[wanita-muslimah] Re: Ba'asyir Siap Beber 500 Korban Densus 88

2007-06-28 Terurut Topik Dan
Saya melihat kelompok2 ektrem Islamist di Eropa itu dalam menjalankan
jihadnya selalu mengutip hukum2 Allah, terutama hadits2.  Membacok
sampai mati  sutradara Belanda yg dianggap menghina Islam itu
menjalankan hukum Allah, membakar hidup2 perempuan yg tidak mau
berjilbab itu menjalankan hukum Allah, membom manusia tidak bersalah
adalah menjalankan hukum Allah, banyaklah kezaliman2 yg dijalankan
atas nama Allah.

Tapi kalau sudah ditangkap dan dipenjara, pembelaannya selalu dg
mengutip UU HAM ala Uni Eropa, yg memang sangat melindungi hak
manusia.  Minta pengampunan atau grasi itu dg UU HAM, tidak dg hukum
Allah.  Apakah hukum Allah tidak mencakup perlindungan hak manusia?

Lucu kan?

Fenomena ini mencengangkan memang ... 

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Bung Dan,
 
 Bisa lebih rinci kalimat anda ini Menarik juga kiat2 berkelitnya 
 kelompok2 ekstrem macam ini yg juga sering dilakukan di negara Barat 
 karena tidak jelas benar yang anda maksud dengan kelompok2 ekstrem 
 macam ini itu yang mana, dan yg juga sering dilakukan di negara 
 Barat itu siapa atau apa?
 
 Mungkin buat pernyataan anda lainnya cukup jelaskan dengan sedikit 
 menebak dari konteksnya krn ada HAM di satu sisi dan hukum Allah di 
 sisi lain.
 
 satriyo
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dan dana.pamilih@ 
 wrote:
 
  Menarik juga kiat2 berkelitnya kelompok2 ekstrem macam ini yg juga
  sering dilakukan di negara Barat.
  
  Kalau mereka merasa dizalimi, didengungkanlah UU mengenai HAM, 
 tetapi
  kalau mereka menzalimi orang dan umat lain maka mereka hanya
  menjalankan hukum Allah, Al-Qur'an dan terutama hadits.
  
  Pick and choose as it suits you.
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman
  mnabdurrahman@ wrote:
  
   Ba'asyir Siap Beber 500 Korban Densus 88 
   (27 Jun 2007) 
   JAKARTA -- Penangkapan tersangka teroris Abu Dujana alias Aenul
  Bahri yang dianggap menyalahi prosedur, menggugah Ustaz Abu Bakar
  Ba'asyir. Kemarin amir Majelis Mujahidin Indonesia itu, terbang dari
  Solo ke Jakarta untuk mendaftarkan gugatan ke Pengadilan Negeri
  Jakarta Selatan. Dalam gugatannya itu, Ba'asyir menuntut pembubaran
  Densus 88 Antiteror Mabes Polri.Gugatan itu mewakili diri saya
  sendiri dan ratusan korban teror Densus 88 yang disiksa dan
  diperlakukan secara kejam, ujar Ba'asyir kepada wartawan di Gedung
  Menara Dakwah, Jakarta, Selasa 26 Juni kemarin. 
   
   Dia menguasakan hak hukumnya kepada 12 pengacara muslim yang 
 diberi
  nama Tangkap Densus 88 (Tim Advokasi Korban Penangkapan Densus 88).
   Menurut ustaz kelahiran Jombang itu, Densus 88 merupakan 
 kepanjangan
  tangan kepentingan Amerika Serikat dan Australia. Saya serukan 
 kepada
  polisi yang masih punya hati nurani untuk segera keluar dari Densus
  88, katanya. Kemarin Ba'asyir didampingi belasan ulama dari Forum
  Umat Islam dan para pengacara yang tergabung dalam Tim Pengacara
  Muslim (TPM). 
   
   Menurut Ba'asyir, tindakan Abu Dujana dan teman-temannya bukan
  termasuk tindak terorisme. Justru kontra terorisme terhadap 
 kejahatan
  Amerika. Hanya, saya tidak setuju dengan pengeboman yang dilakukan 
 di
  negara yang tidak sedang berkonflik langsung. Kalau mau ngebom, di
  Afghanistan atau Iraq. Itu benar dan pantas ditiru, tuturnya. 
   
   Sejak bebas dari Lembaga Pemasyarakatan Cipinang 14 Juni 2006,
  Ba'asyir mengaku selalu dikuntit polisi. Mungkin, mereka menganggap
  saya ini berbahaya. Padahal, bom saya ini ya cuma mulut, ujarnya. 
   
   Salah seorang pengacara Tangkap Densus 88 Munarman menambahkan,
  pihaknya mempunyai data 500 korban penyiksaan dan tindakan semena-
 mena
  yang dilakukan anggota Densus 88. Mereka melanggar Undang-Undang
  Nomor 39 Tahun 199 tentang Hak Asasi Manusia, katanya. 
   
   Dalam draf gugatannya, Tangkap Densus 88 melampirkan beberapa 
 data.
  Misalnya, pengakuan Syaiful Anang alias Mujadid --ditangkap di
  Temanggung-- yang ditembak tanpa perlawanan. Lalu, penyiksaan yang
  dilakukan terhadap Andi Ipong alias Yusuf Asapa di sel Polda Metro
  Jaya. Andi ditelanjangi, disetrum, dirantai, dan tidak boleh 
 melakukan
  salat Jumat. 
   
   Selain itu, data yang menyebutkan bahwa Ali Gufron alias Muklas,
  terpidana bom Bali, dibakar bulu-bulu di tubuhnya setelah
  ditelanjangi. Demikian juga, kesaksian Imam Samudera yang disiram 
 air
  panas terus-menerus di kamar mandi agar mengakui keterlibatan Abu
  Bakar Ba'asyir dalam peristiwa bom Bali 1. 
   
   Munarman optimistis, gugatan mereka akan menang. Kami juga 
 melapor
  ke DPR karena selama ini mereka tidak pernah menyerahkan laporan
  keuangan yang digunakan untuk operasionalisasi Densus 88, kata 
 mantan
  aktivis YLBHI itu. 
   
   Semua keluarga korban, kata Munarman, juga membenarkan adanya
  tindakan penyiksaan dan penangkapan yang sewenang-wenang oleh Densus
  88. Ada subtim intelijen di Densus 88 yang bertugas membuat 
 rekayasa
  dan skenario, tuturnya. 
   
   Bagaimana tanggapan Kapolri? 

Re: [wanita-muslimah] Re: Ukhuwah praktis ... atau teoritis alias OMDO? - mudheng

2007-06-28 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
Sekedar berbagi,
kalau di sini semua produk makanan dan minuman harus mencantumkan
kandungan bahannya. sehingga konsumen bisa baca dan menilai sendiri,
ooh makanan ini mengandung babi, minuman ini mengandung alkohol,
sehingga orang muslim bisa menghindarinya. demikian juga buat orang2
lain yang vegetarian juga bisa melihat kandungan makanan, jadi dia
bisa menghindari makanan yang mengandung daging. buat orang yang diet
bisa menghitung jumlah kalori makanan. manfaat pencantuman kandungan
makanan/minuman ini banyak  beragam, serta mencerdaskan konsumen.

Selain itu ada yang namanya yayasan penguji yang bekerja secara
independen tidak dibayar pemerintah atau produsen. Tugas mereka
menguji keamanan dan kualitas produk2, tidak sekedar makanan sih, dan
secara periodik (biasanya tiap tahun/semester) mereka mengeluarkan
jurnal yang berisi penilaian mereka terhadap produk2 yang dikeluarkan
produsen. Ada yang dinilai baik, cukup, sedang, buruk. Penilaian
mereka independen karena mereka yang aktif menilai, bukan dimintai
oleh pihak produsen dan mereka juga gak minta bayaran dari produsen,
sehingga lebih objektif. Produsen yang bangga terus memakai label yang
diberikan oleh yayasan penguji tadi, sehingga bisa jadi iklan juga
buat produk tadi. Kalau produknya gak ada label baik, mungkin jadi
pertimbangan buat konsumen juga. Terus konsumen juga bisa menilai
produk mana yang bagus  aman, mana yang kurang bagus.

salam,
--
wikan
http://wikan.multiply.com

On 6/28/07, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mas Jano ko,
  Percuma saja ya saya mengutipkan hadis yang menyebutkan bahwa ulama itu 
 kepercayaan Rasul selama tidak terlibat dalam kekuasaan dan kesenangan 
 duniawi. Baca lagi, Mas.

  Makanya, peran ulama itu mendidik agar umat tahu halal dan haram dengan 
 benar. Umat yang benar tinggal baca bahan-bahan yang tercantum dalam kemasan. 
 Dan, itu kerjaan ulil amri! Bila dalam bahannya terulis mengandung babi, ya 
 yang Islam tak perlu mengkonsumsinya. Kan begic

  Kalau ulama sudah terlibat kekuasaan dengan memberi label halal bagi 
 makanan, jadinya rawan korupsi. Jangan dipelintir terus, ya...

  Siapa yang menjamin proyek label haram itu suci? Mosok see sampeyan tak 
 mencium baunya. Bayangkan saja bagaimana ribuan jenis makanan harus 
 mendapatkan label halal dengan cepat. Untuk menguji kehalalan satu jenis 
 makanan saja, perlu waktu; apalagi puluhan ribu makanan. Bagaimana untuk 
 cepat mendapatkan label haram? hehehe..

  Makanya, saya sarankan mas Jano ko banyak tahajud dan mengaji makrifat 
 dengan benar, supaya tidak hanya dapat kulitnya!


[wanita-muslimah] Re: Menag: Ada Celah untuk Berpoligami, Tapi Sangat Terbatas

2007-06-28 Terurut Topik Dan
Ini menunjukkan bahwa urusan pernikahan terutama yg berkaitan dg
kehidupan seks masih membingungkan dalam Islam ... he he  ...

Bagi saya sih simple aja, kita uji saja niat ybs.

Kalau niatnya memang membantu perempuan pasti yg dinikahinya itu bukan
gadis2 cantik dan belia melainkan janda2 yg memiliki anak, termasuk
nenek nenek.  Dan terbukti bahwa anak2nya yg dibawa istri2nya itu
terpelihara dg baik dan terdidik bersekolah dg baik.

Tapi kalau tidak demikian maka berarti menyalahgunakan ayat2 Al-Qur'an
utk memuaskan nafsu keserakahan seksual.  Bagi mereka yg demikian akan
terlihat bahwa istrinya ganti2, selalu dg yg lebih muda, walaupun
maksimal 4 dan semua istri yg diceraikan tidak ada yg dipelihara dan
diberi santunan keuangan yg layak.  Semua anak2nya terlantar.

Penilaian poligami dg pendekatan ini akan konsisten mana yg
bermaslahat mana yg mudharat belaka.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Terima kasih atas kiriman beritanya bu Flora.
 
 Saya melihat dari ucapan pak Menag yang notabene senior saya di UI, 
 walau dia dr fak sastra arab dan saya sastra inggris, menyiratkan 
 beberapa hal (yang tersurat sudah jelas lah ya):
 
 [1] Islam memandang monogami dan poligami (maksudnya 'poligini') 
 sebagai dua hal yang tidak sepadan. Ujar beliau, Kita tidak 
 mengatakan menolak poligami, pada hakekatnya, Islam menganut asas 
 monogami meskipun ada celah-celah untuk berpoligami, statusnya sangat 
 terbatas. Jadi di mata beliau, monogami dan poligini yang jelas-
 jelas adalah bentuk pernikahan, oleh Islam tidak dipandang sama. 
 Berikut alasan dia lainnya ...
 
 [2] Lebih jauh dilaporkan bahwa beliau menyatakan, dasar hukum 
 berpoligami sebagaimana terdapat dalam surat An-Nisa ayat 3, 
 sebenarnya hanya berbicara tentang bolehnya berpoligami, dan tidak 
 menyebutkan secara langsung bahwa poligami itu adalah ibadah. Ini 
 ditegaskan dengan ujaran beliau, Poligami yang sifatnya ibadah 
 hanyalah dilakukan oleh Rasullulah SAW, yang berpoligami dalam rangka 
 membantu dn menolong perempuan yang ditinggal mati suaminya dalam 
 peperangan, dan dalam keadaan ini poligami bersifat sunnah. 
 Sebagaimana di poin #1 di atas, di poin #2 ini lebih ditegaskan lagi 
 oleh pak Menag bahwa alasan Islam membedakan monogami dari poligini 
 karena menurut beliau selain poligini Rasulullah, poligini yang 
 dilakukan ummat Islam bukan ibadah. Mengapa demikian, karena Rasul 
 melakukan poligini semata untuk menolong, wa bil khusus menolong 
 janda perang. Jadi beliau menilai, poligini oleh selain Rasulullah 
 bukanlah ibadah.
 
 Apa yang saya tarik dari pernyataan2 Menag ini adalah bahwa poligini 
 dalam Islam itu [1] beda dari monogami krn Islam menganut monogami 
 karena QS 4:3 yang sering dijadikan landasan berpoligini itu hanya 
 membolehkan bukan 'mewajibkan' poligini sebagai sebuah ibadah, bukan 
 spt wajibnya nikah monogami; [2] poligini hanya bernilai ibadah 
 ketika dilakukan oleh Rasul dan dalam rangka menolong para janda 
 perang.
 
 Jika demikian, [1] para shahabat dan ulama salaf hingga kiwari ini 
 tidak ada yang beribadah ketika melakukan poligini karena mereka 
 bukan Rasul dan mereka tidak poligini untuk menolong para janda 
 perang. Sungguh prakondisi yang memang sulit (=terbatas) pak Menag. 
 Ini sama saja dengan mengatakan bahwa 'tidak usah' poligini lah toh 
 kalian bukan Rasul dan tidak dalam rangkan menolong para janda 
 perang. Jadi khusus buat 'sunnah' yang satu ini, lupakan!
 
 Lalu, [2] menikah dalam Islam itu menurut kacamata beliau hanyalah 
 monogami, karena poligini jelas tidak mungkin dilakukan dengan syarat 
 ketat spt poin #1 di atas. Jadi entah apa namanya poligini itu. 
 Karena sec umum definisi poligini adalah bentuk pernikahan dengan 
 lebih dari satu istri di saat yang sama. Seharusnya menurut definisi 
 ini, poligini sama dengan nikah sama dengan monogami sama dengan 
 ibadah. Ada missing link dari logika sang Menag ini.
 
 Lebih jauh lagi [3] makna tersirat lain adalah, pernikahan Rasul 
 dengan Aisyah jelas 'tidak sah' krn Rasul sudah beristrikan Saudah 
 yang dinikahinya dalam status janda dengan banyak anak dan sudah 
 berumur. Mengapa sang Menag seolah mengesampingkan fakta ini? Kasihan 
 juga status pernikahan Rasul dengan Aisyah yang bukan janda dan bukan 
 pula dalam rangka Rasul menolong janda perang.
 
 Terakhir, bisa dikatakan [4] bahwa sunnah yang sesungguhnya bagi 
 muslim laki-laki untuk bisa mencontoh Rasul, yaitu dengan kata lain 
 mengikuti sunnahnya adalah, dalam berumah tangga adalah [a] nikahlah 
 dengan perempuan yang lebih tua, [b] sekaligus seorang pedagang 
 sukses, [c] di saat yang sama juga seorang janda cantik yang 
 direbutkan banyak kali-laki, dan [d] menikah sebelum masuk islam. 
 Lalu bisa juga diteruskan, [e] setelah menikah selama 10 tahun 
 barulah masuk islam dan mengajak istri masuk islam. Teladan lainnya, 
 [f] nikahilah janda tua beranak banyak setelah 2 atau 3 tahun 
 menduda, dan [g] boleh menikahi perawan cantik 

[wanita-muslimah] Re: the Satanic Verses dan pemberian gelar Sir ... scientology

2007-06-28 Terurut Topik rsa
Need i ask what SCIENTOLOGY is?

Hmm jadi makin lebar ya bahasannya ...

salam,
satriyo

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 kebetulan baca artikel ini
 http://www.spiegel.de/international/zeitgeist/0,1518,490765,00.html
 Tom Cruise ditolak di Jerman karena dianggap menyebarkan ajaran 
Scientology.
 Orang Jerman menganggap bahwa ajaran Scientology tidak berdasar dan
 cuman mengejar duit saja. Untuk diketahui bahwa banyak selebritis
 seperti John Travolta dan Tom Cruise yang memeluk ajaran 
Scientology.
 
 salam,
 --
 wikan
 http://wikan.multiply.com
 
 On 6/28/07, Dan [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Kalau orang ada yg merasa dirinya Nabi, atau wakil Tuhan, penerus
   Nabi, dsb, bagi saya sih silahkan aja.  Yg penting kita harus 
uji dg
   rasional dan berdasarkan hukum yg berlaku kualitas amal 
perbuatan dan
   perilakunya.  Kalau perilaku mengacau ya tangkap.  Tapi kalau ada
   pengikutnya yg merasakan manfaatnya dan terlihat dari amal 
perbuatan
   thd sesama itu baik dan berkontribusi, maka biarkan saja.  Itu 
kan
   kebebasan beragama.
 
   Agama tidak bisa didefinisikan oleh negara.  Bisa dikelompokkan 
secara
   garis besar tapi tidak bisa didekritkan mana yg agama mana yg 
bukan.
 
   Mengkomersialkan agama memang jalan cepat menuju kekayaaan ... 
he he
   ... Supply gampang tidak ada cost, demand tak berhenti dan bisa 
dijual
   dg harga tinggi ... Dari segi ilmu marketing itu kuncinya gimana
   packagingnya aja ..
 
   Belum lagi spt di AS kegiatan2 keagamaan itu bebas pajak ...





[wanita-muslimah] Re: Ukhuwah praktis ... atau teoritis alias OMDO? - mudheng

2007-06-28 Terurut Topik Dan
Boleh nimbrung ya,

Ternyata pemisahan kekuasaan eksekutif dan yudikatif itu jelas ada
dalam Islam, kalau bisa saya tangkap dari penjelasan Bung Chodjim:
ulil amri vs ulama.

Ulama itu kan ahli fikih biasanya, spt Ibnu Khaldun itu fuquha yg juga
qadi.  Jadi posisi ulama seharusnya ada dalam lembaga yudikatif. 
Kalau ada ulama yg bernafsu berkuasa dan otomatis ingin jadi ulil amri
juga maka resikonya akan terjadi despotisme.

Di Indonesia, karena kita sudah ada UUD maka saya kira sebaiknya MUI
itu adalah sebagai dewan pertimbangan utk Mahkamah Agung dan kerjanya
ikut mengawasi pengadilan agama, yg peranannya jelas bagaimana agar
keputusan pengadilan agama tidak bertentangan dg UUD. Jadi bukan
bagian dari kekuasaan eksekutif.  Kalau begini jadi lebih jelas porsi
porsinya.

Tapi lembaga legislatif tetap dipegang oleh DPR, dan kalau ada ulama
mau buat UU harus terpilih dulu sbg anggota DPR dan mengajukan RUU
sesuai prosedur.  Kita tidak lagi dapat menerima fatwa2 yg mengikat
secara hukum tapi extra-konstitusional proses dan prosedurnya.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Mas Jano ko,
 Percuma saja ya saya mengutipkan hadis yang menyebutkan bahwa ulama
itu kepercayaan Rasul selama tidak terlibat dalam kekuasaan dan
kesenangan duniawi. Baca lagi, Mas.
 
 Makanya, peran ulama itu mendidik agar umat tahu halal dan haram
dengan benar. Umat yang benar tinggal baca bahan-bahan yang tercantum
dalam kemasan. Dan, itu kerjaan ulil amri! Bila dalam bahannya terulis
mengandung babi, ya yang Islam tak perlu mengkonsumsinya. Kan
begic
 
 Kalau ulama sudah terlibat kekuasaan dengan memberi label halal
bagi makanan, jadinya rawan korupsi. Jangan dipelintir terus, ya... 
 
 Siapa yang menjamin proyek label haram itu suci? Mosok see sampeyan
tak mencium baunya. Bayangkan saja bagaimana ribuan jenis makanan
harus mendapatkan label halal dengan cepat. Untuk menguji kehalalan
satu jenis makanan saja, perlu waktu; apalagi puluhan ribu makanan.
Bagaimana untuk cepat mendapatkan label haram? hehehe..
 
 Makanya, saya sarankan mas Jano ko banyak tahajud dan mengaji
makrifat dengan benar, supaya tidak hanya dapat kulitnya!
 
 Wassalam,
 chodjim 
 
 
 
   - Original Message - 
   From: jano ko 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Wednesday, June 27, 2007 7:15 PM
   Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Ukhuwah praktis ... atau
teoritis alias OMDO? - mudheng
 
 
   Pak Achmad :
 
   Lalu, di mana peran ulama? Ulama yang sebenarnya hanyalah pelita.
Dengan pelita itu sebenarnya umat bisa menjumpai Rasulullah. Karena
ulama itu hanya pelita, maka pro-aktif umatlah yang diperlukan. Tak
ada ketaatan buat ulama. 
 
   ---
 
   Janoko :
 
   Saya ulang lagi apa yang dikatakan Pak Achmad diatas.
   Lalu peranan MUI ( Majelis Ulama Indonesia ) itu dimana pak ?
 
   Ada beberapa produk buatan saya yang mempunyai sertifikat halal
yang dikeluarkan oleh MUI, lalu njok kepiye legalitas sertifikat halal
dari produk saya kalau apa yang dikatakan pak Achmad itu.. ?
 
   Masih engga mudheng
 
   Wassalam
 
   --oo0oo--
 
   Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Nuwun sewu, Mas Jano ko supados balik sekolah malih teng SD. Mosok
nggak bisa mengerti sebuah paragraf tuturan. Mana ada kalimat dari
saya yang memerintah sampiyan taat kepada saya?
 
   Wassalam,
   chodjim
 
   - Original Message - 
   From: jano ko 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Wednesday, June 27, 2007 9:11 AM
   Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Ukhuwah praktis ... atau
teoritis alias OMDO? - mudheng
 
   Pak Achmad :
 
   Betul, Mas Jano ko. Janganlah taati kata-kata saya bila belum
mudeng. Kalau menaati sesuatu yang belum dimudengi itu namanya menaati
berhala.
   --
 
   Janoko :
 
   Jadi, kalau saya sudah mudheng, berarti saya bisa dan boleh taat
kepada pak Achmad, begitu pak ?
 
   Wassalam
 
   --oo0oo--
 
   Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Betul, Mas Jano ko. Janganlah taati kata-kata saya bila belum
mudeng. Kalau menaati sesuatu yang belum dimudengi itu namanya menaati
berhala.
 
   Makanya di Alquran tak ada satu ayat pun untuk menaati ulama.
Bahkan ada kelompok yang memandang ulama-ulama dan rahib-rahibnya
sebagai pengganti Tuhan atau telah dijadikan ilah selain Allah. Baca
QS 9:31.
 
   Karena ulama itu sebagai pelita, bawalah pelita itu untuk
menerangi jalan, dan jadikan Alquran dan Sunnah Nabi sebagai peta.
jadi, lengkaplah, ada peta jalan ada lampunya. Agar tidak keliru dalam
membaca peta, maka mohonlah petunjuk kepada ALLAH dan Rasul-Nya
(sebagai wasilah).
 
   Wassalam,
   chodjim
 
   - Original Message - 
   From: jano ko 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Tuesday, June 26, 2007 9:59 PM
   Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Ukhuwah praktis ... atau
teoritis alias OMDO? - mudheng
 
   Pak Achmad :
 
   Lalu, di mana peran ulama? Ulama yang sebenarnya hanyalah pelita.

[wanita-muslimah] Re: Ba'asyir Siap Beber 500 Korban Densus 88

2007-06-28 Terurut Topik rsa
quick question 1:
islamist itu apa ya? apa yang dimaksud itu muslim?

quick question 2:
ekstrem itu yang bagaimana/spt apa?

jelas beda ya antara dianggap menghina dan memang jelas menghina. 
apakah akan kita akan memilih melihat sesuatu itu sebagai muslim atau 
non-muslim? itu kan masalahnya. bisakah kita empati kepada kedua 
belah pihak, tahu mengapa si A yang non-muslim menghina (bagi muslim) 
atau dianggap menghina (bagi non-muslim), dan di saat yang sama tahu 
mengapa B yang muslim memutuskan menghabisi nyawa A karena bagi B 
perbuatan A adalah penghinaan. itu adalah juga masalahnya.

dengan kata lain, sebagai muslim, kita juga harus paham betul bahwa 
tidak ada di dunia ini yang as is, krn selalu add something up the 
sleeves, a hidden agenda atau alterior motives di setiap hal.

[1] apakah kita have gone at length saat ada berita yang memberikan 
informasi tentang kejadian yang melibatkan saudara seiman, atau bukan 
for that matter. dengan kata lain, tabayyun, cross-check untuk tiap 
berita yang potentially subjective, to say the least, if not 
questionable krn sumbernya tidak jelas-jelas berasal dari sesama 
muslim. jika di dalam negeri saja hampir semua media sec langsung 
atau tidak bisa terlihat menjadi corong pemerintah, dalam hal ini 
misalnya kepolisian/polri untuk kasus2 pemboman, apalagi sumber 
berita yang jelas dari kalangan non-muslim. tidak ada tempat nya buat 
ber-polos ria, walau tidak juga berarti percaya mutlak pada teori 
konspirasi. be investigative and avoid being the victim of pivot 
theory atau being gullible.

[2] mampu menerima dengan lapang dada kesalahan dan kekeliruan 
saudara seiman yang ijtihadnya masih menyisakan banyak lubang dan 
centang perenang, dan tidak ikut hanyut dalam frenzy 'dunia' yang 
cenderung mudah mendiskreditkan ummat muslim. tidak ada gunanya 
menepuk air di dulang. terlebih buat mereka yang berdomisili dan 
hidup di dan dari social fabric of non-muslim 
society/community/populace yang cenderung menghanyutkan jika tiada 
filter yang kokoh dan apik. tidak sedikit dari kita yang silau 
(diakui atau tidak, disadari atau tidak) dengan perikehidupan atau 
pranata masyakarat non-muslim, terlebih yang dipandang maju dan 
memiliki keunggulan duniawi lainnya. 

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dan [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Saya melihat kelompok2 ektrem Islamist di Eropa itu dalam 
menjalankan
 jihadnya selalu mengutip hukum2 Allah, terutama hadits2.  Membacok
 sampai mati  sutradara Belanda yg dianggap menghina Islam itu
 menjalankan hukum Allah, membakar hidup2 perempuan yg tidak mau
 berjilbab itu menjalankan hukum Allah, membom manusia tidak bersalah
 adalah menjalankan hukum Allah, banyaklah kezaliman2 yg dijalankan
 atas nama Allah.
 
 Tapi kalau sudah ditangkap dan dipenjara, pembelaannya selalu dg
 mengutip UU HAM ala Uni Eropa, yg memang sangat melindungi hak
 manusia.  Minta pengampunan atau grasi itu dg UU HAM, tidak dg hukum
 Allah.  Apakah hukum Allah tidak mencakup perlindungan hak manusia?
 
 Lucu kan?
 
 Fenomena ini mencengangkan memang ... 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa efikoe@ wrote:
 
  Bung Dan,
  
  Bisa lebih rinci kalimat anda ini Menarik juga kiat2 berkelitnya 
  kelompok2 ekstrem macam ini yg juga sering dilakukan di negara 
Barat 
  karena tidak jelas benar yang anda maksud dengan kelompok2 
ekstrem 
  macam ini itu yang mana, dan yg juga sering dilakukan di negara 
  Barat itu siapa atau apa?
  
  Mungkin buat pernyataan anda lainnya cukup jelaskan dengan 
sedikit 
  menebak dari konteksnya krn ada HAM di satu sisi dan hukum Allah 
di 
  sisi lain.
  
  satriyo
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dan dana.pamilih@ 
  wrote:
  
   Menarik juga kiat2 berkelitnya kelompok2 ekstrem macam ini yg 
juga
   sering dilakukan di negara Barat.
   
   Kalau mereka merasa dizalimi, didengungkanlah UU mengenai HAM, 
  tetapi
   kalau mereka menzalimi orang dan umat lain maka mereka hanya
   menjalankan hukum Allah, Al-Qur'an dan terutama hadits.
   
   Pick and choose as it suits you.
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman
   mnabdurrahman@ wrote:
   
Ba'asyir Siap Beber 500 Korban Densus 88 
(27 Jun 2007) 
JAKARTA -- Penangkapan tersangka teroris Abu Dujana alias 
Aenul
   Bahri yang dianggap menyalahi prosedur, menggugah Ustaz Abu 
Bakar
   Ba'asyir. Kemarin amir Majelis Mujahidin Indonesia itu, terbang 
dari
   Solo ke Jakarta untuk mendaftarkan gugatan ke Pengadilan Negeri
   Jakarta Selatan. Dalam gugatannya itu, Ba'asyir menuntut 
pembubaran
   Densus 88 Antiteror Mabes Polri.Gugatan itu mewakili diri saya
   sendiri dan ratusan korban teror Densus 88 yang disiksa dan
   diperlakukan secara kejam, ujar Ba'asyir kepada wartawan di 
Gedung
   Menara Dakwah, Jakarta, Selasa 26 Juni kemarin. 

Dia menguasakan hak hukumnya kepada 12 pengacara muslim yang 
  diberi
   nama Tangkap Densus 88 (Tim Advokasi Korban Penangkapan Densus 
88).
Menurut ustaz kelahiran 

[wanita-muslimah] Re: Menag: Ada Celah untuk Berpoligami, Tapi Sangat Terbatas

2007-06-28 Terurut Topik rsa
'Ini' yang dimaksud 'ini menunjukkan' itu apa ya? lalu yg 
membingungkan dalam 'urusan pernikahan terutama yg berkaitan dg 
kehidupan seks' dalam Islam itu yang seperti apa?

apakah memang niat bisa diuji? hmmm ... parameternya apa ya? bukankah 
ada riwayat Rasul menegur sangat keras shahabat yang membunuh lawan 
tandingnya dalam sebuah peperangan padahal si lawan sudah berikrar 
syahadat hanya karena shahabat ini 'yakin' sesuai 'uji niat' dia 
bahwa ikrar syahadatnya itu hanya untuk cari selamat saja? maka Rasul 
menimpali, apakah muslim itu diutus untuk membelah dada orang dan 
melihat isinya?

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dan [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Ini menunjukkan bahwa urusan pernikahan terutama yg berkaitan dg
 kehidupan seks masih membingungkan dalam Islam ... he he  ...
 
 Bagi saya sih simple aja, kita uji saja niat ybs.
 
 Kalau niatnya memang membantu perempuan pasti yg dinikahinya itu 
bukan
 gadis2 cantik dan belia melainkan janda2 yg memiliki anak, termasuk
 nenek nenek.  Dan terbukti bahwa anak2nya yg dibawa istri2nya itu
 terpelihara dg baik dan terdidik bersekolah dg baik.
 
 Tapi kalau tidak demikian maka berarti menyalahgunakan ayat2 Al-
Qur'an
 utk memuaskan nafsu keserakahan seksual.  Bagi mereka yg demikian 
akan
 terlihat bahwa istrinya ganti2, selalu dg yg lebih muda, walaupun
 maksimal 4 dan semua istri yg diceraikan tidak ada yg dipelihara dan
 diberi santunan keuangan yg layak.  Semua anak2nya terlantar.
 
 Penilaian poligami dg pendekatan ini akan konsisten mana yg
 bermaslahat mana yg mudharat belaka.
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa efikoe@ wrote:
 
  Terima kasih atas kiriman beritanya bu Flora.
  
  Saya melihat dari ucapan pak Menag yang notabene senior saya di 
UI, 
  walau dia dr fak sastra arab dan saya sastra inggris, menyiratkan 
  beberapa hal (yang tersurat sudah jelas lah ya):
  
  [1] Islam memandang monogami dan poligami (maksudnya 'poligini') 
  sebagai dua hal yang tidak sepadan. Ujar beliau, Kita tidak 
  mengatakan menolak poligami, pada hakekatnya, Islam menganut asas 
  monogami meskipun ada celah-celah untuk berpoligami, statusnya 
sangat 
  terbatas. Jadi di mata beliau, monogami dan poligini yang jelas-
  jelas adalah bentuk pernikahan, oleh Islam tidak dipandang sama. 
  Berikut alasan dia lainnya ...
  
  [2] Lebih jauh dilaporkan bahwa beliau menyatakan, dasar hukum 
  berpoligami sebagaimana terdapat dalam surat An-Nisa ayat 3, 
  sebenarnya hanya berbicara tentang bolehnya berpoligami, dan 
tidak 
  menyebutkan secara langsung bahwa poligami itu adalah ibadah. 
Ini 
  ditegaskan dengan ujaran beliau, Poligami yang sifatnya ibadah 
  hanyalah dilakukan oleh Rasullulah SAW, yang berpoligami dalam 
rangka 
  membantu dn menolong perempuan yang ditinggal mati suaminya dalam 
  peperangan, dan dalam keadaan ini poligami bersifat sunnah. 
  Sebagaimana di poin #1 di atas, di poin #2 ini lebih ditegaskan 
lagi 
  oleh pak Menag bahwa alasan Islam membedakan monogami dari 
poligini 
  karena menurut beliau selain poligini Rasulullah, poligini yang 
  dilakukan ummat Islam bukan ibadah. Mengapa demikian, karena 
Rasul 
  melakukan poligini semata untuk menolong, wa bil khusus menolong 
  janda perang. Jadi beliau menilai, poligini oleh selain 
Rasulullah 
  bukanlah ibadah.
  
  Apa yang saya tarik dari pernyataan2 Menag ini adalah bahwa 
poligini 
  dalam Islam itu [1] beda dari monogami krn Islam menganut 
monogami 
  karena QS 4:3 yang sering dijadikan landasan berpoligini itu 
hanya 
  membolehkan bukan 'mewajibkan' poligini sebagai sebuah ibadah, 
bukan 
  spt wajibnya nikah monogami; [2] poligini hanya bernilai ibadah 
  ketika dilakukan oleh Rasul dan dalam rangka menolong para janda 
  perang.
  
  Jika demikian, [1] para shahabat dan ulama salaf hingga kiwari 
ini 
  tidak ada yang beribadah ketika melakukan poligini karena mereka 
  bukan Rasul dan mereka tidak poligini untuk menolong para janda 
  perang. Sungguh prakondisi yang memang sulit (=terbatas) pak 
Menag. 
  Ini sama saja dengan mengatakan bahwa 'tidak usah' poligini lah 
toh 
  kalian bukan Rasul dan tidak dalam rangkan menolong para janda 
  perang. Jadi khusus buat 'sunnah' yang satu ini, lupakan!
  
  Lalu, [2] menikah dalam Islam itu menurut kacamata beliau 
hanyalah 
  monogami, karena poligini jelas tidak mungkin dilakukan dengan 
syarat 
  ketat spt poin #1 di atas. Jadi entah apa namanya poligini itu. 
  Karena sec umum definisi poligini adalah bentuk pernikahan dengan 
  lebih dari satu istri di saat yang sama. Seharusnya menurut 
definisi 
  ini, poligini sama dengan nikah sama dengan monogami sama dengan 
  ibadah. Ada missing link dari logika sang Menag ini.
  
  Lebih jauh lagi [3] makna tersirat lain adalah, pernikahan Rasul 
  dengan Aisyah jelas 'tidak sah' krn Rasul sudah beristrikan 
Saudah 
  yang dinikahinya dalam status janda dengan banyak anak dan sudah 
  berumur. Mengapa sang Menag seolah mengesampingkan fakta ini? 
Kasihan 
  juga 

[wanita-muslimah] Re: Ukhuwah praktis ... atau teoritis alias OMDO? - ULAMA

2007-06-28 Terurut Topik rsa
Mas Codjim dan mas Jano,

Entah apakah memang analisis Bung Dana soal beda paradigma juga 
berlaku di sini, tapi izinkan saya menyarankan untuk tidak terbawa 
emosi (maaf tapi ini terlihat dari penyampaian masing-masing) 
sehingga membuat tidak fokus dalam membahas. Padahal JUDUL threadnya 
masih UKHUWAH PRAKTIS lhooo ... ;-]

Soal ULAMA. Jujur, setahu saya 'ulama' ini kan dari bhs Arab yang 
berbentuk jamak sehingga artinya adalah orang-orang pandai atau orang-
orang yang mengetahui relatif lebih banyak hal dari rata-rata orang 
kebanyakan. Kalo hanya satu, jadi 'alim'. Dan kita kenal frase 'alim-
ulama' sebagai sebuah kata mejemuk dalam bahasa indonesia.

Istilah ilmuwan juga setali tiga uang, yaitu dari kata ilmu+(-wan). 
ILMU juga dari bahasa Arab yang artinya adalah suatu kumpulan data 
berdasar pengamatan dan pengalaman yang dapat menjelaskan suatu hal 
tertentu dalam kehidupan manusia. Maaf ini karangan saya, lagi ga 
sempat cek ke kamus. Akhiran -wan menunjukkan pelaku atau orang.

Jadi membedakan ULAMA dan ILMUWAN saya kira tidak pas krn ULAMA = 
ILMUWAN. Tapi bisa saja kita sengaja membedakannya agar 
bisa 'nyambung' dengan konsep yang berasal dari bahasa (=budaya; 
bahasa itu cerminan budaya) asing spt Inggris. Inggris mengenal 
istilah scientist, scholar, intellectual, academic dan semacamnya, 
yang mirip maknanya tapi ada nuansa yang berbeda. Jadi jika ingin 
mengatakan bahwa ULAMA adalah mereka yang menguasai segala sesuatu 
tentang ISLAM (krn mungkin agak janggal menyandangkannya buat konteks 
yang sama di luar ISLAM, yang lebih lazim menggunakan istilah 
AGAMAWAN) sedangkan ILMUWAN adalah mereka yang menguasai segala 
sesuatu tentang selain ISLAM, terutama yang tidak menyangkut masalah 
iman/keyakinan. Dalam konteks ini kita juga punya istilah SARJANA.

Nah, izinkan saya untuk melanjutkan bahasan ini dengan bertanya, 
posisi Rasulullah dan para shahabat, terutama yang sepeninggal Rasul 
itu dipilih dan menyandang gelar KHALIFAH itu apa ya, ULAMA atau ULIL 
AMRI?

salam,
satriyo


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dan [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Boleh nimbrung ya,
 
 Ternyata pemisahan kekuasaan eksekutif dan yudikatif itu jelas ada
 dalam Islam, kalau bisa saya tangkap dari penjelasan Bung Chodjim:
 ulil amri vs ulama.
 
 Ulama itu kan ahli fikih biasanya, spt Ibnu Khaldun itu fuquha yg 
juga
 qadi.  Jadi posisi ulama seharusnya ada dalam lembaga yudikatif. 
 Kalau ada ulama yg bernafsu berkuasa dan otomatis ingin jadi ulil 
amri
 juga maka resikonya akan terjadi despotisme.
 
 Di Indonesia, karena kita sudah ada UUD maka saya kira sebaiknya MUI
 itu adalah sebagai dewan pertimbangan utk Mahkamah Agung dan 
kerjanya
 ikut mengawasi pengadilan agama, yg peranannya jelas bagaimana agar
 keputusan pengadilan agama tidak bertentangan dg UUD. Jadi bukan
 bagian dari kekuasaan eksekutif.  Kalau begini jadi lebih jelas 
porsi
 porsinya.
 
 Tapi lembaga legislatif tetap dipegang oleh DPR, dan kalau ada ulama
 mau buat UU harus terpilih dulu sbg anggota DPR dan mengajukan RUU
 sesuai prosedur.  Kita tidak lagi dapat menerima fatwa2 yg mengikat
 secara hukum tapi extra-konstitusional proses dan prosedurnya.
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim chodjim@
 wrote:
 
  Mas Jano ko,
  Percuma saja ya saya mengutipkan hadis yang menyebutkan bahwa 
ulama
 itu kepercayaan Rasul selama tidak terlibat dalam kekuasaan dan
 kesenangan duniawi. Baca lagi, Mas.
  
  Makanya, peran ulama itu mendidik agar umat tahu halal dan haram
 dengan benar. Umat yang benar tinggal baca bahan-bahan yang 
tercantum
 dalam kemasan. Dan, itu kerjaan ulil amri! Bila dalam bahannya 
terulis
 mengandung babi, ya yang Islam tak perlu mengkonsumsinya. Kan
 begic
  
  Kalau ulama sudah terlibat kekuasaan dengan memberi label halal
 bagi makanan, jadinya rawan korupsi. Jangan dipelintir terus, ya... 
  
  Siapa yang menjamin proyek label haram itu suci? Mosok see 
sampeyan
 tak mencium baunya. Bayangkan saja bagaimana ribuan jenis makanan
 harus mendapatkan label halal dengan cepat. Untuk menguji 
kehalalan
 satu jenis makanan saja, perlu waktu; apalagi puluhan ribu makanan.
 Bagaimana untuk cepat mendapatkan label haram? hehehe..
  
  Makanya, saya sarankan mas Jano ko banyak tahajud dan mengaji
 makrifat dengan benar, supaya tidak hanya dapat kulitnya!
  
  Wassalam,
  chodjim 
  
  
  
- Original Message - 
From: jano ko 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Wednesday, June 27, 2007 7:15 PM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Ukhuwah praktis ... atau
 teoritis alias OMDO? - mudheng
  
  
Pak Achmad :
  
Lalu, di mana peran ulama? Ulama yang sebenarnya hanyalah 
pelita.
 Dengan pelita itu sebenarnya umat bisa menjumpai Rasulullah. Karena
 ulama itu hanya pelita, maka pro-aktif umatlah yang diperlukan. Tak
 ada ketaatan buat ulama. 
  
---
  
Janoko :
  
Saya ulang lagi apa yang dikatakan Pak Achmad diatas.
Lalu peranan MUI ( Majelis 

[wanita-muslimah] Blunder Melawan Agama Dengan Agama

2007-06-28 Terurut Topik rsa
assalaamu'alaikum

Anick H.T. kelihatannya memang cukup piawai dalam membuat karya tulis 
yang mampu menarik perhatian para pembaca dalam sekejapan mata.  
Judul Melawan Agama Dengan Agama itu saja sudah cukup untuk membuat 
dahi pembaca mengernyit penuh tanda tanya.  Tanda tanya yang 
membutuhkan jawaban, tentu saja.

Sayangnya, judul tersebut masih jauh dari standar keilmiahan, karena 
kelihatannya tidak terlalu tepat untuk digunakan di sini.  
Singkatnya, kisah Dr. Bhimarao Ambedkar (lengkapnya bisa dilihat di 
sini) yang `membelot' dari Hindu menuju agama Budha masih terlalu 
dini untuk dianggap sebagai perlawanan sebuah agama terhadap agama 
lainnya.  Yang (barangkali) bisa disimpulkan dari sini adalah 
perlawanan Ambedkar terhadap agama Hindu, dan bukan Budha vs. Hindu.  
Di sisi lain, banyak pengamat yang berpendapat bahwa motif konversi 
Ambedkar dari agama Hindu ke Budha bukan semata karena masalah 
spiritualitas atau preferensi beragama, melainkan karena masalah 
politis.

Jika yang terjadi adalah pertarungan antara dua agama, tentu 
masalahnya akan jauh lebih runyam dan kemungkinan besar akan terjadi 
pertumpahan darah, karena pemeluk masing-masing agama itu akan saling 
bertukar argumen, atau bahkan celaan.  Akan tetapi, yang terjadi 
adalah konversi besar-besaran dari agama Hindu ke agama Budha yang 
dipelopori oleh Ambedkar, dan relatif tidak diwarnai dengan kekerasan 
atau tindak pencegahan dari umat Hindu.  Tentu saja tidak perlu ada 
konflik dengan umat Budha, karena umat Budha tidak menggerakkan orang 
Hindu untuk minggat dari agamanya.

Kesalahan berikutnya adalah dengan menjadikan kasus Ambedkar dan 
konversi besar-besaran umat Hindu di India sebagai cermin atas 
kondisi di Indonesia.  Di Indonesia tidak terjadi masalah karena 
perbedaan kasta, karena umat Hindu adalah minoritas, dan karena umat 
Hindu di Indonesia tidak melaksanakan diskriminasi kasta sebagaimana 
di India.  Di luar Hindu, tidak ada yang mengenal pembedaan kasta.  
Oleh karena tidak ditemukan penindasan dalam agama, maka tidak ada 
pula konversi dalam jumlah yang amat menakjubkan seperti yang terjadi 
di India.

Karena sebenarnya tidak pernah terjadi pertarungan antara dua agama 
dalam kasus Ambedkar (sebagaimana yang terlanjur disugestikan oleh 
judul artikel Anick H.T.), maka ia tidak bisa dijadikan pembanding 
atas masalah konversi agama di Indonesia.  Di Indonesia, yang terjadi 
(atau yang dituduhkan telah terjadi) adalah pemurtadan yang dirancang 
sedemikian rupa secara terencana oleh suatu umat beragama terhadap 
umat beragama yang lainnya.  Lebih parahnya lagi, metode yang 
digunakan seringkali tidak etis.

Dalam kasus Indonesia, masalah konversi agama ini biasanya hanya 
berputar diantara umat Islam dan Kristiani, di mana umat Islam lebih 
sering menuduh umat Kristiani telah bekerja aktif dalam tindak 
pemurtadan tersebut.  Banyak hal yang dipermasalahkan oleh umat Islam 
dalam kaitannya dengan pemurtadan oleh umat Kristiani ini, yang 
seharusnya dipelajari lebih mendalam oleh Anick H.T. sebelum 
memutuskan untuk menghubung-hubungkan kasus Indonesia dengan kasus 
Ambedkar di India.

Inilah beberapa contoh metode pemurtadan terencana yang diprotes 
keras oleh umat Islam :

Pemurtadan dengan mengadakan kegiatan-kegiatan atau menyebar brosur 
menggunakan istilah-istilah yang secara eksklusif digunakan oleh umat 
Islam, sehingga banyak yang terkecoh.
Penculikan anak-anak korban konflik etnis / agama di wilayah-wilayah 
rawan konflik yang disertai dengan pemaksaan untuk berpindah agama.
Penculikan anak-anak korban bencana alam untuk dikonversi, 
sebagaimana yang disinyalir terjadi paska peristiwa tsunami di Aceh.
Penggunaan hipnotis, sebagaimana pernah terjadi di kota-kota di 
Sumatera, misalnya di Padang.
Dan sebagainya.
Metode semacam ini tentulah dianggap tidak fair oleh umat Islam, dan 
membuat kasus Ambedkar menjadi sangat tidak valid untuk 
diperbandingkan dengan fenomena pemurtadan di Indonesia.  Di 
Indonesia, pemurtadan menuai protes terutama karena penggunaan cara-
cara yang licik dan tidak bisa dibenarkan menurut standar hak asasi 
manusia versi mana pun.  Dalam kasus Ambedkar, konversi dari agama 
Hindu terjadi karena himpitan akibat sistem kasta yang memang sangat 
susah untuk diterima akal dan hati nurani.  Dan sekali lagi, dalam 
kasus Ambedkar, umat Budha tidak berusaha mengkonversi umat Hindu, 
atau dengan kata lain : tidak ada pertarungan antaragama!

Sebuah catatan perlu diberikan pada pernyataan di paragraf terakhir 
yang di artikel Anick H.T. tersebut, yaitu bahwa umat di Indonesia 
seringkali menyalahkan dan mempersekusi seseorang yang pindah dari 
agamanya.  Catatan ini agaknya perlu dialamatkan khususnya kepada 
umat Kristiani.  Meskipun agama Islam konon mensyariatkan hukuman 
mati terhadap mereka yang murtad, tapi pada kenyataannya umat 
Kristiani jauh lebih sering melakukan kekerasan fisik maupun mental 
kepada anggotanya yang berpindah ke agama lain (misalnya dalam kasus 
ini).  

[wanita-muslimah] Basmalah ... dengan/atas Nama Allah [2/5]

2007-06-28 Terurut Topik rsa
assalaamu'alaikum wr. wb. 

Pertanyaan Mengapa? selalu bergayut dalam akal manusia sepanjang 
hidupnya.  Mengapa manusia diciptakan?  Mengapa manusia harus diuji 
dengan kesenangan dan kesusahan?  Mengapa manusia harus mengabdi pada 
Tuhan Yang Maha Tidak Butuh?  Mengapa manusia harus dibatasi dengan 
berbagai aturan?  Mengapa harus begini dan tidak boleh begitu?  
Mengapa yang ini benar dan yang itu salah?

Jika Anda ditanya, Mengapa harus makan?, maka jawaban yang 
(barangkali) cukup bijak adalah Agar tubuh kita mendapat nutrisi 
yang cukup.  Kalau sang penanya `tergoda' untuk bertanya lebih jauh, 
maka ia akan bertanya, Mengapa tubuh harus dapat nutrisi yang 
cukup?  Setiap pertanyaan bisa ditimpali dengan pertanyaan lainnya 
dan akhirnya menuju pada satu muara.  Bagi orang-orang sekularis-
materialis, yang dianggapnya muara adalah kalimat jawaban, Untuk 
kepentingan diri sendiri.  Akan tetapi, bagi seorang Muslim, jawaban 
yang paling mantap adalah Karena Allah!, karena manusia memang 
diciptakan hanya untuk mengabdi pada-Nya saja.

Karena Perintah Allah

Agar dinilai sebagai ibadah (yaitu bentuk penghambaan kepada Allah), 
baik saja tidak cukup.  Perbuatan itu harus diniatkan sebagai bagian 
dari melaksanakan perintah Allah, karena Allah memerintahkan hamba-
hamba-Nya untuk berbuat baik, apa pun bentuknya.  

Salah besar jika Anda menganggap perintah Allah hanya sebatas shalat, 
shaum, zakat, haji, umrah, wudhu, jihad, dan semacamnya.  Memungut 
sampah di jalan dan memasukkannya ke tempat sampah adalah bagian dari 
perintah Allah.  Membantu nenek-nenek menyeberang jalan bukanlah 
ajaran Pramuka, melainkan perintah Allah.  Mendahulukan orang lain 
bukan ajaran moral bikinan manusia, melainkan murni perintah Allah.  
Menghindari korupsi bukan karena takut pada KPK, namun karena Allah 
sudah mencela perbuatan tersebut sejak jauh-jauh hari.  Setiap 
perbuatan yang baik-baik adalah bagian dari perintah Allah (Q.S. 
[2] : 195).

Allah adalah sumber motivasi terbesar bagi umat Islam.  Allah-lah 
yang menentukan mana yang baik dan mana yang buruk untuk dikerjakan.  
Akal manusia saja kadang tidak mampu membedakan, karena dirongrong 
oleh hawa nafsu dan godaan syaitan.  Suatu suku di Afrika ada yang 
membiarkan anak-anak perempuannya dilecut punggungnya hingga luka 
menganga dan memperlihatkan dagingnya, hanya karena alasan adat yang 
sangat konyol : saudara lelakinya baru saja beranjak dewasa.  Apakah 
mereka adalah manusia yang tidak mampu menggunakan akalnya?  Tentu 
tidak.  Mereka memiliki otak yang sama dengan kita, namun gagal 
membedakan mana yang wajar dan mana yang tidak.

Andaikan manusia mampu selalu membedakan mana yang benar dan yang 
salah, maka tentu manusia-manusia yang sekolahnya lebih tinggi pasti 
akan hidup lebih tentram, dan masyarakat di negara-negara maju akan 
hidup lebih tenang.  Kenyataan menunjukkan bahwa variabel yang 
menentukan bukanlah kekayaan finansial, kesejahteraan sosial, 
pendapatan per kapita, atau indeks harga saham gabungan di 
negerinya.  Maha Benar Allah yang telah menjelaskan melalui Rasul-Nya 
bahwa di dunia ini hanya ada satu ukuran yang membedakan keadaan 
manusia, yaitu ketaqwaannya.

Manusia senantiasa berada dalam kebingungan jika bukan karena Allah 
yang telah memberikan garis pembatas yang jelas.  Tanpa agama, maka 
segalanya akan nampak `relatif', dan perdebatan mengenai relatifitas 
ini tidak akan pernah berhenti karena selalu dikompromikan dengan 
selera pribadi.  Kenyataannya, manusia seringkali gagal menentukan 
mana yang baik bagi dirinya dan mana yang tidak (Q.S. [2] : 216).

Dengan mengucap Basmalah, maka kita secara terang-terangan telah 
menyatakan bahwa pekerjaan yang akan dilakukan itu adalah bagian dari 
perintah Allah SWT.  Tentu kita tidak bisa seenaknya menisbatkan 
semua pekerjaan kepada Allah.  Sebagai contoh, berjudi tidak wajar 
untuk diawali dengan Basmalah, karena ia adalah perbuatan dosa.

Dari sini muncullah sebuah konsep yang sering diabaikan orang, yaitu 
bahwa setiap perbuatan harus ditimbang dahulu baik-buruknya sebelum 
mulai dikerjakan.  Diwajibkannya pembacaan Basmalah mengimplikasikan 
kewajiban untuk menimbang baik-buruknya suatu perbuatan sebelum 
dimulai.  Setelah yakin bahwa perbuatan itu bernilai baik, barulah 
kita mengucap Basmalah dengan hati tenang dan mulai mengerahkan 
segenap kemampuan demi kesuksesan pekerjaan tersebut.

Implikasi dari bacaan Basmalah adalah pertimbangan yang matang dan 
keyakinan yang sangat mendalam terhadap apa yang sedang / akan 
dikerjakan.  Dengan demikian, jelaslah bahwa Allah tidak menghendaki 
hamba-hamba-Nya untuk bekerja setengah-setengah.  Mengerjakan 
perintah Allah kok tanggung-tanggung?

wassalaamu'alaikum wr. wb.

[bersambung]



[wanita-muslimah] Basmalah ... dengan/atas Nama Allah [3/5]

2007-06-28 Terurut Topik rsa
assalaamu'alaikum wr. wb.

Mengapa nama Allah perlu diingat?

Penyebutan Basmalah sebelum memulai suatu pekerjaan dan mengakhirinya 
dengan Hamdalah menyiratkan adanya suatu penjagaan;  seolah-olah 
perbuatan manusia itu diincar oleh suatu `bahaya tak terlihat' 
sehingga perlu dilindungi dari depan dan belakang dengan menyebut 
nama Allah SWT. Bahaya yang dimaksud bukan dalam arti yang 
menyebabkan suatu pekerjaan tidak mencapai tujuannya, karena 
keberhasilan bukanlah hal yang dituntut oleh agama. Ada masalah lain 
yang jauh lebih besar sehingga nama Allah perlu sering disebut-sebut 
oleh manusia (baca: Muslim) sepanjang hidupnya.

Rencana Allah

Surah Al-Ikhlash, yang konon memiliki `bobot' setara dengan sepertiga 
Al-Qur'an, telah menjelaskan bahwa Allah-lah tempat bergantungnya 
segala sesuatu. Artinya, tidak ada satu pun daun yang jatuh dari 
ranting pohon atau setitik debu yang tertiup angin kecuali pasti 
berada dalam pengawasan Allah SWT. Tidak ada yang dapat terlaksana 
kecuali karena Allah telah berkehendak demikian, dan tidak ada pula 
yang menjadi tidak terlaksana kecuali Allah telah menghendakinya.

Surah Al-Ikhlash secara tegas menolak paham sebagian kaum sekularis 
yang menganggap bahwa teologi adalah antropologi, dan bahwa agama 
adalah ajaran yang tunduk pada manusia.  Dengan cara yang amat 
ringkas dan sederhana, surah ini mencampakkan hawa nafsu manusia yang 
menginginkan agar dunia ini berputar mengelilinginya saja. Berlawanan 
dengan apa yang mereka damba-dambakan, kehidupan ini pada hakikatnya 
hanya tunduk pada Allah SWT saja.

Manusia bukanlah variabel utama dalam hidup, bahkan sama sekali tidak 
menentukan. Hanya ada satu variabel, yaitu Allah. Inilah salah satu 
konsep yang sulit dipahami oleh orang-orang sekuler.

Jika Anda memiliki hidup yang baik sekarang – pekerjaan yang bagus, 
keluarga yang makmur, rumah sendiri, kendaraan pribadi, jauh dari 
hutang dan sebagainya – maka itu bukanlah `prestasi sendiri'. Anda 
tidak mungkin mencapai posisi Anda sekarang dengan one man show 
belaka. Pekerjaan yang bagus, misalnya, bisa Anda dapatkan karena 
kualitas pribadi Anda yang baik. Peningkatan kualitas diri tersebut 
Anda pelajari di rumah (tempat Anda ditempa oleh orang tua dan 
saudara-saudara Anda), kampus dan sekolah (di mana Anda belajar 
banyak dari guru dan teman-teman Anda), dan lingkungan (tempat Anda 
menimba banyak `ilmu sosial' dari teman-teman sepermainan Anda).

Kalau mau dirunut lebih jauh lagi, Anda boleh menanyakan pada diri 
sendiri, dari mana datangnya `pertolongan-pertolongan' yang tak kasat 
mata itu? Jika Anda merasa memiliki teman-teman yang sangat baik dan 
membantu Anda dalam mencapai puncak karir, maka tanyakanlah: dari 
mana mereka mempelajari kebaikan itu? Anda akan barangkali akan 
terheran-heran ketika menyadari bahwa Anda ternyata berhutang banyak 
sekali pada orang-orang yang bahkan Anda sendiri tidak kenal, dan 
mereka tidak mengenali Anda.

Matematika yang teramat rumit semacam inilah yang ditolak mentah-
mentah oleh mereka yang berpendapat bahwa segalanya terjadi just by 
chance. Segalanya serba kebetulan. Anda bisa sekolah hanya karena 
kebetulan lahir dari orang tua yang cukup duit, mendapat gelar 
sarjana hanya lantaran kebetulan terlahir dengan otak yang encer, dan 
menjadi Muslim karena orang tuanya dari sononya sudah Muslim. 
Berhubung manusia pertama adalah seorang Muslim, maka seharusnya 
semua manusia pun beragama Islam. Tidakkah Anda melihat kejanggalan 
dalam cara berpikir seperti ini?

Bagaimana pun Anda tidak boleh menghindar dari persamaan rumit ini, 
jika Anda memang ingin memahami arti hidup. Arti hidup ini sederhana 
saja, yaitu untuk mengabdi kepada Allah SWT (Q.S. [51] : 56). 
Artinya, cukup mengikuti juklak dan juknis dari Allah saja. Tidak 
usah repot membuat terobosan juklak dan juknis tandingan, tidak perlu 
juga menggugat otoritas juklak dan juknis tersebut, karena tidak akan 
ada tempat untuk Anda mengadu selain Dia Yang Maha Berkehendak. 
Enaknya, jika sudah menjadi hamba-Nya, maka hidup Anda tidak perlu 
lagi berorientasi pada hasil dan tidak perlu menyusahkan diri dengan 
pola pikir pragmatis. Ini bukan berarti Anda akan menjadi orang yang 
miskin prestasi, karena biasanya yang menikmati proses justru akan 
meraup hasil yang lebih banyak daripada yang lain.

Nama Allah disebut-sebut sepanjang hidup karena memang hanya Dia-lah 
yang pantas diperhitungkan dalam hidup ini. Apa yang Anda kerjakan 
tidak pernah lepas dari rencana besar yang telah digariskan-Nya, 
meskipun Anda hanya meraba-raba dan tidak selalu berhasil memahami 
rencana itu. Setelah menguatkan hati untuk melaksanakan perintah 
Allah (yang mana pun itu), tiba saatnya bagi Anda untuk menyadari 
bahwa Anda tidak memiliki kekuatan apa pun untuk menyelesaikan 
pekerjaan itu, seandainya Allah tidak menghendakinya.

wassalaamu'alaikum wr. wb.

[bersambung]



[wanita-muslimah] Re: Menag: Ada Celah untuk Berpoligami, Tapi Sangat Terbatas

2007-06-28 Terurut Topik Dan
Bung Satriyo

Uji niat bukan pada saat diucapkan baik dalam hati maupun lisan.  Uji
utamanya pada amal perbuatan thd sesama manusia.

Mengapa koq jadi niatnya yg diusik-usik bukan maslahat vs mudharat
dari poligami?  

Ayo dong kita bahas saja maslahat vs mudharat dari setiap hadits ...  

Akan teruji mana yg bermanfaat mana yg tidak ... 

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa [EMAIL PROTECTED] wrote:

 'Ini' yang dimaksud 'ini menunjukkan' itu apa ya? lalu yg 
 membingungkan dalam 'urusan pernikahan terutama yg berkaitan dg 
 kehidupan seks' dalam Islam itu yang seperti apa?
 
 apakah memang niat bisa diuji? hmmm ... parameternya apa ya? bukankah 
 ada riwayat Rasul menegur sangat keras shahabat yang membunuh lawan 
 tandingnya dalam sebuah peperangan padahal si lawan sudah berikrar 
 syahadat hanya karena shahabat ini 'yakin' sesuai 'uji niat' dia 
 bahwa ikrar syahadatnya itu hanya untuk cari selamat saja? maka Rasul 
 menimpali, apakah muslim itu diutus untuk membelah dada orang dan 
 melihat isinya?
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dan dana.pamilih@ 
 wrote:
 
  Ini menunjukkan bahwa urusan pernikahan terutama yg berkaitan dg
  kehidupan seks masih membingungkan dalam Islam ... he he  ...
  
  Bagi saya sih simple aja, kita uji saja niat ybs.
  
  Kalau niatnya memang membantu perempuan pasti yg dinikahinya itu 
 bukan
  gadis2 cantik dan belia melainkan janda2 yg memiliki anak, termasuk
  nenek nenek.  Dan terbukti bahwa anak2nya yg dibawa istri2nya itu
  terpelihara dg baik dan terdidik bersekolah dg baik.
  
  Tapi kalau tidak demikian maka berarti menyalahgunakan ayat2 Al-
 Qur'an
  utk memuaskan nafsu keserakahan seksual.  Bagi mereka yg demikian 
 akan
  terlihat bahwa istrinya ganti2, selalu dg yg lebih muda, walaupun
  maksimal 4 dan semua istri yg diceraikan tidak ada yg dipelihara dan
  diberi santunan keuangan yg layak.  Semua anak2nya terlantar.
  
  Penilaian poligami dg pendekatan ini akan konsisten mana yg
  bermaslahat mana yg mudharat belaka.
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa efikoe@ wrote:
  
   Terima kasih atas kiriman beritanya bu Flora.
   
   Saya melihat dari ucapan pak Menag yang notabene senior saya di 
 UI, 
   walau dia dr fak sastra arab dan saya sastra inggris, menyiratkan 
   beberapa hal (yang tersurat sudah jelas lah ya):
   
   [1] Islam memandang monogami dan poligami (maksudnya 'poligini') 
   sebagai dua hal yang tidak sepadan. Ujar beliau, Kita tidak 
   mengatakan menolak poligami, pada hakekatnya, Islam menganut asas 
   monogami meskipun ada celah-celah untuk berpoligami, statusnya 
 sangat 
   terbatas. Jadi di mata beliau, monogami dan poligini yang jelas-
   jelas adalah bentuk pernikahan, oleh Islam tidak dipandang sama. 
   Berikut alasan dia lainnya ...
   
   [2] Lebih jauh dilaporkan bahwa beliau menyatakan, dasar hukum 
   berpoligami sebagaimana terdapat dalam surat An-Nisa ayat 3, 
   sebenarnya hanya berbicara tentang bolehnya berpoligami, dan 
 tidak 
   menyebutkan secara langsung bahwa poligami itu adalah ibadah. 
 Ini 
   ditegaskan dengan ujaran beliau, Poligami yang sifatnya ibadah 
   hanyalah dilakukan oleh Rasullulah SAW, yang berpoligami dalam 
 rangka 
   membantu dn menolong perempuan yang ditinggal mati suaminya dalam 
   peperangan, dan dalam keadaan ini poligami bersifat sunnah. 
   Sebagaimana di poin #1 di atas, di poin #2 ini lebih ditegaskan 
 lagi 
   oleh pak Menag bahwa alasan Islam membedakan monogami dari 
 poligini 
   karena menurut beliau selain poligini Rasulullah, poligini yang 
   dilakukan ummat Islam bukan ibadah. Mengapa demikian, karena 
 Rasul 
   melakukan poligini semata untuk menolong, wa bil khusus menolong 
   janda perang. Jadi beliau menilai, poligini oleh selain 
 Rasulullah 
   bukanlah ibadah.
   
   Apa yang saya tarik dari pernyataan2 Menag ini adalah bahwa 
 poligini 
   dalam Islam itu [1] beda dari monogami krn Islam menganut 
 monogami 
   karena QS 4:3 yang sering dijadikan landasan berpoligini itu 
 hanya 
   membolehkan bukan 'mewajibkan' poligini sebagai sebuah ibadah, 
 bukan 
   spt wajibnya nikah monogami; [2] poligini hanya bernilai ibadah 
   ketika dilakukan oleh Rasul dan dalam rangka menolong para janda 
   perang.
   
   Jika demikian, [1] para shahabat dan ulama salaf hingga kiwari 
 ini 
   tidak ada yang beribadah ketika melakukan poligini karena mereka 
   bukan Rasul dan mereka tidak poligini untuk menolong para janda 
   perang. Sungguh prakondisi yang memang sulit (=terbatas) pak 
 Menag. 
   Ini sama saja dengan mengatakan bahwa 'tidak usah' poligini lah 
 toh 
   kalian bukan Rasul dan tidak dalam rangkan menolong para janda 
   perang. Jadi khusus buat 'sunnah' yang satu ini, lupakan!
   
   Lalu, [2] menikah dalam Islam itu menurut kacamata beliau 
 hanyalah 
   monogami, karena poligini jelas tidak mungkin dilakukan dengan 
 syarat 
   ketat spt poin #1 di atas. Jadi entah apa namanya poligini itu. 
   Karena sec umum definisi poligini adalah 

[wanita-muslimah] Mengaku Beriman (Bag. I)

2007-06-28 Terurut Topik rsa
assalaamu'alaikum wr. wb.

Marilah kembali pada Al-Qur'an sejenak dan membaca apa yang telah 
Allah jelaskan mengenai sifat sebagian manusia yang mengaku beriman. 
Esensi diri mereka dijelaskan dalam tiga ayat yang cukup singkat:

Di antara manusia ada yang mengatakan, Kami beriman kepada Allah dan 
Hari Kemudian, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang 
yang beriman. 
Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal 
mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. 
Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan 
bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.
(QS Al-Baqarah [2]: 8 – 10)

Resapilah satu persatu penjelasan yang disajikan dengan sangat 
indahnya di atas. Ingatlah bahwa tidak semua yang mengaku beriman itu 
benar-benar beriman, dan sebagian diantara mereka benar-benar berniat 
mengelabui Allah dan orang-orang yang beriman. Mereka melakukannya 
dengan kesadaran penuh! Yang tidak mereka sadari adalah bahwa pada 
hakikatnya mereka hanya membohongi dirinya sendiri. Allah tidak 
tertipu dengan permainan mereka, dan orang-orang yang beriman cukup 
cerdas untuk dapat membaca tipu dayanya. Mereka terus menghibur 
dirinya sendiri (salah satunya dengan berkumpul bersama-sama orang 
yang `sejenis' mereka) sehingga mereka merasa telah berhasil dalam 
melakukan tipu daya, padahal tidak demikian adanya. Penyakit dalam 
hati mereka (salah satunya adalah hobi mencari-cari pembenaran) terus 
ditambah oleh Allah, sehingga penderitaannya makin menjadi-jadi, dan 
inilah siksa dunia yang amat pedih. Parahnya lagi, di akhirat sudah 
menunggu pula siksa yang lebih pedih lagi.

Memiliki penyakit itu sudah menyedihkan, namun tidak menyadari 
keberadaan penyakit di dalam tubuh sendiri bahkan lebih menyedihkan 
lagi. HIV adalah sebuah pelajaran bagus bagi manusia untuk lebih 
memahami betapa pedihnya memiliki penyakit yang tidak disadari 
keberadaannya. Virus yang satu ini mendekam bertahun-tahun lamanya di 
dalam tubuh sebelum akhirnya menimbulkan efek yang amat nyata bagi 
manusia. Ironisnya, ketika sang penderita sudah menyadarinya, 
semuanya sudah sangat terlambat!

Setelah mengenali esensi orang-orang yang mengaku beriman (padahal 
tidak) ini, marilah kita tengok ciri-cirinya, sebagaimana dijelaskan 
di dalam Al-Qur'an :

Dan bila dikatakan kepada mereka, Janganlah kamu berbuat kerusakan 
di muka bumi, mereka berkata, Sesungguhnya kami orang-orang yang 
mengadakan perbaikan. 
Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat 
kerusakan, tetapi mereka tidak menyadarinya.
Apabila dikatakan kepada mereka, Berimanlah kamu sebagaimana orang-
orang lain telah beriman, mereka menjawab, Akan berimankah kami 
sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman? Ingatlah, 
sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh, tetapi mereka tidak 
mengetahuinya.
Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka 
berkata, Kami telah beriman. Dan bila mereka kembali pada syaitan-
syaitan mereka, mereka mengatakan, Sesungguhnya kami sependirian 
dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok.
Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan mereka 
terombang-ambing dalam kesesatan.
(QS Al-Baqarah [2]: 11 – 15)

Sensitif dan Defensif

Pada ayat ke-11, tergambar jelas betapa golongan manusia yang sedang 
kita bicarakan ini begitu `sensitif', sehingga sebuah kalimat teguran 
atau nasihat yang biasa-biasa saja pun mereka tanggapi dengan keras. 
Apa salahnya memberi nasihat, janganlah membuat kerusakan di muka 
bumi? Bentuk pertanyaan ini dapat `dimodifikasi' ke dalam berbagai 
bentuk, misalnya jangan buang sampah sembarangan!, jangan jadi 
provokator!, atau jangan belajar Islam dari Non-Muslim!. Semua 
contoh modifikasi tadi bermakna sama, janganlah membuat kerusakan di 
muka bumi, baik kerusakan yang nyata, fisik, ataupun yang halus, 
abstrak. Akan tetapi, ketika nasihat ini diberikan, tanggapannya 
ketus dan justru menyiratkan sikap defensif yang merupakan cerminan 
dari rasa bersalah: Sesungguhnya kami orang-orang yang melakukan 
kebaikan! yang sama saja dengan 'Ah saya tidak membuat kerusakan 
apapun ko!'.

Mengapa harus menegaskan dengan cara seperti ini, sementara yang 
memberi nasihat tidak bermaksud menuduh? Pada ayat ke-12, Al-Qur'an 
membongkar kebenaran sejatinya, yaitu bahwa mereka itulah yang 
sebenarnya berbuat kerusakan. Al-Qur'an mengajari kita untuk membaca 
perilaku manusia yang `gampang gerah'.

Belum lama ini, dalam sebuah milis, saya baru saja menemukan sikap 
sensitif dan defensif semacam ini dalam bentuk yang (menurut saya) 
cukup ekstrem. Ada orang yang tidak setuju dengan penjelasan bahwa 
Rasulullah saw. memiliki pertimbangan yang lain ketika dakwah di 
Thaif dengan ketika berada di medan jihad. Ekspresikan 
ketidaksetujuannya itu berbunyi: Nabi bukan orang yang plintat-
plintut, bilang begini di satu keadaan, lalu bilang yang lain di 
keadaan yang lain. Kemudian ekspresi itu dijawab singkat (one-line)
saja, 

[wanita-muslimah] Mengaku Beriman (Bag. II)

2007-06-28 Terurut Topik rsa
assalaamu'alaikum wr. wb.

Meninggikan dan Merendahkan

Pada ayat ke-13, dijelaskan salah satu ciri penting lainnya dari 
orang-orang munafiq (harap jangan dikacaukan dengan kata munafik 
yang biasa dipergunakan dalam bahasa Indonesia sehari-hari) adalah 
betapa mereka memandang tinggi dirinya sendiri dan memandang rendah 
orang lain. Ketika diminta agar beriman sepenuhnya, mereka dengan 
angkuhnya menjawab tidak sudi beriman sebagaimana orang-orang bodoh 
beriman. Anggaplah memang orang-orang yang ditunjuknya itu memang 
bodoh, namun statement angkuh semacam ini tetap saja `salah tempat' 
dan tidak mungkin berasal dari lisan orang yang cerdas beragama. 
Kalaupun memang orang-orang yang dicelanya itu bodoh, maka 
kelihatannya yang mencela pun tidak lebih pintar.

Sifat meremehkan semacam ini barangkali kedengaran sangat ekstrem, 
namun sebenarnya justru sangat sering diumbar akhir-akhir ini. Sikap 
meninggikan diri sendiri dan merendahkan orang lain tidak mesti 
dengan pengakuan jujur secara verbal, namun justru lebih sering 
ditunjukkan dengan sikap dan perbuatan. Jika seseorang mengajak 
diskusi dengan serius, kemudian Anda menjawab sekenanya saja, maka 
hal itu sudah bisa dikategorikan penghinaan. Simaklah petikan 
wawancara Abdurahman Wahid (yang saya kutip dari 
http://swaramuslim.net/more.php?id=5606_0_1_0_M) dengan Radio 
Nederland Wereldomroep (RNW) yang terjadi setelah mengikuti 
konferensi bertema Holocaust di bawah ini (warna merah adalah 
highlight dari saya):

 

Radio Nederland Wereldomroep [RNW]: Sebenarnya apa inti konferensi 
ini? 

Abdurahman Wahid [AW]*: Ya, seminar hubungan antar agama. Jadi kita 
selesai seminar, tadi pagi, saya bilang kepada salah seorang 
penyelenggara seminar, Colin Tail, orang Amerika, bahwa kita harus 
bikin pernyataan membela Holocaust. Hubungan saya baik dengan 
Presiden Mahmoud Ahmadinejad, tapi itu tidak berarti bahwa kita 
selamanya harus sepandangan. Pandangan tentang itu jauh berbeda 
dengan dia. Saya membela dia satu soal, berbeda dari dia soal lain. 
Itulah kenyataannya. 

RNW: Maksudnya apa membela holocaust? Ini bagaimana? 

AW: Lho iya, bahwa Holocaust itu ada. Kan Ahmadinejad mengatakan 
tidak 

RNW: Kalau dia mengatakan tidak kan ada alasannya yaitu anti Israel? 

AW: Iya, tapi nyatanya, buktinya yang ada adalah Holocaust itu ada. 
Saya pernah ke museum holocaust di Tel Aviv, lihat ratusan ribu 
sepatu. Itu kan menunjukkan bahwa dulu sepatu itu kan dipakai orang. 

RNW: Tapi apa perlunya Abdurahman Wahid mengadakan seminar semacam 
itu? 

AW: Seminarnya tentang masalah lain, hubungan antar agama. Itu kan 
tambahan aja sebetulnya. 

RNW: Kalau begitu apa perlunya membubuhkan tambahan semacam itu?

AW: Ya, untuk membela kebenaran.

RNW: Tapi pihak lain bisa mengatakan itu provokasi?

AW: Ya biar aja. Masa kita mau berbuat, mikir soal orang lain melulu. 

RNW: Ini juga baru pertama kali kalau tidak salah, ada begitu banyak 
rabi Yahudi yang datang ke Indonesia?

AW: Lha iya, kenapa Indonesia, kita hubungan dengan RRT dan Uni 
Soviet, yang ada atheismenya. Masak dengan Israel enggak boleh yang 
percaya Tuhan? 

RNW: Bukan enggak bolehnya, tapi Israel itu kan menduduki wilayah 
Palestina. Kita kan solider dengan Palestina?

AW: Ah, anda percaya pada propaganda orang Palestina. 

RNW: Kalau pendudukan wilayah Palestina itu kan bukan propaganda, itu 
kan kenyataan? 

AW: Pendudukan Israel itu di mana ada pendudukan? Saya tanya. 
Ramallah dan lainnya tetap mereka di situ. Daerah-daerah suci tetap. 
Saya mau tanya pendudukan yang mana. Anda aja yang percaya, sendirian 
itu. Diomongin bohong-bohong kok mau aja.

RNW: Eropa aja solider dengan Palestina?

AW: Iya, kalau bisa solider. Kadang-kadang enggak bisa juga 
disolideri. Saya enggak bisa punya solideritas dengan orang 
Palestina, sebab ngotot dia.



Sebuah konferensi serius dengan tema yang sangat serius, dimana yang 
dibahasnya pun adalah suatu masalah yang amat kontroversial, namun 
beginilah pandangan Abdurahman Wahid yang disampaikannya dengan cara 
yang sangat tidak serius dan jauh dari terhormat. Sama persis seperti 
orang tua yang menyuruh anak-anaknya untuk segera kembali ke rumah 
saat Maghrib dengan ancaman akan menjadi santapan genderuwo kalau 
masih main di luar. Sama sekali tidak ilmiah.

Membuktikan holocaust dengan sekedar melihat ratusan ribu sepatu 
sangatlah tidak ilmiah. Pada saat Perang Dunia II, di seluruh Eropa 
jatuh korban jiwa dalam jumlah banyak. Tidak susah mengumpulkan 
sepatu sebanyak itu untuk keperluan museum. Di sisi lain, holocaust 
sendiri disebut sebagai mitos karena memiliki banyak kelemahan, 
misalnya:

tidak ditemukannya residu gas beracun yang konon digunakan untuk 
membantai warga Yahudi di kamar-kamar gas,
konstruksi kamar gas pada foto-foto kamp konsentrasi yang sangat 
tidak meyakinkan, dan
fakta bahwa Yahudi bukanlah umat yang paling banyak dibantai oleh 
NAZI.
Jika semua argumen ini diperbandingkan dengan `ratusan ribu sepatu' 
yang dilihat oleh Abdurahman 

[wanita-muslimah] Mengaku Beriman (Bag. III)

2007-06-28 Terurut Topik rsa
assalaamu'alaikum wr. wb.

Agama  Olok-Olok

Cocok sekali figur seorang munafiq dengan sikap tidak serius dalam 
beragama. Saya kira memang sudah sewajarnya agama itu diseriusi, 
namun banyak juga manusia memang tidak memperlakukan agama dengan 
sikap yang semestinya. Al-Qur'an menegur keras orang-orang yang 
berbuat demikian dalam sebuah ayat di dalam sebuah surat yang dikenal 
karena ketegasannya:

Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan 
itu), tentulah mereka akan manjawab, Sesungguhnya kami hanyalah 
bersenda gurau dan bermain-main saja. Katakanlah, Apakah dengan 
Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?
(QS At-Taubah [9]: 65)

Pada ayat ke-14 (silakan melihat kembali rincian ayatnya di Bag.I 
dari tulisan ini), Allah menjelaskan bahwa dalam masalah keimanan pun 
(sebagian) manusia masih bermain-main. Mereka mengaku beriman jika 
bertemu dengan kaum mu'min, namun ketika kembali pada syaitan-
syaitannya (yaitu kawan persekongkolannya), lepaslah topengnya dan 
kembalilah mereka pada wajah yang sebenarnya.

Belum lama ini saya memergoki sekelompok santri yang berpakaian 
lengkap: berpeci, berbaju koko, dan mengenakan sarung. Wajahnya 
seperti santri pada umumnya; sopan dan teduh. Ketika itu mereka baru 
saja kembali dari suatu acara. Salah seorang dari mereka pulang dan 
mengganti bajunya, kemudian nongkrong dengan beberapa rekannya di 
sebuah warung sambil menikmati kopi panas dan gorengan. 
Ternyata `topeng' santri dilepasnya begitu saja bagai pakaian, karena 
setelah berganti pakaian itu, ia tidak ada bedanya dengan preman 
begajulan yang kerjanya hanya menggoda perempuan. Diantara para 
santri ternyata ada pula yang hanya `memasang kedok' dan kembali ke 
wajah asalnya ketika memisahkan diri dari para santri dan kembali 
pada `kelompok aslinya'.

Sebenarnya sudah sejak dulu saya menyadari bahwa ketidakseriusan 
dalam beragama ini terjadi di mana-mana, hanya saja kebenarannya 
selalu ditutup-tutupi, karena hati kecil manusia memang merasa malu 
terhadap dosa-dosa yang pernah dilakukannya. Akan tetapi, ada juga 
yang tidak malu-malu lagi dengan sikapnya yang tidak pernah serius 
dalam urusan agama. Tadinya saya merasa karakter manusia semacam ini 
hanya ada dalam cerita-cerita sebagai hiperbola belaka. Tapi ternyata 
benar-benar ada.

Dalam sebuah perdebatan (lagi-lagi mengenai Abdurrahman Wahid dan 
pernyataan `Al-Qur'an itu kitab porno'), ada orang (lihat: 
http://ryono.multiply.com) yang mengajukan sebuah argumen (atau lebih 
tepatnya sekadar seruan): Jangan terlalu serius ber-Islam-nya! 
Sampai detik ini saya tidak mampu memahami makna kata baru yang telah 
diperkenalkannya (yaitu ber-Islam), namun saya dapat dengan mudah 
memahami tabiat si pengucapnya (thanks to QS [2]:14).

Ya, baginya, dan orang sejenisnya, agama ini hanya senda gurau, 
bahkan iman pun dijadikan olok-olokan belaka. Dengan demikian, shalat 
tidak perlu dianggap terlalu serius, aturan shaum tidak usah terlalu 
ketat, bunga bank bolehlah dicicipi asal jangan banyak-banyak, dan 
masalah aurat jangan terlalu kaku lah 

Semuanya bisa ditawar.

Pola pikir yang beginilah yang menyebabkan Luthfi Assyaukanie (salah 
satu pentolan JIL) dengan mudahnya menafikan keberadaan syariat 
Islam. Dengan `gagah perkasanya' ia berkata bahwa ibadah haji adalah 
warisan jahiliyah (padahal sebenarnya adalah warisan Nabi Ibrahim as. 
yang merupakan Nabi yang mulia, namun oleh Luthfi disebut jahil – 
Na'uudzubillaah !), dan shalat adalah warisan Nabi Daud as. (kalaupun 
memang ini benar, lantas apa salahnya Rasulullah saw. mewarisi 
syariat Nabi yang sebelumnya?).

Beginilah sebuah paragraf `argumen' (atau olok-olok?) Luthfi 
Assyaukanie ketika berdebat dengan Adnin Armas:

 

Ah, itu kan buku-bukunya orientalis! mungkin Anda akan bilang 
begitu. Atau Ah, itu kan cuma Fatima Mernissi, seperti kata kawan 
kita yang sangat percaya dengan Imam Bukhari itu (bingo! ad 
hominem!). Maaf, untuk sekarang ini saya lebih percaya dengan buku-
buku semacam itu. Sudah bosan baca buku yang biasa-biasa saja. 
Tidak ada kemajuan. Sejak kecil juga sudah tahu kalau shalat jumat 
dua rakaat, shalat harus menghadap kiblat, Tuhan satu, nabi itu orang 
Arab, rukun Islam ada lima, berbohong masuk neraka, puasa wajib, mau 
shalat wudhu dulu, tayammum tidak boleh diganti dengan air kelapa, 
najis terbagi tiga, air juga terbagi tiga, menikah tidak boleh lebih 
dari empat, perempuan tidak boleh jadi imam, kalau buang angin batal, 
menyentuh perempuan juga batal, pahala meniduri istri sama dengan 
membunuh tujuh ratus orang kafir, air wudhu yang tertinggal di 
jenggot akan membawa kita ke surga, karena itu peliharalah jenggot. 
Semua agama sesat, kecuali Islam. Semua orientalis jahat, maka 
jauhilah. Semua pemikiran baru berbahaya dan bid'ah enyahkanlah. Babi 
haram, riba juga haram, pemikiran Barat dapat mengganggu iman kita, 
pemikiran sekuler rancu, pemikiran Barat jelek, yang betul al-Ghazali 
bukan Denny, yang benar 

[wanita-muslimah] Mengaku Beriman (Bag. IV/akhir)

2007-06-28 Terurut Topik rsa
assalaamu'alaikum wr. wb.

Yang Nampak  Yang Sebenarnya

Karakter paling menonjol dari orang-orang munafiq adalah betapa 
mereka selalu menyembunyikan wajah sejatinya dari hadapan khalayak 
ramai. Apa yang nampak tidak sama dengan apa yang sebenarnya ada di 
dalam hati mereka. Hal ini tergambar jelas dalam ayat-ayat yang telah 
saya rinci sebelumnya, yaitu pada awal surah Al-Baqarah.

Betapa pun seringnya George W. Bush bicara soal kebebasan, namun 
rakyat Irak paham betul bahwa semuanya adalah bohong belaka. Betapa 
seringnya orang bicara tentang demokrasi dan kedaulatan rakyat, namun 
semuanya harus dilupakan jika Hamas menang di Palestina, FIS menang 
di Aljazair, dan partai Islam menang di Turki. Semua orang bebas 
berkompetisi kecuali umat Islam yang setia pada agamanya. Inilah 
persekongkolan tanpa perjanjian tertulis yang terjadi di mana-mana di 
seluruh penjuru dunia.

Mereka yang menyerukan kebebasan belum tentu menjanjikan kebebasan. 
Anda hanya bebas mengikuti mereka, tidak yang lain! Demikian pula 
para petinggi komunisme dunia menjanjikan kemajuan bangsa pada 
rakyatnya, namun tidak pernah ada buktinya selain kejayaan yang 
umurnya sangat pendek dan disusul oleh kesengsaraan yang benar-benar 
merata.

Mereka yang mengaku menjunjung tinggi `kebebasan berpikir' pada 
dasarnya adalah pembohong belaka, karena berpikir itu tidak pernah 
bebas sebebas-bebasnya. Akal tidak pernah membiarkan manusia berbuat 
seenaknya saja. Orang dengan kelakuan paling bejat pun pasti memiliki 
nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi oleh dirinya sendiri. Manusia 
yang berakal juga tidak akan membiarkan dirinya terjerumus dalam 
tindakan-tindakan bodoh yang hanya akan merugikan diri sendiri. 
Karena itu, akal dan kebebasan adalah dua hal yang sebenarnya tidak 
tepat jika disandingkan.

Konon pernah terjadi perdebatan hangat antara Bung Karno dan M. 
Natsir. Yang satu mewakili mainstream `nasionalis', sedangkan yang 
satunya lagi adalah salah satu ikon yang sempat menjadi representasi 
umat Islam Indonesia di mata dunia. Perdebatan terjadi dalam masalah 
poligami, di mana Bung Karno mengikuti pendapat yang menyatakan bahwa 
poligami itu merendahkan perempuan, sedangkan M. Natsir merasa tidak 
berhak mengharamkan apa yang sudah Allah halalkan. Perdebatan masalah 
poligami ini, seperti biasa, selalu dijadikan alat untuk 
mendiskreditkan Islam dan membuat syariat menjadi sesuatu yang sangat 
tidak populer di mata masyarakat.

Begitu serunya perdebatan ini sehingga akhirnya orang pun banyak yang 
lupa: siapa diantara para pendebat itu (yaitu Bung Karno dan M. 
Natsir) yang sebenarnya berpoligami?

Kenyataannya, pihak-pihak yang menyetujui poligami (dengan cara-cara 
yang benar) belum tentu (bahkan sebagian besar tidak) mempraktekkan 
poligami sampai akhir hayatnya. Sebaliknya, orang-orang yang menolak 
mentah-mentah poligami (tentu tidak semuanya juga) ada juga yang 
melakukan poligami, bahkan dengan cara yang amat tidak terhormat 
(nikah sirri, kawin kontrak, istri simpanan, selingkuhan, dan 
berbagai pilihan lainnya). Dengan kekuatan media, apa yang terjadi di 
belakang layar bisa dibuat tidak nampak dan membuat objektifitas umat 
menjadi berkurang drastis.

Masyarakat awam memang mudah ditipu dan dibuat lupa. Dengan bagi-bagi 
nasi bungkus saja mereka mau mencoblos partai tertentu (padahal tidak 
ada yang bisa memaksa mereka untuk memilih salah satu partai di dalam 
bilik rahasia itu). Mereka lupa bahwa dalam kurun waktu kurang lebih 
lima tahun sebelumnya, partai yang membagi-bagi makanan itulah justru 
yang sudah menyengsarakannya sedemikian rupa. Ada juga yang senang 
melihat bendera partainya berkibar dimana-mana, padahal seharusnya ia 
marah-marah karena uang rakyat lebih banyak dipakai untuk sesuatu 
yang mubazir seperti itu daripada untuk hal-hal yang benar-benar 
penting.

Ada partai yang anggota dewannya kerjanya cuma tidur dan selingkuh 
dengan artis kelas tiga atau empat, plesir kesana-kemari dengan 
kedok `studi banding', dan ideologinya bisa ditawar dengan harga 
sebuah `lahan basah'. Akan tetapi semua dosa itu terlupakan begitu 
saja asalkan mereka mau mengadakan acara joget dangdut sekali lima 
tahun. Menjelang Pemilu memang banyak orang yang tiba-tiba jadi baik 
bagaikan malaikat, dan mereka yang tidak teliti memang akan tertipu 
dengan mudahnya. Bahkan Nabi Adam as. pun bisa terkelabui oleh Iblis!

Ada `ulama' yang pakaiannya `serba ulama': dengan peci atau sorban, 
bergamis atau baju koko, dan penampilannya rapi jali. Ia naik ke atas 
podium dan memulai tabligh dengan sangat mulus dan khidmat. Apa 
dinyana, pembicaraannya setelah itu lebih banyak bercanda daripada 
seriusnya. Bahkan saya pernah menjumpai `ulama' yang bercanda jorok 
di depan audiens yang rata-rata masih bersekolah di SD. Pakaian 
memang tidak mencerminkan ketaqwaan, dan sorban tidak menunjukkan isi 
kepala orang yang mengenakannya.

Dalam kasus orang yang menuduh saya sebagai pihak yang `ketika lemah 
manggut-manggut, dan ketika kuat 

[wanita-muslimah] Re: Menag: Ada Celah untuk Berpoligami, Tapi Sangat Terbatas

2007-06-28 Terurut Topik rsa
Lho justru itu yang tampak dari hadis. Bung Dana jangan membedakan 
ujaran/ucapan dengan amal. Ujaran/ucapan kan juga amal. Bukankah 
bersyahadat itu tidak adalah amal yang menandai Islam-nya seorang 
yang tadinya non-muslim?

Piye tohh ...?

Yang mengusik niat itu siapa to? Kan yang mulai menyinggung niat di 
thread ini kan bukan saya.

Kok nadanya Bung ini mempertanyakan poligini yang dibolehkan Allah 
dan ditauladankan Rasul ya?

Yang bahas hadis itu siapa? Hadis yang saya jadikan ilustrasi kan 
bukan jadi pokok bahasan. Justru QS 4:3 pokok bahasannya. 
halahhh ... ;-]

Yoohhooo ... weakey weakey!

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dan [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Bung Satriyo
 
 Uji niat bukan pada saat diucapkan baik dalam hati maupun lisan.  
Uji
 utamanya pada amal perbuatan thd sesama manusia.
 
 Mengapa koq jadi niatnya yg diusik-usik bukan maslahat vs mudharat
 dari poligami?  
 
 Ayo dong kita bahas saja maslahat vs mudharat dari setiap 
hadits ...  
 
 Akan teruji mana yg bermanfaat mana yg tidak ... 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa efikoe@ wrote:
 
  'Ini' yang dimaksud 'ini menunjukkan' itu apa ya? lalu yg 
  membingungkan dalam 'urusan pernikahan terutama yg berkaitan dg 
  kehidupan seks' dalam Islam itu yang seperti apa?
  
  apakah memang niat bisa diuji? hmmm ... parameternya apa ya? 
bukankah 
  ada riwayat Rasul menegur sangat keras shahabat yang membunuh 
lawan 
  tandingnya dalam sebuah peperangan padahal si lawan sudah 
berikrar 
  syahadat hanya karena shahabat ini 'yakin' sesuai 'uji niat' dia 
  bahwa ikrar syahadatnya itu hanya untuk cari selamat saja? maka 
Rasul 
  menimpali, apakah muslim itu diutus untuk membelah dada orang dan 
  melihat isinya?
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dan dana.pamilih@ 
  wrote:
  
   Ini menunjukkan bahwa urusan pernikahan terutama yg berkaitan dg
   kehidupan seks masih membingungkan dalam Islam ... he he  ...
   
   Bagi saya sih simple aja, kita uji saja niat ybs.
   
   Kalau niatnya memang membantu perempuan pasti yg dinikahinya 
itu 
  bukan
   gadis2 cantik dan belia melainkan janda2 yg memiliki anak, 
termasuk
   nenek nenek.  Dan terbukti bahwa anak2nya yg dibawa istri2nya 
itu
   terpelihara dg baik dan terdidik bersekolah dg baik.
   
   Tapi kalau tidak demikian maka berarti menyalahgunakan ayat2 Al-
  Qur'an
   utk memuaskan nafsu keserakahan seksual.  Bagi mereka yg 
demikian 
  akan
   terlihat bahwa istrinya ganti2, selalu dg yg lebih muda, 
walaupun
   maksimal 4 dan semua istri yg diceraikan tidak ada yg 
dipelihara dan
   diberi santunan keuangan yg layak.  Semua anak2nya terlantar.
   
   Penilaian poligami dg pendekatan ini akan konsisten mana yg
   bermaslahat mana yg mudharat belaka.
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa efikoe@ wrote:
   
Terima kasih atas kiriman beritanya bu Flora.

Saya melihat dari ucapan pak Menag yang notabene senior saya 
di 
  UI, 
walau dia dr fak sastra arab dan saya sastra inggris, 
menyiratkan 
beberapa hal (yang tersurat sudah jelas lah ya):

[1] Islam memandang monogami dan poligami 
(maksudnya 'poligini') 
sebagai dua hal yang tidak sepadan. Ujar beliau, Kita tidak 
mengatakan menolak poligami, pada hakekatnya, Islam menganut 
asas 
monogami meskipun ada celah-celah untuk berpoligami, 
statusnya 
  sangat 
terbatas. Jadi di mata beliau, monogami dan poligini yang 
jelas-
jelas adalah bentuk pernikahan, oleh Islam tidak dipandang 
sama. 
Berikut alasan dia lainnya ...

[2] Lebih jauh dilaporkan bahwa beliau menyatakan, dasar 
hukum 
berpoligami sebagaimana terdapat dalam surat An-Nisa ayat 3, 
sebenarnya hanya berbicara tentang bolehnya berpoligami, dan 
  tidak 
menyebutkan secara langsung bahwa poligami itu adalah 
ibadah. 
  Ini 
ditegaskan dengan ujaran beliau, Poligami yang sifatnya 
ibadah 
hanyalah dilakukan oleh Rasullulah SAW, yang berpoligami 
dalam 
  rangka 
membantu dn menolong perempuan yang ditinggal mati suaminya 
dalam 
peperangan, dan dalam keadaan ini poligami bersifat sunnah. 
Sebagaimana di poin #1 di atas, di poin #2 ini lebih 
ditegaskan 
  lagi 
oleh pak Menag bahwa alasan Islam membedakan monogami dari 
  poligini 
karena menurut beliau selain poligini Rasulullah, poligini 
yang 
dilakukan ummat Islam bukan ibadah. Mengapa demikian, karena 
  Rasul 
melakukan poligini semata untuk menolong, wa bil khusus 
menolong 
janda perang. Jadi beliau menilai, poligini oleh selain 
  Rasulullah 
bukanlah ibadah.

Apa yang saya tarik dari pernyataan2 Menag ini adalah bahwa 
  poligini 
dalam Islam itu [1] beda dari monogami krn Islam menganut 
  monogami 
karena QS 4:3 yang sering dijadikan landasan berpoligini itu 
  hanya 
membolehkan bukan 'mewajibkan' poligini sebagai sebuah 
ibadah, 
  bukan 
spt wajibnya nikah monogami; [2] poligini hanya bernilai 
ibadah 
ketika dilakukan oleh Rasul dan 

[wanita-muslimah] Teroris Membeli Media Massa?

2007-06-28 Terurut Topik rsa
Berikut adalah tulisan mantan Kapuspen Kodam III, yang menilik isinya 
bisa jadi tandingan buat komentar seputar issue yang sama oleh Farid 
Gaban di thread lain sebelum ini.

salam,
satriyo

===

Teroris Membeli Media Massa?
Oleh : Redaksi 26 Jun 2007 - 4:00 pm
http://swaramuslim.net/more.php?id=5622_0_15_0_M

Y Herman Ibrahim
Mantan Kepala Penerangan Kodam III/Siliwangi 

Kalau Anda tidak memiliki cukup waktu untuk membaca, tolong 
sempatkanlah untuk membaca satu alinea saja tulisan Ilham Prisgunanto 
di opini Republika, Selasa 19 Juni 2007. Alinea tersebut 
berbunyi, Dengan demikian terjawablah pertanyaan besar, mengapa 
jaringan teroris lebih memilih Indonesia sebagai medan perang aksi 
mereka? Faktor kunci adalah dari begitu `longgar' dan penuh lubangnya 
sistem pemberitaan dan pers Indonesia. Tidak adanya ketegasan aturan 
perundang-undangan adalah 'opsi' dari mudahnya lahan publikasi dibeli 
karena masuk ke ranah yang tak bertuan dan tak terkontrol. 

Sungguh ini suatu kebohongan publik yang sangat dahsyat. Adhian 
Husaini mengatakan bahwa Barat mengontrol informasi dunia dan 
memproduk rata-rata 6 juta kata per hari, sementara Timur (Islam) 
hanya mampu 500 ribu kata per hari. Dari perbandingan produksi kata 
melalui berbagai jenis media cetak, elektronik, dan dunia maya tampak 
jelas bahwa diseminasi nilai yang terus menerus dicangkokan ke benak 
manusia adalah nilai-nilai, doktrin, ideologi serta budaya Barat.

Tengok jaringan informasi seperti CNN yang ditayangkan 24 jam terus-
menerus melalui jaringan satelit yang bisa ditonton di seluruh 
pelosok dunia melakukan cuci otak tanpa henti. Media massa nasional 
pun lebih banyak merujuk kepada informasi yang diproduksi oleh kantor 
berita seperti UPI, Reuters, dan BBC. Tidak ada ceritanya media di 
Indonesia mengambil referensi dari As Sahab, Ar Rahmah, Al Muhajirun, 
atau secara mandiri mengembangkan informasi tanding. 

Salah merujuk 

Ilham juga menyoal lubuk hati manusia yang jika ada rasa pembenaran 
terhadap aksi teroris merupakan keberhasilan taktik komunikasi 
jaringan teroris terhadap Indonesia. Ilham tidak salah dengan merujuk 
konsep agenda setting Maxwell Mc Comb 1995, tapi jika itu ditujukan 
kepada terorisme di Indonesia jelas menyesatkan. Semua orang 
menyaksikan betapa pemberitaan media ihwal kejahatan terorisme di 
Indonesia sungguh berlebihan.


Jauh sebelum proses pengadilan dijalankan, media menyebar informasi 
bahwa Abu Bakar Ba'asyir melakukan kejahatan makar, merancang 
membunuh Megawati, dan melakukan pelanggaran imigrasi. Tatkala 
pengadilan dijalankan, semua tuduhan itu tidak terbukti dan hanya 
satu pelanggaran (bukan kejahatan) yang terbukti yakni pemalsuan nama 
pada KTP tatkala kabur ke Malaysia untuk menghindari kejaran Benny 
Moerdani. Sebuah pelanggaran yang sama dengan yang dilakukan 
Casingkem, seorang TKW yang memalsu nama menjadi Novita Sari. 
Bedanya, Casingkem disambut Megawati di Istana Negara sementara Abu 
Bakar Ba'asyir dihukum 3 tahun penjara. Bukankah ini hasil 
pembentukan opini? 

Bisa jadi agenda setting Maxwell Mc Comb yang dirujuk Ilham benar 
sejauh itu digunakan justru untuk membenarkan terorisme yang 
dilakukan oleh Barat. Operasi Northwood yang kendati dibatalkan oleh 
Kennedy dirancang untuk memojokkan Kuba. Demikian juga operasi 
intelijen Teluk Babi di-setting seakan-akan dilakukan oleh teroris 
komunis. 

Belakangan masyarakat dunia terhenyak dengan sinyalemen Ahmadinejad 
bahwa Holocaust sebuah kekejaman teror yang luar biasa dahsyat adalah 
suatu kebohongan Yahudi untuk mempengaruhi opini dunia. Dusta tentang 
pembunuhan 6 juta Yahudi oleh Jerman diperlukan untuk pembenaran 
exodus Yahudi ke Tanah Palestina dan mendirikan negara di sana. 


Dr Frederisk Toben, asli Jerman dan menjadi warga negara Australia 
mengatakan bahwa Holocaust adalah kebohongan yang dilindungi secara 
legal. Tanpa Holocaust tidak ada alasan bagi Yahudi untuk membantai 
rakyat Palestina. Di negara-negara Eropa, Anda boleh mengritik atau 
menghina Yesus, Bunda Maria, dan sebagainya, tetapi anda dilarang 
mengkritik Yahudi dan Holocaustnya. 

Terorisme memang memerlukan kebohongan untuk pembenaran aksinya, 
tetapi tidak untuk Islam. Islam tidak mengenal konsep teror, yang ada 
adalah jihad. Di dalam Islam harus ada kekuatan untuk membuat musuh 
gentar tetapi bukan seperti terorisme yang dilakukan oleh Barat. 
Bahwa ada sebagian orang Islam di Indonesia yang marah kepada Barat 
karena kejahatan yang dilakukan Barat di Palestina, Irak, 
Afghanistan, Somalia, dan Chechnya lantas melakukan aksi perlawanan 
berupa pengeboman terhadap kepentingan Barat di negeri ini, memang 
itu kenyataan. 


Meski demikian David O Shea, orang Australia mengatakan bahwa aksi 
bom di Indonesia merupakan jalinan dari tiga kepentingan. Tiga 
kepentingan itu adalah pertama, Barat memerlukan aksi bom di 
Indonesia untuk membenarkan perang melawan terorisme. Kedua, ghiroh 
yang tinggi di kalangan anak-anak muda Islam khususnya alumni 
Afghanistan, 

Re: [wanita-muslimah] Re: the Satanic Verses dan pemberian gelar Sir

2007-06-28 Terurut Topik Dana Pamilih
Siapa yg dirugikan kalau pemahaman agama seseorang tidak sesuai dg versi 
orang lain?  Kerugian apa saja yg diderita?
Kalau saya sih lain, malah akan memperkuat iman.

H. M. Nur Abdurrahman wrote:

 Yang disebut mengacau itu bukan saja dalam soal perbuatan, tetapi juga
 mengacau Islam, sudah punya nabi sendiri masih mengaku Islam, itukan
 mengacau ! Kalau punya nabi sendiri jangan pakai nama Islam. Itu agama 
 Bahai
 yang punya nabi sendiri, walaupun masih mengakui Muhammad sebagai Nabi,
 tidak pernah diprotes ummat Islam, karena tidak tidak memakai nama Islam,
 melainkan Bahai.
 HMNA

 - Original Message - From: Dan [EMAIL PROTECTED]
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Sent: Thursday, June 28, 2007 11:44
 Subject: [wanita-muslimah] Re: the Satanic Verses dan pemberian gelar 
 Sir


 Kalau orang ada yg merasa dirinya Nabi, atau wakil Tuhan, penerus
 Nabi, dsb, bagi saya sih silahkan aja.  Yg penting kita harus uji dg
 rasional dan berdasarkan hukum yg berlaku kualitas amal perbuatan dan
 perilakunya.  Kalau perilaku mengacau ya tangkap.  Tapi kalau ada
 pengikutnya yg merasakan manfaatnya dan terlihat dari amal perbuatan
 thd sesama itu baik dan berkontribusi, maka biarkan saja.  Itu kan
 kebebasan beragama.

 Agama tidak bisa didefinisikan oleh negara.  Bisa dikelompokkan secara
 garis besar tapi tidak bisa didekritkan mana yg agama mana yg bukan.

 Mengkomersialkan agama memang jalan cepat menuju kekayaaan ... he he
 ... Supply gampang tidak ada cost, demand tak berhenti dan bisa dijual
 dg harga tinggi ... Dari segi ilmu marketing itu kuncinya gimana
 packagingnya aja ..

 Belum lagi spt di AS kegiatan2 keagamaan itu bebas pajak ...

 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman
 [EMAIL PROTECTED] wrote:


 'An Abi Hurayrata Anna Rasuwla Lla-hi SHLM qaala laa taquwmu ssaa'ata
 taqtatila fiataani 'azhiymataani yakuwnu baynahumaa maqtalatun

 'azhiymatun

 waahidatunda'watuhumaa waahidatun WAHATTA-  YUB'ATSU  DAJJAALUWNA
 KADDZZAABUWNA  QARIYBUN MIN TSALAATSIYNA  KULLUHUM  YAZ'UMU  ANNAHU-

 RASUWLU

 LLA-HI (Rawaahu Bukhary), artinya: Dari Abi Hurayrah bahwa

 RasuluLlah SAW

 bersabda: Belum akan terjadi kiamat sebelum timbul peperangan di

 antara dua

 pasukan besar, antara keduanya timbul perang besar sedang seruan

 keduanya

 sama. DAN  SEBELUM  LAHIR  DAJJAL-DAJJAL  (PEMBOHONG)  YANG AMAT

 PANDAI

 BERBOHONG  HINGGA  BILANGANNYA  MENDEKATI  TIGA  PULUH  ORANG, SEMUA
 MENDA'WAKAN  DIRINYA   RASUL  ALLAH  (Perawi Bukhari).
 Di bawah ini diberi bernomor nabi-nabi palsu itu yang sudah hampir

 mendekati

 jumlah 30 orang. No. 27 adalah orang Enrekang (Indonesia), apa di

 Indonesia

 masih ada  yang akan menyusul ?
   1. Musailamatul Kazzab,
   2. Aswad Al-Insi,
   3. Tulaihah Al-Asadi,
   4. Sajjah binti Al-Harith,
   5. Ahmad  bin  Husain,
   6. Laqit,
   7. Mirza Ghulam Ahmad,
   8. Mirza Ali Muhammad,
   9. Bahaullah,
  10. Al-Mukhtar bin Ubaidillah,
  11. Ibnu Sam'an,
  12. Amir bin Harb,
  13. Abu Mansur Al-Ijli,
  14. Ibnu Said As-Sajli,
  15. Abu Khattab Al-Asadi,
  16. Ibnu Bahram
  17. Al-Juba'i,
  18. Hasan bin Hamdan,
  19. Abul  Qasim  An-Najar,
  20. Al-Muni'ul  Qashar,
  21. Ibnu Kharba Al-Kindi,
  22. Abu Muslim As-Siraj :
  23. Harith  bin  Saad;
  24. Isa  Al-Asfahan;
  25. Faris   bin   Yahya,
  26. Ishak  Al-Akhras,
  27. Lia Aminuddin
 Wassalam, bagi yang dapat Hidayah
 HMNA

 #
  



 - Original Message - From: ma_suryawan [EMAIL PROTECTED]
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Sent: Tuesday, June 26, 2007 21:05
 Subject: [wanita-muslimah] Re: the Satanic Verses dan pemberian

 gelar Sir



  Lina,
 
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan
  linadahlan@ wrote:
 
  Mas MA, jangan kesel. Emang begitu caranya saya belajar:
  membandingkan. Saya lagi ingin membandingkan MGA dengan orang-
  orang
  terhormat yang pernah ada dalam literatur Islam. Saat ini saya
  berpendapat MGA ini orang yang punya kharisma tapi kemudian
  sombong
  banget.
 
  Anda itu bukan belajar, tetapi menghakimi dg mengatakan: sombong
  banget
 
  Orang mengklaim jadi nabi itu bukan sombong banget, kalau sampeyan
  katakan sebagai orang yang sombong banget, maka perkataan sampeyan
  itu akan berlaku kepada para nabi. Para nabi dulu mengklaim jadi
  nabi karena memang diperintahkan oleh Allah untuk mengatakan kepada
  kaummnya bahwa dirinya adalah nabi/rasul/utusan Allah.
 
  Bahkan lebih sombong dari Umar Ibn Khattab ra, padahal Nabi
  SAW pernah bilang kalo ada nabi sesudah aku pastilah Umar
  orangnya.
 
  Kok sampeyan malah makin menghakimi...Lina, sombong sekali sampeyan
  menghakimi tanpa ilmu dg mengatakan Mirza Ghulam Ahmad BAHKAN LEBIH
  SOMBONG dari Umar r.a. Apakah Hz. Umar r.a. adalah seorang yang
  sombong, kemudian sampeyan katakan bahwa Mirza Ghulam Ahmad LEBIH
  SOMBONG dari Umar Ibn Khattab ra??? Makin kelihatan wajah asli si
  Lina dg 

[wanita-muslimah] Re: Menag: Ada Celah untuk Berpoligami, Tapi Sangat Terbatas

2007-06-28 Terurut Topik Dan
Kita kembali ke maslahat vs mudharatnya mengenai pembahasan poligami itu. 

Coba tolong berikan daftar maslahat dan mudharat dari poligami dalam
beberapa skenario konteks, menurut pendapat Anda.  

Mari kita bahas bersama2.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Lho justru itu yang tampak dari hadis. Bung Dana jangan membedakan 
 ujaran/ucapan dengan amal. Ujaran/ucapan kan juga amal. Bukankah 
 bersyahadat itu tidak adalah amal yang menandai Islam-nya seorang 
 yang tadinya non-muslim?
 
 Piye tohh ...?
 
 Yang mengusik niat itu siapa to? Kan yang mulai menyinggung niat di 
 thread ini kan bukan saya.
 
 Kok nadanya Bung ini mempertanyakan poligini yang dibolehkan Allah 
 dan ditauladankan Rasul ya?
 
 Yang bahas hadis itu siapa? Hadis yang saya jadikan ilustrasi kan 
 bukan jadi pokok bahasan. Justru QS 4:3 pokok bahasannya. 
 halahhh ... ;-]
 
 Yoohhooo ... weakey weakey!
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dan dana.pamilih@ 
 wrote:
 
  Bung Satriyo
  
  Uji niat bukan pada saat diucapkan baik dalam hati maupun lisan.  
 Uji
  utamanya pada amal perbuatan thd sesama manusia.
  
  Mengapa koq jadi niatnya yg diusik-usik bukan maslahat vs mudharat
  dari poligami?  
  
  Ayo dong kita bahas saja maslahat vs mudharat dari setiap 
 hadits ...  
  
  Akan teruji mana yg bermanfaat mana yg tidak ... 
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa efikoe@ wrote:
  
   'Ini' yang dimaksud 'ini menunjukkan' itu apa ya? lalu yg 
   membingungkan dalam 'urusan pernikahan terutama yg berkaitan dg 
   kehidupan seks' dalam Islam itu yang seperti apa?
   
   apakah memang niat bisa diuji? hmmm ... parameternya apa ya? 
 bukankah 
   ada riwayat Rasul menegur sangat keras shahabat yang membunuh 
 lawan 
   tandingnya dalam sebuah peperangan padahal si lawan sudah 
 berikrar 
   syahadat hanya karena shahabat ini 'yakin' sesuai 'uji niat' dia 
   bahwa ikrar syahadatnya itu hanya untuk cari selamat saja? maka 
 Rasul 
   menimpali, apakah muslim itu diutus untuk membelah dada orang dan 
   melihat isinya?
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dan dana.pamilih@ 
   wrote:
   
Ini menunjukkan bahwa urusan pernikahan terutama yg berkaitan dg
kehidupan seks masih membingungkan dalam Islam ... he he  ...

Bagi saya sih simple aja, kita uji saja niat ybs.

Kalau niatnya memang membantu perempuan pasti yg dinikahinya 
 itu 
   bukan
gadis2 cantik dan belia melainkan janda2 yg memiliki anak, 
 termasuk
nenek nenek.  Dan terbukti bahwa anak2nya yg dibawa istri2nya 
 itu
terpelihara dg baik dan terdidik bersekolah dg baik.

Tapi kalau tidak demikian maka berarti menyalahgunakan ayat2 Al-
   Qur'an
utk memuaskan nafsu keserakahan seksual.  Bagi mereka yg 
 demikian 
   akan
terlihat bahwa istrinya ganti2, selalu dg yg lebih muda, 
 walaupun
maksimal 4 dan semua istri yg diceraikan tidak ada yg 
 dipelihara dan
diberi santunan keuangan yg layak.  Semua anak2nya terlantar.

Penilaian poligami dg pendekatan ini akan konsisten mana yg
bermaslahat mana yg mudharat belaka.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa efikoe@ wrote:

 Terima kasih atas kiriman beritanya bu Flora.
 
 Saya melihat dari ucapan pak Menag yang notabene senior saya 
 di 
   UI, 
 walau dia dr fak sastra arab dan saya sastra inggris, 
 menyiratkan 
 beberapa hal (yang tersurat sudah jelas lah ya):
 
 [1] Islam memandang monogami dan poligami 
 (maksudnya 'poligini') 
 sebagai dua hal yang tidak sepadan. Ujar beliau, Kita tidak 
 mengatakan menolak poligami, pada hakekatnya, Islam menganut 
 asas 
 monogami meskipun ada celah-celah untuk berpoligami, 
 statusnya 
   sangat 
 terbatas. Jadi di mata beliau, monogami dan poligini yang 
 jelas-
 jelas adalah bentuk pernikahan, oleh Islam tidak dipandang 
 sama. 
 Berikut alasan dia lainnya ...
 
 [2] Lebih jauh dilaporkan bahwa beliau menyatakan, dasar 
 hukum 
 berpoligami sebagaimana terdapat dalam surat An-Nisa ayat 3, 
 sebenarnya hanya berbicara tentang bolehnya berpoligami, dan 
   tidak 
 menyebutkan secara langsung bahwa poligami itu adalah 
 ibadah. 
   Ini 
 ditegaskan dengan ujaran beliau, Poligami yang sifatnya 
 ibadah 
 hanyalah dilakukan oleh Rasullulah SAW, yang berpoligami 
 dalam 
   rangka 
 membantu dn menolong perempuan yang ditinggal mati suaminya 
 dalam 
 peperangan, dan dalam keadaan ini poligami bersifat sunnah. 
 Sebagaimana di poin #1 di atas, di poin #2 ini lebih 
 ditegaskan 
   lagi 
 oleh pak Menag bahwa alasan Islam membedakan monogami dari 
   poligini 
 karena menurut beliau selain poligini Rasulullah, poligini 
 yang 
 dilakukan ummat Islam bukan ibadah. Mengapa demikian, karena 
   Rasul 
 melakukan poligini semata untuk menolong, wa bil khusus 
 menolong 
 janda perang. Jadi beliau menilai, poligini oleh selain 
   Rasulullah 
 

Re: [wanita-muslimah] Re: Fwd: Teachers sharing KGI: Mengatasi Bullying dengan efektif

2007-06-28 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
justru itulah mas satriyo ...
kalau menurut kajian ghozwul fikri, pelan-pelan umat islam dijauhkan
dari nilai-nilai islam, melalui pendidikan dan seminar2 dan cara2 lain
...
sehingga lama2, umat islam sendiri tidak mengenal nilai2 islam ...

bullying sendiri tidak dikenal dalam islam ...
tapi penggunaan kekerasan untuk pendidikan memang diperbolehkan
misalkan kalau anak sudah aqil baligh tapi tidak mau sholat, maka
orang tua boleh memukulnya ... silakan ditanyakan ke pak HMNA untuk
keterangan lebih lanjut.

wassalam,
--
wikan
http://wikan.multiply.com

On 6/28/07, rsa [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Saya husnuzan saja wikan, toh topiknya bukan masalah SARA kan? atau
  ada bullying lain yang hemat wikan menjadi 'beda' dari sudut pandang
  agama?

  Penanganan bullying jadi tidak islami itu maksud wikan bagaimana?

  Hemat saya sih, jadi a bit awkward kalo tidak hanya nara sumbernya
  dari universitas kristen, tapi yang hadir hingga panitia pun kristen
  semua, buat juga maksa hadir yang muslim. nah info ini saya dapat
  dari milis pendidikan islam ... dan tidak ada tuh bagian dari info
  yang menyuratkan atau menyiratkan apa yang wikan nyatakan atau yang
  saya 'khawatirkan' di atas ...


[wanita-muslimah] Re: Fwd: Teachers sharing KGI: Mengatasi Bullying dengan efektif

2007-06-28 Terurut Topik rsa
kalo begitu pemahaman bullying yang saya punya tidak demikian. 
bullying sesuai dg maknanya adalah segala pemaksaan yang berefek 
negatif. apakah mengajarkan anak beribadah mahdhah dengan teladan 
nabi di antaranya dengan 'memukul' (ini jelas relatif sekali 
konteksnya, spt ayat 'wadhribuhunna') ketika si anak yang sudah aqil 
(berakal) baligh (terkena kewajiban syariat), atau mumayiz (sudah 
pada taraf mampu melaksanakan syariat) menolak shalat masuk kategori 
bullying yang demikian?

salam,
satriyo

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 justru itulah mas satriyo ...
 kalau menurut kajian ghozwul fikri, pelan-pelan umat islam dijauhkan
 dari nilai-nilai islam, melalui pendidikan dan seminar2 dan cara2 
lain
 ...
 sehingga lama2, umat islam sendiri tidak mengenal nilai2 islam ...
 
 bullying sendiri tidak dikenal dalam islam ...
 tapi penggunaan kekerasan untuk pendidikan memang diperbolehkan
 misalkan kalau anak sudah aqil baligh tapi tidak mau sholat, maka
 orang tua boleh memukulnya ... silakan ditanyakan ke pak HMNA untuk
 keterangan lebih lanjut.
 
 wassalam,
 --
 wikan
 http://wikan.multiply.com
 
 On 6/28/07, rsa [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Saya husnuzan saja wikan, toh topiknya bukan masalah SARA kan? 
atau
   ada bullying lain yang hemat wikan menjadi 'beda' dari sudut 
pandang
   agama?
 
   Penanganan bullying jadi tidak islami itu maksud wikan bagaimana?
 
   Hemat saya sih, jadi a bit awkward kalo tidak hanya nara 
sumbernya
   dari universitas kristen, tapi yang hadir hingga panitia pun 
kristen
   semua, buat juga maksa hadir yang muslim. nah info ini saya dapat
   dari milis pendidikan islam ... dan tidak ada tuh bagian dari 
info
   yang menyuratkan atau menyiratkan apa yang wikan nyatakan atau 
yang
   saya 'khawatirkan' di atas ...





[wanita-muslimah] Re: Menag: Ada Celah untuk Berpoligami, Tapi Sangat Terbatas

2007-06-28 Terurut Topik rsa
Mari ... mari ... tapi sebelumnya, Bung, tolong jelaskan alasan untuk 
pembahasan mengenai maslahat vs mudharatnya poligini ini?

Maaf, tapi bagi saya penting untuk tahu alasannya mengingat hukum 
Allah tidak bisa hanya semata menurut ukuran manusia. Sambil masing-
masing kita mendata kalo memang ada maslahat dan mudharatnya ya ...

Kita ketemu lagi selasa tgl 3 juli 2007 insyaallah

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dan [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Kita kembali ke maslahat vs mudharatnya mengenai pembahasan 
poligami itu. 
 
 Coba tolong berikan daftar maslahat dan mudharat dari poligami dalam
 beberapa skenario konteks, menurut pendapat Anda.  
 
 Mari kita bahas bersama2.
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa efikoe@ wrote:
 
  Lho justru itu yang tampak dari hadis. Bung Dana jangan 
membedakan 
  ujaran/ucapan dengan amal. Ujaran/ucapan kan juga amal. Bukankah 
  bersyahadat itu tidak adalah amal yang menandai Islam-nya seorang 
  yang tadinya non-muslim?
  
  Piye tohh ...?
  
  Yang mengusik niat itu siapa to? Kan yang mulai menyinggung niat 
di 
  thread ini kan bukan saya.
  
  Kok nadanya Bung ini mempertanyakan poligini yang dibolehkan 
Allah 
  dan ditauladankan Rasul ya?
  
  Yang bahas hadis itu siapa? Hadis yang saya jadikan ilustrasi kan 
  bukan jadi pokok bahasan. Justru QS 4:3 pokok bahasannya. 
  halahhh ... ;-]
  
  Yoohhooo ... weakey weakey!
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dan dana.pamilih@ 
  wrote:
  
   Bung Satriyo
   
   Uji niat bukan pada saat diucapkan baik dalam hati maupun 
lisan.  
  Uji
   utamanya pada amal perbuatan thd sesama manusia.
   
   Mengapa koq jadi niatnya yg diusik-usik bukan maslahat vs 
mudharat
   dari poligami?  
   
   Ayo dong kita bahas saja maslahat vs mudharat dari setiap 
  hadits ...  
   
   Akan teruji mana yg bermanfaat mana yg tidak ... 
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa efikoe@ wrote:
   
'Ini' yang dimaksud 'ini menunjukkan' itu apa ya? lalu yg 
membingungkan dalam 'urusan pernikahan terutama yg berkaitan 
dg 
kehidupan seks' dalam Islam itu yang seperti apa?

apakah memang niat bisa diuji? hmmm ... parameternya apa ya? 
  bukankah 
ada riwayat Rasul menegur sangat keras shahabat yang membunuh 
  lawan 
tandingnya dalam sebuah peperangan padahal si lawan sudah 
  berikrar 
syahadat hanya karena shahabat ini 'yakin' sesuai 'uji niat' 
dia 
bahwa ikrar syahadatnya itu hanya untuk cari selamat saja? 
maka 
  Rasul 
menimpali, apakah muslim itu diutus untuk membelah dada orang 
dan 
melihat isinya?

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dan dana.pamilih@ 
wrote:

 Ini menunjukkan bahwa urusan pernikahan terutama yg 
berkaitan dg
 kehidupan seks masih membingungkan dalam Islam ... he 
he  ...
 
 Bagi saya sih simple aja, kita uji saja niat ybs.
 
 Kalau niatnya memang membantu perempuan pasti yg 
dinikahinya 
  itu 
bukan
 gadis2 cantik dan belia melainkan janda2 yg memiliki anak, 
  termasuk
 nenek nenek.  Dan terbukti bahwa anak2nya yg dibawa 
istri2nya 
  itu
 terpelihara dg baik dan terdidik bersekolah dg baik.
 
 Tapi kalau tidak demikian maka berarti menyalahgunakan 
ayat2 Al-
Qur'an
 utk memuaskan nafsu keserakahan seksual.  Bagi mereka yg 
  demikian 
akan
 terlihat bahwa istrinya ganti2, selalu dg yg lebih muda, 
  walaupun
 maksimal 4 dan semua istri yg diceraikan tidak ada yg 
  dipelihara dan
 diberi santunan keuangan yg layak.  Semua anak2nya 
terlantar.
 
 Penilaian poligami dg pendekatan ini akan konsisten mana yg
 bermaslahat mana yg mudharat belaka.
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa efikoe@ 
wrote:
 
  Terima kasih atas kiriman beritanya bu Flora.
  
  Saya melihat dari ucapan pak Menag yang notabene senior 
saya 
  di 
UI, 
  walau dia dr fak sastra arab dan saya sastra inggris, 
  menyiratkan 
  beberapa hal (yang tersurat sudah jelas lah ya):
  
  [1] Islam memandang monogami dan poligami 
  (maksudnya 'poligini') 
  sebagai dua hal yang tidak sepadan. Ujar beliau, Kita 
tidak 
  mengatakan menolak poligami, pada hakekatnya, Islam 
menganut 
  asas 
  monogami meskipun ada celah-celah untuk berpoligami, 
  statusnya 
sangat 
  terbatas. Jadi di mata beliau, monogami dan poligini 
yang 
  jelas-
  jelas adalah bentuk pernikahan, oleh Islam tidak 
dipandang 
  sama. 
  Berikut alasan dia lainnya ...
  
  [2] Lebih jauh dilaporkan bahwa beliau menyatakan, dasar 
  hukum 
  berpoligami sebagaimana terdapat dalam surat An-Nisa ayat 
3, 
  sebenarnya hanya berbicara tentang bolehnya berpoligami, 
dan 
tidak 
  menyebutkan secara langsung bahwa poligami itu adalah 
  ibadah. 
Ini 
  ditegaskan dengan ujaran beliau, Poligami yang sifatnya 
  ibadah 
  hanyalah dilakukan oleh Rasullulah SAW, yang berpoligami 
  dalam 

[wanita-muslimah] Film Dokumenter: Perempuan yang Tertuduh (27/Jun/2007)

2007-06-28 Terurut Topik Mira Wijaya Kusuma
Bagi yang ingin melihat: 
Film Dokumenter: Perempuan yang Tertuduh (27/Jun/2007), please click: 
http://www.progind.net/modules/wfsection/article.php?articleid=260 

PEREMPUAN yang tertuduh:

Produser: Putu Oka Sukanta; Produksi: Bachtiar Widhi Utama; Data dan Riset: 
Putu Oka Sukanta, Lilik Munafidah; Pewawancara: Putu Oka Sukanta, Bachtiar 
Widhi Utama, Bondan Nusantara, Lilik Munafidah; Transkrip wawancara: Fikri, 
Lilik Munafidah; Penulis Naskah: Putu Oka Sukanta, Lilik Munafidah; Penata 
Kamera: Heri Sucahyo, Hany Pradigya, Sugiarto Prastyo, Bachtiar Widhi Utama, 
Lilik Munafidah;  Penyunting gambar: Fikri, Lilik Munafidah; Penata Suara: 
Bachtiar Widhi Utama, Lilik Munafidah;  Penata musik: Cahyo Harimurti; Mixing 
dan Mastering:  Cahyo  Harimurti;  Aransemen lagu: Cahyo Harimurti; Grading 
Warna: Maxindo Utama;  Sketsa Gambar: A.Gumelar;  Penerjemah: Arie Kartikasari, 
Bachtiar Widhi Utama, Lilik Munafidah;  Fotografer: Bachtiar Widhi Utama, Lilik 
Munafidah; Sutradara:Lilik Munafidah

Didukung oleh: Para sahabat, NOVIB, sineas-sineas muda Fakultas Filem dan 
Televisi Institut Kesenian Jakarta. 

Bagi yang mau beli film-film
 1. Menyemai Terang Dalam Kelam, VCD rp. 40.000, DVD Rp. 75.000,
 2. Perempuan Yang Tertuduh, VCD Rp. 40.000, DVD Rp.75.000,-
 Ongkos kirim 10%.
 Kirim uang ke BCA 065.113248-6 atas nama Putu Oka Sukanta. Bukti
 transfer dan alamat lengkap kirimkan ke fax 021 47860766.
 
Pengantar: 

PEREMPUAN yang tertuduh, bercerita tentang tragedi peristiwa '65 yang 
merupakan salah satu peristiwa dalam sejarah Indonesia yang  patut diteliti 
dari banyak hal. Karena disitulah, kita bisa lihat ada titik krisi dalam 
membangun National Building sebagai Indonesia. Sampai saát ini, sejarah 
Indonesia banyak ditulis dari tokoh dan saksi-saksi laki-laki.

Filem ini, mengangkat kesaksian perempuan korban tragedi '65 yang bertutur 
mengenai peristiwa dan kejadian yang belum terungkap sampai saát ini dan 
bagaimana mereka suvive dalam segi ekonomi dan sosial. Dan kesaksian-kesaksian 
mereka, merupakan suatu perjalanan panjang yang memberikan sumbangan sejarah 
sendiri.

PEREMPUAN yang tertuduh (The Suspected Women), telling about '65 tragedy 
which one of tragedy in Indonesian history that being research from many 
aspects. Because, there we can see that there was one point of crisis in 
developing Nation Building as Indonesia. Nowadays, many of Indonesian  
history is written from figure and man witness. 

This filem, rise women witness as victim of 65 tragedy which is telling about 
event and tragedy which haven't been revealed till today and how they could 
survive in term of social and economic. And their witnesses, are long journey 
that have given it's own contribution to the history.

Dokumen terbaru:  http://www.progind.net/index.php 

   
   Film Dokumenter: Perempuan yang Tertuduh (27/Jun/2007)
   Film dokumenter, Menyemai terang dalam kelam (08/Jun/2007)
   Film dokumenter, Kado untuk Ibu (08/Jun/2007)
   Pelarangan Buku yang “Salah Larang” (31/May/2007)
   Misteri Sepotong Sejarah (04/May/2007)
   Ketua MK: Paham Komunis Tidak Perlu Dilarang (26/Apr/2007)
   Ihwal Penulisan Sejarah dan Peristiwa G30S (19/Mar/2007)
   Soal Pendataan Eks Anggota PKI Tidak Dapat Ditawar-tawar (22/Feb/2007)
   Hitorical CIA document-the role : supresison of Communists in INdonesia, 
(22/Feb/2007)





Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: http://www.progind.net/   
http://geocities.com/lembaga_sastrapembebasan/ 






   
-
Building a website is a piece of cake. 
Yahoo! Small Business gives you all the tools to get online.

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Fwd: Teachers sharing KGI: Mengatasi Bullying dengan efektif

2007-06-28 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
wah iya pak satriyo ...
memukul diperbolehkan asal dimaksudkan buat kebaikan
kalau di pesantren senior bisa menggantikan peran orang tua memukuli
yunior yang tidak melaksanakan ibadah dengan baik ...
contoh lain, mungkin perlu mengucilkan anak perempuan yang sudah
baligh tapi gak pake jilbab, kalau perlu dihina2 dan dipojokkan, biar
dia bisa sadar pake jilbab yang bagus buat keimanannya ...
atau kalau ada anak yang beragama lain, bisa juga dicela soal agamanya
yang mosok nyembah patung, biar mereka segera sadar dan dapat hidayah
buat masuk islam

salam,
--
wikan
http://wikan.multiply.com

On 6/28/07, rsa [EMAIL PROTECTED] wrote:
 kalo begitu pemahaman bullying yang saya punya tidak demikian.
  bullying sesuai dg maknanya adalah segala pemaksaan yang berefek
  negatif. apakah mengajarkan anak beribadah mahdhah dengan teladan
  nabi di antaranya dengan 'memukul' (ini jelas relatif sekali
  konteksnya, spt ayat 'wadhribuhunna') ketika si anak yang sudah aqil
  (berakal) baligh (terkena kewajiban syariat), atau mumayiz (sudah
  pada taraf mampu melaksanakan syariat) menolak shalat masuk kategori
  bullying yang demikian?


[wanita-muslimah] Re: Menag: Ada Celah untuk Berpoligami, Tapi Sangat Terbatas

2007-06-28 Terurut Topik Dan
Bung Satriyo,

Mengapa saya ingin membahas maslahat vs mudharat poligini, ialah
karena walaupun dibolehkan Allah dan disunnahkan Rasul, pada saat ini
di abad ke 21 di Indonesia terasa bahwa lebih banyak mudharat daripada
maslahatnya.

Mudharat terutama yg paling kritis ialah rusaknya struktur keluarga,
merasa terkhianatinya kaum perempuan dan pada gilirannya akan merusak
kualitas generasi ke depan.  Bagi saya mudharat ini tidak bisa
dibiarkan berjalan.

Dibolehnya poligini oleh Allah dan yg menurut Menag sebenarnya
celahnya kecil itu TIDAK BERARTI otomatis setiap laki2 muslim boleh
berpoligini sesuka hati demi menikmati hak istimewa itu.   Walaupun
diizinkan belum tentu sebaiknya dijalankan, terutama jika sikonnya
tidak mendukung.

Sebagai manusia berakal setiap keputusan besar yg berdampak pada orang
lain (perempuan) dan masa depan (anak2) harus dipikirkan masak2. 
Kalau perlu kenyamanan dan hak istimewa laki2 itu kita tinggalkan demi
kemaslahatan bagi masyarakat luas.

Pilihan poligini itu adalah pilihan laki2 dan laki2 yg berakal tidak
akan menjalankan sesuatu yg bermudharat besar.  Point2 ini jarang saya
dengar dari para ulama kecuali alm. Prof Hamka, yg jelas2 pernah saya
dengar khotbahnya di televisi menganjurkan agar laki2 utk
mengendalikan kelaminnya.  Begitu ucapannya yg masih terngiang2 di
telinga saya.

Tentu Allah Maha Tahu, tetapi kita juga tahu bahwa mudharat poligini
lebih besar terutama dalam lingkungan yg relatif lebih kurang terdidik
sehingga tidak melihat dampak buruk yg lebih besar dan lebih jauh
wawasan waktunya: generasi ke depan.

Coba kita tanyakan pada preman2 di pinggir jalan, bagaimana kehidupan
mereka waktu kecil.  Hampir pasti semua adalah korban dari keluarga yg
ditinggal ayahnya yg tidak bertanggung jawab. Mereka tidak
berpendidikan dan tidak mengalami kasih sayang dan peran contoh dari
seorang ayah yg bertanggung jawab. Apakah situasi bodoh spt ini ingin
dipertahankan demi nama Allah?  

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mari ... mari ... tapi sebelumnya, Bung, tolong jelaskan alasan untuk 
 pembahasan mengenai maslahat vs mudharatnya poligini ini?
 
 Maaf, tapi bagi saya penting untuk tahu alasannya mengingat hukum 
 Allah tidak bisa hanya semata menurut ukuran manusia. Sambil masing-
 masing kita mendata kalo memang ada maslahat dan mudharatnya ya ...
 
 Kita ketemu lagi selasa tgl 3 juli 2007 insyaallah
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dan dana.pamilih@ 
 wrote:
 
  Kita kembali ke maslahat vs mudharatnya mengenai pembahasan 
 poligami itu. 
  
  Coba tolong berikan daftar maslahat dan mudharat dari poligami dalam
  beberapa skenario konteks, menurut pendapat Anda.  
  
  Mari kita bahas bersama2.
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa efikoe@ wrote:
  
   Lho justru itu yang tampak dari hadis. Bung Dana jangan 
 membedakan 
   ujaran/ucapan dengan amal. Ujaran/ucapan kan juga amal. Bukankah 
   bersyahadat itu tidak adalah amal yang menandai Islam-nya seorang 
   yang tadinya non-muslim?
   
   Piye tohh ...?
   
   Yang mengusik niat itu siapa to? Kan yang mulai menyinggung niat 
 di 
   thread ini kan bukan saya.
   
   Kok nadanya Bung ini mempertanyakan poligini yang dibolehkan 
 Allah 
   dan ditauladankan Rasul ya?
   
   Yang bahas hadis itu siapa? Hadis yang saya jadikan ilustrasi kan 
   bukan jadi pokok bahasan. Justru QS 4:3 pokok bahasannya. 
   halahhh ... ;-]
   
   Yoohhooo ... weakey weakey!
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dan dana.pamilih@ 
   wrote:
   
Bung Satriyo

Uji niat bukan pada saat diucapkan baik dalam hati maupun 
 lisan.  
   Uji
utamanya pada amal perbuatan thd sesama manusia.

Mengapa koq jadi niatnya yg diusik-usik bukan maslahat vs 
 mudharat
dari poligami?  

Ayo dong kita bahas saja maslahat vs mudharat dari setiap 
   hadits ...  

Akan teruji mana yg bermanfaat mana yg tidak ... 

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa efikoe@ wrote:

 'Ini' yang dimaksud 'ini menunjukkan' itu apa ya? lalu yg 
 membingungkan dalam 'urusan pernikahan terutama yg berkaitan 
 dg 
 kehidupan seks' dalam Islam itu yang seperti apa?
 
 apakah memang niat bisa diuji? hmmm ... parameternya apa ya? 
   bukankah 
 ada riwayat Rasul menegur sangat keras shahabat yang membunuh 
   lawan 
 tandingnya dalam sebuah peperangan padahal si lawan sudah 
   berikrar 
 syahadat hanya karena shahabat ini 'yakin' sesuai 'uji niat' 
 dia 
 bahwa ikrar syahadatnya itu hanya untuk cari selamat saja? 
 maka 
   Rasul 
 menimpali, apakah muslim itu diutus untuk membelah dada orang 
 dan 
 melihat isinya?
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dan dana.pamilih@ 
 wrote:
 
  Ini menunjukkan bahwa urusan pernikahan terutama yg 
 berkaitan dg
  kehidupan seks masih membingungkan dalam Islam ... he 
 he  ...
  
  Bagi saya sih simple aja, kita uji saja niat ybs.
  

[wanita-muslimah] Fw: [HKSIS] Film Dokumenter: Perempuan yang Tertuduh (27/Jun/2007)

2007-06-28 Terurut Topik Sunny

- Original Message - 
From: Mira Wijaya Kusuma 
To: sastra pembebasan ; Coup d'etat '65 
Sent: Thursday, June 28, 2007 2:19 PM
Subject: [HKSIS] Film Dokumenter: Perempuan yang Tertuduh (27/Jun/2007)


Bagi yang ingin melihat: 
Film Dokumenter: Perempuan yang Tertuduh (27/Jun/2007), please click: 
http://www.progind.net/modules/wfsection/article.php?articleid=260 

PEREMPUAN yang tertuduh:

Produser: Putu Oka Sukanta; Produksi: Bachtiar Widhi Utama; Data dan Riset: 
Putu Oka Sukanta, Lilik Munafidah; Pewawancara: Putu Oka Sukanta, Bachtiar 
Widhi Utama, Bondan Nusantara, Lilik Munafidah; Transkrip wawancara: Fikri, 
Lilik Munafidah; Penulis Naskah: Putu Oka Sukanta, Lilik Munafidah; Penata 
Kamera: Heri Sucahyo, Hany Pradigya, Sugiarto Prastyo, Bachtiar Widhi Utama, 
Lilik Munafidah;  Penyunting gambar: Fikri, Lilik Munafidah; Penata Suara: 
Bachtiar Widhi Utama, Lilik Munafidah;  Penata musik: Cahyo Harimurti; Mixing 
dan Mastering:  Cahyo Harimurti;  Aransemen lagu: Cahyo Harimurti; Grading 
Warna: Maxindo Utama;  Sketsa Gambar: A.Gumelar;  Penerjemah: Arie Kartikasari, 
Bachtiar Widhi Utama, Lilik Munafidah;  Fotografer: Bachtiar Widhi Utama, Lilik 
Munafidah; Sutradara:Lilik Munafidah

Didukung oleh: Para sahabat, NOVIB, sineas-sineas muda Fakultas Filem dan 
Televisi Institut Kesenian Jakarta. 

Bagi yang mau beli film-film
1. Menyemai Terang Dalam Kelam, VCD rp. 40.000, DVD Rp. 75.000,
2. Perempuan Yang Tertuduh, VCD Rp. 40.000, DVD Rp.75.000,-
Ongkos kirim 10%.
Kirim uang ke BCA 065.113248-6 atas nama Putu Oka Sukanta. Bukti
transfer dan alamat lengkap kirimkan ke fax 021 47860766.

Pengantar: 

PEREMPUAN yang tertuduh, bercerita tentang tragedi peristiwa '65 yang 
merupakan salah satu peristiwa dalam sejarah Indonesia yang patut diteliti dari 
banyak hal. Karena disitulah, kita bisa lihat ada titik krisi dalam membangun 
National Building sebagai Indonesia. Sampai saát ini, sejarah Indonesia banyak 
ditulis dari tokoh dan saksi-saksi laki-laki.

Filem ini, mengangkat kesaksian perempuan korban tragedi '65 yang bertutur 
mengenai peristiwa dan kejadian yang belum terungkap sampai saát ini dan 
bagaimana mereka suvive dalam segi ekonomi dan sosial. Dan kesaksian-kesaksian 
mereka, merupakan suatu perjalanan panjang yang memberikan sumbangan sejarah 
sendiri.

PEREMPUAN yang tertuduh (The Suspected Women), telling about '65 tragedy 
which one of tragedy in Indonesian history that being research from many 
aspects. Because, there we can see that there was one point of crisis in 
developing Nation Building as Indonesia. Nowadays, many of Indonesian history 
is written from figure and man witness. 

This filem, rise women witness as victim of 65 tragedy which is telling about 
event and tragedy which haven't been revealed till today and how they could 
survive in term of social and economic. And their witnesses, are long journey 
that have given it's own contribution to the history.


Dokumen terbaru:  http://www.progind.net/index.php 

  a.. Film Dokumenter: Perempuan yang Tertuduh (27/Jun/2007)
  b.. Film dokumenter, Menyemai terang dalam kelam (08/Jun/2007)
  c.. Film dokumenter, Kado untuk Ibu (08/Jun/2007)
  d.. Pelarangan Buku yang Salah Larang (31/May/2007)
  e.. Misteri Sepotong Sejarah (04/May/2007)
  f.. Ketua MK: Paham Komunis Tidak Perlu Dilarang (26/Apr/2007)
  g.. Ihwal Penulisan Sejarah dan Peristiwa G30S (19/Mar/2007)
  h.. Soal Pendataan Eks Anggota PKI Tidak Dapat Ditawar-tawar (22/Feb/2007)
  i.. Hitorical CIA document-the role : supresison of Communists in INdonesia, 
(22/Feb/2007)





Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: http://www.progind.net/   
http://geocities.com/lembaga_sastrapembebasan/ 



Luggage? GPS? Comic books? 
Check out fitting gifts for grads at Yahoo! Search.  





No virus found in this incoming message.
Checked by AVG Free Edition. 
Version: 7.5.476 / Virus Database: 269.9.10/873 - Release Date: 6/26/2007 11:54 
PM


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: [keluarga-sejahtera] Sekolah Jadi Penjara bagi Anak

2007-06-28 Terurut Topik L.Meilany
Ya, sekarang memang lagi mode 'home schooling'
Kak Seto yg pertama mempopulerkannya. Mungkin ia promosi :-)
Tapi sekarang zaman yg apa2 dibisniskan maka home schooling juga di bisniskan.
Maka kalo dihitung biaya, sekolah rumahan dan sekolah umum juga sama saja 
keluar duitnya.
Hanya saja sekolah rumahan tidak setiap hari.

Sekarang banyak orang tua yg berpendidikan baik. Menurut saya, daripada di 
sekolah umum,
lebih baik diajari sendiri.  Hemat! Nanti setelahnya ikut ujian Kejar Paket A, 
B, C.
Ini diakui bisa masuk universitas.
Kelemahan home schooling cuma nantinya anak jadi a sosial, tidak punya teman 
bergaul.
Tak ada keinginan untuk bersaing u belajar giat, karena semuanya dilakukan 
dengan santai,  yg ajari kan juga 
orang tua sendiri dalam suasana bermain. Pokoknya sekedar bisa baca tulis dan 
memenuhi kurikulum yg diujikan.
Jadi ada juga anak yg umur 12 tahun sudah sama dengan anak yg setingkat akhir 
SMP [ 15 tahun]

Ada juga anak2  sekolah rumahan ini yg 'dimasyarakatkan' - dengan ikut 
'sekolah', semacam ikut pengajian2 untuk lebih 
punya teman, juga kursus2 ketrampilan, musik, menari, olahraga.
Ihsan Idol, Nia Ramadhani yg artis sinetron akhirnya juga ikut home schooling, 
karena jadwal mereka yg padat 
daripada sering bolos sekolah.
Di tempat saya ada anak China, yg sejak kecil diajari sendiri oleh ortunya, 
tidak sekolah.
Sekarang usianya mungkin 12-an sudah bisa jadi kasir dengan mesin penghitung di 
resto ortunya jika tidak sedang 
kursus musik dan melukis.

Salam 
l.meilany
- Original Message - 
  From: Q. Ismiyanto 
  To: [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Wednesday, June 27, 2007 8:46 AM
  Subject: [keluarga-sejahtera] Sekolah Jadi Penjara bagi Anak


  Kak Seto: Sekolah Jadi Penjara bagi Anak

  Jepara, 26 Juni 2007 14:30
  Ketua Komnas Perlindungan Anak, Seto Mulyadi menilai, beratnya beban
  kurikulum dan sedikitnya ruang bagi tumbuhnya kreativitas, menyebabkan
  sekolah menjadi penjara bagi peserta didik.

  Sistem pendidikan kita memperlakukan anak seperti robot. Anak ke
  sekolah harus membawa koper berisi begitu banyak buku, sampai di rumah
  masih harus mengerjakan PR. Habis itu terus teler, katanya di depan
  peserta Perkemahan Ilmiah Remaja Nasional (Pirnas) di Jepara, Selasa
  (26/6).

  Seto Mulyadi yang biasa disapa Kak Seto itu menggugat, dengan beban
  sekolah yang demikian padat, lantas kapan anak-anak memiliki waktu
  untuk bermain.

  Padahal, katanya, bermain merupakan salah satu unsur penting dalam
  tumbuh kembang fisik, intelektual, dan mental anak.

  Sistem pendidikan yang kaku dan mengekang seperti itu, katanya,
  menganggap otak anak-anak tersebut kosong sehingga harus dijejali
  dengan berbagai hafalan materi pelajaran.

  Karena sekolah sudah seperti penjara bagi peserta didik, kata Kak
  Seto, maka ketika guru mengumumkan siswa bisa pulang lebih awal karena
  guru akan rapat, reaksi spontan siswa adalah kegirangan.

  Mereka bergembira karena bisa lepas sejenak dari penjara, katanya.

  Menurut dia, karena beban di sekolah berat, tidak mengherankan bila
  sebagian anak pada sat ini ada yang mengidap fobia sekolah (school
  phobia), yang manifestasinya bisa bermacam, misalnya merasa sakit,
  tidak enak badan, dan lainnya.

  Kak Seto mengatakan, beban berat tersebut tidak hanya dialami siswa di
  Indonesia, tetapi dihadapi siswa bangsa-bangsa lain yang ingin
  mengejar kemajuan, terutama bangsa-bangsa di Asia, seperti Jepang,
  Korea Selatan, Singapura, Taiwan, dan lainnya.

  Mereka stres menghadapi situasi sekolah dan lingkungan yang begitu
  menekan sehingga ada yang nekat bunuh diri. Padahal semua anak ingin
  bersekolah dalam situasi gembira, katanya.

  Ia mengingatkan, kurikulum pendidikan dasar di Indonesia terlalu padat
  sehingga kurang memberi ruang ekpresi dan kreativitas bagi peserta
  didik. Padahal, pendidikan nasional bertujuan mengembangkan segenap
  potensi peserta didik, bukan ingin menciptakan robot atau bebek-bebek
  (penurut, red).

  Menurut dia, kreativitas dengan kedisiplinan seseorang bisa berjalan
  beriring karena itu keliru bila kebebasan dan kreativitas identik
  dengan ketidakdispilinan.

  Kecerdasan intelektual (IQ) bukan segala-galanya. Masih ada banyak
  kecerdasan yang bisa dikembangkan untuk tumbuh kembang anak, katanya.

  Ia memberi ilustrasi lima tokoh nasional yang memiliki prestasi
  istimewa di bidangnya masing-masing. B.J. Habibie yang ahli pesawat
  terbang, Rudy Hartono (juara tujuh kali berturut-turut All England),
  Rudy Salam (aktor), Rudi Hadisuwarno (tata rias), dan Rudy Choirudin
  (kuliner).

  Jadi, spektrum kecerdasan itu sangat luas. Rudi Hadisuwarno ketika
  kecil hobi menggunting-gunting kertas, lantas belakangan mahir gunting
  rambut, katanya.

  Pendidikan terbaik

  Di tempat sama, Kepala Biro Kerja Sama dan Pemasyarakatn Iptek Lembaga
  Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dr. Neni Sintawardani mengatakan,
  Finlandia merupakan negara dengan kualitas pendidikan terbaik di dunia.

  Padahal, katanya, 

Re: [wanita-muslimah] Re: Dipisahkan saat pesta nikah

2007-06-28 Terurut Topik L.Meilany
Di tempat saya yg namanya acara pengajian, ceramah, arisan adalah untuk 
perempuan juga laki2.
Kan biasanya arisan identik dengan ibuk2 , ditempat saya tidak berlaku.
Ibuk2, bapak2, anak2 juga ikut arisan.

Biasanya secara spontan mereka sudah saling memisahkan diri, laki2 di ruang 
tamu misalnya.
perempuan di ruang makan.
Nanti pas makan biasanya komunikasi itu terjalin, saling meledek.
Kan biasanya bapak2 dulu yg ambil makanan, baru yg perempuan [ biasanya laki2 
makannya sedikit, makanya duluan]

Selain itu juga masalah yg diomongin supaya lebih akrab.
Laki2 biasanya ngomong masalah politik, bisnis, ekonomi, karir, teknik, 
mobil/gadget/motor keluaran terbaru.
Perempuan ngomongin masalah anak2, sekolah, kesehatan, masalah resep masakan, 
baju model baru yg murah, cicilan perhiasan, 
panci, tas, sepatu dan yg paling utama menggosip, si artis ini si artis itu, 
sinetron ini sinetron itu.

Jadi ya gak bisa kalo duduk sama2 antara laki2 dan perempuan, nanti ada yg 
bengong :-)
Karena kan rumusnya siapa yg pinter ngomong ialah yg bisa menguasai pembicaraan 
dan harus didengarin.

Salam arisan
l.meilany
  - Original Message - 
  From: Wikan Danar Sunindyo 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, June 26, 2007 1:40 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Dipisahkan saat pesta nikah


  saya mau nanya ..
  sebenarnya tujuan pemisahan itu untuk apa ya?
  kalau di masjidil haram kalau gak salah tidak ada tabir pemisah antara
  laki dan perempuan. jadi ya sholat bisa di mana saja.
  dan waktu jaman dulu, Nabi juga memberikan pengajaran kepada
  shahabat-shahabatnya baik yang laki maupun perempuan tanpa pemisah.
  yang dilarang itu bukannya yang berdua-duaan di tempat sepi tapi belum 
menikah?
  lha kalau rame2, perempuan dan laki dalam jumlah yang banyak kan gak
  ada masalah.

  salam,
  --
  wikan
  http://wikan.mulltiply.com

  On 6/26/07, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Di jaman Rasul pastilah nggak ada pemisahan2 seperti ini, walah
   orang Baduy Arab diatur kayak gini mana mau. Pemisahan perempuan
   laki2 muncul setelah khilafah Islam yang berangkat gede mengadopsi
   kebiasaan kerajaan2 yang dah menterang pada waktu itu, seperti
   Persia dan Romawi yang jelas perempuan itu kelas duan, puncaknya
   adalah harem.
  
   Kebiasaan asli Indonesia juga nggak ngatur pemisahan laki2 perempuan
   kayak gitu, biasa2 aja.
  
   Memisahkan tamu perempuan laki2 emang sangat merepotkan tamu.
   Makanya temen saya marah besar kepada anaknya yang mau kawin dengan
   cara walimahan seperti itu, katanya nggak menghormati tamu.


   

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah]ma_suryawan, siapa itu ulama yang punya pikiran kotor - Kajian Khaataman Nabiyyiin = Untuk FLORA = menjawab HMNA

2007-06-28 Terurut Topik L.Meilany
Mungkin gak nyambung :
Tapi dari lubuk hati yg dalam saya hanya ingin sekedar memujikan betapa indah
kalimat2 cinta yg di sampaikan Pak HMNA, walaupun sedikit
Mustinya Pak HMNA juga nulis novel roman :-)

Menurut saya banyak novel2 islami tapi miskin ungkapan percintaan yg indah.
Karena menurut yg saya lihat, seperti novel 'ayat2 cinta' yg laris manis.
Isinya hanya sekedar pendoktrinan bahwa cinta [ baca : asmara,  ] tak 
diperlukan, cinta asmara adalah 
suatu hal yg tabu di percintaan Islam.
Sehingga dengan mudahnya menasihati menikahlah; pokoknya asal yg satu laki2 yg 
satu perempuan.
Dijodohkan. Mungkin belum 'kenal', mungkin belum pernah lihat satu sama lain.
Setelah menikah yg perempuan juga mengertikan cinta semata-mata, untuk mengabdi 
pada Allah.

Kisah cinta Zainab dengan Rasulullah memang banyak dinistakan seperti dulu 
misalnya oleh 'cerpen' nya Pak Sato.
Sehingga terjadi banyak 'piktor' untuk kehidupan Rasulullah yg berkenaan dengan 
kisah pernikahannya.

Sesungguhnya saling mencintai, tidak saling mencintai adalah hal yg manusiawi 
dan bukan sesuatu yg kotor.
Beberapa tahun lalu saya pernah menghadiri walimahan sodara teman saya di 
Lebak. 
Mempelai wanitanya sudah terkena 'sindrom panik usia' [ usianya sudah hampir 35 
tahun] ia berjilbab lebar, wajahnya 
lumayan, seorang pengajar di tsanawiyah. Kerjaannya kalo hari senggang 
menghadiri pengajian2.
Jadi ia mau begitu saja disuruh ustadnya menikah dengan pria yg 5 tahun lebih 
muda tapi agak kaku 
dalam bergaul [pendiam]. Pake sistim taaruf. Cuma data yg disodorkan. 
Pernikahan berlangsung seminggu kemudian.
Dengar2, setahun setelahnya mereka bercerai. Belum punya anak, dan suaminya 
konon jatuh cinta, kasmaran dengan perempuan 
lain yg lebih muda dan bekas murid isterinya. Dan si perempuan masih tetap 
menjanda sampai sekarang, padahal katanya
sudah dilamar oleh seorang kyai pengelola pesantren untuk jadi isteri ke 2, 
tapi ia belum mengiyakan.

Salam
l.meilany

  - Original Message - 
  From: H. M. Nur Abdurrahman 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Sunday, June 24, 2007 3:19 AM
  Subject: ma_suryawan, siapa itu ulama yang punya pikiran kotor -= Re: 
[wanita-muslimah] Kajian Khaataman Nabiyyiin = Untuk FLORA = menjawab HMNA



  ma_suryawan memfitnah ulama:ada yang punya pikiran kotor :
  Pada waktu itu orang-orang Arab mencerca habis-habisan karena beliau s.a.w. 
  dianggap telah melanggar tradisi dengan menikahi bekas menantunya sendiri, 
  dan para kritikus serta ulama yang punya pikiran kotor mengatakan bahwa Nabi 
  s.a.w. telah memerintahkan menceraikan perkawinan Zaid dan Zainab karena 
  secara diam-diam Nabi s.a.w. memang sudah jatuh cinta kepada menantunya.
  
  HMNA:
  1. Saya minta pertanggungan-jawab ma_suryawan apa yang ditulisnya. Sebutkan 
  siapa-siapa itu ulama yang punya pikiran kotor tsb.

  2. Sebenarnya menurut para ulama, seperti berikut:
  RasuluLlah SAW berkata kepda Zainab:
  Zainab, aku telah merelakan Zaid untukmu.
  Jawab Zainab:
  Ya Rasulallah, aku sulit bersanding dengannya. Aku adalah wanita merdeka di
  antara kaumku. Aku juga adalah anak perempuan bibimu. Aku tak mungkin
  menikah dengannya.
  Tak lama berselang, Allah SWT menurunkan ayat:
  Dan tidaklah patut bagi laki-laki mukmin dan (tidak patut) pula bagi
  perempuan mukmin, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu
  ketetapan, lantas mereka memilih pilihan lain tentang urusan mereka. Dan
  barang siapa mendurhakai Allah dan RasulNya, maka ia telah sesat, sesat yang
  nyata. (Al Ahzab 33:36)
  Zainab sama sekali tak menyangka, keengganannya untuk bersanding dengan Zaid
  akan menjadi penyebab turunnya ayat (33:36). Ayat ini mampu menyentuh hati
  Zainab:
  Ya Rasulallah, jika memang Allah dan RasulNya telah meridhai Zaid untukku,
  maka akupun tak kuasa menolaknya.
  Waktu terus bergulir, namun relung-relung hati mereka berdua masih hampa 
  dari cinta. Jiwa-jiwa mereka berdua selalu bertemu tanpa rasa kasih sayang. 
  Kemesraan di dalam rumah tangga itu layu tanpa pernah tumbuh berkembang. 
  Pelaminan itu hanya menghasilkan suasana duka yang berkepak-kepak bagai 
  sayap-sayap patah dan mengalirkan air mata kepedihan dari kelopak mata 
  mereka. Bahtera cinta itupun terancam karam tanpa sempat berlayar menuju 
  pelabuhan cinta.

  Zaid bin Haritsah merasa tak kuasa mengayuh biduk cintanya. Zainab binti 
  Jahsyipun tak mampu mengembangkan layar kasihnya. Dengan membawa 
  relung-relung hatinya yang patah, Zaid bin Haritsah mengungkapkan hasrat 
  batinnya kepada Rasulullah saw untuk menutup kisah hidupnya dengan Zainab 
  binti Jahsyi. Namun RasuluLlah hanya menjawab,Tahanlah terus istrimu dan 
  bertakwalah kepada Allah. Dan tatkala saat Zaid bin Haritsah kembali 
  mengemukakan keinginannya untuk mengakhiri lembar-lembar rumah tangganya 
  dengan Zainab, RasuluLlah kembali menjawab, Tahanlah terus istrimu dan 
  bertakwalah kepada Allah.

  Tak lama kemudian turunlah ayat: Dan 

[wanita-muslimah] Whatever Happened to Our Respect for Women

2007-06-28 Terurut Topik Sunny
http://www.arabnews.com/?page=13section=0article=97958d=29m=6y=2007pix=kingdom.jpgcategory=Local%20Press

Thursday, 28, June, 2007 (12, Jumada al-Thani, 1428)


  Whatever Happened to Our Respect for Women
  Elham Ahmad . Al-Yaum 
   
 
  Layla, a 45-year-old Saudi woman, wanted to renew her expired 
passport and so went to the Passport Department with her 50-year-old brother. 
At the department, the officer asked Layla for a bunch of papers. He wanted her 
father's death certificate, her divorce papers and a power of attorney for her 
brother - although her brother was the one renewing the passport.

  When she asked why divorce papers were required, the officer 
replied: You don't have legal authority over yourself so why are you talking? 
Your presence is not needed. Next time let only your legal guardian come here.

  He then asked for another paper that proves Layla is divorced 
and so she said to him: My expired passport says that I'm divorced. The 
officer retorted: And how do I know you haven't remarried?

  Layla tried to speak to the officer as a rational wise mature 
woman, but this was useless. She had to hide behind her brother and accept the 
bitter reality. If she did not, then the angry official would find hundred 
excuses not to complete her papers.

  To have authority over oneself is a luxury that allows one to 
make the right decisions and become a responsible individual. Layla's papers 
will soon be completed and she will be able to renew her passport. However, she 
could not get over the fact that in spite of being 45 she is still treated like 
an underaged child. How can she accept the fact that she has no authority over 
herself?

  Layla is a mother of two young men who are contributing to 
Saudi society. As a single mother she has followed up on their paperwork in 
governmental bodies; she has taken an interest in their education and has 
managed her finances very well. However, she is treated as a teenager and 
forced to deal with life through another man.

  Who taught that officer - and others of the same mentality - 
to make such statements? Are there any regulations that allow this type of 
treatment? Or is it a tradition to degrade women? It seems that most men are 
more concerned with establishing their superiority and dominating society.

  The problem is that even if there is a group of educated and 
rational people who respect and understand women, they end up losing their 
distinguished traits when exposed to society. They are categorized as weak and 
unmanly for allowing women to be their partners and not slaves.

  Another young woman went to the airport - accompanying her 
mother - to catch a flight abroad. She had written permission from her father 
stating his approval for his daughter to travel by herself. He was on a 
business trip outside the Kingdom. The police officer asked her: How do I know 
that this paper is not fake? He then insisted on not allowing her to travel. 
When she tried to get some sense into his head, he provided her with the 
perfect solution. Go find yourself a Saudi male guardian, he told her. She of 
course missed her flight.

  Sometimes I blame society, sometimes I blame the law and 
sometimes I become perplexed. How can I stop one of my friends from migrating 
to another country where she is able to earn respect as a human being 
regardless of her gender? How can I convince her to stay when I'm suffering 
profoundly knowing that women - who were respected, trusted and praised by the 
Prophet (peace be upon him) in their ability to give advice and help during 
wars - are being degraded in the name of protection?

  Why does the public sector insist on hiring narrow-minded 
individuals who reject situations that they are not programmed to deal with? 
What would the Passport Department think if these were the experiences of their 
wives, daughters and mothers?
 
   
 


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Dipisahkan saat pesta nikah

2007-06-28 Terurut Topik L.Meilany
Sebulan lalu saya menghadiri acara pernikahan teman milis di Jateng.
Mereka orang Islam, pake tatacara islam, terpisah gak ada acara adat.
Pengantin perempuan memakai kerudung yg di hias menarik sebagai pakaian 
pengantin.
Begitu juga pagar ayu perempuan semua memakai kain kebaya dan berkerudung.

Duduk tamu dipisahkan oleh sebuah jalanan setapak. Maklum pestanya di rumah 
dikawasan 
perkampungan padat. Beberapa rumah tetangga jadi ketempatan.
Laki2 sebelah kiri perempuan sebelah kanan. Begitu juga hidangan meski sama 
jenisnya di pisahkan.
Sampai beberapa saat masih teratur. Laki2 di kiri, perempuan di kanan.

Saya mungkin untuk bukan orang sekitar sana, datang paling pertama duduk di 
kelompok perempuan.
Saya manyun, bengong gak ada yg kenal. Mereka saling ribut sendiri, ngomong yg 
saya musti mikir dulu 
artinya apa [ maklum bahasa jawa saya sangat memprihatinkan]. Paling2 cuma 
tersenyum, mengangguk-angguk.
Tidak nyaman rasanya karena merasa terasing.
Kemudian berdatangan teman2 milis lainnya yg kebanyakan pria, maka saya 
putuskan bergabung dengan mereka.
kemudian akhirnya kami membentuk klompok sendiri; laki2 dan perempuan duduk 
bersama membentuk lingkaran.

Dan akhirnya aturan itu bubar jalan, karena banyak pasangan2 teman2 mempelai yg 
datang dari luar kota.
Ya akhirnya mereka duduk bersisihan. Masak datang berdua, duduknya terpisah, yg 
satu entah dimana?
Lagian apa sepanjang pesta mereka cuma duduk, makan dan diam karena kurang 
mengenal satu sama lain?

Salam
l.meilany


  - Original Message - 
  From: Dwi W. Soegardi 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, June 26, 2007 8:59 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Dipisahkan saat pesta nikah


  On 6/26/07, Donnie [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Halah mas Dwi, masak harus join padhang mbulan dulu buat baca, bisa
   nggak kalau sekedar dipostingkan kesini.
  
   Makasih

  lho piye mas,

  kan sudah saya lampirkan lengkap di bawah signature =DWS :-)

  silakan dibaca ulang  (ya sudah saya lampirkan lagi)

  makasih juga.

  http://groups.yahoo.com/group/padhang-mbulan/message/33021

  Mengenai resepsi berhijab yang aneh,
  pernah saya dengar ustadz yang berdalil hal itu mengacu pada
  walimahnya Rasulullah saw dengan Zainab bint Jahsy.
  Rasulullah duduk berdua dengan Zainab r.a. di pelaminan,
  sementara Rasulullah menerima ucapan selamat, Zainab
  duduk membelakangi lensa eh hadirin. Tolong deh yang punya
  referensi dicek.

  Di kali lain, ada ustadz ceramah di Masjid Al Azhar cerita
  pengalamannya menerima undangan resepsi dengan
  keterangan kira-kira Walimah ala Islami, mungkin ada
  tambahannya diberi hijab, pembatas dlsb. Langsung sang
  ustadz mencak-mencak marah, Walimah itu acara Islam,
  masih pula ditambahi 'islami'. Mulai kapan cara yang lain tidak
  islami?

  Di lokalan sini, beberapa kali kami dapat undangan walimahan.
  Sesuai dengan adat Arab, kaum pria di satu tempat dan kaum
  perempuan di tempat lain. Benar-benar terpisah, nggak perlu
  pembatas artifisial lagi, nggak ada daerah abu-abu. Tentu saja
  kalo keluar ruangan, di parkiran campur baur tidak ada
  larangan. Saya sih tidak ada kesan apa-apa, wong cuma antar
  laki-laki kumpul, paling ngobrol dan makan. Nah yang seru ini di
  bagian perempuan. Istri saya, waktu pertama kali menghadiri,
  nyaris tidak kenal sama teman-temannya. Lha tidak satupun
  temannya yang kerudungan lagi di dalam. Datang turun dari
  mobil masih 'seragam' lengkap, terus masuk kamar ganti,
  keluar dengan baju pesta. Tidak lagi abaya, malah U can C
  mayoritas. Kosmetik dan dandanan menor. Kalau perlu rambut
  blonde bak Madonna. Musiknya hot lagi, irama padang pasir,
  mengaluni tarian eksotis. Istri saya cuma minggir saja gabung
  dengan ibu-ibu senior. Ibu-ibu ini nggak cuma ngrumpi dan
  ngemil, tapi observasi gadis-gadis yang berdansa-dansi dan
  nantinya menyalurkan informasi penting untuk para perjaka :-)

  Satu hal yang rada ketinggalan dibanding di Indonesia, adalah
  tidak adanya panitia seksi panggil-memanggil. Terpaksa deh
  tunggu-tungguan. Dan rata-rata hadirin mengikuti acara bebas
  sampai akhir waktu.

  Di salah satu walimah di Pasar Minggu, pernah dulu saya
  memakai jasa seksi panggil-memanggil ini sampai 4-5 kali.
  Maklum bawa bayi, janjiannya saya makan dulu, selesai makan
  saya panggil istri, bayi diambil alih, habis itu istri selesai makan
  kembali bayi dioper. Begitu juga waktu mau salat. Habis
  pembatasnya tinggi banget, nggak bisa sekedar
  melambai-lambai

  Teringat dulu tahun 70-an di Jawat Timur, belum umum resepsi
  di gedung, biasanya walimah diadakan di rumah. Otomatis
  tanpa dikomando panitia, ibu-ibu masuk ruangan dalam, dan
  bapak-bapak di bawah tenda. Kalau ada perlu, nggak perlu
  lewat mikropon, cukup minta tolong hadirin lain untuk
  memanggilkan. Maklum semua hadirin saling kenal akrab,
  bukan sekedar lantaran koneksi bisnis. Juga tidak pernah dilihat
  ada yang diusir-usir 'satpam' kalau ada laki-laki dekat-dekat
  

Re: [wanita-muslimah] Re: Dipisahkan saat pesta nikah

2007-06-28 Terurut Topik Sunny
Dapat saya beritahukan bahwa bukan saja di USA dan Tiongkok mempunyai imam 
wanita tetapi juga di Swedia. Kabar baik ataukah kabar buruk bagi kaum wanita 
muslimah di Indonesia?

Wass,

  - Original Message - 
  From: L.Meilany 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, June 29, 2007 1:09 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Dipisahkan saat pesta nikah


  Di tempat saya yg namanya acara pengajian, ceramah, arisan adalah untuk 
perempuan juga laki2.
  Kan biasanya arisan identik dengan ibuk2 , ditempat saya tidak berlaku.
  Ibuk2, bapak2, anak2 juga ikut arisan.

  Biasanya secara spontan mereka sudah saling memisahkan diri, laki2 di ruang 
tamu misalnya.
  perempuan di ruang makan.
  Nanti pas makan biasanya komunikasi itu terjalin, saling meledek.
  Kan biasanya bapak2 dulu yg ambil makanan, baru yg perempuan [ biasanya laki2 
makannya sedikit, makanya duluan]

  Selain itu juga masalah yg diomongin supaya lebih akrab.
  Laki2 biasanya ngomong masalah politik, bisnis, ekonomi, karir, teknik, 
mobil/gadget/motor keluaran terbaru.
  Perempuan ngomongin masalah anak2, sekolah, kesehatan, masalah resep masakan, 
baju model baru yg murah, cicilan perhiasan, 
  panci, tas, sepatu dan yg paling utama menggosip, si artis ini si artis itu, 
sinetron ini sinetron itu.

  Jadi ya gak bisa kalo duduk sama2 antara laki2 dan perempuan, nanti ada yg 
bengong :-)
  Karena kan rumusnya siapa yg pinter ngomong ialah yg bisa menguasai 
pembicaraan dan harus didengarin.

  Salam arisan
  l.meilany
  - Original Message - 
  From: Wikan Danar Sunindyo 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, June 26, 2007 1:40 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Dipisahkan saat pesta nikah

  saya mau nanya ..
  sebenarnya tujuan pemisahan itu untuk apa ya?
  kalau di masjidil haram kalau gak salah tidak ada tabir pemisah antara
  laki dan perempuan. jadi ya sholat bisa di mana saja.
  dan waktu jaman dulu, Nabi juga memberikan pengajaran kepada
  shahabat-shahabatnya baik yang laki maupun perempuan tanpa pemisah.
  yang dilarang itu bukannya yang berdua-duaan di tempat sepi tapi belum 
menikah?
  lha kalau rame2, perempuan dan laki dalam jumlah yang banyak kan gak
  ada masalah.

  salam,
  --
  wikan
  http://wikan.mulltiply.com

  On 6/26/07, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Di jaman Rasul pastilah nggak ada pemisahan2 seperti ini, walah
   orang Baduy Arab diatur kayak gini mana mau. Pemisahan perempuan
   laki2 muncul setelah khilafah Islam yang berangkat gede mengadopsi
   kebiasaan kerajaan2 yang dah menterang pada waktu itu, seperti
   Persia dan Romawi yang jelas perempuan itu kelas duan, puncaknya
   adalah harem.
  
   Kebiasaan asli Indonesia juga nggak ngatur pemisahan laki2 perempuan
   kayak gitu, biasa2 aja.
  
   Memisahkan tamu perempuan laki2 emang sangat merepotkan tamu.
   Makanya temen saya marah besar kepada anaknya yang mau kawin dengan
   cara walimahan seperti itu, katanya nggak menghormati tamu.

  [Non-text portions of this message have been removed]



   


--


  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG Free Edition. 
  Version: 7.5.476 / Virus Database: 269.9.10/873 - Release Date: 6/26/2007 
11:54 PM


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Pulang Dari Arab TKW Teler Dibius

2007-06-28 Terurut Topik Sunny
http://www.poskota.co.id/news_baca.asp?id=34840ik=2


Pulang Dari Arab TKW Teler Dibius 


Kamis 28 Juni 2007, Jam: 10:42:00 
TANGERANG (Pos Kota) - Sindikat penjahat dengan modus bius gentayangan 
mengincar para TKW yang baru pulang dari luar negeri. Penampilan yang lugu, 
dimanfaatkan penjahat untuk memperdaya para wanita yang baru pulang mengais 
rezeki di negeri orang, yang tak jarang membawa uang dalam jumlah besar. 

Nasib malang ini dialami Ngatirah,28, yang baru saja menginjakkan kaki di 
Bandara Soekarno Hatta setibanya dari bekerja di Arab Saudi. Dia tergeletak tak 
sadarkan diri di depan loket saat akan membeli tiket menuju Yogyakarta, Senin 
(26/6) malam. 

Wanita ini teler setelah menenggak air mineral yang dioplos dengan obat bius 
yang disuguhkan oleh lelaki yang baru dikenalnya di Terminal 2 Bandara Soekarno 
Hatta. Uang Rp 32 juta hasil bekerja di Arab Saudi nyaris dibawa kabur pria 
tersebut. 

Beruntung, pelakunya berhasil dibekuk saat itu juga. Setiyantoro,30, pria yang 
baru saja dikenal oleh korban langsung dibekuk karena dia berpura-pura sibuk 
akan menolong korban. Padahal pelaku mengambil tas milik korban berisi uang 
tunai Rp 32 juta lalu buru-buru kabur. 

Curiga terhadap gelagat pelaku, pihak keamanan bandara lalu mengejar dan 
menginterogasinya, namun lelaki ini gelagapan.Tak ayal lagi ia langsung 
digelandang petugas, saat digeledah di dalam tas pelaku ditemukan puluhan butir 
pil yang diduga obat tidur yang dipakai untuk mengoplos minuman. 

Ngatirah yang teler langsung dilarikan ke RS Polri Kramatjati. Hingga semalam 
petugas belum bisa memintai keterangan Ngatinah karena wanita ini belum 
sadarkan diri. 

Korban belum bisa kita mintai keterangan, kondisinya masih belum sadar. 
Sedangkan pelakunya kita kembangkan ke Bandung karena dugaan kuat ini 
jaringan, jelas petugas Polres Khusus Bandara Soekarno Hatta yang menangani 
kasus ini. 

BERLAGAK AKRAB 
Keterangan yang diperoleh, sekitar Pk 20:00, Ngatirah baru saja pulang bekerja 
di Arab Saudi. Dia bermaksud melanjutkan perjalanan ke Yogyakarta untuk menuju 
kampungnya di daerah Bantul. 

Korban yang ingin membeli tiket pesawat menuju Yogyakarta kemudian dihampiri 
oleh seorang lelaki yang belakangan diketahui bernama Setiyantoro. Dengan sikap 
ramah, lelaki ini juga mengaku akan pergi ke Yogyakarta. 

Karena memiliki tujuan yang sama, sebelum membeli tiket keduanya mengobrol di 
ruang tunggu terminal 2 Bandara Soekarno Hatta. Saat itulah pelaku memberi air 
mineral kepada korban yang sebelumnya sudah dioplos dengan obat tidur. 

Sekitar setengah jam kemudian, ketika akan membeli tiket, Ngatirah ambruk di 
depan loket sehingga membuat calon penumpang lainnya panik. 

Melihat korban terjatuh, Setiyantoro berlagak mencoba menolong korban, namun 
disaat menggotong korban inilah dengan cepat ia mengambil tas korban. 

Menurut Kasat Reskrim Polres Khusus Bandara Soekarno Hatta, Kompol Taufik 
Hidayat, pihaknya masih melakukan penyelidikan terhadap pelaku. Tidak menutup 
kemungkinan pelaku merupakan pemain lama yang punya sindikat tersendiri, 
katanya. 

Dia meminta agar para TKW dan warga lainnya tetap waspada terhadap orang-orang 
yang baru dikenal dan menyuguhkan minuman atapun makanan. Kasus kejahatan 
dengan modus bius kerap terjadi di Bandara Soekarno Hatta

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Egypt outlaws female circumcision

2007-06-28 Terurut Topik khaidarmak
link:
http://english.aljazeera.net/NR/exeres/04A6BE36-A265-475A-B8D1-C8E0A4298A69.htm

Egypt has banned all female circumcision, the widely-practised removal
of the clitoris which just days ago cost the life of a 12-year-old
girl in the country.
 
Hatem al-Gabali, the health minister, decided on Thursday to ban every
doctor and member of the medical profession, in public or private
establishments, from carrying out a clitoridectomy.

Any circumcision will be viewed as a violation of the law and all
contraventions will be punished, a ministry official said.
 
A survey in 2000 said the practice was carried out on 97 per cent of
the country's women.

'Loophole' closed

The health ministry's step cancelled a 1996 provision to the law which
had permitted circumcision in situations of illness should doctors
advise it.

The measure to outlaw the practice entirely came after a girl died
while undergoing the procedure at a private medical clinic last week.

Budour Ahmed Shaker died in the southern province of Minya, south of
Cairo, after she was given a heavy dose of anaesthetic, security
sources said.

She had been taken to the clinic by her mother but died before she
could be transferred to a hospital.

The practice, which affects both Muslim and Christian women in Egypt,
is believed to have begun in the time of the pharoahs.



Re: [wanita-muslimah] Re: Dipisahkan saat pesta nikah

2007-06-28 Terurut Topik jano ko
Mei :

  Jadi ya gak bisa kalo duduk sama2 antara laki2 dan perempuan, nanti ada yg 
bengong :-)
Karena kan rumusnya siapa yg pinter ngomong ialah yg bisa menguasai pembicaraan 
dan harus didengarin.

  -
   
  Janoko :
   
  Engga cuma bengong, tapi juga menciptaan suasana syeerrr, soale yang 
namanya manusia itu kalau lihat lawan jenisnya pasti ..kecuali kalau yang 
dodhol..
   
  Dari diskusi kali ini kita bisa mengambil kesimpulan kalau ajaran Islam 
tersebut mengandung ilmu jiwa yang sangat luar biasa.
   
  Gitu dulu
   
  Salam
   
  --oo0oo--


  Di tempat saya yg namanya acara pengajian, ceramah, arisan adalah 
untuk perempuan juga laki2.
Kan biasanya arisan identik dengan ibuk2 , ditempat saya tidak berlaku.
Ibuk2, bapak2, anak2 juga ikut arisan.

Biasanya secara spontan mereka sudah saling memisahkan diri, laki2 di ruang 
tamu misalnya.
perempuan di ruang makan.
Nanti pas makan biasanya komunikasi itu terjalin, saling meledek.
Kan biasanya bapak2 dulu yg ambil makanan, baru yg perempuan [ biasanya laki2 
makannya sedikit, makanya duluan]

Selain itu juga masalah yg diomongin supaya lebih akrab.
Laki2 biasanya ngomong masalah politik, bisnis, ekonomi, karir, teknik, 
mobil/gadget/motor keluaran terbaru.
Perempuan ngomongin masalah anak2, sekolah, kesehatan, masalah resep masakan, 
baju model baru yg murah, cicilan perhiasan, 
panci, tas, sepatu dan yg paling utama menggosip, si artis ini si artis itu, 
sinetron ini sinetron itu.

Jadi ya gak bisa kalo duduk sama2 antara laki2 dan perempuan, nanti ada yg 
bengong :-)
Karena kan rumusnya siapa yg pinter ngomong ialah yg bisa menguasai pembicaraan 
dan harus didengarin.

Salam arisan
l.meilany
- Original Message - 
From: Wikan Danar Sunindyo 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Tuesday, June 26, 2007 1:40 PM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Dipisahkan saat pesta nikah

saya mau nanya ..
sebenarnya tujuan pemisahan itu untuk apa ya?
kalau di masjidil haram kalau gak salah tidak ada tabir pemisah antara
laki dan perempuan. jadi ya sholat bisa di mana saja.
dan waktu jaman dulu, Nabi juga memberikan pengajaran kepada
shahabat-shahabatnya baik yang laki maupun perempuan tanpa pemisah.
yang dilarang itu bukannya yang berdua-duaan di tempat sepi tapi belum menikah?
lha kalau rame2, perempuan dan laki dalam jumlah yang banyak kan gak
ada masalah.

salam,
--
wikan
http://wikan.mulltiply.com

On 6/26/07, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Di jaman Rasul pastilah nggak ada pemisahan2 seperti ini, walah
 orang Baduy Arab diatur kayak gini mana mau. Pemisahan perempuan
 laki2 muncul setelah khilafah Islam yang berangkat gede mengadopsi
 kebiasaan kerajaan2 yang dah menterang pada waktu itu, seperti
 Persia dan Romawi yang jelas perempuan itu kelas duan, puncaknya
 adalah harem.

 Kebiasaan asli Indonesia juga nggak ngatur pemisahan laki2 perempuan
 kayak gitu, biasa2 aja.

 Memisahkan tamu perempuan laki2 emang sangat merepotkan tamu.
 Makanya temen saya marah besar kepada anaknya yang mau kawin dengan
 cara walimahan seperti itu, katanya nggak menghormati tamu.

[Non-text portions of this message have been removed]



 

 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: [thecopymakers] translator Indo-Arab (IKLAN)

2007-06-28 Terurut Topik radityo djadjoeri
Ada yang bisa bantu?
   
  Langsung kirim emailvia japri ke: [EMAIL PROTECTED]

Iyon [EMAIL PROTECTED] wrote:
guys...
  ada yang kenal atau tau info utk translator bahasa Indonesia - Arab gak?
  Mungkin ada temen2 masa kuliah atau emang profesional yang ngerti soal bahasa 
iklan juga.
  tulung tulung yak..
   
  tolong japri ke [EMAIL PROTECTED] atau bang sms 0811 811 601
  terima kasihku kuucapkan
   
  Rgds
   
  (((iyon)))
dentsu indonesia
creative dept.
  

 BEGIN:VCARD
VERSION:2.1
N:;(iyon
FN:(((iyon)))
TEL;WORK;VOICE:DI-CRT
TEL;CELL;VOICE:+6281314505035
EMAIL;PREF;INTERNET:[EMAIL PROTECTED]
EMAIL;INTERNET:[EMAIL PROTECTED]
REV:20070629T043638Z
END:VCARD



e-mail: [EMAIL PROTECTED]
  blog: http://mediacare.blogspot.com

 
-
Bored stiff? Loosen up...
Download and play hundreds of games for free on Yahoo! Games.

[Non-text portions of this message have been removed]