[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-21 Terurut Topik Chae
Nabi banyak memberi contoh untuk melakukan tafsir ulang terhadap
bentuk2 yang memang sudah tidak bisa membumi lagi...boleh jadi masalah
pahala ini pun harus di revisi sesuai kebutuhan zaman...

saya lihat sekarang ini banyak orang berpikir manusia untuk agama
padahal seharunya bukankah agama itu untuk manusia...jadi agama yang
harus dirubah untuk memenuhi kebutuhan manusia bukan sebaliknya:))

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Awan Biru [EMAIL PROTECTED] wrote:

 He...he... Quote hebat hari ini.. terutama buat yang suka cara
pahala... 
   Korupsilah yang banyak dan sumbangkan seperempatnya untuk amal
maka kamu akan dapat pahala 1.5 kali dari nilai korupsimu..

   Persamaan Matematiknya

   Pahala Korupsi = ( Percentage * Nilai Korupsi ) * 10 - Nilai Korupsi

   Salam

   AB
   Note
   Sayang teman yang suka cari pahala sudah lama nggak nongol di WM ini.

   Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Ya, pahala berasal dari kosa kata Sanskerta phala yang
artinya buah atau balasan. Setiap agama mengajarkan konsep pahala.
Yang saya sayangkan ialah penyalah-gunaan konsep pahala. Misalnya,
korupsi 1 milyar lalu diamalkan 250 juta. Oleh karena Tuhan hanya
menghukum kesalahan sebesar kesalahan yang dibuat, maka kesalahan
koruptor itu ya hanya 1 milyar. Lalu, karena dia beramal 250 juta akan
dapat pahala minimal 10 kali lipat, berarti besarnya pahala 2,5
milyar. Oleh karena pahala dikurangi dosa masih ada pahala sebesar 1,5
milyar; maka makin besar korupsi makin besar pahalanya, hahaha.. 
 
 Maka.., orang-orang Islam yang menjabat di negara terus
korupsi Sertifikat halal terus ada dan diperbesar, sehingga air
minum yang dari Alqurannya sudah dinyatakan halal, masih harus diberi
label halal. Bagaimana ini MUI koq malah melanggar Alquran?
 
 Wasalam,
 chodjim
 
 - Original Message - 
 From: rsa 
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
 Sent: Friday, November 16, 2007 11:40 AM
 Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
 
 ada... untuk langkah awal, tidak perlu dulu buat tafsir, tapi coba 
 runut ke belakang, dari mana asal kata 'pahala' ... itu apakah 
 asli/khas indonesia/nusantara atau dari asing, lalu apakah ada 
 padanannya dalam al-Qur'an ... yang kalo ga salah itu hanya ada kata 
 yang maknanya 'balasan/reward' ... tul ga mas chodjim...?!
 
 satriyo
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  mungkin tafisr kita terhadap pahala itu harus di revisi/diperbaiki
  agar bisa menjadi petunjuk yang benar...ada ide;))
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:
  
   Betul mba, hitung menghitung pahala kayak gitu malah jadi 
 menjauhkan 
   kita dari yang kita tuju. Solat iya...tapi korupsi jalan terus, 
 soale 
   ada buku debit kredit pahala-dosa, yang di akhir bulan nanti bisa 
   direkonsiliasi atau dikonsolidasi.
   
   Nggak bisa kita mengubah karakter kalo tembok mental credit debit 
 itu 
   belum runtuh - ini yang namanya mental sekular yang dsalahkaprahi.
   
   Tapi jangan salah mba. Orang Indonesia harus berhitung (efisien) 
   dalam soal kekayaan alam, rencana hidup/kerja, yang seperti 
 itulah. 
   Kalo nggak berhitung cermat terus2an kekayaan alam dan HR kita 
   disedot keluar tanpa langsung bermanfaat untuk kita sendiri. 
 Duh, 
   dari dulu sampe sekarang kita hobi jual aset negara nih, plus 
 utang. 
   Saya mengagumi Pak Amin Rais yang kritis dalam hal ini...lo kok 
 jadi 
   nyasar ke AR, soale dia emang yang paling jujur dalam hal ini.
   
   Selain Arab, ada juga yang jago hitung berhitung...orang India 
   termasuk tetangga2nya...hehehe..
   
   Kita juga masyarakat berhitung mba...wong semua orang berhitung, 
 tapi 
   apa yang dihitung itu bisa beda2. Dan kita juga komunal kok, 
 semua 
   orang juga komunal, tapi yang jadi basis komunal itu beda2.
   
   Orang Indonesia relatif kurang berhitung (i.e kurang efisien) 
 kalo 
   itu masalah natural resources, untung rugi duit/usaha, fisik 
 lahiriah 
   yang semacam itulah...wong alamnya ramah, mild, nggak ekstrim 
 seperti 
   di Arab dan India sono - kecuali kalo lagi gempa dan gunung api 
   batuk, ini ngagetin.
   
   Tapi orang Indo berhitung banget soal moral, nama baik, masalah 
   psikologis-spiritual gitu lah. Makanya kalo salah kaprah, jadi 
   mengejar 'kesalehan pribadi' menurut istilah mba Chae.
   
   Orang Arab cenderung berhitung banget dengan resources ato sumber 
   pendapatan karena alamnya keras. India alamnya ekstrim tapi 
 jelas 
   lebih kaya dibandingkan Arab. Di India agama nggak ada nilainya, 
   kecuali itu relevan dengan kehidupannya sehari2 (apa ini namanya 
   agama yang membumi? dalam kehidupan spiritual konon katanya India 
 itu 
   di garda terdepan).
   
   Umpamanya tuh, orang Indonesia ngarepin sorga nantiii...karena 
 udah 
   di sorga di dunia, orang India Arab ngarepin sorganya 
   sekarangsoale mesti kerja keras untuk menaklukkan alam. 
   
   Tapi orang Indonesia yang selalu siap

[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-21 Terurut Topik rsa
Bisa ibu tunjukkan, persisnya riwayat/hadis mana yang isinya  Nabi 
banyak memberi contoh untuk melakukan tafsir ulang terhadap
 bentuk2 yang memang sudah tidak bisa membumi lagi... ...?

Ibu yakin agama (karena kita milis muslim yang memeluk Islam, beriman 
pada Al-Quran dan Hadis) yaitu Islam harus diubah? Bisa jelaskan 
maksud ibu ini apa?

terima kasih.

satriyo
;-]

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Nabi banyak memberi contoh untuk melakukan tafsir ulang terhadap
 bentuk2 yang memang sudah tidak bisa membumi lagi...boleh jadi 
masalah
 pahala ini pun harus di revisi sesuai kebutuhan zaman...
 
 saya lihat sekarang ini banyak orang berpikir manusia untuk agama
 padahal seharunya bukankah agama itu untuk manusia...jadi agama yang
 harus dirubah untuk memenuhi kebutuhan manusia bukan sebaliknya:))
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Awan Biru gsuus2004@ 
wrote:
 
  He...he... Quote hebat hari ini.. terutama buat yang suka cara
 pahala... 
Korupsilah yang banyak dan sumbangkan seperempatnya untuk amal
 maka kamu akan dapat pahala 1.5 kali dari nilai korupsimu..
 
Persamaan Matematiknya
 
Pahala Korupsi = ( Percentage * Nilai Korupsi ) * 10 - Nilai 
Korupsi
 
Salam
 
AB
Note
Sayang teman yang suka cari pahala sudah lama nggak nongol di 
WM ini.
 
Achmad Chodjim chodjim@ wrote:
Ya, pahala berasal dari kosa kata Sanskerta phala yang
 artinya buah atau balasan. Setiap agama mengajarkan konsep pahala.
 Yang saya sayangkan ialah penyalah-gunaan konsep pahala. Misalnya,
 korupsi 1 milyar lalu diamalkan 250 juta. Oleh karena Tuhan hanya
 menghukum kesalahan sebesar kesalahan yang dibuat, maka kesalahan
 koruptor itu ya hanya 1 milyar. Lalu, karena dia beramal 250 juta 
akan
 dapat pahala minimal 10 kali lipat, berarti besarnya pahala 2,5
 milyar. Oleh karena pahala dikurangi dosa masih ada pahala sebesar 
1,5
 milyar; maka makin besar korupsi makin besar pahalanya, 
hahaha.. 
  
  Maka.., orang-orang Islam yang menjabat di negara terus
 korupsi Sertifikat halal terus ada dan diperbesar, sehingga air
 minum yang dari Alqurannya sudah dinyatakan halal, masih harus 
diberi
 label halal. Bagaimana ini MUI koq malah melanggar Alquran?
  
  Wasalam,
  chodjim
  
  - Original Message - 
  From: rsa 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, November 16, 2007 11:40 AM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
  
  ada... untuk langkah awal, tidak perlu dulu buat tafsir, tapi 
coba 
  runut ke belakang, dari mana asal kata 'pahala' ... itu apakah 
  asli/khas indonesia/nusantara atau dari asing, lalu apakah ada 
  padanannya dalam al-Qur'an ... yang kalo ga salah itu hanya ada 
kata 
  yang maknanya 'balasan/reward' ... tul ga mas chodjim...?!
  
  satriyo
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
  chairunisa_mahadewi@ wrote:
  
   mungkin tafisr kita terhadap pahala itu harus di 
revisi/diperbaiki
   agar bisa menjadi petunjuk yang benar...ada ide;))
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:
   



[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-21 Terurut Topik Chae
Misalnya saja soal persepuluhan dalam kita taurat di tafsir ulang pada
zakat pertanian dan peternakan.


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Bisa ibu tunjukkan, persisnya riwayat/hadis mana yang isinya  Nabi 
 banyak memberi contoh untuk melakukan tafsir ulang terhadap
  bentuk2 yang memang sudah tidak bisa membumi lagi... ...?
 
 Ibu yakin agama (karena kita milis muslim yang memeluk Islam, beriman 
 pada Al-Quran dan Hadis) yaitu Islam harus diubah? Bisa jelaskan 
 maksud ibu ini apa?
 
 terima kasih.
 
 satriyo
 ;-]
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  Nabi banyak memberi contoh untuk melakukan tafsir ulang terhadap
  bentuk2 yang memang sudah tidak bisa membumi lagi...boleh jadi 
 masalah
  pahala ini pun harus di revisi sesuai kebutuhan zaman...
  
  saya lihat sekarang ini banyak orang berpikir manusia untuk agama
  padahal seharunya bukankah agama itu untuk manusia...jadi agama yang
  harus dirubah untuk memenuhi kebutuhan manusia bukan sebaliknya:))
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Awan Biru gsuus2004@ 
 wrote:
  
   He...he... Quote hebat hari ini.. terutama buat yang suka cara
  pahala... 
 Korupsilah yang banyak dan sumbangkan seperempatnya untuk amal
  maka kamu akan dapat pahala 1.5 kali dari nilai korupsimu..
  
 Persamaan Matematiknya
  
 Pahala Korupsi = ( Percentage * Nilai Korupsi ) * 10 - Nilai 
 Korupsi
  
 Salam
  
 AB
 Note
 Sayang teman yang suka cari pahala sudah lama nggak nongol di 
 WM ini.
  
 Achmad Chodjim chodjim@ wrote:
 Ya, pahala berasal dari kosa kata Sanskerta phala yang
  artinya buah atau balasan. Setiap agama mengajarkan konsep pahala.
  Yang saya sayangkan ialah penyalah-gunaan konsep pahala. Misalnya,
  korupsi 1 milyar lalu diamalkan 250 juta. Oleh karena Tuhan hanya
  menghukum kesalahan sebesar kesalahan yang dibuat, maka kesalahan
  koruptor itu ya hanya 1 milyar. Lalu, karena dia beramal 250 juta 
 akan
  dapat pahala minimal 10 kali lipat, berarti besarnya pahala 2,5
  milyar. Oleh karena pahala dikurangi dosa masih ada pahala sebesar 
 1,5
  milyar; maka makin besar korupsi makin besar pahalanya, 
 hahaha.. 
   
   Maka.., orang-orang Islam yang menjabat di negara terus
  korupsi Sertifikat halal terus ada dan diperbesar, sehingga air
  minum yang dari Alqurannya sudah dinyatakan halal, masih harus 
 diberi
  label halal. Bagaimana ini MUI koq malah melanggar Alquran?
   
   Wasalam,
   chodjim
   
   - Original Message - 
   From: rsa 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Friday, November 16, 2007 11:40 AM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
   
   ada... untuk langkah awal, tidak perlu dulu buat tafsir, tapi 
 coba 
   runut ke belakang, dari mana asal kata 'pahala' ... itu apakah 
   asli/khas indonesia/nusantara atau dari asing, lalu apakah ada 
   padanannya dalam al-Qur'an ... yang kalo ga salah itu hanya ada 
 kata 
   yang maknanya 'balasan/reward' ... tul ga mas chodjim...?!
   
   satriyo
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
   chairunisa_mahadewi@ wrote:
   
mungkin tafisr kita terhadap pahala itu harus di 
 revisi/diperbaiki
agar bisa menjadi petunjuk yang benar...ada ide;))

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:
   





[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-21 Terurut Topik rsa
saya ulang agar bisa menjawab pertanyaan saya:

Bisa ibu tunjukkan, persisnya riwayat/hadis mana yang isinya  Nabi 

banyak memberi contoh untuk melakukan tafsir ulang terhadap

 bentuk2 yang memang sudah tidak bisa membumi lagi... ...?

Ibu yakin agama (karena kita milis muslim yang memeluk Islam, beriman 
pada Al-Quran dan Hadis) yaitu Islam harus diubah? Bisa jelaskan 
maksud ibu ini apa?

terima kasih.

ringkasnya, bu, 2 pertanyaan saya itu (tidak ada satupun yang ibu 
jawab) [1] mana hadis atau riwayatnya? [2] Ibu mau Islam berubah 
bagaimana/spt apa?

terima kasih

satriyo
;-]

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Misalnya saja soal persepuluhan dalam kita taurat di tafsir ulang 
pada
 zakat pertanian dan peternakan.
 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa efikoe@ wrote:
 
  Bisa ibu tunjukkan, persisnya riwayat/hadis mana yang isinya  
Nabi 
  banyak memberi contoh untuk melakukan tafsir ulang terhadap
   bentuk2 yang memang sudah tidak bisa membumi lagi... ...?
  
  Ibu yakin agama (karena kita milis muslim yang memeluk Islam, 
beriman 
  pada Al-Quran dan Hadis) yaitu Islam harus diubah? Bisa jelaskan 
  maksud ibu ini apa?
  
  terima kasih.
  
  satriyo
  ;-]
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
  chairunisa_mahadewi@ wrote:
  
   Nabi banyak memberi contoh untuk melakukan tafsir ulang terhadap
   bentuk2 yang memang sudah tidak bisa membumi lagi...boleh jadi 
  masalah
   pahala ini pun harus di revisi sesuai kebutuhan zaman...
   
   saya lihat sekarang ini banyak orang berpikir manusia untuk 
agama
   padahal seharunya bukankah agama itu untuk manusia...jadi agama 
yang
   harus dirubah untuk memenuhi kebutuhan manusia bukan 
sebaliknya:))
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Awan Biru gsuus2004@ 
  wrote:
   
He...he... Quote hebat hari ini.. terutama buat yang suka cara
   pahala... 
  Korupsilah yang banyak dan sumbangkan seperempatnya untuk 
amal
   maka kamu akan dapat pahala 1.5 kali dari nilai korupsimu..
   
  Persamaan Matematiknya
   
  Pahala Korupsi = ( Percentage * Nilai Korupsi ) * 10 - 
Nilai 
  Korupsi
   
  Salam
   
  AB
  Note
  Sayang teman yang suka cari pahala sudah lama nggak nongol 
di 
  WM ini.
   
  Achmad Chodjim chodjim@ wrote:
  Ya, pahala berasal dari kosa kata Sanskerta phala 
yang
   artinya buah atau balasan. Setiap agama mengajarkan konsep 
pahala.
   Yang saya sayangkan ialah penyalah-gunaan konsep pahala. 
Misalnya,
   korupsi 1 milyar lalu diamalkan 250 juta. Oleh karena Tuhan 
hanya
   menghukum kesalahan sebesar kesalahan yang dibuat, maka 
kesalahan
   koruptor itu ya hanya 1 milyar. Lalu, karena dia beramal 250 
juta 
  akan
   dapat pahala minimal 10 kali lipat, berarti besarnya pahala 2,5
   milyar. Oleh karena pahala dikurangi dosa masih ada pahala 
sebesar 
  1,5
   milyar; maka makin besar korupsi makin besar pahalanya, 
  hahaha.. 

Maka.., orang-orang Islam yang menjabat di negara terus
   korupsi Sertifikat halal terus ada dan diperbesar, sehingga 
air
   minum yang dari Alqurannya sudah dinyatakan halal, masih harus 
  diberi
   label halal. Bagaimana ini MUI koq malah melanggar Alquran?

Wasalam,
chodjim

- Original Message - 
From: rsa 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Friday, November 16, 2007 11:40 AM
Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

ada... untuk langkah awal, tidak perlu dulu buat tafsir, tapi 
  coba 
runut ke belakang, dari mana asal kata 'pahala' ... itu 
apakah 
asli/khas indonesia/nusantara atau dari asing, lalu apakah 
ada 
padanannya dalam al-Qur'an ... yang kalo ga salah itu hanya 
ada 
  kata 
yang maknanya 'balasan/reward' ... tul ga mas chodjim...?!

satriyo

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
chairunisa_mahadewi@ wrote:

 mungkin tafisr kita terhadap pahala itu harus di 
  revisi/diperbaiki
 agar bisa menjadi petunjuk yang benar...ada ide;))
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ 
wrote:

 





[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-21 Terurut Topik Chae
Silahkan dirunut riwayat Hidup Nabi Muhammad saw. Agar lebih jelas
bisa anda lihat bagaimana posisi Taurat, bagaimana pernyataan Qur'an
terhadap Taurat dan bagaimana implementasi taurat dan Qur'an di masa
hidup Rasul... ayooo dong jangan mau di suapin terusss ahhh;))

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa [EMAIL PROTECTED] wrote:

 saya ulang agar bisa menjawab pertanyaan saya:
 
 Bisa ibu tunjukkan, persisnya riwayat/hadis mana yang isinya  Nabi 
 
 banyak memberi contoh untuk melakukan tafsir ulang terhadap
 
  bentuk2 yang memang sudah tidak bisa membumi lagi... ...?
 
 Ibu yakin agama (karena kita milis muslim yang memeluk Islam, beriman 
 pada Al-Quran dan Hadis) yaitu Islam harus diubah? Bisa jelaskan 
 maksud ibu ini apa?
 
 terima kasih.
 
 ringkasnya, bu, 2 pertanyaan saya itu (tidak ada satupun yang ibu 
 jawab) [1] mana hadis atau riwayatnya? [2] Ibu mau Islam berubah 
 bagaimana/spt apa?
 
 terima kasih
 
 satriyo
 ;-]
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  Misalnya saja soal persepuluhan dalam kita taurat di tafsir ulang 
 pada
  zakat pertanian dan peternakan.
  
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa efikoe@ wrote:
  
   Bisa ibu tunjukkan, persisnya riwayat/hadis mana yang isinya  
 Nabi 
   banyak memberi contoh untuk melakukan tafsir ulang terhadap
bentuk2 yang memang sudah tidak bisa membumi lagi... ...?
   
   Ibu yakin agama (karena kita milis muslim yang memeluk Islam, 
 beriman 
   pada Al-Quran dan Hadis) yaitu Islam harus diubah? Bisa jelaskan 
   maksud ibu ini apa?
   
   terima kasih.
   
   satriyo
   ;-]
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
   chairunisa_mahadewi@ wrote:
   
Nabi banyak memberi contoh untuk melakukan tafsir ulang terhadap
bentuk2 yang memang sudah tidak bisa membumi lagi...boleh jadi 
   masalah
pahala ini pun harus di revisi sesuai kebutuhan zaman...

saya lihat sekarang ini banyak orang berpikir manusia untuk 
 agama
padahal seharunya bukankah agama itu untuk manusia...jadi agama 
 yang
harus dirubah untuk memenuhi kebutuhan manusia bukan 
 sebaliknya:))

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Awan Biru gsuus2004@ 
   wrote:

 He...he... Quote hebat hari ini.. terutama buat yang suka cara
pahala... 
   Korupsilah yang banyak dan sumbangkan seperempatnya untuk 
 amal
maka kamu akan dapat pahala 1.5 kali dari nilai korupsimu..

   Persamaan Matematiknya

   Pahala Korupsi = ( Percentage * Nilai Korupsi ) * 10 - 
 Nilai 
   Korupsi

   Salam

   AB
   Note
   Sayang teman yang suka cari pahala sudah lama nggak nongol 
 di 
   WM ini.

   Achmad Chodjim chodjim@ wrote:
   Ya, pahala berasal dari kosa kata Sanskerta phala 
 yang
artinya buah atau balasan. Setiap agama mengajarkan konsep 
 pahala.
Yang saya sayangkan ialah penyalah-gunaan konsep pahala. 
 Misalnya,
korupsi 1 milyar lalu diamalkan 250 juta. Oleh karena Tuhan 
 hanya
menghukum kesalahan sebesar kesalahan yang dibuat, maka 
 kesalahan
koruptor itu ya hanya 1 milyar. Lalu, karena dia beramal 250 
 juta 
   akan
dapat pahala minimal 10 kali lipat, berarti besarnya pahala 2,5
milyar. Oleh karena pahala dikurangi dosa masih ada pahala 
 sebesar 
   1,5
milyar; maka makin besar korupsi makin besar pahalanya, 
   hahaha.. 
 
 Maka.., orang-orang Islam yang menjabat di negara terus
korupsi Sertifikat halal terus ada dan diperbesar, sehingga 
 air
minum yang dari Alqurannya sudah dinyatakan halal, masih harus 
   diberi
label halal. Bagaimana ini MUI koq malah melanggar Alquran?
 
 Wasalam,
 chodjim
 
 - Original Message - 
 From: rsa 
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
 Sent: Friday, November 16, 2007 11:40 AM
 Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
 
 ada... untuk langkah awal, tidak perlu dulu buat tafsir, tapi 
   coba 
 runut ke belakang, dari mana asal kata 'pahala' ... itu 
 apakah 
 asli/khas indonesia/nusantara atau dari asing, lalu apakah 
 ada 
 padanannya dalam al-Qur'an ... yang kalo ga salah itu hanya 
 ada 
   kata 
 yang maknanya 'balasan/reward' ... tul ga mas chodjim...?!
 
 satriyo
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  mungkin tafisr kita terhadap pahala itu harus di 
   revisi/diperbaiki
  agar bisa menjadi petunjuk yang benar...ada ide;))
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ 
 wrote:
 
  
 





[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-21 Terurut Topik rsa
kapan anda pernah nyuapin saya? please deh ... ini bukan arisan bo! ;)
jika tidak bisa jawab, terus terang saja, bu. 
dare to say 'i don;t know' ... 
gitu aja ko repot...!

ada yang lain yang bisa banti chae yang lagi mentok ini?

saya ulang pertanyaan saya buat chairunisa mahadewi ini:
[1] mana hadis atau riwayatnya? (mohon scroll up/back buat ref 
statement yang saya pertanyakan)
[2] Ibu (=chae) mau Islam berubah bagaimana/spt apa? (buat yang ini 
ya hanya si ibu chae satu ini yang bisa jawab ... tap ...)

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Silahkan dirunut riwayat Hidup Nabi Muhammad saw. Agar lebih jelas
 bisa anda lihat bagaimana posisi Taurat, bagaimana pernyataan Qur'an
 terhadap Taurat dan bagaimana implementasi taurat dan Qur'an di masa
 hidup Rasul... ayooo dong jangan mau di suapin terusss ahhh;))
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa efikoe@ wrote:
 
  saya ulang agar bisa menjawab pertanyaan saya:
  
  Bisa ibu tunjukkan, persisnya riwayat/hadis mana yang isinya  
Nabi 
  
  banyak memberi contoh untuk melakukan tafsir ulang terhadap
  
   bentuk2 yang memang sudah tidak bisa membumi lagi... ...?
  
  Ibu yakin agama (karena kita milis muslim yang memeluk Islam, 
beriman 
  pada Al-Quran dan Hadis) yaitu Islam harus diubah? Bisa jelaskan 
  maksud ibu ini apa?
  
  terima kasih.
  
  ringkasnya, bu, 2 pertanyaan saya itu (tidak ada satupun yang ibu 
  jawab) [1] mana hadis atau riwayatnya? [2] Ibu mau Islam berubah 
  bagaimana/spt apa?
  
  terima kasih
  
  satriyo
  ;-]
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
  chairunisa_mahadewi@ wrote:
  
   Misalnya saja soal persepuluhan dalam kita taurat di tafsir 
ulang 
  pada
   zakat pertanian dan peternakan.
   
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa efikoe@ wrote:
   
Bisa ibu tunjukkan, persisnya riwayat/hadis mana yang 
isinya  
  Nabi 
banyak memberi contoh untuk melakukan tafsir ulang terhadap
 bentuk2 yang memang sudah tidak bisa membumi lagi... ...?

Ibu yakin agama (karena kita milis muslim yang memeluk Islam, 
  beriman 
pada Al-Quran dan Hadis) yaitu Islam harus diubah? Bisa 
jelaskan 
maksud ibu ini apa?

terima kasih.

satriyo
;-]

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
chairunisa_mahadewi@ wrote:

 Nabi banyak memberi contoh untuk melakukan tafsir ulang 
terhadap
 bentuk2 yang memang sudah tidak bisa membumi lagi...boleh 
jadi 
masalah
 pahala ini pun harus di revisi sesuai kebutuhan zaman...
 
 saya lihat sekarang ini banyak orang berpikir manusia untuk 
  agama
 padahal seharunya bukankah agama itu untuk manusia...jadi 
agama 
  yang
 harus dirubah untuk memenuhi kebutuhan manusia bukan 
  sebaliknya:))
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Awan Biru 
gsuus2004@ 
wrote:
 
  He...he... Quote hebat hari ini.. terutama buat yang suka 
cara
 pahala... 
Korupsilah yang banyak dan sumbangkan seperempatnya 
untuk 
  amal
 maka kamu akan dapat pahala 1.5 kali dari nilai 
korupsimu..
 
Persamaan Matematiknya
 
Pahala Korupsi = ( Percentage * Nilai Korupsi ) * 10 - 
  Nilai 
Korupsi
 
Salam
 
AB
Note
Sayang teman yang suka cari pahala sudah lama nggak 
nongol 
  di 
WM ini.
 
Achmad Chodjim chodjim@ wrote:
Ya, pahala berasal dari kosa kata 
Sanskerta phala 
  yang
 artinya buah atau balasan. Setiap agama mengajarkan konsep 
  pahala.
 Yang saya sayangkan ialah penyalah-gunaan konsep pahala. 
  Misalnya,
 korupsi 1 milyar lalu diamalkan 250 juta. Oleh karena Tuhan 
  hanya
 menghukum kesalahan sebesar kesalahan yang dibuat, maka 
  kesalahan
 koruptor itu ya hanya 1 milyar. Lalu, karena dia beramal 
250 
  juta 
akan
 dapat pahala minimal 10 kali lipat, berarti besarnya pahala 
2,5
 milyar. Oleh karena pahala dikurangi dosa masih ada pahala 
  sebesar 
1,5
 milyar; maka makin besar korupsi makin besar pahalanya, 
hahaha.. 
  
  Maka.., orang-orang Islam yang menjabat di negara 
terus
 korupsi Sertifikat halal terus ada dan diperbesar, 
sehingga 
  air
 minum yang dari Alqurannya sudah dinyatakan halal, masih 
harus 
diberi
 label halal. Bagaimana ini MUI koq malah melanggar 
Alquran?
  
  Wasalam,
  chodjim
  
  - Original Message - 
  From: rsa 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, November 16, 2007 11:40 AM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
  
  ada... untuk langkah awal, tidak perlu dulu buat tafsir, 
tapi 
coba 
  runut ke belakang, dari mana asal kata 'pahala' ... itu 
  apakah 
  asli/khas indonesia/nusantara atau dari asing, lalu 
apakah 
  ada 
  padanannya dalam al-Qur'an ... yang kalo ga salah itu 
hanya 
  ada

[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-21 Terurut Topik Chae
 makin besar pahalanya, 
 hahaha.. 
   
   Maka.., orang-orang Islam yang menjabat di negara 
 terus
  korupsi Sertifikat halal terus ada dan diperbesar, 
 sehingga 
   air
  minum yang dari Alqurannya sudah dinyatakan halal, masih 
 harus 
 diberi
  label halal. Bagaimana ini MUI koq malah melanggar 
 Alquran?
   
   Wasalam,
   chodjim
   
   - Original Message - 
   From: rsa 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Friday, November 16, 2007 11:40 AM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
   
   ada... untuk langkah awal, tidak perlu dulu buat tafsir, 
 tapi 
 coba 
   runut ke belakang, dari mana asal kata 'pahala' ... itu 
   apakah 
   asli/khas indonesia/nusantara atau dari asing, lalu 
 apakah 
   ada 
   padanannya dalam al-Qur'an ... yang kalo ga salah itu 
 hanya 
   ada 
 kata 
   yang maknanya 'balasan/reward' ... tul ga mas chodjim...?!
   
   satriyo
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
   chairunisa_mahadewi@ wrote:
   
mungkin tafisr kita terhadap pahala itu harus di 
 revisi/diperbaiki
agar bisa menjadi petunjuk yang benar...ada ide;))

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ 
   wrote:





[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-21 Terurut Topik rsa
 ) * 
10 - 
Nilai 
  Korupsi
   
  Salam
   
  AB
  Note
  Sayang teman yang suka cari pahala sudah lama nggak 
  nongol 
di 
  WM ini.
   
  Achmad Chodjim chodjim@ wrote:
  Ya, pahala berasal dari kosa kata 
  Sanskerta phala 
yang
   artinya buah atau balasan. Setiap agama mengajarkan 
konsep 
pahala.
   Yang saya sayangkan ialah penyalah-gunaan konsep 
pahala. 
Misalnya,
   korupsi 1 milyar lalu diamalkan 250 juta. Oleh karena 
Tuhan 
hanya
   menghukum kesalahan sebesar kesalahan yang dibuat, maka 
kesalahan
   koruptor itu ya hanya 1 milyar. Lalu, karena dia 
beramal 
  250 
juta 
  akan
   dapat pahala minimal 10 kali lipat, berarti besarnya 
pahala 
  2,5
   milyar. Oleh karena pahala dikurangi dosa masih ada 
pahala 
sebesar 
  1,5
   milyar; maka makin besar korupsi makin besar pahalanya, 
  hahaha.. 

Maka.., orang-orang Islam yang menjabat di negara 
  terus
   korupsi Sertifikat halal terus ada dan diperbesar, 
  sehingga 
air
   minum yang dari Alqurannya sudah dinyatakan halal, 
masih 
  harus 
  diberi
   label halal. Bagaimana ini MUI koq malah melanggar 
  Alquran?

Wasalam,
chodjim

- Original Message - 
From: rsa 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Friday, November 16, 2007 11:40 AM
Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

ada... untuk langkah awal, tidak perlu dulu buat 
tafsir, 
  tapi 
  coba 
runut ke belakang, dari mana asal kata 'pahala' ... 
itu 
apakah 
asli/khas indonesia/nusantara atau dari asing, lalu 
  apakah 
ada 
padanannya dalam al-Qur'an ... yang kalo ga salah itu 
  hanya 
ada 
  kata 
yang maknanya 'balasan/reward' ... tul ga mas 
chodjim...?!

satriyo

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
chairunisa_mahadewi@ wrote:

 mungkin tafisr kita terhadap pahala itu harus di 
  revisi/diperbaiki
 agar bisa menjadi petunjuk yang benar...ada ide;))
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia 
aldiy@ 
wrote:
 





[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-21 Terurut Topik Chae
, Awan Biru 
   gsuus2004@ 
   wrote:

 He...he... Quote hebat hari ini.. terutama buat yang 
 suka 
   cara
pahala... 
   Korupsilah yang banyak dan sumbangkan seperempatnya 
   untuk 
 amal
maka kamu akan dapat pahala 1.5 kali dari nilai 
   korupsimu..

   Persamaan Matematiknya

   Pahala Korupsi = ( Percentage * Nilai Korupsi ) * 
 10 - 
 Nilai 
   Korupsi

   Salam

   AB
   Note
   Sayang teman yang suka cari pahala sudah lama nggak 
   nongol 
 di 
   WM ini.

   Achmad Chodjim chodjim@ wrote:
   Ya, pahala berasal dari kosa kata 
   Sanskerta phala 
 yang
artinya buah atau balasan. Setiap agama mengajarkan 
 konsep 
 pahala.
Yang saya sayangkan ialah penyalah-gunaan konsep 
 pahala. 
 Misalnya,
korupsi 1 milyar lalu diamalkan 250 juta. Oleh karena 
 Tuhan 
 hanya
menghukum kesalahan sebesar kesalahan yang dibuat, maka 
 kesalahan
koruptor itu ya hanya 1 milyar. Lalu, karena dia 
 beramal 
   250 
 juta 
   akan
dapat pahala minimal 10 kali lipat, berarti besarnya 
 pahala 
   2,5
milyar. Oleh karena pahala dikurangi dosa masih ada 
 pahala 
 sebesar 
   1,5
milyar; maka makin besar korupsi makin besar pahalanya, 
   hahaha.. 
 
 Maka.., orang-orang Islam yang menjabat di negara 
   terus
korupsi Sertifikat halal terus ada dan diperbesar, 
   sehingga 
 air
minum yang dari Alqurannya sudah dinyatakan halal, 
 masih 
   harus 
   diberi
label halal. Bagaimana ini MUI koq malah melanggar 
   Alquran?
 
 Wasalam,
 chodjim
 
 - Original Message - 
 From: rsa 
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
 Sent: Friday, November 16, 2007 11:40 AM
 Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
 
 ada... untuk langkah awal, tidak perlu dulu buat 
 tafsir, 
   tapi 
   coba 
 runut ke belakang, dari mana asal kata 'pahala' ... 
 itu 
 apakah 
 asli/khas indonesia/nusantara atau dari asing, lalu 
   apakah 
 ada 
 padanannya dalam al-Qur'an ... yang kalo ga salah itu 
   hanya 
 ada 
   kata 
 yang maknanya 'balasan/reward' ... tul ga mas 
 chodjim...?!
 
 satriyo
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  mungkin tafisr kita terhadap pahala itu harus di 
   revisi/diperbaiki
  agar bisa menjadi petunjuk yang benar...ada ide;))
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia 
 aldiy@ 
 wrote:
  
 





Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-20 Terurut Topik Achmad Chodjim
Ya, pahala berasal dari kosa kata Sanskerta phala yang artinya buah atau 
balasan. Setiap agama mengajarkan konsep pahala. Yang saya sayangkan ialah 
penyalah-gunaan konsep pahala. Misalnya, korupsi 1 milyar lalu diamalkan 250 
juta. Oleh karena Tuhan hanya menghukum kesalahan sebesar kesalahan yang 
dibuat, maka kesalahan koruptor itu ya hanya 1 milyar. Lalu, karena dia beramal 
250 juta akan dapat pahala minimal 10 kali lipat, berarti besarnya pahala 2,5 
milyar. Oleh karena pahala dikurangi dosa masih ada pahala sebesar 1,5 milyar; 
maka makin besar korupsi makin besar pahalanya, hahaha.. 

Maka.., orang-orang Islam yang menjabat di negara terus korupsi 
Sertifikat halal terus ada dan diperbesar, sehingga air minum yang dari 
Alqurannya sudah dinyatakan halal, masih harus diberi label halal. Bagaimana 
ini MUI koq malah melanggar Alquran?

Wasalam,
chodjim


  - Original Message - 
  From: rsa 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, November 16, 2007 11:40 AM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun


  ada... untuk langkah awal, tidak perlu dulu buat tafsir, tapi coba 
  runut ke belakang, dari mana asal kata 'pahala' ... itu apakah 
  asli/khas indonesia/nusantara atau dari asing, lalu apakah ada 
  padanannya dalam al-Qur'an ... yang kalo ga salah itu hanya ada kata 
  yang maknanya 'balasan/reward' ... tul ga mas chodjim...?!

  satriyo

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
  [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   mungkin tafisr kita terhadap pahala itu harus di revisi/diperbaiki
   agar bisa menjadi petunjuk yang benar...ada ide;))
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:
   
Betul mba, hitung menghitung pahala kayak gitu malah jadi 
  menjauhkan 
kita dari yang kita tuju. Solat iya...tapi korupsi jalan terus, 
  soale 
ada buku debit kredit pahala-dosa, yang di akhir bulan nanti bisa 
direkonsiliasi atau dikonsolidasi.

Nggak bisa kita mengubah karakter kalo tembok mental credit debit 
  itu 
belum runtuh - ini yang namanya mental sekular yang dsalahkaprahi.

Tapi jangan salah mba. Orang Indonesia harus berhitung (efisien) 
dalam soal kekayaan alam, rencana hidup/kerja, yang seperti 
  itulah. 
Kalo nggak berhitung cermat terus2an kekayaan alam dan HR kita 
disedot keluar tanpa langsung bermanfaat untuk kita sendiri. 
  Duh, 
dari dulu sampe sekarang kita hobi jual aset negara nih, plus 
  utang. 
Saya mengagumi Pak Amin Rais yang kritis dalam hal ini...lo kok 
  jadi 
nyasar ke AR, soale dia emang yang paling jujur dalam hal ini.

Selain Arab, ada juga yang jago hitung berhitung...orang India 
termasuk tetangga2nya...hehehe..

Kita juga masyarakat berhitung mba...wong semua orang berhitung, 
  tapi 
apa yang dihitung itu bisa beda2. Dan kita juga komunal kok, 
  semua 
orang juga komunal, tapi yang jadi basis komunal itu beda2.

Orang Indonesia relatif kurang berhitung (i.e kurang efisien) 
  kalo 
itu masalah natural resources, untung rugi duit/usaha, fisik 
  lahiriah 
yang semacam itulah...wong alamnya ramah, mild, nggak ekstrim 
  seperti 
di Arab dan India sono - kecuali kalo lagi gempa dan gunung api 
batuk, ini ngagetin.

Tapi orang Indo berhitung banget soal moral, nama baik, masalah 
psikologis-spiritual gitu lah. Makanya kalo salah kaprah, jadi 
mengejar 'kesalehan pribadi' menurut istilah mba Chae.

Orang Arab cenderung berhitung banget dengan resources ato sumber 
pendapatan karena alamnya keras. India alamnya ekstrim tapi 
  jelas 
lebih kaya dibandingkan Arab. Di India agama nggak ada nilainya, 
kecuali itu relevan dengan kehidupannya sehari2 (apa ini namanya 
agama yang membumi? dalam kehidupan spiritual konon katanya India 
  itu 
di garda terdepan).

Umpamanya tuh, orang Indonesia ngarepin sorga nantiii...karena 
  udah 
di sorga di dunia, orang India Arab ngarepin sorganya 
sekarangsoale mesti kerja keras untuk menaklukkan alam. 

Tapi orang Indonesia yang selalu siap berbagi, plural, nggak 
berhitung dengan kekayaan fisik, tapi berhitung dengan non fisik -

terus2an salah kaprah, dibodohin, atau membodohi diri sendiri. 
Sekarang, kalo nggak hati2 aset negara kita bisa dijual terus 
  (udah 
dijual sebagian sama kelompok Megawati dkk), termasuk HR kita 
  yang 
unskilled, sementara kita hitung2an terus dengan pahala-dosa dan 
  para 
nabi palsu.

salam
Mia


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
chairunisa_mahadewi@ wrote:

 Mungkin ya Mba Mia, sebenarnya sistem hitung berhitung..tabung
 menabung pahala ini ndak cocok dengan kondisi dan keadaan 
  budaya 
asli
 dari masyarakat kita.
 
 Masyarakat arab kan kental banget dengan bentuk masyarakat 
komunalnya
 dimana hampir tidak ada hak kepemilikan dan kepentingan secara

Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun (koruptor dan pahala)

2007-11-19 Terurut Topik lasykar5
Wah, akhirnya muncul juga mba Flora. Langsung menohok pula pernyataannya nih
...!

Saya kira INTI tulisan mba Flora adalah di bagian akhir, ya:
Berdo'a, tapi juga melanggar larangan, berarti melecehkan Allah SWT.
Setuju mba, gayanya saja menyandang gelar HAJI, simbol ke-ISLAM-an yang lima
itu, tapi perilakunya bertentangan 180 derajat...! Sebagaimana dengan aliran
sesat lainnya, termasuk spt di tulisan MH di gatra (
http://www.gatra.com/versi_cetak.php?id=109526), di satu sisi kita perlu
tetap mengingatkan mereka, dan pada akhirnyat ketika sudah tidak ada
tanda-tanda kesembuhan, baru kita adili dan langsung hukum mati mereka.
Hukuman yang lumayan pas buat sosok yang menghina/melecehkan Allah swt dan
sekaligus menyengsarakan bangsa dan negara sec ekonomis dan moral ...!

salam,
satriyo
On Nov 16, 2007 9:21 PM, Floradianti [EMAIL PROTECTED] wrote:

   Aduh .. , koruptor ini belajar agama Islam apa enggak sih??

 Apa yang dia ketahui tentang dosa dan pahala (dari menghajikan orang)??

 Manusia, sebagai khalifah di bumi ini, dalam menjalani tugasnya sebagai
 wakil Allah, tentulah bertindak-tanduk sesuai dengan perintah dari sang
 Pemberi Amanat. Melaksanakan yang diwajibkan oleh Allah, harus selalu
 diiringi dengan kebajikan2 yang lain. Tidak bisa dong, melaksanakan
 perintah, tapi dibarengi dengan melakukan yang dilarang. Melaksanakan
 rukun2 Islam, tapi juga melakukan korupsi. Pemahaman saya, korupsi
 menghapus segala pahala yang sudah dia dikumpulkan.

 Seorang muslim yang tinggi kesalehan pribadinya (pinjam istilahnya Chae),
 yang tak pernah absen sholat berjamaah di mushalla, juga sholat2/puasa2
 sunnah lainnya, namun ia dzolim terhadap isterinya, ya batal sudah itu
 reward2 maupun pahala2 yang dia punya.

 Rujukan mudah tentang batalnya pahala yang disebabkan karena melanggar
 larangan Allah adalah pada salah satu dari hadist2 tentang khamr, misalnya
 yang ini:

 Dari Ibnu Umar ra bahwa Nabi SAW bersabda, Orang yang minum khamar,
 tidak
 diterima shalatnya 40 hari. Siapa yang bertaubat, maka Allah memberinya
 taubat untuknya. Namun bila kembali lagi, maka hak Allah untuk memberinya
 minum dari sungai Khabal. Seseorang bertanya, Apakah sungai Khabal itu?
 Beliau menjawab, Nanahnya penduduk neraka. (HR Ahmad)

 Sabda Rasulullah s.a.w: Tidaklah kamu sekalian beriman, jika salah
 seorang
 dari kamu tidur dengan perut kekenyangan sementara tetanggamu kelaparan.

 Lha kalau tidak beriman itu kan artinya kafir, ingkar. Koruptor itu tak
 punya belas kasih, tidak beriman, telah kafir, karena membuat rakyat
 melarat.

 Kita tak akan bisa mencintai Allah, jika kita tidak bisa mencintai sesama
 umat manusia dan sesama makhluk Allah.

 Jadi, tidak mungkin pahala berjalan seiring dengan dosa. Pahala tidak
 boleh
 dicemari dengan dosa.

 Karena nila setitik, rusak susu sebelanga.

 Berdo'a, tapi juga melanggar larangan, berarti melecehkan Allah SWT.

 Salam,

 Flora

 --

 Re: Di saat hujan turun

 Posted by: Aisha [EMAIL 
 PROTECTED]aishayasmina2002%40yahoo.com.sgaishayasmina2002

 Thu Nov 15, 2007 12:00 am (PST)

 Bener mba Mia :-)

 Jadi ingat cerita ayah, di satu acara reuni sekolahnya ada seorang
 temannya
 yang jadi pejabat dan terkenal korup. Teman-teman reuninya becanda sambil
 mukul pelan-pelan perut buncit koruptor itu, ini perut makin buncit saja
 makan yang haram, kapan sadarnya?.

 Koruptor ini sambil ketawa menjawab, tenang, dosaku berkurang, malah
 mungkin tidak ada dosa lagi karena kemarin aku menghajikan 5 orang.

 Ini kan akibat dari hitung menghitung pahala-dosa. Koruptor itu menghitung
 kebaikan yang berbuah pahala, padahal kebaikan itu dibiayai dari perbuatan
 buruknya (korupsi).

 salam

 Aisha

 ---

 From : Mia

 Betul mba, hitung menghitung pahala kayak gitu malah jadi menjauhkan kita
 dari yang kita tuju. Solat iya...tapi korupsi jalan terus, soale ada buku
 debit kredit pahala-dosa, yang di akhir bulan nanti bisa direkonsiliasi
 atau
 dikonsolidasi. Nggak bisa kita mengubah karakter kalo tembok mental credit
 debit itu belum runtuh - ini yang namanya mental sekular yang
 dsalahkaprahi.

 ..

 ..

 salam

 Mia

 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com,
 Chae

 [EMAIL PROTECTED] wrote:

 [Non-text portions of this message have been removed]

 




-- 
Sesungguhnya, hanya dengan mengingat Allah, hati akan tenang


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun (koruptor dan pahala)

2007-11-19 Terurut Topik masarcon

koruptornya menteri agama, mbakyu flora.  yg menjebloskan isa a.s ke
tangan orang romawi juga imam di masing masing sekte yahudi, mbakyu ...


agama, sering hanya jadi jubah dan embel embel.


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Floradianti
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Aduh .. , koruptor ini belajar agama Islam apa enggak sih??
 
 Apa yang dia ketahui tentang dosa dan pahala (dari menghajikan orang)??




[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-16 Terurut Topik rsa
 kezaliman terhadap pelakunya. Ratusan 
 ribu 
  nabi dan rasul telah diutus. Kebanyakan nabi tidaklah sukses 
dalam 
  dakwahnya, dan bahkan dibunuh oleh kaumnya. Maka, tidaklah heran 
  bila kehadiran nabi yang diketahui orang dan sukses hanya puluhan 
  saja. Di antara yang mengaku nabi dan sukses pasca Nabi Muhammad 
  ialah Guru Nanak (1469-1539,Agama Sikh), Mirza Ali Muhammad 
 (Baha'i, 
  didirikan pada 1844), dan MGA (1839 - 1908, Ahmadiyah).
   
   Wasalam,
   chodjim
   
   
 - Original Message - 
 From: Lina Dahlan 
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
 Sent: Wednesday, November 07, 2007 4:05 PM
 Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak 
  bersyarat
   
   
 QS6:93
 Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang mengadakan 
 kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:Telah diwahyukan 
  kepada 
 saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan 
  orang 
 yang berkata:Saya akan menurunkan seperti apa yang 
diturunkan 
 Allah. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu 
  orang-
 orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, 
  sedang 
 para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil 
 berkata) :Keluarkanlah nyawamu. Di hari ini kamu dibalas 
  dengan 
 siksaan yang menghinakan, karena kamu selalu mengatakan 
 terhadap 
 Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu 
 menyombongkan diri ayat-ayat-Nya. 
   
   
 Recent Activity
   a..  17New Members
 Visit Your Group 
 Sitebuilder
 Build a web site
   
 quickly  easily
   
 with Sitebuilder.
   
 Yahoo! 360°
 Start Sharing
   
 Your place online
   
 Blog  photos
   
 Y! Messenger
 Instant hello
   
 Chat in real-time
   
 with your friends.
 . 
  
   
   [Non-text portions of this message have been removed]
  
 





[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-16 Terurut Topik asetijadi2004

Waduh mas satriyo,

Anda ini kok dengan saya selalu minta hal yang sebetulnya tidak boleh 
anda minta. Masak saya harus membeberkan aib anda sendiri.

Silahkan anda lihat semua artikel yang anda forward.
Itu semua kan pendapat anda juga, hanya anda berlindung dibalik 
penulisnya.

Btw, kok komentarnya hanya yang itu saja?

Salam
Ary





--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa [EMAIL PROTECTED] wrote:

 singkat saja, dah lewat pk 5 sore wib:
 
 tunjukkan klaim anda:  Ya model anda lah.
  Yang merasa lebih tahu dan menyalah-nyalahkan yang lain sambil 
  mengklaim dirinya yang lebih tahu. ...! Kalo tidak bisa ya sama 
 saja anda sedang mencorang muka sendiri!
 
 jelas!
 
 satriyo
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, asetijadi2004 
 ary.setijadi@ wrote:
 
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa efikoe@ wrote:
  
   pak setijadi,
   
   bukankah ada hadisnya yang Rasul mengibaratkan para shahabat 
itu 
  bak 
   bintang di malam hari, yang jiga bisa menjadi acuan kita 
sebagai 
   ummat Muhammad saw? lalu apa maksud anda  Jangan menisbahkan 
   perilaku sahabat selalu kepada Rasulullah? apakah berlaku 
general 
   atau partikular? kan memang ada tindakan shahabat yang itu 
karena 
   titah Rasul? banyak ko ilustrasinya, bisa anda cek sendiri ...
   
  
  memang ADA tindakan sahabat yang karena titah Rasul 
  TAPI TIDAK SEMUA.
  
  Saya yakin anda tahu bedanya.
  
  Ayo kritis, 
  tidak semua tindakan sahabat karena titah Rasul.
  
  
   saya belum lama berdiskusi soal yang tidak beda jauh, soal 
 sunnah. 
   mitra diskusi saya keukeuh bahwa saya salah bila menganggap 
 meniru 
   perilaku Rasul seolah mesin fotokopi itu wrong and ridiculous, 
  semata 
   karena mitra diskusi saya itu melihat ada shahabat yang memang 
  meniru 
   hampir semua perilaku Rasul, bak fotokopi. argumen saya 
 sederhana, 
   hanya SATU shahabat yang demikian dan itu dilakukan ketika 
Rasul 
   masih kasat mata, masih hidup. lah gimana kita bisa demikian? 
ok 
  lah 
   banyak hadis shahih yamg bisa menggambarkan bagaimana kanjeng 
 rasul 
   bertindak tapi kan tetap saja ada beda alam (geografis dan 
 kultur) 
   dan waktu yang sulit membuat kita bisa meniru habis sikap 
 shahabat 
   yang satu itu ...
   
   eniwei, di sini ko saya lihat anda berani menyarankan salah 
satu 
   member ummat yang perihatin dengan kesesatan sebagai sibuk 
  ngurusin 
   toh? selama itu jelas ada landasannya, yaitu mencoba meluruskan 
  yang 
   bengkok, mengapa tidak? anda sendiri apa alasannya 
 malah menyuruh 
   demikian semata dengan sikap yang mas tuduhkan membela sebuah 
 HADIS 
   yang tidak ada hubungannya dengan topik di sini?
   
  
  Mbak Lina itu hanya melecehkan kepercayaan orang lain. Lha wong 
  melecehkan yang jelas-jelas beda seperti temen-temen Nasrani saja 
  DILARANG.
  
  Itulah tuntunan Al-Quran dan Sunnah yang benar.
  
   soal  SEMUA NABI PALSU DIBUNUH SETELAH RASUL WAFAT, DAN BUKAN 
  ATAS 
   PERINTAH  RASUL.  kan ini sama saja anda mendakwakan bahwa 
para 
   shahabat yang membunuh para rasul palsu/pembohong itu telah 
  melakukan 
   BID'AH karena melakukan sesuatu tanpa ada perintah dari Allah 
dan 
   Rasul ...! Wah, dari mana logika ini? Lebih tahu mana anda 
 daripada 
   para shahabat mulia itu?
   
  
  Mas satriyo, logika anda itu yang bengkok.
  Siapa anda bisa MEMASTIKAN APA YANG DIPIKIRKAN OLEH SAHABAT 
KETIKA 
  BERTINDAK? Coba pikirkan lagi.
  
  1. Para sahabat itu melakukan sesuatu sesuai dengan kondisinya. 
Ada 
  tindakan yang bersandar dari:
  - MENCONTOH LANGSUNG perilaku Rasul (sholat misalnya), 
  - ada yang meteladani rasionalisasinya dari Rasul 
  - dan ada yang karena kebijakan sendiri atas penafsiran sendiri.
  
  Perang yang membunuh Musailamah al-Khadzab itu merupakan bagian 
 dari 
  perang Ridda yang prinsipnya adalah memadamkan pemberontakan dari 
  suku-suku yang memerdekakan diri. Musailamah diperangi karena 
 lebih 
  dulu melakukan kampanye memerangi Kekhalifahan Abu Bakar.
  
  Musaylamah telah menjadi Nabi sejak Rasul masih hidup. Mengirim 
  utusan dan lain-lain yang TIDAK PERNAH DISAKITI OLEH RASUL 
WALAUPUN 
  RASUL MARAH.
  
  Abu Bakar ra telah difitnah oleh orang-orang macam anda yang 
seakan-
  akan melakukan tindakan yang tidak adil atas dorongan nafsu 
amarah 
  BALAS DENDAM.
  
  Abu Bakar ra melakukan apa yang menjadi kewajibannya sbg. 
khalifah, 
  yaitu mempertahankan kedaulatan kekhalifan muslimin.
  
  
  
   terakhir, apakah yang anda maksud dengan Coba fakta ini bisa 
   dikonfirmasi dulu daripada merasa jadi  pembela Rasul yang 
   keblinger.? adalah mba Lina membela Rasul Muhammad saw itu 
   keblinger, atau mba Lina keblinger karena membela Rasul 
Muhammad 
  saw? 
   atau apa? maaf kadang kalo lagi emosi tulisan kita jadi 
 babling ...
   
  
  Ya model anda lah.
  Yang merasa lebih tahu dan menyalah-nyalahkan yang lain sambil 
  mengklaim dirinya yang lebih tahu.
  
  Semoga jelas.
  
  Salam
  Ary
  
  
   satriyo
   
   
   --- In 

[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-16 Terurut Topik asetijadi2004
 beralasan karena Allah yang 
tahu 
   maka hanya Allah yang berhak menghukum ato menyatakan kezaliman.
   
   Pada budaya di jaman Nabi SAW hidup dan para sahabat hidup 
orang 
   macam gini sudah diperangi dan dihukum mati karena hubungan 
   spiritual mereka terhadap Allah SWT jauh lebih dekat dibanding 
   dengan kita2 sekarang ini. Jadi, saya dapat memaklumi kalau 
urat 
   syaraf kita tidak sekuat urat syaraf orang2 terbaik yang telah 
   mendapat kemenangan besar tsb.
   
   Saya sangat paham bahwa dalam ayat itu tidak ada anjuran dari 
 Allah 
   SWT kepada manusia untuk menghukum ato menyatakan dzalim 
   (Eksplisit]. Tapi, bukankan kita juga harus melihat 
 pelaksanaannya 
   pada jaman Nabi SAW (Sunnah/Hadist) dan kehidupan para sahabat? 
   
   Kalo memang urat syaraf kita yang gak kuat, gak elok juga kalo 
 kita 
   beralasan hanya Allah yang berhak menghukum dan menyatakan 
dzalim.
   
   Kalo saya mengikuti pola pikir spt ini, saya juga bisa bertanya 
 ada 
   gak dalam AlQur'an bhw hanya hak Allah dan malaikatnya untuk 
   menghukum dan menyatakan dzalim?
   
   Dont worry, saya juga termasuk orang yang urat syarafnya gak 
kuat 
   utk menghukum orang2 dzalim..tapi saya tak mau menjadikan ke 
   Mahakuasaan Allah untuk alasan ketidak kuatan saya...:-) karena 
  saya 
   yakin ada orang yang urat syarafnya kuat untuk menjadi hakim 
adil 
  di 
   muka dunia ini: Sang Ratu Adil ...:-)
   
   wassalam,
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim 
   chodjim@ wrote:
   
Ayat yang Mbak Lina cuplik itu adalah ayat tentang 
 spiritualitas. 
   Jadi, seseorang itu bohong atau tidak terhadap Allah, hanyalah 
  Allah 
   dan malaikat utusan-Nya yang mengetahui.

Lantaran hanya Allah yang mengetahui, maka Dia semata yang 
 berhak 
   menghukum atau menyatakan kezaliman terhadap pelakunya. Ratusan 
  ribu 
   nabi dan rasul telah diutus. Kebanyakan nabi tidaklah sukses 
 dalam 
   dakwahnya, dan bahkan dibunuh oleh kaumnya. Maka, tidaklah 
heran 
   bila kehadiran nabi yang diketahui orang dan sukses hanya 
puluhan 
   saja. Di antara yang mengaku nabi dan sukses pasca Nabi 
Muhammad 
   ialah Guru Nanak (1469-1539,Agama Sikh), Mirza Ali Muhammad 
  (Baha'i, 
   didirikan pada 1844), dan MGA (1839 - 1908, Ahmadiyah).

Wasalam,
chodjim


  - Original Message - 
  From: Lina Dahlan 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, November 07, 2007 4:05 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta 
tak 
   bersyarat


  QS6:93
  Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang 
mengadakan 
  kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:Telah 
diwahyukan 
   kepada 
  saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, 
dan 
   orang 
  yang berkata:Saya akan menurunkan seperti apa yang 
 diturunkan 
  Allah. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu 
   orang-
  orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul 
maut, 
   sedang 
  para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil 
  berkata) :Keluarkanlah nyawamu. Di hari ini kamu dibalas 
   dengan 
  siksaan yang menghinakan, karena kamu selalu mengatakan 
  terhadap 
  Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu 
  menyombongkan diri ayat-ayat-Nya. 


  Recent Activity
a..  17New Members
  Visit Your Group 
  Sitebuilder
  Build a web site

  quickly  easily

  with Sitebuilder.

  Yahoo! 360°
  Start Sharing

  Your place online

  Blog  photos

  Y! Messenger
  Instant hello

  Chat in real-time

  with your friends.
  . 
   

[Non-text portions of this message have been removed]
   
  
 





[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-16 Terurut Topik rsa
singkat saja, dah lewat pk 5 sore wib:

tunjukkan klaim anda:  Ya model anda lah.
 Yang merasa lebih tahu dan menyalah-nyalahkan yang lain sambil 
 mengklaim dirinya yang lebih tahu. ...! Kalo tidak bisa ya sama 
saja anda sedang mencorang muka sendiri!

jelas!

satriyo

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, asetijadi2004 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa efikoe@ wrote:
 
  pak setijadi,
  
  bukankah ada hadisnya yang Rasul mengibaratkan para shahabat itu 
 bak 
  bintang di malam hari, yang jiga bisa menjadi acuan kita sebagai 
  ummat Muhammad saw? lalu apa maksud anda  Jangan menisbahkan 
  perilaku sahabat selalu kepada Rasulullah? apakah berlaku general 
  atau partikular? kan memang ada tindakan shahabat yang itu karena 
  titah Rasul? banyak ko ilustrasinya, bisa anda cek sendiri ...
  
 
 memang ADA tindakan sahabat yang karena titah Rasul 
 TAPI TIDAK SEMUA.
 
 Saya yakin anda tahu bedanya.
 
 Ayo kritis, 
 tidak semua tindakan sahabat karena titah Rasul.
 
 
  saya belum lama berdiskusi soal yang tidak beda jauh, soal 
sunnah. 
  mitra diskusi saya keukeuh bahwa saya salah bila menganggap 
meniru 
  perilaku Rasul seolah mesin fotokopi itu wrong and ridiculous, 
 semata 
  karena mitra diskusi saya itu melihat ada shahabat yang memang 
 meniru 
  hampir semua perilaku Rasul, bak fotokopi. argumen saya 
sederhana, 
  hanya SATU shahabat yang demikian dan itu dilakukan ketika Rasul 
  masih kasat mata, masih hidup. lah gimana kita bisa demikian? ok 
 lah 
  banyak hadis shahih yamg bisa menggambarkan bagaimana kanjeng 
rasul 
  bertindak tapi kan tetap saja ada beda alam (geografis dan 
kultur) 
  dan waktu yang sulit membuat kita bisa meniru habis sikap 
shahabat 
  yang satu itu ...
  
  eniwei, di sini ko saya lihat anda berani menyarankan salah satu 
  member ummat yang perihatin dengan kesesatan sebagai sibuk 
 ngurusin 
  toh? selama itu jelas ada landasannya, yaitu mencoba meluruskan 
 yang 
  bengkok, mengapa tidak? anda sendiri apa alasannya 
malah menyuruh 
  demikian semata dengan sikap yang mas tuduhkan membela sebuah 
HADIS 
  yang tidak ada hubungannya dengan topik di sini?
  
 
 Mbak Lina itu hanya melecehkan kepercayaan orang lain. Lha wong 
 melecehkan yang jelas-jelas beda seperti temen-temen Nasrani saja 
 DILARANG.
 
 Itulah tuntunan Al-Quran dan Sunnah yang benar.
 
  soal  SEMUA NABI PALSU DIBUNUH SETELAH RASUL WAFAT, DAN BUKAN 
 ATAS 
  PERINTAH  RASUL.  kan ini sama saja anda mendakwakan bahwa para 
  shahabat yang membunuh para rasul palsu/pembohong itu telah 
 melakukan 
  BID'AH karena melakukan sesuatu tanpa ada perintah dari Allah dan 
  Rasul ...! Wah, dari mana logika ini? Lebih tahu mana anda 
daripada 
  para shahabat mulia itu?
  
 
 Mas satriyo, logika anda itu yang bengkok.
 Siapa anda bisa MEMASTIKAN APA YANG DIPIKIRKAN OLEH SAHABAT KETIKA 
 BERTINDAK? Coba pikirkan lagi.
 
 1. Para sahabat itu melakukan sesuatu sesuai dengan kondisinya. Ada 
 tindakan yang bersandar dari:
 - MENCONTOH LANGSUNG perilaku Rasul (sholat misalnya), 
 - ada yang meteladani rasionalisasinya dari Rasul 
 - dan ada yang karena kebijakan sendiri atas penafsiran sendiri.
 
 Perang yang membunuh Musailamah al-Khadzab itu merupakan bagian 
dari 
 perang Ridda yang prinsipnya adalah memadamkan pemberontakan dari 
 suku-suku yang memerdekakan diri. Musailamah diperangi karena 
lebih 
 dulu melakukan kampanye memerangi Kekhalifahan Abu Bakar.
 
 Musaylamah telah menjadi Nabi sejak Rasul masih hidup. Mengirim 
 utusan dan lain-lain yang TIDAK PERNAH DISAKITI OLEH RASUL WALAUPUN 
 RASUL MARAH.
 
 Abu Bakar ra telah difitnah oleh orang-orang macam anda yang seakan-
 akan melakukan tindakan yang tidak adil atas dorongan nafsu amarah 
 BALAS DENDAM.
 
 Abu Bakar ra melakukan apa yang menjadi kewajibannya sbg. khalifah, 
 yaitu mempertahankan kedaulatan kekhalifan muslimin.
 
 
 
  terakhir, apakah yang anda maksud dengan Coba fakta ini bisa 
  dikonfirmasi dulu daripada merasa jadi  pembela Rasul yang 
  keblinger.? adalah mba Lina membela Rasul Muhammad saw itu 
  keblinger, atau mba Lina keblinger karena membela Rasul Muhammad 
 saw? 
  atau apa? maaf kadang kalo lagi emosi tulisan kita jadi 
babling ...
  
 
 Ya model anda lah.
 Yang merasa lebih tahu dan menyalah-nyalahkan yang lain sambil 
 mengklaim dirinya yang lebih tahu.
 
 Semoga jelas.
 
 Salam
 Ary
 
 
  satriyo
  
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, asetijadi2004 
  ary.setijadi@ wrote:
  
   mbak Lina,
   




[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun (koruptor dan pahala)

2007-11-16 Terurut Topik Floradianti
Aduh .. , koruptor ini belajar agama Islam apa enggak sih??

Apa yang dia ketahui tentang dosa dan pahala (dari menghajikan orang)??

 

Manusia, sebagai khalifah di bumi ini, dalam menjalani tugasnya sebagai
wakil Allah, tentulah bertindak-tanduk sesuai dengan perintah dari sang
Pemberi Amanat.  Melaksanakan yang diwajibkan oleh Allah, harus selalu
diiringi dengan kebajikan2 yang lain. Tidak bisa dong, melaksanakan
perintah, tapi dibarengi dengan melakukan yang dilarang.  Melaksanakan
rukun2 Islam, tapi juga melakukan korupsi.  Pemahaman saya, korupsi
menghapus segala pahala yang sudah dia dikumpulkan.

 

Seorang muslim yang tinggi kesalehan pribadinya (pinjam istilahnya Chae),
yang tak pernah absen sholat berjamaah di mushalla, juga sholat2/puasa2
sunnah lainnya, namun ia dzolim terhadap isterinya, ya batal sudah itu
reward2 maupun pahala2 yang dia punya.  

 

Rujukan mudah tentang batalnya pahala yang disebabkan karena melanggar
larangan Allah adalah pada salah satu dari hadist2 tentang khamr, misalnya
yang ini: 

Dari Ibnu Umar ra bahwa Nabi SAW bersabda, Orang yang minum khamar, tidak
diterima shalatnya 40 hari. Siapa yang bertaubat, maka Allah memberinya
taubat untuknya. Namun bila kembali lagi, maka hak Allah untuk memberinya
minum dari sungai Khabal. Seseorang bertanya, Apakah sungai Khabal itu?
Beliau menjawab, Nanahnya penduduk neraka. (HR Ahmad)

 

Sabda Rasulullah s.a.w: Tidaklah kamu sekalian beriman, jika salah seorang
dari kamu tidur dengan perut kekenyangan sementara tetanggamu kelaparan.

Lha kalau tidak beriman itu kan artinya kafir, ingkar.  Koruptor itu tak
punya belas kasih, tidak beriman, telah kafir, karena membuat rakyat
melarat.

Kita tak akan bisa mencintai Allah, jika kita tidak bisa mencintai sesama
umat manusia dan sesama makhluk Allah.

 

Jadi, tidak mungkin pahala berjalan seiring dengan dosa.  Pahala tidak boleh
dicemari dengan dosa.

Karena nila setitik, rusak susu sebelanga.

Berdo'a, tapi juga melanggar larangan, berarti melecehkan Allah SWT.

 

Salam,

Flora

--

 

Re: Di saat hujan turun 

Posted by: Aisha [EMAIL PROTECTED]   aishayasmina2002 

Thu Nov 15, 2007 12:00 am (PST) 

Bener mba Mia :-)

Jadi ingat cerita ayah, di satu acara reuni sekolahnya ada seorang temannya
yang jadi pejabat dan terkenal korup. Teman-teman reuninya becanda sambil
mukul pelan-pelan perut buncit koruptor itu, ini perut makin buncit saja
makan yang haram, kapan sadarnya?.

 

Koruptor ini sambil ketawa menjawab, tenang, dosaku berkurang, malah
mungkin tidak ada dosa lagi karena kemarin aku menghajikan 5 orang.

 

Ini kan akibat dari hitung menghitung pahala-dosa. Koruptor itu menghitung
kebaikan yang berbuah pahala, padahal kebaikan itu dibiayai dari perbuatan
buruknya (korupsi). 

 

salam

Aisha

---

From : Mia

Betul mba, hitung menghitung pahala kayak gitu malah jadi menjauhkan kita
dari yang kita tuju. Solat iya...tapi korupsi jalan terus, soale ada buku
debit kredit pahala-dosa, yang di akhir bulan nanti bisa direkonsiliasi atau
dikonsolidasi. Nggak bisa kita mengubah karakter kalo tembok mental credit
debit itu belum runtuh - ini yang namanya mental sekular yang dsalahkaprahi.

..

..

salam

Mia

 

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 

[EMAIL PROTECTED] wrote:



[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun (koruptor dan pahala)

2007-11-16 Terurut Topik total_sacrifice
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Floradianti
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Aduh .. , koruptor ini belajar agama Islam apa enggak sih??
 
 Apa yang dia ketahui tentang dosa dan pahala (dari menghajikan orang)??
 

koruptor tidak nyari pahala tapi pahaloe hehehe



[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun (koruptor dan pahala)

2007-11-16 Terurut Topik Rani Kirana
Mbak Flora,

mungkin anda sudah terlalu lama tidak tinggal di Indonesia.. 

Apa yg berlaku di sebagian besar masyarakat kita adalah seperti yg 
sudah mbak Flora baca sendiri..
Perbuatan baik dengan membantu anak yatim, membangun masjid dll 
akan menjadi penyeimbang tindakan korupsi..
Jadi agama lebih digunakan sebagai tameng untuk menyelamatkan 
diri, dan terbukti bahwa strategi itu berhasil selalu

Apa koruptor itu belajar agama Islam ? jawabannya..ya..iya..lah..

Mbak Flora masih ingat khan bagaimana lingkungan kerja di Pertamina, 
(mungkin..IAPCO, Diamond Shamrock, Maxus and YPF Repsol..ya..coba 
tanya suami mbak Flora yg tercinta..pasti deh beliau tahu..).
Berapa orang yg menyandang gelar keimanan sebagai HAJI, ternyata 
juga berpesta pora berkorupsi ria menggerogoti uang Negara..  

Kalaupun mau berpikiran singkat..berapa ratus ribu atau mungkin 
berapa juta orang Indonesia yg sudah menjalankan panggilan 
Haji..tapi masih tetep berkorupsi ria..

menyedihkan..


Salam,

Rani

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Floradianti 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Aduh .. , koruptor ini belajar agama Islam apa enggak sih??
 
 Apa yang dia ketahui tentang dosa dan pahala (dari menghajikan 
orang)??
 
  
 
 



[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-15 Terurut Topik agussyafii
salat oleh, ora salat iyo oleh..
sing ora oleh, menging wong salat..

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Kinantaka [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Assalamu'alaikum Wr. Wb.
 
 Semalam di tempat saya hujan turun dengan deras. Gludug dan bledek silih
 berganti bersahut-sahutan. Seperti biasanya kalau hujan deras, kamar
anak
 saya bocor. Tetesan air hampir membasahi seluruh kamar. Kemudian
saya dan
 istri kerja bakti untuk meminggirkan barang2 agar tidak kebasahan.
 
 Sedang asyik2nya beres-beres kamar, terdengar adzan Isya' di musholla
 sebelah. Saya menghentikan aktifitas beres-beres kamar, segera ambil air
 wudlu, ambil payung dan bersiap mau berangkat ke musholla. Istri saya
 menyeletuk: Mau ke mana, mas?
 
 Ya mau sholat atuh, apa ndak denger adzan Isya'?, jawab saya.
 Sholat di rumah aja, kan hujan gede, yah, sahut istri saya kembali.
 Ibu, ayah kan pengen dapet 27 derajat dengan sholat jama'ah di
musholla,
 jawab saya.
 Ayah enak dapet 27 derajat, sementara ibu di rumah ngurusin kamar bocor
 begini. Terserah ayah, deh, ketus istri saya.
 
 Deg Jantung saya terhenyak. Ragu2 apakah mau sholat ke musholla
untuk
 mendapatkan 27 derajat atau membantu istri ngeberesin kamar anak
yang bocor.
 
 Agak lama saya berdiam diri, sampai adzan di musholla hampir selesai.
 Akhirnya saya memutuskan untuk membantu istri beres-beres kamar
anak. Saya
 memilih untuk sholat di rumah saja, yang hanya dapat 1 derajat.
 
 Apakah saya salah?
 
 Kinantaka
 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-15 Terurut Topik Lina Dahlan
Lha itu udah dijawab! ...:-). Rumus umumnya begitu: Dahulukan yang 
wajib drpd yang sunnah.

Kecuali kalo sikonnya istri sampeyan ini bilang,ya udah mas, gak 
apa-apa ditinggal aja kalo mas mau sholat jamaah di masjid. Saya 
juga mau istirahat dulu. Mo minum teh manis hangat dulu! Nanti kalo 
mas udah pulang ya diterusin lagi. Kan masih bisa ditunnggu kok!

Insyaallah istri sampeyan dapet pahala sholat berjamaah nya juga 
karena keikhlasannya,cuma gak tau berapa derajatnya he..he... 
Mungkin juga bukan pahala istilahnya tapi 'hasanah' kata orang arab. 
Kebaikan. Tapi tetep aja, ujung2nya kebaikan itu kan pahala.

wassalam,
Hayuu buat kebaikan sebanyak-banyaknya.




--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Kinantaka [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Membantu istri kan wajib, dan sholat berjama'ah di mesjid itu 
Sunnah. Jadi
 gimana, kalau menurut rumus mbak Lina, berarti saya harus membantu 
beres2 di
 rumah kan?
 
 Apakah ada yg pernah berpendapat bahwa membantu istri itu hukumnya 
Sunnah?
 
 Kinantaka
 
 
 
 On 11/7/07, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
Tanya pak Kinan karena dia yang ngalami. Separah apa 
kebocorannya ?
  Apa diperlukan perbaikan/perhatian sesegera mungkin ? Kalo emang
  urgent banget ini menjadi lebih wajib ketimbang shola wajib DI
  MASJID karena mendahulukan memberikan bantuan kpd yang 
membutuhkan
  urgent itu mendapatkan pahala 100 derajat...:-)) Kalo mo itung2an
  derajat pahala.
 
  Saya pernah tanya juga ama seorang ustadz mana yang lebih penting
  memberikan infaq sedekah atau membayar hutang? Kata si ustadz
  membayar hutang itu wajib, infaq sedekah itu sunnah. Jadi, 
dahulukan
  yang wajib dari yang sunnah kecualididepan mata ada orang 
yang
  membutuhkan infaq sedekah kita dan kalo tidak di kasih 
pertolongan
  berupa uang utk makan ato berobat orang tsb akan mate'.
 
  Sebetulnya pertanyaan saya ke ustadz itu merujuk kepada fenomena
  seseorang (ato misalkan kita) yang rajin membagikan infaq sedekah
  tapi rajin pula meminjam uang kesana kemari untuk menutupi 
keperluan
  hidupnya sehari-hari karena orang tsb (or kita) terlibat hutang 
sana
  sini: termasuk hutang credit card ???
 
  wassalam,
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%
40yahoogroups.com,
  Chae
  chairunisa_mahadewi@ wrote:
  
   sekarang mana yang lebih wajib hukumnya...membantu istri di 
rumah
  atau
   sholat wajib di mesjid?
  
  
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%
40yahoogroups.com,
  Lina Dahlan linadahlan@
   wrote:
   
Dahulukan yang wajib dari yang sunnah. Beres deh.
wassalam,
   
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%
40yahoogroups.com,
  Tri Budi Lestyaningsih
(Ning) ninghdw@ wrote:


 Pak Kinan,
 Menurut saya, kalau isteri lagi eM, ya pak Kinan sebaiknya
  sholat
jamaah
 di Musholla dong.

 Tapi, memang harus lihat suasana juga. Kalau
  keadaannya parah,
menurut
 saya sih bantuin dulu isteri beres-beres. Karena nanti pak
  Kinan,
 biarpun berjamaah, tapi jadi tidak khusyu' sholatnya,
  kepikiran
rumah
 terus. Seperti yang mbak Mei ceritakan di email lain bahwa
Rasulullah
 menyuruh untuk menambatkan unta kita terlebih dahulu 
sebelum
sholat,
 supaya sholatnya khusyu', tidak kepikiran untanya terus. 
Jadi
  hal-
hal
 yang bisa membuat hati kita tidak tenang, tidak fokus pada
  saat
sholat,
 ya dibereskan dulu.

 Tapi kalau bisa ditinggal, ya tinggal aja dulu. Pak Kinan
  bilang ke
 isterinya untuk istirahat dulu beres-beresnya sejenak,
  sementara
pak
 Kinan sholat jamaah di masjid, paling lama kan 15 menit-an
  aja.
Setelah
 pulang, diterusin lagi.

 Kalau isterinya ngomel, ya dikasih senyum aja, Pak. Suami 
saya
juga suka
 senyum aja, kalau saya ngomel. Saya jadi malu hati kalau 
udah
begitu,
 ingat cerita Rasulullah saat minta ijin pada Aisyah saat 
akan
sholat
 malam (jadi tidak menemani Aisyah tidur), Aisyah menjawab 
yang
isinya
 kira-kira begini:Sebenarnya aku ingin dan senang engkau
  temani
tidur.
 Tetapi engkau akan melakukan yang lebih disukai oleh Allah,
  maka
aku
 ridho engkau tinggalkan. Waah... Isteri teladan kan kalau
  bisa
seperti
 beliau R.A.

 Wallahua'lam bishowab.
 Wassalaam,
 -Ning





 -Original Message-
 From: wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%
40yahoogroups.com
 [mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%
40yahoogroups.com]
  On Behalf Of Kinantaka
 Sent: Saturday, November 03, 2007 10:41 AM
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%
40yahoogroups.com
 Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

 Mbak Ning,

 Kalau istri sedang -eM- bagaimana? Tetap dengan sangat
  terpaksa
sholat
 sendirian, kan?

 Kinantaka


 On 11/2/07, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) ninghdw

[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-15 Terurut Topik Lina Dahlan
Saya berpendapat ini karena kita tinggal pada budaya yang 
demikian 'lembut' sehingga bisa beralasan karena Allah yang tahu 
maka hanya Allah yang berhak menghukum ato menyatakan kezaliman.

Pada budaya di jaman Nabi SAW hidup dan para sahabat hidup orang 
macam gini sudah diperangi dan dihukum mati karena hubungan 
spiritual mereka terhadap Allah SWT jauh lebih dekat dibanding 
dengan kita2 sekarang ini. Jadi, saya dapat memaklumi kalau urat 
syaraf kita tidak sekuat urat syaraf orang2 terbaik yang telah 
mendapat kemenangan besar tsb.

Saya sangat paham bahwa dalam ayat itu tidak ada anjuran dari Allah 
SWT kepada manusia untuk menghukum ato menyatakan dzalim 
(Eksplisit]. Tapi, bukankan kita juga harus melihat pelaksanaannya 
pada jaman Nabi SAW (Sunnah/Hadist) dan kehidupan para sahabat? 

Kalo memang urat syaraf kita yang gak kuat, gak elok juga kalo kita 
beralasan hanya Allah yang berhak menghukum dan menyatakan dzalim.

Kalo saya mengikuti pola pikir spt ini, saya juga bisa bertanya ada 
gak dalam AlQur'an bhw hanya hak Allah dan malaikatnya untuk 
menghukum dan menyatakan dzalim?

Dont worry, saya juga termasuk orang yang urat syarafnya gak kuat 
utk menghukum orang2 dzalim..tapi saya tak mau menjadikan ke 
Mahakuasaan Allah untuk alasan ketidak kuatan saya...:-) karena saya 
yakin ada orang yang urat syarafnya kuat untuk menjadi hakim adil di 
muka dunia ini: Sang Ratu Adil ...:-)

wassalam,
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ayat yang Mbak Lina cuplik itu adalah ayat tentang spiritualitas. 
Jadi, seseorang itu bohong atau tidak terhadap Allah, hanyalah Allah 
dan malaikat utusan-Nya yang mengetahui.
 
 Lantaran hanya Allah yang mengetahui, maka Dia semata yang berhak 
menghukum atau menyatakan kezaliman terhadap pelakunya. Ratusan ribu 
nabi dan rasul telah diutus. Kebanyakan nabi tidaklah sukses dalam 
dakwahnya, dan bahkan dibunuh oleh kaumnya. Maka, tidaklah heran 
bila kehadiran nabi yang diketahui orang dan sukses hanya puluhan 
saja. Di antara yang mengaku nabi dan sukses pasca Nabi Muhammad 
ialah Guru Nanak (1469-1539,Agama Sikh), Mirza Ali Muhammad (Baha'i, 
didirikan pada 1844), dan MGA (1839 - 1908, Ahmadiyah).
 
 Wasalam,
 chodjim
 
 
   - Original Message - 
   From: Lina Dahlan 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Wednesday, November 07, 2007 4:05 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak 
bersyarat
 
 
   QS6:93
   Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang mengadakan 
   kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:Telah diwahyukan 
kepada 
   saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan 
orang 
   yang berkata:Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan 
   Allah. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu 
orang-
   orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, 
sedang 
   para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil 
   berkata) :Keluarkanlah nyawamu. Di hari ini kamu dibalas 
dengan 
   siksaan yang menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap 
   Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu 
   menyombongkan diri ayat-ayat-Nya. 
 
 
   Recent Activity
 a..  17New Members
   Visit Your Group 
   Sitebuilder
   Build a web site
 
   quickly  easily
 
   with Sitebuilder.
 
   Yahoo! 360°
   Start Sharing
 
   Your place online
 
   Blog  photos
 
   Y! Messenger
   Instant hello
 
   Chat in real-time
 
   with your friends.
   . 

 
 [Non-text portions of this message have been removed]





Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-15 Terurut Topik Achmad Chodjim
Wa alaykumus salam wr. wb.,

Salam hormat, Mas Suryawan. Dalam hal ini saya tidak menggunakan standar kata 
nabi (yang bahasa Arab) itu. Yang saya gunakan ialah sifat meski sebutannya 
bisa nabi, awatara (avatar), utusan, atau rasul. Itu tidak menjadi masalah bagi 
saya. Guru Nanak secara faktual telah membangun agama baru Sikh dengan kitab 
suci, tata cara peribadatan, dan simbol-simbolnya sendiri.

Meskipun Mirza Ali Muhammad dihukum mati, tapi pengembangan agama Bahai itu 
dilanjutkan oleh Muhammad Husein Nuri, dan berkembanglah agama Bahai sampai 
dewasa ini. Dari sinilah saya anggap bahwa dia sukses. Banyak nabi yang tidak 
mati dibunuh oleh kaumnya, tapi hanya tinggal namanya dan tidak ada pengikutnya 
yang tersisa di hari ini, seperti Ilyas, Yunus, dan lain-lain.

Matur kasuwun, atas koreksi tahun kelahiran Hazrat Mirza Ghulam Ahmad.

Wasalam,
chodjim


  - Original Message - 
  From: ma_suryawan 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, November 13, 2007 3:53 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat


  Assalamu'alaikum,

  Pak Chodjim,

  Memang benar, barangsiapa yang mengaku mendapat wahyu dari Allah, 
  hanya Allah saja yang mengetahui apakah klaim itu dusta atau benar, 
  sehingga hanya Allah saja yang berhak memberi hukuman atau menyatakan 
  sebagai zalim.

  Mengenai ukuran sukses tidaknya nabi, saya percaya salah satu 
  kriterianya adalah bahwa nabi yang sukses adalah nabi yang tidak di 
  bunuh oleh kaumnya sendiri.

  Mengenai Guru Baba Nanak, rasanya beliau tidak pernah mendakwakan 
  dirinya sebagai nabi. Oleh sebab itu beliau bukan nabi, dan para 
  pengikutnya (kaum Sikh) juga tidak menganggapnya sebagai nabi. 
  Menurut Ahmadiya, beliau adalah beragama Islam dan seorang wali Allah.

  Mengenai Mirza Ali Muhammad (Bahai), ia dihukum mati di muka umum di 
  Persia pada tahun 1850 dalam usia 31 tahun. Artinya, ia tidak sukses.

  Mengenai Mirza Ghulam Ahmad, ada koreksi sedikit, beliau lahir tahun 
  1835, bukan tahun 1839.

  Salam,
  MAS

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim 
  [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Ayat yang Mbak Lina cuplik itu adalah ayat tentang spiritualitas. 
  Jadi, seseorang itu bohong atau tidak terhadap Allah, hanyalah Allah 
  dan malaikat utusan-Nya yang mengetahui.
   
   Lantaran hanya Allah yang mengetahui, maka Dia semata yang berhak 
  menghukum atau menyatakan kezaliman terhadap pelakunya. Ratusan ribu 
  nabi dan rasul telah diutus. Kebanyakan nabi tidaklah sukses dalam 
  dakwahnya, dan bahkan dibunuh oleh kaumnya. Maka, tidaklah heran bila 
  kehadiran nabi yang diketahui orang dan sukses hanya puluhan saja. Di 
  antara yang mengaku nabi dan sukses pasca Nabi Muhammad ialah Guru 
  Nanak (1469-1539,Agama Sikh), Mirza Ali Muhammad (Baha'i, didirikan 
  pada 1844), dan MGA (1839 - 1908, Ahmadiyah).
   
   Wasalam,
   chodjim
   
   
   - Original Message - 
   From: Lina Dahlan 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Wednesday, November 07, 2007 4:05 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak 
  bersyarat
   
   
   QS6:93
   Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang mengadakan 
   kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:Telah diwahyukan 
  kepada 
   saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan 
  orang 
   yang berkata:Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan 
   Allah. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-
   orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, 
  sedang 
   para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil 
   berkata) :Keluarkanlah nyawamu. Di hari ini kamu dibalas dengan 
   siksaan yang menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap 
   Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu 
   menyombongkan diri ayat-ayat-Nya. 
   
   
   Recent Activity
   a.. 17New Members
   Visit Your Group 
   Sitebuilder
   Build a web site
   
   quickly  easily
   
   with Sitebuilder.
   
   Yahoo! 360°
   Start Sharing
   
   Your place online
   
   Blog  photos
   
   Y! Messenger
   Instant hello
   
   Chat in real-time
   
   with your friends.
   . 
   
   
   [Non-text portions of this message have been removed]
  



   

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-15 Terurut Topik L.Meilany
Nimbrung-

Mungkin istri teman Pak Kinan itu orang Jawa tradisional;-)
Apapun juga ikut suami
'Suargo nunut, neraka katut'
Kalo suaminya dapat banyak pahala/surga istrinya ikut, kalo suaminya masuk 
neraka
istrinya juga ikut. Nilai pahala/dosa istri nggak diperhitungkan oleh Gusti 
Allah.
Begitulah konon rumusannya.

Salam
l.meilany 


  - Original Message - 
  From: Kinantaka 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, November 15, 2007 8:40 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun


  Mbak Mia,
  Ada teman yang japri ke saya begini:

  On 11/7/07, NW wrote:

   Waalaikum salam Wr. Wb.
  
   Kalo saya kebalikannya Pak Kinantaka, istri saya malah mengingatkan untuk
   sholat di mushollah, padahal kondisinya 2 anak saya lagi rewel dan yang bayi
   nangis-nangis.
  
   Yang ini biar umi yang tanganin, panggilan Allah harus dijawab. gitu
   katanya.
  
   Wasalam.

  Bagaimana, mbak?

  Kinantaka

  On 11/14/07, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Ya mba Chae, dalam ceritanya kupikir pak Kinan sudah menyiratkan itu,
   apa artinya 'pahala-dosa' buat kita jaman sekarang, apa artinya lika-
   liku hubungan kita dengan isteri tercinta yang lagi kerepotan.
  
   KEMANA kita mentransformasikan diri kita (i.e. mendapat pahala,
   hablumminallah) vs DARIMANA kita mentransformasikan diri kita
   (hubungan dengan isteri, hablumminan-nas). Walaupun nggak bisa di-
   clear-cut gitu juga sih, karena solat ke mesjid itu bisa juga jadi
   dalih dari kerepotan menghadapi rumah bocor isteri ngomel - mendingan
   ke musola donks..cari aman..
  
   Tapi jelas dari tutur ceritanya Pak Kinan mempertanyakan lagi apa
   arti konsep pahala-dosa itu buat kita sekarang, yang keliatannya kita
   lebih males mikir males berinisiatif, 'pahala oriented' - ketimbang
   menjalani proses ke arah itu - sehingga bukannya mengubah karakter
   dan kehidupan kita, tapi cuman dapet itung2annya doang, bahkan jadi
   ngleyer kemana-mana, atau kurang empatik terhadap kebutuhan pasangan
   sendiri.
  
   salam
   Mia
  
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com,
   Chae
   [EMAIL PROTECTED] wrote:
   
Gimana enggak jengah dong Jeng:) wong dulunya sistem pahala ini kan
buat masyarakat tingkat pedagang zaman kuda ngegel besi...apa masih
keukeuh wae mau dilestarikan terus menerus??? walah kapan bisa maju
atuh masyarakat beragama teh..pantesan kalah sama masyarakat yang
tidak beragama...
   
Banyak sekali orang yang jadi keblinger gara-gara masalah
pahala...niat mendapat pahala malah menzalimi orang lain.
   
* lagi bete nunggu avatar sesion 3 DOBS hiks..hiks..kapan kau
tayangg;P
   
   
   
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.com,
   Lina Dahlan linadahlan@
  
   
  

  [Non-text portions of this message have been removed]



   

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-15 Terurut Topik Chae
mungkin tafisr kita terhadap pahala itu harus di revisi/diperbaiki
agar bisa menjadi petunjuk yang benar...ada ide;))

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Betul mba, hitung menghitung pahala kayak gitu malah jadi menjauhkan 
 kita dari yang kita tuju. Solat iya...tapi korupsi jalan terus, soale 
 ada buku debit kredit pahala-dosa, yang di akhir bulan nanti bisa 
 direkonsiliasi atau dikonsolidasi.
 
 Nggak bisa kita mengubah karakter kalo tembok mental credit debit itu 
 belum runtuh - ini yang namanya mental sekular yang dsalahkaprahi.
 
 Tapi jangan salah mba. Orang Indonesia harus berhitung (efisien) 
 dalam soal kekayaan alam, rencana hidup/kerja, yang seperti itulah.  
 Kalo nggak berhitung cermat terus2an kekayaan alam dan HR kita 
 disedot keluar tanpa langsung bermanfaat untuk kita sendiri.  Duh, 
 dari dulu sampe sekarang kita hobi jual aset negara nih, plus utang.  
 Saya mengagumi Pak Amin Rais yang kritis dalam hal ini...lo kok jadi 
 nyasar ke AR, soale dia emang yang paling jujur dalam hal ini.
 
 Selain Arab, ada juga yang jago hitung berhitung...orang India 
 termasuk tetangga2nya...hehehe..
 
 Kita juga masyarakat berhitung mba...wong semua orang berhitung, tapi 
 apa yang dihitung itu bisa beda2.  Dan kita juga komunal kok, semua 
 orang juga komunal, tapi yang jadi basis komunal itu beda2.
 
 Orang Indonesia relatif kurang berhitung (i.e kurang efisien) kalo 
 itu masalah natural resources, untung rugi duit/usaha, fisik lahiriah 
 yang semacam itulah...wong alamnya ramah, mild, nggak ekstrim seperti 
 di Arab dan India sono - kecuali kalo lagi gempa dan gunung api 
 batuk, ini ngagetin.
 
 Tapi orang Indo berhitung banget soal moral, nama baik, masalah 
 psikologis-spiritual gitu lah. Makanya kalo salah kaprah, jadi 
 mengejar 'kesalehan pribadi' menurut istilah mba Chae.
 
 Orang Arab cenderung berhitung banget dengan resources ato sumber 
 pendapatan karena alamnya keras.  India alamnya ekstrim tapi jelas 
 lebih kaya dibandingkan Arab. Di India agama nggak ada nilainya, 
 kecuali itu relevan dengan kehidupannya sehari2 (apa ini namanya 
 agama yang membumi? dalam kehidupan spiritual konon katanya India itu 
 di garda terdepan).
 
 Umpamanya tuh, orang Indonesia ngarepin sorga nantiii...karena udah 
 di sorga di dunia, orang India Arab ngarepin sorganya 
 sekarangsoale mesti kerja keras untuk menaklukkan alam. 
 
 Tapi orang Indonesia yang selalu siap berbagi, plural, nggak 
 berhitung dengan kekayaan fisik, tapi berhitung dengan non fisik - 
 terus2an salah kaprah, dibodohin, atau membodohi diri sendiri.  
 Sekarang, kalo nggak hati2 aset negara kita bisa dijual terus (udah 
 dijual sebagian sama kelompok Megawati dkk), termasuk HR kita yang 
 unskilled, sementara kita hitung2an terus dengan pahala-dosa dan para 
 nabi palsu.
 
 salam
 Mia
 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  Mungkin ya Mba Mia, sebenarnya sistem hitung berhitung..tabung
  menabung pahala ini ndak cocok dengan kondisi dan keadaan budaya 
 asli
  dari masyarakat kita.
  
  Masyarakat arab kan kental banget dengan bentuk masyarakat 
 komunalnya
  dimana hampir tidak ada hak kepemilikan dan kepentingan secara
  individu. Nah dimana-mana yang namanya bersifat ekstrim itu kan
  tidak baik..makanya muncul sistem hitung berhitung pahala dan tabung
  menabung pahala secara per indvidu untuk menciptakan suasana balance
  terhadap situasi dan kondisi yang ada.
  
  Sedangkan masyarakat kita ini pada dasarnya sudah bersifat
  seimbang...dengan sistem itung berhitung pahala malah jadi miring.
  
  Kalau saya pikir banyak sekali akbat yang tidak baik dari sistem
  hitung-menghitung  pahala ini bermunculan...seperti yang banyak kita
  ketahui begitu banyak di dalam masyarakat kita orang-orang yang 
 hanya
  mengejar keshalehan pribadiyang berujung hanya berangan-angan 
 semata.
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:
  
   Ya mba Chae, dalam ceritanya kupikir pak Kinan sudah menyiratkan 
 itu, 
   apa artinya 'pahala-dosa' buat kita jaman sekarang, apa artinya 
 lika-
   liku hubungan kita dengan isteri tercinta yang lagi kerepotan.
   
   KEMANA kita mentransformasikan diri kita (i.e. mendapat pahala, 
   hablumminallah) vs DARIMANA kita mentransformasikan diri kita 
   (hubungan dengan isteri, hablumminan-nas). Walaupun nggak bisa di-
   clear-cut gitu juga sih, karena solat ke mesjid itu bisa juga 
 jadi 
   dalih dari kerepotan menghadapi rumah bocor isteri ngomel - 
 mendingan 
   ke musola donks..cari aman..
   
   Tapi jelas dari tutur ceritanya Pak Kinan mempertanyakan lagi apa 
   arti konsep pahala-dosa itu buat kita sekarang, yang keliatannya 
 kita 
   lebih males mikir males berinisiatif, 'pahala oriented' -  
 ketimbang 
   menjalani proses ke arah itu - sehingga bukannya mengubah 
 karakter 
   dan kehidupan kita, tapi cuman dapet itung2annya doang, bahkan 
 jadi 
   ngleyer kemana-mana, atau kurang 

[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-15 Terurut Topik Chae
Penjelasan Pak Chojim sangat baik, maksud saya juga demikian bahwa
indikator kesuksesan seorang Nabi pada misinya hanya berdasarkan 'cara
kematianya amat sangat tidak relevan kalau bagi saya:)

Karena masalah cara kematianya pun menimbulkan persepsi yang
berbeda-beda..contohnya kematian nabi Isa as dan sudah seharusnya kita
saling menghormati dan berempati terhadap apa yang diyakini setiap
orang/umat.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Wa alaykumus salam wr. wb.,
 
 Salam hormat, Mas Suryawan. Dalam hal ini saya tidak menggunakan
standar kata nabi (yang bahasa Arab) itu. Yang saya gunakan ialah
sifat meski sebutannya bisa nabi, awatara (avatar), utusan, atau
rasul. Itu tidak menjadi masalah bagi saya. Guru Nanak secara faktual
telah membangun agama baru Sikh dengan kitab suci, tata cara
peribadatan, dan simbol-simbolnya sendiri.
 
 Meskipun Mirza Ali Muhammad dihukum mati, tapi pengembangan agama
Bahai itu dilanjutkan oleh Muhammad Husein Nuri, dan berkembanglah
agama Bahai sampai dewasa ini. Dari sinilah saya anggap bahwa dia
sukses. Banyak nabi yang tidak mati dibunuh oleh kaumnya, tapi hanya
tinggal namanya dan tidak ada pengikutnya yang tersisa di hari ini,
seperti Ilyas, Yunus, dan lain-lain.
 
 Matur kasuwun, atas koreksi tahun kelahiran Hazrat Mirza Ghulam Ahmad.
 
 Wasalam,
 chodjim
 
 
   - Original Message - 
   From: ma_suryawan 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Tuesday, November 13, 2007 3:53 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak
bersyarat
 
 
   Assalamu'alaikum,
 
   Pak Chodjim,
 
   Memang benar, barangsiapa yang mengaku mendapat wahyu dari Allah, 
   hanya Allah saja yang mengetahui apakah klaim itu dusta atau benar, 
   sehingga hanya Allah saja yang berhak memberi hukuman atau menyatakan 
   sebagai zalim.
 
   Mengenai ukuran sukses tidaknya nabi, saya percaya salah satu 
   kriterianya adalah bahwa nabi yang sukses adalah nabi yang tidak di 
   bunuh oleh kaumnya sendiri.
 
   Mengenai Guru Baba Nanak, rasanya beliau tidak pernah mendakwakan 
   dirinya sebagai nabi. Oleh sebab itu beliau bukan nabi, dan para 
   pengikutnya (kaum Sikh) juga tidak menganggapnya sebagai nabi. 
   Menurut Ahmadiya, beliau adalah beragama Islam dan seorang wali Allah.
 
   Mengenai Mirza Ali Muhammad (Bahai), ia dihukum mati di muka umum di 
   Persia pada tahun 1850 dalam usia 31 tahun. Artinya, ia tidak sukses.
 
   Mengenai Mirza Ghulam Ahmad, ada koreksi sedikit, beliau lahir tahun 
   1835, bukan tahun 1839.
 
   Salam,
   MAS
 
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim 
   chodjim@ wrote:
   
Ayat yang Mbak Lina cuplik itu adalah ayat tentang spiritualitas. 
   Jadi, seseorang itu bohong atau tidak terhadap Allah, hanyalah Allah 
   dan malaikat utusan-Nya yang mengetahui.

Lantaran hanya Allah yang mengetahui, maka Dia semata yang berhak 
   menghukum atau menyatakan kezaliman terhadap pelakunya. Ratusan ribu 
   nabi dan rasul telah diutus. Kebanyakan nabi tidaklah sukses dalam 
   dakwahnya, dan bahkan dibunuh oleh kaumnya. Maka, tidaklah heran bila 
   kehadiran nabi yang diketahui orang dan sukses hanya puluhan saja. Di 
   antara yang mengaku nabi dan sukses pasca Nabi Muhammad ialah Guru 
   Nanak (1469-1539,Agama Sikh), Mirza Ali Muhammad (Baha'i, didirikan 
   pada 1844), dan MGA (1839 - 1908, Ahmadiyah).

Wasalam,
chodjim


- Original Message - 
From: Lina Dahlan 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Wednesday, November 07, 2007 4:05 PM
Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak 
   bersyarat


QS6:93
Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang mengadakan 
kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:Telah diwahyukan 
   kepada 
saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan 
   orang 
yang berkata:Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan 
Allah. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-
orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, 
   sedang 
para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil 
berkata) :Keluarkanlah nyawamu. Di hari ini kamu dibalas dengan 
siksaan yang menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap 
Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu 
menyombongkan diri ayat-ayat-Nya. 


Recent Activity
a.. 17New Members
Visit Your Group 
Sitebuilder
Build a web site

quickly  easily

with Sitebuilder.

Yahoo! 360°
Start Sharing

Your place online

Blog  photos

Y! Messenger
Instant hello

Chat in real-time

with your friends.
. 


[Non-text portions of this message have been removed]
   
 
 
 

 
 [Non-text portions of this message have been removed]





[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-15 Terurut Topik Chae
.
 
  Wallahua'lam bishowab.
  Wassalaam,
  -Ning
 
 
 
 
 
  -Original Message-
  From: wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%
 40yahoogroups.com
  [mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%
 40yahoogroups.com]
   On Behalf Of Kinantaka
  Sent: Saturday, November 03, 2007 10:41 AM
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%
 40yahoogroups.com
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
 
  Mbak Ning,
 
  Kalau istri sedang -eM- bagaimana? Tetap dengan sangat
   terpaksa
 sholat
  sendirian, kan?
 
  Kinantaka
 
 
  On 11/2/07, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) ninghdw@ wrote:
  
  
   Yang bener, gini, pak Kinan... Bantuin dulu isteri beres-
   beres
 kamar.
   Setelah semua beres, pak Kinan ajak isteri sholat 
 berjamaah.
 Jadi
   dua-duanya dapet kan ? Dapat pahala bantuin isteri, dan
   pahala
 sholat
   jamaah..
  
   Yang saya fahami, bila di rumah ada yang di-imam-I, 
 lelaki
   tidak
 harus
 
   sholat di masjid (musholla). Tapi kalau di rumah ngga ada
   yang
   diimam-I, ya musti ke masjid atuh...
  
   Wass,
   -Ning
  
   -Original Message-
   From: wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%
 40yahoogroups.com
   wanita-muslimah%40yahoogroups.com
   [mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%
 40yahoogroups.com
   wanita-muslimah%
 40yahoogroups.
   com]
   On Behalf Of Chae
   Sent: Friday, November 02, 2007 3:57 PM
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%
 40yahoogroups.com
   wanita-muslimah%40yahoogroups.com
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
  
   yang bener tuch pilih sholat di mesjid Nabawi yang 
 katanya
 berpahala
   lebih dari 27 derajat.:)) (kagok edan) hehehehe
  
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%
 40yahoogroups.com
   wanita-muslimah%40yahoogroups.com,
   Kinantaka kinantaka@ wrote:
   
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
   
Semalam di tempat saya hujan turun dengan deras. Gludug
   dan
 bledek
silih berganti bersahut-sahutan. Seperti biasanya kalau
   hujan
 deras,
 
kamar
   anak
saya bocor. Tetesan air hampir membasahi seluruh kamar.
 Kemudian
   saya dan
istri kerja bakti untuk meminggirkan barang2 agar 
 tidak
 kebasahan.
   
Sedang asyik2nya beres-beres kamar, terdengar adzan 
 Isya'
   di
musholla sebelah. Saya menghentikan aktifitas beres-
 beres
 kamar,
segera ambil air wudlu, ambil payung dan bersiap mau
   berangkat
 ke
musholla. Istri saya
menyeletuk: Mau ke mana, mas?
   
Ya mau sholat atuh, apa ndak denger adzan Isya'?, 
 jawab
   saya.
Sholat di rumah aja, kan hujan gede, yah, sahut istri
   saya
  kembali.
Ibu, ayah kan pengen dapet 27 derajat dengan sholat
   jama'ah di
   musholla,
jawab saya.
Ayah enak dapet 27 derajat, sementara ibu di rumah
   ngurusin
 kamar
bocor begini. Terserah ayah, deh, ketus istri saya.
   
Deg Jantung saya terhenyak. Ragu2 apakah mau 
 sholat ke
 musholla
   untuk
mendapatkan 27 derajat atau membantu istri ngeberesin
   kamar
 anak
   yang bocor.
   
Agak lama saya berdiam diri, sampai adzan di musholla
   hampir
  selesai.
Akhirnya saya memutuskan untuk membantu istri beres-
 beres
   kamar
   anak. Saya
memilih untuk sholat di rumah saja, yang hanya dapat 1
   derajat.
   
Apakah saya salah?
   
Kinantaka
   
   
[Non-text portions of this message have been removed]
   
  
   ===
   Milis Wanita Muslimah
   Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, 
 maupun
  masyarakat.
   Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI :
   http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
   Kirim Posting
   mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%
 40yahoogroups.com
   wanita-muslimah%
 40yahoogroups.c
   om Berhenti
   mailto:wanita-muslimah-
 [EMAIL PROTECTED]wanita-muslimah-unsubscribe%
 40yahoogroups.com
   wanita-
 muslimah-uns
   ubscribe%40yahoogroups.com Milis Keluarga Sejahtera
   mailto:[EMAIL PROTECTED]keluarga-
 sejahtera%40yahoogroups.com
   keluarga-sejahtera%
 40yahoogr
   oups.com Milis Anak Muda Islam
   mailto:[EMAIL PROTECTED] majelismuda%
 40yahoogroups.com
   majelismuda%
   40yahoogroups.com
  
   This mailing list has a special spell casted to reject 
 any
 attachment
   
   Yahoo! Groups Links
  
  
  
 
 
  [Non-text portions of this message have been removed

[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-15 Terurut Topik rsa
ada... untuk langkah awal, tidak perlu dulu buat tafsir, tapi coba 
runut ke belakang, dari mana asal kata 'pahala' ... itu apakah 
asli/khas indonesia/nusantara atau dari asing, lalu apakah ada 
padanannya dalam al-Qur'an ... yang kalo ga salah itu hanya ada kata 
yang maknanya 'balasan/reward' ... tul ga mas chodjim...?!

satriyo

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 mungkin tafisr kita terhadap pahala itu harus di revisi/diperbaiki
 agar bisa menjadi petunjuk yang benar...ada ide;))
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:
 
  Betul mba, hitung menghitung pahala kayak gitu malah jadi 
menjauhkan 
  kita dari yang kita tuju. Solat iya...tapi korupsi jalan terus, 
soale 
  ada buku debit kredit pahala-dosa, yang di akhir bulan nanti bisa 
  direkonsiliasi atau dikonsolidasi.
  
  Nggak bisa kita mengubah karakter kalo tembok mental credit debit 
itu 
  belum runtuh - ini yang namanya mental sekular yang dsalahkaprahi.
  
  Tapi jangan salah mba. Orang Indonesia harus berhitung (efisien) 
  dalam soal kekayaan alam, rencana hidup/kerja, yang seperti 
itulah.  
  Kalo nggak berhitung cermat terus2an kekayaan alam dan HR kita 
  disedot keluar tanpa langsung bermanfaat untuk kita sendiri.  
Duh, 
  dari dulu sampe sekarang kita hobi jual aset negara nih, plus 
utang.  
  Saya mengagumi Pak Amin Rais yang kritis dalam hal ini...lo kok 
jadi 
  nyasar ke AR, soale dia emang yang paling jujur dalam hal ini.
  
  Selain Arab, ada juga yang jago hitung berhitung...orang India 
  termasuk tetangga2nya...hehehe..
  
  Kita juga masyarakat berhitung mba...wong semua orang berhitung, 
tapi 
  apa yang dihitung itu bisa beda2.  Dan kita juga komunal kok, 
semua 
  orang juga komunal, tapi yang jadi basis komunal itu beda2.
  
  Orang Indonesia relatif kurang berhitung (i.e kurang efisien) 
kalo 
  itu masalah natural resources, untung rugi duit/usaha, fisik 
lahiriah 
  yang semacam itulah...wong alamnya ramah, mild, nggak ekstrim 
seperti 
  di Arab dan India sono - kecuali kalo lagi gempa dan gunung api 
  batuk, ini ngagetin.
  
  Tapi orang Indo berhitung banget soal moral, nama baik, masalah 
  psikologis-spiritual gitu lah. Makanya kalo salah kaprah, jadi 
  mengejar 'kesalehan pribadi' menurut istilah mba Chae.
  
  Orang Arab cenderung berhitung banget dengan resources ato sumber 
  pendapatan karena alamnya keras.  India alamnya ekstrim tapi 
jelas 
  lebih kaya dibandingkan Arab. Di India agama nggak ada nilainya, 
  kecuali itu relevan dengan kehidupannya sehari2 (apa ini namanya 
  agama yang membumi? dalam kehidupan spiritual konon katanya India 
itu 
  di garda terdepan).
  
  Umpamanya tuh, orang Indonesia ngarepin sorga nantiii...karena 
udah 
  di sorga di dunia, orang India Arab ngarepin sorganya 
  sekarangsoale mesti kerja keras untuk menaklukkan alam. 
  
  Tapi orang Indonesia yang selalu siap berbagi, plural, nggak 
  berhitung dengan kekayaan fisik, tapi berhitung dengan non fisik -
 
  terus2an salah kaprah, dibodohin, atau membodohi diri sendiri.  
  Sekarang, kalo nggak hati2 aset negara kita bisa dijual terus 
(udah 
  dijual sebagian sama kelompok Megawati dkk), termasuk HR kita 
yang 
  unskilled, sementara kita hitung2an terus dengan pahala-dosa dan 
para 
  nabi palsu.
  
  salam
  Mia
  
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
  chairunisa_mahadewi@ wrote:
  
   Mungkin ya Mba Mia, sebenarnya sistem hitung berhitung..tabung
   menabung pahala ini ndak cocok dengan kondisi dan keadaan 
budaya 
  asli
   dari masyarakat kita.
   
   Masyarakat arab kan kental banget dengan bentuk masyarakat 
  komunalnya
   dimana hampir tidak ada hak kepemilikan dan kepentingan secara
   individu. Nah dimana-mana yang namanya bersifat ekstrim itu 
kan
   tidak baik..makanya muncul sistem hitung berhitung pahala dan 
tabung
   menabung pahala secara per indvidu untuk menciptakan suasana 
balance
   terhadap situasi dan kondisi yang ada.
   
   Sedangkan masyarakat kita ini pada dasarnya sudah bersifat
   seimbang...dengan sistem itung berhitung pahala malah 
jadi miring.
   
   Kalau saya pikir banyak sekali akbat yang tidak baik dari sistem
   hitung-menghitung  pahala ini bermunculan...seperti yang banyak 
kita
   ketahui begitu banyak di dalam masyarakat kita orang-orang yang 
  hanya
   mengejar keshalehan pribadiyang berujung hanya berangan-
angan 
  semata.
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:
   
Ya mba Chae, dalam ceritanya kupikir pak Kinan sudah 
menyiratkan 
  itu, 
apa artinya 'pahala-dosa' buat kita jaman sekarang, apa 
artinya 
  lika-
liku hubungan kita dengan isteri tercinta yang lagi kerepotan.

KEMANA kita mentransformasikan diri kita (i.e. mendapat 
pahala, 
hablumminallah) vs DARIMANA kita mentransformasikan diri kita 
(hubungan dengan isteri, hablumminan-nas). Walaupun nggak 
bisa di-
clear-cut gitu juga sih, karena solat ke mesjid itu bisa juga 
  

[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-15 Terurut Topik Chae
Kalau sudah tahu makna katanya lalu apa?? bagaimana implementasi pada
kehidupan kita dari makna yg kita ketahui??

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa [EMAIL PROTECTED] wrote:

 ada... untuk langkah awal, tidak perlu dulu buat tafsir, tapi coba 
 runut ke belakang, dari mana asal kata 'pahala' ... itu apakah 
 asli/khas indonesia/nusantara atau dari asing, lalu apakah ada 
 padanannya dalam al-Qur'an ... yang kalo ga salah itu hanya ada kata 
 yang maknanya 'balasan/reward' ... tul ga mas chodjim...?!
 
 satriyo
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  mungkin tafisr kita terhadap pahala itu harus di revisi/diperbaiki
  agar bisa menjadi petunjuk yang benar...ada ide;))
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:
  
   Betul mba, hitung menghitung pahala kayak gitu malah jadi 
 menjauhkan 
   kita dari yang kita tuju. Solat iya...tapi korupsi jalan terus, 
 soale 
   ada buku debit kredit pahala-dosa, yang di akhir bulan nanti bisa 
   direkonsiliasi atau dikonsolidasi.
   
   Nggak bisa kita mengubah karakter kalo tembok mental credit debit 
 itu 
   belum runtuh - ini yang namanya mental sekular yang dsalahkaprahi.
   
   Tapi jangan salah mba. Orang Indonesia harus berhitung (efisien) 
   dalam soal kekayaan alam, rencana hidup/kerja, yang seperti 
 itulah.  
   Kalo nggak berhitung cermat terus2an kekayaan alam dan HR kita 
   disedot keluar tanpa langsung bermanfaat untuk kita sendiri.  
 Duh, 
   dari dulu sampe sekarang kita hobi jual aset negara nih, plus 
 utang.  
   Saya mengagumi Pak Amin Rais yang kritis dalam hal ini...lo kok 
 jadi 
   nyasar ke AR, soale dia emang yang paling jujur dalam hal ini.
   
   Selain Arab, ada juga yang jago hitung berhitung...orang India 
   termasuk tetangga2nya...hehehe..
   
   Kita juga masyarakat berhitung mba...wong semua orang berhitung, 
 tapi 
   apa yang dihitung itu bisa beda2.  Dan kita juga komunal kok, 
 semua 
   orang juga komunal, tapi yang jadi basis komunal itu beda2.
   
   Orang Indonesia relatif kurang berhitung (i.e kurang efisien) 
 kalo 
   itu masalah natural resources, untung rugi duit/usaha, fisik 
 lahiriah 
   yang semacam itulah...wong alamnya ramah, mild, nggak ekstrim 
 seperti 
   di Arab dan India sono - kecuali kalo lagi gempa dan gunung api 
   batuk, ini ngagetin.
   
   Tapi orang Indo berhitung banget soal moral, nama baik, masalah 
   psikologis-spiritual gitu lah. Makanya kalo salah kaprah, jadi 
   mengejar 'kesalehan pribadi' menurut istilah mba Chae.
   
   Orang Arab cenderung berhitung banget dengan resources ato sumber 
   pendapatan karena alamnya keras.  India alamnya ekstrim tapi 
 jelas 
   lebih kaya dibandingkan Arab. Di India agama nggak ada nilainya, 
   kecuali itu relevan dengan kehidupannya sehari2 (apa ini namanya 
   agama yang membumi? dalam kehidupan spiritual konon katanya India 
 itu 
   di garda terdepan).
   
   Umpamanya tuh, orang Indonesia ngarepin sorga nantiii...karena 
 udah 
   di sorga di dunia, orang India Arab ngarepin sorganya 
   sekarangsoale mesti kerja keras untuk menaklukkan alam. 
   
   Tapi orang Indonesia yang selalu siap berbagi, plural, nggak 
   berhitung dengan kekayaan fisik, tapi berhitung dengan non fisik -
  
   terus2an salah kaprah, dibodohin, atau membodohi diri sendiri.  
   Sekarang, kalo nggak hati2 aset negara kita bisa dijual terus 
 (udah 
   dijual sebagian sama kelompok Megawati dkk), termasuk HR kita 
 yang 
   unskilled, sementara kita hitung2an terus dengan pahala-dosa dan 
 para 
   nabi palsu.
   
   salam
   Mia
   
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
   chairunisa_mahadewi@ wrote:
   
Mungkin ya Mba Mia, sebenarnya sistem hitung berhitung..tabung
menabung pahala ini ndak cocok dengan kondisi dan keadaan 
 budaya 
   asli
dari masyarakat kita.

Masyarakat arab kan kental banget dengan bentuk masyarakat 
   komunalnya
dimana hampir tidak ada hak kepemilikan dan kepentingan secara
individu. Nah dimana-mana yang namanya bersifat ekstrim itu 
 kan
tidak baik..makanya muncul sistem hitung berhitung pahala dan 
 tabung
menabung pahala secara per indvidu untuk menciptakan suasana 
 balance
terhadap situasi dan kondisi yang ada.

Sedangkan masyarakat kita ini pada dasarnya sudah bersifat
seimbang...dengan sistem itung berhitung pahala malah 
 jadi miring.

Kalau saya pikir banyak sekali akbat yang tidak baik dari sistem
hitung-menghitung  pahala ini bermunculan...seperti yang banyak 
 kita
ketahui begitu banyak di dalam masyarakat kita orang-orang yang 
   hanya
mengejar keshalehan pribadiyang berujung hanya berangan-
 angan 
   semata.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:

 Ya mba Chae, dalam ceritanya kupikir pak Kinan sudah 
 menyiratkan 
   itu, 
 apa artinya 'pahala-dosa' buat kita jaman sekarang, apa 
 artinya 
   lika-
 liku hubungan kita dengan 

[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-15 Terurut Topik rsa
Looo ko jadi mundur sendiri too...?

Ini kan sama saja menanyakan pertanyaan anda sendiri: 
   mungkin tafisr kita terhadap pahala itu harus di 
revisi/diperbaiki
   agar bisa menjadi petunjuk yang benar...ada ide;))

gimana? why ask this in the first place then?

satriyo

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kalau sudah tahu makna katanya lalu apa?? bagaimana implementasi 
pada
 kehidupan kita dari makna yg kita ketahui??
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa efikoe@ wrote:
 
  ada... untuk langkah awal, tidak perlu dulu buat tafsir, tapi 
coba 
  runut ke belakang, dari mana asal kata 'pahala' ... itu apakah 
  asli/khas indonesia/nusantara atau dari asing, lalu apakah ada 
  padanannya dalam al-Qur'an ... yang kalo ga salah itu hanya ada 
kata 
  yang maknanya 'balasan/reward' ... tul ga mas chodjim...?!
  
  satriyo
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
  chairunisa_mahadewi@ wrote:
  
   mungkin tafisr kita terhadap pahala itu harus di 
revisi/diperbaiki
   agar bisa menjadi petunjuk yang benar...ada ide;))
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:
   
Betul mba, hitung menghitung pahala kayak gitu malah jadi 
  menjauhkan 
kita dari yang kita tuju. Solat iya...tapi korupsi jalan 
terus, 
  soale 
ada buku debit kredit pahala-dosa, yang di akhir bulan nanti 
bisa 
direkonsiliasi atau dikonsolidasi.

Nggak bisa kita mengubah karakter kalo tembok mental credit 
debit 
  itu 
belum runtuh - ini yang namanya mental sekular yang 
dsalahkaprahi.

Tapi jangan salah mba. Orang Indonesia harus berhitung 
(efisien) 
dalam soal kekayaan alam, rencana hidup/kerja, yang seperti 
  itulah.  
Kalo nggak berhitung cermat terus2an kekayaan alam dan HR 
kita 
disedot keluar tanpa langsung bermanfaat untuk kita sendiri.  
  Duh, 
dari dulu sampe sekarang kita hobi jual aset negara nih, plus 
  utang.  
Saya mengagumi Pak Amin Rais yang kritis dalam hal ini...lo 
kok 
  jadi 
nyasar ke AR, soale dia emang yang paling jujur dalam hal ini.

Selain Arab, ada juga yang jago hitung berhitung...orang 
India 
termasuk tetangga2nya...hehehe..

Kita juga masyarakat berhitung mba...wong semua orang 
berhitung, 
  tapi 
apa yang dihitung itu bisa beda2.  Dan kita juga komunal kok, 
  semua 
orang juga komunal, tapi yang jadi basis komunal itu beda2.

Orang Indonesia relatif kurang berhitung (i.e kurang efisien) 
  kalo 
itu masalah natural resources, untung rugi duit/usaha, fisik 
  lahiriah 
yang semacam itulah...wong alamnya ramah, mild, nggak ekstrim 
  seperti 
di Arab dan India sono - kecuali kalo lagi gempa dan gunung 
api 
batuk, ini ngagetin.

Tapi orang Indo berhitung banget soal moral, nama baik, 
masalah 
psikologis-spiritual gitu lah. Makanya kalo salah kaprah, 
jadi 
mengejar 'kesalehan pribadi' menurut istilah mba Chae.

Orang Arab cenderung berhitung banget dengan resources ato 
sumber 
pendapatan karena alamnya keras.  India alamnya ekstrim tapi 
  jelas 
lebih kaya dibandingkan Arab. Di India agama nggak ada 
nilainya, 
kecuali itu relevan dengan kehidupannya sehari2 (apa ini 
namanya 
agama yang membumi? dalam kehidupan spiritual konon katanya 
India 
  itu 
di garda terdepan).

Umpamanya tuh, orang Indonesia ngarepin sorga 
nantiii...karena 
  udah 
di sorga di dunia, orang India Arab ngarepin sorganya 
sekarangsoale mesti kerja keras untuk menaklukkan alam. 

Tapi orang Indonesia yang selalu siap berbagi, plural, nggak 
berhitung dengan kekayaan fisik, tapi berhitung dengan non 
fisik -
   
terus2an salah kaprah, dibodohin, atau membodohi diri 
sendiri.  
Sekarang, kalo nggak hati2 aset negara kita bisa dijual terus 
  (udah 
dijual sebagian sama kelompok Megawati dkk), termasuk HR kita 
  yang 
unskilled, sementara kita hitung2an terus dengan pahala-dosa 
dan 
  para 
nabi palsu.

salam
Mia


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
chairunisa_mahadewi@ wrote:

 Mungkin ya Mba Mia, sebenarnya sistem hitung 
berhitung..tabung
 menabung pahala ini ndak cocok dengan kondisi dan keadaan 
  budaya 
asli
 dari masyarakat kita.
 
 Masyarakat arab kan kental banget dengan bentuk masyarakat 
komunalnya
 dimana hampir tidak ada hak kepemilikan dan kepentingan 
secara
 individu. Nah dimana-mana yang namanya bersifat ekstrim 
itu 
  kan
 tidak baik..makanya muncul sistem hitung berhitung pahala 
dan 
  tabung
 menabung pahala secara per indvidu untuk menciptakan 
suasana 
  balance
 terhadap situasi dan kondisi yang ada.
 
 Sedangkan masyarakat kita ini pada dasarnya sudah bersifat
 seimbang...dengan sistem itung berhitung pahala malah 
  jadi miring.
 
 Kalau saya pikir banyak sekali akbat yang tidak baik dari 
sistem
 

[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-15 Terurut Topik rsa
Bu Mei,
Memang pasti ya kalo pahala itu berbanding lurus dengan surga? 
bukannya surga (juga pahala) itu hak prerogatif Allah, kec buat 10 
sahabat yang sudah dijamin surga?
Btw, rumus yang konon itu dari mana ya kononnya?

satriyo

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Nimbrung-
 
 Mungkin istri teman Pak Kinan itu orang Jawa tradisional;-)
 Apapun juga ikut suami
 'Suargo nunut, neraka katut'
 Kalo suaminya dapat banyak pahala/surga istrinya ikut, kalo 
suaminya masuk neraka
 istrinya juga ikut. Nilai pahala/dosa istri nggak diperhitungkan 
oleh Gusti Allah.
 Begitulah konon rumusannya.
 
 Salam
 l.meilany 
 
 
   - Original Message - 
   From: Kinantaka 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Thursday, November 15, 2007 8:40 AM
   Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
 
 
   Mbak Mia,
   Ada teman yang japri ke saya begini:
 
   On 11/7/07, NW wrote:
 
Waalaikum salam Wr. Wb.
   
Kalo saya kebalikannya Pak Kinantaka, istri saya malah 
mengingatkan untuk
sholat di mushollah, padahal kondisinya 2 anak saya lagi rewel 
dan yang bayi
nangis-nangis.
   
Yang ini biar umi yang tanganin, panggilan Allah harus 
dijawab. gitu
katanya.
   
Wasalam.
 
   Bagaimana, mbak?
 
   Kinantaka
 
   On 11/14/07, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:
   
Ya mba Chae, dalam ceritanya kupikir pak Kinan sudah 
menyiratkan itu,
apa artinya 'pahala-dosa' buat kita jaman sekarang, apa artinya 
lika-
liku hubungan kita dengan isteri tercinta yang lagi kerepotan.
   
KEMANA kita mentransformasikan diri kita (i.e. mendapat pahala,
hablumminallah) vs DARIMANA kita mentransformasikan diri kita
(hubungan dengan isteri, hablumminan-nas). Walaupun nggak bisa 
di-
clear-cut gitu juga sih, karena solat ke mesjid itu bisa juga 
jadi
dalih dari kerepotan menghadapi rumah bocor isteri ngomel - 
mendingan
ke musola donks..cari aman..
   
Tapi jelas dari tutur ceritanya Pak Kinan mempertanyakan lagi 
apa
arti konsep pahala-dosa itu buat kita sekarang, yang 
keliatannya kita
lebih males mikir males berinisiatif, 'pahala oriented' - 
ketimbang
menjalani proses ke arah itu - sehingga bukannya mengubah 
karakter
dan kehidupan kita, tapi cuman dapet itung2annya doang, bahkan 
jadi
ngleyer kemana-mana, atau kurang empatik terhadap kebutuhan 
pasangan
sendiri.
   
salam
Mia
   
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%
40yahoogroups.com,
Chae
chairunisa_mahadewi@ wrote:

 Gimana enggak jengah dong Jeng:) wong dulunya sistem pahala 
ini kan
 buat masyarakat tingkat pedagang zaman kuda ngegel besi...apa 
masih
 keukeuh wae mau dilestarikan terus menerus??? walah kapan 
bisa maju
 atuh masyarakat beragama teh..pantesan kalah sama masyarakat 
yang
 tidak beragama...

 Banyak sekali orang yang jadi keblinger gara-gara masalah
 pahala...niat mendapat pahala malah menzalimi orang lain.

 * lagi bete nunggu avatar sesion 3 DOBS hiks..hiks..kapan kau
 tayangg;P



 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%
40yahoogroups.com,
Lina Dahlan linadahlan@
   

   
 
   [Non-text portions of this message have been removed]
 
 
 

 
 [Non-text portions of this message have been removed]





[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-15 Terurut Topik asetijadi2004
mbak Lina,

Jangan menisbahkan perilaku sahabat selalu kepada Rasulullah.
Nanti jika sahabat kencing di suatu tempat, dikiranya disuruh Rasul.
Akibatnya kencing di tempat itu jadi Sunnah.

Itu yang terjadi.

Dari pada sibuk ngurusin Nabinya orang lain spt. MGA,
coba mbak Lina pelajari dengan baik hadits-hadits yang mbak Lina akui.
Lha wong katanya setuju sama hadits yang bilang Rasul membenarkan 
orang yang membunuh istrinya karena menghina Rasul.

TIDAK ADA PERINTAH RASUL UNTUK MEMBUNUH ORANG KARENA MENGAKU NABI.
Musailamah itu bertemu nabi berkali-kali.

SEMUA NABI PALSU DIBUNUH SETELAH RASUL WAFAT, DAN BUKAN ATAS PERINTAH 
RASUL. Coba fakta ini bisa dikonfirmasi dulu daripada merasa jadi 
pembela Rasul yang keblinger.

Salam
Ary


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Saya berpendapat ini karena kita tinggal pada budaya yang 
 demikian 'lembut' sehingga bisa beralasan karena Allah yang tahu 
 maka hanya Allah yang berhak menghukum ato menyatakan kezaliman.
 
 Pada budaya di jaman Nabi SAW hidup dan para sahabat hidup orang 
 macam gini sudah diperangi dan dihukum mati karena hubungan 
 spiritual mereka terhadap Allah SWT jauh lebih dekat dibanding 
 dengan kita2 sekarang ini. Jadi, saya dapat memaklumi kalau urat 
 syaraf kita tidak sekuat urat syaraf orang2 terbaik yang telah 
 mendapat kemenangan besar tsb.
 
 Saya sangat paham bahwa dalam ayat itu tidak ada anjuran dari Allah 
 SWT kepada manusia untuk menghukum ato menyatakan dzalim 
 (Eksplisit]. Tapi, bukankan kita juga harus melihat pelaksanaannya 
 pada jaman Nabi SAW (Sunnah/Hadist) dan kehidupan para sahabat? 
 
 Kalo memang urat syaraf kita yang gak kuat, gak elok juga kalo kita 
 beralasan hanya Allah yang berhak menghukum dan menyatakan dzalim.
 
 Kalo saya mengikuti pola pikir spt ini, saya juga bisa bertanya ada 
 gak dalam AlQur'an bhw hanya hak Allah dan malaikatnya untuk 
 menghukum dan menyatakan dzalim?
 
 Dont worry, saya juga termasuk orang yang urat syarafnya gak kuat 
 utk menghukum orang2 dzalim..tapi saya tak mau menjadikan ke 
 Mahakuasaan Allah untuk alasan ketidak kuatan saya...:-) karena 
saya 
 yakin ada orang yang urat syarafnya kuat untuk menjadi hakim adil 
di 
 muka dunia ini: Sang Ratu Adil ...:-)
 
 wassalam,
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim 
 chodjim@ wrote:
 
  Ayat yang Mbak Lina cuplik itu adalah ayat tentang spiritualitas. 
 Jadi, seseorang itu bohong atau tidak terhadap Allah, hanyalah 
Allah 
 dan malaikat utusan-Nya yang mengetahui.
  
  Lantaran hanya Allah yang mengetahui, maka Dia semata yang berhak 
 menghukum atau menyatakan kezaliman terhadap pelakunya. Ratusan 
ribu 
 nabi dan rasul telah diutus. Kebanyakan nabi tidaklah sukses dalam 
 dakwahnya, dan bahkan dibunuh oleh kaumnya. Maka, tidaklah heran 
 bila kehadiran nabi yang diketahui orang dan sukses hanya puluhan 
 saja. Di antara yang mengaku nabi dan sukses pasca Nabi Muhammad 
 ialah Guru Nanak (1469-1539,Agama Sikh), Mirza Ali Muhammad 
(Baha'i, 
 didirikan pada 1844), dan MGA (1839 - 1908, Ahmadiyah).
  
  Wasalam,
  chodjim
  
  
- Original Message - 
From: Lina Dahlan 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Wednesday, November 07, 2007 4:05 PM
Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak 
 bersyarat
  
  
QS6:93
Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang mengadakan 
kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:Telah diwahyukan 
 kepada 
saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan 
 orang 
yang berkata:Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan 
Allah. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu 
 orang-
orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, 
 sedang 
para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil 
berkata) :Keluarkanlah nyawamu. Di hari ini kamu dibalas 
 dengan 
siksaan yang menghinakan, karena kamu selalu mengatakan 
terhadap 
Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu 
menyombongkan diri ayat-ayat-Nya. 
  
  
Recent Activity
  a..  17New Members
Visit Your Group 
Sitebuilder
Build a web site
  
quickly  easily
  
with Sitebuilder.
  
Yahoo! 360°
Start Sharing
  
Your place online
  
Blog  photos
  
Y! Messenger
Instant hello
  
Chat in real-time
  
with your friends.
. 
 
  
  [Non-text portions of this message have been removed]
 





[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-14 Terurut Topik ma_suryawan
 
  di 
bunuh oleh kaumnya sendiri.

Mengenai Guru Baba Nanak, rasanya beliau tidak pernah 
mendakwakan 
dirinya sebagai nabi. Oleh sebab itu beliau bukan nabi, dan 
para 
pengikutnya (kaum Sikh) juga tidak menganggapnya sebagai 
nabi. 
Menurut Ahmadiya, beliau adalah beragama Islam dan seorang 
wali 
  Allah.

Mengenai Mirza Ali Muhammad (Bahai), ia dihukum mati di muka 
umum 
  di 
Persia pada tahun 1850 dalam usia 31 tahun. Artinya, ia tidak 
  sukses.

Mengenai Mirza Ghulam Ahmad, ada koreksi sedikit, beliau 
lahir 
  tahun 
1835, bukan tahun 1839.

Salam,
MAS

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim 
chodjim@ wrote:

 Ayat yang Mbak Lina cuplik itu adalah ayat tentang 
  spiritualitas. 
Jadi, seseorang itu bohong atau tidak terhadap Allah, 
hanyalah 
  Allah 
dan malaikat utusan-Nya yang mengetahui.
 
 Lantaran hanya Allah yang mengetahui, maka Dia semata yang 
  berhak 
menghukum atau menyatakan kezaliman terhadap pelakunya. 
Ratusan 
  ribu 
nabi dan rasul telah diutus. Kebanyakan nabi tidaklah sukses 
  dalam 
dakwahnya, dan bahkan dibunuh oleh kaumnya. Maka, tidaklah 
heran 
  bila 
kehadiran nabi yang diketahui orang dan sukses hanya puluhan 
  saja. Di 
antara yang mengaku nabi dan sukses pasca Nabi Muhammad ialah 
  Guru 
Nanak (1469-1539,Agama Sikh), Mirza Ali Muhammad (Baha'i, 
  didirikan 
pada 1844), dan MGA (1839 - 1908, Ahmadiyah).
 
 Wasalam,
 chodjim
 
 
   - Original Message - 
   From: Lina Dahlan 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Wednesday, November 07, 2007 4:05 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta 
tak 
bersyarat
 
 
   QS6:93
   Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang 
mengadakan 
   kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:Telah 
diwahyukan 
kepada 
   saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, 
dan 
orang 
   yang berkata:Saya akan menurunkan seperti apa yang 
  diturunkan 
   Allah. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di 
waktu 
  orang-
   orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul 
maut, 
sedang 
   para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil 
   berkata) :Keluarkanlah nyawamu. Di hari ini kamu 
dibalas 
  dengan 
   siksaan yang menghinakan, karena kamu selalu mengatakan 
  terhadap 
   Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu 
selalu 
   menyombongkan diri ayat-ayat-Nya. 
 
 
   Recent Activity
 a..  17New Members
   Visit Your Group 
   Sitebuilder
   Build a web site
 
   quickly  easily
 
   with Sitebuilder.
 
   Yahoo! 360°
   Start Sharing
 
   Your place online
 
   Blog  photos
 
   Y! Messenger
   Instant hello
 
   Chat in real-time
 
   with your friends.
   . 

 
 [Non-text portions of this message have been removed]

   
  
 





[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-14 Terurut Topik Mia
Ya mba Chae, dalam ceritanya kupikir pak Kinan sudah menyiratkan itu, 
apa artinya 'pahala-dosa' buat kita jaman sekarang, apa artinya lika-
liku hubungan kita dengan isteri tercinta yang lagi kerepotan.

KEMANA kita mentransformasikan diri kita (i.e. mendapat pahala, 
hablumminallah) vs DARIMANA kita mentransformasikan diri kita 
(hubungan dengan isteri, hablumminan-nas). Walaupun nggak bisa di-
clear-cut gitu juga sih, karena solat ke mesjid itu bisa juga jadi 
dalih dari kerepotan menghadapi rumah bocor isteri ngomel - mendingan 
ke musola donks..cari aman..

Tapi jelas dari tutur ceritanya Pak Kinan mempertanyakan lagi apa 
arti konsep pahala-dosa itu buat kita sekarang, yang keliatannya kita 
lebih males mikir males berinisiatif, 'pahala oriented' -  ketimbang 
menjalani proses ke arah itu - sehingga bukannya mengubah karakter 
dan kehidupan kita, tapi cuman dapet itung2annya doang, bahkan jadi 
ngleyer kemana-mana, atau kurang empatik terhadap kebutuhan pasangan 
sendiri.

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Gimana enggak jengah dong Jeng:) wong dulunya sistem pahala ini kan
 buat masyarakat tingkat pedagang zaman kuda ngegel besi...apa masih
 keukeuh wae mau dilestarikan terus menerus??? walah kapan bisa maju
 atuh masyarakat beragama teh..pantesan kalah sama masyarakat yang
 tidak beragama...
 
 Banyak sekali orang yang jadi keblinger gara-gara masalah
 pahala...niat mendapat pahala malah menzalimi orang lain.
 
 * lagi bete nunggu avatar sesion 3 DOBS hiks..hiks..kapan kau
 tayangg;P
 
 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@




Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-14 Terurut Topik Kinantaka
Mbak Mia,
Ada teman yang japri ke saya begini:

On 11/7/07, NW wrote:

 Waalaikum salam Wr. Wb.

 Kalo saya kebalikannya Pak Kinantaka, istri saya malah mengingatkan untuk
 sholat di mushollah, padahal kondisinya 2 anak saya lagi rewel dan yang bayi
 nangis-nangis.

 Yang ini biar umi yang tanganin, panggilan Allah harus dijawab. gitu
 katanya.

 Wasalam.


Bagaimana, mbak?

Kinantaka




On 11/14/07, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:

   Ya mba Chae, dalam ceritanya kupikir pak Kinan sudah menyiratkan itu,
 apa artinya 'pahala-dosa' buat kita jaman sekarang, apa artinya lika-
 liku hubungan kita dengan isteri tercinta yang lagi kerepotan.

 KEMANA kita mentransformasikan diri kita (i.e. mendapat pahala,
 hablumminallah) vs DARIMANA kita mentransformasikan diri kita
 (hubungan dengan isteri, hablumminan-nas). Walaupun nggak bisa di-
 clear-cut gitu juga sih, karena solat ke mesjid itu bisa juga jadi
 dalih dari kerepotan menghadapi rumah bocor isteri ngomel - mendingan
 ke musola donks..cari aman..

 Tapi jelas dari tutur ceritanya Pak Kinan mempertanyakan lagi apa
 arti konsep pahala-dosa itu buat kita sekarang, yang keliatannya kita
 lebih males mikir males berinisiatif, 'pahala oriented' - ketimbang
 menjalani proses ke arah itu - sehingga bukannya mengubah karakter
 dan kehidupan kita, tapi cuman dapet itung2annya doang, bahkan jadi
 ngleyer kemana-mana, atau kurang empatik terhadap kebutuhan pasangan
 sendiri.

 salam
 Mia

 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com,
 Chae
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Gimana enggak jengah dong Jeng:) wong dulunya sistem pahala ini kan
  buat masyarakat tingkat pedagang zaman kuda ngegel besi...apa masih
  keukeuh wae mau dilestarikan terus menerus??? walah kapan bisa maju
  atuh masyarakat beragama teh..pantesan kalah sama masyarakat yang
  tidak beragama...
 
  Banyak sekali orang yang jadi keblinger gara-gara masalah
  pahala...niat mendapat pahala malah menzalimi orang lain.
 
  * lagi bete nunggu avatar sesion 3 DOBS hiks..hiks..kapan kau
  tayangg;P
 
 
 
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.com,
 Lina Dahlan linadahlan@

 



[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-14 Terurut Topik Mia
Apa bedanya dengan situasi yang Pak Kinan ceritakan, nggak banyak 
beda kecuali yang pertama isteri menginginkan kerjainnya berdua, yang 
bawah, maunya ngerjain sendiri. Yang pertama suami berat ke pahala 27 
kali, yang bawah ini berat mikirin anak-anak rewel (di kasus NW, 
hujan dan bocor juga nggak si..?)

yang bikin beda ni..kalo Pak NW bilang ke isteri, mama aja deh yang 
ke musola biar sesekali dapet pahala 27X ngadep Gusti Allah, biar 
gantian aku yang urus anak2...:-))

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Kinantaka [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Mbak Mia,
 Ada teman yang japri ke saya begini:
 
 On 11/7/07, NW wrote:
 
  Waalaikum salam Wr. Wb.
 
  Kalo saya kebalikannya Pak Kinantaka, istri saya malah 
mengingatkan untuk
  sholat di mushollah, padahal kondisinya 2 anak saya lagi rewel 
dan yang bayi
  nangis-nangis.
 
  Yang ini biar umi yang tanganin, panggilan Allah harus dijawab. 
gitu
  katanya.
 
  Wasalam.
 
 
 Bagaimana, mbak?
 
 Kinantaka
 
 




[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-14 Terurut Topik Chae
Bisa aja Mba Mia nich:))

Tapi yang kadang jadi pertanyaan saya...kok orang-orang kebanyakan
berpikir bisa-bisanya menyenangkan Gusti Allahemang bisa?


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Apa bedanya dengan situasi yang Pak Kinan ceritakan, nggak banyak 
 beda kecuali yang pertama isteri menginginkan kerjainnya berdua, yang 
 bawah, maunya ngerjain sendiri. Yang pertama suami berat ke pahala 27 
 kali, yang bawah ini berat mikirin anak-anak rewel (di kasus NW, 
 hujan dan bocor juga nggak si..?)
 
 yang bikin beda ni..kalo Pak NW bilang ke isteri, mama aja deh yang 
 ke musola biar sesekali dapet pahala 27X ngadep Gusti Allah, biar 
 gantian aku yang urus anak2...:-))
 
 salam
 Mia
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Kinantaka kinantaka@ 
 wrote:
 
  Mbak Mia,
  Ada teman yang japri ke saya begini:
  
  On 11/7/07, NW wrote:
  
   Waalaikum salam Wr. Wb.
  
   Kalo saya kebalikannya Pak Kinantaka, istri saya malah 
 mengingatkan untuk
   sholat di mushollah, padahal kondisinya 2 anak saya lagi rewel 
 dan yang bayi
   nangis-nangis.
  
   Yang ini biar umi yang tanganin, panggilan Allah harus dijawab. 
 gitu
   katanya.
  
   Wasalam.
  
  
  Bagaimana, mbak?
  
  Kinantaka
  
 





[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-14 Terurut Topik Chae
Mungkin ya Mba Mia, sebenarnya sistem hitung berhitung..tabung
menabung pahala ini ndak cocok dengan kondisi dan keadaan budaya asli
dari masyarakat kita.

Masyarakat arab kan kental banget dengan bentuk masyarakat komunalnya
dimana hampir tidak ada hak kepemilikan dan kepentingan secara
individu. Nah dimana-mana yang namanya bersifat ekstrim itu kan
tidak baik..makanya muncul sistem hitung berhitung pahala dan tabung
menabung pahala secara per indvidu untuk menciptakan suasana balance
terhadap situasi dan kondisi yang ada.

Sedangkan masyarakat kita ini pada dasarnya sudah bersifat
seimbang...dengan sistem itung berhitung pahala malah jadi miring.

Kalau saya pikir banyak sekali akbat yang tidak baik dari sistem
hitung-menghitung  pahala ini bermunculan...seperti yang banyak kita
ketahui begitu banyak di dalam masyarakat kita orang-orang yang hanya
mengejar keshalehan pribadiyang berujung hanya berangan-angan semata.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ya mba Chae, dalam ceritanya kupikir pak Kinan sudah menyiratkan itu, 
 apa artinya 'pahala-dosa' buat kita jaman sekarang, apa artinya lika-
 liku hubungan kita dengan isteri tercinta yang lagi kerepotan.
 
 KEMANA kita mentransformasikan diri kita (i.e. mendapat pahala, 
 hablumminallah) vs DARIMANA kita mentransformasikan diri kita 
 (hubungan dengan isteri, hablumminan-nas). Walaupun nggak bisa di-
 clear-cut gitu juga sih, karena solat ke mesjid itu bisa juga jadi 
 dalih dari kerepotan menghadapi rumah bocor isteri ngomel - mendingan 
 ke musola donks..cari aman..
 
 Tapi jelas dari tutur ceritanya Pak Kinan mempertanyakan lagi apa 
 arti konsep pahala-dosa itu buat kita sekarang, yang keliatannya kita 
 lebih males mikir males berinisiatif, 'pahala oriented' -  ketimbang 
 menjalani proses ke arah itu - sehingga bukannya mengubah karakter 
 dan kehidupan kita, tapi cuman dapet itung2annya doang, bahkan jadi 
 ngleyer kemana-mana, atau kurang empatik terhadap kebutuhan pasangan 
 sendiri.
 
 salam
 Mia
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  Gimana enggak jengah dong Jeng:) wong dulunya sistem pahala ini kan
  buat masyarakat tingkat pedagang zaman kuda ngegel besi...apa masih
  keukeuh wae mau dilestarikan terus menerus??? walah kapan bisa maju
  atuh masyarakat beragama teh..pantesan kalah sama masyarakat yang
  tidak beragama...
  
  Banyak sekali orang yang jadi keblinger gara-gara masalah
  pahala...niat mendapat pahala malah menzalimi orang lain.
  
  * lagi bete nunggu avatar sesion 3 DOBS hiks..hiks..kapan kau
  tayangg;P
  
  
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@





[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-14 Terurut Topik Mia
Betul mba, hitung menghitung pahala kayak gitu malah jadi menjauhkan 
kita dari yang kita tuju. Solat iya...tapi korupsi jalan terus, soale 
ada buku debit kredit pahala-dosa, yang di akhir bulan nanti bisa 
direkonsiliasi atau dikonsolidasi.

Nggak bisa kita mengubah karakter kalo tembok mental credit debit itu 
belum runtuh - ini yang namanya mental sekular yang dsalahkaprahi.

Tapi jangan salah mba. Orang Indonesia harus berhitung (efisien) 
dalam soal kekayaan alam, rencana hidup/kerja, yang seperti itulah.  
Kalo nggak berhitung cermat terus2an kekayaan alam dan HR kita 
disedot keluar tanpa langsung bermanfaat untuk kita sendiri.  Duh, 
dari dulu sampe sekarang kita hobi jual aset negara nih, plus utang.  
Saya mengagumi Pak Amin Rais yang kritis dalam hal ini...lo kok jadi 
nyasar ke AR, soale dia emang yang paling jujur dalam hal ini.

Selain Arab, ada juga yang jago hitung berhitung...orang India 
termasuk tetangga2nya...hehehe..

Kita juga masyarakat berhitung mba...wong semua orang berhitung, tapi 
apa yang dihitung itu bisa beda2.  Dan kita juga komunal kok, semua 
orang juga komunal, tapi yang jadi basis komunal itu beda2.

Orang Indonesia relatif kurang berhitung (i.e kurang efisien) kalo 
itu masalah natural resources, untung rugi duit/usaha, fisik lahiriah 
yang semacam itulah...wong alamnya ramah, mild, nggak ekstrim seperti 
di Arab dan India sono - kecuali kalo lagi gempa dan gunung api 
batuk, ini ngagetin.

Tapi orang Indo berhitung banget soal moral, nama baik, masalah 
psikologis-spiritual gitu lah. Makanya kalo salah kaprah, jadi 
mengejar 'kesalehan pribadi' menurut istilah mba Chae.

Orang Arab cenderung berhitung banget dengan resources ato sumber 
pendapatan karena alamnya keras.  India alamnya ekstrim tapi jelas 
lebih kaya dibandingkan Arab. Di India agama nggak ada nilainya, 
kecuali itu relevan dengan kehidupannya sehari2 (apa ini namanya 
agama yang membumi? dalam kehidupan spiritual konon katanya India itu 
di garda terdepan).

Umpamanya tuh, orang Indonesia ngarepin sorga nantiii...karena udah 
di sorga di dunia, orang India Arab ngarepin sorganya 
sekarangsoale mesti kerja keras untuk menaklukkan alam. 

Tapi orang Indonesia yang selalu siap berbagi, plural, nggak 
berhitung dengan kekayaan fisik, tapi berhitung dengan non fisik - 
terus2an salah kaprah, dibodohin, atau membodohi diri sendiri.  
Sekarang, kalo nggak hati2 aset negara kita bisa dijual terus (udah 
dijual sebagian sama kelompok Megawati dkk), termasuk HR kita yang 
unskilled, sementara kita hitung2an terus dengan pahala-dosa dan para 
nabi palsu.

salam
Mia


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mungkin ya Mba Mia, sebenarnya sistem hitung berhitung..tabung
 menabung pahala ini ndak cocok dengan kondisi dan keadaan budaya 
asli
 dari masyarakat kita.
 
 Masyarakat arab kan kental banget dengan bentuk masyarakat 
komunalnya
 dimana hampir tidak ada hak kepemilikan dan kepentingan secara
 individu. Nah dimana-mana yang namanya bersifat ekstrim itu kan
 tidak baik..makanya muncul sistem hitung berhitung pahala dan tabung
 menabung pahala secara per indvidu untuk menciptakan suasana balance
 terhadap situasi dan kondisi yang ada.
 
 Sedangkan masyarakat kita ini pada dasarnya sudah bersifat
 seimbang...dengan sistem itung berhitung pahala malah jadi miring.
 
 Kalau saya pikir banyak sekali akbat yang tidak baik dari sistem
 hitung-menghitung  pahala ini bermunculan...seperti yang banyak kita
 ketahui begitu banyak di dalam masyarakat kita orang-orang yang 
hanya
 mengejar keshalehan pribadiyang berujung hanya berangan-angan 
semata.
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:
 
  Ya mba Chae, dalam ceritanya kupikir pak Kinan sudah menyiratkan 
itu, 
  apa artinya 'pahala-dosa' buat kita jaman sekarang, apa artinya 
lika-
  liku hubungan kita dengan isteri tercinta yang lagi kerepotan.
  
  KEMANA kita mentransformasikan diri kita (i.e. mendapat pahala, 
  hablumminallah) vs DARIMANA kita mentransformasikan diri kita 
  (hubungan dengan isteri, hablumminan-nas). Walaupun nggak bisa di-
  clear-cut gitu juga sih, karena solat ke mesjid itu bisa juga 
jadi 
  dalih dari kerepotan menghadapi rumah bocor isteri ngomel - 
mendingan 
  ke musola donks..cari aman..
  
  Tapi jelas dari tutur ceritanya Pak Kinan mempertanyakan lagi apa 
  arti konsep pahala-dosa itu buat kita sekarang, yang keliatannya 
kita 
  lebih males mikir males berinisiatif, 'pahala oriented' -  
ketimbang 
  menjalani proses ke arah itu - sehingga bukannya mengubah 
karakter 
  dan kehidupan kita, tapi cuman dapet itung2annya doang, bahkan 
jadi 
  ngleyer kemana-mana, atau kurang empatik terhadap kebutuhan 
pasangan 
  sendiri.
  
  salam
  Mia
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
  chairunisa_mahadewi@ wrote:
  
   Gimana enggak jengah dong Jeng:) wong dulunya sistem pahala ini 
kan
   buat masyarakat tingkat pedagang zaman kuda ngegel besi...apa 
masih
   keukeuh 

[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-13 Terurut Topik ma_suryawan
Assalamu'alaikum,

Pak Chodjim,

Memang benar, barangsiapa yang mengaku mendapat wahyu dari Allah, 
hanya Allah saja yang mengetahui apakah klaim itu dusta atau benar, 
sehingga hanya Allah saja yang berhak memberi hukuman atau menyatakan 
sebagai zalim.

Mengenai ukuran sukses tidaknya nabi, saya percaya salah satu 
kriterianya adalah bahwa nabi yang sukses adalah nabi yang tidak di 
bunuh oleh kaumnya sendiri.

Mengenai Guru Baba Nanak, rasanya beliau tidak pernah mendakwakan 
dirinya sebagai nabi. Oleh sebab itu beliau bukan nabi, dan para 
pengikutnya (kaum Sikh) juga tidak menganggapnya sebagai nabi. 
Menurut Ahmadiya, beliau adalah beragama Islam dan seorang wali Allah.

Mengenai Mirza Ali Muhammad (Bahai), ia dihukum mati di muka umum di 
Persia pada tahun 1850 dalam usia 31 tahun. Artinya, ia tidak sukses.

Mengenai Mirza Ghulam Ahmad, ada koreksi sedikit, beliau lahir tahun 
1835, bukan tahun 1839.

Salam,
MAS

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ayat yang Mbak Lina cuplik itu adalah ayat tentang spiritualitas. 
Jadi, seseorang itu bohong atau tidak terhadap Allah, hanyalah Allah 
dan malaikat utusan-Nya yang mengetahui.
 
 Lantaran hanya Allah yang mengetahui, maka Dia semata yang berhak 
menghukum atau menyatakan kezaliman terhadap pelakunya. Ratusan ribu 
nabi dan rasul telah diutus. Kebanyakan nabi tidaklah sukses dalam 
dakwahnya, dan bahkan dibunuh oleh kaumnya. Maka, tidaklah heran bila 
kehadiran nabi yang diketahui orang dan sukses hanya puluhan saja. Di 
antara yang mengaku nabi dan sukses pasca Nabi Muhammad ialah Guru 
Nanak (1469-1539,Agama Sikh), Mirza Ali Muhammad (Baha'i, didirikan 
pada 1844), dan MGA (1839 - 1908, Ahmadiyah).
 
 Wasalam,
 chodjim
 
 
   - Original Message - 
   From: Lina Dahlan 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Wednesday, November 07, 2007 4:05 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak 
bersyarat
 
 
   QS6:93
   Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang mengadakan 
   kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:Telah diwahyukan 
kepada 
   saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan 
orang 
   yang berkata:Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan 
   Allah. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-
   orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, 
sedang 
   para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil 
   berkata) :Keluarkanlah nyawamu. Di hari ini kamu dibalas dengan 
   siksaan yang menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap 
   Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu 
   menyombongkan diri ayat-ayat-Nya. 
 
 
   Recent Activity
 a..  17New Members
   Visit Your Group 
   Sitebuilder
   Build a web site
 
   quickly  easily
 
   with Sitebuilder.
 
   Yahoo! 360°
   Start Sharing
 
   Your place online
 
   Blog  photos
 
   Y! Messenger
   Instant hello
 
   Chat in real-time
 
   with your friends.
   . 

 
 [Non-text portions of this message have been removed]





[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-13 Terurut Topik Chae
seberapa sukses seorang Nabi dalam menunaikan dan menyebarkan misi dan
 visinya, saya kira tidak bisa di ukur dari cara kematianya apalagi
kalau kita percaya bahwa cara kematian seseorang adalah suratan
Takdir hehehehe:))

Seperti misalnya Nabi Isa as, walaupun cara kematian beliau ini
diperdebatkan tapi jelas bahwa kaum nya sendiri berniat membunuh
Beliau begitu juga dengan kasus Nabi Ibrahim. Walaupun demikian kita
bisa merasakan betapa besar pengaruh dan meresapnya ajaran yang dibawa
oleh kedua Nabi tsb dalam perkembangan kehidupan manusia sampai saat
ini.  



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ma_suryawan
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Assalamu'alaikum,
 
 Pak Chodjim,
 
 Memang benar, barangsiapa yang mengaku mendapat wahyu dari Allah, 
 hanya Allah saja yang mengetahui apakah klaim itu dusta atau benar, 
 sehingga hanya Allah saja yang berhak memberi hukuman atau menyatakan 
 sebagai zalim.
 
 Mengenai ukuran sukses tidaknya nabi, saya percaya salah satu 
 kriterianya adalah bahwa nabi yang sukses adalah nabi yang tidak di 
 bunuh oleh kaumnya sendiri.
 
 Mengenai Guru Baba Nanak, rasanya beliau tidak pernah mendakwakan 
 dirinya sebagai nabi. Oleh sebab itu beliau bukan nabi, dan para 
 pengikutnya (kaum Sikh) juga tidak menganggapnya sebagai nabi. 
 Menurut Ahmadiya, beliau adalah beragama Islam dan seorang wali Allah.
 
 Mengenai Mirza Ali Muhammad (Bahai), ia dihukum mati di muka umum di 
 Persia pada tahun 1850 dalam usia 31 tahun. Artinya, ia tidak sukses.
 
 Mengenai Mirza Ghulam Ahmad, ada koreksi sedikit, beliau lahir tahun 
 1835, bukan tahun 1839.
 
 Salam,
 MAS
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim 
 chodjim@ wrote:
 
  Ayat yang Mbak Lina cuplik itu adalah ayat tentang spiritualitas. 
 Jadi, seseorang itu bohong atau tidak terhadap Allah, hanyalah Allah 
 dan malaikat utusan-Nya yang mengetahui.
  
  Lantaran hanya Allah yang mengetahui, maka Dia semata yang berhak 
 menghukum atau menyatakan kezaliman terhadap pelakunya. Ratusan ribu 
 nabi dan rasul telah diutus. Kebanyakan nabi tidaklah sukses dalam 
 dakwahnya, dan bahkan dibunuh oleh kaumnya. Maka, tidaklah heran bila 
 kehadiran nabi yang diketahui orang dan sukses hanya puluhan saja. Di 
 antara yang mengaku nabi dan sukses pasca Nabi Muhammad ialah Guru 
 Nanak (1469-1539,Agama Sikh), Mirza Ali Muhammad (Baha'i, didirikan 
 pada 1844), dan MGA (1839 - 1908, Ahmadiyah).
  
  Wasalam,
  chodjim
  
  
- Original Message - 
From: Lina Dahlan 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Wednesday, November 07, 2007 4:05 PM
Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak 
 bersyarat
  
  
QS6:93
Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang mengadakan 
kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:Telah diwahyukan 
 kepada 
saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan 
 orang 
yang berkata:Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan 
Allah. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-
orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, 
 sedang 
para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil 
berkata) :Keluarkanlah nyawamu. Di hari ini kamu dibalas dengan 
siksaan yang menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap 
Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu 
menyombongkan diri ayat-ayat-Nya. 
  
  
Recent Activity
  a..  17New Members
Visit Your Group 
Sitebuilder
Build a web site
  
quickly  easily
  
with Sitebuilder.
  
Yahoo! 360°
Start Sharing
  
Your place online
  
Blog  photos
  
Y! Messenger
Instant hello
  
Chat in real-time
  
with your friends.
. 
 
  
  [Non-text portions of this message have been removed]
 





[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-13 Terurut Topik Mia
Kalo baca The Great Transformation nya Karen Armstrong, rata-rata 
nabi di jaman axial (3000SM-Muhammad), itu berkutat dengan kekerasan, 
karena memang tugas para nabi menyebarkan perdamaian dalam kekerasan, 
dan mau nggak mau terlibat dalam kekerasan -  dan bahwa kekerasan itu 
kadang inheren dalam ajaran agama karena fitrah manusia sendiri yang 
melibatkan kekerasan.  Para nabi bukanlah ustaz yang nongkrong di 
menara gading.  Jadi kalau mereka terbunuh atau diancam bunuh, ya itu 
memang kejadiannya, sekalipun kepada para nabi yang mengajarkan 
ahimsa.

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 seberapa sukses seorang Nabi dalam menunaikan dan menyebarkan misi 
dan
  visinya, saya kira tidak bisa di ukur dari cara kematianya 
apalagi
 kalau kita percaya bahwa cara kematian seseorang adalah suratan
 Takdir hehehehe:))
 
 Seperti misalnya Nabi Isa as, walaupun cara kematian beliau ini
 diperdebatkan tapi jelas bahwa kaum nya sendiri berniat membunuh
 Beliau begitu juga dengan kasus Nabi Ibrahim. Walaupun demikian kita
 bisa merasakan betapa besar pengaruh dan meresapnya ajaran yang 
dibawa
 oleh kedua Nabi tsb dalam perkembangan kehidupan manusia sampai saat
 ini.  
 
 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ma_suryawan
 ma_suryawan@ wrote:
 
  Assalamu'alaikum,
  
  Pak Chodjim,
  
  Memang benar, barangsiapa yang mengaku mendapat wahyu dari Allah, 
  hanya Allah saja yang mengetahui apakah klaim itu dusta atau 
benar, 
  sehingga hanya Allah saja yang berhak memberi hukuman atau 
menyatakan 
  sebagai zalim.
  
  Mengenai ukuran sukses tidaknya nabi, saya percaya salah satu 
  kriterianya adalah bahwa nabi yang sukses adalah nabi yang tidak 
di 
  bunuh oleh kaumnya sendiri.
  
  Mengenai Guru Baba Nanak, rasanya beliau tidak pernah mendakwakan 
  dirinya sebagai nabi. Oleh sebab itu beliau bukan nabi, dan para 
  pengikutnya (kaum Sikh) juga tidak menganggapnya sebagai nabi. 
  Menurut Ahmadiya, beliau adalah beragama Islam dan seorang wali 
Allah.
  
  Mengenai Mirza Ali Muhammad (Bahai), ia dihukum mati di muka umum 
di 
  Persia pada tahun 1850 dalam usia 31 tahun. Artinya, ia tidak 
sukses.
  
  Mengenai Mirza Ghulam Ahmad, ada koreksi sedikit, beliau lahir 
tahun 
  1835, bukan tahun 1839.
  
  Salam,
  MAS
  




[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-13 Terurut Topik ma_suryawan
Maksudnya begini, nabi/rasul yang haq adalah repsresentasi dari One 
True God (Allah Ta'ala). Jika nabi/rasul mati di tangan musuh-
musuhnya yang berasal dari kaumnya sendiri, maka One True God telah 
dikalahkan.

Padahal, Allah Ta'ala yang Maha Perkasa selalu dan senantiasa 
memenuhi janji-Nya untuk melindungi nabi/rasul-Nya.

Jadi, satu kriteria yang terpenting adalah nabi/rasul Allah yang haq 
tidak pernah dikalahkan atau dibunuh oleh musuh-musuhnya, sebab Allah 
Ta'ala ada dan selalu membela mereka.

Demikian pula dengan Yesus alias Nabi Isa as., beliau tidak 
dikalahkan oleh musuh-musuhnya yang berasal dari kaumnya sendiri 
sebab ia tidak mati di atas salib. Beliau as. tetap hidup dan 
meneruskan tugas kenabiannya kepada Bani Israil sampai beliau wafat 
dengan wajar (artinya, tidak dibunuh oleh musuh/penentangnya).

Salam,
MAS

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 seberapa sukses seorang Nabi dalam menunaikan dan menyebarkan misi 
dan
  visinya, saya kira tidak bisa di ukur dari cara kematianya 
apalagi
 kalau kita percaya bahwa cara kematian seseorang adalah suratan
 Takdir hehehehe:))
 
 Seperti misalnya Nabi Isa as, walaupun cara kematian beliau ini
 diperdebatkan tapi jelas bahwa kaum nya sendiri berniat membunuh
 Beliau begitu juga dengan kasus Nabi Ibrahim. Walaupun demikian kita
 bisa merasakan betapa besar pengaruh dan meresapnya ajaran yang 
dibawa
 oleh kedua Nabi tsb dalam perkembangan kehidupan manusia sampai saat
 ini.  
 
 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ma_suryawan
 ma_suryawan@ wrote:
 
  Assalamu'alaikum,
  
  Pak Chodjim,
  
  Memang benar, barangsiapa yang mengaku mendapat wahyu dari Allah, 
  hanya Allah saja yang mengetahui apakah klaim itu dusta atau 
benar, 
  sehingga hanya Allah saja yang berhak memberi hukuman atau 
menyatakan 
  sebagai zalim.
  
  Mengenai ukuran sukses tidaknya nabi, saya percaya salah satu 
  kriterianya adalah bahwa nabi yang sukses adalah nabi yang tidak 
di 
  bunuh oleh kaumnya sendiri.
  
  Mengenai Guru Baba Nanak, rasanya beliau tidak pernah mendakwakan 
  dirinya sebagai nabi. Oleh sebab itu beliau bukan nabi, dan para 
  pengikutnya (kaum Sikh) juga tidak menganggapnya sebagai nabi. 
  Menurut Ahmadiya, beliau adalah beragama Islam dan seorang wali 
Allah.
  
  Mengenai Mirza Ali Muhammad (Bahai), ia dihukum mati di muka umum 
di 
  Persia pada tahun 1850 dalam usia 31 tahun. Artinya, ia tidak 
sukses.
  
  Mengenai Mirza Ghulam Ahmad, ada koreksi sedikit, beliau lahir 
tahun 
  1835, bukan tahun 1839.
  
  Salam,
  MAS
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim 
  chodjim@ wrote:
  
   Ayat yang Mbak Lina cuplik itu adalah ayat tentang 
spiritualitas. 
  Jadi, seseorang itu bohong atau tidak terhadap Allah, hanyalah 
Allah 
  dan malaikat utusan-Nya yang mengetahui.
   
   Lantaran hanya Allah yang mengetahui, maka Dia semata yang 
berhak 
  menghukum atau menyatakan kezaliman terhadap pelakunya. Ratusan 
ribu 
  nabi dan rasul telah diutus. Kebanyakan nabi tidaklah sukses 
dalam 
  dakwahnya, dan bahkan dibunuh oleh kaumnya. Maka, tidaklah heran 
bila 
  kehadiran nabi yang diketahui orang dan sukses hanya puluhan 
saja. Di 
  antara yang mengaku nabi dan sukses pasca Nabi Muhammad ialah 
Guru 
  Nanak (1469-1539,Agama Sikh), Mirza Ali Muhammad (Baha'i, 
didirikan 
  pada 1844), dan MGA (1839 - 1908, Ahmadiyah).
   
   Wasalam,
   chodjim
   
   
 - Original Message - 
 From: Lina Dahlan 
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
 Sent: Wednesday, November 07, 2007 4:05 PM
 Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak 
  bersyarat
   
   
 QS6:93
 Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang mengadakan 
 kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:Telah diwahyukan 
  kepada 
 saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan 
  orang 
 yang berkata:Saya akan menurunkan seperti apa yang 
diturunkan 
 Allah. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu 
orang-
 orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, 
  sedang 
 para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil 
 berkata) :Keluarkanlah nyawamu. Di hari ini kamu dibalas 
dengan 
 siksaan yang menghinakan, karena kamu selalu mengatakan 
terhadap 
 Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu 
 menyombongkan diri ayat-ayat-Nya. 
   
   
 Recent Activity
   a..  17New Members
 Visit Your Group 
 Sitebuilder
 Build a web site
   
 quickly  easily
   
 with Sitebuilder.
   
 Yahoo! 360°
 Start Sharing
   
 Your place online
   
 Blog  photos
   
 Y! Messenger
 Instant hello
   
 Chat in real-time
   
 with your friends.
 . 
  
   
   [Non-text portions of this message have been removed]
  
 





[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-13 Terurut Topik Chae
Pak Suryawan,

Indicator yang Bapa sampaikan sepertinya masih bersifat sangat
relatif, misalnya saja mengapa dikatakan dikalahkan jika mati di
tangan musuhnya yang berasal dari kaumnya sendiri, bagaimana jika mati
di tangan musuh bukan dari kaumnya sendiri seperti Nabi Yahya??
bagaimana janji perlindungan Allah kepada para Nabi/Rasulnya?? apakah
hanya berlaku untuk perlindungan dari kejahatan kaumnya sendiri?
bagaimana dengan kejahatan di luar kaumnya?

Soal kematian Yesus ini ada beberapa tafsiran, artinya ada juga
sebagian pihak memang menyakini kematian Yesus atau Nabi Isa as di
tiang salib bahkan ada sebagian juga tidak mempercayai kematian Beliau
dan menyakini bahwa Beliau masih hidup sampai sekarang di suatu tempat.

Terlepas dari itu semua saya pikir amat tidak relevan untuk membuat
suatu indicator kesuksesan seorang Nabi dari bagaimana cara
kematiannya apalagi kita lihat bagaimana acara para Nabi yang
diperkirakan di bunuh justru banyak mempengaruhi perkembangan
peradaban manusia.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ma_suryawan
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Maksudnya begini, nabi/rasul yang haq adalah repsresentasi dari One 
 True God (Allah Ta'ala). Jika nabi/rasul mati di tangan musuh-
 musuhnya yang berasal dari kaumnya sendiri, maka One True God telah 
 dikalahkan.
 
 Padahal, Allah Ta'ala yang Maha Perkasa selalu dan senantiasa 
 memenuhi janji-Nya untuk melindungi nabi/rasul-Nya.
 
 Jadi, satu kriteria yang terpenting adalah nabi/rasul Allah yang haq 
 tidak pernah dikalahkan atau dibunuh oleh musuh-musuhnya, sebab Allah 
 Ta'ala ada dan selalu membela mereka.
 
 Demikian pula dengan Yesus alias Nabi Isa as., beliau tidak 
 dikalahkan oleh musuh-musuhnya yang berasal dari kaumnya sendiri 
 sebab ia tidak mati di atas salib. Beliau as. tetap hidup dan 
 meneruskan tugas kenabiannya kepada Bani Israil sampai beliau wafat 
 dengan wajar (artinya, tidak dibunuh oleh musuh/penentangnya).
 
 Salam,
 MAS
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  seberapa sukses seorang Nabi dalam menunaikan dan menyebarkan misi 
 dan
   visinya, saya kira tidak bisa di ukur dari cara kematianya 
 apalagi
  kalau kita percaya bahwa cara kematian seseorang adalah suratan
  Takdir hehehehe:))
  
  Seperti misalnya Nabi Isa as, walaupun cara kematian beliau ini
  diperdebatkan tapi jelas bahwa kaum nya sendiri berniat membunuh
  Beliau begitu juga dengan kasus Nabi Ibrahim. Walaupun demikian kita
  bisa merasakan betapa besar pengaruh dan meresapnya ajaran yang 
 dibawa
  oleh kedua Nabi tsb dalam perkembangan kehidupan manusia sampai saat
  ini.  
  
  
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ma_suryawan
  ma_suryawan@ wrote:
  
   Assalamu'alaikum,
   
   Pak Chodjim,
   
   Memang benar, barangsiapa yang mengaku mendapat wahyu dari Allah, 
   hanya Allah saja yang mengetahui apakah klaim itu dusta atau 
 benar, 
   sehingga hanya Allah saja yang berhak memberi hukuman atau 
 menyatakan 
   sebagai zalim.
   
   Mengenai ukuran sukses tidaknya nabi, saya percaya salah satu 
   kriterianya adalah bahwa nabi yang sukses adalah nabi yang tidak 
 di 
   bunuh oleh kaumnya sendiri.
   
   Mengenai Guru Baba Nanak, rasanya beliau tidak pernah mendakwakan 
   dirinya sebagai nabi. Oleh sebab itu beliau bukan nabi, dan para 
   pengikutnya (kaum Sikh) juga tidak menganggapnya sebagai nabi. 
   Menurut Ahmadiya, beliau adalah beragama Islam dan seorang wali 
 Allah.
   
   Mengenai Mirza Ali Muhammad (Bahai), ia dihukum mati di muka umum 
 di 
   Persia pada tahun 1850 dalam usia 31 tahun. Artinya, ia tidak 
 sukses.
   
   Mengenai Mirza Ghulam Ahmad, ada koreksi sedikit, beliau lahir 
 tahun 
   1835, bukan tahun 1839.
   
   Salam,
   MAS
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim 
   chodjim@ wrote:
   
Ayat yang Mbak Lina cuplik itu adalah ayat tentang 
 spiritualitas. 
   Jadi, seseorang itu bohong atau tidak terhadap Allah, hanyalah 
 Allah 
   dan malaikat utusan-Nya yang mengetahui.

Lantaran hanya Allah yang mengetahui, maka Dia semata yang 
 berhak 
   menghukum atau menyatakan kezaliman terhadap pelakunya. Ratusan 
 ribu 
   nabi dan rasul telah diutus. Kebanyakan nabi tidaklah sukses 
 dalam 
   dakwahnya, dan bahkan dibunuh oleh kaumnya. Maka, tidaklah heran 
 bila 
   kehadiran nabi yang diketahui orang dan sukses hanya puluhan 
 saja. Di 
   antara yang mengaku nabi dan sukses pasca Nabi Muhammad ialah 
 Guru 
   Nanak (1469-1539,Agama Sikh), Mirza Ali Muhammad (Baha'i, 
 didirikan 
   pada 1844), dan MGA (1839 - 1908, Ahmadiyah).

Wasalam,
chodjim


  - Original Message - 
  From: Lina Dahlan 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, November 07, 2007 4:05 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak 
   bersyarat


  QS6:93
  Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang mengadakan 
  kedustaan terhadap Allah atau yang

[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-13 Terurut Topik Chae
Setuju Mba Mia, dengan pemikiran bahwa sebenarnya para Nabi itu bukan
orang-orang yang berdiam di menara gading, justru sekarang inilah para
umatnya yang seringkali salah kaprah menempatkan mereka sebagai sosok
penghuni menara gading.padahal jelas-jelas para Nabi dan Rasul itu
manusia-manusia yang membumi...dan itulah menurut saya salah satu
kuncu sukses mereka membumi..:))

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kalo baca The Great Transformation nya Karen Armstrong, rata-rata 
 nabi di jaman axial (3000SM-Muhammad), itu berkutat dengan kekerasan, 
 karena memang tugas para nabi menyebarkan perdamaian dalam kekerasan, 
 dan mau nggak mau terlibat dalam kekerasan -  dan bahwa kekerasan itu 
 kadang inheren dalam ajaran agama karena fitrah manusia sendiri yang 
 melibatkan kekerasan.  Para nabi bukanlah ustaz yang nongkrong di 
 menara gading.  Jadi kalau mereka terbunuh atau diancam bunuh, ya itu 
 memang kejadiannya, sekalipun kepada para nabi yang mengajarkan 
 ahimsa.
 
 salam
 Mia
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  seberapa sukses seorang Nabi dalam menunaikan dan menyebarkan misi 
 dan
   visinya, saya kira tidak bisa di ukur dari cara kematianya 
 apalagi
  kalau kita percaya bahwa cara kematian seseorang adalah suratan
  Takdir hehehehe:))
  
  Seperti misalnya Nabi Isa as, walaupun cara kematian beliau ini
  diperdebatkan tapi jelas bahwa kaum nya sendiri berniat membunuh
  Beliau begitu juga dengan kasus Nabi Ibrahim. Walaupun demikian kita
  bisa merasakan betapa besar pengaruh dan meresapnya ajaran yang 
 dibawa
  oleh kedua Nabi tsb dalam perkembangan kehidupan manusia sampai saat
  ini.  
  
  
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ma_suryawan
  ma_suryawan@ wrote:
  
   Assalamu'alaikum,
   
   Pak Chodjim,
   
   Memang benar, barangsiapa yang mengaku mendapat wahyu dari Allah, 
   hanya Allah saja yang mengetahui apakah klaim itu dusta atau 
 benar, 
   sehingga hanya Allah saja yang berhak memberi hukuman atau 
 menyatakan 
   sebagai zalim.
   
   Mengenai ukuran sukses tidaknya nabi, saya percaya salah satu 
   kriterianya adalah bahwa nabi yang sukses adalah nabi yang tidak 
 di 
   bunuh oleh kaumnya sendiri.
   
   Mengenai Guru Baba Nanak, rasanya beliau tidak pernah mendakwakan 
   dirinya sebagai nabi. Oleh sebab itu beliau bukan nabi, dan para 
   pengikutnya (kaum Sikh) juga tidak menganggapnya sebagai nabi. 
   Menurut Ahmadiya, beliau adalah beragama Islam dan seorang wali 
 Allah.
   
   Mengenai Mirza Ali Muhammad (Bahai), ia dihukum mati di muka umum 
 di 
   Persia pada tahun 1850 dalam usia 31 tahun. Artinya, ia tidak 
 sukses.
   
   Mengenai Mirza Ghulam Ahmad, ada koreksi sedikit, beliau lahir 
 tahun 
   1835, bukan tahun 1839.
   
   Salam,
   MAS
  





[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-13 Terurut Topik total_sacrifice
memang ada sebagian sodara kita dari ummat Islam yg suka usil pada 
golongan lain. padahal kadang2 mereka juga pengurus organisasi 
Islam, tapi tidak mampu memakmurkan dan mensejahterakan anggotanya. 
Dan juga mereka tidak memberi manfaat bagi lingkungannya.
Kegiatannya hanya pengajian mulu... ganyang Amerika... ganyang 
Yahudi. tapi ketika mendirikan sekolahan, mereka menerima bantuan 
dari AIG (American International Group).. ini khan dana dari Amrik. 
setelah sekolahan berdiri.. ya pengelolaannya primitif dan tidak mau 
dievaluasi.

Kalau ada aliran sesat tapi anggotanya tidak pernah kelaparan, 
anak2nya pintar-pintar dan kreatif, mereka dapat memberi manfaat 
bagi lingkungan.. ya mari kita dukung kelompok tersebut apapun 
agamanya. jangankan Islam, bukan Islam pun perlu kita dukung.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ayat yang Mbak Lina cuplik itu adalah ayat tentang spiritualitas. 
Jadi, seseorang itu bohong atau tidak terhadap Allah, hanyalah Allah 
dan malaikat utusan-Nya yang mengetahui.
 
 Lantaran hanya Allah yang mengetahui, maka Dia semata yang berhak 
menghukum atau menyatakan kezaliman terhadap pelakunya. Ratusan ribu 
nabi dan rasul telah diutus. Kebanyakan nabi tidaklah sukses dalam 
dakwahnya, dan bahkan dibunuh oleh kaumnya. Maka, tidaklah heran 
bila kehadiran nabi yang diketahui orang dan sukses hanya puluhan 
saja. Di antara yang mengaku nabi dan sukses pasca Nabi Muhammad 
ialah Guru Nanak (1469-1539,Agama Sikh), Mirza Ali Muhammad (Baha'i, 
didirikan pada 1844), dan MGA (1839 - 1908, Ahmadiyah).
 
 Wasalam,
 chodjim
 




[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-13 Terurut Topik Mia
Duh, mba Lina..ada potongan ayat yang lepas dibaca: ..padahal tidak 
ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.. Artinya, Tuhan menghukum nabi 
palsu yang ngaku2 nabi padahal nggak diturunin wahyu, ngakunya dapet 
wahyu. Itu namanya berbohong.

emang nggak disebut di situ bahwa kita mesti menghukum/melarang orang 
yang ngaku nabi, hanya dikatakan Tuhan menghukum pembohong yang ngaku 
nabi, padahal nggak pernah dapet wahyukecuali kalo kita mau 
playing God...:-)

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Baca lagi pertanyaan sampeyan. emang ada pasalnya di Qur'an kita 
 tidak boleh ngaku Nabi??;)) 
 
 jawab Allah:  lebih zalim. [ato bahasa saya neh (yg lebih 
 lunak) ada gak sih orang yang lebih dableg daripada org yg 
 mengatakan...]
 
 Lalu manusia mo bilang emangnya ada pasal di Qur'an kita boleh 
 berlaku zalim??
 
 he..he..kayak Yahudi ngeyel di kisah Sapi Betina.
 
 wassalam,
 
 -- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  Jelas sekali di ayat ini bahwa kita ini ndak ikut campur urusan 
 Gusti
  Allah sama Makluk-Nya wong nanti yang balas juga Gusti
  Allah...kok...sepertinya kita2 kadang suka over acting:)
  
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan 
linadahlan@
  wrote:
  
   QS6:93
   Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang mengadakan 
   kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:Telah diwahyukan 
 kepada 
   saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan 
 orang 
   yang berkata:Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan 
   Allah. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu 
 orang-
   orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, 
 sedang 
   para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil 
   berkata) :Keluarkanlah nyawamu. Di hari ini kamu dibalas 
 dengan 
   siksaan yang menghinakan, karena kamu selalu mengatakan 
terhadap 
   Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu 
   menyombongkan diri ayat-ayat-Nya. 

   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
   chairunisa_mahadewi@ wrote:
   

** emang ada pasalnya di Qur'an kita tidak boleh ngaku 
 Nabi??;)) 




Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-12 Terurut Topik Achmad Chodjim
Ayat yang Mbak Lina cuplik itu adalah ayat tentang spiritualitas. Jadi, 
seseorang itu bohong atau tidak terhadap Allah, hanyalah Allah dan malaikat 
utusan-Nya yang mengetahui.

Lantaran hanya Allah yang mengetahui, maka Dia semata yang berhak menghukum 
atau menyatakan kezaliman terhadap pelakunya. Ratusan ribu nabi dan rasul telah 
diutus. Kebanyakan nabi tidaklah sukses dalam dakwahnya, dan bahkan dibunuh 
oleh kaumnya. Maka, tidaklah heran bila kehadiran nabi yang diketahui orang dan 
sukses hanya puluhan saja. Di antara yang mengaku nabi dan sukses pasca Nabi 
Muhammad ialah Guru Nanak (1469-1539,Agama Sikh), Mirza Ali Muhammad (Baha'i, 
didirikan pada 1844), dan MGA (1839 - 1908, Ahmadiyah).

Wasalam,
chodjim


  - Original Message - 
  From: Lina Dahlan 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, November 07, 2007 4:05 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat


  QS6:93
  Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang mengadakan 
  kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:Telah diwahyukan kepada 
  saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang 
  yang berkata:Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan 
  Allah. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-
  orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang 
  para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil 
  berkata) :Keluarkanlah nyawamu. Di hari ini kamu dibalas dengan 
  siksaan yang menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap 
  Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu 
  menyombongkan diri ayat-ayat-Nya. 


  Recent Activity
a..  17New Members
  Visit Your Group 
  Sitebuilder
  Build a web site

  quickly  easily

  with Sitebuilder.

  Yahoo! 360°
  Start Sharing

  Your place online

  Blog  photos

  Y! Messenger
  Instant hello

  Chat in real-time

  with your friends.
  . 
   

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-09 Terurut Topik L.Meilany
Terlebih dulu saya kirim sedikit kisah Rabiah Al Adawiyah.
Seorang wanita sufi yg meninggal sekitar tahun 801 yg memperkenalkan cinta pada 
Allah SWT
yg 'tanpa pamrih'.
Ketika ditanya tentang hakikat imannya Rabiah menjawab :
Aku tidak beribadah kepada Allah karena takut kepadaNya sehingga aku serupa 
saja dengan budak
yg buruk yg bekerja dengan rasa takut pada majikannya.
Aku beribadah bukan karena mengharapkan surga sehingga aku serupa budak yg 
buruk yg diberi sesuatu
untuk pekerjaannya. Aku beribadah kepada Allah karena cinta dan rinduku 
padaNya.

Ketika istilah unconditional love ini jadi omongan ya bermula dari kisahnya 
Rabiah ini.
Kemudian kita melihat sekeliling adakan cinta tak bersyarat itu dikehidupan?
Ternyata ada yaitu cinta ibu terhadap anaknya.
Kalo peribahasa bilang 'kasih ibu sepanjang hayat, kasih anak sepanjang galah' 
:-)
Tempo hari baca mail Mia tentang omongan dengan anaknya yg jika gimana klo 
pindah agama?
Seorang ibu selalu akan menerima anaknya, memberi maaf bahkan ketika anaknya 
menjadi jahat sekalipun.
Ketika melahirkan, seorang ibu tanya apakah anaknya selamat, seorang bapak 
tanya apakah 
anaknya sehat tak kurang suatu apa? [ baca: cacat] :-))

Di kehidupan bukankah Tuhan memberi udara yg kita hirup, memberi sinar matahari 
yg tepat waktu.
Kepada siapapun, yg soleh, yg baik hati, yg koruptor, yg pendosam, yg gak 
pernah alat sekalipun sama jatahnya.
Kalo Gde Parma bilang ; Cinta Tuhan itu seperti pohon besar yg bisa meneduhi 
semua orang, siapapun, gratis.

Tetapi pada Allah kita selalu berhitung; katanya sih untuk tabungan banyak2-an 
deposit untuk kehidupan 
setelah mati nanti. Akhirnya ibadahnya gak ikhlas, cuma syarat saja. Semuanya 
ada itungannya berupa pahala2 :-))

Agak nyimpang dikit : Seperti ibadahnya anak kecil, kalo puasanya genap sebulan 
maka dikasih hadiah.
Maka si anak berpuasa karena ingin hadiah dan ini terus menjadi kebiasaan 
sampai ia dewasa, menjadi perilaku.
Yg penampakannnya pada saat berbuka : balas dendam.
Konon menurut ahli gizi sebenarnya puasa ramadhan, puasa sunnah yg dilakukan 
dengan baik adalah bisa juga sebagai
upaya detoksifikasi.
Nilai2 puasa akhirnya bukan lagi ibadah tapi hanya sekedear menunda makan minum 
dan syahwat dan kita tuntuh pahala.
Apa gak salah tuh?

Tapi kalo cinta antara laki dan perempuan itu selalu bersyarat.
Harus kaya, harus solehah, harus cakep, harus sehat walafiat, harus pinter, 
harus bisa punya banyak anak;
pokoknya banyak keharusan, banyak syarat.
Jika kemudian sebuah syarat tak terpenuhi maka tak ada cinta lagi.
Begitu kan?

Salam
l.meilany

  - Original Message - 
  From: Lina Dahlan 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, November 06, 2007 6:10 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat


  Mbak Mei, saya jadi kepingin tanya soal cinta-cintaan neh. 
  Unconditional love. 

  Katanya Tuhan mencintai manusia tanpa syarat. Itu makna Ar-rahman Ar-
  rahimNya Allah.

  Cinta Rabiah Al-Adawiyah terhadap Tuhannya juga cinta tanpa syarat.

  Lalu bagaimana cinta antara pria dan wanita? Ada gak?
  Kalau ada mungkin bedanya tipis ama cuex...:-))

  salam cuex,
  Lina
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] 
  wrote:
  
   Wa'alaikumsalam,
   Disaat hujan turun dan mau meraih pahala, tiba2 teringat
   puisi Rabiah Al Adawiyah yg memperkenalkan cinta pada Allah [ 
  baca: diantaranya melakukan ibadah]
   yg tanpa pamrih. Kalo bahasa gaulnya unconditional love - cinta 
  tak bersyarat.
   Janganlah sampai orang mengabdi pada Allah karena mengharapkan 
  surga atau janganlah 
   mengabdi pada Allah karena takut masuk neraka.
   :-)
   
   Bekerja, cari uang, membantu isteri, juga adalah ibadah; begitu 
  kata ustad di pengajian.
   Kata kisah hadits, tambatkan unta sebelum solat, daripada waktu 
  solat kepikiran jadi nggak fokus.
   
   Moral hadits ; Bawa selalu kantong kresek bersih kemanapun pergi, 
  sewaktu sholat bungkus sepatu, 
   sendal kemudian tarok di dalam masjid, disamping kita solat. 
   Daripada selesai solat sepatu, sendal sudah dicolong.
   Kesian deh. Padahal cicilannya saja belum lunas.
   :-)
   
   Salam
   l.meilany
   - Original Message - 
   From: Kinantaka 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com ; [EMAIL PROTECTED] 
   Sent: Friday, November 02, 2007 2:23 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Di saat hujan turun
   
   
   Assalamu'alaikum Wr. Wb.
   
   Semalam di tempat saya hujan turun dengan deras. Gludug dan 
  bledek silih
   berganti bersahut-sahutan. Seperti biasanya kalau hujan deras, 
  kamar anak
   saya bocor. Tetesan air hampir membasahi seluruh kamar. Kemudian 
  saya dan
   istri kerja bakti untuk meminggirkan barang2 agar tidak 
  kebasahan.
   
   Sedang asyik2nya beres-beres kamar, terdengar adzan Isya' di 
  musholla
   sebelah. Saya menghentikan aktifitas beres-beres kamar, segera 
  ambil air
   wudlu, ambil payung dan bersiap mau berangkat ke musholla. Istri 
  saya
   menyeletuk

[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-09 Terurut Topik masarcon

kalau mau dapat tambahan pahala lagi, anak mertua langsung diajak
yayang yayangan sehabis ngeberesin bocor dan sholat subhuh. :D



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih
(Ning) [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 Yang bener, gini, pak Kinan... Bantuin dulu isteri beres-beres kamar.
 Setelah semua beres, pak Kinan ajak isteri sholat berjamaah. Jadi
 dua-duanya dapet kan ? Dapat pahala bantuin isteri, dan pahala sholat
 jamaah..




[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-09 Terurut Topik masarcon

wah, kok mirip dengan kategorisasi cpa - child - parent - adult yg
diuraikan oleh ustad chodjim di milis sebelah ya 


On Nov 9, 2007 1:29 AM, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED]:

Sebenarnya, bukan terletak pada adanya G-Spot atau tidak. Manusia hidup
ini secara ekonomi, ada yang berhasil dan ada yang nestapa. Ada
kelas-kelas
kesejahteraan yang dialami manusia yang hidup di dunia. Nah, ketika
kondisi
manusia tertindas, KM (kaum mustadh'afiin) itu menjadi bagian terbesar
manusia, maka muncullah orang-orang yang ingin menyelamatkan KM tersebut.
Orang-orang inilah yang di kemudian hari dikenal sebagai pembawa agama.
Maka, jangan heran bila orang-orang yang lemot, yang lemah, yang miskin,
yang tertindas, berbondong-bondong mengikuti agama; lantaran mereka merasa
mendapatkan pengayoman, perlindungan, dan ketenangan batin dalam agama.

Adalah seorang Bagavan Rajneesh dari India yang menganalisis tipe
kepemimpinan para nabi/avatar/bagavan di dunia ini. Katanya, ada 3 tipe
penyelamatan yang dilakukan oleh para nabi/rasul/avatar/bagavan, yaitu CPA
(child, parent, and adult).

1) CHILD
Tipe ini mengajarkan keselamatan dengan cara keselamatan dapat diperoleh
jika manusia telah mampu menjadikan dirinya setulus kanak-kanak.
Yesus dan
Lao Tze termasuk tipe ini. Seseorang bisa memasuki Kerajaan Tuhan bila ia
telah hidup polos sebagai kanak-kanak. Silakan yang beragama
Kristen/Katholik mengecek dalilnya.

2) PARENT
Nah, kebanyakan para nabi itu memiliki sifat kepemimpinan ala parent.
Mereka menyatakan diri sebagai orang tua yang telah mendapatkan kearifan
dari Tuhan, maka yang ada ialah perintah dan larangan, halal dan
haram. Umat
dipandang sebagai anak-anak yang perlu diberi petunjuk.

3) ADULT
Para filosof atau orang-orang yang mengikutinya menganggap bahwa manusia
harus bisa menempuh kehidupan ini sebagai orang dewasa. Setiap orang harus
hidup dengan menggunakan akal-pikiran sepenuhnya. Nah, problemanya,
sebagian
besar manusia itu hanya mengekor. Coba saja sensus, nanti akan diketahui
bahwa sebagian besar manusia itu hanya hidup dengan mengikuti atau
mengekor
ide orang lain. Amat sedikit sekali orang yang hidup sekualitas seperti
Bertrand Russel dan Sartre.

Namun, jangan lupa, orang-orang seperti Russel dan Sartre itu hanya
menebar pemikiran, dan tidak langsung mengayomi KM. Makanya pemikiran
mereka
tak pernah bisa menjadi agama. KM tak tersentuh oleh Russel dan
kawan-kawan.

Selanjutnya, kata Rajneesh, bila ada pemimpin manusia yang tidak terjebak
oleh ketiga pola tersebut ya Siddharta Gautama dan beberapa orang sufi
(Islam) atau kaum gnostik pada agama lain. Orang-orang bergerak di tengah
segitiga CPA.

Wasalam,
chodjim



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih
(Ning) [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 Ass wR wB.
 
 Masalah hitung2an pahala, beberapa minggu lalu saya ikut pengajian di
 suatu masjid. Ustadznya menjelaskan begini. Orang-orang itu, dalam cara
 beramal/beribadahnya, bisa diibaratkan sbb :
 (1) Seperti buruh - yang bekerja karena takut dimarahi majikannya--Ada
 yang beribadah karena takut hukuman bila tidak menjalankan ibadahnya
 itu.
 (2) Seperti pedagang - yang selalu menghitung untung rugi dari
 perniagaannya--Beribadah dengan mengitung-hitung pahala
 (3) Seperti sufi - yang hanya berharap agar dicintai oleh Allah, selalu
 berharap-harap cemas saat beribadah, berharap agar ibadahnya
 meningkatkan cinta Allah pada diri-Nya, cemas jika cintanya tak
 berbalas.
 
 Menurut pak Ustadz, tidak ada yang salah dengan ketiganya. Dan Insya
 Allah ibadahnya diterima oleh Allah SWT. Mungkin maturity-nya saja yang
 berbeda. 
 
 Wallahua'lam bishowab.
 Wassalaam,
 -Ning




[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-07 Terurut Topik Chae
 (jadi tidak menemani Aisyah tidur), Aisyah menjawab 
 yang 
 isinya
  kira-kira begini:Sebenarnya aku ingin dan senang engkau 
   temani 
 tidur.
  Tetapi engkau akan melakukan yang lebih disukai oleh 
 Allah, 
   maka 
 aku
  ridho engkau tinggalkan. Waah... Isteri teladan kan kalau 
   bisa 
 seperti
  beliau R.A.
  
  Wallahua'lam bishowab.
  Wassalaam,
  -Ning
  
  
  
  
  
  -Original Message-
  From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of 
 Kinantaka
  Sent: Saturday, November 03, 2007 10:41 AM
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
  
  Mbak Ning,
  
  Kalau istri sedang -eM- bagaimana? Tetap dengan sangat 
   terpaksa 
 sholat
  sendirian, kan?
  
  Kinantaka
  
  
  On 11/2/07, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) ninghdw@ wrote:
  
  
   Yang bener, gini, pak Kinan... Bantuin dulu isteri beres-
   beres 
 kamar.
   Setelah semua beres, pak Kinan ajak isteri sholat 
 berjamaah. 
 Jadi 
   dua-duanya dapet kan ? Dapat pahala bantuin isteri, dan 
   pahala 
 sholat 
   jamaah..
  
   Yang saya fahami, bila di rumah ada yang di-imam-I, 
 lelaki 
   tidak 
 harus
  
   sholat di masjid (musholla). Tapi kalau di rumah ngga 
 ada 
   yang 
   diimam-I, ya musti ke masjid atuh...
  
   Wass,
   -Ning
  
   -Original Message-
   From: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   wanita-muslimah%40yahoogroups.com
   [mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%
 40yahoogroups.
   com]
   On Behalf Of Chae
   Sent: Friday, November 02, 2007 3:57 PM
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   wanita-muslimah%40yahoogroups.com
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
  
   yang bener tuch pilih sholat di mesjid Nabawi yang 
 katanya 
 berpahala 
   lebih dari 27 derajat.:)) (kagok edan) hehehehe
  
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   wanita-muslimah%40yahoogroups.com,
   Kinantaka kinantaka@ wrote:
   
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
   
Semalam di tempat saya hujan turun dengan deras. 
 Gludug 
   dan 
 bledek 
silih berganti bersahut-sahutan. Seperti biasanya 
 kalau 
   hujan 
 deras,
  
kamar
   anak
saya bocor. Tetesan air hampir membasahi seluruh 
 kamar. 
 Kemudian
   saya dan
istri kerja bakti untuk meminggirkan barang2 agar 
 tidak 
 kebasahan.
   
Sedang asyik2nya beres-beres kamar, terdengar adzan 
 Isya' 
   di 
musholla sebelah. Saya menghentikan aktifitas beres-
 beres 
 kamar, 
segera ambil air wudlu, ambil payung dan bersiap mau 
   berangkat 
 ke 
musholla. Istri saya
menyeletuk: Mau ke mana, mas?
   
Ya mau sholat atuh, apa ndak denger adzan Isya'?, 
 jawab 
   saya.
Sholat di rumah aja, kan hujan gede, yah, sahut 
 istri 
   saya
  kembali.
Ibu, ayah kan pengen dapet 27 derajat dengan sholat 
   jama'ah di
   musholla,
jawab saya.
Ayah enak dapet 27 derajat, sementara ibu di rumah 
   ngurusin 
 kamar 
bocor begini. Terserah ayah, deh, ketus istri saya.
   
Deg Jantung saya terhenyak. Ragu2 apakah mau 
 sholat ke 
 musholla
   untuk
mendapatkan 27 derajat atau membantu istri ngeberesin 
   kamar 
 anak
   yang bocor.
   
Agak lama saya berdiam diri, sampai adzan di musholla 
   hampir
  selesai.
Akhirnya saya memutuskan untuk membantu istri beres-
 beres 
   kamar
   anak. Saya
memilih untuk sholat di rumah saja, yang hanya dapat 1 
   derajat.
   
Apakah saya salah?
   
Kinantaka
   
   
[Non-text portions of this message have been removed]
   
  
   ===
   Milis Wanita Muslimah
   Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, 
 maupun
  masyarakat.
   Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI :
   http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
   Kirim Posting 
   mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%
 40yahoogroups.c
   om Berhenti 
   mailto:wanita-muslimah-
 [EMAIL PROTECTED]wanita-
 muslimah-uns
   ubscribe%40yahoogroups.com Milis Keluarga Sejahtera 
   mailto:[EMAIL PROTECTED]keluarga-
 sejahtera%
 40yahoogr
   oups.com Milis Anak Muda Islam 
   mailto:[EMAIL PROTECTED]majelismuda%
   40yahoogroups.com
  
   This mailing list has a special spell casted to reject 
 any 
 attachment 
   
   Yahoo! Groups Links
  
   
  
  
  
  [Non-text portions of this message have been removed

[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-07 Terurut Topik Lina Dahlan
QS6:93
Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang mengadakan 
kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:Telah diwahyukan kepada 
saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang 
yang berkata:Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan 
Allah. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-
orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang 
para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil 
berkata) :Keluarkanlah nyawamu. Di hari ini kamu dibalas dengan 
siksaan yang menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap 
Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu 
menyombongkan diri ayat-ayat-Nya. 
 
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 ** emang ada pasalnya di Qur'an kita tidak boleh ngaku Nabi??;)) 
 
 

Ada rujukan juga kisah dijaman Nabi SAW dan para sahabat. Ini 
mengingatkan saya kepada komentas MAS kepada mbak Lena (?) 
ttg halalnya darah di jaman Abu Bakar ra.:

***
Nabi palsu yang muncul di jaman Rasulullah adalah Musailamah Al-
Kadzdzab, yang telah memiliki pengikut yang sangat banyak dan 
membuat banyak fitnah terhadap Islam, yang akhirnya dibunuh pada 
jaman khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq .ra. dalam perang Yamamah. 

Di negri Yaman muncul nabi palsu Al-Aswad Al-`Ansi, yang juga 
dibunuh oleh para sahabat. Ada pula Nabi perempuan bernama Sajah, 
yang dikawin oleh Musailamah, namun akhirnya bertaubat dan kembali 
memeluk Islam.

Al-Muktar bin Abi Ubaid Ats-Tsaqafi memiliki pengikut 
yang banyak di kota Kuffah, yang mengaku didatangi Malaikat Jibril, 
pada zaman pemerintahan Ibnu Zubair.

Al-Harits Al-Kadzdzab mengaku nabi palsu di jaman pemerintahan Abdul 
Malik bin Marwan, yang kemudian harus menerima hukum bunuh. Dan 
Dijaman Modern ada yang mengaku Nabi orang yang bernama Mirza Ghulam 
Ahmad.

***

Yah, kita hidup di jaman yang sangat jauh dari jaman Nabi SAW dan 
para sahabat. Jadi...maklum aja kalo toleransinya sudah jauh semakin 
tinggi (ha..ha atau semakin cuex). Padahal di AlQur'an sudah 
dibilang bhw umat yang mengalami kemenangan besar adalah umat spt 
ini:

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari 
golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka 
dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada 
Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir 
sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. 
Itulah kemenangan yang besar (QS9:100)

Tapi mengapa kita segan mengikuti cara mereka ya? padahal begitu lah 
kalau mau mencapai kemenangan besar. Oh ya kita lebih senang kepada 
kemanangan kecil saja atau bahkan kekalahan. Ya udah lah, cuex aja. 
Kita cuma sekedar saling mengingatkan: mo cara halus ato cara 
keras/menghujat...he..he...karena gak dibolehin cara radikal.

wassalam,







[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-07 Terurut Topik Chae
 
 Lina: sepaham. Tapi gimana cinta manusia kepada Allah yang satu arah 
 juga? Itu dia cinta Rabiah kepada Tuhannya?

Cinta manusia tidak ada yang satu arah, dia mencintai Allah dengan
harapan bahwa diapun dicintai-Nya...karena manusia hanya mampu
mencintai kalau dia bisa merasakan cinta-Nya. Singkatnya mahkluk tidak
akan mampu mencintai tanpa cinta-Nya
 

 Lina: Setelah berpikir keras, akhirnya sayapun menyetujui hal ini 
 karena kita mencintai seseorang dengan berharap orang tsb mencintai 
 kita pula. Berarti bersyarat. Kalo gak bersyaratgak ada 
 gregetnya hidup ini.

Enggak salah kan kalau memperjuangan poliandri setelah merasakan
gregetnya punya selingkuhan model Mr.Z yang cakep abis huaauhauhauhau;P
 

 Lina: gak ada salahnya untuk orang selevel kita-kita ini. Tapi orang 
 selevel Rabiah ini (saya gak tau dia ada dibawah ato diatas level 
 rata2...he..he)..ya lain lagi harapannya.

pada dasarnya semua ADA MAUNYA...JADI APAPUN BENTUKNYA ...SALING
MEMAHAMI SAJA NDAK MELARANG-LARANG...:)) mau mengharapkan surga
monggo, rezeki, jodoh, ridho.silahkan saja.



[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-07 Terurut Topik Lina Dahlan
Baca lagi pertanyaan sampeyan. emang ada pasalnya di Qur'an kita 
tidak boleh ngaku Nabi??;)) 

jawab Allah:  lebih zalim. [ato bahasa saya neh (yg lebih 
lunak) ada gak sih orang yang lebih dableg daripada org yg 
mengatakan...]

Lalu manusia mo bilang emangnya ada pasal di Qur'an kita boleh 
berlaku zalim??

he..he..kayak Yahudi ngeyel di kisah Sapi Betina.

wassalam,

-- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Jelas sekali di ayat ini bahwa kita ini ndak ikut campur urusan 
Gusti
 Allah sama Makluk-Nya wong nanti yang balas juga Gusti
 Allah...kok...sepertinya kita2 kadang suka over acting:)
 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@
 wrote:
 
  QS6:93
  Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang mengadakan 
  kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:Telah diwahyukan 
kepada 
  saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan 
orang 
  yang berkata:Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan 
  Allah. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu 
orang-
  orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, 
sedang 
  para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil 
  berkata) :Keluarkanlah nyawamu. Di hari ini kamu dibalas 
dengan 
  siksaan yang menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap 
  Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu 
  menyombongkan diri ayat-ayat-Nya. 
   
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
  chairunisa_mahadewi@ wrote:
  
   
   ** emang ada pasalnya di Qur'an kita tidak boleh ngaku 
Nabi??;)) 
   
   
  
  Ada rujukan juga kisah dijaman Nabi SAW dan para sahabat. Ini 
  mengingatkan saya kepada komentas MAS kepada mbak Lena (?) 
  ttg halalnya darah di jaman Abu Bakar ra.:
  
  ***
  Nabi palsu yang muncul di jaman Rasulullah adalah Musailamah Al-
  Kadzdzab, yang telah memiliki pengikut yang sangat banyak dan 
  membuat banyak fitnah terhadap Islam, yang akhirnya dibunuh pada 
  jaman khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq .ra. dalam perang Yamamah. 
  
  Di negri Yaman muncul nabi palsu Al-Aswad Al-`Ansi, yang juga 
  dibunuh oleh para sahabat. Ada pula Nabi perempuan bernama 
Sajah, 
  yang dikawin oleh Musailamah, namun akhirnya bertaubat dan 
kembali 
  memeluk Islam.
  
  Al-Muktar bin Abi Ubaid Ats-Tsaqafi memiliki 
pengikut 
  yang banyak di kota Kuffah, yang mengaku didatangi Malaikat 
Jibril, 
  pada zaman pemerintahan Ibnu Zubair.
  
  Al-Harits Al-Kadzdzab mengaku nabi palsu di jaman pemerintahan 
Abdul 
  Malik bin Marwan, yang kemudian harus menerima hukum bunuh. Dan 
  Dijaman Modern ada yang mengaku Nabi orang yang bernama Mirza 
Ghulam 
  Ahmad.
  
  ***
  
  Yah, kita hidup di jaman yang sangat jauh dari jaman Nabi SAW 
dan 
  para sahabat. Jadi...maklum aja kalo toleransinya sudah jauh 
semakin 
  tinggi (ha..ha atau semakin cuex). Padahal di AlQur'an sudah 
  dibilang bhw umat yang mengalami kemenangan besar adalah umat 
spt 
  ini:
  
  Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) 
dari 
  golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti 
mereka 
  dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha 
kepada 
  Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang 
mengalir 
  sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di 
dalamnya. 
  Itulah kemenangan yang besar (QS9:100)
  
  Tapi mengapa kita segan mengikuti cara mereka ya? padahal begitu 
lah 
  kalau mau mencapai kemenangan besar. Oh ya kita lebih senang 
kepada 
  kemanangan kecil saja atau bahkan kekalahan. Ya udah lah, cuex 
aja. 
  Kita cuma sekedar saling mengingatkan: mo cara halus ato cara 
  keras/menghujat...he..he...karena gak dibolehin cara radikal.
  
  wassalam,
 





Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-07 Terurut Topik Kinantaka
Membantu istri kan wajib, dan sholat berjama'ah di mesjid itu Sunnah. Jadi
gimana, kalau menurut rumus mbak Lina, berarti saya harus membantu beres2 di
rumah kan?

Apakah ada yg pernah berpendapat bahwa membantu istri itu hukumnya Sunnah?

Kinantaka



On 11/7/07, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote:

   Tanya pak Kinan karena dia yang ngalami. Separah apa kebocorannya ?
 Apa diperlukan perbaikan/perhatian sesegera mungkin ? Kalo emang
 urgent banget ini menjadi lebih wajib ketimbang shola wajib DI
 MASJID karena mendahulukan memberikan bantuan kpd yang membutuhkan
 urgent itu mendapatkan pahala 100 derajat...:-)) Kalo mo itung2an
 derajat pahala.

 Saya pernah tanya juga ama seorang ustadz mana yang lebih penting
 memberikan infaq sedekah atau membayar hutang? Kata si ustadz
 membayar hutang itu wajib, infaq sedekah itu sunnah. Jadi, dahulukan
 yang wajib dari yang sunnah kecualididepan mata ada orang yang
 membutuhkan infaq sedekah kita dan kalo tidak di kasih pertolongan
 berupa uang utk makan ato berobat orang tsb akan mate'.

 Sebetulnya pertanyaan saya ke ustadz itu merujuk kepada fenomena
 seseorang (ato misalkan kita) yang rajin membagikan infaq sedekah
 tapi rajin pula meminjam uang kesana kemari untuk menutupi keperluan
 hidupnya sehari-hari karena orang tsb (or kita) terlibat hutang sana
 sini: termasuk hutang credit card ???

 wassalam,
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com,
 Chae
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  sekarang mana yang lebih wajib hukumnya...membantu istri di rumah
 atau
  sholat wajib di mesjid?
 
 
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.com,
 Lina Dahlan linadahlan@
  wrote:
  
   Dahulukan yang wajib dari yang sunnah. Beres deh.
   wassalam,
  
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.com,
 Tri Budi Lestyaningsih
   (Ning) ninghdw@ wrote:
   
   
Pak Kinan,
Menurut saya, kalau isteri lagi eM, ya pak Kinan sebaiknya
 sholat
   jamaah
di Musholla dong.
   
Tapi, memang harus lihat suasana juga. Kalau
 keadaannya parah,
   menurut
saya sih bantuin dulu isteri beres-beres. Karena nanti pak
 Kinan,
biarpun berjamaah, tapi jadi tidak khusyu' sholatnya,
 kepikiran
   rumah
terus. Seperti yang mbak Mei ceritakan di email lain bahwa
   Rasulullah
menyuruh untuk menambatkan unta kita terlebih dahulu sebelum
   sholat,
supaya sholatnya khusyu', tidak kepikiran untanya terus. Jadi
 hal-
   hal
yang bisa membuat hati kita tidak tenang, tidak fokus pada
 saat
   sholat,
ya dibereskan dulu.
   
Tapi kalau bisa ditinggal, ya tinggal aja dulu. Pak Kinan
 bilang ke
isterinya untuk istirahat dulu beres-beresnya sejenak,
 sementara
   pak
Kinan sholat jamaah di masjid, paling lama kan 15 menit-an
 aja.
   Setelah
pulang, diterusin lagi.
   
Kalau isterinya ngomel, ya dikasih senyum aja, Pak. Suami saya
   juga suka
senyum aja, kalau saya ngomel. Saya jadi malu hati kalau udah
   begitu,
ingat cerita Rasulullah saat minta ijin pada Aisyah saat akan
   sholat
malam (jadi tidak menemani Aisyah tidur), Aisyah menjawab yang
   isinya
kira-kira begini:Sebenarnya aku ingin dan senang engkau
 temani
   tidur.
Tetapi engkau akan melakukan yang lebih disukai oleh Allah,
 maka
   aku
ridho engkau tinggalkan. Waah... Isteri teladan kan kalau
 bisa
   seperti
beliau R.A.
   
Wallahua'lam bishowab.
Wassalaam,
-Ning
   
   
   
   
   
-Original Message-
From: wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.com
[mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.com]
 On Behalf Of Kinantaka
Sent: Saturday, November 03, 2007 10:41 AM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
   
Mbak Ning,
   
Kalau istri sedang -eM- bagaimana? Tetap dengan sangat
 terpaksa
   sholat
sendirian, kan?
   
Kinantaka
   
   
On 11/2/07, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) ninghdw@ wrote:


 Yang bener, gini, pak Kinan... Bantuin dulu isteri beres-
 beres
   kamar.
 Setelah semua beres, pak Kinan ajak isteri sholat berjamaah.
   Jadi
 dua-duanya dapet kan ? Dapat pahala bantuin isteri, dan
 pahala
   sholat
 jamaah..

 Yang saya fahami, bila di rumah ada yang di-imam-I, lelaki
 tidak
   harus
   
 sholat di masjid (musholla). Tapi kalau di rumah ngga ada
 yang
 diimam-I, ya musti ke masjid atuh...

 Wass,
 -Ning

 -Original Message-
 From: 
 wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.com
 wanita-muslimah%40yahoogroups.com
 [mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.com
 wanita-muslimah%
   40yahoogroups.
 com]
 On Behalf Of Chae
 Sent: Friday, November 02, 2007 3:57 PM
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.com

Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-07 Terurut Topik Oky Zayyd
bagaimana cara menghadapi istri yang merasa selalu paling benar,dan
tidak mau berkaca pada diri sendiri bahwa manusia itu diciptakan Allah,
manusia yang jauh dari kesempurnaan pasti pernah berbuat baik dan berbuat
buruk tanpa mereka sadari.

mohon pencerahan

On 08/11/2007, Kinantaka [EMAIL PROTECTED] wrote:

   Membantu istri kan wajib, dan sholat berjama'ah di mesjid itu Sunnah.
 Jadi
 gimana, kalau menurut rumus mbak Lina, berarti saya harus membantu beres2
 di
 rumah kan?

 Apakah ada yg pernah berpendapat bahwa membantu istri itu hukumnya Sunnah?

 Kinantaka

 On 11/7/07, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] linadahlan%40yahoo.com
 wrote:
 
  Tanya pak Kinan karena dia yang ngalami. Separah apa kebocorannya ?
  Apa diperlukan perbaikan/perhatian sesegera mungkin ? Kalo emang
  urgent banget ini menjadi lebih wajib ketimbang shola wajib DI
  MASJID karena mendahulukan memberikan bantuan kpd yang membutuhkan
  urgent itu mendapatkan pahala 100 derajat...:-)) Kalo mo itung2an
  derajat pahala.
 
  Saya pernah tanya juga ama seorang ustadz mana yang lebih penting
  memberikan infaq sedekah atau membayar hutang? Kata si ustadz
  membayar hutang itu wajib, infaq sedekah itu sunnah. Jadi, dahulukan
  yang wajib dari yang sunnah kecualididepan mata ada orang yang
  membutuhkan infaq sedekah kita dan kalo tidak di kasih pertolongan
  berupa uang utk makan ato berobat orang tsb akan mate'.
 
  Sebetulnya pertanyaan saya ke ustadz itu merujuk kepada fenomena
  seseorang (ato misalkan kita) yang rajin membagikan infaq sedekah
  tapi rajin pula meminjam uang kesana kemari untuk menutupi keperluan
  hidupnya sehari-hari karena orang tsb (or kita) terlibat hutang sana
  sini: termasuk hutang credit card ???
 
  wassalam,
  --- In 
  wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.com,
  Chae
  [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   sekarang mana yang lebih wajib hukumnya...membantu istri di rumah
  atau
   sholat wajib di mesjid?
  
  
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.com
 wanita-muslimah%40yahoogroups.com,
  Lina Dahlan linadahlan@
   wrote:
   
Dahulukan yang wajib dari yang sunnah. Beres deh.
wassalam,
   
--- In 
wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.com
 wanita-muslimah%40yahoogroups.com,

  Tri Budi Lestyaningsih
(Ning) ninghdw@ wrote:


 Pak Kinan,
 Menurut saya, kalau isteri lagi eM, ya pak Kinan sebaiknya
  sholat
jamaah
 di Musholla dong.

 Tapi, memang harus lihat suasana juga. Kalau
  keadaannya parah,
menurut
 saya sih bantuin dulu isteri beres-beres. Karena nanti pak
  Kinan,
 biarpun berjamaah, tapi jadi tidak khusyu' sholatnya,
  kepikiran
rumah
 terus. Seperti yang mbak Mei ceritakan di email lain bahwa
Rasulullah
 menyuruh untuk menambatkan unta kita terlebih dahulu sebelum
sholat,
 supaya sholatnya khusyu', tidak kepikiran untanya terus. Jadi
  hal-
hal
 yang bisa membuat hati kita tidak tenang, tidak fokus pada
  saat
sholat,
 ya dibereskan dulu.

 Tapi kalau bisa ditinggal, ya tinggal aja dulu. Pak Kinan
  bilang ke
 isterinya untuk istirahat dulu beres-beresnya sejenak,
  sementara
pak
 Kinan sholat jamaah di masjid, paling lama kan 15 menit-an
  aja.
Setelah
 pulang, diterusin lagi.

 Kalau isterinya ngomel, ya dikasih senyum aja, Pak. Suami saya
juga suka
 senyum aja, kalau saya ngomel. Saya jadi malu hati kalau udah
begitu,
 ingat cerita Rasulullah saat minta ijin pada Aisyah saat akan
sholat
 malam (jadi tidak menemani Aisyah tidur), Aisyah menjawab yang
isinya
 kira-kira begini:Sebenarnya aku ingin dan senang engkau
  temani
tidur.
 Tetapi engkau akan melakukan yang lebih disukai oleh Allah,
  maka
aku
 ridho engkau tinggalkan. Waah... Isteri teladan kan kalau
  bisa
seperti
 beliau R.A.

 Wallahua'lam bishowab.
 Wassalaam,
 -Ning





 -Original Message-
 From: 
 wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.com
 wanita-muslimah%40yahoogroups.com
 [mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.com
 wanita-muslimah%40yahoogroups.com]
  On Behalf Of Kinantaka
 Sent: Saturday, November 03, 2007 10:41 AM
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.com
 wanita-muslimah%40yahoogroups.com
 Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

 Mbak Ning,

 Kalau istri sedang -eM- bagaimana? Tetap dengan sangat
  terpaksa
sholat
 sendirian, kan?

 Kinantaka


 On 11/2/07, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) ninghdw@ wrote:
 
 
  Yang bener, gini, pak Kinan... Bantuin dulu isteri beres-
  beres
kamar.
  Setelah semua beres, pak Kinan ajak isteri sholat berjamaah.
Jadi
  dua-duanya dapet kan ? Dapat pahala

[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-06 Terurut Topik Lina Dahlan
Dahulukan yang wajib dari yang sunnah. Beres deh.
wassalam,

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih 
(Ning) [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 Pak Kinan,
 Menurut saya, kalau isteri lagi eM, ya pak Kinan sebaiknya sholat 
jamaah
 di Musholla dong.
 
 Tapi, memang harus lihat suasana juga. Kalau keadaannya parah, 
menurut
 saya sih bantuin dulu isteri beres-beres. Karena nanti pak Kinan,
 biarpun berjamaah, tapi jadi tidak khusyu' sholatnya, kepikiran 
rumah
 terus. Seperti yang mbak Mei ceritakan di email lain bahwa 
Rasulullah
 menyuruh untuk menambatkan unta kita terlebih dahulu sebelum 
sholat,
 supaya sholatnya khusyu', tidak kepikiran untanya terus. Jadi hal-
hal
 yang bisa membuat hati kita tidak tenang, tidak fokus pada saat 
sholat,
 ya dibereskan dulu.
 
 Tapi kalau bisa ditinggal, ya tinggal aja dulu. Pak Kinan bilang ke
 isterinya untuk istirahat dulu beres-beresnya sejenak, sementara 
pak
 Kinan sholat jamaah di masjid, paling lama kan 15 menit-an aja. 
Setelah
 pulang, diterusin lagi.
 
 Kalau isterinya ngomel, ya dikasih senyum aja, Pak. Suami saya 
juga suka
 senyum aja, kalau saya ngomel. Saya jadi malu hati kalau udah 
begitu,
 ingat cerita Rasulullah saat minta ijin pada Aisyah saat akan 
sholat
 malam (jadi tidak menemani Aisyah tidur), Aisyah menjawab yang 
isinya
 kira-kira begini:Sebenarnya aku ingin dan senang engkau temani 
tidur.
 Tetapi engkau akan melakukan yang lebih disukai oleh Allah, maka 
aku
 ridho engkau tinggalkan. Waah... Isteri teladan kan kalau bisa 
seperti
 beliau R.A.
 
 Wallahua'lam bishowab.
 Wassalaam,
 -Ning
 
 
 
 
 
 -Original Message-
 From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Kinantaka
 Sent: Saturday, November 03, 2007 10:41 AM
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
 
 Mbak Ning,
 
 Kalau istri sedang -eM- bagaimana? Tetap dengan sangat terpaksa 
sholat
 sendirian, kan?
 
 Kinantaka
 
 
 On 11/2/07, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 
  Yang bener, gini, pak Kinan... Bantuin dulu isteri beres-beres 
kamar.
  Setelah semua beres, pak Kinan ajak isteri sholat berjamaah. 
Jadi 
  dua-duanya dapet kan ? Dapat pahala bantuin isteri, dan pahala 
sholat 
  jamaah..
 
  Yang saya fahami, bila di rumah ada yang di-imam-I, lelaki tidak 
harus
 
  sholat di masjid (musholla). Tapi kalau di rumah ngga ada yang 
  diimam-I, ya musti ke masjid atuh...
 
  Wass,
  -Ning
 
  -Original Message-
  From: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  wanita-muslimah%40yahoogroups.com
  [mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%
40yahoogroups.
  com]
  On Behalf Of Chae
  Sent: Friday, November 02, 2007 3:57 PM
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  wanita-muslimah%40yahoogroups.com
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
 
  yang bener tuch pilih sholat di mesjid Nabawi yang katanya 
berpahala 
  lebih dari 27 derajat.:)) (kagok edan) hehehehe
 
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  wanita-muslimah%40yahoogroups.com,
  Kinantaka kinantaka@ wrote:
  
   Assalamu'alaikum Wr. Wb.
  
   Semalam di tempat saya hujan turun dengan deras. Gludug dan 
bledek 
   silih berganti bersahut-sahutan. Seperti biasanya kalau hujan 
deras,
 
   kamar
  anak
   saya bocor. Tetesan air hampir membasahi seluruh kamar. 
Kemudian
  saya dan
   istri kerja bakti untuk meminggirkan barang2 agar tidak 
kebasahan.
  
   Sedang asyik2nya beres-beres kamar, terdengar adzan Isya' di 
   musholla sebelah. Saya menghentikan aktifitas beres-beres 
kamar, 
   segera ambil air wudlu, ambil payung dan bersiap mau berangkat 
ke 
   musholla. Istri saya
   menyeletuk: Mau ke mana, mas?
  
   Ya mau sholat atuh, apa ndak denger adzan Isya'?, jawab saya.
   Sholat di rumah aja, kan hujan gede, yah, sahut istri saya
 kembali.
   Ibu, ayah kan pengen dapet 27 derajat dengan sholat jama'ah di
  musholla,
   jawab saya.
   Ayah enak dapet 27 derajat, sementara ibu di rumah ngurusin 
kamar 
   bocor begini. Terserah ayah, deh, ketus istri saya.
  
   Deg Jantung saya terhenyak. Ragu2 apakah mau sholat ke 
musholla
  untuk
   mendapatkan 27 derajat atau membantu istri ngeberesin kamar 
anak
  yang bocor.
  
   Agak lama saya berdiam diri, sampai adzan di musholla hampir
 selesai.
   Akhirnya saya memutuskan untuk membantu istri beres-beres kamar
  anak. Saya
   memilih untuk sholat di rumah saja, yang hanya dapat 1 derajat.
  
   Apakah saya salah?
  
   Kinantaka
  
  
   [Non-text portions of this message have been removed]
  
 
  ===
  Milis Wanita Muslimah
  Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun
 masyarakat.
  Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI :
  http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
  Kirim Posting 
  mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%
40yahoogroups.c
  om Berhenti 
  mailto:[EMAIL PROTECTED]wanita-
muslimah-uns
  ubscribe

[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-06 Terurut Topik Chae
sekarang mana yang lebih wajib hukumnya...membantu istri di rumah atau
sholat wajib di mesjid?


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Dahulukan yang wajib dari yang sunnah. Beres deh.
 wassalam,
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih 
 (Ning) ninghdw@ wrote:
 
  
  Pak Kinan,
  Menurut saya, kalau isteri lagi eM, ya pak Kinan sebaiknya sholat 
 jamaah
  di Musholla dong.
  
  Tapi, memang harus lihat suasana juga. Kalau keadaannya parah, 
 menurut
  saya sih bantuin dulu isteri beres-beres. Karena nanti pak Kinan,
  biarpun berjamaah, tapi jadi tidak khusyu' sholatnya, kepikiran 
 rumah
  terus. Seperti yang mbak Mei ceritakan di email lain bahwa 
 Rasulullah
  menyuruh untuk menambatkan unta kita terlebih dahulu sebelum 
 sholat,
  supaya sholatnya khusyu', tidak kepikiran untanya terus. Jadi hal-
 hal
  yang bisa membuat hati kita tidak tenang, tidak fokus pada saat 
 sholat,
  ya dibereskan dulu.
  
  Tapi kalau bisa ditinggal, ya tinggal aja dulu. Pak Kinan bilang ke
  isterinya untuk istirahat dulu beres-beresnya sejenak, sementara 
 pak
  Kinan sholat jamaah di masjid, paling lama kan 15 menit-an aja. 
 Setelah
  pulang, diterusin lagi.
  
  Kalau isterinya ngomel, ya dikasih senyum aja, Pak. Suami saya 
 juga suka
  senyum aja, kalau saya ngomel. Saya jadi malu hati kalau udah 
 begitu,
  ingat cerita Rasulullah saat minta ijin pada Aisyah saat akan 
 sholat
  malam (jadi tidak menemani Aisyah tidur), Aisyah menjawab yang 
 isinya
  kira-kira begini:Sebenarnya aku ingin dan senang engkau temani 
 tidur.
  Tetapi engkau akan melakukan yang lebih disukai oleh Allah, maka 
 aku
  ridho engkau tinggalkan. Waah... Isteri teladan kan kalau bisa 
 seperti
  beliau R.A.
  
  Wallahua'lam bishowab.
  Wassalaam,
  -Ning
  
  
  
  
  
  -Original Message-
  From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Kinantaka
  Sent: Saturday, November 03, 2007 10:41 AM
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
  
  Mbak Ning,
  
  Kalau istri sedang -eM- bagaimana? Tetap dengan sangat terpaksa 
 sholat
  sendirian, kan?
  
  Kinantaka
  
  
  On 11/2/07, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) ninghdw@ wrote:
  
  
   Yang bener, gini, pak Kinan... Bantuin dulu isteri beres-beres 
 kamar.
   Setelah semua beres, pak Kinan ajak isteri sholat berjamaah. 
 Jadi 
   dua-duanya dapet kan ? Dapat pahala bantuin isteri, dan pahala 
 sholat 
   jamaah..
  
   Yang saya fahami, bila di rumah ada yang di-imam-I, lelaki tidak 
 harus
  
   sholat di masjid (musholla). Tapi kalau di rumah ngga ada yang 
   diimam-I, ya musti ke masjid atuh...
  
   Wass,
   -Ning
  
   -Original Message-
   From: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   wanita-muslimah%40yahoogroups.com
   [mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%
 40yahoogroups.
   com]
   On Behalf Of Chae
   Sent: Friday, November 02, 2007 3:57 PM
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   wanita-muslimah%40yahoogroups.com
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
  
   yang bener tuch pilih sholat di mesjid Nabawi yang katanya 
 berpahala 
   lebih dari 27 derajat.:)) (kagok edan) hehehehe
  
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   wanita-muslimah%40yahoogroups.com,
   Kinantaka kinantaka@ wrote:
   
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
   
Semalam di tempat saya hujan turun dengan deras. Gludug dan 
 bledek 
silih berganti bersahut-sahutan. Seperti biasanya kalau hujan 
 deras,
  
kamar
   anak
saya bocor. Tetesan air hampir membasahi seluruh kamar. 
 Kemudian
   saya dan
istri kerja bakti untuk meminggirkan barang2 agar tidak 
 kebasahan.
   
Sedang asyik2nya beres-beres kamar, terdengar adzan Isya' di 
musholla sebelah. Saya menghentikan aktifitas beres-beres 
 kamar, 
segera ambil air wudlu, ambil payung dan bersiap mau berangkat 
 ke 
musholla. Istri saya
menyeletuk: Mau ke mana, mas?
   
Ya mau sholat atuh, apa ndak denger adzan Isya'?, jawab saya.
Sholat di rumah aja, kan hujan gede, yah, sahut istri saya
  kembali.
Ibu, ayah kan pengen dapet 27 derajat dengan sholat jama'ah di
   musholla,
jawab saya.
Ayah enak dapet 27 derajat, sementara ibu di rumah ngurusin 
 kamar 
bocor begini. Terserah ayah, deh, ketus istri saya.
   
Deg Jantung saya terhenyak. Ragu2 apakah mau sholat ke 
 musholla
   untuk
mendapatkan 27 derajat atau membantu istri ngeberesin kamar 
 anak
   yang bocor.
   
Agak lama saya berdiam diri, sampai adzan di musholla hampir
  selesai.
Akhirnya saya memutuskan untuk membantu istri beres-beres kamar
   anak. Saya
memilih untuk sholat di rumah saja, yang hanya dapat 1 derajat.
   
Apakah saya salah?
   
Kinantaka
   
   
[Non-text portions of this message have been removed]
   
  
   ===
   Milis Wanita Muslimah
   Membangun citra wanita muslimah dalam

[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-06 Terurut Topik Lina Dahlan
Tanya pak Kinan karena dia yang ngalami. Separah apa kebocorannya ? 
Apa diperlukan perbaikan/perhatian sesegera mungkin ? Kalo emang 
urgent banget ini menjadi lebih wajib ketimbang shola wajib DI 
MASJID karena mendahulukan memberikan bantuan kpd yang membutuhkan 
urgent itu mendapatkan pahala 100 derajat...:-)) Kalo mo itung2an 
derajat pahala.

Saya pernah tanya juga ama seorang ustadz mana yang lebih penting 
memberikan infaq sedekah atau membayar hutang? Kata si ustadz 
membayar hutang itu wajib, infaq sedekah itu sunnah. Jadi, dahulukan 
yang wajib dari yang sunnah kecualididepan mata ada orang yang 
membutuhkan infaq sedekah kita dan kalo tidak di kasih pertolongan 
berupa uang utk makan ato berobat orang tsb akan mate'.

Sebetulnya pertanyaan saya ke ustadz itu merujuk kepada fenomena 
seseorang (ato misalkan kita) yang rajin membagikan infaq sedekah 
tapi rajin pula meminjam uang kesana kemari untuk menutupi keperluan 
hidupnya sehari-hari karena orang tsb (or kita) terlibat hutang sana 
sini: termasuk hutang  credit card ???

wassalam,
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 sekarang mana yang lebih wajib hukumnya...membantu istri di rumah 
atau
 sholat wajib di mesjid?
 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@
 wrote:
 
  Dahulukan yang wajib dari yang sunnah. Beres deh.
  wassalam,
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih 
  (Ning) ninghdw@ wrote:
  
   
   Pak Kinan,
   Menurut saya, kalau isteri lagi eM, ya pak Kinan sebaiknya 
sholat 
  jamaah
   di Musholla dong.
   
   Tapi, memang harus lihat suasana juga. Kalau 
keadaannya parah, 
  menurut
   saya sih bantuin dulu isteri beres-beres. Karena nanti pak 
Kinan,
   biarpun berjamaah, tapi jadi tidak khusyu' sholatnya, 
kepikiran 
  rumah
   terus. Seperti yang mbak Mei ceritakan di email lain bahwa 
  Rasulullah
   menyuruh untuk menambatkan unta kita terlebih dahulu sebelum 
  sholat,
   supaya sholatnya khusyu', tidak kepikiran untanya terus. Jadi 
hal-
  hal
   yang bisa membuat hati kita tidak tenang, tidak fokus pada 
saat 
  sholat,
   ya dibereskan dulu.
   
   Tapi kalau bisa ditinggal, ya tinggal aja dulu. Pak Kinan 
bilang ke
   isterinya untuk istirahat dulu beres-beresnya sejenak, 
sementara 
  pak
   Kinan sholat jamaah di masjid, paling lama kan 15 menit-an 
aja. 
  Setelah
   pulang, diterusin lagi.
   
   Kalau isterinya ngomel, ya dikasih senyum aja, Pak. Suami saya 
  juga suka
   senyum aja, kalau saya ngomel. Saya jadi malu hati kalau udah 
  begitu,
   ingat cerita Rasulullah saat minta ijin pada Aisyah saat akan 
  sholat
   malam (jadi tidak menemani Aisyah tidur), Aisyah menjawab yang 
  isinya
   kira-kira begini:Sebenarnya aku ingin dan senang engkau 
temani 
  tidur.
   Tetapi engkau akan melakukan yang lebih disukai oleh Allah, 
maka 
  aku
   ridho engkau tinggalkan. Waah... Isteri teladan kan kalau 
bisa 
  seperti
   beliau R.A.
   
   Wallahua'lam bishowab.
   Wassalaam,
   -Ning
   
   
   
   
   
   -Original Message-
   From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
   [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Kinantaka
   Sent: Saturday, November 03, 2007 10:41 AM
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
   Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
   
   Mbak Ning,
   
   Kalau istri sedang -eM- bagaimana? Tetap dengan sangat 
terpaksa 
  sholat
   sendirian, kan?
   
   Kinantaka
   
   
   On 11/2/07, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) ninghdw@ wrote:
   
   
Yang bener, gini, pak Kinan... Bantuin dulu isteri beres-
beres 
  kamar.
Setelah semua beres, pak Kinan ajak isteri sholat berjamaah. 
  Jadi 
dua-duanya dapet kan ? Dapat pahala bantuin isteri, dan 
pahala 
  sholat 
jamaah..
   
Yang saya fahami, bila di rumah ada yang di-imam-I, lelaki 
tidak 
  harus
   
sholat di masjid (musholla). Tapi kalau di rumah ngga ada 
yang 
diimam-I, ya musti ke masjid atuh...
   
Wass,
-Ning
   
-Original Message-
From: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
wanita-muslimah%40yahoogroups.com
[mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%
  40yahoogroups.
com]
On Behalf Of Chae
Sent: Friday, November 02, 2007 3:57 PM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
wanita-muslimah%40yahoogroups.com
Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
   
yang bener tuch pilih sholat di mesjid Nabawi yang katanya 
  berpahala 
lebih dari 27 derajat.:)) (kagok edan) hehehehe
   
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com 
wanita-muslimah%40yahoogroups.com,
Kinantaka kinantaka@ wrote:

 Assalamu'alaikum Wr. Wb.

 Semalam di tempat saya hujan turun dengan deras. Gludug 
dan 
  bledek 
 silih berganti bersahut-sahutan. Seperti biasanya kalau 
hujan 
  deras,
   
 kamar
anak
 saya bocor. Tetesan air hampir membasahi seluruh kamar. 
  Kemudian
saya dan
 istri kerja bakti untuk meminggirkan

[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-06 Terurut Topik Lina Dahlan
Gak usah jengah. Cuex aja...:-)) Soale didunia ini type orang itu 
banyak banget. Ada yang demen itung2an pahala nyang segala untung 
rugi diitung (Type pedagang). Karena Ar-rahman dan Ar-rahim Tuhan, 
makanya diberi juga reward model itung2an pahala...:-) Barangkali 
juga karena di Arab sono dulunya begini typenya. Wajar aja kan ? Gak 
ada orang nyang mo rugi.

Mo model laen pan juga ada...enak tenan toh?

Coba sampeyan bayangin kalo reward itu cuma satu model? Orang type 
pedagang itu pasti akan komplen sama spt sampeyan komplen.

Subhanallah...Alhamdulillah wa syukrillah. (boleh dong ngarab dikit)

wassalam,
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Insya Allah, Pak Kinan sepertinya sudah mengetahui 
jawabanya...cuman
 saja saya termasuk orang aneh kali yeee ...;P yang kadang jengah 
kalau
 banyak juga umat beragama yang sering melakukan ibadah dengan
 itung-itungan pahala...:))
 
 Seringkali saya dibuat heran dengan alasan untuk nambah pahala...
 yang muncul dalam pemikiran saya yang cekak ini...kira-kira..
 
 emang pahala buat apa sich...???
 
 apa pengaruh pahala buat diri kita?
 
  buat apa sih pahala pake dikumpulin segala, kalau point reward 
sich
 enak bisa di tukar hadiah...terus kalau pahala mau diapa'in...???
 
 Jangan2 pahala kita sudah banyak yang expire karena cuman sering
 dijadikan koleksi doang:))
 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@
 wrote:
 
  Tanya pak Kinan karena dia yang ngalami. Separah apa 
kebocorannya ? 
  Apa diperlukan perbaikan/perhatian sesegera mungkin ? Kalo emang 
  urgent banget ini menjadi lebih wajib ketimbang shola wajib DI 
  MASJID karena mendahulukan memberikan bantuan kpd yang 
membutuhkan 
  urgent itu mendapatkan pahala 100 derajat...:-)) Kalo mo 
itung2an 
  derajat pahala.
  
  Saya pernah tanya juga ama seorang ustadz mana yang lebih 
penting 
  memberikan infaq sedekah atau membayar hutang? Kata si ustadz 
  membayar hutang itu wajib, infaq sedekah itu sunnah. Jadi, 
dahulukan 
  yang wajib dari yang sunnah kecualididepan mata ada orang 
yang 
  membutuhkan infaq sedekah kita dan kalo tidak di kasih 
pertolongan 
  berupa uang utk makan ato berobat orang tsb akan mate'.
  
  Sebetulnya pertanyaan saya ke ustadz itu merujuk kepada fenomena 
  seseorang (ato misalkan kita) yang rajin membagikan infaq 
sedekah 
  tapi rajin pula meminjam uang kesana kemari untuk menutupi 
keperluan 
  hidupnya sehari-hari karena orang tsb (or kita) terlibat hutang 
sana 
  sini: termasuk hutang  credit card ???
  
  wassalam,
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
  chairunisa_mahadewi@ wrote:
  
   sekarang mana yang lebih wajib hukumnya...membantu istri di 
rumah 
  atau
   sholat wajib di mesjid?
   
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan 
linadahlan@
   wrote:
   
Dahulukan yang wajib dari yang sunnah. Beres deh.
wassalam,

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi 
Lestyaningsih 
(Ning) ninghdw@ wrote:

 
 Pak Kinan,
 Menurut saya, kalau isteri lagi eM, ya pak Kinan sebaiknya 
  sholat 
jamaah
 di Musholla dong.
 
 Tapi, memang harus lihat suasana juga. Kalau 
  keadaannya parah, 
menurut
 saya sih bantuin dulu isteri beres-beres. Karena nanti pak 
  Kinan,
 biarpun berjamaah, tapi jadi tidak khusyu' sholatnya, 
  kepikiran 
rumah
 terus. Seperti yang mbak Mei ceritakan di email lain bahwa 
Rasulullah
 menyuruh untuk menambatkan unta kita terlebih dahulu 
sebelum 
sholat,
 supaya sholatnya khusyu', tidak kepikiran untanya terus. 
Jadi 
  hal-
hal
 yang bisa membuat hati kita tidak tenang, tidak fokus pada 
  saat 
sholat,
 ya dibereskan dulu.
 
 Tapi kalau bisa ditinggal, ya tinggal aja dulu. Pak Kinan 
  bilang ke
 isterinya untuk istirahat dulu beres-beresnya sejenak, 
  sementara 
pak
 Kinan sholat jamaah di masjid, paling lama kan 15 menit-an 
  aja. 
Setelah
 pulang, diterusin lagi.
 
 Kalau isterinya ngomel, ya dikasih senyum aja, Pak. Suami 
saya 
juga suka
 senyum aja, kalau saya ngomel. Saya jadi malu hati kalau 
udah 
begitu,
 ingat cerita Rasulullah saat minta ijin pada Aisyah saat 
akan 
sholat
 malam (jadi tidak menemani Aisyah tidur), Aisyah menjawab 
yang 
isinya
 kira-kira begini:Sebenarnya aku ingin dan senang engkau 
  temani 
tidur.
 Tetapi engkau akan melakukan yang lebih disukai oleh 
Allah, 
  maka 
aku
 ridho engkau tinggalkan. Waah... Isteri teladan kan kalau 
  bisa 
seperti
 beliau R.A.
 
 Wallahua'lam bishowab.
 Wassalaam,
 -Ning
 
 
 
 
 
 -Original Message-
 From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of 
Kinantaka
 Sent: Saturday, November 03, 2007 10:41 AM
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-06 Terurut Topik Chae
huahuahuahuahuasenangnya bisa ketawa2 sendiri depan komputer walau
pun konsekwensinya di cap orang gila..:))

Mba Lina,

Kalau Gusti Allah cuek sih memang kudunya karena Gusti Allah ndak
bergantung pada Makhluk-Nya artinya hubungan hanya satu
arah...makhluk-Nya yang bergantung kepada-Nya tapi tidak sebaliknya...

Makanya saya tekankan bahwa tidak ada yang namanya cinta tak bersyarat
pada kehidupan Makhluk-Nya karena pada kenyataanya setiap makhluk-Nya
memiliki ketergantungan... 

Mba, memang apa salahnya jika kita mengharapkan surga dan memohon
untuk dihindari dari neraka??

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 ha..ha..jadi bener dong ya beda antara unconditional love dan cuex 
 itu tipisss banget banget.
 
 Saya dicaci sebagai orang cuex (ama orang2 deket), bahkan ama 
 suami..he..he dibilang kelewat cool (cuex maksute). Jadi saya bisa 
 beralasan ini karena saya mencintai suami tanpa syarat...ha..ha...
 
 Soal Rabiah Al-Adawiyah, menurut saya sih bukan cintanya kepada 
 Tuhan bersyarat karena dia memohon (berdoa). Lah apa Rabiah gak usah 
 berdoa utk menunjukkan cinta tak bersyaratnya kepada Tuhan?
 
 Sayang si Rabiahnya gak ikut 'ngenet' di  milis ini sih ya? Tapi 
 setidaknya kita hanya menilai belio dari puisinya itu, lebih sempit 
 lagi dari cuplikan puisinya yang menggambarkan Janganlah sampai 
 orang mengabdi pada Allah karena mengharapkan   surga atau 
 janganlahmengabdi pada Allah karena takut masuk neraka.
 
 wassalam,
 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  selain cinta Sang Pencipta kepada mahkluk-Nya tanpa syarat memang 
 ada
  cinta makhluk kepada Tuhanya yang tanpa syarat??
  
  Cinta Rabiah Al-Adawiyah pun bersyaratmeminta penerimaan
  Tuhan-Nya...Kalau Gusti Allah sih cuek aja cinta-Nya pada makhluk-
 Nya
  tidak tergantung dari Makhluk-Nya
  
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@
  wrote:
  
   Mbak Mei, saya jadi kepingin tanya soal cinta-cintaan neh. 
   Unconditional love. 
   
   Katanya Tuhan mencintai manusia tanpa syarat. Itu makna Ar-
 rahman Ar-
   rahimNya Allah.
   
   Cinta Rabiah Al-Adawiyah terhadap Tuhannya juga cinta tanpa 
 syarat.
   
   Lalu bagaimana cinta antara pria dan wanita? Ada gak?
   Kalau ada mungkin bedanya tipis ama cuex...:-))
   
   salam cuex,
   Lina
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany wpamungk@ 
   wrote:
   
Wa'alaikumsalam,
Disaat hujan turun dan mau meraih pahala, tiba2 teringat
puisi Rabiah Al Adawiyah yg memperkenalkan cinta pada Allah [ 
   baca: diantaranya melakukan ibadah]
yg tanpa pamrih. Kalo bahasa gaulnya unconditional love - 
 cinta 
   tak bersyarat.
Janganlah sampai orang mengabdi pada Allah karena mengharapkan 
   surga atau janganlah 
mengabdi pada Allah karena takut masuk neraka.
:-)

Bekerja,  cari uang, membantu isteri, juga adalah ibadah; 
 begitu 
   kata ustad di pengajian.
Kata kisah hadits, tambatkan unta sebelum solat, daripada 
 waktu 
   solat kepikiran jadi nggak fokus.

Moral hadits ; Bawa selalu kantong kresek bersih kemanapun 
 pergi, 
   sewaktu sholat bungkus sepatu, 
sendal kemudian tarok di dalam masjid, disamping kita solat. 
Daripada selesai solat sepatu, sendal sudah dicolong.
Kesian deh. Padahal cicilannya saja belum lunas.
:-)

Salam
l.meilany
  - Original Message - 
  From: Kinantaka 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com ; 
 [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Friday, November 02, 2007 2:23 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Di saat hujan turun


  Assalamu'alaikum Wr. Wb.

  Semalam di tempat saya hujan turun dengan deras. Gludug dan 
   bledek silih
  berganti bersahut-sahutan. Seperti biasanya kalau hujan 
 deras, 
   kamar anak
  saya bocor. Tetesan air hampir membasahi seluruh kamar. 
 Kemudian 
   saya dan
  istri kerja bakti untuk meminggirkan barang2 agar tidak 
   kebasahan.

  Sedang asyik2nya beres-beres kamar, terdengar adzan Isya' di 
   musholla
  sebelah. Saya menghentikan aktifitas beres-beres kamar, 
 segera 
   ambil air
  wudlu, ambil payung dan bersiap mau berangkat ke musholla. 
 Istri 
   saya
  menyeletuk: Mau ke mana, mas?

  Ya mau sholat atuh, apa ndak denger adzan Isya'?, jawab 
 saya.
  Sholat di rumah aja, kan hujan gede, yah, sahut istri saya 
   kembali.
  Ibu, ayah kan pengen dapet 27 derajat dengan sholat jama'ah 
 di 
   musholla,
  jawab saya.
  Ayah enak dapet 27 derajat, sementara ibu di rumah ngurusin 
   kamar bocor
  begini. Terserah ayah, deh, ketus istri saya.

  Deg Jantung saya terhenyak. Ragu2 apakah mau sholat ke 
   musholla untuk
  mendapatkan 27 derajat atau membantu istri ngeberesin kamar 
 anak 
   yang bocor.

  Agak lama saya berdiam diri, sampai adzan di musholla hampir 
   selesai.
  Akhirnya saya memutuskan 

[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-06 Terurut Topik Chae
setuju Pak Ary, kemarin ada teman yang sedikit banyak esmosi oleh
masalah maraknya aliran kepercayaan baru di indonesia yang menamakan
Islam apa..Islam anu...gitu loh!!

saya sih cuman tanya...kenapa musti pake acara marah-marah segala
sampe keluar kepri (keputusan pribadi) untuk menyatakan bahwa si Anu
itu sesat, si Anu itu kafirbla..bla..

Katanya sih si anu ini disebut kafir bin sesat dan menyesatkan karena
apa yang diyakininya telah melanggar dan bertentangan dengan isi dari
Al-Qur'an...

Mesem-mesem dikit  lah di Qur'an yang ngaku Tuhan aja model Fir'aun
cuman ditegur dengan kata-kata yang lemah lembutnah bagaimana
dengan orang yang sekedar ngaku Nabi doang???

jadi sebenarnya yang melanggar Qur'an itu siapa yach???:))

** emang ada pasalnya di Qur'an kita tidak boleh ngaku Nabi??;)) 


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, asetijadi2004
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 mbak Chae,
 
 Makanya yang diklaim oleh Allah adalah 'Islam itu rahmatan-lil-
 'alamin. Nggak pandang bulu. Mau muslim kek, aliran aneh kek, non-
 muslim kek semua terayomi dan mendapatkan keselamatan dengan adanya 
 muslim di situ.
 
 Yang bilang membuat Islam menjadi rahmatan-lil-muslimin'saja itu 
 termasuk orang egois yang sesat dan menyesatkan.
 
 Salam
 Ary
 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  selain cinta Sang Pencipta kepada mahkluk-Nya tanpa syarat memang 
 ada
  cinta makhluk kepada Tuhanya yang tanpa syarat??
  
  Cinta Rabiah Al-Adawiyah pun bersyaratmeminta penerimaan
  Tuhan-Nya...Kalau Gusti Allah sih cuek aja cinta-Nya pada makhluk-
 Nya
  tidak tergantung dari Makhluk-Nya
  
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@
  wrote:
  
   Mbak Mei, saya jadi kepingin tanya soal cinta-cintaan neh. 
   Unconditional love. 
   
   Katanya Tuhan mencintai manusia tanpa syarat. Itu makna Ar-rahman 
 Ar-
   rahimNya Allah.
   
   Cinta Rabiah Al-Adawiyah terhadap Tuhannya juga cinta tanpa 
 syarat.
   
   Lalu bagaimana cinta antara pria dan wanita? Ada gak?
   Kalau ada mungkin bedanya tipis ama cuex...:-))
   
   salam cuex,
   Lina
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany wpamungk@ 
   wrote:
   
Wa'alaikumsalam,
Disaat hujan turun dan mau meraih pahala, tiba2 teringat
puisi Rabiah Al Adawiyah yg memperkenalkan cinta pada Allah [ 
   baca: diantaranya melakukan ibadah]
yg tanpa pamrih. Kalo bahasa gaulnya unconditional love - cinta 
   tak bersyarat.
Janganlah sampai orang mengabdi pada Allah karena mengharapkan 
   surga atau janganlah 
mengabdi pada Allah karena takut masuk neraka.
:-)

Bekerja,  cari uang, membantu isteri, juga adalah ibadah; 
 begitu 
   kata ustad di pengajian.
Kata kisah hadits, tambatkan unta sebelum solat, daripada waktu 
   solat kepikiran jadi nggak fokus.

Moral hadits ; Bawa selalu kantong kresek bersih kemanapun 
 pergi, 
   sewaktu sholat bungkus sepatu, 
sendal kemudian tarok di dalam masjid, disamping kita solat. 
Daripada selesai solat sepatu, sendal sudah dicolong.
Kesian deh. Padahal cicilannya saja belum lunas.
:-)

Salam
l.meilany
  - Original Message - 
  From: Kinantaka 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com ; 
 [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Friday, November 02, 2007 2:23 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Di saat hujan turun


  Assalamu'alaikum Wr. Wb.

  Semalam di tempat saya hujan turun dengan deras. Gludug dan 
   bledek silih
  berganti bersahut-sahutan. Seperti biasanya kalau hujan 
 deras, 
   kamar anak
  saya bocor. Tetesan air hampir membasahi seluruh kamar. 
 Kemudian 
   saya dan
  istri kerja bakti untuk meminggirkan barang2 agar tidak 
   kebasahan.

  Sedang asyik2nya beres-beres kamar, terdengar adzan Isya' di 
   musholla
  sebelah. Saya menghentikan aktifitas beres-beres kamar, 
 segera 
   ambil air
  wudlu, ambil payung dan bersiap mau berangkat ke musholla. 
 Istri 
   saya
  menyeletuk: Mau ke mana, mas?

  Ya mau sholat atuh, apa ndak denger adzan Isya'?, jawab 
 saya.
  Sholat di rumah aja, kan hujan gede, yah, sahut istri saya 
   kembali.
  Ibu, ayah kan pengen dapet 27 derajat dengan sholat jama'ah 
 di 
   musholla,
  jawab saya.
  Ayah enak dapet 27 derajat, sementara ibu di rumah ngurusin 
   kamar bocor
  begini. Terserah ayah, deh, ketus istri saya.

  Deg Jantung saya terhenyak. Ragu2 apakah mau sholat ke 
   musholla untuk
  mendapatkan 27 derajat atau membantu istri ngeberesin kamar 
 anak 
   yang bocor.

  Agak lama saya berdiam diri, sampai adzan di musholla hampir 
   selesai.
  Akhirnya saya memutuskan untuk membantu istri beres-beres 
 kamar 
   anak. Saya
  memilih untuk sholat di rumah saja, yang hanya dapat 1 
 derajat.

  Apakah saya salah?

  Kinantaka

  [Non-text portions of this message have been removed]

  

RE: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-05 Terurut Topik Tri Budi Lestyaningsih (Ning)

Pak Kinan,
Menurut saya, kalau isteri lagi eM, ya pak Kinan sebaiknya sholat jamaah
di Musholla dong.

Tapi, memang harus lihat suasana juga. Kalau keadaannya parah, menurut
saya sih bantuin dulu isteri beres-beres. Karena nanti pak Kinan,
biarpun berjamaah, tapi jadi tidak khusyu' sholatnya, kepikiran rumah
terus. Seperti yang mbak Mei ceritakan di email lain bahwa Rasulullah
menyuruh untuk menambatkan unta kita terlebih dahulu sebelum sholat,
supaya sholatnya khusyu', tidak kepikiran untanya terus. Jadi hal-hal
yang bisa membuat hati kita tidak tenang, tidak fokus pada saat sholat,
ya dibereskan dulu.

Tapi kalau bisa ditinggal, ya tinggal aja dulu. Pak Kinan bilang ke
isterinya untuk istirahat dulu beres-beresnya sejenak, sementara pak
Kinan sholat jamaah di masjid, paling lama kan 15 menit-an aja. Setelah
pulang, diterusin lagi.

Kalau isterinya ngomel, ya dikasih senyum aja, Pak. Suami saya juga suka
senyum aja, kalau saya ngomel. Saya jadi malu hati kalau udah begitu,
ingat cerita Rasulullah saat minta ijin pada Aisyah saat akan sholat
malam (jadi tidak menemani Aisyah tidur), Aisyah menjawab yang isinya
kira-kira begini:Sebenarnya aku ingin dan senang engkau temani tidur.
Tetapi engkau akan melakukan yang lebih disukai oleh Allah, maka aku
ridho engkau tinggalkan. Waah... Isteri teladan kan kalau bisa seperti
beliau R.A.

Wallahua'lam bishowab.
Wassalaam,
-Ning





-Original Message-
From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Kinantaka
Sent: Saturday, November 03, 2007 10:41 AM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

Mbak Ning,

Kalau istri sedang -eM- bagaimana? Tetap dengan sangat terpaksa sholat
sendirian, kan?

Kinantaka


On 11/2/07, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) [EMAIL PROTECTED] wrote:


 Yang bener, gini, pak Kinan... Bantuin dulu isteri beres-beres kamar.
 Setelah semua beres, pak Kinan ajak isteri sholat berjamaah. Jadi 
 dua-duanya dapet kan ? Dapat pahala bantuin isteri, dan pahala sholat 
 jamaah..

 Yang saya fahami, bila di rumah ada yang di-imam-I, lelaki tidak harus

 sholat di masjid (musholla). Tapi kalau di rumah ngga ada yang 
 diimam-I, ya musti ke masjid atuh...

 Wass,
 -Ning

 -Original Message-
 From: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
 wanita-muslimah%40yahoogroups.com
 [mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.
 com]
 On Behalf Of Chae
 Sent: Friday, November 02, 2007 3:57 PM
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
 wanita-muslimah%40yahoogroups.com
 Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

 yang bener tuch pilih sholat di mesjid Nabawi yang katanya berpahala 
 lebih dari 27 derajat.:)) (kagok edan) hehehehe

 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com 
 wanita-muslimah%40yahoogroups.com,
 Kinantaka [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Assalamu'alaikum Wr. Wb.
 
  Semalam di tempat saya hujan turun dengan deras. Gludug dan bledek 
  silih berganti bersahut-sahutan. Seperti biasanya kalau hujan deras,

  kamar
 anak
  saya bocor. Tetesan air hampir membasahi seluruh kamar. Kemudian
 saya dan
  istri kerja bakti untuk meminggirkan barang2 agar tidak kebasahan.
 
  Sedang asyik2nya beres-beres kamar, terdengar adzan Isya' di 
  musholla sebelah. Saya menghentikan aktifitas beres-beres kamar, 
  segera ambil air wudlu, ambil payung dan bersiap mau berangkat ke 
  musholla. Istri saya
  menyeletuk: Mau ke mana, mas?
 
  Ya mau sholat atuh, apa ndak denger adzan Isya'?, jawab saya.
  Sholat di rumah aja, kan hujan gede, yah, sahut istri saya
kembali.
  Ibu, ayah kan pengen dapet 27 derajat dengan sholat jama'ah di
 musholla,
  jawab saya.
  Ayah enak dapet 27 derajat, sementara ibu di rumah ngurusin kamar 
  bocor begini. Terserah ayah, deh, ketus istri saya.
 
  Deg Jantung saya terhenyak. Ragu2 apakah mau sholat ke musholla
 untuk
  mendapatkan 27 derajat atau membantu istri ngeberesin kamar anak
 yang bocor.
 
  Agak lama saya berdiam diri, sampai adzan di musholla hampir
selesai.
  Akhirnya saya memutuskan untuk membantu istri beres-beres kamar
 anak. Saya
  memilih untuk sholat di rumah saja, yang hanya dapat 1 derajat.
 
  Apakah saya salah?
 
  Kinantaka
 
 
  [Non-text portions of this message have been removed]
 

 ===
 Milis Wanita Muslimah
 Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun
masyarakat.
 Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI :
 http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
 Kirim Posting 
 mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.c
 om Berhenti 
 mailto:[EMAIL PROTECTED]wanita-muslimah-uns
 ubscribe%40yahoogroups.com Milis Keluarga Sejahtera 
 mailto:[EMAIL PROTECTED]keluarga-sejahtera%40yahoogr
 oups.com Milis Anak Muda Islam 
 mailto:[EMAIL PROTECTED]majelismuda%40yahoogroups.com

 This mailing list has a special spell casted to reject any attachment 
 
 Yahoo! Groups Links

 



[Non-text portions of this message have been

Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-03 Terurut Topik Oky Zayyd
Saran saya supaya suami dan istri dapet pahala karena sholat berjamaah
kemesjid, sebaiknya suami pergi ke matrial duluayo ada yang tau ga,
ngapain ke matrial...??

On 02/11/2007, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) [EMAIL PROTECTED] wrote:


 Yang bener, gini, pak Kinan... Bantuin dulu isteri beres-beres kamar.
 Setelah semua beres, pak Kinan ajak isteri sholat berjamaah. Jadi
 dua-duanya dapet kan ? Dapat pahala bantuin isteri, dan pahala sholat
 jamaah..

 Yang saya fahami, bila di rumah ada yang di-imam-I, lelaki tidak harus
 sholat di masjid (musholla). Tapi kalau di rumah ngga ada yang diimam-I,
 ya musti ke masjid atuh...

 Wass,
 -Ning


 -Original Message-
 From: wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com
 [mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.com]
 On Behalf Of Chae
 Sent: Friday, November 02, 2007 3:57 PM
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com
 Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

 yang bener tuch pilih sholat di mesjid Nabawi yang katanya berpahala
 lebih dari 27 derajat.:)) (kagok edan) hehehehe

 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com,
 Kinantaka [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Assalamu'alaikum Wr. Wb.
 
  Semalam di tempat saya hujan turun dengan deras. Gludug dan bledek
  silih berganti bersahut-sahutan. Seperti biasanya kalau hujan deras,
  kamar
 anak
  saya bocor. Tetesan air hampir membasahi seluruh kamar. Kemudian
 saya dan
  istri kerja bakti untuk meminggirkan barang2 agar tidak kebasahan.
 
  Sedang asyik2nya beres-beres kamar, terdengar adzan Isya' di musholla
  sebelah. Saya menghentikan aktifitas beres-beres kamar, segera ambil
  air wudlu, ambil payung dan bersiap mau berangkat ke musholla. Istri
  saya
  menyeletuk: Mau ke mana, mas?
 
  Ya mau sholat atuh, apa ndak denger adzan Isya'?, jawab saya.
  Sholat di rumah aja, kan hujan gede, yah, sahut istri saya kembali.
  Ibu, ayah kan pengen dapet 27 derajat dengan sholat jama'ah di
 musholla,
  jawab saya.
  Ayah enak dapet 27 derajat, sementara ibu di rumah ngurusin kamar
  bocor begini. Terserah ayah, deh, ketus istri saya.
 
  Deg Jantung saya terhenyak. Ragu2 apakah mau sholat ke musholla
 untuk
  mendapatkan 27 derajat atau membantu istri ngeberesin kamar anak
 yang bocor.
 
  Agak lama saya berdiam diri, sampai adzan di musholla hampir selesai.
  Akhirnya saya memutuskan untuk membantu istri beres-beres kamar
 anak. Saya
  memilih untuk sholat di rumah saja, yang hanya dapat 1 derajat.
 
  Apakah saya salah?
 
  Kinantaka
 
 
  [Non-text portions of this message have been removed]
 

 ===
 Milis Wanita Muslimah
 Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
 Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI :
 http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
 Kirim Posting 
 mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.com
 Berhenti mailto:[EMAIL 
 PROTECTED]wanita-muslimah-unsubscribe%40yahoogroups.com
 Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL 
 PROTECTED]keluarga-sejahtera%40yahoogroups.com
 Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED]majelismuda%40yahoogroups.com

 This mailing list has a special spell casted to reject any attachment
 
 Yahoo! Groups Links

  




-- 
Oky Zayyd
Editor in Chief
PT. INDOSINEMA NETWORK - Leading Movie Media
Jl. Haji Salim III No. 54 Radio Dalam - Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Phone : 021-723-2059
Mobile : 021-9299-5700


[Non-text portions of this message have been removed]



RE: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-02 Terurut Topik Tri Budi Lestyaningsih (Ning)

Yang bener, gini, pak Kinan... Bantuin dulu isteri beres-beres kamar.
Setelah semua beres, pak Kinan ajak isteri sholat berjamaah. Jadi
dua-duanya dapet kan ? Dapat pahala bantuin isteri, dan pahala sholat
jamaah..

Yang saya fahami, bila di rumah ada yang di-imam-I, lelaki tidak harus
sholat di masjid (musholla). Tapi kalau di rumah ngga ada yang diimam-I,
ya musti ke masjid atuh...

Wass,
-Ning 

-Original Message-
From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Chae
Sent: Friday, November 02, 2007 3:57 PM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

yang bener tuch pilih sholat di mesjid Nabawi yang katanya berpahala
lebih dari 27 derajat.:)) (kagok edan) hehehehe

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Kinantaka [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Assalamu'alaikum Wr. Wb.
 
 Semalam di tempat saya hujan turun dengan deras. Gludug dan bledek 
 silih berganti bersahut-sahutan. Seperti biasanya kalau hujan deras, 
 kamar
anak
 saya bocor. Tetesan air hampir membasahi seluruh kamar. Kemudian
saya dan
 istri kerja bakti untuk meminggirkan barang2 agar tidak kebasahan.
 
 Sedang asyik2nya beres-beres kamar, terdengar adzan Isya' di musholla 
 sebelah. Saya menghentikan aktifitas beres-beres kamar, segera ambil 
 air wudlu, ambil payung dan bersiap mau berangkat ke musholla. Istri 
 saya
 menyeletuk: Mau ke mana, mas?
 
 Ya mau sholat atuh, apa ndak denger adzan Isya'?, jawab saya.
 Sholat di rumah aja, kan hujan gede, yah, sahut istri saya kembali.
 Ibu, ayah kan pengen dapet 27 derajat dengan sholat jama'ah di
musholla,
 jawab saya.
 Ayah enak dapet 27 derajat, sementara ibu di rumah ngurusin kamar 
 bocor begini. Terserah ayah, deh, ketus istri saya.
 
 Deg Jantung saya terhenyak. Ragu2 apakah mau sholat ke musholla
untuk
 mendapatkan 27 derajat atau membantu istri ngeberesin kamar anak
yang bocor.
 
 Agak lama saya berdiam diri, sampai adzan di musholla hampir selesai.
 Akhirnya saya memutuskan untuk membantu istri beres-beres kamar
anak. Saya
 memilih untuk sholat di rumah saja, yang hanya dapat 1 derajat.
 
 Apakah saya salah?
 
 Kinantaka
 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI :
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED]

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment
 
Yahoo! Groups Links





[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-02 Terurut Topik Chae
yang bener tuch pilih sholat di mesjid Nabawi yang katanya berpahala
lebih dari 27 derajat.:)) (kagok edan) hehehehe

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Kinantaka [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Assalamu'alaikum Wr. Wb.
 
 Semalam di tempat saya hujan turun dengan deras. Gludug dan bledek silih
 berganti bersahut-sahutan. Seperti biasanya kalau hujan deras, kamar
anak
 saya bocor. Tetesan air hampir membasahi seluruh kamar. Kemudian
saya dan
 istri kerja bakti untuk meminggirkan barang2 agar tidak kebasahan.
 
 Sedang asyik2nya beres-beres kamar, terdengar adzan Isya' di musholla
 sebelah. Saya menghentikan aktifitas beres-beres kamar, segera ambil air
 wudlu, ambil payung dan bersiap mau berangkat ke musholla. Istri saya
 menyeletuk: Mau ke mana, mas?
 
 Ya mau sholat atuh, apa ndak denger adzan Isya'?, jawab saya.
 Sholat di rumah aja, kan hujan gede, yah, sahut istri saya kembali.
 Ibu, ayah kan pengen dapet 27 derajat dengan sholat jama'ah di
musholla,
 jawab saya.
 Ayah enak dapet 27 derajat, sementara ibu di rumah ngurusin kamar bocor
 begini. Terserah ayah, deh, ketus istri saya.
 
 Deg Jantung saya terhenyak. Ragu2 apakah mau sholat ke musholla
untuk
 mendapatkan 27 derajat atau membantu istri ngeberesin kamar anak
yang bocor.
 
 Agak lama saya berdiam diri, sampai adzan di musholla hampir selesai.
 Akhirnya saya memutuskan untuk membantu istri beres-beres kamar
anak. Saya
 memilih untuk sholat di rumah saja, yang hanya dapat 1 derajat.
 
 Apakah saya salah?
 
 Kinantaka
 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-02 Terurut Topik Kinantaka
Mbak Ning,

Kalau istri sedang -eM- bagaimana? Tetap dengan sangat terpaksa sholat
sendirian, kan?

Kinantaka


On 11/2/07, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) [EMAIL PROTECTED] wrote:


 Yang bener, gini, pak Kinan... Bantuin dulu isteri beres-beres kamar.
 Setelah semua beres, pak Kinan ajak isteri sholat berjamaah. Jadi
 dua-duanya dapet kan ? Dapat pahala bantuin isteri, dan pahala sholat
 jamaah..

 Yang saya fahami, bila di rumah ada yang di-imam-I, lelaki tidak harus
 sholat di masjid (musholla). Tapi kalau di rumah ngga ada yang diimam-I,
 ya musti ke masjid atuh...

 Wass,
 -Ning

 -Original Message-
 From: wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com
 [mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.com]
 On Behalf Of Chae
 Sent: Friday, November 02, 2007 3:57 PM
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com
 Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

 yang bener tuch pilih sholat di mesjid Nabawi yang katanya berpahala
 lebih dari 27 derajat.:)) (kagok edan) hehehehe

 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com,
 Kinantaka [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Assalamu'alaikum Wr. Wb.
 
  Semalam di tempat saya hujan turun dengan deras. Gludug dan bledek
  silih berganti bersahut-sahutan. Seperti biasanya kalau hujan deras,
  kamar
 anak
  saya bocor. Tetesan air hampir membasahi seluruh kamar. Kemudian
 saya dan
  istri kerja bakti untuk meminggirkan barang2 agar tidak kebasahan.
 
  Sedang asyik2nya beres-beres kamar, terdengar adzan Isya' di musholla
  sebelah. Saya menghentikan aktifitas beres-beres kamar, segera ambil
  air wudlu, ambil payung dan bersiap mau berangkat ke musholla. Istri
  saya
  menyeletuk: Mau ke mana, mas?
 
  Ya mau sholat atuh, apa ndak denger adzan Isya'?, jawab saya.
  Sholat di rumah aja, kan hujan gede, yah, sahut istri saya kembali.
  Ibu, ayah kan pengen dapet 27 derajat dengan sholat jama'ah di
 musholla,
  jawab saya.
  Ayah enak dapet 27 derajat, sementara ibu di rumah ngurusin kamar
  bocor begini. Terserah ayah, deh, ketus istri saya.
 
  Deg Jantung saya terhenyak. Ragu2 apakah mau sholat ke musholla
 untuk
  mendapatkan 27 derajat atau membantu istri ngeberesin kamar anak
 yang bocor.
 
  Agak lama saya berdiam diri, sampai adzan di musholla hampir selesai.
  Akhirnya saya memutuskan untuk membantu istri beres-beres kamar
 anak. Saya
  memilih untuk sholat di rumah saja, yang hanya dapat 1 derajat.
 
  Apakah saya salah?
 
  Kinantaka
 
 
  [Non-text portions of this message have been removed]
 

 ===
 Milis Wanita Muslimah
 Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
 Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI :
 http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
 Kirim Posting 
 mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.com
 Berhenti mailto:[EMAIL 
 PROTECTED]wanita-muslimah-unsubscribe%40yahoogroups.com
 Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL 
 PROTECTED]keluarga-sejahtera%40yahoogroups.com
 Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED]majelismuda%40yahoogroups.com

 This mailing list has a special spell casted to reject any attachment
 
 Yahoo! Groups Links

 



[Non-text portions of this message have been removed]