pada saat saya berada di lingkungan seperti itu,hati saya bener2 se... terasa menyatu gus mus, kiai ilyas, gus faqih, gus shollah dan lainnya masih 
tahlilan koq... padahal tingkat keilmuan beliau jauh di atas kita2 yg sedang berdiskusi di sini... di dalam bacaan tahlil, banyak terkandung nilai2 yg sangatpositif... malahan tidak ada yg negatif sama sekali... lah, yg perlu 
dikritisi sekarang mungkin adalah masalah 'pembebanan pada tuan rumah' yg seakanmemberatkan dengan menyediakan hidangan segala macem... silahkan dilanjut... salam,
 On 7/20/06, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote:   Nuhun Kang Ramdan atas perhatosanana.. :)   Hal utama yang melanggar syariah dalam acara tahlilan kematian 
  adalah Berkumpul di rumah keluarga si mati dan memakan hidanganyang  disediakan oleh keluarga si mati.   Beberapa Dalilnya diantaranya adalah Hadits berikut,  
  Berkata Abdullah bin Ja'far tatkala datang khabar bahwa Ja'far  telah terbunuh, Rasulullah SAW bersabda: Bikinkanlah makananuntuk  keluarga Ja'far karena telah datang kepada mereka hal yang 
  menyibukkan mereka (HR Asy-Syafie dan Ahmad).   Jadi justru seharusnya yang menyediakan makanan adalah tetangga  untuk keluarga yang kena musibah kematian, bukan yang terkena 
  musibah menyediakan makanan buat orang yang datang.   Hadits yang diriwayatkan imam Ahmad dari Jabir bin Abdullah Al  Bajali dengan sanad yang shohih: Adalah kami (para sahabat) 
  menganggap bahwa berkumpul di rumah ahli mayyit dan mereka  menyediakan makanan sesudah mayyit dimakamkan adalah  termasuk perbuatan meratap.   Hadits diatas menerangkan bahwa 

[keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah

2006-07-24 Terurut Topik dodindra
Ass.Wr.Wb.
Mang, kopi tubruk satu...pisang goreng ayak ?
Ini ikut urun sedikit :

QS Al Hujurat  ayat 13 :
 Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa
dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal.

QS Asy Syuuraa, ayat : 15
Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu. Tidak ada
pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan
kepada-Nyalah kembali (kita)

QS Adz-Dzaariyyat ayat 8 :
 Sesungguhnya kamu benar-benar dalam keadaan berbeda-beda pendapat,

QS Al Lail ayat :
 sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda.

Sambil nyruput kopi tubruk.menikmati perbedaan, yang nikmat kan
masih dalam Islam.sruuuppput..

wassalam,
dodi

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ramdan [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mas Ananto,
 
 jika semuanya bersumber dari Allah dan Rosulnya
 kenapa kok bisa berbeda-beda dan 'kelihatannya' bertentangan ya...?!
 he-he-he...
 
 ngopy dan ngudud bagi yang suka, jadi terasa nikmat... hm.. ah... :-)
 tapi bagi yang ga suka, malah jadi batuk dan liuer... uhuk.. uhuk...
 
 salan perbedaan.
 :)
 
 
 On 7/25/06, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 Mas Wandy,
 
  Sebenarnya ini maslah yang sangat sepele (menurut saya)... Saya
sami' na
  wa atho'na dengan ulama A... sampeyan juga beitu, sami'na wa
atho'na dengan
  ulama B... padahal pendapat antara ulama A dan ulama B sangat jauh
berbeda
  (malah seakan akan bertentangan)
 
  Kemudian, kalau kita tanya lagi... Ulama A akan berbicara bahwa
  pendapatnya bersumber dari madzab Ulama Besar A... demikian juga,
Ulama B
  akan berkata bahwa pendapatnya bersumber dari madzab Ulama Besar B...
  (walaupun juga pendapatnya bertentangan)
 
  Kemudian...
  Madzab Ulama Besar A berpendapat: Pendapat saya, referensi nya dari
  sahabat Rosul A
  Madzab Ulama Besar B berpendapat: Pendapat saya, referensi nya dari
  sahabat Rosul B
 
  Kemudian...
  Sahabat Rosul A (yang dijamin masuk surga) akan bicara bahwa ini
referensi
  dari Rosul
  Sahabat Rosul B (yg jg dijamin masuk surga) juga berbicara yang
sama...
 
  Kesimpulan???
  Insya Allah semuanya bersumber dari Allah dan Rosulnya Mari kita
  salaman bareng2...
  Ngopi... Ngemil Pisang goreng... sambil nyedot dji sam soe... mungkin
  lebih berguna
 
  wallahu a'lam bi showab
  orang awam ga bisa jawab
 
 
   On 7/21/06, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
   Silakan Mas Ananto, itu semua adalah hak anda. Tugas saya hanyalah
  menyampaikan apa yang sudah saya ketahui dan pelajari.
 
  Kalau saya mau menyebutkan ulama2 yang tidak melakukan Tahlilan dan
  juga melarang acara seperti itu banyak sekali lho Mas. Baik Ulama
  sekarang maupun ulama2 terdahulu seperti yang sudah saya postingkan.
  Mereka semua bertaraf ulama besar yang diakui dunia. Kalau saya sih
  lebih suka sami'na wa atho'na kepada mereka yang saya sebutkan
  tersebut... :)
 
  Sekali lagi saya kutipkan lagi pendapat seorang ULAMA BESAR mengenai
  hal semcam ini, hal2 yang tampak baik dalam ibadah yang tidak ada
  tuntunan syariatnya, tidaklah menjustifikasi bahwa amalan tersebut
  menjadi baik dan boleh dilakukan.
 
  Mudah2an ringkasan yang sudah saya buat mengenai sunnah dan bid'ah
  bermanfaat buat rekan2 milis lainnya yang benar2 mau mempelajari dan
  memahami Islam secara baik, sesuai dengan pemahaman ulama2
  terdahulu. Tidak hanya sekedar taqlid, dan ikut-ikutan tanpa
  didasari ilmu.
 
  Wassalam
 
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@
  wrote:
  
   sampai dengan saat ini, dengan kadar dan kapasitas ilmu yg sangat
   terbatas... saya sami'na wa atho'na dengan para ulama... saya
  tetep ngikut
   tahlilan karena pada saat saya berada di lingkungan seperti itu,
  hati saya
   bener2 se... terasa menyatu
  
   gus mus, kiai ilyas, gus faqih, gus shollah dan lainnya masih
  tahlilan
   koq... padahal tingkat keilmuan beliau jauh di atas kita2 yg sedang
   berdiskusi di sini...
  
   di dalam bacaan tahlil, banyak terkandung nilai2 yg sangat
  positif...
   malahan tidak ada yg negatif sama sekali... lah, yg perlu
  dikritisi sekarang
   mungkin adalah masalah 'pembebanan pada tuan rumah' yg seakan
  memberatkan
   dengan menyediakan hidangan segala macem...
  
   silahkan dilanjut...
  
   salam,
  
  
   On 7/20/06, wandysulastra wandysulastra@ wrote:
   
Nuhun Kang Ramdan atas perhatosanana.. :)
   
Hal utama yang melanggar syariah dalam acara tahlilan kematian
adalah Berkumpul di rumah keluarga si mati dan memakan hidangan
  yang
disediakan oleh keluarga si mati.
   
Beberapa Dalilnya diantaranya adalah Hadits berikut,
   
Berkata Abdullah bin Ja'far tatkala datang khabar bahwa Ja'far
telah terbunuh, Rasulullah SAW bersabda: Bikinkanlah makanan
  untuk
  

Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah

2006-07-21 Terurut Topik Ari




Berarti intinya adalah memang pola pikir masyarakat kita
yang terlampau salah dalam pelaksanaan ritual ini. Berarti pula tugas
kitalah untuk memperbaikinya. Jika para pendahulu kita belum bisa
memperbaikinya, kita bisa belajar dari kondisi umat saat ini dan mencari
solusi untuk meperbaikinya.
Seperti postingan saya sebelumnya, perintah Rosul yang terkait dengan ini
adalah memberikan bantuan kepada keluarga yang terkena musibah dan inilah
yang harus kita sosialisasikan kepada masyarakat. Bagaimana merubah pola
pikir masyarakat agar seperti ini. Mari kita dakwahi masyarakat bahwa
tahlil ini bukanlah ibadah wajib, bahwa Rosulpun sama sekali tidak
melaksanakanya. 
Benar yang kang Ahmad sampaikan bahwa Alloh lah yang harus kita takuti,
bukan manusia atau ulama atau para wali. Marilah bersama sama memperbaiki
kondisi umat agar terhidar dari azab Alloh.
Untuk klarifikasi kepada Rosul, alhamdulillah saya bukan orang tasawuf
kang, mungkin yang lain bisa?
Terikasih atas doanya kang, mudah mudahan kang Ahmad juga dilapangkan
rejekinya dan mendapatkan hidayah senantiasa... Amien yaa Robbal
alamien...
Salam
Ari
At 11:20 AM 7/21/2006, you wrote:
Terima kasih.. tanggapan
saya ada di bawah tulisan anda
Ari [EMAIL PROTECTED] menulis: 


You're most welcome kang Ahmad, sebuah nama yang bagus jika
dibandingkan dengan Ari...

Sekali lagi terima kasih ... mudah-mudahan selalu mendapat berkah
dari Yang Kuasa, amien.


Jika saja analisa saya salah itu murni dari kebodohan dan kekurangan
saya pribadi, jikapun benar, ini jika lho... semua kebenaran hanya milik
Alloh taa'la.

Artinya belum tentu juga khan. bila sesuatu yang kita sendiri
belum yakin benar, ada baiknya lebih berhati-hati dalam menyikapi amalan
orang lain.


Bumi nusantara ini memang dari dulunya merupakan kawasan klenik yang
dihuni manusia manusia dengan kepercayaan lebih magis dari suku Quraisy
di Arab sana. Inilah yang menjadikan warna Islam disini menjadi
sedemikian rupa.

Apakah kebiasaan suku Quraisy yang suka mengumpulkan berhala di dalam
ka'bah bukan termasuk klenik mas. Bila kawasan nusantara dari dahulu
penuh dengan klenik, diganti dengan amalan Islam seperti menyebut kalimat
tahlil, tahmid, dan kalimat thoyyibah yang lain. apa masih klenik
juga mas?


Jika saja semua ibadah hanya menggunakan tolak ukur niat, lalu untuk
apa pedoman dan tuntunan yang disampaikan oleh Rosul kepada kita?.
Bukankan dalam ibadah apalagi yang berbentuk ritual ada hukum, syarat dan
petunjuk pelaksanaannya. Demikian juga dalam masalah kematian ini, Rosul
sudah menyampaikan seperti itu, bantullah keluarga yang terkena musibah
bukan sebaliknya, lalu mengapa kita harus melaksanakan yang sebaliknya,
bukankah ini sudah melanggar perintah Rosul?

Anda benar bila hal tersebut memang ibadah mahdhoh yang sudah
jelas dan gamblang tuntunannya dari RosuluLLoh SAW, sementara acara
tahlil itu hanyalah muamalah yang sifatnya tidak wajib dan tidak ada sama
sekali larangan dari Qur'an  Khadits. Bila anda mengkategorikan hal
ini sebagai sebuah ritual tentunya dalam hal ini menurut saya anda
keliru, kenapa?. karena setahuku tidak ada satupun 'Ulama yang
mewajibkan acara tahlil bagi keluarga yang ditinggalkan oleh almarhum,
yang ada adalah kewajiban kolektif (fardlu kifayat) dari warga sekitarnya
sesuai yang dicontohkan RosuluLLoh, sementara acara tahlil tidak
diwajibkan. Bilapun diadakan acara tersebut, biasanya warga sekitarnya
yang lebih mampu akan secara bersama-sama membantu ahlulhajat dalam
bentuk materi, makanan, atau minuman untuk dihidangkan bersama-sama
setelah mendoakan yang meninggal, kerabatnya, maupun seluruh kaum
muslimin yang hadir maupun tidak. Bila semua hal dikerjakan oleh keluarga
yang terkena musibah.. ya ini yang perlu kita luruskan, kita berikan
nasihat dengan baik sesuai yang dicontohkan RosuluLLoh SAW.


Apa sulitnya bagi kita untuk mengganti ritual ini menjadi sesuatu
yang sejalan dengan aturan dan hukum Alloh juga Rosul Nya;

Apa sulitnya bagi kita untuk membiasakan diri lebih arif dalam
mensikapi sesuatu yang kita tidak tahu persis niat dan tujuannya, apalagi
bila hal tersebut tidak ada aturan dan hukum Allah yang melarangnya..
Tolong dong  tunjukkan kepada kami larangan untuk mengingat mati,
larangan untuk berempati sesama muslim, larangan membaca ayat-ayat
al-qur'an, atau mungkin larangan untuk mendoa'kan sesama muslim dan
muslimat. Atau mungkin ada larangan untuk bersilaturahmi sesama
muslim?


1. Hilangkan kebiasaan menyuguhi tamu tahlilan, gantt dengan kegiatan
shedekah dari tetangga2 kepada keluarga yang terkena musibah.

1. Akan lebih baik kita menghilangkan sifat kikir kita dikala senang
maupun saat ada musibah (bukankah Allah sangat mencintai hambaNya yang
suka bersodaqoh dikala suka maupun duka? silahkan anda cari dalilnya
dalam Al-Qur'an maupun Khadits, tentunya anda lebih paham dari saya),
kalau tetangga bersedekah kepada yang terkena musibah. sudah tentu,
itulah yang diajarkan para aulia maupun 

Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah

2006-07-21 Terurut Topik Ramdan



Iya, Nuhun Kang Wandy...
semoga apa yang disampaikan oleh Kang Wandy bisa membuka dan menambah wawasan para pejalan yang mampir di warung KI ini.. :-)

ng...
sekarang kalo Kang Wandy mendapat undangan Tahlilan, apakah akan memenuhi undangan tersebut? Kalo iya, apa tujuannya? Kalo engga, bagaimana cara menampiknya mengingat biasanya yang mengundang adalah pribadi yang dekat dengan kita, misalnya tetangga, teman kerja, atau saudara, dlsb... :-)

lalu, jika, ini jikalau, Kang Wandy mendapat kabar ada yang meninggal dunia dan Kang Wandy 'perlu'berkunjung kepada keluarganya dengan alasan, misalnya menyampaikan 'turut berduka cita' atau menunjukan simpati, dan ternyata Kang Wandy baru bisa datang kepada keluarga tersebut pas ketika mereka sedang mengadakan tahlilan, apakah Kang Wandy akan ikut gabung ato gimana?


Mohon maaf, dua pertanyaan di atas tidak usah dijawab jika Akangtidak berkenan. Bukan apa-apa, karena sebenarnya pertanyaan tersebut datang dari orang2 yang sering'curhat' ke saya, dan kebanyakanyang 'seprinsip' dengan Akang, tetapi tidak tau cara mengaplikasikannya.

Kalau saya sendiri, ketika beberapa tahun belakanganikut ngaji pada seorang Kyai, dan mendapatkesimpulan tentang tahlilan ini (tetapi dasarnya lain dengan yang kang Wandy kemukakan), saya juga menjadi tidak begitu rajin menghadiri tahlilan.


salam
:-)


On 7/20/06, Ari [EMAIL PROTECTED] wrote:






Nuhun kang Wandy yang sudah bersusah payah mengumpulkan dalil dalil dari berbagai sumber, mudah mudahan mebuka mata, hati dan ikiran kita untuk menyadari kesalahan kesalahan kita selama ini...Salam
Ari
At 04:39 PM 7/20/2006, you wrote:
Nuhun Kang Ramdan atas perhatosanana.. :)Hal utama yang melanggar syariah dalam acara tahlilan kematian adalah Berkumpul di rumah keluarga si mati dan memakan hidangan yang disediakan oleh keluarga si mati. 
Beberapa Dalilnya diantaranya adalah Hadits berikut,Berkata Abdullah bin Ja'far tatkala datang khabar bahwa Ja'fartelah terbunuh, Rasulullah SAW bersabda: Bikinkanlah makanan untuk keluarga Ja'far karena telah datang kepada mereka hal yang 
menyibukkan mereka (HR Asy-Syafie dan Ahmad).Jadi justru seharusnya yang menyediakan makanan adalah tetangga untuk keluarga yang kena musibah kematian, bukan yang terkena musibah menyediakan makanan buat orang yang datang. 
Hadits yang diriwayatkan imam Ahmad dari Jabir bin Abdullah Al Bajali dengan sanad yang shohih: Adalah kami (para sahabat) menganggap bahwa berkumpul di rumah ahli mayyit dan mereka menyediakan makanan sesudah mayyit dimakamkan adalah
termasuk perbuatan meratap.Hadits diatas menerangkan bahwa berkumpul dan menghidangkan makanan dalam upacara kematian di rumah ahli mayyit adalah termasuk meratap yang dilarang (diharamkan) oleh agama.
Riwayat lain menerangkan: Bahwa Jarir datang kepada Umar ra, lalu Umar bertanya: Adakah mayyit kalian diratapi? Dia menjawab: Tidak, lalu bertanya juga: Adakah orang-orang berkumpul di keluarga mayyit 
dan membuat makanan? Dia menjawab: ya, maka Umar berkata: Yang demikian adalah ratapan. (Al Mugni Ibnu Qudamah zuz 2 hal 43).Berdasarkan dalil2 tersebut, maka jumhur ulama berpendapat bahwa 
berkumpul di rumah ahli mayyit dan makan-minum yang disediakan oleh keluarga mayyit adalah perbuatan bid'ah yang tidak sesuai dengan sunnah.Sedangkan fatwa2 dari ulama madzhab Syafie yang berkaitan dengan 
acara tersebut adalah sbb:1. Di dalam kitab Fiqh I'anatut Talibin telah dinyatakan, Ya, apa-apa yang dilakukan oleh orang yaitu berkumpul di rumah keluarga mayat dan dihidangkan makanan untuk perkumpulan itu, ia 
adalah termasuk bid'ah mungkarat (bid'ah yang diingkari agama). Bagi orang yang memberantasnya akan diberi pahala. (I'anatut Talibin, syarah Fathul Mu'in : juz 2, hal 145) 2. Imam Syafie sendiri tidak menyukai amalan berkumpul di rumah 
kematian sepertimana yang telah dikemukakan di dalam kitab al-Umm (Kitab Karangan Imam Syafi'I yang masyhur) :Aku tidak suka akan mat'am yaitu berkumpul (di rumah keluarga mayat) meskipun di situ tiada tangisan kerana hal tersebut malah 
akan menimbulkan kesedihan. (As-Syafie al-Umm : juz 1; hal 24)3. Selanjutnya di dalam kitab I'anatut Talibin juga disebutkan lagi, Dan perkara yang sudah menjadi kebiasaan yaitu keluarga mayat 
menghidangkan makanan untuk para undangan yang berkumpul, adalah satu perkara bid'ah yang tidak disukai agama (Islam). Hal ini samalah seperti berkumpul di rumah keluarga kematian itu sendiri karena terdapat hadits sahih yang telah diriwayatkan oleh Jarir 
r.a yang berkata, Kami menganggap bahwa berkumpul di rumah keluarga kematian yang menghidangkan makanan untuk jamuan para hadirin adalah sama dengan hukum niyahah (meratapi mayat) yaitu haram. (I'anatut 
Talibin, juz 2, hal 146) 4. Pengarang kitab I'anatut Talibin juga mengambil keterangan sahih di dalam kitab Bazzaziyah yaitu, Dan hal itu dibenci, menyelenggarakan makanan pada hari pertama (kematian), hari ketiga, sesudah seminggu dan juga memindahkan 
makanan ke tanah kubur secara bermusim-musim. (I'anatut 

[keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah

2006-07-20 Terurut Topik wandysulastra
Masalah yang nampak kecil, tidak bisa juga di-digebyah uyah dibilang 
kecil semua, pAk. Masalah tahlil ini saya angkat karena ternyata 
disana ada hal yang cukup besar walaupun kelihatannya kecil. 
Sebelumnya sayapun sama seperti anda dan yang lainnya dalam 
menyikapi tahlilan ini. Ini kan cuma tradisi, selama tradisi 
tersebut baik kenapa harus dipersoalkan? Nah, Ukuran baik dan 
tidak baiknya ini yang harus kita perhatikan. Jika kita melihat dari 
sisi muamalah, sepertinya acara ini memang baik. Tapi jika kita 
melihatnya dari sisi agama, ternyata ada ketentuan-ketentuan dalam 
syari'at yang dilanggar dalam acara ini. Saya dulu menganggap hal 
ini hanyalah masalah khilafiyah, dan Madzhab Syafi'i yang saya anut 
memperbolehkan amalan ini. Tapi ternyata belakangan saya ketahui 
sebaliknya. Ternyata kegiatan2 dalam amalan ini banyak sekali yang 
bertentangan bahkan dinilai haram oleh pemuka madzhab Syafi'i, 
termasuk Imam Syafi'i sendiri.

Jadi saya pikir adalah suatu hal yang baik jika saya atau yang 
lainnya menyampaikan informasi ini kepada rekan-rekan yang mungkin 
belum mengetahuinya. Tidak ada niat lain, kecuali hanya ingin 
berbagi ilmu dan menyampaikan kebenaran.

Wassalam,
WnS

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Kartika, Bambang 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Nah disinilah yang sesungguhnya menjadi masalah 
kecil,ketahuilah saudaraku mengapa parawali tidak menggunakan 
mantra pada saat bakar kemenyan dan wewangian karena ? itu karena 
untuk membuang bau yang tidak sedap dari lingkungan yang ada 
mengingat dijaman dahulu kultur masyarakatnya boleh dikatakan masih 
primitip, tidak hanya didalam acara tahlilan saja dihal yang lainpun 
demikian beliau para wali dimana waktu sholat disitulah sholat, 
bukankah wewangian sebagian dari sunah? ma'af saya tidak bermaksud 
mendewakan parawali, terus terang rasa kehati-hatian beliau-beliau 
patut kita pelajari, disini kalau kita bicara manusia yang paling 
sempurna tentu saja Kanjeng Gusti Rassul tetapai para wali bukankah 
penyambung Lidah Beliau Kanjeng Gusti Rassul? buat saya pribadi 
lebihbaik berhati-hati dalam menyampaikan pendapat kepada saudara-
saudara saya apalagi dalam hal yang diluar aqidah termasuk mengecam 
tahlilan,Maulid itu bid'ah, sesat ajaran nenek moyang, niat 
seseorang yang tahu hanya Allah jangan digebyah uyah nanti malah 
semakin runcing.
 
 Salam 
 
 Bambang K
 
 -Original Message-
 From: keluarga-islam@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of wandysulastra
 Sent: Thursday, July 20, 2006 12:30 PM
 To: keluarga-islam@yahoogroups.com
 Subject: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang 
maka
 tinggalkanlah
 
 
 Terlepas dari kesimpangsiuran cerita tentang wali songo ini, jika 
 dahulu para wali mengadakan tahlilan dan menyiapkan sesuatu 
dalam 
 acara tersebut, hal itu adalah sebagai salah satu metode dakwah 
yang 
 dulu dilakukan oleh mereka. Inilah yang disebut dakwah kultural, 
 yaitu dakwah yang dilakukan dengan cara bersahabat melalui budaya 
dan 
 adat sehingga masyarakat tak curiga bahkan menyambutnya dengan 
 terbuka. Mereka mengadopsi nilai-nilai seni dan budaya masyarakat 
 sebagai media dakwah, kemudian memasukkan nilai-nilai Islam ke 
dalam 
 bentuk budaya yang digandrungi masyarakat kala itu. Sebagaimana 
dulu 
 Rasulullah berdakwah dengan memperhatikan nilai-nilai budaya 
 masyarakat setempat dengan tujuan agar masyarakat mau mempelajari 
 Islam. Beliau berdakwah dengan terlebih dahulu memahami kondisi 
 masyarakatnya yang saat itu masih diselimuti oleh tradisi dan adat-
 adat lama. Contohnya adalah kebiasaan meminum khamr yang pada saat 
 itu sudah menjadi tradisi di masyarakat. Nabi saw pada awal 
dakwahnya 
 tidak serta merta mengharamkan meminum minuman tersebut. Namun 
secara 
 perlahan namun pasti, khamr pun pada akhirnya diharamkan, yaitu 
 ketika pemahaman agama masyarakat pada saat itu sudah jauh lebih 
baik.
 
 Nah, bagi kita yang hidup di zaman yang sudah jauh lebih maju dari 
 saat wali songo mengenalkan Islam di pulau Jawa, yang rata-rata 
 pemahaman agamanya pun sudah jauh lebih baik dari mereka pada saat 
 itu, sudah seharusnyalah kita mempelajari Islam ini dengan lebih 
baik 
 lagi dan membersihkan amal ibadah kita dari adat kebiasaan yang 
 sesunggunya bertentangan dengan syari'at.
 
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Kartika, Bambang 
 KARTIKAB@ wrote:
 
  Dizaman dahulu / Para wali apabila akan mengadakan Tahlilan 
Mereka 
 menyiapkan uborampe termasuk diantaranya membakar kemenyan / 
kemenyan 
 Arab, bunga-bungaan dan harum-haruman yang lainya, namun sayang 
 manusia sekarang cepat sekali mengambil tindakan bahkan 
menfonisnya 
 dengan bid'ah, Musrik, bukan golonganku dll, dengan seperti ini 
 apakah kita akan mencap parawali sebagai penyebar kemusrikan? 
 tunjukan dimana letaknya dan tunjukan pula bagaimana mantranya 
jangan 
 sampai justru kita yang menfitnah para wali.
   
   
  
 - deleted -
 
 
 
 
 
 
 
 Ilmu merupakan harta abstrak titipan

[keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah

2006-07-20 Terurut Topik arry putra
mungkin di tempat antum tahlilan nya versi lain kali,
kalo di tempat saya berada di lingkungan, kyk nya
engga ada yg aneh  bertentangan tuh

kumpul2 silatuh rahmi, di mulai dgn dzikir, doa, udah
selesai

sebagaimananya kita berkumpul dgn cara islami

yg tadinya kita tdk kenal jadi kenal, persaudaraan
jadi bertambah

utk makanan, yg kaya nyumbang makanan kepada yg miskin
( bila keluarga yg kena musibah miskin )

kalo yg kaya, itung2 amal sedekah

dalam event tersebut ada amal sedekah memberikan
makanan kepada tetangga yg tdk mampu

kalo tdk ada event tersebut, siapa dan siapa, yg gemar
memberikan makanan kpd yg tdk mampu, kita tau sediri,
kita ini lebih mementingkan diri sendiri, walaupun
sudah byk harta

inilah kenapa Ulama kita ( MUI ) tdk mengharamkan
Tahlilan, di liat masih ada baiknya

sebelun kita dan sebelun kita, pasti MUI sudah
memperdebatkan, dan jawabannya sudah jelas, krn sekrg
MUI pun tdk mengeluarkan fatwa bahwa tahlilan itu
haram.











Masalah yang nampak kecil, tidak bisa juga di-digebyah
uyah dibilang 
kecil semua, pAk. Masalah tahlil ini saya angkat
karena ternyata 
disana ada hal yang cukup besar walaupun kelihatannya
kecil. 
Sebelumnya sayapun sama seperti anda dan yang lainnya
dalam 
menyikapi tahlilan ini. Ini kan cuma tradisi, selama
tradisi 
tersebut baik kenapa harus dipersoalkan? Nah, Ukuran
baik dan 
tidak baiknya ini yang harus kita perhatikan. Jika
kita melihat dari 
sisi muamalah, sepertinya acara ini memang baik. Tapi
jika kita 
melihatnya dari sisi agama, ternyata ada
ketentuan-ketentuan dalam 
syari'at yang dilanggar dalam acara ini. Saya dulu
menganggap hal 
ini hanyalah masalah khilafiyah, dan Madzhab Syafi'i
yang saya anut 
memperbolehkan amalan ini. Tapi ternyata belakangan
saya ketahui 
sebaliknya. Ternyata kegiatan2 dalam amalan ini banyak
sekali yang 
bertentangan bahkan dinilai haram oleh pemuka madzhab
Syafi'i, 
termasuk Imam Syafi'i sendiri.

Jadi saya pikir adalah suatu hal yang baik jika saya
atau yang 
lainnya menyampaikan informasi ini kepada rekan-rekan
yang mungkin 
belum mengetahuinya. Tidak ada niat lain, kecuali
hanya ingin 
berbagi ilmu dan menyampaikan kebenaran.

Wassalam,
WnS

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Kartika,
Bambang 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Nah disinilah yang sesungguhnya menjadi masalah 
kecil,ketahuilah saudaraku mengapa parawali tidak
menggunakan 
mantra pada saat bakar kemenyan dan wewangian karena ?
itu karena 
untuk membuang bau yang tidak sedap dari lingkungan
yang ada 
mengingat dijaman dahulu kultur masyarakatnya boleh
dikatakan masih 
primitip, tidak hanya didalam acara tahlilan saja
dihal yang lainpun 
demikian beliau para wali dimana waktu sholat
disitulah sholat, 
bukankah wewangian sebagian dari sunah? ma'af saya
tidak bermaksud 
mendewakan parawali, terus terang rasa kehati-hatian
beliau-beliau 
patut kita pelajari, disini kalau kita bicara manusia
yang paling 
sempurna tentu saja Kanjeng Gusti Rassul tetapai para
wali bukankah 
penyambung Lidah Beliau Kanjeng Gusti Rassul? buat
saya pribadi 
lebihbaik berhati-hati dalam menyampaikan pendapat
kepada saudara-
saudara saya apalagi dalam hal yang diluar aqidah
termasuk mengecam 
tahlilan,Maulid itu bid'ah, sesat ajaran nenek moyang,
niat 
seseorang yang tahu hanya Allah jangan digebyah uyah
nanti malah 
semakin runcing.
 
 Salam 
 
 Bambang K
 
 -Original Message-
 From: keluarga-islam@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of
wandysulastra
 Sent: Thursday, July 20, 2006 12:30 PM
 To: keluarga-islam@yahoogroups.com
 Subject: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah
warisan nenek moyang 
maka
 tinggalkanlah
 
 
 Terlepas dari kesimpangsiuran cerita tentang wali
songo ini, jika 
 dahulu para wali mengadakan tahlilan dan menyiapkan
sesuatu 
dalam 
 acara tersebut, hal itu adalah sebagai salah satu
metode dakwah 
yang 
 dulu dilakukan oleh mereka. Inilah yang disebut
dakwah kultural, 
 yaitu dakwah yang dilakukan dengan cara bersahabat
melalui budaya 
dan 
 adat sehingga masyarakat tak curiga bahkan
menyambutnya dengan 
 terbuka. Mereka mengadopsi nilai-nilai seni dan
budaya masyarakat 
 sebagai media dakwah, kemudian memasukkan
nilai-nilai Islam ke 
dalam 
 bentuk budaya yang digandrungi masyarakat kala itu.
Sebagaimana 
dulu 
 Rasulullah berdakwah dengan memperhatikan
nilai-nilai budaya 
 masyarakat setempat dengan tujuan agar masyarakat
mau mempelajari 
 Islam. Beliau berdakwah dengan terlebih dahulu
memahami kondisi 
 masyarakatnya yang saat itu masih diselimuti oleh
tradisi dan adat-
 adat lama. Contohnya adalah kebiasaan meminum khamr
yang pada saat 
 itu sudah menjadi tradisi di masyarakat. Nabi saw
pada awal 
dakwahnya 
 tidak serta merta mengharamkan meminum minuman
tersebut. Namun 
secara 
 perlahan namun pasti, khamr pun pada akhirnya
diharamkan, yaitu 
 ketika pemahaman agama masyarakat pada saat itu
sudah jauh lebih 
baik.
 
 Nah, bagi kita yang hidup di zaman yang sudah jauh
lebih maju dari 
 saat wali songo mengenalkan Islam di pulau

Re: Balasan: Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah

2006-07-20 Terurut Topik Ari




Kang Ahmad,
Postingan dibawah adalah postingan saya, jadi kewajiban sayalah untuk
menjelaskannya (bukan kang arry putra);
berikut copy paste sebagian
posting anda : 
... Analisa saya adalah bahwa memang para wali songo ataupun para
penyebar Islam di nusantara ini belum bisa menanamkan Islam secara kaffah
namun mencampur adukkan dengan ajaran nenek moyang. Masyarakat saat itu
dengan keterbatasan pengetahuan dan akses informasi, menerima begitu saja
tanpa penelaahan lebih jauh bagaimana Islam kaffah itu sesungguhnya
dianut.
tolong dong dijelaskan maksudnya seperti apa ?
Masyarakat hindu saat itu memiliki keterbatasan dalam mendapatkan
informasi seputar Islam langsung kepada sumbernya karena memang masih
terbatas dalam akses. Jadi apa yang mereka terima langsung mereka serap
tanpa ada kros cek dengan sumber langsung nya.
Berbeda dengan kita, saat mendapatkan sebuah informasi, kita bisa
memeriksakan informasi ini ke sumbernya langsung. Jadi dengan mudah kita
bisa memilah dan memilih segala sesuatu informasi apakah sudah sesuai
aslinya atau bertentangan dengannya.
Sehingga saat (dalam hal ini saya ambil contoh yang sedang kita
diskusikan) ritual kematian hindu digabungkan dengan bacaan bacaan tahlil
dll yang kemudian disebut ritual tahlilan, masyarakat saat itu tidak bisa
mengecek apakah ritual ini dibenarkan dalam hukum Islam atau tidak,
mereka menerimanya bulat bulat dan mentah mentah. Ini adalah ijtihad para
wali Alloh dalam menghadapi kondisi umat saat itu, dan ini adalah
konsekuensi dalam dakwah. Disatu sisi para wali memiliki kewajiban dalam
menyiarkan Islam disisi lain kondisi masyarakanya adalah seperti itu,
maka dibuatlah pencampuran antara ajaran nenek moyang dan ajaran Islam
seperti yang terjadi dalam tahlilan.
Perlu digarisbawahi, disini bukan para wali yang kita diskusikan, tapi
hasil ijtihad mereka. 
Begitu kurang lebihnya...
Untuk lebih jauh coba dilihat postingan saya sebelumnya...
Salam
Ari
__._,_.___





Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu.








   



  




  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



  Visit your group "keluarga-islam" on the web.
  To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED]
  Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  






__,_._,___





Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah

2006-07-20 Terurut Topik Ari




Yang diperkarakan didini adalah hasil dan bukanya personal,
bukan walinya yang kita perdebatkan tapi hasil ijtihad mereka. Silahkan
jika sampeyan menganggap mereka (rahmat Alloh atas mereka) merupakan
manusia super yang tanpa dosa dan kesalahan itu hak sampeyan.
Ngga perlu menjadi manusia suci untuk menyampaikan kebenaran, karena
dalam tholabul ilmi bukan orang atau siapa yang menyampaikan tapi apa
yang disampaikan.
Boleh saya tahu kenapa sampeyan begitu mengkultuskan manusia, kenapa
sampeyan mengkulutuskan seorang atau beberapa individu termasuk para Wali
Alloh ini?. Padahal sudah jelas, atiulloha waatiurosul baru kemudian ulil
amri minkum. 
Taatlah pada Alloh, lalu Rosul Nya baru para wali ... begitu kira kira.
Mohon maaf jika apa yang saya sampaikan menyakitkan hati sampeyan yang
sangat mengidolakan manusia manusia ini (para wali Alloh), sama sekali
tidak ada sedikitpun maksud untuk merendahkan mereka karena Alloh lah
yang meninggikan mereka dan tak akan bisa manusia
merendahkannya.
Salam
Ari

At 10:43 AM 7/20/2006, you wrote:
waliAllah sosok org ahli ibadah,
dekat dgn Allah
tiap hari hanya utk ibadah kepada Allah, dakwah, siar
sedangkan kita apa, masih mikirin duniawi, waktu
ibadah abis dgn kerja kantoran, mikirin rezeki terus,
tanpa memikirkan ini rezeki kita asalnya dari yg halal
/ tdk ?
sedangkan waliAllah sangat takut akan adanya rezeki yg
asalnya tdk jelas / haram
itulah salah satu sifat dari walisongo
kenapa kita harus menjelek jelekan mereka !!
kenapa yg namanya sosok artis, atau lainnya, kita tdk
perdebatkan, padahal mereka itu udah jelas2 byk
maksiatnya tdk ada siarnya
semoga kita tdk termasuk org2 yg munafik
semoga kita tdk termasuk org2 yg munafik
semoga kita tdk termasuk org2 yg munafik

wassalam


Dizaman dahulu / Para wali apabila akan mengadakan
Tahlilan Mereka menyiapkan
uborampe termasuk diantaranya membakar kemenyan /
kemenyan Arab, bunga-bungaan dan
harum-haruman yang lainya, namun sayang manusia
sekarang cepat sekali mengambil
tindakan bahkan menfonisnya dengan bid'ah, Musrik,
bukan golonganku dll, dengan
seperti ini apakah kita akan mencap parawali sebagai
penyebar kemusrikan? tunjukan
dimana letaknya dan tunjukan pula bagaimana mantranya
jangan sampai justru kita yang
menfitnah para wali.


-Original Message-
From: keluarga-islam@yahoogroups.com
[
mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com]On
Behalf Of Ari
Sent: Thursday, July 20, 2006 8:14 AM
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah
warisan nenek moyang maka
tinggalkanlah

Kang Ridwan,
Bagian mana dari postingan saya yang dikategorikan
menghinakan para Wali Alloh? ini
Astaghfirulloh.
Salam
Ari

At 05:02 PM 7/19/2006, you wrote:

- Original Message - 

From: Ari

mailto:[EMAIL PROTECTED] 

To: keluarga-islam@yahoogroups.com 

Sent: Wednesday, July 19, 2006 12:58 PM

Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah
warisan nenek moyang maka
tinggalkanlah

... Analisa saya adalah bahwa memang para wali songo
ataupun para penyebar Islam di
nusantara ini belum bisa menanamkan Islam secara
kaffah namun mencampur adukkan
dengan ajaran nenek moyang. Masyarakat saat itu dengan
keterbatasan pengetahuan dan
akses informasi, menerima begitu saja tanpa penelaahan
lebih jauh bagaimana Islam
kaffah itu sesungguhnya dianut.

Jadilah Islam nusantara ini menjadi Islam abangan dan
dari 200 jiwa pemeluk nya,
mayoritas adalah Islam KTP/ abangan.

Salam

Ari

astaghfirulloh, Allohumma sholli 'ala sayyidina
Muhammad wa 'ala alihi wa ahli
baitihi wa ash-habihi ajma'in, Allohummahdinaa fiman
hadait, ya Alloh tetapkanlah
Rahmat-MU kepada ulama (wali songo) yang telah berjasa
mensyiarkan agama-MU di
indonesia ini, muliakanlah mereka meskipun sebagian
orang menghinakannya...




__ 
The World Cup Is Now On Your Favorite Front Page 

http://www.yahoo.com.sg

 Yahoo! Groups Sponsor
~-- 
See what's inside the new Yahoo! Groups email.

http://us.click.yahoo.com/2pRQfA/bOaOAA/yQLSAA/wDNolB/TM
~-

Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada
seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu
pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang
membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu
wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang
yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu
itu sebatas yang engkau mampu. 
Yahoo! Groups Links
* To visit your group on the web, go to:


http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/
* To unsubscribe from this group, send an email to:
 [EMAIL PROTECTED]
* Your use of Yahoo! Groups is subject to:


http://docs.yahoo.com/info/terms/

__._,_.___





Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu

Re: Balasan: Re: Balasan: Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah

2006-07-20 Terurut Topik Ari




You're most welcome kang Ahmad, sebuah nama yang bagus jika
dibandingkan dengan Ari...
Jika saja analisa saya salah itu murni dari kebodohan dan kekurangan saya
pribadi, jikapun benar, ini jika lho... semua kebenaran hanya milik Alloh
taa'la.
Bumi nusantara ini memang dari dulunya merupakan kawasan klenik yang
dihuni manusia manusia dengan kepercayaan lebih magis dari suku Quraisy
di Arab sana. Inilah yang menjadikan warna Islam disini menjadi
sedemikian rupa.
Jika saja semua ibadah hanya menggunakan tolak ukur niat, lalu untuk apa
pedoman dan tuntunan yang disampaikan oleh Rosul kepada kita?. Bukankan
dalam ibadah apalagi yang berbentuk ritual ada hukum, syarat dan petunjuk
pelaksanaannya. Demikian juga dalam masalah kematian ini, Rosul sudah
menyampaikan seperti itu, bantullah keluarga yang terkena musibah bukan
sebaliknya, lalu mengapa kita harus melaksanakan yang sebaliknya,
bukankah ini sudah melanggar perintah Rosul?
Apa sulitnya bagi kita untuk mengganti ritual ini menjadi sesuatu yang
sejalan dengan aturan dan hukum Alloh juga Rosul Nya;
1. Hilangkan kebiasaan menyuguhi tamu tahlilan, gantt dengan kegiatan
shedekah dari tetangga2 kepada keluarga yang terkena musibah.
2. Rubah kegiatan pembacaan ayat ayat Alloh dengan kegiatan kajian dan
telaah ayat ayat Alloh
3. Ritual ini bukan wajib, jadi tidak perlu diwajibkan
Mudah kan?, mudah banget...
Jadi kenapa sih bersikeras dengan sesuatu yang tidak berkesesuaian dengan
aturan Rosul? Apakah susah menjadi pendobrak?, apakah takut
menghadapi mayoritas?
Salam
Ari
(Ari=ahmadrozikimanuddin)
At 01:14 PM 7/20/2006, you wrote:
Terima kasih.. tanggapan
saya ada di bawah tulisan anda
Ari [EMAIL PROTECTED] menulis: 


Ini analisa saya atas kondisi umat saat ini yang tidak mungkin
terjadi begitu saja. Pasti ada penyebabnya, kenapa umat Islam di sini
menjadi seperti ini, berbeda dengan Islam di belahan bumi lainnya. Dalam
hal ini mungkin kenapa ada tahlilan di bumi nusantara sementara di
Inggris orang Islamnya tidak tahlilan, atau di Afghanistan, atau di
Chechnya, di Palestin, disana kok ngga ada tahlilan. Lalu kesahan besar
nya ada dimana.

Analisa anda bisa salah, bisa juga tidak benar ups maaf
sebelumnya. Kenapa ada tahlilan di bumi nusantara...?,
tahukah anda bahwa setiap amalan seseorang sendiri atau berjamaah ditakar
dari niatnya  innamal a'malu bin niyyatin Dan yang tahu
niat tersebut adalah yang mengamalkan dan tentu saja Allah SWT. Dari
dahulu sampai sekarang adakah para 'ulama yang mewajibkan ritual tersebut
? setahuku tidak ada yang mewajibkan dan juga tidak ada yang
mengharamkannya, kecuali era awal abad 20 Masehi. Sebaliknya setiap
content dari acara tersebut berisi berbagai amalan kebajikan yang
dianjurkan Islam melalui Al-Qur'an maupun Al-Khadits untuk menggantikan
kebiasaan masyarakat pada saat itu yang susah dihapuskan sehingga
content-nya diganti dengan hal-hal yang sesuai dengan ajaran Islam.
Silahkan anda telaah juga posting pak Arland yang bersumber dari negeri
jiran (Brunei Darussalam) yang lebih lengkap dan komprehensif. 

Kalau boleh tahu berapa lama anda sempat berkunjung di Afghanistan,
Chechnya, atau Palestina... untuk meneliti hal tersebut apa benar
perbandingan anda di atas ? 

Lalu kesahan besar nya ada dimana...silahkan anda gali informasi
lebih banyak lagi kepada ahlinya.

Dari sinilah saya coba menganalisa dari awal datang nya Islam
ke bumi nusantara. Kita mesti mengerti dulu kondisi mansyarakat saat itu
yang mayoritas adalah penganut Hindu sepeti halnya belahan hindia
lainnya. Islam masuk dengan datangnya utusan utusan dari negara
(kerajaan) Islam saat itu dibawah beberapa generasi sesudah Rosul.

__._,_.___





Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu.








   



  




  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



  Visit your group "keluarga-islam" on the web.
  To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED]
  Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  






__,_._,___





Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah

2006-07-20 Terurut Topik Ananto



sampai dengan saat ini, dengan kadar dan kapasitas ilmu yg sangat terbatas... saya sami'na wa atho'na dengan para ulama... saya tetep ngikut tahlilan karena pada saat saya berada di lingkungan seperti itu, hati saya bener2 se... terasa menyatu


gus mus, kiai ilyas, gus faqih, gus shollah dan lainnya masih tahlilan koq... padahal tingkat keilmuan beliau jauh di atas kita2 yg sedang berdiskusi di sini...

di dalam bacaan tahlil, banyak terkandung nilai2 yg sangat positif... malahan tidak ada yg negatif sama sekali... lah, yg perlu dikritisi sekarang mungkin adalah masalah 'pembebanan pada tuan rumah' yg seakan memberatkan dengan menyediakan hidangan segala macem...


silahkan dilanjut...

salam,
On 7/20/06, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote:
Nuhun Kang Ramdan atas perhatosanana.. :)Hal utama yang melanggar syariah dalam acara tahlilan kematian
adalah Berkumpul di rumah keluarga si mati dan memakan hidangan yangdisediakan oleh keluarga si mati.Beberapa Dalilnya diantaranya adalah Hadits berikut,Berkata Abdullah bin Ja'far tatkala datang khabar bahwa Ja'far
telah terbunuh, Rasulullah SAW bersabda: Bikinkanlah makanan untukkeluarga Ja'far karena telah datang kepada mereka hal yangmenyibukkan mereka (HR Asy-Syafie dan Ahmad).Jadi justru seharusnya yang menyediakan makanan adalah tetangga
untuk keluarga yang kena musibah kematian, bukan yang terkenamusibah menyediakan makanan buat orang yang datang.Hadits yang diriwayatkan imam Ahmad dari Jabir bin Abdullah AlBajali dengan sanad yang shohih: Adalah kami (para sahabat)
menganggap bahwa berkumpul di rumah ahli mayyit dan merekamenyediakan makanan sesudah mayyit dimakamkan adalahtermasuk perbuatan meratap.Hadits diatas menerangkan bahwa berkumpul dan menghidangkan makanan
dalam upacara kematian di rumah ahli mayyit adalah termasuk meratapyang dilarang (diharamkan) oleh agama.Riwayat lain menerangkan: Bahwa Jarir datang kepada Umar ra, laluUmar bertanya: Adakah mayyit kalian diratapi? Dia menjawab: Tidak,
lalu bertanya juga: Adakah orang-orang berkumpul di keluarga mayyitdan membuat makanan? Dia menjawab: ya, maka Umar berkata: Yangdemikian adalah ratapan. (Al Mugni Ibnu Qudamah zuz 2 hal 43).
Berdasarkan dalil2 tersebut, maka jumhur ulama berpendapat bahwaberkumpul di rumah ahli mayyit dan makan-minum yang disediakan olehkeluarga mayyit adalah perbuatan bid'ah yang tidak sesuai dengansunnah.
Sedangkan fatwa2 dari ulama madzhab Syafie yang berkaitan denganacara tersebut adalah sbb:1. Di dalam kitab Fiqh I'anatut Talibin telah dinyatakan,Ya, apa-apa yang dilakukan oleh orang yaitu berkumpul di rumah
keluarga mayat dan dihidangkan makanan untuk perkumpulan itu, iaadalah termasuk bid'ah mungkarat (bid'ah yang diingkari agama). Bagiorang yang memberantasnya akan diberi pahala. (I'anatut Talibin,syarah Fathul Mu'in : juz 2, hal 145)
2. Imam Syafie sendiri tidak menyukai amalan berkumpul di rumahkematian sepertimana yang telah dikemukakan di dalam kitab al-Umm(Kitab Karangan Imam Syafi'I yang masyhur) :Aku tidak suka akan mat'am yaitu berkumpul (di rumah keluarga
mayat) meskipun di situ tiada tangisan kerana hal tersebut malahakan menimbulkan kesedihan. (As-Syafie al-Umm : juz 1; hal 24)3. Selanjutnya di dalam kitab I'anatut Talibin juga disebutkanlagi, Dan perkara yang sudah menjadi kebiasaan yaitu keluarga mayat
menghidangkan makanan untuk para undangan yang berkumpul, adalahsatu perkara bid'ah yang tidak disukai agama (Islam). Hal inisamalah seperti berkumpul di rumah keluarga kematian itu sendirikarena terdapat hadits sahih yang telah diriwayatkan oleh Jarir 
r.ayang berkata, Kami menganggap bahwa berkumpul di rumah keluargakematian yang menghidangkan makanan untuk jamuan para hadirin adalahsama dengan hukum niyahah (meratapi mayat) yaitu haram. (I'anatut
Talibin, juz 2, hal 146)4. Pengarang kitab I'anatut Talibin juga mengambil keterangan sahihdi dalam kitab Bazzaziyah yaitu,Dan hal itu dibenci, menyelenggarakan makanan pada hari pertama(kematian), hari ketiga, sesudah seminggu dan juga memindahkan
makanan ke tanah kubur secara bermusim-musim. (I'anatut Talibin,juz 2, hal 146)5. Di dalam kitab Fiqh Mughnil Muhtaj disebutkan:Adalah, keluarga kematian yang menyediakan makanan dan orang ramai
berkumpul di rumahnya untuk menjamu, merupakan bid'ah yang tidakdisunatkan, dan di dalam hal ini Imam Ahmad telah meriwayatkanhadits yang sahih daripada Jarir bin Abdullah, berkata, Kamimenganggap bahwa berkumpul di rumah keluarga kematian dan keluarga
tersebut menghidangkan makanan untuk menjamu para hadirin, adalahsama hukumnya seperti niyahah (meratapi mayat) yaitu haram.(Mughnil Muhtaj, juz1, hal 26)6. Di dalam kitab Fiqh Hasyiyatul Qalyubi dinyatakan, Syeikh ar-
Ramli berkata, Di antara bid'ah yang mungkarat (yang tidakdibenarkan agama), yang dibenci apabila diamalkan sebagaimana yangtelah diterangkan di dalam kitab ar-Raudhah, yaitu apa-apa yangtelah dilakukan oleh orang yang dinamakan kifarah dan hidangan
makanan yang disediakan oleh tuan rumah kematian 

Balasan: Re: Balasan: Re: Balasan: Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah

2006-07-20 Terurut Topik Achmad Munif



Terima kasih.. tanggapan saya ada di bawah tulisan andaAri [EMAIL PROTECTED] menulis:You're most welcome kang Ahmad, sebuah nama yang bagus jika dibandingkan dengan Ari...Sekali lagi terima kasih ... mudah-mudahan selalu mendapat berkah dari Yang Kuasa, amien.  Jika saja analisa saya salah itu murni dari kebodohan dan kekurangan saya pribadi, jikapun benar, ini jika lho... semua kebenaran hanya milik Alloh taa'la.Artinya belum tentu juga khan. bila sesuatu yang kita sendiri belum yakin benar, ada baiknya lebih berhati-hati dalam menyikapi amalan orang lain.  Bumi nusantara ini memang dari dulunya merupakan kawasan klenik yang dihuni manusia manusia
 dengan kepercayaan lebih magis dari suku Quraisy di Arab sana. Inilah yang menjadikan warna Islam disini menjadi sedemikian rupa.Apakah kebiasaan suku Quraisy yang suka mengumpulkan berhala di dalam ka'bah bukan termasuk klenik mas. Bila kawasan nusantara dari dahulu penuh dengan klenik, diganti dengan amalan Islam seperti menyebut kalimat tahlil, tahmid, dan kalimat thoyyibah yang lain. apa masih klenik juga mas?  Jika saja semua ibadah hanya menggunakan tolak ukur niat, lalu untuk apa pedoman dan tuntunan yang disampaikan oleh Rosul kepada kita?. Bukankan dalam ibadah apalagi yang berbentuk ritual ada hukum, syarat dan petunjuk pelaksanaannya. Demikian juga dalam masalah kematian ini, Rosul sudah menyampaikan seperti itu, bantullah keluarga yang terkena musibah bukan sebaliknya, lalu mengapa kita harus melaksanakan yang sebaliknya, bukankah ini sudah melanggar perintah Rosul?Anda benar bila hal tersebut memang
 ibadah mahdhoh yang sudah jelas dan gamblang tuntunannya dari RosuluLLoh SAW, sementara acara tahlil itu hanyalah muamalah yang sifatnya tidak wajib dan tidak ada sama sekali larangan dari Qur'an  Khadits. Bila anda mengkategorikan hal ini sebagai sebuah ritual tentunya dalam hal ini menurut saya anda keliru, kenapa?. karena setahuku tidak ada satupun 'Ulama yang mewajibkan acara tahlil bagi keluarga yang ditinggalkan oleh almarhum, yang ada adalah kewajiban kolektif (fardlu kifayat) dari warga sekitarnya sesuai yang dicontohkan RosuluLLoh, sementara acara tahlil tidak diwajibkan. Bilapun diadakan acara tersebut, biasanya warga sekitarnya yang lebih mampu akan secara bersama-sama membantu ahlulhajat dalam bentuk materi, makanan, atau minuman untuk dihidangkan bersama-sama setelah mendoakan yang meninggal, kerabatnya, maupun seluruh kaum muslimin yang hadir maupun tidak. Bila semua hal dikerjakan oleh keluarga yang terkena musibah.. ya ini yang perlu kita
 luruskan, kita berikan nasihat dengan baik sesuai yang dicontohkan RosuluLLoh SAW.  Apa sulitnya bagi kita untuk mengganti ritual ini menjadi sesuatu yang sejalan dengan aturan dan hukum Alloh juga Rosul Nya;  Apa sulitnya bagi kita untuk membiasakan diri lebih arif dalam mensikapi sesuatu yang kita tidak tahu persis niat dan tujuannya, apalagi bila hal tersebut tidak ada aturan dan hukum Allah yang melarangnya.. Tolong dong  tunjukkan kepada kami larangan untuk mengingat mati, larangan untuk berempati sesama muslim, larangan membaca ayat-ayat al-qur'an, atau mungkin larangan untuk mendoa'kan sesama muslim dan muslimat. Atau mungkin ada larangan untuk bersilaturahmi sesama muslim?  1. Hilangkan kebiasaan menyuguhi tamu tahlilan, gantt dengan kegiatan shedekah dari tetangga2 kepada keluarga yang terkena musibah.  1. Akan lebih baik kita menghilangkan sifat kikir kita dikala
 senang maupun saat ada musibah (bukankah Allah sangat mencintai hambaNya yang suka bersodaqoh dikala suka maupun duka? silahkan anda cari dalilnya dalam Al-Qur'an maupun Khadits, tentunya anda lebih paham dari saya), kalau tetangga bersedekah kepada yang terkena musibah. sudah tentu, itulah yang diajarkan para aulia maupun 'ulama dari dahulu sampai sekarang. Bila ternyata ada sebagian ummat yang salah menafsirkan, tentunya bukan salah aulia maupun 'ulama yang mengajarkannya bukan..? Dan itu menjadi kewajiban kita untuk mengingatkannya untuk meluruskan niat maupun tuntunan amalan sunnah tersebut, bukan melarangnya dengan dalih bid'ah.  2. Rubah kegiatan pembacaan ayat ayat Alloh dengan kegiatan kajian dan telaah ayat ayat Alloh.  2. Untuk menelaah dan mengkaji ayat ayat Alloh tentunya diawali dengan membaca ayat ayat Alloh terlebih dahulu, ibarat anda saat ini bisa menganalisa banyak hal diawali dengan belajar a,b,c,d ...
 sampai z di SD dulu bukan ...? Atau barangkali anda langsung bisa tanpa melalui SD, SMP dst... syukurlah kalau begitu. Tentunya kegiatan pembacaan ayat ayat Allohmaupun kegiatan kajian dan telaah ayat ayat Alloh sama baiknya bukan..?  3. Ritual ini bukan wajib, jadi tidak perlu diwajibkan3. Maaf mas kira-kira 'ulama mana yang mewajibkan acara ini ? setahuku nggak ada tuh. Bila hal tersebut banyak/sering dilkukan, bukan berarti hal tersebut menjadi kewajiban. Sama seperti ibadah Sholat tarawih di bulan Romadlon, sekalipun ummat Islam yang 

RE: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah

2006-07-20 Terurut Topik Kartika, Bambang


	


		
Assalamualaikum Wr.Wb

Kalau 
menurut saya pembebanan juga tidak semuanya karena mereka yang sudah 
meniatkan tentunya ybs ada kelebihanRizqi dan lagi pula mengapa kita 
terfokus pada satu masalah (Tahlilan). 
Contoh 
:
Suatu 
saat saya dapat undangan walimahan aqiqoh, kemudian saya hadir dalam acara 
tersebut namun atas permintaan tuan rumah sebelunya agar diadakan tahlilan / 
kirim do'a arwah padahal orang tua beliau sudah meninggal 20 tahun yang silam, 
tidak hanya do'a buat arwah keluarga tuan rumah saja tetapi juga buat seluruh 
para arwah kaum Muslimin semuanya.
dari 
sinilah maka di postingan saya saya sampaikan "niatanya dan jangan di gebyah 
uyah" ini adalah maksud saya karena di Indonesiaini banyak sekali 
kemajemukan masyarakat lebihkecilnya lagi kemasing-masing individu. dengan 
ceritera seperti tersebut coba kitabalik pertanyaan "Apakah ada hadis Kanjeng 
Gusti Rassul menganjurkan kita tetap berkabung selama 20 ataubahkan selama 
hidup ?ma'af saya tahu hadis imam syafi'i bahkan pernah dibantah oleh 
ulama yang lain "kalau yang meninggal orang Islam dan kaya maka memberikan 
hidangan juga tidak apa-apa". dari kombinasi dua masalah, saya menyimpulkan yang 
tidak boleh adalah orang yang memaksakan dirinya untuk memberikan hidangan 
hingga menyusahkan istri,anak keluarganya bahkan sampai galilobang-tutup lobang. 
Namuntoh demikian Alhamdulillah saya tidak pernah merasa terbebani pada saat 
saya mengadakan tahlilan untuk kakek,dan nenek atas sepeninggalanya 10 tahun 
yang lalu. 
-Original Message-From: 
keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]On 
Behalf Of AnantoSent: Friday, July 21, 2006 10:29 
AMTo: keluarga-islam@yahoogroups.comSubject: Re: 
[keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka 
tinggalkanlah

  sampai dengan saat ini, dengan kadar dan kapasitas ilmu yg sangat 
  terbatas... saya sami'na wa atho'na dengan para ulama... saya tetep ngikut 
  tahlilan karena pada saat saya berada di lingkungan seperti itu, hati saya 
  bener2 se... terasa menyatu 
  
  gus mus, kiai ilyas, gus faqih, gus shollah dan lainnya masih tahlilan 
  koq... padahal tingkat keilmuan beliau jauh di atas kita2 yg sedang berdiskusi 
  di sini...
  
  di dalam bacaan tahlil, banyak terkandung nilai2 yg sangat positif... 
  malahan tidak ada yg negatif sama sekali... lah, yg perlu dikritisi sekarang 
  mungkin adalah masalah 'pembebanan pada tuan rumah' yg seakan memberatkan 
  dengan menyediakan hidangan segala macem... 
  
  silahkan dilanjut...
  
  salam,
  On 7/20/06, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] 
  wrote: 
  Nuhun 
Kang Ramdan atas perhatosanana.. :)Hal utama yang melanggar syariah 
dalam acara tahlilan kematian adalah Berkumpul di rumah keluarga si mati 
dan memakan hidangan yangdisediakan oleh keluarga si 
mati.Beberapa Dalilnya diantaranya adalah Hadits 
berikut,Berkata Abdullah bin Ja'far tatkala datang khabar bahwa 
Ja'far telah terbunuh, Rasulullah SAW bersabda: "Bikinkanlah makanan 
untukkeluarga Ja'far karena telah datang kepada mereka hal 
yangmenyibukkan mereka" (HR Asy-Syafie dan Ahmad).Jadi justru 
seharusnya yang menyediakan makanan adalah tetangga untuk keluarga yang 
kena musibah kematian, bukan yang terkenamusibah menyediakan makanan 
buat orang yang datang.Hadits yang diriwayatkan imam Ahmad dari 
Jabir bin Abdullah AlBajali dengan sanad yang shohih: "Adalah kami (para 
sahabat) menganggap bahwa berkumpul di rumah ahli mayyit dan 
merekamenyediakan makanan sesudah mayyit dimakamkan adalahtermasuk 
perbuatan meratap".Hadits diatas menerangkan bahwa berkumpul dan 
menghidangkan makanan dalam upacara kematian di rumah ahli mayyit adalah 
termasuk meratapyang dilarang (diharamkan) oleh agama.Riwayat 
lain menerangkan: Bahwa Jarir datang kepada Umar ra, laluUmar bertanya: 
"Adakah mayyit kalian diratapi? Dia menjawab: Tidak, lalu bertanya juga: 
Adakah orang-orang berkumpul di keluarga mayyitdan membuat makanan? Dia 
menjawab: ya, maka Umar berkata: "Yangdemikian adalah ratapan". (Al 
Mugni Ibnu Qudamah zuz 2 hal 43).Berdasarkan dalil2 tersebut, maka 
jumhur ulama berpendapat bahwaberkumpul di rumah ahli mayyit dan 
makan-minum yang disediakan olehkeluarga mayyit adalah perbuatan bid'ah 
yang tidak sesuai dengansunnah.Sedangkan fatwa2 dari 
ulama madzhab Syafie yang berkaitan denganacara tersebut adalah 
sbb:1. Di dalam kitab Fiqh I'anatut Talibin telah 
dinyatakan,"Ya, apa-apa yang dilakukan oleh orang yaitu berkumpul di 
rumah keluarga mayat dan dihidangkan makanan untuk perkumpulan itu, 
iaadalah termasuk bid'ah mungkarat (bid'ah yang diingkari agama). 
Bagiorang yang memberantasnya akan diberi pahala." (I'anatut 
Talibin,syarah Fathul Mu'in : juz 2, hal 145) 2. Imam Syafie 
sendiri tidak menyukai amalan berkumpul di rumahkemati

Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah

2006-07-19 Terurut Topik arry putra
antum2 semua yg menghina ulama, ( walisongo ), antum
emang tdk pernah dididik ama guru antum utk mengormati
guru2, ulama !!

apakah ibadah antum lebih baik dari ulama ( walisongo
)

apakah antum lebih byk ibadah daripada duniawi !!

buktikan antum yg terbaik dari ulama diatas

antum benar2 tdk berpikir perjuangan walisongo itu
gimana !!

antum hanya bisa menjelekan mereka, itukah yg di
ajarkan guru antum, menghina guru2, ulama2 !!

antum hina mereka, sama aja antum hina Rasulullah

telaah, teliti terdahulu, sedikit bicara, hindari
fitnah

omongan antum bisa pengaruh, thd org awam yg tdk kenal
ulama

tdk ada ulama yg mau menyesatkan, tujuan mereka
dakwah, bagaimana mereka bisa memeluk islam

semoga antum tdk termasuk golongan org2 yg munafik

saya mohon jgn hina ulama2 kita, hormati mereka


wassalam





Subhaanalloh ... Laakhaula walaa quwwata illa
biLLah.. 
  Inilah salah satu dari sekian banyak warga Nusantara
yang ber Islam KTP/abangan.
Belajar Islam hanya dari literatur dan sumber internet
yang tidak diketahui siapa
yang menyediakan data, sudah berani menjustifikasi
para 'Ulama yang mengenalkan
Islam di bumi Nusantara. Membanggakan diri dengan akal
dan ilmu yang dikaruniakan
Allah kepadanya( wamaa utiitum minal 'ilmi illa
qoliila al ayat), membanggakan
diri dengan akses informasi yang banyak yang belum
tentu kebenarannya, seolah-olah
paling Kaffah dalam ber Islam. Sementara para Ulama
dan aulia dikatakan mencampur
adukkan dengan ajaran nenek moyang, sehingga banyak
warga Nusantara ber Islam
KTP/abangan ...subhaanaLLah. 
   
  Yaa Allah jauhkanlah kami dari sifat yang demikian.
   
  Salam,
  Achmad Munif 


   
- Original Message - 
  From: Ari 
  To: keluarga-islam@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, July 19, 2006 12:58 PM
  Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah
warisan nenek moyang maka
tinggalkanlah
  

  ... Analisa saya adalah bahwa memang para wali songo
ataupun para penyebar Islam
di nusantara ini belum bisa menanamkan Islam secara
kaffah namun mencampur adukkan
dengan ajaran nenek moyang. Masyarakat saat itu dengan
keterbatasan pengetahuan
dan akses informasi, menerima begitu saja tanpa
penelaahan lebih jauh bagaimana
Islam kaffah itu sesungguhnya dianut.

Jadilah Islam nusantara ini menjadi Islam abangan dan
dari 200 jiwa pemeluk nya,
mayoritas adalah Islam KTP/ abangan.

Salam
Ari

astaghfirulloh, Allohumma sholli 'ala sayyidina
Muhammad wa 'ala alihi wa ahli
baitihi wa ash-habihi ajma'in, Allohummahdinaa fiman
hadait, ya Alloh tetapkanlah
Rahmat-MU kepada ulama (wali songo) yang telah berjasa
mensyiarkan agama-MU di
indonesia ini, muliakanlah mereka meskipun sebagian
orang menghinakannya...
   
  wassalam
  ridwan






__ 
Yahoo! Movies - Search movie info and celeb profiles and photos. 
http://sg.movies.yahoo.com/


 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Check out the new improvements in Yahoo! Groups email.
http://us.click.yahoo.com/6pRQfA/fOaOAA/yQLSAA/wDNolB/TM
~- 

Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh 
manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya 
adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu 
wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang 
tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas 
yang engkau mampu. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Re: Balasan: Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah

2006-07-19 Terurut Topik Ari




Ini analisa saya atas kondisi umat saat ini yang tidak
mungkin terjadi begitu saja. Pasti ada penyebabnya, kenapa umat Islam di
sini menjadi seperti ini, berbeda dengan Islam di belahan bumi lainnya.
Dalam hal ini mungkin kenapa ada tahlilan di bumi nusantara sementara di
Inggris orang Islamnya tidak tahlilan, atau di Afghanistan, atau di
Chechnya, di Palestin, disana kok ngga ada tahlilan. Lalu kesahan besar
nya ada dimana.
Dari sinilah saya coba menganalisa dari awal datang nya Islam ke bumi
nusantara. Kita mesti mengerti dulu kondisi mansyarakat saat itu yang
mayoritas adalah penganut Hindu sepeti halnya belahan hindia lainnya.
Islam masuk dengan datangnya utusan utusan dari negara (kerajaan) Islam
saat itu dibawah beberapa generasi sesudah Rosul.
Rosul mengabarkan Islam ini dengan tegas mana yang haq dan mana yang
bathil. Kebiasaan juga ritual (baca:sistem) nenek moyang pada jaman
jahiliyah da Mekkah saat itu di kikis habis dan digantikan dengan sistem
baru Islam, no matter what.
Analisa saya adalah terjadi distorsi dalam ketegasan para penerus Beliau
termasuk para wali sembilan di nusantara sehingga saat menemui berbagai
tipe masyarakat dengan bermacam adat dan kebiasaan juga sistem. Distorsi
ketegasan dalam mengabarkan Islam di bumi nusantara ini lah yang
menjadikan Islam disini juga akhirnya terdistorsi sedemikian rupa
sehingga menjadi Islam sekuler seperti sekarang ini.
Jika saja para Wali itu bukan makhluk Alloh seperti manusia lainya yang
memiliki kelabihan dan kekurangan, maka saya akan bertaklid kepada mereka
dan menjadikan mereka panutan seperti saya menjadikan Rosululloh saw
sebagai satu satunya panutan.
Hanya saja para wali Alloh inipun manusia yang tak lupu dari kekurangan.
JIka saja kekurangan mereka dulu saat mengabarkan Islam ini bisa kita
perbaiki maka... Why not...?
Bagi saudara saudara yang menganggap sakral para wali ini monggo dibuka
mata hatinya untuk memahami Islam yang sesungguhnya yang dibawa Rosul saw
dan bukan Islam yang dibawa oleh mereka. Alloh melebihkan sesuatu para
diri para wali ini dan ini menjadi rahasia Nya. Sholawat dan salam untuk
mereka atas usaha dan jerih payah para wali Alloh dalam menyebarkan
Dienul Islam di nusantara ini...
Salam
Ari

At 08:47 AM 7/20/2006, you wrote:
Subhaanalloh
... Laakhaula walaa quwwata illa biLLah.. 
Inilah salah satu dari sekian banyak warga Nusantara yang ber Islam
KTP/abangan. Belajar Islam hanya dari literatur dan sumber internet yang
tidak diketahui siapa yang menyediakan data, sudah berani menjustifikasi
para 'Ulama yang mengenalkan Islam di bumi Nusantara. Membanggakan diri
dengan akal dan ilmu yang dikaruniakan Allah kepadanya( wamaa utiitum
minal 'ilmi illa qoliila al ayat), membanggakan diri dengan akses
informasi yang banyak yang belum tentu kebenarannya, seolah-olah paling
Kaffah dalam ber Islam. Sementara para Ulama dan aulia dikatakan
mencampur adukkan dengan ajaran nenek moyang, sehingga banyak warga
Nusantara ber Islam KTP/abangan ...subhaanaLLah. 

Yaa Allah jauhkanlah kami dari sifat yang
demikian.

Salam,
Achmad Munif 




__._,_.___





Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu.








   



  




  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



  Visit your group "keluarga-islam" on the web.
  To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED]
  Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  






__,_._,___





RE: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah

2006-07-19 Terurut Topik Kartika, Bambang


	


		
 Dizaman dahulu / Para wali 
apabila akan mengadakan Tahlilan Mereka menyiapkan uborampe termasuk diantaranya 
membakar kemenyan / kemenyan Arab, bunga-bungaan dan harum-haruman yang lainya, 
namun sayang manusia sekarang cepat sekali mengambil tindakan bahkan menfonisnya 
dengan bid'ah, Musrik, bukan golonganku dll, dengan seperti ini apakah kita akan 
mencap parawali sebagai penyebar kemusrikan? tunjukan dimana letaknya dan 
tunjukan pula bagaimana mantranyajangan sampai justru kita yang menfitnah 
para wali.


-Original Message-From: 
keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]On 
Behalf Of AriSent: Thursday, July 20, 2006 8:14 AMTo: 
keluarga-islam@yahoogroups.comSubject: Re: [keluarga-islam] Re: 
Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka 
tinggalkanlah
Kang Ridwan,Bagian mana dari postingan saya 
  yang dikategorikan menghinakan para Wali Alloh? ini 
  Astaghfirulloh.SalamAriAt 05:02 PM 7/19/2006, you 
  wrote:
  

  - Original Message - 
  From: Ari 
  To: keluarga-islam@yahoogroups.com 
  
  Sent: Wednesday, July 19, 2006 12:58 PM
  Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek 
  moyang maka tinggalkanlah
  ... Analisa saya adalah bahwa memang para wali songo ataupun para penyebar Islam di nusantara ini belum bisa 
  menanamkan Islam secara kaffah namun mencampur adukkan dengan ajaran nenek 
  moyang. Masyarakat saat itu dengan keterbatasan pengetahuan dan 
  akses informasi, menerima begitu saja tanpa penelaahan lebih jauh 
  bagaimana Islam kaffah itu sesungguhnya dianut.
  Jadilah Islam nusantara ini menjadi Islam abangan dan dari 200 jiwa 
  pemeluk nya, mayoritas adalah Islam KTP/ abangan.
  Salam
  Ari
  astaghfirulloh, Allohumma sholli 'ala sayyidina Muhammad 
  wa 'ala alihi wa ahli baitihi wa ash-habihi ajma'in, Allohummahdinaa fiman 
  hadait, ya Alloh tetapkanlah Rahmat-MU kepada ulama (wali songo) yang 
  telah berjasa mensyiarkan agama-MU di indonesia ini, muliakanlah mereka 
  meskipun sebagian orang menghinakannya...
  
  wassalam
  ridwan 
		


		


			

		
This message (including any attachments) is only for the use of the person(s) for whom it is intended. It may contain Mattel confidential, proprietary and/or trade secret information. If you are not the intended recipient, you should not copy, distribute or use this information for any purpose, and you should delete this message and inform the sender immediately.

__._,_.___





Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu.








   



  




  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



  Visit your group "keluarga-islam" on the web.
  To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED]
  Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  






__,_._,___



Balasan: Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah

2006-07-19 Terurut Topik Achmad Munif



Maaf mas nggak usah terlalu emosi begitulah sampai-sampai tombol "!" -nya berceceran begitu? Kalau boleh tahu, kira-kira anda dapat informasi dari manasaja tentang diri saya ... kok sampai-sampai berani menyimpulkan begitu banyak tentang saya. Jangan mudah menganalisa lah... kalau datanya belum akurat. Anda khan orang berpendidikan, . tahu bagaimana menghormati guru, tentunya tahu juga dong bagaimana menghormati kawan bicara anda.Seandainya ada kesalahan persepsi saya tentang tulisan anda, silahkan dijelaskan lebih gamblang maksudnya seperti apa. Kalau anda boleh menganalisa tentang para wali songo yang belum bisa menanamkan Islam secarakaffah namun mencampur adukkan dengan ajaran nenek moyang. Tentunya saya juga bisa khan ikut menganalisa bahwa tulisan anda mengandung unsur kesombongan, seolah-olah sudah
 paling kaffah dalam ber-Islam.berikut copy paste sebagian posting anda :   ... Analisa saya adalah bahwa memang para wali songo ataupun para penyebar Islam di nusantara ini belum bisa menanamkan Islam secara kaffah namun mencampur adukkan dengan ajaran nenek moyang. Masyarakat saat itu dengan keterbatasan pengetahuan dan akses informasi, menerima begitu saja tanpa penelaahan lebih jauh bagaimana Islam kaffah itu sesungguhnya dianut.  tolong dong dijelaskan maksudnya seperti apa ?NB.: silahkan baca juga komentar saya pada setiap kalimat anda.Salam,  Achmad Munif  arry putra
 [EMAIL PROTECTED] menulis:antum2 semua yg menghina ulama, ( walisongo ), antumemang tdk pernah dididik ama guru antum utk mengormatiguru2, ulama !!Kira-kira di bagian kalimat mana kalau saya menghina ulama (walisongo) mas..kalau memang saya tidak pernah dididik, tolong dong sodaqoh pengetahuan anda wahai kaum berpendidikan.  apakah ibadah antum lebih baik dari ulama ( walisongo)Hanya Allahlah yang lebih mengetahuinya, mudah-mudahan saya dijauhkan dari sifat "menilai orang dengan perbandingan diri sendiri". Hidayah adalah mutlak hak Allah, sebagai hamba-Nya saya hanya bermohon untuk selalu dikaruniai hidayah-Nya amien.  apakah antum lebih byk ibadah daripada duniawi !!Silahkan anda menilai saya seperti apa.saya berdo'a mudah-mudahan
 anda diberi kemudahan dalam beribadah kepada-Nya amien.  buktikan antum yg terbaik dari ulama diatasMaaf mas tidak perlu saya membuktikan apa yang anda tulis tersebut.  antum benar2 tdk berpikir perjuangan walisongo itugimana !!Maksudnya bagaiman mas.  antum hanya bisa menjelekan mereka, itukah yg diajarkan guru antum, menghina guru2, ulama2 !!Insya Allah saya tidak seperti yang anda tulis tersebut, dan saya berlindung diri kepada Allah agar dijauhkan dari hal yang demikian.  antum hina mereka, sama aja antum hina RasulullahAsyhadu anLaa ilaha illaLLah, wa asyhadu anna Muhammadan rosuuluLLoh... Laa khaula walaa quwwata illa biLLah.  telaah, teliti terdahulu, sedikit bicara, hindarifitnahTerima kasih atas nasehatnya, tentunya baik juga kalimat tersebut anda
 renungkan pula untuk diri anda (ups maaf bukan bermaksud menggurui anda, tentunya anda lebih faham dari saya yang bodoh ini)  omongan antum bisa pengaruh, thd org awam yg tdk kenalulamaKira-kira omongon yang mana mas..   tdk ada ulama yg mau menyesatkan, tujuan merekadakwah, bagaimana mereka bisa memeluk islamKira-kira yang menuliskankan kalimat seperti itu siapa ...?  semoga antum tdk termasuk golongan org2 yg munafikAmien terima kasih atas do'anya, mudah-mudahan anda selalu dalam hidayah Allah SWT. sekali lagi terima kasih.  saya mohon jgn hina ulama2 kita, hormati merekaInsya Allah saya akan berusaha selalu menghormati para 'UlamawassalamSubhaanalloh ... Laakhaula walaa quwwata illabiLLah.. Inilah salah satu dari sekian banyak warga Nusantarayang
 ber Islam KTP/abangan.Belajar Islam hanya dari literatur dan sumber internetyang tidak diketahui siapayang menyediakan data, sudah berani menjustifikasipara 'Ulama yang mengenalkanIslam di bumi Nusantara. Membanggakan diri dengan akaldan ilmu yang dikaruniakanAllah kepadanya( wamaa utiitum minal 'ilmi illaqoliila al ayat), membanggakandiri dengan akses informasi yang banyak yang belumtentu kebenarannya, seolah-olahpaling Kaffah dalam ber Islam. Sementara para "Ulamadan aulia dikatakan mencampuradukkan dengan ajaran nenek moyang, sehingga banyakwarga Nusantara ber IslamKTP/abangan ...subhaanaLLah. Yaa Allah jauhkanlah kami dari sifat yang demikian.Salam,Achmad Munif - Original Message - From: Ari To: keluarga-islam@yahoogroups.com Sent: Wednesday, July 19, 2006 12:58 PMSubject: Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalahwarisan nenek moyang
 makatinggalkanlah... Analisa saya adalah bahwa memang para wali songoataupun para penyebar Islamdi nusantara ini belum bisa menanamkan Islam secarakaffah namun mencampur adukkandengan ajaran nenek moyang. Masyarakat saat itu denganketerbatasan pengetahuandan akses informasi, menerima begitu saja tanpapenelaahan lebih jauh bagaimanaIslam kaffah itu sesungguhnya 

Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah

2006-07-19 Terurut Topik arry putra
waliAllah sosok org ahli ibadah, dekat dgn Allah
tiap hari hanya utk ibadah kepada Allah, dakwah, siar

sedangkan kita apa, masih mikirin duniawi, waktu
ibadah abis dgn kerja kantoran, mikirin rezeki terus,
tanpa memikirkan ini rezeki kita asalnya dari yg halal
/ tdk ?

sedangkan waliAllah sangat takut akan adanya rezeki yg
asalnya tdk jelas / haram

itulah salah satu sifat dari walisongo

kenapa kita harus menjelek jelekan mereka !!

kenapa yg namanya sosok artis, atau lainnya, kita tdk
perdebatkan, padahal mereka itu udah jelas2 byk
maksiatnya tdk ada siarnya

semoga kita tdk termasuk org2 yg munafik
semoga kita tdk termasuk org2 yg munafik
semoga kita tdk termasuk org2 yg munafik


wassalam





Dizaman dahulu / Para wali apabila akan mengadakan
Tahlilan Mereka menyiapkan
uborampe termasuk diantaranya membakar kemenyan /
kemenyan Arab, bunga-bungaan dan
harum-haruman yang lainya, namun sayang manusia
sekarang cepat sekali mengambil
tindakan bahkan menfonisnya dengan bid'ah, Musrik,
bukan golonganku dll, dengan
seperti ini apakah kita akan mencap parawali sebagai
penyebar kemusrikan? tunjukan
dimana letaknya dan tunjukan pula bagaimana mantranya
jangan sampai justru kita yang
menfitnah para wali.
 
 

 -Original Message-
From: keluarga-islam@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED]
Behalf Of Ari
Sent: Thursday, July 20, 2006 8:14 AM
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah
warisan nenek moyang maka
tinggalkanlah



Kang Ridwan,

Bagian mana dari postingan saya yang dikategorikan
menghinakan para Wali Alloh? ini
Astaghfirulloh.

Salam
Ari


At 05:02 PM 7/19/2006, you wrote:



- Original Message - 


From: Ari mailto:[EMAIL PROTECTED]  


To: keluarga-islam@yahoogroups.com 


Sent: Wednesday, July 19, 2006 12:58 PM


Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah
warisan nenek moyang maka
tinggalkanlah



... Analisa saya adalah bahwa memang para wali songo
ataupun para penyebar Islam di
nusantara ini belum bisa menanamkan Islam secara
kaffah namun mencampur adukkan
dengan ajaran nenek moyang. Masyarakat saat itu dengan
keterbatasan pengetahuan dan
akses informasi, menerima begitu saja tanpa penelaahan
lebih jauh bagaimana Islam
kaffah itu sesungguhnya dianut.



Jadilah Islam nusantara ini menjadi Islam abangan dan
dari 200 jiwa pemeluk nya,
mayoritas adalah Islam KTP/ abangan.



Salam


Ari



astaghfirulloh, Allohumma sholli 'ala sayyidina
Muhammad wa 'ala alihi wa ahli
baitihi wa ash-habihi ajma'in, Allohummahdinaa fiman
hadait, ya Alloh tetapkanlah
Rahmat-MU kepada ulama (wali songo) yang telah berjasa
mensyiarkan agama-MU di
indonesia ini, muliakanlah mereka meskipun sebagian
orang menghinakannya...






__ 
The World Cup Is Now On Your Favorite Front Page 
http://www.yahoo.com.sg


 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
See what's inside the new Yahoo! Groups email.
http://us.click.yahoo.com/2pRQfA/bOaOAA/yQLSAA/wDNolB/TM
~- 

Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh 
manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya 
adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu 
wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang 
tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas 
yang engkau mampu. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah

2006-07-19 Terurut Topik wandysulastra
Terlepas dari kesimpangsiuran cerita tentang wali songo ini, jika 
dahulu para wali mengadakan tahlilan dan menyiapkan sesuatu dalam 
acara tersebut, hal itu adalah sebagai salah satu metode dakwah yang 
dulu dilakukan oleh mereka. Inilah yang disebut dakwah kultural, 
yaitu dakwah yang dilakukan dengan cara bersahabat melalui budaya dan 
adat sehingga masyarakat tak curiga bahkan menyambutnya dengan 
terbuka. Mereka mengadopsi nilai-nilai seni dan budaya masyarakat 
sebagai media dakwah, kemudian memasukkan nilai-nilai Islam ke dalam 
bentuk budaya yang digandrungi masyarakat kala itu. Sebagaimana dulu 
Rasulullah berdakwah dengan memperhatikan nilai-nilai budaya 
masyarakat setempat dengan tujuan agar masyarakat mau mempelajari 
Islam. Beliau berdakwah dengan terlebih dahulu memahami kondisi 
masyarakatnya yang saat itu masih diselimuti oleh tradisi dan adat-
adat lama. Contohnya adalah kebiasaan meminum khamr yang pada saat 
itu sudah menjadi tradisi di masyarakat. Nabi saw pada awal dakwahnya 
tidak serta merta mengharamkan meminum minuman tersebut. Namun secara 
perlahan namun pasti, khamr pun pada akhirnya diharamkan, yaitu 
ketika pemahaman agama masyarakat pada saat itu sudah jauh lebih baik.

Nah, bagi kita yang hidup di zaman yang sudah jauh lebih maju dari 
saat wali songo mengenalkan Islam di pulau Jawa, yang rata-rata 
pemahaman agamanya pun sudah jauh lebih baik dari mereka pada saat 
itu, sudah seharusnyalah kita mempelajari Islam ini dengan lebih baik 
lagi dan membersihkan amal ibadah kita dari adat kebiasaan yang 
sesunggunya bertentangan dengan syari'at.

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Kartika, Bambang 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Dizaman dahulu / Para wali apabila akan mengadakan Tahlilan Mereka 
menyiapkan uborampe termasuk diantaranya membakar kemenyan / kemenyan 
Arab, bunga-bungaan dan harum-haruman yang lainya, namun sayang 
manusia sekarang cepat sekali mengambil tindakan bahkan menfonisnya 
dengan bid'ah, Musrik, bukan golonganku dll, dengan seperti ini 
apakah kita akan mencap parawali sebagai penyebar kemusrikan? 
tunjukan dimana letaknya dan tunjukan pula bagaimana mantranya jangan 
sampai justru kita yang menfitnah para wali.
  
  
 
- deleted -






 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
See what's inside the new Yahoo! Groups email.
http://us.click.yahoo.com/2pRQfA/bOaOAA/yQLSAA/wDNolB/TM
~- 

Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh 
manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya 
adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu 
wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang 
tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas 
yang engkau mampu. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah

2006-07-18 Terurut Topik arry putra
Tujuan Tahlilan Versi saya yg belun berilmu hanya
melihat dari mata kasar :

- tahlilan kan dzikir, masa di larang !!??##

- di dlm tahlilan ada tausiah2, biar sang keluarga yg
ditinggalkan kalo itu adalah takdir, tdk berlarut
larut sedihnya

- di dlm tahlilan dzikir yg bisa membawa kedamaian
dari pihak yg kena musibah ( tdk ada tahlilan,
sepii )

- masalah makanan, mau memberi atau tdk, dgn tujuan yg
baik baik aja deh, misal datang famili dari jauh masa
engga di kasih minum seh !!

- oleh krn itu ulama2 kita tetap melakukannya, krn
tahlilan itu ada baiknya

- ingat aja kita ini penganut agama islam rata2 yg tdk
berilmu, itulah salah satu adanya tahlilan biar sang
family bisa dpt hidayah InsyaAllah dgn dzikir2 yg
Agung


ada yg bisa nambahin ... !! ( Islam adalah bijaksana )



 




Astaghfirulloh...

Tahlilan kematian bukanlah sekedar perbedaan pendapat
pada masalah 
furu'. Mohon maaf jika saya mengambil kesimpulan bahwa
tahlilan 
kematian yang umumnya dilakukan di masyarakat kita
saat ini memang 
sudah masuk kategori bid'ah yang sesat. Banyaknya
Habaib yang 
melaksanakan acara ini bukanlah ukuran suatu
kebenaran, hanya Al-
Quran dan as-Sunnah-lah ukuran kebenaran yang harus
kita yakini.  
Jika jelas banyak hadits shahih yang menyebutkan
adanya pelanggaran 
syariat dalam acara ini, masihkah kita harus tetap
ngotot 
melestarikan budaya yang salah ini?

Sebelum kita terus ngotot melestarikan acara ini,
alangkah baiknya 
jika kita melakukan cek dan ricek pada kitab2 yang
disebutkan pada 
postingan yang melarang melakukan acara tahlil ini.
Salah satu yang 
mungkin layak diperiksa adalah informasi yang saya
dapat dari 
syariah online ini, saya yakin dewan asatidz syariah
online tidak 
asal dalam mengutip fatwa ulama dari kitab2 yang
disebutkan itu. 
Sekali lagi sengaja saya ambil dari situs yang saya
pikir cukup 
netral ini. Jika anda mau lihat2 di situs salafy,
acara seperti ini 
dibahas lebih jauh lagi dan dengan kalimat2 yang
sedikit keras :). 
Dalil dan fatwa2 ini pun pernah disampaikan oleh
ustadz saya, dan 
saya yakin beliau tidak akan asal mengutip pendapat
ulama yang 
berkaitan dengan masalah tersebut. Bahkan yang saya
tahu, beliau 
lebih banyak menggunakan kitab2 asli ulama terdahulu
dalam 
menyampaikan kajiannya, bukan dengan kitab2 karangan
ulama sekarang 
apalagi terjemahan. Silakan diperiksa dan tanyakan
kepada ulama yang 
memiliki keilmuan yang luas, sebelum terlalu jauh
terjerumus dalam 
kesesatan, Na'udzubillah

Berikut saya copy-kan lagi kutipan dari syari'ah
online:
---

Diterangkan dalam kitab 'Ianatu Thalibin jilid 2 hal
145-146 , bahwa 
fatwa-fatwa dari mufti-mufti Mekah dari 4 Madzhab
menerangkan bahwa 
perbuatan perbuatan itu adalah munkar: 

1. Sayyid Ahmad Zaini Dahlan mufti Madzhab Syafi'i: 


äÚã ãÇ íÝÚá ÇáäÇÓ ãä ÇáÅÌÊãÇÚ ÚäÏ Ãåá ÇáãíÊ æÕäÚ
ÇáØÚÇã ãä ÇáÈÏÚ 
ÇáãäßÑÉ ÇáÊí íËÇÈ Úáì ãäÚåÇ æáí ÇáÃãÑ 

Artinya: Ya, perbuatan yang dilakukan oleh beberapa
orang berkumpul 
dirumah orang yang kena musibah kematian dan
menyediakan makanan 
adalah perbuatan bid'ah munkarah dan penguasa yang
mencegahnya akan 
mendapatkan pahala. 

2. Fatwa dari Mufti Madzhab Hanafi: 

äÚã íËÇÈ æáí ÇáÃãÑ Úáì ãäÚåã ãä Êáß ÇáÃãæÑ ÇáÊí åí ãä
ÇáÈÏÚ 

Artinya: Ya, penguasa akan diberi pahala karena
melarang manusia 
dari perbuatan bid'ah. 


3 dan 4 Fatwa Madzhab Maliki dan Hambali: 


ÝÞÏ ÃÌÇÈ ÈäÙíÑ åÐíä ÇáÌæÇÈíä ãÝÊí ÇáÓÇÏÉ ÇáãÇáßíÉ
æãÝÊí ÇáÓÇÏÉ ÇáÍäÇÈáÉ 

Artinya:Telah menjawab seperti kedua jawaban di atas
mufti Madzhab 
Maliki dan Mufti Madzhab Hambali. 


Di dalam kitab 'Ianatu Thalibin jld. 2. hlm. 145-147,
juga 
disebutkan fatwa2 Imam Syafi'i sbb: 


æóÞóÇáó ÇóíúÖðà : æóíóßúÑóåõ ÇáÖøöíóÇÝóÉõ ãöäó
ÇáØøóÚóÇãö ãöäú Çóåúáö ÇáúãóíøöÊö
áÇóäøóåõ ÔóÑóÚó Ýöì ÇáÓøõÑõæúÑö 
æóåöíó ÈöÏúÚóÉñ 

1) Imam Syafie berkata lagi: Dibenci bertamu dengan
persiapan 
makanan yang disediakan oleh ahli si Mati karena ia
adalah sesuatu 
yang keji dan ia adalah bidah. 

æöãöäó ÇáúÈöÏóÚö ÇáúãõäúßóÑóÉö ÇáúãóßúÑõæúåö ÝóÚúáõåõ
ãóÇ íóÝúÚóáõ ÇáäøóÇÓõ ãöäó
ÇáúæóÍúÔóÉö æóÇáúÌóãúÚö 
æóÇúáÇóÑúÈöÚöíúäó Èóáú ßóáøõ Ðóáößó ÍóÑóÇãñ 

2) Dan diantara bid'ah yang mungkar ialah kebiasaan
orang yang 
melahirkan rasa kesedihannya sambil berkumpul
beramai-ramai melalui 
upacara (kenduri arwah) di hari keempat puluh (empat
pulu harinya) 
pada hal semuanya ini adalah haram. 


ãóÇ íóÝúÚóáõåõ ÇáäøóÇÓõ ãöäó ÇúáÇöÌúÊóãóÇÚö ÚöäúÏó
Çóåúáö ÇáúãóíøöÊö æóÕõäúÚö
ÇáØøóÚóÇãö ãöäó ÇáúÈöÏóÚö ÇáúãõäúßóÑóÉö 

3) Apa yang diamalkan oleh manusia dengan berkumpul
dirumah keluarga 
si mati dan menyediakan makanan adalah termasuk
perbuatan bid'ah 
yang mungkar.

æóãóÇ ÇÚúÊöíúÏó ãöäú ÌóÚúáö Çóåúáó ÇáúãóíøöÊö ØóÚóÇãðÇ
áöíóÏúÚõæú ÇáäøóÇÓó Çöáóíúåö
ÈöÏúÚóÉñ ãóßúÑõæúåóÉñ 
ßóÇöÌúÊöãóÇÚöåöãú áöÐóáößó áöãóÇ ÕóÍøó Úóäú ÌóÑöíúÑö
ÞóÇáó : Úóäú ÌóÑöíúÑö Èúäö
ÚóÈúÏöÇááåö ÞóÇáó : ßõäøóÇ äóÚõÏøõ 
ÇúáÇöÌúÊöãóÇÚó áÇóåúáö ÇáúãóíøöÊö æóÕóäúÚõåõãú
ÇáØøóÚóÇãó ãöäó ÇáäøöíóÇÍóÉö. (ÑæÇå
ÇáÇãÇã ÇÍãÏ æÇÈä 
ãÇÌå ÈÇÓäÇÏ ÕÍíÍ). 

4) Dan apa yang telah menjadi kebiasaan manusia

Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah

2006-07-18 Terurut Topik Ridwan
ya udah gak nyambung dehsaya berharap mas wandy mau dan bisa sampaikan
pendapat mas wandy langsung pada ulama-2 (minimal) yang telah saya sebutkan,
bilang pada mereka kalau tahlilan itu sesat dan direkam dengan
handycam...gak apa-2 koq kalo saya yang masih melakukan tahlil dianggap
sesat, insya Alloh nanti kita kan ketemu lagi di surga-NYA.

udah ya tentang tahlil ini, pendapat saya udah jelas, dan pendapat kang
wandy maupun kang ari juga udah jelas, insya Alloh kita ketemu lagi di
surga-NYA bercengkerama dengan Rosulullah SAWsekarang marilah kita
doa-kan saudara-2 kita yang terkena musibah, semoga Alloh SWT mengampuni
dosa mereka dan dosa kita, memaafkan mereka dan memaafkan kita, dan kita
ditetapkan dalam Rahmat-NYA..amin.

wassalam

- Original Message -
From: wandysulastra [EMAIL PROTECTED]
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, July 18, 2006 12:36 PM
Subject: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka
tinggalkanlah


Astaghfirulloh...

Tahlilan kematian bukanlah sekedar perbedaan pendapat pada masalah
furu'. Mohon maaf jika saya mengambil kesimpulan bahwa tahlilan
kematian yang umumnya dilakukan di masyarakat kita saat ini memang
sudah masuk kategori bid'ah yang sesat. Banyaknya Habaib yang
melaksanakan acara ini bukanlah ukuran suatu kebenaran, hanya Al-
Quran dan as-Sunnah-lah ukuran kebenaran yang harus kita yakini.
Jika jelas banyak hadits shahih yang menyebutkan adanya pelanggaran
syariat dalam acara ini, masihkah kita harus tetap ngotot
melestarikan budaya yang salah ini?

Sebelum kita terus ngotot melestarikan acara ini, alangkah baiknya
jika kita melakukan cek dan ricek pada kitab2 yang disebutkan pada
postingan yang melarang melakukan acara tahlil ini. Salah satu yang
mungkin layak diperiksa adalah informasi yang saya dapat dari
syariah online ini, saya yakin dewan asatidz syariah online tidak
asal dalam mengutip fatwa ulama dari kitab2 yang disebutkan itu.
Sekali lagi sengaja saya ambil dari situs yang saya pikir cukup
netral ini. Jika anda mau lihat2 di situs salafy, acara seperti ini
dibahas lebih jauh lagi dan dengan kalimat2 yang sedikit keras :).
Dalil dan fatwa2 ini pun pernah disampaikan oleh ustadz saya, dan
saya yakin beliau tidak akan asal mengutip pendapat ulama yang
berkaitan dengan masalah tersebut. Bahkan yang saya tahu, beliau
lebih banyak menggunakan kitab2 asli ulama terdahulu dalam
menyampaikan kajiannya, bukan dengan kitab2 karangan ulama sekarang
apalagi terjemahan. Silakan diperiksa dan tanyakan kepada ulama yang
memiliki keilmuan yang luas, sebelum terlalu jauh terjerumus dalam
kesesatan, Na'udzubillah

Berikut saya copy-kan lagi kutipan dari syari'ah online:
---

Diterangkan dalam kitab 'Ianatu Thalibin jilid 2 hal 145-146 , bahwa
fatwa-fatwa dari mufti-mufti Mekah dari 4 Madzhab menerangkan bahwa
perbuatan perbuatan itu adalah munkar:

1. Sayyid Ahmad Zaini Dahlan mufti Madzhab Syafi'i:


äÚã ãÇ íÝÚá ÇáäÇÓ ãä ÇáÅÌÊãÇÚ ÚäÏ Ãåá ÇáãíÊ æÕäÚ ÇáØÚÇã ãä ÇáÈÏÚ
ÇáãäßÑÉ ÇáÊí íËÇÈ Úáì ãäÚåÇ æáí ÇáÃãÑ

Artinya: Ya, perbuatan yang dilakukan oleh beberapa orang berkumpul
dirumah orang yang kena musibah kematian dan menyediakan makanan
adalah perbuatan bid'ah munkarah dan penguasa yang mencegahnya akan
mendapatkan pahala.

2. Fatwa dari Mufti Madzhab Hanafi:

äÚã íËÇÈ æáí ÇáÃãÑ Úáì ãäÚåã ãä Êáß ÇáÃãæÑ ÇáÊí åí ãä ÇáÈÏÚ

Artinya: Ya, penguasa akan diberi pahala karena melarang manusia
dari perbuatan bid'ah.


3 dan 4 Fatwa Madzhab Maliki dan Hambali:


ÝÞÏ ÃÌÇÈ ÈäÙíÑ åÐíä ÇáÌæÇÈíä ãÝÊí ÇáÓÇÏÉ ÇáãÇáßíÉ æãÝÊí ÇáÓÇÏÉ ÇáÍäÇÈáÉ

Artinya:Telah menjawab seperti kedua jawaban di atas mufti Madzhab
Maliki dan Mufti Madzhab Hambali.


Di dalam kitab 'Ianatu Thalibin jld. 2. hlm. 145-147, juga
disebutkan fatwa2 Imam Syafi'i sbb:


æóÞóÇáó ÇóíúÖðà : æóíóßúÑóåõ ÇáÖøöíóÇÝóÉõ ãöäó ÇáØøóÚóÇãö ãöäú Çóåúáö
ÇáúãóíøöÊö áÇóäøóåõ ÔóÑóÚó Ýöì ÇáÓøõÑõæúÑö
æóåöíó ÈöÏúÚóÉñ

1) Imam Syafie berkata lagi: Dibenci bertamu dengan persiapan
makanan yang disediakan oleh ahli si Mati karena ia adalah sesuatu
yang keji dan ia adalah bidah.

æöãöäó ÇáúÈöÏóÚö ÇáúãõäúßóÑóÉö ÇáúãóßúÑõæúåö ÝóÚúáõåõ ãóÇ íóÝúÚóáõ ÇáäøóÇÓõ
ãöäó ÇáúæóÍúÔóÉö æóÇáúÌóãúÚö
æóÇúáÇóÑúÈöÚöíúäó Èóáú ßóáøõ Ðóáößó ÍóÑóÇãñ

2) Dan diantara bid'ah yang mungkar ialah kebiasaan orang yang
melahirkan rasa kesedihannya sambil berkumpul beramai-ramai melalui
upacara (kenduri arwah) di hari keempat puluh (empat pulu harinya)
pada hal semuanya ini adalah haram.


ãóÇ íóÝúÚóáõåõ ÇáäøóÇÓõ ãöäó ÇúáÇöÌúÊóãóÇÚö ÚöäúÏó Çóåúáö ÇáúãóíøöÊö
æóÕõäúÚö ÇáØøóÚóÇãö ãöäó ÇáúÈöÏóÚö ÇáúãõäúßóÑóÉö

3) Apa yang diamalkan oleh manusia dengan berkumpul dirumah keluarga
si mati dan menyediakan makanan adalah termasuk perbuatan bid'ah
yang mungkar.

æóãóÇ ÇÚúÊöíúÏó ãöäú ÌóÚúáö Çóåúáó ÇáúãóíøöÊö ØóÚóÇãðÇ áöíóÏúÚõæú ÇáäøóÇÓó
Çöáóíúåö ÈöÏúÚóÉñ ãóßúÑõæúåóÉñ
ßóÇöÌúÊöãóÇÚöåöãú áöÐóáößó áöãóÇ ÕóÍøó Úóäú ÌóÑöíúÑö ÞóÇáó : Úóäú ÌóÑöíúÑö
Èúäö ÚóÈúÏöÇááåö ÞóÇáó : ßõäøóÇ äóÚõÏøõ
ÇúáÇöÌúÊöãóÇÚó áÇóåúáö ÇáúãóíøöÊö æóÕóäúÚõåõãú

[keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah

2006-07-18 Terurut Topik wandysulastra
Yang melarang Dzikir siapa mas? :)

Yang dilarang itu acara kumpul2nya dirumah orang mati dan 
disediakannya makanan oleh keluarga si mati. Karena dzikir dan baca 
alqurannya ada di acara tersebut, otomatis jadi ikut terlarang... 
Siapa yang melarang? Ulama Mas... Mas kenal kan Imam Syafi'i yang 
pentolannya madzhab syafi'i itu? Beliau salah satu ulama dari sekian 
banyak ulama terkenal madzhab syafi'i yang dikenal paling keras 
menentang acara ini. Tentunya larangan ini adalah berdasarkan dalil2 
yang shahih.

Inilah salah satu bahaya bid'ah bagi orang2 awam. Mereka tidak dapat 
membedakannya dan menganggap sesuatu yang baik yang harus terus 
dilestarikan. Mereka hanya melihatnya dari sisi yang nampak saja. 
Gemar melakukan acara bid'ah, bukan akan mendapat hidayah, 
sebaliknya malah akan menyesatkan kita lebih jauh lagi. Hal2 baru 
dalam ibadah yang nampak baik walaupun tidak pernah disyariatkan, 
akan dikatakan baik dan boleh2 saja untuk dilakukan. Tidaklah salah 
jika Rasulullah mengatakan bahwa setiap Bid'ah adalah sesat.

Oleh karenanya mari sama2 kita pelajari agama ini dengan lebih baik 
lagi. Jangan hanya mencukupkan diri saja dengan istilah awam, dan 
jangan mau hanya sekedar ikut2an saja dalam beramal... (Islam 
bukanlah sekedar logika)

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, arry putra [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Tujuan Tahlilan Versi saya yg belun berilmu hanya
 melihat dari mata kasar :
 
 - tahlilan kan dzikir, masa di larang !!??##
 
 - di dlm tahlilan ada tausiah2, biar sang keluarga yg
 ditinggalkan kalo itu adalah takdir, tdk berlarut
 larut sedihnya
 
 - di dlm tahlilan dzikir yg bisa membawa kedamaian
 dari pihak yg kena musibah ( tdk ada tahlilan,
 sepii )
 
 - masalah makanan, mau memberi atau tdk, dgn tujuan yg
 baik baik aja deh, misal datang famili dari jauh masa
 engga di kasih minum seh !!
 
 - oleh krn itu ulama2 kita tetap melakukannya, krn
 tahlilan itu ada baiknya
 
 - ingat aja kita ini penganut agama islam rata2 yg tdk
 berilmu, itulah salah satu adanya tahlilan biar sang
 family bisa dpt hidayah InsyaAllah dgn dzikir2 yg
 Agung
 
 
 ada yg bisa nambahin ... !! ( Islam adalah bijaksana )
 
 
 
  
 
 
 
 
 Astaghfirulloh...
 
 Tahlilan kematian bukanlah sekedar perbedaan pendapat
 pada masalah 
 furu'. Mohon maaf jika saya mengambil kesimpulan bahwa
 tahlilan 
 kematian yang umumnya dilakukan di masyarakat kita
 saat ini memang 
 sudah masuk kategori bid'ah yang sesat. Banyaknya
 Habaib yang 
 melaksanakan acara ini bukanlah ukuran suatu
 kebenaran, hanya Al-
 Quran dan as-Sunnah-lah ukuran kebenaran yang harus
 kita yakini.  
 Jika jelas banyak hadits shahih yang menyebutkan
 adanya pelanggaran 
 syariat dalam acara ini, masihkah kita harus tetap
 ngotot 
 melestarikan budaya yang salah ini?
 
 Sebelum kita terus ngotot melestarikan acara ini,
 alangkah baiknya 
 jika kita melakukan cek dan ricek pada kitab2 yang
 disebutkan pada 
 postingan yang melarang melakukan acara tahlil ini.
 Salah satu yang 
 mungkin layak diperiksa adalah informasi yang saya
 dapat dari 
 syariah online ini, saya yakin dewan asatidz syariah
 online tidak 
 asal dalam mengutip fatwa ulama dari kitab2 yang
 disebutkan itu. 
 Sekali lagi sengaja saya ambil dari situs yang saya
 pikir cukup 
 netral ini. Jika anda mau lihat2 di situs salafy,
 acara seperti ini 
 dibahas lebih jauh lagi dan dengan kalimat2 yang
 sedikit keras :). 
 Dalil dan fatwa2 ini pun pernah disampaikan oleh
 ustadz saya, dan 
 saya yakin beliau tidak akan asal mengutip pendapat
 ulama yang 
 berkaitan dengan masalah tersebut. Bahkan yang saya
 tahu, beliau 
 lebih banyak menggunakan kitab2 asli ulama terdahulu
 dalam 
 menyampaikan kajiannya, bukan dengan kitab2 karangan
 ulama sekarang 
 apalagi terjemahan. Silakan diperiksa dan tanyakan
 kepada ulama yang 
 memiliki keilmuan yang luas, sebelum terlalu jauh
 terjerumus dalam 
 kesesatan, Na'udzubillah
 
 Berikut saya copy-kan lagi kutipan dari syari'ah
 online:
 ---
 
 Diterangkan dalam kitab 'Ianatu Thalibin jilid 2 hal
 145-146 , bahwa 
 fatwa-fatwa dari mufti-mufti Mekah dari 4 Madzhab
 menerangkan bahwa 
 perbuatan perbuatan itu adalah munkar: 
 
 1. Sayyid Ahmad Zaini Dahlan mufti Madzhab Syafi'i: 
 
 
 äÚã ãÇ íÝÚá ÇáäÇÓ ãä ÇáÅÌÊãÇÚ ÚäÏ Ãåá ÇáãíÊ æÕäÚ
 ÇáØÚÇã ãä ÇáÈÏÚ 
 ÇáãäßÑÉ ÇáÊí íËÇÈ Úáì ãäÚåÇ æáí ÇáÃãÑ 
 
 Artinya: Ya, perbuatan yang dilakukan oleh beberapa
 orang berkumpul 
 dirumah orang yang kena musibah kematian dan
 menyediakan makanan 
 adalah perbuatan bid'ah munkarah dan penguasa yang
 mencegahnya akan 
 mendapatkan pahala. 
 
 2. Fatwa dari Mufti Madzhab Hanafi: 
 
 äÚã íËÇÈ æáí ÇáÃãÑ Úáì ãäÚåã ãä Êáß ÇáÃãæÑ ÇáÊí åí ãä
 ÇáÈÏÚ 
 
 Artinya: Ya, penguasa akan diberi pahala karena
 melarang manusia 
 dari perbuatan bid'ah. 
 
 
 3 dan 4 Fatwa Madzhab Maliki dan Hambali: 
 
 
 ÝÞÏ ÃÌÇÈ ÈäÙíÑ åÐíä ÇáÌæÇÈíä ãÝÊí ÇáÓÇÏÉ ÇáãÇáßíÉ
 æãÝÊí ÇáÓÇÏÉ ÇáÍäÇÈáÉ 
 
 Artinya:Telah menjawab seperti kedua jawaban di atas
 mufti Madzhab 
 Maliki dan 

[keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah

2006-07-18 Terurut Topik wandysulastra
Kok jadi gak nyambung.. gak nyambungnya dimana? :)

Bukan tugas dan kapasitas saya untuk berdebat dengan mereka. 
Tunjukan saja fakta2 yang sudah saya sebutkan tersebut kepada 
mereka. Kalau belum cukup, sampaikan undangan saya untuk beliau2, 
insya allah saya akan menghubungi ustadz saya agar kita bisa sama2 
mengkaji masalah ini. Dan jangan lupa, bawa handycam-nya yah.. :)

Semoga Allah memberikan hidayahnya kepada kita agar dapat membedakan 
mana yang haq dan mana yang bathil...

Wassalam

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ridwan [EMAIL PROTECTED] wrote:

 ya udah gak nyambung dehsaya berharap mas wandy mau dan bisa 
sampaikan
 pendapat mas wandy langsung pada ulama-2 (minimal) yang telah saya 
sebutkan,
 bilang pada mereka kalau tahlilan itu sesat dan direkam dengan
 handycam...gak apa-2 koq kalo saya yang masih melakukan tahlil 
dianggap
 sesat, insya Alloh nanti kita kan ketemu lagi di surga-NYA.
 
 udah ya tentang tahlil ini, pendapat saya udah jelas, dan pendapat 
kang
 wandy maupun kang ari juga udah jelas, insya Alloh kita ketemu 
lagi di
 surga-NYA bercengkerama dengan Rosulullah SAWsekarang marilah 
kita
 doa-kan saudara-2 kita yang terkena musibah, semoga Alloh SWT 
mengampuni
 dosa mereka dan dosa kita, memaafkan mereka dan memaafkan kita, 
dan kita
 ditetapkan dalam Rahmat-NYA..amin.
 
 wassalam
 
- deleted






 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Great things are happening at Yahoo! Groups.  See the new email design.
http://us.click.yahoo.com/TISQkA/hOaOAA/yQLSAA/wDNolB/TM
~- 

Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh 
manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya 
adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu 
wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang 
tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas 
yang engkau mampu. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah

2006-07-18 Terurut Topik Anto Sulistianto
Wah boleh donk ikutan acaranya (kalo jadian? hehe)

Insya Allah saya akan ittiba' pada Rasulullah SAW dan
pada ulama-2 yg mempunyai hujjah yg jelas dan shahih
dlm memutuskan suatu perkara, bukan karena jumlah yg
mayoritas, bukan karena diamalkan oleh banyak orang,
tapi karena jelas ada hujjah yg shahih yg
mendasarinya.

Wassalam,
Anto

--- wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kok jadi gak nyambung.. gak nyambungnya dimana? :)
 
 Bukan tugas dan kapasitas saya untuk berdebat dengan
 mereka. 
 Tunjukan saja fakta2 yang sudah saya sebutkan
 tersebut kepada 
 mereka. Kalau belum cukup, sampaikan undangan saya
 untuk beliau2, 
 insya allah saya akan menghubungi ustadz saya agar
 kita bisa sama2 
 mengkaji masalah ini. Dan jangan lupa, bawa
 handycam-nya yah.. :)
 
 Semoga Allah memberikan hidayahnya kepada kita agar
 dapat membedakan 
 mana yang haq dan mana yang bathil...
 
 Wassalam



__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 


 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Check out the new improvements in Yahoo! Groups email.
http://us.click.yahoo.com/6pRQfA/fOaOAA/yQLSAA/wDNolB/TM
~- 

Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh 
manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya 
adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu 
wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang 
tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas 
yang engkau mampu. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Kloning Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah

2006-07-18 Terurut Topik Ridwan
he..he...bener-2 gak nyambung

orang pintar minum tolak angin..he...he..koq jadi iklan sih...

udah ya jangan dikomentarin, malas nih...eh kang ncep gimana postingan
tentang kloning...terusin donk

wassalam

- Original Message -
From: wandysulastra [EMAIL PROTECTED]
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, July 18, 2006 2:01 PM
Subject: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka
tinggalkanlah


 Kok jadi gak nyambung.. gak nyambungnya dimana? :)

 Bukan tugas dan kapasitas saya untuk berdebat dengan mereka.
 Tunjukan saja fakta2 yang sudah saya sebutkan tersebut kepada
 mereka. Kalau belum cukup, sampaikan undangan saya untuk beliau2,
 insya allah saya akan menghubungi ustadz saya agar kita bisa sama2
 mengkaji masalah ini. Dan jangan lupa, bawa handycam-nya yah.. :)

 Semoga Allah memberikan hidayahnya kepada kita agar dapat membedakan
 mana yang haq dan mana yang bathil...

 Wassalam

 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ridwan [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  ya udah gak nyambung dehsaya berharap mas wandy mau dan bisa
 sampaikan
  pendapat mas wandy langsung pada ulama-2 (minimal) yang telah saya
 sebutkan,
  bilang pada mereka kalau tahlilan itu sesat dan direkam dengan
  handycam...gak apa-2 koq kalo saya yang masih melakukan tahlil
 dianggap
  sesat, insya Alloh nanti kita kan ketemu lagi di surga-NYA.
 
  udah ya tentang tahlil ini, pendapat saya udah jelas, dan pendapat
 kang
  wandy maupun kang ari juga udah jelas, insya Alloh kita ketemu
 lagi di
  surga-NYA bercengkerama dengan Rosulullah SAWsekarang marilah
 kita
  doa-kan saudara-2 kita yang terkena musibah, semoga Alloh SWT
 mengampuni
  dosa mereka dan dosa kita, memaafkan mereka dan memaafkan kita,
 dan kita
  ditetapkan dalam Rahmat-NYA..amin.
 
  wassalam
 
 - deleted







 Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada
seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu
pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang
membutuhkan.
 Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu
wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang
yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu
sebatas yang engkau mampu.
 Yahoo! Groups Links










 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
See what's inside the new Yahoo! Groups email.
http://us.click.yahoo.com/2pRQfA/bOaOAA/yQLSAA/wDNolB/TM
~- 

Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh 
manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya 
adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu 
wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang 
tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas 
yang engkau mampu. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah

2006-07-18 Terurut Topik arry putra
Islam agama yg bijaksana, ikuti fatwa2 ulama, masih
ada ulama yg tahlilan yah udah engga napa2,
malah Presiden SBY aja masih tahlilan :)

dari pada pusingin masalah tahlilan mending urusan
orang kampung yg pada belun mau ngaji

capek deh ngomongin ginian

yg mau tahlilan silakan, yg engga suka silakan, tapi
jgn di bilang haram dun kalo tahlilan, emang di
tahlilan sekrg pada ngomongin aib sang mayit !!

kalo jaman jahiliyah dulu emang, berkumpul di tempat
mayit, pada ngomongin kejelekan sang mayit

rido Allah itu rahasia Illahi

Islam harus berkembang sesuai zaman, melalui fatwa2
ulama

udah deh capek, gurumu gurumu, guruku guruku
ambil ukhuwahnya aja, ocreee :)

yg penting engga ada niat jelek terhadap segala
sesuatu
hilangkan iri dengki buruk sangka, bersihkan hati









Kok jadi gak nyambung.. gak nyambungnya dimana? :)

Bukan tugas dan kapasitas saya untuk berdebat dengan
mereka. 
Tunjukan saja fakta2 yang sudah saya sebutkan tersebut
kepada 
mereka. Kalau belum cukup, sampaikan undangan saya
untuk beliau2, 
insya allah saya akan menghubungi ustadz saya agar
kita bisa sama2 
mengkaji masalah ini. Dan jangan lupa, bawa
handycam-nya yah.. :)

Semoga Allah memberikan hidayahnya kepada kita agar
dapat membedakan 
mana yang haq dan mana yang bathil...

Wassalam

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ridwan
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 ya udah gak nyambung dehsaya berharap mas wandy
mau dan bisa 
sampaikan
 pendapat mas wandy langsung pada ulama-2 (minimal)
yang telah saya 
sebutkan,
 bilang pada mereka kalau tahlilan itu sesat dan
direkam dengan
 handycam...gak apa-2 koq kalo saya yang masih
melakukan tahlil 
dianggap
 sesat, insya Alloh nanti kita kan ketemu lagi di
surga-NYA.
 
 udah ya tentang tahlil ini, pendapat saya udah
jelas, dan pendapat 
kang
 wandy maupun kang ari juga udah jelas, insya Alloh
kita ketemu 
lagi di
 surga-NYA bercengkerama dengan Rosulullah
SAWsekarang marilah 
kita
 doa-kan saudara-2 kita yang terkena musibah, semoga
Alloh SWT 
mengampuni
 dosa mereka dan dosa kita, memaafkan mereka dan
memaafkan kita, 
dan kita
 ditetapkan dalam Rahmat-NYA..amin.
 
 wassalam
 
- deleted






Yahoo! Singapore Answers
Real people. Real questions. Real answers. Share what you know at 
http://answers.yahoo.com.sg


 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Check out the new improvements in Yahoo! Groups email.
http://us.click.yahoo.com/6pRQfA/fOaOAA/yQLSAA/wDNolB/TM
~- 

Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh 
manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya 
adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu 
wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang 
tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas 
yang engkau mampu. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah

2006-07-18 Terurut Topik wandysulastra
Nah..nah..nah.. pakai logika lagi kan, hehehe

Iya, yang belum ngaji harus disuruh ngaji, tapi yang tersesat juga 
harus diluruskan mas...

Memang benar, masih ada beberapa ulama jaman sekarang yang masih 
ikut2an tahlilan. Dan ironisnya ulama-ulama tersebut mengaku 
bermadzhab Syafi'i, padahal banyak sekali dalam acara tersebut hal2 
yang justru bertentangan dengan fatwa ULAMA2 TERKEMUKA Madzhab 
Syafi'i seperti Imam Syafi'i dan Imam Nawawi seperti yang saya 
sebutkan sebelumnya yaitu masalah kumpul di tempat yang mati dan 
makan hidangan dari keluarga yang mati. Ditambah lagi biasanya ada 
kirim2 pahala baca alquran. Padahal MENURUT IMAM SYAFI'I hal 
tersebut tidak akan sampai.

Lalu kita harus ngikut ulama yang mana? Ya terserah si mas, mau ikut 
fatwanya Imam Syafi'i (kalau mas bermadzhab Syafi'i) atau mengekor 
ulama2 sekarang saja...

Semua disampaikan atas dasar dalil dan fakta, jadi disini tidak ada 
sama sekali unsur suka atau tidak suka, apalagi berburuk sangka. 
Kalau disebut iri dengki, apa yang di-iri-kan dan di-dengki-kan dari 
mereka yang melakukan tahlilan? :)

Semua ini saya sampaikan atas ilmu yang sudah saya dapat dan atas 
kesadaran untuk saling menasehati di dalam kebajikan. Insya allah 
diskusi ini dilakukan dengan hati yang bersih dan niat yang tulus...

Sekali lagi tugas saya hanya menyampaikan, selanjutnya terserah 
anda. Masih mau melanjutkan acara tersebut silakan, mau meneliti 
dulu alhamdulillah Ocree Mas..? :)

Mas baru posting beberapa kali aja udah bilang cape, apalagi saya 
yang menanggapi masalah ini dari awal... hehehe...hehehe... Jangan 
pernah merasa cape dan bosan dalam menuntut dan mengkaji ilmu ya 
mas Salam :)


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, arry putra [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Islam agama yg bijaksana, ikuti fatwa2 ulama, masih
 ada ulama yg tahlilan yah udah engga napa2,
 malah Presiden SBY aja masih tahlilan :)
 
 dari pada pusingin masalah tahlilan mending urusan
 orang kampung yg pada belun mau ngaji
 
 capek deh ngomongin ginian
 
 yg mau tahlilan silakan, yg engga suka silakan, tapi
 jgn di bilang haram dun kalo tahlilan, emang di
 tahlilan sekrg pada ngomongin aib sang mayit !!
 
 kalo jaman jahiliyah dulu emang, berkumpul di tempat
 mayit, pada ngomongin kejelekan sang mayit
 
 rido Allah itu rahasia Illahi
 
 Islam harus berkembang sesuai zaman, melalui fatwa2
 ulama
 
 udah deh capek, gurumu gurumu, guruku guruku
 ambil ukhuwahnya aja, ocreee :)
 
 yg penting engga ada niat jelek terhadap segala
 sesuatu
 hilangkan iri dengki buruk sangka, bersihkan hati
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 Kok jadi gak nyambung.. gak nyambungnya dimana? :)
 
 Bukan tugas dan kapasitas saya untuk berdebat dengan
 mereka. 
 Tunjukan saja fakta2 yang sudah saya sebutkan tersebut
 kepada 
 mereka. Kalau belum cukup, sampaikan undangan saya
 untuk beliau2, 
 insya allah saya akan menghubungi ustadz saya agar
 kita bisa sama2 
 mengkaji masalah ini. Dan jangan lupa, bawa
 handycam-nya yah.. :)
 
 Semoga Allah memberikan hidayahnya kepada kita agar
 dapat membedakan 
 mana yang haq dan mana yang bathil...
 
 Wassalam
 
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ridwan
 ridwan@ wrote:
 
  ya udah gak nyambung dehsaya berharap mas wandy
 mau dan bisa 
 sampaikan
  pendapat mas wandy langsung pada ulama-2 (minimal)
 yang telah saya 
 sebutkan,
  bilang pada mereka kalau tahlilan itu sesat dan
 direkam dengan
  handycam...gak apa-2 koq kalo saya yang masih
 melakukan tahlil 
 dianggap
  sesat, insya Alloh nanti kita kan ketemu lagi di
 surga-NYA.
  
  udah ya tentang tahlil ini, pendapat saya udah
 jelas, dan pendapat 
 kang
  wandy maupun kang ari juga udah jelas, insya Alloh
 kita ketemu 
 lagi di
  surga-NYA bercengkerama dengan Rosulullah
 SAWsekarang marilah 
 kita
  doa-kan saudara-2 kita yang terkena musibah, semoga
 Alloh SWT 
 mengampuni
  dosa mereka dan dosa kita, memaafkan mereka dan
 memaafkan kita, 
 dan kita
  ditetapkan dalam Rahmat-NYA..amin.
  
  wassalam
  
 - deleted
 
 
 
 
   
 
 Yahoo! Singapore Answers
 Real people. Real questions. Real answers. Share what you know at 
http://answers.yahoo.com.sg








Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh 
manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya 
adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu 
wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang 
tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas 
yang engkau mampu. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah

2006-07-18 Terurut Topik Ari




Yup, semua warisan nenek moyang yang bertentangan dengan
keimanan dan hukum Alloh dan Rosul Nya mutlak harus ditinggalkan.

Sungguh merupakan sesuatu yang mencengangkan jika sesuatu yang kita
yakini selama ini bahkan sudah membudaya dan mengakar dalam kehidupan
kita ternyata adalah sesuatu yang sudah keluar dari koridor Alloh dan
Rosul Nya. Mayoritas umat saat ini memang meyakini sebaliknya lalu apakah
kita tetap menetapinya walaupun sudah mengetahui kebenaran.
Believe it or not, Ritual ini sudah di lakukan nenek moyang kita penganut
Budhist maupun Hindu (lihat sejarah nusantara). Dan 200 juta muslim
diIndonesia sekarang ini masih melestarikannya!, sesudah datang perintah
untuk meninggalkan yang bathil dan menuju yang Haq.
Tak ada dalam sejarah, Rosul mengumpulkan umatnya di rumah salha seorang
muslim saat itu yang meninggal, kemudian membaca doa ini dan itu bahkan
disuguhi ini dan itu. Apa yang diperintahkan Rosul adalah untuk
meringankan beban yang terkena musibah dan bukannya memberatkannya, dalam
Ritual ini yang terjadi adalah sebaliknya. Penderitaan semakin
bertambah dengan keharusan (hampir semua meyakini hukum wajibnya tahlilan
ini, padahal bukan) memberikan makanan dan hidangan lainya bahkan
uang!.
Lalu dari mana dasar wajibnya tahlilan ini (7 hari berturut turut, 40
hari, 100 hari bahkan 1000 hari!)?, tidak ada dalam Islam, semuanya hanya
mengada adakan saja.
Jika kita lihat dari azas manfaat dan mudhorotnya, lebih banyak
mudhorotnya dari pada manfaatnya
1. Membebani keluarga yang ditinggalkan mati secara ekonomi
2. Membebani keluarga yang ditinggalkan mati secara emosi, belum lagi
kesedihan hilang, mereka sudah dipusingkan dengan harus menyiapkan sekian
rupiah untuk membeli ini dan itu untuk jamuan, banyak yang akhirnya
hutang kesana kemari
3. Berkumpul hanya untuk pembacaan koor ayat ayat Alloh dan jauh dari
pengkajian dan penelaahan dari apa yang terkandung didalamnya.
4. Mengirimkan bacaan buat si mati dengan asumsi bacaan ini akan sampai
dan meringankan beban si mati di alam kubur.
5. Orang dikumpulkan dari awal sampai akhir ritual ini hanya baca dan
baca kemudian makan dan minum tanpa ada tolabul ilmi maupun saling
mansehati. 
dllsb
Jadi adat istiadat yang memang keluar dari koridor Alloh dan RosulNya,
wajib kita jauhi. Karena kita adalah umat nya Muhammad dan bukan umat
pengikut nenek moyang.
Salam
Ari
At 08:18 AM 7/18/2006, you wrote:
Apakah semua warisan nenek
moyang mesti ditinggalkan ?
Adat istiadat masyarakat terhadap orang yang terkena musibah
(kematian)
sampai sejauh mana bisa diterima oleh Islam, dan sampai sejauh mana
tidak diterima (tertolak) oleh Islam ?
wassalam
anut

__._,_.___





Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu.








   



  




  
  
  YAHOO! GROUPS LINKS



  Visit your group "keluarga-islam" on the web.
  To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED]
  Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.



  






__,_._,___





[keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah

2006-07-18 Terurut Topik banganut




 Yup, semua warisan nenek moyang yang bertentangan dengan keimanan dan 
 hukum Alloh dan Rosul Nya mutlak harus ditinggalkan.
===
1. Semua warisan nenek moyang yang bertentangan dengan keimanan dan hukum Allah dan Rasul-Nya mutlak harus ditinggalkan
2. Semua warisan nenek moyang yang bersesuaian dengan keimanan dan hukum Allah dan Rasul-Nya .. ?
3. Semua warisan nenek moyang yang syubhat dengan keimanan dan hukum Allah dan Rasul-Nya .. ?

 
 Sungguh merupakan sesuatu yang mencengangkan jika sesuatu yang kita 
 yakini selama ini bahkan sudah membudaya dan mengakar dalam kehidupan 
 kita ternyata adalah sesuatu yang sudah keluar dari koridor Alloh dan 
 Rosul Nya. Mayoritas umat saat ini memang meyakini sebaliknya lalu 
 apakah kita tetap menetapinya walaupun sudah mengetahui kebenaran.
===
Idem dengan diatas

 
 Believe it or not, Ritual ini sudah di lakukan nenek moyang kita 
 penganut Budhist maupun Hindu (lihat sejarah nusantara). Dan 200 juta 
 muslim diIndonesia sekarang ini masih melestarikannya!, sesudah 
 datang perintah untuk meninggalkan yang bathil dan menuju yang Haq.
===
 Believe it or not, Islam sudah masuk pada masa kerajaan Sriwijaya,
bahkan disinyalir pada masa sahabat / tabi'in Islam sudah masuk pada
masa itu

 
 Tak ada dalam sejarah, Rosul mengumpulkan umatnya di rumah salha 
 seorang muslim saat itu yang meninggal, kemudian membaca doa ini dan 
 itu bahkan disuguhi ini dan itu. Apa yang diperintahkan Rosul adalah 
 untuk meringankan beban yang terkena musibah dan bukannya 
 memberatkannya, dalam Ritual  ini yang terjadi adalah sebaliknya. 
 Penderitaan semakin bertambah dengan keharusan (hampir semua meyakini 
 hukum wajibnya tahlilan ini, padahal bukan) memberikan makanan dan 
 hidangan lainya bahkan uang!.
 
 Lalu dari mana dasar wajibnya tahlilan ini (7 hari berturut turut, 40 
 hari, 100 hari bahkan 1000 hari!)?, tidak ada dalam Islam, semuanya 
 hanya mengada adakan saja.
 
 Jika kita lihat dari azas manfaat dan mudhorotnya, lebih banyak 
 mudhorotnya dari pada manfaatnya
 
 1. Membebani keluarga yang ditinggalkan mati secara ekonomi
 2. Membebani keluarga yang ditinggalkan mati secara emosi, belum lagi 
 kesedihan hilang, mereka sudah dipusingkan dengan harus menyiapkan 
 sekian rupiah untuk membeli ini dan itu untuk jamuan, banyak yang 
 akhirnya hutang kesana kemari
 3. Berkumpul hanya untuk pembacaan koor ayat ayat Alloh dan jauh dari 
 pengkajian dan penelaahan dari apa yang terkandung didalamnya.
 4. Mengirimkan bacaan buat si mati dengan asumsi bacaan ini akan 
 sampai dan meringankan beban si mati di alam kubur.
 5. Orang dikumpulkan dari awal sampai akhir ritual ini hanya baca dan 
 baca kemudian makan dan minum tanpa ada tolabul ilmi maupun saling mansehati.
 dllsb
===
Bagaimana dengan yang disampaikan mas Ramdan http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/message/12240

 
 Jadi adat istiadat yang memang keluar dari koridor Alloh dan 
 RosulNya, wajib kita jauhi. Karena kita adalah umat nya Muhammad dan 
 bukan umat pengikut nenek moyang.
 
 Salam
 Ari

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ari [EMAIL PROTECTED] wrote: Yup, semua warisan nenek moyang yang bertentangan dengan keimanan dan  hukum Alloh dan Rosul Nya mutlak harus ditinggalkan.  Sungguh merupakan sesuatu yang mencengangkan jika sesuatu yang kita  yakini selama ini bahkan sudah membudaya dan mengakar dalam kehidupan  kita ternyata adalah sesuatu yang sudah keluar dari koridor Alloh dan  Rosul Nya. Mayoritas umat saat ini memang meyakini sebaliknya lalu  apakah kita tetap menetapinya walaupun sudah mengetahui kebenaran.  Believe it or not, Ritual ini sudah di lakukan nenek moyang kita  penganut Budhist maupun Hindu (lihat sejarah nusantara). Dan 200 juta  muslim diIndonesia sekarang ini masih melestarikannya!, sesudah  datang perintah untuk meninggalkan yang bathil dan menuju yang Haq.  Tak ada dalam sejarah, Rosul mengumpulkan umatnya di rumah salha  seorang muslim saat itu yang meninggal, kemudian membaca doa ini dan  itu bahkan disuguhi ini dan itu. Apa yang diperintahkan Rosul adalah  untuk meringankan beban yang terkena musibah dan bukannya  memberatkannya, dalam Ritual  ini yang terjadi adalah sebaliknya.  Penderitaan semakin bertambah dengan keharusan (hampir semua meyakini  hukum wajibnya tahlilan ini, padahal bukan) memberikan makanan dan  hidangan lainya bahkan uang!.  Lalu dari mana dasar wajibnya tahlilan ini (7 hari berturut turut, 40  hari, 100 hari bahkan 1000 hari!)?, tidak ada dalam Islam, semuanya  hanya mengada adakan saja.  Jika kita lihat dari azas manfaat dan mudhorotnya, lebih banyak  mudhorotnya dari pada manfaatnya  1. Membebani keluarga yang ditinggalkan mati secara ekonomi 2. Membebani keluarga yang ditinggalkan mati secara emosi, belum lagi  kesedihan hilang, mereka sudah dipusingkan dengan harus menyiapkan  sekian rupiah untuk membeli ini dan itu untuk jamuan, banyak yang  akhirnya hutang 

RE: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah

2006-07-18 Terurut Topik Muhammad Fauzi
Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Setuju mas Arry...
Islam itu satu, jangan sampai terbelah-belah gara2 masalah seperti ini.
Kalau menyangkut akidah itu masalah yang prinsip yang harus segera
diluruskan, tapi kalau tahlilan itu masalah muamalah (amalan), yang mau
tahlilan silahkan yang gak mau ya.. Jangan ngomong itu bid'ah, ok
Hidup Islam..!!! 

Wassalam.

-Original Message-
From: keluarga-islam@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of arry putra
Sent: 18 Juli 2006 14:29
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Subject: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka
tinggalkanlah

Islam agama yg bijaksana, ikuti fatwa2 ulama, masih ada ulama yg
tahlilan yah udah engga napa2, malah Presiden SBY aja masih tahlilan :)

dari pada pusingin masalah tahlilan mending urusan orang kampung yg pada
belun mau ngaji

capek deh ngomongin ginian

yg mau tahlilan silakan, yg engga suka silakan, tapi jgn di bilang haram
dun kalo tahlilan, emang di tahlilan sekrg pada ngomongin aib sang
mayit !!

kalo jaman jahiliyah dulu emang, berkumpul di tempat mayit, pada
ngomongin kejelekan sang mayit

rido Allah itu rahasia Illahi

Islam harus berkembang sesuai zaman, melalui fatwa2 ulama

udah deh capek, gurumu gurumu, guruku guruku ambil ukhuwahnya aja,
ocreee :)

yg penting engga ada niat jelek terhadap segala sesuatu hilangkan iri
dengki buruk sangka, bersihkan hati









Kok jadi gak nyambung.. gak nyambungnya dimana? :)

Bukan tugas dan kapasitas saya untuk berdebat dengan mereka. 
Tunjukan saja fakta2 yang sudah saya sebutkan tersebut kepada mereka.
Kalau belum cukup, sampaikan undangan saya untuk beliau2, insya allah
saya akan menghubungi ustadz saya agar kita bisa sama2 mengkaji masalah
ini. Dan jangan lupa, bawa handycam-nya yah.. :)

Semoga Allah memberikan hidayahnya kepada kita agar dapat membedakan
mana yang haq dan mana yang bathil...

Wassalam

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ridwan
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 ya udah gak nyambung dehsaya berharap mas wandy
mau dan bisa
sampaikan
 pendapat mas wandy langsung pada ulama-2 (minimal)
yang telah saya
sebutkan,
 bilang pada mereka kalau tahlilan itu sesat dan
direkam dengan
 handycam...gak apa-2 koq kalo saya yang masih
melakukan tahlil
dianggap
 sesat, insya Alloh nanti kita kan ketemu lagi di
surga-NYA.
 
 udah ya tentang tahlil ini, pendapat saya udah
jelas, dan pendapat
kang
 wandy maupun kang ari juga udah jelas, insya Alloh
kita ketemu
lagi di
 surga-NYA bercengkerama dengan Rosulullah
SAWsekarang marilah
kita
 doa-kan saudara-2 kita yang terkena musibah, semoga
Alloh SWT
mengampuni
 dosa mereka dan dosa kita, memaafkan mereka dan
memaafkan kita,
dan kita
 ditetapkan dalam Rahmat-NYA..amin.
 
 wassalam
 
- deleted






Yahoo! Singapore Answers
Real people. Real questions. Real answers. Share what you know at
http://answers.yahoo.com.sg


 Yahoo! Groups Sponsor ~--
Check out the new improvements in Yahoo! Groups email.
http://us.click.yahoo.com/6pRQfA/fOaOAA/yQLSAA/wDNolB/TM
~- 

Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada
seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu
pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang
membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu
wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah
orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah
ilmu itu sebatas yang engkau mampu. 
Yahoo! Groups Links



 







 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Check out the new improvements in Yahoo! Groups email.
http://us.click.yahoo.com/6pRQfA/fOaOAA/yQLSAA/wDNolB/TM
~- 

Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh 
manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya 
adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu 
wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang 
tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas 
yang engkau mampu. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah

2006-07-17 Terurut Topik wandysulastra
Astaghfirulloh...

Tahlilan kematian bukanlah sekedar perbedaan pendapat pada masalah 
furu'. Mohon maaf jika saya mengambil kesimpulan bahwa tahlilan 
kematian yang umumnya dilakukan di masyarakat kita saat ini memang 
sudah masuk kategori bid'ah yang sesat. Banyaknya Habaib yang 
melaksanakan acara ini bukanlah ukuran suatu kebenaran, hanya Al-
Quran dan as-Sunnah-lah ukuran kebenaran yang harus kita yakini.  
Jika jelas banyak hadits shahih yang menyebutkan adanya pelanggaran 
syariat dalam acara ini, masihkah kita harus tetap ngotot 
melestarikan budaya yang salah ini?

Sebelum kita terus ngotot melestarikan acara ini, alangkah baiknya 
jika kita melakukan cek dan ricek pada kitab2 yang disebutkan pada 
postingan yang melarang melakukan acara tahlil ini. Salah satu yang 
mungkin layak diperiksa adalah informasi yang saya dapat dari 
syariah online ini, saya yakin dewan asatidz syariah online tidak 
asal dalam mengutip fatwa ulama dari kitab2 yang disebutkan itu. 
Sekali lagi sengaja saya ambil dari situs yang saya pikir cukup 
netral ini. Jika anda mau lihat2 di situs salafy, acara seperti ini 
dibahas lebih jauh lagi dan dengan kalimat2 yang sedikit keras :). 
Dalil dan fatwa2 ini pun pernah disampaikan oleh ustadz saya, dan 
saya yakin beliau tidak akan asal mengutip pendapat ulama yang 
berkaitan dengan masalah tersebut. Bahkan yang saya tahu, beliau 
lebih banyak menggunakan kitab2 asli ulama terdahulu dalam 
menyampaikan kajiannya, bukan dengan kitab2 karangan ulama sekarang 
apalagi terjemahan. Silakan diperiksa dan tanyakan kepada ulama yang 
memiliki keilmuan yang luas, sebelum terlalu jauh terjerumus dalam 
kesesatan, Na'udzubillah

Berikut saya copy-kan lagi kutipan dari syari'ah online:
---

Diterangkan dalam kitab 'Ianatu Thalibin jilid 2 hal 145-146 , bahwa 
fatwa-fatwa dari mufti-mufti Mekah dari 4 Madzhab menerangkan bahwa 
perbuatan perbuatan itu adalah munkar: 

1. Sayyid Ahmad Zaini Dahlan mufti Madzhab Syafi'i: 


äÚã ãÇ íÝÚá ÇáäÇÓ ãä ÇáÅÌÊãÇÚ ÚäÏ Ãåá ÇáãíÊ æÕäÚ ÇáØÚÇã ãä ÇáÈÏÚ 
ÇáãäßÑÉ ÇáÊí íËÇÈ Úáì ãäÚåÇ æáí ÇáÃãÑ 

Artinya: Ya, perbuatan yang dilakukan oleh beberapa orang berkumpul 
dirumah orang yang kena musibah kematian dan menyediakan makanan 
adalah perbuatan bid'ah munkarah dan penguasa yang mencegahnya akan 
mendapatkan pahala. 

2. Fatwa dari Mufti Madzhab Hanafi: 

äÚã íËÇÈ æáí ÇáÃãÑ Úáì ãäÚåã ãä Êáß ÇáÃãæÑ ÇáÊí åí ãä ÇáÈÏÚ 

Artinya: Ya, penguasa akan diberi pahala karena melarang manusia 
dari perbuatan bid'ah. 


3 dan 4 Fatwa Madzhab Maliki dan Hambali: 


ÝÞÏ ÃÌÇÈ ÈäÙíÑ åÐíä ÇáÌæÇÈíä ãÝÊí ÇáÓÇÏÉ ÇáãÇáßíÉ æãÝÊí ÇáÓÇÏÉ ÇáÍäÇÈáÉ 

Artinya:Telah menjawab seperti kedua jawaban di atas mufti Madzhab 
Maliki dan Mufti Madzhab Hambali. 


Di dalam kitab 'Ianatu Thalibin jld. 2. hlm. 145-147, juga 
disebutkan fatwa2 Imam Syafi'i sbb: 


æóÞóÇáó ÇóíúÖðà : æóíóßúÑóåõ ÇáÖøöíóÇÝóÉõ ãöäó ÇáØøóÚóÇãö ãöäú Çóåúáö 
ÇáúãóíøöÊö áÇóäøóåõ ÔóÑóÚó Ýöì ÇáÓøõÑõæúÑö 
æóåöíó ÈöÏúÚóÉñ 

1) Imam Syafie berkata lagi: Dibenci bertamu dengan persiapan 
makanan yang disediakan oleh ahli si Mati karena ia adalah sesuatu 
yang keji dan ia adalah bidah. 

æöãöäó ÇáúÈöÏóÚö ÇáúãõäúßóÑóÉö ÇáúãóßúÑõæúåö ÝóÚúáõåõ ãóÇ íóÝúÚóáõ ÇáäøóÇÓõ 
ãöäó ÇáúæóÍúÔóÉö æóÇáúÌóãúÚö 
æóÇúáÇóÑúÈöÚöíúäó Èóáú ßóáøõ Ðóáößó ÍóÑóÇãñ 

2) Dan diantara bid'ah yang mungkar ialah kebiasaan orang yang 
melahirkan rasa kesedihannya sambil berkumpul beramai-ramai melalui 
upacara (kenduri arwah) di hari keempat puluh (empat pulu harinya) 
pada hal semuanya ini adalah haram. 


ãóÇ íóÝúÚóáõåõ ÇáäøóÇÓõ ãöäó ÇúáÇöÌúÊóãóÇÚö ÚöäúÏó Çóåúáö ÇáúãóíøöÊö æóÕõäúÚö 
ÇáØøóÚóÇãö ãöäó ÇáúÈöÏóÚö ÇáúãõäúßóÑóÉö 

3) Apa yang diamalkan oleh manusia dengan berkumpul dirumah keluarga 
si mati dan menyediakan makanan adalah termasuk perbuatan bid'ah 
yang mungkar.

æóãóÇ ÇÚúÊöíúÏó ãöäú ÌóÚúáö Çóåúáó ÇáúãóíøöÊö ØóÚóÇãðÇ áöíóÏúÚõæú ÇáäøóÇÓó 
Çöáóíúåö ÈöÏúÚóÉñ ãóßúÑõæúåóÉñ 
ßóÇöÌúÊöãóÇÚöåöãú áöÐóáößó áöãóÇ ÕóÍøó Úóäú ÌóÑöíúÑö ÞóÇáó : Úóäú ÌóÑöíúÑö Èúäö 
ÚóÈúÏöÇááåö ÞóÇáó : ßõäøóÇ äóÚõÏøõ 
ÇúáÇöÌúÊöãóÇÚó áÇóåúáö ÇáúãóíøöÊö æóÕóäúÚõåõãú ÇáØøóÚóÇãó ãöäó ÇáäøöíóÇÍóÉö. 
(ÑæÇå ÇáÇãÇã ÇÍãÏ æÇÈä 
ãÇÌå ÈÇÓäÇÏ ÕÍíÍ). 

4) Dan apa yang telah menjadi kebiasaan manusia tentang menjemput 
orang dan menyediakan hidangan makanan oleh keluarga si Mati adalah 
bid'ah yang dibenci, termasuklah dalam hal ini berkumpul beramai-
ramai di rumah keluarga si Mati karena terdapat hadits sahih dari 
Jarir bin Abdullah berkata: Kami menganggap berkumpul beramai-ramai 
(berkenduri arwah) di rumah si Mati dan menyiapkan makanan sebagai 
ratapan.(Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ibn majah dengan sanad 
yang sahih), Lihat: Al-Umm. Juz 1. Hlm. 248. 



Fatwa Imam Syafie dan para ulama muktabar yang bermazhab Syafie 
begitu juga dari madzhab lainnya telah mengharamkan berkumpul 
beramai-ramai dan menyediakan hidangan makanan di rumah si Mati 
untuk tujuan kenduri arwah. Mereka tidak mungkin mengharamkan atau 
menghalalkan sesuatu mengikuti akal fikiran, pendapat