[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
Ini loh Pak Her...;) Her : Menurut saya poin a&b tidak kontradiktif karena kedua poin > tersebut intinya sama bahwa 1. kepemimpinan laki2 itu bukan akibat > dari adanya kelebihan2 yg ada pada laki2 dan bahkan sebaliknya > kelebihan2 dimaksud merupakan akibat dari penetapan laki2 sebagai > pemimpin. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, sriwening herpribadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Ukhti Chaee..tolong disimak dulu tulisan sayasebelum dikomentari...please deh. > > ===>Wrote: Jadi klaim pak Her yang menyatakan laki-laki diciptakan dengan > kelebihan daripada perempuan itu berdasarkan apa?? surat apa?? ayat > berapa?? > === > Her : Pada postingan yang mana saya mengklaim seperti itu. > > Salam > Her > > > Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Kita bahas satu satu Pak Her;) > > Mulai dari penciptaan laki-laki dan perempuan... > > Dear Pak Her, > > Penciptaan laki-laki dan perempuan di gambarkan didalam Qur'an sbb: > > Qs.4:1 dimana dikatakan bahwa "Hai sekalian manusia, bertaqwalah > kepada Rabb-mu yang telah menciptakan kamu dari yang satu,..." > > Dan juga dalam Qs.35:11..."Dan Allah menciptakan kamu dari tanah > kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan > > Surat Al-Qiyamah > (37) Bukankah dia dahulu dari setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam > rahim), > (38) kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah > menciptakannya, dan menyempurnakannya, > (39) lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang: laki-laki dan perempuan. > > Artinya dalam penciptaan laki-laki dan perempuan mempunyai > kesetaraan/kesamaan. Tidak ada kelebihan salah satu dibandingkan pihak > yang lain. Jadi klaim dari Pak Her yang menyatakan bahwa lkai-laki di > ciptakan dengan kelebihan daripada perempuan untuk menjadi > pemimpin...itu didasarkan pada surat apa?? ayat berapa?? > > Kemudian dinyatakan pada Qur'an juga bahwa PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI > MEMPUNYAI POTENSI YANG SAMA UNTUK MENJADI KHALIFAH/PEMIMPIN DIMUKA > BUMI sesuai dgn Qs.6:165..."Dan Dialah yang menjadikan kamu > penguasa-penguasa dibumi, dan juga dalam Qs.2:30 > > Jadi klaim pak Her yang menyatakan laki-laki diciptakan dengan > kelebihan daripada perempuan itu berdasarkan apa?? surat apa?? ayat > berapa?? > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, sriwening herpribadi > wrote: > > > > Dear ukhti Chae. > > > Her : Menurut saya poin a&b tidak kontradiktif karena kedua poin > tersebut intinya sama bahwa 1. kepemimpinan laki2 itu bukan akibat > dari adanya kelebihan2 yg ada pada laki2 dan bahkan sebaliknya > kelebihan2 dimaksud merupakan akibat dari penetapan laki2 sebagai > pemimpin. 2. Kepemimpinan laki2 itu juga bukan akibat dari adanya > kewajiban memberi nafkah keluarga tetapi justru sebaliknya kewajiban > memberi nafkah keluarga itu merupakan akibat dari penunjukkan laki2 > sebagai pemimpin + pembagian waris 2 bagian. > > > > > > > > > - > Now that's room service! Choose from over 150,000 hotels > in 45,000 destinations on Yahoo! Travel to find your fit. > > [Non-text portions of this message have been removed] >
Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
Ukhti Chaee..tolong disimak dulu tulisan sayasebelum dikomentari...please deh. ===>Wrote: Jadi klaim pak Her yang menyatakan laki-laki diciptakan dengan kelebihan daripada perempuan itu berdasarkan apa?? surat apa?? ayat berapa?? === Her : Pada postingan yang mana saya mengklaim seperti itu. Salam Her Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Kita bahas satu satu Pak Her;) Mulai dari penciptaan laki-laki dan perempuan... Dear Pak Her, Penciptaan laki-laki dan perempuan di gambarkan didalam Qur'an sbb: Qs.4:1 dimana dikatakan bahwa "Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakan kamu dari yang satu,..." Dan juga dalam Qs.35:11..."Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan Surat Al-Qiyamah (37) Bukankah dia dahulu dari setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim), (38) kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya, (39) lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang: laki-laki dan perempuan. Artinya dalam penciptaan laki-laki dan perempuan mempunyai kesetaraan/kesamaan. Tidak ada kelebihan salah satu dibandingkan pihak yang lain. Jadi klaim dari Pak Her yang menyatakan bahwa lkai-laki di ciptakan dengan kelebihan daripada perempuan untuk menjadi pemimpin...itu didasarkan pada surat apa?? ayat berapa?? Kemudian dinyatakan pada Qur'an juga bahwa PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI MEMPUNYAI POTENSI YANG SAMA UNTUK MENJADI KHALIFAH/PEMIMPIN DIMUKA BUMI sesuai dgn Qs.6:165..."Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa dibumi, dan juga dalam Qs.2:30 Jadi klaim pak Her yang menyatakan laki-laki diciptakan dengan kelebihan daripada perempuan itu berdasarkan apa?? surat apa?? ayat berapa?? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, sriwening herpribadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Dear ukhti Chae. > Her : Menurut saya poin a&b tidak kontradiktif karena kedua poin tersebut intinya sama bahwa 1. kepemimpinan laki2 itu bukan akibat dari adanya kelebihan2 yg ada pada laki2 dan bahkan sebaliknya kelebihan2 dimaksud merupakan akibat dari penetapan laki2 sebagai pemimpin. 2. Kepemimpinan laki2 itu juga bukan akibat dari adanya kewajiban memberi nafkah keluarga tetapi justru sebaliknya kewajiban memberi nafkah keluarga itu merupakan akibat dari penunjukkan laki2 sebagai pemimpin + pembagian waris 2 bagian. > - Now that's room service! Choose from over 150,000 hotels in 45,000 destinations on Yahoo! Travel to find your fit. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
Kita bahas satu satu Pak Her;) Mulai dari penciptaan laki-laki dan perempuan... Dear Pak Her, Penciptaan laki-laki dan perempuan di gambarkan didalam Qur'an sbb: Qs.4:1 dimana dikatakan bahwa "Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakan kamu dari yang satu,..." Dan juga dalam Qs.35:11..."Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan Surat Al-Qiyamah (37) Bukankah dia dahulu dari setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim), (38) kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya, (39) lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang: laki-laki dan perempuan. Artinya dalam penciptaan laki-laki dan perempuan mempunyai kesetaraan/kesamaan. Tidak ada kelebihan salah satu dibandingkan pihak yang lain. Jadi klaim dari Pak Her yang menyatakan bahwa lkai-laki di ciptakan dengan kelebihan daripada perempuan untuk menjadi pemimpin...itu didasarkan pada surat apa?? ayat berapa?? Kemudian dinyatakan pada Qur'an juga bahwa PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI MEMPUNYAI POTENSI YANG SAMA UNTUK MENJADI KHALIFAH/PEMIMPIN DIMUKA BUMI sesuai dgn Qs.6:165..."Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa dibumi, dan juga dalam Qs.2:30 Jadi klaim pak Her yang menyatakan laki-laki diciptakan dengan kelebihan daripada perempuan itu berdasarkan apa?? surat apa?? ayat berapa?? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, sriwening herpribadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Dear ukhti Chae. > Her : Menurut saya poin a&b tidak kontradiktif karena kedua poin tersebut intinya sama bahwa 1. kepemimpinan laki2 itu bukan akibat dari adanya kelebihan2 yg ada pada laki2 dan bahkan sebaliknya kelebihan2 dimaksud merupakan akibat dari penetapan laki2 sebagai pemimpin. 2. Kepemimpinan laki2 itu juga bukan akibat dari adanya kewajiban memberi nafkah keluarga tetapi justru sebaliknya kewajiban memberi nafkah keluarga itu merupakan akibat dari penunjukkan laki2 sebagai pemimpin + pembagian waris 2 bagian. >
Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
Dear ukhti Chae. ===>ukhti Chae wrote : Sepertinya dalam perenungan Pak Her ada yang kontradiksi sbb: a).."...oleh karena Alloh telah melebihkan sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang lain (wanita)..." . Terhadap gabungan 2 penggalan ayat tersebut maka terlintas dalam benak saya bahwa ketika Alloh menetapkan laki2 sebagai pemimpin maka Alloh memberikan juga kelebihan2 dengan maksud agar laki2 bisa menjalankan fungsi kepemimpinannya b)..Atas dasar lintasan pikiran tersebut diatas maka saya berpendapat bahwa penetapan laki2 sebagai pemimpin itu bukan disebabkan adanya kelebihan yang diberikan Alloh kepada laki2...dengan kata lain penunjukkan kepemimpinan ini tidak ada kaitannya dengan kemampuan bahwa laki2 lebih mampu atas wanita. Her : Menurut saya poin a&b tidak kontradiktif karena kedua poin tersebut intinya sama bahwa 1. kepemimpinan laki2 itu bukan akibat dari adanya kelebihan2 yg ada pada laki2 dan bahkan sebaliknya kelebihan2 dimaksud merupakan akibat dari penetapan laki2 sebagai pemimpin. 2. Kepemimpinan laki2 itu juga bukan akibat dari adanya kewajiban memberi nafkah keluarga tetapi justru sebaliknya kewajiban memberi nafkah keluarga itu merupakan akibat dari penunjukkan laki2 sebagai pemimpin + pembagian waris 2 bagian. ukhti Chae wrote: Silahkan Pak Her tunjukan ayatnya bahwa ayat tsb menyatakan laki-laki diciptakan mempunyai kelebihan. Bahkan praduga seperti ini di sindir didalam QS. 6:139. Her : Sejauh ini saya tidak menemukan adanya ayat yang menyatakan bahwa laki2 diciptakan mempunyai kelebihan. Tetapi yang ada adalah penetapan laki2 sebagai pemimpin dan oleh karena adanya penetapan seperti itu maka laki2 diberi kelebihan agar fungsi kepemimpinannya bisa berjalan...ini interpretasi saya terhadap Q.S.4:34. O yach ukhti Chae...kita ini kan sedang diskusi dengan tema laki2-perempuan dikaitkan dengan kepemimpinan, jadi sebaiknya ukhti Chae menghadirkan ayat2 yang terkait tema tersebut. Ayat QS.4:1, 4:34, 6:139 & 9:71 memang sama2 membicarakan laki2 & perempuan tetapi dengan penekanan yang berbeda beda. Pada QS.4:34 membicarakan tentang laki2-prempuan dikaitkan dengan "siapa memimpin siapa ", pada QS 4:1 membicarakan laki2-perempuan dikaitkan dengan proses penciptaannya dan tidak dikaitkan dengan "siapa memimpin siapa", pada QS.6:139 dibicarakan tentang laki2-perempuan dikaitkan dengan prasangka jahiliyah yang justru bertentangan dengan nilai islam dan inipun juga tidak ada kaitannya dengan " siapa memimpin siapa", demikian juga QS 9:71 membicarakan tentang laki2-perempuan dikaitkan dengan kesamaan hak & kewajiban dalam membangun pilar2 masyarakat islam dan tidak dikaitkan dengan " siapa memimpin siapa". ===>ukhti Chae wrote : Bagaimana perempuan bisa kemandirian jika perempuan di anggaps ebagai makhluk kedua, ketika anda mengatakan secara absolut perempuan dalam konteks rumah tangga harus di pimpin oleh seorang laki-laki maka secara tidak langsung anda mengatakan bahwa perempuan adalah makhluk kedua/second class. Sebagai contoh: mana yang harus diutamakan keputusan pemimpin (suami) atau keputusan yang dipimpin (istri)?? Mengapa Qs.9:71 tidak ada kaitanya dgn yang siapa memimpin siapa?? Jika laki-laki ditunjuk sebagai pemimpin karena mempunyai kewajiban untuk menafkahkan hartanya untuk keluarga lalu bagaimana dengan wanita yang mempunyai kewajiban menolong kemudian dgn itu pula jatuh kewajiban menafkahkan keluarga, apakah dgn alasan yang sama dgn laki-laki maka perempuan tidak bisa di tunjuk menjadi pemimpin?? Her : 1. Islam tidak pernah memposisikan perempuan sebagai makhluk klas dua hanya karena islam menetapkan laki2 sebagai pemimpin. 2. Sekali lagi saya menegaskan bahwa penetapan laki2 sebagai pemimpin bukan sebagai akibat laki2 memberi nafkah keluarga & laki2 memiliki kelebihan2an, tolong dicermati kembali postingan saya terdahulu. ==> ukhti Chae wrote: Pak Her, Islam itu agama yang realistis/membumi, Ada sahabat Nabi datang menghampiri Nabi yang sedang duduk didalam mesjid...seketika Nabi bertanya.."Sudahkan kau ikat untamu?? dan dijawab oleh sahabt ini...saya bertaqwa kepada Allah..ya Rasul lalu Nabi menjawab " ikatlah dulu unta mu baru kemudian kamu bertaqwa;) Her : Saya minta tolong dijelaskan relevansi pernyataan ukhti antara islam agama realistis/membumi dan makna taqwa sebagaimana yang ukhti Chae sitir dengan tema diskusi kita yaitu kepemimpinan. ==>ukhti Chae wrote : Sekarang ini banyak orang-orang yang justru melihat keimanan sebagai sesuatu yang melangit dan tidak membumi. contoh saja banyak orang membaca Qur'an dengan landasan "Apa yang harus dilakukan" dan bukan kepada "mengapa harus dilakukan" sehingga bisa menggapai makna dan tujuan yang dimaksud. Ada kalanya "apa yang harus dilakukan itu" bertolak belakang dengan realitas yang ada dan jauh dari tujuan yang hendak dicapai sehingga apa yang dilakukan minus makna dan hikmah bahkan jauh dari m
[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
Janoko ini penganut Islam adalah segala-galanya, sumber segala solusi, sumber segala sumber hukum, sumber obat.. termasuk obat panu barangkali. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Achmad Chodjim" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Mas Jano-ko, > > Alquran itu ya hanya untuk manusia belaka. Begitulah yang difirmankan dalam QS 2:185. > > Mohon Alquran tidak disamakan dengan fungsi kerasulan. Dalam QS 21:107 disebutkan, "Dan tiadalah Kami mengutus engkau kecuali untuk rahmat bagi semesta alam." > > Dalam ayat itu pun, kata "Kami" (yang plural itu) hendaknya tidak disamakan dengan "Allah" (yang tunggal). Jadi, fungsi kerasulan itu merupakan misi dari "Kami", yang berarti fungsi kebenaran yang jamak di alam ini. Dan, kata "engkau" itu bukan hanya tertuju kepada Kanjeng Nabi Muhammad saw belaka. Sebab, kalau kata "engkau" hanya dibatasi pada Nabi Muhammad saw, maka berarti sudah berakhirlah misi keislaman di dunia ini, dan orang yang mengklaim pengikut Kanjeng Nabi berarti isapan jempol belaka. Mengapa? Sebab, klaim itu hanyalah demi kepentingannya sendiri sambil disandarkan kepada Nabi saw. > > Wassalam, > chodjim > > > - Original Message - > From: jano ko > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Sent: Monday, February 19, 2007 11:43 PM > Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers " vs " Pelacuran dan." > > > Jano - ko punten ...berkata : > > Ingat, Al Qur'an itu tidak hanya untuk manusia saja, tapi juga untuk > seluruh Alam semesta yang juga bertasbih kepada Allah SWT, setiap > usaha manusia untuk merubah firman-firman Allah SWT akan membuat Alam > Semesta bereaksi yang tentunya reaksi yang tidak menguntungkan bagi > manusia. > > ---
Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
Mas Jano-ko, Alquran itu ya hanya untuk manusia belaka. Begitulah yang difirmankan dalam QS 2:185. Mohon Alquran tidak disamakan dengan fungsi kerasulan. Dalam QS 21:107 disebutkan, "Dan tiadalah Kami mengutus engkau kecuali untuk rahmat bagi semesta alam." Dalam ayat itu pun, kata "Kami" (yang plural itu) hendaknya tidak disamakan dengan "Allah" (yang tunggal). Jadi, fungsi kerasulan itu merupakan misi dari "Kami", yang berarti fungsi kebenaran yang jamak di alam ini. Dan, kata "engkau" itu bukan hanya tertuju kepada Kanjeng Nabi Muhammad saw belaka. Sebab, kalau kata "engkau" hanya dibatasi pada Nabi Muhammad saw, maka berarti sudah berakhirlah misi keislaman di dunia ini, dan orang yang mengklaim pengikut Kanjeng Nabi berarti isapan jempol belaka. Mengapa? Sebab, klaim itu hanyalah demi kepentingannya sendiri sambil disandarkan kepada Nabi saw. Wassalam, chodjim - Original Message - From: jano ko To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, February 19, 2007 11:43 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers " vs " Pelacuran dan." Jano - ko punten ...berkata : Ingat, Al Qur'an itu tidak hanya untuk manusia saja, tapi juga untuk seluruh Alam semesta yang juga bertasbih kepada Allah SWT, setiap usaha manusia untuk merubah firman-firman Allah SWT akan membuat Alam Semesta bereaksi yang tentunya reaksi yang tidak menguntungkan bagi manusia. --- Hallo Prof. Herni.:) Selamat dech. Yogyakarta bersedih lagi...dapat ujian berupa " Angin Lesus " http://www.kr.co.id/article.php?sid=113617 19 February 2007 Ratusan Rumah Rusak Puluhan Orang Luka, Angin Lesus Hamtam Yogya Yogya (KR) Yogya kembali dilanda bencana. Angin lesus dengan kekuatan besar disertai hujan deras, Minggu (18/2), menghantam Kota Yogya, terutama di Kecamatan Danurejan, Gondokusuman dan sebagian Umbulharjo. Ratusan rumah dan bangunan rusak dan puluhan orang mengalami luka-luka. Hingga semalam warga masih dicekam ketakutan. Angin lesus yang menerpa sekitar pukul 17.15 selama kurang lebih 10 menit itu diperkirakan muncul dari wilayah Baciro Danurejan. Kepanikan luar biasa dirasakan warga setempat karena angin dengan suara keras tersebut menerbangkan atap rumah mereka hingga radius ratusan meter. Dari pemantaun KR, dari atas jembatan layang terlihat jelas kerusakan parah yang dialami rumah-rumah warga di wilayah Pengok dan sekitarnya. Tak hanya itu, kerusakan parah dialami gedung perkantoran dan pertokoan di Jl Dr Soetomo sekitar jembatan layang. Asrama BPTT, Gedung Deteasemen Zeni terlihat hanya tinggal kerangkanya, karena atap yang sebagian besar terbuat dari seng beterbangan. Kondisi serupa juga dialami gedung pertokoan, termasuk warung lesehan Cak Koting yang saat itu sedang buka. Hantaman angin lesus membuat sebuah baliho iklan yang cukup besar dan baliho Bioskop Mataram roboh. Kaca-kaca di toko ban seberang Jl Dr Soetomo, tepatnya di depan Gedung Zeni, juga pecah berantakan di ketinggian belasan meter. Kabel-kabel listrik dan telepon terlihat masih melintang di jalan. Beberapa sepeda motor maupun mobil yang diparkir di pinggir jalan penyok tertimpa barang-barang yang terhempas angin. Sebagian besar korban luka-luka adalah karyawan warung lesehan Cak Koting yang saat itu sudah buka. Korban sebagian besar mengalami luka robek karena tertimpa benda-benda yang terbawa angin. Sebagian korban dilarikan ke RS Bethesda. Menurut pengakuan Langgeng, salah satu petugas jaga di Detasemen Zeni, ia melihat angin berkekuatan besar muncul dari belakang toko ban di seberang jalan depan kantornya. Awalnya ia melihat angin tersebut menerbangkan sampah dan dengan cepat membesar menuju arah Gedung Zeni dan sekitarnya. Ia kemudian meminta masyarakat yang berteduh *Bersambung hal 23 kol 5 untuk masuk ke dalam ruangan tempatnya bekerja. "Suaranya keras sekali, dan angin bergerak cepat menerbangkan seng," kata Langgeng. Hujan deras dan angin kencang juga membuat pepohonan di kawasan Jl Gayam, Ki Mangun Sarkoro, Jl Tunjung Baru, tumbang. Hingga tadi malam masyarakat terlihat membersihkan puing-puing bangunan. Selain wilayah Danurejan, wilayah lain yang mengalami kerusakan akibat hujan deras dan angin kencang antara lain Gondokusuman dan Umbulharjo. Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X kemarin langsung mendatangi lokasi yang terkena angin lesus. Sultan tiba di Kompleks Bioskop Mataram sekitar pukul 18.50 didampingi Ketua DPRD Kota Yogya Arif Noor Hartanto dan Wakil Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti. Malam harinya, menggelar rapat koordinasi penanganan bencana angin lesus khususnya pada masa tanggap darurat dengan Walikota Yogyakarta Herry Zudianto dan jajarannya di Balai Kota Yogya. Hingga pukul 21.30, Gubernur dan Walikota masih mengadakan rapat memba
Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
Ya P Chodim, istri sy juga alhamdulillah senang sekali menerima rejeki.. dari 300rb/bln sebelum thn 2003 eh skrng 5 jt/bln...senang lah istri sy dan bersyukur selalu.. apalagi sy belikan mbl sedan second khusus bwt istri walau kredit, krn sy krj pk mbl jg.. jd sy & istri sm2 bersyukur karunia Alloh SWT ..alhamdullillah "Haadza min fadli robbii" slm, --- Achmad Chodjim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Ya, Pak Aly tidak pernah minta duit ke istri. Hal > ini tentu merupakan hal umum, karena suami sebagai > pencari nafkah dan istri yang menerima nafkah dari > suami. > Tapi, tak berarti Pak Aly bisa membanggakan diri > bahwa Anda tidak meminta isi doku dari istri. > > Yang perlu dan wajib bagi kita adalah tetap > mengangkat tinggi-tinggi firman Allah "Sesungguhnya > yang lebih mulia di antaramu ialah ia yang lebih > bertakwa di antaramu". Dengan demikian, memberi > nafkah kepada istri dan tidak meminta nafkah kepada > istri bukan sebagai kebanggaan yang melahirkan > ungkapan "alhamdulillah", yang seolah-olah istri Pak > Aly yang senantiasa menerima nafkah dari Pak Aly tak > berhak atau tak layak mengucapkan "alhamdulillah"... > :) > > Saya sendiri adalah seorang pencari nafkah bagi > seluruh anggota keluarga yang masih menjadi > tanggungan saya (istri bekerja sebagai IBU > rumahtangga semenjak awal). Maka, ketika uang > bulanan saya terima dari kantor dan saya serahkan > sepenuhnya kepada istri, yang terucap oleh kami > (saya dan istri) ialah "alhamdulillah, kita menerima > rezeki dari Allah". Jadi, rasa syukur saya dan rasa > syukur istri adalah adanya rezeki itu, dan bukan > saya mengucapkan "alhamdulillah" karena saya > memberikan nafkah kepada istri. Begitulah akhlak > tauhid yang saya terima dari guru saya dahulu. > > Wassalam, > chodjim > > > ----- Original Message - > From: Muhammad Aly > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Sent: Thursday, February 22, 2007 5:02 PM > Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the > protectors and maintainers " vs " Pelacuran > dan." > > > akur.. > dan kalau perempuan kerja sebaiknya jgn kasih duit > ke > suami.. cukuplah shopping, ke acara2..., main > dengan > anak2... > kalau suami minta duit slm aja.. khan suami yang > tanggung jawab.. atau ngutang ya.. nanti > bayar...he3... > kecuali suami udzur spt sakit.. maka istri > memberikan > rejekinya kepada suami/keluarga adalah shodaqoh. > Enak khan jadi perempuan bekerja... > > Alhamdulillah sy tdk pernah minta doku ke istri, > sdh > cukup 24 jam mengurus anak2 dan suami he3... > > slm, > --- Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Tambahan... > > > > Pak Her dalam Qs.4:34 hanya membicarakan > > syarat/alasan menjadi > > pemimpin, semisal laki-laki menjadi pemimpin > bagi > > premuan karena > > menafkahi tapi TIDAK ADA DALAM QS.4:34 YANG > > MENYATAKAN BAHWA PEREMPUAN > > TIDAK WAJIB MENCARI NAFKAH... > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "SIR > BATS" > > <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > > > On 2/22/07, sriwening herpribadi > <[EMAIL PROTECTED]> > > wrote: > > > > Dear ukhti Chae yang berbahagia > > > > > > > > Pendapat saya itu didasarkan pada Q.S.4:34 " > > Kaum laki2 itu adl > > pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh > telah > > melebihkan > > sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang > lain > > (wanita), dan > > karena mereka ( laki2) telah menafkahkan > sebagian > > dari harta > > mereka..". > > > > > > > > Dalam satu keluarga ( not single parent ) > > yang berkewajiban > > memberi nafkah keluarga adalah suami sedangkan > istri > > tidak mempunyai > > kewajiban memberi nafkah keluarga sekalipun > istri > > tersebut juga > > bekerja dengan tujuan apapun baik untuk > menafkahi > > diri sendiri, > > aktualisasi diri, ataupun mencari kekayaan diri > dan > > istri tidak wajib > > meminta izin kepada suami ketika dia ingin > > menggunakan hartanya untuk > > tujuan apapun. > > > == > > > Pak Her, > > > Kalo HUKUM INI DI-MUTLAK-KAN, maka IMHO, ayat > itu > > salah !! > > > Bila dibaca dengan cara lain, kepepimpinan > > berbanding lurus dengan > > penafkahan. > > > Nah apa yang akan terjadi bila ternyata (dan > > banyak sekali kenya
Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
Ya, Pak Aly tidak pernah minta duit ke istri. Hal ini tentu merupakan hal umum, karena suami sebagai pencari nafkah dan istri yang menerima nafkah dari suami. Tapi, tak berarti Pak Aly bisa membanggakan diri bahwa Anda tidak meminta isi doku dari istri. Yang perlu dan wajib bagi kita adalah tetap mengangkat tinggi-tinggi firman Allah "Sesungguhnya yang lebih mulia di antaramu ialah ia yang lebih bertakwa di antaramu". Dengan demikian, memberi nafkah kepada istri dan tidak meminta nafkah kepada istri bukan sebagai kebanggaan yang melahirkan ungkapan "alhamdulillah", yang seolah-olah istri Pak Aly yang senantiasa menerima nafkah dari Pak Aly tak berhak atau tak layak mengucapkan "alhamdulillah"... :) Saya sendiri adalah seorang pencari nafkah bagi seluruh anggota keluarga yang masih menjadi tanggungan saya (istri bekerja sebagai IBU rumahtangga semenjak awal). Maka, ketika uang bulanan saya terima dari kantor dan saya serahkan sepenuhnya kepada istri, yang terucap oleh kami (saya dan istri) ialah "alhamdulillah, kita menerima rezeki dari Allah". Jadi, rasa syukur saya dan rasa syukur istri adalah adanya rezeki itu, dan bukan saya mengucapkan "alhamdulillah" karena saya memberikan nafkah kepada istri. Begitulah akhlak tauhid yang saya terima dari guru saya dahulu. Wassalam, chodjim - Original Message - From: Muhammad Aly To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, February 22, 2007 5:02 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers " vs " Pelacuran dan." akur.. dan kalau perempuan kerja sebaiknya jgn kasih duit ke suami.. cukuplah shopping, ke acara2..., main dengan anak2... kalau suami minta duit slm aja.. khan suami yang tanggung jawab.. atau ngutang ya.. nanti bayar...he3... kecuali suami udzur spt sakit.. maka istri memberikan rejekinya kepada suami/keluarga adalah shodaqoh. Enak khan jadi perempuan bekerja... Alhamdulillah sy tdk pernah minta doku ke istri, sdh cukup 24 jam mengurus anak2 dan suami he3... slm, --- Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Tambahan... > > Pak Her dalam Qs.4:34 hanya membicarakan > syarat/alasan menjadi > pemimpin, semisal laki-laki menjadi pemimpin bagi > premuan karena > menafkahi tapi TIDAK ADA DALAM QS.4:34 YANG > MENYATAKAN BAHWA PEREMPUAN > TIDAK WAJIB MENCARI NAFKAH... > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "SIR BATS" > <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > On 2/22/07, sriwening herpribadi <[EMAIL PROTECTED]> > wrote: > > > Dear ukhti Chae yang berbahagia > > > > > > Pendapat saya itu didasarkan pada Q.S.4:34 " > Kaum laki2 itu adl > pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh telah > melebihkan > sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang lain > (wanita), dan > karena mereka ( laki2) telah menafkahkan sebagian > dari harta > mereka..". > > > > > > Dalam satu keluarga ( not single parent ) > yang berkewajiban > memberi nafkah keluarga adalah suami sedangkan istri > tidak mempunyai > kewajiban memberi nafkah keluarga sekalipun istri > tersebut juga > bekerja dengan tujuan apapun baik untuk menafkahi > diri sendiri, > aktualisasi diri, ataupun mencari kekayaan diri dan > istri tidak wajib > meminta izin kepada suami ketika dia ingin > menggunakan hartanya untuk > tujuan apapun. > > == > > Pak Her, > > Kalo HUKUM INI DI-MUTLAK-KAN, maka IMHO, ayat itu > salah !! > > Bila dibaca dengan cara lain, kepepimpinan > berbanding lurus dengan > penafkahan. > > Nah apa yang akan terjadi bila ternyata (dan > banyak sekali kenyataan) > > istri lebih mampu menafkahi SUAMI, apakah status > 'pemimpin' pindah ke > > tangan istri ? > > > > > > > > -- > > > > ST SABRI > > > > > > > > No Anti Microsoft, No against Apple, Just a linux > lover. > > > > > __ TV dinner still cooling? Check out "Tonight's Picks" on Yahoo! TV. http://tv.yahoo.com/ [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
Ada sebutan suami atau istri itu karena bias gender. Orang Arab itu bias gender. Orang Barat juga bias gender, makanya ada istilah suami atau istri. Lha, secara bahasa yang saya ketahui tidak bias gender ya bahasa Jawa, karena suami atau istri disebut "bojo". Sumoggo bahasa etnik lain di Indonesia yang tidak bias gender diinformasikan di sini. Wassalam, chodjim - Original Message - From: dinda . To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, February 23, 2007 9:40 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers " vs " Pelacuran dan." kenapa mesti ada sebutan 'suami' atau 'istri' kenapa mesti ada mereka, karena ada ikatan pernikahan yang didasari cinta (sebagian karna Allah sebagian krn 'I just love u deh'). Dalam Islam laki-laki yang disebut suami memang punya kewajiban yang sangat besar, seperti nafkah, penjagaan/perlindungan agar istri/anak merasa nyaman dan aman. tetapi kadang-kadang Allah ingin menguji suami atau istri tersebut, siapa diantara mereka yang paling bertakwa, maka dibuatlah si suami 'ga berdaya' dan istri 'penuh daya' Jika si istri memang mencintai suaminya karena Allah tentu dia akan berbagi kedigdayaannya tersebut pada keluarga pertama sebelum berbagi dengan yang lainnya, dengan tujuan agar Allah meridainya dan mengampuni segala dosa yang telah diperbuatnya. dan si suami yang tak berdaya itu tidak terlena atau memanjakan ketidakberdayaannya karna si istri berhati mulia namun tetap berusaha sebanyak yang is bisa. Jika ada pahala karena shodakoh yang bisa diambil untuk kehidupan kelak diakhirat kenapa mesti disia-siakan dengan keabsahan dengan tiada berdosanya tidak bersodakoh, kalau betul lo. Semoga Allah memaafkan segala kekhilafanku dimasa2 lalu. Amin jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Pak Dana berkata : Sebenarnya urusan ini kan mudah penyelesaiannya. Rundingkan sesama suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari nafkah apakah suami rela mendukung? Kalau tidak ya cerai saja susah2 amat = Jano - ko Sebaiknya sebelum diskusi lebih lanjut sebaiknya chae itu ditanya dulu, chae itu sudah menikah belum ?, kalau Pak Dana, Pak Aly dan jano-ko itu kan sudah nikah semua jadi cukup memahami Hukum - hukum yang berkaitan dengan Pernikahan. Ayo chae, you sudah menikah belum ? Selamat nikah. ooo0ooo- Dan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Sebenarnya urusan ini kan mudah penyelesaiannya. Rundingkan sesama suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari nafkah apakah suami rela mendukung? Kalau tidak ya cerai saja susah2 amat. Tapi kalau rela ya kira2 bagaimana hubungan suami istri yg memenuhi kebutuhan kedua pihak. Tentu perlu kompromi berlandaskan kedewasaan. Jangan arogansi yg dipakai sebagai landasar mencari kompromi. Tidak akan ada solusi. Arogansi laki2 dan arogansi agama sebenarnya sisi lain dari mata uang yg sama. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > wah kasihan banget bu imas... semoga byk > shodaqohnya... > enak juga ya.. py istri kerja spt bu imas... lama2 > bisa memimpin RT (rumah tangga)... > > kalau sy sbg suami di rumah nganggur, maka istri harus > ikhlash byk shodaqoh. > > kalau sy sbg suami kerja kuli, maka istri harus > ikhlash byk shodaqoh, apalagi py istri sekertaris wah > gak nolak he3 cukup buat makan 3x sehari+biaya > kost rumah. > > Alhamdulillah istri2 diindonesia emang baik hati... > dan pekerja keras... semoga amal shodaqohnya berlipat. > Mantep deh Mbak Chae! > > > --- Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Pak Aly bilang :kecuali suami udzur spt sakit.. maka > > istri memberikan > > > rejekinya kepada suami/keluarga adalah shodaqoh. > > > > Jadi menurut Pak Aly boleh dong istri walau punya > > uang karena kerja > > bisa menelantarkan suami dan anak-anaknya dari sisi > > materi...karena > > yang namanya shodaqoh itu dilakukan berpahala tidak > > dilakukan tidak > > berdosa...betul kan?? > > > > Jadi seandainya ada istri yang bekerja, terus > > suaminya sakit sampai > > tidak bisa bekerja atau baru di PHK maka bagi si > > istri prinsipnya > > shodaqoh...ngasih makan suami dan anak berpahala > > tidakpun tidak akan > > menjadi dosabiar saja suami mampus karena sakit > > ndak dikasih obat > > dan anak-anak terlantar jadi gembel tetep DIA TIDAK > > BERDOSA... > > > > Kalau begitu buat..Ibu Imas yang kerja di pabrik > > dodol dgn penghasilan > > Rp.600,000 sebulan enggak usah mikir dapur ngebul >
Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
Salam, Mas Wikan. Itulah persoalan terjemahan. Oleh karena semua penerjemah itu lelaki, maka terjadilah bias gender. Sebenarnya, banyak "kata" dalam ayat itu yang tidak bisa diterjemahkan begitu saja. Rinciannya sebagai berikut: (1) Kata "rijaal" (bentuk plural dari rajul) langsung diterjemahkan "laki-laki". Padahal, kosa kata untuk laki-laki secara biologis adalah "dzakkar". Puluhan ayat menyebut laki-laki secara biologis, misalnya "baik laki-laki maupun perempuan kalau benar-benar ia beriman dan beramal saleh ," dinyatakan dengan "dzakkar dan untsaa". Jadi, kalau ayat itu secara qath'i menyebut kelamin secara biologis seharusnya "al-dzukuru qawwaamuuna 'alaa al-inaats", bukan "rijaal 'alaa nisaa'". Rijal dan nisaa' itu gender, artinya belum tentu berjenis kelamin biologis laki-laki dan perempuan, itu lebih bermakna "yang maskulinitasnya lebih tinggi yang "qawwaamuun" terhadap yang feminitasnya kuat. (2) Kata "qawwamuun" sebenarnya tidak diterjemahkan "pemimpin". Terjemahan bahasa Inggris justru lebih mengena, yaitu "protector", atau "maintainer". (3) Kata "ba'dhahum" itu pengganti kata "yang maskulin", yaitu "rijaal". Namun, dalam ayat itu tidak dipasangkan dengan "yang feminin", melainkan general atau bersifat umum. Jika laki-laki dilebihkan atas yang perempuan, maka seharusnya "ba'dhahum 'alaa ba'dhihinna". (4) Maka terjemahan Indonesianya yang sesuai dengan kaidah gramatika ialah, "Yang maskulinitasnya lebih besar memberikan perlindungan kepada pihak yang feminitasnya besar". Artinya, bisa saja dalam rumah tangga itu secara fakta sosial, sang istri yang menjadi tulang punggung dalam hal nafkah. Jadi, jelas-jelas bukan yang berkelamin laki-laki yang berkewajiban sebagai pencari nafkah untuk keluarganya. Dengan demikian, ayat itu memberikan informasi bahwa pihak yang diberi kekuatan lebih oleh Allah-lah yang wajib memberikan perlindungan kepada anggota keluarganya. Wassalam, chodjim ----- Original Message - From: Wikan Danar Sunindyo To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, February 22, 2007 3:15 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers " vs " Pelacuran dan." mau nanya soal QS 4:34 itu " Kaum laki2 itu adl pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh telah melebihkan sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka ( laki2) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka..". tulisan yang di dalam kurung itu memang demikian (sesuai arti kata perkata dalam Al Quran) atau ditambahkan sesuai dengan tafsir orang2 yang menerjemahkannya? Karena kalau yang di dalam kurung itu tidak ada, maka artinya bisa lain dan lebih umum. ... melebihkan sebahagian mereka (bisa laki2 bisa perempuan) atas sebahagiaan yang lain (bisa perempuan bisa laki2), dan karena mereka (bisa laki2 bisa perempuan) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka ...". salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 2/22/07, sriwening herpribadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Dear ukhti Chae yang berbahagia > > > 1. Memiliki pekerjaan / berwirausaha merupakan suatu keharusan > bagi laki2, karena memberi nafkah keluarga adalah kewajiban bagi > laki2. Sedangkan bagi perempuan memiliki pekerjaan / berwirausaha > merupakan pilihan saja, karena memberi nafkah keluarga bukanlah > kewajibannya. > > Pak Her, > > Sebelum saya kesurupan dengan mitos bahwa laki-laki wajiba mencari > nafkah dan perempuan tidak wajib mencari nafkah, maka sudi kiranya > menunjukan dasar yang anda pakai untuk pernyataan tsb. Apakah dasarnya > bersumber pada agama??? jika demikian sebutkan suratnya dan ayatnya? > please;)) > > salam, > > > Pendapat saya itu didasarkan pada Q.S.4:34 " Kaum laki2 itu adl pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh telah melebihkan sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka ( laki2) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka..". [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
Ma'afkan saya sekali lagi Pak Irwan;) bukan hendak melecehkan bentuk Mahar yang umumnya ada dimasyarakat kita bahkan saya setuju dengan bentuk Mahar yang dipilih Pak Irwan karena bentuk seperti itulah Mahar yang ada didalam masyarakat kita. Mahar dalam masyarakat kita hanya sebuah bentuk simbolik saja, karena ada perbedaan bentuk hubungan/relasi suami istri antara masyarakat kita dengan masyarakat arab. Dalam masyarakat kita hubungan suami-istri dalam kedudukan yang setara dan sejajar, kalau saya tidak salah arti dari garwa/garwo, pamajikan, istri adalah suatu ungkapan kesejajaran dalam suami-istri. Dalam bentuknya hubungan suami-istri yang ada didalam masyarakat kita inilah yang menggambarkan kesetaraan yang di ungkapkan didalam Qur'an dimana dgn kiasan Qur'an menyatakan bahwa Istri adalah baju untuk suami dan suami adalah baju untuk istri. Artinya bahwa suami-istri saling bekerja sama membentuk sebuah team, dan didalam team tersebut tidak ada pihak-pihak yang lebih harus melindungi, harus lebih bertanggung jawab, harus lebih memimpin atau ada pihak yang lebih harus di lindungi, harus lebih diayomi, lebih harus dipimpin dll Maka dari itu mitos bahwa suami pemimpin rumah tangga sebaiknya di hilangkan dalam konteks hubungan suami-istri didalam masyarakat kita karena konotasi pemimpin bisa memberikan pemahaman bahwa kedudukan suami "lebih" daripada istri...lebih bertanggung jawab, lebih melindungi, lebih, mengayomi, lebih membimbing dll Padahal dalam konsep ..."mereka itu adalah pakaian, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka.".. (QS. 2:187) tidak pihak yang lebih memimpin, lebih bertanggung jawa, lebih melindungi...karena istripun mempunyai keharusan dan hak yang sama yaitu melindungi suami, bertanggung jawab terhadap suaminya, mengayomi suaminya dan juga membimbing suaminya...itulah fungsi dari relasi suami istri yang digambarkan sebagaimana pakaian dalam Qs.2:187 Dengan demikian perlindungan lebih kepada pihak istri berupa Mahar menjadi tidak perlu/bisa dihilangkan dengan demikian menjadikan mahar sebagai sesuatu yang hanya simbol ritual memang sesuai dengan kondisi dan keadaan masyarakat kita. Yang saya pikir salah adalah, menempatkan Mahar sebagai sesuatu yang berupa simbol ritual semata (ngasih mahar ala kadarnya, istilah cuman bisa buat beli bakso plus gerobaknya) tapi menetapkan hubungan suami-istri atau bentuk relasi suami istri seperti pada masyarakat arab dizaman Nabi maupun masyarakat arab sekarang ini. Dimana istri di tempatkan sebagai pihak yang berada dibawah kepemimpinan suami, berada di bahwa komando suami. Dalam hal ini terciptalah ketidak seimbangan yang membawa ketidakadilan sehingga istri menjadi pihak yang tertindas dan terzalimi. seperti yang dikatakan dalam dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, (QS. 53:39) Artinya begini, jika suami dalam masyarakat arab memberikan besarnya perlindungan jaminan kesejahteraan kepada istri maka dengan sendirinya dia mendapatkan hak-hak yang besar pula terhadap istri, berbeda dengan para suami di dalam masyarakat kita. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, IrwanK <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Saya maafkan Mbak Chae.. :-) Btw, kalau mahar (khususnya uang) tidak besar > memangnya kenapa ya? > > Waktu saya menikah, hanya mampu memberi Rp 113.000 saja (11 Maret).. > Saya sendiri gak yakin uang segitu bisa dapat untuk membeli > bakso+gerobaknya.. > Kalau pake tahunnya, bisa jadi 10x lipat tuh.. > > Waktu itu mana sanggup saya, sebagai anak tertua & Bapak juga sudah > meninggal.. > Modalnya cuma bondo nekat.. Lah wong biaya nikah aja ngandelin (ikut) arisan > > keluarga + ngutang ke Kaka' Ipar (ngandelin dari hasil undangan).. :-P > > Alhamdulillah akhirnya ketutup juga, gak sampe ngutang.. ya meskipun gak > bisa > banyak 'babawaan'.. salah satunya cuma TV 14".. Itupun tv waktu masih ngekos > > (bukan baru).. :-p > > FYI, semasa hidupnya, Alm. Mamah saya mengatakan agar saya jangan minta > bagian dari rumah yang ditinggalkan.. karena saya dianggap 'paling sukses' > di antara anak"nya.. Itu untuk adik" kamu, kata beliau sambil tersenyum.. > Tapi tetap saja, yang ngurus tuh rumah, kita juga.. :-) > > Soalnya yang satu milih ngontrak dekat mertuanya (ada yang masih 'ogohan' > atau > 'keras'?).. yang bontot belum nikah meskipun sekarang sudah punya usaha > sendiri.. > Mudah"an sebelum Q3 tahun ini bakal nikah, setelah ceweknya lulus kuliah.. > > Bersyukurlah bagi yang mampu memberikan mahar yang besar sejak awal dan > kesuksesannya juga semakin meningkat.. :D > CMIIW.. > > Wassalam, > > Irwan.K > > On 2/23/07, Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > he..he..he.. boleh-boleh mau bayar pake apa nich kuliahanya??;) > > > > Pertama laki-laki mendapatkan 2:1 warisan daripada perempuan karena: > > > > 2. Mahar yang dibayarkan menjadi jaminan bagi kesejahteraan perempuan; > > Nabi aja bayar Mahar itu sekitar 100 unta (coba di convert ke bentuk > > uang dgn mengalikan 100 x harga unta Rp.7,000,00
Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
Terus terang saya bingung dengan pernyataan Pak Her soal status dan fungsi kepemimpinan. Karena sepengetahuan saya status dan fungsi itu ya melekat erat. Mosok punya status tapi tidak berfungsi sesuai statusnya. Jadi inget lawakan mbambung ... A : Pak, presiden Indonesia sekarang siapa? B : Pak Harto ... (B ini fans berat Pak Harto) A : Lho kok Pak Harto? Lha SBY itu siapa? B : SBY itu penggantinya maaf kalau tidak lucu :) salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 2/23/07, sriwening herpribadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Dear akhi Sir > >Saya tidak sependapat jika dikatakan bahwa kepemimpinan itu berbanding > lurus dengan penafkahan ( lihat postingan saya kepada ukhti kita yang > baiik...Chae ) > >Perihal istri menafkahi suami, menurut saya status kepemimpinan tetap pada > suaminya hanya saja fungsi kepemimpinannya yang beralih kepada istri tersebut.
Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
Sebenernya mahar itu simbolis saja bahwa laki2 siap bertanggungjawab terhadap kehidupan pernikahannya. Dulu waktu Reni Djayusman menikah mas kawinnya adalah puisi2 buatan suaminya. Itu tanda cinta suami terhadap isterinya. Lantas gimana juga kalo orang miskin mau menikah. Atau yg menikah massal? Maharnya cuma niat diucapkan, tidak berhutang. Kadang2 minjam :-) Waktu di pengajian malahan lebih seru lagi ustad nyleneh bilang jangan mau maharnya seperangkat alat sholat atau Qur'an. Mendingan duit meski sedikit. Soalnya kalo maharnya seperangkat alat sholat itu berarti suami bisa marahin isterinya kalo nggak shalat atau nggak ngaji. Bisa2 timbul bencana KDRT Lha kalo suaminya yg gak sholat atau nggak ngaji apa isterinya boleh marahin? :-)) Ustad itupun diam membisu. salam l.meilany - Original Message - From: IrwanK To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, February 23, 2007 7:33 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan." Saya maafkan Mbak Chae.. :-) Btw, kalau mahar (khususnya uang) tidak besar memangnya kenapa ya? Waktu saya menikah, hanya mampu memberi Rp 113.000 saja (11 Maret).. Saya sendiri gak yakin uang segitu bisa dapat untuk membeli bakso+gerobaknya.. Kalau pake tahunnya, bisa jadi 10x lipat tuh.. Waktu itu mana sanggup saya, sebagai anak tertua & Bapak juga sudah meninggal.. Modalnya cuma bondo nekat.. Lah wong biaya nikah aja ngandelin (ikut) arisan keluarga + ngutang ke Kaka' Ipar (ngandelin dari hasil undangan).. :-P Alhamdulillah akhirnya ketutup juga, gak sampe ngutang.. ya meskipun gak bisa banyak 'babawaan'.. salah satunya cuma TV 14".. Itupun tv waktu masih ngekos (bukan baru).. :-p FYI, semasa hidupnya, Alm. Mamah saya mengatakan agar saya jangan minta bagian dari rumah yang ditinggalkan.. karena saya dianggap 'paling sukses' di antara anak"nya.. Itu untuk adik" kamu, kata beliau sambil tersenyum.. Tapi tetap saja, yang ngurus tuh rumah, kita juga.. :-) Soalnya yang satu milih ngontrak dekat mertuanya (ada yang masih 'ogohan' atau 'keras'?).. yang bontot belum nikah meskipun sekarang sudah punya usaha sendiri.. Mudah"an sebelum Q3 tahun ini bakal nikah, setelah ceweknya lulus kuliah.. Bersyukurlah bagi yang mampu memberikan mahar yang besar sejak awal dan kesuksesannya juga semakin meningkat.. :D CMIIW.. Wassalam, Irwan.K On 2/23/07, Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > he..he..he.. boleh-boleh mau bayar pake apa nich kuliahanya??;) > > Pertama laki-laki mendapatkan 2:1 warisan daripada perempuan karena: > > 2. Mahar yang dibayarkan menjadi jaminan bagi kesejahteraan perempuan; > Nabi aja bayar Mahar itu sekitar 100 unta (coba di convert ke bentuk > uang dgn mengalikan 100 x harga unta Rp.7,000,000 maka Mahar Nabi > sekitar Rp.700,000,000) > > Ma'af2 kata yach...disini mah Mahar teh enggak jauh dari seperangkat > alat sholat dan duit yang cukup cuman buat beli bakso plus gerobaknya:)) > . > > > [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
iya, UJIAN yang sering kita ga sadar klo lagi di uji. Semoga kita semua bisa lulus dalam ujian apapun. amin wassalam sriwening herpribadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Dear ukhti Dinda yg berbahagia Saya setuju banget dengan uraian uhkti Dinda.yang kalau ngga salah saya simpulkan bahwa masalah kepemimpinan baik dalam keluarga ataupun kenegaraan yang terkait dengan hak & kewajibannya...tidak lebih merupakan UJIAN...tul ngga yach Salam UJIAN Her "dinda ." <[EMAIL PROTECTED]> wrote: kenapa mesti ada sebutan 'suami' atau 'istri' kenapa mesti ada mereka, karena ada ikatan pernikahan yang didasari cinta (sebagian karna Allah sebagian krn 'I just love u deh'). Dalam Islam laki-laki yang disebut suami memang punya kewajiban yang sangat besar, seperti nafkah, penjagaan/perlindungan agar istri/anak merasa nyaman dan aman. tetapi kadang-kadang Allah ingin menguji suami atau istri tersebut, siapa diantara mereka yang paling bertakwa, maka dibuatlah si suami 'ga berdaya' dan istri 'penuh daya' Jika si istri memang mencintai suaminya karena Allah tentu dia akan berbagi kedigdayaannya tersebut pada keluarga pertama sebelum berbagi dengan yang lainnya, dengan tujuan agar Allah meridainya dan mengampuni segala dosa yang telah diperbuatnya. dan si suami yang tak berdaya itu tidak terlena atau memanjakan ketidakberdayaannya karna si istri berhati mulia namun tetap berusaha sebanyak yang is bisa. Jika ada pahala karena shodakoh yang bisa diambil untuk kehidupan kelak diakhirat kenapa mesti disia-siakan dengan keabsahan dengan tiada berdosanya tidak bersodakoh, kalau betul lo. Semoga Allah memaafkan segala kekhilafanku dimasa2 lalu. Amin jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Pak Dana berkata : Sebenarnya urusan ini kan mudah penyelesaiannya. Rundingkan sesama suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari nafkah apakah suami rela mendukung? Kalau tidak ya cerai saja susah2 amat = Jano - ko Sebaiknya sebelum diskusi lebih lanjut sebaiknya chae itu ditanya dulu, chae itu sudah menikah belum ?, kalau Pak Dana, Pak Aly dan jano-ko itu kan sudah nikah semua jadi cukup memahami Hukum - hukum yang berkaitan dengan Pernikahan. Ayo chae, you sudah menikah belum ? Selamat nikah. ooo0ooo- Dan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Sebenarnya urusan ini kan mudah penyelesaiannya. Rundingkan sesama suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari nafkah apakah suami rela mendukung? Kalau tidak ya cerai saja susah2 amat. Tapi kalau rela ya kira2 bagaimana hubungan suami istri yg memenuhi kebutuhan kedua pihak. Tentu perlu kompromi berlandaskan kedewasaan. Jangan arogansi yg dipakai sebagai landasar mencari kompromi. Tidak akan ada solusi. Arogansi laki2 dan arogansi agama sebenarnya sisi lain dari mata uang yg sama. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > wah kasihan banget bu imas... semoga byk > shodaqohnya... > enak juga ya.. py istri kerja spt bu imas... lama2 > bisa memimpin RT (rumah tangga)... > > kalau sy sbg suami di rumah nganggur, maka istri harus > ikhlash byk shodaqoh. > > kalau sy sbg suami kerja kuli, maka istri harus > ikhlash byk shodaqoh, apalagi py istri sekertaris wah > gak nolak he3 cukup buat makan 3x sehari+biaya > kost rumah. > > Alhamdulillah istri2 diindonesia emang baik hati... > dan pekerja keras... semoga amal shodaqohnya berlipat. > Mantep deh Mbak Chae! > > > --- Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Pak Aly bilang :kecuali suami udzur spt sakit.. maka > > istri memberikan > > > rejekinya kepada suami/keluarga adalah shodaqoh. > > > > Jadi menurut Pak Aly boleh dong istri walau punya > > uang karena kerja > > bisa menelantarkan suami dan anak-anaknya dari sisi > > materi...karena > > yang namanya shodaqoh itu dilakukan berpahala tidak > > dilakukan tidak > > berdosa...betul kan?? > > > > Jadi seandainya ada istri yang bekerja, terus > > suaminya sakit sampai > > tidak bisa bekerja atau baru di PHK maka bagi si > > istri prinsipnya > > shodaqoh...ngasih makan suami dan anak berpahala > > tidakpun tidak akan > > menjadi dosabiar saja suami mampus karena sakit > > ndak dikasih obat > > dan anak-anak terlantar jadi gembel tetep DIA TIDAK > > BERDOSA... > > > > Kalau begitu buat..Ibu Imas yang kerja di pabrik > > dodol dgn penghasilan > > Rp.600,000 sebulan enggak usah mikir dapur ngebul > > apa kagak, anak-anak > > sekolah apa kagak, biarlah itu urusan suami Bu Imas > > yang kerja jadi > > kuli bangunan musiman... > > > > Uang Bu Imas mah buat shopping kata Pak Aly juga, ke > > salon, ke spa > > biar Bu Imas jadi kenyes2 lagi...beli kosmetik, beli > > parfum...setidaknya dgn duit 600,000 Bu Imas bisa > > beli Baju sebulan > > sekali, ke salon sebulan sekali, nonton bioskop > > sebulan sekali, dan > > jangan lupa beli seloppp sekalian.soal ada tidak > > makanan di rumah > > tercukupi PEDULI SETANTOH TIDAK BERDOSA > > KA;))) > > --- In wanita-m
Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
Saya maafkan Mbak Chae.. :-) Btw, kalau mahar (khususnya uang) tidak besar memangnya kenapa ya? Waktu saya menikah, hanya mampu memberi Rp 113.000 saja (11 Maret).. Saya sendiri gak yakin uang segitu bisa dapat untuk membeli bakso+gerobaknya.. Kalau pake tahunnya, bisa jadi 10x lipat tuh.. Waktu itu mana sanggup saya, sebagai anak tertua & Bapak juga sudah meninggal.. Modalnya cuma bondo nekat.. Lah wong biaya nikah aja ngandelin (ikut) arisan keluarga + ngutang ke Kaka' Ipar (ngandelin dari hasil undangan).. :-P Alhamdulillah akhirnya ketutup juga, gak sampe ngutang.. ya meskipun gak bisa banyak 'babawaan'.. salah satunya cuma TV 14".. Itupun tv waktu masih ngekos (bukan baru).. :-p FYI, semasa hidupnya, Alm. Mamah saya mengatakan agar saya jangan minta bagian dari rumah yang ditinggalkan.. karena saya dianggap 'paling sukses' di antara anak"nya.. Itu untuk adik" kamu, kata beliau sambil tersenyum.. Tapi tetap saja, yang ngurus tuh rumah, kita juga.. :-) Soalnya yang satu milih ngontrak dekat mertuanya (ada yang masih 'ogohan' atau 'keras'?).. yang bontot belum nikah meskipun sekarang sudah punya usaha sendiri.. Mudah"an sebelum Q3 tahun ini bakal nikah, setelah ceweknya lulus kuliah.. Bersyukurlah bagi yang mampu memberikan mahar yang besar sejak awal dan kesuksesannya juga semakin meningkat.. :D CMIIW.. Wassalam, Irwan.K On 2/23/07, Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > he..he..he.. boleh-boleh mau bayar pake apa nich kuliahanya??;) > > Pertama laki-laki mendapatkan 2:1 warisan daripada perempuan karena: > > 2. Mahar yang dibayarkan menjadi jaminan bagi kesejahteraan perempuan; > Nabi aja bayar Mahar itu sekitar 100 unta (coba di convert ke bentuk > uang dgn mengalikan 100 x harga unta Rp.7,000,000 maka Mahar Nabi > sekitar Rp.700,000,000) > > Ma'af2 kata yach...disini mah Mahar teh enggak jauh dari seperangkat > alat sholat dan duit yang cukup cuman buat beli bakso plus gerobaknya:)) > . > > > [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
Chae berkata = Saya sedikit penasaran mengapa masalah status menikah atau tidak begitu diperhatikan oleh orang yang karakter seperti Pak Janoko:)) == Jano - ko Sebelum jano-ko jelaskan, tolong dong chae jelaskan dulu pengertian kata "karakter" tersebut, you memakai konsep Islam atau Konsep Sekular, nah setelah itu kita bahas yang tadi Selamat malem. - ooo0ooo - Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Boleh dong Pak;), tapi kalau boleh saya tahu berdasarkan pemikiran apa sehingga jawaban yang anda berikan demikiankira-kira apa berdasarkan nickname, isi postingan, cara menyampaikan atau feeling aja???:)) Saya sedikit penasaran mengapa masalah status menikah atau tidak begitu diperhatikan oleh orang yang karakter seperti Pak Janoko:)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Chae : Ay tebakkk Pak Jano-ko...? > > sy boleh nebak gak mbak chae..? emang susah perempuan > sekarang sdh menikah atau belum hampir sama dengan > laki2... > > Belum ya..?? > nanti Mas Janoko membantu mencarikannya he3 > sekretaris, sholehah spt mbak chae byk yg mau... > maaf kalau salah. he3... > > have a nice day.. > > --- Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Ay tebakkk Pak Jano-kosaya ini sudah menikah > > apa belum??? Pak > > Jano-ko sendiri sudah gosok gigi apa belum??? sudah > > mandi apa belum??? > > ingat loh Pak Kebersihan itu sebagian daripada > > Iman...Y kita > > mengaji lagi betapa indahnya Islam;)) > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko > > wrote: > > > > > > > > > Pak Dana berkata : > > > > > > Sebenarnya urusan ini kan mudah penyelesaiannya. > > Rundingkan sesama > > > suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari > > nafkah apakah suami > > > rela mendukung? Kalau tidak ya cerai saja susah2 > > amat > > > > > > > > > = > > > > > > Jano - ko > > > > > > Sebaiknya sebelum diskusi lebih lanjut sebaiknya > > chae itu ditanya > > dulu, chae itu sudah menikah belum ?, kalau Pak > > Dana, Pak Aly dan > > jano-ko itu kan sudah nikah semua jadi cukup > > memahami Hukum - hukum > > yang berkaitan dengan Pernikahan. > > > > > > > > > Ayo chae, you sudah menikah belum ? > > > > > > > > > Selamat nikah. > > > > > > > > > ooo0ooo- > > > > > > > > > > > > Dan wrote: > > > Sebenarnya urusan ini kan mudah > > penyelesaiannya. > > Rundingkan sesama > > > suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari > > nafkah apakah suami > > > rela mendukung? Kalau tidak ya cerai saja susah2 > > amat. Tapi kalau > > > rela ya kira2 bagaimana hubungan suami istri yg > > memenuhi kebutuhan > > > kedua pihak. Tentu perlu kompromi berlandaskan > > kedewasaan. Jangan > > > arogansi yg dipakai sebagai landasar mencari > > kompromi. Tidak akan ada > > > solusi. > > > > > > Arogansi laki2 dan arogansi agama sebenarnya sisi > > lain dari mata uang > > > yg sama. > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad > > Aly > > > wrote: > > > > > > > > wah kasihan banget bu imas... semoga byk > > > > shodaqohnya... > > > > enak juga ya.. py istri kerja spt bu imas... > > lama2 > > > > bisa memimpin RT (rumah tangga)... > > > > > > > > kalau sy sbg suami di rumah nganggur, maka istri > > harus > > > > ikhlash byk shodaqoh. > > > > > > > > kalau sy sbg suami kerja kuli, maka istri harus > > > > ikhlash byk shodaqoh, apalagi py istri > > sekertaris wah > > > > gak nolak he3 cukup buat makan 3x > > sehari+biaya > > > > kost rumah. > > > > > > > > Alhamdulillah istri2 diindonesia emang baik > > hati... > > > > dan pekerja keras... semoga amal shodaqohnya > > berlipat. > > > > Mantep deh Mbak Chae! > > > > > > > > > > > > --- Chae wrote: > > > > > > > > > Pak Aly bilang :kecuali suami udzur spt > > sakit.. maka > > > > > istri memberikan > > > > > > rejekinya kepada suami/keluarga adalah > > shodaqoh. > > > > > > > > > > Jadi menurut Pak Aly boleh dong istri walau > > punya > > > > > uang karena kerja > > > > > bisa menelantarkan suami dan anak-anaknya dari > > sisi > > > > > materi...karena > > > > > yang namanya shodaqoh itu dilakukan berpahala > > tidak > > > > > dilakukan tidak > > > > > berdosa...betul kan?? > > > > > > > > > > Jadi seandainya ada istri yang bekerja, terus > > > > > suaminya sakit sampai > > > > > tidak bisa bekerja atau baru di PHK maka bagi > > si > > > > > istri prinsipnya > > > > > shodaqoh...ngasih makan suami dan anak > > berpahala > > > > > tidakpun tidak akan > > > > > menjadi dosabiar saja suami mampus karena > > sakit > > > > > ndak dikasih obat > > > > > dan anak-anak terlantar jadi gembel tetep DIA > > TIDAK > > > > > BERDOSA... > > > > > > > > > > Kalau begitu buat..Ibu Imas yang kerja di > > pabrik > > > > > dodol dgn penghasilan > > > > > Rp.600,000 sebulan enggak usah mikir dapur > > ngebul > > > > > apa kagak, anak-anak > > > > > sekolah apa kagak, biarlah itu urusan suami Bu
[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
Tunjukan di dalam Qs.4:34 bahwa perempuan tidak mempunyai kewajiban menafkahi keluarganya??? coba Pak Her lihat QS. 2:233, mungkin nanti Bapa minta di kasih mata pelajaran kaitologi lagi nich;))) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, sriwening herpribadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Dear Ukhti Chae.yang...hm > > Pada postingan yang mana yach saya berkata kalo wanita tidak wajib mencari nafkah apalagi mengatas namakan Q.S.4:34?? Silahkan saja wanita ( istri ) bekerja mencari rezeki...tetapi BUKAN KEWAJIBAN ISTRI MENAFKAHI KELUARGA WALAUPUN DIA BEKERJA. > > Salam menafkahi keluarga > Her > > > Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Tambahan... > > Pak Her dalam Qs.4:34 hanya membicarakan syarat/alasan menjadi > pemimpin, semisal laki-laki menjadi pemimpin bagi premuan karena > menafkahi tapi TIDAK ADA DALAM QS.4:34 YANG MENYATAKAN BAHWA PEREMPUAN > TIDAK WAJIB MENCARI NAFKAH... > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "SIR BATS" wrote: > > > > On 2/22/07, sriwening herpribadi wrote: > > > Dear ukhti Chae yang berbahagia > > > > > > Pendapat saya itu didasarkan pada Q.S.4:34 " Kaum laki2 itu adl > pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh telah melebihkan > sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang lain (wanita), dan > karena mereka ( laki2) telah menafkahkan sebagian dari harta > mereka..". > > > > > > Dalam satu keluarga ( not single parent ) yang berkewajiban > memberi nafkah keluarga adalah suami sedangkan istri tidak mempunyai > kewajiban memberi nafkah keluarga sekalipun istri tersebut juga > bekerja dengan tujuan apapun baik untuk menafkahi diri sendiri, > aktualisasi diri, ataupun mencari kekayaan diri dan istri tidak wajib > meminta izin kepada suami ketika dia ingin menggunakan hartanya untuk > tujuan apapun. > > == > > Pak Her, > > Kalo HUKUM INI DI-MUTLAK-KAN, maka IMHO, ayat itu salah !! > > Bila dibaca dengan cara lain, kepepimpinan berbanding lurus dengan > penafkahan. > > Nah apa yang akan terjadi bila ternyata (dan banyak sekali kenyataan) > > istri lebih mampu menafkahi SUAMI, apakah status 'pemimpin' pindah ke > > tangan istri ? > > > > > > > > -- > > > > ST SABRI > > > > > > > > No Anti Microsoft, No against Apple, Just a linux lover. > > > > > > > > > - > 8:00? 8:25? 8:40? Find a flick in no time > with theYahoo! Search movie showtime shortcut. > > [Non-text portions of this message have been removed] >
[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
he..he..he.. boleh-boleh mau bayar pake apa nich kuliahanya??;) Pertama laki-laki mendapatkan 2:1 warisan daripada perempuan karena: 1. Lelaki pada zaman itu mempunyai fungsi sosial yang dominan sebagai pencari nafkah. 2. Mahar yang dibayarkan menjadi jaminan bagi kesejahteraan perempuan; Nabi aja bayar Mahar itu sekitar 100 unta (coba di convert ke bentuk uang dgn mengalikan 100 x harga unta Rp.7,000,000 maka Mahar Nabi sekitar Rp.700,000,000) Ma'af2 kata yach...disini mah Mahar teh enggak jauh dari seperangkat alat sholat dan duit yang cukup cuman buat beli bakso plus gerobaknya:)) 3.Kewajiban keluarga laki-laki untuk menanggung anak-anak yatim dari keluarganya. Seperti misalnya Nabi Muhammad saw sendiri menjadi tanggungan dari keluarga Bapaknya..Abdullah. Dengan kondisi yang demikian maka bentukan hukum waris adalah 2:1 maka terciptalah keadilan ...KEADILAN INI SESUAI DENGAN NASH dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, (QS. 53:39) Sekarang bagaimana dengan kedudukan laki-laki di masyarakat Indonesia. 1. Dalam fungsi sosial, laki-laki dan perempuan sudah setara...artinya banyak perempuan yang mampu sama dgn laki-laki tampil sebagai pencari nafkah...(coba tengok di daerah industru textile Bandung, tanggerang, kawang, bekasi, cirebon dll) 2. Mahar yang ditanggung laki-laki dalam masyarakat Indonesia hanya sebagai simbolisasi saja 3. Tidak ada kewajiban secara budaya bahwa anak2 yatim dalam hal kesejahteraanya akan di tanggung oleh pihak keluarga laki-laki. Jika kenyataanya demikian maka bentuk hukum waris 2:1 tidak akan mencapai konteks keadilanapalagi bentuk tsb bertentangan dgn Nas sendiri dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, (QS. 53:39) Jadi APAKAH PEREMPUAN BERHAK MENDAPATKAN APA YANG DIUSAHAKANYA --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, sriwening herpribadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > ===>Ukhti Chae wrote : BEGITU JUGA DALAM BENTUK HUKUM WARISbenar kan Mba Lina...Pak Her??;)) > > Her :.Ukhti Lina, yuuuk kita sama2 belajar ilmu kaitologi ke ukhti Chaehehehe > > > Salam Kaitologi > Her > > > Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Saya pikir juga demikian Pak Dana, ini sesuai dengan apa yang ada > didalam Nash itu sendiri. Didalam Qs.53:39.."dan bahwasanya seorang > manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, > > Jika perempuan bertindak/bertanggung jawab sebagai pencari nafkah, > kenapa dia tidak mendapatkan HAK nya untuk menjadi seorang pemimpin > dalam rumah tangganya?? setidaknya ada SISTEM MITRA KESEJAJARAN ANTARA > SUAMI-ISTRI karena seperti yang di sebutkan dalam Qs.53:39.."dan > bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah > diusahakannya" > > BEGITU JUGA DALAM BENTUK HUKUM WARISbenar kan Mba Lina...Pak Her??;)) > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Dan" wrote: > > > > Apa yg tercantum di Al-Qur'an itu kelihatannya pengertiannya bersyarat > > artinya benar jika laki2 itu yg menafkahi keluarga dan dalam konteks > > keluarga yg dinafkahi oleh laki2. Tapi jika laki2 tidak menafkahi > > keluarga maka berarti tidak otomatis dia itu pemimpin atas perempuan. > > > > Dan bagaimana dg perempuan yg menafkahi keluarga termasuk suaminya? > > Kondisi terakhir ini tampaknya tidak lazim di abad ke 7 tetapi lazim > > di abad ke 21. Perempuan yg demikian adalah pemimpin dan berhak atas > > perlakuan thdnya sebagai pemimpin. Adil kan? > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Wikan Danar Sunindyo" > > wrote: > > > > > > mau nanya soal QS 4:34 itu > > > " Kaum laki2 itu adl pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh > > > telah melebihkan sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang lain > > > (wanita), dan karena mereka ( laki2) telah menafkahkan sebagian dari > > > harta mereka..". > > > > > > tulisan yang di dalam kurung itu memang demikian (sesuai arti kata > > > perkata dalam Al Quran) atau ditambahkan sesuai dengan tafsir orang2 > > > yang menerjemahkannya? > > > Karena kalau yang di dalam kurung itu tidak ada, maka artinya bisa > > > lain dan lebih umum. ... melebihkan sebahagian mereka (bisa laki2 bisa > > > perempuan) atas sebahagiaan yang lain (bisa perempuan bisa laki2), dan > > > karena mereka (bisa laki2 bisa perempuan) telah menafkahkan sebagian > > > dari harta mereka ...". > > > > > > salam, > > > -- > > > wikan > > > http://wikan.multiply.com > > > > > > On 2/22/07, sriwening herpribadi wrote: > > > > > > > > Dear ukhti Chae yang berbahagia > > > > > > > > > 1. Memiliki pekerjaan / berwirausaha merupakan suatu keharusan > > > > bagi laki2, karena memberi nafkah keluarga adalah kewajiban bagi > > > > laki2. Sedangkan bagi perempuan memiliki pekerjaan / berwirausaha > > > > merupakan pilihan saja, karena memberi nafkah keluarga bukanlah > > > > kewajibannya. > > > > > > > > Pak Her, > > > > > > > > Sebelum saya kesurupan dengan mitos bahwa laki-laki wajiba menc
[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
Dear Pak Her, Perenungan: Sepertinya dalam perenungan Pak Her ada yang kontradiksi sbb: a).."...oleh karena Alloh telah melebihkan sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang lain (wanita)...". Terhadap gabungan 2 penggalan ayat tersebut maka terlintas dalam benak saya bahwa ketika Alloh menetapkan laki2 sebagai pemimpin maka Alloh memberikan juga kelebihan2 dengan maksud agar laki2 bisa menjalankan fungsi kepemimpinannya b)..Atas dasar lintasan pikiran tersebut diatas maka saya berpendapat bahwa penetapan laki2 sebagai pemimpin itu bukan disebabkan adanya kelebihan yang diberikan Alloh kepada laki2...dengan kata lain penunjukkan kepemimpinan ini tidak ada kaitannya dengan kemampuan bahwa laki2 lebih mampu atas wanita. - Her : Status kepemimpinan suami atas istri tidak beralih terlebih suami masih bisa memberi nafkah walaupun sedikit, yang mungkin beralih adalah fungsi kepemimpinannya saja. Chae: mana yang lebih penting menurut Pak Her, status sebagai pemimpin atau fungsi kepemimpinan?? apakah seseorang bisa dikatakan memiliki status kepemimpinan tanpa adanya fungsi kepemimpinan?? -- Her : Tidak setuju!!, alasan dan ayatnya Q.S.4:34 Chae: Silahkan saja jika anda tidak setuju;) tapi dalam Qs.4:34 tidak ada penunjukan jenis kelamin untuk melebihkan sebahagian mereka atas sebahagian yang lain. Bahkan jika laki-laki secara kodrat di anggap lebih daripada perempuan maka hal ini bertentangan dgn Nash dalam Qur'an itu sendiri seperti dalam Qs.4:1 dimana laki-laki dan perempuan adalah sama, tidak ada Nash yang menyatakan bahwa laki-laki diciptakan dengan kelebihan Silahkan Pak Her tunjukan ayatnya bahwa ayat tsb menyatakan laki-laki diciptakan mempunyai kelebihan. Bahkan praduga seperti ini di sindir didalam QS. 6:139. --- Her : Islam, melalui penerapan Q.S.4:11 & 34 sangatlah jelas ingin menjadikan wanita benar2 mandiri dan tidak tergantung secara ekonomi kepada laki2. Pada awal postingan saya terdahulu tentang hukum waris saya menegaskan bahwa dibalik penerapan Q.S.4:11 & 34 ada 3 tujuan besar yang ingin dicapai yaitu 1. pengakuan atas hak kepemilikan wanita atas harta, 2. Keadilan dimana 2 + kewajiban menafkahi keluarga : 1 tanpa kewajiban apapun, 3. INDEPENDENSI WANITA. > > Menanggapi Q.S.9:71, menurut saya tidak ada kaitannya dengan masalah "siapa memimpin siapa" Chae: Bagaimana perempuan bisa kemandirian jika perempuan di anggaps ebagai makhluk kedua, ketika anda mengatakan secara absolut perempuan dalam konteks rumah tangga harus di pimpin oleh seorang laki-laki maka secara tidak langsung anda mengatakan bahwa perempuan adalah makhluk kedua/second class. Sebagai contoh: mana yang harus diutamakan keputusan pemimpin (suami) atau keputusan yang dipimpin (istri)?? Mengapa Qs.9:71 tidak ada kaitanya dgn yang siapa memimpin siapa?? Jika laki-laki ditunjuk sebagai pemimpin karena mempunyai kewajiban untuk menafkahkan hartanya untuk keluarga lalu bagaimana dengan wanita yang mempunyai kewajiban menolong kemudian dgn itu pula jatuh kewajiban menafkahkan keluarga, apakah dgn alasan yang sama dgn laki-laki maka perempuan tidak bisa di tunjuk menjadi pemimpin?? - > Her : Ukhti Chaeapa yang terjadi pada ibu kita Imas ini adalah akibat dari konstruksi sosial masyarakat muslim yang tidak islami. Islam sebagai sistem, baik kemasyarakatan & kenegaraan dll...keberadaannya diacuhkan dan bahkan ditolak atas nama keadilan. pluralisme...anti diskriminasi..modernisasi...dll. Tetapi aneh bin ajaib ketika terjadi malapateka yang dipersalahkan adalah islamnyaINI SUNGGUH TIDAK ADIL bukan?? Chae: Pak Her, Islam itu agama yang realistis/membumi, Ada sahabat Nabi datang menghampiri Nabi yang sedang duduk didalam mesjid...seketika Nabi bertanya.."Sudahkan kau ikat untamu?? dan dijawab oleh sahabt ini...saya bertaqwa kepada Allah..ya Rasul lalu Nabi menjawab " ikatlah dulu unta mu baru kemudian kamu bertaqwa;) Sekarang ini banyak orang-orang yang justru melihat keimanan sebagai sesuatu yang melangit dan tidak membumi. contoh saja banyak orang membaca Qur'an dengan landasan "Apa yang harus dilakukan" dan bukan kepada "mengapa harus dilakukan" sehingga bisa menggapai makna dan tujuan yang dimaksud. Ada kalanya "apa yang harus dilakukan itu" bertolak belakang dengan realitas yang ada dan jauh dari tujuan yang hendak dicapai sehingga apa yang dilakukan minus makna dan hikmah bahkan jauh dari manfaat kalau tidak bisa dikatakan justru membawa ke mudharatan/kejelekan. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, sriwening herpribadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Dear ukhti Chae. > > Sebelum menjawab pertanyaan ukhti Chae, saya akan menyampaikan perenungan saya terkait Q.S.4:34, yaitu : > 1. " Kaum laki2 itu adl pemimpin bagi kaum wanita", Terhadap penggalan ayat ini dimana diletakkan diawal ayat maka saya berpendapat bahwa Alloh menetapkan kepemimpinan itu berada pada kaum laki2. > 2. " Kaum laki2 itu adl pemimpin bagi kaum wanit
Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
Dear ukhti Dinda yg berbahagia Saya setuju banget dengan uraian uhkti Dinda.yang kalau ngga salah saya simpulkan bahwa masalah kepemimpinan baik dalam keluarga ataupun kenegaraan yang terkait dengan hak & kewajibannya...tidak lebih merupakan UJIAN...tul ngga yach Salam UJIAN Her "dinda ." <[EMAIL PROTECTED]> wrote: kenapa mesti ada sebutan 'suami' atau 'istri' kenapa mesti ada mereka, karena ada ikatan pernikahan yang didasari cinta (sebagian karna Allah sebagian krn 'I just love u deh'). Dalam Islam laki-laki yang disebut suami memang punya kewajiban yang sangat besar, seperti nafkah, penjagaan/perlindungan agar istri/anak merasa nyaman dan aman. tetapi kadang-kadang Allah ingin menguji suami atau istri tersebut, siapa diantara mereka yang paling bertakwa, maka dibuatlah si suami 'ga berdaya' dan istri 'penuh daya' Jika si istri memang mencintai suaminya karena Allah tentu dia akan berbagi kedigdayaannya tersebut pada keluarga pertama sebelum berbagi dengan yang lainnya, dengan tujuan agar Allah meridainya dan mengampuni segala dosa yang telah diperbuatnya. dan si suami yang tak berdaya itu tidak terlena atau memanjakan ketidakberdayaannya karna si istri berhati mulia namun tetap berusaha sebanyak yang is bisa. Jika ada pahala karena shodakoh yang bisa diambil untuk kehidupan kelak diakhirat kenapa mesti disia-siakan dengan keabsahan dengan tiada berdosanya tidak bersodakoh, kalau betul lo. Semoga Allah memaafkan segala kekhilafanku dimasa2 lalu. Amin jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Pak Dana berkata : Sebenarnya urusan ini kan mudah penyelesaiannya. Rundingkan sesama suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari nafkah apakah suami rela mendukung? Kalau tidak ya cerai saja susah2 amat = Jano - ko Sebaiknya sebelum diskusi lebih lanjut sebaiknya chae itu ditanya dulu, chae itu sudah menikah belum ?, kalau Pak Dana, Pak Aly dan jano-ko itu kan sudah nikah semua jadi cukup memahami Hukum - hukum yang berkaitan dengan Pernikahan. Ayo chae, you sudah menikah belum ? Selamat nikah. ooo0ooo- Dan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Sebenarnya urusan ini kan mudah penyelesaiannya. Rundingkan sesama suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari nafkah apakah suami rela mendukung? Kalau tidak ya cerai saja susah2 amat. Tapi kalau rela ya kira2 bagaimana hubungan suami istri yg memenuhi kebutuhan kedua pihak. Tentu perlu kompromi berlandaskan kedewasaan. Jangan arogansi yg dipakai sebagai landasar mencari kompromi. Tidak akan ada solusi. Arogansi laki2 dan arogansi agama sebenarnya sisi lain dari mata uang yg sama. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > wah kasihan banget bu imas... semoga byk > shodaqohnya... > enak juga ya.. py istri kerja spt bu imas... lama2 > bisa memimpin RT (rumah tangga)... > > kalau sy sbg suami di rumah nganggur, maka istri harus > ikhlash byk shodaqoh. > > kalau sy sbg suami kerja kuli, maka istri harus > ikhlash byk shodaqoh, apalagi py istri sekertaris wah > gak nolak he3 cukup buat makan 3x sehari+biaya > kost rumah. > > Alhamdulillah istri2 diindonesia emang baik hati... > dan pekerja keras... semoga amal shodaqohnya berlipat. > Mantep deh Mbak Chae! > > > --- Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Pak Aly bilang :kecuali suami udzur spt sakit.. maka > > istri memberikan > > > rejekinya kepada suami/keluarga adalah shodaqoh. > > > > Jadi menurut Pak Aly boleh dong istri walau punya > > uang karena kerja > > bisa menelantarkan suami dan anak-anaknya dari sisi > > materi...karena > > yang namanya shodaqoh itu dilakukan berpahala tidak > > dilakukan tidak > > berdosa...betul kan?? > > > > Jadi seandainya ada istri yang bekerja, terus > > suaminya sakit sampai > > tidak bisa bekerja atau baru di PHK maka bagi si > > istri prinsipnya > > shodaqoh...ngasih makan suami dan anak berpahala > > tidakpun tidak akan > > menjadi dosabiar saja suami mampus karena sakit > > ndak dikasih obat > > dan anak-anak terlantar jadi gembel tetep DIA TIDAK > > BERDOSA... > > > > Kalau begitu buat..Ibu Imas yang kerja di pabrik > > dodol dgn penghasilan > > Rp.600,000 sebulan enggak usah mikir dapur ngebul > > apa kagak, anak-anak > > sekolah apa kagak, biarlah itu urusan suami Bu Imas > > yang kerja jadi > > kuli bangunan musiman... > > > > Uang Bu Imas mah buat shopping kata Pak Aly juga, ke > > salon, ke spa > > biar Bu Imas jadi kenyes2 lagi...beli kosmetik, beli > > parfum...setidaknya dgn duit 600,000 Bu Imas bisa > > beli Baju sebulan > > sekali, ke salon sebulan sekali, nonton bioskop > > sebulan sekali, dan > > jangan lupa beli seloppp sekalian.soal ada tidak > > makanan di rumah > > tercukupi PEDULI SETANTOH TIDAK BERDOSA > > KA;))) > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly > > wrote: > > > > > > akur.. > > > dan kalau perempuan kerja sebaiknya jgn kasih duit > > ke > > > suami.. cukup
Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
===>Ukhti Chae wrote : BEGITU JUGA DALAM BENTUK HUKUM WARISbenar kan Mba Lina...Pak Her??;)) Her :.Ukhti Lina, yuuuk kita sama2 belajar ilmu kaitologi ke ukhti Chaehehehe Salam Kaitologi Her Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Saya pikir juga demikian Pak Dana, ini sesuai dengan apa yang ada didalam Nash itu sendiri. Didalam Qs.53:39.."dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, Jika perempuan bertindak/bertanggung jawab sebagai pencari nafkah, kenapa dia tidak mendapatkan HAK nya untuk menjadi seorang pemimpin dalam rumah tangganya?? setidaknya ada SISTEM MITRA KESEJAJARAN ANTARA SUAMI-ISTRI karena seperti yang di sebutkan dalam Qs.53:39.."dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya" BEGITU JUGA DALAM BENTUK HUKUM WARISbenar kan Mba Lina...Pak Her??;)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Dan" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Apa yg tercantum di Al-Qur'an itu kelihatannya pengertiannya bersyarat > artinya benar jika laki2 itu yg menafkahi keluarga dan dalam konteks > keluarga yg dinafkahi oleh laki2. Tapi jika laki2 tidak menafkahi > keluarga maka berarti tidak otomatis dia itu pemimpin atas perempuan. > > Dan bagaimana dg perempuan yg menafkahi keluarga termasuk suaminya? > Kondisi terakhir ini tampaknya tidak lazim di abad ke 7 tetapi lazim > di abad ke 21. Perempuan yg demikian adalah pemimpin dan berhak atas > perlakuan thdnya sebagai pemimpin. Adil kan? > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Wikan Danar Sunindyo" > wrote: > > > > mau nanya soal QS 4:34 itu > > " Kaum laki2 itu adl pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh > > telah melebihkan sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang lain > > (wanita), dan karena mereka ( laki2) telah menafkahkan sebagian dari > > harta mereka..". > > > > tulisan yang di dalam kurung itu memang demikian (sesuai arti kata > > perkata dalam Al Quran) atau ditambahkan sesuai dengan tafsir orang2 > > yang menerjemahkannya? > > Karena kalau yang di dalam kurung itu tidak ada, maka artinya bisa > > lain dan lebih umum. ... melebihkan sebahagian mereka (bisa laki2 bisa > > perempuan) atas sebahagiaan yang lain (bisa perempuan bisa laki2), dan > > karena mereka (bisa laki2 bisa perempuan) telah menafkahkan sebagian > > dari harta mereka ...". > > > > salam, > > -- > > wikan > > http://wikan.multiply.com > > > > On 2/22/07, sriwening herpribadi wrote: > > > > > > Dear ukhti Chae yang berbahagia > > > > > > > 1. Memiliki pekerjaan / berwirausaha merupakan suatu keharusan > > > bagi laki2, karena memberi nafkah keluarga adalah kewajiban bagi > > > laki2. Sedangkan bagi perempuan memiliki pekerjaan / berwirausaha > > > merupakan pilihan saja, karena memberi nafkah keluarga bukanlah > > > kewajibannya. > > > > > > Pak Her, > > > > > > Sebelum saya kesurupan dengan mitos bahwa laki-laki wajiba mencari > > > nafkah dan perempuan tidak wajib mencari nafkah, maka sudi kiranya > > > menunjukan dasar yang anda pakai untuk pernyataan tsb. Apakah > dasarnya > > > bersumber pada agama??? jika demikian sebutkan suratnya dan ayatnya? > > > please;)) > > > > > > salam, > > > > > > > > > Pendapat saya itu didasarkan pada Q.S.4:34 " Kaum laki2 itu adl > pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh telah melebihkan > sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang lain (wanita), dan > karena mereka ( laki2) telah menafkahkan sebagian dari harta > mereka..". > > > - Cheap Talk? Check out Yahoo! Messenger's low PC-to-Phone call rates. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
Dear Ukhti Chae.yang...hm Pada postingan yang mana yach saya berkata kalo wanita tidak wajib mencari nafkah apalagi mengatas namakan Q.S.4:34?? Silahkan saja wanita ( istri ) bekerja mencari rezeki...tetapi BUKAN KEWAJIBAN ISTRI MENAFKAHI KELUARGA WALAUPUN DIA BEKERJA. Salam menafkahi keluarga Her Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Tambahan... Pak Her dalam Qs.4:34 hanya membicarakan syarat/alasan menjadi pemimpin, semisal laki-laki menjadi pemimpin bagi premuan karena menafkahi tapi TIDAK ADA DALAM QS.4:34 YANG MENYATAKAN BAHWA PEREMPUAN TIDAK WAJIB MENCARI NAFKAH... --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "SIR BATS" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > On 2/22/07, sriwening herpribadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Dear ukhti Chae yang berbahagia > > > > Pendapat saya itu didasarkan pada Q.S.4:34 " Kaum laki2 itu adl pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh telah melebihkan sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka ( laki2) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka..". > > > > Dalam satu keluarga ( not single parent ) yang berkewajiban memberi nafkah keluarga adalah suami sedangkan istri tidak mempunyai kewajiban memberi nafkah keluarga sekalipun istri tersebut juga bekerja dengan tujuan apapun baik untuk menafkahi diri sendiri, aktualisasi diri, ataupun mencari kekayaan diri dan istri tidak wajib meminta izin kepada suami ketika dia ingin menggunakan hartanya untuk tujuan apapun. > == > Pak Her, > Kalo HUKUM INI DI-MUTLAK-KAN, maka IMHO, ayat itu salah !! > Bila dibaca dengan cara lain, kepepimpinan berbanding lurus dengan penafkahan. > Nah apa yang akan terjadi bila ternyata (dan banyak sekali kenyataan) > istri lebih mampu menafkahi SUAMI, apakah status 'pemimpin' pindah ke > tangan istri ? > > > > -- > > ST SABRI > > > > No Anti Microsoft, No against Apple, Just a linux lover. > - 8:00? 8:25? 8:40? Find a flick in no time with theYahoo! Search movie showtime shortcut. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
Seperti pak HMNA arogansi machonya terbawa ke pemahaman agama. Mudah2an bisa adaptasi sama perkembangan jaman. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Awan Biru <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Jano Ko ini, Typical fundies, sudah dikasih tahu berapa kali disini, nggak etis menanyakan status pernikahan seseorang dimilis ini. Tapi nggak ngerti juga, maklum bisanya cuman segitu. > > Walau pernikahan ini sunnah, tapi ini urusan personal, nggak ada hubungannya dengan pendapat seseorang di milis. > > Jano Ko, ini tipikal pria nggak 'mampu' ( dalam hal "membahagiakan" istri urusan sex ). Makanya cuman bisa berkoar koar disini. Dia lupa kalau membahagaikan istri dalam urusan sex juga sunnah. > > Coba direnungkan, semalam "gagal" toh. > > Salam > > AB > Sorry, kalau nulis urusan pribadi seseorang, cuman kasih tahu ke Jano Ko, kalau tidak baik menulis urusan pribadi seseorang dimilis, seperti tidak "mampu"nya Janoko. He... dek jano Ko malu-maluin, pulang sana dan belajar yang giat, belajar urusan sex aja, biar bisa memenuhi sunnah. > > jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Pak Dana berkata : > > Sebenarnya urusan ini kan mudah penyelesaiannya. Rundingkan sesama > suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari nafkah apakah suami > rela mendukung? Kalau tidak ya cerai saja susah2 amat > > = > > Jano - ko > > Sebaiknya sebelum diskusi lebih lanjut sebaiknya chae itu ditanya dulu, chae itu sudah menikah belum ?, kalau Pak Dana, Pak Aly dan jano-ko itu kan sudah nikah semua jadi cukup memahami Hukum - hukum yang berkaitan dengan Pernikahan. > > > Ayo chae, you sudah menikah belum ? > > > Selamat nikah. > > > ooo0ooo- > > > > Dan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Sebenarnya urusan ini kan mudah penyelesaiannya. Rundingkan sesama > suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari nafkah apakah suami > rela mendukung? Kalau tidak ya cerai saja susah2 amat. Tapi kalau > rela ya kira2 bagaimana hubungan suami istri yg memenuhi kebutuhan > kedua pihak. Tentu perlu kompromi berlandaskan kedewasaan. Jangan > arogansi yg dipakai sebagai landasar mencari kompromi. Tidak akan ada > solusi. > > Arogansi laki2 dan arogansi agama sebenarnya sisi lain dari mata uang > yg sama. > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly > wrote: > > > > wah kasihan banget bu imas... semoga byk > > shodaqohnya... > > enak juga ya.. py istri kerja spt bu imas... lama2 > > bisa memimpin RT (rumah tangga)... > > > > kalau sy sbg suami di rumah nganggur, maka istri harus > > ikhlash byk shodaqoh. > > > > kalau sy sbg suami kerja kuli, maka istri harus > > ikhlash byk shodaqoh, apalagi py istri sekertaris wah > > gak nolak he3 cukup buat makan 3x sehari+biaya > > kost rumah. > > > > Alhamdulillah istri2 diindonesia emang baik hati... > > dan pekerja keras... semoga amal shodaqohnya berlipat. > > Mantep deh Mbak Chae! > > > > > > --- Chae wrote: > > > > > Pak Aly bilang :kecuali suami udzur spt sakit.. maka > > > istri memberikan > > > > rejekinya kepada suami/keluarga adalah shodaqoh. > > > > > > Jadi menurut Pak Aly boleh dong istri walau punya > > > uang karena kerja > > > bisa menelantarkan suami dan anak-anaknya dari sisi > > > materi...karena > > > yang namanya shodaqoh itu dilakukan berpahala tidak > > > dilakukan tidak > > > berdosa...betul kan?? > > > > > > Jadi seandainya ada istri yang bekerja, terus > > > suaminya sakit sampai > > > tidak bisa bekerja atau baru di PHK maka bagi si > > > istri prinsipnya > > > shodaqoh...ngasih makan suami dan anak berpahala > > > tidakpun tidak akan > > > menjadi dosabiar saja suami mampus karena sakit > > > ndak dikasih obat > > > dan anak-anak terlantar jadi gembel tetep DIA TIDAK > > > BERDOSA... > > > > > > Kalau begitu buat..Ibu Imas yang kerja di pabrik > > > dodol dgn penghasilan > > > Rp.600,000 sebulan enggak usah mikir dapur ngebul > > > apa kagak, anak-anak > > > sekolah apa kagak, biarlah itu urusan suami Bu Imas > > > yang kerja jadi > > > kuli bangunan musiman... > > > > > > Uang Bu Imas mah buat shopping kata Pak Aly juga, ke > > > salon, ke spa > > > biar Bu Imas jadi kenyes2 lagi...beli kosmetik, beli > > > parfum...setidaknya dgn duit 600,000 Bu Imas bisa > > > beli Baju sebulan > > > sekali, ke salon sebulan sekali, nonton bioskop > > > sebulan sekali, dan > > > jangan lupa beli seloppp sekalian.soal ada tidak > > > makanan di rumah > > > tercukupi PEDULI SETANTOH TIDAK BERDOSA > > > KA;))) > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly > > > wrote: > > > > > > > > akur.. > > > > dan kalau perempuan kerja sebaiknya jgn kasih duit > > > ke > > > > suami.. cukuplah shopping, ke acara2..., main > > > dengan > > > > anak2... > > > > kalau suami minta duit slm aja.. khan suami yang > > > > tanggung jawab.. atau ngutang ya.. nanti > > > > bayar...he3... > > > > kecuali suami udzur spt sakit.. maka istri > > > memberikan > > >
Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
Dear ukhti Chae. Sebelum menjawab pertanyaan ukhti Chae, saya akan menyampaikan perenungan saya terkait Q.S.4:34, yaitu : 1. " Kaum laki2 itu adl pemimpin bagi kaum wanita", Terhadap penggalan ayat ini dimana diletakkan diawal ayat maka saya berpendapat bahwa Alloh menetapkan kepemimpinan itu berada pada kaum laki2. 2. " Kaum laki2 itu adl pemimpin bagi kaum wanita..." - digabung dengan - "...oleh karena Alloh telah melebihkan sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang lain (wanita)...". Terhadap gabungan 2 penggalan ayat tersebut maka terlintas dalam benak saya bahwa ketika Alloh menetapkan laki2 sebagai pemimpin maka Alloh memberikan juga kelebihan2 dengan maksud agar laki2 bisa menjalankan fungsi kepemimpinannya dan penetapan ini mempunyai nuansa kemasyarakatan/kenegaraan. Atas dasar lintasan pikiran tersebut diatas maka saya berpendapat bahwa penetapan laki2 sebagai pemimpin itu bukan disebabkan adanya kelebihan yang diberikan Alloh kepada laki2...dengan kata lain penunjukkan kepemimpinan ini tidak ada kaitannya dengan kemampuan bahwa laki2 lebih mampu atas wanita. Oleh karena itu sangatlah bisa diterima dalam kasus2 tertentu wanitanya lah yang akan tampil sebagai pemimpin..( h pasti ukhti Chae/Mia/Ashia berkata " bravo untuk pak Her "pengin jadi R1 ni yeehehehe ) 3. " Kaum laki2 itu adl pemimpin bagi kaum wanita.. - digabung dengan - ..." dan karena mereka (laki2) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka...". Terhadap gabungan 2 penggalan ayat tersebut maka terlintas dalam benak saya bahwa ini bernuansa hubungan suami-istri dimana Alloh menetapkan laki2 (suami) sebagai pemimpin atas wanita (istri) dan Alloh menyertakan kewajiban terhadap laki2 (suami) memberi nafkah kepada wanita (istri). Dan Atas dasar lintasan pikiran tersebut diatas maka saya berpendapat bahwa penetapan laki2 (suami) sebagai pemimpin atas wanita (istri) dalam rumah tangga itu bukan disebabkan pemberian nafkah...dengan kata lain penetapan laki2 (suami) sebagai pemimpin atas wanita (istri) semata mata adl amanah Alloh dimana kepada laki2 sebagai pemimpin diberikan kewajiban menafkahi istri ( ini bentuk simbolis dari sejumlah tanggungjawab lainnya )...h tepatnya kewajiban menafkahi istri ini adl sebagai akibat dari pengangkatan laki2 sebagai pemimpin dan sebagai penerima harta warisan 2 bagian. Nah...sekarang waktunya menjawab ukhti Chae punya pertanyaan ===> wrote : Laki-laki adalah pemimpin bagi perempuan karena mereka telah menafkahn sebagian harta mereka. Pertanyaan saya cukup sederhana, jika laki-laki tidak mampu menjamin mereka untuk bisa menafkan harta mereka secara "cukup" dan "layak" bagi keluarganya. Apakah mereka masih tetap di daulat sebagai pemimpin bagi kaum perempuan?? Her : Status kepemimpinan suami atas istri tidak beralih terlebih suami masih bisa memberi nafkah walaupun sedikit, yang mungkin beralih adalah fungsi kepemimpinannya saja. ===> wrote : Kedua Dalam Qs.4:34 konteks melebihkan sebagian dari pada sebagian yang lain bersifat general/umum meliputi sebagian laki-laki lebih dari sebagian laki-laki lain dan sebagian perempuan lebih dari sebagian perempuan lain dan juga sebagian perempuan lebih daripada sebagian laki-laki lainartinya tidak ada penunjukan jenis kelamin mana yang dilebihkan dari pada jenis kelamin lainya. Anda setuju?? jika tidak berikan alasanya dan pada ayat2 didalam Qur'an mana yang menjadi rujukan anda?? Her : Tidak setuju!!, alasan dan ayatnya Q.S.4:34 ===>wrote: 1. Dalam konsep saling tolong-menolong ada konsep dimana kedua pihak ada dalam kesetaraan, kesamaan dan keseimbangan. dalam Ayat tsb pun ditunjukan suatu kewajiban baik bagi perempuan dan laki-laki untuk senantiasa saling tolong menolong. Sekarang pertanyaanya yang sering di ajukan oleh Mba Mia, bagaimana perempuan bisa menjadi penolong bagi laki-laki jika dia tidak bisa menjadi pihak yang independent/ Mandiri??Bagaimana perempuan bisa menolong laki-laki jika kenyataanya perempuan seringkali di nisbatkan sebagai pihak yang tergantung secara ekonomi terhadap laki-laki?? Justru dgn Qs.9:71 perempuan di sadarkan bahwa mereka mempunyai kewajiban dan hak yang sama dengan kaum laki-laki. Her : Islam, melalui penerapan Q.S.4:11 & 34 sangatlah jelas ingin menjadikan wanita benar2 mandiri dan tidak tergantung secara ekonomi kepada laki2. Pada awal postingan saya terdahulu tentang hukum waris saya menegaskan bahwa dibalik penerapan Q.S.4:11 & 34 ada 3 tujuan besar yang ingin dicapai yaitu 1. pengakuan atas hak kepemilikan wanita atas harta, 2. Keadilan dimana 2 + kewajiban menafkahi keluarga : 1 tanpa kewajiban apapun, 3. INDEPENDENSI WANITA. Menanggapi Q.S.9:71, menurut saya tidak ada kaitannya dengan masalah "siapa memimpin siapa" juga "siapa bergantung kepada siapa secara ekonomi ". Maksud tolong menolong antara laki2 & wanita dalam ayat ini adalah adanya kesamaa
Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
Jano Ko ini, Typical fundies, sudah dikasih tahu berapa kali disini, nggak etis menanyakan status pernikahan seseorang dimilis ini. Tapi nggak ngerti juga, maklum bisanya cuman segitu. Walau pernikahan ini sunnah, tapi ini urusan personal, nggak ada hubungannya dengan pendapat seseorang di milis. Jano Ko, ini tipikal pria nggak 'mampu' ( dalam hal "membahagiakan" istri urusan sex ). Makanya cuman bisa berkoar koar disini. Dia lupa kalau membahagaikan istri dalam urusan sex juga sunnah. Coba direnungkan, semalam "gagal" toh. Salam AB Sorry, kalau nulis urusan pribadi seseorang, cuman kasih tahu ke Jano Ko, kalau tidak baik menulis urusan pribadi seseorang dimilis, seperti tidak "mampu"nya Janoko. He... dek jano Ko malu-maluin, pulang sana dan belajar yang giat, belajar urusan sex aja, biar bisa memenuhi sunnah. jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Pak Dana berkata : Sebenarnya urusan ini kan mudah penyelesaiannya. Rundingkan sesama suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari nafkah apakah suami rela mendukung? Kalau tidak ya cerai saja susah2 amat = Jano - ko Sebaiknya sebelum diskusi lebih lanjut sebaiknya chae itu ditanya dulu, chae itu sudah menikah belum ?, kalau Pak Dana, Pak Aly dan jano-ko itu kan sudah nikah semua jadi cukup memahami Hukum - hukum yang berkaitan dengan Pernikahan. Ayo chae, you sudah menikah belum ? Selamat nikah. ooo0ooo- Dan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Sebenarnya urusan ini kan mudah penyelesaiannya. Rundingkan sesama suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari nafkah apakah suami rela mendukung? Kalau tidak ya cerai saja susah2 amat. Tapi kalau rela ya kira2 bagaimana hubungan suami istri yg memenuhi kebutuhan kedua pihak. Tentu perlu kompromi berlandaskan kedewasaan. Jangan arogansi yg dipakai sebagai landasar mencari kompromi. Tidak akan ada solusi. Arogansi laki2 dan arogansi agama sebenarnya sisi lain dari mata uang yg sama. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > wah kasihan banget bu imas... semoga byk > shodaqohnya... > enak juga ya.. py istri kerja spt bu imas... lama2 > bisa memimpin RT (rumah tangga)... > > kalau sy sbg suami di rumah nganggur, maka istri harus > ikhlash byk shodaqoh. > > kalau sy sbg suami kerja kuli, maka istri harus > ikhlash byk shodaqoh, apalagi py istri sekertaris wah > gak nolak he3 cukup buat makan 3x sehari+biaya > kost rumah. > > Alhamdulillah istri2 diindonesia emang baik hati... > dan pekerja keras... semoga amal shodaqohnya berlipat. > Mantep deh Mbak Chae! > > > --- Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Pak Aly bilang :kecuali suami udzur spt sakit.. maka > > istri memberikan > > > rejekinya kepada suami/keluarga adalah shodaqoh. > > > > Jadi menurut Pak Aly boleh dong istri walau punya > > uang karena kerja > > bisa menelantarkan suami dan anak-anaknya dari sisi > > materi...karena > > yang namanya shodaqoh itu dilakukan berpahala tidak > > dilakukan tidak > > berdosa...betul kan?? > > > > Jadi seandainya ada istri yang bekerja, terus > > suaminya sakit sampai > > tidak bisa bekerja atau baru di PHK maka bagi si > > istri prinsipnya > > shodaqoh...ngasih makan suami dan anak berpahala > > tidakpun tidak akan > > menjadi dosabiar saja suami mampus karena sakit > > ndak dikasih obat > > dan anak-anak terlantar jadi gembel tetep DIA TIDAK > > BERDOSA... > > > > Kalau begitu buat..Ibu Imas yang kerja di pabrik > > dodol dgn penghasilan > > Rp.600,000 sebulan enggak usah mikir dapur ngebul > > apa kagak, anak-anak > > sekolah apa kagak, biarlah itu urusan suami Bu Imas > > yang kerja jadi > > kuli bangunan musiman... > > > > Uang Bu Imas mah buat shopping kata Pak Aly juga, ke > > salon, ke spa > > biar Bu Imas jadi kenyes2 lagi...beli kosmetik, beli > > parfum...setidaknya dgn duit 600,000 Bu Imas bisa > > beli Baju sebulan > > sekali, ke salon sebulan sekali, nonton bioskop > > sebulan sekali, dan > > jangan lupa beli seloppp sekalian.soal ada tidak > > makanan di rumah > > tercukupi PEDULI SETANTOH TIDAK BERDOSA > > KA;))) > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly > > wrote: > > > > > > akur.. > > > dan kalau perempuan kerja sebaiknya jgn kasih duit > > ke > > > suami.. cukuplah shopping, ke acara2..., main > > dengan > > > anak2... > > > kalau suami minta duit slm aja.. khan suami yang > > > tanggung jawab.. atau ngutang ya.. nanti > > > bayar...he3... > > > kecuali suami udzur spt sakit.. maka istri > > memberikan > > > rejekinya kepada suami/keluarga adalah shodaqoh. > > > Enak khan jadi perempuan bekerja... > > > > > > Alhamdulillah sy tdk pernah minta doku ke istri, > > sdh > > > cukup 24 jam mengurus anak2 dan suami he3... > > > > > > slm, > > > --- Chae wrote: > > > > > > > Tambahan... > > > > > > > > Pak Her dalam Qs.4:34 hanya membicarakan > > > > syarat/alasan menjadi > > > > pemimpin, semisal laki-lak
[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
Saya setuju kalau dalam relasi suami istri harus ada kerjasama untuk mensejahterakan keluarga. Tapi yang menjadi ketimpangan adalah sejauh mana apresiasi diberikan secara seimbang/adil. didalam Qs.53:39 dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya,.. Artinya ada keseimbangan antara apa yang diusahakan dgn apresiasi yang diberikan. Jika suami memperoleh hak kepemimpinan karena usahanya menafkahan keluarga maka begitu pula dengan istri, bukankah ini sesuai dgn Qs.53:39. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "dinda ." <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > kenapa mesti ada sebutan 'suami' atau 'istri' kenapa mesti ada mereka, karena ada ikatan pernikahan yang didasari cinta (sebagian karna Allah sebagian krn 'I just love u deh'). > Dalam Islam laki-laki yang disebut suami memang punya kewajiban yang sangat besar, seperti nafkah, penjagaan/perlindungan agar istri/anak merasa nyaman dan aman. > tetapi kadang-kadang Allah ingin menguji suami atau istri tersebut, siapa diantara mereka yang paling bertakwa, maka dibuatlah si suami 'ga berdaya' dan istri 'penuh daya' > Jika si istri memang mencintai suaminya karena Allah tentu dia akan berbagi kedigdayaannya tersebut pada keluarga pertama sebelum berbagi dengan yang lainnya, dengan tujuan agar Allah meridainya dan mengampuni segala dosa yang telah diperbuatnya. > dan si suami yang tak berdaya itu tidak terlena atau memanjakan ketidakberdayaannya karna si istri berhati mulia namun tetap berusaha sebanyak yang is bisa. > Jika ada pahala karena shodakoh yang bisa diambil untuk kehidupan kelak diakhirat kenapa mesti disia-siakan dengan keabsahan dengan tiada berdosanya tidak bersodakoh, kalau betul lo. > Semoga Allah memaafkan segala kekhilafanku dimasa2 lalu. Amin > > > jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Pak Dana berkata : > > Sebenarnya urusan ini kan mudah penyelesaiannya. Rundingkan sesama > suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari nafkah apakah suami > rela mendukung? Kalau tidak ya cerai saja susah2 amat > > = > > Jano - ko > > Sebaiknya sebelum diskusi lebih lanjut sebaiknya chae itu ditanya dulu, chae itu sudah menikah belum ?, kalau Pak Dana, Pak Aly dan jano-ko itu kan sudah nikah semua jadi cukup memahami Hukum - hukum yang berkaitan dengan Pernikahan. > > > Ayo chae, you sudah menikah belum ? > > > Selamat nikah. > > > ooo0ooo- > > > > Dan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Sebenarnya urusan ini kan mudah penyelesaiannya. Rundingkan sesama > suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari nafkah apakah suami > rela mendukung? Kalau tidak ya cerai saja susah2 amat. Tapi kalau > rela ya kira2 bagaimana hubungan suami istri yg memenuhi kebutuhan > kedua pihak. Tentu perlu kompromi berlandaskan kedewasaan. Jangan > arogansi yg dipakai sebagai landasar mencari kompromi. Tidak akan ada > solusi. > > Arogansi laki2 dan arogansi agama sebenarnya sisi lain dari mata uang > yg sama. > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly > wrote: > > > > wah kasihan banget bu imas... semoga byk > > shodaqohnya... > > enak juga ya.. py istri kerja spt bu imas... lama2 > > bisa memimpin RT (rumah tangga)... > > > > kalau sy sbg suami di rumah nganggur, maka istri harus > > ikhlash byk shodaqoh. > > > > kalau sy sbg suami kerja kuli, maka istri harus > > ikhlash byk shodaqoh, apalagi py istri sekertaris wah > > gak nolak he3 cukup buat makan 3x sehari+biaya > > kost rumah. > > > > Alhamdulillah istri2 diindonesia emang baik hati... > > dan pekerja keras... semoga amal shodaqohnya berlipat. > > Mantep deh Mbak Chae! > > > > > > --- Chae wrote: > > > > > Pak Aly bilang :kecuali suami udzur spt sakit.. maka > > > istri memberikan > > > > rejekinya kepada suami/keluarga adalah shodaqoh. > > > > > > Jadi menurut Pak Aly boleh dong istri walau punya > > > uang karena kerja > > > bisa menelantarkan suami dan anak-anaknya dari sisi > > > materi...karena > > > yang namanya shodaqoh itu dilakukan berpahala tidak > > > dilakukan tidak > > > berdosa...betul kan?? > > > > > > Jadi seandainya ada istri yang bekerja, terus > > > suaminya sakit sampai > > > tidak bisa bekerja atau baru di PHK maka bagi si > > > istri prinsipnya > > > shodaqoh...ngasih makan suami dan anak berpahala > > > tidakpun tidak akan > > > menjadi dosabiar saja suami mampus karena sakit > > > ndak dikasih obat > > > dan anak-anak terlantar jadi gembel tetep DIA TIDAK > > > BERDOSA... > > > > > > Kalau begitu buat..Ibu Imas yang kerja di pabrik > > > dodol dgn penghasilan > > > Rp.600,000 sebulan enggak usah mikir dapur ngebul > > > apa kagak, anak-anak > > > sekolah apa kagak, biarlah itu urusan suami Bu Imas > > > yang kerja jadi > > > kuli bangunan musiman... > > > > > > Uang Bu Imas mah buat shopping kata Pak Aly juga, ke > > > salon, ke spa > > > biar Bu Imas jadi kenyes2 lagi...beli kosmetik, beli > > > parfum...setidaknya dgn duit 600,000 Bu Imas bisa
Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
Bu Dinda berkata : Jika si istri memang mencintai suaminya karena Allah tentu dia akan berbagi kedigdayaannya tersebut pada keluarga pertama sebelum berbagi dengan yang lainnya, dengan tujuan agar Allah meridainya dan mengampuni segala dosa yang telah diperbuatnya. dan si suami yang tak berdaya itu tidak terlena atau memanjakan ketidakberdayaannya karna si istri berhati mulia namun tetap berusaha sebanyak yang is bisa. Jano - ko : Wah hebat dan top tenan iki pendapatnya bu dinda. Salut - salut dech. Kemungkinan besar bu dinda ini sudah menikah jadi sudah tahu betapa indahnya pernikahan, kalau belum menikah pasti bu dinda ini punya filsafat yang tinggi. Seperti yang sering saya dengar bahwa suami-istri itu harus saling melengkapi, si suami adalah baju bagi istrinya begitu sebaliknya, asyik banget. Tujuan hidup manusia adalah untuk mencari ridha dan beribadah kepada Allah SWT, mentaati apa yang menjadi tugasnya didunia ini. Ngapain antara suami dan istri saling gontok-gontokan, garing banget dech. Kalau membaca firman Allah SWT seyogyanya membaca secara utuh, dalam satu hal memang pria adalah pemimpin bagi wanita, tapi dilain hal seorang lelaki itu harus tunduk dan mengayomi wanita sepanjang hayatnya yaitu kepada ibunya, ngono lhoadil th ? Nah, pertanyaannya, apakah ajaran yang indah dalam Islam tersebut juga terdapat dalam ajaran aliran materialisme dan individualisme dan feminisme ? Kalau memang ada, coba tunjukkan ada pada pasal dan ayat berapa ? :) Wassalam ---ooo--- "dinda ." <[EMAIL PROTECTED]> wrote: kenapa mesti ada sebutan 'suami' atau 'istri' kenapa mesti ada mereka, karena ada ikatan pernikahan yang didasari cinta (sebagian karna Allah sebagian krn 'I just love u deh'). Dalam Islam laki-laki yang disebut suami memang punya kewajiban yang sangat besar, seperti nafkah, penjagaan/perlindungan agar istri/anak merasa nyaman dan aman. tetapi kadang-kadang Allah ingin menguji suami atau istri tersebut, siapa diantara mereka yang paling bertakwa, maka dibuatlah si suami 'ga berdaya' dan istri 'penuh daya' Jika si istri memang mencintai suaminya karena Allah tentu dia akan berbagi kedigdayaannya tersebut pada keluarga pertama sebelum berbagi dengan yang lainnya, dengan tujuan agar Allah meridainya dan mengampuni segala dosa yang telah diperbuatnya. dan si suami yang tak berdaya itu tidak terlena atau memanjakan ketidakberdayaannya karna si istri berhati mulia namun tetap berusaha sebanyak yang is bisa. Jika ada pahala karena shodakoh yang bisa diambil untuk kehidupan kelak diakhirat kenapa mesti disia-siakan dengan keabsahan dengan tiada berdosanya tidak bersodakoh, kalau betul lo. Semoga Allah memaafkan segala kekhilafanku dimasa2 lalu. Amin jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Pak Dana berkata : Sebenarnya urusan ini kan mudah penyelesaiannya. Rundingkan sesama suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari nafkah apakah suami rela mendukung? Kalau tidak ya cerai saja susah2 amat = Jano - ko Sebaiknya sebelum diskusi lebih lanjut sebaiknya chae itu ditanya dulu, chae itu sudah menikah belum ?, kalau Pak Dana, Pak Aly dan jano-ko itu kan sudah nikah semua jadi cukup memahami Hukum - hukum yang berkaitan dengan Pernikahan. Ayo chae, you sudah menikah belum ? Selamat nikah. ooo0ooo- Dan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Sebenarnya urusan ini kan mudah penyelesaiannya. Rundingkan sesama suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari nafkah apakah suami rela mendukung? Kalau tidak ya cerai saja susah2 amat. Tapi kalau rela ya kira2 bagaimana hubungan suami istri yg memenuhi kebutuhan kedua pihak. Tentu perlu kompromi berlandaskan kedewasaan. Jangan arogansi yg dipakai sebagai landasar mencari kompromi. Tidak akan ada solusi. Arogansi laki2 dan arogansi agama sebenarnya sisi lain dari mata uang yg sama. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > wah kasihan banget bu imas... semoga byk > shodaqohnya... > enak juga ya.. py istri kerja spt bu imas... lama2 > bisa memimpin RT (rumah tangga)... > > kalau sy sbg suami di rumah nganggur, maka istri harus > ikhlash byk shodaqoh. > > kalau sy sbg suami kerja kuli, maka istri harus > ikhlash byk shodaqoh, apalagi py istri sekertaris wah > gak nolak he3 cukup buat makan 3x sehari+biaya > kost rumah. > > Alhamdulillah istri2 diindonesia emang baik hati... > dan pekerja keras... semoga amal shodaqohnya berlipat. > Mantep deh Mbak Chae! > > > --- Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Pak Aly bilang :kecuali suami udzur spt sakit.. maka > > istri memberikan > > > rejekinya kepada suami/keluarga adalah shodaqoh. >
Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
kenapa mesti ada sebutan 'suami' atau 'istri' kenapa mesti ada mereka, karena ada ikatan pernikahan yang didasari cinta (sebagian karna Allah sebagian krn 'I just love u deh'). Dalam Islam laki-laki yang disebut suami memang punya kewajiban yang sangat besar, seperti nafkah, penjagaan/perlindungan agar istri/anak merasa nyaman dan aman. tetapi kadang-kadang Allah ingin menguji suami atau istri tersebut, siapa diantara mereka yang paling bertakwa, maka dibuatlah si suami 'ga berdaya' dan istri 'penuh daya' Jika si istri memang mencintai suaminya karena Allah tentu dia akan berbagi kedigdayaannya tersebut pada keluarga pertama sebelum berbagi dengan yang lainnya, dengan tujuan agar Allah meridainya dan mengampuni segala dosa yang telah diperbuatnya. dan si suami yang tak berdaya itu tidak terlena atau memanjakan ketidakberdayaannya karna si istri berhati mulia namun tetap berusaha sebanyak yang is bisa. Jika ada pahala karena shodakoh yang bisa diambil untuk kehidupan kelak diakhirat kenapa mesti disia-siakan dengan keabsahan dengan tiada berdosanya tidak bersodakoh, kalau betul lo. Semoga Allah memaafkan segala kekhilafanku dimasa2 lalu. Amin jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Pak Dana berkata : Sebenarnya urusan ini kan mudah penyelesaiannya. Rundingkan sesama suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari nafkah apakah suami rela mendukung? Kalau tidak ya cerai saja susah2 amat = Jano - ko Sebaiknya sebelum diskusi lebih lanjut sebaiknya chae itu ditanya dulu, chae itu sudah menikah belum ?, kalau Pak Dana, Pak Aly dan jano-ko itu kan sudah nikah semua jadi cukup memahami Hukum - hukum yang berkaitan dengan Pernikahan. Ayo chae, you sudah menikah belum ? Selamat nikah. ooo0ooo- Dan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Sebenarnya urusan ini kan mudah penyelesaiannya. Rundingkan sesama suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari nafkah apakah suami rela mendukung? Kalau tidak ya cerai saja susah2 amat. Tapi kalau rela ya kira2 bagaimana hubungan suami istri yg memenuhi kebutuhan kedua pihak. Tentu perlu kompromi berlandaskan kedewasaan. Jangan arogansi yg dipakai sebagai landasar mencari kompromi. Tidak akan ada solusi. Arogansi laki2 dan arogansi agama sebenarnya sisi lain dari mata uang yg sama. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > wah kasihan banget bu imas... semoga byk > shodaqohnya... > enak juga ya.. py istri kerja spt bu imas... lama2 > bisa memimpin RT (rumah tangga)... > > kalau sy sbg suami di rumah nganggur, maka istri harus > ikhlash byk shodaqoh. > > kalau sy sbg suami kerja kuli, maka istri harus > ikhlash byk shodaqoh, apalagi py istri sekertaris wah > gak nolak he3 cukup buat makan 3x sehari+biaya > kost rumah. > > Alhamdulillah istri2 diindonesia emang baik hati... > dan pekerja keras... semoga amal shodaqohnya berlipat. > Mantep deh Mbak Chae! > > > --- Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Pak Aly bilang :kecuali suami udzur spt sakit.. maka > > istri memberikan > > > rejekinya kepada suami/keluarga adalah shodaqoh. > > > > Jadi menurut Pak Aly boleh dong istri walau punya > > uang karena kerja > > bisa menelantarkan suami dan anak-anaknya dari sisi > > materi...karena > > yang namanya shodaqoh itu dilakukan berpahala tidak > > dilakukan tidak > > berdosa...betul kan?? > > > > Jadi seandainya ada istri yang bekerja, terus > > suaminya sakit sampai > > tidak bisa bekerja atau baru di PHK maka bagi si > > istri prinsipnya > > shodaqoh...ngasih makan suami dan anak berpahala > > tidakpun tidak akan > > menjadi dosabiar saja suami mampus karena sakit > > ndak dikasih obat > > dan anak-anak terlantar jadi gembel tetep DIA TIDAK > > BERDOSA... > > > > Kalau begitu buat..Ibu Imas yang kerja di pabrik > > dodol dgn penghasilan > > Rp.600,000 sebulan enggak usah mikir dapur ngebul > > apa kagak, anak-anak > > sekolah apa kagak, biarlah itu urusan suami Bu Imas > > yang kerja jadi > > kuli bangunan musiman... > > > > Uang Bu Imas mah buat shopping kata Pak Aly juga, ke > > salon, ke spa > > biar Bu Imas jadi kenyes2 lagi...beli kosmetik, beli > > parfum...setidaknya dgn duit 600,000 Bu Imas bisa > > beli Baju sebulan > > sekali, ke salon sebulan sekali, nonton bioskop > > sebulan sekali, dan > > jangan lupa beli seloppp sekalian.soal ada tidak > > makanan di rumah > > tercukupi PEDULI SETANTOH TIDAK BERDOSA > > KA;))) > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly > > wrote: > > > > > > akur.. > > > dan kalau perempuan kerja sebaiknya jgn kasih duit > > ke > > > suami.. cukuplah shopping, ke acara2..., main > > dengan > > > anak2... > > > kalau suami minta duit slm aja.. khan suami yang > > > tanggung jawab.. atau ngutang ya.. nanti > > > bayar...he3... > > > kecuali suami udzur spt sakit.. maka istri > > memberikan > > > rejekinya kepada suami/keluarga adalah shodaqoh. > > > Enak khan jadi perempuan b
[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
Boleh dong Pak;), tapi kalau boleh saya tahu berdasarkan pemikiran apa sehingga jawaban yang anda berikan demikiankira-kira apa berdasarkan nickname, isi postingan, cara menyampaikan atau feeling aja???:)) Saya sedikit penasaran mengapa masalah status menikah atau tidak begitu diperhatikan oleh orang yang karakter seperti Pak Janoko:)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Chae : Ay tebakkk Pak Jano-ko...? > > sy boleh nebak gak mbak chae..? emang susah perempuan > sekarang sdh menikah atau belum hampir sama dengan > laki2... > > Belum ya..?? > nanti Mas Janoko membantu mencarikannya he3 > sekretaris, sholehah spt mbak chae byk yg mau... > maaf kalau salah. he3... > > have a nice day.. > > --- Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Ay tebakkk Pak Jano-kosaya ini sudah menikah > > apa belum??? Pak > > Jano-ko sendiri sudah gosok gigi apa belum??? sudah > > mandi apa belum??? > > ingat loh Pak Kebersihan itu sebagian daripada > > Iman...Y kita > > mengaji lagi betapa indahnya Islam;)) > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko > > wrote: > > > > > > > > > Pak Dana berkata : > > > > > > Sebenarnya urusan ini kan mudah penyelesaiannya. > > Rundingkan sesama > > > suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari > > nafkah apakah suami > > > rela mendukung? Kalau tidak ya cerai saja susah2 > > amat > > > > > > > > > = > > > > > > Jano - ko > > > > > > Sebaiknya sebelum diskusi lebih lanjut sebaiknya > > chae itu ditanya > > dulu, chae itu sudah menikah belum ?, kalau Pak > > Dana, Pak Aly dan > > jano-ko itu kan sudah nikah semua jadi cukup > > memahami Hukum - hukum > > yang berkaitan dengan Pernikahan. > > > > > > > > > Ayo chae, you sudah menikah belum ? > > > > > > > > > Selamat nikah. > > > > > > > > > ooo0ooo- > > > > > > > > > > > > Dan wrote: > > > Sebenarnya urusan ini kan mudah > > penyelesaiannya. > > Rundingkan sesama > > > suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari > > nafkah apakah suami > > > rela mendukung? Kalau tidak ya cerai saja susah2 > > amat. Tapi kalau > > > rela ya kira2 bagaimana hubungan suami istri yg > > memenuhi kebutuhan > > > kedua pihak. Tentu perlu kompromi berlandaskan > > kedewasaan. Jangan > > > arogansi yg dipakai sebagai landasar mencari > > kompromi. Tidak akan ada > > > solusi. > > > > > > Arogansi laki2 dan arogansi agama sebenarnya sisi > > lain dari mata uang > > > yg sama. > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad > > Aly > > > wrote: > > > > > > > > wah kasihan banget bu imas... semoga byk > > > > shodaqohnya... > > > > enak juga ya.. py istri kerja spt bu imas... > > lama2 > > > > bisa memimpin RT (rumah tangga)... > > > > > > > > kalau sy sbg suami di rumah nganggur, maka istri > > harus > > > > ikhlash byk shodaqoh. > > > > > > > > kalau sy sbg suami kerja kuli, maka istri harus > > > > ikhlash byk shodaqoh, apalagi py istri > > sekertaris wah > > > > gak nolak he3 cukup buat makan 3x > > sehari+biaya > > > > kost rumah. > > > > > > > > Alhamdulillah istri2 diindonesia emang baik > > hati... > > > > dan pekerja keras... semoga amal shodaqohnya > > berlipat. > > > > Mantep deh Mbak Chae! > > > > > > > > > > > > --- Chae wrote: > > > > > > > > > Pak Aly bilang :kecuali suami udzur spt > > sakit.. maka > > > > > istri memberikan > > > > > > rejekinya kepada suami/keluarga adalah > > shodaqoh. > > > > > > > > > > Jadi menurut Pak Aly boleh dong istri walau > > punya > > > > > uang karena kerja > > > > > bisa menelantarkan suami dan anak-anaknya dari > > sisi > > > > > materi...karena > > > > > yang namanya shodaqoh itu dilakukan berpahala > > tidak > > > > > dilakukan tidak > > > > > berdosa...betul kan?? > > > > > > > > > > Jadi seandainya ada istri yang bekerja, terus > > > > > suaminya sakit sampai > > > > > tidak bisa bekerja atau baru di PHK maka bagi > > si > > > > > istri prinsipnya > > > > > shodaqoh...ngasih makan suami dan anak > > berpahala > > > > > tidakpun tidak akan > > > > > menjadi dosabiar saja suami mampus karena > > sakit > > > > > ndak dikasih obat > > > > > dan anak-anak terlantar jadi gembel tetep DIA > > TIDAK > > > > > BERDOSA... > > > > > > > > > > Kalau begitu buat..Ibu Imas yang kerja di > > pabrik > > > > > dodol dgn penghasilan > > > > > Rp.600,000 sebulan enggak usah mikir dapur > > ngebul > > > > > apa kagak, anak-anak > > > > > sekolah apa kagak, biarlah itu urusan suami Bu > > Imas > > > > > yang kerja jadi > > > > > kuli bangunan musiman... > > > > > > > > > > Uang Bu Imas mah buat shopping kata Pak Aly > > juga, ke > > > > > salon, ke spa > > > > > biar Bu Imas jadi kenyes2 lagi...beli > > kosmetik, beli > > > > > parfum...setidaknya dgn duit 600,000 Bu Imas > > bisa > > > > > beli Baju sebulan > > > > > sekali, ke salon sebulan sekali, nonton > > bioskop > > > > > s
Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
Chae : Ay tebakkk Pak Jano-ko...? sy boleh nebak gak mbak chae..? emang susah perempuan sekarang sdh menikah atau belum hampir sama dengan laki2... Belum ya..?? nanti Mas Janoko membantu mencarikannya he3 sekretaris, sholehah spt mbak chae byk yg mau... maaf kalau salah. he3... have a nice day.. --- Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Ay tebakkk Pak Jano-kosaya ini sudah menikah > apa belum??? Pak > Jano-ko sendiri sudah gosok gigi apa belum??? sudah > mandi apa belum??? > ingat loh Pak Kebersihan itu sebagian daripada > Iman...Y kita > mengaji lagi betapa indahnya Islam;)) > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko > <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > > > Pak Dana berkata : > > > > Sebenarnya urusan ini kan mudah penyelesaiannya. > Rundingkan sesama > > suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari > nafkah apakah suami > > rela mendukung? Kalau tidak ya cerai saja susah2 > amat > > > > > > = > > > > Jano - ko > > > > Sebaiknya sebelum diskusi lebih lanjut sebaiknya > chae itu ditanya > dulu, chae itu sudah menikah belum ?, kalau Pak > Dana, Pak Aly dan > jano-ko itu kan sudah nikah semua jadi cukup > memahami Hukum - hukum > yang berkaitan dengan Pernikahan. > > > > > > Ayo chae, you sudah menikah belum ? > > > > > > Selamat nikah. > > > > > > ooo0ooo- > > > > > > > > Dan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Sebenarnya urusan ini kan mudah > penyelesaiannya. > Rundingkan sesama > > suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari > nafkah apakah suami > > rela mendukung? Kalau tidak ya cerai saja susah2 > amat. Tapi kalau > > rela ya kira2 bagaimana hubungan suami istri yg > memenuhi kebutuhan > > kedua pihak. Tentu perlu kompromi berlandaskan > kedewasaan. Jangan > > arogansi yg dipakai sebagai landasar mencari > kompromi. Tidak akan ada > > solusi. > > > > Arogansi laki2 dan arogansi agama sebenarnya sisi > lain dari mata uang > > yg sama. > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad > Aly > > wrote: > > > > > > wah kasihan banget bu imas... semoga byk > > > shodaqohnya... > > > enak juga ya.. py istri kerja spt bu imas... > lama2 > > > bisa memimpin RT (rumah tangga)... > > > > > > kalau sy sbg suami di rumah nganggur, maka istri > harus > > > ikhlash byk shodaqoh. > > > > > > kalau sy sbg suami kerja kuli, maka istri harus > > > ikhlash byk shodaqoh, apalagi py istri > sekertaris wah > > > gak nolak he3 cukup buat makan 3x > sehari+biaya > > > kost rumah. > > > > > > Alhamdulillah istri2 diindonesia emang baik > hati... > > > dan pekerja keras... semoga amal shodaqohnya > berlipat. > > > Mantep deh Mbak Chae! > > > > > > > > > --- Chae wrote: > > > > > > > Pak Aly bilang :kecuali suami udzur spt > sakit.. maka > > > > istri memberikan > > > > > rejekinya kepada suami/keluarga adalah > shodaqoh. > > > > > > > > Jadi menurut Pak Aly boleh dong istri walau > punya > > > > uang karena kerja > > > > bisa menelantarkan suami dan anak-anaknya dari > sisi > > > > materi...karena > > > > yang namanya shodaqoh itu dilakukan berpahala > tidak > > > > dilakukan tidak > > > > berdosa...betul kan?? > > > > > > > > Jadi seandainya ada istri yang bekerja, terus > > > > suaminya sakit sampai > > > > tidak bisa bekerja atau baru di PHK maka bagi > si > > > > istri prinsipnya > > > > shodaqoh...ngasih makan suami dan anak > berpahala > > > > tidakpun tidak akan > > > > menjadi dosabiar saja suami mampus karena > sakit > > > > ndak dikasih obat > > > > dan anak-anak terlantar jadi gembel tetep DIA > TIDAK > > > > BERDOSA... > > > > > > > > Kalau begitu buat..Ibu Imas yang kerja di > pabrik > > > > dodol dgn penghasilan > > > > Rp.600,000 sebulan enggak usah mikir dapur > ngebul > > > > apa kagak, anak-anak > > > > sekolah apa kagak, biarlah itu urusan suami Bu > Imas > > > > yang kerja jadi > > > > kuli bangunan musiman... > > > > > > > > Uang Bu Imas mah buat shopping kata Pak Aly > juga, ke > > > > salon, ke spa > > > > biar Bu Imas jadi kenyes2 lagi...beli > kosmetik, beli > > > > parfum...setidaknya dgn duit 600,000 Bu Imas > bisa > > > > beli Baju sebulan > > > > sekali, ke salon sebulan sekali, nonton > bioskop > > > > sebulan sekali, dan > > > > jangan lupa beli seloppp sekalian.soal ada > tidak > > > > makanan di rumah > > > > tercukupi PEDULI SETANTOH TIDAK > BERDOSA > > > > KA;))) > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, > Muhammad Aly > > > > wrote: > > > > > > > > > > akur.. > > > > > dan kalau perempuan kerja sebaiknya jgn > kasih duit > > > > ke > > > > > suami.. cukuplah shopping, ke acara2..., > main > > > > dengan > > > > > anak2... > > > > > kalau suami minta duit slm aja.. khan suami > yang > > > > > tanggung jawab.. atau ngutang ya.. nanti > > > > > bayar...he3... > > > > > kecuali suami udzur spt sakit.. maka istri > > > > memberikan > > > > > rejekinya kepada suami/keluarga adalah
[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
Ay tebakkk Pak Jano-kosaya ini sudah menikah apa belum??? Pak Jano-ko sendiri sudah gosok gigi apa belum??? sudah mandi apa belum??? ingat loh Pak Kebersihan itu sebagian daripada Iman...Y kita mengaji lagi betapa indahnya Islam;)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Pak Dana berkata : > > Sebenarnya urusan ini kan mudah penyelesaiannya. Rundingkan sesama > suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari nafkah apakah suami > rela mendukung? Kalau tidak ya cerai saja susah2 amat > > > = > > Jano - ko > > Sebaiknya sebelum diskusi lebih lanjut sebaiknya chae itu ditanya dulu, chae itu sudah menikah belum ?, kalau Pak Dana, Pak Aly dan jano-ko itu kan sudah nikah semua jadi cukup memahami Hukum - hukum yang berkaitan dengan Pernikahan. > > > Ayo chae, you sudah menikah belum ? > > > Selamat nikah. > > > ooo0ooo- > > > > Dan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Sebenarnya urusan ini kan mudah penyelesaiannya. Rundingkan sesama > suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari nafkah apakah suami > rela mendukung? Kalau tidak ya cerai saja susah2 amat. Tapi kalau > rela ya kira2 bagaimana hubungan suami istri yg memenuhi kebutuhan > kedua pihak. Tentu perlu kompromi berlandaskan kedewasaan. Jangan > arogansi yg dipakai sebagai landasar mencari kompromi. Tidak akan ada > solusi. > > Arogansi laki2 dan arogansi agama sebenarnya sisi lain dari mata uang > yg sama. > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly > wrote: > > > > wah kasihan banget bu imas... semoga byk > > shodaqohnya... > > enak juga ya.. py istri kerja spt bu imas... lama2 > > bisa memimpin RT (rumah tangga)... > > > > kalau sy sbg suami di rumah nganggur, maka istri harus > > ikhlash byk shodaqoh. > > > > kalau sy sbg suami kerja kuli, maka istri harus > > ikhlash byk shodaqoh, apalagi py istri sekertaris wah > > gak nolak he3 cukup buat makan 3x sehari+biaya > > kost rumah. > > > > Alhamdulillah istri2 diindonesia emang baik hati... > > dan pekerja keras... semoga amal shodaqohnya berlipat. > > Mantep deh Mbak Chae! > > > > > > --- Chae wrote: > > > > > Pak Aly bilang :kecuali suami udzur spt sakit.. maka > > > istri memberikan > > > > rejekinya kepada suami/keluarga adalah shodaqoh. > > > > > > Jadi menurut Pak Aly boleh dong istri walau punya > > > uang karena kerja > > > bisa menelantarkan suami dan anak-anaknya dari sisi > > > materi...karena > > > yang namanya shodaqoh itu dilakukan berpahala tidak > > > dilakukan tidak > > > berdosa...betul kan?? > > > > > > Jadi seandainya ada istri yang bekerja, terus > > > suaminya sakit sampai > > > tidak bisa bekerja atau baru di PHK maka bagi si > > > istri prinsipnya > > > shodaqoh...ngasih makan suami dan anak berpahala > > > tidakpun tidak akan > > > menjadi dosabiar saja suami mampus karena sakit > > > ndak dikasih obat > > > dan anak-anak terlantar jadi gembel tetep DIA TIDAK > > > BERDOSA... > > > > > > Kalau begitu buat..Ibu Imas yang kerja di pabrik > > > dodol dgn penghasilan > > > Rp.600,000 sebulan enggak usah mikir dapur ngebul > > > apa kagak, anak-anak > > > sekolah apa kagak, biarlah itu urusan suami Bu Imas > > > yang kerja jadi > > > kuli bangunan musiman... > > > > > > Uang Bu Imas mah buat shopping kata Pak Aly juga, ke > > > salon, ke spa > > > biar Bu Imas jadi kenyes2 lagi...beli kosmetik, beli > > > parfum...setidaknya dgn duit 600,000 Bu Imas bisa > > > beli Baju sebulan > > > sekali, ke salon sebulan sekali, nonton bioskop > > > sebulan sekali, dan > > > jangan lupa beli seloppp sekalian.soal ada tidak > > > makanan di rumah > > > tercukupi PEDULI SETANTOH TIDAK BERDOSA > > > KA;))) > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly > > > wrote: > > > > > > > > akur.. > > > > dan kalau perempuan kerja sebaiknya jgn kasih duit > > > ke > > > > suami.. cukuplah shopping, ke acara2..., main > > > dengan > > > > anak2... > > > > kalau suami minta duit slm aja.. khan suami yang > > > > tanggung jawab.. atau ngutang ya.. nanti > > > > bayar...he3... > > > > kecuali suami udzur spt sakit.. maka istri > > > memberikan > > > > rejekinya kepada suami/keluarga adalah shodaqoh. > > > > Enak khan jadi perempuan bekerja... > > > > > > > > Alhamdulillah sy tdk pernah minta doku ke istri, > > > sdh > > > > cukup 24 jam mengurus anak2 dan suami he3... > > > > > > > > slm, > > > > --- Chae wrote: > > > > > > > > > Tambahan... > > > > > > > > > > Pak Her dalam Qs.4:34 hanya membicarakan > > > > > syarat/alasan menjadi > > > > > pemimpin, semisal laki-laki menjadi pemimpin > > > bagi > > > > > premuan karena > > > > > menafkahi tapi TIDAK ADA DALAM QS.4:34 YANG > > > > > MENYATAKAN BAHWA PEREMPUAN > > > > > TIDAK WAJIB MENCARI NAFKAH... > > > > > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "SIR > > > BATS" > > > > > wrote: > > > > > > > > > > >
[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
Akur Pak, Kasihan amat Bu Imas kalau cuman ngurusin ibadah yang cuman bersifat sunah (shodaqoh) saja, maka lebih baik kalau Bu Imas ini fokus dulu terhadap ibadah yang wajib bagi dirinya. Misalnya saja sebagai istri Bu Imas berkewajiban untuk bisa menyenangkan suaminya dengan berpenampilan ok jadi bagi Bu Imas menghabiskan uang ke salon kecantikan dan membeli baju2 bagus ditambah parfum adalah wajib karena ini untuk menyebangkan suaminya...dengan begitu pahala surga sudah ditangan...daripada Bu Imas shodaqah buat keluarga dengan memberikan penghasilan untuk keperluan pokok keluarga...toch itu semua merupakan kewajiban suami yang tidak bisa diganggu gugat iay toch??;) Lagi pula jika Bu Imas banyak shodaqoh artinya Bu Imas enggak sayang suami karena telah menjerumuskan suami ke dalam dosa yang berakibat neraka bag suaminya, dgn adanya shodaqoh dari Bu Imas mengurangi jatah amalan wajib bagi suaminya sebagai pencari nafkah. Untuk itu saya setuju sekali jika Bu Imas mulai memikirkan bagaimana menghabiskan uang bulananya yang dihasilan dari keringatnya senditi untuk tujuan ibadah wajib dan bukan untuk ibadah sunah model shodaqoh begituan.karena ibadah yang begitu hanya akan melalaikan Bu Imas dari ibadah wajib dan ini bisa berakibat Bu Imas menjadi penghuni neraka karena tidak menjadi istri yang sholehah. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > wah kasihan banget bu imas... semoga byk > shodaqohnya... > enak juga ya.. py istri kerja spt bu imas... lama2 > bisa memimpin RT (rumah tangga)... > > kalau sy sbg suami di rumah nganggur, maka istri harus > ikhlash byk shodaqoh. > > kalau sy sbg suami kerja kuli, maka istri harus > ikhlash byk shodaqoh, apalagi py istri sekertaris wah > gak nolak he3 cukup buat makan 3x sehari+biaya > kost rumah. > > Alhamdulillah istri2 diindonesia emang baik hati... > dan pekerja keras... semoga amal shodaqohnya berlipat. > Mantep deh Mbak Chae! > > > --- Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Pak Aly bilang :kecuali suami udzur spt sakit.. maka > > istri memberikan > > > rejekinya kepada suami/keluarga adalah shodaqoh. > > > > Jadi menurut Pak Aly boleh dong istri walau punya > > uang karena kerja > > bisa menelantarkan suami dan anak-anaknya dari sisi > > materi...karena > > yang namanya shodaqoh itu dilakukan berpahala tidak > > dilakukan tidak > > berdosa...betul kan?? > > > > Jadi seandainya ada istri yang bekerja, terus > > suaminya sakit sampai > > tidak bisa bekerja atau baru di PHK maka bagi si > > istri prinsipnya > > shodaqoh...ngasih makan suami dan anak berpahala > > tidakpun tidak akan > > menjadi dosabiar saja suami mampus karena sakit > > ndak dikasih obat > > dan anak-anak terlantar jadi gembel tetep DIA TIDAK > > BERDOSA... > > > > Kalau begitu buat..Ibu Imas yang kerja di pabrik > > dodol dgn penghasilan > > Rp.600,000 sebulan enggak usah mikir dapur ngebul > > apa kagak, anak-anak > > sekolah apa kagak, biarlah itu urusan suami Bu Imas > > yang kerja jadi > > kuli bangunan musiman... > > > > Uang Bu Imas mah buat shopping kata Pak Aly juga, ke > > salon, ke spa > > biar Bu Imas jadi kenyes2 lagi...beli kosmetik, beli > > parfum...setidaknya dgn duit 600,000 Bu Imas bisa > > beli Baju sebulan > > sekali, ke salon sebulan sekali, nonton bioskop > > sebulan sekali, dan > > jangan lupa beli seloppp sekalian.soal ada tidak > > makanan di rumah > > tercukupi PEDULI SETANTOH TIDAK BERDOSA > > KA;))) > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly > > wrote: > > > > > > akur.. > > > dan kalau perempuan kerja sebaiknya jgn kasih duit > > ke > > > suami.. cukuplah shopping, ke acara2..., main > > dengan > > > anak2... > > > kalau suami minta duit slm aja.. khan suami yang > > > tanggung jawab.. atau ngutang ya.. nanti > > > bayar...he3... > > > kecuali suami udzur spt sakit.. maka istri > > memberikan > > > rejekinya kepada suami/keluarga adalah shodaqoh. > > > Enak khan jadi perempuan bekerja... > > > > > > Alhamdulillah sy tdk pernah minta doku ke istri, > > sdh > > > cukup 24 jam mengurus anak2 dan suami he3... > > > > > > slm, > > > --- Chae wrote: > > > > > > > Tambahan... > > > > > > > > Pak Her dalam Qs.4:34 hanya membicarakan > > > > syarat/alasan menjadi > > > > pemimpin, semisal laki-laki menjadi pemimpin > > bagi > > > > premuan karena > > > > menafkahi tapi TIDAK ADA DALAM QS.4:34 YANG > > > > MENYATAKAN BAHWA PEREMPUAN > > > > TIDAK WAJIB MENCARI NAFKAH... > > > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "SIR > > BATS" > > > > wrote: > > > > > > > > > > On 2/22/07, sriwening herpribadi > > > > wrote: > > > > > > Dear ukhti Chae yang berbahagia > > > > > > > > > > > >Pendapat saya itu didasarkan pada > > Q.S.4:34 " > > > > Kaum laki2 itu adl > > > > pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh > > telah > > > > melebihkan > > > > sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang > > lain > > > > (wanita), dan > > > > karena mereka ( la
Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
Pak Dana berkata : Sebenarnya urusan ini kan mudah penyelesaiannya. Rundingkan sesama suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari nafkah apakah suami rela mendukung? Kalau tidak ya cerai saja susah2 amat = Jano - ko Sebaiknya sebelum diskusi lebih lanjut sebaiknya chae itu ditanya dulu, chae itu sudah menikah belum ?, kalau Pak Dana, Pak Aly dan jano-ko itu kan sudah nikah semua jadi cukup memahami Hukum - hukum yang berkaitan dengan Pernikahan. Ayo chae, you sudah menikah belum ? Selamat nikah. ooo0ooo- Dan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Sebenarnya urusan ini kan mudah penyelesaiannya. Rundingkan sesama suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari nafkah apakah suami rela mendukung? Kalau tidak ya cerai saja susah2 amat. Tapi kalau rela ya kira2 bagaimana hubungan suami istri yg memenuhi kebutuhan kedua pihak. Tentu perlu kompromi berlandaskan kedewasaan. Jangan arogansi yg dipakai sebagai landasar mencari kompromi. Tidak akan ada solusi. Arogansi laki2 dan arogansi agama sebenarnya sisi lain dari mata uang yg sama. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > wah kasihan banget bu imas... semoga byk > shodaqohnya... > enak juga ya.. py istri kerja spt bu imas... lama2 > bisa memimpin RT (rumah tangga)... > > kalau sy sbg suami di rumah nganggur, maka istri harus > ikhlash byk shodaqoh. > > kalau sy sbg suami kerja kuli, maka istri harus > ikhlash byk shodaqoh, apalagi py istri sekertaris wah > gak nolak he3 cukup buat makan 3x sehari+biaya > kost rumah. > > Alhamdulillah istri2 diindonesia emang baik hati... > dan pekerja keras... semoga amal shodaqohnya berlipat. > Mantep deh Mbak Chae! > > > --- Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Pak Aly bilang :kecuali suami udzur spt sakit.. maka > > istri memberikan > > > rejekinya kepada suami/keluarga adalah shodaqoh. > > > > Jadi menurut Pak Aly boleh dong istri walau punya > > uang karena kerja > > bisa menelantarkan suami dan anak-anaknya dari sisi > > materi...karena > > yang namanya shodaqoh itu dilakukan berpahala tidak > > dilakukan tidak > > berdosa...betul kan?? > > > > Jadi seandainya ada istri yang bekerja, terus > > suaminya sakit sampai > > tidak bisa bekerja atau baru di PHK maka bagi si > > istri prinsipnya > > shodaqoh...ngasih makan suami dan anak berpahala > > tidakpun tidak akan > > menjadi dosabiar saja suami mampus karena sakit > > ndak dikasih obat > > dan anak-anak terlantar jadi gembel tetep DIA TIDAK > > BERDOSA... > > > > Kalau begitu buat..Ibu Imas yang kerja di pabrik > > dodol dgn penghasilan > > Rp.600,000 sebulan enggak usah mikir dapur ngebul > > apa kagak, anak-anak > > sekolah apa kagak, biarlah itu urusan suami Bu Imas > > yang kerja jadi > > kuli bangunan musiman... > > > > Uang Bu Imas mah buat shopping kata Pak Aly juga, ke > > salon, ke spa > > biar Bu Imas jadi kenyes2 lagi...beli kosmetik, beli > > parfum...setidaknya dgn duit 600,000 Bu Imas bisa > > beli Baju sebulan > > sekali, ke salon sebulan sekali, nonton bioskop > > sebulan sekali, dan > > jangan lupa beli seloppp sekalian.soal ada tidak > > makanan di rumah > > tercukupi PEDULI SETANTOH TIDAK BERDOSA > > KA;))) > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly > > wrote: > > > > > > akur.. > > > dan kalau perempuan kerja sebaiknya jgn kasih duit > > ke > > > suami.. cukuplah shopping, ke acara2..., main > > dengan > > > anak2... > > > kalau suami minta duit slm aja.. khan suami yang > > > tanggung jawab.. atau ngutang ya.. nanti > > > bayar...he3... > > > kecuali suami udzur spt sakit.. maka istri > > memberikan > > > rejekinya kepada suami/keluarga adalah shodaqoh. > > > Enak khan jadi perempuan bekerja... > > > > > > Alhamdulillah sy tdk pernah minta doku ke istri, > > sdh > > > cukup 24 jam mengurus anak2 dan suami he3... > > > > > > slm, > > > --- Chae wrote: > > > > > > > Tambahan... > > > > > > > > Pak Her dalam Qs.4:34 hanya membicarakan > > > > syarat/alasan menjadi > > > > pemimpin, semisal laki-laki menjadi pemimpin > > bagi > > > > premuan karena > > > > menafkahi tapi TIDAK ADA DALAM QS.4:34 YANG > > > > MENYATAKAN BAHWA PEREMPUAN > > > > TIDAK WAJIB MENCARI NAFKAH... > > > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "SIR > > BATS" > > > > wrote: > > > > > > > > > > On 2/22/07, sriwening herpribadi > > > > wrote: > > > > > > Dear ukhti Chae yang berbahagia > > > > > > > > > > > > Pendapat saya itu didasarkan pada > > Q.S.4:34 " > > > > Kaum laki2 itu adl > > > > pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh > > telah > > > > melebihkan > > > > sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang > > lain > > > > (wanita), dan > > > > karena mereka ( laki2) telah menafkahkan > > sebagian > > > > dari harta > > > > mereka..". > > > > > > > > > > > > Dalam satu keluarga ( not single parent ) > > > > yang berkewajiba
[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
Mengapa pemahaman dan penafsiran dalam Islam itu selalu bertendensi menomorduakan perempuan? Saya kira ini pertanyaan yg gamblang dan langsung tepat sasar. Rasa keadilan sudah berubah sehingga perempuan tidak mau dinomorduakan baik dalam status maupun dalam kesempatan. Mengapa Islam sukar mengakomodasi aspirasi perempuan moderen ini padahal tidak ada dalam Al-Qur'an perintah untuk menomorduakan perempuan kecuali dalam hadits. Pertanyaan mengarah menjadi: apakah memang hadits itu adalah perintah Allah? Kalau bukan mengapa koq dipertahankan mati2an seolah2 hadits itu kalimatuLlah? Apakah hadits tidak lain semacam wejangan jaman kuno yg cuma relevan pada masanya? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Chae berkata = > > Jika perempuan bertindak/bertanggu ng jawab sebagai pencari nafkah, > kenapa dia tidak mendapatkan HAK nya untuk menjadi seorang pemimpin > dalam rumah tangganya?? setidaknya ada SISTEM MITRA KESEJAJARAN ANTARA > SUAMI-ISTRI karena seperti yang di sebutkan dalam Qs.53:39.."dan > bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah > diusahakannya. ..." > > = > > Jano - ko : > > Nah makanya kemarin dulu jano-ko beratnya kepada chae, chae itu menggunakan prinsip Islam atau menggunakan prinsip diluar Islam, coba dong chae menjawab pertanyaan jano - ko tersebut. > > O hiya, sebelum berbicara lebih jauh sebaiknya kita saling memperkenalkan diri dahulu agama kita masing-masing begitu, supaya tidak terjadi "bis saling mendahului bis" alias sesama bis dilarang saling mendahului. > > Chae sudah menikah belum ? > > > Selamat sore > > >---ooo0ooo--- > > > > Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Saya pikir juga demikian Pak Dana, ini sesuai dengan apa yang ada > didalam Nash itu sendiri. Didalam Qs.53:39.."dan bahwasanya seorang > manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, > > Jika perempuan bertindak/bertanggung jawab sebagai pencari nafkah, > kenapa dia tidak mendapatkan HAK nya untuk menjadi seorang pemimpin > dalam rumah tangganya?? setidaknya ada SISTEM MITRA KESEJAJARAN ANTARA > SUAMI-ISTRI karena seperti yang di sebutkan dalam Qs.53:39.."dan > bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah > diusahakannya" > > BEGITU JUGA DALAM BENTUK HUKUM WARISbenar kan Mba Lina...Pak Her??;)) > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Dan" wrote: > > > > Apa yg tercantum di Al-Qur'an itu kelihatannya pengertiannya bersyarat > > artinya benar jika laki2 itu yg menafkahi keluarga dan dalam konteks > > keluarga yg dinafkahi oleh laki2. Tapi jika laki2 tidak menafkahi > > keluarga maka berarti tidak otomatis dia itu pemimpin atas perempuan. > > > > Dan bagaimana dg perempuan yg menafkahi keluarga termasuk suaminya? > > Kondisi terakhir ini tampaknya tidak lazim di abad ke 7 tetapi lazim > > di abad ke 21. Perempuan yg demikian adalah pemimpin dan berhak atas > > perlakuan thdnya sebagai pemimpin. Adil kan? > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Wikan Danar Sunindyo" > > wrote: > > > > > > mau nanya soal QS 4:34 itu > > > " Kaum laki2 itu adl pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh > > > telah melebihkan sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang lain > > > (wanita), dan karena mereka ( laki2) telah menafkahkan sebagian dari > > > harta mereka..". > > > > > > tulisan yang di dalam kurung itu memang demikian (sesuai arti kata > > > perkata dalam Al Quran) atau ditambahkan sesuai dengan tafsir orang2 > > > yang menerjemahkannya? > > > Karena kalau yang di dalam kurung itu tidak ada, maka artinya bisa > > > lain dan lebih umum. ... melebihkan sebahagian mereka (bisa laki2 bisa > > > perempuan) atas sebahagiaan yang lain (bisa perempuan bisa laki2), dan > > > karena mereka (bisa laki2 bisa perempuan) telah menafkahkan sebagian > > > dari harta mereka ...". > > > > > > salam, > > > -- > > > wikan > > > http://wikan.multiply.com > > > > > > On 2/22/07, sriwening herpribadi wrote: > > > > > > > > Dear ukhti Chae yang berbahagia > > > > > > > > > 1. Memiliki pekerjaan / berwirausaha merupakan suatu keharusan > > > > bagi laki2, karena memberi nafkah keluarga adalah kewajiban bagi > > > > laki2. Sedangkan bagi perempuan memiliki pekerjaan / berwirausaha > > > > merupakan pilihan saja, karena memberi nafkah keluarga bukanlah > > > > kewajibannya. > > > > > > > > Pak Her, > > > > > > > > Sebelum saya kesurupan dengan mitos bahwa laki-laki wajiba mencari > > > > nafkah dan perempuan tidak wajib mencari nafkah, maka sudi kiranya > > > > menunjukan dasar yang anda pakai untuk pernyataan tsb. Apakah > > dasarnya > > > > bersumber pada agama??? jika demikian sebutkan suratnya dan > ayatnya? > > > > please;)) > > > > > > > > salam, > > > > > > > > > > > > Pendapat saya itu didasarkan pada Q.S.4:34 " Kaum laki2 itu adl > > pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh telah melebihkan > > sebahagian mereka
[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
Sebenarnya urusan ini kan mudah penyelesaiannya. Rundingkan sesama suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari nafkah apakah suami rela mendukung? Kalau tidak ya cerai saja susah2 amat. Tapi kalau rela ya kira2 bagaimana hubungan suami istri yg memenuhi kebutuhan kedua pihak. Tentu perlu kompromi berlandaskan kedewasaan. Jangan arogansi yg dipakai sebagai landasar mencari kompromi. Tidak akan ada solusi. Arogansi laki2 dan arogansi agama sebenarnya sisi lain dari mata uang yg sama. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > wah kasihan banget bu imas... semoga byk > shodaqohnya... > enak juga ya.. py istri kerja spt bu imas... lama2 > bisa memimpin RT (rumah tangga)... > > kalau sy sbg suami di rumah nganggur, maka istri harus > ikhlash byk shodaqoh. > > kalau sy sbg suami kerja kuli, maka istri harus > ikhlash byk shodaqoh, apalagi py istri sekertaris wah > gak nolak he3 cukup buat makan 3x sehari+biaya > kost rumah. > > Alhamdulillah istri2 diindonesia emang baik hati... > dan pekerja keras... semoga amal shodaqohnya berlipat. > Mantep deh Mbak Chae! > > > --- Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Pak Aly bilang :kecuali suami udzur spt sakit.. maka > > istri memberikan > > > rejekinya kepada suami/keluarga adalah shodaqoh. > > > > Jadi menurut Pak Aly boleh dong istri walau punya > > uang karena kerja > > bisa menelantarkan suami dan anak-anaknya dari sisi > > materi...karena > > yang namanya shodaqoh itu dilakukan berpahala tidak > > dilakukan tidak > > berdosa...betul kan?? > > > > Jadi seandainya ada istri yang bekerja, terus > > suaminya sakit sampai > > tidak bisa bekerja atau baru di PHK maka bagi si > > istri prinsipnya > > shodaqoh...ngasih makan suami dan anak berpahala > > tidakpun tidak akan > > menjadi dosabiar saja suami mampus karena sakit > > ndak dikasih obat > > dan anak-anak terlantar jadi gembel tetep DIA TIDAK > > BERDOSA... > > > > Kalau begitu buat..Ibu Imas yang kerja di pabrik > > dodol dgn penghasilan > > Rp.600,000 sebulan enggak usah mikir dapur ngebul > > apa kagak, anak-anak > > sekolah apa kagak, biarlah itu urusan suami Bu Imas > > yang kerja jadi > > kuli bangunan musiman... > > > > Uang Bu Imas mah buat shopping kata Pak Aly juga, ke > > salon, ke spa > > biar Bu Imas jadi kenyes2 lagi...beli kosmetik, beli > > parfum...setidaknya dgn duit 600,000 Bu Imas bisa > > beli Baju sebulan > > sekali, ke salon sebulan sekali, nonton bioskop > > sebulan sekali, dan > > jangan lupa beli seloppp sekalian.soal ada tidak > > makanan di rumah > > tercukupi PEDULI SETANTOH TIDAK BERDOSA > > KA;))) > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly > > wrote: > > > > > > akur.. > > > dan kalau perempuan kerja sebaiknya jgn kasih duit > > ke > > > suami.. cukuplah shopping, ke acara2..., main > > dengan > > > anak2... > > > kalau suami minta duit slm aja.. khan suami yang > > > tanggung jawab.. atau ngutang ya.. nanti > > > bayar...he3... > > > kecuali suami udzur spt sakit.. maka istri > > memberikan > > > rejekinya kepada suami/keluarga adalah shodaqoh. > > > Enak khan jadi perempuan bekerja... > > > > > > Alhamdulillah sy tdk pernah minta doku ke istri, > > sdh > > > cukup 24 jam mengurus anak2 dan suami he3... > > > > > > slm, > > > --- Chae wrote: > > > > > > > Tambahan... > > > > > > > > Pak Her dalam Qs.4:34 hanya membicarakan > > > > syarat/alasan menjadi > > > > pemimpin, semisal laki-laki menjadi pemimpin > > bagi > > > > premuan karena > > > > menafkahi tapi TIDAK ADA DALAM QS.4:34 YANG > > > > MENYATAKAN BAHWA PEREMPUAN > > > > TIDAK WAJIB MENCARI NAFKAH... > > > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "SIR > > BATS" > > > > wrote: > > > > > > > > > > On 2/22/07, sriwening herpribadi > > > > wrote: > > > > > > Dear ukhti Chae yang berbahagia > > > > > > > > > > > >Pendapat saya itu didasarkan pada > > Q.S.4:34 " > > > > Kaum laki2 itu adl > > > > pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh > > telah > > > > melebihkan > > > > sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang > > lain > > > > (wanita), dan > > > > karena mereka ( laki2) telah menafkahkan > > sebagian > > > > dari harta > > > > mereka..". > > > > > > > > > > > >Dalam satu keluarga ( not single parent ) > > > > yang berkewajiban > > > > memberi nafkah keluarga adalah suami sedangkan > > istri > > > > tidak mempunyai > > > > kewajiban memberi nafkah keluarga sekalipun > > istri > > > > tersebut juga > > > > bekerja dengan tujuan apapun baik untuk > > menafkahi > > > > diri sendiri, > > > > aktualisasi diri, ataupun mencari kekayaan diri > > dan > > > > istri tidak wajib > > > > meminta izin kepada suami ketika dia ingin > > > > menggunakan hartanya untuk > > > > tujuan apapun. > > > > > == > > > > > Pak Her, > > > > > Kalo HUKUM INI DI-MUTLAK-KAN, maka IMHO, ayat > > itu > > > > salah !! > > > > > Bila dibaca dengan cara lain, kepepimpinan > > > > berbanding lurus dengan > >
Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
wah kasihan banget bu imas... semoga byk shodaqohnya... enak juga ya.. py istri kerja spt bu imas... lama2 bisa memimpin RT (rumah tangga)... kalau sy sbg suami di rumah nganggur, maka istri harus ikhlash byk shodaqoh. kalau sy sbg suami kerja kuli, maka istri harus ikhlash byk shodaqoh, apalagi py istri sekertaris wah gak nolak he3 cukup buat makan 3x sehari+biaya kost rumah. Alhamdulillah istri2 diindonesia emang baik hati... dan pekerja keras... semoga amal shodaqohnya berlipat. Mantep deh Mbak Chae! --- Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Pak Aly bilang :kecuali suami udzur spt sakit.. maka > istri memberikan > > rejekinya kepada suami/keluarga adalah shodaqoh. > > Jadi menurut Pak Aly boleh dong istri walau punya > uang karena kerja > bisa menelantarkan suami dan anak-anaknya dari sisi > materi...karena > yang namanya shodaqoh itu dilakukan berpahala tidak > dilakukan tidak > berdosa...betul kan?? > > Jadi seandainya ada istri yang bekerja, terus > suaminya sakit sampai > tidak bisa bekerja atau baru di PHK maka bagi si > istri prinsipnya > shodaqoh...ngasih makan suami dan anak berpahala > tidakpun tidak akan > menjadi dosabiar saja suami mampus karena sakit > ndak dikasih obat > dan anak-anak terlantar jadi gembel tetep DIA TIDAK > BERDOSA... > > Kalau begitu buat..Ibu Imas yang kerja di pabrik > dodol dgn penghasilan > Rp.600,000 sebulan enggak usah mikir dapur ngebul > apa kagak, anak-anak > sekolah apa kagak, biarlah itu urusan suami Bu Imas > yang kerja jadi > kuli bangunan musiman... > > Uang Bu Imas mah buat shopping kata Pak Aly juga, ke > salon, ke spa > biar Bu Imas jadi kenyes2 lagi...beli kosmetik, beli > parfum...setidaknya dgn duit 600,000 Bu Imas bisa > beli Baju sebulan > sekali, ke salon sebulan sekali, nonton bioskop > sebulan sekali, dan > jangan lupa beli seloppp sekalian.soal ada tidak > makanan di rumah > tercukupi PEDULI SETANTOH TIDAK BERDOSA > KA;))) > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly > <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > akur.. > > dan kalau perempuan kerja sebaiknya jgn kasih duit > ke > > suami.. cukuplah shopping, ke acara2..., main > dengan > > anak2... > > kalau suami minta duit slm aja.. khan suami yang > > tanggung jawab.. atau ngutang ya.. nanti > > bayar...he3... > > kecuali suami udzur spt sakit.. maka istri > memberikan > > rejekinya kepada suami/keluarga adalah shodaqoh. > > Enak khan jadi perempuan bekerja... > > > > Alhamdulillah sy tdk pernah minta doku ke istri, > sdh > > cukup 24 jam mengurus anak2 dan suami he3... > > > > slm, > > --- Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > > Tambahan... > > > > > > Pak Her dalam Qs.4:34 hanya membicarakan > > > syarat/alasan menjadi > > > pemimpin, semisal laki-laki menjadi pemimpin > bagi > > > premuan karena > > > menafkahi tapi TIDAK ADA DALAM QS.4:34 YANG > > > MENYATAKAN BAHWA PEREMPUAN > > > TIDAK WAJIB MENCARI NAFKAH... > > > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "SIR > BATS" > > > wrote: > > > > > > > > On 2/22/07, sriwening herpribadi > > > wrote: > > > > > Dear ukhti Chae yang berbahagia > > > > > > > > > >Pendapat saya itu didasarkan pada > Q.S.4:34 " > > > Kaum laki2 itu adl > > > pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh > telah > > > melebihkan > > > sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang > lain > > > (wanita), dan > > > karena mereka ( laki2) telah menafkahkan > sebagian > > > dari harta > > > mereka..". > > > > > > > > > >Dalam satu keluarga ( not single parent ) > > > yang berkewajiban > > > memberi nafkah keluarga adalah suami sedangkan > istri > > > tidak mempunyai > > > kewajiban memberi nafkah keluarga sekalipun > istri > > > tersebut juga > > > bekerja dengan tujuan apapun baik untuk > menafkahi > > > diri sendiri, > > > aktualisasi diri, ataupun mencari kekayaan diri > dan > > > istri tidak wajib > > > meminta izin kepada suami ketika dia ingin > > > menggunakan hartanya untuk > > > tujuan apapun. > > > > == > > > > Pak Her, > > > > Kalo HUKUM INI DI-MUTLAK-KAN, maka IMHO, ayat > itu > > > salah !! > > > > Bila dibaca dengan cara lain, kepepimpinan > > > berbanding lurus dengan > > > penafkahan. > > > > Nah apa yang akan terjadi bila ternyata (dan > > > banyak sekali kenyataan) > > > > istri lebih mampu menafkahi SUAMI, apakah > status > > > 'pemimpin' pindah ke > > > > tangan istri ? > > > > > > > > > > > > > > > > -- > > > > > > > > ST SABRI > > > > > > > > > > > > > > > > No Anti Microsoft, No against Apple, Just a > linux > > > lover. > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > TV dinner still cooling? > > Check out "Tonight's Picks" on Yahoo! TV. > > http://tv.yahoo.com/ > > > > > Be a PS3 game guru. Get your game face on with the latest PS3 news and previews at Yahoo
[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
Pak Aly bilang :kecuali suami udzur spt sakit.. maka istri memberikan > rejekinya kepada suami/keluarga adalah shodaqoh. Jadi menurut Pak Aly boleh dong istri walau punya uang karena kerja bisa menelantarkan suami dan anak-anaknya dari sisi materi...karena yang namanya shodaqoh itu dilakukan berpahala tidak dilakukan tidak berdosa...betul kan?? Jadi seandainya ada istri yang bekerja, terus suaminya sakit sampai tidak bisa bekerja atau baru di PHK maka bagi si istri prinsipnya shodaqoh...ngasih makan suami dan anak berpahala tidakpun tidak akan menjadi dosabiar saja suami mampus karena sakit ndak dikasih obat dan anak-anak terlantar jadi gembel tetep DIA TIDAK BERDOSA... Kalau begitu buat..Ibu Imas yang kerja di pabrik dodol dgn penghasilan Rp.600,000 sebulan enggak usah mikir dapur ngebul apa kagak, anak-anak sekolah apa kagak, biarlah itu urusan suami Bu Imas yang kerja jadi kuli bangunan musiman... Uang Bu Imas mah buat shopping kata Pak Aly juga, ke salon, ke spa biar Bu Imas jadi kenyes2 lagi...beli kosmetik, beli parfum...setidaknya dgn duit 600,000 Bu Imas bisa beli Baju sebulan sekali, ke salon sebulan sekali, nonton bioskop sebulan sekali, dan jangan lupa beli seloppp sekalian.soal ada tidak makanan di rumah tercukupi PEDULI SETANTOH TIDAK BERDOSA KA;))) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > akur.. > dan kalau perempuan kerja sebaiknya jgn kasih duit ke > suami.. cukuplah shopping, ke acara2..., main dengan > anak2... > kalau suami minta duit slm aja.. khan suami yang > tanggung jawab.. atau ngutang ya.. nanti > bayar...he3... > kecuali suami udzur spt sakit.. maka istri memberikan > rejekinya kepada suami/keluarga adalah shodaqoh. > Enak khan jadi perempuan bekerja... > > Alhamdulillah sy tdk pernah minta doku ke istri, sdh > cukup 24 jam mengurus anak2 dan suami he3... > > slm, > --- Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Tambahan... > > > > Pak Her dalam Qs.4:34 hanya membicarakan > > syarat/alasan menjadi > > pemimpin, semisal laki-laki menjadi pemimpin bagi > > premuan karena > > menafkahi tapi TIDAK ADA DALAM QS.4:34 YANG > > MENYATAKAN BAHWA PEREMPUAN > > TIDAK WAJIB MENCARI NAFKAH... > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "SIR BATS" > > wrote: > > > > > > On 2/22/07, sriwening herpribadi > > wrote: > > > > Dear ukhti Chae yang berbahagia > > > > > > > >Pendapat saya itu didasarkan pada Q.S.4:34 " > > Kaum laki2 itu adl > > pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh telah > > melebihkan > > sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang lain > > (wanita), dan > > karena mereka ( laki2) telah menafkahkan sebagian > > dari harta > > mereka..". > > > > > > > >Dalam satu keluarga ( not single parent ) > > yang berkewajiban > > memberi nafkah keluarga adalah suami sedangkan istri > > tidak mempunyai > > kewajiban memberi nafkah keluarga sekalipun istri > > tersebut juga > > bekerja dengan tujuan apapun baik untuk menafkahi > > diri sendiri, > > aktualisasi diri, ataupun mencari kekayaan diri dan > > istri tidak wajib > > meminta izin kepada suami ketika dia ingin > > menggunakan hartanya untuk > > tujuan apapun. > > > == > > > Pak Her, > > > Kalo HUKUM INI DI-MUTLAK-KAN, maka IMHO, ayat itu > > salah !! > > > Bila dibaca dengan cara lain, kepepimpinan > > berbanding lurus dengan > > penafkahan. > > > Nah apa yang akan terjadi bila ternyata (dan > > banyak sekali kenyataan) > > > istri lebih mampu menafkahi SUAMI, apakah status > > 'pemimpin' pindah ke > > > tangan istri ? > > > > > > > > > > > > -- > > > > > > ST SABRI > > > > > > > > > > > > No Anti Microsoft, No against Apple, Just a linux > > lover. > > > > > > > > > > > > > > > TV dinner still cooling? > Check out "Tonight's Picks" on Yahoo! TV. > http://tv.yahoo.com/ >
Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
akur.. dan kalau perempuan kerja sebaiknya jgn kasih duit ke suami.. cukuplah shopping, ke acara2..., main dengan anak2... kalau suami minta duit slm aja.. khan suami yang tanggung jawab.. atau ngutang ya.. nanti bayar...he3... kecuali suami udzur spt sakit.. maka istri memberikan rejekinya kepada suami/keluarga adalah shodaqoh. Enak khan jadi perempuan bekerja... Alhamdulillah sy tdk pernah minta doku ke istri, sdh cukup 24 jam mengurus anak2 dan suami he3... slm, --- Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Tambahan... > > Pak Her dalam Qs.4:34 hanya membicarakan > syarat/alasan menjadi > pemimpin, semisal laki-laki menjadi pemimpin bagi > premuan karena > menafkahi tapi TIDAK ADA DALAM QS.4:34 YANG > MENYATAKAN BAHWA PEREMPUAN > TIDAK WAJIB MENCARI NAFKAH... > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "SIR BATS" > <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > On 2/22/07, sriwening herpribadi <[EMAIL PROTECTED]> > wrote: > > > Dear ukhti Chae yang berbahagia > > > > > >Pendapat saya itu didasarkan pada Q.S.4:34 " > Kaum laki2 itu adl > pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh telah > melebihkan > sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang lain > (wanita), dan > karena mereka ( laki2) telah menafkahkan sebagian > dari harta > mereka..". > > > > > >Dalam satu keluarga ( not single parent ) > yang berkewajiban > memberi nafkah keluarga adalah suami sedangkan istri > tidak mempunyai > kewajiban memberi nafkah keluarga sekalipun istri > tersebut juga > bekerja dengan tujuan apapun baik untuk menafkahi > diri sendiri, > aktualisasi diri, ataupun mencari kekayaan diri dan > istri tidak wajib > meminta izin kepada suami ketika dia ingin > menggunakan hartanya untuk > tujuan apapun. > > == > > Pak Her, > > Kalo HUKUM INI DI-MUTLAK-KAN, maka IMHO, ayat itu > salah !! > > Bila dibaca dengan cara lain, kepepimpinan > berbanding lurus dengan > penafkahan. > > Nah apa yang akan terjadi bila ternyata (dan > banyak sekali kenyataan) > > istri lebih mampu menafkahi SUAMI, apakah status > 'pemimpin' pindah ke > > tangan istri ? > > > > > > > > -- > > > > ST SABRI > > > > > > > > No Anti Microsoft, No against Apple, Just a linux > lover. > > > > > TV dinner still cooling? Check out "Tonight's Picks" on Yahoo! TV. http://tv.yahoo.com/
[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
Oleh karena itu maka hanya dengan mekanisme dimana kita menetapkan sendiri hukum yg berlaku pada diri kita itu manusia bisa lebih puas. Kalau dicekokin hal2 yg enggak logis dg atas nama agama kan lama2 kita gerah juga. Kalau nurani dan otak sudah berontak, maka baru perubahan sosial akan terjadi. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Saya pikir juga demikian Pak Dana, ini sesuai dengan apa yang ada > didalam Nash itu sendiri. Didalam Qs.53:39.."dan bahwasanya seorang > manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, > > Jika perempuan bertindak/bertanggung jawab sebagai pencari nafkah, > kenapa dia tidak mendapatkan HAK nya untuk menjadi seorang pemimpin > dalam rumah tangganya?? setidaknya ada SISTEM MITRA KESEJAJARAN ANTARA > SUAMI-ISTRI karena seperti yang di sebutkan dalam Qs.53:39.."dan > bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah > diusahakannya" > > BEGITU JUGA DALAM BENTUK HUKUM WARISbenar kan Mba Lina...Pak Her??;)) > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Dan" wrote: > > > > Apa yg tercantum di Al-Qur'an itu kelihatannya pengertiannya bersyarat > > artinya benar jika laki2 itu yg menafkahi keluarga dan dalam konteks > > keluarga yg dinafkahi oleh laki2. Tapi jika laki2 tidak menafkahi > > keluarga maka berarti tidak otomatis dia itu pemimpin atas perempuan. > > > > Dan bagaimana dg perempuan yg menafkahi keluarga termasuk suaminya? > > Kondisi terakhir ini tampaknya tidak lazim di abad ke 7 tetapi lazim > > di abad ke 21. Perempuan yg demikian adalah pemimpin dan berhak atas > > perlakuan thdnya sebagai pemimpin. Adil kan? > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Wikan Danar Sunindyo" > > wrote: > > > > > > mau nanya soal QS 4:34 itu > > > " Kaum laki2 itu adl pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh > > > telah melebihkan sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang lain > > > (wanita), dan karena mereka ( laki2) telah menafkahkan sebagian dari > > > harta mereka..". > > > > > > tulisan yang di dalam kurung itu memang demikian (sesuai arti kata > > > perkata dalam Al Quran) atau ditambahkan sesuai dengan tafsir orang2 > > > yang menerjemahkannya? > > > Karena kalau yang di dalam kurung itu tidak ada, maka artinya bisa > > > lain dan lebih umum. ... melebihkan sebahagian mereka (bisa laki2 bisa > > > perempuan) atas sebahagiaan yang lain (bisa perempuan bisa laki2), dan > > > karena mereka (bisa laki2 bisa perempuan) telah menafkahkan sebagian > > > dari harta mereka ...". > > > > > > salam, > > > -- > > > wikan > > > http://wikan.multiply.com > > > > > > On 2/22/07, sriwening herpribadi wrote: > > > > > > > > Dear ukhti Chae yang berbahagia > > > > > > > >> 1. Memiliki pekerjaan / berwirausaha merupakan suatu keharusan > > > > bagi laki2, karena memberi nafkah keluarga adalah kewajiban bagi > > > > laki2. Sedangkan bagi perempuan memiliki pekerjaan / berwirausaha > > > > merupakan pilihan saja, karena memberi nafkah keluarga bukanlah > > > > kewajibannya. > > > > > > > > Pak Her, > > > > > > > > Sebelum saya kesurupan dengan mitos bahwa laki-laki wajiba mencari > > > > nafkah dan perempuan tidak wajib mencari nafkah, maka sudi kiranya > > > > menunjukan dasar yang anda pakai untuk pernyataan tsb. Apakah > > dasarnya > > > > bersumber pada agama??? jika demikian sebutkan suratnya dan > ayatnya? > > > > please;)) > > > > > > > > salam, > > > > > > > > > > > >Pendapat saya itu didasarkan pada Q.S.4:34 " Kaum laki2 itu adl > > pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh telah melebihkan > > sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang lain (wanita), dan > > karena mereka ( laki2) telah menafkahkan sebagian dari harta > > mereka..". > > > > > >
[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
Saya pikir juga demikian Pak Dana, ini sesuai dengan apa yang ada didalam Nash itu sendiri. Didalam Qs.53:39.."dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, Jika perempuan bertindak/bertanggung jawab sebagai pencari nafkah, kenapa dia tidak mendapatkan HAK nya untuk menjadi seorang pemimpin dalam rumah tangganya?? setidaknya ada SISTEM MITRA KESEJAJARAN ANTARA SUAMI-ISTRI karena seperti yang di sebutkan dalam Qs.53:39.."dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya" BEGITU JUGA DALAM BENTUK HUKUM WARISbenar kan Mba Lina...Pak Her??;)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Dan" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Apa yg tercantum di Al-Qur'an itu kelihatannya pengertiannya bersyarat > artinya benar jika laki2 itu yg menafkahi keluarga dan dalam konteks > keluarga yg dinafkahi oleh laki2. Tapi jika laki2 tidak menafkahi > keluarga maka berarti tidak otomatis dia itu pemimpin atas perempuan. > > Dan bagaimana dg perempuan yg menafkahi keluarga termasuk suaminya? > Kondisi terakhir ini tampaknya tidak lazim di abad ke 7 tetapi lazim > di abad ke 21. Perempuan yg demikian adalah pemimpin dan berhak atas > perlakuan thdnya sebagai pemimpin. Adil kan? > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Wikan Danar Sunindyo" > wrote: > > > > mau nanya soal QS 4:34 itu > > " Kaum laki2 itu adl pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh > > telah melebihkan sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang lain > > (wanita), dan karena mereka ( laki2) telah menafkahkan sebagian dari > > harta mereka..". > > > > tulisan yang di dalam kurung itu memang demikian (sesuai arti kata > > perkata dalam Al Quran) atau ditambahkan sesuai dengan tafsir orang2 > > yang menerjemahkannya? > > Karena kalau yang di dalam kurung itu tidak ada, maka artinya bisa > > lain dan lebih umum. ... melebihkan sebahagian mereka (bisa laki2 bisa > > perempuan) atas sebahagiaan yang lain (bisa perempuan bisa laki2), dan > > karena mereka (bisa laki2 bisa perempuan) telah menafkahkan sebagian > > dari harta mereka ...". > > > > salam, > > -- > > wikan > > http://wikan.multiply.com > > > > On 2/22/07, sriwening herpribadi wrote: > > > > > > Dear ukhti Chae yang berbahagia > > > > > >> 1. Memiliki pekerjaan / berwirausaha merupakan suatu keharusan > > > bagi laki2, karena memberi nafkah keluarga adalah kewajiban bagi > > > laki2. Sedangkan bagi perempuan memiliki pekerjaan / berwirausaha > > > merupakan pilihan saja, karena memberi nafkah keluarga bukanlah > > > kewajibannya. > > > > > > Pak Her, > > > > > > Sebelum saya kesurupan dengan mitos bahwa laki-laki wajiba mencari > > > nafkah dan perempuan tidak wajib mencari nafkah, maka sudi kiranya > > > menunjukan dasar yang anda pakai untuk pernyataan tsb. Apakah > dasarnya > > > bersumber pada agama??? jika demikian sebutkan suratnya dan ayatnya? > > > please;)) > > > > > > salam, > > > > > > > > >Pendapat saya itu didasarkan pada Q.S.4:34 " Kaum laki2 itu adl > pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh telah melebihkan > sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang lain (wanita), dan > karena mereka ( laki2) telah menafkahkan sebagian dari harta > mereka..". > > >
[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
Apa yg tercantum di Al-Qur'an itu kelihatannya pengertiannya bersyarat artinya benar jika laki2 itu yg menafkahi keluarga dan dalam konteks keluarga yg dinafkahi oleh laki2. Tapi jika laki2 tidak menafkahi keluarga maka berarti tidak otomatis dia itu pemimpin atas perempuan. Dan bagaimana dg perempuan yg menafkahi keluarga termasuk suaminya? Kondisi terakhir ini tampaknya tidak lazim di abad ke 7 tetapi lazim di abad ke 21. Perempuan yg demikian adalah pemimpin dan berhak atas perlakuan thdnya sebagai pemimpin. Adil kan? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Wikan Danar Sunindyo" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > mau nanya soal QS 4:34 itu > " Kaum laki2 itu adl pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh > telah melebihkan sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang lain > (wanita), dan karena mereka ( laki2) telah menafkahkan sebagian dari > harta mereka..". > > tulisan yang di dalam kurung itu memang demikian (sesuai arti kata > perkata dalam Al Quran) atau ditambahkan sesuai dengan tafsir orang2 > yang menerjemahkannya? > Karena kalau yang di dalam kurung itu tidak ada, maka artinya bisa > lain dan lebih umum. ... melebihkan sebahagian mereka (bisa laki2 bisa > perempuan) atas sebahagiaan yang lain (bisa perempuan bisa laki2), dan > karena mereka (bisa laki2 bisa perempuan) telah menafkahkan sebagian > dari harta mereka ...". > > salam, > -- > wikan > http://wikan.multiply.com > > On 2/22/07, sriwening herpribadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > Dear ukhti Chae yang berbahagia > > > >> 1. Memiliki pekerjaan / berwirausaha merupakan suatu keharusan > > bagi laki2, karena memberi nafkah keluarga adalah kewajiban bagi > > laki2. Sedangkan bagi perempuan memiliki pekerjaan / berwirausaha > > merupakan pilihan saja, karena memberi nafkah keluarga bukanlah > > kewajibannya. > > > > Pak Her, > > > > Sebelum saya kesurupan dengan mitos bahwa laki-laki wajiba mencari > > nafkah dan perempuan tidak wajib mencari nafkah, maka sudi kiranya > > menunjukan dasar yang anda pakai untuk pernyataan tsb. Apakah dasarnya > > bersumber pada agama??? jika demikian sebutkan suratnya dan ayatnya? > > please;)) > > > > salam, > > > > > >Pendapat saya itu didasarkan pada Q.S.4:34 " Kaum laki2 itu adl pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh telah melebihkan sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka ( laki2) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka..". >
Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
mau nanya soal QS 4:34 itu " Kaum laki2 itu adl pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh telah melebihkan sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka ( laki2) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka..". tulisan yang di dalam kurung itu memang demikian (sesuai arti kata perkata dalam Al Quran) atau ditambahkan sesuai dengan tafsir orang2 yang menerjemahkannya? Karena kalau yang di dalam kurung itu tidak ada, maka artinya bisa lain dan lebih umum. ... melebihkan sebahagian mereka (bisa laki2 bisa perempuan) atas sebahagiaan yang lain (bisa perempuan bisa laki2), dan karena mereka (bisa laki2 bisa perempuan) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka ...". salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 2/22/07, sriwening herpribadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Dear ukhti Chae yang berbahagia > >> 1. Memiliki pekerjaan / berwirausaha merupakan suatu keharusan > bagi laki2, karena memberi nafkah keluarga adalah kewajiban bagi > laki2. Sedangkan bagi perempuan memiliki pekerjaan / berwirausaha > merupakan pilihan saja, karena memberi nafkah keluarga bukanlah > kewajibannya. > > Pak Her, > > Sebelum saya kesurupan dengan mitos bahwa laki-laki wajiba mencari > nafkah dan perempuan tidak wajib mencari nafkah, maka sudi kiranya > menunjukan dasar yang anda pakai untuk pernyataan tsb. Apakah dasarnya > bersumber pada agama??? jika demikian sebutkan suratnya dan ayatnya? > please;)) > > salam, > > >Pendapat saya itu didasarkan pada Q.S.4:34 " Kaum laki2 itu adl pemimpin > bagi kaum wanita, oleh karena Alloh telah melebihkan sebahagian mereka > (laki2) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka ( laki2) telah > menafkahkan sebagian dari harta mereka..".
[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
Tambahan... Pak Her dalam Qs.4:34 hanya membicarakan syarat/alasan menjadi pemimpin, semisal laki-laki menjadi pemimpin bagi premuan karena menafkahi tapi TIDAK ADA DALAM QS.4:34 YANG MENYATAKAN BAHWA PEREMPUAN TIDAK WAJIB MENCARI NAFKAH... --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "SIR BATS" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > On 2/22/07, sriwening herpribadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Dear ukhti Chae yang berbahagia > > > >Pendapat saya itu didasarkan pada Q.S.4:34 " Kaum laki2 itu adl pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh telah melebihkan sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka ( laki2) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka..". > > > >Dalam satu keluarga ( not single parent ) yang berkewajiban memberi nafkah keluarga adalah suami sedangkan istri tidak mempunyai kewajiban memberi nafkah keluarga sekalipun istri tersebut juga bekerja dengan tujuan apapun baik untuk menafkahi diri sendiri, aktualisasi diri, ataupun mencari kekayaan diri dan istri tidak wajib meminta izin kepada suami ketika dia ingin menggunakan hartanya untuk tujuan apapun. > == > Pak Her, > Kalo HUKUM INI DI-MUTLAK-KAN, maka IMHO, ayat itu salah !! > Bila dibaca dengan cara lain, kepepimpinan berbanding lurus dengan penafkahan. > Nah apa yang akan terjadi bila ternyata (dan banyak sekali kenyataan) > istri lebih mampu menafkahi SUAMI, apakah status 'pemimpin' pindah ke > tangan istri ? > > > > -- > > ST SABRI > > > > No Anti Microsoft, No against Apple, Just a linux lover. >
Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
On 2/22/07, sriwening herpribadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Dear ukhti Chae yang berbahagia > >Pendapat saya itu didasarkan pada Q.S.4:34 " Kaum laki2 itu adl pemimpin > bagi kaum wanita, oleh karena Alloh telah melebihkan sebahagian mereka > (laki2) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka ( laki2) telah > menafkahkan sebagian dari harta mereka..". > >Dalam satu keluarga ( not single parent ) yang berkewajiban memberi nafkah > keluarga adalah suami sedangkan istri tidak mempunyai kewajiban memberi > nafkah keluarga sekalipun istri tersebut juga bekerja dengan tujuan apapun > baik untuk menafkahi diri sendiri, aktualisasi diri, ataupun mencari kekayaan > diri dan istri tidak wajib meminta izin kepada suami ketika dia ingin > menggunakan hartanya untuk tujuan apapun. == Pak Her, Kalo HUKUM INI DI-MUTLAK-KAN, maka IMHO, ayat itu salah !! Bila dibaca dengan cara lain, kepepimpinan berbanding lurus dengan penafkahan. Nah apa yang akan terjadi bila ternyata (dan banyak sekali kenyataan) istri lebih mampu menafkahi SUAMI, apakah status 'pemimpin' pindah ke tangan istri ? -- ST SABRI No Anti Microsoft, No against Apple, Just a linux lover.
[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
Thanks Pak Her atas jawabanya;) Ada beberapa yang mau saya konfirmasikan terlebih dahulu dgn anda seperti beberapa point di bawah ini: Laki-laki adalah pemimpin bagi perempuan karena mereka telah menafkahn sebagian harta mereka. Pertanyaan saya cukup sederhana, jika laki-laki tidak mampu menjamin mereka untuk bisa menafkan harta mereka secara "cukup" dan "layak" bagi keluarganya. Apakah mereka masih tetap di daulat sebagai pemimpin bagi kaum perempuan?? Kedua Dalam Qs.4:34 konteks melebihkan sebagian dari pada sebagian yang lain bersifat general/umum meliputi sebagian laki-laki lebih dari sebagian laki-laki lain dan sebagian perempuan lebih dari sebagian perempuan lain dan juga sebagian perempuan lebih daripada sebagian laki-laki lainartinya tidak ada penunjukan jenis kelamin mana yang dilebihkan dari pada jenis kelamin lainya. Anda setuju?? jika tidak berikan alasanya dan pada ayat2 didalam Qur'an mana yang menjadi rujukan anda?? Ketiga saya akan kutip satu ayat Qs.9:71..."Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka ta'at kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. 9:71) Ada beberapa point yang bisa kita ambil dari ayat di atas: 1. Dalam konsep saling tolong-menolong ada konsep dimana kedua pihak ada dalam kesetaraan, kesamaan dan keseimbangan. dalam Ayat tsb pun ditunjukan suatu kewajiban baik bagi perempuan dan laki-laki untuk senantiasa saling tolong menolong. Sekarang pertanyaanya yang sering di ajukan oleh Mba Mia, bagaimana perempuan bisa menjadi penolong bagi laki-laki jika dia tidak bisa menjadi pihak yang independent/Mandiri?? Bagaimana perempuan bisa menolong laki-laki jika kenyataanya perempuan seringkali di nisbatkan sebagai pihak yang tergantung secara ekonomi terhadap laki-laki?? Justru dgn Qs.9:71 perempuan di sadarkan bahwa mereka mempunyai kewajiban dan hak yang sama dengan kaum laki-laki. Saya menonton acara di STV beberapa waktu lalu, bercerita tentang sosok Ibu Imas, berumur sekitar 50'an dengan suami yang bekerja sebagai kuli bangunan dan anak ada 6. Ibu Imas berkewajiban membantu suaminya jika ingin mencukupi kesejahteraan keluarganya. Dia bekerja selama 8 jam di pabrik pembuatan dodol. Kalau boleh dibilang penghasilan Ibu Imas lebih menjadi sumber utama keluarga dibandingkan penghasilan sang suami yang hanya sebagai kuli bangunan yang tidak tetap penghasilanya tergantung ada dan tidaknya proyek. Ada kenyataan yang menggelikan, ketika si pewawancara menanyakan pada suami Bu Imas, mengapa tidak ikut kerja di pabrik dodol seperti istrinya dgn penghasilan yang lebih pasti...dijawab oleh suaminya bu Imas bahwa ia sudah pernah mencoba tapi tidak kuat panasnya;) Jadi dalam kasus keluarga Bu Imas, siapakah yang layak di nisbatkan sebagai pemimpin?? Jika Ibu Imas sebagai perempuan tidak mempunyai tanggung jawab mencari nafkah lalu dia tidak bekerja di pabrik dodol dan sepenuhnya menyerahkan tanggung jawab kepada suaminya.apakah Ibu Imas berdosa/bersalah pada keluarganya?? karena bagaimanapun kesejahteraan keluarganya lah yang ia pertaruhkankebutuhan makanan, kebutuhan pendidikan, kesehatan dan perlindungan anak-anaknya lah yang ia pertaruhkan... Jadi apakah Ibu Imas TDIAK DOSA/BERSALAH JIKA DIA TIDAK BEKERJA SEBAGAI PENCARI NAFKAH DAN SECARA SEPENUHNYA MENYERAHKAN TANGGUNG JAWAB/KEWAJIBAN MENCARI NAFKAH PADA SUAMINYA MESKIPUN ANAK2 NYA KEMUNGINAN TIDAK BISA MAKAN, KEMUNGKINAN HARUS PUTUS SEKOLAH, TIDAK BISA MENDAPATKAN OBAT JIKA SAKIT??? Kedua dalam Qs.9:71, disebutkan bahwa perempuan diwajibkan untuk fungsi sosial yang maksimal ( menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, menunaikan zakat) Jika perempuan tidak mampu mandiri??? Saya yakin bahwa di Indonesia ini berapa juta permpuan seperti Ibu Imas, masih banyak Ibu Imas-Ibu Imas yang lainya...dengan apa yang mereka upayakan dimana kita letakan posisi mereka?? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, sriwening herpribadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Pendapat saya itu didasarkan pada Q.S.4:34 " Kaum laki2 itu adl pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh telah melebihkan sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka ( laki2) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka..". > > Dalam satu keluarga ( not single parent ) yang berkewajiban memberi nafkah keluarga adalah suami sedangkan istri tidak mempunyai kewajiban memberi nafkah keluarga sekalipun istri tersebut juga bekerja dengan tujuan apapun baik untuk menafkahi diri sendiri, aktualisasi diri, ataupun mencari kekayaan diri dan istri tidak wajib meminta izin kepada suami ketika dia ingin menggunakan hartanya untuk tujuan apapun. > > Pendapat saya yang terdahulu tidaklah dimaksudkan bahwa istri tidak wajib bekerja atau dilar
Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
Dear ukhti Chae yang berbahagia > 1. Memiliki pekerjaan / berwirausaha merupakan suatu keharusan bagi laki2, karena memberi nafkah keluarga adalah kewajiban bagi laki2. Sedangkan bagi perempuan memiliki pekerjaan / berwirausaha merupakan pilihan saja, karena memberi nafkah keluarga bukanlah kewajibannya. Pak Her, Sebelum saya kesurupan dengan mitos bahwa laki-laki wajiba mencari nafkah dan perempuan tidak wajib mencari nafkah, maka sudi kiranya menunjukan dasar yang anda pakai untuk pernyataan tsb. Apakah dasarnya bersumber pada agama??? jika demikian sebutkan suratnya dan ayatnya? please;)) salam, Pendapat saya itu didasarkan pada Q.S.4:34 " Kaum laki2 itu adl pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh telah melebihkan sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka ( laki2) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka..". Dalam satu keluarga ( not single parent ) yang berkewajiban memberi nafkah keluarga adalah suami sedangkan istri tidak mempunyai kewajiban memberi nafkah keluarga sekalipun istri tersebut juga bekerja dengan tujuan apapun baik untuk menafkahi diri sendiri, aktualisasi diri, ataupun mencari kekayaan diri dan istri tidak wajib meminta izin kepada suami ketika dia ingin menggunakan hartanya untuk tujuan apapun. Pendapat saya yang terdahulu tidaklah dimaksudkan bahwa istri tidak wajib bekerja atau dilarang bekerja, dan bahkan bagi saya sebaiknya istri juga bekerja tetapi tanpa dibebani kewajiban menafkahi keluarga. Salam Her Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote: --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, sriwening herpribadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > 1. Memiliki pekerjaan / berwirausaha merupakan suatu keharusan bagi laki2, karena memberi nafkah keluarga adalah kewajiban bagi laki2. Sedangkan bagi perempuan memiliki pekerjaan / berwirausaha merupakan pilihan saja, karena memberi nafkah keluarga bukanlah kewajibannya. Pak Her, Sebelum saya kesurupan dengan mitos bahwa laki-laki wajiba mencari nafkah dan perempuan tidak wajib mencari nafkah, maka sudi kiranya menunjukan dasar yang anda pakai untuk pernyataan tsb. Apakah dasarnya bersumber pada agama??? jika demikian sebutkan suratnya dan ayatnya? please;)) salam, - Need Mail bonding? Go to the Yahoo! Mail Q&A for great tips from Yahoo! Answers users. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Kang Sriwening berkta : > > Dan terus terang sampai sekarang saya masih penasaran sebenernya seperti apa sih ketentuan waris 2:1 itu akan ditafsir ulang?..maksud saya text 2:1 itu mau ditafsir menjadi apa? apakah menjadi 1:1 atau 2:2 atau 3:3 dll supaya terlihat adil... > > = > > > Jano - ko > > > Punten kang, coba aja ditanya tuch chae dan mia, beliau - beliau menggunakan konsep adilnya dari mana hihihihih,dari konsep gadho - gadho PR-I-S-M-A ( Pragmatis - Individualisme - Sekular - Mar... - Ate..) atau dari mana ?, baru setelah itu kita bahas rame- ramepunten lho.. > Ah mas Jan, kok ngawur lagi. Kecewa aku, tapi memang mbak Chae tidak termasuk sasaran sih ya... ;-) Bagaimana kalo dibaca lagi tuh argumennya mbak Chae. Terutama ketika diskusi dengan mbak FLora. Sebetulnya sudah jelas, 1. Ada yang melihat Al-Quran itu sebagai "buku pintar". Ada pertanyaan, jawabannya tertulis blek... Ya cuman buku itu saja yang dilihat, letterlijk, tanpa mau melihat kesejarahannya serta mengambil petunjuk dari kombinasi semuanya. Pokoknya ya 1:2 wis, titik... 2. Ada yang melihat Al-quran dan historynya sebagai "buku petunjuk" Yang dilihat semua faktor yang ada... Pembagian 1:2 ditafsirkan sebagai cara Islam membawa dari situasi ketika perempuan itu dianggap property laki-laki sehingga bahkan janda Bapak bisa dinikahi menuju kepada kesetaraan. Sama dengan urusan budak. Quran tidak pernah secara letterlijk bilang perbudakan itu HARAM. Tapi Islam dengan jelas mengarah ke sana. Yang bilang perbudakan itu HALAL, atau MUBAH itu jelas kita semua sepakat sebagai kebatilan. Jadi yang PRISMA siapa? ente ya? Salam Ary
Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
Kang Sriwening berkta : Dan terus terang sampai sekarang saya masih penasaran sebenernya seperti apa sih ketentuan waris 2:1 itu akan ditafsir ulang?..maksud saya text 2:1 itu mau ditafsir menjadi apa? apakah menjadi 1:1 atau 2:2 atau 3:3 dll supaya terlihat adil... = Jano - ko Punten kang, coba aja ditanya tuch chae dan mia, beliau - beliau menggunakan konsep adilnya dari mana hihihihih,dari konsep gadho - gadho PR-I-S-M-A ( Pragmatis - Individualisme - Sekular - Mar... - Ate..) atau dari mana ?, baru setelah itu kita bahas rame-ramepunten lho.. Salam ---ooo0ooo--- sriwening herpribadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Dear akhi Sir Bats ===> Akhi Sir wrote : dari diskusi marathon dengan aktor/aktris pak her, chae, mia, rani, wikan, arcon, hmna dan rekan lain. Saya menangkap pak her tetap merasa tentram menjalankan semua ketentuan teks terlebih dahulu. Misal dalam soal warisan 2:1 pak her tidak ingin menggugatnya, meski setelah teks terlaksana para penerima waris berembug lagi dan menghibahkan warisan masing2 sesuai rasa keadilan yg dianut. === Bagi saya ini bukan masalah merasa tentram atau tidak.tetapi ini masalah bagaimana seharusnya saya bersikap terhadap pilihan dan konsekuensi yang timbul dari pilihan tsb ketika saya memilih islam sebagai agama sayatepatnya ini masalah ketaatan terhadap hukum agama dan sikap ini juga akan berimbas pada ketaatan terhadap hukum lainnya ( baca : hukum positip ) yang berlakukalau terhadap hukum agama saja kita sudah berani memelintir sana sini maka bisa dipastikan kita juga tidak segan2 memelintir hukum positip yang berlaku... > wrote : di kubu berbeda, mia, chae, dkk memilih menusuk langsung ke jantung teks dan mengendaki revisi tafsir secara 'resmi'. Silahkan saja jika ingin mengadakan revisi terhadap "TAFSIR" atas ayat2 tertentu asalkan bisa dipertanggungjawabkan. Keinginan menafsir ulang tersebut tentu bisa menjadi masalah jika tidak didasari oleh ilmu ataupun ketentuan2 baku penafsiran dan akan lebih menjadi masalah besar jika kegiatan tafsir tersebut diarahkan/dibelokkan untuk " MEROBAH TEXT "ayat yang bersangkutan. Dan terus terang sampai sekarang saya masih penasaran sebenernya seperti apa sih ketentuan waris 2:1 itu akan ditafsir ulang?..maksud saya text 2:1 itu mau ditafsir menjadi apa? apakah menjadi 1:1 atau 2:2 atau 3:3 dll supaya terlihat adilkalau itu yang dimaksud maka bisa dipastikan bahwa penafsir adalah orang bodoh sebab bagaimana mungkin angka 2 ditafsir menjadi angka 1 sementara pada saat yang bersamaan angka 1 ditafsir tetap angka 1. Yang pasti itu bukan kegiatan tafsir tapi secara jelas itu merupakan tindakan merobah text ayat. > wrote : bila boleh disimpulkan, ujung2nya sama. Ada friksi terhadap rasa keadilan masa kini yg disinggung oleh ketentuan 2:1 ini. Hanya bentuk reaksi terhadap ajaran 2:1 ini berbeda. Ada yg memilih jalan pak her dan ada gaya mia/chae. = Mencermati Q.S.4:7-14, sebenernya saya tidak melihat bahwa tema sentral dari ayat tersebut adalah tema keadilan tetapi yang saya lihat adalah tema : kesejahteraan, pengakuan atas hak kepemilikan harta bagi wanita, dan pelimpahan tanggungjawab laki2 atas perempuan dibalik ketentuan waris 2:1 ( dikaitkan juga dengan Q.S.4:34 ). Sungguh mengherankan buat saya ketika keadilan menjadi tema sentral dari ayat2 tersebut. ===> wrote :apakah kita memang mengakui bahwa formulasi 2:1 ini menyinggung rasa keadilan yg dianut banyak individu saat ini? Saya yakin jawabnya : YA. Dan saya sebaliknya yakin jika formula 2 + Pelimpahan tanggungjawab keluaraga : 1 + Tanpa pelimpahan tanggungjawab keluraga, pasti tidak akan menyinggung rasa keadilan siapapun ( lihat Q.S.4:11 + 34 ). SIR BATS <[EMAIL PROTECTED]> wrote: pak her, mbak mia & wm-mania, wm teman favorit saya ketika harus menunggu sesuatu. Setelah tidak jadi kopdar tadi malam. dari diskusi marathon dengan aktor/aktris pak her, chae, mia, rani, wikan, arcon, hmna dan rekan lain. Saya menangkap pak her tetap merasa tentram menjalankan semua ketentuan teks terlebih dahulu. Misal dalam soal warisan 2:1 pak her tidak ingin menggugatnya, meski setelah teks terlaksana para penerima waris berembug lagi dan menghibahkan warisan masing2 sesuai rasa keadilan yg dianut. di kubu berbeda, mia, chae, dkk memilih menusuk langsung ke jantung teks dan mengendaki revisi tafsir secara 'resmi'. bila boleh disimpulkan, ujung2nya sama. Ada friksi terhadap rasa keadilan masa kini yg disinggung oleh ketentuan 2:1 ini. Hanya bentuk reaksi terhadap ajaran 2:1 ini berbeda. Ada yg memilih jalan pak her dan ada gaya mia/chae. apakah kita memang mengakui bahwa formulasi 2:1 ini menyinggung rasa keadilan yg dianut banyak individu saat ini? Saya yakin jawabnya : YA. ST SABRI -- No anti microsoft, no hate apple. Just linux lover and symbian user. - No need
Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
Dear akhi Sir Bats ===> Akhi Sir wrote : dari diskusi marathon dengan aktor/aktris pak her, chae, mia, rani, wikan, arcon, hmna dan rekan lain. Saya menangkap pak her tetap merasa tentram menjalankan semua ketentuan teks terlebih dahulu. Misal dalam soal warisan 2:1 pak her tidak ingin menggugatnya, meski setelah teks terlaksana para penerima waris berembug lagi dan menghibahkan warisan masing2 sesuai rasa keadilan yg dianut. === Bagi saya ini bukan masalah merasa tentram atau tidak.tetapi ini masalah bagaimana seharusnya saya bersikap terhadap pilihan dan konsekuensi yang timbul dari pilihan tsb ketika saya memilih islam sebagai agama sayatepatnya ini masalah ketaatan terhadap hukum agama dan sikap ini juga akan berimbas pada ketaatan terhadap hukum lainnya ( baca : hukum positip ) yang berlakukalau terhadap hukum agama saja kita sudah berani memelintir sana sini maka bisa dipastikan kita juga tidak segan2 memelintir hukum positip yang berlaku... > wrote : di kubu berbeda, mia, chae, dkk memilih menusuk langsung ke jantung teks dan mengendaki revisi tafsir secara 'resmi'. Silahkan saja jika ingin mengadakan revisi terhadap "TAFSIR" atas ayat2 tertentu asalkan bisa dipertanggungjawabkan. Keinginan menafsir ulang tersebut tentu bisa menjadi masalah jika tidak didasari oleh ilmu ataupun ketentuan2 baku penafsiran dan akan lebih menjadi masalah besar jika kegiatan tafsir tersebut diarahkan/dibelokkan untuk " MEROBAH TEXT "ayat yang bersangkutan. Dan terus terang sampai sekarang saya masih penasaran sebenernya seperti apa sih ketentuan waris 2:1 itu akan ditafsir ulang?..maksud saya text 2:1 itu mau ditafsir menjadi apa? apakah menjadi 1:1 atau 2:2 atau 3:3 dll supaya terlihat adilkalau itu yang dimaksud maka bisa dipastikan bahwa penafsir adalah orang bodoh sebab bagaimana mungkin angka 2 ditafsir menjadi angka 1 sementara pada saat yang bersamaan angka 1 ditafsir tetap angka 1. Yang pasti itu bukan kegiatan tafsir tapi secara jelas itu merupakan tindakan merobah text ayat. > wrote : bila boleh disimpulkan, ujung2nya sama. Ada friksi terhadap rasa keadilan masa kini yg disinggung oleh ketentuan 2:1 ini. Hanya bentuk reaksi terhadap ajaran 2:1 ini berbeda. Ada yg memilih jalan pak her dan ada gaya mia/chae. = Mencermati Q.S.4:7-14, sebenernya saya tidak melihat bahwa tema sentral dari ayat tersebut adalah tema keadilan tetapi yang saya lihat adalah tema : kesejahteraan, pengakuan atas hak kepemilikan harta bagi wanita, dan pelimpahan tanggungjawab laki2 atas perempuan dibalik ketentuan waris 2:1 ( dikaitkan juga dengan Q.S.4:34 ). Sungguh mengherankan buat saya ketika keadilan menjadi tema sentral dari ayat2 tersebut. ===> wrote :apakah kita memang mengakui bahwa formulasi 2:1 ini menyinggung rasa keadilan yg dianut banyak individu saat ini? Saya yakin jawabnya : YA. Dan saya sebaliknya yakin jika formula 2 + Pelimpahan tanggungjawab keluaraga : 1 + Tanpa pelimpahan tanggungjawab keluraga, pasti tidak akan menyinggung rasa keadilan siapapun ( lihat Q.S.4:11 + 34 ). SIR BATS <[EMAIL PROTECTED]> wrote: pak her, mbak mia & wm-mania, wm teman favorit saya ketika harus menunggu sesuatu. Setelah tidak jadi kopdar tadi malam. dari diskusi marathon dengan aktor/aktris pak her, chae, mia, rani, wikan, arcon, hmna dan rekan lain. Saya menangkap pak her tetap merasa tentram menjalankan semua ketentuan teks terlebih dahulu. Misal dalam soal warisan 2:1 pak her tidak ingin menggugatnya, meski setelah teks terlaksana para penerima waris berembug lagi dan menghibahkan warisan masing2 sesuai rasa keadilan yg dianut. di kubu berbeda, mia, chae, dkk memilih menusuk langsung ke jantung teks dan mengendaki revisi tafsir secara 'resmi'. bila boleh disimpulkan, ujung2nya sama. Ada friksi terhadap rasa keadilan masa kini yg disinggung oleh ketentuan 2:1 ini. Hanya bentuk reaksi terhadap ajaran 2:1 ini berbeda. Ada yg memilih jalan pak her dan ada gaya mia/chae. apakah kita memang mengakui bahwa formulasi 2:1 ini menyinggung rasa keadilan yg dianut banyak individu saat ini? Saya yakin jawabnya : YA. ST SABRI -- No anti microsoft, no hate apple. Just linux lover and symbian user. - No need to miss a message. Get email on-the-go with Yahoo! Mail for Mobile. Get started. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
hati-hati mbak2 yg manis. Janoko ini tukang pelintir ayat :) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Aisha berkata = > > tolong ya kalau komentar yang pas dengan subject-nya, kalau mau cerita bencana alam, bikinlah judul baru, jangan campur aduk, pusing lihatnya, cobalah teratur memilih dan memilah. > > === > > Jano - ko = > > Apakah ada kaitannya antara "Bencana Alam" dengan insan-insan yang merubah - rubah firman - firman Allah SWT ( merubah Hukum Waris yang ada di Al Qur'an ) ? > > --- > > > Al Qur'an > > > 11. Huud > > 17. Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang yang ada mempunyai bukti yang nyata (Al Quran) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (Muhammad)[715] dari Allah dan sebelum Al Quran itu telah ada Kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat? Mereka itu beriman kepada Al Quran. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Quran, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Quran itu. Sesungguhnya (Al Quran) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman. > > -o0o- > > 6. Al An'aam > > 63. Katakanlah: "Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut, yang kamu berdoa kepada-Nya dengan rendah diri dengan suara yang lembut (dengan mengatakan: "Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan kami dari (bencana) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur"." > > > -o0o- > > > 2. Al Baqarah > > 75. Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui?[65]. > > 79. Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan. > > > -o0o- > > > Insya Allah Prof Herni nyambung dengan komentarnya jano-ko karena hati beliau pure dan honest dan level intelektualnya cukup tinggi > > Pertanyaan, apakah pebuatan merubah firman - firman Allah SWT itu termasuk perbuatan yang mengurangi kesucian / merusak Al Qur'an atau tidak ?, apa pandangan Hukum terhadap perbuatan tersebut ? > > > Salam > > > ---ooo0ooo--- > > > > Aisha <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Pak Jano, > tolong ya kalau komentar yang pas dengan subject-nya, kalau mau cerita bencana alam, bikinlah judul baru, jangan campur aduk, pusing lihatnya, cobalah teratur memilih dan memilah. > > salam > Aisha > --- > From : jano ko > Jano - ko punten ...berkata : > Ingat, Al Qur'an itu tidak hanya untuk manusia saja, tapi juga untuk > seluruh Alam semesta yang juga bertasbih kepada Allah SWT, setiap > usaha manusia untuk merubah firman-firman Allah SWT akan membuat Alam > Semesta bereaksi yang tentunya reaksi yang tidak menguntungkan bagi > manusia. > --- > Hallo Prof. Herni.:) > Selamat dech. > Yogyakarta bersedih lagi...dapat ujian berupa " Angin Lesus " > http://www.kr.co.id/article.php?sid=113617 > > 19 February 2007 > Ratusan Rumah Rusak Puluhan Orang Luka, Angin Lesus Hamtam Yogya > ... > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > > > Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com > > [Non-text portions of this message have been removed] >
[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
seorang ibu yg wajib > mengatur/bertanggungjawab. Kemandirian bukan berarti lantas tidak bisa berbagi. > Tradisi saling membantu, mencukupi yg kekurangan, menyokong yg punya kemampuan tapi tak punya > kemampuan secara ekonomi sebaiknya dipelihara. > Saya mengerti yg dimaksud Flora adalah masalah 'menyantuni' - berbagi kasih. > Siapa2 yg mendapat prioritas, urutan yg harus dikasihi secara ekonomi menurut agama. > > 4. Saya teringat kisah yg banyak diceritakan di milis beberapa waktu lalu. > Seorang laki bersama isteri seorang anak dan ibunya berperahu. Kemudian perahu itu oleng karena terlalu sarat. > Satu2nya jalan harus mengurangi beban. Siapakah yg dikorbankan? Siapakah yg harus berkorban? > Suami? Bukankah ia nakhoda. Isteri? Kan si suami bisa kawin lagi. Ibu? apakah tega? Anaknya? > Di kehidupan nyata yg harus berkorban/bertanggungjawab adalah laki2/suami/ayah. > Lihat saja kisah film Titanic, nakhodanya yg harus berusaha mnyelamatkan penumpangnya. > Sebaliknya KM Senopati yg karam baru2 ini, nakhodanya justru cari selamat sendiri, dan akhirnya ia malahan jadi gila, > karena telah melalaikan tugasnya, mencari selamat sendiri. > > salam > l.meilany > > > ----- Original Message ----- > From: Mia > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Sent: Friday, February 16, 2007 7:18 PM > Subject: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers " vs " Pelacuran dan." > > > "Jika tidak ada laki2 dalam garis keluarga wanita ini, maka > seharusnya wanita ini dijamin kebutuhan hidupnya oleh pengelola > negara." > > Ini yang dul (belasan tahun lalu) dikatakan kakak saya yang > sekarang pejabat PKS, kepada saya. Di keluarga kami, perempuan > mendapat 1/2 dari warisan bapak. Padahal sejak kecil, setiap kami > baik laki2 maupun perempuan harus bisa cari rejeki dan sama2 > menopang ekonomi keluarga. > > Sekarang kakak saya sadar bahwa realitas hidup memang nggak sesempit > pandangannya dulu itu. Adik saya yang perempuan mengeluarkan > deklarasi bahwa anak2 perempuannya akan mendapat warisan sama rata > dengan yang laki2. > > Sejak anak2 balita saya sudah jadi single parent, sampai mereka > sekolah di luar negeri sekarang, nyaris tanpa dukungan apa2 dari > bapak mereka. Karena sudah dibiasakan mandiri sejak kecil, mustahil > saya minta bantuan dari saudara yang laki2. Dulu pernah saya sering > nggak punya susu untuk kasih makan anak2, dan terpaksa pinjam dari > pengajian. Ketika saya sudah dapat pekerjaan, pengajian menolak > pinjaman itu dikembalikan. Saya terus menerus bekerja, > menyelesaikan sekolah sambil ngurus anak (dan pengajian), dan > alhamdulillah jalan terus terbuka dengan lika-liku dan aral- > lintangnya. > > So don't tell me my brothers are sinned because they cannot feed me > and my kids. > > Salam > Mia > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Flora Pamungkas" >wrote: > > > > "Men are the protectors and maintainers of women." QS4:34 > > > > > > IMHO ... > > Dilakukannya pekerjaan melacurkan diri oleh saudari-saudari kita, > tentu > > tidak akan terjadi seandainya kaum pria melaksanakan tugas yang > diberikan > > oleh Allah kepada kaum pria untuk melindungi dan menghidupi wanita > > sebagaimana dimaksud di QS 4:34. Dalam lembaga terkecil dari > masyarakat, > > seorang pria harus menghidupi ibunya, isterinya, anak2nya, wanita > sendirian > > yang adalah saudara perempuannya, neneknya, bibinya, sepupu > perempuannya. > > Beban ini sangat berat, tapi Allah sudah mengukur kemampuan pria > untuk > > melaksanakan tugas mulia ini. Maka Allah memberikan wewenang > kepada pria > > sebagai pemimpin atas keluarganya, dengan memberi fasilitas yang > lebih, > > misalnya dalam pembagian waris, dsb...dsb. Harap diingat bahwa > pemimpin yg > > dimaksud Al Qur'an adalah BUKAN berprinsip DIKTATOR. > > > > Jadi seandainya ada wanita yang sampai terlantar hingga terpaksa > melacur > > untuk menyambung hidup, berarti laki2 dalam garis keluarganya tidak > > mengurusnya, laki2 itu berdosa karena tidak melaksanakan > kewajibannya ini. > > Jika tidak ada laki2 dalam garis keluarga wanita ini, maka > seharusnya wanita > > ini dijamin kebutuhan hidupnya oleh pengelola negara. > > cmiiw... > > > > > > Wassalam, > > Flora > > -- > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] >
Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
1. Masalah warisan kalo ikuti aturan agama, anak perempuan dapat 1/2 dari anak laki2. Hanya saja dengan semangat kebersamaan, kerukunan, jumlah itu kemudian bisa diatur kembali. Tetangga saya dulu waktu di Tebet, anak laki2 justru menghibahkan satu bagian warisan untuk sodara perempuannya yg janda kemudian satu bagiannya lagi ia bikin sebagai dana yayasan keluarga. 2. Antara siapa yg membiayai/menyantuni beda dengan masalah tanggungjawab. Dalam rumahtangga yg layak yg bertanggungjawab adalah suami/ayah/laki2 Jika ayah/suami meninggal maka tanggungjawab itu larinya ke isteri/ibu Jika pasangan itu bercerai hidup maka tetap kewajiban mantan suamilah yg seharusnya di tuntut untuk membiayai anak2nya dan isterinya. 3. Kemandirian tidak berarti menafikan masalah 'tanggungjawab'. Dalam satu keluarga meskipun tak ada lagi penopang, maka seorang ibu yg wajib mengatur/bertanggungjawab. Kemandirian bukan berarti lantas tidak bisa berbagi. Tradisi saling membantu, mencukupi yg kekurangan, menyokong yg punya kemampuan tapi tak punya kemampuan secara ekonomi sebaiknya dipelihara. Saya mengerti yg dimaksud Flora adalah masalah 'menyantuni' - berbagi kasih. Siapa2 yg mendapat prioritas, urutan yg harus dikasihi secara ekonomi menurut agama. 4. Saya teringat kisah yg banyak diceritakan di milis beberapa waktu lalu. Seorang laki bersama isteri seorang anak dan ibunya berperahu. Kemudian perahu itu oleng karena terlalu sarat. Satu2nya jalan harus mengurangi beban. Siapakah yg dikorbankan? Siapakah yg harus berkorban? Suami? Bukankah ia nakhoda. Isteri? Kan si suami bisa kawin lagi. Ibu? apakah tega? Anaknya? Di kehidupan nyata yg harus berkorban/bertanggungjawab adalah laki2/suami/ayah. Lihat saja kisah film Titanic, nakhodanya yg harus berusaha mnyelamatkan penumpangnya. Sebaliknya KM Senopati yg karam baru2 ini, nakhodanya justru cari selamat sendiri, dan akhirnya ia malahan jadi gila, karena telah melalaikan tugasnya, mencari selamat sendiri. salam l.meilany - Original Message - From: Mia To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, February 16, 2007 7:18 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers " vs " Pelacuran dan." "Jika tidak ada laki2 dalam garis keluarga wanita ini, maka seharusnya wanita ini dijamin kebutuhan hidupnya oleh pengelola negara." Ini yang dul (belasan tahun lalu) dikatakan kakak saya yang sekarang pejabat PKS, kepada saya. Di keluarga kami, perempuan mendapat 1/2 dari warisan bapak. Padahal sejak kecil, setiap kami baik laki2 maupun perempuan harus bisa cari rejeki dan sama2 menopang ekonomi keluarga. Sekarang kakak saya sadar bahwa realitas hidup memang nggak sesempit pandangannya dulu itu. Adik saya yang perempuan mengeluarkan deklarasi bahwa anak2 perempuannya akan mendapat warisan sama rata dengan yang laki2. Sejak anak2 balita saya sudah jadi single parent, sampai mereka sekolah di luar negeri sekarang, nyaris tanpa dukungan apa2 dari bapak mereka. Karena sudah dibiasakan mandiri sejak kecil, mustahil saya minta bantuan dari saudara yang laki2. Dulu pernah saya sering nggak punya susu untuk kasih makan anak2, dan terpaksa pinjam dari pengajian. Ketika saya sudah dapat pekerjaan, pengajian menolak pinjaman itu dikembalikan. Saya terus menerus bekerja, menyelesaikan sekolah sambil ngurus anak (dan pengajian), dan alhamdulillah jalan terus terbuka dengan lika-liku dan aral- lintangnya. So don't tell me my brothers are sinned because they cannot feed me and my kids. Salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Flora Pamungkas" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > "Men are the protectors and maintainers of women." QS4:34 > > > IMHO ... > Dilakukannya pekerjaan melacurkan diri oleh saudari-saudari kita, tentu > tidak akan terjadi seandainya kaum pria melaksanakan tugas yang diberikan > oleh Allah kepada kaum pria untuk melindungi dan menghidupi wanita > sebagaimana dimaksud di QS 4:34. Dalam lembaga terkecil dari masyarakat, > seorang pria harus menghidupi ibunya, isterinya, anak2nya, wanita sendirian > yang adalah saudara perempuannya, neneknya, bibinya, sepupu perempuannya. > Beban ini sangat berat, tapi Allah sudah mengukur kemampuan pria untuk > melaksanakan tugas mulia ini. Maka Allah memberikan wewenang kepada pria > sebagai pemimpin atas keluarganya, dengan memberi fasilitas yang lebih, > misalnya dalam pembagian waris, dsb...dsb. Harap diingat bahwa pemimpin yg > dimaksud Al Qur'an adalah BUKAN berprinsip DIKTATOR. > > Jadi seandainya ada wanita yang sampai terlantar hingga terpaksa melacur > untuk menyambung hidup, berarti laki2 dalam garis keluarganya tidak > mengurusnya, laki2 itu berdosa karena tida
Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
Jano - ko punten ...berkata : Ingat, Al Qur'an itu tidak hanya untuk manusia saja, tapi juga untuk seluruh Alam semesta yang juga bertasbih kepada Allah SWT, setiap usaha manusia untuk merubah firman-firman Allah SWT akan membuat Alam Semesta bereaksi yang tentunya reaksi yang tidak menguntungkan bagi manusia. --- Hallo Prof. Herni.:) Selamat dech. Yogyakarta bersedih lagi...dapat ujian berupa " Angin Lesus " http://www.kr.co.id/article.php?sid=113617 19 February 2007 Ratusan Rumah Rusak Puluhan Orang Luka, Angin Lesus Hamtam Yogya Yogya (KR) Yogya kembali dilanda bencana. Angin lesus dengan kekuatan besar disertai hujan deras, Minggu (18/2), menghantam Kota Yogya, terutama di Kecamatan Danurejan, Gondokusuman dan sebagian Umbulharjo. Ratusan rumah dan bangunan rusak dan puluhan orang mengalami luka-luka. Hingga semalam warga masih dicekam ketakutan. Angin lesus yang menerpa sekitar pukul 17.15 selama kurang lebih 10 menit itu diperkirakan muncul dari wilayah Baciro Danurejan. Kepanikan luar biasa dirasakan warga setempat karena angin dengan suara keras tersebut menerbangkan atap rumah mereka hingga radius ratusan meter. Dari pemantaun KR, dari atas jembatan layang terlihat jelas kerusakan parah yang dialami rumah-rumah warga di wilayah Pengok dan sekitarnya. Tak hanya itu, kerusakan parah dialami gedung perkantoran dan pertokoan di Jl Dr Soetomo sekitar jembatan layang. Asrama BPTT, Gedung Deteasemen Zeni terlihat hanya tinggal kerangkanya, karena atap yang sebagian besar terbuat dari seng beterbangan. Kondisi serupa juga dialami gedung pertokoan, termasuk warung lesehan Cak Koting yang saat itu sedang buka. Hantaman angin lesus membuat sebuah baliho iklan yang cukup besar dan baliho Bioskop Mataram roboh. Kaca-kaca di toko ban seberang Jl Dr Soetomo, tepatnya di depan Gedung Zeni, juga pecah berantakan di ketinggian belasan meter. Kabel-kabel listrik dan telepon terlihat masih melintang di jalan. Beberapa sepeda motor maupun mobil yang diparkir di pinggir jalan penyok tertimpa barang-barang yang terhempas angin. Sebagian besar korban luka-luka adalah karyawan warung lesehan Cak Koting yang saat itu sudah buka. Korban sebagian besar mengalami luka robek karena tertimpa benda-benda yang terbawa angin. Sebagian korban dilarikan ke RS Bethesda. Menurut pengakuan Langgeng, salah satu petugas jaga di Detasemen Zeni, ia melihat angin berkekuatan besar muncul dari belakang toko ban di seberang jalan depan kantornya. Awalnya ia melihat angin tersebut menerbangkan sampah dan dengan cepat membesar menuju arah Gedung Zeni dan sekitarnya. Ia kemudian meminta masyarakat yang berteduh *Bersambung hal 23 kol 5 untuk masuk ke dalam ruangan tempatnya bekerja. Suaranya keras sekali, dan angin bergerak cepat menerbangkan seng, kata Langgeng. Hujan deras dan angin kencang juga membuat pepohonan di kawasan Jl Gayam, Ki Mangun Sarkoro, Jl Tunjung Baru, tumbang. Hingga tadi malam masyarakat terlihat membersihkan puing-puing bangunan. Selain wilayah Danurejan, wilayah lain yang mengalami kerusakan akibat hujan deras dan angin kencang antara lain Gondokusuman dan Umbulharjo. Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X kemarin langsung mendatangi lokasi yang terkena angin lesus. Sultan tiba di Kompleks Bioskop Mataram sekitar pukul 18.50 didampingi Ketua DPRD Kota Yogya Arif Noor Hartanto dan Wakil Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti. Malam harinya, menggelar rapat koordinasi penanganan bencana angin lesus khususnya pada masa tanggap darurat dengan Walikota Yogyakarta Herry Zudianto dan jajarannya di Balai Kota Yogya. Hingga pukul 21.30, Gubernur dan Walikota masih mengadakan rapat membahas penanganan dalam jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang. Walikota Yogyakarta Herry Zudianto menjelaskan, akibat bencana lesus ini, ada sekitar 500 rumah mengalami kerusakan. Namun belum bisa dirinci, jenis kerusakannya. Sedangkan untuk korban luka-luka, ada 50 orang yang dirawat di rumah sakit. seluruh biaya berobat di rumah sakit, akan ditanggung Pemkot, tegas Walikota. Untuk mengantisipasi, semalam Pemkot langsung bergerak cepat, mendirikan dapur umum, mengirim makanan siap saji kepada korban, membersihkan seluruh jalan dan puing-puing di sekitar lokasi, serta mendirikan posko penanganan korban. Termasuk mendirikan tenda-tenda dan menyiapkan relokasi pengungsian di gedung-gedung yang utuh, masjid-masjid, serta gedung RW yang masih bisa ditempati. Sekda DIY Ir Tri Harjun Ismaji MSc ketika dihubungi KR semalam, menjelaskan, Gubernur dan Walikota telah mengambil langkah-langkah cepat dalam masa tanggap darurat ini. Yang paling utama yakni upaya penanganan terhadap para korban. Masyarakat yang menjadi korban harus diselamatkan terlebih dulu dan segera mendapatkan penanganan secara memadai. Yang penting masyarakat terlindungi dulu meski sifatnya masih sementara, karena sekarang ju
[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
Halo pak Janoko :), Pak Janoko ini jadi mengingatkan saya ma seseorang yg duluuu katanya demen ma saya karena 'status' saya yg anak yatim. Niatnya sih baik, karena agama menganjurkan utk melindungi anak yatim, apalagi yg perempuan. Cuma, saya agak 'lucu' mendengarnya. Kesannya kok saya merana banget deh. Tapi emang gitu. Dari kecil, teman2 ibu kalau melihat saya kaya melihat anak yg merana, padahal sayanya alhamdulillah gak merasa merana2 banget. Paling kangen ma bapak, kadang2. Soalnya, kalo kata ibu sosial saya, orang itu harus selalu bersyukur, sesedikit apapun. Syukur-syukur ntar nikmatnya ditambah, hehehe... kalo ma Tuhan kan pasti ada pamrihnya. Jarang orang berdoa dan berbuat amal kagak ada maunye, ya gak? :P. Di sisi lain, perempuan2 'anak yatim' sekarang, ada juga yg mandiri. Mungkin karena perempuan sekarang udah punya pilihan. Mau ambil jalur 'mainstream', melindungi dirinya lewat perkawinan. Atau, jalur 'alternatif', memandirikan dirinya. Atau bisa aja, menggabungkan dua jalur tadi, kawin sambil memandirikan diri sendiri, hehe. Bukan lantas jalur yg satu lebih 'mulia' atau lebih 'tinggi' dibanding lainnya. Itu masalah pilihan pribadi aja (menurut saya). Sama hal dng pilihan utk membiayai perkawinan sendiri, misalnya. Penyelenggaraan pernikahan yg mewah dan mahal itu kan tradisi, yg bisa dilawan :) Yg mainstream2 emang kadang2 perlu dilawan (menurut gue, hehehe..) Sementara yg emang gak memiliki uang yg banyak utk menikah mewah, sekarang banyak model2 perkawinan sederhana. Yg penting, sah secara agama (bagi mereka yg masih memandang ini perlu dan emang hukum perkawinan di negara kita masih menjadikan ini sbg syarat), dicatat oleh negara, asas publisitasnya dipenuhi. Jangan kaya Angel Lelga yg demen nikah sirri, apalagi sama bapak2 yg mapan, meski punya istri/keluarga (abis emak gw dari kemarin ngomongin si Angel mulu :P Dasar emak2 korban infotainment :P). Soal waris ya demikian juga. Pada dasarnya, waris kan masuk hukum privat -yg memang membuka peluang utk memilih sistem hukum privat yg mana yg akan dipilih, asal konsisten agar tidak terjadi yg namanya forum shopping (yg tau soal ini, mohon dibenarkan). Prakteknya pun bervariasi, ada yg menggunakan lembaga2 resmi yg disediakan negara, ada yg berdasarkan kesepakatan di antara mereka. Kalau ada yg protes, ya harus diajukan ke pengadilan. Karena memang masuk wilayah privat. Spt halnya pernikahan. Meski negara sudah menyediakan institusinya, toh masih banyak yg nikah sirri. Bedanya kan di kekuatan hukumnya. Kalau dilegalisasi sama institusi negara ya jelas lebih kuat. Ini tindakan antisipatif aja utk mengatasi permasalahan yg mungkin muncul di kemudian hari. Tapi kalau para pihak sepakat, ya gak ada masalah. Emang ada yg menjamin bahwa aturan hukum waris Islam dijalankan oleh pemeluknya? Saya sendiri, gak terlalu mengikatkan diri sama 'hukum Islam', karena memasukkan kakak saya yg kresten dlm daftar ahli waris. Pertimbangannya simply karena khawatir aja. Kalo ma kakak gw yg cowo sih, gak terlalu khawatir, hehehe... Bukan karena cewe dan cowonya tapi karena personality dan kondisi keuangannya aja. Dulu waktu bapak saya meninggal, gak dapet warisan juga. Mungkin karena kita masih kecil2, ibu saya meng-take over uang warisan. Kemudian dia 'mismanagement' uangnya, ya nasib deh. Sekarang sisa dikit, saya bilang, mending buat si ibu aja, yg kesehatannya emang menurun. Atau buat apaan kek, yg bikin dia hepi. Kalaupun dipake sapaaa gitu diantara kita, ya emang karena dia lagi butuh. Soal ikhlas gak ikhlas sih, itu tergantung masing2. But sometimes, things are what things are. Ikhlas itu, saya rasa 50% cuek, sisanya (sebenarnya) gak terlalu peduli dan melupakan :) Soal sukses dan kaya, dulu sempet ngobrol2 ngalur ngidul ma temen. Intinya sih, kami sepakat, kayanya orang kaya kami2 ini gak bakal jadi orang kaya... mungkin terbiasa dng gaya hidup 'bohemian', hehehe... ya gpp juga. Jurus ngelesnya sih, define 'kaya' first. Orang kan punya artian yg berbeda2 utk kata 'kaya' :) Maap ngalor ngidul, =H --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Jano - ko = Lain Mia, lain jano - ko Ayahnya saya adalah pengacara angkatannya Adnan Buyung Nasution, ayah saya juga mempunyai andil dalam mendirikan LBH. Biasa,sebagai pengacara yang idealis dan pemberani tentu saja ayah saya banyak pengagumnya ( terutama rakyat kecil ) tapi juga ada yang tidak suka. Sejak kecil saya sudah terbiasa menghadapi "psy war" alias perang saraf dari "lawan - lawan" ayah saya. Tentu saja mereka tidak berani berhadapan langsung dengan ayah saya, mereka mengalihkan sasarannya kepada adik - adik saya. Singkat cerita, adik saya yang perempuan betul-betul kena dan jadi korban persekongkolan mafia tersebut, tidak sedikit dana yang harus dikeluarkan untuk menyelamatkan adik saya, ratusan juta harus melayang untuk menyelamatkan adik saya yang perempuan tersebut, sayalah yang menjadi ujung tombak dalam penyelesaian masalah
[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, sriwening herpribadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > 1. Memiliki pekerjaan / berwirausaha merupakan suatu keharusan bagi laki2, karena memberi nafkah keluarga adalah kewajiban bagi laki2. Sedangkan bagi perempuan memiliki pekerjaan / berwirausaha merupakan pilihan saja, karena memberi nafkah keluarga bukanlah kewajibannya. Pak Her, Sebelum saya kesurupan dengan mitos bahwa laki-laki wajiba mencari nafkah dan perempuan tidak wajib mencari nafkah, maka sudi kiranya menunjukan dasar yang anda pakai untuk pernyataan tsb. Apakah dasarnya bersumber pada agama??? jika demikian sebutkan suratnya dan ayatnya? please;)) salam,
[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
Yth. Mba' Flora, Menyerahkan semua urusan ke pihak laki-laki kok rasanya makin menjauhkan perempuan dari beribadah. Bukankah bekerja, menjari rizki halal, berihtiar dalam penghidupan = ibadah. Melempar persoalan menanggung urusan hidup perempuan ke laki-laki dan ke negara, maaf, rasanya menunjukkan betapa ini sangat tidak realistis. Empati dan kesadaran untuk memberi penguatan dan dukungan agar kaum perempuan mandiri bekerja secara halal, itulah yang diperlukan saat ini. Kalau menggampangkan segala urusan ini sebagai persoalan laki-laki dan negara, rasanya Anda tidak berempati dengan sebagian besar buruh perempuan yang bekerja di pabrik-pabrik di Tangerang dan Bekasi, atau kepada para TKW yang meyabung hidup di negeri orang. Astagfirullah. Mereka memang tidak melacur tapi sama kondisinya, yakni garis laki-laki dikeluarga mereka tidak sanggup menghidupi kaum perempuannya. Sudah mereka (para perempuan ini) harus bekerja keras membanting tulang, lalu ayahnya yang jompo, atau pamannya yang juga miskin papa, harus dihujat-hujat "berdosa" karena ketidak sanggupannnya mengurus hidup para perempuan ini:(. Memang mudah mengatakan: "Soal pelacuran urusan negara, dan urusan keluarga laki-lakinya", tapi apakah ini yang harus dilakukan umat Islam saat ini? Hanya sekedar berteriak tanpa berempati dan melihat kondisi realitas yang ada?? :( wah jangan-jangan memang Masyarakat Muslim sedang bermimpi. Mimpi yang terlalu panjang. Mencari solusi memang tidak mudah, tetapi paling tidak harus berempati, jika empati saja tidak ada.sungguh terlena kita semua:( Wassalam Lestari --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Flora Pamungkas" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > "Men are the protectors and maintainers of women " QS4:34 > > > IMHO ... > Dilakukannya pekerjaan melacurkan diri oleh saudari-saudari kita, tentu > tidak akan terjadi seandainya kaum pria melaksanakan tugas yang diberikan > oleh Allah kepada kaum pria untuk melindungi dan menghidupi wanita > sebagaimana dimaksud di QS 4:34. Dalam lembaga terkecil dari masyarakat, > seorang pria harus menghidupi ibunya, isterinya, anak2nya, wanita sendirian > yang adalah saudara perempuannya, neneknya, bibinya, sepupu perempuannya. > Beban ini sangat berat, tapi Allah sudah mengukur kemampuan pria untuk > melaksanakan tugas mulia ini. Maka Allah memberikan wewenang kepada pria > sebagai pemimpin atas keluarganya, dengan memberi fasilitas yang lebih, > misalnya dalam pembagian waris, dsb...dsb. Harap diingat bahwa pemimpin yg > dimaksud Al Qur'an adalah BUKAN berprinsip DIKTATOR. > > Jadi seandainya ada wanita yang sampai terlantar hingga terpaksa melacur > untuk menyambung hidup, berarti laki2 dalam garis keluarganya tidak > mengurusnya, laki2 itu berdosa karena tidak melaksanakan kewajibannya ini. > Jika tidak ada laki2 dalam garis keluarga wanita ini, maka seharusnya wanita > ini dijamin kebutuhan hidupnya oleh pengelola negara. > cmiiw... > > > Wassalam, > Flora
Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
pak her, mbak mia & wm-mania, wm teman favorit saya ketika harus menunggu sesuatu. Setelah tidak jadi kopdar tadi malam. dari diskusi marathon dengan aktor/aktris pak her, chae, mia, rani, wikan, arcon, hmna dan rekan lain. Saya menangkap pak her tetap merasa tentram menjalankan semua ketentuan teks terlebih dahulu. Misal dalam soal warisan 2:1 pak her tidak ingin menggugatnya, meski setelah teks terlaksana para penerima waris berembug lagi dan menghibahkan warisan masing2 sesuai rasa keadilan yg dianut. di kubu berbeda, mia, chae, dkk memilih menusuk langsung ke jantung teks dan mengendaki revisi tafsir secara 'resmi'. bila boleh disimpulkan, ujung2nya sama. Ada friksi terhadap rasa keadilan masa kini yg disinggung oleh ketentuan 2:1 ini. Hanya bentuk reaksi terhadap ajaran 2:1 ini berbeda. Ada yg memilih jalan pak her dan ada gaya mia/chae. apakah kita memang mengakui bahwa formulasi 2:1 ini menyinggung rasa keadilan yg dianut banyak individu saat ini? Saya yakin jawabnya : YA. ST SABRI -- No anti microsoft, no hate apple. Just linux lover and symbian user.
Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
Dear ukhti Mia...yang berbahagia ===> Ukhti Mia wrote : Ini yang dul (belasan tahun lalu) dikatakan kakak saya yang sekarang pejabat PKS, kepada saya. Di keluarga kami, perempuan mendapat 1/2 dari warisan bapak. Padahal sejak kecil, setiap kami baik laki2 maupun perempuan harus bisa cari rejeki dan sama2 menopang ekonomi keluarga. === Saya pun juga akan berprinsip demikian bahwa semua anak2 saya baik laki2 maupun perempuan harus bisa mencari rezeki - sayangnya saya masih blum punya anak ce baru punya 2 co.hehehe -, dan untuk itu mereka akan saya berikan kesempatan memperoleh pendidikan & keterampilan yang sama besarnya. Namun demikian perlu diberikan pemahaman kepada anak2 saya bahwa : 1. Memiliki pekerjaan / berwirausaha merupakan suatu keharusan bagi laki2, karena memberi nafkah keluarga adalah kewajiban bagi laki2. Sedangkan bagi perempuan memiliki pekerjaan / berwirausaha merupakan pilihan saja, karena memberi nafkah keluarga bukanlah kewajibannya. 2. Dalam hal perintah agama -khususnya bagi waris 2:1- harus tetap dijalankan apa adanya dengan senantiasa mengedepankan " prasangka baik " kepada Alloh Swt, bahwa semua ketentuan Alloh pasti baik bagi semua pihak. Menurut saya pemahaman2 tersebut sangat penting bagi anak2 agar mereka menyadari bahwa semuanya itu merupakan ibadah sebagai tujuan hidup manusia muslim. Salam / Her Mia <[EMAIL PROTECTED]> wrote: "Jika tidak ada laki2 dalam garis keluarga wanita ini, maka seharusnya wanita ini dijamin kebutuhan hidupnya oleh pengelola negara." Ini yang dul (belasan tahun lalu) dikatakan kakak saya yang sekarang pejabat PKS, kepada saya. Di keluarga kami, perempuan mendapat 1/2 dari warisan bapak. Padahal sejak kecil, setiap kami baik laki2 maupun perempuan harus bisa cari rejeki dan sama2 menopang ekonomi keluarga. Sekarang kakak saya sadar bahwa realitas hidup memang nggak sesempit pandangannya dulu itu. Adik saya yang perempuan mengeluarkan deklarasi bahwa anak2 perempuannya akan mendapat warisan sama rata dengan yang laki2. Sejak anak2 balita saya sudah jadi single parent, sampai mereka sekolah di luar negeri sekarang, nyaris tanpa dukungan apa2 dari bapak mereka. Karena sudah dibiasakan mandiri sejak kecil, mustahil saya minta bantuan dari saudara yang laki2. Dulu pernah saya sering nggak punya susu untuk kasih makan anak2, dan terpaksa pinjam dari pengajian. Ketika saya sudah dapat pekerjaan, pengajian menolak pinjaman itu dikembalikan. Saya terus menerus bekerja, menyelesaikan sekolah sambil ngurus anak (dan pengajian), dan alhamdulillah jalan terus terbuka dengan lika-liku dan aral- lintangnya. So don't tell me my brothers are sinned because they cannot feed me and my kids. Salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Flora Pamungkas" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > "Men are the protectors and maintainers of women " QS4:34 > > > IMHO ... > Dilakukannya pekerjaan melacurkan diri oleh saudari-saudari kita, tentu > tidak akan terjadi seandainya kaum pria melaksanakan tugas yang diberikan > oleh Allah kepada kaum pria untuk melindungi dan menghidupi wanita > sebagaimana dimaksud di QS 4:34. Dalam lembaga terkecil dari masyarakat, > seorang pria harus menghidupi ibunya, isterinya, anak2nya, wanita sendirian > yang adalah saudara perempuannya, neneknya, bibinya, sepupu perempuannya. > Beban ini sangat berat, tapi Allah sudah mengukur kemampuan pria untuk > melaksanakan tugas mulia ini. Maka Allah memberikan wewenang kepada pria > sebagai pemimpin atas keluarganya, dengan memberi fasilitas yang lebih, > misalnya dalam pembagian waris, dsb...dsb. Harap diingat bahwa pemimpin yg > dimaksud Al Qur'an adalah BUKAN berprinsip DIKTATOR. > > Jadi seandainya ada wanita yang sampai terlantar hingga terpaksa melacur > untuk menyambung hidup, berarti laki2 dalam garis keluarganya tidak > mengurusnya, laki2 itu berdosa karena tidak melaksanakan kewajibannya ini. > Jika tidak ada laki2 dalam garis keluarga wanita ini, maka seharusnya wanita > ini dijamin kebutuhan hidupnya oleh pengelola negara. > cmiiw... > > > Wassalam, > Flora > -- - Any questions? Get answers on any topic at Yahoo! Answers. Try it now. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
Awan biru berkata : Lho, katanya menurut petunjuk Allah, perempuan cuman dapat 1/2nya. Kenapa Jano ko melawan Hukum Allah ? Katanya mesti berpedoman sungguh sungguh ke Al Quran, Hadits dan Sunnah Rasul. Jano - ko = Kalau ditempatnya jano - ko kemarin awan kelabu soalnya mendung :) Hayati dulu postingan jano-ko dengan hati yang asyik, jangan tergesa - gesa ya.kemudian dikomentari secara asyik juga :) Selamat menghayati. -- ooo0ooo -- Awan Biru <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Lho, katanya menurut petunjuk Allah, perempuan cuman dapat 1/2nya. Kenapa Jano ko melawan Hukum Allah ? Katanya mesti berpedoman sungguh sungguh ke Al Quran, Hadits dan Sunnah Rasul. Salam AB Boleh dong, sekali kali gantian... jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Singkat cerita lagi, saat kedua orang tua saya meninggal dunia, saya tidak mendapatkan waris, saya tidak pernah protes dan tidak pernah mempermasalahkan waris Nasehat jano - ko kepada teman - teman, kalau ingin sukses berpedomanlah kepada Al Qur'an dan Hadis dan Sunah Rasul dan jangan sekali-kali merubah hukum - hukum Allah SWT, bisa terjadi yang menderita adalah anak cucu dari insan - insan yang merubah firman - firman Allah SWT tersebut. - Don't pick lemons. See all the new 2007 cars at Yahoo! Autos. [Non-text portions of this message have been removed] Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
Lho, katanya menurut petunjuk Allah, perempuan cuman dapat 1/2nya. Kenapa Jano ko melawan Hukum Allah ? Katanya mesti berpedoman sungguh sungguh ke Al Quran, Hadits dan Sunnah Rasul. Salam AB Boleh dong, sekali kali gantian... jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Singkat cerita lagi, saat kedua orang tua saya meninggal dunia, saya tidak mendapatkan waris, saya tidak pernah protes dan tidak pernah mempermasalahkan waris Nasehat jano - ko kepada teman - teman, kalau ingin sukses berpedomanlah kepada Al Qur'an dan Hadis dan Sunah Rasul dan jangan sekali-kali merubah hukum - hukum Allah SWT, bisa terjadi yang menderita adalah anak cucu dari insan - insan yang merubah firman - firman Allah SWT tersebut. - Don't pick lemons. See all the new 2007 cars at Yahoo! Autos. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
Mia berkata = Sejak anak2 balita saya sudah jadi single parent, sampai mereka sekolah di luar negeri sekarang, nyaris tanpa dukungan apa2 dari bapak mereka. Karena sudah dibiasakan mandiri sejak kecil, mustahil saya minta bantuan dari saudara yang laki2. Dulu pernah saya sering nggak punya susu untuk kasih makan anak2, dan terpaksa pinjam dari pengajian. Ketika saya sudah dapat pekerjaan, pengajian menolak pinjaman itu dikembalikan. Saya terus menerus bekerja, menyelesaikan sekolah sambil ngurus anak (dan pengajian), dan alhamdulillah jalan terus terbuka dengan lika-liku dan aral- lintangnya. = Jano - ko = Lain Mia, lain jano - ko Ayahnya saya adalah pengacara angkatannya Adnan Buyung Nasution, ayah saya juga mempunyai andil dalam mendirikan LBH. Biasa,sebagai pengacara yang idealis dan pemberani tentu saja ayah saya banyak pengagumnya ( terutama rakyat kecil ) tapi juga ada yang tidak suka. Sejak kecil saya sudah terbiasa menghadapi "psy war" alias perang saraf dari "lawan - lawan" ayah saya. Tentu saja mereka tidak berani berhadapan langsung dengan ayah saya, mereka mengalihkan sasarannya kepada adik - adik saya. Singkat cerita, adik saya yang perempuan betul-betul kena dan jadi korban persekongkolan mafia tersebut, tidak sedikit dana yang harus dikeluarkan untuk menyelamatkan adik saya, ratusan juta harus melayang untuk menyelamatkan adik saya yang perempuan tersebut, sayalah yang menjadi ujung tombak dalam penyelesaian masalah adik perempuan saya dan sayalah yang menjadi ujung tombak dalam menghadapi keroyokan para mafia tersebut. Singkat cerita lagi, saat kedua orang tua saya meninggal dunia, saya tidak mendapatkan waris, saya tidak pernah protes dan tidak pernah mempermasalahkan waris, saya tidak pernah minta ganti rugi kepada adik saya yang perempuan yang telah memakai uang keluarga ratusan juta rupiah dan saya tidak pernah protes hukum waris Islam karena saya yakin bahwa kesuksesan saya tidak ditentukan waris dari ortu tapi ditentukan oleh pertolongan dari Allah SWT. Saya nikah dengan modal sendiri ( tidak minta tolong kepada orang tua), dan saya melamar sendiri mantan anak yatim yang kemudian jadi istri saya ( padahal saat itu saya sudah dijodohkan dengan seorang wanita pilihan dari seorang Ulama yang merupakan guru dari Gus Dur/Megawati/Mbak Tutut, tapi saya memilih si mantan anak yatim tersebut ) Sekarang karyawan saya cukup banyak, bisa membeli beberapa tanah, dan saya sampai sekarang menghidupi adik saya yang perempuan. Nasehat jano - ko kepada teman - teman, kalau ingin sukses berpedomanlah kepada Al Qur'an dan Hadis dan Sunah Rasul dan jangan sekali-kali merubah hukum - hukum Allah SWT, bisa terjadi yang menderita adalah anak cucu dari insan - insan yang merubah firman - firman Allah SWT tersebut. Pertanyaan yang sangat sederhana tapi cerdas, apakah mungkin mahluk mempunyai kemampuan yang sama dengan penciptanya ? Apakah mungkin manusia bisa memahami semua keputusan dan kehendak Allah SWT dalam menentukan hukum - hukum untuk manusia ? Ingat, Al Qur'an itu tidak hanya untuk manusia saja, tapi juga untuk seluruh Alam semesta yang juga bertasbih kepada Allah SWT, setiap usaha manusia untuk merubah firman-firman Allah SWT akan membuat Alam Semesta bereaksi yang tentunya reaksi yang tidak menguntungkan bagi manusia. Selamat malam -oo0oo- Mia <[EMAIL PROTECTED]> wrote: "Jika tidak ada laki2 dalam garis keluarga wanita ini, maka seharusnya wanita ini dijamin kebutuhan hidupnya oleh pengelola negara." Ini yang dul (belasan tahun lalu) dikatakan kakak saya yang sekarang pejabat PKS, kepada saya. Di keluarga kami, perempuan mendapat 1/2 dari warisan bapak. Padahal sejak kecil, setiap kami baik laki2 maupun perempuan harus bisa cari rejeki dan sama2 menopang ekonomi keluarga. Sekarang kakak saya sadar bahwa realitas hidup memang nggak sesempit pandangannya dulu itu. Adik saya yang perempuan mengeluarkan deklarasi bahwa anak2 perempuannya akan mendapat warisan sama rata dengan yang laki2. Sejak anak2 balita saya sudah jadi single parent, sampai mereka sekolah di luar negeri sekarang, nyaris tanpa dukungan apa2 dari bapak mereka. Karena sudah dibiasakan mandiri sejak kecil, mustahil saya minta bantuan dari saudara yang laki2. Dulu pernah saya sering nggak punya susu untuk kasih makan anak2, dan terpaksa pinjam dari pengajian. Ketika saya sudah dapat pekerjaan, pengajian menolak pinjaman itu dikembalikan. Saya terus menerus bekerja, menyelesaikan sekolah sambil ngurus anak (dan pengajian), dan alhamdulillah jalan terus terbuka dengan lika-liku dan aral- lintangnya. So don't tell me my brothers are sinned because they cannot feed me and my kids. Salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Flora Pamungkas" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > "Men ar
[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
"Jika tidak ada laki2 dalam garis keluarga wanita ini, maka seharusnya wanita ini dijamin kebutuhan hidupnya oleh pengelola negara." Ini yang dul (belasan tahun lalu) dikatakan kakak saya yang sekarang pejabat PKS, kepada saya. Di keluarga kami, perempuan mendapat 1/2 dari warisan bapak. Padahal sejak kecil, setiap kami baik laki2 maupun perempuan harus bisa cari rejeki dan sama2 menopang ekonomi keluarga. Sekarang kakak saya sadar bahwa realitas hidup memang nggak sesempit pandangannya dulu itu. Adik saya yang perempuan mengeluarkan deklarasi bahwa anak2 perempuannya akan mendapat warisan sama rata dengan yang laki2. Sejak anak2 balita saya sudah jadi single parent, sampai mereka sekolah di luar negeri sekarang, nyaris tanpa dukungan apa2 dari bapak mereka. Karena sudah dibiasakan mandiri sejak kecil, mustahil saya minta bantuan dari saudara yang laki2. Dulu pernah saya sering nggak punya susu untuk kasih makan anak2, dan terpaksa pinjam dari pengajian. Ketika saya sudah dapat pekerjaan, pengajian menolak pinjaman itu dikembalikan. Saya terus menerus bekerja, menyelesaikan sekolah sambil ngurus anak (dan pengajian), dan alhamdulillah jalan terus terbuka dengan lika-liku dan aral- lintangnya. So don't tell me my brothers are sinned because they cannot feed me and my kids. Salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Flora Pamungkas" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > "Men are the protectors and maintainers of women " QS4:34 > > > IMHO ... > Dilakukannya pekerjaan melacurkan diri oleh saudari-saudari kita, tentu > tidak akan terjadi seandainya kaum pria melaksanakan tugas yang diberikan > oleh Allah kepada kaum pria untuk melindungi dan menghidupi wanita > sebagaimana dimaksud di QS 4:34. Dalam lembaga terkecil dari masyarakat, > seorang pria harus menghidupi ibunya, isterinya, anak2nya, wanita sendirian > yang adalah saudara perempuannya, neneknya, bibinya, sepupu perempuannya. > Beban ini sangat berat, tapi Allah sudah mengukur kemampuan pria untuk > melaksanakan tugas mulia ini. Maka Allah memberikan wewenang kepada pria > sebagai pemimpin atas keluarganya, dengan memberi fasilitas yang lebih, > misalnya dalam pembagian waris, dsb...dsb. Harap diingat bahwa pemimpin yg > dimaksud Al Qur'an adalah BUKAN berprinsip DIKTATOR. > > Jadi seandainya ada wanita yang sampai terlantar hingga terpaksa melacur > untuk menyambung hidup, berarti laki2 dalam garis keluarganya tidak > mengurusnya, laki2 itu berdosa karena tidak melaksanakan kewajibannya ini. > Jika tidak ada laki2 dalam garis keluarga wanita ini, maka seharusnya wanita > ini dijamin kebutuhan hidupnya oleh pengelola negara. > cmiiw... > > > Wassalam, > Flora > --
[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."
Men are the protectors and maintainers of women QS4:34 IMHO ... Dilakukannya pekerjaan melacurkan diri oleh saudari-saudari kita, tentu tidak akan terjadi seandainya kaum pria melaksanakan tugas yang diberikan oleh Allah kepada kaum pria untuk melindungi dan menghidupi wanita sebagaimana dimaksud di QS 4:34. Dalam lembaga terkecil dari masyarakat, seorang pria harus menghidupi ibunya, isterinya, anak2nya, wanita sendirian yang adalah saudara perempuannya, neneknya, bibinya, sepupu perempuannya. Beban ini sangat berat, tapi Allah sudah mengukur kemampuan pria untuk melaksanakan tugas mulia ini. Maka Allah memberikan wewenang kepada pria sebagai pemimpin atas keluarganya, dengan memberi fasilitas yang lebih, misalnya dalam pembagian waris, dsb...dsb. Harap diingat bahwa pemimpin yg dimaksud Al Qur'an adalah BUKAN berprinsip DIKTATOR. Jadi seandainya ada wanita yang sampai terlantar hingga terpaksa melacur untuk menyambung hidup, berarti laki2 dalam garis keluarganya tidak mengurusnya, laki2 itu berdosa karena tidak melaksanakan kewajibannya ini. Jika tidak ada laki2 dalam garis keluarga wanita ini, maka seharusnya wanita ini dijamin kebutuhan hidupnya oleh pengelola negara. cmiiw... Wassalam, Flora -- Men are the protectors and maintainers of women QS4:34 Posted by: "Lina Dahlan" [EMAIL PROTECTED] linadahlan Wed Feb 14, 2007 5:38 pm (PST) Allah says: "Men are the protectors and maintainers of women because of what Allah has preferred one with over the other and because of what they spend to support them from their wealth." [Sûrah al-Nisâ': 34] What does it mean that men are "protectors and maintainers" of women? To answer this question, let us first look at the Arabic word that we are translating as "protectors and maintainers". This word is "qawwâmûn" the plural of "qawwâm". This word qawwâm in turn, is an emphatic form of the word "qayyim", which means a person who manages the affairs of others. The qayyim of a people is the one who governs their affairs and steers their course. Likewise, the qayyim of a woman is either her husband or her guardian the one who has to look after her and ensure that her needs are met. When Allah says: "Men are the qawwâmûn of women " it means and Allah knows best that men are held liable for handling the affairs of women and are responsible for the women under their care. A husband, therefore, has the responsibility of taking care of his wife, protecting her, defending her honor, and fulfilling her needs regarding her religion and her worldly life. It does not mean as all too many people have falsely assumed that he has the right to behave obstinately towards her, compel her, subject her to his will, suppress her individuality, and thus heinously negate her identity. His status as protector and maintainer is pure responsibility, pure liability, and not so much a position of authority. It requires from him that he uses his good sense, thinks carefully about what he does, and exercises patience. It means that he cannot be hasty and offhanded in his decisions. It does not mean that he can disregard his wife's opinions and belittle her good person. Why does Islam make men the protectors and maintainers of women? The verse gives us two reasons why men are given this burden to shoulder. Allah says: " because of what Allah has preferred one with over the other " and " because of what they spend to support them from their wealth." A problem arises when it is said that men have a preference to women. Then we see all those organizations, establishments, and activists who call to women's equality stirring into motion, jumping up ready to fight over this point, and going off on all kinds of tangents in their thinking. Rather, they should pause long enough to properly understand what it means when Allah says: " because of what Allah has preferred one with over the other " This proper understanding can only be had in the light of the Qur'ân and Sunnah and their sound application. Those who go overboard in asserting the rights of women and claim that the woman in Islam is oppressed and that Islam does not do her justice are driven to the point where they transgress against the very texts of the Qur'ân and Sunnah. In the name of "equality", they demand absolute uniformity in matters of inheritance, in governance, and in everything else wherein a distinction between the sexes is made, sometimes taking matters so far that it is the men who have to chase after the hope of equality with women. -- dst - Pelacuran dan Pesantren Posted by: "Aisha" [EMAIL PROTECTED] aishayasmina2002 Tue Feb 13, 2007 5:16 pm (PST) Membaca pendapat mas Ari Setijadi ini jadi ingat beberapa hari yang lalu, ANTV mengupas masalah lokalisasi pelacuran Saritem di Bandung, disana ada pesantren lengkap dengan mesjidnya, lupa lagi namanya, pokoknya ada kata taubah. Pes