Dear Apeq liang_u
Adeuh gue disebut anak baik, anak baik biasanya tidak memaki-maki
lhoh.
Terimakasih atas penjelasannya, saya jadi diingatkan kembali sama
penjelasan yang pernah saya baca di buku Kho Ping Hoo kalau nggak
salah, mengenai daratan TIONGGOAN.
Mengenai sebutan penghinaan,
Rekan-rekan sekalian,
Bila anda berminat belajar Shufa / kaligrafi dan lukisan Tionghua,
mari bergabung bersama dalam kelas belajar bersama kaligrafi dan
lukisan Tionghua yang diadakan milis ini.
Alamat tempat belajar:
Jl. Pangeran Jayakarta, Kompleks Ruko No.46 Blok D-14
Yang mengajar adalah
Yah nampaknya kita mulai nyambung Bung Benny.
Istilah tionghoa kita pakai sejauh kita menekankan masalah watak, sifat, warna,
kandungan isi, keturunan dll hal yang tak terikat dengan tempat dan ruang,
misalnya : Budaya Tionghoa, sastra Tionghoa, film tionghoa, masakan Tionghoa,
pola berpikir
Uly
Chinese dan China itu adalah bahasa Inggris. Setujukah?
Apakah kalau berbahasa Indonesia, setiap kita bicara tentang dunia luar dan
negeri orang harus memakai bahasa Inggris?
Apakah kalau menyebut Tiongkok harus pakai China, atau Chinese. lantas kalau
menyebut Jepang seharusnya pakai
Setuju sekali untuk bung Jimmy
Wahai kaum Tionghoa/Cina yang tinggal di Indonesia
Jangan biarkan kaum kita disebut sebagai :
Dikasih Hati Minta Ampla
Jangan biarkan korban 1998 menjadi sia-sia...
Dulu dipersulit, sekarang paspor tanpa SBKRI...
Dulu diberi tanda, sekarang KTP tanpa
Rencana Penyatuan Aksara Mandarin Diutamakan yang Original �C
Kebijakan Aksara PKC Terpaksa Berubah Arah
(Oleh reporter Dajiyuan Xin Fei)
http://www.clearwisdom.net/emh/article_images/2007-10-30-london-06.jpg
http://www.clearwisdom.net/emh/article_images/2007-10-30-london-06.jpg
DIAGRAM
Ci,
Ada yang aneh. Saya buka website Dajiyuan sendiri, isinya pakai jian
ti zi (simplified chinese). Berita di bawah ini kalau benar berarti
sama saja kembali ke sistem penulisan zheng ti zi. Sepertinya gak
masuk akal. PRC, Singapore, sebagian Malaysia sudah memakai sistem
jian ti zi.
Lagipula
- Original Message -
From: ChanCT [EMAIL PROTECTED]
cut---
Setelah keputusan Presidium Kabinet tahun 67 itu dicabut, maka dalam
pergaulan sehari-hari akan terjadi kembali sebagaimana tahun 50-60-an,
tidak akan ada masalah orang menyebut Cina, Cino, ... sebagaimana biasa
digunakan
Sdr,
Aku sama sekali tak paham cerita anda ttg keluarga anda! apakah keluarga
anda termasuk yang menolak atau yang setuju istilah Cina? dan kalau
setuju, apa karena tidak paham sejarah politik? atau sudah paham tapi
tetap acuh??? tolong jelaskan.
Jika anda paham situasi sosial poltik Tiongkok di
Pada akhirnya negara yang memiliki bahasa Nasional lah yang eksis, sedang
bahasa bahasa daerah secara sedikit demi sedikit ( sekarang lebih cepat sih,
karena cepatnya perkembangan teknologi informasi ) akan punah.
Untuk ini bisa dibilang bahasa Mandarin yang juga memiliki banyak sub bahasa
Sedikit tambahan:
saya dan teman dekat kalau bicara se-hari2 tak pernah pakai istilah
tionghoa, selalu pakai yang lain: tenglang, Huaren, wong cino, Zhongguo
ren, chinese...dsb dsb asal bukan Cina. tionghoa hanya saya pakai alam
tulisan dan forum resmi.
ZFy
Mungkin banyak anak muda yang salah
Mungkin banyak anak muda yang salah paham dengan tujuan perjuangan
masyaraka tionghoa untuk mengganti istilah Cina menjadi Tionghoa.
Sebenarnya, tujuan utama kita sebenarnya bukanlah untuk memperjuangkan
penggunaan istilah Tionghoa! tujuan utama kita adalah menghapus penggunaan
istilah Cina!
Bung Zhou,
Saya rasa diskusi ini tidak akan ada akhirnya. Kita sama2 tahu akan
argumen masing2 pihak. Tidak ada relevansinya diulang2 disini (menurut
saya). Jadi ini balasan terakhir saya. Terima kasih atas diskusinya
dengan saya.
Mengenai point yg bung zhou ajukan, saya paham (dan sudah pernah
Zhou-xiong coba dibaca pelan-pelan.
Gue ini belon ngerti kenape kok pake istilah Tiongkok, kok tau-tau
dibilang bisa menerima, itu pake logika yang mana? Logika maksa?
hihihihi.
Kenapa seharusnya nggak cocok pake istilah China or Chinese?
Untuk mandarin aja mereka (orang zhongguo) masih
Orang Hakka, yang dalam Mandarin lazim disebut
Kejia-ren, karena kalau disebut Keren saja bisa keliru
dengan keren yang berarti tamu, meskipun memang
sebenarnya Hakka berarti keluarga tamu atau Kejia.
Dalam dialek Hokkian disebut Kheqlang, yang maksudnya
hurufnya sama dengan dengan Hakka.
Orang
Uly,
Supaya lebih jelas lagi, saya tambahkan:
anda mengatakan: dalam terjemahan resmi ke dalam bhs Inggris, pemerintah
RRT memakai People Republik of China.
Sekarang, sesuai logika anda, kita juga harus cari tahu, dalam terjemahan
resmi ke dalam bahasa Indonesia, pemerintah RRT memakai istilah
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Jimmy Tanaya
[EMAIL PROTECTED] wrote:
Apa nggak cape diskusi/debat tanpa ujung? Apalagi mengulang2
debat/diskusi yg pernah ada.
Kedua, kita perlu lebih mawas diri. Kita mau minta apalagi sih?
Minta
tahun baru imlek dinyatakan hari libur, sudah
Yup bener, kata Tiongkok kebanyakan yang make orang Hokian, kalo saya
kadang denger orang ngomong hokian terkadang terdengar kata2 TiongKok, tapi
blon pernah saya denger TiongHua, mungkin karena mereka ngomongnye kelewat
cepet jadi saya kelewatan kali.
Kalo saya kebanyakan ngucap
Maaf crossposting, menurutku penting untuk informasi.
++
Siapakah yang keliru bila postingan dibawah masih memakai cina sebagai salah
satu bagian informasinya ?, yang jelas nama millis sudah Mandarin murni.
Usul, silahkan joint ke millis tersebut dan tegur yang menulis 'cina' yang
'kurang gaul'
Rekan-rekan,
Huruf Tionghoa sudah ada sejak zaman dinasti Shang
yang disebut Jiaguwen, kemudian mengalami evolusi
beberapa kali sehingga yang sekarang. Jiantizi bukan
ciptaan RRT tapi sudah ada sebelumnya, zaman
Kuomintang berkuasa, sudah ada Jiantizi hanya tak
dikoordinir sehingga tiap orang
- Original Message -
From: Golden Horde
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Monday, November 12, 2007 12:13 AM
Subject: [budaya_tionghua] Re: Fwd: In search of Indonesia's Chinese
national heroes
Pernyataan Bung ABH ini sebenarnya dapat merupakan suatu
bentuk penghinaan bagi
:o)..sejak aku keluar dari millis Komti dan sejak itu pula aku
masukan nama ken ken kedalam block sender, jadi aku tidak pernah membaca
lagi oretan gak mutu dari ken ken, percuma melayani orang yang di dunia
nyata dan maya saling kontradiksi.
Mengenai istilah Tionghoa dan Cina, aku
-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Skalaras
Kalau orang Tionghoa sendiri masih setengah hati memakai istilah Tionghoa,
bagaimana bisa meyakinkan orang lain? Maka jangan salahkan kalau saya
memakai kata2 keras terhadap
-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of ChanCT
Inti-masalah pertengkaran sebutan Tiongkok/Tionghoa atau CINA, justru
seperti yang berulang kali sudah gue nyatakan, Pemerintah Ri yang berkuasa
sekarang ini tetap belum ada keberanian
Saya ingin tambah:
Suku Hakka menurut sejarah bukan penduduk China selatan asli. Menurut info yg
saya dpt dari keluarga saya, mereka jaman dulu berasal dari utara dan merupakan
suku immigrant diselatan dimana suku Punti dan hokkian dominan.
Suku hakka biasanya banyak yg keturunan tentara
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, gsuryana [EMAIL PROTECTED]
wrote:
Maaf crossposting, menurutku penting untuk informasi.
++
Siapakah yang keliru bila postingan dibawah masih memakai cina
sebagai salah
satu bagian informasinya ?, yang jelas nama millis sudah Mandarin
murni.
Usul,
Ini terjadi sebarnya sesuai apa danya
Sekarang ini banyak sekali Olympiade matematika, fisika, biotekno, komputer
dan lain sebagainya, dan yang mengikuti persyaratan adalah anak SMU dan hanya
boleh mengikuti dua kali saja.
Ini terjadi pada anak teman dekat saya, karena otaknya
Kalau Lu Xun hidup di jaman sekarang , akankah dia dituduh memberangus
budaya tionghoa ?
Robby Wirdja
_
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of [EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, November 16, 2007 11:47 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Dalam tulisan di bawah ini yang dikirim di milis lain,
terjadi kekeliruan. Karena saya sendiri bukan anggota
milis yang bersangkutan, maka tidak mengirim ke sana,
tapi tetap mengirim komentar saya ke Budaya Tionghoa.
Dalam tulisan di bawah ada pertanyaan marga Tjia?
Marga Tjia kalau dengan ejaan
Maaf saya tidak setuju dengan pernyataan anda yg mengatakan beasiswa ini hanya
untuk keturunan Tionghoa. Dari manakah anda mendapat data ini? Beasiswa apa
kalau memang ada, boleh saya tahu? Saya sendiri salah satu mahasiswa dari
Indonesia yang dulu kuliah di Singapore dan sekarang bekerja
Sdr. Liquid,
Bahasa Tionghoa adalah bahasa huruf bukan bahasa
bunyi. Sebuah huruf bisa dibaca berbagai bunyi oleh
berbagai dialek bahkan oleh orang Korea dan Jepang.
Karena itu huruf , dalam bahasa Mandarin dibaca
Zhongguo, dalam dialek Hokkian dibaca Tiongkok, dalam
dialek Hakka dibaca
Sdr. Andreas,
Terima kasih atas tambahan anda, akan bermanfaat bagi
seluruh yang berkepentingan. Mengenai Sun Yan-sen
Hakka bukan, saya tak berani memastikan, tapi tak
berani mengatakan salah, sebab banyak tulisan yang
menulis demikian, makanya di sini saya tulis
kabarnya.Bukan pasti. Yang
Maaf kepada semuanya,
Karena tergesa-gesa ada yang terlewat Dalam Mandarin
bukan Tjoa.dst
Harusnya dalam Mandarin bukan Cai tapi Xie, dalam
Hokkian bukan Tjoa dst.
--- liang u [EMAIL PROTECTED] wrote:
Dalam tulisan di bawah ini yang dikirim di milis
lain,
terjadi kekeliruan. Karena
Melanjutkan analogi tersebut,
Begini saja Bung Jimmy; Bagaimana jika musuh anda mengajak semua
teman2nya memanggil anda Anjing
(maaf, ini hanya perumpamaan)?
Lalu karena merasa istilah anjing menghina,
maka Bung Skalaras karena ingin membela Bung Jimmy
mengajak semua teman temannya untuk
Uly:
1. Apakah sebelum dihina pakai kata anjing, bung Jimmy tidak punya
panggilan lain yang netral dan dia bisa terima? mengapa harus susah payah
mencari istilah lain?
2. Kita tidak mau istilah Anjing karena menghina, masak harus menerima
istilah lain yang juga mengolok-ngolok? kita tak mau kita
Tapi penghinaan pada kata anjing kan karena memanggil orang dengan nama
hewan. Artinya kata Anjing itu ambigu.. Yang dimaksud bisa hewan
sesungguhnya (tidak menghina), bisa juga orang yang ingin dihina.
Sementara kata Cina.. Pernahkan kata Cina dipakai untuk menyebut bangsa
lain seperti India?
India punya 16 Bahasa Nasional (Hindi, Gujarat, Tamil, dst).. wakakak...
Bahasa Nasional... bukan bahasa suku.. dan semuanya ada representasinya
dalam uang cetak mereka.
Teman India saya (dengan bangga pula) bahkan bercerita ada salah satu
Perdana Menterinya yang terpaksa berpidato dalam bahasa
Tidak usah di zaman sekarang, di zaman itu orang2 feodal dan mapan semua
beramai2 menyerang Lu Xun kok! mungkin serangan Lu Xun thd budayanya
sendiri terasa menyakitkan, tapi kalau ingin bangsanya maju, ini adalah
obat pahit yang mesti ditelan.
Bagi orang yang jernih pikiranya, pasti bisa
All,
Warga surabaya mungkin adalah warga paling 'kasar' kalau dilihat dari
bahasa pergaulan sehari-hari. Bagaimana tidak, untuk kawan akrab
mereka tidak segan2 memanggil kawan tersebut dengan jan**k, atau
diam**t. Kalimat he c*k, bagaimana kabarmu? sudah biasa dan
menjadi sapaan khas di surabaya.
39 matches
Mail list logo