Re: [RantauNet.Com] Setelah Lebaran trus Apa ??
Server mailing list RantauNet berjalan atas sumbangan para anggota, simpatisan dan semua pihak yang bersedia membantu. Ingin menyumbang silahkan klik: http://www.rantaunet.com/sumbangan.php Assalamualaikum Wr. Wb. Ini adalah calon muballigh---Insya Allah---yang mumpuni. Latar belakang profesional yang melatih berfikir dan bertindak rasional serta semangat belajar tiada henti, usia dan kepribadian yang matang yang berujung kepada sikap arif dan rendah hati, kecintaan kepada agama akan melahirkan sikap berjuang hanya untuk mencari ridha Allah Taala semata. Dan Ibadah Haji yang akan segera dijalani---Insya Allah---akan semakin meninggikan motivasi Dinda Zul, selamat berkiprah. Agama sangat membutuhkan orang-orang semacam Dinda, pada saat ummat sangat butuh perluasan cakrawala, sementara ayat-ayat Allah tidak jarang dijadikan komoditas untuk menumpuk harta Wassalam, Darwin Bahar gelar St Bandaro Kayo (60) zul amri wrote: Hari kemenangan telah berlalu , Hari kemenangan begitulah sebagaian orang menyebut Idul Fitri atau Lebaran . Orang bijak berkata lebih mudah membangun dari pada memelihara . Lalu kata bijak itu berbunyi lebih mudah meraih kemenangan daripada mempertahankannya . Benarkah demikian ? Masing masing kita dapat menjawab sesuai pengalaman hidup kita . Lagipula , kemenangan dalam soal apa ? mengalahkan nafsu ? Nafsu yang mana ? kalau hanya menahan nafsu makan dan minum disiang hari , anak kecil juga bisa dan dapat memenangkannya . Tetapi bagi orang dewasa ? nafsu sex , nafsu terhadap harta , nafsu terhadap kekuasaan seberapa jauh dapat ditahan dan dikalahkan ? dan seberapa lama pula dapat bertahan ? Untuk sekilas instrospeksi diri , marilah kita ingat kembali idul fitri tiga hari yang lalu , benarkah sudah kembali ke fitrah ?, setinggi apa tingkat makbulnya ibadah kita ? Bukankah orang yang berhari raya bukan diukur dari yang berbaju baru , tapi diukur dari semakin menggebunya ketaatan kepada Allah . Ukurannya adalah ketaatan dan bukan baju baru . Baju baru bisa terkontaminasi oleh dosa , karena uang pembeli didapat lewat jalan dosa , bohong , menipu , kolusi , suap dlsb . Kita berpuasa dengan cara yang khas , dan tujuan yang ingin dicapai adalah sangat tinggi dan mulia , yakni ingin menjadi orang yang muttaqin ( orang yang bertakwa ) . Jadi selesai lebaran , trus apa yang akan kita perbuat ?? Kita khawatir Lebaran membawa lebarnya segala energi kita . jamaah sholat fardhu dimesjid dan musholla kembali seperti kondisi sebelum ramadhan , sepi.., Kajian al Quran sedikit peminat , Infaq dan shodaqah memprihatinkan . Inilah potret masyarakat kita dan mudah mudahan kita tidak berada didalamnya . Mari kita buktikan bahwa puasa kita makbul , taat kita , syukur kita dan zikir kita kepada Allah SWT semakin menggebu dan tidak terpengaruh oleh waktu , cuaca dan kondisi Wassalam : zul amry di kuta bali ~~~ Ingin memasarkan produk anda di web RantauNet http://www.rantaunet.com Hubungi [EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED] ~~~ Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php
[RantauNet.Com] Dan Waktu Merambat Melalui Detik-Detik Yang Pelan Tetapi Pasti, Menuju Senja
Server mailing list RantauNet berjalan atas sumbangan para anggota, simpatisan dan semua pihak yang bersedia membantu. Ingin menyumbang silahkan klik: http://www.rantaunet.com/sumbangan.php Ini adalah hari terakhir Bulan Ramadhan, bulan seribu bulan yang seperti sabda Rasulullah SAW, ketika kita diundang menjadi tetamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya, bulan di mana nafas kita menjadi tasbih, tidur kita ibadah, amal-amal kita diterima, dan doa-doa kita diijabah Ini adalah hari terakhir Bulan Ramadhan bulan di mana perasaan kita sangat tipis, dan air mata kita dangkal. Dalam bulan ini, hati kita gampang sedih dan menangis terhadap penderitaan sesama, dan tangan kitapun ringan untuk menyisihkan sebagian harta untuk para fukaha dan masakin. Dan pada kenyataannya, walaupun ada tanda-tanda bahwa perkonomian bangsa ini mulai membaik masih teramat banyak banyak saudara-saudara kita yang kurang beruntung yang masih hidup didera kepapaan, yang rela berdesak-desakan menyabung nyawa untuk memperoleh sedekah yang tidak seberapa, atau mereka yang tergusur dari rumah-rumah gubuk mereka tanpa daya, serta saudara-saudara kita di Papua, Poso dan---terutama---di Aceh yang masih hidup dalam ketakutan dan perasaan tertekan dalam kedamaian yang semu, yang mereka tidak tahu kapan ini akan berakhir. Dan waktu merambat melalui detik-detik yang pelan tetapi pasti, menuju senja, dan pada saat beduk ditabuh, usai sudah kita kita berpuasa, berhaus lapar dan tidak melakukan hal-hal yang diperbolehkan di siang hari di bulan-bulan lain, menjaga lidah dari kata-kata yang tidak perlu diucapkan, menahan pandangan dari apa yang tidak halal dipandang, dan menahan pendengaran dari apa yang tidak halal untuk didengar. Zakat fitrah akan kita segerakan, supaya para yatim dan para dhuafa bisa sekedar ikut bergembira di hari yang mulya ini. Tetapi tentunya kemudian perlu kita pikir dan kita upayakan supaya mereka juga bisa tetap bergembira di 364 hari yang lain. (Lalu saya teringat ketika Nabi yang mulia itu menyapa seorang bocah yang tidak bergembira di suatu hari raya, dan ketika ditanya kenapa, ia mengatakan bahwa ia tidak beribu dan berbapa. Beliau lalu berkata: Sejak saat ini Muhammad akan menjadi ayahmu dan Aisyah akan menjadi ibumu. Bocah itu kemudian dipondongnya dan diserahkannya kepada Fatimah Az-Zahra supaya diasuh seperti putrinya tercinta itu mengasuh Hasan dan Hosen cucu-cucunya) Tiada kata yang bisa mengungkapkan perasaan batin sebagian dari kita saat ini, sedih, bahagia, rindu bahkan kahwatir, apakah kita masih akan berjumpa dengan bulan yang mulia ini pada kesempatan mendatang. Besok kita akan mengakhiri puasa kita, dan kita akan merayakan Iedul Fitri, pada saat kita berharap kita dilahirkan kembali dalam keadaan bersih dan suci, serta merentang kembali rasa persaudaraan dengan sesama, tanpa membedakan ras, suku, bangsa dan agama dengan hati bersih dan semangat baru. Minal Aidin Wal Faizin (semoga kita termasuk orang-orang yang kembali dengan kemenangan). Allah Maha Besar, Segala Puji BagiMU! Selamat Idul Fitri, bagi kaum muslimin yang berhasil menggapainya, dan selamat berlebaran bagi semua. Mohon maaf lahir dan batin. Semoga hari-hari yang akan kita jelang lebih baik dari pada hari-hari yang kita tinggalkan. Amien Wassalam, Darwin ~~~ Ingin memasarkan produk anda di web RantauNet http://www.rantaunet.com Hubungi [EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED] ~~~ Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php
Re: [RantauNet.Com] Bandara Tabing 'Dikuasai' Calo Tiket
Server mailing list RantauNet berjalan atas sumbangan para anggota, simpatisan dan semua pihak yang bersedia membantu. Ingin menyumbang silahkan klik: http://www.rantaunet.com/sumbangan.php Sekalipun bukan merupakan pembenaran dan memang harus diberantas, percaloan bukan monopoli Tabiang. Di Juanda juga banyak gentayangan. Cuma indak jaleh bilo terjadinyo kajadian nan dicaritokan di bawahko, sabab parang diskon tiket nan menyababkan tiket pesawat non Garuda Padang-Jakarta sakali jalan nan dipelopori Lion Air turun ka harago sekitar Rp 300.000, alah indak balaku lai sajak sabalun Ramadhan. Katiko ambo batugeh ka Sumbar sapakan sabalun Ramadhan ambo liek di tiket ambo Garuda alah baliek ka harago lamo, Rp 800.000 labieh sakali jalan. Sakalipun baitu kursi di pesawat p.p. tatap panuah. Urang awak tambah makmur? Antahlah. Saketek pengalaman menarik, sasuai rencana ambo bailek ka Jakarta Tanggal 26 Oktober, mundur sahari dari jadwal samulo. Tapi sekretaris kantua kami di Jakarta lupo maubah tanggal kapulangan di tiket, tatap Tanggal 25 Oktober, padahal uang hotel jo uang saku alah diubahynyo. Ambo baru tahu katiko ambo manyodorkan tiket saat hendak chek-in di counter Garuda untuk penerbangan 613 ka Jakarta. Alhamdulillah walaupun penumpang panuah ambo tatap bisa barangkek jo penerbangan 613 hari itu juo, tanpa membayar tambahan satu senpun baik resmi maupun tak resmi. Apo dek karano ambo pemegang GFF Card? Antahlah. Tapi ado kelebihan Tabiang dibandingkan jo bandara-bandara lain di Indonesia nan indak patuik dibanggakan: adanyo pengemis nan manyambuik awak katiko baru kalua dari ruang kadatangan. Hidup parawisata Sumbar! Wassalam, Bandaro Kayo (60) Z Chaniago wrote: hhhm.namonyo se Tabiang, apopun bisa dilakukanFYI sajo.. ambo dan rombongan pernag manyuruah salah satu maskapai penerbangan manunggu untuak Take Off hanyo karena 'kami' masih di salah satu kantua kanwil di Jl Khatib Sulaimanhehehehe.. dan lansuang pake kijang di bawah tanggal pesawat tanpa melewati check in dllsb. Nan paliang aneh adolah walaupun anda punyo tiket round trip..., pas ngelapor di Tabiang. ...'biasa'nyo akan dikatokan baraso tiket kini naiak ...dan akan ado bayaran tambahan lagi., waspadai hal tsb...jan sampai tertipu dengan hal-hal sarupo tsbmakanya agen maskapai ataupun ticketing di Padang ndak suko tiket bolak-baliak... Z Ch - Palai Rinuak http://www.mediaindo.co.id/cetak/berita.asp?id=2003112101243908 Bandara Tabing 'Dikuasai' Calo Tiket PAGI itu, pukul 09.00 WIB, Irmawati, 40, keluar dari taksi berwarna kuning. Sejumlah calo mengamatinya dengan cermat untuk dijadikan mangsa. Wanita berbaju hitam dengan jilbab putih itu langsung disambut seorang yang memakai seragam petugas bandara, yang kebetulan berdiri dekat taksi berhenti. Petugas itu biasa disapa Arsyad. Dia langsung menggiring Irmawati ke salah satu loket maskapai penerbangan. Irmawati, warga Kabupaten Solok ini kelihatan bingung, ketika si calo menjelaskan tiket Padang-Jakarta sudah habis. Tak percaya, dia langsung bertanya pada petugas penjualan tiket. Jawabannya ternyata sama persis. Habis! Arsyad terus memepet Irmawati untuk menawarkan jasa baiknya. Walau tiket sudah habis, tetapi ibu tetap bisa berangkat, katanya serius. Biasanya jurusan Padang-Jakarta harganya Rp300.000, tetapi sekarang ia harus bayar Rp500.000. Kepadanya diperlihatkan selembar tiket atas nama orang lain. Meski berusaha menawar, tetapi Irmawati akhirnya takluk pada rayuan si calo. --bakuduang-- ~~~ Ingin memasarkan produk anda di web RantauNet http://www.rantaunet.com Hubungi [EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED] ~~~ Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php
Re: [RantauNet.Com] Definisi ABSSBK ( warisan dan meminang )
Server mailing list RantauNet berjalan atas sumbangan para anggota, simpatisan dan semua pihak yang bersedia membantu. Ingin menyumbang silahkan klik: http://www.rantaunet.com/sumbangan.php zul amri wrote: rarachm [EMAIL PROTECTED] wrote: Adrial S. Sutan Amin Alam (60) Is it true? Setahu saya, ketika mamak-mamak maskulin lagi rapat di rumah gadang, induak-induak lagi pada sibuk masukin rendang ke piring. bundo kanduang sih ada, tapi paling cuman satu-dua orang. itu juga biasanya induak-induak yang rada galak kayak evi.. nggak adrial, nggak. elo baru ngeliat romantisme adat minang doangan. belon liat faktanya. ~rarach Iyo lah tipih bana sopan jo santun diawak kiniko yo , masak urang lah gahat ( 60 th ), masih dipanggia jo panggilan samo gadang , dimaa lataknyo adat minang nan mangajakan sopan jo santun dan budi pekerti tu dilatakkan . Zul amry di Bali Rarach memang kayaknya kebablasan. Mungkin dia tidak memperhatikan umur Sutan Amin Alam, atau ada alasan lain, yang tentunya hanya Rarach yang tahu. Yang saya tahu. membahasakan orang yang lebih tua dengan elo bukan kebiasaan Rarach, termasuk di Milis keras seperti Proletar. Sekeras apapun diskusinya dengan Jusfiq Hadjar, sekasar apapun Jusfiq menyerangnya, Rarach selalu memanggilnya Om.. Wassalam, Bandaro Kayo (60) ~~~ Ingin memasarkan produk anda di web RantauNet http://www.rantaunet.com Hubungi [EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED] ~~~ Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php
Re: [RantauNet.Com] Nuansa ke Minangan di Palanta kita mulai memudar
Server mailing list RantauNet berjalan atas sumbangan para anggota, simpatisan dan semua pihak yang bersedia membantu. Ingin menyumbang silahkan klik: http://www.rantaunet.com/sumbangan.php --- In [EMAIL PROTECTED], rarachm [EMAIL PROTECTED] wrote: --- In [EMAIL PROTECTED], Sutan Sinaro [EMAIL PROTECTED] rarachm [EMAIL PROTECTED] wrote: ---bakuduang--- saya nggak tanggung looo kalo ada yang ngomel atas usulan om sutan ini... ~rarach (hor dapet lagiii!!!) Si Cecille batue. Kok si Rarachko dikloning, orang-orang di Palanta paralu malatakkan es di talingonyo Untung cuman satu Wassalam, Bandaro Kayo Om atawa Mamaknya si Rarach juga ~~~ Ingin memasarkan produk anda di web RantauNet http://www.rantaunet.com Hubungi [EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED] ~~~ Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php
Re: [RantauNet.Com] KOMPAS : Arsitektur Kota Bukittinggi.
Server mailing list RantauNet berjalan atas sumbangan para anggota, simpatisan dan semua pihak yang bersedia membantu. Ingin menyumbang silahkan klik: http://www.rantaunet.com/sumbangan.php Assalamu'alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah, Angku Ban---yang notabene masih dalam suasana bulan madu---berhasil mongopikan artikel nan rancak banako untuak Sidang RN nan dimulyakan Allahko Katiko mambaco artikelko di Kompas kapatangko lamo ambo tamanuang mabaca alinea di bawahko: Semoga Bukittinggi tidak menjadi batang terendam seperti kawasan Puncak yang harus dibangkitkan kembali pada masa depan, hanya karena transformasi pasar membuat orang terkecoh oleh cara membangun yang tak tertib, menyangkal petuah, dan yang oleh modernitas palsu menghancurkan harkat Apolai katiko Ambo mancubo mangganti Bukit Tinggi jo Sumatera Barat dan Puncak jo Indonesia. Tapi Apalah awak ini. Wassalam, Bandaro Kayo (60) bandaro wrote: Dikompas hari Minggu 2 Nov ado artikel mengenai arsitektur Bukittinggi dikelompok iptek. http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0311/02/iptek/646847.htm Mendaki Naik, Bajanjang Turun Arsitektur Kota Bukittinggi Marco Kusumawijaya PEPATAH mendaki naik, bajanjang turun berpetuah bahwa untuk tiap tujuan ada tertibnya. Alam yang terkembang di ranah Minangkabau menjadi ilhamnya. Sedang Bukittinggi, yang membentang pada ketinggian 1,000 meter di atas muka laut, adalah miniatur alam itu. Di batas saujana kota ini, menganga Ngarai Sianok dan menjulang Gunung Singgalang di sebelah selatan. Di timurnya, Gunung Merapi. Gunung yang pertama berpuncak danau, yang lainnya berapi. DI dalam Kota Bukittinggi, mendaki naik, bajanjang turun bermakna harafiah: seluruh kota dibangun pada, dan di antara, bukit-bukit kecil dan lembah- lembah elok. Inilah kota bertingkat majemuk yang tiada bandingnya di Indonesia. bakuduang--- ~~~ Ingin memasarkan produk anda di web RantauNet http://www.rantaunet.com Hubungi [EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED] ~~~ Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php
Re: [RantauNet.Com] Jangan lupa lihat Ajo Duta (Dutamardin) di Metro TV /VOA
Server mailing list RantauNet berjalan atas sumbangan para anggota, simpatisan dan semua pihak yang bersedia membantu. Ingin menyumbang silahkan klik: http://www.rantaunet.com/sumbangan.php Assalamu'alaikum Wr. Wb. Ingin bana ambo maliek acarako. Tapi salamo bulan puasoko ambo jam 5 pagi lah musti cabut dari rumah karano anak ambo nan biaso maantaan ambo ka kantue ambo di Blok M, jam 7 alah harus sampai di tampek karajonyo di Pasar Minggu. Mudah-mudahan ado sanak nan bisa mambuek reportase acarako dan mampostingkannyo ka Palanta. Wassalam, Bandaro Kayo (60) Hayatun Nismah Rumzy wrote: dutamardin [EMAIL PROTECTED] wrote: -bakuduang ~~~ Ingin memasarkan produk anda di web RantauNet http://www.rantaunet.com Hubungi [EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED] ~~~ Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php
[RantauNet.Com] Ramadhan dan Mualaf-Mualaf Metro TV
Server mailing list RantauNet berjalan atas sumbangan para anggota, simpatisan dan semua pihak yang bersedia membantu. Ingin menyumbang silahkan klik: http://www.rantaunet.com/sumbangan.php Beberapa waktu yang lalu setiap Sabtu pagi sebuah setasiun TV menyiarkan acara perjalanan rohani orang-orang yang baru masuk Islam atau yang di kalangan Islam disebut para mualaf. Saya menonton hanya satu kali. Itupun dengan perasaan was-was, khawatir kalau dia menjelek-jelekkan agama lamanya. Sebab bagi saya kalau seorang yang pindah agama lalu menyerang atau mencari-cari kejelekan agama lamanya, pasti ada yang tidak beres pada orang tersebut. Salah satunya sebabnya ialah dia tidak pede dengan agama barunya itu. Jadi cercaannya kepada agama lamanya lebih merupakan refleksi dari ketidaktenteraman jiwanya karena meninggalkan agama lamanya. Contoh soal yang paling gamblang adalah tulisan-tulisan sampah yang sering disertai dengan kutipan Al-Quran atau Hadis yang diplesetkan/ditafsirkan seenakperutnya yang dipostingkan ke Situs Answering Islam atau situs sejenis. Tetapi acara Mualaf-Mualaf yang disiarkan oleh Metro TV---sebuah setasion TV yang paling sekuler---setiap jam 5 petang selama bulan Ramadhan dan dipandu oleh Panquita Wijaya yang juga seorang mualaf, adalah acara yang sangat cerdas dan jauh dari nuansa propaganda. Seperti pada acara petang tadi yang mengahdirkan bintang tamu penyanyi jazz Iga Mawarni, bukan kebetulan kalau artis Ayu Azhari yang hadir sebagai nara sumber tampil tanpa mengenakan tutup kepala. Iga Mawarni sendiri dalam acara tersebut menekankan bahwa keyakinnya kepada Islam timbul setelah membaca tafsir Al Quran. Iga Mawarni yang pada Ramadhan tahun lalu pada acara Sahur Bersama Hughes---yang juga seorang mualaf---menceritakan hubungannya yang sempat renggang dengan ibundanya selama dua tahun karena pilihannya terhadap Islam. Sepanjang yang saya ketahui seorang yang pindah agama karena keyakinan kepada prinsip-prinsip agama barunya lebih bersemangat dalam menjalankan agama barunya serta memberikan sumbangan pemikirannya kepada agama barunya atau mengkritisi perilaku penganut agama barunya yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip yang diyakininya ketimbang menjelek-jelekan agama lamanya. Misalnya Dewi Hughes sendiri. Dewi Huges adalah sebuah fenomena, ketika sebagai seorang perempuan dengan ukuran tubuh yang tidak ideal bisa tampil sebagai MC kondang. Dewi masuk Islam dengan cara yang tidak lazim, yakni karena di sekolah di tempat tinggal keluarganya yang baru di Banten tidak ada pelajaran agama Hindu yang dianut keluarganya, orang tua Hughes memberi kebebasan kepada anak-anaknya untuk memilih agama-agama yang diajarkan di sana, yaitu Islam dan Kristen, sementara mereka sendiri tetap menganut agama Hindu. Hughes termasuk yang memilih Islam. Sungguh orang tua Hughes orang tua yang luar biasa. Pada Ramadhan tahun lalu dan tahun sebelumnya, Hughes dipercaya ANTV menjadi presenter pada Acara live Sahur Bersama Hughes. Hughes, melaksanakan tugasnya dengan penuh totalitas. Tidak jarang dia terlihat dengan wajah berbinar dan kadang-kadang dengan mata basah pada ujung acara yang menampilkan pesan Ramadhan yang disampaikan oleh Ustadz Dr Miftah Faridh. Mbak Hughes cantik, beberapa ibu-ibu yang menilpon Hughes pada acara tersebut mengawali pembicaraannya. Memang Hughes terlihat cantik dalam acara terserbut, kecantikan yang bukan karena riasan, tetapi dari cahaya keimanan yang memancar dari kepribadiannya. Hughes juga menyatakan sikap hormat kepada orang tuanya yang masih berbeda agama dengannya kepadanya. Sebuah sikap muslim yang sejati. Dan Hughes tidak pernah lagi meninggalkan busana muslim, suatu pilihan seperti yang dikemukakannya kepada Majalah Tempo bukan pilihan yang tidak beresiko terhadap profesinya sebagai MC dan presenter. Dan kita tahu, bahwa Hughes tetap berkibar. Hughes jarang mengumbar perjalanan rohaninya setelah masuk Islam, apalagi menjelek-jelekkan agama lamanya atau agama lain. Hughes lebih banyak menyatakan ke-Islamannya dengan sikap dan perbuatan. Sayang sekali acara Sahur bersama Hughes, absen di ANTV pada Ramadhan tahun ini. Salam, Darwin ~~~ Ingin memasarkan produk anda di web RantauNet http://www.rantaunet.com Hubungi [EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED] ~~~ Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php
[RantauNet.Com] Artikel Mengenai Bukit Tinggi yang Sangat Menarik Di Kompas
Server mailing list RantauNet berjalan atas sumbangan para anggota, simpatisan dan semua pihak yang bersedia membantu. Ingin menyumbang silahkan klik: http://www.rantaunet.com/sumbangan.php Assalamu'alaikum Wr. Wb. Kompas hariko (Kompas Minggu) memuat artikel menarik mengenai Bukit Tinggi nan ditulih Marko Kusumawijaya nan sangat patuik diparatikan oleh pihak-pihak terkait dalam tataruang di Sumbar umumnyo dan Bukit Tinggi khususnyo, kok awak indak ingin Bukit Tinggi banasib sarupo Bandung bak kecek lagu si Doel Soembang: dulu kota kembang sekarang menjadi kota kambing Sayang upayo ambo nan mandownloadnyo dari Kompas gagal taruih dek indo.net agaknyo sadang agak bamasalah. Mudah-mudahkan nakan Z atau nakan-nakan lain nan pakar di bidang download madownloadko bisa mangkopikannyo ka palanta ko. Wassalam, Bandaro Kayo (60) ~~~ Ingin memasarkan produk anda di web RantauNet http://www.rantaunet.com Hubungi [EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED] ~~~ Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php
Re: [RantauNet.Com] Unsubscribe
Server mailing list RantauNet berjalan atas sumbangan para anggota, simpatisan dan semua pihak yang bersedia membantu. Ingin menyumbang silahkan klik: http://www.rantaunet.com/sumbangan.php (oh ya, kalau ada yang mau beliin eskrim, minta yang vanilla saja. aku nggak gitu suka yang strawberry; jangan lupa sekalian sama pinukuik dan es cindua.) Dont worry, nakan Rarach, Om Darwin yang akan beliin es krim, pinukuik dan es cindua. Plus bonus: cubitan gemas, mas, maa Salam, Om ~rarach ~~~ Ingin memasarkan produk anda di web RantauNet http://www.rantaunet.com Hubungi [EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED] ~~~ Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php
Re: [RantauNet.Com] Paralu Islah di palanta kito ko (mumpung masih dalam suasana Puasa)
Server mailing list RantauNet berjalan atas sumbangan para anggota, simpatisan dan semua pihak yang bersedia membantu. Ingin menyumbang silahkan klik: http://www.rantaunet.com/sumbangan.php Assalamu'alaikum Wr. Wb. Singkat saja, karena sebentar lagi jam kantor. Pesan sanak Mulyadi ini perlu dicerna dengan hati yang jernih. Kalau mau menanggapi mohon digigit dulu lidah ini. Ingat kita punya dua telinga tetapi hanya satu mulut, yang saya maksud---maaf---mulut benaran. Dengan segala keredahan hati, apa akan saya kemukakan ini bukan omongan sok tua. Ini hanya sebuah nasehat, kalau diterima ya syukur kalau tidak ya Alhamdulillah. Yang penting apa yang perlu saya sampaikan sudah saya sampaikan. Sebuah organisasi, termasuk RN pasti mempunyai misi, yang menjadikan organisasi tersebut berbeda dengan organisasi lain. Misi ini pula yang membedakan RN tidak saja dengan Proletar tetapi misalnya dengan MinangNet. Seperti kita ketahui misi adalah alasan keberadan atau istilah kerennya raison dêtre. Dan seperti kita ketahui bersam pula bahwa komponen-komponen utama dari misi sebuah organisasi antara lain adalah apa produknya, siapa konsumennya, di mana pasarnya, serta---yang tidak kalah penting---filsafah dan nilai yang dianut organisasi tersebut dalam menjalankan kegiatannya. (Sayang bagi kita-kita di Indonesia penegertian misi ini sudah rancu karena adanya Inpres 7/1999 mengeneai AKIP). Pada waktu ini saya aktif di sejumlah milis, termasuk Proletar (artinya saya juga bisa berdiskusi dengan cara dan kosa kata Proletar, tapi di Proletar tentunya). Tetapi RN adalah satu-satunya milis orang Minang waktu ini yang saya ikuti, karena menurut saya RN adalah satu-satunya milis yang saya pikir mempunyai filsafah yang sesuai dengan filsafah mayoritas orang Minang yang tercermin dalam ABSSBK, karena saya adalah orang Minang, yang tidak punya alasan untuk tidak bangga menjadi orang Minang dengan segala atributnya tanpa merasa lebih baik dari pada etnis lain. Apalagi isteri belahan jiwa saya berasal dari Jawa Barat. Saya pikir misi RN perlu dipertegas, perlu diredefinisi supaya kita sadar arti keberadaan RN dan juga arti keberadaan kita di sini (yang terakhir ini sering disinggung oleh Kanda Nizmah tetapi saya perhatikan sering ditanggapi secara kurang proporsional) Dengan segala hormat saya kepada sanak Darul St Perpatih, menurut hemat saya membuat bilik-bilik bukan cara yang tepat/subtansial untuk mengatasi suasana yang kurang nyaman yang terasa di milis ini akhir-akhir ini. Apalagi konon kabarnya bilik-bilik yang ada saja tidak berfungsi secara optimal. Kalau kesukaan bilik-berbilik ini diteruskan, saya kahwatir nanti akan ada pula bilik induk-induk (biarlak induk-induk atau para gadih yang suka bacaran pindah ke sana) dan ada pula bilik apak-apak (tempat para suami membahas kiat, bagaimana mengamankan uang kaget dari jangkauan induak paja, sebab kalau dimasukkan ke kaus kaki sudah kuno), dst, dst Akhirnya, seperti kata si Rarach, di palanta ini kita akhirnya hanya melihat dinding. Saya juga mengulangi usul saya untuk memoderasi Palanta, sehingga diskusi yang sudah ngawur (seperti diskusi yang membuat doto Rahyus yang santun itu menjadi gerah) bisa disetop sebelum berlarut-larut dan terjadi saling sakit-menyakiti, suatu hal yang tidak mungkin dilakukan oleh KTT, walaupun KTT dengan fungsi dan peranannya seperti waktu ini jelas tetap diperlukan (Eh, ternyata Panjang juga) Sekian pendapat saya dan mohon maaf kalau tidak berkenan. Wassalam, Bandaro Kayo 60 tahun, umur dikemukakan tidak untuk merasa dan mengatakan lebih arif dari pada yang muda usia [EMAIL PROTECTED] wrote: Ass,wr,wb. O. rang kampuang di Palanta RN nan di muliakan oleh Allah, kok ambo caliak bagalaunyo palanta kito ko babarapo hari ko, taraso sadiah hati ambo, apo lai nan manjadi pemicu adolah postingan ambo terakhir nan ambo lontarkan untuak wacana kito basamo dengan thema Nuansa Minang. Banyak persepsi nan bagalau dengan topik tersebut, padahal tujuan ambo bukan seperti nan ado dikapalo kito masiang2, sahinggo ado nan maonggok, baganyie, merajuk, ngambek atau apapun istilahnya, bahkan ada yang mau unsubscribe dari palanta nan kito cintoi bersama ini. bakuduang--- ~~~ Ingin memasarkan produk anda di web RantauNet http://www.rantaunet.com Hubungi [EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED] ~~~ Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php
[RantauNet.Com] Pengalaman Haji Budi Hikmat dan Adelina Syarif
Server mailing list RantauNet berjalan atas sumbangan para anggota, simpatisan dan semua pihak yang bersedia membantu. Ingin menyumbang silahkan klik: http://www.rantaunet.com/sumbangan.php Di bawah ini adalah pengalaman spritual haji yang sangat menarik dari pasangan suami isteri Budi Hikmat dan Adelina Syarif yang dipostingkan ke Milis Wanita Muslimah dan saya forwardkan ke milis ini atas persetujuan pengirimnya (Mbak Adelina). Menurut hemat saya pengalaman Mas Budi Hikmat dan Mbak Adelina Syarif ini tidak hanya bermanfaat bagi para netters di milis ini yang akan menunaikan ibadah haji pada musim haji 1424 H, tetapi juga bagi kaum muslimin dan ummat beriman lainnya. Saya percaya pengalaman spritual yang dialami Mas Budi Hikmat dan Mbak Adelina Syarif tidak hanya bisa ditemui dalam peribadatan khusus seperti perjalanan haji saja, tetapi juga bagi setiap insan yang melakukan kegiatan peribadatan dan muamalah dengan tulus dan hanya semata karena Allah. Selamat berpuasa bagi yang menjalankannya Wassalam, Darwin KESAKSIAN SPIRITUAL HAJI Tiba-tiba kurasakan tangannya tersentak hingga jabat tangan kami terlepas. Rezekimu untuk berangkat haji telah disiapkan. Nanti juga semua pengeluaranmu akan diganti? Aku hanya terdiam. Kupikir ada cara untuk menguji ucapannya? bahkan untuk membuktikan apakah agama dan Tuhan yang selama ini kupercaya bukanlah dusta: Akan kukatakan kepada banyak orang bahwa aku akan berangkat haji. Tahun ini! Panjar ONH Dibayar Mertua Kerinduan berangkat haji semakin menguat setelah adikku dan istrinya berhaji menyusul Ibu dan Bapak yang sudah berangkat tahun sebelumnya. Salah satu cara merawat kerinduan itu dengan memasang hiasan keramik bergambar Masjidil Haram di dinding mushola rumah. Namun, berdasarkan proyeksi kondisi keuangan, kami mungkin baru dapat berangkat tahun 2002. Ketika mendengar pertimbangan kami, bapak mertua tegas berkata: Berangkatlah kalian haji tahun ini. Bapak beri pinjaman untuk panjar ONH kalian berdua. Setelah membayar panjer ONH suami istri US$2000, aku memperingatkan istri untuk kemungkinan menjual mobil Kijang Krista guna menutupi ongkos haji. Ongkos Hajimu Sudah Disiapkan! Aku tertarik untuk meminta doa kepada seorang Ustadz yang materi kutbah Jumatnya sangat menyentuh. Aku menandai Ustaz itu. Sebab, pernah tiga kali sholat Jumat secara berturut-turut, di kota yang berbeda, surat Al A?laa dan Ghaasyiyah dibacakan dalam sholat. Dan Ustadz itu imam sholat yang ketiga dengan bacaan serupa. Sembari memberi salam, aku mengulurkan jabat tangan, Pak Ustadz, saya ingin sekali naik haji. Tolong doakan saya?. Wajah Ustadz itu nampak teduh saat memejamkan matanya. Berdoa. Tiba-tiba kurasakan tangannya tersentak hingga jabat tangan kami terlepas. Rezekimu untuk berangkat haji telah disiapkan. Nanti juga semua pengeluaranmu akan diganti... Ustadz itu nampak demikian yakin. Tetapi tak urung keraguan meliputiku. Bagaimana mungkin dengan kondisi bisnis di kantor yang sedang menurun? Aku hanya terdiam. Kupikir ada cara untuk menguji ucapannya? bahkan untuk membuktikan apakah agama dan Tuhan yang selama ini kupercaya bukanlah dusta: Akan kukatakan kepada banyak orang bahwa aku akan berangkat haji. Tahun ini! Ramalan Ustaz itu tidak hanya kusampaikan kepada istriku, tetapi juga kepada mertua, sanak saudara dan teman-teman. Aku sengaja mengikat diriku dengan beban. Dan aku ingin menyaksikan bagaimana beban yang melilitku itu dilepaskan. Akhir Tahun Menegangkan Sebagaimana karyawan lain, 23 Desember 2000 adalah hari yang menegangkan bagiku. Sebab pada hari itu akan diumumkan keputusan manajemen perusahaan terkait dengan THR dan bonus. Aku gelisah sejak dini hari dan selama makan sahur. Biaya ONH harus segera dilunasi dalam beberapa hari kemudian. Setelah subuh aku tidak ingin tidur. Istriku memahami kekegelisahanku. Kami harus rela menjual mobil untuk menutupi ongkos haji. Akhirnya kami putuskan untuk pasrah saja. Kami isi waktu dengan jalan-jalan pagi di sekitar kompleks sambil mengarang lagu Islami untuk anak-anak. Aneh, inspirasi mengarang lagu demikian lancar mengalir. Setiba kembali di rumah aku menulis bait-baik itu dengan komputer dan mencetaknya untuk dibagi kepada teman-teman. Aku terlambat tiba di kantor. Tidak sempat ikut rapat pagi. Melewati ruangan atasan dengan sungkan. Terbersit prasangka negatif saat tangannya melambai memanggilku. Duh, mau diapain aku? Rupanya ia ingin mengajakku bicara mengenai hal yang paling ditunggu semua orang hari itu. Atasanku belum lama mengisi jabatan di bagianku. Aku dimintai saran sebab menurutnya aku staff paling senior. Dia belum tahu cara menyampaikan kepada bawahannya keputusan manajemen perusahaan mengenai THR dan bonus serta pesan pimpinan tertinggi. Kepadanya kusarankan untuk memanggil karyawan satu per satu masuk ke dalam ruangannya untuk diberikan penjelasan secara pribadi. Atasanku mengganguk setuju. Karena aku sudah berada di ruangannya, dia
[RantauNet.Com] Alamat Satuan Pelaksana Penanggulangan Banjir) Kota Solok
Server mailing list RantauNet berjalan atas sumbangan para anggota, simpatisan dan semua pihak yang bersedia membantu. Ingin menyumbang silahkan klik: http://www.rantaunet.com/sumbangan.php Assalamualaikum Wr. Wb. Angku Amsar Bandaro dan St Parapatih, Institusi nan bisa dihubungi untuk manyalurkan bantuan korban banjir Solok: Satlak PB (Satuan pelaksana Penanggulangan Banjir) Kota Solok No. Rekening: 304.000224400.001 BNI Cabang Kota Solok Informasi ko Ambo dapek dari Kantor Bappeda Kota Solok (tel 0755-20170) melalui Kantor Regional kami di Padang. Sabananyo informasiko alah difakskan ka ambo tanggal 10 Oktober yang lalu. Tapi dek salamo tigo pakan terakhirko Ambo banyak batugeh di luar Jakarta, baru kini informasiko bisa ambo sampaikan Wassalam, Bandaro Kayo ~~~ Ingin memasarkan produk anda di web RantauNet http://www.rantaunet.com Hubungi [EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED] ~~~ Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php
Re: [RantauNet.Com] Nuansa ke Minangan di Palanta kita mulai memudar
Server mailing list RantauNet berjalan atas sumbangan para anggota, simpatisan dan semua pihak yang bersedia membantu. Ingin menyumbang silahkan klik: http://www.rantaunet.com/sumbangan.php Hayatun Nismah Rumzy wrote: Assalamu Alaikum W. W.Baru kapatang bundo mamposting maminta bakeh nanda St. Lembang Alam. Sungguahpun Sutan surang nan lahianyo tasabuik batinnyo sado awak nan di Rantau Net iko. Mano Sutan Bandaro Labiah, mano Darwin Bahar, manonyo Arman Bahar Piliang (abp), nanda ZulAmri dengan pantunnyo lah lamo pulo indak bundo danga suaronyo. Bundo memohon pertahankanlah ke khas-an kito salamo iko. Janlah dijadikan RantauNet iko sarupo MinangNet dan Proletar. Assalamu'alaikum Wr. Wb. Uninda yang dinda muliakan Alhamdulillah dinda masih di palanta, tetapi agak di sudut. Entah mengapa, belakangan ini dinda lebih senang berdiam di sudut. Apalagi sembari membaca catatan perjalanan Umroh Uninda yang sangat menarik serta komentar-komentar Uninda yang hemat kata tetapi sarat makna. Pada kesempatan ini perkenankanlah pula saya mengucapkan selamat menjalankankan ibadah Puasa Ramadhan kepada Uninda dan Kanda Rumzy, serta segenap warga palanta tanpa menyebut nama, khawatir ada yang tidak terbawa, disertai permohonan maaf atas keterdorongan langkah dan keterlanjuran lidah selama ini. Allahumma thawwil a'maaranaa bibarkati ramadhana wa hassin akhlaa qanaa bikhaahi ramadhan (Ya Allah panjangkanlah umur kami dengan berkah bulan Ramadhan dan indahkanlah akhlaq kami dengan keagungan bulan Ramadhan) Wabiilahi Taufiq wal Hidayah Wassalam, Bandaro Kayo (60) ~~~ Ingin memasarkan produk anda di web RantauNet http://www.rantaunet.com Hubungi [EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED] ~~~ Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php
[RantauNet.Com] Shirin Ebadi, Muslimah Peraih Nobel Perdamaian dengan Kitab Sucinya
Server mailing list RantauNet berjalan atas sumbangan para anggota, simpatisan dan semua pihak yang bersedia membantu. Ingin menyumbang silahkan klik: http://www.rantaunet.com/sumbangan.php Saya seorang Muslim, itu berarti Anda bisa menjadi Muslim dan mendukung demokrasi, katanya, sambil menambahkan bahwa ia akan berangkat ke Oslo, Swedia, bulan Desember mendatang untuk menerima penghargaan tersebut. Menurut Ebadi, kaum Muslim patut bangga dengan penghargaan ini. Islam sejalan dengan demokrasi. Bila Anda membaca Al Quran, Anda akan melihat tak ada satu pun ayat yang bertentangan dengan hak asasi manusia, ujarnya. (Dikutip dari Kompas, Sabtu, 11 Oktober 2003) ~~~ Ingin memasarkan produk anda di web RantauNet http://www.rantaunet.com Hubungi [EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED] ~~~ Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php
Re: [RantauNet.Com] Interesting article sekedar masukan
Server mailing list RantauNet berjalan atas sumbangan para anggota, simpatisan dan semua pihak yang bersedia membantu. Ingin menyumbang silahkan klik: http://www.rantaunet.com/sumbangan.php Assalamu'alaikum Wr. Wb. Aaa sata pula saya sekaki. Sacara prinsip saya mendukung pendapat nakan Rahima. Pikiran logis, kehidupan dialektis, kata pakar manajemen Gede Parama. Saya sangat setuju dengan pendapat ini. Artinya tidak semua masalah kehidupan bisa diatasi hanya dengan pikiran manusia. Artinya ada implikasi tindakan-tindakan yang menurut pikiran logis yang tidak terdeteksi oleh pikiran manusia itu sendiri. Tidak semua yang logis itu benar. Berpuasa, menahan lapar, padahal ada makanan yang bisa dimakan menurut logika adalah pekerjaan dungu. Tetapi kehidupan mengajarkan kita bahwa menunda makan itu adalah perlu. Ilmu ekonomi mengajarkan kepada kita, bahwa kalau semua penghasilan kita dikonsumsi---tidak ditunda sebagiantidak akan ada investasi. Dan kalau tidak ada investasi tidak akan ada lapangan kerja baru bagi anak dan kemenakan. Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tapian. (Di Indonesia kita terbalik, untuk melakukan investasi kita lebih suka berhutang atau menjual aset-aset produktif ketimbang mgencangkan ikat pinggang: berenang-renang ke hulu, berakit-rakit---anak cucu---ke tepian) Penyakit menular dan terjadinya kehamilan yang tidak dikehendaki di kalangan siswa/remaja yang belum menikah adalah penyimpangan perilaku. Obatnya tentu menciptakan kondusi yang kondusif yang tidak memberi peluang kepada terjadinya hubungan seks di kalangan remaja siswa/remaja yang belum menikah. Karena itu mengobatinya dengan kondom---walaupun terlihat logis---bukan saja jauh panggang dari api, tetapi malah bisa seperti upaya memadamkan api dengan menyiraminya dengan bensin. Menciptakan kodusi yang kondusif yang tidak memberi peluang kepada terjadinya hubungan seks di kalangan remaja--- berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tapian---jelas bukan pekerjaan sederhana. Jelas tidak bisa diatasi hanya dengan aqal, tetapi juga dengan naqal. Karena itu upaya revisi KUHP dengan menjadikan perzinaan dan kumpul kebo---yang sesuai dengan ajaran Islam---sebagai kegiatan yang bisa dikenakan pasal-pasal pidana, patut diberi ancungan jempol. Diberlakukannya ketentuan ini kelak memang tidak akan meniadakan perzinaan dan kumpul kebo sama sekali, tetapi pasti bisa mengurangi. Orang suka seribu akal, orang enggan seribu dalih. Tetapi yang ragu-ragu atau sekedar iseng atau hanya pengen coba-coba, akan berpikir dua kali sebelum melakukannya. Dipidana bo! Tetapi jelas tidak bisa dengan naqal saja, karena sering pula kita lupa bahwa aqal itu juga anugerah Allah belaka. Intinya tidak ada jawaban tunggal atau sederhana untuk masalah-masalah kehidupan yang umumnya sangat kompleks. Hidup memang tidak mudah tetapi juga tidak sulit-sulit sekali. Paling tidak itu kesan yang saya baca dari postingan- postingan cerdas dan subtil dari Kanda Zubir Amin alias Jo Buyuang van Marseille, yang sekalipun seorang pejabat tinggi tetapi enteng saja naik bis kota maupun bendi. Wassalam, Bandaro Kayo (60) Rahima wrote: --- Tanjuang Heri [EMAIL PROTECTED] wrote: Sanak Ronald nan budiman, jo netters sadonyo, Assalamualaikum.Wr.Wb. Membawa kondom kesekolah bagi siswa atau pelajar,sebagai antisipasi saja.Bagi saya ,sama halnya dengan seorang ibu RT yang pergi ke Mal,niat bawa duit hanya untuk sebagai persiapan saja,( sedia payung sebelum hujan katanya ). Niat hati tak ingin berbelanja,tapi pas tertarik pada suatu barang di Mal tersebut,akhirnya kebeli juga,akibat ada duit yang dianggap sebagai persiapan itu tadi sudah ada. Coba kalau ngak bawa duit tersebut ada beberapa hal kemungkinan yang akan terjadi : Pertama : Memang tidak jadi beli,cuman dilihat saja,akibat dapat menahan diri dari nafsu tersebut.Dengan arti kata kuat iman kedua : Kebeli,tapi menghutang. Ketiga : Yah mencopet jadinya,habis ngak bawa duit sih. Kesimpulan,kalau dipilih,tentu pilih yang pertama,karena itu yang terbaik. Wassalam.Rahima. ~~~ Ingin memasarkan produk anda di web RantauNet http://www.rantaunet.com Hubungi [EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED] ~~~ Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php
[RantauNet.Com] Aa Gym Comes Back
Server RantauNet berjalan atas sumbangan dan kerjasama dari para anggota, simpatisan dan semua pihak yang bersedia membantu. Ingin menyumbang silahkan klik: http://www.rantaunet.com/sumbangan.php Sewaktu Invasi AS ke Irak pada puncaknya saya mempostingkan ke sejumlah milis seruan Aa Gym untuk Bangsa Indonesia yang saya kutip dari Republika 26/3/03. Dalam seruannya itu Aa Gym antara lain berkata: Tentang sweeping, saya percaya tak mungkin orang Islam yang memahami Islam secara baik berbuat zalim kepada orang lain, hanya karena warna kulit, etnis, agama. Islam adalah agama yang sangat menjunjung keadilan, bahkan terhadap musuh sekalipun. Jadi saya percaya tak akan terjadi sweeping Entah karena seruan tersebut ketika itu seperti melawan arus, kemudian namanya seakan redup. Namun sebulan terkahir ini nama dan wajahnya kembali mengisi berbagai media masa. Audiensnya sangat beragam, dari pakar ekonomi yang tergabung dalam ISEI, para akuntan top, Karyawan RCTI, penghuni LP, dan puncaknya adalah tausiahnya di depan siswa dan pengajar STPDN yang lagi ngetof, yang disiarkan Transtivi jam 4 siang tadi, tausiah yang tidak saja memaku orang-orang yang hadir di Aula STPDN di Jatinangor, tetapi juga jutaan pemirsa acara tersebut di melalu pesawat TV di rumahnya masing-masing. Pada acara tersebut Aa Gym kembali menunjukkan kepiawaiannya dalam menyampaikan kebajikan-kebajikan yang bersifat umum dengan tegas tetapi santun, sejuk dan menggugah. Dengan cara yang sama pula dia mencoba mengembalikan kepercayaan dan harga diri para siswa yang hancur berantakan divonis kecaman berbagai pihak secara bertubi-tubi akibat berbagai peristiwa yang sangat tidak patut yang terjadi di sekolah yang mendidik calon pamong praja itu. Sukar untuk membantah kebenaran pesannya, bahwa apa yang terjadi di STPDN pada hakekatnya merupakan wajah Indonesia waktu ini. Mereka yang mengecam, belum tentu lebih baik dari pada yang dikecam. Two wrongs doesnt make one right Dan saya percaya, tidak hanya para siswa STPDN saja yang menangis ketika Aa mengajak seluruh hadirin untuk melakukan muhasabah tetapi juga para pemirsa yang berada di depan TV-nya masing-masing. Bahwa ada yang tidak suka kepada Aa Gym tentunya bukan sesuatu yang aneh. Tetapi hal tersebut tidak mengurangi kenyataan bahwa Aa Gym dewasa ini adalah ikon terpenting dari gerakan untuk mengembalikan wajah Islam ke karakternya yang asli: sederhana, sejuk, cerah dan mencerahkan. Bahwa ada yang mengatakan bahwa umaat Islam butuh lebih banyak Aa Gym juga mengandung kebenaran. Tetapi di sini Aa Gym sangat dibantu oleh teknologi penyiaran yang memungkinkan dirinya seperti tampil di mana-mana. Dan juga oleh perusahaan mi instan raksasa yang memanfaatkan ketenarannya untuk mendukung pemasaran produknya, yang memungkinkan Aa Gym untuk bergerak dari satu kota ke kota lain, dari kerumunan masa yang satu kepada kerumunan masa yang lain. Tetapi ada juga kritik, yang terutama perlu diperhatikan terutama oleh para audiens setianya, yaitu kalau kalau kekaguman kepada sang Dai naik sampai ke ubun-ubun. Wallahualam bissawab. Darwin ~~~ Ingin memasarkan produk anda di web RantauNet http://www.rantaunet.com Hubungi [EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED] ~~~ Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php --- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php
Re: [RantauNet.Com] Tanggapan moderasi
Server RantauNet berjalan atas sumbangan dan kerjasama dari para anggota, simpatisan dan semua pihak yang bersedia membantu. Ingin menyumbang silahkan klik: http://www.rantaunet.com/sumbangan.php Assalamu'alaikum Wr. Wb. Senang sekali melihat kehadiran Tan Bagindo Nagari kembali di Palanta. Moderasi diberlakukan oleh sejumlah milis untuk mencegah agar diskusi tidak ngelantur, emosional dan melanggar aturan-aturan yang ditetapkan. Wanita Muslimah dan Apa Kabar adalah contoh milis yang dimoderasi dengan baik Dengan segala hormat saya kepada segenap sanak yang ada di Palanta ini, saya pikir kita-kita ini tidak lebih istemewa dari para netters di milis lain, terkecuali---mungkin---dalam ketajaman lidah. Moderasi juga mencegah pengacau atau provokator yang memang berniat tidak baik untuk memasuki sebuah milis. Beberapa milis tanpa moderasi sudah acak adul. Contohnya Milis Partai Keadilan dan Istiqlal. Saya pikir RN juga tidak kebal kepada pengacau atau provokator Tetapi apa perlu dimoderasi atau tidak, tentu tergantung kepada kita semua. Saya hanya sekedar usul. Lagi pula moderasi hanya salah satu cara untuk menata ulang RantauNet secara komprehensif. Itupun kalau kita semua memang berkeinginan untuk menata ulang RantauNet. Wassalam, Bandaro Kayo [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum wr. wb. Bandaro Kayo nan ambo muliakan, baganyi itu kan biaso dikalangan urang minang tarutamo nan padusi, tingga awak doakan sajo supayo lakeh baliak.Soal moderasi, masih jauah panggang dari api, bauso sajo awak alun mampu lai, baa pulo kamanunjuak person ateh soal iko.Milis RN serius sekaligus santai, setidaknya membantu membuka pikiran. Taraf mancapai open society memang tidak mudah.Salam St. Bagindo Nagari Assalamualaikum Wr. Wb. Sidang RantauNet yang Dimulyakan Allah, bakuduang- ~~~ Ingin memasarkan produk anda di web RantauNet http://www.rantaunet.com Hubungi [EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED] ~~~ Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php --- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php
Re: [RantauNet.Com] Tanggapan Bundo
Para netter rantau net Yth. Kini kami sedang menerima sumbangan anda untuk kelanjutan milist kita ini. Kalau anda ingin berpartisipasi, kunjungilah website kita di www. rantaunet.com dan isikan sumbangan anda disitu. Bagi yang menyumbang 200rb rp/th atau lebih akan dapat email: [EMAIL PROTECTED] Assalamualaikum Wr. Wb. Sidang RantauNet yang Dimulyakan Allah, Tidak ingin saya menambah atau mengurangi apa yang disampaikan Uni Nizmah di bawah ini, kecuali keyakinan bahwa kakanda saya tercinta ini akhirnya tidak akan sampai hati untuk meninggalkan balerong yang beliau ikut membangun dan berusaha untuk selalu menjaga semangat pendiriannya., . Tetapi kalau milis ini memang ingin mengemban misinya, milis ini memang harus dimoderasi. Saya memahami bahwa tidak mungkin bagi Angku Miko seorang untuk memoderatori milis yang sebegini besar ini. Dan seperti di beberapa milis lainnya, Angku Miko bisa menunjuk beberapa co-moderator. Saya sendiri melihat bereapa figure yang berpotensi untuk mendampingi Angku Miko. Kalau boleh menyebut nama, beliau-beliau itu adalah. 1. Sanak Mulyadi St Bangsawan 2. Sanak Arman Bahar (maaf, walaupun sama-sama Bahar, Ambo lupa gelar beliau) 3. Nakan Z. Chaniago (maaf Ambo lupa gelar rang mudo ko) KTT tetap perlu ada dengan penyegaran, mengganti anggota yang sudah tidak aktif. Untuk saya menusulkan agar memasukkan nama. 1. Ajo Buyuang 2. Ajo Duta Mardin 3. Angku Moh Dafiq Syaib (maaf kalau salah hamba mengeja) Mengenai pilotnyo tantu indak ado figure nan paling tapek salain tatap Angku Amsar Bandaro, nan nampaknya di mana saja beliau berada, dan dalam kondisi apapun RN dan Minang tetap berada dalam hati dan pikirannya. Setelah itu baru kita bicara tentang iyuran dan dalam rancana jangka panjang dengan mempertimbangkan sungguh-sungguh gagasan yang pernah disampaikan Ajo Duta. Sekian usulan Ambo yang main tembak langsung ini (kalau begitu kan buka si Padang namanya), dan moho maaf jika ada yang tidak berkenan. Wassalam, Bandaro Kayo Hayatun Nismah Rumzy wrote: Assalamu Alaikum W. W.?xml:namespace prefix = o ns = urn:schemas-microsoft-com:office:office / Maaf baribu maaf bundo aturkan ka ananda semua di RN.Ditahun 1993 kami beberapa orang mendirikan RN dengan bertujuan ingin manyanang nyanangkan hati dan bersilaturrahmi antara RNnetters.Orang Minang di mancanegara membuat mailing list untuk mengobati kerinduan ke kampung halaman.Bundo merasakan bagaimana eratnya dan sportifnya kita pada saat itu.Dalam kesempatannya pulang ke Pekanbaru nanda Aris dan Yenny serta putra mereka Esca datang mengunjungi bundo begitu juga waktu bundo pergi ke Melbourne Aussie 1994 bundo coba menghubungi nanda Abrar dan rupanya kami berselisih jalan dia ke Rumbai dan bundo ke Aussie. Semuanya anggota kepingin ketemu sesama lainnya tidak ada nama samaran dalam menyamarkan identifikasi masing-masing. Pada waktu bundo memasuki masa purnabakti maka semua fasilitas plat merah tersebut berakhir.Jadilah bundo tanpa internet connection beberapa lamanya. Beberapa tahun berlalu pada awal tahun 2002 rasa kerinduan kepada RN mulai datang. Mulailah bundo bermain main ditaman RN kadang kadang tersandung batu atau kerikil tapi bundo tidak mengacuhkannya.Yang pendiri sudah lama pergi.Yang tua tua tak bundo temukan lagi.Tapi masih dengan ke khas-annya.Bundo diangkat menjadi salah seorang anggota Komite Tata Tertib.Memang ada orang orang yang tak mau menyebutkan identitasnya dan kelihatan mereka dengan bebas merdeka melontarkan uneg uneg nya yang telah keluar dari etika dan baso basi Minang.Lama bundo menyenangi persembahan yang menjadi budaya Minangdengan kata kata pepatah petitihnya yang dikirim oleh nanda nanda yang masih menganggap kebudayaan tersebut dilestarikan. Tambahan kissah yang menyenangkan.(Terima kasih untuk nanda Arman Bahar, Darwin Bahar, Sutan Bandaro Labiah, Ajo Buyuang, Mulyadi, Zul Amri dan nanda Rang Mudo yang tak bisa bundo tuliskan satu persatu).Wies, Iraf, Dewis, Sutan Kayo, Bandaro, Nopen, Z, Yoel, Anang, Yenny, Yessy Elsandra, Darul, Yuhendry, Ronal Putra dan banyak yang lain yang telah sempat singgah kehati bundo. Beberapa bulan terakhir terasa kurang menyenangkan karena suasana berubah bukan lagi suasana kekeluargaan tapi air yang jernih selama ini menjadi keruh. Sebetulnya cetusan yang kemarin yang menegor Cysca itu tumpukan dari kekurang senangan bundo yang membobolkan kesabaran yang telah ditahan beberapa lamanya.Mungkin kalau hal hal tersebut terjadi dibilik Rang Mudo okay okay sajo tapi ini di palanta yang didengar oleh 1000 RN netters. Mencandai Indra J. Piliang anak muda yang walaupun sudah berkaliber nasional tapi masih tetap ingat RN. Tetapi menjadi bulan bulanan waktu itu. Sudah dikatakan oleh Indra gadis metropolitan yang centil dan tak tahu etika waktu itu tambah meraja lela. * Mencandai Rahima dengan mengatakan dengan wajah pas pasan
Re: [RantauNet.Com] Ulah si Isabella,mangarucuik jo Buih.
Anda punya ruangan dan mau buka Goro Mart hbg [EMAIL PROTECTED] Ya, ikut mendoakan agar keluarga dan segenap warga kota dinda Duta tidak tersentuh oleh amukan kemarahan si Isabella Wassalam, Bandaro Kayo Zubir Amin wrote: Assalamualaikum wr.wb.Semoga dinda Dut sekeluar-ga di Virgina selamat dari amukan kemarahan si Isa- bella sebagai suruhan Ilahi di arcapada ini. bakuduang ~~~ Ingin memasarkan produk anda di web RantauNet http://www.rantaunet.com Hubungi [EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED] ~~~ Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php --- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php
Sanak Mulyadi dan Kanda Nizmah---Re: [RantauNet.Com] Manasik Haji jo pangalaman di Tanah Suci
Ada yang ingin bergabung dg Goro Mart sbg retailer hbg [EMAIL PROTECTED] Sanak Mulyadi dan Kanda Nizmah Assalamu'alaikum Wr. Wb. Sanak Mulyadi, Kanda Nizmah dan segenap penghuni balerong yang saya hormati Pertama-tama saya mengucapkan selamat kepada sanak Mulyadi, Sanak Zul dan sanak-sanak lainnya yang akan memenuhi panggilan Nabi Ibrahim pada musim haji 1424 H, baik yang pertama kali atau kesekian kalinya. Selanjutnya, sebagaimana yang dikemukakan Kanda Nizmah, saya memang telah menuangkan pengalaman saya ketika menunaikan ibadah haji pada musim haji 1423 bersama isteri saya Kur total sebanyak 27 tulisan. Bahwa saya bisa menulis sebanyak itu antara lain berkat dorongan / sambutan yang membesarkan hati dari Kanda Nizmah sendiri, Kanda Ajo Buyung, Sanak Ajo Duta, Sanak Zul, Sanak Arman dan lain-lain. Selain dilewakan di RN, catatan itu juga saya kirimkan ke sejumlah milis yang saya menjadi anggotanya. Alhamdulillah, Robert Adolf, seorang penganut Kristiani di Milis Kota Bogor mengoleksi dan memforwardkannya ke beberapa milis lain sehingga terbaca pula oleh beberapa orang awak yang bermukim di Qatar. Samodra Wijaya, seorang mahasiswa program Doktor di Jerman kemudian memfordwarkannya ke milis yang diasuhnya untuk komunitas muslim di sana. Nakan Nofen St Mudo mengkonversikannya ke file MS Words Tentu saja tulisan tersebut banyak kekurangan, antara lain kurang bagus dan kurang akurat. Karena itu sedang saya koreksi di sana sini---hanya karena keterbatasan waktu karena setiap hari waktu habis untuk mencangkul---koreksi tersebut belum selesai-selesai juga. Padahal selain akan saya lewakan di situs saya, yang juga belum sempat saya buat, seorang moderator Milis Wanita Muslimah juga pernah menghubungi saya karena dia akan menaruhnya di web milis tersebut. Malah cita-citanya, sesuai dengan saran Ajo Buyuang, tulisan-tulisan ingin saya jadikan buku. Dan kepada Kanda Nizmah, saya tidak tahu bagaimana caranya berterima kasih kepada Kanda---kecuali semoga Allah SWT memberikan pahala atas segala kebaikan Kanda---atas perkenan Kanda untuk mengirimkannya sendiri tulisan-tulisan saya tersebut kepada sanak Mulyadi atau kepada siapa saja yang kanda berkenan untuk meneruskannya. Tentu saja Kanda tidak perlu izin dari saya. Dan tertumpang salam khidmad saya kepada Kanda Rumzi. Wabillahi Taufik Wal Hidayah Wassalam, Bandaro Kayo (60) [EMAIL PROTECTED] wrote: Wa alaikum salam, wr, wb. Ondee... indak ambo sangko, kato bajawek gayuang basambuik, Bundo Nismah lai pulo manyimak apo nan ambo posting kalamari. Kalau buliah, dan rancak bana, rangkuman nan 25 Sessions tu dibuekkan pulo website atau situsnyo seperti situs nan dibuek dek Cysca untuak Uda Zul Bali, sahinggo kito nan paralu baraja jo pangalaman tu dan nan sadang manyiapkan diri untuak ka Tanah Suci dapek mambaco nyo. Untuak itu ambo himbau, dunsanak Darwin Bahar dan dunsanak Kun (nan alah Haji tentunyo) dapek maizinkan apo nan dikatokan dek Bundo Nismah. Ambo pribadi maucapkan tarimo kasih ka sidang RN tarutamo ka Bundo nan alah marespon email ambo. Semoga kebaikan dan ilmu nan bermanfaat ko manjadi amal jariah nan akan ditarimo di sisi Tuhan, Amin. Wassalam, M.St.Bangsawan Assalamu Alaikum W. W. Nanda Mulyadi, Kira-kira beberapa bulan yl nanda Darwin Bahar dan Kun menunaikan ibadah Rukun Islam ke V dan nanda Darwin telah merangkum menjadi 25 sessions, bundo punya simpanannya tapi tentu yang bersangkutan menyimpannya di internet. Kalau seandainya tak ada di internet yang bisa di share maka bundo dengan seizin nanda Darwin akan mengirimkan kepada nanda semua oleh-oleh cerita perjalanannya yang sangat menarik. Semoga perjalanan nanda tak ada halangan dan bundo tunggu berita dari nanda Darwin. Wassalam Bundo Nismah dan Ayah Rumzy ~~~ Ingin memasarkan produk anda di web RantauNet http://www.rantaunet.com Hubungi [EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED] ~~~ Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php --- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php ~~~ Ingin memasarkan produk anda di web RantauNet http://www.rantaunet.com Hubungi [EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED] ~~~ Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php --- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php
Re: [RantauNet.Com] Mempersempit Ruang .......Yang mungkin terlupakan ttg Palestina (pro Mak SBN)
-- (*o*) -- wrote: Makasih ya Om Darwin atas keterangannya, tampaknya sangat menarik. Yang saya tidak mengerti dari Prof. Lang atau mungkin terjemahan buku tersebut jelek, kalimat yang berbunyi: Yahudi sekarang yang menempati Palestina hanyalah sekadar bagian-bagian dan tak bisa dilacak kepada kaum Hebrew dahulu atau Habiru yang pernah sekali menaklukkan negeri Kanaan.. Apa ya dimaksud MR. Lang dengan sekedar bagian-bagian? Maksud saya Yahudi moderen yang sekarang menduduki sebagian tanah Palestina, memangnya menjadi bagian2 dari kesatuan Yahudi yang mana? Jika Yahudi sekarang tidak bisa di lacak dari kaum Hebrew yang pernah menaklukan Kanaan, apakah Prof. Lang menuliskan dari mana Yahudi Israel moderen muncul? Tepat sekali pertanyaan nakan Evi Prof Lang, masih mengutip Baker, mengemukakan: Orang-orang Yahudi pada tahun 1897 itu, yang berkeinginan sekali memiliki Palestina sebagai tanah air mereka, bagaimanapun juga tidak mungkin terkait dengan Yahudi Semitik dari 2500 tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena percampuran darah melalui pernikahan, dan juga karena sejumlah besar non semit yang berpindah agama ke Judaisme. Contoh klasik dari kejadian ini adalah suku Khazzar yang hidup di Rusia masa kini. Perpindahan agama mereka secara keseluruhan terjadi pada abad ke-8 Masehi, dan banyak orang Yahudi sekarangt merupakan keturunan dari suku ini. Sebagai tambahan, saya juga pernah membaca bahwa ada orang-orang Yahudi berkulit hitam, yakni orang-orang Afrika nonsemit yang menganut Judaisme. Sebaliknya kita juga mengenal para mualaf yang sebelumnya menganut Judaisme, yang banyak memberikan sumbangan pemikiran Islam seperti Muhammad Asad dan Mariam Jameela. Mudah-mudahan kutipan singkat ini bisa memenuhi harapan nakan Evi. Akhirnya marilah kita sama-sama berdoa agar masalah Israel-Palestina dapat diselesaikan segera secara damai, adil dan realistik dan kedua bangsa yang pada dasarnya menyembah Tuhan yang sama dapat hidup berdampingan secara damai. Wassalam, Bandaro Kayo Terima kasih terlebih dahulu, Om. Oh iya, let say bahwa Yahudi moderen masih memiliki ikatan dengan Hebrew sang penakluk Kanaan dan tanah Kanaan adalah wilayah Palestina sekarang, julukan mereka masih tetap penjajah toh? Salam, --Evi - Original Message - From: Darwin Bahar [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, September 04, 2003 4:14 AM Subject: Re: [RantauNet.Com] Mempersempit Ruang ...Yang mungkin terlupakan ttg Palestina (pro Mak SBN) -- (*o*) -- wrote: Nakan Evi, Masalah Palestina-Israel ini dibahas dengan cukup jelas oleh Prof. Dr Jeffrey Lang [*] dalam bukunya Strugling to Surender: Some Impressions of an American Convert to Islam yang dialihbahasakan dan diterbitkan oleh Serambi (2003) dengan judul Berjuang untuk Berserah pada Bab 5 Ahlulkitab. Di bagian ini Prof Lang dengan mengutip William W Baker antara lian menulis: Yahudi sekarang yang menempati Palestina hanyalah sekadar bagian-bagian dan tak bisa dilacak kepada kaum Hebrew dahulu atau Habiru yang pernah sekali menaklukkan negeri Kanaan...orang Arab Palestina yang masih hidup di Palestina merupakan keturunan sejati dari penduduk semitik yang asli. Akar mereka tidak terletak di Suriah atau Libanon, Yordania atau Mesir, tetapi terletak pada satu-satunya negara yang mereka kenal sebagai tanah air mereka, negeri Palestina (Hal 284) RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php --- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php === RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php --- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php ===
Re: [RantauNet.Com] Mempersempit Ruang .......Yang mungkin terlupakan ttg Palestina (pro Mak SBN)
-- (*o*) -- wrote: Nakan Evi, Masalah Palestina-Israel ini dibahas dengan cukup jelas oleh Prof. Dr Jeffrey Lang [*] dalam bukunya Strugling to Surender: Some Impressions of an American Convert to Islam yang dialihbahasakan dan diterbitkan oleh Serambi (2003) dengan judul Berjuang untuk Berserah pada Bab 5 Ahlulkitab. Di bagian ini Prof Lang dengan mengutip William W Baker antara lian menulis: Yahudi sekarang yang menempati Palestina hanyalah sekadar bagian-bagian dan tak bisa dilacak kepada kaum Hebrew dahulu atau Habiru yang pernah sekali menaklukkan negeri Kanaan ..orang Arab Palestina yang masih hidup di Palestina merupakan keturunan sejati dari penduduk semitik yang asli. Akar mereka tidak terletak di Suriah atau Libanon, Yordania atau Mesir, tetapi terletak pada satu-satunya negara yang mereka kenal sebagai tanah air mereka, negeri Palestina (Hal 284) BTW, si IJP yang selalu menulis dengan nada tinggi kalau sudah bicara mengenai masalah Aceh, Papua, Palestina dan Irak---yang belakangan ini sering mencogap di Palanta---mestinya tidak diajak bergarah-garah, tetapi dipancing untuk membagi pengetahuan dan wawasannya yang luas itu. Saya sudah mengikuti tulisan-tulisan IJP di FID sejak tahun 2000 (selain tulisan-tulisannya di sejumlah media cetak nasional), dan tidak ragu-ragu untuk mengatakan si pengagum Hatta ini sebagai ikan hidup Wassalam, Bandaro Kayo [*] Associate professor pada Departemen Matematika, University of Kansas, AS Dinda In, Aku saja yang bantuin mak SBN, ya. Kalau ada orang resek tiba-tiba datang ke rumah saya dan mengklaim bahwa dalam kitab suci mereka tertulis bahwa rumah saya adalah warisan yang Tuhan janjikan untuk mereka, aku akan ngomong begini: just go to the hell with your kitab suci!!. Tapi ngomong2, bangsa Palestina moderen sekarang ini sama nggak ya dengan Palestina yang disebut2 dalam kitab suci orang Yahudi? Atau bangsa Israel moderen ini sama gak ya dengan Israel yang disebut kitab Taurat? Ada yang bisa bantuin? --Gm - Original Message - From: indra junaidi To: [EMAIL PROTECTED]: Wednesday, September 03, 2003 12:30 AMSubject: Re: [RantauNet.Com] Mempersempit Ruang ...Yang mungkin terlupakan ttg Palestina (pro Mak SBN) Assalamualaikum wr.wb. Mamak SBN, alah ambo cubo mamahami jawaban mamak tahadok pertanyaan Dinda Nofen dan Sanak Marven, tanyato alun bisa mamak manjawab pertanyaan mereka sacaro fair. Wassalamualaikum wr.wb. Indra JZ. RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php --- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php ===
[RantauNet.Com] PENYEBAB PSP KALAH (Reposting)
Dalam tahun limapuluhan, PSP atawa Persatuan Sepak Bola Padang adalah kesebelasan yang tangguh dan disegani. Kesebelasan ini pernah menahan Grasshopper FC dari Swis 2-2 dalam suatu petandingan di Kota Padang. Suatu waktu Tim ini bertandang ke Kota Medan untuk bertanding dengan PSMS. Karena masyarakat Minang di Kota ini cukup banyak, maka sehabis Magrib---pertandingan dilakukan malam hari---Stadion Teladan yang barus selesai dibangun dan digunakan untuk PON penuh sesak oleh urang awak yang yang sangat bergairah untuk menonton kemenakan yang sedang naik daun. Entah mana yang lebih banyak suppoter tamu atau tuan rumah. Karena perkara keras suara, Urang Awak---apalagi kaum pedagangnya---tidak kalah dengan Orang Batak. Begitu, kick off, suara dukungan pada tim tamu semakin membahana. Ooiii, Pajak Sentral di siko !!! Tetapi tidak disangka tidak dinyana, PSP main seperti orang baru belajar bola. Tendangan sering meleset, yang ditendang bukan bola, tetapi bayang-bayang bola, atau diumpan kepada lawan, dan kiper sering salah antisipasi. Pokoknya kacau balau. Maka dukungan berubah menjadi umpatan. Ooii, gadang sarawa !!! Walhasil, Tim PSP digunduli, dan para pendukung pulang dengan lesu dan murung. Tetapi namanya sayang ke kemenakan, Tim Tamu diuandang juga berbincang-bincang. Dan ketika sampai kepada masalah kok PSP seperti orang baru belajar main sepak bola terungkap alamaak ..mata mereka silau oleh lampu stadion, karena PSP biasa main siang dan ..sehabis Maghrib .biasanya mengaji di surau. Demikian kata sahibul hikayat. (Pajak=Pasar) Wassalam, Bandaro Kayo RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php --- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php ===
Re: [RantauNet.Com] [MN] Tak Beranak
edizal wrote: Mau tahu indahnya punya anak, tanya sama Evi yang sangat cinta sama dua anaknya. Berapa banyak pencopetan, perampasan, perampokan, atau pembunuhan yang berlangsung di sekitar kita yang menyebabkan rasa aman sebagai salah satu persyaratan kebahagiaan tidak hadir dalam perjalanan hidup ini? Menghabiskan banyak waktu dengan memberikan pengajaran agama kepada anak-anak, sembahyang siang malam, naik haji, dan sebagainya terbukti tidak memecahkan masalah ini. Si Edizal ko mentang-mentang tinggal di Jepun dan punya isteri orang Jepun, merasa jadi pemonopoli kebenaran Padahal hanya seeokor ikan asin Ikan asin pakai kacamata kuda Wassalam, Bandaro Kayo (60) RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php --- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php ===
Duo Ajo--Re: [RantauNet.Com] profil konjen--- Ajo Buyuang Khutbah di Washington
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Ikan itu walaupun hidup di air laut yang asin,namun ikan tersebut ,tidak asin,kecuali memang disengaja,di jadikan ikan asin *], ungkapan bijak Nakan Rahima ini juga pernah saya dengar dalam khutbah Jumat di Masjid di Silaing, Padang Panjang, dalam kunjungan tugas ke Sumatera Barat tahun lalu. Ikan yang tawar itu ikan hidup. Yang bisa dijadikan ikan asin adalah ikan mati. Ungkapan tersebut selalu terngiang dalam pikiran saya manakala membaca posting Duo Ajo istemewa di palanta ini---yang kebetulan kedua-duanya bermukim di Barat yang modern---yaitu kanda Ajo Buyuang dan Dinda Ajo Duta. Termasuk tulisan Ajo Duta di bawah ini. Dan ini agak berbeda dengan saya, yang seumur-umur tinggal di Indonesia yang tidak barat dan tidak modern, yang kadang-kadang silau`melihat barat dan modern, dan pelan-pelan membiarkan diri saya menjadi ikan asin. Banyak cara untuk menjadi ikan asin, salah satu di aantaranya ialah mendewa-dewakan kemampuan akal dan fikiran, termasuk dalam memahami pesan-pesan Allah, Dzat yang Maha Sempurna yang tercantum dalam Al Quran dan Sunnah Nabi. Al Quran, yang sesuai dengan titahNya, adalah hudallinnas: petunjuk bagi manusia dan a-furqan: pemisah antara baik dan buruk, Al Quran di mana Ia memberikan pengajaran kepada manusia dengan berbagai dan kisah orang-orang terdahulu melalui bahasa Arab yang sangat indah. Tetapi hidup memang pilihan. Tuhan tidak hanya Maha Kuasa dengan rakhmat bagaikan samudera tak bertepi. Tuhan Maha Demokrasi. Katakanlah, Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu: maka biarkanlah dia yang ingin beriman, dan dia yang ingin kafir (Al Quran S 18:29) Dan Insya Allah, dengan minyimak tulisan-tulisan Duo Ajo yang bijak ini, saya akan terhindar menjadi ikan asin. Karena bagaimanapun, sekalipun saya bebas untuk menjadi ikan asin, pada akhirnya akan berlaku ketentuan tangan mencencang, bahu memikul. Begitu Wassalam, Bandaro Kayo (60) *] saya suka membaca tulisan nakan Rahima, sayangnya sering terganggu oleh penyingkatan-penyingkatan yang walaupun tujuan baik: menghemat waktu, tetapi cukup mengganggu. BTW, RN juga jadi sangat menarik karena adanya Duo R: Rahima dan Rarach dutamardin wrote: Assalaamu'alaikum WW., Bukan main bangga ambo mandanga konjen awakko bakhutbah Jum'at tadi di Mushalla KBRI Washington, DC. Dihadapan sekitar 100 orang diplomat dan masyarakat, si Ajo menekan raso malu nan alah hilang disementara urang Islam. Dengan sangat fasih beliau mengungkap ayat dan hadis, betapa pentingnya rasa malu itu terus dipelihara. Lihat sekarang, betapa orang tidak malu lagi untuk menipu, melanggar aturan dan hukum. Pejabat tak malu kalau korupsi (maaf saja juga pejabat, katanya). Pada dasarnya Islam itu sangat indah ajarannya. Mari kita kembangkan Islam dengan mengembangkan dan mengamalkan ajarannya. Bukan dikembangakn dengan gerakan-gerakan yang kadangkala membingungkan umat, imbuhnya. Sekalian sang konjen mengimami sholat Jum'at itu. Qiraat-nya lumayan bagus. Kalau ikut MTQ tingkat kabupaten Piaman, saya yakin Ajo Buyuang bisa juara. Dijadualkan Jum'at muko beliau akan khutbah pula di masjid Al-Hikmah New York. Masjid nan didirikan oleh perantau Indonesia dikota nan barusan pudua listrik selamo 6 jam itu. Sekian berita dari ambo di Washington tentang konjen awaktu. Wassalam ajo duta (56-17/8 lalu) RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php --- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php === RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php --- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php ===
[RantauNet.Com] Mempersempit Ruang Bagi Para Teroris Secara Moral
Serangan Bom para teroris membuat hidup seakan-akan sebuah lotere. Siapa yang berani menjamin bahwa dirinya suatu saat tidak berada di tempat yang menjadi lokasi serangan para teroris yang ia sama sekali tidak ada urusan dengan pelaku, musuh si pelaku dan apa yang diperjuangkan si pelaku. Keadaan ini jelas menakutkan, sekaligus membuat marah dan menimbulkan semangat perlawanan masyarakat, perlawanan yang diam. Yang terakhir ini terlihat sekali dalam peristiwa Bom Marriott, di mana segenap lapisan masyrarkat tampak marah sekali kepada pelakunya. Misalnya--- sebagaimana yang ditayangkan sebuah TV swasta---rekan sesama sopir taksi Mendiang Eddy yang dengan menangis dan marah mengutuk dan memohon agar pelakunya dilaknat Allah SWT, sedikit banyaknya pasti akan mempengaruhi mental para pelaku dan/atau actor intelectualnya. Idem ditto keinginan masyarakat di sekitar Hotel Marriott yang ingin melakukan tahlilan bagi korban di lokasi pemboman. Suasana marah juga terasa di radio-radio niaga swasta. Tidak sedikit pendengar yang meminta lagu yang dipersembahkan kepada para korban pengeboman. Tambahan pula sekalipun marah dan khawatir akan terjadi pemboman susulan, secara umum peristiwa bom Marriott tidak terlalu mempengaruhi aktivitas masyarakat. Kesan itu tampak ketika saya harus berangkat untuk bertugas ke Sulawesi Selatan selama sepekan tanggal 10 Agustus yang lalu, selang beberapa hari setelah peristiwa bom Marriott. Walaupun bandara merupakan tempat yang rawan terhadap serangan susulan dari para pelaku yang konon masih mempunyai stok bahan pembunuh tersebut secara berlimpah, tidak menyebabkan orang mengurungkan rencananya untuk bepergian. Bandara Sukarno-Hatta tetap berjubel seperti biasa. Walaupun terlihat lebih waspada, petugas keamanan tidak terlihat mengambil tindakan yang berlebihan Seluruh tempat duduk di pesawat yang saya tumpangi ke Makasar juga penuh seperti biasa.. Para pembunuh berdarah dingin pelaku Bom Bali mungkin bisa berbangga akan hasil yang diperolehnya. Tetapi tidak pelaku bom Marriott. Terorisme bisa diperangi dengan (1) walaupun agak klise---mencari akar permaslaahan (2) Meningkatkan profesionalisme aparat keamanan / intelejen negara dan (3) Memepersempit ruang moral bagi pelaku terorisme. Masyarakat, termasuk ummat Islam sudah melakukannya. Tinggal mereka yang menamakan dirinya pemimpin ummat. Mengutuk terorisme sudah semestinya, tetapi jelas tidak cukup. Harus ada tindakan nyata. Misalnya dengan melalui kampanye sistematis ke dalam melalui khutbah-khutbah Jumat. Mencak-mencak menyanggah temuan aparat di lapangan bahwa para pelaku adalah jaringan JI atau mereka yang merasa memperjuangkan Islam jelas jauh dari pada bijak. Sementara mengembangkan teori konspirasi akan lebih banyak menipu diri sendiri. Islam tidak perlu dan tidak patut dibela dengan cara demikian. Islam yang waktu ini dianut oleh lebih kurang 1,2 miliar penduduk bumi terlalu besar dan agung untuk dicemarkan oleh cecunguk-cecunguk semacam Amrozi, atau oleh siapapun. Mudah-mudahan mereka sadar bahwa berapa banyakpun aksi pengeboman yang berhasil mereka lakukan, dan berapa banyaknya orang yang bisa mereka bunuh melalui aksi-aksi teror---walaupun dilakukan atas nama Islam--- mereka tidak akan pernah berhasil memenangkan perperangan yang mereka gelar. Apalagi---frankly speaking---kalau musuh yang hendak mereka kalahkan itu sebuah negara adidaya yang bernama Amerika Serikat Kecuali korban, korban dan korban sia-sia yang terus berjatuhan di kalangan orang-orang yang tidak bersalah (Lalu saya teringat ungkapan kemarahan ulama karismatik KH Alawi Muhammad atas jatuhnya empat korban jiwa di kalangan pengunjuk rasa yang menentang pembangunan waduk Nipah di Pulau Madura sekitar 10 tahun yang lalu akibat kekerasan yang dilakukan aparat keamanan: Nyawa satu orang manusia tidak dapat ditukar dengan empat pulau Madura!) Tidakkah kalian takut akan murka dan azab Tuhan yang Maha Adil atas perbuatan kejam yang kalian lalukan tersebut, kalau Anda-Anda sungguh-sungguh merupakan orang-orang Islam? Salam, Darwin RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php --- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php ===
Re: Duo Ajo--Re: [RantauNet.Com] profil konjen--- Ajo Buyuang Khutbah di Washington
Rahima wrote: --- Darwin Bahar [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum Wr. Wb. Waalaikum salam.Wr.Wb. Ikan itu walaupun hidup di air laut yang asin,namun ikan tersebut ,tidak asin,kecuali memang disengaja,di jadikan ikan asin *], ungkapan bijak Nakan Rahima ini juga pernah saya dengar dalam khutbah Jumat di Masjid di Silaing, Padang Panjang, dalam kunjungan tugas ke Sumatera Barat tahun lalu. Ikan yang tawar itu ikan hidup. Yang bisa dijadikan ikan asin adalah ikan mati. ---bakuduan Maaf Mak Darwin,boleh saya bertanya kan Mak..?Maksudnya saya minta lebih dijelaskan lagi kata2 mak darwin di bawah ini : saya akan terhindar menjadi ikan asin. Karena bagaimanapun, sekalipun saya bebas untuk menjadi ikan asin, pada akhirnya akan berlaku ketentuan tangan mencencang, bahu memikul. Ini benar2 saya minta penjelasan dr Mak darwin,kerena bagaimanapun dalam bahasa Indonesia saya sedikit lemah ( 15 thn saya meninggalkan Indonesia ).Kalau saya kurang faham akan kata-kata seseorang,biasanya saya suka bertanya,sampai saya faham betul.Maaf mak..bagaimanapun saya juga masih terlalu lemah dalam berfikir,tidak seperti Bapak-bapak,bundo-bundo,Uni-uni dan uda-uda yang ada di RN ini.Tapi Alhamdulillah saya tidak malu untuk bertanya,kalau memang saya tidak faham. Ah, nakan Rahima terlalu merendah. Tetapi baiklah. Seperti saya kemukakan pada posting saya tersebut kebanyakan orang Islam di Indonesia waktu ini---termasuk saya tentunya---terlalu silau dengan kehidupan barat dan modern, lalu meniru mentah-mentah pola kehidupan barat dan modern, terutama pola hidup yang permisif, hedonik dan sekuler yang pada dasarnya mereduksi nilai kemanusiaannya dan sekaligus nilai-nilai keislamannya. Islam---sepanjang yang saya ketahui dan saya yakini---tidak bertentangan dengan barat dan modernitas khususnya nilai-nilai positif dari barat dan modernitas seperti demokrasi, rasionalitas dan supremasi hukum. (Bagaimana menjadi Islam sekaligus orang Modern, dibahas dengan tuntas oleh Prof Tariq Ramadan---yang belum lama ini mengunjungi Indonesia---dalam bukunya Islam, the West, and the Challenge of Modernity (2002). Tentunya hanya manusia-manusia yang sudah mati, mati kalbunya yang menyebabkan seseorang bisa terjebak dengan kehidupan barat dan modern, lalu meniru mentah-mentah pola kehidupan barat dan modern, terutama pola hidup yang permisif, hedonik dan sekuler, yang akhirnya walaupun secara materi mereka makmur tetapi secara rohani mereka terasing dan teralienasi. Itulah salah satu penyebab bahwa Islam tetap tumbuh dan berkembang di Eropah dan Amerika Utara. Menarik, bahwa mayoritas mualaf barat tersebut adalah perempuan (Murad F Hoffman, 2000). Menarik, karena tidak sedikit pula kaum muslimah di Indonesia yang dengan mendewakan akal dan fikirannya. berburuk sangka kepada Allah yang Maha Adil dan Maha Pengasih, lalu mengembangkan wacana bahwa ayat-ayat Al Quran dan hadis Nabi terlalu berpihak kepada laki-laki dan melecehkan perempuan. Dan orang-orang yang tidak bertanggung jawab sering menuding Islam sebagai agama yang misogini (merendahnya perempuan). Dan postingan Duo Ajo memperlihatkan bahwa sekalipun hidup di barat nan modern beliau-beliau ini ini tidak terjebak kepada pola negatif kehidupan barat dan modernitas, yang tentunya bisa merupakan salah satu sumber inspirasi dan motivasi bagi saya untuk tidak terjebak kepada peniruan mentah-mentah terhadap barat dan medernitas. Begitu Wassalam, Bandaro Kayo (60) *] saya suka membaca tulisan nakan Rahima, sayangnya sering terganggu oleh penyingkatan-penyingkatan yang walaupun tujuan baik: menghemat waktu, tetapi cukup mengganggu. Makasih mak darwin telah mengingatkan saya,dan ini sangat bermanfaat buat saya.Mudah-mudahan lain kali saya ngak banyak menyingkat lagi.Tapi kalau ada yang tersingkat lagi berarti itu saya kelupaan lagi ,karena sudah terbiasa.Saya janji untuk merubahnya,karena ini demi kebaikan saya sendiri juga. Sekedar saran, sebaiknya nakan Rahima menyiapkan postingannya dengan MS Words, sehingga bisa memanfaatkan fitur shortcut yang ada di program ini (Alt, Toll, Autocorrect). Di sini nakan bisa memasukkan shortcut untuk kata-kata yang sering nakan gunakan seperti kalau, dengan, dan seterusnya, yaitu dst, dst. Prosedur penyiapan postingan dengan MS Words (dikutip dari Milis Nasional) adalah sebagai berikut : 1) Siapkan isi artikel/message. Setelah artikel siap disave dengan SAVE AS, pilih format TEXT ONLY. Kemudian klik SAVE. 2) Klik FILE, pilih SEND TO, dari situ pilih MAIL RECIPIENT 3) Setelah message dilengkapi dengan adres yang anda tuju (TO, CC, BCC) klik SEND A COPY. (Dalam beberapa detik message anda sudah sampai di tempat tujuan). Selamat mencoba Akhirulkalan semoga nakan Rahima, Suami tercinta dan buah-buah hati tersayang di Kairo selalu dalam lindungan dan limpahan rakhmat Allah SWT Wassalam, Bandaro Kayo BTW, RN juga jadi
Lingkup Diskusi di RN--Re: [RantauNet.Com] salam perkenalan
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Betul sekali apa yang dikatakan Nakan Cysca. Begitulah obrolan urang awak dulu di palanta / lapau yang saya ingat. Tidak ada topik yang tidak dibahas atau dilewatkan dan tentu saja tidak semuanya berkaitan dengan Minang, tetapi yang jelas mereka membahasnya dengan cara orang Minang, yang tentu saja berbeda dengan cara Jawa, cara Sunda, cara Batak dan lain-lain.. Saya pikir cara Minang, ini yang perlu dipertahankan di Rantau.Net . Masalah agama? Kayayknya sulit dipisahkan dengan orang Minang. Saya ingat tulisan Dr Taufiq Abdullah di MBM Tempo sekitar 10 -15 tahun yang lalu, bahwa orang Minang itu orthogenic. Mereka pertama-tama merasa sebagai orang Islam setelah itu baru merasa sebagai orang Minang. Sejujurnya, saya tidak tahu persis arti kata-kata orthogenic tersebut. Tetapi saya percaya begitulah karakter mayoritas orang Minang. Paling tidak itulah yang saya rasakan pada diri saya. Jadi maslahanya bukan membahas agama (atau topik lain) atau bukan. Tetapi cara membahasnya itu. Kalau tidak ada yang suka terhadap diskusi masalah agama, itu wajar-wajar saja. Kepala sama berbulu, kesukaan lain-lain. Saya juga ada yang tidak suka terhadap topik-topik tertentu, tetapi tetap saya baca (kalau sempat) atau saya lewatkan saja. PS. Saya sangat suka dan terharu membaca reportase khitanan masalnya. Wassalam, Bandaro Kayo Cysca wrote: Bisa saja bila kita semua concern mengapa kita bergabung di milis ini.Abis, setiap dibahas bahwa itu tidak sesuai untuk ditampilkan di sini, eh...beberapa hari kemudian ikutan lagi. Di milis sebelah, siapa pun bisa kena 'pentung' jika subject pembicaraan tidak berhubungan sama sekali dengan tema. Dan akan di-ban bila keterlaluan ngelanturnya. Bicara agama, bisa dong yg berkaitan dengan kampungBicara budaya dan adat, pasti yg berhubungan dengan kampungBicara politik, bisa yg berhubungan dengan kampungBicara hukum, bisa yg berkaitan dengan kampung.Bagarah-garah, bisa juga yg berhubungan dengan kampungMancari dunsanak, ya tentunya bisa menggunakan fasilitas ini, kan untuk kekerabatan katanya.Banyak kan topik yg hubungannya dengan kampung? Kalau nggak tega ngelarang, ganti nama aja jadi TERSERAHNET. Sorry ya kalau ada yg tersinggung.Wass,Cysca - Original Message - From:Nofendri T. Lare To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, August 19, 2003 5:46 PM Subject: Re: [RantauNet.Com] salam perkenalan Ni cysca,Itu harapan kita (sebagian) khan yo mak Band??Tapi apalah daya, awak pun ndak bisa pula malarang dunsanak nan lain membicarakan kan itu.Milis ko, sabananyo untuak malapeh rindu kakampuang.malacarin bahaso bia ndak lupo2 (bagi nan dirantau)Babagi kaba tentang kampuangdannn harapan kalau bisa, bisa babuek nan jaleh untuak namo minang. RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php --- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php ===
Re: [RantauNet.Com] salam perkenalan
Orang Minang terkenal karena ketangkasan dan kecerdasannya dalam berwacana. Rarach adalah contoh soal yang baik. Wassalam, Bandaro Kayo mak tachi wrote: apa banyak orang Minangkabau yang seperti ini ??? rarachm [EMAIL PROTECTED] wrote: bacanya gimana sih? sisil; cicil; ce ile, cicili? kalo nyicil 3 x bayar, sya mau deh..:) ~rarach = dibaca rarah. artinya, tidak cerewet, kecuali kepepet. --- In [EMAIL PROTECTED], ce cille wrote: Waalaikumsalam WW. Terimakasih Bapak/mamak/uda/adik? Zul Amry di kuta bali... kalo masalah nama saya..ini adalah pemberian orang tua. Apakah memang artinya Aciek Caillah atau Etek Cille saya juga kurang tahu pasti. Nanti akan saya coba tanyakan. Mohon Bapak/mamak/uda/adik? Zul Amry bersabar. salam cecille amry1948 wrote: Assalamualikum wr.wb Tumben nih mamak SBN ramah (rajin men) , ambo sandiri iyo alun tahu bana satantang mamak SBN ko , karajo dimana ? nagari asal mana ? suku nya apa ? karajonyo apa ? dan alun pernah lai tampak muko , sakali buliah dong Mak dipajang potret awaktu , Nan satahu ambo mamakko panulis kolom di proletar , dan ambo lah baco saluruh tulisan mamak , apakah itu pangalaman pribadi atau daya imajinasi mamak se?? Kepada anggota baru selamat datang dan bergabung dirantau net , cuma namanya kok sedikit aneh ya? tadinyo ambo kiro Aciek Cillah kalau dalam bahaso minang artinyo Etek Cille , mohon maaf hanyo intermerzo Wassalam : zul amry di kuta bali RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php --- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php ===
Re: [RantauNet.Com] Perlu Antisipasi segera!!
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Menurut hemat saya untuk meningkatkan kewaspadaan, informasi-informasi semacam ini oke-oke saja. Yang penting kita tidak bereaksi berlebihan terhadapnya. Saya pikir selama ummat Islam, terutama orang-orang Minang yang punya kredo ABSSBK, bersungguh-sungguh mengahayati dan mengamalkan ajaran Islam secara kaffah (dengan pendekatan Islam. Iman dan Ikhsan serta berlandaskan Al Quran dan Sunnah)---yang sesuai dengan sbada Rasulullah SAW---dimulai dengan diri sendiri---tidak ada kekuatan yang akan bisa mengalahkan Islam. Bagi saya juga tidak mengherankan kalau kaum Kristen mati-matian berusaha mencari ladang baru di negara-negara berkembang yang masih bergulat dengan kemiskinan yang menyebabkan masyarakatnya tidak sukar untuk mengubah akidahnya dengan materi, karena di daerah asalnya, Eropah, agama ini sudah banyak kehilangan pengikut. Menurut Murad F Hoffman (2001), gereja Katolik di Jerman kehilangan 124.000 anggota dalam tahun 1997 saja. Sementara Islam tetap tumbuh dan berkembang. Masih menurut Hoffman(2000), penganut Islam di kalangan penduduk asli Jerman sudah mencapai 5.000 orang. Amerika Serikat adalah negara yang mengalami dekristenisasi paling ringan, namun Islam tetap merupakan---satu-satunya---agama yang tumbuh secara konstan (Bukan begitu Ajo Duta?). Sementara di Afrika, teutama berkat kerja keras Misi Ahmadiah (yang di sini sering kita pandang dan kita perlakukan sebagai penderita kusta---pertmabahan penganut Islam jauh lebih tinggi dari pada pertmabahan penganut Agama Kristen. Secara teologis agama Kristen, khususnya kristologi Paulus, sangat mudah dipatahkan. Seorang netter yang menamakan dirinya Bung Filsuf yang mengaku ateis sudah melakukannya dengan mudah di Milis ApaKabar (yang mayotitas netters aktifnya penganut Kristiani). Tetapi dari segi kecerdikan dan komitmen kepada agamanya, sejujurnya mereka lebih baik dari pada kita. Lihat saja, Tim Pembela para pembunuh berdarah dingin seperti Amrozi---maaf--- dengan dungunya menamakan diri mereka Tim Pembela Muslim. Sementara dalam peristiwa Bom Mariot, alih-alih memberikan perhatian dan santunan kepada orang-orang kecil yang bergama Islam yang menjadi korban, sebagian pemimpin ummat lebih banyak mengunakan enersinya untuk membantah bahwa pelakuknya adalah kelompok JI seperti dugaan pihak berwajib berdasarkan temuan-temuan sementara di lapangan. Lalu bagaimana kalau nanti terbukti benar? So what? Berhasil atau tidaknya kristenisasi atau upaya umat Kristen merebut kekuasaan politik di Indonesia lebih tergantung kepada umat Islam sendiri. Sia-sia hutang tumbuh, cabar-cabar negeri alah Begitu Wassalam, Bandaro Kayo (60) lika rahim wrote: Tapi ndak masalah kan Mak Darul ? Banyak anggota baru di RN, jadi mungkin masih banyak yang belum baca, saya juga baru baca sekarang... Kalau pun yang udah baca, mungkin sudah lupa.. SO, NGGA BAKALAN BASI Thanks Infonya Salam,Lili Darul Makmur [EMAIL PROTECTED] wrote: Lah pernah muncul disiko, di RN-ko. [EMAIL PROTECTED] wrote: Subject: Perlu Antisipasi segera!! Innalillahiwainnailaihiroojiun Untuk Antisipasi dan SEGERA!!! Telah beredar e-mail berantai seperti berikut ini. Tolong Forward Ke seluruh MUSLIMIN dan MUSLIMAH yang anda kenal. Juga forward ke Tabloid Islam untuk sebagai Informasi saja.Ini Bahaya ... Wassalamu'alaikum Wr. Wb. = = Syalom... Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan Yesus. Pernah nggak sih kita berpikir bahwa suatu waktu nanti Indonesia ini akan dipimpin oleh seorang anak Tuhan ? RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php --- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php ===
Re: [RantauNet.Com] Sekali lagi, Masalah Loudspeaker di Masjid
--- In [EMAIL PROTECTED], Muhammad Dafiq Saib [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum wr.wb., Pak Darwin yth, Ini pula cerita saya sedikit. Tatkala saya pergi raun dengan orang sekantor sepekan yang lalu, saya ajak beberapa orang yang satu departemen dengan saya untuk pergi shalat subuh di mesjid Raya. Alhamdulillah, tiga kali subuh itu kami shalat disana. Pada hari pertama kami menginap, beberapa orang sempat terkecoh, sudah shalat sesudah azan jam setengah lima. Waktu saya dan kawan-kawan mau berangkat ke mesjid ada yang bertanya, lho pak, apa nggak terlambat kan azannya sudah dari tadi. Saya bilang, tidak. Yang tadi itu azan pertama, pakai 'ashshalaatu khairun minan nauum'. Azan subuh baru sebentar lagi. Kok mesti ke mesjid? Ini dalam rangka mengajak teman-teman untuk menyukai shalat ke mesjid itu. Ketika saya dinas di Balikpapan, tinggal berbulan-bulan di hotel, saya menyewa ojek untuk pergi ke mesjid yang agak jauh dari hotel. Saya sengaja pergi ke sana karena saya menyenangi bacaan imamnya yang tartil dan bagus. Insya Allah sejak saya pulang haji pula tahun 1990, dan sejak saya mendapatkan kuliyah dari seorang ustad betapa 'fardhu' nya pagi laki-laki untuk shalat berjamaah di mesjid, alhamdulillah, saya tidak bermaksud riya, sejak itu saya usahakan agar shalat berjamaah itu tetap saya lakukan di mesjid (atau di mushala kalau di kantor), kecuali ada uzur. Dan sesudah 'berlayar' dengan anak mertua tidaklah saya anggap sebagai uzur. Terima kasih sanak Lembang Alam. Benar sekali apa yang sanak sampaikan. Seperti kata pepatah, orang suka seribu akal, orang enggan seribu dalih. Tersedia seribu alasan untuk tidak salat berjamaah. Padahal di mana ada kemauan di situ ada jalan. Dan terasa benar manfaat keberadaan Palanta ini sebagai wahana untuk bersilaturahmi, sarana untuk ingat-mengingatkan demi kemaslahatan dunia dan akhirat. Kepada Allah SWT jua kita mohon limpahan rakhmat, kekuatan, ampunan dan petunjuk. Wassalam, Bandaro Kayo Di mesjid kompleks tempat saya tinggal, rajin ke mesjid secara istiqamah ini alhamdulillah membawa hasil juga. Dari hanya beberapa gelintir ketika saya baru pindah dari Balikpapan sepuluh tahun yang lalu, sekarang sudah sampai tiga shaf kami shalat shubuh, maghrib dan isya. Tertib di mesjid pelan-pelan juga kita perbaiki. Tidak mudah pada awalnya dan tentu saja perlu waktu. Tapi paling tidak sekarang ini, kita zikir 'sir' sendiri-sendiri seperti yang pak Darwin ceritakan. Dan jamaah menurut saja. Ada satu hal yang belum berhasil saya rubah, azan dua kali sebelum shalat Jum'at. Karena saya jarang shalat Jum'at di rumah. Sekian, sekedar penambah cerita pak Darwin. Wassalamu'alikum wr.wb., Darwin Bahar [EMAIL PROTECTED] wrote: (dihapus) Sehabis salat, Imam menggeser duduknya lalu berdoa tanpa menjaharkannya dan membiarkan jemaah untuk berdoa masing-masing, suatu hal yang menurut saya lebih sesuai dengan sunnah Nabi SAW. Karena itu saya berkeinginan untuk salat subuh atau magrib berjemaah di masjid tersebut, yang tentunya hanya mungkin saya lakukan pada hari Sabtu, Minggu atau hari libur. Tetapi saya lebih sering tidak berhasil. Banyak problem. Salah satu di antaranya, pada malam Sabtu atau malam Minggu, anak mertua kelihatan lebih cantik. Lalu tahu sama tahu lah awak. Gagal lagi. Wassalam, Darwin St. Lembang Alam RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php --- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php ===
[RantauNet.Com] Sekali lagi, Masalah Loudspeaker di Masjid
Karena ada hari-hari libur yang dialihkan ke hari Jumat, menyebabkan saya melaksanakan Jumatan di masjid dekat rumah pada hari-hari tersebut. Dan pada hari Jumat itu, isteri saya menyarankan saya salat di sebuah masjid baru lebih kurang 200 m dari rumah kami. Hari itu rupanya bertepatan dengan peresmian masjid munggil---apik tetapi tidak mewah---tersebut. Ada Pak Camat dan Pejabat Depag setempat. Tetapi bukan itu yang ingin saya ceritakan. Sehabis salat, Imam menggeser duduknya lalu berdoa tanpa menjaharkannya dan membiarkan jemaah untuk berdoa masing-masing, suatu hal yang menurut saya lebih sesuai dengan sunnah Nabi SAW. Karena itu saya berkeinginan untuk salat subuh atau magrib berjemaah di masjid tersebut, yang tentunya hanya mungkin saya lakukan pada hari Sabtu, Minggu atau hari libur. Tetapi saya lebih sering tidak berhasil. Banyak problem. Salah satu di antaranya, pada malam Sabtu atau malam Minggu, anak mertua kelihatan lebih cantik. Lalu tahu sama tahu lah awak. Walhasil bangun tidur sering sesudah atau mendekati waktu subuh. Padahal pada hari-hari kerja biasa, jam dua saya biasanya sudah bangun, salat tahajud yang kadang-kadang diikuti latihan Reiki atau Tetada Kalimasada selama 30 menit, mengerjakan PR yang di bawa dari kantor atau bermilis ria, salat subuh---di rumah tentu---sarapan lalu bersiap-siap untuk ke kantor. Seperti Minggu subuh tadi, setelah terbirit-birit mandi janabah, menyeduh dan menyeruput kopi ginseng, membangunkan si doi, mengenakan pakaian yang pantas, mencari dan mengantongi tasbih, tekad sudah mantap untuk salat di masjid mungil tersebut. eh, tiba-tiba terdengar Azan. Gagal lagi. Tetapi saya pernah juga berhasil sekali. Begitu saya tiba di masjid yang mungil itu saya menemukan sejumlah jemaah berdoa dan berzikir dengan sir. Setelah salat tahiyatul masjid, saya ikut berzikir. Pengeras suara dinyalakan beberapa menit menjelang azan. Seusai membaca salam, Imam menggeser duduknya lalu berdoa tanpa menjaharkannya dan membiarkan jemaah untuk berdoa masing-masing. Untuk wilayah Jabotabek dan sebagian besar pulau Jawa, keadaan seperti di masjid mungil tadi tidak banyak ditemukan. Tidak jarang satu jam menjelang waktu subuh pengeras suara sudah dihidupkan dan dengan volume penuh melatunkan ayat-ayat suci atau berbagai wirid. Tidak sukar untuk menduga bahwa hal ini mengganggu---terutama---kelompok non-muslim. Akibatnya jelas, tidak mendorong kerukunan beragama, memperbesar parasangka bahwa ajaran Islam norak dan penganutnya suka menjalankan kemauan sendiri? Tetapi, apakah benar demikian? Kondisi ini sebanarnya membuat gerah kalangan Islam sendiri. Tidak kurang seorang Ali Audah sastrawan penerjemah biografi Nabi yang ditulis oleh Heykal mengulas hal yang tidak patut tersebut di sebuah kolom di Majalah Tempo Sekitar 15 atau 20 tahun yang lalu. Ali Audah jelas tidak sendirian. Saya---walaupun apalah awak ini---lebih kurang 2 tahun silam juga menulis di Milis Kota Bogor, kegusaran saya atas hingar bingar di waktu subuh, bukan karena ketenangan saya terganggu, tetapi karena apa yang dikira mengagungkan Tuhan tersebut bertentangan dengan nash. Lho koq? Paling tidak ada dua hadis menegnai hal ini. Pertama hadis yang meriwayatkan Rasulullah SAW melarang seseorang mengencangkan bacaan Quran di dalam masjid karena dapat menggangu jemaah lain yang sedang bertafakur. Yang kedua teguran Nabi kepada seorang yang berdoa dengan suara keras di masjid. Tuhan yang engkau sembah bukan Tuhan yang tuli, sabda beliau. Lha ini, pakai pengeras suara, dengan volume pol pula. Dan seperti saya catat dalam Catatan Perjalanan Haji yang saya tulis, di Masjidil Haram satu-satunya yang dilantunkan dengan pengeras suara yang diarahkan ke luar pada setiap salat lima waktu hanyalah suara azan. Pengeras suara untuk bacaan imam hanya ditujukan ke dalam masjid dan ke halaman serta ke jalan-jalan di sekitar masjid yang biasanya juga dipenuhi oleh jemaah salat. Begitu, di Masjidil Haram, begitu di Masjid Nabawi, begitu di masjid-masjid lainnya di Tanah Haram, di tanah kelahiran Nabi. Hal serupa juga bisa ditemukan di masjid-masjid di Sumatera Barat, di lingkungan masyarakat Minang yang mempunyai kredo adat bersandi syarak, syarak bersandi kitabullah. Dari hotel Novotel, tempat saya menginap kalau bertugas ke Bukittinggi, azan subuh hanya terdengar sayup-sayup. Masalah ini kembali mengerucut dalam pikiran saya setelah mengamati diskusi antara netters Muslim dan Non-Muslim mengenai masalah Loudspeaker di Masjid ini di Milis Apa Kabar. Terlepas dari persoalan bahwa diskusi kadangkala kurang berjalan proporsional dan terlalu didramatisasi, tidak mengurangi esensi bahwa ummat Islam harus mengakui bahwa hal ini mengganggu saudara-saudara kita non-muslim, suatu hal yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam selain ya itu, hingar bingar tersebut tidak ada nash-nya dalam ajaran Islam sendiri. Mungkin ada yang mengganggap bahwa ini hanya maslah kecil. Saya sih setuju-setuju saja, tetapi
Re: [RantauNet.Com] salam perkenalan
[EMAIL PROTECTED] wrote: Apolai mandanga lagunyo nan didendangkan Uda Nuskan Syarif dan Alm Tiar Ramon (semoga Arwah seniman besar ini dilapangkan Allah SWT di sisiNya) Wassalam, St Bandaro Kayo ass.ww, mak tachi yth, salam kenal dari ambo, dino. iya enak baca pantun di bawah dari mak tachi tadi, he he.. wassalam, dino.32. - Original Message - From:Erizal Syamsir To: '[EMAIL PROTECTED]' Sent: Thursday, July 31, 2003 1:59 AM Subject: RE: [RantauNet.Com] salam perkenalan Salamaek bagabuang mak Tachi, mudah-mudahan mak Tachi bisa manggoyang arah ka ilia, he..he... Wassalam,St. Rangkayo Basa Rang Kik Tinggi juo. -Original Message- From: mak tachi [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, July 31, 2003 2:20 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [RantauNet.Com] salam perkenalan Ass. ww. eeekok baru mancogok ko langsuang pulo katangah++ ()()()((()()()()()+_()()( 'SOAR AWAY TO SEDONA' Check out attractive value getaway packages at www.sedonahotels.com.sg = For more information on our Internet Specials, visit our website @ http://www.sedonahotels.com.sg = RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php --- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php ===
Sanak SBN, Tolong Jalehkan Bana--Re: [RantauNet.Com] pe-er-er-i Re:
Sanak SBN, Tolong Jalehkan Bana Assalamu'alaikum Wr. Wb. Saya sependapat dengan Angku SBN mengenai maslah PRRI. Sewaktu terjadi peristiwa PRRI saya telah kelas 2 SMP dan Ayahanda saya Almarhum yang semasa hidupnya bergelar Dt Bandaro Nan Bauban adalah Ketua Umum Partai Masyumi Kotapraja Padang Panjang dan kenal secara pribadi dengan Pak Natsir Alm, ikut ke hutan selama lebih kurang 3 tahun dan termasuk yang terakhir bergabung kembali dengan RI. Saya melihat ada alasan-alasan rasional atas terjadinya peristiwa PRRI namun maaf, tidak bermaksud lancang---para Bapak-Bapak kita tersebut salah strategi. Dan peristiwa PRRI juga membawa kerugian bagi perjuangan ummat Islam Indonesia karena keterlibatan Pak Natsir dijadikan alasan Bung Karno yang waktu itu mulai otoriter untuk membubarkan Partai Masyumi, sebuah partai---meminjam istilah Cak Nur---partai etis, yang tidak dapat dibandingkan dengan partai apapun waktu ini, apalagi---maaf PPP. Saya pikir wacana yang dilontarkan Angku SBN mengenai peristiwa PRRI agar kita bisa menarik pelajaran, dan tidak mengulangi kekekliruan yang sama. Sebenarnya para orang tua kita sudah mengajari kita tentang konsep strategi, yang tercermin dari adagium bia sungu tabanam asal tanduak makan. Sekali lagi, dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada ketokohan dan integritas Bapak-Bapak kita yang membawa masyarakat Minang teribat dan menanggung akibat peristiwa PRRI, sukar untuk tidak mengatakan bahwa beliau-beliau tersebut mengabaikan adagium tersebut. Dan kesan itupulah yang sukar dihindarkan dari apa yang disebut pengambilalihan PT SP oleh masyarakat Sumbar. Tidak sedikit enersi yang tersita untuk hal tersebut. Hasilnya? Yang jelas agenda-agenda utama menjadi terlantar seperti bagaimana mengembangkan paririwisata---yang dari segi potensi Sumbar tidak kalah dari Bali---tetapi dari segi infrastruktur fisik dan sosial tertinggal puluhan tahun. Bukan begitu sanak Zul? Dan untuk membangunnya Pemda dan masyarakat Sumbar berlu cetak biru dan rencana strategis yang disusun dengan baik dan benar serta melibatkan seluruh unsur masyarakat Minang termasuk cerdik pandai yang bermukim di mancanagera seperti Jo Buyung, Ajo Duta, dan Rangkayo Nurbaini McKonsky untuk menyebut beberapa nama., dan kemudian melaksanakannya dengan tertib dan sungguh-sungguh. Mudah-mudahan observasi saya salah Akhirulkalam saya berharap Angku SBN bisa memenuhi permintaan nakan Andi yang cerdas dan kritis ini, agar generasi Minang yang lahir setelah tahun 60-an dapat mengetahui lebih jelas dan mengambil hikmah dari padanya. Wassalam, Bandaro Kayo Z Chaniago wrote: Assalamu'alaikum WW Alun tajawab lai 'ngku Baa bana manuruik angku SBN peereri tu.? kalau nan tadi ..itu kan carito umum supayo ambo ndak salah sangko ko ha.. Z Chaniago - Palai Rinuak -http://photos.yahoo.com/bada_masiak/ == Alam Takambang Jadi Guru == From: SBN [EMAIL PROTECTED] Assalamu'alaikum wr. wb. Saol umua, walapun masih di sakola rakyat wakatu itu ambo alah mambaco koran, bukan hanyo sakedar mambaco carito si Djibun sajo. Peereri itu jaleh permainan tantara nan dicaplok dek parpol populer di minang wakatu itu, sampai kini kan indak ado nan bisa manjalehkan apo bana tujuan peereri itu. Kalau soal otonomi, Dewan Banteng nan dibantuak sabalun peereri alah otonomi 100%, jadi sebuah misteri, kenapa harus proklamasi prri. Mamak kito Drs. Moh, Hatta denan segala susah payah menahan mereka itu jangan sampai proklamasi, tanyato bak kecek Hatta juo, sabalaun malangkah mereka indak batanyo ka mamknyo sabagai urang minang, tapi manuruk ka om Syafruddin dan Sumitro. Kajadiannyo, banyak nan sadiah, tanyolah ka Ajo Buyuang dan lain-lain. Sakitu daulu Salam SBN RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php --- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php ===
Re: [RantauNet.Com] Nompang Ciek
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Yang saya mulyakan Uni Nizmah dan Uda Rumzi, yang saya hormati sanak Tan Bagindo Nagari, sanak Zul, nakan Ben dan nakan Nofen Sutan Mudo Terima kasih atas ucapan selamat ulang tahun yang membuat saya terharu, dan terima kasih juga kepada segenap sanak dan kemenakan yang tidak mengucapkan tetapi ikut mendoakan. Sanak Sutan Sinaro benar, dalam ajaran Islam tidak ada ajaran untuk merayakan HUT, khususnya merayakan dengan pesta pora dan dengan cara melanggar kaidah-kaidah agama. Tetapi tentu tidak salah kalau pada hari ulang tahun kita bisa menengok ke belakang, dan semakin terasa betapa besar nikmat dan karunia yang telah Allah limpahkan kepada kita, walaupun betapa sering badan diri ini berbuat kilaf, baik karena kedhaifan atau memang tidak kuat melawan kesenangan-kesenangan sesaat. Dan sebagian dari karunia itu ialah silaturakhmi antar sesama, terutama---seperti yang diingatkan oleh Uni Nizmah---kehadiran sang pendamping hidup yang merupakan salah satu karunia Allah SWT yang tidak terhingga nilainya, pendamping yang dengan setia menjalani hidup dalam senang dan susah. Anak-anak saya memang suka merayakan ultahnya secara sederhana dengan teman-temannya. Tetapi saya dan Kur isteri saya tidak pernah. Paling-paling makan di luar besama anak-anak menantu dan cucu, atau Kur memasakkan makanan kesukaan saya: kalio ayam dan gulai tauco buncis Akhirulkalam tidak lupa saya mencucapkan selamat Ulang Tahun kepada uda tercinta Ajo Buyung di Marsaille. Tulisan-tulisan Jo Buyuang yang arif dan santun tidak pelak lagi sangat mewarnai milis kita tercinta ini. Wassalam, Bandaro Kayo (60) --- In [EMAIL PROTECTED], Hayatun Nismah Rumzy [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu Alaikum W. W. Tujuan milis ini adalah untuk bersilaturrahmi dan dengan ini Uni mengucapkan selamat Ultah untuk yang berulang tahun 22 Juli 2003 - add Darwin Bahar. Juga yang yang berulang tahun tanggak 26 Juli 2003 di Marseille add. Zubir Amin. Semoga panjang umur dan diberi rahmat dan hidayah dari Allah SWT. Jadi lah batambah umua atau bakurang? Salam dari uni untuk pendamping-pendamping add. Darwin dan Zubir. Karena beliau beliau tersebut makanya add. berdua seperti sekarang. Memang katiko ketek saisuak iyo jarang dirayokan tapi kiniko lah tiok tahun dirayokan dek anak-anak. Itu adalah hiburan yang tak bisa dinilai yakni memberikan perhatian. Wassalam Uni Hayatun Nismah Rumzy dan Uda Rumzy Bey Rasjad - Do you Yahoo!? Yahoo! SiteBuilder - Free, easy-to-use web site design software --- End forwarded message --- RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php --- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php ===
Re: [RantauNet.Com] Pelajar SMK Nyaris Jadi Korban Pemurtadan
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Saya agak menyesalkan ungkapan Rarach yang kurang bijak ini. Tetapi mari kita baca apa yang tersirat. Sabda Nabi SAW (kurang lebih) : Setiap anak dilahirkan suci, orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Madjusi. Siapa orang tua anak-anak jalanan itu, yang seperti diutarakan dalam sebuah posting ke Palanta baru-baru ini, jumlahnya semakin meningkat akhir-akhir ini? Apa bukan kita, termasuk saya? Dan terlepas dari hal itu saya tidak pernah meragukan keislaman Rarach, yang hampir tiap hari saya saksikan bertarung dengan Jusfiq Hajar dan para netters Krisfun di Apa Kabar dan Proletar guna mempertahnakn akidahnya. Hanya saya berharap agar lain kali Rarach---yang kehadirannya kembali di Palanta dengan celoteh-celoteh cerdasnya saya sambut dengan suka cita---lebih bijak dan tidak lupa bahwa RN berbeda dengan Apa Kabar dan Proletar, OK? Wassalam, Bandaro Kayo Sutan Sinaro wrote: rarach [EMAIL PROTECTED] wrote: dan terus terang, saya lebih suka melihat anak jalanan itu masuk nasrani dari pada melihat mereka jadi brandalan. tapi tentunya lebih senang lagi kalo melihat mereka jadi orang muslim yang cukup makan ~rarach Assalamu'alaikum.w.w. Ma jo Buyuang tadi ?. Jo buyuang jo dunsanak nan lain di palanta ko anak-anak mudo kini iyo balain je pandapek-e jo awak, labiah suko pulo we-e mancaliak ughang masuak nas- rani lai pado mati kalaparan tapi we-e Islam. Iyo ndak abas ndek ambo do jo buyuang. Satangah mati ambo mancari hubungan antaro brandalan jo paruik lapa. Brandalan tu sipaik nan ka didapek-e dari ungku-ungku e, mamak-e, abak-e, induak-e, guru-guru -e tando lai urang babanso ba kaum. Dek paruik lapa we-e jadi brandalan ?. Kok guru kami dulu jo buyuang, bialah mati kalaparan asa lai baiman daripado mati kapia. Susah di dunia ko kini, sanang di akhiraik nantik. Ndak bitu pelajaran guru-guru kini tu jo buyuang ?. Wassalam St. Sinaro --- Do you Yahoo!? Yahoo! SiteBuilder - Free, easy-to-use web site design software RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php --- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php ===
Re: [RantauNet.Com] Cerpen : Kusir Bendi
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Excellent! Cerita sederhana dengan penuturan indah luar biasa. Acap-acaplah menulis cerita sanak Lembang Alam Wassalam, Bandaro Kayo Muhammad Dafiq Saib wrote: Assalamu'alaikum wr.wb., Carito nan ditulih sabalun lalok, palapeh-lepehan taragak jo kampuang. Wassalamu'alaikum wr.wb., Lembang Alam Cerpen : Kusir Bendi -bekuduang--
Re: [RantauNet.Com] REPOSTING: TALEMPONG DITABUH DARI DULU SAMPAI SEKARANG
Basri Hasan wrote: Assalamu'alaikum wr. wb. Ada rasanya yang tercekat dikerongkongan membaca posting Tan Bandaro Kayo, tahun lima puluhan, waktu ikut sekolah rakyat dengan berkaki telanjang tanpa sedikitpun merasa rendah diri dengan kawan yang pakai terompah, susu unicef, batu tulis, pena dan tinta semuanya gratis... sehigga mandeh tidak perlu pusing mikirin spp segala, kutatap masa depan sendiri dan negeriku yang cerah.. Sekarang kenyataannya.. lain sama sekali. -- dikuduang--- Agak celakanya persepsi masyarakat minang sangat mirip dengan palestinian myopic, ingin damai, tapi nggak mau berbagi kedamaian, ingin keadilan tapi tak mau berbuat adil. Buku Surau, pendidikan islam tradisional dalam transisi dan modernisasi, tesis dari doens Azyumardi Azra, terbitan Logos, 2003 saya lihat memotret masalah dasar pertanyaan angku diatas. Dalam persepsi saya, gerakan prri dari segi sosiologis sangat besar kontribusinya melumpuhkan etos civil society urang minang, sekarang masyarakat minang terombang ambing antara adat (yang belum sempat diuprade), semangat wahabi, dan materialisme hedonis. Agak mengkhawatirkan memang pengaruh materialisme hedonis yang sangat marak sekarang ini. Giliran saya yang tercekat di kerongkongan membaca kalimat-kalimat Tan Bagindo Nagari di atas. Hampir terlontar kata-kata: tega-teganya Tan Bagindo Nagari bicara begitu. Ini kan seperti menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri Tapi kemudian saya teremenung Ingat saya kata-kata ahli strategi Cina yang terkenal Sun Tzu, yang buah pikirannya banyak mengilhami pakar dan praktisi manajemen: Kenali dirimu, kenali musuh-musuhmu, maka engkau akan mememenangi sepuluh pertempuran. Ingat saya bahwa kosep SWOT dalam manajemen strategik pada dasarnya bersumber pada buah pikiran Sun Tzu di atas Mengenali musuh tidak usah disuruh, membangga-banggakan kehebatan diri sendiri apalagi. Tetapi mengenali kelemahan atau weaknesses? Cukup punya jiwa besarkah saya untuk secara jujur mengakuinya? Cukup punya jiwa besarkah saya untuk secara jujur melihat penyebab mengapa propinsi-propinsi tetangga seperti Riau dan Jambi yang secara pelan tapi pasti mulai meninggalkan tanah kelahiran saya tercinta? Tepercik peluh saya memikirkannya, lalu kemudian mendesis: Antahlah yuang Wassalam, Bandaro Kayo Semoga persepsi ini salah. Salam St. Bagindo Nagari RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php --- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php === RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php --- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php ===
Re: [RantauNet.Com] Selamat Buat Nofen dan Siska
Ondee, iyo kali nakan Andi. Sabalunko Ambo agak heran juo, baa ko nakan Nofen, mananyokan sambungan Ballada Si Samsu. Kok tahu ka takah iko, aa yo Mamak buekkan khusus utntuk Nofen jo Siska Salamaik Manampuah Hiduik Baru nakan mamak baduo Semoga Nakan baduo senantiasa dapek bimbingan dan limpahan rezeki dari Allah SWT Dari Mamak dan Mintuo di Depok, nan bahalangan hadir di hari nan sangaik berbahagia ko Z Chaniago wrote: ss Mak Ban... nan sabananyo si Nofen tapangaruah di carito Ballada si Samsu , khususnyo Part IIheheheh.. :-)) jadi dengan sanang ati.dikaja-kajakan.. dan nan paliang penting konfimasi dari Mak Zz nyo..huahahaha Z Chaniago - Palai Rinuak -http://photos.yahoo.com/bada_masiak/ == Alam Takambang Jadi Guru == From: FST-IAMS-Elect [EMAIL PROTECTED] CalMar (*) jaaan digodaaa eh digaduah juo Barusan ambo mangeceek jo Fen. Rencanano alek masih lamo, tapi berhubung sesuatu, dipercepat. Jadi beberapo hal dilakukan takaja-kaja. Wass mak Ban ~ -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] _ Add photos to your e-mail with MSN 8. Get 2 months FREE*. http://join.msn.com/?page=features/featuredemail RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php --- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php === RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php --- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php ===
Re: FW: [RantauNet.Com] Perkawinan langka
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Uni Nizmah yang Saya Mulyakan Saya dapat memahami kegalauan perasaan Uni kalau RN akan jadi ajang debat kusir. Tetapi kiranya Uni sependapat dengan saya, kalau kita mau berbicara mengenai masa depan Indonesia dan Sumatera Barat, tidak mungkin kita lakukan dengan menutup diri atau membatasi kebebasan berfikir, yang saya rasa Uni lebih maklum dari pada saya, yang dulu menjadi ciri masyarakat yang telah menyumbangkan mahaputra kelas dunia semacam Hatta, Agussalim, Natsir, Syahrir dan Tan Malaka. Lagipula, bukankah Rasulullah SAW pernah mengatakan bahwa perbedaan pendapat itu sebuah rakhmat? Saya pernah menyerang dan berdebat dengan pendukung-pendukung Islib di beberapa milis, dan saya tidak melihat Angku SBN sebagai seorang pendukung Islib atau yang kalaupun pendukung Islib, yang tentunya sepenuhnya menjadi hak beliau, bermaksud mompromosikan Islib di sini. Yang saya lihat beliau hanya mengajak kita melihat suatu masalah secara kritis, proporsional dan rasional. Apalagi beliau menyampaikannya secara santun dan argumentatif, yang kalau ada yang tidak kita setujui---suatu hal yang lazim dalam berdiskusi---hendaknya dibantah dengan kontra argumen, dan tidak mislanya dengan mengatakan pengetahuan agamanya dangkal. Tidak kurang yang tahu agama di kalangan ummat Islam yang sekarang berjumlah 1,2 miliar. Tetapi kita semua tahu seperti apa kondisi dan wajah ummat Islam waktu ini. Sekian dan mohon maaf jika ada kata-kata saya yang kurang berkenan. Wassalam, Bandaro Kayo Hayatun Nismah Rumzy wrote: Assalamu Alaikum W. W.Nampaknyo lah barampek urang nan indak senang dengan postingan iko nan manamokan dirinyo Islam Liberal : 1. Mulayadi St. Bangsawan 2. Ayang Yusuf 3. Eli Nurza 4. Bundo Nismah Ooi urang palanta apo akan awak taruihkan juo debat kusir iko? Usul bundo kalau nak nio badebat silakan di Japri. Mohon suara kami juga didengar. Hallo Mr. Admin cubo ulang baliak Tata Tertib - Marilah awak mambicarakan maso depan indak maulang ulang sejarah lamo dan mancari kambiang hitam. Kini Indonesia lah termasuk 63 negara termiskin. What can you do to this country? Wassalam Bundo Nismah Ayang Yusuf [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum wr. wb.Waalaikum salam.w.w. Purpose? Melihat tanda-tanda jaman... al Asr.. Melihat tanda zaman iyo baguno, tapi untuak meningkatkan ke taqwaankepada Allah swt. Indak untuak mamacah timbo co iko do. Objective? Saling memberi tahu, saling menasihati ...al Asr... Maagiah tahu iyo rancak, but, it must not followed by the statementthat it becomes menjadi biasa sekarang, sabab alah bisa dek karano biaso. Harus tersinggung? Tidak perlu, itu bukan ciri Muslim. Why not ?, kama dilatakkan asyidaa -u 'alal kuffaari ruhamma-u bainahum. Ooo soal toleransi, pikir-pikir dong, toleransi yang menyinggung agama tak bisa diterima. Harus sependapat? Tidak perlu, sunni dan syiah juga tidak pernah sependapat So you said all is Islam ?. and then you make some other yang ka mamacah timbo ?. Mau menyesatkan? Nggak ada niat untuk itu dan tidak perlu, toh anggota milis mengaku sudah dewasa semuaDewasa dalam arti kata yang lain mungkin, tapi dewasa dalam 'aqidah, can you guarantee that all will not be influenced ?. Hubungan dengan Minang? Sangat kuat, lihat saja posting-posting ratapan mengenai minang, Sorry, I don't know these, I should ask to the administrator to send to me all. datuk yang begini begitu, kemanakan yang pamer pusar, depeer yang korupsi, merampok semen padang bejibun deh. Tagak banagari mamaga nagari, nagari buruak indak pulo sato kito mampaburuak- buruak kan doh. Lalu kamudian man- cap Minangkabau memang takah itu. Apa sih yang sebetulnya you perbuat ?. Semua meratapi minang, begitu diajak maulang kaji saringik nan kalua. Maulang kaji dari alif sampai yaa, indak dimasuakkan pulo di antaro waw jo mim huruf alfa doh. Kok ka dipacik juo, latakkan di tampek lain, dan selalu ingat this is not ours, it is something different and can not disturb ours. Memberi semangat mencari pasangan (bagi yang lajang)? Benar supaya mencari pasangan yang sesuai dihati masing-masing.Terkontaminasi cara pikir Barat? Barat dan Timur terjadinya kan serempak atas bumi ini yang diciptakan Allah ini, kenapa alergi dengan Barat dan Timur selama itu membawa keselamatan dan kebenaran. Timur dan Barat adalah kepunyaan Allah, kemana saja kamu menghadapkan mukamu di situlah wajah Allah (al- ayah).Tetapi cara berpikir, cara bertindak, cara berbuat, dan akhlakul kharimah sudah diturunkan oleh Allah untuk menuntun manusia dan diberi contoh oleh Rasulullah saw. Mengapa harus mengikuti cara lain selain yang telah direstui oleh Penguasa jagad raya ?. Mengapa anda percaya dengan
[RantauNet.Com] REPOSTING: TALEMPONG DITABUH DARI DULU SAMPAI SEKARANG
---yang mengkibatkan terpukulnya martabat dan harga diri masyarakat Minang---tentu berperanan juga. Bak kata pepatah: Sekali pasang surut, sekali tepian beranjak. Tetapi pertanyaan yang menggoda saya, ialah mengapa masyarakat Minang dengan adat yang kuat---yang katanya tidak lapuk dek hujan dan tidak lekang dek panas itu---serta agama Islam yang dianut 99% mayarakat Minang itu, tidak mempunya daya tahan terhadap gempuran-gempuran tersebut. Pertanyaan itu semakin menggoda, sejauh mana Sumatera Barat siap dengan otonomi daerah. Lebih-lebih Sumatera Barat bukan daerah dengan kekayaan alam berlimpah. Karena itu dalam salah satu posting saya terdahulu, saya memancing Walhi Sumbar dengan pertanyaan: Apa sih yang secara sosiologis terjadi pada masyarakat Sumbar belakangan ini? Dari adanya partai yang bisa menyauk suara sampai 94% dalam Pemilu 1997, peristiwa busung lapar dan adanya bau tidak sedap dalam pemilihan kepala daerah?. Namun mungkin karena terlalu sibuk dengan urusan advokasi Pembabatan Seribu Ha Hutan Suaka Alam Air Tarusan, Solok, jawaban yang saya peroleh dari para cerdik pandai di Walhi Sumbar ini sangat umum dan normatif: Sebenarnya jika kita perhatikan kondisi di Sumbar tidak jauh beda dengan semrautnya Indonesia dalam wilayah yang agak kecil. Saya risau terhadap kondisi di Sumatera Barat bukan semata-mata karena saya dilahirkan di sana. Tetapi saya merasa betapa lengkap sudah carut marut bangsa ini, dan betapa panjang dan menyakitkan jalan yang harus ditempuh sampai desentralisi dan otonomi daerah bisa terlaksana dengan tuntas di tanah air tercinta ini. Apalagi dalam proses ini kita sudah berada di point of no return Talempong ditabuh dari dulu sampai sekarang. Bunyi tetap sama, nuansa jauh berbeda Atau barangkali saya yang salah observasi dan salah persepsi? P.S. Tulisan asli---dengan beberapa perubahan kecil---disiapkan dan diposkan ke Milis Desentralisasi bulan Oktober 2000. Wassalam, Darwin Bahar RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php --- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php ===
Re: [RantauNet.Com] Gala Pusako =========== Salamaik Ulang Tahun
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Angku Ban, aaa sata pula ambo ciat. Selamat ulang tahun. Mudah-mudahan tua-tua keladi. Semakin tua semakin menjadi amal dan ibadahnya. Wassalam, Bandaro Kayo (60) Darul Makmur wrote: Assalamualaikum Ww Mak Ban, ambo juo maucapkan slamaik baumua masuk 54 th yo. Salamaik bagoyang jo lagu Minang Maimbau nanti malam. Wass. WwSt.P mulyadi [EMAIL PROTECTED] wrote: Ass, wr, wb. Salamaik Ulang Tahun nan ka-53 kapado Kakanda / Mamak kami : A. St. Bandaro Putiah rang Banuampu nan mungkin berulang tahun kemarin, sebab di ujung namo Mamak kito tersebut tertulis (53 Tahun + 1 hari). Kami rang di palanta RN ko, mendoakan ka Mamak untuak sehat2 sajo dan sukses selalu. Wass, M.St.Bangsawan (46 plus) Rang Suliek Ayie di Pusri Palembang - Original Message - From: FST-IAMS-Elect To: ; Hendry Novis (E-mail) Cc: Avissena. Amri (E-mail) ; Elva (E-mail) ; Sjamsir Sjarif (E-mail) Sent: Friday, July 11, 2003 7:11 AM Subject: RE: [RantauNet.Com] Gala Pusako Di darek, indak oleh pihak pidusi 'Jo. Di Banuampu ; sewaktu marapulai akan dianta kerumah nak daro, Dikuduang--- Singkek sajo dulu 'Jo. Mudah-mudahan St Bandaro Labiah bisa manukuak - malangko'i Sadang disawah, mancangkua duluuu Kapado rang Bogor jaaan lupo beko malam 20:00 sampai 22:00 di 94.2 FM Bagurau Diudaro oleh St Bandaro Labiah dan St Sinaro. Wass A St Bandaro Putiah ( 53 + 1 hari) Banuampu RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php --- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php === --- Do you Yahoo!? SBC Yahoo! DSL - Now only $29.95 per month! RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php --- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php ===
Re: [RantauNet.Com] Baa Carito si Peneror Pak Ismal nan dulu..............
Dewis Natra wrote: Harapan saya email ini tidak menjadi polemik di palanta, klarifikasi dari Iraf sudah cukup jelas buat Ronal, Untuk selanjutnya kita bahas secara internal. Kok bulieh ambo sato sakaki, ini adalah cara yang paling tepat, arif dan bijaksana. Masih banyak masalah nagari, bangsa dan agama yang memerlukan sumbangan pikiran dan tenaga kita semua. Wassalam, Bandaro Kayo (60) Salam Is RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php --- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php ===
Re: [RantauNet.Com] Untuak parkanalan diparalukan :
Sanak Ambo Ajo Buyuang jo Keluaraga Nan Ambo Horamati Nun Jauh di Marseille Assalamu'alaikum Wr. Wb. Tarimo kasih atas doa sanak yang membesarkan hati untuk menjalani sisa hidup yang masih akan diberikan oleh Allah SWT. Kata orang ulang tahun bukan sesuatu yang harus disyukuri, tetapi ditangisi karena badan semakin uzur dan semakin dekat badan ke liang liang kubur. Tentu saja pendapat itu pendapat yang keliru. Pada hari ulang tahun kita bisa menengok ke belakang, dan semakin terasa betapa besar nikmat dan karunia yang telah Allah limpahkan kepada kita, walaupun betapa sering badan diri ini berbuat kilaf, baik karena kedhaifan atau memang tidak kuat melawan kesenangan-kesenangan sesaat. Kepercayaan kepada besarnya kasih sayang Allah, akan menjadikan kita tidak pernah kehilangan harapan yang menjadikan alasan kita untuk hidup dan bertahan, hatta setelah usia semakin menua, muka sudah semakin penuh dengan kerutan, dan pikiran semakin pelupa, kita masih ingin bekerja untuk menfkahi keluarga, untuk mengantar anak-anak menjadi pribadi-pribadi yang dewasa dan mandiri, tetapi apa hendak dikata, peluang kerja semakin semakin sempit, tetapi kalaupun tetap ada, kita bukan lagi kita yang sepuluh dua puluh tahunan yang lalu. Adalah manusiawi, kalau kita gamang menghadapi masa tua, namun kalau kita sadar besarnya kasih sayang Allah kepada kita, kegamangan itu bukan sesuatu yang tidak bisa diatasi. Dengan kata lain, masa tua bukan sesuatu yang perlu disesali, apalagi ditangisi. Adapun liang kubur, tidak seorangpun yang akan mampu untuk menghindarinya, yang penting tentu saja, bagaimana kita menyiapkan bekal untuk ke sana. Tentu saja bukan bekal harta, tepai amal ibadah jua. Sekali lagi terima kasih atas ucapan selamat dan doa sanak ambo Jo Buyung nan jauh di Marseille sana, yang sekalipun jauh di mata, tetapi dekat di hati. Salam hangat pula dari kami sekeluarga di Depok untuk keluarga di Marseille. Kepada Allah jua kita semua memohonkan magfirah, anugerah dan hidayah. Wassalam, Bandaro Kayo Zubir Amin wrote: Sanak Darwin Bahar,gala Bandaro Kayo(60?-ab) nan dihormati. Satolo ambo senek,su'al parkanalan ko.Selain alamaik rumah,no.talipon dan HP adolo rancaknyo di sampaikan tanggal,bulan,tahun bara mancogok kadunia ini.Sehingga hubungan silaturrahim awak dapek labiah di akrabkan dengan saling mengucapkan salamaik hari ulang tahun dlsb. Bakaitan jo nan diateh ko,kalau ndak salah,sanak Darwin alun ganok 60 tahun,masih kurang 18 hari lai persisnyo kan tanggal 22 Juli 1943.Namun demikian,kami sekeluarga di Marseille dan Jakarta,mengucapkan Selamat HUT tanggal 22 Juli 2003 semoga diberkahi oleh Allah swt umur nan masih bisa dipakai sekarang ini dan masa nan akan datang dengan hal2 nan berguna. Jo Buyuang,lahia di bulan Juli ko pulo,ampek hari sasudah sanak lahia kadunia,dan tahunnyo babedolo tigo tahun labiah tuo dari sanak Darwin.Sabananyo apolah aratinyo bedo senek tu,nan penting bagaimana kito dapek mempergunakan umur awak itu, bermanfaat bagi kita dan keluarga serta orang sekitar kita. Sekali lagi selamat HUT ke-60,salam hangat kami untuk pak Darwin dan Kur.Kiranya Allah swt selalu mem berkati kita bersama.Amin ya rabb al alamin.Wass.wr.wb.AB-Marseille. _ Add photos to your e-mail with MSN 8. Get 2 months FREE*. http://join.msn.com/?page=features/featuredemail RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php --- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php === RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php --- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php ===
Daftar No. HP---Re: [RantauNet.Com] Untuak parkanalan diparalukan :
Mudah-mudahan ada sanak dan kemenakan yang bersedia nanti membuat daftar nama, kota, telepon rumah dan terutama HP berdasarkan info yang masuk, sehingga kalau ada warga Palanta yang tersesat ke sebuah kota dan ada bantuan yang diperlukan, terutama bantuan moril, khan tinggal di SMS saja. Wassalam, Bandaro Kayo hendrizal piliang wrote: Assalamualaikum ww, hehehehehe, Mak zul ambo ma ikua di balakang mak zul di balakang uda eltaf ciek a, ambo ingin ma agiah BD lo a, untuak warga RN nan ambo cintai : Namo : Hendrizal PiliangStatus : Alun Babini Insayllah ka mancari binilahia : 22 mei 1980 di bonjo pasamanUmua : 23 TahunKarajo : Manggaleh Karipik Taleh Dan Operator Internet CafeAlamaik : Di Lubuak bagaluang padangTelpon Rumah kos : (0751) 776066 Warnet : (0751) 776938 semoga ado manfaat nyo amien amien ya rabbal alamien wassalam [EMAIL PROTECTED] , [EMAIL PROTECTED] hendri zul amri [EMAIL PROTECTED] wrote: Satolo ciek dih ..., nah iko BD ambo: Namo : Zul Amri Piliang , lahie di Saol Lawas Solok 17 Agustus 1948 babini ciek , anak ampek , marantau sajak 1965 , tingga di Bali dari tahun 1969 sampai kini , karajo di Angkasa Pura , tahun 2004 insyaallah pensiun , No Hp 0811 38 5322 . No. Telp Rmh 0361-752495. Wassalam : [EMAIL PROTECTED] , [EMAIL PROTECTED] --- Do you Yahoo!? SBC Yahoo! DSL - Now only $29.95 per month! RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php --- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php ===
Re: [RantauNet.Com] Fwd: Tuhan Maha Demokrasi
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Sanak Ronald dan Sanak James Saya memang tidak melakukan analisis terhadap tulisan DjayaWikarta karena percaya para sanak dan kekmenakan di Palanta mampu melalukannya sendiri. Dan saya sependapat dengan ulasan sanak James, bahwa pada dasarnya Allah SWT memberikan kebebasan kepada manusia untuk memilih dan tentu saja setiap pilihan mempunyai konsekuensi: tangan mencencang, bahu memikul. Saya hanya ingin memberikan latar belakang tulisan Kang Djaya itu ditulisnya ketika seorang netter yang menamakan dirinya Bung Filsuf dan mengaku atheis yang sebelumnya suka menyerang Islam namun belakangan ini rajin mengobrak abrik teologi Paulus di Milis Proletar dan Apa Kabar. DjayaWikarta adalah seorang netter muslim yang menggunakan pendekatan gula dan bukan gincu dalam berwacana. Berikut ini saya salinkan caranya dengan gaya bahasanya yang khas dalam menyikapi UU Sisdiknas dalam sebuah postingnya di Milis Proletar beberapa waktu yang lalu. Saya suka cara dan gaya bahasanyanya yang mengingatkan saya kepada salah satu cara orang Minang dalam berwacana: cara malereng. Dan menurut pengamatan saya cara berwacan seperti itu di mailing lis lebih efektif dari pada cara frontal. Wassalam, Bandaro Kayo --- In [EMAIL PROTECTED], Djaya WK [EMAIL PROTECTED] wrote: Aku kemarin sempat nolak sisdiknas Aku bilang Urusan agama koq diatur negara? Aku gak peduli mau dibilang sekuler atau apa karena urusan agama kupikir urusan pribadi. Lalu seperti biasa, demokrasi bangsa kita selalu ditegakkan melalui demonstrasi. Ribuan orang demo mendukung, juga ribuan orang menolak bahwa setiap anak didik berhak mendapat pengajaran agama dari guru yang seagama pasal 13 ini logik dan rasional tentu saja. untuk aku, ini aturan biasa-biasa saja. Aturan ini tidak lebih buruk dari aturan yang memaksakan keharusan orang menganut agama. tadinya kupikir, orang yang nolak sisdiknas pastilah orang sekuler seperti aku atau orang-orang atheis seperti orang-orang nyaintific Ternyata konyol... penolak sisdiknas ternyata mayoritas orang orang nasrani yang ngaku beragama. What's on earth ?, kira-kira begitu teriakan orang-orang yang bingung. Apa yang salah ? dan Kenapa menyalahkan ? Lalu logika fully ekonomis pun mencuat... Kami punya misi... Kami sudah keluar modal banyak untuk misi ini.. Ribuan sekolah sudah kami bangun untuk misi kami.. UU sisdiknas tentu bertentangan dengan misi kami.. Kami tidak mau rugi...tentu saja. Celakanya, orang Budha dan Islam, dan mungkin Hindu tidak mengendarai bangunan sekolah untuk misi agama. Mungkin negara harus menyediakan ganti rugi untuk yayasan-yayasan agama pemilik sekolah jika UU sisdiknas disahkan. Itupun jika ternyata memang benar sekolahnya diniatkan sebagai misi penyebaran agama. Kalau pendirian sekolah bukan untuk misi penyebaran agama, sangat tidak logis jika Theis menolak UU Sisdiknas. Atau, akan lebih bagus kalau sekolah umum dari yayasan-yayasan agama berterus terang seperti pesantren Ini sekolah agama, bukan sekolah umum. Tapi... begitulah. Orang hanya seolah-olah umum dan takut berterus terang sejak dari awal sebagai kelas dengan misi khusus agama. Padahal, jika memang merasa berniat baik...declare it. sehingga tidak akan ada orang merasa tertipu masuk pesantren hanya karena semua murid harus belajar islam. DjayaWikarta Ayang Yusuf wrote: Assalamu'alaikum.w.w. Tarimo kasih, bana sanak Ronald.Tapi sanak Darwin batua juo, cuma agak kurang analisis dan interpretasi nan sasuai jo kabanaran nan dimukasuik dek Tuhan. Tuhan Maha demokrasi, dan iNyo pemilik kebenaran mutlak (bukan sejati), lalu demokrasi nan bantuak aa nan di INyo ?. Tentu demokrasi ala Tuhan (Allah's version), bukan demokrasi ala Amerika atau Eropa atau Western ataupun demokrasi ala Mr. Darwin Bahar. Dan demokrasi ala Tuhan tu alah dituangkan dan ditulihkan dalam setiap kitab yang diturunkan mulai dari suhuf-suhuf zaman Nabi Adam sampai Ibrahim as., sampai kepada empat kitab yang besar Taurat, Zabur, Injil dan Al-Qur'an. Sayang sampai hari kini ko, dan alah pulo dibuktikan urang (tamasuak Western people) bahaso kitab nan lain salain Al-Qur'an sudah terkontaminasi oleh tangan-tangan manusia. Sementara Al-Qur'an iyo alun ado satitiak juo salahnyo lai doh. Dan Qur'an tu kini ado di tangan awak masiang-masiang. Rancak kito caliak-calik juo baliak, jan koran sajo nan labiah dibaco daripado Qur'an. Kini tingga di awak, ka manuruik demokrasi ala Western people atau ala Tuhan itu sendiri nan nyato-nyato awak yakini Tiada yang patut disembah kecuali Dia (Allah). (Cubo caliak demokrasi ala Tuhan nan paliang jaleh sahinggo Tuhan mangecekkan Tiada paksaan dalam memeluk salah satu diin (agama), ... maaf tolong cari dima latak ayat ko, buliah tacaliak juo Qur'an tu dek awak). Wassalam James --- Do you Yahoo!? The New Yahoo! Search
Re: [RantauNet.Com] Untuak parkanalan diparalukan :
FST-IAMS-Elect wrote: Wass mak Bandaro ( 53thn) kampuang Kubang Putiah - Banuampu tingga di Bogor hp 0812 86 72172 Rancak pulo manyaratokan nomor HP takah nan dicontokan Angku Ban. Wassalam, Bandaro Kayo (60) Telepon rumah: (021) 770 0501 HP 0811 13 4101 marantau sajak 1971 pansiunan, samantaro di BP (oil kompani) ~~ RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php --- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php === RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php --- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php ===
Re: [RantauNet.Com] Innalillahi wainna ilahirajiun!
--- In [EMAIL PROTECTED], Zubir Amin [EMAIL PROTECTED] wrote: Prof.DR.Yaumil Chairiyah Agus Achir(63),telah mendahului kita. Assalamualaikum Wr. Wb. Kita tidak hanya kehilangan seorang cendekiawan, tetapi juga punya karakter yang mengingatkan kita kepada Bung Hatta. Adik almarhumah tinggal dekat rumah saya di kompleks Perumnas Depok, dan tidak terlihat kecipratan apa-apa sewaktu almarhumah menjabat sebagai Sekretaris Pribadi Walpres Megawati. Yang saya agak gelo ialah ketika ada yang mencalon beliau menjadi Gubernur Sumbar, tetapi tidak diberi kesempatan untuk bertarung oleh mesin politik yang ada di Sumbar sendiri. Kalau Alamarhumah menjadi Gubernur mungkin KKN, dekadensi moral dan penduduk miskin / busung lapar tidak separah seperti sekarang ini. Tetapi ya itu, sejarah tidak mengenal kata-kata kalau Innalillahi, wainna ilaihi rajiun. Wassalam, Bandaro Kayo Inna lillahi wainna ilahi raji'un! Telah berpulang kerahmatullah,rekan saya dan rekan siapa saja,atau nan kenal dengan almarhumah,Prof.DR.Yaumil Achir dalam usia63 tahun di RumkitNational University Hospital Singapura.Seorang putra Minangkabau nan kalem tapi pintar semasa hidupnya telah mendarma baktikan ilmu dan amalnya baik sebagai Ketua BKKBN ataupun mantan Sekretaris Pribadi Walpres Megawati,untuk Nusa dan Bangsa dan Minangkabau.Yaumil(sapaan akrabnya),alumnus Fak.Psycholofy UI,kelahiran Kiktinggi putri tercinta dari Bapak Ilyas Sutan Maradjo,adalah pekerja keras tanpa gembar gembor,tapi juga teman yang cepat intim dengan terutama orang nan dari Minangkabau.Ia dipanggil Bundo dalam keluarganya. Jo Buyuang sekeluarga di Marseille dan Jakarta,ikut belasungkawa atas wafatnya Yaumil.Kepada sdr. Agus Achir(suami) dan anak-anak,semoga tabah menerima cobaan Allah swt ini.Minangkabau kehilangan lagi tokoh pendidik dan Maha Sardjana Psychologynya.Semoga Allah menerima amal dan ibadahnya sema sa beliau hidup.Almat duka di jakarta.Jln.Kompleks DPR II/7A,Kebun Jeruk Jakarta Barat. RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php --- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php ===
[RantauNet.Com] Fwd: Tuhan Maha Demokrasi
(Rasanya sangat sayang kalau renungan Kang Djaya yang sangat cerdas dan subtil ini hanya dinikmati netters Prol) --- In [EMAIL PROTECTED], Djaya WK [EMAIL PROTECTED] wrote: Tuhan saya adalah Maha Pencipta dan Maha Pertama. Maha Penyayang dan Pengampun tentu saja. Dia bisa mengampuni apapun salah saya kepadaNya. Tapi Dia takkan mengampuni salah saya pada manusia. Dia adalah Tuhan saya yang Maha Demokrat. Tuhan yang tidak mau meng-overrule hak manusia. Tuhan saya adalah Maha Kuasa dan Maha Perkasa. Dia bisa mematikan saya kapan saja. Dia bisa memenangkan saya melawan siapa saja. Tapi Dia tidak melakukan sesuai kemauan saya. Dia adalah Tuhan saya yang Maha Demokrat sejati. Tuhan yang tidak tunduk pada kemauan pribadi. Tuhan saya Penguasa segala Ilmu dan pengetahuan. Tuhan Maha Benar dan Maha Adil dan Maha Pemberi. Dia memberi ilmu pada semua manusia tanpa kecuali. Dan Dia yang mengajarkan kebenaran Tapi Dia tidak pernah akan memberikan kebenaran. Karena Dia membekali manusia dengan kemerdekaan. Dia adalah Tuhan saya yang mengajarkan demokrasi Tuhan pemilik kebenaran sejati. Dia tak pernah MEMAKSA agar kebenaranNya diikuti. DjayaWikarta RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php --- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php ===
[RantauNet.Com] Angku Admin, Help Me Please
Assalamualaikum Wr. Wb. Angku Miko, ambo maulangi baliek pemintaan ambo melalui japri: baa caronyo mangubah mode pangiriman dari individual email ka daily digest dan sabalieknyo, dek karano pakan mungko ambo kabatugeh ka Sulsel jo ka Papua lebih kurang duo pakan. Kok taruih dalam mode individual email, agak repot katiko nak mencheck pasan dari kantua di Jakarta dek kadang-kadang haruih manggunokan SLLJ di kota-kata nan indak ado subnet Indonetnyo jo pulsa telepon supermaha dari hotel-hotel. Di Parepare sabulan nan lalu ambo kanai charge talepon labieh tinggi dari sewa kamar (di Bumiminang Padang tarifnyo Rp 12,500/menit, discount 15%, di Novotel Bukuktinggi kurang labieh samo). Tarimo kasi dan salam Bandaro Kayo RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php --- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php ===
[RantauNet.Com] Mini Seri Anak Daro dan Marapulai
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Ketika membaca undangan pernikahan nakan Z. Chaniago dan kemudian nakan Yul, saya jadi ingat cerita garah-garah anak muda mengenai anak daro dan marapulai yang saya coba untuk menggarapnya dengan serius dengan setting masyarakat Minang di Sumatera Barat akhir tahun limapuluhan (pasca peristiwa PRRI) di sebuah desa di lereng Gunung Merapi, yang pernah saya kirim ke beberapa milis akhir tahun 2002 yang lalu. Saya juga mengisahkan bagaimana sulitnya merantau ke Jawa ketika itu, harus diskrening dan jadwal kapal tidak tentu. Sekalipun demikian, jumlah anak-anak muda yang hendak merantau tidak berkurang. Malah rasa tertekan karena dijajah tentara dari Jawa semakin mendorong mereka untuk meninggalkan kampung halamannya. Berikut ini saya sajikan mini seri 4 sekuel tersebut yang saya tulis sebelum menunaikan ibadah haji, serta diperhalus seperlunya, bagi nakan Z. Chaniago, nakan Yul dan seluruh sanak, anak dan kemenakan di Palanta. Mudah-mudahan nakan Z. Chaniago dan anak daronya, nakan Yul dan anak daronya, para pengantin baru lainnya, atau pengantin lama yang selalu merasa baru lainnya sempat dan tertawa membaca mini seri tersebut, dan mohon maaf jika ada ungkapan-ungkapan yang kurang berkenan. Bagi sanak, anak dan kemenakan yang sudah pernah membaca mini seri ini di milis lain mohon dihapus saja. Depok, 15 Juni 2003 Wassalam H. Darwin Bahar gelar Sutan Bandaro Kayo, 59 menjelang 60 (Lahir di Padang Panjang, tanggal 22 Juli 1943) Suku: Panyalai Isteri: Hj. Kurniah Darwin, 54 tahun, asal Cilimus, Kuningan, Jawa Barat, dan sudah hampir 37 tahun---meminjam istilah Ajo Duta---sekasur seselimut. RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php --- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php ===
[RantauNet.Com] Ballada Si Samsu Part I: Anak Daro Jo Marapulai
Samsuar tinggal bersama mande (ibu) nya di sebuah dusun di kaki Gunung Merapi, di dataran tinggi Agam yang di malam hari dingin menusuk tulang. Lalu pepohonan dan rumput-rumputan kuncun kedinginan dan seekali terdengan cicit burung malam. Dan ketika pagi tiba dan burung murai berkicau kabut belum berancak dari pucuk pepohonan, bukit-bukit dan lembah. Samsuar atau Samsu begitu dia biasa disapa, menjadi yatim sejak berusia dua tahun. Samsidar, mandenya tidak berniat lagi bersuami dan bertekat membesarkan anak kandung sibiran tulangnya, obat jerih pelerai demamnya sendirian. Tidak heran kalau kemudian Samsidar agak berlebihan melindungi anaknya yang sampai berumur tiga setengah tahun masih disusuinya. Karena itu, berbeda dengan anak sebayanya, Samsu setelah akil baligh tidak tidur di surau, namun di rumah belaka. Surau di Sumatera Barat tidak hanya tempat mengaji, tetapi juga tempat anak-anak muda Minang belajar silat, belajar pasambahan, bahkan belajar galir, terkurung nak di luar, terhimpit nak di atas. Bahkan di Surau anak-anak muda Minang belajar sesuatu mengenai reproduksi manusia. Samsu tumbuh sebagai pemuda tampan yang rajin tetapi lugu. Lebih-lebih setelah si Buyung, konco palangkinnya merantau pergi menggalas ke Jawa. Buyung memang lebih cerdik, penuh inistiatif dan tangkas. Kalau mereka berdua mencuri buah perawas, yang memanjat pohon adalah Buyung dan Samsu tinggal memungut perawas yang dijatuhkan Buyung. Pernah mereka kepergok oleh yang punya pohon, dan yang kepegang adalah Samsu walaupun ia yang lari lebih dulu, karena Buyung larinya lebih cepat. Buyung juga yang sering melindungi Samsu yang tidak pandai bekelahi dari kejahilan teman-teman sebayanya. Buyung kemudian menjadi Sutan Betawi, sebutan bagi orang Minang yang kawin dengan orang Jawa. Samsu memang agak lugu, tetapi rajin. Walaupun sawah pusako mandenya tidak begitu luas, tetapi hasilnya bagus. Selain itu Samsu juga berkebun, memelihara itik dan ikan di tebat (kolam). Boleh dibilang dari pagi sampai petang hampir tidak ada waktu luangnya untuk maota-ota atau main damini (domino) di lepau Mak Leman. Berumahlah waangko (maksudnya kawin lah kamu), lah taragakpulo mande manimang-nimang cucu, ujar Samsidar suatu hari kepada Samsu. Karena melihat anak semata wayangnya akan menolak, karena tidak sampai hati meninggalkan mandenya sendirian, Samsidar buru-buru melanjutkan: Mamak waang Datuk Mangkuto Sati, sudah menanyakan waang untuk si Kiah anaknya satu-satunya dari isterinya si Suma almarhumah. Bagi Mande, Lanjut Samsidar, tidak ada masalah. Si Kiah tu kan ringan tangan, rupo elok budi katuju. Sawahnya pun luas. Lagi pula karena Datuk Mangkuto Sati mamak waang, perkawinan itukan serupa kuah tertunggang ke nasi, nasi akan dimakan jua. Nanti adik si Kiah dari mandenya yang sekarang akan menemani mande di sini, imbuh Samsidar. Samsu memang setuju dengan gambaran mandenya mengenai si Kiah. Ketika pulang dari sawah, Samsu pernah melihat gadis yang berkulit kuning langsat dan berhidung mancung itu sedang mandi di pancuran. Kain basahnya yang tidak menutup seluruh lututnya menimbulkan perasaan aneh di bagian bawah pusar Samsu yang cepat-cepat dilawannya. Pendeknya dia suka sama si Kiah. Sekalipun demikian karena kecintaan pada Mandenya dan tidak sampai hati meninggalkan beliau Samsu mencoba untuk menolak. Tetapi akhirnya karena kecintaan kepada mandenya pula. permintaan mandenya dia turuti juga. Baa nan ka rancak di mandelah ujarnya kemudian. Singkat kata jadi jugalah perhelatan itu. Si Kiah tambah rancak pakai sunting, walaupun dia tidak dapat sepenuhnya menyembunyikan kelelahannya menjunjung sunting yang berat itu. Apalagi sewaktu rombongan marapulai (mempelai pria) tiba di rumah si Kiah ada pula pasambahan (dialog / silat kata berpantun antara wakil rombongan tamu dengan wakil tuan rumah) yang makan waktu berjam-jam sehingga gulai kambing yang sudah dihidangkan dari tadi menjadi dingin. Dulu ada sebuah lagu Minang yang cukup populer. Malam-malam baiko, yo mamak Malam-malam bainai, yo sayang Anak daro yo mamak Jo marapulai Yang diakhiri dengan bait berikut. Marapulai galak, yo mamak Anak daro manangih Tetapi ketika keduanya dengan lelah masuk ke kamar pengantin, si Samsu tidak tagalak (tertawa) dan si Kiah tidak manangih (menangis). Samsu yang kelelahan terus tertidur sampai beduk subuh berbunyi. Dan setelah meliwati hari-hari yang sibuk mengunjungi sanak keluarga terdekat, Samsu kembali bekerja di sawah seperti semula. si Samsu belum juga tagalak dan si Kiah belum pula manangih. Dan tiap siang si Kiah mengantarkan nasi dan laukpauknya buat suaminya. Begitulah setiap hari sampai pada suatu ketika si Buyung pulang dari Jawa menengok Bapaknya yang sedang sakit berat. Setelah menemui Bapaknya, si Buyung langsung mencari konco palangkinnya di sawah. Yo lah babini waang ujar Buyung dengan gembira. Lalu kedua sahabat itu larut dalam percakapan yang cukup serius sampai
[RantauNet.Com] Ballada si Samsu Part III: Pamit
Samsidar yang belakangan ini menjadi pendiam dan lebih banyak berkurung di rumah, sedang mengunyah sirih ketika anak dan menantunya datang. Naluri keibuannya sudah mengatakan apa yang akan dikatakan anaknya. Belum terkilat sudah terkalam. Pandangannya menerawang ketika Samsu menyampaikan maksudnya. Butir-butir air mata mulai meleleh di pipinya yang mulai berkerut, tetapi segera dihapusnya dengan selendangnya. Dia tahu bahwa suatu waktu dia berpisah sibiran tulangnya yang sangat santun kepadanya itu. Tetapi tidak secapat itu. Disangka panas sampai petang, kiranya hujan ditengah hari. Belum sepenuhnya selesai bicara, Samsu bersujud dan menagis mengerung-gerung di kaki Ibunya, di ikuti ratap tangis si Kiah. Onde anak oo ..hanya itu yang mampu diucapkan Samsidar yang sudah tidak kuasa lagi menahan tangisnya. Kehadiran anak perempuan di Ranah Minang akan disambut dengan gembira oleh ayah bundanya karena akan meneruskan garis keturunan dan warisan. Tetapi bagi Datuk Mangkuto si Kiah lebih dari separuh hidupnya.. Si Kiah adalah warisan satu-satunya dan titisan dari si Suma almarhum isterinya yang cantik semampai, elok hati serta patuh dan santun pada suami itu. Rezeki Datuk Mangkuto yang ketika itu punya buah toko di Pasar Atas Bukittinggi menanjak sejak menikah dengan si Suma, dan Datuk Mangkuto semakin menanjak sejak si Kiah lahir. Setiap hari pekan toko Datuk Mangkuto ramai dikunjungi pembeli termasuk dari luar daerah seperti dari Pakanbaru, Rengat, Jambi, Medan bahkan dari Semenanjung Tanah Melayu. Si Suma meninggal setelah berjuang selama tiga hari untuk melahirkan si Safar, adik si Kiah yang wajahnya sangat mirip dengan Datuk Mangkuto. Sayang si Safar hanya mampu bertahan hisup selama tiga minggu. Menghadapi musibah beruntun itu hampir menyebabkan Datuk Mangkuto berubah akal. Lama baru Datuk Mangkuto mau menikah lagi dengan si Tinur, sepupu almarhumah yang tidak cantik tetapi cabar itu. Datuk Mangkuto membesarkan si Kiah seperti menating gelas penuh. Sawahnya si Kiah yang luas itu sebagian besar dibeli dengan hasil pencaharian Datuk Mangkuto sendiri, sehingga mudah untuk digadaikan atau untuk dijual sewaktu-waktu bila diperlukan. Barang masnya, dari gelang, kalung dan cincin dilengkapi benar oleh Datuk Mangkuto. Ketika umur 12 tahun Datuk Mangkuto membangunkan rumah tembok berjendela kaca yang sangat berbeda dengan rumah-rumah yang ada di sekitarnya untuk anaknya perempuannya itu. Sekalipun demikian si Kiah tidak sombong, santun dan hormat belaka kepada siapa saja, persis seperti si Suma almarhum Ibunya. Pilihannya kepada Si Samsu untuk diambilnya menjadi menantu, selain suka dengan rupa dan perangai anak muada itu, ialah karena pekerjaan si Samsu sebagai petani yang tidak mungkin akan pergi merantau. Apalagi sawah yang akan ditanami, yaitu sawah si Kiah ditambah dengan sawah mandenya sendiri cukup luas. Tidak terbayang baginya untuk berpisah dengan buah hati pengarang jantungnya itu. Tetapi Datuk Mangkuto sadar, manusia boleh berencana, Allah jua yang memutuskan.. Karena itu Datuk Mangkuto hampir tidak mampu berbicara ketika menantunya menyampaikan maksudnya untuk merantau ke Jawa. Datuk Mangkuto hampir tidak mampu berbicara, tersekat tenggoraknnya oleh air matanya yang jatuh ke dalam. Dan ia mahfum, tidak mungkin baginya menolak keinginan menantunya tersebut. Setelah anak dan menantunya pulang, dengan lunglai Datuk Mangkuto masuk kebiliknya, direbahkannya dirinya lalu menangis bercucuran air mata. Dia baru berhenti menangis ketika waktu Magrib menjelang dengan wajah kusut di pergi mandi dan bersiap-siap untuk sembahyang magrib berkaum di Surau. Tidak lama sesudah itu, sesudah menjalani skrening dan memperoleh surat jalan dari Kantor Polisi di Bukiti Tinggi---seperti yang harus dan perlu diperoleh orang ketika itu bila hendak bepergian setelah terjadinya Peristiwa PRRI di Sumatera Tengah---dan dibekali lima puluh ringgit mas untuk membeli toko, modal usaha dan menyewa rumah, tiga koper besi pakaian, perabot memasak termasuk batu lado dan pangua (cobek dan alat pemarut kelapa khas urang awak) Si Samsu dan si Kiah bersama Samsiar berangkat ke Padang meninggu kapal yang akan berangkat ke Jawa. Dalam akhir tahun limapuluhan ketersediaan infrastruktur publik, terasuk sarana transportasi sangat kurang sekali. Perekonomian mulai memburuk karena sebagian penerimaan negara, termasuk pinjaman dari Uni Sovyet banyak yang terpakai untuk mengatasi masalah keamanan dalam negeri dan persiapan untuk merebut Irian Barat. Kapal ke Jakarta hanya satu atau dua kali dalam sebulan. Jadwalnya pun tak tentu. Di Padang mereka tinggal di asrama adik Datuk Mangkuto yang menjadi tentara di Muaro. Setelah sepuluh hari di Padang tiket kapal baru sapat diperoleh. Sehari menjelang keberangkatan Si Samsu dan isterinya, Samsidar memasak rendang daging bercampur jarieng (jengkol) dan rendang tembunsu (usus sapi yang diisi adukan telur itik) untuk bekal anak dan menantunya di perjalanan. Setelah itu dia pulang ke Bukit
[RantauNet.Com] Ballada si Samsu Part II: Hari-Hari Yang Menekan Dan Semakin Tidak Terpikulkan
Dulu ada lagu rakyat Minang yang populer Tak ton tong kalamai jagung Tagunda-gunda ka cambuang basi Dahulu balaki ajuang Kini balaki tukang padati Si Buyung yang tangkas dan cerdik itu sekarang duduk mencangkung kuncun di bawah pohon kuini di depan rumahnya sembari memegang ton tong, atau kentungan bambu yang karena kecerobahannya membawa petaka bagi sahabatnya itu. Tidak sedikit sesalnya kepada dirinya karena skenario yang ditetapkan tidak berjalan mulus karena dia abai pada kenyataan bahwa pada saat sahabatnya memerlukan musik dangdut dia masih menabuh irama blus. Tetapi yang terjadi di biliak (kamar tidur) si Kiah adalah sebuah gunung yang kawahnya sudah tertutup pasir, batu-batuan dan air yang meledak dengan hebat memuntahkan segala penghalang yang ada untuk kemudian menyembur kahan lahar panas dengan dahsyat dan kemudian merambah, memanggang dan menyapu rata apapun yang dilaluinya, pepohonan batuan-batuan bahkan bukit-bukit. Dan ini adalah lahar panas yang dinanti-nantikan si Kiah yang sebelum menjadi anak daro beberapa kali disambangi oleh Etek Baya induak paja Malintang Alam yang beranak delapan itu dan bercerita panjang kepada si Kiah yang membuat matanya berbinar dan wajahnya tersipu merah. Dan itu adalah lahar panas yang dinanti-nantikan si Kiah walaupun ia sempat terpekik---tidak menangis---yang disebabkan rasa sakit yang yang menghentak sampai ke tulang sumsum ketika lahar panas itu menerjang dengan ganas (tidak lama sesudah itu didengarkan suaminya berteriak kencang). Terkejut sejenak, namun dia sudah tidak perduli karena permainan itu segera membuat dia terbuai. Jeda sejenak, lalu permainan dilanjutkan kembali. Ketika itu jam di dinding berdentang sembilan kali, dan berdentang lagi menandakan bahwa enampuluh menit sudah liwat, permainan terus berlanjut dan berlanjut dan berpeluh, lalu jam dinding berdentang lagi dan berdentang lagi. Dan malampun semakin larut dan berpeluh di biliak si Kiah, di sebuah dusun di kaki Gunung Merapi, di dataran tinggi Agam yang di malam hari dingin menusuk tulang. Permainan usai tidak lama setelah jam didinding berdentang dua kali. Dan ketika mereka terjaga matahari sudah mulai naik. Untuk pertama kalinya sejak balikh si Samsu tidak ikut sembahyang subuh berkaum (berjamaah) di surau..Dengan gelagapan Samsu setengah berlari ke pancuran mandi, sembari menjadari bahwa dia akan meliwati hari-hari yang berat, hari-hari yang penuh cemooh dan cemeeh dari orang-orang sekampung. Entah kemana mukanya akan disurukkan jika bertemu dengan orang-orang kampuang yang sebagian besar dia kenal baik itu. Dan Samsu tidak menunggu lama. Ketika liwat di depan lepau Mak Leman, anak-anak muda yang berkumpul di sana bersorak sembari tertawa: Oi capean tontong. Mereka berhenti tertawa dan menggoda ketika si Buyung yang tinggi hitam dan kekar yang berkerumun sarung dan bertopi sebo itu mendehem lalu berseru. Oi ka sawah waang Samsu! Samsu yang berjalan dengan mendudu hampir terloncat karena terkejut dan menjawab dengan tergagap. yo yo..yo Yuang . Ingin rasanya dia berlari sekencang-kencangnya dari sana, tetapi lututnya tidak kuasa bergerak. Di sawah pun si Samsu bekerja tanpa bergairah. Sebentar-sebentar dia mencingangak mendengar suara orang, seakan setiap oarang akan datang untuk mentertatawainya. Tetapi lain di sawah lain pula di rumah. Lain di sawah, lain pula di biliak se Kiah. Walaupun ketika si Samsu tiba di rumah matahari sudah mulai hilang di punggung bukit dan sikekeh sudah mulai berbunyi, namun si Kiah harus mandi basah sebelum Magrib. Lalu mandi basah lagi sebelum Isya. Apa pula hendak di kata, ketika keduanya masuk lagi ke biliak untuk beradu (tidur) begitu selesai makan malam dan sembahyang Isya. Tanpa membuang-buang waktu, si Samsu pun langsung minta jatah lagi. Uwan ko cangok bana mah (Kanda ini rakus benar) ujar si Kiah dengan tersenyum manis dan manja, lalu melepaskan kain panjang yang membalut tubuhnya yang jenjang itu, menggeraikan rambutnya dan menelentangkan dirinya di atas kui (ranjang). Si Samsu hanya tergelak, dan setelah diberi lalu minta tambuah ciek, tambuah pula ciek, tambuah, tambuah dan tambuah lagi ciek, sampai si Kiah yang sudah bersimbah peluh dengan wajah letih tetapi sumringah berkata dengan lembut: Alah tu wan, indak talok di awak lai (Sudah dulu kanda, sudah tidak sanggup lagi dinda). Dan untuk kedua kalinya mereka terjaga ketika matahari sudah tinggi. Dan untuk kedua kalinya sejak balikh, si Samsu tidak ikut sembahyang subuh berkaum di surau. Dan Samsu pun segera menjalani siang-siang yang menekan yang semakin tidak terpikulkan, sehingga sesudah berunding dengan si Buyung, si Samsu berbulat hati untuk merantau ke Jawa untuk menggalas dengan membawa serta si Kiah. Si Buyung yang dua hari lagi akan kembali ke Jawa, akan mencarikan tempat berjualan di Pasar Senen dan rumah untuk dikontrak di daerah Galur atau Tanah Tinggi. (Bersambung) Darwin RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda
[RantauNet.Com] Ballada si Samsu Part IV: Merantau
Di Teluk Bayur Samsu bertemu dengan anak-anak muda yang hendak merantau ke Jawa baik untuk bersekolah maupun untuk mengadu untung dengan berdagang. Sekalipun ketika itu perjalan ke Jawa sulit, harus diskrening dan jadwal kapal tidak tentu, jumlah mereka yang hendak naik kapal tidak berkurang. Malah rasa tertekan karena dijajah tentara dari Jawa semakin mendorong mereka untuk meninggalkan kampung halamannya . Ketika itu perjalanan darat Padang-Jakarta sama sekali belum mungkin. Penerbangan Padang-Jakarta yang dilayani GIA (Garuda Indonesian Airways) dua kali dalam sepekan dengan pesawat DC-4 Convair dan DC-3 Dakota hanya bisa digunakan oleh kalangan terbatas. Merantau nyaris merupakan ritual pendewasaan bagi anak-anak Minang yang tercermin dari adagium Keratau madang dihuhulu Berbuah berbunga belum Merantau bujang dahulu Di rumah beguna belum. Dan itu ritual itu tentunya bukannya tanpa rasa sakit dan kegamangan. Banyak nyanyian bahkan ratapan yang tak terucapkan ratusan ribu anak-anak Minang tatkala harus meninggalkan kampung halaman, tepian mandi, ayah bunda, sanak saudara, teman sepermainan dan kekasih tercinta demi masa depan. Bahkan tidak sedikit yang hanya berbekal seadanya. Berakit rakit ke hulu. Berenang-renang ke tepian. Bersakit sakit dahulu. Bersenang-senang kemudian. Kegamangan anak-anak muda yang akan merantaukan itu digambarkan dengan apik pada bait Lagu Kelok Ampek Puluh Ampek yang ciptaan Syahrul Mamuja (terjemahan bebas dalam Bahasa Indonesia) sebagai berikut. Di Teluk Bayur ku termenung Ku lepas pandang berkeliling Terbayang rantau yang hendak ku hadang Entah di mana badan nanti menumpang Jatuh berberderai air mata. Samsu dan isterinya menumpang kapal kecil berebendera Panama yang mampir di setiap pelabuhan di pesisir barat Sumatra: Kroe, Enggano dan Bengkulu. Seperti penumpang-penumpang lainnya, mereka tidur beralas tikar di dek yang beratapkan terpal. Selama di perjalananan si Samsu hampir tidak bangun-bangun. Goyangan kapal kekiri dan kekanan membelah ombak membuat dia pusing dan mengeluarkan isi perutnya. Untung si Kiah yang walaupun mulai berbadan dua masih bisa bangun untuk antri mengambil air minum dan nasi yang dimakan dengan rendang jarieng dan rendang tambusu masakan mande si Samsu. Catu dari kapal berupa sardencis rebus tidak pernah lagi diambil si Kiah karena mencium baunya saja sudah membuat perut si Samsu bergolak. Setelah tersiksa selama tujuh hari tujuh malam kapal yang mereka tumpangi tiba di Pelabuhan Tanjung Priok tengah malam tetapi baru merapat di pagi hari untuk menurunkan penumpang. Keadaan tersebut menyebabkan si Samsu sempat memulihkan kondisi badannya sehingga waktu hendak turun dari kapal dirinya mulai segar kembali. Di dermaga si Samsu melihat si Buyung sahabat yang hampir seperti saudara kandungnya sudah menunggu sambil tertawa sehingga giginya yang putih sangat kentara dengan kulitnya yang hitam. Dengan menggunakan dua buah delman Samsu, si Kiah dan si Buyung meninggalkan Pelabuhan Tamjung Priuk. Ingin buru-buru tiba di rumah yang dicarikan si Buyung di Galur, maklum sudah hampir tiga pekan berpuasa menyebabkan si Samsu tidak sabar melihat jalan delman yang terseok-seok membawa orang dan koper besi dan barang-baran bawaan lainnya. Kok bendi tuan jalannya lambat benar, ujar si Samsu dengan logat Minang yang medok. Kuda saya capek, jawab kusir delman. Mana capek, jawab si Samsu dengan meradang. Jalan bendi tiga mengga [2] tiga mengga tuan bilang capek lanjutnya. Akhirnya sampai juga mereka di rumah kontrakan yang cukup bersih dan mungil itu. Beristirahat lah kalian dahulu ujar si Buyung. Nanti malam aden akan kemari dengan si Icih bini den. Jakarta dalam tahun 1959 bukanlah Jakarta yang glamour dan malah sering dijuluki sebagai big village. Di jalan-jalan, termasuk jalan-jalan protokol masih berseliweran becak dan delman. Juga ada trem kota menyusuri jalan raya dar Jatinegara, Senen dan Pintu Besi, di sini bercabang ke Jembatan Merah dan Jakarta Kota. Juga ada jalur Kota Tanah Abang. Trem kota itu kadang-kadang beriring-iringan dengan Bus PPD yang waktu itu bercat kuning yang sarat dengan penumpang. Yang agak berduit naik oplet. Jalan lingkar dalam, termasuk jembatan Semanggi belum ada. Gedung-gedung jangkung juga belum ada. Hotel Indonesia baru dibangun tahun 1962. Kegiatan malam orang berduit terpusat di Hotel Des Indes di kompleks Duta Merlin saat ini dan Wisma Nusantara di Harmoni. Di Jakarta ini si Samsu dan Isterinya meleburkan diri untuk bertahan hidup dan berkembang bersama perantau-perantau Minang lainnya. Ada yang berhasil dan ada yang tidak. Si Buyung, Si Samsu dan si Kiah termasuk yang memiliki gen orang-orang Minang mainstream: ulet, hemat dan mempunyai kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan barunya. Mereka ini lah yang bisa bertahan sampai saat ini di pasar-pasar tradisional di Jakarta dan Botabek. Demikianlah cerita sahibul hikayat. Dan kalau ada kesamaan
Padang Panjang lai di Sinan Juo -- Re: [RantauNet.Com] Data Geografi Sumatera Barat
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Mangacu ka UU 22/1999 tantang Pemerintahan Daerah, istilah Kotamadya jo Kota Administratif indak bapakai lai. Nan ado Cuma Daerah Kota, nan dulu dikenal jo Kotamadya jo Daerah Kabupaten. Pakan lalu ambo batugeh ka Batusangka, Solok jo Pariaman. Dalam perjalanan dari Tabiang ka Bukiktinggi, Alhamdulillah tampek lahie ambo Padang Panjang salah satu Daerah Kota di Sumatera Barat lai talatak di sinan juo baru, alun pindah ka Provinsi lain lai. Malah kami lai makan pulo di Restoran Datuk nan terkenal tu. Kabupaten Piaman atawa Pariaman, daerah asal urang-urang beken di Palanta: Ajo Duta, Jo Buyuang, Indra Piliang c.s. kini alah tapacah manjadi tigo, disabuik urang pemekaran: Kota Pariaman, Kabupaten Padang Pariaman jo Kabupaten Kapulauan Kepulauan Mantawai. Kabupaten Solok pun siap-siap kabapacah eh kabamekaran manjadi duo, Solok Utara dan Solok Selatan. Pantai Piaman nan alah lamo indak lai manjadi WC terpanjang di dunia, kini ko alah jadi tampek berleha-leha ado pulo tampek makan lesehan Pondok Salero. Kami lai makan pulo di sinan, onde mak, gulai jarieng mudo, ambu-ambu (tongkol) balado, gulai pucuak parancih bacakak jo nasi angek nan babungkuih jo daun pisang basangai sabana sero. Sakian dulu sekedar informasi MIKO - Admin wrote: Ado nan bisa bantu... ma koreksi ataupun manambah/mangurangi daftar Kabupaten, Kotamadya ataupun Kota Administratif sampai ka tingkat kecamatan di Propinsi Sumatera Barat dibawah. Karena nan ambo punyo indak update lai doh.Selain itu karena kadang tidak dikenal nama Daerah Tingkat II, maka dirasokan paralu juo namo nagari nan dikenal di tingkat kecamatan. Misalnyo labieh dikenal Maninjau dari pado Kec. Tanjung Raya ataupun Sicincin dari pado Kec 2 x 11, VI Lingkung. Jadi akhirnyo diputuskan manambahkan namo kampuang nan dikenal di Kecamtan itu. Data iko akan dipergunakan untuk melengkapi website rantauNet. Data lengkap asli dalam Microsoft Excel (attachement). Tarimo kasih untuak karajo samonyo. Ditunggu.MIKO - Administrator --- Daerah Tingkat IIKecamatanNama Nagari yang dikenal Kabupaten AGAM Banuhampu/Sungaipua Sungai Buluah, Kubang Baso IV Angkat CandungBiaro, Lasi Tuo IV Koto: Koto Tuo. Lubuk Basung Matur Palembayan Palupuh Tanjung Mutiara Tiku, Manggopoh Tanjung Raya Maninjau Tilatang Kamang Pakan Kamis, Ampek Kampung Kotamadya BUKITTINGGIAur Kuning Birugo Tigo Baleh Guguk Panjang Mandiangin Kabupaten 50 KOTAGuguk Gunung Mas Harau Kapur Sembilan Luhak Pangkalan Koto Baru Payakumbuh Suliki Gunung Mas Kabupaten MENTAWAI Pagai Utara/Selatan Siberut Selatan Siberut Utara Sipora Kotamadya PADANG Bungus Teluk Kabung Koto Tangah Tabiang, Lubuak Buayo Kuranji Lubuk Begalung Lubuk Kilangan Nanggalo Lapai, Siteba Padang Barat Padang Selatan Padang Timur Padang Utara Pauh Kabupaten PARIAMAN 2 x 11 - VI Lingkung Sicincin Batang Anai Kayu Tanam IV Koto Aur Malintang Lubuk Alung Nan Sabaris Sungai Garingging Sungai Limau Ulakan Tapakis V Koto Dalam VII Koto Kota Administratif PARIAMAN Pariaman Utara Naras Pariaman Tengah Pasie Pariaman Selatan Kurai Taji Kabupaten PASAMANBonjol Lembah Malintang Ujuang Gading Lubuk Sikaping Panti Pasaman Simpang Ampek Rao Mapat Tunggul Sungai Barameh Air Bangis Talamau Talu Kotamadya PAYAKUMBUH Payakumbuh Barat Koto Nan Ampek
[RantauNet.Com] Catatan Perjalanan Haji (25) --- Selamat Tinggal Madinah
Kamis, 13 Maret sesudah Subuh Setibanya di pemondokan saya langsung masuk ke kamar dan merebahkan diri ke dipan dengan memunggungi pintu, sembari berusaha menenangkan perasaan saya dari kegalauan saat-saat meninggalkan masjid tadi. Saya mencoba untuk tidur tetapi tidak bisa. Saya berfikir paling cepat Kur baru akan kembali jam 11, eh ternyata jam 9 sudah pulang bersama Mas Yuliansyah dan Mbak Etty membawa roti kebab. Kur mengatakan bahwa mereka pulang saja karena walaupun sudah menunggu cukup lama di depan Hotel Bahaudin mereka tidak menenemukan Pak Ustadz dan anggota kafilah kami yang lain. Ketika saya tanyakan apa Pak Tukiman dan Bu Juminem ikut pulang, Kur mengatakan tidak. Mendengar itu jantung saya berdegup lebih cepat, lalu meminta Kur untuk menutup dan mengunci pintu kamar. Mau ngapaian sih?, jawab Kur yang khawatir kalau Pak Tukiman dan Bu Jumimen tiba-tiba pulang atau Mbak Etty mencarinya untuk mengatakan atau menanyakan sesuatu, tetapi akhirnya beranjak juga untuk menutup dan mengunci pintu kamar. Perjalanan haji adalah perjalanan ubudiyah, dan setiap jemaah harus mampu mengendalikan diri dan bersedia untuk mengurangi berbagai kesenangan duniawi, termasuk melakukan hubungan suami-isteri. Tetapi berhaji juga jelas bukan untuk penyangkalan diri. Melakukan hubungan suami-isteri dilarang syariat, tetapi hanya pada saat-saat berihram umrah haji dan berihram haji sebelum bertahallul qubra. Lagi pula andaipun diperbolehkan, manna sempat? Bagi jemaah haji yang memilih haji tamattu, larangan tersebut tidak lebih dari tujuh hari. Perjalanan haji ONH biasa memakan sekitar 40 hari. Tentu saja sangat sedikit pasangan suami isteri yang sanggup untuk berpantangan di luar hari-hari yang dilarang tersebut, dan juga dan tidak perlu. Malah kalau ditahan-tahan bisa gawat karena bisa uring-uringan dan ibadah menjadi tidak keruan. Lagi pula, sesuai dengan sabda Nabi SAW, bukankah melakukan hubungan suami-isteri itu mempunyai nilai ubudiyah juga, berpahala? Karena itu para jemaah yang behaji suami isteri harus pandai-pandai menggunakan kesempatan untuk itu, termasuk jika suami dan isteri tidur di kamar yang berbeda seperti yang dijalani kafilah kami ketika masih di Mekah. Semua itu bisa diatur 1]. Kur kemudian buru-buru keluar kamar untuk mandi janabah. Sedangkan saya sempat tertidur, walaupun tidak lama, tetapi cukup nyenyak. Begitu terbangun perasaan saya terasa agak nyaman, tetapi kenangan saat-saat meninggalkan masjid tadi pagi masih menggumpal dalam perasaan saya. Saya melihat Kur sudah mulai berbenah, memasukkan pakaian kami selama di Jedah dan pakaian yang akan kami pakai dalam perjalanan pulang ke tanah air ke dalam handbag. Saya memutuskan untuk tidak memakai seragam kafilah pantaloon dan baju koko hitam, tetapi celana dan baju koko putih. Saya segera mandi, makan roti kebab yang dibawa Kur dan membantu Kur memasukkan barang-barang ke koper. Tetapi akhirnya saya lebih banyak jadi penonton, karena pekerjaan mengikat koper sudah diambil alih oleh Mas Yuliansyah yang melakukkannya dengan cepat, sigap dan sangat rapih. Di luar handbag pemberian dari Garuda, kami hanya punya satu tambahan handbag untuk membawa air Zam-Zam, dan kantong plastik berisi mainan untuk keempat cucu kami Reza, Dian, Upik dan Reihan. Saya mencoba mengangkat handbag yang ada 1 jerigen air Zam-Zam di dalamnnya dan menggantungkan talinya di bahu saya tanpa kesukaran. Lalu terbayang oleh saya kembali rangkaian peristiwa sejak saya terbaring sakit menjelang wukuf di Arafah, lalu terbaring sakit lagi sesudah melaksanakan Tawaf Ifadhah, membaik menjalang Tawaf Wada, terpuruk lagi pada hari pertama Arbain di Madinah dan hari itu kondisi hampir tidak berbeda dengan kondisi ketika pertama kali menginjakkan kaki saya di Tanah Suci. Perbedaannya saya hanya jauh lebih kurus 2], dan sesekali masih menghirup inhaler untuk mengatasi serangan asma ringan, peristiwa-peristiwa yang mirip seperti mimpi. Menurut dokter Ifa yang mampir ketempat kami beriung beberapa hari yang lalu, udara kering, angin yang membawa pasir dan karpet hijau kumal tempat kami duduk-duduk di pemondokan yang pasti banyak mengandung tungau, penyebab utama penyakit saluran pernapasan yang banyak diderita jemaah haji. Kemudian Mas Yuliansyah mengabungkan koper-koper kami dan koper mereka ke tempat pengumpulan koper-koper jemaah di lantai kami untuk kemudian diturunkan kebawah dan dinaikkan ke atap mobil oleh portir yang disiapkan Maktab. Tidak lama Pak Tukiman dan Bu Juminem pulang. Pak Tukiman menyampaikan pesan Pak Ketua Kafilah agar jemaah tidak memasukkan air Zam-Zam ke dalam koper, agar peristiwa jemaah penumpang Saudia yang terlambat tiga hari gara-gara wadah air Zam-Zam yang ditaruh di koper pecah, tidak terlulang. Koper-koper kami besok akan ditimbang di Jedah dan yang kelebihan berat harus membayar biaya kelebihan bagasi yang cukup mahal. Ketika kami bersiap-siap tersebut kami mendapat pemberitahuan dari Pak Ketua Kloter, bahwa keberangkatan kami ke
[RantauNet.Com] Catatan Perjalanan Haji (26) --- Di Madinatul Hujjaj, Jedah
Kamis 13 Maret, malam Bangunan Asrama Emabarkasi Haji Indonesia di Jedah yang terletak di lokasi yang tidak sestrategis Asrama Emabarkasi Haji Malaysia, merupakan bangunan berlantai tiga. Kamar-kamarnya cukup luas dengan tempat tidur bertingkat berendeng dua-dua dan hanya berpendingin kipas angin. Toilet/kamar mandi dan tempat berwudhuk terbuat dari material kelas dua dan tidak begitu terawat dan bersih. Kloset jongkoknya sudah berwarna kehitam-hitaman. Kami hanya membawa handbag dan barang-barang tentengan lainnya, karena koper-koper langsung dibawa ke counter Garuda di Bandara King Abdul Azis untuk ditimbang dan dimuat ke pesawat. Kafilah kami mendapat dua kamar yang diisi per kelompok sehingga suami isteri tidak perlu menempati kamar terpisah. Pengaturannya, isteri di dipan bawah dan suami di dipan atas. Karena kasihan melihat saya harus turun naik, Mbak Etty yang dipannya berseberangan dengan kami bilang biar dia yang di atas di samping Mas Yuliansyah, karena dipan yang di atas Bu Aisyah yang berendengan dengan Kur kosong. Tetapi dengan menempati bekas dipan Mbak Etty, saya jadinya tidur berendengan dengan Bu Paijan. Wah, gawat nich. Akhirnya saya tukaran dengan Bu Aisyah, sementara Mbak Etty dan Mas Yuliansyah pindah ke sebuah tempat tidur yang masih kosong, sehingga Mbak Etty bisa tetap menempati dipan yang di bawah. Selama di Jedah, termasuk di Bandara King Abdul Azis, kami memperoleh jatah makanan yang disiapkan oleh Panitia Haji Indonesia. Tetapi di sepanjang alur pintu masuk Asrama banyak kios-kios yang menjual masakan Indonesia seperti gado-gado, bakso, lotek dan sate, dan tentu saja teh susu. Sebelum tidur kami mendapat jatah makan: nasi boks, buah dan air mineral. Karena selera makan saya mulai pulih---walaupun ikan dan sayur di nasi boks tersebut tidak pedas dan tidak ada sambalnya, saya tidak mengalami kesukaran untuk memakannya sampai habis. Jumat, 14 Maret Tidak lama setelah terbangun saya mendengar azan subuh dari masjid yang ada di kompleks, yang tadinya saya pikir baru azan pertama, sehingga ketika Kur membangunkan saya untuk salat saya masih tidur-tidur ayam saja. Saya buru-buru bangun untuk berwudhuk dan bergabung ketika saya dengar Pak Ustadz mengimami jemaah yang salat di luar. Tetapi saya tidak bisa keluar karena Pak Ustadz salat tepat di dekat pintu keluar. Ternyata saya harus menunggu cukup lama karena doa Pak Ustadz yang dijaharkannya dan diamin-aminkan oleh para jemaah ternyata panjang banget. Ketika hendak keluar saya bertemu dengan Pak Radjikin yang baru kembali salat subuh di masjid yang memberitahukan, kalau saya mau mandi sebaiknya di toilet yang terletak di depan masjid yang lebih bersih. Di Jedah ada beberapa obyek ziarah yaitu kuburan Siti Hawa yang panjangnya 8 meter, Sepeda Bani Adam 1], masjid Qisas (masjid tempat diberlakukannya qisas atau hukuman mati bagi para pembunuh yang tidak dimaafkan oleh keluarga korban) dan pantai Laut Merah, yang bisa dikunjungi dengan bus shuttle yang juga lewat di depan Asrama Embarkasi. Penumpang setelah membayar bisa turun di salah satu obyek ziarah dan setelah selesai naik bus lain ke obyek ziarah yang lain dengan kembali membayar. Kur mula-mula mengatakan ingin pergi ziarah bersama-sama robongan Bu Juminem tetapi kemudian bilang ingin istirahat, yang saya amini saja, karena juga lebih ingin beristirahat. Berbeda dengan ketika masih berada di Mekah dan Madinah, hatta ketika masih sakit, saat itu capek badan mulai terasa, sehingga terbersit dalam pikiran saya saya bahwa mengingat usia dan kesehatan, ibadah haji ini adalah yang pertama dan sekaligus terakhir buat saya. Saat itu kerinduan kepada rumah mulai terasa. Padahal sejak pertama kali menginjakkan kaki di Terminal A Bandara Sukarno-Hatta waktu hendak berangkat, pekerjaan, rumah dan juga anak-anak jarang sekali teringat, kecuali ketika berdoa untuk mereka. Selesai mandi dan sarapan saya keluar dan berjalan-jalan di sekitar Asrama. Namun ketika hendak keluar dari gerbang, askar yang menjaga di sana tidak memperbolehkannya. Rupanya yang diperbolehkan jika berombongan. Ketika Azan salat Jumat yang pertama terdengar, saya masih bermalas-malasan di dipan saya dan baru akan berangkat menjelang azan yang kedua karena masjidnya toh masih di dalam kompleks. Nanti tidak dapat tempat, kata Pak Erman yang sudah siap-siap untuk pergi. Saya pikir benar juga, dan ikut rombongan teman-teman, sehingga ketika sampai di masjid saya sempat membaca dan menyelesaikan Surrah Yasin dengan tartil sampai Azan kedua dikumandangkan (saya tidak bisa dan terbiasa membaca Yasin dengan ngebut seperti yang biasa dilakukan sebagian orang). Ketika hendak makan siang Kur keluar untuk membeli bakso pakai sambal yang pedas yang sudah lama dipengeninya dan sate ayam buat saya di depot makanan terbesar di kompleks tersebut. Pulangnya Kur hanya membawa bakso yang harganya di sana 10 real karena sate ayam baru dijual setelah jam 5 petang. Kur yang tadinya tidak berminat untuk berziarah, sekarang
[RantauNet.Com] Catatan Perjalanan Haji (27) --- Tepat Jam 4.20 pagi, Boeing 747 Garuda Menjejakkan Rodanya di Landasan Pacu Bandara Soekarno-Hatta
Sabtu 15 Maret, Siang Jam setengah sebelas lebih sedikit rombongan kami tiba di Terminal Haji Bandara King Abdul Azis. Setelah barang-barang bawaan kami diturunkan, kami memasuki bangsal besar dengan atap berarsitektur tenda, seperti tempat kami berkumpul ketika baru tiba dari tanah air, dan berkumpul per kafilah di atas kapling masing-masing. Saya menenteng handbag dan tas plastik, sedangkan Kur membawa dua buah tas dengan roda bagasi. Saya sempat membantu Pak Masdoeki turun dari bus dan beliau terlhat berterima kasih sekali. Ketika hendak masuk, seorang petugas haji Indonesia menyambut kami sembari berkata: Ini tamu-tamu yang harus dilayani dengan baik nich. Tidak lama kemudian kami mendapat pembagian konsumsi dan air Zam-Zam dalam jerigen 5 liter dari Garuda Indonesia. Kami melihat beberapa petugas haji Indonesia, namun tidak jelas apa fungsi mereka. Malah ada yang menjajakan buku dan membeli uang real jemaah yang masih tersisa dengan rupiah. Kur menukarkan kepadanya beberapa puluh real uang kami yang masih tersisa, kecuali satu lembar pecahan 5 real untuk kenang-kenangan dengan nilai tukar Rp 2.300 per satu real. Lumayan, ketimbang repot-repot ke money changer. Setelah makan dan beristirahat selama lebih dari satu jam, kafilah kami diminta berbaris dan berjalan menuju ruang pemerikasaan imigrasi dan ruang tunggu jemaah haji Indonesia yang pintu masuk jemaah perempuan dan laki-laki dipisah. Ketika itu beban saya bertambah dengan satu jerigen air Zam-Zam. Sedangkan tas plastik yang berisi mainan oleh-oleh untuk cucu-cucu kami dibantu Bu Juminem membawakannya. Di depan pintu kami diminta antri, dan askar yang menjaga mulai menyuruh jemaah perempuan masuk lima-lima. Pergerakannya terasa lambat karena para askar yang menjaga terlihat agak lelet dan kerja suka-suka. Beberapa jemaah yang melihat saya mempersilakan saya untuk antri di depan, tetapi karena merasa tidak perlu diistimewakan, saya tolak dengan baik. Tidak lama terdengar azan Dhuhur. Mula-mula saya ragu apa mau salat dulu atau nanti saja di ruang tunggu, tetapi kemudian saya meninggalkan antrian, mengambil wudhuk di sebuah toilet di dekat Outlet Pepsi Cola, dan kemudian mencari tempat salat. Kebetulan saya menemukan tempat salat orang-orang Pakistan. Selesai salat saya sempat agak kebingungan karena kehilangan orientasi, tetapi akhirnya bisa menemukan antrian kafilah kami. Ketika saya sampai beberapa orang jemaah laki-laki sudah ada yang masuk. Seorang jemaah kembali menganjurkan saya ke depan, dan kembali saya bilang tak usah. Pemeriksaan paspor lancar-lancar saja, hanya ya itu, gerakan jemaah kadang-kadang tersendat-sendat. Ketika hendak sampai ke tempat pemeriksaan barang saya melihat ban berjalan yang membawa air Zam-Zam dalam berbagai wadah, yang oleh petugas Garuda diminta untuk dibagasikan saja. Sebenarnya soal barang bawaan ke kabin Garuda lebih bertoleransi dari pada Saudia. Ya, karena bertoleransi itu sehingga rak bagasi yang di atas tempat duduk tidak dapat menampung semua barang bawaan penumpang. Karena itu saya berfikir bagaimana caranya agar cepat masuk dan menaruh barang-barang bawaan kami ke rak bagasi di atas tempat duduk kami. Selesai pemeriksaan kartu kesehatan, paspor dan bagasi kloter kami berkumpul di ruang keberangkatan yang mirip bangsal dan tempat duduknya tidak cukup bagi seluruh anggota kloter sehingga ada yang berdiri. Ketika menunggu itu ada yang menjajakan teh susu panas, saya ingin sekali tetapi sayang uang realan kami sudah habis kecuali pecahan 5 real yang akan saya jadikan kenang-kenangan. Mau meminjam sama teman malu juga. Tetapi tiba-tiba Kur menyuguhkan satu pot teh susu. Ditraktir Mbak Dewi, katanya. Alhamdulillah. Satu jam menjelang keberangkatan kami dipersilakan untuk boarding, namun entah kenapa jemaah perempuan disuruh boarding lebih dulu, sehingga saya dan Kur terpaksa berpisah. Begitu diperbolehkan masuk saya berjalan dengan mendudu, sehingga Pak Yogas yang dengan agak bersusah payah membawa barang-barang bawaan saya lewati saja tanpa saya sapa. Yang terpikir di dalam benak saya ialah bagaimana segera sampai ke tempat duduk dan menaruh handbag saya di atas rak bagasi. Dan tak lama kemudian saya langsung mendapat ganjaran. Begitu masuk ke dalam pesawat dan hendak menuju tempat duduk seperti waktu berangkat dulu saya kaget, lho kok lain. Kemudian saya sadar bahwa ini adalah Boeing 747 tipe 400 yang kapasitas dan lay-outnya agak berbeda dengan tipe 200 yang kami gunakan pada penerbangan Jakarta-Jedah 2]. Tetapi kesadaran itu tidak membuat saya mudah menemukan tempat duduk yang pada penerbangan haji, didasarkan kepada nomor urut dari depan itu. Setelah berputar-putar kebingungan, ya, Darwin Bahar pemegang GFF Card, berputar-putar kebingungan sembari menenteng handbag dan satu jerigen air Zam-Zam dan hampir sepuluh menit baru berhasil menemukan nomer tempat duduknya di pesawat! Kur mengatakan dia melihat saya tetapi ketika dia hendak memanggil, saya sudah menghilang ke depan
[RantauNet.Com] Catatan Perjalanan Haji (23) --- Setelah Saya kembali Menjadi Saya
Selasa 11 Maret, Arbain Hari Ketujuh Setelah enam hari berturut-turut membaca Al Quran sebelum Dhuhur dan sesudah Ashar, kecuali Sabtu dan Senin kemarin suara dan kondisi saya mengalami pemulihan dengan kecepatan yang tidak terbayangkan sebelumnya. Dalam dua hari terakhir ini saya mulai tidak merasakan kesukaran menghabiskan nasi boks yang dari katering dan dapat minum air dengan lancar. Berjalan tanpa payung di bawah terik mataharipun sudah mulai saya coba sedikit-sedikit. Sewaktu-waktu saya memang masih mengalami sesak napas, yang langsung saya atasi dengan menghirup Atroven inhaler. Sebagaimana direncanakan, jam 7 pagi sekembalinya dari salat subuh kafilah kami sudah siap di atas bus-bus yang akan mengunjungi beberapa tempat lagi di sekitar Madinah, yaitu pabrik kurma, kunjungan yang sangat disukai kaum Ibu, Zulhulaifah atau Bir Ali, miqat atau tempat miqat jemaah haji dan umrah jemaah yang bermukim di atau datang dari arah Madinah dan Percetakan Al Quran terbesar di Dunia. Kegiatan itu dipandu oleh Ustadz Pembimbing kami, Ikut juga bersama kami Ustadz Azis yang jenaka dan dengan humor-humor segarnya yang rupanya sudah dikenal baik oleh sebagian besar jemaah. Di pabrik (makanan berbahan) Kurma, kafilah kami menghabiskan waktu hampir satu jam. Kur masih membeli beberapa produk kurma untuk oleh-oleh. Yang untuk disuguhkan kepada tamu yang berkunjung setelah kami sampai di rumah nanti di beli Iben, anak kami tertua, di Pasar Tanah Abang. Dari sana kami menuju Zulhulaifah atau yang disebut juga Bir Ali karena di sana ada sumur yang menurut riwayat ditemukan oleh Ali bin Abi Thalib, r.a.. Tempat miqat tersebut berupa masjid yang cukup bagus, luas dan bersih dan ditengah-tengahnya ada taman. Di sana ada papan pemberitahuan dalam Bahasa Inggris mengenai tata cara ibadah haji. Setelah melakukan salat Tahiyatul Masjid kami berkumpul di pelataran masjid. Pertama tama Pak Ustadz memberitahukan dan menyatakan belasungkawa atas meninggalnya keluarga dua orang jemaah kafilah kami di tanah air. Namun sesuatu yang tidak saya duga---dan sejujurnya saya ikuti dengan perasaan sebal---ialah ketika Pak Ustadz melanjutkannya dengan melakukan pembacaan tahlilan yang memakan waktu hampir satu jam. Hal itu bukan karena orang Minang saya lalu anti upacara tahlilan, tetapi karena saya pikir acara itu dilakukan bukan pada tempat dan waktu yang tepat. Acara kemudian dilanjutkan dengan ceramah singkat, padat dan memikat dari Ustadz Iskan dan foto bersama. Di luar masjid banyak PKL yang menjual berbagai macam barang dan Kur membelikan saya sendal jepit baru, kedua kalinya selama di Tanah Suci, seharga 5 real (sama dengan harga payung). Kami tiba di Percetakan Al Quran sudah jam sepuluh lewat. Yang akan masuk ke dalam hanya jemaah laki-laki, sementara jemaah perempuan diminta menunggu di showroom. Tetapi karena masih harus menunggu kamipun akhirnya masuk ke showroom. Di sana dipamerkan beberapa jenis Al Quran produksi percetakan tersebut, antara lain edisi lux seharga 200 real. Ketika saya duduk-duduk di tembok fondasi rak pameran tersebut masuk serombongan siswa setempat. Mereka memotret saya dengan kamera video yang dibawanya dan bercakap-cakap dalam Bahasa Arab dengan Ustadz Azis. Kur membeli 2 buah Al Quran ukuran standar untuk disumbangkan ke Masjid Nabawi 1], Al Quran dan Terjemahan terbitan Departemen Agama RI yang dicetak di sana, Juz Amma dan Surrah Yasin yang hurufnya besar-besar. Kami baru diterima melakukan peninjauan ke dalam setelah jam setengah sebelas, dan hal ini membuat gelisah sebagian jemaah, termasuk saya, yang khawatir kalau kami terlambat sampai di Masjid Nabawi untuk melakukan salat Dhuhur. Acara peninjauannya sendiri cukup menarik. Kepada kami dijelaskan dalam Bahasa Inggris proses pencetakan Al Quran sejak penyiapan naskahnya yang rupanya ditulis tangan oleh para Ulama-Ulama Ahli Al Quran. Kafilah kami baru meningglkan kompleks tersebut jam 11 lewat. Syukur Alhamdulillah perjalanan kembali ke pemondokan lancar sehingga jam 11.30 kami sudah sampai. Setelah berwudhuk kami langsung berangkat ke masjid dan saya masih sempat membaca Al Quran sebanyak 5 halaman sampai waktu Dhuhur tiba. Karena saya denagr sehabis Dhuhur pengunjung Raudah tidak begitu berjubel saya kembali ke Raudah, dan benar saja, sehingga saya bisa melakukan salat sunat dan kemudian berdoa dengan lebih tenang dan leluasa. Hari itu saya hanya membawa air kemasan biasa, karena pada hari-hari sebelum ini setiap minum air Zam-Zam saya selalu batuk-batuk. Ketika saya minum terasa ringan dan kurang nyaman. Kemudian saya memasukkan air Zam-Zam yang saya ambil dari gentong yang ada di masjid ke dalam botolnya. Kombinasi ini ternyata lebih enakan ketika diminum. Sehabis salat Ashar kami kembali makan di RM di basement hotel Jazeera. Sebelum keluar dari masjid saya sempat memberi tahu dengan berbisik kepada seorang jemaah haji Indonesia berpakaian parlente yang saya lihat melakukan salat sunat sesudah salat Ashar, bahwa tidak
[RantauNet.Com] Catatan Perjalanan Haji (21) --- Allah Tidak Menghendaki Kesukaran, Tetapi Kemudahan
Sabtu 8 Maret, Arbain hari ke empat. Ketika kami berangkat untuk melaksanakan salat subuh, Madinah dingin sekali dan berangin, sehingga ketika baru menjejakan kaki keluar pintu, saya balik lagi ke kamar mengambil jas guna melapisi sweater wol yang saya kenakan. Pengalaman dua hari belakangan ini menunjukkan, saat-saat sesudah salat subuh adalah waktu yang saat khusuk untuk berdoa dan berzikir. Sebagaimana halnya di Masjidil Haram, setiap habis salat fardhu, Imam masjid hanya memimpin salat jenazah jemaah haji yang wafat di Madinah. Tidak ada doa atau wirid-wirid terpimpin seperti yang ditemui di sebagian besar masjid-masjid di tanah air. Sekembali dari salat subuh, kami tidak lupa membeli teh susu hangat dari si Arab, dan harus hati-hati memegang gelas kertasnya agar tidak tumpah ketika hendak naik ke lantai kami dengan menggunakan lift jaman baheula yang jalannya bergoyang-goyang dan pintunya membuka ke luar seperti pintu kamar yang menutup dan membukanya didorong dan ditarik pakai tangan. Setelah itu seperti hari-hari kemarennya saya tidur satu atau dua jam, karena malam saya agak susah tidur. Di kamar kami terdapat empat dipan, tiga diantaranya berjejer ke samping yang ditempati oleh saya, Kur dan Bu Juminem, dan satu lagi melintang mepet ke dinding yang ditempati oleh Pak Tukiman. Kami tidur dengan kepala yang berlawanan arah dengan dipan Pak Tukiman. Kur yang di rumah jarang tidur pakai selimut, kalau tidur hampir selalu miring ke kiri atau ke kanan. Karena itu kalau berbalik selimutnya sering terbuka, sehingga walaupun selalu tidur berpakaian rapat, bentuk tubuhnya kelihatan. Hal itu tampaknya membuat Pak Tukiman risih, sehingga kalau terbangun, Pak Tukiman yang sejak masih di Mekah dulu rajin bertahjud, langsung keluar dan sehabis salat tidak kembali lagi ke kamar atau tidur di luar sampai kami semua bangun.dan keluar kamar. Sebuah sikap Muslim sejati! Karena itu malam sebelumnya ketika hendak tidur, Kur saya minta untuk mengubah arah tidurnya, kepalanya ke arah Pak Tukiman. Lalu setiap saya saya terbangun dan jika melihat selimut Kur tersingkap, segera saya rapihkan kembali. Tinggal, beraktivitas dan berinteraksi dengan intensif untuk jangka waktu yang relatif panjang bersama jemaah yang mempunyai berbagai karakter dan kebiasaan yang berbeda dan baru saling kenal, yang kalau tidak dihadapi dengan sikap dewasa bisa menimbulkan masalah atau kesalahpahaman. Kesalahpahaman itu pulalah yang menyebabkan hubungan Kur dengan Bu Juminen sempat agak tegang dua hari yang lalu. Pasalnya Kur tidak happy waktu Bu Juminem mengatakan: Bu Kurniah mah enak, begitu sampai di tempat tidur langsung mendengkur. Memangnya dia tahu kalau dia tidur juga mendengkur, ujar Kur sewot ketika menceritakan hal itu kepada saya, yang langsung saya tanggapi agar dia mengahadapi hal itu dengan lapang dada, yang saya teruskan dengan ucapan yang berbau klise, Ingat, kita datang kesini untuk beribadah. Dan saya gembira ketika kemarin malam Kur sudah biasa kembali. Ketika terbangun tidur sekembalinya dari masjid pagi itu, saya menemukan sebuah payung berwarna menarik di samping saya, yang rupanya berasal dari Pak Andi. Dengan demikian kami mempunyai dua buah payung, karena kemarin Kur menemukan tempat orang menjual payung dan membeli sebuah payung berwrna putih buatan Jepang seharga 5 real. Ketika Kur menemui Pak Andi untuk mengganti uangnya, Pak Andi tidak mau menerimanya. Ah, Pak Andi. Setelah selesai mandi, seperti biasa kami beriung di ruang serba guna. Pagi itu kami membicarakan usulan beberapa orang jemaah agar langganan katering dan uang dikembalikan, karena pengirimannya yang tidak tepat waktu. Kami memutuskan untuk tetap menggunakan katering, karena repot kalau harus setiap kali harus membeli makan, walaupun bagi saya dan Kur nasi boks yang dikirim siang, kecuali buah dan air kemasan tidak termakan, karena kami tidak pulang dan makan di dekat masjid. Menurut saya makanan yang dari katering itu rasanya lumayan, karena selalu ada sambal. Hanya lalapannya hampir selalu mentimun dan kol mentah, yang cenderung menghasilkan gas di dalam lambung yang memudahkan batalnya wudhuk ketika di masjid. Ketika di tegaskan oleh Pak Ketua Kafilah bahwa kita tidak bisa membatalkan perjanjian begitu saja ditengah jalan, walaupun tetap ada yang ngerundel, akhirnya langganan katering diteruskan. Ketika kembali ke masjid untuk melakukan salat dhuhur, saya langsung mencari tempat kesukaan saya di bagian belakang yang beralaskan permadani di belakang kaki pilar yang berbentuk segi empat. Dari sana dekat ke rak Al Quran dan rak sendal yang bernomor, sehingga kalau saya terpaksa ke toilet atau hendak memperbarui wudhuk saya mudah mencari sajadah yang saya tinggalkan di sana. Beristirahat sambil tidur-tiduran juga enak di sana karena kepala tidak akan dilangkah-langkahi orang. Saya hanya memperbarui wudhuk kalau wudhuk saya batal setelah buang air kecil. Kalau batal karena buang angin saya biarkan saja dulu. Malah
[RantauNet.Com] Catatan Perjalanan Haji (24) --- Menangis Menyusuri Halaman Belakang dan Samping Masjid
Kamis, 13 Maret, Subuh Salat subuh pagi itu adalah rangkaian terakhir dari Arbain yang kami mulai sejak hari Rabu siang pekan lalu, dan sekaligus merupakan kesempatan terakhir beribadah di masjid yang sangat bersejarah, anggun dan indah itu. Salat dhuhur akan kami lakukan di pemondokan, dan siang nanti kami akan berangkat ke Jedah dan lusa akan kembali ke tanah air. Ini adalah salat kami yang terakhir di Masjid Nabawi, Azan yang terakhir dan Qiraat Imam Masjid yang begitu indah dan jernih dalam menjaharkan Suratul Fatihah dan membaca surah atau ayat-ayat setelah Suratul Fatihah yang saya dengar. Dan saya berusaha untuk sepenuhnya salat dengan khusuk. Begitu Imam mengucapkan salam, saya langsung melakukan sujud syukur dengan air mata berlinang. Ya Allah, begitu besar kasih sayang dan karuniaMU. Sudah kulewati hari-hari yang berat dengan selamat dengan tangan dan kakiku yang lemah ini. Sekarang aku sudah bisa berdiri dengan tegak dan tegar. Lalu terbayang ketika saya terbaring dengan setengah putus asa sembari memegang botol berisi air Zam-Zam. Lalu pulihnya kesehatan saya dengan kecepatan yang tidak terbayangkan sebelumnya dengan hanya dengan membaca Al Quran, meminum air Zam-Zam dan sesekali menghirup inhaler manakala sesak napas saya kembali datang, sehingga saya kembali menjadi saya, dan tidak lagi saya yang bukan saya seperti yang saya rasakan sejak selesai melakukan Tawaf Ifadhah. Maha Besar EngkauYa Allah, Segala puji bagiMu. Saya masih bersujud beberapa saat dengan perasaan campur aduk antara rasya syukur, gembira dan sedih. Sedih dan duka, karena saat itu akan segera tiba.. Setelah membenahi sajadah dan perlengkapan lainnya, saya bangun dengan perasaan berat dan berjalan dengan lunglai ke arah Raudah. Begitu mendekati makam Rasullulah, air mata saya mulai tak terbendung. Ya Nabi, salaamualaika Selawat bagimu wahai Mustafa, wahai Junjungan Sembari mengeringkan air mata, saya bergabung dengan jemaah yang berdoa di Raudah sambil mendekat ke Mihrab Nabi 1], dan dengan sabar menunggu di belakang beberapa jemaah yang sedang salat di sana. Begitu mereka selesai, ada yang mengusap-usap mihrab dengan tangannya, saya langsung salat dua rakaat tepat di mihrab tempat Al Mustafa dulu menjadi imam salat, setumanninah mungkin. Selesai salam, saya kembali berdoa dan beristighfar .. Saat itu telah tiba. Dengan perasaan yang tak terlukiskan saya bergabung dengan jemaah yang bergerak pelan menuju pintu ke luar. Begitu keluar dari pintu Raudah, tangis saya tidak tertahankan lagi Saya lalu menangis tersedu-sedu, tidak tertahankan, menyusuri halaman belakang dan samping timur masjid, sembari sesekali menoleh ke arah masjid. Masjid yang sangat indah, yang dalam delapan hari delapan malam terakhir ini menjadi rumah yang sangat ramah, tempat yang sangat betah untuk beribadah, rumah yang menerima diri saya untuk merebahkan diri jikala lelah Tidak akan ada lagi saat-saat bergairah membaca kalam Allah sambil menunggu azan zuhur dan magrib, dan mencatat sudah sampai halaman berapa yang saya baca hari ini. Lewat sudah kesempatan untuk mencari tempat yang hangat kalau udara Madinah terasa begitu dingin, atau mencari tempat yang sejuk kalau hawa di luar terlalu panas untuk tidur dan tidur-tiduran. Atau terbirit-birit ke tempat wuduk, karena begitu terbangun, waktu salat sudah hampir masuk. Dan tidak sabar, karena di setiap pintu toilet ada orang yang antri. Tidak akan ada lagi hari-hari kami berdua bergandengan tangan pergi dan pulang dari masjid sembari menyeruput teh susu panas dan saling tunggu di depan toko perhiasan Medina. Atau sesekali saling melepaskan tangan dan diam-diaman. Saya terus menangis tersedu-sedu sembari sesekali menoleh ke arah masjid. Tidak akan ada lagi saudara seiman yang dengan tulus menyodorkan kain sarungnya yang putih bersih dengan kotak-kotak garis hitam tipis untuk saya jadikan bantal. Tidak ada lagi kesempatan memandang langit biru lewat kisi-kisi atap fiberglass berarsitektur tenda, dengan perasaan yang sangat bening, lega dan damai yang belum pernah saya alami sebelumnya. Tidak ada lagi panggilan azan yang begitu indah dan menggetarkan, tidak ada lagi suara imam yang yang berat dan jernih yang begitu memukau dalam menjaharkan bacaan salat dan mengikat hati dan pikiran untuk salat dengan khusuk. Saya terus menangis sembari berjalan menyusuri halaman samping timur masjid, dan baru berhasil menghentikan tangis saya setelah mendekati pintu pagar depan. Lalu menoleh sekali lagi ke arah masjid, dan menyeka air mata saya. Selamat tinggal kenangan yang tidak akan pernah terlupakan .. Selamat tinggal peristiwa-peristiwa indah yang tidak akan terulang lagi .. Saya keluar pagar, bebelok ke kanan dan kemudian berbelok kekiri, dan berjalan lunglai dan murung ke utara kota, ke arah pemondokan kami di Doha. Berjalan sendiri, dengan duka tidak terkatakan. (bersambung) Salam, Darwin 1] Ketika Nabi membangun masjidnya, mihrab, atau tempat imam
Re: [RantauNet.Com] Undangan dari Z Chaniago
Selamat Menempuh Hidup Baru buat Nakanda Z. Caniago dan Calon Anak Daro Semoga Nakanda berdua berhasil membentuk keluaga sakinah dan senantiasa dalam lindungan dan naungan kasih sayang Allah SWT. Amin Ya Rabul Alamin Wassalam, Bandaro Kayo (59) dan Keluarga Depok rudi antono wrote: Kami sekeluarga mengucapkan selamat menempuh hidup yang baru untuak sanak zahendri, semoga tercipta keluarga sakinah, mawaddah dan warahmah, Amiin. Alhamdulillah, undangan sudah kami terima siang tadi dan Insya Allah kami akan menghadiri walimah sanak Zahendri yg dari ketek sikola di tk sampai sma di maninjau samo-samo jo ambo. Ambo juo punyo usul untuak milist rantau iko, kok kedepannyo, kalau ado sanak kito nan punyo alek, andaknyo ado perwakilan nan ikuik hadir, bia tacipta ikatan kekeluargaan nan kuaik. Wassalam Rudi.Batam.29 --- [EMAIL PROTECTED] wrote: Kami ucap kan juga: selamat menempuh hidup baru dan berada dalam Lindungan dan Rahmat Nya. Dino.Myanmar.32 __ Do you Yahoo!? Yahoo! Calendar - Free online calendar with sync to Outlook(TM). http://calendar.yahoo.com RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php --- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php === RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php --- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php ===
Re: [RantauNet.Com] Catatan Perjalanan Haji
Nakanda Yon, Alah Mamak kirimkan Wassalam, Bandaro Kayo Yon Hendri Z. wrote: Mamak dunsanak ambo, Minta tolong ka Mamak atau dunsanak RantauNet, untuak mangirimkan catatan Perjalanan haji Mak Darwin Bahar yang No.1. Antah kama loh painyo ilang dalam file mbo, Yo rancak bana catatan Mak Darwin ko, ndak bara urang nan bisa mambuek catatan saroman ko jalehnyo sahinggonyo banyak bana palajaran nan bisa diambiak dari tulisan baliau ntun. Tarimokasih banyak, Wassalam, Yon H. RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php --- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php === RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php --- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php ===
Re: [RantauNet.Com] KOTO
X Koto - Tanah data Madahar wrote: Koto Baru - Tanah data Koto Baru - Baso Koto Baru - Banuhampu Kapalo Koto - Sungai Pua Ampek Koto - Agam Koto Tuo - Ampek Koto Koto Tuo - Tanah Data Koto Ilalang - Payokumbuah -Original Message- From: Devy Endry [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, April 04, 2003 2:10 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [RantauNet.Com] KOTO Koto marapak (iv Angkek) Koto tuo (Iv Angkek) - Original Message - From: FST-IAMS-Elect [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, April 04, 2003 2:04 PM Subject: KOTO ( RE: [RantauNet.Com] Nagari Padang ) Kok lah barubah isi, eloklah dirubah pulo Subjectno. Kok lai buliah mamintak, mamintak kito kpd Erwin untuak ma-compile nagari KOTO ... ko. Wass mak 'Ndaro ~ -Original Message- From: Drafles [mailto:[EMAIL PROTECTED] Koto marapak ( di Padang ) Kapalo Koto ( di Pariaman ) Tujuah Koto ( di Pariaman ) Martoni [EMAIL PROTECTED] wrote: Koto Batu ( di Lubas ) Sasudah Padang, ambo mausulkan dengan Nagari KOTO, dan arti dari koto tu apo ?, kok buliah dilewakan pulo di palantako. 1. Koto Tuo (di Padang Panjang) 2. koto baru (solok) 3. koto tangah (solok) 4. koto anau (solok) === Malas antri buat mendapatkan print-out tagihan telepon ? Klik aja http://billinfo2.plasa.com Gratis Perpanjangan dan Pendaftaran Nama Domain http://idc.plasa.com khusus di bulan Maret ! === RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 === Tanpa mengembalikan KETERANGAN PENDAFTAR ketika subscribe, anda tidak dapat posting ke Palanta RantauNet ini. Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di: http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 === RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 === Tanpa mengembalikan KETERANGAN PENDAFTAR ketika subscribe, anda tidak dapat posting ke Palanta RantauNet ini. Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di: http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 === RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 === Tanpa mengembalikan KETERANGAN PENDAFTAR ketika subscribe, anda tidak dapat posting ke Palanta RantauNet ini. Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di: http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 === RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 === Tanpa mengembalikan KETERANGAN PENDAFTAR ketika subscribe, anda tidak dapat posting ke Palanta RantauNet ini. Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di: http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 === RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 === Tanpa mengembalikan KETERANGAN PENDAFTAR ketika subscribe, anda tidak dapat posting ke Palanta RantauNet ini. Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di: http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 === RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 === Tanpa mengembalikan KETERANGAN PENDAFTAR ketika subscribe, anda tidak dapat posting ke Palanta RantauNet ini. Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di: http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 ===
[RantauNet.Com] Catatan Perjalanan Haji (2) --- Melintasi Miqat
Selasa 4 Maret Saya tertidur tidak lama setelah bus yang membawa rombongan kami dari Asrama Haji Pondok Gede 1] memasuki jalan tol Sedyatmo. Saya memang agak letih, karena setengah jam menjelang keberangkatan ke Asrama Haji sehari sebelumnya, masih berkutat dengan laptop saya untuk menyelesaikan bahan-bahan yang akan saya emailkan ke rekan-rekan saya yang mulai hari itu mengadakan rapat regional bulanan dan workshop selama sepekan di Kuta, Bali. Saya terbangun ke tika bus sudah memasuki kompleks Bandara Udara Sukarno-Hatta. dari belakang melintasi apron menuju Terminal A yang selama musim haji digunakan sebagai Terminal Haji Embarkasi Jakarta dan Jawa Barat. Bus berhenti dan menurunkan kami di pintu kedatangan, sehingga dengan hanya menaiki sebuah tangga kami sudah sampai di pintu ruang tunggu keberangkatan. Satu-satunya pemeriksaan yang kami jalani sebelum memasuki ruang tunggu hanyalah pemerikasaan barang bawaan kami, yaitu tas tangan---yang antara lain berisi pakaian ihram yang akan dikenakan jemaah di Bandara King Abdul Azis, Jedah 2]---dan tas paspor dengan peralatan Sinar X.. Pemerikasaan paspor dan pemotongan boarding pass sudah dilakukan sebelumnya di atas bus, tidak lama sesudah bus meninggalkan Asrama Haji. Sedangkan penimbangan dan pembagasian koper pakaian diurus sepenuhnya oleh Yayasan. Benda tajam yang terdeksi, termasuk gunting dan pisau lipat, langsung disuruh dikeluarkan dan ditahan. Kami memasuki ruang tunggu sekitar jam 5.30 petang, dua setengah jam menjelang keberangkatan. Sebagai seorang yang sejak 1984 sering bepergian dengan pesawat terbang karena tugas, ruang tunggu Terminal A tidak asing bagi saya, terutama ketika perusahan penerbangan Sempati milik Tommy Suharto sedang jaya-jayanya. Tetapi petang itu saya seperti berada di tempat lain. Tepat jam 8.00 malam, Boeing 747-200 Garuda yang akan membawa lebih kurang 460 jemaah Kloter 61 DKI Jakarta---termasuk kafilah kami---ke Jedah mulai bergerak, take-off dan membubung tinggi membelah angkasa malam. Sepanjang penerbangan kembali perasaan aneh sewaktu-waktu menyelimuti diri saya, seakan-akan kami sedang terbang ke suatu tempat yang tidak berada di alam nyata. Kami tiba di Bandara King Abdul Azis, Jedah jam 2 dinihari waktu setempat sesuai dengan jadwal (terdapat perbedaan waktu 4 jam antara Jakarta dan Jedah), setelah terbang selama hampir 10 jam. Pemerikasaan badan, buku kesehatan, paspor dan bagasi di sini ternyata tidak seseram informasi yang kami peroleh sebelumnya, meskipun cukup memakan waktu karena harus antri. Bahkan koperpun tidak dibuka sama sekali, sehingga kekhawatiran kami bahwa rendang dan teri belado yang ditaruh Kur di dalam koper akan ditemukan dan ditahan imigrasi Saudi---yang konon suka mengobrak abrik koper jemaah---tidak jadi kenyataan. Setelah seluruh pemeriksaan selesai kami masuk keruangan istirahat---ruangan yang sangat luas tanpa kursi dengan atap tinggi berarsitektur tenda, yang dikapling menurut negara masing-masing. Kami beristirahat di atas permadani yang diperuntukkan bagi kafilah kami sambil menunggu waktu subuh dan saat berihram. Di sini kami mendapat makanan dalam boks, air kemasan dan buah dari Panitia Haji Indonesia. Sebenarnya Bandara King Abdul Azis bukan tempat ideal untuk berihram, karena memang tidak didesain untuk keperluan itu. Kamar mandi merangkap WC tempat kami mengganti seragam kami dengan pakaian ihram 3], kurang penerangan dan kurang bersih. Karena sudah melakukan mandi sunat ihram ketika masih berada di Asrama Haji Pondok Gede, sebagian besar jemaah, termasuk saya, hanya berwuduk untuk salat subuh dan salat sunat ihram. Selesai salat sunat ihram kami dikumpulkan untuk melafazkan niat ihram dipimpin oleh ustazd pembimbing. Sekalipun selama bimbingan manasik sang ustazd menekankan untuk melafazkan niat yang singkat saja: Labaikallahuma umratan, tetapi mungkin karena grogi menyaksikan kafilah lain melafazkan niat yang panjang, ikut-ikutan melafazkan niat yang panjang yang tidak pernah saya hapal, sehingga giliran saya yang grogi. Walhasil suasana di miqat terasa cair. Hal ini mungkin juga disebabkan sebelumnya saya terlalu hanyut kepada romantisme pemaknaan intelektual Iran Ali Syariati terhadap miqat: Di Miqat apapun ras dan sukumu, lepaskankanlah semua pakaian yang engkau kenakan sehari-hari sebagai serigala (yang melambangkan kekejaman dan penindasan), tikus (yang melambangkan kelicikan), anjing (yang melambangkan tipu daya), atau domba (yang melambangkan penghambaan) dan di bagian lain dilanjutkannya Di Miqat ia mengalami kematian dan kebangkitannya kembali. Sementara ustadz kami hanya mengulangi hal-hal yang tidak boleh dilakukan selama berihram. Tidak lama kemudian kami menuju pintu keluar untuk menaiki bus-bus yang dikirim maktab, yang akan membawa kami ke kota suci Makkah al Mukarramah. Saat itu matahari sudah mulai naik. (bersambung) Salam, Darwin 1] Seluruh jemaah haji biasa diharuskankan menjalani karantina selama lebih kurang 24 jam di
[RantauNet.Com] Catatan Perjalanan Haji (1) --- Setelah Perasaan Letih Hilang .
Barang siapa berhaji dan tidak mengerjakan jima *] dan tidak berbuat fasiq, maka diampunilah dosanya sebagaimana ia baru lahir dari kandungan ibunya, Hadist Nabi SAW. Saya tiba kembali di tanah air hari Minggu pagi 16 Maret, setelah berada di Tanah Suci selama 40 hari. Setiba di rumah rasa penat, letih dan lelah yang mulai saya rasakan ketika kami beristirahat di Asrama Embarkasi Haji Indonesia di Jeddah sehari sebelum kepulangan ke tanah air, semakin tak tertahankan, apalagi sebagian besar dari 40 hari keberadaan saya di Tanah Suci saya jalani dalam keadaan sakit.. Karena itu kecuali waktu makan dan salat, sepanjang hari Minggu itu kerjaan saya hanya tidur. Tamu yang datang tidak henti-hentinya, hanya ditemui oleh isteri saya Kur, yang selama di Tanah Suci selalu sehat, walaupun cukup capek karena selain melakukan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan ibadah dan sunah haji---dan sempat pula menkhatamkan quran--- juga harus mengurusi dan merawat saya yang sakit. Bahkan Kur yang menurut anak-anak perempuan kami lebih cantik sepulangnya dari Tanah Suci, terlihat agak sedikit gemuk karena selama di sana selera makannya selalu baik. Ketika bangun keesokan harinya, perasaan letih yang saya bawa dari tanah suci sudah mulai sirna.Tetapi begitu perasaan letih hilang, kerinduan kepada tanah haram mulai terasa. Tidak saja hal-hal yang yang sangat mengesankan, seperti saat-saat berada di Arafah, beribadah di Masjidil Haram, dan melaksanakan arbain di Masjid Nabawi di Madinah, atau hal-hal yang sepele seperti saat-saat kami berdua berangkat dan pulang dari Masjid Nabawi sambil berpegangan tangan---sesekali sembari diam-diaman, nikmatnya satu pot kecil teh susu panas seharga satu real sepulang dari salat subuh dan salat isya dan menyeruputnya sambil berjalan, tetapi juga kegiatan-kegiatn peribadatan dan berbagai peristiwa yang ketika dijalani dan dihadapi terasa berat, sekarang terasa indah belaka. Dan kerinduan itu semakin lama semakin mengental. Tanpa terasa, air mata saya jatuh berlinang membasahi pipi. Perasaan rindu itu tidak hilang, bahkan setelah saya disibuki oleh tugas-tugas kantor, setelah kembali masuk kerja pada tanggal 19 Maret. Kur bahkan sampai saat ini kalau terjaga tengah malam, sering heran melihat saya tidur di sampingnya, atau kok tempat tidurnya lain, karena merasa masih berada di maktab kami di Madinah. (Setelah Kur menghubungi, beberapa teman sesama jemaah, ternyata mereka juga mengalami hal yang sama) Sekarang baru saya mengerti, walaupun ibadah haji secara fisik cukup berat, bahkan kadang-kadang menderita sakit seperti yang saya alami, memerlukan biaya yang tidak kecil serta harus meninggalkan keluarga dalam waktu yang cukup lama, bagi kebanyakan orang, berhaji satu kali seumur hidup, seperti yang disyariatkan agama**], dianggap tidak cukup. Seorang rekan saya yang sudah berhaji dua kali, masing-masing dalam tahun 1991 dan 1998, sudah berancang-ancang untuk berhaji lagi. Ibadah haji memang merupakan ibadah masal, malah sangat kolosal dalam jumlah. yang dalam musim haji 1403 H ini diperkirakan mencapai 2,5 juta orang. Tetapi seperti pada ibadah lainnya, pada ibadah haji hubungan antara seorang hamba dengan Khaliqnya sangat personal. Malahan dalam ibadah Haji, hubungan itu sangat intensif. Ganjaran terhadap niat, ucapan dan perbuatan baik atau buruk sering segera dapat terlihat. Begitu pula kadang-kadang rapor seorang hamba, diperlihatkanNya dengan cara-cara tak terduga. Karena itu para jemaah sering mengalami hal-hal unik yang sering tidak dapat dijelaskan oleh akal. Pada tulisan berikutnya saya akan menulis beberapa pengalaman saya di Tanah Suci---temasuk yang agak unik-unik---secara lebih rinci yang saya peruntukkan bagi para sanak di palanta yang berminat. Bagi yang tidak berminat atau tidak menyukai tulisan-tulisan semacam ini, sebelumnya saya mohon maaf kalau postingan saya hanya memenuhi mailbox serta membuang-buang pulsa Anda. Salam, Darwin *] Melakukan hubungan suami-isteri pada waktu-waktu terlarang, yaitu pada saat berihram untuk umrah haji dan dari sejak saat berihram haji pada hari tarwiyah sampai bertahallul qubra. Bagi jemaah yang melaksanakan haji tamattu, jumlahnya tidak lebih dari tujuh hari. **] Rasulullah sendiri hanya berhaji sekali seumur hidupnya, yaitu tidak lama sebelum beliau wafat pada Tahun Kesepuluh Hijriah. Karena itu haji beliau itu juga disebut Haji Wada. RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 === Tanpa mengembalikan KETERANGAN PENDAFTAR ketika subscribe, anda tidak dapat posting ke Palanta RantauNet ini. Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di: http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 ===
[RantauNet.Com] Invasi AS ke Irak: Seruan Aa Gym untuk Bangsa Indonesia
Invasi AS ke Irak telah menguras tenaga dan pikiran Bangsa Indonesia. Tenaga dan pikiran itu harus memberi dampak positif bagi bangsa Indonesia dengan cara memanfaatkan momen invasi AS untuk memperbaiki diri. - Bangun kesadaran betapa bahayanya tindak kekerasan, sehingga masyarakat mempunyai visi yang sama untuk menghindari kekerasan di negeri kita. Inilah momen untuk menyadari perlunya membangun negara tanpa anarkis. - Bangun sense of crisis di kalangan masyarakat. Invasi AS ke Irak akan berdampak terjadinya krisis ekonomi lanjutan. Kita harus siap-siap menghadapinya. Untuk itu, kita perlu berperilaku positif: mandiri. Gunakan produk sendiri, berhemat dan tak menggunakan barang mewah. - Bangun persatuan dengan isu kemanusiaan. Selama ini kita tak mempunyai isu bersama untuk menggalang kebersamaan. - Bangkitkan harga diri bangsa dengan inisiatif mengadakan diplomasi ofensif di tingkat internasional. Dengan demikian diharapkan keberadaan bangsa kita yang sekarang ini minder bisa bangkit lagi untuk bisa lebih percaya diri. - Pemerintah perlu melakukan sosialisasi upaya-upaya ini. Dengan demikian upaya kita mendukung perjuangan Irak tak hanya bermanfaat bagi bangsa Irak, tetapi juga bermanfaat bagi bangsa Indonesia sendiri. - Tentang sweeping, saya percaya tak mungkin orang Islam yang memehami Islam secara baik berbuat zalim kepada orang lain, hanya karena warna kulit, etnis, agama. Islam adalah agama yang sangat menjunjung keadilan, bahkan terhadap musuh sekalipun. Jadi saya percaya tak akan terjadi sweeping. - Tentang pengiriman mujahid, saya sangat menghormati dan menghargai inisiatif itu, untuk amar maruf nahi mungkar. Mungkin untuk merealisasikan pemberangkatannya ke Irak akan mengalami banyak kendala dan berbagai hal yang mungkin juga sudah dipertimbangkan dengan bijak oleh saudara-suadara kita yang akan mengirimkan mujahid itu. (Dikutip dari Republika, Rabu, 26 Maret 2003) RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 === Tanpa mengembalikan KETERANGAN PENDAFTAR ketika subscribe, anda tidak dapat posting ke Palanta RantauNet ini. Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di: http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 ===
[RantauNet.Com] Mohon Bantuan Angku Miko
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Angku Miko, Ambo minta bantuan untuk manyetop pengiriman RantauNet Daily Digest Email melalui List Server, dek karano Ambo mangakses Rantau.Net langsung di Web, dan ambo indak ka mambukak-bukak internet lebih kurang 45 hari. Jadi kok ambo taruih dikirimi Daily Digest, ambo khawatir mailbox ambo bisa luber beko Terima kasih jo salam, Bandaro Kayo RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 === Tanpa mengembalikan KETERANGAN PENDAFTAR ketika subscribe, anda tidak dapat posting ke Palanta RantauNet ini. Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di: http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 ===
[RantauNet.Com] Di Ufuk Ada Fajar (Indonesia Tidak Akan Menyerah) 1/2
Indonesia, my country right or wrong. If it is Wrong, make it Right. If it is Right, keep it Right (Value atau motto Milis Apa Kabar yang ditulis oleh Mas Dharmawan Ronodipuro). Waktu adalah seperti anak panah yang meluncur dengan kecepatan dan ketinggian konstan, menyusur langit, laut, gunung dan pepohonon; pagi, siang dan malam, dan membawa purnama Ramadhan bergulir ke titik nadir. Ini adalah Ramadhan yang berat bagi kapal besar yang bernama Indonesia yang bocor di sana sini dan diterpa oleh parahara laut yang ganas, dengan piston megap-megap---karena bahan bakar yang banyak dijarah di sana sini oleh para pencoleng---memukul-mukul ruang pembakaran guna menghasilkan energi yang diperlukan untuk memutar baling-baling guna mendorong kapal besar ini menuju pulau harapan. Ledakan bom yang dilakukan para angkara murka 12 Oktober 02 di Legian, tidak saja meninggalkan luka kemanusiaan yang dalam, tetapi juga menimbulkan kerusakan di ruang mesin dan meninggalkan lubang yang menganga di lambung kapal, sehingga menyebabkan kapal Indonesia semakin terseok-seok dan limbung. Indonesia belum menyerah! pekik Majalah Tempo dalam edisinya memperingati Hari Pahlawan 10 November yang lalu. Indonesia belum menyerah, kapal besar, yang bocor di sana sini, kapal besar yang sedang oleng diterpa prahara laut yang ganas memang belum menyerah. Tetapi apakah memang ada pilihan selain dari tidak menyerah? Ledakan bom yang dilakukan para angkara murka Tanggal 12 Oktober 02 di Legian, memang telah meninggalkan luka kemanusiaan yang dalam kepada bangsa ini, dan menyebakan kapal Indonesia semakin limbung. Tetapi luka kemanusiaan di republik tercinta ini jelas tidak hanya Legian. Di Papua, Maluku, Poso dan---terutama---di Aceh, luka tersebut masih menganga dan berdarah-darah. (Menurut data yang dikumpulkan LBH Banda Aceh seperti yang dikutip Kompas beberapa waktu yang, konflik bersenjata di NAD dalam satu tahun terakhir ini telah menelan korban sebanyak 4.385 orang warga sipil. Dari jumlah itu, 1.228 orang di antaranya meninggal dunia, 1.854 orang mengalami penyiksaan, 330 orang penghilangan secara paksa, dan 973 orang penangkapan dan penahanan sewenang-wenang. Dan manusia yang 4.385 jiwa tersebut jelas tidak hanya sekedar angka! Mereka itu manusia Indonesia seperti kita, tidak lebih dan tidak kurang. Mereka itu manusia-manusia yang tidak berbeda dengan manusia-manusia yang kehidupannya tercerabut secara paksa di WTC New York oleh para angkara murka dalam tragedi 11 September tahun lalu. Mereka manusia- manusia yang yang tidak berbeda dengan dengan manusia-manusia yang kehidupannya tercerabut secara paksa oleh para angkara murka dalam tragedi 12 Oktober lalu di Legian, Bali, tidak lebih dan tidak kurang) Setiap saya mengakses Web Milis Apa Kabar, mata saya selalu tertumbuk kepada values atau motto yang ditulis Mas Dharmawan Ronodipuro yang saya kutip di atas: Indonesia, my country right or wrong. If it is Wrong, make it Right. If it is Right, keep it Right . Sebuah motto sederhana, tetapi kuat makna, dan merupakan sesuatu yang niscaya, kalau kita ingin kapal besar yang bernama Indonesia ini tidak hanya sukses bertahan untuk tidak menyerah terhadap gempuran prahara, tetapi juga bisa melaju dengan kecepatan penuh menuju pulau harapan. Persoalannya, sejauh mana kita---termasuk beliau-beliau yang berada di anjungan Kapal Indonesia yang bocor di sana sini, kapal besar yang sedang limbung diterpa prahara---paham, ingin dan mampu menerjemahkan ungkapan yang sederhana, tetapi kuat makna, dan merupakan sesuatu yang niscaya itu dalam keseharian kita. Faisal Basri, pakar dan pengamat ekonomi yang dikenal berintegritas tinggi, berteriak-berteriak tiap Senin di Harian Kompas mengenai berbagai salah urus di Republik tercinta ini. Tetapi Bung Faisal seperti berteriak di tengah Gurun Sahara! Revrisond Baswir, pakar dan pengamat ekonomi lain yang juga dikenal berintegritas tinggi, bahkan mendatangi dan berteriak-teriak di sejumlah milis. Tetapi Bung Sony juga seperti berteriak di tengah Gurun Sahara! Padahal kita tahu tidak ada pilihan bagi Indonesia selain dari tidak menyerah Padahal kita tahu waktu adalah seperti anak panah yang meluncur dengan kecepatan dan ketinggian konstan. Padahal kita tahu---di atas segala-galanya---sejarah membuktikan bahwa waktu tidak pernah mengenal kata maaf. Sia-sia hutang tumbuh, cabar-cabar negeri (k)alah. Mudah-mudahan duga-dugaan saya di atas salah Ya, apalah awak ini. Salam, Darwin RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 === Tanpa mengembalikan KETERANGAN PENDAFTAR ketika subscribe, anda tidak dapat posting ke Palanta RantauNet ini. Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di: http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 ===
[RantauNet.Com] Di Ufuk Ada Fajar (Indonesia Tidak Akan Menyerah) 2/2
Dari pengamatan saya, di tengah prahara yang sedang menerpa bangsa ini, suasana Ramadhan di Jakarta tahun ini terlihat lebih khusuk dari pada tahun sebelumnya. Ummat juga tampak lebih percaya diri dalam mengekspresikan kesilamannya. Kondisi ini juga dibantu oleh tayangan televisi dan media masa lainnya yang terasa lebih Islami. Dan tentu tidak kecil pula peranan daI kondang Aa Gym, yang selama Ramadhan dengan tulus dan tidak kenal lelah bersafari dari suatu kota ke kota lain, dari sebuah setasiun TV ke setasiun TV lain, dari satu pemancar radio satu ke pemancar radio lain, yang menjadikan ceramah-ceramahnya menjadi kurang greget kata isteri saya yang merupakan seorang pengagum berat. Tetapi kurang greget atau bukan, kemampuan daI kondang ini untuk menyedot pengunjung tetap sangat fenomenal. Misalnya sebuah acara di Banjarmasin pada pertengahan Ramadhan yang mampu menyedot 100.000 pengunjung benar-benar ruar biasa! (Tentu apareasiasi juga sangat pantas diberikan kepada ratusan bahkan ribuan pembawa pesan-pesan Ramadhan lainnya yang mencerahkan, termasuk Ustadz Dr. H. Miftah Faridl yang dengan singkat, padat dan memukau selalu dapat mengambarkan keindahan, kekuatan, keluasan dan keluwesan ajaran Islam dalam acara renungan sahurnya setiap menjelang subuh di ANTV) Tetapi apakah artinya semua ini, khususnya apabila dikaitkan dengan sumbangan puasa Ramadhan yang baru saja dijalani oleh ummat yang merupakan bagian terbesar dari kapal besar yang bernama Indonesia ini yang sedang limbung diterpa prahara? Hal ini akan lebih jelas dengan melihat, kekuatan yang melandasi kesediaan atau---syukur-syukur---keiihlasan dalam beribadah---khususnya bagi orang-orang yang beribadah karena Allah---yaitu kepercayaan kepada adanya kehidupan sesudah mati. Kepercayaan bahwa seseorang jika berbuat kebajikan pasti akan mendapat balasan kebaikan, kalau tidak di dunia, ya di kehidupan yang lain. Kepercayaan bahwa seseorang jika berbuat kejahatan pasti suatu saat akan mendapat balasan setimpal. Di dunia seseorang yang menilep dana BLBI, dana non-budjeter Bulog dan hibah-hibah haram, dengan menggunakan kekuatan harta, kekuasaan dan trik-trik licik lainnya, bisa saja berlindung dari jeratan hukum negara. Tetapi tidak---seperti sebuah lirik lagu yang dinyanyikan oleh Chrisye--- pada saat mulut tak mampu bicara. Kepercayaan dan harapan, yang membuat seseorang hidup dan bertahan. (Jangan lah kamu putus asa menunggu datang rakhmat Tuhanmu; Al Quran) Tetapi apakah sikap---yang dalam bahasa agama disebut sebagai tawakal---bukan sebuah eakapisme yang bermuara pada sikap fatalistik? Mungkin, terutama bila Anda belum pernah membaca Hadis di bawah ini. Seorang Arab gunung menemui Rasulullah SAW dengan mengendarai onta. Ketika Nabi bertanya kenapa orang itu melepas saja ontanya, orang itu menjawab: Saya bertawakal ya Rasulullah, yang langsung dijawab oleh Nabi: Ikat dulu ontamu, baru bertawakal! Tentu sumbangan ibadah Ramadhan yang baru saja dijalani ummat terhadap eksistensi Republik tercinta ini tidak cukup hanya menghasilkan sikap tawakal saja. Tetapi dalam perspektif saat-saat yang fitri ini, itu saja sementara sudah cukup, khususnya bila ibadah puasa Ramadhan mempunyai dampak kepada peralaku seorang selama 11 bulan ke depan. Tetapi paling tidak, bagi orang-orang yang berpuasa karena Allah, setiap melihat di ufuk ada fajar, selalu ada harapan, yang membuat dia tidak pernah menyerah. Dan waktu adalah seperti anak panah yang meluncur dengan kecepatan dan ketinggian konstan, menyusur langit, laut, gunung dan pepohonon; pagi, siang dan malam, dan membawa purnama Ramadhan bergulir ke titik nadir. Lalu di ufuk lalu ada fajar, di ufuk ada harapan Allah Maha Besar, segala puji bagiMu Allah Maha Besar Selamat Iedul fitri, Maaf Lahir dan Bathin Semoga kita termasuk orang-orang yang kembali dengan kemenangan, dalam peri hedupan yang lebih baik dan bermartabat. Dan Indonesia tidak akan pernah menyerah! Tidak akan pernah! Wabillahi Taufiq wal Hidayah Wassalam, Darwin (Si Padang sengkek yang suka resek) RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 === Tanpa mengembalikan KETERANGAN PENDAFTAR ketika subscribe, anda tidak dapat posting ke Palanta RantauNet ini. Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di: http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 ===
Re: [RantauNet.Com] [indonesia_damai] Ulil Abshar Dinilai Hina Islam
--- In [EMAIL PROTECTED], Indra Piliang [EMAIL PROTECTED] wrote: Godot yang ditunggu datang juga. Tali dan pelana kuda mesti diperbaiki letaknya. Mas Ulil saya kira tak akan sendirian, menghadapi fatwa ini Dari dua posting saya sebelum ini mengenai JIL dan Ulil saya jelas tidak setuju dengan beberapa pemikiran JIL/Ulil. Dan upaya-upaya untuk memggahi nash saya anggap seperti tikus comberan yang hendak mengencingi matahari. Tetapi dalam salah satu posting saya tersebut saya kemukakan: Sekalipun demikian saya berharap, bagi yang tidak setuju dengan Ulil hendaknya menyanggah pendapatnya saja dan tidak melakukan pembunuhan karakter, misalnya dengan menuduh Ulil atau Jaringan Islam Liberal (JIL) sebagai bagian dari konspirasi yang bertujuan untuk merusak Islam dengan sokongan dana dari Asian Foundation, terlepas dari kenyataan bahwa logo Asian Foundation dulu (entah sekarang) memang tampil pada homepage JIL Tetapi ini tidak berbicara pembunuhan karakter, tetapi upaya untuk pembunuhan benaran! Astagfirullahaladzim! Saya sependapat dengan Indra Piliang, bahwa Ulil tidak sendirian dalam menghadapi ini. Bahkan ini tidak hanya sekadar untuk enyelamatkan nalar publik bahwa berpikir adalah hak yang melekat pada setiap individu warga negara, tetapi juga menyelamtkan wajah Islam yang sejatinya damai dan membawa pencerahan dari orang-orang Islam---yang maaf---menaruh otak mereka di pantat! Saya belum lama ini terlibat diskusi yang keras dengan Jusfiq Hadjar di Prol. Sering sakit hati saya kalau Jusfiq mengatakan ajaran Islam sebagai buas dan biadab. Tetapi sejujurnya perangai orang-orang yang menamakan dirinya sebagai Ulama dan Umat Islam Jabar, Jateng dan Jatim seperti membenarkan apa yang dikatakan Jusfiq tersebut. Saya juga heran keterlibatan Muhammadyah dalam kegiatan-kegiatan seperti ini. Padahal Ketua Umum PP Muhammadyah Syafii Maarif baru saja dengan tegas dalam wawancara dengan MBM Tempo mengatakan bahwa Radikalisme Agama Adalah Bunuh Diri (dan kita tahu bahwa Syafii Maarif tidak hanya berkata, dirinya dan Muhammadyiah selelu berada di barisan terdepan bersama a.l. dengan PB NU dalam mengatakan tidak terhadap radikalisme Islam) Tetapi pernyataan Ulama dan Umat Islam Jabar, Jateng dan Jatim tidak hanya radikal, tetapi radikal bin tolol! Dan teori konspirasi adalah teori yang paling bagus untuk menipu diri sendiri. Saya jelas tidak setuju---dan tidak pernah akan setuju dengan dengan beberapa pemikiran JIL/Ulil. Tetapi---walaupun apalah awak ini---saya termasuk orang yang berada di samping Ulil dalam menghadapi fatwa tolol dari apa yang menamakan dirinya Ulama dan Umat Islam Jabar, Jateng dan Jatim, justru karena keyakinan saya yang tidak akan pernah tergoyahkan, bahwa Islam adalah rahmatan lil alamin, dan junjungan kaum muslimin, adalah seorang strateg yang yang sangat jenius yang lebih banyak menaklukkan musuh-musuh beliau dengan akal budi dan kasih sayang ketimbang dengan pedang! Wassalam, Darwin - Original Message - From: asep To: [EMAIL PROTECTED] Cc: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, December 02, 2002 1:55 AM Subject: [komunitasbambu] Ulil Abshar Dinilai Hina Islam Ulil Abshar Dinilai Hina Islam Reporter : M. Munab Islah Ahyani detikcom - Bandung, Tulisan kolumnis dan aktivis Ulil Abshar Abdalla di salah satu media nasional bertajuk Menyegarkan Kembali Pemahaman Islam dinilai telah menghina Allah, Islam dan Nabi Muhammad SAW. Sesuai syariat Islam, oknum yang menghina dan memutarbalikkan diancam dengan hukuman mati. Demikian salah satu butir pernyataan Ulama dan Umat Islam Jabar, Jateng dan Jatim yang disampaikan kepada pers di Bandung, Senin (2/12/2002) sore. Dalam forum itu, bergabung berbagai unsur ormas, partai dan organisasi Islam seperti Persis, Muhammadiyah, Partai Keadilan, Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI), dan pimpinan sejumlah pondok pesantren di Jabar, Jateng dan Jatim. Dalam penjelasan kepada pers itu, hadir Ketua Umum FUUI KH Athian Ali M Da'i, Ketua PPP Reformasi Jabar H Rizal Fadillah SH, pengamat politik Herman Ibrahim dan sejumlah pimpinan ponpes. Menurut Athian Ali, persoalan Ulil Abshar itu sebetulnya adalah satu hal kecil. Persoalan utamanya, ada kesan kuat bahwa terjadi semacam jaringan dan konspirasi untuk menyudutkan umat Islam. Karena itu, hal ini harus segera diselidiki. Soal hukuman mati bagi yang menghina Islam, karena memang syariatnya menggariskan demikian, tegasnya. Artikel yang dituliskan Ulil, dinilainya memang betul-betul menghina umat Islam. Athian mengutip bahwa Ulil menuliskan, Upaya menegakkan syariat Islam, bagi saya, adalah wujud ketidakberdayaan umat Islam dalam menghadapi masalah yang mengimpit mereka dan menyelesaikannya secara rasional. Umat Islam menganggap, semua masalah akan selesai dengan sendirinya manakala syariat Islam, dalam penafsirannya yang kolot dan dogmatis, diterapkan di muka bumi. Sementara itu, Rizal Fadillah menegaskan bahwa
Semoga Rarach Tidak Pergi....Re: [RantauNet.Com] pemudik, Pamer Kekayaan di Kampung Halaman
--- In [EMAIL PROTECTED], rarachm [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya pikir teguran Angku Bandaro kepada Rarach adalah teguran sayang. Saya pikir tulisan-tulisan Rarach yang tajam (Apa ada orang Minang yang lidahnya tidak tajam sih) mengandung pesan-pesan yang seharusnya kita terima dengan lapang dada, untuk kebaikan bersama. Saya pikir Rarach berbicara mengenai prioritas, lebih penting mana saat ini---misalnya---mebangun rumah ibadah atau meletakkan dasar-dasar untuk mebangun kembali industri otak di tanah kelahiran tercinta. Saya kebetulan dalam tahun ini sering pulang kampung karena tugas, terakhir sepekan sebalum puasa. Sejujurnya, bukan karena merasa pandai atau arif bijaksana, dan tidak pula hendak menepuk air di dulang, setiap pulang sesak dada saya membacar berita koran-koran terbitan Sumbar. Misalnya berita bahwa sekitra 70% calon pengantin di Limapuluh Koto tidak bisa membaca Al Quran Sesak dada saya, khawatir kampung tercinta akan semakin tertinggal dengan daerah tetangga, karena kampung kita bukanlah daerah yang kaya SDA seperti Riau, sementara tidak terlihat terobosan-terobosan yang berarti untuk memenafaatkan potensi yang ada secara optimal. Saya pikir teguran Angku Bandaro kepada Rarach adalah teguran sayang Karena itu saya sangat berharap agar Rarach tidak pergi Wassalam, Bandaro Kayo Yahhh, om ronal emang hebat kalau soal ber-empati. That's exactly what I mean with 'pembangunan masjid'. Saya tidak menulis garah, I mean it. Dan saya putuskan bahwa ini (Insya Allah), postingan terakhir saya di Rantau-Net. Saya melihat bahwa guardian saya juga udah ngomel- ngomel. Mendingan Cao aja dari pada diusir.:) Semoga kebaikan selalu melingkupi kita semua. ~rarach da dagg... eh, ntar saya cari bukunya. komentnya ntar saya japri ajah... --- In [EMAIL PROTECTED], Ronal Chandra [EMAIL PROTECTED] wrote: yang pulang kampuang buek musajik adalah gadang dosonyo, karena mementingkan akhirat daripada dunia. yang kini dibutuhkan urang kampuang adalah sual dunia. [RN]Rach dijawek yo :-), Dulu rach wakatu baguru ditasik, iyo lai tadanga stek bahwa membangun musajik dalam islam itu indak bisa semaunyo dan ado beberapo persyaratan sarupo : 1. Musajik pertamo haruih panuah dahulu sabalun dibangun musajik ka duo. Tapi kini susah rach nilai2 dari kesucian musajik itu alah hilang, dan banyak urang menjadikan musajik sebagai hadiah. Dek koq ado urang gaeknyo maninggal dan koq mampu keluarganyo dibangun musajik ciek sarato berlindung dalam sudut pandang berinfaq, samo seperti ambo tagalak mambaco statement mamak Basri Hasan nan mengatokan indak ado nan pasti dalam islamdengan contoh penetapan hari rayo Id. Menuruik ambo itu cuma masalah pemahaman dan bagi ambo Mamak Basri Hasan lumayan dangkal pemahaman islamnyo jadi yo biaso sajo mensikapinya :-). 2. urang nan lebih punya hak dan keharusan membangun musajik adolah urang nan berado disekitar musajik. Islam tidak pernah mengajarkan untuk membangun mesjid layaknya istana, karena kata allah seluruh bumi allah itu Mesjid. Islam tidak pernah menyusahkan hambanya maka dari itu tidak paralu mambao kotak amal masjid solok ke pariaman :-) == yang menaikkan haji urang nan indak mampu, juga gadang dosonyo, karena mewajibkan yang sunat dan melakukan kemubaziran. [RN]Rach kalou sempat cari bukunya ali ghorisah wajah dunia islam kontemporer tapi setahuku buku itu sempat dibredel jaman suharto cuma karena indonesia dijadikan analisa pemikirannya. Nah baca dari sana insya allah bisa buat nunggu bedug :-)\ === (bener nggak sih? ini pelajaran dari om ron alun salasai alah baranti...) ~rarach ~ronal RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 === Tanpa mengembalikan KETERANGAN PENDAFTAR ketika subscribe, anda tidak dapat posting ke Palanta RantauNet ini. Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di: http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 === RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 === Tanpa mengembalikan KETERANGAN PENDAFTAR ketika subscribe, anda tidak dapat posting ke Palanta RantauNet ini. Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di: http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 ===
Fwd: Yang Logis Itu Belum Tentu Benar--Re: [RantauNet.Com] U.A. ABDALLA: Lagi, Kesesatan Dikemas Ilmiah
--- In [EMAIL PROTECTED], AWAM [EMAIL PROTECTED] wrote: Hehe1001X. Kalo menurut saya sih, kalo kita gak mampu menjalankan suatu perintah atau gak mampu menghindar larangan sih mending AKUI aja (walau di dalam hati). Tidak perlu belok2, berkelit, nyari2 pembenaran atau bikin penafsiran seenak jidat. Lama2 ZINA bisa jadi HALAL lagi :) Saya sangat setuju pendapat ini. Untuk memahami ajaran agama kita jelas memerlukan akal dan perbandingan-perbandingan melalui pengalaman, baik pengalaman diri sendiri maupun pengalaman orang lain. Tetapi kita harus sadar bahwa akal dan persepsi yang kita serap dari pengalaman-pengalaman tersebut memiliki berbagai keterbatasan. Memahami suruhan dan larangan agama hendaknya dilakukan dalam perspektif seperti ini. Kalau ada perintah agama yang kita pikir tidak sesuai dengan akal atau kita tidak sanggup untuk melakukannya tidak mesti ditafsirkan sebagai salah. Kalau ada perintah agama yang kita tidak atau belum mampu untuk melakukan kita jujur saja dan minta ampun kepadaNya. Dalam perspektif agama masalah pokok bukan apakah seseorang berbuat salah (melanggar kaidah-kaidah moral dan agama) atau bukan, tetapi pada kemampuan seseorang itu untuk cepat menyadari kesalahan-kesalahan yang dilkukannya lalu bertaubat: menyesali keslahannya, minta ampunan, berjanji untuk tidak akakan mengulangi kesalahan dan bebuat baik untuk menghapus kesalahan-kesalahan. Sangat banyak ayat-ayat Kitab Suci Al Quran yang dialkhiri dengan kata-kata: Sesungguhnya Allah itu Maha Pengampun dan Maha Penyayang (Kalau kesalahan kepada manusia lain tentu lain cerita. Tangan mencencang bahu memikul). Bagi pemeluk Islam yang mendekati agama dengan kerendahan hati, agama itu mudah dan sederhana, termasuk pelaksanaan salat lima waktu. Karena salat yang dilakukan dengan khusuk dan tartil akan membawa ketentraman batin dan kejernihan pikiran. Bagi seorang muslim yang beragama dengan kerendahan hati, salat dan ibadah-ibadah lainnya, tidak terasa sebagai kewajiban, tetapi kebutuhan. Islam itu sesungguhnya mudah. Saya pikir salah satu keberhasilan dakwah Aa Gym---yang sangat fenomenal itu---ialah keberhasilan beliau mengambarkan betapa sederhana dan mudahnya beragama, tanpa meningalkan sikap tegas dalam apa yang beliau anggap prinsip dalam agama, misalnya cara muslimah dalam berpakaian. Islam itu sesungguhnya mudah dan indah, tetapi jangan dipermudah-mudah. (Apalagi isu-isu yang dibahas Aa Gym umumnya isu-isu utama yang dihadapi Bangsa Indonesia dewasa ini: rendahnya moral keagamaan dan rasa kebangsaan di sementara kalangan ummat dan pejabat, sehinga korupsi, kebohongan publik, pengkhianatan terhadap kepentingan rakyat dan bangsa, pelecehan kepada yang lemah, cara berbusana yang kurang senonoh dan komersialisasi tubuh perempuan dilakukan seperti tanpa beban) Demikian pula cara Almarhum Buya Hamka berdakwah pada zamannya. Ulama besar yang dikenal berhasil mendekatkan masyarakat Kebayoran Baru, yang ketika itu merupakan kawasan elit di Jakarta di samping kawasan Menteng, kepada Islam. Tidak jarang beliau menerima dengan lapang dada para muslimah yang menemui beliau sehabis bermain dan masih memakai kostum tennis, dan tidak langsung menegur mereka-meraka yang baru senang-senangnya salat melakukannya dengan kuku-kuku tangan dan kaki yang masih bersaput kuteks. Kalau kemudian mereka menemui Buya dengan pakaian yang lebih pantas atau membersihkan kuteks sebelum berwuduk lebih karena kesadaran mereka sendiri. Demikian pula cara beliau mengisi kuliah subuh yang disiarkan oleh Siaran Nusantara RRI Jakarta ketika itu. Dengan suara yang serak-serak basah, dengan lembut beliau menjampaikan pesan-pesan keagaaman dan menjawab pertanyaan dari para pendengar termasuk para pendengar dari semenanjung Malaya dan Singapura yang terjangkau oleh siaran RRI. Tentulah tidak kebetulan kalau Aa Gym pernah secara terbuka mengemukakan rasa hormat dan kekagumannya kepada Almarhum Buya Hamka. Kembali kepada pokok persoalan, secara prinsip saya sependapat dengan para netters yang menganggap bahwa tulisan Ulil sangat bagus dan logis. Tetapi dengan segala kerendahan hati, pokok-pokok pikiran revolusioner, dalam tanda petik, yang dalam hal tertentu punya kesamaan dengan paham mutazilah bukan sesuatu yang baru dalam khasanah pemikiran Islam. Malah suatu ketika paham ini pernah didukung oleh kekuasan Sultan Mutasyim dan Penggantinya Watsiq yang hendak memaksakan pendapat bahwa Al Quran adalah makhluk, sampai banyak ulama yang berpegang teguh pada Al Quran dan Sunnah bertekuk lutut dan tiarap satu persatu, kecuali Imam Ahmad bin Hanbal---salah satu dari 4 imam mahzab besar dalam Islam---walaupun beliau sempat mendapat siksaan fisik bahkan kemudian diusir dari kerajaan. Secara prinsip saya sependapat dengan para netters yang menganggap bahwa tulisan Ulil sangat bagus dan logis, tetapi Yang logis itu belum tentu benar kata hakim kepada pembela yang kemudian terdiam dan terpana dan mengakhiri diskusi di antara
[RantauNet.Com] Hari ini Ramadhan Hari Kesebelas
Hari ini Ramadhan hari kesebelas. Hujan yang mengguyur Jakarta dan sekitarnya baru saja usai. Perpohonan berayun pelan dibelai angin semilir. Sepuluh hari yang disebut Rasulullah SAW sebagai periode rahmah sudah selesai. Sepuluh hari di tengah yang disebut Nabi sebagai periode maghfirah atau periode pengampunan baru saja mulai. (Tadi malam bulan mulai mendekati purnama. Tetapi sesungguhnya di sepanjang Ramadhan ada purnama. Di sepanjang Ramadhan langit selalu penuh dengan bunga) Adakah diri yang tidak dikotori dosa? Adalah Ustad Dr. Miftah Faraidh---yang renungan sahurnya di ANTV, hampir selalu saya ikuti---menjelang pagi tadi menjawab, bahwa bahwa menurut ajaran Islam setiap manusia dilahirkan dalam keadaan suci. Kelakuan atau perangai seseoranglah yang membuat dirinya dikotori dosa. Bahkan beliau menegaskan bahwa dalam perspektif Islam tidak ada yang namanya anak haram! Kelakuan orang tuanyalah yang haram Memang kelakuan atau perangailah yang membuat nurani seseorang pekat dengan jelaga. Bukan penyakit, tetapi perangailah yang membunuh, bunyi sebuah pepatah Minang. Tetapi baik penyakit maupun perangai ada obatnya. Dan Ustad Miftah lalu menjelaskan mengenai taubat, taubatan nasuha sebagai obat perangai. Hampir tidak ada dosa yang tidak diampunkanNya, asalkan manusia bertaubat dengan sebenar-benarnya taubat, taubatan nasuha: menyesali perangai yang tidak berpatutan, berjanji tidak akan mengulanginya dan berbuat kebajikan untuk menghapuskan dosa-dosa yang sudah diperbuat. Ya, Bukantah Allah Maha Pengasih dan Maha Pengampun? (Ya tentu saja, bukantah tidak sedikit ayat-ayat Al Quran yang diakhiri oleh kata-kata innallaha ghafurrurrahim?) Lalu saya teringat khotbah Jumat di Masjid PTIK kemarin yang sangat indah dan menyentuh yang berjudul Ikhlas, dan sang Khatib yang bertutur tentang Rabiah Adawiyah, seorang Perempuan Sufi besar. Beliau yang berparas cantik ini sebelumnya berprofesi sebagai pelacur kelas wahid, lalu bertaubat dengan taubatan nasuha, lalu larut dalam riadhah dan ibadah yang dilandaskan cinta dan kerinduan kepada Sang Khalik. Dan Khatib lalu mengutip ucapan Sufi besar itu yang terkenal: Ya Allah, kalau aku beribadah hanya karena mengharapkan syurga, maka tutuplah pintu syurga bagiku, kalau aku beribadah hanya karena takut akan api neraka, bukakanlah pintu neraka bagiku, tetapi kalau aku beribadah karena rindu dan cinta kepadaMu, perlihatkanlah wajahMu kepadaku. Masya Allah! Hari ini Ramadhan kesebelas yang berarti sepuluh hari di tengah yang disebut Nabi sebagai periode maghfirah baru saja mulai. Hujan yang mengguyur Jakarta dan sekitarnya baru saja usai. Saya yang dhaif ini lalu berkaca diri, wahai, dari tahun ke tahun puasaku sepertinya tidak beranjak dari puasa awam. Saya masih sering mangkel melihat orang-orang yang klepas-klepos merokok seenaknya siang hari di bulan puasa di tempat-tempat umum. Kalau saya meliwati Pasar Blok M di siang hari, air liur saya masih suka terbit melihat gerobak dorong yang menjajakan bakso urat, ketupat gulai atau masakan Padang Rajo Salero dan seterusnya, dan seterusnya. Ya, apalah awak ini. Tatapi kalau tidak kepada Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, kepada siapa pula badan buruk ini mohon rakhmat dan pengampunan? Wassalam, Darwin RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 === Tanpa mengembalikan KETERANGAN PENDAFTAR ketika subscribe, anda tidak dapat posting ke Palanta RantauNet ini. Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di: http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 ===
[RantauNet.Com] Puasa Hari Keempat (dan Perasaan Bening Menyeruak di Relung Dada)
Ketika itu azan subuh yang sahut bersahut telah usai. Televisi yang baru saja mengumandangan azan setelah berakhirnya acara Sahur bersama Hughes di ANTV sudah dimatikan. Garis kuning keemasan mulai membersit di ufuk Timur. Puasa telah memasuki hari ke empat dari sepuluh hari pertama yang oleh Rasulullah SAW disebut sebagai periode rakhmah. Ya, tidak terasa puasa Ramadhan yang selama ini ditunggu-tunggu sekitar satu miliar kaum muslimin di seluruh dunia telah memasuki hari keempat. (Saya duduk sambil merenung di sofa di ruang tamu rumah kami yang tidak begitu luas, menunggu air panas untuk berwuduk yang sedang dimasak oleh isteri saya karena sejak pulang kantor kemarin saya terkena flu ringan. Saya duduk sambil merenung dan perasaan bening menyeruak di relung dada saya). Seperti halnya ibadah-ibadah lainnya, Puasa Ramadhan sarat dengan nilai-nilai spritual yang mesti dihayati dengan sebaik-baiknya. Sabda Rasulullah SAW bahwa banyak ummat beliau yang berpuasa tetapi tidak mendapat apa-apa kecuali rasa haus dan lapar, memperingatkan kita para muslim dan mukmin, betapa sia-sianya kalau nilai-nilai spritual dari Puasa tersebut kita abaikan. Puasa adalah bagian dari sajadah panjang perjalanan spritual kita menuju Darussalam. Di bulan puasa ini kita berbenah diri, meluruskan yang bengkok, memperbaiki apa yang salah, mempererat silaturakhmi, mengubur dendam dan permusuhan, membuang parasangka-prasangka tak berdasar, memperkuat komitmen kita untuk beramar makruf dan bernahi mungkar, untuk meningkatkan kemampuan untuk bertanya dan mewujudkan, apa yang dapat kita berikan kepada bangsa ini (tidak sebaliknya) serta meningkatkan komitmen kita untuk menyatukan kata dengan perbuatan Orang yang bepuasa dalam bulan yang penuh hikmah ini dengan khusuk, perasaannya biasanya lebih peka, air matanya lebih dangkal, tangannya lebih ringan untuk memberi kepada mereka yang hidupnya kurang beruntung dan hatinya lebih jernih dan terbuka untuk meminta dan memberi maaf. Dari itu pula, pada kesempatan ini---walaupun agak terlambat---kepada seluruh netters di milis ini saya mohon maaf atas kelancangan ucap dan sikap saya selama ini yang tidak berkenan dalam berdiskusi atau berwacana. Wabillahitaufiq wal hidayah Wassalam, Darwin RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 === Tanpa mengembalikan KETERANGAN PENDAFTAR ketika subscribe, anda tidak dapat posting ke Palanta RantauNet ini. Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di: http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 ===
[RantauNet.Com] Ummat Islam Semakin Dewasa?
Harian Kompas yang terbit pada hari pertama Puasa Ramadhan tahun ini mengambil foto dengan angle istimewa yang dengan impresif mengambarkan ribuan umat Islam yang sedang menjalankan Salat Tarawih malam sebelumnya di Mesjid Istqlal Jakarta. Dan malamnya sehabis Tarawih, SCTV menanyangkan acara Tausyiah KH Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) pada Acara Gema Ramdhan di Bandar Lampung yang dihadiri puluhan ribu ummat yang tumpah ruah di setiap jengkal yang ada di Stadion Sepakbola tempat acara tersebut diadakan . Lalu ketika saya kemarin---seperti biasa---Jumatan di Mesjid PTIK Kebayoran Baru, jemaah yang hadir jauh lebih padat dari biasanya. Apa artinya ini? Mungkin tidak ada artinya, kalau sekarang ini tidak beredar opini yang kuat bahwa Islam sedang disudutkan, distigmatisasi dengan menngait-ngaitkan Islam dengan terorisme, karena serangkaian serangan terorisme---khususnya pada Tragedi 11 September yang lalu di WTC New York dan Tragedi Bom di Kuta, Bali belum lama ini sangat kuat dugaan dilakukan oleh orang-orang yang beragama Islam dan atau organisasi-organisasi yang didirikan dan aktivitasnya untuk memperjuangkan Islam, seperti Al-Qaedah dan Jamiah Islamiah, yang oleh Badan Internsional seperti PBB dikategorikan sebagai organisasi teroris. Dan tidak kurang, seorang ulama dan dai yang cukup terkemuka, yaitu Kiyai Abubakar Baasyir waktu ini menjadi tersangka dalam kasus-kasus terorisme dan menjadi tahanan Polisi melalui proses yang menimbulkan kontroversi itu. Dari fenomena yang saya kemukakan tadi, setidaknya ada beberpa indikasi. Pertama: mayoritas ummat tentu saja prihatin dengan apa yang dihadapi ummat, Bangsa Indonesia dan masyarakat dunia waktu ini, tetapi tidak merasa tersudut, tidak merasa terstigmasi, tidak merasa bagian dan berkaitan serta mendukung gerakan-gerakan terorisme. Suatu hal yang tidak terlalu mengherankan, karena dua organisasi Islam terbesar di Indonesia: NU dan Muhammadyah yang menjadi panutan sekitar 70 s.d. 80% ummat adalah organisasi-organisasi keagamaan yang teramat jauh dari kegiatan-kegiatan yang bersifat radikal destruktif apalagi terorisme. Karena tidak merasa tersudut, tidak merasa terstigmasi, dan tidak punya kaitan dengan kegiatan-kegiatan terorisme, ummat tidak perlu merasa malu menjadi seorang muslim sehingga perlu menyembunyikan identitas keislamannya, seperti menjalankan ibadah dan kegiatan keagamaan di tempat-tempat publik. Bahkan seorang Ida Fiqriah, satu-satunya perempuan penerbang Boeing 747 Garuda untuk rute luar negeri, sedikitpun tidak canggung memperlihatkan kemuslimahannya pada acara Sahur bersama Hughes yang ditayangkan ANTV Jumat pagi yang lalu. Dengan kata lain, ummat semakin dewasa, pede dan mampu melihat persoalan dengan jernih. Kedua: mayoritas ummat memang rindu kepada pengajian-pengajian dan tausiah-tausiah keislaman yang sederhana, sejuk dan mencerahkan---yang merupakan watak Islam yang sejati---seperti yang selalu disampaikan oleh Aa Gym dan sejumlah da'i muda lainnya. Apakah indikasi-indikasi yang saya kemukakan di atas hanya merupakan wishful thinking saya saja? Bisa ya bisa tidak. Bisa ya, kalau umat masih terus diprovokasi secara langsung atau tidak langsung oleh sementara dai, penulis atau tokoh untuk melakukan perusakan rumah-rumah ibadah dan tempat kediaman penganut agama lain, atau kelompok ummat Islam yang dianggap menyimpang seperti jemaah Ahmadiah atau Islam Jamaah. Bisa tidak, kalau para dai, para penulis dan para tokoh bisa melakukan introspeksi ke dalam---khususnya di bulan yang mulia ini---bersedia melihat kenyataan apa adanya, mampu dengan tegas bersikap bahwa kriminal adalah kriminal, korupsi adalah korupsi, penyalahgunaan wewenang adalah penyalahgunaan wewenang, terorisme adalah terorisme terlepas dari apakah yang melakukannya orang-orang Islam atau bukan. Mampu dengan tegas mengatakan bahwa kriminalisme, korupsi, penyalahgunaan wewenang dan terorisme siapapun pelakunya adalah---seperti adanya---bertentangan dengan ajaran Islam, serta mengambil langkah hukum jika ummat merasa dirugikan. (Saya sering tidak habis pikir, bagaimana seorang yang mengaku Islam bisa melakukan pembunuhan terhadap orang-orang yang tidak bersalah, padahal Nabi SAW bahkan dalam perperangan melarang pasukan Beliau membunuh hewan dan merusak tanaman) Jadi apakah indikasi-indikasi yang saya kemukakan di atas hanya merupakan wishful thinking saya saja atau tidak, jelas tidak tergantung kepada saya. Lagi pula, apalah awak ini. Salam, Darwin RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 === Tanpa mengembalikan KETERANGAN PENDAFTAR ketika subscribe, anda tidak dapat posting ke Palanta RantauNet ini. Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di: http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 ===
Re: [RantauNet.Com] [proletar] Jusfiq Hadjar Beruk Tua yang Nyinyir, Beruk Tua Yang Malang
--- In [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] wrote: On 7 Oct 2002, at 2:48, Darwin Bahar wrote: --- In [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] wrote: Dari kecil teranja-anja Sudah besar terbawa-bawa Sudah tua terubah tida Jusfiq sekali beruk Tetap beruk Beruk jelas tidak bisa mengerti bahwa tokoh-tokoh dalam Al Quran tidak memerlukan pembuktian arkeologis---termasuk Adam, Nuh dan Musa. Kebenaran Al Quran tidak terletak kepada apakah Adam, Nuh, Ibrahim dan Musa merupakan realitas atau bukan, tetapi kepada ajaran tauhid, pesan-pesan universalnya yang tidak lekang dek panas tidak lapuk dek hujan, serta bahasanya memliki sastra tertinggi dan terbuka bagi beragam arti. Karena itu mualaf-mualaf Barat terpelajar yang melakukan konversi kepada Islam umumnya karena terpikat kepada Al Quran. Kisah-kisah Adam, Nuh, Ibrahim, Musa dan lain-lain lebih berdimensi moral ketimbang historikal. Mualaf-mualaf Barat terpelajar yang melakukan konversi kepada Islam karena terpikat kepada Al Quran mampu membedakan ensiklopedi dengan kitab suci. Beruk jelas tidak Tetapi Jusfiq bukan beruk sembarang beruk Jusfiq adalah beruk tua yang nyinyir (Beruk tua yang sudah tidak sigap lagi memanjat dan memetik buah kelapa. Diikat dipagar menunggu mati lalu menjebi, menyeringai, melotot, menyodor-menyodorkan pantatnya kepada orang lewat, walaupun orang itu tidak mengganggunya) Dia akan tetap menyeringai, melotot, menyodor-menyodorkan pantatnya kepada setiap orang Sampai dia terjengkang Tatkala kematian datang Jusfiq, beruk tua yang malang Begitu Salam, Darwin (Selalu ber doa agar Jusfiq berhenti menjadi beruk) P.S. thread ini saya c.c.kan ke Milis Surau dan RantauNet, terutama bagi netters yang pernah membaca posting saya yang berisi dialog saya dengan Jusfiq dengan subyek Dalam Lautan Bisa Diduga Manusia bermental keledai debil pengencuk kambing congek lagi cacingan ini toh tidak bisa: a) membantah bahwa al-Mushaf itu hanya menyuruh orang Padang Pasir untuk naik haji. b) membutktikan bahwa Nabi Ibrahim itu memang pernah ada. (Kesimpulan ilmuwan bisa berubah, tapi kenyataan tetap saja bahwa TIDAK ada bukti hingga hari ini bahwa nabi Ibrahim itu memang pernah hidup). Dan panggilan Nabi Ibrahim yang tidak terbukti pernah ada inilah yang diturutkan oleh manusia bermental keledai pengencuk kambing lagi congek ini. Tolol bukan? Dungu bukan? Bodoh bukan? Goblok bukan? Pandir. Otak! Itulah yang tidak dimiliki Darwin Bahar ini. Apalagi harga diri. (Maaf, karena kesibukan pekerjaan baru sekarang dapat saya tanggapi). Anda persis sperti seeokor beruk tua nyinyir yang sudah tidak sigap lagi memanjat dan memetik buah kelapa. Diikat dipagar menunggu mati lalu menjebi, menyeringai, melotot, menyodor-menyodorkan pantatnya kepada orang lewat, walaupun orang itu tidak mengganggunya. Sebagai seorang yang mempunyai gen Minang yang standar: telinga tebal, lidah tajam, saya siap membalas cercaan Anda kepada saya yang mengatakan bahwa saya pandir kayak keledai debil lebih dari pada sekedar mengatakan Anda seekor beruk tua yang nyinyir. Anda pasti tahu itu. Tetapi saya berfikir positif saja. Lagi pula bagi saya kemampuan untuk bercarut marut bukan sesuatu yang perlu dipamer-pamerkan apalagi menjadi kebanggaan atau menjadi trade mark. Saya mencoba menangkap moral pesan Anda yaitu agar saya tidak membuang-buang untuk memenuhi panggilan Nabi Ibrahim yang menurut keyakinan Anda---berdasarkan peneletian arkeologis yang dilakukan Finkelstein dan Silberman menyimpulkan bahwa kitab Pantateuk yang bercerita tentang Ibrahim itu hanya bikinan manusia---sedangkan al-Mushaf yang menyampaikan kisah-kisah Ibrahin tidakberbukti berisi wahyu Allah, karena sejarawan revisionis (Wansbrough, Crone, Cook dll.) bilang bahwa al-Mushaf itu disusun di Arabia Utara oleh beberapa orang. Sementara kata-kata kotornya Anda kenakan buat Anda saja. You deserve! Sejujurya, saya seorang seorang awam di bidang arkeologi dan bukan pula ahli sejarah, dan tidak akan mecoba berpura-pura ahli dalam kedua bidang ilmu pengetahuan tersebut hanya sekedar ngeyel mempertahankan keyakinan saya. Tetapi sebagai orang yang makan sekolahan dan dalam mencari nafkah dari padanya, saya juga paham tentang teori-teori mengenai ilmu pengetahuan, paham bagaimana ilmu pengetahuan bekerja, paham apa itu ontologi ilmu, apa itu epistemologi ilmu dan aksiologi ilmu. Dan seperti kebanyakan orang yang paham bagaimana ilmu pengetahuan bekerja, dan paham akan kegunaan dan ---sekaligus keterbatasan---ilmu pengetahuan, saya berpendapat bahwa kesimpulan ilmu pengetahuan bukan sesuatu yang final! Kesimpulan ilmu pengetahuan selalu bersifat terbuka, termasuk penelitian di bidang ilmu-ilmu eksakta. (Karena itu saya sangat setuju dengan ungkapan Prof Dr Jujun Suria Sumantri: Adalah
Jusfiq Hadjar Beruk Tua yang Nyinyir --Re: [RantauNet.Com] Darwin Bahar yang pandir kayak keledai debil...
perbelanjaan dan perjudian di luar negeri. Jadi sebenarnya problem ibadah haji bukan terletak pada kaum muslimin yang pergi berhaji---khususnya mereka yang berhaji berbekal taqwa dan mampu memperoleh kebangkitan rohani dengan mendapat haji yang mabrur. Tetapi dari mata yang selalu Anda julingkan dalam melihat aspek apapun dalam Islam. Dan ketidaksungkanan Anda menggunakan kata-kata yang paling kotor dalam melihat Islam dengan mata yang hampir selalu dijulingkan, maka beruk tua yang nyinyir adalah metafora yang paling sopan yang bisa saya nisbatkan kepada Anda. Tetapi saya juga berdusta bila saya katakan Anda selalu seperti beruk tua yang nyinyir Tidak, Anda juga pernah keluar dengan wacana yang sangat mengharukan saya, bahwa ayat-ayat Makiah itu bersifat universal dan berlaku sepenajng masa. Saya sangat terharu terhadap implikasi dari wacana yang Anda tawarkan itu, yang tidak perlu saya ulas lagilah. Itu begitu terang bak bersuluh matahari. Saya sangat terharu karena percaya---terlepas dari Anda sadar atau tidak, Anda sangkal atau tidak---bahwa pada bagian yang sangat dalam dari sanubari Anda masih bersemi apa yang disebut iman Karena itu---terlepas Anda percaya atau tidak, Anda menolak atau tidak, saya selalu berdoa---termasuk bila saya berada di tanah suci kelak, agar apa yang masih bersemi dalam sanubari Anda tersebut bisa semakin besar-dan membesar, sehingga dalam sisa-sisa hidup Anda Anda tidak lagi berperilaku seperti beruk tua yang nyinyir. Dan terlepas dari Anda tetap berperilaku seperti beruk tua yang nyinyir atau tidak---seperti saya kemukakan dalam salah satu posting saya di Prol, jika sewaktu-waktu Anda pulang ke Indonesia, pintu rumah dan pintu hati saya, karena Allah, terbuka buat Anda. Begitu Salam, Darwin P.S. thread ini saya copykan ke Milis Surau dan RantauNet, terutama bagi netters yang pernah membaca posting dialog saya dengan Jusfiq dengan subyek Dalam Lautan Bisa Diduga [1] Penyunting Buku Ilmu dalam Perspektif, Yayasan Obor Indonesia, Ctakan Kelimabelas, 2001 Berjuta-juta rupiah uang dibuang hanya untuk memenuhi panggilan Nabi Ibrahim yang tidak pernah hidup itu saya anggap perbuatan tolol, dungu, bodoh lagi goblok yang hanya pantas dilakukan oleh manusia bermental débil profond kayak keledai pengencuk kambing congek lagi cacingan! Pandir! Ya, saya tidak habis pikir, bagaimana mungkin ditahun 2002 ini orang seperti Darwin Bahar - dan ribuan orang Islam lain - masih mau saja menelan kibulan orang Arab, kayak anjing lampar menelan taik angat: dengan lahapnya. Tahun 2002, saat kita bisa mengetahui bahwa al-Mushaf itu tidak berbukti berisi wahyu Allah, saat kita diberi tahu oleh para archeolog bahwa cerita tentang Nabi Ibrahim itu hanyalah fiksi doang! Otak! Kemana otak itu ditaruh? Hopeless! --- End forwarded message --- RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 === Tanpa mengembalikan KETERANGAN PENDAFTAR ketika subscribe, anda tidak dapat posting ke Palanta RantauNet ini. Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di: http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 ===
[RantauNet.Com] Bersiap Memenuhi Panggilan Nabi Ibrahim (1)---Prosesnya Nyaris Seperti Mimpi
Dan serulah manusia untuk melakukan Haji. Mereka akan datang kepadamu dengan bertelanjang-kaki atau dengan menunggang unta yang sudah lemah dan mereka akan datang kepadamu dari setiap padang pasir yang jauh letaknya; Al Quran, 22:27 Saya masih setengah percaya bahwa saya dan Isteri---kalau tidak ada aral melintang---akan dapat segera memenuhi seruan mulia tersebut. Dan saya masih setengah percaya ketika Hari Sabtu pagi yang lalu saya dan isteri berada di Aula Bank Mandiri Jalan Gatot Subroto guna memenuhi undangan Yayasan An-Nadwah Bapekis Bank Mandiri untuk memperoleh penjelasan mengenai jadwal manasik haji dan sekaligus mendengar presentasi Ustadz Hatta yang bertajuk Berhaji Seperti Rasulullah SAW. Prosesnya begitu cepat bahkan seperti mimpi. Adalah Sang Isteri pada suatu ketika dalam bulan Pebruari yang lalu menyatakan tekadnya bahwa kami berdua akan memenuhi panggilan Nabi Ibrahim tersebut dalam musim haji tahun 2002/2003 ini. Walaupun hasrat untuk menununaikan Rukun Islam kelima itu sudah lama terpendam dalam hati saya, pertama-tama saya hanya terpana, karena kami berdua tahu bahwa ketika itu kami nyaris tidak punya tabungan di Bank. Lalu terpikir oleh saya, kalau tidak sekarang ya kapan lagi, mumpung badan masih cukup sehat dan mempunyai penghasilan tetap, dan dengan mengucapkan Bismillah kami membulatkan tekad untuk berangkat, dengan catatan, lebih baik tidak berangkat dari pada menolak permintaan bantuan kerabat yang benar-benar membutuhkan bantuan kami (seperti kebanyakan keluarga muslim lainnya, kami selalu berusaha menyisihkan sebagain rezeki yang kami terima---minimal 2,5% dari gaji yang saya terima setiap bulannya---bagi sesama yang tidak begitu beruntung, yang rezeki mereka Allah titipkan kepada kami.). Dan keesokan harinya doi langsung membuka tabungan Haji di Bank Mandiri---Alhamdulillah---sebesar Rp 2,5 juta. Dan ketika itu sungguh, saya belum tahu, apakah kami akan dapat menyisihkan dari penghasilan kami setiap bulannya untuk memenuhi pembayaran ONH biasa bagi kami berdua sampai batas akhir pembayaran pada bulan September, yang ketika itu saya kira besarnya---karena kuper--hanya Rp 40 juta, tetapi kemudian ternyata mencapai hampir Rp 55 juta, termasuk fee Rp 2,5 juta perorang untuk Yayasan yang akan memfasilitasi perjalanan ke Tanah Suci (kami keluarga besar, dikarunia 5 orang anak, 2 di antaranya masih kuliah, isteri tidak bekerja tapi punya usaha katering kecil-kecilan yang selalu kami syukuri). Dan saya tidak dapat melukiskan perasaan saya ketika doi menelepon, sehabis menyetor ke tabungan kami berdua pada pertengahan Agustus yang lalu mengatakan bahwa menurut petugas Bank Mandiri jumlah tabungan kami berdua sudah lebih dari cukup untuk melunasi setoran ONH ke Departemen Agama. Lalu kami minta Yayasan An-Nadwah untuk segera memprosesnya ke Depag---tanpa memeprsoalkan apakah dollar akan mengiat atau melemah---dan membayar fee untuk Yayasan tersebut. Ya prosesnya nyaris seperti mimpi, berawal dari mulai diberlakukan aturan gaji bulan ke 14 yang saya terima bulan Maret. Lalu ada kenaikan gaji yang cukup lumayan pada bulan Maret tersebut, dan gongnya adalah---sesuatu yang tidak bernah diduga---adanya award sebesar USD 1,000 bagi para staf di Indonesia yang sudah bekerja sebelum Maret 2001 dari Presiden sebuah organisasi riset internasional yang mempekerjakan saya waktu ini untuk sebuah proyeknya di Indonesia,. Lalu saya ingat sebuah hadis Qudsi: Apabila hambaKu mendekatiKu dengan berjalan, maka Aku akan mendekatinya dengan berlari Allah Mahakaya, Allah Mahapemurah, Allah Mahapengasih dan Mahapenyayang Wassalam, Darwin RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 === Tanpa mengembalikan KETERANGAN PENDAFTAR ketika subscribe, anda tidak dapat posting ke Palanta RantauNet ini. Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di: http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 ===
[RantauNet.Com] Bersiap Memenuhi Panggilan Nabi Ibrahim (2)---Melepas Pakaian-Pakaian Serigala, Tikus, Anjing dan Domba
Mon ami, menurutmu, apakah ibadah haji dimulai di Mekah? Tidak, tidak. Ibadah haji dimulai sewaktu engkau memutuskan untuk pergi menunaikannya (Michael Wolfe, The Hadj: A Pilgrimage to Mecca, seperti dikutip Lang, 1997) Benar sungguh benar, bahwa ibadah haji dimulai sejak kita memutuskan untuk pergi menunaikannya, dan bahkan ibadah yang sangat luar biasa ini, merupakan proses seumur hidup, karena ibadah haji tidak hanya merupakan perjalanan fisik, tetapi lebih-lebih perjalanan rohani. Ketersediaan dana untuk bekal biaya perjalanan jelas sangat perlu---dan bagi sebagian orang ini masalah kecil. Demikian pula kesehatan badan, yang tentu sama sekali tidak dapat diabaikan. Namun sebagai perjalanan rohani. siapapun Anda, Islam mainstream, Islam literal, Islam liberal, Islam jemaah, Syiah, Ahmadiah, dan---bahkan koruptor atau mantan koruptor, penindas atau mantan penindas, penipu rakyat atau mantan penipu rakyat---bekal yang terpenting dalam menunaikan rukun Islam ke lima yang sangat spetakuler ini adalah taqwa, keinginan untuk memperoleh mardatillah. ( .Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa, Dan bertaqwalah kepadaKu hai orang yang berakal; Al Quran 2:197) Dimensi rohani dari Ibadah haji ini dikemukakan dengan indah dan subtil oleh inteklual Iran Dr. Ali Shariati dalam bukunya Hajj[1]: Di Miqat (tempat dimulainya pelaksanaan Ibadah Haji dan di mana para jemaah mengganti pakaian yang dikenakannya dari rumah dengan pakaian Ihram) apapun ras dan sukumu, lepaskankanlah semua pakaian yang engkau kenakan sehari-hari sebagai serigala (yang melambangkan kekejaman dan penindasan), tikus (yang melambangkan kelicikan), anjing (yang melambangkan tipu daya), atau domba (yang melambangkan penghambaan Dan di bagian lain dikemukakannya Di Miqat ia mengalami kematian dan kebangkitannya kembali (Dan betapa mudahnya kita menyaksikan, betapa banyak orang-orang yang telah menunaikan ibadah haji, namun tetap menggunakan pakaian-pakaian serigala, tikus, anjing dan domba tersebut, dan betapa banyak pula yang tidak pernah mengalami kebangkitan kembali, nauzubillahi mindzaliq) Herankah kita---seperti disabdakan Nabi SAW---bahwa ganjaran bagi haji yang mabrur---atau seseorang, siapapun dia, yang sesudah berhaji berhasil mengalami kebangkitan kembali---adalah syurga? Dan presentasi Ustadz Hatta yang PhD tersebut sangat memikat dan sistematis, sehingga waktu tiga jam, termasuk tanya jawab terasa sangat singkat. Sangat menarik dan dalam makna dari salah satu uraian Ustadz Hatta, bahwa Berhaji Seperti Rasulullah SAW ialah mengikuti dengan sungguh-sungguh amalan-amalan yang Nabi sunnahkan, artinya wajib untuk diikuti kaum muslimin. Di sini tentu misalnya tidak termasuk bahwa kaum muslimin untuk naik haji harus naik onta seperti yang Nabi lakukan empat belas abad yang lalu, atau menyembelih hewan kurban dengan tangan sendiri. Seperti yang diriwayatkan, saat menjalankan salah satu Ibadah Haji, Junjungan miliaran kaum muslimin tersebut pernah menyembelih sendiri 63 ekor hewan ternak dengan tangan Beliau yang mulia itu. Dan ketika Ustadz Hatta melafadzkan bacaan yang akan banyak dilafadzkan oleh para jemaah nanti selama di Tanah Suci: Allahummalabaik, lasyarikalakalabaik, innal hamda wa nnimata laka walmulku la syarikalak yang saya ikuti di dalam hati, dengan tidak terasa air mata mengambang di pelupuk mata saya. Wassalam, Darwin [1] Diterbitkan oleh Free Islamic Literatures Incorporated, Bedford, Ohio, 1978, terjemahan dalam Bahasa Indonesia diterbitkan oleh Penerbit PUSTAKA Bandung. RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 === Tanpa mengembalikan KETERANGAN PENDAFTAR ketika subscribe, anda tidak dapat posting ke Palanta RantauNet ini. Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di: http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 ===
[RantauNet] Rumi: Mustafa Sang Cahaya
(Sebuah catatan kecil---yang kutulis dengan air mata berlinang---pada peringatan maulid junjunganku Muhammad bin Abdullah, Nabi yang mulia yang peri kehidupannya penuh teladan dan cahaya yang takkan pudar sepanjang masa) Tasauf---terutama---ajaran Jalaluddin Rumi (1207 1273), penyair dan sufi besar asal Persia adalah salah satu daya tarik para mualaf di Barat untuk melakukan konversi kepada Islam. Salah satu ordo tasauf yang berkembang pesat di Barat adalah adalah Tarekat Maulawiyah yang bermarkas di Amerika Utara. Tarekat ini dipimpin oleh Shaikh Kabir Helminski yang bersama isterinya Cammile Helminski membentuk organisasi dalam pelajaran spritual The Treshold Society yang menyedot perhatian ratusan ribu orang. Seperti dilaporkan Tempo edisi 31 Desember 2001 6 Januari 2002, ada sekitar 2.000 orang non-muslim menyenandungkan zikir dan lailaahaillalah begitu sejumlah darwis Amerika berpusar di panggung sewktu The Treshold Society diundang ke acara pertemuan antar-iman di Katedral Nasional tempat ibadat Presiden Amerika Serikat Sebagaimana sufi-sufi besar lainnya, Rumi sangat mencintai Muhammad SAW sang Mustafa (Yang Terpilih). Mengutip Annemarie Schimel, yang dikenal sebagai seorang pengagum Rumi, siapapun yang menyimak nat-i syarif, yaitu penggalan musik pengantar pada permulaan upacara-upacara Maulawi pasti akan merasa, bahkan mengetahui, betapa dalamnya cinta penyair ini kepada Nabi Muhammad. Ini diungkapkannya dalam kata-katanya---Nabi (Muhammad), pohon cemara dari taman kenabian, musim seminya gnosis, kuncup mawar dari padang Hukum Illahi dan bulbul yang mulia. Dan ketika Rumi menamakan Tuhan Matahari, pada waktu itu Muhammad adalah bulan. Apabila Ahmad (Muhammad) matahari maka para wali adalah bulan. Di bawah ini pusi Rumi yang menggambarkan Muhammad sebagai sang cahaya*]. Aku telah melemparkan bolaku melampaui Saturnus: hati-hatilah wahai bintang, dan tutupilah wajah kamu Jadi musnahlah dalam sinarku yang tidak ada bandingnya, supaya kamu tidak dipermalukan dihadapan cahayaku Demi kebaikan hati, aku menghilang setiap malam; (tetapi) bagaimana aku pergi? Aku hanya mempertontonkan kepergianku Supaya untuk semalam engkau boleh terbang tanpaku seperti kelelawar, mengepakkan sayap-sayapmu, di seputar tempat terbang ini Dan supaya seperti merak, engkau boleh memamerkan sayap, dan kemudian mabuk, sombong dan menipu diri Di waktu fajar saya mungkin menunjukkan wajah saya untuk menegurmu, agar jangan karena keakuan engkau menjadi kaum kiri Matahari ini pergi dengan wajah tak tertutup: wajah-Nya ditabiri oleh kelebihan dari cahanya. Salam, Darwin *] Dikutip dari John Reynard, Raja Wali Sang Raja (Judul Asli: All The Kings Falcon, Rumi On Prophets and Reveleation) , Serambi, Jakarta 2001. RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 === Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di: http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 ATAU Kirimkan email Ke/To: [EMAIL PROTECTED] Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama: -mendaftar-- subscribe rantau-net [email_anda] -berhenti unsubscribe rantau-net [email_anda] Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung ===
[RantauNet] Pernik-Pernik Desotda: PP 84/1999 Itu, Sakit Serasa Kan Membunuh
Bukittinggi kota rang Agam Mendaki jenjang empat puluh Sesimpang jalan ke Malalak Sakit sebesar biji bayam Sakit serasa kan membunuh Diobati tidak kunjung cegak*] Terjemahan bebas dari bait sebuah lagu yang populer di Sumbar di awal tahun enampuluhan ini**] sangat pas menggambarkan masalah dan suasana hati antara dua Daerah: Kota Bukittinggi dan Kabupaten Agam, yang merupakan hinterland dari kota yang asri tersebut, dan jelas antara kedua daerah otonom tersebut sangat kuat keterkaitan dan saling-butuh-membutuhkan. Apa pasal? PP PP 84/1999 mengatur pemekaran wilayah Kota Bukittinggi, yang disambut secara sangat bersemangat oleh Pemkot Bukittinggi, diringi dengan ketegangan antara Kota Bukittinggi dengan Kabupaten Agam, yang konon sampai anak-anak di kenagarian tertentu dilarang bersekolah di Bukittinggi (Tentu saja, kata orang di labuah***], DAU Kota Bukittinggi akan meningkat dengan adanya pertambahan wilayah dan penduduk) Tetapi saya tidak mau ikut-ikutan omongan orang di labuah. Saya lebih tertarik kepada berita koran lokal yang saya baca ketika saya bertugas ke Sumbar dua pekan yang lalu, bahwa sejumlah kenagarian di Kabupaten Agam yang akan menjadi wilayah Kota Bukittinggi tersebut, antara lain kenagarian Banuhampu menolak untuk bergabung---dan tidak luar biasa---kalau mereka berdemo ke Kantor Gubernur. Dan yang membuat saya tertarik, dan agak terkesima alasan mereka ialah, kalau mereka bergabung dengan Bukittinggi, masyarakat akan kehilangan kemandiriannya dengan perubahan status wilayah mereka dari nagari menjadi kelurahan (! ) Tiba-tiba saya menggigil, peluh bercucuran---karena khawatir kalau dugaan saya salah---apakah ini merupakan pertanda bahwa kemandirian, yang menyebabkan tingginya partisipasi masyarakat seperti yang menjadi ciri masyarakat Minang di awal tahun lima puluhan, mulai bersemai kembali setelah dihidupkannya kembali lembaga nagari di Sumbar melalui Perda Provinsi Sumbar? Kalau iya---sembari tubuh saya tetap menggigil dan peluh bercucuran---ini merupakan cerita sukses pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah (desotda) di Indonesia, karena hakekat dari desotda ialah semakin berdayanya masyarakat dan bukan penguatan disertai kegarangan eksekutif dan legislatif daerah, fenomena yang sangat menonjol selama tahun pertama pelaksanaan desotda yang menyebabkan tangan Pemerintah Pusat menjadi gatal untuk segera merevisi UU 22 dan 25/99 yang baru berjalan satu tahun. Tubuh saya tetap menggigil dan peluh bercucuran mengingat posisi maju kena mundur kena yang dihadapi Pemda Sumbar, dilaksanakan pemekaran, alasan penolakan cukup kuat (tercermin dari pendapat Wagub seperti yang saya baca di koran lokal), mau dibatalkan PP-nya harus dicabut, dan hal ini jelas tidak mudah. Lalu bagimana? Antahlah yuang, saya berdesis pelan. Salam, Darwin *] cegak=sembuh **] lagu ini dikarang oleh teman sepermainan saya waktu remaja d Padang Panjang yang biasa kami panggil Mak Etek, terakhir saya dengan dia berkarir di TNI sebagai Pamen ***] labuah=jalan (raya). Orang di labuah=the men in the street RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 === Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 ATAU Kirimkan email Ke/To: [EMAIL PROTECTED] Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama: -mendaftar-- subscribe rantau-net [email_anda] -berhenti unsubscribe rantau-net [email_anda] Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung ===
Re: [RantauNet] Pro Jusfiq---Fwd: Buat Darwin Bahar (was Re: [proletar] Re: Jumat Itu
--- In [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] wrote: On 28 Mar 2002, at 9:49, darwin_bahar wrote Engku Jusfiq, tidak ada keraguan, bahwa upaya pengungkapan fenomena-fenomena alam dan sosial, seperti penelitian neuroscientist yang muttaakhir yang dilakukan Damasio, Newberg dll akan membantu para neurolog, psikolog dan psikiater dalam meningkatkan kesehatan raga dan jiwa manusia. Namun seperti kita maklumi, bahwa penelitian tersebut tetap berkisar pada tataran manusia sebagai mahkluk biologis. Bahkan tesis Doktor seorang dokter di Surabaya yang mempelajari hubungan antara salat tahajud dengan kesehatan ragawi manusia, menurut hemat saya masih tetap berbasis pada tataran manusia sebagai mahkluk biologis. Tetapi point saya bukan itu, Seperti Anda ketahui, walaupun beberapa prinsip meditasi ditemui dalam amalan-amalan Agama Islam seperti zikir, tafakur, iktikaf---bahkan salat---Islam bukan agama meditasi, yang semata-mata mencari keteduhan/kebahgiaan batin melalui aktivitas-aktivitas ritual, tetapi juga pada aktivitas-aktivitas sosial. Seperti Firman Tuhan dalam Surrah Al-Mukminun ayat 1: Berbahagialah orang-orang beriman, yang khusuk dalam salatnya. Tetapi tidak berhenti di situ, di ayat 2 sampai empat dilanjutkanNya dengan .dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna, dan orang yang menunaikan zakat, sedangkan di surrah yang lain Ia berfirman neraka wail untuk orang-rang salat, yang lalai (tidak khusuk) dalam salatnya, yang berbuat kebaikan untuk dilihat orang, tetapi tidak mau memberi makan kepada orang miskin (QS 148:4-6). Jadi kebahagiaan/keteduhan dan sebaliknya dalam perspektif Islam tidak terbatas kepada kebahagiaan/keteduhan dalam aspek ritual---misalnya meditasi---belaka, tetapi juga aspek sosial dan antara keduanya ada saling keterkaitan. Karena di dalam Al Quran, perintah atau keutamaan mendirikan salat selalu diikuti dengan menunaikan zakat Jawaban saya kepada Urpas pada dasarnya adalah dalam perspektif Islam sebagai Agama holistik (keteduhan yang saya bicarakan tentunya pengalaman (batin) saya, yaitu keteduhan yang saya rasakan manakala ketika sedang salat saya bisa lebih sedikit memikirkan hal-hal yang bersifat duniawi, manakala dalam kehidupan sehari-hari, sifat-sifat khianat dan dengki kepada orang lain bisa saya kurangi, manakala sifat tamak dan serakah lebih sering bisa saya atasi, manakala saya bisa lebih teguh untuk hanya mengambil yang menjadi hak saya saja) Masih bisa saya tambahkan lagi: manakala dalam berbicara lebih sedikit dusta dibanding kejujuran, manakala lebih sedikit dendam dibanding maaf bila saya---sengaja atau tidak sengaja---dizalimi orang, manakala dalam hal materi saya lebih suka menjadi tangan di atas daripada tangan di bawah, manakala saya selalu berusaha untuk peka terhadap kesusahan dan penderitaan orang lain dan berusaha untuk meringankannya dengan semampu saya, dan seterusnya... Namun harus saya akui, pada saat ini banyak kaum muslimin ---termasuk saya tentunya--- meninggalkan pendekatan holistik seperti ini, yang menurut hemat saya merupakan sebab utama kemunduran ummat seperti ini, walaupun harapan perbaikan bukannya tidak ada. Pembaruan-pembaruan pemikiran dalam Muhammadiah semenjak dipimpin oleh Prof Syafii Maarif misalnya merupakan indikator. Akhirulkalam, saya mengucapkan terima kasih atas tanggapan-tanggapan Anda atas posting saya, yang untuk menanggapinya lagi, saya perlu berfikir terlebih dulu. Tetapi sebagai seorang muslim, hal ini baik buat saya. Dan memang Al Quran sendiri banyak mengandung ayat-ayat yang menyuruh manusia berfikir Karena itu saya setuju sekali dengan Murad Hoffmann, muslim Jerman yang menulis Islam als Alternative, bahwa Islam adalah agama orang-orang yang berfikir. Demikianlah adanya. Wassalam, Darwin Saya usulkan anda membaca hasil penelitian neuroscientist yang muttaakhir, seperti Damasio, Newberg dll. Terutama Newberg (God won't go away) yang menurut resensi, siaran radio dan artikel yang saya baca - saya sudah pesan bukunya dan baru akan sampai tiga minggu lagi - telah melakukan penelitian terhadap benak orang yang sedang bersamadi. --- In [EMAIL PROTECTED], pasisie [EMAIL PROTECTED] wrote: Ndak ada masalah, karena keteduhan yang saya bicarakan tentunya pengalaman (batin) saya, yaitu keteduhan yang saya rasakan manakala ketika sedang salat saya bisa lebih sedikit memikirkan hal-hal yang bersifat duniawi, manakala dalam kehidupan sehari-hari, sifat-sifat khianat dan dengki kepada orang lain bisa saya kurangi, manakala sifat tamak dan serakah lebih sering bisa saya atasi, manakala saya bisa lebih teguh untuk hanya mengambil yang menjadi hak saya saja. Tuhan Maha Pengasih, Maha Pengampun, Maha Bijaksana dan Maha Penyayang. Dalam kondisi kondisi seperti di atas maka dalam keteduhan, keindahan dan cinta Sang Khalik dapat saya rasakan. Tentu saja pengalaman dan---juga kebutuhan---batin setiap
Re: [RantauNet] Pro: Jusfiq---Bahkan Malaikatpun Bertanya
--- In [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] wrote: Engku Jusfiq, terima kasih atas tanggapan Anda, dan mohon maaf baru sekarang bisa saya tanggapi, tidak lain karena sebagian besar waktu saya belakangan ini habis untuk urusan mencari nafkah buat keluarga. Dan tidak jarang pula karena urusan mencari nafkah itu terpaksa meninggalkan rumah berhari-hari. Tetapi kalau tidak begitu, bagaimana pula dapur orang rumah akan berasap? On 15 Mar 2002, at 16:09, Darwin Bahar wrote: Saya hanya ingin mengomentari kalimat berikut: Saya, dan kebanyakan orang yang mengaku Islam waktu ini hanya mampu menangkap kulit: cara berpakaian, bahasa dan cara berbicara (seakan-akan Islam identik dengan Timur Tengah), cara menghapal hukum-hukum. Tetapi di dalam banyak terjadi pembusukan, termasuk---dan terutama---di kalangan pemimpin dan orang-orang yang menyebut dirinya kiyai dan ulama! Sayang anda tidak jelas menunjukan contoh yang anda sebut sebagai 'kulit Islam' dan pembusukan jadi saya tidak tahu apa persisnya yang anda maksudkan. Jadi saya hanya bisa meraba-raba. Saya ambil perumpamaan buah durian: ada kulit dan ada isinya. Dengan cara berfikir holistik kita akan melihat bahwa kulit dan isi sama pentingnya. Dengan kata lain duren adalah buah yang kulitnya seperti A dan isinya seperti B. Bayangkan, apakah apakah daging buah duren bisa lezat, lembut dan utuh kalau tidak dilindungi kulit yang kuat, dan apakah buah duren akan ada artinya kalau yang ada hanya kulitnya, isinya kosong melompong. Tetapi orang sekarang (sangat mungkin saya masuk kategori ini) rupanya lebih mementingkan kulit: pakaian, bahasa, cara berbicara, kecenderungan meniru sikap lahiriah Rasulullah SAW, tetapi abai terhadap pesan-pesan Islam yang ada dalam Al Quran serta ucapan dan perilaku Nabi: seperti kejujuran dan sikap amanah, sikap zuhud, persaudaraan, penghormatan kepada kemanusiaan, toleransi serta kesediaan untuk hidup berdampingan dengan budaya dan agama yang berbeda. Merebaknya KKN yang jelas-jelas merupakan penafian terhadap semua pesan-pesan Islam yang saya kemukakan di atas---termasuk di kalangan sementara ulama dan pemimpin ummat---di Indonesia merupakan indikator yang sangat jelas terhadap hal yang saya sebut sebagai pembusukan Yang jelas anda tidak mau menurutkan apa saja yang tertulis di al-Mushaf dan hadist secara harafiah: anda gosok gigi saya yakin tidak memakai ranting pohon akasia dan anda akan menolak untuk membunuhi orang kafir dan ahli al-kitab bila mereka menolak masuk Islam. Tidak ada perintah untuk membunuhi orang kafir dan ahli al-kitab bila mereka menolak masuk Islam (lihat penjelesan saya lebih lanjut). Dan anda berfikir, anda mengunakan akal seperti yang disuruhkan oleh al-Mushaf juga Ini yang jelas. Anda benar, dan saya percaya bahwa sangat banyak kaum muslimin yang berfikiran seperti itu. Karena yang jelas dari tulisan anda itu terbatas maka saya padakan untuk mengulang apa yang telah sering saya katakan tentang al-Mushaf: Ada yang terikat waktu dan tempat di al-Mushaf itu, ayat-ayat makiyah tidak terikat waktu sedangkan ayat-ayat madani sebahagian besarya (tidak semua) terikat waktu. Jadi ayat-ayat madani itu bisa diabaikan oleh orang Indonesia ditahun 2002 ini. Mengenai hal ini nanti akan saya tanggapi secara terpisah, melanjutkan diskusi kita atas topik yang sama yang terputus beberapa waktu yang lalu. Jelasnya, anda tidak perlu membunuhi orang kafir dan ahli al-kitab. Sepanjang yang saya ketahui hanya satu ayat Al Quran yang sering dikaitkan dengan hal ituyang lazim disebut ayat pedang---yaitu Surrah At-Taubah ayat 5: Apabila sudah habis bulan-bulan Haram, maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu di mana saja kamu jumpai mereka. Kepunglah mereka dan intailah di tempat pengintaian. Jika mereka bertobat dan mendirikan salat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan. Sesungguhnya Allah Maha pengampun lagi Maha Penyayang. Sepintas ayat yang termasuk kategori ayat madani tersebut terlihat seram, kecuali kita mengetahui dua hal: pertama bahwa beberapa teks Al Quran memang merespon langsung sejumlah peristiwa yang terjadi sepanjang masa kenabian Muhammad SAW. Karena itu untuk memahami sejumlah ayat, pertama perlu diketahui asbabunnuzulnya, dan kedua keterkaitannya dengan ayat-ayat yang berdekatan atau ayat-ayat di Surrah lain dengan konteks yang sama. Kalau dilihat dari konteksnya jelas bahwa ayat tersebut ditujukan kepada orang-orang yang melakukan pengkhianatan atau mengingkari perjanjian mereka dengan kaum muslimin, seperti yang dijelaskan pada ayat 4 Kecuali dengan orang musyrikin yang kamu telah mengadakan pernjanjian (dengan mereka) dan mereka tidak mengurangi suatupun (dari isi perjanjianmu) dan mereka tidak (pula) membantu seseorang yang memusuhi kamu
[RantauNet] Do'aku untuk A'a Gym
(sebelum latihan Tetada Kalimasada cabang Depok tadi pagi ditutup dengan doa, seorang peserta minta waktu untuk mengumumkan bahwa KH Abdullah Gymnasiar, dai kondang yang akrab dipanggil Aa Gym akan berceramah di Mesjid Istiqlal dan akan disiarkan secara langsung oleh SCTV) Aa Gym, saya adalah salah seorang yang terpana mendengar untaian kata-katamu yang lugas, santun dan sederhana tetapi penuh makna seperti yang kusaksikan di layar TV siang tadi. Aa Gym, saya percaya ini adalah kaji yang dirindukan banyak orang, kaji yang Qurani, sejuk, tidak menghasut, tidak menghujat, tidak menghinakan siapapun, tidak membenci siapapun, tetapi penuh pengajaran Aa Gym, saya tidak malu mengakui, bahwa saya menangis ketika Anda memanjaatkan doa---dengan bahasa---yang sepenuhnya aku mengerti. Dan tentu saja dimengerti oleh Dia Yang Maha Kuasa, Maha Pengasih, Maha Penyayang dan Maha Penerima Ampun. Tetapi tiba-tiba saya khawatir, kalau Anda tergelincir karena ketenaran sering membuat orang lupa diri. Ketenaran tidak jarang membuat ulama berubah menjadi entertainer dan hidup bergelimang popularitas dan kemewahan seperti layaknya seorang entertainer. Tentu Anda tidak perlu tidur sepanjang hayatmu di atas pelepah kurma seperti Sang Junjungan, atau berpuasa seperti yang sering Beliau lakukan manakala Beliau pulang menemukan tidak ada makanan di rumah Beliau. Anda perlu mobil, rumah dan lain-lain. Tetapi hindarilah kemewahan. Ingat penganut Islam yang pertama adalah para budak, orang miskin dan kaum perempuan yang ketika itu direndahkan. Dan sekarang ini kebanyakan penganut Islam pun dikalangan duafa dan mereka yang tersingkirkan dan mereka-mereka yang direndahkan. Aa Gym saya berdoa untukmu, jangan kami sampai kehilangan kamu. Dan saya yakin, selama Anda beruswah kepada Muhammad Nabi yang ummi, Nabi yang di dadanya penuh kasih sayang, welas asih dan keadilan, Nabi yang komitmennya terhadap orang-orang yang malang tidak pernah pudar, Nabi yang hidupnya jauh dari kemewahan---walaupun Beliau bisa kalau Beliau mau, Nabi yang pernah sangat gusar tatkala kaum bangsawan Quraish menyatakan bahwa mereka mau masuk Islam asal Beliau bersedia menjauhi pengikut Beliau yang miskin dan papa, Anda akan bisa menjaga diri, Insya Allah. Aa Gym, saya berdoa untukmu. Wassalam, Darwin RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 === Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 ATAU Kirimkan email Ke/To: [EMAIL PROTECTED] Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama: -mendaftar-- subscribe rantau-net [email_anda] -berhenti unsubscribe rantau-net [email_anda] Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung ===
Re: [RantauNet] [desentralisasi] Re: [demokratisasi] Gus Dur dan Syariat Islam
--- In [EMAIL PROTECTED], mBin [EMAIL PROTECTED] wrote: ada lagi saya dengar (cmiiw), hamzah has juga mengusulkan sumbar bisa menerapkan syariah islam..:-( semangkin bingun dan sumpek jadinya.. ketika kepentingan kekuasaan akhirnya bisa mendompleng apa saja... Muhammad SAW: Sungguh merugi seorang yang beriman bila tidak berilmu. Sungguh merugi seorang yang berlmu tetapi tidak beramal. Sumgguh merugi seorang beramal bila tidak ikhlas. Orang Islam---di mana saja---tentu hendaknya menjalankan syariat Islam. Persoalannya perlukakah pelaksanaan syariat Islam didukung oleh peraturan perundangan-undangan (UU dan Perda) yang bersifat memaksa? Dapatkah keikhlasan dipaksakan? Dan Al Quran sendiri menyatakan bahwa tidak ada paksaan dalam agama. Orang Islam---di mana saja---tentu hendaknya menjalankan syariat Islam, termasuk orang-orang Islam yang berada di Sumbar. Sekitar 98% penduduk Sumbar adalah dari etnis Minang. Dan sekitar 99% orang Minang adalah penganut Agama Islam. Malah orang Minang mempunyai kredo: Adat bersyandi syarak, syarak bersandi Kitabullah (Al Quran) Tetapi persoalannya, perlukah pelaksanaan syariat Islam di Sumbar didukung oleh peraturan perundangan-undangan yang bersifat memaksa? Dapatkah keikhlasan dipaksakan? (Saya waktu ini sedang membaca versi Bahasa Indonesia dari Dr. Jefferey Lang, Even Angle Ask: A Journey to Islam in Amerika*]. Dan tidak jarang saya merinding membaca beberapa bagian dari bukunya, bagaimana beratnya tantangan yang dihadapi mualaf yang Profesor matematika berkulit putih ini---yang sebelumnya penganut Katholik---untuk menjadi muslim di masyarakat Barat yang menurut pengakuannya sendiri sangat membenci Islam. Dan bagaimana dia tumbuh menjadi seorang muslim taat, yang tidak saja yakin akan kesucian dan keotentikan Al Quran sebagai wahyu Illahi serta kepada kenabian Muhammad SAW, tetapi berusaha hidup sesuai dengan keyakinannya tersebut. Sangat mengharukan membaca, bagaimana Prof Lang pertama kali melakukan salat, serta kenikmatan yang dialaminya dalam melaksanakan salat, yang mungkin sudah tidak lagi dirasakan oleh kebanyakan orang Islam yang melakukan salat sebagai rutinitas, sehingga tidak mampu lagi mencegah mereka dari perbuatan keji dan mungkar seperti korupsi dan berbagai tindakan antikemanuasiaan lainnya). Saya orang Minang dan---tentu saja---beragama Islam. Tetapi saya termasuk orang Minang yang beranggapan bahwa pelaksanaan syariat Islam di Sumbar dan di mana saja tidak perlu didukung oleh peraturan perundangan-undangan yang bersifat memaksa, karena saya termasuk orang yang percaya, bahwa keikhlasan---yang merupakan pilar utama seseorang menjadi Islam, sesuai dengan makna terminologi Islam itu sendiri, tidak mungkin tumbuh karena paksaan. Saya juga percaya bahwa Islam akan bersemai lebih baik di tengah-tengah masyarakat yang demokratis dan menjunjung tinggi pluralisme, hatta, di masyarakat tersebut berkembang subur miskonsepsi yang mendarah mendaging terhadap Islam. Bukankan Islam agama yang pertumbuhan penganutnya di AS waktu ini paling cepat? Lagipula, bukankah Al Quran sendiri menyatakan bahwa tidak ada paksaan dalam agama? Salam, Darwin *] Buku yang edisi Inggrinya berharga US$ 117 ini mendapat rating 5 bintang di Amazon Book. mBin RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 === Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 ATAU Kirimkan email Ke/To: [EMAIL PROTECTED] Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama: -mendaftar-- subscribe rantau-net [email_anda] -berhenti unsubscribe rantau-net [email_anda] Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung ===
[RantauNet] Iedul Adha : Kenapa pada diem?
(Tulisan yang ditulis oleh Emabdalah ini saya kutip dari Milis Proletar. Menurut hemat saya substansi tulisan ini cukup bagus, dan mohon maaf kalau ada yang terusik dengan gaya bahasa Prol pada tulisan ini. Wassalam, Darwin ) Iedul Adha telah datang. Seluruh dunia kompak merayakannya di hari yg sama : tgl 22 February 2002. Kenapa pada hari Iedul Adha ini seluruh dunia bisa kompak? Bahkan di Indonesia pun seluruh ummat melaksanakannya di hari yg sama. Kenapa tidak ada yg protes mengeluarkan jurus-jurus ilmu Haditsnya untuk menyelenggarakan Iedul Adha pada hari yg lain? Atau sekedar mempertahankan apa yg telah tertulis di kalender bahwa Iedul Adha jatuh pada tanggal 23 February 2002? Kenapa para ulama itu tidak ngotot-ngototan mempertahankan pendapatnya dg mengatakan secara lantang kalau bla bla bla maka HARAM! bla bla bla NERAKA! seperti yg pernah mereka lontarkan kalau bulan Ramadhan dan Iedul Fitri datang? Kemana? Kemana perginya itu OTAK-OTAK para dai dan muballigh yg kritis? Kenapa kalau Ramadhan dan Iedul Fitri datang, selalu muncul perbedaan-perbedaan? Apa hanya karena Hadits Ruyah : Barangsiapa yg melihat bulan sabit, maka berpuasalah. Barang siapa yg melihat bulan sabit maka berbukalah? Tidak bisakah seluruh dunia ini merayakan Iedul Fitri dan Puasa Ramadan pada hari yg sama? Seperti mereka merayakan Iedul Adha? Kenapa para muballigh, para dai, para Kiyai, para ulama, terlalu LETTER LUX menerjemahkan Hadits Ruyah di atas? Kenapa mereka tidak melihat dan MENGAKUI bahwa pada zaman Nabi Muhammad saw yg namanya Ilmu Falak, Astronomi, perbintangan belum semaju sekarang? Sehingga Nabi, untuk MEMPERMUDAH ummatnya melaksanakan Puasa dan Hari Raya mengeluarkan Hadits tsb? Kenapa tidak terpikir oleh mereka MAKSUD Hadits Ruyah itu adalah : Kalau TELAH DATANG BULAN RAMADAN, maka berpuasalah. Kalau selesai bulan Ramadan, maka berlebaranlah ? Dan jaman dahulu, karena belum ketemu alat-alat astronomi yg canggih, maka mereka hanya mengandalkan penglihatan mata telanjang melihat bulan. Bukan hanya untuk melihat bulan Ramadan saja, tapi setiap tiba bulan baru, mereka selalu melihat bulan di langit sana, sudah nampak apa belum, bulan sabitnya. Kalau nampak berarti awal bulan baru, entah itu Ramadan, Syawal, Dzul Qodah, Dzul Hijjah, Syaban, Rabiul Awwal, SEMUANYA selalu menggunakan RUYAH! Dan pada sekarang ini, para ahli sudah bisa meramalkan dg tepat pergerakan bintang-bintang, bulan dan matahari dg begitu presisinya. Gerhana bulan yg akan terjadi 10 th mendatang sudah bisa diramalkan sejak hari ini, lengkap dg jam, menit dan detiknya. Lengkap pula dg durasi gerhana itu berlangsung. Begitu juga kedatangan gerhana matahari yg akan terjadi 10 th mendatang, sama nasibnya dg gerhana bulan, sudah bisa diramal dg tepat kedatangannya. Jadi SEHARUSNYA tidak perlu lagi dipertentangkan. Sebab setiap bulan sabit, yg menandakan jatuhnya awal bulan, sudah bisa diramalkan jauh-jauh hari sebelumnya. Tidak perlu lagi repot-repot menyipit-nyipitkan mata untuk mengintip bulan sabit. Tidak perlu lagi manjat-manjat bukit yg tinggi untuk melihat awal bulan. Karena pada malam tsb, jam tsb, menit tsb, detik tsb, posisi bulan sudah sabit kalau dilihat dari tempat yg bersangkutan. Hanya karena awan gelap saja maka mata tidak bisa melihat. Jadi tidak perlu menunggu lagi keesokan harinya untuk menentukan awal bulan. Mungkin ada yg tetap ngotot mempertahankan Hadits Ruyah tsb berlaku hanya pada bulan Ramadan dan untuk melihat Idul Fitri. Bulan yg lain bodo amat. Untuk kelompok yg ngotot ini, saya pikir mereka nyeleneh dg pendapat mereka. Kenapa? Sebab ketika menentukan awal puasa mereka repot-repot nengok bulan sabit, tapi ketika menentukan waktu sholat, waktu buka, waktu sahur dan imsak, mereka melihat jadwal imsakiyah yg dibikin dg hasil observasi bintang, tidak lagi dg nengok-nengok ke arah barat, melihat matahari sudah terbenam atau belum. Kalau mereka mau konsisten mustinya setiap waktu mereka mau sholat dhuhur, asar, maghrib, isya, dan subuh dan mentukan imsak, harus melihat matahari dan bulan : Sudah tiba atau belum waktunya, tidak boleh melihat JADWAL imsakiyah yg tentu saja dibikin dg hasil HISAB. Dari hikmah Idul Adha ini, yg bisa terlaksana pada hari yg sama untuk seluruh dunia, mustinya kita bisa OPEN MINDED, bahwa demi persatuan dan kesatuan ummat dan mengikut perkembangan jaman, datangnya permulaan Ramadan dan Iedul Fitri tidak perlu lagi dipertentangkan. Jadi alangkah baiknya kalau para Dai, para Ulama, para Muballigh, para Kiyai tidak terlau ngotot dan secara harfiah memahami suatu Hadits. Terutama Hadits Ruhya. Bukankah matahari yg kita lihat di Indonesia juga sama dengan matahari yg kita lihat di Amerika, Jepang, Saudi, Irak, Sudan dll? Bukankah bulan yg kita lihat di Indonesia juga sama dg bulan yg kita lihat di Korea, Afghanistan,Perancis, Inggris dll? Jadi dg ini saya instruksikan kapada seluruh ummat Islam di dunia, agar Ramadan mendatang dan Iedul Fitrinya jatuh pada
Re: [RantauNet] [indonesia_damai] Sumatera Barat Belum Habis
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Posting saya mengenai subyek di atas mendapat tanggapan yang cukup bagus dari seorang netter di Milis Indonesia Damai, seperti di bawah ini. Wassalam, Bandaro Kayo Message: 11 Date: Mon, 11 Feb 2002 06:57:34 -0800 (PST) From: Adriano Rusfi [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Sumatera Barat Belum Habis Sumbar belum habis, betul. Potensi sumber daya yang dimilikinya masih dapat diharapkan, itu juga betul. Tapi marilah lihat sisi yang lain, yaitu sisi pendidikan, sisi yang pernah membuat orang-orang minang menjadi sangat unggul, sisi yang secara harafiah merupakan industri otak itu sendiri. Laporan yang dipaparkan oleh Kompas beberapa bulan lalu (saya lupa tanggalnya) menunjukkan betapa tertinggalnya Sumatera Barat dalam bidang pendidikan ini. Kedua, orang-orang minang terancam kehilangan tradisi dagangnya dan merantaunya, dua serangkai yang seharusnya menjadi unsur melekat dalam diri orang minang. Di satu sisi, ada orang minang yang masih mempertahankan tradisi merantau, namun kemudian memilih untuk menjadi pegawai. Di sisi lain ada yang masih mau berdagang namun takut merantau, sehingga Bukittinggi, misalnya, menjadi kota seribu pasar. Tanpa kemampuan untuk tetap mempertahankan dua serangkai ini, orang-orang minang akan kehilangan kekuatan finansial dari rantau, yang selama ini menjadi penopang ekonomi di kampung. Ke tiga, orang-orang minang semakin kehilangan daya kreatifnya, ketika prinsip alam terkembang menjadi guru telah beralih kepada prinsip sekolah menjadi guru. Tanpa kreativitas yang tinggi, pada dasarnya orang-orang minang justru akan menjadi bangsa yang memiliki sejumlah sisi buruk, seperti keras kepala, individualis, tidak disiplin, pemalas dan sebagainya, sisi-sisi buruk yang justru menjadi sangat positif etika dibingkai oleh kreativitas. Jadi, saya setuju jika dikatakan bahwa Sumatera Barat belum habis. Namun akan menjadi habis jika anak-anaknya tak berupaya keras untuk memperbaikinya. Kita, Saya dan anda, dapat memulainya dari pendidikan : pendidikan berbasis Islam, kreatifitas, di alam, untuk membangun mentalitas kewirausahaan, dalam bentuk sebuah wisata pembelajaran (edutainment). Anda mau ikut ? RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 === Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 ATAU Kirimkan email Ke/To: [EMAIL PROTECTED] Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama: -mendaftar-- subscribe rantau-net [email_anda] -berhenti unsubscribe rantau-net [email_anda] Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung ===
[RantauNet] Sumatera Barat Belum Habis
Sejak Tahun 1984 sampai akhir Januari 2002 yang lalu karena pekerjaan saya banyak bepergian ke sejumlah kota provinsi, kabupaten dan kecamatan, tetapi belum ke Padang dan kota-kota lainnya di provinsi Sumbar. Di Pulau Sumatera saja misalnya, saya sudah pernah mengunjungi kota-kota Banda Aceh, Lhokseumawe, Pekanbaru, Jambi, Palembang dan Bandar Lampung, tetapi---ya itu---Padang dan kota-kota lainnya di Sumbar dilewati saja. Dan awal pekan yang lalu bersama dua orang rekan sekerja saya bertugas ke Sumbar---terakhir saya kunjungi tahun 1995 untuk urusan keluarga---mengelilingi poros Padang, Pariaman, Lubukbasung, Maninjau, Bukittinggi (di kota yang sangat asri ini kami menginap semalam) dan kota kelahiran saya Padangpanjang lalu kembali ke Padang. Tetapi ini bukan cerita nostalgia. Ini berkenaan karena minat---dan pekerjaan saya yang berhubungan dengan desentralisasi dan otonomi daerah (desotda). Seperti apa perkembangan Sumbar setelah satu tahun diberlakukannya UU 22 dan 25/99? Seperti apa Sumbar, yang dikatakan sebagai provinsi yang paling siap dalam pelaksanaan desotda, Padahal Sumbar bukan daerah yang kaya SDA. Padahal dalam banyak hal Sumbar tidak banyak berbeda dengan provinsi lain, seperti Golkar yang berhasil menyauk suara 94% dalam Pemilu Tahun 1997 atau cerita adanya busung lapar di beberapa tempat, serta cerita KKN yang tidak kalah seru dibandingkan dengan provinsi lain. Memang pada pada suatu sisi Sumbar dikenal sebagai daerah---meminjam Emil Salim---kawasan industri otak. Memang masyarakat Minang dikenal sebagai masyarakat yang egaliter, demokratis, partisipatif dan Islamis (adat bersandi syarak, syarak bersandi kitabulah). Memang masyarakat Minang dikenal mempunyai pranata sosial yang kuat dalam bentuk lembaga nagari Tetapi itu dulu! Lalu apakah semuanya itu dapat dikembalikan---termasuk memfungsikan lembaga nagari yang Perdanya sudah ada---dengan adanya desotda dalam sekejap seperti membalik telapak tangan? Kalau membaca koran, dengan dibangunnya kembali lembaga nagari, beberapa kemajuan memang sudah dicapai, tetapi cerita miring juga tidak kurang (termasuk dari yang saya baca di koran-koran lokal selama empat hari saya berada di sana) Dan saya tidak perlu menunggu lama. Baru keluar dari Bandara Tabing, saya langsung ditodong oleh seorang pengamen, suatu hal yang belum pernah yang saya alami di bandara-bandara lain di Indonesia, termasuk di Bandara A. Yani di Semarang yang dalam empat bulan terkahir ini sering saya kunjungi. Tetapi kesan tidak enak tersebut mulai berubah setelah saya dkk ke luar kota Padang keesokannya dalam perjalanan ke Pariaman dan kota-kota tujuan lainnya. Hujan besar yang sudah hampir dua pekan tidak turun, memingkinkan kami menikmati alam Sumbar yang indah, bersih dan tidak mencitrakan sebuah kawasan yang berkurangan secara ekonomi. Rekan saya, yang termuda, sebut saja Anto---seorang sarjana ternik lingkungan dan pengusaha realestat yang cerdas---yang beristerikan seorang perempuan Minang dan sering mengunjungi Sumbar, adalah yang paling ceria, dan sangat bangga akan Sumbar, lebih dari pada saya. Alam Sumbar tidak kalah cantiknya dari Bali ujarnya berkali-kali, suatu hal yang sulit dibantah (saya terakhir mengunjungi Bali bulan Agustus tahun lalu), lebih-lebih ketika kami meliwati kelok empat-puluh empat yang terkenal itu di mana danau Maninjau menghampar di bawahnya. Spetakuler, seru Anto berkali-kali. Tetapi Sumbar tidak hanya punya danau Maninjau. Masih ada ngarai Sianok, danau Singkarak, danau kembar Diatas dan Dibawah yang dilewati jalan raya Padang-Solok, dan lain-lain, hutan yang masih asri dan lestari. Sumbar juga punya prasarana jalan raya yang relatif cukup dengan kualitas yang baik, tetap mulus walaupun Sumbar tidak bebas dari hujan lebat dan banjir. Minangkabau juga punya budaya yang khas yang antara lain tercermin dari arsitektur bangunannya. Nilai-nilai luhur dari Agama Islam yang dianut 99% orang Minang---walaupun belakangan ini tergerus juga oleh modernisasi dan kecintaan yang berlebihan terhadap hal-hal yang bersifat duniawi---menyebabkan orang Minang---sesuai dengan watak Islam yang sesungguhnya---toleran terhadap penganut agama lain. Nyaris tidak pernah ada gangguan terhadap tempat peribadatan, aset dan keselamatan dan penganut agama atau etnis lain. Tidak mengherankan, sewaktu aksi-aksi demo anti AS marak di berbagai tempat di Indonesia, Sumbar tidak termasuk kawasan yang oleh Kedubes AS di Jakarta yang tidak dianjurkan untuk dikunjungi oleh warga AS. Tentu tidak bisa diabaikan pula makanannya yang khas dan enak serta sudah go international. Ketika rekan saya yang lain---mantan birokrat---dengan sedikit prihatin mengatakan bahwa dari hampir dari Rp 200 M APBD Kabupaten Padang Pariaman hanya Rp 3 M yang berasal dari PAD, sehingga Kabupaten Padang Pariaman sangat tergantung kepada DAU, sembari terkekeh Anto menjawab, bahwa yang miskin adalah Pemdanya, tetapi rakyatnya makmur, kesan yang sukar dibantah dengan melihat
Re: [RantauNet] Rantaunet penuh sumpah serapah
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Karena tiap Minggu harus mengejar setoran saya tidak tiap hari mengikuti posting-posting yang masuk RantauNet, dan agak terkejut juga mendengar. isi milis Rantaunet sudah jauh berbeda. Penuh dengan ucapan carut marut dan sumpah serapah. Kata- kata kasar berseliweran, serta agama Islam yang suci, yang dianut oleh hampir !00% orang Minang, juga dicaci dan direndahkan. Khusus yang terakhir ini, saya melihat memang ada upaya sistematis untuk menumbuhkan keraguan terhadap eksistensi dan kemahabesaran Illahi Rabbi, Quran suci dan kemuliaan Nabi Muhammad SAW, dan ini jelas sekali kalau kita mengikuti milis terbuka seperti Proletar yang dimotori antara lain oleh netter yang menamkan dirinya Asoka tersebut. Dan kalau sebagian dari propaganda tersebut juga masuk ke RantauNet itu sesuatu yang tidak terhindarkan, selama milis ini menghormati kebebasan berpendapat---tentunya sejauh tidak melanggar rambu-rambu yang ditetapkan bersama. Tetapi apakah dengan mengeluarkan mereka yang dianggap provokator tersebut ---atau---lebih-lebih---dengan meningalkan milis ini, masalahnya selesai? Nah menurut hemat saya, hujjah para provokator tersebut---minimal---yang ada di milis ini harus dilawan dengan hujjah yang lebih baik, dan saya percaya bahwa milis ini dan juga milis Surau tidak kekurangan orang untuk melakukannya. Tetapi kalau beliau-beliau tersebut diam saja, lalu bagaimana. Saya sendiri---dengan segala keterbatasan, kedunguan dan kedaifan saya---sewaktu-waktu juga mencemplungkan diri ke Proletar dan bersama-sema sejumlah netters Musliml ainnya seperti Emabdalah, Sohib, Rarach, Anti Kejahatan, Abas Amien, dll ikut melawan para penghujat tersebut: keras lawan keras, kasar lawan kasar. Dan kadang-kadang posting saya ke sana saya c.c.kan ke RantauNet dan Milis Surau tidak lain agar beliau-beliau para alim dan cerdik pandai yang jumlahnya tidak sedikit di kedua milis ini tergugah dan ikut membantu, karena jumlah kita lebih sedikit, dan mereka selain lebih banyak juga ada yang sangat cerdas dan terpelajar. (Saya masih ingat hujah yang sangat bermutu dan komprehensif yang dilancarkan oleh seorang dosen FT Unand yang sedang mengambil program S-3 di sebuah Universitas di Jepang terhadap propaganda Ahmadiahnya Wan Nadri, namun saya sudah lama tidak melihat beliau tampil di milis ini) Akhirul kalam, Engku St. Bandaro dari Komisi Tata Tertib tentunya selalu memonitor posting di milis ini dan akan meniup peluit apabila ada yang melanggar rambu-rambu yang ditetapkan. Bahwa beliau tidak gampang dan sembarangan meniup peluit, tentunya adalah sesuatu yang sangat dihargai. Lalu saya ingat kepada salah satu bait dalam Lagu Pesan Mande ciptaan Nuskan Syarif: Jan takuik dek ombak gadang / Riak nan tanang nan manghanjuikkan. Wassalam, Bandaro Kayo Message: 10 Date: Sat, 09 Feb 2002 09:02:25 +0700 (WIB) From: Rinaldi Munir [EMAIL PROTECTED] Subject: Rantaunet penuh sumpah serapah Dear All, saya sudah cukup lama ikut milis Rantaunet ini. Sebagai perantau minang, saya terhibur mendengar celoteh mamak-mamak dan kamanakan kasadonyo. Awal-awal saya ikut milis Rantaunet, isi atau topik yang dibicarakan menarik dan berbobot. Tetapi, sejak beberapa waktru belakangan ini, saya melihat isi milis Rantaunet sudah jauh berbeda. Penuh dengan ucapan carut marut dan sumpah serapah. Kata- kata kasar berseliweran. Bahkan, agama Islam yang suci, yang dianut oleh hampir !00% orang Minang, juga dicaci dan direndahkan. Misalnya yang dikemukakan oleh Titik, Panggugek, dll. Saya tidak rela agama saya dihina. Saya mensinyalir di dalam Rantaunet ini ada anggota yang sangat phobi terhadap Islam. Moderator Rantaunet ini saya lihat lemah dan tidak tegas. Meskipun keanggotaan Rantaunet ini bebas, tetapi kita perlu menegakkan etika, tata-krama, tidak SARA, dll. Saya berpikir untuk berhenti saja dari milis ini. Namun akan saya tunggu beberapa waktu perkembangannya. Wassalam RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 === Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 ATAU Kirimkan email Ke/To: [EMAIL PROTECTED] Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama: -mendaftar-- subscribe rantau-net [email_anda] -berhenti unsubscribe rantau-net [email_anda] Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung ===
[RantauNet] Dalam Lautan Bisa Diduga (Dialog Dengan Jusfiq Hadjar)
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Dr. Taufik Abdullah Ketua LIPPI yang berdarah Minang pernah menulis di Tempo, bahwa Orang Minang itu orthogenic: mereka pertama-tama merasa diri mereka muslim, setelah itu baru merasa sebagai orang Minang. Hal ini bisa menjelaskan mengapa sebagian netters di Milis Surau dan Rantau.net bereaksi keras terhadap beberapa lontaran pemikiran introspektif terhadap Islam dari Urpas yang disampaikannya dengan bahasa yang nakal dan menggigit. Tidak kurang salah satu dari yang geram itu adalah Rangkayo Nurbaini McKosky yang sangat terpelajar dan santun itu, dan---sepanjang yang saya ketahui---bermukim di Amerika Serikat sebuah negeri yang sangat liberal. Beberapa netters malah mengira bahwa Urpas adalah .. Jusfiq Hadjar St. Maradjo Lelo. Namun saya yakin bahwa beliau-beliau yang mengira Urpas adalah Jusfiq Hadjar itu belum pernah membaca secara langsung posting-posting Jusfiq Hadjar di Milis Apa Kabar, Proletar, Istiqlal dan sejumlah milis lainnya. Kalau yang pernah atau sering pasti berpendapat bahwa Urpas tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Jusfiq Hadjar. Tidak ada tempat bagi Jusfiq di Ranah Minang! tulis seorang netter di Proletar. Tidak sedikit pula yang mencapnya sebagai kafir, suatu penilaian yang tidak berlebihan kalau orang membaca dari apa yang tertulis pada posting-postingnya mengenai Islam. Cercaan bahkan ancaman fisikpun tidak jarang ditujukan kepadanya.. Namun seperti kata pepatah, dalam lautan dapat diduga, dalam hati manusia siapa tahu. Di bawah ini adalah dialog saya dengan Jusfiq Hadjar di Milis Proletar belum lama ini. Dialog diawali dengan tanggapan Jusfiq atas ucapan selamat merayakan Hari Natal yang yang saya tujukan kepada netters yang beragama Nasrani di beberapa milis pluralis, termasuk Milis Proletar. Jusfiq Hadjar: - Saya sudah akan merasa amat senang bila seluruh ummat Islam di Indonesia bersedia menerima untuk hidup berdampingan secara damai dengan orang lain yang bukan pemeluk agama Islam. Darwin Bahar: - Terima kasih atas tanggapan dan harapan Engku Jusfiq Seperti Engku Jusfiq ketahui, sebenarnya sejak dulu di kalangan akar rumput di Indonesia tidak ada masalah antara orang Islam dengan Orang Kristen. Saya pernah membaca cerita seorang perempuan Batak Kristen, bagaimana keluarga Minang tempat dia kos menerimanya dan menganggapnya seperti anak sendiri, sewaktu ia bersekolah di Normal School Padangpanjang. Dan orang Padangpanjang---kota yang dijuluki Serambi Mekkah itu---sampai sekarang juga tidak pernah mengganggu gugat gereja katolik di Gugukmalintang yang sudah ada (sejak) zaman Belanda. Dan saya sendiri sewaktu bertugas di sebuah Proyek Bank Dunia di Sulawesi Utara dan Selatan di akhir tahun delapan puluhan dan pernah berkelana di perkampungan Kristen di Minahasa dan Satal (yang kristennya dikenal kuat), tidak pernah mendapat perlakukan yang tidak menjenangkan hanya karena saya seorang Minang dan Muslim yang taat. Namun di kedua pihak ada biang-biang kerok (plus perangai sebagian penginjil yang sering melakukan tindakan-tindakan yang tidak etis dalam penyebaran Agama Kristen di kalangan penganut Islam, terutama di kalangan ummat yang kondisi sosial ekonominya lemah)---yang sangat rajin melakukan tindakan-tindakan yang menimbulkan sikap saling curiga mencurigai (sampai-sampai kegiatan mulia yang dilakukan Mendiang Romo Mangun di Kali Code di Yogyakarta juga dimusuhi sebagian Ummat Islam)---dan kemudian dimanfaatkan oleh unsur-unsur angkara murka, sehingga kemudian mereka saling bunuh. Karena itu saya sangat gembira bahwa Pertemuan Malino yang dengan bijak difasilitasi oleh Pemerintah Indonesia---walaupun sangat terlambat---memperlihatkan tanda-tanda bahwa konflik antarpenganut agama Islam dan Kristen di Poso yang sudah banyak memakan korban di kedua pihak, bisa diakhiri. (Mudah-mudahan Ambon segera menyusul) Akhirul kalam, semoga Engku Jusfiq dan Keluarga selalu sehat walafiat dan tidak kurang suatu apapun di Leiden Wassalam, Darwin Jusfiq Hadjar: Saya ulang: posisi yang anda pertahankan adalah posisi yang baik, posisi yang dari sudut ajaran Islam bisa dipertahankan dan telah dipertahankan dari zaman Muh.Abduh dan Afghani dan dipertegas oleh Abdul Razik. Dari sudut teologis posisi anda tidak bisa diruntuhkan. Anda memegang, antra lain, al-Kafirun yang mengakui hak orang lain untuk tidak mengikuti ajaran Islam. Dibalik itu saya juga tahu bahwa sebahagian (besar?) orang Islam di Indonesia tidak (selalu) mengikuti ajaran al-Banna, Sayed Qutb dan Maududi.( di kalangan akar rumput di Indonesia tidak ada masalah antara orang Islam dengan Orang Kristen. menurut istilah anda) Namun kita juga kudu ingat - dan ini amat penting - bahwa tidak ada - dari sudut teologis - yang bisa menyalahkan al-Banna, Sayed Qutb atau Maududi: mereka adalah juga - dari sudut ajaran Islam - orang-orang Islam yang baik, karena mereka adalah JUGA orang Islam yang menurutkan ajaran Islam dengan baik
[RantauNet] Diskusi Masalah Semen Padang
Kemarin saya membaca kolom Revrisond Baswir dan Faisal Basri di dua koran yang berbeda. Lalu saya ingat diskusi yang bermutu mengenai Maslah Semen Padang di Milis Rantau.net beberapa waktu lalu yang dipandu Indra Piliang yang antara lain menyandingkan pendapat kedua pakar ekonomi tersebut di atas yang berasal dari mahzab yang berbeda, namun kedua-duanya memiliki integritas yang sangat tinggi. Saya tidak tahu apakah Indra berminat dan punya waktu untuk membuat rangkuman diskusi tersebut, yang saya pikir bermanfaat bagi orang-orang di luar Milis Rantau.net yang berminat dan terlibat dalam masalah Semen Padang Salam, Darwin RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 === Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 ATAU Kirimkan email Ke/To: [EMAIL PROTECTED] Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama: -mendaftar-- subscribe rantau-net [email_anda] -berhenti unsubscribe rantau-net [email_anda] Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung ===
[RantauNet] Ya Rasullullah Salamua'alaik
Emilia Contessa dalam tahun tujuhpuluhan adalah sebuah bom. Di usianya yang setengah baya, kecantikannya belum sepenuhnya pudar, tetapi alamak .vokalnya itu, masih tetap prima. Ya Rasullullah Salamuaalaik, lantunnya dengan penuh konsentrasi diiringi oleh biola maut Idris Sardi, jadilah sebuah ekspresi musikal yang sangat aduhai. Dan tembang yang bernuansa puji, selawat dan cinta kepada lelaki junjungan miliaran kaum muslimin seperti itu setiap malam ditayangkan oleh TV-TV swasta selama bulan Ramadan dalam beberapa tahun terakhir ini. Hal tersbut tidak mengherankan karena puasa Ramadan adalah salah satu dari lima pilar Islam yang---di samping syahadat, solat, zakat dan berhaji---yang beliau ajarkan berdasarkan wahyu yang diturunkan Sang Khalik kepada beliau. Muhammad memang sangat berpengaruh sekaligus sangat dicintai oleh kaum muslimin. Kecintaan dan kehormatan itu tidak berkurang sekalipun banyak cerita-cerita miring mengenai pribadi beliau. Pada satu sisi, adanya cerita miring tersebut tidak bisa dihindarkan. Berbeda dengan kebanyakan pembawa risalah lainnya, Muhammad adalah tokoh sejarah. Dan tidak semua sumber riwayat hidup beliau pihak-pihak yang mencintai atau beriktikad baik kepada beliau. Tetapi kebanyakan kaum muslimin---termasuk kalangan terpelajarnya---lebih mempercayai sumber-sumber Islam bukan semata-mata karena unsur subyektivitas belaka, tetapi juga karena validitasnya. Sikap, ucapan dan perilaku beliau yang terhimpun dalam kitab-kitab hadis, teruji kejelasan mata rantainya, jelas siapa-siapa penyampai beritanya. Dari riwayat-riwayat yang terhimpun dalam kitab-kitab hadis tersebut terungkap faset-faset yang mengagumkan dan sekaligus mengharukan. Beliau yang sejak belia dikenal lurus dan jujur sehingga digelari Al-Amien diriwayatkan hidup sangat-sangat sederhana, bahkan setelah pengikut beliau menguasai jazirah Arabia, beliau tetap tidur di atas pelepah kurma, sehingga Umar bin Khatab yang gagah berani menangis tersedu-sedu melihat bekas pelepah kurma di punggung Rasul yang mulia itu. (Bung Karno---dengan segala kelebihan dan kekurangannya---adalah salah seorang pengagum berat Rasulullah SAW. Beliau sering mengutip Thomas Stoddard yang memetaforakan Muhamad SAW bagaikan matahari. Bahkan nama semua anak-anak lelaki beliau diawali dengan nama Nabi yang mulia tersebut) Setelah empatbelas abad berlalu ajaran-ajaran Nabi yang ummi (buta huruf) ini tidak pernah kehilangan relevansinya. Ritual-ritual yang beliau ajarkan---seperti puasa Ramadan---tidak saja sarat nilai-nilai spritual, tetapi juga sangat rasional. Tinggal bagaimana para pengikutnya menerjemahkan dengan cerdas risalah yang beliau bawakan dan mengimplementasikanya dengan sungguh-sungguh sehingga dapat memberikan kontribusi yang nyata kepada demokrasi, persamaan, keadilan dan kemakmuran ummat manusia, serta penghormatan kepada pluralisme yang pada hakekatnya merupakan Sunatullah. (Dalam sebuah hadis diriwatkan, ketika Muhammad SAW sedang duduk bersama para sahabatnya di pinggir jalan, lewat sebuah iringan keranda jenazah. Beliau berdiri untuk menghormatinya. Seorang sahabat berkata: Ya Rasul, bukankah itu jenazah seorang Yahudi?. Lelaki mulia itu langsung menjawab: Bukankah ia manusia juga?) Akan mereka-mereka yang rajin menghujat Nabi yang mulia ini---termasuk yang ada di sejumlah milis---janganlah dirisaukan benar. Hadapilah mereka---seperti pesan Al-Quran---dengan cara yang lebih baik. Lawan wacana dengan wacana, lawan nalar-dengan nalar, lawan data dengan data, semuanya dengan cara yang lebih baik. Tidak semua pengujat tersebut beriktikad tidak baik. Ada yang semata-mata ingin kritis, ada yang semata-mata karena ketidak tahuan. Tidak kenal maka tak sayang. Kalau mereka tetap bergeming, biarkan saja. Tokh orang-orang semacam ini sudah ada sejak empat belas abad yang lalu. Dan sejarah membuktikan bahwa para peludah ke langit tersebut tidak lebih dan tidak kurang seperti busa-busa kecil yang akan selalu hilang ditelan pusaran-pusaran sejarah. Selamat mengakhiri puasa Ramadan 1422 H. Semoga kita masih diberikanNya kesempatan menemui bulan penuh hikmah ini di tahun-tahun yang akan datang. Selamat Idul Fitri. Maaf lahir dan batin. Minal aidin wal-faizin (semoga kita termasuk orang-orang yang kembali dengan kemenangan) Wassalam, Darwin RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 === Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 ATAU Kirimkan email Ke/To: [EMAIL PROTECTED] Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama: -mendaftar-- subscribe rantau-net [email_anda] -berhenti unsubscribe rantau-net [email_anda] Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung ===
[RantauNet] Urpas dan Posting RAJAM BIADAB! Nigeria: Woman Sentenced to Death Under Sharia
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Saya sudah beberapa kali bersilang pendapat dengan Urpas di milis lain dan kadang-kadang mual membaca postingnya yang vulgar. Tetapi saya harus mengakui bahwa dibalik vulgarisme itu, dia selalu berusaha mendukung pendapatnya dengan argumentasi. Saya---Insya Allah---seperti orang Minang umumnya, sangat meyakini kebenaran Agama Islam, dan dengan segala kedunguan dan kebebalan saya, berusaha menjadikan Islam sebagai suluh kehidupan saya. Demikian pula saya menyikapi hukum Allah terhadap penzina. Dan dari intisari hadis pelaksanaan hukum rajam di zaman Rasulullah SAW masih hidup yang dikutip sanak Reflizar Piliang di Milis Rantau.net, jelas sekalai bagaimana bijaksananya Rasulullah SAW menerapkan hukum rajam tersebut. Bahkan tatkala Amr bin Ash mengumpat ketika dirinya kecipratan darah perempuan tersebut ketika hukum rajam sedang dijalankan, Nabi yang mulia itu bersabda Wahai Amr, kalaulah iman perempuan ini ditimbang, niscaya lebih berat dari pada iman seluruh penduduk Medinah ini. Sebagai agama yang haq, Islam banyak mengajarkan adab kepada manusia. Misalnya adab menyembelih binatang, yaitu harus dengan pisau yang tajam, supaya binatang yang disembelih tersebut tidak menderita. Hukum rajam, di zaman Rasulullah SAW masih hidup adalah bentuk hukuman yang relatif tidak kejam dibandingkan dengan bentuk hukuman mati lainnya. Namun pada saat ini, sepertinya tidak. Pertanyaannya, apakah kita memang harus menafsirkan hukum Islam secara tekstual/skriptualistik? Atau bolehkah para Ulama melakukan ijtihad untuk menyesuaikannya dengan perkembangan zaman? Jawabannya tentu bisa ya dan bisa tidak. Tetapi apakah ya atau tidak tentu perlu didukung dengan argumentasi yang kuat baik secara naqly maupun secara aqly Nah saya pikir esensi tulisan Urpas di bawah subjek RAJAM BIADAB! Nigeria: Woman Sentenced to Death Under Sharia yang dikirimkannya ke beberapa milis, a.l. Rantau.net, Surau dan Proletar dan dikemukakannya dengan bahasa yang membuat mual banyak orang termasuk saya---adalah masalah tersebut di atas, suatu hal yang menurut saya sah-sah saja. Dalam perspektif ini serta dengan mempertimbangkan sifat demokratis dan menghargai argumentasi (gayung bersambut, kata berjawab) yang menjadi ciri orang Minang---dengan harapan Urpas dapat mengubah cara bertuturnya dengan cara yang lebih elegan---saya termasuk yang tidak setuju kalau posting Urpas di Rantau.net dan Surau diblokir, walaupun hanya untuk sementara. Wassalam, Bandaro Kayo RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 === Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 ATAU Kirimkan email Ke/To: [EMAIL PROTECTED] Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama: -mendaftar-- subscribe rantau-net [email_anda] -berhenti unsubscribe rantau-net [email_anda] Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung ===
[RantauNet] Koto Gadang, Tiap Rumah Ada Sarjana
Republika, Sabtu, 27 Oktober 2001 Seratus tujuh belas tahun silam, Agus Salim terlahir. Meski telah teramat lama, di Sumatera Barat, anak-anak sekalipun tetap mengenal namanya. Betul juga kata orang bijak: harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama. Nama besarnya nyaris tidak tertandingi oleh siapapun, kecuali oleh sejumlah orang di zamannya yang kemudian menjadi 'bapak bangsa' ini. Agus Salim adalah tipe orang Minang --yang dalam istilah Rosihan Anwar-- gilo-gilo baso alias gendeng. Semua orang Minang yang pintar memang memiliki sikap demikian. Ia lahir di nagari Koto Gadang pada 8 Oktober 1884. Nagari ini senantiasa dibalut kabut. Anginnya semilir. Jika Anda berada di Bukittinggi, masuklah ke Ngarai Sianok, menelusuri jalan beraspal yang menurun tajam. Naik mobil Chevrolet keluaran tahun 1944 atau berjalan kaki, maka Anda akan sampai di Koto Gadang. Bisa juga dari simpang empat Galudua, Koto Tuo, ruas jalan ke Maninjau, di kaki Gunung Singgalang. Dari Koto Tuo ini, jaraknya lebih pendek, sekitar dua kilometer saja. Koto Gadang adalah satu dari 61 nagari di Kabupaten Agam atau 543 nagari di Minangkabau. Masuk ke dalam wilayah administrasi kecamatan IV Koto (baca: Ampek Koto), yaitu nagari: Koto Tuo, Koto Panjang, Sungai Landia, Balingka, Malalak, Lubuak Tabek Sarojo, Koto Gadang, III Koto, Garagahan, Sitanang, dan Manggopoh. Di Koto Gadang, Anda akan disambut oleh ciri khas nagari Minangkabau: rumah berjejer sepanjang jalan, di belakang selapis atau dua lapis rumah akan ada sawah. Rumah-rumah di sini banyak yang kosong. Pemiliknya entah di mana kini. Mungkin di Jakarta, Sydney atau California, dan bisa juga di Surabaya. Banyak rumah yang didiami oleh orang upahan. Sebuah keluarga digaji untuk mendiami rumah oleh keluarga Koto Gadang yang sedang berada di rantau. Hal semacam ini banyak ditemukan di nagari-nagari lain di Minangkabau, tapi di Koto Gadang jumlahnya teramat banyak. Para gadis Koto Gadang yang menetap di kampung halaman, selain sekolah di kampung sendiri juga di Bukittinggi dan Padang. Yang di kampung, banyak yang melibatkan diri dalam kerajinan Amai Setia yang didirikan lebih seabad silam. Hasil kerajinan anak nagari Koto Gadang, terkenal luas. Tidak saja mengisi etalase pasar konveksi di Bukittinggi, tapi juga dipesan oleh banyak orang dari berbagai kota. Ketika wanita di daerah lain masih 'tidur', di Koto Gadang sudah ada Kerajinan Amai Setia. Tatkala wanita di daerah lain dipasung di rumah, Rohana Kudus gadis desa itu, sudah menjadi pemimpin redaksi surat kabar Soenting Melajoe di Padang awal abad ini. Ia menjadi pioner perdebatan gender dan hak-hak wanita Minangkabau. Nagari ini, kini, juga menjadi desa tujuan wisata. Para wisatawan asing akan menuju Ngarai Sianok dan seterusnya berjalan menuju Koto Gadang. Di sana mereka sepertinya memasuki bab demi bab buku tua milik kaum intelektual bangsa ini. Koto Gadang sama terkenalnya dengan Agus Salim atau cucunya, Emil Salim. Nagari ini berhasil mengambil manfaat yang sempurna dari sistem pendidikan kolonial yang diterapkan Belanda di Minangkabau. Tidak ada orang Koto Gadang ketika itu yang tidak pandai berbahasa Belanda. Malah kini, orang seangkatan Emil Salim atau satu generasi di bawahnya, biasanya berbicara memakai bahasa Belanda dengan kedua orang tuanya. Dapat dibayangkan di zaman awal-awal politik etis saja orang Koto Gadang sudah berbondong-bondong untuk sekolah, apalagi sekarang. Maka jangan heran dengan kenyataan seperti ini: tiap rumah di Koto Gadang pasti memiliki sarjana dari bidang ilmu apa saja. Dari nagari ini muncul sejumlah menteri, jenderal, direktur berbagai perusahaan, pakar, ahli politik, dokter. Di mana pula di Indonesia tiap rumah memiliki sarjana? Dari segi prestasi, tidak ada desa di Indonesia, bahkan mungkin di dunia yang bisa menandingi Koto Gadang. Celakanya mereka semua berada di rantau. Koto Gadang mereka titipkan pada Gunung Singgalang dan Merapi. Mereka mencari hidup dan penghidupan di rantau orang. Biasanya saat Idul Fitri, Koto Gadang sangatlah ramainya. Semua perantau intelektual itu pulang kampung. Tidak ada yang congkak, merasa hebat satu dari yang lainnya. Mereka patuh dan santun pada mamaknya yang tinggal di kampung. Mereka hormat kepada kepala desa, meski ia sendiri seorang jenderal. Segenap pangkat, atribut, mereka lepas. Maka jadilah mereka Orang Koto Gadang yang sesunguhnya. Agus Salim, tidak meninggalkan apa-apa, kecuali spirit yang kuat bagi warga Koto Gadang dan rakyat Minangkabau. Orang Minang adalah orang paling bangga di negeri ini, karena telah menyumbangkan Agus Salim, Hatta, Yamin, Sjahrir, Natsir, As'ad, dan sejumlah nama lainnya bagi Indonesia. Di Koto Gadang, Agus Salim membuka HIS partikulir setelah menamatkan pendidikannya pada akhir 20-an. Dia sekaligus pulang kampung untuk menikah. Sejak itulah orang mengenalinya sebagai Haji Agus Salim atau Paatje bagi kerabat keluarganya. Sekolah partikulir yang ia buka, ternyata mendayung Koto Gadang ke laut
[RantauNet] Emil Salim: Dengan Ilmu Menghayati Agama (Bagian II Habis)
Komentar: Membedakan mana wilayah ikhtiar (yang tunduk kepada hukum alam atau sunatullah dan sebagian besar bisa dikendalikan dan diprediksi dengan ilmu dan pengetahuan) dan mana yang wilayah tawakal (yang berada di bawah kendali manusia) agaknya sering dirancukan sebagian ummat dewasa ini. Masih segar dalam ingatan kita sejumlah doa istighotsah yang digelar ummat dan ulama pengikut fanatik Gus Dur beberapa bulan yang lalu yang memohonkan kepada Allah SWT agar Gus Dur tetap jadi Presiden s.d. Tahun 2004. Dan kita semua tahu bagaimana hasilnya. Hal serupa juga terlihat dari bagaimana sebagian ummat menyikapi konflik Taliban dengan AS, yaitu dengan klaim bahwa Allah SWT pasti berpihak kepada Taliban, maka Taliban pasti akan mengalahkan mesin perang dan sekutu-sekutunya. Semangat semacam ini sah-sah saja. Bahkan tidak sedikit para pejuang kita yang dengan senjata seadanya dahulu melawan penjajahan Belanda yang dengan semangat seperti ini (saya pernah membaca dengan perasaan kagum bagaimana Panglima Sudirman yang paru-parunya tinggal satu dan salatnya tidak pernah tinggal mememimpin perang gerilya melawan Belanda). Tetapi dalam perperangan manapun, yang sering menang adalah mereka yang punya strategi di samping kekuatan dan moral pasukan yang lebih baik. Dan itu pulalah yang selalu diperhatikan oleh Rasulullah SAW dalam perperangan-perperangan yang beliau lakukan dalam menghadapi kaum Kafir Qureish. Bahkan dalam perperangan Uhud, terjadinya kekalahan pasukan Rasulullah SAW disebabkan sebagian pasukannya tidak mentaati strategi yang beliau tetapkan, yaitu para pemanah yang berada di atas bukit yang diperintahkan beliau tetap berada di sana sampai perang selesai, meninggalkan posisinya untuk mengejar harta rampasan. Tetapi saya percaya kepada teori bandul jam. Saya yakin ummat akan belajar dari keterbelakangan dan pengalaman pahit menjadi yang terbelakang. Saya yakin ummat akan semakin cerdas dalam beragama sehingga bisa dengan damai mewujudkan Islam sebagai rakhmat bagi sekalian alam. Saya yakin di tengah keterbelakangan ummat---relatif terhadap Barat---tetap saja Barat bisa melihat nur kebenaran Islam. Seorang teman saya yang aktif disebuah organisasi dakwah yang dimotori oleh para profesional (ada yang bergaji di atas US$ 10 ribu perbulan) baru-baru ini menceritakan bahwa organisasi tersebut banyak menerima permintaan dai dari Australia, AS dan Suriname. Bahkan pada saat krismon dalam tahun 1998, organisasi tersebut berhasil membangun sebuah Masjid dengan biaya sebesar Rp 5 M di Sidney. Dan saya setuju dengan pendapat: Taliban memang Islam, tetapi Islam bukan Taliban. Selain itu saya yakin, bahwa Islam tidak menghalalkan semua cara untuk mencapai tujuan. Catatan tambahan: Haji Agus Salim (HAS) yang lahir pada Tahun 1884 di Kota Gadang, Sumbar adalah salah seorang founding father RI yang dikenal sangat cerdas dan alim. Setelah Indonesia merdeka beliau menjabat sebagai Menter Luar Negeri (1946-1947) dan Muda Luar Negeri (1947-1949). Almarhum yang juga dikenal sebagai diplomat tangguh ini menguasai sejumlah Bahasa Asing, yaitu Bahasa-Bahasa Belanda, Inggris, Jerman, Perancis, Arab dan Turki. Salam, Darwin (Mohon maaf kepada yang menerima posting ganda) Dengan Ilmu Menghayati Agama Republika, Sabtu, 13 Oktober 2001 Oleh :Emil Salim Mantan Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup (Bagian Kedua, Habis) Haji Agus Salim mencoba memahami tauhid itu dari filsafat dan bertolak dari keesaan Allah. Ia membantah orientalis yang menuduh Islam sebagai agama yang menyuruh umatnya selalu pasrah, tabah, tawakal, dan sabar. Oleh mereka, Islam direduksi hanya sebagai agama yang berpendapat bahwa Tuhan menentukan segala hal di bumi ini, sehingga umat Islam hanya harus menerima, bersabar, bertawakal, menyerah, pasrah, nerimo. HAS membantah semua ini. Menurut dia, hal pokok dalam Islam bukanlah tawakal, namun tauhid. Ciri khas Islam adalah tauhid, yaitu mengejar keesaan Tuhan. Dengan tauhid, keseluruhan perbuatan, hidup, dan mati manusia adalah untuk Tuhan, sehingga langkah apa pun yang kita perbuat kita dahului dengan ucapan ''bismilahirrahmannirahim.'' Itu berarti senantiasa dengan nama Allah kita memasuki prakehidupan di dunia ini. Sebagai contoh, polisi tidak bisa seenaknya masuk dan duduk di rumah kita, kecuali kalau mereka membawa surat perintah atau surat izin sesuai perundangan yang berlaku. Pendek kata, seseorang harus tunduk pada peraturan hukum sebelum berbuat sesuatu. Begitu pula manusia di alam bumi (rumah Tuhan). Untuk melakukan pekerjaan, berusaha di alam rumah Tuhan, mereka harus mendapat izin Tuhan. Karena itu wajar jika apa yang kita perbuat di rumah Tuhan ini harus selalau dengan nama Allah. Cara berpikir ini mengandung makna bahwa kita mengakui keesaan Allah. Takdir adalah pintu pokok kedua yang terpenting dalam Islam menurut HAS. Kita hidup, tapi kita tidak dapat menentukan kapan kita lahir dan mati. Ketentuan itu bukan di tangan manusia. Saya berpikir, kenapa saya jadi ekonom, padahal tidak
[RantauNet] Emil Salim: Dengan Ilmu Menghayati Agama
Pada saat emosi sering menenggelamkan rasionalitas, tulisan Prof Dr. Emil Salim di Republika Jumat, 12 Oktober 2001 ini bisa dijadikan bahan renungan. Menurutku sebahagian ummat saat ini sering kehilangan rasionalitas. Saya setuju simpati demi kemanusiaan akan nestapa yang diderita oleh Rakyat Afganistan akibat perang yang sama sekali tidak mereka inginkan. Namun kenapa solidaritas kepada masyarakat Aceh atau kepada lebih dari 1,5 juta pengungsi Bamgsa sendiri yang waktu ini dalam keadaan nyaris tanpa harapan tidak seheboh dan segreget solidaritas kepada Rakyat Afganistan? Tetapi selalu ada yang tidak kehilangan rasionalitasnya, misalnya Ketua Umum PP Muhammadyah Prof. Syafii Maarif seperti yang diberitakan Kompas yang diposkan oleh IJP. Saya percaya pendapat Prof Syafii Maarif mewakili the silent majority kaum muslimin Indonesia. Salam, Bandaro Kayo Dengan Ilmu Menghayati Agama Republika Jumat, 12 Oktober 2001 Emil Salim Mantan Menteri Lingkungan Hidup (Bagian Pertama) Pada 4 November 1954, Haji Agus Salim meninggal karena serangan jantung, beberapa hari setelah ia memperingati ulang tahunnya yang ke-70, pada 8 Oktober 1954. Pada perayaan ulang tahun itu diterbitkan buku Djedjak Langkah Hadji Agus Salim yang memberikan sedikit gambaran tentang alam berpikir almarhum. Ia juga menulis buku Filsafat tentang Tauhid, Takdir dan tawakkal. Dalam buku itu, alam berpikirnya tentang peran rasionalitas dalam menghayati agama sangat menonjol. Ketika saya masih jadi mahasiswa pada 1951, materi kuliah waktu itu belum terlalu banyak. Saya tinggal bersama kakak-kakak, tidak jauh dari rumah H. Agus Salim (HAS). Saya sering singgah ke rumah Agus Salim saya memanggilnya Oom Agus-- saat ia bermain kartu pasians dan memberi kesempatan mengobrol. Saat itu belum ada tape recorder sehingga pembicaraan tak bisa direkam. Sebagai seorang mahasiswa yang sedang digodok berpikir ilmiah, saya bertanya kepada Agus Salim bagaimana sebaiknya mempelajari agama Islam. Banyak yang ia ceritakan, tapi ujungnya ia meminjamkan buku filsafat karangannya itu. Pelajari dan pahami buku ini, katanya berpesan. Buku ini menjelaskan tentang filsafat di mata Agus Salim, yang tak ubahnya kebun berisikan pohon-pohon ilmu. Pertama, pohon ilmu logika; yaitu cara berpikir, berkata secara teratur. Kedua, pohon estetika yaitu cabang filsafat membahas seni dan keindahan, hal ikhwal, kesenian, keindahan budaya. Itulah yang dibahas dalam cabang falsafah estetika. Ketiga, pohon cabang filsafat metafisika, yaitu membahas hal-hal nonfisik yang tidak tampak. Keempat, pohon epistemologi, yaitu cabang ilmu filsafat tentang dasar dan batas pengetahuan. Dalam alam berpikirnya, ada wilayah yang bisa digarap dengan ilmu, namun ilmu punya batas yang memisahkan kita dengan bidang agama, setelah melalui bidang tahap nonfisik/metafisika. HAS ingin mendesak batas tersebut sejuah mungkin menarik garis ilmu mengenali agama. Agama bertolak dari believe, percaya. Sedangkan ilmu bertolak dari doubt/atau kesangsian (keraguan). HAS menghendaki agama dapat kita jelajahi, masuki dengan cara berpikir ilmu agar kita memiliki satu keyakinan penuh. Atas dasar ilmu logika dan ilmu falsafah, berkembanglah kehendak mengembangkan pendekatan falsafah dalam memahami agama. Bukti alur pikiran ini, di mata Agus Salim, terdapat dua bahan filsafat: 1) Alam dan lingkungan hidup dalam alam, seperti gunung, laut, manusia dan sebagainya. 2) Alam pikiran. Dengan itu, filsafat tumbuh menjadi filsafat alam yang bersifat empiris, dan alam berpikir yang bersifat abstrak rasional. Karena itu kita harus memahami alam, seperti diungkap dalam surat Al Baqarah, tentang laut, burung, gunung dan angin dll, sebagai tanda-tanda yang harus kita pelajari dan membawa kita pada filsafat berpikir rasional. Maka filsafat yang ingin dikembangkan HAS adalah filsafat alam dan filsafat akal yang berbeda namun menyatu. Satu bertolak pada empiris dan yang lain bertolak pada rasionalisme. Tapi untuk mengaji itu ada arahan dan tujuannya. Arahannya didasarkan pada etika, yaitu etika mengejar pemahamam tentang penciptaan kebahagiaan di jalan Tuhan. Timbul pertanyaan: Apa tugas kita hidup di alam nyata ini? Intinya adalah untuk mengenali dan memahami alam, dan dengannya kita dalami alam pikiran. Dari situ kita kembangkan paham metafisika untuk kemudian mencari dan memahami alam mencari kebenaran hakiki dalam diri Tuhan. Maka pada garis horisontalnya, ada alam fisik benda yang dapat kita pegang (gunung, batu dan sebagainya), kemudian kita berangkat ke alam pikiran immaterial yang tidak ada bendanya. Melalui alam pikiran itu kita menembus hakikat perikehidupan, dan dengan pemahaman hakikat itu kita masuki bidang agama. Mengapa filsafat agama penting? Mengapa pendekatan akal dalam agama perlu? Ini karena pada 527 M, ada Raja Romawi, Kaisar Yustinianus, dan istrinya Theodora, yang mempunyai paham bahwa agama dipakai untuk memberi legitimasi atas kekuasaan yang mereka miliki. Saat itu, Kerajaan Romawi menguasai
[RantauNet] Penjaringan Aspirasi Masyarakat dalam Penyusunan APBD
Kalau ada pooling pendapat mengenai apakah masyarakat merasa bahwa APBD di daerahnya sudah aspiratif, saya yakin bahwa lebih dari separuh akan menjawab tidak. Sumpah serapah pembaca Koran Media Indonesia berkenaan dengan penggunaan APBD DKI untuk studi banding ke LN yang dilakukan anggota dewan yang terhormat itu bisa merupakan salah satu indikator. Tetapi kalau Konsep Panduan Perencanaan Anggaran Daerah (PPAD) yang disiapkan oleh Ditjen Otda Depdagri sudah menjadi keputusan pemerintah, maka peluang masyarakat untuk berpartisipasi dalam penyusunan, bahkan dalam pelaksanaan dan pertanggung jawababan APBD akan semakin besar. Konsep PPAD yang mulai disosialisasikan pada Rapat Kerja Teknis Keuangan Daerah yang dihadiri oleh para Ketua Bappeda, Kepala Biro/Badan Keuangan Daerah dan Kepala Dinas Pendapatan Daerah se Indonesia tanggal 26 dan 27 September yang lalu secara spesifik memberikan panduan mengenai Panduan Penjaringan Aspirasi Masyarakat. Bagian ini antara lain memeberikan panduan mengenai Metode Penjaringan Aspirasi dan Dokumentasi dan Pencatatan Aspirasi. Sedangkan metode penjaringan aspirasi, mencakup panduan mengenai mekanisme penjaringan aspirasi, instrumen penjaringan aspirasi masyarakat secara aktif (kuesioner, observasi lapangan dan dilog interaktif), instrumen penjaringan aspirasi masyarakat secara pasif (kotak saran, kotak pos, telepon bebas pulsa dan web site) dan instrumen penjaringan aspirasi masyarakat secara reaktif (hearing dan sidak). Apakah peluang masyarakat untuk berpartisiapasi dalam penyusunan, pelaksanaan dan pertanggung jawababan APBD hanya akan menjadi angin surga tentu sebagian besar terpulang pada masyarakat atau lembaga-lembaga yang mewakili masyarakat (Ornop), apakah mereka mau memberdayakan diri mereka atau apakah mereka akan membiarkan diri mereka diperdayakan terus. Begitu. Salam, Darwin RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 === Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 ATAU Kirimkan email Ke/To: [EMAIL PROTECTED] Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama: -mendaftar-- subscribe rantau-net [email_anda] -berhenti unsubscribe rantau-net [email_anda] Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung ===