[wanita-muslimah] Re: HARUS PAKE JILBAB LAH..:)
Tolong dong saya dikasih pencerahan.., apa bener frasa untuk dibedakan dalam konteks thread ini adalah untuk dibedakan dari wanita kafir/non muslim? Setahu saya nih, baju yang disebut busana Muslimah tersebut adalah busana para perempuan saleh/terhormat/dari keluarga bangsawan dari daratan Timur Tengah (terutama perempuan Yahudi)yang telah dikenakan jauh sebelum lahirnya agama Islam. Jadi ketika Ayat Quran tentang Untuk Dibedakan itu lahir, setting sosial pada waktu itu ada orang Islam, Kristen dan Yahudi hidup bersama di suatu lokasi dimana para perempuan dari KASTA sosial yang tinggi memakai busana yang khas, berupa gaun panjang dan kerudung penutup kepala. Busana itu diabadikan oleh para perempuan saleh dalam agama Katholik sampai sekarang (bisa dilihat dlm foto Ibu Theresa dll). Para perempuan Yahudi juga memakai penutup kepala pada hari besar mereka, antara lain saat pemakaman dan upacara perkawnan karena itu memang TRADISI mereka. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, IrwanK [EMAIL PROTECTED] wrote: Penyebutan kata kafir, meskipun (mungkin) secara terjemahan tidak salah, tetap kurang nyaman.. apalagi disampaikan di depan publik.. Kenapa bukan non muslim yang dipopulerkan ketimbang kafir? Maaf, saya sebenarnya gak punya ilmu banyak.. cuma berasa agak ngeganjel aja baca/dengar kata kafir keluar dengan lancarnya.. makanya jadi nyahut nih.. Tentu lain halnya kalau Alqur-an yang menyampaikan itu.. sebagai paparan.. atau bahan pelajaran bagi yang membaca/mempelajarinya.. CMIIW.. Wassalam, Irwan.K On 7/12/07, candle light [EMAIL PROTECTED] wrote: alhamdulillah...aku terharu lho dg isi milismu. sayangnya aku masih belum bisa berdakwah seperti itu. soalnya aku sendiri merasa belum pantas mendakwahi orang lain. karena itu juga aku memutuskan untuk keluar dari kelompok liqo. aku ga mau kehilangan mereka, ladang dakwahku. mereka menganggap ikhwan-akhwat liqo kedudukannya jauh lebih baik di mata Allah. pdhl khan sama saja. tergantung dari amal ibadah yg notabene hanya Allah-lah yg mengetahui. gimana mnrtmu? wassalam - sofie- rsa [EMAIL PROTECTED] efikoe%40gmail.com wrote: HARUS PAKE JILBAB LAH..:) ini salah satu kisah kawan2ku beberapa tahun yg lalu dan belum mengenakan kerudung saat itu, dan alhamdulillah saat ini semuanya yg berada di kisah itu sudah mengenakan kerudung. dan aku juga pernah kenal dengan salah seorang teman wanita dari milis, pada suatu saat dia berkenalan dgnku dan ku singgung ego kewanitaannya untuk tidak boleh disamakan dengan wanita kafir.
[wanita-muslimah] Pergumulan Budaya
Pergumulan Budaya Sepeninggal periode Khulafa Rasyidin, budaya lokal menyeruak keatas permukaan menghiasi aspirasi konflik elit politik. Baru dalam bilangan 20 tahun sepeninggal Rasul, wilayah kekuasaan Islam sudah sangat luas, menaklukkan imperium Persia dan membebaskan wilayah Syams dan Afrika dari penjajahan Rumawi, dimana pada kedua wilayah itu masing-masing telah memiliki peradaban yang sudah mapan serta potensi ekonomi yang sangat besar. Umar bin Khattab melarang keras tokoh-tokoh elit hijrah ke negri baru, tetapi khalifah Usman agak mengendorkan larangan itu, sehingga banyak pedagang Quraisy hijrah ke wilayah yang baru ditaklukkan. Dengan ketiadaan sosok Rasul, para tokoh elit Arab Jahiliyah yang sudah masuk Islam tidak dapat lagi dibendung peran sosial ekonominya, karena mereka sejak sebelum memeluk Islam memang sudah memiliki kelebihan pengalaman dalam bidang ekonomi dan kepemimpinan. Jika pada masa Rasul dan Khulafa Rasyidin nilai agama dan solidaritas lebih menonjol, maka pada periode pasca Khulafa Rasyidin nilai ekonomi dan nilai kuasa justeru yang lebih menonjol. Akibatnya konflik politik dan persaingan bisnis menjadi subur, dan ujungnya adalah lahirnya sistem kekuasaan absolut berupa dinasti Umayyah (berpusat di Damaskus dengan basis budaya Romawi) dan disambung dinasti Abbasiah (berpusat di Baghdad dengan basis budaya Persia). Adapun kelompok yang tetap berorientasi kepada Qur'an Sunnah, mereka tidak mau melibatkan diri dalam konflik, tetapi mengkhususkan diri menekuni pemikiran agama, kemudian secara sosiologis menjadi kelompok ulama yang bisa dipertentangkan dengan kelompok umaro (penguasa). Pada saat itu berbagai aspirasi (Qur`ani, Hadits, Israiliyyat, filsafat dan tradisi lama) dan berbagai kelompok kepentingan terlibat dalam pergumulan budaya, dan kesemuanya mengatas namakan Islam. 1. Dari aspek politik lahirlah penguasa dinasti yang lebih mementingkan mempertahankan nilai kuasa dibanding nilai agama dan solidaritas, disamping kelompok oposisi. 2. Dari aspek pemikiran hukum, lahirlah mazhab-mazhab fiqh, yang terbesar adalah mazhab Maliki, Syafi`I, Hanafi dan Hambali. 3. Dari aspek teologi lahir alian-aliran ilmu Kalam (filsafat ketuhanan), seperti Mu`tazilah, Qadariyah, Jabbariyyah, Maturidiyyah dan Ahlu sunnah wa al jama`ah. 4. Dari aspek spiritualisme, lahirlah sufisme yang bercorak lmmanen dan bercorak transenden, yang panteistis dan yang tetap tauhid rational. Di Aceh, Islam bergumul dengan budaya Melayu, melahirkan sastra Melayu Islam, dan pengaruhnya meluas di Sumatera, melahirkan format seperti adat bersendi syara`, dan syara` bersendi Kitabullah. Sedangkan di Jawa nilai-nilai Islam berhadapan dengan lingkungan budawa kejawen, yaitu lingkungan budaya istana (Majapahit) yang telah menyerap Hinduisme dan budaya wong cilik yang animistis. Hasilnya, yang lebih dekat ke Islam menjadi Pesantren, sedangkan yang lebih dekat ke budaya lokal menjadi Kejawen dan kebatinan. Di Jawa muncul konsep manunggaling kawula lan Gusti, konsep eling, konsep kalifatullah sayyidin Panatagama, konsep ngerti sadurunging winarah, konsep layang kalima sada dan sebagainya. Tipologi orang Jawa pasca pergumulan budaya Islam vs budaya lokal terbagi menjadi tiga (menurut Geertz) yakni santri, abangan dan priyayi. Priyayi kebanyakan juga abangan. Pergumulan itu berlangsung terus hingga sekarang, melahirkan typologi Amrozi, Habib Riziq, Harun Nasution, Takdir Ali Syahbana, Sukarno, Nur Iskandar, AA Gym, Rendra, Hidayat Nurwahid, Mustafa Bisri, Emha Ainun Najib, Inul dan kita-kita ini. Wallohu a`lamu bissawab. Wassalam, agussyafii == Sekiranya berkenan mohon kirimkan komentar anda melalui http://mubarok-institute.blogspot.com, [EMAIL PROTECTED] ==
[wanita-muslimah] Re: Harga Diri Seorang Muslim...cara kita berdiskusi
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED] wrote: Dari hasil pelacakan saya, bahwa Prof Abdus Salam adalah penganut Islam Ahmadiyah Lahore, beliau itu tidaklah sesat, paham ! HMNA Melacak di mana? Melacak cerita isapan jempol? Ini cerita sampeyan: 1. Prof Aburrahman Jay pernah shalat bersama Prof Abd Salam yang dimami oleh Ustadz Symasi Ali (saya ralat, bukan di Canada(*), melainkan di Pakistan), sekitar akhir tahun 80-han, atau awal tahun 90-han dalam pertemuan para pakar Fisikawan Muslim. Di ralat terus nih yee...mau ditaruh dimana itu muka? Mau membodohi siapa? Paling-paling yang bisa dibodohi cuma kroni-kroni sampeyan saja... Ngomong-ngomong, apa urusan Syamsi Ali (yang kira-kira umurnya antara 13-23 tahun itu) di pertemuan pakar fisikawan Muslim? Penganut agama Ahmadiyah Qadiyan itu eksklusif, tidak mau berimamkan kepada yang non-Ahmadiyah Qadiyan, Juara ngeyel ini sibuk mengatakan Ahmadiyah Qadiyan sebagai agama...indah bukan? Yang pasti, saya sebagai orang Muslim Ahmadi tidak akan pernah mau bermakmum kepada tipikal kyai/mullah seperti HMNA dan sejenisnya, yang banyak bertebaran di muka bumi ini. itu artinya Prof Abd Salam adalah penganut agama Islam Ahmadiyah Lahore (AL) yang menolak kenabian MGH (menurut AL, tidak pernah MGA mendakwakan dirinya sebagai nabi, hanya sebagai mujaddid saja seperti Imam Ghazali, Imam Syafi'i dll). Logika yang bengkok lagi dangkal. Yang disebut orang Ahmadiyah Lahore adalah orang yang TIDAK mengakui Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi/rasul, namun menerimanya sebagai mujadid, al-Masih dan Mahdi - BUKAN orang yang pernah sembahyang di belakang orang non-Ahmadi. Semua orang tahu soal itu, cuma HMNA saja yang ngotot dg logika bengkoknya dan cetek pengetahuannya yang alasannya cuma ditunjang oleh cerita, bukan oleh fakta. 2. Bagaimana mungkin Prof Abd Salam bisa masuk Pakistan, karena Pemerintah Pakistan sampai sekarang ini melarang orang beragama Ahmadiyah Qadiyan masuk/ataupun bermukim di Pakistan. Jemaat Ahmadiyah tidak boleh masuk dan bermukim Pakistan? He..he...bicara kalau asal bunyi saja mudah, tetapi membuktikan itu sulit. Mirza Masroor Ahmad yang terpilih sebagai Khalifatul Masih V pada tahun 2003 adalah WN Pakistan. Muhammad Zafrullah Khan yang mantan Mentri Luar Negeri Pakistan dan Ketua Mahkamah Agung Internasional adalah anggota Jemaat Ahmadiyah yang berwarga negara Pakistan. M. M. Ahmad adalah mantan anggota BoD World Bank adalah WN Pakistan. Dan jutaan orang Jemaat Ahmadiyah yang hidup dan tinggal di negara Pakistan sejak berdirinya negara Pakistan sampai detik ini masih ada di sana. HMNA ini ternyata tidak tahu, bahwa pemerintah Pakistan dan rakyatnya (apakah sunni, syiah, ahmadiyah, brelwi, deobandi, naqsabandi, dll) sangat bangga kepada sosok Abdus Salam sebagai anak bangsa Pakistan yang pertama dan satu-satunya yang meraih hadiah Nobel. Dan juga tidak mungkin Prof Abd Salam jika beliau bergama Ahmadiyah Qadiyan bisa dikebumikan di Pakistan, karena siapa yang akan mengurus jenazahnya, kalau tidak ada yang beragama Ahmadiyah Qadiyan di Pakistan. Perhatikan kata-kata HMNA ini: ...siapa yang akan mengurus jenazahnya, kalau tidak ada yang beragama Ahmadiyah Qadiyan di Pakistan. Perkataan yang absurd dan bodoh! Yang ngurus beliau adalah bangsa dan pemerintah Pakistan sendiri, karena Prof Abdus Salam adalah pahlawan bagi bangsa Pakistan. Yang ngurus beliau adalah keluarga dan Jemaat Ahmadiyah yang tinggal di Pakistan. Salam, MAS
[wanita-muslimah] Re: Kewajiban Menegakkan Khilafah ... sedikit buat Dan
Perhatikan: [1] Anda berani menolak perintah Allah semata karena logika anda merasa perintah Allah itu sesuatu yang 'jelek' (=teokrasi)? Apakah dari pernyataan saya ini jelas saya menyatakan 'Allah mengharuskan kita menciptakan teokrasi' spt jelas terlihat pada pernyataan anda ini Sejak kapan Allah bilang kita harus menciptakan teokrasi?? Saya paraphrase biar lebih jelas: apakah anda berani mangandalkan logika anda untuk menilai perintah Allah itu 'jelek' atau tidak (misalnya soal khalifah yang anda cap 'teokrasi')? jelas? [2] Mengapa anda senang sekali dan berulang kali hanya mencomot yang anda suka dari komentar saya? entah buat member yang lain. Saya tdk hanya komentar satu hal tadi, di atas. Mana tanggapan anda? Saya ulang bagian yang tidak anda sentuh: Memang sejauh ini, sudah pasti, setidaknya menurut yang terhormat Azyumardi, khilafah itu tidak ada? Bukannya dia menyitir pendapat seorang ulama, dan ulama itu 'mendeskripsikan', bukan mengambil kesimpulan, bahwa apa yang muncul setelah khulafaurrasyidin itu 'tidak masuk kategori' khilafah. Jadi ya ayo, mari, kalo gitu, kita pastikan bahwa kita hanya meneladani bentuk khilafah sesungguhnya, yaitu spt dijalankan oleh Rasul hingga para khilafah empat sesudahnya itu. Mau? [3] Yang anda lakukan malah melompat pada kesimpulan pribadi yang 'berani'. Saya katakan berani karena tidak ada uraian apapun dari anda atas pernyataan anda ini, [a] Menegakkan hukum Allah tidak harus dg teokrasi. Demokrasipun bisa menegakkan hukum Allah. Lalu anda teruskan, [b] Saya juga tidak yakin bahwa bentuk khilafah Rasul adalah yg tepat pada masa kini. Jaman sudah berubah dan RasuluLah sudah tiada dan tidak tergantikan. Di sini anda [I] langsung mencap bahwa Islam pernah memiliki sebuah bentuk pemerintahan TEOKRASI. Tolong buktikan! [II] Anda juga tidak kalah nekatnya menyatakan bahwa Cukup! Teladan Rasul dalam bernegara dan bermasyarakat sudah usang dan tidak lagi aplikabel buat ummat saat ini dan mendatang. Lebih baik berkiblat pada pemikiran non-muslim, terutama DEMOKRASI untuk PASTI menjalankan HUKUM ALLAH! Tolong Buktikan. CATAT: [1] Buktikan Islam pernah menajalankan TEOKRASI, dan [2] Teladan Rasul dalam bernegara/bermasyarakat sudah tidak aplikable, dan sebagai gantinya hukum Allah diberlakukan melalui DEMOKRASI! --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dan [EMAIL PROTECTED] wrote: Sejak kapan Allah bilang kita harus menciptakan teokrasi? Itu kan tafsiran para ulama teokratis. Menegakkan hukum Allah tidak harus dg teokrasi. Demokrasipun bisa menegakkan hukum Allah. Bentuk khilafah tidak ditetapkan oleh Allah, jadi kebebasan kita menentukan bentuk yg paling tepat dan relevan bagi masa kini. Saya juga tidak yakin bahwa bentuk khilafah Rasul adalah yg tepat pada masa kini. Jaman sudah berubah dan RasuluLah sudah tiada dan tidak tergantikan. Jangan memaksakan tafsiran pribadi atau kelompok seolah2 itu adalah kehendak Allah. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa efikoe@ wrote: Anda berani menolak perintah Allah semata karena logika anda merasa perintah Allah itu sesuatu yang 'jelek' (=teokrasi)? Memang sejauh ini, sudah pasti, setidaknya menurut yang terhormat Azyumardi, khilafah itu tidak ada? Bukannya dia menyitir pendapat seorang ulama, dan ulama itu 'mendeskripsikan', bukan mengambil kesimpulan, bahwa apa yang muncul setelah khulafaurrasyidin itu 'tidak masuk kategori' khilafah. Jadi ya ayo, mari, kalo gitu, kita pastikan bahwa kita hanya meneladani bentuk khilafah sesungguhnya, yaitu spt dijalankan oleh Rasul hingga para khilafah empat sesudahnya itu. Mau? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dan dana.pamilih@ wrote: Khilafah seperti apa yg dimaksudkan Allah? Kalau khilafah itu adalah teokrasi absolut maka saya menolak. Mari kita definisikan dulu khilafah spt apa. Kan menurut prof Azyumardi tidak ada khilafah islamiyah yg sesungguhnya pasca Ali. -- - In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa efikoe@ wrote: Kewajiban Menegakkan Khilafah Jul 8, '07 2:28 AM for everyone (Tafsir QS al-Baqarah#65533; [2]: 30)
[wanita-muslimah] Re: Harga Diri Seorang Muslim...cara kita berdiskusi
Assalamu'alaikum, Mas DWS, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dwi W. Soegardi [EMAIL PROTECTED] wrote: Terlepas dari status Abdus Salam, dari serangkaian pernyataan pak HMNA, saya merasakan kejanggalan soal Ahmadiyah Lahore Anda menganggap mereka tidak sesat, sementara mereka menganggap Mirza Ghulam Ahmad sebagai mujaddid (pembaharu, reformer yang muncul sekali setiap abad). Agar jelas, selain menganggapnya sebagai mujaddid, Ahmadiyah Lahore juga menganggap Mirza Ghulam Ahmad sebagai al-Masih dan Mahdi. Mereka juga percaya bahwa Mirza Ghulam Ahmad menerima wahyu dari Allah Ta'ala. Mereka juga percaya bahwa Nabi Isa a.s. dari Nazareth sudah mati/wafat/meninggal dan tidak akan datang lagi ke dunia ini. Padahal Abah HMNA dengan lantang sudah memvonis MGA sesat, nabi palsu, dan sederetan gelar lainnya. Di mana konsistensinya? Apakah Ahmadiyah Lahore dengan senang hati menerima pujian Anda untuk mujaddid mereka? Kita serahkan saja kepada HMNA... fyi, dari situs Ahmadiyah Lahore perbedaan antara kedua golongan Ahmadiyah adalah sbb: (http://aaiil.org/text/books/others/naseerahmadfaruqui/ahmadiyyatqadia niyyat/ahmadiyyatqadianiyyat.shtml) Lahore Ahmadiyya Jamaat: 1. We the Ahmadis of Lahore firmly believe that the Holy Prophet (peace and blessings of Allah be upon him) was the last prophet of Allah, after whom no prophet old or new can appear and that Hazrat Mirza Ghulam Ahmad Sahib was the Mujaddid (Reformer) of the 14th Century Hijra, in accordance with the prophecy of the Holy Prophet Muhammad (peace be upon him) that at the head of each century Hijra, Allah shall raise a Mujaddid from amongst the Muslims to purify their religion of such wrong ideas and practices as may have arisen during the previous 100 years. Mereka memang tidak mengakui Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi/rasul Allah. Qadiani Jamaat: 1. On the other hand, the Qadianis believe that Hazrat Mirza Ghulam Ahmad Sahib was a real prophet like the prophets who appeared at various times and in different nations ever since the birth of humanity. They misinterpret the expression Khatam-un-Nabiyeen to mean the seal of the prophets, because the dictionary meaning of Khatam is seal. Apart from the fact that this interpretation is against the Holy Quran and Hadith, it is based on the totally wrong misrepresentation that a seal opens up things. Actually, it is always used to close things finally and firmly, such as the sealing of a letter or a lock. Pernyataan di atas namanya menghakimi. Jemaat Ahmadiyah tidak misinterpretation arti Khaataman-Nabiyyiin, tetapi memiliki interpretation yang berbeda. Lahore Ahmadiyya Jamaat: 2. We the Ahmadis of Lahore Jamaat also believe that whoever recites the Kalimah Tayyaba: (laa ilaa-haa ill-Allah Muhammad-ur-Rasool- Allah) is a Muslim. Setuju. Qadiani Jamaat: 2. The Qadianis believe that even those who recite the Kalimah Tayyaba are Kafirs (Disbelievers) if they do not accept Hazrat Mirza Ghulam Ahmad Sahib to be real prophet. Tidak setuju. Pernyataan itu adalah fitnah. Jemaat Ahmadiyah percaya bahwa siapapun yang mengucapkan kalimah Syahadat dan menganggap dirinya sebagai Muslim adalah seorang Muslim. Mengenai masalah kafir adalah soal lain lagi, seperti yang dijelaskan oleh Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. sebagai berikut: Dari permulaan, saya telah memiliki pendapat bahwa tidak seorangpun dapat menjadi seorang kafir atau dajjal dengan menolak pendakwaanku. Seseorang yang seperti itu secara pasti dalam kekeliruan dan tersesat dari jalan yang lurus. Saya tidak menyebutnya tidak memiliki keimanan namun ia yang menolak kebenaran yang mana Tuhan Yang Maha Perkasa telah membukakannya kepada saya akan berada dalam kekeliruan dan tersesat dari jalan yang lurus. Saya tidak mengalamatkan seseorang yang beriman pada Kalimah [Kalimat Syahadat] sebagai seorang kafir, kecuali yang menolak saya dan menyebut saya seorang kafir, ia sendiri yang menjadi seorang kafir. Dalam hal ini, para penentangku yang selalu memulainya. Mereka menyebutku kafir dan membuat fatwa-fatwa yang menentangku. Bukan saya yang memulai membuat fatwa-fatwa untuk menentang mereka. Mereka akan membuat pengakuan jika saya adalah seorang Muslim dalam pandangan Tuhan Yang Maha Perkasa, maka dengan menyebut saya sebagai seorang kafir, mereka sendiri menjadi orang yang sesuai dengan fatwa Rasulullah s.a.w. Oleh sebab itu, saya tidak menyebut mereka kafir, namun mereka sendiri jatuh ke dalam tempat yang difatwakan oleh Rasulullah s.a.w. (Tiryaqul Qulub, hlm. 130-131; Ruhani Khazain, vol. 15, hlm. 432-433) Pernyataan Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. itu tidak menyatakan semua orang Muslim yang menolak pendakwaannya sebagai kafir, tetapi hanya mereka yang menyebut beliau sebagai kafir telah menjadi sasaran dari fatwa Rasulullah s.a.w. yang menyatakan: Barangsiapa memanggil atau menyebut seorang itu kafir atau musuh Allah padahal sebenarnya bukan
[wanita-muslimah] Fwd: Kecintaan Kepada Rasulullah SAW
numpang lewat, dari milis sebelah. salam, rsa --- Saya ingin memulai tulisan ini dengan menyampaikan dua buah hadits tentang kecintaan kepada Rasulullah saw. Pertama, hadits yang masyhur diriwayatkan dalam kitab-kitab ahli sunnah, di antaranya dalam Al-Targhib wal Takhib, sebuah kitab hadits yang sangat populer di antara kita. Kedua, hadits yang dikutip dari Bihar Al-Anwar, kitab hadits yang cukup besar dan menjadi rujukan mazhab Ahlul Bayt. Hadits yang pertama menceritakan bahwa pada suatu hari ketika Rasulullah saw sedang berbincang-bincang dengan para sahabatnya, seorang pemuda datang mendekati Rasul sambil berkata, Ya Rasulullah, aku mencintaimu. Lalu Rasulullah saw berkata: Kalau begitu, bunuh bapakmu! Pemuda itu pergi untuk melaksanakan perintah Nabi. Kemudian Nabi memanggilnya kembali seraya berkata, Aku tidak diutus untuk menyuruh orang berbuat dosa. Aku hanya ingin tahu, apa betul kamu mencintai aku dengan kecintaan yang sesungguhnya? Tidak lama setelah itu, pemuda ini jatuh sakit dan pingsan. Rasulullah saw datang menjenguknya. Namun pemuda itu masih dalam keadaan tidak sadar. Nabi berkata, Nanti kalau anak muda ini bangun, beritahu aku. Rasululah saw kemudian kembali ke tempatnya. Lewat tengah malam pemuda itu bangun. Yang pertama kali ia tanyakan ialah apakah Rasulullah saw telah berkunjung kepadanya. Diceritakanlah kepada pemuda itu bahwa Rasulullah saw bukan saja berkunjung, tapi beliau juga berpesan agar diberitahu jika pemuda itu bangun. Pemuda itu berkata, Tidak, jangan beritahukan Rasulullah saw. Bila Rasulullah harus pergi pada malam seperti ini, aku kuatir orang-orang Yahudi akan mengganggunya di perjalanan. Segera setelah itu, pemuda itu menghembuskan nafasnya yang terakhir. Pagi hari usai shalat subuh, Rasulullah saw diberitahu tentang kematian pemuda itu. Rasul datang melayat jenazah pemuda itu dan berdo'a dengan do'a yang pendek tetapi sangat menyentuh hati, Ya Allah, sambutlah Thalhah di sisi-Mu, Thalhah tersenyum kepada-Mu dan Engkau tersenyum kepadanya. Dengan hal itu Nabi menggambarkan kepada kita, bahwa orang yang mencintainya akan dido'akan oleh Nabi untuk berjumpa dengan Allah swt. Allah akan ridha kepadanya dan dia ridha kepada Allah, Radhiyyatan Mardhiyyah. Dia tersenyum melihat Allah dan Allah tersenyum melihatnya. Hadits yang kedua mengisahkan seorang pedagang minyak goreng di Madinah. Setiap kali dia hendak pergi, termasuk pergi ke pasar, dia selalu melewati rumah Rasulullah saw. Dia selalu singgah di tempat itu sampai dia puas memandang wajah Rasul. Setelah itu ia pergi ke pasar. Suatu saatetelah melepaskan rindunya kepada Rasul, seperti biasanya ia pergi ke pasar. Tapi tidak berapa lama setelah itu, dia datang lagi. Nabi terkejut sehingga bertanya, Kenapa kau balik lagi? Ia menjawab, Ya Rasulullah, setelah saya sampai di pasar hati saya gelisah. Saya ingin kembali lagi. Izinkan saya memandang Engkau sebentar saja untuk memuaskan kerinduan saya. Kemudian Rasul berbincang-bincang dengan orang itu. Tidak lama setelah itu Nabi tidak lagi melihat tukang minyak itu lewat di depan rumahnya. Berhari-hari orang itu tidak lagi kelihatan batang hidungnya di depan Rasulullah saw. Lalu Rasul mengajak sahabat-sahabatnya untuk menjenguk dia. Berangkatlah mereka ke pasar dan mendapat kabar bahwa orang itu telah meninggal dunia. Rupanya pertemuan sampai dua kali waktu itu merupakan isyarat bahwa dia tidak bisa lagi memandang wajah Rasulullah saw. Rasul bertanya kepada orang-orang di pasar, Bagaimana akhlak orang itu? Mereka berkata, Orang itu pedagang yang sangat jujur. Cuma ada sedikit saja, orang ini senang perempuan. Kemudian Rasul berkata, Sekiranya orang itu dalam dagangnya agak lancung sedikit, Allah akan mengampuni dosanya karena kecintaannya kepadaku. Tetapi orang itu sangat jujur dan kecintaannya kepada Rasul dibuktikan dalam kejujurannya di dalam berdagang. Dua hadits di atas menceritakan kepada kita tentang pentingnya mencintai Rasulullah saw. Sudah sering kita mendengar hadits yang berbunyi, Belum beriman kamu sebelum aku lebih kamu cintai daripada dirimu, anak-anakmu, dan seluruh ummat manusia. Kita semua diperintahkan mencintai Rasulullah saw. Mencintai Rasul merupakan bagian dari seluruh bangunan keislaman kita. Oleh karena itu, dahulu para ulama melakukan berbagai cara agar kecintaan kepada Nabi terus-menerus dibangkitkan. Di antaranya dengan menghias majelis-majelis mereka dengan bacaan shalawat, mengadakan peringatan maulid, dan mengungkapkan kecintaan mereka dengan puisi-puisi, sehingga sepanjang sejarah sudah terkumpul ribuan puisi yang ditulis untuk mengungkapkan kecintaan kepada Rasululah saw. Beberapa waktu yang lalu di masjid Asy-Syifâ, Universitas Diponegoro, saya mengajak semua orang untuk kembali membangkitkan kecintaan kepada junjungan kita Rasulullah saw. Ada orang yang bertanya kepada saya: Saya ingin mencintai Rasulullah, tapi apa yang harus saya lakukan supaya kecintaan itu tertanam di dalam hati saya. Kalau saya ini mencintai seorang
[wanita-muslimah] Re: HARUS PAKE JILBAB LAH..:)
tentu, setelah saya teruskan tanggapan atas tulisan teman saya ini ke ybs, bu rita, bu sofie dan pak irwan. tanggapan beliau akan saya teruskan nanti. salam, satriyo === --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ritajkt [EMAIL PROTECTED] wrote: Tolong dong saya dikasih pencerahan.., apa bener frasa untuk dibedakan dalam konteks thread ini adalah untuk dibedakan dari wanita kafir/non muslim? Setahu saya nih, baju yang disebut busana Muslimah tersebut adalah busana para perempuan saleh/terhormat/dari keluarga bangsawan dari daratan Timur Tengah (terutama perempuan Yahudi)yang telah dikenakan jauh sebelum lahirnya agama Islam. Jadi ketika Ayat Quran tentang Untuk Dibedakan itu lahir, setting sosial pada waktu itu ada orang Islam, Kristen dan Yahudi hidup bersama di suatu lokasi dimana para perempuan dari KASTA sosial yang tinggi memakai busana yang khas, berupa gaun panjang dan kerudung penutup kepala. Busana itu diabadikan oleh para perempuan saleh dalam agama Katholik sampai sekarang (bisa dilihat dlm foto Ibu Theresa dll). Para perempuan Yahudi juga memakai penutup kepala pada hari besar mereka, antara lain saat pemakaman dan upacara perkawnan karena itu memang TRADISI mereka. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, IrwanK irwank2k6@ wrote: Penyebutan kata kafir, meskipun (mungkin) secara terjemahan tidak salah, tetap kurang nyaman.. apalagi disampaikan di depan publik.. Kenapa bukan non muslim yang dipopulerkan ketimbang kafir? Maaf, saya sebenarnya gak punya ilmu banyak.. cuma berasa agak ngeganjel aja baca/dengar kata kafir keluar dengan lancarnya.. makanya jadi nyahut nih.. Tentu lain halnya kalau Alqur-an yang menyampaikan itu.. sebagai paparan.. atau bahan pelajaran bagi yang membaca/mempelajarinya.. CMIIW.. Wassalam, Irwan.K On 7/12/07, candle light lilinku@ wrote: alhamdulillah...aku terharu lho dg isi milismu. sayangnya aku masih belum bisa berdakwah seperti itu. soalnya aku sendiri merasa belum pantas mendakwahi orang lain. karena itu juga aku memutuskan untuk keluar dari kelompok liqo. aku ga mau kehilangan mereka, ladang dakwahku. mereka menganggap ikhwan-akhwat liqo kedudukannya jauh lebih baik di mata Allah. pdhl khan sama saja. tergantung dari amal ibadah yg notabene hanya Allah-lah yg mengetahui. gimana mnrtmu? wassalam - sofie- rsa efikoe@ efikoe%40gmail.com wrote: HARUS PAKE JILBAB LAH..:) ini salah satu kisah kawan2ku beberapa tahun yg lalu dan belum mengenakan kerudung saat itu, dan alhamdulillah saat ini semuanya yg berada di kisah itu sudah mengenakan kerudung. dan aku juga pernah kenal dengan salah seorang teman wanita dari milis, pada suatu saat dia berkenalan dgnku dan ku singgung ego kewanitaannya untuk tidak boleh disamakan dengan wanita kafir.
[wanita-muslimah] Re: Harga Diri Seorang Muslim...cara kita berdiskusi ... menurut siapa?
BRAVO! Good show Wan! Keep it up. Gimana, nih, teman2 milis, apakah nada demikian dari MAS masih dalam batas tolerasni? Maaf saya bukan out of topic atau ngoceh ngelantur, ingin share saja, terutama karena sedemikian rupa demand buat good behaviour dan conduct (=akhlak, bukan budi pekerti) dalam 'diskusi' di milis terhormat ini. Mas Chodjim, ada masukan? Pak Nur, sama model MAS gini mohon sabar ya, apalagi pak Nur tidak sedikit yang juga dikritisi oleh 'kroni-kroni' dari MAS ini, kroni 'sadar' atau kroni 'tidak sadar' ... Hayoo ... mari ber-AKHLAK agar DAKWAH (lurus atau sesat) bisa berjalan baik dalam diskusi ... salam, rsa --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ma_suryawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Juara ngeyel dan pelintir ini bicara lagi... --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman mnabdurrahman@ wrote: Akibat MAS berupaya dengan sia-sia mengelurkan MGH dari jajaran nabi-nabi palsu, maka Mirza Ali Muhammad dan Bahaullah yang juga nyata- nyata adalah nabi-nabi palsu, ya ikut dikeluarkan juga. Karena MAS juga mengeluarkan Mirza Ali Muhammad dan Bahaullah yang keduanya mengaku nabi juga, itu berarti MAS mengakui juga Mirza Ali Muhammad dan Bahaullah sebagai nabi seperti MGH. Bravo MAS Nama 30 orang yg mengaku jadi nabi/rasul Allah seperti yang saya posting sudah ada SEBELUM LAHIRNYA Mirza Ghulam Ahmad atau Bahaullah atau Mirza Ali Muhammad. Artinya, kebenaran Hadits tersebut sudah tergenapi. Dalam syarah Muslim, Ikmalul Ikmal, Jilid VI, hal 258, dikatakan: Kebenaran Hadits ini sudah nyata, sebab jika dihitung jumlahnya orang-orang yang mendakwakan dirinya nabi dari sejak masa Nabi s.a.w. hingga sekarang pasti sudah tercapai jumlah tersebut, dan ini diketahui oleh orang-orang yang suka mempelajari riwayat (tarikh). - Penulis buku tsb wafat pada tahun 828 Hijriah. Jadi, karena HMNA malas belajar Tarikh, maka ia jadi ngoceh tidak karuan dengan mengatakan saya mengakui Bahaullah dan Mirza Muhammad Ali sebagai nabi. Artinya HMNA ngibul. Dan karena pengetahuannya yang dangkal, maka HMNA juga memasukkan Lia Aminuddin sebagai nabi, padahal Lia Aminuddin tidak pernah mengklaim dirinya sebagai nabi, ia hanya mengklaim dirinya menerima wahyu dari Allah. Jadi, demikianlah watak asli HMNA itu...makin jelas terlihat wajah aslinya. Salam, MAS
[wanita-muslimah] HMNA dan Nabi Palsu Re: Harga Diri Seorang Muslim...cara kita berdiskusi
Juara ngeyel dan pelintir ini bicara lagi... --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED] wrote: Akibat MAS berupaya dengan sia-sia mengelurkan MGH dari jajaran nabi-nabi palsu, maka Mirza Ali Muhammad dan Bahaullah yang juga nyata-nyata adalah nabi-nabi palsu, ya ikut dikeluarkan juga. Karena MAS juga mengeluarkan Mirza Ali Muhammad dan Bahaullah yang keduanya mengaku nabi juga, itu berarti MAS mengakui juga Mirza Ali Muhammad dan Bahaullah sebagai nabi seperti MGH. Bravo MAS Nama 30 orang yg mengaku jadi nabi/rasul Allah seperti yang saya posting sudah ada SEBELUM LAHIRNYA Mirza Ghulam Ahmad atau Bahaullah atau Mirza Ali Muhammad. Artinya, kebenaran Hadits tersebut sudah tergenapi. Dalam syarah Muslim, Ikmalul Ikmal, Jilid VI, hal 258, dikatakan: Kebenaran Hadits ini sudah nyata, sebab jika dihitung jumlahnya orang-orang yang mendakwakan dirinya nabi dari sejak masa Nabi s.a.w. hingga sekarang pasti sudah tercapai jumlah tersebut, dan ini diketahui oleh orang-orang yang suka mempelajari riwayat (tarikh). - Penulis buku tsb wafat pada tahun 828 Hijriah. Jadi, karena HMNA malas belajar Tarikh, maka ia jadi ngoceh tidak karuan dengan mengatakan saya mengakui Bahaullah dan Mirza Muhammad Ali sebagai nabi. Artinya HMNA ngibul. Dan karena pengetahuannya yang dangkal, maka HMNA juga memasukkan Lia Aminuddin sebagai nabi, padahal Lia Aminuddin tidak pernah mengklaim dirinya sebagai nabi, ia hanya mengklaim dirinya menerima wahyu dari Allah. Jadi, demikianlah watak asli HMNA itu...makin jelas terlihat wajah aslinya. Salam, MAS
Re: [wanita-muslimah] Re: HARUS PAKE JILBAB LAH..:)
Jeng Rita : Setahu saya nih, baju yang disebut busana Muslimah tersebut adalah busana para perempuan saleh/terhormat /dari keluarga bangsawan dari daratan Timur Tengah (terutama perempuan Yahudi)yang telah dikenakan jauh sebelum lahirnya agama Islam. == Janoko : Wah jadi penasaran nich jeng, mohon informasinya dong, lahirnya Islam itu kapan ya ?, definisi Islam itu apa ya ? Gitu dulu salam --oo0oo-- ritajkt [EMAIL PROTECTED] wrote: Tolong dong saya dikasih pencerahan.., apa bener frasa untuk dibedakan dalam konteks thread ini adalah untuk dibedakan dari wanita kafir/non muslim? Setahu saya nih, baju yang disebut busana Muslimah tersebut adalah busana para perempuan saleh/terhormat/dari keluarga bangsawan dari daratan Timur Tengah (terutama perempuan Yahudi)yang telah dikenakan jauh sebelum lahirnya agama Islam. Jadi ketika Ayat Quran tentang Untuk Dibedakan itu lahir, setting sosial pada waktu itu ada orang Islam, Kristen dan Yahudi hidup bersama di suatu lokasi dimana para perempuan dari KASTA sosial yang tinggi memakai busana yang khas, berupa gaun panjang dan kerudung penutup kepala. Busana itu diabadikan oleh para perempuan saleh dalam agama Katholik sampai sekarang (bisa dilihat dlm foto Ibu Theresa dll). Para perempuan Yahudi juga memakai penutup kepala pada hari besar mereka, antara lain saat pemakaman dan upacara perkawnan karena itu memang TRADISI mereka. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, IrwanK [EMAIL PROTECTED] wrote: Penyebutan kata kafir, meskipun (mungkin) secara terjemahan tidak salah, tetap kurang nyaman.. apalagi disampaikan di depan publik.. Kenapa bukan non muslim yang dipopulerkan ketimbang kafir? Maaf, saya sebenarnya gak punya ilmu banyak.. cuma berasa agak ngeganjel aja baca/dengar kata kafir keluar dengan lancarnya.. makanya jadi nyahut nih.. Tentu lain halnya kalau Alqur-an yang menyampaikan itu.. sebagai paparan.. atau bahan pelajaran bagi yang membaca/mempelajarinya.. CMIIW.. Wassalam, Irwan.K On 7/12/07, candle light [EMAIL PROTECTED] wrote: alhamdulillah...aku terharu lho dg isi milismu. sayangnya aku masih belum bisa berdakwah seperti itu. soalnya aku sendiri merasa belum pantas mendakwahi orang lain. karena itu juga aku memutuskan untuk keluar dari kelompok liqo. aku ga mau kehilangan mereka, ladang dakwahku. mereka menganggap ikhwan-akhwat liqo kedudukannya jauh lebih baik di mata Allah. pdhl khan sama saja. tergantung dari amal ibadah yg notabene hanya Allah-lah yg mengetahui. gimana mnrtmu? wassalam - sofie- rsa [EMAIL PROTECTED] efikoe%40gmail.com wrote: HARUS PAKE JILBAB LAH..:) ini salah satu kisah kawan2ku beberapa tahun yg lalu dan belum mengenakan kerudung saat itu, dan alhamdulillah saat ini semuanya yg berada di kisah itu sudah mengenakan kerudung. dan aku juga pernah kenal dengan salah seorang teman wanita dari milis, pada suatu saat dia berkenalan dgnku dan ku singgung ego kewanitaannya untuk tidak boleh disamakan dengan wanita kafir. Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Kritik Terhadap Tafsir Feminis
Ya iyalah Eyang... ;-) Nama jelas BUKAN Gunung Tapi secara ontology, Nama dan Gunung itu termasuk entitas yang tunduk dalam hukum-hukum entitas. Nama itu merujuk kepada benda sesuatu (fisik/abstrak) Lukisan gunung itu juga merujuk kepada gunung tertentu(fisik/abstrak) Nama itu bagusnya mengandung doa. Doa yang direpresentasikan dalam lukisan nama itu. Salah-salah dikit secara bahasa, bukan sesuatu yang krusial, bahkan bisa jadi malah indah bagai lukisan orang yang peyot-peyot di lukisan Cubisme Salvador Dali, tetap saja maksudnya orang. Abdalla sbg. varian dari Abdullah bagus-bagus saja. demikian pendapat saya salam Ary --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED] wrote: Nama itu bukan gunung HMNA - Original Message - From: asetijadi2004 [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, July 13, 2007 11:28 Subject: [wanita-muslimah] Re: Kritik Terhadap Tafsir Feminis Konsiderasi pemberian nama itu bukan SEKEDAR BAHASA, tapi juga SENI dan ESTETIKA. Bagaikan melukis, bentuk gunung itu jelas bukan segitiga sedehana. Tapi jika ada yang melukis sebagai segitiga sederhana juga TIDAK SALAH. Apalagi ada yang melukis abstrak. Jadi sebetulnya nggak terlalu jadi masalah, kesalahan-kesalahan itu (kalau ada). Ditiru-pun juga tidak apa-apa. Salam Ary --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman mnabdurrahman@ wrote: Abdirrahman sudah jelas salah menurut ilmu nahwu. Milis ini bukan kursus bahasa Arab, jadi cukup sekian. Saya ulangi Abdirrahman itu salah, mestinya Abdurrahman, Abdalla itu salah, mestinga Abdullah. Kalau nama itu seorang tokoh, harus dipersoalkan sebab dapat ditiru oleh orang awwam. Ini telah saya kemukakan dalam postingan reply saya kepada Aisyah. HMNA - Original Message - From: Dwi W. Soegardi soegardi@ To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, July 13, 2007 09:57 Subject: Re: [wanita-muslimah] Kritik Terhadap Tafsir Feminis Aisha (mengapa bukan Aisyah?) jangan pula sampai salah jadi Ayesha. Bbrp waktu lalu sdr Guntur balik mempersoalkan nama Abah kenapa bukan Abdirrahman? Sampai kapan kita rebyek dengan urusan ejaan seperti ini? contoh lain: Tariq, Thariq, Tarek, Tarik adalah nama-nama laki-laki yang biasa ditemui. Mana yang benar? Saya ikut satu milis muslim Amerika yang keempat nama tersebut jadi anggotanya dan tidak ada satupun yang mempersoalkan mana ejaan yang benar, walaupun kadang-kadang bisa keleru kalau menanggapi :-) Mbak Aisha, sudahlah ngga usah diurusin tulisannya Abah soal Nasruddin-Nasaruddin. Sudah kadung diterbitkan di koran, diposting di berbagai milis, orang sakti jaman pewayangan/pesilatan berkata ludah di tanah tak dapat dijilat kembali. salam, DWS On 7/11/07, Aisha aishayasmina2002@ wrote: Abah HMNA, Tidak sependapat dan mengemukakan pendapat pribadi tentang sesuatu di milis itu wajar, tapi yang mengganggu saya dalam tulisan abah di bawah ini kenapa berulang kali abah ini menuliskan Nasaruddin (mengapa bukan Nasruddin?)? Kenapa abah sibuk saja ngurusin nama orang, mau pakai nama apa saja kan terserah orang tua yang ngasih nama itu, seperti juga Prof Nasaruddin Umar, nama itu kan nama dari orang tuanya. === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita- muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED] This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links
[wanita-muslimah] RUU yang Melarang Kawin Siri Segera Diajukan
Berita 2 bulan lalu, mungkin bukan hot news lagi, tapi masih anget salam, DWS http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=172311 POLIGAMI RUU yang Melarang Kawin Siri Segera Diajukan Jumat, 4 Mei 2007 JAKARTA (Suara Karya): Pemerintah segera mengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Terapkan Peradilan Agama yang antara lain melarang perkawinan siri atau di bawah tangan. Saat ini RUU itu sudah di tangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk segera dibahas di DPR, kata Dirjen Bimas Islam Departemen Agama, Nasaruddin Umar, di Jakarta, Kamis (4/5). Seusai tampil sebagai pembicara pada seminar Perempuan Indonesia Konsisten Mendukung Kesetaraan Gender dan Meningkatkan Ketahanan Keluarga, yang diselenggarakan oleh Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Koordinator Bidang Kesra, Nasaruddin Umar mengemukakan, saat ini hukum kekeluargaan di Indonesia masih banyak kerancuan-kerancuan di sana sini. Antara satu perundangan dengan perundang-undangan lainnya tidak klop. Kita berharap dengan akan lahirnya UU Terapkan Peradilan Agama akan bisa menciptakan keserasian hukum kekeluargaan di Indonesia, katanya. Menurut Nasaruddin Umar, perkawinan di bawah tangan atau biasa disebut perkawinan siri akhir-akhir ini mencuat ke permukaan. Bahkan di Cisarua, Bogor, ada tokoh agama atau kiai yang bisa mengesahkan perkawinan siri tersebut. Dengan mudahnya orang bisa melakukan perkawinan siri, ujung-ujungnya akan terjadi poligami, kata Nasaruddin Umar. Dan poligami, menurut Nasaruddin Umar, menyengsarakan kaum perempuan. Banyak kasus ditemukan di lapangan bahwa poligami, baik yang dilakukan secara resmi maupun di bawah tangan, menyuguhkan suasana kehidupan yang menyedihkan kepada perempuan. Ironisnya, poligami ditoleransi atas dasar agama, terutama dalam QS an-Nisa 4: 3. Menurut Nasaruddin Umar, sesungguhnya Islam menganut monogami dan mengecam praktik poligami sebagai perpanjangan tradisi Arab pra-Islam yang memberikan status dan kedudukan yang amat dominan kepada kaum laki-laki. (Singgih BS)
[wanita-muslimah] Re: Saatnya 'Kembali' ke ASI, maksimal 5 bulan benarkah??
Ada dokter praktisi menyusui yang mau sharing pengetahuan soal bahasan di bawah? :-) Pada kemana ya? koq gak ada yang merespon nih? Atau topiknya kalah seru dibanding topik Ahmadiyah? :-p Wassalam, Irwan.K On 7/11/07, IrwanK [EMAIL PROTECTED] wrote: Karena ini kebetulan membahas soal ASI, barangkali dokter praktisi menyusui di milis ini bisa sharing pengetahuan apa benar yang dibahas di bawah (khususnya tulisan si Mus).. Wassalam, Irwan.K -- Forwarded message -- From: Hafsah Salim [EMAIL PROTECTED] Date: Jul 9, 2007 7:00 AM Subject: [mediacare] Re: Saatnya 'Kembali' ke ASI, maksimal 5 bulan benarkah?? BeachBoy BaliAsli [EMAIL PROTECTED] wrote: Bila memang sahih dan sah sehat sebagai yang disampaikan jeng Hafsah...ini bisa jadi berita bagus bagi beberapa kalangan wanita karir atau wanita yang ASI nya ngga lancar Mungkin jeng Hafsah bisa memberikan referensi kedokteran dan kesehatan yang sahih sesuai pernyataan anda? Dalam breast feeding, TIDAK DIKENAL ISTILAH SAHIH DAN SAH Yang harus saya tekankan dalam tulisan ini adalah, JANGANLAH MENGANGGAP BAHWA ASI ITU MERUPAKAN FORMULA TERBAIK, PENDAPAT INI SALAH DAN MENYESATKAN. ASI itu berasal dari tubuh ibu, dan kualitas ASI tidak sama antara ibu2 yang miskin dan ibu2 yang kaya. Juga kualitas ASI tidak sama antara ibu2 perokok dan ibu2 bukan perokok. ASI itu juga berbahaya apabila sang ibu mempunyai penyakit2 tertentu yang mengharuskan dia makan obat. Terlalu banyak alasan untuk JANGAN TERLALU LAMA MEMBERIKAN ASI KEPADA BAYI ANDA. Yang penting anda tahu, bahwa ASI sama sekali tidak lebih unggul dari susu2 yang dijual diluar, selain isinya memang sudah merupakan formula yang terbaik, juga aturan meminumkannya juga diterangkan. Beda sekali dengan ASI, tak ada seorang dokterpun yang bisa mengukur kualitas ASI karena masing2 ibu tidak sama. Cukup yang perlu anda tahu, bahwa pada ibu yang sehat, ASI yang pertama disedot oleh bayi disebut COLOSTRUM. Colostrum inilah yang merupakan ASI yang terbaik yang dimiliki sang ibu hanya beberapa jam setelah lahir, dan setelah itu sama sekali tidak ada keunggulannya. Colostrum mengandung protein tinggi dan juga anti-body ibu yang tinggi yang bisa disedot si bayi dalam memelihara kesehatannya dalam hidup baru dibumi ini. Kadar antibody bayi waktu baru lahir sangat tinggi didalam darahnya karena antibodynya itu berasal dari ibu. Namun kadar antibody yang berasal dari ibu ini akan menurun dan hilang sama sekali pada bulan ke 5. Pada bulan ke 2, si bayi sudah mulai memproduksi antibody-nya sendiri, dan pada bulan ke 5 sudah sama sekali tidak perlu antibody dari ibu. Pada umumnya, bayi yang baru lahir seringkali sembelit, tidak bisa berak, Colostrum inilah yang paling baik untuk merangsan usus bayi mendorong meconium sehingga reflex usus bayi bisa berkembang dengan baik. Demikianlah, ASI secara normal boleh diberikan hingga 2-3 minggu sambil secara bertahap diganti dengan susu dari luar. Pada bayi2 tertentu, bahkan tidak boleh diberi ASI karena tidak tahan terhadap lactose dari ASI. Bayi2 seperti ini berkembang sebagai anak yang menderita lactose intolerance. Sebabnya justru akibat pemberian ASI. Itulah sebabnya, sebelum atau selama pemberian ASI sebaiknya anda berkonsultasi dengan dokter anak kalo ingin mencapai kesehatan yang maximal. JADI TIDAK ADA SATUPUN RESEP ASI YANG BISA ANDA KATAKAN SAH ATAU SAHIH KARENA BERBEDA DARI SATU BAYI KE BAYI LAIN, DAN JUGA BEDA DARI SATU IBU KE IBU LAIN. Resep yang bisa diberikan disini hanyalah untuk orang miskin di-negara2 terkebelakang. Tidak ada pilihan untuk mereka, dan diharapkan pemberian ASI hingga anak berusia 2 tahun merupakan pilihan terbaik dari semua lainnya yang tidak baik karena memang tidak ada kemampuannya untuk memilih yang baik. Ny. Muslim binti Muskitawati. -- Forwarded message -- From: BeachBoy BaliAsli [EMAIL PROTECTED] Date: Jul 8, 2007 2:39 PM Subject: Re: [mediacare] Re: Saatnya 'Kembali' ke ASI, maksimal 5 bulan benarkah?? Salam ... Bila memang sahih dan sah sehat sebagai yang disampaikan jeng Hafsah...ini bisa jadi berita bagus bagi beberapa kalangan wanita karir atau wanita yang ASI nya ngga lancar Mungkin jeng Hafsah bisa memberikan referensi kedokteran dan kesehatan yang sahih sesuai pernyataan anda? Para wanita karir sedang menunggu anda, jeng... Salam beachboy - Original Message From: Hafsah Salim muskitawati@ yahoo.com To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Sunday, July 8, 2007 1:19:03 PM Subject: [mediacare] Re: Saatnya 'Kembali' ke ASI Kalo kita membicarakan Kesehatan Anak, maka menyusui bayi dengan ASI TIDAK BOLEH DIBERIKAN LEBIH DARI 6 BULAN. Secara medis, ASI hanya baik hingga 5 bulan, setelah 5 bulan kualitas ASI sudah tidak berguna untuk bayi. Sejak umur bayi 3 bulan, makanan pengganti susu sudah harus diperkenalkan kepada bayi agar
Re: [wanita-muslimah] Re: Harga Diri Seorang Muslim...cara kita berdiskusi
MAS ngeyel lagi, jual koyok Muhammad Zafrullah Khan yang mantan Mentri Luar Negeri Pakistan dan Ketua Mahkamah Agung Internasional adalah anggota Jemaat Ahmadiyah yang berwarga negara Pakistan = HMNA: Ini ada informasi: - Original Message - From: leo imanov [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, December 18, 2003 20:49 Subject: Qadiyanism bismi-lLahi-rRahmani-rRahiem, alhamdu li-lLahi Rabbi-l'alamien wa-shshalatu wa-ssalamu 'ala asyrafi-lAnbiya-i wa-lMursalien, wa man tabiahu ila yaumi-ddien. NastaiinuHu wa nastaghfiruHu min sayyiati anfusina wa sayyiati amalina, mayyahdli-lLahu falaa mudlillalah wamay yudhli-lLahu falaa haadiyalah.. 'amma bad a-ssalamu 'alaikum wa rahmatu-lLahi wa barakatuH, bagi2 niech yaaa saya dapet kiriman sich, mudah2an bermanfaat euy! wa-lLahu 'alam bi-shshawab, wa bi-lLahi-ttaufiq wal-hidayah baraka-lLahu fiekum - wa shalla-lLahu wa-ssallamuH 'alaa Nabiyyina Muhammad, subhanaka-lLahumma wabihamdiKa asyhadu alla Ilaha illa Anta, astaghfiruKa wa atubu ilaiK. wa ssalamu 'alaikum wa rahmatu-lLahi wa-barakatuH. .. Qadiyaniat in the Contemporary World Pakistan, the home of the Qadiyani movement, declared the religion Qadianis to be kufr, non-Islam and other governments followed suit. Saudi Arabia stopped giving visas to Qadianis as Muslims. Recently, a South African court has ruled them to be non-Muslims. However, anti-Islam governments give Qadianis protection and provide facilities for their propagation, among them, the U.S. and the British are major protectors. Attending Qadiani functions under any pretext is helping and promoting their kufr. ** Fatwa tentang Ahmadiyah Qadiyan sesat dikeluarkan pada Munas II MUI 1980, kondiderannya antara lain dari Rabithah Alam Islami (Liga Dunia Islam) yang berpusat di Makkah yang menetapkan bahwa Ahmadiyah Qadiyan adalah kelompok di luar Islam. Pemerintah Pakistan segera merespons fatwa itu dan melarang keberadaan para penganut Qadianis bermukim di Pakistan. Muhammad Zafrullah Khan menjabat Mentri Luar Negeri Pakistan dan Ketua Mahkamah Agung Internasional sebelum Pemerintah Pakistan melarang Qadianis HMNA - Original Message - From: ma_suryawan [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, July 13, 2007 14:47 Subject: [wanita-muslimah] Re: Harga Diri Seorang Muslim...cara kita berdiskusi Muhammad Zafrullah Khan yang mantan Mentri Luar Negeri Pakistan dan Ketua Mahkamah Agung Internasional adalah anggota Jemaat Ahmadiyah yang berwarga negara Pakistan. Dan jutaan orang Jemaat Ahmadiyah yang hidup dan tinggal di negara Pakistan sejak berdirinya negara Pakistan sampai detik ini masih ada di sana.
Re: [wanita-muslimah] Re: Fwd: Kecintaan Kepada Rasulullah SAW
MAS ngeyel lagi: Nah, sekarang saya berikan bukti dari situs resmi Ahmadiyah Lahore dimana Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. dengan jelas mengatakan bahwa dirinya adalah nabi dan rasul. Lihat di: http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/tr HMNA: Berikut yang saya down load dari situs Ahmadiyah Lahore = http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/tr Tidak ada disitu claim bahwa MGA adalah nabi dan rasul. Jadi ternyata MAS bukan ngeyel saja tetapi pendusta. Para netters anggota milis WM silakan baca yang saya down load tsb: The Lahore Ahmadiyya Movement for the Propagation of Islam (A.A.I.I.L. - Ahmadiyya Anjuman Isha'at-e-Islam Lahore) The Holy Quran states that prophets appeared among all the nations of the earth, and so the fact the name of only a few of them are known cannot be used to argue that prophets have only appeared among one or two nations. Similarly, the Holy Prophet's hadith proves the coming of mujaddids in all centuries even though it may not be possible to name them all. However, many Muslim religious figures in history have claimed to be the mujaddids of their eras; IN ADDITION, Muslim religious scholars of the past have described some of their predecessors as mujaddids of their times. In fact, Shaikh Ahmad of Sirhind, India, is quite commonly known in the Indian subcontinent simply as Hazrat Mujaddid Alf Thani (mujaddid of the second thousand - he appeared at the head of the eleventh century hijrah). From historical sources the following list of mujaddids may be compiled : First century: 'Umar ibn 'Abdul 'Aziz. Second century: Imams Shafi'i and ibn Hanbal. Third century: Abu Sharah and Ash'ari. Fourth century: Abu Ubaidullah, Abu Bakr Baqilani. Fifth century: AI-Ghazali. Sixth century: Abdul Qadir Jilani. Seventh century: Ibn Taimiyyah, Muin-ud-Din Chishti. Eighth century: Ibn Hajar 'Asqalani, Salih ibn 'Umar. Ninth century: Sayyid Muhammad Jaunpuri. Tenth century: Imam Suyuti. Eleventh century: Shaikh Ahmad of Sirhind (India). Twelfth century: Shah Wali Ullah of Dehli (India). Thirteenth century: Sayyed Ahmad Barelavi (India). And, of course, the mujaddid of the fourteenth century of the Hijrah [Muslim Era] is Hazrat Mirza Ghulam Ahmad of Qadian, India (1835-1908), besides whom no other Muslim has claimed to be a Mujaddid of this century. We believe in the five pillars of Islam ... We believe that there is no god besides God, and that Muhammad is His Messenger and the last of the prophets. We believe that whoever adds to, or detracts from, the Islamic Shari'ah even one whit, is excluded from Islam. And we instruct our community that they believe in laa ilaaha ill-Allah Muhammadur rasul Allah; and they consider as their duties salaat [prayer], saum [fasting], zakaat [charity], hajj [pilgrimage], and other obligations imposed by God and His Prophet, and act according to Islam. It is incumbent to believe in all those things which, according to the ijmaa' [unanimity] of the Ahl-Sunnah (i.e., the orthodox), constitute Islam (Ayyam Sulh). Thus, by the grace of Allah, not only are we Muslims, but we are also the only group dedicated purely to the propagation of Islam. ## - Original Message - From: ma_suryawan [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, July 13, 2007 19:43 Subject: [wanita-muslimah] Re: Fwd: Kecintaan Kepada Rasulullah SAW Nah, sekarang saya berikan bukti dari situs resmi Ahmadiyah Lahore dimana Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. dengan jelas mengatakan bahwa dirinya adalah nabi dan rasul. Lihat di: http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/tr anslationcorrectionerror.shtml
[wanita-muslimah] Re: Praktik Poligami Seringkali Melanggar Hak Perempuan dan Anak
Buruknya poligini bukannya sudah saya kemukakan dan belum ditanggapi oleh Anda: mudharat paling besar ialah rusaknya struktur keluarga sehingga kualitas membesarkan dan mendidik anak jadi terkompromikan. Tidak heran jika kualitas generasi penerus menjadi buruk dan tidak dapat bersaing dg bangsa2 lain sehingga banyak masyarakat muslim termarginalisasikan. Uang berlebih yg dapat dibelikan gizi dan alat2 belajar yg lebih utk anak2 menjadi berkurang. Apakah bukti2 ini tidak cukup bagi Anda? Kalau Anda ingin mempertahankan terbelakangnya generasi peneris kita lebih baik Anda pikir dua kali. Sebagai khalifah bumi adalah tanggung jawab kita memikirkan kesejahteraan keluarga dan kualitas hidup masa depan. Ini tanggung jawab kita. Kualitas hidup bukan cuma 7 menit di atas kasur! --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa [EMAIL PROTECTED] wrote: Seolah poligini itu bukan sebuah lembaga pernikahan layaknya monogami. apa sih yang buruk (kalo memang ada, dan bukan krn pelakunya) dari poligini yang pada monogami tidak ada: pelecehan, kekerasan, ketidak adilan. Pada monogami malah plus serong/selingkuh, jajan, simpanan/bawah tangan. salam, rsa --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote: Jadi sebenarnya Poligami sangat dibatasi oleh hukum Indonesia? - boleh berpoligami karena isteri sakit, gila atau nggak punya anak (sakit tentunya yang tergolong penyakit kritis atau terminal?) - PP no 10 untuk pegawai negeri - mesti ada ijin isteri (yang juga mewakilkan anak?) Jadi kebanyak poligamor melanggar UU Perkawinan ya? Katanya mesti dibuat PP untuk membuat sanksi pelanggaran ini? Saya kira ini penting supaya para pejabat, artis, ustaz, pengusaha yang berpoligami bisa dikenakan hukuman, paling tidak mikir dulu sebelum rencana berpoligami. Kalau kena hukuman kan berarti dipermalukan di publik, nah inilah yang ditakutkan mereka. Mestinya media juga selalu men-disclose informasi ini, bahwa para poligamor anu melanggar UU Perkawinan, dan itu adalah jelek banget - sebagai bagian dari pendidikan publik dan kode jurnalistik. Di Indonesia ini apa yang diperbuat para seleb dan pejabat memang jadi fenomena, karena jadi panutan masyarakat kecil yang dalam posisi rentan kalau menjalankan poligami. Lepas dari persoalan hukum, para poligami cowok mestinya menerima kenyataan, kalau mereka berpoligami mesti siap2 menerima juga isterinya (mungkin) berpoligami jugak. Legowo gitu. salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dwi W. Soegardi soegardi@ wrote: http://www.rahima.or.id/SR/21-07/Opini2.htm Wawancara dengan Dra. Pinky Saptandari, MA. (Staf Khusus Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Bidang Perempuan dan Anak) Dalam Kenyataan Praktik Poligami Seringkali Melanggar Hak Perempuan dan Anak T: Kaum laki-laki melakukan poligami dengan alasan diperbolehkan di alquran, bahkan UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974 seolah-olah memperbolehkan laki-laki berpoligami. Misalnya dalam pasal 3 ayat 2 disebutkan pengadilan dapat memberi izin kepada suami untuk beristri lebih dari seorang bila dikehendaki oleh pihak-pihak yang bersangkutan. Bagaimana Anda melihat realitas ini? Agama dan hukum positif (UU Perkawinan) di Indonesia sebenarnya tidak melarang dilakukannya praktek poligami. Namun yang menjadi masalah dan perhatian kami (pihak Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan) lebih kepada proses pelaksanaan poligami itu sendiri. Kebanyakan praktek poligami yang dilakukan, hampir semuanya tidak sesuai dengan apa yang seharusnya menjadi aturan-aturan poligami itu sendiri. Kami menilai pada proses awalnya saja sudah terjadi pelanggaran. Juga pada proses perkawinannya sendiri, seringkali hak-hak perempuan menjadi terabaikan baik itu bagi istri pertama (terutama), kedua, ketiga dan seterusnya. T: Bisa Anda contohkan praktik-praktik pengabaian hak tersebut? Di pasal 2 UU Perkawinan No.1 Tahun 1974, disebutkan beberapa alasan seorang laki-laki bisa melakukan poligami. Alasan itu antara lain apabila istri dalam kondisi tidak sehat, gila, dan tidak punya anak. Tapi ironisnya sekarang, kendati si istri tidak gila, punya anak, dan sehat, toh suami tetap kawin lagi. Jadi ada berbagai upaya pengabaian syarat, yang sebetulnya justru syarat itu diadakan untuk melindungi kaum perempuan. T: Jadi apa yang perlu dilakukan untuk melindungi kaum perempuan? Ya tentunya harus mengembalikan pelaksanaan syarat-syarat tersebut secara konsisten. Ini perlu, agar poligami itu tetap bisa dijalankan namun dalam jalur yang benar. Sekarang hampir 90% praktik poligami adalah poligami-poligamian yang mengatasnakan agama. Yang sebetulnya itu melanggar agama dan hukum positif. Peraturan mensyaratkan kalau seorang laki-laki yang sudah beristri
[wanita-muslimah] Re: Kewajiban Menegakkan Khilafah ... sedikit buat Dan
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa [EMAIL PROTECTED] wrote: Perhatikan: [1] Anda berani menolak perintah Allah semata karena logika anda merasa perintah Allah itu sesuatu yang 'jelek' (=teokrasi)? Apakah dari pernyataan saya ini jelas saya menyatakan 'Allah mengharuskan kita menciptakan teokrasi' spt jelas terlihat pada pernyataan anda ini Sejak kapan Allah bilang kita harus menciptakan teokrasi?? Saya paraphrase biar lebih jelas: apakah anda berani mangandalkan logika anda untuk menilai perintah Allah itu 'jelek' atau tidak (misalnya soal khalifah yang anda cap 'teokrasi')? jelas? DP: Perintah Allah akan saya cerna dg akal sesuai dg perintahNya: tidak ada orang beriman yg tidak berakal. [2] Mengapa anda senang sekali dan berulang kali hanya mencomot yang anda suka dari komentar saya? entah buat member yang lain. Saya tdk hanya komentar satu hal tadi, di atas. Mana tanggapan anda? Saya ulang bagian yang tidak anda sentuh: Memang sejauh ini, sudah pasti, setidaknya menurut yang terhormat Azyumardi, khilafah itu tidak ada? Bukannya dia menyitir pendapat seorang ulama, dan ulama itu 'mendeskripsikan', bukan mengambil kesimpulan, bahwa apa yang muncul setelah khulafaurrasyidin itu 'tidak masuk kategori' khilafah. Jadi ya ayo, mari, kalo gitu, kita pastikan bahwa kita hanya meneladani bentuk khilafah sesungguhnya, yaitu spt dijalankan oleh Rasul hingga para khilafah empat sesudahnya itu. Mau? DP: Coba deh seperti yg saya ulangi berkali2, berilah contoh dimana konsep kehilafahan ini ada dan berjalan baik. Anda ingin saya menerima angan2 di benak Anda yg tidak ada contoh empirisnya. Ya susah dong Mas Satriyo. Bagaimana itu bisa diterima akal? Sebagai yg pernah kuliah di ITB, sukar bagi saya menerima hal2 yg tidak masuk akal dan tidak ada bukti empiris. Walaupun tidak pernah kuliah sastra saya bisa menerima keindahan puisi tetapi saya tidak bisa menerima suatu keindahan puisi dijadikan suatu sistem politik yg riil. Sistem politik harus tegar terhadap uji dan kritik. Berikan dulu contoh kecilnya khilafah yg Anda maksudkan itu kalau contoh besar tidak ada. [3] Yang anda lakukan malah melompat pada kesimpulan pribadi yang 'berani'. Saya katakan berani karena tidak ada uraian apapun dari anda atas pernyataan anda ini, [a] Menegakkan hukum Allah tidak harus dg teokrasi. Demokrasipun bisa menegakkan hukum Allah. Lalu anda teruskan, [b] Saya juga tidak yakin bahwa bentuk khilafah Rasul adalah yg tepat pada masa kini. Jaman sudah berubah dan RasuluLah sudah tiada dan tidak tergantikan. Di sini anda [I] langsung mencap bahwa Islam pernah memiliki sebuah bentuk pemerintahan TEOKRASI. Tolong buktikan! [II] Anda juga tidak kalah nekatnya menyatakan bahwa Cukup! Teladan Rasul dalam bernegara dan bermasyarakat sudah usang dan tidak lagi aplikabel buat ummat saat ini dan mendatang. Lebih baik berkiblat pada pemikiran non-muslim, terutama DEMOKRASI untuk PASTI menjalankan HUKUM ALLAH! Tolong Buktikan. DP: Saya membuktikannya secara terbalik, tidak ada contoh khilafah yg berdasarkan teladan Rasul pada saat ini dan sejak wafatnya Ali berarti memang tidak implementable sejak wafatnya Beliau. Barangkali kita tidak memiliki definisi teokrasi yg sama. Demokrasi pemikiran non-muslim? Mungkin benar bukan pemikiran muslim tapi yg pasti pemikiran ini non-kristiani dan sekuler karena dalam demokrasi tidak ada unsur2 agamanya. Lho bukankah Iran itu sekarang suatu teokrasi? Ini gimana koq kita berdebat dg istilah2 yg tidak terdefinisi secara akurat. Ha ha ha Anda kena penyakit non-islamophobia, semua yg non-muslim pasti salah. Rasul aja menyuruh kita belajar ke negeri Cina ... CATAT: [1] Buktikan Islam pernah menajalankan TEOKRASI, dan [2] Teladan Rasul dalam bernegara/bermasyarakat sudah tidak aplikable, dan sebagai gantinya hukum Allah diberlakukan melalui DEMOKRASI! Lho, bukankah prof Azyumardi bilang bahwa khalifah itu adalah pemimpin politik DAN agama. Kalau rektor insitut agama terkemuka sudah bilang begitu masa saya bantah lagi? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dan dana.pamilih@ wrote: Sejak kapan Allah bilang kita harus menciptakan teokrasi? Itu kan tafsiran para ulama teokratis. Menegakkan hukum Allah tidak harus dg teokrasi. Demokrasipun bisa menegakkan hukum Allah. Bentuk khilafah tidak ditetapkan oleh Allah, jadi kebebasan kita menentukan bentuk yg paling tepat dan relevan bagi masa kini. Saya juga tidak yakin bahwa bentuk khilafah Rasul adalah yg tepat pada masa kini. Jaman sudah berubah dan RasuluLah sudah tiada dan tidak tergantikan. Jangan memaksakan tafsiran pribadi atau kelompok seolah2 itu adalah kehendak Allah. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa efikoe@ wrote: Anda berani menolak perintah Allah semata karena logika anda merasa perintah Allah itu sesuatu yang 'jelek'
Re: [wanita-muslimah] Re: Harga Diri Seorang Muslim...cara kita berdiskusi
Kasus Prof Abdus Salam is closed Kasus Zafrullah Khan menjabat Mentri Luar Negeri Pakistan dan Ketua Mahkamah Agung Internasional sebelum Pemerintah Pakistan melarang Qadianis juga ditutup, tup, tup, tup Nohetto HMNA - Original Message - From: ma_suryawan [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, July 13, 2007 22:03 Subject: [wanita-muslimah] Re: Harga Diri Seorang Muslim...cara kita berdiskusi Lalu saya berikan bukti bahwa Muhammad Zafrullah Khan, yang mantan Menteri Luar Negeri Pakistan dan mantan Ketua Mahkamah Agung Internasional itu adalah WN Pakistan yang menjadi anggota Jemaat Ahmadiyah (yang beriman kepada Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi/rasul), yang sejak dulu keluar masuk Pakistan dan bermukim di Pakistan. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED] wrote: MAS ngeyel lagi, jual koyok Muhammad Zafrullah Khan yang mantan Mentri Luar Negeri Pakistan dan Ketua Mahkamah Agung Internasional adalah anggota Jemaat Ahmadiyah yang berwarga negara Pakistan = HMNA: Ini ada informasi: - Original Message - From: leo imanov [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, December 18, 2003 20:49 Subject: Qadiyanism bismi-lLahi-rRahmani-rRahiem, alhamdu li-lLahi Rabbi-l'alamien wa-shshalatu wa-ssalamu 'ala asyrafi-lAnbiya-i wa-lMursalien, wa man tabiahu ila yaumi-ddien. NastaiinuHu wa nastaghfiruHu min sayyiati anfusina wa sayyiati amalina, mayyahdli-lLahu falaa mudlillalah wamay yudhli-lLahu falaa haadiyalah.. 'amma bad a-ssalamu 'alaikum wa rahmatu-lLahi wa barakatuH, bagi2 niech yaaa saya dapet kiriman sich, mudah2an bermanfaat euy! wa-lLahu 'alam bi-shshawab, wa bi-lLahi-ttaufiq wal-hidayah baraka-lLahu fiekum - wa shalla-lLahu wa-ssallamuH 'alaa Nabiyyina Muhammad, subhanaka-lLahumma wabihamdiKa asyhadu alla Ilaha illa Anta, astaghfiruKa wa atubu ilaiK. wa ssalamu 'alaikum wa rahmatu-lLahi wa-barakatuH. .. Qadiyaniat in the Contemporary World Pakistan, the home of the Qadiyani movement, declared the religion Qadianis to be kufr, non-Islam and other governments followed suit. Saudi Arabia stopped giving visas to Qadianis as Muslims. Recently, a South African court has ruled them to be non-Muslims. However, anti-Islam governments give Qadianis protection and provide facilities for their propagation, among them, the U.S. and the British are major protectors. Attending Qadiani functions under any pretext is helping and promoting their kufr. ** Fatwa tentang Ahmadiyah Qadiyan sesat dikeluarkan pada Munas II MUI 1980, kondiderannya antara lain dari Rabithah Alam Islami (Liga Dunia Islam) yang berpusat di Makkah yang menetapkan bahwa Ahmadiyah Qadiyan adalah kelompok di luar Islam. Pemerintah Pakistan segera merespons fatwa itu dan melarang keberadaan para penganut Qadianis bermukim di Pakistan. Muhammad Zafrullah Khan menjabat Mentri Luar Negeri Pakistan dan Ketua Mahkamah Agung Internasional sebelum Pemerintah Pakistan melarang Qadianis HMNA # ###
[wanita-muslimah] 15% REMAJA BERHUBUNGAN SEKS PRANIKAH
http://pikas.bkkbn.go.id/news_detail.php?nid=5294 Kamis, 12 Juli 2007 @ 04:09:00 15% REMAJA BERHUBUNGAN SEKS PRANIKAH Bandarlampung--bkkbn online Sekitar 15 persen remaja di Indonesia, menurut data hasil sebuah penelitian yang diungkapkan oleh Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Pusat, diketahui telah melakukan hubungan seks di luar nikah (pra-nikah). Perilaku seksual pra-nikah telah menjadi bagian kehidupan remaja di negeri kita yang cukup memprihatinkan, kata Direktur Pelaksana Daerah (Dirpelda) PKBI Lampung, Ir Herdi Mansyah AIB, di Bandarlampung, belum lama ini. Menurut Herdi Mansyah seraya mengutip data dari PKBI Pusat, jumlah keseluruhan remaja di Indonesia sebanyak sekitar 62 juta orang, terdapat sekitar 15 persen dari remaja itu kedapatan telah melakukan aktivitas seksual yang kelewat batas bahkan berhubungan seks tanpa menikah lebih dulu. Beberapa aktivitas seksual yang dianggap telah menjadi bagian kehidupan remaja kita saat ini, menurut Herdi Mansyah, diantaranya mulai dari berciuman bibir, meraba-raba dada, hingga petting (menempelkan alat kelamin), sampai melakukan hubungan seks seperti suami isteri. Data dari PKBI Pusat, kata Herdi Mansyah lebih lanjut, menyebutkan pula adanya penelitian Annisa Foundation pada tahun 2006 yang melibatkan siswa SMP dan SMU di Cianjur (Jabar), terungkap bahwa 42,3 persen pelajar telah melakukan hubungan seks yang pertama di bangku sekolah. Hasil penelitian itu, mendapati pula pengakuan beberapa dari siswa yang mengungkapkan bahwa dia melakukan hubungan seks tersebut berdasarkan rasa suka dan tanpa paksaan. Menurut Herdi Mansyah, perilaku remaja tersebut menimbulkan risiko terjadi kehamilan yang tidak diinginkan dan kemudian dapat mendorong pengguguran kandungan (aborsi), termasuk dengan cara yang tidak aman sehingga mengakibatkan kematian. Penelitian PKBI pada sembilan kota di Indonesia mengenai aborsi itu, menunjukkan, dari 37.685 responden, 27 persen pelaku aborsi adalah belum menikah yang biasanya telah pula mengupayakan aborsi lebih dulu secara sendiri, dengan meminum jamu khusus, namun gagal. Sebanyak 21,8 persen aborsi itu dilakukan pada kehamilan lanjutan. Data Departemen Kesehatan RI mencatat bahwa setiap tahun terjadi 700 ribu kasus aborsi pada remaja atau 30 persen dari total dua juta kasus yang sebagian besar dilakukan oleh dukun (unsafe abortion). Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa 15 persen hingga 50 persen kematian ibu disebabkan karena pengguguran kandungan yang tidak aman. (roL)
[wanita-muslimah] Re: Harga Diri Seorang Muslim...cara kita berdiskusi
HMNA si juara ngibul (baca: dusta) dan juara ngeyel ini sebelumnya berceloteh: Bagaimana mungkin Prof Abd Salam bisa masuk Pakistan, karena Pemerintah Pakistan sampai sekarang ini melarang orang beragama Ahmadiyah Qadiyan masuk/ataupun bermukim di Pakistan. Dan juga tidak mungkin Prof Abd Salam jika beliau bergama Ahmadiyah Qadiyan bisa dikebumikan di Pakistan karena siapa yang akan mengurus jenazahnya, kalau tidak ada yang beragama Ahmadiyah Qadiyan di Pakistan. Perhatikan kata-kata HMNA ini: ...karena Pemerintah Pakistan sampai sekarang ini melarang orang beragama Ahmadiyah Qadiyan masuk/ataupun bermukim di Pakistan. Perkataan yang absurd dan bodoh! Lalu saya berikan bukti bahwa Muhammad Zafrullah Khan, yang mantan Menteri Luar Negeri Pakistan dan mantan Ketua Mahkamah Agung Internasional itu adalah WN Pakistan yang menjadi anggota Jemaat Ahmadiyah (yang beriman kepada Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi/rasul), yang sejak dulu keluar masuk Pakistan dan bermukim di Pakistan. Jadi, artinya apa? Artinya ocehan HMNA cuma asal mangap saja. Kasihan betul orang tua dari Makassar ini karena sudah kehabisan argumen dan karena sudah terlanjur ditelanjangi kedangkalan dan logika bengkoknya, maka ia terus mempertontonkan kengeyelan. Salam, MAS --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED] wrote: MAS ngeyel lagi, jual koyok Muhammad Zafrullah Khan yang mantan Mentri Luar Negeri Pakistan dan Ketua Mahkamah Agung Internasional adalah anggota Jemaat Ahmadiyah yang berwarga negara Pakistan = HMNA: Ini ada informasi: - Original Message - From: leo imanov [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, December 18, 2003 20:49 Subject: Qadiyanism bismi-lLahi-rRahmani-rRahiem, alhamdu li-lLahi Rabbi-l'alamien wa- shshalatu wa-ssalamu 'ala asyrafi-lAnbiya-i wa-lMursalien, wa man tabiahu ila yaumi-ddien. NastaiinuHu wa nastaghfiruHu min sayyiati anfusina wa sayyiati amalina, mayyahdli-lLahu falaa mudlillalah wamay yudhli-lLahu falaa haadiyalah.. 'amma bad a-ssalamu 'alaikum wa rahmatu-lLahi wa barakatuH, bagi2 niech yaaa saya dapet kiriman sich, mudah2an bermanfaat euy! wa-lLahu 'alam bi-shshawab, wa bi-lLahi-ttaufiq wal-hidayah baraka- lLahu fiekum - wa shalla-lLahu wa-ssallamuH 'alaa Nabiyyina Muhammad, subhanaka-lLahumma wabihamdiKa asyhadu alla Ilaha illa Anta, astaghfiruKa wa atubu ilaiK. wa ssalamu 'alaikum wa rahmatu-lLahi wa-barakatuH. .. Qadiyaniat in the Contemporary World Pakistan, the home of the Qadiyani movement, declared the religion Qadianis to be kufr, non-Islam and other governments followed suit. Saudi Arabia stopped giving visas to Qadianis as Muslims. Recently, a South African court has ruled them to be non-Muslims. However, anti-Islam governments give Qadianis protection and provide facilities for their propagation, among them, the U.S. and the British are major protectors. Attending Qadiani functions under any pretext is helping and promoting their kufr. ** Fatwa tentang Ahmadiyah Qadiyan sesat dikeluarkan pada Munas II MUI 1980, kondiderannya antara lain dari Rabithah Alam Islami (Liga Dunia Islam) yang berpusat di Makkah yang menetapkan bahwa Ahmadiyah Qadiyan adalah kelompok di luar Islam. Pemerintah Pakistan segera merespons fatwa itu dan melarang keberadaan para penganut Qadianis bermukim di Pakistan. Muhammad Zafrullah Khan menjabat Mentri Luar Negeri Pakistan dan Ketua Mahkamah Agung Internasional sebelum Pemerintah Pakistan melarang Qadianis HMNA # ### - Original Message - From: ma_suryawan [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, July 13, 2007 14:47 Subject: [wanita-muslimah] Re: Harga Diri Seorang Muslim...cara kita berdiskusi Muhammad Zafrullah Khan yang mantan Mentri Luar Negeri Pakistan dan Ketua Mahkamah Agung Internasional adalah anggota Jemaat Ahmadiyah yang berwarga negara Pakistan. Dan jutaan orang Jemaat Ahmadiyah yang hidup dan tinggal di negara Pakistan sejak berdirinya negara Pakistan sampai detik ini masih ada di sana.
[wanita-muslimah] Re: Fwd: Kecintaan Kepada Rasulullah SAW
Oh, oh jangan ngabur HMNA... Oh, oh, ternyata lagi-lagi HMNA cuma sanggup menghadirkan cerita, ya sekedar cerita...tidak ada bukti kebenaran omongan kawan Anda itu. Nah, sekarang saya berikan bukti dari situs resmi Ahmadiyah Lahore dimana Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. dengan jelas mengatakan bahwa dirinya adalah nabi dan rasul. Lihat di: http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/tr anslationcorrectionerror.shtml Mirza Ghulam Ahmad menjelaskan dalam buku Ek Ghalati Ka Izala: Some people in our Movement who are not well-acquainted with my claim and the arguments relating to it --- not having had the occasion to study my books carefully, nor having stayed in my company for a sufficient length of time to complete their knowledge - -- in some instances in response to an objection of the opponents give a reply which is entirely against facts. So, despite being on the side of truth, they have to face embarrassment. Thus it happened a few days ago that a person faced from an opponent the objection that the man whose pledge you have taken claims to be a prophet (nabi) and a messenger (rasul). This was answered by only a denial, while such an answer is not correct. The fact is that the holy revelation of God Almighty which descends upon me contains words such as rasul, mursal and nabi, not once but hundreds of times. So how can the reply be correct that such words are not present? In fact, at this time these words occur more clearly and explicitly than in the earlier days. And in the Barahin Ahmadiyya too, published 22 years ago, these words are not few. Thus, in the Divine communications published in Barahin Ahmadiyya, one revelation from God is as follows: He it is Who sent His messenger (rasul) with guidance and the true religion in order to make it prevail over all other religions (see p. 498, Barahin Ahmadiyya). Here, this humble one has been clearly addressed as rasul. Then after this, in the same book, is the following Divine revelation regarding myself: The messenger of God in the mantle of the prophets (p. 504). Then quite near this in the same book is the following revelation: Muhammad is the messenger of God; those with him are firm against disbelievers, compassionate among themselves. (The Holy Quran: 48:29) In this revelation I have been given the name 'Muhammad'2 as well as rasul.4 Then there is the following Divine revelation noted on page 557 of Barahin Ahmadiyya: A warner came into the world. Another version of it is: A prophet (nabi) came into the world.5 Similarly in many other places in Barahin Ahmadiyya the word rasul has been applied to this humble one... (Di copy paste dari situs resmi Ahmadiyah Lahore) Dan seterusnya. Oh, oh, makin kelihatan saja HMNA tidak mengerti apa yang ia dengar dan ia omongkan, lalu menuduh saya berdusta, padahal dirinya sendiri yang sering berdusta. Salam, MAS --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED] wrote: MAS ngeyel lagi: Nah, sekarang saya berikan bukti dari situs resmi Ahmadiyah Lahore dimana Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. dengan jelas mengatakan bahwa dirinya adalah nabi dan rasul. Lihat di: http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/tr HMNA: Berikut yang saya down load dari situs Ahmadiyah Lahore = http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/tr Tidak ada disitu claim bahwa MGA adalah nabi dan rasul. Jadi ternyata MAS bukan ngeyel saja tetapi pendusta.
[wanita-muslimah] Pria sebagai Mitra dalam Kesehatan Ibu
http://pikas.bkkbn.go.id/gemapria/article-detail.php?artid=80 Jumat, 13 Juli 2007 @ 11:32:57 Pria sebagai Mitra dalam Kesehatan Ibu Peran dan partisipasi pria dapat membuat perubahan yang baik dalam kehidupan wanita. Perubahan tersebut diantaranya adalah dalam kesehatan wanita. Untuk itulah Peringatan Hari Kependudukan Sedunia mengusung tema Men as Partner in Maternal Health. Sebagai salah satu kepedulian dunia terhadap wanita. Wanita memiliki hak dalam kesehatan, akan tetapi perlindungan hak tersebut seringkali tergantung kepada support para suami. Pria baik dia berperan sebagai suami, ayah, pembuat kebijakan, tokoh masyarakat dan tokoh agama memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya perlindungan kesehatan Ibu. Dalam peringatan hari kependudukan kali ini, UNFPA menyerukan kepada semua negara untuk dapat mendorong para pria berkonstribusi dalam perencanaan kehamilan serta sebagai pemberi support pada saat kehamilan istrinya, bertanggung jawab atas terjadinya hubungan seksual yang aman dengan menjaga perilaku mencegah terjadinya penyebaran HIV, serta sebagai orang tua mau berbagi peran dan tugas dengan istrinya dalam memelihara anak-anak mereka. Suami memiliki peranan penting dalam perencanaan keluarga termasuk memutuskan berapa banyak anak yang akan dimiliki, dan bagaimana masa depan mereka. Jumlah kehamilan dalam suatu keluarga berhubungan langsung dengan kesehatan ibu. Terlalu banyak atau terlalu sering ibu melahirkan berisiko tinggi bagi kematian ibu. Kehamilan memang bukanlah suatu penyakit, akan tetapi sarat akan aspek kesehatan yang berisiko pada kematian ibu dan anak yang dikandungnya. Untuk itu pria perlu diberi pemahaman bahwa keputusan yang dia ambil untuk memiliki anak harus melalui perencanaan matang yang mempertimbangan kesehatan dan keselamatan istrinya. Suami pulalah yang memiliki peranan penting dalam keputusan financial, sehingga selama kehamilan istrinya, suami bisa memperhitungkan bagaimana membayar bidan, transportasi ke rumah sakit, dan bagaimana pengobatan bila istrinya mengalami komplikasi. Semua perhitungan suami ini akan mencegah keterlambatan yang biasa terjadi dalam proses persalinan, yaitu terlambat mengambil keputusan, terlambat ke tempat pelayanan, dan terlambat memperoleh pertolongan medis (3T). Selain berperan penting dalam pengambilan keputusan bagi istrinya, pria juga sebagai ayah memiliki peranan yang sangat penting untuk anak perempuannya. Komunikasi ayah dengan anak perempuannya mengenai kesehatan reproduksi akan mengurangi terjadinya Kehamilan yang tidak diinginkan (Unwanted Pregnancy). Semaraknya pergaulan bebas di kalangan remaja membuat orang tua harus lebih waspada dan memberikan pemahaman yang baik kepada anak-anaknya agar tidak terjebak dalam free sex, dan narkoba. Ayah seringkali sebagai pembuat keputusan apakah anak perempuannya sudah boleh menikah atau masih harus meneruskan pendidikannya. Keputusan seorang ayah bagi anak perempuaannya dalam hal pernikahan ini berkaitan erat dengan kemungkinan terjadinya kehamilan pada usia muda. Anak perempuan yang diizinkan atau bahkan didorong ayahnya menikah di usia muda kemungkinan besar akan mengalami kehamilan yang berisiko tinggi di usia muda. Peranan pria tidak hanya dalam keluarga. Pria sebagai tokoh politik, masyarakat dan agama dapat membentuk opini masyarakat. Kemampuan membentuk opini ini akan sangat membantu dalam mengkondisikan masyarakat yang pro kesehatan wanita khususnya ibu. Kekuatan mengkondisikan masyarakat di Indonesia dapat dimanfaatkan untuk program Gerakan Sayang Ibu. Program ini menggerakan masyarakat agar Siap Sedia membantu ibu yang akan melahirkan agar tidak mengalami 3 T.
Re: [wanita-muslimah] Re: Fwd: Kecintaan Kepada Rasulullah SAW
MAS ngeyel dan berdusta: Nah, sekarang saya berikan bukti dari situs resmi Ahmadiyah Lahore dimana Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. dengan jelas mengatakan bahwa dirinya adalah nabi dan rasul. Lihat di: http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/tr == :HMNA di-down load dar situs = http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/tr The Lahore Ahmadiyya Movement for the Propagation of Islam (A.A.I.I.L. - Ahmadiyya Anjuman Isha'at-e-Islam Lahore) The Holy Quran states that prophets appeared among all the nations of the earth, and so the fact the name of only a few of them are known cannot be used to argue that prophets have only appeared among one or two nations. Similarly, the Holy Prophet's hadith proves the coming of mujaddids in all centuries even though it may not be possible to name them all. However, many Muslim religious figures in history have claimed to be the mujaddids of their eras; IN ADDITION, Muslim religious scholars of the past have described some of their predecessors as mujaddids of their times. In fact, Shaikh Ahmad of Sirhind, India, is quite commonly known in the Indian subcontinent simply as Hazrat Mujaddid Alf Thani (mujaddid of the second thousand - he appeared at the head of the eleventh century hijrah). From historical sources the following list of mujaddids may be compiled : First century: 'Umar ibn 'Abdul 'Aziz. Second century: Imams Shafi'i and ibn Hanbal. Third century: Abu Sharah and Ash'ari. Fourth century: Abu Ubaidullah, Abu Bakr Baqilani. Fifth century: AI-Ghazali. Sixth century: Abdul Qadir Jilani. Seventh century: Ibn Taimiyyah, Muin-ud-Din Chishti. Eighth century: Ibn Hajar 'Asqalani, Salih ibn 'Umar. Ninth century: Sayyid Muhammad Jaunpuri. Tenth century: Imam Suyuti. Eleventh century: Shaikh Ahmad of Sirhind (India). Twelfth century: Shah Wali Ullah of Dehli (India). Thirteenth century: Sayyed Ahmad Barelavi (India). And, of course, the mujaddid of the fourteenth century of the Hijrah [Muslim Era] is Hazrat Mirza Ghulam Ahmad of Qadian, India (1835-1908), besides whom no other Muslim has claimed to be a Mujaddid of this century. We believe in the five pillars of Islam ... We believe that there is no god besides God, and that Muhammad is His Messenger and the last of the prophets. We believe that whoever adds to, or detracts from, the Islamic Shari'ah even one whit, is excluded from Islam. And we instruct our community that they believe in laa ilaaha ill-Allah Muhammadur rasul Allah; and they consider as their duties salaat [prayer], saum [fasting], zakaat [charity], hajj [pilgrimage], and other obligations imposed by God and His Prophet, and act according to Islam. It is incumbent to believe in all those things which, according to the ijmaa' [unanimity] of the Ahl-Sunnah (i.e., the orthodox), constitute Islam (Ayyam Sulh). Thus, by the grace of Allah, not only are we Muslims, but we are also the only group dedicated purely to the propagation of Islam. Cramba, hayyaaa, Betul-betul MAS pendusta, mana dari yang saya down load dari situs Ahmadiyah Lahore itu yang menyatakan MGH itu nabi dan rasul? mana? mana? na? na? na? Kasus Ahmdiyah Lahore ditutup tup, tup, tup. Nohetto Howgh. ## - Original Message - From: ma_suryawan [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, July 13, 2007 22:11 Subject: [wanita-muslimah] Re: Fwd: Kecintaan Kepada Rasulullah SAW Oh, oh jangan ngabur HMNA... Oh, oh, ternyata lagi-lagi HMNA cuma sanggup menghadirkan cerita, ya sekedar cerita...tidak ada bukti kebenaran omongan kawan Anda itu. Nah, sekarang saya berikan bukti dari situs resmi Ahmadiyah Lahore dimana Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. dengan jelas mengatakan bahwa dirinya adalah nabi dan rasul. Lihat di: http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/tr anslationcorrectionerror.shtml
[wanita-muslimah] Re: Harga Diri Seorang Muslim...cara kita berdiskusi
HMNA mau jadi juara ngabur ya...? HMNA si juara ngibul (baca: dusta) dan juara ngeyel ini sebelumnya berceloteh: Bagaimana mungkin Prof Abd Salam bisa masuk Pakistan, karena Pemerintah Pakistan sampai sekarang ini melarang orang beragama Ahmadiyah Qadiyan masuk/ataupun bermukim di Pakistan. Dan juga tidak mungkin Prof Abd Salam jika beliau bergama Ahmadiyah Qadiyan bisa dikebumikan di Pakistan karena siapa yang akan mengurus jenazahnya, kalau tidak ada yang beragama Ahmadiyah Qadiyan di Pakistan. Perhatikan kata-kata HMNA ini: ...karena Pemerintah Pakistan sampai sekarang ini melarang orang beragama Ahmadiyah Qadiyan masuk/ataupun bermukim di Pakistan. Perkataan yang absurd dan bodoh! Lalu saya berikan bukti bahwa Muhammad Zafrullah Khan, yang mantan Menteri Luar Negeri Pakistan dan mantan Ketua Mahkamah Agung Internasional itu adalah WN Pakistan yang menjadi anggota Jemaat Ahmadiyah (yang beriman kepada Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi/rasul), yang sejak dulu keluar masuk Pakistan dan bermukim di Pakistan sejak tahun 1983 sampai wafatnya tahun 1985 di Lahore. Bukan hanya Zafrullah Khan, bahkan jutaan orang anggota Jemaat Ahmadiyah sejak dulu sampai sekarang bermukim di Pakistan dan keluar masuk Pakistan. Jadi, artinya apa? Artinya ocehan HMNA cuma asal mangap saja. Kasihan betul orang tua dari Makassar ini karena sudah kehabisan argumen dan karena sudah terlanjur ditelanjangi kedangkalan dan logika bengkoknya, maka ia terus mempertontonkan kengeyelan. Salam, MAS --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED] wrote: Kasus Prof Abdus Salam is closed Kasus Zafrullah Khan menjabat Mentri Luar Negeri Pakistan dan Ketua Mahkamah Agung Internasional sebelum Pemerintah Pakistan melarang Qadianis juga ditutup, tup, tup, tup Nohetto HMNA - Original Message - From: ma_suryawan [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, July 13, 2007 22:03 Subject: [wanita-muslimah] Re: Harga Diri Seorang Muslim...cara kita berdiskusi Lalu saya berikan bukti bahwa Muhammad Zafrullah Khan, yang mantan Menteri Luar Negeri Pakistan dan mantan Ketua Mahkamah Agung Internasional itu adalah WN Pakistan yang menjadi anggota Jemaat Ahmadiyah (yang beriman kepada Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi/rasul), yang sejak dulu keluar masuk Pakistan dan bermukim di Pakistan. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman mnabdurrahman@ wrote: MAS ngeyel lagi, jual koyok Muhammad Zafrullah Khan yang mantan Mentri Luar Negeri Pakistan dan Ketua Mahkamah Agung Internasional adalah anggota Jemaat Ahmadiyah yang berwarga negara Pakistan = HMNA: Ini ada informasi: - Original Message - From: leo imanov leo_imanov@ To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, December 18, 2003 20:49 Subject: Qadiyanism bismi-lLahi-rRahmani-rRahiem, alhamdu li-lLahi Rabbi-l'alamien wa- shshalatu wa-ssalamu 'ala asyrafi-lAnbiya-i wa-lMursalien, wa man tabiahu ila yaumi-ddien. NastaiinuHu wa nastaghfiruHu min sayyiati anfusina wa sayyiati amalina, mayyahdli-lLahu falaa mudlillalah wamay yudhli-lLahu falaa haadiyalah.. 'amma bad a-ssalamu 'alaikum wa rahmatu-lLahi wa barakatuH, bagi2 niech yaaa saya dapet kiriman sich, mudah2an bermanfaat euy! wa-lLahu 'alam bi-shshawab, wa bi-lLahi-ttaufiq wal-hidayah baraka-lLahu fiekum - wa shalla-lLahu wa-ssallamuH 'alaa Nabiyyina Muhammad, subhanaka-lLahumma wabihamdiKa asyhadu alla Ilaha illa Anta, astaghfiruKa wa atubu ilaiK. wa ssalamu 'alaikum wa rahmatu-lLahi wa-barakatuH. .. Qadiyaniat in the Contemporary World Pakistan, the home of the Qadiyani movement, declared the religion Qadianis to be kufr, non-Islam and other governments followed suit. Saudi Arabia stopped giving visas to Qadianis as Muslims. Recently, a South African court has ruled them to be non-Muslims. However, anti-Islam governments give Qadianis protection and provide facilities for their propagation, among them, the U.S. and the British are major protectors. Attending Qadiani functions under any pretext is helping and promoting their kufr. ** Fatwa tentang Ahmadiyah Qadiyan sesat dikeluarkan pada Munas II MUI 1980, kondiderannya antara lain dari Rabithah Alam Islami (Liga Dunia Islam) yang berpusat di Makkah yang menetapkan bahwa Ahmadiyah Qadiyan adalah kelompok di luar Islam. Pemerintah Pakistan segera merespons fatwa itu dan melarang keberadaan para penganut Qadianis bermukim di Pakistan. Muhammad Zafrullah Khan menjabat Mentri Luar Negeri Pakistan dan Ketua Mahkamah Agung Internasional sebelum Pemerintah Pakistan melarang Qadianis HMNA # ###
[wanita-muslimah] Re: Praktik Poligami Seringkali Melanggar Hak Perempuan dan Anak
RAlat: ...sebagian laki2... --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak rsa, poligini itu lembaga yang diakui di Indonesia, tapi memang dibatasi dan diatur, kan semangatnya memang begitu. Sebagian perempuan dan sebagian lagi-lagi memang menentang poligami, karena itu dibatasi. Emangnya poligini menghilangkan serong/selingkuh, jajan, simpanan? Bahkan menurut artikel tsb 90% pelaku melanggar UU Perkawinan, misalnya nggak ijin isteri, apa namanya bukannya selingkuh (pengkhianatan) itu? salam Mia
[wanita-muslimah] Re: Praktik Poligami Seringkali Melanggar Hak Perempuan dan Anak
Pak rsa, poligini itu lembaga yang diakui di Indonesia, tapi memang dibatasi dan diatur, kan semangatnya memang begitu. Sebagian perempuan dan sebagian lagi-lagi memang menentang poligami, karena itu dibatasi. Emangnya poligini menghilangkan serong/selingkuh, jajan, simpanan? Bahkan menurut artikel tsb 90% pelaku melanggar UU Perkawinan, misalnya nggak ijin isteri, apa namanya bukannya selingkuh (pengkhianatan) itu? salam Mia -- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa [EMAIL PROTECTED] wrote: Seolah poligini itu bukan sebuah lembaga pernikahan layaknya monogami. apa sih yang buruk (kalo memang ada, dan bukan krn pelakunya) dari poligini yang pada monogami tidak ada: pelecehan, kekerasan, ketidak adilan. Pada monogami malah plus serong/selingkuh, jajan, simpanan/bawah tangan. salam, rsa --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote: Jadi sebenarnya Poligami sangat dibatasi oleh hukum Indonesia? - boleh berpoligami karena isteri sakit, gila atau nggak punya anak (sakit tentunya yang tergolong penyakit kritis atau terminal?) - PP no 10 untuk pegawai negeri - mesti ada ijin isteri (yang juga mewakilkan anak?) Jadi kebanyak poligamor melanggar UU Perkawinan ya? Katanya mesti dibuat PP untuk membuat sanksi pelanggaran ini? Saya kira ini penting supaya para pejabat, artis, ustaz, pengusaha yang berpoligami bisa dikenakan hukuman, paling tidak mikir dulu sebelum rencana berpoligami. Kalau kena hukuman kan berarti dipermalukan di publik, nah inilah yang ditakutkan mereka. Mestinya media juga selalu men-disclose informasi ini, bahwa para poligamor anu melanggar UU Perkawinan, dan itu adalah jelek banget - sebagai bagian dari pendidikan publik dan kode jurnalistik. Di Indonesia ini apa yang diperbuat para seleb dan pejabat memang jadi fenomena, karena jadi panutan masyarakat kecil yang dalam posisi rentan kalau menjalankan poligami. Lepas dari persoalan hukum, para poligami cowok mestinya menerima kenyataan, kalau mereka berpoligami mesti siap2 menerima juga isterinya (mungkin) berpoligami jugak. Legowo gitu. salam Mia
[wanita-muslimah] Re: Praktik Poligami Seringkali Melanggar Hak Perempuan dan Anak
Seolah poligini itu bukan sebuah lembaga pernikahan layaknya monogami. apa sih yang buruk (kalo memang ada, dan bukan krn pelakunya) dari poligini yang pada monogami tidak ada: pelecehan, kekerasan, ketidak adilan. Pada monogami malah plus serong/selingkuh, jajan, simpanan/bawah tangan. salam, rsa --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: Jadi sebenarnya Poligami sangat dibatasi oleh hukum Indonesia? - boleh berpoligami karena isteri sakit, gila atau nggak punya anak (sakit tentunya yang tergolong penyakit kritis atau terminal?) - PP no 10 untuk pegawai negeri - mesti ada ijin isteri (yang juga mewakilkan anak?) Jadi kebanyak poligamor melanggar UU Perkawinan ya? Katanya mesti dibuat PP untuk membuat sanksi pelanggaran ini? Saya kira ini penting supaya para pejabat, artis, ustaz, pengusaha yang berpoligami bisa dikenakan hukuman, paling tidak mikir dulu sebelum rencana berpoligami. Kalau kena hukuman kan berarti dipermalukan di publik, nah inilah yang ditakutkan mereka. Mestinya media juga selalu men-disclose informasi ini, bahwa para poligamor anu melanggar UU Perkawinan, dan itu adalah jelek banget - sebagai bagian dari pendidikan publik dan kode jurnalistik. Di Indonesia ini apa yang diperbuat para seleb dan pejabat memang jadi fenomena, karena jadi panutan masyarakat kecil yang dalam posisi rentan kalau menjalankan poligami. Lepas dari persoalan hukum, para poligami cowok mestinya menerima kenyataan, kalau mereka berpoligami mesti siap2 menerima juga isterinya (mungkin) berpoligami jugak. Legowo gitu. salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dwi W. Soegardi soegardi@ wrote: http://www.rahima.or.id/SR/21-07/Opini2.htm Wawancara dengan Dra. Pinky Saptandari, MA. (Staf Khusus Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Bidang Perempuan dan Anak) Dalam Kenyataan Praktik Poligami Seringkali Melanggar Hak Perempuan dan Anak T: Kaum laki-laki melakukan poligami dengan alasan diperbolehkan di alquran, bahkan UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974 seolah-olah memperbolehkan laki-laki berpoligami. Misalnya dalam pasal 3 ayat 2 disebutkan pengadilan dapat memberi izin kepada suami untuk beristri lebih dari seorang bila dikehendaki oleh pihak-pihak yang bersangkutan. Bagaimana Anda melihat realitas ini? Agama dan hukum positif (UU Perkawinan) di Indonesia sebenarnya tidak melarang dilakukannya praktek poligami. Namun yang menjadi masalah dan perhatian kami (pihak Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan) lebih kepada proses pelaksanaan poligami itu sendiri. Kebanyakan praktek poligami yang dilakukan, hampir semuanya tidak sesuai dengan apa yang seharusnya menjadi aturan-aturan poligami itu sendiri. Kami menilai pada proses awalnya saja sudah terjadi pelanggaran. Juga pada proses perkawinannya sendiri, seringkali hak-hak perempuan menjadi terabaikan baik itu bagi istri pertama (terutama), kedua, ketiga dan seterusnya. T: Bisa Anda contohkan praktik-praktik pengabaian hak tersebut? Di pasal 2 UU Perkawinan No.1 Tahun 1974, disebutkan beberapa alasan seorang laki-laki bisa melakukan poligami. Alasan itu antara lain apabila istri dalam kondisi tidak sehat, gila, dan tidak punya anak. Tapi ironisnya sekarang, kendati si istri tidak gila, punya anak, dan sehat, toh suami tetap kawin lagi. Jadi ada berbagai upaya pengabaian syarat, yang sebetulnya justru syarat itu diadakan untuk melindungi kaum perempuan. T: Jadi apa yang perlu dilakukan untuk melindungi kaum perempuan? Ya tentunya harus mengembalikan pelaksanaan syarat-syarat tersebut secara konsisten. Ini perlu, agar poligami itu tetap bisa dijalankan namun dalam jalur yang benar. Sekarang hampir 90% praktik poligami adalah poligami-poligamian yang mengatasnakan agama. Yang sebetulnya itu melanggar agama dan hukum positif. Peraturan mensyaratkan kalau seorang laki-laki yang sudah beristri ingin menikah lagi, maka syarat mutlak dia harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari istri pertamanya. Tapi yang terjadi sekarang kan, tidak begitu. Rata- rata para pelaku poligami, baru memberitahu sesudah me- nikahi istri mudanya. T: Mengapa pengaturan soal poligami ini diperlukan? Oh tentunya biar tidak menggampangkan praktik poligami. Walaupun perkawinan poligami dibenarkan secara agama maupun hukum positif, hendaknya dilakukan menurut aturan yang berlaku, dipikirkan masak-masak dampaknya, dan bukan hanya penutupan dari persoalan syahwat saja. Realitas sekarang seolah-olah syahwat itu dibenarkan oleh jargon daripada maksiat mendingan kawin lagi. Kalau membandingkan - poligami jangan dibandingkan dengan perselingkuhan. T: Perlukah aturan poligami diperluas? Poligami sering kali dikaitkan dengan PP No. 10 Tahun 1983 (Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS) yang diperkuat dengan PP No. 45 Tahun 1990. Mengapa perlu ada
[wanita-muslimah] Re: Mari Menggali Lebih dalam Titah Ilahi...
Mesti disosialisasikan: 1. Kepada media untuk selalu menyebutkan praktek poligami yang melanggar hukum, sebagai bagian dari informasi publik. 2. Kepada para ustaz dan ustazah tentang UU Perkawinan yang membatasi poligami, supaya menyampaikan ini ke jemaahnya, sebagai bagian taat hukum (ulil amri). salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dwi W. Soegardi [EMAIL PROTECTED] wrote: http://www.rahima.or.id/SR/21-07/Refleksi.htm Mari Menggali Lebih dalam Titah Ilahi... Oleh Leli Nurohmah Berupaya menjadi pendengar yang baik saat mendengar tuturan derita perempuan yang diduakan dalam perkawinannya bukan satu dua kali bagi saya. Sebut saja Ibu Sri yang semenjak tahu suaminya telah menduakannya dengan perempuan yang sangat dia kenal selama dua bulan lamanya ia menolak untuk melakukan sholat lima waktu, bahkan membaca al-Qur'an. Contoh lain dialami oleh Ibu Ati. Sejak mengetahui suaminya menikah lagi pribadi Ibu Ati yang semula ceria tiba-tiba menjadi pemurung, penyendiri bahkan mengalami stres yang luar biasa. Masih banyak lagi cerita yang terekam dalam ingatan saya. Cerita-cerita itu mengalir bersama air mata, menguak derita yang menyesakkan dada para perempuan yang terluka. Yang deritanya mungkin saja tidak mendapat cukup empati oleh masyarakat. Karena perempuan yang menolak poligami akan dianggap sebagai perempuan yang tak layak mendapatkan surga, atau pembangkang ajaran agama. Seolah derita yang mereka alami terkubur bersama waktu yang tak berpihak pada mereka dan juga anak-anak mereka. Dan ironisnya, seringkali kita menutup mata dengan apa yang diderita perempuan dan anak-anak yang menjalani atau terjebak dalam sistem ini. Sebuah sistem perkawinan yang telah mendewakan hasrat seksualitas laki-laki dan mengebiri sebuah sisi kehidupan lain, yaitu kepercayaan, kesetiaan, pengorbanan sang istri yang dikhianati. Sayangnya hal ini seringkali di bumbui dengan ayat-ayat suci dan jaminan surga di akhirat nanti, untuk akhirnya menundukkan kekecewaan sang istri. Saya kira sudah saatnya kita kembali mengkaji pembacaan kita terhadap ayat-ayat Illahi dan juga pesan Nabi dengan kaca mata yang lebih jernih. Kaca mata keberpihakan kepada kaum yang dilemahkan yang dipercaya sebagai ciri agama ini. Dan pesan ini terungkap jelas dalam sikap Rasul ketika beliau menolak permintaan menantunya Ali RA saat hendak menduakan putri tercintanya. Beliau tahu hal itu akan sangat melukai kemanusiaan putri yang dikasihinya. Sesungguhnya dalam kaidah perkawinan Islam, ada tuntutan akan mu'asyarah bi al-ma'ruf (memperlakukan satu sama lain dengan baik). Perkawinan bermaksud untuk membuahkan kebaikan bagi semua pihak, baik istri maupun suami. Nampaknya hal ini akan sangat jauh arang dari api dalam sebuah perkawinan poligami. Di dalamnya sangat memungkinkan adanya ketidakseimbangan dalam sisi kebaikan dan keuntungan. Lazimnya laki-laki lebih banyak diuntungkan dengan memiliki banyak istri sementara istri harus berjuang keras sendiri memenuhi kehidupan ekonomi dan membiayai kebutuhan sendiri. Selain itu, kebutuhan dan hak untuk mendapatkan cinta dan kasih sayang (mawadah wa rahmah) dalam keluarga khususnya untuk anak-anak sangat memungkinkan terjadinya ketidak seimbangan. Bahkan tak jarang fenomena ini menimbulkan apa yang oleh Faruk (2000) disebutnya sebagai women womeni lupus sebuah fenomena untuk menunjukkan permusuhan di antara para istri dalam perkawinan poligami. Ia mengatakan pertarungan yang terjadi sesungguhnya adalah pertarungan untuk mendapatkan perhatian dari suaminya. Nampaklah fenomena berkawin lebih dari satu istri ini tidak hanya telah merobek-merobek perempuan dari sisi sosial, ekonomi, mental, spiritual juga seksual. Padahal hati manusia diciptakan sama, sama-sama terluka bila dikhianati oleh orang yang dicintai. Sebagai bagian dari masyarakat muslim yang selalu dituntut untuk membaca dan menyikapi realitas sosial secara arif, mari menggali dan mendalami hakikat dari pesan Islami. Jangan kedepankan hawa nafsu hanya untuk memenuhi hasrat birahi tapi untuk menjadikan Islam ini benar-benar sebagai rahmatan lil alamin. Bagi siapa gerangan? Tentu untuk semua makhluk cipataan ilahi, laki-laki dan perempuan. Bukankah itu yang dinamakan arti berserah diri atau berislam yang kaffah?. Wallahu a'lam bishowab. ]
[wanita-muslimah] Re: Praktik Poligami Seringkali Melanggar Hak Perempuan dan Anak
Jadi sebenarnya Poligami sangat dibatasi oleh hukum Indonesia? - boleh berpoligami karena isteri sakit, gila atau nggak punya anak (sakit tentunya yang tergolong penyakit kritis atau terminal?) - PP no 10 untuk pegawai negeri - mesti ada ijin isteri (yang juga mewakilkan anak?) Jadi kebanyak poligamor melanggar UU Perkawinan ya? Katanya mesti dibuat PP untuk membuat sanksi pelanggaran ini? Saya kira ini penting supaya para pejabat, artis, ustaz, pengusaha yang berpoligami bisa dikenakan hukuman, paling tidak mikir dulu sebelum rencana berpoligami. Kalau kena hukuman kan berarti dipermalukan di publik, nah inilah yang ditakutkan mereka. Mestinya media juga selalu men-disclose informasi ini, bahwa para poligamor anu melanggar UU Perkawinan, dan itu adalah jelek banget - sebagai bagian dari pendidikan publik dan kode jurnalistik. Di Indonesia ini apa yang diperbuat para seleb dan pejabat memang jadi fenomena, karena jadi panutan masyarakat kecil yang dalam posisi rentan kalau menjalankan poligami. Lepas dari persoalan hukum, para poligami cowok mestinya menerima kenyataan, kalau mereka berpoligami mesti siap2 menerima juga isterinya (mungkin) berpoligami jugak. Legowo gitu. salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dwi W. Soegardi [EMAIL PROTECTED] wrote: http://www.rahima.or.id/SR/21-07/Opini2.htm Wawancara dengan Dra. Pinky Saptandari, MA. (Staf Khusus Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Bidang Perempuan dan Anak) Dalam Kenyataan Praktik Poligami Seringkali Melanggar Hak Perempuan dan Anak T: Kaum laki-laki melakukan poligami dengan alasan diperbolehkan di alquran, bahkan UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974 seolah-olah memperbolehkan laki-laki berpoligami. Misalnya dalam pasal 3 ayat 2 disebutkan pengadilan dapat memberi izin kepada suami untuk beristri lebih dari seorang bila dikehendaki oleh pihak-pihak yang bersangkutan. Bagaimana Anda melihat realitas ini? Agama dan hukum positif (UU Perkawinan) di Indonesia sebenarnya tidak melarang dilakukannya praktek poligami. Namun yang menjadi masalah dan perhatian kami (pihak Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan) lebih kepada proses pelaksanaan poligami itu sendiri. Kebanyakan praktek poligami yang dilakukan, hampir semuanya tidak sesuai dengan apa yang seharusnya menjadi aturan-aturan poligami itu sendiri. Kami menilai pada proses awalnya saja sudah terjadi pelanggaran. Juga pada proses perkawinannya sendiri, seringkali hak-hak perempuan menjadi terabaikan baik itu bagi istri pertama (terutama), kedua, ketiga dan seterusnya. T: Bisa Anda contohkan praktik-praktik pengabaian hak tersebut? Di pasal 2 UU Perkawinan No.1 Tahun 1974, disebutkan beberapa alasan seorang laki-laki bisa melakukan poligami. Alasan itu antara lain apabila istri dalam kondisi tidak sehat, gila, dan tidak punya anak. Tapi ironisnya sekarang, kendati si istri tidak gila, punya anak, dan sehat, toh suami tetap kawin lagi. Jadi ada berbagai upaya pengabaian syarat, yang sebetulnya justru syarat itu diadakan untuk melindungi kaum perempuan. T: Jadi apa yang perlu dilakukan untuk melindungi kaum perempuan? Ya tentunya harus mengembalikan pelaksanaan syarat-syarat tersebut secara konsisten. Ini perlu, agar poligami itu tetap bisa dijalankan namun dalam jalur yang benar. Sekarang hampir 90% praktik poligami adalah poligami-poligamian yang mengatasnakan agama. Yang sebetulnya itu melanggar agama dan hukum positif. Peraturan mensyaratkan kalau seorang laki-laki yang sudah beristri ingin menikah lagi, maka syarat mutlak dia harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari istri pertamanya. Tapi yang terjadi sekarang kan, tidak begitu. Rata-rata para pelaku poligami, baru memberitahu sesudah me- nikahi istri mudanya. T: Mengapa pengaturan soal poligami ini diperlukan? Oh tentunya biar tidak menggampangkan praktik poligami. Walaupun perkawinan poligami dibenarkan secara agama maupun hukum positif, hendaknya dilakukan menurut aturan yang berlaku, dipikirkan masak-masak dampaknya, dan bukan hanya penutupan dari persoalan syahwat saja. Realitas sekarang seolah-olah syahwat itu dibenarkan oleh jargon daripada maksiat mendingan kawin lagi. Kalau membandingkan - poligami jangan dibandingkan dengan perselingkuhan. T: Perlukah aturan poligami diperluas? Poligami sering kali dikaitkan dengan PP No. 10 Tahun 1983 (Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS) yang diperkuat dengan PP No. 45 Tahun 1990. Mengapa perlu ada pengaturan dan mengapa kita ingin memperluas PP ini bukan hanya PNS saja tapi juga pejabat publik. Sebab pejabat publik sekarang tidak semuanya PNS, ada yang menjadi presiden, menteri, DPR, bupati, walikota yang mana mereka ini menjadi tokoh panutan. Coba bayangkan, seorang gubernur yang memimpin sebuah provinsi ketahuan punya istri lebih dari satu, bagaimana dengan masyarakatnya? Ini seakan-akan memberi legitimasi pada yang sudah berpoligami maupun yang akan melakukannya.
Re: [wanita-muslimah] Re: Fwd: Kecintaan Kepada Rasulullah SAW
kalau nggak salah lho... waktu itu nasehatnya sehubungan dengan one liner comment anda. MSA nulis panjang lebar, jadi rada beda... Walau biar hemat memang perlu juga untuk dipangkas ekornya Sebagai penonton dan pembaca, kok sampeyan kelihatan rada rada nafsu, gitu... Sorry kalau salah. peaceee lah AB rsa [EMAIL PROTECTED] wrote: jangan lupa pangkas ekornya tu biar ga kepanjangan. ini nerusin saran baik dari member milis terhormat ini. kalo saya lupa, tolong ganti ingatkan ya ... salam, rsa --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ma_suryawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya juga numpang lewat, untuk menampilkan beberapa tulisan bagaimana kecintaan Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. kepada Rasulullah s.a.w.: ... --- End forwarded message --- - It's here! Your new message! Get new email alerts with the free Yahoo! Toolbar. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Harga Diri Seorang Muslim...
Berarti pak HMNA kalah berdebat, karena salah informasi. Kalau salah seharusnya mengakui secara sportif. Saya selalu mengakui kalau saya salah. Live and learn. Diskusi dan debat seperti ini memang suatu arena utk membuktikan mana konsep yg benar dan mana yg salah. Wajar dan lazim dalam dunia akademis, kalau dibuktikan salah ya carilah bukti2 baru. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED] wrote: The case is closed Nohetto Howgh - Original Message - From: ma_suryawan [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, July 13, 2007 08:55 Subject: [wanita-muslimah] Re: Harga Diri Seorang Muslim... Kalau mau lihat bagaimana
[wanita-muslimah] Re: Fwd: Kecintaan Kepada Rasulullah SAW
jangan lupa pangkas ekornya tu biar ga kepanjangan. ini nerusin saran baik dari member milis terhormat ini. kalo saya lupa, tolong ganti ingatkan ya ... salam, rsa --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ma_suryawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya juga numpang lewat, untuk menampilkan beberapa tulisan bagaimana kecintaan Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. kepada Rasulullah s.a.w.: ... --- End forwarded message ---
[wanita-muslimah] Fwd: Fikh dan Humanisme (12 Juli 2007, http://republika.co.id/kolom.asp?kat_id=16)
Fikih dan Humanisme Oleh : Henri Shalahuddin Peneliti INSISTS dan dosen STID M. Natsir DDII Jakarta Kemajuan teknologi yang dicapai Barat saat ini, telah mengantarkan mereka sebagai pemimpin dan sekaligus panutan ideal bagi bangsa- bangsa di dunia ketiga, termasuk Indonesia. Kebiasaan meniru bangsa yang lebih kuat tidak terbatas dalam hal slogan, cara berpakaian, gaya hidup, dan adat istiadatnya, tetapi juga mencakup cara mereka beragama. Bahkan, karena silaunya terhadap Barat, Taha Husein, seorang pakar sastra Arab asal Mesir (1889-1976), dalam bukunya Mustaqbal Al Tsaqafah fi Misr menyatakan, Kita harus meniru (gaya hidup) orang- orang Eropa agar dapat sejajar dengan mereka dalam peradaban; apakah itu baik atau buruk, manis atau pahit, dan yang disukai atau yang dibenci dari mereka. (1982:54). Sehingga tidak aneh, bila kemudian ada sebagian kecil tokoh Islam yang berusaha mencocok-cocokkan ajaran dan khazanah Islam, seperti tafsir, fikih dan teologi dengan nilai-nilai Barat modern, termasuk paham humanismenya. Padahal, Ibn Khaldun (1332-1406M) secara kritis telah menganalisis kebiasaan buruk ini di kalangan bangsa pecundang dalam bukunya Al-Muqaddimah. Tradisi fikih Dalam perkembangan lebih lanjut, khazanah keilmuan Islam yang memperjelas ruang lingkup fikih dari ilmu-ilmu lainnya, Imam Syafi'i mendefinisikan fikih sebagai ilmu yang menjelaskan secara praktis hukum-hukum syariat, yang disimpulkan dari dalil-dalilnya yang rinci. Fikih bersumber dari teks-teks wahyu (Alquran dan Sunnah), baik petunjuk lafadznya yang bersifat pasti maupun praduga yang kuat. Para ulama fikih yang bermartabat, sejak dulu mengabdikan umurnya untuk memecahkan persoalan-persoalan implementatif yang pelik seputar hukum Islam yang terkait dengan petunjuk lafadz dalam sebuah ayat dan hadis. Sehingga dalam hal ini, mereka pun sepakat untuk menempuh metode 'apabila hadis itu sahih, maka itulah madzhabku'. Dalam fikih, petunjuk lafadz menjadi kajian sentral. Sebagai contoh lafadz perintah dalam Alquran, tidak selalu bersifat wajib atau sunah tetapi ada yang bersifat mubah. Petunjuk lafadz yang bersifat wajib pun, menghasilkan pendapat yang berbeda di antara ulama fikih. Contohnya QS 24:2 yang berbunyi, Perempuan dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya 100 kali dera. Para ulama dan imam-imam madzhab, tidak ada yang berbeda pendapat bahwa perintah mendera (cambuk) di situ hanya khusus diwajibkan untuk pezina yang belum menikah. Sedangkan bagi pezina yang telah menikah, maka hukumannya adalah rajam. Hukuman rajam ini hanya dapat dilaksanakan dengan adanya pengakuan pelaku atau adanya 4 orang saksi yang secara langsung dan bersamaan melihat perzinahan mereka, seperti terlihatnya benang masuk dalam lubang jarum. Kesaksian ini tidak boleh diwakili dengan rekaman video. Hal yang menjadi perbedaan di kalangan ulama adalah apakah pezina yang belum menikah juga wajib diasingkan selama setahun setelah dicambuk? Mayoritas ulama mewajibkannya, sedangkan Abu Hanifah tidak. Namun tidak satupun ulama yang bermartabat dari dulu sampai sekarang, yang memandang bahwa hukuman pezina itu (baik yang telah menikah atau belum) adalah kejam, tidak etis, dan diganti dengan pemberian pekerjaan (lihat artikel di opini Republika edisi 5 Juli 2007, Fikih Berwawasan Etika). Rasionalisasi 'menghukum' pelacur dengan pemberian pekerjaan tidaklah realistis. Sebab, sejauh ini belum ada pemberitaan bahwa seorang pelacur yang miskin menjadi kaya raya, lalu berhenti melacur. Tetapi sebaliknya, yang jamak terjadi bahwa berhentinya melacur karena faktor usia atau terkena AIDS. Maka maraknya pelacuran lebih disebabkan pilihan dan hobi, bukan ekonomi. Fikih pada dasarnya adalah ijtihad yang dilakukan oleh manusia- manusia alim dan pilihan terhadap teks-teks wahyu untuk mempermudah konteks pelaksanaannya di setiap ruang dan waktu. Ijtihad senantiasa terbuka bagi mereka yang telah memenuhi kriteria dan syarat berijtihad. Namun demikian, ijtihad selalu mengacu pada teks wahyu. Konteks dan kondisi manusia tidak bisa serta-merta mengubah teks wahyu, kecuali ada penjelasan dari teks tersebut yang membolehkannya. Contoh, larangan makan babi bisa tidak berlaku bagi orang yang sangat darurat. Pembolehan makan babi bagi mereka yang darurat ini juga dijelaskan dengan teks dan sifatnya hanya terbatas untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Dengan demikian tidak dapat dibenarkan bahwa karena fikih produk manusia, maka sifatnya kondisional dan bisa seenaknya diubah total karena tidak sesuai nilai-nilai humanisme dan kultur Barat sekarang, misalnya. Dengan alasan yang dangkal ini tentunya akan ditertawakan banyak orang, jika kita menolak teori gravitasi bumi, karena teori ini diciptakan manusia. Isaac Newton hanyalah menyimpulkan dari fenomena yang sering dilihatnya. Demikian juga para ulama fikih
[wanita-muslimah] Re: Harga Diri Seorang Muslim...cara kita berdiskusi ... menurut siapa?
Satriyo, HMNA itu ngibul, kenapa ngibul? Karena: 1. HMNA mengatakan saya mengakui Mirza Muhammad Ali dan Bahaullah sebagai nabi, karena saya mengeluarkan nama mereka dari daftar yang saya posting, padahal daftar nama 30 orang yg ngaku sbg nabi/rasul yang saya posting sudah ada sebelum mereka lahir. 2. HMNA mengatakan Lia Aminuddin sebagai nabi palsu, padahal Lia Aminuddin tidak mengklaim dirinya sebagai nabi, ia hanya mengklaim dirinya dapat wahyu dari Tuhan melalui Jibril. 3. HMNA juga ngibul mengenai Prof. Abdus Salam yang dikatakannya adalah orang Ahmadiyah Lahore, padahal orang Ahmadiyah Lahore sendiri tidak ada yang menyatakan sebagai anggota mereka. Ingat Satriyo, diskusi tidak akan berjalan dengan baik kalau dibarengi dengan kibulan dan penghakiman. Salam, MAS --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa [EMAIL PROTECTED] wrote: BRAVO! Good show Wan! Keep it up. Gimana, nih, teman2 milis, apakah nada demikian dari MAS masih dalam batas tolerasni? Maaf saya bukan out of topic atau ngoceh ngelantur, ingin share saja, terutama karena sedemikian rupa demand buat good behaviour dan conduct (=akhlak, bukan budi pekerti) dalam 'diskusi' di milis terhormat ini. Mas Chodjim, ada masukan? Pak Nur, sama model MAS gini mohon sabar ya, apalagi pak Nur tidak sedikit yang juga dikritisi oleh 'kroni-kroni' dari MAS ini, kroni 'sadar' atau kroni 'tidak sadar' ... Hayoo ... mari ber-AKHLAK agar DAKWAH (lurus atau sesat) bisa berjalan baik dalam diskusi ... salam, rsa --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ma_suryawan ma_suryawan@ wrote: Juara ngeyel dan pelintir ini bicara lagi... --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman mnabdurrahman@ wrote: Akibat MAS berupaya dengan sia-sia mengelurkan MGH dari jajaran nabi-nabi palsu, maka Mirza Ali Muhammad dan Bahaullah yang juga nyata- nyata adalah nabi-nabi palsu, ya ikut dikeluarkan juga. Karena MAS juga mengeluarkan Mirza Ali Muhammad dan Bahaullah yang keduanya mengaku nabi juga, itu berarti MAS mengakui juga Mirza Ali Muhammad dan Bahaullah sebagai nabi seperti MGH. Bravo MAS Nama 30 orang yg mengaku jadi nabi/rasul Allah seperti yang saya posting sudah ada SEBELUM LAHIRNYA Mirza Ghulam Ahmad atau Bahaullah atau Mirza Ali Muhammad. Artinya, kebenaran Hadits tersebut sudah tergenapi. Dalam syarah Muslim, Ikmalul Ikmal, Jilid VI, hal 258, dikatakan: Kebenaran Hadits ini sudah nyata, sebab jika dihitung jumlahnya orang-orang yang mendakwakan dirinya nabi dari sejak masa Nabi s.a.w. hingga sekarang pasti sudah tercapai jumlah tersebut, dan ini diketahui oleh orang-orang yang suka mempelajari riwayat (tarikh). - Penulis buku tsb wafat pada tahun 828 Hijriah. Jadi, karena HMNA malas belajar Tarikh, maka ia jadi ngoceh tidak karuan dengan mengatakan saya mengakui Bahaullah dan Mirza Muhammad Ali sebagai nabi. Artinya HMNA ngibul. Dan karena pengetahuannya yang dangkal, maka HMNA juga memasukkan Lia Aminuddin sebagai nabi, padahal Lia Aminuddin tidak pernah mengklaim dirinya sebagai nabi, ia hanya mengklaim dirinya menerima wahyu dari Allah. Jadi, demikianlah watak asli HMNA itu...makin jelas terlihat wajah aslinya. Salam, MAS
[wanita-muslimah] Re: Fwd: Kecintaan Kepada Rasulullah SAW
HMNA ini tipikal kyai yang gaptek atau bego yach...??? Rasanya sih bego dalam urusan link ini, sehingga menuduh saya berdusta...dan yang pasti juara ngeyel dan juara ngabur. Caramba! Coba ketik atau klik ini dengan LENGKAP, jangan cuma sepotong: http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/co rrectionerrorekghaltikaizala.shtml Kalau gak bisa, coba klik http://www.aaiil.org/ lalu klik BOOKS lalu cari judul buku A Correction of an Error Nah, kalo udah dapat, silahkan baca tulisan saya di bawah ini... Kasihan. Salam, MAS --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED] wrote: MAS ngeyel dan berdusta: Nah, sekarang saya berikan bukti dari situs resmi Ahmadiyah Lahore dimana Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. dengan jelas mengatakan bahwa dirinya adalah nabi dan rasul. Lihat di: http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/tr == :HMNA di-down load dar situs = http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/tr Cramba, hayyaaa, Betul-betul MAS pendusta, mana dari yang saya down load dari situs Ahmadiyah Lahore itu yang menyatakan MGH itu nabi dan rasul? mana? mana? na? na? na? Kasus Ahmdiyah Lahore ditutup tup, tup, tup. Nohetto Howgh. # Oh, oh jangan ngabur HMNA... Oh, oh, ternyata lagi-lagi HMNA cuma sanggup menghadirkan cerita, ya sekedar cerita...tidak ada bukti kebenaran omongan kawan Anda itu. Nah, sekarang saya berikan bukti dari situs resmi Ahmadiyah Lahore dimana Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. dengan jelas mengatakan bahwa dirinya adalah nabi dan rasul. Lihat di: http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/tr anslationcorrectionerror.shtml Mirza Ghulam Ahmad menjelaskan dalam buku Ek Ghalati Ka Izala: Some people in our Movement who are not well-acquainted with my claim and the arguments relating to it --- not having had the occasion to study my books carefully, nor having stayed in my company for a sufficient length of time to complete their knowledge - -- in some instances in response to an objection of the opponents give a reply which is entirely against facts. So, despite being on the side of truth, they have to face embarrassment. Thus it happened a few days ago that a person faced from an opponent the objection that the man whose pledge you have taken claims to be a prophet (nabi) and a messenger (rasul). This was answered by only a denial, while such an answer is not correct. The fact is that the holy revelation of God Almighty which descends upon me contains words such as rasul, mursal and nabi, not once but hundreds of times. So how can the reply be correct that such words are not present? In fact, at this time these words occur more clearly and explicitly than in the earlier days. And in the Barahin Ahmadiyya too, published 22 years ago, these words are not few. Thus, in the Divine communications published in Barahin Ahmadiyya, one revelation from God is as follows: He it is Who sent His messenger (rasul) with guidance and the true religion in order to make it prevail over all other religions (see p. 498, Barahin Ahmadiyya). Here, this humble one has been clearly addressed as rasul. Then after this, in the same book, is the following Divine revelation regarding myself: The messenger of God in the mantle of the prophets (p. 504). Then quite near this in the same book is the following revelation: Muhammad is the messenger of God; those with him are firm against disbelievers, compassionate among themselves. (The Holy Quran: 48:29) In this revelation I have been given the name 'Muhammad'2 as well as rasul.4 Then there is the following Divine revelation noted on page 557 of Barahin Ahmadiyya: A warner came into the world. Another version of it is: A prophet (nabi) came into the world.5 Similarly in many other places in Barahin Ahmadiyya the word rasul has been applied to this humble one... (Di copy paste dari situs resmi Ahmadiyah Lahore) Dan seterusnya. Oh, oh, makin kelihatan saja HMNA tidak mengerti apa yang ia dengar dan ia omongkan, lalu menuduh saya berdusta, padahal dirinya sendiri yang sering berdusta. Salam, MAS --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED] wrote: MAS ngeyel lagi: Nah, sekarang saya berikan bukti dari situs resmi Ahmadiyah Lahore dimana Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. dengan jelas mengatakan bahwa dirinya adalah nabi dan rasul. Lihat di: http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/tr --- - HMNA: Berikut yang saya down load dari situs Ahmadiyah Lahore = http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/tr Tidak ada disitu claim bahwa MGA adalah nabi dan rasul. Jadi ternyata MAS bukan ngeyel saja tetapi pendusta.
Re: [wanita-muslimah] Re: Kritik Terhadap Tafsir Feminis
Nama itu bukan gunung HMNA - Original Message - From: asetijadi2004 [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, July 13, 2007 11:28 Subject: [wanita-muslimah] Re: Kritik Terhadap Tafsir Feminis Konsiderasi pemberian nama itu bukan SEKEDAR BAHASA, tapi juga SENI dan ESTETIKA. Bagaikan melukis, bentuk gunung itu jelas bukan segitiga sedehana. Tapi jika ada yang melukis sebagai segitiga sederhana juga TIDAK SALAH. Apalagi ada yang melukis abstrak. Jadi sebetulnya nggak terlalu jadi masalah, kesalahan-kesalahan itu (kalau ada). Ditiru-pun juga tidak apa-apa. Salam Ary --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED] wrote: Abdirrahman sudah jelas salah menurut ilmu nahwu. Milis ini bukan kursus bahasa Arab, jadi cukup sekian. Saya ulangi Abdirrahman itu salah, mestinya Abdurrahman, Abdalla itu salah, mestinga Abdullah. Kalau nama itu seorang tokoh, harus dipersoalkan sebab dapat ditiru oleh orang awwam. Ini telah saya kemukakan dalam postingan reply saya kepada Aisyah. HMNA - Original Message - From: Dwi W. Soegardi [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, July 13, 2007 09:57 Subject: Re: [wanita-muslimah] Kritik Terhadap Tafsir Feminis Aisha (mengapa bukan Aisyah?) jangan pula sampai salah jadi Ayesha. Bbrp waktu lalu sdr Guntur balik mempersoalkan nama Abah kenapa bukan Abdirrahman? Sampai kapan kita rebyek dengan urusan ejaan seperti ini? contoh lain: Tariq, Thariq, Tarek, Tarik adalah nama-nama laki-laki yang biasa ditemui. Mana yang benar? Saya ikut satu milis muslim Amerika yang keempat nama tersebut jadi anggotanya dan tidak ada satupun yang mempersoalkan mana ejaan yang benar, walaupun kadang-kadang bisa keleru kalau menanggapi :-) Mbak Aisha, sudahlah ngga usah diurusin tulisannya Abah soal Nasruddin-Nasaruddin. Sudah kadung diterbitkan di koran, diposting di berbagai milis, orang sakti jaman pewayangan/pesilatan berkata ludah di tanah tak dapat dijilat kembali. salam, DWS On 7/11/07, Aisha [EMAIL PROTECTED] wrote: Abah HMNA, Tidak sependapat dan mengemukakan pendapat pribadi tentang sesuatu di milis itu wajar, tapi yang mengganggu saya dalam tulisan abah di bawah ini kenapa berulang kali abah ini menuliskan Nasaruddin (mengapa bukan Nasruddin?)? Kenapa abah sibuk saja ngurusin nama orang, mau pakai nama apa saja kan terserah orang tua yang ngasih nama itu, seperti juga Prof Nasaruddin Umar, nama itu kan nama dari orang tuanya. === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED] This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links
[wanita-muslimah] HMNA dan kawannya....Re: Fwd: Kecintaan Kepada Rasulullah SAW
Sebelum jadi bias masalahnya karena usaha ngaburnya dan ulah ngeyel HMNA serta tuduhannya, ini saya ulang postingnya... Oh, oh, ternyata lagi-lagi HMNA cuma sanggup menghadirkan cerita, ya sekedar cerita...tidak ada bukti kebenaran omongan kawan Anda itu. Nah, sekarang saya berikan bukti dari situs resmi Ahmadiyah Lahore dimana Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. dengan jelas mengatakan bahwa dirinya adalah nabi dan rasul. Lihat di: http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/tr anslationcorrectionerror.shtml Mirza Ghulam Ahmad menjelaskan dalam buku Ek Ghalati Ka Izala sbb: Some people in our Movement who are not well-acquainted with my claim and the arguments relating to it --- not having had the occasion to study my books carefully, nor having stayed in my company for a sufficient length of time to complete their knowledge - -- in some instances in response to an objection of the opponents give a reply which is entirely against facts. So, despite being on the side of truth, they have to face embarrassment. Thus it happened a few days ago that a person faced from an opponent the objection that the man whose pledge you have taken claims to be a prophet (nabi) and a messenger (rasul). This was answered by only a denial, while such an answer is not correct. The fact is that the holy revelation of God Almighty which descends upon me contains words such as rasul, mursal and nabi, not once but hundreds of times. So how can the reply be correct that such words are not present? In fact, at this time these words occur more clearly and explicitly than in the earlier days. And in the Barahin Ahmadiyya too, published 22 years ago, these words are not few. Thus, in the Divine communications published in Barahin Ahmadiyya, one revelation from God is as follows: He it is Who sent His messenger (rasul) with guidance and the true religion in order to make it prevail over all other religions (see p. 498, Barahin Ahmadiyya). Here, this humble one has been clearly addressed as rasul. Then after this, in the same book, is the following Divine revelation regarding myself: The messenger of God in the mantle of the prophets (p. 504). Then quite near this in the same book is the following revelation: Muhammad is the messenger of God; those with him are firm against disbelievers, compassionate among themselves. (The Holy Quran: 48:29) In this revelation I have been given the name 'Muhammad'2 as well as rasul.4 Then there is the following Divine revelation noted on page 557 of Barahin Ahmadiyya: A warner came into the world. Another version of it is: A prophet (nabi) came into the world.5 Similarly in many other places in Barahin Ahmadiyya the word rasul has been applied to this humble one... Dan seterusnya. Oh, oh, makin kelihatan saja HMNA tidak mengerti apa yang ia dengar dan ia omongkan. Salam, MAS --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya sudah forward ini kepada salah seorang sahabat saya penganut Islam Ahmadiyah Lahore, seorang kristolog dan jawabannya sederhana saja: Tidak ada pengakuan Ghulam Ahmad sebagai nabi dalam tulisan itu, dan tulisan itu wajar sebagai pernyataan seorang 'Mujaddid'. Lain kali kalau menjumpai tulisan, lihat saja, kalau ada pengakuan sebagai nabi, niscaya itu bukan dari Ghulam Ahmad, itu palsu.. Sebagai perbandingan: LAI- Yahya 17:3 Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu- satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. LAI- Rom 10:9 Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan..LAI- Yahya 17:3 yang menyatakan Jesus hanya sekadar utusan Allah, itu betul-betul dari Jesus, tetapi LAI- Rom 10:9 yang menyatakan Jesus adalah Tuhan, itu palsu, bukan perkataan Jesus. HMNA #
[wanita-muslimah] Kuasa FOREX- Teknik perolehi pendapatan RM10,000
Berikan saya laptop internet ... dan letakkan saya di mana saja yang anda suka. 24 jam kemudian, saya boleh buktikan menghasilkan RM10,000 sehari'' (mahukah anda memiliki teknik dan rahsia yang sungguh dahsyat ini?) Forex sungguh hebat kuasanya (powerful) dalam menjana pendapatan yang sebelum ini tidak terfikir oleh kita. Dagangan forex dibuka 24jam sehari tanpa henti dan jumlah dagangan pula melebihi USD$2.5 trillion setiap hari- suatu jumlah yang cukup besar untuk mengkayakan semua orang termasuk anda dan saya. Jika saya dan anda mengambil RM10,000 setiap hari pun, takkan luak. Warrent Buffet juga mengakui kuasa yang ada pada forex yang beliau sifatkan sebagai senjata kekayaan terhebat. Dengan kecanggihan internet, urusniaga forex menjadi sangat mudah. Anda hanya perlu komputer internet saja. Dengan hanya membuat beberapa ''click'' sahaja, anda mampu menjana pendapatan bulanan yang jauh melebihi pendapatan tahunan anda sekarang. Buktinya, transaksi 2 hari forex saya di atas telahpun menjana RM$41,300 dan jika dicampurkan pendapatan 3 hari forex saya, telahpun mencecah RM52,000 ... Yang bestnya, pendapatan 2 hari seperti yang ditunjukkan di atas itu, saya diperolehi dengan hanya membuat 11 ''click'' (11 position) sahaja di depan laptop saya. Sungguh mudah tapi hasilnya sama seperti bekerja di pejabat selama setahun. WOW!!! Inilah kuasa yang ada pada forex. Work smart,not hard. Berminat sila layari : http://www.kuasaforex.com/index.php?ref=anr2770 - The fish are biting. Get more visitors on your site using Yahoo! Search Marketing. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] PBNU: Islam Transnasional Boleh Berdakwah, Tidak Khilafah Islamiyah
PBNU: Islam Transnasional Boleh Berdakwah, Tidak Khilafah Islamiyah Kamis, 12 Juli 2007 17:42 Jakarta, NU Online Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tak keberatan jika ada kelompok Islam berhaluan idelogi transnasional yang ingin mengembangkan dakwah Islam di Indonesia. Tetapi, bila ingin mendirikan Pemerintahan Islam (Khilafah Islamiyah), maka harus ditolak. Kalau berdakwah, boleh saja, silakan. Tapi kalau mau (mendirikan, Red) Khilafah Islamiyah, tidak boleh, tegas Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi kepada wartawan di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Kamis (12/7) Bagi NU, menurut Hasyim, Islam tak perlu diformalkan dalam bentuk sebuah pemerintahan. Sepanjang substansi atau ajaran dan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam Islam bisa terwujud, maka pemerintahan Islam merupakan sesuatu yang sia-sia. Selain itu, katanya, ide dan gagasan pendirian pemerintahan Islam tersebut tidaklah berasal dari tradisi dan budaya yang tumbuh serta berkembang di Indonesia sendiri. Sehingga, tidak akan sesuai jika dipaksakan untuk diterapkan, besar kemungkinan akan terjadi konflik. Presiden World Conference on Religions for Peace itu mengungkapkan, ide pendirian pemerintahan Islam sebagaimana yang diperjuangkan kelompok Islam garis keras di Indonesia, sudah tak 'laku' di negeri asalnya, di Timur Tengah. Tak hanya itu. Antar-kelompok sesama pengikut ide pemerintahan Islam pun terjadi konflik. Nah, anehnya, kenapa ada kelompok-kelompok dari bangsa ini yang meng-agen-i gerakan transnasional yang ingin Khilafah Islamiyah itu? Di negaranya sendiri, mereka dilarang karena dianggap mengancam kekuasaan negara yang berdaulat, terang Hasyim yang juga Sekretaris Jenderal International Conference of Islamic Scholars. Hasyim juga mengingatkan, gerakan politik yang berhaluan ideologi transnasional tak hanya terdapat pada agama Islam. Melainkan juga terdapat pada agama lain. Semuanya sama-sama mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Gerakan apapun dan dari mana pun datangnya, yang berhaluan ideologi transnasional, sama-sama berbahayanya bagi keutuhan NKRI, termasuk gerakan transnasional yang dibentuk Amerika Serikat. Kita orang Indonesia, jadi, semuanya harus Indonesiawi, pungkas Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam, Malang, Jawa Timur, itu. (rif)
[wanita-muslimah] Re: PBNU: Islam Transnasional Boleh Berdakwah, Tidak Khilafah Islamiyah
Demokrasi adalah ide import kok boleh.. khilafah juga import kok gak boleh. gitu ya Jan? dasar orang Yogya.. maen perkutut ajalah hehehe --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dwi W. Soegardi [EMAIL PROTECTED] wrote: PBNU: Islam Transnasional Boleh Berdakwah, Tidak Khilafah Islamiyah Kamis, 12 Juli 2007 17:42 Jakarta, NU Online Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tak keberatan jika ada kelompok Islam berhaluan idelogi transnasional yang ingin mengembangkan dakwah Islam di Indonesia. Tetapi, bila ingin mendirikan Pemerintahan Islam (Khilafah Islamiyah), maka harus ditolak.
[wanita-muslimah] Re: Fwd: Kecintaan Kepada Rasulullah SAW
Kali ini saya hanya ingin memberi sedikit tips mengenai internet link sumber. Sering sekali link sumber yang kita copy-paste sangat panjang dan terpotong jika kita kirimkan, sehingga menyulitkan pembaca yang ingin membuka link tersebut. Tidak semua pembaca mengerti bagaimana menyambung link yang patah tersebut. Ada solusi yang mudah, yaitu dengan bantuan http://tinyurl.com Sebagai contoh link yang Pak MA Suryawan beri yaitu http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/ correctionerrorekghaltikaizala.shtml. Panjangnya 103 karakter, panjang sekali bukan? Pak MA Suryawan bisa copy dan pastekan link tadi ke dalam isian form di http://tinyurl.com tersebut, tinyurl akan menghasilkan link baru, yaitu: http://tinyurl.com/2ooeqx Panjang url kali ini hanya 25 karakter. Selamat mencoba. Untuk Pak MA Suryawan dan abah HMNA selamat berdiskusi dan tetap sabar dan berkepala dingin ya. salam, muhkito --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ma_suryawan [EMAIL PROTECTED] wrote: HMNA ini tipikal kyai yang gaptek atau bego yach...??? Rasanya sih bego dalam urusan link ini, sehingga menuduh saya berdusta...dan yang pasti juara ngeyel dan juara ngabur. Caramba! Coba ketik atau klik ini dengan LENGKAP, jangan cuma sepotong: http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/ co rrectionerrorekghaltikaizala.shtml Kalau gak bisa, coba klik http://www.aaiil.org/ lalu klik BOOKS lalu cari judul buku A Correction of an Error Nah, kalo udah dapat, silahkan baca tulisan saya di bawah ini... Kasihan. Salam, MAS
Re: [wanita-muslimah] Re: Harga Diri Seorang Muslim...cara kita berdiskusi
Mas Jano berkata ini dasarnya apa ya? perang dunia 1 dan perang dunia 2 yang memakan banyak korban karena bom, mayoritas korbannya adalah non-muslim. Ini perang yang sangat besar yang memakan korban puluhan juta orang. Lha kalau perang2 sekarang kan sifatnya regional, paling korbannya gak sampai orde jutaan, itupun mayoritas korbannya juga non-muslim. salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 7/13/07, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Wikan : Memang benar Alfred Nobel yang menemukan dinamit. Dan waktu itu dimaksudkan buat maksud2 damai, misal buat menggali terowongan, bikin rata jalan, dll. Tapi oleh orang2 banyak pula buat maksud2 jahat seperti membunuh orang lain. ] -- Janoko : Umat Islamlah yang paling menderita akibat bom tersebut.
Re: [wanita-muslimah] Re: Harga Diri Seorang Muslim...cara kita berdiskusi
Kasus Prof Abdus Salam is closed, tutup, tutp, tup, tup, tup HMNA - Original Message - From: ma_suryawan [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, July 13, 2007 22:33 Subject: [wanita-muslimah] Re: Harga Diri Seorang Muslim...cara kita berdiskusi Perhatikan kata-kata HMNA ini: ...karena Pemerintah Pakistan sampai sekarang ini melarang orang beragama Ahmadiyah Qadiyan masuk/ataupun bermukim di Pakistan.
Re: [wanita-muslimah] Re: Fwd: Kecintaan Kepada Rasulullah SAW
MAS berdusta, sebab menurut situs Islam Ahmadiyah Lahore = http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/co The Holy Quran states that prophets appeared among all the nations of the earth, and so the fact the name of only a few of them are known cannot be used to argue that prophets have only appeared among one or two nations. Similarly, the Holy Prophet's hadith proves the coming of mujaddids in all centuries even though it may not be possible to name them all. However, many Muslim religious figures in history have claimed to be the mujaddids of their eras; IN ADDITION, Muslim religious scholars of the past have described some of their predecessors as mujaddids of their times. In fact, Shaikh Ahmad of Sirhind, India, is quite commonly known in the Indian subcontinent simply as Hazrat Mujaddid Alf Thani (mujaddid of the second thousand - he appeared at the head of the eleventh century hijrah). From historical sources the following list of mujaddids may be compiled : First century: 'Umar ibn 'Abdul 'Aziz. Second century: Imams Shafi'i and ibn Hanbal. Third century: Abu Sharah and Ash'ari. Fourth century: Abu Ubaidullah, Abu Bakr Baqilani. Fifth century: AI-Ghazali. Sixth century: Abdul Qadir Jilani. Seventh century: Ibn Taimiyyah, Muin-ud-Din Chishti. Eighth century: Ibn Hajar 'Asqalani, Salih ibn 'Umar. Ninth century: Sayyid Muhammad Jaunpuri. Tenth century: Imam Suyuti. Eleventh century: Shaikh Ahmad of Sirhind (India). Twelfth century: Shah Wali Ullah of Dehli (India). Thirteenth century: Sayyed Ahmad Barelavi (India). And, of course, the mujaddid of the fourteenth century of the Hijrah [Muslim Era] is Hazrat Mirza Ghulam Ahmad of Qadian, India (1835-1908), besides whom no other Muslim has claimed to be a Mujaddid of this century. We believe in the five pillars of Islam ... We believe that there is no god besides God, and that Muhammad is His Messenger and the last of the prophets. We believe that whoever adds to, or detracts from, the Islamic Shari'ah even one whit, is excluded from Islam. And we instruct our community that they believe in laa ilaaha ill-Allah Muhammadur rasul Allah; and they consider as their duties salaat [prayer], saum [fasting], zakaat [charity], hajj [pilgrimage], and other obligations imposed by God and His Prophet, and act according to Islam. It is incumbent to believe in all those things which, according to the ijmaa' [unanimity] of the Ahl-Sunnah (i.e., the orthodox), constitute Islam (Ayyam Sulh). Thus, by the grace of Allah, not only are we Muslims, but we are also the only group dedicated purely to the propagation of Islam. Cramba, hayyaaa, Betul-betul MAS pendusta, mana dari yang saya down load dari situs Ahmadiyah Lahore itu yang menyatakan MGH itu nabi dan rasul? mana? mana? na? na? na? Kasus Ahmdiyah Lahore ditutup tup, tup, tup. Nohetto Howgh. HMNA ## - Original Message - From: ma_suryawan [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, July 13, 2007 22:49 Subject: [wanita-muslimah] Re: Fwd: Kecintaan Kepada Rasulullah SAW Nah, sekarang saya berikan bukti dari situs resmi Ahmadiyah Lahore dimana Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. dengan jelas mengatakan bahwa dirinya adalah nabi dan rasul. Lihat di: http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/tr
Re: [wanita-muslimah] HMNA dan kawannya....Re: Fwd: Kecintaan Kepada Rasulullah SAW
http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/co The Holy Quran states that prophets appeared among all the nations of the earth, and so the fact the name of only a few of them are known cannot be used to argue that prophets have only appeared among one or two nations. Similarly, the Holy Prophet's hadith proves the coming of mujaddids in all centuries even though it may not be possible to name them all. However, many Muslim religious figures in history have claimed to be the mujaddids of their eras; IN ADDITION, Muslim religious scholars of the past have described some of their predecessors as mujaddids of their times. In fact, Shaikh Ahmad of Sirhind, India, is quite commonly known in the Indian subcontinent simply as Hazrat Mujaddid Alf Thani (mujaddid of the second thousand - he appeared at the head of the eleventh century hijrah). From historical sources the following list of mujaddids may be compiled : First century: 'Umar ibn 'Abdul 'Aziz. Second century: Imams Shafi'i and ibn Hanbal. Third century: Abu Sharah and Ash'ari. Fourth century: Abu Ubaidullah, Abu Bakr Baqilani. Fifth century: AI-Ghazali. Sixth century: Abdul Qadir Jilani. Seventh century: Ibn Taimiyyah, Muin-ud-Din Chishti. Eighth century: Ibn Hajar 'Asqalani, Salih ibn 'Umar. Ninth century: Sayyid Muhammad Jaunpuri. Tenth century: Imam Suyuti. Eleventh century: Shaikh Ahmad of Sirhind (India). Twelfth century: Shah Wali Ullah of Dehli (India). Thirteenth century: Sayyed Ahmad Barelavi (India). And, of course, the mujaddid of the fourteenth century of the Hijrah [Muslim Era] is Hazrat Mirza Ghulam Ahmad of Qadian, India (1835-1908), besides whom no other Muslim has claimed to be a Mujaddid of this century. We believe in the five pillars of Islam ... We believe that there is no god besides God, and that Muhammad is His Messenger and the last of the prophets. We believe that whoever adds to, or detracts from, the Islamic Shari'ah even one whit, is excluded from Islam. And we instruct our community that they believe in laa ilaaha ill-Allah Muhammadur rasul Allah; and they consider as their duties salaat [prayer], saum [fasting], zakaat [charity], hajj [pilgrimage], and other obligations imposed by God and His Prophet, and act according to Islam. It is incumbent to believe in all those things which, according to the ijmaa' [unanimity] of the Ahl-Sunnah (i.e., the orthodox), constitute Islam (Ayyam Sulh). Thus, by the grace of Allah, not only are we Muslims, but we are also the only group dedicated purely to the propagation of Islam. Cramba, hayyaaa, Betul-betul MAS pendusta, mana dari yang saya down load dari situs Ahmadiyah Lahore itu yang menyatakan MGH itu nabi dan rasul? mana? mana? na? na? na? Kasus Ahmdiyah Lahore ditutup tup, tup, tup. Nohetto Howgh. HMNA ## - Original Message - From: ma_suryawan [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, July 13, 2007 22:59 Subject: [wanita-muslimah] HMNA dan kawannyaRe: Fwd: Kecintaan Kepada Rasulullah SAW Sebelum jadi bias masalahnya karena usaha ngaburnya dan ulah ngeyel HMNA serta tuduhannya, ini saya ulang postingnya... Oh, oh, ternyata lagi-lagi HMNA cuma sanggup menghadirkan cerita, ya sekedar cerita...tidak ada bukti kebenaran omongan kawan Anda itu. Nah, sekarang saya berikan bukti dari situs resmi Ahmadiyah Lahore dimana Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. dengan jelas mengatakan bahwa dirinya adalah nabi dan rasul. Lihat di: http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/tr
Re: [wanita-muslimah] Re: Fwd: Apakah Islam Hanya Mengatur Wilayah Privat Saja??
Aturan Islam untuk urusan privat dan bermuamalat bisa berjalan baik jika hal tersebut diterapkan dalam lingkungan kecil, misal disuatu kelompok tarekat. Mereka lahir, belajar, berusaha dan sampai mati berada di lingkungan tersebut. Ini meminimalkan hubungan dengan aturan yg berbau non Islam. Nggak usah punya KTP, nggak usah punya akte nikah nggak usah punya akte lahir misalnya. Dalam kehidupan bernegara [ artinya kita tinggal di suatu daerah yg tentunya punya aturan] Dan kemudian negara tersebut berlandaskan Pancasila, bukan hukum Islam. Maka wilayah privat pun secara tidak tertulis ataupun tertulis diatur berdasarkan aturan setempat [ misalnya perda] atau tatacara/adat istiadat setempat [ jika terjadi pelanggaran maka akan dikenakan sanksi sosial, dikucilkan, diomongin, rumahnya disatronion, nggak diajak kumpul2] Dalam hal agama Islam bisa saja mengatur wilayah privat sekelompok orang; misal di pengajian, klub organisasi, di pekerjaan. Tapi tidak bisa menjadikan aturan tersebut mempunyai kekuatan hukum. Misalnya perempuan yg gak pake jilbab nggak bisa gitu dikenakan aturan hukum, misal ditangkap polisi, di penjara meskipun di derah situ, dilingkungan situ semua perempuan berjilbab. Paling2 ya di omongin, di gosipin. Tapi jika negara atau daerah tersebut punya aturan/perda yg berlandaskan Islam ya semuanya harus mengacu pada aturan Islam itu, bukan cuma masalah privat tapi juga semua aspek di kehidupan. Tapi kenyataannya apakah demikian? Coba saja lihat saja di NAD lihat di kota Tangerang - aturan yg bernuansa Islam baru punya gigi jika ada razia. Selama nggak ada razia semuanya berjalan seperti biasa. Ini saya baru tahu stelah Pak Sirbats nulis mail waktu itu. Aturan baru berlalu jika ada razia. Kerabat saya yg baru datang dari luarnegeri kemudian melewati Tangerang di malam hari begitu takjub melihat pemandangan kota yg dihiasi Asmaul Husna tapi banyak juga perempuan2 berkeliaran, banyak yg ndak pake jilbab pula. Padahal aturannya kan lewat jam 7 malam perempuan di larang berada di tempat umum. Artinya kan Islam untuk mengatur wilayah privat saja nggak mempan tanpa didukung sebuah aturan yg berkekuatan hukum Masalah privat itu adalah menyangkut kesadaran diri. Sedangkan aturan sosial adalah menyangkut ketaatan pada institusi bernegara. Jadi beda pemahamannya. Kalo seseorang terpaksa pake jilbab karena aturannya mengharuskan demikan maka artinya ia takut pada aturan bukan takut pada Allah [ini kata Jusuf Kalla] Salam l.meilany - Original Message - From: rsa To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, July 09, 2007 1:15 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Fwd: Apakah Islam Hanya Mengatur Wilayah Privat Saja?? Terima kasih copypaste-nya bu Meilany. Izinkan saya bertanya, apakah menurut ibu, sebagai yang menyodorkan/copypaste wawancara dengan mantan rektor UIN Jakarta ini, pernyataan sang mantan rektor sudah relevan dan siginifikan dengan artikel yang saya copypaste juga? Mungkin soal pemerintahan, dalam hal ini kekhalifahan, tapi dengan hal lain yang masuk 'katergori' non- privat? Misalnya masalah aurat, rumah tangga, lapangan pekerjaan, bidang niaga/usaha, muamalat dengan pemeluk keyakinan lain, muamalat dengan sempalan dalam ummat Islam, mengenai lingkungan hidup, apakah ini juga masuk yang ingin disampaikan melalui wawancara tsb? Benang merah dari artikel yang saya forward, menurut saya adalah, sudah sedemikian jauh kalangan ummat yang membedakan atau membonsai mana yang masuk urusan agama (Islam) dan mana yang bukan urusan agama (Islam) seolah Islam itu selayaknya agama lain yang diakui di negeri mayoritas Muslim ini. salam, satriyo --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] wrote: Cuma mau copypaste : Jumat, 03 Maret 2006 Prof DR Azyumardi Azra Setelah Ali, Tak Ada Lagi Khilafah Belakangan ini, wacana khilafah Islamiyah diangkat lagi, terutama untuk melawan hegemoni Barat yang terus mengancam ketentraman dan ketenangan umat Islam. Kasus yang paling anyar adalah pemunculan kartun Nabi Muhammad SAW di sejumlah media massa Barat. Ada kalangan yang berpandangan, kalau ada kekhalifahan Islam, kondisi umat Islam tak akan selemah seperti sekarang ini. Boleh dikata, umat Islam saat ini sudah kehilangan 'izzah (kemuliaan). Apa yang membuat khilafah di masa lalu kokoh kedudukannya dan apa pula yang menyebabkannya hancur? Berikut ini wawancara wartawan republika, Damanhuri Zuhri, dengan Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof DR Azyumardi Azra: ... Apakah mungkin untuk saat ini? Saya nggak bilang nggak mungkin. Bisa-bisa saja. Tapi yang jelas banyak hambatan. Pertama, hambatan yang paling besar itu tentu saja adalah eksistensi dari nation state (nagara bangsa) yang sudah begitu mapan di negara-negara di dunia Muslim. Apakah mungkin misalnya, Anda
Re:Re: [wanita-muslimah] keputusan apa yg harus kuambil?
Gitu saja kok repot :-) Ya sudah cepat menikah saja. Cinta itu bisa memecahkan segala hal, meringankan yg berat, memudahkan yg sulit. Masalah belum punya kerjaan kaitannya kan dengan gimana nanti ia mengongkosi kehidupan pernikahan ini kan? Yg saya pahami dalam hidup gak bisa kita melakukan semuanya, manusia itu terbatas. Jadi apapaun juga perlu berkorban. Juga harus bisa memilih. Kalo keluarga sudah setuju artinya kan mereka lebih senang bahwa calon suami Lilin mualaf, masalah tidak/belum berpenghasilan tidak jadi soal. Nanti kan keluarga besar akan membantu. Kalo Lilin kerja artinya Lilin yg harus membiayai kehidupan rumahtangga. Salam l.meilany - Original Message - From: candle light To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Sunday, July 08, 2007 8:22 PM Subject:Re: [wanita-muslimah] keputusan apa yg harus kuambil? jazakalloh untuk saran akhi...aku sendiri memang sering berpikir untuk memutuskan ta'aruf ini. namun amat disayangkan, mungkin karena campur tangan Allah (i'm not sure) lagi2 percobaan ta'aruf dg ikhwan lain selalu menemui hambatan. sekali lagi, sangat tidak mudah untuk benar-benar melepas ta'aruf yg kali ini sudah melibatkan kel(kel besarku sudah merestui kami meski kondisinya seperti itu). mohon doanya ya akh?! jazakalloh Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED] wrote: lha sikap si ikhwan sendiri gimana? kalau cuman ta'aruf melulu tidak ditindaklanjuti dengan di-khitbah, ya tenang2 saja lah mbak ... kalau mbak sofie memang pengin segera menikah, kalau ada ikhwan lain yang siap dan mengkhitbah mbak, dan mbak sofienya juga sreg dengan orang itu, ya silakan saja menikah ... ta'aruf itu bukan berarti harus jadi sekarang tergantung pada mbak sofie sendiri, kalau mau tegas bilang ke ikhwannya, wan mau lanjut gak nih ... kalau gak serius, gak usah ta'arufan lagi deh kalau mbak sofie mau mengambang/diambangkan ya silakan sendiri tanggung akibatnya :) lagian, emang co emang gak bisa dipaksa2 kalau misalnya dipaksa2 nikah dengan kondisi gak jelas (misal belum punya pekerjaan, hati tak menentu), kalau terjadi percekcokan di kemudian hari, bisa berabe. nikah itu butuh persiapan dan ketenangan hati, gak bisa grusa grusu. dan abis nikah, bukan berarti permasalahan selesai, justru permasalahan yang lebih besar siap menanti. apalagi menikah dengan muallaf, banyak faktor yang perlu dipertimbangkan. salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 7/7/07, candle light [EMAIL PROTECTED] wrote: aku ingin segera menikah. saat ini ada seorang ikhwan yg kebetulan seorang muallaf sejak thn 94 yg sedang menjalani ta'aruf dgku. tapi persoalan yg kami hadapi saat ini adalah dia belum miliki pekerjaan. tepatnya sejak dia memutuskan untuk pergi dari kel karena perbedaan akidah. aku bingung...masa ta'aruf kami sudah lewat 8 bulan. hatiku sudah mulai gelisah. namun setiap kubawa dalam qiyamul lail, selalu makin mantap hati ini untuk menantinya. saat ini dia berada di pulau yg berbeda dgku. aku binging, harus bagaimana menentukan sikap sementara gelisah hati ini semakin menjadi karena masa ta'ruf yg sudah terlalu lama. - Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Palestina ..Oh... Palestina...
Masalahnya sekarang Palestina mana yg mau dibela? Palestina Hamas yg menduduki jalur Gaza atau Palestina Fatah yg dapat sokongan dari negara2 Eropa dan Israel? Palestina Hamas saling menyerang dengan Palestina Fatah. Akibatnya banyak Palestina Hamas ngungsi dibukakan jalan oleh Israel untuk menuju Suriah dan Mesir. Salam l.meilany - Original Message - From: rsa To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, July 09, 2007 2:18 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Palestina ..Oh... Palestina... Kalo ga mau peduli urusan ummat, ga usah panjang lebar kasih alasan! gitu aja ko repot! Buktikan dong ga pake nunggu wahyu s MGA buat membantu orang2 Palestina baik MUSLIM ataupun KRISTEN yang dibantai ZINONIS YAHUDI bersama antek2 mrk di GEDUNG PUTIH dan ISTANA WESMINSTER, cukup dengan Al-Qur'an dan Hadis! satriyo --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ma_suryawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum, Saya sampai sekarang masih suka heran, kenapa banyak sekali orang Islam yang mempropagandakan perjuangan rakyat Palestina dikatakan sebagai Jihad, kemudian dihubung-hubungkan dengan pembelaan terhadap agama, terhadap Islam, sehingga timbul usaha-usaha penggalangan dana dan simpati untuk Palestina. PKS dan elemen-elemen di bawahnya adalah sebuah contoh nyata betapa partai politik ini memang dikenal paling sibuk menggalang pikiran dan usaha-usaha umat Islam di Indonesia untuk mengumpulkan dana bagi rakyat Palestina. Mungkin saja usaha marketing seperti itu bisa membawa simpati dan memperkuat posisi PKS sebagai partai Islam yang dapat membawa aspirasi umat Islam. Tapi konsekwensinya sangat mahal. Dari perjuangan Palestina yang banyak diliput oleh CNN dan al- Jazeera dengan jelas terlihat lahirnya aqidah baru dalam dunia Islam, yang memang diciptakan oleh para kyai/mullah/ulama yaitu halalnya bom bunuh diri yang dikategorikan sebagai mati syahid. Boleh melakukan bom bunuh diri demi membebaskan umat dari kekuasaan kaum kafir, katanya. Mengenaskan memang dampak dari aqidah baru ini. Indonesia bahkan terkena imbas dari adanya orang-orang yang memiliki aqidah yang tersebut. Indonesia jadi ladang subur benih aqidah baru tersebut. Bahkan di beberapa milis Islam sangat sering kita dapatkan propaganda dan pembelaan orang-orang Islam atas aqidah baru tersebut. Aneh memang, padahal rakyat Palestina yang dibantu dan dibela itu sendiri saling bertikai dan bunuh-bunuhan. Perebutan kekuasaan antara Hamas dan Fatah (Yang nota bene adalah perebutan dan pertikaian dan saling bunuh-bunuhan antara orang Islam dengan orang Islam!) membuktikan, apakah masih perlu kita usung simbol-simbol perjuangan rakyat Palestina sebagai jihad, sebagai pembelaan terhadap umat dan agama Islam, seperti yang dimaksud dalam ajaran Islam? Salam, MAS [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: jika, khalwat
Saya tidak bermaksud seperti itu, Pak Satriyo mengartikannya kurang benar :-) Ibaratnya gini : resep gado2 itu standar sama, yg pokok adalah sayuran dan ada saus kacang tanah. Ini teorinya. Maka gado2 di 'inggriskan' jadi indonesian salad. Prakteknya, bisa saja di tambahin yg lain2, ditambahin kentang ditambahin telur rebus, di tempat saya di kasih kecap. Ada yg kemudian bikin sudah sesuai teori tapi nggak enak, gagal karena ternyata pake kacang tanah dah jelek. Gagal karena kacang tanahnya disangrai [ goreng tanpa minyak] Namanya jadi bukan gado2 lagi tapi asinan atau jenis makanan lain. Siapakah yg membuat komposisi/resep gado2? Kenapa dinamakan gado2, kenapa gado2 harus seperti itu bumbunya? Itulah yg saya maksud :-) Silakan direnungkan kembali. Salam gado2 l.meilany - Original Message - From: rsa To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, July 09, 2007 12:55 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: jika, khalwat Maksud bu Meilany apakah artinya bila praktek tidak selalu sesuai teori maka teori itu batal atau bagaimana? Apakah al-Qur'an melulu hanya teori saja hanya karena manusia tidak beres mempraktekannya? Apakah yang diinginkan surga di dunia? Bukankah memang hidup adalah serangkaian ujian, yang baik buruk hasilnya kembali pada kita, dan Allah dengan segala Rahman dan Rahimnya akan selalu bersama hamba-Nya yang tidak putus asa kepada RahmatNYA? salam, satriyo --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] wrote: Teori itu selalu indah-indah tapi pada prakteknya? Saya selalu positif bahwa hukum Allah itu untuk membuat kebahagian umat di dunia. Yg selalu diucapkan dalam peristiwa pernikahan SAMARA - sakinah mawadah warahmah. Tapi jika ternyata prakteknya gak begitu, gimana? Inilah yg jadi bahan omongan. Sampai sejauh mana hukum Allah bisa dipahami dengan benar. Seperti kata Mia film Nia Dinata : berbagi suami itu adalah film hasil obsevasi di kehidupan langsung yg terkuak. Nggak ada kan orang2/kritisi film yg cenderung Islami protes? Karena memang begitulah kenyataannya. Dapat Citra juga dibatalkan. Salam l.meilany [ info : berbagi suami sudah ada dvdnya ;-), bagi yg mau lihat karena ogah lihat di bioskop] - Original Message - From: rsa To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, July 04, 2007 11:12 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: jika, khalwat Bu Meilany, Pernyataan ibu ini, Mereka ikhlas cuma sekedar jadi obyek untuk tempat buang sperma suaminya, mereka jadi pabrik anak. Mereka jadi pembantu suaminya all in. Mereka tunduk, taat pada suami. murni asumsi ibu atau memang ibu ada bukti hidup? Rasanya kalo hanya menyikapi hukum Allah dari kacamata perasaan, hati, emosi, apalagi hanya melulu mengambil contoh kasus yang negatif, pasti akan muncul sikap antipati. Padahal tidak semua praktek poligini kontemporer itu tidak terpuji kan? Apakah semua pernikahan monogami positif, sukses, bahagia? Ini saya pake logika 'hati' ibu lhoo ... salam, satriyo === --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany wpamungk@ wrote: Ya kalo memang itu pilihan hidupnya sih nggak pa-pa, mereka ikhlas. Mereka ikhlas cuma sekedar jadi obyek untuk tempat buang sperma suaminya, mereka jadi pabrik anak. Mereka jadi pembantu suaminya all in. Mereka tunduk, taat pada suami. Masalahnya sekarang yg kita dengar, kita lihat adakah yg benar2 ikhlas, pasrah, lega lilo untuk menjadi seperti ini. Mereka kebanyakan membanggakan bagaimana mereka seperti itu adalah karena ketundukan, kesetiaan pada suami bukan semata-mata kepada Allah. Lantas apakah suami itu representatif Allah dimuka bumi bagi isterinya ? :-) Banyak orang yg peka bisa membaca perasaan perempuan seperti ini, maka kemudian diperdebatkan, didiskusikan. Apa iya sih? Karena kenyataannya mulut berkata iya tapi hati menangis. Tak ada pilihan, jika mereka menginginkan madu hanyalah skedar untuk meringankan beban psikologis mereka juga mungkin beban fisik. Jika isteri tua lagi ogah melayani suaminya, maka tugas itu dilimpahkan pada istri lainnya. Maka si isteri tua sedikit bisa bernapas lega sambil terus2-an sholat mengadukan nasibnya pada Allah SWT. :-) salam l.meilany - Original Message - From: Flora Pamungkas To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, June 27, 2007 8:02 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: jika, khalwat Mbakyu, Kalau saya memahami seorang isteri yang merelakan dan mencarikan isteri baru untuk suaminya, adalah seorang wanita yg memiliki persentase terbesar dari cinta yang ada didalam hatinya itu diperuntukkan hanya kepada Allah semata. Jadi cinta yang dia
Re: [wanita-muslimah] Re: Saatnya 'Kembali' ke ASI, maksimal 5 bulan benarkah??
All and all ASI jelas lebih baik dari susu formula. dan sudah ada yang menjelaskan. Susu manusia jelas lebih kompatibel untuk manusia juga... apa pun itu. Susunan saluran pencernaan bayi secara fisiologis jelas lebih dipersiapkan untuk menerima ASI. Tapi memang tidak selamanya membuat ASI menjadi solusi yang terbaik. Ada kalanya misalnya pada kasus Ibu dengan HIV positif, ASI justru menjadi sumber penularan pada anaknya (disamping kemungkinan tertular saat hamil atau melahirkan). Sehingga rekomendasi ahli adalah kalau ibu terkena HIV, sebaiknya diganti dengan susu formula. Masalahnya dinegara berkembang yang sangat limited resources, jangankan buat beli susu formula, untuk beli makan saja sangat sulit. Belum lagi, susu formula membutuhkan preparasi yang cukup rumit untuk menjaga agar susu yang dipersiapkan tersebut tetap steril dan terbebas dari bakteri. Membuat susu formula untuk bayi tentu tidak sama membuat susu untuk orang dewasa yang mempunyai imunitas yang lebih baik. tidak higienis sedikit maka bayi tersebut bisa terkena diare. Kalau kemudian alasan orang miskin kualitasa susunya tidak baik, bagaimana kalau tidak disusui, wong buat beli susu saja tidak mampu? seburuk apapun kualitas ASI (karena gizi ibunya tidak baik) masih lebih baik dibandingkan susu formula yang cara penyiapan dan pemberiannya tidak benar. Ilustrasinya, misalnya untuk buat susu formula sebotol, botol harus disterilkan, air harus bersih dan matang, dan apabila bayi tidak habis meminumnya, kita tidak bisa menyimpan dalam waktu cukup lama untuk diminumkan kembali. Dan orang miskin masa disuruh beli lemari es juga buat menyimpan sisa susu yang belum diminum. padahal membuang sisa susu juga sesuatu yang mahal, apalagi bagi orang miskin. Dalam kasus HIV di negara berkembang yang miskin, pilihannya adalah, apakah mecegah pemberian ASI karena resiko tertular, atau memberikan cairan pengganti ASI dengan risiko angka kematian bayi yang tinggi karena diare atau penyakit yang lain (terutama pada bulan2 pertama). meskipun mampu menularkan HIV, ASI juga memberikan imunitas dari ibu pada bayinya. Kalau saya melihat artikel dibawah ini, memang tidak bisa dikatakan keliru, tapi juga tidak bisa dibilang benar. memang ada bayi yang mengalami intoleransi ASI, tapi tidak menyebabkan bahwa ASI bukan hal yang terbaik bagi bayi, hanya kasus2 tertentu saja yang menyebabkan mereka tidak bisa menggunakan ASI. Satu manfaat lain dari ASI yang tidak bisa diperoleh dari susu kaleng/ formula adalah psychological bound antara ibu dan bayi. Karena bayi bisa merasakan 'aura' psikologis dari ibunya dengan menghisap puting ibunya, disamping kontak antara tubuh bayi dan ibunya, dan ibu mendapatkan rangsangan emosional dari hisapan mulut bayi diputingnya. Masalah bahwa cara pemakaian ASI tidak diterangkan, sementara susu formula diterangkan jelas itu suatu premis yang ngawur.. Juga alasan yang mengatakan bahwa kualitas ASI berbeda karena kualitas ibunya (miskin dan kaya), kalau kaya, harusnya kualitas ASInya lebih baik sehingga tidak ada alasan untuk memberikan susu formula, kalau miskin karena alasan tidak punya alternatif lain, berarti tidak ada alasan juga untuk memberikan susu formula. Saya pikir, ketika semua orang mulai sadar untuk kembali ke alam dan yang alami, karena kesadaran bahwa sesuatu yang alami lebih baik, posting ini justru sesuatu yang aneh, kalau tidak dikatakan membawa pesan tertentu. On Jul 13, 2007, at 3:40 PM, IrwanK wrote: Ada dokter praktisi menyusui yang mau sharing pengetahuan soal bahasan di bawah? :-) Pada kemana ya? koq gak ada yang merespon nih? Atau topiknya kalah seru dibanding topik Ahmadiyah? :-p Wassalam, Irwan.K On 7/11/07, IrwanK [EMAIL PROTECTED] wrote: Karena ini kebetulan membahas soal ASI, barangkali dokter praktisi menyusui di milis ini bisa sharing pengetahuan apa benar yang dibahas di bawah (khususnya tulisan si Mus).. Wassalam, Irwan.K -- Forwarded message -- From: Hafsah Salim [EMAIL PROTECTED] Date: Jul 9, 2007 7:00 AM Subject: [mediacare] Re: Saatnya 'Kembali' ke ASI, maksimal 5 bulan benarkah?? BeachBoy BaliAsli [EMAIL PROTECTED] wrote: Bila memang sahih dan sah sehat sebagai yang disampaikan jeng Hafsah...ini bisa jadi berita bagus bagi beberapa kalangan wanita karir atau wanita yang ASI nya ngga lancar Mungkin jeng Hafsah bisa memberikan referensi kedokteran dan kesehatan yang sahih sesuai pernyataan anda? Dalam breast feeding, TIDAK DIKENAL ISTILAH SAHIH DAN SAH Yang harus saya tekankan dalam tulisan ini adalah, JANGANLAH MENGANGGAP BAHWA ASI ITU MERUPAKAN FORMULA TERBAIK, PENDAPAT INI SALAH DAN MENYESATKAN. ASI itu berasal dari tubuh ibu, dan kualitas ASI tidak sama antara ibu2 yang miskin dan ibu2 yang kaya. Juga kualitas ASI tidak sama antara ibu2 perokok dan ibu2 bukan
[wanita-muslimah] Re: Fwd: Kecintaan Kepada Rasulullah SAW
HMNA ini tipikal kyai yang gaptek atau bego yach...??? Rasanya sih bego dalam urusan link ini, sehingga menuduh saya berdusta...dan yang pasti juara ngeyel dan juara ngabur. Caramba! Coba ketik atau klik ini dengan LENGKAP, jangan cuma sepotong: http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/co rrectionerrorekghaltikaizala.shtml Kalau gak bisa, coba klik http://www.aaiil.org/ lalu klik BOOKS lalu cari judul buku A Correction of an Error Nah, kalo udah dapat, silahkan baca tulisan saya di bawah ini... Kasihan. Salam, MAS --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED] wrote: :HMNA di-down load dar situs = http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/tr Cramba, hayyaaa, Betul-betul MAS pendusta, mana dari yang saya down load dari situs Ahmadiyah Lahore itu yang menyatakan MGH itu nabi dan rasul? mana? mana? na? na? na? Kasus Ahmdiyah Lahore ditutup tup, tup, tup. Nohetto Howgh. # Oh, oh jangan ngabur HMNA... Oh, oh, ternyata lagi-lagi HMNA cuma sanggup menghadirkan cerita, ya sekedar cerita...tidak ada bukti kebenaran omongan kawan Anda itu. Nah, sekarang saya berikan bukti dari situs resmi Ahmadiyah Lahore dimana Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. dengan jelas mengatakan bahwa dirinya adalah nabi dan rasul. Lihat di: http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/tr anslationcorrectionerror.shtml Mirza Ghulam Ahmad menjelaskan dalam buku Ek Ghalati Ka Izala: Some people in our Movement who are not well-acquainted with my claim and the arguments relating to it --- not having had the occasion to study my books carefully, nor having stayed in my company for a sufficient length of time to complete their knowledge - -- in some instances in response to an objection of the opponents give a reply which is entirely against facts. So, despite being on the side of truth, they have to face embarrassment. Thus it happened a few days ago that a person faced from an opponent the objection that the man whose pledge you have taken claims to be a prophet (nabi) and a messenger (rasul). This was answered by only a denial, while such an answer is not correct. The fact is that the holy revelation of God Almighty which descends upon me contains words such as rasul, mursal and nabi, not once but hundreds of times. So how can the reply be correct that such words are not present? In fact, at this time these words occur more clearly and explicitly than in the earlier days. And in the Barahin Ahmadiyya too, published 22 years ago, these words are not few. Thus, in the Divine communications published in Barahin Ahmadiyya, one revelation from God is as follows: He it is Who sent His messenger (rasul) with guidance and the true religion in order to make it prevail over all other religions (see p. 498, Barahin Ahmadiyya). Here, this humble one has been clearly addressed as rasul. Then after this, in the same book, is the following Divine revelation regarding myself: The messenger of God in the mantle of the prophets (p. 504). Then quite near this in the same book is the following revelation: Muhammad is the messenger of God; those with him are firm against disbelievers, compassionate among themselves. (The Holy Quran: 48:29) In this revelation I have been given the name 'Muhammad'2 as well as rasul.4 Then there is the following Divine revelation noted on page 557 of Barahin Ahmadiyya: A warner came into the world. Another version of it is: A prophet (nabi) came into the world.5 Similarly in many other places in Barahin Ahmadiyya the word rasul has been applied to this humble one... (Di copy paste dari situs resmi Ahmadiyah Lahore) Dan seterusnya. Oh, oh, makin kelihatan saja HMNA tidak mengerti apa yang ia dengar dan ia omongkan, lalu menuduh saya berdusta, padahal dirinya sendiri yang sering berdusta. Salam, MAS --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya sudah forward ini kepada salah seorang sahabat saya penganut Islam Ahmadiyah Lahore, seorang kristolog dan jawabannya sederhana saja: Tidak ada pengakuan Ghulam Ahmad sebagai nabi dalam tulisan itu, dan tulisan itu wajar sebagai pernyataan seorang 'Mujaddid'. Lain kali kalau menjumpai tulisan, lihat saja, kalau ada pengakuan sebagai nabi, niscaya itu bukan dari Ghulam Ahmad, itu palsu.. Sebagai perbandingan: LAI- Yahya 17:3 Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu- satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. LAI- Rom 10:9 Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan..LAI- Yahya 17:3 yang menyatakan Jesus hanya sekadar utusan Allah, itu betul-betul dari Jesus, tetapi LAI- Rom 10:9 yang menyatakan Jesus adalah Tuhan, itu palsu, bukan perkataan Jesus. HMNA
[wanita-muslimah] HMNA dan kawannya....Re: Fwd: Kecintaan Kepada Rasulullah SAW
HMNA ini tipikal kyai yang gaptek atau bego yach...??? Rasanya sih bego dalam urusan link ini, sehingga menuduh saya berdusta...dan yang pasti juara ngeyel dan juara ngabur. Caramba! Coba ketik atau klik ini dengan LENGKAP, jangan cuma sepotong: http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/co rrectionerrorekghaltikaizala.shtml Kalau gak bisa, coba klik http://www.aaiil.org/ lalu klik BOOKS lalu cari judul buku A Correction of an Error Nah, kalo udah dapat, silahkan baca tulisan saya di bawah ini... Kasihan. Salam, MAS --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED] wrote: :HMNA di-down load dar situs = http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/tr Cramba, hayyaaa, Betul-betul MAS pendusta, mana dari yang saya down load dari situs Ahmadiyah Lahore itu yang menyatakan MGH itu nabi dan rasul? mana? mana? na? na? na? Kasus Ahmdiyah Lahore ditutup tup, tup, tup. Nohetto Howgh. # Oh, oh jangan ngabur HMNA... Oh, oh, ternyata lagi-lagi HMNA cuma sanggup menghadirkan cerita, ya sekedar cerita...tidak ada bukti kebenaran omongan kawan Anda itu. Nah, sekarang saya berikan bukti dari situs resmi Ahmadiyah Lahore dimana Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. dengan jelas mengatakan bahwa dirinya adalah nabi dan rasul. Lihat di: http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/tr anslationcorrectionerror.shtml Mirza Ghulam Ahmad menjelaskan dalam buku Ek Ghalati Ka Izala: Some people in our Movement who are not well-acquainted with my claim and the arguments relating to it --- not having had the occasion to study my books carefully, nor having stayed in my company for a sufficient length of time to complete their knowledge - -- in some instances in response to an objection of the opponents give a reply which is entirely against facts. So, despite being on the side of truth, they have to face embarrassment. Thus it happened a few days ago that a person faced from an opponent the objection that the man whose pledge you have taken claims to be a prophet (nabi) and a messenger (rasul). This was answered by only a denial, while such an answer is not correct. The fact is that the holy revelation of God Almighty which descends upon me contains words such as rasul, mursal and nabi, not once but hundreds of times. So how can the reply be correct that such words are not present? In fact, at this time these words occur more clearly and explicitly than in the earlier days. And in the Barahin Ahmadiyya too, published 22 years ago, these words are not few. Thus, in the Divine communications published in Barahin Ahmadiyya, one revelation from God is as follows: He it is Who sent His messenger (rasul) with guidance and the true religion in order to make it prevail over all other religions (see p. 498, Barahin Ahmadiyya). Here, this humble one has been clearly addressed as rasul. Then after this, in the same book, is the following Divine revelation regarding myself: The messenger of God in the mantle of the prophets (p. 504). Then quite near this in the same book is the following revelation: Muhammad is the messenger of God; those with him are firm against disbelievers, compassionate among themselves. (The Holy Quran: 48:29) In this revelation I have been given the name 'Muhammad'2 as well as rasul.4 Then there is the following Divine revelation noted on page 557 of Barahin Ahmadiyya: A warner came into the world. Another version of it is: A prophet (nabi) came into the world.5 Similarly in many other places in Barahin Ahmadiyya the word rasul has been applied to this humble one... (Di copy paste dari situs resmi Ahmadiyah Lahore) Dan seterusnya. Oh, oh, makin kelihatan saja HMNA tidak mengerti apa yang ia dengar dan ia omongkan, lalu menuduh saya berdusta, padahal dirinya sendiri yang sering berdusta. Salam, MAS --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya sudah forward ini kepada salah seorang sahabat saya penganut Islam Ahmadiyah Lahore, seorang kristolog dan jawabannya sederhana saja: Tidak ada pengakuan Ghulam Ahmad sebagai nabi dalam tulisan itu, dan tulisan itu wajar sebagai pernyataan seorang 'Mujaddid'. Lain kali kalau menjumpai tulisan, lihat saja, kalau ada pengakuan sebagai nabi, niscaya itu bukan dari Ghulam Ahmad, itu palsu.. Sebagai perbandingan: LAI- Yahya 17:3 Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu- satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. LAI- Rom 10:9 Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan..LAI- Yahya 17:3 yang menyatakan Jesus hanya sekadar utusan Allah, itu betul-betul dari Jesus, tetapi LAI- Rom 10:9 yang menyatakan Jesus adalah Tuhan, itu palsu, bukan perkataan Jesus. HMNA --- In
[wanita-muslimah] PRT asal Brebes Diperkosa Majikan dan Dua Anak Majikan di Malaysia
HARIAN ANALISA Edisi Sabtu, 14 Juli 2007 PRT asal Brebes Diperkosa Majikan dan Dua Anak Majikan di Malaysia Kuala Lumpur, (Analisa) Nuraini (29) PRT asal Brebes, mengaku diperkosa oleh majikan dan dua anak majikannya selama bekerja 10 bulan, di Gombak, Selangor hingga hamil tiga bulan, tetapi kemudian majikan memaksa kandungannya digugurkan dengan cara minum obat. Saya sering diperkosa oleh majikan laki-laki dan dua anak laki-lakinya selama 10 bulan bekerja. Majikan laki-laki memerkosa biasanya sore hari karena istrinya tidak ada di rumah bekerja sebagai guru, kata Nuraini, di KBRI Kuala Lumpur, Jumat (13/7). Sedangkan anak-anak laki-lakinya, yang berusia 22 dan 20 tahun, memerkosa pada jam 2 hingga 3 pagi. Mereka membekap mulut dan memerkosa saya, kata Nuraini, yang sudah berkeluarga dan punya dua anak. Tetapi akhirnya perbuatan majikan dan dua anak laki-lakinya diketahui juga oleh majikan perempuan sehingga membuat keributan rumah tangga. Oleh majikan laki-laki, Nuraini kemudian ditinggalkan di hotel Wahid, Kuala Lumpur, dan diberikan sebuah KTP (kartu tanda penduduk), Mykad istilah di Malaysia, milik Azimah Binti Mohari, beralamat di Puchong, Selangor. Tanpa sengaja, Nuraini bertemu dengan Ketua Paguyuban Solidaritas Masyarakat Jawa, Magrodji Magfur, yang kemudian mengantarkannya ke KBRI Kuala Lumpur. Kami sangat kasihan. Sudah diperkosa, Nuraini ini tidak dibayar gajinya selama 10 bulan, katanya. Majikannya telah melakukan tindakan kriminal memaksa korban untuk menggugurkan kandungan, kemudian ditelantarkan di sebuah hotel, dan diberikan mykad milik orang lain. Jika ketahuan aparat kepolisian, dia bisa dituduh mencuri KTP orang Malaysia. Apalagi saat ini banyak mykad yang hilang dan dipalsu, kata Magfur. Sementara itu, Kepala Satgas Perlindungan dan Pelayanan WNI KBRI Kuala Lumpur, Tatang B Razak, mengemukakan akan meminta keterangan dari yang bersangkutan dan jika terbukti akan melaporkan kepada kepolisian Malaysia. Atase Tenaga Kerja KBRI Malaysia Teguh H Cahyono mengatakan Nuraini merupakan PRT yang legal, dikirim oleh PJTKI PT Mangun Jaya, di Jakarta Selatan. Kami akan meminta PT Mangun Jaya mengurus asuransi korban dan meminta dana pengacara bagi si korban, katanya. Ketika dicoba konfirmasi ke majikan laki-laki, seseorang yang mengangkat handphone mengaku orang lain tetapi minta dikontak lagi 10 menit kemudian, sedangkan anak majikan laki-laki ketika dikonfirmasi mengaku tidak kenal dengan Nuraini dan tidak punya pembantu Indonesia. Tetapi semua nomor handphone yang diberikan Nuraini betul semua. (Ant) [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Fwd: Kecintaan Kepada Rasulullah SAW
Kasus Islam Ahmadiyah Lahore saya tutup HMNA - Original Message - From: Muhkito Afiff [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Saturday, July 14, 2007 02:35 Subject: [wanita-muslimah] Re: Fwd: Kecintaan Kepada Rasulullah SAW Kali ini saya hanya ingin memberi sedikit tips mengenai internet link sumber.
Re: [wanita-muslimah] Re: Harga Diri Seorang Muslim...
http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/co The Holy Quran states that prophets appeared among all the nations of the earth, and so the fact the name of only a few of them are known cannot be used to argue that prophets have only appeared among one or two nations. Similarly, the Holy Prophet's hadith proves the coming of mujaddids in all centuries even though it may not be possible to name them all. However, many Muslim religious figures in history have claimed to be the mujaddids of their eras; IN ADDITION, Muslim religious scholars of the past have described some of their predecessors as mujaddids of their times. In fact, Shaikh Ahmad of Sirhind, India, is quite commonly known in the Indian subcontinent simply as Hazrat Mujaddid Alf Thani (mujaddid of the second thousand - he appeared at the head of the eleventh century hijrah). From historical sources the following list of mujaddids may be compiled : First century: 'Umar ibn 'Abdul 'Aziz. Second century: Imams Shafi'i and ibn Hanbal. Third century: Abu Sharah and Ash'ari. Fourth century: Abu Ubaidullah, Abu Bakr Baqilani. Fifth century: AI-Ghazali. Sixth century: Abdul Qadir Jilani. Seventh century: Ibn Taimiyyah, Muin-ud-Din Chishti. Eighth century: Ibn Hajar 'Asqalani, Salih ibn 'Umar. Ninth century: Sayyid Muhammad Jaunpuri. Tenth century: Imam Suyuti. Eleventh century: Shaikh Ahmad of Sirhind (India). Twelfth century: Shah Wali Ullah of Dehli (India). Thirteenth century: Sayyed Ahmad Barelavi (India). And, of course, the mujaddid of the fourteenth century of the Hijrah [Muslim Era] is Hazrat Mirza Ghulam Ahmad of Qadian, India (1835-1908), besides whom no other Muslim has claimed to be a Mujaddid of this century. We believe in the five pillars of Islam ... We believe that there is no god besides God, and that Muhammad is His Messenger and the last of the prophets. We believe that whoever adds to, or detracts from, the Islamic Shari'ah even one whit, is excluded from Islam. And we instruct our community that they believe in laa ilaaha ill-Allah Muhammadur rasul Allah; and they consider as their duties salaat [prayer], saum [fasting], zakaat [charity], hajj [pilgrimage], and other obligations imposed by God and His Prophet, and act according to Islam. It is incumbent to believe in all those things which, according to the ijmaa' [unanimity] of the Ahl-Sunnah (i.e., the orthodox), constitute Islam (Ayyam Sulh). Thus, by the grace of Allah, not only are we Muslims, but we are also the only group dedicated purely to the propagation of Islam. Cramba, hayyaaa, Betul-betul MAS pendusta, mana dari yang saya down load dari situs Ahmadiyah Lahore itu yang menyatakan MGH itu nabi dan rasul? mana? mana? na? na? na? Kasus Ahmdiyah Lahore ditutup tup, tup, tup. Nohetto Howgh. HMNA ## - Original Message - From: ma_suryawan [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, July 13, 2007 22:59 Subject: [wanita-muslimah] HMNA dan kawannyaRe: Fwd: Kecintaan Kepada Rasulullah SAW Sebelum jadi bias masalahnya karena usaha ngaburnya dan ulah ngeyel HMNA serta tuduhannya, ini saya ulang postingnya... Oh, oh, ternyata lagi-lagi HMNA cuma sanggup menghadirkan cerita, ya sekedar cerita...tidak ada bukti kebenaran omongan kawan Anda itu. Nah, sekarang saya berikan bukti dari situs resmi Ahmadiyah Lahore dimana Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. dengan jelas mengatakan bahwa dirinya adalah nabi dan rasul. Lihat di: http://www.aaiil.org/text/books/mga/correctionerrorekghaltikaizala/tr - Original Message - From: Dan [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, July 13, 2007 22:47 Subject: [wanita-muslimah] Re: Harga Diri Seorang Muslim... Berarti pak HMNA kalah berdebat, karena salah informasi.
Re: [wanita-muslimah] Re: Harga Diri Seorang Muslim...cara kita berdiskusi ... menurut siapa?
Mas Ma 2. HMNA mengatakan Lia Aminuddin sebagai nabi palsu, padahal Lia Aminuddin tidak mengklaim dirinya sebagai nabi, ia hanya mengklaim dirinya dapat wahyu dari Tuhan melalui Jibril. Janoko : Eeitttss, janoko engga membahas Lia Aminuddin atau yang lain. Janoko hanya mau bertanya kepada Mas ma, dfinisi wahyu itu apa dan siapa yang berhak mendapatkan wahyu ? Salam --o0o- ma_suryawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Satriyo, HMNA itu ngibul, kenapa ngibul? Karena: 1. HMNA mengatakan saya mengakui Mirza Muhammad Ali dan Bahaullah sebagai nabi, karena saya mengeluarkan nama mereka dari daftar yang saya posting, padahal daftar nama 30 orang yg ngaku sbg nabi/rasul yang saya posting sudah ada sebelum mereka lahir. 2. HMNA mengatakan Lia Aminuddin sebagai nabi palsu, padahal Lia Aminuddin tidak mengklaim dirinya sebagai nabi, ia hanya mengklaim dirinya dapat wahyu dari Tuhan melalui Jibril. 3. HMNA juga ngibul mengenai Prof. Abdus Salam yang dikatakannya adalah orang Ahmadiyah Lahore, padahal orang Ahmadiyah Lahore sendiri tidak ada yang menyatakan sebagai anggota mereka. Ingat Satriyo, diskusi tidak akan berjalan dengan baik kalau dibarengi dengan kibulan dan penghakiman. Salam, MAS --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa [EMAIL PROTECTED] wrote: BRAVO! Good show Wan! Keep it up. Gimana, nih, teman2 milis, apakah nada demikian dari MAS masih dalam batas tolerasni? Maaf saya bukan out of topic atau ngoceh ngelantur, ingin share saja, terutama karena sedemikian rupa demand buat good behaviour dan conduct (=akhlak, bukan budi pekerti) dalam 'diskusi' di milis terhormat ini. Mas Chodjim, ada masukan? Pak Nur, sama model MAS gini mohon sabar ya, apalagi pak Nur tidak sedikit yang juga dikritisi oleh 'kroni-kroni' dari MAS ini, kroni 'sadar' atau kroni 'tidak sadar' ... Hayoo ... mari ber-AKHLAK agar DAKWAH (lurus atau sesat) bisa berjalan baik dalam diskusi ... salam, rsa --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ma_suryawan ma_suryawan@ wrote: Juara ngeyel dan pelintir ini bicara lagi... --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman mnabdurrahman@ wrote: Akibat MAS berupaya dengan sia-sia mengelurkan MGH dari jajaran nabi-nabi palsu, maka Mirza Ali Muhammad dan Bahaullah yang juga nyata- nyata adalah nabi-nabi palsu, ya ikut dikeluarkan juga. Karena MAS juga mengeluarkan Mirza Ali Muhammad dan Bahaullah yang keduanya mengaku nabi juga, itu berarti MAS mengakui juga Mirza Ali Muhammad dan Bahaullah sebagai nabi seperti MGH. Bravo MAS Nama 30 orang yg mengaku jadi nabi/rasul Allah seperti yang saya posting sudah ada SEBELUM LAHIRNYA Mirza Ghulam Ahmad atau Bahaullah atau Mirza Ali Muhammad. Artinya, kebenaran Hadits tersebut sudah tergenapi. Dalam syarah Muslim, Ikmalul Ikmal, Jilid VI, hal 258, dikatakan: Kebenaran Hadits ini sudah nyata, sebab jika dihitung jumlahnya orang-orang yang mendakwakan dirinya nabi dari sejak masa Nabi s.a.w. hingga sekarang pasti sudah tercapai jumlah tersebut, dan ini diketahui oleh orang-orang yang suka mempelajari riwayat (tarikh). - Penulis buku tsb wafat pada tahun 828 Hijriah. Jadi, karena HMNA malas belajar Tarikh, maka ia jadi ngoceh tidak karuan dengan mengatakan saya mengakui Bahaullah dan Mirza Muhammad Ali sebagai nabi. Artinya HMNA ngibul. Dan karena pengetahuannya yang dangkal, maka HMNA juga memasukkan Lia Aminuddin sebagai nabi, padahal Lia Aminuddin tidak pernah mengklaim dirinya sebagai nabi, ia hanya mengklaim dirinya menerima wahyu dari Allah. Jadi, demikianlah watak asli HMNA itu...makin jelas terlihat wajah aslinya. Salam, MAS Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Kritik Terhadap Tafsir Feminis
Memang telah saya sudahi, tapi asetjadi yang nerusin, pakai qiyas (analogi) bukan apple to apple, tetapi name to mountain. Nama tokoh yang salah harus diekspos, termasuk juga ini nahi munkar, yaitu jangan sampai nama Islam yang salah dari seorang tokoh ditiru oleh orang dari pasir eh akar rumput, maka menyebarlah kesalahan itu. Nah kalau lukisan gunung itu tidak punya akibat pengali (multiplier effect). And now sungguh-sungguh the case is closed HMNA - Original Message - From: asetijadi2004 [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, July 13, 2007 19:15 Subject: [wanita-muslimah] Re: Kritik Terhadap Tafsir Feminis Ya iyalah Eyang... ;-) Nama jelas BUKAN Gunung Tapi secara ontology, Nama dan Gunung itu termasuk entitas yang tunduk dalam hukum-hukum entitas. Nama itu merujuk kepada benda sesuatu (fisik/abstrak) Lukisan gunung itu juga merujuk kepada gunung tertentu(fisik/abstrak) Nama itu bagusnya mengandung doa. Doa yang direpresentasikan dalam lukisan nama itu. Salah-salah dikit secara bahasa, bukan sesuatu yang krusial, bahkan bisa jadi malah indah bagai lukisan orang yang peyot-peyot di lukisan Cubisme Salvador Dali, tetap saja maksudnya orang. Abdalla sbg. varian dari Abdullah bagus-bagus saja. demikian pendapat saya salam Ary --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED] wrote: Nama itu bukan gunung HMNA
Re: [wanita-muslimah] Re: Praktik Poligami Seringkali Melanggar Hak Perempuan dan Anak
Mia : Jadi kebanyak poligamor melanggar UU Perkawinan ya? Katanya mesti dibuat PP untuk membuat sanksi pelanggaran ini? Saya kira ini penting supaya para pejabat, artis, ustaz, pengusaha yang berpoligami bisa dikenakan hukuman, paling tidak mikir dulu sebelum rencana berpoligami. Kalau kena hukuman kan berarti dipermalukan di publik, nah inilah yang ditakutkan mereka. Janoko : Hanya mau bertanya saja, kira-kira putera Mia yang diluar Negeri itu cukup mendapatkan kasih sayang dari Mia engga ya ? Kasihan dech putera Mia itu, sampai ngoleng-ngoleng karena putus dengan pacarnya. Jangan - jangan dia mencari kasih sayang dari pacarnya ?! Salam --oo0oo-- Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: Jadi sebenarnya Poligami sangat dibatasi oleh hukum Indonesia? - boleh berpoligami karena isteri sakit, gila atau nggak punya anak (sakit tentunya yang tergolong penyakit kritis atau terminal?) - PP no 10 untuk pegawai negeri - mesti ada ijin isteri (yang juga mewakilkan anak?) Jadi kebanyak poligamor melanggar UU Perkawinan ya? Katanya mesti dibuat PP untuk membuat sanksi pelanggaran ini? Saya kira ini penting supaya para pejabat, artis, ustaz, pengusaha yang berpoligami bisa dikenakan hukuman, paling tidak mikir dulu sebelum rencana berpoligami. Kalau kena hukuman kan berarti dipermalukan di publik, nah inilah yang ditakutkan mereka. Mestinya media juga selalu men-disclose informasi ini, bahwa para poligamor anu melanggar UU Perkawinan, dan itu adalah jelek banget - sebagai bagian dari pendidikan publik dan kode jurnalistik. Di Indonesia ini apa yang diperbuat para seleb dan pejabat memang jadi fenomena, karena jadi panutan masyarakat kecil yang dalam posisi rentan kalau menjalankan poligami. Lepas dari persoalan hukum, para poligami cowok mestinya menerima kenyataan, kalau mereka berpoligami mesti siap2 menerima juga isterinya (mungkin) berpoligami jugak. Legowo gitu. salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dwi W. Soegardi [EMAIL PROTECTED] wrote: http://www.rahima.or.id/SR/21-07/Opini2.htm Wawancara dengan Dra. Pinky Saptandari, MA. (Staf Khusus Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Bidang Perempuan dan Anak) Dalam Kenyataan Praktik Poligami Seringkali Melanggar Hak Perempuan dan Anak T: Kaum laki-laki melakukan poligami dengan alasan diperbolehkan di alquran, bahkan UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974 seolah-olah memperbolehkan laki-laki berpoligami. Misalnya dalam pasal 3 ayat 2 disebutkan pengadilan dapat memberi izin kepada suami untuk beristri lebih dari seorang bila dikehendaki oleh pihak-pihak yang bersangkutan. Bagaimana Anda melihat realitas ini? Agama dan hukum positif (UU Perkawinan) di Indonesia sebenarnya tidak melarang dilakukannya praktek poligami. Namun yang menjadi masalah dan perhatian kami (pihak Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan) lebih kepada proses pelaksanaan poligami itu sendiri. Kebanyakan praktek poligami yang dilakukan, hampir semuanya tidak sesuai dengan apa yang seharusnya menjadi aturan-aturan poligami itu sendiri. Kami menilai pada proses awalnya saja sudah terjadi pelanggaran. Juga pada proses perkawinannya sendiri, seringkali hak-hak perempuan menjadi terabaikan baik itu bagi istri pertama (terutama), kedua, ketiga dan seterusnya. T: Bisa Anda contohkan praktik-praktik pengabaian hak tersebut? Di pasal 2 UU Perkawinan No.1 Tahun 1974, disebutkan beberapa alasan seorang laki-laki bisa melakukan poligami. Alasan itu antara lain apabila istri dalam kondisi tidak sehat, gila, dan tidak punya anak. Tapi ironisnya sekarang, kendati si istri tidak gila, punya anak, dan sehat, toh suami tetap kawin lagi. Jadi ada berbagai upaya pengabaian syarat, yang sebetulnya justru syarat itu diadakan untuk melindungi kaum perempuan. T: Jadi apa yang perlu dilakukan untuk melindungi kaum perempuan? Ya tentunya harus mengembalikan pelaksanaan syarat-syarat tersebut secara konsisten. Ini perlu, agar poligami itu tetap bisa dijalankan namun dalam jalur yang benar. Sekarang hampir 90% praktik poligami adalah poligami-poligamian yang mengatasnakan agama. Yang sebetulnya itu melanggar agama dan hukum positif. Peraturan mensyaratkan kalau seorang laki-laki yang sudah beristri ingin menikah lagi, maka syarat mutlak dia harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari istri pertamanya. Tapi yang terjadi sekarang kan, tidak begitu. Rata-rata para pelaku poligami, baru memberitahu sesudah me- nikahi istri mudanya. T: Mengapa pengaturan soal poligami ini diperlukan? Oh tentunya biar tidak menggampangkan praktik poligami. Walaupun perkawinan poligami dibenarkan secara agama maupun hukum positif, hendaknya dilakukan menurut aturan yang berlaku, dipikirkan masak-masak dampaknya, dan bukan hanya penutupan dari persoalan syahwat saja. Realitas sekarang seolah-olah syahwat itu dibenarkan oleh jargon daripada maksiat
Re: [wanita-muslimah] Re: Praktik Poligami Seringkali Melanggar Hak Perempuan dan Anak
Mia : Emangnya poligini menghilangkan serong/selingkuh, jajan, simpanan? Bahkan menurut artikel tsb 90% pelaku melanggar UU Perkawinan, misalnya nggak ijin isteri, apa namanya bukannya selingkuh (pengkhianatan) itu? Janoko : Pertanyaannya adalah, perselingkuhan tersebut dilakukan dengan female atau dengan makhluk apa / siapa ? Seandainya perselingkungan tersebut dengan female, maka female tersebut apakah juga perlu dipidana ? Bagaimana seandainya justru perselingkungan tersebut diawali oleh pihak ketiga yang female ? Apa pendapat Mia tentang PSK ?, PSK itu termasuk Poligami tidak ? Apakah Mia bermaksud mengatakan bahwa semua lokalisasi PSK itu harus ditutup ? Saya pernah dengar Sex after lunch , kebetulan saja janoko bukan orang kantoran, kira-kira Mia bisa engga menjelaskan fenomena Sex after lunch tersebut ? Yang terakhir nich, tolong dong Mia jelaskan Forms of Polygamy, supaya diskusinya jadi tuntas dan jujur...jur... Siang --oo0oo-- Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak rsa, poligini itu lembaga yang diakui di Indonesia, tapi memang dibatasi dan diatur, kan semangatnya memang begitu. Sebagian perempuan dan sebagian lagi-lagi memang menentang poligami, karena itu dibatasi. Emangnya poligini menghilangkan serong/selingkuh, jajan, simpanan? Bahkan menurut artikel tsb 90% pelaku melanggar UU Perkawinan, misalnya nggak ijin isteri, apa namanya bukannya selingkuh (pengkhianatan) itu? salam Mia -- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa [EMAIL PROTECTED] wrote: Seolah poligini itu bukan sebuah lembaga pernikahan layaknya monogami. apa sih yang buruk (kalo memang ada, dan bukan krn pelakunya) dari poligini yang pada monogami tidak ada: pelecehan, kekerasan, ketidak adilan. Pada monogami malah plus serong/selingkuh, jajan, simpanan/bawah tangan. salam, rsa --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote: Jadi sebenarnya Poligami sangat dibatasi oleh hukum Indonesia? - boleh berpoligami karena isteri sakit, gila atau nggak punya anak (sakit tentunya yang tergolong penyakit kritis atau terminal?) - PP no 10 untuk pegawai negeri - mesti ada ijin isteri (yang juga mewakilkan anak?) Jadi kebanyak poligamor melanggar UU Perkawinan ya? Katanya mesti dibuat PP untuk membuat sanksi pelanggaran ini? Saya kira ini penting supaya para pejabat, artis, ustaz, pengusaha yang berpoligami bisa dikenakan hukuman, paling tidak mikir dulu sebelum rencana berpoligami. Kalau kena hukuman kan berarti dipermalukan di publik, nah inilah yang ditakutkan mereka. Mestinya media juga selalu men-disclose informasi ini, bahwa para poligamor anu melanggar UU Perkawinan, dan itu adalah jelek banget - sebagai bagian dari pendidikan publik dan kode jurnalistik. Di Indonesia ini apa yang diperbuat para seleb dan pejabat memang jadi fenomena, karena jadi panutan masyarakat kecil yang dalam posisi rentan kalau menjalankan poligami. Lepas dari persoalan hukum, para poligami cowok mestinya menerima kenyataan, kalau mereka berpoligami mesti siap2 menerima juga isterinya (mungkin) berpoligami jugak. Legowo gitu. salam Mia Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] RUU yang Melarang Kawin Siri Segera Diajukan
Mas DW : Berita 2 bulan lalu, mungkin bukan hot news lagi, tapi masih anget salam, - Janoko : Mas DWS tolong dong tunjukkan RUU tentang larangan Genocide terhadap Umat Islam. Supaya lebih fair dan adil. Salam --oo0oo-- Dwi W. Soegardi [EMAIL PROTECTED] wrote: Berita 2 bulan lalu, mungkin bukan hot news lagi, tapi masih anget salam, DWS http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=172311 POLIGAMI RUU yang Melarang Kawin Siri Segera Diajukan Jumat, 4 Mei 2007 JAKARTA (Suara Karya): Pemerintah segera mengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Terapkan Peradilan Agama yang antara lain melarang perkawinan siri atau di bawah tangan. Saat ini RUU itu sudah di tangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk segera dibahas di DPR, kata Dirjen Bimas Islam Departemen Agama, Nasaruddin Umar, di Jakarta, Kamis (4/5). Seusai tampil sebagai pembicara pada seminar Perempuan Indonesia Konsisten Mendukung Kesetaraan Gender dan Meningkatkan Ketahanan Keluarga, yang diselenggarakan oleh Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Koordinator Bidang Kesra, Nasaruddin Umar mengemukakan, saat ini hukum kekeluargaan di Indonesia masih banyak kerancuan-kerancuan di sana sini. Antara satu perundangan dengan perundang-undangan lainnya tidak klop. Kita berharap dengan akan lahirnya UU Terapkan Peradilan Agama akan bisa menciptakan keserasian hukum kekeluargaan di Indonesia, katanya. Menurut Nasaruddin Umar, perkawinan di bawah tangan atau biasa disebut perkawinan siri akhir-akhir ini mencuat ke permukaan. Bahkan di Cisarua, Bogor, ada tokoh agama atau kiai yang bisa mengesahkan perkawinan siri tersebut. Dengan mudahnya orang bisa melakukan perkawinan siri, ujung-ujungnya akan terjadi poligami, kata Nasaruddin Umar. Dan poligami, menurut Nasaruddin Umar, menyengsarakan kaum perempuan. Banyak kasus ditemukan di lapangan bahwa poligami, baik yang dilakukan secara resmi maupun di bawah tangan, menyuguhkan suasana kehidupan yang menyedihkan kepada perempuan. Ironisnya, poligami ditoleransi atas dasar agama, terutama dalam QS an-Nisa 4: 3. Menurut Nasaruddin Umar, sesungguhnya Islam menganut monogami dan mengecam praktik poligami sebagai perpanjangan tradisi Arab pra-Islam yang memberikan status dan kedudukan yang amat dominan kepada kaum laki-laki. (Singgih BS) Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Praktik Poligami Seringkali Melanggar Hak Perempuan dan Anak
saya punya saudara sepupu perempuan yg lumayan tajir (di atas rata2) yg diperoleh dari usahanya sendiri yg halal... dia sudah 3x kawin cerai... dan semua pernikahannya secara sirri... dan yg lebih bikin saya membelalakkan mata adalah... saudara sepupu saya sendiri yg menginginkan nikah secara siiri... ga mau legal formal... kenapa? ini karena secara ekonomi, penghasilan saudara saya tersebut di atas penghasilan para suaminya... bisa ratusan kali lipat... info yg saya dapat, dia memang sengaja menginginkan nikah sirri agar pada saat bercerai tidak dipusingkan dengan pembagian harta yg ribet seperti nikah secara legal formal... bagaimana kalau begini? salam, kinantaka On 7/13/07, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: RAlat: ...sebagian laki2... --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak rsa, poligini itu lembaga yang diakui di Indonesia, tapi memang dibatasi dan diatur, kan semangatnya memang begitu. Sebagian perempuan dan sebagian lagi-lagi memang menentang poligami, karena itu dibatasi. Emangnya poligini menghilangkan serong/selingkuh, jajan, simpanan? Bahkan menurut artikel tsb 90% pelaku melanggar UU Perkawinan, misalnya nggak ijin isteri, apa namanya bukannya selingkuh (pengkhianatan) itu? salam Mia [Non-text portions of this message have been removed]