Re: [Urang Sunda] Fw: Mahasiswa Sukabumi Ngaduruk Kondom ....
Kang Iman firman.raha...@... wrote: Nyaeta kitu kang anu mayar mah pan cenah sok dipariksa ku dokter pamarentah ... jadi aman Dipariksa dokter pamarentah kitu Kang? meureun nu dilokalisasi eta mah, ari nu rabeng di jalan-jalan mah duka teuing, paling oge ku LSM. Perkara lokalisasi, anggap we siga ngumpulkeun RUNTAH/ KOKOTOR, tinimbang runtah pabayatak dimana-mana, nu bisa ngaganggu kasehatan sarerea mending dikumpulkeun. Ngan hanjakalna loba keneh nu resep runtah pabayatak. Baktos, WALUYA
[Urang Sunda] Fw: Jabar panglobana kasus AIDS-- Fw: Mahasiswa Sukabumi Ngaduruk Kondom ....
Rabu, 02 Desember 2009 Jabar Peringkat Satu Kasus AIDS ANWARI JANUAR M/GM DIPOENEGORO,(GM)- Jawa Barat masih menempati peringkat pertama di Indonesia dalam jumlah kasus HIV/AIDS pada tahun 2009, yaitu 4.929 orang. Jumlah tersebut termasuk kelompok anak-anak, yang tertular dari orangtuanya sebanyak 88 kasus. Terdeteksinya para penderita HIV/AIDS di Jabar yang tercatat memiliki angka tertinggi, merupakan bukti kerja keras dan keberhasilan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan. Demikian disampaikan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, dalam peringatan Hari AIDS sedunia di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Selasa (1/12). Jumlah penderita HIV/AIDS di Jabar merupakan yang terbesar, karena jumlah penduduknya pun terpadat se-Indonesia. Kita tentu saja tidak berbangga dengan jumlah yang banyak, tapi bagaimana cara penanggulangannya. Harus ada kesadaran komunal tentang pencegahan penyakit ini, katanya. Ia melanjutkan, HIV/AIDS selama ini didominasi generasi muda. Hal itu menjadi ancaman serius terhadap kelangsungan masa depan bangsa. Kami berharap adanya kesadaran dan partisipasi aktif tentang penanggulangan HIV/AIDS. Misalnya dengan mengampanyekan stop seks bebas dan narkoba, tambahnya. Heryawan meyakinkan, pada tahun 2010 anggaran daerah untuk pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS akan lebih besar, dibandingkan tahun 2009 sebesar Rp 2,5 miliar. Menyinggung penderita HIV/AIDS anak-anak, Ketua Tim Penanggulangan Infeksi HIV/AIDS, Dr. H. Tony S. Djajakusumah mengatakan, RSHS memiliki program penanggulangan pemberian obat secara gratis bagi anak dari orangtua yang tidak mampu. Untuk mencegah penularan kepada bayi yang dikandung ibu penderita HIV/AIDS, tambah Tony, Klinik Teratai memiliki program khusus dalam menekan 1% kemungkinan si bayi tertular, di samping ibu tersebut tidak boleh menyusui bayinya. Pasien anak penderita HIV/AIDS seumur hidupnya harus minum obat anti retropiral (ARP), namun obat tersebut tidak sebagai obat tunggal. Saat ini jumlah pasien anak yang terdeteksi menderita HIV/AIDS sebanyak 88 orang, dan usia paling tua 8 tahun, katanya. Dengan mengonsumsi obat tersebut, lanjut Tony, penderita mampu bertahan hidup. Namun penggunaan ARP tidak lepas dari efek samping, seperti kurang darah dan diare. Di depan Gedung Sate, ratusan mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ITB dan IT Telkom, menggelar aksi simpatik dengan membagi-bagikan brosur, majalah, dan pamflet tentang pencegahan dan penanggulangan HIV/ADIS kepada pengendara dan pejalan kaki. Selain itu, mereka juga memasangkan pita warna merah kepada pejalan kaki, petugas kepolisian, dan jurnalis, sebagai simbol atas kepedulian terhadap HIV/AIDS. Mereka juga mengampanyekan pencegahan HIV/ADIS, dengan melakukan longmarch mengelilingi Kota Bandung. Menurut koordinator aksi, Reno Aditya, aksi itu bertujuan mengampanyekan kepada masyarakat agar menjauhi seks bebas dan narkoba, sebagai salah satu penyebab terjangkitnya virus HIV/AIDS. Selain itu, mengajak masyarakat untuk mensucikan diri dan jiwa agar terhindar dari HIV/AIDS. Ia menambahkan, antara 75-80% penularan HIV/ADIS disebabkan hubungan seksual. Sekitar 5-10% akibat jarum suntik dan 3-5% akibat transfusi darah yang tercemar. Selain itu, kasus penularan HIV/AIDS sekitar 90%, ditularkan dari ibu yang terkena HIV/AIDS kepada anaknya. Dalam Hari AIDS ini pula, kami mengajak masyarakat untuk menjauhi HIV/AIDS dengan menyalurkan minat/hobi ke hal yang lebih positif. Misalnya daripada clubbing lebih baik nge-band, ungkap Reno kepada wartawan di sela-sela aksi. Kota Bandung Sementara itu, jumlah pengidap HIV/AIDS di Kota Bandung sejak 1991 hingga saat ini, sudah mencapai 1.904 orang dengan 105 orang di antaranya meninggal dunia. Tingginya angka tersebut secara otomatis menempatkan Kota Bandung di posisi pertama, jumlah pengidap HIV/AIDS di Jawa Barat. Hal ini menjadi satu tantangan tersendiri bagi Pemkot Bandung, untuk menurunkan angka pengidap HIV/AIDS. Pemkot Bandung menargetkan untuk menurunkan angka pengidap HIV/AIDS sekitar 5% per tahun. Hal itu disampaikan Wali Kota Bandung, Dada Rosada usai peringatan Hari AIDS sedunia di Plaza Balai Kota, Jln. Wastukancana. Kita inginnya angka pengidap HIV/AIDS turun 100 persen, tapi itu tidak mungkin. Minimalnya bisa turun hingga lima persen, ungkapnya. Menurut Dada, prioritas yang akan dijalankan adalah upaya pencegahan penyebaran virus HIV/AIDS. Salah satunya dengan memperkenalkan seluk-beluk virus tersebut sejak dini. Pemkot Bandung akan memasukkan materi mengenai pencegahan HIV/AIDS dalam kurikulum sekolah, mulai dari SMP dan SMA di Kota Bandung. Kita 'kan punya empat muatan lokal, yaitu lingkungan hidup, bahasa Sunda, budi pekerti, dan narkoba. Muatan lokal HIV/AIDS bisa dimasukkan dalam kategori narkoba, jadi mereka (siswa-siswi) bisa memahami sejak awal, tutur Dada. Selain itu, Pemkot Bandung juga berencana menyediakan mesin informasi mengenai seluk-beluk penyebaran, dan dampak virus
Re: [Urang Sunda] Dubai bangkrut?
imans...@... wrote: Peluang jang indonesia saneh sukuk syariah tapi kawin syariah, soalna bakal seueur orang timteng nu stress gara-gara krisis keuangan di Dubai. Obat stress nu paling mujarab nyaeta ngalepas stress ku senang- senang nu disebat ibadah nikmat tea. Huhu ... hehehe...hahaha, Kang Iman mah kamana sajah, batur ngobrolkeun Dubai bangkrut, ieu kalahka kanu nikmat-nikmat . Baktos, WALUYA
[Urang Sunda] Ulama lalajona Pilem 2012 nu sejen? -- Re: Emak Naik Haji, Butuh Fatwa ....
Sihoreng simanahoreng, aya dua pilem nu nyaritakeun taun 2012 teh. Nu hiji judulna 2012 Doomsday, pilem ieu dirilis taun 2007, kaasup pilem kelas handap, jeung pilem 2012 nu dirilis taun 2009, nu ayeuna diurang keur diputer. Cenah ceuk artikel dina Superkoran Apakabar, aya kamungkinan para ulama teh salah nonton, nu ditonton pilem 2012 Doomsday lain pelem 2012 nu ayeuna keur diputer. Duka tah, da kuring mah acan kungsi lalajo 2012 Doomsday mah. Ieu data pilem 2012 Doomsday: Rated: Not Rated Runtime: 85 mins Genre: Dramas Synopsis: The end is nigh in this apocalyptic disaster film that mixes Christian values, Mayan mythology, and scientific theories about polar shifts. When four strangers journey into Mexico in 2012, they are drawn into ancient mysteries that foretell the coming of the End Times. Starring: Dale Midkiff, Cliff DeYoung, Ami Dolenz Director: Nick Everhart Baktos, WALUYA --- In urangsunda@yahoogroups.com, Kang Iman firman.raha...@... wrote: Basa di Medan mah eta 2012 teh mani ngantay pisan panasaran milu ngantay aya kana 2 jam na, malah asana amah leuwih na ari geus meunang tiket, ditingali teh geuningan kabagian 2015 geus we balik ah masih 6 taun deui
[Urang Sunda] Dubai bangkrut?
Cenah pausahaan Dubai World, teu bisa mayar hutang, akibatna saham-saham anjlok kulantaran hariwang memicu deui krisis ekonomi dunya. Tapi Indonesia mah cenah henteu hariwang, sabab investor Syariah diharepkeun henteu di Tmteng wae, tapi pindah ka Indonesia. Nyanganggakeun wartosna sareng mudah-mudahan we Indonesia kabanjiran duit syariah Pemerintah Ambil Keuntungan dari Krisis Dubai Senin, 30 November 2009 | 13:59 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah berharap bisa mengambil keuntungan dari krisis keuangan yang saat ini dialami Dubai World. Potensi gagal bayar perusahaan investasi global pemerintah Uni Emirat Arab itu diyakini bakal menyebabkan investor syariah, yang tadinya hanya terfokus di Timur Tengah, mengalihkan dananya ke negara berkembang, termasuk Indonesia. Mereka (investor) akan menjauhi sukuk di sana, dan mengalihkannya ke sini, kata Direktur Pembiayaan Syariah Departemen Keuangan Dahlan Siamat di kantornya, Senin (30/11). Dia optimistis krisis keuangan Dubai World tak akan menyebabkan minat investor terhadap sukuk berkurang. Apalagi di Indonesia penerbitan obligasi negara setiap tahun telah mendapat jaminan pembayaran karena disediakan lewat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Hanya saja, Dahlan mengakui, krisis Dubai akan mempengaruhi pada pembentukan imbal hasil (yield) pada penerbitan sukuk. Dua pekan ini yield sukuk agak naik, tapi itu biasa, ujarnya. Seperti diberitakan, Dubai World mengalami potensi gagal bayar atas kewajibannya sebesar US$ 80 miliar kepada sejumlah lembaga kredit multilateral. Perusahaan yang menjadi induk dari sejumlah perusahaan di bidang logistik, properti, investasi dan jasa keuangan ini meminta penangguhan pembayaran selama enam bulan hingga Mei 2009. Alhasil, lembaga kredit menurunkan peringkat utang perusahaan-perusahaan di Dubai. Krisis Dubai itu kembali memicu sentimen negatif pasar yang sebenarnya sedang berada dalam kondisi penuh optimisme soal pemulihan krisis keuangan global yang diperkirakan bakal tuntas pada 2010. Sentimen negatif juga diperkirakan terjadi pada pasar pembiayaan syariah karena Dubai World termasuk penerbit sukuk terbesar di dunia lewat anak usahanya di bidang properti, Nakheel. Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Rahmat Waluyanto sebelumnya mengaku belum melihat adanya ancaman terhadap pasar sukuk Indonesia. Pasalnya, kerangka kerja Undang-Undang Surat Berharga Syariah Negara sudah sangat jelas dan tegas. Kami juga terus memantau perkembangan dan mengantisipasi dampak yang bakal terjadi, katanya akhir pekan lalu. Meski yakin investor bakal melirik pasar sukuk negara berkembang termasuk Indonesia, Dahlan belum bisa memaparkan skenario pembiayaan tahun depan yang ditargetkan mencapai Rp 98,8 triliun. Termasuk apakah porsi penerbitan sukuk akan diperbesar dalam struktur penerbitan surat berharga negara tahun depan. Saat ini masih belum selesai dibahas, katanya. Tahun ini, pemerintah menerbitkan sukuk domestik dan global sebesar Rp 15 triliun dari total pembiayaan Rp 144,5 triliun. AGOENG WIJAYA
Bls: Bls: [Urang Sunda] Re: Fatwa MUI, hade?
Faisal dokterfais...@... wrote: Ckckck...geuning numutkeun aturan manusa mah robah2...ari aturan pangeran mah angger jejeg ti bareto dugi ayeuna.. Sakali deui kaagungan pangeran kabuktian ku urang. Ih jadi inget kajadian sawartara waktu katukang. Harita teh kuring diajak ku babaturan nempoan lahan di Bandung kaler nu ditawarkeun dibeuli ku manehna. Nya nepungan nu nawarkeunana, nu sigana mah pagawe kalurahan ngarangkep calo lahan. Sanggeus ngobrol perkara harga jeung sagala rupa, pangangguran kuring teh nanya: Sanes, Pa, pan di Bandung kaler mah teu kenging diwangun gede-gedean, aya aturanana ti Provinsi? Na ari pok teh ngajawab kieu: Ah si Bapa mah, gampil perkara eta mah, da ukur ATURAN JELEMA, sanes ceuk QUR'AN jeung HADIST! Kuring ukur bati colohok . Baktos, WALUYA
[Urang Sunda] Ramalan Jayabaya: Saumur Jagong?
Dina TV One peuting ieu, teuing acara naon da kuring teu nempo, ngan ngadenge sorana wungkul (keur ketak-ketik dina komputer), dicaritakeun perkara ramalan. Ti mimiti nu keur populer ayeuna, ramalan kiamat taun 2012, tepi ka ramalan lokal khas Jawa/ Indonesia, nyaeta RAMALAN JAYABAYA. Ceuk naratorna teh, ramalan Jayabaya geus ngaprediksi Indonesia bakal dijajah ku bangsa kulit koneng SAUMUR JAGONG. Tapi ieu lain perkara bener salahna eta ramalan, ngan perkara JAGONGNA. Jagong lain pepelakan asli Indonesia, tapi asal muasalna ti Amerika. Tah kulantaran JAYABAYA nu lamun teu salah mah Raja Karajaan Kediri di abad ka 11, kuring jadi bingung sorangan. Ari bingungna kieu: 1) Lamun jagong geus aya ti abad ka 11, ieu hartina aya urang Jawa/ Indonseia nu geus boga hubungan jeung benua Amerika. Duka saha tah nu enggeus nganjang kaditu, samemeh Columbus . 2) Kamungkinan sejen, ramalan Jayabaya teh rekayasa pujangga Jawa di jaman sanggeus datangna pendatang bule (Protugis, Spanyol, Walanda) nu mawa jagong ka Indonesia di abad ka 17. Kamungkinan sejen? Manawi aya baraya anu terang...Hehehehe Baktos, WALUYA
Re: [Urang Sunda] Ramalan Jayabaya: Saumur Jagong?
Hehehe ...jadi lieur nya Kang. Tapi ieu mah sakadar ngingetan ka urang Sunda nu boga bakat jadi pujangga (novelis/ pangarang) atawa rek jadi sutrada pilem, heug dongengna teh nyaritakeun jaman baheula samemeh urang bule datang (Lutung Kasaarung/ Pajajaran/ Perang Bubat/ Majaphit/ Galuh/ jrrd ). Kade sing ati-ati dina nyetting lingkunganana. Contona ulah nyaritakeun/ nyieun adegan Paman Lengser keur ngopi BEULEUM SAMPEU bari ngelepus UDUD. Sabab Sampeu jeung bako, sarua jeung jagong, lain pepelakan asli Indonesia. Pepelakan ieu dibawa urang Bule ka Indonesia ti Amerika. Tapi meureun kulantaran taneuhna cocog, jadi nyebar diurang, disangka weh pribumi, padahal meleg-meleg imigran Baktos, WALUYA --- In urangsunda@yahoogroups.com, Awan Gunawan sirawing_peage...@... wrote: Kameureunan sejen: Mungkin pada abad ka-11 eta, ketika eta raja berkuasa (mun enya mah aya), geus aya urang bule nu datang ka Indonesia. Mungkin si bule eta papanggih jeung JAYABAYA terus mere JAGONG ka manehna. Kemudian si bule ngaharewos ka JAYABAYA: ulah bebeja ka batur yen nu mere JAGONG teh uing, nya!!. Matakna teu pernah kacaritakeun dina sajarah lamun bule datang ka Indonesia teh geus ti abad ka-11. Tapi da, barina ge pada abad ka-11 mah benua Amerika-na oge can dieusian ku bule, lin?! cag ah, Si Rawing
[Urang Sunda] Ultah Kota Jakarta: 22 Juni teh ngarayakeun naon?
Jakarta (Batavia), dina pelajaran Sajarah di Sakola, cenah Jakarta tadina aranna Sunda Kalapa tapi diganti aranna jadi Jayakarta ku Fatahillah sanggeus manehna naklukeun ti pangawasa samemehna (Pajajaran?). Tapi ieu aya artikel tina website Budaya Betawi nu boga versi sejen. Dina versi ieu aran Sunda Kalapa teh sabenerna aran ti urang bule, nu aslina mah ukur KALAPA. Aran Jayakarta lain ti Fatihillah, tapi geus aya ti beh ditu, sabab catetan urang Protugis geus nyebut Xacatara. Nu leuwih penting deui, dina versi ieu tokoh Fatahillah teh leuwih condong disebut Sang penyerebu nu ngacak-ngacak KALAPA, tinimbang Pahlawan nu ngusir pangaruh Protugis. Mana Nu bener? Ah ...nyanggakeun we artikelna: 22 Juni Itu Hari Perayaan Apa? (Ridwan Saidi) Portugis menggunakan nama Xacatara (Jayakarta), jauh sebelum invasi Fatahillah http://www.budayabetawi.com/index.php?id=55 Atas prakarsa Walikota Jakarta Raya Soediro, ahli sejarah Prof. Dr. Mr. Soekanto pada tahun 1958 melakukan penyelidikan untuk menetapkan hari jadi kota Jakarta. Selidik punya selidik sang profesor berkesimpulan bahwa hari jadi kota Jakarta adalah tanggal 22 Juni, karena pada tanggal itu nun di tahun 1527 pasukan koalisi Cirebon-Banten-Demak pimpinan ahli perang asal Gujarat bernama Fatahillah berhasil merebut pelabuhan Kalapa yang berada di bawah kekuasaan penyembah berhala. Setelah diutak-atik, sang profesor merasa sangat yakin tanggal 22 Juni itulah garda Pajajaran menekuk mereka punya lutut di hadapan Jenderal Al Gujarati. Walau Prof. Dr. P.A. Hoesein Djajadiningrat sendiri berkeyakinan bahwa pelabuhan Kalapa direbut pada akhir tahun 1526. Dosa tak berampun yang dibuat penyembah berhala adalah mereka telah melakukan persengkongkolan dengan Portugis sebagai adikuasa di zaman itu. Portugis beroleh konsesi setumpuk tanah untuk membangun loji, kemudian mendapat pasokan lada yang teratur dari Pajajaran. Sementara Pajajaran mendapat jaminan keamanan bila ada musuh yang menyerang. Perjanjian ditandatangani pada 21 Agustus 1522 dan dipatri dalam sebuah padrao agar khalayak ramai mengetahui. Ini yang membuat gusar Demak. Pajajaran yang di bawah kekuasaan Prabu Surawisesa (1521-1535) beberapa kali di tahun 1526 berkunjung ke Malaka, yang sudah menjadi koloni Portugis, untuk menggarap perjanjian ini. Demak merasa tersinggung karena menafsirkan perjanjian ini tertuju kepada mereka. Seolah jika Demak menyerang, maka Portugis akan tampil membela Pajajaran. Padahal perjanjian itu dapat ditafsirkan lain, Pajajaran memberi konsesi tanah dan pasokan lada teratur kepada Portugis agar kerajaannya tidak diserang Portugis. Pajajaran tidak ingin jadi Malaka II atau Pasai II. Dua kerajaan ini telah diserang dan ditaklukkan Portugis. Dengan dalih islamisasi persiapan menyerang Pajajaran dilakukan. Terlebih dulu kerajaan Banten Girang di bawah pimpinan Pucuk Umun diserang tentara gabungan Cirebon-Demak pada tahun 1526. Sisa-sisa tentara Pucuk Umun terpaksa atau tidak dilibatkan menyerang Kalapa. Maka Fatahillah dengan kekuatan 1452 pasukan menyerang Kalapa dari rusuk sebelah barat. Serangan ini tidak diduga, seperti halnya serangan terhadap Banten Girang, karena penguasa Cirebon adalah Sunan Gunung Jati yang notabene menantu Pucuk Umun. Seperti diketahui berdasarkan naskah Wangsakerta, Banten Girang dan Tanjung Jaya adalah kerajaan bawahan Siliwangi. Tanjung Jaya adalah kerajaan kecil di tepi kali Ciliwung yang mendapat kewenangan mengelola pelabuhan Kalapa. Menjadi pertanyaan kini, apakah benar setelah merebut pelabuhan Kalapa maka Fatahillah memberi nama bandar ini sebagai Jayakarta yang berarti kota kemenangan untuk mengganti nama sebelumnya yaitu Sunda Kalapa? Atau, barangkali pertanyaannya dapat dibalik, benarkah bandar ini bernama Sunda Kalapa? Menurut peta Cièla yang dibuat Pangeran Panèmbong pada setidaknya sebelum serangan Maulana Yusuf atas Pakuan tahun 1579, kota ini disebut sebagai Nusa Kalapa. Pelabuhan Kalapa bukan nama spesifik, perkataan itu lebih mengandung keterangan tempat, yaitu pelabuhan (di) Kalapa. Çumda Calapa (Sunda Kalapa) adalah nama yang digunakan pelayar Portugis. Sedangkan orang Portugis telah menggunakan nama Xacatara untuk menyebut Jayakarta, bahkan sebelum invasi Fatahillah. Dalam syair Bujangga Manik yang ditulis sebelum Pasunda Bubat tahun 1357, sang Bujangga dalam lalampahan (perjalanan keagamaan/pilgrimage)-nya menyebut bandar ini Kalapa. Kata nusa dalam Nusa Kalapa berarti `pulau.' Istilah `pulau' mengacu kepada pengertian `kawasan yang dikitari air.' Sejak Tarumanagara daerah yang disebut Kalapa ini berbatas timur kali Citarum, berbatas barat kali Cisadane. Daerah seperti ini menurut konsep geografi purba tak laik untuk lokasi kerajaan. Itulah sebabnya Bujangga Manik dalam lalampahan-nya itu tidak singgah di kawasan Kalapa, melainkan setibanya di pelabuhan langsung menuju Pakuan melalui rute Pabeyaan (Pasar Ikan sekarang), Ancol Tamiang (kini Pluit), Mandi Rancang
Re: [Urang Sunda] Kecap Anjing Goblog hartina ayeuna
yayan sopyan yayan_sopya...@... wrote: cenahmah, hot dog teh kawitna ti bandung, pedah etah, urang bandung nyobian roti isi daging, ari dagingna panas keneh...spontan eta jelema ngucap :panas anjing..urang bule anu ngajualnya nerjemahken ucapan eta jelama ti bandung teh jadi hot dog. mangga dilajengkeun kunu sanes Hihihi aya-aya wae. Ari kuring mah sok heran, di Bandung teh aya legenda Sangkuriang, nu bapana si Tumang, sang gogog. Anehna ti Bandung oge nu ngamimitian kecap /Anjing/ diumbar dimana-mana. Aya hubunganna henteu kitu? Boa-boa, Sangkuriang teh lain sakadar legenda .. Baktos, WALUYA
[Urang Sunda] Re: Fatwa MUI, hade?
Tapi kuring mah rek moderat we perkara spiker mah ..hehehe. Aya perluna oge spiker tarik di lingkungan teh, keur ngumumkeun hal nu darurat, contona aya tatangga anu maot atawa aya bangsat kaperego. Kungsi kabejakeun aya bangsat beunang, gara-gara nu kapalingan gogorowokan dina spiker masjid. Meureun nu perlu mah aturan nu tegas nu ngatur nu kumaha nu gandeng teh (kebisingan). Ukuran gandeng nu normal disahandapeun angka 50dB (desibel). Jadi meureun sora spiker kudu diatur ulah ngaleuwihan angka eta. Sabenerna aya aturan menteri KLH perkara gandeng ieu. Fatwa MUI atawa aturan Pemda alusna ngacu ka aturan Menteri ieu, jadi puguh angkana jeung jadi jelas saha nu ngalanggar jeung nu henteu. Ngan memang di urang mah, sakapeung sok percomah, aaturanana aya, ah jarang digugu.noyod we kumaha aing! Baktos, WALUYA --- In urangsunda@yahoogroups.com, Simkuring alkarta_...@... wrote: Enya bah, kuring panuju pisan ku fatwa siga kitu, ngan mereun kudu aya bejerbeas na (substansi tina fatwa kitu?
[Urang Sunda] Re: Fatwa MUI, hade?
Di Arab Saudi ge, speaker masjid nu tarik teuing, teu meunang, malah aya nu disita, saperti dibejakeun ku koran ArabNews dihandap ieu: 43 speaker di Masjid-masjid di Baha Arab Saudi disita, da sorana diararadu jeung masjid sejen: Blaring speakers removed from 43 Baha mosques Arab News http://www.arabnews.com/?page=1section=0article=121899d=26m=4y=2009pix=kingdom.jpgcategory=Kingdom JEDDAH: Inspectors from the Ministry of Islamic Affairs recently removed blaring speakers from 45 mosques in the western province of Baha because they were too loud and smothered out the broadcasts of other mosques. Minister Islamic Affairs Saleh Al-Asheikh has ordered teams to inspect mosques in various parts of the Kingdom and to look for extremely powerful speakers, the Saudi Press Agency said yesterday. The inspectors instructed several imams in Madinah to make the initial summon to prayer over loudspeakers and to only use their internal speaker-systems during prayers. A ministerial survey showed that the volume of mosque speakers in the central province of Qassim was comparatively low. However, some were found with volumes higher than required and given instructions to lower them. The ministry says some mosques now have speakers that can be heard as far as five kilometers away. The result is that mosques in close proximity, especially in places where there are many, drown out each other's broadcasts. --- In urangsunda@yahoogroups.com, Dudi Herlianto dudi.herlia...@... wrote: baraya, ieu aya fatwa MUI nu menarik. dilarangna make toa di masjid jeung musola. nu ngaluarkeun mui kalsel. dudi
[Urang Sunda] Fw: Cesare
Kuring teu apal saha Machiavelli teh, ngan sok sering kabaca saliwatan dina artikel2 nu kuring oge teu pati ngarti naon eusina. Sigana nu dialajar elmu Pulitik mah leuwih mikawanoh. Tah kabeneran aya tulisan Gunawan Muhamad, Caping Tempo minggu ieu, nu sarua nyebut-nyebut Machiavelli, nyanggakeun (bari satengah heran geuning Paus jaman baheula mah boga anak diluar nikah?) Cesare Tempo, Senin, 23 November 2009 Pernah ada sebuah zaman ketika agama, zina, kekuasaan, uang, nepotisme, jual beli jabatan, perang, pembunuhan, dan moralitas campur baur. Itulah abad ke 16 di Italia, ketika Paus Aleksander VI naik Takhta Suci. Ketika Kardinal Rodrigo Borgia dipilih dengan suara bulat dalam pertemuan para uskup tanggal 10 Agustus 1492, Paus baru ini memilih nama Aleksander-tokoh sejarah yang tak terkalahkan, katanya, mengacu ke sebuah nama penakluk yang tak pernah mengenal Yesus. Upacara penobatannya meriah. Roma menyaksikan dengan penuh kegembiraan barisan panjang kuda putih, 700 pastor dan kardinal berpakaian warna warni, deretan ksatria dan pasukan panah, parade permadani dan lukisan. Di ujung prosesi itu Aleksander kemudian tampak: dalam usia 61 ia tetap gagah, tubuhnya tinggi, penuh energi, dengan sikap percaya diri yang mengesankan. Di masa itu, tak banyak yang berkeberatan dengan kemewahan itu. Juga tak ada yang mengungkit kehidupan pribadi Sri Paus: ia naik jenjang karier sampai jadi kardinal dalam usia 25 tahun. Tentu saja jalur cepat itu karena Paus Calixtus III adalah pamannya. Yang tak bisa dilupakan adalah bahwa Kardinal Borgia yang pandai memimpin Kuria itu, yang unggul dalam administrasi dan politik, juga ganteng, hangat, bijak bestari, dan memikat hati para perempuan. Pada umur 29 tahun, sang kardinal punya anak gelap pertama. Enam tahun kemudian, seorang perempuan lain jadi ibu dari empat anak yang baru, antara lain Cesare. Itu memang zaman ketika kehidupan seksual para petinggi Gereja berlangsung tanpa diributkan. Itu juga zaman ketika kedudukan kepausan bisa dimanfaatkan untuk mengumpulkan dana dan memberi tempat bagi sanak keluarga. Paus Aleksander memperoleh 30 ribu dukat uang untuk memberi izin perceraian seorang raja Hungaria, menerima bayaran 120 ribu dukat dari 12 kardinal yang dipromosikannya. Sebuah sajak satire pernah ditulis tentang itu: Aleksander menjual kunci, altar, dan Kristus.. Sang Paus tak peduli. Ia tak mendengarkan apa yang dikatakan orang ramai tentang dirinya. Ia mengukuhkan takhta kepausan, dan untuk itu segala cara ditempuh. Ia beruntung. Ia mendapatkan bantuan dari putranya, Caesar Borgia, sang penakluk yang berhasil memperluas wilayah kepuasan-terutama setelah anak muda itu, dalam usia 22 tahun, melepaskan jabatannya sebagai kardinal dan terjun memimpin peperangan. Cesare, yang tak kalah rupawan ketimbang ayahnya, bertubuh jangkung dan berambut pirang, adalah lelaki perkasa yang konon mampu membengkokkan sepatu kuda dengan tangan telanjang. Ia bisa merobohkan seekor banteng dengan sekali tebas. Ia tak mengenal takut. Ia periang dan cerdik. Perempuan mengaguminya tapi tahu bahwa mereka hanya akan dipergunakan sebentar. Nafsu utama lelaki ini hanya satu: kekuasaan. Ia bisa brutal dan keji, ia bisa cerdik dan culas. Tapi ia bisa menenangkan rakyat di bawahnya. Ia hidup menyendiri di Roma, setengah tersembunyi, hingga begitu banyak desas desus beredar bagaimana ia meracun musuh politiknya, atau memenjarakan orang penting untuk kemudian dilepaskan setelah membayar ribuan dukat. Tak pernah jelas tercatat dalam sejarah, benarkah semua itu dilakukannya. Bagaimanapun juga, ia memang penguasa yang tegas dan efektif, dalam menipu, menjebak, dan membinasakan mereka yang menghambat jalannya. Tapi juga dalam memerintah, ia bisa mengambil hati mereka yang hidup di bawah. Sejarah kekuasaannya, sebagaimana kekuasaan ayahnya, menimbulkan perdebatan sampai hari ini, dan tak hanya di Italia: tak adakah dorongan lain dalam dinamika kekuasaan politik, selain mendapatkan dan menggunakan kekuasaan politik? Machiavelli, yang menulis Il Principe, menggambarkan perilaku Cesare Borgia dengan penuh pujian: Ia dianggap kejam. tapi kekejamannya bisa menggabungkan kembali Roamagna, menyatukannya, dan memulihkannya ke dalam suasana damai dan setia.. Cesare bisa menimbulkan rasa takut, tapi juga rasa cinta, dari orang lain. Bagi Machiavelli, seorang penguasa yang harus memilih antara dicintai atau ditakuti, lebih baik memilih yang terakhir. Ia harus bisa mengorbankan cinta. Salahkah Machiavelli? Hegel memuji pemikir politik Italia dari abad ke 16 itu dalam hal kesadarannya yang tinggi tentang hal hal yang niscaya dalam membentuk sebuah negara. Semuanya harus bisa diperalat, juga agama. Machiavelli mengambil teladan dari Numa Pompilius yang memimpin Roma: untuk menjinakkan sebuah masyarakat yang ganas dengan cara yang damai, Numa memakai agama sebagai penopang yang paling perlu dan pasti bagi tiap masyarakat yang beradab. Tapi
[Urang Sunda] Re: koeli kontrak di suriname
Urang Sunda nu jadi kuli kontrak jeung teu balik deui ka lemburna, umumna jadi Urang Jawa. Nu disebut Jadel (Jawa Deli) di Sumut, sabenerna teu kabeh katurunan Jawa, aya oge katurunan Sunda. Ngan kulantaran lolobana Jawa, jadi weh ngiluan jadi Jawa. Di Suriname oge kitu, baheula aya salah saurang Menteri Suriname ka Indonesia, lamun teu lepat mah aranna teh Sasmita atawa Sumita, manehna ngaku kolotna asal Tasik. Pak Menteri ngan bisa nyarita Basa Jawa sanajan ngaku teureuh Tasik. Baktos, WALUYA --- In urangsunda@yahoogroups.com, mangjamal mangja...@... wrote: bieu tah ngulampreng ka gd arsip nasional den haag. milu tatangga kos nu s2na sejarah nya judulna mah neangan bahan tea, tapi hese, jaba sigana ngarana ge dg arsip, kalolobana nya arsip nu sipatna dines. panggangguran, tadi teh mukaan arsip nu jaradi kuli kontrak ka suriname, panasaran naha enya urang jawa dina harti jateng jatim wungkul, da biasana java dina harti umum nya sapulo jawa. si horeng aya jeung rada loba oge urang sunda, dumasar asalna, cara poerwakarta, malah aya urang desa si kuring, goenoengtjoepoe, tjiamis. duka terusna da basa walanda. tahun 1920-1930an.rata2 kontrakna 5 taunan. kanu loba waktu mangga toong dina kotak archive, aya english versionna (kuduna mah aya versi indonesiana nya. webna ieu, nationaalarchief.nl
[Urang Sunda] Re: [kisunda] Fakta di Balik Kriminalisasi KPK
almas aprilana almasarnyeapril...@... wrote: Keur kuring nu geus cangcaya ka ieu nagara ngan teu wasa mun pindah hehe...(masih keneh cinta ka persib utamina mah) ningali msalah ieu teh sapertos ningali 3 geng rampok nu nuju parebut lahan kavling rampokeun, analisa kuring mah sederhana wae KPK eusina pulisi sareng jaksa atuh nu nuju paguntreng ayeuna nya kapan KPK vs pulisi vs jaksa, apa keneh keneh kehed eta teh. Enya Kang, lamun ditempo kadinya mah, asa euweuh bedana. Matak kuring mah ayeuna keur puasa, tara maca koran jeung jarang lalajo TV. Bosen jeung bingung, beja teh eta deui, eta deui. Indonesia teh geuning mani heureut pisan, ngan sakuliwek Jakarta wungkul Baktos, WALUYA
Re: [Urang Sunda] singkatan
From: irpan rispandi urang jadi reueus sabab basa sunda jeung basa inggris dulur misan? naha bet reueus? sabab bahasa inggris leuwih luhur ? sabab bahasa inggris basa internasional? Lamun teu salah, ieu teh gara-gara penjajahan Walanda Kang. Cenah di jaman baheula (kolonial) nu meunang ngomong basa Walanda teh, salian ti urang Walanda, nya kaum pribumi priyayi (menak), kitu oge nu sakola. Akibatna Basa Walanda statusna naek, jadi basa kelas tinggi. Status sahandapeunana Basa Melayu, nu panghandapna Basa Daerah. Walanda dina komunikasi jeung pribumi, sigana leuwih milih maranehna diajar basa pribumi, tinimbang maksa pribumi diajar bahasa maranehna. Ieu beda jeung Protugis jeung Spanyol, nu ngadedetkeun pisan budayana. Bisa ditempo nagara urut jajahan Protugis jeung Spanyol mah bener-bener jadi duplikatna Protugis/ Spanyol, contona dina basa nu dipake, aran jelema, agama. Aya untungna teu dijajah protugis, budaya urang masih eksis, tapi aya oge rugina, salah sahijina nganggap Basa penjajah teh basa kelas tinggi. Geus merdeka, basa Walanda teu dipake, gantina ku Basa Inggris . Baktos, WALUYA
[Urang Sunda] Saha Nu Kungsi Nyabok Soeharto? -Re:ihakim nu wani nyarekan Sukarno
Tadi isuk2 kuring maca Tribun Jarbar, cenah aya saurang tantara nu kungsi NYABOK SEOHARTO. Sang Tantara teh lain urang Sunda, tapi hirup jeung karirna di Tatar Sunda, oge makamna aya di Tatar Sunda, nyaeta di Makam Pahlawan Cikutra Bandung. Sang Tantara teh KOL. PURN ALEX KAWILARANG, urut Pangdam Siliwangi jeung nu ngadegkeun pasukan Komando TNI, nu ayeuna disebut Kopasus. Kopasus tadina pasukan khusus di Siliwangi. ALex Kawilarang nyabok Soeharto, kulantaran ambek pisan, sabab pasukan KNIL (pasukan walanda) ngaduduki kota Makasar nu dijaga ku pasukan nu dipimpin ku Soeharto. Pasukan Soeharto malah nyalametkeun diri lalumpatan ka lapangan terbang. Kanggo komplit wartana, mangga klik wae: http://www.tribunjabar.co.id/read/artikel/12508/tak-banyak-yang-tahu-alex-kawilarang --- In urangsunda@yahoogroups.com, indriani suryadi indriani_sury...@... wrote: tah matak loba pi PR reunana dina peradilan indonesia teh, tapi masih keuneh bingung di mimitian timana heula atuh ngarubah ka'ayaan ayeuna nu geus runcat rancet. matak kaluar eta solusi dana nu leuwih gede sangkan bisa ngabeuneran kajaksaan nu ayeuna. (UUD ujung ujung duit) tapi da MA ayeuna ge sigaan geus lumayan boga kawani walau masih kirang gregetnamah. ah eta mah titingalian simkuring salaku pangamat politisi amatir  (wey sundana geus keren tur rada kasar ayeunamahhasil training baraya kusnet)
[Urang Sunda] Fw: Ngitung Gancangna Urusan Langit
Kuring meunang artikel menarik ti millis sabeulah, nu nulisna Ustadz Haji Nur Abdurahman (HMNA), kolumnis koran Fajar nu medal di Makasaar. Utak-atik matematika Pa Ustadz ngahasilkeun hiji harga konstanta, nu dibere notasi U jeung disebut Cosmic Affair (terus terang istilah ieu kuring kakara ngareungeu). Hebatna U teh ampir sarua jeung konstanta kecepatan cahaya (atawa gelombang elektro-magnetik sejenna). Salah sahiji usaha kaum Ulama nu hayang ngagabungkeun agama jeung elmu. Usaha nu hade, sanajan karasana dicocog-cocogkeun, sabab ari harga kecepatan cahaya ceuk fisika mah lain beunang utak-atik matematika, tapi diukur. Kalemahan sejen artikel ieu, nyieun kacindekan ngajleng, pedah angkana ngaharib-harib sarua, dianggap weh aya hubunganana. Padahal dina bahasanana teu disebut kumaha hubunganana (korelasina antara cosmic affair jeung kecepatan cahaya). Nyanggakeun artikelna: http://waii-hmna.blogspot.com/2002/01/508-menghitung-laju-cosmic-affair.html BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU [Kolom Tetap Harian Fajar] 508. Menghitung Laju Cosmic Affair Sistem Koordinat Sistem Koordinat dipakai sebagai patokan bagi gerak titik benda. Biasanya memakai sistem orthogonal (Koordinat Kartesis), dalam ruang memakai 3 sumbu saling tegak lurus X, Y, Z dimulai dari titik O yang disebut pusat sistem koordinat. Dalam praktek yang dijadikan titik O ialah bumi, matahari dan kendaraan yang sedang bergerak (termasuk space ship). Di dalam kinematika (ilmu gerak) semua gerak adalah gerak relatif terhadap titik pusat sistem koordinat. Bumi Sebagai Pusat Sistem Koordinat Jika orang misalnya menembakkan proyektil dengan sudut @, maka dalam ilmu mekanika dikatakan lintasan proyektil itu membentuk garis lengkung yang disebut dengan lintasan peluru yang dalam kacamata matematika disebut kurva berbentuk parabola, dengan pengertian bahwa itu berbentuk parabola terhadap bumi. Dalam kalkulasi mencari konstante U (urusan, al amr = cosmic affair), terlebih dahulu dikemukakan definisi apa itu satu tahun. Al Quran memakai sistem qamariyah (lunar system), satu tahun = 12 bulan qamariyah. Dalam sistem syamsiyah (solar system) pengertian satu bulan itu tidak tegas/eksak, artinya tidak dapat dirujuk pada gerak bulan dari mana ke mana . Sedangkan dalam sistem qamariyah (lunar system) satu bulan itu tegas/eksak. Dalam bidang falakiyah (astronomis) satu bulan ditegaskan dengan satu kali bulan mengelilingi bumi, dengan bumi sebagai pusat sistem koordinat dengan lintasan mendekati lingkaran. Ini disebut dengan siderial month. Dalam penanggalan (kalender) ditegaskan satu bulan qamariyah adalah jarak waktu antara dua posisi ijtima'. Ini disebut dengan synodic month. (Yang disebut posisi ijtima', ialah bumi, bulan dan matahari hampir-hampir dalam satu garis. Dikatakan hampir-hampir, karena ada kalanya ketiganya betul-betul terletak dalam satu garis, yang dalam hal itu terjadi gerhana matahari, karena bulan menutup matahari). Jadi kalau dikatakan satu tahun 12 kali bulan mengelilingi bumi (pure lunar system), dan 1000 tahun 12000 kali bulan mengelilingi bumi, maka itu berarti bumi sebagai pusat sistem koordinat, gerak bulan relatif terhadap bumi dalam lintasan mendekati lingkaran. Inilah dasar dari rumus dasar cosmic affair dan untuk menghitung kecepatan tangensial bulan terhadap bumi, seperti yang dilakukan dalam kalkulasi di bawah. Buruwjun Sebagai Pusat Sistem Koordinat Dalam tahap permulaan menghitung bumi dijadikan pusat sistem koordinat, sehingga perlu dikoreksi setelah buruwjun dijadikan pusat sistem koordinat. Kalau pada waktu bumi dijadikan pusat sistem koordinat kecepatan tangensial V selalu tegak lurus pada jari-jari lingkaran orbit bulan mengelilingi pusat sistem koordinat yaitu bumi. Namun setelah buruwjun yang dijadikan pusat sistem koordinat, maka V sudah tidak lagi merupakan kecepatan tangensial. Maka dalam satu siderial month arah vektor V perlu dikoreksi dengan mengambil proyeksinya terhadap garis kerja yang tegak lurus jari-jari tak terhingga dari tatasurya ke buruwjun. Dalam satu siderial month bulan sudah menempuh busur @ dan sudut ini sama besar dengan sudut yang dibentuk oleh vektor V dengan garis kerja, sebab masing-masing dari kedua kaki dari kedua sudut itu saling tegak lurus, sehingga V harus dikoreksi menjadi V cos @. *** Demi keotentikan, sebagai pertanggung-jawaban kepada Allah SWT, dalam kolom ini setiap ayat Al Quran ditransliterasikan huruf demi huruf. Bila pembaca merasa terusik dengan transliterasi ini, tolong dilampaui, langsung ke cara membacanya saja. Perhitungan Perkara yang tidak ghaib yang disebutkan dalam ayat Qawliyah (Al Quran) pada umumnya dapat diperoleh kejelasannya baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif dengan mengkaji ayat Kawniyah (alam syahadah, physical world). Berdasarkan hal itu, maka ilmu pengetahuan alam dapat dipakai sebagai ilmu bantu dalam memahamkan ayat Qawliyah yang berhubungan dengan
Re: [Urang Sunda] Tahu Sumedang ......
mh khs...@... wrote: Asana Tahu Sumedang ting pucunghul di Borneo, tos aya kana tilu-opat taun ka tukang. Di sabudereun Bandara Samsudin Noor ge aya Bah. Kiwari mah deukeut panganjrekan incu mitoha ge aya tukang tahu teh. Kutan di Banjarmasin oge aya? Geus lami kuring teu ka Banjarmasin. Pangakhirna teh di pertengahan taun 1990'an. Inget ka Banjarmasin, inget kana lauk pupuyu, lauk nu rungseb ku cucuk tapi mani girinyih, sedap. Maklumlah, tukang lelebok ...hahaha Baktos, WALUYA
[Urang Sunda] Gara-Gara Ucing -- Re: Tahu Sumedang ......
Surtiwa surt...@... wrote: Waas aheula mah di sakitar Bukit Soeharto teh teu meunang aya anu dagang atawa pamuiman..eta teh daerah konservasi leuweungKomo ngaranna Soeharto..sarieuneun ngalanggar.. Bah, kuring mimiti ngaliwat ka Bukit Soeharto teh taun 1981,nuju Samarinda ti Balikpapan. Kuring nyarter mobil sewaan, mobilna teh sedan Holden, persis siga di Bandung jaman harita, taksi 4848. Pas ngaliwat ka Bukit Soeharto, si Supir teh ngadadak ngalaunan mobilna, bari tempa-tempo kasisi jalan. Kuring rada reuwas, da puguh Bukit Soeharto jaman harita, masih leuweung, teu ningali jelema saurang-urang acan, sok sieun si supir boga niat jahat. Sreg teh mobil eureun pisan, si Supir terus turun, bari ngomong pondok, Maap Pak, sebentar. Manehna nuju ka sisi jalan, terus nempoan kahandap siga aya nu diteangan, sukuna nyepakan runtah, duka naon nu diteangan. Tapi kacirina mah manehna bingung, nu diteangan teu kapanggih. Tungtungna manehna balik deui kana mobil, neruskeun perjalanan. Panasaran naon nu diteangan ku manehna, kuring nanya: Cari apa pak Supir, nampakna penting sekali?. Ini gara-gara kucing!, ceuk manehna teh satengah kukulutus. Der manehna teh ngadongeng. Cenah dua poe katukang manehna teh ngaliwat ka palebah dinya sareupna, teu ku hanteu mobilna nabrak ucing anu meuntas, nepi ka paehna. Pa supir kacida reuwasna sabab manehna percaya pisan eta kila-kila rek meunang musibah. Keur palakiahna supaya teu meunang musibah, bangke ucing teh kudu dikurebkeun jeung diboehan. Ngan cilakana mana aya nu dagang boeh di leuweung mana geus reupreupan deuih. Kapaksa we kameja bodas nu keur dipake, dilaan terus dipake mulen bangke ucing. Rurusuhan manehna ngali kuburan ucing make konci roda. Beres weh ucing teh dipulasara. Manehna neruskeun perjalanan ukur dikakaos sangsang. Tepi ka Balikpapan, kakara manehna inget dina saku kamejana teh aya duitan, nu lumayan gede. Jadi lapur kakubur jeung bangke ucing. Rek balik deui teu mungkin jeung rada sieun da tas nabrak ucing. Tah kabeneran ayeuna manehna ngaliwat deui. Tadi euereun teh maksudna rek dikali deui da teu jero, da ngalina ge ukur ku konci roda. Tapi manehna poho deui lebah-lebahna jeung ngarasa rusuh bisi panumpang kesel, lila teuing nungguan dina mobil. Tapi enggak apa-apa Pak, yang penting saya selamat tidak dapat musibah, ceuk manehna teh ngupahan maneh. Teu ditembalan, ngan dijero hate we ngagerentes: Har.. ari Bapa Supir, ari eta duit nu ngilu kakubur, lain musibah kitu? Baktos, WALUYA
Re: [Urang Sunda] Tahu Sumedang ......
dudi s.suradiredja dudi...@... wrote: alah eta si Akang mani harianeun euy henteu nyimpang ka uing, padahal mah moal tangtu diservislah.. iraha bade ka samarinda deui? Waduh punten Kang Dudi teu beja-beja. Eta oge emut aya baraya yeuh di Samarinda, ngan nyaeta no HP kang dudi pamasihan Kang Oman kapupus. Sareng deui rada stress ku padamelan di PT Badak NGL Bontang, eta ku urusan jeung securityna mani ketat pisan. Abdi kedah di screening heula, geus kitu kumargi peryogi tenaga lokal, tenaga lokal oge kudu discreening. Tilu dinten seep waktos ku ngurus nu kararitu, padahal ukur dipasihan jatah waktos 8 dinten. Puguh atuh ari prak didamel teh asa karurusuh da jatah waktosna seep ku urusan administrasi. Untung beres tepat waktos, ngan awak mani asa pasiksak, maklum padamelanana sanes hareupeun meja, tapi kukurubutan dina rungkun jeung rawa Perkawis tahu sumedang di Kaltim, kutan ngan saurang nu gaduhna? Baktos, WALUYA
[Urang Sunda] Tahu Sumedang ......
Geus lila kuring tara ngaliwat deui jalan Balikpapan-Samarinda-Bontang, lamun teu salah mah pangakhirna teh taun 2003. Tah minggu kamari kuring ngaliwat deui. Pohara kagetna di daerah Bukit Soeharto aya rumah makan gede di sisi jalan aranna Tahu Sumedang. Da baheula mah asa teu nempo aya restoran eta. Kulantaran lapar jeung supir mobil nyarankeun istirahat didinya, nya eureun, ngadon istirihat didinya. Sanajan kuring urang Sumedang, kana tahu mah teu bosen-bosen ..hehehe, ngeremus we dibarengan jeung lontong. Tahuna ngeunah ngan tetep teu sangeunah tahu Sumedang asli di Sumedang. Nu ngalayan diajak ngomong Sunda, nembalan ku basa Sunda deui. Barang ditanya urang mana, jawabna teh urang Sumedang, ti Ketib cenah. Rek tatanya loba, maranehna keur pakepuk ngalayanan nu sejen. Maklum poe Minggu loba nu jalan-jalan. Waktu mayar rada ngagebeg, harga tahu teh mahal pisan, dibanding jeung tahu sumedang di tempat aslina. Tapi muji oge, aya batur salembur, ngumbara, buka usaha terus sukses bari mawaan batur salemburna digarawe. Ari sugan teh tukang tahu sumedang teh ngan eta wungkul, har .. geuning aya sababaraha hiji, boh di Jalan Balikpapan-Samarinda, atawa oge di Kota Samarinda, tembus ka Jalan Samarinda-Bontang, tepi ka kota Bontangna pisan. Nu usahana ge jalmana beda-beda, ngan nu pasti urang Sumedang. Jadi mikir, ti iraha urang Sumedang jadi lalampar kitu dina usaha, nurutan dulurna nu geus tiheula lalampar dina usaha: urang Tasik, nu kawentar jadi tukang kridit kamana-mana? Sakanyaho kuring, baheula mah urang Sumedang nu ngumbara teh biasana ukur pagawe formal (PNS/Pulisi/tantara/ BUMN) lain nu ngadon usaha informal kitu. Tapi ayeuna mah geus beda geuning. Hiji perubahan sikep anu alus, teu eleh ti etnis sejen saperti urang Padang nu usaha rumah makan dimana-mana ... Baktos, WALUYA
[Urang Sunda] Re: ngiring ngarewong-Hari Sumpah Pemuda Mengingatkan Saya Pada Buku API SEJARAH
Ngilu mairan, pairan kuring diselipkeun, tapi pairan kuring ieu dimaksudkeun kana tulisan ieu, lain kana eusi buku Pak Mansur, da kuring acan Maca. Ahsa ahmadsahi...@... wrote: sampurasun kasadayana baraya Sunda, punten abdi ngiring ngbewarakeun buku API SEJARAH karya Ahmad Mansur Suryanegara. Mugi2 tiasa diapresiasi... Dosen luar biasa jurusan Sejarah dan Peradaban Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung ini, juga menggugat hari kebangkitan nasional dan membeberkan beberapa organisasi pergerakan Indonesia yang sebenarnya tidak berjuang untuk Indonesia, tetapi untuk penjajah. Bahkan, menurutnya, yang pertama memperjuangkan gerakan nasional adalah Syarikat Islam, bukan Boedi Oetomo. Namun, mengapa yang diakui pemerintah RI malah Boedi Oetomo? Jawaban singkatnya: Syarikat Islam itu organisasi yang mewakili umat Islam; sedangkan Boedi Oetomo bersifat non-agama dan nasional. WALUYA: Boedi Oetomo mah memang leres organisasi nu sifatna non-agama ngan ari boga sifat nasional (Indonesia) mah salah da maksudna oge keur urang jawa. Lamun teu salah mah aya sababaraha urang sunda nu ngiluan, tapi akhirna teu cocog, da meureun jawa teuing, jadi ngadegkeun Paguyuban Pasundan. Perkara Syarikat Islam, nu tadina ti Syarikat Dagang Islam, memang organisasi ieu nu jelas-jelas ngalawan walanda. Tapi ulah hilap loba tokoh-tokoh nu tadina Syarikat Islam, akhirna mencar nyieun organisasi2 sejen jeung make ideologi sejen saperti Nasionalis jeung Komunis. Partai Komunis Indonesia teh diadegkeun ku Semaun, tadina ketua Syarikat Islam Semarang. Kitu deui tokoh2 pendiri PKI sejenna saperti Alimin ( Tingali WIKI). Salah saurang nu ngadegkeun SI teh HOS Cokroaminto. Saha ari Cokroaminto? Anjeuna incu bupati Ponorogo. Jadi Cokroaminoto teh sabenerna mah PRIYAYI/MENAK. Cokroaminto teh bisa disebutkeun guru politikna para tokoh penting Indonesia: Semaun (komunis/SI), Soekarno (Nasionalis) jeung Kartosuwiryo (agama, tapi sabenerna mah turunan priyayi jawa). Jadi? Nyebutkeun Priyayi ngahiji jeung penjajah teh KALEULEUWIHI, da sabenerna mah kaum pergerakan teh asalna ti kaum ieu. Di Sunda oge sarua siga Oto Iskandardinata atawa Gatot Mangkupraja, sabenerna mah turunan menak. Naon sababna kaum priyayi? sabab maranehna NU MEUNANG PENDIDIKAN model BARAT, beda jeung cacah kuricakan, lamun sakola oge ukur meunang tepi ka kelas 3 SD. Akibat pendidikan barat ieu, kaum priyayi terpelajar adi sadar kana jati dirina, jeung nyaho strategi dina ngalawan guruna. Ieu beda jeung nu bajuang samemehna, kanyahona ukur perang jeung perang. Hasilna? Euweuh nu meunang ngalawan walanda, kabeh oge keok (Diponegoro, Imam Bonjol jrrd). Tah ari kaum nu terpelajar mah salian perang teh make jurus diplomasi. Ceuk cenah, Indonesia bisa merdeka teh sabenerna loba ku jurus diplomasina tinimbang ku perangna. Ngan kabeneran nu kawasa lila di Indonesia teh tantara, jadi nu ditonjolkeun teh perangna, tibatan diplomasina! NB: Pak Akhmad Mansur Suryanagara oge sigana mah turunan priyayi oge da namina mani sae sareng gagah kitu, beda jeung aran kuring nu ukur genep hurup ...hehehehe Baktos, WALUYA
[Urang Sunda] Fw: Sare Jeung 900 Lalaki!
Duka kudu komentar naon maca warta dihandap ieu: Ngabirigidig, teu boga moral atawa asyik ...hehehe. Tapi nu jelas aya hiji nu kudu ditempo yen nyengker teuing manusia, pangpangna budak, malah hasilna kontra produktip ... Saya Tidur dengan 900 Pria Rabu, 28 Oktober 2009 | 17:57 WIB LONDON, KOMPAS.com-Apa yang dilakukan Victoria Betteridge (28), memang luar biasa. Gadis lulusan Universitas Oxford ini mengaku telah tidur dengan 900 pria. Orang menganggap saya mengacau sejak hari pertama, tetapi sebenarnya faktanya tidak jauh dari itu (tidur dengan 900 pria), kata Victoria. Victoria bukan berasal dari keluarga yang amburadul. Sejak kecil ia terlindungi. Orangtuanya adalah penganut Katolik yang alim. Ia dididik dengan ketat salah satunya ialah haram berhubungan dengan anak laki-laki sebelum menikah. Tetapi ya itulah..dalam sembilan tahun ia tidur dengan 900 pria. Saat semua teman saya pergi ke bioskop dengan teman laki-laki mereka atau ke disko, saya main Scrabble dengan orangtua saya, menunggang kuda dan pergi ke gereja, katanya. Ayah saya sangat jelas saat saya berumur 13, laki-laki bukan bagian dari hidup saya. Ia khawatir pelajaran saya di sekolah terganggu. Ia mengirim saya ke sekolah bertarif 7.000 poundsterling yang semua siswanya perempuan dan menginginkan agar saya hanya belajar dibanding bergenit ria dengan laki-laki. Gadis-gadis di sekolah semuanya tahu saya tak pernah punya pacar atau mencium pria, sehingga mereka mengganggu saya sepanjang waktu, memanggil saya seorang lesbian atau frigid. Faktanya saya seorang tomboy yang suka olahraga dan tidak mempedulikan make-up seperti para gadis. Saat Victoria berusia 18, ia masuk Oxford belajar bahasa Inggris. Saya pergi ke hall dan merasa suasana kebebasan, katanya. Ia pun sepanjang waktu dikerumuni para cowok. Tanggalkan pemalu Mulai saat itu ia menanggalkan sifat pemalunya. Pada malam pertama di universitas, ia minum tequila dengan beberapa teman menuju Freshers' Ball. Dalam hitungan jam ia berciuman pertama kalinya dengan Tom. Seminggu kemudian ia berkencan dengan Tom. Tanpa pengawasan ayah saya akhirnya dapat melakukan apa yang saya mau. Tom setuju tidak terburu-buru berhubungan seks. Ia menunggu sampai Victoria siap. Enam bulan kemudian ia kehilangan keperawanannya. Menurutnya, pengalaman pertama itu sangat menakjubkan, beda dengan cerita teman-temannya yang merasakan hal yang sebaliknya. Hubungan mereka putus, karena Tom tidak ingin hanya melayani Victoria di ranjang, sementara Victoria menginginkan hubungan seks setiap waktu. Dalam sehari setidaknya ia minta dilayani tiga kali. Putus hubungan dengan Tom tak membuatnya lama-lama bersedih. Seminggu kemudian ia ketemu cowok yang ia lupa namanya di bar dan membawa cowok itu ke kamarnya. Saya tidak peduli siapa dia dan apa yang ia lakukan, yang saya pikir hanya hubungan seks dan merasa baik. Inilah awal petualangannya sehingga ia tidur dengan 900 pria. Saya pergi ke bar mahasiswa dan klub, menari secara provokatif di depan pria yang ia inginkan, kemudian saya minta dibelikan minum, semuanya begitu mudah, demikian Victoria menerangkan modusnya. Tahun kedua di Oxford, ia pindah ke falt bersama lima gadis dan ini tidak membuatnya lebih jinak. Kami saling merekomendasikan, katanya sambil cekikikan. Kami saling memberi tahu apakah mereka cukup baik di ranjang atau tidak. Tidak ada di antara kami yang posesif. Flat kami, katanya, diberi nama fun flat. Selalu ada beberapa cowok setengah telanjang, yang mereka kadang tidak tahu siapa mereka. Beberapa cowok, tidak bisa menerima sikap Victoria yang tanpa komitmen itu. Namanya Stewart biasa sembunyi di luar rumah untuk melihat apakah saya kencan dengan orang lain, kata Victoria sambil tertawa. Itu menjadi lelucon. Jika kami mendengar suara berisik di luar kami akan berkata :Itu si gila Stewart sedang mengintip dengan teropongnya. Klub swinger Di tahun terakhirnya kelakuan Victoria tambah menjadi. Ia pergi ke klub swinger di mana para pelakunya bisa bertukar pasangan. Ia bahkan berhubungan threesome di klub yang ada di London itu. Ia juga tetap pada kebiasaannya, pergi ke klub, ambil pria semalam untuk seks, pagi harinya ia tending si pria pergi. Kelakuan yang ugal-ugalan ini rupanya tercium oleh keluarga. Victoria pun diinterogasi sang ayah. Dan sejak itu Victoria putus hubungan dengan keluarga. Ia tahu bahwa orang lain juga akan menghakimi dia, tetapi dia cuek saja. Ia menepis anggapan bahwa kelakuannya itu membahayakan dirinya. Ia mengatakan selalu memakai pelindung dari penyakit seksual menular dan tak pernah membiarkan flatnya kosong tanpa bersama orang asing. Seks hal yang sangat normal bagi orang, beberapa orang pergi makan malam, olahraga, saya berhubungan seks, katanya seraya menambahkan bahwa kelakuannya itu tidak menyakiti siapa pun. Meskipun demikian, Victoria mengatakan bahwa dalam tiga bulan terakhir ia mengurangi kebiasaanya itu. Ia mulai pergi tempat olahraga untuk mengurangi gairah seksualnya. Saya terlibat kencan dengan
[Urang Sunda] Re: Ti Urang keur Urang.
Obay tea obay...@... wrote: Anu jadi masalah nyaeta, urang kudu nyaimbangkeun (balancing) antara kapentingan diri urang jeung kapentingan nagara sejen. Tah dina masalah balancing ieu bangsa urang kurang parigel. Tah satuju kang Obay. Jadi nu perlu mah balancing lain nutup maneh. Ceuk beja 2 taun katukang, sabenerna neraca perdagangan urang jeung Amerika Serikat jauh nguntungkeun Indonesia tinimbang AS (Amerika depisit, loba impor ti urang, ari ekspor ti Amerika saeutik). Matak teu aneh Amrik kungsi maksa-maksa Indonesia ngimpor daging hayam ti Amrik. Tapi sigana nagara urang ngalaman depisit lamun jeung nagara RRC, Jepang, Korea, Taiwan ...jeung Singapur. Tapi anehna nagara-nagara ieu tara/jarang digugat, beda jeung Amrik wah eta mah setan besar ..hahaha Baktos, WALUYA
[Urang Sunda] Awas karagragan bentang!
Dunya tempat manusa teh geuning loba mara bahaya, geus puguh lini, gunung bitu, caah ...eh ayeuna malah bentang ragrag siga kajadian di peraliran Bone sababraha waktu katukang. Untung ragragna dilaut, coba lamun didarat? Rabu, 28/10/2009 08:12 WIB Asteroid di Bone Berenergi Setara 3 Bom Hiroshima Nurul Hidayati - detikNews Jakarta - Teka-teki ledakan di langit Bone 8 Oktober 2009 telah terjawab. Ledakan itu bersumber dari meteor jenis asteroid yang jatuh ke laut. Harian The Telegraph edisi 27 Oktober melansir, Ledakan asteroid itu terdengar oleh sejumlah stasiun monitor yang berada 10 ribu mil dari pusat ledakan, berdasarkan laporan para saintis di University of Western Ontario. Disebutkannya, asteroid itu memiliki energi setara tiga bom Hiroshima. Asteroid diperkiran berdiameter 10 meter, memasuki atmosfer dengan kecepatan 45.000 mil per jam (mph). Perlambatan yang mendadak menaikkan suhu panas dan memicu ledakan dengan kekuatan setara 50 ribu ton TNT. Untunglah, ledakan terjadi antara 15-20 km di atas permukaan laut sehingga tak ada kerusakan yang terjadi di daratan. Ukuran asteroid yang tidak terlalu besar juga wajib disyukuri. Sebab menurut para ahli, jika ukuran benda angkasa itu lebih besar -- berdiamter sekitar 20 hingga 30 meter -- akan menyebabkan kerusakan ekstensif dan menimbulkan kematian. (nrl/irw)
[Urang Sunda] Re: novel tentang Holle
Sigana mah carita terjemahanana nu jadi carita nyambung di Kompas acan dibukukeun Kang. Puguh kuring oge hayang maca deui da baheula macana kaliwat-kaliwat. Nu kainget teh cenah kulawarga Holle teh kacida kagegeloanana ku kasenian Sunda Baktos, WALUYA --- In urangsunda@yahoogroups.com, arahid_76 arahid...@... wrote: sampurasun, wargi babakan kusnet sadayana, simkuring bade nyuhunkeun bantosan perkawis novel tentang K.F Holle. novel eta teh judulna Hereen van the thee karangan Herman Hasse nganggo bahasa Walanda. nguping wartos kantos diterjemahkan sareng dimuat janten carios nyambung di Kompas tahun 1990-an. mugia aya wargi anu tiasa masihan informasi, naha novel eta teh kantos diterbitkeun dina bahasa Indonesia, atanapi di mana tiasa milari kompas taun eta. nyobian ka perpusda teu aya. ka perpusnas nya tebih nya awis motokopina. haturnuhun, diantos.
[Urang Sunda] Re: wilujeng ka menteri ti us
mj ja...@... wrote: Nu penting ayeuna aya US nu milu manggung ngurus nagara. Bahwa maranehna ituh tidak atawa kurang malire sunda, cek saha. Can tangtu. Boa maranehna ituh baroga katineung, milu prak ngan urang teu nyaho. Leres kitu MJ. Kuring mah sakadar reueus aya turunan sunda anu DIANGGAP sacara nasional, komo lamun internasional mah. Perkara malire sunda henteuna mah gumantung kana naon profesina. Tuafik Hidayat nu jago badminton kelas dunia, tanggtu we rada hese dipikareueus lamun make kriteria malire Sunda mah, sabab nu dipalire ku manehna mah jelas-jelas kok jeung raket ...hehehe. Taufik Hidayat jadi hebat, teu leupas ti pangaruh jago-jago badminton nu tiheula asal sunda siga Iie Sumirat. Tah samodel kitu nu diharepkeun teh, tina mimitina mah miboga kareueus ka nu boga prestasi, akhirna jadi DORONGAN KUAT keur urang sunda sejenna pikeun boga prestasi nu pikareueuseun. Contona Taufik Hidayat nu kadorong ku prestasina Iie Sumirat. Ulah kieu, pas aya urang sunda naek kaluhur, lain reueus, tapi kalahka hayang murangteng. Leuheung lamun nu dipurantengan teh kuateun. Lamun teu kuateun? Nya ngagebru kabeh atuh Baktos, WALUYA
[Urang Sunda] Re: wilujeng ka menteri ti us
Dudi Herlianto dudi.herlia...@... wrote: tina kieu kuring mah jadi hayang nanya, keur naon atuh urang ngobrolkeun hal ieu di dieu? daningmun urang hayang jadi nu dianggap sacara nasional atawa regional nepi ka internasional teh teu kudu jadi urang sunda? lain ari kahayang ieu milis teh nanjeurkeun sundana oge teu ukur urang sundana wungkul? Hehehehe...Kang Dud, nu dimaksud nanjeurkeun sunda teh naon? Pan nu dimaksud teh jelemana. Jelema boga asal-usul, jeung umumna jelema perlu asal-usul ieu. Tingali we aran Marty Natalegawa nu teu leupas ti Raden, dalah anakna wae make Raden. Hartina Marty reueus kana asal-usul turunana nu asal Sunda. Ku aran wae, Marty Natalegawa sabenerna geus ngelebetkeun bandera Sunda! Baktos, WALUYA
[Urang Sunda] Re: wilujeng ka menteri ti us
mj ja...@... wrote: 1.Armida Alisyahbana. Putrina Mochtar Kusumaatmadja, dosen FE Unpad. Ngan adat istri US mun nikah, tukangna sok make ngaran keluarga caroge, dina kasus bu Armida ka fam Alisyahbana, alias minantu Sutan Takdir Alisyahbana-urang minang meureun. MJ, tepatna minantu INCU Sutan Takdir, caroge Armida teh putrana Prof Iskandar Alisyahbana nu rektor ITB tea. Pak Iskandar oge istrina urang Sunda (dr Anna, spesialis Anak, nu gaduh yayasan Suryakanti di deukeut imah kuring di Cimuncang). Janten caroge Armida oge (Andi Alisyahbana) satengah sunda Keun we di Sunda oge aya nu ngaharib-harib, Mang Sobana ..hahaha Baktos, WALUYA
Re: [Urang Sunda] wilujeng ka menteri ti us
Urang Sunda Hudang Euyyy azzo...@... wrote: he he he kela MJ Marty Natalegawa bener ari natalegawa mah trah menak di garut tapi asana geus euwuh nu kitu ayeuna mah komo sainget kuring mah den marty can sakali oge ngaku orang garut mun ditanya keukeuh we ngaku urang jakarta Meunang neangan tina Google, Marty Natalegawa putra ti Drs. Raden Sonson Natalegawa, urut direktur Bank Bumi Daya (BBD ayeuna digabung jadi Bank Mandiri). Ngan upama milarian tina Google nganggo kata kunci Sonson Natalegawa...nu mucunghul perkara hukum. Sonson Natalegawa kungsi dihukum ku MA perkara korupsi di awal taun 1980'an (kasus Atjay di DKI) , tapi akhirna meunang grasi ti Presiden Soeharto. Naha Pa Marty teh putrana Pa Sonson anu ieu? Nya duka teuing, ari informasina mah siga nyarambung, tapi teu jelas pisan. NU jelas Pak Marty, ceuk kuring mah cocog keur Menlu, kaasup ngora keneh jeung pinter, oge nunjukkeun turunan Sunda oge bisa pinter dina diplomasi Baktos, WALUYA
[Urang Sunda] Re: Bursa Calon Menteri Minus Urang Sunda?
mh khs...@... wrote: Noong Calon Menteri Kabinat SBY, asa teu manggih US. Kamarana nya? Masih keneh resep nyumput buni di nu caang tea kitu? Cing toong berendelan di handap sugan aya US-an. Aya saurang MH, Suharna Suryapranata, urang Bandung. Anjeunna mentri nu diusulkeun ku PKS . Baktos, WALUYA
[Urang Sunda] Profesional Tong Ngimpi Jadi Menteri?
Ceuk Tifatul Sembiring, Menteri mah jabatan politik jadi jatah politikus, ari kaum profesional mah cukup jadi bawahanana wae ... Wartosna nyanggakeun: Senin, 19/10/2009 12:51 WIB Tifatul: PKS Dapat Jatah 4 Menteri Shohib Masykur - detikNews Jakarta - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mendapat jatah 4 menteri di kabinet SBY periode 2009-2014. Jumlah ini naik 1 angka dari periode sebelumnya yakni Mentan Anton Apriyantono, Menneg Pora Adhyaksa Dault, dan Menteri Perumahan Rakyat Yusuf Ashari. Ada 4 menteri dari PKS yang diminta SBY. SBY menelepon 4 orang, ya kami kirim empat-empatnya. Pertama Suswono untuk Menteri Pertanian, Salim Segaf diminta tolong mengentaskan kemiskinan, saya Menkominfo, dan Menristek Suharna Surapranata, kata Presiden PKS Tifatul Sembiring di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (19/10/2009). Dari 4 orang itu, tinggal Suswono yang belum menjalani audisi. Sementara 3 yang lain sudah diaudisi oleh SBY. Rencananya Suswono akan menjalani audisi hari ini. Tifatul sendiri yang sebelumnya sudah diplot untuk menjabat sebagai Ketua Komisi I DPR akan menyerahkan jabatannya itu setelah kabinet resmi diumumkan. Nanti siang pukul 13.00 akan dikukuhkan menjadi Ketua Komisi I. Nanti kalau sudah jelas jadi menteri, akan disiapkan penggantinya di fraksi, kata Tifatul. Profesional vs Politisi Menurut Tifatul, posisi menteri adalah jabatan politik. Karena itu sudah selayaknya jika yang menduduki adalah orang-orang dari parpol. Sedangkan kalangan profesional menurutnya lebih cocok menjabat sebagai Dirjen dan bawahannya. Profesional itu jatahnya Dirjen ke bawah. Kementerian itu posisi politik. Coba profesional yang mengaku profesional masuk ke parpol, handle itu konstituen. Itu sangat berat. Jangan profesional asal main duduk jadi menteri. Yang penting adalah visi dan punya komunikasi yang baik. Parpol juga memiliki kader-kader profesional, tutur Tifatul panjang lebar. (sho/nrl)
[Urang Sunda] Re: Bursa Calon Menteri Minus Urang Sunda?
Kang Iman firman.raha...@... wrote: Ari Linda Agum geus disebut urang jekarte nye ?! Lamun teu salah mah, Bu Linda Agum Gumelar sanes urang sunda, tapi urang sumatera, putrana Alm Jend Akhmad Thaher ... Baktos, WALUYA
[Urang Sunda] Re: Bursa Calon Menteri Minus Urang Sunda?
Waluya waluya2...@... wrote: Aya saurang MH, Suharna Suryapranata, urang Bandung. Anjeunna mentri nu diusulkeun ku PKS . Sigana nambahan 2 urang deui, Marty Martalegawa jeung Armida Alisyahbana. Bu Armida lamun teu salah putrana Muhtar Kusumahatmaja, ayeuna Guru Besar Fak Ekonomi Unpad. Baktos, WALUYA
Re: [Urang Sunda] Profesional Tong Ngimpi Jadi Menteri?
mh khs...@... wrote: upama noong di lembur tatangga, memang jiga kitu bah, jiga nu ditepikeun ku tifatul, jabatan menteri dieusian ku politisi. tah numatak sapanjang urang sunda ngajauhan pulitik, bakal asup kana kotak. hehehe. Enya ari kituna mah. Ngan sistem katata-nagaraan urang jeung Malaysia, beda. Urang mah sabenerna Presidentil. DIna sistem Presidentil, Presiden boga kawasa pinuh dina nangtukeun menteri-mentrina teu gumantung kana parpol nu ngadukungna. Ieu beda jeung sistem parlementer, nu gumantung pisan kana parpol nu ngadukung (koalisi). Dina sistem parlementer, pemilu bisa dilaksanakeun iraha wae, lamun Perdana Menteri Kabinetna beakkeun dukungan ti parlemen. Tapi nyaeta, Urang Indonesia mah sok resep nu abu-abu, cenah sistem presidentil tapi bet siga sistem parlementer .. Baktos, WALUYA
Re: [Urang Sunda] Profesional Tong Ngimpi Jadi Menteri?
Surtiwa surt...@... wrote: Maksadna lamun Professional hoyong janten Menteri kedah lebet partey heula...Undang2na kitu ! Bah Iwa, lamun teu lepat mah, nu aya UUna mah, janten anggota parlemen (DPR), tapi ari janten menteri mah henteu, kamana we presiden resepna. Ngan kumargi dina pencalonan Presiden, aya syaratna calon didukung sakitu persen, kapaksa koalisi, nu akhirna presiden kapilih kudu balas budi ka partey2 koalisi nu ngadukungna. Tah didieu siga sistem parelementerna teh ... Baktos, WALUYA
[Urang Sunda] Teng manuk teng, Anak Merak Kukuncungan--Re: Bursa Calon Menteri
Teng manuk teng, anak merak kukuncungan, meureun paribasa ieu cocog keur Prof Armida nu rek diangkat jadi mentri ku SBY ayeuna. Armida anak awewe Prof Muhtar Kusumaatmaja jeung Alo Sarwono Kusumaatamja, dua-duana oge kungsi jadi mentri. Armida oge minantu Almarhum Prof Iskandar Alisyahbana, urut Rektor ITB. Prof. Dr. Armida Salsiah Alisjahbana, S.E., M.A. Memadukan Ilmu dengan Kebijakan Pemerintah http://www.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetailid=23672 Profesor Dr. Armida Salsiah Alisjahbana, S.E., M.A. sangat konsisten dengan keilmuan dan upaya membangun perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, ia menggabungkan keilmuan yang dipunyainya dengan upaya-upaya pemerintah dalam membangun perekonomian masyarakat negeri ini. Seorang professor atau guru besar identik dengan kacamata tebal dan tua. Namun, jika melihat sosok Armida, kesan tersebut sama sekali tidak tampak pada dirinya. Pembantu Dekan Bidang Akademik Fakultas Ekonomi Unpad ini, meskipun berkacamata, namun tidak tebal. Kacamata minusnya tampak modis dan up-to-date. Perempuan berperawakan sedang ini pun relatif masih muda, 48 tahun. Akan tetapi, ketekunan dan kepeduliannya akan keilmuan tentu mencerminkan dirinya sebagai seorang profesor. Selain sebagai pembimbing S-1, S-2, S-3, di kampusnya ia juga bertindak sebagai konsultan World Bank di bidang pendidikan, di Bappenas, di Badan Pusat Statistik (BPS), staf ahli Departeman Keuangan dan Menteri Koperasi. Ilmunya juga ia sumbangkan di berbagai seminar dalam dan luar negeri. Belum lagi ia sebagai anggota ISEI Indonesia, American Economic Association (AEA), USA, International Institute of Public Finance (IIPF), USA, East Asian Economic Association (EAEA). Karena kesibukannya, ia hampir setiap akhir pekan tidak ada di Bandung. Kepakaran Armida diasah terus dengan cara mengikuti berbagai seminar, sebagai pembicara maupun peserta, di dalam dan luar negeri. Di dalam seminar tersebut ia tak jarang memberikan masukan demi perkembangan negeri tercintanya. Ketika tahun 2006 dibentuk Tim-Lima-Universitas yang mengkaji UU 13/2003 tentang tenaga kerja, Armida yang memimpin tim. Kajiannya sangat strategis, banyak aspekdan masukan dan di-follow up oleh pemerintah secara bertahap, untuk dicarikan solusinya, katanya. Relatif muda Armida diangkat menjadi guru besar Unpad Mei 2005 pada usia relatif muda, 44 tahun. Relatif ya. Sebenarnya tidak ditentukan dari usia, tapi komponen-komponen yang dinilai seperti pendidikan, pengajaran, penelitian, pengabdian masyarakat sudah memenuhi kredit, tuturnya. Intinya, kalau akademisi tentu jangan berhenti berkarya. Itu tantangannya. Karya-karya itu yang sebenarnya dinilai oleh siapa pun, termasuk penilaian terhadap suatu universitas. Bobot yang besar adalah karya/tulisan yang dimuat oleh jurnal internasional. Kian banyak dikutip terutama di kalangan internasional semakin terkenallah si universitas itu, ungkapnya. Persepsi orang tentang dosen cuma mengajar, itu tidak benar. Selain mengajar, justru dosen itu harus banyak melakukan penelitian, menulis, diskusi, seminar, konferensi, lokakarya. Selain itu, karena kita juga nggak mau jadi menara gading, dosen juga aktif di kegiatan pemerintahan, kata ibu dua anak ini. Oleh karena itu, Armida selain menjadi dosen juga aktif di kantor Menko Departemen Keuangan. Di sana Armida sebagai ahli memberikan masukan-masukan. Di Bapennas, ia juga membantu kegiatan prakarsa strategi. Dosen di Indonesia memang harus bersinergi dengan masyarakat dan pemerintah. Ia juga aktif di semacam mitra BPS, namanya forum masyarakat positif. Untuk advisory role kepada BPS, katanya. Menurut dia, waktu dosen jangan sampai selalu tersita oleh pekerjaan administratif, tapi ia juga harus bisa mengembangkan institusi. Mengajar harus, penelitian harus, nulis harus, advisory role juga harus. Memang repot, tapi ya bagaimana, it`s a part of the job, `` kata Armida. Cita-cita Terjun di bidang ekonomi sesuai dengan cita-cita Armida. Sejak menginjak dewasa, ia ingin warga miskin di negeri ini berkurang. Ia bersyukur melalui kepakarannya di bidang ilmu ekonomi publik, ia bisa memberikan masukan-masukan kepada dinas-dinas terkait, di daerah maupun pusat. Sejak dulu saya mempunyai cita-cita menjadi ekonom, kata anak ke-2 dari pasangan pasangan Prof. Muchtar Kusumaatmadja dan Siti Hadidjah. Dorongan yang sangat kuat untuk menjadi ekonom itu ia rasakan saat duduk di SMP dan SMA di Bandung. Hampir setiap minggu saya bolak-balik Bandung-Jakarta naik kereta api, karena waktu itu bapak menjabat Menteri Luar Negeri dan ibu mendampingi bapak. Dari kereta api saya melihat kekumuhan dan gubuk-gubuk di pinggiran rel kereta api, terutama di daerah Kota Jakarta. Kok, di Indonesia banyak yang miskin,`` ujar Armida. Boyongan Armida lahir dan dibesarkan di Bandung. Ketika ayahnya menjabat Menlu RI, Armida tetap tinggal dan sekolah di Bandung. Setelah lulus SMA Negeri 3 Bandung, ia melanjutkan kuliah di Fakultas
[Urang Sunda] Fw: Lini di Sumatera bakal terus2an salila 30 taun?
Beja pikareuwaseun, nu kudu urang taki-taki. Nu dipikapaur salian sumatera oge selat Sunda, sabab cenah sumber lini teh nyambung ka kidul ka Selat Sunda . Rentetan Gempa Akan Serang Sumatera 30 Tahun Jumat, 16 Oktober 2009 | 14:43 WIB SINGAPURA, KOMPAS.com - Rentetan gempa bumi diperkirakan akan menyerang Pulau Sumatera dalam waktu 30 tahun ini dan klimaknya memicu tsunami. Pakar gempa menyatakan, gempa dahsyat yang diprediksi akan terjadi akan jauh lebih kuat daripada gempa bumi 7,6 skala richter (SR) di Padang beberapa waktu lalu. Hal tersebut dikatakan Kepala Observatorium Bumi Singapura, Kerry Sieh, yang selama ini menjadi salah satu pakar gempa yang intensif meneliti kegempaan Sumatera. Dia mengatakan, gempa besar berikutnya akan berlangsung lebih dari enam kali lipat gempa berkekuatan 7,6 SR melanda Sumatera Barat, pada 30 September, yang meratakan kota Padang. Kami memperkirakan kekuatannya sekitar 8,8, bisa dikatakan lebih atau kurang 0,1 (skala magnitud), ujar Sieh, profesor Amerika pada sebuah presentasi di Universitas Teknologi Nanyang, baru-baru ini. Dia mengatakan, jika gempa Sumatera bulan lalu berlangsung sekitar 45 detik, gempa tersebut bisa berlangsung selama 5 menit. Dikatakan, berdasarkan sejarah gempa bumi dari analisis geologis yang mempelajari lapisan terumbu karang dari daerah sekitar, gempa bulan lalu hanyalah sebuah awal. Seperti tekanan di bawah patahan yang menggulung lonjakan, Sieh mengatakan gempa akhir-akhir ini memiliki efek yang sangat kecil dalam mengurangi desakan yang akan melepaskan energi yang terpendam dalam 30 tahun mendatang. Jika kamu mempunyai anak, kamu perlu mengajarkan bahwa anak tersebut akan mengalami gempa bumi dan tsunami, tambahnya.
[Urang Sunda] Kabur, Ngarasa Teu Aman--Re: Fw: Lapar euy, Samilyar!
Jangwaris Urangsunda jangwaris.urangsu...@... wrote: UNHCR teh kapanjangan ti United Nations High Commisioner for Refugess kang... nyaeta,ieu lembaga teh pikeun nampung para pengungsi ti unggal dunya jeung ngajaga tur mereskeun masalah-masalah pangungsi ti unggal dunya..salian ti eta aya deui nu langkung pokok nyaeta pikeun ngajaga hak-hak jeung kasejahteraan pengungsi. eta teh usaha kangge mastikeun yen unggal jelema bisa ngalaksanakeun hak kangge milari suaka Ngan UNHCR sakapeung sok nolak status pangungsi ka jalma nu kabur ti nagarana , malah aya nu dibalikkeun deui ka nagara asalna. Aya nu bakating embung balik deui ka nagara asalna, milih maehan maneh ... Baktos, WALUYA
[Urang Sunda] Gazibu (Bandung) pindah kaboga!
Taneuh sabeulah lapangan Gazibu Bandung, cenah mah pindah kaboga, nu tadina boga Pemda Provinsi Jabar, ayeuna pindah kaboga balik deui ka ahli waris nu boga baheula jaman kolonial. Sababna kaputusan PK MA. Duka kumaha tah urusanana da ayeuna mah, didinya teh geus ngaradeg kantor-kantor pamarentah. Tapi lain gazibu wae, Dago Tea House oge digugat. Rame yeuh, saperti beja dihandap ieu: Jumat, 16/10/2009 11:11 WIB Aset Pemprov Jabar Digugat Setelah Gasibu, Dago Tea House yang Terancam Pindah Tangan Erna Mardiana - detikBandung Bandung - Gugatan terhadap aset Pemprov Jabar, tak hanya terjadi untuk lahan Gasibu saja, pada 2008 lalu sebelas ahli waris keturunan Muhada bon Murhalim menggugat Taman Budaya Jabar atau Dago Tea House yang luasnya 9.860 meter persegi di Jl Ir Djuanda (Dago). Mereka mengklaim bahwa kawasan Dago Tea House miliknya berdasarkan Letter C No 6038 Percil No 18 D IV. Ahli waris Muhada yang diwakili Ny Odah, Ny Epon, dan Endang Bakli, mengugat Dago Tea Hause ke PN Bandung dengan No Perkara N. 203/Pdt/G/2008/PN.Bdg. Gugatan ahli waris terhadap tanah Dago Tea House, juga pernah dilakukan ahli waris, yakni tahun 1984. Saat itu, dalam putusannya PN Bandung dan Pengadilan Tinggi (PT) Bandung memenangkan pihak penggugat. Namun, ditingkat kasasi dan peninjauan kembali (PK) di Mahkamah Agung, sengketa itu dimenangi tergugat (Pemprov Jabar dan Universitas Padjadjaran). Putusan PK turun 31 Oktober 1992. Setelah 16 tahun, pada Desember 2008 ahli waris kembali melayangkan gugatan. Salah satu alasannya, adanya bukti baru dari seorang saksi pegawai Kec. Coblong, Kota Bandung yang menyebutkan bahwa tanah Dago Tea House tercantum dalam buku tanah C atas nama Murhalim, meskipun tidak tercantum dalam buku A maupun B. Hingga saat ini kasus ini masih dalam tahap persidangan di PN Bandung. (ern/ema)
[Urang Sunda] Fw: Cadar nu disalah-gunakeun ...
Sanggeus Universitas Al Azhar ngalarang siswina dicadar jeung Kelantan Malaysia oge cenah siap-siap rek ngalarang cadar, sigana Arab Saudi oge kudu ngiluan, sabab cadar geus disalah-gunakeun kunu boga niat teu baleg, saperti beja dihandap ieu: Anggota Al Qaeda Menyamar sebagai Wanita Rabu, 14 Oktober 2009 | 07:32 WIB RIYADH, KOMPAS.com-Dua orang yang diduga anggota Al Qaeda tewas dan orang ketiga tertangkap dalam baku tembak di Arab Saudi, Selasa, yang juga menewaskan seorang polisi. Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Jenderal Mansur al-Turki, seperti dikutip kantor berita resmi SPA, mengatakan, tembak-menembak dini hari itu tejadi di sebuah pos pemeriksaan polisi di provinsi Jizan di perbatasan selatannya dengan Yaman. Turki menyatakan pada kantor berita itu bahwa dua dari ketiga tersangka, yang naik sebuah kendaraan, menyamar sebagai wanita. Mereka mengenakan pakaian wanita dan memakai rompi yang dimuati bahan peledak serta membawa granat. Lebih banyak granat, senjata otomatis dan bahan pembuatan bom juga ditemukan dalam kendaraan itu. Tembak-menembak itu meletus ketika kendaraan tersebut akan diperiksa. Juru bicara itu menuturkan bahwa ketika seorang wanita polisi akan memeriksa identitas dua orang dalam kendaraan yang mengenakan jubah wanita itu, para tersangka tersebut mulai menembak pasukan keamanan, yang balas menembak. Ia menyatakan hujan peluru itu menyebabkan kamatian dua penumpang dalam kendaraan tersebut dan penangkapan orang ketiga. Turki mengatakan satu pejabat polisi tewas dan satu lainnya terluka dalam tembak-menembak, dan menambahkan tidak ada rincian lagi akan diberikan mengenai peristiwa itu. Tidak diketahui dengan segera apakah wanita polisi tersebut termasuk di antara korban. Pada 18 Agustus, Pangeran Mohammad bin Nayef, anggota sebuah keluarga kerajaan yang bertanggungjawab atas perang anti-teror kerajaan itu, lolos dari serangan bom bunuh diri di Jeddah yang diakui oleh Al Qaeda. Wakil Mendagri itu hanya menderita luka luar ketika seorang pembom bunuh diri mendekatinya dan meledakkan bomnya.
Re: [Urang Sunda] Miyabi jeung Maha Dewi
Aldo Desatura ⢠hanja...@... wrote: asa lain nu kitu papanjangannana... nu iyeuu gara-gara gogorowokan singketan DAMRI (Dagang Awak Matak Rusak IXXX .) DAMRI baheula populer, sabab beus2 DAMRI nu ngalayanan panumpang kamana-mana. Di lembur kuring oge populer, maklum kaliwatan jalan Bandung-Cirebon, beus DAMRI ngaliwat unggal poe. Duka saha nu ngamimitian nyalenggorkeun singketan DAMRI jadi kitu. Nu jelas barudak nu saentragan jeung kuring arapal kana singketan DAMRI nu disalenggorkeun teh. Ayeuna mah geus karolot, malah aya nu geus incuan, tapi kuring mah teu poho kana singketan DAMRI teh ...hahahaha Baktos, WALUYA
[Urang Sunda] Fw: Lapar euy, Samilyar!
Ceuk FAO jelema nu lapar di Dunya cenah ayeuna tepika SAMILYAR. Wah bahaya lamun terus-terusan nambah. Bahaya keur Dunya! Salah sahijina jelema kalaparan mah moal mikir etika/niley/ hukum malah wates nagara oge moal dianggap. Ceuk babaturan nu pesimis mah, lamun manusa kalaparan bakal boga perilaku sarua jeung monyet nu kalaparan, ngaranjah, kamana we nu masih aya hakaneun. Kuring kungsi ngobrol di Belitang Sumsel jeung saurang urang dinya asal jawa. Manehna ti Jawa dipindahkeun ku pamarentah kolonial Walanda, jadi geus lila pisan. Atuh di taun 1970'an teh geus stabil, sawah subur dimana-mana. Tah pamarentah Indonesia oge mindahkeun penduduk ti Jawa ka pasisian Belitang nu masih leuweung. Cilaka di awal-awal maranehna pindah, panenna teu hasil, sedengkeun jatah hirup ti pamarentah geus dieureunkeun. Nya tinimbang kalaparan, para transmigran ieu ngaranjah manen sawah-sawah di Belitang. Nu bogana teu bisa nanaon, cenah percomah lain lawaneun, jelema narekad kitu . Wartosna Samilyar Kalaparan nyanggakeun: Kamis, 15/10/2009 00:12 WIB Lebih dari 1 Miliar Orang Kelaparan di 2009 Laurencius Simanjuntak - detikNews Roma - Kombinasi antara krisis pangan dan krisis ekonomi dunia telah membawa lebih dari 1 miliar orang menuju bencana kelaparan pada 2009. Angka ini tertinggi dalam 4 dekade terakhir. Kenaikan angka kelaparan ini tidak bisa ditoleransi lagi, kata Direktur The Food and Agriculture Organisation (FAO), Jacques Diouf, dalam laporan tahunan terbaru tentang kelaparan dunia, seperti dilansir Reuters (14/10/2009). Kita memiliki ilmu ekonomi dan teknik dimaksudkan untuk menghapus kelaparan, apa yang hilang adalah keinginan politik kuat untuk memberantas kelaparan selamanya, tambahnya. FAO dan The World Food Programme mencatat 1,02 miliar orang kekurangan pangan dalam 2009. Padahal akhir tahun 2008 lalu, angka kelaparan baru sekitar 100 juta orang. Sebelum adanya krisis ganda, pangan dan ekonomi, jumlah kelaparan sudah meningkat pasti dalam satu dekade terakhir. Kondisi ini kebalikan dari kemajuan pada 1980 sampai 1990. (lrn/ddt)
Re: [Urang Sunda] Fw: Tewak hirup-hirup atuh!
Aa Ican ia.ad...@... wrote: Anu katewak ge tungtungna mah ditugel jangga oge. Kungsi lalajo dialog anu di antarana aya panyatur ti pembela Samudra cs. Manehna miharep sangkan ulah waka dieksekusi, susuganan aya keneh iber2 sejen anu bisa digali ti eta para pelaku. Ku kieu mah, nya mangga teu langkung para 'buhaya'... Sanajan kitu, nu kuring kaget, sanggeus buhaya maen jedor wae, sababaraha urang nu jadi tesrangka teroris nyerahkeun diri. Duka kunaon tah, atawa meureun sarieuneun, kulantaran pulisi maen jedor wae? Ieu bisa mucunghulkeun anggapan, urang Indonesia mah kudu dikasaran heula wae, kakara nurut ...heuheuheu [Jadi inget anekdot jaman Orba, cenah mummi oge tepika ngaku asal-usulna kulantaran dibabukan Koramil] Baktos, WALUYA
[Urang Sunda] Kabur, Ngarasa Teu Aman--Re: Fw: Lapar euy, Samilyar!
Jelema kabur ti nagarana, salian ti kalaparan, oge lamun ngarasa teu aman di Nagarana. Tujuanana biasana nagara-nagara makmur jeung bebas (kulon). Kulantaran nagara maju jeung bebas katut lahanna lega keneh, aya dikiduleun Indonesia, nyaeta Australia, Indonesia jadi ngilu riweuh, da jadi tempat transit. Nu matak riweuh, Australiana embung narima, nya numpuk di Indonesia, siga dongeng imigran gelap di Banten ieu (kungsi oge di Pameumpeuk Garut): Kamis, 15/10/2009 12:13 WIB Gadis 9 Tahun Terisak Mohon Ratusan Pencari Suaka Sri Lanka Dibebaskan Novi Christiastuti Adiputri - detikNews Sydney - Seorang gadis kecil berusia 9 tahun melakukan permohonan yang menyentuh hati banyak orang. Dia meminta suaka perlindungan bagi ratusan pelarian dari Sri Lanka yang saat ini tengah ditahan oleh pemerintah Indonesia. Seperti dilansir AFP, Kamis (15/10/2009), gadis kecil yang bersama dengan ratusan pencari suaka dari Sri Lanka, bernama Brindah. Sambil terisak dia memohon kepada pemerintah Indonesia untuk membebaskan 255 orang etnis Tamil yang melarikan diri dari kekacauan pasca perang di Sri Lanka bagian utara. Tolong bantu kami dan selamatkan nyawa kami, kami anak-anakmu. Tolong pikirkan baik-baik, tentang kami, tolonglah, pinta Brindah seperti ditampilkan dalam siaran Australian Broadcasting Corporation dari Banten, Jawa Barat. Brindah meminta agar para pelarian diberikan tempat untuk berlindung. Dia tidak peduli di mana mereka ditempatkan, yang penting mereka mendapatkan suaka. Tolong Pak, bawa kami ke negara mana pun. Tidak apa-apa jika bukan ke Australia. Akan lebih baik jika kamu ke negara lain, kami tidak bisa tinggal di Sri Lanka, tuturnya. Ratusan pencari suaka dari Sri Lanka yang menggunakan kapal kayu dihentikan oleh TNI AL, Minggu (11/10). Mereka berniat ke Australia untuk meminta suaka perlindungan. Namun, ketika melewati perairan Indonesia, mereka dihentikan oleh petugas keamanan dan akhirnya ditahan. Para pelarian menyatakan terlalu berbahaya bagi mereka untuk tinggal di Sri Lanka. Terlebih semenjak pemerintah mengalahkan kelompok pemberontak Macan Tamil yang menguasai daerah utara Sri Lanka. Oleh karena itu, mereka berniat mencari suaka ke negara lain. (nvc/nrl)
[Urang Sunda] Fw: Osama bin Laden Ceuk Saurang Pamajikanana
Salah saurang pamajikan Osama bin Laden rek medalkeun memoarna, dihandap ieu cutatanana: Osama bin Laden di Mata Seorang Istrinya Selasa, 13 Oktober 2009 | 11:50 WIB KOMPAS.com - Osama bin Laden adalah seorang tiran yang tega melatih anak-anaknya sendiri menjadi pelaku bom bunuh diri. Istri pertamanya, Najwa Ghanem, mengungkapkan hal itu dalam sebuah memoar yang akan segera diterbitkan. Dalam buku baru tentang kehidupannya bersama Osama bin Laden, Najwa mengungkapkan bagaimana dia melahirkan 11 dari 14 anak Bin Laden karena Bin Laden mengatakan, Islam membutuhkan banyak laskar. Najwa juga mengungkapkan, Bin Laden yang jutawan tidak mengizinkan adanya perabot modern di rumahnya. Ia bahkan menolak memberikan obat untuk putranya yang menderita asma. Pada suatu kesempatan, Najwa ingat bagaimana, pada tahun 1990-an, Bin Laden membawa empat istri dan 14 anaknya ke sebuah acara camping keluarga di padang pasir Sudan. Setelah menemukan sebuah tempat yang terpencil, Bin Laden memerintahkan putra-putranya untuk menggali parit di pasir dan semua anak-anaknya, termasuk seorang yang masih berusia dua tahun, dipaksa merangkak di parit itu. Latihan berat itu dimaksudkan sebagai persiapan untuk menghadapi perang masa depan antara Barat dan Muslim. Anda harus berani, katanya. Jangan pikirkan rubah-rubah atau ular-ular. Tantangan akan menghadang kita. Ketika anak-anak mengeluh bahwa mereka kedinginan, Bin Laden dengan enteng menyuruh mereka untuk melumuri diri dengan lumpur. Ia mengatakan, mereka akan merasa hangat dengan apa yang telah disediakan oleh alam. Dailymail, Selasa, melaporkan bahwa kisah hidup bersama orang yang paling dicari di dunia itu ditulis bersama oleh Najwa dan putra keempatnya, Omar, dalam memoar mereka berjudul Growing up bin Laden yang akan terbit bulan depan. Omar tahun lalu mengajukan permohonan untuk masuk ke Inggris, tetapi permohonan itu ditolak Pemerintah Inggris di tengah spekulasi bahwa dia masih setia kepada ayahnya. Omar sebelumnya mengakui, dia mengikuti latihan teror yang diberikan pemimpin Al Qaeda di Afganistan. Namun, ia kemudian meninggalkan Al Qaeda setelah dia menolak keyakinan ayahnya. Dia berencana tinggal di kawasan Cheshire, Moulton, Inggris, bersama istrinya, Jane Felix-Browne, seorang perempuan Inggris. Namun, permohonan visanya ditolak. Najwa merupakan sepupu pertama Bin Laden. Mereka menikah ketika Najwa berusia 15 tahun dan Bin Laden 17 tahun. Ketika Najwa pertama kali bertemu Bin Laden, dia melihatnya sebagai 'seorang pemuda yang serius dan teliti'. Najwa menulis, Dia membanggakan diri, tetapi tidak sombong. Dia lembut, tetapi tidak lemah. Dia bersedih, tetapi itu tidak membuatnya hancur. Tarian, lelucon, dan tertawa merupakan hal-hal yang dilarang pada hari pernikahan mereka. Lebih dari 30 tahun, Najwa hidup di dalam kungkungan (purdah). Dia hanya diizikan bertemu dengan anggota keluarganya. Dalam kehidupan rumah tangga Bin Laden, AC, televisi, dan telepon dilarang. Mainan yang diberikan kepada anak-anak pun dirusak. Bahkan, binatang piaraan anak-anak tidak aman dari fanatisme keagamaan Bin Laden. Dia pernah memerintahkan agar seekor kera yang sangat disayangi anggota keluarga ditabrak karena itu sebenarnya bukan kera, tetapi seorang Yahudi yang dijadikan kera oleh kuasa Allah. Bin Laden tidak ragu sedikit pun dalam melatih putra-putranya untuk menjadi pelaku bom bunuh diri ketika mereka tumbuh dewasa. Dengarkan, putra-putraku. Ada sebuah surat pada dinding masjid. Surat ini ditujukan kepada orang-orang Muslim yang baik, yang dengan sukarela menjadi pelaku bom bunuh diri, kata Omar, mengingat apa yang dikatakan ayahnya kepadanya berulang kali. Salah seorang putra termuda Bin Laden lari ke masjid untuk mendaftar; sang ayah sama sekali tidak menghalanginya. Ketika Omar marah atas rencana ayahnya itu, Bin Laden mengatakan kepadanya dengan suara dingin, Kami tidak mendapat tempat yang lebih dalam hati saya dibanding orang atau pemuda lain di seluruh negeri. Sekali waktu, Omar bertanya kepada ayahnya, Ayahku, kapan pembunuhan dan perang ini akan berakhir? Bin Laden menjawab, Apakah kamu bertanya kepada seorang Muslim kapan dia akan berhenti berdoa kepada Allah? Saya akan bertempur hingga hari kematian saya. Saya akan bertempur hingga saya mengembuskan napas terakhir. Saya tidak akan pernah menghentikan perjuangan saya untuk keadilan. Saya tidak akan pernah menghentikan jihad ini. Meski masih menjadi istri Bin Laden, Najwa mengatakan, dia tidak lagi berbicara dengan Bin Laden sejak serangan 9/11 dan dia tidak tahu di mana Bin Laden sekarang berada. Najwa sekarang tinggal di sebuah lokasi rahasia di Timur Tengah dengan putranya, Omar. Bin Laden membawa tiga istrinya, salah seorang di antaranya dipilih oleh Najwa sendiri. Najwa mengaku bahwa sedikit perempuan berbahagia ketika mereka merenungkan telah berbagi suaminya dengan para perempuan lain.
[Urang Sunda] Fw: Jamaah Fesbukiyah Dilarang di Pausahaan Amrik!
54 Persen Perusahaan di Amerika Larang Facebook Twitter Senin, 12 Oktober 2009 | 23:20 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta - Jamaah Fesbukiyah ternyata benar-benar telah meresahkan banyak perusahaan di Amerika Serikat. Riset yang dilakukan Robert Half Technology, 54 persen perusahaan di sana telah melarang karyawannya membuka situs jejaring seperti Facebook, Twitter, LinkedIn, dan Myspace. Studi yang dirilis hari ini juga mengemukakan 19 persen perusahaan mengizinkan penggunaan jejaring sosial itu untuk tujuan bisnis, sedangkan 16 persen mengizinkan penggunaan pribadi secara terbatas. Hanya 10 persen dari 1.400 Chief Information Officer (CIO) diwawancarai mengatakan perusahaan mengizinkan karyawannya mengakses secara lengkap jaringan sosial selama jam kerja. Penggunaan situs jaringan sosial mungkin mengalihkan perhatian karyawan dari prioritas perusahaan. jadi sangat bisa dimengerti beberapa perusahaan membatasi akses situs-situs itu, ujar Dave Willmer, Direktur Executive Robert Half Techonologynya. Untuk beberapa profesi, bagaimana pun situs ini bisa untuk menjadi daya pengungkit alat bisnis efektif, katanya lagi Facebook, Twitter memang menjadi kontroversi dalam satu-dua tahun terakhir. Nucleus Research, sebuah perusahaan riset IT Juli lalu melaporkan banyak perusahaan yang jeblok produktivitasnya setelah mereka mengizinkan akses situs seperti Facebook dan Twitter. Produktivitas karyawan mereka menurun 1,5 persen. Dari survei terhadap 237 karyawan perusahaan juga menunjukkan 77 persen karyawan menggunakan Facebook saat jam kerja. Yang parah, ternyata para karyawan yang kecanduan Facebook itu membuka situs itu sampai dua jam per hari. Sayang, tak disebutkan berapa persen orang yang melakukan hal itu. Yang pasti, menurut survei itu, 87 persen responden mengantakan mengakses situs-situs jejaring itu hanya untuk senang-senang dan bukan untuk tujuan bisnis. Dengan sederet kekurangan Facebook dan Twitter, maka pada Agustus lalu, jajaran marinir Amerika Serikat melarang para tentarannya mengakses jejaring sosial. Computerworld | Wired.com | Dian Yuliastuti
[Urang Sunda] Re: Nolak Miyabi...Riya, Indonesia teu nanjeur
MRachmat Rawyani mrachmatrawy...@... wrote: Hanjakal oge, Menbudpar ngahulag Miyagi datang ka Indonesia. Padahal mah kapaning bisa ngawanohkeun Indonesia di nagri jiran, Jiga pamilihan puteri Indonesia 2009, pan eta teh sasaran utamana supaya Indonesia nanjeur di mancanagara, sok sanajan bari jeung ngagebruskeun (ka naraka) hiji wanoja Indonesia asup atawa ngiluan budaya Barat anu ngailaharkeun perkara nembongkeun aurat di hareupeun balarea. Kuring oge satuju jeung Menbudpar nu alesanana tinimbang jadi kontroversi nu teu produktip. Tapi meureun lain hartina urang jepang kurang boga kaERA. Ngan ERA urang Jepang mah beda jeung ERA urang Indonesia. Lamun urang Indonesia mah ERA lamun katempo orat, tapi urang Jepang mah ERA lamun korupsi atawa hal sejen nu aya pakait kana kapentingan umum. Lamun pamimpin Jepang geus ERA, maranehna lain wae wani ngundurkeun diri, tapi tepika BUNUH DIRI, sanajan tuduhan eta teh sakapeung kakara tuduhan, acan dibuktikeun ku pangadilan. Ieu beda pisan jeung urang Indonesia nu dina akhlak mah aralus, tapi dina hal KAERA sejenna mah KURANG atawa EUWEUH pisan. Loba contona geus divonis panjara wae, urang Indonesia mah tetep we EUWEUH KAERA Paingan ceuk paribasa: Lain Lubuk, lain ikannya, Lain Ladang, lain belalangnya .. Baktos, WALUYA
Re: Bls: [urang sunda] nolak Miyabi
YADI nurdin urang_cileu...@... wrote: ah kieu geningan di nagara urangmahnya,masalah anu kieu patut wae oge di gede-gedekeun. padahalmah seueur keneh anu leuwih penting,nya contona rakyat urang anu katalang sara. Wayahna Kang, da diurang mah perkara eta teh urusan MAHA PENTING. Tapi aya beja sabalikna ti Mahasiswa Makasar: Rabu, 14/10/2009 12:23 WIB Puluhan Aktivis PMII UIM Dukung Miyabi ke Indonesia Muhammad Nur Abdurrahman - detikNews dok detikcom Makassar - Melawan arus. Begitulah sikap puluhan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) komisariat Universitas Islam Makassar (UIM) soal Miyabi. Jika yang lain menolak, mereka justru mendukung kedatangan artis porno itu ke Indonesia. Dukungan itu disampaikan mereka saat menggelar unjuk rasa di depan kampus, Jl Perintis Kemerdekaan KM 9, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Rabu (14/10/2009). Para pengunjuk rasa membawa beberapa poster berisi dukungan pada Miyabi. Poster-poster itu antara lain bertuliskan 'Urus Saja Moral dan Akhlakmu, Tidak Usah Urus Miyabi'. Koordinator aksi, Ubaidi, mengatakan tak ada salahnya Miyabi datang ke Indonesia untuk mencari nafkah sebagai bintang film. Menurutnya, menentang kedatangan Miyabi adalah menentang persamaan hak dan nilai-nilai demokratisasi yang dipraktekkan bangsa ini. Kami memang menolak pornografi, tapi sebagai warga negara yang menganut paham demokratisasi tidak ada alasan menolak kedatangan Miyabi. Masak bintang film lain bisa! ungkap Ubaidi. Ubaidi menambahkan, masih banyak hal penting yang perlu diurus selain kedatangan Miyabi. Misalnya saja kebobrokan moral yang dicontohkan oleh beberapa pejabat di negeri ini. Kalau Miyabi ditolak karena pernah main video mesum, bagaimana dengan pejabat atau legislator kita yang juga punya video mesum. Apakah kita berani mengusir orang-orang tersebut? pungkas Ubaidi. (mna/djo)
Re: [Urang Sunda] Miyabi jeung Maha Dewi
Surtiwa surt...@... wrote: Waktu semalam Bung..aku bermimpi bertemu ular Bung..besar sekali.. Ular mengigit Bung..sakit sekali Kupijit2 Bung darah keluar.. Aku menjerit Bung..aaah hingga tak sedar Lagu ini popuer taun 1950..ku barudak sakola dianggap lago jorang...(konotasi) Wah komo dina Basa Sunda mah seueur pisan, malah jadi kacapangan barudak. Inget baheula dirangket ku indung, gagara ceuceuleuweungan nyanyi Panganten Anyar. Kungsi oge diambek ku pun Aki, gara-gara gogorowokan singketan DAMRI (Dagang Awak Matak Rusak IXXX .) Baktos, WALUYA (Keur budakna bangor)
Re: [Urang Sunda] Nolak Miyabi...Riya, Indonesia teu nanjeur
Surtiwa surt...@... wrote: 'Sabab cenah lalaki Indonesia mah ngahormatan ka awewe, resep ngahargaan awewe, beda jeung lalaki JepangNaha kitu meureun..heureuy ah. Enya cenah kitu bejana Bah. Aya rerencangan istri nu sarakola di Jepang. Ari ditanya kunaon teu kawin wae jeung urang Jepang? Kalahka ngabirigid, engke cenah unggal poe kudu ngalaan kaos kaki salaki nu balik peuting bari satengah mabok Cik baraya nu di Jepang leres henteu kitu eta teh? Baktos, WALUYA
Re: Bls: [urang sunda] nolak Miyabi
Surtiwa surt...@... wrote: Ku ribut2 Miyabi jadi weh jelema anu maca atawa lalajo media hayang nyaho jeung panasaran saha eta Miyabi alias Maria Ozawa. Ibu2 jadi tatanya..Bapak2 anu nyaho jadi ngabetem...no comment..Anu pasaran naroskeun ka Mang Google...jadi rame..anu jelas eta si Miyabi makin populer.. Enya Bah, kuring ge nu teu apal, jadi terang ..hahahaha. Tapi ieu mere indikasi yen ti samemehna oge, di urang, Miyabi teh geus populer. Kasempetan ieu disabet kunu sok neangan untung alias tukang dagang. Dasar tukang dagang nu ditempo teh ukur duit jeung duit, teu nempo ieu teh isue sensitip. Jadi weh ribut . Baktos, WALUYA
[Urang Sunda] Fw: Aduh ..Subang!
Beja pikareuwaseun, cenah penyebaran HIV/AIDS di Subang geus ngarambah 28 kacamatan. Kumaha carana keur ngerem hal ieu? Naha di Pantura kudu dipasangan ATM Kondom wae kitu? Wartosna nyanggakeun: Hampir Seluruh Subang Masuk Wilayah Penularan HIV/AIDS Selasa, 13 Oktober 2009 | 09:35 WIB TEMPO Interaktif, Subang - Persebaran HIV/AIDS di wilayah Kabupaten Subang, Jawa Barat, sudah sangat memprihatinkan. Dari 30 wilayah kecamatan yang ada, 28 di antaranya sudah masuk wilayah penularan, kata Suwata, Koordinator Penanganan dan Pencegahan HIV/AIDS Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, Selasa (13/10). Sedangkan yang masuk dalam kategori wilayah zona merah semuanya berada di wilayah Pantai Utara. Dari 10 kecamatan, enam di antaranya sudah masuk zona merah, tutur Suwata. Keenam kecamatan tersebut adalah Kecamtan Patokbeusi (paling parah), Binong, Pusakangara, Tambak Dahan, Pamanukan, dan Purwadadi. Suwata mengatakan tingkat populasi persebaran HIV/AIDS di wilayah Pantura tersebut dipicu oleh banyaknya pekerja seks komersial di wilayah sabuk prostitusi ilegal di wilayah itu. 42 persen penularannya memang melalui praktek PSK di lokasi prostitusi ilegal yang sudah tak terkontrol itu, kata Suwata. Sesuai survei yang dilakukannya saat ini, katanya, angka populasi penularan berisiko tinggi yang diakibatkan praktek PSK mencapai 2.37 orang, pelanggan atau mucikari sebanyak 23.750 orang, dan pasangan hidup PSK mencapai 12.080 orang. Sementara kasus penderitanya hingga September lalu tercatat sebanyak 326 kasus. Penularan yang juga terbilang subur, yakni yang berasal dari para tenaga kerja di luar negeri, terutama yang berasal dari kawasan Taiwan dan Hongkong. Tapi, sejauh ini belum ada data yang valid soal penularan yang dilakukan oleh para veteran TKI itu. Berdasarkan data yang dimiliki Suwata, saat ini juga terdapat penderita yang berasal dari ibu hamil. Ada lima orang, semuanya berada di Kecamatan Purwadadi, kata Suwata. Agar populasi penularan virus yang belum ada obat penawar jitunya tersebut tidak terus berkembang secara ekstrim, Suwata sudah membuka layanan klinik komprehensif HIV/AIDS. Sudah kami dirikan empat klinik, kata Suwata. Tiga klinik berada di wilayah yang paling rawan persebarannya, yakni Patokbeusi, Binong dan Pusakanagara, dan satunya lagi di RSUD Ciereng. Klinik dibuka secara gratis, tutur Suwata. Para penderita bisa berkunjung kapan saja untuk mendapatkan konseling dan solusi menjaga kesehatannya. NANANG SUTISNA
[Urang Sunda] Fw: Front Pembela Miyabi? -- Re: nolak Miyabi
Geus lalieur jelema teh nya, aya nu kontra Miyabi maen pelem di Indonesia, tapi aya oge nu ngadukung, tepi ka nyieun Front Pembela Miyabi ...hahahaha. Marelaan naon euy? Sejumlah Warga Jakarta Bentuk Front Pembela Miyabi Sabtu, 10 Oktober 2009 | 15:15 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta - Sejumlah warga Jakarta mendukung kedatangan bintang film porno asal Jepang, Maria Ozawa alias Miyabi ke Indonesia. Justru kalau Miyabi main film disini, nama Indonesia juga ikut terkenal, kata Moses Silalahi, 29 tahun, warga Petukangan Utara, Jakarta Selatan. Apalagi, lanjut dia, Miyabi tidak main film porno di Indonesia, melainkan film komedi. Ini demi kemajuan film di Indonesia. Tak ada hukum yang dilanggar, ujarnya. Ia dan teman-temannya yang sealiran pun berencana memberikan dukungan kepada Miyabi dengan membentuk Front Pembela Kedatangan Miyabi. Front ini untuk mengimbangi mereka-mereka yang menolak kedatangan Miyabi. Yang menurut saya alasan mereka tidak masuk akal, katanya. Menurut dia, penolakan ini justru akan mencoreng wajah bangsa Indonesia yang mendukung keberagaman dan demokrasi. Front yang rencananya dideklarasikan pekan depan ini, pertama-tama akan menggalang para pendukung di ranah maya atau internet. Karena lebih terbuka dan luas. Siapa saja yang sejalan dengan kami, bisa bergabung, katanya. SOFIAN
[Urang Sunda] Fw: Tewak hirup-hirup atuh!
Ti saprakna Bom Ma Erot, geus 9 urang nu disangka teroris paeh ditembak pulisi. Naha nya teu ditewak hirup-hirup? Cenah mah ngalawan jeung memang niatna hayang paeh. Ngan nyaeta lamun paeh mah, informasina jadi pegat, kabawa ka liang kubur .. Opini: Menangkap Teroris Hidup-hidup http://www.tempointeraktif.com/hg/opiniKT/2009/10/13/krn.20091013.178924.id.html Selasa, 13 Oktober 2009 | 00:41 WIB Kini timbul kesan bahwa pemerintah menempuh jalan pintas dalam memerangi teroris. Hampir semua gembong teroris ditembak mati di tempat penyergapan. Jika bukan suatu kebetulan, inilah cara yang lebih murah memberantas terorisme dibanding lewat proses hukum. Masalahnya, kebijakan seperti ini--andaikata benar-benar ada--jelas tidak bisa dibenarkan karena melanggar hak asasi manusia. Publik mulai mempertanyakan hal itu karena buron teroris yang disergap belum lama ini, Syaifudin Zuhri dan Mohamad Syahrir, pun dihabisi saat penyergapan. Nasib mereka sama dengan gembong teroris Noor Din M. Top, juga buron teroris lain, seperti Ibrohim. Polisi seolah tak punya cara melumpuhkan mereka selain dengan menembak mati. Bukan berarti kita tidak menghargai prestasi. Pencapaian polisi tetap penting dalam memberantas teroris. Soalnya, Syaifudin, misalnya, sosok yang andal di kalangan teroris. Dialah yang merekrut dua pelaku bom bunuh diri yang meledakkan Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton di Mega Kuningan, Jakarta, Juli lalu. Bahkan Syaifudin disebut-sebut bisa lebih hebat dibanding Noor Din karena pergaulannya yang luas di negara yang warganya menjadi donatur aksi terorisme di Indonesia. Persoalannya, kenapa polisi tidak berusaha keras menangkap hidup-hidup para tersangka teroris, termasuk juga Noor Din. Padahal perlawanan mereka, paling tidak yang muncul ke permukaan, tidaklah sesengit yang dilakukan oleh kelompok Azahari ketika ditangkap di Malang, Jawa Timur. Dulu, Azahari mengamankan perimeternya dengan bom, selain membawa-bawa bom rompi. Belakangan, para tersangka cuma melawan dengan bom pipa--mirip dinamit. Menangkap teroris hidup-hidup amatlah penting agar pemerintah tak dituding membalas aksi biadab mereka dengan cara serupa. Keuntungan lain, polisi masih bisa menggali informasi dari mereka. Syaifudin, misalnya, bisa dimintai konfirmasi benarkah ia bukan anggota asli kawanan Noor Din dan bukan berasal dari kalangan Jamaah Islamiyah. Informasi dari kakaknya, Syahrir, tak kalah berguna. Misalnya, benarkah ia memiliki rencana melakukan serangan teroris dengan moda pesawat terbang. Lagi pula saat ini masih banyak pentolan teroris yang bebas. Ada, misalnya, Para Wijayanto, yang diduga pemimpin senior di Jamaah Islamiyah. Ada Dulmatin, tersangka pembuat Bom Bali I. Ada Upik Lawanga, ahli bom lainnya, dan tersangka berbagai serangan bom di Poso, termasuk bom Tentena. Informasi apa pun dari tersangka terorisme, sungguhpun sedikit, bisa menjadi pengantar untuk menuju ke jejaring mereka. Memang menangkap tersangka teroris hidup-hidup tidak gampang. Soalnya, sebagian dari mereka malah telah menyiapkan diri untuk mati. Itulah pentingnya polisi mendeteksi potensi bahaya target, dan melumpuhkan atau menangkap hidup-hidup mereka ketika dalam keadaan lemah. Hanya dengan cara itu kesan bahwa pemerintah cenderung menghindari proses peradilan bagi teroris bisa dihapus. Dengan berusaha menangkap hidup-hidup pula kita memberikan kesempatan kepada para teroris membela diri, sekaligus tetap menghargai hak asasi mereka.
[Urang Sunda] Anjing Babaung, Totonden? -- Re:Sanes BEBENDON jeung Kapercayaan
Ii Sumirat N. sumi...@... wrote: Duka ti primbon naon, da ari di sunda mah sok aya anu kararieu (kapercayaan) padahal jaman geus 2009 era kapitalis Kapercayaan kana TOTONDEN mah moal leungit Kang, pasti aya wae, siga beja dihandap ieu: Lolongan Anjing Terdengar Sebelum Kematian Syahrir dan Zuhri Minggu, 11 Oktober 2009 | 16:08 WIB TEMPO Interaktif, Kuningan - Sekalipun sedih, wajah tua Asenih tetap berusaha tersenyum. Apalagi saat melihat dan menggendong cucunya, Ishaq, senyum langsung merekah di wajahnya. Asenih kehilangan dua anaknya sekaligus, M Syahrir dan Syarifudin Zuhri. Bahkan sebelumnya ia pun kehilangan menantunya, Ibrohim, yang tewas dalam penembakan di Temanggung. Setiap orangtua pasti sedih, katanya. Namun ia tetap berusaha untuk iklhas dan pasrah. Asenih menyatakan mungkin inilah jalan yang dipilih dan sudah menjadi garis nasib anak-anak dan menantunya. Sebelum Syahrir dan Zuhri tertembak di Ciputat pada Jumat (9/10), malam Jumatnya Asenih sudah punya firasat tidak enak. Malam Jum'at itu saya mendengar anjing melolong berkali-kali, katanya. Padahal tetangganya tidak ada yang punya anjing. Lolongan anjing terus menerusnya didengar mulai pukul 00.00 Wib. Saat itu saya berfikir, apakah ini saatnya? Apakah anak-anak saya akan tewas? tanyanya. Untuk menenangkan hatinya, ia pun langsung sholat tahajud. Tidak hanya Asenih, kedua anak perempuannya, Sucihani dan Ery pun mendengar lolongan anjing itu. Iya saya pun mendengarnya. Ery juga, kata Sucihani. Saat itu, Suci pun mengaku pasrah. Keesokan harinya, datanglah kabar itu. Sekitar jam 1 siang saya ditelpon adik saya di Jakarta, katanya Bang Aing (Syahrir) dan Udin sudah ditembak, katanya. Saat itu Suci masih mengajar di sekolahnya di Pesantren Al Mutazam. Berusaha untuk tetap tegar, Suci pun tetap melanjutkan tugasnya mengajar. Mengenai keterlibatan dua saudara kandungnya, bahkan termasuk suaminya dalam jaringan teroris, Sucihani mengaku tidak tahu pasti. Suci menduga adiknya Syarifuddin yang pertama kali terlibat dan menularkannya pada suaminya Ibrohim dan kakaknya, Syahrir. Tapi saat berada di rumah, mereka tidak pernah membicarakan agama. Hanya obrolan keluarga biasa, katanya. Karenanya ia pun tidak tahu jika di antara ketiganya memiliki hubungan khusus. Mengenai M Ali alias Babah Ali serta Dani Dwi Permana, sang pengantin, Suci mengaku mereka pun pernah dibawa oleh Sarifudin ke rumahnya di Desa Sampora, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan. Saat itu Ali mengaku sebagai turis dan Sarifuddin membantu menjadi penerjemah. Selanjutnya Suci pun berharap jika benar kedua jenazah yang ditembak di Ciputat adalah abang dan adiknya, ini merupakan peristiwa terakhir bagi keluarganya. Setelah panas dan hujan, tentu ada pelangi, katanya. Ia berharap pelangi itulah yang terus menerangi keluarganya mulai saat ini.
Re: [Urang Sunda] Sanes BEBENDON jeung Kapercayaan
Ii Sumirat N. sumi...@... wrote: Ari ceuk kuring pribadi mah bebendon atawa sanes tinggal ningali diri sorangan kumaha ? Leres pisan Kang, umpama saurang jalmi ngarasa diri pribadina nuju dibenduan ku Gusti, nya teu nanaon da meureun hartina intropeksi diri. Tapi ari nyebutkeun batur nuju dibenduan ku Gusti mah, komo kanu keur keuna musibah, kacida teuing. Tadi oge keur Jumaahan, khotib teh khotbahna teu jauh perkara bancang pakewuh. Ngan teu kira-kirana teh angger we nyebutkeun yen bancang pakewuh lini teh hukuman ti Gusti, malah teges-teges nyebutkeun lain kulantaran phenomena alam. Kuring ukur bisa gigideug, teu satuju, ngan teu bisa protes, da piraku kudu ngacung mah! Ngajak balarea nuju kana kalakuan hade, hiji pagawean anu mulya, ngan atuh tong nyebut bebendon sagala. Karunya ka para korban, geus puguh keuna musibah, der deuih dikampanyeukeun meunang bebendon kamana-mana Baktos, WALUYA
[Urang Sunda] Lini Bebendon?--Re: Fw: pusat peradaban Islam?
Surtiwa surt...@... wrote: . tapi tetep wae sapagodos jeung Kang W moal tega nyarioskeun yen korban gepa Aceh, Padang, Jambi keuna ku Bebendon Gusti Allah. cag ah Sanes Bah Iwa atawa kuring wae nu teu tega teh, MUI oge teu nyebutkeun bancang pakewuh ieu BEBENDON/AZAB, malah MUI (oge Menteri Agama) kalahka ngaluarkeun fatwa yen nu pupus tina bancang pakewuh ieu, SYAHID!. Meureun nu syahid mah lain nu keuna ku azab/ kutukan nu keur dibenduan kunu Maha Kawasa. Atawa kuring nu salah ngahartikeun? Baktos, WALUYA
[Urang Sunda] Jamna Lini--Re: Fw: Beungeut teu meunang ditutupan euy!.
Ki Leuksa Sunda ki_leu...@... wrote: Patali sareng musibah lini, numutkeun warta mah anu di Tasikmalaya kajadianana tabuh 15.04, Padang tabuh 17.16, lini susulan tabuh 17.58, lajeng lini di Jambi tabuh 08.52. Kanggo bahan lenyepaneun, mangga buka Al Quran luyu sareng angka-angka eta. Contona : Tasik tabuh 15.04. Buka Quran Surat 17 ayat 04 ! Pangapunten pisan Kang, kuring rada helok, ari Akang kenging data timana lini di Tasik nu tanggal 2 September 2009 jam 15:04? Data ti BMG (http://www.bmkg.go.id/60gempa.bmkg#) lini di Tasik 2 September nu ngarusak teh jam 14:55:10 WIB! (lamun nganggo GMT/UTC dikurangan 7 jam) Data sanesna: 1) Lini di Sumbar 30 September 2009 jam 17:16:09 WIB (leuwih 9 detik ti nu disebat ku akang 17:16) 2) Lini susulan 30 Spetember 2009 jam 17:38:52 WIB (akang nulis 17:58) 3) Lini di Sungai penuh Jambi (7,0 Richter), 1 oktober 2009 8:52:29 WIB Janten jam-jam nu diserat ku akang teh nu cocog ukur lini di Padang nu 7,3 Ricter jeung di Jambi nu 7.0 Richter. Kajantenan nu di Tasik jeung lini susulan di Padang mah teu cocog jeung catetan BMG. Tapi tiasa wae ketang, da jam/arloji mah kumaha jelema ngakurkeunana. Ngan ari jam BMG mah, tanggtu (atawa meureun) diakurkeun jeung standar internasional . Baktos, WALUYA
[Urang Sunda] Lini Bebendon?--Re: Fw: pusat peradaban Islam?
Simkuring alkarta_...@... wrote: Tah sapuk kuring oge mun MUI nyebatkeun korban bencana eta kasebut syahid sanajan predikat ieu saleresnamah sami mawon mung kinten- kinten, ari manusa nu ngaku Islam mah, teu kedah janten murudul sabulu-bulu mun nyabit-nyabit perkara basa cobian, azab, sareng saentraganana da eta parantos ti karuhunna 'percanten' kana eksistensi Qur'an, sedengkeun dina Qur'an eyeub ku ayat nu kararitu, pamohalan mun dijadikeun referensi teh, janten teu kedah panas ceuli da nu puguhmah urang mung tiasa nginten-nginten oge, nya kadituna laku waspada janten urgensi (palebah dieu boh kadunyaan boh kaakheratan kedah nurugcupu tong dugika patojaiyah) Asa ngambang waleran Akang teh, ongkoh sapuk jeung MUI nu nyebutkeun syahid, tapi keukeuh perkara cobian, azab sareng saentraganana teu kudu panas ceuli. Maksadna kumaha? MUI ngaluarkeun sebutan SYAHID ka nu pupus, salian keur mere EMPATI kanu katunggaraan, oge keur alesan kapraktisan, nu maot syahid TEU KUDU DIPULASARA saperti nu pupus normal. Perkara bancang pakewuh disebut COBIAN, COCOBA, UJIAN HIRUP kuring teu masalah jeung satuju pisan, da eta mah sebutan ilahar jeung teu nuduh. Tapi sebutan BEBENDON atawa AZAB kana bancang pakewuh, salaku manusa nu teu daya, teu upaya, kuring teu satuju, sabab eta geus ngahakiman, ngalangkungan Gusti Nu Murbeng Alam. Kuring ngarasa lain hak manusa, nyebut BEBENDON jeung AZAB kana bancang pakewuh. Kaum Nabi Luth kenging bebendon ti Gusti, enya kuring yakin. Tapi sadayana oge teu aya nu terang nganggo naon Gusti teh dina ngahukum kaum Nabi Luth sabab lini (ombak taneuh) teh sumber enerjina rupa-rupa. Tah nu ayeuna diurang mah dipicu ku tubrukan/ gesekan lempeng2 tektonik nu mangrupakeun phenomena alam. Jadi teu tiasa dibanding-banding jeung ditafsirkeun sangeunahna, kajadian ngahukumna Gusti ka kaum Nabi Luth (nu urang teu terang nganggo naon?) jeung kajadian lini ayeuna. Lini nu diakibatkeun phenomena alam, sabenerna ampir unggal poe oge aya, ngan skalana laleutik. Nu dialajar seismologi pasti arapaleun ieu. Tah ayeuna, supaya jelas, Akang masih teu sapagodos jeung kuring atawa ayeuna mah sapagodos, perkara teu satujuna kuring kana sebutan BEBENDON kana bancang pakewuh lini? Baktos, WALUYA
Re: [Urang Sunda] Sanes BEBENDON
Surtiwa surt...@... wrote: Lamun arek mah matalikeun pendosa jeung bebendon..naha atuh gempa teh sanes di panjara, Lokalisasi, panti Pijat, Bank Century.jrrd.. Wah Bah matalikeun lini jeung pendosa di Jakarta mah, engke mucunghulkeun anggapan The Gods Must be Crazy, nu boga dosana tetep senang=senang di Jakarta, nu diruang kerepesna rakyat leutik di Cianjur kidul. Baktos, WALUYA
[Urang Sunda] Lini Bebendon?--Re: Fw: pusat peradaban Islam?
MRachmat Rawyani mrachmatrawy...@... wrote: Jadi tong heran, upama engke masih aya keneh lini jeung bencana sejenna tumiba ka nagri Indonesia, bebendon ti Mantenna, salila kalakuan urang Islam masih misahkeun kahirupan duniawi jeung akherat. Punten pisan, kuring mah kirang sapagodos lamun lini disababkeun BEBENDON ti Gusti Nu Maha Kawasa. Lini sabenerna kajadian alam nu teu beda jeung datangna beurang jeung peuting, teu beda jeung gerna hujan, teu beda jeung garingna halodo jeung rea-rea deui nu bisa karasa jeung katempo ku urang. Gusti Nu Maha Kawasa nyiptakeun sagala kajadian alam ieu, tapi sanes keur BEBENDON ka manusa. Manusa dina nyanghareupan gejala alam kudu siap, jeung make akalna, supaya gejala alam teu ngabahayakeun kahirupan manusa jeung lamun bisa malah bisa digunakeun keur kahirupan manusa. Waktu pas hujan, sieun baseuh jeung katirisan jelema make payung, Sieun kapoe manusa make dudukuy, atuh pas datangna peuting jelema make lampu. Teu aya saurang manusa oge nu nyebutkeun hujan, panas jeung peuting BEBENDON ti nu Maha Kawasa, padahal hujan, panas jeung poek bisa mawa mamala ka manusa. LINI OGE SAKUDUNA DIANGGAP SIGA KITU, SANES DIANGGAP BEBENDON. Naon margina? Lini tetep bakal aya, manusa teu kudu ngarep-ngarep Gusti Nu Maha Kawasa bakal ngaleungitkeun gejala alam ieu, sabab sami we jeung ngarep-ngarep ulah aya peuting (poek). Tapi nu kudu dilakukeun ku manusa mah, kumaha carana lini teu pati ngabahayakeun kahirupan manusa, siga manusa ngakalan peuting (poek) ku nyiptakeun lampu! Kanggo lenyepaneun, nyanggakeun potongan sajak Sir Mohammad Iqbal, pamikir Islam kasohor di Abad ka 20 asal Pakistan, meunang nyutat tina catatan Pinggirna Gunawan Muhammad: Kau ciptakan malam, tapi kubuat lampu, Kau ciptakan lempung,tapi kubentuk cupu, Kau ciptakan gurun, hutan dan gunung, kuhasilkan taman, sawah dan kebun Baktos, WALUYA
[Urang Sunda] Lini Bebendon?--Re: Fw: pusat peradaban Islam?
Simkuring alkarta_...@... wrote: Ari si kuring, nya kitu deui bae, kirang sapagojod, eh sapagodos pama misah misahkeun kahirupan logis kadunyaan jeung akheratna, enya eta tos sakuduna ari ngaran ikhtiyar (usaha) mah lain wungkul dianjurkeun tapi kaasup diwajibkeun, ngan mun kekeuh petekeuh yen etateh LAIN bebendon, atawa cocobi, atawa nu leuwih parahna nyiksa nu dongkapna ti nu Maha Kawasa, asa ku harianeun ceuk si kuring, beu ambuing paralun teuing mun tea mah ayeuna kajadian niwaskeun ratusan jeung rebuan dulur, terus kahareupna ngan ukur 'konsen' kumaha carana supaya kajadian sarupa teu kaalaman bari jeung lat weh poho kana sajarah kumaha proses maraot ki dulur nu matak kukurayeun, naha saha atuh nu mateni maranehna teh? Enya ku sareatnamah kaurugan wangunan jeung watu taneuh, tapi mun kapopohokeun pedah aing tos bisa ngungkulan mangrupa bencana kahareupna lain hartina urang kudu ngabarakatak nyengseurikeun sajarah. Ke nu dimaksud BEBENDON teh naon? Sakanyaho kuring mah BEBENDON teh sarua hartina jeung AZAB atawa KUTUKAN. BEBENDON asal kecapna tina BENDU (=ambek). Kalimah Meunang bebendon ti Gusti nu Maha Kawasa, bisa oge dihartikeun Meunang AZAB (KUTUKAN) ti Gusti Nu Maha Kawasa. Tah umpama hartina kitu, cik saha nu HARIANEUN jeung teu boga etika, geus sidik jalma-jalma teh keuna ku MUSIBAH, der deuih dituduh disebut keuna AZAB alias KUTUKAN alias BEBENDON (biasana kunu teu keuna musibah). Siga nu mupuas komo lamun ditambahan tadah-tuduh kaditu-kadieu, kurang imanlah, loba dosa lah, maksiat lah. Na kira-kirana ngeunaheun henteu, dulur-dulur urang nu ayeuna keur kamusibahan disebut meunang KUTUKAN tinu Maha Kawasa? Ah ...asa kacida teuing! Baktos, WALUYA Baktos, WALUYA
[Urang Sunda] Lini Bebendon?--Re: Fw: pusat peradaban Islam?
Waluya waluy...@... wrote: Na kira-kirana ngeunaheun henteu, dulur-dulur urang nu ayeuna keur kamusibahan disebut meunang KUTUKAN tinu Maha Kawasa? Nambahan saeutik. Supaya nu keuna kamusibahan teu ngarasa dipupuas dituduh loba dosa, tepi ka nyerieun hatena, pan leuwih hade lini teh ditempo tina segi GEJALA ALAM (elmu pangaweruh), tinimbang BEBENDON/AZAB/ KUTUKAN ti Gusti Nu Maha Kawasa? Tapi eta mah sakuringeun ketang, mangga wae nu teu sapagodos mah ... Baktos, WALUYA
FW: [Urang Sunda] Lini Bebendon?--Re: Fw: pusat peradaban Islam?
Simkuring alkarta_...@... wrote: Nya bade ngeunaheun bade henteu lain hartina kudu ngupahan maranehna ku jalan nyalenggorkeun ieu hiji perkara TAYA HUBUNGAN jeung kawasa Mantenna atuh bah, justeru asa kacida mun tea mah geus jentre kajadianna bet di upah apeh yen ieu kajadian alam tea taya hubungan jeung pangawasa Gusti, Punten Kang, bisi jadi pitenah ka kuring, saha nu nyebatkeun gejala alam teu aya hubunganana jeung Gusti Nu Maha Kawasa? Coba diaos deui posting kuring nu awal-awal, tah dicutat deui sabagian: Punten pisan, kuring mah kirang sapagodos lamun lini disababkeun BEBENDON ti Gusti Nu Maha Kawasa. Lini sabenerna kajadian alam nu teu beda jeung datangna beurang jeung peuting, teu beda jeung gerna hujan, teu beda jeung garingna halodo jeung rea-rea deui nu bisa karasa jeung katempo ku urang. Gusti Nu Maha Kawasa nyiptakeun sagala kajadian alam ieu, tapi sanes keur BEBENDON ka manusa. Naon sababna kuring teu satuju kecap BEBENDON keur kanu kamusibahan? di millis kisunda kuring nulis: Nu matak Bah AA, kunaon kuring teu sapagodos kana kecap BEBENDON/AZAB/ KUTUKAN kana kamusibahan. Sabab eta hak HAK PEROGRATIP Gusti Allah Swt. Urang pan teu terang maksad Anjeunna, na kunaon urang bet NGAHAKIMAN, ngalangkungan Gusti, nyebat eta BEBENDON/AZAB? Tapi ketang eta sakuringeun...heuheuheu Baktos, WALUYA
[Urang Sunda] [4S] Kuda Jalu
Sarombongan bapa-bapa jeung ibu-ibu ti kota piknik ka tempat agrowisata, kahiji peternakan kuda di tutugan hiji gunung. Maranehna dipandu kunu bogana peternakan, nu agul pisan kana kuda-kudana. Bapa-bapa miwah ibu-ibu, tingali kuda nu hideung meles itu, eta kuda jalu nu mampu ngalayanan bikang tepika lima kali sadinten!, Ceuk nu boga peternakan teh reueus. Para ibu sing tingkecewis, bari terus ngaromong ka salakina: Tuh Pa, lima kali sapoe! Bapa-bapana ukur ngahuleng, sadar kana sagala kakuranganana. Tah upami kuda nu bodas ieu mah, langkung luar biasa, sanggup ngalayanan bikang tepika sapuluh kali sadinten!, Nu boga peternakan nerangkeun, beuki tambah reueus. Ibu-ibu beuki tambah ribut tingkecewis, nyararita ka salakina: Tah Pa, sapuluh kali sapoe Kolompok bapa-bapa beuki asa kapeupeuh, ngan aya saurang nu ngagorowok: Kang, kang, dupi eta sapuluh kali teh jeung bikang nu sami atawa benten-benten? Nya sareng sapuluh bikang atuh! Tuh Mah, jeung sapuluh bikang!, ceuk bapa-bapa teh ampir bareng. Ibu-ibu: ?? Baktos, WALUYA
[Urang Sunda] Fw: Neangan Sora ti Dunya anu Simpe
Di urang ayeuna loba gedong luhur nu mungkin wae bisa rugrug contona ku ayana lini. Geus siap acan di urang kana kajadian kieu, nulungan jalma nu kakurung ku rugrugan beton? sigana acan da buktina masih ngandelkeun sukwan-sukwan asing, saperti dina warta dihandap ieu: Mencari Suara dari Dunia Sunyi http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2005/04/11/ILT/mbm.20050411.ILT109961.id.html Korban gempa yang terkurung reruntuhan beton bisa dilacak lokasinya dengan alat pendeteksi suara. Alat ini terbukti berhasil di Nias. Suara itu datang dari gelap, dari balik timbunan beton. Terdengar lamat-lamat. ?Saya masih hidup. Saya kedinginan,? kata seorang lelaki dengan lirih. Nada suaranya terdengar bergetar, menyusup di antara puing-puing bangunan dan menembus empat lapis beton. Para relawan yang sudah lima hari bekerja mencari pria nahas di balik beton itu benar-benar girang mendengar suara itu. Ini pertama kali mereka mendengar suara Hendra Gan Kok Heng, 40 tahun, pemilik toko sepeda yang terkubur di rumahnya saat gempa merontokkan Nias, Sumatera Utara, 28 Maret lalu. ?Kita tak boleh menyerah. Tak boleh,? kata Junianto Julius Gho, sepupu Hendra, yang terbang dari Jakarta untuk menyelamatkannya. Saat itu, sudah lima hari dia bersama para relawan berusaha membobol beton-beton ruko yang roboh di Jalan Jenderal Sudirman Nomor 8, Gunung Sitoli, Nias. Suara Hendra itu tak akan pernah terdengar andai saja Junianto tak dibantu oleh Garda Hansip Singapura, yang membawa alat pendeteksi kehidupan berupa detektor suara dan kamera pengintai khusus untuk reruntuhan bangunan. Memang, para hansip Singapura itu tak seperti hansip Indonesia yang cuma bermodalkan pentungan dan sepatu tentara. Hansip Singapura ini datang ke Nias dengan peralatan evakuasi yang canggih. Mereka, para hansip itu, dibekali alat pendeteksi suara yang sangat sensitif, yang bisa menembus kedalaman puing-puing bangunan hingga 15 meter. Selain itu, mereka juga membawa kamera mini khusus untuk evakuasi korban di bawah reruntuhan gedung. Kamera ini bisa menjulur 9 meter jauhnya dan bisa melihat dalam kegelapan dengan sensor inframerahnya. Berbagai pemotong besi, serta dongkrak hidraulik pengangkat lantai beton, pun selalu siap sedia. Alat-alat itulah yang membantu menemukan Hendra. Sejak hari pertama gempa menggoyang Nias, Hendra sebenarnya sudah diketahui terkubur di rukonya. Yang menjadi soal, Hendra terkubur empat lapis beton setebal 15 sampai 20 sentimeter. Ditambah lagi dengan tumpukan beton rumah tetangga. ?Begitulah fenomena gempa, bangunan rontok dan menjadi seperti kue lapis,? kata Cynthia Fajardo, manajer pencarian korban saat peristiwa pengeboman World Trade Centre di Amerika Serikat, September 2001. ?Tumpukan lapisan beton inilah yang bikin susah pencarian.? Dengan kondisi serba berserak seperti itu, mencari korban di bawah ?kue lapis? beton itu tak bisa cuma dengan mengandalkan ketajaman penciuman anjing pelacak. Soalnya, anjing pelacak tak bisa menentukan secara tepat beton bagian mana yang harus dibobol. Para sukarelawan di Amerika Serikat itu menggunakan alat pendeteksi suara, yang bekerja jauh lebih akurat. Dengan memasang beberapa sensor di puing-puing beton, mereka akan bisa menentukan lokasi korban yang hidup (lihat infografik). Fenomena kue lapis beton itu rupanya juga ada pada ruko Hendra. Saat gedung berlantai dua itu rontok terkena gempa berkekuatan 8,7 magnitudo, bangunan itu juga ditimpa bangunan tetangganya. Dalam kasus pencarian Hendra di Nias, anggota marinir Angkatan Laut, dibantu tim penyelamat dari Meksiko, dan Garda Hansip Singapura, sudah enam kali melubangi lantai beton yang miring 45 derajat. Tapi, hasilnya cuma bau mayat korban lain yang menusuk. Baru pada hari kelima mereka memasang Delsar, alat pendeteksi suara yang bisa menangkap suara lemah di frekuensi 1 hertz hingga 3.000 hertz?suara normal yang bisa didengar manusia 20 hertz sampai 20.000 hertz. Saat itulah terdengar suara di tangga lantai satu, suara Hendra yang minta minum. Dengan patokan itulah mereka membobol sebuah titik lokasi. Rupanya, lubang itu mentok pada balkon lantai dua ruko. Lubang ini kemudian diteruskan ke lapisan di bawahnya. Dan sinyal-sinyal suara Hendra makin kuat terdengar. Mereka lalu mendapatkan lubang kecil yang mengarah ke Hendra, yang cuma punya ruang setinggi 30 sentimeter. Kapten Ong, Kepala Garda Hansip Singapura di Nias, pun menyisipkan mikrofon. Itulah untuk pertama kali tim relawan bercakap-cakap dengan Hendra, setelah ia lima hari terbaring dalam penjara beton yang gelap dan sunyi. Tim kemudian mengulurkan selang yang berisi cairan makanan dan vitamin melalui selembar kayu yang dimasukkan di antara celah yang sudah terbuka itu dengan susah payah. Uluran selang ini langsung direspons Hendra, dan menyusul kemudian bantuan air mineral dan biskuit. ?Saya merasa air ini kiriman dari surga,? kata Hendra. Burhan Sholihin, Istiqomatul Hayati (Nias)
[Urang Sunda] Fw: KPK
KPK Senin, 05 Oktober 2009 http://www.tempointeraktif.com/hg/caping//2009/10/05/mbm.20091005.CTP131593.id.html Semua bermula di Hong Kong, kurang-lebih. Seorang teman yang telah menonton film baru sutradara Wong Jing mengingatkan: film I Corrupt All Cops (produksi 2009) menunjukkan bahwa bentrok antara komisi pemberantasan korupsi dan pejabat polisi bukan hanya cerita Indonesia. Tentu saja I Corrupt All Cops bukan cukilan sejarah. Film ini menceritakan pergulatan beberapa petugas Independent Commission Against Corruption (ICAC) melawan sejumlah perwira polisi Hong Kong yang korup. Wong Jin berusaha untuk tak norak, kata teman itu, tapi filmnya akhirnya hanya menyajikan sepotong kisah yang disederhanakan. Sejarah ICAC, yang didirikan pemerintah Hong Kong pada 1974, dan akhirnya jadi sebuah ikhtiar yang berhasil (dan dicontoh oleh Indonesia untuk membentuk KPK), memang bukan potongan-potongan cerita yang lurus. ICAC mencatat prestasi ketika lembaga baru ini memenjarakan Peter Fitzroy Godber, perwira tinggi polisi yang tak bisa menjelaskan dari mana uang US$ 600 ribu ada di rekening banknya. Godber melarikan diri ke Inggris dengan bantuan rekan-rekannya. Dengan gigih, ICAC berhasil mengekstradisi sang buaya kembali ke Hong Kong. Ke dalam kurungan. Tapi dengan segera HKPF, angkatan kepolisian kota itu, merasa terancam. Pada 28 Oktober 1977, beberapa puluh anggotanya menyerbu memasuki kantor ICAC. Ketegangan terjadi. Akhirnya kepala pemerintahan Hong Kong (dulu disebut Governor) memutuskan untuk memberikan amnesti kepada hampir semua anggota polisi yang korup yang melakukan kejahatannya sebelum 1977. Wibawa ICAC pun merosot. Tapi kemudian terbukti, kebijakan pemerintah berbuah. Sejak amnesti itu polisi Hong Kong memperbaiki diri. Bahkan HKPF membiarkan pembersihan besar-besaran dalam dirinya oleh ICAC pada 2008. Dari sini tampak, kekuasaan-apa pun asal-usulnya-tak pernah berada di sebuah ruang politik yang konstan. Kekuasaan ICAC yang luas dan dijamin hukum tak dengan sendirinya lepas dari gugatan hukum. Wewenangnya untuk menyadap pembicaraan telepon tak selamanya direstui peradilan. April 2005, seorang hakim pengadilan distrik tak mau menganggap rekaman yang dihasilkan ICAC sebagai barang bukti. Alasan: tak ada prosedur yang legal yang mengatur penyadapan itu. Tiga bulan kemudian, seorang wakil hakim pengadilan distrik menganggap ICAC telah melanggar secara terang-terangan hak empat terdakwa, dengan memberikan tugas kepada seorang bekas tertuduh merekam percakapan mereka. ICAC, sebagaimana KPK, tentu bisa mengatakan, dirinya adalah tanda keadaan genting. Ia tak akan ada seandainya polisi, jaksa, dan pengadilan bekerja penuh, sesuai dengan tugas mereka, seandainya mereka membangun sebuah situasi yang disebut normal. Tapi di Hong Kong sebelum 1980-an, sebagaimana di Indonesia sampai sekarang, korupsi menyakiti tubuh masyarakat di tiap sudut. Ada korupsi model Godber, yang mempergunakan kekuasaannya yang tinggi; ada yang dilakukan pemadam kebakaran yang memungut uang sebelum bertugas mematikan api; ada pula para pelayan rumah sakit yang di tiap sudut, dari ruang ke ruang, meminta uang. Dalam situasi itu, kejahatan terbesar korupsi adalah menghancurkan modal sosial-sebuah sikap masyarakat yang percaya bahwa orang lain bukanlah buaya. Korupsi menyebabkan kepercayaan itu rusak. Ejekan yang memelesetkan singkatan ICAC (jadi I can accept cash, atau I corrupt all cops) adalah indikasi hancurnya modal sosial. Negeri telah jadi sederet labirin yang membusuk. Maka ICAC, terlebih lagi KPK, lahir dengan kekuasaan yang abnormal: ia mekanisme penyembuhan yang juga sebuah perkecualian. Kekuasaannya lain dari yang lain. Wewenang KPK bahkan lebih besar ketimbang ICAC. Di Hong Kong komisi itu tak punya wewenang menuntut. Di sini, KPK mempunyainya. KPK juga tak hanya harus bebas penuh dari dikte kekuasaan mana pun. Di Hong Kong, ICAC bekerja secara independen namun bertanggung jawab kepada Chief Executive, yang dulu disebut Governor. Di Indonesia, KPK tak bertanggung jawab kepada Presiden. Keluarbiasaan itu mungkin kini tak hendak dibicarakan. Tapi mungkin tak bisa dilupakan: keadaan yang melahirkan kekuasaan sebesar itu ibarat (untuk memakai kata-kata Agamben) daerah tak bertuan antara hukum publik dan fakta politik. Dengan kata lain, kekuasaan itu lahir dari kehendak subyektif yang menegaskan kedaulatan. Tapi pada akhirnya kedaulatan itu bertopang pada legitimasi yang contingent. Tak ada dasar yang a priori yang membuat kedaulatan itu, dan para pemegang kekuasaan istimewa itu, datang begitu saja. Dengan kata lain, di daerah tak bertuan, kekuasaan justru semakin perlu pembenaran. Apalagi kekuasaan yang diperoleh ICAC dan KPK bersifat derivatif: bukan datang dari pilihan rakyat-sumber mandat sebuah demokrasi-melainkan dari badan-badan yang dipilih rakyat. Ia terus-menerus butuh pihak di luar dirinya. Ia butuh sekutu, dengan segala risikonya. Bahwa tugas
[Urang Sunda] Fw: Tempo damai jeung TeWe .....
Hirup cenah teu cukup ku idealis, sakapeung kudu oge pragmatis. Grup Tempo, salah sahiji grup media nu paling gede kharismana/ pangaruhna di nagara ieu, tungtungna damai jeung Tommy Winata, sanajan sesepuh Tempo, Gunawan Muhammad kungsi nulis: Ini untuk menjaga agar RI jangan jatuh ke tangan preman Rabu, 07/10/2009 08:32 WIB Tempo Berdamai dengan Tomy Winata Laurencius Simanjuntak - detikNews Jakarta - PT Tempo Inti Media Harian (Koran Tempo) beserta Goenawan Mohamad dan pengusaha Tomy Winata sepakat berdamai. Mereka sepakat untuk menganggap selesai segala permasalahan hukum yang melibatkan keduanya. Kita bikin semacam gentleman agreement, kata Pemimpin Redaksi Majalah Tempo Toriq Hadad saat dihubungi detikcom, Rabu (7/10/2009). Penandatanganan kesepakatan antara Tempo, Goenawan dan Tomy diawali acara makan malam bersama di Hotel Borobudur, Jakpus, Selasa (6/10) malam. Hadir pula beberapa petinggi media seperti Karni Ilyas, Elman Saragih dan pengusaha Eric Thohir. Toriq menjelaskan, ada 5 poin yang disepakati di antara para pihak. Pertama, gentleman agreement merujuk pada kasus perdata No 80/Pdt.G/2003/PN Jaktim yang sudah berkekuatan hukum tetap lewat putusan kasasi di Mahkamah Agung (MA). Kedua, permasalahan hukum yang melibatkan para pihak dianggap selesai. Ketiga, para pihak sepakat tidak akan mengeluarkan isi putusan yang sudah diputus, Apa pun isi putusan di setiap tingkatan pengadilan. Keempat, para pihak tidak akan melakukan tindakan hukum lagi dan putusan kasasi MA tidak akan dieksekusi. Kelima perjanjian ini menghormati posisi masing-masing dan menghormati kebebasan pers, ujarnya. Kasus hukum para pihak ini bermula dari gugatan Tomy terhadap Goenawan Mohamad dan PT Tempo Inti Media Harian (Koran Tempo) pada 2003. Tomy menggugat atas pencemaran nama baik atas pernyataan Goenawan Ini untuk menjaga agar RI jangan jatuh ke tangan preman yang dimuat di Koran Tempo 12 dan 13 Maret 2009. Dalam perkara itu, hingga tingkat kasasi, Mahkamah Agung pada Agustus lalu menolak permohonan Goenawan dan Tempo. MA mengharuskan Goenawan dan Tempo meminta maaf melalui beberapa media massa. Awalnya Bandara Toriq bercerita, ide berdamai dengan Tomy Winata berawal saat kuasa hukum Tempo Todung Mulya Lubis tak sengaja bertemu dengan Tomy di bandara. Dalam kesempatan itu, Tomy mengaku tidak lagi menganggap kasus dengan Tempo sebagai suatu masalah. Toriq mengatakan, hal yang sama juga dikatakan Tomy saat diwawancarai wartawan Tempo terkait kasus tersebut. Saya sudah lupa, nggak ada masalah, tutur Tomy ditirukan Toriq. Atas sikap 'lunak' Tomy tersebut, akhirnya kesepakatan itu terealisasi. Saat ditanya apakah Tempo tetap teguh dengan isi pemberitaan meski sudah berdamai, Toriq menjawab Kita menganggap 6 tahun konteks keadaan sudah berubah dengan cepatnya. Kalau ada keinginan baik untuk menutup satu bab hubungan Tomy dengan Tempo, kita tutuplah. Terkait pernyataan Goenawan Muhammad yang pernah mengatakan 'Jangan sampai Republik Indonesia jatuh ke tangan preman' Toriq enggan mengomentari lebih jauh. Lebih baik tanya ke Pak GM, pungkasnya. (lrn/nrl
[Urang Sunda] [4S] Anekdot Kawin (1)
Dina taun kahiji saentasna kawin, salaki nu ngomong, pamajikan nu ngadengekeun. Dina taun kadua, pamajikan nu ngomong, salaki nu ngadengekeun. Sedengkeun dina taun katilu, duana-duana ngomong, tatangga nu papada ngadengekeun . WALUYA
[Urang Sunda] [4S] Anekdot Kawin(2)
1) Anu Anyar Lamun aya lalaki mukakeun panto mobil keur pamajikanana, eta hartina mobilna anyar atawa PAMAJIKANANA ANU ANYAR . 2) Belegug Salaki pamajikan keur pasea, pamajikanana ngagorowok: Aing BELEGUG pisan daek kawin jeung maneh! Salakina ngajawab: Bener pisan, ngan baheula mah aing teu nyaho! WALUYA
Re: [urang sunda] Surabaya
Tito Suryana ti...@... wrote: jadi tong hariwang mun aya dulur rek ka surabya pek weh telepon si kuring... Tah enya, ayeuna mah di Surabaya aya Wa Entit ...hehehe. Kuring oge waktu rek ka Madura tilu taun katukang, teu hese. Telepon Wa Entit, nyuhungkeun bantosan dipesenkeun mobil sewaan. Waktu kaluar ti Bandara, mobilna tos nungguan, jadi lancar teu kudu lieur milarian mobil sewaan di kota nu teu pati dipikawanoh Baktos, WALUYA
[Urang Sunda] Fw: Urang Diajar Lini yu ...
Taun-taun ieu ngadadak lini ngalobaan di Indonesia, ngan hanjakal akhli dina widang ieu ngan saeutik keneh. Katingali we nu nonghol dina TV eta-eta keneh. Tapi ketang ayeuna mah geus lumayan, dibanding 20-30 taun katukang. Elmu ieu kurang narik dina segi duit sabab kaasup elmu murni (pisan), jadi nu geus diajar oge lalumpatan kana aplikasina nu dipake neangan sumber alam di jero taneuh. Nu angger konsisten dina elmuna mah saeutik pisan. Kudu kumaha nya? http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/10/07/04172396/ayo.belajar.geologi.dan.jadi.ahli.gempa LAPORAN IPTEK Ayo Belajar Geologi dan Jadi Ahli Gempa Rabu, 7 Oktober 2009 | 04:17 WIB Oleh NINOK LEKSONO Gempa bumi, (letusan) gunung berapi, dan tsunami sejak lama menimbulkan ketakutan dan (sekaligus) kekaguman dalam pikiran manusia, melahirkan mitos, legenda, dan banyak film bencana Hollywood. Kini, teknologi maju memungkinkan kita berlatih, mengukur, memantau, mengambil sampel, dan mencitra Bumi dan gerakannya seperti belum pernah terjadi sebelumnya . (Dr Ellen J Prager, Furious Earth, 2000) Gempa demi gempa terkesan semakin rajin menyambangi Tanah Air. Di tengah era informasi dan maraknya industri media, serba hal mengenai gempa pun hadir ke jantung rumah tangga. Orang tua, orang muda, dan anak-anak yang selama ini kurang (atau bahkan tidak) memerhatikan soal-soal gempa kini banyak yang terpaku lama menyaksikan reportase dari wilayah bencana melalui TV atau membacanya di media cetak dan online. Mula-mula yang muncul adalah ketakutan, membayangkan bagaimana kalau gempa terjadi di kotanya sendiri. Tentu selain itu juga rasa prihatin dan peduli atas bencana yang terjadi. Berikutnya, dari rasa peduli dan takut tadi muncul pula rasa ingin tahu tentang berbagai segi, menyangkut penyebab-penyebab terjadinya gempa, mana saja daerah yang rawan gempa, apakah gempa dapat diramalkan, atau bagaimana cara mengurangi akibat mematikan gempa. Barangkali itu awal yang menarik bagi tumbuhnya minat terhadap ilmu-ilmu yang terkait dengan kegempaan, yang sebagian ada di ilmu geologi, juga di cabang-cabangnya, seperti seismologi, dan juga di geofisika. Harus diakui, hingga belum lama ini, ilmu tersebut masih sering dilihat dengan sebelah mata, sebagai ilmu yang kering, dan kurang banyak manfaatnya untuk dipelajari. Kini, dengan sering terjadinya gempa dan semakin tumbuhnya kesadaran bahwa Tanah Air berada di jalur gempa dan gunung api yang dikenal sebagai Cincin Api, masyarakat semakin menyadari pentingnya ilmu-ilmu di atas. Memang gempa tak akan memusnahkan bangsa Indonesia, kecuali mungkin yang disebabkan oleh gempa dan tsunami kosmik akibat wilayah Nusantara ditumbuk oleh asteroid atau komet besar. Namun, terus-menerus diguncang gempaapalagi bila tanpa pembelajaran memadai untuk meminimalkan dampakbisa menguras tenaga dan pikiran bangsa. Belum lagi harus diakui, ada kerugian materiil yang amat besar tiap kali terjadi gempa (atau letusan gunung berapi), plus biaya rehabilitasi dan rekonstruksi. Melalui cinta ilmu geologi, pemahaman dan kearifan akan sifat dan perilaku Bumi meningkat. Berikutnya, risiko bencana dapat dikurangi, korban dapat diminimalkan, dan kerugian harta benda dapat ditekan. Ilmu kebumian Fokus bahasan kita kali ini pada ilmu geologi, yang mempelajari komposisi, struktur, proses, dan sejarah Bumi. Ilmuwan yang mendefinisikan geologi adalah Sir Charles Lyell pada tahun 1830. Semenjak saat itu, studi geologi diperluas sampai ke planet-planet lain dan satelitnya, yang lalu dikenal sebagai geologi keplanetan. Ada banyak cabang dalam geologi, antara lain geofisika, yang mempelajari fisika Bumi. Melalui ilmu inilah orang mengenal lapisan-lapisan yang ada di Bumi, yakni kerak atau kulit, lalu mantel dan inti. Kerak bumi yang berwujud lempeng-lempeng ini rupanya telah bergerak ke sana-sini di permukaan Bumi setidaknya sejak 600 juta tahun terakhirdan bisa jadi sejak beberapa miliar tahun sebelumnya (New York Public Library Science Desk Ref, 1995). Sekarang ini, setiap lempeng bergerak dengan kecepatan berbeda-beda, di antaranya ada yang dengan kecepatan 2,5 sentimeter per tahun. Para ilmuwan yakin, pada masa lalu, sekitar 250 juta tahun silam, ada benua besar atau superkontinen yang dinamai Pangaea (Nama Pangaea diusulkan oleh geolog besar Alfred Wegener tahun 1915). Sekitar 180 juta tahun lalu, superkontinen ini pecah, menjadi Gondwanaland, atau Gondwana, dan Laurasia. Gondwana adalah kontinen hipotetis yang dibentuk dari bersatunya Amerika Selatan, Afrika, Australia, India, dan Antartika. Sementara Laurasia tersusun dari Amerika Utara dan Eurasia. Sekitar 65 juta tahun silammasa sekitar punahnya dinosauruskedua kontinen itu mulai berpisah, perlahan-lahan membentuk tatanan seperti yang kita lihat sekarang ini. Ada prediksi menarik: dalam 50 juta tahun dari sekarang, pantai barat Amerika Utara akan robek dari daratan utama (mainland), danini diaAustralia akan bergerak ke utara dan
[Urang Sunda] Fw: Beungeut teu meunang ditutupan euy!
Universitas Islam pangkahotna, Al Azhar Mesir, ngalarang siswina make cadar (burka). cenah alesanana eta mah budaya Arab jeung teu aya hubunganana jeung Islam. Wartosna nyanggakeun: Rabu, 07/10/2009 12:22 WIB Universitas Al-Azhar Mesir Larang Siswinya Bercadar Amanda Ferdina - detikNews Mesir - Pimpinan Universitas Al-Azhar, Mesir, Muhammad Sayed Tantawi melarang penggunaan penutup wajah (cadar) di sekolah Al-Azhar. Para murid diperintahkan untuk melepas cadarnya selama mereka berada di sekolah. Seperti dilansir Al Arabiya, Selasa (6/10/2009), petugas keamanan kampus juga membenarkan pihaknya telah meminta para siswa untuk melepas cadar itu ketika memasuki area Al-Azhar, termasuk beberapa asrama di lingkungan Universitas Cairo. Pelarangan ini bermula ketika salah seorang siswi (12) Tantawi mengenakan cadar di kelasnya. Tantawi yang juga merupakan ulama terbesar di Mesir ini meminta sang siswi untuk melepasnya karena menganggap cadar adalah sebuah tradisi dan tidak ada hubungannya dengan Islam. Cadar, menurut ulama yang pernah memimpin salat jenazah bagi pemimpin Palestina Yasser Arafat itu, merupakan tradisi dari masyarakat Arab sebelum Islam berkembang. Sebelumnya, Kementerian Agama Mesir juga pernah mengeluarkan larangan bagi wanita muslim yang memberikan khutbah di masjid mengenakan cadar. Perawat juga dilarang menggunakan cadar sejak 2008 lalu. Demikian juga di area pengadilan. Akan tetapi pelarangan ini tidak seluruhnya dilaksanakan. Sementara pihak yang kontra dengan Tantawi menganggap pelarangan ini merupakan tindak yang akan merugikan kebebasan bagi wanita muslim. Siswi bercadar Universitas Cairo mengancam akan menuntut ke mentri pendidikan tinggi dan akan menggelar aksi protes di kampus, demikian dilansir MEMRI. (amd/iy)
Re: [Urang Sunda] Berita Duka
Sami sim kuring oge, sanaos teu kenal, ngiring bela sungkawa mugi almarhumah dihapunten sagala kalepatanana, ditampi iman islamna. Baktos, WALUYA --- In urangsunda@yahoogroups.com, Roro Rohmah roro.roh...@... wrote: Innalillahi wa inna ilaihi roojiuun, sanaos teu kenal, ngiring belasungkawa mugia almarhumah ibu Pa Menristek dihapunten sagala kalepatanana, ditampi Iman Islamna, dicaangkeun jalanna. Kanu dikantunkeunana sing dipasihan kasabaran sareng tawekal. Amin.
Re: [urang sunda] Surabaya
Kuring oge boga pangalaman pikareuwaseun di Surabaya teh, tapi baheula 25 taun katukang . Caritana kuring teh ti Bali (Denpasar) rek balik ka Bandung, tapi hayang nganjang heula ka kidulur nu keur sakola di ITS, disakolakeun ku instansi tempat digawena. Ti Denpasar naek beus malem Jawa Indah, Inditna jam 7 peuting, kuring sosorangan we. Ari sugan teh tepi ka Surabaya isuk-isuk atawa subuh lah, ari pek teh jam 2 peuting geus tepi di terminal wonokromo (cenah ayeuna mah geus euweuh). Bari satengah lelenggutan, kuring tuturubun turun tina beus, kakara ge jrut turun, tas aya nu ngarawel ku duaan, terus dibawa-bawa ku maranehna bari ngomong: Mau kemana Mas? Mau kemana Mas? Kuring nunutur eta jelma kaditu-kadieu da sieun tas dibawa kabur bari ngajawab sababraha kali tujuan kuring. tuntungna si jelema eta nuju mobil (sigana angkot), terus ngomong ka supirna nitah nganteurkeun ka nu dituju kuring, bari nyebut ongkosna ka kuring. Teu ditawar deui da mani asa ngemplong hate teh, kuring langsung diuk digigireun supir. Tapi mobil teu jung wae indit, si supir kalahka ngomong: kasih dulu itu Mas! Maksudnya?, ceuk kuring teh Iyah, mana ONGKOS BAWA TAS?, ceuk si jelema eta nu mamawa tas teh nyorongot, nyentak, pedah kuring cicing wae. Reuwas disentak ditambah sieun, leungeun kuring reflek kadak kodok kana saku, neangan duit receh, sok dibikeun. Na ari gorowok teh tambah ngambek:CARI SELAMAT ATAU TIDAK MAS? kalau cari selamat ...tambah! Ngareungeu kitu, ah geus teu mikir deui, sok we dibere gede. Ongkos mawa tas teh dua kalieun ongkos beus ti Denpasar ka Surabaya!. Sajeroning di jalan nuju tempat kos ki dulur, kuring ngabetem, aya rasa teu aman ditambahan ku kesel. Tepi ka tempat kidulur, pangalaman didongengkeun ka kidulur, kalahka nyeukseukan, nekad cenah, turun di terminal eta tengah peuting, untung teu dinanaon. Tapi da ayeuna mah, ceuk koran eta oge, terminal Bungur asih kaasup hade jeung aman di Indonesia mah. Nu jelas waktu kuring boga pagawean di Bondowoso jeung Situbondo, sering indit-inditan sosorangan ngaliwatan terminal Bungur Asih, teu ngalaman deui saperti baheula di Wonokoromo Baktos, WALUYA --- In urangsunda@yahoogroups.com, mh khs...@... wrote: eta perkara angkot surabaya, enya lieur. pernah hiji waktu, kulantaran nyaba sababaraha poe, hayang apal jalur angkot. naek ti bungur asih, rek ka keputih. sapanjang jalan, eta ngaran jalan teh ku uing dicatet. keur anteng nyatet ngaran jalan, jigana katempoan ku supir, manehna nanya, nyatet noan? cenah. teuing ku naon sababna eta supir teh kalahka ngambek, pedah uing nyatet ngaran jalan nu kaliwatan. teuing kasinggung meureun. sabab uing diuk gigireun supir, disedek-sedek teh geuning sungutna bau alkohol. -mh-
Re: [Urang Sunda] Fw: Denmark, Nagara Bebas Korupsi
ua duq dudi.herlia...@... wrote: korupsi di indonesia, jigana, teu dianggap dosa. geus biasa. cek cenah mah komo geus ngabudaya (punten ah ka kang agab heuheu). basa maca buku ong hok ham, oge kasabit-sabit masalah korupsi di indonesia jeung kabiasaan jaman baheula di jawa (sabage pulo jigana lain suku wungkul), Bener eta, jeung kudu diinget korupsi teh mucunghul kulantaran aya aturan nu ngalarang hal eta. Tah baheula mah pan euweuh aturan eta, nya sangeunahna we. Bisa dibandingkeun jeung aturan Lalu Lintas. Aturan Lalu Lintas dijieun sanggeus aya kendaraan anu gancang jeung loba. Tah ari baheula mah waktu ukur kuda/ delman jeung jarang pan teu perlu aturan lalu lintas siga ayeuna. Masalahna di urang, aturan teu meunang korupsi sarua jeung aturan lalu lintas, kaasup barang anyar, budaya impor ti nagara sejen nu geus leuwih maju. barang ieu teh lain barang nu aya jugruganana, tapi budaya/ kabiasaan. Nu aranna kabiasaan, hehehe susah, kudu aya pendidikan ti bubudak keneh. Sabenerna baheula Walanda geus ngadidik sabagian supaya wawuh kana budaya ieu sanajan teu full. Hanjakal kaburu datang Jepang, wah urang Indonesia balik deui kana kabisaan heubeul, da nurutan jepang. Jepang indit, der revolusi, beuki komo da puguh tatanan sosial beuki amburadul Jadi? Lamun hayang leungit korupsi, pendidikan beretika modern kudu diajarkeun ti budak keneh, supaya napel jeung ngarasa dosa lamun ngalanggar. Napel, saperti dongeng MJ di Denmark, jelema satengah mabok wae, rek meuntas jalan, masih nungguan lampu lalu lintas hejo Baktos, WALUYA
Re: [Urang Sunda] Denmark, Nagara Bebas Korupsi....VOC jadi bangkrut
Nu jelas seba mah sanes nyogok ..hehehehe, tapi upeti, tanda kasatiaan kanu keur kawasa. Cenah jaman baheula, lamun hiji wilayah ngabangkang atawa rek barontak, tandana teu ngirim seba/ upeti, tapi satutung mere seba/ upeti mah, wilayah eta dianggap daerah kakawasan nu dibere seba. Baktos, WALUYA mj ja...@... wrote: Cek pa pulung urang ciranji atawa pa samin urang cikadu, seba teh cenah mun cek urang kota mah pajeg. Sacara common sense pajeg dipake pikeun kapentingan umum cara ngawangun jalan jambatan sakola rumahsakit jrrd. Tah mun pajeg eta dipake kapentingan pribadi, jangka imah pagawe pajeg atawa pribadi sejena eta korupsi.
[Urang Sunda] Re: Denmark, Nagara Bebas Korupsi....VOC jadi bangkrut
MRachmat Rawyani mrachmatrawy...@... wrote: Ceuk cenah mah, VOC na walanda anu sakitu jugalana di Indonesia ngeduk hasil bumi (diantara tanam pakasa tea), kakoncara di mancanagara salah sahiji pausahaan gede, bangkrut gara-gara korupsi oge. Aya disertasina di FIB UI. Jigana raja-raja Jawa anu boga hak meunang upeti teh warisan ti VOC. Leres pisan cenah VOC bangkrut kulantaran korupsi, dugi ka diambil alih ku pamarentah Walanda. Tapi ari VOC mah padamelna urang Walanda, janten nu korupsina nya walanda sorangan. Ari bangsa urang mah, pangpangna di Jawa, para pangawasana nya ngandelkeun seba ti rakyatna teu digajih ku VOC. Dugika pertengahan abad ka 19 (kurang leuwih 150 taun katukang), para bupati jeung rengrenganana digajih tina hasil taneuh rahayatna (tatanen atawa nu sejenna) jadi masih aya ngaharib-harip kana upeti. Tingali geura memoarna Martanagara, Mantan Bupati Bandung di ujung abad 19/ di awal abad ka 20, nu ku kuring kungsi diposting didieu. Martanagara oge nyaritakeun di jaman anjeunna marentah, MIMITI PARA BUPATI JEUNG RENGRENGANANA DIGAJIH KU PAMARENTAH, pungutan langsung ka rahayat nu langsung ku bupati, dirupus diganti ku PAJEG tanah sawah jeung kebon nu disetor ka pamarentah pusat. Martanegra nulis kalawan taliti pisan, kumaha gajih tukang ngumpulkeun pajeg, jauh leuwih gede tibatan pagawe negeri sejen, jeung ditambahan bonus! Jadi bisa disebutkeun administrasi modern mimiti diwawuhkeun ku walanda ka pangawasa pribumi di pertengah abad 19 (150 taun katukang). Kaitung anyar keneh. Keur mah kakara nyaho, ceuk istilahna kakara lelengkah halu, der asup ka suasana perang (jaman Jepang) ...nya atuh kalahka kacow. Sistem nu baheula geus dirupus, nu anyar acan maneh/ acan pati kaharti NB. Basa Pajeg mimiti diberlakukeun di Sumedang, pun Aki kungsi ngadongeng cenah rahayat nu lega tanahna, kabeh kasieunan kunu aranna pajeg, tepi ka tanah kaboga teh dibagikeun kitu wae ka saha we nu daek. Bao kuring (Akina pun Aki) oge kitu, tanah, pangpangna tanah darat, dibikeunan Baktos, WALUYA
[Urang Sunda] Re: Denmark, Nagara Bebas Korupsi....VOC jadi bangkrut
Keur supaya bisa ngabayangkeun kumaha sistem administrasi birokrasi dijaman baheula, kuring nyutat Memoar Martanagara nu kungsi ku kuring di posting di Kusnet. Katingali didieu sistem administrasi birokrasi di Priangan nu rada ngaharib-harib ayeuna teh dimimitian di taun 1871 (130 taun katukang). Samemehna birokrat (priyayi/ pagawe negeri) teu digajih, tapi meunang panghasilan tina PANCEN. PANCEN rada siga pajeg tapi oge deukeut-deukeut kana SEBA, sabab diitungna tina hasil panen tatanen (sapersapuluh). PANCEN dilembur kuring, lamun teu salah masih aya, gunana keur muruhan perangkat Desa (lurah jeung perangkatna) nu teu digajih ku nagara. Nyanggakeun cutatanana: === Taun 1864 kuring dibenum deui, ayeuna mah diangkat jadi camat di sub- distrik Cikadu. Kuring oge pindah nganjrek ka Cikadu. Sanggeus salapan bulan di Cikadu, Paman Pangeran ngarasa geus waktuna ngawinkeun kuring jeung Armunah, putrina nu keur leutik geus dipapacangankeun jeung kuring waktu kuring jeung manehna umurna lima jeung tilu taun. Kawinan ieu dihajatkeun gede-gedean di taun 1865. Umur kuring dua puluh taun jeung kuring geus aya di Cikadu salila sataun. kira-kira genep bulan saenggeusna, Wadana Distrik datang mere nyaho yen kuring diangkat jadi KALIWON SUMEDANG (?). Di waktu eta para pajabat nu diangkat Wadana teu make surat pengangkatan. Tugas utama saurang Patih aya tilu: nyatet kabeh sawah nu aya di Kabupaten, boga tanggung jawab kana jalan-jalan, sasak, gedong- gedong resmi saperti kabupaten (imah dinas Bupati), imah asisten Residen, imah kontrolir, panjara, gudang uyah jeung gudang kopi. Keur ngalaksanakeun tugas ieu, patih ngamanfaatkeun kerja rodi jeung biayana ditanggung ku desa-desa di Kabupaten. Pamarentah teu mere bantuan duit, sabab padumuk teu mayar pajeg, tapi mayar PANCEN*) nyaeta sapersapuluh tina hasil sawah jeung kebon. Pancen ditarik ku kapala-kapala Desa nu boga tanggung jawab ka Wadana. Patih jeung pejabat pamarentah sejenna teu meunang gajih tapi meunang bagean tina pancen. KAWIN DEUI KA ADI BEUTEUNG Taun eta (1871) diayakeun reorganisasi Priangan. Keur ngalaksanakeunana, Van Rees anggota Dewan Hindia dikirim ka Sumedang. Manehna nganjrek genep bulan di Kabupaten. Sekretarisna Levyssohn Norman, asisten Residen ti Meester Cornelis (= Jatinegara) nu urut kontrolir di Sumedang. Maranehna ninjau ka kulon (Bandung, Cianjur) jeung ka kidul (Garut, Tasikmalaya sabulan sakali. Kuring marengan Van Rees, kulanataran diparentah Residen, tugas-tugas kuring salaku wadana dioperkeun ka camat. Reorganisasi dilaksanakeun 1 Juni. Pancen/ cukai panen dipupus, diganti ku pajeg nu mangrupa duit. Ti harita pagawe pamarentahan, nu luhur atawa nu handap meunang gajih mangrupa duit. Jurutulis gajihna sabulan f 15, mantri f 25, Camat f 100, Wadana f 200 jeung nu ngumpulkeun pajeg f 200 ditambahan persenan. Bupati gajihna panggedena , f 20.000 sataun. Salian ti eta bupati meunang tambahan nu gedena gumantung kana legana sawah di daerahna. Bupati Sukapura jeung Garut masing-masing meunang tambahan f 10.000 dina sataunna, bupati Sumedang jeung Cianjur meunang tambahan f 24.000 jeung bupati Bandung f 100.000. Tapi engkena, tambahan ieu dileungitkeun, nu ngakibatkeun nu ngagaranti bupati-bupati ieu ukur narima gajih wungkul. Pajeg Tanah dikenalkeun gedena ti f 1 tepi ka f 15 gumantung kana hasil tanah. =
[Urang Sunda] Fw: Sang Teroris teh Saurang Gay???
Mimiti mah maca warta dina Detiknews teh, teu pati ditengetan da teu aneh. Cenah ceuk akhli forensik UI, pisik Noordin Top aya kelainan. Tapi teu disebutkeun kelainan naon-naonna mah. Eh teu kungsi lila pucunghul teh beja ti Detik keneh, ti ahli forensik kakoncara dr Mun'im Idris. Geuning sang Terroris teh bujurna dobol nu nandakeun manehna sok disodomi. Hah? Rabu, 30/09/2009 16:13 WIB Mun'im Idris: Noordin Biasa Disodomi Chazizah Gusnita - detikNews Jakarta - Tim dari Universitas Indonesia (UI) menemukan kelainan di jasad gembong teroris Noordin M Top. Kelainan itu adalah bentuk corong di dubur pria yang mempunyai sejumlah istri itu. Ada berbentuk corong di duburnya. Biasa disodomi, sudah sering melakukan itu, kata ahli forensik RSCM dr Mun'im Idris kepada detikcom, Rabu (30/9/2009). Menurut Mun'im, bentuk corong itu merupakan tanda-tanda Noordin sering disodomi. Ya itu kita periksa. Agak sensitif memang, ujar pria yang selalu bertopi ini. Namun, apakah benar jasad tersebut adalah jenazah Noordin? Hingga kini, sejumlah kalangan meragukan jenazah pria berewokan yang membujur kaku di RS Polri adalah Noordin. Menurut mereka yang skeptis, ciri-ciri jasad itu tidak seperti yang melekat pada Noordin. Sementara itu Wakadiv Humas Mabes Polri Brigjen Sulistyo Ishak saat dikonfirmasi soal temuan Mun'im mengaku belum mengetahui informasi tersebut. Saya belum terima informasi itu. Kita tunggu saja, katanya. (gus/iy)
[Urang Sunda] Re: Fw: Sang Teroris teh Saurang Gay???
Surtiwa surt...@... wrote: Sigana boga elmu rarasaan mah.atawa memang psy war.. Bah, moal boa, info biseksualna Noordin oge ukur psy war? Tapi asa teu mungkin, da nu nyaritana akhli forensik kakoncara dr Mun'im Idris. Atawa lain biseksual, rusakna anus Noordin teh meureun kulantaran dipake nyumputkeun bom, ngan bom jenis naon nya? Hirup jelema sok pinuh misteri, katempona kieu, kanyataanna beda deui. Kahirupan homoseksual atawa biseksual di masayrakat urang teu pati ditarima ku masyarakat, malah sok dimusuhan, beda jeung masyarakat Kulon nu geus bisa narima. Akibatna (meureun ketah) kaum ieu sok jadi beringas jeung antisosial. Loba kasus kriminal nu pinuh ku katelengesan dilakukeun ku kaum ieu. Seueur patarosan nu ngagantung ku info eta teh. Naha Noordin teh sarua jeung Ryan, sang jagal ti Jombang? Kunaon para pelaku bom bunuh diri disebut Pengantin? Naha aya ritualna kitu, tepi ka nu rek ngalakukeun bom bunuh diri nurut wae, siga munding ditarik tendokna? Misteri nu sigana mah moal kabuka, sanajan ku pulisi oge ... Baktos, WALUYA
Re: [Urang Sunda] Menristek, Kusmayanto Kadiman, asli Bojong Soang Bandung
--- In urangsunda@yahoogroups.com, mj ja...@... wrote: Sacara generasi di itbna KK Hatta rajasa jusman menhub jrrd angkatan 73. Angkatan 73 nu ngospek kuring. Baheula kuring dipaksa ngadahar sepi (jengkol nu diruang heula dina taneuh). Geus kitu kudu saling hoh-hoh meh kaambeu bauna ... Baktos, WALUYA
[Urang Sunda] Re: Fw: Sang Teroris teh Saurang Gay???
Surtiwa surt...@... wrote: Ha ..ha... eta nya jang nyoba ukuran bom tangan meureun..tapi terus atuh bau taeun... Lamun enya analisa dugaan Dr Mumin bener..hartosna..eta dalang/arsitek palaku ngebom teh jalmi2 anu jiwana teu saimbang..asosial.. Bah, kabiasaan siga kitu teh, tiasa wae tina pangalaman munggaranana (pengalaman pertama). Nu tadina henteu kitu, tapi jadi deudeuieun kulantaran nyoba-nyoba atawa diperkosa/ dipaksa. Di Cianjur kungsi ditewak lalaki nu nyodomi sababaraha budak leutik, Dina pangakuanana kunaon manehna ngalakukeun kitu, kulantaran deudeuieun kungsi diperkosa waktu jadi TKI di Luar negeri. Kalakuan kieu siga virus, sang korban malah akhirna jadi pelaku Aturan nu saklek teuing misahkeun pergaulan jeung lawan jenis atawa tara papanggih jeung lawan jenis dina waktu lila (siga di panjara) bisa ngadorong mucunghulkeun cinta ka nu sajenis. Di tempat pangperangan/ tempat konflik tangtu we awewe jarang, ieu bisa ngakibatkeun kalakuan seksual nu nyalenggor jeung katambahan ku gedena ketegangan dina situasi perang/ konflik. Matakna ayeuna jarang sakola-sakola nu ngakhususkeun narima muridna didasarkeun ku jenis kelamin atawa misah-misahkeun kelas didasarkeun ku jenis kelaminna. Kucara dicampur, jadi aya saling pengertian yen awewe teh sanes mangsa keur lalaki, atawa lalaki teh sanes sato buas nu siap-siap arek ngerekeb awewe. Baheula di Bandung aya sakola katholik nu ngan narima murid lalaki atawa murid awewe wungkul. Sigana ieu salah sahiji alesan, ayeuna mah robah narima murid awewe jeung murid lalaki. Tapi nu paling terang, para akhli pendidikan kana masalah ieu mah. Eh jadi ngacapruks, keur teu ngantor, nyeri huntu mani nyanyautan Baktos, WALUYA
[Urang Sunda] B**L Tempat Nyumputkeun Bom? --Fw: Sang Teroris
On 10/1/09, Waluya waluya2...@... wrote: rusakna anus Noordin teh meureun kulantaran dipake nyumputkeun bom, ngan bom jenis naon nya? Aduh Bah Iwa, geuning bener aya teroris nu nyumputkeun bom dina B**Lna. Geura ieu wartosna: Kamis, 01/10/2009 11:30 WIB Teroris Sembunyikan Bahan Peledak di Anus, Apakah Noordin Juga? Nurul Hidayati - detikNews Jakarta - Keluarga Kerajaan Arab Saudi, Pangeran Mohamed Bin Nafey, lolos dari bom bunuh diri yang dilakukan teroris pada Agustus lalu. Teroris mampu mendekatinya karena menyembunyikan bahan peledak secara rapi di anusnya. Mohamed yang juga penanggung jawab pemberantasan terorisme diserang saat pelaku mendekati dirinya, Kamis sore (27/8/2009). Saat itu, Mohamed sedang menerima tamu untuk melakukan buka puasa bersama. Tidak ada korban jiwa dari penyerangan itu selain pelaku bom bunuh diri tersebut. Pemerintah Saudi dengan bantuan AS, berhasil melaksanakan program deradikalisasi. Bulan lalu mereka menangkap 40 tersangka teroris, namun satu di antaranya meledakkan diri -- dengan bahan peledak disembunyikan di rektum (anus) -- dalam upaya pembunuhan pada Pangeran Mohammed bin Nayef, lapor The Guardian, 10 September lalu. Sedangkan artikel di Newsweek akhir September menyatakan, menyembunyikan bahan peledak di anus merupakan modus baru dengan tujuan agar tidak terdeteksi detektor metal. Terkait trik baru menyembunyikan bahan peledak di anus, apakah hal serupa dilakukan oleh teroris yang beroperasi di Indonesia? Pertanyaan ini muncul menyusul pernyataan ahli forensi dr Mun'im Idris bahwa ada kelainan di jasad Noordin M Top. Dikatakannya, ada bentuk corong di dubur Noordin, yang menandakan ada kebiasaan disodomi. (nrl/iy)
[Urang Sunda] Re: Menristek, Kusmayanto Kadiman, asli Bojong Soang Bandung
Aa Ican ia.ad...@... wrote: baheula mah garelutna loba make peureup, mang... teu cara ayeuna, make samurai pedang, celurit, beubeur beusi... guru SMA kuring bae nepi ka palastra diarah ku muridna... Wah baheula jeung ayeuna oge sarua wae, ngan pedah ayeuna mah loba teuing jelema ditambahan ku loba tontonan kekerasan, jadi weh seueur nu berkreasi Baktos, WALUYA
Re: [Urang Sunda] Menristek, Kusmayanto Kadiman, asli Bojong Soang Bandung
mj ja...@... wrote: Hahaha. Tapi harita nah tara kabejakeun aya nu tiwas nya. Lamun teu salah mah kungsi aya MJ, ngan teu maot. Kajadianana waktu kuring di SMA keneh. Aya mahasiswa anyar di Institut Teknologi boga Departemen Perindustrian di Bandung, dibanjur air keras ku seniorna. Harita jadi warta rame di koran-kotan Baktos, WALUYA
[Urang Sunda] Fw: Denmark, Nagara Bebas Korupsi
Nagara mana nu paling bersih tina korupsi? Cenah Denmark, terus nagara-nagara tatanggana Swedia jeung Selandia Baru. Naon sababna nya? Akhlak ...eh ... moral urang Denmark Swedia aralus kitu, tara daek pulang-paling? Denmark Negara Bebas Korupsi Senin, 28 September 2009 | 08:28 WIB TEMPO Interaktif, Copenhagen - Lembaga Transparansi Internasional kemarin mengumumkan Denmark merupakan negara paling bersih dari korupsi. Kesimpulan itu berdasarkan laporan tahunan organisasi nonpemerintah yang giat memerangi korupsi tersebut setelah menggelar survei di 180 negara. Ini adalah tahun kedua secara berturut-turut Denmark menyandang predikat itu. Menurut data statistik pada Indeks Persepsi Korupsi (CPI), selain Denmark, Swedia dan Selandia Baru merupakan negara yang pantas menyandang predikat bebas korupsi tahun ini. Sementara Denmark berada di peringkat teratas (paling bersih), Somalia berada di peringkat terbawah (paling korup) dari 180 negara yang disurvei. Selain Somalia, cap paling korup dialamatkan kepada Afganistan, Haiti, Irak, dan Burma. Sangat ekstrem, demikian diungkapkan dalam laporan tahunan Transparansi Internasional. Laporan Transparansi Internasional juga mencatat bahwa selama 2008 ada sekitar 17 kasus suap internasional--dari 21 kasus pada 2007--di Denmark. Salah satunya adalah kasus suap pada program minyak untuk pangan (oil for food) di Irak, yang melibatkan tujuh perusahaan asal Denmark. Masih menurut lembaga yang lahir di Jerman ini, penyuapan, kartel-kartel yang menerapkan harga sewenang-wenang, dan kebijakan publik yang tak semestinya menciptakan kompetensi bisnis yang tak adil. Korupsi menjadi bagian dari kehidupan di seantero dunia, demikian dikatakan Transparansi Internasional. Alhasil, merugikan perekonomian global hingga miliaran dolar Amerika Serikat saban tahun. Laporan terbaru itu juga menyebut konsumen di seluruh dunia membayar kelewat mahal sekitar US$ 300 miliar di hampir 300 kartel swasta internasional (1990-2005). Sekitar 20 persen perusahaan mengatakan mengalami kekalahan lantaran perusahaan pesaing mereka memberi uang semir, demikian disebutkan dalam Laporan Korupsi Dunia 2009 seperti dikutip harian Australia The Age. Skala dan cakupan suap dalam bisnis kian mengejutkan. Itu belum seberapa. Kalau ditotal, saban tahun, di sejumlah negara berkembang, politikus dan pejabat yang korup menerima upeti hingga US$ 20 miliar dan US$ 40 miliar. Belum lagi korupsi di dalam tubuh perusahaan itu sendiri, yang berujung pada ancaman performa dan akuntabilitas perusahaan tersebut. Transparansi mengaitkan hal ini dengan kolapsnya Wall Street. Perusahaan-perusahaan yang mengabaikan korupsi dan etika tak hanya akan kehilangan uang, tapi juga reputasi, kata pakar manajemen dari Universitas Melbourne, Howard Dick, mewanti-wanti. Uang bisa diganti, tapi nama baik sulit dipulihkan kembali. Lantaran itulah, sejak 1999 Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan menyerukan digalangnya konvensi antikorupsi. Organisasi itu berharap konvensi antikorupsi bisa mencegah suap di kalangan pejabat-pejabat manakala terlibat negosiasi bisnis dengan perusahaan asing. Masih ingat skandal Al-Yamamah pada 2006 saat terjadi transaksi senjata militer multimiliar dolar antara Arab Saudi dan Inggris yang berujung pada penyelidikan dugaan korupsi. Berdasarkan penelusuran Transparansi, terdapat 103 kasus suap yang melibatkan perusahaan-perusahaan Amerika Serikat, lebih dari 40 kasus di perusahaan Jerman, serta 19 kasus di perusahaan Prancis dan satu perusahaan Inggris. Adapun perusahaan-perusahaan India, Cina, dan Brasil, menurut Transparansi, adalah yang paling korup saat negosiasi bisnis di luar negeri.
[Urang Sunda] Hukuman Pati Made in Indonesia--Fw: Perajam
Katelengesan dina ngalaksanakeun hukuman pati, lain monopoli bangsa batur wae, urang Indonesia oge (etnik2na) henteu eleh dina hal ieu mah. Dina salah sahiji versi carita Dipati Ukur, Dipati ukur teh katawan ku wadya balad Mataram, terus dibawa ka Mataram. Di Mataram anjeunna diHUKUM PICIS, nyaeta dihukum dikeureut-keureut saeutik-eutik, dugi ka maotna. Ieu aya artikel ti koran Surabaya Post, nu nyaritakeun Warna-warni hukuman Pati baheula di nagara urang. Hanjakal ngan bagian kaduana wungkul, bagian kahijina teu bisa diakses. Nyanggakeun sareng wilujeng ngabirigidig. Lenyepaneun, piraku urang kudu balik deui ka jaman nu saperti kitu? http://www.surabayapost.co.id/?mnu=beritaact=viewid=712a3c9878efeae8ff06d57432016ceb Ditikam, Hati Dipotong-Potong, Lalu Minggu, 9 Nopember 2008 | 14:12 WIB * Warna-Warni Hukuman Mati (2) Dalam soal jenis hukuman mati, sejarah Nusantara menyimpan koleksi cukup menyeramkan. Dibanding jenis hukuman mati zaman sekarang, metode hukuman mati di zaman kolonial juga bisa membuat bulu kuduk meremang lebih kencang. Oleh: Nanang Krisdinanto Suatu pagi habis subuh (sekitar pukul 06.00), empat laki-laki dengan kepala diikat kain putih digiring ke sebuah halaman. Mereka adalah terpidana mati yang akan segera menjalani eksekusi di sebuah lokasi di Bali pada zaman kolonial (tahun 1800-an). Empat laki-laki yang berasal dari kasta sudra itu dipidana mati karena melakukan pembunuhan berencana (walad pati). Mereka digiring ke lokasi eksekusi dengan dikawal Jaksa, Punggawa, dan Pedanda. Sesampai di bawah pohon beringin, terpidana pertama berdiri. Kedua belah tangannya dibentangkan paksa oleh dua pengawal. Di depannya, seorang algojo sudah bersiap dengan sebilah keris terhunus. Tiba-tiba, algojo melancarkan serangannya, menusuk dada terpidana dengan keris. Sialnya, tusukan si algojo kurang cermat, tak mengenai jantung terpidana. Tak pelak, dia pun mengulangi tusukannya sampai beberapa kali ke bagian dada. Terpidana pun jatuh terhumbalang ke tanah. Beberapa pengawal langsung melompat ke atas tubuh terpidana. Tujuannya, mempercepat keluarnya darah dari tubuh yang bisa memperingkas prosesi sakratul maut. Semua prosesi menyeramkan itu digelar di depan tiga terpidana lain yang menunggu giliran. Bisa membayangkan, bukan, bagaimana perasaan tiga orang lainnya yang sedang mengantre? Prosesi hukuman mati di sebuah lokasi di Bali ini ditulis Prof J.E. Sahetapy (yang mengutip sebuah dokumen masa lalu berbahasa Belanda), dalam bukunya, Ancaman Hukuman Mati terhadap Pembunuhan Berencana. Fragmen ini menunjukkan bagaimana sebetulnya masa silam bumi Nusantara ini punya koleksi cara hukuman mati yang jauh lebih menyeramkan ketimbang masa sekarang. Jenis hukuman mati ini diproduksi hukum lokal yang berlaku terbatas serta hokum VOC yang berlaku untuk keseluruhan wilayah jajahan. Jenis hukuman mati itu tak kalah menakutkan dibanding jenis-jenis hukuman mati di peradaban lain, seperti disalib, gantung, pancung kepala, dibakar, atau dirajam. Hukuman mati di masa kolonial, bisa dianggap seperti seni tersendiri, saking bervariasinya. Di Aceh, misalnya, berlaku hukuman mati bagi iztri yang berzina. Sultan yang berkuasa bisa menjatuhkan lima jenis hukuman, termasuk hukuman mati. Caranya? Tinggal pilih: dilempar lembing sampai kepala ditumbuk di dalam lesung (sroh). Sementara di pedalaman Toraja, pelaku inses dipersilakan mengambil dua opsi hukuman: dicekik sampai mati atau dimasukkan ke dalam rotan yang diberi batu pemberat lalu dilempar ke laut. Pada 1808, Gubernur Jenderal Daendels yang dikenal kejam itu mengintrodusir jenis hukuman mati ala Eropa, yaitu dibakar hidup-hidup dengan tubuh diikat di tiang. Melalui sebuah plakat tertanggal 22 April 1808, Daendels juga mengakomodasi sebuah tata cara hukuman mati lokal, yaitu dieksekusi dengan keris. Jenis hukuman inilah yang dialami empat laki-laki Bali tadi. Tapi yang paling dikenang adalah cara eksekusi yang terjadi pada zaman Mataram. Serat Sekar Setaman, buku koleksi Museum Sanapustaka, Keraton Surakarta, melaporkan adanya hukuman yang paling ditakuti waktu itu, yaitu hokum picis. Hukum ini, berdasar catatan sejarah, juga sudah ada pada zaman Majapahit. Hukuman yang membuat terhukum mengalami rasa pedih tak terkira sebelum mati ini akhirnya dihapus pada tahun 1811 pada periode kekuasaan Paku Buwono IV. Saat itu, hukuman kepada para criminal dijatuhkan dengan merujuk pada syariat Islam. Misalnya, ada hukuman potong tangan, potong kaki, potong jari, potong telinga, hingga hukuman mati. Menu hukuman mati ada dua: diadu dengan macan (mirip yang terjadi di Romawi) dan picis. Keduanya sama-sama digelar di alun-alun dan ditonton rakyat. Nah, picis inilah yang paling bikin ngeri. Mau tahu caranya? Terhukum diikat di tonggak kayu atau pohon. Lalu tubuhnya disayat-sayat dengan pisau, dan lukanya diolesi air garam serta asam. Begitu terus sampai mati. Bayangkan betapa pedihnya. Terhukum akan berada
[Urang Sunda] Fw: Milih Mana: Diragaji atawa Disate? -- Re: Hukuman Pati
Waluya waluya2...@... wrote: Ieu aya artikel ti koran Surabaya Post, nu nyaritakeun Warna-warni hukuman Pati baheula di nagara urang. Hanjakal ngan bagian kaduana wungkul, bagian kahijina teu bisa diakses. Kabeneran bisa diakses bagian kahiji artikel Warna-Warni Hukuman Mati teh, nyanggakeun: Pilih Mana: Digergaji atau `Disate'? Minggu, 9 Nopember 2008 | 14:10 WIB Warna-Warni Hukuman Mati (1) Menghukum mati untuk menegakkan keadilan, efek kejeraan, atau sekadar kepuasan naluri purba yang barbarian? Pertanyaan itu bisa jadi muncul saat melihat bagaimana hukuman mati dijalankan di masa silam. Maksudnya, pada zaman masyarakat komunal sampai abad pertengahan. Oleh: Nanang Krisdinanto Bagaimana rasanya makan siang sembari menonton orang dihukum mati? Cara menghukumnya juga ultra-sadis: disula. Ini adalah salah satu hukuman mati dan penyiksaan yang paling menyeramkan dalam sejarah manusia. Korban disula (disate) dengan tombak yang ditusukkan dari selangkangan, perut, vagina, atau mulut. Metode ini memang diciptakan untuk menciptakan rasa sakit yang maksimal, dan kematian yang perlahan-lahan. Prosesi panyatean pun dilakukan lambat-lambat. Korban baru mati dalam waktu beberapa hari, bahkan sampai ada yang 17 hari. Bayangkan, hidup selama itu dengan menanggung sakit akibat bagian dalam tubuh dijejali benda asing. Tapi itulah hobi Vlad Sang Penyula, gubernur militer Transylvania (yang berada di bawah kekuasaan Hongaria) pada 1431-1435. Nama aslinya Prince Vlad III Dracula, mirip tokoh rekaan di film-film horot Barat, Dracula. Salah satu pembunuh terkejam dalam sejarah manusia itu punya kegemaran yang juga amat menyeramkan. Vlad gemar menikmati kelezatan makanan sembari menonton orang-orang sekarat itu. Tak cuma itu. Vlad juga sering menyula banyak orang dalam sekali waktu, lalu mengatur tiang pancangnya dalam disain-disain yang menarik. Saat dia dipaksa turun tahta, dia dikabarkan sudah menyula 40 ribu sampai 100 ribu. Dia menyula nyaris semua orang, mulai pencuri, pembohong, saudagar yang mencurangi pelanggannya, perempuan selingkuh, perempuan yang kemeja suaminya terlalu pendek, bahkan anak-anak. Dia memajang tubuh-tubuh yang telah di hadapan publik supaya orang bisa mengambil pelajaran. Saat berperang dengan Turki, dia menyula sekitar 20 ribu tawanan Turki dan dipajang di luar ibukotanya. Pasukan Turki pun ketakutan, dan menyebutnya sebagai hutan penyulaan. Itulah penyulaan, salah satu hukuman mati yang populer di Asia dan Eropa pada abad pertengahan. Tak hanya Vlad, raja-raja pada masa itu banyak pula yang melakukannya. Darius I dari masa Yunani kuno menyula 3 ribu orang saat menginvasi Babylonia. Vlad sendiri mendapat ilham tentang penyulaan saat menjadi tawanan di Konstantinopel, Kekaisaran Ottoman. Bahkan hukum adat masa lalu di negeri jiran, Malaysia, mengenal Hukum Sula. Orang yang terbukti berzina akan disula melalui anus menembus sampai jantung atau paru-paru. Cara eksekusi di masa itu memang amat variatif dan liar, dikemas bak seni tersendiri. Tujuannya tak hanya menciptakan kematian, tetapi juga kesakitan setajam dan selama mungkin. (Lihat tabel) Saking sadisnya, seorang intelektual abad XII, Moses Maimonides, pernah menulis: Lebih baik melepaskan seribu orang bersalah ketimbang mengirim seorang yang ternyata tidak bersalah ke kematian. Hukuman mati juga umumnya dijadikan tontotan publik. Baru pada akhir abad ke-18 orang menganggap hukuman mati di depan publik tidak manusiawi. Para ahli hukum pidana waktu itu juga mulai mencari metode eksekusi yang dinilai lebih manusiawi, sampai akhirnya ditemukan pisau Guillotine di Prancis. Meski tetap dilirik sinis dan dituding kontradiktif oleh para penentang hukuman mati, tapi banyak pula yang menganggap upaya itu cukup masuk akal. Pasalnya, metode hukuman mati yang berlaku di masa lalu memang amat sangat menakutkan. Coba lihat metode yang digemari Kaisar Caligula dari Kekaisaran Romawi. Si terhukum ditelanjangi, digantung terbalik. Algojo lalu dateng menenteng gergaji, dan ditempelkannya di selangkangan terhukum. Lalu, kress..! Gergaji digerakkan maju-mundur bak sedang memotong kayu. Korban biasanya masih sadar sampai darahnya habis dan gergaji sampai ke dada. Bisa dibayangkan, bukan, bagaimana rasanya? Metode yang juga dinilai paling sadis adalah apa yang dalam bahasa Inggris disebut slow slicing (dipotong lambat-lambat), prosesi kematian karena tubuh diiris kecil-kecil sampai ribuan potongan. Metode ini mirip hukum picis yang berlaku di masa Majapahit dan Mataram (tubuh diiris-iris, dan diolesi air garam serta asam). Slow slicing ini berasal dari China, dan di tanah kelahirannya biasa disebut Ling Chi. Daging tubuh terhukum akan dipotong kecil-kecil, pelan-pelan, sampai ribuan potong sampai mati. Sebagaimana picis, Ling Chi juga dilakukan di depan umum dengan terhukum diikat ke sebatang kayu. Ketika terhukum tak kuat menahan nyeri, ada kalanya algojo memberinya opium. Atau
[Urang Sunda] Fw: Jin Mesir nyantri di Lamongan
Loba urang Indonesia nu dialajar di Universitas di Mesir, tapi sabalikna jeung Jin Mesir, malah ngaradon nyantri di salah sahiji Pasantren di Indonesia. Nyanggakeun wartosna: Jin dari Mesir pun Nyantri di Lamongan Minggu, 27 September 2009 | 18:31 WIB Laporan wartawan KOMPAS Adi Sucipto LAMONGAN, KOMPAS.com - Pondok Pesantren Dzikrussyifa Asma Berojomusti di Jalan Raya Sekanor, Desa Sendangagung, Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan, selama Ramadhan menggelar pengajian khusus bangsa jin. Kegiatan itu masih dilaksanakan seperti biasa hingga saat ini. Bahkan menurut pengasuhnya, KM Muzakkin, santrinya bertambah hingga ribuan. Jin yang mondok semuanya jin Islam. Ada yang dari Mesir, Gunung Lawu, Gunung Bromo, Gunung Semeru, dan Segorokidul. Ada pula 40 jin yang biasa menjaga kapal vander vijck yang tenggelam di utara laut Jawa. Setelah dididik dan digembleng, diharapkan jin-jin tersebut bisa berdakwah mengajak jin lain yang biasa mengganggu manusia agar mau ke jalan Allah, kata Muzakkin Minggu (27/9). Menurut Muzakkin, mendidik santri bangsa jin lebih mudah dibandingkan mendidik santri bangsa manusia. Manusia mudah digoda syetan, sementara jin dan syetan sama-sama makhluk ghaib. Setelah diajak ke jalan Allah, para jin yang sudah Islam diharapkan beri badah dan selalu taat kepada Allah, ujarnya. Selain menggelar pengajian khusus bangsa jin, ponpes itu juga eksis menangani rehabilitasi sakit jiwa dan narkoba. Upaya yang tidak lazim dilakukan itu, kata Muzakkin, merupakan bagian dari dakwah. Referensi soal jin pun ada dalam Al Quran dalam surat An nas, surat Ajin ayat 72, Al Qashash ayat 29, An Najm ayat 32, Al An'am ayat 76, As Saba' ayat 8, dan surat Yunus ayat 66, paparnya.
[Urang Sunda] Fw: Perajam
Rajam, cenah sabenerna model hukuman urang Yahudi jaman baheula. Hukuman ieu telenges pisan sabab jelema dibaledogan ku batu tepi ka hanteuna. Rarasaan teh asa patojaiyah jeung Islam, nu tong boro ka jelema, rek barang peuncit ka sato wae, kudu make peso anu seukeut, supaya ulah nyiksa sato nu rek dipeuncit. Kuring oge kungsi maca, cenah Ibnu Batutah saurang penjelajah Muslim kacida hookeunana waktu nempo urang Eropa dina ngahukum pati. Jalma nu dihukum pati teh dihaja disiksa lila-lila. Keur Ibnu Batutah, Urang Eropa jaman harita jalma barbar, nu teu boga kabudayaan Nyanggakeun Caping Tempo minggu ieu: Perajam Senin, 28 September 2009 INI sebuah cerita yang telah lama beredar, sebuah kisah yang termasyhur dalam Injil, yang dimulai di sebuah pagi di pelataran Baitullah, ketika Yesus duduk mengajar. Orang-orang mendengarkan. Tiba-tiba guru Taurat dan orang Farisi datang. Mereka membawa seorang perempuan yang langsung mereka paksa berdiri di tengah orang banyak. Perempuan itu tertangkap basah berzina, kata mereka. Hukum Taurat Musa memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian dengan batu, kata para pemimpin Yahudi itu pula. Mereka tampak mengetahui hukum itu, tapi toh mereka bertanya: Apa yang harus kami lakukan? Bagi Yohanes, yang mencatat kejadian ini, guru Taurat dan orang Farisi itu memang berniat menjebak Yesus. Mereka ingin agar sosok yang mereka panggil Guru itu (mungkin dengan cemooh?) mengucapkan sesuatu yang salah. Saya seorang muslim, bukan penafsir Injil. Saya hanya mengira-ngira latar belakang kejadian ini: para pakar Taurat dan kaum Farisi agaknya curiga, Yesus telah mengajarkan sikap beragama yang keliru. Diduga bahwa ia tak mempedulikan hukum yang tercantum di Kitab Suci; bukankah ia berani melanggar larangan bekerja di ladang di hari Sabbath? Mungkin telah mereka dengar, bagi Yesus iman tak bisa diatur pakar hukum. Beriman adalah menghayati hidup yang terus-menerus diciptakan Tuhan dan dirawat dengan cinta-kasih. Tapi bagi para pemimpin Yahudi itu sikap meremehkan hukum Taurat tak bisa dibiarkan. Terutama di mata kaum Farisi yang, di antara kelompok penganut Yudaisme lain, paling gigih ingin memurnikan hidup sehari-hari dengan menjaga konsistensi akidah. Maka pagi itu mereka ingin menjebak Yesus. Tapi Yesus tak menjawab. Ia hanya membungkuk dan menuliskan sesuatu dengan jari-jarinya di tanah. Dan ketika pemimpin Yahudi itu terus-menerus bertanya, demikian menurut Yohanes, Yesus pun berdiri. Ia berkata, Barangsiapa di antara kamu yang tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu. Lalu Yesus membungkuk lagi dan menulis di tanah. Suasana mendadak senyap. Tak ada yang bertindak. Tak seorang pun siap melemparkan batu, memulai rajam itu. Bahkan satu demi satu orang-orang itu pergi, didahului oleh yang tertua. Akhirnya di sana tinggal Yesus dan perempuan yang dituduh pezina itu, kepada siapa ia berkata: Aku pun tak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang. Tak ada rajam. Tak ada hukuman. Kejadian pagi itu kemudian jadi tauladan: menghukum habis-habisan seorang pendosa tak akan mengubah apa-apa; sebaliknya empati, uluran hati, dan pengampunan adalah laku yang transformatif. Tapi bagi saya yang lebih menarik adalah momen ketika Yesus membungkuk dan menuliskan sesuatu dengan jarinya ke atas tanah. Apa yang digoreskannya? Tak ada yang tahu. Saya hanya mengkhayalkan: itu sebuah isyarat. Jika dengan jarinya Yesus menuliskan sejumlah huruf pada pasir, ia hendak menunjukkan bahwa pada tiap konstruksi harfiah niscaya ada elemen yang tak menetap. Kata-kata-juga dalam hukum Taurat-tak pernah lepas dari bumi, meskipun bukan dibentuk oleh bumi. Kata-kata disusun oleh tubuh (jari-jari), meskipun bukan perpanjangan tubuh. Pasir itu akan diinjak para pejalan: di atas permukaan bumi, memang akan selalu melintas makna, tapi ada yang niscaya berubah atau hilang dari makna itu. Di pelataran Bait itu, Yesus memang tampak tak menampik ketentuan Taurat. Ia tak meniadakan sanksi rajam itu. Tapi secara radikal ia ubah hukum jadi sebuah unsur dalam pengalaman, jadi satu bagian dari hidup orang per orang di sebuah saat di sebuah tempat. Hukum tak lagi dituliskan untuk siapa saja, di mana saja, kapan saja. Ketika Yesus berbicara barangsiapa di antara kamu yang tak berdosa, hukum serta-merta bersentuhan dengan siapa, bukan apa-dengan jiwa, hasrat, ingatan tiap orang yang hadir di pelataran Bait di pagi itu. Para calon perajam itu bukan lagi mesin pendukung akidah. Mendadak mereka melihat diri masing-masing. Aku sendiri tak sepenuhnya cocok dengan hukum Allah. Aku sebuah situasi kompleks yang terbentuk oleh perkalian yang simpang-siur. Kemarin apa saja yang kulakukan? Nanti apa pula? Dan di saat itu juga, si tertuduh bukan lagi hanya satu eksemplar dari perempuan-perempuan yang demikian. Ia satu sosok, wajah, dan riwayat yang singular, tak terbandingkan-dan
[Urang Sunda] Fw: Gelar euy ............
Inget baheula, 24 taun katukang, basa rek kawin. Wanti-wanti ka ka urut kabogoh teh dina nyieun surat undangan, aran kuring teu meunang make gelar. Alesanana mah da kawin mah teu aya syaratna kudu make gelar. Digugu ku kulawarga pamajikan teh, ngan nyieun surat undanganana dua versi ..hehehe. Undangan nu ka kulawarga jeung kawawuhan kuring mah teu make gelar, tapi nu dibagikeun di lembur manehna mah tetep make gelar. Rada keuheul oge da ngan satengah digugu, ngan cenah aya Nini ti gigir urut kabogoh, nu kacida dipikahormat ku kulawarga pamajikan, keukeuh aran kuring kudu make gelar, pajarkeun teh keur ngahormat kolot kuring, nu hese cape nyakolakeun tepi ka boga gelar. Dilemna model kieu, tetep mucunghul tepi ka ayeuna. Tapi perlu henteu embel-embel gelar teh? Nyanggakeun artikel Pa Satrio Sumantri di Kompas minggu kamari: Penganggur Bergelar Kamis, 24 September 2009 | 02:42 WIB Satryo Soemantri Brodjonegoro Data Badan Pusat Statistik menunjukkan, penganggur yang sarjana telah mencapai lebih dari 600.000. Keadaan ini jauh lebih berbahaya daripada penganggur yang bukan sarjana karena dapat menimbulkan masalah sosial. Berbagai upaya telah ditempuh guna mengatasi hal ini, tetapi tiap tahun angka pengangguran meningkat. Beberapa pihak lalu mencari kambing hitam penyebab pengangguran massal tersebut. Tanggalkan gelar Masyarakat kita sudah terbius dengan kehausan akan gelar. Setiap orang ingin mempunyai gelar sebanyak mungkin, ada yang melalui pendidikan, ada yang membeli gelar. Seolah seseorang menjadi tidak berharga jika tidak mempunyai gelar. Hanya masyarakat miskin yang tidak mempunyai gelar karena tidak mampu membayar pendidikan dan tidak mampu membeli gelar. Perguruan tinggi menangkap gejala ini dengan menyediakan berbagai layanan untuk mendapatkan gelar, baik melalui pendidikan sebenarnya maupun seadanya, bahkan dengan menjual gelar. Perguruan tinggi membutuhkan uang, sedangkan masyarakat yang mampu akan rela membayar untuk mendapatkan gelar. Maka, terjadilah perpaduan yang menyesatkan. Mudahnya memperoleh gelar membuat masyarakat berduyun- duyun lulus dari perguruan tinggi dengan menyandang gelar tanpa dibarengi keahlian atau kompetensi. Ketika mencari peluang kerja, mereka tidak memenuhi syarat sehingga terjadilah penganggur bergelar. Seharusnya mereka segera menanggalkan gelarnya karena tidak bermanfaat sama sekali. Penjenjangan Perusahaan swasta dan industri menerapkan pola rekrutmen pegawai berdasarkan kemampuan/kompetensi, tidak semata- mata berdasarkan gelar. Para calon pegawai ketat diseleksi secara ketat melalui uji kemampuan/kompetensi disesuaikan jenis pekerjaan yang akan ditangani. Adapun untuk menjadi pegawai negeri sipil (PNS), seleksi hanya dilakukan terhadap gelar yang dimiliki calon pegawai, tanpa ada uji kemampuan/kompetensi. Karena sebagian besar masyarakat masih amat ingin menjadi PNS, mereka semua memburu gelar dengan berbagai cara, termasuk dengan memalsukan ijazah. Penjenjangan karier di PNS juga hanya memerhatikan masa kerja dan gelar. Bagi mereka yang sudah bergelar S-2 atau magister akan dapat dipromosi ke golongan lebih tinggi, bahkan bagi mereka yang sudah bergelar S-3 atau doktor dapat dipromosi ke golongan tertinggi. Badan Kepegawaian Negara dan Kantor Menneg PAN menganggap para penyandang gelar itu mempunyai kemampuan memadai. Padahal, kenyataannya mereka hanya memburu gelar melalui berbagai cara, termasuk cara tidak wajar, yaitu membeli gelar atau mengikuti kelas jauh, kelas eksekutif, kelas Sabtu-Minggu, kelas paralel, kelas ekstensi, dan berbagai macam nama lain. Lengkap sudah kekalutan yang ada di Indonesia ini tentang gelar. Masyarakat amat terbius dengan gelar, pendidikan hanya sebatas formalitas untuk memberi gelar para lulusan dan sistem kepegawaian kita terjebak gelar. Berikan contoh Bagaimana mengatasi hal ini? Mudah sekali. Mulai hari ini kita semua menanggalkan semua gelar yang tercantum di kartu nama, papan nama, foto, surat menyurat, undangan, panggilan pada acara resmi, dan lainnya. Mulai hari ini kita semua hanya menggunakan nama masing- masing yang sudah diberikan oleh orangtua sebagai suatu amanah. Nama sudah amat membanggakan seandainya kita memiliki keahlian, sedangkan gelar sama sekali tidak memberi nilai tambah terhadap keahlian. Jika semua orang tidak menggunakan gelar, termasuk para pemimpin, masyarakat akan menjadi lebih realistis dan tidak lagi terbius oleh gelar. Mudah-mudahan, setelah itu mereka semua mencari keahlian dan perguruan tinggi akan memberi keahlian kepada lulusan, dan akhirnya penganggur bergelar akan berubah menjadi pekerja ataupun pemberdaya yang andal. Satryo Soemantri Brodjonegoro Guru Besar Toyohashi University of Technology; Mantan Dirjen Dikti
Re: [Urang Sunda] Fw: Perajam
tessar...@... tessar...@... wrote: Emang leres pisan hukum islam ge aya hukum rajamna, kang W... Teras kedahna teh ditingalikeun d muka umum sakaterang abdi mah. nu qtu telenges nteu nya? Keur kuring kacida telengesna. Tong boro hukum rajam, hukuman pati dimuka umum oge kuring mah teu bisa narima da sarua we jeung mintonkeun kekerasan. Pelem-pelem nu nempokeun kekerasan wae disensor, ieu mah malah reality Show . Salam, WALUYA
[Urang Sunda] Wilujeng Boboran Siam 1430H
Ka sadayana, kuring ngahaturkeun Wilujeng Boboran Siam 1430H, neda pangapunten samudaya kalepatan, maklum kuring tukang ngacapruks jeung ngacapraks ...hehehe Baktos, WALUYA
[Urang Sunda] Fw: Hilang Noor Din, Saefuddin Terbilang--Re:Hadiah lebaran
Ahmad Dimyati a_dimya...@... wrote: Lepat tah do'ana, Kang. Kumaha mun engke digentosan ku teroris lokal hasil alih ideologi sareng alih teknologi ti nu impor? Mugi jempe wae sagala rupi terorisme, sareng redup suasana sareng iklim nu nyuburkeunana, oge mugi ulah aya kaum nu miarana. Leres Kang AD, sabab aya beja kieu cenah: Hilang Noor Din, Saefuddin Terbilang Jum'at, 18 September 2009 | 08:45 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta - Saefuddin Zuhri, Muhammad Syahrir, dan Bahrudin Latief alias Baridin, sekarang ini kemungkinan sedang mengendap-endap di tempat persembunyiannya. Di tempat yang sulit diketahui, boleh jadi mereka tengah menyusun taktik menyamar, mengatur logistik, hingga strategi merekrut anggota baru. Mereka adalah tersangka teroris yang lolos dalam penyergapan diberbagai tempat oleh tim Detasemen Khusus 88. Termasuk operasi di Mojosongo, Jebres, Solo, Jawa Tengah, pada Rabu dan Kamis (17/9). Saat polisi mengangkut empat jenazah dari Mojosongo menuju Rumah Sakit Kramatjati Jakarta, sempat beredar kabar bahwa salah satu mayat itu sosok Baridin. Ia adalah orangtua Arina Rahmah, yang kabur ketika polisi menggerebek jaringan Noor Din M. Top di Cilacap, Jawa Tengah, sebelum Pemilu 2009. Anita Rahmah, menurut keterangan polisi, adalah istri Noor Din M. Top yang menyamar dengan nama Ade Abdul Halim asal Makassar. Sarjana teknik lulusan Universiti Teknologi Malaysia ini juga pernah mengawini Munfiatun, wanita warga Pasuruan, Jawa Timur. Saat itu Noor Din memakai nama Abdurrahman Aufi. Di mana Baridin bersembunyi? Ia bagai ditelan bumi ketika jejaknya diincar polisi. Begitu pula dengan Saefudin dan Syahrir. kakak beradik perekrut Dani Dwi Permana dan Ikhwan Maulana, 'pengantin', pelaku bom bunuh diri di Hotel JW Marriott dan Rizt Carlton Jakarta pertengahan Juli lalu. Ia belum terendus keberadaannya. Menurut Kepala Kepolisian RI Jenderal Bambang Hendarso Danuri, di antara mereka tergolong pejabat jaringan Al-Qaidah Asia Tenggara. Perannya dalam mengacaukan keamanan --terutama teror bom-- levelnya sedikit di bawah gembong teroris asal Johor, Malaysia, Noor Din M Top. Ini bisa diketahui dari dokumen yang tersimpan dalam laptop Noor Din, ungkap Bambang dalam jumpa pers. Artinya, walau mayat Noor Din segera dikubur oleh keluarganya di Malaysia, gerakan sisa-sisa komplotannya masih berbahaya. Elite Al-Qaidah lainnya, yaitu Ibrohim alias Boim, yang tewas dalam penggerebekan di Temanggung, 7-8 Agustus lalu. Baik Baridin, Saefudin Zuhri, Syahrir, Bagus Budi Pranoto alias Urwah, dan Ario Sudarso alias Suparjo Dwi Anggoro alias Aji, merupakan paket teroris yang memang diburu Densus 88. Hasilnya baru bisa dipetik kemarin: semuanya ditumpas dalam penggerebekan di Mojosongo, di tambah satu orang anggota baru bernama Susilo. Pemberantasn terorisme memang belum diakhiri. Ini lantaran bangunan sel-sel mereka cukup banyak dan menyebar. Bukti adanya sel itu, belum lama ini Kepolisian menetapkan Al-Khalil Ali, warga Arab Saudi yang tinggal di Desa Cirendang, Kuningan, Jawa Barat, sebagai tersangka kasus pengeboman Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton. Sepintas, Ali, nama orang baru dalam kancah terorisme di negeri ini. Lama atau baru tidak penting. Yang penting, menurut polisi, ia merupakan kurir Al-Qaidah, organisasi yang dipimpin Usamah bin Ladin, untuk jaringan di Indonesia. Bukan hanya kurir uang, juga kurir macam-macam, ujar Bambang Hendarso Danuri. Pria 51 tahun, yang di daerah tempat tinggalnya dikenal sebagai Ali Muhammad bin Abdulllah, itu dicokok petugas sebulan yang lalu. waktu itu, Densus 88 juga menahan Iwan Herdiansyah, warga Dusun Kliwon, Kecamatan Cibingbin, Kabupaten Kuningan, dengan dugaan serupa, yakni menjadi kurir dana teroris dari luar negeri. Namun, tak berapa lama Iwan dibebaskan karena terbukti tak terlibat. Tapi, kepada polisi, Iwan mengaku mengenal Ali dan Saefuddin Zuhri, tersangka perekrut pengebom bunuh diri, yang keluarganya tinggal di Kuningan. Menurut sumber di Kepolisian, Ali adalah salah seorang yang menginap di Kamar 1621 Hotel Marriott menjelang pengeboman. Kamar itu adalah satu dari empat kamar di Marriott yang pernah berhubungan dengan kamar 1808, tempat menginap pelaku bom bunuh diri Dani Dwi Permana, via telepon internal. Di mata pengamat terorisme Negara Islam Indonesia, Al Chaidar, Saefuddin juga berperan sebagai penerima dana. Ia adalah orang yang membuka hubungan dengan pihak luar terutama kalangan Arab untuk menerima pendanaan teroris ini, katanya dalam diskusi tentang terorisme di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Agustus lalu. Chaidar lebih detail mengatakan, semua pendanaan kegiatan terorisme diatur oleh Saefuddin. Pria yang biasa dipanggil Ustad Udin itu, kata dia, ditugaskan pimpinan untuk menggantikan penerima dana yang ditangkap polisi di Lampung beberapa tahun lalu. Ia menambahkan, Saefuddin pernah bersama-sama dengan Noor Din M. Top di Mindanao, Filipina Selatan, saat pelatihan
[Urang Sunda] Sekuler?--Re: LEBARAN Euy!
Simkuring alkarta_...@... wrote: Asa bingung yeuh Bah, jadi asa beuki kabur weh harti sekuler teh heuheuheu Perkara nagara sekuler henteuna, memang nagara urang mah henteu sekuler 100%, nagara-nagara nu sekuler 100% atawa paling henteu ngadeukeutan 100% mah nagara2 Eropa Barat jeung Amerika Serikat. Di Asia meureun nagara-nagara di Asia Wetan (Jepang, Korsel, Taiwan). India oge ngakuna mah nagara Sekuler. Cenah di nagara nu 100% sekuler, nanyakeun agama wae, dianggap teu pantes. Malah nagara/ pamarentah mah teu meunang pisan pipilueun (ngalanggar kontitusi). ngalarang/ngafatwakeun haram, ieu kulantaran naon? Kulantaran para inohong merhatikeun kaidah theokrasi sakaligus ngajaga rahayat tigebrus kana sasab, nyalametkeun maranehna nu boga pipikiran araneh diluar nu geus ditangtukeun, di urang oge apan siga kitu tujuanna, disagedengeun penistaan agama oge aya tuntutan tanggung jawab moral ti rahayat ka pamimpin (pupuhu agama) oge sabalikna, Coba ku Kang Karta dipaluruh nganggo pasal-pasal hukum naon Hakim di Indonesia ngahukum Lia Eden? Sakanyaho kuring mah KUHP. KUHP di Indonesia teu didasarkeun ku hukum-hukum agama. Oge KUHP ngahukum lain pipikiran tapi perbuatan da ari pipikiran mah teu bisa dihukum. Perbuatan naon? Nya nyebarkeun nu dianggap ngaresahkeun masyarakat mayoritas. Hakim teu nyieun kaputusan aliran ieu sasab dina harti theologis, hakim ukur ngareungeukeun pamadegan ti inohong aliran mayoritas nu nganggap aliran minoritas ieu sasab tepika mayoritas resah. Ieu nu dijieun bahan pertimbangan hakim keur nyieun kaputusan. Balik deui perkara nangtukeun poenan lebaran, ieu kaasup perkara ijtihad, sedengkeun ari ijtihad mah tibaheula mula oge âdimeunangkeunâ, apan umat Islam mah diperedih kudu nurut kana AlQurâan, hadits, fatwa ulama, kadituna nyaeta ijtihad, eta sababna boh pupuhu agama boh pamarentah teu manggapulia teu bisa p ipilueun nangtukeun perkara nu muhtalif eta (bisa dipilih), da sabenernamah mun diteleuman sanajan dinagara theokrasi oge rentul nu kieu teh, conto di Saudi, ceuk pamarentah tanggal sakieu, apan di sababaraha wilayahmah beda, naha anu beda bakal di hukum? Henteu apan...kusabab ieu ngan ukur perkara ijtihadkuring nyaksian pisan eta kajadian sababaraha waktu katukang. Akang kungsi di Arab Saudi? Kutan kenging beda, kuring kakara ngareungeu, hade umpama kitu mah. Tapi umpama ningali aturan / Perda di urang nu make Syariah Islam, di bulan puasa teh TEU MEUNANG BARANG DAHAR DI MUKA UMUM. Restoran warung makan wae ti beurang dikudukeun tutup contona di Tasik atawa di Aceh. Tah umpama poe lebaran beda, berarti aya SABAGIAN NU BALAKECRAKAN DAHAR tapi aya oge SABAGIAN NU MASIH PUASA. Contona lamun ayeuna aya nu lebaran MINGGU jeung aya nu Lebaran SENEN, terus pamarentah nangtukeun lebaran ceuk pamarentah teh SENEN. Thus, nu balakecrakan dahar di Poe minggu teh NGALANGGAR HUKUM, sabab ceuk pamarentah mah poe MINGGU teh masih bulan puasa, hartina TEU MEUNANG BARANG DAHAR DI MUKA UMUM. Dilemna pan keur penegakan hukum? Cik kumaha kinten-kintenna di Arab Saudi nu ketat pisan dina nerapkeun aturan, lamun aya poe lebaran anu beda. Kumaha tindakan pulisi syariah di nagara eta, lamun aya nu balakecrakan barang dahar di restoran beurang-beurang, padahal pamarentah nganggap poe eta teh lain poe lebaran, tapi masih bulan puasa? Baktos, WALUYA
[Urang Sunda] Fw: Blok Minyak Gas Teu Laku euy!
Kumaha ieu teh, lain digawekeun wae atuh ku nagara/ Pertamina, kalahka ditawar-tawarkeun ka investor? Sigana mah ari nagara/ Pertamina mah sieuneun rugi gede, lamun minyakna teu kaluar . Bos Pertamina Puyeng, Blok Minyak dan Gas Tak Laku Jum'at, 11 September 2009 | 17:00 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta - Blok minyak dan gas bumi yang ditawarkan pemerintah tidak laku. Dari 16 blok yang ditawarkan, hanya lima yang diminati investor. Saya pada posisi yang tidak terlalu happy karena agak jauh di bawah harapan kami, kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Evita Herawati Legowo sebelum mengumumkan pemenang tender di Jakarta, Jumat (11/9). Dia mengungkapkan, ada 67 dokumen yang terjual dan 15 blok yang ingin dipelajari oleh para investor. Namun dokumen penawaran yang dikembalikan hanya untuk lima blok. Evita sudah mencoba mengoreksi mengapa blok-blok tersebut tidak laku. Sedikitnya ada tiga alasan, yakni krisis ekonomi global, isu peraturan pemerintah soal cost recovery, dan faktor teknis. Evita menjelaskan, 16 blok minyak dan gas bumi tersebut ditawarkan pada Desember 2008 hingga April 2009. Pada rentang waktu itu, katanya, kondisi ekonomi global sangat buruk. Saat itu harga bahan bakar minyak juga sempat turun, katanya. Selain itu para investor juga khawatir dengan rancangan peraturan pemerintah soal cost recovery. Investor khawatir kapan peraturan itu diberlakukan dan apakah ada penambahan pajak. Pemerintah berupaya seadil mungkin dalam peraturan cost recovery. Kami mencoba berada di pihak investor dan sedang berjuang untuk itu karena kami mengerti kekhawatiran mereka, katanya. Hingga saat ini peraturan cost recovery masih digodok oleh Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral dengan Departemen Keuangan. Peraturan itu diharapkan bisa diterapkan pada tahun depan sehingga paling lambat diselesaikan akhir tahun ini. Soal faktor teknis, Evita menjabarkan para investor khawatir lapangan yang ditawarkan tidak mengandung minyak atau gas. Sebab ada lima blok yang bertetangga dengan sumur kering (dry hole). Jadi mereka khawatir akan terjadi begitu juga, katanya. Evita mengaku target produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari hingga 2025 akan sulit tercapai jika blok-blok minyak terus tak laku. Sebab, untuk meningkatkan produksi minyak harus ada eksplorasi baru selain mengoptimalkan sumur tua. Kalau tidak ada eksplorasi baru, ya, sulit tercapai target itu, katanya. Blok yang terjual adalah Andaman III dan dimenangkan oleh Talisman Asia Limited. West Gelagah Kambuna dimenangkan oleh konsorsium PT Pertamina dan Petronas Carigali Overseas. Tiga wilayah kerja lainnya, yakni Halmahera Kofiau, East Bula, dan West Papua IV, dimenangkan oleh perusahaan yang sama, yakni konsorsium Black Gold Energy LLC dan Niko Resources Limited. Dari hasil lelang reguler itu pemerintah mendapatkan bonus tanda tangan sebesar US$ 20 juta atau sekitar Rp 200 miliar. Sedangkan sisa blok yang tak laku akan dimasukkan ke daerah bebas lagi. Namun saat ini sudah ada beberapa investor yang ingin mengajukan joint study blok-blok itu. DESY PAKPAHAN
[Urang Sunda] [Humor] Saha nu Nyiptakeun?
Dedi budak TK tatanya ka indungna: Ema, enjing Dedi bade ditest lisan ku Bu Guru. Salah sahiji nu bade ditaroskeun teh saha nu nyiptakeun Dedi?. Naon jawabna Ema? Indungna: Jawab we GUSTI nu nyiptakeun maneh teh Isukna si Dedi ditest, tapi pas ditanya pananya saha nu nyiptakeun, lat we poho kana jawaban pamere indungna. Manehna ngomong kieu: Bu Guru, dugika kamari, abdi yakin nu nyiptakeun abdi teh PUN BAPA. Ngan waktos naroskeun ka pun biang, cenah BATUR, sanes pun bapa nu nyiptakeun abdi teh. Tapi ayeuna abdi hilap deui namina .. Baktos, WALUYA