Ibu Desi, yang mengatakan bahwa berjilbab (dalam arti menutup kepala dan 
seluruh tubuh kecuali telapak tangan dan wajah) itu wajib kan PENAFSIRAN Anda 
(dan guru agama Anda, serta mungkin juga partai Anda :D), dari pembacaan Anda 
terhadap teks Quran. 

Karena BANYAK orang Islam dan ulama, cendekiawan Muslim, yang BERBEDA 
PENAFSIRAN dengan Anda soal wajib tidaknya jilbab ini.

Salah satu telaah mengenai jilbab yang baru saja dibicarakan di milis ini 
beberapa hari yang lalu adalah dari Ustadz Chodjim vs Pak Is. Silakan Bu Desi 
lihat di arsip milis. PEnafsiran seorang ahli agama terhadap teks, harus 
diakui, sangat tergantung pada kemampuannya memahami bahasa Arab, dan memahami 
sejarah/filsafat Islam. Perbedaan latar belakang itu akan menghasilkan 
pembacaan ayat yang BERBEDA PENAFSIRAN.

Contoh klasik, di beberapa kawasan, suara perempuan itu dianggap AURAT lho. 

Ada juga pendapat Mbak Chaerunissa (silakan cari-cari di Arsip, mungkin satu 
atau dua tahun yang lalu) yang cukup detil menjabarkan riwayat turunnya ayat 
tentang jilbab, hingga aplikasinya, dengan berbagai data pendukung.

Jadi, saya kira Anda tidak perlu prihatin atau mengkhawatirkan nilai keislaman 
Ibu Yanti, karena yang BERHAK MENGHAKIMI KEISLAMAN SESEORANG ITU BUKAN ANDA 
ATAU GURU AGAMA ANDA ATAU KETUA PARTAI ANDA, MELAINKAN ALLAH SEMATA bukan?

Nah, mari kita hargai perbedaan pendapat, dan perbedaan penafsiran :D

salam

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, yw_d...@... wrote:
>
> Siang Mba Yanti.....
> Kalau boleh saya simpulkan dari cerita pribadi mba tsb artinya jilbab tdk 
> penting dan  yng penting hati tetap  berzikir???.....
> Yang saya pahami Jilbab itu hukumnya  wajib dan Al Quran telah berbicara ttg 
> hal itu......artinya tidak ada pengecualiaan apapun, bukankah seharusnya hati 
> dan kualitas iman yang harus terus  diperbaiki bukannya jilbab yang harus 
> dilepas.
> Mohon maaf jika tidak berkenan, salam keprihatinan dari saya sesama 
> muslimah......
> 
> 
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> 
> -----Original Message-----
> From: Rahma Yanti <rahma...@...>
> 
> Date: Fri, 10 Jul 2009 16:31:56 
> To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
> Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi
> 
> 
> 
> Buat Pak Chodjim,
> 
> Terimakasih, maksud saya memang akan saya kirim ke Milis tetapi pada saat 
> saya klik (saya klik digambar amplop) saya pikir itu adalah ke Milis, karena 
> fokus saya adalah menulis saya tidak memperhatikan kepadanya setelah selesai 
> menulis langsung saya klik send dan setelah klik laptop saya matikan.
> Pada malam harinya saya cek ulang baru saya menyadari kalau email itu tidak 
> terkirim ke milis.
> 
> Sekali lagi terimakasih. Smoga bermanfaat sharing ini.
> 
> Wasalam
> 
> R.Yanti
> 
> --- Pada Jum, 10/7/09, achmad chodjim <chod...@...> menulis:
> 
> Dari: achmad chodjim <chod...@...>
> Topik: Re: Jilbab dan pengalaman pribadi
> Kepada: "rahmapkp" <rahma...@...>
> Tanggal: Jumat, 10 Juli, 2009, 8:16 PM
> 
> Salam, Mbak Yanti.
> 
> Terima kasih atas "sharing" perihal jilbab. Tetapi email ini koq hanya ke 
> saya dan bukan WM? Wah sayang sekali Mbak bila tidak disharingkan ke WM.
> 
> Suwun,
> 
> chodjim
> 
> 
> ----- Original Message ----- From: "rahmapkp" <rahma...@...>
> To: <chod...@...>
> Sent: Thursday, July 09, 2009 4:12 AM
> Subject: Jilbab dan pengalaman pribadi
> 
> 
> Kepada semua teman - teman Milis ini,
> 
> Saya hanya ingin sharing saja disini
> 
> Saya sejak kecil telah didoktrin oleh orangtua saya untuk menjalankan Islam 
> dengan semua aktifitas keislaman yang menurut mereka adalah wajib. Tetapi 
> saya merasa tetap belum mengenal Islam sehingga saya merasa perlu mempelajari 
> Islam dengan berbagai macam cara: mendengarkan ceramah agama dari berbagai 
> macam guru agama/ustad/kiyai, ikut training ramadhan, organisasi islam, 
> membaca buku terbitan dalam negeri dan luar negeri (khususnya mesir, malaysia 
> dan belanda) , kursus dasar bahasa arab dsbnya.
> Hal ini saya lakukan karena di dalam perasaan saya waktu itu saya menjalankan 
> sholat tetapi kok tidak merasakan manfaat sholat, saya mengaji tetapi kok 
> tidak merasakan manfaat dari mengaji.
> Akhirnya saya berfikir mungkin saya bisa mendapatkan ketentraman dengan saya 
> mulai  menutup aurat (menurut pemahaman saya waktu itu) atau berjilbab.
> 
> Akhirnya saya mengenakan jilbab, dimana pada masa itu  jilbab dianggap 
> "barang aneh"/"barang baru". Di sekolah-sekolah umum belum diperbolehkan, 
> masih terlihat sangat minoritas dan penuh perjuangan untuk bisa memakainya 
> pada jam-jam sekolah. Dan di lingkungan masyarakat umum belum familiar hanya 
> dikalangan pesantrenlah jilbab saat itu bukan hal aneh.
> 
> Duabelas tahun saya jalani menggunakan jilbab tersebut 1985 - 1997 dengan 
> harapan saya dapat menemukan TUHAN saya apabila saya memulainya dengan 
> menutup aurat pada pemahaman saya waktu itu, tetapi perasaan saya tetap tidak 
> merasa tentram, masih banyak hal yang jika saya buatkan relevansinya kepada 
> smua ayat-ayat di dalam alquran membuat saya semakin tidak menemukan 
> ketenangan dan kebenaran yang saya harapkan.Semakin banyak pertentangan yang 
> saya temui.
> 
> Akhirnya saya putuskan untuk membukanya karena saya merasa dengan menggunakan 
> jilbabpun hanya kemunafikan yang saya rasakan,  juga perasaan sombong yang 
> terkadang melintas dihati saya karena merasa ekslusif.Tidak bisa saya rasakan 
> Getaran ALLAH di dalam hati saya....
> 
> Akhirnya saya memutuskan untuk membuka jilba dan memulai kembali perjalanan 
> hati saya dengan hanya melakukan: Dzikir - mengingat Allah - Eling atau 
> apalah istilahnya, hanya itu yang saya lakukan....tapi hal itu sungguh 
> membuat perubahan di dalam perjalanan hati saya......saya mampu merasakan 
> getaran dan kedekatan yang dinamakan Manusia sebagai TUHANnya, tidak ada lagi 
> pertentangan dalam hati saya, smua berjalan dengan rasa damai dan kontrol 
> diri yang otomatis saya rasakan.
> 
> Pertanyaan saya apabila saya membuka jilbab apakah teman - teman muslimah 
> mengatakan saya seorang munafik? siapa yang akan menjadi hakim untuk mevonis 
> saya munafik? atau murtad sekalipun ?apakah ada hak manusia untuk memvonis?
> 
> Saya merasa keimanan adalah hak asasi manusia yang sesunguhnya, karena hanya 
> dia yang mampu merasakan dan menerima manfaatnya, tidak perlu komentar atau 
> penilaian orang lain.
> 
> Semoga bermanfaat sharing saya ini.Amin
> 
> Wasalam dan Terimakasih
> R. Yanti
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>       Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat. Undang teman dari 
> Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang! 
> http://id.messenger.yahoo.com/invite/
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
> 
> 
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>


Kirim email ke