[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-03-04 Terurut Topik Chae
Ini loh Pak Her...;)

Her : Menurut saya poin a&b tidak kontradiktif karena kedua poin
> tersebut intinya sama bahwa 1. kepemimpinan laki2 itu bukan akibat
> dari adanya kelebihan2 yg ada pada laki2 dan bahkan sebaliknya
> kelebihan2 dimaksud merupakan akibat dari penetapan laki2 sebagai
> pemimpin. 


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, sriwening herpribadi 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Ukhti Chaee..tolong disimak dulu tulisan 
sayasebelum dikomentari...please deh.
>
>   ===>Wrote: Jadi klaim pak Her yang menyatakan laki-laki 
diciptakan dengan
> kelebihan daripada perempuan itu berdasarkan apa?? surat apa?? ayat
> berapa??
>   ===
>   Her : Pada postingan yang mana saya mengklaim seperti itu.
>
>   Salam
>   Her
>   
> 
> Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   Kita bahas satu satu Pak Her;)
> 
> Mulai dari penciptaan laki-laki dan perempuan...
> 
> Dear Pak Her,
> 
> Penciptaan laki-laki dan perempuan di gambarkan didalam Qur'an sbb:
> 
> Qs.4:1 dimana dikatakan bahwa "Hai sekalian manusia, bertaqwalah
> kepada Rabb-mu yang telah menciptakan kamu dari yang satu,..."
> 
> Dan juga dalam Qs.35:11..."Dan Allah menciptakan kamu dari tanah
> kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan
> 
> Surat Al-Qiyamah
> (37) Bukankah dia dahulu dari setetes mani yang ditumpahkan (ke 
dalam
> rahim),
> (38) kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah
> menciptakannya, dan menyempurnakannya,
> (39) lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang: laki-laki dan 
perempuan.
> 
> Artinya dalam penciptaan laki-laki dan perempuan mempunyai
> kesetaraan/kesamaan. Tidak ada kelebihan salah satu dibandingkan 
pihak
> yang lain. Jadi klaim dari Pak Her yang menyatakan bahwa lkai-laki 
di
> ciptakan dengan kelebihan daripada perempuan untuk menjadi
> pemimpin...itu didasarkan pada surat apa?? ayat berapa??
> 
> Kemudian dinyatakan pada Qur'an juga bahwa PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI
> MEMPUNYAI POTENSI YANG SAMA UNTUK MENJADI KHALIFAH/PEMIMPIN DIMUKA
> BUMI sesuai dgn Qs.6:165..."Dan Dialah yang menjadikan kamu
> penguasa-penguasa dibumi, dan juga dalam Qs.2:30
> 
> Jadi klaim pak Her yang menyatakan laki-laki diciptakan dengan
> kelebihan daripada perempuan itu berdasarkan apa?? surat apa?? ayat
> berapa??
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, sriwening herpribadi
>  wrote:
> >
> > Dear ukhti Chae.
> 
> > Her : Menurut saya poin a&b tidak kontradiktif karena kedua poin
> tersebut intinya sama bahwa 1. kepemimpinan laki2 itu bukan akibat
> dari adanya kelebihan2 yg ada pada laki2 dan bahkan sebaliknya
> kelebihan2 dimaksud merupakan akibat dari penetapan laki2 sebagai
> pemimpin. 2. Kepemimpinan laki2 itu juga bukan akibat dari adanya
> kewajiban memberi nafkah keluarga tetapi justru sebaliknya 
kewajiban
> memberi nafkah keluarga itu merupakan akibat dari penunjukkan laki2
> sebagai pemimpin + pembagian waris 2 bagian.
> > 
> 
> 
> 
>  
> 
>  
> -
> Now that's room service! Choose from over 150,000 hotels 
> in 45,000 destinations on Yahoo! Travel to find your fit.
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>




Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-03-02 Terurut Topik sriwening herpribadi
Ukhti Chaee..tolong disimak dulu tulisan sayasebelum 
dikomentari...please deh.
   
  ===>Wrote: Jadi klaim pak Her yang menyatakan laki-laki diciptakan dengan
kelebihan daripada perempuan itu berdasarkan apa?? surat apa?? ayat
berapa??
  ===
  Her : Pada postingan yang mana saya mengklaim seperti itu.
   
  Salam
  Her
  

Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Kita bahas satu satu Pak Her;)

Mulai dari penciptaan laki-laki dan perempuan...

Dear Pak Her,

Penciptaan laki-laki dan perempuan di gambarkan didalam Qur'an sbb:

Qs.4:1 dimana dikatakan bahwa "Hai sekalian manusia, bertaqwalah
kepada Rabb-mu yang telah menciptakan kamu dari yang satu,..."

Dan juga dalam Qs.35:11..."Dan Allah menciptakan kamu dari tanah
kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan

Surat Al-Qiyamah
(37) Bukankah dia dahulu dari setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam
rahim),
(38) kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah
menciptakannya, dan menyempurnakannya,
(39) lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang: laki-laki dan perempuan.

Artinya dalam penciptaan laki-laki dan perempuan mempunyai
kesetaraan/kesamaan. Tidak ada kelebihan salah satu dibandingkan pihak
yang lain. Jadi klaim dari Pak Her yang menyatakan bahwa lkai-laki di
ciptakan dengan kelebihan daripada perempuan untuk menjadi
pemimpin...itu didasarkan pada surat apa?? ayat berapa??

Kemudian dinyatakan pada Qur'an juga bahwa PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI
MEMPUNYAI POTENSI YANG SAMA UNTUK MENJADI KHALIFAH/PEMIMPIN DIMUKA
BUMI sesuai dgn Qs.6:165..."Dan Dialah yang menjadikan kamu
penguasa-penguasa dibumi, dan juga dalam Qs.2:30

Jadi klaim pak Her yang menyatakan laki-laki diciptakan dengan
kelebihan daripada perempuan itu berdasarkan apa?? surat apa?? ayat
berapa??

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, sriwening herpribadi
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Dear ukhti Chae.

> Her : Menurut saya poin a&b tidak kontradiktif karena kedua poin
tersebut intinya sama bahwa 1. kepemimpinan laki2 itu bukan akibat
dari adanya kelebihan2 yg ada pada laki2 dan bahkan sebaliknya
kelebihan2 dimaksud merupakan akibat dari penetapan laki2 sebagai
pemimpin. 2. Kepemimpinan laki2 itu juga bukan akibat dari adanya
kewajiban memberi nafkah keluarga tetapi justru sebaliknya kewajiban
memberi nafkah keluarga itu merupakan akibat dari penunjukkan laki2
sebagai pemimpin + pembagian waris 2 bagian.
> 



 

 
-
Now that's room service! Choose from over 150,000 hotels 
in 45,000 destinations on Yahoo! Travel to find your fit.

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-03-02 Terurut Topik Chae
Kita bahas satu satu Pak Her;)

Mulai dari penciptaan laki-laki dan perempuan...

Dear Pak Her,

Penciptaan laki-laki dan perempuan di gambarkan didalam Qur'an sbb:

Qs.4:1 dimana dikatakan bahwa "Hai sekalian manusia, bertaqwalah
kepada Rabb-mu yang telah menciptakan kamu dari yang satu,..."

Dan juga dalam Qs.35:11..."Dan Allah menciptakan kamu dari tanah
kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan


Surat Al-Qiyamah
(37) Bukankah dia dahulu dari setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam
rahim),
(38) kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah
menciptakannya, dan menyempurnakannya,
(39) lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang: laki-laki dan perempuan.

Artinya dalam penciptaan laki-laki dan perempuan mempunyai
kesetaraan/kesamaan. Tidak ada kelebihan salah satu dibandingkan pihak
yang lain. Jadi klaim dari Pak Her yang menyatakan bahwa lkai-laki di
ciptakan dengan kelebihan daripada perempuan untuk menjadi
pemimpin...itu didasarkan pada surat apa?? ayat berapa??

Kemudian dinyatakan pada Qur'an juga bahwa PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI
MEMPUNYAI POTENSI YANG SAMA UNTUK MENJADI KHALIFAH/PEMIMPIN DIMUKA
BUMI sesuai dgn Qs.6:165..."Dan Dialah yang menjadikan kamu
penguasa-penguasa dibumi, dan juga dalam Qs.2:30


Jadi klaim pak Her yang menyatakan laki-laki diciptakan dengan
kelebihan daripada perempuan itu berdasarkan apa?? surat apa?? ayat
berapa??


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, sriwening herpribadi
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Dear ukhti Chae.
  
>   Her : Menurut saya poin a&b tidak kontradiktif karena kedua poin
tersebut intinya sama bahwa 1. kepemimpinan laki2 itu bukan akibat
dari adanya kelebihan2 yg ada pada laki2 dan bahkan sebaliknya
kelebihan2 dimaksud merupakan akibat dari penetapan laki2 sebagai
pemimpin. 2. Kepemimpinan laki2 itu juga bukan akibat dari adanya
kewajiban memberi nafkah keluarga tetapi justru sebaliknya kewajiban
memberi nafkah keluarga itu merupakan akibat dari penunjukkan laki2
sebagai pemimpin + pembagian waris 2 bagian.
>




Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-03-02 Terurut Topik sriwening herpribadi
Dear ukhti Chae.
   
  ===>ukhti Chae wrote : 
Sepertinya dalam perenungan Pak Her ada yang kontradiksi sbb:
a).."...oleh karena Alloh telah melebihkan sebahagian mereka (laki2)
atas sebahagian yang lain (wanita)..." . Terhadap gabungan 2 penggalan
ayat tersebut maka terlintas dalam benak saya bahwa ketika Alloh
menetapkan laki2 sebagai pemimpin maka Alloh memberikan juga
kelebihan2 dengan maksud agar laki2 bisa menjalankan fungsi
kepemimpinannya

b)..Atas dasar lintasan pikiran tersebut diatas maka saya berpendapat
bahwa penetapan laki2 sebagai pemimpin itu bukan disebabkan adanya
kelebihan yang diberikan Alloh kepada laki2...dengan kata lain
penunjukkan kepemimpinan ini tidak ada kaitannya dengan kemampuan
bahwa laki2 lebih mampu atas wanita.
  
 
  Her : Menurut saya poin a&b tidak kontradiktif karena kedua poin tersebut 
intinya sama bahwa 1. kepemimpinan laki2 itu bukan akibat dari adanya 
kelebihan2 yg ada pada laki2 dan bahkan sebaliknya kelebihan2 dimaksud 
merupakan akibat dari penetapan laki2 sebagai pemimpin. 2. Kepemimpinan laki2 
itu juga bukan akibat dari adanya kewajiban memberi nafkah keluarga tetapi 
justru sebaliknya kewajiban memberi nafkah keluarga itu merupakan akibat dari 
penunjukkan laki2 sebagai pemimpin + pembagian waris 2 bagian.
   
  ukhti Chae wrote: Silahkan Pak Her tunjukan ayatnya bahwa ayat tsb 
menyatakan laki-laki diciptakan mempunyai kelebihan. Bahkan praduga seperti ini 
di sindir didalam QS. 6:139.
  
 
  Her : Sejauh ini saya tidak menemukan adanya ayat yang menyatakan bahwa laki2 
diciptakan mempunyai kelebihan. Tetapi yang ada adalah penetapan laki2 sebagai 
pemimpin dan oleh karena adanya penetapan seperti itu maka laki2 diberi 
kelebihan agar fungsi kepemimpinannya bisa berjalan...ini interpretasi saya 
terhadap Q.S.4:34. 
   
  O yach ukhti Chae...kita ini kan sedang diskusi dengan tema laki2-perempuan 
dikaitkan dengan kepemimpinan, jadi sebaiknya ukhti Chae menghadirkan ayat2 
yang terkait tema tersebut. Ayat QS.4:1, 4:34, 6:139 & 9:71 memang sama2 
membicarakan laki2 & perempuan tetapi dengan penekanan yang berbeda beda. Pada 
QS.4:34 membicarakan tentang laki2-prempuan dikaitkan dengan "siapa memimpin 
siapa ",  pada QS 4:1 membicarakan laki2-perempuan dikaitkan dengan proses 
penciptaannya dan tidak dikaitkan dengan "siapa memimpin siapa", pada QS.6:139 
dibicarakan tentang laki2-perempuan dikaitkan dengan prasangka jahiliyah yang 
justru bertentangan dengan nilai islam dan inipun juga tidak ada kaitannya 
dengan " siapa memimpin siapa", demikian juga QS 9:71 membicarakan tentang 
laki2-perempuan dikaitkan dengan kesamaan hak & kewajiban dalam membangun 
pilar2 masyarakat islam dan tidak dikaitkan dengan " siapa memimpin siapa".
   
   
  ===>ukhti Chae wrote : Bagaimana perempuan bisa kemandirian jika perempuan di 
anggaps ebagai makhluk kedua, ketika anda mengatakan secara absolut perempuan
dalam konteks rumah tangga harus di pimpin oleh seorang laki-laki maka secara 
tidak langsung anda mengatakan bahwa perempuan adalah makhluk kedua/second 
class. Sebagai contoh: mana yang harus diutamakan keputusan pemimpin (suami) 
atau keputusan yang dipimpin (istri)??

Mengapa Qs.9:71 tidak ada kaitanya dgn yang siapa memimpin siapa??
Jika laki-laki ditunjuk sebagai pemimpin karena mempunyai kewajiban
untuk menafkahkan hartanya untuk keluarga lalu bagaimana dengan
wanita yang mempunyai kewajiban menolong kemudian dgn itu pula jatuh
kewajiban menafkahkan keluarga, apakah dgn alasan yang sama dgn
laki-laki maka perempuan tidak bisa di tunjuk menjadi pemimpin??
   
  Her : 
  1. Islam tidak pernah memposisikan perempuan sebagai makhluk klas dua hanya 
karena islam menetapkan laki2 sebagai pemimpin.
   
  2. Sekali lagi saya menegaskan bahwa penetapan laki2 sebagai pemimpin bukan 
sebagai akibat laki2 memberi nafkah keluarga & laki2 memiliki kelebihan2an, 
tolong dicermati kembali postingan saya terdahulu. 
   
  ==> ukhti Chae wrote: Pak Her, Islam itu agama yang realistis/membumi, Ada 
sahabat
Nabi datang menghampiri Nabi yang sedang duduk didalam mesjid...seketika Nabi 
bertanya.."Sudahkan kau ikat untamu?? dan dijawab oleh sahabt ini...saya 
bertaqwa kepada Allah..ya Rasul lalu Nabi menjawab " ikatlah dulu unta mu baru 
kemudian kamu bertaqwa;)
  
 
  Her : Saya minta tolong dijelaskan relevansi pernyataan ukhti antara islam 
agama realistis/membumi dan makna taqwa sebagaimana yang ukhti Chae sitir 
dengan tema diskusi kita yaitu kepemimpinan. 
   
  
==>ukhti Chae wrote : Sekarang ini banyak orang-orang yang justru melihat 
keimanan sebagai sesuatu yang melangit dan tidak membumi. contoh saja banyak 
orang membaca Qur'an dengan landasan "Apa yang harus dilakukan" dan bukan 
kepada "mengapa harus dilakukan" sehingga bisa menggapai makna dan tujuan yang 
dimaksud. Ada kalanya "apa yang harus dilakukan itu" bertolak belakang dengan 
realitas yang ada dan jauh dari tujuan yang hendak dicapai sehingga apa yang 
dilakukan minus makna dan hikmah bahkan jauh dari m

[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-27 Terurut Topik total_sacrifice
Janoko ini penganut Islam adalah segala-galanya, sumber segala solusi,
sumber segala sumber hukum, sumber obat.. termasuk obat panu barangkali.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Achmad Chodjim" <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
>
> Mas Jano-ko,
> 
> Alquran itu ya hanya untuk manusia belaka. Begitulah yang
difirmankan dalam QS 2:185.
> 
> Mohon Alquran tidak disamakan dengan fungsi kerasulan. Dalam QS
21:107 disebutkan, "Dan tiadalah Kami mengutus engkau kecuali untuk
rahmat bagi semesta alam."
> 
> Dalam ayat itu pun, kata "Kami" (yang plural itu) hendaknya tidak
disamakan dengan "Allah" (yang tunggal). Jadi, fungsi kerasulan itu
merupakan misi dari "Kami", yang berarti fungsi kebenaran yang jamak
di alam ini. Dan, kata "engkau" itu bukan hanya tertuju kepada Kanjeng
Nabi Muhammad saw belaka. Sebab, kalau kata "engkau" hanya dibatasi
pada Nabi Muhammad saw, maka berarti sudah berakhirlah misi keislaman
di dunia ini, dan orang yang mengklaim pengikut Kanjeng Nabi berarti
isapan jempol belaka. Mengapa? Sebab, klaim itu hanyalah demi
kepentingannya sendiri sambil disandarkan kepada Nabi saw.
> 
> Wassalam,
> chodjim
>  
> 
>   - Original Message - 
>   From: jano ko 
>   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
>   Sent: Monday, February 19, 2007 11:43 PM
>   Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and
maintainers " vs " Pelacuran dan."
> 
> 
>   Jano - ko punten ...berkata :
> 
>   Ingat, Al Qur'an itu tidak hanya untuk manusia saja, tapi juga untuk
>   seluruh Alam semesta yang juga bertasbih kepada Allah SWT, setiap
>   usaha manusia untuk merubah firman-firman Allah SWT akan membuat Alam
>   Semesta bereaksi yang tentunya reaksi yang tidak menguntungkan bagi
>   manusia.
> 
>   ---




Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-27 Terurut Topik Achmad Chodjim
Mas Jano-ko,

Alquran itu ya hanya untuk manusia belaka. Begitulah yang difirmankan dalam QS 
2:185.

Mohon Alquran tidak disamakan dengan fungsi kerasulan. Dalam QS 21:107 
disebutkan, "Dan tiadalah Kami mengutus engkau kecuali untuk rahmat bagi 
semesta alam."

Dalam ayat itu pun, kata "Kami" (yang plural itu) hendaknya tidak disamakan 
dengan "Allah" (yang tunggal). Jadi, fungsi kerasulan itu merupakan misi dari 
"Kami", yang berarti fungsi kebenaran yang jamak di alam ini. Dan, kata 
"engkau" itu bukan hanya tertuju kepada Kanjeng Nabi Muhammad saw belaka. 
Sebab, kalau kata "engkau" hanya dibatasi pada Nabi Muhammad saw, maka berarti 
sudah berakhirlah misi keislaman di dunia ini, dan orang yang mengklaim 
pengikut Kanjeng Nabi berarti isapan jempol belaka. Mengapa? Sebab, klaim itu 
hanyalah demi kepentingannya sendiri sambil disandarkan kepada Nabi saw.

Wassalam,
chodjim
 

  - Original Message - 
  From: jano ko 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, February 19, 2007 11:43 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers 
" vs " Pelacuran dan."


  Jano - ko punten ...berkata :

  Ingat, Al Qur'an itu tidak hanya untuk manusia saja, tapi juga untuk
  seluruh Alam semesta yang juga bertasbih kepada Allah SWT, setiap
  usaha manusia untuk merubah firman-firman Allah SWT akan membuat Alam
  Semesta bereaksi yang tentunya reaksi yang tidak menguntungkan bagi
  manusia.

  ---

  Hallo Prof. Herni.:)

  Selamat dech.

  Yogyakarta bersedih lagi...dapat ujian berupa " Angin Lesus "


  http://www.kr.co.id/article.php?sid=113617

  19 February 2007

  Ratusan Rumah Rusak Puluhan Orang Luka, Angin Lesus Hamtam Yogya

  Yogya (KR)

  Yogya kembali dilanda bencana. Angin lesus dengan kekuatan besar disertai 
hujan deras, Minggu (18/2), menghantam Kota Yogya, terutama di Kecamatan 
Danurejan, Gondokusuman dan sebagian Umbulharjo. Ratusan rumah dan bangunan 
rusak dan puluhan orang mengalami luka-luka. Hingga semalam warga masih dicekam 
ketakutan. 


  Angin lesus yang menerpa sekitar pukul 17.15 selama kurang lebih 10 menit itu 
diperkirakan muncul dari wilayah Baciro Danurejan. Kepanikan luar biasa 
dirasakan warga setempat karena angin dengan suara keras tersebut menerbangkan 
atap rumah mereka hingga radius ratusan meter. 

  Dari pemantaun KR, dari atas jembatan layang terlihat jelas kerusakan parah 
yang dialami rumah-rumah warga di wilayah Pengok dan sekitarnya. Tak hanya itu, 
kerusakan parah dialami gedung perkantoran dan pertokoan di Jl Dr Soetomo 
sekitar jembatan layang. Asrama BPTT, Gedung Deteasemen Zeni terlihat hanya 
tinggal kerangkanya, karena atap yang sebagian besar terbuat dari seng 
beterbangan. Kondisi serupa juga dialami gedung pertokoan, termasuk warung 
lesehan Cak Koting yang saat itu sedang buka. Hantaman angin lesus membuat 
sebuah baliho iklan yang cukup besar dan baliho Bioskop Mataram roboh. 

  Kaca-kaca di toko ban seberang Jl Dr Soetomo, tepatnya di depan Gedung Zeni, 
juga pecah berantakan di ketinggian belasan meter. Kabel-kabel listrik dan 
telepon terlihat masih melintang di jalan. Beberapa sepeda motor maupun mobil 
yang diparkir di pinggir jalan penyok tertimpa barang-barang yang terhempas 
angin. 

  Sebagian besar korban luka-luka adalah karyawan warung lesehan Cak Koting 
yang saat itu sudah buka. Korban sebagian besar mengalami luka robek karena 
tertimpa benda-benda yang terbawa angin. Sebagian korban dilarikan ke RS 
Bethesda. 

  Menurut pengakuan Langgeng, salah satu petugas jaga di Detasemen Zeni, ia 
melihat angin berkekuatan besar muncul dari belakang toko ban di seberang jalan 
depan kantornya. Awalnya ia melihat angin tersebut menerbangkan sampah dan 
dengan cepat membesar menuju arah Gedung Zeni dan sekitarnya. Ia kemudian 
meminta masyarakat yang berteduh 

  *Bersambung hal 23 kol 5

  untuk masuk ke dalam ruangan tempatnya bekerja. "Suaranya keras sekali, dan 
angin bergerak cepat menerbangkan seng," kata Langgeng. 

  Hujan deras dan angin kencang juga membuat pepohonan di kawasan Jl Gayam, Ki 
Mangun Sarkoro, Jl Tunjung Baru, tumbang. Hingga tadi malam masyarakat terlihat 
membersihkan puing-puing bangunan. Selain wilayah Danurejan, wilayah lain yang 
mengalami kerusakan akibat hujan deras dan angin kencang antara lain 
Gondokusuman dan Umbulharjo.

  Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X kemarin langsung mendatangi lokasi 
yang terkena angin lesus. Sultan tiba di Kompleks Bioskop Mataram sekitar pukul 
18.50 didampingi Ketua DPRD Kota Yogya Arif Noor Hartanto dan Wakil Walikota 
Yogyakarta Haryadi Suyuti. Malam harinya, menggelar rapat koordinasi penanganan 
bencana angin lesus khususnya pada masa tanggap darurat dengan Walikota 
Yogyakarta Herry Zudianto dan jajarannya di Balai Kota Yogya. Hingga pukul 
21.30, Gubernur dan Walikota masih mengadakan rapat memba

Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-26 Terurut Topik Muhammad Aly
Ya P Chodim,
istri sy juga alhamdulillah senang sekali menerima
rejeki.. dari 300rb/bln sebelum thn 2003 eh skrng 5
jt/bln...senang lah istri sy dan bersyukur selalu..
apalagi sy belikan mbl sedan second khusus bwt istri
walau kredit, krn sy krj pk mbl jg.. jd sy & istri sm2
bersyukur karunia Alloh SWT ..alhamdullillah "Haadza
min fadli robbii"

slm,


--- Achmad Chodjim <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Ya, Pak Aly tidak pernah minta duit ke istri. Hal
> ini tentu merupakan hal umum, karena suami sebagai
> pencari nafkah dan istri yang menerima nafkah dari
> suami.
> Tapi, tak berarti Pak Aly bisa membanggakan diri
> bahwa Anda tidak meminta isi doku dari istri.
> 
> Yang perlu dan wajib bagi kita adalah tetap
> mengangkat tinggi-tinggi firman Allah "Sesungguhnya
> yang lebih mulia di antaramu ialah ia yang lebih
> bertakwa di antaramu". Dengan demikian, memberi
> nafkah kepada istri dan tidak meminta nafkah kepada
> istri bukan sebagai kebanggaan yang melahirkan
> ungkapan "alhamdulillah", yang seolah-olah istri Pak
> Aly yang senantiasa menerima nafkah dari Pak Aly tak
> berhak atau tak layak mengucapkan "alhamdulillah"...
> :)
> 
> Saya sendiri adalah seorang pencari nafkah bagi
> seluruh anggota keluarga yang masih menjadi
> tanggungan saya (istri bekerja sebagai IBU
> rumahtangga semenjak awal). Maka, ketika uang
> bulanan saya terima dari kantor dan saya serahkan
> sepenuhnya kepada istri, yang terucap oleh kami
> (saya dan istri) ialah "alhamdulillah, kita menerima
> rezeki dari Allah". Jadi, rasa syukur saya dan rasa
> syukur istri adalah adanya rezeki itu, dan bukan
> saya mengucapkan "alhamdulillah" karena saya
> memberikan nafkah kepada istri. Begitulah akhlak
> tauhid yang saya terima dari guru saya dahulu.
> 
> Wassalam,
> chodjim
> 
> 
>   ----- Original Message - 
>   From: Muhammad Aly 
>   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
>   Sent: Thursday, February 22, 2007 5:02 PM
>   Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the
> protectors and maintainers " vs " Pelacuran
> dan."
> 
> 
>   akur..
>   dan kalau perempuan kerja sebaiknya jgn kasih duit
> ke
>   suami.. cukuplah shopping, ke acara2..., main
> dengan
>   anak2...
>   kalau suami minta duit slm aja.. khan suami yang
>   tanggung jawab.. atau ngutang ya.. nanti
>   bayar...he3...
>   kecuali suami udzur spt sakit.. maka istri
> memberikan
>   rejekinya kepada suami/keluarga adalah shodaqoh.
>   Enak khan jadi perempuan bekerja...
> 
>   Alhamdulillah sy tdk pernah minta doku ke istri,
> sdh
>   cukup 24 jam mengurus anak2 dan suami he3...
> 
>   slm,
>   --- Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
>   > Tambahan...
>   > 
>   > Pak Her dalam Qs.4:34 hanya membicarakan
>   > syarat/alasan menjadi
>   > pemimpin, semisal laki-laki menjadi pemimpin
> bagi
>   > premuan karena
>   > menafkahi tapi TIDAK ADA DALAM QS.4:34 YANG
>   > MENYATAKAN BAHWA PEREMPUAN
>   > TIDAK WAJIB MENCARI NAFKAH...
>   > 
>   > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "SIR
> BATS"
>   > <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   > >
>   > > On 2/22/07, sriwening herpribadi
> <[EMAIL PROTECTED]>
>   > wrote:
>   > > > Dear ukhti Chae yang berbahagia
>   > > > 
>   > > > Pendapat saya itu didasarkan pada Q.S.4:34 "
>   > Kaum laki2 itu adl
>   > pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh
> telah
>   > melebihkan
>   > sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang
> lain
>   > (wanita), dan
>   > karena mereka ( laki2) telah menafkahkan
> sebagian
>   > dari harta
>   > mereka..".
>   > > >
>   > > > Dalam satu keluarga ( not single parent )
>   > yang berkewajiban
>   > memberi nafkah keluarga adalah suami sedangkan
> istri
>   > tidak mempunyai
>   > kewajiban memberi nafkah keluarga sekalipun
> istri
>   > tersebut juga
>   > bekerja dengan tujuan apapun baik untuk
> menafkahi
>   > diri sendiri,
>   > aktualisasi diri, ataupun mencari kekayaan diri
> dan
>   > istri tidak wajib
>   > meminta izin kepada suami ketika dia ingin
>   > menggunakan hartanya untuk
>   > tujuan apapun.
>   > > ==
>   > > Pak Her,
>   > > Kalo HUKUM INI DI-MUTLAK-KAN, maka IMHO, ayat
> itu
>   > salah !!
>   > > Bila dibaca dengan cara lain, kepepimpinan
>   > berbanding lurus dengan
>   > penafkahan.
>   > > Nah apa yang akan terjadi bila ternyata (dan
>   > banyak sekali kenya

Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-25 Terurut Topik Achmad Chodjim
Ya, Pak Aly tidak pernah minta duit ke istri. Hal ini tentu merupakan hal umum, 
karena suami sebagai pencari nafkah dan istri yang menerima nafkah dari suami.
Tapi, tak berarti Pak Aly bisa membanggakan diri bahwa Anda tidak meminta isi 
doku dari istri.

Yang perlu dan wajib bagi kita adalah tetap mengangkat tinggi-tinggi firman 
Allah "Sesungguhnya yang lebih mulia di antaramu ialah ia yang lebih bertakwa 
di antaramu". Dengan demikian, memberi nafkah kepada istri dan tidak meminta 
nafkah kepada istri bukan sebagai kebanggaan yang melahirkan ungkapan 
"alhamdulillah", yang seolah-olah istri Pak Aly yang senantiasa menerima nafkah 
dari Pak Aly tak berhak atau tak layak mengucapkan "alhamdulillah"... :)

Saya sendiri adalah seorang pencari nafkah bagi seluruh anggota keluarga yang 
masih menjadi tanggungan saya (istri bekerja sebagai IBU rumahtangga semenjak 
awal). Maka, ketika uang bulanan saya terima dari kantor dan saya serahkan 
sepenuhnya kepada istri, yang terucap oleh kami (saya dan istri) ialah 
"alhamdulillah, kita menerima rezeki dari Allah". Jadi, rasa syukur saya dan 
rasa syukur istri adalah adanya rezeki itu, dan bukan saya mengucapkan 
"alhamdulillah" karena saya memberikan nafkah kepada istri. Begitulah akhlak 
tauhid yang saya terima dari guru saya dahulu.

Wassalam,
chodjim


  - Original Message - 
  From: Muhammad Aly 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, February 22, 2007 5:02 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers 
" vs " Pelacuran dan."


  akur..
  dan kalau perempuan kerja sebaiknya jgn kasih duit ke
  suami.. cukuplah shopping, ke acara2..., main dengan
  anak2...
  kalau suami minta duit slm aja.. khan suami yang
  tanggung jawab.. atau ngutang ya.. nanti
  bayar...he3...
  kecuali suami udzur spt sakit.. maka istri memberikan
  rejekinya kepada suami/keluarga adalah shodaqoh.
  Enak khan jadi perempuan bekerja...

  Alhamdulillah sy tdk pernah minta doku ke istri, sdh
  cukup 24 jam mengurus anak2 dan suami he3...

  slm,
  --- Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

  > Tambahan...
  > 
  > Pak Her dalam Qs.4:34 hanya membicarakan
  > syarat/alasan menjadi
  > pemimpin, semisal laki-laki menjadi pemimpin bagi
  > premuan karena
  > menafkahi tapi TIDAK ADA DALAM QS.4:34 YANG
  > MENYATAKAN BAHWA PEREMPUAN
  > TIDAK WAJIB MENCARI NAFKAH...
  > 
  > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "SIR BATS"
  > <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  > >
  > > On 2/22/07, sriwening herpribadi <[EMAIL PROTECTED]>
  > wrote:
  > > > Dear ukhti Chae yang berbahagia
  > > > 
  > > > Pendapat saya itu didasarkan pada Q.S.4:34 "
  > Kaum laki2 itu adl
  > pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh telah
  > melebihkan
  > sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang lain
  > (wanita), dan
  > karena mereka ( laki2) telah menafkahkan sebagian
  > dari harta
  > mereka..".
  > > >
  > > > Dalam satu keluarga ( not single parent )
  > yang berkewajiban
  > memberi nafkah keluarga adalah suami sedangkan istri
  > tidak mempunyai
  > kewajiban memberi nafkah keluarga sekalipun istri
  > tersebut juga
  > bekerja dengan tujuan apapun baik untuk menafkahi
  > diri sendiri,
  > aktualisasi diri, ataupun mencari kekayaan diri dan
  > istri tidak wajib
  > meminta izin kepada suami ketika dia ingin
  > menggunakan hartanya untuk
  > tujuan apapun.
  > > ==
  > > Pak Her,
  > > Kalo HUKUM INI DI-MUTLAK-KAN, maka IMHO, ayat itu
  > salah !!
  > > Bila dibaca dengan cara lain, kepepimpinan
  > berbanding lurus dengan
  > penafkahan.
  > > Nah apa yang akan terjadi bila ternyata (dan
  > banyak sekali kenyataan)
  > > istri lebih mampu menafkahi SUAMI, apakah status
  > 'pemimpin' pindah ke
  > > tangan istri ?
  > > 
  > > 
  > > 
  > > -- 
  > > 
  > > ST SABRI
  > > 
  > > 
  > > 
  > > No Anti Microsoft, No against Apple, Just a linux
  > lover.
  > >
  > 
  > 
  > 

  __
  TV dinner still cooling? 
  Check out "Tonight's Picks" on Yahoo! TV.
  http://tv.yahoo.com/


   

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-25 Terurut Topik Achmad Chodjim
Ada sebutan suami atau istri itu karena bias gender. Orang Arab itu bias 
gender. Orang Barat juga bias gender, makanya ada istilah suami atau istri.

Lha, secara bahasa yang saya ketahui tidak bias gender ya bahasa Jawa, karena 
suami atau istri disebut "bojo". Sumoggo bahasa etnik lain di Indonesia yang 
tidak bias gender diinformasikan di sini.

Wassalam,
chodjim


  - Original Message - 
  From: dinda . 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, February 23, 2007 9:40 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers 
" vs " Pelacuran dan."


  kenapa mesti ada sebutan 'suami' atau 'istri' kenapa mesti ada mereka, karena 
ada ikatan pernikahan yang didasari cinta (sebagian karna Allah sebagian krn 'I 
just love u deh').
  Dalam Islam laki-laki yang disebut suami memang punya kewajiban yang sangat 
besar, seperti nafkah, penjagaan/perlindungan agar istri/anak merasa nyaman dan 
aman.
  tetapi kadang-kadang Allah ingin menguji suami atau istri tersebut, siapa 
diantara mereka yang paling bertakwa, maka dibuatlah si suami 'ga berdaya' dan 
istri 'penuh daya'
  Jika si istri memang mencintai suaminya karena Allah tentu dia akan berbagi 
kedigdayaannya tersebut pada keluarga pertama sebelum berbagi dengan yang 
lainnya, dengan tujuan agar Allah meridainya dan mengampuni segala dosa yang 
telah diperbuatnya.
  dan si suami yang tak berdaya itu tidak terlena atau memanjakan 
ketidakberdayaannya karna si istri berhati mulia namun tetap berusaha sebanyak 
yang is bisa.
  Jika ada pahala karena shodakoh yang bisa diambil untuk kehidupan kelak 
diakhirat kenapa mesti disia-siakan dengan keabsahan dengan tiada berdosanya 
tidak bersodakoh, kalau betul lo.
  Semoga Allah memaafkan segala kekhilafanku dimasa2 lalu. Amin


  jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

  Pak Dana berkata :

  Sebenarnya urusan ini kan mudah penyelesaiannya. Rundingkan sesama
  suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari nafkah apakah suami
  rela mendukung? Kalau tidak ya cerai saja susah2 amat

  =

  Jano - ko

  Sebaiknya sebelum diskusi lebih lanjut sebaiknya chae itu ditanya dulu, chae 
itu sudah menikah belum ?, kalau Pak Dana, Pak Aly dan jano-ko itu kan sudah 
nikah semua jadi cukup memahami Hukum - hukum yang berkaitan dengan Pernikahan.

  Ayo chae, you sudah menikah belum ?

  Selamat nikah.

  ooo0ooo-

  Dan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Sebenarnya urusan ini kan mudah penyelesaiannya. Rundingkan sesama
  suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari nafkah apakah suami
  rela mendukung? Kalau tidak ya cerai saja susah2 amat. Tapi kalau
  rela ya kira2 bagaimana hubungan suami istri yg memenuhi kebutuhan
  kedua pihak. Tentu perlu kompromi berlandaskan kedewasaan. Jangan
  arogansi yg dipakai sebagai landasar mencari kompromi. Tidak akan ada
  solusi.

  Arogansi laki2 dan arogansi agama sebenarnya sisi lain dari mata uang
  yg sama.

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly
  <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  >
  > wah kasihan banget bu imas... semoga byk
  > shodaqohnya...
  > enak juga ya.. py istri kerja spt bu imas... lama2
  > bisa memimpin RT (rumah tangga)...
  > 
  > kalau sy sbg suami di rumah nganggur, maka istri harus
  > ikhlash byk shodaqoh.
  > 
  > kalau sy sbg suami kerja kuli, maka istri harus
  > ikhlash byk shodaqoh, apalagi py istri sekertaris wah
  > gak nolak he3 cukup buat makan 3x sehari+biaya
  > kost rumah.
  > 
  > Alhamdulillah istri2 diindonesia emang baik hati...
  > dan pekerja keras... semoga amal shodaqohnya berlipat.
  > Mantep deh Mbak Chae!
  > 
  > 
  > --- Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  > 
  > > Pak Aly bilang :kecuali suami udzur spt sakit.. maka
  > > istri memberikan
  > > > rejekinya kepada suami/keluarga adalah shodaqoh.
  > > 
  > > Jadi menurut Pak Aly boleh dong istri walau punya
  > > uang karena kerja
  > > bisa menelantarkan suami dan anak-anaknya dari sisi
  > > materi...karena
  > > yang namanya shodaqoh itu dilakukan berpahala tidak
  > > dilakukan tidak
  > > berdosa...betul kan??
  > > 
  > > Jadi seandainya ada istri yang bekerja, terus
  > > suaminya sakit sampai
  > > tidak bisa bekerja atau baru di PHK maka bagi si
  > > istri prinsipnya
  > > shodaqoh...ngasih makan suami dan anak berpahala
  > > tidakpun tidak akan
  > > menjadi dosabiar saja suami mampus karena sakit
  > > ndak dikasih obat
  > > dan anak-anak terlantar jadi gembel tetep DIA TIDAK
  > > BERDOSA...
  > > 
  > > Kalau begitu buat..Ibu Imas yang kerja di pabrik
  > > dodol dgn penghasilan
  > > Rp.600,000 sebulan enggak usah mikir dapur ngebul
  > 

Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-25 Terurut Topik Achmad Chodjim
Salam, Mas Wikan.
Itulah persoalan terjemahan. Oleh karena semua penerjemah itu lelaki, maka 
terjadilah bias gender. Sebenarnya, banyak "kata" dalam ayat itu yang tidak 
bisa diterjemahkan begitu saja. Rinciannya sebagai berikut:

(1) Kata "rijaal" (bentuk plural dari rajul) langsung diterjemahkan 
"laki-laki". Padahal, kosa kata untuk laki-laki secara biologis adalah 
"dzakkar". Puluhan ayat menyebut laki-laki secara biologis, misalnya "baik 
laki-laki maupun perempuan kalau benar-benar ia beriman dan beramal saleh 
," dinyatakan dengan "dzakkar dan untsaa". Jadi, kalau ayat itu secara qath'i 
menyebut kelamin secara biologis seharusnya "al-dzukuru qawwaamuuna 'alaa 
al-inaats", bukan "rijaal 'alaa nisaa'". Rijal dan nisaa' itu gender, artinya 
belum tentu berjenis kelamin biologis laki-laki dan perempuan, itu lebih 
bermakna "yang maskulinitasnya lebih tinggi yang "qawwaamuun" terhadap yang 
feminitasnya kuat.

(2) Kata "qawwamuun" sebenarnya tidak diterjemahkan "pemimpin". Terjemahan 
bahasa Inggris justru lebih mengena, yaitu "protector", atau "maintainer".

(3) Kata "ba'dhahum" itu pengganti kata "yang maskulin", yaitu "rijaal". Namun, 
dalam ayat itu tidak dipasangkan dengan "yang feminin", melainkan general atau 
bersifat umum. Jika laki-laki dilebihkan atas yang perempuan, maka seharusnya 
"ba'dhahum 'alaa ba'dhihinna".

(4) Maka terjemahan Indonesianya yang sesuai dengan kaidah gramatika ialah, 
"Yang maskulinitasnya lebih besar memberikan perlindungan kepada pihak yang 
feminitasnya besar". Artinya, bisa saja dalam rumah tangga itu secara fakta 
sosial, sang istri yang menjadi tulang punggung dalam hal nafkah. Jadi, 
jelas-jelas bukan yang berkelamin laki-laki yang berkewajiban sebagai pencari 
nafkah untuk keluarganya. Dengan demikian, ayat itu memberikan informasi bahwa 
pihak yang diberi kekuatan lebih oleh Allah-lah yang wajib memberikan 
perlindungan kepada anggota keluarganya.

Wassalam,
chodjim  


  ----- Original Message - 
  From: Wikan Danar Sunindyo 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, February 22, 2007 3:15 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers 
" vs " Pelacuran dan."


  mau nanya soal QS 4:34 itu
  " Kaum laki2 itu adl pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh
  telah melebihkan sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang lain
  (wanita), dan karena mereka ( laki2) telah menafkahkan sebagian dari
  harta mereka..".

  tulisan yang di dalam kurung itu memang demikian (sesuai arti kata
  perkata dalam Al Quran) atau ditambahkan sesuai dengan tafsir orang2
  yang menerjemahkannya?
  Karena kalau yang di dalam kurung itu tidak ada, maka artinya bisa
  lain dan lebih umum. ... melebihkan sebahagian mereka (bisa laki2 bisa
  perempuan) atas sebahagiaan yang lain (bisa perempuan bisa laki2), dan
  karena mereka (bisa laki2 bisa perempuan) telah menafkahkan sebagian
  dari harta mereka ...".

  salam,
  --
  wikan
  http://wikan.multiply.com

  On 2/22/07, sriwening herpribadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  >
  > Dear ukhti Chae yang berbahagia
  >
  > > 1. Memiliki pekerjaan / berwirausaha merupakan suatu keharusan
  > bagi laki2, karena memberi nafkah keluarga adalah kewajiban bagi
  > laki2. Sedangkan bagi perempuan memiliki pekerjaan / berwirausaha
  > merupakan pilihan saja, karena memberi nafkah keluarga bukanlah
  > kewajibannya.
  >
  > Pak Her,
  >
  > Sebelum saya kesurupan dengan mitos bahwa laki-laki wajiba mencari
  > nafkah dan perempuan tidak wajib mencari nafkah, maka sudi kiranya
  > menunjukan dasar yang anda pakai untuk pernyataan tsb. Apakah dasarnya
  > bersumber pada agama??? jika demikian sebutkan suratnya dan ayatnya?
  > please;))
  >
  > salam,
  >
  > 
  > Pendapat saya itu didasarkan pada Q.S.4:34 " Kaum laki2 itu adl pemimpin 
bagi kaum wanita, oleh karena Alloh telah melebihkan sebahagian mereka (laki2) 
atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka ( laki2) telah 
menafkahkan sebagian dari harta mereka..".


   

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-25 Terurut Topik Chae
Ma'afkan saya sekali lagi Pak Irwan;) bukan hendak melecehkan bentuk
Mahar yang umumnya ada dimasyarakat kita bahkan saya setuju dengan
bentuk Mahar yang dipilih Pak Irwan karena bentuk seperti itulah Mahar
yang ada didalam masyarakat kita.

Mahar dalam masyarakat kita hanya sebuah bentuk simbolik saja, karena
ada perbedaan bentuk hubungan/relasi suami istri antara masyarakat
kita dengan masyarakat arab.

Dalam masyarakat kita hubungan suami-istri dalam kedudukan yang setara
dan sejajar, kalau saya tidak salah arti dari garwa/garwo, pamajikan,
istri adalah suatu ungkapan kesejajaran dalam suami-istri. Dalam
bentuknya hubungan suami-istri yang ada didalam masyarakat kita inilah
yang menggambarkan kesetaraan yang di ungkapkan didalam Qur'an dimana
dgn kiasan Qur'an menyatakan bahwa Istri adalah baju untuk suami dan
suami adalah baju untuk istri. Artinya bahwa suami-istri saling
bekerja sama membentuk sebuah team, dan didalam team tersebut tidak
ada pihak-pihak yang lebih harus melindungi, harus lebih bertanggung
jawab, harus lebih memimpin atau ada pihak yang lebih harus di
lindungi, harus lebih diayomi, lebih harus dipimpin dll

Maka dari itu mitos bahwa suami pemimpin rumah tangga sebaiknya di
hilangkan dalam konteks hubungan suami-istri didalam masyarakat kita
karena konotasi pemimpin bisa memberikan pemahaman bahwa kedudukan
suami "lebih" daripada istri...lebih bertanggung jawab, lebih
melindungi, lebih, mengayomi, lebih membimbing dll 

Padahal dalam konsep  ..."mereka itu adalah pakaian, dan kamu pun
adalah pakaian bagi mereka.".. (QS. 2:187) tidak pihak yang lebih
memimpin, lebih bertanggung jawa, lebih melindungi...karena istripun
mempunyai keharusan dan hak yang sama yaitu melindungi suami,
bertanggung jawab terhadap suaminya, mengayomi suaminya dan juga
membimbing suaminya...itulah fungsi dari relasi suami istri yang
digambarkan sebagaimana pakaian dalam Qs.2:187

Dengan demikian perlindungan lebih kepada pihak istri berupa Mahar
menjadi tidak perlu/bisa dihilangkan dengan demikian menjadikan mahar
sebagai sesuatu yang hanya simbol ritual memang sesuai dengan kondisi
dan keadaan masyarakat kita.

Yang saya pikir salah adalah, menempatkan Mahar sebagai sesuatu yang
berupa simbol ritual semata (ngasih mahar ala kadarnya, istilah cuman
bisa buat beli bakso plus gerobaknya) tapi menetapkan hubungan
suami-istri atau bentuk relasi suami istri seperti pada masyarakat
arab dizaman Nabi maupun masyarakat arab sekarang ini.

Dimana istri di tempatkan sebagai pihak yang berada dibawah
kepemimpinan suami, berada di bahwa komando suami. Dalam hal ini
terciptalah ketidak seimbangan yang membawa ketidakadilan sehingga
istri menjadi pihak yang tertindas dan terzalimi.

seperti yang dikatakan dalam dan bahwasanya seorang manusia tiada
memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, (QS. 53:39)

Artinya begini, jika suami dalam masyarakat arab memberikan besarnya
perlindungan jaminan kesejahteraan kepada istri maka dengan sendirinya
dia mendapatkan hak-hak yang besar pula terhadap istri, berbeda dengan
para suami di dalam masyarakat kita.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, IrwanK <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Saya maafkan Mbak Chae.. :-) Btw, kalau mahar (khususnya uang) tidak
besar
> memangnya kenapa ya?
> 
> Waktu saya menikah, hanya mampu memberi Rp 113.000 saja (11 Maret)..
> Saya sendiri gak yakin uang segitu bisa dapat untuk membeli
> bakso+gerobaknya..
> Kalau pake tahunnya, bisa jadi 10x lipat tuh..
> 
> Waktu itu mana sanggup saya, sebagai anak tertua & Bapak juga sudah
> meninggal..
> Modalnya cuma bondo nekat.. Lah wong biaya nikah aja ngandelin
(ikut) arisan
> 
> keluarga + ngutang ke Kaka' Ipar (ngandelin dari hasil undangan).. :-P
> 
> Alhamdulillah akhirnya ketutup juga, gak sampe ngutang.. ya meskipun gak
> bisa
> banyak 'babawaan'.. salah satunya cuma TV 14".. Itupun tv waktu
masih ngekos
> 
> (bukan baru).. :-p
> 
> FYI, semasa hidupnya, Alm. Mamah saya mengatakan agar saya jangan minta
> bagian dari rumah yang ditinggalkan.. karena saya dianggap 'paling
sukses'
> di antara anak"nya.. Itu untuk adik" kamu, kata beliau sambil
tersenyum..
> Tapi tetap saja, yang  ngurus tuh rumah, kita juga.. :-)
> 
> Soalnya yang satu milih ngontrak dekat mertuanya (ada yang masih
'ogohan'
> atau
> 'keras'?).. yang bontot belum nikah meskipun sekarang sudah punya usaha
> sendiri..
> Mudah"an sebelum Q3 tahun ini bakal nikah, setelah ceweknya lulus
kuliah..
> 
> Bersyukurlah bagi yang mampu memberikan mahar yang besar sejak awal dan
> kesuksesannya juga semakin meningkat.. :D
> CMIIW..
> 
> Wassalam,
> 
> Irwan.K
> 
> On 2/23/07, Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> >   he..he..he.. boleh-boleh mau bayar pake apa nich kuliahanya??;)
> >
> > Pertama laki-laki mendapatkan 2:1 warisan daripada perempuan karena:
> >
> > 2. Mahar yang dibayarkan menjadi jaminan bagi kesejahteraan perempuan;
> > Nabi aja bayar Mahar itu sekitar 100 unta (coba di convert ke bentuk
> > uang dgn mengalikan 100 x harga unta Rp.7,000,00

Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-25 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
Terus terang saya bingung dengan pernyataan Pak Her soal status dan
fungsi kepemimpinan. Karena sepengetahuan saya status dan fungsi itu
ya melekat erat. Mosok punya status tapi tidak berfungsi sesuai
statusnya.

Jadi inget lawakan mbambung ...
A : Pak, presiden Indonesia sekarang siapa?
B : Pak Harto ... (B ini fans berat Pak Harto)
A : Lho kok Pak Harto? Lha SBY itu siapa?
B : SBY itu penggantinya

maaf kalau tidak lucu :)

salam,
--
wikan
http://wikan.multiply.com

On 2/23/07, sriwening herpribadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

>
> Dear akhi Sir
>
>Saya tidak sependapat jika dikatakan bahwa kepemimpinan itu berbanding 
> lurus dengan penafkahan ( lihat postingan saya kepada ukhti kita yang 
> baiik...Chae )
>
>Perihal istri menafkahi suami, menurut saya status kepemimpinan tetap pada 
> suaminya hanya saja fungsi kepemimpinannya yang beralih kepada istri tersebut.


Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-24 Terurut Topik L.Meilany
Sebenernya mahar itu simbolis saja bahwa laki2 siap bertanggungjawab terhadap 
kehidupan pernikahannya.
Dulu waktu Reni Djayusman menikah mas kawinnya adalah puisi2 buatan suaminya.
Itu tanda cinta suami terhadap isterinya.
Lantas gimana juga kalo orang miskin mau menikah.
Atau yg menikah massal?
Maharnya cuma niat diucapkan, tidak berhutang. Kadang2 minjam :-)

Waktu di pengajian malahan lebih seru lagi ustad nyleneh bilang jangan mau 
maharnya seperangkat alat sholat 
atau Qur'an. Mendingan duit meski sedikit.
Soalnya kalo maharnya seperangkat alat sholat itu berarti suami bisa marahin 
isterinya kalo nggak shalat atau nggak ngaji.
Bisa2 timbul bencana KDRT
Lha kalo suaminya yg gak sholat atau nggak ngaji apa isterinya boleh marahin?
:-))
Ustad itupun diam membisu.

salam 
l.meilany


  - Original Message - 
  From: IrwanK 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, February 23, 2007 7:33 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers 
...." vs " Pelacuran dan."


  Saya maafkan Mbak Chae.. :-) Btw, kalau mahar (khususnya uang) tidak besar
  memangnya kenapa ya?

  Waktu saya menikah, hanya mampu memberi Rp 113.000 saja (11 Maret)..
  Saya sendiri gak yakin uang segitu bisa dapat untuk membeli
  bakso+gerobaknya..
  Kalau pake tahunnya, bisa jadi 10x lipat tuh..

  Waktu itu mana sanggup saya, sebagai anak tertua & Bapak juga sudah
  meninggal..
  Modalnya cuma bondo nekat.. Lah wong biaya nikah aja ngandelin (ikut) arisan

  keluarga + ngutang ke Kaka' Ipar (ngandelin dari hasil undangan).. :-P

  Alhamdulillah akhirnya ketutup juga, gak sampe ngutang.. ya meskipun gak
  bisa
  banyak 'babawaan'.. salah satunya cuma TV 14".. Itupun tv waktu masih ngekos

  (bukan baru).. :-p

  FYI, semasa hidupnya, Alm. Mamah saya mengatakan agar saya jangan minta
  bagian dari rumah yang ditinggalkan.. karena saya dianggap 'paling sukses'
  di antara anak"nya.. Itu untuk adik" kamu, kata beliau sambil tersenyum..
  Tapi tetap saja, yang ngurus tuh rumah, kita juga.. :-)

  Soalnya yang satu milih ngontrak dekat mertuanya (ada yang masih 'ogohan'
  atau
  'keras'?).. yang bontot belum nikah meskipun sekarang sudah punya usaha
  sendiri..
  Mudah"an sebelum Q3 tahun ini bakal nikah, setelah ceweknya lulus kuliah..

  Bersyukurlah bagi yang mampu memberikan mahar yang besar sejak awal dan
  kesuksesannya juga semakin meningkat.. :D
  CMIIW..

  Wassalam,

  Irwan.K

  On 2/23/07, Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  >
  > he..he..he.. boleh-boleh mau bayar pake apa nich kuliahanya??;)
  >
  > Pertama laki-laki mendapatkan 2:1 warisan daripada perempuan karena:
  >
  > 2. Mahar yang dibayarkan menjadi jaminan bagi kesejahteraan perempuan;
  > Nabi aja bayar Mahar itu sekitar 100 unta (coba di convert ke bentuk
  > uang dgn mengalikan 100 x harga unta Rp.7,000,000 maka Mahar Nabi
  > sekitar Rp.700,000,000)
  >
  > Ma'af2 kata yach...disini mah Mahar teh enggak jauh dari seperangkat
  > alat sholat dan duit yang cukup cuman buat beli bakso plus gerobaknya:))
  > .
  >
  >
  >

  [Non-text portions of this message have been removed]



   

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-23 Terurut Topik dinda .
iya, UJIAN yang sering kita ga sadar klo lagi di uji.
  Semoga kita semua bisa lulus dalam ujian apapun. amin
  wassalam

sriwening herpribadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Dear ukhti Dinda yg berbahagia

Saya setuju banget dengan uraian uhkti Dinda.yang kalau ngga salah saya 
simpulkan bahwa masalah kepemimpinan baik dalam keluarga ataupun kenegaraan 
yang terkait dengan hak & kewajibannya...tidak lebih merupakan UJIAN...tul ngga 
yach

Salam UJIAN
Her


"dinda ." <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
kenapa mesti ada sebutan 'suami' atau 'istri' kenapa mesti ada mereka, karena 
ada ikatan pernikahan yang didasari cinta (sebagian karna Allah sebagian krn 'I 
just love u deh').
Dalam Islam laki-laki yang disebut suami memang punya kewajiban yang sangat 
besar, seperti nafkah, penjagaan/perlindungan agar istri/anak merasa nyaman dan 
aman.
tetapi kadang-kadang Allah ingin menguji suami atau istri tersebut, siapa 
diantara mereka yang paling bertakwa, maka dibuatlah si suami 'ga berdaya' dan 
istri 'penuh daya'
Jika si istri memang mencintai suaminya karena Allah tentu dia akan berbagi 
kedigdayaannya tersebut pada keluarga pertama sebelum berbagi dengan yang 
lainnya, dengan tujuan agar Allah meridainya dan mengampuni segala dosa yang 
telah diperbuatnya.
dan si suami yang tak berdaya itu tidak terlena atau memanjakan 
ketidakberdayaannya karna si istri berhati mulia namun tetap berusaha sebanyak 
yang is bisa.
Jika ada pahala karena shodakoh yang bisa diambil untuk kehidupan kelak 
diakhirat kenapa mesti disia-siakan dengan keabsahan dengan tiada berdosanya 
tidak bersodakoh, kalau betul lo.
Semoga Allah memaafkan segala kekhilafanku dimasa2 lalu. Amin

jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Pak Dana berkata :

Sebenarnya urusan ini kan mudah penyelesaiannya. Rundingkan sesama
suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari nafkah apakah suami
rela mendukung? Kalau tidak ya cerai saja susah2 amat

=

Jano - ko

Sebaiknya sebelum diskusi lebih lanjut sebaiknya chae itu ditanya dulu, chae 
itu sudah menikah belum ?, kalau Pak Dana, Pak Aly dan jano-ko itu kan sudah 
nikah semua jadi cukup memahami Hukum - hukum yang berkaitan dengan Pernikahan.

Ayo chae, you sudah menikah belum ?

Selamat nikah.

ooo0ooo-

Dan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Sebenarnya urusan ini kan mudah penyelesaiannya. Rundingkan sesama
suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari nafkah apakah suami
rela mendukung? Kalau tidak ya cerai saja susah2 amat. Tapi kalau
rela ya kira2 bagaimana hubungan suami istri yg memenuhi kebutuhan
kedua pihak. Tentu perlu kompromi berlandaskan kedewasaan. Jangan
arogansi yg dipakai sebagai landasar mencari kompromi. Tidak akan ada
solusi.

Arogansi laki2 dan arogansi agama sebenarnya sisi lain dari mata uang
yg sama.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> wah kasihan banget bu imas... semoga byk
> shodaqohnya...
> enak juga ya.. py istri kerja spt bu imas... lama2
> bisa memimpin RT (rumah tangga)...
> 
> kalau sy sbg suami di rumah nganggur, maka istri harus
> ikhlash byk shodaqoh.
> 
> kalau sy sbg suami kerja kuli, maka istri harus
> ikhlash byk shodaqoh, apalagi py istri sekertaris wah
> gak nolak he3 cukup buat makan 3x sehari+biaya
> kost rumah.
> 
> Alhamdulillah istri2 diindonesia emang baik hati...
> dan pekerja keras... semoga amal shodaqohnya berlipat.
> Mantep deh Mbak Chae!
> 
> 
> --- Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> > Pak Aly bilang :kecuali suami udzur spt sakit.. maka
> > istri memberikan
> > > rejekinya kepada suami/keluarga adalah shodaqoh.
> > 
> > Jadi menurut Pak Aly boleh dong istri walau punya
> > uang karena kerja
> > bisa menelantarkan suami dan anak-anaknya dari sisi
> > materi...karena
> > yang namanya shodaqoh itu dilakukan berpahala tidak
> > dilakukan tidak
> > berdosa...betul kan??
> > 
> > Jadi seandainya ada istri yang bekerja, terus
> > suaminya sakit sampai
> > tidak bisa bekerja atau baru di PHK maka bagi si
> > istri prinsipnya
> > shodaqoh...ngasih makan suami dan anak berpahala
> > tidakpun tidak akan
> > menjadi dosabiar saja suami mampus karena sakit
> > ndak dikasih obat
> > dan anak-anak terlantar jadi gembel tetep DIA TIDAK
> > BERDOSA...
> > 
> > Kalau begitu buat..Ibu Imas yang kerja di pabrik
> > dodol dgn penghasilan
> > Rp.600,000 sebulan enggak usah mikir dapur ngebul
> > apa kagak, anak-anak
> > sekolah apa kagak, biarlah itu urusan suami Bu Imas
> > yang kerja jadi
> > kuli bangunan musiman...
> > 
> > Uang Bu Imas mah buat shopping kata Pak Aly juga, ke
> > salon, ke spa
> > biar Bu Imas jadi kenyes2 lagi...beli kosmetik, beli
> > parfum...setidaknya dgn duit 600,000 Bu Imas bisa
> > beli Baju sebulan
> > sekali, ke salon sebulan sekali, nonton bioskop
> > sebulan sekali, dan
> > jangan lupa beli seloppp sekalian.soal ada tidak
> > makanan di rumah
> > tercukupi PEDULI SETANTOH TIDAK BERDOSA
> > KA;)))
> > --- In wanita-m

Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-23 Terurut Topik IrwanK
Saya maafkan Mbak Chae.. :-) Btw, kalau mahar (khususnya uang) tidak besar
memangnya kenapa ya?

Waktu saya menikah, hanya mampu memberi Rp 113.000 saja (11 Maret)..
Saya sendiri gak yakin uang segitu bisa dapat untuk membeli
bakso+gerobaknya..
Kalau pake tahunnya, bisa jadi 10x lipat tuh..

Waktu itu mana sanggup saya, sebagai anak tertua & Bapak juga sudah
meninggal..
Modalnya cuma bondo nekat.. Lah wong biaya nikah aja ngandelin (ikut) arisan

keluarga + ngutang ke Kaka' Ipar (ngandelin dari hasil undangan).. :-P

Alhamdulillah akhirnya ketutup juga, gak sampe ngutang.. ya meskipun gak
bisa
banyak 'babawaan'.. salah satunya cuma TV 14".. Itupun tv waktu masih ngekos

(bukan baru).. :-p

FYI, semasa hidupnya, Alm. Mamah saya mengatakan agar saya jangan minta
bagian dari rumah yang ditinggalkan.. karena saya dianggap 'paling sukses'
di antara anak"nya.. Itu untuk adik" kamu, kata beliau sambil tersenyum..
Tapi tetap saja, yang  ngurus tuh rumah, kita juga.. :-)

Soalnya yang satu milih ngontrak dekat mertuanya (ada yang masih 'ogohan'
atau
'keras'?).. yang bontot belum nikah meskipun sekarang sudah punya usaha
sendiri..
Mudah"an sebelum Q3 tahun ini bakal nikah, setelah ceweknya lulus kuliah..

Bersyukurlah bagi yang mampu memberikan mahar yang besar sejak awal dan
kesuksesannya juga semakin meningkat.. :D
CMIIW..

Wassalam,

Irwan.K

On 2/23/07, Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>   he..he..he.. boleh-boleh mau bayar pake apa nich kuliahanya??;)
>
> Pertama laki-laki mendapatkan 2:1 warisan daripada perempuan karena:
>
> 2. Mahar yang dibayarkan menjadi jaminan bagi kesejahteraan perempuan;
> Nabi aja bayar Mahar itu sekitar 100 unta (coba di convert ke bentuk
> uang dgn mengalikan 100 x harga unta Rp.7,000,000 maka Mahar Nabi
> sekitar Rp.700,000,000)
>
> Ma'af2 kata yach...disini mah Mahar teh enggak jauh dari seperangkat
> alat sholat dan duit yang cukup cuman buat beli bakso plus gerobaknya:))
> .
>
>
>


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-23 Terurut Topik jano ko
Chae berkata =
   
  Saya sedikit penasaran mengapa masalah status menikah atau tidak
begitu diperhatikan oleh orang yang karakter seperti Pak Janoko:)) 

==
   
  Jano - ko
   
  Sebelum jano-ko jelaskan, tolong dong chae jelaskan dulu pengertian kata 
"karakter" tersebut, you memakai konsep Islam atau Konsep Sekular, nah setelah 
itu kita bahas yang tadi
   
  Selamat malem.
   
  - ooo0ooo -
   
   
  
Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Boleh dong Pak;), tapi kalau boleh saya tahu berdasarkan pemikiran apa
sehingga jawaban yang anda berikan demikiankira-kira apa
berdasarkan nickname, isi postingan, cara menyampaikan atau feeling
aja???:))

Saya sedikit penasaran mengapa masalah status menikah atau tidak
begitu diperhatikan oleh orang yang karakter seperti Pak Janoko:)) 

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Chae : Ay tebakkk Pak Jano-ko...? 
> 
> sy boleh nebak gak mbak chae..? emang susah perempuan
> sekarang sdh menikah atau belum hampir sama dengan
> laki2...
> 
> Belum ya..??
> nanti Mas Janoko membantu mencarikannya he3
> sekretaris, sholehah spt mbak chae byk yg mau...
> maaf kalau salah. he3...
> 
> have a nice day..
> 
> --- Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> > Ay tebakkk Pak Jano-kosaya ini sudah menikah
> > apa belum??? Pak
> > Jano-ko sendiri sudah gosok gigi apa belum??? sudah
> > mandi apa belum???
> > ingat loh Pak Kebersihan itu sebagian daripada
> > Iman...Y kita
> > mengaji lagi betapa indahnya Islam;))
> > 
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko
> >  wrote:
> > >
> > > 
> > > Pak Dana berkata :
> > > 
> > > Sebenarnya urusan ini kan mudah penyelesaiannya.
> > Rundingkan sesama
> > > suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari
> > nafkah apakah suami
> > > rela mendukung? Kalau tidak ya cerai saja susah2
> > amat
> > > 
> > > 
> > > =
> > > 
> > > Jano - ko
> > > 
> > > Sebaiknya sebelum diskusi lebih lanjut sebaiknya
> > chae itu ditanya
> > dulu, chae itu sudah menikah belum ?, kalau Pak
> > Dana, Pak Aly dan
> > jano-ko itu kan sudah nikah semua jadi cukup
> > memahami Hukum - hukum
> > yang berkaitan dengan Pernikahan.
> > > 
> > > 
> > > Ayo chae, you sudah menikah belum ?
> > > 
> > > 
> > > Selamat nikah.
> > > 
> > > 
> > > ooo0ooo-
> > > 
> > > 
> > > 
> > > Dan  wrote:
> > > Sebenarnya urusan ini kan mudah
> > penyelesaiannya.
> > Rundingkan sesama
> > > suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari
> > nafkah apakah suami
> > > rela mendukung? Kalau tidak ya cerai saja susah2
> > amat. Tapi kalau
> > > rela ya kira2 bagaimana hubungan suami istri yg
> > memenuhi kebutuhan
> > > kedua pihak. Tentu perlu kompromi berlandaskan
> > kedewasaan. Jangan
> > > arogansi yg dipakai sebagai landasar mencari
> > kompromi. Tidak akan ada
> > > solusi.
> > > 
> > > Arogansi laki2 dan arogansi agama sebenarnya sisi
> > lain dari mata uang
> > > yg sama.
> > > 
> > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad
> > Aly
> > >  wrote:
> > > >
> > > > wah kasihan banget bu imas... semoga byk
> > > > shodaqohnya...
> > > > enak juga ya.. py istri kerja spt bu imas...
> > lama2
> > > > bisa memimpin RT (rumah tangga)...
> > > > 
> > > > kalau sy sbg suami di rumah nganggur, maka istri
> > harus
> > > > ikhlash byk shodaqoh.
> > > > 
> > > > kalau sy sbg suami kerja kuli, maka istri harus
> > > > ikhlash byk shodaqoh, apalagi py istri
> > sekertaris wah
> > > > gak nolak he3 cukup buat makan 3x
> > sehari+biaya
> > > > kost rumah.
> > > > 
> > > > Alhamdulillah istri2 diindonesia emang baik
> > hati...
> > > > dan pekerja keras... semoga amal shodaqohnya
> > berlipat.
> > > > Mantep deh Mbak Chae!
> > > > 
> > > > 
> > > > --- Chae  wrote:
> > > > 
> > > > > Pak Aly bilang :kecuali suami udzur spt
> > sakit.. maka
> > > > > istri memberikan
> > > > > > rejekinya kepada suami/keluarga adalah
> > shodaqoh.
> > > > > 
> > > > > Jadi menurut Pak Aly boleh dong istri walau
> > punya
> > > > > uang karena kerja
> > > > > bisa menelantarkan suami dan anak-anaknya dari
> > sisi
> > > > > materi...karena
> > > > > yang namanya shodaqoh itu dilakukan berpahala
> > tidak
> > > > > dilakukan tidak
> > > > > berdosa...betul kan??
> > > > > 
> > > > > Jadi seandainya ada istri yang bekerja, terus
> > > > > suaminya sakit sampai
> > > > > tidak bisa bekerja atau baru di PHK maka bagi
> > si
> > > > > istri prinsipnya
> > > > > shodaqoh...ngasih makan suami dan anak
> > berpahala
> > > > > tidakpun tidak akan
> > > > > menjadi dosabiar saja suami mampus karena
> > sakit
> > > > > ndak dikasih obat
> > > > > dan anak-anak terlantar jadi gembel tetep DIA
> > TIDAK
> > > > > BERDOSA...
> > > > > 
> > > > > Kalau begitu buat..Ibu Imas yang kerja di
> > pabrik
> > > > > dodol dgn penghasilan
> > > > > Rp.600,000 sebulan enggak usah mikir dapur
> > ngebul
> > > > > apa kagak, anak-anak
> > > > > sekolah apa kagak, biarlah itu urusan suami Bu

[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-23 Terurut Topik Chae
Tunjukan di dalam Qs.4:34 bahwa perempuan tidak mempunyai kewajiban
menafkahi keluarganya???

coba Pak Her lihat QS. 2:233, mungkin nanti Bapa minta di kasih mata
pelajaran kaitologi lagi nich;)))

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, sriwening herpribadi
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Dear Ukhti Chae.yang...hm
>
>   Pada postingan yang mana yach saya berkata kalo wanita tidak wajib
mencari nafkah apalagi mengatas namakan Q.S.4:34??  Silahkan saja
wanita ( istri ) bekerja mencari rezeki...tetapi BUKAN KEWAJIBAN ISTRI
MENAFKAHI KELUARGA WALAUPUN DIA BEKERJA.
>
>   Salam menafkahi keluarga
>   Her
>   
> 
> Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   Tambahan...
> 
> Pak Her dalam Qs.4:34 hanya membicarakan syarat/alasan menjadi
> pemimpin, semisal laki-laki menjadi pemimpin bagi premuan karena
> menafkahi tapi TIDAK ADA DALAM QS.4:34 YANG MENYATAKAN BAHWA PEREMPUAN
> TIDAK WAJIB MENCARI NAFKAH...
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "SIR BATS"  wrote:
> >
> > On 2/22/07, sriwening herpribadi  wrote:
> > > Dear ukhti Chae yang berbahagia
> > > 
> > > Pendapat saya itu didasarkan pada Q.S.4:34 " Kaum laki2 itu adl
> pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh telah melebihkan
> sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang lain (wanita), dan
> karena mereka ( laki2) telah menafkahkan sebagian dari harta
> mereka..".
> > >
> > > Dalam satu keluarga ( not single parent ) yang berkewajiban
> memberi nafkah keluarga adalah suami sedangkan istri tidak mempunyai
> kewajiban memberi nafkah keluarga sekalipun istri tersebut juga
> bekerja dengan tujuan apapun baik untuk menafkahi diri sendiri,
> aktualisasi diri, ataupun mencari kekayaan diri dan istri tidak wajib
> meminta izin kepada suami ketika dia ingin menggunakan hartanya untuk
> tujuan apapun.
> > ==
> > Pak Her,
> > Kalo HUKUM INI DI-MUTLAK-KAN, maka IMHO, ayat itu salah !!
> > Bila dibaca dengan cara lain, kepepimpinan berbanding lurus dengan
> penafkahan.
> > Nah apa yang akan terjadi bila ternyata (dan banyak sekali kenyataan)
> > istri lebih mampu menafkahi SUAMI, apakah status 'pemimpin' pindah ke
> > tangan istri ?
> > 
> > 
> > 
> > -- 
> > 
> > ST SABRI
> > 
> > 
> > 
> > No Anti Microsoft, No against Apple, Just a linux lover.
> >
> 
> 
> 
>  
> 
>  
> -
> 8:00? 8:25? 8:40?  Find a flick in no time
>  with theYahoo! Search movie showtime shortcut.
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>




[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-23 Terurut Topik Chae
he..he..he.. boleh-boleh mau bayar pake apa nich kuliahanya??;)

Pertama laki-laki mendapatkan 2:1 warisan daripada perempuan karena:

1. Lelaki pada zaman itu mempunyai fungsi sosial yang dominan sebagai
pencari nafkah.

2. Mahar yang dibayarkan menjadi jaminan bagi kesejahteraan perempuan;
Nabi aja bayar Mahar itu sekitar 100 unta (coba di convert ke bentuk
uang dgn mengalikan 100 x harga unta Rp.7,000,000 maka Mahar Nabi
sekitar Rp.700,000,000)

Ma'af2 kata yach...disini mah Mahar teh enggak jauh dari seperangkat
alat sholat dan duit yang cukup cuman buat beli bakso plus gerobaknya:))

3.Kewajiban keluarga laki-laki untuk menanggung anak-anak yatim dari
keluarganya. Seperti misalnya Nabi Muhammad saw sendiri menjadi
tanggungan dari keluarga Bapaknya..Abdullah.

Dengan kondisi yang demikian maka bentukan hukum waris adalah 2:1 maka
terciptalah keadilan ...KEADILAN INI SESUAI DENGAN NASH 

dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya, (QS. 53:39)

Sekarang bagaimana dengan kedudukan laki-laki di masyarakat Indonesia.

1. Dalam fungsi sosial, laki-laki dan perempuan sudah setara...artinya
banyak perempuan yang mampu sama dgn laki-laki tampil sebagai pencari
nafkah...(coba tengok di daerah industru textile Bandung, tanggerang,
kawang, bekasi, cirebon dll)

2. Mahar yang ditanggung laki-laki dalam masyarakat Indonesia hanya
sebagai simbolisasi saja

3. Tidak ada kewajiban secara budaya bahwa anak2 yatim dalam hal
kesejahteraanya akan di tanggung oleh pihak keluarga laki-laki.

Jika kenyataanya demikian maka bentuk hukum waris 2:1 tidak akan
mencapai konteks keadilanapalagi bentuk tsb bertentangan dgn Nas
sendiri dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa
yang telah diusahakannya, (QS. 53:39)

Jadi APAKAH PEREMPUAN BERHAK MENDAPATKAN APA YANG DIUSAHAKANYA





--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, sriwening herpribadi
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> ===>Ukhti Chae wrote : BEGITU JUGA DALAM BENTUK HUKUM WARISbenar
kan Mba Lina...Pak Her??;))
>
>   Her :.Ukhti Lina, yuuuk kita sama2 belajar ilmu kaitologi ke
ukhti Chaehehehe
> 
>
>   Salam Kaitologi
>   Her
>   
> 
> Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   Saya pikir juga demikian Pak Dana, ini sesuai dengan apa
yang ada
> didalam Nash itu sendiri. Didalam Qs.53:39.."dan bahwasanya seorang
> manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya,
> 
> Jika perempuan bertindak/bertanggung jawab sebagai pencari nafkah,
> kenapa dia tidak mendapatkan HAK nya untuk menjadi seorang pemimpin
> dalam rumah tangganya?? setidaknya ada SISTEM MITRA KESEJAJARAN ANTARA
> SUAMI-ISTRI karena seperti yang di sebutkan dalam Qs.53:39.."dan
> bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
> diusahakannya"
> 
> BEGITU JUGA DALAM BENTUK HUKUM WARISbenar kan Mba Lina...Pak
Her??;))
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Dan"  wrote:
> >
> > Apa yg tercantum di Al-Qur'an itu kelihatannya pengertiannya bersyarat
> > artinya benar jika laki2 itu yg menafkahi keluarga dan dalam konteks
> > keluarga yg dinafkahi oleh laki2. Tapi jika laki2 tidak menafkahi
> > keluarga maka berarti tidak otomatis dia itu pemimpin atas perempuan. 
> > 
> > Dan bagaimana dg perempuan yg menafkahi keluarga termasuk suaminya? 
> > Kondisi terakhir ini tampaknya tidak lazim di abad ke 7 tetapi lazim
> > di abad ke 21. Perempuan yg demikian adalah pemimpin dan berhak atas
> > perlakuan thdnya sebagai pemimpin. Adil kan?
> > 
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Wikan Danar Sunindyo"
> >  wrote:
> > >
> > > mau nanya soal QS 4:34 itu
> > > " Kaum laki2 itu adl pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh
> > > telah melebihkan sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang lain
> > > (wanita), dan karena mereka ( laki2) telah menafkahkan sebagian dari
> > > harta mereka..".
> > > 
> > > tulisan yang di dalam kurung itu memang demikian (sesuai arti kata
> > > perkata dalam Al Quran) atau ditambahkan sesuai dengan tafsir orang2
> > > yang menerjemahkannya?
> > > Karena kalau yang di dalam kurung itu tidak ada, maka artinya bisa
> > > lain dan lebih umum. ... melebihkan sebahagian mereka (bisa
laki2 bisa
> > > perempuan) atas sebahagiaan yang lain (bisa perempuan bisa
laki2), dan
> > > karena mereka (bisa laki2 bisa perempuan) telah menafkahkan sebagian
> > > dari harta mereka ...".
> > > 
> > > salam,
> > > --
> > > wikan
> > > http://wikan.multiply.com
> > > 
> > > On 2/22/07, sriwening herpribadi  wrote:
> > > >
> > > > Dear ukhti Chae yang berbahagia
> > > >
> > > > > 1. Memiliki pekerjaan / berwirausaha merupakan suatu keharusan
> > > > bagi laki2, karena memberi nafkah keluarga adalah kewajiban bagi
> > > > laki2. Sedangkan bagi perempuan memiliki pekerjaan / berwirausaha
> > > > merupakan pilihan saja, karena memberi nafkah keluarga bukanlah
> > > > kewajibannya.
> > > >
> > > > Pak Her,
> > > >
> > > > Sebelum saya kesurupan dengan mitos bahwa laki-laki wajiba menc

[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-23 Terurut Topik Chae
Dear Pak Her,

Perenungan:

Sepertinya dalam perenungan Pak Her ada yang kontradiksi sbb:

a).."...oleh karena Alloh telah melebihkan sebahagian mereka (laki2)
atas sebahagian yang lain (wanita)...". Terhadap gabungan 2 penggalan
ayat tersebut maka terlintas dalam benak saya bahwa ketika Alloh
menetapkan laki2 sebagai pemimpin maka Alloh memberikan juga
kelebihan2 dengan maksud agar laki2 bisa menjalankan fungsi
kepemimpinannya

b)..Atas dasar lintasan pikiran tersebut diatas maka saya berpendapat
bahwa penetapan laki2 sebagai pemimpin itu bukan disebabkan adanya
kelebihan yang diberikan Alloh kepada laki2...dengan kata lain
penunjukkan kepemimpinan ini tidak ada kaitannya dengan kemampuan
bahwa laki2 lebih mampu atas wanita.

-
Her : Status kepemimpinan suami atas istri tidak beralih terlebih
suami masih bisa memberi nafkah walaupun sedikit, yang mungkin beralih
adalah fungsi kepemimpinannya saja.

Chae: mana yang lebih penting menurut Pak Her, status sebagai pemimpin
atau fungsi kepemimpinan?? apakah seseorang bisa dikatakan memiliki
status kepemimpinan tanpa adanya fungsi kepemimpinan??
--
Her : Tidak setuju!!, alasan dan ayatnya Q.S.4:34

Chae: Silahkan saja jika anda tidak setuju;) tapi dalam Qs.4:34 tidak
ada penunjukan jenis kelamin untuk melebihkan sebahagian mereka atas
sebahagian yang lain. Bahkan jika laki-laki secara kodrat di anggap
lebih daripada perempuan maka hal ini bertentangan dgn Nash dalam
Qur'an itu sendiri seperti dalam Qs.4:1 dimana laki-laki dan perempuan
adalah sama, tidak ada Nash yang menyatakan bahwa laki-laki diciptakan
dengan kelebihan 

Silahkan Pak Her tunjukan ayatnya bahwa ayat tsb menyatakan laki-laki
diciptakan mempunyai kelebihan. Bahkan praduga seperti ini di sindir
didalam  QS. 6:139.
---
Her : Islam, melalui penerapan Q.S.4:11 & 34 sangatlah jelas ingin
menjadikan wanita benar2 mandiri dan tidak tergantung secara ekonomi
kepada laki2. Pada awal postingan saya terdahulu tentang hukum waris
saya menegaskan bahwa dibalik penerapan Q.S.4:11 & 34 ada 3 tujuan
besar yang ingin dicapai yaitu 1. pengakuan atas hak kepemilikan
wanita atas harta, 2. Keadilan dimana 2 + kewajiban menafkahi keluarga
: 1 tanpa kewajiban apapun, 3. INDEPENDENSI WANITA. 
>
>   Menanggapi Q.S.9:71, menurut saya tidak ada kaitannya dengan
masalah "siapa memimpin siapa" 

Chae: Bagaimana perempuan bisa kemandirian jika perempuan di anggaps
ebagai makhluk kedua, ketika anda mengatakan secara absolut perempuan
dalam konteks rumah tangga harus di pimpin oleh seorang laki-laki maka
secara tidak langsung anda mengatakan bahwa perempuan adalah makhluk
kedua/second class. Sebagai contoh: mana yang harus diutamakan
keputusan pemimpin (suami) atau keputusan yang dipimpin (istri)??

Mengapa Qs.9:71 tidak ada kaitanya dgn yang siapa memimpin siapa??
Jika laki-laki ditunjuk sebagai pemimpin karena mempunyai kewajiban
untuk menafkahkan hartanya untuk keluarga lalu  bagaimana dengan
wanita yang mempunyai kewajiban menolong kemudian dgn itu pula jatuh
kewajiban menafkahkan keluarga, apakah dgn alasan yang sama dgn
laki-laki maka perempuan tidak bisa di tunjuk menjadi pemimpin??
-
>   Her : Ukhti Chaeapa yang terjadi pada ibu kita Imas ini 
adalah akibat dari konstruksi sosial masyarakat muslim yang tidak
islami. Islam sebagai sistem, baik kemasyarakatan & kenegaraan
dll...keberadaannya diacuhkan dan bahkan ditolak atas nama
keadilan. pluralisme...anti diskriminasi..modernisasi...dll.
Tetapi aneh bin ajaib ketika terjadi malapateka yang dipersalahkan
adalah islamnyaINI SUNGGUH TIDAK ADIL bukan??

Chae: Pak Her, Islam itu agama yang realistis/membumi, Ada sahabat
Nabi datang menghampiri Nabi yang sedang duduk didalam
mesjid...seketika Nabi bertanya.."Sudahkan kau ikat untamu?? dan
dijawab oleh sahabt ini...saya bertaqwa kepada Allah..ya Rasul lalu
Nabi menjawab " ikatlah dulu unta mu baru kemudian kamu bertaqwa;)

Sekarang ini banyak orang-orang yang justru melihat keimanan sebagai
sesuatu yang melangit dan tidak membumi. contoh saja banyak orang
membaca Qur'an dengan landasan "Apa yang harus dilakukan" dan bukan
kepada "mengapa harus dilakukan" sehingga bisa menggapai makna dan
tujuan yang dimaksud. Ada kalanya "apa yang harus dilakukan itu"
bertolak belakang dengan realitas yang ada dan jauh dari tujuan yang
hendak dicapai sehingga apa yang dilakukan minus makna dan hikmah
bahkan jauh dari manfaat kalau tidak bisa dikatakan justru membawa ke
mudharatan/kejelekan.


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, sriwening herpribadi
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Dear ukhti Chae.
>
>   Sebelum menjawab pertanyaan ukhti Chae, saya akan menyampaikan
perenungan saya terkait Q.S.4:34, yaitu :
>   1. " Kaum laki2 itu adl pemimpin bagi kaum wanita", Terhadap
penggalan ayat ini dimana diletakkan diawal ayat maka saya berpendapat
bahwa Alloh menetapkan kepemimpinan itu berada pada kaum laki2.
>   2. " Kaum laki2 itu adl pemimpin bagi kaum wanit

Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-23 Terurut Topik sriwening herpribadi
Dear ukhti Dinda yg berbahagia
   
  Saya setuju banget dengan uraian uhkti Dinda.yang kalau ngga salah saya 
simpulkan bahwa masalah kepemimpinan baik dalam keluarga ataupun kenegaraan 
yang terkait dengan hak & kewajibannya...tidak lebih merupakan UJIAN...tul ngga 
yach
   
  Salam UJIAN
  Her
   
  
"dinda ." <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  kenapa mesti ada sebutan 'suami' atau 'istri' kenapa mesti ada 
mereka, karena ada ikatan pernikahan yang didasari cinta (sebagian karna Allah 
sebagian krn 'I just love u deh').
Dalam Islam laki-laki yang disebut suami memang punya kewajiban yang sangat 
besar, seperti nafkah, penjagaan/perlindungan agar istri/anak merasa nyaman dan 
aman.
tetapi kadang-kadang Allah ingin menguji suami atau istri tersebut, siapa 
diantara mereka yang paling bertakwa, maka dibuatlah si suami 'ga berdaya' dan 
istri 'penuh daya'
Jika si istri memang mencintai suaminya karena Allah tentu dia akan berbagi 
kedigdayaannya tersebut pada keluarga pertama sebelum berbagi dengan yang 
lainnya, dengan tujuan agar Allah meridainya dan mengampuni segala dosa yang 
telah diperbuatnya.
dan si suami yang tak berdaya itu tidak terlena atau memanjakan 
ketidakberdayaannya karna si istri berhati mulia namun tetap berusaha sebanyak 
yang is bisa.
Jika ada pahala karena shodakoh yang bisa diambil untuk kehidupan kelak 
diakhirat kenapa mesti disia-siakan dengan keabsahan dengan tiada berdosanya 
tidak bersodakoh, kalau betul lo.
Semoga Allah memaafkan segala kekhilafanku dimasa2 lalu. Amin


jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Pak Dana berkata :

Sebenarnya urusan ini kan mudah penyelesaiannya. Rundingkan sesama
suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari nafkah apakah suami
rela mendukung? Kalau tidak ya cerai saja susah2 amat

=

Jano - ko

Sebaiknya sebelum diskusi lebih lanjut sebaiknya chae itu ditanya dulu, chae 
itu sudah menikah belum ?, kalau Pak Dana, Pak Aly dan jano-ko itu kan sudah 
nikah semua jadi cukup memahami Hukum - hukum yang berkaitan dengan Pernikahan.

Ayo chae, you sudah menikah belum ?

Selamat nikah.

ooo0ooo-

Dan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Sebenarnya urusan ini kan mudah penyelesaiannya. Rundingkan sesama
suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari nafkah apakah suami
rela mendukung? Kalau tidak ya cerai saja susah2 amat. Tapi kalau
rela ya kira2 bagaimana hubungan suami istri yg memenuhi kebutuhan
kedua pihak. Tentu perlu kompromi berlandaskan kedewasaan. Jangan
arogansi yg dipakai sebagai landasar mencari kompromi. Tidak akan ada
solusi.

Arogansi laki2 dan arogansi agama sebenarnya sisi lain dari mata uang
yg sama.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> wah kasihan banget bu imas... semoga byk
> shodaqohnya...
> enak juga ya.. py istri kerja spt bu imas... lama2
> bisa memimpin RT (rumah tangga)...
> 
> kalau sy sbg suami di rumah nganggur, maka istri harus
> ikhlash byk shodaqoh.
> 
> kalau sy sbg suami kerja kuli, maka istri harus
> ikhlash byk shodaqoh, apalagi py istri sekertaris wah
> gak nolak he3 cukup buat makan 3x sehari+biaya
> kost rumah.
> 
> Alhamdulillah istri2 diindonesia emang baik hati...
> dan pekerja keras... semoga amal shodaqohnya berlipat.
> Mantep deh Mbak Chae!
> 
> 
> --- Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> > Pak Aly bilang :kecuali suami udzur spt sakit.. maka
> > istri memberikan
> > > rejekinya kepada suami/keluarga adalah shodaqoh.
> > 
> > Jadi menurut Pak Aly boleh dong istri walau punya
> > uang karena kerja
> > bisa menelantarkan suami dan anak-anaknya dari sisi
> > materi...karena
> > yang namanya shodaqoh itu dilakukan berpahala tidak
> > dilakukan tidak
> > berdosa...betul kan??
> > 
> > Jadi seandainya ada istri yang bekerja, terus
> > suaminya sakit sampai
> > tidak bisa bekerja atau baru di PHK maka bagi si
> > istri prinsipnya
> > shodaqoh...ngasih makan suami dan anak berpahala
> > tidakpun tidak akan
> > menjadi dosabiar saja suami mampus karena sakit
> > ndak dikasih obat
> > dan anak-anak terlantar jadi gembel tetep DIA TIDAK
> > BERDOSA...
> > 
> > Kalau begitu buat..Ibu Imas yang kerja di pabrik
> > dodol dgn penghasilan
> > Rp.600,000 sebulan enggak usah mikir dapur ngebul
> > apa kagak, anak-anak
> > sekolah apa kagak, biarlah itu urusan suami Bu Imas
> > yang kerja jadi
> > kuli bangunan musiman...
> > 
> > Uang Bu Imas mah buat shopping kata Pak Aly juga, ke
> > salon, ke spa
> > biar Bu Imas jadi kenyes2 lagi...beli kosmetik, beli
> > parfum...setidaknya dgn duit 600,000 Bu Imas bisa
> > beli Baju sebulan
> > sekali, ke salon sebulan sekali, nonton bioskop
> > sebulan sekali, dan
> > jangan lupa beli seloppp sekalian.soal ada tidak
> > makanan di rumah
> > tercukupi PEDULI SETANTOH TIDAK BERDOSA
> > KA;)))
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly
> >  wrote:
> > >
> > > akur..
> > > dan kalau perempuan kerja sebaiknya jgn kasih duit
> > ke
> > > suami.. cukup

Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-23 Terurut Topik sriwening herpribadi
===>Ukhti Chae wrote : BEGITU JUGA DALAM BENTUK HUKUM WARISbenar kan Mba 
Lina...Pak Her??;))
   
  Her :.Ukhti Lina, yuuuk kita sama2 belajar ilmu kaitologi ke ukhti 
Chaehehehe

   
  Salam Kaitologi
  Her
  

Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Saya pikir juga demikian Pak Dana, ini sesuai dengan apa yang ada
didalam Nash itu sendiri. Didalam Qs.53:39.."dan bahwasanya seorang
manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya,

Jika perempuan bertindak/bertanggung jawab sebagai pencari nafkah,
kenapa dia tidak mendapatkan HAK nya untuk menjadi seorang pemimpin
dalam rumah tangganya?? setidaknya ada SISTEM MITRA KESEJAJARAN ANTARA
SUAMI-ISTRI karena seperti yang di sebutkan dalam Qs.53:39.."dan
bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya"

BEGITU JUGA DALAM BENTUK HUKUM WARISbenar kan Mba Lina...Pak Her??;))

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Dan" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Apa yg tercantum di Al-Qur'an itu kelihatannya pengertiannya bersyarat
> artinya benar jika laki2 itu yg menafkahi keluarga dan dalam konteks
> keluarga yg dinafkahi oleh laki2. Tapi jika laki2 tidak menafkahi
> keluarga maka berarti tidak otomatis dia itu pemimpin atas perempuan. 
> 
> Dan bagaimana dg perempuan yg menafkahi keluarga termasuk suaminya? 
> Kondisi terakhir ini tampaknya tidak lazim di abad ke 7 tetapi lazim
> di abad ke 21. Perempuan yg demikian adalah pemimpin dan berhak atas
> perlakuan thdnya sebagai pemimpin. Adil kan?
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Wikan Danar Sunindyo"
>  wrote:
> >
> > mau nanya soal QS 4:34 itu
> > " Kaum laki2 itu adl pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh
> > telah melebihkan sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang lain
> > (wanita), dan karena mereka ( laki2) telah menafkahkan sebagian dari
> > harta mereka..".
> > 
> > tulisan yang di dalam kurung itu memang demikian (sesuai arti kata
> > perkata dalam Al Quran) atau ditambahkan sesuai dengan tafsir orang2
> > yang menerjemahkannya?
> > Karena kalau yang di dalam kurung itu tidak ada, maka artinya bisa
> > lain dan lebih umum. ... melebihkan sebahagian mereka (bisa laki2 bisa
> > perempuan) atas sebahagiaan yang lain (bisa perempuan bisa laki2), dan
> > karena mereka (bisa laki2 bisa perempuan) telah menafkahkan sebagian
> > dari harta mereka ...".
> > 
> > salam,
> > --
> > wikan
> > http://wikan.multiply.com
> > 
> > On 2/22/07, sriwening herpribadi  wrote:
> > >
> > > Dear ukhti Chae yang berbahagia
> > >
> > > > 1. Memiliki pekerjaan / berwirausaha merupakan suatu keharusan
> > > bagi laki2, karena memberi nafkah keluarga adalah kewajiban bagi
> > > laki2. Sedangkan bagi perempuan memiliki pekerjaan / berwirausaha
> > > merupakan pilihan saja, karena memberi nafkah keluarga bukanlah
> > > kewajibannya.
> > >
> > > Pak Her,
> > >
> > > Sebelum saya kesurupan dengan mitos bahwa laki-laki wajiba mencari
> > > nafkah dan perempuan tidak wajib mencari nafkah, maka sudi kiranya
> > > menunjukan dasar yang anda pakai untuk pernyataan tsb. Apakah
> dasarnya
> > > bersumber pada agama??? jika demikian sebutkan suratnya dan
ayatnya?
> > > please;))
> > >
> > > salam,
> > >
> > > 
> > > Pendapat saya itu didasarkan pada Q.S.4:34 " Kaum laki2 itu adl
> pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh telah melebihkan
> sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang lain (wanita), dan
> karena mereka ( laki2) telah menafkahkan sebagian dari harta
> mereka..".
> >
>



 

 
-
Cheap Talk? Check out Yahoo! Messenger's low PC-to-Phone call rates.

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-23 Terurut Topik sriwening herpribadi
Dear Ukhti Chae.yang...hm
   
  Pada postingan yang mana yach saya berkata kalo wanita tidak wajib mencari 
nafkah apalagi mengatas namakan Q.S.4:34??  Silahkan saja wanita ( istri ) 
bekerja mencari rezeki...tetapi BUKAN KEWAJIBAN ISTRI MENAFKAHI KELUARGA 
WALAUPUN DIA BEKERJA.
   
  Salam menafkahi keluarga
  Her
  

Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Tambahan...

Pak Her dalam Qs.4:34 hanya membicarakan syarat/alasan menjadi
pemimpin, semisal laki-laki menjadi pemimpin bagi premuan karena
menafkahi tapi TIDAK ADA DALAM QS.4:34 YANG MENYATAKAN BAHWA PEREMPUAN
TIDAK WAJIB MENCARI NAFKAH...

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "SIR BATS" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> On 2/22/07, sriwening herpribadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > Dear ukhti Chae yang berbahagia
> > 
> > Pendapat saya itu didasarkan pada Q.S.4:34 " Kaum laki2 itu adl
pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh telah melebihkan
sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang lain (wanita), dan
karena mereka ( laki2) telah menafkahkan sebagian dari harta
mereka..".
> >
> > Dalam satu keluarga ( not single parent ) yang berkewajiban
memberi nafkah keluarga adalah suami sedangkan istri tidak mempunyai
kewajiban memberi nafkah keluarga sekalipun istri tersebut juga
bekerja dengan tujuan apapun baik untuk menafkahi diri sendiri,
aktualisasi diri, ataupun mencari kekayaan diri dan istri tidak wajib
meminta izin kepada suami ketika dia ingin menggunakan hartanya untuk
tujuan apapun.
> ==
> Pak Her,
> Kalo HUKUM INI DI-MUTLAK-KAN, maka IMHO, ayat itu salah !!
> Bila dibaca dengan cara lain, kepepimpinan berbanding lurus dengan
penafkahan.
> Nah apa yang akan terjadi bila ternyata (dan banyak sekali kenyataan)
> istri lebih mampu menafkahi SUAMI, apakah status 'pemimpin' pindah ke
> tangan istri ?
> 
> 
> 
> -- 
> 
> ST SABRI
> 
> 
> 
> No Anti Microsoft, No against Apple, Just a linux lover.
>



 

 
-
8:00? 8:25? 8:40?  Find a flick in no time
 with theYahoo! Search movie showtime shortcut.

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-23 Terurut Topik Dan
Seperti pak HMNA arogansi machonya terbawa ke pemahaman agama. 
Mudah2an bisa adaptasi sama perkembangan jaman.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Awan Biru <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Jano Ko ini, Typical fundies, sudah dikasih tahu berapa kali disini,
nggak etis menanyakan status pernikahan seseorang dimilis ini. Tapi
nggak ngerti juga, maklum bisanya cuman segitu.
>
>   Walau pernikahan ini sunnah, tapi ini urusan personal, nggak ada
hubungannya dengan pendapat seseorang di milis.
>
>   Jano Ko, ini tipikal pria nggak 'mampu' ( dalam hal
"membahagiakan" istri urusan sex ). Makanya cuman bisa berkoar koar
disini. Dia lupa kalau membahagaikan istri dalam urusan sex juga sunnah.
>
>   Coba direnungkan, semalam "gagal" toh.
>
>   Salam
>
>   AB
>   Sorry, kalau nulis urusan pribadi seseorang, cuman kasih tahu ke
Jano Ko, kalau tidak baik menulis urusan pribadi seseorang dimilis,
seperti tidak "mampu"nya Janoko. He... dek jano Ko malu-maluin, pulang
sana dan belajar yang giat, belajar urusan sex aja, biar bisa memenuhi
sunnah.
>   
> jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   
> Pak Dana berkata :
> 
> Sebenarnya urusan ini kan mudah penyelesaiannya. Rundingkan sesama
> suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari nafkah apakah suami
> rela mendukung? Kalau tidak ya cerai saja susah2 amat
> 
> =
> 
> Jano - ko
> 
> Sebaiknya sebelum diskusi lebih lanjut sebaiknya chae itu ditanya
dulu, chae itu sudah menikah belum ?, kalau Pak Dana, Pak Aly dan
jano-ko itu kan sudah nikah semua jadi cukup memahami Hukum - hukum
yang berkaitan dengan Pernikahan.
> 
> 
> Ayo chae, you sudah menikah belum ?
> 
> 
> Selamat nikah.
> 
> 
> ooo0ooo-
> 
> 
> 
> Dan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Sebenarnya urusan ini kan mudah penyelesaiannya. Rundingkan sesama
> suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari nafkah apakah suami
> rela mendukung? Kalau tidak ya cerai saja susah2 amat. Tapi kalau
> rela ya kira2 bagaimana hubungan suami istri yg memenuhi kebutuhan
> kedua pihak. Tentu perlu kompromi berlandaskan kedewasaan. Jangan
> arogansi yg dipakai sebagai landasar mencari kompromi. Tidak akan ada
> solusi.
> 
> Arogansi laki2 dan arogansi agama sebenarnya sisi lain dari mata uang
> yg sama.
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly
>  wrote:
> >
> > wah kasihan banget bu imas... semoga byk
> > shodaqohnya...
> > enak juga ya.. py istri kerja spt bu imas... lama2
> > bisa memimpin RT (rumah tangga)...
> > 
> > kalau sy sbg suami di rumah nganggur, maka istri harus
> > ikhlash byk shodaqoh.
> > 
> > kalau sy sbg suami kerja kuli, maka istri harus
> > ikhlash byk shodaqoh, apalagi py istri sekertaris wah
> > gak nolak he3 cukup buat makan 3x sehari+biaya
> > kost rumah.
> > 
> > Alhamdulillah istri2 diindonesia emang baik hati...
> > dan pekerja keras... semoga amal shodaqohnya berlipat.
> > Mantep deh Mbak Chae!
> > 
> > 
> > --- Chae  wrote:
> > 
> > > Pak Aly bilang :kecuali suami udzur spt sakit.. maka
> > > istri memberikan
> > > > rejekinya kepada suami/keluarga adalah shodaqoh.
> > > 
> > > Jadi menurut Pak Aly boleh dong istri walau punya
> > > uang karena kerja
> > > bisa menelantarkan suami dan anak-anaknya dari sisi
> > > materi...karena
> > > yang namanya shodaqoh itu dilakukan berpahala tidak
> > > dilakukan tidak
> > > berdosa...betul kan??
> > > 
> > > Jadi seandainya ada istri yang bekerja, terus
> > > suaminya sakit sampai
> > > tidak bisa bekerja atau baru di PHK maka bagi si
> > > istri prinsipnya
> > > shodaqoh...ngasih makan suami dan anak berpahala
> > > tidakpun tidak akan
> > > menjadi dosabiar saja suami mampus karena sakit
> > > ndak dikasih obat
> > > dan anak-anak terlantar jadi gembel tetep DIA TIDAK
> > > BERDOSA...
> > > 
> > > Kalau begitu buat..Ibu Imas yang kerja di pabrik
> > > dodol dgn penghasilan
> > > Rp.600,000 sebulan enggak usah mikir dapur ngebul
> > > apa kagak, anak-anak
> > > sekolah apa kagak, biarlah itu urusan suami Bu Imas
> > > yang kerja jadi
> > > kuli bangunan musiman...
> > > 
> > > Uang Bu Imas mah buat shopping kata Pak Aly juga, ke
> > > salon, ke spa
> > > biar Bu Imas jadi kenyes2 lagi...beli kosmetik, beli
> > > parfum...setidaknya dgn duit 600,000 Bu Imas bisa
> > > beli Baju sebulan
> > > sekali, ke salon sebulan sekali, nonton bioskop
> > > sebulan sekali, dan
> > > jangan lupa beli seloppp sekalian.soal ada tidak
> > > makanan di rumah
> > > tercukupi PEDULI SETANTOH TIDAK BERDOSA
> > > KA;)))
> > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly
> > >  wrote:
> > > >
> > > > akur..
> > > > dan kalau perempuan kerja sebaiknya jgn kasih duit
> > > ke
> > > > suami.. cukuplah shopping, ke acara2..., main
> > > dengan
> > > > anak2...
> > > > kalau suami minta duit slm aja.. khan suami yang
> > > > tanggung jawab.. atau ngutang ya.. nanti
> > > > bayar...he3...
> > > > kecuali suami udzur spt sakit.. maka istri
> > > memberikan
> > > 

Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-23 Terurut Topik sriwening herpribadi
Dear ukhti Chae.
   
  Sebelum menjawab pertanyaan ukhti Chae, saya akan menyampaikan perenungan 
saya terkait Q.S.4:34, yaitu :
  1. " Kaum laki2 itu adl pemimpin bagi kaum wanita", Terhadap penggalan 
ayat ini dimana diletakkan diawal ayat maka saya berpendapat bahwa Alloh 
menetapkan kepemimpinan itu berada pada kaum laki2.
  2. " Kaum laki2 itu adl pemimpin bagi kaum wanita..." - digabung dengan - 
"...oleh karena Alloh telah melebihkan sebahagian mereka (laki2) atas 
sebahagian yang lain (wanita)...". Terhadap gabungan 2 penggalan ayat tersebut 
maka terlintas dalam benak saya bahwa ketika Alloh menetapkan laki2 sebagai 
pemimpin maka Alloh memberikan juga kelebihan2 dengan maksud agar laki2 bisa 
menjalankan fungsi kepemimpinannya dan penetapan ini mempunyai nuansa 
kemasyarakatan/kenegaraan. Atas dasar lintasan pikiran tersebut diatas maka 
saya berpendapat bahwa penetapan laki2 sebagai pemimpin itu bukan disebabkan 
adanya kelebihan yang diberikan Alloh kepada laki2...dengan kata lain 
penunjukkan kepemimpinan ini tidak ada kaitannya dengan kemampuan bahwa laki2 
lebih mampu atas wanita. Oleh karena itu sangatlah bisa diterima dalam kasus2 
tertentu wanitanya lah yang akan tampil sebagai pemimpin..( h pasti 
ukhti Chae/Mia/Ashia berkata " bravo untuk pak Her  "pengin jadi R1 ni
 yeehehehe ) 
  3. " Kaum laki2 itu adl pemimpin bagi kaum wanita.. - digabung dengan - ..." 
dan karena mereka (laki2) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka...". 
Terhadap gabungan 2 penggalan ayat tersebut maka terlintas dalam benak saya 
bahwa ini bernuansa hubungan suami-istri dimana Alloh menetapkan laki2 (suami) 
sebagai pemimpin atas wanita (istri) dan Alloh menyertakan kewajiban terhadap 
laki2  (suami) memberi nafkah kepada wanita (istri).  Dan Atas dasar lintasan 
pikiran tersebut diatas maka saya berpendapat bahwa penetapan laki2 (suami) 
sebagai pemimpin atas wanita (istri) dalam rumah tangga itu bukan disebabkan 
pemberian nafkah...dengan kata lain penetapan laki2 (suami) sebagai pemimpin 
atas wanita (istri) semata mata adl amanah Alloh dimana kepada laki2 sebagai 
pemimpin diberikan kewajiban menafkahi istri ( ini bentuk simbolis dari 
sejumlah tanggungjawab lainnya )...h tepatnya kewajiban menafkahi istri ini 
adl sebagai akibat dari pengangkatan laki2 sebagai pemimpin dan
 sebagai penerima harta warisan 2 bagian. 
   
  Nah...sekarang waktunya menjawab ukhti Chae punya pertanyaan
   
  ===> wrote : Laki-laki adalah pemimpin bagi perempuan karena mereka telah 
menafkahn
sebagian harta mereka. Pertanyaan saya cukup sederhana, jika laki-laki tidak 
mampu menjamin mereka untuk bisa menafkan harta mereka secara "cukup" dan 
"layak" bagi keluarganya. Apakah mereka masih tetap di daulat sebagai pemimpin 
bagi kaum perempuan??
  
Her : Status kepemimpinan suami atas istri tidak beralih terlebih suami masih 
bisa memberi nafkah walaupun sedikit, yang mungkin beralih adalah fungsi 
kepemimpinannya saja.
   
   
  ===> wrote : Kedua Dalam Qs.4:34 konteks melebihkan sebagian dari pada 
sebagian
yang lain bersifat general/umum meliputi sebagian laki-laki lebih dari sebagian 
laki-laki lain dan sebagian perempuan lebih dari sebagian perempuan lain dan 
juga sebagian perempuan lebih daripada sebagian laki-laki lainartinya tidak 
ada penunjukan jenis kelamin mana yang dilebihkan dari pada jenis kelamin 
lainya. Anda setuju?? jika tidak berikan alasanya dan pada ayat2 didalam Qur'an 
mana yang menjadi rujukan anda??
  
Her : Tidak setuju!!, alasan dan ayatnya Q.S.4:34
   
   
  ===>wrote: 1. Dalam konsep saling tolong-menolong ada konsep dimana kedua 
pihak ada dalam kesetaraan, kesamaan dan keseimbangan. dalam Ayat tsb pun 
ditunjukan suatu kewajiban baik bagi perempuan dan laki-laki untuk senantiasa 
saling tolong menolong. Sekarang pertanyaanya yang sering di ajukan oleh Mba 
Mia, bagaimana perempuan bisa menjadi penolong bagi laki-laki jika dia tidak 
bisa menjadi pihak yang independent/ Mandiri??Bagaimana perempuan bisa menolong 
laki-laki jika kenyataanya perempuan
seringkali di nisbatkan sebagai pihak yang tergantung secara ekonomi terhadap 
laki-laki??

Justru dgn Qs.9:71 perempuan di sadarkan bahwa mereka mempunyai kewajiban dan 
hak yang sama dengan kaum laki-laki.
  
 
  Her : Islam, melalui penerapan Q.S.4:11 & 34 sangatlah jelas ingin menjadikan 
wanita benar2 mandiri dan tidak tergantung secara ekonomi kepada laki2. Pada 
awal postingan saya terdahulu tentang hukum waris saya menegaskan bahwa dibalik 
penerapan Q.S.4:11 & 34 ada 3 tujuan besar yang ingin dicapai yaitu 1. 
pengakuan atas hak kepemilikan wanita atas harta, 2. Keadilan dimana 2 + 
kewajiban menafkahi keluarga : 1 tanpa kewajiban apapun, 3. INDEPENDENSI 
WANITA. 
   
  Menanggapi Q.S.9:71, menurut saya tidak ada kaitannya dengan masalah "siapa 
memimpin siapa" juga "siapa bergantung kepada siapa secara ekonomi ". Maksud 
tolong menolong antara laki2 & wanita dalam ayat ini adalah adanya kesamaa

Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-23 Terurut Topik Awan Biru
Jano Ko ini, Typical fundies, sudah dikasih tahu berapa kali disini, nggak etis 
menanyakan status pernikahan seseorang dimilis ini. Tapi nggak ngerti juga, 
maklum bisanya cuman segitu.
   
  Walau pernikahan ini sunnah, tapi ini urusan personal, nggak ada hubungannya 
dengan pendapat seseorang di milis.
   
  Jano Ko, ini tipikal pria nggak 'mampu' ( dalam hal "membahagiakan" istri 
urusan sex ). Makanya cuman bisa berkoar koar disini. Dia lupa kalau 
membahagaikan istri dalam urusan sex juga sunnah.
   
  Coba direnungkan, semalam "gagal" toh.
   
  Salam
   
  AB
  Sorry, kalau nulis urusan pribadi seseorang, cuman kasih tahu ke Jano Ko, 
kalau tidak baik menulis urusan pribadi seseorang dimilis, seperti tidak 
"mampu"nya Janoko. He... dek jano Ko malu-maluin, pulang sana dan belajar yang 
giat, belajar urusan sex aja, biar bisa memenuhi sunnah.
  
jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  
Pak Dana berkata :

Sebenarnya urusan ini kan mudah penyelesaiannya. Rundingkan sesama
suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari nafkah apakah suami
rela mendukung? Kalau tidak ya cerai saja susah2 amat

=

Jano - ko

Sebaiknya sebelum diskusi lebih lanjut sebaiknya chae itu ditanya dulu, chae 
itu sudah menikah belum ?, kalau Pak Dana, Pak Aly dan jano-ko itu kan sudah 
nikah semua jadi cukup memahami Hukum - hukum yang berkaitan dengan Pernikahan.


Ayo chae, you sudah menikah belum ?


Selamat nikah.


ooo0ooo-



Dan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Sebenarnya urusan ini kan mudah penyelesaiannya. Rundingkan sesama
suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari nafkah apakah suami
rela mendukung? Kalau tidak ya cerai saja susah2 amat. Tapi kalau
rela ya kira2 bagaimana hubungan suami istri yg memenuhi kebutuhan
kedua pihak. Tentu perlu kompromi berlandaskan kedewasaan. Jangan
arogansi yg dipakai sebagai landasar mencari kompromi. Tidak akan ada
solusi.

Arogansi laki2 dan arogansi agama sebenarnya sisi lain dari mata uang
yg sama.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> wah kasihan banget bu imas... semoga byk
> shodaqohnya...
> enak juga ya.. py istri kerja spt bu imas... lama2
> bisa memimpin RT (rumah tangga)...
> 
> kalau sy sbg suami di rumah nganggur, maka istri harus
> ikhlash byk shodaqoh.
> 
> kalau sy sbg suami kerja kuli, maka istri harus
> ikhlash byk shodaqoh, apalagi py istri sekertaris wah
> gak nolak he3 cukup buat makan 3x sehari+biaya
> kost rumah.
> 
> Alhamdulillah istri2 diindonesia emang baik hati...
> dan pekerja keras... semoga amal shodaqohnya berlipat.
> Mantep deh Mbak Chae!
> 
> 
> --- Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> > Pak Aly bilang :kecuali suami udzur spt sakit.. maka
> > istri memberikan
> > > rejekinya kepada suami/keluarga adalah shodaqoh.
> > 
> > Jadi menurut Pak Aly boleh dong istri walau punya
> > uang karena kerja
> > bisa menelantarkan suami dan anak-anaknya dari sisi
> > materi...karena
> > yang namanya shodaqoh itu dilakukan berpahala tidak
> > dilakukan tidak
> > berdosa...betul kan??
> > 
> > Jadi seandainya ada istri yang bekerja, terus
> > suaminya sakit sampai
> > tidak bisa bekerja atau baru di PHK maka bagi si
> > istri prinsipnya
> > shodaqoh...ngasih makan suami dan anak berpahala
> > tidakpun tidak akan
> > menjadi dosabiar saja suami mampus karena sakit
> > ndak dikasih obat
> > dan anak-anak terlantar jadi gembel tetep DIA TIDAK
> > BERDOSA...
> > 
> > Kalau begitu buat..Ibu Imas yang kerja di pabrik
> > dodol dgn penghasilan
> > Rp.600,000 sebulan enggak usah mikir dapur ngebul
> > apa kagak, anak-anak
> > sekolah apa kagak, biarlah itu urusan suami Bu Imas
> > yang kerja jadi
> > kuli bangunan musiman...
> > 
> > Uang Bu Imas mah buat shopping kata Pak Aly juga, ke
> > salon, ke spa
> > biar Bu Imas jadi kenyes2 lagi...beli kosmetik, beli
> > parfum...setidaknya dgn duit 600,000 Bu Imas bisa
> > beli Baju sebulan
> > sekali, ke salon sebulan sekali, nonton bioskop
> > sebulan sekali, dan
> > jangan lupa beli seloppp sekalian.soal ada tidak
> > makanan di rumah
> > tercukupi PEDULI SETANTOH TIDAK BERDOSA
> > KA;)))
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly
> >  wrote:
> > >
> > > akur..
> > > dan kalau perempuan kerja sebaiknya jgn kasih duit
> > ke
> > > suami.. cukuplah shopping, ke acara2..., main
> > dengan
> > > anak2...
> > > kalau suami minta duit slm aja.. khan suami yang
> > > tanggung jawab.. atau ngutang ya.. nanti
> > > bayar...he3...
> > > kecuali suami udzur spt sakit.. maka istri
> > memberikan
> > > rejekinya kepada suami/keluarga adalah shodaqoh.
> > > Enak khan jadi perempuan bekerja...
> > > 
> > > Alhamdulillah sy tdk pernah minta doku ke istri,
> > sdh
> > > cukup 24 jam mengurus anak2 dan suami he3...
> > > 
> > > slm,
> > > --- Chae  wrote:
> > > 
> > > > Tambahan...
> > > > 
> > > > Pak Her dalam Qs.4:34 hanya membicarakan
> > > > syarat/alasan menjadi
> > > > pemimpin, semisal laki-lak

[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-23 Terurut Topik Chae
Saya setuju kalau dalam relasi suami istri harus ada kerjasama untuk
mensejahterakan keluarga. Tapi yang menjadi ketimpangan adalah sejauh
mana apresiasi diberikan secara seimbang/adil.

didalam Qs.53:39 dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh
selain apa yang telah diusahakannya,..

Artinya ada keseimbangan antara apa yang diusahakan dgn apresiasi yang
diberikan.

Jika suami memperoleh hak kepemimpinan karena usahanya menafkahan
keluarga maka begitu pula dengan istri, bukankah ini sesuai dgn Qs.53:39.


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "dinda ." <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> kenapa mesti ada sebutan 'suami' atau 'istri'  kenapa mesti ada
mereka, karena ada ikatan pernikahan yang didasari cinta (sebagian
karna Allah sebagian krn 'I just love u deh').
>   Dalam Islam laki-laki yang disebut suami memang punya kewajiban
yang sangat besar, seperti nafkah, penjagaan/perlindungan agar
istri/anak merasa nyaman dan aman.
>   tetapi kadang-kadang Allah ingin menguji suami atau istri
tersebut, siapa diantara mereka yang paling bertakwa, maka dibuatlah
si suami 'ga berdaya' dan istri 'penuh daya'
>   Jika si istri memang mencintai suaminya karena Allah tentu dia
akan berbagi kedigdayaannya tersebut pada keluarga pertama sebelum
berbagi dengan yang lainnya, dengan tujuan agar Allah meridainya dan
mengampuni segala dosa yang telah diperbuatnya.
>   dan si suami yang tak berdaya itu tidak terlena atau memanjakan
ketidakberdayaannya karna si istri berhati mulia namun tetap berusaha
sebanyak yang is bisa.
>   Jika ada pahala karena shodakoh yang bisa diambil untuk kehidupan
kelak diakhirat kenapa mesti disia-siakan dengan keabsahan dengan
tiada berdosanya tidak bersodakoh, kalau betul lo.
>   Semoga Allah memaafkan segala kekhilafanku dimasa2 lalu. Amin
>   
> 
> jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   
> Pak Dana berkata :
> 
> Sebenarnya urusan ini kan mudah penyelesaiannya. Rundingkan sesama
> suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari nafkah apakah suami
> rela mendukung? Kalau tidak ya cerai saja susah2 amat
> 
> =
> 
> Jano - ko
> 
> Sebaiknya sebelum diskusi lebih lanjut sebaiknya chae itu ditanya
dulu, chae itu sudah menikah belum ?, kalau Pak Dana, Pak Aly dan
jano-ko itu kan sudah nikah semua jadi cukup memahami Hukum - hukum
yang berkaitan dengan Pernikahan.
> 
> 
> Ayo chae, you sudah menikah belum ?
> 
> 
> Selamat nikah.
> 
> 
> ooo0ooo-
> 
> 
> 
> Dan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Sebenarnya urusan ini kan mudah penyelesaiannya. Rundingkan sesama
> suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari nafkah apakah suami
> rela mendukung? Kalau tidak ya cerai saja susah2 amat. Tapi kalau
> rela ya kira2 bagaimana hubungan suami istri yg memenuhi kebutuhan
> kedua pihak. Tentu perlu kompromi berlandaskan kedewasaan. Jangan
> arogansi yg dipakai sebagai landasar mencari kompromi. Tidak akan ada
> solusi.
> 
> Arogansi laki2 dan arogansi agama sebenarnya sisi lain dari mata uang
> yg sama.
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly
>  wrote:
> >
> > wah kasihan banget bu imas... semoga byk
> > shodaqohnya...
> > enak juga ya.. py istri kerja spt bu imas... lama2
> > bisa memimpin RT (rumah tangga)...
> > 
> > kalau sy sbg suami di rumah nganggur, maka istri harus
> > ikhlash byk shodaqoh.
> > 
> > kalau sy sbg suami kerja kuli, maka istri harus
> > ikhlash byk shodaqoh, apalagi py istri sekertaris wah
> > gak nolak he3 cukup buat makan 3x sehari+biaya
> > kost rumah.
> > 
> > Alhamdulillah istri2 diindonesia emang baik hati...
> > dan pekerja keras... semoga amal shodaqohnya berlipat.
> > Mantep deh Mbak Chae!
> > 
> > 
> > --- Chae  wrote:
> > 
> > > Pak Aly bilang :kecuali suami udzur spt sakit.. maka
> > > istri memberikan
> > > > rejekinya kepada suami/keluarga adalah shodaqoh.
> > > 
> > > Jadi menurut Pak Aly boleh dong istri walau punya
> > > uang karena kerja
> > > bisa menelantarkan suami dan anak-anaknya dari sisi
> > > materi...karena
> > > yang namanya shodaqoh itu dilakukan berpahala tidak
> > > dilakukan tidak
> > > berdosa...betul kan??
> > > 
> > > Jadi seandainya ada istri yang bekerja, terus
> > > suaminya sakit sampai
> > > tidak bisa bekerja atau baru di PHK maka bagi si
> > > istri prinsipnya
> > > shodaqoh...ngasih makan suami dan anak berpahala
> > > tidakpun tidak akan
> > > menjadi dosabiar saja suami mampus karena sakit
> > > ndak dikasih obat
> > > dan anak-anak terlantar jadi gembel tetep DIA TIDAK
> > > BERDOSA...
> > > 
> > > Kalau begitu buat..Ibu Imas yang kerja di pabrik
> > > dodol dgn penghasilan
> > > Rp.600,000 sebulan enggak usah mikir dapur ngebul
> > > apa kagak, anak-anak
> > > sekolah apa kagak, biarlah itu urusan suami Bu Imas
> > > yang kerja jadi
> > > kuli bangunan musiman...
> > > 
> > > Uang Bu Imas mah buat shopping kata Pak Aly juga, ke
> > > salon, ke spa
> > > biar Bu Imas jadi kenyes2 lagi...beli kosmetik, beli
> > > parfum...setidaknya dgn duit 600,000 Bu Imas bisa

Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-22 Terurut Topik jano ko
Bu Dinda berkata :
  
  Jika si istri memang mencintai suaminya karena Allah tentu dia akan  berbagi 
kedigdayaannya tersebut pada keluarga pertama sebelum berbagi  dengan yang 
lainnya, dengan tujuan agar Allah meridainya dan mengampuni  segala dosa yang 
telah diperbuatnya.
dan si suami yang tak berdaya itu tidak terlena atau memanjakan  
ketidakberdayaannya karna si istri berhati mulia namun tetap berusaha  sebanyak 
yang is bisa.
  
  
  
  Jano - ko  :
  
  Wah hebat dan top tenan iki pendapatnya bu dinda. Salut - salut dech.
  Kemungkinan besar bu dinda ini sudah menikah jadi sudah tahu betapa  indahnya 
pernikahan, kalau belum menikah pasti bu dinda ini punya  filsafat yang tinggi.
  
  Seperti yang sering saya dengar bahwa suami-istri itu harus saling  
melengkapi, si suami adalah baju bagi istrinya begitu sebaliknya, asyik  banget.
  
  Tujuan hidup manusia adalah untuk mencari ridha dan beribadah kepada Allah 
SWT, mentaati apa yang menjadi tugasnya didunia ini.
  Ngapain antara suami dan istri saling gontok-gontokan, garing banget dech.

  Kalau membaca firman Allah SWT seyogyanya membaca secara utuh, dalam  satu 
hal memang pria adalah pemimpin bagi wanita, tapi dilain hal  seorang lelaki 
itu harus tunduk dan mengayomi wanita sepanjang hayatnya  yaitu kepada ibunya, 
ngono lhoadil th ?
  
  Nah, pertanyaannya, apakah ajaran yang indah dalam Islam tersebut juga  
terdapat dalam ajaran aliran materialisme dan individualisme dan  feminisme ?
  Kalau memang ada, coba tunjukkan ada pada pasal dan ayat berapa ?  :)
  
  
  Wassalam
  
  
  ---ooo---
  
  
  
  
"dinda ." <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  kenapa  mesti ada sebutan 'suami' atau 'istri' kenapa mesti ada mereka, 
karena  ada ikatan pernikahan yang didasari cinta (sebagian karna Allah  
sebagian krn 'I just love u deh').
Dalam Islam laki-laki yang disebut suami memang punya kewajiban yang sangat 
besar, seperti nafkah, penjagaan/perlindungan agar istri/anak merasa nyaman dan 
aman.
  tetapi kadang-kadang Allah ingin menguji suami atau istri tersebut,  siapa 
diantara mereka yang paling bertakwa, maka dibuatlah si suami 'ga  berdaya' dan 
istri 'penuh daya'
  Jika si istri memang mencintai suaminya karena Allah tentu dia akan  berbagi 
kedigdayaannya tersebut pada keluarga pertama sebelum berbagi  dengan yang 
lainnya, dengan tujuan agar Allah meridainya dan mengampuni  segala dosa yang 
telah diperbuatnya.
  dan si suami yang tak berdaya itu tidak terlena atau memanjakan  
ketidakberdayaannya karna si istri berhati mulia namun tetap berusaha  sebanyak 
yang is bisa.
  Jika ada pahala karena shodakoh yang bisa diambil untuk kehidupan kelak  
diakhirat kenapa mesti disia-siakan dengan keabsahan dengan tiada  berdosanya 
tidak bersodakoh, kalau betul lo.
Semoga Allah memaafkan segala kekhilafanku dimasa2 lalu. Amin

  
  jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

  Pak Dana berkata :
  
  Sebenarnya urusan ini kan mudah penyelesaiannya. Rundingkan sesama
  suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari nafkah apakah suami
  rela mendukung? Kalau tidak ya cerai saja susah2 amat
  
  =
  
  Jano - ko
  
  Sebaiknya sebelum diskusi lebih lanjut sebaiknya chae itu ditanya dulu,  chae 
itu sudah menikah belum ?, kalau Pak Dana, Pak Aly dan jano-ko itu  kan sudah 
nikah semua jadi cukup memahami Hukum - hukum yang berkaitan  dengan Pernikahan.
  
  Ayo chae, you sudah menikah belum ?
  
  Selamat nikah.
  
  ooo0ooo-
  
  Dan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Sebenarnya urusan ini kan mudah penyelesaiannya. Rundingkan sesama
  suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari nafkah apakah suami
  rela mendukung? Kalau tidak ya cerai saja susah2 amat. Tapi kalau
  rela ya kira2 bagaimana hubungan suami istri yg memenuhi kebutuhan
  kedua pihak. Tentu perlu kompromi berlandaskan kedewasaan. Jangan
  arogansi yg dipakai sebagai landasar mencari kompromi. Tidak akan ada
  solusi.
  
  Arogansi laki2 dan arogansi agama sebenarnya sisi lain dari mata uang
  yg sama.
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly
  <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  >
  > wah kasihan banget bu imas... semoga byk
  > shodaqohnya...
  > enak juga ya.. py istri kerja spt bu imas... lama2
  > bisa memimpin RT (rumah tangga)...
  > 
  > kalau sy sbg suami di rumah nganggur, maka istri harus
  > ikhlash byk shodaqoh.
  > 
  > kalau sy sbg suami kerja kuli, maka istri harus
  > ikhlash byk shodaqoh, apalagi py istri sekertaris wah
  > gak nolak he3 cukup buat makan 3x sehari+biaya
  > kost rumah.
  > 
  > Alhamdulillah istri2 diindonesia emang baik hati...
  > dan pekerja keras... semoga amal shodaqohnya berlipat.
  > Mantep deh Mbak Chae!
  > 
  > 
  > --- Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  > 
  > > Pak Aly bilang :kecuali suami udzur spt sakit.. maka
  > > istri memberikan
  > > > rejekinya kepada suami/keluarga adalah shodaqoh.
  >

Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-22 Terurut Topik dinda .
kenapa mesti ada sebutan 'suami' atau 'istri'  kenapa mesti ada mereka, karena 
ada ikatan pernikahan yang didasari cinta (sebagian karna Allah sebagian krn 'I 
just love u deh').
  Dalam Islam laki-laki yang disebut suami memang punya kewajiban yang sangat 
besar, seperti nafkah, penjagaan/perlindungan agar istri/anak merasa nyaman dan 
aman.
  tetapi kadang-kadang Allah ingin menguji suami atau istri tersebut, siapa 
diantara mereka yang paling bertakwa, maka dibuatlah si suami 'ga berdaya' dan 
istri 'penuh daya'
  Jika si istri memang mencintai suaminya karena Allah tentu dia akan berbagi 
kedigdayaannya tersebut pada keluarga pertama sebelum berbagi dengan yang 
lainnya, dengan tujuan agar Allah meridainya dan mengampuni segala dosa yang 
telah diperbuatnya.
  dan si suami yang tak berdaya itu tidak terlena atau memanjakan 
ketidakberdayaannya karna si istri berhati mulia namun tetap berusaha sebanyak 
yang is bisa.
  Jika ada pahala karena shodakoh yang bisa diambil untuk kehidupan kelak 
diakhirat kenapa mesti disia-siakan dengan keabsahan dengan tiada berdosanya 
tidak bersodakoh, kalau betul lo.
  Semoga Allah memaafkan segala kekhilafanku dimasa2 lalu. Amin
  

jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  
Pak Dana berkata :

Sebenarnya urusan ini kan mudah penyelesaiannya. Rundingkan sesama
suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari nafkah apakah suami
rela mendukung? Kalau tidak ya cerai saja susah2 amat

=

Jano - ko

Sebaiknya sebelum diskusi lebih lanjut sebaiknya chae itu ditanya dulu, chae 
itu sudah menikah belum ?, kalau Pak Dana, Pak Aly dan jano-ko itu kan sudah 
nikah semua jadi cukup memahami Hukum - hukum yang berkaitan dengan Pernikahan.


Ayo chae, you sudah menikah belum ?


Selamat nikah.


ooo0ooo-



Dan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Sebenarnya urusan ini kan mudah penyelesaiannya. Rundingkan sesama
suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari nafkah apakah suami
rela mendukung? Kalau tidak ya cerai saja susah2 amat. Tapi kalau
rela ya kira2 bagaimana hubungan suami istri yg memenuhi kebutuhan
kedua pihak. Tentu perlu kompromi berlandaskan kedewasaan. Jangan
arogansi yg dipakai sebagai landasar mencari kompromi. Tidak akan ada
solusi.

Arogansi laki2 dan arogansi agama sebenarnya sisi lain dari mata uang
yg sama.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> wah kasihan banget bu imas... semoga byk
> shodaqohnya...
> enak juga ya.. py istri kerja spt bu imas... lama2
> bisa memimpin RT (rumah tangga)...
> 
> kalau sy sbg suami di rumah nganggur, maka istri harus
> ikhlash byk shodaqoh.
> 
> kalau sy sbg suami kerja kuli, maka istri harus
> ikhlash byk shodaqoh, apalagi py istri sekertaris wah
> gak nolak he3 cukup buat makan 3x sehari+biaya
> kost rumah.
> 
> Alhamdulillah istri2 diindonesia emang baik hati...
> dan pekerja keras... semoga amal shodaqohnya berlipat.
> Mantep deh Mbak Chae!
> 
> 
> --- Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> > Pak Aly bilang :kecuali suami udzur spt sakit.. maka
> > istri memberikan
> > > rejekinya kepada suami/keluarga adalah shodaqoh.
> > 
> > Jadi menurut Pak Aly boleh dong istri walau punya
> > uang karena kerja
> > bisa menelantarkan suami dan anak-anaknya dari sisi
> > materi...karena
> > yang namanya shodaqoh itu dilakukan berpahala tidak
> > dilakukan tidak
> > berdosa...betul kan??
> > 
> > Jadi seandainya ada istri yang bekerja, terus
> > suaminya sakit sampai
> > tidak bisa bekerja atau baru di PHK maka bagi si
> > istri prinsipnya
> > shodaqoh...ngasih makan suami dan anak berpahala
> > tidakpun tidak akan
> > menjadi dosabiar saja suami mampus karena sakit
> > ndak dikasih obat
> > dan anak-anak terlantar jadi gembel tetep DIA TIDAK
> > BERDOSA...
> > 
> > Kalau begitu buat..Ibu Imas yang kerja di pabrik
> > dodol dgn penghasilan
> > Rp.600,000 sebulan enggak usah mikir dapur ngebul
> > apa kagak, anak-anak
> > sekolah apa kagak, biarlah itu urusan suami Bu Imas
> > yang kerja jadi
> > kuli bangunan musiman...
> > 
> > Uang Bu Imas mah buat shopping kata Pak Aly juga, ke
> > salon, ke spa
> > biar Bu Imas jadi kenyes2 lagi...beli kosmetik, beli
> > parfum...setidaknya dgn duit 600,000 Bu Imas bisa
> > beli Baju sebulan
> > sekali, ke salon sebulan sekali, nonton bioskop
> > sebulan sekali, dan
> > jangan lupa beli seloppp sekalian.soal ada tidak
> > makanan di rumah
> > tercukupi PEDULI SETANTOH TIDAK BERDOSA
> > KA;)))
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly
> >  wrote:
> > >
> > > akur..
> > > dan kalau perempuan kerja sebaiknya jgn kasih duit
> > ke
> > > suami.. cukuplah shopping, ke acara2..., main
> > dengan
> > > anak2...
> > > kalau suami minta duit slm aja.. khan suami yang
> > > tanggung jawab.. atau ngutang ya.. nanti
> > > bayar...he3...
> > > kecuali suami udzur spt sakit.. maka istri
> > memberikan
> > > rejekinya kepada suami/keluarga adalah shodaqoh.
> > > Enak khan jadi perempuan b

[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-22 Terurut Topik Chae
Boleh dong Pak;), tapi kalau boleh saya tahu berdasarkan pemikiran apa
sehingga jawaban yang anda berikan demikiankira-kira apa
berdasarkan nickname, isi postingan, cara menyampaikan atau feeling
aja???:))

Saya sedikit penasaran mengapa masalah status menikah atau tidak
begitu diperhatikan oleh orang yang karakter seperti Pak Janoko:)) 


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Chae : Ay tebakkk Pak Jano-ko...? 
> 
> sy boleh nebak gak mbak chae..? emang susah perempuan
> sekarang sdh menikah atau belum hampir sama dengan
> laki2...
> 
> Belum ya..??
> nanti Mas Janoko membantu mencarikannya he3
> sekretaris, sholehah spt mbak chae byk yg mau...
> maaf kalau salah. he3...
> 
> have a nice day..
> 
> --- Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> > Ay tebakkk Pak Jano-kosaya ini sudah menikah
> > apa belum??? Pak
> > Jano-ko sendiri sudah gosok gigi apa belum??? sudah
> > mandi apa belum???
> > ingat loh Pak Kebersihan itu sebagian daripada
> > Iman...Y kita
> > mengaji lagi betapa indahnya Islam;))
> > 
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko
> >  wrote:
> > >
> > > 
> > > Pak Dana berkata :
> > >
> > >   Sebenarnya urusan ini kan mudah penyelesaiannya.
> > Rundingkan sesama
> > > suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari
> > nafkah apakah suami
> > > rela mendukung? Kalau tidak ya cerai saja susah2
> > amat
> > > 
> > >
> > >   =
> > >
> > >   Jano - ko
> > >
> > >   Sebaiknya sebelum diskusi lebih lanjut sebaiknya
> > chae itu ditanya
> > dulu, chae itu sudah menikah belum ?, kalau Pak
> > Dana, Pak Aly dan
> > jano-ko itu kan sudah nikah semua jadi cukup
> > memahami Hukum - hukum
> > yang berkaitan dengan Pernikahan.
> > >
> > >
> > >   Ayo chae, you sudah menikah belum ?
> > >
> > >
> > >   Selamat nikah.
> > >
> > >
> > >   ooo0ooo-
> > >
> > >
> > >
> > >   Dan  wrote:
> > >   Sebenarnya urusan ini kan mudah
> > penyelesaiannya.
> > Rundingkan sesama
> > > suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari
> > nafkah apakah suami
> > > rela mendukung? Kalau tidak ya cerai saja susah2
> > amat. Tapi kalau
> > > rela ya kira2 bagaimana hubungan suami istri yg
> > memenuhi kebutuhan
> > > kedua pihak. Tentu perlu kompromi berlandaskan
> > kedewasaan. Jangan
> > > arogansi yg dipakai sebagai landasar mencari
> > kompromi. Tidak akan ada
> > > solusi.
> > > 
> > > Arogansi laki2 dan arogansi agama sebenarnya sisi
> > lain dari mata uang
> > > yg sama.
> > > 
> > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad
> > Aly
> > >  wrote:
> > > >
> > > > wah kasihan banget bu imas... semoga byk
> > > > shodaqohnya...
> > > > enak juga ya.. py istri kerja spt bu imas...
> > lama2
> > > > bisa memimpin RT (rumah tangga)...
> > > > 
> > > > kalau sy sbg suami di rumah nganggur, maka istri
> > harus
> > > > ikhlash byk shodaqoh.
> > > > 
> > > > kalau sy sbg suami kerja kuli, maka istri harus
> > > > ikhlash byk shodaqoh, apalagi py istri
> > sekertaris wah
> > > > gak nolak he3 cukup buat makan 3x
> > sehari+biaya
> > > > kost rumah.
> > > > 
> > > > Alhamdulillah istri2 diindonesia emang baik
> > hati...
> > > > dan pekerja keras... semoga amal shodaqohnya
> > berlipat.
> > > > Mantep deh Mbak Chae!
> > > > 
> > > > 
> > > > --- Chae  wrote:
> > > > 
> > > > > Pak Aly bilang :kecuali suami udzur spt
> > sakit.. maka
> > > > > istri memberikan
> > > > > > rejekinya kepada suami/keluarga adalah
> > shodaqoh.
> > > > > 
> > > > > Jadi menurut Pak Aly boleh dong istri walau
> > punya
> > > > > uang karena kerja
> > > > > bisa menelantarkan suami dan anak-anaknya dari
> > sisi
> > > > > materi...karena
> > > > > yang namanya shodaqoh itu dilakukan berpahala
> > tidak
> > > > > dilakukan tidak
> > > > > berdosa...betul kan??
> > > > > 
> > > > > Jadi seandainya ada istri yang bekerja, terus
> > > > > suaminya sakit sampai
> > > > > tidak bisa bekerja atau baru di PHK maka bagi
> > si
> > > > > istri prinsipnya
> > > > > shodaqoh...ngasih makan suami dan anak
> > berpahala
> > > > > tidakpun tidak akan
> > > > > menjadi dosabiar saja suami mampus karena
> > sakit
> > > > > ndak dikasih obat
> > > > > dan anak-anak terlantar jadi gembel tetep DIA
> > TIDAK
> > > > > BERDOSA...
> > > > > 
> > > > > Kalau begitu buat..Ibu Imas yang kerja di
> > pabrik
> > > > > dodol dgn penghasilan
> > > > > Rp.600,000 sebulan enggak usah mikir dapur
> > ngebul
> > > > > apa kagak, anak-anak
> > > > > sekolah apa kagak, biarlah itu urusan suami Bu
> > Imas
> > > > > yang kerja jadi
> > > > > kuli bangunan musiman...
> > > > > 
> > > > > Uang Bu Imas mah buat shopping kata Pak Aly
> > juga, ke
> > > > > salon, ke spa
> > > > > biar Bu Imas jadi kenyes2 lagi...beli
> > kosmetik, beli
> > > > > parfum...setidaknya dgn duit 600,000 Bu Imas
> > bisa
> > > > > beli Baju sebulan
> > > > > sekali, ke salon sebulan sekali, nonton
> > bioskop
> > > > > s

Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-22 Terurut Topik Muhammad Aly
Chae : Ay tebakkk Pak Jano-ko...? 

sy boleh nebak gak mbak chae..? emang susah perempuan
sekarang sdh menikah atau belum hampir sama dengan
laki2...

Belum ya..??
nanti Mas Janoko membantu mencarikannya he3
sekretaris, sholehah spt mbak chae byk yg mau...
maaf kalau salah. he3...

have a nice day..

--- Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Ay tebakkk Pak Jano-kosaya ini sudah menikah
> apa belum??? Pak
> Jano-ko sendiri sudah gosok gigi apa belum??? sudah
> mandi apa belum???
> ingat loh Pak Kebersihan itu sebagian daripada
> Iman...Y kita
> mengaji lagi betapa indahnya Islam;))
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > 
> > Pak Dana berkata :
> >
> >   Sebenarnya urusan ini kan mudah penyelesaiannya.
> Rundingkan sesama
> > suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari
> nafkah apakah suami
> > rela mendukung? Kalau tidak ya cerai saja susah2
> amat
> > 
> >
> >   =
> >
> >   Jano - ko
> >
> >   Sebaiknya sebelum diskusi lebih lanjut sebaiknya
> chae itu ditanya
> dulu, chae itu sudah menikah belum ?, kalau Pak
> Dana, Pak Aly dan
> jano-ko itu kan sudah nikah semua jadi cukup
> memahami Hukum - hukum
> yang berkaitan dengan Pernikahan.
> >
> >
> >   Ayo chae, you sudah menikah belum ?
> >
> >
> >   Selamat nikah.
> >
> >
> >   ooo0ooo-
> >
> >
> >
> >   Dan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >   Sebenarnya urusan ini kan mudah
> penyelesaiannya.
> Rundingkan sesama
> > suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari
> nafkah apakah suami
> > rela mendukung? Kalau tidak ya cerai saja susah2
> amat. Tapi kalau
> > rela ya kira2 bagaimana hubungan suami istri yg
> memenuhi kebutuhan
> > kedua pihak. Tentu perlu kompromi berlandaskan
> kedewasaan. Jangan
> > arogansi yg dipakai sebagai landasar mencari
> kompromi. Tidak akan ada
> > solusi.
> > 
> > Arogansi laki2 dan arogansi agama sebenarnya sisi
> lain dari mata uang
> > yg sama.
> > 
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad
> Aly
> >  wrote:
> > >
> > > wah kasihan banget bu imas... semoga byk
> > > shodaqohnya...
> > > enak juga ya.. py istri kerja spt bu imas...
> lama2
> > > bisa memimpin RT (rumah tangga)...
> > > 
> > > kalau sy sbg suami di rumah nganggur, maka istri
> harus
> > > ikhlash byk shodaqoh.
> > > 
> > > kalau sy sbg suami kerja kuli, maka istri harus
> > > ikhlash byk shodaqoh, apalagi py istri
> sekertaris wah
> > > gak nolak he3 cukup buat makan 3x
> sehari+biaya
> > > kost rumah.
> > > 
> > > Alhamdulillah istri2 diindonesia emang baik
> hati...
> > > dan pekerja keras... semoga amal shodaqohnya
> berlipat.
> > > Mantep deh Mbak Chae!
> > > 
> > > 
> > > --- Chae  wrote:
> > > 
> > > > Pak Aly bilang :kecuali suami udzur spt
> sakit.. maka
> > > > istri memberikan
> > > > > rejekinya kepada suami/keluarga adalah
> shodaqoh.
> > > > 
> > > > Jadi menurut Pak Aly boleh dong istri walau
> punya
> > > > uang karena kerja
> > > > bisa menelantarkan suami dan anak-anaknya dari
> sisi
> > > > materi...karena
> > > > yang namanya shodaqoh itu dilakukan berpahala
> tidak
> > > > dilakukan tidak
> > > > berdosa...betul kan??
> > > > 
> > > > Jadi seandainya ada istri yang bekerja, terus
> > > > suaminya sakit sampai
> > > > tidak bisa bekerja atau baru di PHK maka bagi
> si
> > > > istri prinsipnya
> > > > shodaqoh...ngasih makan suami dan anak
> berpahala
> > > > tidakpun tidak akan
> > > > menjadi dosabiar saja suami mampus karena
> sakit
> > > > ndak dikasih obat
> > > > dan anak-anak terlantar jadi gembel tetep DIA
> TIDAK
> > > > BERDOSA...
> > > > 
> > > > Kalau begitu buat..Ibu Imas yang kerja di
> pabrik
> > > > dodol dgn penghasilan
> > > > Rp.600,000 sebulan enggak usah mikir dapur
> ngebul
> > > > apa kagak, anak-anak
> > > > sekolah apa kagak, biarlah itu urusan suami Bu
> Imas
> > > > yang kerja jadi
> > > > kuli bangunan musiman...
> > > > 
> > > > Uang Bu Imas mah buat shopping kata Pak Aly
> juga, ke
> > > > salon, ke spa
> > > > biar Bu Imas jadi kenyes2 lagi...beli
> kosmetik, beli
> > > > parfum...setidaknya dgn duit 600,000 Bu Imas
> bisa
> > > > beli Baju sebulan
> > > > sekali, ke salon sebulan sekali, nonton
> bioskop
> > > > sebulan sekali, dan
> > > > jangan lupa beli seloppp sekalian.soal ada
> tidak
> > > > makanan di rumah
> > > > tercukupi PEDULI SETANTOH TIDAK
> BERDOSA
> > > > KA;)))
> > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com,
> Muhammad Aly
> > > >  wrote:
> > > > >
> > > > > akur..
> > > > > dan kalau perempuan kerja sebaiknya jgn
> kasih duit
> > > > ke
> > > > > suami.. cukuplah shopping, ke acara2...,
> main
> > > > dengan
> > > > > anak2...
> > > > > kalau suami minta duit slm aja.. khan suami
> yang
> > > > > tanggung jawab.. atau ngutang ya.. nanti
> > > > > bayar...he3...
> > > > > kecuali suami udzur spt sakit.. maka istri
> > > > memberikan
> > > > > rejekinya kepada suami/keluarga adalah

[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-22 Terurut Topik Chae
Ay tebakkk Pak Jano-kosaya ini sudah menikah apa belum??? Pak
Jano-ko sendiri sudah gosok gigi apa belum??? sudah mandi apa belum???
ingat loh Pak Kebersihan itu sebagian daripada Iman...Y kita
mengaji lagi betapa indahnya Islam;))

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> 
> Pak Dana berkata :
>
>   Sebenarnya urusan ini kan mudah penyelesaiannya. Rundingkan sesama
> suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari nafkah apakah suami
> rela mendukung? Kalau tidak ya cerai saja susah2 amat
> 
>
>   =
>
>   Jano - ko
>
>   Sebaiknya sebelum diskusi lebih lanjut sebaiknya chae itu ditanya
dulu, chae itu sudah menikah belum ?, kalau Pak Dana, Pak Aly dan
jano-ko itu kan sudah nikah semua jadi cukup memahami Hukum - hukum
yang berkaitan dengan Pernikahan.
>
>
>   Ayo chae, you sudah menikah belum ?
>
>
>   Selamat nikah.
>
>
>   ooo0ooo-
>
>
>
>   Dan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   Sebenarnya urusan ini kan mudah penyelesaiannya.
Rundingkan sesama
> suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari nafkah apakah suami
> rela mendukung? Kalau tidak ya cerai saja susah2 amat. Tapi kalau
> rela ya kira2 bagaimana hubungan suami istri yg memenuhi kebutuhan
> kedua pihak. Tentu perlu kompromi berlandaskan kedewasaan. Jangan
> arogansi yg dipakai sebagai landasar mencari kompromi. Tidak akan ada
> solusi.
> 
> Arogansi laki2 dan arogansi agama sebenarnya sisi lain dari mata uang
> yg sama.
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly
>  wrote:
> >
> > wah kasihan banget bu imas... semoga byk
> > shodaqohnya...
> > enak juga ya.. py istri kerja spt bu imas... lama2
> > bisa memimpin RT (rumah tangga)...
> > 
> > kalau sy sbg suami di rumah nganggur, maka istri harus
> > ikhlash byk shodaqoh.
> > 
> > kalau sy sbg suami kerja kuli, maka istri harus
> > ikhlash byk shodaqoh, apalagi py istri sekertaris wah
> > gak nolak he3 cukup buat makan 3x sehari+biaya
> > kost rumah.
> > 
> > Alhamdulillah istri2 diindonesia emang baik hati...
> > dan pekerja keras... semoga amal shodaqohnya berlipat.
> > Mantep deh Mbak Chae!
> > 
> > 
> > --- Chae  wrote:
> > 
> > > Pak Aly bilang :kecuali suami udzur spt sakit.. maka
> > > istri memberikan
> > > > rejekinya kepada suami/keluarga adalah shodaqoh.
> > > 
> > > Jadi menurut Pak Aly boleh dong istri walau punya
> > > uang karena kerja
> > > bisa menelantarkan suami dan anak-anaknya dari sisi
> > > materi...karena
> > > yang namanya shodaqoh itu dilakukan berpahala tidak
> > > dilakukan tidak
> > > berdosa...betul kan??
> > > 
> > > Jadi seandainya ada istri yang bekerja, terus
> > > suaminya sakit sampai
> > > tidak bisa bekerja atau baru di PHK maka bagi si
> > > istri prinsipnya
> > > shodaqoh...ngasih makan suami dan anak berpahala
> > > tidakpun tidak akan
> > > menjadi dosabiar saja suami mampus karena sakit
> > > ndak dikasih obat
> > > dan anak-anak terlantar jadi gembel tetep DIA TIDAK
> > > BERDOSA...
> > > 
> > > Kalau begitu buat..Ibu Imas yang kerja di pabrik
> > > dodol dgn penghasilan
> > > Rp.600,000 sebulan enggak usah mikir dapur ngebul
> > > apa kagak, anak-anak
> > > sekolah apa kagak, biarlah itu urusan suami Bu Imas
> > > yang kerja jadi
> > > kuli bangunan musiman...
> > > 
> > > Uang Bu Imas mah buat shopping kata Pak Aly juga, ke
> > > salon, ke spa
> > > biar Bu Imas jadi kenyes2 lagi...beli kosmetik, beli
> > > parfum...setidaknya dgn duit 600,000 Bu Imas bisa
> > > beli Baju sebulan
> > > sekali, ke salon sebulan sekali, nonton bioskop
> > > sebulan sekali, dan
> > > jangan lupa beli seloppp sekalian.soal ada tidak
> > > makanan di rumah
> > > tercukupi PEDULI SETANTOH TIDAK BERDOSA
> > > KA;)))
> > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly
> > >  wrote:
> > > >
> > > > akur..
> > > > dan kalau perempuan kerja sebaiknya jgn kasih duit
> > > ke
> > > > suami.. cukuplah shopping, ke acara2..., main
> > > dengan
> > > > anak2...
> > > > kalau suami minta duit slm aja.. khan suami yang
> > > > tanggung jawab.. atau ngutang ya.. nanti
> > > > bayar...he3...
> > > > kecuali suami udzur spt sakit.. maka istri
> > > memberikan
> > > > rejekinya kepada suami/keluarga adalah shodaqoh.
> > > > Enak khan jadi perempuan bekerja...
> > > > 
> > > > Alhamdulillah sy tdk pernah minta doku ke istri,
> > > sdh
> > > > cukup 24 jam mengurus anak2 dan suami he3...
> > > > 
> > > > slm,
> > > > --- Chae  wrote:
> > > > 
> > > > > Tambahan...
> > > > > 
> > > > > Pak Her dalam Qs.4:34 hanya membicarakan
> > > > > syarat/alasan menjadi
> > > > > pemimpin, semisal laki-laki menjadi pemimpin
> > > bagi
> > > > > premuan karena
> > > > > menafkahi tapi TIDAK ADA DALAM QS.4:34 YANG
> > > > > MENYATAKAN BAHWA PEREMPUAN
> > > > > TIDAK WAJIB MENCARI NAFKAH...
> > > > > 
> > > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "SIR
> > > BATS"
> > > > >  wrote:
> > > > > >
> > > > > 

[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-22 Terurut Topik Chae
Akur Pak, Kasihan amat Bu Imas kalau cuman ngurusin ibadah yang cuman
bersifat sunah (shodaqoh) saja, maka lebih baik kalau Bu Imas ini
fokus dulu terhadap ibadah yang wajib bagi dirinya.

Misalnya saja sebagai istri Bu Imas berkewajiban untuk bisa
menyenangkan suaminya dengan berpenampilan ok jadi bagi Bu Imas
menghabiskan uang ke salon kecantikan dan membeli baju2 bagus ditambah
parfum adalah wajib karena ini untuk menyebangkan suaminya...dengan
begitu pahala surga sudah ditangan...daripada Bu Imas shodaqah buat
keluarga dengan memberikan penghasilan untuk keperluan pokok
keluarga...toch itu semua merupakan kewajiban suami yang tidak bisa
diganggu gugat iay toch??;)

Lagi pula jika Bu Imas banyak shodaqoh artinya Bu Imas enggak sayang
suami karena telah menjerumuskan suami ke dalam dosa yang berakibat
neraka bag suaminya, dgn adanya shodaqoh dari Bu Imas mengurangi jatah
amalan wajib bagi suaminya sebagai pencari nafkah.

Untuk itu saya setuju sekali jika Bu Imas mulai memikirkan bagaimana
menghabiskan uang bulananya yang dihasilan dari keringatnya senditi
untuk tujuan ibadah wajib dan bukan untuk ibadah sunah model shodaqoh
begituan.karena ibadah yang begitu hanya akan melalaikan Bu Imas
dari ibadah wajib dan ini bisa berakibat Bu Imas menjadi penghuni
neraka karena tidak menjadi istri yang sholehah.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> wah kasihan banget bu imas... semoga byk
> shodaqohnya...
> enak juga ya.. py istri kerja spt bu imas... lama2
> bisa memimpin RT (rumah tangga)...
> 
> kalau sy sbg suami di rumah nganggur, maka istri harus
> ikhlash byk shodaqoh.
> 
> kalau sy sbg suami kerja kuli, maka istri harus
> ikhlash byk shodaqoh, apalagi py istri sekertaris wah
> gak nolak he3 cukup buat makan 3x sehari+biaya
> kost rumah.
> 
> Alhamdulillah istri2 diindonesia emang baik hati...
> dan pekerja keras... semoga amal shodaqohnya berlipat.
> Mantep deh Mbak Chae!
> 
> 
> --- Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> > Pak Aly bilang :kecuali suami udzur spt sakit.. maka
> > istri memberikan
> > > rejekinya kepada suami/keluarga adalah shodaqoh.
> > 
> > Jadi menurut Pak Aly boleh dong istri walau punya
> > uang karena kerja
> > bisa menelantarkan suami dan anak-anaknya dari sisi
> > materi...karena
> > yang namanya shodaqoh itu dilakukan berpahala tidak
> > dilakukan tidak
> > berdosa...betul kan??
> > 
> > Jadi seandainya ada istri yang bekerja, terus
> > suaminya sakit sampai
> > tidak bisa bekerja atau baru di PHK maka bagi si
> > istri prinsipnya
> > shodaqoh...ngasih makan suami dan anak berpahala
> > tidakpun tidak akan
> > menjadi dosabiar saja suami mampus karena sakit
> > ndak dikasih obat
> > dan anak-anak terlantar jadi gembel tetep DIA TIDAK
> > BERDOSA...
> > 
> > Kalau begitu buat..Ibu Imas yang kerja di pabrik
> > dodol dgn penghasilan
> > Rp.600,000 sebulan enggak usah mikir dapur ngebul
> > apa kagak, anak-anak
> > sekolah apa kagak, biarlah itu urusan suami Bu Imas
> > yang kerja jadi
> > kuli bangunan musiman...
> > 
> > Uang Bu Imas mah buat shopping kata Pak Aly juga, ke
> > salon, ke spa
> > biar Bu Imas jadi kenyes2 lagi...beli kosmetik, beli
> > parfum...setidaknya dgn duit 600,000 Bu Imas bisa
> > beli Baju sebulan
> > sekali, ke salon sebulan sekali, nonton bioskop
> > sebulan sekali, dan
> > jangan lupa beli seloppp sekalian.soal ada tidak
> > makanan di rumah
> > tercukupi PEDULI SETANTOH TIDAK BERDOSA
> > KA;)))
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly
> >  wrote:
> > >
> > > akur..
> > > dan kalau perempuan kerja sebaiknya jgn kasih duit
> > ke
> > > suami.. cukuplah shopping, ke acara2..., main
> > dengan
> > > anak2...
> > > kalau suami minta duit slm aja.. khan suami yang
> > > tanggung jawab.. atau ngutang ya.. nanti
> > > bayar...he3...
> > > kecuali suami udzur spt sakit.. maka istri
> > memberikan
> > > rejekinya kepada suami/keluarga adalah shodaqoh.
> > > Enak khan jadi perempuan bekerja...
> > > 
> > > Alhamdulillah sy tdk pernah minta doku ke istri,
> > sdh
> > > cukup 24 jam mengurus anak2 dan suami he3...
> > > 
> > > slm,
> > > --- Chae  wrote:
> > > 
> > > > Tambahan...
> > > > 
> > > > Pak Her dalam Qs.4:34 hanya membicarakan
> > > > syarat/alasan menjadi
> > > > pemimpin, semisal laki-laki menjadi pemimpin
> > bagi
> > > > premuan karena
> > > > menafkahi tapi TIDAK ADA DALAM QS.4:34 YANG
> > > > MENYATAKAN BAHWA PEREMPUAN
> > > > TIDAK WAJIB MENCARI NAFKAH...
> > > > 
> > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "SIR
> > BATS"
> > > >  wrote:
> > > > >
> > > > > On 2/22/07, sriwening herpribadi 
> > > > wrote:
> > > > > > Dear ukhti Chae yang berbahagia
> > > > > >  
> > > > > >Pendapat saya itu didasarkan pada
> > Q.S.4:34 "
> > > > Kaum laki2 itu adl
> > > > pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh
> > telah
> > > > melebihkan
> > > > sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang
> > lain
> > > > (wanita), dan
> > > > karena mereka ( la

Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-22 Terurut Topik jano ko

Pak Dana berkata :
   
  Sebenarnya urusan ini kan mudah penyelesaiannya. Rundingkan sesama
suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari nafkah apakah suami
rela mendukung? Kalau tidak ya cerai saja susah2 amat

   
  =
   
  Jano - ko
   
  Sebaiknya sebelum diskusi lebih lanjut sebaiknya chae itu ditanya dulu, chae 
itu sudah menikah belum ?, kalau Pak Dana, Pak Aly dan jano-ko itu kan sudah 
nikah semua jadi cukup memahami Hukum - hukum yang berkaitan dengan Pernikahan.
   
   
  Ayo chae, you sudah menikah belum ?
   
   
  Selamat nikah.
   
   
  ooo0ooo-
   
   
   
  Dan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Sebenarnya urusan ini kan mudah penyelesaiannya. Rundingkan sesama
suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari nafkah apakah suami
rela mendukung? Kalau tidak ya cerai saja susah2 amat. Tapi kalau
rela ya kira2 bagaimana hubungan suami istri yg memenuhi kebutuhan
kedua pihak. Tentu perlu kompromi berlandaskan kedewasaan. Jangan
arogansi yg dipakai sebagai landasar mencari kompromi. Tidak akan ada
solusi.

Arogansi laki2 dan arogansi agama sebenarnya sisi lain dari mata uang
yg sama.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> wah kasihan banget bu imas... semoga byk
> shodaqohnya...
> enak juga ya.. py istri kerja spt bu imas... lama2
> bisa memimpin RT (rumah tangga)...
> 
> kalau sy sbg suami di rumah nganggur, maka istri harus
> ikhlash byk shodaqoh.
> 
> kalau sy sbg suami kerja kuli, maka istri harus
> ikhlash byk shodaqoh, apalagi py istri sekertaris wah
> gak nolak he3 cukup buat makan 3x sehari+biaya
> kost rumah.
> 
> Alhamdulillah istri2 diindonesia emang baik hati...
> dan pekerja keras... semoga amal shodaqohnya berlipat.
> Mantep deh Mbak Chae!
> 
> 
> --- Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> > Pak Aly bilang :kecuali suami udzur spt sakit.. maka
> > istri memberikan
> > > rejekinya kepada suami/keluarga adalah shodaqoh.
> > 
> > Jadi menurut Pak Aly boleh dong istri walau punya
> > uang karena kerja
> > bisa menelantarkan suami dan anak-anaknya dari sisi
> > materi...karena
> > yang namanya shodaqoh itu dilakukan berpahala tidak
> > dilakukan tidak
> > berdosa...betul kan??
> > 
> > Jadi seandainya ada istri yang bekerja, terus
> > suaminya sakit sampai
> > tidak bisa bekerja atau baru di PHK maka bagi si
> > istri prinsipnya
> > shodaqoh...ngasih makan suami dan anak berpahala
> > tidakpun tidak akan
> > menjadi dosabiar saja suami mampus karena sakit
> > ndak dikasih obat
> > dan anak-anak terlantar jadi gembel tetep DIA TIDAK
> > BERDOSA...
> > 
> > Kalau begitu buat..Ibu Imas yang kerja di pabrik
> > dodol dgn penghasilan
> > Rp.600,000 sebulan enggak usah mikir dapur ngebul
> > apa kagak, anak-anak
> > sekolah apa kagak, biarlah itu urusan suami Bu Imas
> > yang kerja jadi
> > kuli bangunan musiman...
> > 
> > Uang Bu Imas mah buat shopping kata Pak Aly juga, ke
> > salon, ke spa
> > biar Bu Imas jadi kenyes2 lagi...beli kosmetik, beli
> > parfum...setidaknya dgn duit 600,000 Bu Imas bisa
> > beli Baju sebulan
> > sekali, ke salon sebulan sekali, nonton bioskop
> > sebulan sekali, dan
> > jangan lupa beli seloppp sekalian.soal ada tidak
> > makanan di rumah
> > tercukupi PEDULI SETANTOH TIDAK BERDOSA
> > KA;)))
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly
> >  wrote:
> > >
> > > akur..
> > > dan kalau perempuan kerja sebaiknya jgn kasih duit
> > ke
> > > suami.. cukuplah shopping, ke acara2..., main
> > dengan
> > > anak2...
> > > kalau suami minta duit slm aja.. khan suami yang
> > > tanggung jawab.. atau ngutang ya.. nanti
> > > bayar...he3...
> > > kecuali suami udzur spt sakit.. maka istri
> > memberikan
> > > rejekinya kepada suami/keluarga adalah shodaqoh.
> > > Enak khan jadi perempuan bekerja...
> > > 
> > > Alhamdulillah sy tdk pernah minta doku ke istri,
> > sdh
> > > cukup 24 jam mengurus anak2 dan suami he3...
> > > 
> > > slm,
> > > --- Chae  wrote:
> > > 
> > > > Tambahan...
> > > > 
> > > > Pak Her dalam Qs.4:34 hanya membicarakan
> > > > syarat/alasan menjadi
> > > > pemimpin, semisal laki-laki menjadi pemimpin
> > bagi
> > > > premuan karena
> > > > menafkahi tapi TIDAK ADA DALAM QS.4:34 YANG
> > > > MENYATAKAN BAHWA PEREMPUAN
> > > > TIDAK WAJIB MENCARI NAFKAH...
> > > > 
> > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "SIR
> > BATS"
> > > >  wrote:
> > > > >
> > > > > On 2/22/07, sriwening herpribadi 
> > > > wrote:
> > > > > > Dear ukhti Chae yang berbahagia
> > > > > > 
> > > > > > Pendapat saya itu didasarkan pada
> > Q.S.4:34 "
> > > > Kaum laki2 itu adl
> > > > pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh
> > telah
> > > > melebihkan
> > > > sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang
> > lain
> > > > (wanita), dan
> > > > karena mereka ( laki2) telah menafkahkan
> > sebagian
> > > > dari harta
> > > > mereka..".
> > > > > >
> > > > > > Dalam satu keluarga ( not single parent )
> > > > yang berkewajiba

[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-22 Terurut Topik Dan
Mengapa pemahaman dan penafsiran dalam Islam itu selalu bertendensi
menomorduakan perempuan?  Saya kira ini pertanyaan yg gamblang dan
langsung tepat sasar.

Rasa keadilan sudah berubah sehingga perempuan tidak mau dinomorduakan
baik dalam status maupun dalam kesempatan.

Mengapa Islam sukar mengakomodasi aspirasi perempuan moderen ini
padahal tidak ada dalam Al-Qur'an perintah untuk menomorduakan
perempuan kecuali dalam hadits.

Pertanyaan mengarah menjadi: apakah memang hadits itu adalah perintah
Allah?  Kalau bukan mengapa koq dipertahankan mati2an seolah2 hadits
itu kalimatuLlah?  Apakah hadits tidak lain semacam wejangan jaman
kuno yg cuma relevan pada masanya?

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Chae berkata =
>
>   Jika perempuan bertindak/bertanggu ng jawab sebagai pencari nafkah,
> kenapa dia tidak mendapatkan HAK nya untuk menjadi seorang pemimpin
> dalam rumah tangganya?? setidaknya ada SISTEM MITRA KESEJAJARAN ANTARA
> SUAMI-ISTRI karena seperti yang di sebutkan dalam Qs.53:39.."dan
> bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
> diusahakannya. ..."
> 
>   =
>
>   Jano - ko :
>
>   Nah makanya kemarin dulu jano-ko beratnya kepada chae, chae itu
menggunakan prinsip Islam atau menggunakan prinsip diluar Islam, coba
dong chae menjawab pertanyaan jano - ko tersebut.
>
>   O hiya, sebelum berbicara lebih jauh sebaiknya kita saling
memperkenalkan diri dahulu agama kita masing-masing begitu, supaya
tidak terjadi "bis saling mendahului bis" alias sesama bis dilarang
saling mendahului.
>
>   Chae sudah menikah belum ?
>
>
>   Selamat sore
> 
>
>---ooo0ooo---
>
>
>   
> Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   Saya pikir juga demikian Pak Dana, ini sesuai dengan apa
yang ada
> didalam Nash itu sendiri. Didalam Qs.53:39.."dan bahwasanya seorang
> manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya,
> 
> Jika perempuan bertindak/bertanggung jawab sebagai pencari nafkah,
> kenapa dia tidak mendapatkan HAK nya untuk menjadi seorang pemimpin
> dalam rumah tangganya?? setidaknya ada SISTEM MITRA KESEJAJARAN ANTARA
> SUAMI-ISTRI karena seperti yang di sebutkan dalam Qs.53:39.."dan
> bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
> diusahakannya"
> 
> BEGITU JUGA DALAM BENTUK HUKUM WARISbenar kan Mba Lina...Pak
Her??;))
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Dan"  wrote:
> >
> > Apa yg tercantum di Al-Qur'an itu kelihatannya pengertiannya bersyarat
> > artinya benar jika laki2 itu yg menafkahi keluarga dan dalam konteks
> > keluarga yg dinafkahi oleh laki2. Tapi jika laki2 tidak menafkahi
> > keluarga maka berarti tidak otomatis dia itu pemimpin atas perempuan. 
> > 
> > Dan bagaimana dg perempuan yg menafkahi keluarga termasuk suaminya? 
> > Kondisi terakhir ini tampaknya tidak lazim di abad ke 7 tetapi lazim
> > di abad ke 21. Perempuan yg demikian adalah pemimpin dan berhak atas
> > perlakuan thdnya sebagai pemimpin. Adil kan?
> > 
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Wikan Danar Sunindyo"
> >  wrote:
> > >
> > > mau nanya soal QS 4:34 itu
> > > " Kaum laki2 itu adl pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh
> > > telah melebihkan sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang lain
> > > (wanita), dan karena mereka ( laki2) telah menafkahkan sebagian dari
> > > harta mereka..".
> > > 
> > > tulisan yang di dalam kurung itu memang demikian (sesuai arti kata
> > > perkata dalam Al Quran) atau ditambahkan sesuai dengan tafsir orang2
> > > yang menerjemahkannya?
> > > Karena kalau yang di dalam kurung itu tidak ada, maka artinya bisa
> > > lain dan lebih umum. ... melebihkan sebahagian mereka (bisa
laki2 bisa
> > > perempuan) atas sebahagiaan yang lain (bisa perempuan bisa
laki2), dan
> > > karena mereka (bisa laki2 bisa perempuan) telah menafkahkan sebagian
> > > dari harta mereka ...".
> > > 
> > > salam,
> > > --
> > > wikan
> > > http://wikan.multiply.com
> > > 
> > > On 2/22/07, sriwening herpribadi  wrote:
> > > >
> > > > Dear ukhti Chae yang berbahagia
> > > >
> > > > > 1. Memiliki pekerjaan / berwirausaha merupakan suatu keharusan
> > > > bagi laki2, karena memberi nafkah keluarga adalah kewajiban bagi
> > > > laki2. Sedangkan bagi perempuan memiliki pekerjaan / berwirausaha
> > > > merupakan pilihan saja, karena memberi nafkah keluarga bukanlah
> > > > kewajibannya.
> > > >
> > > > Pak Her,
> > > >
> > > > Sebelum saya kesurupan dengan mitos bahwa laki-laki wajiba mencari
> > > > nafkah dan perempuan tidak wajib mencari nafkah, maka sudi kiranya
> > > > menunjukan dasar yang anda pakai untuk pernyataan tsb. Apakah
> > dasarnya
> > > > bersumber pada agama??? jika demikian sebutkan suratnya dan
> ayatnya?
> > > > please;))
> > > >
> > > > salam,
> > > >
> > > > 
> > > > Pendapat saya itu didasarkan pada Q.S.4:34 " Kaum laki2 itu adl
> > pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh telah melebihkan
> > sebahagian mereka

[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-22 Terurut Topik Dan
Sebenarnya urusan ini kan mudah penyelesaiannya.  Rundingkan sesama
suami istri, bagaimana kalau si istri yg mencari nafkah apakah suami
rela mendukung?  Kalau tidak ya cerai saja susah2 amat.  Tapi kalau
rela ya kira2 bagaimana hubungan suami istri yg memenuhi kebutuhan
kedua pihak.  Tentu perlu kompromi berlandaskan kedewasaan. Jangan
arogansi yg dipakai sebagai landasar mencari kompromi.  Tidak akan ada
solusi.

Arogansi laki2 dan arogansi agama sebenarnya sisi lain dari mata uang
yg sama.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> wah kasihan banget bu imas... semoga byk
> shodaqohnya...
> enak juga ya.. py istri kerja spt bu imas... lama2
> bisa memimpin RT (rumah tangga)...
> 
> kalau sy sbg suami di rumah nganggur, maka istri harus
> ikhlash byk shodaqoh.
> 
> kalau sy sbg suami kerja kuli, maka istri harus
> ikhlash byk shodaqoh, apalagi py istri sekertaris wah
> gak nolak he3 cukup buat makan 3x sehari+biaya
> kost rumah.
> 
> Alhamdulillah istri2 diindonesia emang baik hati...
> dan pekerja keras... semoga amal shodaqohnya berlipat.
> Mantep deh Mbak Chae!
> 
> 
> --- Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> > Pak Aly bilang :kecuali suami udzur spt sakit.. maka
> > istri memberikan
> > > rejekinya kepada suami/keluarga adalah shodaqoh.
> > 
> > Jadi menurut Pak Aly boleh dong istri walau punya
> > uang karena kerja
> > bisa menelantarkan suami dan anak-anaknya dari sisi
> > materi...karena
> > yang namanya shodaqoh itu dilakukan berpahala tidak
> > dilakukan tidak
> > berdosa...betul kan??
> > 
> > Jadi seandainya ada istri yang bekerja, terus
> > suaminya sakit sampai
> > tidak bisa bekerja atau baru di PHK maka bagi si
> > istri prinsipnya
> > shodaqoh...ngasih makan suami dan anak berpahala
> > tidakpun tidak akan
> > menjadi dosabiar saja suami mampus karena sakit
> > ndak dikasih obat
> > dan anak-anak terlantar jadi gembel tetep DIA TIDAK
> > BERDOSA...
> > 
> > Kalau begitu buat..Ibu Imas yang kerja di pabrik
> > dodol dgn penghasilan
> > Rp.600,000 sebulan enggak usah mikir dapur ngebul
> > apa kagak, anak-anak
> > sekolah apa kagak, biarlah itu urusan suami Bu Imas
> > yang kerja jadi
> > kuli bangunan musiman...
> > 
> > Uang Bu Imas mah buat shopping kata Pak Aly juga, ke
> > salon, ke spa
> > biar Bu Imas jadi kenyes2 lagi...beli kosmetik, beli
> > parfum...setidaknya dgn duit 600,000 Bu Imas bisa
> > beli Baju sebulan
> > sekali, ke salon sebulan sekali, nonton bioskop
> > sebulan sekali, dan
> > jangan lupa beli seloppp sekalian.soal ada tidak
> > makanan di rumah
> > tercukupi PEDULI SETANTOH TIDAK BERDOSA
> > KA;)))
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly
> >  wrote:
> > >
> > > akur..
> > > dan kalau perempuan kerja sebaiknya jgn kasih duit
> > ke
> > > suami.. cukuplah shopping, ke acara2..., main
> > dengan
> > > anak2...
> > > kalau suami minta duit slm aja.. khan suami yang
> > > tanggung jawab.. atau ngutang ya.. nanti
> > > bayar...he3...
> > > kecuali suami udzur spt sakit.. maka istri
> > memberikan
> > > rejekinya kepada suami/keluarga adalah shodaqoh.
> > > Enak khan jadi perempuan bekerja...
> > > 
> > > Alhamdulillah sy tdk pernah minta doku ke istri,
> > sdh
> > > cukup 24 jam mengurus anak2 dan suami he3...
> > > 
> > > slm,
> > > --- Chae  wrote:
> > > 
> > > > Tambahan...
> > > > 
> > > > Pak Her dalam Qs.4:34 hanya membicarakan
> > > > syarat/alasan menjadi
> > > > pemimpin, semisal laki-laki menjadi pemimpin
> > bagi
> > > > premuan karena
> > > > menafkahi tapi TIDAK ADA DALAM QS.4:34 YANG
> > > > MENYATAKAN BAHWA PEREMPUAN
> > > > TIDAK WAJIB MENCARI NAFKAH...
> > > > 
> > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "SIR
> > BATS"
> > > >  wrote:
> > > > >
> > > > > On 2/22/07, sriwening herpribadi 
> > > > wrote:
> > > > > > Dear ukhti Chae yang berbahagia
> > > > > >  
> > > > > >Pendapat saya itu didasarkan pada
> > Q.S.4:34 "
> > > > Kaum laki2 itu adl
> > > > pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh
> > telah
> > > > melebihkan
> > > > sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang
> > lain
> > > > (wanita), dan
> > > > karena mereka ( laki2) telah menafkahkan
> > sebagian
> > > > dari harta
> > > > mereka..".
> > > > > >
> > > > > >Dalam satu keluarga ( not single parent )
> > > > yang berkewajiban
> > > > memberi nafkah keluarga adalah suami sedangkan
> > istri
> > > > tidak mempunyai
> > > > kewajiban memberi nafkah keluarga sekalipun
> > istri
> > > > tersebut juga
> > > > bekerja dengan tujuan apapun baik untuk
> > menafkahi
> > > > diri sendiri,
> > > > aktualisasi diri, ataupun mencari kekayaan diri
> > dan
> > > > istri tidak wajib
> > > > meminta izin kepada suami ketika dia ingin
> > > > menggunakan hartanya untuk
> > > > tujuan apapun.
> > > > > ==
> > > > > Pak Her,
> > > > > Kalo HUKUM INI DI-MUTLAK-KAN, maka IMHO, ayat
> > itu
> > > > salah !!
> > > > > Bila dibaca dengan cara lain, kepepimpinan
> > > > berbanding lurus dengan
> > 

Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-22 Terurut Topik Muhammad Aly
wah kasihan banget bu imas... semoga byk
shodaqohnya...
enak juga ya.. py istri kerja spt bu imas... lama2
bisa memimpin RT (rumah tangga)...

kalau sy sbg suami di rumah nganggur, maka istri harus
ikhlash byk shodaqoh.

kalau sy sbg suami kerja kuli, maka istri harus
ikhlash byk shodaqoh, apalagi py istri sekertaris wah
gak nolak he3 cukup buat makan 3x sehari+biaya
kost rumah.

Alhamdulillah istri2 diindonesia emang baik hati...
dan pekerja keras... semoga amal shodaqohnya berlipat.
Mantep deh Mbak Chae!


--- Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Pak Aly bilang :kecuali suami udzur spt sakit.. maka
> istri memberikan
> > rejekinya kepada suami/keluarga adalah shodaqoh.
> 
> Jadi menurut Pak Aly boleh dong istri walau punya
> uang karena kerja
> bisa menelantarkan suami dan anak-anaknya dari sisi
> materi...karena
> yang namanya shodaqoh itu dilakukan berpahala tidak
> dilakukan tidak
> berdosa...betul kan??
> 
> Jadi seandainya ada istri yang bekerja, terus
> suaminya sakit sampai
> tidak bisa bekerja atau baru di PHK maka bagi si
> istri prinsipnya
> shodaqoh...ngasih makan suami dan anak berpahala
> tidakpun tidak akan
> menjadi dosabiar saja suami mampus karena sakit
> ndak dikasih obat
> dan anak-anak terlantar jadi gembel tetep DIA TIDAK
> BERDOSA...
> 
> Kalau begitu buat..Ibu Imas yang kerja di pabrik
> dodol dgn penghasilan
> Rp.600,000 sebulan enggak usah mikir dapur ngebul
> apa kagak, anak-anak
> sekolah apa kagak, biarlah itu urusan suami Bu Imas
> yang kerja jadi
> kuli bangunan musiman...
> 
> Uang Bu Imas mah buat shopping kata Pak Aly juga, ke
> salon, ke spa
> biar Bu Imas jadi kenyes2 lagi...beli kosmetik, beli
> parfum...setidaknya dgn duit 600,000 Bu Imas bisa
> beli Baju sebulan
> sekali, ke salon sebulan sekali, nonton bioskop
> sebulan sekali, dan
> jangan lupa beli seloppp sekalian.soal ada tidak
> makanan di rumah
> tercukupi PEDULI SETANTOH TIDAK BERDOSA
> KA;)))
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > akur..
> > dan kalau perempuan kerja sebaiknya jgn kasih duit
> ke
> > suami.. cukuplah shopping, ke acara2..., main
> dengan
> > anak2...
> > kalau suami minta duit slm aja.. khan suami yang
> > tanggung jawab.. atau ngutang ya.. nanti
> > bayar...he3...
> > kecuali suami udzur spt sakit.. maka istri
> memberikan
> > rejekinya kepada suami/keluarga adalah shodaqoh.
> > Enak khan jadi perempuan bekerja...
> > 
> > Alhamdulillah sy tdk pernah minta doku ke istri,
> sdh
> > cukup 24 jam mengurus anak2 dan suami he3...
> > 
> > slm,
> > --- Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > 
> > > Tambahan...
> > > 
> > > Pak Her dalam Qs.4:34 hanya membicarakan
> > > syarat/alasan menjadi
> > > pemimpin, semisal laki-laki menjadi pemimpin
> bagi
> > > premuan karena
> > > menafkahi tapi TIDAK ADA DALAM QS.4:34 YANG
> > > MENYATAKAN BAHWA PEREMPUAN
> > > TIDAK WAJIB MENCARI NAFKAH...
> > > 
> > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "SIR
> BATS"
> > >  wrote:
> > > >
> > > > On 2/22/07, sriwening herpribadi 
> > > wrote:
> > > > > Dear ukhti Chae yang berbahagia
> > > > >  
> > > > >Pendapat saya itu didasarkan pada
> Q.S.4:34 "
> > > Kaum laki2 itu adl
> > > pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh
> telah
> > > melebihkan
> > > sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang
> lain
> > > (wanita), dan
> > > karena mereka ( laki2) telah menafkahkan
> sebagian
> > > dari harta
> > > mereka..".
> > > > >
> > > > >Dalam satu keluarga ( not single parent )
> > > yang berkewajiban
> > > memberi nafkah keluarga adalah suami sedangkan
> istri
> > > tidak mempunyai
> > > kewajiban memberi nafkah keluarga sekalipun
> istri
> > > tersebut juga
> > > bekerja dengan tujuan apapun baik untuk
> menafkahi
> > > diri sendiri,
> > > aktualisasi diri, ataupun mencari kekayaan diri
> dan
> > > istri tidak wajib
> > > meminta izin kepada suami ketika dia ingin
> > > menggunakan hartanya untuk
> > > tujuan apapun.
> > > > ==
> > > > Pak Her,
> > > > Kalo HUKUM INI DI-MUTLAK-KAN, maka IMHO, ayat
> itu
> > > salah !!
> > > > Bila dibaca dengan cara lain, kepepimpinan
> > > berbanding lurus dengan
> > > penafkahan.
> > > > Nah apa yang akan terjadi bila ternyata (dan
> > > banyak sekali kenyataan)
> > > > istri lebih mampu menafkahi SUAMI, apakah
> status
> > > 'pemimpin' pindah ke
> > > > tangan istri ?
> > > > 
> > > > 
> > > > 
> > > > -- 
> > > > 
> > > > ST SABRI
> > > > 
> > > > 
> > > > 
> > > > No Anti Microsoft, No against Apple, Just a
> linux
> > > lover.
> > > >
> > > 
> > > 
> > > 
> > 
> > 
> > 
> >  
> >
>

> > TV dinner still cooling? 
> > Check out "Tonight's Picks" on Yahoo! TV.
> > http://tv.yahoo.com/
> >
> 
> 
> 



 

Be a PS3 game guru.
Get your game face on with the latest PS3 news and previews at Yahoo

[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-22 Terurut Topik Chae
Pak Aly bilang :kecuali suami udzur spt sakit.. maka istri memberikan
> rejekinya kepada suami/keluarga adalah shodaqoh.

Jadi menurut Pak Aly boleh dong istri walau punya uang karena kerja
bisa menelantarkan suami dan anak-anaknya dari sisi materi...karena
yang namanya shodaqoh itu dilakukan berpahala tidak dilakukan tidak
berdosa...betul kan??

Jadi seandainya ada istri yang bekerja, terus suaminya sakit sampai
tidak bisa bekerja atau baru di PHK maka bagi si istri prinsipnya
shodaqoh...ngasih makan suami dan anak berpahala tidakpun tidak akan
menjadi dosabiar saja suami mampus karena sakit ndak dikasih obat
dan anak-anak terlantar jadi gembel tetep DIA TIDAK BERDOSA...

Kalau begitu buat..Ibu Imas yang kerja di pabrik dodol dgn penghasilan
Rp.600,000 sebulan enggak usah mikir dapur ngebul apa kagak, anak-anak
sekolah apa kagak, biarlah itu urusan suami Bu Imas yang kerja jadi
kuli bangunan musiman...

Uang Bu Imas mah buat shopping kata Pak Aly juga, ke salon, ke spa
biar Bu Imas jadi kenyes2 lagi...beli kosmetik, beli
parfum...setidaknya dgn duit 600,000 Bu Imas bisa beli Baju sebulan
sekali, ke salon sebulan sekali, nonton bioskop sebulan sekali, dan
jangan lupa beli seloppp sekalian.soal ada tidak makanan di rumah
tercukupi PEDULI SETANTOH TIDAK BERDOSA KA;)))
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> akur..
> dan kalau perempuan kerja sebaiknya jgn kasih duit ke
> suami.. cukuplah shopping, ke acara2..., main dengan
> anak2...
> kalau suami minta duit slm aja.. khan suami yang
> tanggung jawab.. atau ngutang ya.. nanti
> bayar...he3...
> kecuali suami udzur spt sakit.. maka istri memberikan
> rejekinya kepada suami/keluarga adalah shodaqoh.
> Enak khan jadi perempuan bekerja...
> 
> Alhamdulillah sy tdk pernah minta doku ke istri, sdh
> cukup 24 jam mengurus anak2 dan suami he3...
> 
> slm,
> --- Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> > Tambahan...
> > 
> > Pak Her dalam Qs.4:34 hanya membicarakan
> > syarat/alasan menjadi
> > pemimpin, semisal laki-laki menjadi pemimpin bagi
> > premuan karena
> > menafkahi tapi TIDAK ADA DALAM QS.4:34 YANG
> > MENYATAKAN BAHWA PEREMPUAN
> > TIDAK WAJIB MENCARI NAFKAH...
> > 
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "SIR BATS"
> >  wrote:
> > >
> > > On 2/22/07, sriwening herpribadi 
> > wrote:
> > > > Dear ukhti Chae yang berbahagia
> > > >  
> > > >Pendapat saya itu didasarkan pada Q.S.4:34 "
> > Kaum laki2 itu adl
> > pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh telah
> > melebihkan
> > sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang lain
> > (wanita), dan
> > karena mereka ( laki2) telah menafkahkan sebagian
> > dari harta
> > mereka..".
> > > >
> > > >Dalam satu keluarga ( not single parent )
> > yang berkewajiban
> > memberi nafkah keluarga adalah suami sedangkan istri
> > tidak mempunyai
> > kewajiban memberi nafkah keluarga sekalipun istri
> > tersebut juga
> > bekerja dengan tujuan apapun baik untuk menafkahi
> > diri sendiri,
> > aktualisasi diri, ataupun mencari kekayaan diri dan
> > istri tidak wajib
> > meminta izin kepada suami ketika dia ingin
> > menggunakan hartanya untuk
> > tujuan apapun.
> > > ==
> > > Pak Her,
> > > Kalo HUKUM INI DI-MUTLAK-KAN, maka IMHO, ayat itu
> > salah !!
> > > Bila dibaca dengan cara lain, kepepimpinan
> > berbanding lurus dengan
> > penafkahan.
> > > Nah apa yang akan terjadi bila ternyata (dan
> > banyak sekali kenyataan)
> > > istri lebih mampu menafkahi SUAMI, apakah status
> > 'pemimpin' pindah ke
> > > tangan istri ?
> > > 
> > > 
> > > 
> > > -- 
> > > 
> > > ST SABRI
> > > 
> > > 
> > > 
> > > No Anti Microsoft, No against Apple, Just a linux
> > lover.
> > >
> > 
> > 
> > 
> 
> 
> 
>  
>

> TV dinner still cooling? 
> Check out "Tonight's Picks" on Yahoo! TV.
> http://tv.yahoo.com/
>




Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-22 Terurut Topik Muhammad Aly
akur..
dan kalau perempuan kerja sebaiknya jgn kasih duit ke
suami.. cukuplah shopping, ke acara2..., main dengan
anak2...
kalau suami minta duit slm aja.. khan suami yang
tanggung jawab.. atau ngutang ya.. nanti
bayar...he3...
kecuali suami udzur spt sakit.. maka istri memberikan
rejekinya kepada suami/keluarga adalah shodaqoh.
Enak khan jadi perempuan bekerja...

Alhamdulillah sy tdk pernah minta doku ke istri, sdh
cukup 24 jam mengurus anak2 dan suami he3...

slm,
--- Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Tambahan...
> 
> Pak Her dalam Qs.4:34 hanya membicarakan
> syarat/alasan menjadi
> pemimpin, semisal laki-laki menjadi pemimpin bagi
> premuan karena
> menafkahi tapi TIDAK ADA DALAM QS.4:34 YANG
> MENYATAKAN BAHWA PEREMPUAN
> TIDAK WAJIB MENCARI NAFKAH...
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "SIR BATS"
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > On 2/22/07, sriwening herpribadi <[EMAIL PROTECTED]>
> wrote:
> > > Dear ukhti Chae yang berbahagia
> > >  
> > >Pendapat saya itu didasarkan pada Q.S.4:34 "
> Kaum laki2 itu adl
> pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh telah
> melebihkan
> sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang lain
> (wanita), dan
> karena mereka ( laki2) telah menafkahkan sebagian
> dari harta
> mereka..".
> > >
> > >Dalam satu keluarga ( not single parent )
> yang berkewajiban
> memberi nafkah keluarga adalah suami sedangkan istri
> tidak mempunyai
> kewajiban memberi nafkah keluarga sekalipun istri
> tersebut juga
> bekerja dengan tujuan apapun baik untuk menafkahi
> diri sendiri,
> aktualisasi diri, ataupun mencari kekayaan diri dan
> istri tidak wajib
> meminta izin kepada suami ketika dia ingin
> menggunakan hartanya untuk
> tujuan apapun.
> > ==
> > Pak Her,
> > Kalo HUKUM INI DI-MUTLAK-KAN, maka IMHO, ayat itu
> salah !!
> > Bila dibaca dengan cara lain, kepepimpinan
> berbanding lurus dengan
> penafkahan.
> > Nah apa yang akan terjadi bila ternyata (dan
> banyak sekali kenyataan)
> > istri lebih mampu menafkahi SUAMI, apakah status
> 'pemimpin' pindah ke
> > tangan istri ?
> > 
> > 
> > 
> > -- 
> > 
> > ST SABRI
> > 
> > 
> > 
> > No Anti Microsoft, No against Apple, Just a linux
> lover.
> >
> 
> 
> 



 

TV dinner still cooling? 
Check out "Tonight's Picks" on Yahoo! TV.
http://tv.yahoo.com/


[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-22 Terurut Topik Dan
Oleh karena itu maka hanya dengan mekanisme dimana kita menetapkan
sendiri hukum yg berlaku pada diri kita itu manusia bisa lebih puas.

Kalau dicekokin hal2 yg enggak logis dg atas nama agama kan lama2 kita
gerah juga.  Kalau nurani dan otak sudah berontak, maka baru perubahan
sosial akan terjadi.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Saya pikir juga demikian Pak Dana, ini sesuai dengan apa yang ada
> didalam Nash itu sendiri. Didalam Qs.53:39.."dan bahwasanya seorang
> manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya,
> 
> Jika perempuan bertindak/bertanggung jawab sebagai pencari nafkah,
> kenapa dia tidak mendapatkan HAK nya untuk menjadi seorang pemimpin
> dalam rumah tangganya?? setidaknya ada SISTEM MITRA KESEJAJARAN ANTARA
> SUAMI-ISTRI karena seperti yang di sebutkan dalam Qs.53:39.."dan
> bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
> diusahakannya"
> 
> BEGITU JUGA DALAM BENTUK HUKUM WARISbenar kan Mba Lina...Pak
Her??;))
> 
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Dan"  wrote:
> >
> > Apa yg tercantum di Al-Qur'an itu kelihatannya pengertiannya bersyarat
> > artinya benar jika laki2 itu yg menafkahi keluarga dan dalam konteks
> > keluarga yg dinafkahi oleh laki2.  Tapi jika laki2 tidak menafkahi
> > keluarga maka berarti tidak otomatis dia itu pemimpin atas
perempuan.  
> > 
> > Dan bagaimana dg perempuan yg menafkahi keluarga termasuk suaminya? 
> > Kondisi terakhir ini tampaknya tidak lazim di abad ke 7 tetapi lazim
> > di abad ke 21.  Perempuan yg demikian adalah pemimpin dan berhak atas
> > perlakuan thdnya sebagai pemimpin.  Adil kan?
> > 
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Wikan Danar Sunindyo"
> >  wrote:
> > >
> > > mau nanya soal QS 4:34 itu
> > > " Kaum laki2 itu adl pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh
> > > telah melebihkan sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang lain
> > > (wanita), dan karena mereka ( laki2) telah menafkahkan sebagian dari
> > > harta mereka..".
> > > 
> > > tulisan yang di dalam kurung itu memang demikian (sesuai arti kata
> > > perkata dalam Al Quran) atau ditambahkan sesuai dengan tafsir orang2
> > > yang menerjemahkannya?
> > > Karena kalau yang di dalam kurung itu tidak ada, maka artinya bisa
> > > lain dan lebih umum. ... melebihkan sebahagian mereka (bisa
laki2 bisa
> > > perempuan) atas sebahagiaan yang lain (bisa perempuan bisa
laki2), dan
> > > karena mereka (bisa laki2 bisa perempuan) telah menafkahkan sebagian
> > > dari harta mereka ...".
> > > 
> > > salam,
> > > --
> > > wikan
> > > http://wikan.multiply.com
> > > 
> > > On 2/22/07, sriwening herpribadi  wrote:
> > > >
> > > > Dear ukhti Chae yang berbahagia
> > > >
> > > >> 1. Memiliki pekerjaan / berwirausaha merupakan suatu
keharusan
> > > >  bagi laki2, karena memberi nafkah keluarga adalah kewajiban bagi
> > > >  laki2. Sedangkan bagi perempuan memiliki pekerjaan / berwirausaha
> > > >  merupakan pilihan saja, karena memberi nafkah keluarga bukanlah
> > > >  kewajibannya.
> > > >
> > > >  Pak Her,
> > > >
> > > >  Sebelum saya kesurupan dengan mitos bahwa laki-laki wajiba
mencari
> > > >  nafkah dan perempuan tidak wajib mencari nafkah, maka sudi
kiranya
> > > >  menunjukan dasar yang anda pakai untuk pernyataan tsb. Apakah
> > dasarnya
> > > >  bersumber pada agama??? jika demikian sebutkan suratnya dan
> ayatnya?
> > > >  please;))
> > > >
> > > >  salam,
> > > >
> > > >  
> > > >Pendapat saya itu didasarkan pada Q.S.4:34 " Kaum laki2 itu adl
> > pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh telah melebihkan
> > sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang lain (wanita), dan
> > karena mereka ( laki2) telah menafkahkan sebagian dari harta
> > mereka..".
> > >
> >
>




[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-22 Terurut Topik Chae
Saya pikir juga demikian Pak Dana, ini sesuai dengan apa yang ada
didalam Nash itu sendiri. Didalam Qs.53:39.."dan bahwasanya seorang
manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya,

Jika perempuan bertindak/bertanggung jawab sebagai pencari nafkah,
kenapa dia tidak mendapatkan HAK nya untuk menjadi seorang pemimpin
dalam rumah tangganya?? setidaknya ada SISTEM MITRA KESEJAJARAN ANTARA
SUAMI-ISTRI karena seperti yang di sebutkan dalam Qs.53:39.."dan
bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya"

BEGITU JUGA DALAM BENTUK HUKUM WARISbenar kan Mba Lina...Pak Her??;))


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Dan" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Apa yg tercantum di Al-Qur'an itu kelihatannya pengertiannya bersyarat
> artinya benar jika laki2 itu yg menafkahi keluarga dan dalam konteks
> keluarga yg dinafkahi oleh laki2.  Tapi jika laki2 tidak menafkahi
> keluarga maka berarti tidak otomatis dia itu pemimpin atas perempuan.  
> 
> Dan bagaimana dg perempuan yg menafkahi keluarga termasuk suaminya? 
> Kondisi terakhir ini tampaknya tidak lazim di abad ke 7 tetapi lazim
> di abad ke 21.  Perempuan yg demikian adalah pemimpin dan berhak atas
> perlakuan thdnya sebagai pemimpin.  Adil kan?
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Wikan Danar Sunindyo"
>  wrote:
> >
> > mau nanya soal QS 4:34 itu
> > " Kaum laki2 itu adl pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh
> > telah melebihkan sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang lain
> > (wanita), dan karena mereka ( laki2) telah menafkahkan sebagian dari
> > harta mereka..".
> > 
> > tulisan yang di dalam kurung itu memang demikian (sesuai arti kata
> > perkata dalam Al Quran) atau ditambahkan sesuai dengan tafsir orang2
> > yang menerjemahkannya?
> > Karena kalau yang di dalam kurung itu tidak ada, maka artinya bisa
> > lain dan lebih umum. ... melebihkan sebahagian mereka (bisa laki2 bisa
> > perempuan) atas sebahagiaan yang lain (bisa perempuan bisa laki2), dan
> > karena mereka (bisa laki2 bisa perempuan) telah menafkahkan sebagian
> > dari harta mereka ...".
> > 
> > salam,
> > --
> > wikan
> > http://wikan.multiply.com
> > 
> > On 2/22/07, sriwening herpribadi  wrote:
> > >
> > > Dear ukhti Chae yang berbahagia
> > >
> > >> 1. Memiliki pekerjaan / berwirausaha merupakan suatu keharusan
> > >  bagi laki2, karena memberi nafkah keluarga adalah kewajiban bagi
> > >  laki2. Sedangkan bagi perempuan memiliki pekerjaan / berwirausaha
> > >  merupakan pilihan saja, karena memberi nafkah keluarga bukanlah
> > >  kewajibannya.
> > >
> > >  Pak Her,
> > >
> > >  Sebelum saya kesurupan dengan mitos bahwa laki-laki wajiba mencari
> > >  nafkah dan perempuan tidak wajib mencari nafkah, maka sudi kiranya
> > >  menunjukan dasar yang anda pakai untuk pernyataan tsb. Apakah
> dasarnya
> > >  bersumber pada agama??? jika demikian sebutkan suratnya dan
ayatnya?
> > >  please;))
> > >
> > >  salam,
> > >
> > >  
> > >Pendapat saya itu didasarkan pada Q.S.4:34 " Kaum laki2 itu adl
> pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh telah melebihkan
> sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang lain (wanita), dan
> karena mereka ( laki2) telah menafkahkan sebagian dari harta
> mereka..".
> >
>




[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-22 Terurut Topik Dan
Apa yg tercantum di Al-Qur'an itu kelihatannya pengertiannya bersyarat
artinya benar jika laki2 itu yg menafkahi keluarga dan dalam konteks
keluarga yg dinafkahi oleh laki2.  Tapi jika laki2 tidak menafkahi
keluarga maka berarti tidak otomatis dia itu pemimpin atas perempuan.  

Dan bagaimana dg perempuan yg menafkahi keluarga termasuk suaminya? 
Kondisi terakhir ini tampaknya tidak lazim di abad ke 7 tetapi lazim
di abad ke 21.  Perempuan yg demikian adalah pemimpin dan berhak atas
perlakuan thdnya sebagai pemimpin.  Adil kan?

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Wikan Danar Sunindyo"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> mau nanya soal QS 4:34 itu
> " Kaum laki2 itu adl pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh
> telah melebihkan sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang lain
> (wanita), dan karena mereka ( laki2) telah menafkahkan sebagian dari
> harta mereka..".
> 
> tulisan yang di dalam kurung itu memang demikian (sesuai arti kata
> perkata dalam Al Quran) atau ditambahkan sesuai dengan tafsir orang2
> yang menerjemahkannya?
> Karena kalau yang di dalam kurung itu tidak ada, maka artinya bisa
> lain dan lebih umum. ... melebihkan sebahagian mereka (bisa laki2 bisa
> perempuan) atas sebahagiaan yang lain (bisa perempuan bisa laki2), dan
> karena mereka (bisa laki2 bisa perempuan) telah menafkahkan sebagian
> dari harta mereka ...".
> 
> salam,
> --
> wikan
> http://wikan.multiply.com
> 
> On 2/22/07, sriwening herpribadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Dear ukhti Chae yang berbahagia
> >
> >> 1. Memiliki pekerjaan / berwirausaha merupakan suatu keharusan
> >  bagi laki2, karena memberi nafkah keluarga adalah kewajiban bagi
> >  laki2. Sedangkan bagi perempuan memiliki pekerjaan / berwirausaha
> >  merupakan pilihan saja, karena memberi nafkah keluarga bukanlah
> >  kewajibannya.
> >
> >  Pak Her,
> >
> >  Sebelum saya kesurupan dengan mitos bahwa laki-laki wajiba mencari
> >  nafkah dan perempuan tidak wajib mencari nafkah, maka sudi kiranya
> >  menunjukan dasar yang anda pakai untuk pernyataan tsb. Apakah
dasarnya
> >  bersumber pada agama??? jika demikian sebutkan suratnya dan ayatnya?
> >  please;))
> >
> >  salam,
> >
> >  
> >Pendapat saya itu didasarkan pada Q.S.4:34 " Kaum laki2 itu adl
pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh telah melebihkan
sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang lain (wanita), dan
karena mereka ( laki2) telah menafkahkan sebagian dari harta
mereka..".
>




Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-22 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
mau nanya soal QS 4:34 itu
" Kaum laki2 itu adl pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh
telah melebihkan sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang lain
(wanita), dan karena mereka ( laki2) telah menafkahkan sebagian dari
harta mereka..".

tulisan yang di dalam kurung itu memang demikian (sesuai arti kata
perkata dalam Al Quran) atau ditambahkan sesuai dengan tafsir orang2
yang menerjemahkannya?
Karena kalau yang di dalam kurung itu tidak ada, maka artinya bisa
lain dan lebih umum. ... melebihkan sebahagian mereka (bisa laki2 bisa
perempuan) atas sebahagiaan yang lain (bisa perempuan bisa laki2), dan
karena mereka (bisa laki2 bisa perempuan) telah menafkahkan sebagian
dari harta mereka ...".

salam,
--
wikan
http://wikan.multiply.com

On 2/22/07, sriwening herpribadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Dear ukhti Chae yang berbahagia
>
>> 1. Memiliki pekerjaan / berwirausaha merupakan suatu keharusan
>  bagi laki2, karena memberi nafkah keluarga adalah kewajiban bagi
>  laki2. Sedangkan bagi perempuan memiliki pekerjaan / berwirausaha
>  merupakan pilihan saja, karena memberi nafkah keluarga bukanlah
>  kewajibannya.
>
>  Pak Her,
>
>  Sebelum saya kesurupan dengan mitos bahwa laki-laki wajiba mencari
>  nafkah dan perempuan tidak wajib mencari nafkah, maka sudi kiranya
>  menunjukan dasar yang anda pakai untuk pernyataan tsb. Apakah dasarnya
>  bersumber pada agama??? jika demikian sebutkan suratnya dan ayatnya?
>  please;))
>
>  salam,
>
>  
>Pendapat saya itu didasarkan pada Q.S.4:34 " Kaum laki2 itu adl pemimpin 
> bagi kaum wanita, oleh karena Alloh telah melebihkan sebahagian mereka 
> (laki2) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka ( laki2) telah 
> menafkahkan sebagian dari harta mereka..".


[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-21 Terurut Topik Chae
Tambahan...

Pak Her dalam Qs.4:34 hanya membicarakan syarat/alasan menjadi
pemimpin, semisal laki-laki menjadi pemimpin bagi premuan karena
menafkahi tapi TIDAK ADA DALAM QS.4:34 YANG MENYATAKAN BAHWA PEREMPUAN
TIDAK WAJIB MENCARI NAFKAH...

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "SIR BATS" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> On 2/22/07, sriwening herpribadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > Dear ukhti Chae yang berbahagia
> >  
> >Pendapat saya itu didasarkan pada Q.S.4:34 " Kaum laki2 itu adl
pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh telah melebihkan
sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang lain (wanita), dan
karena mereka ( laki2) telah menafkahkan sebagian dari harta
mereka..".
> >
> >Dalam satu keluarga ( not single parent ) yang berkewajiban
memberi nafkah keluarga adalah suami sedangkan istri tidak mempunyai
kewajiban memberi nafkah keluarga sekalipun istri tersebut juga
bekerja dengan tujuan apapun baik untuk menafkahi diri sendiri,
aktualisasi diri, ataupun mencari kekayaan diri dan istri tidak wajib
meminta izin kepada suami ketika dia ingin menggunakan hartanya untuk
tujuan apapun.
> ==
> Pak Her,
> Kalo HUKUM INI DI-MUTLAK-KAN, maka IMHO, ayat itu salah !!
> Bila dibaca dengan cara lain, kepepimpinan berbanding lurus dengan
penafkahan.
> Nah apa yang akan terjadi bila ternyata (dan banyak sekali kenyataan)
> istri lebih mampu menafkahi SUAMI, apakah status 'pemimpin' pindah ke
> tangan istri ?
> 
> 
> 
> -- 
> 
> ST SABRI
> 
> 
> 
> No Anti Microsoft, No against Apple, Just a linux lover.
>




Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-21 Terurut Topik SIR BATS
On 2/22/07, sriwening herpribadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Dear ukhti Chae yang berbahagia
>  
>Pendapat saya itu didasarkan pada Q.S.4:34 " Kaum laki2 itu adl pemimpin 
> bagi kaum wanita, oleh karena Alloh telah melebihkan sebahagian mereka 
> (laki2) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka ( laki2) telah 
> menafkahkan sebagian dari harta mereka..".
>
>Dalam satu keluarga ( not single parent ) yang berkewajiban memberi nafkah 
> keluarga adalah suami sedangkan istri tidak mempunyai kewajiban memberi 
> nafkah keluarga sekalipun istri tersebut juga bekerja dengan tujuan apapun 
> baik untuk menafkahi diri sendiri, aktualisasi diri, ataupun mencari kekayaan 
> diri dan istri tidak wajib meminta izin kepada suami ketika dia ingin 
> menggunakan hartanya untuk tujuan apapun.
==
Pak Her,
Kalo HUKUM INI DI-MUTLAK-KAN, maka IMHO, ayat itu salah !!
Bila dibaca dengan cara lain, kepepimpinan berbanding lurus dengan penafkahan.
Nah apa yang akan terjadi bila ternyata (dan banyak sekali kenyataan)
istri lebih mampu menafkahi SUAMI, apakah status 'pemimpin' pindah ke
tangan istri ?



-- 

ST SABRI



No Anti Microsoft, No against Apple, Just a linux lover.


[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-21 Terurut Topik Chae
Thanks Pak Her atas jawabanya;)

Ada beberapa yang mau saya konfirmasikan terlebih dahulu dgn anda
seperti beberapa point di bawah ini:

Laki-laki adalah pemimpin bagi perempuan karena mereka telah menafkahn
sebagian harta mereka. Pertanyaan saya cukup sederhana, jika laki-laki
tidak mampu menjamin mereka untuk bisa menafkan harta mereka secara
"cukup" dan "layak" bagi keluarganya. Apakah mereka masih tetap di
daulat sebagai pemimpin bagi kaum perempuan??

Kedua Dalam Qs.4:34 konteks melebihkan sebagian dari pada sebagian
yang lain bersifat general/umum meliputi sebagian laki-laki lebih dari
sebagian laki-laki lain dan sebagian perempuan lebih dari sebagian
perempuan lain dan juga sebagian perempuan lebih daripada sebagian
laki-laki lainartinya tidak ada penunjukan jenis kelamin mana yang
dilebihkan dari pada jenis kelamin lainya. Anda setuju?? jika tidak
berikan alasanya dan pada ayat2 didalam Qur'an mana yang menjadi
rujukan anda??

Ketiga saya akan kutip satu ayat Qs.9:71..."Dan orang-orang yang
beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi
penolong sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang
ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat
dan mereka ta'at kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi
rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana. (QS. 9:71)

Ada beberapa point yang bisa kita ambil dari ayat di atas:

1. Dalam konsep saling tolong-menolong ada konsep dimana kedua pihak
ada dalam kesetaraan, kesamaan dan keseimbangan. dalam Ayat tsb pun
ditunjukan suatu kewajiban baik bagi perempuan dan laki-laki untuk
senantiasa saling tolong menolong. Sekarang pertanyaanya yang sering
di ajukan oleh Mba Mia, bagaimana perempuan bisa menjadi penolong bagi
laki-laki jika dia tidak bisa menjadi pihak yang independent/Mandiri??
Bagaimana perempuan bisa menolong laki-laki jika kenyataanya perempuan
seringkali di nisbatkan sebagai pihak yang tergantung secara ekonomi
terhadap laki-laki??

Justru dgn Qs.9:71 perempuan di sadarkan bahwa mereka mempunyai
kewajiban dan hak yang sama dengan kaum laki-laki.

Saya menonton acara di STV beberapa waktu lalu, bercerita tentang
sosok Ibu Imas, berumur sekitar 50'an dengan suami yang bekerja
sebagai kuli bangunan dan anak ada 6. Ibu Imas berkewajiban membantu
suaminya jika ingin mencukupi kesejahteraan keluarganya. Dia bekerja
selama 8 jam di pabrik pembuatan dodol. Kalau boleh dibilang
penghasilan Ibu Imas lebih menjadi sumber utama keluarga dibandingkan
penghasilan sang suami yang hanya sebagai kuli bangunan yang tidak
tetap penghasilanya tergantung ada dan tidaknya proyek.

Ada kenyataan yang menggelikan, ketika si pewawancara menanyakan pada
suami Bu Imas, mengapa tidak ikut kerja di pabrik dodol seperti
istrinya dgn penghasilan yang lebih pasti...dijawab oleh suaminya bu
Imas bahwa ia sudah pernah mencoba tapi tidak kuat panasnya;)

Jadi dalam kasus keluarga Bu Imas, siapakah yang layak di nisbatkan
sebagai pemimpin??

Jika Ibu Imas sebagai perempuan tidak mempunyai tanggung jawab mencari
nafkah lalu dia tidak bekerja di pabrik dodol dan sepenuhnya
menyerahkan tanggung jawab kepada suaminya.apakah Ibu Imas
berdosa/bersalah pada keluarganya?? karena bagaimanapun kesejahteraan
keluarganya lah yang ia pertaruhkankebutuhan makanan, kebutuhan
pendidikan, kesehatan dan perlindungan anak-anaknya lah yang ia
pertaruhkan...

Jadi apakah Ibu Imas TDIAK DOSA/BERSALAH JIKA DIA TIDAK BEKERJA
SEBAGAI PENCARI NAFKAH DAN SECARA SEPENUHNYA MENYERAHKAN TANGGUNG
JAWAB/KEWAJIBAN MENCARI NAFKAH PADA SUAMINYA MESKIPUN ANAK2 NYA
KEMUNGINAN TIDAK BISA MAKAN, KEMUNGKINAN HARUS PUTUS SEKOLAH, TIDAK
BISA MENDAPATKAN OBAT JIKA SAKIT???

Kedua dalam Qs.9:71, disebutkan bahwa perempuan diwajibkan untuk
fungsi sosial yang maksimal ( menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf,
mencegah dari yang munkar, menunaikan zakat) Jika perempuan tidak
mampu mandiri???

Saya yakin bahwa di Indonesia ini berapa juta permpuan seperti Ibu
Imas, masih banyak Ibu Imas-Ibu Imas yang lainya...dengan apa yang
mereka upayakan dimana kita letakan posisi mereka??

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, sriwening herpribadi
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:

>   Pendapat saya itu didasarkan pada Q.S.4:34 " Kaum laki2 itu adl
pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh telah melebihkan
sebahagian mereka (laki2) atas sebahagian yang lain (wanita), dan
karena mereka ( laki2) telah menafkahkan sebagian dari harta
mereka..". 
>
>   Dalam satu keluarga ( not single parent ) yang berkewajiban
memberi nafkah keluarga adalah suami sedangkan istri tidak mempunyai
kewajiban memberi nafkah keluarga sekalipun istri tersebut juga
bekerja dengan tujuan apapun baik untuk menafkahi diri sendiri,
aktualisasi diri, ataupun mencari kekayaan diri dan istri tidak wajib
meminta izin kepada suami ketika dia ingin menggunakan hartanya untuk
tujuan apapun.
>
>   Pendapat saya yang terdahulu tidaklah dimaksudkan bahwa istri
tidak wajib bekerja atau dilar

Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-21 Terurut Topik sriwening herpribadi
Dear ukhti Chae yang berbahagia
   
  > 1. Memiliki pekerjaan / berwirausaha merupakan suatu keharusan
bagi laki2, karena memberi nafkah keluarga adalah kewajiban bagi
laki2. Sedangkan bagi perempuan memiliki pekerjaan / berwirausaha
merupakan pilihan saja, karena memberi nafkah keluarga bukanlah
kewajibannya.

Pak Her,

Sebelum saya kesurupan dengan mitos bahwa laki-laki wajiba mencari
nafkah dan perempuan tidak wajib mencari nafkah, maka sudi kiranya
menunjukan dasar yang anda pakai untuk pernyataan tsb. Apakah dasarnya
bersumber pada agama??? jika demikian sebutkan suratnya dan ayatnya?
please;))

salam,

  
  Pendapat saya itu didasarkan pada Q.S.4:34 " Kaum laki2 itu adl pemimpin bagi 
kaum wanita, oleh karena Alloh telah melebihkan sebahagian mereka (laki2) atas 
sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka ( laki2) telah menafkahkan 
sebagian dari harta mereka..". 
   
  Dalam satu keluarga ( not single parent ) yang berkewajiban memberi nafkah 
keluarga adalah suami sedangkan istri tidak mempunyai kewajiban memberi nafkah 
keluarga sekalipun istri tersebut juga bekerja dengan tujuan apapun baik untuk 
menafkahi diri sendiri, aktualisasi diri, ataupun mencari kekayaan diri dan 
istri tidak wajib meminta izin kepada suami ketika dia ingin menggunakan 
hartanya untuk tujuan apapun.
   
  Pendapat saya yang terdahulu tidaklah dimaksudkan bahwa istri tidak wajib 
bekerja atau dilarang bekerja, dan bahkan bagi saya sebaiknya istri juga 
bekerja tetapi tanpa dibebani kewajiban menafkahi keluarga.
   
  Salam 
  Her
   
  
Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, sriwening herpribadi
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> 1. Memiliki pekerjaan / berwirausaha merupakan suatu keharusan
bagi laki2, karena memberi nafkah keluarga adalah kewajiban bagi
laki2. Sedangkan bagi perempuan memiliki pekerjaan / berwirausaha
merupakan pilihan saja, karena memberi nafkah keluarga bukanlah
kewajibannya.

Pak Her,

Sebelum saya kesurupan dengan mitos bahwa laki-laki wajiba mencari
nafkah dan perempuan tidak wajib mencari nafkah, maka sudi kiranya
menunjukan dasar yang anda pakai untuk pernyataan tsb. Apakah dasarnya
bersumber pada agama??? jika demikian sebutkan suratnya dan ayatnya?
please;))

salam,



 

 
-
Need Mail bonding?
Go to the Yahoo! Mail Q&A for great tips from Yahoo! Answers users.

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-21 Terurut Topik asetijadi2004
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Kang Sriwening berkta :
>
>   Dan terus terang sampai sekarang saya masih penasaran sebenernya 
seperti apa sih ketentuan waris 2:1 itu akan ditafsir ulang?..maksud 
saya text 2:1 itu mau ditafsir menjadi apa? apakah menjadi 1:1 atau 
2:2 atau 3:3 dll supaya terlihat adil...
> 
>   =
>
>
>   Jano - ko
>
>
>   Punten kang, coba aja ditanya tuch chae dan mia, beliau - beliau 
menggunakan konsep adilnya dari mana hihihihih,dari konsep 
gadho - gadho PR-I-S-M-A   ( Pragmatis - Individualisme - Sekular - 
Mar... - Ate..) atau dari mana ?, baru setelah itu kita bahas rame-
ramepunten lho..
>


Ah mas Jan, 
kok ngawur lagi.
Kecewa aku, 
tapi memang mbak Chae tidak termasuk sasaran sih ya...
;-)

Bagaimana kalo dibaca lagi tuh argumennya mbak Chae.
Terutama ketika diskusi dengan mbak FLora.

Sebetulnya sudah jelas, 
1. Ada yang melihat Al-Quran itu sebagai "buku pintar".
Ada pertanyaan, jawabannya tertulis blek...
Ya cuman buku itu saja yang dilihat, letterlijk, tanpa mau melihat 
kesejarahannya serta mengambil petunjuk dari kombinasi semuanya.
Pokoknya ya 1:2 wis, titik...

2. Ada  yang melihat Al-quran dan historynya sebagai "buku petunjuk"
Yang dilihat semua faktor yang ada...

Pembagian 1:2 ditafsirkan sebagai cara Islam membawa dari situasi 
ketika perempuan itu dianggap property laki-laki sehingga bahkan 
janda Bapak bisa dinikahi menuju kepada kesetaraan.

Sama dengan urusan budak.
Quran tidak pernah secara letterlijk bilang perbudakan itu HARAM.
Tapi Islam dengan jelas mengarah ke sana.
Yang bilang perbudakan itu HALAL, atau MUBAH itu jelas kita semua 
sepakat sebagai kebatilan.


Jadi yang PRISMA siapa? ente ya?

Salam
Ary




Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-21 Terurut Topik jano ko
Kang Sriwening berkta :
   
  Dan terus terang sampai sekarang saya masih penasaran sebenernya seperti apa 
sih ketentuan waris 2:1 itu akan ditafsir ulang?..maksud saya text 2:1 itu mau 
ditafsir menjadi apa? apakah menjadi 1:1 atau 2:2 atau 3:3 dll supaya terlihat 
adil...

  =
   
   
  Jano - ko
   
   
  Punten kang, coba aja ditanya tuch chae dan mia, beliau - beliau menggunakan 
konsep adilnya dari mana hihihihih,dari konsep gadho - gadho PR-I-S-M-A 
  ( Pragmatis - Individualisme - Sekular - Mar... - Ate..) atau dari mana ?, 
baru setelah itu kita bahas rame-ramepunten lho..
   
  Salam
   
   
  ---ooo0ooo---
  
 
   
  sriwening herpribadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Dear akhi Sir Bats

===> Akhi Sir wrote : dari diskusi marathon dengan aktor/aktris pak her, chae, 
mia, rani, wikan, arcon, hmna dan rekan lain. Saya menangkap pak her tetap 
merasa tentram menjalankan semua ketentuan teks terlebih dahulu. Misal dalam 
soal warisan 2:1 pak her tidak ingin menggugatnya, meski setelah teks 
terlaksana para penerima waris berembug lagi dan menghibahkan warisan masing2 
sesuai rasa keadilan yg dianut.
===
Bagi saya ini bukan masalah merasa tentram atau tidak.tetapi ini masalah 
bagaimana seharusnya saya bersikap terhadap pilihan dan konsekuensi yang timbul 
dari pilihan tsb ketika saya memilih islam sebagai agama sayatepatnya ini 
masalah ketaatan terhadap hukum agama dan sikap ini juga akan berimbas pada 
ketaatan terhadap hukum lainnya ( baca : hukum positip ) yang berlakukalau 
terhadap hukum agama saja kita sudah berani memelintir sana sini maka bisa 
dipastikan kita juga tidak segan2 memelintir hukum positip yang berlaku...

> wrote : di kubu berbeda, mia, chae, dkk memilih menusuk langsung ke 
jantung teks dan mengendaki revisi tafsir secara 'resmi'.

Silahkan saja jika ingin mengadakan revisi terhadap "TAFSIR" atas ayat2 
tertentu asalkan bisa dipertanggungjawabkan. Keinginan menafsir ulang tersebut 
tentu bisa menjadi masalah jika tidak didasari oleh ilmu ataupun ketentuan2 
baku penafsiran dan akan lebih menjadi masalah besar jika kegiatan tafsir 
tersebut diarahkan/dibelokkan untuk " MEROBAH TEXT "ayat yang bersangkutan. 

Dan terus terang sampai sekarang saya masih penasaran sebenernya seperti apa 
sih ketentuan waris 2:1 itu akan ditafsir ulang?..maksud saya text 2:1 itu mau 
ditafsir menjadi apa? apakah menjadi 1:1 atau 2:2 atau 3:3 dll supaya terlihat 
adilkalau itu yang dimaksud maka bisa dipastikan bahwa penafsir adalah 
orang bodoh sebab bagaimana mungkin angka 2 ditafsir menjadi angka 1 sementara 
pada saat yang bersamaan angka 1 ditafsir tetap angka 1. Yang pasti itu bukan 
kegiatan tafsir tapi secara jelas itu merupakan tindakan merobah text ayat.

> wrote : bila boleh disimpulkan, ujung2nya sama. Ada friksi terhadap rasa 
keadilan masa kini yg disinggung oleh ketentuan 2:1 ini. Hanya bentuk reaksi 
terhadap ajaran 2:1 ini berbeda. Ada yg memilih jalan pak her dan ada gaya 
mia/chae.
=
Mencermati Q.S.4:7-14, sebenernya saya tidak melihat bahwa tema sentral dari 
ayat tersebut adalah tema keadilan tetapi yang saya lihat adalah tema : 
kesejahteraan, pengakuan atas hak kepemilikan harta bagi wanita, dan pelimpahan 
tanggungjawab laki2 atas perempuan dibalik ketentuan waris 2:1 ( dikaitkan juga 
dengan Q.S.4:34 ). Sungguh mengherankan buat saya ketika keadilan menjadi tema 
sentral dari ayat2 tersebut.

===> wrote :apakah kita memang mengakui bahwa formulasi 2:1 ini menyinggung 
rasa keadilan yg dianut banyak individu saat ini? Saya yakin jawabnya : YA.

Dan saya sebaliknya yakin jika formula 2 + Pelimpahan tanggungjawab keluaraga : 
1 + Tanpa pelimpahan tanggungjawab keluraga, pasti tidak akan menyinggung rasa 
keadilan siapapun ( lihat Q.S.4:11 + 34 ).


SIR BATS <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
pak her, mbak mia & wm-mania,
wm teman favorit saya ketika harus menunggu sesuatu. Setelah tidak jadi kopdar 
tadi malam.

dari diskusi marathon dengan aktor/aktris pak her, chae, mia, rani, wikan, 
arcon, hmna dan rekan lain. Saya menangkap pak her tetap merasa tentram 
menjalankan semua ketentuan teks terlebih dahulu. Misal dalam soal warisan 2:1 
pak her tidak ingin menggugatnya, meski setelah teks terlaksana para penerima 
waris berembug lagi dan menghibahkan warisan masing2 sesuai rasa keadilan yg 
dianut.

di kubu berbeda, mia, chae, dkk memilih menusuk langsung ke jantung teks dan 
mengendaki revisi tafsir secara 'resmi'.

bila boleh disimpulkan, ujung2nya sama. Ada friksi terhadap rasa keadilan masa 
kini yg disinggung oleh ketentuan 2:1 ini. Hanya bentuk reaksi terhadap ajaran 
2:1 ini berbeda. Ada yg memilih jalan pak her dan ada gaya mia/chae.

apakah kita memang mengakui bahwa formulasi 2:1 ini menyinggung rasa keadilan 
yg dianut banyak individu saat ini? Saya yakin jawabnya : YA.

ST SABRI
--
No anti microsoft, no hate apple. Just linux lover and symbian user.

-
No need

Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-21 Terurut Topik sriwening herpribadi
Dear akhi Sir Bats
   
  ===> Akhi Sir wrote : dari diskusi marathon dengan aktor/aktris pak her, 
chae, mia, rani, wikan, arcon, hmna dan rekan lain. Saya menangkap pak her 
tetap merasa tentram menjalankan semua ketentuan teks terlebih dahulu. Misal 
dalam soal warisan 2:1 pak her tidak ingin menggugatnya, meski setelah teks 
terlaksana para penerima waris berembug lagi dan menghibahkan warisan masing2 
sesuai rasa keadilan yg dianut.
  ===
  Bagi saya ini bukan masalah merasa tentram atau tidak.tetapi ini masalah 
bagaimana seharusnya saya bersikap terhadap pilihan dan konsekuensi yang timbul 
dari pilihan tsb ketika saya memilih islam sebagai agama sayatepatnya ini 
masalah ketaatan terhadap hukum agama dan sikap ini juga akan berimbas pada 
ketaatan terhadap hukum lainnya ( baca : hukum positip ) yang berlakukalau 
terhadap hukum agama saja kita sudah berani memelintir sana sini maka bisa 
dipastikan kita juga tidak segan2 memelintir hukum positip yang berlaku...
   
  > wrote : di kubu berbeda, mia, chae, dkk memilih menusuk langsung ke 
jantung teks dan mengendaki revisi tafsir secara 'resmi'.
  
  Silahkan saja jika ingin mengadakan revisi terhadap "TAFSIR" atas ayat2 
tertentu asalkan bisa dipertanggungjawabkan. Keinginan menafsir ulang tersebut 
tentu bisa menjadi masalah jika tidak didasari oleh ilmu ataupun ketentuan2 
baku penafsiran dan akan lebih menjadi masalah besar jika kegiatan tafsir 
tersebut diarahkan/dibelokkan untuk " MEROBAH TEXT "ayat yang bersangkutan. 
   
  Dan terus terang sampai sekarang saya masih penasaran sebenernya seperti apa 
sih ketentuan waris 2:1 itu akan ditafsir ulang?..maksud saya text 2:1 itu mau 
ditafsir menjadi apa? apakah menjadi 1:1 atau 2:2 atau 3:3 dll supaya terlihat 
adilkalau itu yang dimaksud maka  bisa dipastikan bahwa penafsir adalah 
orang bodoh sebab bagaimana mungkin angka 2 ditafsir menjadi  angka 1 sementara 
pada saat yang bersamaan angka 1 ditafsir tetap angka 1. Yang pasti itu bukan 
kegiatan tafsir tapi secara jelas itu merupakan tindakan merobah text ayat.
   
  > wrote : bila boleh disimpulkan, ujung2nya sama. Ada friksi terhadap 
rasa keadilan masa kini yg disinggung oleh ketentuan 2:1 ini. Hanya bentuk 
reaksi terhadap ajaran 2:1 ini berbeda. Ada yg memilih jalan pak her dan ada 
gaya mia/chae.
  =
  Mencermati Q.S.4:7-14, sebenernya saya tidak melihat bahwa tema sentral dari 
ayat tersebut adalah tema keadilan tetapi yang saya lihat adalah tema : 
kesejahteraan, pengakuan atas hak kepemilikan harta bagi wanita, dan pelimpahan 
tanggungjawab laki2 atas perempuan  dibalik ketentuan waris 2:1 ( dikaitkan 
juga dengan Q.S.4:34 ). Sungguh mengherankan buat saya ketika keadilan menjadi 
tema sentral dari ayat2 tersebut.
  
===> wrote :apakah kita memang mengakui bahwa formulasi 2:1 ini menyinggung 
rasa keadilan yg dianut banyak individu saat ini? Saya yakin jawabnya : YA.
  
Dan saya sebaliknya yakin jika formula 2 + Pelimpahan tanggungjawab keluaraga : 
1 + Tanpa pelimpahan tanggungjawab keluraga, pasti tidak akan menyinggung rasa 
keadilan siapapun ( lihat Q.S.4:11 + 34 ).
  

SIR BATS <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  pak her, mbak mia & wm-mania,
wm teman favorit saya ketika harus menunggu sesuatu. Setelah tidak jadi kopdar 
tadi malam.

dari diskusi marathon dengan aktor/aktris pak her, chae, mia, rani, wikan, 
arcon, hmna dan rekan lain. Saya menangkap pak her tetap merasa tentram 
menjalankan semua ketentuan teks terlebih dahulu. Misal dalam soal warisan 2:1 
pak her tidak ingin menggugatnya, meski setelah teks terlaksana para penerima 
waris berembug lagi dan menghibahkan warisan masing2 sesuai rasa keadilan yg 
dianut.

di kubu berbeda, mia, chae, dkk memilih menusuk langsung ke jantung teks dan 
mengendaki revisi tafsir secara 'resmi'.

bila boleh disimpulkan, ujung2nya sama. Ada friksi terhadap rasa keadilan masa 
kini yg disinggung oleh ketentuan 2:1 ini. Hanya bentuk reaksi terhadap ajaran 
2:1 ini berbeda. Ada yg memilih jalan pak her dan ada gaya mia/chae.

apakah kita memang mengakui bahwa formulasi 2:1 ini menyinggung rasa keadilan 
yg dianut banyak individu saat ini? Saya yakin jawabnya : YA.

ST SABRI
--
No anti microsoft, no hate apple. Just linux lover and symbian user.



 

 
-
No need to miss a message. Get email on-the-go 
with Yahoo! Mail for Mobile. Get started.

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-19 Terurut Topik sarinesia
hati-hati mbak2 yg manis.

Janoko ini tukang pelintir ayat :)

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Aisha berkata =
>
>   tolong ya kalau komentar yang pas dengan subject-nya, kalau mau
cerita bencana alam, bikinlah judul baru, jangan campur aduk, pusing
lihatnya, cobalah teratur memilih dan memilah.
> 
>   ===
>
>   Jano - ko  =
>
>   Apakah ada kaitannya antara "Bencana Alam" dengan insan-insan yang
merubah - rubah firman - firman Allah SWT  ( merubah Hukum Waris yang
ada di Al Qur'an )  ?
>
>   ---
>
>
>   Al Qur'an 
>
>
>   11. Huud
>
>   17. Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang yang
ada mempunyai bukti yang nyata (Al Quran) dari Tuhannya, dan diikuti
pula oleh seorang saksi (Muhammad)[715] dari Allah dan sebelum Al
Quran itu telah ada Kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat? Mereka
itu beriman kepada Al Quran. Dan barangsiapa di antara mereka
(orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Quran,
maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah
kamu ragu-ragu terhadap Al Quran itu. Sesungguhnya (Al Quran) itu
benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman. 
> 
>   -o0o-
>
>   6. Al An'aam
>
>   63. Katakanlah: "Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari
bencana di darat dan di laut, yang kamu berdoa kepada-Nya dengan
rendah diri dengan suara yang lembut (dengan mengatakan: "Sesungguhnya
jika Dia menyelamatkan kami dari (bencana) ini, tentulah kami menjadi
orang-orang yang bersyukur"." 
> 
>
>   -o0o-
>
>
>   2. Al Baqarah
>
>   75. Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu,
padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka
mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui?[65]. 
> 
> 79. Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al
Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; "Ini dari
Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit
dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka,
akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan
yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan. 
> 
>
>   -o0o-
>
>
>   Insya Allah Prof Herni nyambung dengan komentarnya jano-ko karena
hati beliau pure dan honest dan level intelektualnya cukup tinggi
>
>   Pertanyaan, apakah pebuatan merubah firman - firman Allah SWT itu
termasuk perbuatan yang mengurangi kesucian / merusak Al Qur'an atau
tidak ?, apa pandangan Hukum terhadap perbuatan tersebut ?
>
>
>   Salam 
>
>
>   ---ooo0ooo---
>   
>  
>
>   Aisha <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   Pak Jano,
> tolong ya kalau komentar yang pas dengan subject-nya, kalau mau
cerita bencana alam, bikinlah judul baru, jangan campur aduk, pusing
lihatnya, cobalah teratur memilih dan memilah.
> 
> salam
> Aisha
> ---
> From : jano ko
> Jano - ko punten ...berkata :
> Ingat, Al Qur'an itu tidak hanya untuk manusia saja, tapi juga untuk
> seluruh Alam semesta yang juga bertasbih kepada Allah SWT, setiap
> usaha manusia untuk merubah firman-firman Allah SWT akan membuat Alam
> Semesta bereaksi yang tentunya reaksi yang tidak menguntungkan bagi
> manusia.
> ---
> Hallo Prof. Herni.:)
> Selamat dech.
> Yogyakarta bersedih lagi...dapat ujian berupa " Angin Lesus "
> http://www.kr.co.id/article.php?sid=113617
> 
> 19 February 2007
> Ratusan Rumah Rusak Puluhan Orang Luka, Angin Lesus Hamtam Yogya
> ...
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
> 
> 
> 
>  
> 
>  Send instant messages to your online friends
http://uk.messenger.yahoo.com 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>




[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-19 Terurut Topik Mia
 seorang 
ibu yg wajib
> mengatur/bertanggungjawab. Kemandirian bukan berarti lantas tidak 
bisa berbagi.
> Tradisi saling membantu, mencukupi yg kekurangan, menyokong yg 
punya kemampuan tapi tak punya 
> kemampuan secara ekonomi sebaiknya dipelihara.
> Saya mengerti yg dimaksud Flora adalah masalah 'menyantuni' - 
berbagi kasih.
> Siapa2 yg mendapat prioritas, urutan yg harus dikasihi secara 
ekonomi menurut agama.
> 
> 4. Saya teringat kisah yg banyak diceritakan di milis beberapa 
waktu lalu. 
> Seorang laki bersama isteri seorang anak dan ibunya berperahu. 
Kemudian perahu itu oleng karena terlalu sarat.
> Satu2nya jalan harus mengurangi beban. Siapakah yg dikorbankan? 
Siapakah yg harus berkorban?
> Suami? Bukankah ia nakhoda. Isteri? Kan si suami bisa kawin lagi. 
Ibu? apakah tega? Anaknya?
> Di kehidupan nyata yg harus berkorban/bertanggungjawab adalah 
laki2/suami/ayah.
> Lihat saja kisah film Titanic, nakhodanya yg harus berusaha 
mnyelamatkan penumpangnya.
> Sebaliknya KM Senopati yg karam baru2 ini, nakhodanya justru cari 
selamat sendiri, dan akhirnya ia malahan jadi gila, 
> karena telah melalaikan tugasnya, mencari selamat sendiri.
> 
> salam 
> l.meilany
> 
> 
>   ----- Original Message ----- 
>   From: Mia 
>   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
>   Sent: Friday, February 16, 2007 7:18 PM
>   Subject: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and 
maintainers " vs " Pelacuran dan."
> 
> 
>   "Jika tidak ada laki2 dalam garis keluarga wanita ini, maka 
>   seharusnya wanita ini dijamin kebutuhan hidupnya oleh pengelola 
>   negara."
> 
>   Ini yang dul (belasan tahun lalu) dikatakan kakak saya yang 
>   sekarang pejabat PKS, kepada saya. Di keluarga kami, perempuan 
>   mendapat 1/2 dari warisan bapak. Padahal sejak kecil, setiap 
kami 
>   baik laki2 maupun perempuan harus bisa cari rejeki dan sama2 
>   menopang ekonomi keluarga.
> 
>   Sekarang kakak saya sadar bahwa realitas hidup memang nggak 
sesempit 
>   pandangannya dulu itu. Adik saya yang perempuan mengeluarkan 
>   deklarasi bahwa anak2 perempuannya akan mendapat warisan sama 
rata 
>   dengan yang laki2.
> 
>   Sejak anak2 balita saya sudah jadi single parent, sampai mereka 
>   sekolah di luar negeri sekarang, nyaris tanpa dukungan apa2 dari 
>   bapak mereka. Karena sudah dibiasakan mandiri sejak kecil, 
mustahil 
>   saya minta bantuan dari saudara yang laki2. Dulu pernah saya 
sering 
>   nggak punya susu untuk kasih makan anak2, dan terpaksa pinjam 
dari 
>   pengajian. Ketika saya sudah dapat pekerjaan, pengajian menolak 
>   pinjaman itu dikembalikan. Saya terus menerus bekerja, 
>   menyelesaikan sekolah sambil ngurus anak (dan pengajian), dan 
>   alhamdulillah jalan terus terbuka dengan lika-liku dan aral-
>   lintangnya.
> 
>   So don't tell me my brothers are sinned because they cannot feed 
me 
>   and my kids.
> 
>   Salam
>   Mia
> 
>   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Flora Pamungkas" 
>wrote:
>   >
>   > "Men are the protectors and maintainers of women." QS4:34 
>   > 
>   > 
>   > IMHO ...
>   > Dilakukannya pekerjaan melacurkan diri oleh saudari-saudari 
kita, 
>   tentu
>   > tidak akan terjadi seandainya kaum pria melaksanakan tugas 
yang 
>   diberikan
>   > oleh Allah kepada kaum pria untuk melindungi dan menghidupi 
wanita
>   > sebagaimana dimaksud di QS 4:34. Dalam lembaga terkecil dari 
>   masyarakat,
>   > seorang pria harus menghidupi ibunya, isterinya, anak2nya, 
wanita 
>   sendirian
>   > yang adalah saudara perempuannya, neneknya, bibinya, sepupu 
>   perempuannya. 
>   > Beban ini sangat berat, tapi Allah sudah mengukur kemampuan 
pria 
>   untuk
>   > melaksanakan tugas mulia ini. Maka Allah memberikan wewenang 
>   kepada pria
>   > sebagai pemimpin atas keluarganya, dengan memberi fasilitas 
yang 
>   lebih,
>   > misalnya dalam pembagian waris, dsb...dsb. Harap diingat bahwa 
>   pemimpin yg
>   > dimaksud Al Qur'an adalah BUKAN berprinsip DIKTATOR.
>   > 
>   > Jadi seandainya ada wanita yang sampai terlantar hingga 
terpaksa 
>   melacur
>   > untuk menyambung hidup, berarti laki2 dalam garis keluarganya 
tidak
>   > mengurusnya, laki2 itu berdosa karena tidak melaksanakan 
>   kewajibannya ini. 
>   > Jika tidak ada laki2 dalam garis keluarga wanita ini, maka 
>   seharusnya wanita
>   > ini dijamin kebutuhan hidupnya oleh pengelola negara.
>   > cmiiw...
>   > 
>   > 
>   > Wassalam,
>   > Flora 
>   > --
> 
> 
> 
>
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>




Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-19 Terurut Topik L.Meilany
1. Masalah warisan kalo ikuti aturan agama, anak perempuan dapat 1/2 dari anak 
laki2.
Hanya saja dengan semangat kebersamaan, kerukunan, jumlah itu kemudian bisa 
diatur kembali.
Tetangga saya dulu waktu di Tebet, anak laki2 justru menghibahkan satu bagian 
warisan untuk sodara 
perempuannya yg janda kemudian satu bagiannya lagi ia bikin sebagai dana 
yayasan keluarga.

2. Antara siapa yg membiayai/menyantuni beda dengan masalah tanggungjawab.
Dalam rumahtangga yg layak yg bertanggungjawab adalah suami/ayah/laki2
Jika ayah/suami meninggal maka tanggungjawab itu larinya ke isteri/ibu
Jika pasangan itu bercerai hidup maka tetap kewajiban mantan suamilah yg 
seharusnya di tuntut untuk 
membiayai anak2nya dan isterinya.

3. Kemandirian tidak berarti menafikan masalah 'tanggungjawab'.
Dalam satu keluarga meskipun tak ada lagi penopang, maka seorang ibu yg wajib
mengatur/bertanggungjawab. Kemandirian bukan berarti lantas tidak bisa berbagi.
Tradisi saling membantu, mencukupi yg kekurangan, menyokong yg punya kemampuan 
tapi tak punya 
kemampuan secara ekonomi sebaiknya dipelihara.
Saya mengerti yg dimaksud Flora adalah masalah 'menyantuni' - berbagi kasih.
Siapa2 yg mendapat prioritas, urutan yg harus dikasihi secara ekonomi menurut 
agama.

4. Saya teringat kisah yg banyak diceritakan di milis beberapa waktu lalu. 
Seorang laki bersama isteri seorang anak dan ibunya berperahu. Kemudian perahu 
itu oleng karena terlalu sarat.
Satu2nya jalan harus mengurangi beban. Siapakah yg dikorbankan? Siapakah yg 
harus berkorban?
Suami? Bukankah ia nakhoda. Isteri? Kan si suami bisa kawin lagi. Ibu? apakah 
tega? Anaknya?
Di kehidupan nyata yg harus berkorban/bertanggungjawab adalah laki2/suami/ayah.
Lihat saja kisah film Titanic, nakhodanya yg harus berusaha mnyelamatkan 
penumpangnya.
Sebaliknya KM Senopati yg karam baru2 ini, nakhodanya justru cari selamat 
sendiri, dan akhirnya ia malahan jadi gila, 
karena telah melalaikan tugasnya, mencari selamat sendiri.

salam 
l.meilany


  - Original Message - 
  From: Mia 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, February 16, 2007 7:18 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers " 
vs " Pelacuran dan."


  "Jika tidak ada laki2 dalam garis keluarga wanita ini, maka 
  seharusnya wanita ini dijamin kebutuhan hidupnya oleh pengelola 
  negara."

  Ini yang dul (belasan tahun lalu) dikatakan kakak saya yang 
  sekarang pejabat PKS, kepada saya. Di keluarga kami, perempuan 
  mendapat 1/2 dari warisan bapak. Padahal sejak kecil, setiap kami 
  baik laki2 maupun perempuan harus bisa cari rejeki dan sama2 
  menopang ekonomi keluarga.

  Sekarang kakak saya sadar bahwa realitas hidup memang nggak sesempit 
  pandangannya dulu itu. Adik saya yang perempuan mengeluarkan 
  deklarasi bahwa anak2 perempuannya akan mendapat warisan sama rata 
  dengan yang laki2.

  Sejak anak2 balita saya sudah jadi single parent, sampai mereka 
  sekolah di luar negeri sekarang, nyaris tanpa dukungan apa2 dari 
  bapak mereka. Karena sudah dibiasakan mandiri sejak kecil, mustahil 
  saya minta bantuan dari saudara yang laki2. Dulu pernah saya sering 
  nggak punya susu untuk kasih makan anak2, dan terpaksa pinjam dari 
  pengajian. Ketika saya sudah dapat pekerjaan, pengajian menolak 
  pinjaman itu dikembalikan. Saya terus menerus bekerja, 
  menyelesaikan sekolah sambil ngurus anak (dan pengajian), dan 
  alhamdulillah jalan terus terbuka dengan lika-liku dan aral-
  lintangnya.

  So don't tell me my brothers are sinned because they cannot feed me 
  and my kids.

  Salam
  Mia

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Flora Pamungkas" 
  <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  >
  > "Men are the protectors and maintainers of women." QS4:34 
  > 
  > 
  > IMHO ...
  > Dilakukannya pekerjaan melacurkan diri oleh saudari-saudari kita, 
  tentu
  > tidak akan terjadi seandainya kaum pria melaksanakan tugas yang 
  diberikan
  > oleh Allah kepada kaum pria untuk melindungi dan menghidupi wanita
  > sebagaimana dimaksud di QS 4:34. Dalam lembaga terkecil dari 
  masyarakat,
  > seorang pria harus menghidupi ibunya, isterinya, anak2nya, wanita 
  sendirian
  > yang adalah saudara perempuannya, neneknya, bibinya, sepupu 
  perempuannya. 
  > Beban ini sangat berat, tapi Allah sudah mengukur kemampuan pria 
  untuk
  > melaksanakan tugas mulia ini. Maka Allah memberikan wewenang 
  kepada pria
  > sebagai pemimpin atas keluarganya, dengan memberi fasilitas yang 
  lebih,
  > misalnya dalam pembagian waris, dsb...dsb. Harap diingat bahwa 
  pemimpin yg
  > dimaksud Al Qur'an adalah BUKAN berprinsip DIKTATOR.
  > 
  > Jadi seandainya ada wanita yang sampai terlantar hingga terpaksa 
  melacur
  > untuk menyambung hidup, berarti laki2 dalam garis keluarganya tidak
  > mengurusnya, laki2 itu berdosa karena tida

Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-19 Terurut Topik jano ko
Jano - ko punten ...berkata :
   
  Ingat, Al Qur'an itu tidak hanya untuk manusia saja, tapi juga untuk
seluruh Alam semesta yang juga bertasbih kepada Allah SWT, setiap
usaha manusia untuk merubah firman-firman Allah SWT akan membuat Alam
Semesta bereaksi yang tentunya reaksi yang tidak menguntungkan bagi
manusia.
   
  ---
   
  Hallo Prof. Herni.:)
   
  Selamat dech.
   
  Yogyakarta bersedih lagi...dapat ujian berupa " Angin Lesus "
   
   
  http://www.kr.co.id/article.php?sid=113617
   
  19 February 2007
   
  Ratusan Rumah Rusak Puluhan Orang Luka, Angin Lesus Hamtam Yogya

Yogya (KR)
   
  Yogya kembali dilanda bencana. Angin lesus dengan kekuatan besar disertai 
hujan deras, Minggu (18/2), menghantam Kota Yogya, terutama di Kecamatan 
Danurejan, Gondokusuman dan sebagian Umbulharjo. Ratusan rumah dan bangunan 
rusak dan puluhan orang mengalami luka-luka. Hingga semalam warga masih dicekam 
ketakutan. 
   
   
  Angin lesus yang menerpa sekitar pukul 17.15 selama kurang lebih 10 menit itu 
diperkirakan muncul dari wilayah Baciro Danurejan. Kepanikan luar biasa 
dirasakan warga setempat karena angin dengan suara keras tersebut menerbangkan 
atap rumah mereka hingga radius ratusan meter. 

Dari pemantaun KR, dari atas jembatan layang terlihat jelas kerusakan parah 
yang dialami rumah-rumah warga di wilayah Pengok dan sekitarnya. Tak hanya itu, 
kerusakan parah dialami gedung perkantoran dan pertokoan di Jl Dr Soetomo 
sekitar jembatan layang. Asrama BPTT, Gedung Deteasemen Zeni terlihat hanya 
tinggal kerangkanya, karena atap yang sebagian besar terbuat dari seng 
beterbangan. Kondisi serupa juga dialami gedung pertokoan, termasuk warung 
lesehan Cak Koting yang saat itu sedang buka. Hantaman angin lesus membuat 
sebuah baliho iklan yang cukup besar dan baliho Bioskop Mataram roboh. 

Kaca-kaca di toko ban seberang Jl Dr Soetomo, tepatnya di depan Gedung Zeni, 
juga pecah berantakan di ketinggian belasan meter. Kabel-kabel listrik dan 
telepon terlihat masih melintang di jalan. Beberapa sepeda motor maupun mobil 
yang diparkir di pinggir jalan penyok tertimpa barang-barang yang terhempas 
angin. 

Sebagian besar korban luka-luka adalah karyawan warung lesehan Cak Koting yang 
saat itu sudah buka. Korban sebagian besar mengalami luka robek karena tertimpa 
benda-benda yang terbawa angin. Sebagian korban dilarikan ke RS Bethesda. 

Menurut pengakuan Langgeng, salah satu petugas jaga di Detasemen Zeni, ia 
melihat angin berkekuatan besar muncul dari belakang toko ban di seberang jalan 
depan kantornya. Awalnya ia melihat angin tersebut menerbangkan sampah dan 
dengan cepat membesar menuju arah Gedung Zeni dan sekitarnya. Ia kemudian 
meminta masyarakat yang berteduh 

*Bersambung hal 23 kol 5

untuk masuk ke dalam ruangan tempatnya bekerja. ”Suaranya keras sekali, dan 
angin bergerak cepat menerbangkan seng,” kata Langgeng. 

Hujan deras dan angin kencang juga membuat pepohonan di kawasan Jl Gayam, Ki 
Mangun Sarkoro, Jl Tunjung Baru, tumbang. Hingga tadi malam masyarakat terlihat 
membersihkan puing-puing bangunan. Selain wilayah Danurejan, wilayah lain yang 
mengalami kerusakan akibat hujan deras dan angin kencang antara lain 
Gondokusuman dan Umbulharjo.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X kemarin langsung mendatangi lokasi 
yang terkena angin lesus. Sultan tiba di Kompleks Bioskop Mataram sekitar pukul 
18.50 didampingi Ketua DPRD Kota Yogya Arif Noor Hartanto dan Wakil Walikota 
Yogyakarta Haryadi Suyuti. Malam harinya, menggelar rapat koordinasi penanganan 
bencana angin lesus khususnya pada masa tanggap darurat dengan Walikota 
Yogyakarta Herry Zudianto dan jajarannya di Balai Kota Yogya. Hingga pukul 
21.30, Gubernur dan Walikota masih mengadakan rapat membahas penanganan dalam 
jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang.

Walikota Yogyakarta Herry Zudianto menjelaskan, akibat bencana lesus ini, ada 
sekitar 500 rumah mengalami kerusakan. Namun belum bisa dirinci, jenis 
kerusakannya. Sedangkan untuk korban luka-luka, ada 50 orang yang dirawat di 
rumah sakit. ”seluruh biaya berobat di rumah sakit, akan ditanggung Pemkot,” 
tegas Walikota.

Untuk mengantisipasi, semalam Pemkot langsung bergerak cepat, mendirikan dapur 
umum, mengirim makanan siap saji kepada korban, membersihkan seluruh jalan dan 
puing-puing di sekitar lokasi, serta mendirikan posko penanganan korban. 
Termasuk mendirikan tenda-tenda dan menyiapkan relokasi pengungsian di 
gedung-gedung yang utuh, masjid-masjid, serta gedung RW yang masih bisa 
ditempati.

Sekda DIY Ir Tri Harjun Ismaji MSc ketika dihubungi KR semalam, menjelaskan, 
Gubernur dan Walikota telah mengambil langkah-langkah cepat dalam masa tanggap 
darurat ini. Yang paling utama yakni upaya penanganan terhadap para korban. 
Masyarakat yang menjadi korban harus diselamatkan terlebih dulu dan segera 
mendapatkan penanganan secara memadai. ”Yang penting masyarakat terlindungi 
dulu meski sifatnya masih sementara, karena sekarang ju

[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-19 Terurut Topik Herni Sri Nurbayanti
Halo pak Janoko :),

Pak Janoko ini jadi mengingatkan saya ma seseorang yg duluuu katanya
demen ma saya karena 'status' saya yg anak yatim. Niatnya sih baik,
karena agama menganjurkan utk melindungi anak yatim, apalagi yg
perempuan. Cuma, saya agak 'lucu' mendengarnya. Kesannya kok saya
merana banget deh. Tapi emang gitu. Dari kecil, teman2 ibu kalau
melihat saya kaya melihat anak yg merana, padahal sayanya
alhamdulillah gak merasa merana2 banget. Paling kangen ma bapak,
kadang2. Soalnya, kalo kata ibu sosial saya, orang itu harus selalu
bersyukur, sesedikit apapun. Syukur-syukur ntar nikmatnya ditambah,
hehehe... kalo ma Tuhan kan pasti ada pamrihnya. Jarang orang berdoa
dan berbuat amal kagak ada maunye, ya gak? :P.

Di sisi lain, perempuan2 'anak yatim' sekarang, ada juga yg mandiri.
Mungkin karena perempuan sekarang udah punya pilihan. Mau ambil jalur
'mainstream', melindungi dirinya lewat perkawinan. Atau, jalur
'alternatif', memandirikan dirinya. Atau bisa aja, menggabungkan dua
jalur tadi, kawin sambil memandirikan diri sendiri, hehe. Bukan lantas
jalur yg satu lebih 'mulia' atau lebih 'tinggi' dibanding lainnya. Itu
masalah pilihan pribadi aja (menurut saya). 

Sama hal dng pilihan utk membiayai perkawinan sendiri, misalnya.
Penyelenggaraan pernikahan yg mewah dan mahal itu kan tradisi, yg bisa
dilawan :) Yg mainstream2 emang kadang2 perlu dilawan (menurut gue,
hehehe..) Sementara yg emang gak memiliki uang yg banyak utk menikah
mewah, sekarang banyak model2 perkawinan sederhana. Yg penting, sah
secara agama (bagi mereka yg masih memandang ini perlu dan emang hukum
perkawinan di negara kita masih menjadikan ini sbg syarat), dicatat
oleh negara, asas publisitasnya dipenuhi. Jangan kaya Angel Lelga yg
demen nikah sirri, apalagi sama bapak2 yg mapan, meski punya
istri/keluarga (abis emak gw dari kemarin ngomongin si Angel mulu :P
Dasar emak2 korban infotainment :P).

Soal waris ya demikian juga. Pada dasarnya, waris kan masuk hukum
privat -yg memang membuka peluang utk memilih sistem hukum privat yg
mana yg akan dipilih, asal konsisten agar tidak terjadi yg namanya
forum shopping (yg tau soal ini, mohon dibenarkan). Prakteknya pun
bervariasi, ada yg menggunakan lembaga2 resmi yg disediakan negara,
ada yg berdasarkan kesepakatan di antara mereka. Kalau ada yg protes,
ya harus diajukan ke pengadilan. Karena memang masuk wilayah privat.
Spt halnya pernikahan. Meski negara sudah menyediakan institusinya,
toh masih banyak yg nikah sirri. Bedanya kan di kekuatan hukumnya.
Kalau dilegalisasi sama institusi negara ya jelas lebih kuat. Ini
tindakan antisipatif aja utk mengatasi permasalahan yg mungkin muncul
di kemudian hari. Tapi kalau para pihak sepakat, ya gak ada masalah.
Emang ada yg menjamin bahwa aturan hukum waris Islam dijalankan oleh
pemeluknya?

Saya sendiri, gak terlalu mengikatkan diri sama 'hukum Islam', karena
memasukkan kakak saya yg kresten dlm daftar ahli waris.
Pertimbangannya simply karena khawatir aja. Kalo ma kakak gw yg cowo
sih, gak terlalu khawatir, hehehe... Bukan karena cewe dan cowonya
tapi karena personality dan kondisi keuangannya aja. 

Dulu waktu bapak saya meninggal, gak dapet warisan juga. Mungkin
karena kita masih kecil2, ibu saya meng-take over uang warisan.
Kemudian dia 'mismanagement' uangnya, ya nasib deh. Sekarang sisa
dikit, saya bilang, mending buat si ibu aja, yg kesehatannya emang
menurun. Atau buat apaan kek, yg bikin dia hepi. Kalaupun dipake
sapaaa gitu diantara kita, ya emang karena dia lagi butuh. Soal ikhlas
gak ikhlas sih, itu tergantung masing2. But sometimes, things are what
things are. Ikhlas itu, saya rasa 50% cuek, sisanya (sebenarnya) gak
terlalu peduli dan melupakan :)

Soal sukses dan kaya, dulu sempet ngobrol2 ngalur ngidul ma temen.
Intinya sih, kami sepakat, kayanya orang kaya kami2 ini gak bakal jadi
orang kaya... mungkin terbiasa dng gaya hidup 'bohemian', hehehe... ya
gpp juga. Jurus ngelesnya sih, define 'kaya' first. Orang kan punya
artian yg berbeda2 utk kata 'kaya' :)


Maap ngalor ngidul,
=H


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Jano - ko =
  
   
Lain Mia, lain jano - ko


Ayahnya saya adalah pengacara angkatannya Adnan Buyung Nasution, ayah
saya juga mempunyai andil dalam mendirikan LBH. 
Biasa,sebagai pengacara yang idealis dan pemberani tentu saja ayah
saya banyak pengagumnya ( terutama rakyat kecil ) tapi juga ada yang
tidak suka.

Sejak kecil saya sudah terbiasa menghadapi "psy war" alias perang
saraf dari "lawan - lawan" ayah saya.

Tentu saja mereka tidak berani berhadapan langsung dengan ayah saya,
mereka mengalihkan sasarannya kepada adik - adik saya.

Singkat cerita, adik saya yang perempuan betul-betul kena dan jadi
korban persekongkolan mafia tersebut, tidak sedikit dana yang harus
dikeluarkan untuk menyelamatkan adik saya, ratusan juta harus melayang
untuk menyelamatkan adik saya yang perempuan tersebut, sayalah yang
menjadi ujung tombak dalam penyelesaian masalah 

[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-18 Terurut Topik Chae
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, sriwening herpribadi
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:

>   1. Memiliki pekerjaan / berwirausaha merupakan suatu keharusan
bagi laki2, karena memberi nafkah keluarga adalah kewajiban bagi
laki2. Sedangkan bagi perempuan memiliki pekerjaan / berwirausaha
merupakan pilihan saja, karena memberi nafkah keluarga bukanlah
kewajibannya.

Pak Her,

Sebelum saya kesurupan dengan mitos bahwa laki-laki wajiba mencari
nafkah dan perempuan tidak wajib mencari nafkah, maka sudi kiranya
menunjukan dasar yang anda pakai untuk pernyataan tsb. Apakah dasarnya
bersumber pada agama??? jika demikian sebutkan suratnya dan ayatnya?
please;))

salam,



[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-16 Terurut Topik lestarin
Yth. Mba' Flora,

Menyerahkan semua urusan ke pihak laki-laki kok rasanya makin 
menjauhkan perempuan dari beribadah. Bukankah bekerja, menjari rizki 
halal, berihtiar dalam penghidupan = ibadah.

Melempar persoalan menanggung urusan hidup perempuan ke laki-laki 
dan ke negara, maaf, rasanya menunjukkan betapa ini sangat tidak 
realistis. Empati dan kesadaran untuk memberi penguatan dan dukungan 
agar kaum perempuan mandiri bekerja secara halal, itulah yang 
diperlukan saat ini. 

Kalau menggampangkan segala urusan ini sebagai persoalan laki-laki 
dan negara, rasanya Anda tidak berempati dengan sebagian besar buruh 
perempuan yang bekerja di pabrik-pabrik di Tangerang dan Bekasi, 
atau kepada para TKW yang meyabung hidup di negeri orang. 
Astagfirullah. Mereka memang tidak melacur tapi sama kondisinya, 
yakni garis laki-laki dikeluarga mereka tidak sanggup menghidupi 
kaum perempuannya.

Sudah mereka (para perempuan ini) harus bekerja keras membanting 
tulang, lalu ayahnya yang jompo, atau pamannya yang juga miskin 
papa, harus dihujat-hujat "berdosa" karena ketidak sanggupannnya 
mengurus hidup para perempuan ini:(. 

Memang mudah mengatakan: "Soal pelacuran urusan negara, dan urusan 
keluarga laki-lakinya", tapi apakah ini yang harus dilakukan umat 
Islam saat ini? Hanya sekedar berteriak tanpa berempati dan melihat 
kondisi realitas yang ada?? :( wah jangan-jangan memang Masyarakat 
Muslim sedang bermimpi. Mimpi yang terlalu panjang. Mencari solusi 
memang tidak mudah, tetapi paling tidak harus berempati, jika empati 
saja tidak ada.sungguh terlena kita semua:(


Wassalam


Lestari


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Flora Pamungkas" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> "Men are the protectors and maintainers of women…" QS4:34 
>  
>  
> IMHO ...
> Dilakukannya pekerjaan melacurkan diri oleh saudari-saudari kita, 
tentu
> tidak akan terjadi seandainya kaum pria melaksanakan tugas yang 
diberikan
> oleh Allah kepada kaum pria untuk melindungi dan menghidupi wanita
> sebagaimana dimaksud  di QS 4:34.  Dalam lembaga terkecil dari 
masyarakat,
> seorang pria harus menghidupi ibunya, isterinya, anak2nya, wanita 
sendirian
> yang adalah saudara perempuannya, neneknya, bibinya, sepupu 
perempuannya. 
> Beban ini sangat berat, tapi Allah sudah mengukur kemampuan pria 
untuk
> melaksanakan tugas mulia ini.  Maka Allah memberikan wewenang 
kepada pria
> sebagai pemimpin  atas keluarganya, dengan memberi fasilitas yang 
lebih,
> misalnya dalam pembagian waris, dsb...dsb.  Harap diingat bahwa 
pemimpin yg
> dimaksud Al Qur'an adalah BUKAN berprinsip DIKTATOR.
>  
> Jadi seandainya ada wanita yang sampai terlantar hingga terpaksa 
melacur
> untuk menyambung hidup, berarti laki2 dalam garis keluarganya tidak
> mengurusnya, laki2 itu berdosa karena tidak melaksanakan 
kewajibannya ini. 
> Jika tidak ada laki2 dalam garis keluarga wanita ini, maka 
seharusnya wanita
> ini dijamin kebutuhan hidupnya oleh pengelola negara.
> cmiiw...
> 
> 
> Wassalam,
> Flora 




Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-16 Terurut Topik SIR BATS
pak her, mbak mia & wm-mania,
wm teman favorit saya ketika harus menunggu sesuatu. Setelah tidak jadi kopdar 
tadi malam.

dari diskusi marathon dengan aktor/aktris pak her, chae, mia, rani, wikan, 
arcon, hmna dan rekan lain. Saya menangkap pak her tetap merasa tentram 
menjalankan semua ketentuan teks terlebih dahulu. Misal dalam soal warisan 2:1 
pak her tidak ingin menggugatnya, meski setelah teks terlaksana para penerima 
waris berembug lagi dan menghibahkan warisan masing2 sesuai rasa keadilan yg 
dianut.

di kubu berbeda, mia, chae, dkk memilih menusuk langsung ke jantung teks dan 
mengendaki revisi tafsir secara 'resmi'.

bila boleh disimpulkan, ujung2nya sama. Ada friksi terhadap rasa keadilan masa 
kini yg disinggung oleh ketentuan 2:1 ini. Hanya bentuk reaksi terhadap ajaran 
2:1 ini berbeda. Ada yg memilih jalan pak her dan ada gaya mia/chae.

apakah kita memang mengakui bahwa formulasi 2:1 ini menyinggung rasa keadilan 
yg dianut banyak individu saat ini? Saya yakin jawabnya : YA.

ST SABRI
--
No anti microsoft, no hate apple. Just linux lover and symbian user.




Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-16 Terurut Topik sriwening herpribadi
Dear ukhti Mia...yang berbahagia
  ===> Ukhti Mia wrote : Ini yang dul (belasan tahun lalu) dikatakan kakak 
saya yang sekarang pejabat PKS, kepada saya. Di keluarga kami, perempuan 
mendapat 1/2 dari warisan bapak. Padahal sejak kecil, setiap kami baik laki2 
maupun perempuan harus bisa cari rejeki dan sama2 menopang ekonomi keluarga.
  ===   
   
  Saya pun juga akan berprinsip demikian bahwa semua anak2 saya baik laki2 
maupun perempuan harus bisa mencari rezeki - sayangnya saya masih blum punya 
anak ce baru punya 2 co.hehehe -,  dan untuk itu mereka akan saya berikan 
kesempatan memperoleh pendidikan & keterampilan yang sama besarnya. Namun 
demikian perlu diberikan pemahaman kepada anak2 saya bahwa :
  1. Memiliki pekerjaan / berwirausaha merupakan suatu keharusan bagi laki2, 
karena memberi nafkah keluarga adalah kewajiban bagi laki2. Sedangkan bagi 
perempuan memiliki pekerjaan / berwirausaha merupakan pilihan saja, karena 
memberi nafkah keluarga bukanlah kewajibannya.
  2. Dalam hal perintah agama -khususnya bagi waris 2:1- harus tetap dijalankan 
apa adanya dengan senantiasa mengedepankan " prasangka baik " kepada Alloh Swt, 
bahwa semua ketentuan Alloh pasti baik bagi semua pihak.
  Menurut saya pemahaman2 tersebut sangat penting bagi anak2 agar mereka 
menyadari bahwa semuanya itu merupakan ibadah sebagai tujuan hidup manusia 
muslim.
  Salam / Her
  
Mia <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  "Jika tidak ada laki2 dalam garis keluarga wanita ini, maka 
seharusnya wanita ini dijamin kebutuhan hidupnya oleh pengelola 
negara."

Ini yang dul (belasan tahun lalu) dikatakan kakak saya yang 
sekarang pejabat PKS, kepada saya. Di keluarga kami, perempuan 
mendapat 1/2 dari warisan bapak. Padahal sejak kecil, setiap kami 
baik laki2 maupun perempuan harus bisa cari rejeki dan sama2 
menopang ekonomi keluarga.

Sekarang kakak saya sadar bahwa realitas hidup memang nggak sesempit 
pandangannya dulu itu. Adik saya yang perempuan mengeluarkan 
deklarasi bahwa anak2 perempuannya akan mendapat warisan sama rata 
dengan yang laki2.

Sejak anak2 balita saya sudah jadi single parent, sampai mereka 
sekolah di luar negeri sekarang, nyaris tanpa dukungan apa2 dari 
bapak mereka. Karena sudah dibiasakan mandiri sejak kecil, mustahil 
saya minta bantuan dari saudara yang laki2. Dulu pernah saya sering 
nggak punya susu untuk kasih makan anak2, dan terpaksa pinjam dari 
pengajian. Ketika saya sudah dapat pekerjaan, pengajian menolak 
pinjaman itu dikembalikan. Saya terus menerus bekerja, 
menyelesaikan sekolah sambil ngurus anak (dan pengajian), dan 
alhamdulillah jalan terus terbuka dengan lika-liku dan aral-
lintangnya.

So don't tell me my brothers are sinned because they cannot feed me 
and my kids.

Salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Flora Pamungkas" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> "Men are the protectors and maintainers of women…" QS4:34 
> 
> 
> IMHO ...
> Dilakukannya pekerjaan melacurkan diri oleh saudari-saudari kita, 
tentu
> tidak akan terjadi seandainya kaum pria melaksanakan tugas yang 
diberikan
> oleh Allah kepada kaum pria untuk melindungi dan menghidupi wanita
> sebagaimana dimaksud di QS 4:34. Dalam lembaga terkecil dari 
masyarakat,
> seorang pria harus menghidupi ibunya, isterinya, anak2nya, wanita 
sendirian
> yang adalah saudara perempuannya, neneknya, bibinya, sepupu 
perempuannya. 
> Beban ini sangat berat, tapi Allah sudah mengukur kemampuan pria 
untuk
> melaksanakan tugas mulia ini. Maka Allah memberikan wewenang 
kepada pria
> sebagai pemimpin atas keluarganya, dengan memberi fasilitas yang 
lebih,
> misalnya dalam pembagian waris, dsb...dsb. Harap diingat bahwa 
pemimpin yg
> dimaksud Al Qur'an adalah BUKAN berprinsip DIKTATOR.
> 
> Jadi seandainya ada wanita yang sampai terlantar hingga terpaksa 
melacur
> untuk menyambung hidup, berarti laki2 dalam garis keluarganya tidak
> mengurusnya, laki2 itu berdosa karena tidak melaksanakan 
kewajibannya ini. 
> Jika tidak ada laki2 dalam garis keluarga wanita ini, maka 
seharusnya wanita
> ini dijamin kebutuhan hidupnya oleh pengelola negara.
> cmiiw...
> 
> 
> Wassalam,
> Flora 
> --



 

 
-
Any questions?  Get answers on any topic at Yahoo! Answers. Try it now.

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-16 Terurut Topik jano ko
Awan biru berkata :

Lho, katanya menurut petunjuk Allah, perempuan cuman dapat 1/2nya. Kenapa Jano 
ko melawan Hukum Allah ? Katanya mesti berpedoman sungguh sungguh ke Al Quran, 
Hadits dan Sunnah Rasul.



Jano - ko =


Kalau ditempatnya jano - ko kemarin awan kelabu soalnya mendung  :)

Hayati dulu postingan jano-ko dengan hati yang asyik, jangan tergesa - gesa 
ya.kemudian dikomentari secara asyik juga  :)


Selamat menghayati.


-- ooo0ooo --




Awan Biru <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  Lho, 
katanya menurut petunjuk Allah, perempuan cuman dapat 1/2nya. Kenapa Jano ko 
melawan Hukum Allah ? Katanya mesti berpedoman sungguh sungguh ke Al Quran, 
Hadits dan Sunnah Rasul.


   Salam

   AB
   Boleh dong, sekali kali gantian...
   
 jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


   Singkat cerita lagi, saat kedua orang tua saya meninggal dunia, saya tidak 
mendapatkan waris, saya tidak pernah protes dan tidak pernah mempermasalahkan 
waris

   
 Nasehat jano - ko kepada teman - teman, kalau ingin sukses berpedomanlah 
kepada Al Qur'an dan Hadis dan Sunah Rasul dan jangan sekali-kali merubah hukum 
- hukum Allah SWT, bisa terjadi yang menderita adalah anak cucu dari insan - 
insan yang merubah firman - firman Allah SWT tersebut.
 
 -
 Don't pick lemons.
 See all the new 2007 cars at Yahoo! Autos.
 
 [Non-text portions of this message have been removed]
 
 
 
   

 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-16 Terurut Topik Awan Biru
Lho, katanya menurut petunjuk Allah, perempuan cuman dapat 1/2nya. Kenapa Jano 
ko melawan Hukum Allah ? Katanya mesti berpedoman sungguh sungguh ke Al Quran, 
Hadits dan Sunnah Rasul.
   
   
  Salam
   
  AB
  Boleh dong, sekali kali gantian...
  
jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
   
   
  Singkat cerita lagi, saat kedua orang tua saya meninggal dunia, saya tidak 
mendapatkan waris, saya tidak pernah protes dan tidak pernah mempermasalahkan 
waris
   
  
Nasehat jano - ko kepada teman - teman, kalau ingin sukses berpedomanlah kepada 
Al Qur'an dan Hadis dan Sunah Rasul dan jangan sekali-kali merubah hukum - 
hukum Allah SWT, bisa terjadi yang menderita adalah anak cucu dari insan - 
insan yang merubah firman - firman Allah SWT tersebut.



 
-
Don't pick lemons.
See all the new 2007 cars at Yahoo! Autos.

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-16 Terurut Topik jano ko
Mia berkata =
   
  Sejak anak2 balita saya sudah jadi single parent, sampai mereka 
sekolah di luar negeri sekarang, nyaris tanpa dukungan apa2 dari 
bapak mereka. Karena sudah dibiasakan mandiri sejak kecil, mustahil 
saya minta bantuan dari saudara yang laki2. Dulu pernah saya sering 
nggak punya susu untuk kasih makan anak2, dan terpaksa pinjam dari 
pengajian. Ketika saya sudah dapat pekerjaan, pengajian menolak 
pinjaman itu dikembalikan. Saya terus menerus bekerja, 
menyelesaikan sekolah sambil ngurus anak (dan pengajian), dan 
alhamdulillah jalan terus terbuka dengan lika-liku dan aral-
lintangnya.
   
  =
   
   
  Jano - ko =
   
   
  Lain Mia, lain jano - ko
   
   
  Ayahnya saya adalah pengacara angkatannya Adnan Buyung Nasution, ayah saya 
juga mempunyai andil dalam mendirikan LBH. 
  Biasa,sebagai pengacara yang idealis dan pemberani tentu saja ayah saya 
banyak pengagumnya ( terutama rakyat kecil ) tapi juga ada yang tidak suka.
   
  Sejak kecil saya sudah terbiasa menghadapi "psy war" alias perang saraf dari 
"lawan - lawan" ayah saya.
   
  Tentu saja mereka tidak berani berhadapan langsung dengan ayah saya, mereka 
mengalihkan sasarannya kepada adik - adik saya.
   
  Singkat cerita, adik saya yang perempuan betul-betul kena dan jadi korban 
persekongkolan mafia tersebut, tidak sedikit dana yang harus dikeluarkan untuk 
menyelamatkan adik saya, ratusan juta harus melayang untuk menyelamatkan adik 
saya yang perempuan tersebut, sayalah yang menjadi ujung tombak dalam 
penyelesaian masalah adik perempuan saya dan sayalah yang menjadi ujung tombak 
dalam menghadapi keroyokan para mafia tersebut.
   
  Singkat cerita lagi, saat kedua orang tua saya meninggal dunia, saya tidak 
mendapatkan waris, saya tidak pernah protes dan tidak pernah mempermasalahkan 
waris, saya tidak pernah minta ganti rugi kepada adik saya yang perempuan yang 
telah memakai uang keluarga ratusan juta rupiah dan saya tidak pernah protes 
hukum waris Islam karena saya yakin bahwa kesuksesan saya tidak ditentukan 
waris dari ortu tapi ditentukan oleh pertolongan dari Allah SWT.
   
  Saya nikah dengan modal sendiri ( tidak minta tolong kepada orang tua), dan 
saya melamar sendiri mantan anak yatim yang kemudian jadi istri saya ( padahal 
saat itu saya sudah dijodohkan dengan seorang wanita pilihan dari seorang Ulama 
yang merupakan guru dari Gus Dur/Megawati/Mbak Tutut, tapi saya memilih si 
mantan anak yatim tersebut )
   
  Sekarang karyawan saya cukup banyak, bisa membeli beberapa tanah, dan saya 
sampai sekarang menghidupi adik saya yang perempuan.
   
  Nasehat jano - ko kepada teman - teman, kalau ingin sukses berpedomanlah 
kepada Al Qur'an dan Hadis dan Sunah Rasul dan jangan sekali-kali merubah hukum 
- hukum Allah SWT, bisa terjadi yang menderita adalah anak cucu dari insan - 
insan yang merubah firman - firman Allah SWT tersebut.
   
  Pertanyaan yang sangat sederhana tapi cerdas, apakah mungkin mahluk mempunyai 
kemampuan yang sama dengan penciptanya ? 
  Apakah mungkin manusia bisa memahami semua keputusan dan kehendak Allah SWT 
dalam menentukan hukum - hukum untuk manusia ?
   
  Ingat, Al Qur'an itu tidak hanya untuk manusia saja, tapi juga untuk seluruh 
Alam semesta yang juga bertasbih kepada Allah SWT, setiap usaha manusia untuk 
merubah firman-firman Allah SWT akan membuat Alam Semesta bereaksi yang 
tentunya reaksi yang tidak menguntungkan bagi manusia.
   
   
  Selamat malam


  -oo0oo-
   
   
   
   
  
Mia <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  "Jika tidak ada laki2 dalam garis keluarga wanita ini, maka 
seharusnya wanita ini dijamin kebutuhan hidupnya oleh pengelola 
negara."

Ini yang dul (belasan tahun lalu) dikatakan kakak saya yang 
sekarang pejabat PKS, kepada saya. Di keluarga kami, perempuan 
mendapat 1/2 dari warisan bapak. Padahal sejak kecil, setiap kami 
baik laki2 maupun perempuan harus bisa cari rejeki dan sama2 
menopang ekonomi keluarga.

Sekarang kakak saya sadar bahwa realitas hidup memang nggak sesempit 
pandangannya dulu itu. Adik saya yang perempuan mengeluarkan 
deklarasi bahwa anak2 perempuannya akan mendapat warisan sama rata 
dengan yang laki2.

Sejak anak2 balita saya sudah jadi single parent, sampai mereka 
sekolah di luar negeri sekarang, nyaris tanpa dukungan apa2 dari 
bapak mereka. Karena sudah dibiasakan mandiri sejak kecil, mustahil 
saya minta bantuan dari saudara yang laki2. Dulu pernah saya sering 
nggak punya susu untuk kasih makan anak2, dan terpaksa pinjam dari 
pengajian. Ketika saya sudah dapat pekerjaan, pengajian menolak 
pinjaman itu dikembalikan. Saya terus menerus bekerja, 
menyelesaikan sekolah sambil ngurus anak (dan pengajian), dan 
alhamdulillah jalan terus terbuka dengan lika-liku dan aral-
lintangnya.

So don't tell me my brothers are sinned because they cannot feed me 
and my kids.

Salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Flora Pamungkas" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> "Men ar

[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-16 Terurut Topik Mia
"Jika tidak ada laki2 dalam garis keluarga wanita ini, maka 
seharusnya wanita ini dijamin kebutuhan hidupnya oleh pengelola 
negara."

Ini yang dul (belasan tahun lalu) dikatakan kakak saya yang 
sekarang pejabat PKS, kepada saya.  Di keluarga kami, perempuan 
mendapat 1/2 dari warisan bapak. Padahal sejak kecil, setiap kami 
baik laki2 maupun perempuan harus bisa cari rejeki dan sama2 
menopang ekonomi keluarga.

Sekarang kakak saya sadar bahwa realitas hidup memang nggak sesempit 
pandangannya dulu itu. Adik saya yang perempuan mengeluarkan 
deklarasi bahwa anak2 perempuannya akan mendapat warisan sama rata 
dengan yang laki2.

Sejak anak2 balita saya sudah jadi single parent, sampai mereka 
sekolah di luar negeri sekarang, nyaris tanpa dukungan apa2 dari 
bapak mereka.  Karena sudah dibiasakan mandiri sejak kecil, mustahil 
saya minta bantuan dari saudara yang laki2.  Dulu pernah saya sering 
nggak punya susu untuk kasih makan anak2, dan terpaksa pinjam dari 
pengajian.  Ketika saya sudah dapat pekerjaan, pengajian menolak 
pinjaman itu dikembalikan.  Saya terus menerus bekerja, 
menyelesaikan sekolah sambil ngurus anak (dan pengajian), dan 
alhamdulillah jalan terus terbuka dengan lika-liku dan aral-
lintangnya.

So don't tell me my brothers are sinned because they cannot feed me 
and my kids.

Salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Flora Pamungkas" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> "Men are the protectors and maintainers of women…" QS4:34 
>  
>  
> IMHO ...
> Dilakukannya pekerjaan melacurkan diri oleh saudari-saudari kita, 
tentu
> tidak akan terjadi seandainya kaum pria melaksanakan tugas yang 
diberikan
> oleh Allah kepada kaum pria untuk melindungi dan menghidupi wanita
> sebagaimana dimaksud  di QS 4:34.  Dalam lembaga terkecil dari 
masyarakat,
> seorang pria harus menghidupi ibunya, isterinya, anak2nya, wanita 
sendirian
> yang adalah saudara perempuannya, neneknya, bibinya, sepupu 
perempuannya. 
> Beban ini sangat berat, tapi Allah sudah mengukur kemampuan pria 
untuk
> melaksanakan tugas mulia ini.  Maka Allah memberikan wewenang 
kepada pria
> sebagai pemimpin  atas keluarganya, dengan memberi fasilitas yang 
lebih,
> misalnya dalam pembagian waris, dsb...dsb.  Harap diingat bahwa 
pemimpin yg
> dimaksud Al Qur'an adalah BUKAN berprinsip DIKTATOR.
>  
> Jadi seandainya ada wanita yang sampai terlantar hingga terpaksa 
melacur
> untuk menyambung hidup, berarti laki2 dalam garis keluarganya tidak
> mengurusnya, laki2 itu berdosa karena tidak melaksanakan 
kewajibannya ini. 
> Jika tidak ada laki2 dalam garis keluarga wanita ini, maka 
seharusnya wanita
> ini dijamin kebutuhan hidupnya oleh pengelola negara.
> cmiiw...
> 
> 
> Wassalam,
> Flora 
> --




[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-16 Terurut Topik Flora Pamungkas
“Men are the protectors and maintainers of women…” QS4:34 
 
 
IMHO ...
Dilakukannya pekerjaan melacurkan diri oleh saudari-saudari kita, tentu
tidak akan terjadi seandainya kaum pria melaksanakan tugas yang diberikan
oleh Allah kepada kaum pria untuk melindungi dan menghidupi wanita
sebagaimana dimaksud  di QS 4:34.  Dalam lembaga terkecil dari masyarakat,
seorang pria harus menghidupi ibunya, isterinya, anak2nya, wanita sendirian
yang adalah saudara perempuannya, neneknya, bibinya, sepupu perempuannya. 
Beban ini sangat berat, tapi Allah sudah mengukur kemampuan pria untuk
melaksanakan tugas mulia ini.  Maka Allah memberikan wewenang kepada pria
sebagai pemimpin  atas keluarganya, dengan memberi fasilitas yang lebih,
misalnya dalam pembagian waris, dsb...dsb.  Harap diingat bahwa pemimpin yg
dimaksud Al Qur'an adalah BUKAN berprinsip DIKTATOR.
 
Jadi seandainya ada wanita yang sampai terlantar hingga terpaksa melacur
untuk menyambung hidup, berarti laki2 dalam garis keluarganya tidak
mengurusnya, laki2 itu berdosa karena tidak melaksanakan kewajibannya ini. 
Jika tidak ada laki2 dalam garis keluarga wanita ini, maka seharusnya wanita
ini dijamin kebutuhan hidupnya oleh pengelola negara.
cmiiw...


Wassalam,
Flora 
--

“Men are the protectors and maintainers of women…” QS4:34 
 
Posted by: "Lina Dahlan" [EMAIL PROTECTED]   linadahlan 

Wed Feb 14, 2007 5:38 pm (PST) 
 
Allah says: "Men are the protectors and maintainers of women because 
of what Allah has preferred one with over the other and because of 
what they spend to support them from their wealth." [Sûrah al-Nisâ': 
34]
 
What does it mean that men are "protectors and maintainers" of 
women? 
 
To answer this question, let us first look at the Arabic word that 
we are translating as "protectors and maintainers". This word 
is "qawwâmûn" the plural of "qawwâm".
 
This word – qawwâm – in turn, is an emphatic form of the 
word "qayyim", which means a person who manages the affairs of 
others. The qayyim of a people is the one who governs their affairs 
and steers their course. Likewise, the qayyim of a woman is either 
her husband or her guardian – the one who has to look after her and 
ensure that her needs are met.
 
When Allah says: "Men are the qawwâmûn of women…" it means – and 
Allah knows best – that men are held liable for handling the affairs 
of women and are responsible for the women under their care. A 
husband, therefore, has the responsibility of taking care of his 
wife, protecting her, defending her honor, and fulfilling her needs 
regarding her religion and her worldly life. It does not mean – as 
all too many people have falsely assumed – that he has the right to 
behave obstinately towards her, compel her, subject her to his will, 
suppress her individuality, and thus heinously negate her identity.
 
His status as protector and maintainer is pure responsibility, pure 
liability, and not so much a position of authority. It requires from 
him that he uses his good sense, thinks carefully about what he 
does, and exercises patience. It means that he cannot be hasty and 
offhanded in his decisions. It does not mean that he can disregard 
his wife's opinions and belittle her good person.
 
Why does Islam make men the protectors and maintainers of women? 
 
The verse gives us two reasons why men are given this burden to 
shoulder. Allah says: "…because of what Allah has preferred one with 
over the other…" and "…because of what they spend to support them 
from their wealth."
 
A problem arises when it is said that men have a preference to 
women. Then we see all those organizations, establishments, and 
activists who call to women's equality stirring into motion, jumping 
up ready to fight over this point, and going off on all kinds of 
tangents in their thinking. Rather, they should pause long enough to 
properly understand what it means when Allah says: "…because of what 
Allah has preferred one with over the other …" This proper 
understanding can only be had in the light of the Qur'ân and Sunnah 
and their sound application.
 
Those who go overboard in asserting the rights of women and claim 
that the woman in Islam is oppressed and that Islam does not do her 
justice are driven to the point where they transgress against the 
very texts of the Qur'ân and Sunnah. In the name of "equality", they 
demand absolute uniformity in matters of inheritance, in governance, 
and in everything else wherein a distinction between the sexes is 
made, sometimes taking matters so far that it is the men who have to 
chase after the hope of equality with women.
 
 -- dst -

 Pelacuran dan Pesantren 
Posted by: "Aisha" [EMAIL PROTECTED]   aishayasmina2002 
Tue Feb 13, 2007 5:16 pm (PST) 
Membaca pendapat mas Ari Setijadi ini jadi ingat beberapa hari yang lalu,
ANTV mengupas masalah lokalisasi pelacuran Saritem di Bandung, disana ada
pesantren lengkap dengan mesjidnya, lupa lagi namanya, pokoknya ada kata
taubah. Pes