Re: [mediacare] Cara cepat menghapuskan FPI dari muka bumi

2007-10-05 Terurut Topik Deddy Mansyur
FPI
They look "PREMAN"
They smell "PREMAN"
They behave like "PREMAN"
They are really really "PREMAN"
Therefore,
FPI = FRONT "PREMAN" INDONESIA

Got it?
Got it

salam,
sensei deddy mansyur
university of houston
www.uh.edu/shotokan 
  - Original Message - 
  From: mediacare 
  To: mediacare yahoogroups ; zamanku ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] 
  Cc: [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Saturday, October 06, 2007 12:42 AM
  Subject: [mediacare] Cara cepat menghapuskan FPI dari muka bumi



  Konon pemerintah ragu untuk membubarkan FPI, karena istilah "membubarkan" 
adalah tabu di alam demokrasi. Mungkin ada yang tahu:

  1. Apakah organisasi bernama FPI itu resmi dan sah tercatat di Lembar Negara 
atau hanya "organisasi jadi-jadian"? Kalau bukan organisasi beneran kenapa 
punya banyak cabang di berbagai daerah?

  2. Apakah FPI itu sekadar metamorfosis dari Pemuda Pancasila, ataukah 
pesaingnya?

  Nah, sebenarnya ada cara lain untuk membubarkan FPI, yaitu meminta Departemen 
Agama untuk memasukkan FPI ke dalam aliran Islam yang SESAT. Dengan begitu, 
mudah tergulung.

  Pertanyaannya: Apakah Depag mau? Soalnya FPI kadang dipinjem tenaganya oleh 
orang Depag dan MUI dalam menjalankan misi mereka?




   

[mediacare] Re:info festival performance di Surabaya

2007-10-05 Terurut Topik Jhonatan

Halo Mas,

Forumnya menarik y. Tapi apa kriteria bagi performer yang ingin  
berpartisipasi?

Secara waktu 2008,  bulan & tanggal berapa? tx

best regards,

Jhonatan
[EMAIL PROTECTED]

EKI Production
T. (62-21) 8312377 - 8313029
www.eksotika.net
www.misskadaluwarsa.multiply.com






[mediacare] Cara cepat menghapuskan FPI dari muka bumi

2007-10-05 Terurut Topik mediacare

Konon pemerintah ragu untuk membubarkan FPI, karena istilah "membubarkan" 
adalah tabu di alam demokrasi. Mungkin ada yang tahu:

1. Apakah organisasi bernama FPI itu resmi dan sah tercatat di Lembar Negara 
atau hanya "organisasi jadi-jadian"? Kalau bukan organisasi beneran kenapa 
punya banyak cabang di berbagai daerah?

2. Apakah FPI itu sekadar metamorfosis dari Pemuda Pancasila, ataukah 
pesaingnya?

Nah, sebenarnya ada cara lain untuk membubarkan FPI, yaitu meminta Departemen 
Agama untuk memasukkan FPI ke dalam aliran Islam yang SESAT. Dengan begitu, 
mudah tergulung.

Pertanyaannya: Apakah Depag mau? Soalnya FPI kadang dipinjem tenaganya oleh 
orang Depag dan MUI dalam menjalankan misi mereka?



  

[mediacare] Re: [media-jabar] Re: UNDANGAN DIALOG MERESPON SURAT REKOMENDASI MUI YANG MENYESATKAN DAYAK LOSARANG INDRAMAYU

2007-10-05 Terurut Topik mediacare

  - Original Message - 
  From: mediacare 
  To: [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Saturday, October 06, 2007 8:03 AM
  Subject: [media-jabar] Re: UNDANGAN DIALOG MERESPON SURAT REKOMENDASI MUI 
YANG MENYESATKAN DAYAK LOSARANG INDRAMAYU




- Original Message - 
From: ninoy aja 
To: Media Sulawesi ; mediacare mediacare ; Agus Hamonangan ; Aliansi 
Jurnalis Independen Jakarta ; jurnalisme groups ; Aliansi Bhinnekatunggalika ; 
Cikeas Cikeas ; Taufik AJI ; taufik ahmad ; Eko Maryadi ; Salim LKiS ; FA 
Soehardi Jakarta ; Fahmina Cirebon ; FX Soehardi ; Kamipena ; August Parengkuan 
; Forumpembaca Kompas ; ken kompas ; Aa Suarapembaruan ; koran suara ; Suara 
Keadilan ; Haris Jauhari ; news Trans TV 
Sent: Saturday, October 06, 2007 12:24 AM
Subject: [media-sulawesi] UNDANGAN DIALOG MERESPON SURAT REKOMENDASI MUI 
YANG MENYESATKAN DAYAK LOSARANG INDRAMAYU


Dear all, 

Mudah-mudahan masih berguna.



Salam kebhinnekaan,
Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika (ANBTI) adalah jaringan masyarakat 
yang mempunyai misi untuk mempertahankan dan mewujudkan Indonesia sebagai 
negara Bhinneka Tunggal Ika, jaringan ANBTI saat ini ada di semua propinsi 
dengan 350 anggota kelembagaan dan juga individu.
Merespon beredarnya surat edaran dengan tuduhan sebagai kelompok yang 
menganut ajaran sesat dan meresahkan terhadap komunitas Dayak Losarang oleh MUI 
Kabupaten Indramayu Jabar, maka ANBTI bermaksud akan mengadakan dialog terbuka 
pada :
 Hari/Tanggal :&nbp; Sabtu, 5 Oktober 2007
 W a k t u  :  Pukul 15.30 Wib (ditutup dengan buka puasa bersama)
T e m p a t:  Desa Krimun, Kecamatan Losarang
   Kabupaten Indramayu - Jawa Barat
Tema dialog  :  Mewujudkan Indonesia Sebagai Negara Bhinneka Tunggal Ika
Sampi saat ini konfirmasi hadir adalah Maria Ulfah Anshor (Anggota DPR 
RI/FKB Dapil 7 Jabar/ketua umum Fatayat NU), GK Ratu Hemas/DPD RI dri Yogya), 
Ahmad Baso (Komnas HAM) dan beberapa tokoh lainnya dari tingkat nasioanal dan 
Jawa Barat.

Kami mengundang teman-teman media untuk meliput, sangat diharapkan 
kehadiran bapak/ibu sekalian akan mendorong upaya kita bersama untuk memberi 
masukan bagi pertemuan ini diharapkan akan ada klarifikasi dan refleksi yang 
dapat mengutamakan kepentingan bersama dalam menjaga kebhinnekaan sebagai 
kekauatan bangsa Indonesia. 


Konfirmasi dan keterangan lebih lanjut bisa menghubungi Ellen Pitoi 
081384925061 atau Affang 08121010279.  Demikian undangan ini disampaikan.  Atas 
perhatian dan kerjasamanya, diucapkan terima kasih.
Jakarta, 3 Oktober  2007
Hormat kami,
Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika
Nia Sjarifudin
Koord. Pogram
HP. 08159437498




Looking for a deal? Find great prices on flights and hotels with Yahoo! 
FareChase. 






No virus found in this incoming message.
Checked by AVG Free Edition. 
Version: 7.5.488 / Virus Database: 269.14.1/1050 - Release Date: 04/10/2007 
17:03


   


--


  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG Free Edition. 
  Version: 7.5.488 / Virus Database: 269.14.2/1052 - Release Date: 05/10/2007 
18:53


[mediacare] [Pojokan Wirajhana] Biksu Tidak Berpolitik, Sampai Pemuka Agama Turun Ke Jala...

2007-10-05 Terurut Topik wirajhana eka
Biksu Tidak Berpolitik, Sampai Pemuka Agama Turun Ke Jalan, Pertanda Keadaan 
Sudah Sangat KelewatanPeristiwa tewasnya Kenji Nagai seorang wartawan warga 
negara Jepang akhirnya menggiring seluruh pandangan mata dunia kepada kekejaman 
Junta Militer Burma terhadap rakyatnya sendiri melalui penangkapan, penyiksaan 
dan pembunuhan rakyat sipil dan ratusan Bikkhu dan terdapat foto mayat bikkhu 
yang nyaris telanjang. Yang tidak kalah gigih adalah juga para blogger di burma 
tidak kunjung putusnya berjuang dengan caranya kepada dunia walaupun local 
media burma bungkam membisu. Bukti solidaritas dunia maya ini sangat marak di 
ikuti ribuan pemilik blog dari 45 negara di didunia dan di Indonesia salah satu 
situs resmi juga dilakukan Polri melaui situs kepolisian republik Indonesia


Pada situs pencarian di Google saja tidak kurang 102.000 artikel berkaitan 
dengan kekejaman junta militer di Myanmar. Salah satu situs yang menarik adalah 
yang ditulis oleh ko-htike, bacalah dan pastikan bahwa anda membawa saputangan 
untuk menyeka air mata anda. Kemudian Apabila anda merasa ingin lebih 
mengetahui lebih banyak lagi tentang Burma, anda dapat mengklik situs 
myanmarnews dan mohon pastikan dahulu bahwa saputangan anda masih cukup 
kering..ketika anda membacanya.


  
Dunia Internasional pun tergugah Selain Negara Jepang yang jelas sangat gusar, 
diantarannya juga Amnesti Internasional, Amerika Serikat yang tengah berusaha 
untuk mencapai resolusi PBB untuk Myanmar, juga Australia, organisasi Politik, 
kepemudaan dan keagamaan sejumlah negara Asean turut mengadakan aksi 
solidaritas dan yang menarik adalah tidak reaksi sama sekali dari ASEAN.



Di Indonesia, seperti biasa SBY tidak melakukan reaksi walaupun sudah mendapat 
desakan dan tekanan dari berbagai kalangan dalam negeri, namun sekali lagi 
justru  Wapres Yusuf Kalla yang secara jeli memanfaatkan peluang itu dengan 
menghimbau pemerintah Burma untuk tidak mengorbankan rakyat. 

Selain itu Di Indonesia aksi solidaritas juga dilakukan oleh sejumlah pemimpin 
agama, 50 diplomat di Deplu juga melakukan aksi berpakaian merah dan 
mengheningkan cipta selama 10 menit, para buruh juga ikut menggalang aksi 
solidaritas didepan Kedubes Myanmar dengan berbaju merah, juga para organisasi 
kepemudaan dan keagaaman kalangan umat Buddha, ikut melakukan aksi solidaritas 
mengecam kekejaman junta mileter. Para partai politik juga mengecam aksi ini 
diantaranya adalah Golkar dan PKS.

 

Salah satu yang menarik adalah pro-kontra atas ikutnya 3000 bikkhu di kalangan 
umat Buddha. Pro-kontra tersebut bahkan berlanjut dengan somasi FKUB DKI 
Jakarta (Forum Koumnikasi Umat Buddha) yang merasa terfitnah karena dianggap 
tidak mendukung aksi solidaritas oleh Solidaritas Umat Buddha Indonesia.

 
  
Pada situs Umat Buddha, Sammagi-phala, saya temukan 3 tulisan yaitu satu 
pengantar dan dua buah berkenaan dengan pro/kontra dimaksud. Tulisan tersebut 
sangat bagus dan informative terutama bagi mereka yang hendak mengatahui duduk 
perkara mengapa hal itu bisa menimbulkan pro/kontra.

 Kedua karya tulis itu masing-masing disusun oleh seorang umat Buddha dan 
seorang bhikkhu. Dengan demikian, diharapkan dapat mewakili kedua sudut pandang 
yang sering saling berhadapan tentang umat Buddha yang telah meninggalkan 
keduniawian dan hidup dalam vihara sebagai seorang samanera ataupun bhikkhu:

 
  
1. PENGANTAR AGAMA BUDDHA DAN POLITIK
  
2. SAAT PARA BIARAWAN TERJUN DALAM POLITIK oleh Ang Choo Hong
  
3. BUDDHISME DAN POLITIK oleh Ven K. Sri Dhammananda



Paling tidak aksi solidaritas itu sudah mulai berbuah dengan terjadinya 
perpecahan di dalam kalangan junta militer, seorang anak buah jendral senior 
yaitu Than Shwe Membelot melarikan diri ke Thailand dan meminta suaka politik 
ke Norwegia setelah menolak perintah pembantaian terhadap para biksu dan 
pengunjuk rasa. Laporan yang diungkapkan pejabat intelijen Thailand, kemarin, 
menegaskan indikasi perpecahan di tubuh elite militer Myanmar semakin kuat.



Semoga Para petinggi militer dibukakan mata hatinya bahwa Pemimpin seharusnya 
memperhatikan kesejahteraan rakyat dan tidak silap atas Uang dan kekuasaan yang 
dimilikinya yang hanya bersifat sementara.

 
 Semoga Pada Bikkhu mendapatkan ketenangannya kembali sehingga dapat memusatkan 
perhatian dan konsentrasinya menuju cita-cita pembebasan diri dari segala 
godaan.


  
 Semoga Rakyat burma segera keluar dari kesulitan ini dan mendapatkan 
kesejahteraannya,

 

 Berikut dibawah ini, saya petikan sample pro kontra yang dilakukan dengan 
sangat menarik di salah satu milis. Percakapan ini hanya merupakan 1 dari 
ribuan percakapan atas keprihatinan terhadap para biksu yang seharusnya tidak 
berpolitik namun harus turun kejalan menunda kesempurnaan ketika keadaan begitu 
kelewatannya.


  
 
  
  NGURAH AGUNG: 
  Saudaraku yang budiman ...
  Sehubungan dengan 'tragedi' di Myanmar belakangan ini, saya malah 
bertanya-tanya dalam hati begini:


  
  
  Men

Re: [mediacare] Re: My dear "Ny. Muslim binti Muskitawati"

2007-10-05 Terurut Topik Umbu Rey
Heheheh
   
  Masalahnya, ketika umat agama Islam atas nama jihad telah mengebom dan 
mengobrak-abrik gereja atau menyerang orang Ahmadiyah maka tindakan itu selalu 
dianggap benar saja, lantaran (konon) begitulah perintah kitab suci Alquran.
   
  Lalu siapakah yang berhak menyatakan Ny Mus itu salah atau takabur jika dia 
menyerang Islam atau kepercayaan agama lain. Mungkin menurut orang Atheis, 
ajaran Islam itu juga tidak benar karena telah melanggar hak asasi manusia 
(HAM).
   
  Jadi, jika Ny Mus memang seorang Atheis maka dia juga boleh dianggap benar 
saja, karena telah menjalankan tugasnya dengan baik.
   
  Ny Mus adalah Atheis yang baik.
   
  IUR 
   

ati gustiati <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Agama apapun yg mengecam kepercayaan lain adalah salah/takabur, 
seorang atheist yg mengecam satu kepercayaan tidak kalah salah nya.
  Bila Mus seorang Atheist maka jadilah seorang Atheist yg baik.
   
   
   
   
   
   
   
   
  

Alpha Bagus Sunggono <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Yang dia anut memang tidak jelas,
tapi misinya sudah jelas, yaitu 'menembak' ISLAM,
(segala sesuatu yang mengandung istilah ISLAM).

Jadi kayaknya dia menganut anti-ISLAM.

Ini memang fenomena yang rada baru,
cukup aneh memang.

Ada apa antara Mus dan ISLAM ?


Pada tanggal 05/10/07, mediacare menulis:

> Kalau mengikuti alur tulisan Nyonya Mus sejak ia bergabung di apakabar hingga 
> kini di mediacare,
> walau ia mengaku Islam tapi menurut saya ia sosok yang tak perlu lagi 
> menyandang agama. Entah sekuler, agnostik, atheis, penganut Scientology 
> seperti Tom Cruise, atau menyembah-nyembah pohon.
>

> 



-- 
~(Pendekar) Ulat Sutera ~


Mailing list:
http://groups.yahoo.com/group/mediacare/

Blog: 
http://mediacare.blogspot.com

http://www.mediacare.biz



Yahoo! Groups Links





-
  Tonight's top picks. What will you watch tonight? Preview the hottest shows 
on Yahoo! TV.   

 

   
-
Be a better Globetrotter. Get better travel answers from someone who knows.
Yahoo! Answers - Check it out.

[mediacare] berita terkini sumbawanews.com (6/10)

2007-10-05 Terurut Topik Sumbawanews.com
  Terminal Sumer Payung Siap Hadapi Arus Mudik
  Sabtu, 06 Oktober 07 (11:09) - Di Posting Oleh : admin |  0 komentar 
 
  Sumbawa Besar, Sumbawanews.com.-
  Menghadapi arus mudik Idul Fitri 1428 H, Terminal Sumer Payung Kabupaten 
Sumbawa selaku terminal induk sudah dilakukan penataan semaksimal mungkin.  Hal 
ini dilakukan untuk mengantisipasi melonjaknya jumlah ...selengkapnya
 

  Stok BBM di Sumbawa Hingga Lebaran Aman
  Sabtu, 06 Oktober 07 (11:09) - Di Posting Oleh : admin |  0 komentar 
 
  Sumbawa Besar, Sumbawanews.com.-
  Stok BBM baik premium, solar dan minyak tanah di Kabupaten Sumbawa hingga 
lebaran masih aman. Bahkan beberapa bulan belakangan sejumlah kabupaten meminta 
back-up kebutuhan BBM dari Depot ...selengkapnya
 

  Liburan Lebaran Tanggal 8-20 Oktober
  Sabtu, 06 Oktober 07 (11:08) - Di Posting Oleh : admin |  0 komentar 
 
  Sumbawa Besar, Sumbawanews.com.-
  Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Sumbawa menetapkan libur Idul Fitri 
1428 Hijriah untuk sekolah mulai tanggal 8-20 Oktober. 

  KBM mulai aktif kembali tanggal 22 Oktober. Saat itu kami ...selengkapnya
 

  Antisipasi Lebaran Muspika Monta Rakor
  Sabtu, 06 Oktober 07 (11:05) - Di Posting Oleh : admin |  0 komentar 
 
  Antisipasi Lebaran Muspika Monta Rakor
  Bima, Sumbawanews.com.-
  Antisipasi lebaran, jajaran Musyawarah Pimpinan Kecamatan Monta, Rabu 
(3/10) menggelar rapat koordinasi (Rakor). 
  Tiga titik di loaksi itu dinilai ramai dikunjungi dan ...selengkapnya 


 
  Walikota-KNPI Buka Puasa Bersama Pasian RSUD Bima
  Sabtu, 06 Oktober 07 (11:04) - Di Posting Oleh : admin |  0 komentar 
 
  Kota Bima, Sumbawanews.com.-
  Walikota Bima, Drs HM Nur A Latif bersama pengurusa KNPI Kota Bima, buka 
puasan bersama dengan pasian dan keluarga pasian di RSUD Bima, Jumat (5/10). 
Buka puasa ...selengkapnya
 

  Para Istri TNI Unjuk Bongkar Pasang Senjata
  Sabtu, 06 Oktober 07 (11:02) - Di Posting Oleh : admin |  0 komentar 
 
  Kota Bima, Sumbawanews.com.-

  USAI upacara para istri prajurit yang tergabung dalam Kartika Candra 
Kirana, unjuk kebolehan bongkar pasang senjata. Meski bukan tentara, namun soal 
keahlian menggunakan berbagai jenis senjata bisa diuji. ...selengkapnya
 

  TNI Akui Hadapi Banyak Kendala
  Sabtu, 06 Oktober 07 (11:00) - Di Posting Oleh : admin |  0 komentar 
 
  Kota Bima, Sumbawanews.com.-
  Peran TNI sebagai alat negara di bidang keamanan masih menemui banyak 
kendala. Baik bersifat internal dan juga muncul akibat perkembangan lingkungan 
nasional, regional dan internasional.
  Kenyataan itu ...selengkapnya
 

  Penanganan Bencana tidak Lagi Tugas Dinsos
  Sabtu, 06 Oktober 07 (11:00) - Di Posting Oleh : admin |  0 komentar 
 
  Bima, Sumbawanews.com.-
  Saat ini, Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bima tidak lagi menangani 
masalah bencana. Penanganan bencana kini dipusatkan di sekretariat daerah 
(Setda) Kabupaten Bima.
  Jika terjadi bencana Dinas Sosial hanya ...selengkapnya
 


 
  Pengadaan Kapal SMKN Kelautan Sape Diduga Bermasalah
  Sabtu, 06 Oktober 07 (10:59) - Di Posting Oleh : admin |  0 komentar 
 
  Bima, Sumbawanews.com.-
  Pengadaan kapal latihan bagi siswa Sekolah Menengah Kelautan Negeri 
(SMKN) Kelautan Sape diduga bermasalah. 
  Pasalnya, baru beberapa bulan pengadaannya, kapal yang dibeli dari 
Sumbawa itu tidak lagi ...selengkapnya
 

  KPU Optimis Pemilu Walikota dan Gubernur Satu Paket
  Sabtu, 06 Oktober 07 (10:58) - Di Posting Oleh : admin |  0 komentar 
 
  Kota Bima, Sumbawanews.com.-
  Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bima, tetap optimis Pemilihan Umum 
(Pemilu) Walikota Bima satu paket dengan Pemilu Gubernur NTB. Meski sebelumnya, 
KPU pusat tidak mengabulkan dilakukan bersamaan.
  selengkapnya 

  Enam Peladang Liar Jadi Tersangka
  Sabtu, 06 Oktober 07 (10:57) - Di Posting Oleh : admin |  0 komentar 
 
  Dompu, Sumbawanews.com.-
  Enam pelaku peladangan liar yang dijaring dalam razia gabungan aparat 
Polres, TNI Kodim 1614 Dompu, Linmas, dan Dinas Kehutanan, Rabu (3/10) kini  
ditetapkan menjadi tersangka.
Kasat Reskrim ...selengkapnya 

  10 Prajurit Kodim 1614 Dompu Naik Pangkat
  Sabtu, 06 Oktober 07 (10:57) - Di Posting Oleh : admin |  0 komentar 
 
  Dompu, Sumbawanews.com.-
  Sebanyak 10 prajurit TNI di Komando Distrik Militer (Kodim) 1614 Dompu 
dinaikkan pangkatnya pada HUT TNI ke-62, Kamis (5/10) di markas  Kodim 1614  
Dompu.
  Mereka adalah  Serma Siatip  ...selengkapnya
 


  Antisipasi Lebaran Muspika Monta Rakor
  Sabtu, 06 Oktober 07 (10:56) - Di Posting Oleh : admin |  0 komentar 
 
  Bima, Sumbawanews.com.-
  Antisipasi lebaran, jajaran Musyawarah Pimpinan Kecamatan Monta, Rabu 
(3/10) menggelar rapat koordinasi (Rakor). 

[mediacare] Sungguh-sungguh terjadi: FPI ngeri menghadapi orang Dayak

2007-10-05 Terurut Topik ati gustiati
ha ha ha ha yep! preman2 yg dilindungi pemerintah dan agama, mereka dibiarkan 
menteror rakyat yg tidak bersenjata, me nakut2i rakyat yg sudah kejepit, 
kelompok murtad yg seharusnya di basmi karena sudah menyalahi aturan hidup 
dalam negara yg demokrasi.
  

RM Danardono HADINOTO <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Bukan arus, tapi gang preman seperti lain lainnya , hanya pakai nama 
agama..

  Wielsma Baramuli 
wrote:
>
> Hallo Bung Martin,
> Memangnya FPI ini arus ya? Arus apa sih?
> 
> Salam,
> Wedekabe





   
-
Moody friends. Drama queens. Your life? Nope! - their life, your story.
 Play Sims Stories at Yahoo! Games. 

[mediacare] Re: Pak YHG vs Nyonya Mus

2007-10-05 Terurut Topik Hafsah Salim
> Manneke Budiman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Entah tangan siapa saja yang udah urun data di Wikipedia soal 
> keluarga YTH, saya tak bisa tahu dan tak mau menduga-duga. Yang 
> jelas, ada alasan masuk akal kenapa universitas di seluruh dunia 
> tidak mengizinkan adanya riset atau tulisan ilmiah yang memakai 
> Wikipedia sebagai referensi.



Universitas mana yang anda maksudkan diseluruh dunia tidak mengizinkan
adanya riset atau tulisan ilmiah yang memakai wikipedia sebagai
referensi  Universitas itu pusat pendidikan dan wikipedia itu
hanyalah salah satu sumber informasi yang bisa jadi pertimbangan,
tidak pernah dalam hal ini ada larangan, bahkan laporan aljazera
tentang berita bohong tentang alqaeda sekalipun tetap dijadikan bahan
analysis !!!

Tulisan mengenai keluarga YTH di Wikipedia tidak mungkin ada orang
luar yang berminat menulisnya, keluarga mereka bukanlah keluarga yang
penting untuk dihujat ataupun dipuja.  Mereka tidak ada musuhnya
meskipun anaknya sekarang berusaha mencari musuh.  Jadi tulisan di
Wikipedia merupakan tulisan yang pasti ditulis atau dikirim oleh salah
satu dari keturunan YTH sendiri.  Biografi YTH di wikipedia tentu
merupakan kebanggaan keluarga mereka sendiri.  Saya sendiri tidak
tertarik.  Namun saya mencantumkannnya atas permintaan anaknya yang
meminta bukti2 bahwa keluarganya bersih dan tulisan saya katanya
memfitnah keluarganya.  Mafia Opium dulu dizaman Belanda merupakan hal
yang lumrah bukan hal yang jelek, tapi kalo bangsa yang pernah
terjajah mengetahuinya, tentu akan marah kepada keturunannya.

Ny. Muslim binti Muskitawati.
















Anda sendiri sudah filter belum info yang Anda ambil dari Wikipedia
itu? Katanya, gak boleh telan info bulet-bulet dan harus dianalisis
dulu. Lha kok Anda sendiri melakukan persis seperti itu?
> 
> Tapi saya cukup lega bahwa Anda kini memberikan penilaian lebih
berimbang atas YTH. Soal anaknya, YHG, saya memang tak habis pikir.
Mungkin ini contoh korban brainwash-nya Orba. Saya dulu kira ini cuma
mitos, ternyata betul-betul nyata.
> 
> manneke
> 
> 
> -Original Message-
> 
> > Date: Fri Oct 05 04:52:30 PDT 2007
> > From: "Hafsah Salim" <[EMAIL PROTECTED]>
> > Subject: [mediacare] Re: Pak YHG vs Nyonya Mus => Radityo
Djadjoeri #59595
> > To: mediacare@yahoogroups.com
> >
> > > Manneke Budiman  wrote:
> > > Wikipedia bukan sumber referensi yang bisa dipercaya karena
siapapun 
> > > juga bisa menambah informasi yang ada dan membuat yang baru. Ada 
> > > referensi lain yang lebih andal, nggak?
> > 
> > 
> > Semua sumber referensi juga hanya tulisan orang, tak ada sumber
> > referensi yang bisa dipercaya, sama saja sejarah juga bukan sumber
> > referensi yang bisa dipercaya, apalagi bahkan kitab suci sekalipun
> > isinya sudah jelas bohong tapi masih ada yang menggunakannya sebagai
> > sumber referensi.
> > 
> > Oleh karena itu kalo ingin lebih objective, janganlah menelan
> > referensi bulat2 tetapi juga harus dilakukan filter analysis yang
> > tepat dalam memahami referensi itu sendiri.
> > 
> > Catatan dalam wikipedia mengenai nenek moyang Yap Thiam Hien
> > kemungkinannya benar, dan mereka yang menulisnya juga kemungkinan
> > besar adalah satu dari keluarga mereka sendiri.  Hanya orang2 yang
> > punya kebanggaan keluarga saja yang memiliki silsilah yang begitu
> > detail seperti keluarga YTH sehingga membanggakannya untuk membuat
> > silsilah feodalnya dan menyimpannya turun temurun.  di Indonesia
> > penyimpanan silsilah keluarga seperti itu hanyalah dilakukan raja2
> > dizaman dulu hingga keturunan2 mereka sekarang ini.
> > 
> > Tidak ada dalam isi tulisan di Wikipedia yang men-jelek2an YTH maupun
> > kakek buyutnya.  Hanya para pembaca saja secara berlebihan yang
> > ber-angan2 se-olah2 saya membencinya.  Istilah "mafia Opium" yang saya
> > gunakan bukanlah bertujuan berlebihan, memang istilah itulah yang
> > tepat untuk kontras digunakan untuk pengganti istilah monopoli.  Semua
> > konspirasi yang dilakukan dengan pejabat2 korup dari pemerintah selalu
> > disebut sebagai mafioso.
> > 
> > Yap Thiam Hien memiliki frame atau figure atau profile yang
> > mengesankan dalam arti baik karena banyak membela rakyat jelata
> > dibidang peradilan, tentunya terutama untuk masyarakat keturunan
> > china.  YTH juga menentang diskriminasi terhadap keturunan China denan
> > berbagai caranya sendiri, dalam hal ini tidaklah bisa dianggap
negative.
> > 
> > Semua yang saya tulis itu justru merupakan reaksi tulisan anaknya yang
> > bertentangan dengan kenyataan yang sebenarnya, misalnya dia menyatakan
> > tidak ada diskriminasi dizaman orba, tidak ada pertentangan keturunan
> > China dengan Islam, dlsb yang sama sekali bertentangan tidak merupakan
> > realitas kebenaran yang merupakan sejarah orba.  Dia terlalu menjilat
> > orba.
> > 
> > Namun semua yang ditulis anaknya itu hanyalah merupakan bukti atau
> > gambaran bagaimana keturunan China sebenarnya tidak berani menentang
> > kebohongan dan menjunjung kebenaran dalam kaitan bertent

[mediacare] Re: Hak paten di Malaysia vs Indonesia

2007-10-05 Terurut Topik socio.pathos
Apa saja kerja pelayan publik kita ya?
Padahal anggaran negara tiap tahun bertambah terus, tapi 'woro wiri
seminar seluruh dunia' tanpa kejelasan hasil konkret. Kagak 'jejek'
kakinya di dalam negeri dan tahu mana yang harus menjadi prioritas
rakyat, ya bagaimana mau kita percaya mereka jadi pemimpin negeri ini.
Kagak pernah nonton infotainment 'kali mereka ya? Hehehe

Inilah orang yang paling bertanggungjawab atas proses paten dan HaKI
milik orang Indonesia:

Dr. Ir. Andy Noorsaman Sommeng, D.E.A
Dirjen HaKI Departemen Hukum dan HAM Republik Indonesia
Kantor: Jl Daan Mogot km 24 Tangerang 15119
Telp. 557966587, 552 5388
www.dgip.go.id
[EMAIL PROTECTED]

Hasimah


MOD:
Hasimah, kalau dilihat namanya yang bermarga Sommeng, mustinya Andi? Bangsawan 
asal Sulsel? Orangnya Jusuf Kalla-kah?



--- In mediacare@yahoogroups.com, "mediacare" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Saya baru dengar kabar dari seorang teman di Kuala Lumpur, Malaysia.
Di sana para pembuat tempe, tahu, dan juga batik kebanyakan pendatang
dari Indonesia, tepatnya dari Pekalongan. Walau berskala UKM (Usaha
Kecil Menengah), namun produk mereka ramai dibeli orang Malay,
termasuk komunitas Indonesia yang mukim di sana.
>
> Di Malaysia, tiap produk yang dikemas wajib dipatenkan. Dan untuk
mendapatkan hak paten tersebut, amatlah mudah dengan birokrasi yang
tak berbelit-belit. Semua online. Misal Anda mau mematenkan Tempe Merk
"Java", lalu dicek di database ternyata belum ada yang mengklaim, Anda
bisa langsung dapat hak paten atas merk tersebut. Tentu saja database
tsb tidak bisa me-link data dari Indonesia yang birokrasinya serba
tertutup dan amburadul. Mungkin juga data paten belum di-on-line-kan.
>
>



[mediacare] Kirkuk Adalah Wilayah Kurdi--Arab & Turki Dipaksa Keluar

2007-10-05 Terurut Topik Hafsah Salim
Kirkuk Adalah Wilayah Kurdi--Arab & Turki Dipaksa Keluar

Setiap orang Arab yang bersedia keluar dari Kirkuk akan diberikan uang
kompensasi $16 ribu, rencana pemerintah Irak untuk mengevakuasi orang2
Arab dan Turki keluar Kirkuk karena wilayah ini akan dikembalikan
kepada penduduk aselinya yaitu Suku Kurdi.

Suku Kurdi ini dulunya dievakuasi oleh Sadam Hussein dan wilayah ini
kemudian didiami oleh orang2 Arab dan Turki dari kelompok Islam Sunni.
 Khusus untuk orang2 Arab mendapatkan kompensasi dari pemerintah Arab,
namun untuk yang bukan Arab seperti orang2 Turki, mereka dipaksa
keluar tanpa kompensasi apapun.

Perbuatan masa lalu berbalas, dulu masuk merebut wilayah Kurdi
sekarang keluar ditendang karena Kurdi serentak masuk lagi.

Ny. Muslim binti Muskitawati.




http://archive.gulfnews.com/articles/07/10/05/10158234.html
Baghdad: The process of paying compensation for Arabs to leave Kirkuk
and settle in other places has started, the governor of the troubled
Iraqi province said.

Abdul Rahman Mustafa, Governor of Kirkuk, told Gulf News: "The
compensation process has already begun and every Arab who wishes to
leave Kirkuk is being paid about 20 million Iraqi dinars ($16,000,
Dh58,848). The compensation has been approved by the Committee for
Normalising Situation in Kirkuk.

"The process is transparent and without any external pressure, and
this first phase to implement Article 140 it will be followed by the
census and referendum processes to determine Kirkuk's fate," he said.

According to Article 140 of the Iraqi constitution, compensations will
be paid to Shiite and Sunni Arab residents of the province to
facilitate their return to native provinces.

Kirkuk is facing a struggle for its identity between Kurds on one side
and Arabs and Turkmen from the other. Thousands of Kurds were
displaced from the province during Saddam Hussain's regime.

Mohammad Arslan, a member of the Turkmen Front in Kirkuk, told Gulf
News: "The Patriotic Union of Kurdistan and the Kurdish Democratic
Party are trying to change the province's demography by forcing Arabs
and Turkmen to leave Kirkuk. I think people are being forced to accept
compensations ... this will lead to confrontation."



[mediacare] Menyesal dan prihatin - Re: My dear "Ny. Muslim binti Muskitawati" - Re: Soeharto

2007-10-05 Terurut Topik RM Danardono HADINOTO
Seperti moderator Mediacare tulis, apa anutan seorang miliser itu
TIDAK penting. Yang substantial adalah ISI tulisan
seseorang. "Menembak" Islam? Kok islam bisa ditembak? Bukankah yang
biasa di"tembak" adalah umat, apalagi yang keblinger?

Argumen yang harus  dibahas dengan argumen lagi, jangan lihat
siapa yang menulis, itu tak relevan, kayak perempuan yang doyan
ngerumpi itu mahhh..

salam

danar




--- In mediacare@yahoogroups.com, "Alpha Bagus Sunggono"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Yang dia anut memang tidak jelas,
> tapi misinya sudah jelas, yaitu 'menembak'  ISLAM,
> (segala sesuatu yang mengandung istilah ISLAM).
>
> Jadi kayaknya dia menganut anti-ISLAM.
>
> Ini memang fenomena yang rada baru,
> cukup aneh memang.
>
> Ada apa antara Mus dan ISLAM ?
>
>
> Pada tanggal 05/10/07, mediacare <[EMAIL PROTECTED]> menulis:
>
> > Kalau mengikuti alur tulisan Nyonya Mus sejak ia  bergabung di
apakabar hingga kini di mediacare,
> > walau ia mengaku Islam tapi menurut saya ia sosok  yang tak
perlu lagi menyandang agama. Entah sekuler, agnostik, atheis,
penganut  Scientology seperti Tom Cruise, atau menyembah-nyembah
pohon.
> >
>
> >
>
>
>
> --
> ~(Pendekar) Ulat Sutera ~
>




Re: [mediacare] Re: Isu Soeharto Cina

2007-10-05 Terurut Topik LION CB
Pertanyaan penting yang perlu diajukan kepada Sdr. YHG:
  Adakah Cina-Cina Konglomerat yang bisa eksis dengan tenang di era Soeharto 
berkuasa? Terutama sekali pada era anak-anaknya mulai berbisnis -- atau lebih 
tepat  berbisnis dengan modal dengkul, alias hanya berbekal power dari 
Bapaknya?  
   
  Bagaimana dengan kasus BPPC, Mobil Timor, kewajiban setor komisi keuntungan 
dari BUMN-BUMN, Bank-bank pemerintah, dan perusahaan-perusahaan konglomerat 
Cina ke yayasan-yayasan Soeharto, bagaimana dengan perusahaan penerbangan 
Sempati Airlines; berapa hutang perusahaan tersebut kepada Garuda? Dan masih 
banyak lagi.
   
  Tahu kah Anda bahwa Cina-Cina Konglomerat HITAM sebagian besar menjadi 
konglomerat di era Soeharto dan hanya mungkin menjadi konglomerat kalau dekat 
dengan Soeharto dan para kroninya? Adakah "Konglomerat Hitam Cina " yang bukan 
warisan rezim Soeharto?
   
  Sangkalannya tentang masalah diskriminasi rezim Soeharto terhadap etnis Cina 
merupakan suatu keheranan tersendiri, di mana masalah ini diakui oleh hampir 
semua elemen bangsa dan bahkan dunia internasional. Tetapi dianggap sebagai 
mitos dan kecengengan orang Cina semata.
   
  Apabila benar pun argumennya tentang larangan budaya Cina dan lain-lain 
dikaitkan dengan masalah PKI yang didukung RRT, masakan perlakuan diskriminasi 
di bidang budaya dan sosial-politik tersebut masih terus berlangsung sampai 
keruntuhan rezim Soeharto?  Apakah betul, efek kasus PKI itu masih relevan 
sampai dengan setidaknya di tahun 1998 sebelum Soeharto itu tumbang? Apabila 
Soeharto tidak jatuh, larangan menyelengarakan secara terbuka budaya Cina, 
seperti Imlek, tarian barongsay, tulisan Cina, dan sebagainya hampir pasti 
masih berlangsung sampai hari ini.
   
   
  Kebencian Sdr. YHG  terhadap etnis Cina sebenarnya merupakan suatu misteri 
tersendiri. 
   
  Semisteri kerusuhan Mei 1998, yang juga disangkal oleh dia dan kawan-kawannya 
 di mailing list mereka, bahwa dalam kerusuhan tersebut salah satu sasaran 
utama adalah aset-aset milik orang Cina di Jakarta. 
   
  Saya ingin tahu komentarnya juga tentang betapa ganjil luar biasanya kasus 
Tommy Soeharto dalam kasus pembunuhan Hakim Agung Syafiuddin Kartasasmita! 
Bagaimana mungkin OTAK Pembunuhan hanya dihukum beberapa tahun penjara dengan 
diskon super besar, tetapi pelakunya justru dihukum mati?
   
  Saya tidak punya banyak waktu seperti tempo hari ketika saya rajin menulis di 
Apakabar. Tapi, jika memungkinkan saya akan menulis untuk ini.
   
  Salam
  Lion 
   
   
   
  - Original Message -   From: "Manneke Budiman" <[EMAIL PROTECTED]>
  To: 
  Sent: Saturday, October 06, 2007 7:04 AM
  Subject: [mediacare] Re: Isu Soeharto Cina => Yap Hong Gie

  

> 
> Saya naif? Mungkin saja. Tapi jelas saya berpikir jernih, dan tidak membabi 
> buta seperti Anda. Masa gara-gara RRC mendukung PKI, lalu WNI turunan Cina 
> boleh didiskriminasi? Wow, cara pandang yang sangat berbahaya! Ini analoginya 
> mirip dengan apa yang ini terjadi: karena beberapa negara Barat memusuhi 
> Islam, maka orang kristen di Indonesia boleh dimusuhin, sebab kristen adalah 
> akar tadisi Barat. Atau, seperti yang terjadi semasa PD II di AS dan Kanada: 
> karena AS/Kanada sedang perang dengan Jerman dan Jepang, maka boleh warga 
> AS/Kanada keturunan Jepang disita hartanya dan manusianya dipindah ke 
> kamp-kamp tahanan yang terisolasi. Dengan kata lain Bung Yap Hong Gie, inilah 
> yang disebut dengan RASISME itu. Manusia dinilai dan diadili berdasar rasnya.
> 
> Masih belum mengerti jugakah mengapa Orba disebut diskiriminatif terhadap WNI 
> keturunan Cina? Ngomong-ngomong soal naif...
> 
> Politik diskriminasi itu bentuknya macam-macam. Gak ada yang namanya 
> diskriminasi total di segala bidang. kalo itu yang Anda bayangkan, ya 
> tengoklah kamp-kamp konsentrasi Nazi itu. Di Indonesia, diskiriminasi 
> terhadap etnik Cina dilakukan pada tataran politik, budaya dan 
> kewarganegaraan. Namun, di bidang ekonomi, mereka dipelihara dengan baik 
> supaya jadi gemuk. Tujuannya apa? masa sih saya perlu kuliahi Anda soal yang 
> satu ini? Malu dong.
> 
> Ngomong-ngomong, Cina yang tinggal di Pluit, PI, Kelapa Gading itu seberapa 
> besar sih persentasinya dibanding yang tinggal di kampung-kampung di 
> Tangerang (Benteng), Pontianak, Medan, yang melarat dan makan aja susah? 
> Kacamata Anda kayanya mesti ganti deh, jangan pake yang myop aja. Paradigma 
> yang Anda pakai dalam menyoroti komunitas Cina di Indonesia persis sama 
> dengan yang hendak ditanamkan oleh Orba: bahwa semua Cina itu pasti kaya.
> 
> Cina Indonesia masuk urutan orang terkaya di Indonesia? Mungkin saja. Tapi 
> apa itu mengherankan? Wong rata-rata mereka yang terkaya itu dekat dengan 
> keluarga pujaan Anda di Cendana itu kok. Naif? He he he...
> 
> Terakhir, soal ICMI versi Cina. Ya betul kata Anda, Cina kaya-kaya udah pada 
> mabur semua. Tapi, kenapa alasannya mereka mabur? Kalo betul logika Anda 
> bahwa mereka tak terdiskriminasi di Indonesia, adaka

Re: [mediacare] Re: Isu Soeharto Cina => Manneke Budiman#59623

2007-10-05 Terurut Topik Kaka Suminta
Salam,

Penjelasan yang panjang lebar, tetapi semakin menjelaskan kenaifan anda.
Sekedar contoh anda menyebutkan:

-Apabila membahas sistim kebijakan Pemerintah Orde Baru dengan
nilai-nilai dan norma yang berlaku sekarang, maka peraturan yang
dibuat tahun 60-an bisa saja dikatagorikan sebagai diskriminatif,
melanggar hak azasi, dsb, dsb,dsb.-

Lha memang sejarah itu dinilai oleh waktu (memudian). Di sisi lain ada upaya
untuk pembakuan HAM yang universal sejak kelahiran DUHAm. Sedangkan Soeharto
melakukan berbagai kebijakan represif dan diskriminatif melalui stigmatisasi
setelah kelahiran DUHAM, artinya dia terikat hukum itu.

Kemudian contoh anda tentang komunitas cina yang kaya, itu bukan sebuah
pembenaran yang menegasikan perilaku kekuasaan orba yang represif dan
diskriminatif.

Kenaifan anda membuat jika digunakan sebagai acuan semakin menambah biasnya
permasalahan, dan berpotensi kepada kelupaan masal akan sejarah.

On 10/5/07, Yap Hong-Gie <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>   Bung Manneke Yth,
>
> Terima kasih atas tanggapan Anda.
>
> Secara teoretis anda benar bahwa, "Suatu rezim kekuasaan tidak dapat
> secara moral membebaskan dirinya dari penghakiman sejarah."
>
> Tapi bicara tentang penghakiman sejarah, maka kita masuk satu wilayah
> yang amat subyektif, tergantung pada siapa yang melakukan penilaian
> dan penghakiman, belum lagi pengaruh dan sikap politik Pemerintah yang
> berkuasa, sehingga akan selalu menjadi kontroversi yang tidak pernah
> berakhir.
>
> Analogi Anda yang membandingkan Pemerintah Orba dengan Nazi Jerman,
> Pol Pot dan Idi Amin, cukup bombastis bila dilemparkan kepada kalangan
> pelajar SMU, padahal setiap peristiwa politik tidak bisa disamakan,
> apalagi membandingkan dengan kejadian dinegara lain.
>
> Lagi pula, tidak ada maksud dibenak saya untuk mengajukan apologia.
> Saya mengatakan bawah penilaian terhadap kebijakan pemerintah Orba
> adalah tidak tepat, oleh karena menggunakan parameter (nilai-nilai dan
> norma) yang berlaku 40 tahun kemudian, tanpa memasukan indikator
> situasi dan kondisi politik yang berlaku ketika itu.
>
> Agar tidak bertambah bias, saya ulangi pembuka penjelesan saya:
> =Apabila membahas sistim kebijakan Pemerintah Orde Baru dengan
> nilai-nilai dan norma yang berlaku sekarang, maka peraturan yang
> dibuat tahun 60-an bisa saja dikatagorikan sebagai diskriminatif,
> melanggar hak azasi, dsb, dsb,dsb.
> Kebijakan sosial-politik Pemerintah harus ditinjau dengan mengacu pada
> segala macam faktor, yang terkait pada situasi dan kondisi negara pada
> saat itu.=
>
> Mari kita fokuskan diskusi ini pada masalah seputar diskriminasi
> terhadap etnis Cina di jaman Orde Baru, masalah tindakan terhadap PKI
> dan ondebouwnya adalah isu dan substansi tersendiri.
>
> Sudah saya coba jelaskan tapi rupanya masih terlalu sulit untuk dicerna.
> Aturan dan kebijakan yang dibuat pasca G30S/PKI (1965-1967),
> mengutamakan fokusnya pada pemulihan keamanan, ketertiban dan
> stabilitas politik.
> Oleh karena itu pula segala macam masalah yang menyangkut ideologi,
> serta celah-celah yang bisa di infiltrir oleh komunis asing (RRC),
> ditangani lansung oleh Komando Operasi Tertinggi Ampera.
>
> Kenapa aturan-kebijakan tidak dilakukan oleh Pemerintahan RI?
> Karena Pemerintahan sudah vakum, sedangkan Kabinet Dwikora lagi
> sibuk-sibuknya berkonsolidasi dan berupaya menyelamatkan PKI.
>
> Soal siapa-siapa yang bergidik bulu kuduknya, pada masa pasca revolusi
> (kudeta), seluruh bangsa Indonesia dalam keadaan takut dan tidak menentu.
> Tetapi kebijakan ganti-nama, tetap saja merupakan anjuran, tidak ada
> sangsi hukumnya.
> Buktinya masih banyak warga etnis yang mempertahankan 3 nama, dalam
> keadaan sehat walafiat, tidak kurang suatu apa.
>
> Kadang saya bingung dengan "kepolosan" Anda menyikapi peristiwa
> sejarah, koq tega-teganya nanya: "mengapa anjuran ganti nama kok cuma
> buat etnik Cina, dan bukan untuk nama-nama Barat dan Timur Tengah?"
> Sekarang saya balik tanya, memangnya selama 10 tahun terakhir, PKI
> didukung oleh negara Barat dan Timur Tengah?
> Memangnya orientasi politik Orde Lama adalah poros:
> Jakarta-Abudabi-Amsterdam?
>
> Motif kebijakan ganti-nama, maupun soal adat/budaya saat itu, dilatar
> belakangi oleh masalah sosial-politik yang sedang pada titik paling
> kritis, yang tujuannya adalah agar terciptanya proses pembauran dan
> integrasi bangsa, guna menghindari loyalitas ganda, kepada
> pemerintahan komunis RRT.
>
> Kalau benar tuduhan bahwa selama 32 tahun Pemerintah Orde Baru
> menerapkan politik diskriminasi, maka:
>
> * Tidak ada kawasan perumahan mewah seperti: Pluit, Pantai Indah
> Kapuk, Pantai Mutiara, Kelapa Gading, Permata Hijau, Pondok Indah
> dll., yang dihuni oleh warga keturunan Tionghoa.
> * Tidak ada warga etnis Tionghoa masuk daftar "150 Richest in
> Indonesia 2007 atau masuk "Indonesia's 40 Richest" versi Forbes,
> selama berapa tahun berturut-turut.
> * Ada 2 lembaga ICMI, dimana yang pertama didirikan adalah "Ikatan
> Cina Miskin Indonesia

Balasan: [mediacare] Hak paten di Malaysia vs Indonesia

2007-10-05 Terurut Topik hendrik samual
Pengen tau Indonesia apa Malaysia yang punya lagu Rasa Sayange silahkan klik di 
www.dmsfm.com
   
  thanks..
   
   
  

mediacare <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Saya baru dengar kabar dari seorang teman di Kuala Lumpur, 
Malaysia. Di sana para pembuat tempe, tahu, dan juga batik kebanyakan pendatang 
dari Indonesia, tepatnya dari Pekalongan. Walau berskala UKM (Usaha Kecil 
Menengah), namun produk mereka ramai dibeli orang Malay, termasuk komunitas 
Indonesia yang mukim di sana.
   
  Di Malaysia, tiap produk yang dikemas wajib dipatenkan. Dan untuk mendapatkan 
hak paten tersebut, amatlah mudah dengan birokrasi yang tak berbelit-belit. 
Semua online. Misal Anda mau mematenkan Tempe Merk "Java", lalu dicek di 
database ternyata belum ada yang mengklaim, Anda bisa langsung dapat hak paten 
atas merk tersebut. Tentu saja database tsb tidak bisa me-link data dari 
Indonesia yang birokrasinya serba tertutup dan amburadul. Mungkin juga data 
paten belum di-on-line-kan.
   
  Begitu juga kalau Anda punya lagu-lagu, karya cipta seni, film, lukisan, buku 
dan lain sebagainya, wajib dipatenkan. Pendeknya, Malaysia sudah menerapkan 
birokrasi yang modern, sedangkan Indonesia masih model barbar karena mau KKN 
terus. 
   
  Bagaimana dengan Indonesia? Jauh panggang dari api.
   
  Kesimpulan: Birokrasi paten mematen harus segera dibenahi. Wajib online, 
sehingga masyarakat dapat mengaksesnya tanpa harus mondar-mandir ke kantor 
Dirjen Paten! Kalau tidak, negeri ini akan terus terpuruk
   
   
   
   
   
   
   
   
  mediacare
http://www.mediacare.biz

  

 

   
-
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!

[mediacare] Re: Malaysia, bangsa yg malu-maluin !

2007-10-05 Terurut Topik Dr Ahmad Kamal Abdullah
Anda boleh ngomong apa saja, tetapi dalam kenyataannya Malaysia 
sudah di depan Indonesia. Dalam  badminton juga Taufiq Hidayat 
pernah kalah di tangan Lee Chong Wei dengan straight set. Anak-anak 
Melayu sudah buktikan keandalannya terutama generasi baru seperti  
Azhar Mansor bersendirian mengendalikan kapal layarnya keliling 
dunia, Sharifah Muzlina mengarung antartika bersendirian, Abdul 
Malik menyebrangi Selat Inggeris dan ramai lagi sudah ke Everest. 
Ribuan anak-anak Melayu terdidik dalam profesionalisme di Eropa, 
Amerika, Australia, Jepang, (juga Indonesia, New Zealand, Timur 
Tengah dll.  PNB dan Khazanah dipimpin oleh anak Melayu. Mereka juga 
memoderator kemajuan negara asing dengan ilmu dan keahliannya di 
Dubai, di Sudan, di Lebanon di Inggeris, di Amerika.   Profesor 
Ungku Abdul Aziz ekonomis tersohor Malaysia di dunia buktikan bangsa 
Melayu bukan pemalas, para nelayannya sudah sejak dinihari turun ke 
laut, penurih karet bangun sejak empat pagi ke kebun karet masing-
masing. Mereka adalah mangsa situasi kepada golongan pemajak dan 
orang tengah dan sistem feodalisme. Kini semuanya berubah. Yah, 
memang ada kalangan elit politik  yang mendapat peluang (syer atau 
saham proyek apa-apaan kah itu) dan mempunyai smart partner dengan 
teman yang rakyat Malaysia juga, tapi dari segi ilmu ekonomi ini 
seharusnya berlaku (bukan menjualnya). Ini semuanya ada hubungannya 
dengan politik, yah ini berlaku di mana-mana. Tegaknya KLCC bukan di 
tangan TKI semata tetapi dari kalangan Bangladesi, Myanmar,anak 
Malaysia juga dll. Oh, kalau orang-orang Arab lebih seneng kalau ke 
Times Square menabur dinar dan wang emasnya. Anda irihati dengan 
Airport KLIA kami? Ah, takusahlah, itu cuma baru satu dua kemajuan 
yang nyata selepas jambatan Pulau Pinang, Menara kembar. takusahlah 
dibesar-besarkan tentang pertahanan kami yang canggih, ini semua 
persediaan bukan mau melawan Indonesia (saudara serumpun) tetapi 
adalah untuk mengimbangi apa yang berlaku di Selatan (Singapore) dan 
di Utara (Thailand dan Vietnam). Mengapa ini tidak anda sentuh 
karena Singapore berahabat dengan Indonesia untuk membeli pasir bagi 
reklaming pulau itu?  Apaboleh buat, Malaysia sudah di depan Bung, 
sewajarnya anda ikut bangga, jangan pedih hati. Pada 10 Oktober 
nanti astronaut kami yang pertama akan terbang dengan Soyuz ke 
angkasa. Ini satu kejayaan yang saintifik. Ini juga untuk Indonesia 
juga. Kejayaan malaysia menjadi kejayaan Indonesia juga, bukankah 
dia putra Nusantara, Gugusan Kepulauan Melayu. jangan terlalu 
Indonesian sentrik. Begitu dihanyutkan oleh demogeog-political 
context. Ini akan merugikan.  Lagu Rasa Sayange itu milik Gugusan 
Kepulauan Melayu, orang Malaysia menjadikannya lagu yang occasional, 
dilagukan beramai-ramai terutamanya dalam majlis perpisahan diikuti 
dengan pantun-pantun yang disebut secara spontan di muka para 
tetamu, sebutannya bukan Rasa Sayang-e tetapi sudah rasa Sayang Hey. 
Ei, apa nih, lagu P.Ramlee, Siti Nurhaliza, Sheila Majid, kan anda 
nikmati, kami tidak sakit hati, mungkin ada yang cetak rampok 
(tentulah ini berlaku kan?) Bangsa Malaysia tidak malu-maluin lagi, 
tetapi sanggup berdepan secara ilmiah, tidak main emosi segala, satu 
bendera Malaysia dibakar di Jakarta dan di Medan, kalau mau, kami 
boleh membakar satu ribu bendera Indonesia di setiap kota dan desa, 
tapi untuk apa? Kalau main emosi ya TKI harus diantar pulang 
kesemuanya dengan kapal yang paling gede karena jumlahnya saja 
hampir 3 juta yang legal dan illegal, ya ramai penganggur dari 
bagian dunia lain mau datang.Baru-baru ini sdr Viddy AD ada membuat 
liputan yang rasional, dengarkanlah dan fahami itu. Jika anda tidak 
datang ke Malaysia dan membuat riset sendiri kepada telatah pembantu 
rumah, pekerja kontrak TKI anda tidak akan dapat sumber yang valid. 
Putarbelit, tipu-helah, sekongkolan agensi dan pembantu, pergaduhan 
antar etnis, pembuhhan, rampok malam hari, pembantu yang belum cukup 
kontraknya sudah kabur, kabur dengan emas dan ringgit majikannya.Ada 
yang membawa lari anak majikannya, macem-macem gejala. tetapi, ada 
antaranya berasa berbahagia karena ada yang sudah menerima status 
penduduk tetap (PR) dan juga menjadi rakyat Malaysia yang baru. 
Mereka berbahagia menjadi rakyat Malaysia. tapi, ini negeri Melayu 
yang nenek moyangnya  berasal dari Indonesia juga. Mengapa fakta ini 
dinafikan? Semua kebiasaan di Indonesia dengan seni makanan, hiburan 
dan adat istiadatnya masih dipelihara dan diamalkan dalam kehidupan 
bermasyarakat sama ada di Johor, Selangor, Pahang, Kedah, Perak, 
Negeri Sembilan, Pulau Pinang. Yang malu-maluin ini nanti akan 
diwarisi oleh Indonesia, kalau tabiat anda yang takhabis-habisnya 
menuding Malaysia dan memfitnahi dengan segala macam gelar yang 
negatif akan bombrang ke muka anda sendiri. Tetapi pemerintah 
Malaysia masih toleran. kalau ada apa-apa masalah yang timbul 
Perdana Menteri Abdullah Badawi akan terbang menemui Presiden SBY, 
begitu juga Wakil Perdana Menteri sangg

Re: [mediacare] Malaysia Minta Bukti 'Rasa Sayange' Lagu Milik Indonesia

2007-10-05 Terurut Topik ati gustiati
Good point Sunny, Malay ini apa mau nya ya? sampai hal2 seperti ini pun 
dijadikan bahan persengketaan, gimana mau buktiin orang dari lirik nya aja udah 
ketauan itu bukan bhs malay, lah malay sendiri gimana ngebuktiin nya bahwa itu 
lagu "rasa sayange" hak cipta malay? apa mrk gak mampu bikin lagu simpel utk 
promosi wisata nya? udah kenyang alias sick and tired with these bastards ! 
sudah bisa dirasakan bahwa malay memang merasa mampu mengencingi kita, ini 
masalah keangkuhan saja, mereka meremehkan kita krn ribuan bangsa kita numpang 
hidup disana, jadi babu mereka ! betapa ironik nya !.
  Bangsa malay, bukan lah bangsa serumpun, bukan saudara bukan juga teman, 
kalau saja kita mampu menarik balik semua TKI dari sana, kita bisa tutup pintu, 
jgn biarkan artist malay cari duit di Indo, jangan mengunjungi malay utk 
liburan, jangan berobat kerumah sakit malay, jgn ada lelaki malay yg ingin 
menikahi wanita indo yg jauh lebih cantik dari ncik2 disana, persetan dengan 
mereka ini.
  Tapi sialnya, kita belum bisa melakukan semua impian itu, kita msh tergantung 
sama malay, selama kita msh tergantung dengan mereka, selama itu pula lah malay 
sialan ini akan terus menerus mempermainkan emosi kita.
   
   
   
   
   
   
   
   
   
  

Sunny <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  refleksi:  Kalau ada arkif musik, mungkin bisa dibuktikan dengan 
piring hitam  musik hawaian Rudy Wairata atau lain yang dibuat pada tahun 
1950-1960an. Tiap anak atau orang di Maluku pasti bisa menyanyi lagu tsb. 
Apakah di Malaysia juga demikian.
   
   
  HARIAN ANALISA
  Edisi Kamis, 4 Oktober 2007
   
Malaysia Minta Bukti ‘Rasa Sayange’ Lagu Milik Indonesia   Jakarta, 
(Analisa)   Mendbudpar Jero Wacik mengaku telah berkomunikasi dengan Menteri 
Kebudayaan Malaysia tentang lagu Rasa Sayange.   “Mereka bilang, kalau 
Indonesia bisa membuktikan, mereka akan melakukan sesuai kewajibannya,” ujar 
Jero Wacik kepada wartawan sebelum menghadiri rapat kabinet di Kantor Presiden, 
Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (3/10).   Sebelumnya Menteri 
Kebudayaan dan Menteri Pariwisata Malaysia menyatakan bahwa lagu yang di negeri 
jiran bernama Rasa Sayang itu adalah lagu rakyat yang biasa terdengar di 
Kepulauan Nusantara (Melayu) yang merupakan warisan leluhur. Jadi bukan milik 
Indonesia semata.   Jero menuturkan, menggugat kepemilikan lagu tersebut bukan 
perkara mudah. Apalagi Indonesia tidak punya bukti. “Kepedulian kita pada hukum 
(hak cipta) masih rendah,” kata Jero.   Jero mengaku dirinya telah mengecek 
lagu Rasa Sayange yang digunakan Malaysia sebagai tema kampanye
 pariwisata Truly Asia.   “Saya cek no name. Kalau didengarkan lagu ini memang 
seperti lagu Ambon, Manado, Melayu, karena budayanya mirip-mirip,” ujarnya.   
“Sekarang bagaimana kita buktikan kalau itu karya kita. Kita masih mengumpulkan 
data,” ujarnya.   Jero menyatakan puluhan ribu karya budaya belum didaftarkan 
hak ciptanya. “Saya berkali-kali minta para seniman kalau punya karya budaya 
cepat didaftarkan agar tidak mudah diklaim. Dan kalau diklaim, kita mudah 
menuntutnya,” paparnya.   “Saya minta para seniman Ambon, beri saya bukti. 
Kalau ada, agar bisa kita gunakan. Tanpa bukti kita akan sulit,” demikian Jero



 

   
-
Building a website is a piece of cake. 
Yahoo! Small Business gives you all the tools to get online.

[mediacare] Sekitar Ko Dan Indonesia (VI)

2007-10-05 Terurut Topik abdul kohar ibrahim
Sekitar Ko Dan Indonesia (VI)
  Oleh: A. Kohar Ibrahim
  http://16j42.multiply.com/
  http://bekasinews.com/
   
   
  Sekitar Ko Dan Indonesia
   
  Penjelasan Untuk Aulia Indriaty
  (VI)
  Oleh A. Kohar Ibrahim
   
  AULIA Indriaty lebih lanjut mengutarakan, bahwa: “Ko hanya bisa tersenyum 
pahit, acapkali mendengarkan informasi terbaru perihal carut-marutnya negara 
ini. Mulai dari pelayanan public yang tidak maksimal, pencederaan terhadap 
konteks demokrasi, dan korupsi yang merajalela. Tapi Ko tidak pernah mencaci, 
apalagi berpikir untuk memutuskan hubungan percintaannya dengan ibu pertiwi. 
Matanya menyiratkan segalanya, bahwa sampai akhir hayatnya Ko akan terus 
membantu negara ini untuk bangkit, lewat karya-karyanya. “
   
  Iya, benar lukisan “senyum pahit” mengetahui keadaan aktual akan 
carut-marutnya Negara Republik Indonesia. Negara yang merupakan Sarana berkat 
perjuangan Kemerdekaan yang disimboliskan oleh Bung Karno sebagai Jembatan 
Emas; berkat  perjuangan kaum perintis, pelopor,  pembina  kebangsaan dan 
kemerdekaan dari rantai belenggu feodalisme, kolonialisme dan imperialisme. 
Dengan dicetuskannya Revolusi Agustus 1945 dan diproklamirkannya Kemerdekaan 
dan berdirinya Negara Republik Indonesia oleh Sukarno-Hatta tanggal 17 Agustus 
1945. Dengan aspirasi utamanya adalah tercapainya kehidupan masyarakat yang 
aman sentosa, masyarakat yang adil dan makmur. Namun dalam kenyataannya, bahkan 
setelah lebih dari setengah abad Kemerdekaan diproklamirkan, seratusan juta 
penduduk Indonesia masih hidup dalam kemiskin-sengsaraan. Dalam mana belasan 
juta anak-anak tidak bisa duduk di bangku sekolah; berpuluh-puluh juta orang 
tergolong kaum pengangguran; layanan publik yang bukan berfungsi melayani
 melainkan sebaliknya, jika bukannya malah jadi maling atau jadi pelaku 
korupsi; sehingga termasyhur tergolong salah satu negeri terkorup di dunia; 
negeri yang kaya dan indah permai telah dijarah seraya dikotori lingkungannya 
oleh kaum kapitalis nasional-internasional yang rakus dan sewenang-wenang. 
Seiring dengan itu, terjadinya ketersendatan jalannya roda reformasi menuju 
demokrasi dan tidak dihormatinya hak-hak azasi manusia secara konsisten dan 
konsekwen. Juga, masih terjadinya berbagai ketimpang-pincangan dalam penerapan 
makna Negara Hukum yang hakiki.
   
  Mengetahui keadaan yang amat sangat memprihatinkan itu bagaimanakah mungkin 
bisa tersenyum lega apalagi senyum manis? Namun, bagaimana pun juga, keadaan 
tersebut tidak akanlah menjadi penyebab untuk tidak lagi mencintai Tanah Air 
atau Ibu Pertiwi, apa pula sampai membencinya dan beritikad memutuskan hubungan 
dengannya. Karena semua itu bukanlah dosa sang Ibu Pertiwi, justeru karena ulah 
kaum penguasa atau pihak yang berwajib alias yang memiliki tanggungjawab kepada 
Ibu Pertiwi dan Rakyat serta bangsanya. 
   
  “Melihat nasionalisme seorang Ko, bagai membuat kita berkaca pada sebuah 
realitas. Bahwa ternyata nasionalisme dan kecintaan pada Indonesia tidak bisa 
diwujudkan melalui doktrin upacara yang dilakukan sejak masih menggunakan 
seragam merah putih, tidak hanya diwujudkan melalui hafal pancasila dan 
Undang-undang Dasar 1945. Sadar atau tidak dari mulut buah hati kita, terkadang 
lagu peterpan lebih dinyanyikan penuh makna, ketimbang lagu Indonesia Raya. “ 
Tulis Aulia Indriaty selanjutnya.
   
  Iya, memang iya: cinta atas kesadaran yang mendalam dan rasa tanggungjawab 
serta keikhlasan untuk menjalani dengan segala konsekwensinya adalah pertanda 
kehakikian yang berbeda dengan yang hanya luaran atau secara dangkal dan secara 
formalitas belaka.
   
  “Monolog sunyi tentang Ko usai sudah. Ditutup oleh segurat senyum dari pria 
berbadan kekar bernama Ko (tahu tidak, memandang tubuh Ko mengingatkan kita 
pada patung prajurit romawi berkuda di depan bangunan apartemen  sebuah sudut 
Kota Batam. Diam, sunyi, tapi kokoh pada pendirian dan kecintaannya pada 
Indonesia).” Tulis Aulia Indriaty pula.
   
  “Terima kasih atas kesan sarat pesannya yang simpatik. Saya kira Cinta dengan 
penuh kesadaran, yang mendalam dan ikhlas setulus hati – cinta yang telah 
menjiwai hidup kehidupan --  bisalah senantiasa teguh terhadap segala ujian 
macam apapun.”
   
  “Ed, benar apa yang kau bilang,” tulis Aulia Indriaty menutup esainya, “bahwa 
sebenci apapun kita pada sistim negara ini, sebesar apapun niat kita untuk 
meninggalkannya, tapi tetap saja setiap pagi Indonesia selalu datang dan 
mengetuk hati kita dengan tangannya. Ingin kusempurnakan, Indonesia ini pedas 
dan panas, mirip makanan Menado sambal roa-roa. Mencaci kita karena pedasnya, 
tapi selalu rindu untuk pulang lagi, dan merasakan sensasi pedas itu.”
   
  Amiin yarabbal alamin, saya ucapkan dengan khidmat, seraya meminjam pula 
ujar-kata Aulia yang sarat akan asa, kesan dan pesan tesebutkan di atas. Bahwa 
selama hayat dikandung badan,  saya akan terus membantu sekuat bisa, Ibu 
Pertiwi dan Rakyat serta Bangsa Indonesia, dengan karya-karya atau hasil 
aktivitas-kreativitas saya

[mediacare] 10 Jagoan Jakarta, versi majalah AREA

2007-10-05 Terurut Topik jabiwabi
Merayakan ulang tahunnya yang ke-4, majalah AREA mengangkat "Local Heroes" 
sebagai 
fitur utamanya. Siapa saja mereka? Ada:

Edward Hutabarat
Bondan "mak nyus" Winarno,
Eko Endarmako,
Dik Doank,
Viky Sianipar,
Nia Dinata,
Aksara record,
OPCO Group,
Bike To Work,
dan, yang paling menarik adalah ... (baca majalahnya!)



Jangan lewatkan sentilan para kolumnis tetap majalah AREA:

Wimar Witoelar, yang membicarakan soal kolam renang.

Syahmedi Dean, yang melirik soal lapisan bawah vs. merek brand lapisan atas.

dan  ...

Bara Patiradjawane, yang sedang merengunkan soal umurnya ke-40.



Berhubung mau libur lebaran, AREA edisi # 96 dipercepat penerbitannya dari 
tanggal 10 
Oktober 2007 ke tanggal 3 Oktober 2007.Seperti biasa, majalah AREA bisa 
didapatkan di 
mall-mall besar ibu kota, terutama di cafe/coffe shop yang berada di dalamnya. 
(Tanyakan 
saja saja kepada waiter setempat)


Bagi yang jarang ke mall, AREA versi DIgital # 96 dapat di download di 
www.areamagz.com (tinggal register, dan download ... that easy)


* area, the guide to everything jakarta * available at no cost every wednesday 
on the 2nd 
and 4th week of the month *




[mediacare] Hak paten di Malaysia vs Indonesia

2007-10-05 Terurut Topik mediacare
Saya baru dengar kabar dari seorang teman di Kuala Lumpur, Malaysia. Di sana 
para pembuat tempe, tahu, dan juga batik kebanyakan pendatang dari Indonesia, 
tepatnya dari Pekalongan. Walau berskala UKM (Usaha Kecil Menengah), namun 
produk mereka ramai dibeli orang Malay, termasuk komunitas Indonesia yang mukim 
di sana.

Di Malaysia, tiap produk yang dikemas wajib dipatenkan. Dan untuk mendapatkan 
hak paten tersebut, amatlah mudah dengan birokrasi yang tak berbelit-belit. 
Semua online. Misal Anda mau mematenkan Tempe Merk "Java", lalu dicek di 
database ternyata belum ada yang mengklaim, Anda bisa langsung dapat hak paten 
atas merk tersebut. Tentu saja database tsb tidak bisa me-link data dari 
Indonesia yang birokrasinya serba tertutup dan amburadul. Mungkin juga data 
paten belum di-on-line-kan.

Begitu juga kalau Anda punya lagu-lagu, karya cipta seni, film, lukisan, buku 
dan lain sebagainya, wajib dipatenkan. Pendeknya, Malaysia sudah menerapkan 
birokrasi yang modern, sedangkan Indonesia masih model barbar karena mau KKN 
terus. 

Bagaimana dengan Indonesia? Jauh panggang dari api.

Kesimpulan: Birokrasi paten mematen harus segera dibenahi. Wajib online, 
sehingga masyarakat dapat mengaksesnya tanpa harus mondar-mandir ke kantor 
Dirjen Paten! Kalau tidak, negeri ini akan terus terpuruk








mediacare
http://www.mediacare.biz


[mediacare] Re: Malaysia, bangsa yg malu-maluin !

2007-10-05 Terurut Topik Martin Widjaja
Peristiwa demi peristiwa penghinaan Malaysia thd Indon
[ bangsa dan megaranya ] sungguh menyakitkan hati.
Bangsa Malaysia yg sebenarnya banyak keturunan suku2
dr Nusantara kita kok bisa begitu rupa mau nyakitin yg
mereka sebut salalu satu rumpun.

Kalau saya mencatat kelicikan dan penipuan mereka thd kita yg
pertama adalah usaha penyeragaman bahasa , dimana bahasa Indonesia
mau dibikin menjadi bahasa Asean [ ?] dimana bahasa Malaysia
juga akan banyak yg harus disesuaikan menjadi satu bahasa
yg lebih baik demikian juga bahasa Indonesia.
Kenyataannya , begitu banyak bahasa Indonesia dirubah dgn
istilah ejaan baru, sedang bahasa Malaysia kayaknya sangat
sedikit yg dirubah, alias bahasa Indonesia kita menjadi bahasa
 Indon yg jadi pengikut bahasa Malaysia [ Melayu ] yg sebenar
nya banyak mengambil bahasa Inggris yg diterjemahkan begitu
saja . Skak mat satu kosong buat Malaysia atas Indon ...

Sampai sekarang soal iklan Truly Asia yg kalau saya perhatikan
banyak me refer pada jargon2 Indonesia , soal suku, soal keindahan
alam, namun diselipkan Malaysia yg aman, ramah bukan kayak Indon
yg amburadul banyak bom lengkap dgn amok nggak karuan seperti
kita bisa saksikan di TV tiap hari
Makanya segala inspirasi baik batik,orang utan,adventuring hutan
tropis, sampai pada lagu rasa sayange jangan heran akan selalu di
expose  menjadi milik Malaysia. Mereka sekedar niru yg bagus
nginjak Indon yg elitenya lugu ...[ bukan gook ]

Saya menyaksikan kayak menteri Tenaga kerja waktu itu yg jagoan
komandan Laskar jaman orde baru dgn gagah berani datang ke KL
soal TKI kita , kmd dikempesin jadi menteri Indon, karena sang TKI
tetap aja sampai sekarang diinjak2, diperhina oleh mereka terutama
pasukan RELA yg kaya pasukan Pam Swakarsa bikinan TNI ...
Bahkan P SBy juga seperti anak kecil diusap2, dikasih permen trus
disuruh pulang , ketika datang juga ke KL soal TKI masa itu.
Cuma dijanjiin di puji2  trus yah udah , begitu aja terus...
Yang terakhir  soal minta maaf kepada wasit karate, kalau nggak serius
di demo dll dikira kita ini tetap aja bangsa Indon ...P SBY waktu itu
cuma mendayu2 berkata nggak bisa maksa orang minta maaf dll dll
Saya baca juga berita soal polisi patroli kita ditembak oleh polis diraja
Malaysia, yg saya ingin sekali tahu gimana penyelesaiannya  ?

Sebagai rakyat biasa , saya pikir hanya elite kita mesti mawas diri
terlalu banyak hinaan thd bangsa kita , dalam segala hal mesti lebih
berbobot menyelesaikannya, misal soal TKI , jangan sampai masih ada
orang2 Indon meresin TKI2 itu mulai dr rekruting di daerah2 sampai
masuk ke Malaysia bisa diperas oleh bajingan2 tengik calo disana !
Masa paspor TKI mesti ditahan segala kayak TKI itu binatang aja ?
Jelas TKI kita jauh lebih disukai disana ketimbang bangsa2 lain ,
makanya jangan sampai elite kita, pengusaha2 TKI kita meresein
TKI2 itu , karena si Malaysia kemudian dgn entengnya bilang
orang2 Indon itu kan memang oleh pemerintahnya udah dianggap
budak belian alias objek pemerasan masa kita mau jadi pahlawan
ngebelain TKI2 Indon itu 
Soal cukong2 bangsat Malaysia bisa seenak perutnya ngebalakin
hutan gede2an , trus di TV bilang sudah beresin elit2 kita dgn
bangun kantor, rumah dll , aaah murah bener pejabat kita itu ...

Elite  kita , penguasa kita mestinya niru Singapore yg selalu aja
menang kalau ada clash antara Malaysia dan Singapore, karena
pejabatnya bersih, sungguh2 mikir dan ngebela negara Singapore itu..
Makanya Malaysia selalu minder alias rendah diri, trus cari injakan
yang kena yah bangsa Indon yg memang orang2 pinternya keblinger
dan korup !!

Kita bisanya marah2 melulu, tapi nggak berbuat sesuatu yg mendasar
yg berprinsip , cuma kalau ada kasus , kayak lagu rasa sayange ribut
kemudian diam , khas orang Indon [ kata orang Malaysia dan Singapore..]
KIta mesti niru RRT yg bener2 ngebangun negara , biar sekarang dihina
tapi PASTI satu waktu bisa revanch yg berlipat.
Sekarang ini memang bangsa kita terpuruk, elite kita harus bangun
melek, bela bangsa  dan negara ini dengan sungguh2 bukan penuh
orasi dan selalu tertipu akibat suka dijilat pantatnya [ contoh P JK ]

Salam , martin - jkt


- Original Message 
From: Yuliati Soebeno <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, October 5, 2007 2:07:36 PM
Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Malaysia, bangsa yg malu-maluin ! Mbak 
Wenny

Ha..ha..ha.. mbak Wenny, anda ini lucu sekali deh. Masak sampai 
"terjatuh" gitu..gubbrakkk. ..

  Hati-hati ya, jangan sampai ada yang patah tulangnya... hehehe...



  Salam,

  Yuli

bentala2002 <[EMAIL PROTECTED] com.au> wrote:

  Setuju mbak Yuli...saya sih blon pernah ke Malaysia dan sama sekali 
ngga berminat tuh. biar gratisan juga...terlanjur sakit hati..

Dullu... waktu belum ada ribut-ribut soal lagu Rasa Sayange

ini...waktu itu anakku nonton TV Playhouse Disney...aku lg baca-

baca..tiba-tiba dari TV terdengar suara yang sudah begitu akrab

bahkan mungkin sudah mendarah daging di telinga ini... kecapi

s

[mediacare] Who failed the test?

2007-10-05 Terurut Topik Sunny
Published in Cairo by AL-AHRAM established in 1875
4 - 10 October 2007
Issue No. 865
http://weekly.ahram.org.eg/2007/865/op1.htm


Who failed the test?
Columbia University shamed itself when its president clumsily attempted to 
vilify Ahmadinejad, writes Hassan Nafaa* 



I followed closely the controversy surrounding Mahmoud Ahmadinejad's invitation 
to Columbia University. The Iranian president was invited for an open debate 
with faculty and students as part of the "World Leaders Forum" that the 
university has been organising since 2003. Although Columbia University came 
under immense pressure to cancel the invitation, it went ahead with the debate, 
which took place 24 September. I watched the proceedings live on television, 
but relied for the purposes of this article on the transcriptions of the 
encounter as published on the website of Columbia University.

Since he came to office in 2005, I took a personal interest in Ahmadinejad, the 
plain-dressed man who came from nowhere to take centre stage in Iranian 
politics. Ahmadinejad edged one of Iran's most seasoned politicians, 
Rafsanjani, out of the way and managed to replace the moderate and widely 
respected Khatami. My curiosity was such that I made an extra effort to 
understand this man who, despite appearances, turned out to be extremely 
complex and at times reckless.

Judging Ahmadinejad's remarks about the Holocaust to be unhelpful and 
irresponsible, I criticised him in the media, including the Arabic-language 
Iranian channel Al-Alam. My point was that the Iranian president gave Tehran's 
enemies ammunition and opportunity to blackmail and blockade his country. 
Perhaps someone was trying to create another "Saddam" in order to find a reason 
to attack Iran and liquidate its regime, I speculated. But my annoyance with 
some of Ahmadinejad's statements did not prevent me from finding an excuse for 
his behaviour, especially in the light of the arrogance and extremism of the 
current US administration. This administration was -- in my view -- at least 
partly responsible for undermining Khatami's reformist plans, and is therefore 
to blame for the revival of conservatism in Iran.

President Bush tends to act like a man receiving revelations from heaven. At 
one point, he suggested that his policies paved the way for the return of 
Christ, so one must not be surprised when Iranians put in office a man who 
believes that his own policies will hasten the return of the "hidden imam". In 
such a context, and with a "cold religious war" taking place between Bush and 
Ahmadinejad, Columbia University's invitation could have been an opportunity to 
break through the vicious circle of extremism and counter-extremism. It could 
have been an opportunity to discredit absolutist ideological ideas and those 
who see the world as a battlefield between pure goodness and pure evil.

As it turned out, the organisers of the event had other things on mind. Had 
Columbia University offered Ahmadinejad a chance to see another aspect of 
America -- one that differs from the views held by the Bush administration -- 
the encounter could have helped defuse international tensions. But the 
university failed that test, and its president, Professor Lee Bollinger, made 
several major errors.

Bollinger's first error was to abandon routine formalities. The standard 
practice for a university president in such an occasion is say a few words 
welcoming the guest and explaining why he was invited to campus and what the 
university hopes to achieve. Then the guest would make a speech and take 
questions from the audience.

But the university president decided otherwise. He launched into a diatribe 
befitting a public prosecutor, casting Ahmadinejad as a defendant. Such an 
approach was demeaning to Columbia University, and backfired. Bollinger made 
Ahmadinejad look like an innocent man who had been set up.

Bollinger's speech was all wrong. He insulted Ahmadinejad, calling him "a petty 
and cruel dictator," and said that he was "brazenly provocative or 
astonishingly uneducated" to deny the Holocaust. Bollinger's views mirrored the 
views of the US administration, and at times surpassed them in extremism. 

At times, the Columbia University president sounded less of an academic than of 
an official spokesman of the US government. He blamed the Iranian government 
for the current crisis. "Why have women, members of the Bahaai faith, 
homosexuals and so many of our academic colleagues become targets of 
persecution in your country?" he asked, adding that the Iranian government was 
"undermining American troops in Iraq by funding, arming, and providing safe 
transit to insurgent leaders."

Bollinger put himself firmly on the side of Israel and the Zionist movement. He 
even apologised for those "pained" by the university's invitation of 
Ahmadinejad. "You should know that Columbia is a world centr

[mediacare] Mengeroyok Kemiskinan!

2007-10-05 Terurut Topik Sunny
http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2007100503082914

  Jum'at, 5 Oktober 2007 
 

  BURAS 
 
 
 

Mengeroyok Kemiskinan! 


   
  H.Bambang Eka Wijaya:

  "RAMAI sekali orang mengambil formulir pencalonan diri dalam Pemilihan 
Gubernur Lampung!" entak Umar. "Sebagian besar mengaku terpanggil untuk 
meningkatkan derajat hidup rakyat dari kemiskinan, yang tercatat termiskin 
kedua di Sumatera!"

  "Syukurlah!" sambut Amir. "Kian ramai orang mampu bertekad mengeroyok 
kemiskinan, makin baik! Sebab, hanya dengan semua pihak dari segala penjuru 
mengerubutiinya, bisa lebih cepat pula kemiskinan diatasi!"

  "Tekad awal untuk memfokuskan perhatian pada kemiskinan itu penting, 
sehingga saat terpilih kelak menempatkan usaha mengatasi kemiskinan sebagai 
prioritas utama, bukan lagi di urutan ke sekian yang akhirnya cuma jadi 
sambilan!" tegas Umar. "Lantas, saat hasil survei BPS menyebut kemiskinan 
memburuk, dengan mudah pula melempar kemiskinan itu tanggung jawab 
kabupaten/kota! Di lain pihak, kabupaten/kota mengelak, tak mungkin pihaknya 
mengatasi kemiskinan dengan pendapatan asli daerah (PAD) yang minim, untuk 
belaja DPRD saja tak cukup!"

  "Itu dia, kasihan rakyat menderita berlarut-larut akibat lempar-melempar 
tanggung jawab!" tegas Amir. "Padahal, untuk mengatasi kemiskinan perlu usaha 
bersama, secara keroyokan! Sektor pemerintah, mulai pusat, provinsi, 
kabupaten/kota, kecamatan, kepala desa, kepala dusun sampai RW/RT melakukan 
kegiatan efektif dengan program masing-masing, didukung program ekstra dari 
BUMN dan lembaga yang ada seperti Koperasi, BKKBN, dan seterusnya! Lantas 
lembaga sosial-politik, dari partai-partai politik--yang setiap kampanye 
berjanji meningkatkan kesejahteraan rakyat--hingga organisasi kemasyarakatan 
(ormas), menjalankan program pengentasan kemiskinan masing-masing! Semua itu 
diperkuat gerakan lembaga swadaya masyarakat (LSM) membina rakyat sesuai dengan 
bidang pengabdian masing-masing! Itu pun masih belum cukup! Para pengusaha, 
lewat program CSR--corporate social responsibility--perusahaan miliknya, 
memfokuskan bantuan ke pengentasan kemiskinan!"

  "Kalau dikeroyok ramai-ramai begitu, diyakini usaha pengentasan 
kemiskinan bisa berhasil lebih cepat!" timpal Umar. "Tapi untuk itu, khususnya 
eksekutif di pemerintah daerah, harus lebih dahulu bisa membangun perspektif di 
kalangan DPRD, yang menentukan dalam penetapan APBD!"

  "Dan itu tak mudah! Sebab, pengalaman menunjukkan DPRD cenderung 
menjadikan APBD sebagai 'bargain' kepentingan mereka dengan kepentingan 
eksekutif, yang kedua-duanya belum benar-benar berorientasi pada kepentingan 
rakyat!" tukas Amir. "Contohnya, karena DPRD setiap kali maunya jalan-jalan 
studi banding ke luar daerah, sebagai bargain-nya tak terhalang eksekutif pun 
ulang-alik studi banding ke luar negeri dengan rombongan besar, termasuk 
sebagai gratifikasi buat para pendukung politiknya!"

  "Alasannya, kalau Presiden biasa membawa rombongan besar ke luar negeri, 
apa beda eksekutif daerah, sama-sama pemerintah!" timpal Umar. "Diharapkan 
orang yang ramai ikut mendaftar calon gubernur bukan hanya karena ingin sering 
jalan-jalan ke luar negeri dengan biaya APBD, melainkan sungguh-sungguh demi 
mengangkat rakyat dari kemiskinan!" ***
 
<><>

[mediacare] MANIFESTO KEADILAN

2007-10-05 Terurut Topik Merapi 08
MANIFESTO KEADILAN

Keputusan Mahkamah Agung menghukum majalah Time
dan memenangkan Suharto, membebaskan pembunuh Munir, membebaskan
pelanggar HAM dan para koruptor, bahkan menolak uji materi perda
diskriminatif atas perempuan adalah contoh-contoh telanjang dari
penghianatan reformasi. Benteng akhir penjaga keadilan itu bukan saja
telah mempermainkan mandat suci keadilan, tetapi sekaligus telah
menghamba kembali pada kepentingan kekuasaan Orde Baru.

  Penghambaan itu bukanlah suatu kebetulan belaka,
melainkan bagian dari upaya sistematis untuk mengembalikan politik
lama, mengancam kebebasan pers, dan menutupi-nutupi pelanggaran HAM,
justeru dalam kondisi di mana rakyat sangat mendambakan keadilan dan
kebenaran. 

 Keangkuhan Mahkamah Agung bukan sekedar tampak pada
kegilaan lembaga itu dalam hal pengaturan administrasinya sendiri
seperti terlihat pada penentuan sesuka-sukanya gaji dan masa jabatan,
tetapi juga pada keangkuhannya untuk menampilkan diri sebagai lembaga
yang tak tersentuh aturan bernegara, seperti saat menolak audit oleh
Badan Pemeriksa Keuangan dan pengawasan hakim oleh Komisi Yudisial. 
Ini inkonsisten dengan kebijakan MA sendiri.
   
 Tentu saja kondisi itu berkaitan juga dengan
kondisi umum kehidupan politik kita yang makin tanpa arah dan tanpa
etika. Keseluruhan gerak reformasi memang sedang  dalam bahaya, 
karena kepemimpinan politik tidak mampu memperlihatkan ketegasan 
habis-habisan dalam soal pemberantasan korupsi Suharto dan kroni-
kroninya, serta dalam soal penegakan Hak-hak Asasi Manusia

 Oleh karena itu, dengan ini kami menuntut 
pembersihan total Mahkamah Agung dari para pemerkosa keadilan, 
penjual hukum dan orang-orang berwatak Orde Baru yang selama ini 
telah membuat MA menjadi sarang mafia peradilan. Sebagai langkah 
menuju pembersihan itu, Ketua MA Bagir Manan harus diberhentikan.

Dibacakan di depan Gedung Mahkamah Agung RI, Jakarta,  pada hari 
Kamis, tanggal 4 Oktober 2007, Pukul 14.00

KOMITE AKSI BERSIHKAN MAHKAMAH AGUNG 
  
  Contact person : Usman Hamid

  Nursyahbani Katjasungkana- Denny
Indrayana-Firmansya h Arifin-Dian Sastrowardoyo- Heru Hendratmoko- 
Binny Buchory-Goenawan Mohamad-Rieke Dyah Pitaloka-Estu Fanani- 
Bivitri Susanti-Syamsuddin Haris-Rizal Malik-Rachland Nashidik-Rahman
Tolleng-Santoso- Wahyu Susilo-Garin Nugroho-Dita Indah
Sari-Hendardi- Hamid Basyaib-Maria Pakpahan-Rafendi Djamin-Hilmar 
Farid- Teten Masduki-Anis Hidayah-Marco Kusumawijaya- Syaiful 
Mudjani-Fikri Jufri-Sabam Siagian-Daniel Dhakidae-Willy Aditya-Clara 
Juwono-Nugroho Dewanto-Andi Achdian-Indra Jaya Piliang- Bambang 
Widodo Umar-Ibnu Tricahyo-Patra M. Zen-Andi Yuwono-Dian Kartika Sari-
Guntur Romli-Rena Herdiyani-Chalid Muhammad-Suciwati- Rena Herdiyani-
Ridho Triawan - Ray Rangkuti-Don K Marut-Saldi Isra - dan lainnya

 The Commission for Dissapeared and Victims of Violence (KontraS)
Jl. Borobudur No. 14 Menteng 
Jakarta Pusat 10320 Indonesia
phone : 62-21-3926983
fax : 62-21-3926821
email : [EMAIL PROTECTED] org
website : www.kontras. org
mailinglist : info_kontras@ yahoogroups. co.uk



[mediacare] U.S. opens DV Lottery to Indonesian citizens

2007-10-05 Terurut Topik Sunny
http://www.thejakartapost.com/detailworld.asp?fileid=20071005.I01&irec=0

U.S. opens DV Lottery to Indonesian citizens 
The Jakarta Post, Jakarta

The United States Embassy in Jakarta announced Wednesday that Indonesians could 
apply for U.S. immigrant visas under the 2009 Diversity Visa (DV) Lottery 
scheme.

"The DV Lottery registration period is from Oct. 3 to Dec. 2, 2007, and 
registration is free," the embassy said in a press release sent to The Jakarta 
Post. 

"The U.S. Embassy encourages Indonesians interested in immigrating to the 
United States who meet the minimum requirements to apply," the release said. 

Under the scheme, also known as the "green card lottery", people can apply for 
one of 50, immigration visas to live and work in the U.S. 

Those wishing to enter the lottery can register online at 
www.dvlottery.state.gov. 

The embassy warned Indonesian citizens about companies and websites claiming to 
be able to help in the process. 

"Applicants should be aware that the website listed is the only valid place to 
register for the DV Lottery and should be cautious about companies or websites 
claiming they can help obtain a Diversity Visa," the embassy said. 

Around 30,000 Indonesians applied for 2007 DV Lottery visas, 245 of whom were 
selected. 


printer friendly 

Post Your Comments

Comments could also be sent to: [EMAIL PROTECTED]


[mediacare] Arabic language in contemporary Indonesian

2007-10-05 Terurut Topik Sunny
Refleksi: Banyak orang di Indonesia belagak  bahasa Arab, tetapi apakah mereka 
betul menguasai bahasa Arab, ataukah hanya beberapa kata saja yang dipakai 
sebagai modal mempertinggi gensi tong kosong untuk dekat dengan surga?

http://www.thejakartapost.com/detaileditorial.asp?fileid=20071005.F04&irec=3


Arabic language in contemporary Indonesian 

Arabic language in contemporary Indonesian

One of the most often heard cliches is that Bahasa Indonesia is a simple 
language. I find this cliche is mainly used by those who have never mastered 
the language. Nevertheless, it should be admitted that Arabic is much more 
complex and difficult to master.

Before being posted to Jakarta, I expected that my knowledge of Arabic would be 
a great advantage in Indonesia. As I started studying Arabic in the 1960s and 
have lived and worked in various Arab countries for over 15 years, I thought I 
would have a soft linguistic landing when assuming my new responsibilities as 
Ambassador of the Netherlands in Jakarta in August 2005. 

I expected things to be even easier because I was aware that Indonesian also 
contains numerous words of Dutch origin. According to European Loanwords in 
Indonesian (published in 1983 by the Indonesian Etymological Project), some 
5,400 words in Indonesian are of Dutch origin. 

According to a sister publication, Arabic Loan-Words in Indonesian (compiled by 
Russell Jones who focuses specifically on the root forms of Arabic- and 
Persian-derived words), there are some 2750 Indonesian words derived from 
Arabic. 

This means that, even if some words in Jones' list are now obsolete, the real 
number of Arabic words in Indonesian may be more than 3000. This is because 
Jones' compilation does not include the derivative words which are so abundant 
in Indonesian. For example, syair, which produces bersyair, menyairkan, 
penyair, kepenyairan, syairi and so on. 

Adding the 2,750 and 5,400 figures led me to suppose that I already knew more 
than 8000 Indonesian words, even before arriving in Jakarta. During my first 
ride by car on the highway from Soekarno-Hatta Airport to our new residence in 
Menteng, I tested my elementary vocabulary by reading the first large billboard 
we passed. It was the well-known sign warning against the dangers of smoking 
which reads: Merokok menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan 
gangguan kehamilan dan janin (smoking causes cancer, heart disease, impotence, 
and pregnancy complications). 

Enthusiastically I concluded from this first practical linguistic encounter, 
that of the ten different words mentioned here, I already knew more than half, 
because they were of either Dutch, European or Arabic origin: merokok, kanker 
and impotensi are easily recognizable by any Dutchman, whereas the Arabic 
origin of menyebabkan (from sabab), kehamilan (from hamil) and janin is easily 
identifiable for anyone with a rudimentary knowledge of both Arabic and the 
Indonesian system of prefixes and suffixes. 

This led me to the optimistic -- albeit somewhat premature -- conclusion that, 
with my linguistic background, it would be a relatively easy task to learn 
Indonesian. And the other way around: that I could likely make good use of my 
knowledge of Arabic in my contacts with Indonesian society. This was also 
suggested to me by Indonesians on various occasions. 

But the reality turned out to be rather different. Of course, I had a big 
advantage over other foreigners who did not know either Arabic or Dutch. But in 
practice I discovered that -- despite what many people, including many 
Indonesians, say or believe -- Bahasa Indonesia has a rich original vocabulary. 
Therefore I am obliged to consult my Indonesian dictionaries rather frequently. 

In fact, I am not able to use Arabic particularly often, because -- despite my 
expectations -- there are few Indonesians who can actually communicate in 
Arabic. Nevertheless, speaking Arabic well in Indonesia is generally regarded 
as something prestigious, deserving of great respect. 

I think that the Arabic component of Indonesian is rather overestimated. 
Certainly this is so when it comes to the real usage and knowledge of the words 
of Arabic origin in Indonesian daily life. The fact that some 3,000 -- if not 
many more -- words of Arabic origin can be found in Indonesian language 
dictionaries does not imply that these words are being used on a daily basis, 
let alone that their meaning is generally known to the Indonesian public, 
whether well-educated or not. Nor does it mean that people are generally aware 
of the particular Arabic origin of words they use in modern Indonesian. 

As a participant in an intensive Indonesian language course at the well-known 
Alam Bahasa Indonesia Institute in Yogyakarta (formerly known as Puri), I was 
asked by my teacher to translate various texts from English into Indonesian, as 
part of my homework. Since I had only the Indonesian-Dutch dictionary of 
Prof

[mediacare] Re: Pak YHG vs Nyonya Mus

2007-10-05 Terurut Topik Manneke Budiman

Entah tangan siapa saja yang udah urun data di Wikipedia soal keluarga YTH, 
saya tak bisa tahu dan tak mau menduga-duga. Yang jelas, ada alasan masuk akal 
kenapa universitas di seluruh dunia tidak mengizinkan adanya riset atau tulisan 
ilmiah yang memakai Wikipedia sebagai referensi. Anda sendiri sudah filter 
belum info yang Anda ambil dari Wikipedia itu? Katanya, gak boleh telan info 
bulet-bulet dan harus dianalisis dulu. Lha kok Anda sendiri melakukan persis 
seperti itu?

Tapi saya cukup lega bahwa Anda kini memberikan penilaian lebih berimbang atas 
YTH. Soal anaknya, YHG, saya memang tak habis pikir. Mungkin ini contoh korban 
brainwash-nya Orba. Saya dulu kira ini cuma mitos, ternyata betul-betul nyata.

manneke


-Original Message-

> Date: Fri Oct 05 04:52:30 PDT 2007
> From: "Hafsah Salim" <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: [mediacare] Re: Pak YHG vs Nyonya Mus => Radityo Djadjoeri #59595
> To: mediacare@yahoogroups.com
>
> > Manneke Budiman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > Wikipedia bukan sumber referensi yang bisa dipercaya karena siapapun 
> > juga bisa menambah informasi yang ada dan membuat yang baru. Ada 
> > referensi lain yang lebih andal, nggak?
> 
> 
> Semua sumber referensi juga hanya tulisan orang, tak ada sumber
> referensi yang bisa dipercaya, sama saja sejarah juga bukan sumber
> referensi yang bisa dipercaya, apalagi bahkan kitab suci sekalipun
> isinya sudah jelas bohong tapi masih ada yang menggunakannya sebagai
> sumber referensi.
> 
> Oleh karena itu kalo ingin lebih objective, janganlah menelan
> referensi bulat2 tetapi juga harus dilakukan filter analysis yang
> tepat dalam memahami referensi itu sendiri.
> 
> Catatan dalam wikipedia mengenai nenek moyang Yap Thiam Hien
> kemungkinannya benar, dan mereka yang menulisnya juga kemungkinan
> besar adalah satu dari keluarga mereka sendiri.  Hanya orang2 yang
> punya kebanggaan keluarga saja yang memiliki silsilah yang begitu
> detail seperti keluarga YTH sehingga membanggakannya untuk membuat
> silsilah feodalnya dan menyimpannya turun temurun.  di Indonesia
> penyimpanan silsilah keluarga seperti itu hanyalah dilakukan raja2
> dizaman dulu hingga keturunan2 mereka sekarang ini.
> 
> Tidak ada dalam isi tulisan di Wikipedia yang men-jelek2an YTH maupun
> kakek buyutnya.  Hanya para pembaca saja secara berlebihan yang
> ber-angan2 se-olah2 saya membencinya.  Istilah "mafia Opium" yang saya
> gunakan bukanlah bertujuan berlebihan, memang istilah itulah yang
> tepat untuk kontras digunakan untuk pengganti istilah monopoli.  Semua
> konspirasi yang dilakukan dengan pejabat2 korup dari pemerintah selalu
> disebut sebagai mafioso.
> 
> Yap Thiam Hien memiliki frame atau figure atau profile yang
> mengesankan dalam arti baik karena banyak membela rakyat jelata
> dibidang peradilan, tentunya terutama untuk masyarakat keturunan
> china.  YTH juga menentang diskriminasi terhadap keturunan China denan
> berbagai caranya sendiri, dalam hal ini tidaklah bisa dianggap negative.
> 
> Semua yang saya tulis itu justru merupakan reaksi tulisan anaknya yang
> bertentangan dengan kenyataan yang sebenarnya, misalnya dia menyatakan
> tidak ada diskriminasi dizaman orba, tidak ada pertentangan keturunan
> China dengan Islam, dlsb yang sama sekali bertentangan tidak merupakan
> realitas kebenaran yang merupakan sejarah orba.  Dia terlalu menjilat
> orba.
> 
> Namun semua yang ditulis anaknya itu hanyalah merupakan bukti atau
> gambaran bagaimana keturunan China sebenarnya tidak berani menentang
> kebohongan dan menjunjung kebenaran dalam kaitan bertentangan dengan
> penguasa.  Hal inilah yang menghinggapi YHG sebagai anak dari YTH, dia
> memuja pak Harto yang hingga kini masih berkuasa, dia juga memuji
> Islam meskipun dia bukan Islam, bahkan dari catatan Wikipedia, YTH
> sendiri adalah aktivis gereja yang ikut mendukung berdirinya Baperki
> yang adalah sebagai organisasi dibawah PKI yang dilarang Suharto. 
> Terlalu banyak realitas keluarga ini yang sangat controversi seperti
> juga kata2 yang ditulis oleh anaknya YHG.
> 
> Ny. Muslim binti Muskitawati.
> 
> 
> 
> 
>



[mediacare] Re: Isu Soeharto Cina => Yap Hong Gie

2007-10-05 Terurut Topik Manneke Budiman

Saya naif? Mungkin saja. Tapi jelas saya berpikir jernih, dan tidak membabi 
buta seperti Anda. Masa gara-gara RRC mendukung PKI, lalu WNI turunan Cina 
boleh didiskriminasi? Wow, cara pandang yang sangat berbahaya! Ini analoginya 
mirip dengan apa yang ini terjadi: karena beberapa negara Barat memusuhi Islam, 
maka orang kristen di Indonesia boleh dimusuhin, sebab kristen adalah akar 
tadisi Barat. Atau, seperti yang terjadi semasa PD II di AS dan Kanada: karena 
AS/Kanada sedang perang dengan Jerman dan Jepang, maka boleh warga AS/Kanada 
keturunan Jepang disita hartanya dan manusianya dipindah ke kamp-kamp tahanan 
yang terisolasi. Dengan kata lain Bung Yap Hong Gie, inilah yang disebut dengan 
RASISME itu. Manusia dinilai dan diadili berdasar rasnya.

Masih belum mengerti jugakah mengapa Orba disebut diskiriminatif terhadap WNI 
keturunan Cina? Ngomong-ngomong soal naif...

Politik diskriminasi itu bentuknya macam-macam. Gak ada yang namanya 
diskriminasi total di segala bidang. kalo itu yang Anda bayangkan, ya tengoklah 
kamp-kamp konsentrasi Nazi itu. Di Indonesia, diskiriminasi terhadap etnik Cina 
dilakukan pada tataran politik, budaya dan kewarganegaraan. Namun, di bidang 
ekonomi, mereka dipelihara dengan baik supaya jadi gemuk. Tujuannya apa? masa 
sih saya perlu kuliahi Anda soal yang satu ini? Malu dong.

Ngomong-ngomong, Cina yang tinggal di Pluit, PI, Kelapa Gading itu seberapa 
besar sih persentasinya dibanding yang tinggal di kampung-kampung di Tangerang 
(Benteng), Pontianak, Medan, yang melarat dan makan aja susah? Kacamata Anda 
kayanya mesti ganti deh, jangan pake yang myop aja. Paradigma yang Anda pakai 
dalam menyoroti komunitas Cina di Indonesia persis sama dengan yang hendak 
ditanamkan oleh Orba: bahwa semua Cina itu pasti kaya.

Cina Indonesia masuk urutan orang terkaya di Indonesia? Mungkin saja. Tapi apa 
itu mengherankan? Wong rata-rata mereka yang terkaya itu dekat dengan keluarga 
pujaan Anda di Cendana itu kok. Naif? He he he...

Terakhir, soal ICMI versi Cina. Ya betul kata Anda, Cina kaya-kaya udah pada 
mabur semua. Tapi, kenapa alasannya mereka mabur? Kalo betul logika Anda bahwa 
mereka tak terdiskriminasi di Indonesia, adakah alasan buat mabur? Untugnya 
mereka punya duit, jadi mau tinggal di negeri mana aja, no problem. Lha yang 
melarat? ya terpaksa bertahan di Indonesia dengan segala praktik diskriminatif 
yang dikenakan atas mereka selama Orba.

Buka mata dan hati Anda, Bung YHG. 

manneke


-Original Message-

> Date: Fri Oct 05 07:05:50 PDT 2007
> From: "Yap Hong-Gie" <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: [mediacare] Re: Isu Soeharto Cina => Manneke Budiman#59623
> To: mediacare@yahoogroups.com
>
> Bung Manneke Yth,
> 
> Terima kasih atas tanggapan Anda.
> 
> Secara teoretis anda benar bahwa, "Suatu rezim kekuasaan tidak dapat
> secara moral membebaskan dirinya dari penghakiman sejarah."
> 
> Tapi bicara tentang penghakiman sejarah, maka kita masuk satu wilayah
> yang amat subyektif, tergantung pada siapa yang melakukan penilaian
> dan penghakiman, belum lagi pengaruh dan sikap politik Pemerintah yang
> berkuasa, sehingga akan selalu menjadi kontroversi yang tidak pernah
> berakhir.
> 
> Analogi Anda yang membandingkan Pemerintah Orba dengan Nazi Jerman,
> Pol Pot dan Idi Amin, cukup bombastis bila dilemparkan kepada kalangan
> pelajar SMU, padahal setiap peristiwa politik tidak bisa disamakan,
> apalagi membandingkan dengan kejadian dinegara lain.
> 
> Lagi pula, tidak ada maksud dibenak saya untuk mengajukan apologia.
> Saya mengatakan bawah penilaian terhadap kebijakan pemerintah Orba
> adalah tidak tepat, oleh karena menggunakan parameter (nilai-nilai dan
> norma) yang berlaku 40 tahun kemudian, tanpa memasukan indikator
> situasi dan kondisi politik yang berlaku ketika itu.
> 
> Agar tidak bertambah bias, saya ulangi pembuka penjelesan saya:
> =Apabila membahas sistim kebijakan Pemerintah Orde Baru dengan
> nilai-nilai dan norma yang berlaku sekarang, maka peraturan yang
> dibuat tahun 60-an bisa saja dikatagorikan sebagai diskriminatif,
> melanggar hak azasi, dsb, dsb,dsb.
> Kebijakan sosial-politik Pemerintah harus ditinjau dengan mengacu pada
> segala macam faktor, yang terkait pada situasi dan kondisi negara pada
> saat itu.=
> 
> Mari kita fokuskan diskusi ini pada masalah seputar diskriminasi
> terhadap etnis Cina di jaman Orde Baru, masalah tindakan terhadap PKI
> dan ondebouwnya adalah isu dan substansi tersendiri.
> 
> 
> Sudah saya coba jelaskan tapi rupanya masih terlalu sulit untuk dicerna. 
> Aturan dan kebijakan yang dibuat pasca G30S/PKI (1965-1967),
> mengutamakan fokusnya pada pemulihan keamanan, ketertiban dan
> stabilitas politik.
> Oleh karena itu pula segala macam masalah yang menyangkut ideologi,
> serta celah-celah yang bisa di infiltrir oleh komunis asing (RRC),
> ditangani lansung oleh Komando Operasi Tertinggi Ampera. 
> 
> Kenapa aturan-kebijakan tidak dilakukan oleh Pemerintahan RI?
> Karena Pemerintahan sudah vakum, sedangkan 

[mediacare] Re: My dear "Ny. Muslim binti Muskitawati"

2007-10-05 Terurut Topik ati gustiati
Kalau meng analisa tulisan2 Mus ini, saya hampir 90% percaya bahwa Mus tidak 
percaya adanya Tuhan dan agama, which is perfectly okay, itu sebabnya dia 
begitu bebas dan kadang terasa getir dilidah dgn cara dia mengecam apapun, 
kebencian nya terhadap Islam krn dianggapnya Islam bersikap memusuhi siapapun 
termasuk sesama penganutnya, perbuatan2 teroris serta memanasnya suhu kekerasan 
yg dilakukan oleh kelompok Islam telah menyempurnakan kebencian nya, Mus 
seorang yg sangat intellegent, seorang yg rela ber jam2 membaca buku dan 
mengupas isinya, kekurangan Mus adalah sikapnya yg sama sekali tidak menunjuk 
kan rasa persahabatan buat pembaca2 postingan nya, Mus lupa bahwa kebenaran 
seperti apapun bila diperlihatkan secara brutal dan pemukulan yg keras orang 
tak akan berhasil menikmati makna tulisan nya, tetapi hanya menimbulkan rasa 
sakit hati dan kemarahan semata, walau menurut saya sendiri banyak postingan 
Mus mencapai point2 yg pas!.
  Milis adalah forum bebas utk semua ideology, dan Mus telah berhasil merebut 
banyak perhatian dan energy yg positive vs negative dengan tulisan2 nya, satu 
yg paling tidak etis adalah menyerang seseorang secara personal diforum 
terbuka, ini sama sekali tidak ethical karena secara moral merugikan pihak yg 
bersangkutan, so unfair I would say.
  Agama apapun yg mengecam kepercayaan lain adalah salah/takabur, seorang 
atheist yg mengecam satu kepercayaan tidak kalah salah nya.
  Bila Mus seorang Atheist maka jadilah seorang Atheist yg baik.
   
   
   
   
   
   
   
   
  

Alpha Bagus Sunggono <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Yang dia anut memang tidak jelas,
tapi misinya sudah jelas, yaitu 'menembak' ISLAM,
(segala sesuatu yang mengandung istilah ISLAM).

Jadi kayaknya dia menganut anti-ISLAM.

Ini memang fenomena yang rada baru,
cukup aneh memang.

Ada apa antara Mus dan ISLAM ?


Pada tanggal 05/10/07, mediacare menulis:

> Kalau mengikuti alur tulisan Nyonya Mus sejak ia bergabung di apakabar hingga 
> kini di mediacare,
> walau ia mengaku Islam tapi menurut saya ia sosok yang tak perlu lagi 
> menyandang agama. Entah sekuler, agnostik, atheis, penganut Scientology 
> seperti Tom Cruise, atau menyembah-nyembah pohon.
>

> 



-- 
~(Pendekar) Ulat Sutera ~


Mailing list:
http://groups.yahoo.com/group/mediacare/

Blog: 
http://mediacare.blogspot.com

http://www.mediacare.biz



Yahoo! Groups Links





   
-
Tonight's top picks. What will you watch tonight? Preview the hottest shows on 
Yahoo! TV.

[mediacare] MUI Says Al-Qiyadah Al-Islamiyah is Misleading

2007-10-05 Terurut Topik Sunny
Reflection: Wow! Something new and interesting, but better late than never.

+++

MUI Says Al-Qiyadah Al-Islamiyah is Misleading
Friday, 05 October, 2007 | 16:00 WIB 

TEMPO Interactive, Jakarta: The Indonesian Ulemas Council (MUI) said Al-Qiyadah 
al-Islamiyah, which first appeared in 2000, is a misleading sect. The decision 
was taken after MUI researched the organization for the last three months.

"Up to 2006, this sect wasn't brave enough to appear. But starting in 2007, 
they bluntly spread their lessons to the public," MUI Chairman, K.H. Ma'ruf, 
told the press yesterday (4/10).

For a sect that is only seven years old, he viewed, its progress is rapid. The 
structure is in order and the leaders easily attract public sympathy. 
Al-Qiyadah's leader, Ahmad Moshaddeq, whose real name is Haji Salam, said he 
was an apostle since July 23, 2007 after ascetic meditation for 40 days and 
nights in Bunder Mount, Bogor, West Java.

"They even changed Islam to existing apostle or prophet after Muhammad, that is 
Masih Al-Mau'ud," said Ma'ruf.

For gaining devotees, according to Ma'ruf, Ahmad promised rewards of a 
motorcycle for those who can recruit 40 new members and a car for 70 members. 
This sect managed to add about a thousand new members every month.

The sect has been spread in all major cities in Indonesia, including West 
Sumatra, East Java, Yogyakarta, Batam and Sulawesi.

The research team's head, Utang Ranuwijaya, said that in spreading the sect, 
Al-Qidayah divided it in six phases: sirrun (secret), jahrun (inclusive), 
hijrah (migrating), qital (war), futuh (winning) and khilafah (leader). They 
also have leadership structures after the apostle, hawariyun, siraj, and 
thariq. " Uniqely, there is a level, then another level," said Utang.

So far MUI acknowledged it has not yet been able to obtain any data on Haji 
Salam a.k.a. Ahmad Moshaddeq. Ma'ruf said MUI is still studying it. The 
council, he said, submits this matter to the police to be prosecuted with a 
criminal charge of defaming religion. "The public mustn't take the law into 
their own hands. What's important is be cautious," he said.

REH ATEMALEM SUSANTI



Re: [mediacare] bukti rasa sayange? saya punya.

2007-10-05 Terurut Topik Sloka Institute
“Rasa Sayange”, Kekayaan Berlimpah yang Tak
Terlindungi

Oleh Arief Budiman

Kisruh mengenai penggunaan lagu Rasa Sayange dalam
promosi resmi negara Malaysia membuat ”gondok“ yang
berkepanjangan bagi bangsa Indonesia menyusul kabar
tempe, batik dan beberapa kekhasan Nusantara lainnya
telah lebih dahulu dipatenkan juga oleh negara
Malaysia.

Secara hiperbola tergambarkan, perang yang
sesungguhnya tidak selalu dengan letusan mesiu namun
serangan kepada right of ownership apalagi hal yang
disebut “modal dasar” negara adalah serangan yang
lebih dahsyat dari bom yang menewaskan. Satu
pernyataan untuk diajukan: “Apakah Malaysia melakukan
ini semua dengan sebuah kesadaran?”

Sebagai orang yang berkecimpung dalam soal pencitraan
saya langsung mendapat sebuah impresi bagi brandingnya
Malaysia di masa mendatang yang dapat menggantikan
branding “Malaysia, Truly Asia” yaitu “Malaysia,
shadow of Indonesia”.

Lebih lengkap klik http://www.balebengong.net

--- pandu ganesa <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Semua orang pada marah ketika Rasa Sayange dijadikan
> jingle, tapi ketika pak 
> Menteri bilang tolong carikan bukti, bisa buktikan
> nggak?
> 
> Saya coba tawarkan bukti yang saya punya, sahih
> nggaknya terserah:
> 
> Saya ada piringan hitam (sudah saya jadikan rekaman
> digital CD) "HEIMWEE 
> NAAR INSULINDE" oleh George de Fretes en zijn Suara
> Istana met zang van 
> Joice Aubrey, Bill Toma en George de Fretes,
> produksi Fontana, studio Decca 
> (yang pernak nolak The Beatles).
> 
> Daftar lagu:
> Side A:
> Heinwee naar Insulinde (J.Hose)/Aoen ajoen (Arr. G.
> de Fretes)/Nina Bobo 
> (arr. G.de Fretes)/Terang Boelan (Arr. G. de
> Fretes)/0.Ambonland (arr. G. de 
> Fretes)/Inani Keke (arr. G.de Fretes)/RASA SAJANG E
> (Arr.G. de Fretes), dst. 
> dst. termasuk Bengawan Solo, Waktu Potong Padi, Ajo
> Mamma, Gorro gorro ne. 
> Semuanya arr. G. de Fretes.  Lagu penutup rekaman
> itu adalah Lief Ambon, 
> yang hingga kini (?) masih dipakai untuk lagu
> penutupan RRI.
> 
> Meskipun ada tulisannya All Rights of The Record
> Producer and The Owner of 
> the Work Reproduced Reserved, Copying, Public
> Performance And Broadcasting 
> of The Record Prohibited, namun tetap saja dari segi
> hukum,  Indonesia tidak 
> bisa membuktikan, karena nama-nama pencipta di
> rekaman itu tidak ada, 
> kecuali lagu yang berbahasa Belanda. Untuk Rasa
> Sajang e, yang ada hanyalah 
> si arranger saja (George de Fretes). Lagipula
> rekaman ini tidak bertahun, di 
> sampul dan di dalamnya tidak ada data tahun, tapi
> tentu saja bisa dicek di 
> Decca. Memang, kalau lawyernya pandai, karena
> semuanya tadi adalah lagu-lagu 
> pop sebelum perang, tersirat, semuanya  adalah
> lagu-lagu 
> Indonesia/Insulinde.
> 
> Jadi bagaimana? Berani maju, berani "malu" kalau
> kalah?
> 
> gono
> 
> 
> 


Sloka Institute
Jl Drupadi II No 3 Denpasar 80235
Telp +62 361 7989495

Sloka Institute adalah lembaga pengembangan media, jurnalisme, dan informasi 
berbasis di Denpasar. Lembaga ini didirikan untuk mendukung perjuangan hak 
publik atas informasi. Karena informasi adalah hak tiap orang, termasuk untuk 
menyebarluaskannya pada publik.


  

Fussy? Opinionated? Impossible to please? Perfect.  Join Yahoo!'s user panel 
and lay it on us. http://surveylink.yahoo.com/gmrs/yahoo_panel_invite.asp?a=7 



[mediacare] Re: China vs China [Pak YHG vs Nyonya Mus]=>Martin Widjaja #59671

2007-10-05 Terurut Topik Yap Hong-Gie
Bung Martin Yth,

Terima kasih, tanggapan saya dibawah.


Martin Widjaja <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Makin seru aja nih polemik nya, makin menjalar ke yg jauh nggak
kebayang , ke buyut2 segala ...
 cu t ---
Saya merasa jenuh, sampai sick of it, karena merasa memang
keturunan China ini selalu akan serba salah, namun kaget 
juga kalau sampai yg juga keturunan China maki2 dgn mengatakan
soal China oportunis, maunya selamat sendiri , apa nggak 
merasa beliau juga keturunan China yg sudah pasti akan 
disama ratakan dgn yg China oportunis itu ?


YHG:
Jadi apakah kita harus berdiam diri menyaksikan sikap prilaku kalangan
oportunis yang merusak tatanan sosial yang sudah mulai kondusif?
Duduk manis, nonton mereka memanipulir "dosa" Orde Baru untuk menuntut
ganti-rugi hak seada-adanya, tapi lupa akan kewajibannya sebagai WN?
-


MW:
Saya banyak memperhatikan banyak juga tokoh2 China [keturunan]
yg bahkan lebih 'nasionalis' atau lebih pribumi dr pribuminya 
Padahal pengungkapan sejarah kek, cerita2 ttg Chinese perantauan
kayaknya semua serba negatif , sampai kakeknya Mr YTH pun
diseret2 gembong opium ... apa iya sejelek itu kah ??
Saya pernah nonton riwayat masjid2 di Jakarta di Trans TV
bagaimana masuknya agama Islam , berdirinya dan berkembangnya 
di Jakarta dll.
Anehnya kemudian membahas dan mengilustrasikan bagaimana
orang2 China jaman itu dikejar2 mau dibunuh Belanda , dan masuk 
masjid di daerah Kota [ yg baru2 ini dikunjungi P SBY ] 
China2 itu digambarkan sangat hina, menyembah2 Uztad dan orang2
di masjid minta dilindungi jiwanya...
Jadi China2 itu hina , maunya selamat aja, kayaknya disuruh masuk 
Islam hayuu , disuruh apa saja mau, asal selamat.
Saya sangat heran menyaksikan tayangan itu, karena nggak pernah 
mendengar dr guru sejarah saya sampai setua ini cerita yg begitu 
tragis
Apa perlu Trans TV menayangkan kisah kayak gitu demi syiar agama Islam
? Sangat merendahkan orang2 China !

YHG:
Maaf, saya tidak melihat tayangan itu.
Tapi mungkin pesan dibalik cerita itu adalah bahwa warga keturunan
Cina juga mengalami tindak kekerasan dan menderita dibawah penguasa
kolonial Belanda.
--

MW:
Kalau ada tujuan politik dan syiar barangkali diatas bangkai yg bernama
China , saya bisa mengerti , tapi kalau yg keturunan China juga
menjelek2an
si China lucu juga, mungkin memang harus dapat award tambahan lagi

YHG:
H! .. yang saya kritisi adalah kalangan oportunis, bukan warga
etnis Cina pada umumnya!
-

MW:
Jaman Maestro Suharto , kaum China begitu ketakutan dgn segala cap 
China yg komunis, yg makan harta rakyat, yg tukang nyogok, mau selamat
nggak pernah mau ikut berjuang untuk 'negara'
Kaum China jelas sangat ketakutan dgn segala cap PKI dll, walau kmd 
muncul juga tokoh2 macam LBK kakak beradik untuk sekedar membalance 
cap China nggak mau ikut 'perjuangan orde baru ..
Bahkan yg saya alami yg namanya LBKo yg adik LBKi itu kalau ngomong
sama sesama China , sengak nya bukan main , lebih kasar dr yg pahlawan 
pribumi. Masya Aulloh 
Sampai terakhir dalam kunjungan Pres  GD ke Eropa 1999 , masih juga 
kesombongan China thd China ini terjadi ... padahal P LBKo ini udah 
nggak bergigi , usaha juga ampir bangkrut, Jend Ali Murtopo dan Jend
Sudjono H sdh almarhum


YHG:
Selama tiga tahun setelah G30S/PKI suasana politik memang mencekam,
yang ketakutan bukan warga keturunan Cina saja, bagi orang Jawa dan
Bali juga menakutkan.
Tapi setelah itu, "business as usual', mulai awal 1970an keadaan mulai
membaik, roda perekonomian mulai berjalan. 
Sama seperti halnya Peristiwa Mei 1998, tahun 2001 index harga saham
sudah mulai terkoreksi.
--


MW:
Kalau dikatakan soal ganti nama adalah anjuran misalnya, kayaknya 
semua juga tahu kalau kebanyakan China ketakutan dan beramai2 
taat pada drpd diusir ke tanah leluhurnya ...
China2 itu memang dipaksa menyangkal dirinya  ! Suatu hukuman 
terberat bagi China2 perantauan di Indonesia
Banyak yg menyalahkan kenapa harus lahir jadi China , hingga serba susah
Bukan cuma soal ganti nama, tapi juga segala kebiasaan , adat istiadat 
sepertinya tabu, harus sesuai dengan di Indonesia
Untung seribu untung [ masih juga untung kan ...?] Maestro Suharto 
'terlambat'  jadi hijau, kalau nggak bukan mustahil semua China itu
harus bersunat... seperti yg dipaksakan kepada siapapun yg mau masuk 
clan Cendana , mulai dr Elsye Sigit,Maya Rumantir dll sampai yg
 paling akhir adalah Lulu Tobing...

YHG:
Tidak separah begitulah Bung Martin, jangan di mark-up dong ... he he
he ...
Pengertian atau istilah "dipaksa menyangkal" itu lucu juga, mana ada
ceritanya memaksa orang lain untuk menyangkal asal-usul dirinya?!?!
Mereka yang menyangkal asal-usulnya adalah para oportunis juga,
sekarang mereka juga yang paling keras melolong-lolong didiskriminasi
dan dizalimi oleh Orde Baru.
-


MW:
Yah memang susah mau dibuktikan rumus2 pene

[mediacare] Akbar Tandjung Maju Capres Asal Ada Konvensi Golkar

2007-10-05 Terurut Topik Komunitas Lentera
  Jum'at, 05/10/2007 16:49 WIB Akbar Tandjung Maju Capres Asal Ada 
Konvensi Golkar Siswanto - Okezone
http://www.okezone.com/index.php?option=com_content&task=view&id=52065&Itemid=94
   
  JAKARTA - Mantan Ketua Umum Akbar Tandjung menyatakan siap maju sebagai 
calon Presiden (capres) pada Pemilu 2009, jika konvensi Partai Golkar dilakukan.

"Saya sedang berpikir jika ada konvensi, ya berminat. Namun, tentu juga 
mempertimbangkan syarat-syarat dan aturannya," kata Akbar dalam diskusi di 
Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (5/10/2007).

Sementara itu, jika konvensi Partai Golkar untuk menentukan capres dan cawapres 
tak digelar, maka Akbar akan mempertimbangkan kembali pencalonannya.

"Jika tak ada konvensi akan mempertimbangkan kembali untuk tetap maju, yang 
pasti saya tetap akan fokus mengurus partai," ujarnya. (pie) 

   
-
Pinpoint customers who are looking for what you sell. 

[mediacare] Re: [media-jogja] pernyataan AJI Yogya atas penghentian acara Kongkow bareng Gus Dur di Jogja TV

2007-10-05 Terurut Topik mediacare

  - Original Message - 
  From: bambang muryanto 
  To: media jogja 
  Sent: Friday, October 05, 2007 7:19 PM
  Subject: [media-jogja] pernyataan AJI Yogya atas penghentian acara Kongkow 
bareng Gus Dur di Jogja TV



  Nomor surat : 406/AJI-Y/X/2007
  Hal : Press release


  Kepada Yth : 
  Redaksi Media Massa
  Di Yogyakarta 



  Press Release
  AJI Yogyakarta Menyesalkan Tekanan FPI Yogyakarta Terhadap Jogja TV untuk 
Hentikan Acara "Kongkow Bareng Gus Dur"


  Kami mendengar ada sekelompok masyarakat yang mendesak stasiun televisi lokal 
Jogja TV untuk menghentikan penayangan acara berjudul "Kongkow Bareng Gus Dur". 
Bentuk acara yang diproduksi oleh KBR68H bersama School for Broadcast Media ini 
adalah ngobrol santai bersama Kiai Haji Abdurrahman Wahid atau Gus Dur tentang 
berbagai persoalan keislaman.

  Dari informasi yang kami kumpulkan, kelompok masyarakat itu menggunakan 
telepon dalam menekan pihak Jogja TV. Dalam pesannya mereka merasa keberatan 
dengan acara itu dan minta untuk segera dihentikan.

  Pernyataan resmi yang kami terima dari Direktur Utama KBR68H, Santoso 
mengatakan kelompok masyarakat yang melakukan tekanan agar acara "Kongkow 
Bareng Gus Dur" itu dihentikan adalah Front Pembela Islam (FPI) Yogyakarta.

  Akibat tekanan ini maka pihak Jogja TV secara resmi menghentikan penayangan 
acara itu mulai 3 Oktober 2007. Berdasarkan persoalan di atas maka kami Aliansi 
Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta menyatakan:

1.. Menyesalkan pihak manapun yang telah meminta Jogja TV menghentikan 
penayangan acara "Kongkow Bareng Gus Dur". Hal ini merupakan pelanggaran 
terhadap kebebasan pers yang dilindungi dengan UU No.40/1999 tentang Pers. 
2.. Mendesak kepada aparat yang berwenang untuk mengusut kasus secara 
tuntas karena mereka yang terbukti melakukan pelanggaran terhadap kebebasan 
pers, berdasarkan UU No.40/1999 tentang Pers, pasal 18 dapat dikenakan hukuman 
pidana penjara paling lama 2 tahun atau denda paling banyak Rp 500 juta. 





3.. Mendesak kepada seluruh elemen masyarakat untuk menghormati kebebasan 
pers sebab hanya pers yang hidup dalam kebebasan (freedom from) dapat 
menjalakan fungsinya secara benar sebagai kekuatan kontrol sosial.
4.. Mendesak kepada semua elemen masyarakat untuk menghormati berbagai 
perbedaan pendapat sebab dalam sistem politik yang demokratis, perbedaan adalah 
sesuatu yang wajar dan tidak perlu diseragamkan.
5.. Mendesak Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Yogyakarta untuk 
turut menyelesaikan persoalan ini, sebab berdasarkan UU No. 32/2002 tentang 
Penyiaran, pasal 8, ayat 3 : KPI mempunyai tugas dan kewajiban menjamin 
masyarakat untuk memperoleh informasi yang layak dan benar sesuai dengan hak 
asasi manusia. 
6.. Mendukung pihak Jogja TV untuk terus menayangkan acara tersebut, 
sepanjang belum ada penilaian resmi dari KPID Yogyakarta, apakah acara "Kongkow 
Bareng Gus Dur" merugikan bagi kepentingan masyarakat. 

  Demikian, atas perhatiannya, kami mengucapkan terima kasih



  Yogyakarta, 5 Oktober 2007

  Hormat kami


  Bambang MBK
&nsp; Bambang Tiong
  Ketua AJI-Y   
Divisi Advokasi


--
  Yahoo! Answers - Get better answers from someone who knows. Try it now.

   


--


  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG Free Edition. 
  Version: 7.5.488 / Virus Database: 269.14.1/1050 - Release Date: 04/10/2007 
17:03


[mediacare] Pementasan Ki Slamet Gundono Diperpanjang Satu Malam

2007-10-05 Terurut Topik Mohamad Guntur Romli
Salam

Teater Utan Kayu (TUK) menambah satu malam lagi pementasan Wayang Lindur dengan 
dalang Ki Slamet Gundono. Dua malam sebelumnya 4-5 Oktober penonton membanjiri 
TUK sementara kapasitas TUK tidak cukup. Atas permintaan penonton, maka besok 
Sabtu 6 Oktober 2007 pukul 20.00 WIB Ki Slamet Gundono mementaskan kembali 
lakon "Uma, Nyai Sendon Kloloran".

Bagi anda yang belum sempat menonton dua malam kemaren, silakan hadir ke TUK di 
Jl. Utan Kayu No 68H Jakarta. Tersedia album terbaru Ki Slamet Gundono "Gambus 
Jawa". Pertujukan ini gratis. 

Tony Prabowo
Kurator Tari dan Musik Komunitas Utan Kayu

===
http://www.utankayu.org/in/index.cfm?action=detail&cat=event&id=117

04 Oktober 2007 - 06 Oktober 2007

Pentas Wayang Lindur

Manikmaya, sang penguasa jagat itu, begitu gemar menguji kesetiaan istrinya: 
Dewi Uma. Di lantai dua sebuah mal yang megah dan penuh cantelan aneka busana 
terkini, Uma berbicara dengan seorang pemuda yang sangat tampan—yang tak lain 
adalah jelmaan Manikmaya sendiri. Manikmaya pun sadar bahwa istrinya tak pernah 
memahami cinta sebagai sesuatu yang tunggal. Manikmaya murka dan hendak 
menjatuhkan kutukan. Saat itu Dewa Indra bersedia  mengganti kutukan dengan 
sebuah bangunan mewah, Dewa Baruna menawarkan barter dengan laut beserta 
isinya, dan Kamajaya akan memberi mantra-mantra cintanya—semuanya hanya 
membentur dinding hati Manikmaya. Kutukan tetap ia jatuhkan ke pundak Uma. 
Sesungguhnya Uma telah  bertransformasi dari perempuan yang suka menangis  
menjadi sosok yang ulet, mantap, dan menatap ke depan. Sementara itu nun jauh 
di kota Berlin, Monha si pengamen dari  Tibet berdendang dengan suara sengau 
dan sumbang seakan menyadarkan kegagalan perubahan dunia. Terusir dari
 negaranya menjadi nomaden di Eropa, nyanyian Monha yang sumbang terus bergema 
di alam bahkan muncul di dunia mimpi. Pertunjukan yang didalangi oleh Ki Slamet 
Gundono ini didukung oleh Indah Panca, Kiki, dan Miko (penari); Sri Waluyo, Dwi 
Priyo, Sutrisno, dan Kukuh Widi (pemusik); Ags Arya Dipayana (tata cahaya); dan 
Miftakhul Jannah.


   
-
Yahoo! oneSearch: Finally,  mobile search that gives answers, not web links. 

[mediacare] PEMBUNUHAN WARGA SIPIL DI TEMBAGAPURA OLEH POLRI DI KAMPUNG BANTI

2007-10-05 Terurut Topik Usmania Papua
Di Tembagapura polisi aniaya masyarakat sipil namanya Manfred Magay adalah 
penduduk masyarakat asli kampung Banti Waa Tembagapura akhirnya Manfred Magay 
meninggal dunia pada Hari ini tanggal 05 Oktober 2007 bertepatan Hari HUT TNI 
yang ke 62 di Tanah Papua Barat di Rumah Sakit Tembagapura.

Untuk Informasi Detail kami akan kirim setelah kami lacak kronologis tetapi 
kali ini hanya informasi saja bahwa pembunuhan Rakyat Papua Barat oleh POLRI 
masih sedang dilakukan untuk upayah menghabiskan Etnis Papua.

sekian dan selamat berjuang Papua Merdeka



   
-
Be a better Globetrotter. Get better travel answers from someone who knows.
Yahoo! Answers - Check it out.

[mediacare] DIRGAHAYU TNI !

2007-10-05 Terurut Topik Yap Hong Gie
05 Okt 2007

DIRGAHAYU TNI! 

PENGAWAL KEDAULATAN, KONSTITUSI & IDEOLOGI NEGARA.



http://www.sinarharapan.co.id/berita/0710/05/taj01.html

Jumat, 05 Oktober  2007
Kalangan Sipil Harus Introspeksi


Tentara Nasional Indonesia (TNI) berada dalam posisi yang kurang nyaman. 
Berbagai peran yang disandangnya semasa pemerintahan Presiden Soeharto kini 
telah berkurang. 
Ironisnya pada saat yang bersamaan kalangan sipil kurang memikirkan target 
jangka panjang. Mereka bertindak dan berpikir hanya dari pemilu ke pemilu, 
suatu situasi yang memperlemah kekuatan nasional.
Semangat reformasi pada tahun 1997 mendorong perubahan dalam tubuh TNI. Peran 
yang berbentuk kehadiran langsung TNI dalam kerangka dwifungsi telah menurun 
tajam. Tak ada lagi wakil TNI di lembaga legislatif atau eksekutif. 

Perubahan itu belum sepenuhnya tuntas, tetapi harus diakui TNI sudah tampil 
beda. TNI menjadi lebih terfokus pada kegiatan-kegiatan yang menyangkut 
profesionalisme. Yang menarik, perubahan tersebut berlangsung tanpa riak yang 
berarti. 
Sekalian perubahan dalam bidang sosial-politik itu diwujudkan dalam paradigma 
baru. TNI tidak lagi selalu di depan atau menduduki berbagai bidang yang tak 
ada kaitannya dengan profesionalisme. TNI juga mengubah konsep menduduki jadi 
mempengaruhi, itu pun dilakukan dengan cara tidak langsung. Dengan demikian, 
sebutan dominasi TNI nyaris tak dikenal lagi.
TNI/Polri tentu belum sepenuhnya bebas dari percikan politik. Berbagai 
pemilihan gubernur, bupati, atau wali kota, apalagi yang diikuti para calon 
berlatar belakang TNI/Polri, kerapkali dikaitkan dengan status yang disandang 
para calon itu. Keluarga besar TNI/Polri akan mendukung calon-calonnya.
Kecurigaan itu seringkali dibesar-besarkan sebab dalam kenyataannya keluarga 
besar TNI/Polri memilih calon tidak selalu berdasarkan semangat satu korps. 
Mereka bisa menyeberang karena isyu-isyu lain, seperti program kerja, kegiatan 
fisik serta penampilan figur yang bersangkutan. Buktinya, sejumlah calon 
gubernur atau wali kota yang berlatar belakang TNI/Polri menelan kekalahan 
sekalipun sudah mengerahkan segala daya. 

Reformasi TNI/Polri di bidang dwifungsi sudah terlihat hasilnya. Salah satu 
indikatornya adalah media jarang sekali atau tidak pernah lagi memberitakan 
atau menyiarkan peran-peran sosial-politik TNI/Polri. 
Belakangan ini yang lebih banyak disinggung adalah upaya mewujudkan efisiensi 
di kalangan instansi-instansi militer, termasuk Departemen Pertahanan. Salah 
satu tindakan yang menyolok adalah penyingkiran peran broker dalam pembelian 
peralatan militer sebab para pialang itu membuat harga menjadi lebih mahal. 
Anggaran belanja sedapat mungkin dipakai seefektif mungkin.
Di balik sekalian reformasi itu, kita mendapati perkembangan yang ironis. 
Ketika TNI memusatkan perhatian pada profesionalisme, ternyata faktor-faktor 
yang menunjang atau mendukungnya amat lemah. Maksudnya, TNI tidak mempunyai 
peralatan militer atau alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang memadai.

Perkembangan paling akhir ini tidak lepas dari keterbatasan anggaran belanja 
pemerintah. Kita memperkirakan anggaran belanja militer dalam tahun-tahun 
mendatang tidak akan pernah beranjak jauh selama pendapatan pemerintah masih 
seret sedangkan pinjaman yang harus dibayar masih tetap besar. Indonesia memang 
sudah terjebak dalam perangkap utang.
Dalam situasi yang sempit itu semestinya ada pilihan-pilihan. Entah kenapa para 
penyusun anggaran seperti mengenyampingkan manfaat bila TNI Angkatan Laut 
memperoleh anggaran yang cukup guna membeli kapal-kapal di bawah maupun di atas 
permukaan laut. Yang sering dikatakan adalah harga satu unit kapal sangat 
mahal. 
Padahal pembelian itu kelak tidak hanya bermakna untuk menjaga kedaulatan dan 
integritas wilayah, tetapi juga bermakna ekonomis, yakni pencurian hasil laut 
yang bernilai miliar dolar AS akan berkurang. Jadi kalaupun tak mampu membeli 
banyak kapal perang, mengapa tidak menggalakkan pembuatan kapal-kapal patroli 
di dalam negeri. Bukankah pada akhirnya, dampak pembuatan tersebut memiliki 
imbas positif ke segala arah?

Membuat produk di dalam negeri seringkali dikaitkan dengan biaya yang lebih 
mahal, jika dibandingkan dengan membeli produk serupa dari luar negeri. 
Pendapat itu belum tentu sepenuhnya benar, karena dibiaskan para broker, tetapi 
yang pasti dengan membuat di dalam negeri kita akan mampu meningkatkan 
keahlian, menambah persentase kandungan lokal hingga pengaruh positif kepada 
sektor-sektor yang tak berkaitan langsung seperti sektor konsumsi. 

TNI akan terus menghadapi dilema internal maupun eksternal. Dalam konteks ini, 
kita mengharapkan kalangan sipil supaya juga melakukan instropeksi agar 
terbangun suatu kondisi negara yang lebih sehat. 
Dewasa ini, kita melihat perilaku sebagian kalangan sipil, baik politisi maupun 
birokrat, yang tidak elok. Mereka bertindak demi kepentingan sendiri atau 
kelompok hingga sangat merugikan kepent

Re: [mediacare] Menyesal dan prihatin - Re: My dear "Ny. Muslim binti Muskitawati" - Re: Soeharto

2007-10-05 Terurut Topik Alpha Bagus Sunggono
Yang dia anut memang tidak jelas,
tapi misinya sudah jelas, yaitu 'menembak'  ISLAM,
(segala sesuatu yang mengandung istilah ISLAM).

Jadi kayaknya dia menganut anti-ISLAM.

Ini memang fenomena yang rada baru,
cukup aneh memang.

Ada apa antara Mus dan ISLAM ?


Pada tanggal 05/10/07, mediacare <[EMAIL PROTECTED]> menulis:

> Kalau mengikuti alur tulisan Nyonya Mus sejak ia  bergabung di apakabar 
> hingga kini di mediacare,
> walau ia mengaku Islam tapi menurut saya ia sosok  yang tak perlu lagi 
> menyandang agama. Entah sekuler, agnostik, atheis, penganut  Scientology 
> seperti Tom Cruise, atau menyembah-nyembah pohon.
>

>   



-- 
~(Pendekar) Ulat Sutera ~


Re: [mediacare] Menyesal dan prihatin - Re: My dear "Ny. Muslim binti Muskitawati" - Re: Soeharto

2007-10-05 Terurut Topik Sunny
Nyonya Muskita sering bilang itu dan ini karena maklumlah datang bulannya tidak 
menentu dan lagi agak panjang waktunya seperti musim hujan yang henti-henti.

 Mungkin maksudnya supaya masalah yang dibicarakan ditinjau lagi dari multi 
dimensi segi agar bisa obyektif pemahamannya dari pada cuma menelan apa yang 
biasa disodorkan. Atau bagaimana Nyonya Musmus? Kalau sudah habis datang bulan 
purnamanya jangan lupa beri kabar baik. OK?

Wasslam
  - Original Message - 
  From: mediacare 
  To: mediacare@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, October 05, 2007 10:44 AM
  Subject: Re: [mediacare] Menyesal dan prihatin - Re: My dear "Ny. Muslim 
binti Muskitawati" - Re: Soeharto


  Dalam berinteraksi melalui milis, saya sarankan tidak perlu bertanya-tanya 
dan menelisik apa agamanya, apa sukunya, apa kewarganegaraannya, apa warna 
kulitnya, anaknya siapa, dan lain sebagainya. Kalau ngebet ingin bertanya 
tentang hal-hal tersebut, daripada berspekulasi, silakan kirim melalui japri 
(jalur pribadi kepada ybs). 

  Dalam pengelolaan milis, memang berbeda-beda aturannya. Tidak seragam. 
Sedangkan milis Mediacare adalah milis dimoderasi yang relatif longgar, walau 
inti dari topik yang dibahas berkaitan dengan media massa. 

  Untuk Mas Suryadi, kalau memang Nyonya Muskitawati kerap menjelek-jelekkan 
Islam, silakan disanggah apa yang ia tulis. Tidak perlu menebak-nebak bahwa ia 
pendeta Kristen. Seolah musuh Islam cuma orang Kristen saja. Bukankah banyak 
juga umat Islam yang gerah dengan kondisi agama yang ia peluk? Bukankah Islam 
itu warna-warni, alias tidak tunggal? Apa kita akan diam saja kalau ada umat 
yang mengaku Islam tapi merusak sana-sini, ancam kiri-kanan, bahkan saling 
bunuh-bunuhan? Apa lelakon itu tak perlu kita kritisi? Apa Mas Suryadi diam 
berpangku tangan saja, tidak ada upaya untuk menyadarkan mereka? Atau 
barangkali ulah macam FPI sesuai dengan pikiran Mas Suryadi?

  Kalau mengikuti alur tulisan Nyonya Mus sejak ia bergabung di apakabar hingga 
kini di mediacare, 
  walau ia mengaku Islam tapi menurut saya ia sosok yang tak perlu lagi 
menyandang agama. Entah sekuler, agnostik, atheis, penganut Scientology seperti 
Tom Cruise, atau menyembah-nyembah pohon. 






- Original Message - 
From: Ferry Wardiman 
To: mediacare@yahoogroups.com 
Sent: Thursday, October 04, 2007 4:55 PM
Subject: [mediacare] Menyesal dan prihatin - Re: My dear "Ny. Muslim binti 
Muskitawati" - Re: Soeharto


Mas Supriyadi,

Saya tidak ingin berspekulasi soal yang saya tidak ketahui.
Apalagi yang berpotensi meruwetkan pembahasan mengenai substansi.

Bila ada yang mendiskreditkan Islam dan lantas langsung menunjuk 
kemungkinan ia Kristen dan begitu pula sebaliknya, kalau ada yang 
mendiskreditkan Kristen dan langsung melontarkan dugaan ia Islam, apa 
dunia tidak makin runyam jadinya?.

Soal latar belakangnya apa seseorang itu, tidak merubah substansi 
yang dibicarakan bukan?
Saya juga banyak tidak sependapat dengan dugaan rekan MM. Misalnya 
tentang pemimpin Al Qaeda itu adalah agen CIA :))
Tapi saya belum punya alasan mengatakan dia mendiskreditkan Islam, 
apalagi mengatakan dia pastur atau bhiksu atau PKI sekalipun. 
Dasarnya apa saya mesti "sambit-sambitan" tuduhan dan mempolusi 
thread spt itu?.

Main duga dan memperlakukan opini seolah-olah fakta itu sangatlah 
berbahaya. Ditimpali lagi dengan makian dari seberang satunya, lalu 
meluas menenteng "latar belakang" yang bisa berupa agama, ras, 
kelompok dll. Jadi gak bereslah dunia kalau begitu.

Saya kurang setuju dengan cara Bung YHG menenteng "latar belakang" 
tsb. Kurang arif saya kira.
Selain saya juga kurang setuju dengan MM yang menyumat lelatu awal 
dengan api (flame) pertama.

Yang lainnya, alih alih kita mengembalikan kepada pokok bahasan, 
malah bertepuk tangan dipinggiran memanaskan udara yang mestinya 
lebih baik dingin.

Ayo kembalikan pada bahasan. Apa betul sih CIA sampai sejauh itu 
merambah sendi sendi masyarakat dunia sampai ke tokoh-tokohnya?
Itu kan yang paling menarik sebagai inti cerita? :)

Kita tunggu rekan MM melanjutkan kata katanya. Ada lagi gak rekan 
MM? :)

fw

--- In mediacare@yahoogroups.com, "Supriyadi" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Bung Ferry,
> 
> Kira kira ada hubungannya tidak antara tulisan MM yang sering 
mendiskreditkan Islam dengan kepastorannya ? (Andaikata bung Yap Hong 
Gie betul pernyataannya bahwa MM adalah mantan pastor).
> 
> Hemat saya tulisan seseorang yang subyektif, manipulatif, dan 
tendensius selalu ada kaitannya dengan latar belakangnya. Bukan 
begitu?
> 
> Salam,
> Supriyadi
> 
> 
> 
> - Original Message - 
> From: Ferry Wardiman 
> To: mediacare@yahoogroups.com 
> Sent: Thursday, October 04, 2007 12:32 PM
> Subject: [mediacare] Menyesal dan prihatin - Re: My dea

[mediacare] Re: Penjelasan Muhammadiyah Sulsel tentang 1 Syawal 1428 H

2007-10-05 Terurut Topik Ferry Wardiman
Kalau keputusan diambil dari ijma sifatnya akan jadi seperti 
konsensus atau perjanjian bahwa sesuatu ketetapan adalah perlu. 
Seperti misalnya skala nol derajat Celcius diambil ketika air menjadi 
es dalam tekanan normal.
Jadi tidak ada yang keliru.

Hilal sendiri kan berdasarkan pengamatan faktual. Padahal pengamatan 
itu sendiri bukan berdasarkan perhitungan astronomi, yang ruwet 
ruwet. Asal mentari kelihatan di ufuk Timur, lantas dicatatlah 
waktunya.

Kalau dihitung cermat dan dengan 'rigorosity' sedalam dalamnya, pada 
saat hilal terlihatpun belum tentu matahari sudah berada di cakrawala 
karena pembiasan yang berbeda beda tergantung kepadatan udara.
Seperti kita tahu pelajaran ilmu alam waktu SMP dulu, akibat 
perbedaan kepadatan udara tsb bisa mengakibatkan matahari sudah 
terlihat padahal masih dibawah cakrawala. Sinar terbias melengkung 
(efek prismatif) akibat kepadatan yang berbeda dari medium.
Dan kepadatan udara tidak selalu sama di setiap tempat di bumi.

Tapi karena harus ditentukan, maka selalu diadakan kesepakatan itu.
Sebab itu, setiap tahun bila ada perbedaan 'perhitungan' tentang awal 
puasa ataupun awal Idul Fitri, pemerintah selalu mengingatkan bahwa 
perbedaan itu bukan prinsip.

Yang prinsipiil adalah bagaimana supaya agama menjadi Rahmat semesta 
alam, itu persoalan bersama yang dihadapi seluruh umat.

fw.

--- In mediacare@yahoogroups.com, as as <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Kalau hisabnya keliru, bagaimana ?
> Siapa menjamin, bahwa semua yang dikerjakan itu mutlak benar ?
> Bisa terjebak kepada eksklusivisme.
> Ngikuti yang umum saja bagaimana, siiih ?
> Ilmu Astronomi (yang lebih hak) sudah mengatakan lain.
> 
> win as <[EMAIL PROTECTED]> wrote:   
Penjelasan Muhammadiyah Sulsel tentang 1 Syawal 1428 H
>  
>  Sehubungan dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan
>  oleh warga masyarakat yang mempertanyakan alasan
>  Muhammadiyah menetapkan tanggal 1 Syawal 1428 H secara
>  tersendiri yakni tanggal 12 Oktober 2007 dan tidak
>  mengikuti penetapan yang dilakukan pemerintah, maka
>  Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan
>  memberikan penjelasan sebagai berikut :
>  
>  Berdasarkan maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah nomor
>  03/MLM/I.0/E/2007 tanggal 05 Ramadhan 1428 H / 17
>  September 2007 M, telah menetapkan bahwa hari raya
>  Idul Fitri 1 Syawal 1428 H jatuh pada hari Jum'at
>  tanggal 12 Oktober 2007 M.
>  
>  Hal ini sesuai dengan hisab hakiki wujudul-hilal yang
>  dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan
>  Pusat Muhammadiyah.
>  
>  Hasil hisab awal Syawal 1428 Hijriyah adalah ijtimak
>  menjelang Syawal 1428 H terjadi pada hari Kamis
>  tanggal 11 Oktober 2007 M pukul 12:02:29 WIB. Tinggi
>  hilal pada saat terbenam matahari di Yogyakarta berada
>  pada posisi lintang sama dengan minus tujuh derajat
>  empat puluh delapan menit dan pada bujur seratus
>  sepuluh derajat dua puluh satu menit bujur timur sama
>  dengan plus nol-nol derajat tiga puluh tujuh menit
>  tiga puluh satu detik, artinya  hilal sudah wujud.
>  
>  Sementara pada saat matahari terbenam tanggal 11
>  Oktober 2007 M (hari Kamis), wilayah Indonesia
>  terlewati oleh garis batas wujudul-hilal sehingga
>  wilayah Indonesia terbagi menjadi dua bagian. Bagian
>  sebelah barat garis tersebut hilal sudah wujud,
>  sedangkan bagian sebelah timur hilal belum wujud.
>   
>  Berdasarkan hasil hisab tersebut dan sesuai dengan
>  metode penentuan awal bulan yang dipedomani oleh
>  Muhammadiyah, maka tanggal 1 Syawal 1428 H jatuh pada
>  hari Jum'at tanggal 12 Oktober 2007 M, dan berdasarkan
>  prinsip kesatuan wilayatul-hukmi atau kesatuan wilayah
>  hukum dalam satu negara, maka wilayah yang belum
>  wujudul-hilal dapat mengikuti wilayah yang sudah
>  wujudul-hilal.
>  
>  Dasar penetapan awal bulan yang dipedomani
>  Muhammadiyah adalah hisab hakiki wujudul-hilal dengan
>  kriteria;
>  1. Menurut perhitungan hisab, telah terjadi ijtimak;
>  2. Ijtimak terjadi sebelum magrib (sebelum matahari
>  terbenam);
>  3. Pada saat terbenam matahari, Bulan berada di atas
>  ufuk, Bulan belum terbenam.
>  
>  Bila ketiga kriteria itu terpenuhi, maka malam itu dan
>  keesokan harinya dinyatakan sebagai Bulan baru; dan
>  bila mana tidak terpenuhi, maka malam itu dan keesokan
>  harinya dinyatakan sebagai hari terakhir bulan
>  berjalan dan bukan Bulan baru.
>  
>  Dalil-dalil syar'i  penetapan ketiga kriteria dan
>  metode di atas adalah :
>  
>  a. Surat Yasin ayat 39 dan 40 yang artinya : Dan telah
>  Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga
>  (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir)
>  kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua (39).
>  Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan
>  malam pun tidak dapat mendahului siang; dan
>  masing-masing beredar pada garis edarnya (40).
>  
>  Cara memahami ayat-ayat tersebut adalah bahwa; menurut
>  ayat 39, Allah menentukan bahwa Bulan dalam
>  perjalanannya mengelilingi bumi melalui
>  manzilah-manzilah 

[mediacare] FW: [WalhiNews] Proyek Transmigrasi Rejang Lebong Tetap Dilanjutkan!

2007-10-05 Terurut Topik Erwin Usman
 

 

  _  

From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf
Of sumardi mardi
Sent: Thursday, October 04, 2007 2:43 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [WalhiNews] Proyek Transmigrasi Tetap Dilanjutkan!

 

Proyek Transmigrasi Tetap Dilanjutkan!

Rakyat Bengkulu 
Rabu, 03-Oktober-2007, 09:58:35' 

KOTA PADANG - Walau mendapat perlawanan dari beberapa warga penggarap lahan,
tapi Pemkab Rejang Lebong tetap akan melanjutkan proyek transmigrasi di Desa
Lubuk Mumpo SP IV Kecamatan Kota Padang. Kepastian itu diambil dalam rapat
yang digelar Bupati Rejang Lebong H Suherman, SE dan unsur Muspida,
kemarin.'Proyek transmigrasi di Desa Lubuk Mumpo tetap dilanjutkan,'' tegas
Bupati Suherman didampingi Kasubag Humas dan Protokoler Kusri Irianto, SH
pada RB usai rapat. ''Alasannya, karena proyek itu program nasional.
Kemudian, proyek direalisasikan atas permintaan dari masyarakat,''
lanjutnya. 

Ditambahkannya, proyek tersebut direalisasikan sepenuhnya untuk
kesejahteraan rakyat. Makanya diharapkan, warga jangan mudah terpancing isu
yang menyesatkan. ''Yang juga harus diketahui, lahan yang digunakan untuk
lokasi trans adalah lahan pemerintah,'' ujarnya. 

Rapat tersebut dihadiri Dandim 0409 RL Letkol. Inf Sumardi, Wakapolres
Kompol Iis Kristian, Wakil Ketua DPRD RL Mahdi Husen, Ketua Komisi III
Yurizal, anggota Komisi I Saparudin, Camat Kota Padang Bukhari dan Kades
Lubuk Mumpo. 

Sementara sebelumnya, Ketua Front Perjuangan Masyarakat Lembak (FPML) M
Rozak, SH berharap, Pemkab RL mentaati kesepakatan 1 Oktober. Tidak
melakukan pembukaan lahan baru. ''Sekarang mayoritas penggarap lahan terus
bersiaga. Kalau mereka nekat membuka lahan baru, kita akan melawan. Kami
sudah siap mati,'' ungkap M Rozak. 

Sore kamarin, warga warga telah mendapat informasi kalau hari ini akan ada
pembukaan lahan baru. Aksi tersebut akan dikawal sedikitnya 50 aparat (Kodim
dan Polres).(hay
. . .
WALHI Bengkulu. 
Jln. Letkol Santoso No. 60 A RT 1 RW 1. Pasar Melintang Bengkulu 38115. 
Telp/Fax: (0736) 347150. 
Email: [EMAIL PROTECTED] net

 
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di di bidang Anda! Kunjungi
Yahoo! Answers saat ini juga di http://id.answers.
 yahoo.com/

[Non-text portions of this message have been removed]

 



[mediacare] Re: Pak YHG vs Nyonya Mus => Radityo Djadjoeri #59595

2007-10-05 Terurut Topik Hafsah Salim
> Manneke Budiman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Wikipedia bukan sumber referensi yang bisa dipercaya karena siapapun 
> juga bisa menambah informasi yang ada dan membuat yang baru. Ada 
> referensi lain yang lebih andal, nggak?


Semua sumber referensi juga hanya tulisan orang, tak ada sumber
referensi yang bisa dipercaya, sama saja sejarah juga bukan sumber
referensi yang bisa dipercaya, apalagi bahkan kitab suci sekalipun
isinya sudah jelas bohong tapi masih ada yang menggunakannya sebagai
sumber referensi.

Oleh karena itu kalo ingin lebih objective, janganlah menelan
referensi bulat2 tetapi juga harus dilakukan filter analysis yang
tepat dalam memahami referensi itu sendiri.

Catatan dalam wikipedia mengenai nenek moyang Yap Thiam Hien
kemungkinannya benar, dan mereka yang menulisnya juga kemungkinan
besar adalah satu dari keluarga mereka sendiri.  Hanya orang2 yang
punya kebanggaan keluarga saja yang memiliki silsilah yang begitu
detail seperti keluarga YTH sehingga membanggakannya untuk membuat
silsilah feodalnya dan menyimpannya turun temurun.  di Indonesia
penyimpanan silsilah keluarga seperti itu hanyalah dilakukan raja2
dizaman dulu hingga keturunan2 mereka sekarang ini.

Tidak ada dalam isi tulisan di Wikipedia yang men-jelek2an YTH maupun
kakek buyutnya.  Hanya para pembaca saja secara berlebihan yang
ber-angan2 se-olah2 saya membencinya.  Istilah "mafia Opium" yang saya
gunakan bukanlah bertujuan berlebihan, memang istilah itulah yang
tepat untuk kontras digunakan untuk pengganti istilah monopoli.  Semua
konspirasi yang dilakukan dengan pejabat2 korup dari pemerintah selalu
disebut sebagai mafioso.

Yap Thiam Hien memiliki frame atau figure atau profile yang
mengesankan dalam arti baik karena banyak membela rakyat jelata
dibidang peradilan, tentunya terutama untuk masyarakat keturunan
china.  YTH juga menentang diskriminasi terhadap keturunan China denan
berbagai caranya sendiri, dalam hal ini tidaklah bisa dianggap negative.

Semua yang saya tulis itu justru merupakan reaksi tulisan anaknya yang
bertentangan dengan kenyataan yang sebenarnya, misalnya dia menyatakan
tidak ada diskriminasi dizaman orba, tidak ada pertentangan keturunan
China dengan Islam, dlsb yang sama sekali bertentangan tidak merupakan
realitas kebenaran yang merupakan sejarah orba.  Dia terlalu menjilat
orba.

Namun semua yang ditulis anaknya itu hanyalah merupakan bukti atau
gambaran bagaimana keturunan China sebenarnya tidak berani menentang
kebohongan dan menjunjung kebenaran dalam kaitan bertentangan dengan
penguasa.  Hal inilah yang menghinggapi YHG sebagai anak dari YTH, dia
memuja pak Harto yang hingga kini masih berkuasa, dia juga memuji
Islam meskipun dia bukan Islam, bahkan dari catatan Wikipedia, YTH
sendiri adalah aktivis gereja yang ikut mendukung berdirinya Baperki
yang adalah sebagai organisasi dibawah PKI yang dilarang Suharto. 
Terlalu banyak realitas keluarga ini yang sangat controversi seperti
juga kata2 yang ditulis oleh anaknya YHG.

Ny. Muslim binti Muskitawati.







[mediacare] Re: Pak YHG vs Nyonya Mus => Radityo Djadjoeri #59595

2007-10-05 Terurut Topik Hafsah Salim
> "Deddy Mansyur" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Saya sudah mengundang Nyonya Mus untuk datang ke KJRI Houston dan 
> adakan dialog antara Nyonya Mus dan Ahli Ahli Agama Islam.
> 



Kalo anda sekedar ingin menyaksikan bagaimana buruknya ahli Agama
Islam dalam berdialog dengan agama lainnya, silahkan saja menyimak
acara CNN yang sering melakukan hal ini.  Paling sedikit ada 5 ahli
agama yang berbeda yang selalu diundang olehnya.

Ny. Muslim binti Muskitawati.







[mediacare] [ATIMES] Trials and travails of Indonesia's richest man

2007-10-05 Terurut Topik Yap Hong Gie
Bung Manneke Yth,

Apakah Asia Times juga berhalusinasi dan berilusi?

Quote:
Wealthy minority
Although it accounts for only 3% or 4% of Indonesia's 238 million
population, the mostly urban-based ethnic-Chinese community dominates retail
business and controls many of the country's major industrial conglomerates.
Upon achieving independence, Indonesia's ruling pribumi military leaders,
including Suharto, preferred to outsource development of the country's
natural resources to ethnic-Chinese businessmen. End quote.



http://www.atimes.com/atimes/Southeast_Asia/HJ14Ae01.html

Southeast Asia
Oct 14, 2006
Trials and travails of Indonesia's richest man
By Bill Guerin

JAKARTA - Publicity-shy paper and plantation magnate Sukanto Tanoto
is in Indonesia's national headlines after topping two high-profile lists.

Forbes Asia last month listed the 56-year-old tycoon as the richest
individual in Indonesia, with assets worth about US$2.8 billion (Rp25.2
trillion). In June, the self-made ethnic-Chinese tycoon also topped a list
of state-owned Bank Mandiri's six biggest debtors.

Although Vice President Jusuf Kalla and senior cabinet minister

Aburizal Bakrie, both ethnic-Malay Indonesians, known locally as pribumi,
also featured prominently on Forbes' wealth list, media attention has
focused on Tanoto. The businessman has recently been linked to a revived
financial-fraud investigation, although no formal charges have yet been
filed against the tycoon.

After a joint decision by the national police chief and the attorney
general, a corruption investigation has after five years in abeyance been
restarted involving Unibank, a financial institution once owned by Tanoto.
Corruption allegations first surfaced against Tanoto in September 2000
when a central-bank investigation into Unibank discovered discrepancies
with the bank's outstanding debt, which was in the form of an export draft
worth $230 million, or about Rp2.3 trillion.

The revived charges come as President Susilo Bambang Yudhoyono heats
up his "war on corruption", which includes vigorous investigations into bad
loans parked at state banks. Some international observers have insinuated
that the anti-graft campaign is disproportionately targeting ethnic-Chinese
businessmen over indigenous Indonesians.

Singapore's founding father and Minister Mentor Lee Kuan Yew last month
accused Indonesia of just that, discriminating against its ethnic-Chinese
minority. "Our neighbors [Indonesia and Malaysia] both have problems with
their Chinese. They are successful. They are hard-working and, therefore,
they are systematically marginalized," the elder statesman said.

Many of Indonesia's ethnic-Chinese business leaders fled to majority-Chinese
Singapore after killings, rapes and looting of their businesses in Indonesia
followed strongman Suharto's May 1998 downfall. The local media estimate
that they parked billions of dollars in Singaporean banks, and some have
declined to reinvest their funds in Indonesia. Others, accused of corruption
and pilferage, fled to Singapore to escape prosecution, according to the
Attorney General's Office.

Fairly or not, Tanoto, son of a migrant shopkeeper and an Indonesian
citizen, has often been viewed as part of that diaspora to Singapore. His
Asia Pacific Resources International Holdings Ltd (APRIL) is managed from
Singapore and is one of the world's leading pulp-and-paper companies, with
production operations in both Indonesia and China.

APRIL is the flagship of Tanoto's Raja Garuda Mas, or RGM International
Forestry Group, which is likewise based in Singapore. The global company
has assets in excess of $5 billion and has established a corporate presence
in
Singapore, Indonesia, mainland China, Hong Kong, the Philippines, Finland
and Brazil. One of its subsidiaries, PT Asianagro Agung Jaya (AAJ), is one
of the biggest producers of crude palm oil in Indonesia.

With rubber and cocoa estates and more than 200,000 hectares of oil-palm
plantations, AAJ is now aggressively investing in alternative energy,
including plans for a $38 million bio-diesel factory in Riau designed to
produce 100%-pure bio-diesel, which can be used as automobile fuel without
being mixed with petroleum-based diesel fuel. The planned investment is
notably in line with a new government policy to promote the production of
more biofuels.


Wealthy minority

Although it accounts for only 3% or 4% of Indonesia's 238 million
population, the mostly urban-based ethnic-Chinese community dominates retail
business and controls many of the country's major industrial conglomerates.
Upon achieving independence, Indonesia's ruling pribumi military leaders,
including Suharto, preferred to outsource development of the country's
natural resources to ethnic-Chinese businessmen.

Through that patronage system, Tanoto developed and has maintained strong
political connections with the country's ruling pribumi elite, including
inside the current administration. And several of his business int

Balasan: Re: [mediacare] Masalah utama - Re: Malaysia, bangsa yg malu-maluin !

2007-10-05 Terurut Topik RM Danardono HADINOTO
--- In mediacare@yahoogroups.com, diah Rofika <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
 dibusek -
>
>   Buat Malaysia yang merupakan tetangga terdekat kita, begitulah 
bung, benar apa kata pepatah dekat itu bau tahi tapi kalau jauh bau 
wangi. Kita kalau hidup berdekatan dengan saudara seringkali jadi 
tidak rukun tapi kalau kita hidup berjauhan kita saling merindukan. 
begitulah kita dengan malaysia
>
>   salam
>
>   diah
> 

Mbak, sejak kapan kita, kalau berjauhan, merindukan Malaysia? Jauh 
dekat saya tak pernah merindukan malaysia mbak ha ha ha. Tapi kalau 
tempe bacem, rujak cingur atau pecel Madiun (Mediunan).. nah itu 
saya rindukan jauh dekat..

Memang mas Dewanto benar, si Malaysia itu malu laluin. Pake sok 
claim lagu bersama, lagu rumpun Malayu. Jangan lupa mereka juga 
anggap Hang Tuah, hang Jebat, hang Kesturi itu pahlawan mereka, 
padahal ini pahlawan dari dongeng Malayu.

Lucunya, disana, baik di KL, atau kota kota lain, seperti Malakka, 
Ipoh, Penang, Cameron Highland, Kota Kinibalu, Kuching, Bintulu, 
Miri. dsb, banyak yang tak faham bahasa malayu. Mahathir pun pidato 
kenegaraan dalam bahasa mantan penjajah, Inggres...

Salam

Danardono



> Nugroho Dewanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   
> rasa sayange mungkin benar lagu rakyat kepulauan nusantara.
> 
> dalam acara di forum internasional, peserta dari indonesia, 
> singapura dan malesia biasa menyanyikan lagu itu bersama-sama.
> 
> cuma kurang elok kalau malesia sekarang sendirian menjadikan 
> lagu itu untuk promosi pariwisatanya. mestinya mereka malu.
> 
> 
> 
> At 02:04 PM 10/4/2007 +0700, you wrote:
> 
>    
> Sembari mencerca Malaysia, mari kita tengok ulah birokrat di 
negeri. Kita ulas keberadaan Departemen atau Direktorat Jendral yang 
mengurusi paten, hak cipta, merk dan lainnya. Apakah Anda pernah 
mengalami kesulitan saat mengurus paten dan sebagainya karena 
birokrasinya berbelit-belit? Apakah perlu keluar uang? Berapa 
jumlahnya? Kalau musti bayar, apakah biayanya lebih mahal dari pada 
yang sudah ditentukan? Kalau memang begitu keadaannya, tak heran 
urusan paten mematen produk/jasa di negeri ini akan terus menjadi 
masalah.
>  
> Jalan keluarnya: Pemerintah harus berani merombak tuntas birokrat 
di departemen/dirjen tersebut. Janganlah persoalan yang sebenarnya 
mudah, tapi malah dipersusah.
>  
>
> 
>  
> 
>
> -
> Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di 
Yahoo! Answers
>




Re: [mediacare] Re: Gus Dur: Pertemuan Ini Hanya Guyon-guyonan Aja

2007-10-05 Terurut Topik wengi panjer
Memang pak Gus Dur ini suka guyon. Sejak jaman mudanya hingga jadi presiden. Ga 
pernah serius. Ketika dia jadi presiden, ada yang menghubungkan peristiwa ini 
dengan Ramalan Jayabaya yang ditulis kembali oleh Ranggawarsita. Disitu 
disebutkan adanya jaman "Petruk dadi ratu" yaitu ketika sang petruk yang 
punakawan (abdi penghibur) menjadi raja di Astina. Hasilnya? Dia kebingungan 
mau ngapain. Kolam istana dijadikan pemancingan, perintahnya sukar dipahami, 
dll. Nah di luar sana rakyat Astina tersenyum-senyum melihat tingkah rajanya 
itu. Ya mungkin kalo kita mau sedikit senyum, ada benarnya juga pnghubungan 
antara Petruk dan Gusdur. Buktinya walaupun sekarang sudah ga jadi Ratu tetep 
aja masih suka guyon.  



HARIAN KOMENTAR
3 OKTOBER 2007
 
Gus Dur: Pertemuan Ini Hanya Guyon-guyonan Aja 


Gus Dur dan Megawati sudah lama tidak bertemu. Sebelumnya hubungan mereka 
berdua memang tidak mesra. Dulu, keakraban Mega-Gus Dur terjalin pada pertemuan 
Ciganjur menjelang Pemilu 1999. Namun hubungan keduanya kemudian retak setelah 
Mega gagal menjadi presiden dan malah Poros Tengah berhasil mengusung Gus Dur 
sebagai presiden. Tapi dalam perjalanan, 2001, Presiden Gus Dur akhirnya 
diberhentikan oleh MPR.

Kini keduanya kembali mesra. Pertemuan Gus Dur dengan Megawati berlangsung di 
kediaman Megawati. Rapat berlangsung 1,5 jam. Lalu apa pembicaraan keduanya? 
Gus Dur saat ditanyai wartawan hanya menjawab sekenanya ala Gus Dur yang memang 
suka humor. 

“Nggak kok, (pertemuan ini) guyon-guyon aja,” ujar Gus Dur, Selasa (02/10). Gus 
Dur menyatakan, sebenarnya pertemuannya dengan Mega berlangsung dua hari lalu, 
tapi baru terlaksana sekarang. Saat ditanya apakah memba-has masalah capres 
pada Pilpres 2009, Gus Dur menge-lak. “Nggak juga,” kata Gus Dur cuek. Gus Dur 
mengaku, hingga saat ini, meski dirinya dicalonkan PKB dalam Pilpres 2009 namun 
keputusan itu belum pasti.

“Kan sudah saya bilang, belum tentu juga saya maju. 3 Kiai bilang sudah, 2 lagi 
belum,” beber Gus Dur. Mega pun setali tiga uang dengan Gus Dur. “Kan sudah 
tadi dibilang. Nggak ada apa-apa, guyon-guyon aja,” kata Mega yang saat itu 
mengenakan baju biru muda plus celana biru dongker.

Apa pertemuan membahas koalisi antara PDIP dengan PKB? Mega malahan bertanya 
balik kepada wartawan. “Koalisi itu apa? Kan tidak jelas. Kalau kerjasama PDIP 
dan PKB itu sejak dulu di pilkada sudah ada,” ujar Mega. 
 
Pertemuan Gus Dur-Mega berlangsung tertutup. Namun dari luar terdengar suara 
orang tertawa terbahak-bahak. 
Dalam pertemuan itu hadir Taufik Kiemas, Pramono Anung, Tjahjo Kumolo, Panda 
Nababan, dan Yenny Gus Dur.(za


Be smarter than spam. See how smart SpamGuard is at giving junk email the boot 
with the All-new Yahoo! Mail 


Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[mediacare] Re: Isu Soeharto Cina => Manneke Budiman#59623

2007-10-05 Terurut Topik Yap Hong-Gie
Bung Manneke Yth,

Terima kasih atas tanggapan Anda.

Secara teoretis anda benar bahwa, "Suatu rezim kekuasaan tidak dapat
secara moral membebaskan dirinya dari penghakiman sejarah."

Tapi bicara tentang penghakiman sejarah, maka kita masuk satu wilayah
yang amat subyektif, tergantung pada siapa yang melakukan penilaian
dan penghakiman, belum lagi pengaruh dan sikap politik Pemerintah yang
berkuasa, sehingga akan selalu menjadi kontroversi yang tidak pernah
berakhir.

Analogi Anda yang membandingkan Pemerintah Orba dengan Nazi Jerman,
Pol Pot dan Idi Amin, cukup bombastis bila dilemparkan kepada kalangan
pelajar SMU, padahal setiap peristiwa politik tidak bisa disamakan,
apalagi membandingkan dengan kejadian dinegara lain.

Lagi pula, tidak ada maksud dibenak saya untuk mengajukan apologia.
Saya mengatakan bawah penilaian terhadap kebijakan pemerintah Orba
adalah tidak tepat, oleh karena menggunakan parameter (nilai-nilai dan
norma) yang berlaku 40 tahun kemudian, tanpa memasukan indikator
situasi dan kondisi politik yang berlaku ketika itu.

Agar tidak bertambah bias, saya ulangi pembuka penjelesan saya:
=Apabila membahas sistim kebijakan Pemerintah Orde Baru dengan
nilai-nilai dan norma yang berlaku sekarang, maka peraturan yang
dibuat tahun 60-an bisa saja dikatagorikan sebagai diskriminatif,
melanggar hak azasi, dsb, dsb,dsb.
Kebijakan sosial-politik Pemerintah harus ditinjau dengan mengacu pada
segala macam faktor, yang terkait pada situasi dan kondisi negara pada
saat itu.=

Mari kita fokuskan diskusi ini pada masalah seputar diskriminasi
terhadap etnis Cina di jaman Orde Baru, masalah tindakan terhadap PKI
dan ondebouwnya adalah isu dan substansi tersendiri.


Sudah saya coba jelaskan tapi rupanya masih terlalu sulit untuk dicerna. 
Aturan dan kebijakan yang dibuat pasca G30S/PKI (1965-1967),
mengutamakan fokusnya pada pemulihan keamanan, ketertiban dan
stabilitas politik.
Oleh karena itu pula segala macam masalah yang menyangkut ideologi,
serta celah-celah yang bisa di infiltrir oleh komunis asing (RRC),
ditangani lansung oleh Komando Operasi Tertinggi Ampera. 

Kenapa aturan-kebijakan tidak dilakukan oleh Pemerintahan RI?
Karena Pemerintahan sudah vakum, sedangkan Kabinet Dwikora lagi
sibuk-sibuknya berkonsolidasi dan berupaya menyelamatkan PKI.

Soal siapa-siapa yang bergidik bulu kuduknya, pada masa pasca revolusi
(kudeta), seluruh bangsa Indonesia dalam keadaan takut dan tidak menentu.
Tetapi kebijakan ganti-nama, tetap saja merupakan anjuran, tidak ada
sangsi hukumnya. 
Buktinya masih banyak warga etnis yang mempertahankan 3 nama, dalam
keadaan sehat walafiat, tidak kurang suatu apa. 


Kadang saya bingung dengan "kepolosan" Anda menyikapi peristiwa
sejarah, koq tega-teganya nanya: "mengapa anjuran ganti nama kok cuma
buat etnik Cina, dan bukan untuk nama-nama Barat dan Timur Tengah?" 
Sekarang saya balik tanya, memangnya selama 10 tahun terakhir, PKI
didukung oleh negara Barat dan Timur Tengah? 
Memangnya orientasi politik Orde Lama adalah poros:
Jakarta-Abudabi-Amsterdam?


Motif kebijakan ganti-nama, maupun soal adat/budaya saat itu, dilatar
belakangi oleh masalah sosial-politik yang sedang pada titik paling
kritis, yang tujuannya adalah agar terciptanya proses pembauran dan
integrasi bangsa, guna menghindari loyalitas ganda, kepada
pemerintahan komunis RRT.  


Kalau benar tuduhan bahwa selama 32 tahun Pemerintah Orde Baru
menerapkan politik diskriminasi, maka:

* Tidak ada kawasan perumahan mewah seperti: Pluit, Pantai Indah
Kapuk, Pantai Mutiara, Kelapa Gading, Permata Hijau, Pondok Indah
dll., yang dihuni oleh warga keturunan Tionghoa.
* Tidak ada warga etnis Tionghoa masuk daftar "150 Richest in
Indonesia 2007 atau masuk "Indonesia's 40 Richest" versi Forbes,
selama berapa tahun berturut-turut.
* Ada 2 lembaga ICMI, dimana yang pertama didirikan adalah "Ikatan
Cina Miskin Indonesia", karena yang kaya sudah mabur semua!


Wassalam, yhg.
-




[mediacare] Pasifisme Demokrasi

2007-10-05 Terurut Topik RM Danardono HADINOTO
Pasifisme Demokrasi
Oleh Burhanuddin
04/10/2007

Acapkali 'kebencian' terhadap suatu kelompok dilanjutkan dengan
perilaku main hakim sendiri. Ketidaksukaan terhadap suatu kelompok
seringkali diwujudkan dengan aktivisme sepihak yang merampas
wewenang polisi. Lebih daripada itu, banyak kelompok intoleran yang
menekan elite politik setempat untuk menerbitkan baik SK
Gubernur/Bupati, Perda, dan semacamnya untuk mengakomodasi tuntutan-
tuntutan mereka.

Dalam perspektif kultur politik demokrasi (civic culture),
stabilitas demokrasi ditentukan oleh dua unsur yang sekilas tampak
kontradiktif. Pertama, unsur 'aktif' yang merekomendasikan adanya
partisipasi politik warga dan keterlibatan politis (political
engagement). Kedua, unsur 'pasif' yang meniscayakan adanya budaya
politik yang toleran dan sikap percaya antarwarga (interpersonal
trust). Kombinasi apik dua unsur aktivisme dan pasifisme demokrasi
ini, menurut Almond dan Verba (1963), akan membentuk kultur politik
yang moderat yang akan memberikan garansi bagi terkonsolidasinya
sebuah rezim demokrasi.

Realitas sui generic Indonesia pasca Soeharto ditandai oleh
melonjaknya surplus percaya diri masyarakat di satu sisi, dan
melorotnya wibawa negara di sisi lain. Ini terlihat dari kurang
berdayanya aparat dalam menegakkan hukum di tengah maraknya pelbagai
bentuk aktivisme dan partisipasi politik non-konvensional sekelompok
warga. Berbeda dengan partisipasi konvensional yang ditentukan waktu
dan metode pelaksanaannya seperti ikut pemilu dan kampanye,
partisipasi non-konvensional bersifat timeless, merentang dari
bentuk yang paling lunak seperti mengorganisir petisi, dialog,
demonstrasi, hingga memboikot, memblokir lalu-lintas dan merusak
sarana dan prasarana umum.

Adalah benar, seperti dikatakan sarjana politik seperti Verba,
Schozman dan Brady (1995) bahwa aktivisme dalam partisipasi politik
adalah intinya demokrasi. Tapi, aktivisme saja tidak cukup
menstabilkan demokrasi. Diperlukan adanya pasifisme demokrasi yang
menyertai —apa yang disebut Almond dan Verba sebagai— 'budaya
politik partisipan.' Di antara unsur pasif yang paling penting
adalah toleransi. Doktor ilmu politik dari Ohio State University,
Saiful Mujani (2003) membagi toleransi dalam dua sisi mata uang yang
tak terpisahkan: (1) toleransi religio-politik atau keagamaan dan
(2) toleransi politik. Intinya, kultur politik toleran ini
diharapkan mampu menenggang perbedaan-perbedaan dalam tradisi
keagamaan, afiliasi politik dan lain-lain.

Sayangnya, kultur politik Islamis yang berkembang di Indonesia pasca
Soeharto ditandai oleh miskinnya budaya toleran, baik yang bersifat
toleransi internal umat Islam maupun eksternal. Kultur politik
Islamis menunjuk pada suatu pandangan yang percaya bahwa Islam
memiliki semacam pranata yang lebih superior dan kaffah yang
mencakup hubungan individu dengan masyarakat dan negara, dan
karenanya harus diterapkan di ruang publik. Kita menyaksikan
rentetan peristiwa pengusiran jamaah Ahmadiyah dan perusakan aset-
aset organisasi Ahmadiyah mulai dari Sumatra Barat, Kuningan,
Tasikmalaya hingga Lombok, yang dilakukan oleh kelompok-kelompok
Islamis. Kita juga menjadi saksi atas penghancuran masjid-masjid
LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia) atau lebih dikenal sebagai
Islam Jamaah. Melorotnya indeks toleransi kaum Islamis itu juga
makin kentara dengan aksi-aksi sepihak mereka untuk membubarkan misa
kebaktian, menutup gereja-gereja, dan semacamnya.

Pada bulan suci Ramadhan ini kita juga disuguhi aksi-aksi partikelir
yang menunjukkan intoleransi para pelakunya terhadap kalangan-
kalangan yang berbeda dengan mereka. Dengan mengatasnamakan Tuhan,
mereka merasa diberi semacam lisensi untuk menutup warung-warung
makan, tempat-tempat hiburan, kafe-kafe dan sejenisnya. Kita juga
baru saja disodori berita tentang intoleransi warga Padang terhadap
kelompok al-Qiyadah al-Islamiyah.

Sebenarnya kita boleh-boleh saja `membenci' kelompok lain,
sepanjang `kebencian' kita tidak menghalangi hak-hak kelompok
tersebut. Kita boleh tidak suka terhadap para penjual makanan yang
masih buka di bulan puasa. Tapi kita tidak boleh menghalangi hak-hak
mereka untuk mencari nafkah. Kita boleh tidak setuju terhadap
keyakinan jamaah Ahmadiyah, tapi hak mereka untuk hidup dan
beribadah tidak boleh kita ganggu. Itulah toleransi.

Yang terjadi masih jauh panggang daripada api. Acapkali `kebencian'
terhadap suatu kelompok dilanjutkan dengan perilaku main hakim
sendiri. Ketidaksukaan terhadap suatu kelompok seringkali diwujudkan
dengan aktivisme sepihak yang merampas wewenang polisi. Lebih
daripada itu, banyak kelompok intoleran yang menekan elite politik
setempat untuk menerbitkan baik SK Gubernur/Bupati, Perda, dan
semacamnya untuk mengakomodasi tuntutan-tuntutan mereka. Celakanya,
banyak elite politik yang tergiur untuk memenuhi tuntutan tersebut
semata-mata karena kepentingan politik jangka pendek dan populisme
[]








[mediacare] Kotak komputer ini memenjarakan kita

2007-10-05 Terurut Topik budiman hakim
KOTAK KOMPUTER INI MEMENJARAKAN KITA
   
  kotak komputer ini memenjarakan kita dalam sebuah semesta semu. luas tak 
berbatas, konon, tapi kiranya cuma sekian inci. tombol-tombol yang kita tekan 
itu memuncratkan keintiman palsu. keakraban buatan. emosi-emosi gadungan.  kita 
mengumbar rahasia pada sekumpulan orang asing tanpa sungkan. lalu kita dengan 
rakus menimbun teman dan dengan girang menghitung jumlah tamu yang ikut 
bermain-main di semesta kita. 
   
  dunia batin kita menjadi ruang terbuka. kita menjadi mahkluk publik. tidak 
ada lagi yang kepengin dirasakan sendirian saja. tidak pernah lagi sekelebatan 
emosi dinikmati sembari menggosok gigi dan menyemir sepatu. segala ingin 
dibagi, semua mau ditutur-tuturkan. jejak-jejak kita terserak di semua penjuru. 
google mencatatnya dengan rajin untuk disimpan selama-lamanya. sebagai prasasti 
bahwa kita adalah seseorang yang cukup berharga?  sebagian jejak lain ingin 
kita hapus karena berbahaya. tapi, sial, tidak pernah bisa hilang. oh well, 
kita pun dihantui oleh kenaifan kita sendiri dulu.
   
  orang asing demi orang asing datang dan pergi di penjara kita itu. sebagian 
kita kenal sambil lalu. sebagian meninggalkan kesan yang sangat dalam. sebagian 
kita hapus dengan rasa jijik. sebagian lagi menghilang begitu saja tanpa bilang 
apa-apa dan kita coba mencari-carinya dengan software tercanggih namun tidak 
juga muncul kembali. 
   
  login, logout. sign in, sign out. online, offline. visible,invisible. login 
again, sign in again, online again, visible again. 
   
  ah, apakah kita begitu gentar untuk bersendiri di alam raya ini? barang 
sehari saja?
   
  Dikutip dari :
  
http://foolishlysentimental.multiply.com/journal/item/14/KOTAK_KOMPUTER_INI_MEMENJARAKAN_KITA

imcw <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  salam Supriyadi,

dunia milis memang seperti itu pak...mediacare termasuk sangat lunak
dalam hal isi imel sehingga imel yang jauh berseberangan denga topik
juga diloloskan...bahkan imel yang hanya bertujuan menjelek jelekan
sebuah golongan juga dengan mudah lolos...

sekarang tinggal pinter pinternya kita aja, setiap komputer yang ada
di muka bumi ini sudah menyediakan tombol delete/del dalam
keyboardnya, salah satu tujuan dari disediakan tombol ini adalah untuk
menghapus hal hal yang tidak berkenan di hati...simpel khan?...
--
i made cock wirawan
http://free4share.blogspot.com


[mediacare] Protes Kasus Penggusuran Petani Rejang Lebong Bengkulu

2007-10-05 Terurut Topik Erwin Usman
Jakarta, 5 Oktober 2007

 

Nomor  : 527/DE/WALHI/X/2007

Lamp: -

Hal   : Surat Protes Penggusuran Tanah Masyarakat 

 

 

Kepada Yth

1.  Bupati Rejang Lebong

2.  Ketua DPRD Rejang Lebong

Di-

 T e m p a t

 

 

 

Salam Adil dan Lestari,

 

Kami telah mendapatkan informasi dan laporan tertulis dari Eksekutif Daerah
WALHI Bengkulu dan jaringan organisasi masyarakat sipil di Bengkulu,
menyangkut adanya gelar operasi penggusuran ratusan keluarga Masyarakat Adat
Lembak Tengah Kepungut dan sekitarnya di Desa Lubuk Mumpo SP IV Kecamatan
Kota Padang, dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Rejang Lebong
Propinsi Bengkulu, yang lokasinya untuk kepentingan pembukaan lahan proyek
transmigrasi.

 

Sebagai organisasi lingkungan hidup yang memperjuangkan dan membela
kepentingan masyarakat atas tanah dan sumber-sumber kehidupan, kami
memandang bahwa tindakan yang telah dilakukan jajaran Bapak di Pemerintah
Kabupaten Rejang Lebong, merupakan tindakan melawan hukum dan melanggar
prinsip-prinsip Hak Asasi Manusia, sebagaimana diamanatkan dalam UU
No.39/1999 tentang Hak Asasi Manusia. Penggusuran dan penyingkiran paksa
atas petani dan masyarakat adat untuk kepentingan pembangunan adalah
tindakan yang bertentangan dengan  Program Pembaruan Agraria Nasional
(PPAN), yang sedang digagas dan dipimpin oleh Bapak Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono. 

 

Karena itu dalam kasus ini kami mengecam keras, jika Bapak dan jajaran tetap
memaksakan diri menjalankan program transmigrasi dengan cara-cara
penggusuran paksa masyarakat. Selain daripada itu kami juga menyampaikan
seruan dan tuntutan:

 

1. Mendukung penuh tindakan masyarakat Adat Lembak Tengah
Kepungut dan sekitarnya untuk mempertahankan tanah dan sumber-sumber
kehidupannya dari tindakan penggusuran paksa.

2. Segera hentikan tindakan pembukaan lahan baru untuk proyek
transmigrasi di Desa Lubuk Mumpo SP IV Kecamatan Kota Padang.

3. Lindungi kepentingan hukum dan HAM masyarakat adat Lembak
Tengah Kepungut dan sekitarnya dari segala bentuk ancaman dan tindakan
kekerasan lainnya.

4. Segera mengambil tindakan-tindakan dialogis guna
menfasilitasi adanya forum dialog antara Masyarakat Adat Kepungut Tengah dan
sekitarnya di lokasi transmigrasi Desa Lubuk Mumpo SP IV Kecamatan Kota
Padang, dengan para pemangku kepentingan lainnya (stakeholders), agar hak
kelola dan kepemilikan lahan masyarakat dapat dilindungi.   

 

Disamping itu kami juga menegaskan bahwa dalam kasus sengketa agraria
seperti yang terjadi di Rejang Lebong ini, pemerintah seharusnya menjadi
fasilitator penyelesaian konflik dan melindungi masyarakat kecil, bukan
malah menjadi bagian utama dari persoalan itu sendiri.

 

Demikian kami sampaikan atas perhatian dan tindaklajut dari Bapak kami
sampaikan terima kasih.

 

Hormat kami,

 

Eksekutif Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia,

 

 

 

 

 

Chalid Muhammad

Direktur Eksekutif

 

 

Tembusan:

1.   Presiden Republik Indonesia di Jakarta

2.   Kepala Kepolisian Republik Indonesia di Jakarta

3.   Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi di Jakarta

4.   Ketua KOMNAS HAM di Jakarta

5.   Gubernur Bengkulu di Bengkulu

6.   Ketua DPRD Bengkulu di Bengkulu

7.   Direktur WALHI Bengkulu di Bengkulu

8.   Arsip

 

 

---

Contact person:

- Bapak ROZAK-wakil masyarakat korban: 0852-7388 0434

- Chandra-Community Organizer: 0813-736 07715

- M.Erwin Usman-WALHI Eknas: 0815-803 6003  

 

Sekilas background kasus:

http://akarfoundation.wordpress.com/2007/08/04/ratusan-warga-serbu-dprd-reja
ng-lebong/  

 

 

 

 

  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 



[mediacare] bukti rasa sayange? saya punya.

2007-10-05 Terurut Topik pandu ganesa
Semua orang pada marah ketika Rasa Sayange dijadikan jingle, tapi ketika pak 
Menteri bilang tolong carikan bukti, bisa buktikan nggak?

Saya coba tawarkan bukti yang saya punya, sahih nggaknya terserah:

Saya ada piringan hitam (sudah saya jadikan rekaman digital CD) "HEIMWEE 
NAAR INSULINDE" oleh George de Fretes en zijn Suara Istana met zang van 
Joice Aubrey, Bill Toma en George de Fretes, produksi Fontana, studio Decca 
(yang pernak nolak The Beatles).

Daftar lagu:
Side A:
Heinwee naar Insulinde (J.Hose)/Aoen ajoen (Arr. G. de Fretes)/Nina Bobo 
(arr. G.de Fretes)/Terang Boelan (Arr. G. de Fretes)/0.Ambonland (arr. G. de 
Fretes)/Inani Keke (arr. G.de Fretes)/RASA SAJANG E (Arr.G. de Fretes), dst. 
dst. termasuk Bengawan Solo, Waktu Potong Padi, Ajo Mamma, Gorro gorro ne. 
Semuanya arr. G. de Fretes.  Lagu penutup rekaman itu adalah Lief Ambon, 
yang hingga kini (?) masih dipakai untuk lagu penutupan RRI.

Meskipun ada tulisannya All Rights of The Record Producer and The Owner of 
the Work Reproduced Reserved, Copying, Public Performance And Broadcasting 
of The Record Prohibited, namun tetap saja dari segi hukum,  Indonesia tidak 
bisa membuktikan, karena nama-nama pencipta di rekaman itu tidak ada, 
kecuali lagu yang berbahasa Belanda. Untuk Rasa Sajang e, yang ada hanyalah 
si arranger saja (George de Fretes). Lagipula rekaman ini tidak bertahun, di 
sampul dan di dalamnya tidak ada data tahun, tapi tentu saja bisa dicek di 
Decca. Memang, kalau lawyernya pandai, karena semuanya tadi adalah lagu-lagu 
pop sebelum perang, tersirat, semuanya  adalah lagu-lagu 
Indonesia/Insulinde.

Jadi bagaimana? Berani maju, berani "malu" kalau kalah?

gono




Re: [mediacare] Re: Malaysia Minta Bukti 'Rasa Sayange' Lagu Milik Indonesia

2007-10-05 Terurut Topik Umbu Rey
Itu tandanya bangsa Indonesia masih jauh di bawah Malaysia dalam hal 
colong-mencolong atau tipu menipu. Dengan perkataan lain, orang Indonesia 
ternyata lebih goblok daripada Malaysia dalam hal ilmu kelicikan.
   
  Ahh...jangan omong soal yang lain, Kalah juga. Teknologi kalah, kesejahteraan 
apalagi. Kita cuma bisa berkoar-koar sebagai bangsa besar, tetapi tidak punya 
kemampuan memadai untuk mempertahankan jadi diri dan citra diri.
   
  Kita cuma bangga punya peninggalan adiluhur seperti Borobudur dan Prambanan, 
tetapi kalah dalam paromosi, dan  tidak bisa membangun gedung atau menara 
semisal Petronas yang tinggi dan megah itu.
   
  Jangan banggakan kuli-kuli kita yang mencampur semen membangun gedung megah 
itu. Oh, itu penghinaan. Mosok cuma bisa jadi kuli? Waktu zaman Belanda kita 
cuma jadi kulinya Daendels dan Van den Bosch. Waktu zaman Jepang kita jadi 
romusha. Kuli juga. Kenapa kok sekarang jadi kuli lagi di negara jiran yang 
luasnya hanya setengah Pulau Sumatera?
   
  Kenapa kita kalah dalam pengadilan internasional memperebutkan Sipadan dan 
Ligitan? Karena kita ternyata bodoh dalam berpolitik, sebab tak mampu 
berkomunikasi dan berbahasa Inggris. Karena kita tidak mampu memperlihatkan 
jati diri kita kepada dunia internasional, bahwa wilayah ini, dan tanah ini 
memang milik kita.
   
  Yang melakukan pembalakan liar itu siapa? Dalangnya Malaysia, dan kita cuma 
bisa jadi kuli yang menebang pohon itu. Kita dibodohkan lagi.
   
  Di Indonesia ini, kita hanya bisa peras bangsa sendiri, tipu bangsa sendiri, 
nyolong milik bangsanya sendiri, tetapi tidak mampu berbuat banyak untuk 
mencolong milik Malaysia, atau menipu orang Malaysia.
   
  Ke Malaysia kita cuma bisa jadi budak, kuli, jongos, dan babu. Tinggal di 
rumah bedeng, di situ kita perkosa perempuan dari bangsa sendiri pula. Mengapa 
kita tidak mampu  memperkosa istri majikan di Malaysia itu? Oh, itu penyanyi 
Siti Nurhaiza cuma seorang diri dari negeri jiran. Kita sanjung-sanjung dan 
terlena sampai bodoh ketika dia bersenandung. Eh, tahu-tahu uang kita habis 
berpindah juga ke Malaysia.
   
  Lalu, apakah kehebatan kita? Kita adalah bangsa yang paling beragama, tetapi 
kita juga lelbih terkenal sebagai bangsa yang paling korup di dunia 
internasional. Korupsi itu pun bukan dilakukan di negeri Malaysia, tetapi kita 
peras bangsa sendiri juga.
   
  Bagi saya, orang yang bercuap-cuap menghina Malaysia itu justru pengecut yang 
tak mengenal diri bangsanya sendiri. Yang disebut bangsa "yang malu-maluin" itu 
sebenarnya adalah kita juga. Kenapa kita tidak bisa seperti Malaysia? Malaysia 
bisa menipu kita, kenapa kita tidak bisa menipu Malaysia?
   
  Sebentar lagi kita berhari raya Idulfitri. Habis berminal aidin wal faidzin, 
dan bermaaf-maafan, kita lupa semua. Yang tinggal adalah akal bulus untuk 
menjarah lagi di negeri sendiri, menghabiskan uang rakyat dan negara dengan 
berkorupsi ria, memeras bangsa sendiri.
   
  Maaf seribu kali maaf...! Saya tidak bermaksud menyakiti Anda sekalian yang 
sedang memusuhi Malaysia. Saya sungguh benci kelakukan Malaysia, tetapi saya 
SANGAT MALU melihat tingkah kita sendiri.
   
  Dengarkan Ebiet G Ade bersenandung:
   
  Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita
  yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa
  Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita
  Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang.
   
  Hohohohoh Hohohoho, Haha hahaHahahahah
   
  Dududu Dududu du. Dudu dududu Hehehe hehe...
   
  IUR

whiskydoo2000 <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  kita udah kehilangan Pulau Sipadan ... belum lagi alat musik angklung
dan batik yang seenak2nya diaku sama negara yg katanya serumpun.
sekarang lagu "Rasa Sange" mau juga dicaplok sama Malaysia. kenapa sih
... pemerintah gak pernah belajar dari masalah yang kemarin2 ... ??? apa
perlu kita kembali ke jaman Bung Karno ... GANYANG MALAYSIA

--- In mediacare@yahoogroups.com, urban opini <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Malaysia tuh pintar n licik
> Ketika Menbudpar kita menanyakan hal ini
> justru pihak sana yang minta "Pembuktian Terbalik" ghuhahaha
> Apa benar kalau lagu "Rasa Sayange" milik Indonesia
> Bukan sebaliknya
>
> Kok Menbudpar mengiyakan permintaan Malaysia
> Kok... kita yg mesti repot-repot mencari pembuktian
> sementara Malaysia ongkang-ongkang kaki merasa tidak bersalah
> Walah
>
> Kalau memang demikian...
> Terlanjur basah neh...
> Yuk... rame-rame kita ngumpulin bukti
> Dari musisi... tuh dikoordinasi sama Andre Hehanusa, Christ
Pattikawa dan Enteng Tanamal
> Musikolog juga dikumpulin deh... gimana kalau Bang Rizaldi n the
genk
> Wartawan hiburan... nah urusannya bos Ludi, Remy Soetansyah, Miller,
Bens Leo, Denny Sakrie n the genk untuk ngumpulin data...
> Nah... semuang ngumpul dan berkoordinasi deh.
> Kita lawan tuh negara tetangga
>
> yuk... kita buktikan kalau kita ini masih punya harga diri (yang
tersisa)
>
> Urban
>
> Note: forwarded message attached.
>
>
> -
> Got 

Re: [mediacare] Untuk Pak Manneke : Kakek Buyut Yap Thiam Hien Adalah Mafia Opium Cina Dari Guangdong !!!

2007-10-05 Terurut Topik Lisman Manurung
Sebetulnya, bagi sejumlah orang di pedalaman Aceh dan
sebagian Sumatera Utara, sampai dengan sekarang ganja
masih digunakan sebagai penyedap makanan. Sekitar
tahun 60an, untuk engkong-engkong keturunan Cina
dianggap lumrah mengisap candu.

Nah, sekarang iklan rokok Malboro masih boleh dipajang
di jalan-jalan. Kira-kira di tahun 2040 mendatang
kisah iklan Malboro tahun 2007 adalah  kenangan masa
silam yang dihujat...





--- Supriyadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> 
> - Original Message - 
> From: Supriyadi 
> To: mediacare@yahoogroups.com 
> Sent: Friday, October 05, 2007 1:28 PM
> Subject: Re: [mediacare] Re: Kakek Buyut Yap Thiam
> Hien Adalah Mafia Opium Cina Dari Guangdong !!!
> 
> 
> 
> Pak Manneke,
> 
> Pada zaman itu peredaran opium atau candu tidaklah
> dilarang sebegitu rupa seperti zaman sekarang,
> melainkan resmi diatur peredaran dan perdagangannya
> untuk pemasukan kocek pemerintah jajahan Belanda. 
> Jadi sebutan mafia opium Cina terlalu berlebihan dan
> menyeramkan seolah-olah opium saat itu sebagai
> barang terlarang seperti marijuana atau cocain
> sekarang ini.
> 
> Biasanya penguasa Belanda menunjuk seorang kapitein,
> kebanyakan dari etnis Cina, untuk mengatur peredaran
> dan perdagangan candu. Kakek saya, orang Jawa,
> pernah menjadi mantri candu di Jogja dulu.
> 
> Bahkan di Jogja dan kota kota lain, dulu ada tempat
> lokalisasi penghisap candu, sehingga para penghisap
> candu terlokalisasi di suatu tempat. Tidak liar,
> sehingga mudah mengontrolnya.
> 
> Jadi petugas pengedar dan penjual candu resmi saat
> itu bukanlah mafioso.
> 
> BRGDS,
> 
> Supriyadi
> 
>   - Original Message - 
>   From: Manneke Budiman 
>   To: mediacare@yahoogroups.com 
>   Sent: Friday, October 05, 2007 11:33 AM
>   Subject: [mediacare] Re: Kakek Buyut Yap Thiam
> Hien Adalah Mafia Opium Cina Dari Guangdong !!!
> 
> 
> 
>   So what gitu lho? Kakek buyut kita semua kalo
> ditelusuri riwayat hidupnya pastilah juga bukan
> malaikat semua. 
> 
>   Ny. Mus kok kali ini nggak seperti biasanya ya?
> Biasanyabiar datanya mencengangkan, tapi masih
> relevan dan proporsional. Kali ini agak emosional
> dan terkesan punya dendam pribadi pada moyangnya Yap
> Hong Gie. 
> 
>   manneke
> 
>   -Original Message-
> 
>   > Date: Thu Oct 04 18:18:48 PDT 2007
>   > From: "Hafsah Salim" <[EMAIL PROTECTED]>
>   > Subject: [mediacare] Kakek Buyut Yap Thiam Hien
> Adalah Mafia Opium Cina Dari Guangdong !!!
>   > To: mediacare@yahoogroups.com
>   >
>   > Kakek Buyut Yap Thiam Hien Adalah Mafia Opium
> Cina Dari Guangdong !!!
>   > 
>   > Yap Thiam Hien, yang biasa dipanggil "John" oleh
> teman-teman akrabnya,
>   > adalah anak sulung dari tiga bersaudara dari Yap
> Sin Eng dan Hwan
>   > Tjing Nio. Kakek buyutnya adalah seorang
> Luitenant yang bermigrasi
>   > dari provinsi Guangdong di Tiongkok ke Bangka,
> namun kemudian pindah
>   > ke Aceh. Ketika monopoli opium di Hindia Belanda
> dihapuskan, kehidupan
>   > keluarga Yap dan banyak tokoh masyarakat
> Tionghoa saat itu merosot.
>   > Ditambah lagi oleh kekeliruan investasi di Aceh
> berupa kebun kelapa
>   > yang ternyata tidak memberikan hasil yang
> menguntungkan. Pada tahun
>   > 1920 kedudukan keluarga Yap digantikan oleh
> keluarga Han, yang datang
>   > dari Jawa Timur.
>   > 
>   > http://id.wikipedia.org/wiki/Yap_Thiam_Hien
>   > 
>   > > "Yap Hong-Gie" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   > > Serangan saya terhadap "Nyonya" Mus (MM),
> merupakan reaksi terhadap
>   > > fitnah rendahan terhadap orang tua saya yang
> notabene tidak ada 
>   > > hubungannya dengan konteks diskusi, itu
> menandakan bahwa kita 
>   > > memasuki gelanggang "free-fight", dimana hanya
> satu aturan yang 
>   > > berlaku: "no rules!" 
>   > 
>   > > Tapi coba suruh buktikan; bawa data pendukung
> atau menunjukan
>   > > referensi kredibel mengenai salah satu
> pernyataannya, pasti MM
>   > > lari-lari seperti petasan injek.
>   > > 
>   > 
>   > 
>   > 
>   > 
>   > Keluarga Yap turun temurun punya keahlian untuk
> konspirasi dengan
>   > kekuatan politik yang berkuasa dalam
> pemerintahan. Sebagai pelindung
>   > keluarga Suharto, Yap menempatkan diri sebagai
> opposisi. Sulit bagi
>   > keturunan Cina di Indonesia bisa bertahan,
> terkenal bahkan jadi simbol
>   > masyarakat sebagai musuh pak Harto melalui
> bidang hukum. Tuduhan dan
>   > kesalahan kecil2an dari Cendana difokuskan jadi
> besar untuk menutup
>   > kesalahan dan kejahatan Cendana yang besar2an.
> Tidak tanggung2 dia
>   > diberi dan mendapatkan berbagai award.
>   > 
>   > Mungkin, kalo saja kita cuma memandang satu
> frame tentang figure Yap
>   > Thiam Hien dalam satu scope saja, maka analysis
> saya bisa dianggap
>   > subjective, tapi kalo kita telaah scope-nya
> secara turun temurun,
>   > ternyata keluarga Yap ini menyimpan memory
> keluarganya turun temurun
>   > sebagai kebanggaan feodalisme Cina dalam
> berbagai masa.
>   > 
>   > Dengan berbagai tehnik memutar balik kata agar
> pembaca bisa membaca
> 

[mediacare] DODO ZAKARIA BUTUH BANTUAN DARAH O

2007-10-05 Terurut Topik denny sakrie
Rekans yang tersayang
  Saat ini rekan kita Dodo Zakaria masih tergeletak tak berdaya di RS Cinere 
.Menurut rencana komposer,arranger,produser musik ini Insya Allah akan di 
operasi esok pagi dan membutuhkan donor darah berupa darah golongan O 
+,mengingat persediaan darah di PMI untuk jenis ini kurang.
  Untuk informasi lebih jelas ,bisa menghubungi rekan James F Sundah di 
081519191913
   
   
  Wassalam
  DS
  0818417357

   
-
Moody friends. Drama queens. Your life? Nope! - their life, your story.
 Play Sims Stories at Yahoo! Games. 

[mediacare] info festival performance di Surabaya

2007-10-05 Terurut Topik [EMAIL PROTECTED]
SIP-AE 2008: Surabaya International Performance-Art
Event 2008

PROBALANCE ; In The Name of City

April 2008, variasi Venue ( Taman Budaya Jawa Timur,
Tugu Pahlawan, Balai Pemuda, Museum dan Kebun
Binatang)


INTRO


‘Probalance’ adalah tafsiran dari berbagai obrolan dan
pertemuan seniman (performance artist) Jakarta,
Bandung, Jogja dan Solo. serta dari usulan ide dan
harapan di Surabaya untuk mengadakan perhelatan
‘performance art’ secara internasional. Melalui
beberapa obrolan dengan S.Tedy (seniman
Kontemporer-Jogja),  SS Listyowati (Performance
artist-Jakrta) saat di Surabaya, juga kunjungan kita
ke Festival Perf:urban Jogja menemui Arahmaiani
(Seniman Kontemporer dan Performans artist – Bandung),
menghasilkan ide gagasan SIP-AE 2008 atau
kepanjangannya Surabaya International Performance Art
Event 2008. Selain itu inisiatif ini didukung oleh
Melati Suryodarmo (Performance artist & Direktur
Festival ‘Unclosed Territorial #2’ 2008 di Solo)
mengajak kerjasama festival berlanjut dan meneruskan
tour ke Surabaya, melalui tema baru dari AREK
Performance yaitu PROBALANCE ; In The Name of City.

Kerangka kuratorial yang mendasari Surabaya
International Performance Art 2008 atau SIP-Ae2000
adalah Probalance; Mencari keseimbangan, atas nama
kota; sebuah terminal sejarah kota, yang pernah
menjadi tempat ‘transit’ para seniman era ’60 - ‘80.
Saat itu Surabaya menjadi ‘penyambung rantai’
perjalanan darat para seniman dari Jakarta, Bandung,
Semarang, Jogjakarta yang akan menuju pulau Bali
maupun sebaliknya. Peluang itu menjadi ajang
sillaturahim, diskusi menyalurkan energi kreatif dan
mengkritisi perkembangan, atau mencari definisi baru
tentang kesenian saat itu. Sehingga Sanento Yuliman
pernah juga membuat makalah untuk simposium nasional
seni rupa (berjudul: Dua Seni rupa) di Dewan Kesenian
Surabaya pada bulan Juli 1984. namun seiring dengan
waktu, pergerakan para seniman kini lebih banyak
dilakukan melalui perjalanan udara, sehingga banyak
gagasan dan aksi seni yang mampat di tempat.


Probalance: kata menuju Performance

Surabaya yang telah dikenal sebagai kota INDAMARDI
(Industri, Dagang, Maritim dan Pendidikan) dan kota
Metropolitan ke-dua, ternyata masih mempunyai standar
apresiasi yang tinggi terhadap nilai-nilai seni dan
kebudayaan, ditandai dengan mekanisme kerja yang terus
berkembang, begitu banyak kegiatan festival seni atau
even-even seni lainnya. Kemeriahan itu juga didukung
banyaknya artist independent bermunculan. Sebagian
besar telah mengalami bagaimana lika liku pelaksanaan
proses kreatif dan penyajiannya. Suatu kewajaran bahwa
dalam usaha meningkatkan mutu kehidupan baik secara
fisik maupun kejiwaan sama-sama mendapat perhatian.

Surabaya juga disebut sebagai kota pahlawan memiliki
latar belakang sejarah perjuangan bangsa yang dramatis
melawan penjajah. Peristiwa bersejarah itu ditandai
meletusnya perang di Surabaya pada 10 nopember 1945
melawan Belanda yang berpusat di hotel Yamato
(sekarang Hotel Majapahit). Dengan senjata seadanya
merebut kembali kemerdekaan secara heroic dan efektif.
Perebutan kekuasaan juga ditandai dengan jatuhnya
banyak korban jiwa dari para pejuang yang memanjat
tower/puncak gedung  ber-bendera Belanda
(merah,putih,biru) hingga mencapai puncak dan merobek
warna biru, menjadi simbol kemenangan mengembalikan
bendera Indonesaia (merah,putih) berkibar kembali.
Perang perjuangan itu menjadikan kota Surabaya disebut
kota Pahlawan.

Surabaya dan Yin Yang: Surabaya berasal dari dua kata
atau konsep filosofi; Sura  dan Baya, atau Ikan Suro
dan Boyo (Buaya). Suro atau Ikan Hiu symbol dari
hal-hal positif sedangkan Boyo, bahaya atau Buaya
menjadi symbol hal-hal negative. Sehingga bisa
diartikan bahwa SUROBOYO adalah sebuah pergulatan
antara ‘yang baik’ dan ‘yang buruk’, hanya bagaimana
kita dapat mencari keseimbangannya masing-masing
layaknya symbol yin-yang yang menaruh lingkaran kecil
pada masing-masing yin dan yang. Jadi surabaya juga
bisa diumpamakan sebagai kota Yin-Yang.

Aspek-aspek lain yang menjadi imbas isu problem
perkotaan dalam pemaknaan yang lebih luas secara
sosiologis, filosofis bahkan semiologis sangat
dimungkinkan untuk muncul dalam even ‘Probalance’ ini.


Acara ini terdiri dari empat bagian yaitu:

1.Action art / Performance art

2.Screen - Pemutaran Dokumentasi karya-karya
Performance art 

3.Talk show

4.Crowd
Tari Remo-Ludruk
Reog Ponorogo 
Kuda Lumping


Yang terlibat dalam acara 

(Talkshow)
Talkshow akan mengundang beberapa praktisi perkotaan
yang telah memberikan kontribusi besar bagi wajah
perkotaan Surabaya. Pembicara berasal dari Latar
belakang yang berbeda-beda, 

(Performer)
Nanang Zul (Surabaya)
Tjahjono Hadi ( Surabaya)
Ilham J Baday (Surabaya)
Arahmaiani(Bandung)
SS. Listyowati (Jakarta)
Melati Suryodarmo (Solo)

Para performer diatas adalah tentative, terbuka
kemungkinan untuk menambah performer dari kota dan
negara lain.

ILHAM J. BADAY.




  

Shape Yahoo! in 

[mediacare] Lowongan PR: Maverick

2007-10-05 Terurut Topik awie mohd. yudiansyah
Mas Radityo, kantorku lagi nyari PR associate nih. 
   
  Info tentang Maverick ada di:
  http://maverickid.com/2007/07/10/maverick-wants-mavericks/
http://maverickid.com 
  http://www.maverick.co.id
   
  ~ awie
   
  Maverick wants Mavericks

In our 5th year of operations, Maverick has grown immensely from a staff 
strength of six to 38. We have been operationally profitable from launch and 
are now more ready than ever to expedite our business growth.

We currently have an opening for two junior-level consultants (fresh graduates 
or those between entry level and three years of working experience). We like 
book smarts, but we are more interested in hiring street smarts. It’s an 
advantage to have experiences working in PR, but we also like to work with 
young people with knowledge, lots of energy, drive and a can-do attitude.

Why should you consider working in Maverick? Because we are unorthodox and 
enjoy taking on unconventional challenges. Merely executing conventional PR 
practices well isn’t enough to keep us happy. For a relatively young firm, we 
have been able to implement innovative practices that even more established 
firms can only talk about. We were, for instance, one of the first companies in 
Indonesia to start a corporate blog and built a web-based media monitoring 
service that enables clients to measure their PR output and share of voice in 
editorial space. We have also been championing Corporate Social Leadership 
instead of Corporate Social Responsibility for both our clients and ourselves.

So if you think you’ve got what it takes to be a Maverick, send in your resumes 
and a cover note to [EMAIL PROTECTED]

Short-listed candidates will be called for an interview.
 

   
-
 For ideas on reducing your carbon footprint visit Yahoo! For Good this month.

[mediacare] FENOMENA QASIDAH MODERN

2007-10-05 Terurut Topik denny sakrie
Senin, 01 Oktober 2007

Republika,Senin 1 Oktober 2007
  Fenomena Qasidah Modern 
   
  oleh Denny Sakrie




  Setiap bulan suci Ramadhan, tak syak lagi begitu banyak album-album berlabel 
religius Islami dirilis oleh berbagai perusahaan rekaman. Ini merupakan 
fenomena yang berkembang sejak dasawarsa 1970-an. Artis maupun kelompok musik 
yang sesungguhnya menapak di jalur musik pop, melakukan terobosan dengan 
merilis album bertajuk Qasidah Modern. 
  Mungkin masih lekat dalam ingatan bahwa pada paruh dasawarsa 70-an, tiba-tiba 
begitu banyak kelompok musik yang menjejali industri musik kita dengan musik 
ber-label qasidah modern. Ada Koes Plus (Tonny, Yon, Yok, dan Murry) dari label 
Remaco yang merilis album qasidah dengan sederet lagu seperti Nabi Terakhir, Ya 
Allah, Sejahtera dan Bahagia, Zaman Wis Akhir, Ikut Perintah-Nya, Karena Ilahi, 
atau Kesyukuran yang Suci. Kelompok rock asal Surabaya AKA yang didukung Utjok 
Harahap, Arthur Kaunang, Soenatha Tandjung, dan Syech Abidin, di perusahaan 
rekaman yang sama pun mengeluarkan album qasidah modern. 
  Uniknya, baik Koes Plus maupun AKA beberapa personelnya seperti Yon Koeswoyo 
(Koes Plus), Soenatha Tandjung, dan Arthur Kaunang (AKA) justeru bukan penganut 
Islam. Lalu Bimbo pun tak ketinggalan merilis album qasidah modern dengan 
lagu-lagu, seperti Rindu Kami pada-Mu, Qasidah Matahari dan Rembulan, Dikaulah 
Tuhan Terindah, hingga Anak Bertanya pada Bapaknya. Menariknya dalam penulisan 
lirik lagu, Bimbo menjalin kolaborasi dengan penyair Muslim, Taufiq Ismail. 
Selain itu, Bimbo yang didukung Sam, Acil, Jaka, dan Iin Parlina, juga 
memperoleh kontribusi penulisan lirik dari KH Miftah Faridl, E.Z Muttaqien, 
Endang Sjaifuddin Anshari, dan banyak lagi. 
  Tak semuanya menuai sukses. Itu patut diakui. Namun, dari pergulatan yang 
kompetitif, mencuat salah satu di antaranya adalah kelompok Bimbo asal Bandung, 
Jawa Barat, yang kemudian berlanjut hingga sekarang ini. Bahkan, Bimbo yang 
tahun ini genap berusia 40 tahun, memperoleh predikat sebagai kelompok musik 
religius. 
  Penggagas
  
Lalu siapakah sesungguhnya yang menggagas munculnya terminology qasidah modern 
dalam industri musik (pop) Indonesia? Dalam catatan, ada pemusik bernama Agus 
Sunaryo yang memimpin kelompok musik Bintang-bintang Ilahi berupaya memasukkan 
unsur modern dalam musik yang mengiringi qasidah. Instrumen combo band mulai 
dilibatkan di dalamnya, seperti keyboard, gitar elektrik, dan bass elektrik. 
  Tersebutlah Rofiqoh Darto Wahab, penyanyi qasidah yang telah mencuri 
perhatian ketika tampil dengan qasidah modern pada sebuah acara keagamaan yang 
berlangsung di kota kelahirannya, Pekalongan, pada tahun 1964. Lalu ada 
kelompok qasidah wanita yang bermain dengan setumpuk instrumen band bernama 
Nasyidah Ria, yang antara lain memopulerkan lagu Perdamaian, lagu yang kemudian 
dibawakan dalam versi rock oleh kelompok Gigi. Artis lainnya yang mencoba 
berqasidah modern, antara lain penyanyi Fenty Effendy serta Djamain Sisters 
yang didukung Rien Djamain. 
  Pro dan kontra perihal qasidah modern pun menyembur. Mochtar Luthfy El 
Anshary, salah seorang ahli musik qasidah, yang pernah memimpin Orkes Gambus Al 
Wardah dan Hasan Alaydrus dari Orkes Gambus Al Wathan, menilai bahwa apa yang 
dilakukan oleh Agus Sunaryo dengan embel-embel qasidah modern sebetulnya tak 
bermuatan anasir modernisasi qasidah. ''Saya hanya melihat musik band yang pop 
telah dipaksakan dengan syair-syair lama,'' kata Alaydrus, seperti yang ditulis 
majalah Tempo edisi 37/IV/16/ 22 November 1974. 
  Mochtar Luthfy El Anshary berpendapat, ''Pantun-pantun bahasa Arab itu 
diletakkan dalam irama yang tidak tepat.'' Namun, niat untuk 'memodernisasi' 
qasidah tiada pernah berhenti. Dari tahun ke tahun pergeseran telah terlihat 
dengan nyata. Saat itu, pada tahun 1974, Koes Plus yang menoreh kontroversi, 
karena juga merilis album Natal, menyanyikan syair religius dengan menggunakan 
bahasa Jawa pada lagu bertajuk Zaman Wis Akhir. 
  Bimbo sendiri banyak mengadopsi musik Flamenco dalam racikan musik 
qasidahannya. Dan, Bimbo bahkan telah mencoba melepaskan diri dari pakem 
qasidah yang berbasis bahasa Arab. ''Kami menggunakan syair berbahasa 
Indonesia,'' ujar Samsudin Hardjakusumah atau lebih dikenal dengan Sam Bimbo. 
   
  Keragaman
Saat ini keragaman musik religius sangat terasa. Ada yang menyelusupkan 
pengaruh musik R&B (rhythm and blues), seperti yang dilakukan oleh kelompok 
Shaka hingga Nawaitu Project. Kelompok Gigi bahkan seolah meneruskan apa yang 
pernah dilakukan oleh kelompok rock, AKA, pada tahun 1975, memasukkan anasir 
musik rock yang dinamis dan sarat gegap gempita. 
  Debby Nasution dari Gank Pegangsaan dalam album solo religiusnya malah 
memasukkan repertoar klasik milik Johann Sebastian Bach. Ada pula yang 
membaurkannya dalam musik jazz, seperti album Sound of Beliefe. Gito Rollies 
mendaur ulang dua hit dari The Rollies yakni Hari Hari dan Kau yang Kusayang, 
tetapi d

Re: [mediacare] Penjelasan Muhammadiyah Sulsel tentang 1 Syawal 1428 H

2007-10-05 Terurut Topik as as
Kalau hisabnya keliru, bagaimana ?
Siapa menjamin, bahwa semua yang dikerjakan itu mutlak benar ?
Bisa terjebak kepada eksklusivisme.
Ngikuti yang umum saja bagaimana, siiih ?
Ilmu Astronomi (yang lebih hak) sudah mengatakan lain.

win as <[EMAIL PROTECTED]> wrote:   Penjelasan 
Muhammadiyah Sulsel tentang 1 Syawal 1428 H
 
 Sehubungan dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan
 oleh warga masyarakat yang mempertanyakan alasan
 Muhammadiyah menetapkan tanggal 1 Syawal 1428 H secara
 tersendiri yakni tanggal 12 Oktober 2007 dan tidak
 mengikuti penetapan yang dilakukan pemerintah, maka
 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan
 memberikan penjelasan sebagai berikut :
 
 Berdasarkan maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah nomor
 03/MLM/I.0/E/2007 tanggal 05 Ramadhan 1428 H / 17
 September 2007 M, telah menetapkan bahwa hari raya
 Idul Fitri 1 Syawal 1428 H jatuh pada hari Jum'at
 tanggal 12 Oktober 2007 M.
 
 Hal ini sesuai dengan hisab hakiki wujudul-hilal yang
 dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan
 Pusat Muhammadiyah.
 
 Hasil hisab awal Syawal 1428 Hijriyah adalah ijtimak
 menjelang Syawal 1428 H terjadi pada hari Kamis
 tanggal 11 Oktober 2007 M pukul 12:02:29 WIB. Tinggi
 hilal pada saat terbenam matahari di Yogyakarta berada
 pada posisi lintang sama dengan minus tujuh derajat
 empat puluh delapan menit dan pada bujur seratus
 sepuluh derajat dua puluh satu menit bujur timur sama
 dengan plus nol-nol derajat tiga puluh tujuh menit
 tiga puluh satu detik, artinya  hilal sudah wujud.
 
 Sementara pada saat matahari terbenam tanggal 11
 Oktober 2007 M (hari Kamis), wilayah Indonesia
 terlewati oleh garis batas wujudul-hilal sehingga
 wilayah Indonesia terbagi menjadi dua bagian. Bagian
 sebelah barat garis tersebut hilal sudah wujud,
 sedangkan bagian sebelah timur hilal belum wujud.
  
 Berdasarkan hasil hisab tersebut dan sesuai dengan
 metode penentuan awal bulan yang dipedomani oleh
 Muhammadiyah, maka tanggal 1 Syawal 1428 H jatuh pada
 hari Jum'at tanggal 12 Oktober 2007 M, dan berdasarkan
 prinsip kesatuan wilayatul-hukmi atau kesatuan wilayah
 hukum dalam satu negara, maka wilayah yang belum
 wujudul-hilal dapat mengikuti wilayah yang sudah
 wujudul-hilal.
 
 Dasar penetapan awal bulan yang dipedomani
 Muhammadiyah adalah hisab hakiki wujudul-hilal dengan
 kriteria;
 1. Menurut perhitungan hisab, telah terjadi ijtimak;
 2. Ijtimak terjadi sebelum magrib (sebelum matahari
 terbenam);
 3. Pada saat terbenam matahari, Bulan berada di atas
 ufuk, Bulan belum terbenam.
 
 Bila ketiga kriteria itu terpenuhi, maka malam itu dan
 keesokan harinya dinyatakan sebagai Bulan baru; dan
 bila mana tidak terpenuhi, maka malam itu dan keesokan
 harinya dinyatakan sebagai hari terakhir bulan
 berjalan dan bukan Bulan baru.
 
 Dalil-dalil syar'i  penetapan ketiga kriteria dan
 metode di atas adalah :
 
 a. Surat Yasin ayat 39 dan 40 yang artinya : Dan telah
 Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga
 (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir)
 kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua (39).
 Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan
 malam pun tidak dapat mendahului siang; dan
 masing-masing beredar pada garis edarnya (40).
 
 Cara memahami ayat-ayat tersebut adalah bahwa; menurut
 ayat 39, Allah menentukan bahwa Bulan dalam
 perjalanannya mengelilingi bumi melalui
 manzilah-manzilah hingga sampai manzilah terakhir di
 mana Bulan kembali sebagai al-'urjun al-qadim.
 
 Keadaan itu terjadi di sekitar saat terjadinya
 ijtimak. Sebelum ijtimak disebut bulan mati semakin
 lama semakin mengecil, sedangkan sesudahnya disebut
 bulan sabit semakin lama semakin besar.
 
 Ijtimak sendiri tidak otomatis dapat dijadikan ukuran
 penetapan bulan baru karena perbandingan ukuran
 piringan Bulan dan piringan Matahari tidak tetap,
 melainkan berubah-ubah. Oleh karena itu, diperlukan
 unsur lain untuk menentukan awal bulan baru, yaitu
 pernyataan bagian pertama ayat 40.
 
 Penggalan pertama ayat ini menyatakan bahwa tidak
 mungkin Matahari mengejar Bulan. Dari astronomi
 diketahui bahwa gerak semu matahari dalam perjalanan
 tahunannya jauh lebih lambat dibandingkan gerak bulan
 dalam perjalanan bulanannya yang keduanya sama-sama
 bergerak dari arah Barat ke Timur. Bulan menempuh
 jarak lebih dari 13,2 derajat, sedangkan Matahari
 kurang dari 01 derajat, sehingga Bulanlah yang lebih
 cepat, dan tidak ada kemungkinan bagi Matahari
 mengejar apalagi mendahuluinya.
 
 Bagian awal ayat 40 dengan dihubungkan kepada ayat 39
 memberikan pengertian bahwa Bulan Baru mulai ketika
 Bulan telah mendahului Matahari dalam gerak mereka
 dari Barat ke arah Timur. Saat Matahari terkejar oleh
 Bulan itulah dalam astronomi disebut dengan ijtimak.
 
 Meskipun ijtimak dapat dipedomani sebagai saat
 pergantian dua bulan yang berurutan, namun sangat
 sulit untuk diterapkan, karena ia bisa terjadi kapan
 saja. Oleh karena itu diperlukan unsur lain yang dapat
 dijadikan ukuran konkrit be

[mediacare] Budiarto Shambazy: Pancasila " ICA"

2007-10-05 Terurut Topik Dyah Retnowulan
  Pancasila " ICA"
   
  Oleh: Budiarto Shambazy
   
  Kompas 02 Oct 2007 
   
  Istilah "republik hamil tua" menunjukkan ketegangan dalam hubungan PKI-TNI 
AD-BK (Bung Karno). PKI merasa makin berkuasa, membuat khawatir TNIAD dan 
kekuatan antikomunis lainnya.
  BK yang utopis ingin "berdiri di atas semua golongan" melalui Nasakom. la 
kerap menyebut dua putra mahkota: Menpangad A Yani dan Ketua Umiun PKI DN Aidit.
  Mengapa BK di saat-saat akhir lebih condong pada PKI? Fakta menunjukkan ia 
penemu Marhaenisme sebagai Mandsme Indonesia.
  Tradisi Marasme berurat akar dalam pergerakan nasional sejak era radikalisasi 
SI (Sarekat Islam) tahun 1917. PKI sudah memberontak terhadap Belanda di 
Silungkang tahun 1927.
  Tokoh-tokoh komunis/sosialis ikut berjuang melawan Belanda sejak era SI 
sampai Proklamasi 1945. Ada Semaun Prawiroat-modjo, Muso, Tan Malaka, Amir 
Syarifuddin, sampai Sutan Sjah-rir.
  Seperti tangan, ada yang "kiri" dan ada yang "kanan". Kalangan kanan 
menganggap PKI berkhianat sejak pemberontakan Madliun tahun 1948.
  Pertentangan ideologis domestik itu proxy war antara Amerika Serikat (AS) dan 
Uni Soviet sejak Revolusi Rusia 1917. RI terjebak Perang Dingin sampai BK 
menggagas Konferensi Asia-Afrika (KAA).
  BK dalam periode 1955-1965 lelah mengurusi bangsa ini. la mencoba berbagai 
resep konsensus nasional, termasuk Konsepsi, Dekret Presiden 5 Juli 1959, 
Manipol, Usdek, Nasakom, dan sebagainya.
  la diganggu subversi AS, ditarik ke pusar persaingan Soviet-China, dan 
memperjuangkan Conefo. la diganduli pemberontakan PRRI/Permesta, operasi 
pembebasan Irian Barat, dan Konfrontasi.
  Sebagai negara besar dan strategis, RI jadi ajang pertempuran antarintelijen. 
Yang ikut bermain tak cuma CIA, tetapi juga dinas intelijen Barat, ko-munis, 
Jepang, bahkan Malaysia dan Singapura.
  Sejak 1960 fitnah yang diembuskan dinas-dinas intelijen jadi santapan harian. 
Soal kudetalah, Dewan Jenderal-lah, dan, yang teramat menarik, fitnah BK sakit 
keras.
  Wajar setiap tokoh, parpol, dan kekuatan politik ambil ancang-ancang 
seandainya BK tutup usia. Wajar juga konflik PKI-TNl AD makin memanas.
  Sampai kini Gerakan 30 September (G30S) sebuah enigma yang misterius. Namun, 
konste-lasi politik berubah total akibat dari G30S yang berlangsung hanya dalam 
hitungan jam.
  G30S peristiwa yang terpisah dengan pembunuhan massal warga tak bersalah, 
apalagi de-ngan penangkapan tanpa prose-dur hukum. Hak-hak, harta ben-da, dan 
martabat para korban dilenyapkan, dicuri, dan diinjak-injak.
  Amok terhadap saudara sebangsa itu ditanggapi kemarahan pemerintah, pers, dan 
masyarakat AS dan negara-negara Barat. Mereka makin geleng-geleng kepala 
melihat perlakuan terhadap tapol di Pulau Buru.
  Itu sebabnya, Presiden AS Jimmy Carter ogah ke sini. Ratu Elizabeth turun 
tangan agar ek-sekusi mati terhadap mantan Menlu Soebandrio dibatalkan.
  G30S melahirkan Orde Baru yang mengintroduksi budaya ke-ras. Sikap enggan 
bertanggung jawab pemerintah tercermin dari kebiasaan mengoknumkan atau 
mengambinghitamkan sia-pa saja.
  Selain oknum dan kambing hitam, masih ada "ekstrem kanan", "ekstrem kiri", 
bahkan "OTB" (organisasi tanpa bentuk). Jika sudah kepepet, masih ada 
"sisa-sisa PKI" atau "PKI Gaya Baru".
  Budaya keras lainnya bersiasat meletuskan kerusuhan dalam persaingan 
kekuasaan. Ada peristiwa Bandung '73, Malari '74, Lapangan Banteng '82, Tanjung 
Priok '84, "Petrus", 27 Juli '96, Kerusuhan Mei '98, atau Tragedi Semanggi I 
'98/Semanggi II '99.
  Dan, seperti biasa, tak ada tersangka karena semua merasa above the law. Anda 
dengan mudah menemukan mereka yang above the law cukup dengan mengikuti 
pemberitaan sehari-hari.
  Kesimpulannya, Orde Baru tak lebih baik daripada Orde Lama. Mereka penelikung 
sejati yang bertahan hidup di atas bahasa politik eufimistis.
  Kenaikan harga dipelesetkan jadi "penyesuaian harga", warga miskin menjadi 
"prasejahtera", atau penyebab banjir sebagai bencana buatan manusia adalah 
"fenomena alam".
  Saya senang dengan sebuah perumpamaan bahasa Inggris, "We've learnt that 
people don't actually change very much". Oleh sebab itulah Orde Reformasi tak 
ubahnya "Orde Baru Baru".
  Nyaris tak ada kultur yang berubah, hanya struktur yang berganti. Jika Orde 
Baru menerapkan demokrasi setengah hati, Orde Baru Baru mempraktikkan demokrasi 
setengah jadi.
  Seperti biasa, 1 Oktober Pancasila kembali jadi korban. Telah lama Pancasila 
jadi status simbol seperti benda keramat, mobil SUV, ikan arwana, atau 
smart-phone paling anyar.
  Pelecehan terbesar terhadap Pancasila terjadi ketika Pak Harto bilang 
menyerang dia sama dengan menyerang Pancasila. Raja Perancis Louis XTV bilang 
"l'etat c'est mot' (saya adalah pe-merintah).
  Pancasila dimanfaatkan cuma sebagai gaya-gaya'an doang. Kini marak lagi gaya 
usang "awas bahaya komunisme" sebagai musuh Kesaktian Pancasila.
  Sejak lahir, Pancasila sudah sakti, kok. Musuh paling berbahaya bukan 
komunisme, tetapi diri sendiri.
  Pancasila bukan saja s

[mediacare] DOA UNTUK ANGKASAWAN

2007-10-05 Terurut Topik dato kemala
doa untuk angkasawan
Oleh  Sazarina Shahrim

KUALA LUMPUR:  Kedua-dua angkasawan negara tidak dibenarkan bersentuh dengan 
individu lain walaupun untuk bersalam sehingga berlepas menaiki pesawat Soyuz 
ke Stesen Angkasa Lepas Antarabangsa (ISS) pada 10 Oktober ini bagi memastikan 
kesihatan mereka tidak terjejas.  Mereka juga tidak dibenarkan keluar dari 
tempat penginapan di Hotel Cosmonaut, Baikonour, Kazakhstan, sejak dikuarantin 
bermula Jumat lalu. 
  Menteri Sains, Teknologi dan Inovasi, Datuk Seri Dr. Jaamaluddin Jarjis, 
berkata hanya pihak tertentu saja yang akan dapat bertemu dengan mereka karena 
pergerakan mereka dikawal ketat demi keselamatan dan kesehatan. "Kedua-dua 
mereka  kini menjalani latihan intensif terakhir secara tertutup. Angkasawan 
kita dilatih mengendalikan Soyuz apabila berlaku kecemasan dan kini di 
peringkat akhir latihan menjalankan eksperimen sains.
   "Mereka juga peringkat akhir menjalani latihan fisiologi danmental bagi 
memastikan mereka cepat menysuaikan diri sejurus tiba di ISS seperti pada waktu 
tidur dan makan," katanya kepada pemberita di sini, semalam.   Jamaluddin 
berkata, angkasawan negara dijangka akan menerima amanat daripada Yang 
di-Pertuan Agong, Tuanku Mizan Zainal Abidin; Perdana Menteri, Datuk Seri 
Abdullah Ahmad Badawi dan Timbalan Perdana Menteri Datuk Seri Najib Razak 
apabila tiba di ISS.
Beliau berkata, pihaknya juga memohon semua Jabatan Agama Islam Negeri 
untuk mengadakan Khutbah Jumat dan solat hajat untuk angkasawan negara.  Beliau 
juga mengadakan sidang akhbar setiap hari bagi memberi maklumat terkini 
perkembangan angkasawan negara.  Seorang daripada dua calon angkasawan negara, 
Dr Sheikh Muszaphar atau Dr Faiz Khaleed dijangka berlepas dari Boikonour 
Cosmodrome di Kazakhstan menaki pesawat Soyuz ke ISS pada 10 Oktober ini. 
BERITA HARIAN, Khamis  4 Oktober 2007

Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[mediacare] Mengenang Ajaran Gandhi

2007-10-05 Terurut Topik Dodi Adnan
Gandhi sudah banyak memberi cara bagaimana melawan... dan berhasil..
Semoga terus dapat menjadi inspirasi

Salam
Dodi Adnan

klik :
http://www.berpolitik.com/viewnewspost.pl?nid=124

   
-
Fussy? Opinionated? Impossible to please? Perfect.  Join Yahoo!'s user panel 
and lay it on us.

Re: [mediacare] Menyesal dan prihatin - Re: My dear "Ny. Muslim binti Muskitawati" - Re: Soeharto

2007-10-05 Terurut Topik mediacare
Dalam berinteraksi melalui milis, saya sarankan tidak perlu bertanya-tanya dan 
menelisik apa agamanya, apa sukunya, apa kewarganegaraannya, apa warna 
kulitnya, anaknya siapa, dan lain sebagainya. Kalau ngebet ingin bertanya 
tentang hal-hal tersebut, daripada berspekulasi, silakan kirim melalui japri 
(jalur pribadi kepada ybs). 

Dalam pengelolaan milis, memang berbeda-beda aturannya. Tidak seragam. 
Sedangkan milis Mediacare adalah milis dimoderasi yang relatif longgar, walau 
inti dari topik yang dibahas berkaitan dengan media massa. 

Untuk Mas Suryadi, kalau memang Nyonya Muskitawati kerap menjelek-jelekkan 
Islam, silakan disanggah apa yang ia tulis. Tidak perlu menebak-nebak bahwa ia 
pendeta Kristen. Seolah musuh Islam cuma orang Kristen saja. Bukankah banyak 
juga umat Islam yang gerah dengan kondisi agama yang ia peluk? Bukankah Islam 
itu warna-warni, alias tidak tunggal? Apa kita akan diam saja kalau ada umat 
yang mengaku Islam tapi merusak sana-sini, ancam kiri-kanan, bahkan saling 
bunuh-bunuhan? Apa lelakon itu tak perlu kita kritisi? Apa Mas Suryadi diam 
berpangku tangan saja, tidak ada upaya untuk menyadarkan mereka? Atau 
barangkali ulah macam FPI sesuai dengan pikiran Mas Suryadi?

Kalau mengikuti alur tulisan Nyonya Mus sejak ia bergabung di apakabar hingga 
kini di mediacare, 
walau ia mengaku Islam tapi menurut saya ia sosok yang tak perlu lagi 
menyandang agama. Entah sekuler, agnostik, atheis, penganut Scientology seperti 
Tom Cruise, atau menyembah-nyembah pohon. 

 




  - Original Message - 
  From: Ferry Wardiman 
  To: mediacare@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, October 04, 2007 4:55 PM
  Subject: [mediacare] Menyesal dan prihatin - Re: My dear "Ny. Muslim binti 
Muskitawati" - Re: Soeharto


  Mas Supriyadi,

  Saya tidak ingin berspekulasi soal yang saya tidak ketahui.
  Apalagi yang berpotensi meruwetkan pembahasan mengenai substansi.

  Bila ada yang mendiskreditkan Islam dan lantas langsung menunjuk 
  kemungkinan ia Kristen dan begitu pula sebaliknya, kalau ada yang 
  mendiskreditkan Kristen dan langsung melontarkan dugaan ia Islam, apa 
  dunia tidak makin runyam jadinya?.

  Soal latar belakangnya apa seseorang itu, tidak merubah substansi 
  yang dibicarakan bukan?
  Saya juga banyak tidak sependapat dengan dugaan rekan MM. Misalnya 
  tentang pemimpin Al Qaeda itu adalah agen CIA :))
  Tapi saya belum punya alasan mengatakan dia mendiskreditkan Islam, 
  apalagi mengatakan dia pastur atau bhiksu atau PKI sekalipun. 
  Dasarnya apa saya mesti "sambit-sambitan" tuduhan dan mempolusi 
  thread spt itu?.

  Main duga dan memperlakukan opini seolah-olah fakta itu sangatlah 
  berbahaya. Ditimpali lagi dengan makian dari seberang satunya, lalu 
  meluas menenteng "latar belakang" yang bisa berupa agama, ras, 
  kelompok dll. Jadi gak bereslah dunia kalau begitu.

  Saya kurang setuju dengan cara Bung YHG menenteng "latar belakang" 
  tsb. Kurang arif saya kira.
  Selain saya juga kurang setuju dengan MM yang menyumat lelatu awal 
  dengan api (flame) pertama.

  Yang lainnya, alih alih kita mengembalikan kepada pokok bahasan, 
  malah bertepuk tangan dipinggiran memanaskan udara yang mestinya 
  lebih baik dingin.

  Ayo kembalikan pada bahasan. Apa betul sih CIA sampai sejauh itu 
  merambah sendi sendi masyarakat dunia sampai ke tokoh-tokohnya?
  Itu kan yang paling menarik sebagai inti cerita? :)

  Kita tunggu rekan MM melanjutkan kata katanya. Ada lagi gak rekan 
  MM? :)

  fw

  --- In mediacare@yahoogroups.com, "Supriyadi" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  >
  > Bung Ferry,
  > 
  > Kira kira ada hubungannya tidak antara tulisan MM yang sering 
  mendiskreditkan Islam dengan kepastorannya ? (Andaikata bung Yap Hong 
  Gie betul pernyataannya bahwa MM adalah mantan pastor).
  > 
  > Hemat saya tulisan seseorang yang subyektif, manipulatif, dan 
  tendensius selalu ada kaitannya dengan latar belakangnya. Bukan 
  begitu?
  > 
  > Salam,
  > Supriyadi
  > 
  > 
  > 
  > - Original Message - 
  > From: Ferry Wardiman 
  > To: mediacare@yahoogroups.com 
  > Sent: Thursday, October 04, 2007 12:32 PM
  > Subject: [mediacare] Menyesal dan prihatin - Re: My dear "Ny. 
  Muslim binti Muskitawati" - Re: Soeharto
  > 
  > 
  > Saya sependapat dengan sikap Edo Bassalawa.
  > 
  > Mendingan kita lebih fokus pada SUBSTANSI.
  > 
  > Substansinya adalah APA yang diusung kedepan oleh Muslim 
  Mustikawati, 
  > BUKAN yang lain-lainnya seperti:
  > Apakah ia laki atau perempuan,
  > Apakah ia pro Soeharto atau lawannya,
  > Apakah ia anteknya Amerika atau musuhnya,
  > Apakah ia anti Islam atau malah Islam yang baik,
  > Apakah ia tua atau muda,
  > Apakah ia lawannya si A atau malah konconya. Dsb.
  > Kalau sibuk dengan menganalisa penulisnya kita akan terlewat 
  meneliti 
  > tulisannya.
  > Bahwa kepribadian penulis "sangat menarik" sampai perlu ditelaah 
  > dalam thread tersendiri, itu boleh boleh saja kalau nanti ada 
  yang 
  > mau mengurusi hal itu.
  > Ta

[mediacare] Fwd: ANGKASAWAN ALL THE WAY

2007-10-05 Terurut Topik Dr Ahmad Kamal Abdullah
--- In [EMAIL PROTECTED], akmal jiwa <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

angkasawan all the way
by JANE RITIKOS

KUALA LUMPUR:  The Malaysian Angkasawan is no passenger or tourist 
but a full-fledges cosmonaut, said  Russian ambassador to Malaysia 
Alexander Karchava.  "Russia does not see him as a mere passenger to 
the International Space Station (ISS).  He is a reseacher. The 
experiments he will carry out were discussed between Russia and 
Malaysia. "We don't consider him as a space tourist but a full-
fledge  cosmonaut,  he said in interview at the Russian embassy here.
   Recently, it was reported that Nasa had listed Malaysia's two 
Angkasawans as space flight participants and not as astronauts for 
the ISS mission 16. This led to seneral reports here doubting the 
status of the Angkasawan. Describing the synics as 
possessing "logical myopia," he said that during the medieval 
period, they were also critics who doubted European quests to seek 
new territories, claiming it a waste of money.
   "Yet in the end, it was those who went beyond the known 
worlds who reaped  political and economic benefits.  "Now we must 
seek new territories in space," he said, adding that the Angkasawan 
had an important job to do, carrying out vital scientific 
experiments to benefit Malaysia and the world. To those calling it 
the Goverment's waste of money, Karchava explained that the Russian 
government would foot the bill to send the Malaysian cosmonaut to 
space, as an offset deal for Malaysia's purchase of its Sukhoi 
fighter jets.
 He noted that even before the Oct 10 launch, Malaysia and 
Russia had already planned mutual projects, namely Malaysian 
scientists involved in the National Space Programme had been invited 
to propose experiments on Russian volunteers undergoing simulation 
exercises for the Mars exploration project.   Past colloboration 
included Malaysia's first sattelite TiungSat launched by a Russian 
rocket, which had opened the door for the launch of RazakSat next 
year.  In defence aviation, Malaysia had purchased Russia's MiG29 
fighter jets in 1994 and the Sukhoi jets in 2003.
 "Your Angkasawan will create history for Malaysia and his 
achievement will be the national pride and install Malaysia as a 
member of the Space Club. "To appreciate this, you cannot continue 
yourself to your kampung.  Malaysians have gone places, and will go 
places, even to space," said the diplomat who speaks fluent Bahasa 
Indonesia.
THE STAR Thursday 4th October 2007

Send instant messages to your online friends 
http://uk.messenger.yahoo.com

--- End forwarded message ---




Balasan: Re: [mediacare] Re: Malaysia Minta Bukti 'Rasa Sayange' Lagu Milik Indonesia

2007-10-05 Terurut Topik diah Rofika
Mana ada maling teriak maling, bisa digebukin dong. kalau maling jemuran sih 
paling yang gebukin orang se RT. Kalau yang dicuri aset negara dan yang mecuri 
masih orang dalem, yach masih bisa kong kalikong. tapi kalau yang dicuri aset 
negara dan yang mencuri orang luar, bisa digebukin seperempat dunia. Mana mau 
Malaysia ambil resiko seperti itu. Lebih baik mereka terus berkelit dan 
mencari-cari alasan serta alibi agar dapat lolos dari tuduhan.
   
  Mari kita sebagai bangsa Indonesia menjadi polisi untuk negara kita agar 
tidak kecolongan. 
   
  salam
   
  diah

Lisman Manurung <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Tetapi yang paling dahsyat adalah bahwa Malaysia telah
siapkan pertahanan yang handal jika ada ancaman dari
Indonesia. Dan ironinya, karena terus-menerus
ditingkatkan, tidak tertutup sewaktu-waktu
diuji-cobakan melakukan offensif ke RI.

Saya duga mereka sadar pernah dijajah. Cuma Inggeris
Raya, negara penjajah di Kalimantan tidak match dengan
Belanda. Nah, apa salahnya menebak bahwa yang dijajah
Inggeris lebih tinggi dari yang dijajah Belanda.

Di Kalimantan, sangat mungkin jumlah tank Malaysia 
lebih banyak dari tank RI punya (yang ditaruh di
sana). Jangan-jangan dia orang punya pangkalan kapal
tempur di sana. Nah, bagaimana jika pertikaian antara
kelompok seperti antara Mandura, FPI dan orang Dayak
meletus? Dan kemudian karena orang-orang Dayak merasa
terpojok lalu minta tolong ke Serawak. Bisa-bisa
Indonesia dibikin kalap, ... namun kemudian dari
Kalimantan terpaksa mundur ke pulau Jawa..

--- Deddy Mansyur <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Maling yang paling hebat, maling-maling yang ada di
> pemerintahan NKRI.
> Bikin KTP = KKN
> Bikin SIM = KKN
> Bikin Paspor = KKN
> TKI/TKW mudik = KKN
> Di stop polisi = KKN
> Masukin anak sekolah = KKN
> Naik pangkat TNI/Polri = KKN
> Dapatin Ph.D. faking Ph.D. = KKN
> Dimana-mana KKN, maling maling
> Mental maling bangsaku
> 
> Malaysia?
> Belajar dari NKRI
> 
> salam,
> sensei deddy mansyur
> university of houston
> www.uh.edu/shotokan
> 
> nb:
> kalau saya jadi maling di university of houston,
> sawah ladang habis ditutup - kagak bisa makan nasi
> lagi
> - Original Message - 
> From: Paulus Tanuri 
> To: mediacare@yahoogroups.com 
> Sent: Thursday, October 04, 2007 6:17 AM
> Subject: Re: [mediacare] Re: Malaysia Minta Bukti
> 'Rasa Sayange' Lagu Milik Indonesia
> 
> 
> Kalau dia maling dan kita ikut maling, apa bedanya
> kita dengan mereka ?
> Balas saja dengan kebaikan. Hal itu akan lebih
> baik, efeknya akan seperti meletakkan bara di atas
> kepala mereka.
> Tunjukkan apa Indonesia itu punya jiwa yang besar.
> Saya kira dengan begitu maka kita akan lebih
> terhormat dibanding hanya memikirkan balas dendam. 
> 
> 
> Regards,
> Paulus T.
> 
> 
> On 10/4/07, Unik Ihsan <[EMAIL PROTECTED]>
> wrote:
> Jangan asal mau dituntut melakukan hal hal yang
> NGGAK PENTIng. Pembuktian ini harus dalam
> PERJANJIAN. Jika memang terbukti bahwa lagu itu
> milik Indonesia, maka malaysia dilarang untuk tidak
> mengakui hak hak milik INdonesia lagi. Jika terjadi
> lagi, harus ada konsekuensi khusus, bisa kita menta
> pulau dia satu satu balik. 
> 
> Camkan ke Malaysia, bahwa memang Indonesia saat
> ini sedang sakit. Sebagai tetangga, boro boro dia
> bisa jadi dokter, tapi malah jadi maling satu satu
> punya INdonesia. Kelak jika kita sudah sembuh, kita
> harus bangkit or, kita bisa 'malingi" balik . 
> 
> Mhhh...cepe deee...
> 
> 
> 

__
Pinpoint customers who are looking for what you sell. 
http://searchmarketing.yahoo.com/


 

   
-
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!

Balasan: Re: [mediacare] Re: Saya mendukung Malaysia

2007-10-05 Terurut Topik diah Rofika
Kalau udah begini baru deh kita punya rasa sayang kepada lagu rasa sayange. 
Coba aja ditelusuri siapa penciptanya dan setelah ketemu dan memang benar orang 
Indonesia tanyakan dulu apakah dia rela lagu ciptaannya diklaim oleh Malaysia. 
Mungkin jawabannya bisa jadi mengejutkan kita karena meski lagu ini sering 
dinyanyikan oleh orang Indonesia saya yakin si penciptanya tidak pernah 
menerima royalti karena selama ini pemerintah tidak pernah mau tahu dan mencari 
tahu siapa pencipta lagu ini.
   
  Baru deh setelah ada peristiwa seperti ini, kita jadi ribut sendiri, ini baru 
kita lho, gak tahu pemerintah, apakah mereka sekarang ada keinginan untuk 
mencari tahu si pencipta lagi ini? 

Jeni Putri Tanan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  You are very smart, pak.
Semoga pa Jero Wacik mendengar himbauan ini.

Saya akan mulai dengan kelompok anak-anak yang saya bina.

[Dulu waktu pramuka, kita selalu nyanyi ini]
Rasa sayange, rasa sayang-sayange
Lihat dari jauh rasa sayang, sayange

Kalau ada jarum yang patah
Jangan disimpan di dalam hati
Kalau ada kata yang salah
Jangan disimpan di dalam hati

- Original Message - 
From: "Naratama Rukmananda" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Thursday, October 04, 2007 4:49 PM
Subject: [mediacare] Re: Saya mendukung Malaysia

> Bukan sulap bukan sihir
> kampanye Malaysia bilang...
> Malaysia is the Truly Asia
> makannya menteri budaya Malaysia bilang
> Rasa Sayange is the Truly Asia
> diartikan sebagai milik Malaysia
> karena Malaysia bilang 
> Malaysia is the Truly Asia
> 
> Bukan sulap bukan sihir
> kampanye Indonesia bilang...
> ( maaf kurang tahu apa ya?)
> makannya menbudpar Indonesia bilang
> Rasa Sayange perlu dibuktikan dulu milik Indonesia
> diartikan sebagai (mmm... nggak jelas?)
> karena Indonesia bilang
> Indonesia is the Truly Indonesia...
> 
> Jadi, bukan sulap bukan sihir
> Rasa sayange sering dinyanyikan Pramuka Indonesia
> Rasa sayange sering dilantunkan para pencinta alam
> Rasa sayange sering dikumandangkan anak2x sekolah Indonesia
> 
> Jadi, ayo kita nyanyikan lagu ini rame2x
> putar diradio, nyanyi di televisi, bikin film berjudul Rasa Sayange
> Naif bikin versi rock betawi, Samson bikin versi pop mendayu, 
> Anggun bikin versi Prancis, Kangen Band bikin versi melayu...
> 
> dari Jakmania ke Bonek Surabaya
> dari penonton bulutangkis istora piala sudirman ke thomas cup
> semua nyanyikan lagu ini...
> 
> Kalau semua nyanyi serempak
> Jumlahnya 4 kali lipat penduduk Malaysia
> Kalau di voting
> Indonesia pasti menang
> 
> Dan tugas menbudpar jadi lebih mudah
> bikin saja iklan Indonesia the best in Asia
> dan jangan lupa
> pake lagu Rasa Sayange...
> 
> Nanti semua orang sedunia dengar
> Rasa sayange dinyanyikan orang Indonesia
> dan mereka bilang
> Wah ini Malaysia yang nyontek lagu Indonesia
> 
> Klar deh
> 
> Salam
> Naratama 
> 
> 
> 
> 
> --- In mediacare@yahoogroups.com, Umbu Rey <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>>
>> Wahduh!!!, kita ini salah semua, Bung, Mas, Rekan dsb, dstnya. 
> Sungguh!!!. Jangan terlalu ngotot ngaku-ngaku milik sendiri dan 
> menyalahkan Malaysia menjiplak lagu.Kita ini mana punya lagu RASA 
> SAYANGE.
>> 
>> Kita hanya punya lagu BENCI TAPI RINDU.
>> 
>> Benci melulu. Kalau sudah dicaplok orang lain baru dah kita 
> rindu. Akh, bego.
>> 
>> IUR
>> 
>> 
>> 
>> mediacare <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>> Pendapat Mas Adhie Massardi, jubir Gus Dur, ini perlu 
> kita simak...
>> 
>> 
>> - Original Message - 
>> From: Adhie Massardi 
>> To: [EMAIL PROTECTED] 
>> Sent: Thursday, October 04, 2007 2:08 PM
>> Subject: Re: [NaratamaTV] Malaysia Minta Bukti 'Rasa Sayange' 
> Lagu Milik Indonesia
>> 
>> 
>> 
>> Bukan sulap bukan sihir,
>> saya mendukung Malaysia sebagai
>> pemilik sah lagu Rasa sayange...!
>> 
>> Buktinya?
>> Buktinya yang lebih merasa sayang dan memiliki
>> pulau-pulau kita itu Malaysia...!
>> 
>> Ambon itu kita tidak perhatikan
>> kalau saja boleh
>> Malaysia pati mau merawat 
>> dan memakmurkannya...!
>> 
>> Jadi kita, ya Menbudpar juga
>> pasti tidak akan bisa membuktikan
>> Rasa Sayange
>> sebagai bagian dari (budaya) bangsa Indonesia
>> 
>> Yang kita punya
>> RASA HANCURE... hutan, laut, pulau, pasir...
>> 
>> Ayo,
>> siapa yang tidak setuju pendapat ini...?
>> 
>> Adhie M massardi
>> --- Sirikit Syah <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>> 
>> > Ide yang baik, menggali kebenaran siapa penciptanya.
>> > Namun dari unsur bahasanya saja, Malaysia mestinya
>> > MALU mengclaim, wong kata-katanya pakai bahasa
>> > Ambon.
>> > Kalau lagu kalimantan bisa dia comot (mengaku milik
>> > sabah atau serawak), kalau lagu ambon, bahasanya
>> > beda
>> > bung. apa ini tidak cukup kuat?
>> > 
>> > sirikit
>> > 
>> > --- urban opini <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>> > 
>> > > Malaysia tuh pintar n licik
>> > > Ketika Menbudpar kita menanyakan hal ini
>> > > justru pihak sana yang minta "Pembuktian
>> > Terbalik"
>> > > ghuhahaha
>> > > Apa benar kalau lagu "Rasa Sayange" milik
>> > > Indonesia
>> > > Bukan sebaliknya
>> > > 
>

[mediacare] Re: Indonesia Tak Bisa Klaim Lagu Rasa Sayange

2007-10-05 Terurut Topik uletbulu_cupu
Sebenernya apa sih maunya Malay? atau seharusnya kita bangga karena 
Malay bener2 "Mencintai" Indonesia sampai-sampai segala cara ditempuh 
untuk mendapatkan yang dicintainya... pertama-tama digrogoti sampai 
nanti bisa di caplok semua Duh Malay.. Mbo ya yang creative dikit 
kek nak... Kalo nda punya Folklore jangan main hajar lagu orang 
lain... Emangnya Malay ga punya Seniman yang biosa menciptakan lagu-
lagu??? kasian banget dong Malay Bagaimana kalo kita sumbang lagu 
untuk jadi jingle iklan Malingsia Trully A Thief...
--- In mediacare@yahoogroups.com, "Sunny" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Indonesia Tak Bisa Klaim Lagu Rasa Sayange
> Kamis, 04 Oktober 2007 | 23:10 WIB 
> 
> TEMPO Interaktif, Kuala Lumpur: Menteri Kebudayaan, Kesenian dan 
Warisan Malaysia Datuk Seri Dr Rais Yatim mengatakan seruan para 
wakil rakyat Indonesia untuk menentang Malaysia memakai lagu rakyat 
Rasa Sayange dalam kampanye wisata Malaysia, "Truly Asia", adalah 
tidak realistis. 
> 
> Menurut Rais, masalah itu seharusnya tak muncul sebagai lagu, 
seperti lagu rakyat lain semacam Jauh Di Mata, Burung Pungguk dan 
Terang Bulan, yang adalah lagu-lagu di nusantara yang diwarisi rakyat 
dari nenek moyangnya.
> 
> "Saya pikir Indonesia atau pihak lain tak dapat membuktikan siapa 
pengarang lagu itu," kata Rais kepada wartawan dalam acara buka puasa 
bersama kementerian itu di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Selasa lalu, 
seperti dikutip Bernama hari ini.
> 
> Sebelumnya Hakam Naja, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) 
Indonesia dari Partai Amanat Nasional, menyerukan agar pemerintah 
Indonesia menuntut malaysia karena menggunakan lagu tersebut dalam 
kampanye wisatanya.
> 
> Priyo Budi Santoso, Ketua Fraksi Partai Golkar di DPR, juga meminta 
pemerintah Indonesia perlu memastikan apakah Malaysia memakai lagu 
itu tanpa izin Indonesia atau tidak.
> 
> Orang Indonesia yakin bahwa Rasa Sayange adalah lagu rakyat 
Indonesia yang berasal dari Maluku dan dinyanyikan dari generasi ke 
generasi di sana.
> 
> Tapi, "Malaysia juga dapat mengatakan bahwa lagu-lagu yang 
dinyanyikan dan direkam di Indonesia itu berasal dari negeri ini 
(Malaysia) karena (Indonesia) tak pernah menerima pembayaran 
royalti," kata Rais.
> 
> Hakam juga menuduh Malaysia telah mengklaim kepemilikan kerajinan 
tradisional Indonesia, seperti batik dan wayang kulit.
> 
> Rais juga mengatakan wayang kulit, yang sering dipentaskan di 
Malaysia, tak ada urusannya dengan Indonesia karena kesenian itu 
berasal dari tradisi Hinduisme.
> 
> "Indonesia tak punya hak mengklaim kepemilikan wayang kulit karena 
dia dibawa oleh penguasa Hindu Sri Wijaya di abad ketujuh dan 
kesenian itu menyebar di Langkasuka (Kedah), Palembang, Batavia dan 
Temasik," kata Rais.
> 
> "Jika Indonesia ingin menggugat masalah ini, dia akan menghadapi 
jalan buntu dan akan berdampak pada hubungan Malaysia-Indonesia," 
kata dia.
> 
> | BERNAMA | THE STAR | IWANK
>




[mediacare] Melepas kepergian bidadari jiwa

2007-10-05 Terurut Topik Erwin Arianto
Matahari bersembunyi di balik mega
Menutup sinarnya menghalangi bumiku
gelap menyelimuti menghilangkan terang jiwa
Membawa nuansa yang tak terkira

Langit senja kelabu
Derai gerimis jatuh persatu
mengiringi langkah sang bidadari
mengepak sayap cinta dari dalam hati

memang tidak bisa ku mengerti
hadirmu sang bidadari
pancarkan anugrah rasa
Membelai hati yang ada

kau Bidadari jiwa ini
berikan cahaya disetiap detikku
kini kau hempaskan rasa yang kurasakan
Disaat bunga rasa mulai berkuncup

tiadakah jiwa mu mengerti
betapa agungnya cintamu
bagai udara yang kuhirup setiap hari ku
Begitulah arti dirimu dalam hidupku

tiada derita penah kualami
sehancur-hancurnya cintaku
kini ku Mengurai leleh airmata
Melepas kepergian bidadari jiwa
Dengan senyum tak bahagia


Dalam perenunganku, Membuat sesuatu
Cikarang,  05 oktober 2007 13:17
Erwin Arianto
Http://blogerwinarianto.blogspot.com 


-- 
Best Regard
Erwin Arianto,SE
えるウィン アリアンと
Internal Auditor
PT.Sanyo Indonesia
Ejip Industrial Park Plot 1a Cikarang-Bekasi

See my Article On http://blogerwinarianto.blogspot.com/


Re[2]: [mediacare] Menyesal dan prihatin - Re: My dear "Ny. Muslim binti Muskitawati" - Re: Soeharto

2007-10-05 Terurut Topik imcw
salam Supriyadi,

dunia milis memang seperti itu pak...mediacare termasuk sangat lunak
dalam hal isi imel sehingga imel yang jauh berseberangan denga topik
juga diloloskan...bahkan imel yang hanya bertujuan menjelek jelekan
sebuah golongan juga dengan mudah lolos...

sekarang tinggal pinter pinternya kita aja, setiap komputer yang ada
di muka bumi ini sudah menyediakan tombol delete/del dalam
keyboardnya, salah satu tujuan dari disediakan tombol ini adalah untuk
menghapus hal hal yang tidak berkenan di hati...simpel khan?...
--
i made cock wirawan
http://free4share.blogspot.com

Supriyadi quotes,

S> Please note ! tidak semua tulisan MM saya kecam, banyak pula
S> yang terus terang saya appreciate. Masalahnya, nampaknya MM
S> akan memanfaatkan kekaguman kita sebagai sarana menjejalkan
S> hidden mission-nya tersebut di atas. Mungkin kalau kita tidak
S> tahu akan menelannya mentah mentah karena sudah terlanjur
S> mengaguminya. Saya sering tertawa geli membaca puji-pujian
S> beberapa miliser di sini atas beberapa tulisan MM, yang nyata
S> nyata itu ngawur. Dikhawatirkan kita tidak jadi pinter malah
S> keblinger.

--

Send instant messages to your online friends http://au.messenger.yahoo.com 


[mediacare] Aliansi Islam Damai Dukung Kongkow Gus Dur Ditayangkan Jogja TV

2007-10-05 Terurut Topik Mohamad Guntur Romli

http://www.gusdur.net/indonesia/index.php?option=com_content&task=view&id=2734&Itemid=1


Aliansi Islam Damai Dukung Kongkow Gus Dur Ditayangkan Jogja TV  Yogyakarta, 
gusdur.net
 Penghentian acara Kongkow Bareng Gus Dur (KBGD) di Jogja TV karena diteror FPI 
membuat prihatin banyak khalayak di Yogyakarta. Kamis malam (4/10/2007) pukul 
23.00, sekitar 200 orang dari Aliansi Islam Damai Yogyakarta datang ke studio 
Jogja TV untuk memberi dukungan pihak Manajemen Jogja TV agar tayangan Kongkow 
Bareng Gus Dur dilanjutkan.

 
 Aliansi yang dimotori M. Ulin Nuha, M.Hum., ini kecewa sikap FPI lantaran 
penghentian acara itu didasarkan alasan yang tidak kuat. “Kami merasa dirugikan 
atas dihentikannya siaran Kongkow Bareng Gus Dur. Sebab acara itu sangat 
membantu kami memahami Islam sesuai kebudayaan dan hukum masyarakat 
sehari-hari,” tegas Ulin. 
 

Aliansi juga menyatakan kesiapannya jika ada permintaan untuk membantu keamanan 
Studio Jogja TV. “Kami siap membantu mengamankan Jogja TV,” ujar Ulin. 
 

Rombongan Aliansi Islam Damai Yogyakarta diterima oleh Kepala Bagian Produksi 
Jogja TV Wisnu Wicaksono. Pihak manajemen Jogja TV menjanjikan akan menggelar 
pertemuan segitiga antara manajemen Jogja TV, pihak Aliansi Islam Damai dan 
Kepolisian Yogyakarta untuk membahas tayangan-lanjut acara Kongkow Bareng Gus 
Dur. Pertemuan itu direncakan digelar, Jumat (5/10/2007) di kantor Jogja TV 
pukul 14.30. 
 

Selain dari Aliansi Islam Damai Yogyakarta, dukungan juga datang dari Generasi 
Muda Pencinta Demokrasi Yogyakarta yang menyatakan agar Jogja TV tidak takut 
dan gentar menyuarakan kebenaran dan kebebasan. 
 

KBR68H sebagai produser acara Kongkow Bareng Gus Dur juga telah mengeluarkan 
siaran pers, Kamis (4/10/2007) melalui Direktur Utama KBR68H Santoso yang 
menyesalkan penghentian tayangan itu. KBR68H juga berharap media-media lain di 
negeri ini, terbebas dari berbagai tekanan dan dapat menyiarkan program yang 
dinilai layak untuk pemirsanya tanpa rasa was-was.[] 

  Kontak Aliansi Damai Yogyakarta
  M. Ulin Nuha, M.Hum
  0274-6542215

--- In [EMAIL PROTECTED], Awang BinSaS <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Selama ramadhan ini acara favorit saya adalah nonton acara Kongkow bareng Gus 
Dur di TV JOGJA. Acaranya segar, merakyat dan thema2 nya bagus/menarik.

Sayang sekali kalau FPI tidak bisa menghargai perbedaan pendapat di era 
demokrasi Indonesia ini. Saya pikir tidak ada salahnya kok acara itu, kalau pun 
ada yang tidak setuju itu biasa dan bisa balik mengcounter lewat media massa 
manapun yang disukai. 

Saya pun ada beberapa hal yg tidak sependapat dengan jalan pikiran Gus Dur, 
tapi secara umum saya mendukung pemikiran2 Gus Dur yang sangat  jauh lebih 
brilyan daripada pemikiran saya. Ini harus saya akui dan saya pun yakin beliau 
adalah orang baik. Selain itu bagaimanapun Gus Dur lebih banyak jasanya 
daripada saya bagi bangsa Indonesia.

Selain itu, Gus Dur sendiri juga gak pernah menekan nekan orang2 yang tidak 
setuju dengan pendapatnya bahkan kepada orang2 yang menghujatnya beliau tidak 
pernah bereaksi yang berlebihan, paling2 beliau hanya membalas hujatan2 tsb 
dengan sindiran atau ledekan atau banyolan saja, sudah selesai.

Ngapain hare gene pakai nglarang2 segala. Gak jamannya lagi. Mari kita belajar 
menjadi orang dewasa..

Hidup Indonesia 
  
--- In [EMAIL PROTECTED], "Kartono Mohamad" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Pak Adi, ketika orang tidak bisa atau berani berdiskusi, maka supaya menang
yang digunakan adalah otot, ancaman dan kekerasan. Mereka itu mungkin
kelompok yang menyatakan bahwa demokrasi tidak sesuai dengan agama. Maka
otoritas demokratis yang mendasarkan kepada dialog, bersedia mendengar dan
bersedia mengajukan argumentasi untuk mempertahakan pendapatnya tidak
dipelajari. Yang mereka pelajari adalah bagaiman menggunakan kata "Tuhan"
dan "agama" untuk membenarkan tindakan mereka melalui kekerasan. Mereka
merasa sudah menjadi wakil Tuhan yang justru merendahkan Tuhan. Dianggapnya
Tuhan tidak dapat membela diri, tidak mampu mengatur manusia, maka ia harus
ambil alih.
Sayangnya, entah sengaja atau tidak senagaja, penegak hukum dan kaum
politisi juga takut terhadap mereka karena takut dianggap "berhadapan dengan
Tuhan". Maka makin mandul sikap para penguasa.
Mereka telah disandera oleh ketakutan terhadap label agama yang digunakan
kaum perusuh itu karena mereka sendiri mungkin juga tidak memahami ajaran
agama atau tidak percaya diri sebagai penguasa. Teror semacam ini juga yang
digunakan oleh penguasa Nazi Jerman dulu dan oleh Orde Baru (yang
mengidentikkan Suharto dengan Pancasila, sehingga anti Suharto= anti
Pancasila).
Perlu kelompok yang tidak takut sepertiu halnya suku Dayak di Samarinda
menghadapi FPI dan membuat FPI jadi jeri sendiri. Sayangnya penguasa TVRI
tidak mempunyai keberanian seperti itu.
Salam
KM
=

--- In [EMAIL PROTECTED], Adhie Massardi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


Bukan karena

[mediacare] Aliansi Islam Damai Dukung KBGD Ditayangkan Jogja TV

2007-10-05 Terurut Topik nurul huda maarif
http://www.gusdur.net/indonesia/index.php?option=com_content&task=view&id=2734&Itemid=1

Aliansi Islam Damai Dukung KBGD Ditayangkan Jogja TV



Yogyakarta, gusdur.net
Penghentian acara Kongkow Bareng Gus Dur (KBGD) di Jogja TV karena diteror
FPI membuat prihatin banyak khalayak di Yogyakarta. Kamis malam (4/10/2007)
pukul 23.00, sekitar 200 orang dari Aliansi Islam Damai Yogyakarta datang ke
studio Jogja TV untuk memberi dukungan pihak Manajemen Jogja TV agar
tayangan Kongkow Bareng Gus Dur dilanjutkan.

Aliansi yang dimotori M. Ulin Nuha, M.Hum., ini kecewa sikap FPI lantaran
penghentian acara itu didasarkan alasan yang tidak kuat. "Kami merasa
dirugikan atas dihentikannya siaran Kongkow Bareng Gus Dur. Sebab acara itu
sangat membantu kami memahami Islam sesuai kebudayaan dan hukum masyarakat
sehari-hari," tegas Ulin.

Aliansi juga menyatakan kesiapannya jika ada permintaan untuk membantu
keamanan Studio Jogja TV. "Kami siap membantu mengamankan Jogja TV," ujar
Ulin.

Rombongan Aliansi Islam Damai Yogyakarta diterima oleh Kepala Bagian
Produksi Jogja TV Wisnu Wicaksono. Pihak manajemen Jogja TV menjanjikan akan
menggelar pertemuan segitiga antara manajemen Jogja TV, pihak Aliansi Islam
Damai dan Kepolisian Yogyakarta untuk membahas tayangan-lanjut acara Kongkow
Bareng Gus Dur. Pertemuan itu direncakan digelar, Jumat (5/10/2007) di
kantor Jogja TV pukul 14.30.

Selain dari Aliansi Islam Damai Yogyakarta, dukungan juga datang dari
Generasi Muda Pencinta Demokrasi Yogyakarta yang menyatakan agar Jogja TV
tidak takut dan gentar menyuarakan kebenaran dan kebebasan.

KBR68H sebagai produser acara Kongkow Bareng Gus Dur juga telah mengeluarkan
siaran pers, Kamis (4/10/2007) melalui Direktur Utama KBR68H Santoso yang
menyesalkan penghentian tayangan itu. KBR68H juga berharap media-media lain
di negeri ini, terbebas dari berbagai tekanan dan dapat menyiarkan program
yang dinilai layak untuk pemirsanya tanpa rasa was-was.[]


[mediacare] Ralat - Cara kirim tulisan di berpolitik.com

2007-10-05 Terurut Topik Berpolitikcom
Kepada anggota milist mediacare, numpang lewat sebentar.

Salam berpolitik, 

Kini berpolitik.com tampil dengan konsep baru. Berdasarkan konsep baru itu, 
berpolitik bukanlah situs berita melainkan portal komunitas.

Sekaitan itu, kami mengharap kesediaan rekan untuk berbagi informasi, 
pandangan dan gagasan di situs ini. Rekan dapat mempublikasikan tulisan, 
berita, pernyataan sikap/ press release tentang berbagai hal, dari soal-soal UU 
hingga soal sulitnya mendidik anak, dari soal tingkah pola pejabat hingga 
aktivitas keseharian. 

Semua pandangan akan tampil sebagaimana adanya.

Caranya sangat mudah. Cukup mendaftarkan diri sebagai anggota di situs ini 
(gratis), 
selanjutnya rekan dapat mempublikasikan tulisan dan atau foto sesering yang 
dikehendaki 

Caranya :

1) klik tombol daftar yang ada di bagian kanan atas halaman situs berpolitik 
(http://www.berpolitik.com)
2) isi form yang tersedia sesuai petunjuk yang ada
3) setelah memperoleh user name, password dan kode aktivitasi yang kami 
kirimkan ke e-mail 
yang rekan cantumkan dalam form pendaftaran (Jika menggunakan email yahoo atau 
gmail, kadang 
kode aktivasi terkirim ke folder bulk, coba lihat di folder itu), isikan pada 
tempat yang tersedia. 
4) Anda sudah terdaftar

Setelah rekan menjadi anggota, silahkan posting tulisan dikehendaki. Untuk 
mempostingnya:

1) Login dengan username dan password yang telah Anda pilih
2) klik "kirim posting" atau POSTING ANDA.
3) Kalau klik POSTING Anda selanjutnya, klik "buat postingan Anda" yang ada di 
bagian atas kanan halaman situs
4) setelah itu, mulailah mengupload dengan mengkuti petunjuk yang tersedia.

Selamat mencoba dan berpartisipasi


Boy Syahbana

Pengelola

www.berpolitik.com
Bukan situs berita, mari bicara
Cyber Building. Lt.5
Jl. Kuningan Barat no. 8, Jakarta
Tlp: 021-5277830
Fax: 021-5269680

[mediacare] Untuk Pak Manneke : Kakek Buyut Yap Thiam Hien Adalah Mafia Opium Cina Dari Guangdong !!!

2007-10-05 Terurut Topik Supriyadi

- Original Message - 
From: Supriyadi 
To: mediacare@yahoogroups.com 
Sent: Friday, October 05, 2007 1:28 PM
Subject: Re: [mediacare] Re: Kakek Buyut Yap Thiam Hien Adalah Mafia Opium Cina 
Dari Guangdong !!!



Pak Manneke,

Pada zaman itu peredaran opium atau candu tidaklah dilarang sebegitu rupa 
seperti zaman sekarang, melainkan resmi diatur peredaran dan perdagangannya 
untuk pemasukan kocek pemerintah jajahan Belanda.  Jadi sebutan mafia opium 
Cina terlalu berlebihan dan menyeramkan seolah-olah opium saat itu sebagai 
barang terlarang seperti marijuana atau cocain sekarang ini.

Biasanya penguasa Belanda menunjuk seorang kapitein, kebanyakan dari etnis 
Cina, untuk mengatur peredaran dan perdagangan candu. Kakek saya, orang Jawa, 
pernah menjadi mantri candu di Jogja dulu.

Bahkan di Jogja dan kota kota lain, dulu ada tempat lokalisasi penghisap candu, 
sehingga para penghisap candu terlokalisasi di suatu tempat. Tidak liar, 
sehingga mudah mengontrolnya.

Jadi petugas pengedar dan penjual candu resmi saat itu bukanlah mafioso.

BRGDS,

Supriyadi

  - Original Message - 
  From: Manneke Budiman 
  To: mediacare@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, October 05, 2007 11:33 AM
  Subject: [mediacare] Re: Kakek Buyut Yap Thiam Hien Adalah Mafia Opium Cina 
Dari Guangdong !!!



  So what gitu lho? Kakek buyut kita semua kalo ditelusuri riwayat hidupnya 
pastilah juga bukan malaikat semua. 

  Ny. Mus kok kali ini nggak seperti biasanya ya? Biasanyabiar datanya 
mencengangkan, tapi masih relevan dan proporsional. Kali ini agak emosional dan 
terkesan punya dendam pribadi pada moyangnya Yap Hong Gie. 

  manneke

  -Original Message-

  > Date: Thu Oct 04 18:18:48 PDT 2007
  > From: "Hafsah Salim" <[EMAIL PROTECTED]>
  > Subject: [mediacare] Kakek Buyut Yap Thiam Hien Adalah Mafia Opium Cina 
Dari Guangdong !!!
  > To: mediacare@yahoogroups.com
  >
  > Kakek Buyut Yap Thiam Hien Adalah Mafia Opium Cina Dari Guangdong !!!
  > 
  > Yap Thiam Hien, yang biasa dipanggil "John" oleh teman-teman akrabnya,
  > adalah anak sulung dari tiga bersaudara dari Yap Sin Eng dan Hwan
  > Tjing Nio. Kakek buyutnya adalah seorang Luitenant yang bermigrasi
  > dari provinsi Guangdong di Tiongkok ke Bangka, namun kemudian pindah
  > ke Aceh. Ketika monopoli opium di Hindia Belanda dihapuskan, kehidupan
  > keluarga Yap dan banyak tokoh masyarakat Tionghoa saat itu merosot.
  > Ditambah lagi oleh kekeliruan investasi di Aceh berupa kebun kelapa
  > yang ternyata tidak memberikan hasil yang menguntungkan. Pada tahun
  > 1920 kedudukan keluarga Yap digantikan oleh keluarga Han, yang datang
  > dari Jawa Timur.
  > 
  > http://id.wikipedia.org/wiki/Yap_Thiam_Hien
  > 
  > > "Yap Hong-Gie" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  > > Serangan saya terhadap "Nyonya" Mus (MM), merupakan reaksi terhadap
  > > fitnah rendahan terhadap orang tua saya yang notabene tidak ada 
  > > hubungannya dengan konteks diskusi, itu menandakan bahwa kita 
  > > memasuki gelanggang "free-fight", dimana hanya satu aturan yang 
  > > berlaku: "no rules!" 
  > 
  > > Tapi coba suruh buktikan; bawa data pendukung atau menunjukan
  > > referensi kredibel mengenai salah satu pernyataannya, pasti MM
  > > lari-lari seperti petasan injek.
  > > 
  > 
  > 
  > 
  > 
  > Keluarga Yap turun temurun punya keahlian untuk konspirasi dengan
  > kekuatan politik yang berkuasa dalam pemerintahan. Sebagai pelindung
  > keluarga Suharto, Yap menempatkan diri sebagai opposisi. Sulit bagi
  > keturunan Cina di Indonesia bisa bertahan, terkenal bahkan jadi simbol
  > masyarakat sebagai musuh pak Harto melalui bidang hukum. Tuduhan dan
  > kesalahan kecil2an dari Cendana difokuskan jadi besar untuk menutup
  > kesalahan dan kejahatan Cendana yang besar2an. Tidak tanggung2 dia
  > diberi dan mendapatkan berbagai award.
  > 
  > Mungkin, kalo saja kita cuma memandang satu frame tentang figure Yap
  > Thiam Hien dalam satu scope saja, maka analysis saya bisa dianggap
  > subjective, tapi kalo kita telaah scope-nya secara turun temurun,
  > ternyata keluarga Yap ini menyimpan memory keluarganya turun temurun
  > sebagai kebanggaan feodalisme Cina dalam berbagai masa.
  > 
  > Dengan berbagai tehnik memutar balik kata agar pembaca bisa membaca
  > dan menilai positive kepada nenek moyangnya, media umumnya menulis
  > dengan hati2 agar tidak dituntut memfitnah. Namun kalo anda jeli
  > membaca di web wikipedia diatas, jelas, kakek-neneknya termasuk mafia
  > Opium Cina yang berkonspirasi dengan pejabat2 korup Belanda yang
  > menjadi penjajah di Indonesia waktu itu. Selamat membaca dan
  > menganalisa setiap kata dibalik tulisan Wikipedia tsb.
  > 
  > Semoga anda mau membaca juga apa yang anda minta dari saya. Web itu
  > hanyalah referensi saja, masalah bukti hanyalah bisa kita bersama
  > membaca tulisan2 anda yang menganggap rezim Suharto tidak melakukan
  > rasialis keturunan Cina sementara banyak keturunan Cina yang membantah
  > tulisan anda. Anehnya, Yap Thiam H

Re: [mediacare] Re: Rasa Sayange versi Malaysia

2007-10-05 Terurut Topik Umbu Rey
Huaahahahah..!!! Jangan begitulah. Mbok yang pas gitu.
  Jadi batal puasa saya nih.
   
  IUR

iwan suci jatmiko <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Rasa sayange versi, Malaysia (original)
   
  Rasa sange...
  Rasa saya sange...
  Tak bisa tahan
  Maklum lagi sange...
   
  Udah tegang tegak berdiri
  Belum ada pelampiasan
  Maunya ke kamar mandi 
  Namun sayang panjang antrian
   
  Orang Malay besar nafsunya
  Mulus dikit langsung diembat
  Kalo kepepet cewek tak punya
  Kuda buduk pun langsung disikat...
   
  Rasa sange...
  Rasa saya sange...
  Orang Malay ...
  Nggak bisa tahan sange...
   
   
   
   
   

-
  Tonight's top picks. What will you watch tonight? Preview the hottest shows 
on Yahoo! TV.   

 

   
-
Moody friends. Drama queens. Your life? Nope! - their life, your story.
 Play Sims Stories at Yahoo! Games. 

[mediacare] Penjelasan Muhammadiyah Sulsel tentang 1 Syawal 1428 H

2007-10-05 Terurut Topik win as
Penjelasan Muhammadiyah Sulsel tentang 1 Syawal 1428 H

Sehubungan dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan
oleh warga masyarakat yang mempertanyakan alasan
Muhammadiyah menetapkan tanggal 1 Syawal 1428 H secara
tersendiri yakni tanggal 12 Oktober 2007 dan tidak
mengikuti penetapan yang dilakukan pemerintah, maka
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan
memberikan penjelasan sebagai berikut :

Berdasarkan maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah nomor
03/MLM/I.0/E/2007 tanggal 05 Ramadhan 1428 H / 17
September 2007 M, telah menetapkan bahwa hari raya
Idul Fitri 1 Syawal 1428 H jatuh pada hari Jum'at
tanggal 12 Oktober 2007 M.

Hal ini sesuai dengan hisab hakiki wujudul-hilal yang
dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan
Pusat Muhammadiyah.

Hasil hisab awal Syawal 1428 Hijriyah adalah ijtimak
menjelang Syawal 1428 H terjadi pada hari Kamis
tanggal 11 Oktober 2007 M pukul 12:02:29 WIB. Tinggi
hilal pada saat terbenam matahari di Yogyakarta berada
pada posisi lintang sama dengan minus tujuh derajat
empat puluh delapan menit dan pada bujur seratus
sepuluh derajat dua puluh satu menit bujur timur sama
dengan plus nol-nol derajat tiga puluh tujuh menit
tiga puluh satu detik, artinya  hilal sudah wujud.

Sementara pada saat matahari terbenam tanggal 11
Oktober 2007 M (hari Kamis), wilayah Indonesia
terlewati oleh garis batas wujudul-hilal sehingga
wilayah Indonesia terbagi menjadi dua bagian. Bagian
sebelah barat garis tersebut hilal sudah wujud,
sedangkan bagian sebelah timur hilal belum wujud.

Berdasarkan hasil hisab tersebut dan sesuai dengan
metode penentuan awal bulan yang dipedomani oleh
Muhammadiyah, maka tanggal 1 Syawal 1428 H jatuh pada
hari Jum'at tanggal 12 Oktober 2007 M, dan berdasarkan
prinsip kesatuan wilayatul-hukmi atau kesatuan wilayah
hukum dalam satu negara, maka wilayah yang belum
wujudul-hilal dapat mengikuti wilayah yang sudah
wujudul-hilal.

Dasar penetapan awal bulan yang dipedomani
Muhammadiyah adalah hisab hakiki wujudul-hilal dengan
kriteria;
1. Menurut perhitungan hisab, telah terjadi ijtimak;
2. Ijtimak terjadi sebelum magrib (sebelum matahari
terbenam);
3. Pada saat terbenam matahari, Bulan berada di atas
ufuk, Bulan belum terbenam.

Bila ketiga kriteria itu terpenuhi, maka malam itu dan
keesokan harinya dinyatakan sebagai Bulan baru; dan
bila mana tidak terpenuhi, maka malam itu dan keesokan
harinya dinyatakan sebagai hari terakhir bulan
berjalan dan bukan Bulan baru.

Dalil-dalil syar'i  penetapan ketiga kriteria dan
metode di atas adalah :

a. Surat Yasin ayat 39 dan 40 yang artinya : Dan telah
Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga
(setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir)
kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua (39).
Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan
malam pun tidak dapat mendahului siang; dan
masing-masing beredar pada garis edarnya (40).

Cara memahami ayat-ayat tersebut adalah bahwa; menurut
ayat 39, Allah menentukan bahwa Bulan dalam
perjalanannya mengelilingi bumi melalui
manzilah-manzilah hingga sampai manzilah terakhir di
mana Bulan kembali sebagai al-'urjun al-qadim.

Keadaan itu terjadi di sekitar saat terjadinya
ijtimak. Sebelum ijtimak disebut bulan mati semakin
lama semakin mengecil, sedangkan sesudahnya disebut
bulan sabit semakin lama semakin besar.

Ijtimak sendiri tidak otomatis dapat dijadikan ukuran
penetapan bulan baru karena perbandingan ukuran
piringan Bulan dan piringan Matahari tidak tetap,
melainkan berubah-ubah. Oleh karena itu, diperlukan
unsur lain untuk menentukan awal bulan baru, yaitu
pernyataan bagian pertama ayat 40.

Penggalan pertama ayat ini menyatakan bahwa tidak
mungkin Matahari mengejar Bulan. Dari astronomi
diketahui bahwa gerak semu matahari dalam perjalanan
tahunannya jauh lebih lambat dibandingkan gerak bulan
dalam perjalanan bulanannya yang keduanya sama-sama
bergerak dari arah Barat ke Timur. Bulan menempuh
jarak lebih dari 13,2 derajat, sedangkan Matahari
kurang dari 01 derajat, sehingga Bulanlah yang lebih
cepat, dan tidak ada kemungkinan bagi Matahari
mengejar apalagi mendahuluinya.

Bagian awal ayat 40 dengan dihubungkan kepada ayat 39
memberikan pengertian bahwa Bulan Baru mulai ketika
Bulan telah mendahului Matahari dalam gerak mereka
dari Barat ke arah Timur. Saat Matahari terkejar oleh
Bulan itulah dalam astronomi disebut dengan ijtimak.

Meskipun ijtimak dapat dipedomani sebagai saat
pergantian dua bulan yang berurutan, namun sangat
sulit untuk diterapkan, karena ia bisa terjadi kapan
saja. Oleh karena itu diperlukan unsur lain yang dapat
dijadikan ukuran konkrit berupa garis yang menyatakan
Bulan telah mendahului Matahari.

Bagian akhir ayat 40 yang menggambarkan pergantian
siang dan malam, memberikan pedoman untuk menentukan
garis yang menandai apakah Bulan telah mendahului
Matahari (telah berada di sebelah timur Matahari) atau
belum.

Dengan kata lain apabila pada saat pergantian malam
dan siang yaitu saat terbenamnya Matahari, Bulan telah
mendahului Matah

[mediacare] * Kasus Soeharto, Majelis Tolak Intervensi

2007-10-05 Terurut Topik Merapi 08
* Kasus Soeharto, Majelis Tolak Intervensi
KOMPAS: Jumat, 05 Oktober 2007  

  Kasus Soeharto
  Majelis Tolak Intervensi 

  Jakarta, Kompas - Niat pemohon intervensi untuk ikut serta 
dalam gugatan perbuatan melawan hukum yang dilayangkan negara 
Republik Indonesia cq Pemerintah RI terhadap mantan Presiden 
Soeharto dan Yayasan Beasiswa Supersemar, Kamis (4/10), kandas. 
Majelis hakim menolak permohonan intervensi yang disampaikan M 
Yuntri, Munir Fuadim, dan Cyprus A Talali sebagai wakil Keluarga 
Mahasiswa dan Alumni Penerima Beasiswa Supersemar. 

  Putusan sela majelis hakim itu dibacakan di Pengadilan Negeri 
(PN) Jakarta Selatan. Majelis hakim diketuai Wahjono, dengan anggota 
I Ketut Manika dan Aswan Nurcahyo, secara bergantian membacakan 
putusan. 

  Selain menolak permohonan intervensi, majelis hakim juga 
memerintahkan penggugat dan tergugat melanjutkan perkara. Menurut 
majelis, keinginan pemohon intervensi untuk masuk dalam gugatan tak 
beralasan. 

  Dalam pertimbangannya, majelis hakim mengutip Pasal 279 
Reglement Hukum Acara Perdata yang menyebutkan, siapa yang ada 
kepentingan dalam perkara perdata dengan pihak lain dapat 
menggabungkan diri atau campur tangan. Pemohon intervensi dinilai 
kurang menguraikan, apakah ingin masuk berdiri sendiri atau 
bergabung. Selain itu, alasan kepentingan pemohon intervensi tidak 
sesuai dengan yang dikehendaki pasal itu. 

  Menurut majelis, surat gugatan penggugat tidak mengancam 
pemberian beasiswa, justru menggugat tentang pemberian beasiswa yang 
tidak sesuai. 

  Yuntri menjelaskan, sebagai pemohon intervensi mereka ikut 
Yayasan Beasiswa Supersemar. Sebab, perkara itu dikhawatirkan 
merugikan penerima beasiswa. Mereka pun banding. (idr)
===
* Scholarship body barred in Supersemar civil base 
National News - Friday, October 05, 2007 

The Jakarta Post, Jakarta

A panel of judges on Thursday refused to allow a request by 
recipients of the Supersemar Foundation scholarships to be included 
among the conflicting parties in the Supersemar civil trial at the 
South Jakarta District Court.

Presiding judge Wahyono said the Association of Students and Alumni 
of the Supersemar Scholarship Recipients did not have a clear 
position in the civil trial. 

He added that the government's lawsuit did not directly or 
indirectly endanger the scholarship recipients' interests because 
state prosecutors were only concerned with fund misappropriations 
allegedly committed by former president Soeharto and several 
foundation board members. 

According to the decision, the scholarship recipients have no legal 
relationship with the Supersemar Foundation, and do not meet the 
requirements set down in the Civil Code Procedures to join the 
lawsuit. 

Article 279 of the Civil Code Procedures stipulates that a panel of 
judges can allow a third party to be a part of a civil trial if the 
judges can prove the third party has a strong interest in the case. 

The government, through state prosecutors, filed a civil lawsuit 
against former president Soeharto in the middle of this year. The 
government alleges the former president transferred US$420 million 
and Rp 185.91 billion (around $20.31 million) from his foundation to 
the bank accounts of associates. 

Lawyer Muhammad Yuntri of the Association of Students and Alumni of 
the Supersemar Scholarship Recipients was unhappy with the judges' 
decision to reject the association's request. 

He also said the government's lawsuit would endanger the 
scholarships given to needy students. He did not elaborate. 

He said the association would file an appeal with a higher court. 

The Association of Students and Alumni of Supersemar Scholarship 
Recipients was established on March 28, 1979, in Malang, East Java, 
by former scholarship recipients. 

Currently, the association claims to have around one million members 
across the country. 

Last week the association filed its request during the first civil 
trial after the conflicting parties failed to reach a settlement. 

The association said in the request that it supported the 
government's efforts to scrutinize the foundation's management, but 
did not expect them to file a lawsuit against the foundation. 

Lawyer Todung Mulya Lubis said the association had no legal grounds 
to appeal Thursday's decision. 

"I never heard of an appeal that could be made by the losing party 
in a failed request to intervene in an ongoing case, because the 
party is not yet recognized as one of the conflicting parties in the 
civil hearing," he told The Jakarta Post. 
 



[mediacare] kontak Achmad Usman (Penolong Korban Bom Kuningan)

2007-10-05 Terurut Topik Agung Cahyono Widi
Dear all,

Apakah ada yang mempunyai kontak bapak Achmad Usman, orang yang
menolong anak bernama Nunuk (kalau tidak salah keturunan Italia) pada
saat terjadi bom Kuningan.
Mohon bantuannya untuk mendapatkan kontak beliau untuk artikel yang
sedang kami kerjakan. terimakasih

Agung Cahyono Widi



Editor In Chief
South Jakarta Community Magazine