RE: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah
Bukhari no: 631) Dengan merealisasikan dua syarat ini yakni ikhlas dan mengikuti tuntunan Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam niscaya amalan kita akan diterima, dan kita akan termasuk golongan yang diceritakan oleh Alloh ta'ala dalam firman-Nya, Banyak muka pada hari itu berseri-seri, mereka senang karena amalannya, dalam surga yang tinggi (QS Al Ghasyiyah: 8-10) Wallohu ta'ala a'lam, wa shallallohu 'ala nabiyyina muhammadin wa 'ala alihi wa shahbihi ajma'in. Selamat berhaji, semoga mabrur. Amien. Dipersembahkan oleh: Tim Mahasiswa Indonesia Universitas Islam Madinah, PO Box: 10234 Madinah KSA Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of dodindra Sent: Tuesday, July 25, 2006 11:31 AM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah Ass.Wr.Wb. Mang, kopi tubruk satu...pisang goreng ayak ? Ini ikut urun sedikit : QS Al Hujurat ayat 13 : Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. QS Asy Syuuraa, ayat : 15 Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu. Tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah kembali (kita) QS Adz-Dzaariyyat ayat 8 : Sesungguhnya kamu benar-benar dalam keadaan berbeda-beda pendapat, QS Al Lail ayat : sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda. Sambil nyruput kopi tubruk.menikmati perbedaan, yang nikmat kan masih dalam Islam.sruuuppput.. wassalam, dodi --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ramdan [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Ananto, jika semuanya bersumber dari Allah dan Rosulnya kenapa kok bisa berbeda-beda dan 'kelihatannya' bertentangan ya...?! he-he-he... ngopy dan ngudud bagi yang suka, jadi terasa nikmat... hm.. ah... :-) tapi bagi yang ga suka, malah jadi batuk dan liuer... uhuk.. uhuk... salan perbedaan. :) On 7/25/06, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Wandy, Sebenarnya ini maslah yang sangat sepele (menurut saya)... Saya sami' na wa atho'na dengan ulama A... sampeyan juga beitu, sami'na wa atho'na dengan ulama B... padahal pendapat antara ulama A dan ulama B sangat jauh berbeda (malah seakan akan bertentangan) Kemudian, kalau kita tanya lagi... Ulama A akan berbicara bahwa pendapatnya bersumber dari madzab Ulama Besar A... demikian juga, Ulama B akan berkata bahwa pendapatnya bersumber dari madzab Ulama Besar B... (walaupun juga pendapatnya bertentangan) Kemudian... Madzab Ulama Besar A berpendapat: Pendapat saya, referensi nya dari sahabat Rosul A Madzab Ulama Besar B berpendapat: Pendapat saya, referensi nya dari sahabat Rosul B Kemudian... Sahabat Rosul A (yang dijamin masuk surga) akan bicara bahwa ini referensi dari Rosul Sahabat Rosul B (yg jg dijamin masuk surga) juga berbicara yang sama... Kesimpulan??? Insya Allah semuanya bersumber dari Allah dan Rosulnya Mari kita salaman bareng2... Ngopi... Ngemil Pisang goreng... sambil nyedot dji sam soe... mungkin lebih berguna wallahu a'lam bi showab orang awam ga bisa jawab On 7/21/06, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Silakan Mas Ananto, itu semua adalah hak anda. Tugas saya hanyalah menyampaikan apa yang sudah saya ketahui dan pelajari. Kalau saya mau menyebutkan ulama2 yang tidak melakukan Tahlilan dan juga melarang acara seperti itu banyak sekali lho Mas. Baik Ulama sekarang maupun ulama2 terdahulu seperti yang sudah saya postingkan. Mereka semua bertaraf ulama besar yang diakui dunia. Kalau saya sih lebih suka sami'na wa atho'na kepada mereka yang saya sebutkan tersebut... :) Sekali lagi saya kutipkan lagi pendapat seorang ULAMA BESAR mengenai hal semcam ini, hal2 yang tampak baik dalam ibadah yang tidak ada tuntunan syariatnya, tidaklah menjustifikasi bahwa amalan tersebut menjadi baik dan boleh dilakukan. Mudah2an ringkasan yang sudah saya buat mengenai sunnah dan bid'ah bermanfaat buat rekan2 milis lainnya yang benar2 mau mempelajari dan memahami Islam secara baik, sesuai dengan pemahaman ulama2 terdahulu. Tidak hanya sekedar taqlid, dan ikut-ikutan tanpa didasari ilmu. Wassalam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: sampai dengan saat ini, dengan kadar dan kapasitas ilmu yg sangat terbatas... saya sami'na wa atho'na dengan para ulama... saya tetep ngikut tahlilan karena pada saat saya berada di lingkungan seperti itu, hati saya bener2 se... terasa menyatu gus mus, kiai ilyas, gus faqih, gus shollah dan lainnya masih tahlilan koq... padahal tingkat keilmuan
RE: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah
Makanya,...semuanya kan punya dasar,jadi kalau menurut saya sama saja Rebut balung tanpo isi, nah...yang disana pada ketawa dan tepuk tangan tuh..., Hanya Allah lah yang tahu segala kebenaran, siapapun umat islam tidak dilarang menyampaikan, tapi keyakinan yang sudah mendasar dan ada dasarnya mengapa dibenturkan dengan masing-masig memiliki dasar pula. -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Radiansyah Sent: Tuesday, July 25, 2006 12:51 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: RE: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah Assalamualaikum wr.wb. Kang gimana tanggapannya dengan tulisan dibawah ini ( dari milis tetangga ). Bahwa tidak semua amal dapat diterima, jika tidak ittiba . Mohon sharingnya, Wassalam Agar Amalan Kita Diterima di Sisi Alloh Penulis: Ustadz Abu Abdirrahman Abdullah Zaen, Lc. (Mahasiswa S2 Universitas Islam Madinah, Saudi Arabia) Dalam suatu ayat, Alloh subhanahu wa ta'ala bercerita tentang keadaan hari kiamat: Sudah datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan?. Banyak muka pada hari itu tunduk terhina, bekerja keras lagi kepayahan, memasuki api yang sangat panas (neraka), diberi minum (dengan air) dari sumber yang sangat panas. Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar (QS Al Ghasyiyah: 1-7) Ayat-ayat tersebut di atas merupakan cerita tentang kondisi sebagian penghuni neraka di hari akhirat nanti. Ternyata bukan semua penghuni neraka adalah orang-orang di dunianya kerjaannya cuma gemar berbuat maksiat, kecanduan narkoba, suka main perempuan dan lain sebagainya. Akan tetapi ternyata ada juga di antara penghuni neraka yang di dunianya rajin beramal, bahkan sampai dia kelelahan saking berat amalannya. Ini tentunya menimbulkan kekhawatiran yang amat besar dalam diri masing-masing kita, jangan-jangan kita termasuk yang sudah beramal banyak tapi nantinya termasuk ke dalam golongan yang disebut oleh Alloh subhanahu wa ta'ala di dalam awal surat Al Ghasyiyah tersebut di atas. Jadi, untuk menghilangkan rasa cemas itu, kita perlu mengetahui mengapa orang-orang yang disebutkan dalam ayat di atas sudah beramal tapi malah ganjarannya neraka? Bagaimanakah model amalan mereka? Dengan mengkaji penjelasan para ulama terhadap ayat ini (Lihat: Majmu' Al-Fatawa li Syaikhil Islam XVI:217, dan Shaid al-Khatir karya Ibn al-Jauzi I:373) kita bisa mengetahui bahwa ternyata rahasia kesialan mereka adalah karena mereka beramal tapi tidak memenuhi syarat-syarat diterimanya amalan. Merujuk kepada dalil-dalil dari Al Quran dan Al Hadits kita bisa menemukan bahwa syarat pokok diterimanya amalan seorang hamba ada dua: 1.. Ikhlas karena Alloh subhanahu wa ta'ala. 2.. Mengikuti tuntunan Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam. Dua syarat ini disebutkan dengan jelas dalam akhir surat al-Kahfi: Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Rabb-nya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadat kepada Rabb-nya. (QS Al Kahfi: 110) Oleh karena itu Imam Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat ini berkata, Dua hal ini merupakan dua rukun amal yang diterima. (Jadi suatu amalan) harus ikhlas karena Alloh dan sesuai dengan syari'at Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam (Lihat: Mudzakkirah fil 'Aqidah, karya Dr. Shalih bin Sa'ad as-Suhaimy, hal: 9-12). Mari kita mulai mempelajari bersama, syarat pertama diterimanya suatu amalan, yaitu syarat ikhlas karena Alloh ta'ala. Maksudnya adalah: seseorang hanya mengharapkan ridho Alloh dari setiap amalannya, bersih dari penyakit riya' (ingin dilihat orang lain) dan sum'ah (ingin didengar orang lain), tidak mencari pujian dan balasan melainkan hanya dari-Nya. Pendek kata seluruh amalan yang ia kerjakan hanya ditujukan kepada Alloh subhanahu wa ta'ala semata, dan ini merupakan inti ajaran aqidah yang dibawa oleh seluruh nabi dan rasul rodhiallohu 'anhum. (Lihat: Mudzakkirah fil 'Aqidah, karya Dr. Shalih bin Sa'ad as-Suhaimy, hal: 10) Orang yang tidak mengikhlaskan amalannya untuk Alloh subhanahu wa ta'ala, tidak hanya mengakibatkan amalannya ditolak oleh Alloh, tapi juga kelak dia akan disiksa di neraka. Mari kita simak bersama hadits berikut ini: Suatu hari ketika Syufay al-Ashbahani memasuki kota Madinah, tiba-tiba dia mendapati seseorang yang sedang dikerumuni orang banyak, maka dia pun bertanya, Siapakah orang ini?. Mereka menjawab, Ini adalah Abu Hurairah sahabat Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam. Maka Syafi-pun mendekat hingga dia duduk di hadapan Abu Hurairah, yang saat itu dia sedang menyampaikan hadits-hadits Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam kepada para hadirin. Ketika selesai dan hadirin telah meninggalkan tempat, Syufay berkata, Sebutkanlah untukku sebuah hadits yang engkau dengar langsung dari Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam dan amat engkau hafal dan engkau pahami. Abu Hurairah menjawab, Baiklah
[keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah
tidak pernah dikerjakan oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam maupun para sahabatnya. Apakah mereka lebih paham tentang agama Islam daripada Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam dan sahabatnya? Ataukah mereka telah memiliki tuntunan yang berbeda dengan tuntunan yang diajarkan oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya? Maka marilah mulai detik ini kita kembali mengoreksi amalan-amalan yang selama ini kita kerjakan, sudahkah amalan kita sesuai dengan apa yang dikerjakan oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam? Sudahkah kita mempelajari bagaimana cara Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam sholat? Sudahkah kita mempelajari bagaimana cara Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam berhaji? Ketahuilah bahwa beliau shalallahu 'alaihi wa sallam telah mengingatkan, ( ??? ???) Ambillah oleh kalian manasik haji dariku (HR Muslim no: 1297) Berkaitan dengan masalah sholat, Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan, Sholatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku sholat (HR Bukhari no: 631) Dengan merealisasikan dua syarat ini yakni ikhlas dan mengikuti tuntunan Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam niscaya amalan kita akan diterima, dan kita akan termasuk golongan yang diceritakan oleh Alloh ta'ala dalam firman-Nya, Banyak muka pada hari itu berseri-seri, mereka senang karena amalannya, dalam surga yang tinggi (QS Al Ghasyiyah: 8-10) Wallohu ta'ala a'lam, wa shallallohu 'ala nabiyyina muhammadin wa 'ala alihi wa shahbihi ajma'in. Selamat berhaji, semoga mabrur. Amien. Dipersembahkan oleh: Tim Mahasiswa Indonesia Universitas Islam Madinah, PO Box: 10234 Madinah KSA Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of dodindra Sent: Tuesday, July 25, 2006 11:31 AM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah Ass.Wr.Wb. Mang, kopi tubruk satu...pisang goreng ayak ? Ini ikut urun sedikit : QS Al Hujurat ayat 13 : Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. QS Asy Syuuraa, ayat : 15 Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu. Tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah kembali (kita) QS Adz-Dzaariyyat ayat 8 : Sesungguhnya kamu benar-benar dalam keadaan berbeda-beda pendapat, QS Al Lail ayat : sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda. Sambil nyruput kopi tubruk.menikmati perbedaan, yang nikmat kan masih dalam Islam.sruuuppput.. wassalam, dodi --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ramdan ramdan.ramdan@ wrote: Mas Ananto, jika semuanya bersumber dari Allah dan Rosulnya kenapa kok bisa berbeda-beda dan 'kelihatannya' bertentangan ya...?! he-he-he... ngopy dan ngudud bagi yang suka, jadi terasa nikmat... hm.. ah... :-) tapi bagi yang ga suka, malah jadi batuk dan liuer... uhuk.. uhuk... salan perbedaan. :) On 7/25/06, Ananto pratikno.ananto@ wrote: Mas Wandy, Sebenarnya ini maslah yang sangat sepele (menurut saya)... Saya sami' na wa atho'na dengan ulama A... sampeyan juga beitu, sami'na wa atho'na dengan ulama B... padahal pendapat antara ulama A dan ulama B sangat jauh berbeda (malah seakan akan bertentangan) Kemudian, kalau kita tanya lagi... Ulama A akan berbicara bahwa pendapatnya bersumber dari madzab Ulama Besar A... demikian juga, Ulama B akan berkata bahwa pendapatnya bersumber dari madzab Ulama Besar B... (walaupun juga pendapatnya bertentangan) Kemudian... Madzab Ulama Besar A berpendapat: Pendapat saya, referensi nya dari sahabat Rosul A Madzab Ulama Besar B berpendapat: Pendapat saya, referensi nya dari sahabat Rosul B Kemudian... Sahabat Rosul A (yang dijamin masuk surga) akan bicara bahwa ini referensi dari Rosul Sahabat Rosul B (yg jg dijamin masuk surga) juga berbicara yang sama... Kesimpulan??? Insya Allah semuanya bersumber dari Allah dan Rosulnya Mari kita salaman bareng2... Ngopi... Ngemil Pisang goreng... sambil nyedot dji sam soe... mungkin lebih berguna wallahu a'lam bi showab orang awam ga bisa jawab On 7/21/06, wandysulastra wandysulastra@ wrote: Silakan Mas Ananto, itu semua adalah hak anda. Tugas saya hanyalah menyampaikan apa yang sudah saya ketahui dan pelajari. Kalau saya mau menyebutkan ulama2 yang tidak melakukan Tahlilan dan juga melarang acara seperti itu banyak sekali lho Mas. Baik Ulama sekarang maupun ulama2 terdahulu seperti yang
[keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah
Hehehe... Mas Syaefullah, saya mau bertanya sedikit.Apakah Islam memperbolehkan kebid'ahan?Yang saya ketahui, ulama2 terdahulu sangat keras dalam memerangi masalah ini. Bahkan Rasulullah menghukumi "Sesat" atas setiap bid'ah.Persatuan ummat sangatlah penting. Untuk itu kebid'ahan harus diberantas, karena salah satu penyebab terjadinya perpecahan dan penggolong-golongan dalam umat Islam adalah Bid'ah! Silakan anda pelajari tentang masalah ini dalam kitab2 ulama yang masyhur.Membid'ahkan, berbeda dengan menyampaikan kebid'ahan (dengan cara2 yang benar). Membid'ahkan mempunyai konotasi negatif suka mensesatkan orang lain tanpa aturan, adab, dan ilmu yang cukup. Suka membid'ahkan orang lain (seperti yang dulu anda lakukan) adalah terlarang. Tetapi menyampaikan kebenaran, meluruskan dan menasehati saudara kita yang berbuat salah,menyampaikan suatu amalan itu tidak ada dasarnya dalam syariat (seperti yang dilakukan oleh ulama-ulama terdahulu) adalah suatu kewajiban bagi mereka yang sudah mengetahuinya. Paling tidak hal itu disampaikan kepada keluarga dan orang-orang terdekat yang ada disekitarnya. Tentunya dengan cara-cara yang baik dan santun, bukan dengan cara-cara yang kasar. Dalam semua hal, dan bukan hanya masalah kebid'ahan, jika hal tersebut disampaikan dengan cara yang kasar tentunya akan menimbulkan perpecahan, kan? Begitupun dalam kesempatan ini. Saya berusaha mengingatkan saudara2, bahwa amalan yang menurut mereka sesuai dengan madzhab yang mereka anut, sebenarnya adalah bertentangan dengan fatwa ulama2 mereka sendiri. Saya pikir dalam masalah ini saya tidak berusaha untuk membid'ahkan orang perorang. Saya hanya ingin menyampaikan bahwa banyak amalan yang sering kita laksanakan ternyata sesungguhnya bertentangan dengan madzhab yang kita anut. Jika anda berkenan, silakan tindak lanjuti dengan melakukan kroscek atas apa yang saya sampaikan tersebut. Itulah yang sangat saya harapkan...Sekali lagi untuk saudara-saudara saya yang mengikuti madzhab Syafi'i, pelajari lagi amalan-amalan anda dengan betul (seperti tahlilan dan selamatan, mengirim pahala bacaan menurut madzhab Syafi'i, dsb). Silakan lakukan kajian bersama ustadz-ustadz dengan merujuk langsung pada kitab-kitab ulama besar Syafi'iyah seperti kitabnya Imam Syafi'i dan Imam Nawawi. Maka disana akan terlihat bahwa banyak amalan-amalan kita yang mengaku orang-orang Syafi'i, ternyata justru bertentangan dengan apa yang difatwa-kan oleh ulama besar Syafi'iyah tersebut. Lucu, jika kita lebih memilih pendapatnya ulama lokal yang mengaku syafi'iyah, daripada mengikuti fatwa-fatwa ulama besar syafi'iyah yang diakui dunia memiliki keilmuan jauh diatas rata-rata ulama-ulama saat ini, seperti Imam Syafi'i, Imam Suyuthi, Imam Nawawi, Ibnu Katsir dll... :)Tolak ukur kebenaran kita hanyalah al-quran dan as-sunnah sesuai dengan pemahaman ulama-ulama terdahulu (sebagaimana disinyalir dalam sebuah hadits), bukan pemahaman murni ulama-ulama sekarang yang sebagian besar sudah banyak terkontaminasi oleh berbagai hal...WassalamWnSdont send me more Dikasih Cap duluan ah, hehehe--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Hikmawan Saefullah [EMAIL PROTECTED] wrote: assalaamu'alaikum wr.wb, hehehedahulu saya merupakan salah seorang santri yang selalu "membid'ahkan" orang lain yang suka melakukan tahlilan, termasuk keluarga saya sendiri. Ya, tentunya dengan dasar dalil-dalil dari para ulama mazhab yang saya anut. Tapi, 3 tahun kemudian, saya TOBAT dan tidak mau lagi "membid'ahkan" orang lain, karena karena kebiasaan saya itu (membid'ahkan orang lain) menyebabkan permusuhan dan perpecahan dengan saudara-saudara sekeyakinan saya. Sedangkan permusuhan dan perpecahan sesama muslim itu diharamkan oleh Allah SWT. Maka, kenapa kita harus melakukan tindakan yang haram demi mempertahankan Sunnah? as-Syahid Imam Hasan al-Banna mengajarkan persatuan umat dengan memegang teguh prinsip toleransi atas segala perbedaan latar belakang pemikiran dalam Islam, apalagi jika perbedaan itu dalam kerangka fiqh. Apakah kebenaran itu hanya dapat kita ambil dari para 'Ulama Besar' saja? sedangkan yang sifat 'Benar' dan 'Besar' itu hanya milik Allah semata? lucu, kita sebagai manusia berusaha memberi tolak ukur 'kebenaran' itu seperti memberi tolak ukur sebidang tanah...seolah-olah 'kebenaran' itu bisa kita ukur hanya dengan meteran (dalil, hujjah, fatwa, ijtihad kita) dan kemudian kita patok beberapa tumbak dengan pagar, untuk membedakan "ini tanahku" dan "ini tanahmu?"."apakah tanah yang ada diseberang kita (di luar tumbak kita) itu juga bukan tanah?" maka, kekerdilan otak kita seperti ini lah yang selama ini membuat kita (umat muslim) selalu terbelakang dan bodoh... wa'alaikum salam wr.wb, H.S wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Silakan Mas Ananto, itu semua adalah hak anda. Tugas saya hanyalah menyampaikan apa yang sudah saya ketahui dan pelajari. Kalau saya mau menyebutkan ulama2 yang tidak melakukan Tahlilan dan juga
RE: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah
ia, betul, jgn kasih kalimat yg engga enak di baca, agak di redam emosi ngetik emailnya :p semoga segala sesuatunya utk ridho Allah Amnnn klik aja http://www.pasargoyang.com Assalaamualaikum wr.wb, Maaf kang, pertama2 saja setuju dengan kata2 pembuka yg intinya mengajak kepada persatuan dan menghindari permusuhan, tetapi diakhir kalimat ada kata2 yg kurang enak dibaca ( spt kata2 kerdil), bukankah kata2 tsb dapat melukai perasaan saudara kita ? bukankah sesama muslim adalah saudara ? alangkah lebih baiknya kita didalam menyampaikan suatu pendapat/ nasehat dengan lemah lembut ? karena belum tentu semua pendapat/nasehat dapat diterima oleh orang lain ? apa yang kita dapat jika kita sampaikan dengan kata2 kasar?? Bukankah permusuhan ?? Demikian, mohon maaf jika ada kata2 saya yg kurang berkenan . Wassalam -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Hikmawan Saefullah Sent: Monday, July 24, 2006 10:22 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah assalaamu'alaikum wr.wb, hehehedahulu saya merupakan salah seorang santri yang selalu membid'ahkan orang lain yang suka melakukan tahlilan, termasuk keluarga saya sendiri. Ya, tentunya dengan dasar dalil-dalil dari para ulama mazhab yang saya anut. Tapi, 3 tahun kemudian, saya TOBAT dan tidak mau lagi membid'ahkan orang lain, karena karena kebiasaan saya itu (membid'ahkan orang lain) menyebabkan permusuhan dan perpecahan dengan saudara-saudara sekeyakinan saya. Sedangkan permusuhan dan perpecahan sesama muslim itu diharamkan oleh Allah SWT. Maka, kenapa kita harus melakukan tindakan yang haram demi mempertahankan Sunnah? as-Syahid Imam Hasan al-Banna mengajarkan persatuan umat dengan memegang teguh prinsip toleransi atas segala perbedaan latar belakang pemikiran dalam Islam, apalagi jika perbedaan itu dalam kerangka fiqh. Apakah kebenaran itu hanya dapat kita ambil dari para 'Ulama Besar' saja? sedangkan yang sifat 'Benar' dan 'Besar' itu hanya milik Allah semata? lucu, kita sebagai manusia berusaha memberi tolak ukur 'kebenaran' itu seperti memberi tolak ukur sebidang tanah...seolah-olah 'kebenaran' itu bisa kita ukur hanya dengan meteran (dalil, hujjah, fatwa, ijtihad kita) dan kemudian kita patok beberapa tumbak dengan pagar, untuk membedakan ini tanahku dan ini tanahmu?.apakah tanah yang ada diseberang kita (di luar tumbak kita) itu juga bukan tanah? maka, kekerdilan otak kita seperti ini lah yang selama ini membuat kita (umat muslim) selalu terbelakang dan bodoh... wa'alaikum salam wr.wb, H.S wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Silakan Mas Ananto, itu semua adalah hak anda. Tugas saya hanyalah menyampaikan apa yang sudah saya ketahui dan pelajari. Kalau saya mau menyebutkan ulama2 yang tidak melakukan Tahlilan dan juga melarang acara seperti itu banyak sekali lho Mas. Baik Ulama sekarang maupun ulama2 terdahulu seperti yang sudah saya postingkan. Mereka semua bertaraf ulama besar yang diakui dunia. Kalau saya sih lebih suka sami'na wa atho'na kepada mereka yang saya sebutkan tersebut... :) Sekali lagi saya kutipkan lagi pendapat seorang ULAMA BESAR mengenai hal semcam ini, hal2 yang tampak baik dalam ibadah yang tidak ada tuntunan syariatnya, tidaklah menjustifikasi bahwa amalan tersebut menjadi baik dan boleh dilakukan. Mudah2an ringkasan yang sudah saya buat mengenai sunnah dan bid'ah bermanfaat buat rekan2 milis lainnya yang benar2 mau mempelajari dan memahami Islam secara baik, sesuai dengan pemahaman ulama2 terdahulu. Tidak hanya sekedar taqlid, dan ikut-ikutan tanpa didasari ilmu. Wassalam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com mailto:keluarga-islam%40yahoogroups.com , Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: sampai dengan saat ini, dengan kadar dan kapasitas ilmu yg sangat terbatas... saya sami'na wa atho'na dengan para ulama... saya tetep ngikut tahlilan karena pada saat saya berada di lingkungan seperti itu, hati saya bener2 se... terasa menyatu gus mus, kiai ilyas, gus faqih, gus shollah dan lainnya masih tahlilan koq... padahal tingkat keilmuan beliau jauh di atas kita2 yg sedang berdiskusi di sini... di dalam bacaan tahlil, banyak terkandung nilai2 yg sangat positif... malahan tidak ada yg negatif sama sekali... lah, yg perlu dikritisi sekarang mungkin adalah masalah 'pembebanan pada tuan rumah' yg seakan memberatkan dengan menyediakan hidangan segala macem... silahkan dilanjut... salam, On 7/20/06, wandysulastra
Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah
Mas Wandy, Sebenarnya ini maslah yang sangat sepele (menurut saya)... Saya sami' na wa atho'na dengan ulama A... sampeyan juga beitu, sami'na wa atho'na dengan ulama B... padahal pendapat antara ulama A dan ulama B sangat jauh berbeda (malah seakan akan bertentangan) Kemudian, kalau kita tanya lagi... Ulama A akan berbicara bahwa pendapatnya bersumber dari madzab Ulama Besar A... demikian juga, Ulama B akan berkata bahwa pendapatnya bersumber dari madzab Ulama Besar B... (walaupun juga pendapatnya bertentangan) Kemudian... Madzab Ulama Besar A berpendapat: Pendapat saya, referensi nya dari sahabat Rosul A Madzab Ulama Besar B berpendapat: Pendapat saya, referensi nya dari sahabat Rosul B Kemudian... Sahabat Rosul A (yang dijamin masuk surga) akan bicara bahwa ini referensi dari Rosul Sahabat Rosul B (yg jg dijamin masuk surga) juga berbicara yang sama... Kesimpulan??? Insya Allah semuanya bersumber dari Allah dan Rosulnya Mari kita salaman bareng2... Ngopi... Ngemil Pisang goreng... sambil nyedot dji sam soe... mungkin lebih berguna wallahu a'lam bi showab orang awam ga bisa jawab On 7/21/06, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Silakan Mas Ananto, itu semua adalah hak anda. Tugas saya hanyalahmenyampaikan apa yang sudah saya ketahui dan pelajari. Kalau saya mau menyebutkan ulama2 yang tidak melakukan Tahlilan danjuga melarang acara seperti itu banyak sekali lho Mas. Baik Ulamasekarang maupun ulama2 terdahulu seperti yang sudah saya postingkan.Mereka semua bertaraf ulama besar yang diakui dunia. Kalau saya sih lebih suka sami'na wa atho'na kepada mereka yang saya sebutkantersebut... :)Sekali lagi saya kutipkan lagi pendapat seorang ULAMA BESAR mengenaihal semcam ini, hal2 yang tampak baik dalam ibadah yang tidak ada tuntunan syariatnya, tidaklah menjustifikasi bahwa amalan tersebutmenjadi baik dan boleh dilakukan.Mudah2an ringkasan yang sudah saya buat mengenai sunnah dan bid'ahbermanfaat buat rekan2 milis lainnya yang benar2 mau mempelajari dan memahami Islam secara baik, sesuai dengan pemahaman ulama2terdahulu. Tidak hanya sekedar taqlid, dan ikut-ikutan tanpadidasari ilmu.Wassalam--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED]wrote: sampai dengan saat ini, dengan kadar dan kapasitas ilmu yg sangat terbatas... saya sami'na wa atho'na dengan para ulama... saya tetep ngikut tahlilan karena pada saat saya berada di lingkungan seperti itu,hati saya bener2 se... terasa menyatu gus mus, kiai ilyas, gus faqih, gus shollah dan lainnya masih tahlilan koq... padahal tingkat keilmuan beliau jauh di atas kita2 yg sedang berdiskusi di sini... di dalam bacaan tahlil, banyak terkandung nilai2 yg sangatpositif... malahan tidak ada yg negatif sama sekali... lah, yg perlu dikritisi sekarang mungkin adalah masalah 'pembebanan pada tuan rumah' yg seakanmemberatkan dengan menyediakan hidangan segala macem... silahkan dilanjut... salam, On 7/20/06, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Nuhun Kang Ramdan atas perhatosanana.. :) Hal utama yang melanggar syariah dalam acara tahlilan kematian adalah Berkumpul di rumah keluarga si mati dan memakan hidanganyang disediakan oleh keluarga si mati. Beberapa Dalilnya diantaranya adalah Hadits berikut, Berkata Abdullah bin Ja'far tatkala datang khabar bahwa Ja'far telah terbunuh, Rasulullah SAW bersabda: Bikinkanlah makananuntuk keluarga Ja'far karena telah datang kepada mereka hal yang menyibukkan mereka (HR Asy-Syafie dan Ahmad). Jadi justru seharusnya yang menyediakan makanan adalah tetangga untuk keluarga yang kena musibah kematian, bukan yang terkena musibah menyediakan makanan buat orang yang datang. Hadits yang diriwayatkan imam Ahmad dari Jabir bin Abdullah Al Bajali dengan sanad yang shohih: Adalah kami (para sahabat) menganggap bahwa berkumpul di rumah ahli mayyit dan mereka menyediakan makanan sesudah mayyit dimakamkan adalah termasuk perbuatan meratap. Hadits diatas menerangkan bahwa berkumpul dan menghidangkan makanan dalam upacara kematian di rumah ahli mayyit adalah termasukmeratap yang dilarang (diharamkan) oleh agama. Riwayat lain menerangkan: Bahwa Jarir datang kepada Umar ra, lalu Umar bertanya: Adakah mayyit kalian diratapi? Dia menjawab:Tidak, lalu bertanya juga: Adakah orang-orang berkumpul di keluargamayyit dan membuat makanan? Dia menjawab: ya, maka Umar berkata: Yang demikian adalah ratapan. (Al Mugni Ibnu Qudamah zuz 2 hal 43). Berdasarkan dalil2 tersebut, maka jumhur ulama berpendapat bahwa berkumpul di rumah ahli mayyit dan makan-minum yang disediakan oleh keluarga mayyit adalah perbuatan bid'ah yang tidak sesuai dengan sunnah. Sedangkan fatwa2 dari ulama madzhab Syafie yang berkaitan dengan acara tersebut adalah sbb: 1. Di dalam kitab Fiqh I'anatut Talibin telah dinyatakan, Ya, apa-apa yang dilakukan oleh orang yaitu berkumpul di rumah keluarga mayat dan dihidangkan makanan untuk perkumpulan itu, ia adalah termasuk bid'ah mungkarat (bid'ah
Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah
Mas Ananto, jika semuanya bersumber dari Allah dan Rosulnya kenapa kok bisa berbeda-beda dan 'kelihatannya' bertentangan ya...?! he-he-he... ngopy dan ngudud bagi yang suka, jadi terasa nikmat... hm.. ah... :-) tapi bagi yang ga suka, malah jadi batuk dan liuer... uhuk.. uhuk... salan perbedaan. :) On 7/25/06, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Wandy, Sebenarnya ini maslah yang sangat sepele (menurut saya)... Saya sami' na wa atho'na dengan ulama A... sampeyan juga beitu, sami'na wa atho'na dengan ulama B... padahal pendapat antara ulama A dan ulama B sangat jauh berbeda (malah seakan akan bertentangan) Kemudian, kalau kita tanya lagi... Ulama A akan berbicara bahwa pendapatnya bersumber dari madzab Ulama Besar A... demikian juga, Ulama B akan berkata bahwa pendapatnya bersumber dari madzab Ulama Besar B... (walaupun juga pendapatnya bertentangan) Kemudian... Madzab Ulama Besar A berpendapat: Pendapat saya, referensi nya dari sahabat Rosul A Madzab Ulama Besar B berpendapat: Pendapat saya, referensi nya dari sahabat Rosul B Kemudian... Sahabat Rosul A (yang dijamin masuk surga) akan bicara bahwa ini referensi dari Rosul Sahabat Rosul B (yg jg dijamin masuk surga) juga berbicara yang sama... Kesimpulan??? Insya Allah semuanya bersumber dari Allah dan Rosulnya Mari kita salaman bareng2... Ngopi... Ngemil Pisang goreng... sambil nyedot dji sam soe... mungkin lebih berguna wallahu a'lam bi showab orang awam ga bisa jawab On 7/21/06, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Silakan Mas Ananto, itu semua adalah hak anda. Tugas saya hanyalahmenyampaikan apa yang sudah saya ketahui dan pelajari. Kalau saya mau menyebutkan ulama2 yang tidak melakukan Tahlilan dan juga melarang acara seperti itu banyak sekali lho Mas. Baik Ulamasekarang maupun ulama2 terdahulu seperti yang sudah saya postingkan.Mereka semua bertaraf ulama besar yang diakui dunia. Kalau saya sih lebih suka sami'na wa atho'na kepada mereka yang saya sebutkan tersebut... :)Sekali lagi saya kutipkan lagi pendapat seorang ULAMA BESAR mengenaihal semcam ini, hal2 yang tampak baik dalam ibadah yang tidak ada tuntunan syariatnya, tidaklah menjustifikasi bahwa amalan tersebut menjadi baik dan boleh dilakukan.Mudah2an ringkasan yang sudah saya buat mengenai sunnah dan bid'ahbermanfaat buat rekan2 milis lainnya yang benar2 mau mempelajari dan memahami Islam secara baik, sesuai dengan pemahaman ulama2 terdahulu. Tidak hanya sekedar taqlid, dan ikut-ikutan tanpadidasari ilmu.Wassalam--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED]wrote: sampai dengan saat ini, dengan kadar dan kapasitas ilmu yg sangat terbatas... saya sami'na wa atho'na dengan para ulama... saya tetep ngikut tahlilan karena pada saat saya berada di lingkungan seperti itu,hati saya bener2 se... terasa menyatu gus mus, kiai ilyas, gus faqih, gus shollah dan lainnya masih tahlilan koq... padahal tingkat keilmuan beliau jauh di atas kita2 yg sedang berdiskusi di sini... di dalam bacaan tahlil, banyak terkandung nilai2 yg sangatpositif... malahan tidak ada yg negatif sama sekali... lah, yg perlu dikritisi sekarang mungkin adalah masalah 'pembebanan pada tuan rumah' yg seakanmemberatkan dengan menyediakan hidangan segala macem... silahkan dilanjut... salam, On 7/20/06, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Nuhun Kang Ramdan atas perhatosanana.. :) Hal utama yang melanggar syariah dalam acara tahlilan kematian adalah Berkumpul di rumah keluarga si mati dan memakan hidanganyang disediakan oleh keluarga si mati. Beberapa Dalilnya diantaranya adalah Hadits berikut, Berkata Abdullah bin Ja'far tatkala datang khabar bahwa Ja'far telah terbunuh, Rasulullah SAW bersabda: Bikinkanlah makananuntuk keluarga Ja'far karena telah datang kepada mereka hal yang menyibukkan mereka (HR Asy-Syafie dan Ahmad). Jadi justru seharusnya yang menyediakan makanan adalah tetangga untuk keluarga yang kena musibah kematian, bukan yang terkena musibah menyediakan makanan buat orang yang datang. Hadits yang diriwayatkan imam Ahmad dari Jabir bin Abdullah Al Bajali dengan sanad yang shohih: Adalah kami (para sahabat) menganggap bahwa berkumpul di rumah ahli mayyit dan mereka menyediakan makanan sesudah mayyit dimakamkan adalah termasuk perbuatan meratap. Hadits diatas menerangkan bahwa berkumpul dan menghidangkan makanan dalam upacara kematian di rumah ahli mayyit adalah termasukmeratap yang dilarang (diharamkan) oleh agama. Riwayat lain menerangkan: Bahwa Jarir datang kepada Umar ra, lalu Umar bertanya: Adakah mayyit kalian diratapi? Dia menjawab:Tidak, lalu bertanya juga: Adakah orang-orang berkumpul di keluargamayyit dan membuat makanan? Dia menjawab: ya, maka Umar berkata: Yang demikian adalah ratapan. (Al Mugni Ibnu Qudamah zuz 2 hal 43). Berdasarkan dalil2 tersebut, maka jumhur ulama berpendapat bahwa berkumpul di rumah ahli mayyit dan makan-minum yang disediakan oleh keluarga mayyit adalah
Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah
jika semuanya duduk bareng, semua perbedaan akan cepat selesai... dan kalo boleh jujur... acara tahlilan itu paling cuman 30 menitan... yang lama itu acara ngopi, ngemil, ngerokok dan ngobrol... dan, tidak sedikit juga dari tahlilan ini... outputnya malahan bikin agenda kerja bakti ngebersiin got, bikin gapura gang untuk 17-an, ngebahas program2 RT...yang mana jika pake undangan rapat warga, malah kaga ada yg datang... hehehehe... dan jika sudah agak malam, ngobrolnya bisa nyerempet2 kuntilanak, pocongan, genderuwo, dsb... hehehehe... salam, ananto (jabatan: Sekretaris RT) On 7/25/06, Ramdan [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Ananto, jika semuanya bersumber dari Allah dan Rosulnya kenapa kok bisa berbeda-beda dan 'kelihatannya' bertentangan ya...?! he-he-he... ngopy dan ngudud bagi yang suka, jadi terasa nikmat... hm.. ah... :-) tapi bagi yang ga suka, malah jadi batuk dan liuer... uhuk.. uhuk... salan perbedaan. :) On 7/25/06, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Wandy, Sebenarnya ini maslah yang sangat sepele (menurut saya)... Saya sami' na wa atho'na dengan ulama A... sampeyan juga beitu, sami'na wa atho'na dengan ulama B... padahal pendapat antara ulama A dan ulama B sangat jauh berbeda (malah seakan akan bertentangan) Kemudian, kalau kita tanya lagi... Ulama A akan berbicara bahwa pendapatnya bersumber dari madzab Ulama Besar A... demikian juga, Ulama B akan berkata bahwa pendapatnya bersumber dari madzab Ulama Besar B... (walaupun juga pendapatnya bertentangan) Kemudian... Madzab Ulama Besar A berpendapat: Pendapat saya, referensi nya dari sahabat Rosul A Madzab Ulama Besar B berpendapat: Pendapat saya, referensi nya dari sahabat Rosul B Kemudian... Sahabat Rosul A (yang dijamin masuk surga) akan bicara bahwa ini referensi dari Rosul Sahabat Rosul B (yg jg dijamin masuk surga) juga berbicara yang sama... Kesimpulan??? Insya Allah semuanya bersumber dari Allah dan Rosulnya Mari kita salaman bareng2... Ngopi... Ngemil Pisang goreng... sambil nyedot dji sam soe... mungkin lebih berguna wallahu a'lam bi showab orang awam ga bisa jawab On 7/21/06, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Silakan Mas Ananto, itu semua adalah hak anda. Tugas saya hanyalahmenyampaikan apa yang sudah saya ketahui dan pelajari. Kalau saya mau menyebutkan ulama2 yang tidak melakukan Tahlilan dan juga melarang acara seperti itu banyak sekali lho Mas. Baik Ulama sekarang maupun ulama2 terdahulu seperti yang sudah saya postingkan.Mereka semua bertaraf ulama besar yang diakui dunia. Kalau saya sih lebih suka sami'na wa atho'na kepada mereka yang saya sebutkan tersebut... :) Sekali lagi saya kutipkan lagi pendapat seorang ULAMA BESAR mengenaihal semcam ini, hal2 yang tampak baik dalam ibadah yang tidak ada tuntunan syariatnya, tidaklah menjustifikasi bahwa amalan tersebut menjadi baik dan boleh dilakukan.Mudah2an ringkasan yang sudah saya buat mengenai sunnah dan bid'ahbermanfaat buat rekan2 milis lainnya yang benar2 mau mempelajari dan memahami Islam secara baik, sesuai dengan pemahaman ulama2 terdahulu. Tidak hanya sekedar taqlid, dan ikut-ikutan tanpadidasari ilmu.Wassalam--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED]wrote: sampai dengan saat ini, dengan kadar dan kapasitas ilmu yg sangat terbatas... saya sami'na wa atho'na dengan para ulama... saya tetep ngikut tahlilan karena pada saat saya berada di lingkungan seperti itu,hati saya bener2 se... terasa menyatu gus mus, kiai ilyas, gus faqih, gus shollah dan lainnya masih tahlilan koq... padahal tingkat keilmuan beliau jauh di atas kita2 yg sedang berdiskusi di sini... di dalam bacaan tahlil, banyak terkandung nilai2 yg sangatpositif... malahan tidak ada yg negatif sama sekali... lah, yg perlu dikritisi sekarang mungkin adalah masalah 'pembebanan pada tuan rumah' yg seakanmemberatkan dengan menyediakan hidangan segala macem... silahkan dilanjut... salam, On 7/20/06, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Nuhun Kang Ramdan atas perhatosanana.. :) Hal utama yang melanggar syariah dalam acara tahlilan kematian adalah Berkumpul di rumah keluarga si mati dan memakan hidanganyang disediakan oleh keluarga si mati. Beberapa Dalilnya diantaranya adalah Hadits berikut, Berkata Abdullah bin Ja'far tatkala datang khabar bahwa Ja'far telah terbunuh, Rasulullah SAW bersabda: Bikinkanlah makananuntuk keluarga Ja'far karena telah datang kepada mereka hal yang menyibukkan mereka (HR Asy-Syafie dan Ahmad). Jadi justru seharusnya yang menyediakan makanan adalah tetangga untuk keluarga yang kena musibah kematian, bukan yang terkena musibah menyediakan makanan buat orang yang datang. Hadits yang diriwayatkan imam Ahmad dari Jabir bin Abdullah Al Bajali dengan sanad yang shohih: Adalah kami (para sahabat) menganggap bahwa berkumpul di rumah ahli mayyit dan mereka menyediakan makanan sesudah mayyit dimakamkan adalah termasuk perbuatan meratap. Hadits diatas menerangkan bahwa
[keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah
Ass.Wr.Wb. Mang, kopi tubruk satu...pisang goreng ayak ? Ini ikut urun sedikit : QS Al Hujurat ayat 13 : Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. QS Asy Syuuraa, ayat : 15 Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu. Tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah kembali (kita) QS Adz-Dzaariyyat ayat 8 : Sesungguhnya kamu benar-benar dalam keadaan berbeda-beda pendapat, QS Al Lail ayat : sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda. Sambil nyruput kopi tubruk.menikmati perbedaan, yang nikmat kan masih dalam Islam.sruuuppput.. wassalam, dodi --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ramdan [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Ananto, jika semuanya bersumber dari Allah dan Rosulnya kenapa kok bisa berbeda-beda dan 'kelihatannya' bertentangan ya...?! he-he-he... ngopy dan ngudud bagi yang suka, jadi terasa nikmat... hm.. ah... :-) tapi bagi yang ga suka, malah jadi batuk dan liuer... uhuk.. uhuk... salan perbedaan. :) On 7/25/06, Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Wandy, Sebenarnya ini maslah yang sangat sepele (menurut saya)... Saya sami' na wa atho'na dengan ulama A... sampeyan juga beitu, sami'na wa atho'na dengan ulama B... padahal pendapat antara ulama A dan ulama B sangat jauh berbeda (malah seakan akan bertentangan) Kemudian, kalau kita tanya lagi... Ulama A akan berbicara bahwa pendapatnya bersumber dari madzab Ulama Besar A... demikian juga, Ulama B akan berkata bahwa pendapatnya bersumber dari madzab Ulama Besar B... (walaupun juga pendapatnya bertentangan) Kemudian... Madzab Ulama Besar A berpendapat: Pendapat saya, referensi nya dari sahabat Rosul A Madzab Ulama Besar B berpendapat: Pendapat saya, referensi nya dari sahabat Rosul B Kemudian... Sahabat Rosul A (yang dijamin masuk surga) akan bicara bahwa ini referensi dari Rosul Sahabat Rosul B (yg jg dijamin masuk surga) juga berbicara yang sama... Kesimpulan??? Insya Allah semuanya bersumber dari Allah dan Rosulnya Mari kita salaman bareng2... Ngopi... Ngemil Pisang goreng... sambil nyedot dji sam soe... mungkin lebih berguna wallahu a'lam bi showab orang awam ga bisa jawab On 7/21/06, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Silakan Mas Ananto, itu semua adalah hak anda. Tugas saya hanyalah menyampaikan apa yang sudah saya ketahui dan pelajari. Kalau saya mau menyebutkan ulama2 yang tidak melakukan Tahlilan dan juga melarang acara seperti itu banyak sekali lho Mas. Baik Ulama sekarang maupun ulama2 terdahulu seperti yang sudah saya postingkan. Mereka semua bertaraf ulama besar yang diakui dunia. Kalau saya sih lebih suka sami'na wa atho'na kepada mereka yang saya sebutkan tersebut... :) Sekali lagi saya kutipkan lagi pendapat seorang ULAMA BESAR mengenai hal semcam ini, hal2 yang tampak baik dalam ibadah yang tidak ada tuntunan syariatnya, tidaklah menjustifikasi bahwa amalan tersebut menjadi baik dan boleh dilakukan. Mudah2an ringkasan yang sudah saya buat mengenai sunnah dan bid'ah bermanfaat buat rekan2 milis lainnya yang benar2 mau mempelajari dan memahami Islam secara baik, sesuai dengan pemahaman ulama2 terdahulu. Tidak hanya sekedar taqlid, dan ikut-ikutan tanpa didasari ilmu. Wassalam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto pratikno.ananto@ wrote: sampai dengan saat ini, dengan kadar dan kapasitas ilmu yg sangat terbatas... saya sami'na wa atho'na dengan para ulama... saya tetep ngikut tahlilan karena pada saat saya berada di lingkungan seperti itu, hati saya bener2 se... terasa menyatu gus mus, kiai ilyas, gus faqih, gus shollah dan lainnya masih tahlilan koq... padahal tingkat keilmuan beliau jauh di atas kita2 yg sedang berdiskusi di sini... di dalam bacaan tahlil, banyak terkandung nilai2 yg sangat positif... malahan tidak ada yg negatif sama sekali... lah, yg perlu dikritisi sekarang mungkin adalah masalah 'pembebanan pada tuan rumah' yg seakan memberatkan dengan menyediakan hidangan segala macem... silahkan dilanjut... salam, On 7/20/06, wandysulastra wandysulastra@ wrote: Nuhun Kang Ramdan atas perhatosanana.. :) Hal utama yang melanggar syariah dalam acara tahlilan kematian adalah Berkumpul di rumah keluarga si mati dan memakan hidangan yang disediakan oleh keluarga si mati. Beberapa Dalilnya diantaranya adalah Hadits berikut, Berkata Abdullah bin Ja'far tatkala datang khabar bahwa Ja'far telah terbunuh, Rasulullah SAW bersabda: Bikinkanlah makanan untuk
Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah
Berarti intinya adalah memang pola pikir masyarakat kita yang terlampau salah dalam pelaksanaan ritual ini. Berarti pula tugas kitalah untuk memperbaikinya. Jika para pendahulu kita belum bisa memperbaikinya, kita bisa belajar dari kondisi umat saat ini dan mencari solusi untuk meperbaikinya. Seperti postingan saya sebelumnya, perintah Rosul yang terkait dengan ini adalah memberikan bantuan kepada keluarga yang terkena musibah dan inilah yang harus kita sosialisasikan kepada masyarakat. Bagaimana merubah pola pikir masyarakat agar seperti ini. Mari kita dakwahi masyarakat bahwa tahlil ini bukanlah ibadah wajib, bahwa Rosulpun sama sekali tidak melaksanakanya. Benar yang kang Ahmad sampaikan bahwa Alloh lah yang harus kita takuti, bukan manusia atau ulama atau para wali. Marilah bersama sama memperbaiki kondisi umat agar terhidar dari azab Alloh. Untuk klarifikasi kepada Rosul, alhamdulillah saya bukan orang tasawuf kang, mungkin yang lain bisa? Terikasih atas doanya kang, mudah mudahan kang Ahmad juga dilapangkan rejekinya dan mendapatkan hidayah senantiasa... Amien yaa Robbal alamien... Salam Ari At 11:20 AM 7/21/2006, you wrote: Terima kasih.. tanggapan saya ada di bawah tulisan anda Ari [EMAIL PROTECTED] menulis: You're most welcome kang Ahmad, sebuah nama yang bagus jika dibandingkan dengan Ari... Sekali lagi terima kasih ... mudah-mudahan selalu mendapat berkah dari Yang Kuasa, amien. Jika saja analisa saya salah itu murni dari kebodohan dan kekurangan saya pribadi, jikapun benar, ini jika lho... semua kebenaran hanya milik Alloh taa'la. Artinya belum tentu juga khan. bila sesuatu yang kita sendiri belum yakin benar, ada baiknya lebih berhati-hati dalam menyikapi amalan orang lain. Bumi nusantara ini memang dari dulunya merupakan kawasan klenik yang dihuni manusia manusia dengan kepercayaan lebih magis dari suku Quraisy di Arab sana. Inilah yang menjadikan warna Islam disini menjadi sedemikian rupa. Apakah kebiasaan suku Quraisy yang suka mengumpulkan berhala di dalam ka'bah bukan termasuk klenik mas. Bila kawasan nusantara dari dahulu penuh dengan klenik, diganti dengan amalan Islam seperti menyebut kalimat tahlil, tahmid, dan kalimat thoyyibah yang lain. apa masih klenik juga mas? Jika saja semua ibadah hanya menggunakan tolak ukur niat, lalu untuk apa pedoman dan tuntunan yang disampaikan oleh Rosul kepada kita?. Bukankan dalam ibadah apalagi yang berbentuk ritual ada hukum, syarat dan petunjuk pelaksanaannya. Demikian juga dalam masalah kematian ini, Rosul sudah menyampaikan seperti itu, bantullah keluarga yang terkena musibah bukan sebaliknya, lalu mengapa kita harus melaksanakan yang sebaliknya, bukankah ini sudah melanggar perintah Rosul? Anda benar bila hal tersebut memang ibadah mahdhoh yang sudah jelas dan gamblang tuntunannya dari RosuluLLoh SAW, sementara acara tahlil itu hanyalah muamalah yang sifatnya tidak wajib dan tidak ada sama sekali larangan dari Qur'an Khadits. Bila anda mengkategorikan hal ini sebagai sebuah ritual tentunya dalam hal ini menurut saya anda keliru, kenapa?. karena setahuku tidak ada satupun 'Ulama yang mewajibkan acara tahlil bagi keluarga yang ditinggalkan oleh almarhum, yang ada adalah kewajiban kolektif (fardlu kifayat) dari warga sekitarnya sesuai yang dicontohkan RosuluLLoh, sementara acara tahlil tidak diwajibkan. Bilapun diadakan acara tersebut, biasanya warga sekitarnya yang lebih mampu akan secara bersama-sama membantu ahlulhajat dalam bentuk materi, makanan, atau minuman untuk dihidangkan bersama-sama setelah mendoakan yang meninggal, kerabatnya, maupun seluruh kaum muslimin yang hadir maupun tidak. Bila semua hal dikerjakan oleh keluarga yang terkena musibah.. ya ini yang perlu kita luruskan, kita berikan nasihat dengan baik sesuai yang dicontohkan RosuluLLoh SAW. Apa sulitnya bagi kita untuk mengganti ritual ini menjadi sesuatu yang sejalan dengan aturan dan hukum Alloh juga Rosul Nya; Apa sulitnya bagi kita untuk membiasakan diri lebih arif dalam mensikapi sesuatu yang kita tidak tahu persis niat dan tujuannya, apalagi bila hal tersebut tidak ada aturan dan hukum Allah yang melarangnya.. Tolong dong tunjukkan kepada kami larangan untuk mengingat mati, larangan untuk berempati sesama muslim, larangan membaca ayat-ayat al-qur'an, atau mungkin larangan untuk mendoa'kan sesama muslim dan muslimat. Atau mungkin ada larangan untuk bersilaturahmi sesama muslim? 1. Hilangkan kebiasaan menyuguhi tamu tahlilan, gantt dengan kegiatan shedekah dari tetangga2 kepada keluarga yang terkena musibah. 1. Akan lebih baik kita menghilangkan sifat kikir kita dikala senang maupun saat ada musibah (bukankah Allah sangat mencintai hambaNya yang suka bersodaqoh dikala suka maupun duka? silahkan anda cari dalilnya dalam Al-Qur'an maupun Khadits, tentunya anda lebih paham dari saya), kalau tetangga bersedekah kepada yang terkena musibah. sudah tentu, itulah yang diajarkan para aulia maupun
Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah
Iya, Nuhun Kang Wandy... semoga apa yang disampaikan oleh Kang Wandy bisa membuka dan menambah wawasan para pejalan yang mampir di warung KI ini.. :-) ng... sekarang kalo Kang Wandy mendapat undangan Tahlilan, apakah akan memenuhi undangan tersebut? Kalo iya, apa tujuannya? Kalo engga, bagaimana cara menampiknya mengingat biasanya yang mengundang adalah pribadi yang dekat dengan kita, misalnya tetangga, teman kerja, atau saudara, dlsb... :-) lalu, jika, ini jikalau, Kang Wandy mendapat kabar ada yang meninggal dunia dan Kang Wandy 'perlu'berkunjung kepada keluarganya dengan alasan, misalnya menyampaikan 'turut berduka cita' atau menunjukan simpati, dan ternyata Kang Wandy baru bisa datang kepada keluarga tersebut pas ketika mereka sedang mengadakan tahlilan, apakah Kang Wandy akan ikut gabung ato gimana? Mohon maaf, dua pertanyaan di atas tidak usah dijawab jika Akangtidak berkenan. Bukan apa-apa, karena sebenarnya pertanyaan tersebut datang dari orang2 yang sering'curhat' ke saya, dan kebanyakanyang 'seprinsip' dengan Akang, tetapi tidak tau cara mengaplikasikannya. Kalau saya sendiri, ketika beberapa tahun belakanganikut ngaji pada seorang Kyai, dan mendapatkesimpulan tentang tahlilan ini (tetapi dasarnya lain dengan yang kang Wandy kemukakan), saya juga menjadi tidak begitu rajin menghadiri tahlilan. salam :-) On 7/20/06, Ari [EMAIL PROTECTED] wrote: Nuhun kang Wandy yang sudah bersusah payah mengumpulkan dalil dalil dari berbagai sumber, mudah mudahan mebuka mata, hati dan ikiran kita untuk menyadari kesalahan kesalahan kita selama ini...Salam Ari At 04:39 PM 7/20/2006, you wrote: Nuhun Kang Ramdan atas perhatosanana.. :)Hal utama yang melanggar syariah dalam acara tahlilan kematian adalah Berkumpul di rumah keluarga si mati dan memakan hidangan yang disediakan oleh keluarga si mati. Beberapa Dalilnya diantaranya adalah Hadits berikut,Berkata Abdullah bin Ja'far tatkala datang khabar bahwa Ja'fartelah terbunuh, Rasulullah SAW bersabda: Bikinkanlah makanan untuk keluarga Ja'far karena telah datang kepada mereka hal yang menyibukkan mereka (HR Asy-Syafie dan Ahmad).Jadi justru seharusnya yang menyediakan makanan adalah tetangga untuk keluarga yang kena musibah kematian, bukan yang terkena musibah menyediakan makanan buat orang yang datang. Hadits yang diriwayatkan imam Ahmad dari Jabir bin Abdullah Al Bajali dengan sanad yang shohih: Adalah kami (para sahabat) menganggap bahwa berkumpul di rumah ahli mayyit dan mereka menyediakan makanan sesudah mayyit dimakamkan adalah termasuk perbuatan meratap.Hadits diatas menerangkan bahwa berkumpul dan menghidangkan makanan dalam upacara kematian di rumah ahli mayyit adalah termasuk meratap yang dilarang (diharamkan) oleh agama. Riwayat lain menerangkan: Bahwa Jarir datang kepada Umar ra, lalu Umar bertanya: Adakah mayyit kalian diratapi? Dia menjawab: Tidak, lalu bertanya juga: Adakah orang-orang berkumpul di keluarga mayyit dan membuat makanan? Dia menjawab: ya, maka Umar berkata: Yang demikian adalah ratapan. (Al Mugni Ibnu Qudamah zuz 2 hal 43).Berdasarkan dalil2 tersebut, maka jumhur ulama berpendapat bahwa berkumpul di rumah ahli mayyit dan makan-minum yang disediakan oleh keluarga mayyit adalah perbuatan bid'ah yang tidak sesuai dengan sunnah.Sedangkan fatwa2 dari ulama madzhab Syafie yang berkaitan dengan acara tersebut adalah sbb:1. Di dalam kitab Fiqh I'anatut Talibin telah dinyatakan, Ya, apa-apa yang dilakukan oleh orang yaitu berkumpul di rumah keluarga mayat dan dihidangkan makanan untuk perkumpulan itu, ia adalah termasuk bid'ah mungkarat (bid'ah yang diingkari agama). Bagi orang yang memberantasnya akan diberi pahala. (I'anatut Talibin, syarah Fathul Mu'in : juz 2, hal 145) 2. Imam Syafie sendiri tidak menyukai amalan berkumpul di rumah kematian sepertimana yang telah dikemukakan di dalam kitab al-Umm (Kitab Karangan Imam Syafi'I yang masyhur) :Aku tidak suka akan mat'am yaitu berkumpul (di rumah keluarga mayat) meskipun di situ tiada tangisan kerana hal tersebut malah akan menimbulkan kesedihan. (As-Syafie al-Umm : juz 1; hal 24)3. Selanjutnya di dalam kitab I'anatut Talibin juga disebutkan lagi, Dan perkara yang sudah menjadi kebiasaan yaitu keluarga mayat menghidangkan makanan untuk para undangan yang berkumpul, adalah satu perkara bid'ah yang tidak disukai agama (Islam). Hal ini samalah seperti berkumpul di rumah keluarga kematian itu sendiri karena terdapat hadits sahih yang telah diriwayatkan oleh Jarir r.a yang berkata, Kami menganggap bahwa berkumpul di rumah keluarga kematian yang menghidangkan makanan untuk jamuan para hadirin adalah sama dengan hukum niyahah (meratapi mayat) yaitu haram. (I'anatut Talibin, juz 2, hal 146) 4. Pengarang kitab I'anatut Talibin juga mengambil keterangan sahih di dalam kitab Bazzaziyah yaitu, Dan hal itu dibenci, menyelenggarakan makanan pada hari pertama (kematian), hari ketiga, sesudah seminggu dan juga memindahkan makanan ke tanah kubur secara bermusim-musim. (I'anatut
[keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah
Masalah yang nampak kecil, tidak bisa juga di-digebyah uyah dibilang kecil semua, pAk. Masalah tahlil ini saya angkat karena ternyata disana ada hal yang cukup besar walaupun kelihatannya kecil. Sebelumnya sayapun sama seperti anda dan yang lainnya dalam menyikapi tahlilan ini. Ini kan cuma tradisi, selama tradisi tersebut baik kenapa harus dipersoalkan? Nah, Ukuran baik dan tidak baiknya ini yang harus kita perhatikan. Jika kita melihat dari sisi muamalah, sepertinya acara ini memang baik. Tapi jika kita melihatnya dari sisi agama, ternyata ada ketentuan-ketentuan dalam syari'at yang dilanggar dalam acara ini. Saya dulu menganggap hal ini hanyalah masalah khilafiyah, dan Madzhab Syafi'i yang saya anut memperbolehkan amalan ini. Tapi ternyata belakangan saya ketahui sebaliknya. Ternyata kegiatan2 dalam amalan ini banyak sekali yang bertentangan bahkan dinilai haram oleh pemuka madzhab Syafi'i, termasuk Imam Syafi'i sendiri. Jadi saya pikir adalah suatu hal yang baik jika saya atau yang lainnya menyampaikan informasi ini kepada rekan-rekan yang mungkin belum mengetahuinya. Tidak ada niat lain, kecuali hanya ingin berbagi ilmu dan menyampaikan kebenaran. Wassalam, WnS --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Kartika, Bambang [EMAIL PROTECTED] wrote: Nah disinilah yang sesungguhnya menjadi masalah kecil,ketahuilah saudaraku mengapa parawali tidak menggunakan mantra pada saat bakar kemenyan dan wewangian karena ? itu karena untuk membuang bau yang tidak sedap dari lingkungan yang ada mengingat dijaman dahulu kultur masyarakatnya boleh dikatakan masih primitip, tidak hanya didalam acara tahlilan saja dihal yang lainpun demikian beliau para wali dimana waktu sholat disitulah sholat, bukankah wewangian sebagian dari sunah? ma'af saya tidak bermaksud mendewakan parawali, terus terang rasa kehati-hatian beliau-beliau patut kita pelajari, disini kalau kita bicara manusia yang paling sempurna tentu saja Kanjeng Gusti Rassul tetapai para wali bukankah penyambung Lidah Beliau Kanjeng Gusti Rassul? buat saya pribadi lebihbaik berhati-hati dalam menyampaikan pendapat kepada saudara- saudara saya apalagi dalam hal yang diluar aqidah termasuk mengecam tahlilan,Maulid itu bid'ah, sesat ajaran nenek moyang, niat seseorang yang tahu hanya Allah jangan digebyah uyah nanti malah semakin runcing. Salam Bambang K -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of wandysulastra Sent: Thursday, July 20, 2006 12:30 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah Terlepas dari kesimpangsiuran cerita tentang wali songo ini, jika dahulu para wali mengadakan tahlilan dan menyiapkan sesuatu dalam acara tersebut, hal itu adalah sebagai salah satu metode dakwah yang dulu dilakukan oleh mereka. Inilah yang disebut dakwah kultural, yaitu dakwah yang dilakukan dengan cara bersahabat melalui budaya dan adat sehingga masyarakat tak curiga bahkan menyambutnya dengan terbuka. Mereka mengadopsi nilai-nilai seni dan budaya masyarakat sebagai media dakwah, kemudian memasukkan nilai-nilai Islam ke dalam bentuk budaya yang digandrungi masyarakat kala itu. Sebagaimana dulu Rasulullah berdakwah dengan memperhatikan nilai-nilai budaya masyarakat setempat dengan tujuan agar masyarakat mau mempelajari Islam. Beliau berdakwah dengan terlebih dahulu memahami kondisi masyarakatnya yang saat itu masih diselimuti oleh tradisi dan adat- adat lama. Contohnya adalah kebiasaan meminum khamr yang pada saat itu sudah menjadi tradisi di masyarakat. Nabi saw pada awal dakwahnya tidak serta merta mengharamkan meminum minuman tersebut. Namun secara perlahan namun pasti, khamr pun pada akhirnya diharamkan, yaitu ketika pemahaman agama masyarakat pada saat itu sudah jauh lebih baik. Nah, bagi kita yang hidup di zaman yang sudah jauh lebih maju dari saat wali songo mengenalkan Islam di pulau Jawa, yang rata-rata pemahaman agamanya pun sudah jauh lebih baik dari mereka pada saat itu, sudah seharusnyalah kita mempelajari Islam ini dengan lebih baik lagi dan membersihkan amal ibadah kita dari adat kebiasaan yang sesunggunya bertentangan dengan syari'at. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Kartika, Bambang KARTIKAB@ wrote: Dizaman dahulu / Para wali apabila akan mengadakan Tahlilan Mereka menyiapkan uborampe termasuk diantaranya membakar kemenyan / kemenyan Arab, bunga-bungaan dan harum-haruman yang lainya, namun sayang manusia sekarang cepat sekali mengambil tindakan bahkan menfonisnya dengan bid'ah, Musrik, bukan golonganku dll, dengan seperti ini apakah kita akan mencap parawali sebagai penyebar kemusrikan? tunjukan dimana letaknya dan tunjukan pula bagaimana mantranya jangan sampai justru kita yang menfitnah para wali. - deleted - Ilmu merupakan harta abstrak titipan
[keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah
mungkin di tempat antum tahlilan nya versi lain kali, kalo di tempat saya berada di lingkungan, kyk nya engga ada yg aneh bertentangan tuh kumpul2 silatuh rahmi, di mulai dgn dzikir, doa, udah selesai sebagaimananya kita berkumpul dgn cara islami yg tadinya kita tdk kenal jadi kenal, persaudaraan jadi bertambah utk makanan, yg kaya nyumbang makanan kepada yg miskin ( bila keluarga yg kena musibah miskin ) kalo yg kaya, itung2 amal sedekah dalam event tersebut ada amal sedekah memberikan makanan kepada tetangga yg tdk mampu kalo tdk ada event tersebut, siapa dan siapa, yg gemar memberikan makanan kpd yg tdk mampu, kita tau sediri, kita ini lebih mementingkan diri sendiri, walaupun sudah byk harta inilah kenapa Ulama kita ( MUI ) tdk mengharamkan Tahlilan, di liat masih ada baiknya sebelun kita dan sebelun kita, pasti MUI sudah memperdebatkan, dan jawabannya sudah jelas, krn sekrg MUI pun tdk mengeluarkan fatwa bahwa tahlilan itu haram. Masalah yang nampak kecil, tidak bisa juga di-digebyah uyah dibilang kecil semua, pAk. Masalah tahlil ini saya angkat karena ternyata disana ada hal yang cukup besar walaupun kelihatannya kecil. Sebelumnya sayapun sama seperti anda dan yang lainnya dalam menyikapi tahlilan ini. Ini kan cuma tradisi, selama tradisi tersebut baik kenapa harus dipersoalkan? Nah, Ukuran baik dan tidak baiknya ini yang harus kita perhatikan. Jika kita melihat dari sisi muamalah, sepertinya acara ini memang baik. Tapi jika kita melihatnya dari sisi agama, ternyata ada ketentuan-ketentuan dalam syari'at yang dilanggar dalam acara ini. Saya dulu menganggap hal ini hanyalah masalah khilafiyah, dan Madzhab Syafi'i yang saya anut memperbolehkan amalan ini. Tapi ternyata belakangan saya ketahui sebaliknya. Ternyata kegiatan2 dalam amalan ini banyak sekali yang bertentangan bahkan dinilai haram oleh pemuka madzhab Syafi'i, termasuk Imam Syafi'i sendiri. Jadi saya pikir adalah suatu hal yang baik jika saya atau yang lainnya menyampaikan informasi ini kepada rekan-rekan yang mungkin belum mengetahuinya. Tidak ada niat lain, kecuali hanya ingin berbagi ilmu dan menyampaikan kebenaran. Wassalam, WnS --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Kartika, Bambang [EMAIL PROTECTED] wrote: Nah disinilah yang sesungguhnya menjadi masalah kecil,ketahuilah saudaraku mengapa parawali tidak menggunakan mantra pada saat bakar kemenyan dan wewangian karena ? itu karena untuk membuang bau yang tidak sedap dari lingkungan yang ada mengingat dijaman dahulu kultur masyarakatnya boleh dikatakan masih primitip, tidak hanya didalam acara tahlilan saja dihal yang lainpun demikian beliau para wali dimana waktu sholat disitulah sholat, bukankah wewangian sebagian dari sunah? ma'af saya tidak bermaksud mendewakan parawali, terus terang rasa kehati-hatian beliau-beliau patut kita pelajari, disini kalau kita bicara manusia yang paling sempurna tentu saja Kanjeng Gusti Rassul tetapai para wali bukankah penyambung Lidah Beliau Kanjeng Gusti Rassul? buat saya pribadi lebihbaik berhati-hati dalam menyampaikan pendapat kepada saudara- saudara saya apalagi dalam hal yang diluar aqidah termasuk mengecam tahlilan,Maulid itu bid'ah, sesat ajaran nenek moyang, niat seseorang yang tahu hanya Allah jangan digebyah uyah nanti malah semakin runcing. Salam Bambang K -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of wandysulastra Sent: Thursday, July 20, 2006 12:30 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah Terlepas dari kesimpangsiuran cerita tentang wali songo ini, jika dahulu para wali mengadakan tahlilan dan menyiapkan sesuatu dalam acara tersebut, hal itu adalah sebagai salah satu metode dakwah yang dulu dilakukan oleh mereka. Inilah yang disebut dakwah kultural, yaitu dakwah yang dilakukan dengan cara bersahabat melalui budaya dan adat sehingga masyarakat tak curiga bahkan menyambutnya dengan terbuka. Mereka mengadopsi nilai-nilai seni dan budaya masyarakat sebagai media dakwah, kemudian memasukkan nilai-nilai Islam ke dalam bentuk budaya yang digandrungi masyarakat kala itu. Sebagaimana dulu Rasulullah berdakwah dengan memperhatikan nilai-nilai budaya masyarakat setempat dengan tujuan agar masyarakat mau mempelajari Islam. Beliau berdakwah dengan terlebih dahulu memahami kondisi masyarakatnya yang saat itu masih diselimuti oleh tradisi dan adat- adat lama. Contohnya adalah kebiasaan meminum khamr yang pada saat itu sudah menjadi tradisi di masyarakat. Nabi saw pada awal dakwahnya tidak serta merta mengharamkan meminum minuman tersebut. Namun secara perlahan namun pasti, khamr pun pada akhirnya diharamkan, yaitu ketika pemahaman agama masyarakat pada saat itu sudah jauh lebih baik. Nah, bagi kita yang hidup di zaman yang sudah jauh lebih maju dari saat wali songo mengenalkan Islam di pulau
Re: Balasan: Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah
Kang Ahmad, Postingan dibawah adalah postingan saya, jadi kewajiban sayalah untuk menjelaskannya (bukan kang arry putra); berikut copy paste sebagian posting anda : ... Analisa saya adalah bahwa memang para wali songo ataupun para penyebar Islam di nusantara ini belum bisa menanamkan Islam secara kaffah namun mencampur adukkan dengan ajaran nenek moyang. Masyarakat saat itu dengan keterbatasan pengetahuan dan akses informasi, menerima begitu saja tanpa penelaahan lebih jauh bagaimana Islam kaffah itu sesungguhnya dianut. tolong dong dijelaskan maksudnya seperti apa ? Masyarakat hindu saat itu memiliki keterbatasan dalam mendapatkan informasi seputar Islam langsung kepada sumbernya karena memang masih terbatas dalam akses. Jadi apa yang mereka terima langsung mereka serap tanpa ada kros cek dengan sumber langsung nya. Berbeda dengan kita, saat mendapatkan sebuah informasi, kita bisa memeriksakan informasi ini ke sumbernya langsung. Jadi dengan mudah kita bisa memilah dan memilih segala sesuatu informasi apakah sudah sesuai aslinya atau bertentangan dengannya. Sehingga saat (dalam hal ini saya ambil contoh yang sedang kita diskusikan) ritual kematian hindu digabungkan dengan bacaan bacaan tahlil dll yang kemudian disebut ritual tahlilan, masyarakat saat itu tidak bisa mengecek apakah ritual ini dibenarkan dalam hukum Islam atau tidak, mereka menerimanya bulat bulat dan mentah mentah. Ini adalah ijtihad para wali Alloh dalam menghadapi kondisi umat saat itu, dan ini adalah konsekuensi dalam dakwah. Disatu sisi para wali memiliki kewajiban dalam menyiarkan Islam disisi lain kondisi masyarakanya adalah seperti itu, maka dibuatlah pencampuran antara ajaran nenek moyang dan ajaran Islam seperti yang terjadi dalam tahlilan. Perlu digarisbawahi, disini bukan para wali yang kita diskusikan, tapi hasil ijtihad mereka. Begitu kurang lebihnya... Untuk lebih jauh coba dilihat postingan saya sebelumnya... Salam Ari __._,_.___ Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "keluarga-islam" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. __,_._,___
Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah
Yang diperkarakan didini adalah hasil dan bukanya personal, bukan walinya yang kita perdebatkan tapi hasil ijtihad mereka. Silahkan jika sampeyan menganggap mereka (rahmat Alloh atas mereka) merupakan manusia super yang tanpa dosa dan kesalahan itu hak sampeyan. Ngga perlu menjadi manusia suci untuk menyampaikan kebenaran, karena dalam tholabul ilmi bukan orang atau siapa yang menyampaikan tapi apa yang disampaikan. Boleh saya tahu kenapa sampeyan begitu mengkultuskan manusia, kenapa sampeyan mengkulutuskan seorang atau beberapa individu termasuk para Wali Alloh ini?. Padahal sudah jelas, atiulloha waatiurosul baru kemudian ulil amri minkum. Taatlah pada Alloh, lalu Rosul Nya baru para wali ... begitu kira kira. Mohon maaf jika apa yang saya sampaikan menyakitkan hati sampeyan yang sangat mengidolakan manusia manusia ini (para wali Alloh), sama sekali tidak ada sedikitpun maksud untuk merendahkan mereka karena Alloh lah yang meninggikan mereka dan tak akan bisa manusia merendahkannya. Salam Ari At 10:43 AM 7/20/2006, you wrote: waliAllah sosok org ahli ibadah, dekat dgn Allah tiap hari hanya utk ibadah kepada Allah, dakwah, siar sedangkan kita apa, masih mikirin duniawi, waktu ibadah abis dgn kerja kantoran, mikirin rezeki terus, tanpa memikirkan ini rezeki kita asalnya dari yg halal / tdk ? sedangkan waliAllah sangat takut akan adanya rezeki yg asalnya tdk jelas / haram itulah salah satu sifat dari walisongo kenapa kita harus menjelek jelekan mereka !! kenapa yg namanya sosok artis, atau lainnya, kita tdk perdebatkan, padahal mereka itu udah jelas2 byk maksiatnya tdk ada siarnya semoga kita tdk termasuk org2 yg munafik semoga kita tdk termasuk org2 yg munafik semoga kita tdk termasuk org2 yg munafik wassalam Dizaman dahulu / Para wali apabila akan mengadakan Tahlilan Mereka menyiapkan uborampe termasuk diantaranya membakar kemenyan / kemenyan Arab, bunga-bungaan dan harum-haruman yang lainya, namun sayang manusia sekarang cepat sekali mengambil tindakan bahkan menfonisnya dengan bid'ah, Musrik, bukan golonganku dll, dengan seperti ini apakah kita akan mencap parawali sebagai penyebar kemusrikan? tunjukan dimana letaknya dan tunjukan pula bagaimana mantranya jangan sampai justru kita yang menfitnah para wali. -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [ mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com]On Behalf Of Ari Sent: Thursday, July 20, 2006 8:14 AM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah Kang Ridwan, Bagian mana dari postingan saya yang dikategorikan menghinakan para Wali Alloh? ini Astaghfirulloh. Salam Ari At 05:02 PM 7/19/2006, you wrote: - Original Message - From: Ari mailto:[EMAIL PROTECTED] To: keluarga-islam@yahoogroups.com Sent: Wednesday, July 19, 2006 12:58 PM Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah ... Analisa saya adalah bahwa memang para wali songo ataupun para penyebar Islam di nusantara ini belum bisa menanamkan Islam secara kaffah namun mencampur adukkan dengan ajaran nenek moyang. Masyarakat saat itu dengan keterbatasan pengetahuan dan akses informasi, menerima begitu saja tanpa penelaahan lebih jauh bagaimana Islam kaffah itu sesungguhnya dianut. Jadilah Islam nusantara ini menjadi Islam abangan dan dari 200 jiwa pemeluk nya, mayoritas adalah Islam KTP/ abangan. Salam Ari astaghfirulloh, Allohumma sholli 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala alihi wa ahli baitihi wa ash-habihi ajma'in, Allohummahdinaa fiman hadait, ya Alloh tetapkanlah Rahmat-MU kepada ulama (wali songo) yang telah berjasa mensyiarkan agama-MU di indonesia ini, muliakanlah mereka meskipun sebagian orang menghinakannya... __ The World Cup Is Now On Your Favorite Front Page http://www.yahoo.com.sg Yahoo! Groups Sponsor ~-- See what's inside the new Yahoo! Groups email. http://us.click.yahoo.com/2pRQfA/bOaOAA/yQLSAA/wDNolB/TM ~- Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ __._,_.___ Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu
Re: Balasan: Re: Balasan: Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah
You're most welcome kang Ahmad, sebuah nama yang bagus jika dibandingkan dengan Ari... Jika saja analisa saya salah itu murni dari kebodohan dan kekurangan saya pribadi, jikapun benar, ini jika lho... semua kebenaran hanya milik Alloh taa'la. Bumi nusantara ini memang dari dulunya merupakan kawasan klenik yang dihuni manusia manusia dengan kepercayaan lebih magis dari suku Quraisy di Arab sana. Inilah yang menjadikan warna Islam disini menjadi sedemikian rupa. Jika saja semua ibadah hanya menggunakan tolak ukur niat, lalu untuk apa pedoman dan tuntunan yang disampaikan oleh Rosul kepada kita?. Bukankan dalam ibadah apalagi yang berbentuk ritual ada hukum, syarat dan petunjuk pelaksanaannya. Demikian juga dalam masalah kematian ini, Rosul sudah menyampaikan seperti itu, bantullah keluarga yang terkena musibah bukan sebaliknya, lalu mengapa kita harus melaksanakan yang sebaliknya, bukankah ini sudah melanggar perintah Rosul? Apa sulitnya bagi kita untuk mengganti ritual ini menjadi sesuatu yang sejalan dengan aturan dan hukum Alloh juga Rosul Nya; 1. Hilangkan kebiasaan menyuguhi tamu tahlilan, gantt dengan kegiatan shedekah dari tetangga2 kepada keluarga yang terkena musibah. 2. Rubah kegiatan pembacaan ayat ayat Alloh dengan kegiatan kajian dan telaah ayat ayat Alloh 3. Ritual ini bukan wajib, jadi tidak perlu diwajibkan Mudah kan?, mudah banget... Jadi kenapa sih bersikeras dengan sesuatu yang tidak berkesesuaian dengan aturan Rosul? Apakah susah menjadi pendobrak?, apakah takut menghadapi mayoritas? Salam Ari (Ari=ahmadrozikimanuddin) At 01:14 PM 7/20/2006, you wrote: Terima kasih.. tanggapan saya ada di bawah tulisan anda Ari [EMAIL PROTECTED] menulis: Ini analisa saya atas kondisi umat saat ini yang tidak mungkin terjadi begitu saja. Pasti ada penyebabnya, kenapa umat Islam di sini menjadi seperti ini, berbeda dengan Islam di belahan bumi lainnya. Dalam hal ini mungkin kenapa ada tahlilan di bumi nusantara sementara di Inggris orang Islamnya tidak tahlilan, atau di Afghanistan, atau di Chechnya, di Palestin, disana kok ngga ada tahlilan. Lalu kesahan besar nya ada dimana. Analisa anda bisa salah, bisa juga tidak benar ups maaf sebelumnya. Kenapa ada tahlilan di bumi nusantara...?, tahukah anda bahwa setiap amalan seseorang sendiri atau berjamaah ditakar dari niatnya innamal a'malu bin niyyatin Dan yang tahu niat tersebut adalah yang mengamalkan dan tentu saja Allah SWT. Dari dahulu sampai sekarang adakah para 'ulama yang mewajibkan ritual tersebut ? setahuku tidak ada yang mewajibkan dan juga tidak ada yang mengharamkannya, kecuali era awal abad 20 Masehi. Sebaliknya setiap content dari acara tersebut berisi berbagai amalan kebajikan yang dianjurkan Islam melalui Al-Qur'an maupun Al-Khadits untuk menggantikan kebiasaan masyarakat pada saat itu yang susah dihapuskan sehingga content-nya diganti dengan hal-hal yang sesuai dengan ajaran Islam. Silahkan anda telaah juga posting pak Arland yang bersumber dari negeri jiran (Brunei Darussalam) yang lebih lengkap dan komprehensif. Kalau boleh tahu berapa lama anda sempat berkunjung di Afghanistan, Chechnya, atau Palestina... untuk meneliti hal tersebut apa benar perbandingan anda di atas ? Lalu kesahan besar nya ada dimana...silahkan anda gali informasi lebih banyak lagi kepada ahlinya. Dari sinilah saya coba menganalisa dari awal datang nya Islam ke bumi nusantara. Kita mesti mengerti dulu kondisi mansyarakat saat itu yang mayoritas adalah penganut Hindu sepeti halnya belahan hindia lainnya. Islam masuk dengan datangnya utusan utusan dari negara (kerajaan) Islam saat itu dibawah beberapa generasi sesudah Rosul. __._,_.___ Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "keluarga-islam" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. __,_._,___
Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah
sampai dengan saat ini, dengan kadar dan kapasitas ilmu yg sangat terbatas... saya sami'na wa atho'na dengan para ulama... saya tetep ngikut tahlilan karena pada saat saya berada di lingkungan seperti itu, hati saya bener2 se... terasa menyatu gus mus, kiai ilyas, gus faqih, gus shollah dan lainnya masih tahlilan koq... padahal tingkat keilmuan beliau jauh di atas kita2 yg sedang berdiskusi di sini... di dalam bacaan tahlil, banyak terkandung nilai2 yg sangat positif... malahan tidak ada yg negatif sama sekali... lah, yg perlu dikritisi sekarang mungkin adalah masalah 'pembebanan pada tuan rumah' yg seakan memberatkan dengan menyediakan hidangan segala macem... silahkan dilanjut... salam, On 7/20/06, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Nuhun Kang Ramdan atas perhatosanana.. :)Hal utama yang melanggar syariah dalam acara tahlilan kematian adalah Berkumpul di rumah keluarga si mati dan memakan hidangan yangdisediakan oleh keluarga si mati.Beberapa Dalilnya diantaranya adalah Hadits berikut,Berkata Abdullah bin Ja'far tatkala datang khabar bahwa Ja'far telah terbunuh, Rasulullah SAW bersabda: Bikinkanlah makanan untukkeluarga Ja'far karena telah datang kepada mereka hal yangmenyibukkan mereka (HR Asy-Syafie dan Ahmad).Jadi justru seharusnya yang menyediakan makanan adalah tetangga untuk keluarga yang kena musibah kematian, bukan yang terkenamusibah menyediakan makanan buat orang yang datang.Hadits yang diriwayatkan imam Ahmad dari Jabir bin Abdullah AlBajali dengan sanad yang shohih: Adalah kami (para sahabat) menganggap bahwa berkumpul di rumah ahli mayyit dan merekamenyediakan makanan sesudah mayyit dimakamkan adalahtermasuk perbuatan meratap.Hadits diatas menerangkan bahwa berkumpul dan menghidangkan makanan dalam upacara kematian di rumah ahli mayyit adalah termasuk meratapyang dilarang (diharamkan) oleh agama.Riwayat lain menerangkan: Bahwa Jarir datang kepada Umar ra, laluUmar bertanya: Adakah mayyit kalian diratapi? Dia menjawab: Tidak, lalu bertanya juga: Adakah orang-orang berkumpul di keluarga mayyitdan membuat makanan? Dia menjawab: ya, maka Umar berkata: Yangdemikian adalah ratapan. (Al Mugni Ibnu Qudamah zuz 2 hal 43). Berdasarkan dalil2 tersebut, maka jumhur ulama berpendapat bahwaberkumpul di rumah ahli mayyit dan makan-minum yang disediakan olehkeluarga mayyit adalah perbuatan bid'ah yang tidak sesuai dengansunnah. Sedangkan fatwa2 dari ulama madzhab Syafie yang berkaitan denganacara tersebut adalah sbb:1. Di dalam kitab Fiqh I'anatut Talibin telah dinyatakan,Ya, apa-apa yang dilakukan oleh orang yaitu berkumpul di rumah keluarga mayat dan dihidangkan makanan untuk perkumpulan itu, iaadalah termasuk bid'ah mungkarat (bid'ah yang diingkari agama). Bagiorang yang memberantasnya akan diberi pahala. (I'anatut Talibin,syarah Fathul Mu'in : juz 2, hal 145) 2. Imam Syafie sendiri tidak menyukai amalan berkumpul di rumahkematian sepertimana yang telah dikemukakan di dalam kitab al-Umm(Kitab Karangan Imam Syafi'I yang masyhur) :Aku tidak suka akan mat'am yaitu berkumpul (di rumah keluarga mayat) meskipun di situ tiada tangisan kerana hal tersebut malahakan menimbulkan kesedihan. (As-Syafie al-Umm : juz 1; hal 24)3. Selanjutnya di dalam kitab I'anatut Talibin juga disebutkanlagi, Dan perkara yang sudah menjadi kebiasaan yaitu keluarga mayat menghidangkan makanan untuk para undangan yang berkumpul, adalahsatu perkara bid'ah yang tidak disukai agama (Islam). Hal inisamalah seperti berkumpul di rumah keluarga kematian itu sendirikarena terdapat hadits sahih yang telah diriwayatkan oleh Jarir r.ayang berkata, Kami menganggap bahwa berkumpul di rumah keluargakematian yang menghidangkan makanan untuk jamuan para hadirin adalahsama dengan hukum niyahah (meratapi mayat) yaitu haram. (I'anatut Talibin, juz 2, hal 146)4. Pengarang kitab I'anatut Talibin juga mengambil keterangan sahihdi dalam kitab Bazzaziyah yaitu,Dan hal itu dibenci, menyelenggarakan makanan pada hari pertama(kematian), hari ketiga, sesudah seminggu dan juga memindahkan makanan ke tanah kubur secara bermusim-musim. (I'anatut Talibin,juz 2, hal 146)5. Di dalam kitab Fiqh Mughnil Muhtaj disebutkan:Adalah, keluarga kematian yang menyediakan makanan dan orang ramai berkumpul di rumahnya untuk menjamu, merupakan bid'ah yang tidakdisunatkan, dan di dalam hal ini Imam Ahmad telah meriwayatkanhadits yang sahih daripada Jarir bin Abdullah, berkata, Kamimenganggap bahwa berkumpul di rumah keluarga kematian dan keluarga tersebut menghidangkan makanan untuk menjamu para hadirin, adalahsama hukumnya seperti niyahah (meratapi mayat) yaitu haram.(Mughnil Muhtaj, juz1, hal 26)6. Di dalam kitab Fiqh Hasyiyatul Qalyubi dinyatakan, Syeikh ar- Ramli berkata, Di antara bid'ah yang mungkarat (yang tidakdibenarkan agama), yang dibenci apabila diamalkan sebagaimana yangtelah diterangkan di dalam kitab ar-Raudhah, yaitu apa-apa yangtelah dilakukan oleh orang yang dinamakan kifarah dan hidangan makanan yang disediakan oleh tuan rumah kematian
Balasan: Re: Balasan: Re: Balasan: Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah
Terima kasih.. tanggapan saya ada di bawah tulisan andaAri [EMAIL PROTECTED] menulis:You're most welcome kang Ahmad, sebuah nama yang bagus jika dibandingkan dengan Ari...Sekali lagi terima kasih ... mudah-mudahan selalu mendapat berkah dari Yang Kuasa, amien. Jika saja analisa saya salah itu murni dari kebodohan dan kekurangan saya pribadi, jikapun benar, ini jika lho... semua kebenaran hanya milik Alloh taa'la.Artinya belum tentu juga khan. bila sesuatu yang kita sendiri belum yakin benar, ada baiknya lebih berhati-hati dalam menyikapi amalan orang lain. Bumi nusantara ini memang dari dulunya merupakan kawasan klenik yang dihuni manusia manusia dengan kepercayaan lebih magis dari suku Quraisy di Arab sana. Inilah yang menjadikan warna Islam disini menjadi sedemikian rupa.Apakah kebiasaan suku Quraisy yang suka mengumpulkan berhala di dalam ka'bah bukan termasuk klenik mas. Bila kawasan nusantara dari dahulu penuh dengan klenik, diganti dengan amalan Islam seperti menyebut kalimat tahlil, tahmid, dan kalimat thoyyibah yang lain. apa masih klenik juga mas? Jika saja semua ibadah hanya menggunakan tolak ukur niat, lalu untuk apa pedoman dan tuntunan yang disampaikan oleh Rosul kepada kita?. Bukankan dalam ibadah apalagi yang berbentuk ritual ada hukum, syarat dan petunjuk pelaksanaannya. Demikian juga dalam masalah kematian ini, Rosul sudah menyampaikan seperti itu, bantullah keluarga yang terkena musibah bukan sebaliknya, lalu mengapa kita harus melaksanakan yang sebaliknya, bukankah ini sudah melanggar perintah Rosul?Anda benar bila hal tersebut memang ibadah mahdhoh yang sudah jelas dan gamblang tuntunannya dari RosuluLLoh SAW, sementara acara tahlil itu hanyalah muamalah yang sifatnya tidak wajib dan tidak ada sama sekali larangan dari Qur'an Khadits. Bila anda mengkategorikan hal ini sebagai sebuah ritual tentunya dalam hal ini menurut saya anda keliru, kenapa?. karena setahuku tidak ada satupun 'Ulama yang mewajibkan acara tahlil bagi keluarga yang ditinggalkan oleh almarhum, yang ada adalah kewajiban kolektif (fardlu kifayat) dari warga sekitarnya sesuai yang dicontohkan RosuluLLoh, sementara acara tahlil tidak diwajibkan. Bilapun diadakan acara tersebut, biasanya warga sekitarnya yang lebih mampu akan secara bersama-sama membantu ahlulhajat dalam bentuk materi, makanan, atau minuman untuk dihidangkan bersama-sama setelah mendoakan yang meninggal, kerabatnya, maupun seluruh kaum muslimin yang hadir maupun tidak. Bila semua hal dikerjakan oleh keluarga yang terkena musibah.. ya ini yang perlu kita luruskan, kita berikan nasihat dengan baik sesuai yang dicontohkan RosuluLLoh SAW. Apa sulitnya bagi kita untuk mengganti ritual ini menjadi sesuatu yang sejalan dengan aturan dan hukum Alloh juga Rosul Nya; Apa sulitnya bagi kita untuk membiasakan diri lebih arif dalam mensikapi sesuatu yang kita tidak tahu persis niat dan tujuannya, apalagi bila hal tersebut tidak ada aturan dan hukum Allah yang melarangnya.. Tolong dong tunjukkan kepada kami larangan untuk mengingat mati, larangan untuk berempati sesama muslim, larangan membaca ayat-ayat al-qur'an, atau mungkin larangan untuk mendoa'kan sesama muslim dan muslimat. Atau mungkin ada larangan untuk bersilaturahmi sesama muslim? 1. Hilangkan kebiasaan menyuguhi tamu tahlilan, gantt dengan kegiatan shedekah dari tetangga2 kepada keluarga yang terkena musibah. 1. Akan lebih baik kita menghilangkan sifat kikir kita dikala senang maupun saat ada musibah (bukankah Allah sangat mencintai hambaNya yang suka bersodaqoh dikala suka maupun duka? silahkan anda cari dalilnya dalam Al-Qur'an maupun Khadits, tentunya anda lebih paham dari saya), kalau tetangga bersedekah kepada yang terkena musibah. sudah tentu, itulah yang diajarkan para aulia maupun 'ulama dari dahulu sampai sekarang. Bila ternyata ada sebagian ummat yang salah menafsirkan, tentunya bukan salah aulia maupun 'ulama yang mengajarkannya bukan..? Dan itu menjadi kewajiban kita untuk mengingatkannya untuk meluruskan niat maupun tuntunan amalan sunnah tersebut, bukan melarangnya dengan dalih bid'ah. 2. Rubah kegiatan pembacaan ayat ayat Alloh dengan kegiatan kajian dan telaah ayat ayat Alloh. 2. Untuk menelaah dan mengkaji ayat ayat Alloh tentunya diawali dengan membaca ayat ayat Alloh terlebih dahulu, ibarat anda saat ini bisa menganalisa banyak hal diawali dengan belajar a,b,c,d ... sampai z di SD dulu bukan ...? Atau barangkali anda langsung bisa tanpa melalui SD, SMP dst... syukurlah kalau begitu. Tentunya kegiatan pembacaan ayat ayat Allohmaupun kegiatan kajian dan telaah ayat ayat Alloh sama baiknya bukan..? 3. Ritual ini bukan wajib, jadi tidak perlu diwajibkan3. Maaf mas kira-kira 'ulama mana yang mewajibkan acara ini ? setahuku nggak ada tuh. Bila hal tersebut banyak/sering dilkukan, bukan berarti hal tersebut menjadi kewajiban. Sama seperti ibadah Sholat tarawih di bulan Romadlon, sekalipun ummat Islam yang
RE: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah
Assalamualaikum Wr.Wb Kalau menurut saya pembebanan juga tidak semuanya karena mereka yang sudah meniatkan tentunya ybs ada kelebihanRizqi dan lagi pula mengapa kita terfokus pada satu masalah (Tahlilan). Contoh : Suatu saat saya dapat undangan walimahan aqiqoh, kemudian saya hadir dalam acara tersebut namun atas permintaan tuan rumah sebelunya agar diadakan tahlilan / kirim do'a arwah padahal orang tua beliau sudah meninggal 20 tahun yang silam, tidak hanya do'a buat arwah keluarga tuan rumah saja tetapi juga buat seluruh para arwah kaum Muslimin semuanya. dari sinilah maka di postingan saya saya sampaikan "niatanya dan jangan di gebyah uyah" ini adalah maksud saya karena di Indonesiaini banyak sekali kemajemukan masyarakat lebihkecilnya lagi kemasing-masing individu. dengan ceritera seperti tersebut coba kitabalik pertanyaan "Apakah ada hadis Kanjeng Gusti Rassul menganjurkan kita tetap berkabung selama 20 ataubahkan selama hidup ?ma'af saya tahu hadis imam syafi'i bahkan pernah dibantah oleh ulama yang lain "kalau yang meninggal orang Islam dan kaya maka memberikan hidangan juga tidak apa-apa". dari kombinasi dua masalah, saya menyimpulkan yang tidak boleh adalah orang yang memaksakan dirinya untuk memberikan hidangan hingga menyusahkan istri,anak keluarganya bahkan sampai galilobang-tutup lobang. Namuntoh demikian Alhamdulillah saya tidak pernah merasa terbebani pada saat saya mengadakan tahlilan untuk kakek,dan nenek atas sepeninggalanya 10 tahun yang lalu. -Original Message-From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]On Behalf Of AnantoSent: Friday, July 21, 2006 10:29 AMTo: keluarga-islam@yahoogroups.comSubject: Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah sampai dengan saat ini, dengan kadar dan kapasitas ilmu yg sangat terbatas... saya sami'na wa atho'na dengan para ulama... saya tetep ngikut tahlilan karena pada saat saya berada di lingkungan seperti itu, hati saya bener2 se... terasa menyatu gus mus, kiai ilyas, gus faqih, gus shollah dan lainnya masih tahlilan koq... padahal tingkat keilmuan beliau jauh di atas kita2 yg sedang berdiskusi di sini... di dalam bacaan tahlil, banyak terkandung nilai2 yg sangat positif... malahan tidak ada yg negatif sama sekali... lah, yg perlu dikritisi sekarang mungkin adalah masalah 'pembebanan pada tuan rumah' yg seakan memberatkan dengan menyediakan hidangan segala macem... silahkan dilanjut... salam, On 7/20/06, wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Nuhun Kang Ramdan atas perhatosanana.. :)Hal utama yang melanggar syariah dalam acara tahlilan kematian adalah Berkumpul di rumah keluarga si mati dan memakan hidangan yangdisediakan oleh keluarga si mati.Beberapa Dalilnya diantaranya adalah Hadits berikut,Berkata Abdullah bin Ja'far tatkala datang khabar bahwa Ja'far telah terbunuh, Rasulullah SAW bersabda: "Bikinkanlah makanan untukkeluarga Ja'far karena telah datang kepada mereka hal yangmenyibukkan mereka" (HR Asy-Syafie dan Ahmad).Jadi justru seharusnya yang menyediakan makanan adalah tetangga untuk keluarga yang kena musibah kematian, bukan yang terkenamusibah menyediakan makanan buat orang yang datang.Hadits yang diriwayatkan imam Ahmad dari Jabir bin Abdullah AlBajali dengan sanad yang shohih: "Adalah kami (para sahabat) menganggap bahwa berkumpul di rumah ahli mayyit dan merekamenyediakan makanan sesudah mayyit dimakamkan adalahtermasuk perbuatan meratap".Hadits diatas menerangkan bahwa berkumpul dan menghidangkan makanan dalam upacara kematian di rumah ahli mayyit adalah termasuk meratapyang dilarang (diharamkan) oleh agama.Riwayat lain menerangkan: Bahwa Jarir datang kepada Umar ra, laluUmar bertanya: "Adakah mayyit kalian diratapi? Dia menjawab: Tidak, lalu bertanya juga: Adakah orang-orang berkumpul di keluarga mayyitdan membuat makanan? Dia menjawab: ya, maka Umar berkata: "Yangdemikian adalah ratapan". (Al Mugni Ibnu Qudamah zuz 2 hal 43).Berdasarkan dalil2 tersebut, maka jumhur ulama berpendapat bahwaberkumpul di rumah ahli mayyit dan makan-minum yang disediakan olehkeluarga mayyit adalah perbuatan bid'ah yang tidak sesuai dengansunnah.Sedangkan fatwa2 dari ulama madzhab Syafie yang berkaitan denganacara tersebut adalah sbb:1. Di dalam kitab Fiqh I'anatut Talibin telah dinyatakan,"Ya, apa-apa yang dilakukan oleh orang yaitu berkumpul di rumah keluarga mayat dan dihidangkan makanan untuk perkumpulan itu, iaadalah termasuk bid'ah mungkarat (bid'ah yang diingkari agama). Bagiorang yang memberantasnya akan diberi pahala." (I'anatut Talibin,syarah Fathul Mu'in : juz 2, hal 145) 2. Imam Syafie sendiri tidak menyukai amalan berkumpul di rumahkemati
Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah
antum2 semua yg menghina ulama, ( walisongo ), antum emang tdk pernah dididik ama guru antum utk mengormati guru2, ulama !! apakah ibadah antum lebih baik dari ulama ( walisongo ) apakah antum lebih byk ibadah daripada duniawi !! buktikan antum yg terbaik dari ulama diatas antum benar2 tdk berpikir perjuangan walisongo itu gimana !! antum hanya bisa menjelekan mereka, itukah yg di ajarkan guru antum, menghina guru2, ulama2 !! antum hina mereka, sama aja antum hina Rasulullah telaah, teliti terdahulu, sedikit bicara, hindari fitnah omongan antum bisa pengaruh, thd org awam yg tdk kenal ulama tdk ada ulama yg mau menyesatkan, tujuan mereka dakwah, bagaimana mereka bisa memeluk islam semoga antum tdk termasuk golongan org2 yg munafik saya mohon jgn hina ulama2 kita, hormati mereka wassalam Subhaanalloh ... Laakhaula walaa quwwata illa biLLah.. Inilah salah satu dari sekian banyak warga Nusantara yang ber Islam KTP/abangan. Belajar Islam hanya dari literatur dan sumber internet yang tidak diketahui siapa yang menyediakan data, sudah berani menjustifikasi para 'Ulama yang mengenalkan Islam di bumi Nusantara. Membanggakan diri dengan akal dan ilmu yang dikaruniakan Allah kepadanya( wamaa utiitum minal 'ilmi illa qoliila al ayat), membanggakan diri dengan akses informasi yang banyak yang belum tentu kebenarannya, seolah-olah paling Kaffah dalam ber Islam. Sementara para Ulama dan aulia dikatakan mencampur adukkan dengan ajaran nenek moyang, sehingga banyak warga Nusantara ber Islam KTP/abangan ...subhaanaLLah. Yaa Allah jauhkanlah kami dari sifat yang demikian. Salam, Achmad Munif - Original Message - From: Ari To: keluarga-islam@yahoogroups.com Sent: Wednesday, July 19, 2006 12:58 PM Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah ... Analisa saya adalah bahwa memang para wali songo ataupun para penyebar Islam di nusantara ini belum bisa menanamkan Islam secara kaffah namun mencampur adukkan dengan ajaran nenek moyang. Masyarakat saat itu dengan keterbatasan pengetahuan dan akses informasi, menerima begitu saja tanpa penelaahan lebih jauh bagaimana Islam kaffah itu sesungguhnya dianut. Jadilah Islam nusantara ini menjadi Islam abangan dan dari 200 jiwa pemeluk nya, mayoritas adalah Islam KTP/ abangan. Salam Ari astaghfirulloh, Allohumma sholli 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala alihi wa ahli baitihi wa ash-habihi ajma'in, Allohummahdinaa fiman hadait, ya Alloh tetapkanlah Rahmat-MU kepada ulama (wali songo) yang telah berjasa mensyiarkan agama-MU di indonesia ini, muliakanlah mereka meskipun sebagian orang menghinakannya... wassalam ridwan __ Yahoo! Movies - Search movie info and celeb profiles and photos. http://sg.movies.yahoo.com/ Yahoo! Groups Sponsor ~-- Check out the new improvements in Yahoo! Groups email. http://us.click.yahoo.com/6pRQfA/fOaOAA/yQLSAA/wDNolB/TM ~- Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: Balasan: Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah
Ini analisa saya atas kondisi umat saat ini yang tidak mungkin terjadi begitu saja. Pasti ada penyebabnya, kenapa umat Islam di sini menjadi seperti ini, berbeda dengan Islam di belahan bumi lainnya. Dalam hal ini mungkin kenapa ada tahlilan di bumi nusantara sementara di Inggris orang Islamnya tidak tahlilan, atau di Afghanistan, atau di Chechnya, di Palestin, disana kok ngga ada tahlilan. Lalu kesahan besar nya ada dimana. Dari sinilah saya coba menganalisa dari awal datang nya Islam ke bumi nusantara. Kita mesti mengerti dulu kondisi mansyarakat saat itu yang mayoritas adalah penganut Hindu sepeti halnya belahan hindia lainnya. Islam masuk dengan datangnya utusan utusan dari negara (kerajaan) Islam saat itu dibawah beberapa generasi sesudah Rosul. Rosul mengabarkan Islam ini dengan tegas mana yang haq dan mana yang bathil. Kebiasaan juga ritual (baca:sistem) nenek moyang pada jaman jahiliyah da Mekkah saat itu di kikis habis dan digantikan dengan sistem baru Islam, no matter what. Analisa saya adalah terjadi distorsi dalam ketegasan para penerus Beliau termasuk para wali sembilan di nusantara sehingga saat menemui berbagai tipe masyarakat dengan bermacam adat dan kebiasaan juga sistem. Distorsi ketegasan dalam mengabarkan Islam di bumi nusantara ini lah yang menjadikan Islam disini juga akhirnya terdistorsi sedemikian rupa sehingga menjadi Islam sekuler seperti sekarang ini. Jika saja para Wali itu bukan makhluk Alloh seperti manusia lainya yang memiliki kelabihan dan kekurangan, maka saya akan bertaklid kepada mereka dan menjadikan mereka panutan seperti saya menjadikan Rosululloh saw sebagai satu satunya panutan. Hanya saja para wali Alloh inipun manusia yang tak lupu dari kekurangan. JIka saja kekurangan mereka dulu saat mengabarkan Islam ini bisa kita perbaiki maka... Why not...? Bagi saudara saudara yang menganggap sakral para wali ini monggo dibuka mata hatinya untuk memahami Islam yang sesungguhnya yang dibawa Rosul saw dan bukan Islam yang dibawa oleh mereka. Alloh melebihkan sesuatu para diri para wali ini dan ini menjadi rahasia Nya. Sholawat dan salam untuk mereka atas usaha dan jerih payah para wali Alloh dalam menyebarkan Dienul Islam di nusantara ini... Salam Ari At 08:47 AM 7/20/2006, you wrote: Subhaanalloh ... Laakhaula walaa quwwata illa biLLah.. Inilah salah satu dari sekian banyak warga Nusantara yang ber Islam KTP/abangan. Belajar Islam hanya dari literatur dan sumber internet yang tidak diketahui siapa yang menyediakan data, sudah berani menjustifikasi para 'Ulama yang mengenalkan Islam di bumi Nusantara. Membanggakan diri dengan akal dan ilmu yang dikaruniakan Allah kepadanya( wamaa utiitum minal 'ilmi illa qoliila al ayat), membanggakan diri dengan akses informasi yang banyak yang belum tentu kebenarannya, seolah-olah paling Kaffah dalam ber Islam. Sementara para Ulama dan aulia dikatakan mencampur adukkan dengan ajaran nenek moyang, sehingga banyak warga Nusantara ber Islam KTP/abangan ...subhaanaLLah. Yaa Allah jauhkanlah kami dari sifat yang demikian. Salam, Achmad Munif __._,_.___ Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "keluarga-islam" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. __,_._,___
RE: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah
Dizaman dahulu / Para wali apabila akan mengadakan Tahlilan Mereka menyiapkan uborampe termasuk diantaranya membakar kemenyan / kemenyan Arab, bunga-bungaan dan harum-haruman yang lainya, namun sayang manusia sekarang cepat sekali mengambil tindakan bahkan menfonisnya dengan bid'ah, Musrik, bukan golonganku dll, dengan seperti ini apakah kita akan mencap parawali sebagai penyebar kemusrikan? tunjukan dimana letaknya dan tunjukan pula bagaimana mantranyajangan sampai justru kita yang menfitnah para wali. -Original Message-From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]On Behalf Of AriSent: Thursday, July 20, 2006 8:14 AMTo: keluarga-islam@yahoogroups.comSubject: Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah Kang Ridwan,Bagian mana dari postingan saya yang dikategorikan menghinakan para Wali Alloh? ini Astaghfirulloh.SalamAriAt 05:02 PM 7/19/2006, you wrote: - Original Message - From: Ari To: keluarga-islam@yahoogroups.com Sent: Wednesday, July 19, 2006 12:58 PM Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah ... Analisa saya adalah bahwa memang para wali songo ataupun para penyebar Islam di nusantara ini belum bisa menanamkan Islam secara kaffah namun mencampur adukkan dengan ajaran nenek moyang. Masyarakat saat itu dengan keterbatasan pengetahuan dan akses informasi, menerima begitu saja tanpa penelaahan lebih jauh bagaimana Islam kaffah itu sesungguhnya dianut. Jadilah Islam nusantara ini menjadi Islam abangan dan dari 200 jiwa pemeluk nya, mayoritas adalah Islam KTP/ abangan. Salam Ari astaghfirulloh, Allohumma sholli 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala alihi wa ahli baitihi wa ash-habihi ajma'in, Allohummahdinaa fiman hadait, ya Alloh tetapkanlah Rahmat-MU kepada ulama (wali songo) yang telah berjasa mensyiarkan agama-MU di indonesia ini, muliakanlah mereka meskipun sebagian orang menghinakannya... wassalam ridwan This message (including any attachments) is only for the use of the person(s) for whom it is intended. It may contain Mattel confidential, proprietary and/or trade secret information. If you are not the intended recipient, you should not copy, distribute or use this information for any purpose, and you should delete this message and inform the sender immediately. __._,_.___ Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "keluarga-islam" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. __,_._,___
Balasan: Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah
Maaf mas nggak usah terlalu emosi begitulah sampai-sampai tombol "!" -nya berceceran begitu? Kalau boleh tahu, kira-kira anda dapat informasi dari manasaja tentang diri saya ... kok sampai-sampai berani menyimpulkan begitu banyak tentang saya. Jangan mudah menganalisa lah... kalau datanya belum akurat. Anda khan orang berpendidikan, . tahu bagaimana menghormati guru, tentunya tahu juga dong bagaimana menghormati kawan bicara anda.Seandainya ada kesalahan persepsi saya tentang tulisan anda, silahkan dijelaskan lebih gamblang maksudnya seperti apa. Kalau anda boleh menganalisa tentang para wali songo yang belum bisa menanamkan Islam secarakaffah namun mencampur adukkan dengan ajaran nenek moyang. Tentunya saya juga bisa khan ikut menganalisa bahwa tulisan anda mengandung unsur kesombongan, seolah-olah sudah paling kaffah dalam ber-Islam.berikut copy paste sebagian posting anda : ... Analisa saya adalah bahwa memang para wali songo ataupun para penyebar Islam di nusantara ini belum bisa menanamkan Islam secara kaffah namun mencampur adukkan dengan ajaran nenek moyang. Masyarakat saat itu dengan keterbatasan pengetahuan dan akses informasi, menerima begitu saja tanpa penelaahan lebih jauh bagaimana Islam kaffah itu sesungguhnya dianut. tolong dong dijelaskan maksudnya seperti apa ?NB.: silahkan baca juga komentar saya pada setiap kalimat anda.Salam, Achmad Munif arry putra [EMAIL PROTECTED] menulis:antum2 semua yg menghina ulama, ( walisongo ), antumemang tdk pernah dididik ama guru antum utk mengormatiguru2, ulama !!Kira-kira di bagian kalimat mana kalau saya menghina ulama (walisongo) mas..kalau memang saya tidak pernah dididik, tolong dong sodaqoh pengetahuan anda wahai kaum berpendidikan. apakah ibadah antum lebih baik dari ulama ( walisongo)Hanya Allahlah yang lebih mengetahuinya, mudah-mudahan saya dijauhkan dari sifat "menilai orang dengan perbandingan diri sendiri". Hidayah adalah mutlak hak Allah, sebagai hamba-Nya saya hanya bermohon untuk selalu dikaruniai hidayah-Nya amien. apakah antum lebih byk ibadah daripada duniawi !!Silahkan anda menilai saya seperti apa.saya berdo'a mudah-mudahan anda diberi kemudahan dalam beribadah kepada-Nya amien. buktikan antum yg terbaik dari ulama diatasMaaf mas tidak perlu saya membuktikan apa yang anda tulis tersebut. antum benar2 tdk berpikir perjuangan walisongo itugimana !!Maksudnya bagaiman mas. antum hanya bisa menjelekan mereka, itukah yg diajarkan guru antum, menghina guru2, ulama2 !!Insya Allah saya tidak seperti yang anda tulis tersebut, dan saya berlindung diri kepada Allah agar dijauhkan dari hal yang demikian. antum hina mereka, sama aja antum hina RasulullahAsyhadu anLaa ilaha illaLLah, wa asyhadu anna Muhammadan rosuuluLLoh... Laa khaula walaa quwwata illa biLLah. telaah, teliti terdahulu, sedikit bicara, hindarifitnahTerima kasih atas nasehatnya, tentunya baik juga kalimat tersebut anda renungkan pula untuk diri anda (ups maaf bukan bermaksud menggurui anda, tentunya anda lebih faham dari saya yang bodoh ini) omongan antum bisa pengaruh, thd org awam yg tdk kenalulamaKira-kira omongon yang mana mas.. tdk ada ulama yg mau menyesatkan, tujuan merekadakwah, bagaimana mereka bisa memeluk islamKira-kira yang menuliskankan kalimat seperti itu siapa ...? semoga antum tdk termasuk golongan org2 yg munafikAmien terima kasih atas do'anya, mudah-mudahan anda selalu dalam hidayah Allah SWT. sekali lagi terima kasih. saya mohon jgn hina ulama2 kita, hormati merekaInsya Allah saya akan berusaha selalu menghormati para 'UlamawassalamSubhaanalloh ... Laakhaula walaa quwwata illabiLLah.. Inilah salah satu dari sekian banyak warga Nusantarayang ber Islam KTP/abangan.Belajar Islam hanya dari literatur dan sumber internetyang tidak diketahui siapayang menyediakan data, sudah berani menjustifikasipara 'Ulama yang mengenalkanIslam di bumi Nusantara. Membanggakan diri dengan akaldan ilmu yang dikaruniakanAllah kepadanya( wamaa utiitum minal 'ilmi illaqoliila al ayat), membanggakandiri dengan akses informasi yang banyak yang belumtentu kebenarannya, seolah-olahpaling Kaffah dalam ber Islam. Sementara para "Ulamadan aulia dikatakan mencampuradukkan dengan ajaran nenek moyang, sehingga banyakwarga Nusantara ber IslamKTP/abangan ...subhaanaLLah. Yaa Allah jauhkanlah kami dari sifat yang demikian.Salam,Achmad Munif - Original Message - From: Ari To: keluarga-islam@yahoogroups.com Sent: Wednesday, July 19, 2006 12:58 PMSubject: Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalahwarisan nenek moyang makatinggalkanlah... Analisa saya adalah bahwa memang para wali songoataupun para penyebar Islamdi nusantara ini belum bisa menanamkan Islam secarakaffah namun mencampur adukkandengan ajaran nenek moyang. Masyarakat saat itu denganketerbatasan pengetahuandan akses informasi, menerima begitu saja tanpapenelaahan lebih jauh bagaimanaIslam kaffah itu sesungguhnya
Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah
waliAllah sosok org ahli ibadah, dekat dgn Allah tiap hari hanya utk ibadah kepada Allah, dakwah, siar sedangkan kita apa, masih mikirin duniawi, waktu ibadah abis dgn kerja kantoran, mikirin rezeki terus, tanpa memikirkan ini rezeki kita asalnya dari yg halal / tdk ? sedangkan waliAllah sangat takut akan adanya rezeki yg asalnya tdk jelas / haram itulah salah satu sifat dari walisongo kenapa kita harus menjelek jelekan mereka !! kenapa yg namanya sosok artis, atau lainnya, kita tdk perdebatkan, padahal mereka itu udah jelas2 byk maksiatnya tdk ada siarnya semoga kita tdk termasuk org2 yg munafik semoga kita tdk termasuk org2 yg munafik semoga kita tdk termasuk org2 yg munafik wassalam Dizaman dahulu / Para wali apabila akan mengadakan Tahlilan Mereka menyiapkan uborampe termasuk diantaranya membakar kemenyan / kemenyan Arab, bunga-bungaan dan harum-haruman yang lainya, namun sayang manusia sekarang cepat sekali mengambil tindakan bahkan menfonisnya dengan bid'ah, Musrik, bukan golonganku dll, dengan seperti ini apakah kita akan mencap parawali sebagai penyebar kemusrikan? tunjukan dimana letaknya dan tunjukan pula bagaimana mantranya jangan sampai justru kita yang menfitnah para wali. -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Ari Sent: Thursday, July 20, 2006 8:14 AM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah Kang Ridwan, Bagian mana dari postingan saya yang dikategorikan menghinakan para Wali Alloh? ini Astaghfirulloh. Salam Ari At 05:02 PM 7/19/2006, you wrote: - Original Message - From: Ari mailto:[EMAIL PROTECTED] To: keluarga-islam@yahoogroups.com Sent: Wednesday, July 19, 2006 12:58 PM Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah ... Analisa saya adalah bahwa memang para wali songo ataupun para penyebar Islam di nusantara ini belum bisa menanamkan Islam secara kaffah namun mencampur adukkan dengan ajaran nenek moyang. Masyarakat saat itu dengan keterbatasan pengetahuan dan akses informasi, menerima begitu saja tanpa penelaahan lebih jauh bagaimana Islam kaffah itu sesungguhnya dianut. Jadilah Islam nusantara ini menjadi Islam abangan dan dari 200 jiwa pemeluk nya, mayoritas adalah Islam KTP/ abangan. Salam Ari astaghfirulloh, Allohumma sholli 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala alihi wa ahli baitihi wa ash-habihi ajma'in, Allohummahdinaa fiman hadait, ya Alloh tetapkanlah Rahmat-MU kepada ulama (wali songo) yang telah berjasa mensyiarkan agama-MU di indonesia ini, muliakanlah mereka meskipun sebagian orang menghinakannya... __ The World Cup Is Now On Your Favorite Front Page http://www.yahoo.com.sg Yahoo! Groups Sponsor ~-- See what's inside the new Yahoo! Groups email. http://us.click.yahoo.com/2pRQfA/bOaOAA/yQLSAA/wDNolB/TM ~- Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah
Terlepas dari kesimpangsiuran cerita tentang wali songo ini, jika dahulu para wali mengadakan tahlilan dan menyiapkan sesuatu dalam acara tersebut, hal itu adalah sebagai salah satu metode dakwah yang dulu dilakukan oleh mereka. Inilah yang disebut dakwah kultural, yaitu dakwah yang dilakukan dengan cara bersahabat melalui budaya dan adat sehingga masyarakat tak curiga bahkan menyambutnya dengan terbuka. Mereka mengadopsi nilai-nilai seni dan budaya masyarakat sebagai media dakwah, kemudian memasukkan nilai-nilai Islam ke dalam bentuk budaya yang digandrungi masyarakat kala itu. Sebagaimana dulu Rasulullah berdakwah dengan memperhatikan nilai-nilai budaya masyarakat setempat dengan tujuan agar masyarakat mau mempelajari Islam. Beliau berdakwah dengan terlebih dahulu memahami kondisi masyarakatnya yang saat itu masih diselimuti oleh tradisi dan adat- adat lama. Contohnya adalah kebiasaan meminum khamr yang pada saat itu sudah menjadi tradisi di masyarakat. Nabi saw pada awal dakwahnya tidak serta merta mengharamkan meminum minuman tersebut. Namun secara perlahan namun pasti, khamr pun pada akhirnya diharamkan, yaitu ketika pemahaman agama masyarakat pada saat itu sudah jauh lebih baik. Nah, bagi kita yang hidup di zaman yang sudah jauh lebih maju dari saat wali songo mengenalkan Islam di pulau Jawa, yang rata-rata pemahaman agamanya pun sudah jauh lebih baik dari mereka pada saat itu, sudah seharusnyalah kita mempelajari Islam ini dengan lebih baik lagi dan membersihkan amal ibadah kita dari adat kebiasaan yang sesunggunya bertentangan dengan syari'at. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Kartika, Bambang [EMAIL PROTECTED] wrote: Dizaman dahulu / Para wali apabila akan mengadakan Tahlilan Mereka menyiapkan uborampe termasuk diantaranya membakar kemenyan / kemenyan Arab, bunga-bungaan dan harum-haruman yang lainya, namun sayang manusia sekarang cepat sekali mengambil tindakan bahkan menfonisnya dengan bid'ah, Musrik, bukan golonganku dll, dengan seperti ini apakah kita akan mencap parawali sebagai penyebar kemusrikan? tunjukan dimana letaknya dan tunjukan pula bagaimana mantranya jangan sampai justru kita yang menfitnah para wali. - deleted - Yahoo! Groups Sponsor ~-- See what's inside the new Yahoo! Groups email. http://us.click.yahoo.com/2pRQfA/bOaOAA/yQLSAA/wDNolB/TM ~- Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah
Tujuan Tahlilan Versi saya yg belun berilmu hanya melihat dari mata kasar : - tahlilan kan dzikir, masa di larang !!??## - di dlm tahlilan ada tausiah2, biar sang keluarga yg ditinggalkan kalo itu adalah takdir, tdk berlarut larut sedihnya - di dlm tahlilan dzikir yg bisa membawa kedamaian dari pihak yg kena musibah ( tdk ada tahlilan, sepii ) - masalah makanan, mau memberi atau tdk, dgn tujuan yg baik baik aja deh, misal datang famili dari jauh masa engga di kasih minum seh !! - oleh krn itu ulama2 kita tetap melakukannya, krn tahlilan itu ada baiknya - ingat aja kita ini penganut agama islam rata2 yg tdk berilmu, itulah salah satu adanya tahlilan biar sang family bisa dpt hidayah InsyaAllah dgn dzikir2 yg Agung ada yg bisa nambahin ... !! ( Islam adalah bijaksana ) Astaghfirulloh... Tahlilan kematian bukanlah sekedar perbedaan pendapat pada masalah furu'. Mohon maaf jika saya mengambil kesimpulan bahwa tahlilan kematian yang umumnya dilakukan di masyarakat kita saat ini memang sudah masuk kategori bid'ah yang sesat. Banyaknya Habaib yang melaksanakan acara ini bukanlah ukuran suatu kebenaran, hanya Al- Quran dan as-Sunnah-lah ukuran kebenaran yang harus kita yakini. Jika jelas banyak hadits shahih yang menyebutkan adanya pelanggaran syariat dalam acara ini, masihkah kita harus tetap ngotot melestarikan budaya yang salah ini? Sebelum kita terus ngotot melestarikan acara ini, alangkah baiknya jika kita melakukan cek dan ricek pada kitab2 yang disebutkan pada postingan yang melarang melakukan acara tahlil ini. Salah satu yang mungkin layak diperiksa adalah informasi yang saya dapat dari syariah online ini, saya yakin dewan asatidz syariah online tidak asal dalam mengutip fatwa ulama dari kitab2 yang disebutkan itu. Sekali lagi sengaja saya ambil dari situs yang saya pikir cukup netral ini. Jika anda mau lihat2 di situs salafy, acara seperti ini dibahas lebih jauh lagi dan dengan kalimat2 yang sedikit keras :). Dalil dan fatwa2 ini pun pernah disampaikan oleh ustadz saya, dan saya yakin beliau tidak akan asal mengutip pendapat ulama yang berkaitan dengan masalah tersebut. Bahkan yang saya tahu, beliau lebih banyak menggunakan kitab2 asli ulama terdahulu dalam menyampaikan kajiannya, bukan dengan kitab2 karangan ulama sekarang apalagi terjemahan. Silakan diperiksa dan tanyakan kepada ulama yang memiliki keilmuan yang luas, sebelum terlalu jauh terjerumus dalam kesesatan, Na'udzubillah Berikut saya copy-kan lagi kutipan dari syari'ah online: --- Diterangkan dalam kitab 'Ianatu Thalibin jilid 2 hal 145-146 , bahwa fatwa-fatwa dari mufti-mufti Mekah dari 4 Madzhab menerangkan bahwa perbuatan perbuatan itu adalah munkar: 1. Sayyid Ahmad Zaini Dahlan mufti Madzhab Syafi'i: äÚã ãÇ íÝÚá ÇáäÇÓ ãä ÇáÅÌÊãÇÚ ÚäÏ Ãåá ÇáãíÊ æÕäÚ ÇáØÚÇã ãä ÇáÈÏÚ ÇáãäßÑÉ ÇáÊí íËÇÈ Úáì ãäÚåÇ æáí ÇáÃãÑ Artinya: Ya, perbuatan yang dilakukan oleh beberapa orang berkumpul dirumah orang yang kena musibah kematian dan menyediakan makanan adalah perbuatan bid'ah munkarah dan penguasa yang mencegahnya akan mendapatkan pahala. 2. Fatwa dari Mufti Madzhab Hanafi: äÚã íËÇÈ æáí ÇáÃãÑ Úáì ãäÚåã ãä Êáß ÇáÃãæÑ ÇáÊí åí ãä ÇáÈÏÚ Artinya: Ya, penguasa akan diberi pahala karena melarang manusia dari perbuatan bid'ah. 3 dan 4 Fatwa Madzhab Maliki dan Hambali: ÝÞÏ ÃÌÇÈ ÈäÙíÑ åÐíä ÇáÌæÇÈíä ãÝÊí ÇáÓÇÏÉ ÇáãÇáßíÉ æãÝÊí ÇáÓÇÏÉ ÇáÍäÇÈáÉ Artinya:Telah menjawab seperti kedua jawaban di atas mufti Madzhab Maliki dan Mufti Madzhab Hambali. Di dalam kitab 'Ianatu Thalibin jld. 2. hlm. 145-147, juga disebutkan fatwa2 Imam Syafi'i sbb: æóÞóÇáó ÇóíúÖðà : æóíóßúÑóåõ ÇáÖøöíóÇÝóÉõ ãöäó ÇáØøóÚóÇãö ãöäú Çóåúáö ÇáúãóíøöÊö áÇóäøóåõ ÔóÑóÚó Ýöì ÇáÓøõÑõæúÑö æóåöíó ÈöÏúÚóÉñ 1) Imam Syafie berkata lagi: Dibenci bertamu dengan persiapan makanan yang disediakan oleh ahli si Mati karena ia adalah sesuatu yang keji dan ia adalah bidah. æöãöäó ÇáúÈöÏóÚö ÇáúãõäúßóÑóÉö ÇáúãóßúÑõæúåö ÝóÚúáõåõ ãóÇ íóÝúÚóáõ ÇáäøóÇÓõ ãöäó ÇáúæóÍúÔóÉö æóÇáúÌóãúÚö æóÇúáÇóÑúÈöÚöíúäó Èóáú ßóáøõ Ðóáößó ÍóÑóÇãñ 2) Dan diantara bid'ah yang mungkar ialah kebiasaan orang yang melahirkan rasa kesedihannya sambil berkumpul beramai-ramai melalui upacara (kenduri arwah) di hari keempat puluh (empat pulu harinya) pada hal semuanya ini adalah haram. ãóÇ íóÝúÚóáõåõ ÇáäøóÇÓõ ãöäó ÇúáÇöÌúÊóãóÇÚö ÚöäúÏó Çóåúáö ÇáúãóíøöÊö æóÕõäúÚö ÇáØøóÚóÇãö ãöäó ÇáúÈöÏóÚö ÇáúãõäúßóÑóÉö 3) Apa yang diamalkan oleh manusia dengan berkumpul dirumah keluarga si mati dan menyediakan makanan adalah termasuk perbuatan bid'ah yang mungkar. æóãóÇ ÇÚúÊöíúÏó ãöäú ÌóÚúáö Çóåúáó ÇáúãóíøöÊö ØóÚóÇãðÇ áöíóÏúÚõæú ÇáäøóÇÓó Çöáóíúåö ÈöÏúÚóÉñ ãóßúÑõæúåóÉñ ßóÇöÌúÊöãóÇÚöåöãú áöÐóáößó áöãóÇ ÕóÍøó Úóäú ÌóÑöíúÑö ÞóÇáó : Úóäú ÌóÑöíúÑö Èúäö ÚóÈúÏöÇááåö ÞóÇáó : ßõäøóÇ äóÚõÏøõ ÇúáÇöÌúÊöãóÇÚó áÇóåúáö ÇáúãóíøöÊö æóÕóäúÚõåõãú ÇáØøóÚóÇãó ãöäó ÇáäøöíóÇÍóÉö. (ÑæÇå ÇáÇãÇã ÇÍãÏ æÇÈä ãÇÌå ÈÇÓäÇÏ ÕÍíÍ). 4) Dan apa yang telah menjadi kebiasaan manusia
Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah
ya udah gak nyambung dehsaya berharap mas wandy mau dan bisa sampaikan pendapat mas wandy langsung pada ulama-2 (minimal) yang telah saya sebutkan, bilang pada mereka kalau tahlilan itu sesat dan direkam dengan handycam...gak apa-2 koq kalo saya yang masih melakukan tahlil dianggap sesat, insya Alloh nanti kita kan ketemu lagi di surga-NYA. udah ya tentang tahlil ini, pendapat saya udah jelas, dan pendapat kang wandy maupun kang ari juga udah jelas, insya Alloh kita ketemu lagi di surga-NYA bercengkerama dengan Rosulullah SAWsekarang marilah kita doa-kan saudara-2 kita yang terkena musibah, semoga Alloh SWT mengampuni dosa mereka dan dosa kita, memaafkan mereka dan memaafkan kita, dan kita ditetapkan dalam Rahmat-NYA..amin. wassalam - Original Message - From: wandysulastra [EMAIL PROTECTED] To: keluarga-islam@yahoogroups.com Sent: Tuesday, July 18, 2006 12:36 PM Subject: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah Astaghfirulloh... Tahlilan kematian bukanlah sekedar perbedaan pendapat pada masalah furu'. Mohon maaf jika saya mengambil kesimpulan bahwa tahlilan kematian yang umumnya dilakukan di masyarakat kita saat ini memang sudah masuk kategori bid'ah yang sesat. Banyaknya Habaib yang melaksanakan acara ini bukanlah ukuran suatu kebenaran, hanya Al- Quran dan as-Sunnah-lah ukuran kebenaran yang harus kita yakini. Jika jelas banyak hadits shahih yang menyebutkan adanya pelanggaran syariat dalam acara ini, masihkah kita harus tetap ngotot melestarikan budaya yang salah ini? Sebelum kita terus ngotot melestarikan acara ini, alangkah baiknya jika kita melakukan cek dan ricek pada kitab2 yang disebutkan pada postingan yang melarang melakukan acara tahlil ini. Salah satu yang mungkin layak diperiksa adalah informasi yang saya dapat dari syariah online ini, saya yakin dewan asatidz syariah online tidak asal dalam mengutip fatwa ulama dari kitab2 yang disebutkan itu. Sekali lagi sengaja saya ambil dari situs yang saya pikir cukup netral ini. Jika anda mau lihat2 di situs salafy, acara seperti ini dibahas lebih jauh lagi dan dengan kalimat2 yang sedikit keras :). Dalil dan fatwa2 ini pun pernah disampaikan oleh ustadz saya, dan saya yakin beliau tidak akan asal mengutip pendapat ulama yang berkaitan dengan masalah tersebut. Bahkan yang saya tahu, beliau lebih banyak menggunakan kitab2 asli ulama terdahulu dalam menyampaikan kajiannya, bukan dengan kitab2 karangan ulama sekarang apalagi terjemahan. Silakan diperiksa dan tanyakan kepada ulama yang memiliki keilmuan yang luas, sebelum terlalu jauh terjerumus dalam kesesatan, Na'udzubillah Berikut saya copy-kan lagi kutipan dari syari'ah online: --- Diterangkan dalam kitab 'Ianatu Thalibin jilid 2 hal 145-146 , bahwa fatwa-fatwa dari mufti-mufti Mekah dari 4 Madzhab menerangkan bahwa perbuatan perbuatan itu adalah munkar: 1. Sayyid Ahmad Zaini Dahlan mufti Madzhab Syafi'i: äÚã ãÇ íÝÚá ÇáäÇÓ ãä ÇáÅÌÊãÇÚ ÚäÏ Ãåá ÇáãíÊ æÕäÚ ÇáØÚÇã ãä ÇáÈÏÚ ÇáãäßÑÉ ÇáÊí íËÇÈ Úáì ãäÚåÇ æáí ÇáÃãÑ Artinya: Ya, perbuatan yang dilakukan oleh beberapa orang berkumpul dirumah orang yang kena musibah kematian dan menyediakan makanan adalah perbuatan bid'ah munkarah dan penguasa yang mencegahnya akan mendapatkan pahala. 2. Fatwa dari Mufti Madzhab Hanafi: äÚã íËÇÈ æáí ÇáÃãÑ Úáì ãäÚåã ãä Êáß ÇáÃãæÑ ÇáÊí åí ãä ÇáÈÏÚ Artinya: Ya, penguasa akan diberi pahala karena melarang manusia dari perbuatan bid'ah. 3 dan 4 Fatwa Madzhab Maliki dan Hambali: ÝÞÏ ÃÌÇÈ ÈäÙíÑ åÐíä ÇáÌæÇÈíä ãÝÊí ÇáÓÇÏÉ ÇáãÇáßíÉ æãÝÊí ÇáÓÇÏÉ ÇáÍäÇÈáÉ Artinya:Telah menjawab seperti kedua jawaban di atas mufti Madzhab Maliki dan Mufti Madzhab Hambali. Di dalam kitab 'Ianatu Thalibin jld. 2. hlm. 145-147, juga disebutkan fatwa2 Imam Syafi'i sbb: æóÞóÇáó ÇóíúÖðà : æóíóßúÑóåõ ÇáÖøöíóÇÝóÉõ ãöäó ÇáØøóÚóÇãö ãöäú Çóåúáö ÇáúãóíøöÊö áÇóäøóåõ ÔóÑóÚó Ýöì ÇáÓøõÑõæúÑö æóåöíó ÈöÏúÚóÉñ 1) Imam Syafie berkata lagi: Dibenci bertamu dengan persiapan makanan yang disediakan oleh ahli si Mati karena ia adalah sesuatu yang keji dan ia adalah bidah. æöãöäó ÇáúÈöÏóÚö ÇáúãõäúßóÑóÉö ÇáúãóßúÑõæúåö ÝóÚúáõåõ ãóÇ íóÝúÚóáõ ÇáäøóÇÓõ ãöäó ÇáúæóÍúÔóÉö æóÇáúÌóãúÚö æóÇúáÇóÑúÈöÚöíúäó Èóáú ßóáøõ Ðóáößó ÍóÑóÇãñ 2) Dan diantara bid'ah yang mungkar ialah kebiasaan orang yang melahirkan rasa kesedihannya sambil berkumpul beramai-ramai melalui upacara (kenduri arwah) di hari keempat puluh (empat pulu harinya) pada hal semuanya ini adalah haram. ãóÇ íóÝúÚóáõåõ ÇáäøóÇÓõ ãöäó ÇúáÇöÌúÊóãóÇÚö ÚöäúÏó Çóåúáö ÇáúãóíøöÊö æóÕõäúÚö ÇáØøóÚóÇãö ãöäó ÇáúÈöÏóÚö ÇáúãõäúßóÑóÉö 3) Apa yang diamalkan oleh manusia dengan berkumpul dirumah keluarga si mati dan menyediakan makanan adalah termasuk perbuatan bid'ah yang mungkar. æóãóÇ ÇÚúÊöíúÏó ãöäú ÌóÚúáö Çóåúáó ÇáúãóíøöÊö ØóÚóÇãðÇ áöíóÏúÚõæú ÇáäøóÇÓó Çöáóíúåö ÈöÏúÚóÉñ ãóßúÑõæúåóÉñ ßóÇöÌúÊöãóÇÚöåöãú áöÐóáößó áöãóÇ ÕóÍøó Úóäú ÌóÑöíúÑö ÞóÇáó : Úóäú ÌóÑöíúÑö Èúäö ÚóÈúÏöÇááåö ÞóÇáó : ßõäøóÇ äóÚõÏøõ ÇúáÇöÌúÊöãóÇÚó áÇóåúáö ÇáúãóíøöÊö æóÕóäúÚõåõãú
[keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah
Yang melarang Dzikir siapa mas? :) Yang dilarang itu acara kumpul2nya dirumah orang mati dan disediakannya makanan oleh keluarga si mati. Karena dzikir dan baca alqurannya ada di acara tersebut, otomatis jadi ikut terlarang... Siapa yang melarang? Ulama Mas... Mas kenal kan Imam Syafi'i yang pentolannya madzhab syafi'i itu? Beliau salah satu ulama dari sekian banyak ulama terkenal madzhab syafi'i yang dikenal paling keras menentang acara ini. Tentunya larangan ini adalah berdasarkan dalil2 yang shahih. Inilah salah satu bahaya bid'ah bagi orang2 awam. Mereka tidak dapat membedakannya dan menganggap sesuatu yang baik yang harus terus dilestarikan. Mereka hanya melihatnya dari sisi yang nampak saja. Gemar melakukan acara bid'ah, bukan akan mendapat hidayah, sebaliknya malah akan menyesatkan kita lebih jauh lagi. Hal2 baru dalam ibadah yang nampak baik walaupun tidak pernah disyariatkan, akan dikatakan baik dan boleh2 saja untuk dilakukan. Tidaklah salah jika Rasulullah mengatakan bahwa setiap Bid'ah adalah sesat. Oleh karenanya mari sama2 kita pelajari agama ini dengan lebih baik lagi. Jangan hanya mencukupkan diri saja dengan istilah awam, dan jangan mau hanya sekedar ikut2an saja dalam beramal... (Islam bukanlah sekedar logika) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, arry putra [EMAIL PROTECTED] wrote: Tujuan Tahlilan Versi saya yg belun berilmu hanya melihat dari mata kasar : - tahlilan kan dzikir, masa di larang !!??## - di dlm tahlilan ada tausiah2, biar sang keluarga yg ditinggalkan kalo itu adalah takdir, tdk berlarut larut sedihnya - di dlm tahlilan dzikir yg bisa membawa kedamaian dari pihak yg kena musibah ( tdk ada tahlilan, sepii ) - masalah makanan, mau memberi atau tdk, dgn tujuan yg baik baik aja deh, misal datang famili dari jauh masa engga di kasih minum seh !! - oleh krn itu ulama2 kita tetap melakukannya, krn tahlilan itu ada baiknya - ingat aja kita ini penganut agama islam rata2 yg tdk berilmu, itulah salah satu adanya tahlilan biar sang family bisa dpt hidayah InsyaAllah dgn dzikir2 yg Agung ada yg bisa nambahin ... !! ( Islam adalah bijaksana ) Astaghfirulloh... Tahlilan kematian bukanlah sekedar perbedaan pendapat pada masalah furu'. Mohon maaf jika saya mengambil kesimpulan bahwa tahlilan kematian yang umumnya dilakukan di masyarakat kita saat ini memang sudah masuk kategori bid'ah yang sesat. Banyaknya Habaib yang melaksanakan acara ini bukanlah ukuran suatu kebenaran, hanya Al- Quran dan as-Sunnah-lah ukuran kebenaran yang harus kita yakini. Jika jelas banyak hadits shahih yang menyebutkan adanya pelanggaran syariat dalam acara ini, masihkah kita harus tetap ngotot melestarikan budaya yang salah ini? Sebelum kita terus ngotot melestarikan acara ini, alangkah baiknya jika kita melakukan cek dan ricek pada kitab2 yang disebutkan pada postingan yang melarang melakukan acara tahlil ini. Salah satu yang mungkin layak diperiksa adalah informasi yang saya dapat dari syariah online ini, saya yakin dewan asatidz syariah online tidak asal dalam mengutip fatwa ulama dari kitab2 yang disebutkan itu. Sekali lagi sengaja saya ambil dari situs yang saya pikir cukup netral ini. Jika anda mau lihat2 di situs salafy, acara seperti ini dibahas lebih jauh lagi dan dengan kalimat2 yang sedikit keras :). Dalil dan fatwa2 ini pun pernah disampaikan oleh ustadz saya, dan saya yakin beliau tidak akan asal mengutip pendapat ulama yang berkaitan dengan masalah tersebut. Bahkan yang saya tahu, beliau lebih banyak menggunakan kitab2 asli ulama terdahulu dalam menyampaikan kajiannya, bukan dengan kitab2 karangan ulama sekarang apalagi terjemahan. Silakan diperiksa dan tanyakan kepada ulama yang memiliki keilmuan yang luas, sebelum terlalu jauh terjerumus dalam kesesatan, Na'udzubillah Berikut saya copy-kan lagi kutipan dari syari'ah online: --- Diterangkan dalam kitab 'Ianatu Thalibin jilid 2 hal 145-146 , bahwa fatwa-fatwa dari mufti-mufti Mekah dari 4 Madzhab menerangkan bahwa perbuatan perbuatan itu adalah munkar: 1. Sayyid Ahmad Zaini Dahlan mufti Madzhab Syafi'i: äÚã ãÇ íÝÚá ÇáäÇÓ ãä ÇáÅÌÊãÇÚ ÚäÏ Ãåá ÇáãíÊ æÕäÚ ÇáØÚÇã ãä ÇáÈÏÚ ÇáãäßÑÉ ÇáÊí íËÇÈ Úáì ãäÚåÇ æáí ÇáÃãÑ Artinya: Ya, perbuatan yang dilakukan oleh beberapa orang berkumpul dirumah orang yang kena musibah kematian dan menyediakan makanan adalah perbuatan bid'ah munkarah dan penguasa yang mencegahnya akan mendapatkan pahala. 2. Fatwa dari Mufti Madzhab Hanafi: äÚã íËÇÈ æáí ÇáÃãÑ Úáì ãäÚåã ãä Êáß ÇáÃãæÑ ÇáÊí åí ãä ÇáÈÏÚ Artinya: Ya, penguasa akan diberi pahala karena melarang manusia dari perbuatan bid'ah. 3 dan 4 Fatwa Madzhab Maliki dan Hambali: ÝÞÏ ÃÌÇÈ ÈäÙíÑ åÐíä ÇáÌæÇÈíä ãÝÊí ÇáÓÇÏÉ ÇáãÇáßíÉ æãÝÊí ÇáÓÇÏÉ ÇáÍäÇÈáÉ Artinya:Telah menjawab seperti kedua jawaban di atas mufti Madzhab Maliki dan
[keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah
Kok jadi gak nyambung.. gak nyambungnya dimana? :) Bukan tugas dan kapasitas saya untuk berdebat dengan mereka. Tunjukan saja fakta2 yang sudah saya sebutkan tersebut kepada mereka. Kalau belum cukup, sampaikan undangan saya untuk beliau2, insya allah saya akan menghubungi ustadz saya agar kita bisa sama2 mengkaji masalah ini. Dan jangan lupa, bawa handycam-nya yah.. :) Semoga Allah memberikan hidayahnya kepada kita agar dapat membedakan mana yang haq dan mana yang bathil... Wassalam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ridwan [EMAIL PROTECTED] wrote: ya udah gak nyambung dehsaya berharap mas wandy mau dan bisa sampaikan pendapat mas wandy langsung pada ulama-2 (minimal) yang telah saya sebutkan, bilang pada mereka kalau tahlilan itu sesat dan direkam dengan handycam...gak apa-2 koq kalo saya yang masih melakukan tahlil dianggap sesat, insya Alloh nanti kita kan ketemu lagi di surga-NYA. udah ya tentang tahlil ini, pendapat saya udah jelas, dan pendapat kang wandy maupun kang ari juga udah jelas, insya Alloh kita ketemu lagi di surga-NYA bercengkerama dengan Rosulullah SAWsekarang marilah kita doa-kan saudara-2 kita yang terkena musibah, semoga Alloh SWT mengampuni dosa mereka dan dosa kita, memaafkan mereka dan memaafkan kita, dan kita ditetapkan dalam Rahmat-NYA..amin. wassalam - deleted Yahoo! Groups Sponsor ~-- Great things are happening at Yahoo! Groups. See the new email design. http://us.click.yahoo.com/TISQkA/hOaOAA/yQLSAA/wDNolB/TM ~- Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah
Wah boleh donk ikutan acaranya (kalo jadian? hehe) Insya Allah saya akan ittiba' pada Rasulullah SAW dan pada ulama-2 yg mempunyai hujjah yg jelas dan shahih dlm memutuskan suatu perkara, bukan karena jumlah yg mayoritas, bukan karena diamalkan oleh banyak orang, tapi karena jelas ada hujjah yg shahih yg mendasarinya. Wassalam, Anto --- wandysulastra [EMAIL PROTECTED] wrote: Kok jadi gak nyambung.. gak nyambungnya dimana? :) Bukan tugas dan kapasitas saya untuk berdebat dengan mereka. Tunjukan saja fakta2 yang sudah saya sebutkan tersebut kepada mereka. Kalau belum cukup, sampaikan undangan saya untuk beliau2, insya allah saya akan menghubungi ustadz saya agar kita bisa sama2 mengkaji masalah ini. Dan jangan lupa, bawa handycam-nya yah.. :) Semoga Allah memberikan hidayahnya kepada kita agar dapat membedakan mana yang haq dan mana yang bathil... Wassalam __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com Yahoo! Groups Sponsor ~-- Check out the new improvements in Yahoo! Groups email. http://us.click.yahoo.com/6pRQfA/fOaOAA/yQLSAA/wDNolB/TM ~- Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Kloning Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah
he..he...bener-2 gak nyambung orang pintar minum tolak angin..he...he..koq jadi iklan sih... udah ya jangan dikomentarin, malas nih...eh kang ncep gimana postingan tentang kloning...terusin donk wassalam - Original Message - From: wandysulastra [EMAIL PROTECTED] To: keluarga-islam@yahoogroups.com Sent: Tuesday, July 18, 2006 2:01 PM Subject: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah Kok jadi gak nyambung.. gak nyambungnya dimana? :) Bukan tugas dan kapasitas saya untuk berdebat dengan mereka. Tunjukan saja fakta2 yang sudah saya sebutkan tersebut kepada mereka. Kalau belum cukup, sampaikan undangan saya untuk beliau2, insya allah saya akan menghubungi ustadz saya agar kita bisa sama2 mengkaji masalah ini. Dan jangan lupa, bawa handycam-nya yah.. :) Semoga Allah memberikan hidayahnya kepada kita agar dapat membedakan mana yang haq dan mana yang bathil... Wassalam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ridwan [EMAIL PROTECTED] wrote: ya udah gak nyambung dehsaya berharap mas wandy mau dan bisa sampaikan pendapat mas wandy langsung pada ulama-2 (minimal) yang telah saya sebutkan, bilang pada mereka kalau tahlilan itu sesat dan direkam dengan handycam...gak apa-2 koq kalo saya yang masih melakukan tahlil dianggap sesat, insya Alloh nanti kita kan ketemu lagi di surga-NYA. udah ya tentang tahlil ini, pendapat saya udah jelas, dan pendapat kang wandy maupun kang ari juga udah jelas, insya Alloh kita ketemu lagi di surga-NYA bercengkerama dengan Rosulullah SAWsekarang marilah kita doa-kan saudara-2 kita yang terkena musibah, semoga Alloh SWT mengampuni dosa mereka dan dosa kita, memaafkan mereka dan memaafkan kita, dan kita ditetapkan dalam Rahmat-NYA..amin. wassalam - deleted Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links Yahoo! Groups Sponsor ~-- See what's inside the new Yahoo! Groups email. http://us.click.yahoo.com/2pRQfA/bOaOAA/yQLSAA/wDNolB/TM ~- Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah
Islam agama yg bijaksana, ikuti fatwa2 ulama, masih ada ulama yg tahlilan yah udah engga napa2, malah Presiden SBY aja masih tahlilan :) dari pada pusingin masalah tahlilan mending urusan orang kampung yg pada belun mau ngaji capek deh ngomongin ginian yg mau tahlilan silakan, yg engga suka silakan, tapi jgn di bilang haram dun kalo tahlilan, emang di tahlilan sekrg pada ngomongin aib sang mayit !! kalo jaman jahiliyah dulu emang, berkumpul di tempat mayit, pada ngomongin kejelekan sang mayit rido Allah itu rahasia Illahi Islam harus berkembang sesuai zaman, melalui fatwa2 ulama udah deh capek, gurumu gurumu, guruku guruku ambil ukhuwahnya aja, ocreee :) yg penting engga ada niat jelek terhadap segala sesuatu hilangkan iri dengki buruk sangka, bersihkan hati Kok jadi gak nyambung.. gak nyambungnya dimana? :) Bukan tugas dan kapasitas saya untuk berdebat dengan mereka. Tunjukan saja fakta2 yang sudah saya sebutkan tersebut kepada mereka. Kalau belum cukup, sampaikan undangan saya untuk beliau2, insya allah saya akan menghubungi ustadz saya agar kita bisa sama2 mengkaji masalah ini. Dan jangan lupa, bawa handycam-nya yah.. :) Semoga Allah memberikan hidayahnya kepada kita agar dapat membedakan mana yang haq dan mana yang bathil... Wassalam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ridwan [EMAIL PROTECTED] wrote: ya udah gak nyambung dehsaya berharap mas wandy mau dan bisa sampaikan pendapat mas wandy langsung pada ulama-2 (minimal) yang telah saya sebutkan, bilang pada mereka kalau tahlilan itu sesat dan direkam dengan handycam...gak apa-2 koq kalo saya yang masih melakukan tahlil dianggap sesat, insya Alloh nanti kita kan ketemu lagi di surga-NYA. udah ya tentang tahlil ini, pendapat saya udah jelas, dan pendapat kang wandy maupun kang ari juga udah jelas, insya Alloh kita ketemu lagi di surga-NYA bercengkerama dengan Rosulullah SAWsekarang marilah kita doa-kan saudara-2 kita yang terkena musibah, semoga Alloh SWT mengampuni dosa mereka dan dosa kita, memaafkan mereka dan memaafkan kita, dan kita ditetapkan dalam Rahmat-NYA..amin. wassalam - deleted Yahoo! Singapore Answers Real people. Real questions. Real answers. Share what you know at http://answers.yahoo.com.sg Yahoo! Groups Sponsor ~-- Check out the new improvements in Yahoo! Groups email. http://us.click.yahoo.com/6pRQfA/fOaOAA/yQLSAA/wDNolB/TM ~- Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah
Nah..nah..nah.. pakai logika lagi kan, hehehe Iya, yang belum ngaji harus disuruh ngaji, tapi yang tersesat juga harus diluruskan mas... Memang benar, masih ada beberapa ulama jaman sekarang yang masih ikut2an tahlilan. Dan ironisnya ulama-ulama tersebut mengaku bermadzhab Syafi'i, padahal banyak sekali dalam acara tersebut hal2 yang justru bertentangan dengan fatwa ULAMA2 TERKEMUKA Madzhab Syafi'i seperti Imam Syafi'i dan Imam Nawawi seperti yang saya sebutkan sebelumnya yaitu masalah kumpul di tempat yang mati dan makan hidangan dari keluarga yang mati. Ditambah lagi biasanya ada kirim2 pahala baca alquran. Padahal MENURUT IMAM SYAFI'I hal tersebut tidak akan sampai. Lalu kita harus ngikut ulama yang mana? Ya terserah si mas, mau ikut fatwanya Imam Syafi'i (kalau mas bermadzhab Syafi'i) atau mengekor ulama2 sekarang saja... Semua disampaikan atas dasar dalil dan fakta, jadi disini tidak ada sama sekali unsur suka atau tidak suka, apalagi berburuk sangka. Kalau disebut iri dengki, apa yang di-iri-kan dan di-dengki-kan dari mereka yang melakukan tahlilan? :) Semua ini saya sampaikan atas ilmu yang sudah saya dapat dan atas kesadaran untuk saling menasehati di dalam kebajikan. Insya allah diskusi ini dilakukan dengan hati yang bersih dan niat yang tulus... Sekali lagi tugas saya hanya menyampaikan, selanjutnya terserah anda. Masih mau melanjutkan acara tersebut silakan, mau meneliti dulu alhamdulillah Ocree Mas..? :) Mas baru posting beberapa kali aja udah bilang cape, apalagi saya yang menanggapi masalah ini dari awal... hehehe...hehehe... Jangan pernah merasa cape dan bosan dalam menuntut dan mengkaji ilmu ya mas Salam :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, arry putra [EMAIL PROTECTED] wrote: Islam agama yg bijaksana, ikuti fatwa2 ulama, masih ada ulama yg tahlilan yah udah engga napa2, malah Presiden SBY aja masih tahlilan :) dari pada pusingin masalah tahlilan mending urusan orang kampung yg pada belun mau ngaji capek deh ngomongin ginian yg mau tahlilan silakan, yg engga suka silakan, tapi jgn di bilang haram dun kalo tahlilan, emang di tahlilan sekrg pada ngomongin aib sang mayit !! kalo jaman jahiliyah dulu emang, berkumpul di tempat mayit, pada ngomongin kejelekan sang mayit rido Allah itu rahasia Illahi Islam harus berkembang sesuai zaman, melalui fatwa2 ulama udah deh capek, gurumu gurumu, guruku guruku ambil ukhuwahnya aja, ocreee :) yg penting engga ada niat jelek terhadap segala sesuatu hilangkan iri dengki buruk sangka, bersihkan hati Kok jadi gak nyambung.. gak nyambungnya dimana? :) Bukan tugas dan kapasitas saya untuk berdebat dengan mereka. Tunjukan saja fakta2 yang sudah saya sebutkan tersebut kepada mereka. Kalau belum cukup, sampaikan undangan saya untuk beliau2, insya allah saya akan menghubungi ustadz saya agar kita bisa sama2 mengkaji masalah ini. Dan jangan lupa, bawa handycam-nya yah.. :) Semoga Allah memberikan hidayahnya kepada kita agar dapat membedakan mana yang haq dan mana yang bathil... Wassalam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ridwan ridwan@ wrote: ya udah gak nyambung dehsaya berharap mas wandy mau dan bisa sampaikan pendapat mas wandy langsung pada ulama-2 (minimal) yang telah saya sebutkan, bilang pada mereka kalau tahlilan itu sesat dan direkam dengan handycam...gak apa-2 koq kalo saya yang masih melakukan tahlil dianggap sesat, insya Alloh nanti kita kan ketemu lagi di surga-NYA. udah ya tentang tahlil ini, pendapat saya udah jelas, dan pendapat kang wandy maupun kang ari juga udah jelas, insya Alloh kita ketemu lagi di surga-NYA bercengkerama dengan Rosulullah SAWsekarang marilah kita doa-kan saudara-2 kita yang terkena musibah, semoga Alloh SWT mengampuni dosa mereka dan dosa kita, memaafkan mereka dan memaafkan kita, dan kita ditetapkan dalam Rahmat-NYA..amin. wassalam - deleted Yahoo! Singapore Answers Real people. Real questions. Real answers. Share what you know at http://answers.yahoo.com.sg Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah
Yup, semua warisan nenek moyang yang bertentangan dengan keimanan dan hukum Alloh dan Rosul Nya mutlak harus ditinggalkan. Sungguh merupakan sesuatu yang mencengangkan jika sesuatu yang kita yakini selama ini bahkan sudah membudaya dan mengakar dalam kehidupan kita ternyata adalah sesuatu yang sudah keluar dari koridor Alloh dan Rosul Nya. Mayoritas umat saat ini memang meyakini sebaliknya lalu apakah kita tetap menetapinya walaupun sudah mengetahui kebenaran. Believe it or not, Ritual ini sudah di lakukan nenek moyang kita penganut Budhist maupun Hindu (lihat sejarah nusantara). Dan 200 juta muslim diIndonesia sekarang ini masih melestarikannya!, sesudah datang perintah untuk meninggalkan yang bathil dan menuju yang Haq. Tak ada dalam sejarah, Rosul mengumpulkan umatnya di rumah salha seorang muslim saat itu yang meninggal, kemudian membaca doa ini dan itu bahkan disuguhi ini dan itu. Apa yang diperintahkan Rosul adalah untuk meringankan beban yang terkena musibah dan bukannya memberatkannya, dalam Ritual ini yang terjadi adalah sebaliknya. Penderitaan semakin bertambah dengan keharusan (hampir semua meyakini hukum wajibnya tahlilan ini, padahal bukan) memberikan makanan dan hidangan lainya bahkan uang!. Lalu dari mana dasar wajibnya tahlilan ini (7 hari berturut turut, 40 hari, 100 hari bahkan 1000 hari!)?, tidak ada dalam Islam, semuanya hanya mengada adakan saja. Jika kita lihat dari azas manfaat dan mudhorotnya, lebih banyak mudhorotnya dari pada manfaatnya 1. Membebani keluarga yang ditinggalkan mati secara ekonomi 2. Membebani keluarga yang ditinggalkan mati secara emosi, belum lagi kesedihan hilang, mereka sudah dipusingkan dengan harus menyiapkan sekian rupiah untuk membeli ini dan itu untuk jamuan, banyak yang akhirnya hutang kesana kemari 3. Berkumpul hanya untuk pembacaan koor ayat ayat Alloh dan jauh dari pengkajian dan penelaahan dari apa yang terkandung didalamnya. 4. Mengirimkan bacaan buat si mati dengan asumsi bacaan ini akan sampai dan meringankan beban si mati di alam kubur. 5. Orang dikumpulkan dari awal sampai akhir ritual ini hanya baca dan baca kemudian makan dan minum tanpa ada tolabul ilmi maupun saling mansehati. dllsb Jadi adat istiadat yang memang keluar dari koridor Alloh dan RosulNya, wajib kita jauhi. Karena kita adalah umat nya Muhammad dan bukan umat pengikut nenek moyang. Salam Ari At 08:18 AM 7/18/2006, you wrote: Apakah semua warisan nenek moyang mesti ditinggalkan ? Adat istiadat masyarakat terhadap orang yang terkena musibah (kematian) sampai sejauh mana bisa diterima oleh Islam, dan sampai sejauh mana tidak diterima (tertolak) oleh Islam ? wassalam anut __._,_.___ Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "keluarga-islam" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. __,_._,___
[keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah
Yup, semua warisan nenek moyang yang bertentangan dengan keimanan dan hukum Alloh dan Rosul Nya mutlak harus ditinggalkan. === 1. Semua warisan nenek moyang yang bertentangan dengan keimanan dan hukum Allah dan Rasul-Nya mutlak harus ditinggalkan 2. Semua warisan nenek moyang yang bersesuaian dengan keimanan dan hukum Allah dan Rasul-Nya .. ? 3. Semua warisan nenek moyang yang syubhat dengan keimanan dan hukum Allah dan Rasul-Nya .. ? Sungguh merupakan sesuatu yang mencengangkan jika sesuatu yang kita yakini selama ini bahkan sudah membudaya dan mengakar dalam kehidupan kita ternyata adalah sesuatu yang sudah keluar dari koridor Alloh dan Rosul Nya. Mayoritas umat saat ini memang meyakini sebaliknya lalu apakah kita tetap menetapinya walaupun sudah mengetahui kebenaran. === Idem dengan diatas Believe it or not, Ritual ini sudah di lakukan nenek moyang kita penganut Budhist maupun Hindu (lihat sejarah nusantara). Dan 200 juta muslim diIndonesia sekarang ini masih melestarikannya!, sesudah datang perintah untuk meninggalkan yang bathil dan menuju yang Haq. === Believe it or not, Islam sudah masuk pada masa kerajaan Sriwijaya, bahkan disinyalir pada masa sahabat / tabi'in Islam sudah masuk pada masa itu Tak ada dalam sejarah, Rosul mengumpulkan umatnya di rumah salha seorang muslim saat itu yang meninggal, kemudian membaca doa ini dan itu bahkan disuguhi ini dan itu. Apa yang diperintahkan Rosul adalah untuk meringankan beban yang terkena musibah dan bukannya memberatkannya, dalam Ritual ini yang terjadi adalah sebaliknya. Penderitaan semakin bertambah dengan keharusan (hampir semua meyakini hukum wajibnya tahlilan ini, padahal bukan) memberikan makanan dan hidangan lainya bahkan uang!. Lalu dari mana dasar wajibnya tahlilan ini (7 hari berturut turut, 40 hari, 100 hari bahkan 1000 hari!)?, tidak ada dalam Islam, semuanya hanya mengada adakan saja. Jika kita lihat dari azas manfaat dan mudhorotnya, lebih banyak mudhorotnya dari pada manfaatnya 1. Membebani keluarga yang ditinggalkan mati secara ekonomi 2. Membebani keluarga yang ditinggalkan mati secara emosi, belum lagi kesedihan hilang, mereka sudah dipusingkan dengan harus menyiapkan sekian rupiah untuk membeli ini dan itu untuk jamuan, banyak yang akhirnya hutang kesana kemari 3. Berkumpul hanya untuk pembacaan koor ayat ayat Alloh dan jauh dari pengkajian dan penelaahan dari apa yang terkandung didalamnya. 4. Mengirimkan bacaan buat si mati dengan asumsi bacaan ini akan sampai dan meringankan beban si mati di alam kubur. 5. Orang dikumpulkan dari awal sampai akhir ritual ini hanya baca dan baca kemudian makan dan minum tanpa ada tolabul ilmi maupun saling mansehati. dllsb === Bagaimana dengan yang disampaikan mas Ramdan http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/message/12240 Jadi adat istiadat yang memang keluar dari koridor Alloh dan RosulNya, wajib kita jauhi. Karena kita adalah umat nya Muhammad dan bukan umat pengikut nenek moyang. Salam Ari --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ari [EMAIL PROTECTED] wrote: Yup, semua warisan nenek moyang yang bertentangan dengan keimanan dan hukum Alloh dan Rosul Nya mutlak harus ditinggalkan. Sungguh merupakan sesuatu yang mencengangkan jika sesuatu yang kita yakini selama ini bahkan sudah membudaya dan mengakar dalam kehidupan kita ternyata adalah sesuatu yang sudah keluar dari koridor Alloh dan Rosul Nya. Mayoritas umat saat ini memang meyakini sebaliknya lalu apakah kita tetap menetapinya walaupun sudah mengetahui kebenaran. Believe it or not, Ritual ini sudah di lakukan nenek moyang kita penganut Budhist maupun Hindu (lihat sejarah nusantara). Dan 200 juta muslim diIndonesia sekarang ini masih melestarikannya!, sesudah datang perintah untuk meninggalkan yang bathil dan menuju yang Haq. Tak ada dalam sejarah, Rosul mengumpulkan umatnya di rumah salha seorang muslim saat itu yang meninggal, kemudian membaca doa ini dan itu bahkan disuguhi ini dan itu. Apa yang diperintahkan Rosul adalah untuk meringankan beban yang terkena musibah dan bukannya memberatkannya, dalam Ritual ini yang terjadi adalah sebaliknya. Penderitaan semakin bertambah dengan keharusan (hampir semua meyakini hukum wajibnya tahlilan ini, padahal bukan) memberikan makanan dan hidangan lainya bahkan uang!. Lalu dari mana dasar wajibnya tahlilan ini (7 hari berturut turut, 40 hari, 100 hari bahkan 1000 hari!)?, tidak ada dalam Islam, semuanya hanya mengada adakan saja. Jika kita lihat dari azas manfaat dan mudhorotnya, lebih banyak mudhorotnya dari pada manfaatnya 1. Membebani keluarga yang ditinggalkan mati secara ekonomi 2. Membebani keluarga yang ditinggalkan mati secara emosi, belum lagi kesedihan hilang, mereka sudah dipusingkan dengan harus menyiapkan sekian rupiah untuk membeli ini dan itu untuk jamuan, banyak yang akhirnya hutang
RE: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Setuju mas Arry... Islam itu satu, jangan sampai terbelah-belah gara2 masalah seperti ini. Kalau menyangkut akidah itu masalah yang prinsip yang harus segera diluruskan, tapi kalau tahlilan itu masalah muamalah (amalan), yang mau tahlilan silahkan yang gak mau ya.. Jangan ngomong itu bid'ah, ok Hidup Islam..!!! Wassalam. -Original Message- From: keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of arry putra Sent: 18 Juli 2006 14:29 To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: [keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah Islam agama yg bijaksana, ikuti fatwa2 ulama, masih ada ulama yg tahlilan yah udah engga napa2, malah Presiden SBY aja masih tahlilan :) dari pada pusingin masalah tahlilan mending urusan orang kampung yg pada belun mau ngaji capek deh ngomongin ginian yg mau tahlilan silakan, yg engga suka silakan, tapi jgn di bilang haram dun kalo tahlilan, emang di tahlilan sekrg pada ngomongin aib sang mayit !! kalo jaman jahiliyah dulu emang, berkumpul di tempat mayit, pada ngomongin kejelekan sang mayit rido Allah itu rahasia Illahi Islam harus berkembang sesuai zaman, melalui fatwa2 ulama udah deh capek, gurumu gurumu, guruku guruku ambil ukhuwahnya aja, ocreee :) yg penting engga ada niat jelek terhadap segala sesuatu hilangkan iri dengki buruk sangka, bersihkan hati Kok jadi gak nyambung.. gak nyambungnya dimana? :) Bukan tugas dan kapasitas saya untuk berdebat dengan mereka. Tunjukan saja fakta2 yang sudah saya sebutkan tersebut kepada mereka. Kalau belum cukup, sampaikan undangan saya untuk beliau2, insya allah saya akan menghubungi ustadz saya agar kita bisa sama2 mengkaji masalah ini. Dan jangan lupa, bawa handycam-nya yah.. :) Semoga Allah memberikan hidayahnya kepada kita agar dapat membedakan mana yang haq dan mana yang bathil... Wassalam --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ridwan [EMAIL PROTECTED] wrote: ya udah gak nyambung dehsaya berharap mas wandy mau dan bisa sampaikan pendapat mas wandy langsung pada ulama-2 (minimal) yang telah saya sebutkan, bilang pada mereka kalau tahlilan itu sesat dan direkam dengan handycam...gak apa-2 koq kalo saya yang masih melakukan tahlil dianggap sesat, insya Alloh nanti kita kan ketemu lagi di surga-NYA. udah ya tentang tahlil ini, pendapat saya udah jelas, dan pendapat kang wandy maupun kang ari juga udah jelas, insya Alloh kita ketemu lagi di surga-NYA bercengkerama dengan Rosulullah SAWsekarang marilah kita doa-kan saudara-2 kita yang terkena musibah, semoga Alloh SWT mengampuni dosa mereka dan dosa kita, memaafkan mereka dan memaafkan kita, dan kita ditetapkan dalam Rahmat-NYA..amin. wassalam - deleted Yahoo! Singapore Answers Real people. Real questions. Real answers. Share what you know at http://answers.yahoo.com.sg Yahoo! Groups Sponsor ~-- Check out the new improvements in Yahoo! Groups email. http://us.click.yahoo.com/6pRQfA/fOaOAA/yQLSAA/wDNolB/TM ~- Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links Yahoo! Groups Sponsor ~-- Check out the new improvements in Yahoo! Groups email. http://us.click.yahoo.com/6pRQfA/fOaOAA/yQLSAA/wDNolB/TM ~- Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[keluarga-islam] Re: Tahlilan adalah warisan nenek moyang maka tinggalkanlah
Astaghfirulloh... Tahlilan kematian bukanlah sekedar perbedaan pendapat pada masalah furu'. Mohon maaf jika saya mengambil kesimpulan bahwa tahlilan kematian yang umumnya dilakukan di masyarakat kita saat ini memang sudah masuk kategori bid'ah yang sesat. Banyaknya Habaib yang melaksanakan acara ini bukanlah ukuran suatu kebenaran, hanya Al- Quran dan as-Sunnah-lah ukuran kebenaran yang harus kita yakini. Jika jelas banyak hadits shahih yang menyebutkan adanya pelanggaran syariat dalam acara ini, masihkah kita harus tetap ngotot melestarikan budaya yang salah ini? Sebelum kita terus ngotot melestarikan acara ini, alangkah baiknya jika kita melakukan cek dan ricek pada kitab2 yang disebutkan pada postingan yang melarang melakukan acara tahlil ini. Salah satu yang mungkin layak diperiksa adalah informasi yang saya dapat dari syariah online ini, saya yakin dewan asatidz syariah online tidak asal dalam mengutip fatwa ulama dari kitab2 yang disebutkan itu. Sekali lagi sengaja saya ambil dari situs yang saya pikir cukup netral ini. Jika anda mau lihat2 di situs salafy, acara seperti ini dibahas lebih jauh lagi dan dengan kalimat2 yang sedikit keras :). Dalil dan fatwa2 ini pun pernah disampaikan oleh ustadz saya, dan saya yakin beliau tidak akan asal mengutip pendapat ulama yang berkaitan dengan masalah tersebut. Bahkan yang saya tahu, beliau lebih banyak menggunakan kitab2 asli ulama terdahulu dalam menyampaikan kajiannya, bukan dengan kitab2 karangan ulama sekarang apalagi terjemahan. Silakan diperiksa dan tanyakan kepada ulama yang memiliki keilmuan yang luas, sebelum terlalu jauh terjerumus dalam kesesatan, Na'udzubillah Berikut saya copy-kan lagi kutipan dari syari'ah online: --- Diterangkan dalam kitab 'Ianatu Thalibin jilid 2 hal 145-146 , bahwa fatwa-fatwa dari mufti-mufti Mekah dari 4 Madzhab menerangkan bahwa perbuatan perbuatan itu adalah munkar: 1. Sayyid Ahmad Zaini Dahlan mufti Madzhab Syafi'i: äÚã ãÇ íÝÚá ÇáäÇÓ ãä ÇáÅÌÊãÇÚ ÚäÏ Ãåá ÇáãíÊ æÕäÚ ÇáØÚÇã ãä ÇáÈÏÚ ÇáãäßÑÉ ÇáÊí íËÇÈ Úáì ãäÚåÇ æáí ÇáÃãÑ Artinya: Ya, perbuatan yang dilakukan oleh beberapa orang berkumpul dirumah orang yang kena musibah kematian dan menyediakan makanan adalah perbuatan bid'ah munkarah dan penguasa yang mencegahnya akan mendapatkan pahala. 2. Fatwa dari Mufti Madzhab Hanafi: äÚã íËÇÈ æáí ÇáÃãÑ Úáì ãäÚåã ãä Êáß ÇáÃãæÑ ÇáÊí åí ãä ÇáÈÏÚ Artinya: Ya, penguasa akan diberi pahala karena melarang manusia dari perbuatan bid'ah. 3 dan 4 Fatwa Madzhab Maliki dan Hambali: ÝÞÏ ÃÌÇÈ ÈäÙíÑ åÐíä ÇáÌæÇÈíä ãÝÊí ÇáÓÇÏÉ ÇáãÇáßíÉ æãÝÊí ÇáÓÇÏÉ ÇáÍäÇÈáÉ Artinya:Telah menjawab seperti kedua jawaban di atas mufti Madzhab Maliki dan Mufti Madzhab Hambali. Di dalam kitab 'Ianatu Thalibin jld. 2. hlm. 145-147, juga disebutkan fatwa2 Imam Syafi'i sbb: æóÞóÇáó ÇóíúÖðà : æóíóßúÑóåõ ÇáÖøöíóÇÝóÉõ ãöäó ÇáØøóÚóÇãö ãöäú Çóåúáö ÇáúãóíøöÊö áÇóäøóåõ ÔóÑóÚó Ýöì ÇáÓøõÑõæúÑö æóåöíó ÈöÏúÚóÉñ 1) Imam Syafie berkata lagi: Dibenci bertamu dengan persiapan makanan yang disediakan oleh ahli si Mati karena ia adalah sesuatu yang keji dan ia adalah bidah. æöãöäó ÇáúÈöÏóÚö ÇáúãõäúßóÑóÉö ÇáúãóßúÑõæúåö ÝóÚúáõåõ ãóÇ íóÝúÚóáõ ÇáäøóÇÓõ ãöäó ÇáúæóÍúÔóÉö æóÇáúÌóãúÚö æóÇúáÇóÑúÈöÚöíúäó Èóáú ßóáøõ Ðóáößó ÍóÑóÇãñ 2) Dan diantara bid'ah yang mungkar ialah kebiasaan orang yang melahirkan rasa kesedihannya sambil berkumpul beramai-ramai melalui upacara (kenduri arwah) di hari keempat puluh (empat pulu harinya) pada hal semuanya ini adalah haram. ãóÇ íóÝúÚóáõåõ ÇáäøóÇÓõ ãöäó ÇúáÇöÌúÊóãóÇÚö ÚöäúÏó Çóåúáö ÇáúãóíøöÊö æóÕõäúÚö ÇáØøóÚóÇãö ãöäó ÇáúÈöÏóÚö ÇáúãõäúßóÑóÉö 3) Apa yang diamalkan oleh manusia dengan berkumpul dirumah keluarga si mati dan menyediakan makanan adalah termasuk perbuatan bid'ah yang mungkar. æóãóÇ ÇÚúÊöíúÏó ãöäú ÌóÚúáö Çóåúáó ÇáúãóíøöÊö ØóÚóÇãðÇ áöíóÏúÚõæú ÇáäøóÇÓó Çöáóíúåö ÈöÏúÚóÉñ ãóßúÑõæúåóÉñ ßóÇöÌúÊöãóÇÚöåöãú áöÐóáößó áöãóÇ ÕóÍøó Úóäú ÌóÑöíúÑö ÞóÇáó : Úóäú ÌóÑöíúÑö Èúäö ÚóÈúÏöÇááåö ÞóÇáó : ßõäøóÇ äóÚõÏøõ ÇúáÇöÌúÊöãóÇÚó áÇóåúáö ÇáúãóíøöÊö æóÕóäúÚõåõãú ÇáØøóÚóÇãó ãöäó ÇáäøöíóÇÍóÉö. (ÑæÇå ÇáÇãÇã ÇÍãÏ æÇÈä ãÇÌå ÈÇÓäÇÏ ÕÍíÍ). 4) Dan apa yang telah menjadi kebiasaan manusia tentang menjemput orang dan menyediakan hidangan makanan oleh keluarga si Mati adalah bid'ah yang dibenci, termasuklah dalam hal ini berkumpul beramai- ramai di rumah keluarga si Mati karena terdapat hadits sahih dari Jarir bin Abdullah berkata: Kami menganggap berkumpul beramai-ramai (berkenduri arwah) di rumah si Mati dan menyiapkan makanan sebagai ratapan.(Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ibn majah dengan sanad yang sahih), Lihat: Al-Umm. Juz 1. Hlm. 248. Fatwa Imam Syafie dan para ulama muktabar yang bermazhab Syafie begitu juga dari madzhab lainnya telah mengharamkan berkumpul beramai-ramai dan menyediakan hidangan makanan di rumah si Mati untuk tujuan kenduri arwah. Mereka tidak mungkin mengharamkan atau menghalalkan sesuatu mengikuti akal fikiran, pendapat