Re: [iagi-net-l] Fwd: Re: Buang Lumpur Lapindo ke Laut! Oleh Prof. Dr. R. KOESOEMADINATA

2006-09-08 Terurut Topik koesoema
Saya heran ada yang mengatakan "fallacy by appeal authority" segala
Kalau mau fakta sekarang beberkan saja hasil sampling dan alisanya,
lengkap dengan lokasi yang tepat, waktu pengambilanya dengan jumlah yang
cukup memadai secara statistik. Juga sample harus diambil dari dasar
laut Selat Madura utk dibandingkan
Ya kalau apa yang saya paparkan tidak dipercayai ya silahkan saja lihat
textbook geologi di manapun di dunia. Kalau tidak percaya pada ilmu
geologi ya mau apa lagi.

Terjadinya kesengsaraan rakyat di sekitar gejala Lusi justru karena
lumpur itu tidak segera dibuang ke laut karena ditahan-tahan pake
tanggul segala. Apakah letusan Merapi juga tidak menimbulkan
kesengsaraan?


On 9/8/2006, "Ariadi Subandrio" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

>

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] Buang Lumpur Lapindo ke Laut!

2006-09-06 Terurut Topik koesoema
Apakah Pikiran Rakyat telah memuat artikel saya ini?
RPK

On 9/7/2006, "Erik_Yogapurana" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

>

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] Kontrak Blok Natuna - 0% buat Negara

2006-09-06 Terurut Topik koesoema
Masa Pertamina tidak harus setor ke Pemerintah, paling tidak kan divident

On 9/6/2006, "yrsnki" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

>>
>  Pak Kus
>\
>  Kayak ndak tahu aja ! Kan kasus Exxon Cepu sudah jadi contoh,
>  sikap / posisi Pemerintah thd Pertamina.
>
>  Si-Abah
>
>  __
>
>  Apakah PTM itu tidak dianggap punya pemerintah?
>>
>> On 9/4/2006, "Prasiddha Hestu Narendra" <[EMAIL PROTECTED]>
>> wrote:
>>
>>>wah Pemerintah hanya dapat sharing 0% alias ndak dapat apa2. Pemasukan
>>>negara cuma pajak saja? Trus gimana dgn cost recoverynya? apa dianggap
>>>impas shg pemerintah ndak kebagian? Ini masih jamannya P Harto, tapi kok
>>>nggak ada koreksi, baru sekarang ributnya ketika kontrak mau diperpanjang
>>>lagi. Kita tunggu cerita selanjutnya.
>>>Bagaimana dg kabar Cepu?
>>>
>>>salam,
>>>pr
>>>
>>>___
>>>Senin, 4 September 2006
>>>JAKARTA (Suara Karya): Sejumlah kalangan kembali mempertanyakan kontrak
>>>pengembangan minyak dan gas (migas) Blok Natuna D Alpha karena amat
>>>janggal. Itu terkait dengan formula bagi hasil yang menempatkan
>>> pemerintah
>>>memperoleh bagian nol persen.
>>>"Jika bagian pemerintah masih nol persen, lebih baik kontrak pengembangan
>>>Blok Natuna dihentikan saja. Kita akan minta Komisi Pemberantasan Korupsi
>>>(KPK) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) agar menangani masalah ini,"
>>> kata
>>>anggota Komisi VII DPR Alvin Lie kepada Suara Karya di Jakarta, Minggu.
>>>Menurut Alvin, KPK dan BPK layak menelusuri dugaan skandal yang merugikan
>>>negara dalam perpanjangan kontrak migas Blok Natuna yang berakhir pada
>>>tahun depan.
>>>Pandangan serupa juga ditunjukkan anggota Komisi VII Ramson Siagian dan
>>>Sekjen Aktivis ProDemokrasi Ferri Juliantono. Sejak dua belas tahun
>>>terakhir, Indonesia tak memperoleh sepeser pun bagian dari hasil
>>>eksploitasi gas di Blok Natuna. Apa yang diperoleh pemerintah dari
>>> lapangan
>>>migas tersebut sekadar pajak.
>>>"Blok Natuna sebagai penghasil gas sejak tahun 1994 dikelola ExxonMobil
>>>dengan basic agreement yang seharusnya berakhir pada Januari 2005, namun
>>>diperpanjang hingga tahun 2007," kata Alvin.
>>>Dia menilai, kontrak pengembangan Blok Natuna sangat mengherankan. Sebab
>>>pemerintah hanya memperoleh bagian nol persen, sementara ExxonMobil 100
>>>persen. "Data ini sahih karena keluar dari mulut kepala BP Migas dan
>>>Menteri ESDM sendiri." ujar Alvin.
>>>Informasi tersebut juga dibenarkan Kepala Badan Pelaksana Kegiatan Usaha
>>>Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) Kardaya Warnika saat rapat kerja
>>> dengan
>>>Komisi VII di DPR-RI, beberapa waktu silam.
>>>Kardaya sebelumnya sempat menyatakan, Blok Natuna sejak tahun 1980-an
>>>dikelola oleh perusahaan Esso yang kini berubah menjadi Exxon. Pada saat
>>>itu pemerintah masih menikmati hasil eksploitasi Blok Natuna. Tetapi
>>> sejak
>>>tahun 1994, Esso dan Pertamina mengubah kontrak yang menempatkan pihak
>>>Esso/ExxonMobil menguasai penuh hasil eksploitasi itu, sementara
>>> pemerintah
>>>pusat sekadar kebagian pajak.
>>>Terkait kenyataan itu, Ramson Siagian sempat mengingatkan bahwa UU
>>>Pertamina menggariskan, pemerintah menerima pendapatan negara bukan pajak
>>>(PNBP) dari hasil pengelolaan lapangan migas, dan tidak sekadar menerima
>>>pajak yang dikenakan terhadap perusahaan migas.
>>>Bagi pengamat perminyakan Kurtubi, kontrak yang diberlakukan di ladang
>>> gas
>>>Natuna ini sangat aneh. Dalam sejarah, katanya, tidak pernah ada model
>>>kontrak eksploitasi migas seperti itu.
>>>Lazimnya, menurut dia, eksploitasi gas alam cair oleh kontraktor asing
>>>harus berbagi hasil dengan pemerintah. Biasanya jika kondisi lapangan
>>> sulit
>>>dan memerlukan biaya pengembangan besar, pemerintah mendapat bagian 60
>>>persen, sementara pihak kontraktor 40 persen.
>>>"Jadi, tidak dikenal kontrak yang membuat pemerintah hanya memperoleh
>>>pajak," ujar Kurtubi.
>>>Di sisi lain, Koordinator ProDemokrasi Ferri Juliantono menilai kontrak
>>>kerja sama pengelolaan Blok Natuna tidak masuk akal dan merugikan negara.
>>>Karena itu, dia meminta pemerintah agar meninjau ulang seluruh kontrak
>>>karya pertambangan.
>>>Apa yang terjadi dengan kontrak bagi hasil Blok Natuna juga terjadi di
>>>lapangan migas lain. Kontrak pengembangan yang merugikan pemerintah itu
>>>juga terjadi dalam eksploitasi gas alam cair di Aceh.
>>>"Lagi-lagi kontrak ini melibatkan ExxonMobil," kata Manager Advokasi dan
>>>Kampanye Energi Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Andrie S Wijaya. (Abdul
>>>Choir)
>>>
>>>
>>>-
>>>-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
>>>-  Call For Papers until 26 May 2006
>>>-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
>>>-
>>>To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
>>>To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
>>>Vis

Re: [iagi-net-l] Kontrak Blok Natuna - 0% buat Negara

2006-09-06 Terurut Topik koesoema
Apakah PTM itu tidak dianggap punya pemerintah?

On 9/4/2006, "Prasiddha Hestu Narendra" <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:

>wah Pemerintah hanya dapat sharing 0% alias ndak dapat apa2. Pemasukan
>negara cuma pajak saja? Trus gimana dgn cost recoverynya? apa dianggap
>impas shg pemerintah ndak kebagian? Ini masih jamannya P Harto, tapi kok
>nggak ada koreksi, baru sekarang ributnya ketika kontrak mau diperpanjang
>lagi. Kita tunggu cerita selanjutnya.
>Bagaimana dg kabar Cepu?
>
>salam,
>pr
>
>___
>Senin, 4 September 2006
>JAKARTA (Suara Karya): Sejumlah kalangan kembali mempertanyakan kontrak
>pengembangan minyak dan gas (migas) Blok Natuna D Alpha karena amat
>janggal. Itu terkait dengan formula bagi hasil yang menempatkan pemerintah
>memperoleh bagian nol persen.
>"Jika bagian pemerintah masih nol persen, lebih baik kontrak pengembangan
>Blok Natuna dihentikan saja. Kita akan minta Komisi Pemberantasan Korupsi
>(KPK) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) agar menangani masalah ini," kata
>anggota Komisi VII DPR Alvin Lie kepada Suara Karya di Jakarta, Minggu.
>Menurut Alvin, KPK dan BPK layak menelusuri dugaan skandal yang merugikan
>negara dalam perpanjangan kontrak migas Blok Natuna yang berakhir pada
>tahun depan.
>Pandangan serupa juga ditunjukkan anggota Komisi VII Ramson Siagian dan
>Sekjen Aktivis ProDemokrasi Ferri Juliantono. Sejak dua belas tahun
>terakhir, Indonesia tak memperoleh sepeser pun bagian dari hasil
>eksploitasi gas di Blok Natuna. Apa yang diperoleh pemerintah dari lapangan
>migas tersebut sekadar pajak.
>"Blok Natuna sebagai penghasil gas sejak tahun 1994 dikelola ExxonMobil
>dengan basic agreement yang seharusnya berakhir pada Januari 2005, namun
>diperpanjang hingga tahun 2007," kata Alvin.
>Dia menilai, kontrak pengembangan Blok Natuna sangat mengherankan. Sebab
>pemerintah hanya memperoleh bagian nol persen, sementara ExxonMobil 100
>persen. "Data ini sahih karena keluar dari mulut kepala BP Migas dan
>Menteri ESDM sendiri." ujar Alvin.
>Informasi tersebut juga dibenarkan Kepala Badan Pelaksana Kegiatan Usaha
>Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) Kardaya Warnika saat rapat kerja dengan
>Komisi VII di DPR-RI, beberapa waktu silam.
>Kardaya sebelumnya sempat menyatakan, Blok Natuna sejak tahun 1980-an
>dikelola oleh perusahaan Esso yang kini berubah menjadi Exxon. Pada saat
>itu pemerintah masih menikmati hasil eksploitasi Blok Natuna. Tetapi sejak
>tahun 1994, Esso dan Pertamina mengubah kontrak yang menempatkan pihak
>Esso/ExxonMobil menguasai penuh hasil eksploitasi itu, sementara pemerintah
>pusat sekadar kebagian pajak.
>Terkait kenyataan itu, Ramson Siagian sempat mengingatkan bahwa UU
>Pertamina menggariskan, pemerintah menerima pendapatan negara bukan pajak
>(PNBP) dari hasil pengelolaan lapangan migas, dan tidak sekadar menerima
>pajak yang dikenakan terhadap perusahaan migas.
>Bagi pengamat perminyakan Kurtubi, kontrak yang diberlakukan di ladang gas
>Natuna ini sangat aneh. Dalam sejarah, katanya, tidak pernah ada model
>kontrak eksploitasi migas seperti itu.
>Lazimnya, menurut dia, eksploitasi gas alam cair oleh kontraktor asing
>harus berbagi hasil dengan pemerintah. Biasanya jika kondisi lapangan sulit
>dan memerlukan biaya pengembangan besar, pemerintah mendapat bagian 60
>persen, sementara pihak kontraktor 40 persen.
>"Jadi, tidak dikenal kontrak yang membuat pemerintah hanya memperoleh
>pajak," ujar Kurtubi.
>Di sisi lain, Koordinator ProDemokrasi Ferri Juliantono menilai kontrak
>kerja sama pengelolaan Blok Natuna tidak masuk akal dan merugikan negara.
>Karena itu, dia meminta pemerintah agar meninjau ulang seluruh kontrak
>karya pertambangan.
>Apa yang terjadi dengan kontrak bagi hasil Blok Natuna juga terjadi di
>lapangan migas lain. Kontrak pengembangan yang merugikan pemerintah itu
>juga terjadi dalam eksploitasi gas alam cair di Aceh.
>"Lagi-lagi kontrak ini melibatkan ExxonMobil," kata Manager Advokasi dan
>Kampanye Energi Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Andrie S Wijaya. (Abdul
>Choir)
>
>
>-
>-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
>-  Call For Papers until 26 May 2006
>-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
>-
>To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
>To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
>Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>No. Rek: 123 0085005314
>Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>Bank BCA KCP. Manara Mulia
>No. Rekening: 255-1088580
>A/n: Shinta Damayanti
>IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
>IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>

-
-  

Re: [iagi-net-l] Tercemar Industri? RE: [iagi-net-l] Lusi, Sampel yang ada Hg tersebut dari desa Siring

2006-09-06 Terurut Topik koesoema
Perlu diketahui dari mana Hg itu, karena ini masalah pembuangan lumpur.
Kalau bukan dari lumpur itu urusan nya lain, itu urusan lingkungan
setempat.
Jadi kalau mau dilakukan treatment, unsur apa saja yang mau dibuang?

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] Klarifikasi --> Re: [iagi-net-l] Daerah Berhak TahuKalkulasi Bagi Hasil Migas

2004-04-22 Terurut Topik Koesoema
Dinner Talk, barangkali, karena sidangnya itu mulai jam 13.00

- Original Message -
From: "Prasiddha Hestu Narendra" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, April 22, 2004 3:29 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Klarifikasi --> Re: [iagi-net-l] Daerah Berhak
TahuKalkulasi Bagi Hasil Migas


> *This message was transferred with a trial version of CommuniGate(tm) Pro*
>
>
> Bagaimana kalo sesudah tgl 24 April sidang promosinya dilanjutkan menjadi
> sebuah sidang terbuka Luncheon Talk IAGI
> sehingga yg nggak bisa ke Bandung bisa mengobati rasa penasaran untuk
> mendengarkan ceramahnya Mas Andang
> bagaimana ada yg setuju?
>
> salam,
> PR
>
> At 02:41 PM 04/22/2004 +0700, you wrote:
>
> >Pak Ketum,
> >
> >Setelah tanggal 24 April sudah tidak usah klarifikasi lagi khan? Selamat
> >dan semoga sukses.
> >
> >Salam,
> >Nengah
> >
> >At 04:12 PM 4/16/04 +0700, you wrote:
> > >Cak RDP.
> > >Thx atas usulannya yang ampuh itu :)
> > >Kalau perbaikan mah sudah kapan-kapan itu:))
> > >
> > >Saya sich bisa aja cuekin kata orang tentang gelar.:)))
> > >Tapi kalau saya biarkan saja berita-berita tidak tepat itu
> > >bergentayangan..
> > >Takutnya saya disalah-salahin lagi dech.
> > >
> > >Mungkin yang lebih ampuh lagi:
> > >saya harus mengucilkan diri, tidak ketemu orang, tidak berkegiatan dan
puasa
> > >ngomong selama menunggu waktu sidang promosi .. :)
> > >
> > >Uppsstt!!! ini juga kayaknya saya sudah kebanyakan omong.
> > >Habis sich,... kamu Vick,.. mancing-mancing
> > >Udah ah,..
> > >
> > >Makasih gut-lak-nya.
> > >
> > >Rak gitu to?!
> > >
> > >adb
> > >
> > >
> > >- Original Message -
> > >From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]>
> > >To: <[EMAIL PROTECTED]>
> > >Sent: Friday, April 16, 2004 3:24 PM
> > >Subject: [iagi-net-l] Klarifikasi --> Re: [iagi-net-l] Daerah Berhak
Tahu
> > >Kalkulasi Bagi Hasil Migas
> > >
> > >
> > >> Kang Andang,
> > >> cara klarifikasi yang ini ga ada manfaatnya dan ngga bakalan "ngefek"
> > >.
> > >> yg paling ampuh adalah anda cepet2 menyeleseikan perbaikan trus
sidang
> > >> terbuka dan yudisium .. :)
> > >>
> > >> So . Gut lak my friend, ... cuekin saja apa kata orang ttg gelar
tsb
> > >> 
> > >> looh rak gitu tah ?
> > >>
> > >> RDP
> > >>
> > >> >From: "ANDANG BACHTIAR" <[EMAIL PROTECTED]>
> > >> >
> > >> >KLARIFIKASI (LAGI)
> > >> >
> > >> >Sehubungan dengan berita terlampir dari RIAU POS, bersama ini saya
> > >> >menyatakan bahwa telah terjadi salah kutip oleh wartawan yang
menuliskan
> > >> >gelar "Dr" didepan nama saya. Saya belum berhak menyandang gelar
tersebut
> > >> >walaupun sudah lulus dalam sidang tertutup, karena masih harus
menjalani
> > >> >sidang terbuka / promosi di ITB, yang sampai sekarang masih belum
dapat
> >
> > >> >dipastikan waktunya.
> >
> >NOTICE - This message contains information intended for the use of the
> >addressee(s)
> >named above. It may also be confidential and/or privileged. If you are
not
> >the intended
> >recipient of this message, you are hereby notified that you must not
> >disseminate, copy or
> >take any action in reliance on it. If you have received this message in
> >error please notify
> >[EMAIL PROTECTED]
> >
> >DISCLAMER
> >PT. Corelab Indonesia does not represent that this communication,
> >including any files attached,
> >is free from computer viruses or other faults or defects. PT. Corelab
> >Indonesia will not be liable to
> >any person for any loss or damage, including direct, consequential or
> >economic loss or damage
> >however caused, and whether by negligence or otherwise may result
> >directly  or indirectly from
> >the receipt or use of this communication or may files attached to this
> >communication.
> >
> >
> >
> >-
> >
> >To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> >
> >Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> >
> >IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> >
> >IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> >
> >
> >
> >Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
> >Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> >
> >Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> >
> >Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> >
> >Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> >
> >Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
> >[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> >
> >Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> >
> >-
>
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iag

Re: [iagi-net-l] Formalisasi gelar Kiayi

2004-04-06 Terurut Topik Koesoema
Setiap orang boleh berpendapat, tetapi akhirnya bagaimana lumrahnya.
Siapa yang dapat menformalkan, pemerintah?, MUI? NU?

- Original Message -
From: "Yanto R. Sumantri" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Wednesday, April 07, 2004 12:36 PM
Subject: [iagi-net-l] Formalisasi gelar Kiayi


> Pak Koes
>
> Ada juga lho yang berpendapat gelar Kiayi perlu difoemalkan
>
> SiAbah
>
>
> Subject:
>  [yonsatu] Yang begini ini bikin RI nggak maju2
> Date:
>  Wed, 31 Mar 2004 11:08:50 +0200
> From:
>  [EMAIL PROTECTED]
> Reply-To:
>  [EMAIL PROTECTED]
>   To:
>  [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED]
>
>
> Content-Type: text/plain; charset="us-ascii"
> WCDS,
>
> Terlampir sebuah artikel yg saya terima dari seorang teman.
>
> Bayangkan kalau artikel tsb. sampai kepada rakyat bodoh yang nggak mau
> mikir dan fanatik kepada agamanya, saya yakin ini bisa menjadi pemicu
> konflik antar umat.
>
> Hj. Irene Handono ini adalah korban ulama katholik yang 'berkaca mata
> kuda', sementara setelah beliau menjadi seorang muslim, giliran beliau
> yang menjadi ulama islam yang 'berkaca mata kuda' pula.
>
> Kalau bangsa Indonesia hanya disibukkan dengan hal2 yang seperti ini
> (apalagi memang disengaja oleh orang2 yang ingin mengail di air keruh),
> kapan majunya republik ini.
>
> Di negara2 maju, freedom to belief sudah bukan barang baru.  Di
> Indonesia,
> boro-boro freedom to believe, freedom to speak saja masih dihambat oleh
> antara lain para ulama 'brengsek' itu, dan oleh masyarakat di lingkungan
> yang 'bodoh'.
>
> Kenyataan ini memperkuat keyakinan saya bahwa memang sudah saatnya para
> ulama di Indonesia musti lulus kursus ulama dulu sebelum melakukan syiar
> agama mereka masing2, dan kepada mereka tidak pula diberikan kekebalan
> hukum.
>
> Kita yang para umat, saya kira nggak perlu takut untuk bersikap netral
> dalam pergaulan sosial.  Karena Tuhan maha tahu, maha pengasih dan maha
> penyayang.  Saya amat yakin, bahwa apa yang secara lahiriah kita
> tampilkan
> (busana, salam, dlsb.) bukanlah merupakan pertimbangan bagi Tuhan untuk
> menentukan apakah kita masuk surga atau neraka di hari akhir nanti,
> melainkan apakah kita mengerti, menghayati dan menerapkan sifat Tuhan
> itu
> dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sifat mencipta, menghargai dan
> merawat
> keaneka ragaman.
>
> Salam hangat,
> HermanSyah XIV.
>
>
>
>
> -- Binary/unsupported file stripped by Listar --
> -- Type: application/octet-stream
> -- File: IRENEHANDONO.pdf
>
>
> --[YONSATU - ITB]-
> Arsip   :   atau
>   
> News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman
> Other Info  : 
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
>


-

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/

IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi



Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id

Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])

Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])

Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])

Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])

Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])

-



Re: [iagi-net-l] Proses studi Dr dan Guru Besar

2004-03-31 Terurut Topik Koesoema
Sudah resmi,  formal dan sudah dipakai, sesuai dengan jenjang PNS, mengapa
masih diragukan lagi?
Kalau sebutan atau terjemahan (associate, assistant, professor), terserah
masyarakat, tidak perlu diresmikan. Sebutan Kyai juga tidak diresmikan
pemerintah.

- Original Message -
From: "Yanto R. Sumantri" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Wednesday, March 31, 2004 9:12 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Proses studi Dr dan Guru Besar


> Terimakasih Pak Zain  dan Pak Koesoemadinata atas penjelasannya, jadi
> sistim yang mana yang akan dipakai oleh Indonesia (apakah sistim
> sekarang dengan nama Lektor , Lektor Kepala dsb   sudah secara formal
> menjadi , sistim yang diakui oleh Indonesia secara "resmi" ( pertanyaan
> lagi apakah perlu di"resmi"kan , dan siapa yang perlu meresmikan? atau
> hanya didasarkan atas "kebiasa-an"  seperti Kiayi atau Ajengan  ?).
>
> Selamat pada Dr.Yahdi Zaim yang telah menemukan spicies baru , memang
> bayak tantangan bagi geologi Indonesia !
>
> Sekali lagi selamat.
>
> Si Abah
> (yang masih tetap prihatin dengan minimnya Guru BesarGeologi di
> Indonesia)
> zaim wrote:
> >
> > Rekan2 IAGInet yth.,
> > Benar sekali apa yang dikatakan oleh Pak Sigit Sukmono.
> > Di Departemen Teknik Geologi FIKTM-ITB yang telah "Assistant Professor"
> > (Lektor) = 10 orang, "Associate Professor" (Lektor Kepala) = 12 orang.
Jadi
> > kalau hanya "Associate Professor" (Lektor Kepala) saja kita mestinya ya
> > punya banyak (belum lagi dari Geologi UGM,UNPAD,UPN,USAKTI) dan tidak
perlu
> > risau merasa "kalah" dengan Dr.Nelson Tanusu.
> > Namun yang "Full Professor" (=Professor = Guru Besar) dalam geologi ini
yang
> > menyedihkan, sekarang "rada" langka, karena dari seluruh PTN dan PTS di
> > Indonesia, Guru Besar (Aktif) Geologi hanya : 6 orang
> > (ITB=2;UNPAD=2;UGM=1;UPN=1) dan bisa jadi 8 orang jika ditambah 2 orang
Guru
> > Besar dari Dept. Teknik Geofisika ITB (mereka memang "dibesarkan" di
> > Geologi).
> > Tentang hak patent, ya jadi suatu tantangan bagi para geologist dan
> > geophysist kita untuk bisa "mematent-kan" (bukan "mematekkan/mematikan")
> > karyanya. Kalau untuk paleontologist, karya yang dipatent-kan adalah
> > menemukan / mengusulkan nama genus dan/atau spesies baru, yang namanya
> > nantinya tercantum dibelakang nama genus dan/atau spesies yang
diusulkan,
> > seperti yang telah dimiliki oleh Almarhum Prof. Sartono : Stegodon
> > timorensis SARTONO. Ini yang sangat jarang terjadi, bahkan cenderung
tidak
> > pernah ada (lagi) penemuan/nama baru (tantangan bagi ahli foram,
> > nanoplankton, palinologi, diatom moluska dll.). Masak setelah zaman
> > penjajahan tidak ada lagi genus/spesies baru yang ditemukan oleh ahli
> > Indonesia (sejak Tan Sin Hok yang ahli foram besar dan nanoplankton;
Hooijer
> > dan von Koenigswald yang ahli vertebrata) ?
> > Saya sendiri baru-baru ini sudah mengusulkan nama spesies baru pygmy
> > (kerdil) Stegodon yang saya temukan dari daerah Sumedang yang setelah
saya
> > teliti, karakter fosil tersebut berbeda dengan spesies pygmy Stegodon
yang
> > terdapat dari daerah2 lain di Indonesia dan Asia lainnya, sehingga saya
> > yakin fosil tersebut merupakan spesies tersendiri dan saya beri nama
baru
> > dengan nama Stegodon cariangensis (karena saya dapatkan fosil tersebut
dari
> > Desa Cariang, Sumedang), dan telah saya publikasikan dalam Buletin
Geologi
> > ITB vol.34,no.1 (2002).
> > Usulan nama spesies baru tersebut kemudian telah saya tulis (absract)
untuk
> > presentasi internasional di Jerman April mendatang, dan abstract saya
> > tersebut sudah "accepted" untuk presentasi oral dalam pertemuan tersebut
,
> > mudah2an usulan nama baru spesies Stegodon cariangensis dapat diterima
> > secara ilmiah (internasional).
> >
> > Terima kasih,
> >
> > Wassalam,
> >
> > Yahdi Zaim
> > Dept.Tek.Geologi
> > FIKTM-ITB
> >
> > - Original Message -
> > From: Sigit Sukmono <[EMAIL PROTECTED]>
> > To: <[EMAIL PROTECTED]>
> > Sent: Tuesday, March 30, 2004 1:00 AM
> > Subject: RE: [iagi-net-l] Proses studi Dr dan Guru Besar
> >
> > > Memang Pak RDD ini sangat jeli sekali,
> > > Untuk menghindari kesalah-pahaman, pada salah satu SK senat ITB (lupa
> > > nomornya), disebutkan terjemahan Bhs Inggris dari Lektor, Lektor
Kepala
> > > dan Guru Besar adalah berturut-turut Assistant Professor, Associate
> > > Professor dan Professor. Saya pikir selain saya, masih banyak lagi
> > > teman2 di ITB yang sudah punya jabatan Lektor Kepala / Associate
> > > Professor atau Lektor / Assistant Professor.
> > >
> > > Salam,
> > > Sigit Sukmono
> > >
> > > > -Original Message-
> > > > From: [EMAIL PROTECTED]
> > > [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> > > > Sent: Sunday, March 28, 2004 3:58 PM
> > > > To: [EMAIL PROTECTED]
> > > > Subject: Re: [iagi-net-l] Proses studi Dr dan Guru Besar
> > > >
> > > > Loh lah ternyata Pak Sigit Sukmono saja sudah Associate Professor
kok
> > > ...
> > > > ngGak kalah sama Nelson ... :)
> > > > Nah siapa lagi  ??
> > > >
> > > > r

Re: [iagi-net-l] Proses studi Dr dan Guru Besar

2004-03-29 Terurut Topik Koesoema
Yang banyak kita lupakan adalah bahwa tiap negara mempunyai sistem sendiri2
mengenai keprofessoran itu.
Di Inggris misalnya hanya ada satu professor saja untuk setiap Department
dan sekali menjadi head of the department. Dibawahnya adalah senior
lecturer, lecturer, reader dan assistant reader (tidak ada associate dan
assistant professor). Canada mengikuti Us, jadi pakai sistim assistant
Professor dan Associate Professor, dan pada 1 department bisa ada lebih dari
1 full professor. Australia (juga commonwealth country) saya tidak tahu.
Tetapi kecenderungannya sekarang ini mengikuti US., dan saya dengar RRT juga
pakai istilah Associate dan Assistent Professor (paling tidak terjemahannya)

Mengenai lamanya program Ph. D. juga lain negara lain lagi, bahkan di US pun
dapat berubah dengan waktu (zaman). Waktu zaman saya di tahun 60-han
rata-rata 3 -4 tahun sesudah master, sekarang (paling tidak di Texas) zaman
anak saya, katanya rata-rata 7 tahun sesudah master.
Jadi tidak bisa dipakai pegangan mengenai lamanya study doctor ini,
tergantung negaranya dan juga tergantung waktunya (time and space)
Tidak ada standard yang rigid dan berlaku di seluruh dunia.
Kwalitas juga tidak sama, bahkan di satu university kwalitas bisa berbeda,
yang menentukan kwalitas adalah promotornya, bukan universitynya.
Wassalam
RPK
- Original Message -
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Monday, March 29, 2004 5:42 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Proses studi Dr dan Guru Besar


>
>
>
>
> Ternyata kita emang sudah punya banyak pengajar yg boleh disebut "prof".
> Kayaknya makin banyak yg boleh kita panggil "prof" juga ... :)
>
> Jadi gak usah minder kan geolog juga banyak kok profesornya ?
> bravo Pak Sigit yg berani menuliskan apa adanya  !
> Atau ada yg mau menulis di koran ... ?
> "Seorang professor muda dari Bandung mengajar ilmu baru cara pencarian
> minyak di luar negeri. Kursus tersebut diadakan di Beijing, Abudhabi dan
> Bangkok ... :)
>
> RDP
> "If you want to be well known ... SPEAK OUT !!"
>
>
>
>
>
>   "Sigit Sukmono"
>   <[EMAIL PROTECTED]To:
<[EMAIL PROTECTED]>
>   n.net.id>cc:
>Subject:  RE: [iagi-net-l]
Proses studi Dr dan Guru Besar
>   03/30/2004 02:00
>   AM
>   Please respond to
>   iagi-net
>
>
>
>
>
>
> Memang Pak RDD ini sangat jeli sekali,
> Untuk menghindari kesalah-pahaman, pada salah satu SK senat ITB (lupa
> nomornya), disebutkan terjemahan Bhs Inggris dari Lektor, Lektor Kepala
> dan Guru Besar adalah berturut-turut Assistant Professor, Associate
> Professor dan Professor. Saya pikir selain saya, masih banyak lagi
> teman2 di ITB yang sudah punya jabatan Lektor Kepala / Associate
> Professor atau Lektor / Assistant Professor.
>
> Salam,
> Sigit Sukmono
>
> > -Original Message-
> > From: [EMAIL PROTECTED]
> >
> > Loh lah ternyata Pak Sigit Sukmono saja sudah Associate Professor kok
> ...
> > ngGak kalah sama Nelson ... :)
> > Nah siapa lagi  ??
> >
> > ref : IPA news letter March 2004 
> >
> > RDP
>
>
>
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
>


-

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/

IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi



Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id

Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])

Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])

Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])

Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])

Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])

-



Re: [iagi-net-l] Proses studi Dr dan Guru Besar

2004-03-26 Terurut Topik Koesoema
Kalau tidak salah kalau untuk Gurubesar sekarang ini ada persyaratan
tambahan yaitu mempunyai doktor dulu, tetapi ada kekecualian, misalnya kalau
ybs menulis buku yang penting (contoh the Geology of Indonesia), atau
mendapatkan penghargaan penting seperti Nobel Prize. Ini juga kalau tidak
salah.
Saya tidak tahu kalau APU itu apa perlu doktor atau tidak
Wassalam

- Original Message -
From: "Untung Sudarsono" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Friday, March 26, 2004 12:30 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Proses studi Dr dan Guru Besar


> Nuhun pak jadi sama dengan Peneliti kalau kredit pointnya dipenuhi ya bisa
APU, jadi tidak perlu harus Doktor atau S3 kan.
> Untung Sudarsono
>
> Koesoema wrote:
>
> > Professor itu adalah sebutan (panggilan) masyarakat pada seseorang yang
> > mempunyai jabatan gurubesar, atau juga gurubesar luarbiasa. Jadi tidak
SK
> > gelar professor, yang ada SK jabatan Gurubesar gol IVd dan IVe.
> > Barangkali bisa membedakan panggilan dengan jabatan?
> > - Original Message -
> > From: "Untung Sudarsono" <[EMAIL PROTECTED]>
> > To: <[EMAIL PROTECTED]>
> > Sent: Thursday, March 25, 2004 2:01 PM
> > Subject: Re: [iagi-net-l] Proses studi Dr dan Guru Besar
> >
> > > Abah saya juga rada tidak ngerti apakah ada bedanya antara GURU BESAR
dan
> > PROFESOR kalau menurut jenjang peraturan jabatan
> > > fungsional dari Pemerintah golongan IV/d itu sudah GURU BESAR yang
dapat
> > ditempuh dengan mengumpulkan kredit point (kum)
> > > sebanyak 850 - 900 (jumlah kumulatif dari mulai jadi dosen di
Perguruan
> > Tinggi)
> > > Salam Untung Sudarsono
> > >
> > > "Yanto R. Sumantri" wrote:
> > >
> > > > Pak Zaim
> > > >
> > > > Terima kasih atas  penjelasan mengenai proses ujian S3 yang Anda
berikan
> > > > , saya jadinya usil ingin tahu lebih banyak. Mohon pencerahan dari
> > > > beberapa pertanyaan dibawah :
> > > >
> > > > 1. Menurut statistik di Jurusan Geologi /ITB  berapa lama seseorang
> > > > menyelesaikan S3 ?
> > > > 2. Selama ini sudah berapa banyak S3 yang dihasilkan oleh Geologi /
ITB?
> > > > 3. Berdasarkan data  ad 1 dan 2  apakah ini relatif banyak /
sedikit/
> > > > wajar ?
> > > > 4. Sebulan yang lalu (kalau tidak salah) ada sinyalemen dari
DepDisnas ,
> > > > bahwa PT di Indonesia sangat kekurangan Guru Besar , dan akan ada
> > > > program khusus untuk mencapai jumlah yang ideal dalam waktu
mendatang.
> > > > Bagaimana dengan Geologi ITB dan ITB pada umumnya ?
> > > > Karena menurut Pak Koesoemadinata di Geologi ITB saat ini  hanya
seorang
> > > > saja Guru Besar itu !
> > > >
> > > > Mohon pencerahan, terima kasih.
> > > >
> > > > Si Abah
> > > >
> > >
> -
> > > >
> > > > To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> > > >
> > > > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> > > >
> > > > IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> > > >
> > > > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> > > >
> > > > Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
> > Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> > > >
> > > > Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> > > >
> > > > Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> > > >
> > > > Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> > > >
> > > > Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
> > [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> > > >
> > > > Komisi Database Geologi : Aria A.
Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> > > >
> > >
> -
> > >
> > >
> > > -
> > > To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> > > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> > > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> > > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> > >
> > > Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
> > Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> > > Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> > > Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL 

Re: [iagi-net-l] Proses studi Dr dan Guru Besar

2004-03-25 Terurut Topik Koesoema
Professor itu adalah sebutan (panggilan) masyarakat pada seseorang yang
mempunyai jabatan gurubesar, atau juga gurubesar luarbiasa. Jadi tidak SK
gelar professor, yang ada SK jabatan Gurubesar gol IVd dan IVe.
Barangkali bisa membedakan panggilan dengan jabatan?
- Original Message -
From: "Untung Sudarsono" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, March 25, 2004 2:01 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Proses studi Dr dan Guru Besar


> Abah saya juga rada tidak ngerti apakah ada bedanya antara GURU BESAR dan
PROFESOR kalau menurut jenjang peraturan jabatan
> fungsional dari Pemerintah golongan IV/d itu sudah GURU BESAR yang dapat
ditempuh dengan mengumpulkan kredit point (kum)
> sebanyak 850 - 900 (jumlah kumulatif dari mulai jadi dosen di Perguruan
Tinggi)
> Salam Untung Sudarsono
>
> "Yanto R. Sumantri" wrote:
>
> > Pak Zaim
> >
> > Terima kasih atas  penjelasan mengenai proses ujian S3 yang Anda berikan
> > , saya jadinya usil ingin tahu lebih banyak. Mohon pencerahan dari
> > beberapa pertanyaan dibawah :
> >
> > 1. Menurut statistik di Jurusan Geologi /ITB  berapa lama seseorang
> > menyelesaikan S3 ?
> > 2. Selama ini sudah berapa banyak S3 yang dihasilkan oleh Geologi / ITB?
> > 3. Berdasarkan data  ad 1 dan 2  apakah ini relatif banyak / sedikit/
> > wajar ?
> > 4. Sebulan yang lalu (kalau tidak salah) ada sinyalemen dari DepDisnas ,
> > bahwa PT di Indonesia sangat kekurangan Guru Besar , dan akan ada
> > program khusus untuk mencapai jumlah yang ideal dalam waktu mendatang.
> > Bagaimana dengan Geologi ITB dan ITB pada umumnya ?
> > Karena menurut Pak Koesoemadinata di Geologi ITB saat ini  hanya seorang
> > saja Guru Besar itu !
> >
> > Mohon pencerahan, terima kasih.
> >
> > Si Abah
> >
> > -
> >
> > To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> >
> > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> >
> > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> >
> > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> >
> > Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> >
> > Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> >
> > Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> >
> > Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> >
> > Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> >
> > Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> >
> > -
>
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
>


-

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/

IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi



Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id

Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])

Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])

Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])

Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])

Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])

-



Re: [iagi-net-l] Dewan Pakar

2004-03-24 Terurut Topik Koesoema
Itu namanya tertawa terbahak-bahak
- Original Message -
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, March 25, 2004 6:39 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Dewan Pakar


> Ketawanya pak Koesoema koq bisa sampe 7 kali ke
> tempat saya.
>
> Best Regards,
> MJ Djuharlan
> PT Freeport Indonesia
> Grasberg Engineering - Dump Project
> Phone: 0901-41-7491
> Trunk: 3160-314
> SMS: 0812-33-87176
>
>
> -Original Message-
> From: Koesoema [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Wednesday, March 24, 2004 8:41 PM
> To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]
> Subject: Re: [iagi-net-l] Dewan Pakar
>
>
> Kalau yang dimaksud Dewan Pakar itu para anggota yang tinggal di Dago
Pakar,
> maka saya yang berhak jadi anggota.
> Hehehe
>
> - Original Message -
> From: "Yanto R. Sumantri" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Wednesday, March 24, 2004 8:30 AM
> Subject: [iagi-net-l] Dewan Pakar
>
>
> > Reka rekan IAGI netters
> >
> > Padda hari Rabu yang lalu , dalamacara 40 harimeninggalnya  Prof Dr
> > A.Pulunggono , saya berbincang dengan salah seorang pendiri ProfDr. JA
> > Katili.
> >
> > Dia mengeluhkan tidak adanya "kepakaran" dalam geologi Indonesia , dia
> > mengkritisi hasil karya beberapa geoloog Indonesia yang dianggapnya
> > tidak mumpuni.
> > Dia juga mengeluhkan banyaknya ahli yyang dia persiapkan sewaktu masih
> > menjabat yan terus "melenceng" kebidang non teknis , seingat saya hal
> > ini pernah dipaparkan pada acara Pembukaan PIT yang lalu.
> >
> > Saya kira perlu ada pemikiran pemikiran untuk melakukan "action"
> > menanggapi wacana Prof JA Katili , beikut beberapa pertanyaan yang perlu
> > dijawab :
> > 1. Apakah yang dimaksukan Dewan Pakar ?
> > 2. Apakah Dewan Pakar itu memang perlu ada dalam suatu assosiasi profesi
> > seperti IAGI (seingat saya di IATMI ada).
> > 3.Peran apa yang dapat diberikan oleh Dewan Pakar seperti ini ?
> > 4.Dimana posisinya dalam kepengurusan ? (penunjukan , masa bakti , dsb)
> >
> > Dst , masih banyak yang perlu ditelaah lebih mendalam .
> >
> > Si Abah.
> >
> > -
> > To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> >
> > Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
> Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> > Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> > Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> > Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> > Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
> [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> > Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> > -
> >
>
>
> -
>
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
>
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
>
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
>
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
>
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
>
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
>
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
>
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
>
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
>
> -
>
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> 

Re: [iagi-net-l] Dewan Pakar

2004-03-24 Terurut Topik Koesoema
Kalau yang dimaksud Dewan Pakar itu para anggota yang tinggal di Dago Pakar,
maka saya yang berhak jadi anggota.
Hehehe

- Original Message -
From: "Yanto R. Sumantri" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Wednesday, March 24, 2004 8:30 AM
Subject: [iagi-net-l] Dewan Pakar


> Reka rekan IAGI netters
>
> Padda hari Rabu yang lalu , dalamacara 40 harimeninggalnya  Prof Dr
> A.Pulunggono , saya berbincang dengan salah seorang pendiri ProfDr. JA
> Katili.
>
> Dia mengeluhkan tidak adanya "kepakaran" dalam geologi Indonesia , dia
> mengkritisi hasil karya beberapa geoloog Indonesia yang dianggapnya
> tidak mumpuni.
> Dia juga mengeluhkan banyaknya ahli yyang dia persiapkan sewaktu masih
> menjabat yan terus "melenceng" kebidang non teknis , seingat saya hal
> ini pernah dipaparkan pada acara Pembukaan PIT yang lalu.
>
> Saya kira perlu ada pemikiran pemikiran untuk melakukan "action"
> menanggapi wacana Prof JA Katili , beikut beberapa pertanyaan yang perlu
> dijawab :
> 1. Apakah yang dimaksukan Dewan Pakar ?
> 2. Apakah Dewan Pakar itu memang perlu ada dalam suatu assosiasi profesi
> seperti IAGI (seingat saya di IATMI ada).
> 3.Peran apa yang dapat diberikan oleh Dewan Pakar seperti ini ?
> 4.Dimana posisinya dalam kepengurusan ? (penunjukan , masa bakti , dsb)
>
> Dst , masih banyak yang perlu ditelaah lebih mendalam .
>
> Si Abah.
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
>


-

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/

IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi



Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id

Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])

Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])

Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])

Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])

Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])

-



Re: [iagi-net-l] Dewan Pakar

2004-03-24 Terurut Topik Koesoema
Kalau yang dimaksud Dewan Pakar itu para anggota yang tinggal di Dago Pakar,
maka saya yang berhak jadi anggota.
Hehehe

- Original Message -
From: "Yanto R. Sumantri" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Wednesday, March 24, 2004 8:30 AM
Subject: [iagi-net-l] Dewan Pakar


> Reka rekan IAGI netters
>
> Padda hari Rabu yang lalu , dalamacara 40 harimeninggalnya  Prof Dr
> A.Pulunggono , saya berbincang dengan salah seorang pendiri ProfDr. JA
> Katili.
>
> Dia mengeluhkan tidak adanya "kepakaran" dalam geologi Indonesia , dia
> mengkritisi hasil karya beberapa geoloog Indonesia yang dianggapnya
> tidak mumpuni.
> Dia juga mengeluhkan banyaknya ahli yyang dia persiapkan sewaktu masih
> menjabat yan terus "melenceng" kebidang non teknis , seingat saya hal
> ini pernah dipaparkan pada acara Pembukaan PIT yang lalu.
>
> Saya kira perlu ada pemikiran pemikiran untuk melakukan "action"
> menanggapi wacana Prof JA Katili , beikut beberapa pertanyaan yang perlu
> dijawab :
> 1. Apakah yang dimaksukan Dewan Pakar ?
> 2. Apakah Dewan Pakar itu memang perlu ada dalam suatu assosiasi profesi
> seperti IAGI (seingat saya di IATMI ada).
> 3.Peran apa yang dapat diberikan oleh Dewan Pakar seperti ini ?
> 4.Dimana posisinya dalam kepengurusan ? (penunjukan , masa bakti , dsb)
>
> Dst , masih banyak yang perlu ditelaah lebih mendalam .
>
> Si Abah.
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
>


-

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/

IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi



Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id

Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])

Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])

Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])

Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])

Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])

-



Re: [iagi-net-l] Dewan Pakar

2004-03-24 Terurut Topik Koesoema
Kalau yang dimaksud Dewan Pakar itu para anggota yang tinggal di Dago Pakar,
maka saya yang berhak jadi anggota.
Hehehe

- Original Message -
From: "Yanto R. Sumantri" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Wednesday, March 24, 2004 8:30 AM
Subject: [iagi-net-l] Dewan Pakar


> Reka rekan IAGI netters
>
> Padda hari Rabu yang lalu , dalamacara 40 harimeninggalnya  Prof Dr
> A.Pulunggono , saya berbincang dengan salah seorang pendiri ProfDr. JA
> Katili.
>
> Dia mengeluhkan tidak adanya "kepakaran" dalam geologi Indonesia , dia
> mengkritisi hasil karya beberapa geoloog Indonesia yang dianggapnya
> tidak mumpuni.
> Dia juga mengeluhkan banyaknya ahli yyang dia persiapkan sewaktu masih
> menjabat yan terus "melenceng" kebidang non teknis , seingat saya hal
> ini pernah dipaparkan pada acara Pembukaan PIT yang lalu.
>
> Saya kira perlu ada pemikiran pemikiran untuk melakukan "action"
> menanggapi wacana Prof JA Katili , beikut beberapa pertanyaan yang perlu
> dijawab :
> 1. Apakah yang dimaksukan Dewan Pakar ?
> 2. Apakah Dewan Pakar itu memang perlu ada dalam suatu assosiasi profesi
> seperti IAGI (seingat saya di IATMI ada).
> 3.Peran apa yang dapat diberikan oleh Dewan Pakar seperti ini ?
> 4.Dimana posisinya dalam kepengurusan ? (penunjukan , masa bakti , dsb)
>
> Dst , masih banyak yang perlu ditelaah lebih mendalam .
>
> Si Abah.
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
>


-

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/

IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi



Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id

Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])

Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])

Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])

Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])

Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])

-



Re: [iagi-net-l] Dewan Pakar

2004-03-24 Terurut Topik Koesoema
Kalau yang dimaksud Dewan Pakar itu para anggota yang tinggal di Dago Pakar,
maka saya yang berhak jadi anggota.
Hehehe

- Original Message -
From: "Yanto R. Sumantri" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Wednesday, March 24, 2004 8:30 AM
Subject: [iagi-net-l] Dewan Pakar


> Reka rekan IAGI netters
>
> Padda hari Rabu yang lalu , dalamacara 40 harimeninggalnya  Prof Dr
> A.Pulunggono , saya berbincang dengan salah seorang pendiri ProfDr. JA
> Katili.
>
> Dia mengeluhkan tidak adanya "kepakaran" dalam geologi Indonesia , dia
> mengkritisi hasil karya beberapa geoloog Indonesia yang dianggapnya
> tidak mumpuni.
> Dia juga mengeluhkan banyaknya ahli yyang dia persiapkan sewaktu masih
> menjabat yan terus "melenceng" kebidang non teknis , seingat saya hal
> ini pernah dipaparkan pada acara Pembukaan PIT yang lalu.
>
> Saya kira perlu ada pemikiran pemikiran untuk melakukan "action"
> menanggapi wacana Prof JA Katili , beikut beberapa pertanyaan yang perlu
> dijawab :
> 1. Apakah yang dimaksukan Dewan Pakar ?
> 2. Apakah Dewan Pakar itu memang perlu ada dalam suatu assosiasi profesi
> seperti IAGI (seingat saya di IATMI ada).
> 3.Peran apa yang dapat diberikan oleh Dewan Pakar seperti ini ?
> 4.Dimana posisinya dalam kepengurusan ? (penunjukan , masa bakti , dsb)
>
> Dst , masih banyak yang perlu ditelaah lebih mendalam .
>
> Si Abah.
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
>


-

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/

IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi



Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id

Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])

Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])

Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])

Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])

Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])

-



Re: [iagi-net-l] Dewan Pakar

2004-03-24 Terurut Topik Koesoema
Kalau yang dimaksud Dewan Pakar itu para anggota yang tinggal di Dago Pakar,
maka saya yang berhak jadi anggota.
Hehehe

- Original Message -
From: "Yanto R. Sumantri" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Wednesday, March 24, 2004 8:30 AM
Subject: [iagi-net-l] Dewan Pakar


> Reka rekan IAGI netters
>
> Padda hari Rabu yang lalu , dalamacara 40 harimeninggalnya  Prof Dr
> A.Pulunggono , saya berbincang dengan salah seorang pendiri ProfDr. JA
> Katili.
>
> Dia mengeluhkan tidak adanya "kepakaran" dalam geologi Indonesia , dia
> mengkritisi hasil karya beberapa geoloog Indonesia yang dianggapnya
> tidak mumpuni.
> Dia juga mengeluhkan banyaknya ahli yyang dia persiapkan sewaktu masih
> menjabat yan terus "melenceng" kebidang non teknis , seingat saya hal
> ini pernah dipaparkan pada acara Pembukaan PIT yang lalu.
>
> Saya kira perlu ada pemikiran pemikiran untuk melakukan "action"
> menanggapi wacana Prof JA Katili , beikut beberapa pertanyaan yang perlu
> dijawab :
> 1. Apakah yang dimaksukan Dewan Pakar ?
> 2. Apakah Dewan Pakar itu memang perlu ada dalam suatu assosiasi profesi
> seperti IAGI (seingat saya di IATMI ada).
> 3.Peran apa yang dapat diberikan oleh Dewan Pakar seperti ini ?
> 4.Dimana posisinya dalam kepengurusan ? (penunjukan , masa bakti , dsb)
>
> Dst , masih banyak yang perlu ditelaah lebih mendalam .
>
> Si Abah.
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
>


-

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/

IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi



Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id

Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])

Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])

Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])

Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])

Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])

-



Re: [iagi-net-l] Dewan Pakar

2004-03-24 Terurut Topik Koesoema
Kalau yang dimaksud Dewan Pakar itu para anggota yang tinggal di Dago Pakar,
maka saya yang berhak jadi anggota.
Hehehe

- Original Message -
From: "Yanto R. Sumantri" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Wednesday, March 24, 2004 8:30 AM
Subject: [iagi-net-l] Dewan Pakar


> Reka rekan IAGI netters
>
> Padda hari Rabu yang lalu , dalamacara 40 harimeninggalnya  Prof Dr
> A.Pulunggono , saya berbincang dengan salah seorang pendiri ProfDr. JA
> Katili.
>
> Dia mengeluhkan tidak adanya "kepakaran" dalam geologi Indonesia , dia
> mengkritisi hasil karya beberapa geoloog Indonesia yang dianggapnya
> tidak mumpuni.
> Dia juga mengeluhkan banyaknya ahli yyang dia persiapkan sewaktu masih
> menjabat yan terus "melenceng" kebidang non teknis , seingat saya hal
> ini pernah dipaparkan pada acara Pembukaan PIT yang lalu.
>
> Saya kira perlu ada pemikiran pemikiran untuk melakukan "action"
> menanggapi wacana Prof JA Katili , beikut beberapa pertanyaan yang perlu
> dijawab :
> 1. Apakah yang dimaksukan Dewan Pakar ?
> 2. Apakah Dewan Pakar itu memang perlu ada dalam suatu assosiasi profesi
> seperti IAGI (seingat saya di IATMI ada).
> 3.Peran apa yang dapat diberikan oleh Dewan Pakar seperti ini ?
> 4.Dimana posisinya dalam kepengurusan ? (penunjukan , masa bakti , dsb)
>
> Dst , masih banyak yang perlu ditelaah lebih mendalam .
>
> Si Abah.
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
>


-

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/

IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi



Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id

Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])

Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])

Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])

Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])

Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])

-



Re: [iagi-net-l] Dewan Pakar

2004-03-24 Terurut Topik Koesoema
Kalau yang dimaksud Dewan Pakar itu para anggota yang tinggal di Dago Pakar,
maka saya yang berhak jadi anggota.
Hehehe

- Original Message -
From: "Yanto R. Sumantri" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Wednesday, March 24, 2004 8:30 AM
Subject: [iagi-net-l] Dewan Pakar


> Reka rekan IAGI netters
>
> Padda hari Rabu yang lalu , dalamacara 40 harimeninggalnya  Prof Dr
> A.Pulunggono , saya berbincang dengan salah seorang pendiri ProfDr. JA
> Katili.
>
> Dia mengeluhkan tidak adanya "kepakaran" dalam geologi Indonesia , dia
> mengkritisi hasil karya beberapa geoloog Indonesia yang dianggapnya
> tidak mumpuni.
> Dia juga mengeluhkan banyaknya ahli yyang dia persiapkan sewaktu masih
> menjabat yan terus "melenceng" kebidang non teknis , seingat saya hal
> ini pernah dipaparkan pada acara Pembukaan PIT yang lalu.
>
> Saya kira perlu ada pemikiran pemikiran untuk melakukan "action"
> menanggapi wacana Prof JA Katili , beikut beberapa pertanyaan yang perlu
> dijawab :
> 1. Apakah yang dimaksukan Dewan Pakar ?
> 2. Apakah Dewan Pakar itu memang perlu ada dalam suatu assosiasi profesi
> seperti IAGI (seingat saya di IATMI ada).
> 3.Peran apa yang dapat diberikan oleh Dewan Pakar seperti ini ?
> 4.Dimana posisinya dalam kepengurusan ? (penunjukan , masa bakti , dsb)
>
> Dst , masih banyak yang perlu ditelaah lebih mendalam .
>
> Si Abah.
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
>


-

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/

IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi



Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id

Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])

Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])

Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])

Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])

Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])

-



Re: [iagi-net-l] FW: Nelson Tansu, Profesor Termuda asal Indonesia di Lehigh University, AS

2004-03-19 Terurut Topik Koesoema
Kalau disimak dari berita di bawah ini ternyata Nelson Tansu itu diangkat
jabatan "assistant professor", kalau boleh dikorelasikan setingkat dengan
lektor di Indonesia. Sebagaimana telah dijelaskan setiap dosen di US
dipanggil Prof., apakah dia itu Full Professor, Associate Professor ataupun
Assistant Professor, bahkan Instructor pun sering dipanggil professor.
RPK
- Original Message -
From: "Ukat Sukanta at CPI" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Friday, March 19, 2004 1:50 PM
Subject: [iagi-net-l] FW: Nelson Tansu, Profesor Termuda asal Indonesia di
Lehigh University, AS


> Ini mungkin bisa melengkapi cerita Prof. muda kita.
>
> Salam,
> US
>
> - Original Message -
> From: Moch Arif Bijaksana < [EMAIL PROTECTED]
>  >
>
> Nelson Tansu, Profesor Termuda asal Indonesia di Lehigh University, AS
>
>
> --- In [EMAIL PROTECTED]  , Ratri Astuti <
> [EMAIL PROTECTED]  > wrote:
> NELSON TANSU, PROFESOR TERMUDA ASAL INDONESIA DI LEHIGH UNIVERSITY, AS
>
> Jago Seminar di Mancanegara, tapi Dikira Mahasiswa S-1
> Banyak orang di berbagai penjuru dunia yang berusaha menggapai mimpi
> Amerika. Salah seorang yang berhasil merengkuhnya adalah warga negara
> Indonesia. Dia bernama Nelson Tansu. Di AS, dia termasuk ilmuwan
> ternama
> dengan tiga hak paten di tangannya.
>
> RAMADHAN POHAN, Washington DC
>
> NAMA lengkapnya adalah Prof Nelson Tansu PhD. Setahun lalu, ketika
> baru
> berusia 25 tahun, dia diangkat menjadi guru besar (profesor) di Lehigh
> University, Bethlehem, Pennsylvania 18015, USA. Usia yang tergolong
> sangat belia dengan statusnya tersebut.
>
> Kini, ketika usianya menginjak 26 tahun, Nelson tercatat sebagai
> profesor termuda di universitas bergengsi wilayah East Coast, Negeri
> Paman Sam, itu. Sebagai dosen muda, para mahasiswa dan bimbingannya
> justru rata-rata sudah berumur. Sebab, dia mengajar tingkat master
> (S-2), doktor (S-3), bahkan post doctoral.
>
> Prestasi dan reputasi Nelson cukup berkibar di kalangan akademisi AS.
> Puluhan hasil risetnya dipublikasikan di jurnal-jurnal internasional.
> Dia sering diundang menjadi pembicara utama dan penceramah di berbagai
> seminar. Paling sering terutama menjadi pembicara dalam
> pertemuan-pertemuan intelektual, konferensi, dan seminar di Washington
> DC. Selain itu, dia sering datang ke berbagai kota lain di AS. Bahkan,
> dia sering pergi ke mancanegara seperti Kanada, sejumlah negara di
> Eropa, dan Asia.
>
> Yang mengagumkan, sudah ada tiga penemuan ilmiahnya yang dipatenkan di
> AS, yakni bidang semiconductor nanostructure optoelectronics devices
> dan
> high power semiconductor lasers. Di tengah kesibukannya melakukan
> riset-riset lainnya, dua buku Nelson sedang dalam proses penerbitan.
> Bukan main. Kedua buku tersebut merupakan buku teks (buku wajib
> pegangan, Red) bagi mahasiswa S-1 di Negeri Paman Sam.
>
> Karena itu, Indonesia layak bangga atas prestasi anak bangsa di negeri
> rantau tersebut. Lajang kelahiran Medan, 20 Oktober 1977, itu sampai
> sekarang masih memegang paspor hijau berlambang garuda. Kendati belum
> satu dekade di AS, prestasinya sudah segudang. Ke mana pun dirinya
> pergi, setiap ditanya orang, Nelson selalu mengenalkan diri sebagai
> orang Indonesia. Sikap Nelson itu sangat membanggakan di tengah banyak
> tokoh kita yang malu mengakui Indonesia sebagai tanah kelahirannya.
>
> "Saya sangat cinta tanah kelahiran saya. Dan, saya selalu ingin
> melakukan yang terbaik untuk Indonesia," katanya, serius.
>
> Di Negeri Paman Sam, kecintaan Nelson terhadap negerinya yang dicap
> sebagai terkorup di Asia tersebut dikonkretkan dengan memperlihatkan
> ketekunan serta prestasi kerjanya sebagai anak bangsa. Saat berbicara
> soal Indonesia, mimik pemuda itu terlihat sungguh-sungguh dan jauh
> dari
> basa-basi.
>
> "Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dan merupakan bangsa yang
> mampu bersaing dengan bangsa-bangsa besar lainnya. Tentu saja jika
> bangsa kita terus bekerja keras," kata Nelson menjawab koran ini.
>
> Dia adalah anak kedua di antara tiga bersaudara buah pasangan Iskandar
> Tansu dan Lily Auw yang berdomisili di Medan, Sumatera Utara. Kedua
> orang tua Nelson adalah pebisnis percetakan di Medan. Mereka adalah
> lulusan universitas di Jerman. Abang Nelson, Tony Tansu, adalah master
> dari Ohio, AS. Begitu juga adiknya, Inge Tansu, adalah lulusan Ohio
> State University (OSU). Tampak jelas bahwa Nelson memang berasal dari
> lingkungan keluarga berpendidikan.
>
> Posisi resmi Nelson di Lehigh University adalah assistant professor di
> bidang electrical and computer engineering. Di AS, itu merupakan gelar
> untuk guru besar baru di perguruan tinggi. "Walaupun saya adalah
> profesor di jurusan electrical and computer engineering, riset saya
> sebenarnya lebih condong ke arah fisika terapan dan quantum
> electronics," jelasnya.
>
> Sebagai cendekiawan muda, dia menjalani kehidupannya dengan tiada hari
> tanpa memba

Re: [iagi-net-l] Profesor termuda Nelson Tansu - pengalaman Houston

2004-03-19 Terurut Topik Koesoema
Sekali lagi harus dibedakan "gelar" professor dan jabatan gurubesar. Yang
jalan panjang dan berliku untuk untuk jabatan gurubesar, yang humoris causa
itu  "gelar" professor.

- Original Message -
From: "Witan" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Friday, March 19, 2004 8:12 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Profesor termuda Nelson Tansu - pengalaman Houston


> Yang dagelan itu mah namanya Professor "humoris" causa pak.
>
> Mengingat jalan yg panjang dan berliku utk mendapatkan gelar Profesor di
> Indonesia maka Nelson pun kalau mengajar di Indonesia belum tentu bisa
> jadi professor sekarang ini, mungkin perlu tunggu 10 tahun lagi.
> Tapi apakah gelar professor itu sedemikian penting buat pengajar di
> universitas?
> Karena menurut saya yang paling fair pengangkatan professor itu
> sebaiknya berdasarkan pemilu oleh mahasiswa sebagai pemakai jasanya.
> Apakah yang bersangkutan cara mengajarnya baik dan bermutu, gampang
> dicerna oleh mahasiswa sehingga mudah lulusnya, selain menghasilkan
> karya ilmiah pribadi orang tersebut harus punya daya dorong yang kuat
> untuk mahasiswanya melakukan riset yang hasilnya berguna, dedikasinya
> tinggi (lebih memprioritaskan mengajar daripada mengerjakan proyek
> diluar universitas). Nah itu baru namanya Maha Guru bukannya Kang Guru
> Kampanye-nya gampang, cukup ngajar di banyak kelassupaya dapat suara
> terbanyak.
>
> Witan
>
> -Original Message-
> From: Koesoema [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Thursday, March 18, 2004 5:27 PM
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: Re: [iagi-net-l] Profesor termuda Nelson Tansu - pengalaman
> Houston
>
> Menjadi professor dan mendapatkan "gelar" professor itu tidak sama.
> "Gelar"
> professor, (yang sebenarnya tidk ada, mungkin yang dimaksud sebutan atau
> panggilan professor) memang bisa didapatkan dengan menjadi gurubesar
> luarbiasa. Banyak pejabat menawarkan diri menjadi gurubesar luar biasa,
> dan
> setelah pertimbangan senat gurubesar, mungkin dengan  pertimbangannya
> bahwab
> bersangkutan cukup berpengaruh untuk dapat menghasilkan dana atau
> research
> funds bagi universitas yb, maka yb di"kukuh"kan menjadi gurubesar luar
> biasa
> yang SK-nya berlaku 1 tahun itu. Yb bersangkutan kemudian memberikan
> orasi
> sebagai pidatu pengukuhannya (padahal di ITB upacara pengukuhan untuk
> gurubesar biasa sudah lama ditiadakan), yang dianggap sebagai kuliah
> umum
> pertama. Tetapi kemudian kuliah-kuliah berikutnya tidak lagi sempat
> dilakukan, mungkin diwakili oleh assistennya yang ada di universitas
> tsb,
> bahkan biasanya sama sekali tidak ada lagi. Setelah 1 tahun jabatan
> gurubesar luar biasa itu berakhir, tetapi sebutan Prof. itu tetap
> melekat.
> Nah itu mungkin yang dimaksud dengan gelar professor yang bisa di beli.
> Yang paling lucu kan Amien Rais. Sebelum mengundurkan diri dari UGM ybs
> sempat dikukuhkan menjadi gurubesar, sehingga dianggap wajar mendapat
> sebutan professor. Namun kegurubesarannya hanya kokoh untuk satu jam
> saja,
> karena 1 jam kemudian yb langsung mengundurkan diri. Secara teknis
> beliau
> sudah bukan gurubesar lagi, karena sudah tidak memberi kuliah lagi,
> tetapi
> mungkin masih memberikan kuliah 1 bulan sekali, atau barangkali 1 tahun
> sekali di universitas swasta, sehingga tetap dianggap wajar mendapat
> panggilan professor. Ini termasuk Prof. D. Habibie, dan banyak bekas
> menteri-menteri lainnya. Ini yang disebut professor honoris causa,
> walaupun
> sebetulnya tidak ada, karena professor bukan gelar akademis. Kalau
> Doctor
> Honoris Causa itu memang betul-betul ada, dan untuk mendapatkannya tidak
> gampang (paling tidak di ITB)
> Itulah penjelasannya professor yang dapat dibeli dengan memberikan
> orasi.
> Dagelan? Ini serious lho!
> Wassalam
> RPK
>
>
>
>
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
>



Re: [iagi-net-l] Profesor termuda Nelson Tansu - pengalaman Houston

2004-03-18 Terurut Topik Koesoema
Amien Rais itu pernah jadi dosen di UGM, karena dia masuk dan mendirikan PAN
maka dia itu harus mengundurkan diri sebagai dosen UGM, tetapi sempat
dikukuhkan sebagai guru besar untuk 1 jam.
Silahkan coba saja pasang gelar Prof. Abah Yanto, apakah nanti ditangkap
polisi tidak. Kalau ditangkap tanya dia mana undang-undangnya dan pasal
berapa bahwa yang berhak menyandang gelar professor itu hanya guru besar.

Kalau untuk perguruan swasta prosedurnya saya kira sama, tetapi lewat
Kopertis, karena menurut peraturannya dosen-dosen di swasta juga mengikuti
jenjang Assistan, Lektor dsb. Tolong tanyakan kepada mereka yang di
UniversitasTrisakti, apa benar tidak yang saya katakan itu.
Yang lucu kan universitas swasta harus mengikuti peraturan DpDiknas, kalau
tidak salah yang disebut PP 10, sedangkan universitas BHMN bisa menentukan
jenjang kepangkatannya sendiri.
Wassalam
RPK
Wassalam

- Original Message -
From: "Yanto R. Sumantri" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, March 18, 2004 2:33 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Profesor termuda Nelson Tansu - pengalaman Houston


> Kalau yang diterangkan Pak Kusuma itu kan untuk PNS ,kalau untuk swasta
> bagaimana ya ?
>
> Kalau tidak salah pak Amien rasi itu kan bukan PNS , apa ada peratuaran
> lain yang mengaturnya ?
>
> Nah kalau yang namanya Prof.Dr.Djedjem yang berpraktek di jalan
> Minagkabau (Pasar Rumput) untuk mengubah wajah anda menjadi lebih
> mancung dan bibir lebih sexy itu dapat dari mana Ya ?
> (benen bener saya ingin tahu lho , bukan tendenius).
> Apa ada sanksi kalau saya menamakan diri Prof Dr. "Abah" Yanto
> R.Sumantri an melakukan praktek paranormal .
>
> Si Abah.
>
> Koesoema wrote:
> >
> > Di Indonesia jabatan professor (istilah resminya "gurubesar") itu
dikaitkan
> > dengan golongan dan pangkat pegawai negeri sipil (PNS). Jabatan staf
> > pengajar (dosen) itu disebut jabatan fungsional. Jaman saya jabatan staf
> > pengajar itu mulai dengan Asisten Ahli Muda, Asisten Ahli Madya, Asisten
> > Ahli Kepala (Pangkat Gol IIIa s/d IIId), Lektor Muda, Lektor Madya,
Lektor,
> > Lektor Kepala, Gurubesar Madya (IVd, setingkat jabatan Gubernur),
Gurubesar
> > (IVe, setingkat dengan jabatan Sekjen). Hanya jabatan Gurubesar Kepala
yang
> > tidak ada. Biasanya kalau dengan S-1 mulai dengan Gol IIIa, assisten
ahli.
> > Jika mendapatkan S-2 atau S-3, tidak langsung naik atau loncat jabatan,
> > tetapi ijazah S-2/S-3 dinilai kum-nya, untuk naik jabatan/pangkat
> > berikutnya. Nilai kum dari ijazah S-3 itu sangat tinggi, sehingga kalau
> > dipakai naik jabatan dari Assisten Ahli menjadi Asisten Ahli Muda, nilai
> > kum-nya banyak mubazir. Makanya banyak yang mengambil S-3 jika
jabatannya
> > sudah mendekati Gurubesar. Untuk kenaikan tingkat itu biasanya 4 tahun,
> > kecuali jika berprestasi bisa mendapatkan kenaikan tingkat luar biasa
dalam
> > 2 tahun. Bisa dihitung sendiri lah dengan banyaknya jenjang ini bahwa
sulit
> > untuk bisa jadi professor sebelum berumur 50 tahun, bahkan kebanyakannya
> > jadi professor itu hanya beberapa tahun sebelum pensiun, sekitar umur
> > 60-han. Tetapi sekarang ini saya dengar jenjang-jenjang ini sudah
> > disederhanakan, dan jabatan gurubesar madya sudah dihapus, begitu pula
> > lektor muda, madya dsb.
> > Makanya selama ini seseorang dari industri mau menjadi professor itu
sulit
> > karena harus dilakukan korelasi dengan kepangkatan PNS, kecuali menjadi
> > Gurubesar Luarbiasa yang statusnya "part-time" untuk 1 tahun, yang dapat
> > diperpanjang setiap tahun (itupun dengan Surat Keputusan Menteri
DikNas).
> > Status saya juga sekarang ini sesudah pensiun adalah gurubesar
luarbiasa,
> > sama dengan statusnya Prof Pulunggono alm.
> > Dengan berubahnya status ITB menjadi BHMN, maka jabatan Gurubesar tidak
lagi
> > dikaitkan dengan pangkal/gol PNS (teorinya begitu, bahkan semua dosen di
ITB
> > nantinya bukan lagi pegawai negeri, tetapi statusnya seperti di BUMN,
> > seperti BNI, atau Pertamina dsb), bahkan jenjangnya juga dapat
menentukan
> > sendiri atau disederhanakan. Untuk ini pernah diusulkan jenjang jabatan
ini
> > menjadi Instructor, Assitant Professor, Associate Professor, dan
Professor
> > seperti di USA (di Inggris dan negara commonwealth istilah yang dipakai
> > Assitant Reader, Reader, Lecturer, Professor, kalau tidak salah). Tetapi
di
> > lain pihak ITB harus menggajihnya sendiri (bukan dari kas negara) yang
> > dengan statusnya BHMN ITB berkewabijban mencari dana sendiri. Salah satu
> > usaha itu adalah mencari dana abadi atau trustfund untuk mendirikan
> > kegurubesaran sebagai lembaga atau yang disebut Professorship. Dan
> > perusahaan atau perorangan ya

Re: [iagi-net-l] Profesor termuda Nelson Tansu - pengalaman Houston

2004-03-18 Terurut Topik Koesoema
Mungkin yang dimaksud itu sebutan atau gelar professor, bukan jabatan
professor.
Tergantung di luar negerinya di mana, apakah di Vanuatu, Uganda atau di
Jerman. Setahu saya katanya di Jerman kalau seseorang yang mengepalai suatu
institusi research sering di beri gelar professor.
Di Indonesia juga pernah ada usul begitu. Seseorang Ahli Peneliti Utama,
yang disingkat APU dari suatu lembaga penelitian seperti LIPI, pernah
diusulkan supaya diberi gelar professor, bahkan melakukan pidato pengukuhan
juga. Tetapi kelihatannya masyarakat kurang menanggapinya, karena "gelar"
professor itu hanyalah sebutan yang diberikan masyarakat pada seseorang yang
menjabat gurubesar, sama dengan gelar Kiyai yang diberikan masyarakat kepada
seorang ulama, terutama yang memimpin suatu pesantren.
Jadi jangan dikacaukan antara jabatan Gurubesar dengan sebutan (gelar)
professor.
Wassalam
RPK
- Original Message -
From: "Ukat Sukanta at CPI" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, March 18, 2004 6:51 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Profesor termuda Nelson Tansu - pengalaman Houston


> Pak Koesoemah,
>
> Di Indonesia, yang tidak jadi Dosen di Universitas juga bisa jadi Prof.
> Apakah diluar negeri ada Pak, rasanya harus orang universitas??
>
> Salam,
> US
>
> -Original Message-
> From: AL-AMIN Amir [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Thursday, March 18, 2004 6:40 AM
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: Re: [iagi-net-l] Profesor termuda Nelson Tansu - pengalaman
> Houston
>
>
> Ruwet juga prosedur menjadi profesor di Indonesia.
> Tetapi saya dengar ada juga jual beli professor. Seperti di jaman orba,
> seorang
> mendiknas membeli profesor dari sebuah PTN. Hanya dengan memberi satu kali
> 'orasi ilmiah'.
>
>
> =
> AMIR AL AMIN - DKS/OPG/WGO
> TOTAL E&P INDONESIE
> BALIKPAPAN
> 0542-533765 - 0811592902
> =
>
>
>
>
>
> "Koesoema" <[EMAIL PROTECTED]>
> 17/03/2004 10:56 PM
> Please respond to iagi-net
>
>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>, <[EMAIL PROTECTED]>
> cc:
> Subject:Re: [iagi-net-l] Profesor termuda Nelson Tansu -
> pengalaman Houston
>
>
> Referensinya adalah Belanda jaman dulu, mungkin, tetapi dibikin rumit
> sendiri, mungkin tadinya takut ada inflasi professor, jadi dibuat
> jenjang-jenjang yang panjang dengan mengaitkan pada sistim kepegawaian
> negeri.
> Istilah resminya adalah Gurubesar, istilah professor itu hanya sebutan
> saja,
> bukan gelar akademis, sebutan untuk seseorang yang memangku jabatan
> gurubesar (sperti sebutan Kyai untuk orang yang memimpin pesantren).
> Tentu tiap negara berbeda sistimnya. antara Inggris dan commonwealth
> countries (seperti Australia) dengan Amerika Serikat saja beda. Di Inggris
> tidak mengenal sebutan associate dan assistant professor. Ngomong-ngomong
> Sdr. Awang di Indonesia tidak mengenal istilah Assitant Professor dan
> Associate Professor, itu hanya di Amerika Serikat saja.
> Tentu negara-negara lain mempunyai sistim sendiri, Jepang lain,
> Negara-negara Arab lain (disana Uztadz itu adalah Professor, bukan guru
> ngaji seperti disini). Mungkin para netters yang mendapatkan pendidikan di
> berbagai negara dapat menjelaskan sistim dan sebutannya.
> Wassalam
> RPK
> - Original Message -
> From: "OK Taufik" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Wednesday, March 17, 2004 7:54 PM
> Subject: Re: [iagi-net-l] Profesor termuda Nelson Tansu - pengalaman
> Houston
>
>
> > Kualifikasi Profesor di Indonesia ini me-refer ke sistem pendidikan mana
> pak, Belandakah?. Kalau membandingkan Profesor yg dari Prancis agak beda,
> seperti yg dipertanyakan sdr. Amir-Al Amin tsb, profesor di sana hanya
> merupakan panggilan buat pengajar. Malah di rig saya pernah ada Company
> Man-nya Profesor dari Prancis..
> > --
> >
> > - Original Message -
> >
> > DATE: Wed, 17 Mar 2004 15:18:56
> > From: "Koesoema" <[EMAIL PROTECTED]>
> > To: <[EMAIL PROTECTED]>
> > Cc:
> >
> > >Orang atau suatu instansi tidak akan memberikan financial support
> kepada
> > >seseorang untuk memangku jabatan gurubesar  jika orang itu tidak
> memeliki
> > >kwalifikasinya.
> > >
> > >
> > >- Original Message -
> > >From: "teddy atmadinata" <[EMAIL PROTECTED]>
> > >To: <[EMAIL PROTECTED]>
> > >Sent: Wednesday, March 17, 2004 9:26 AM
> > >Subject: Re: [iagi-net-l] Profesor termuda Nelson Tansu - pengalaman
> Houston
> > >
&g

Re: [iagi-net-l] Profesor termuda Nelson Tansu - pengalaman Houston

2004-03-18 Terurut Topik Koesoema
Menjadi professor dan mendapatkan "gelar" professor itu tidak sama. "Gelar"
professor, (yang sebenarnya tidk ada, mungkin yang dimaksud sebutan atau
panggilan professor) memang bisa didapatkan dengan menjadi gurubesar
luarbiasa. Banyak pejabat menawarkan diri menjadi gurubesar luar biasa, dan
setelah pertimbangan senat gurubesar, mungkin dengan  pertimbangannya bahwab
bersangkutan cukup berpengaruh untuk dapat menghasilkan dana atau research
funds bagi universitas yb, maka yb di"kukuh"kan menjadi gurubesar luar biasa
yang SK-nya berlaku 1 tahun itu. Yb bersangkutan kemudian memberikan orasi
sebagai pidatu pengukuhannya (padahal di ITB upacara pengukuhan untuk
gurubesar biasa sudah lama ditiadakan), yang dianggap sebagai kuliah umum
pertama. Tetapi kemudian kuliah-kuliah berikutnya tidak lagi sempat
dilakukan, mungkin diwakili oleh assistennya yang ada di universitas tsb,
bahkan biasanya sama sekali tidak ada lagi. Setelah 1 tahun jabatan
gurubesar luar biasa itu berakhir, tetapi sebutan Prof. itu tetap melekat.
Nah itu mungkin yang dimaksud dengan gelar professor yang bisa di beli.
Yang paling lucu kan Amien Rais. Sebelum mengundurkan diri dari UGM ybs
sempat dikukuhkan menjadi gurubesar, sehingga dianggap wajar mendapat
sebutan professor. Namun kegurubesarannya hanya kokoh untuk satu jam saja,
karena 1 jam kemudian yb langsung mengundurkan diri. Secara teknis beliau
sudah bukan gurubesar lagi, karena sudah tidak memberi kuliah lagi, tetapi
mungkin masih memberikan kuliah 1 bulan sekali, atau barangkali 1 tahun
sekali di universitas swasta, sehingga tetap dianggap wajar mendapat
panggilan professor. Ini termasuk Prof. D. Habibie, dan banyak bekas
menteri-menteri lainnya. Ini yang disebut professor honoris causa, walaupun
sebetulnya tidak ada, karena professor bukan gelar akademis. Kalau Doctor
Honoris Causa itu memang betul-betul ada, dan untuk mendapatkannya tidak
gampang (paling tidak di ITB)
Itulah penjelasannya professor yang dapat dibeli dengan memberikan orasi.
Dagelan? Ini serious lho!
Wassalam
RPK
- Original Message -
From: "AL-AMIN Amir" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, March 18, 2004 6:39 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Profesor termuda Nelson Tansu - pengalaman Houston


> Ruwet juga prosedur menjadi profesor di Indonesia.
> Tetapi saya dengar ada juga jual beli professor. Seperti di jaman orba,
> seorang
> mendiknas membeli profesor dari sebuah PTN. Hanya dengan memberi satu kali
> 'orasi ilmiah'.
>
>
> =
> AMIR AL AMIN - DKS/OPG/WGO
> TOTAL E&P INDONESIE
> BALIKPAPAN
> 0542-533765 - 0811592902
> =
>
>
>
>
>
> "Koesoema" <[EMAIL PROTECTED]>
> 17/03/2004 10:56 PM
> Please respond to iagi-net
>
>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>, <[EMAIL PROTECTED]>
> cc:
> Subject:Re: [iagi-net-l] Profesor termuda Nelson Tansu -
pengalaman Houston
>
>
> Referensinya adalah Belanda jaman dulu, mungkin, tetapi dibikin rumit
> sendiri, mungkin tadinya takut ada inflasi professor, jadi dibuat
> jenjang-jenjang yang panjang dengan mengaitkan pada sistim kepegawaian
> negeri.
> Istilah resminya adalah Gurubesar, istilah professor itu hanya sebutan
> saja,
> bukan gelar akademis, sebutan untuk seseorang yang memangku jabatan
> gurubesar (sperti sebutan Kyai untuk orang yang memimpin pesantren).
> Tentu tiap negara berbeda sistimnya. antara Inggris dan commonwealth
> countries (seperti Australia) dengan Amerika Serikat saja beda. Di Inggris
> tidak mengenal sebutan associate dan assistant professor. Ngomong-ngomong
> Sdr. Awang di Indonesia tidak mengenal istilah Assitant Professor dan
> Associate Professor, itu hanya di Amerika Serikat saja.
> Tentu negara-negara lain mempunyai sistim sendiri, Jepang lain,
> Negara-negara Arab lain (disana Uztadz itu adalah Professor, bukan guru
> ngaji seperti disini). Mungkin para netters yang mendapatkan pendidikan di
> berbagai negara dapat menjelaskan sistim dan sebutannya.
> Wassalam
> RPK
> - Original Message -
> From: "OK Taufik" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Wednesday, March 17, 2004 7:54 PM
> Subject: Re: [iagi-net-l] Profesor termuda Nelson Tansu - pengalaman
> Houston
>
>
> > Kualifikasi Profesor di Indonesia ini me-refer ke sistem pendidikan mana
> pak, Belandakah?. Kalau membandingkan Profesor yg dari Prancis agak beda,
> seperti yg dipertanyakan sdr. Amir-Al Amin tsb, profesor di sana hanya
> merupakan panggilan buat pengajar. Malah di rig saya pernah ada Company
> Man-nya Profesor dari Prancis..
> > --
> >
> > - Original Message -
> >
> > DATE: Wed, 17 M

Re: [iagi-net-l] Profesor termuda Nelson Tansu - pengalaman Houston

2004-03-17 Terurut Topik Koesoema
Referensinya adalah Belanda jaman dulu, mungkin, tetapi dibikin rumit
sendiri, mungkin tadinya takut ada inflasi professor, jadi dibuat
jenjang-jenjang yang panjang dengan mengaitkan pada sistim kepegawaian
negeri.
Istilah resminya adalah Gurubesar, istilah professor itu hanya sebutan saja,
bukan gelar akademis, sebutan untuk seseorang yang memangku jabatan
gurubesar (sperti sebutan Kyai untuk orang yang memimpin pesantren).
Tentu tiap negara berbeda sistimnya. antara Inggris dan commonwealth
countries (seperti Australia) dengan Amerika Serikat saja beda. Di Inggris
tidak mengenal sebutan associate dan assistant professor. Ngomong-ngomong
Sdr. Awang di Indonesia tidak mengenal istilah Assitant Professor dan
Associate Professor, itu hanya di Amerika Serikat saja.
Tentu negara-negara lain mempunyai sistim sendiri, Jepang lain,
Negara-negara Arab lain (disana Uztadz itu adalah Professor, bukan guru
ngaji seperti disini). Mungkin para netters yang mendapatkan pendidikan di
berbagai negara dapat menjelaskan sistim dan sebutannya.
Wassalam
RPK
- Original Message -
From: "OK Taufik" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Wednesday, March 17, 2004 7:54 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Profesor termuda Nelson Tansu - pengalaman Houston


> Kualifikasi Profesor di Indonesia ini me-refer ke sistem pendidikan mana
pak, Belandakah?. Kalau membandingkan Profesor yg dari Prancis agak beda,
seperti yg dipertanyakan sdr. Amir-Al Amin tsb, profesor di sana hanya
merupakan panggilan buat pengajar. Malah di rig saya pernah ada Company
Man-nya Profesor dari Prancis..
> --
>
> - Original Message -
>
> DATE: Wed, 17 Mar 2004 15:18:56
> From: "Koesoema" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> Cc:
>
> >Orang atau suatu instansi tidak akan memberikan financial support kepada
> >seseorang untuk memangku jabatan gurubesar  jika orang itu tidak memeliki
> >kwalifikasinya.
> >
> >
> >- Original Message -
> >From: "teddy atmadinata" <[EMAIL PROTECTED]>
> >To: <[EMAIL PROTECTED]>
> >Sent: Wednesday, March 17, 2004 9:26 AM
> >Subject: Re: [iagi-net-l] Profesor termuda Nelson Tansu - pengalaman
Houston
> >
> >
> >> Mungkin kalau Saya boleh sedikit mengomentari perihal predikat Profesor
di
> >Luar sana harus proaktif membuat sutu karya setiap perioda karena dengan
> >menyandang predikat tersebut tanpa ada karya yang kontinyu tidak patut
lagi
> >menyandang Predikat tersebut, jadi tidak mudah untuk mempunyai Predikat
Prof
> >tersebut kalau tidak di ada Financial Support yang jelas dan pasti.
> >>
> >> Wassalam,
> >> Teddy Atmadinata
> >>
> >> AL-AMIN Amir <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >> saya saya pernah dengar predikat professor di america adlah semua yang
> >> menjadi pengajar..
> >> jadi bukan suatu jenjang kepangkatan
> >>
> >> jadi tidak terlalu heran dengan berita tersebut
> >>
> >> =
> >> AMIR AL AMIN - DKS/OPG/WGO
> >> TOTAL E&P INDONESIE
> >> BALIKPAPAN
> >> 0542-533765 - 0811592902
> >> =
> >>
> >>
> >> -
> >>   Yahoo! Messenger - Communicate instantly..."Ping" your friends today!
> >Download Messenger Now
> >
> >
> >-
>
> >To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
>
> >Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>
> >IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
>
> >IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> >
>
> >Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
>
> >Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
>
> >Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
>
> >Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
>
> >Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
>
> >Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
>
> >-
> >
> >
>
>
>
> Need a new email address that people can remember
> Check out the new EudoraMail at
> http://www.eudoramail.com
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI We

Re: [iagi-net-l] Profesor termuda Nelson Tansu - pengalaman Houston

2004-03-17 Terurut Topik Koesoema
Di Indonesia jabatan professor (istilah resminya "gurubesar") itu dikaitkan
dengan golongan dan pangkat pegawai negeri sipil (PNS). Jabatan staf
pengajar (dosen) itu disebut jabatan fungsional. Jaman saya jabatan staf
pengajar itu mulai dengan Asisten Ahli Muda, Asisten Ahli Madya, Asisten
Ahli Kepala (Pangkat Gol IIIa s/d IIId), Lektor Muda, Lektor Madya, Lektor,
Lektor Kepala, Gurubesar Madya (IVd, setingkat jabatan Gubernur), Gurubesar
(IVe, setingkat dengan jabatan Sekjen). Hanya jabatan Gurubesar Kepala yang
tidak ada. Biasanya kalau dengan S-1 mulai dengan Gol IIIa, assisten ahli.
Jika mendapatkan S-2 atau S-3, tidak langsung naik atau loncat jabatan,
tetapi ijazah S-2/S-3 dinilai kum-nya, untuk naik jabatan/pangkat
berikutnya. Nilai kum dari ijazah S-3 itu sangat tinggi, sehingga kalau
dipakai naik jabatan dari Assisten Ahli menjadi Asisten Ahli Muda, nilai
kum-nya banyak mubazir. Makanya banyak yang mengambil S-3 jika jabatannya
sudah mendekati Gurubesar. Untuk kenaikan tingkat itu biasanya 4 tahun,
kecuali jika berprestasi bisa mendapatkan kenaikan tingkat luar biasa dalam
2 tahun. Bisa dihitung sendiri lah dengan banyaknya jenjang ini bahwa sulit
untuk bisa jadi professor sebelum berumur 50 tahun, bahkan kebanyakannya
jadi professor itu hanya beberapa tahun sebelum pensiun, sekitar umur
60-han. Tetapi sekarang ini saya dengar jenjang-jenjang ini sudah
disederhanakan, dan jabatan gurubesar madya sudah dihapus, begitu pula
lektor muda, madya dsb.
Makanya selama ini seseorang dari industri mau menjadi professor itu sulit
karena harus dilakukan korelasi dengan kepangkatan PNS, kecuali menjadi
Gurubesar Luarbiasa yang statusnya "part-time" untuk 1 tahun, yang dapat
diperpanjang setiap tahun (itupun dengan Surat Keputusan Menteri DikNas).
Status saya juga sekarang ini sesudah pensiun adalah gurubesar luarbiasa,
sama dengan statusnya Prof Pulunggono alm.
Dengan berubahnya status ITB menjadi BHMN, maka jabatan Gurubesar tidak lagi
dikaitkan dengan pangkal/gol PNS (teorinya begitu, bahkan semua dosen di ITB
nantinya bukan lagi pegawai negeri, tetapi statusnya seperti di BUMN,
seperti BNI, atau Pertamina dsb), bahkan jenjangnya juga dapat menentukan
sendiri atau disederhanakan. Untuk ini pernah diusulkan jenjang jabatan ini
menjadi Instructor, Assitant Professor, Associate Professor, dan Professor
seperti di USA (di Inggris dan negara commonwealth istilah yang dipakai
Assitant Reader, Reader, Lecturer, Professor, kalau tidak salah). Tetapi di
lain pihak ITB harus menggajihnya sendiri (bukan dari kas negara) yang
dengan statusnya BHMN ITB berkewabijban mencari dana sendiri. Salah satu
usaha itu adalah mencari dana abadi atau trustfund untuk mendirikan
kegurubesaran sebagai lembaga atau yang disebut Professorship. Dan
perusahaan atau perorangan yang mau membiayai professorship itu diberi
imbalah boleh memberikan nama pada professorship itu, seperti the Shell
Professorship of Geology di University Brunei Darussalam, atau the Getty
Professorship of Petroleum Geology di Colorado School of Mines.dsb. Bahkan
dalam hal ini si financial sponsor dapat ikut menentukan siapa-siapa yang
akan menduduki professorship itu.
Inilah cerita mengenai sistim birokrasi dan jalan keluar yang ditempuh ITB.
Mudah-mudahan segalanya dapat jelas.
Wassalam
RPK

- Original Message -
From: "Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Wednesday, March 17, 2004 12:31 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Profesor termuda Nelson Tansu - pengalaman Houston


> Mohon penjelasan, apa kriteria atau syarat2 yang harus dipenuhi oleh
seorang tenaga pengajar di Indonesia (katakanlah Jurusan Geologi) untuk
berhak menyandang gelar profesor. Masa bakti ? Umur minimal ? Jumlah karya
tulis ?  Hak cipta ? Soalnya, di LN itu banyak prof yang muda-muda (30an th)
dan masa baktinya masih panjang sebelum pensiun. Di Indonesia kan tidak
begitu ya. Dan, apa definisi sebenarnya untuk jabatan-jabatan ini :
assistant professor (apakah dia profesor juga ?), associate professor ?
Terima kasih.
>
> Salam,
> Awang
>
> AL-AMIN Amir <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> saya saya pernah dengar predikat professor di america adlah semua yang
> menjadi pengajar..
> jadi bukan suatu jenjang kepangkatan
>
> jadi tidak terlalu heran dengan berita tersebut
>
> =
> AMIR AL AMIN - DKS/OPG/WGO
> TOTAL E&P INDONESIE
> BALIKPAPAN
> 0542-533765 - 0811592902
> =
>
> Do you Yahoo!?
> Yahoo! Mail - More reliable, more storage, less spam


-

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/

IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi



Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id

Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])

Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])

Komisi Sertifi

Re: [iagi-net-l] Profesor termuda Nelson Tansu - pengalaman Houston

2004-03-17 Terurut Topik Koesoema
Di Indonesia itu jabatan professor ditetapkan dengan SK oleh Presiden RI, di
Amerika Serikat hanya oleh Universitas yang bersangkutan.
Sistimnya di Indonesia itu adalah ngumpulin yang disebut "kum", yang
meliputi karya tulis di dalam dan di luar negeri, dan untuk setiap karya
tulis diberi nilai "kum", yang bervariasi, tergantung dipublikasikan di
dalam atau luar negeri, sebagain main atau co-author dan kriteria lainnya
yang sangat rumit,  selain juga tek-tek bengek seperti masa jabatan, jumlah
mata kuliah yang diajarkan, SKS, pangkat golongan terakhir harus IVC (kalau
tidak salah), ngisi formulir dsb, kemudian dinilai oleh panitia khusus, di
rapatkan di Senat Fakultas, Senat Akademis, Majelis Guru Besar, kemudian
baru diusulkan ke DepDikNas, ke Menteri PAN kemudian ke Sekneg, baru diteken
oleh Presiden (ini karena jabatan professor itu adalah IVC atau IV D sampai
IVE, jadi setara dengan jenderal bintang 3 atau 4).
Banyak orang yang sibuk dengan research dan project tidak punya waktu untuk
itu, makanya kaderisasi professor itu sangat seret (di Department Geologi
ITB sekarang ini hanya ada 1).
Dengan menjadinya ITB BHMN mungkin professor itu tidak perlu lagi ke
Presiden, ditentukan oleh ITB sendiri (professor lokal?), tetapi yang
penting itu ada dananya untuk membiayai sang professor itu, ya gajinya, ya
biaya researchnya dsb).
Jadi kalau ada yang ingin jadi professor dan merasa punya kwalifikasi untuk
itu, carilah financial sponsor dulu, nanti kwalifikasi bisa diperdebatkan di
Senat.
Wassalam


- Original Message -
From: "Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Wednesday, March 17, 2004 12:31 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Profesor termuda Nelson Tansu - pengalaman Houston


> Mohon penjelasan, apa kriteria atau syarat2 yang harus dipenuhi oleh
seorang tenaga pengajar di Indonesia (katakanlah Jurusan Geologi) untuk
berhak menyandang gelar profesor. Masa bakti ? Umur minimal ? Jumlah karya
tulis ?  Hak cipta ? Soalnya, di LN itu banyak prof yang muda-muda (30an th)
dan masa baktinya masih panjang sebelum pensiun. Di Indonesia kan tidak
begitu ya. Dan, apa definisi sebenarnya untuk jabatan-jabatan ini :
assistant professor (apakah dia profesor juga ?), associate professor ?
Terima kasih.
>
> Salam,
> Awang
>
> AL-AMIN Amir <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> saya saya pernah dengar predikat professor di america adlah semua yang
> menjadi pengajar..
> jadi bukan suatu jenjang kepangkatan
>
> jadi tidak terlalu heran dengan berita tersebut
>
> =
> AMIR AL AMIN - DKS/OPG/WGO
> TOTAL E&P INDONESIE
> BALIKPAPAN
> 0542-533765 - 0811592902
> =
>
> Do you Yahoo!?
> Yahoo! Mail - More reliable, more storage, less spam


-

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/

IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi



Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id

Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])

Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])

Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])

Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])

Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])

-



Re: [iagi-net-l] Profesor termuda Nelson Tansu - pengalaman Houston

2004-03-17 Terurut Topik Koesoema
Orang atau suatu instansi tidak akan memberikan financial support kepada
seseorang untuk memangku jabatan gurubesar  jika orang itu tidak memeliki
kwalifikasinya.


- Original Message -
From: "teddy atmadinata" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Wednesday, March 17, 2004 9:26 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Profesor termuda Nelson Tansu - pengalaman Houston


> Mungkin kalau Saya boleh sedikit mengomentari perihal predikat Profesor di
Luar sana harus proaktif membuat sutu karya setiap perioda karena dengan
menyandang predikat tersebut tanpa ada karya yang kontinyu tidak patut lagi
menyandang Predikat tersebut, jadi tidak mudah untuk mempunyai Predikat Prof
tersebut kalau tidak di ada Financial Support yang jelas dan pasti.
>
> Wassalam,
> Teddy Atmadinata
>
> AL-AMIN Amir <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> saya saya pernah dengar predikat professor di america adlah semua yang
> menjadi pengajar..
> jadi bukan suatu jenjang kepangkatan
>
> jadi tidak terlalu heran dengan berita tersebut
>
> =
> AMIR AL AMIN - DKS/OPG/WGO
> TOTAL E&P INDONESIE
> BALIKPAPAN
> 0542-533765 - 0811592902
> =
>
>
> -
>   Yahoo! Messenger - Communicate instantly..."Ping" your friends today!
Download Messenger Now


-

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/

IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi



Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id

Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])

Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])

Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])

Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])

Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])

-



Re: [iagi-net-l] Profesor termuda Nelson Tansu - pengalaman Houston

2004-03-16 Terurut Topik Koesoema
Kelihatannya diskusi kita tidak nyambung.
Kalau masalahnya adalah pendidikan di Indonesia, itu lain.
Saya berpendapat bahwa pendidikan di SD s/d SMA itu sangat baik, tetapi
hanya untuk anak-anak yang IQ-nya di atas rata-rata, dan juga guru-guru nya
yang berkwalitas. Sedangkan untuk anak-anak rata-rata, terlalu sulit untuk
diikuti, akhirnya jadi banyak dihafal saja, tidak kreatif.
Di Amerika pendidikannya ditujukan untuk anak-anak kebanyakan, sehingga yang
IQ nya rendah pun bisa jadi pintar

Itu saja komentar saya
Wassalam

- Original Message -
From: "Yanto R. Sumantri" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Tuesday, March 16, 2004 3:45 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Profesor termuda Nelson Tansu - pengalaman Houston


> Pak Koes
>
> Ada yang terlupa mengenai Nelson , komentarnya berikut ini :
>
> 1. Bahwa sisitim pendidikan yang dia ikuti sampai SMA di Indonesia
> sangat baik dan karena itu dia tidak mengalami kesulitan dalam mengikuti
> pelajaran di AS. Apakah benar demikian ? Padahal di Indonesia sedangrame
> ramenya isu bahwa sistim pendidikan dasar Indonesia payah.
> 2. Nelson mengharapkan dan menurut dia sebenarnya paling tidak tiga PT
> terkemukan di Indonesia seharusnya dapat menjadisalh sati Best of feve
> atau paling tidak best of ten di Asia. Apa kira kira kita bisa PT ini
> mencapainya ? dan kapan ?
>
> Si Abah
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
>


-

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/

IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi



Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id

Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])

Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])

Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])

Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])

Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])

-



Re: [iagi-net-l] Profesor termuda Nelson Tansu - pengalaman Houston

2004-03-16 Terurut Topik Koesoema
Tetap saja yang jadi masalah adalah financial supportnya. Kalau sudah
diterima jadi gurubesar termuda, tidak ada financial support, tidak bisa
research, tidak dijamin hidupnya, praktis impotent.
Jadi top 5 besar di Asia tanpa financial support tidak mungkin. Atau
kita-kita ini harus mencarikan dana untuk membentuk suatu trustfund,
misalnya IAGI professorship in apa

RPK
- Original Message -
From: "Yanto R. Sumantri" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Tuesday, March 16, 2004 3:45 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Profesor termuda Nelson Tansu - pengalaman Houston


> Pak Koes
>
> Ada yang terlupa mengenai Nelson , komentarnya berikut ini :
>
> 1. Bahwa sisitim pendidikan yang dia ikuti sampai SMA di Indonesia
> sangat baik dan karena itu dia tidak mengalami kesulitan dalam mengikuti
> pelajaran di AS. Apakah benar demikian ? Padahal di Indonesia sedangrame
> ramenya isu bahwa sistim pendidikan dasar Indonesia payah.
> 2. Nelson mengharapkan dan menurut dia sebenarnya paling tidak tiga PT
> terkemukan di Indonesia seharusnya dapat menjadisalh sati Best of feve
> atau paling tidak best of ten di Asia. Apa kira kira kita bisa PT ini
> mencapainya ? dan kapan ?
>
> Si Abah
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
>


-

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/

IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi



Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id

Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])

Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])

Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])

Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])

Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])

-



Re: [iagi-net-l] Profesor termuda Nelson Tansu - pengalaman Houston

2004-03-15 Terurut Topik Koesoema
Saya kira soal kerja di ITB itu bisa saja untuk orang industri, yang penting
dia itu bisa membawa financial sponsor-nya, seperti Shell dll, dan suatu
professorship dapat dibentuk seperti di UBD.
Jadi kalau sekiranya ada yang berminat jadi professor di ITB adalah selain
kwalifikasi yang diterima ITB adalah mendapatkan sponsor yang membiayai,
apakh pribadi, apakah Exxon-Mobil, atau George Sorous.
Sekarangpun sedang dalam perdebatan  adanya ITB  Panigoro School of Business
yang akan dibiayai oleh Arifin Panigoro. (USD 5 juta menurut khabar burung,
untuk dibentuk trustfund) yang membiayainya.
Jadi silahkan rame-rame cari financial sponsor.
Wassalam
RPK
- Original Message -
From: "Darman, Herman H BSP-TSX/4" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Monday, March 15, 2004 12:35 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Profesor termuda Nelson Tansu - pengalaman Houston


> Abah,
>
> Saya juga pernah ke Houston, ikut pertemuan IATMI-Houston dan berjumpa
dengan orang Indonesia, lulusan ITB jurusan Sipil kalau tidak salah yang PhD
thesisnya dipatent-kan. Namanya saya lupa sayangnya. Dia buat formula
menghitung kestabilan konstruksi sipil dengan pengaruh ombak. Jadi software
yang dibuat dipakai untuk mendesain konstruksi struktur offshore.
>
> Saya juga sempat tanya kawan ini apakah dia punya rencana pulang ke
Indonesia dan mengangkat nama Indonesia dari Indonesia bukan dari negeri
paman Sam. Menurut dia kalau dia pulang, kesempatan dia untuk menerapkan dan
mengembangkan ilmunya akan hilang. Beberapa oceanographic laboratory yang
dimiliki Indonesia seperti PT PAL dan satu lagi di Jakarta sudah 'mati',
bahkan sudah jadi lapangan badminton karyawan. Padahal, menurut dia, lab
tersebut cukup baik. Unocal juga menggunakannya untuk percobaan deep water
well mereka.
>
> Kalau kita punya orang-orang seperti ini dibidang geologi, apakah mereka
bisa kita terima dalam system pendidikan di Indonesia? Jawabnya tentu tidak.
Mereka mesti mulai dari bawah (assisten dosen) dulu rasanya.
>
> Saya juga menunggu perkembangan privatisasi ITB. Siapa tau mereka bisa
buka kesempatan untuk orang-orang Industri untuk kerja di ITB sebagai
pengajar. Kalau di Brunei, mereka bisa terima high qualified geologist dari
industri untuk kerja di sana.
>
> Herman
>
> -Original Message-
> From: Yanto R. Sumantri [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: 15 March 2004 12:44
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: [iagi-net-l] Profesor termuda Nelson Tansu
>
>
> Rekan rekan IAGI- net
>
> Berikut informasi yang mungkin  berguna , bagi yang rajin mendengar
> Delta FM , ybs pernah diwawancara  pagi ini.
>
> Si Abah
>
>
> Nelson Tansu, Profesor Termuda asal Indonesia di Lehigh University, AS
>
>
> Jago Seminar di Mancanegara, tapi Dikira Mahasiswa S-1
> Banyak orang di berbagai penjuru dunia yang berusaha menggapai mimpi
> Amerika. Salah seorang yang berhasil merengkuhnya adalah warga negara
> Indonesia. Dia bernama Nelson Tansu. Di AS, dia termasuk ilmuwan ternama
> dengan tiga hak paten di tangannya.
>
>
> RAMADHAN POHAN, Washington DC
>
> NAMA lengkapnya adalah Prof Nelson Tansu PhD. Setahun lalu, ketika baru
> berusia 25 tahun, dia diangkat menjadi guru besar (profesor) di Lehigh
> University, Bethlehem, Pennsylvania 18015, USA. Usia yang tergolong
> sangat belia dengan statusnya tersebut.
>
> Kini, ketika usianya menginjak 26 tahun, Nelson tercatat sebagai
> profesor termuda di universitas bergengsi wilayah East Coast, Negeri
> Paman Sam, itu. Sebagai dosen muda, para mahasiswa dan bimbingannya
> justru rata-rata sudah berumur. Sebab, dia mengajar tingkat master
> (S-2), doktor (S-3), bahkan post doctoral.
>
> Prestasi dan reputasi Nelson cukup berkibar di kalangan akademisi AS.
> Puluhan hasil risetnya dipublikasikan di jurnal-jurnal internasional.
> Dia sering diundang menjadi pembicara utama dan penceramah di berbagai
> seminar. Paling sering terutama menjadi pembicara dalam
> pertemuan-pertemuan intelektual, konferensi, dan seminar di Washington
> DC. Selain itu, dia sering datang ke berbagai kota lain di AS. Bahkan,
> dia sering pergi ke mancanegara seperti Kanada, sejumlah negara di
> Eropa, dan Asia.
>
> Yang mengagumkan, sudah ada tiga penemuan ilmiahnya yang dipatenkan di
> AS, yakni bidang semiconductor nanostructure optoelectronics devices dan
> high power semiconductor lasers. Di tengah kesibukannya melakukan
> riset-riset lainnya, dua buku Nelson sedang dalam proses penerbitan.
> Bukan main. Kedua buku tersebut merupakan buku teks (buku wajib
> pegangan, Red) bagi mahasiswa S-1 di Negeri Paman Sam.
>
> Karena itu, Indonesia layak bangga atas prestasi anak bangsa di negeri
> rantau tersebut. Lajang kelahiran Medan, 20 Oktober 1977, itu sampai
> sekarang masih memegang paspor hijau berlambang garuda. Kendati belum
> satu dekade di AS, prestasinya sudah segudang. Ke mana pun dirinya
> pergi, setiap ditanya orang, Nelson selalu mengenalkan diri sebagai
> orang Indonesia. Sikap Nelson itu sangat membanggakan di tengah banyak
> tokoh kita yang malu

Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java

2004-03-11 Terurut Topik Koesoema
Memang betul dari anomaly Bouger saja tidak dapat mengatakan secara deduktif
ada kawasan micro-continent, tetapi dikombinasikan dengan outcrop data dan
data lainnya paling tidak ada petunjuk untuk melakukan penalaran induksi..
Lihat saja peta gravitasi digital kompilasi dari seluruh Indonesia, kita
bisa jelas melihat Sundaland, di bandingkan island arc. Juga dengan dibor
saja kita tidak bisa mengambil kesimpulan keberadaan micro-continent,
kecuali kalau dibor sampai mantle.
Wassalam
RPK

- Original Message -
From: "mohamad untung" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, March 11, 2004 11:52 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java


> Sedikit klarifikasi tentang anomali Bouguer. Dari anomali ini saja
seseorang
> tidak dapat mengatakan bahwa di bawah suatu kawasan ada microcontinent.
Kita
> hanya dapat menafsirkan struktur saja, tidak macam benda atau batuan.
Untuk
> itu perlu data bor atau singkapan.
> M. Untung
> - Original Message -
> From: "Koesoema" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Wednesday, March 10, 2004 5:09 PM
> Subject: Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java
>
>
> > Sebetulnya boleh saja mengusulkan penjelasan untuk sesuatu yang datanya
> > tidak lengkap, tetapi itu namanya HYPOTHESIS
> > Saya kira sulit untuk mengakali adanya microcontinent di bawah Jawa
timur,
> > kalau kita mau meliha peta  bouger gravity map pulau Jawa yang
diterbitkan
> > P3G, kecuali untuk sekitar Jogya-Surakarta, masih ada "room for a
> > micro-continent". Struktur rumit di cekungan Jawa Timur Utara, saya kira
> > tida perlu meng-invoke micro-continent di bawah seluruh Jawa timur,
cukup
> > disebabkan differential movements dari fragmental continental margin
dari
> > Sunda.
> > Wassalam
> > RPK
> > - Original Message -
> > From: "Benyamin Sapiie" <[EMAIL PROTECTED]>
> > To: <[EMAIL PROTECTED]>
> > Sent: Tuesday, March 09, 2004 1:41 PM
> > Subject: Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java
> >
> >
> > > Betul sekali sulit sekali kalaubelum ada data lengkap.  Tapi fakta
> geologi
> > > yang ada pada memerlukan penjelasan yang lebih unconventional karena
> > > beberapa struktur paleogen di Jawa Timur yang tidak bisa dijelaskan
> secara
> > > konventional geology saat ini.
> > >
> > > Masih banyak room untuk argumen komposisi magamatic di Jawa karena
data
> > > masih belum komplit.
> > >
> > > Yang jelas saya pikir kita harus selalu terbuka untuk pemikiran
geologi
> > yang
> > > berbeda sebagai alternatif yang ada, selama bobot scientificnya sama-2
> > tidak
> > > pasti.
> > >
> > > Salam,
> > >
> > > Ben Sapiie
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > > - Original Message -
> > > From: "Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
> > > To: <[EMAIL PROTECTED]>
> > > Sent: Tuesday, March 09, 2004 12:21 PM
> > > Subject: Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java
> > >
> > >
> > > > Saat ini, untuk saya, sulit memahami ada East Java Microplate
> (continent
> > > ?) di bawah Jawa (Jawa Tengah & Jawa Timur ?). Belum ada bukti
langsung
> > ada
> > > pre-Tertiary (bahkan pre-Cretaceous) continental microplate di bawah
> Jawa
> > > baik dari data gayaberat, outcrop, apalagi sumur. Paternoster sudah
> jelas
> > > micro-continent, Kangean meragukan tapi sangat mungkin, untuk East
Java
> > saat
> > > ini tak ada buktinya. Untuk menerangkan pembelokan volcanic arc dari
> Late
> > > Cretaceous yang swing ke TL (volvanic arc mana di Meratus yang mau
> > > disejajarkan dengan Jatibarang, Laut Jawa, dan Garba Mts ? Apakah
Alino
> > > Arc-Manununggul volcaniclastic, atau Langi volcanics di SW Sulawesi
?),
> > > katakanlah itu benar, maka memang terjadi swing menjadi B-T saat
> > > Oligo-Miosen Arc ada di selatan Jawa. Nah, kelihatannya, perubahan
trend
> > ini
> > > terjadi karena ada "penyumbatan" proto Jawa oleh East Java Microplate.
> > Tapi,
> > > apa benar begitu ? Kita melihat trend-trend volcanic arc itu dalam
> present
> > > position of Java. Bagaimana posisi Ja
> > > >  wa di
> > > >  Late Cretaceous-Paleogen dan saat pre-rotation. Lalu, apakah
> > > Kalimantan-nya rotated atau tidak (ada dua school of thoughts tentang
> > rotasi
> > > Kalimantan ini). Sulit unt

Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java

2004-03-10 Terurut Topik Koesoema
Sebetulnya boleh saja mengusulkan penjelasan untuk sesuatu yang datanya
tidak lengkap, tetapi itu namanya HYPOTHESIS
Saya kira sulit untuk mengakali adanya microcontinent di bawah Jawa timur,
kalau kita mau meliha peta  bouger gravity map pulau Jawa yang diterbitkan
P3G, kecuali untuk sekitar Jogya-Surakarta, masih ada "room for a
micro-continent". Struktur rumit di cekungan Jawa Timur Utara, saya kira
tida perlu meng-invoke micro-continent di bawah seluruh Jawa timur, cukup
disebabkan differential movements dari fragmental continental margin dari
Sunda.
Wassalam
RPK
- Original Message -
From: "Benyamin Sapiie" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Tuesday, March 09, 2004 1:41 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java


> Betul sekali sulit sekali kalaubelum ada data lengkap.  Tapi fakta geologi
> yang ada pada memerlukan penjelasan yang lebih unconventional karena
> beberapa struktur paleogen di Jawa Timur yang tidak bisa dijelaskan secara
> konventional geology saat ini.
>
> Masih banyak room untuk argumen komposisi magamatic di Jawa karena data
> masih belum komplit.
>
> Yang jelas saya pikir kita harus selalu terbuka untuk pemikiran geologi
yang
> berbeda sebagai alternatif yang ada, selama bobot scientificnya sama-2
tidak
> pasti.
>
> Salam,
>
> Ben Sapiie
>
>
>
>
>
>
> - Original Message -
> From: "Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Tuesday, March 09, 2004 12:21 PM
> Subject: Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java
>
>
> > Saat ini, untuk saya, sulit memahami ada East Java Microplate (continent
> ?) di bawah Jawa (Jawa Tengah & Jawa Timur ?). Belum ada bukti langsung
ada
> pre-Tertiary (bahkan pre-Cretaceous) continental microplate di bawah Jawa
> baik dari data gayaberat, outcrop, apalagi sumur. Paternoster sudah jelas
> micro-continent, Kangean meragukan tapi sangat mungkin, untuk East Java
saat
> ini tak ada buktinya. Untuk menerangkan pembelokan volcanic arc dari Late
> Cretaceous yang swing ke TL (volvanic arc mana di Meratus yang mau
> disejajarkan dengan Jatibarang, Laut Jawa, dan Garba Mts ? Apakah Alino
> Arc-Manununggul volcaniclastic, atau Langi volcanics di SW Sulawesi ?),
> katakanlah itu benar, maka memang terjadi swing menjadi B-T saat
> Oligo-Miosen Arc ada di selatan Jawa. Nah, kelihatannya, perubahan trend
ini
> terjadi karena ada "penyumbatan" proto Jawa oleh East Java Microplate.
Tapi,
> apa benar begitu ? Kita melihat trend-trend volcanic arc itu dalam present
> position of Java. Bagaimana posisi Ja
> >  wa di
> >  Late Cretaceous-Paleogen dan saat pre-rotation. Lalu, apakah
> Kalimantan-nya rotated atau tidak (ada dua school of thoughts tentang
rotasi
> Kalimantan ini). Sulit untuk merekonstruksi ini selama data belum lengkap.
> Paleomagnetism Jawa sudah beberapa tahun diketahui, tetapi kelihatannya
> belum menggiring ke pemahaman yang lebih baik tentang tektonik di SE
> Sundaland ini. Butir kuarsa Eosen tak harus selalu ditafsirkan dari
> kontinen, sangat mungkin dari produk volkanik juga, yang selama ini di
> under-estimate.
> >
> > Bila di bawah Jawa Timur onshore ada East Java Microplate (continent),
> maka tidak mungkin ada keseragaman komposisi volkanik baik untuk
> Oligo-Miosen Arc, Late Miocene-Recent volcanic arc di Jawa dari sejak
Gunung
> Karang di Banten sampai Gunung Raung di Jatim, semuanya calc-alkaline
> andesitic; mestinya semua gunungapi di Jawa Tengah-Jatim berkomposisi
> potasic-ultrapotasic sangat alkaline sebab magma partial meltingnya telah
> melewati kerak mikrokontinen yang sangat tebal. Dari segi distribusi jalur
> volkanik pun, terlihat bahwa tak ada gangguan berarti pada penekukan zona
> Wadati-Benioff di bawah Jateng dan Jatim, artinya tak ada masif kerak yang
> menghalangi subduction Indian oceanic crust.
> >
> > Kesan saya, Jawa adalah contoh ideal subduction dengan ofiolit fosil
> subduction-nya dari scrapped off oceanic crust, bukan obducted ophiolite
dua
> mikro-kontinen yang collided. Sejauh data menunjukkan...
> >
> > Salam,
> > Awang
> > Benyamin Sapiie <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > Saya juga mempunyai pendapat yangs ama bahwa Muria ada diatas
continental
> > crust.
> >
> > Saya pikir Luh-Ulo justru suture yang melibatkan microkontinen dengan
nama
> > East Java Microplate (baca paper kami di IPA 2003).
> >
> > Masih banyak yang harus dikonfiormasi tentantg penentuan umur ofiolit.
> > Metodanya sendiri bisa sangat diperdebatkan (Pak Soeyono suka mengatakan
> > umur absolute bisa absolutely wrong or absolutely right). Menurut saya
> > pendekatan generalisasi ku

Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java

2004-03-10 Terurut Topik Koesoema
Saya tidak tahu apakah pernah ada yang mengusulkan adanya melange di Bayat,
karena tidak ada bukti sama sekali.
- Original Message -
From: "Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Tuesday, March 09, 2004 3:15 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java


>
> Pasir kuarsaan middle Eocene di Nanggulan dan di beberapa singkapan di
Peg. Jiwo merupakan isolated channelised conglomeratic sands, dan menurut
paper terbaru dari Smyth et al (2003) punya provenance metamorphic basement
source, bukan dari plutonic source. Melihat butirannya yang rounded dan
ukuran clasts-nya diperkirakan telah mengalami beberapa tahap erosi dan
re-deposisi sebelum final deposition. Kemudian, lithic grains metamorphic
basement lithology-nya semakin berkurang upsection dan digantikan volcanic
quartz. Kemungkinan provenance adalah metamorphic rocks di Bayat (?).
>
>
>
> Melange (?) di Bayat jadi problem tersendiri karena di sini tidak ada
ofiolit tidak ada sedimen palung tidak ada lava bantal, melulu batuan
metamorf (sekis, filit, metagabro, marble). Jauh sekali sifatnya dengan Luk
Ulo complex. Sebuah pemikiran pernah dilempar, Bayat lebih continental
parentage dibanding Luk Ulo. Apa benar ? Apa sekis selalu
continental-associated ? Fasies metamorfik sekis (galukofan) butuh LTHP (low
temperature 100-200 deg C dan high pressure 3-8 kilobar), kelihatannya itu
bisa terjadi di active margin subduction zone tanpa pelibatan continental
crust (?). Tetapi minimnya komponen melange di Bayat memang patut
ditanyakan. Counterpart-nya di Ciletuh dan Bantimala sekaya seperti di Luk
Ulo.
>
>
>
> Salam,
> Awang
>
> Koesoema <[EMAIL PROTECTED]> wrote:Micro-continent mungkin ada di
selatan Jogya untuk menjelaskan adanya
> schists di Bayat dan Eocene shallow marine deposit di Nanggulan, tetapi
> sangat terbatas, tidak meluas seluruh Jawa Timur.
>
> - Original Message -
> From: "Awang Satyana"
> To:
> Sent: Tuesday, March 09, 2004 12:21 PM
> Subject: Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java
>
>
> > Saat ini, untuk saya, sulit memahami ada East Java Microplate (continent
> ?) di bawah Jawa (Jawa Tengah & Jawa Timur ?). Belum ada bukti langsung
ada
> pre-Tertiary (bahkan pre-Cretaceous) continental microplate di bawah Jawa
> baik dari data gayaberat, outcrop, apalagi sumur. Paternoster sudah jelas
> micro-continent, Kangean meragukan tapi sangat mungkin, untuk East Java
saat
> ini tak ada buktinya. Untuk menerangkan pembelokan volcanic arc dari Late
> Cretaceous yang swing ke TL (volvanic arc mana di Meratus yang mau
> disejajarkan dengan Jatibarang, Laut Jawa, dan Garba Mts ? Apakah Alino
> Arc-Manununggul volcaniclastic, atau Langi volcanics di SW Sulawesi ?),
> katakanlah itu benar, maka memang terjadi swing menjadi B-T saat
> Oligo-Miosen Arc ada di selatan Jawa. Nah, kelihatannya, perubahan trend
ini
> terjadi karena ada "penyumbatan" proto Jawa oleh East Java Microplate.
Tapi,
> apa benar begitu ? Kita melihat trend-trend volcanic arc itu dalam present
> position of Java. Bagaimana posisi J!
> > awa di
> > Late Cretaceous-Paleogen dan saat pre-rotation. Lalu, apakah
> Kalimantan-nya rotated atau tidak (ada dua school of thoughts tentang
rotasi
> Kalimantan ini). Sulit untuk merekonstruksi ini selama data belum lengkap.
> Paleomagnetism Jawa sudah beberapa tahun diketahui, tetapi kelihatannya
> belum menggiring ke pemahaman yang lebih baik tentang tektonik di SE
> Sundaland ini. Butir kuarsa Eosen tak harus selalu ditafsirkan dari
> kontinen, sangat mungkin dari produk volkanik juga, yang selama ini di
> under-estimate.
> >
> > Bila di bawah Jawa Timur onshore ada East Java Microplate (continent),
> maka tidak mungkin ada keseragaman komposisi volkanik baik untuk
> Oligo-Miosen Arc, Late Miocene-Recent volcanic arc di Jawa dari sejak
Gunung
> Karang di Banten sampai Gunung Raung di Jatim, semuanya calc-alkaline
> andesitic; mestinya semua gunungapi di Jawa Tengah-Jatim berkomposisi
> potasic-ultrapotasic sangat alkaline sebab magma partial meltingnya telah
> melewati kerak mikrokontinen yang sangat tebal. Dari segi distribusi jalur
> volkanik pun, terlihat bahwa tak ada gangguan berarti pada penekukan zona
> Wadati-Benioff di bawah Jateng dan Jatim, artinya tak ada masif kerak yang
> menghalangi subduction Indian oceanic crust.
> >
> > Kesan saya, Jawa adalah contoh ideal subduction dengan ofiolit fosil
> subduction-nya dari scrapped off oceanic crust, bukan obducted ophiolite
dua
> mikro-kontinen yang collided. Sejauh data menunjukkan...
> >
> > Salam,
> > Awang
> > Benyamin Sapiie wrote:
> > Saya juga mempunyai pendapat yangs ama bahwa Muria ada diatas
continental
> > crust.
&g

Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java

2004-03-10 Terurut Topik Koesoema
Saya belum pernah tahu kalau Proto-Java (what ever i is) berasal dari
Gondwana, yang mungkin dari Gondwana (Australia) adalah micro-continent di
sekitar Bayat, tetapi keberadaannya disangsikan oleh Awang.
Kalau pun demikian, micro-continent itu terlepas dari Australia dan melesat
ke depan mendahului induknya.

- Original Message -
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Wednesday, March 10, 2004 1:58 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java


Pak Awang, Pak Koesoema  Maaf saya sedang terkena "spatial
dis-orientation" disini.

Pada waktu Paleocene ini posisi "proto jawa" ini ada di sekitar lintang
berapa ya ?
Kalau ngeliat rekonstruksi Gondwana yg awalnya ngumpul di kutub selatan,
tentunya "proto java" pada Paleocene masih jauh di lintang selatan (?
60deg LS). Kalau emang jauh diselatan tentunya banyak sekali "shortening"
atau bahkan "crushing" (hancur) yg terjadi setelah itu.
Apakah akibat shortening masih akan "menyimpan" suture2 lamanya sehingga
masih dapat dipetakan sampai sepanjang ratusan kilometer seperti yg
diuraikan ?

RDP





Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]>
03/10/2004 12:20 PM
Please respond to iagi-net


To: [EMAIL PROTECTED]
cc:
Subject:Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of
Java


Kalau melihat lebih regional lagi sejak Karimunjawa Arch sampai ke Sibaru
Platform di utara Kangean, maka kita akan melihat bahwa kerak  di wilayah
ini sangat teregangkan menjadi segmented basement persis seperti yang
dialami Selat Makassar bagian selatan dengan pola horst dan graben berarah
BD-TL. Bawean adalah bagian daripadanya. Asal muasal segmented basement
ini pernah dicari mekanismenya. Back-arc spreading ? Maka harus ada
Paleocene/Eocene volcanic arc yang firm dan saat ini tak ada Eocene
volcanic arc yang firm di Jawa sebab saat itu volcanism tidak mencapai
puncaknya. Extension fracture dari RMK wrench zone ? Maka umur RMK harus
tua, dan saat ini tak ada bukti kuat bahwa RMK tua umurnya. Saat ini saya
tengah menafsirkan bahwa segmented basement itu akibat drifting beberapa
fragmen SE Sundaland ke timur (termasuk Sulawesi Barat dan Sumba).

Apakah Bawean mikrokontinen ? Berarti ia harus mikrokontinen di tengah
oceanic crust. Bagaimana mekanisme yang mungkin untuk hal ini terjadi,
diferensiasi magmatik. Recent examples di SW Pacific untuk
tinggian-tinggian di tengah samudera banyaknya adalah oceanic plateau
bukan continental plateau (silakan lihat Ben-Avraham et al, 1981 :
Continental accretion and orogeny : from oceanic plateaus to allochthonous
terranes - Science v. 213, p. 47-54). Melihat geologi Pulau Bawean dan
volkanismanya serta regional settingnya dan data litologi TD sumur2 di
sekitarnya, saya lebih percaya kalau highly extended continental crust-lah
yang mendasari segmen Bawean, bukan oceanic.

Dari regional setting, data geofisika Sunda Shelf (Ben-Avraham & Emery
AAPG Bull 1973; Prasetyo, 1992) dan data TD sumur2 di wilayah ini, saya
percaya bahwa Paternoster adalah firm micro-continent, Kangean sangat
mungkin, dan sudah saya sebutkan menjadi satu sebagai Paternoster-Kangean
continental terrane di paper PIT IAGI 2003. Untuk Bayat atau lebih besar
lagi East Java Microcontinent (yang melandasi onshore Jateng-Jatim) saat
ini, saya pribadi memang tidak/belum setuju, banyak bukti yang harus
ditunjukkan untuk mengkonfirmasi keberadaannya, sementara banyak sekali
fenomena geologi yang harus dijelaskan kalau memang mikrokontinen ini ada.

Setiap mata rantai tektonik ditemukan, bisa berimplikasi dua hal : (1)
menjadikan keseluruhan rantai berputar lebih cepat atau, (2) menjadikan
keseluruhan rantai berputar lebih lambat. Perbedaan pendapat sangat biasa
terjadi di tektonik (memang ia hidup dari adu argumentasi). Iseng2 saya
mengumpulkan semua literatur yang pernah terbit tentang "darimana Sumba
berasal". Yang bisa saya kumpulkan sekitar 30an. Lalu saya buat dua
kategori : (1) asal barat (Sundaland) dan (2) asal timur (NW Australia -
yang dari Bird's Head saya masukkan juga di sini). Lalu saya statistikkan,
hasilnya 80% asal barat, 20 % asal timur. Kalau saya di paper PIT IAGI
2003 kemarin itu memilih "asal barat" untuk Sumba, itu bukan ikut-ikutan
ke partai gemuk, tetapi memang punya argumentasi.

Apapun itu, menyenangkan membuat pikiran berjalan, terima kasih Pak
Koesoema atas komentar2-nya.

Salam,
Awang

Koesoema <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Ada beberapa kekeliruan, Manur dan Baraclaugh (1994) menggambarkan jalur
oceanic crust or thinning of continental crust dari Meratus ke Bawean.
Bawean sendiri adalah microcontinent kecil di dalam jalur itu.
Untuk continental crust sampai ke Kangean, baca tulisan Hardy Prasety, dia
menggambarkan adanya Doang Borderland, a donwbowed continental crust yang
nyambung dari East Sunda Microcontinent, ke Sulawesi Selatan.

Argumentasi Anda aneh, untuk micro-con

Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java

2004-03-09 Terurut Topik Koesoema
Ada beberapa kekeliruan, Manur dan Baraclaugh (1994) menggambarkan jalur
oceanic crust or thinning of continental crust dari Meratus ke Bawean.
Bawean sendiri adalah microcontinent kecil di dalam jalur itu.
Untuk continental crust sampai ke Kangean, baca tulisan Hardy Prasety, dia
menggambarkan adanya Doang Borderland, a donwbowed continental crust yang
nyambung dari East Sunda Microcontinent, ke Sulawesi Selatan.

Argumentasi Anda aneh, untuk micro-continent di Bayat dan East
Sunda-Paternoster  Anda memberikan bukti-bukti positive akan keberadaannya,
tetapi seolah-olah tidak setuju.
RPK
- Original Message -
From: "Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Tuesday, March 09, 2004 3:14 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java


>
> Idealnya memang suture terdapat sepanjang terrane boundary. Tetapi, di
mana pun di seluruh dunia tidak ada yang seideal itu. Song Ma Song Da
suture, Nan-Uttaradit suture di Indochina, Raub-Bentong suturedi Malaya ;
melange zone di antara Yangtze-Xianggui-Cathaysia-Dongnanya Block di Taiwan,
Ailaoshan - Jinshajing suture di South China, juga seluruh suture di tempat2
lain (lengkapnya ada di Howell et al. 1985) tak ada yang seideal sepanjang
terrane boundary. Garis2 putus biasanya diplot di sepanjang terrane boundary
yang mestinya inferred suture.
>
>
>
> Suture Meratus-Bawean ? Paper Manur dan Barraclough (1994) tak memasukkan
Bawean Arch sebagai melange/ophiolite (Fig. 3 di paper itu), malahan
menyebutkan Bawean Arch sebagai pre-Tertiary continental crust.
>
>
>
> Pulau Masalembo di Hamilton (1979) adalah melange MK (melange Cretaceous),
sangat mungkin memang penerusan dari Laut Ridge yang juga melange seumur
Meratus yang terpisah oleh Asem-Asem Basin dan Masalembo Basin. Suture
Meratus saya pikir masih terus ke Masalembo, tetapi besar kemungkinan tidak
sampai ke Bawean. Artinya terrane Paternoster pun tak sampai ke Bawean,
mungkin belok ke timur menuju Kangean.
>
>
>
> Paper Bransden and Matthews (1992) menyebut collision antara Sunda Shield
dengan East Java SEA Plate, di atas East Java Sea Plate ini sekarang
merupakan East Java Sea. Saya menyebutnya jadi mikro-kontinen
Paternoster-Kangean, walaupun masih harus dicari : (1) bagaimana cara
Paternoster menyambung ke Kangean, (2) apa bukti Kangean micro-continent.
Bukti tak langsung ada, dari sedimen Paleo-Eosen di Pagerungan dan oil
geochemistry-nya yang sangat terestrial padahal kecenderungan dari barat ke
timur mestinya semakin marin, dan di Pagerungan tiba-tiba terestrial.
>
>
>
> Data sumur-sumur yang Pak Koesoema sebutkan sebagian besar data lama tahun
1970an yang sekarang semua datanya ada di Plumpang dan di sebagian KPS yang
punya blok di sini. Saya pernah memetakan TD litologinya, dan tak satu pun
yang pure oceanic crust, kebanyakan metamorphic, meta-sedimen, atau pure
continental crust di wilayah Paternoster (sumur Pangkat-1, Gulf Sebuku 2000,
menembus granit-granodiorit di Paternoster).
>
>
>
> Salam,
> Awang
>
>
> Koesoema <[EMAIL PROTECTED]> wrote:Bagamana suatu suture berhenti? di
offset oleh sesar paling-paling. Tetapi
> ada paper dari Manure dan Baraclough yang menyambungkan Meratus ke sekitar
> Bawean, dan memetakannya sebagai oceanic crust or extremely thin crust.
> Kalau kita lihat Pulau Masalembu adalah ophiolite, lanjutan dari P Laut.
> Kemudian juga paper Bransden 1992 menggambarkan adanya Eastern Sunda
> micro-continent. Barangkali di BP migas ada log sumur-sumur sekitar itu
dan
> yang basementnya menyatakan sebagai ophiolite?
>
> - Original Message -
> From: "Awang Satyana"
> To:
> Sent: Tuesday, March 09, 2004 9:03 AM
> Subject: Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java
>
>
> > Pak Koesoema,
> >
> > Data umur ofiolit Meratus saya dapat dari Sikumbang (1986) yang
> disertasinya di Meratus, umur ofiolit Luk Ulo dan Bantimala dari paper2
> joint LGPN LIPI dan Jepang (misalnya Wakita et al. 1994) yang banyak
> melakukan dating absolut maupun relatif melange di kedua daerah itu.
> >
> > Mencari penerusan suture Meratus ke BD menuju Pulau Bawean atau yang Pak
> Koesoema gambarkan sebagai jalur ungu sampai ke Kendeng saya pikir memang
> akan menjadi salah satu bagian yang pelik dan mengganjal. Seberapa jauh
> Meratus Ridge menerus ke SW offshore-nya, apakah sampai ke Bawean Arch,
> mungkin perlu dilihat lagi. Meratus Ridge diputus oleh depresi East
Florence
> Basin sebelum menyambung ke Bawean Arch. Meratus Ridge juga bisa terobek
ke
> BD menjadi Florence Ridge di barat dan JS-1 Ridge di timur. Kedua ridge
ini
> mengapit East Florence Basin. Apa basement di wilayah ini barangkali bisa
> dicek di sumur-sumur lama tahun 1970an yang dibor oleh Cities Service juga
> sebuah company yang dulu dapat blok South Kal

Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java

2004-03-08 Terurut Topik Koesoema
Micro-continent mungkin ada di selatan Jogya untuk menjelaskan adanya
schists di Bayat dan Eocene shallow marine deposit di Nanggulan,  tetapi
sangat terbatas, tidak meluas seluruh Jawa Timur.

- Original Message -
From: "Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Tuesday, March 09, 2004 12:21 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java


> Saat ini, untuk saya, sulit memahami ada East Java Microplate (continent
?) di bawah Jawa (Jawa Tengah & Jawa Timur ?). Belum ada bukti langsung ada
pre-Tertiary (bahkan pre-Cretaceous) continental microplate di bawah Jawa
baik dari data gayaberat, outcrop, apalagi sumur. Paternoster sudah jelas
micro-continent, Kangean meragukan tapi sangat mungkin, untuk East Java saat
ini tak ada buktinya. Untuk menerangkan pembelokan volcanic arc dari Late
Cretaceous yang swing ke TL (volvanic arc mana di Meratus yang mau
disejajarkan dengan Jatibarang, Laut Jawa, dan Garba Mts ? Apakah Alino
Arc-Manununggul volcaniclastic, atau Langi volcanics di SW Sulawesi ?),
katakanlah itu benar, maka memang terjadi swing menjadi B-T saat
Oligo-Miosen Arc ada di selatan Jawa. Nah, kelihatannya, perubahan trend ini
terjadi karena ada "penyumbatan" proto Jawa oleh East Java Microplate. Tapi,
apa benar begitu ? Kita melihat trend-trend volcanic arc itu dalam present
position of Java. Bagaimana posisi J!
> awa di
>  Late Cretaceous-Paleogen dan saat pre-rotation. Lalu, apakah
Kalimantan-nya rotated atau tidak (ada dua school of thoughts tentang rotasi
Kalimantan ini). Sulit untuk merekonstruksi ini selama data belum lengkap.
Paleomagnetism Jawa sudah beberapa tahun diketahui, tetapi kelihatannya
belum menggiring ke pemahaman yang lebih baik tentang tektonik di SE
Sundaland ini. Butir kuarsa Eosen tak harus selalu ditafsirkan dari
kontinen, sangat mungkin dari produk volkanik juga, yang selama ini di
under-estimate.
>
> Bila di bawah Jawa Timur onshore ada East Java Microplate (continent),
maka tidak mungkin ada keseragaman komposisi volkanik baik untuk
Oligo-Miosen Arc, Late Miocene-Recent volcanic arc di Jawa dari sejak Gunung
Karang di Banten sampai Gunung Raung di Jatim, semuanya calc-alkaline
andesitic; mestinya semua gunungapi di Jawa Tengah-Jatim berkomposisi
potasic-ultrapotasic sangat alkaline sebab magma partial meltingnya telah
melewati kerak mikrokontinen yang sangat tebal. Dari segi distribusi jalur
volkanik pun, terlihat bahwa tak ada gangguan berarti pada penekukan zona
Wadati-Benioff di bawah Jateng dan Jatim, artinya tak ada masif kerak yang
menghalangi subduction Indian oceanic crust.
>
> Kesan saya, Jawa adalah contoh ideal subduction dengan ofiolit fosil
subduction-nya dari scrapped off oceanic crust, bukan obducted ophiolite dua
mikro-kontinen yang collided. Sejauh data menunjukkan...
>
> Salam,
> Awang
> Benyamin Sapiie <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Saya juga mempunyai pendapat yangs ama bahwa Muria ada diatas continental
> crust.
>
> Saya pikir Luh-Ulo justru suture yang melibatkan microkontinen dengan nama
> East Java Microplate (baca paper kami di IPA 2003).
>
> Masih banyak yang harus dikonfiormasi tentantg penentuan umur ofiolit.
> Metodanya sendiri bisa sangat diperdebatkan (Pak Soeyono suka mengatakan
> umur absolute bisa absolutely wrong or absolutely right). Menurut saya
> pendekatan generalisasi kurang tepat, sekarang harus lebih detail.
>
> Salam,
>
> Ben Sapiie
>
> - Original Message -
> From: "Koesoema"
> To:
> Sent: Monday, March 08, 2004 6:08 PM
> Subject: Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java
>
>
> > Terima kasih atas komentarnya. memang kelihatan bahwa Muria itu berada
di
> > atas continental crust (saya gambarkan batas continental crust dan
> > intermediate crust pas dibatas utara pegunungann Kendeng.
> > Terima kasih atas data mengenai umur Meratus, yang masih mengganjal
apakah
> > di sekitar Bawean itu memang didapatkan bukti suture sebagai kelanjutan
> dari
> > Meratus. Bawean Arch sendiri adalah suatu micro-continent (saya tidak
> sempat
> > menggambarkannya)
> > Wassalam
> >
> > - Original Message -
> > From: "Awang Satyana"
> > To:
> > Sent: Monday, March 08, 2004 10:07 AM
> > Subject: Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java
> >
> >
> > > Melihat komposisi Gn Muria (Kuarter) tidak mungkin ia bagian dari
> > intermediate crust di selatannya. Gunung ini sangat alkalin dan potasik
> dan
> > leucite-bearing yang mencerminkan asosiasi kerak kontinen yang tebal
> telah
> > berperan dalam proses partial melting magmanya atau sebuah sesar besar
> telah
> > aktif berperan dalam migrasi magmanya. Sering disebut bahwa Muria adalah
> > contoh khas bac

Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java

2004-03-08 Terurut Topik Koesoema
Bagamana suatu suture berhenti? di offset oleh sesar paling-paling. Tetapi
ada paper dari Manure dan Baraclough yang menyambungkan Meratus ke sekitar
Bawean, dan memetakannya sebagai oceanic crust or extremely thin crust.
Kalau kita lihat Pulau Masalembu adalah ophiolite, lanjutan dari P Laut.
Kemudian juga paper Bransden 1992 menggambarkan adanya Eastern Sunda
micro-continent. Barangkali di BP migas ada log sumur-sumur sekitar itu dan
yang basementnya menyatakan sebagai ophiolite?

- Original Message -
From: "Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Tuesday, March 09, 2004 9:03 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java


> Pak Koesoema,
>
> Data umur ofiolit Meratus saya dapat dari Sikumbang (1986) yang
disertasinya di Meratus, umur ofiolit Luk Ulo dan Bantimala dari paper2
joint LGPN LIPI dan Jepang (misalnya Wakita et al. 1994) yang banyak
melakukan dating absolut maupun relatif melange di kedua daerah itu.
>
> Mencari penerusan suture Meratus ke BD menuju Pulau Bawean atau yang Pak
Koesoema gambarkan sebagai jalur ungu sampai ke Kendeng saya pikir memang
akan menjadi salah satu bagian yang pelik dan mengganjal. Seberapa jauh
Meratus Ridge menerus ke SW offshore-nya, apakah sampai ke Bawean Arch,
mungkin perlu dilihat lagi. Meratus Ridge diputus oleh depresi East Florence
Basin sebelum menyambung ke Bawean Arch. Meratus Ridge juga bisa terobek ke
BD menjadi Florence Ridge di barat dan JS-1 Ridge di timur. Kedua ridge ini
mengapit East Florence Basin. Apa basement di wilayah ini barangkali bisa
dicek di sumur-sumur lama tahun 1970an yang dibor oleh Cities Service juga
sebuah company yang dulu dapat blok South Kalimantan offshore. Dari data
yang ada banyaknya tidak pure continental crust atau oceanic crust, tetapi
lebih mirip ke intermediate crust (?).
>
> Sejauh mana suture Meratus kiranya akan berhubungan dengan selebar apa
Paternoster micro-continent. Beberapa literatur menyambungkan Paternoster
microplate dengan Kangean (misalnya Beicip-Pertamina), beberapa lagi tidak
(misalnya publikasi2 dari Metcalfe, yang paling banyak menulis soal
microplate di asosiasi Gondwanaland). Kalau Paternoster-Kangean bersatu,
maka teoretisnya suture Meratus menerus ke SW menuju utara Jawa Timur. Bila
hanya Paternoster, suture cukup sampai Meratus Ridge tenggelam. Saya merasa
suture itu berhenti di tempat Meratus Ridge menunjam, yaitu di utara East
Florence Basin. Kalau Bawean Arch, JS-1 Ridge, dan ridge2 yang lain di SW
Paternoster serta depresi2 asosiasinya (Central Deep, dkk), lebih merupakan
segmented basements akibat pembukaan Selat Makassar di selatan dan
dispersion fragment2 Sundaland bagian timur.
>
> Pulau Bawean sebenarnya adalah gunungapi juga bahkan yang paling alkalin
dibanding gunung2 lain di Jawa (disebut ultrapotasic oleh van Bemmelen,
publikasi yang lebih baru tidak saya temukan, tak seperti Muria), barangkali
mengindikasi kerak kontinen yang makin menebal ke utara dibanding pada
posisi Muria ? Yang jelas, antara Bawean dan Muria ada sesar besar dengan
arah Meratus. Sesar ini juga bisa sebagai konduit untuk cairan magmatis.
>
> Salam,
> Awang
>
> Koesoema <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Terima kasih atas komentarnya. memang kelihatan bahwa Muria itu berada di
> atas continental crust (saya gambarkan batas continental crust dan
> intermediate crust pas dibatas utara pegunungann Kendeng.
> Terima kasih atas data mengenai umur Meratus, yang masih mengganjal apakah
> di sekitar Bawean itu memang didapatkan bukti suture sebagai kelanjutan
dari
> Meratus. Bawean Arch sendiri adalah suatu micro-continent (saya tidak
sempat
> menggambarkannya)
> Wassalam
>
> - Original Message -
> From: "Awang Satyana"
> To:
> Sent: Monday, March 08, 2004 10:07 AM
> Subject: Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java
>
>
> > Melihat komposisi Gn Muria (Kuarter) tidak mungkin ia bagian dari
> intermediate crust di selatannya. Gunung ini sangat alkalin dan potasik
dan
> leucite-bearing yang mencerminkan asosiasi kerak kontinen yang tebal telah
> berperan dalam proses partial melting magmanya atau sebuah sesar besar
telah
> aktif berperan dalam migrasi magmanya. Sering disebut bahwa Muria adalah
> contoh khas back-arc volcanism yang dipicu sesar. Kalau deretan gunungapi
di
> selatannya dari Jawa Barat ke Jawa Timur khas intermediate crust dengan
> komposisi yang calk-alkaline.
> >
> > Umur kompleks ofilit (ultrabasic) Meratus lebih tua dari ofiolit Luk
Ulo.
> Di Meratus umurnya Early Jurassic, di Luk Ulo Late Jurassic-Early
> Cretaceous. Umur ini, juga semua asosiasi melange yang lain (sedimen,
chert
> dan metamorphics) sangat mirip antara Luk Ulo dan Bantimala (Sul Sel).
Bisa
> dibilang bahwa Meratus lebih tua daripada Luk Ulo dan Bantimala.
> >
> > Akresi adal

Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java

2004-03-08 Terurut Topik Koesoema
Terima kasih atas komentarnya. memang kelihatan bahwa Muria itu berada di
atas continental crust (saya gambarkan batas continental crust dan
intermediate crust pas dibatas utara pegunungann Kendeng.
Terima kasih atas data mengenai umur Meratus, yang masih mengganjal apakah
di sekitar Bawean itu memang didapatkan bukti suture sebagai kelanjutan dari
Meratus. Bawean Arch sendiri adalah suatu micro-continent (saya tidak sempat
menggambarkannya)
Wassalam

- Original Message -
From: "Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Monday, March 08, 2004 10:07 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java


> Melihat komposisi Gn Muria (Kuarter) tidak mungkin ia bagian dari
intermediate crust di selatannya. Gunung ini sangat alkalin dan potasik dan
leucite-bearing  yang mencerminkan asosiasi kerak kontinen yang tebal telah
berperan dalam proses partial melting magmanya atau sebuah sesar besar telah
aktif berperan dalam migrasi magmanya. Sering disebut bahwa Muria adalah
contoh khas back-arc volcanism yang dipicu sesar. Kalau deretan gunungapi di
selatannya dari Jawa Barat ke Jawa Timur khas intermediate crust dengan
komposisi yang calk-alkaline.
>
> Umur kompleks ofilit (ultrabasic) Meratus lebih tua dari ofiolit Luk Ulo.
Di Meratus umurnya Early Jurassic, di Luk Ulo Late Jurassic-Early
Cretaceous. Umur ini, juga semua asosiasi melange yang lain (sedimen, chert
dan metamorphics) sangat mirip antara Luk Ulo dan Bantimala (Sul Sel). Bisa
dibilang bahwa Meratus lebih tua daripada Luk Ulo dan Bantimala.
>
> Akresi adalah sejarah rutin untuk pertumbuhan benua ke arah samudra. Semua
continental terrane dan continental plate di seluruh dunia mengalami
pertumbuhan melalui akresi. Indonesia Barat, Sundaland, sangat khas
menunjukkan pola pertumbuhan itu sejak Triassic. Kalau tanpa accretion dan
subduction accretion, maka tidak akan ada bagian selatan Laut Jawa, Sumatra,
Jawa, SE Sundaland, dan Sulawesi Barat. Sundaland hanya akan seluas SW
Kalimantan core (Schwaner Core). Justru melalui akresi lah (accretion dan
subduction accretion) maka ia tumbuh. Tetapi, tidak hanya tumbuh, sebab ia
pun mengalami dispersion beberapa fragmennya, seperti pisahnya Sulawesi
Barat dan Sumba dan melebarnya laut di selatan Selat Makassar bagian
selatan, itu rifted basement.
>
> Obducted ophiolite memang terjadi dari trapped oceanic crust di antara dua
microplate, kita menyebutnya suture. Meratus adalah suture, tetapi Ciletuh,
Luk Ulo, Bantimala bukan suture. Raub-Bentong di Malaysia adalah suture
antara West dan East Malayan terrane.
>
> Salam,
> Awang
>
> Koesoema <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Jawabannya saya terus terang belum mengetahui, bisa kita bicarakan
> - Original Message -
> From:
> To:
> Sent: Friday, March 05, 2004 1:13 PM
> Subject: RE: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java
>
>
> > Pak Koesoema,
> >
> > Kalau mengamati Peta pak koesoema,...apakah Gn.Muria itu tidak masuk
> bagian dari Intermediate Crust yang tersebar di P.Jawa ?...
> > Menurut informasi dari Pak Sukendar Asikin ( verbal comm.)...bahwa umur
> ofiolit yang di Lok Ulo itu sama dengan di Meratus , sehingga beliau
> memasukan nya kedalam satu jalur subduksi yang menghasilkan Melange
complex.
> > Dan kalau kita lihat peta nya ( Warna Violet )..apa mungkin pada
> Continental Crust ( Sunda Plate)
> > terjadi Accretion ?? atau mungkin accretion itu muncul pada suture dari
> Western Sunda microplate
> > dan Eastern Sunda microplate saja ?? terimakasih.
> >
> > salam,
> > Rudhy Tarigan
> >
> >
> > -Original Message-
> > From: Koesoema [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> > Sent: Friday, March 05, 2004 10:46 AM
> > To: iagi-net
> > Subject: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java
> >
> >
> > Terlampir adalah peta tentative penafsiran paleocene subduction di Pulau
> > Jawa. Penafsiran masih tentative, dan saya memerlukan masukan serta
kritik
> > (seperti yang dilakukan Awang), sebelum saya publikasikan.
> > Tolong idea ini jangan dicolong untuk publikasi Anda sebelumnya
> > Mengenai kritik arc trench gap, adanya sesar mungkin dapat menjelaskan.
Di
> > lain pihak, adanya melange itu bukan menyatakan posisi dari trench,
tetapi
> > posisi dari acrretion zone.
> > Selain itu saya tafsirkan batasan dari Sunda continental crust dengan
> > intermediate crust di bawah pulau Jawa sebagai transduction
(strike-slip),
> > jadi berimpit dengan batas utara Kendeng Zone, bukan dengan RMK.
Mengenai
> > sense of movement, pada zaman Paleocene tidak perlu sama dengan zaman
> > Miocene atau sekarang.
> > Wassalam
> > RPK
> >
> >
> > --

Re: [iagi-net-l] Bayah-Jatibarang ? (was :Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB)

2004-03-05 Terurut Topik Koesoema
Saya kira antara Upper dan Lower Talangakar adalah suatu boundary yang baik
untuk batas formasi, karena Lower TAF itu jelas non-marine fluviatile
(synrift?), sedangkan Upper Talangakar marine transgressive (post rift)

- Original Message -
From: "Rudhy Tarigan" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Friday, March 05, 2004 12:24 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Bayah-Jatibarang ? (was :Re: [iagi-net-l] tempo
doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB)


> Pak koesoema ,
> Kalau di NW java basin unconformitynya itu di intra TAF yang memisahkan TA
atas dan TA bawah,
> Kalau di South Sumatera Basin ,dimana pak ?? apakah diantara TAF dan BRF
yang memisahkan syn-rift deposite dan post-rift transgression ?? seperti
yang terlihat di Regional Stratigraphic nya pak koesoema ?? dan apakah
Unconformity ini yang memisahkan Tectono-Stratigraphy Paleogene dan Neogene
?? Terimakasih.
>
> Salam,
>
> Rudhy Tarigan
>
> -Original Message-
> From: Koesoema [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Friday, March 05, 2004 10:05 AM
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: Re: [iagi-net-l] Bayah-Jatibarang ? (was :Re: [iagi-net-l]
> tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB)
>
>
> Penjelasannya nanti saya kirimkan peta rekonstruksinya.
> Tentang tatanama, saya justru lebih setuju Talangakar dan Baturaja tidak
> dipakai di NW Java basinal area, tetapi justru nama seperti Zelda dan Gita
> dipakai, apa lagi Talangakar Atas dan bawah itu dipisahkan oleh
unconformity
> (Zelda masih synrift, Gita sudah post-rift)
>
> - Original Message -
> From: "Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Friday, March 05, 2004 8:36 AM
> Subject: Re: [iagi-net-l] Bayah-Jatibarang ? (was :Re: [iagi-net-l] tempo
> doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB)
>
>
> > Menarik Pak soal memutus hubungan antara Luk Ulo dan Meratus, saya
> menampilkan hal yang sama, yaitu bahwa ofiolit Meratus berdiri sendiri dan
> tidak bersambung dengan Luk Ulo, di PIT IAGI kemarin dalam paper berjudul
> "Accretion and Dispersion of SE Sundaland : the Growing and Slivering of a
> Continent" (saya akan kirim ke Pak Koesoema). Ofiolit/melange Meratus yang
> sedemikian besarnya dibanding spotted seperti di Ciletuh dan Luk Ulo
> mengesankan bahwa mekanismenya bukan melalui scrapping off kerak samudra
di
> subduction, tetapi emplacement model obduction oleh dua micro-continent
yang
> collided (Schwaner x Paternoster). Saya menyambungkan Luk Ulo ke Bantimala
> berdasarkan umur, mekanisme emplacement, fasies metamorfik dan kandungan
> radiolaria. Hanya mekanisme transduction tidak saya aplikasikan di situ.
> >
> > Kalau Bayah bersambung dengan Jatibarang, maka ada dua pertanyaan : (1)
> berapa gap umur antara terjadinya subduction dengan munculnya volcanic arc
> asosiasinya, apakah sejauh Late Cretaceous ke Paleocene-Eocene ? (2) apa
> yang mengatur ketidakteraturan jarak rumpang palung-busur (ATG - arc
trench
> gap). Sebab, Bayah Arc begitu dekat dengan Ciletuh Trench, sementara
> Jatibarang Arc begitu jauh dari Luk Ulo trench. Seolah-olah ATG ini
membaji
> menyempit di SW Java dan semakin lebar ke arah Jawa Timur. Apakah itu
> terjadi oleh mega-shear (transduction ?), megashear yang mana pada umur
itu
> yang menggeser ATG ? Di paper lain tentang tektonik Jawa Tengah
("Structural
> Indentation of Central Java : a strike-slip segmentation" - publikasi
khusus
> oleh IAGI Pengda Yogya JAwa Tengah 2003), saya menaruh dua sesar mendatar
> besar yang mengapit Jawa Tengah yang menyebabkan indentasi Jawa Tengah :
> sinistral Muria-Kebumen (arah Meratus) dan dextral Pamanukan-Cilacap (arah
> Sumatra) yang umur2nya di !
> > sekitar
> >  Early Tertiary, apakah sesar2 ini (yang keberadaannya terutama
didasarkan
> pada segmentasi data gayaberat) yang menyebabkan transduction,
kelihatannya
> Pak Koesoema memilih sesar lain dengan arah Jawa (B-T), seperti RMK
> (Rembang-Madura-Kangean), tetapi itu jadinya harus dextral bila menggeser
> jalur trench ke Satanger, sementara saat ini RMK sangat mengesankan
> sinistral, ini selanjutnya akan mengarah ke origin RMK sendiri dan histori
> slip-nya.
> >
> > Kelihatannya OAF (Old Andesite Formation) dan juga Jatibarang Formation
> batasannya harus dilihat lagi. Tulisan tentang Jatibarang sangat sedikit,
> sehingga menyulitkan sintesis regionalnya. Penertiban penamaan stratigrafi
> memang jadi salah satu agenda Komisi Stratigrafi IAGI. Saya memulainya
sejak
> tahun 2002 dengan menginformasikan ke KPS2 yang terkait tentang penamaan
> ini, hanya memang belum kelihatan efeknya. Nama2 seperti Zelda, Gita,
> Banuwati telah lama dipakai sejak akhir 60an, mengubahnya jadi Talang Akar
> atau apa pun yang

Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java

2004-03-05 Terurut Topik Koesoema
Jawabannya saya terus terang belum mengetahui, bisa kita bicarakan
- Original Message -
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Friday, March 05, 2004 1:13 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java


> Pak Koesoema,
>
> Kalau mengamati Peta pak koesoema,...apakah Gn.Muria itu tidak masuk
bagian dari Intermediate Crust yang tersebar di P.Jawa ?...
> Menurut informasi dari Pak Sukendar Asikin ( verbal comm.)...bahwa umur
ofiolit yang di Lok Ulo itu sama dengan di Meratus , sehingga beliau
memasukan nya kedalam satu jalur subduksi yang menghasilkan Melange complex.
> Dan kalau kita lihat peta nya ( Warna Violet )..apa mungkin pada
Continental Crust ( Sunda Plate)
> terjadi Accretion ?? atau mungkin accretion itu muncul pada suture dari
Western Sunda microplate
> dan Eastern Sunda microplate saja ?? terimakasih.
>
> salam,
> Rudhy Tarigan
>
>
> -Original Message-
> From: Koesoema [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Friday, March 05, 2004 10:46 AM
> To: iagi-net
> Subject: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java
>
>
> Terlampir adalah peta tentative penafsiran paleocene subduction di Pulau
> Jawa. Penafsiran masih tentative, dan saya memerlukan masukan serta kritik
> (seperti yang dilakukan Awang), sebelum saya publikasikan.
> Tolong idea ini jangan dicolong untuk publikasi Anda sebelumnya
> Mengenai kritik arc trench gap, adanya sesar mungkin dapat menjelaskan. Di
> lain pihak, adanya melange itu bukan menyatakan posisi dari trench, tetapi
> posisi dari acrretion zone.
> Selain itu saya tafsirkan batasan dari Sunda continental crust dengan
> intermediate crust di bawah pulau Jawa sebagai transduction (strike-slip),
> jadi berimpit dengan batas utara  Kendeng Zone, bukan dengan RMK. Mengenai
> sense of movement, pada zaman Paleocene tidak perlu sama dengan zaman
> Miocene atau sekarang.
> Wassalam
> RPK
>
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
>


-

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/

IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi



Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id

Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])

Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])

Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])

Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])

Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])

-



Re: [iagi-net-l] Bayah-Jatibarang ? (was :Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB)

2004-03-04 Terurut Topik Koesoema
Penjelasannya nanti saya kirimkan peta rekonstruksinya.
Tentang tatanama, saya justru lebih setuju Talangakar dan Baturaja tidak
dipakai di NW Java basinal area, tetapi justru nama seperti Zelda dan Gita
dipakai, apa lagi Talangakar Atas dan bawah itu dipisahkan oleh unconformity
(Zelda masih synrift, Gita sudah post-rift)

- Original Message -
From: "Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Friday, March 05, 2004 8:36 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Bayah-Jatibarang ? (was :Re: [iagi-net-l] tempo
doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB)


> Menarik Pak soal memutus hubungan antara Luk Ulo dan Meratus, saya
menampilkan hal yang sama, yaitu bahwa ofiolit Meratus berdiri sendiri dan
tidak bersambung dengan Luk Ulo, di PIT IAGI kemarin dalam paper berjudul
"Accretion and Dispersion of SE Sundaland : the Growing and Slivering of a
Continent" (saya akan kirim ke Pak Koesoema). Ofiolit/melange Meratus yang
sedemikian besarnya dibanding spotted seperti di Ciletuh dan Luk Ulo
mengesankan bahwa mekanismenya bukan melalui scrapping off kerak samudra di
subduction, tetapi emplacement model obduction oleh dua micro-continent yang
collided (Schwaner x Paternoster). Saya menyambungkan Luk Ulo ke Bantimala
berdasarkan umur, mekanisme emplacement, fasies metamorfik dan kandungan
radiolaria. Hanya mekanisme transduction tidak saya aplikasikan di situ.
>
> Kalau Bayah bersambung dengan Jatibarang, maka ada dua pertanyaan : (1)
berapa gap umur antara terjadinya subduction dengan munculnya volcanic arc
asosiasinya, apakah sejauh Late Cretaceous ke Paleocene-Eocene ? (2) apa
yang mengatur ketidakteraturan jarak rumpang palung-busur (ATG - arc trench
gap). Sebab, Bayah Arc begitu dekat dengan Ciletuh Trench, sementara
Jatibarang Arc begitu jauh dari Luk Ulo trench. Seolah-olah ATG ini membaji
menyempit di SW Java dan semakin lebar ke arah Jawa Timur. Apakah itu
terjadi oleh mega-shear (transduction ?), megashear yang mana pada umur itu
yang menggeser ATG ? Di paper lain tentang tektonik Jawa Tengah ("Structural
Indentation of Central Java : a strike-slip segmentation" - publikasi khusus
oleh IAGI Pengda Yogya JAwa Tengah 2003), saya menaruh dua sesar mendatar
besar yang mengapit Jawa Tengah yang menyebabkan indentasi Jawa Tengah :
sinistral Muria-Kebumen (arah Meratus) dan dextral Pamanukan-Cilacap (arah
Sumatra) yang umur2nya di !
> sekitar
>  Early Tertiary, apakah sesar2 ini (yang keberadaannya terutama didasarkan
pada segmentasi data gayaberat) yang menyebabkan transduction, kelihatannya
Pak Koesoema memilih sesar lain dengan arah Jawa (B-T), seperti RMK
(Rembang-Madura-Kangean), tetapi itu jadinya harus dextral bila menggeser
jalur trench ke Satanger, sementara saat ini RMK sangat mengesankan
sinistral, ini selanjutnya akan mengarah ke origin RMK sendiri dan histori
slip-nya.
>
> Kelihatannya OAF (Old Andesite Formation) dan juga Jatibarang Formation
batasannya harus dilihat lagi. Tulisan tentang Jatibarang sangat sedikit,
sehingga menyulitkan sintesis regionalnya. Penertiban penamaan stratigrafi
memang jadi salah satu agenda Komisi Stratigrafi IAGI. Saya memulainya sejak
tahun 2002 dengan menginformasikan ke KPS2 yang terkait tentang penamaan
ini, hanya memang belum kelihatan efeknya. Nama2 seperti Zelda, Gita,
Banuwati telah lama dipakai sejak akhir 60an, mengubahnya jadi Talang Akar
atau apa pun yang resmi ternyata tidak mudah. Bahkan, betulkah memakai
Talang Akar dan Baturaja di Jawa Barat sementyara lokasi tipenya di Sum Sel
dan ini sudah lintas cekungan. Saya pikir tidak tepat.
>
> Salam,
> Awang
> Koesoema <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Van Bemmelen memasukkan Cikotok Fm sebagai Old Andesite Fm. Kemudian dalam
> peta P3G Old Andesite Fm di Bayah dipetakan sebagai Cikotok fm, dan yang
di
> Pegunungan Jawa Barat Selatan sebagai Jampang Fm, dan di Jawa Timur oleh
> Prof Sartono diberi nama Besole Fm
> Di Sumatra Selatan Old Andesite kemungkinan sama dengan Kikim Tuffs
> (Volcanics) dari orang Stanvac, sedangkan Lahat Fm dari Shell (Pertamina)
> terdiri dari 2 bagian, yang bawah (volcanic facies) saya kira masuk ke
Kikim
> volcanics, sedangkan yang bahagian atas (sedimentary facies) sama dengan
> Lemat fm orang Stanvac (Exspan).
> Saya korelasikan Cikotok fm dengan Jatibarang Volcanics (Disini harus
> hati-hati pula, karena Jatibarang fm orang Arco (BP) itu tidak equivalent
> dengan Jatibarang Volcanics dari Pertamina, tetapi sama dengan Banuwati
> shale dari orang Maxus (CNOOC), atau Jatibarang Fm bagian atas (lake
> deposit) dari Pertamina. Saya lihat banyak age dating dari Jatibarang
> volcanics menunjukkan umur 54 dan 72 Ma. Jatibarang Fm sering dinyatakan
> sebagai Eocene, tetapi saya kira ini adalah Jatibarangnya orang Arco.
> Saya kira BP Migas perlu menertibkan nama-nama formasi yang kacau ini.
> Hypothesa saya sekarang adalah bahwa Cikotok

Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB

2004-03-04 Terurut Topik Koesoema
Memang betul, di bawah Pulau Seribu itu ada pluton granodiorite besar
berumur Late Cretaceous yang menerobos metamorphics (schists dan gneiss)
pada umumnya.
Jadi ada kemungkinan granodiorite Cihara ini adalah Late Cretaceous dan
bukan Mid Miocene. Barangkali BP Migas bisa mencari PSC untuk membiaya age
dating dari Cihara metamorphics dan granodiorite? (juga biaya untuk
mengambil samplenya.
Wassalam
RPK
- Original Message -
From: "Ade Kadarusman" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, March 04, 2004 10:29 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi
ITB


> Pak Koesoema,
> Saya jadi ingin berbagi informasi,
> Yang disebut Pak Koesoema Pre-Tertiary Basement di Banten Selatan mungkin
> adalah komplek batuan malihan Cihara, tersingkap dekat intrusi granit
> Cihara.
> Saya cukup familiar dengan pre-Tertiary rock tsb karena merupakan thesis
S1
> saya dulu.
> Jenis batuan malihannya memang berjenis malihan regional bukan contact
> aureol, dan ditemukan sampai
> ber fasies amphibolit. Ternyata kecintaan terhadap batuan malihan ternyata
> berlanjut sampai sekarang.
>
> Salah satu sample batuan tersebut saya serahkan ke Pak Dardji (ITB) untuk
di
> dating (K-Ar),
> dan kalau enggak salah 36 Ma? (mohon konformasinya Pak Dardji),
> kalau umur batuan tersebut betul (metoda K-Ar sekarang banyak diragukan
> keakuratannya),
>  jadi saya meragukan kalau batuan tersebut merupakan bagian dari
Pra_tersier
> Java.
> Pada awalnya saya memang menganggap batuan malihan  di banten Selatan
> merupakan
> bagian yang sama seperti yang ditemukan di Ciletuh, Karang Sambung dan
> Bayat.
>
> Alangkah baiknya kalau batuan malihan di Banten Selatan dikorelasikan
dengan
> batuan
> dasar (basement) di cekungan Jawa Barat utara yang datanya banyak
disebutkan
> dalam data-data
> pemboran (kalau enggak salah juga ditemukan batuan malihan selain
granit?).
> Mungkin dari geologist yang familiar cekungan Jawa Barat Utara bisa
> konfirmasi hal ini.
>
> salam
> Ade Kadarusman
>
>
>
>
> > Saya juga sedang mencoba meneliti hasil thesis mahasiswa dari ITB atau
UPN
> > yang ada di arsip saya. Ternyata banyak penemuan yang significant.
> Contohnya
> > saja ada thesis dari UPN mengenai diketemukan batuan metamorphic pre
> Tertiar
> > di Banten selatan, tidak pernah dipublikasi (pada peta P3G lembar
> > Leuwidamar, memang disebut keberadaannya, tetapi dinyatakan sebagai
> contact
> > aureole, padahal disitu terdapat gneiss), Dengan mencermati strike/dip
> serta
> > peta sebaran formasinya batuan ini jelas ditutupi secara tidak selaras
> oleh
> > Fm Cikotok (Old Andesite Fm), dan Fm Cikotok jelas berada di bawah Fm
> Bayah
> > yang berumur Eocene Tengah. Ini jelas memperkuat dugaan saya bahwa Fm
> > Cikotok itu berumut Paleocene dan dapat dikorelasikan dengan Fm
Jatibarang
> > (yang volcanics) dan dengan Kikim Volcanics di Sumatra Selatan. Selama
ini
> > Fm Cikotok dianggap berinterfingering dengan Fm Bayah (Eocene) dan Fm
> > Cijengkol (Oligocene).
> > Jadi sekarang saya yakin bahwa pre-Tertiary di Jawa itu selain terdapat
> > sebagai melange di Ciletuh dan Loh Ulo serta sekis di Bayat (Central
Jawa)
> > juga terdapat di Banten selatan yang tidak pernah disebut-sebut di Van
> > Bemmelen atau literatur lainnya.
>
>
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
>


-

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/

IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi



Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id

Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])

Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])

Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])

Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])

Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])

-



Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB - Metoda K-Ar

2004-03-04 Terurut Topik Koesoema
BAtuan metamorphic Cihara itu jelas berada di bawah Formasi Cikotok secara
tidak selaras, dan Fm Cikotok berada di bawah Fm Bayah secara tegas (dan Fm
Bayah sudah ditentukan secara tegas sebagai Eocene dengan foram besar), maka
batuan metamorphic kalau bukan Pra-Tersier ya apa lagi? Apa masih takut sama
Van Bemmelen?
Setahu saya tidak ada data umur 30 Ma dari batuan tsb. Yang ada adalah
radiometric dating dari Fm Cikotok 16 Ma. Tetapi lokasi sample tidak jelas,
dan mungkin saja contoh ini adalah dyke dari intrusi Mid Miocene yang banyak
terdapat di daerah ini (Tmda pada peta lembar Leuwidamar)
Wasalam
- Original Message -
From: "Riyadi, Slamet S" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, March 04, 2004 11:15 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi
ITB - Metoda K-Ar


> Pak Ade Kadarusman,
> Lalu bagaimana . . . kalau tidak begitu akurat?
> Padahal beberapa koleksi hasil dating "Metoda K-Ar" yang saya lakukan
lebih dari 10 tahun yang lalu untuk beberapa conto batuan beku di Sumatra
Selatan dan di beberapa Pulau Jawa, apakah berarti "gugur" untuk acuan umur
geologi batuan daerah tersebut?
>
> Sudah lama sekali saya tidak mengikuti 'kelemahan' Metoda tersebut.
> Mohon penjelasannya?
>
> Terima kasih.
>
> Salam,
>
> SLAMET RIYADI
>
>
> -Original Message-
> From: Ade Kadarusman [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Thursday, March 04, 2004 10:29 AM
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa
> Geologi ITB
>
>
> Pak Koesoema,
> Saya jadi ingin berbagi informasi,
> Yang disebut Pak Koesoema Pre-Tertiary Basement di Banten Selatan mungkin
> adalah komplek batuan malihan Cihara, tersingkap dekat intrusi granit
> Cihara.
> Saya cukup familiar dengan pre-Tertiary rock tsb karena merupakan thesis
S1
> saya dulu.
> Jenis batuan malihannya memang berjenis malihan regional bukan contact
> aureol, dan ditemukan sampai
> ber fasies amphibolit. Ternyata kecintaan terhadap batuan malihan ternyata
> berlanjut sampai sekarang.
>
> Salah satu sample batuan tersebut saya serahkan ke Pak Dardji (ITB) untuk
di
> dating (K-Ar),
> dan kalau enggak salah 36 Ma? (mohon konformasinya Pak Dardji),
> kalau umur batuan tersebut betul (metoda K-Ar sekarang banyak diragukan
> keakuratannya),
>  jadi saya meragukan kalau batuan tersebut merupakan bagian dari
Pra_tersier
> Java.
> delete-
>
> EOM
>
> NOTICE - This message and any attached files may contain information that
is confidential and/or subject of legal privilege intended only for use by
the intended recipient. If you are not the intended recipient or the person
responsible for delivering the message to the intended recipient, be advised
that you have received this message in error and that any dissemination,
copying or use of this message or attachment is strictly forbidden, as is
the disclosure of the information therein.  If you have received this
message in error please notify the sender immediately and delete the
message.
>


-

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/

IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi



Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id

Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])

Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])

Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])

Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])

Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])

-



Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB

2004-03-04 Terurut Topik Koesoema
Mengenai batuan Devon sebagai ganjal harus ditanyakan pa Zaim, saya sudah
jarang ke kampus.

- Original Message -
From: "Anto Sugiharto" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, March 04, 2004 3:04 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi
ITB


> Sekedar info,
>  Report ekspedisi Devon'89 masih ada dan terdokumentasi cukup baik di
> VICO,
>  namun dalam bahasa Indonesia bukan english.
>
>  Salam,
>  Anto S
>
> -Original Message-
> From: Darman, Herman H BSP-TSX/4 [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Thursday, March 04, 2004 6:22 AM
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: RE: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa
> Geologi ITB
>
> Pak Koeseoma,
>
> Setahu saya Devonian Expedition juga menuliskan report untuk
> perusahaan-perusahaan yang memberikan sponsor, seperti Unocal, VICO, dan
> Total kalau tidak salah. Kemungkinan besar laporan itu dibuat dalam
> bahasa Ingris.
> Banyak rekan-rekan anggota expedisi ini yang nyangkut di IAGI-net. Kita
> bisa dengarkan pendapat mereka.
>
> Mengenai sample / contoh batuan,.. apakah benar sudah jadi ganjal pintu
> lab? Saya usul PPPG diberikan juga sebagian contoh batuannya.
>
> Herman
>
> -Original Message-
> From: Koesoema [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: 03 March 2004 18:56
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa
> Geologi ITB
>
>
> Sebetulnya laporan Devonian Expedition itu ada dalam bentuk tugas akhir
> (thesis) mahasiwa. Mungkin sebaiknya thesis itu dipublikasikan di
> Bulletin
> Geologi, atau JTM. Namun perlu seorang editor yang tekun.
> Saya sendiri mencoba melakukan itu dengan mengkompilasikan menjadi satu
> paper dalam bahasa Inggris, tetapi selalu ada halangan.
> Saya juga sedang mencoba meneliti hasil thesis mahasiswa dari ITB atau
> UPN
> yang ada di arsip saya. Ternyata banyak penemuan yang significant.
> Contohnya
> saja ada thesis dari UPN mengenai diketemukan batuan metamorphic pre
> Tertiar
> di Banten selatan, tidak pernah dipublikasi (pada peta P3G lembar
> Leuwidamar, memang disebut keberadaannya, tetapi dinyatakan sebagai
> contact
> aureole, padahal disitu terdapat gneiss), Dengan mencermati strike/dip
> serta
> peta sebaran formasinya batuan ini jelas ditutupi secara tidak selaras
> oleh
> Fm Cikotok (Old Andesite Fm), dan Fm Cikotok jelas berada di bawah Fm
> Bayah
> yang berumur Eocene Tengah. Ini jelas memperkuat dugaan saya bahwa Fm
> Cikotok itu berumut Paleocene dan dapat dikorelasikan dengan Fm
> Jatibarang
> (yang volcanics) dan dengan Kikim Volcanics di Sumatra Selatan. Selama
> ini
> Fm Cikotok dianggap berinterfingering dengan Fm Bayah (Eocene) dan Fm
> Cijengkol (Oligocene).
> Jadi sekarang saya yakin bahwa pre-Tertiary di Jawa itu selain terdapat
> sebagai melange di Ciletuh dan Loh Ulo serta sekis di Bayat (Central
> Jawa)
> juga terdapat di Banten selatan yang tidak pernah disebut-sebut di Van
> Bemmelen atau literatur lainnya.
> Saya kira kalau ada yang tekun ingin mempublikasikan  suatu penemuan
> baru,
> dapat melakukannya dengan menekuni thesis-thesis mahasiswa S-1 dari
> berbagai
> universitas (tentu keakuratannya harus diteliti). Begitu banyak yang
> bisa
> dilakukan untuk memberikan sumbangan pada khanazah ilmu pengetahuan
> Indonesia yang significant untuk dunia, tetapi waktu melorot begitu
> cepat.
> Wassalam
> RPK
> - Original Message -
> From: "Darman, Herman H BSP-TSX/4" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Wednesday, March 03, 2004 6:14 AM
> Subject: RE: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa
> Geologi
> ITB
>
>
> > Pak Untung mengatakan: "contoh batuan lapangan pun tersimpang sangat
> rapih".
> > Saya jadi ingat Ekspedisi Devon mahasiswa Geologi ITB lebih dari 10
> tahun
> yang lalu. Pertanyaan saya:
> > - apakah laporan ini terdokumentasikan dengan baik di PPPG.
> > - apakah laporan ini sudah di publikasikan? Saya lihat GSM (Geological
> Society of Malaysia) sudah mempublikasikan peta-peta yang dibuat oleh
> rekan-rekan mantan mahasiswa ITB, dalam publikasi Geological map of
> Borneo
> (CD version) by Robert Tate, 2000.
> > - dimana saya bisa beli laporan ini?
> > - apakah contoh batuannya masih ada (dulu saya pernah dengar batuannya
> hilang, ada lagi yang bilang sudah jadi ganjal pintu di lab ITB).
> Mudah-mudahan info ini tidak benar.
> >
> > Pertanyaan untuk mahasiswa sekarang:
> > - Proyek penelitian apa yang sedang berlangsung?
> >
> > Salam,
> >
> > Herman
> >
> > -Original Message--

Re: [iagi-net-l] Bayah-Jatibarang ? (was :Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB)

2004-03-04 Terurut Topik Koesoema
Van Bemmelen memasukkan Cikotok Fm sebagai Old Andesite Fm. Kemudian dalam
peta P3G Old Andesite Fm di Bayah dipetakan sebagai Cikotok fm, dan yang di
Pegunungan Jawa Barat Selatan sebagai Jampang Fm, dan di Jawa Timur oleh
Prof Sartono diberi nama Besole Fm
Di Sumatra Selatan Old Andesite kemungkinan sama dengan Kikim Tuffs
(Volcanics) dari orang Stanvac, sedangkan Lahat Fm dari Shell (Pertamina)
terdiri dari 2 bagian, yang bawah (volcanic facies) saya kira masuk ke Kikim
volcanics, sedangkan yang bahagian atas (sedimentary facies) sama dengan
Lemat fm orang Stanvac (Exspan).
Saya korelasikan  Cikotok fm dengan Jatibarang Volcanics (Disini harus
hati-hati pula, karena Jatibarang fm orang Arco (BP) itu tidak equivalent
dengan Jatibarang Volcanics dari Pertamina, tetapi sama dengan Banuwati
shale dari orang Maxus (CNOOC), atau Jatibarang Fm bagian atas (lake
deposit) dari Pertamina. Saya lihat banyak age dating dari Jatibarang
volcanics menunjukkan umur 54 dan 72 Ma. Jatibarang Fm sering dinyatakan
sebagai Eocene, tetapi saya kira ini adalah Jatibarangnya orang Arco.
Saya kira BP Migas perlu menertibkan nama-nama formasi yang kacau ini.
Hypothesa saya sekarang adalah bahwa Cikotok Fm dan Jatibarang volcanics
adalah merupakan volcanic arc dari Ciletuh dan Loh Ulo accretion zone
(melange) yang berumur Paleocene-Cretaceous. Melange
Meratus itu berumur Early Cretaceous -Late Jurassic, dan merupakan collision
zone antara Paternoster (East Sunda) microcontinent dengan Sunda continenet,
dan tidak dapat disambungkan dengan Loh Ulo.
Subduction dari Loh Ulo terputus di sekitar semarang dan dilanjutkan dengan
transduction (strike slip) sepanjang Jawa Timur utara sampai ke Satanger
block dimana Bransden menemukan melage seumurn Lok Ulo, dan mungkin baru
belok ke Bantimala. Peta paleogeografi dari Paleocene subduction ini nanti
saya akan lampirkan melalui Japri, karena Mailist ini tidak bisa memuat
attachement.

Wassalam

- Original Message -
From: "Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, March 04, 2004 9:27 AM
Subject: [iagi-net-l] Bayah-Jatibarang ? (was :Re: [iagi-net-l] tempo
doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB)


> Pak Koesoema,
>
> Konfirmasi Pak. Old Andesite yang dimunculkan van Bemmelen (1949, 1970)
atau sejak Verbeek & Fennema (Oud Andesiet, 1896) di Jawa dominan
Oligo-Miocene. Memang di Bayah adalah yang tertua (Cikotok & Bayah
Formations, ditemukan tuff Early Eocene dalam Bayah Formation, dan dalam
Late Eocene Cicarucup Formation ditemukan detritus Old Andesite). Jadi
sementara sejak dari Pacitan-Jampang berumur Oligo-Miocene, maka di Bayah
Paleosen?-Eosen. Pak Koesoema membandingkan Cikotok ke Jatibarang,
mengesankan buat saya bahwa mereka sejalur. Maka dari Kikim tuff di Sumsel
jalur volkaniklastik Paleosen?-Eosen itu menyambung ke Bayah kemudian ke
Jatibarang. Kalau memang demikian, maka jalur ini bukan Old Andesite sebab
Old Andesite dalam terminologi van Bemmelen adalah yang sekarang membentuk
fisiografi Pegunungan Selatan Jawa dari Bayah-Blambangan. Ini adalah jalur
volkanik asosiasi Paleogene subduction di offshore selatan Jawa dengan umur
40-18 Ma (Late Eocene-Early Miocene, dengan domina!
> si di
>  Oligo-Miocene). Umur itu berdasarkan dating K-Ar batuan volkanik sejak
Pelabuhanratu-Cikatomas-Pangandaran-Luk Ulo-Kulon
Progo-Parangtritis-Bayat-Pacitan. Old Andesite Oligo-Miocene juga diketahui
tersebar di offshore Jawa berdasarkan data dua sumur : Alveolina-1 dan
Borealis-1 (Shell, 1973-73).
>
> Cikotok mungkin tidak termasuk jalur Old Andesite, yang termasuk jalur itu
di Bayah mungkin Oligo-Miocene Cimapag atau Sareweh. Cikotok barangkali
membentuk jalur sendiri dengan Jatibarang, yang saya pikir juga susah
menyambungkan jalur ini di Jawa. Volcanic Arc di Jawa yang Eosen belum
teridentifikasi dengan baik, apalagi yang Paleosen. Dating basement di
Jatibarang adalah 65-58 Ma (Late Cretaceous-Paleocene), di atasnya baru
Jatibarang volcanics diendapkan. Berdasarkan ketebalan dan penyebarannya,
Jatibarang hanya didapatkan di Jatibarang Sub-Basin dan kelihatannya ini
synrift volkanics yang ketebalannya bertambah dengan progressive subsidence
of the sub-basin. Maka Jatibarang mungkin diendapkan selama rifting latest
Eocene (?) dan Oligosen. Menghubungkannya dengan Cikotok yang Paleosen (?)
memerlukan banyak pemelajaran yang selama ini tidak digali. Sebuah argilit
di daerah Jatibarang menghasilkan pula umur 213 Ma (Triassic). Kompleksitas
umur absolut di Jatibarang ini saya
>  menafsirkannya bahwa yang Triassic adalah tepi selatan Sundaland,
sedangkan yang Late-Cretaceous 65-58 Ma itu adalah jalur volkanik yang
berasosiasi dengan subduction di Ciletuh-Luk Ulo-Meratus?/Bantimala?,
sedangkan Jatibarang sendiri mungkin arc? lain yang umurnya EO-Oligosen
(tetapi di mana padanannya) sebelum volcanic arc yang jelas established di
Jawa Selatan yaitu Oligo-Miocene volcanic arc. Jadi arc2 itu bermigrasi k

Re: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi ITB

2004-03-03 Terurut Topik Koesoema
Sebetulnya laporan Devonian Expedition itu ada dalam bentuk tugas akhir
(thesis) mahasiwa. Mungkin sebaiknya thesis itu dipublikasikan di Bulletin
Geologi, atau JTM. Namun perlu seorang editor yang tekun.
Saya sendiri mencoba melakukan itu dengan mengkompilasikan menjadi satu
paper dalam bahasa Inggris, tetapi selalu ada halangan.
Saya juga sedang mencoba meneliti hasil thesis mahasiswa dari ITB atau UPN
yang ada di arsip saya. Ternyata banyak penemuan yang significant. Contohnya
saja ada thesis dari UPN mengenai diketemukan batuan metamorphic pre Tertiar
di Banten selatan, tidak pernah dipublikasi (pada peta P3G lembar
Leuwidamar, memang disebut keberadaannya, tetapi dinyatakan sebagai contact
aureole, padahal disitu terdapat gneiss), Dengan mencermati strike/dip serta
peta sebaran formasinya batuan ini jelas ditutupi secara tidak selaras oleh
Fm Cikotok (Old Andesite Fm), dan Fm Cikotok jelas berada di bawah Fm Bayah
yang berumur Eocene Tengah. Ini jelas memperkuat dugaan saya bahwa Fm
Cikotok itu berumut Paleocene dan dapat dikorelasikan dengan Fm Jatibarang
(yang volcanics) dan dengan Kikim Volcanics di Sumatra Selatan. Selama ini
Fm Cikotok dianggap berinterfingering dengan Fm Bayah (Eocene) dan Fm
Cijengkol (Oligocene).
Jadi sekarang saya yakin bahwa pre-Tertiary di Jawa itu selain terdapat
sebagai melange di Ciletuh dan Loh Ulo serta sekis di Bayat (Central Jawa)
juga terdapat di Banten selatan yang tidak pernah disebut-sebut di Van
Bemmelen atau literatur lainnya.
Saya kira kalau ada yang tekun ingin mempublikasikan  suatu penemuan baru,
dapat melakukannya dengan menekuni thesis-thesis mahasiswa S-1 dari berbagai
universitas (tentu keakuratannya harus diteliti). Begitu banyak yang bisa
dilakukan untuk memberikan sumbangan pada khanazah ilmu pengetahuan
Indonesia yang significant untuk dunia, tetapi waktu melorot begitu cepat.
Wassalam
RPK
- Original Message -
From: "Darman, Herman H BSP-TSX/4" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Wednesday, March 03, 2004 6:14 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] tempo doeloe - Ekspedisi Devon Mahasiswa Geologi
ITB


> Pak Untung mengatakan: "contoh batuan lapangan pun tersimpang sangat
rapih".
> Saya jadi ingat Ekspedisi Devon mahasiswa Geologi ITB lebih dari 10 tahun
yang lalu. Pertanyaan saya:
> - apakah laporan ini terdokumentasikan dengan baik di PPPG.
> - apakah laporan ini sudah di publikasikan? Saya lihat GSM (Geological
Society of Malaysia) sudah mempublikasikan peta-peta yang dibuat oleh
rekan-rekan mantan mahasiswa ITB, dalam publikasi Geological map of Borneo
(CD version) by Robert Tate, 2000.
> - dimana saya bisa beli laporan ini?
> - apakah contoh batuannya masih ada (dulu saya pernah dengar batuannya
hilang, ada lagi yang bilang sudah jadi ganjal pintu di lab ITB).
Mudah-mudahan info ini tidak benar.
>
> Pertanyaan untuk mahasiswa sekarang:
> - Proyek penelitian apa yang sedang berlangsung?
>
> Salam,
>
> Herman
>
> -Original Message-
> From: mohamad untung [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: 03 March 2004 00:04
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: Re: [iagi-net-l] tempo doeloe
>
>
> Bagi rekan-rekan yang belum pernah melihat arsip laporan para geologiwan
> Belanda silahkan datang di perpustakaan P3G. Rapi dengan tulisan tangan
yang
> masih sangat jelas untuk dibaca. Seket lapangan sangat teliti sampai
detail
> sekali. Contoh batuan lapangan pun tersimpan sangat rapi. Memang jaman
> berubah. Dulu tahun 20-30 -an kondisinya menghendaki demikian. Kini dengan
> teknologi sangat canggih orang terpaku bekerja di depan komputer. Dengan
> data seadanya orang dapat menyulapnya menjadi informasi yang aduhai.
Tentang
> kebenarannya harus dicheck di lapangan. {Pada umumnya tidak sangat benar).
> Yang penting semangat dan ketekunannya serta dedikasinya terhadap ilmu itu
> yang kita tiru. Kalau itu ada Insya Allah hasil kerja kita pasti akan
> sempurna.
> - Original Message -
> From: "Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Tuesday, March 02, 2004 1:45 PM
> Subject: Re: [iagi-net-l] tempo doeloe
>
>
> > Keakuratan peta-peta Belanda memang tidak usah diragukan lagi, itu harus
> diwarisi oleh kita, bangsa yang pernah dijajahnya. Tetapi, sebaiknya,
> kekaguman kita hendaknya tidak berhenti di peta geologi. Coba bukalah
> lembaran-lembaran arsip lama laporan geologi Belanda yang memuat foto-foto
> survey oleh Duyfjes atau Hetzel atau Koolhoven atau Koperberg atau
> Molengraaf, dll. maka kita akan berkesimpulan : pantas petanya bagus sebab
> logistik lapangan pun sangat terjamin. Puluhan sampai ratusan koeli
> dikerahkan, termasuk yang membawa tandu kalau-kalau sang geoloog
kelelahan.
> Kalau mereka sampai masuk jauh ke pedalaman Kalimantan, Sumatra, dan Papua
> yang pada saat itu masih banyak suku pengayaunya (ada disebutkan di salah
> satu geologische rapport W.C.B. Koolhoven di Kal Teng) itu karena
banyaknya
> koeli yang mendukung mereka. Tidak ada geoloog yang berangkat sendirian,
> coba periksa dengan teliti l

Re: [iagi-net-l] tempo doeloe

2004-03-03 Terurut Topik Koesoema
Harusnya peta-peta tersebut discan dan disimpan dalam CD ROM dan diarsipkan.
Juga notebooks dan reports nya seharusnya dilakukan demikian, saya kira
biayanya tidak mahal (satu CD-ROM kosong kan hanya Rp 2000, -kecuali kalau
dibuat menjadi project),
Almarhum ayah saya waktu mengadakan penelitian gamelan Sunda di tahun
20-30-an berkorespondensi dengan peneliti Belanda bernama Jaap Kunst. Surat
demi surat sudah di CD-ROM-kan di negeri Belanda pada suatu Yayasan, dan
dapat dilihat dengan memberikan  suatu sumbangan nominal pada Yayasan tsb,
dan digunakan sebagai bahan penelitian oleh banyak para musicologist a.l.
dari AS. Saya sendiri belum pernah melihatnya (saya diberi tahu oleh salah
seorang peneliti AS), dan sayapun tidak memiliki secewirpun surat2
korespondensi tersebut sehingga tidak dapat memungut sumbangan (ini kelakar
saja).
Sekarang kalau ada waktu luang saya mencoba meng-scan peta-peta geologi yang
lama. Barangkali ada yang punya hobby seperti saya dapat saling tukar
CD-ROM.
RPK

- Original Message -
From: "Darman, Herman H BSP-TSX/4" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Tuesday, March 02, 2004 10:08 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] tempo doeloe


> Seperti yang Awang sampaikan,
>
> Saya juga terus terang kagum dengan arsip PPPG yang di display di IPA
lalu.
> Apakah PPPG bisa buatkan copy dari gambar-gambar geologi yang di display
itu? Value for money tentunya.
>
> Herman
>
> -Original Message-
> From: Witan O.A [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: 02 March 2004 10:19
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: RE: [iagi-net-l] tempo doeloe
>
>
> Saya juga pernah ke tempat penyimpanan data Shell di De Hague, untuk
> cari sumur2 jaman Walanda yang terdapat di blok TAC kami. Ternyata
> laporannya sangat lengkap dan masih dalam keadaan cukup baik padahal
> dibuat antara tahun 1923 s/d 1935. Mungkin yang harus kita tiru dari
> mereka adalah sistim arsip mereka yg rapih dan preservation data tsb.
>
> Witan
>
> -Original Message-
> From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Tuesday, March 02, 2004 9:01 AM
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: Re: [iagi-net-l] tempo doeloe
>
> Buat rekan-rekan yang dulu sempat melihat-lihat peta asli (kalkir)
> buatan Belanda (Dienst van Het Mijnwezen - Dinas Pertambangan) yang
> masih tersimpan dengan baik di P3G Bandung tentu merasa kagum dengan
> kerapihan, keakuratan dan kedetailan pembuatan peta. Sebenarnya yang
> menggambarnya kebanyakan jurugambar-jurugambar orang Indonesia hanya di
> bawah pengawasan superketat orang-orang Belanda. Saya dulu pernah
> ngobrol dengan seorang ex jurugambar itu (saat itu sudah 60 tahunan
> umurnya), dan dikatakan bahwa mereka bekerja dengan suka sebab semuanya
> dijamin, tinggal kerja saja yang benar, jangan bekerja dengan pikiran ke
> mana-mana. Mengenai pengawasan, memang superketat, semua digambar
> manual, dan katanya untuk menulis huruf miring (italic), itu
> kemiringannya harus sama dan akan diukur dengan busur derajat. Kalau
> tidak, hapus dan ganti. Nah...
>
> Peta-peta Belanda tak akan sehebat itu tanpa jurugambar2 kita. Arsipnya
> juga jempolan. Bayangkan, berapa umur kalkir itu ? Paling tidak
> kebanyakan 70-80 tahunan, tapi masih sangat jelas terbaca.
>
> Salam,
> Awang
>
> Prasiddha Hestu Narendra <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> *This message was transferred with a trial version of CommuniGate(tm)
> Pro*
> Hebatnya arsip Belandaselain peta2 geologi, rel kereta, jembatan,
> dll
> yg masih banyak eksis sampai sekarang.
>
> Buat nyang ingin melihat-lihat seperti apa kampoeng halaman tempo
> doeloe:
> contohnya pingin lihat kota madiun jaman dulu
>
> 1. buka website: http://www.kitlv.nl/hisdoc.html
> 2. terus masukin: "Madioen" pada kotak description
> 3. pilih all pada bagian "object type"
> 4. tekan search.
>
> tips:
> masukkan nama2 kota yang diinginkan dengan ejaan lama atau istilah kota
> tersebut pada jaman belanda,
> misal bukittinggi bisa di search dengan nama "Fort De Kock"
> mau lihat-lihat kali Ciliwung masukin "tjiliwoeng" disitu ada kali
> ciliwung
> yg melintasi istana negara.sekarang sudah ditutup dan ndak
> kelihatan..
> selamat menikmati.
>
> salam,
> PR
>
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
> Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
> [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
>
>
> 

[iagi-net-l] Berita Duka: Ibu Karmiyuni Wafat

2004-01-10 Terurut Topik Koesoema
INNALILLAHI WA INA LILLAHI ROJI'UN

Pada harin sektar jam 13.45 WIB telah wafat di Vancouver,BC Canada

Ny. KARMIYUNI NIXON-PRATIGNYO
dalam usia 69 tah

Beliau adalah ahli geologi wanita Indonesia yang pertama, yang mengikuti pendidikan 
sampai sarjana muda pada Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam Universitas di Bandung 
(1955-1958), sekarang Department Geologi FIKTM ITB, kemudian menyelesaikannya di 
McGill University Montreal Canada (Hons. B.Sc.) pada tahun 1960
Beliau sempat kembali di Indonesia dan bekerja pada Direktorat Geologi, Dept 
Pertambangan (sekarang P3G) sebagai paleontologist dan sempat menghasilkan suatu 
publikasi. Namun setelah kembali ke Canada beliau menekuni bidang lain, a.l. Food 
Technology.
Kami sebagai teman seangkatan (Angkatan 55) mengucapkan bela sungkawa sedalam-dalamya, 
dan berdo'a semoga arwah beliau diterima disisi Allah SWT sesuai dengan amal ibadahnya.
Amien
Wassalam
R.P.Koesoemadinata


Re: [iagi-net-l] New Chart - Revision of Sequences Boundaries and Maximum Flooding Surfaces: Jurassic to Recent

2003-12-11 Terurut Topik Koesoema
Waktu International Geological Congress pertama di Bologna, Italia.sekitar
tahun 1870-han
Wassalam

- Original Message -
From: "Maryanto" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, December 11, 2003 2:43 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] New Chart - Revision of Sequences Boundaries and
Maximum Flooding Surfaces: Jurassic to Recent


>
> Pak Koesoema,
> Iya kami ingat itu sudah dibahas, cuma kami lupa tahun berapa ilangnya
nama
> Primer dan Scunder itu. Tapi karena ada kamus berjalan, Pak Awang, ya
lebih
> suka saya tanya saja. Kemungkinan juga dapet tambahan info, second
opinion.
> Ma'af Lahir Bathin kami Pak Koes. Juga kepada semua netter.
>
> Netter,
> Kami melihat perkembangan perbaikan system/hasil penentuan umur, dengan
> standar deviasi lebih baik. Sebelum ini standar deviasi amat tinggi, bisa
> 300 Ma pada 3 Ga di Chart 1988. Atau sekitar 30 Ma di 500 Ma. Ternyata
> sekarang pengukurannya (Chart 2002, 2003), telah standar deviasi kurang
dari
> 3 Ma. Itu mungkin standar deviasi pengukuran dari alat ukurnya sendiri.
> Begitu ?
>
> Saya masih belum tahu bagaimana menentukan apakah itu memang batas
terbawah
> suatu pereode, atau bukan dari batuan yang diukur. Secara lateral batas SB
> bisa berbeda. Pengeboran atau singkapan tentu tak bisa semua tepat batas
> itu, SB atau Flooding Surface. Jadi kami memikir bahwa masih akan ada
> kesalahan lokasi penentuan batuan batas, yang menyumbang menjadi errornya
> akan lebih besar dari yang disebutkan. Atau ada pendapat lain ?
>
> Sebenarnya saya lebih setuju batas sequence adalah flooding surface.
> Sayangnya data-data yang ada lebih banyak menggunakan data SB. Kami ikuti
> saja batas ini, seperti juga orde 1, 2, 3, ini dengan hipotesa kami.
>
>
> Wassalam,
> Maryanto.
>
> -Original Message-
> From: Koesoema [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Saturday, December 13, 2003 7:58 Pagi
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: Re: [iagi-net-l] New Chart - Revision of Sequences Boundaries
> and Maximum Flooding Surfaces: Jurassic to Recent
>
>
> Kita kan sudah pernah membahas perkembangan Geologic Time Scale, dan
> mengenai istilah Primer dan Sekunder di kuliah S-2
> Sudah lupa barangkali ya?
> RPK
> - Original Message -
> From: "Maryanto" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Thursday, December 11, 2003 12:33 AM
> Subject: RE: [iagi-net-l] New Chart - Revision of Sequences Boundaries and
> Maximum Flooding Surfaces: Jurassic to Recent
>
>
> >
> > Netters,
> > Ada kekeliruan alamat kusebut tadi pagi. Harusnya tuk chart 2003,
kusebut
> di
> > : http://www.stratigraphy.org/cheu.pdf (update Nov.2003).
> > bukan yang ternyata tunjukin Chart 2002 kusebut tadi pagi di :
> > http://micropress.org/stratigraphy/chus.pdf. (last Update October 2003).
> >
> > Bagus sekali info Pak Awang tentang sejarah penentuan umur, dimana umur
> > berevolusi menurut waktu, dan kemampuan technologi. Chart 2002 telah
> hilang
> > nama Tersier (masih ada Kwarter). Chart 2003 tak ada keduanya. Kapan
> > hilangnya nama umur Primer, Scunder?
> >
> > Beberapa point info Pak Awang:
> > 1. Senang dengan info 4.65 Ga umur Bumi. (Buku apa referensinya?).
> Prediksi
> > saya, 4.617.373.522 BC., lebih mendekati umur ini dibanding data yang
> > kupakai tuk prediksi. Umumnya (beberapa data) sebut umur Bumi adalah 4.5
> Ga.
> >
> >
> > 2.Senang dengan info yg sebut pembagian waktu: 16.5 - 4.7 Ga Gowanian.
> (Buku
> > apa referensinya?).
> > Ini tunjukkan Big-Bang 16.5 Ga. Ini adalah lebih spesifik, dan lebih
> > mendekati apa yang saya prediksikan dari data-data sebelumnya yg sebut:
> > a. 10-20 Ga (Stephen Hawking, 1988)
> > b. 15-20 Ga (NASA,2002).
> >
> > Data-data saya mengarahkan prediksi Big-bang adalah 18.617.373.522 BC.
> > Angka umur itu sesuai dengan jarak terluar Jagadraya yang bisa dideteksi
> > manusia kini. Jaraknya adalah 17.1 Giga tahun cahaya, dan kecepatannya
> 0.91
> > kali kecepatan cahaya(data Geography, 1983).
> >
> > Siklus Salam bisa dapatkan hanya 10 % standar deviasi dengan data-data
> > terakhir, dan hanya 1% standar deviasi untuk pereode 100 th terakhir.
> >
> > Salam,
> > Maryanto.
> >
> > -Original Message-
> > From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> > Sent: Thursday, December 11, 2003 11:45 Pagi
> > To: [EMAIL PROTECTED]
> > Subject: RE: [iagi-net-l] New Chart - Revision of Sequences Boundaries
> > and Maximum Flooding Surfaces: Jurassic to Recent
> >
> >
> > Apapun pembagiannya, suatu skala waktu geologi atau SB-MFS adalah tabel
> > b

Re: [iagi-net-l] New Chart - Revision of Sequences Boundaries and Maximum Flooding Surfaces: Jurassic to Recent

2003-12-11 Terurut Topik Koesoema
Kita kan sudah pernah membahas perkembangan Geologic Time Scale, dan
mengenai istilah Primer dan Sekunder di kuliah S-2
Sudah lupa barangkali ya?
RPK
- Original Message -
From: "Maryanto" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, December 11, 2003 12:33 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] New Chart - Revision of Sequences Boundaries and
Maximum Flooding Surfaces: Jurassic to Recent


>
> Netters,
> Ada kekeliruan alamat kusebut tadi pagi. Harusnya tuk chart 2003, kusebut
di
> : http://www.stratigraphy.org/cheu.pdf (update Nov.2003).
> bukan yang ternyata tunjukin Chart 2002 kusebut tadi pagi di :
> http://micropress.org/stratigraphy/chus.pdf. (last Update October 2003).
>
> Bagus sekali info Pak Awang tentang sejarah penentuan umur, dimana umur
> berevolusi menurut waktu, dan kemampuan technologi. Chart 2002 telah
hilang
> nama Tersier (masih ada Kwarter). Chart 2003 tak ada keduanya. Kapan
> hilangnya nama umur Primer, Scunder?
>
> Beberapa point info Pak Awang:
> 1. Senang dengan info 4.65 Ga umur Bumi. (Buku apa referensinya?).
Prediksi
> saya, 4.617.373.522 BC., lebih mendekati umur ini dibanding data yang
> kupakai tuk prediksi. Umumnya (beberapa data) sebut umur Bumi adalah 4.5
Ga.
>
>
> 2.Senang dengan info yg sebut pembagian waktu: 16.5 - 4.7 Ga Gowanian.
(Buku
> apa referensinya?).
> Ini tunjukkan Big-Bang 16.5 Ga. Ini adalah lebih spesifik, dan lebih
> mendekati apa yang saya prediksikan dari data-data sebelumnya yg sebut:
> a. 10-20 Ga (Stephen Hawking, 1988)
> b. 15-20 Ga (NASA,2002).
>
> Data-data saya mengarahkan prediksi Big-bang adalah 18.617.373.522 BC.
> Angka umur itu sesuai dengan jarak terluar Jagadraya yang bisa dideteksi
> manusia kini. Jaraknya adalah 17.1 Giga tahun cahaya, dan kecepatannya
0.91
> kali kecepatan cahaya(data Geography, 1983).
>
> Siklus Salam bisa dapatkan hanya 10 % standar deviasi dengan data-data
> terakhir, dan hanya 1% standar deviasi untuk pereode 100 th terakhir.
>
> Salam,
> Maryanto.
>
> -Original Message-
> From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Thursday, December 11, 2003 11:45 Pagi
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: RE: [iagi-net-l] New Chart - Revision of Sequences Boundaries
> and Maximum Flooding Surfaces: Jurassic to Recent
>
>
> Apapun pembagiannya, suatu skala waktu geologi atau SB-MFS adalah tabel
> besar yang patut kita hormati dan kagumi sebab untuk membuatnya didasari
> riset tahunan melibatkan banyak ahli dari berbagai disiplin ilmu. Kita
> mungkin tidak terlibat dalam proses pembuatannya, tetapi mari kita gunakan
> yang sudah diberikan.
>
> Sampai abad ke-19 banyak orang percaya bahwa umur Bumi 6000 tahun saja dan
> Bumi diciptakan di suatu hari Kamis bulan Oktober tahun 4004 BC jam 10
pagi.
> Tahun-tahun berjalan, geologi mulai banyak melakukan penelitian. Darwin di
> bukunya "The Origin of Species" (1859) ada bagian yang mengemukakan
tingkat
> denudasi Weald anticline di Inggris tenggara. Berdasarkan penelitiannya,
dia
> sebutkan bahwa paling tidak sejak Cretaceous, umur Bumi telah berjalan 300
> juta tahun. Sekarang kita tahu bahwa perhitungan Darwin salah, harusnya
145
> juta tahun. 300 juta tahun adalah sejak Permian.
>
> Debat sengit umur Bumi pernah terjadi di paruh kedua abad ke-19 ketika
ahli
> fisika terkenal saat itu, Lord Kelvin, menyimpulkan bahwa umur Bumi adalah
> 20-40 juta tahun saja berdasarkan tingkat pendinginan sejak Bumi lahir
> sampai temperaturnya sekarang. Para geologist tidak percaya akan hitungan
> Kelvin.
>
> Akhirnya, metode peluruhan radioaktif-lah yang membuka umur Bumi yang
> sebenarnya. Itu pun terjadi beberapa kali revisi, dari 2.10 Ga (miliar
tahun
> yl.) sebelum PD I, 3.50 Ga pada tahun 1930an sampai ke yang kita percaya
> sekarang yaitu 4.65 Ga yang dihitung oleh Clair Patterson dari University
of
> Chicago tahun 1956. Umur Bumi belum berubah lagi sejak itu, umur Alam
> Semesta sendirilah yang masih berubah2 antara 10-20 Ga.
>
> Nambahin 'dikit ke Skala Waktu Geologi 2003 yang URL-nya diberikan Pak
> Maryanto. Apa yang terjadi antara 16.5 sampai 3.6 Ga ? Memang ini ga masuk
> ke geologic time scale sebab umur Bumi katakanlah 4.6 Giga years. Tapi
kalau
> untuk Universal Time Scale : maka
>
> 0 - 5.390 x 10 pangkat negatif 44 adalah "Planckian time", saat space,
time,
> energy dan superforce muncul (dari Max Planck, ahlinya partikel subatomik)
>
> 16.5 Ga - 4.7 Ga adalah "Gamowian time" stabilisasi inti2 atom yang
> mengambil waktu jauh di bawah detik, neukleogenesis solar system, evolusi
> bintang, kuasar, galaksi (dari George Gamow, ahlinya kosmologi)
>
> 4.7 - 4.0 Ga Hadean time (inilah mulai skala waktu geologi)
> 4.0 - 2.5 Ga Archean time. dst. seperti di skala waktu geologi yang sudah
> kita kenal.
>
> Salam,
> Awang - BP Migas
>
> Maryanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>
> Kutahu terbaru, Chart 2003, di International Comision on Stratigraphy
>
> http://micropress.org/stratigraphy/chus.pdf.
>
> Tak terlihat lagi ada nama Tersier dan Kwarter.
>
> Seperti apa yang

Re: [iagi-net-l] Is geology a profession ?

2003-11-07 Terurut Topik Koesoema
Or an amateur geologist?

- Original Message -
From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Friday, November 07, 2003 3:49 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Is geology a profession ?


> >Yaaa, ini sih juga sudah dibahas bertahun-tahun yang lalu...
> >
> >btw/ Menurut saya diskusi ini udah nggak klop antara judul dengan
isinya..
> > lebih cocok kalau judulnya "Are you a professional (geologist)?"
> >
> >-mfz-
>
> Kalau merunut balik tulisan asli dari Dick Selley, sepertinya beliau
> menyinggung dua aspek baik manusianya (geologist) yg terpenting juga
ilmunya
> (geology) mungkin Titi atau Taufik Manan dari IPA Prof Div dapat
> mempostingkan artikelnya di milist ini ?
>
> Dick Selley ini seorang Prof Emeritus, yang tentu saja sudah banyak makan
> asam-garam plus bumbu-bumbu geologi lainnya :). Jadi sindiran-sindiran
> beliau musti dibaca dengan 'cerdas' aku sendiri baca berulang-ulang
> nangkepnya lain-lain :( soale aku kurang cerdas dalam membaca :P. Namun
> boleh saja kalau anda anggap pemikiran beliau sudah 'obsolete' atau "ngga
> njamani" lagi, karena geology sudah bukan hanya soal BATU, sudah banyak
ilmu
> lain yg lengket didalamnya.
>
> Soal profesi geologi memang beberapa wektu lalu didiskusikan di milist ini
> juga. Apakah jelek ... aku sih positip thingking saja, semakin sering
> bicarakan maka semakin terasa penting masalah itu. Betul, prosefionalisme
> ... toh IAGI merupakan Ikatan AHLI GEOLOGI Indonesia. Tentunya
ke"ahli"annya
> menjadi pembicaraan utamanya. Derajat kompetensi menjadi tolok ukur
> kesuksesannya. Keberhasilan aplikasi menjadi idamannya.
>
> Bagaimana menghadapi "error" ?
>
> Kesalahan, kekeliruan, yang mungkin juga ada keteledoran emang sudah ada
> "dari sono". Ya, kesalahan dapat saja tidak menjadi sesuatu penghambat,
> namun tentunya juga bukan sesuatu yg harus selalu diterima begitu saja
tanpa
> dipakai sebagai media belajar. Kesalahan dapat saja merupakan 'motivator'
> utk melangkah maju menjadi lebih baik. Termasuk kesalahan berharga mahal
> karena "kebablasan" ngebor 200 atau bahkan 800ft (upst pengalaman pribadi
> nih :). Namun kesalahan dapat pula menurunkan kecepatan atau menghilangkan
> semangat  semua tergantung manusianya (geologist) ... walopun sangat
> jelas bukan sekedar ilmunya yg disalahkan.
> Kesalahan itu bisa saja disebarkan (sharing),
> lalu dipikirkan bersama (rethinking),
> kemudian ilmunya diperbaiki (refine),
> ilmunya dikembangkan (develope),
> ilmunya berevolusi (evolved) ... ... ...
>
> Nah, kalau saja ilmu geologi sudah berevolusi juga, lantas siapa yg dapat
> disebuat sebagai geologist ? sperti Syaiful itu udah pernah disuksi
bertaun2
> lalu, walopun banyak looh anggota milist yg dulu belum ikutan ...:)
> Membosankan ?  mungkinkah membosankan seperti tragedi Pacet dan
Bahorok
> yg ditulis oleh Soffian hadi ?
>
> hef e nais whik en ...
>
> RDP
> "imil engineer"  merangkap  'tukang powerpoint'"
>
> _
> The new MSN 8: advanced junk mail protection and 2 months FREE*
> http://join.msn.com/?page=features/junkmail
>
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
>


-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: RE: [iagi-net-l] Is geology a profession ?

2003-11-06 Terurut Topik Koesoema
Kalau orang itu digaji atau dapat duit karena melakukan ilmu geology, maka
being a geologist adalah profession.
Jika hanya karena kesenangan melakukan ilmu geology, maka itu disebut hobby
atau geologist amateuran.
Kenapa bingung-bingung bertanya is geology a profession?
RPK
- Original Message -
From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, November 06, 2003 1:21 AM
Subject: Re: RE: [iagi-net-l] Is geology a profession ?


> >Vick, kalo 'geologist' ya jelas 'human being' bukan 'science'. Nah, kalo
> >'geology' baru itu 'science and art'...
> >
>
> Ada yg bilang diblakang saya
> Geologi itu jelas ilmu seni ...
> ... "seni bela diri" ...
> Seni berkilah membela diri mencari alasan ...
> kalau-kalau kebablasan 200 ft ga dimarahin bozz ... :)
>
> jurusnya cem-macem :
> "lah, kita kan berhubungan dengan alam yg susah diprediksi ..."
> "di dalam perut bumi siapa yg tau pasti sih ... "
> "ah, orang lain juga melakukan kesalahan yg sama ..."
> "kan ini masih preliminary ..."
> "wah datanya ndak kumplit sih ..."
>
> kesimpulan
> masih diperlukan penelitian lebih lanjut.
>
> hik hik hik ...:(
>
> RDP
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
>


-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: FW: [iagi-net-l] Re: korelasi geodinamik

2003-09-26 Terurut Topik Koesoema
Pembagian Anda masih tetap keliru. Istilah mantle dan crust itu tidak
termasuk dalam pembagian bumi secara rheology, tetapi secara susunan
mineral/kimiawi.
Lithosphere mencakup crust (kerakbumi)
Pembagian memang pada umumnya didasarkan pada data seismik, tetapi kemudian
dilakukan penafsiran terpisah, yaitu 1. secara rheologi dan 2. secara
mineralogi/susunan kimia berdasarkan penafsiran density.
RPK

- Original Message -
From: "Maryanto" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Friday, September 26, 2003 8:27 AM
Subject: RE: FW: [iagi-net-l] Re: korelasi geodinamik


>
> Pak Koesoema,
> Terimakasih pencerahannya.
>
> Persamaan gelombang menunjukkan bahwa kecepatan rambat gelombang pada
suatu
> masa membagi berdasarkan elastisitas. Juga bisa pembagian masa berdasarkan
> densitasnya. Kalau saja berdasarkan parameter fisik elastisitas dan
> densitas, bagaimana lapisan bumi akan terbagikan ?
>
> Dari hal ini saya menduga akan terbagi menjadi :
> Inner core, outer core, inner mantle, outer mantle, asthesnosfer,
lithosfer,
> crust.
>
> Betapapun begitu, pembagian dari Pak Ade Kadarusman, sepertinya telah
> berdasarkan data seismik. Dalam hal ini memang data seismik bisa hanya
> mengatakan ketebalannya, tetapi bisa juga berdasarkan kecepatan rambat
> gelombangnya. Apakah pembagian dari Pak Ade sudah berdasarkan kecepatan
itu
> ?
>
>
> Salam,
> Maryanto.
>
> -Original Message-
> From: Koesoema [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Friday, September 26, 2003 5:12 Sore
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: Re: FW: [iagi-net-l] Re: korelasi geodinamik
>
>
> Sebetulnya ada 2 cara menetapkan susunan bumi:
> 1. Secara rheologi dan 2. Secara susuman mineralogi/kimiawi:
>
> 1. Secara rheology bumi tersusun dari a. Lithosphere, b Asthenosphere dan
c.
> Mesophere
>
> 2. Secara susunan mineralogi/kimiawi: a. Kerak (Crust) yang dibagi atas
> Continental Crust dan Oceanic Crust, b. Mantle (dibagi lagi jadi Upper
> Mantle atau Mantle Lid, dan Lower Mantle), c.  Core (Outer core, Inner
> Core).
>
> Secara rheologi Crust dan Upper Mantle termasuk Lithosphere, sedangkan
Lower
> Mantle termasuk Asthenosphere
> Yang disebut "tectonic plate" adalah sebetulnya Lithosphere (yang secara
> umum bersifat rigid), yang bergerak di atas Asthenosphere (yang bersifat
> ductile). Yang disebut continental plate adalah plate yang bagian atasnya
> adalah continental crust, sedangkan oceanic plate adalah plate yang bagian
> atasnya adalah oceanic crust.
> Kekeliruan dari teori Continental Drift dari Wegener adalah seolah-olah
> continental crust bergerak di atas oceanic crust
> Kekeliruan umum adalah mencampur-baurkan istilah2 klasifikasi susunan bumi
> berdasarkan rheology dengan istilah2 klasifikasi susunan bumi berdasarkan
> komposisi mineral/kimiawi.
> (lihat Allen and Allen, 1990)
>
>
> - Original Message -
> From: "Ade Kadarusman" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Thursday, September 11, 2003 2:55 AM
> Subject: Re: FW: [iagi-net-l] Re: korelasi geodinamik
>
>
> > Dear All,
> > Hanya sedikit koreksi untuk menghilangkan salah pengertian tentang
lapisan
> > Bumi.
> > Berdasarkan data seismik disepakati lapisan Bumi sebenarnya hanya ada
enam
> > (konsensus 10 tahun terakhir), yaitu Inner Core (solid), Outer Core
> > (liquid), Lower mantle (solid), Transition zone (solid), Upper mantle
> > (solid) dan
> > crust (oceanic dan continental crusts).
> > Mantel Atas (upper mantle) dibagi lagi menjadi:
> > -Lithosheric mantle (dari 80-200 km sampai 6-30 km, tepat dibawah Moho)
> > -Asthenosphere(dari 250 km sampai antara 80-200 km)
> > -Upper mantle (400-250 km)
> >
> > Jadi kalau dibilang lithosphere sebenarnya terdiri dari lithospheric
> mantle
> > dan
> > crust (oceanic/continental crust), sedangkan asthenosphere sering
dibilang
> > cair, sebenarnya tidak tepat, tetap solid (komposisinya ultrabasa),
tetapi
> > asthenosphere relatif lebih tidak solid dibandingkan lapisan lainnya di
> > upper mantle karena adanya proses partial melting, sehingga lempeng
> > lithosphere (mantle dan crust) bisa bergerak relatif terhadap
> asthenosphere,
> > karena adanya
> > bagian yang meleleh di asthenosphere.
> > Jadi analoginya bagian yang meleleh (melted part) di upper mantle jadi
> > pelicin
> > buat lempeng lithosphere untuk bergerak.
> >
> > hanya itu aja
> > Ade Kadarusman
> >
> >
> >
> > > Tujuh lapisan bumi : Core dalam (relatif padat), core luar (cair),
> mantel
> > > dalam (relatif padat), core luar (cair), asthenospher cair, lithosfer
> > > (padat), lemp

Re: FW: [iagi-net-l] Re: korelasi geodinamik

2003-09-26 Terurut Topik Koesoema
Yang jelas Lithosphere termasuk didalamnya Mantle Lid, kalau bukan Upper
Mantle, paling tidak Uppermost Mantle. Tergantung klasifikasi mana yang
dipakai. Mungkin saja istilah Lithosphere kurang cocok, tetapi lithos atau
batuan kan mempunya konotasi pengertian strength,  kuat.
Mengenai Mesosphere dan Siderosphere saya juga kurang yakin, tetapi istilah
Siderosphere jarang dipakai.
Terima kasih atas komentarnya.
RPK

- Original Message -
From: "Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Friday, September 26, 2003 8:32 AM
Subject: Re: FW: [iagi-net-l] Re: korelasi geodinamik


> >>Secara rheologi Crust dan Upper Mantle termasuk Lithosphere, sedangkan
Lower
> >>Mantle termasuk Asthenosphere
>
> Lower Mantle termasuk Asthenosphere ? Bukannya termasuk ke Mesosphere Pak
? Upper Mantle dari depth 35-670 km (670 km diambil sebagai batas
hiposentrum gempa terdalam), Lower Mantle dari 670-2885 km. Sedangkan batas
astenosphere terdalam adalah 220 km, sehingga Lower Mantle bukan
astenosphere dari segi mekanika/rheologi.
>
> Kemudian, klasifikasi lain menyebutkan bahwa secara rheologi Bumi terbagi
jadi empat lapisan : lithosphere, asthenosphere, mesosphere, dan
siderosphere. Siderosphere secara mineralogi/kimiawi adalah outer dan inner
core.
>
> Mengenai nama, sebenarnya sebutan lithosphere tidak cocok dari segi
rheologi. Lithosphere tidak mengesankan suatu sifat rheologi tetapi lebih ke
penyusun (mineralogi); lithos = batuan. Asthenosphere cocok, sebab asthenos
= without strength. Kalau mau, lithosphere mestinya sclerosphere = hard.
>
> Salam,
> Awang
>
>
> Koesoema <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Sebetulnya ada 2 cara menetapkan susunan bumi:
> 1. Secara rheologi dan 2. Secara susuman mineralogi/kimiawi:
>
> 1. Secara rheology bumi tersusun dari a. Lithosphere, b Asthenosphere dan
c.
> Mesophere
>
> 2. Secara susunan mineralogi/kimiawi: a. Kerak (Crust) yang dibagi atas
> Continental Crust dan Oceanic Crust, b. Mantle (dibagi lagi jadi Upper
> Mantle atau Mantle Lid, dan Lower Mantle), c. Core (Outer core, Inner
> Core).
>
> Secara rheologi Crust dan Upper Mantle termasuk Lithosphere, sedangkan
Lower
> Mantle termasuk Asthenosphere
> Yang disebut "tectonic plate" adalah sebetulnya Lithosphere (yang secara
> umum bersifat rigid), yang bergerak di atas Asthenosphere (yang bersifat
> ductile). Yang disebut continental plate adalah plate yang bagian atasnya
> adalah continental crust, sedangkan oceanic plate adalah plate yang bagian
> atasnya adalah oceanic crust.
> Kekeliruan dari teori Continental Drift dari Wegener adalah seolah-olah
> continental crust bergerak di atas oceanic crust
> Kekeliruan umum adalah mencampur-baurkan istilah2 klasifikasi susunan bumi
> berdasarkan rheology dengan istilah2 klasifikasi susunan bumi berdasarkan
> komposisi mineral/kimiawi.
> (lihat Allen and Allen, 1990)
>
>
> - Original Message -
> From: "Ade Kadarusman"
> To:
> Sent: Thursday, September 11, 2003 2:55 AM
> Subject: Re: FW: [iagi-net-l] Re: korelasi geodinamik
>
>
> > Dear All,
> > Hanya sedikit koreksi untuk menghilangkan salah pengertian tentang
lapisan
> > Bumi.
> > Berdasarkan data seismik disepakati lapisan Bumi sebenarnya hanya ada
enam
> > (konsensus 10 tahun terakhir), yaitu Inner Core (solid), Outer Core
> > (liquid), Lower mantle (solid), Transition zone (solid), Upper mantle
> > (solid) dan
> > crust (oceanic dan continental crusts).
> > Mantel Atas (upper mantle) dibagi lagi menjadi:
> > -Lithosheric mantle (dari 80-200 km sampai 6-30 km, tepat dibawah Moho)
> > -Asthenosphere(dari 250 km sampai antara 80-200 km)
> > -Upper mantle (400-250 km)
> >
> > Jadi kalau dibilang lithosphere sebenarnya terdiri dari lithospheric
> mantle
> > dan
> > crust (oceanic/continental crust), sedangkan asthenosphere sering
dibilang
> > cair, sebenarnya tidak tepat, tetap solid (komposisinya ultrabasa),
tetapi
> > asthenosphere relatif lebih tidak solid dibandingkan lapisan lainnya di
> > upper mantle karena adanya proses partial melting, sehingga lempeng
> > lithosphere (mantle dan crust) bisa bergerak relatif terhadap
> asthenosphere,
> > karena adanya
> > bagian yang meleleh di asthenosphere.
> > Jadi analoginya bagian yang meleleh (melted part) di upper mantle jadi
> > pelicin
> > buat lempeng lithosphere untuk bergerak.
> >
> > hanya itu aja
> > Ade Kadarusman
> >
> >
> >
> > > Tujuh lapisan bumi : Core dalam (relatif padat), core luar (cair),
> mantel
> > > dalam (relatif padat), core luar (cair), asthenospher cair, lithosfer
> > > (padat), lempeng (padat). Hampir semua bersifat 

Re: FW: [iagi-net-l] Re: korelasi geodinamik

2003-09-25 Terurut Topik Koesoema
Sebetulnya ada 2 cara menetapkan susunan bumi:
1. Secara rheologi dan 2. Secara susuman mineralogi/kimiawi:

1. Secara rheology bumi tersusun dari a. Lithosphere, b Asthenosphere dan c.
Mesophere

2. Secara susunan mineralogi/kimiawi: a. Kerak (Crust) yang dibagi atas
Continental Crust dan Oceanic Crust, b. Mantle (dibagi lagi jadi Upper
Mantle atau Mantle Lid, dan Lower Mantle), c.  Core (Outer core, Inner
Core).

Secara rheologi Crust dan Upper Mantle termasuk Lithosphere, sedangkan Lower
Mantle termasuk Asthenosphere
Yang disebut "tectonic plate" adalah sebetulnya Lithosphere (yang secara
umum bersifat rigid), yang bergerak di atas Asthenosphere (yang bersifat
ductile). Yang disebut continental plate adalah plate yang bagian atasnya
adalah continental crust, sedangkan oceanic plate adalah plate yang bagian
atasnya adalah oceanic crust.
Kekeliruan dari teori Continental Drift dari Wegener adalah seolah-olah
continental crust bergerak di atas oceanic crust
Kekeliruan umum adalah mencampur-baurkan istilah2 klasifikasi susunan bumi
berdasarkan rheology dengan istilah2 klasifikasi susunan bumi berdasarkan
komposisi mineral/kimiawi.
(lihat Allen and Allen, 1990)


- Original Message -
From: "Ade Kadarusman" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, September 11, 2003 2:55 AM
Subject: Re: FW: [iagi-net-l] Re: korelasi geodinamik


> Dear All,
> Hanya sedikit koreksi untuk menghilangkan salah pengertian tentang lapisan
> Bumi.
> Berdasarkan data seismik disepakati lapisan Bumi sebenarnya hanya ada enam
> (konsensus 10 tahun terakhir), yaitu Inner Core (solid), Outer Core
> (liquid), Lower mantle (solid), Transition zone (solid), Upper mantle
> (solid) dan
> crust (oceanic dan continental crusts).
> Mantel Atas (upper mantle) dibagi lagi menjadi:
> -Lithosheric mantle (dari 80-200 km sampai 6-30 km, tepat dibawah Moho)
> -Asthenosphere(dari 250 km sampai antara 80-200 km)
> -Upper mantle (400-250 km)
>
> Jadi kalau dibilang lithosphere sebenarnya terdiri dari lithospheric
mantle
> dan
> crust (oceanic/continental crust), sedangkan asthenosphere sering dibilang
> cair, sebenarnya tidak tepat, tetap solid (komposisinya ultrabasa), tetapi
> asthenosphere relatif lebih tidak solid dibandingkan lapisan lainnya di
> upper mantle karena adanya proses partial melting, sehingga lempeng
> lithosphere (mantle dan crust) bisa bergerak relatif terhadap
asthenosphere,
> karena adanya
> bagian yang meleleh di asthenosphere.
> Jadi analoginya bagian yang meleleh (melted part) di upper mantle jadi
> pelicin
> buat lempeng lithosphere untuk bergerak.
>
> hanya itu aja
> Ade Kadarusman
>
>
>
> > Tujuh lapisan bumi : Core dalam (relatif padat), core luar (cair),
mantel
> > dalam (relatif padat), core luar (cair), asthenospher cair, lithosfer
> > (padat), lempeng (padat). Hampir semua bersifat kemagnitan.  Perubahan
> sudut
> > palnet-planet-palnet terhadap bumi, menyebabkan merubah gaya gerak masa
> > didalam bumi. Bumi yang bergerak spiral, timbulkan lempeng
> > (kontinenal-oseanik) yang berotasi.
> >
>
>
>
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
>


-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] 85% Delta Mahakam Rusak

2003-09-25 Terurut Topik Koesoema
Yang dimaksud kerusakan delta itu sebetulnya apa?
Apakah terjadi perubahan system lingkungan pengendapan dan ecosystemnya oleh
ulah manusia?
Mungkin yang dimaksud dengan kerusakan itu adalah perubahan yang disebabkan
ulah manusia. Kalau perubahan itu terjadi secara alami, mungkin hanya
disebut pergeseran keseimbangan alam saja.
Sangat menarik kalau diprediksi apa yang akan terjadi secara sequence
stratigraphy,  katakanlah 1 juta tahun yang akan datang. Apakah kerusakan
ini nantinya dapat jadi sequence boundary?
RPK


-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] rekonstruksi tektonik dalam hipotesa salam

2003-09-10 Terurut Topik Koesoema
Gampang dijelaskan: 1 minggu adalah 7 hari itu sih didefinisikan saja.
Lucunya definisi ini dituruti semua orang

- Original Message -
From: "Jossy C. Inaray" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Wednesday, September 10, 2003 3:26 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] rekonstruksi tektonik dalam hipotesa salam


> Sama seperti yg satu ini. Tidak ada fenomena alam yg bisa menjelaskan
> kenapa 1 minggu = 7 hari.
>
> JCI
>
> -Original Message-
> From: Riyadi, Slamet S [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Tuesday, September 09, 2003 4:51 PM
> To: '[EMAIL PROTECTED]'
> Subject: RE: [iagi-net-l] rekonstruksi tektonik dalam hipotesa salam
>
> intermezzo,
> Begitu misteri angka 7 ?!
> Bila kita melihat jumlah titik/dot-merah pada sebuah dadu di bagian atas
> ... maka kita bisa menebak angka dadu di bagian bawahnya/alasnya ...
> yaitu dengan mengurangi angka 7 dengan jumlah dot diatasnya . . .
> silahkan coba?
>
>
> Salam,
> "rekonstruksi sebuah dadu"
>
>
> -Original Message-
> From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Tuesday, September 09, 2003 4:53 PM
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Cc: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: [iagi-net-l] rekonstruksi tektonik dalam hipotesa salam
>
>
> deleteee
>
> Tentang siklus 7 dalam Hipotesa Salam
>
> Mengapa perulangan siklus selalu angka 7 dan kelipatannya. Mengapa angka
> ini begitu istimewa di Hipotesa Salam ? Dalam geologi angka adalah
> random dan variabel. Hanya di tradisi Ibrani angka 7 menguasai
> keseluruhan tradisi hidup dan mati bangsa ini, tapi ini pun bukan
> eksplisit, hanya perlambang kepenuhan/kegenapan...
>
> Awang H. Satyana
> Eksplorasi BP Migas
>
> EOM
>
> NOTICE - This message and any attached files may contain information
> that is confidential and/or subject of legal privilege intended only for
> use by the intended recipient. If you are not the intended recipient or
> the person responsible for delivering the message to the intended
> recipient, be advised that you have received this message in error and
> that any dissemination, copying or use of this message or attachment is
> strictly forbidden, as is the disclosure of the information therein.  If
> you have received this message in error please notify the sender
> immediately and delete the message.
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
>



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] Pekerja PT KPC mogok kerja

2003-09-01 Terurut Topik Koesoema
Yang jelas kalau penggarap tanah itu sudah biasa minta bagian (walaupun
kecil) kalau kita jual tanah, semacam pesangon, karena dia merasa kehilangan
tanah garapannya.

- Original Message -
From: "Parlaungan (RTI)" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Monday, September 01, 2003 9:10 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Pekerja PT KPC mogok kerja


> Wah harus hati-hati nich bisa jadi preseden nantinya. Jangan-jangan
> pekerja kita di rumah (maaf: pembantu rumah tangga atau baby sitter atau
> sopir pribadi bagi yang punya) akan menuntut prosentase kalau kita
> mendapat keuntungan dari hasil penjualan rumah, tanah ataupun mobil
> kita.
>
> -Original Message-
> From: Witan [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Monday, September 01, 2003 8:41 AM
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: RE: [iagi-net-l] Pekerja PT KPC mogok kerja
>
> Maaf sekedar bertanya, apakah yang anda dan teman2 tuntut itu hak2
> pegawai yang ada dalam kontrak kerja, peraturan pegawai KPC atau sudah
> sesuai dengan UU Ketenaga kerjaan.
> Setahu saya di industri perminyakan bila terjadi penjualan oleh pemilik
> lama berapapun besarnya keuntungan yang dihasilkan dari penjualan itu
> karyawan memang tak punya hak untuk minta prosentase. Kalaupun ada itu
> hanya sekedar kebaikan pemilik lama dan jumlahnya juga tak seberapa.
>
> Witan
>
>
> -Original Message-
> From: Adriansyah, Yan (KPC) [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Monday, September 01, 2003 8:13 AM
> To: '[EMAIL PROTECTED]'
> Subject: RE: [iagi-net-l] Pekerja PT KPC mogok kerja
>
> Sedikit meluruskan biar beritanya berimbang.
> Kami dari karyawan tidak menuntut kepemilikan saham karena itu bukan hak
> kita, yang kita tuntut adalah presentasi dari nilai penjualan saham dari
> pihak pemegang saham yang lama (Rio Tinto/BP). Dan nilainya kecil sekali
> bila dibandingkan dengan keuntungan yang telah diperoleh oleh RT/BP yang
> selama lebih dari 10 tahun mengekploitasi SDA yang dimiliki di negara
> ini.
> Apalagi kondisi aset tambang yang dimiliki sudah tua (break down) dan
> nilainya paling $ 50 juta, sementara mereka jaul $ 500 juta, berarti
> akan
> punya dana segar sekitar $ 450 juta, plus segala keuntungan yang telah
> diperoleh selama ini. Perlu rekan ketahui bahwa modal dasar RT/BP di
> Sangatta-Kaltim ini hanya $ 2 juta.
>
> Kalau ditanya mengenai jumlah yang mogok, saya sendiri susah
> menghitungnya
> yang jelas aktivitas tambang mati total bukan hanya di bagian
> pengangkutan
> saja seperti diinfokan dibawah, so rekan sekalian bisa
> menginterpretasikan
> sendiri khan.
>
> YN
>
>
>
> -Original Message-
> From: Bondan Brillianto [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Sunday, August 31, 2003 1:56 PM
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: RE: [iagi-net-l] Pekerja PT KPC mogok kerja
>
> > Aksi mogok kerja itu dilakukan berkaitan dengan tuntutan  para
> karyawan
> untuk memiliki sebagian dari saham perusahaan yang secara riil masih
> dikuasai Rio Tinto (RT) Australia dan Beyond Petroleum (BP) Inggris.
>
> Wah hebat ya pegawai KPC sudah pada kaya
> Sehingga mampu membeli saham milik KPC.
> Setelah jadi owner, mending tunggu RUPS trus ambil deviden
> Dari pada kerja terus, enakan jadi owner.
>
> BTW "sebagian" itu seberapa ya ? apakah 0,001 atau 0,01 atau 0,1 atau
> 10% ?
>
> > Belum  diketahui  apakah  mogok kerja itu dilakukan oleh  seluruh
> pekerja
> KPC yang berjumlah sekitar 2.700 pekerja atau hanya sebagian saja, namun
>
> menurut salah seorang Humas KPC,  Wawan Setiawan, seperti dikutip dari
> Kompas cyber media, yang ia ketahui pasti adalah  para  pekerja di
> bagian
> pengangkutan.
>
> Iya lah kalau yang mogok termasuk managernya, siapa dong yang
> menangani ?
> Atau bagian pengangkutan yang belum dapat kebagian saham ?
>
>
> -Original Message-
> From: argo [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: 29 Agustus 2003 13:29
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: [iagi-net-l] Pekerja PT KPC mogok kerja
>
> Pekerja PT KPC mogok kerja
>
> Pekerja perusahaan pertambangan batu bara terbesar di Indonesia milik
> penanam modal asing yang  berlokasi di Sangatta, Kabupaten Kutai Timur,
> PT
> Kaltim Prima Coal (KPC), sejak Jumat (29/8) pagi melakukan mogok kerja.
>
> Aksi mogok kerja itu dilakukan berkaitan dengan tuntutan  para karyawan
> untuk memiliki sebagian dari saham perusahaan yang secara riil masih
> dikuasai Rio Tinto (RT) Australia dan Beyond Petroleum (BP) Inggris.
>
> Belum  diketahui  apakah  mogok kerja itu dilakukan oleh  seluruh
> pekerja
> KPC yang berjumlah sekitar 2.700 pekerja atau hanya sebagian saja, namun
>
> menurut salah seorang Humas KPC,  Wawan Setiawan, seperti dikutip dari
> Kompas cyber media, yang ia ketahui pasti adalah  para  pekerja di
> bagian
> pengangkutan.
>
> Manager government dan public relations, Nuniek Maulana kepada
> Miningindo
> membenarkan bahwa sekarang ini ada aksi mogok kerja di KPC. "Kami akan
> mengadakan jumpa pers di Kantor KPC di Sangatta pukul 14.30 WITA
> mengenai
> aksi mogok kerja tersebut," katanya.*
>
>
>
> ---

Re: [iagi-net-l] Evolusi ===> was Re: [iagi-net-l] Batugamping dan Homo P Erectus

2003-08-29 Terurut Topik Koesoema
Beginilah masalahnya kalau mencoba menghubungkan "science" dengan
"religion". Religion didasarkan pada keimanan (faith) atau kepercayaan.
Science didasarkan atas pengamatan dan mencoba menjelaskan secara logika.
Sebaiknya kita tidak percaya atas suatu teori ilmiah, tetapi mengevaluasi
apakah teori itu berlaku (valid) atau tidak. Teori dapat berubah setiap
waktu dengan penemuan /pengamatan baru, terutama teori mengenai  evolusi
manusia yang didasarkan penemuan satu/ dua  fragmen tengkorak, gigi, tulang
dsb., terutama apa yang terjadi dengan penemuan-penemuan baru di Afrika,
Georgia belakangan ini.
Jadi pisahkanlah antara agama dan science, biarkan keduanya berjalan secara
harmonis. Memang yang dipersoalkan adalah kebenaran, tetapi apa sebenarnya
yang disebut kebenaran itu? Dalam agama Islam dikenal 3 hal: ainal yakin
(berdasarkan pengamatan), ilmal yakin (berdasarkan penalaran ilmu) dan haqul
yakin (kebenaran haqiki).
Wassalam

- Original Message -
From: "Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Monday, August 25, 2003 8:57 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Evolusi ===> was Re: [iagi-net-l] Batugamping dan
Homo P Erectus


> Memang sangat susah menerima teori evolusi, apalagi kalau sudah
dihubungkan ke manusia. Kita akan lebih gampang menerima teori "penciptaan
terpisah", semua spesies yang ada sekarang diciptakan terpisah satu demi
satu, tidak ada nenek moyang bersama. Sejak pertama diciptakan bentuknya
sudah sama persis dengan sekarang. Bahkan variasi sekecil apapun di spesies
sekecil apa pun itu adalah hasil penciptaan terpisah, bukan evolusi. Kalau
Darwin menemukan 15 variasi paruh kutilang di Galapagos, ya itu ga mesti
evolusi atau adaptasi, memang sudah dari sononya begitu. 15 nya diciptakan
terpisah sudah dengan paruh yang macam-macam. Jadi, tak heranlah kenapa
teori evolusi menimbulkan "debate of centuries"... Tak langsung dapat
diterima akal saat itu juga, mungkin ini alasan utamanya, dan masa mau kita
disatu phylogeni-kan (pohon kehidupan) dengan protozoa
>
> Benarkah teori evolusi, ada apa dengan teori evolusi ?  Kalau buat saya,
karena saya gak bisa konsisten sebagai evolusionis, juga saya gak bisa
konsisten sebagai kreasionis, juga saya gak bisa mengabaikan begitu saja
ajaran iman tentang penciptaan, dan saya juga seorang geologist yang sangat
sudah biasa berhadapan dengan sejarah kehidupan jutaan tahun dan
uniformitarianisma (walau saya percaya bahwa katastropisma pun terjadi),
maka saya berkesimpulan bahwa di dunia ini evolusi terjadi, penciptaan
terpisah terjadi, uniformitarianisma terjadi, katastrofisma terjadi. Kapan
ini, kapan itu ? Tentu akan sangat berbeda-beda buat setiap orang. Saya
percaya rekonstruksi fosil hominid jadi saya percaya ada evolusi hominid
dari Australopithecines ke Cro-Magnon. Saya percaya ada evolusi burung
kutilang di Galapagos. "Rasanya" saya tak percaya evolusi makro terjadi
(protozoa to homo sapiens), jadi saya gak bisa menerima sepenuhnya phylogeni
di evolutionary biology. Dll.. dll. Nah ini san!
> gat
>  personal sifatnya, Boleh percaya boleh tidak. Bukti penciptaan ada, bukti
evolusi pun tak sedikit..
>
> Yang jelas, kita sebagai geologist tentu telah terbiasa, bahwa suatu teori
yang dibangun oleh rekonstruksi tidak akan mudah memahaminya, membuat teori
itu pun suatu kesulitan tersendiri. Di kalangan para ahli nya pun banyak
perdebatan. Contoh : berapa banyak rekontruksi tektonik Indonesia dibuat,
mana yang Anda paling percaya ? Dua geologist memetakan satu daerah lengkap
dengan uraian sejarah geologinya, berapa banyak versi yang akan dihasilkan ?
Darwin dan Charles Lyell adalah dua sahabat karib, buku "principle of
geology" Charles Lyell dia bawa dalam pengembaraannya dengan kapal Beagle ke
pulau2 di Pasifik selatan. Konsep uniformitarianism Lyell atau James Hutton
banyak melatarbelakangi teori evolusi-nya. Ternyata, kita walau geologist,
toh tak mudah juga menerima teori evolusi. Kenapa ? Karena evolusi Darwin
berhubungan dengan makhluk hidup termasuk kita. Kita sering bermain evolusi,
evolusi tektonik, evolusi sedimentasi, evolusi bentang alam, dll. Kita
gampang meneriman!
> ya.
>  Kenapa ?...karena tak berhubungan dengan manusia.
>
> Salam,
> Awang H. Satyana
> (bukan evolutionist tapi juga bukan creationist, yang jelas geologist
 :-) )
> SYARIFUDDIN Noor <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Saya juga masih sangat susah untuk 'dong' soal evolusi ini...evolusi
> dalam satu species sangat mungkin karena diperlukan pada proses
> adaptasicontoh paling gampang ya perbedaan fisik antara orang yang
> hidupnya di dataran tinggi dan orang yang hidup di daerah pantai.
>
> Tapi kalau evolusi dari species ke species yang lain kok saya masih kurang
>
> 'greng' ya.apalagi untuk urusan manusia yang seringkali hanya berdasar
>
> sepotong kecil fosil.saya kadang-kadang salut luar biasa dengan 'daya
> imaginasi' para arkeolog yang 'berhasil' merekonstruksi manusia purba
> hanya berdasar sepotong fosil rahang bawah atau sepotong teng

Re: [iagi-net-l] Transisi Lower Kutei ke North Makassar Basins

2003-08-29 Terurut Topik Koesoema
Yang jadi masalah adalah apa sebetulnya yang disebut "sedimentary basin".
Ada istilah-istilah lain, seperti 'basinal area', 'subbasin' dst.
Jadi sebelum mempermasalahkan 'basin boundary' terutama harus definisikan
dulu apa yang dimaksud dengan 'basin concept'

- Original Message -
From: "Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Monday, August 25, 2003 2:59 PM
Subject: [iagi-net-l] Transisi Lower Kutei ke North Makassar Basins


> Barangkali rekan-rekan (khususnya yang di Unocal, Total, ENI) punya dasar
atau katakanlah konvensi intern apa yang menjadi batas antara Cekungan Lower
kutei dengan North Makassar ? Biasanya, tinggian struktural/basement sering
menjadi batas antar cekungan atau sub-cekungan. Bagaimana kalau kasusnya
embayment seperti Kutei Basin yang terus membuka semakin dalam tanpa
tinggian dan beralih ke North Makassar Basin, di mana batas timur Lower
Kutei, di mana batas barat North Makassar Basin. Blok Rapak, Ganal, Makassar
Strait jadinya masuk ke mana, Lower Kutei atau  North Makassar Basin ?
>
> Ini akan menjadi penting kalau kita mau meng-update status cekungan
sedimen di Indonesia. Misalnya, kalau West Seno Field sudah berproduksi dan
katakanlah lapangan itu terletak di North Makassar Basin, maka akan
bertambah satu lagi cekungan berproduksi di Indonesia. Kalau bukan termasuk
ke North Makassar, maka jumlah cekungan berproduksi yang sudah ada tidak
bertambah.
>
> Jadi, apa pemisah antara Lower Kutei dan North Makassar Basin, dan kenapa
begitu, apakah sudah sesuai dengan aturan/kaidah/kebiasaan yang berlaku ?
Terima kasih.
>
> Salam,
> Awang H. Satyana
> Eksplorasi BP Migas
>
>
> -
> Do you Yahoo!?
> Yahoo! SiteBuilder - Free, easy-to-use web site design software



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] Batugamping dan Homo P Erectus

2003-08-29 Terurut Topik Koesoema
Setahu saya Pk Djubiantono itu dulunya (atau latar pendidikannya) adalah
geologist, yang beralih ke arkeologi; pernah jadi assistennya Prof. Sartono

- Original Message -
From: "Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Monday, August 25, 2003 9:34 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Batugamping dan Homo P Erectus


> Terima kasih Pak Zaim inputnya, memang itu yang diharapkan, input dari
ahlinya...Kalau saya tak salah, Pak Djubiantono bukan geologist kan, tapi
latar belakangnya antropologi atau arkeologi. Saya banyak baca tulisannya
yang bersama Prof. Semah dan Semah di Sangiran dan Jawa Tengah.
>
> Barangkali Pak Zaim bisa menceritakan sedikit bagaimana para ahli
merekontruksi badan utuh dari hanya beberapa serpihan tulang tengkorak,
rahang, paha, atau hanya geligi sebab itu yang sering diragukan, kok bisa
ya...
>
> Salam,
> Awang H. Satyana
> Eksplorasi BP Migas
>
> zaim <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> IAGI Netters,
> Informasi ditemukannya sebuah gigi (molar atau premolar ?) manusia purba
> dari daerah Ciamis, Jawa Barat oleh Dr. Tony Djubiantono sebenarnya sudah
> agak lama, sekitar tiga tahun-an yang lalu.
> Yang saya pernah dengar, ada yang masih meragukan apakah fosil gigi
tersebut
> benar2 milik manusia, atau sejenis kera, namun kita ambil positifnya,
bahwa
> fosil tersebut (mudah2an) milik manusia purba, dan ini merupakan penemuan
> pertama fosil hominid dari Jawa Barat. Tiga tahun yang lalu, Pak Tony juga
> menjelaskan, meski tanpa bukti pertanggalan radiometri dan stratigrafi
yang
> masih kurang jelas, bahwa fosil gigi tersebut berasal dari/milik manusia
> purba yang umurnya lebih tua dari seluruh fosil manusia purba di Jawa
Tengah
> dan Jawa Timur yang telah kita kenal selama ini, berdasarkan interpretasi
> beliau bahwa pengangkatan Jawa Barat lebih dahulu ketimbang Jawa Tengah
dan
> Jawa Timur, tanpa disertai bukti2 geologis yang relevan, dan seperti yang
> diungkapkan Pak Awang, memang sangat benar bahwa tidak ada hubungannya
> antara pengangkatan batugamping di Jawa Barat yang (sekarang ini)
elevasinya
> lebih tinggi dengan kedudukan batugamping di Jawa Tengah dan Timur, dapat
> menentukan usia fosil manusia Jawa Barat lebih tua dari yang di Jawa
Tengah
> dan Timur.
> Menurut saya, terlalu riskan berkesimpulan seperti itu
>
> Terima kasih,
>
> Wassalam,
>
> Yahdi Zaim
> Departemen Teknik Geologi
> FIKTM ITB
> Telp.& Fax. : 022.250.21.97
>
>
>
> -
> Do you Yahoo!?
> Yahoo! SiteBuilder - Free, easy-to-use web site design software



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



[iagi-net-l] Turut berduka cita as wafatnya Pak Fred Taka

2003-07-24 Terurut Topik Koesoema
TURUT BERDUKA CITA ATAS WAFATNYA BP FRED TAKA
semoga arwahnya diterima disisi Tuhan sesuai dengan amal ibadahnya.

Saya sempat akrab dengan beliau sejak tahun 1956/57 waktu saya masih mahasiswa Jurusan 
Geologi pada Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam, Universitas Indonesia di Bandung.
Pada waktu itu beliau sudah mahasiswa senior karena masuk tahun 1952 seangkatan dengan 
Pak Rubini dan Pak Pulunggono
Beliau berasal dari Nusatenggara Timur (Flores?) dan sebelumnya bekerja di Stanvac 
sebagai assistat Geologist.
Beliau disekolahkan di Jurusan Geologi Fipia-UI Bandung oleh Stanvac, namun tidak 
sempat untuk menyelesaikan, dan kemudian sekitar 1958 dikirim oleh Stanvac ke 
Philipina dan menyelesaikan B.Sc. di University of the Phillipines.
Saya tidak tahu apakah beliau pernah bekerja di sana, tetapi saya kira sempat kembali 
bekerja di Stanvac pada tahun 60-an.
Saya bertemu kembali pada sekitar tahun 70-an, pada waktu itu beliau sudah tidak lagi 
berprofesi sebagai geologist, namun perhatiannya terhadap geologi masih besar, karena 
beliau sering mengikuti PIT-IAGI.
Mungkin data lebih detail bisa didapatkan dari Pak Kamal, karena pada waktu Zaman 
Klompe, Pak Kamal juga disekolahkan pada Jurusan Geologi oleh Stanvac (sebagai 
pegawai), walaupun angkatannya lebih dibawah (angkatan 1954)
Inna lillahi wa innalihai roj'un

Wassalam
R.P.Koesoemadinata
Jl. Raya Ciburial 17
Dago Pakar
Bandung
telp: 022-2503995


Re: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia

2003-06-25 Terurut Topik Koesoema
Katsnya kita harus export TKI yang berkwalitas daripada export pembantu.
Sekarang export doktor malah diributin bukan disyukurin. Mungkin kalau TKI
doktor-dorktor tidak kirim devisa ke tanah air, dibandingkan TKI pembantu
yang rajin nyetor ke rumah
R.P.Koesoemadinata
Jl. Raya Ciburial 17
Dago Pakar
Bandung
telp: 022-2503995
- Original Message -
From: "Meong" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Wednesday, June 25, 2003 8:31 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia


> berdasarkan kebijaksanaan penerimaan tka di malaysia (kebetulan dulu
sempet mencicipi 3 bulan di petronas holding company, yang ngurusin migas..
>
> pertama, mereka mulai melirik orang indonesia sejak tahun 1998 ketika
petronas diberi ijin oleh gus dur utk masuk menjadi pemain migas di
indonesia.. sejak petronas go international, mereka selalu mengincar menjadi
pemain di indonesia tetapi selalu tidak diberi ijin oleh soeharto..
>
> kedua, malaysianisasi tetap terjadi.. hanya utk bidang pekerjaan G&G, sdm
di malaysia sangat sedikit sekali bahkan kurang.. sehingga petronas memncari
tenaga G&G dari luar... selama ini org2 "mat saleh" (istilah org malaysia
buat para bule) yang dijadikan tenaga ahli.. tetapi kemudian berubah selain
karena soal yang pertama tadi juga karena gaji orang indonesia, vietnam,
kazaktan, india etc.. lebih murah (bahkan menurut seorang manager hrd
petronas.. " saye bisa dapat tenaga ahli dgn half price dgn kualitas yang
hampir sama, tetapi komunikasi dan budaya yang sama dengan kami.."
>
> ketiga, dari yang saya alami, mereka sangat menghargai orang dari
kualitasnya... kualitas pekerjaannya, tetapi orang malaysia memiliki budaya
krajaan yang sangat tinggi, ada satu kejadian rapat dihadiri oleh snr mgrnya
maka kondisi rapat menjadi lain sekali... bahkan satu lagi, waktu rapat
disuatu ruangan dengan org luar (bahkan dengan mat saleh skalipun) kalau
ruangan itu akan dipake oleh bos mereka, maka meeting dihentikan padahal si
bos mendadak memakainya... :)
>
> keempat, org negri jiran itu tau kalo mereka adalah owner dari semua migas
yang ada, jadi mereka menunjukan hal tersebut didepan para "mat saleh"
tersebut tetapi sangat profesional sehingga tidak terlihat kaya orang
tengil...
>
> sekedar pembandingan.. (saya tidak tau gaji dari para "mat saleh" cuma
menurut rekan kerja saya yang org malaysia.. gajinya mat saleh yang kontrak
kira2 8.000-10.000USD/month bersih, sementara org indonesia kira2
4000-6000USD/month bersih. Kalau statusnya permanent maka gajinya akan sama,
dan perlakuaannya juga sama dengan org malaysia...
>
> satu hal yang paling mencolok perbedaannya adalah HRD dan spirit org2
malaysia di bidang migas... spirit seorang pemenang dan pemimpin di asia
tenggara...
> coba aja kirim email ke hrd petronas... maka mereka akan dengan sangat
senang hati membalas email kita...
>
>
> best regards
> ujay
>
>
> - Original Message -
>
> DATE: Mon, 23 Jun 2003 17:40:51
> From: Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]>
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Cc:
>
> >atau apesnya pun paling-paling juga dicaplok tenaga ahli asing yang jauh
> >lebih ahli.
> >
> >Q & A : TKA jauh lebih ahli ? Tidak juga, lebih serius : ya, lebih
konsisten : ya, lebih pinter ngomong : pasti (tapi coba suruh presentasi
dalam "bahasa", yang pasti jadi sepotong-sepotong, he...)
> >
> >Salam,
> >Awang H. Satyana
> >Eksplorasi BP Migas
> >
> >[EMAIL PROTECTED] wrote:
> >
> >- kalau menurut saya sih berita dari pak sof ini benar, kira-kira 95-99%
> >tenaga ahli indonesia jadi kaki-tangan (staf). memang jarang yang jadi
> >manajer, apalagi direktur. seperti di qatar, hampir semua tenaga ahli
> >indonesia hanya menjadi kaki-tangan, paling2 supervisor. saya baru tahu
> >satu orang yang jadi manajer yaitu lulusan tambang itb yang jadi
> >manajer cabang mcdonald.
> >- makanya daripada kerja di luar, lebih baik kerja di indonesia saja.
jadi
> >kalau pun hasil karyanya dicaplok, kan dicaplok sesama orang indonesia,
> >atau apesnya pun paling-paling juga dicaplok tenaga ahli asing yang jauh
> >lebih ahli.
> >- selain itu, memang tenaga ahli indonesia di luar sama sekali tidak
dibela
> >pemerintah. boro-boro yang kerja di luar, yang kerja di dalam negeri pun
> >tidak dilindungi (kalau perlu gajinya diatur dengan keputusan
> >pemerintah/perusahaan supaya underpaid terus.), sehingga bisa
membayar
> >banyak orang asing dengan layak.
> >
> >
> >
> >
> >
> >"Shofiyuddin Thoha"
> >
> >illips.com> cc:
> >Subject: Re: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor
> >06/23/2003 06:34 AM Indonesia
> >Please respond to iagi-net
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >Menyedihkan sekale ya (kalau ini benar, turut berduka cita).
> >Di negeri tercinta dia di sia siakan, di negeri seberang cuma jadi kaki
> >tangan .
> >Tapi kira kira yang kayak gitu berapa persen seh?
> >
> >shofi
> >
> >
> >
> >
> >
> >"IAGI Pusat"
> >
> >,
> >
> >et.id> cc:
> >
> >Subject: Re: [iagi-net-l]
> >Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia
> >06/23/2003

Re: [iagi-net-l] Benarkah "Perut" Monas Menyimpan Cadangan Minyak Bumi?

2003-06-17 Terurut Topik Koesoema
Jawaban profesional yang tepat untuk menjawab "Benarkan "Perut" Monas
menyimpan Cadangan Minyak adalah:

Secara geologi peluang akan adanya cadangan minyakbumi di bawah Monas itu
memang ada dan cukup baik, akan tetapi secara teknis belum terbukti dan
masih memerlukan
pembuktian dengan melakukan survey seismik dan pemboran explorasi yang
memakan biaya puluhan milyar rupiah dengan catatan bahwa  hasilnya masih
dapat berpeluang nihil.

Gitu lah jawaban yang profesional kalau Anda di tanya orang/wartawan /

R.P.Koesoemadinata
Jl. Raya Ciburial 17
Dago Pakar
Bandung
telp: 022-2503995

- Original Message -
From: "Andang Bachtiar" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Tuesday, June 17, 2003 9:34 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Benarkah "Perut" Monas Menyimpan Cadangan Minyak
Bumi?


> agak berbeda dengan temen-temen yang lain,
> saya percaya bahwa di bawah permukaan daerah Monas
> tersimpan cadangan migas
>
> andang
>
>
> - Original Message -
> From: "wahyu budi" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Tuesday, June 17, 2003 8:10 AM
> Subject: Re: [iagi-net-l] Benarkan "Perut" Monas Menyimpan Cadangan Minyak
> Bumi?
>
>
> > Saya rasa kabar ini hanya isapan jempol, seperti
> > halnya kabar tentang harta karun di situs purbakala di
> > Bogor tempo hari. Masih ingat kan?
> >
> > Salam,
> > WBS
> >
> > --- Sena Reksalegora <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > > WACANA (Pikiran Rakyat Cyber Media, 16 Juni 2003)
> > >
> > > Benarkan "Perut" Monas Menyimpan Cadangan Minyak
> > > Bumi?
> > >
> > >
> > > ..partly deleted.
> > >
> > > Belakangan ini, teka-teki keberadaan Monas ini mulai
> > > diusik orang. Ada yang mengatakan, Bung Karno
> > > memilih
> > > lokasi itu, karena di bawah tugu Monas terdapat
> > > sumber
> > > minyak bumi yang cadangannya cukup besar. Namun,
> > > untuk
> > > mengeksploitasinya tidak semudah yang dilakukan
> > > penambang di kawasan pantai maupun di daerah
> > > lainnya.
> > >
> > > Seorang pengusaha yang bergerak di bidang konsultan
> > > perminyakan dalam suatu perbincangan mengakui
> > > besarnya
> > > cadangan minyak bumi di bawah kawasan Monas itu.
> > >
> > > "Itu sudah ada penelitiannya. Hanya saja, cara
> > > mengeksplotiasinya yang sedang dicari. Masalahnya,
> > > kawasan Monas tidak mungkin dibongkar, seperti
> > > pekerjaan minyak di Riau atau daerah lainnya.
> > > Diperlukan teknologi super modern," ujar pengusaha
> > > yang tidak mau disebutkan namanya itu.
> > >
> > > Pengusaha ini pun memperkirakan, Bung Karno
> > > membangun
> > > Tugu Monas di kawasan itu bukan sembarangan. Sebagai
> > > seorang Insinyur, -- apalagi Bung Karno katanya
> > > memiliki indera keenam -- tentu ia bisa melihat dan
> > > mengetahui apa yang ada di dalam perut bumi itu.
> > >
> > > "Untuk mengeksplotasinya, diperlukan teknonolgi
> > > super
> > > modern. Penambangannya, harus dilakukan di bawah
> > > tanah. Bayangkan, berdasarkan penelitian, sumber
> > > minyak bumi itu berada di bawah tiang pancang Tugu
> > > Monas. Mungkin 135 meter di bawah baru ditemukan
> > > sumber minyaknya. Jadi, penambangannya akan
> > > dilakukan
> > > dengan cara pengeboran dan kemudian dengan memasang
> > > pipa bawah tanah mencapai ratusan kilometer ke
> > > Balongan, Indramayu atau ke Cirebon," kata pengusaha
> > > yang sangat optimis minyak itu bisa digali.
> > >
> > > Upaya mengeksploitasi minyak di Monas itu, katanya,
> > > sedang dibicarakan dengan perusahaan minyak raksasa
> > > Amerika Serikat.
> > >
> > > Apa yang dikemukakan pengusaha itu, juga dibenarkan
> > > oleh sebuah sumber di Lembaga Penelitian Minyak dan
> > > Gas (Lemigas). Lembaga yang berada di bawah
> > > Departemen
> > > Energi dan Sumber Daya Mineral itu telah melakukan
> > > penelitian. Hanya saja, lembaga ini diminta tutup
> > > mulut mengenai hasil penelitiannya.
> > >
> > > "Ada seorang staf Lemigas yang ingin mencoba
> > > membeberkan hasil penelitian ini. Tetapi, ia
> > > langsung
> > > dipecat," kata sumber yang tak mau disebut namanya
> > > itu. Sumber di Lemigas ini juga mengakui, cadangan
> > > minyak di bawah Monas itu sangat besar.
> > >
> > > Sebenarnya, fakta-fakta adanya sumber minyak di
> > > kawasan Monas selama ini banyak. Misalnya, seringnya
> > > masyarakat di sekitar -- seperti di Setiabudi atau
> > > kawasan Tanah Abang yang "kelelap" ketika sedang
> > > menggali sumur. Dan setelah diteliti, sumur yang
> > > digali itu mengandung gas -- yang tidak lain juga
> > > sumber minyak.
> > >
> > > Atau barangkali, "Api Nan Tak Kunjung Padam" di
> > > Puncak
> > > Tugu Monas itu nantinya menjadi kenyataan, karena
> > > kalau minyak dieksploitasi, harus ada buangan api
> > > yang
> > > tidak padam, seperti di Balongan. (H. Mangarahon
> > > Dongoran/"PR")***
> > >
> > >
> > >
> > > __
> > > Do you Yahoo!?
> > > SBC Yahoo! DSL - Now only $29.95 per month!
> > > http://sbc.yahoo.com
> > >
> > >
> >
>
>
>
> ---

Re: [iagi-net-l] Bigger Fake than Moon Expedition?RE: [iagi-net-l] Eksplorasi Planet Mars

2003-06-09 Terurut Topik Koesoema
Bagaimana mengenai sample batuan yang diambil dari bulan apakah "FAKE" juga.
Kalau tidak salah Indonesia juga kebagian batu dari bulan ini, entah
disimpan di Taman Mini atau di Museum Geologi Bandung?
Saya juga sempat bersalaman dengan rekannya Neil Amstrong yang tidak ikut
mendarat di bulan (lupa namanya) serta Schmidt, austronot-geologist, waktu
resepsi di Hotel Indonesia, waktu mereka berkunjung ke Indonesia. Mungkin
mereka juga "fake"?
Ada-ada saja, heheh
- Original Message -
From: "Ade Kadarusman" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Monday, June 09, 2003 1:55 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Bigger Fake than Moon Expedition?RE: [iagi-net-l]
Eksplorasi Planet Mars


> Pak Awang,
> memang betul yang diributkan "fake" adalah pendaratan manusia pertama tgl
20
> Juli
> 1969 lewat Apolo 11 dan program Apollo berikutnya sampai tahun 1972.
> Di dalam buku/program TV "did we land on the moon?", memang mengupas
> habis-habisan
> bukti-bukti pendaratan di bulan seperti Foto-foto astronot di bulan, jejak
> kaki Neil Amstrong,
> kendaraan mereka di bulan, rekaman TV pada saat Neil Amstrong berjalan di
> bulan dll.
>
> Mereka klaim sebenarnya Neil Amstrong dkk tidak mendarat di bulan (gagal
> akibat kecelakaan ?), kemudian NASA membuat pendaratan di bulan  di studio
> (katanya di fasilitas militer US di gurun Nevada) untuk menutupi kegagalan
> tsb, tuduhan "fake" tsb berdasarkan analisa mereka terhadap foto, rekaman
TV
> dll.
>
> Kontroversi tsb memang cukup heboh dua tahun lalu, tetapi sekarang
> kelihatannya
> sudah mulai dilupakan orang.
>
> salam
> Ade Kadarusman
>
> > Ya, kok "fake" ? Konfirmasi dulu, yang dimaksud pendaratan 1970 di bulan
?
> Yang terkenal adalah 20 Juli 1969 saat manusia pertama kali mendaratkan
> kakinya di bulan lewat Apollo 11, sepasang kaki Neil Armstrong. Memang
habis
> Neil Armstrong dan Edwin Aldrin itu ada sekitar lima orang lagi yang
> mendaratkan kakinya di bulan dalam program Apollo antara 1969-1972. Kalau
> dianggap "fake" mungkin benar yang dibilang Pak Ade, yaitu bagian dari
anti
> US (sentimen US). Masa kejadian besar seperti itu yang ditonton jutaan
umat
> manusia saat itu bisa "fake". Bapak/Ibu atau senior kita mungkin ada yang
> nonton pas 20 Juli 1969 itu.  Memang ga usah ditutupi bahwa Uni Soviet dan
> Amerika berlomba dari tahun 1950-an untuk program angkasa luarnya.
> Susul-susulan. Ada Apollo ada Soyuz, ada Salyut ada Skylab, dll. Tapi
> sekarang sudah tidak lagi, dari dua pihak juga sudah "berdamai",
sebenarnya
> sudah sejak 1972 saat ada tes bareng docking antara Apollo dan Soyuz.
> Stasion luar angkasa Rusia pun sudah bernama MIR (=peace). Dan Bill
Clinton
> tahun 1993 pernah mencanangkan stasion luar angkasa gabungan yang dibiayai
> bersama US, China, Jepang, Kanada, Rusia, European Space Agency.  Termasuk
> juga mereka tergabung dalam eksplorasi SETI (Search of Extra Terrestrial
> Intelligence) - suatu pencarian tak kenal lelah walau hanya melototi
> sinyal-sinyal redup dari radio astronomy, tapi tokh ada yang sangat serius
> mengusahakannya.
>
>
>
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
>



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] Geoscience for Army

2003-03-24 Terurut Topik Koesoema
ari Osama itu...)
> > >
> > > Karena setahu saya di AD/ART IAGI atau di kode etik ada tuh bagian
yang
> > > menerangkan bahwa sebagai anggota IAGi, seorang geologist harus
> > > mendedikasikan pengetahuan geologi yang dimilikinya untuk kemakmuran
dan
> > > kesejahteraan umat manusia.nah kalau dipakai untuk perang
> > > kira-kira menyalahi aturan nggak ya...?
> > >
> > > Kang Andri, kalau doktrinnya 'pertahanan yang paling ampuh adalah
dengan
> > > menyerbu musuh' jadi gimana dong..(kayak yang terjadi di Iraq sana
> > > itu..). Kata defensif dan ofensif itu khan jadi susah
> > > membedakannya.:-)
> > >
> > >
> > >
> > > salam,
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > > "Budi Brahmantyo" <[EMAIL PROTECTED]>
> > > 24/03/2003 01:48 PM
> > > Please respond to iagi-net
> > >
> > >
> > > To: <[EMAIL PROTECTED]>
> > > cc:
> > > Subject:Re: [iagi-net-l] Geoscience for Army
> > >
> > >
> > > Wah Noor ini bagaimana, kalau perang ya pasti bunuh-bunuhan
> > > membunuh atau terbunuh...nggak ada hubungannya dengan kode etik
> > > profesi segala. Kalau geologist menemukan minyak bumi kemudian
> > > minyaknya dipake perang dan membunuh orang, kan tidak berarti
> > > menyalahi kode etik? Masa ada kode etik: siapa-siapa geologist yang
> > > menemukan minyak bumi, minyakbuminya nggak boleh dipake untuk
> > > keperluan perang. Kan aneh?
> > >
> > > Kode etik dalam perang mungkin Konvensi Jenewa, ya?
> > > Yang saya tahu, salah satu yang terkenal dalam Konvensi Jenewa tsb:
> > > kalau ada tawanan perang yang menyerah kita bunuh, maka hal itu
> > > menyalahi Konvensi Jenewa dan bisa dituduh sebagai penjahat perang
> > > (nah...kalau tawanan tsb dikemplang kepalanya dengan palu geologi
> > > sampai modar, selain menyalahi Konvensi Jenewa, juga menyalahi
> > > fungsi palu geologi he-he-he).
> > >
> > > Salam,
> > > BB
> > > 
> > >
> > >
> > > On 24 Mar 2003, at 10:55, SYARIFUDDIN Noor wrote:
> > >
> > > > Hanya sekedar urun rembug urusan mendedikasikan pengetahuan geologi
> > > untuk
> > > > membantu orang saling bunuh-bunuhan.
> > > > Bagaimana peran kode etik di sini (IAGI, AAPG maupun yang lainnya),
> > ada
> > > > yang bisa share...?
> > > >
> > > > salam,
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > > "Imam A. Sadisun" <[EMAIL PROTECTED]>
> > > > 24/03/2003 10:35 AM
> > > > Please respond to iagi-net
> > > >
> > > >
> > > > To: <[EMAIL PROTECTED]>
> > > > cc:
> > > > Subject:Re: [iagi-net-l] Geoscience for Army
> > > >
> > > >
> > > > Pak Kusuma benar, USGS memperkirakan lebih dari 1 gua wilayah
> > timur
> > > > Afghanistan. Dari Geotimes bulan Feb.2002, ada artikel menarik
tentang
> > > > military geologi ini; artikel ini bisa diakses melalui:
> > > >
> > > > http://www.agiweb.org/geotimes/feb02/feature_military.html#author
> > > >
> > > > Salam,
> > > > ~imam
> > > >
> > > > On Thu, 20 Mar 2003, Koesoema wrote:
> > > >
> > > > > Mengenai Military Geology, salah seorang geologist kita Teddy
Kardin
> > > > > mempunyai pengalaman aktual.
> > > > > Waktu ybs diperbantukan pada Kopasus yang beroperasi di Timtim ybs
> > > > > memecahkan suatu masalah militer dengan pengetahuan geologinya.
> > > Kopassus
> > > > > pada waktu itu dipusingkan dengan penyerangan mendadak oleh
> > Fretilin,
> > > > yang
> > > > > waktu dikejar menghilang begitu saja tanpa jejak. Setelah
> > mempelajari
> > > > > keadaan medan secara geologi dan dibantu peta geologi, ternyata
> > medan
> > > > itu
> > > > > merupakan daerah karst dengan gua-gua yang tadinya tidak diketahui
> > > > > keberadaanya. Setelah itu pengejaran dapat dilakukan dengan
sukses.
> > > Saya
> > > > > kira Bora-bora di Afghanistan pun dipelajari secara geologi.
> > > > >
> > > > > - Original Message -
> > > > &

Re: [iagi-net-l] Geoscience for Army

2003-03-23 Terurut Topik Koesoema
Istilahnya bukan membantu orang bunuh-bunuhan, tetapi meminjam terminologi
dari Bush: "to keep the world safe"
- Original Message -
From: "SYARIFUDDIN Noor" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Monday, March 24, 2003 10:55 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Geoscience for Army


> Hanya sekedar urun rembug urusan mendedikasikan pengetahuan geologi untuk
> membantu orang saling bunuh-bunuhan.
> Bagaimana peran kode etik di sini (IAGI, AAPG maupun yang lainnya), ada
> yang bisa share...?
>
> salam,
>
>
>
>
>
> "Imam A. Sadisun" <[EMAIL PROTECTED]>
> 24/03/2003 10:35 AM
> Please respond to iagi-net
>
>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> cc:
> Subject:Re: [iagi-net-l] Geoscience for Army
>
>
> Pak Kusuma benar, USGS memperkirakan lebih dari 1 gua wilayah timur
> Afghanistan. Dari Geotimes bulan Feb.2002, ada artikel menarik tentang
> military geologi ini; artikel ini bisa diakses melalui:
>
> http://www.agiweb.org/geotimes/feb02/feature_military.html#author
>
> Salam,
> ~imam
>
> On Thu, 20 Mar 2003, Koesoema wrote:
>
> > Mengenai Military Geology, salah seorang geologist kita Teddy Kardin
> > mempunyai pengalaman aktual.
> > Waktu ybs diperbantukan pada Kopasus yang beroperasi di Timtim ybs
> > memecahkan suatu masalah militer dengan pengetahuan geologinya. Kopassus
> > pada waktu itu dipusingkan dengan penyerangan mendadak oleh Fretilin,
> yang
> > waktu dikejar menghilang begitu saja tanpa jejak. Setelah mempelajari
> > keadaan medan secara geologi dan dibantu peta geologi, ternyata medan
> itu
> > merupakan daerah karst dengan gua-gua yang tadinya tidak diketahui
> > keberadaanya. Setelah itu pengejaran dapat dilakukan dengan sukses. Saya
> > kira Bora-bora di Afghanistan pun dipelajari secara geologi.
> >
> > - Original Message -
> > From: "Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
> > To: <[EMAIL PROTECTED]>
> > Sent: Thursday, March 20, 2003 1:37 PM
> > Subject: Re: [iagi-net-l] Geoscience for Army
> >
> >
> > >
> > > Memang benar yang diceritakan Pak Bambang. Dalam sebuah novel/roman
> > sejarah, kolera tsb. telah dipakai oleh pemerintah Batavia sebagai
> > keterangan resmi untuk meninggalnya J.P. Coen (gubernur jenderal saat
> itu -
> > 1648 ?). Padahal, yang benar, katanya J.P. Coen mati ditusuk oleh
> seorang
> > anggota pasukan Sultan Agung Mataram yang menerobos menyelinap masuk ke
> > benteng Batavia.
> > > Kalau asal istilah Betawi dari seperti yang diceritakan Pak Bambang,
> > wah...kasihan juga dong... toponim (asal kata nama geografi) nama Betawi
> > dari kotoran...Tapi, kalau Batavia adalah nama dewa leluhur legenda
> orang
> > Belanda, yang memang suaranya lebih dekat dengan betawi.
> > > Salam,
> > > Awang H. Satyana
> > > Eksplorasi BP Migas
> > >  Bambang Priadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:Dalam dokumentasi film
> ttg
> > volkanologi-nya Maurice Kraff (almarhum) pernah
> > > ditunjukkan adanya upaya Sekutu meledakkan (membom) plug (sumbat lava)
> > suatu
> > > gunungapi aktif di Eropa Selatan (Italy?) pada PDII, akibatnya lava
> > ndlewer
> > > keluar dan menghalangi aktivitas militer Jerman. Hanya tidak
> terceritakan
> > > berapa lama efek tsb berlangsung.
> > >
> > > Kabarnya saat Sultan Agung menyerang Batavia, mereka sempat memblokir
> > > Batavia dan memanfaatkan aliran Ciliwung dgn mensuplai apungan
> > > bangkai-bangkai binatang dan kotoran-kotoran lain shg aroma-nya dlm
> kota
> > > jadi aduhai. Harapannya ya akan ada wabah penyakit (kolera?) di kota.
> Nha
> > > dari aroma barang kiriman tadi, keluar istilah 'mambet-tai" (bau tahi)
> yg
> > > dlm logat jawa jadi "mBetawi" (he..he..he..., yg ini keabsahannya
> masih
> > > diragukan). Sayangnya blokade Sultan Agung jadi bubar krn VOC via laut
> > > menghajar logistik mereka di Pantura, jadi "mambet tahi" di Batavia
> ndak
> > > lama ...
> > >
> > >
> > > - Original Message -
> > > From: "Awang Satyana"
> > > To:
> > > Sent: Thursday, March 20, 2003 11:19 AM
> > > Subject: Re: [iagi-net-l] Geoscience for Army
> > >
> > >
> > > >
> > > > Kalau geografi sih diajarkan di militer, ga tahu geologi, untuk
> > > kepentingan perang. Saya punya buku tua (tahun 60-an) berjudul "Ilmu
> Bumi
> > > Militer", isinya mengulas geografi untuk kepen

Re: [iagi-net-l] Geoscience for Army

2003-03-20 Terurut Topik Koesoema
Mengenai Military Geology, salah seorang geologist kita Teddy Kardin
mempunyai pengalaman aktual.
Waktu ybs diperbantukan pada Kopasus yang beroperasi di Timtim ybs
memecahkan suatu masalah militer dengan pengetahuan geologinya. Kopassus
pada waktu itu dipusingkan dengan penyerangan mendadak oleh Fretilin, yang
waktu dikejar menghilang begitu saja tanpa jejak. Setelah mempelajari
keadaan medan secara geologi dan dibantu peta geologi, ternyata medan itu
merupakan daerah karst dengan gua-gua yang tadinya tidak diketahui
keberadaanya. Setelah itu pengejaran dapat dilakukan dengan sukses. Saya
kira Bora-bora di Afghanistan pun dipelajari secara geologi.

- Original Message -
From: "Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, March 20, 2003 1:37 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Geoscience for Army


>
> Memang benar yang diceritakan Pak Bambang. Dalam sebuah novel/roman
sejarah, kolera tsb. telah dipakai oleh pemerintah Batavia sebagai
keterangan resmi untuk meninggalnya J.P. Coen (gubernur jenderal saat itu -
1648 ?). Padahal, yang benar, katanya J.P. Coen mati ditusuk oleh seorang
anggota pasukan Sultan Agung Mataram yang menerobos menyelinap masuk ke
benteng Batavia.
> Kalau asal istilah Betawi dari seperti yang diceritakan Pak Bambang,
wah...kasihan juga dong... toponim (asal kata nama geografi) nama Betawi
dari kotoran...Tapi, kalau Batavia adalah nama dewa leluhur legenda orang
Belanda, yang memang suaranya lebih dekat dengan betawi.
> Salam,
> Awang H. Satyana
> Eksplorasi BP Migas
>  Bambang Priadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:Dalam dokumentasi film ttg
volkanologi-nya Maurice Kraff (almarhum) pernah
> ditunjukkan adanya upaya Sekutu meledakkan (membom) plug (sumbat lava)
suatu
> gunungapi aktif di Eropa Selatan (Italy?) pada PDII, akibatnya lava
ndlewer
> keluar dan menghalangi aktivitas militer Jerman. Hanya tidak terceritakan
> berapa lama efek tsb berlangsung.
>
> Kabarnya saat Sultan Agung menyerang Batavia, mereka sempat memblokir
> Batavia dan memanfaatkan aliran Ciliwung dgn mensuplai apungan
> bangkai-bangkai binatang dan kotoran-kotoran lain shg aroma-nya dlm kota
> jadi aduhai. Harapannya ya akan ada wabah penyakit (kolera?) di kota. Nha
> dari aroma barang kiriman tadi, keluar istilah 'mambet-tai" (bau tahi) yg
> dlm logat jawa jadi "mBetawi" (he..he..he..., yg ini keabsahannya masih
> diragukan). Sayangnya blokade Sultan Agung jadi bubar krn VOC via laut
> menghajar logistik mereka di Pantura, jadi "mambet tahi" di Batavia ndak
> lama ...
>
>
> - Original Message -
> From: "Awang Satyana"
> To:
> Sent: Thursday, March 20, 2003 11:19 AM
> Subject: Re: [iagi-net-l] Geoscience for Army
>
>
> >
> > Kalau geografi sih diajarkan di militer, ga tahu geologi, untuk
> kepentingan perang. Saya punya buku tua (tahun 60-an) berjudul "Ilmu Bumi
> Militer", isinya mengulas geografi untuk kepentingan perang, mengulas juga
> kekhasan geografi pulau-pulau di Indonesia, sistem pertelukan, pegunungan,
> dll. baik untuk kepentingan defence maupun offence. Cukup menarik,
termasuk
> juga kalau bertahan atau menyerang Brunei, Singapura, Filipina dan
Malaysia
> (he-he). Kata buku sejarah, dari abad ke-16 kita juga sudah menggunakan
> minyak untuk bertahan, waktu Portugis ada di Selat Malaka tahun 1511,
rakyat
> Aceh bertahan atau menyerang mereka dengan armada kapal laut yang
> melemparkan bola-bola api minyak berat (semacam terpentin ?) ke
kapal-kapal
> Portugis. Hebat juga Irak menggelontorkan minyak ke kali-kali dan
> membakarnya buat barikade, yah.. soalnya katanya harga bensin di sana
hanya
> Rp 200 per liter..
> > Awang H. Satyana
> > Eksplorasi BP Migas
> > PUTROHARI Rovicky wrote:Sepertinya
> menarik mendiskusikan peran geologist/geophysicist dalam sebuah
> > peperangan.
> > Peranan geologist dalam peperangan cukup strategis seandainya kita
> > mengerti teori perang. Mungkin para sesepuh IAGI/HAGI ada yg dulu ikutan
> > perang yang mungkin tahu bagaimana taktik dan strategi perang dulu dan
> > kini. Atau ada yg pernah membaca kisah pemanfaatan ilmu geoscience dalam
> > peperangan ?
> >
> > Ada beberapa tahap dalam peperangan :
> >
> > - Pertama "defence" (bertahan)
> > Natural resources sering memancing peperangan terutama minyak tentunya
...
> > Kira-kira apa ya natural resources yang dapat dipakai untuk menahan
> > serangan dari luar? Iraq memanfaatkan minyaknya untuk membuat barikade,
> > minyak sengaja digelontorkan kedalam parit yang nanti siap dibakar untuk
> > menahan masukknya AS. Apakah ini efektip ? wait and see.
> > Kalau Korea dulu critanya memanfaatkan waduk yg akan dijebol seandainya
> > akan diserang, sama dengan di Iraq untuk menahan infiltrasi musuh.
> > apalagi ya ?
> > Bagaimana dengan Indonesia ... mana yg potensi diserang duluan dan apa
> > resources yg dapat dipakai utk bertahan ... ?
> >
> > - Offence (ini mah angan-angan)
> > Seandainya dengan "terpaksa" kita menyerang Singapura atau Malaysia ...
> > apa persiapan kita tentang geologi daer

Re: [iagi-net-l] Tertiary carbonates on the Mangkalihat Peninsula,

2003-03-18 Terurut Topik Koesoema
Untuk orang non Indonesia (termasuk Malaysia) pulau Kalimantan disebutnya
Borneo island yang terdiri dari Kalimantan (Indonesian Borneo), Sarawak,
Sabah (North Borneo) dan Brunei. Nah begitu!

- Original Message -
From: "PUTROHARI Rovicky" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Tuesday, March 18, 2003 5:44 PM
Subject: [iagi-net-l] Tertiary carbonates on the Mangkalihat Peninsula,


> Di paper ini sebelnya cuman satu ...:-(
> kenapa kok disebut Borneo seeh ?
>
> rdp
> "lebih sebel lagi cuman boleh baca abstract ... pelit loe !! ;-("
> 
> Marine and Petroleum Geology
> Volume 19, Issue 7 , August 2002, Pages 873-900
>
> Sedimentology and diagenesis of Tertiary carbonates on the Mangkalihat
> Peninsula, Borneo: implications for subsurface reservoir quality
>
> Moyra E. J. Wilson, , a and Martin J. Evans, b, 1
>
> a Department of Geological Sciences, University of Durham, South Road,
> Durham DH1 3LE, UK
> b Maersk Oil, 50 Esplanaden, DK-1263, Copenhagen K, Denmark
>
> Received 27 November 2000;  revised 13 July 2002;  accepted 22 July 2002.
> ; Available online 11 December 2002.
>
>
> Abstract
> Combined field and laboratory studies of surface exposures on the
> Mangkalihat Peninsula, Borneo, provide new constraints on the
> chronostratigraphy, sedimentology and diagenesis of Tertiary carbonate
> deposits. The reservoir characteristics of carbonate facies are described,
> providing an analogue model for carbonate reservoirs in the subsurface of
> this region.
>
> A mixed carbonate-siliciclastic shelf with intervening, probably
> fault-bounded, deeper water areas developed on the eastern part of the
> Mangkalihat Peninsula in the Late Eocene to Oligocene. During the
> Oligo-Miocene shallow-water platform carbonates accumulated over much of
> the area of the Mangkalihat Peninsula. This platform had a steep,
> reef-rimmed or possibly locally faulted northern margin, where high-energy
> conditions prevailed and marine cements were pervasive. In contrast, the
> platform interior was a low energy area, affected by leaching of
> aragonitic bioclasts. The best reservoir quality on the platform occurs in
> moderate energy grainstones and packstones, tens to hundreds of metres
> towards the platform interior from the platform margin, where a
> combination of primary intergranular and secondary mouldic porosity
> results in good porosity and permeability.
>
> Author Keywords: Tertiary; Carbonate platform; Reservoir; Diagenesis;
> Sedimentology; Facies; Indonesia
>
>
> 1 Present address: Anadarko Algeria Company LLC, P.O. Box 576, The Atrium,
> 1 Harefield Road, Uxbridge, Middlesex UB8 1YH, UK.
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
>



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] Help on Gas reserves sertification

2003-03-13 Terurut Topik Koesoema
Pada hakekatnya perusahaan sertifikasi seperti DMN itu sangat konservatif
dalam menghitung cadangan.  Mereka hanya menggunakan data di mana gasnya
dapat diamati betul-betul keluar dan diukur. Falsafah mereka adalah jika
cadangan yang mereka sertifikasi itu  dalam kenyataannya ternyata kurang
daripada yang mereka sertifikasikan, mereka terancam di-claim/ dituntut di
pengadilan. Tetapi jika reserves yang mereka sertifikasikan itu ternyata
lebih besar daripada yang disertifikasikan, tidak ada client yang akan
menuntut ganti rugi.
Jadi mereka cari aman.

- Original Message -
From: "RUSDIANTO Djoko" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Cc: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, March 13, 2003 4:38 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Help on Gas reserves sertification


> Pada prinsipnya  certifikasi adalah sebagai jaminan (bank garantie) yang
> diperlukan oleh buyer untuk mendapatkan loan dari bank. Certifikasi yang
> diakui oleh bank tentunya harus dikeluarkan oleh badan international yang
> diakui word wide, seperti D&M tadi. Tiap oil company pasti melakukan cross
> check dan control terhadap proses perhitungan (dan klasifikasi) reserves
> yang dilakukan oleh certifikator.
> Tentang klasifikasi itu sendiri, apa yang dikemukakan oleh pak Syafri
> secara garis besar/prinsip sudah benar, walaupuin masih banyak parameter
> lainnya, antara lain disamping hasil test (apakah  DST atau hanya RFT/MDT,
> conclusive or not), juga status/posisi fluid contact nya, apakah known
> GOC/GWC/OWC atau LPO,LPG,HPW dsb...untuk menentukan HC column-nya akan
> menentukan clasifikasi either 1P, 2P atau 3P reserves. Biasanya angka
> certifikasi hanya untuk yang 1P dan 2P saja karena kedua angka itu yang
> bisa diterima oleh bank sebagai jaminan. Yang masih "possible" tentunya
> masih harus dibuktikan dulu kebenaranya oleh si-empunya lapangan.
> Semoga ada manfaatnya
> Salam,
> Djoko Rusdianto
>
>
>
>
> [EMAIL PROTECTED]
> 13/03/2003 07:34 AM
> Please respond to iagi-net
>
>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> cc: [EMAIL PROTECTED]
> Subject:Re: [iagi-net-l] Help on Gas reserves
sertification
>
>
>
> Kang Syafri, setahu saya, kalau sudah mulai dikomersilkan maka
> sertifikasinya dilakukan oleh suatu badan sertifikasi tertentu, biasanya
> adalah D&M (DeGolyer & MacNaughton) yg berkantor di Dallas. Tampaknya DST
> adalah suatu keharusan utk sertifikasi ini. Kalau hanya RFT atau MDT saja
> yg dilakukan pada suatu 'field' (via sumur2nya) maka kurang/tidak
> dipercaya. Meskipun ada pula yg cukup dg RFT/MDT, tetapi di 'field'
> dekatnya sudah dilakukan DST. Rasanya nggak ada sertifikasi oleh D&M yg
> tanpa 'reservoir test' tsb.
>
> Saya yakin ada teman2 lain yg lebih tahu ttg hal ini. Semoga mau menambah
> info yg lebih sip.
>
> Salam,
> Syaiful
>
>
>
>
> [EMAIL PROTECTED]
> nooc.co.idTo: [EMAIL PROTECTED]
>
>   cc:
> 03/12/03 04:02Subject: [iagi-net-l] Help
> on Gas reserves sertification
> PM
> Please respond
> to iagi-net
>
>
>
>
>
>
>
>
> Dear netters,
>
> Mohon sharing informasi terhadap subject diatas.
> Jika suatu gas field sudah confirmed mengandung cadangan/akumulasi gas
> tertentu
> melalui pengeboran explorasi dan delineasi (cuttings dan logs), apakah ada
> pengaruh reservoir test (RFT/DST/MDT) terhadap tingkatan kategori
> sertifikasi
> reserves gas tersebut?. Misalnya kalau hanya berdasarkan geological
> interpretation maka status gas reserves tsb hanya bisa disebut possible
> gas
> reserves, sedangkan kalau hanya melalui petrophysical evaluation setelah
> pengeboran sumur (explorasi/delineasi) statusnya akan menjadi probable
> reseves
> sedangkan jika ada reservoir test (RFT/DST/MDT) maka status gas reserves
> tersebut akan menjadi proven reserves. Apakah demikian, atau ada hal lain
> yang
> menentukan klasifikasi gas reserves tsb?.
> Mohon pencerahan.
>
> Terima kasih
> Syafri
>
>
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])
> -http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
> [EMAIL PROTECTED]),
> Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
>
>
>
>
>
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit I

Re: [iagi-net-l] Gulf's heritage & Warim for sale

2003-03-12 Terurut Topik Koesoema
Wah kesan saya major oil companies rame-rame menjual assetnya di Indonesia,
who is next?

- Original Message -
From: "Hasan Sidi" <[EMAIL PROTECTED]>
To: "'IAGI-Net2'" <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Wednesday, March 12, 2003 12:05 PM
Subject: [iagi-net-l] Gulf's heritage & Warim for sale


> ConocoPhillips to Sell Indonesian Assets
>
>
> JAKARTA (Reuters) - U.S. oil giant ConocoPhillips will sell a large chunk
of
> its Indonesian assets, including nine of its 13 production-sharing
contracts
> (PSC) with the government, to rationalise operations, a senior official
said
> on Tuesday. The Houston company - formed by the 2002 merger of Conoco Inc
> and Phillips Petroleum Company and which recently posted a $410 million
net
> loss for the fourth quarter of last year - is in the process of selling
> assets that do not bring adequate returns.
>
> "We will sell some assets in Indonesia...We have 15 working areas in
> Indonesia, including 13 areas under PSCs. We will sell nine areas under
PSCs
> that are located from Sumatra to Papua," Dudung Natanegara, ConocoPhillips
> vice president of development and relations, told Reuters.
>
> "Because of the merger we have to rationalise our assets and we have to
> follow sound portfolio management practices," he added.
>
> Papua and Sumatra are two of Indonesia's most resource-rich provinces.
>
> Despite the sale plan, the company remained committed to Indonesia,
> Natanegara said.
>
> "We will continue to operate in Indonesia and we are looking at other
> promising areas in Indonesia."
>
> He declined to give a time frame for sales of the assets or how much they
> were expected to raise.
>
> ConocoPhillips was part of consortium of foreign oil firms which last year
> signed a $187.6 million deal to buy a 40 percent stake in an Indonesian
> natural gas pipeline system.
>
> ConocoPhillips also has a 20-year contract to supply 1.5 trillion cubic
feet
> of natural gas to Malaysia's Petronas from south Sumatra. That deal was
> signed in August last year.
>
> (C) Reuters Limited 2003.
>
>



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] Disertasi : Minyak, 10,5 Tahun Lagi Habis

2003-03-05 Terurut Topik Koesoema
Yang sangat penting adalah Pemerintah harus segera menciptakan suatu suasana
yang kondusif untuk explorasi migas di Indonesia dan kompetitif dibanding
dengan negara-negara lain. IAGI harus menuntut pemerintah untuk itu. Tetapi
itu susah juga kalau ada Walhi dan lain-lain. Kita harus meyakinkan
pemerintah bahwa the oil game is not over yet, tetapi bakal terjadi kalau
oil companies pada lari.

- Original Message -
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Cc: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Tuesday, March 04, 2003 4:32 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Disertasi : Minyak, 10,5 Tahun Lagi Habis


>
> Tantangan (utk eksplorasi) 'kan sebenarnya adalah ditujukan bagi yg punya
> duit. Sementara G&G seperti kita, ya tantangannya adalah utk meyakinkan
> para pemilik duit itu utk mau melakukan eksplorasi. Bener enggak sih?
>
> Salam,
> Syaiful
>
>
>
>
> "Istadi, Bambang P"
> <[EMAIL PROTECTED]   To:
<[EMAIL PROTECTED]>, "Rovicky Dwi Putrohari"
> llips.com>
<[EMAIL PROTECTED]>
>   cc:
> 03/05/03 04:56 AM Subject:     RE:
[iagi-net-l] Disertasi : Minyak, 10,5 Tahun Lagi Habis
> Please respond to iagi-net
>
>
>
>
>
>
> Pak Koesoema sudah menyentil kata2 kunci "penemuan yang signifikan" dan
> "menantang kita para geologist dan industri perminyakan dan juga
pemerintah
> cq BP migas".  Pertanyaannya adalah: Siapa yang akan menemukan penemuan
> signifikan tadi ?  KPS ?  Pertamina ? Kita2 ?
>
> Trend yang kita lihat akhir2 ini adalah merger dan konsolidasi portfolio
> aset.  Beberapa aset dilepas dan beli aset lainnya.  Tapi kecenderungannya
> adalah beli cadangan, bukan cari penemuan yang signifikan.  Pertamina saja
> mungkin sudah ketularan, eg. posting Hasan, berita Routers tentang
> Pertamina mau beli aset Amerada Hess (Jambi Merang).
>
> Meskipun harga minyak naik terus mulai akhir tahun lalu, dari sekitar $25
> ke $35+, tapi sebagian perusahaan minyak malah melakukan kontraksi dengan
> budget E&P yang lebih kecil dibandingkan dengan tahun sebelumnya. E&P
> spending survey yang dilakukan Raymond James & Associates maupun Lehman
> Brothers terhadap 323 perusahaan migas, ternyata budgetnya tidak berubah
> atau malah turun dari tahun sebelumnya. Diantara perusahaan raksasa,
> ConocoPhillips turun 10%, Royal Dutch/Shell turun 9%; TotalFinaElf SA
turun
> 29%; BP Plc naik 4%, Exxon Mobil Corp naik 5%.  Celakanya, pemerintah/BP
> Migas hanya mengharapkan naiknya produksi minyak dengan cara "promosi"
pada
> KPS/ investor untuk meningkatkan investasi disektor ini. Kenyataan yang
> kita lihat, tingkat penandatangannya kontrak baru saat ini berada diposisi
> terendah selama 20 tahun terakhir (posting pak Ketum).
>
> Dari sisi supply kita banyak mengandalkan pada lapangan2 tua signifikan
> yang ditemukan lebih dari 40 tahun lalu (posting Noor) dan trend yang sama
> kita lihat didunia (posting saya mengenai giant fields).  Secara umum
> lapangan2 minyak di Indonesia kecil2 dengan decline rate yang relatif
> tinggi.  Diperlukan investasi terus menerus untuk menjaga tingkat
produksi.
> Tapi kalau perusahaan2 minyak termaksud Pertamina hanya tertarik untuk
beli
> cadangan, dan terjadi penurunan investasi, mungkin saja minyak kita habis,
> kalau kita tidak menemukan lapangan2 sekelas Minas atau Duri,
> wass.
>
> Bambang Istadi
> ConocoPhillips Inc.
> +1-281-293-3763
>
>
> -Original Message-
> From: Koesoema [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Tuesday, April 01, 2003 5:36 PM
> To: [EMAIL PROTECTED]; Rovicky Dwi Putrohari
> Subject: Re: [iagi-net-l] Disertasi : Minyak, 10,5 Tahun Lagi Habis
>
>
> Sebetulnya disertasi doktor ini adalah menantang kita para geologist dan
> industri perminyakan dan juga pemerintah cq BP migas. Harap disimak
kalimat
> terakhir dibawah ini
> "cadangan terbukti minyak bumi Indonesia yang saat ini berjumlah 5.149,1
> juta  barel akan habis dalam kurun waktu 10,5 tahun atau pada pertengahan
> 2010.
> > Ini apabila tidak terjadi penemuan yang signifikan," tegas Dr Roberto
> Akyuwen."
> Nah penemuan-penemuan baru yang cukup banyak (tidak perlu penemuan yang
> signifikan) inilah yang jadi tantangan kita
> Wassalam
>
> R.P.Koesoemadinata
> Jl. Raya Ciburial 17
> Dago Pakar
> Bandung
> telp: 022-2503995
>
> - Original Message -
> From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Monday, Mar

Re: [iagi-net-l] Disertasi : Minyak, 10,5 Tahun Lagi Habis

2003-03-04 Terurut Topik Koesoema
Sebetulnya disertasi doktor ini adalah menantang kita para geologist dan
industri perminyakan dan juga pemerintah cq BP migas. Harap disimak kalimat
terakhir dibawah ini
"cadangan terbukti minyak bumi Indonesia yang saat ini berjumlah 5.149,1
juta  barel akan habis dalam kurun waktu 10,5 tahun atau pada pertengahan
2010.
> Ini apabila tidak terjadi penemuan yang signifikan," tegas Dr Roberto
Akyuwen."
Nah penemuan-penemuan baru yang cukup banyak (tidak perlu penemuan yang
signifikan) inilah yang jadi tantangan kita
Wassalam

R.P.Koesoemadinata
Jl. Raya Ciburial 17
Dago Pakar
Bandung
telp: 022-2503995

- Original Message -
From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Monday, March 03, 2003 1:40 AM
Subject: [iagi-net-l] Disertasi : Minyak, 10,5 Tahun Lagi Habis


> Kali ini ngga tanggung2 ... sebuah desertasi doktor  :-p
> lengkap dengan bahasa koran  ...
> Kesulitan --> kekurangan --> net import --> HABIS !!!
>
> RDP
> 
> Serba UGM http://www.kagama.org/ Arsip Terbaru
> 01 Maret 2003
> Disertasi : Minyak, 10,5 Tahun Lagi Habis
>
> INDONESIA akan mengalami kesulitan di sektor minyak bumi dalam beberapa
> tahun ke depan. Penyebabnya, permintaan minyak bumi senantiasa meningkat,
> terutama konsumsi domestik, tapi tidak dapat diimbangi penawaran. Bahkan,
> tingkat produksi senantiasa mengalami penurunan dari waktu ke waktu.
>
> "Fakta lain yang perlu dicermati adalah bahwa dengan rata-rata tingkat
> produksi sebanyak 490,2 juta barrl per tahun pada periode 1980-2000,
> cadangan terbukti minyak bumi Indonesia yang saat ini berjumlah 5.149,1
juta
> barel akan habis dalam kurun waktu 10,5 tahun atau pada pertengahan 2010.
> Ini apabila tidak terjadi penemuan yang signifikan," tegas Dr Roberto
> Akyuwen.
> Roberto menyampaikan hal itu dalam promosi doktor bidang Ilmu Ekonomi di
> Balai Senat UGM, Selasa (4/2), kemarin. Pria kelahiran Ambon ini
> menyampaikan disertasi berjudul "Model Dinamik Produksi dan Eksplorasi
> Minyak Bumi Indonesia". Roberto dinyatakan berhasil lulus meraih gelar
> doktor Ilmu Ekonomi.
>
> Dikatakan, penawaran minyak bumi Indonesia antara 1995-2000 rata-rata
> mencapai 577,5 juta barel per tahun. Sedangkan permintaan pada periode
yang
> sama rata-rata 498,7 juta barel per tahun. Setiap tahunnya terjadi
penurunan
> kelebihan penawaran 10 juta barel atau menurun 7,7 persen per tahun.
>
> Dengan demikian, lanjut putra mantan wakil gubernur Maluku ini, meskipun
> masih terdapat kelebihan penawaran rata-rata 78,8 juta barel per tahun,
jika
> terus-menerus menurun, diperkirakan volume permintaan akan menyamai
> penawaran dalam tempo 7,9 tahun. Kondisi yang sama dijumpai pula pada
neraca
> ekspor dan impor minyak bumi Indonesia.
>
> Sekalipun terdapat kelebihan ekspor rata-rata 190,8 juta barel per tahun
> pada periode 1990-2000, ekspor netto tersebut rata-rata menurun 8,7 juta
> barel atau 4,1 persen per tahun. Alasan inilah yang mengarah pada
kesimpulan
> bahwa 10,5 tahun lagi, minyak bumi Indonesia akan habis.(wan)
> Sumber : Jawa Pos
>
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
>



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] sistim psc di Indonesia/tindak lanjut iagi

2003-02-17 Terurut Topik Koesoema
Sekarang ini zamannya buka-bukaan, segala harus transparant tidak cukup
translucent saja (kalau istilah di mineralogi)

- Original Message -
From: "Yanto R. Sumantri" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Monday, February 17, 2003 6:12 AM
Subject: [iagi-net-l] sistim psc di Indonesia/tindak lanjut iagi


> Pak Kus
>
> Ah Pak kus mah sok ngobolekerkeun anu sudah jelas , ari koruptor (plus
> manipulator plus provokator) mah selalu untung atuh.
>
> Si Abah
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
>



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia/tindak lanjut IAGI

2003-02-17 Terurut Topik Koesoema
Mungkin juga menguntungkan 3 belah pihak; Pemerintah, Investor dan Koruptor

- Original Message -
From: "Bambang Manumayoso" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Monday, February 17, 2003 12:28 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia/tindak lanjut IAGI


> Bedah PSC di Indonesia, kelihatannya memang menarik untuk dilakukan,
> status terkahir kalo tdk salah kita menggunakan PSC generasi ke - 3 dengan
> status terakhir dengan incentive package agustus 1992. Lha sekarang ini di
> Indonesia ada 3 hal penting yang masih cukup membikin binggung investor
(Law
> Enforcement, Politics dan Economic sendiri), disisi lain kok banyak juga
> investor yg bercokol disini (apa memang PSC-nya menarik ?.
> Saya denger dalam acara konsolidasi sektor Energi Nasional di Bali (akhir
> Januari 2003), kok untuk sektor bisnis migas adem-ayem saja ?
> Barangkali lho . memang PSC Indonesia mengguntungkan kedua belah pihak
> (Gov dan atau Investor)
>
> salam
>
> mBong
>
> -Original Message-
> From: Koesoema [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
> Sent: Tuesday, February 18, 2003 6:11 AM
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia/tindak lanjut IAGI
>
>
> Masalahnya saya ini tidak menguasa soal bienis perminyakan, yang pasti
lebih
> rumit daripada apa yang saya dengar. Juga saya tidak punya pengalaman
> langsung, tetapi sekadar denger-denger saja (hearsay)
> Wassalam
>
> - Original Message -
> From: "Minarwan" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> Cc: "mbong" <[EMAIL PROTECTED]>; "Bambang Manumayoso"
<[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Sunday, February 16, 2003 7:03 PM
> Subject: RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia/tindak lanjut IAGI
>
>
> > Usul yah Pak...
> > Sekalian bikin talk show di tivi ajah Pak.
> > Biar keren dan langsung bisa menjadi makanan para politisi, dijamin
nanti
> > isunya malah lebih cepat bergulir.
> > Kalo perlu undang Mbak Inul biar IAGI makin dikenal.
> >
> > min
> > -Original Message-
> > usulan untuk mengadakan luncheon talk dg topik "bedah sistim psc" memang
> > sangat menantang
> > atau mungkin ktia akan adakan diskusi topik khusus spt tahun lalu pak
> nDaru
> > (ketua bidang tambang) mengadakan rangkaian diskusi khusus pertambangan
> >
> > silakan pak mBong
> >
> > adb
> >
> >
> > ***  Private and Confidential   ***
> > The information in this email is confidential and is intended only for
the
> person(s) named.
> > Any other distribution, copying or disclosure is prohibited. If you are
> not the intended recipient,
> > please notify the sender immediately or telephone Premier Oil on +44 (0)
> 20 7730 
> >
> >
>
>
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
> Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]),
> Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
>



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia/tindak lanjut IAGI

2003-02-17 Terurut Topik Koesoema
Masalahnya saya ini tidak menguasa soal bienis perminyakan, yang pasti lebih
rumit daripada apa yang saya dengar. Juga saya tidak punya pengalaman
langsung, tetapi sekadar denger-denger saja (hearsay)
Wassalam

- Original Message -
From: "Minarwan" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Cc: "mbong" <[EMAIL PROTECTED]>; "Bambang Manumayoso" <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Sunday, February 16, 2003 7:03 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia/tindak lanjut IAGI


> Usul yah Pak...
> Sekalian bikin talk show di tivi ajah Pak.
> Biar keren dan langsung bisa menjadi makanan para politisi, dijamin nanti
> isunya malah lebih cepat bergulir.
> Kalo perlu undang Mbak Inul biar IAGI makin dikenal.
>
> min
> -Original Message-
> usulan untuk mengadakan luncheon talk dg topik "bedah sistim psc" memang
> sangat menantang
> atau mungkin ktia akan adakan diskusi topik khusus spt tahun lalu pak
nDaru
> (ketua bidang tambang) mengadakan rangkaian diskusi khusus pertambangan
>
> silakan pak mBong
>
> adb
>
>
> ***  Private and Confidential   ***
> The information in this email is confidential and is intended only for the
person(s) named.
> Any other distribution, copying or disclosure is prohibited. If you are
not the intended recipient,
> please notify the sender immediately or telephone Premier Oil on +44 (0)
20 7730 
>
>



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




Re: [iagi-net-l] Re: [berita_dari_gea] Kuliah Pak Koesoema - PSC

2003-02-17 Terurut Topik Koesoema
Cumah kalau maro seperti sistim petani, tidak ada yang namanya cost
recovery, seluruhnya ditanggung oleh penggarap, bahkan PBB juga ditanggung
oleh penggarap.
Kalau budaya kita ini sudah KKN, harus dibuat sistem yang memperkecil
peluang berKKN. Misalnya saja soal parkir, akhirnya sistim borongan juga,
berapa tukang parkir berani setor (atau yang disebut sistim target kalau di
perpajakan).
Juga angkot atau bis umum saja bahkan taksi saja (walaupun pakai argometer,
tapi bisa dimatikan), ditentukan saja berapa supir itu harus setor, tidak
tergantung jumlah penumpang yang dia tarik. Kecuali Blue Bird, management
baik dan mengawasi dengan ketat, tetapi tetap saja harus ada target setoran
minimum
Contoh lain adalah jalan tol, karena jumlah kendaraan yang lewat direkam
otomatis, si penjaga tol tidak berani macam-macam.
Wassalam,

- Original Message -
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Sunday, February 16, 2003 6:21 PM
Subject: [iagi-net-l] Re: [berita_dari_gea] Kuliah Pak Koesoema - PSC


> Ini saya ambil dari teman yg mungkin nggak nyantol di milis iagi-net.
>
> - Forwarded by Mohammad Syaiful/ID00038/ENI-LASMO-INDONESIA/ENI/IT on
> 02/17/03 09:19 AM -
>
> "Papillon"
> 
> in.net.id>   cc:
>  Subject: Re:
[berita_dari_gea] Kuliah Pak Koesoema - PSC
> 02/14/03 11:29
> PM

> Please respond
> to
> berita_dari_ge
> a
>
>
>
>
>
>
> Suudzon juga nih, Pak...
> 1. Soal cost recovery.  Namanya juga sistem bagi hasil, pastilah harus ada
> yang namanya cost recovery. Kalo nggak ada cost recovery, bukan sistem
bagi
> hasil namanya. Konsep bagi hasil ini kan diangkat oleh Bung Karno dari
> sistem "maro" (dari separo) yang biasa dipraktekkan dalam bidang pertanian
> (antara pemilik lahan dan petani penggarap). Kemudian diterapkan oleh Ibnu
> Sutowo di Pertamina untuk ngelola ladang minyak. Indonesialah yang
pertama2
> menerapkan sistem ini. Bahkan kemudian ditiru oleh banyak negara lain.
> (Ironis, di negara lain berhasil, di negeri kita sendiri, banyak bocor).
> Di Indonesia minyak pan punya negara. (Itu tuh UUD 45 ps.33). Nah, kalo
> negara kagak punya duit, kagak punya teknologi, kagak punya orang yang
> mampu ngelola ladang minyak, kagak punya kemampuan manajemen, jelas sistem
> ini dong yang cocok, daripada minyak tuh nganggur kagak jelas.
> Pariasi sistem bagi hasil ini banyak juga ternyata. Kagak hanya seperti
> yang diterapkan di Indonesia. Ada yang nerapin cost recoverynya nggak
full.
> Ato seperti Libya. Ini keliatannya cocok untuk negara yang KKN-nya
ampun2an
> serta kontrol yang lemah seperti negara kita tercinta ini. Di sana bagi
> hasilnya udah ditentukan, pokoknya berapapun hasil produksinya langsung
> dibagi aja, mis 60:40. (40 kontraktornya). Nah, yang namanya cost
> recoverynya itu udah termasuk dalam yang 40 itu. Jadi kalo si kontraktor
> mau propit yang lebih gede, ya dia harus episien, costnya dikecilin, jadi
> nggak bisa seenak jidatnya aja sewa geologist bule yang mahal2  tahunya
> kemampuannya sama aja. Kagak bisa seenak jidat nyalain listrik, pake AC,
> pake telpon, pake komputer, internet,(semuanya 24 jam non stop) di kantor,
> ke dokter gigi di Singapura, main golf (di Indonesia mahal), jalan2 ke
luar
> negeri itu tadi, dll. dll yang kagak perlu, mark up segala jenis tetek
> bengek operating cost, dll. dll. Jadi si kontraktor itu ruang lingkupnya
> lebih sempit. Jadi nggak ada deh tuh First Trench Petroleum (FTP2an) untuk
> ngakalin balik si kontraktor.
>
> Tapi yang jelas nih, sodara2 sekalian, apapun sistem yang kita pake,dari A
> sampe Z, balik lagi ke A", pengawasan atau kontrol sistem, serta hukum
yang
> berjalan adalah prasyaratnya. Gitu aja kok repot. Kita tuh, ya, seperti
> orang bingung. Sakitnya apa, dikasi obatnya apa. Conto di depan mata,
> pergantian UU kemarin. Sistemnya kagak kenapa2, cuman pengawasan dan
> ngejalanin hukumnya aja yang gak bener, eh UUnya yang diganti. Emang
dengan
> sistem yang sekarang, pengawasan dan hukumnya dijalanin ?
>
> 2. Soal investasi kapital. Pertama, dalam sistem bagi hasil kita itu,
emang
> udah ditentukan investasi minimum yang harus dilakukan oleh si kontraktor.
> Kedua, secara bisnis, ada ekspen-ekspen yang cenderung lebih efisien jika
> dilakukan secara non-kapital. Ketiga, inti persoalannya bukan di situ, di
> kapital atau non-kapital. Mau kapital kek, mau non-kapital kek, kalo
> niatnya emang udah mau jahat (KKN) kan kenyataanya bisa jebol semua. Jadi
> kembali masalahnya ke sistem kontrol dan law enforcement.
>
> 3. Pertamina itu adalah seb

Re: [iagi-net-l] Sistim PSC di Indoneisa

2003-02-16 Terurut Topik Koesoema
Sistim lain dari penghapusan cost recovery adalah Profit Sharing, jadi
sebelum displit cost dipotong dahulu. Disini BP Migas masih ada peranan
dalam pengendalian. si contractor akan berusaha se-eficient mungkin karena
keuntungannya akan terpengaruh, tetapi BP Migas masih punya peranan dalam
management
 Kalau sistem yang sekarang kan seluruh cost dibebankan pada govenrment take
yang 85%.
Kalau kita berpegang pada UUD-45, jelas penjualan Indosat dan privatisasi
lainnya. tetutama pada pihak asing,  itu bertentangan. Kelihatannya sekarang
itu kita sudah lama  menuju dari sistim ekonomi sosialistis ke sistim
ekonomi liberal kapitalis. Segala yang berbau management oleh pemerintah di
haramkan, semua BUMN harus diprivatisai walaupun ada tentangan hebat.



- Original Message -
From: "Yanto R. Sumantri" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Saturday, February 15, 2003 6:44 PM
Subject: [iagi-net-l] Sistim PSC di Indoneisa


> Rekan rekan
>
> Maaf bukan tidak setuju mengenai "hilangnya cr dalm sistim PSC" tapi
> kurang sependapat ( apa bedanya  yaaa ?)
>
> Alasannya adalah :
>
> 1. Harus dilihat konsiderans utama dari sistim PSC yaitu UUD - 45 pasal
> 33 (bahwa kalau ini diaplikasikan menjadu UUD yang lain itu lain
> soal),nah dengan adanya CR ini maka peran "penguasaan " dianggap paling
> effektif.
> Saya  berpendapat "seharusnya" demikian, dan secara umum sebenarnya agak
> mudah mengontrolnya   (kalau mau).
> al. dalam tahapan eksplorasi , kita kan sudah lama sekali berkecimpung
> dalam dunia eksplorasi migas , tentunya banyak data secara statistik
> yang dapat dijadikan "pegangan" bagi BPPKA (dulu) atau BP migas
> sekarang.
> Disamping tentunya data dari bagian dunia lain, itu kalau mau !!! Tetapi
> berdasarkan pengalaman saya masih banyak teman 2  di BPPKA yang masih
> mempunyai idealisme ( salah satu nya Bapak Gatot KW ).
>
> Pada tahap produksi akan lebih sederhana , karena dapat dilihat secara
> umum production  cost .
>
> Dengan adanya CR ini maka secara theoritis  , Kontraktor akan juga
> mengurangi cost-nya , karena hal ini akan berpengaruh pada "jumlah "
> yang akan di - split.
> Persoalannya ialah apakah biaya biaya itu benar benar dipakai untuk
> kegiatan blok yang bersangkutan ?? Nah disini akan bicara sistim ,
> mental dan profesionalisme !!!diseluruh manajemen yang mewakili
> pemerintah ( EP , keuangan , HRD dsb). Jadi kalau ada kehilangan diuit ,
> maka yang menjadi biang keroknya adalah "aplikasi" sistim bukan
> sistimnya.
> Maaf Pak Kus ,  tida sistim apa saja yang bisa menjamin tidak akan
> terjadi pencurian . .
>
> 2. Kalau masala indon dan expat , itu masalah klasik .
> Menurut pendapat saya ada dua hal yang utama yang dapat mengatasinya
> yaitu :
> a. Kemampuan profesionalsime kita ( termasuk kemampuan untuk
> mengemukakan idee secara profesioanl).
> b."self pride" yang positip , umpamanya kta harus berani menolak dalam
> hal penempatan "advisor" diatas anda , padahal anda adalah manager,
> penempatan seorang profesional diluar bidangnya  dsb.Antara lain jangan
> mudah diajak jalan2 keluar negeri (apalagi bersama istri) ,
> kalau tidak benar benar dituntut oleh pekerjaan).
> Sehingga kalau ada teman yang pindah   ke BPPKA , saya suka bisik "
> jangan mau dibeli".
> c.Policy yang jelas dan dilaksanakan dengan konsisten (oleh BP - migas)
> mengenai  ketentuan penempatan expat (selama ini biasanya Rapat RPTK
> lebih mirip dagang sapi daripada diskusi mengenai kebutuhan yang
> didasarkan hal hal yang benar 2 teknis).
>
> Moga moga ada yang tidak setuju , dengan pendapat saya ini , saya
> tunggu.
>
> Si Abah
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
>



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EM

Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-14 Terurut Topik Koesoema
Kalau memang dari dulu sudah ada cost recovery; ya idee sistem PSC tanpa
adanya cost recovery itu ya murni datang dari saya sendiri. Tapi entah,
split yang akan cukup menguntungkan bagi PSC contractor jadinya  berapa.
Dalam hal ini masalahnya mungkin tidak sederhana  serta lebih rumit dan
dalam hal ini saya tidak merasa mempunyai kompetensi
Terima kasih
R.P.Koesoemadinata
Jl. Raya Ciburial 17
Dago Pakar
Bandung
telp: 022-2503995

- Original Message -
From: "Edison Sirodj" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Friday, February 14, 2003 12:42 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia


> Rekan-rekan seingat saya cost recovery yang diterapkan dari dulu adalah
sbb:
> mohon dikoreksi kalau salah.
>
> 1. PSC 1st Generation (1965-1975)
>  Cost recovery cap = 40%
> 2. PSC 2nd Generation (1976-1987)
> No cost recovery cap
> 3. PSC 3rd Generation (1988-now)
> Cost recovery applied.
>
> Berikut perkiraan penghasilan pemerintah dari oil/gas pada tahun 1997/98.
>
> Gross Rev. -->  US$ 13,570,000,000.00
> Cost Recoverable --> US$   3,600,000,000.00  (untuk puluhan ribu orang)
> Contractor share -->  US$   1,900,000,000.00 (untuk puluhan ribu orang)
> Gov. income   ---> US$   8,070,000,000.00 (untuk 210 juta orang +
bayar
> utang)
>
> edison
>




-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-14 Terurut Topik Koesoema
Suatu system yang baik  tidak  memberi peluang pada pencuri.

- Original Message - 
From: "Jossy C. Inaray" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Friday, February 14, 2003 12:00 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia


> Not too fast. Is it the system or the people? Or is it both?
> 
> > 



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-14 Terurut Topik Koesoema
Terima kasih atas info-nya.

- Original Message -
From: "Kailani, Ruslan" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Cc: "sugeng.hartono" <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, February 13, 2003 10:59 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia


> Saya ingin mengomentari tulisan Prof. Koesoemadinata pada kalimat: "Saya
> kira sebaiknya cost recovery itu dihilangkan saja seperti dulu zaman
> Ibnu Sutowo,"; setahu saya sejak PSC pertama ditanda tangani oleh
> IIAPCO th. 1966, cost recovery sudah diterapkan, dan terus berlaku
> sampai sekarang (tidak pernah dihapus). Mengenai ketentuan cost recocery
> pada awal PSC ini, misalnya bisa dibaca Ooi Jin Bee (1982): The
> Petroleum Resources of Indonesia, p25.
>
> Salam,
> Ruslan Kailani
>
> -Original Message-
> From: sugeng.hartono [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
> Sent: 14 February 2003 13:29
> To: Kailani, Ruslan
> Subject: Fw: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia
>
>
> Pak, ini tulisan Prof.Koesoemadinata ITB. Kalau ingin mengomentari
> sesuai
> dengan pengalaman sehari-hari di lingkungan KPS ya silahkan. Ini jaman
> reformasi bebas merdeka mengeluarkan pendapat. Bandingkan dengan tulisan
> saya Kebun Mangga di majalah TEMPO, mungkin ada kemiripan.
> Salam,
> sh
> - Original Message -
> From: Koesoema <[EMAIL PROTECTED]>
> To: iagi-net <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Friday, February 14, 2003 7:57 AM
> Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia
>
>
> > Menurut hemat saya kelemahan dari sistim PSC ini adalah adanya "cost
> > recovery", karena ini adalah sumber korupsi, dan menjadikan perusahaan
> > cenderung tidak efficient. Perusahaan PSC akan berusaha membebankan
> segala
> > cost (bahkan mungkin cost yang pegawai mereka yang tidak secara
> langsung
> > bekerja untuk contract area)  pada cost recovery, walaupun ada kontrol
> dari
> > Badan Migas (tapi kan bisa diajak jalan-jalan ke luar negeri).
> termasuk
> > sumbangan, misalnya ke Perguruan Tinggi . Sehingga pada akhirnya
> sumbangan
> > itu seolah-olah diberikan si oil company (dengan upacara dsb) tetapi
> > sebetulnya pemerintah yang memberikan. Setiap kali diminta sumbangan
> untuk
> > aktivitas ilmiah /research mereka bilang sih setuju saja kalau  BPPK
> > Pertamina (dulu Badan Pelaksana Migas, sekarang) setuju. Kalau tidak
> > disetujui
> > seolah-olah BPPK yang menghalang-halangi, kalau disetujui si PSC itu
> yang
> > dapat nama menyumbang.
> > Kalau saya boleh sedikit suudzon soal expat saja. Kalau tidak ada cost
> > recovery mungkin PSC akan mengurangi mereka, karena tentu geologist
> lokal
> > dengan kwalifikasi yang sama akan jauh lebih murah. Tetapi dengan
> adanya
> > cost recovery mereka akan memasukkan konco-konco karena tokh akan
> dibebankan
> > pada cost recovery, walaupun soal ini diatur oleh BP Migas, tapi kan
> bisa
> > diatur. Ini suudzon saja. Suudzon lain adalah bahwa adanya sistim cost
> > recovery akan mendorong pula sedikit mungkin dilakukannya investasi,
> segala
> > sesuatu seperti mobil, peralatan, bahkan storage tank, lebih baik
> menyewa
>
> > daripada membeli. Ini juga sumber KKN.
> > Saya kira sebaiknya cost recovery itu dihilangkan saja seperti dulu
> zaman
> > Ibnu Sutowo, tetapi splitnya dinaikkan seperti dulu 40-60, tetapi
> semua
> cost
> > ditanggung oleh PSC, dan pemerintah terima 60% clean. Memang sebaiknya
> split
> > ini dikaitkan dengan harga minyak international, sehingga mereka tidak
> > mendapatkan wind-fall profit terlalu besar. Jadi misalnya kalau harga
> minyak
> > naik sampai 30 USD/barrel, splitnya diturunkan menjadi 20-80.
> > Adanya cost recovery itu dalihnya adalah supaya Pemerintah (dulu cq
> > Pertamina) ikut dalam management, tetapi sebenarnya akibat adanya
> kenaikan
> > minyak yang tiba-tiba pada tahun 1973, sehingga PSC mendapatkan
> windfall
> > profit yang menurut Pemerintah (menteri pertambangan Sadli pada waktu)
> > terlalu besar, sehingga kemudian Pemerintah secara sepihak merubah
> split
> > menjadi 15-85. PSC kemudian protest semua karena merubah kontrak
> secara
> > sepihak; dan pemerintah mundur dengan menawarkan adanya cost recovery
> ini
> > yang diterima dengan baik oleh para PSC. Tetapi kemudian cost recovery
> ini
> > dimanfaatkan betul oleh PSC, sehingga adakalanya cost recovery ini
> begitu
> > besar menggerogoti bagian pemerintah yang 60%, bahkan pemeritah tidak
> dapat
> > apa-apa. Makanya kemudian diakali dengan adanya FTP (First Trench
> > Petroleum), sehingga pemerintah tidak kosong sama sekali.
> > Say

Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-14 Terurut Topik Koesoema
Bukan saja Petronas, juga Universitas Kebangsaan Malaysia dulu pada awal th
70-an dibina oleh ITB, sekarang mereka sudah jauh melesat kedepan.

- Original Message -
From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, February 13, 2003 9:34 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia


> Wektu di Brunei sempet ketemu orang Malay yg sebelumnya kerja di Petronas.
>
> "Wah Petronas Malay bagus yah sekarang, Sangat lebih maju ... " kataku
> "Ah Petronas dulu belajar dari Indonesia, kok. Dan bapakku dulu juga
bilang
> begitu" Katanya
> "Ya tapi kan sekarang malah kebalik. Aku malah musti belajar dari kamu
> sekarang", Aku sambil kliatan sebel ngomongnya.
> "Bapakku dulu, mungkin juga sebel ketika musti belajar ke Indonesia wektu
> itu. Seperti kamu saat ini. Hanya sayangnya kita hidup diwaktu yang ngga
> persis kita inginkan".
> "Tapi kenapa kamu malah ke Brunei sekarang ?"
> "Aku kan jadi 'expat' disini ..."
>
> rdp
> "rumput tetangga selalu hijau ..." have a nice week end"
>
> - Original Message -
> From: <[EMAIL PROTECTED]>
>
>
> >
> > wah saya tak tau tuh pak.. maklum jaman sgitu masih seneng ujan2an... :)
> > thanks atas infonya
> > jadi sebetulnya petronas tuh menjiplak pertamina... wuihhh berarti
> > seharusnya pertamina lebih besar dan lebih progressive donk pak
kusuma
> > kalao saya liat sih... emang seharusnya pertamina lebih hebat dan lebih
> > maju drpd petronas...
> > Best Regards
> > Ujay
>
>
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
>



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia-kebun mangga kita

2003-02-14 Terurut Topik Koesoema
Gaij temen Herman yang USD 1000/day itu di"cost-recovery"kan tidak?

- Original Message -
From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, February 13, 2003 7:57 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia-kebun mangga kita


> Apakah salah seandainya biaya seorang engineer bergaji 1000 USD/day
(billing
> charge) ? mohon dibaca jumlah ini adalah "billing charges" bukan gajinya
> looh, karena akan dipotong cem-macem. Katakanlah dia hanya mengantongi 500
> USD/day, apakah ketinggian ?
>
> Cuman nambah dikit ajah. Semoga kita tidak menyalahkan mereka yg bergaji
> tinggi, barangkali gaji kita yang kerendahan.
> Aku juga tahu ada juga orang Indonesia yg kerja di BSP (temennya Herman)
> mendapatkan lebih dari 1000 USD/hari. Dan itu yang wajar ...
>
> rdp
>
> - Original Message -
> From: "sugeng.hartono" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Friday, February 14, 2003 12:18 PM
> Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia-kebun mangga kita
>
>
> > Pak Koesoema Yth,
> > Dulu sewaktu jadi mudlogger di Natuna, laut Jawa, Kaltim, Irja dll saya
> > terkagum-kagum akan 'kehebatan' Oil Co. Baru setelah bekerja di Oil Co.
> saya
> > prihatin. Ternyata semua 'kehebatan' itu masuk ke dalam biaya operasi,
> > istilah menterengnya: 'cost revovery', yang akhirnya ditanggung oleh
> > Republik. Saya lihat 'cost recovery' ini benar-benar 'dimanfaatkan' oleh
> > para Oil Co. (investor?). Dalam hati saya bertanya: bagaimana caranya
> > merubah PSC agar Oil Co. ini secara otomatis akan melakukan penghematan
> > (tanpa pengawasan) karena kalau tidak berhemat keuntungan mereka akan
> > mengecil. Konon PSC di Malysia ada istilah "revenue over cost" yang
> > berhubungan dengan split; kalau revenue/cost angkanya besar maka split
> bagus
> > (mungkin 80% dan 20% untuk Oil co.) tetapi kalau angkanya kecil (karena
> cost
> > tinggi=boros) maka splitnya lain, mungkin 90%-10%. Jadi Oil co. di sana
> akan
> > berusaha se-efisien mungkin.
> > Ada seorang manager expat mengundang dua rekannya dari USA, lalu diberi
> > titel 'advisor' lumpur pemboran di 'drilling rig' dengan honor yang
aduhai
> > (hampir $1000/hari). Padahal di situ sudah ada seorang 'drilling fluid
> > engineer' nasional yang handal dengan jam terbang lebih dari 15 tahu
> > (kenyataannya advisor tidak bekerja, hanya check-check, mengobrol dan
> > lihat-lihat laporan, saya lihat karena saya wellsite geologistnya).
> Advisor
> > ini bekerja 28 hari di Indonesia (kantor/rigsite), lalu cuti 28 hari di
> > kampungnya. Kalau dua "advisor" ini sempat bekerja selama dua tahun,
> berapa
> > ribu dolar uang yang harus dikeluarkan Oil co. untuk membiayai mereka.
> > Tetapi karena masuk 'cost recovery', masuk ke biaya sumur, akhirnya
> Republik
> > lah yang menanggung. Kita tidak bisa menyalahkan advisor tersebut karena
> > mereka sudah 'mengantongi' ijin kerja yang dikeluarkan oleh BPPKA (waktu
> > itu), Ditjen Migas dan Depnaker. Masih banyak contoh lainnya yang
> > berhubungan dengan 'pemanfaatan' cost recovery.
> > Kalau melihat potensi migas kita begitu besar, mulai dari Aceh,
sepanjang
> > Sumatra bagian timur, laut Jawa, Madura-Kangean, Kaltim, Irja-Salawati,
> > Natuna dll tentunya kita (segenap Rakyat Indonesia) bisa hidup
sejahtera,
> > tetapi kenyataannya sangat berbeda. Adakah yang salah dalam pengelolaan
> > migas kita?
> > Kalau lapangan migas kita ibaratkan kebun mangga yang dikelola oleh Oil
> co.
> > pada akhir panen mangga dibagi sesuai dengan perjanjian: Kita mendapat
> satu
> > keranjang buah mangga (85%), pemanen/penebas (Oil co.) hanya mendapat
satu
> > bakul (15%), tetapi di atas truk pemanen ada tiga keranjang buah mangga,
> > pengganti biaya memanen (cost recovery). Tulisan "bagi hasil
pertambangan"
> > di TEMPO 7 Desember 1998 terlampir. Tulisan ini mendapat beberapa
> tanggapan.
> > Wassalam,
> > S.H.
> >
> > - Original Message -
> > From: Koesoema <[EMAIL PROTECTED]>
> > To: iagi-net <[EMAIL PROTECTED]>
> > Sent: Friday, February 14, 2003 7:57 AM
> > Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia
> >
> >
> > > Menurut hemat saya kelemahan dari sistim PSC ini adalah adanya "cost
> > > recovery", karena ini adalah sumber korupsi, dan menjadikan perusahaan
> > > cenderung tidak efficient. Perusahaan PSC akan berusaha membebankan
> seg

Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-13 Terurut Topik Koesoema
Makanya hilangkan saja apa yang namanya cost recovery itu!, biar splitnya
naik.
Usul saja IAGI ke Pemerintah supaya cost recovery di hapuskan, kalau perlu
dengan demo

- Original Message -
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, February 13, 2003 7:06 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia


> Pak Witan,
>
> Kalau... geram... terus kita diam-diam saja khan?
> Mau lapor ke Pertamina / Migas ngak ada gunanya khan?
> Di atas langit ada langit juga khan, meskipun langit dari antara kita
> sendiri?
>
> Herman
>
> -Original Message-
> From: Witan OA [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
> Sent: 14 February 2003 09:34
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia
>
>
> Jitu sekali pak Koesoema (pengalaman pribadi waktu di Humpuss pak?).
> Hal lain yang harus diwaspadai adalah proyek TSA (Technical Service from
> Abroad). Biayanya biasanya besar sekali, sangat kolusif nuansanya, data
kita
> dikerjakan di pusat riset mereka, atau mereka datangkan konsultan seabreg
ke
> Indonesia.Seakan-akan  di Indonesia tak ada ahlinya atau fasilitas utk
> mengerjakan proyek tsb.Bayangkan berapa banyak devisa negara kita yg
pindah
> ke negara mereka.
> Belum lagi kalau perusahaan tsb punya PSC area yg sudah produksi dan yang
> masih eksporasi, biasanya beban biaya di PSC eksplorasi secara terselubung
> dimasukan ke biaya PSC yg sudah tahap produksi karena adanya mekanisme
cost
> recovery tadi. Sehingga kalau eksplorasinya gagal sebagian cost nya masih
> bisa diselamatkan.
> Masalah pekerja expat /RPTKmemang kadang2 bikin geram, diawal tahun 80an
> sering sekali pekerja Indonesia di hire hanya untuk mengimbangi jumlah
expat
> yg didatangkan. Setelah itu jenjang karir diperpanjang,misalnya tadinya
dari
> Jr. Geologist - Geologist-Sr Geologist dirubah jadi Geologist
IV,Geologists
> III,II,I, baru ke level Sr Geologist, dengan memasukan 2 level tambahan
tsb
> jelas memperlambat orang Indonesia menggantikan expat. Di level yg lebih
> atas sama saja, anda naik jadi chief geologist diatas anda ada expat
manager
> geology, anda diangkat jadi exploration manager diatas ada expat sbg VP
> exploration. pokoknya diatas langit ada langit.
> Dengan dibentuknya BP Migas saya mempunyai optimisme yg besar terhadap
> teman2 kita disana utk lebih ketat lagi mengadakan pengawasan dan menelaah
> kembali peraturan2 yg akan merugikan negara kita.
>
> wass
> Witan
> - Original Message -
> From: "Koesoema" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: "iagi-net" <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Friday, February 14, 2003 7:57 AM
> Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia
>
>
> > Menurut hemat saya kelemahan dari sistim PSC ini adalah adanya "cost
> > recovery", karena ini adalah sumber korupsi, dan menjadikan perusahaan
> > cenderung tidak efficient. Perusahaan PSC akan berusaha membebankan
segala
> > cost (bahkan mungkin cost yang pegawai mereka yang tidak secara langsung
> > bekerja untuk contract area)  pada cost recovery, walaupun ada kontrol
> dari
> > Badan Migas (tapi kan bisa diajak jalan-jalan ke luar negeri). termasuk
> > sumbangan, misalnya ke Perguruan Tinggi . Sehingga pada akhirnya
sumbangan
> > itu seolah-olah diberikan si oil company (dengan upacara dsb) tetapi
> > sebetulnya pemerintah yang memberikan. Setiap kali diminta sumbangan
untuk
> > aktivitas ilmiah /research mereka bilang sih setuju saja kalau  BPPK
> > Pertamina (dulu Badan Pelaksana Migas, sekarang) setuju. Kalau tidak
> > disetujui
> > seolah-olah BPPK yang menghalang-halangi, kalau disetujui si PSC itu
yang
> > dapat nama menyumbang.
> > Kalau saya boleh sedikit suudzon soal expat saja. Kalau tidak ada cost
> > recovery mungkin PSC akan mengurangi mereka, karena tentu geologist
lokal
> > dengan kwalifikasi yang sama akan jauh lebih murah. Tetapi dengan adanya
> > cost recovery mereka akan memasukkan konco-konco karena tokh akan
> dibebankan
> > pada cost recovery, walaupun soal ini diatur oleh BP Migas, tapi kan
bisa
> > diatur. Ini suudzon saja. Suudzon lain adalah bahwa adanya sistim cost
> > recovery akan mendorong pula sedikit mungkin dilakukannya investasi,
> segala
> > sesuatu seperti mobil, peralatan, bahkan storage tank, lebih baik
menyewa
> > daripada membeli. Ini juga sumber KKN.
> > Saya kira sebaiknya cost recovery itu dihilangkan saja seperti dulu
zaman
> > Ibnu Sutowo, tetapi splitnya dinaikkan seperti dulu 40-60, tetapi semua
> cost
> > ditanggung oleh PSC, dan pemerintah terima 60% clean. Memang sebaiknya
> split
> > ini dikaitkan dengan harga minyak international, sehingga mereka tidak
> 

Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-13 Terurut Topik Koesoema
Petronas langsung dibawah Prime Minister; itu kan niru Pertamina zaman Ibu
Sutowo, Pertamina langsung di bawah presiden/sekneg, tetapi kan muncul
masalah "the billion dollar bubble" dengan tanker2nya. Jadi dimasukkan di
bawahn Menteri Pertambangan dan Energi

- Original Message -
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, February 13, 2003 4:23 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia


>
> pak ...
> sebelum masuk petronas saya tuh penasaran kenapa kok petronas yang belajar
> dr pertamina bisa tampil lebih kuat dan progressive di bidang migas
> dibanding sang gurunya sendiri yaitu pertamina..
> sistem kerja, struktur, psc termnya hampir sama dengna pertamina (dulu)...
> petronas punya PRSS (research) pertamina ada lemigas, semua kegiatan
> reserach dan test lab dilakukan oleh PRSS
> petronas ada downstreamnya pertamina pun ada... semuanya hampir sama hanya
> di petronas semuanya lebih dikembangkan dan diperbaiki oleh petronas
> sistem data, sistem karirnya sudah fix dan bersifat progressive, seorang
> staff kalau merasa dirinya sudah sanggup masuk level manager maka dia bisa
> apply langsung ke hrm petronas utk duduk dlm posisi itu yang kemudian
> dinilai oleh team panel (hal yang belum saya tau ada di indonesia)
jadi
> para karyawannya terpacu utk bekerja dan membuktikan dirinya mampu...
> salah satu kekuatan petronas adalah kemudahan mereka utk memberika data
> kepada pers minyak dan gas... artinya asal utk kemajuan oil & gas malaysia
> petronas akan dengan senang hati memberikan raw data yang dibutuhkan...
> hampir setiap hari saya selalu melihat pertukaran posisi level manager di
> petronas... setiap hari hrm posting posisi2 yang avaliable di intranetnya
> petronas...
>
> ada satu catatan lagi yang saya liat... dimalaysia tidak ada menteri sde
> dan pertambangan, fungsi ini langsung dibawah petronas, dan petronas
> berhubungan langsung dgn prime ministernya, birokarsi pun jadi terpotong
> sehingga gerak petronas lebih gesit
>
>
> Best Regards
> Ujay
> "sedang mencoba mencari tau kekuatan petronas"
>
>
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
>



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-13 Terurut Topik Koesoema
Bagaimana di Malaysia/Petronas ada perbedaan gaji antara expat dan local
staf.
Apakah orang Indonesia dianggap expat?

- Original Message -
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, February 13, 2003 12:42 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia


>
>
> Pak witan...
>  kalo bgitu siap2 geologist2 fresh graduated kita banyak yang nganggur
donk
> pak.. soalnya banyak geologist2 dr negara2 seperti india, turkemenistan
and
> others yang punya standard gaji lebih rendah dari indonesia..
> bukankah power dan kekuasaan masih ada ditangan pemerintah indonesia, yang
> punya minyak kan bangsa indonesia.. tentunya bisa lah dibuat sistem yang
> melindungi para fresh graduated kita..
> kalo yang sudah kerja sih.. kemungkinan utk survivenya besar tapi
bagaimana
> dgn kelangsungan teman2 atau ade2 kita yang baru lulus atau bahkan yang
> sedang membangun mimpi2nya di jurusan geologi di indonesia... apa harus
> banting setir ...?
> sekarang saja tiap satu angkatan yang lulus kemungkinan bekerja di oil and
> gas industry (termasuk services dan konsultan) masih dibawah 40%..
> contohnya angkatan saya di geologi ugm yang berjumlah 61 org.. yang
bekerja
> di oil and gas kurang dari 20org saja...
> so apa yang musti dilakukan utk melindungi atau membuat komptetitif teman2
> dan ade2 kita smua?
>
> Best Regards
> Ujay
>
>
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
>



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-13 Terurut Topik Koesoema
Menurut hemat saya kelemahan dari sistim PSC ini adalah adanya "cost
recovery", karena ini adalah sumber korupsi, dan menjadikan perusahaan
cenderung tidak efficient. Perusahaan PSC akan berusaha membebankan segala
cost (bahkan mungkin cost yang pegawai mereka yang tidak secara langsung
bekerja untuk contract area)  pada cost recovery, walaupun ada kontrol dari
Badan Migas (tapi kan bisa diajak jalan-jalan ke luar negeri). termasuk
sumbangan, misalnya ke Perguruan Tinggi . Sehingga pada akhirnya sumbangan
itu seolah-olah diberikan si oil company (dengan upacara dsb) tetapi
sebetulnya pemerintah yang memberikan. Setiap kali diminta sumbangan untuk
aktivitas ilmiah /research mereka bilang sih setuju saja kalau  BPPK
Pertamina (dulu Badan Pelaksana Migas, sekarang) setuju. Kalau tidak
disetujui
seolah-olah BPPK yang menghalang-halangi, kalau disetujui si PSC itu yang
dapat nama menyumbang.
Kalau saya boleh sedikit suudzon soal expat saja. Kalau tidak ada cost
recovery mungkin PSC akan mengurangi mereka, karena tentu geologist lokal
dengan kwalifikasi yang sama akan jauh lebih murah. Tetapi dengan adanya
cost recovery mereka akan memasukkan konco-konco karena tokh akan dibebankan
pada cost recovery, walaupun soal ini diatur oleh BP Migas, tapi kan bisa
diatur. Ini suudzon saja. Suudzon lain adalah bahwa adanya sistim cost
recovery akan mendorong pula sedikit mungkin dilakukannya investasi, segala
sesuatu seperti mobil, peralatan, bahkan storage tank, lebih baik menyewa
daripada membeli. Ini juga sumber KKN.
Saya kira sebaiknya cost recovery itu dihilangkan saja seperti dulu zaman
Ibnu Sutowo, tetapi splitnya dinaikkan seperti dulu 40-60, tetapi semua cost
ditanggung oleh PSC, dan pemerintah terima 60% clean. Memang sebaiknya split
ini dikaitkan dengan harga minyak international, sehingga mereka tidak
mendapatkan wind-fall profit terlalu besar. Jadi misalnya kalau harga minyak
naik sampai 30 USD/barrel, splitnya diturunkan menjadi 20-80.
Adanya cost recovery itu dalihnya adalah supaya Pemerintah (dulu cq
Pertamina) ikut dalam management, tetapi sebenarnya akibat adanya kenaikan
minyak yang tiba-tiba pada tahun 1973, sehingga PSC mendapatkan windfall
profit yang menurut Pemerintah (menteri pertambangan Sadli pada waktu)
terlalu besar, sehingga kemudian Pemerintah secara sepihak merubah split
menjadi 15-85. PSC kemudian protest semua karena merubah kontrak secara
sepihak; dan pemerintah mundur dengan menawarkan adanya cost recovery ini
yang diterima dengan baik oleh para PSC. Tetapi kemudian cost recovery ini
dimanfaatkan betul oleh PSC, sehingga adakalanya cost recovery ini begitu
besar menggerogoti bagian pemerintah yang 60%, bahkan pemeritah tidak dapat
apa-apa. Makanya kemudian diakali dengan adanya FTP (First Trench
Petroleum), sehingga pemerintah tidak kosong sama sekali.
Saya kira split 15-85 ini sangat menyesatkan untuk orang di luar industri
perminyakan. Misalnya Amien Rais pernah membandingkan split 15-85 sistim PSC
dengan royalty yang diterima pemerintah dari Kontrak Karya dibidang
pertambangan yang saya kira hanya sekitar 5%, tanpa menyadari adanya cost
recovery yang selain bisa besar sekali juga  menjadi sumber KKN.
Saya kira sistim PSC itu dapat diperbaiki dengan menghilangkan adanya cost
recovery, dan split-nya disesuaikan dengan harga minyak di pasaran.
Akibatnya tentu BP Migas tidak akan terlalu memerlukan terlalu banyak
kontrol.
Tolong pendapat saya ini dikritik, karena kebanyakan pendapat ini bersifat
suudzon saja, wallahu alam kebenarannya bagaimana.
Wassalam
RPK
- Original Message -
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Wednesday, February 12, 2003 9:36 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia


>
> kira2 kalau dilihat sistem yang ada sekarang..
> sebetulnya sistem psc kita itu lsudah baik atau masih kurang baik? (both
> side loh)
> utk expat.. penilaian kebutuhan akan mereka itu dilakukan oleh depnaker...
> apakah depnaker yang menilai tersebut tau tentang batasan2 bahwa pekerjaan
> itu tidak dapat dilakukan oleh orang indonesia?...
>
> Best Regards
> Ujay
>
>
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
>





-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROT

Re: [iagi-net-l] Delta di Indonesia : Tarakan vs Mahakam ---> Delta Marangkayu/Sangatta

2003-02-12 Terurut Topik Koesoema
Coba hubungi Theo Matasak

- Original Message -
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Wednesday, February 12, 2003 6:39 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Delta di Indonesia : Tarakan vs Mahakam ---> Delta
Marangkayu/Sangatta


> Dimana bisa order: Proceeding of Seminar Purnabhakti Professor Dr.
> R.P. Koesoemadinata, Vol-2, pp.17-25, Bandung, January 29, 2000.
>
> Thanks,
>
> Herman
>
> -Original Message-
> From: Andang Bachtiar [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
> Sent: 13 February 2003 10:35
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: Re: [iagi-net-l] Delta di Indonesia : Tarakan vs Mahakam --->
> Delta Marangkayu/Sangatta
>
>
> Delta Marangkayu adalah Delta purba (paleo-delta: at least
pre-Pleistocene)
> yang lokasinya kurang-lebih menempati areal pengaliran Sungai Marangkayu
> modern, pada pertengahan antara Delta Mahakam dan Delta Sangatta. Muara
> Sungai Marangkayu modern saat ini berupa spit-bar, dimana energi gelombang
> jauh lebih besar dari energi fluvial sehingga sedimen sungai tidak dapat
> membentuk delta. Delta Marangkayu (purba) bukan (bagian dari) Delta
> Sangatta. Dia merupakan delta tersendiri yang sedimen-sedimennya membentuk
> sebagian dari sedimen-sedimen delta di utara daerah Semberah. Referensi
> singkat bisa dibaca di Bachtiar, A., 2002, "Kutai Basin Potpourri: Fact,
> Opinion, and Controversies", Proceeding of Seminar Purnabhakti Professor
Dr.
> R.P. Koesoemadinata, Vol-2, pp.17-25, Bandung, January 29, 2000.
>
> Salam
>
> adb
>
> - Original Message -
> From: <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Thursday, February 13, 2003 7:53 AM
> Subject: Re: [iagi-net-l] Delta di Indonesia : Tarakan vs Mahakam --->
Delta
> Marangkayu/Sangatta
>
>
> >
> > Ada yg kenal 'Delta Marangkayu'? Mungkin sebagian orang juga menyebutnya
> > sbg 'Delta Sangatta'?
> > Ada yg bisa cerita delta yg terletak di antara kedua delta tsb (Mahakam
> dan
> > Tarakan)?
> >
> > Terima kasih dan salam,
> > Syaiful
> >
> >
> >
> >
> > "Iman Argakoesoemah"
> >  > amail.com> cc:
> >Subject: Re:
> [iagi-net-l] Delta di Indonesia : Tarakan vs Mahakam
> > 01/28/03 10:03 PM
>
> > Please respond to
> > iagi-net
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > Apakah ada yang tahu kenapa delta Tarakan lebih dulu tenggelam
> dibandingkan
> > Mahakam ? Apakah karena di delta Tarakan itu sediment supply menurun,
> > tektonik lokal (subsidence membesar), faktor wave yang sekarang lebih
kuat
> > dari pada fluvial atau ... dan seterusnya .. ? Kelihatannya mana
yang
> > lebih dominan untuk Tarakan ?
> >
> > Thanks. Iman
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > -
> > To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> >
> > Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
> Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> > Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> > Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> > Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> > Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
> [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> > Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> > -
> >
> >
> >
>
>
>
> -
>
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
>
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
>
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
>
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
> Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
>
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
>
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
>
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
>
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]),
> Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
>
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
>
> -
>
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA

Re: [iagi-net-l] Indonesia kesulitan minyak bumi 10 tahun lagi

2003-02-10 Terurut Topik Koesoema
Ramalan-ramalan demikian bukan pertama kalinya. Pada tahun 1977 Prof Sumitro
dalam kapasitasnya sebagai Menteri Negara Research menyatakan di Kompas
bahwa cadangan minyakbumi Indonesia akan habis dalam 15 tahun lagi. Jadi
artinya pada tahun 1992 cadangan minyakbumi sudah habis.
Saya mempunyai kenangan sendiri karena saya kontan menulis pula di Kompas
membantah pernyataan sang menteri ini, dan merasa senang  karena waktu
membuktikan bahwa saya benar. Jika ada yang ingin hasil scanning dari
artikel saya  saya akan kirimkan.
Wassalam

- Original Message -
From: "Jossy C. Inaray" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Sunday, February 09, 2003 7:51 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Indonesia kesulitan minyak bumi 10 tahun lagi


> Kan jadi akademisi baru sekarang, mungkin sebelumnya beliau di industri,
ya
> jadi tambah mantep dan lebih berani ngomongnya.
>
> -Original Message-
> From: SYARIFUDDIN Noor [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
> Sent: Monday, February 10, 2003 9:22 AM
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: RE: [iagi-net-l] Indonesia kesulitan minyak bumi 10 tahun
> lagi
>
> Bukan begitu Mas Seno..saya cuman heran, kok ya sebagai akademisi
> mereka itu dengan 'nekadnya' menjelajah area yang mungkin mereka sama
> sekali nggak paham ujung pangkalnya...seorang akademisi khan kalau
> ngomong itu harus dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, karena
> kredibilitas mereka khan dipertaruhkan di situ.di sini bedanya seorang
> akademisi dengan seorang politikus (yang biasanya asal omong saja).
> Masih ingat waktu Amien Rais habis main ke Freeport? Nah pulangnya khan
> dia omong bahwa emas di daerah sana ditemukan dalam bentuk
> bongkahan-bongkahan segede kepalan tangan...ya semua ketawa
> dong.:-)
>
>
>
>
>
>
>
> "Aji, Seno (kem)" <[EMAIL PROTECTED]>
> 08/02/2003 07:24 AM
> Please respond to iagi-net
>
>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> cc:
> Subject:RE: [iagi-net-l] Indonesia kesulitan minyak bumi
10
> tahun lagi
>
>
> Waduh mas Noor,  ngerasa tersaingi ya. wong yang orang minyak sendiri aja
> ndak tahu pasti kok ya..(karena tahu masih banyak cadangan yang di
> "secret" kan).
> maklum lah...mungkin katanya ini jaman reformasi.jadi bebas mo'
> ngomongin apa saja.
> makanya kita juga kudu ngomongin yang lain dong.
>
> Ah, mungkin juga sumbernya dari RDP.
>
>
>
> > -Original Message-
> > From:  SYARIFUDDIN Noor [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
> > Sent:  Friday, 7 February 2003 15:55
> > To:[EMAIL PROTECTED]
> > Subject:   Re: [iagi-net-l] Indonesia kesulitan minyak bumi
> 10 tahun lagi
> >
> > nah lho...orang geologi kemarin tanya tentang prospek geologi masa
> > depaneh giliran orang sipil omong soal cadangan minyak..:-)
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > "argo" <[EMAIL PROTECTED]>
> > 07/02/2003 01:50 PM
> > Please respond to iagi-net
> >
> >
> > To: <[EMAIL PROTECTED]>
> > cc:
> > Subject:[iagi-net-l] Indonesia kesulitan minyak bumi 10
> tahun lagi
> >
> >
> > Indonesia kesulitan minyak bumi 10 tahun lagi
> >
> > Dengan rata-rata tingkat produksi sebanyak 490,2 juta barrel per tahun
> > pada
> > perode 1980-2000, maka cadangan minyak bumi Indonesia yang saat ini
> > berjumlah 5.149,1 juta barrel akan habis dalam kurun waktu 10,5 tahun
> atau
> >
> > pada pertengahan 2010, apabila tidak terdapat penemuan yang signifikan.
> > Demikian dikatakan Roberto Akyuwen, staf pengajar Jurusan Teknik Sipil
> UGM
> >
> > Yogyakarta, Kamis (6/2).
> >
> > ''Waktu deplesi cadangan terbukti minyak bumi diindikasikan akan terjadi
>
> > dalam tempo 10,5 tahun, bahkan kemungkinan lebih pendek,'' ujarnya.
> >
> > Data-data menunjukkan bahwa penawaran minyak bumi Indonesia antara 1995-
> > 2000 rata-rata mencapai 577,5 juta barrel per tahun, sedangkan
> permintaan
> > pada periode yang sama rata-rata berjumlah 498,7 juta barrel per tahun.
> > Setiap tahunnya rata-rata terjadi penurunan kelebihan penawaran sebanyak
>
> > 10
> > juta barrel atau menurun 7,7 persen per tahun.
> >
> > Dengan demikian, meskipun masih terdapat kelebihan penawaran rata-rata
> > 78,8
> > juta barrel per tahun, namun jika terus menerus menurun, maka
> diperkirakan
> >
> > volume permintaan akan menyamai penawaran dalam tempo 7,9 tahun.
> >
> > Kondisi yang sama dijumpai pula pada neraca ekspor dan impor minyak bumi
>
> > Indonesia. Sekalipun terdapat kelebihan ekspor rata-rata 190,8 juta
> barrel
> >
> > per tahun pada periode 1990-2000, namun ekspor netto tersebut rata-rata
> > menurun 8,7 juta barrel atau 4,1 persen per tahun.
> >
> > Menurutnya, kondisi yang memprihatinkan ini diperburuk oleh relatif
> > buruknya iklim investasi yang dapat dilihat dari banyaknya gangguan yang
>
> > dialami dalam kegiatan operasi perusahaan-perusahaan minyak bumi di
> > berbagai wilayah di Indonesia. *
> >
> >
> >
> >
> >
> > ---
> >
> > -
> > To un

Re: [iagi-net-l] berita duka R.A.Soepariadi

2003-01-27 Terurut Topik Koesoema
Juga kami mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya saudara kita Bp. Louis
Suparyadi
R.P.Koesoemadinata
Jl. Raya Ciburial 17
Dago Pakar
Bandung
telp: 022-2503995
- Original Message -
From: "Musakti, Oki" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Monday, January 27, 2003 3:16 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] berita duka R.A.Soepariadi


> Turut berduka atas meninggalnya pak Soepariadi
> Semoga almarhum mendapat tempat yang layak di sisiNya.
>
> Oki Musakti
>
> -Original Message-
> From: M.Untung [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
> Sent: Monday, 27 January 2003 19:08
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: Re: [iagi-net-l] berita duka R.A.Soepariadi
>
> Atas nama keluarga dan saya sendiri kami berduka cita atas wafatnya
> teman
> seangkatan saya Pak R.A. Soeparyadi dengan panggilan Loei. Anggota IAGI
> senior yang aktif dan selalu senyum. Saya ketemu terakhir dengan beliau
> waktu PIT HAGI di Bandung (ITB) beberapa tahun yang lalu. Selamat jalan
> Sdr.
> Loei dalam menghadap Tuhan Maha Pencipta. Semoga keluarga yang
> ditinggalkan
> selalu tabah dan tawekal atas musibah ini.
> M. Untung
> - Original Message -
> From: Basuki Puspoputro <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Monday, January 27, 2003 12:02 PM
> Subject: RE: [iagi-net-l] berita duka R.A.Soepariadi
>
>
>
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
>


-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




Re: [iagi-net-l] Acknowledgement

2003-01-24 Terurut Topik Koesoema
Kalau kita simak articles yang ada di international journals,
acknowledgement hanya diberikan pada pihak-pihak (orang) yang membantu
penyelesaian suatu makalah, seperti typist, juru gambar, orang yang
mereview, mendiskusikan dan memberikan critics and suggestions, orang yang
memberikan encouragement (seperti isteri/anak), yang memberikan dana untuk
research, pihak yang memberikan facilitas dsb.
Acknowledgment tidak pernah diberikan pada instansi atau orang yang
men-generate data sekalipun, tetapi pada instansi yang memberi izin untuk
membaca dan menggunakan internal report-nya.(karena internal report itu
sudah dibiayai oleh instansi yang bersangkutan)
Wassalam


- Original Message -
From: "Sanggam Hutabarat" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Wednesday, January 22, 2003 12:36 AM
Subject: [iagi-net-l] Acknowledgement


> Rekan-rekan
>
> Bahan dasar membuat paper/makalah kerapkali berasal atau dikembangkan dari
> hasil laporan/pekerjaan yang dilakukan oleh pihak lain/ke 3 (ie service
> company, staff yang digantikan/sebelumnya). Apakah penyebutan sumber
> ataupun acknowledgements cukup, ethically, hanya terbatas kepada
perusahaan
> dia bekerja? (dan tidak termasuk ke pihak ketiga karena telah dibayar
untuk
> melakukan hal itu) Pls share.
>
> Salam
> sanggam
> -
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
>


-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




Re: [iagi-net-l] FW: Dutch Geologist Information Wanted

2003-01-10 Terurut Topik Koesoema
Setelah saya menelusuri literatur geologi Indonesia sebelum Perang Dunia II
(a.l. daftar literatur buku Van Bemmelen, dan Shell) dapat dipastikan tidak
ada publikasi atas nama Sandberg. Kalaupun  beliau pernah bekerja di
Indonesia, mungkin di perusahaan minyak atau pertambangan, dimana pada zaman
itu sangat jarang mempublikasikan hasil karyanya. Masih ada kemungkinan
kecil beliau bekerja pada Dienst v/h Mijnwezen (sekarang P3G), dan ada
unpublished reportnya disana, hal mana saya ragukan.
Perlu ditekankan bahwa pada zaman sebelum perang dunia ke II praktis belum
ada  geologist Indonesia.
R.P.Koesoemadinata
Jl. Raya Ciburial 17
Dago Pakar
Bandung
telp: 022-2503995
- Original Message -
From: "Ukat Sukanta at CPI" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Cc: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, January 09, 2003 6:33 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] FW: Dutch Geologist Information Wanted


Salah satu caranya, mungkin mengontak Geologists di PPP3, karena disitu
banyak literuatur-literatur yang ditulis oleh Ahli Belanda jaman dulu. Atau
mungkin Bapak M. Untung dan Bapak Rab Sukamto (yang sudah mulai berkarier
jamannya Geologists Belanda di Indonesia) yang selalu aktif dan mencintai
masalah Ilmu Kebumian di Indonesia.

US

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Sent: Friday, January 10, 2003 9:17 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [iagi-net-l] FW: Dutch Geologist Information Wanted


Rekan-rekan,

Ada yang pernah dengar mengenai geologiwan Belanda: Dr. C.G.S Sandberg lahir
1866 meninggal setelah tahun 1942.
Kalau ada yang kebetulan tau, bisa tolong kasih informasi. Informasi ini
dicari melalui Dutch Geological Society (IAGI-nya Belanda).

Herman

-Original Message-
From: Tromp, Jan-Pieter JP BSP-DPE/21
Sent: 07 January 2003 08:07
To: Darman, Herman H BSP-TSX/2
Subject: FW: biografische inlichting gevraagd


Herman,

I got a request from the Dutch Geological Society (KNGMG) for any biographic
information about a Dutch geologist with connections to Indonesia.  His name
is C.G.S Sandberg who was born in 1866 and died some time after 1942.  The
request for information (where did he live and work and when/where did he
die) comes from Mr Jaap Engelsman who is doing some sort of
literature/language research and thinks that Sandberg probably lived and
worked in Indonesia.

Was wondering if you could get any info via your network.

JP


-Original Message-
From: W. Jaap Engelsman [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Sent: 05 January 2003 06:32
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: biografische inlichting gevraagd


Geachte mw. Stamhuis,

omdat ik op de website van het KNGMG uw naam vond, ben ik zo vrij u mijn
probleem voor te leggen. Als ik bij u niet aan het juiste adres ben, kunt u
mij misschien naar iemand verwijzen.

In verband met taalkundig onderzoek -- kortweg: het gaat om de bedenker van
de spreuk "Indië verloren, rampspoed geboren" -- ben ik op zoek naar
biografische gegevens over jonkheer dr. C.G.S. Sandberg (1866 - na 1942).
Hij was geoloog; in 1905 in Parijs gepromoveerd, daarna enkele publicaties
over mijnbouw, caldera's, ijstijden, afgewisseld met politieke pamfletten
over Nederlands-Indië. Werkkring onbekend, maar vermoedelijk werkzaam als
geoloog. Vermoedelijk opgegroeid in Zuid-Afrika.

Nu hoop ik dat deze man indertijd lid is geweest van uw genootschap of een
voorloper daarvan, en dat langs die weg nadere biografische informatie te
vinden is. Het hoeft niet zeer uitvoerig te wezen, maar zijn jaar van
overlijden zou ik graag willen weten, en misschien is er toen in het blad
van het Genootschap een berichtje over hem verschenen.

Ik zou het zeer op prijs stellen als u een poging wilt doen om iets over
deze man te weten te komen.

Bij voorbaat mijn hartelijke dank.

Met vriendelijke groet,

Jaap Engelsman

W. Jaap Engelsman
Grote Wittenburgerstr. 29 C
1018 KV  Amsterdam
tel./fax: 020-622.6236
[EMAIL PROTECTED]


-

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/

IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi



Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id

Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])

Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])

Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])

Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]),
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])

Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])

-




-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sed

Re: [iagi-net-l] Brain drain (Re: FW: Dutch Geologist)

2003-01-10 Terurut Topik Koesoema
Mungkin pada zaman globalisasi ini tenaga ahli Indonesia harus pergi ke luar
negeri sebagai ex-patriate, sehingga gajihnya setara dengan dengan sekala
international, dan sebaliknya tenaga ahli asing datang di Indonesia mengisi
brain-drain ini dengan sekala gaji international juga..
Ini barangkali solusinya.

- Original Message -
From: "Andang Bachtiar" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Friday, January 10, 2003 12:11 AM
Subject: [iagi-net-l] Brain drain (Re: FW: Dutch Geologist)


> Iya tuch, pak Ukat, mustinya dengan makin banyaknya rekan-rekan dari
> BALITBANG yang ke "magang" industri, maka harusnya BALITBANG bisa makin
maju
> (asal saja pada balik lagi: jangan brain draining kayak orang-orang India
> yang gak balik-balik di Amerika)
>
> Salah satu yang bisa jadi jembatan dimana rekan-rekan BALITBANG yang rajin
> ke industri bisa berkontribusi banyak adalah ikut aktif dalam
menyempurnakan
> Lexicon Stratigrafi Indonesia yang dibikin Pak Bhakti dkk; yg notabene
> sampai sekarang masih hanya memuat nama-nama formasi dari peta geologi
> permukaan P3G saja. Anda yang di Industri bisa jadi kontributor
> melengkapinya dg formasi-formasi yang dipakai di industri (migas).
>
> IAGI punya program untuk workshop-workshop itu tahun ini. Yang paling
cocok
> jadi motornya adalah anda-anda yang pernah di P3G (Balitbang) dan pernah
di
> industri.
>
> Berani terima tantangan??
>
> Hubungi Ketua Komisi Sandi Stratigrafi Indonesia
> DR. Juhaeni, Lab Stratigrafi ITB
> atau ke [EMAIL PROTECTED]
>
>
> - Original Message -
> From: "Untung Sudarsono" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Friday, January 10, 2003 3:42 PM
> Subject: Re: [iagi-net-l] FW: Dutch Geologist Information Wanted
>
>
> > Tuan Ukat kan beliau-beliau sudah menikmati masa pensiun mestinya anda
> yang menggantikannya jangan keenakan di CPI
> >
> > Ukat Sukanta at CPI wrote:
> >
> > > Salah satu caranya, mungkin mengontak Geologists di PPP3, karena
disitu
> > > banyak literuatur-literatur yang ditulis oleh Ahli Belanda jaman dulu.
> Atau
> > > mungkin Bapak M. Untung dan Bapak Rab Sukamto (yang sudah mulai
> berkarier
> > > jamannya Geologists Belanda di Indonesia) yang selalu aktif dan
> mencintai
> > > masalah Ilmu Kebumian di Indonesia.
> > >
> > > US
> > >
> > > -Original Message-
> > > From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
> > > Sent: Friday, January 10, 2003 9:17 AM
> > > To: [EMAIL PROTECTED]
> > > Subject: [iagi-net-l] FW: Dutch Geologist Information Wanted
> > >
> > > Rekan-rekan,
> > >
> > > Ada yang pernah dengar mengenai geologiwan Belanda: Dr. C.G.S Sandberg
> lahir
> > > 1866 meninggal setelah tahun 1942.
> > > Kalau ada yang kebetulan tau, bisa tolong kasih informasi. Informasi
ini
> > > dicari melalui Dutch Geological Society (IAGI-nya Belanda).
> > >
> > > Herman
> > >
> > > -Original Message-
> > > From: Tromp, Jan-Pieter JP BSP-DPE/21
> > > Sent: 07 January 2003 08:07
> > > To: Darman, Herman H BSP-TSX/2
> > > Subject: FW: biografische inlichting gevraagd
> > >
> > > Herman,
> > >
> > > I got a request from the Dutch Geological Society (KNGMG) for any
> biographic
> > > information about a Dutch geologist with connections to Indonesia.
His
> name
> > > is C.G.S Sandberg who was born in 1866 and died some time after 1942.
> The
> > > request for information (where did he live and work and when/where did
> he
> > > die) comes from Mr Jaap Engelsman who is doing some sort of
> > > literature/language research and thinks that Sandberg probably lived
and
> > > worked in Indonesia.
> > >
> > > Was wondering if you could get any info via your network.
> > >
> > > JP
> > >
> > > -Original Message-
> > > From: W. Jaap Engelsman [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
> > > Sent: 05 January 2003 06:32
> > > To: [EMAIL PROTECTED]
> > > Subject: biografische inlichting gevraagd
> > >
> > > Geachte mw. Stamhuis,
> > >
> > > omdat ik op de website van het KNGMG uw naam vond, ben ik zo vrij u
mijn
> > > probleem voor te leggen. Als ik bij u niet aan het juiste adres ben,
> kunt u
> > > mij misschien naar iemand verwijzen.
> > >
> > > In verband met taalkundig onderzoek -- kortweg: het gaat om de
bedenker
> van
> > > de spreuk "Indië verloren, rampspoed geboren" -- ben ik op zoek naar
> > > biografische gegevens over jonkheer dr. C.G.S. Sandberg (1866 - na
> 1942).
> > > Hij was geoloog; in 1905 in Parijs gepromoveerd, daarna enkele
> publicaties
> > > over mijnbouw, caldera's, ijstijden, afgewisseld met politieke
> pamfletten
> > > over Nederlands-Indië. Werkkring onbekend, maar vermoedelijk werkzaam
> als
> > > geoloog. Vermoedelijk opgegroeid in Zuid-Afrika.
> > >
> > > Nu hoop ik dat deze man indertijd lid is geweest van uw genootschap of
> een
> > > voorloper daarvan, en dat langs die weg nadere biografische informatie
> te
> > > vinden is. Het hoeft niet zeer uitvoerig te wezen, maar zijn jaar van
> > > overlijden zou ik graag willen weten, en misschien is er toen in het
> bla

Re: [iagi-net-l] Re: Butuh Input untuk Action Plan IAGI Jatim ttg Masalah Longsor

2002-12-18 Terurut Topik Koesoema
Ada yang lebih murah daripada difotocopy atau digitized; yaitu discan
sebahagian-sebahagian ), kemudian dikompilaksikan lagi dengan Adobe
Photoshop (atau kalau ada scanner besar langsung saja, disimpan di CD-ROM
(cuman Rp. 3000) isinya bisa banyak lembar peta.

- Original Message -
From: "Untung Sudarsono" <[EMAIL PROTECTED]>
To: "IAGI Pusat" <[EMAIL PROTECTED]>; "Andang Bachtiar"
<[EMAIL PROTECTED]>; "Ikhsyat Syukur -" <[EMAIL PROTECTED]>;
"Abdurrachman Asseggaf" <[EMAIL PROTECTED]>; "ridwan"
<[EMAIL PROTECTED]>; "Hardoyo" <[EMAIL PROTECTED]>;
<[EMAIL PROTECTED]>;
<[EMAIL PROTECTED]>; "Ph.D" <[EMAIL PROTECTED]>; "Ariadi
Subandrio - Off" <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]>;
<[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Wednesday, December 18, 2002 4:06 PM
Subject: [iagi-net-l] Re: Butuh Input untuk Action Plan IAGI Jatim ttg
Masalah Longsor


> Membaca jawaban pak Ikhsyat untuk mempermudah akses data yang tersedia di
Bandung, mohon pak Ketum menghubungi Pak Wimpy di lantai 2 Jl. Supomo 10
Jakarta karena Dit. Volkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi kan di bawah
beliau dan pak Bambang Dwiyanto selaku Kepala Puslitbang Geologi (beliau
yang punya peta geologi). Masalahnya kalau peta itu sudah diterbitkan
gampang tinggal beli dengan biaya kalau tidak salah Rp. 150.000,-/lembar
yang digital lebih mahal. Kalau masih berupa arsip di perpustakaan itu yang
agak repot mesti foto copy dan petanya digambar ulang.Kalau beliau-beliau
tersebut dilibatkan kan urusan rada gampang.
> Kalau Pak Ketum dan pak Ariadi Jumat ini (20 Desember 2002) bisa ke
Bandung (Jl. Diponegoro 57) bagus sekali karena pak Dirjen Geologi dan
Sumberdaya Mineral (Pak Wimpy dan jajarannya halal bihalal di Bandung).
> Salam:Untung Sudarsono
>
> >KepadaYth.:
> >Bpk. M ARCY (Pengda IAGI - Jatim)
> >Fax. 031.8477339/Telp. 031.8477338
> >
> >Pak Marcy Yth.
> >
> >Peta longsor lembar Malang kemarin sudah saya kirim via kilat khusus  Dua
> >puluh lembar lainnya sedang disiapkan.  Rincian beayanya ada bersama peta
> >Malang.
> >
> >Mengenai rencana pemetaan/zoning potensi longsoran dapat dilakukan dengan
> >rencana anda secara rapid assessment meialui citra satelite dengan
disertai
> >site visit.   Yang pertu diperhatikan klasifikasi/penggolongan menjadi
> >potensi longsor; tinggi,  rendah  dsb-nya  itu  ada  standardnya. Yang
> >pengalaman  ini  orang Bandung dan Bu Rita dkk.
> >
> >Karena Jawa Timur sangat luas, sedang untuk mitigasi itu idealnya peta
> >detil, saya sependapat kalau ditentukan lokasi prioritas, bisa dari skala
> >ekonomi (untuk  daerah wisata andalan) dan atau berdasar skala
kemungkinan
> >jumlah korban (misal daerah cepat tumbuh atau daerah padat penduduk).
> >Yang sangat periling adalah, ketika sudah punya peta ngapain.  Ini perlu
> >dilanjutkan dengan meningkatkan kemampuan aparat Pernda dan kemampuan
> >masyarakat untuk membaca perubahan gejala alam, kapan daerah yang rawan
> >longsor menjadi berbahaya, kapan daerah yang aman menjadi rawan.  Serta
> >menyadarkan masyarakat dan aparat Pernda (terutama aparat desa) di daerah
> >rawan longsor untuk waspada. Maaf tanpa ini, sebetulnya peta potensi
longsor
> >sebagai warning system hampir ndak ada artinya.  Jadi perlu sosialisasi
dan
> >pelatihan untuk menciptakan ahli mengenali gejala longsor di desa-desa.
Yang
> >juga perlu adalah program rehabilitasi Pemandian Pacet dan daerah
sekitamya.
> >
> >OK, sekian dulu dan trims atas perhatiannya.
> >
> >Bandung, 18 Desember 2002
> >
> >Hardoyo Rajiyowiryono
> >
> >Tembusan:
> >Sekretariat IAGI Pusat Fax. 021. 83702577 / 83702848
> >(Mohon bantuan ditembuskan ke Pak Andang B. dan Pak. Ichsan Syukur). Juga
> >Pak Assegaf
> >
> >Jawaban dari Bpak Ikhsyat Syukur (Surabaya):
> >
> >terimakasih Cak Hardoyo atas faxnva ke saya. Ini saya ulangi lagi fax
> >sampeyan.
> >
> >Usulan Pengda Jatim,
> >1. Jangka Pendek (dihitung mulai hari ini sampai akhir musim hujan ± 4
hulan
> >lagi)
> >1.1. Identifikasi daerah rawan bencana (sava pakai istilah hencana alam
ini
> >untuk menghindari perdebatan diantara kita sendiri apakah tanah longsor,
> >banjir atau banjir bandang dsb)  Yang jelas ADA BENCANA ALAM DAN BANYAK
YANG
> >MATI STOP PERDEBATAN, SOLUSINYA GIMANA. OJOK TUKARAN AE.
> >
> >Beberapa peta telah dikirim ke saya oleh Cak Hardoyo, matur suwun cak,
yang
> >bayar PP. Sisa daerah lain di Jatim saya usulkan pakai citra satelit dan
> >site visit secepatnya.
> >
> >PRIORITASNYA DAERAH YANG BANYAK PENDUDUKNYA / BANYAK DIKUNJUNGI ORANG
ATAU
> >JALAN-JALAN MENUJU DAERAH W1SATA DAERAH YANG RAWAN BENCANA ALAM tapi yang
> >kemungkinannya tidak menimbulkan korban untuk semeintara kita turunkan
> >derajad bahayanya. Saya butuh masukan dari teman-leman IAGI, apakah
> >pemilihan interpretasi citra satelil ini yang paling tepat Yang saya
> >butuhkan adalah metodaa dan sarana yang cepat, akurat, relative murah.
> >1.2. Setelah point I.I. selesai, hasil identifikasi) langsung kita
sebarkan
> >ke gubernur, Bupati, masyarakat, satkorlak. Lengkap dengan jenis 

Re: [iagi-net-l] Pengakuan Imam Samudra

2002-11-25 Terurut Topik Koesoema
Apalagi dibantu polisi federal Australia lagi!
- Original Message -
From: "Surya Sudana" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Cc: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Monday, November 25, 2002 12:58 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Pengakuan Imam Samudra


> Pak Ery,
>
> Mbok jangan nganggap kecil polisi kita.tidak semua polisi kita jelek..
> apalagi utk menangani kasus ini kita yakin pasti telah dipilih orang-orang
> (polisi)
> yang professional. Toh dari mulut mereka, pengakuan mereka ...serta
> bukti-bukti yang
> ditemukan mengarah kesana(paling tidak utk kasus yang telah usang)
> jadi kita hargai sajalah kerja mereka...
> Kalo di Indonesia dg penduduk 90% moslem, adalah hal yg sangat mudah
> dimengerti kalo pelakunya kelompok Islam (termasuk koruptor,
> maling etc...etc...). Kalo di Italy karena majoritas Katolik...tentu saja
> para pelaku tindak kejahatan (mafia, terorist?...etc..) pasti ya orang
> Katolik.
>
> Jadi marilah kita bikin joke yg sifatnya umum, tidak menyinggung golongan
> tertentu.
>
> Mohon maafmatur nuwundan...Merdeka
>
> suro
>
>
>
>   "ERY ARIFULLAH
>   "To:
<[EMAIL PROTECTED]>
>  .com>Subject:  Re: [iagi-net-l]
Pengakuan Imam Samudra
>
>   11/24/2002 07:56
>   PM
>   Please respond to
>   iagi-net
>
>
>
>
>
>
> Pak Koesoema,  bisa2 apa2 yang ada kaitannya dengan
> ledakan semua mengarah ke "Imam Samudra" simakhluk orbitan
> polisi. Makin berat aja tugas polisi bagaimana cari
> orbitan baru. Hati2! Siapapun bisa jadi orbitan (kambing
> hitam) baru Polisi, asal jenggotan, pake gamis, alim,
> sering ke masjid, apalagi kalo kebetulan punya sertifikat
> kursus peledakan kelas 1 dan 2.
>
>

===
>
> Selama Bulan Suci Ramadhan, ikuti Netkuis Ramadhan, Lomba Design E-Card,
> Opini Berhadiah hanya di www.plasa.com
>

===
>
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi FOSI : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED]),
>Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
>
>
>
>
>
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi FOSI : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED]),
>Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
>


-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi FOSI : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED]), 
   Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




Re: [iagi-net-l] Pengakuan Imam Samudra

2002-11-24 Terurut Topik Koesoema
Emang dikiranya saya serious?
- Original Message - 
From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Wednesday, January 23, 2002 6:11 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Pengakuan Imam Samudra


> > Pasti Pak RPK sedang ngabuburit dan iseng ya?
> > 
> > Wasalam,
> > EAS
> 
> Apaan sih ngabuburit ?
> Makan bubur sambil nunggu bedug buka puasa, ya ?
> 
> rdp
> 
> 
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> 
> Komisi FOSI : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED]), 
>Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
> 


-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi FOSI : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED]), 
   Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




Re: [iagi-net-l] Pengakuan Imam Samudra

2002-11-24 Terurut Topik Koesoema
Habis bagaimana masyarakat terus menanyakan mengapa G. Papandayan meletus?
Mengapa Direktorat Volkanologi tidak mengantisipasinya? Pasti ada yang harus
jadi kambing hitam, jadi cari saja yang paling gampang!

- Original Message -
From: "ERY ARIFULLAH " <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Sunday, November 24, 2002 12:56 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Pengakuan Imam Samudra


> Pak Koesoema,  bisa2 apa2 yang ada kaitannya dengan
> ledakan semua mengarah ke "Imam Samudra" simakhluk orbitan
> polisi. Makin berat aja tugas polisi bagaimana cari
> orbitan baru. Hati2! Siapapun bisa jadi orbitan (kambing
> hitam) baru Polisi, asal jenggotan, pake gamis, alim,
> sering ke masjid, apalagi kalo kebetulan punya sertifikat
> kursus peledakan kelas 1 dan 2.
>
>
> On Sat, 23 Nov 2002 13:25:18 -
>   "Koesoema" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >Berita terkini:
> >Imam Samudra telah melakukan pengakuan pada polisi bahwa
> >selain dia itu telah menjadi otak pemboman di Bali, dia
> >juga telah membidani pemboman lainnya seperti pemboman
> >gereja dan mesjid Istiqlal di Jakarta beberapa tahun
> >lalu, termasuk peledakan G. Papandayan baru-baru ini.
>
>

===
> Selama Bulan Suci Ramadhan, ikuti Netkuis Ramadhan, Lomba Design E-Card,
Opini Berhadiah hanya di www.plasa.com
>

===
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi FOSI : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED]),
>Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
>


-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi FOSI : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED]), 
   Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




[iagi-net-l] Pengakuan Imam Samudra

2002-11-22 Terurut Topik Koesoema
Berita terkini:
Imam Samudra telah melakukan pengakuan pada polisi bahwa selain dia itu telah menjadi 
otak pemboman di Bali, dia juga telah membidani pemboman lainnya seperti pemboman 
gereja dan mesjid Istiqlal di Jakarta beberapa tahun lalu, termasuk peledakan G. 
Papandayan baru-baru ini.



Re: [iagi-net-l] jenis petrophysict

2002-10-21 Terurut Topik Koesoema
Petrophysics ada ilmunya. Log analysis adalah aplikasinya dengan menggunakan
petrophysics.
Ada juga istilah formation evaluation, juga menggunakan petrophysics sebagai
applikasi.
Begitu toh

- Original Message -
From: "Wirawan, Gde" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Monday, October 21, 2002 1:18 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] jenis petrophysict


>
> Saya cenderung yg berlatar belakang mechanical/electric dan tidak/sedikit
> pengetahuan tentang geology (batuan secara fisikcore,
outcrop...)kecuali
> dr log disebut LOG ANALYST.
>
> Kalo yg mengerti tentang batuan atau punya background geology atau
> mechanic/electric yg belajar geology namanya PETROPHYSICIST.
>
> Itu sich menurut saya??
>
> cheers,
> gde
>
> -Original Message-
> From: KARTIKO-SAMODRO Ferdinandus
> [mailto:Ferdinandus.KARTIKO-SAMODRO@;totalfinaelf.com]
> Sent: Saturday, October 19, 2002 9:01 AM
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: [iagi-net-l] jenis petrophysict
>
>
> ngomong - ngomong masalah petrophysict
> menurut saya ada 3 jenis petrophysict : petrophysict  engineer,
> petrophysict geologist, dan jagoan petrophysict
>
> petrophysict enginner  umumnya berlatar belakang enginnering seperti
> mechanical/electrical sometimes petroleum enginner dan sangat kuat di
> matematik dan fisika tapi kurang kuat di geologisehingga tahu betul
> tentang tool fisik tapi sering kebingungan untuk melihat hubungan antara
> tool fisik dengan geology
>
> petrophysict geology umumnya berlatar belakang geologist dan punya
> background yang kuat di geology tapi lemah di fisika dan
> matematka..sehingga tahu betul tentang geology  tapi sering
> kebingungan untuk melihat hubungan antara geology dan tool fisik
>
> jagoan petrophysict mungkin enginner yang belajar geology atau geology
> yang suka enginnering...sehingga dapat mengetahui hubungan antara tool
> fisik dan problem geology yang dihadapi.
>
> petrophysict just like realist painter..they has to know technic of
> painting and has to know very well the object that they will paint.so
> what they paint will be exactly descript the reallity.
>
> mungkin ada comment yang lain.?
>
>
>
>
>
>
> "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]>
> 18/10/2002 07:24 PM
> Please respond to iagi-net
>
>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> cc:
> Subject:Re: [iagi-net-l] Petrophysics lover - Storm
Deposit
>
>
> Dari pada sibuk ngributin wadah ...
>
> Apa sih, indikasi storm deposit di dalam log ? ... log apa saja lah ...
> Dipmeter, FMI, den-por-dT dsb  Kalo log bisa memberikan sedikit
> jawaban
> akan sangat membatu semua .,
> aku yakin petrophysics bukan sekedar ngukur Sw dan porositas saja ?
>
> RDP
>
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> =
>
>
>
>
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> =
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> =
>


-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
=




<    1   2   3   4   >