[ac-i] Situs Mojopahit di Sooko juga terlantar hancur

2009-01-21 Terurut Topik anuv chaviddy
 Radar Mojokerto






  
[ Selasa, 20 Januari 2009 ]

  

  Menilik Sisa-Sisa Situs Majapahit di Desa Klinterejo, Sooko 




  
  Berserakan, Banyak yang Tergeletak di Lokasi Pembuatan Batu-bata 


Ditengah sorotan publik terhadap pembangunan Pusat Informasi
Majaphit (PIM) di Trowulan, di sisi lain ternyata banyak ditemukan
situs di beberapa desa yang kondisinya kini tak terawat. Bahkan
perlahan-lahan sudah banyak yang hilang karena terjual. Seperti sebuah
bangunan kuno mirip pagar berada di Desa Klinterejo, Kecamatan Sooko,
Mojokerto.


  MOCH. CHARIRIS, Mojokerto


---

JIKA boleh ditebak, siapa yang banyak menemukan atau
menemui benda purbakala di wilayah Kecamatan Trowulan dan sekitarnya?
Jawabannya adalah para pembuat batu-bata di sawah. Di sadari atau
tidak, setiap hari mereka dihadapkan dengan sebidang tanah liat yang
siap di pasarkan dalam bentuk batu bata merah. 

Sebuah cangkul,
gancu dan ember seakan tidak bisa dipisahkan dari mereka. Karena dengan
alat sederhana itu, mereka bisa bekerja dan menggali tanah selanjutnya
di bentuk persegi yang dijadikan rupiah. Terkadang secara tidak sengaja
saat menggali tanah mereka kerap menemui benda purbakala peninggalan
Kerajaan Majapahit yang pernah jaya pada abad 14. 

Diantaranya berbentuk gentong, gerabah, batu lumpang, candi, hingga situs yang 
berbentuk pagar dan puthuk
(gapura kecil). Seperti yang kerap ditemui warga sekaligus pembuat
batu-bata di Desa Klinterejo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.
Tepatnya sebelah barat situs Kahuripan yang terdapat batu berukuran
lebar. 

''Sebenarnya dari dulu sudah banyak ditemukan
situs-situs di area tempat pembuatan batu-bata ini, ujar salah satu
warga yang kesehariannya bekerja membuat batu-batu. 

Pria
bertubuh rada kekar dan berambut pendek itu mengaku, peninggalan cagar
budaya di lokasi tempatnya bekerja jika dihitung lebih dari lima jenis.
Ada yang berbentuk batu lumpang, puthuk makam, sumur dan sebuah bangunan 
menyerupai pagar peninggalan Kerajaan Majapahit. ''Setahu saya bangunan kuno 
seperti puthuk
itu sudah ada dari beberapa tahun lalu. Tapi untuk pagar dan sumurnya
baru diketahui lima tahun terakhir ini. Tepatnya saat ada pembuatan
batu-bata, ujarnya sembari mencetak tanah dalam bentuk bata. 

Bila
diamati lebih dalam, tidak hanya situs, namun berbagai artefak juga ada
di sebidang tanah milik perangkat desa yang disewakan kepada para
pembuat batu-bata. Salah satunya berbentuk batu lumpang, setinggi 50
sentimeter dengan lebar 1 meter. 

''Setelah itu semua ditemukan
sebenarnya lokasi ini sudah dikunjungi sama orang BPPP, terangnya.
Meski begitu purbakala berharga yang semestinya mendapat perlindungan,
kini kondisinya cukup memprihatinkan. Sedikitnya ada enam batu lumpang
seakan tak bernilai. Berserakan, tak terjaga dan tergeletak liar di
sekitar linggan (bangunan tempat membakar batu-bata, Red).  

Sebagian
lainnya malah menyedihkan karena terkapar di tepi sungai kecil. Bahkan
oleh warga ada yang difungsikan untuk menyeberang wangan (sungai kecil). 

Akan
tetapi yang lebih mengenaskan saat ini, situs berbentuk pagar berada di
sebelah barat tempat pembuatan batu bata dalam kondisi rusak berat.
Tidak hanya tergerus akibat pembuatan batu bata, melainkan sebagian
sudah hilang. 

Ada yang menyebut hilangnya bagian bangunan
berharga itu ada yang menjual. Dalam bentuk bijian batu batu memiliku
ukuran 20 sentimeter kali 60 sentimeter, dengan ketebalan 5 sentimeter.
Untuk satu buah batu bata dihargai Rp 500 rupiah. 

Kendati
demikian sejauh ini tidak dieketahui jelas, siapa yang menjual dan
siapa yang membeli bagian bangunan yang memiliki panjang sekitar 500
meter. Namun jika ada pemesan yang masuk ke kawasan tersebut beberapa
orang siap melayani sesuai pesanan. Asalkan harganya cocok.

''Memang
selama ini warga sudah banyak yang tahu, kalau di kawasan pembuatan
batu bata itu banyak situs. Tapi kami belum tahu jika kerusakannya
semakin parah, kata Sekretaris Desa Bidin, saat ditemui di rumahnya
tidak jauh dari lokasi. 

Mendengar ada kerusakan atau bahkan
praktik jual beli benda sejarah, pria yang hobi sepak bola itu mengaku
miris. Sebab selaku perangkat dan atas nama warga, dia menyayangkan
kalau ada orang dengan sengaja memesan batu-bata kuno berakibat
kerusakan. ''Kalau warga yang merusak kami rasa mereka tidak bisa
disalahkan karena urusannya perut. Tapi kemungkinan ada orang di
belakang itu, dugaan Bidin. 

Agar tidak berkelanjutan, Bidin
dan perangkat desa lain akhirnya memutuskan untuk mengamankan cagar
budaya yang tersisa. Baik dalam bentuk lumpang artefak berkeliaran,
atau pagar besar yang susunan batu-batanya banyak yang hilang.
''Belakangan warga belum sadar kalau benda-benda itu memiliki nilai
sejarah tinggi. Tapi yang pasti bersama warga kita akan amankan
situs-situs itu, paparnya. (yr)



[ac-i] Lagi : Sumberboto, Mojowarno.

2009-01-14 Terurut Topik anuv chaviddy
Radar Mojokerto 


[ Kamis, 15 Januari 2009 ] 
Merunut Sejarah Wana Wisata Sumberboto, Desa Japanan, Kecamatan Mojowarno, 
Jombang 

Basis Militer Pejuang, Dulu Diberi Nama Sumber Pangkat 

Semula, wana wisata ini merupakan tempat pemandian biasa. Setelah proklamasi 
kemerdekaan, muncul sebuah organisasi angkatan muda kehutanan dari korps 
karyawan kehutanan. Di lokasi ini pula sebuah monumen dijadikan tonggak sejarah 
perjuangan pada tahun 1945 dan 1948 bagi pasukan Wanara dan warga kehutanan 
sekitar. 

BINTI ROHMATIN, Jombang 

---

PADA tanggal 27 Agustus 1947 silam, Angkatan Muda Kehutanan yang terdiri atas 
korps karyawan kehutanan menyebut sebagai pasukan Wanara beranggotakan 39 
orang. Pasukan ini kemudian membaktikan diri pada Ibu Pertiwi. Hanya 
menggunakan senjata seadanya, bambu runcing dan pedang. 

Pasukan Wanara berkekuatan 1 Divisi dibawah komando Sudomo dan Soekiman sebagai 
kepala staf. Saat itu, pasukan mendapat pengesahan khusus dari Panglima 
Jenderal Soedirman yang komandonya berpusat di Jogjakarta. Salah satu 
pasukannya di Jawa Timur, berada di Jombang dari Batalyon III dibawah komando 
Soedjarwo (mantan Menteri Kehutanan).

Saat itu pemandian Sumberboto dijadikan tempat persenjataan pasukan Wanara 
dengan menghasilkan jenis peluru, granat, bom dan jenis senjata yang lain. 
Untuk melengkapi kebutuhan perang melawan penjajah Belanda. Pasukan ini hidup 
serba memprihatinkan sehari makan sehari tidak, di pemandian yang masih berupa 
hutan belantara. 

Hampir setiap hari, pasukan ini membuka sejumlah bom peninggalan penjajah 
Jepang untuk diolah menjadi peluru dan granat. Namun, upaya ini membawa musibah 
diluar dugaan. Pada tanggal 12 April 1948, tiba-tiba bom seberat 500 kg yang 
dibuka itu meledak hingga menewaskan lima anggota pasukan Wanara. Lokasi 
ledakan bom ini kemudian dijadikan monumen Sumberboto yang dilengkapi dua 
patung prajurit, yang bertengger sampai sekarang. ''Saat diresmikan Pak Djarwo 
disebut sebagai Sumber Pangkat, dengan harapan seluruh anggotanya bisa mendapat 
kelayakan hidup dengan pangkat dan gelar yang tinggi,'' tutur Slamet. 

Sejak saat itu kemudian banyak warga dari berbagai daerah yang mengultus wana 
wisata sebagai sarana mencari keberuntungan nasib. Tidak sedikit pengunjung 
yang datang hanya sekedar mengambil air sumber ini untuk berbagai tujuan. Nama 
Sumber Pangkat itu, paparnya, berawal dari keberuntungan nasib yang dialami 
Soedjarwo sebagai komandan Batalyon III, yang luput dari musibah ledakan bom. 
Saat itu, Soedjarwo lolos dari maut. Meski dia saat itu hanya berada sekitar 15 
meter dari tempat ledakan bom.

Seiring dengan perkembangan jaman, lokasi pemandian ini dikembangkan sebagai 
wana wisata, lengkap dengan bangunan kolam renang, wisma, pendap, bumi 
perkemahan, MCK dan sarana rekreasi keluarga. Sayangnya, berpuluh tahun wana 
wisata ini kurang mendapat penanganan optimal. Pola pengaturan lokasi juga 
kurang maksimal. Ini ditambah dengan kebiasaan buruk pengunjung yang membuang 
sampah sembarangan. Sehingga lokasinya terkesan kumuh dengan penataan ala 
kadarnya. 

Padahal wana wisata ini menyimpan panorama estetika alami dengan nilai historis 
tinggi. Bukan tidak mungkin, wana wisata ini menjadi wisata alternatif yang 
cukup menjanjikan. Bisa dijadikan sarana outbound yang menyenangkan, ajang 
penelitian pelaku pendidikan dan melepas lelah dengan bersantai sejenak. (lal)


  

 



Bupati: PIM Layak Diteruskan 
Gotrah Siapkan Somasi 
Kades Sayangkan Aksi Pemukulan 
Bing Wan Masih Misterius 
Tiga Penjudi Sabung Ayam Diciduk 
Diperiksa Polantas, Kakek Tewas Mendadak 
BKD Akan Ambil Tindakan 
Dua Pengedar Koplo Dibekuk 
Bantuan Puluhan RT Nyantol 
RSUD dr Wahidin Soediro Husodo setelah Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal 
Bang Yos Ziarah di Makam Raden Wijaya 
Pengecer Togel di Ringkus Polisi 
Ramai-ramai Copot Sendiri 
Amel Akhirnya Berpulang 
Peserta KB Meningkat 
Tahu Bebas Formalin 
Beri Kontribusi Pendapatan 55 Persen 
Counter Ponsel Dibobol 
Parkir Depan Kantor, Motor Amblas 

HALAMAN KEMARIN 



Melihat Pedagang Bunga di Bantaran Sungai Brantas 
Oknum PNS Edarkan Upal 
Pelayanan Kecamatan Trawas Dikeluhkan 
Bandar Togel Mojowarno Lolos 
Merunut Sejarah Wana Wisata Sumberboto, Mojowarno, Jombang 
MAN 5 Bakar Spanduk, MAN 1 Teatrikal 
Masih Ada Bakso Dicampur Boraks 
Penjual Terancam Sanksi Pidana 
Penipuan Bermodus Undian Marak Lagi 
Polisi Amankan Miras tanpa Izin 


  Yahoo! Toolbar kini dilengkapi Anti-Virus dan Anti-Adware gratis.
Download Yahoo! Toolbar sekarang.
http://id.toolbar.yahoo.com

[ac-i] Bang Yos sowan ke Pendiri Majapahit

2009-01-14 Terurut Topik anuv chaviddy
 Radar Mojokerto 


[ Kamis, 15 Januari 2009 ] 
Bang Yos Ziarah di Makam Raden Wijaya 

MOJOKERTO - Mendekati pelaksanaan pemilihan Presiden RI dan Pemilu 2009 makin 
banyak saja pejabat atau mantan pejabat negara yang mengunjungi makam petinggi 
Kerajaan Majapahit. Salah satunya dilakukan salah satu calon presiden (capres) 
Sutiyoso atau yang biasa dipanggil Bang Yos. 

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengunjungi makam Raden Wijaya Kartarajasa 
Jayawardhana di Siti Inggil Dusun Kedungwulan, Desa Bejijong, Kecamatan 
Trowulan, Kabupaten Mojokerto, kemarin. Bang Yos yang didampingi istrinya 
Setyarini juga menyempatkan diri untuk berdoa dan menyiramkan bunga di depan 
makam pendiri Majapahit itu.

Kedatangan Sutiyoso kemarin disambut antusias warga setempat. Tidak hanya 
mengelu-elukan nama capres yang didukung Partai Indonesia Sejahtera (PIS) itu, 
namun dia disambut dengan tarian kuda lumping warisan Majapahit. 

Menurutnya, kedatangannya ke makam Siti Inggil merupakan bagian penutup dari 
rangkaian kunjungan safari Indonesia Pantang Menyerah dengan tema Penyelamatan 
Aset Budaya Bangsa. 

''Makam ini memang menjadi pamungkas kami dalam safari Indonesia. Selain 
kunjungan yang pertama, bagi kami makam sejarah seperi Raden Wijaya ini bagian 
kekayaan sejarah yang harus dijaga dan dilestarikan, ujarnya di hadapan 
masyarakat.

Menurut Bang Yos, dengan kekayaan yang dimiliki, khususnya kawasan Trowulan 
yang dikenal sebagi obyek wisata potensial karena terdapat berbagai macam situs 
kerajaan, tidak semestinya terjadi perusakan. Seperti yang terjadi saat 
pelaksanaan pembangunan Pusat Informasi Majapahit (PIM).

Sebab, dibanding negara lain seperti Singapura atau Brunei Darussalam, 
Indonesia masih memiliki banyak situs kerajaan atau peninggalan Majapahit 
dengan nilai tinggi. ''Dibandingkan Monas, Majapahit ini jauh lebih mahal. 
Makanya kalau PIM itu merusak situs sejarah harus segera dihentikan, 
terangnya. 

Disinggung mengenai peluangnya menduduki kursi RI I (Presiden, Red) pada 
Pilpres 2009, dia karena diusung partai gurem, dia mengaku tetap optimistis. 
Meski enggan menyebut berapa anggaran kampanye yang akan dikeluarkan, namun 
baginya pendekatan kepada masyarakat melalui Safari Indonesia Pantang Menyerah 
dinilainya cukup efektif untuk mengenalkan diri. 

''Makanya saya rasa sosialisasi langsung kepada masyarakat tidak masalah. Yang 
penting mereka tahu bentuk fisik saya, tidak hanya sekedar mimpi dan melihar 
dari televisi, paparnya dengan didampingi Ketua DPP PIS Budiyanto. (ris/yr)


  

 



Bupati: PIM Layak Diteruskan 
Gotrah Siapkan Somasi 
Kades Sayangkan Aksi Pemukulan 
Bing Wan Masih Misterius 
Tiga Penjudi Sabung Ayam Diciduk 
Diperiksa Polantas, Kakek Tewas Mendadak 
BKD Akan Ambil Tindakan 
Dua Pengedar Koplo Dibekuk 
Bantuan Puluhan RT Nyantol 
RSUD dr Wahidin Soediro Husodo setelah Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal 
Pengecer Togel di Ringkus Polisi 
Ramai-ramai Copot Sendiri 
Amel Akhirnya Berpulang 
Merunut Sejarah Wana Wisata Sumberboto, Desa Japanan, Kecamatan Mojowarno, 
Jombang 
Peserta KB Meningkat 
Tahu Bebas Formalin 
Beri Kontribusi Pendapatan 55 Persen 
Counter Ponsel Dibobol 
Parkir Depan Kantor, Motor Amblas 

HALAMAN KEMARIN 



Melihat Pedagang Bunga di Bantaran Sungai Brantas 
Oknum PNS Edarkan Upal 
Pelayanan Kecamatan Trawas Dikeluhkan 
Bandar Togel Mojowarno Lolos 
Merunut Sejarah Wana Wisata Sumberboto, Mojowarno, Jombang 
MAN 5 Bakar Spanduk, MAN 1 Teatrikal 
Masih Ada Bakso Dicampur Boraks 
Penjual Terancam Sanksi Pidana 
Penipuan Bermodus Undian Marak Lagi 
Polisi Amankan Miras tanpa Izin 


  Ada Naruto, Sandra Dewi dan MU di Yahoo! Indonesia Top Searches 2008. 
http://id.promo.yahoo.com/topsearches2008

[ac-i] PIM relokasi!

2009-01-14 Terurut Topik anuv chaviddy
PIM Majapahit Akhirnya Pindah





 

KOMPAS/YURNALDI
Benda Cagar Budaya Wringin Lawang di Trowulan, Jawa Timur. Pintu Gerbang 
Kerajaan Majapahir.





/




KOMPAS- Kamis, 15 Januari 2009 | 03:06 WIB

JAKARTA, KAMIS--Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Jero Wacik 
mengatakan, pembangunan Pusat Informasi Majapahit (PIM) akhirnya dipindahkan ke 
tempat lain.
 
Kita akan merelokasi Pusat Informasi Majapahit itu, kata Menbudpar Jero Wacik 
dalam jumpa pers di kantornya di Jakarta, Rabu.
 
Keputusan untuk memindahkan PIM tersebut, katanya, merupakan salah satu hasil 
kesimpulan rapat antara pihak Depbudpar yang dipimpin Menbudpar, kalangan 
Arkeolog yang diwakili oleh Guru Besar Arkeologi Universitas Indonesia Prof Dr 
Mundardjito, kalangan arsitek dan perwakilan proyek pembangunan PIM pada Selasa 
(13/1) malam.
 
Menbudpar mengatakan, pemidahan PIM akan tetap berada di kawasan situs 
Majapahit Trowulan dengan mencari lahan yang tidak ada peninggalan purbakalanya.
Atas usulan pak Mundardjito, PIM akan dipindah pada areal yang memang sudah 
rusak oleh penggalian, tetapi lahan itu bukan milik pemerintah, katanya.
Oleh karena itu, pihaknya mengusahakan untuk membeli tanah tersebut dengan 
meminta persetujuan DPR.
 
Menbudpar mengakui salah satu kesalahan pembangunan PIM adalah membangun pada 
tanah milik pemerintah di areal situs Trowulan yang ternyata di bawahnya 
terdapat benda-benda peninggalan Majapahit.
 
Kesimpulan hasil rapat lainnya yaitu pembangunan PIM sudah dihentikan, dan 
pembentukan tim evaluasi pembangunan PIM yang diketuai oleh Mundarjito serta 
rehabilitasi situs Majapahit yang rusak karena pembangunan PIM itu.
Rehabilitasi akan dilakukan semaksimal mungkin, kata Menbudpar.
 
Sedangkan tim evaluasi pembangunan PIM terdiri dari 10 orang termasuk ketua 
Mundardjito terdiri dari perwakilan arkeolog, arsitek,  depbudpar dan LSM 
setempat.
Anggota tim tersebut yaitu Dr Daud Aris Tanudirdjo (Arkeolog UGM), Arya Adieta 
(IAI/Ikatan Arsitek Indonesia), Osrifoel Oesman (IAI), Anam Anis (LSM Gotnan 
Wilwatikta, Mojokerto), Gatot Gautama (Kasubdit Perlindungan Peninggalan Bawah 
Air Depbudpar), Junus Satrio (Kepala Pusat Litbang Kapuslitbang Kebudayaan 
Depbudpar) dan Sonny Chr Wibisono (Kabid Data dan Publikasi Puslitbang 
Arkeologi Depbudpar).
 
Menbudpar mengatakan, pembangunan PIM itu tidak ada kaitannya dengan menjelang 
Pemilu 2009 atau sengaja untuk merusak situs purbakala Majapahit.
 
Justru pembangunan PIM, katanya, bertujuan mengangkat sejarah kebesaran 
Majapahit dan agar bisa menjadi daya tarik masyarakat dan wisman, maka 
masyarakat Trowulan akan diuntungkan dan bisa beralih dari pembuat batu bata 
dan perusak situs menjadi rantai pariwisata  Taman Majapahit.
 
Sedangkan Guru Besar Arkeologi Universitas Indonesia Prof Dr Mundardjito 
mengatakan kasus ini menjadi pelajaran berharga bahwa pembangunan di suatu 
situs purbakala harus hati-hati agar tidak merusak situs itu sendiri.
 
Dia mengatakan perlu dibuat suatu aturan yang jelas bagi pembangunan atau 
pemugaran situs purbakala karena kerusakan baik yang disengaja maupun tidak 
seringkali terjadi di berbagai situs purbakala di Indonesia.(ANT)
JY 



  Apakah wajar artis ikut Pemilu? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers. 
http://id.answers.yahoo.com

[ac-i] Situs Joyoboyo dipake bisnis TOGEL

2009-01-13 Terurut Topik anuv chaviddy
Radar Kediri 


[ Rabu, 14 Januari 2009 ] 
Ngecer di Situs Sri Aji Joyoboyo 

Tingkatkan Omzet, Hindari Polisi 

KEDIRI- Para pengedar judi toto gelap alias togel seolah tak pernah jera. Cara 
yang mereka lakukan untuk memasarkan dagangannya juga semakin kreatif. Baik 
untuk menghindari kejaran polisi maupun untuk meningkatkan omzet penjualan.

Seperti yang dilakukan oleh Suyanto, 51, ini. Pengecer asal Desa Menang, 
Kecamatan Pagu itu nekat mengecerkan togelnya di kompleks situs Sri Aji 
Joyoboyo di Desa Pamenang, Kecamatan Pagu. Bukan sekadar mencari tempat, 
Suyanto pun punya tujuan khusus mengapa mengecerkan togel di tempat yang banyak 
dikunjungi peziarah tersebut. Disana kan banyak yang cari wangsit. Biar 
sekalian ditombokkan mimpinya, sebut pria dua anak itu. Dengan begitu dia 
berharap omzet penjualannya bisa banyak. Ya kalau ada yang dapat mimpi disana 
kan biar tidak jauh-jauh tomboknya. Saya jualannya di dekat sana, sebut pria 
yang tampak santai meski harus mendekam di sel penjara itu.

Selama seminggu, Suyanto mengaku dua kali berjualan di tempat yang diyakini 
sebagian orang sebagai tempat menghilangnya raja kerjaan Kadiri Sri Aji 
Joyoboyo tersebut. Saya hanya ngecer saja. Paling baru beberapa bulan ini 
jualan, ujarnya. 

Selain untuk meningkatkan omzet penjualannya, Suyanto diduga nekat mengecerkan 
togelnya di tempat tersebut untuk menghindar dari tangkapan petugas. Sebab saat 
berjualan di tempat tersebut dia berpenampilan mirip dengan peziarah lainnya. 

Namun polisi ternyata tetap bisa menangkapnya kemarin sore sekitar pukul 15.30. 
Waktu itu saya sedang nawari orang. Eh tiba-tba ditangkap, katanya polos.

Untuk menguatkan sangkaan kepada tersangka, polisi juga mengamankan barang 
bukti. Diantaranya satu lembar rekapan, pulpen dan uang tunai Rp 35 ribu. 
Setelah ditangpak polisi menjerat tersangka dengan pasal 303 KUHP tentang 
perjudian. Ancamannya lima tahun penjara, sebut Kapolres Kediri AKBP Benyamin 
melaluk Kapolsek Pagu AKP Suparlan. (jie)


  

 



Siswa Turun ke Jalan 
Dapat 72 Dobel L dan Rp 4 Ribu 
Bersepeda Santai, Ditemukan Tewas 
Nenek Tewas Dikerubuti Belatung 
Yongki-Fadil Demam Panggung 
Siapkan Tim untuk Pra-Porprov 
Tertolong Gol Sakti 
Kargo Incar Dana Investor 
Muhammad Alfadil Al Muzaki, Balita Penderita Tetralogi Fallot 
Mantan Direktur RS Kusta Resmi Menjadi Tersangka 
Bengkoknya Lebihi Gaji Camat 
Gelorakan Semangat Gerakan PKK 
Panwas Cabut Spanduk Caleg 
Identitas Mayat Masih Misterius 

HALAMAN KEMARIN 



Galang Kepedulian, Persikmania Edarkan Kotak Amal 
Hanya Butuh Rp 1 Miliar 
Rem Blong, Kecelakaan Karambol 
Terios, Pikap, dan Truk Tabrakan 
Bus Berhenti, Pengendara Motor Tewas 
Desak Rekrutmen Perangkat Dihentikan 
Togel Masih Marak 
Jimpitan Beras, Kiat Warga RT 3/RW 2 Kelurahan Bawang, Pesantren, Menggalang 
Dana 
Tak Mau Bengkok Hilang 
Pemkot-Pemkab Tak Perlu Saling Tunggu 


  
___
Nama baru untuk Anda! 
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. 
Cepat sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

[ac-i] PIM : Pelaksana Harus Bertanggungjawab

2009-01-13 Terurut Topik anuv chaviddy
Radar Mojokerto 


[ Selasa, 13 Januari 2009 ] 
Pelaksana Harus Bertanggungjawab 

MOJOKERTO - Pemkab Mojokerto menilai pelaksana proyek PIM yang dalam hal ini 
adalah pemerintah pusat dan BPPP harus bertanggungjawab terkait kerusakan 
situs. Menyusul, sejauh ini pemkab belum mengeluarkan izin tentang bangunan 
(IMB), namun pembangunan tetap dilakukan. 

Bahkan untuk mengetahui tingkat kerusakan lebih dalam, pemkab berencana 
memanggil UPT dan Bapedalda selaku SKPD yang bertugas mengeluarkan IMB dan 
hasil kajian Amdal. 

Hal itu dikatakan Wakil Bupati Mojokerto, Wahyudi Iswanto, Senin (12/1) kemarin 
sesaat sebelum pembukaan peringatan Haul Syeh Jumadil Kubro dan Pameran Produk 
UKM Kabupaten Mojokerto, di Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan, Kabupaten 
Mojokerto. 

Menurutnya, karena pemkab belum mengeluarkan IMB maka pembangunan PIM harus 
dilakukan pengkajian ulang. ''Apapun jenis kerusakannya pemerintah pusat dan 
BPPP harus bertanggungjawab. Karena mereka selaku pelaksana dalam proyek ini, 
ungkapnya.

Memang, pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah pusat, selama ini pemkab 
terkesan menyerahkan sepenuhnya. Tidak hanya pelaksanaan, melainkan IMB dan 
Amdal yang kemungkinan timbul. ''Sebenarnya kalau boleh diluruskan Kalau tidak 
ada izin bentuk pembangunan apapun tidak boleh dilakukan, jelasnya. 

Dia menuturkan, pemanggilan kepada SKPD terkait, tentu bertujuan untuk 
melakukan pengkajian dan pembahasan khusus pelaksanaan seputar pembangunan PIM. 
Diantaranya, menelusuri pengajuan IMB dan pengajuan analisis dampak lingkungan 
sosial yang ditimbulkan. ''Makanya upaya pemanggilan ini untuk mengetahui 
sejauh mana pelanggaran dan perusakan yang dimaksud,jelasnya.

Namun jika dalam pembahasan dan pengkajian tersebut pemkab menemui tingkat 
kerusakan cukup tinggi, maka, lanjut Iswanto pihaknya menyerahkan sepenuhnya 
pada Polres Mojokerto untuk melakukan penyelidikan. 

Selain itu, karena sudah melanggar Perda Nomor 11 Tahun 2002 tepatnya nomor 4 
seri D, pemkab meminta pembangunan PIM itu dihentikan hingga waktu yang tidak 
ditentukan. Termasuk menampung usulan relokasi pembagunan PIM di lokasi lain 
yang dinyatakan aman dari situs kerajaan. ''Karena tidak punya wewenang 
memroses hukum, kami akan menganjurkan kepada pemerintah pusat untuk segera 
menghentikan sementara. Hingga pengusutan kasus ini selesai termasuk pengkajian 
yang dilakukan pemkab, imbuhnya. (ris/yr) 


  

 



Melihat Pedagang Bunga di Bantaran Sungai Brantas 
Oknum PNS Edarkan Upal 
Pelayanan Kecamatan Trawas Dikeluhkan 
Bandar Togel Mojowarno Lolos 
Merunut Sejarah Wana Wisata Sumberboto, Mojowarno, Jombang 
MAN 5 Bakar Spanduk, MAN 1 Teatrikal 
Masih Ada Bakso Dicampur Boraks 
Penjual Terancam Sanksi Pidana 
Penipuan Bermodus Undian Marak Lagi 
Polisi Amankan Miras tanpa Izin 
Yudiana Dapat Perlakuan Khusus 
Dua Fraksi Bakal Menolak 
Ribuan Pil Double L Disita 
Jamkesmas Baru Terserap 75 Persen 
Ditoleransi Sabtu dan Minggu 
Jadi Ajang Kampanye 
MAN 5 Bakar Spanduk, MAN 1 Teatrikal 

HALAMAN KEMARIN 



Supardi, Tukang Kebun Klenteng Hok Sian Kiong 
Polisi Sidik Proyek Disperta 
Dewan Siap Tagih Janji 
PKL Tagih Janji Kampanye 
Penuntasan Jalan dii Tempat 
DKP Toleransi Tiga Hari 
Hamili Gadis Terbelakang Mental, Dibui 
Kirab hingga Rebutan Makanan 
Pembangunan PIM Melanggar Perda 
Saksi Ahli Tak Penuhi Panggilan 


  Ada Naruto, Sandra Dewi dan MU di Yahoo! Indonesia Top Searches 2008. 
http://id.promo.yahoo.com/topsearches2008

[ac-i] Pengamen Siter

2009-01-12 Terurut Topik anuv chaviddy
Radar Mojokerto






  
[ Senin, 12 Januari 2009 ]

  

  Ngatimah, Pengamen yang Berusaha Pertahankan Musik Siter




  
  Sehari Tempuh 5 Km untuk Lantunkan Tembang-Tembang Tradisional


Maraknya musik modern di kalangan remaja tentu berdampak pada
kelangsungan musik tradisional, seperti siter. Selain tak bisa
memainkan, banyak generasi muda tak mengenal musik petikan itu.
Beruntung masih ada orang yang berusaha mempertahankan siter. Ngatimah
misalnya. Janda tanpa anak ini sudi mengamen hanya untuk mempertahankan
siter.


  MOCH. CHARIRIS, Mojokerto



  


BERBEKAL alat musik siter dan sebuah payung di
lengannya, wanita tua itu berjalan sepanjang 5 kilometer setiap
harinya. Kali ini dari rumahnya di Kelurahan/Kecamatan Prajuritkulon,
Kota Mojokerto janda tanpa anak ini berjalan meratapi panasnya aspal
menuju perumahan-perumahan. 

Salah satunya di Jl Suromulang
Barat Kelurahan Surodinawan yang berjarak 3 kilometer dari kediamannya.
Hampir setiap rumah atau toko di lingkungan itu terlihat terbuka dan
berpenghuni, akan di singgahinya. Untuk mengamen sekaligus mengenalkan
kepada masyarakat bagaimana bentuk dan memaninkan siter. ''Pekerjaan
saya setiap harinya ya seperti ini, ujarnya sebelum memainkan musik
yang dibawanya. 

Begitulah hari-hari perempuan berusia 65 tahun
itu. Begitu pagi tiba, dia berjalan dari satu perumahan ke perumahan
lain di wilayah Kota Mojokerto. Singgah di sebuah rumah milik warga
lagu demi lagu mulai dilantun Ngatimah, dengan iringan siter yang
dipetiknya sendiri. 

Meski usia tampak lanjut, dalam memainkan
siter rupanya Ngatimah masih terlihat cukup energik dan piawai. Bahkan
suaranya yang khas dan lentik lembut alunan siter tua miliknya seakan
memecah kesunyian setiap rumah yang disinggahi. 

''Tidak jarang
kalau para pemilik rumah senang apa yang saya nyanyikan bisa minta lagu
tambahan, katanya sembari menyetel siter miliknya. Tidak hanya bagi
warga yang tinggal di Lingkungan Suromulan Barat, dalam kehidupan
sehari-hari mungkin warga Kota Mojokerto memang asing dengan nama atau
bunyi alat musik siter.

Pasalnya, di era serba modern sekarang,
alat musik itu hampir punah karena tergeser peralatan dan kesenian
modern. ''Selama ini memang banyak yang tanya musik apa yang saya bawa.
Terlebih dari kalangan anak muda, tutur Ngatimah yang juga mengaku
heran permainan musik anak muda sekarang. 

Beruntung,
keberadaan alunan musik merdu siter masih bisa didengar meski dimainkan
tangan seorang pengamen wanita tua. Memang sepintas dari rumah ke rumah
siter tua itu digunakannya mencari sesuap yang sudah berjalan selama 19
tahun. 

''Tapi waktu mengamen seperti ini saya tidak berharap
pemberian. Asalkan pendengarnya suka, saya sudah senang, aku Ngatimah.
Pekerjaan ngamen seperti ini ternyata sudah dijalaninya sejak tahun 1989. 

Tepat
usai suaminya meninggal dunia karena penyakit yang membelenggu.
Beratnya menghidupi diri mengharuskannya dia untuk mencari nafkah. Dari
situ berbekal pengalaman seni yang dipunyai, yakni pernah menjadi
seorang pesinden pada usia muda. 

''Sejak saya dipinang suami
saya memutuskan tidak lagi menjadi pesinden. Dan ibu rumah tangga
biasa, tututnya sambil mengingat sedikit pengalaman semasa dia menjadi
sinden. Pendek kata, kendati hanya bermodal musik siter tua yang
warnanya mulai mengusut, dari mengamen Ngatimah bisa mendapat
pengahsilan antara Rp 50 ribu hingga Rp 60 ribu setiap hari. 

''Yang
penting saya bisa menghibur dan tidak meminta, lanjutnya. Kendati
penhasilan yang didapat lebih dari cukup, bagi Ngatimah, uang bukanlah
segala-galanya. Sebaliknya dia menuturkan menghibur dan bisa
melestarikan alat musik tradisional siter yang hampir punah ini
merupakan kebanggaan tiada tara. 

''Karena yang saya cari
adalah kepuasan batin dengan bernyanyi dan mengembangkan musik siter,
katanya. Ke depan dia berharap begitu mengenal dan bisa mendengar
betapa merdunya bunyi alat musik tradisional siter, dengan mengamen
seperti ini banyak generasi muda yang mau belajar dan melestarikan alat
musik siter. ''Paling tidak ada yang mau mempertahankan, karena musik
seperti ini bagian dari warisan leluhur yang mulai tenggelam, paparnya. (yr)




 









 

  DKP Toleransi Tiga Hari
 

 

  Lumbung DAK Mangkrak
 

 

  Dewan Siap Tagih Janji
 

 

  Dua Bocah Tewas Tenggelam
 

 

  Berat Muatan 

[ac-i] Bls: [media-jatim] Yayasan untuk Seniman Sakit

2009-01-03 Terurut Topik anuv chaviddy
Aku pagi2 buta juga dapat 3 sms dari 3 seniman tapi isinya sama : Mas Hardjono 
WS sakit. Langsung sms kuteruskan ke banyak seniman yang kukenal dan kuanggap 
kenal Mas Hardjono.
 
Aku setuju seeetuju banget dengan gagasan berdirinya YAYASAN UNTUK SENIMAN 
SAKIT, karena Negara indonesia belum memperhatikan hal itu secara FORMAL.
 
Di Malaysia,memang secara resmi belum ada Yayasan semacam itu,tapi ada Yayasan 
Anugerah Sastrawan Negara yang mencakup fasilitas diskon 50 % rumah sakit 
untuk seniman negara disamping diskon 50 % lebih untuk tiket pesawat dan 
penerbitan ditanggung oleh negara bagi karya-karya seniman setelah mendapat 
predikat SASTERAWAN NEGARA.
 
Ayo segera gelindingkan dan wujudkan IDE itu!
 
Viddy AD 
Daery---

--- Pada Sen, 29/12/08, hardjono ws jatidu...@yahoo.com menulis:

Dari: hardjono ws jatidu...@yahoo.com
Topik: [media-jatim] Hardjono WS Sakit
Kepada: media-ja...@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 29 Desember, 2008, 8:47 AM










HARDJONO WS, PENULIS, SAKIT

Disini tinggal orang-orang yang tak pernah tidur dan mengeluh
Karena putih matanya telah menjadi bianglala
(Hardjono WS)


Kamis, 25 Desember 2008 pukul 22.56 wib, saya sedang menonton tayangan film 
Betlehem di TV One dan Superman Returns di Trans TV, tiba-tiba dua sms masuk 
dari 
Gito 0881 50 82710:
cak malek pak hardjono masuk ruma sakit umum mojosari. Opname
mataram 10. Sakit srios

Sekitar pukul 23.00 wib saya, Saiful Bakri, Jabbar Abdullah naik sepeda motor 
menuju RS Prof Dr Soekandar Mojosari. Saya terkejut, kondisi Pak Har cukup 
menyedihkan. Tubuh tak bisa digerakkan, pandangan kosong, tidak bisa berbicara.

Menurut Marwiah Derang, istrinya, Pak Har masuk rumah sakit Rabu, 24 Desember 
2008 pukul 09.00 wib.Ewid, panggilan akrab wanita asal Bugis tersebut, hanya 
bisa menangis melihat kondisi suaminya. “Tiba-tiba kondisi Pak Hardjono WS 
drop”, katanya.

Sambil jagongan di luar kamar Mataram 10, saya, Suliyat, Saiful Bakri dan 
Jabbar Abdullah sepakat untuk menggalang dana dari kawan-kawan komunitas seni.
Mendekati subuh, saya pulang dan sesampai di rumah mulai mengirim sms :

saat ini pak hardjono ws dirawat di rmh sakit soekandar mojosari kamar mataram 
10. trms (kabar dari gito di rmh sakit 088150 82710)

saat ini saya sdng menjenguk pak hardjono ws di rumah sakit prof sukandar 
mojosari ruang mataram 10. sakitnya serius, tubuh lumpuh, tidak bisa berbicara 
dan pandangannya kosong. Mhn bantuan penggalangan dana dg segera. Mhn 
diteruskan ke kawan2 pers. Trmksh (malik)

dukungan dana buat pak hardjono ws dpt ditransfer atas nama marwiah derang, 
istri pak hardjono ws, desa jatidukuh kec gondang kab mojokerto rekening nomor 
370 901 005 603 535 BRI Mojojokerto Unit Gondang. Trmksh (malik)

Saat itu juga kontak intens via sms dengan Henri Nurcahyo yang sedang berada di 
kereta api menuju Jakarta.

Jumat, 26 Desember 2008, kawan-kawan komunitas seni mulai datang menjenguk Pak 
Har di rumah sakit Prof Dr Soekandar Jl. Hayam Wuruk 25 Mojosari Kabupaten 
Mojokerto. Tercatat pengurus Dewan Kesenian Jawa Timur diwakili Syahlan Husein 
(sekretaris umum), Meimura (Bendahara). Pak Koesen LD (Padepokan Bumi Pakarti 
Aji, Pacet), Cak Kadaruslan (Pusura Surabaya) dan istri, Sirikit Syah 
(Surabaya) dan suami, Harriyadie BS (Sidoarjo), perupa Mojokerto Alfie Fauzie, 
Nanang, Joni Ramlan, Hadi Sucipto, Samsul Hadi, Agus Widodo, Anik, Bung Gono, 
Irul; Affandi Abdul Hadi (Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto), Abah 
Eko Edy Susanto (Ludruk Karya Budaya Mojokerto), Cak Supali, Heri Purwanto 
(caleg Partai Demokrasi Pembaruan Propinsi Jatim), Anang Timoer (Surabaya), M 
Arif (pekerja teater, Mojokerto), Ribut Sumiyono dan Nanang Moeni (pematung 
batu Trowulan), komunitas sastra pondok kopi Pacet Dadang Ari Murtono dan 
Samsul Arifin; sejumlah guru sebuah SMP di Gondang
 ; Pak Markus (pemijat, Mojokerto), Suliadi (penulis puisi, Mojokerto).


Hari itu, Pak Har mengalami banyak kemajuan. Menurut Suliyat, Pak Har sudah 
bisa merespon tamu yang datang, menggerakkan jempol kaki, dan pandangan mata 
sudah tidak kosong. 
Pak Har sempat meneteskan air mata, meski tertahan, ketika istri Cak Kadaruslan 
memberi semangat untuk tetap optimis, dalam bahasa Suroboyoan. 

Ada Sms masuk:
Dik Henri Nurcahyo Insyaalloh sdh saya trfr sbsr 500 rb sumbangan utk cak 
hardjono lwt rkg cak a malik di mandiri. Smg sdkt dapat membantu. Salam, tjuk 
ks (11.38 wib, 26-12-08)

Berkumpulnya komunitas seni siang itu di luar kamar Mataram 10 sempat 
memunculkan gagasan membentuk yayasan untuk membantu biaya kesehatan bagi 
anggota komunitas seni yang sedang sakit.

Sabtu, 27 Desember 2008, Pak Har masih di rumah sakit.
Tercatat Bapak Akhudiat (Surabaya) dan istri datang berkunjung. Juga staf Pusat 
Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Trawas.
Untuk mengetahui perkembangan kesehatan Pak Har, silakan kontak Bapak Suliyat 
081 35 76 088 33, 085 6483  7.

[ac-i] Grebeg Suro dari Majapahit ?

2009-01-03 Terurut Topik anuv chaviddy
Radar Mojokerto 


[ Rabu, 31 Desember 2008 ] 
Adu Budaya Grebeg Suro 

TRADISI Grebeg 1 Suro kembali digelar di Pendapa Agung Trowulan, Kabupaten 
Mojokerto kemarin. Berbagai acara ruwatan digelar sehari penuh. Dari pentas 
seni Reog Ponorogo hingga tari jaran kepang. 

Gelar budaya yang diawali dengan pembacaan macapat itu diikuti pegiat seni dari 
berbagai daerah di Jawa. Tak hanya kalangan tua sejumlah anak-anak juga tampak 
fasih melantunkan ragam macapat khas diwarnai petuah-petuah. 

Ketua Panitia Grebeg Suro, KPA Soeharto Soerjo Widjojo mengatakan, peringatan 
jatuhnya 1 Suro seperti ini sebagai upaya untuk melestarikan budaya Jawa, yang 
diyakini sebagai budaya peninggalan pada masa kejayaan Kerajaan Majapahit. 

Menurut dia, dengan berkumpulnya para seniman Jawa itu, diharapkan mampu 
mempererat tali persaudaraan dan menumbuhkan jiwa ikut memiliki kesenian itu 
sendiri. ''Hampir semua jenis kesenian Jawa kita tampilkan di sini, terang 
Soeharto.

Dia juga berharap, tradisi seperti ini terus dipertahankan. Ia meyakini, jika 
tak dilestarikan, kesenian dan budaya yang dimiliki sedikit demi sedikit akan 
tergerus dengan budaya barat yang deras mengalir. ''Kalau bukan kita, siapa 
lagi yang akan melestarikan budaya ini. Tradisi ini akan tetap kami 
pertahankan, tegasnya. 

Rangkaian acara dimulai dengan melakukan ritual di sejumlah tempat peninggalan 
Kerajaan Majapahit. Diantaranya ziarah leluhur yang digelar di Taman Makam 
Pahlawan (TMP), Siti Inggil (makam Raden Wijaya), dan Sumur Upas yang berada di 
kawasan Candi Kedaton di Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan. �

Acara kemudian dilanjutkan dengan pergelaran seni yang menampilkan kesenian 
Bantengan dan Reog Ponorogo. Pertunjukan kesenian ini kontan saja menjadi 
hiburan gratis bagi warga setempat. Apalagi, beragam kesenian Jawa lainnya juga 
ikut meramaikan tradisi warisan leluhur itu. 

Prosesi yang banyak dinantikan pengunjung adalah Kirab Sesaji Suro. Peserta 
melakukan kirab dari museum Trowulan hingga sampai Pendapa Agung, dengan 
dandanan ala zaman Kerajaan Majapahit. Warga setempat juga membawa sesaji 
berupa hasil pertanian. Ritual ini sebagai bentuk syurur atas nikmat yang 
diberikan Tuhan Yang Maha Esa. 

Warsidi, salah satu pemain Reog Ponorogo mengaku, sudah menjadi keharusan 
baginya untuk selalu mengikuti tradisi Grebeg Suro di Pendapa Agung Trowulan 
itu. Tahun lalu katanya,� ia dan beberapa anggota kesenian Reog Ponorogo juga 
terlibat dalam acara Grebeg Suro. ''Ini juga sebagai panggilan hati. Untuk ikut 
melestarikan budaya, dan menghormati leluhur kita, kata Warsidi. 

Dia meyakini, dibalik keikutsertaannya dalam Grebeg Suro, akan membawa dampak 
positif baginya, juga bagi peserta� yang lain. Apalagi, tertanam keyakinan, 
jika Grebeg Suro tak hanya menampilkan kesenian semata. ''Dibalik itu, ada 
kesakralan tersendiri, katanya. 

Yang unik dari rangkaian Grebeg Suro, warga juga menantikan pembagian makanan 
gratis yang disajikan panitia. Berupa nasi sayur dan beberapa iris lauk tahu 
dan tempe. Sebab diyakini makanan khas rakyat era Kerajaan Majapahit itu 
membawa berkah bagi mereka. (ris/yr) 


  

 



PKH Bakal Dicabut Depsos 
Ceroboh, SK 185 PNS Ditarik 
Tak Perlu Tunggu Safari Jumat 
Tradisi Unik Ruwatan 1 Syura di Ponpes At Taufiq Sambong Jombang (3-Habis) 
Identitas Pembunuh Masih Gelap 
Pelajar Seblak Seminar Jarak Jauh 
Pelantikan PAW Sepi Pejabat 
Jembatan Mangkrak, Warga Berunjukrasa 
Bolos Sekolah, 7 Pelajar Diciduk Satpol 
PGRI Ancam Unjuk Rasa 
1,8 Ton Pupuk Bersubsidi Diamankan 
Pinjam Motor Dibawa Kabur 

HALAMAN KEMARIN 



Buruh Pabrik Tewas Dibunuh 
Tradisi Unik Ruwatan 1 Syura di Ponpes At Taufiq Sambong Jombang (2) 
Pastikan Tidak Ada Penundaan 
Pejabat Dibuat Cemas 
Harga Sembako Kian Melanggit 
Lemahnya Payung Hukum Pendidikan 
Saat Koleksi Benda-Benda Militer Menjadi Hobi yang Menantang 
Jembatan Tak Kunjung Selesai 
Ingin Jadi PNS, Rp 11 Juta Amblas 
Rumah Dibobol, Rp 20 Juta Amblas 


  Apakah demonstrasi  turun ke jalan itu hal yang wajar? Temukan 
jawabannya di Yahoo! Answers! http://id.answers.yahoo.com

[ac-i] Antara Religi dan Budaya Jawa

2008-12-29 Terurut Topik anuv chaviddy
 Radar Madiun






  
[ Senin, 29 Desember 2008 ]

  

  Antara Religi dan Budaya Jawa 




  MADIUN-Tahun
baru Islam pada 1 Muharam yang jatuh pada hari ini, diambil dari
peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari kota Mekkah ke Madinah. Dari
berbagai literatur Islam menyebutkan, pada bulan Muharam inilah
terdapat sebuah hari yang dikenal dengan istilah Yaumul Asyuro, yaitu
pada tanggal sepuluh bulan Muharam. Asyuro berasal dari kata Asyara
yang berarti sepuluh. Sedangkan dalam penanggalan jawa menjadi bulan
Syuro atau Suro. 

Di kota Madiun, sebagian warga muslim
memperingati 1 Muharram ini dengan berbagai aktivitas. Seperti
pertunjukan seni budaya, pembacaan ayat suci Al Quran semalam suntuk.
Sedangkan peringatan 1 Muharam berpusat di Masjid Kuno Taman. 

Menurut
R. Suko Pranowo, SSos, generasi ke-7 pewaris Masjid kuno, 1 Muharam
sudah diperingati sejak berdirinya masjid ini pada tahun 1756. Yaitu
pada masa Raden Kanjeng Kyai Ageng Musbah yang lebih dikenal dengan
Kyai Ageng Donopuro dari Desa Perdikan Taman. ''Kyai Perdikan Taman ini
memiliki kaitan erat dengan Masjid Demak di Jawa Tengah. Hal ini dapat
dibuktikan dengan bentuk Masjid Taman dengan demak. Sehingga peringatan
satu Muharam di Madiun bermula di sini,'' ujarnya, kemarin (28/12). 

Sedangkan
makna dari 1 Muharam, menurut Suko, bertolak pada kehidupan masa lalu
para Nabi dan rasul. Pada masa itu, berbagai kejadian yang bersifat
negatif dialami Nabi dan Rasul. Semisal Nabi Nuh mengalami cobaan
ditelan ikan dan Nabi Musa membelah lautan karena dikejar Firaun.
Peristiwa-peristiwa ini diyakini terjadi pada bulan Muharam. ''Bertolak
dari fenomena-fenomen itu, penanggalan Islam dibuat. Harapannya anak
cucu atau generasi penerus tidak mengalami kejadian-kejadian negatif
seperti itu. Sehingga pada bulan ini lebih dimaknai untuk berbuat
positif atau kebaikan,'' katanya. 

Bagaimana dengan larangan
menikah atau memilih hajat di bulan Muharam ?. Menurut Suko, sesuai
syariat Islam tidak ada larangan menikah atau melakukan hajatan yang
lain di bulan ini. Namun dari latar belakang terjadinya penanggalan
Islam,. boleh dilakukan boleh tidak. Karena berdasar keyakinan
masing-masing individu. ''Yang jelas bagi umat Islam di tanah Jawa,
bulan Muharam lebih dikenal sebagai bulan mawas diri. Sehingga banyak
masyarakat menahan diri untuk mengadakan hajatan karena perlu
berintropeksi diri pada bulan ini,'' terangnya. 

Sedangkan
untuk perayaan 1 Muharam, di Masjid Kuno Taman, selain pembacaan ayat
suci Al Quran, panitia juga menyediakan nasi liwet beserta sayur
bening, jenang sengkolo dan lauk tahu tempe. Menurut Suko, sayur bening
yang disajikan pada malam 1 Muharam memiliki arti kebeningan jiwa.
Sedangkan nasi liwet berarti kebeningan atau kejernihan jiwa dapat
mengental di hati. Sedangkan jenang sengkolo memiliki harapan dapat
dijauhkan dari musibah. Lauk tahu tempe berarti makanan khas yang
disenangi rakyat banyak. Selain menyajikan makan tersebut bagi
warganya, Masjid Taman juga menggelar Seni Gembrung, yaitu solawat yang
diiringi alat musik sejenis jidor dan lesung (alat menumbuk padi). Seni
Gembrung pada masa itu dibuat untuk alat komunikasi dengan umat muslim,
sekaligus sebagai syiar agama. ''Sajian masakan sayur bening, nasi
liwet hanya bertahan hingga tahun 1990-an. Sedangkan seni Gemberung
untuk tahun ini ditiadakan karena masalah keamanan,'' ungkapnya. (aan/mik).




 









 

  Berkah Satu Suro Pencuci Keris 
 

 

  Melihat Kompor Tenaga Surya Buatan Almarhum Minto warga Kecamatan 


 

  Bulan Awal Keprihatinan 
 

 

  Tarmadji : Saatnya Tirakat 
 

 

  Caca Jadi Pelajaran Wajib
 

 

  Semenit, Ribuan Bolu Ludes Diserbu 
 

 

  Benahi Rumah Tewas Kesetrum
 

 

  Sebagian Warga Mlilir Terjangkit Chikungunya 
 

 

  Bahan Baku 
  
Turun
  
  , Perajin Tas Plastik Tersenyum 
 

 

  Imbau Juragan Gabah Hati-hati 
 

 

  Tewas 

Bls: Fwd: [ac-i] Pasuruan ingin PUSAT KEBUDAYAAN PASURUAN

2008-12-26 Terurut Topik anuv chaviddy
Mohon maaf Mas,aku gak punya,sebab aku cuma ngedownload dari RADAR BROMO.
Tapi aku memang kenal bung Jupri,dulu wartawan artis televisi di Jakarta 
sewaktu aku menjadi Produser di TPI,dulu dia sering mewawancarai aku.

nah,lalu sama2 ilang, lalu aku nemu berita bahwa kini dia jadi pelukis,mbalik 
deso.Membangun kepelukisan di kota kecilnya,Pasuruan.

Semoga melalui milis ini ada yang tahu no.hp pak Jupri Abdullah yang sudah 
gondrong sejak dia wartawan dulu.
VDAD

--- Pada Jum, 26/12/08, agung priyo wibowo udanda...@gmail.com menulis:
Dari: agung priyo wibowo udanda...@gmail.com
Topik: Fwd: [ac-i] Pasuruan ingin PUSAT KEBUDAYAAN PASURUAN
Kepada: viddy...@yahoo.com
Tanggal: Jumat, 26 Desember, 2008, 5:04 AM

Yth. Mas Viddy,

Mohon bantuan kontak mas Jupri yg punya gagasan tentang Pusat Kebudayaan 
Pasuruan. Saya, Agung Priyo Wibowo, yang kini aktif program-program Mataya 
artsheritage di Solo.

Maturnuwun.


Salam budaya,
Agung PW

-- Forwarded message --
From: anuv chaviddy viddy...@yahoo.com

Date: 2008/12/24
Subject: [ac-i] Pasuruan ingin PUSAT KEBUDAYAAN PASURUAN
To: viddy...@yahoo.com, artculture-indonesia@yahoogroups.com, 
asa_unt...@yahoo.co.uk 'asa_unt...@yahoo.co.uk', 
apresiasi-sas...@yahoogroups.com, mediac...@yahoogroups.com, 
media-ja...@yahoogroups.com, arifinkatiq_...@yahoo.com





















Radar Bromo 


[ Rabu, 24 Desember 2008 ] 
Sudah Saatnya Bangun Pusat Kebudayaan 

Tolak Disebut Ikut-ikutan 

PANDAAN - Sudah saatnya Pemkab Pasuruan membuat terobosan baru untuk 
mengembangkan kesenian dan kebudayaan di daerahnya. Salah satu caranya yaitu, 
membangun pusat seni dan kebudayaan Pasuruan. 


Usulan itu dilontarkan salah satu pelukis asal Kejapanan, Gempol Jupri 
Abdullah, kemarin (23/12). Sudah saatnya Pasuruan memiliki itu (pusat seni dan 
kebudayaan, Red). Masa kita mau ketinggalan terus dengan daerah lain, kata 
perupa yang gemar berambut gondrong ini. 


Salah satu alasan Jupri yaitu, untuk menginformasikan sejarah dan kebesaran 
Pasuruan di masa lalu. Jupri kemudian menjelaskan, usia Kabupaten Pasuruan 
sudah mencapai seribu tahun lebih. Sayangnya, tidak ada pusat atau lembaga yang 
bisa menjelaskan kebesaran Pasuruan di masa lampau. 


Memang, Kabupaten Pasuruan mempunyai banyak situ
 bersejarah yang lokasinya tersebar di wilayah kabupaten. Namun, keberadaan 
situs yang tersebar justru menyulitkan warga Pasuruan yang ingin 
mengunjunginya. 

Oleh karena itu, menurut Jupri, pemkab harus menyiasatinya dengan membangun 
sebuah pusat kebudayaan. Harapannya, melalui lembaga tersebut masyarakat bisa 
mengetahui sejarah dan kebesaran Pasuruan di masa lalu. 


Pusat seni dan kebudayaan itu nanti, bisa saja diisi foto-foto yang 
menceritakan tentang sejarah Pasuruan. Apa saja yang ada di Pasuruan pada 
zaman dulu, orang kan tidak banyak tahu. Makanya, foto-fotonya perlu kita 
kumpulkan, kata dia. 


Gagasan semacam itu menurutnya bisa diwujudkan dengan cara mendirikan musium 
seperti yang akan dilakukan Pemkot Probolinggo. Namun, tidak harus musium. Bisa 
juga dilakukan dalam bentuk lain. 

Karena itu, Jupri menolak jika dikatakan idenya itu hanya ikut-ikutan. Bukan 
itu. Kalau kita cerdas dan kreatif, harusnya kita yang
 memiliki rencana itu lebih dulu, jelas dia. Lagipula, tidak ada masalah kita 
dinilai ikut-ikutan. Toh, itu demi kebaikan Pasuruan, imbuhnya. 

Jupri menambahkan, keberadaan Kasultanan Surakarta atau musium Yogyakarta bisa 
ditiru untuk mewujudkan gagasan ini. Artinya, keberadaan pusat kebudayaan itu 
juga bisa dijadikan sebagai sebuah kawasan. Ada banyak yang bisa kita jual di 
sana, kata dia. 


Dia kemudian menjelaskan, proses pembangunan yang berlangsung di Kabupaten 
Pasuruan harus banyak dikritisi mulai saat ini. misalnya, bangunan dengan 
arsitektur Eropa yang banyak bermunculan dan penggunaan istilah dengan memakai 
bahasa asing. 


Kita bukan tidak suka pembangunan. Tapi, jangan kemudian karakter kita 
dikorbankan, kata dia. Kalau seperti ini, dari mana kita bisa bangga dengan 
nama Pasuruan karena tidak punya identitas, jelas dia. (aad)



  

 



Asisten Juga Dimintai Keterangan 
Kritisi Permintaan Dana UPA 
Pasukan Mulai Disiagakan 
Gelar Kerjasama Dua Daerah 
Hari ini RAPBD Didok 
Ketua Fraksi Hanya Penanggung Jawab 
Divonis Setahun, Banding 
Resmikan Tomper Food Center 
Punya PR Atasi Banjir 
Hobi Melukis Batik 
Pasukan Mulai Disiagakan 
Kapolresta-Kapolres Resmi Berganti 
Kritisi Permintaan Dana UPA 
Di Antara Para Juara Radar Teen Competition 2008 (2-Habis) 
Kenang Jasa, Pasang Foto Pemimpin 
Demi Obat Anak, Curi Susu 
Libur Panjang, Rawan Sanksi 
CPNS Siapkan Kelengkapan Berkas 
SDN Pilang 3 Dibobol Maling 
Cerita Titin Sumarni Sepulang Mengikuti Program Genesis di Jepang 
SPPPBE Rejoso Diserbu Agen 
PDAM Kota Terlilit Utang 
Tangguhkan Tiga Proyek 
Mobil Plat Merah Seruduk Warung 
Dewan Langsung Sidak RSUD Bangil 
Lulusan STMIK Tak Kalah Bersaing 
Strategi BPR Kota Pasuruan Meminimalisir Kredit Macet Diapresiasi BI

[ac-i] Monumen Kapal Van Der Wijk di Brondong,Lamongan

2008-12-24 Terurut Topik anuv chaviddy



  Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat. Undang teman dari 
Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang! 
http://id.messenger.yahoo.com/invite/

[ac-i] Pasuruan ingin PUSAT KEBUDAYAAN PASURUAN

2008-12-24 Terurut Topik anuv chaviddy
Radar Bromo 


[ Rabu, 24 Desember 2008 ] 
Sudah Saatnya Bangun Pusat Kebudayaan 

Tolak Disebut Ikut-ikutan 

PANDAAN - Sudah saatnya Pemkab Pasuruan membuat terobosan baru untuk 
mengembangkan kesenian dan kebudayaan di daerahnya. Salah satu caranya yaitu, 
membangun pusat seni dan kebudayaan Pasuruan. 

Usulan itu dilontarkan salah satu pelukis asal Kejapanan, Gempol Jupri 
Abdullah, kemarin (23/12). Sudah saatnya Pasuruan memiliki itu (pusat seni dan 
kebudayaan, Red). Masa kita mau ketinggalan terus dengan daerah lain, kata 
perupa yang gemar berambut gondrong ini. 

Salah satu alasan Jupri yaitu, untuk menginformasikan sejarah dan kebesaran 
Pasuruan di masa lalu. Jupri kemudian menjelaskan, usia Kabupaten Pasuruan 
sudah mencapai seribu tahun lebih. Sayangnya, tidak ada pusat atau lembaga yang 
bisa menjelaskan kebesaran Pasuruan di masa lampau. 

Memang, Kabupaten Pasuruan mempunyai banyak situ bersejarah yang lokasinya 
tersebar di wilayah kabupaten. Namun, keberadaan situs yang tersebar justru 
menyulitkan warga Pasuruan yang ingin mengunjunginya. 

Oleh karena itu, menurut Jupri, pemkab harus menyiasatinya dengan membangun 
sebuah pusat kebudayaan. Harapannya, melalui lembaga tersebut masyarakat bisa 
mengetahui sejarah dan kebesaran Pasuruan di masa lalu. 

Pusat seni dan kebudayaan itu nanti, bisa saja diisi foto-foto yang 
menceritakan tentang sejarah Pasuruan. Apa saja yang ada di Pasuruan pada 
zaman dulu, orang kan tidak banyak tahu. Makanya, foto-fotonya perlu kita 
kumpulkan, kata dia. 

Gagasan semacam itu menurutnya bisa diwujudkan dengan cara mendirikan musium 
seperti yang akan dilakukan Pemkot Probolinggo. Namun, tidak harus musium. Bisa 
juga dilakukan dalam bentuk lain. 

Karena itu, Jupri menolak jika dikatakan idenya itu hanya ikut-ikutan. Bukan 
itu. Kalau kita cerdas dan kreatif, harusnya kita yang memiliki rencana itu 
lebih dulu, jelas dia. Lagipula, tidak ada masalah kita dinilai ikut-ikutan. 
Toh, itu demi kebaikan Pasuruan, imbuhnya. 

Jupri menambahkan, keberadaan Kasultanan Surakarta atau musium Yogyakarta bisa 
ditiru untuk mewujudkan gagasan ini. Artinya, keberadaan pusat kebudayaan itu 
juga bisa dijadikan sebagai sebuah kawasan. Ada banyak yang bisa kita jual di 
sana, kata dia. 

Dia kemudian menjelaskan, proses pembangunan yang berlangsung di Kabupaten 
Pasuruan harus banyak dikritisi mulai saat ini. misalnya, bangunan dengan 
arsitektur Eropa yang banyak bermunculan dan penggunaan istilah dengan memakai 
bahasa asing. 

Kita bukan tidak suka pembangunan. Tapi, jangan kemudian karakter kita 
dikorbankan, kata dia. Kalau seperti ini, dari mana kita bisa bangga dengan 
nama Pasuruan karena tidak punya identitas, jelas dia. (aad)


  

 



Asisten Juga Dimintai Keterangan 
Kritisi Permintaan Dana UPA 
Pasukan Mulai Disiagakan 
Gelar Kerjasama Dua Daerah 
Hari ini RAPBD Didok 
Ketua Fraksi Hanya Penanggung Jawab 
Divonis Setahun, Banding 
Resmikan Tomper Food Center 
Punya PR Atasi Banjir 
Hobi Melukis Batik 
Pasukan Mulai Disiagakan 
Kapolresta-Kapolres Resmi Berganti 
Kritisi Permintaan Dana UPA 
Di Antara Para Juara Radar Teen Competition 2008 (2-Habis) 
Kenang Jasa, Pasang Foto Pemimpin 
Demi Obat Anak, Curi Susu 
Libur Panjang, Rawan Sanksi 
CPNS Siapkan Kelengkapan Berkas 
SDN Pilang 3 Dibobol Maling 
Cerita Titin Sumarni Sepulang Mengikuti Program Genesis di Jepang 
SPPPBE Rejoso Diserbu Agen 
PDAM Kota Terlilit Utang 
Tangguhkan Tiga Proyek 
Mobil Plat Merah Seruduk Warung 
Dewan Langsung Sidak RSUD Bangil 
Lulusan STMIK Tak Kalah Bersaing 
Strategi BPR Kota Pasuruan Meminimalisir Kredit Macet Diapresiasi BI 
Siap Sambut Jebolan Persebaya 
Dikuasai Atlet Luar Pasuruan 
Dikuasai Atlet Luar Pasuruan 
Mars Kota Urutan Empat 

HALAMAN KEMARIN 



Antrean Mitan Makin Parah 
Di Antara Para Juara Radar Teen Competition 2008 
Dilema Kemiskinan 
Ancam Laporkan ke Kepolisian 
Diguyur Hujan, Ruas Jalan Tergenang 
Selip, Tabrak Rumah Makan 
Belum Setahun, Plafon Jebol 
Tangkap Pelaku Curanmor 
Aksi di Hari Ibu 
Rekanan Keluhkan Tender Akhir Tahun 


  Sikap Peduli Lingkungan? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers. 
http://id.answers.yahoo.com

[ac-i] Garut di BH

2008-12-24 Terurut Topik anuv chaviddy

KEMBARA -BERITA HARIAN
Gunung bulan madu
Oleh Hafizah Iszahanid
haf...@bharian.com.my





Kawah sulfur berasap menanti di puncak Papandayan.


Keindahan alam ketika matahari terbit tarikan utama di Papandayan 

BERBEZA dengan Bandung yang diiktiraf sebagai syurga membeli belah, Garut 
adalah bandar penuh cabaran yang menguji ketahanan fizikal pengunjung kerana 
bekas wilayah jajahan Belanda itu dikelilingi gunung ganang, tasik dan gunung 
berapi yang masih aktif. 

Justeru, ia pastinya menjanjikan kelainan untuk percutian anda. Satu 
daripadanya ialah peluang untuk mendaki Gunung Papandayan, satu daripada gunung 
berapi paling aktif di Jawa Barat. 


 
Papandayan adalah gunung berapi jenis stratovalcano (gunung berapi yang 
berlapis antara debu dan lahar) dan mempunyai empat puncak. Selain tarikan 
sebagai gunung berapi aktif, Papandayan juga kerap didaki oleh mereka yang 
ingin menikmati keindahan alam waktu matahari terbit. 

Kali terakhir Papandayan meletus pada 2002 dan sejak itu laluan pendakian 
sedikit sukar jika dilakukan pada awal pagi. 

Pendakian penulis ke puncak Papandayan, baru-baru ini bagi menikmati keindahan 
matahari terbit bermula seawal jam dua pagi cukup bermakna. Ia adalah 
pengalaman pertama penulis mendaki gunung. 
 





Matahari terbit di celah gunung.


Dengan sinaran lampu suluh, kami mendaki jalan berbukit dan berbatu kecil 
dengan kawah sulfur berasap di sebelah kiri gunung berkenaan. Asap dari kawah 
mengirim bau sulfur yang kuat selain bunyi berdesir seolah-olah menyambut 
kehadiran kami. Bagaimanapun, ia tidak sedikitpun menimbulkan rasa takut 
sebaliknya kami teruja kerana bukan semua orang berpeluang mendaki gunung 
berapi aktif. 

Keletihan mendaki yang mengambil masa kurang dua jam memang cabaran yang paling 
besar, tetapi waktu matahari terbit, cahayanya mencurah ke seluruh alam 
melenyapkan semua rasa penat kami. 

Pengalaman melihat matahari terbit di celah Gunung Galunggung dari puncak 
gunung berapi Papandayan cukup mengujakan kami. Lebih menimbulkan keseronokan 
melihat sendiri beberapa kawah berasap memuntahkan sulfur kekuningan dalam 
perjalanan turun. 

Dari segi sejarahnya, Garut terkenal dengan legasi penjajahan Belanda di 
Indonesia. Kebanyakan warganya adalah bangsa Sunda. Selain mempunyai gunung 
berapi aktif, satu lagi ‘trade mark’ bandar penuh cabaran itu ialah dodol yang 
dikenali sebagai dodol Garut. Ia berwarna coklat, bercampur bijan, rasanya 
manis dan enak dimakan. 





Kampung Sampireun Resort  Spa yang mempersonakan.
Garut kerap menjadi tumpuan pencinta alam kerana keindahan alam semula jadinya. 
Malah, sejak zaman penjajahan Belanda, ia memang dibangunkan sebagai tempat 
istirahat penjajah kerana kedudukannya di tanah tinggi. 

Selain keindahan alam semula jadi, Garut adalah bandar untuk anda melaksanakan 
misi melawan ketakutan. Sebaik turun dari Papandayan, ketahanan kami diuji lagi 
dengan ‘water rafting’ di Sungai Cimanuk. Sungai berjeram curam dengan batu 
bata besar yang dikategorikan sebagai gred tiga untuk sukan water rafting. 
Segala-gala lasak dan menguji ketahanan fizikal. 

Kampung Sampireun Resort  Spa pula ialah resort cantik mengelilingi sebuah 
tasik kecil yang dibina pada 1998. Kedudukannya di kaki Gunung Papandayan 
menjadikannya popular di kalangan pasangan berbulan madu. Ia sebuah resort 
cantik mengelilingi sebuah tasik kecil juga menjadi penaja penginapan sepanjang 
lawatan kami. 

Resort di daerah Sukakarya itu dibina di tengah-tengah perkampungan warga 
Sunda, dikelilingi empat masjid sekali gus menjanjikan ketenangan pemandangan. 

Bagaimana ke sana? 


Garuda Airlines menyediakan khidmat penerbangan dari Kuala Lumpur - Jakarta 
atau penerbangan terus Kuala Lumpur - Bandung. 


Jika di Jakarta, anda perlu menaiki kenderaan yang mengambil masa selama empat 
jam untuk ke Garut manakala dari Bandar, hanya mengambil masa perjalanan selama 
sejam. 


Maklumat lanjut pakej bulan madu dan lasak di Garut boleh hubungi Triways di 
talian 03-77291044. 

Fakta 

Gunung Papandayan 


Mempunyai ketinggian 2,622 meter. 


Terletak 84 kilometer dari Bandung dan sesuai dilawati bagi mereka yang sukakan 
cabaran 


Meletus kali terakhir pada 2002 dan disifatkan sebagai gunung berapi aktif 


Terkenal sebagai lokasi istirahat penjajah Belanda 


Kebanyakan populasinya berbangsa Sunda bekerja sebagai petani. 


  Terhubung langsung dengan banyak teman di blog dan situs pribadi Anda? 
Buat Pingbox terbaru Anda sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/

[ac-i] File Sarasehan di BELANDA 2005

2008-12-24 Terurut Topik anuv chaviddy



[Bookleat]: Acara Sarasehan 60 thn Kemerdekaan R.I. ( V )
  Topic List    Prev Topic  |  Next Topic  




var ygrp_p = new yg_cookie();
function set_gmp(p){ if (p == ) ygrp_p.remove(GMP);
else
ygrp_p.set(GMP,p);
}
function clear_gmp() {
ygrp_p.remove(GMP);
}






var ygrp_ck = new yg_cookie();
var envPref = ygrp_ck.get('GMI');
function pref(){
if (envPref){ // if pref is open
msgInfo(); // toggle the display, default is close
} // otherwise, don't do anything default is close
}
function msgInfo(){
var x = document.getElementById('x');
var l = document.getElementById('l');
var i = document.getElementById('i');
x.style.display = (x.style.display == 'none') ? 'inline' : 'none';
l.innerHTML = (l.innerHTML == Hide Message Info) ? Show Message Info : 
Hide Message Info;
i.src = (i.src == 
'http://us.i1.yimg.com/us.yimg.com/i/us/plus/csp/cn/norgie_closed_dna.gif') ? 
'http://us.i1.yimg.com/us.yimg.com/i/us/plus/csp/cn/norgie_open_dna.gif' : 
'http://us.i1.yimg.com/us.yimg.com/i/us/plus/csp/cn/norgie_closed_dna.gif';
if (x.style.display == inline){
ygrp_ck.set(GMI,true);
} else {
ygrp_ck.remove(GMI);
}
}








Reply | Forward 

 Prev Message  |  Next Message   
 





MENYERAHLAH, ELIT INDONESIA!

Oleh : Viddy AD Daery

Kalian tak bisa terus-terusan membohongi kami, berbuat jahat terhadap kami,
berkhianat terhadap kami, sambil berpura-pura berpihak kepada kami. Kami sudah
tahu belang kalian, kami sudah mengepung kalian! Kalian tak bisa lagi
kemana-mana, karena kemanapun kalian melangkah, kalian memijak air mata kami,
kemanapun kalian terbang, kalian akan lelah dan hinggap di air mata kami.

Kemanapun kalian berlayar, kalian mengarungi air mata kami.
Semenjak Sukarno berubah menjadi “Raja Jawa” ketika ia sudah merasakan nikmatnya
kursi presiden, kami sudah tahu bahwa kami mulai kalian khianati.
Sukarno membangun istana-istana megah untuk para isterinya, darimana uangnya?
Tentu uang kami.

Tapi kebodohan kamilah yang tak pernah mempersoalkan hal itu sampai kini.
Kebodohan kami membiarkan Sukarno mencetuskan dekrit presiden yang menghapus
demokrasi dengan membohongi kami memakai nama “Demokrasi Terpimpin”. Kebodohan
kami membiarkan Sukarno melantik dirinya sendiri menjadi Paduka Yang Mulia
Presiden Seumur Hidup, karena kami yang bodoh terlalu berterimakasih terhadap
pengorbanannya memimpin kami mendirikan negara baru Indonesia merdeka ini.

Sehingga kami mempertuhankan Sukarno, kami membangun kultus individu—bahkan
sampai kini—dan membiarkan Sukarno berbuat semaunya, mengkhianati kami,
sekaligus mengkhianati prinsip dan cita-citanya sendiri.

Ketika Suharto memperdayakan Sukarno, kamipun mengikuti saja skenario Suharto,
kami menuruti apa saja jenis ajakan Suharto mengganyang Sukarno dan Orde Lama
beserta semua antek-anteknya, sehingga hasilnya kami mengobarkan perang saudara
yang mengerikan, karena kami yang sudah muak dan lelah dikhianati Sukarno dan
Orde Lama menjadi terlalu pusing untuk diajak berfikir jernih.

Suharto memberi harapan baru kepada kami. Para koruptor Orde Lama dipenjara, dan
ekonomi dibangun. Kami tak lagi dibiarkan kelaparan. Jalan-jalan lama yang
terlantar sejak zaman Mojopahit ( dalan gung atau delanggung ) diperbaiki dan
jalan-jalan peninggalan Belanda ditingkatkan mutunya, serta yang perlu diberi
acungan jempol di zaman Suharto: jalan-jalan barupun dibuka, dirambah dan
dibangun, diaspal rapi.

Kehidupan seni budaya dibina. Subsidi-subsidi dikucurkan untuk membangun
pusat-pusat pendidikan murah, pusat-pusat seni budaya, pusat-pusat kajian
intelektual, pusat-pusat iptek, pusat-pusat keagamaan, dan beasiswa-beasiswa
untuk mencari ilmu ke negara maju digalakkan.

Tapi kebaikan Suharto berangsur surut sejalan dengan semakin lamanya dia
berkuasa dan kembali terkena penyakit kekuasaan yang korup dan dekaden, apalagi
ketika anak-anak dan cucunya semakin besar dan dewasa lalu diajari ilmu
pengkhianatan terhadap rakyat oleh para syaitan-syaitan politik dan ekonomi, dan
Suhartopun mulai kejam terhadap kami.
Kami kembali dibungkam, seperti zaman Sukarno, bahkan kami dibunuhi dan
kebebasan dirantai, hingga akhirnya kami hampir putus asa terlalu lelah puluhan
tahun disiksa Suharto.
Kami kembali berteriak gembira ketika mahasiswa disupport Brutus-brutus
mengkudeta Suharto di saat usia Suharto sudah renta, dan terlambat menyadari
bahwa manusia tak akan bisa selamanya berpura-pura menjadi Tuhan.

Tak ada yang lebih kami kenang ketimbang saat-saat yang gegap gempita sempena
detik-detik kejatuhan Suharto. Kami ramai-ramai bersujud syukur di aspal jalan
raya, kampung-kampung berpesta memotong ayam atau kambing, dan televisi-televisi
yang rata-rata kepunyaan anak-anak Suharto menyanyikan lagu-lagu perjuangan
seakan-akan kami baru merdeka dari penjajahan, seakan-akan televisi-televisi itu
bukan milik anak-anak bos yang mereka jatuhkan.

Tetapi memang semua itu hanya tipuan, dan kembali kami tertipu. Rupanya
reformasi hanyalah milik para Brutus yang mengkhianati Suharto dengan
menunggangi gerakan mahasiswa 

[ac-i] Seniman Budayawan Madiun Menggugat

2008-12-21 Terurut Topik anuv chaviddy
Radar Madiun
[ Minggu, 21 Desember 2008 ]
Seniman Kota Keluhkan Gedung
Pelaku seni di Kota Madiun mengeluhkan tidak adanya gedung khusus untuk mereka. 
Selama ini kegiatan seni, baik dari masyarakat umum maupun pelajar masih 
meminjam gedung intansi tertentu. ''Tidak adanya tempat untuk melakukan 
aktivitas seni membuat pemeran atau pertunjukkan kesenian cukup minim di Kota 
Madiun,'' ujar Soegito, Ketua Persatuan Para Dalang Indonesia (Pepadi) Kota 
Madiun, Kamis (18/12) malam lalu.

Hal itu disampaikan dalam dengar pendapat antara para seniman dengan Subdin 
Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P dan K) Kota dan anggota dewan 
setempat. Menurut Soegito, dengan adanya gedung khusus, para seniman memiliki 
bengkel atau tempat bekesenian. ''Juga bisa membuat regenerasi seniman muda 
lebih mudah,'' tambahnya.

Selain gedung kesenian, pelaku seni juga resah terhadap kabar pemisahan Sub 
Dinas Kebudayaan dari Dinas P dan K. Yang berkembang, bahwa bidang kesenian 
akan digabung dengan pariwisata. Menurut Soegito, jika hal tersebut terjadi, 
dikhawatirkan pemahaman kebudayaan luntur. ''Masuknya bidang kebudayaan dalam 
Dinas P dan K akan membantu pelestarian budaya,'' tuturnya. Yakni, melalui 
pelajaran, seperti seni, bahasa daerah dan sejarah untuk pelajar dan generasi 
muda.

Selain itu, para seniman juga meminta kesejahteraan di kota lebih ditingkatkan. 
Menurut Soegito, selama ini kesejateraan mereka belum terfikirkan oleh 
pemerintah. Hal ini terbukti, saat perayaan ulang tahun Kota Madiun, pemerintah 
malah mengundang dalang dari luar kota. Padahal, lanjutnya, potensi dalang di 
kota cukup banyak.

Sementara Sumarlan Ka Subdin Kebudayaan Dinas P dan K mengatakan, seniman kota 
tak perlu resah terkait rencana pemisahan. Karena bidang kebudayaan akan tetap 
berada di bawah Dinas P dan K. Tetapi diakuinya, ada perubahan sesuai struktur 
oraganisasi tata kerja yang baru. Yakni, tiga kasi akan dukurangi menjadi dua 
di tahun 2009. Yaitu Kasi kesenian sekolah dan Kasi kesenian masyarakat dan 
sejarah mitra. ''Rencananya dalam kasi kesenian masyarakat juga terdapat bidang 
perfilman. Nantinya seluruh perizinan pembuatan film harus melalui Subdin 
Kebudayaan,'' katanya. Terkait dengan gedung kesenian, pihaknya belum bisa 
memastikan karena harus dirumuskan. ''Itu ada kaitanya dengan dana, jadi kami 
belum bisa memutuskan,'' jelasnya. (aan)


[ac-i] Dewan Kesenian Ponorogo digugat!

2008-12-20 Terurut Topik anuv chaviddy
 Radar Madiun






  
[ Sabtu, 20 Desember 2008 ]

  
  Tuding Dewan Kesenian Tidur Saja 



  PONOROGO - Ahmad
Tobroni Turejo, tokoh Warok Ponorogo marah. Kegeraman ini ditunjukan
menjelang persiapan Grebeg Suro dan Festival Reyog Nasional (FRN) XV
2008. 

Pemicunya, Tobron merasa perayaan tahunan ini ada
pihak-pihak yang hanya mencari sensasi saja. Yakni berusaha merusak
citra Grebeg Suro yang dianggap penuh sakral dalam rangka melestarikan
budaya asli Ponorogo. 

Saat bertemu di kantor Pemkab, kemarin
(19/12) Tobron langsung mengungkapkan kejengkelannya. Terutama
keberadaan Dewan Kesenian Ponorogo yang dianggap hanya tidur saja.
Bagaimana kesenian Ponorogo khususnya reyog akan bisa maju kalau dewan
keseniannya saja tidak ada gregetnya, ungkap Tobron. 

Terutama
dalam memberikan sumbangsih pemikiran maupun tenaganya selama ini.
Mestinya, sebagai wadah kesenian yang diharapkan bisa memberikan motor
sekaligus motivator dalam kegiatan Grebeg Suro, kapasitas dewan
kesenian mestinya berada di garda terdepan. Tidak hanya sebagai
penonton saja. Tapi ini sebaliknya, karena (dewan kesenian) tidak ada
kegiatan sama sekali. Lalu dimana tanggungjawabnya? 

Pada
kesempatan itu, Tobron sempat menceritakan awal mula diadakan perayaan
Grebeg Suro. Kegiatan yang dicetuskan mantan bupati Ponorogo Soebarkah
Poetro Hadiwirjo ini, sebagai tindaklanjut dari tradisi masyarakat
menjelang perayaan menyambut tahun baru Islam. 

Umumnya, masyarakat baik tua maupun muda meleken
semalam suntuk dengan keluar rumah. Dan alun-alun Ponorogo sebagai
pusat berkumpulnya warga. Dari sinilah akhirnya lahir kegiatan yang
dinamakan Grebeg Suro, jelas Tobron. 

Dari tahun ke tahun
event ini ternyata mendapat perhatian dan dikemas dalam beberapa acara.
Mulai festival reyog nasional, pemilihan kakang senduk hingga kirap
pusaka dan larung risalah doa di telaga Ngebel yang paling ditunggu
masyarakat. Melalui Grebeg Suro ini perekonomian masyarakat justru
bergairah. Lihat saja berapa saja pedagang yang menggelar dagangannya
dan alur keuangan yang juga bisa masuk ke daerah, tegasnya. 

Sementara,
Ketua Dewan Kesenian Ponorogo, Wahidin Ronowijoyo belum berhasil
dikonfirmasi koran ini. Beberapa kali menghubungi telepon genggamnya
tidak aktif. (dip/eba)



  Buat sendiri desain eksklusif Messenger Pingbox Anda sekarang! Membuat 
tempat chat pribadi di blog Anda sekarang sangatlah mudah. 
http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/

[ac-i] Budaya-Nguripi Kendeng-Lusi.

2008-12-15 Terurut Topik anuv chaviddy
 Radar Bojonegoro






  
[ Senin, 15 Desember 2008 ]

  

  Melihat Kirab Budaya Nguripi Kendeng-Lusi di Blora




  
  Upaya Menggugah Kesadaran akan Kelestarian Alam


Pegunungan Kendeng dan Sungai Lusi selama ini dinilai telah
''menghidupi'' sebagian warga Kelurahan Jetis, Blora. Ketika sumber
kehidupan itu mulai menyusut, warga pun menggelar ''ritual'' pengingat
melalui kirab budaya Nguripi Kendeng-Lusi.


  SRI WIYONO, Blora



  -


Tetabuhan dari kendang, gong, dan alat musik lainnya
bertalu-talu. Tetabuhan yang terdengar dari kejauhan itu tak asing lagi
bagi warga Blora. Ya, tetabuhan itu adalah musik pengiring Barongan, kesenian 
khas Blora. 

Kemarin,
tetabuhan tersebut terdengar dari dasar sungai Lusi di Kelurahan Jetis,
Blora. Di sungai itu, seorang pria berambut gondrong menceburkan diri.
Kebetulan, air di sungai itu tinggal sedikit. Dengan sebuah kendil
besar, pria itu mengambil air di sungai tersebut. Selanjutnya, air itu
diberikan kepada para gadis yang berada di pinggir sungai. 

Begitulah
acara prosesi pengambilan air sungai Lusi yang akan dikirab. Selain
para gadis, ada pula beberapa pria yang bergaya kesatria dengan membawa
nampan dari bambu dan kayu. Nampan itu berisi hasil pertanian seperti
jagung, ketela, padi, beras, dan pisang. Para ksatria itu menjaga
nampan yang dibawanya agar tidak tumpah dan selamat sampai tujuan. 

Hal yang sama dilakukan gadis-gadis yang membawa dua buah kendi berisi air. 
Juga, seorang lelaki yang menyunggi dan memondong bibit tanaman jati.

Di
belakang barisan itu, sejumlah seniman berbaur dengan masyarakat ikut
''mengawal''. Warga yang ikut kirab ini ada yang membawa kambing, sapi,
dan monyet. Ada juga becak musik yang terus memutar lagu. ''Inilah
semua budaya dan produk sungai Lusi dan pegunungan Kendeng. Baik
budaya, kesenian dan kekayaan alamnya,'' ujar Hedriyo, salah satu
penggiat kegiatan tersebut.

Air yang diambil dari sungai Lusi
itu, menggambarkan bagaimana manusia harus memperlakukan air sesuai
kebutuhan. Menurut Hedriyo, pegunungan Kendeng saat ini menghadapai
ancaman luar biasa. Mulai dari penambangan galian C hingga pengerukan
yang tidak memerhatikan kelestarian lingkungan. Padahal, dari
pegunungan itulah tersimpan mata air yang menjadi sumber air di sungai
Lusi. ''Karena alam rusak, sudah musim hujan seperti ini sungai Lusi
masih bisa dibuat sepak bola, karena tidak ada airnya,'' ujar dia.

Padahal,
sepanjang sungai Lusi mengalir bermukim warga yang menggantungkan
hidupnya dari sumber air itu. ''Karena sungainya kering, maka warga
Blora juga krisis air bersih,'' katanya.

''Ini upaya untuk menggugah kesadaran ke arah pelestarian alam tersebut,'' 
imbuh Hedriyo.

Untuk
mengingatkan warga tentang pentingkan kelestarian alam, di sepanjang
jalan rombongan kirab itu memberikan bibit pohon jati kepada masyarakat
sekitar. Termasuk, saat rombongan berhenti di sebuah rumah yang sedang
mempunyai hajatan pernikahan. Pria gondrong yang nyunggi bibit
jati itu memberikannya pada pemilik rumah. Harapannya, bibit pohon jati
itu ditanam, sehingga setidaknya membantu membuat alam tetap hijau. (*)




 









 

  Bentuk Surat Suara Persegi Panjang 
 

 

  Fit And Proper Test Tunggu KPU Baru
 

 

  Empat Nama Terus Bersaing
 

 

  Kecil Kemungkinan Ngelindur 
 

 

  JOB Siap Terjunkan Aparat 
 

 

  Sakit, Tiga Jamaah Haji Tertinggal
 

 

  Sanulis Gizi Buruk karena TBC
 

 

  Daya Beli Menurun hingga 50 Persen
 

 

  Harga Beras Merangkak Naik
 

 

  Isyaratkan Ada Tersangka Lain 
 

 

  Epilepsi Kambuh, Tewas di Sawah 
 

 

  Tipu Pencari Kerja, Dipolisikan 
 

 

  Bakal Bentuk Penjaga Doorlat 
 

 
 

[ac-i] Tas Akar Wangi

2008-12-15 Terurut Topik anuv chaviddy
Radar Banyuwangi






  
[ Senin, 15 Desember 2008 ]

  

  Kerajinan Tas Alam dari Banyuwangi




  
  Berbahan Akar Wangi, Bidik Pasar Luar Negeri


Sosok Yudi Setiawan, 30, boleh jadi contoh pengusaha jempolan.
Berangkat dari nol pascaledakan bom Bali I, warga Dusun Krajan, Desa
Mangir, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi itu mampu bangkit dari
keterpurukan.


  NIKLAAS ANDRIES, Banyuwangi



  ---


Terampil, kreatif, dan pantang menyerah. Mungkin itulah
pencitraan yang pas untuk menggambarkan sosok Yudi Setiawan. Di tangan
bapak dua anak itu, tercipta karya seni yang begitu digandrungi.

Kemampuannya
mengkombinasikan bahan dari alam dengan aksesori buatan manusia,
membuat usaha tas yang digelutinya sejak tahun 2001 terus berkembang.
Kini, dia akrab disebut sapaan bos. Dari usaha perajin tas, Yudi kini
mengkaryakan delapan karyawan.

Namun jangan berpikir bahwa itu
semua didapat Yudi dengan singkat. Cerita itu bermula saat dirinya
merantau ke Pulau Dewata sejak tahun 1989. Di bali, dia sempat bekerja
pada sebuah usaha garmen. Di sana, saya kerjanya menjahit baju,'
katanya.

Tak dinyana, musibah pun tiba. Am rozi dkk
meluluhlantakkan tempatnya mengais nafkah waktu itu. Imbasnya, usaha
garmen tempatnya bekerja dilanda bangkrut. Yudi pun kena pemutusan
hubungan kerja (PHK). Yudi langsung memutuskan untuk pulang kampung.
Dia bertekat membuka lembaran hidup baru di Banyuwangi.

Menganggur
membuat Yudi tidak kerasan. Berbekal kemampuan menjahit, dia melirik
usaha kerajinan tas. Awalnya, dia hanya membuat satu hingga dua tas.
Tak diduga, tas karyanya begitu digemari. Bak gayung bersambut, Yudi
pun memulai usaha barunya membuat tas.

Meski usaha sejenis sudah
menjamur, Yudi ingin tas buatannya memiliki nilai kekhasan tersendiri.
Pilihannya pun tertuju pada penggunaan bahan dari alam sebagai
komposisi tas buatannya. Bahan tersebut kemudian difokuskan pada
tanaman akar wangi sebagai bahan utama produknya. Sebenarnya banyak
bahan baku lain. Tetapi akar wangi lebih ada nilai eksotis alam,
katanya.

Pilihan yang tentunya bukan tanpa alasan. Mengingat
segmen yang ditarget Yudi adalah wisatawan mancanegara yang konon
cerewet soal keamanan bahan baku sebuah produk. Ramah lingkungan
menjadi pertimbangan utama dalam pembuatan tas tersebut.

Soal
pasar, Yudi pun mantab memilih Bali sebagai target penjualannya. Lama
berjibaku di Bali, membuat dia hafal betul selera dan seluk beluk
bisnis souvenir di Pulau Dewata itu. Menjamurnya art shop di sana, menjadi 
sasaran pria yang satu ini untuk bisa menempatkan tas produksinya.

Tidak
heran, bila kemudian order tas buatannya begitu diminati. Selain
berbahan baku aman, tas buatannya juga tergolong murah. Tas buatan Yudi
hanya dibandrol seharga Rp 7.000 hingga Rp 25 ribu per buahnya.
Semuanya tergantung bentuk dan motif tas yang dijualnya. Kalau dijual
di art shop di Bali, nilainya bisa lebih tinggi, tuturnya.

Kerja
keras Yudi membangun usaha tas ramah lingkungannya pun berbuah manis.
Order terus mengalir pada usaha yang bermarkas di rumahnya itu. Omzet
produksi perharinya, dia mampu menghasilkan minimal 100 tas senilai Rp
750 ribu. Banyaknya pesanan membuatnya berinisiatif memperkerjakan
orang lain untuk membantu usahanya.

Sasaran karyawan yang
dipilih Yudi adalah pemuda putus sekolah yang ada di sekitar tempat
tinggalnya. Selama tiga bulan, dia menggembleng pemuda pengangguran
dengan keterampilan menjahit. Dalam tempo setahun, mereka sudah bisa
menikmati hasilnya. Masing-masing saya belikan sepeda motor untuk
kendaraan operasional ke tempat kerja, ujarnya.

Hanya, satu
yang belum memuaskan Yudi. Tas produksinya belum punya hak paten.
Begitu berada di Pulau Dewata, tas buatannya akan langsung berubah
label menjadi made in Bali. (bay)




 









 

  Warga Geruduk Tambang Emas
 

 

  Kesbanglinmas Bergeming
 

 

  Dianulir, Rekanan DAK Meradang
 

 

  RAPBD Di-Deadline Akhir Desember
 

 

  Duo Jambret Nyonyor Dimassa
 

 

  Pengabdian Suhyati Menjadi Penari Seblang Bakungan 
 

 

  Diramaikan Kecak Cilik
 

 

  Mobdin Pemkab Seruduk Motor 

[ac-i] Datuk BAHA ZAIN

2008-12-14 Terurut Topik anuv chaviddy





PERSONALITI - BERITA HARIAN
Pejuang bahasa Melayu
Oleh Mohd Azis Ngah 
a...@bharian.com.my





DI bilik bacaan peribadi di rumahnya bersama koleksi buku.


Bagi Baha Zain tiada istilah bersara daripada menulis, menyampaikan pandangan, 
berkongsi pendapat dalam memperjuangkan bahasa kebangsaan 

KETIKA melayari blog milik bahazain (Datuk Baharudin Zainal), penulis tertarik 
dengan perenggan akhir pada muka utama yang memetik kata-kata Prof A Rahman 
Shaari, 'Baharuddin Zainal Pengkritik Sastera dan Penyair,' dalam Esei  Puisi 
Baha Zain (2000). 

Katanya, 'Baharuddin Zainal ialah pengkritik sastera yang cukup berjaya. Ia 
sebenarnya berjaya akibat daripada sikap berhati-hati yang ada padanya dan 
sikap itu sentiasa dipeliharanya. Sikap berhati-hati itu menyebabkan 
kritikannya kerap kali mengandungi isi yang bernas, dan isi itu disampaikan 
melalui bahasa yang kreatif. Elok saya tegaskan, bahawa tidak besar jumlah 
pengkritik sastera yang berkeupayaan membina bahasa yang kreatif'. 



Jika diamati, memang ada kebenarannya, cakapnya memang berhati-hati tetapi 
tegas dengan pendirian dalam menyatakan pandangan, kritikan serta cadangan 
mengenai pelbagai isu yang diaju dan dipersoalkan kepadanya. 

Usianya akan mencecah 70 tahun menjelang 2009, namun ingatan, kritikan ke atas 
isu semasa tetap bagus kerana beliau sentiasa mengamalkan budaya mencari ilmu, 
mengikuti perkembangan semasa di dunia luar walaupun kini hidup di alam 
persaraan. 

Baginya, tiada istilah bersara daripada menulis, menyampaikan pandangan, 
berkongsi pendapat terutama dalam bidang persuratan khususnya memperjuangkan 
martabat bahasa kebangsaan. 






Antara buku terbaru tulisan Baha Zain.


Saya tiada kemahiran lain selain menulis, ini sudah saya lakukan sejak zaman 
persekolahan dan akan teruskan selagi terdaya. Semangat memartabatkan bahasa 
ini tidak akan luntur sampai bila-bila dan berharap generasi muda akan teruskan 
usaha murni ini. 

Sejak zaman kebangkitan perjuangan Bahasa Melayu sekitar 1957 hingga 1959 saya 
sudah merasai bahangnya dan cukup bersemangat untuk turut berjuang. Pada 
peringkat sekolah, kami tubuhkan Persatuan Peminat Bahasa Kebangsaan Sekolah 
Anderson, Perak. 

Saya dilantik sebagai pengerusi pertama dan kami menerbitkan majalah dalam 
bahasa kebangsaan pada 1958 dan 1959. Kami adakan aktiviti drama, teater untuk 
menyokong gerakan mengembalikan maruah bahasa Melayu. 

Guru-guru resah melihat gerakan mengembalikan maruah bahasa Melayu kerana 
mereka berpendidikan kolonial dan tidak begitu senang dengan kegiatan kami, 
katanya. 
Semangat perjuangan bahasa itu juga membawa kepada penubuhan Dewan Bahasa dan 
Pustaka pada 1956 dan dua tahun berikutnya, digerakkan bahasa kebangsaan. 

Semangat perjuangan meningkat maruah itu diteruskan ketika menyambung pengajian 
di Universiti Malaya (UM) pada 1960. Sewaktu cuti semester, beliau turut 
bekerja sambilan di DBP disebabkan minat mendalam dalam usaha menjadikan bahasa 
sebagai satu perjuangan. 

Sebaik saja menamatkan pengajian di UM, Baharudin terus diterima berkhidmat 
sebagai Penolong Pegawai Penyelidik DBP sekali gus memberi ruang kepadanya 
untuk meneruskan perjuangan memartabatkan bahasa kebangsaan. 

Sejak kerja di DBP sampai ke hari ini, saya tak reti buat kerja lain, menulis 
saja. Menulis pun dalam bahasa Melayu, bukan saya tak boleh tulis dalam bahasa 
Inggeris, tetapi lebih selesa dengan bahasa ibunda. Itu sudah saya amalkan 
sejak sekian lama, bermula menulis puisi dan karangan di sekolah. 

Memang dari dulu saya nak membina bahasa Melayu. Apabila kerajaan lancarkan 
penggunaan bahasa Inggeris dalam mata pelajaran Sains dan Matematik, saya 
tentang habis-habisan, itu pendirian saya. 

Saya jumpa Tun Dr Mahathir Mohamad (bekas Perdana Menteri) dan Datuk Seri 
Abdullah Ahmad Badawi. 

Dua kali saya jumpa Pak Lah, saya cakap jelas-jelas, bukan emosional, tetapi 
ikut rasional. Saya katakan sejak dulu, saya memang konsisten, bukan ini tidak 
bermakna saya tak suka bahasa Inggeris, anak-anak saya pun belajar bahasa 
Inggeris, tetapi kena utamakan bahasa ibunda. 

Perjuangan saya cukup jelas, walaupun saya bukan orang politik. Untuk 
perjuangan bangsa, tak semestinya jadi orang politik. Masing-masing ada peranan 
dalam perjuangan seluruh kehidupan kita, mesti maju dalam semua bidang. Kita 
perlukan peniaga, tukang kebun yang baik, barangkali pemandu teksi yang jujur 
juga penting untuk negara kita, bukan hanya menteri, ahli sukan pun sama, macam 
Datuk Nicol David (skuasy) dan Datuk Lee Chong Wei (badminton), katanya. 

Disebabkan itulah, walaupun sudah bersara, beliau tetap meneruskan agenda 
perjuangannya dan segala pandangan, komen mengenai isu semasa, perbahasan di 
Dewan Rakyat akan dikupas, diulas melalui blog miliknya. 

Melalui cara itu, beliau cukup yakin masyarakat terutama generasi muda akan 
mendapat pandangan alternatif dan maklumat selain melalui pelbagai buku hasil 
tulisannya yang menggambarkan pendiriannya sejak sekian lama. 

PROFIL: 

Re: [ac-i] Pak Nik Rakib ke Jilfest?

2008-12-09 Terurut Topik anuv chaviddy

Pak Nik Rakib saya lihat nama anda ada di senarai Jilfest.Juga Pak Zeffri Ariff 
dari Brunei.
Selamat jumpa di Jakarta,wahai sahabat Nusantara !

Viddy AD Daery==


--- Pada Ming, 7/12/08, Nik Abdul Rakib Bin Nik Hassan [EMAIL PROTECTED] 
menulis:
Dari: Nik Abdul Rakib Bin Nik Hassan [EMAIL PROTECTED]
Topik: Re: [ac-i] KATHARSIS 8 ~ Kunjungan Sebuah Pencarian
Kepada: artculture-indonesia@yahoogroups.com
Tanggal: Minggu, 7 Desember, 2008, 11:40 PM













 
 
Untuk semua kawan-kawan,
 
Selamat Hari Raya Aidil Adha
MAAF ZAHIR dan BATIN
Ikhlas dari saya
 
NikAbdul Rakib  Bin  Nik  Hassan

Nusantara  Studies  Center, Selatan Thailand
 http://nikrakib. blogspot. com


  




 

















  Selalu bersama teman-teman di Yahoo! Messenger. Tambahkan mereka dari 
email atau jaringan sosial Anda sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/

[ac-i] Jaran Bodag kini merana

2008-12-05 Terurut Topik anuv chaviddy
Radar Bromo






  
[ Sabtu, 06 Desember 2008 ]

  

  Sejenak Bersama Seniman Jaran Bodag, Kesenian Tradisional Khas Kota 
Probolinggo 




  Dulu Tanggapan Mewah, Kini Sudah Tidak Lagi 

Pada Protex (Probolinggo Tourism expo)
2008 lalu digelar festival kesenian jaran bodag khas Kota Probolinggo.
Sebuah kesenian yang mulai dilupakan karena tergerus zaman. 

FAMY DECTA MAULIDA., Probolinggo 

-

Jaran
bodag merupakan satu dari sekian banyak kesenian tradisional yang ada
di kota mangga ini. Peran seniman jaran bodag dalam pertunjukan selalu
menggambarkan pasangan pengantin. Dandanannya menor dan lembeng (bergaya 
perempuan). Uniknya, pemeran jaran bodag itu selalu didominasi oleh kaum adam 
yang tak segan memakai bulu mata palsu. 

Properti
jaran bodag terbilang sangat tradisional. Tubuh kuda dibentuk
menggunakan bambu, kepalanya diberi per agar bisa mengangguk-angguk.
Jika dimodifikasi boleh saja asal tidak merusak karakter yang ada. 

Bujar,
salah seorang seniman jaran bodag bernama Brawijaya mengatakan, dulu
jaran bodag biasa ditanggap oleh masyarakat untuk mengundang banyak
orang. Sambil mengantar tonjokan pemilik hajat biasanya didampingi jaran bodag 
untuk ramai-ramaian, katanya. 

Satu tim kesenian jaran bodag terdiri antara 15 hingga 20 orang. Dua orang jadi 
jaran bodag, dua orang menjadi Janis (ngidung), dua orang lainnya sebagai 
pelawak atau Bujar menyebutnya con lucon. Sisanya personel wiyogo atau 
pengrawit. 

Menurut
Bujar, kesenian jaran bodag sempat menghilang dan tak populer.
Semenjak pemerintahan kota sekarang, semua kesenian termasuk jaran
bodag digali. Beruntung akhirnya sekarang semua bisa bangkit lagi,
ungkap laki-laki yang mengakrabi kesenia jaran bodag sejak 1985 itu. 

Beberapa tahun silam biaya yang harus dikeluarkan untuk nanggap
(mengundang) jaran bodag berkisar antara Rp 750 ribu. Tapi kini setiap
tanggapan mereka memasang tarif sebesar Rp 2,5 juta. Soal permainannya
hal itu tergantung dari konsep acara si empunya gawe. Misalnya mau dimulai 
sampai pagi hingga malam, tidak masalah. 

Meski
sudah menjadi seniman tradisional yang handal, mereka masih butuh waktu
untuk latihan. Biasanya, yang dilatih soal kekompakan antara bunyi
gong, gamelan dan Janis-nya. Biasanya yang ramai job itu saat bulan besar, 
bulan rosul, bulan ruwa dan bulan yang ramai orang punya hajat. 

Terkadang
jumlah uang yang didapatkan tidak pasti. Jika job banyak maka uang yang
didapatkan semakin banyak. Bagi kami honor itu nomor dua. Yang paling
penting ya kumpul-kumpul dan lestarikan budaya-nya. Kalau dulu yang
bisa nanggap hanya orang kaya, tapi sekarang tidak, ucap seniman asal
Kelurahan Kedungasem, Kecamatan Wonoasih itu. 

Bujar punya
harapan, ia ingin agar jaran bodag bisa mengikuti kegiatan sampai di
tingkat Jawa Timur bahkan nasional. Paling tidak kesenian tradisional
ini bisa dikenal oleh seluruh masyarakat luas, harapnya. 

Sama
halnya yang dikatakan oleh Bujar. Najar, 50 juga tetap memilih bertahan
menjadi seniman jaran bodag di usianya yang renta. Meski hanya mendapat
Rp 100 ribu tiap pertunjukkan yang tidak pasti jadwalnya, ia tetap
bergelut dengan kesenian yang digandrunginya itu. Sekarang ini sudah
merosot (pendapatan). Berbeda dengan zaman dulu, katanya dengan nafas
terengah-engah, setelah tampil di festival. 

Keterlibatan
Najar menjadi seniman jaran bodag ini memang disengaja. Karena terdesak
kebutuhan hidup sehari-hari maka ia sedikit-sedikit mempelajari seni
jaran bodag. Bahkan kini ia pandai memakai make up dan memasang
bulu mata sendiri. Kami ini sebenarnya ingin terus maju demi
melestarikan kesenian ini. Kadang kangen sekali main jaran bodag kalau
pas lagi sepi job, terang Janis dari jaran bodag Tunas Mitra itu. (*)




 









 

  Pandaan Layak Jadi Kota Mandiri
 

 

  Lakukan Penataan Tukang Ojek
 

 

  Bajing Loncat Todong Sopir Truk
 

 

  Rhoma: Jangan Gunduli Hutan 
 

 

  Bedah Rumah Warga Miskin
 

 

  Ingin Jadi Guru Olahraga
 

 

  Wajah Disiram Air Keras 
 

 

  Polisi Masih Menyelidiki
 

 

[ac-i] Boneka kathok/celana

2008-11-26 Terurut Topik anuv chaviddy
Radar Jember






  
[ Rabu, 26 November 2008 ]

  

  Boneka Kathok; Kesenian Asli Bondowoso yang Punah Tergerus Zaman 




  
  Tampil Pamungkas di Surabaya Tanda Perpisahan


Kesenian ini disebut-sebut asli made in  Bondowoso.
Sempat diberangus Jepang kala itu, namun akhirnya mencapai popularitas
dan sering dapat order pentas pada akhir tahun 90-an.  Namanya seni Boneka 
Kathok. 


  EKO SAPUTRO, Bondowoso


-

NASIBNYA mungkin seperti ludruk. Dulu,
setiap ada pertunjukkan ludruk, masyarakat berbondong-bondong menonton.
Sekarang, sudah jarang ditemui orang yang nanggap ludruk bila punya hajatan. 
Ludruk pun seolah lenyap begitu saja. 

Nasib kesenian Boneka Kathok yang asli Bondowoso ini juga seperti itu. Kini, 
jangankan orang nanggap
pertunjukan Boneka Kathok, apa itu Boneka Kathok saja mungkin tidak
banyak yang tahu. Akibatnya, onggokan boneka-boneka yang mirip wayang
golek itu hanya tersimpan rapi di kotak. 

Seni tradisi Boneka
Kathok lahir setelah masa penjajahan Jepang berakhir. Dan, kelahirannya
tidak bisa dilepaskan dari sosok Ramidin. Saat itu, salah satu pelopor
lahirnya Boneka Kathok memang Ramidin, kini berusia 72 tahun. Meski
tentara Jepang melarang keras kesenian tersebut, Namun, Ramidin Cs
tetap saja menghibur warga Bondowoso dan sekitarnya dengan kesenian itu.

Ditemui
di rumahnya yang sederhana di Gang Malabar Jl Diponegoro, Kota Kulon,
Bondowoso, Ramidin bersama istrinya, Rukiah, 67, serta anak-anaknya
masih bersemangat mengenang kesenian ini. Ramidin tampak semringah. Ia
pun pamit untuk berganti baju. Lalu, ia mengeluarkan sekotak peti kayu
berisi puluhan Boneka Kathok. Boneka-boneka Kathok ini masih utuh.
Kami membuatnya puluhan tahun lalu, katanya.

Mengapa diberi nama kathok yang artinya celana? Ramidin mengaku tidak tahu 
persis. Mungkin, nama kathok itu muncul begitu saja karena sebagian bahan 
boneka ini terbuat dari kain.

Ramidin
bercerita, pelopor kesenian Boneka Kathok sebenarnya adalah Arji, warga
Desa Poncogati, Kecamatan Curahdami. Dan, dia sendiri tangan kanan dari
Arji. Juga ada puluhan anggota lainnya. Tetapi, Pak Arji sudah lama
meninggal dunia. Tinggal saya dan beberapa anggota yang meneruskan seni
Boneka Kathok ini, ujarnya.

Dia pun bercerita, pada saat
pendudukan tentara Jepang, segala bentuk kesenian seperti ludruk
diberangus. Namun, setelah Jepang angkat kaki, Ramidin Cs membuat
kesenian Boneka Kathok. Itu kami buat sekitar tahun 1947 atau 1948,
ujarnya sambil menerangkan bahwa tentara Jepang pernah
mengejar-ngejarnya karena seni Boneka Kathok yang dipopulerkannya pada
masyarakat Bondowoso.

Seiring dengan berjalannya sang waktu
pasca kemerdekaan bangsa Indonesia, seni Boneka Kathok mendapat tempat
di hati warga Bondowoso juga warga Jember dan Probolinggo. Pada tahun
1950-an, banyak sekali undangan tanggapan Boneka Kathok ini.
Saat itu, kami dibayar sebesar Rp 10 (sepuluh rupiah, Red). Dan uang
itu kami bagi-bagi ke para anggota, katanya.

Dan dari tahun ke
tahun, seni Boneka Kathok ini terus memperoleh kejayaannya. Kami bisa
makan dari hasil tanggapan Boneka Kathok ini, katanya sambil
menyatakan biaya tanggapan semakin lama semakin besar seiring naiknya
kurs rupiah. 

Puncaknya terjadi pada 1990-an. Kalau ada
acara pengantin atau sunatan, kelompok seninya sering diundang
menghibur para undangan. Sampai kami pernah menolak-nolak. Karena,
jadwal yang padat, katanya.

Kini, seiring kemajuan teknologi,
seni Boneka Kathok mulai ditinggal masyarakat. Bahkan, bisa dikatakan
hampir punah atau punah sama sekali. Terakhir, Boneka Kathok ini
tampil di Balai Pemuda Surabaya pada 2006. Saat itu, kesenian yang
ditampilkan adalah seni tradisi yang hampir punah, katanya.

Tentang
isi cerita Boneka Kathok ini, Ramidin menceritakan tentang cerita
rakyat. Namun dibumbui humor. Kebanyakan, yang menyukai cerita ini
adalah anak-anak, katanya. (*) 




 









 

  Belanja RSUD Tak Dilaporkan
 

 

  Hasil Kunker Sulit Diterapkan
 

 

  Sekolah Tempuh Jalur Hukum 
 

 

  Teken Rekening Juli tapi Cair November
 

 

  Aparat Menjaga Distribusi
 

 

  Panti Mulai Ada Longsor 
 

 

  Oleng, Truk Tutupi Jalan 
 

 

[ac-i] Festival Panji Internasional

2008-11-22 Terurut Topik anuv chaviddy
 Radar Mojokerto






  
[ Jum'at, 21 November 2008 ]

  

  Kolaborasi Budaya Tutup Festival Panji




  
  Dihadiri Seniman Dunia dan Kota-Kota di Indonesia


MOJOKERTO - Penampilan teatrikal kolaborasi para seniman
dari berbagai kota menandai penutupan Festival Budaya Panji
Internasional ke-2 yang digelar di Petirtaan Jolotundo Trawas kemarin.
Para seniman ini mengkritik melalui sosok Panji yang diidentikkan
dengan kondisi seorang pemimpin saat ini.

Beberapa orang tampak
membingkai wajahnya dengan topeng. Uniknya, semua topeng tersebut tidak
satupun yang menggambarkan wajah lengkap. Misalnya, ada topeng yang
tidak memiliki mulut, hidung atau mata secara sempurna. ''Kita
menyebutnya ini Teatrikal Panji Remeng,'' ujar Hari Lentho.

Disebut
remeng yang dalam bahasa Jawanya berarti samar karena wajah para pemain
teater ini masih samar. Tidak jelas pancaindra yang menjadi pemanis
wajah mereka. Sengaja dibuat remeng sebagai bentuk kritik sosial
terhadap para pemimpin bangsa Indonesia yang masih samar
keberpihakannya. ''Mereka remeng-remeng matanya, karena tidak tahu
penglihatannya apakah untuk kepentingan rakyat ataukah tidak. Demikian
juga panca indra yang lain,'' katanya menjelaskan.

Dalam aksi
tersebut, sosok Panji juga mendapatkan godaan dari para perempuan. Dan
Panji ini dengan mudah tergoda. Panji dalam aksi kemarin digambarkan
sebagai sosok yang rapuh, muda dirayu dan gampang sakit.

Dipilihnya
tema kritik untuk para pemimpin ini, kata Hari Lentho, karena sosok
Panji sendiri berasal dari bangsawan. Raden Panji dianggap sebagai
titisan Dewa Wisnu, sedang Dewi Sekartaji sebagai titisan dari Dewi
Sri. Di Jawa dan Bali Dewi Sri dihormati sebagai Dewi Padi dan
kesuburan sawah. Banyak ritual dilakukan sebagai bentuk penghormatan
bagi Dewi Sri yang erat dengan cerita tentang Candrakirana. Penyatuan
Panji dan Sekartaji, sebagai bentuk penyatuan pria dan wanita yang
menghasilkan kesuburan atau keturunan, dijadikan simbol kesuburan padi.

Cerita
Panji-seseorang pemimpin yang gagah, bijak, sederhana, mengasihi
sesama, dan baik budi; menyampaikan teknik pertanian organik yang
selaras dengan alam serta nilai penghargaan terhadap lingkungan. Maka,
kesenian budaya Panji adalah cara yang tepat untuk menambahkan
pengetahuan dan pemahaman karena mengandung banyak muatan pendidikan
lingkungan hidup.

Sebelum puncak acara teatrikal ini, para
seniman dari Pulau Dewata Bali juga menggelar ritualnya di Candi
Jolotundo ini. Dengan dipimpin seorang pedada, ritual ini berjalan
lancar sebagai bentuk rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas
berkahnya selama ini.

Puncak acara ini juga dihadiri warga dunia
lainnya. Seperti dari dari Jepang, Jerman, Prancis, Australia dan
lainnya. Sedangkan, seniman dari dalam negeri antara lain dari Sunda,
Jawa Tengah, Malang dan Jakarta. 

Salah satu mahasiswa dari
Jepang, Jasmin yang menyaksikan atraksi ini mengaku kagum dengan
kekayaan budaya di negeri ini. ''Ini kolaborasi budaya yang sungguh
bagus,'' ujar perempuan cantik ini dalam Bahasa Indonesia yang
terbata-bata. (in/yr)




 









 

  Apindo Protes Bupati
 

 

  Mengunjungi Wana Wisata Watublorok di Kecamatan Jetis Kabupaten Mojokerto
 

 

  Gudang Karet Terbakar, Rugi Rp 300 Juta
 

 

  Awak Bus PI Mogok, Nyaris Bentrok
 

 

  Semua D-2 Berpeluang Daftar 
 

 

  Masih Ditemukan Jentik Nyamuk
 

 

  Serukan Mogok Masal
 

 

  Dinilai Sekadar Tebar Pesona 
 

 

  Timsel Telusuri Identitas Ganda
 

 

  Saat Awak Bus Puspa Indah dan Armada Angkot Bersitegang
 

 

  Isi Bensin, Mobil Terbakar
 

 

  Pengumuman Ditunda, Pelamar Nggrundel
 

 

  Pertanyakan Kelanjutan PKH 
 

 
   

[ac-i] Angling Dharmo

2008-11-18 Terurut Topik anuv chaviddy
Radar Bojonegoro






  
[ Selasa, 18 November 2008 ]

  

  Situs Angling Dharma Bakal Dibangun




  BOJONEGORO
- Kendati sudah banyak tepat penting di Bojonegoro yang mengadopsi
nama-nama dari masa kejaan Malowopati. Hingga kini, belum ada situs
yang memperkuat keberadaan kerajaan yang pernah dipimpin raja Angling
Dharma tersebut. 

Untuk itu, Komisi D DPRD Bojonegoro
merekomendasikan pembangunan situs yang berdiri di tanah bekas
berdirinya kerajaan Malowopati. Tepatnya di Desa Wutangare Kecamatan
Kalitidu. ''Kami sudah meminta disparbud untuk menyusun rencana
anggaran pembangunan situs Angling Dharma,'' kata Nasuka, anggota
Komisi D usai hearing bersama disparbud kemarin (17/11).

Menurut
dia, pembangunan situs ini sangat penting. Sebab, keberadaan situs itu
bukan sekadar menandai bahwa kerajaan Malowopati pernah ada di
Bojonegoro. Tapi lebih dari itu. Situs tersebut merupakan wujud
penghargaan terhadap sejarah, sekaligus sebagai identitas warga
Bojoengoro yang memiliki latar belakang kehisupan kerajaan.

Dijelaskannya,
saat ini sudah ada tanah seluas lima hektar di area tersebut.
Direncanakan, situs itu akan dibangun di titik yang dipercaya sebagai
tempat berdirinya istana raja Angling Dharma. ''Kami juga sudah meminta
kepada disparbud untuk melakukan pengkajian yang matang. Termasuk
titik-titik mana saja yang perlu di bangun,'' terangnya.

Dari
gambaran sementara, menurut Nasuka sedikitnya diperlukan anggaran
sebesar Rp 2 miliar. Anggaran itu diharapkan dapat terpenuhi melalui
APBD 2009 mendatang. Dengan adanya perencanaan lebih dini, maka usulan
itu bakal terakomodir oleh tim anggaran dan panitia anggaran (panggar)
sehingga dapat teralisasi. (dim)



  
___
Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru.
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. 
Cepat sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

[ac-i] Kucing dijadikan Menantu

2008-11-18 Terurut Topik anuv chaviddy
Radar Banyuwangi






  
[ Selasa, 18 November 2008 ]

  

  Mengikuti Tradisi Mantu Kucing di Desa Grajagan, Kecamatan Purwoharjo




  
  Selamatan Kampung dan Dipercaya Bisa Datangkan Hujan


Mantu kucing sudah menjadi tradisi warga Dusun Curahjati, Desa
Grajagan, Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi. Setiap tahun, warga tepi
hutan tersebut selalu menggelar ritual itu untuk minta keselamatan dan
agar segera turun hujan.


  AGUS BAIHAQI, Situbondo


--

Sumber mata air Mbah Umbulsari yang ada di
bawah pohon Apak itu terlihat bersih. Lokasi ini berada di tepi sungai
yang menjadi batas lahan hutan milik Perhutani dengan lahan persawahan
warga. Di tempat ini, ada tiga sumber mata air yang tidak pernah mati.

Oleh
warga, tempat tersebut cukup dikeramatkan. Setiap ada warga yang akan
punya hajatan, mereka sering datang untuk minta keselamatan. Air yang
berasal dari sumber mata air itu, selama ini juga dimanfaatkan oleh
warga untuk bidang pertanian. Ini kepercayaan warga, ujar Martoyo,
75, sesepuh warga Dusun Curahjati.

Tradisi mantu kucing yang
dilaksanakan warga, ternyata sudah mulai dilakukan warga sejak 1930.
Mulanya, warga daerah itu dilanda kemarau panjang yang meresahkan
warga. Berbagai upaya seperti salat Istisqo dan tradisi tiban sudah
dilakukan. Tetapi tetap tidak mampu mendatangkan hujan. Waktu itu,
yang menjadi lurah Mbah Wono Samudera, terang Martoyo.

Ditengah
keresahan warga, Mbah Umbulsari ini mendatangi Lurah Wono Samudero.
Dalam pertemuan itu, penunggu sumber mata air ini meminta kepada warga
untuk melaksanakan mantu kucing. Setelah mantu kucing dilakukan pada
waktu itu, ternyata turun hujan, ujar Martoyo.

Sejak peristiwa
itu, warga Curahjati selalu menggelar ritual mantu kucing setiap tahun.
Biasanya, ritual ini dipelopori oleh para petugas pengairan di yang ada
di desa. Kalau tidak dilakukan mantu kucing, penunggu Mbah Umbulsari
sering datang, cetusnya.

Martoyo mengaku tidak tahu, kenapa
harus memilih kucing yang dinikahkan dalam ritual ini. Bahkan, hewan
ini juga tidak bisa diganti dengan hewan dari jenis lain. Kalau
diganti dengan hewan lain, tidak akan diterima oleh penunggu sumber air
Mbah Umbulsari, ujarnya.

Seperti ritual yang dilakukan oleh
kebanyakan warga, tradisi mantu kucing ini selalu diikuti oleh banyak
warga. Yang menarik, mantu kucing yang sudah berlangsung puluhan tahun
itu selalu diprakarsai oleh warga. Pelaksanaannya juga dimotori secara
swadaya oleh warga. Pemerintah belum pernah ikut aktif dalam tradisi
tersebut.(bay)




 









 

  Siswa SMP Bobol Toko
 

 

  Ketua DPC PDIP Dipolisikan 
 

 

  Penumpang Feri Hilang di Selat Bali
 

 

  Buru Bandar Jaringan SS Kabat 
 

 

  Delapan Preman Kena Ciduk
 

 

  Ratusan Pelamar Serbu Depag
 

 

  Beli Emas Pakai Upal
 

 

  Lokalisasi GS Digusur
 

 

  Tiga Kali Disurati, Tetap Mokong 
 

 

  Dana PNPM Tak Kunjung Cair
 


 


HALAMAN KEMARIN



   

 

  Bongkar Jaringan SS Kabat
 

 

  Wahyudi-Cung Tantang Segera PAW
 

 

  RS Yasmin Banyuwangi Sabet Prestasi Nasional Persi Award 2008
 

 

  Pelaku Jambret Ejek Polisi
 

 

  Polisi Kehilangan Jejak Azis
 

 

  Belum Ada Titik Terang 
 

 

  Enam Bulan Magang di Malaysia
 

 

  Mules, Tewas di Sungai
 
 

Re: [ac-i] Trs: Jakarta International Literary Festival (JILFest) 2008( 11-14 Desember 2008) -di Kawasan KOTA TUA-Jakarta

2008-11-12 Terurut Topik anuv chaviddy
Kantor Dinas Kebudayaan DKI Jakarta,kantornya di daerah Kuninganjakarta 
Selatan.Penanggungjawabnya Pak Jusuf Sugito.
 
VDAD

--- Pada Rab, 12/11/08, jj rizal [EMAIL PROTECTED] menulis:

Dari: jj rizal [EMAIL PROTECTED]
Topik: Re: [ac-i] Trs: Jakarta International Literary Festival (JILFest) 2008( 
11-14 Desember 2008) -di Kawasan KOTA TUA-Jakarta
Kepada: artculture-indonesia@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 12 November, 2008, 9:31 PM











Teman-teman yang baik,
 
Kalau boleh, bisa tolong berikan kontak panitia JILFest. 
 
Salam
 
Kobam

--- On Tue, 11/11/08, anuv chaviddy [EMAIL PROTECTED] com wrote:

From: anuv chaviddy [EMAIL PROTECTED] com
Subject: [ac-i] Trs: Jakarta International Literary Festival (JILFest) 2008( 
11-14 Desember 2008) -di Kawasan KOTA TUA-Jakarta
To: [EMAIL PROTECTED] com, filantrophi@ yahoo.com, majalahkidung@ yahoo.com, 
[EMAIL PROTECTED] com, [EMAIL PROTECTED] ps.com, jambore_kebudayaan@ 
yahoogroups. com, pojokteater@ yahoogroups. com, ngobrolin_teater@ yahoogroups. 
com, forum_teater_ indonesia@ yahoogroups. com, woroworosenikita@ yahoogroups. 
com, [EMAIL PROTECTED] ps.com, artculture-indonesi [EMAIL PROTECTED] com, 
komunitas_merapi@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] com, ribut_wijoto@ 
yahoo.com, [EMAIL PROTECTED], komunitasutankayu@ yahoogroups. com, media-jatim@ 
yahoogroups. com, gimo_hadiwibowo@ yahoo.com, [EMAIL PROTECTED] com, [EMAIL 
PROTECTED] ps.com
Date: Tuesday, November 11, 2008, 8:20 PM










--- Pada Sel, 11/11/08, anuv chaviddy [EMAIL PROTECTED] com menulis:

Dari: anuv chaviddy [EMAIL PROTECTED] com
Topik: Jakarta International Literary Festival (JILFest) 2008( 11-14 Desember 
2008) -di Kawasan KOTA TUA-Jakarta
Kepada: [EMAIL PROTECTED] com, ozindonculture@ yahoogroups. com, [EMAIL 
PROTECTED] com, wartawanindonesia@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] ups.com, 
[EMAIL PROTECTED] my, Indonesian_BestFrie [EMAIL PROTECTED] com, [EMAIL 
PROTECTED] s.com, 99Venus-Indonesia@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] com, 
[EMAIL PROTECTED] ps.com, [EMAIL PROTECTED] com, Aceh-ePromo@ yahoogroups. com, 
aceh-lowongan@ yahoogroups. com, aceh-peluang@ yahoogroups. com, [EMAIL 
PROTECTED] s.com, aceh_cultural@ yahoogroups. com, aceh_institute@ yahoogroups. 
com, aceh_milist@ yahoogroups. com, aceh_ngo_net@ yahoogroups. com, 
acehbangkit@ yahoogroups. com, acehhabitatclub@ yahoogroups. com, 
Acehhealthinfo@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] s.com, acehmanggeng@ 
yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] .com, adventour_ui@ yahoogroups. com, 
advocacy_aceh@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] ups.com, [EMAIL PROTECTED] 
ups.com, [EMAIL PROTECTED] .com, af-surabaya@ yahoogroups.
 com, agen_artikel_ media_massa@ yahoogroups. com, aidwatchindonesia@ 
yahoogroups. com, ainaki-komunitas@ yahoogroups. com, aipi_politik@ 
yahoogroups. com, aksarasastra@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] .com, 
[EMAIL PROTECTED] ps.com, ANAKZAMAN-Net@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] 
.com, animasindonesia@ yahoogroups. com, animation_forum@ yahoogroups. com, 
anti_environment@ yahoogroups. com, antipolitisibusuk@ yahoogroups. com, [EMAIL 
PROTECTED] .com, [EMAIL PROTECTED] s.com, [EMAIL PROTECTED] .com, 
Apresiasi-Sastra@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] com, Arek-Probolinggo@ 
yahoogroups. com, arek-suroboyo@ yahoogroups. com, arkeologi-ui@ yahoogroups. 
com, art-komunitas@ yahoogroups. com, artbulletinonline@ yahoogroups. com, 
autoresponder- indonesia@ yahoogroups. com, Ayah-Bunda-Anak@ yahoogroups. com, 
[EMAIL PROTECTED] ps.com, [EMAIL PROTECTED] ps.com, bali_indo_boy@ yahoogroups. 
com, bandungshow@ yahoogroups. com,
 BangkaCommunity@ yahoogroups. com, bangkitaceh@ yahoogroups. com, [EMAIL 
PROTECTED] ups.com, [EMAIL PROTECTED] ps.com, belajar-bisnis@ yahoogroups. com, 
[EMAIL PROTECTED] s.com, berbagi-ceria@ yahoogroups. com, berita-bhinneka@ 
yahoogroups. com, berita-lingkungan@ yahoogroups. com, berita-politik@ 
yahoogroups. com, berita-tionghoa@ yahoogroups. com, berita_korupsi@ 
yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] ups.com, budaya_aceh@ yahoogroups. com, 
budaya_tionghua@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] s.com, bumimanusia@ 
yahoogroups. com, CAFE-AHIMSA@ yahoogroups. com, Cerbung_Silat@ yahoogroups. 
com, [EMAIL PROTECTED] ups.com, ceritasilat@ yahoogroups. com, [EMAIL 
PROTECTED] ps.com, [EMAIL PROTECTED] ps.com, [EMAIL PROTECTED] com, 
cinemagsforum@ yahoogroups. com, cintaciputat@ yahoogroups. com, [EMAIL 
PROTECTED] ups.com, creatifxstudio@ yahoogroups. com, Creative-Network@ 
yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] ups.com, damaisejahtera_
 [EMAIL PROTECTED] s.com, [EMAIL PROTECTED] ups.com, [EMAIL PROTECTED] ps.com
Cc: [EMAIL PROTECTED] ups.com, [EMAIL PROTECTED] .com, finkatiq_art@ yahoo.com
Tanggal: Selasa, 11 November, 2008, 10:59 PM






Rencana Acara
Jakarta International Literary Festival (JILFest) 2008
(Kamis-Minggu, 11-14 Desember 2008) -di Kawasan KOTA TUA-Jakarta





:|: Kamis, 11 Desember 2008

Upacara Pembukaan (Host Gubernur DKI Jakarta, Monas)

Pukul

[ac-i] Kerajinan Orok-Orok juga diekspor

2008-10-29 Terurut Topik anuv chaviddy
Radar Tulungagung






  
[ Rabu, 29 Oktober 2008 ]

  

  Kerajinan Ekspor Orok-Orok Kota Blitar, Hadapi Badai Krisis Global




  
  Bermodal Kepercayaan, Minta Showroom Penarik Wisatawan


Krisis finansial yang dialami negara maju, juga membawa dampak
kekhawatiran bagi perajin orok-orok atau kendang mini di Kota Blitar.
Pasalnya, kerajinan ini pemasarannya sudah tembus pasaran luar negeri. 


  Aziz Wahyudi, Radar Blitar




Menelusuri kampung Kelurahan Ngadirejo,
Kecamatan Kepanjenkidul, terasa beda. Mayoritas warga yang memiliki
sisa ruang di teras rumah dipenuhi dengan tumpukan kayu. Potongan kayu
berukuran paha orang dewasa tersebut ditata rapi secara bolak balik.
Ada yang sudah dipolitur, ada juga yang masih berupa kayu utuhan. 

Kayu
tersebut merupakan bahan kerajinan orok-orok. Disebut orok-orok karena
ketika dibunyikan berbunyi seperti orok-orok. Bentuknya seperti kendang
kecil dan di tengahnya dipasang tali. Untuk memainkannya dengan cara
diputar. 

 Andri Susanto merupakan pemuda yang kreatif. Dia
bersama dengan pamannya, Solikin, mencoba memanfaatkan kayu menjadi
barang berharga. Bahkan, diakuinya produksinya sudah tembus pasar Eropa
dan Jepang. Orok-orok digunakan sebagai souvenir dan hiasan ruang tamu.


Awal bisnis ini dijalani ketika mendapati kampungnya banyak
mahoni. Hampir sebagian warga yang memiliki pekarangan ditanami mahoni.
Di sini kan perbatasan dengan Kabupaten Blitar, atau Nglegok. Makanya
banyak tanaman mahoni, kata pria berusia 32 tahun ini. 


Mengapa dirinya memilih orok-orok dibanding dengan kendang? Dia bersama
Solikin yakin kalau prospeksnya sangat bagus. Usaha semakin berkembang
ketika ada distributor yang bersedia membeli hasil karyanya. Akhirnya,
berbekal modal utang, Solikin mulai membuat orok-orok. Cara
pembuatannya pun mudah. Kayu mahoni yang sudah dibentuk dibor listrik.
Selanjutnya dihaluskan dan dilubangi seukuran pulpen. Sementara
penempelan kulit atau kendang dipercayakan kepada temannya. Rata-rata
sebulan bisa memproduksi hingga 10 ribu buah lebih. Butuh ketelatenan
untuk membuat orok-orok, katanya lagi. 

 Untuk satu orok-orok
dihargai Rp 500. Padahal kalau sudah dijual di Bali harganya bisa
sampai Rp 3 ribu, bahkan Rp 5 ribu. Sementara di luar negeri dijual Rp
20 ribu.

 Beberapa waktu lalu, Solikin sempat ketir-ketir. Itu
karena terjadi iklim ekonomi yang melanda sebagian Eropa atau yang
lebih dikenal dengan krisis global. Untungnya, berkat kepercayaan
produk kerajinannya berusaha tetap eksis. Pesanan pun tetap mengalir.
Modalnya kepercayaan itu saja, tambahnya lagi. 

Sebenarnya
dia menginginkan usahanya lebih besar lagi. Terlebih jika melongok
hasil karyanya ketika dipoles lebih bagus lagi harganya bisa berlipat.
Keterbatasan modal serta minimnya pengetahuan pemasaran menjadi
permasalahan. Dari dulu ya cuma membuat saja, keluhnya. 

 Dia
berharap produk-produk asli Kota Blitar dipajang di tempat atau lokasi
khusus seperti showroom. Harapannya, agar menarik wisatawan datang
langsung ke Kota Blitar. (*/cam)  



  
___
Nama baru untuk Anda! 
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. 
Cepat sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

[ac-i] Tuban,kota kenanganku zaman SMP

2008-10-24 Terurut Topik anuv chaviddy
Rabu, 2008 September 17



Asal Usul Tuban




Tersebutlah
kisah, tatkala itu Raden ARYA DANDANG WACANA sedang membuka tanah yang
masih berupa hutan bambu yang bernama Papringan, tanpa diduga – duga
sebelumnya muncullah sebuah keajaiban dengan keluarnya air yang dalam
istilah jawa disebut (meTu) dan (Banyune), dan jika dirangkaikan
menjadi TUBAN. Peristiwa itu oleh Raden ARYA DANDANG WACANA dijadikan
sebagai tonggak sejarah dalam memberi nama tanah tersebut dengan nama
TUBAN, dan selanjutnya kita kenal dengan nama Kabupaten Tuban.
Sementara itu sejarah pemerintahan Kabupaten Tuban diawali pada jaman
Majapahit, tepatnya ketika peristiwa agung pelantikan RONGGOLAWE untuk
menjadi adipati Tuban pertama oleh Raja Majapahit Raden WIJAYA.

Peristiwa
pelantikan itu dilaksanakan pada tanggal 12 Nopember 1293, yang pada
akhirnya oleh Pemerintah Kabupaten Tuban tanggal 12 Nopember dijadikan
sebagai Hari Jadi Tuban.Kabupaten Tuban adalah salah satu kabupaten
yang berada pada ujung barat wilayah Propinsi Jawa Timur. Berbatasan
dengan Kabupaten Rembang dan Blora (Prop. Jateng) di sebelah barat,
sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro, sebelah timur
berbatasan dengan Kabupaten Lamongan dan sebelah utara adalah Laut Jawa.

Secara
administrasi Kabupaten Tuban terbagi dalam 20 kecamatan yang terdiri
dari 328 desa/kelurahan. Luas wilayah Kabupaten Tuban 183.994.561 Ha,
dan wilayah laut seluas 22.068 km2. Letak astronomi Kabupaten Tuban
pada koordinat 111o 30' - 112o 35 BT dan 6o 40' - 7o 18' LS. Panjang
wilayah pantai 65 km. Ketinggian daratan di Kabupaten Tuban bekisar
antara 0 - 500 mdpl. Sebagian besar wilayah Kabupaten Tuban beriklim
kering dengan kondisi bervariasi dari agak kering sampai sangat kering
yang berada di 19 kecamatan, sedangkan yang beriklim agak basah berada
pada 1 kecamatan.

Struktur geologi Kabupaten Tuban berada pada
cekungan Jawa Timur Utara dengan bentangan dari Semarang sampai
Surabaya. Sebagian besar Kabupaten Tuban termasuk dalam Zona Rembang
dengan struktur batuan endapan yang umumnya berupa batuan karbonat,
sehingga domnasi perbukitan yang ada adalah perbukitan Kapur. Ditinjau
dari segi litologi batuan sedimen yang ada di Kabupaten Tuban kaya akan
bahan tambang galian Golongan C (pasir silica, dolomit, phospat, clay,
ball clay dan trass)dan ada juga yang berupa golongan A




di
22:47














Diposkan oleh
Kenangan Manis




  
___
Dapatkan nama yang Anda sukai!
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

[ac-i] Puisi Indonesia-Australia nemu di website AIAA

2008-10-22 Terurut Topik anuv chaviddy
Sajak Viddy Almahfoud Daery 
 

SOUTH BANK  AIR MATA 
 

kapal Kookabura Queen berangkat dari South Bank
mengangkut rombongan penyair
menyusur kota Brisbane
sampai jauh di balik Victoria Bridge 
 

dan ketika kapal berbelok kembali
airmatapun berjatuhan
dihalau angin dingin Australia 
 

tisu-tisu diremas dan dilarutkan
di lumpur sungai Brisbane
yang mengendapkan sejarah hitam
sampai bekasnya tak lagi kelihatan 
 

lalu puisi-puisipun ditulis
tapi lantas diremas dan dibuang
di kotak sampah yang rapi
karena sejarah dan peradaban
tumbuh dewasa dan bijaksana
bersama senyum dan airmata 
 

para penyair minum air ponten
di City Botanical Garden
lalu menyusut air matanya
sambi meremas roti kering
dan disebarkan di rerumputan 
 

burung-burung gereja, gagak, merpati,
pecuk, gelatik dan Kookabura (alangkah ramainya)
dengan damai berebut mematuk remah-remahnya. 
 
Brisbane, november 1994


  
___
Dapatkan nama yang Anda sukai!
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

[ac-i] Kediri belum punya Museum? Uang GUDANG GARAM yang milyaran dikemanain?

2008-10-18 Terurut Topik anuv chaviddy
Radar Kediri






  
[ Sabtu, 18 Oktober 2008 ]

  

  Kediri Tak Punya Museum 




  KEDIRI-
Pemkab Kediri ternyata belum mempunyai museum yang representative.
Benda-benda purbakala yang ditemukan hanya disimpan di bangunan
berukuran sekitar 8x8 meter yang ada di belakang kantor DPRD Kabupaten
Kediri di Jalan Soekarno Hatta, Kediri. 

Berdasarkan pengamatan
wartawan Koran ini kemarin, puluhan benda purbakala itu kurang terawat.
Mereka hanya diletakkan sekadarnya di ruangan itu. Tidak ada pengunjung
yang melihat benda purbakala tersebut. Bahkan, jika mau melihat
pengunjung harus mengintipnya lewat dinding kaca. Sebab, pintu bangunan
ini sering terkunci. 

Menurut sekretaris komisi D Moch.
Tachsis, jika pemkab Kediri menghargai peradaban maka logikanya museum
itu harus ada. Karena benda-benda purbakala itu menunjukkan sejarah
peradaban budaya di Kabupaten Kediri. Benda-benda purbakala itu harus
disimpan di tempat yang aman dan representative makanya museum itu
perlu ada, ujarnya.

Tachsis mengatakan karena pemkab belum
mempunyai museum maka banyak benda-benda purbakala yang ditemukan
terpaksa disimpan di Trowulan dan museum di luar daerah. Karena jika di
tempatkan di ruangan yang tidak representative maka keamanan
benda-benda purbakala itu akan rawan. 

Politisi dari PKB ini
mengatakan karena di Kabupaten Kediri ini banyak benda-benda purbakala
maka pemkab harus segera menyiapkan museum yang representative.
Sehingga, benda-benda purbakala bisa disimpan di Kabupaten Kediri.
Nanti anak cucu kita akan bisa melihat peradaban budaya kita,
ujarnya. 

Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Mudjianto
melalui Kasi Seni dan Budaya Suradi mengakui kalau Kabupaten Kediri
belum memiliki museum. Karena itu banyak benda-benda purbaka terpaksa
disimpan di museum luar daerah. Ada ratusan benda-benda purbakala yang
disimpan di luar Kediri, ujarnya.

Dari benda-benda purbakala
yang disimpan di luar Kediri itu adalah emas Seger. Mahkota yang
terbuat dari emas itu terpaksa disimpan di Museum Airlangga Surabaya
karena Pemkab tidak punya museum yang representative. Padahal kalau
kita punya museum yang representative maka benda-benda purbakala itu
bisa kita simpan di Kediri, ujarnya. 

Sementara itu Kabag
Humas Pemkab Sigit Rahardjo mengatakan pihaknya akan menindaklanjuti
masukan perlu adanya pendirian museum ini. Kami akan tindak lanjuti
hal ini. Semoga dalam waktu dekat ini kita bisa membangun museum,
harapnya. (tyo) 




 









 

  Mereka yang Berada di Balik Kesuksesan Para Cawali (3)
 

 

  Pelatih dan Pemain Bebas Cari Klub
 

 

  GG Tak Mau Laksanakan SKB Lima Menteri
 

 

  FS Bandara Akan  Dikaji Ulang 
 

 

  Lutfi Awasi Gambar Gus Dur
 

 

  Email Negeri Ginseng (12)
 

 

  Deposito Mantan Rektor Dibekukan
 

 

  Pelajar Kritik Money Politic dan Golput
 

 

  Halaman SD Pindah ke Belakang
 

 

  Sekeluarga Dikubur Satu Liang
 

 

  Dua Pelaku Curanmor Dibekuk
 

 

  Macan Putih Kedinginan 
 

 

  Buta Kekuatan Persiwa 
 


 


HALAMAN KEMARIN



   

 

  Brimob Tangkap GPK
 

 

  Maschut Panggil Diana
 

 

  Sudah Dengar 4 Tahun Lalu
 

 

  Mereka yang Berada di Balik Kesuksesan Para Cawali 
 

 

  Kajari Nganjuk Dicopot 
 

 
 

[ac-i] Situs Mataraman di Dagangan,Madiun

2008-10-07 Terurut Topik anuv chaviddy
 Radar Madiun






  
[ Senin, 06 Oktober 2008 ]

  

  Melihat Situs Sewulan di Kecamatan Dagangan, Madiun




  
  Jadi Tempat Bermain Gus Dur Waktu Kecil


Situs Sewulan, cagar budaya peninggalan kerajaan Mataram yang
masih tersisa hingga sekarang. Meski sudah berumur hampir tiga abad,
arsitektur kuno yang terpajang masih kokoh berdiri. 


  DIDIK PURWANTO, Madiun   



  ---


GAPURA besar berwarna putih berdiri kokoh. Ornamen
kaligrafi menghiasi setiap bagian dari gapura itu. Di bagian paling
atas tertulis Masjid Agung Sewulan. Dan di kanan kirinya diberi corak
bunga berjajar. 

Tak jauh dari tempat itu, terdapat sebuah
pohon sawo yang cukup rindang. Sehingga udara yang panas siang kemarin
(5/10), sedikit terobati adanya pohon tersebut. ''Bisa berteduh di
sini,'' kata Muhammad Mawardi, ketua takmir Masjid itu kepada koran ini.

Situs
Sewulan sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Madiun. Apalagi, tempat
ini merupakan salah satu cagar budaya peninggalan kerajaan Mataram yang
tersisa. Pembangunannya pada tahun 1714 oleh Kiai Ageng Basyariyah.

Sejak
tahun itu, bentuk bangunan masih dipertahankan. Seperti tembok yang
tebalnya mencapai satu meter dan kolam tempat wudu yang terletak persis
di depan masjid sama sekali belum tersentuh. ''Ini masjid tertua yang
berada di Madiun, usianya hampir tiga abad,'' tegas pria paro baya itu.

Kolam
yang berukuran 4 x 5 meter itu sendiri sekarang jarang digunakan.
Maklum masyarakat biasanya lebih memilih berwudu di tempat yang sudah
disediakan. Tapi sebagian warga pendatang masih percaya bahwa air dalam
kolam itu bisa mempercepat balita untuk bisa berjalan. ''Biasanya
setelah mandi di kolam itu, beberapa bulan selanjutnya bisa berjalan,''
kata pria yang memakai pakaian bermotif kotak-kotak itu.

Banyaknya
ukiran kaligrafi disetiap sudut membuat nuansa Islam semakin kental.
Apalagi mimbar (tempat untuk kutbah) yang ada sekarang juga merupakan
warisan sejak berdirinya masjid tersebut. Meskipun demikian mimbar itu
masih terlihat cukup elegan.

Tak hanya itu, masjid Sewulan juga
menjadi kenangan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ketika masih kecil. Gus
Dur merupakan salah satu keturunan kedelapan Kiai Ageng Basyariyah.
Jadi di Sewulan inilah, tempat bermain tokoh yang pernah menjadi
Presiden RI itu, sebelum akhirnya hijrah ke Jombang. Selain Gus Dur,
Menteri Agama Maftuh Basyuni juga tercatat sebagai keturunan Kiai Ageng
Basyariyah. ''Hampir tiga tahun kami menghabiskan masa kecil bersama
Gus Dur,'' papar Mawardi.

Sayang, situs bersejarah ini mulai
terkikis. Ruangan yang dulu untuk belajar bahasa Arab sekarang sudah
kosong melompong. ''Tidak seperti dulu, banyak anak-anak yang mengaji
di sini,'' ujarnya.

Selama bulan Ramadan hingga habis Lebaran
ini banyak warga pendatang melakukan istighotsah di tempat ini. Selain
itu, melakukan ziarah ke makam Kiai Ageng Basyariyah yang berada di
sebelah barat masjid. ''Hampir setiap hari ada ratusan pengunjung
selama sebulan ini, banyak dari luar kota. Seperti Pekalongan, Bandung
dan, Bogor,'' ungkap Yusuf, salah seorang pengelola situs Sewulan itu.

Menurutnya,
mereka yang datang kesini biasanya untuk urusan duniawi. Yakni,
masalah-masalah yang sulit terselesaikan. ''Ada beberapa orang yang
memanfaatkan untuk urusan duniawi. Bahkan sejumlah pejabat di daerah
ini juga sering berkunjung ke Sewulan,'' ujar pria yang memakai baju
warna hitam tersebut.

Seperti apa yang dilakukan Ahmad Jumali
yang berasal dari Palembang. Setiap tahun dirinya pasti datang ke
tempat ini. Alasannya cuma satu, ingin mencari berkah dari situs
Sewulan tersebut. Namun demikian, ia cukup puas bisa mengunjungi cagar
budaya tertua di Madiun ini. ''Sudah terbiasa ke sini meski biaya yang
harus dikeluarkan cukup lumayan besar,'' tandasnya. *** (rif)




 









 

  Penjual Janur dan Ketupat Panen
 

 

  Melihat produsen kue Satu di Desa Bancong, Wonoasri, Kabupaten Madiun
 

 

  Izin Kades Bacaleg Belum Juga Kelar
 

 

  Jalur Caruban-Nganjuk Butuh Jembatan Layang
 

 

  Cawali Obral Janji 
 

 

  Hari Pertama, Puluhan PNS Absen
 

 

  Jusuf, Tukang Pijit di Rest Area Monumen Soerjo 
 
  

Re: [ac-i] DIPERLUKAN LSM KEBUDAYAAN TINGKAT NASIONAL

2008-10-07 Terurut Topik anuv chaviddy
 dikerjakan bersama…meskipun masing-masing LSM 
tetap dengan
warna khasnya sendiri.
 
K
: Semoga FKI yang bertujuan mulia ini sukses ya Pak…
 
LS
: Insya Allah…saya memimpikan, kalau di sektor olahraga 
ada
KONI,yaa di sektor seni budaya kenapa tidak bisa ada 
semacam itu ?
Nah FKI ini kami gagas akan menjadi semacam KONI, tapi 
pemerintah
hanya menjadi fasilitator,tidak terlibat langsung.
 
K
: Kalau KONI kan mendapat sumbangan dana dari 
pemerintah Pak.
 
LS
: Yaa kita bergerak dululah…kalau nanti sudah jalan 
lancar lalu
pemerintah akhirnya tertarik membantu dana ya syukur
alhamdulillah, tapi kalau tidak juga nggak apa-apa…kita 
jalan
terus…ya kita mencari dana sendiri…misalnya bekerjasama 
dengan
perusahaan-perusahaan yang mempunyai program CSR ( 
Corporate
Social Responsibility ),akan kita arahkan untuk 
dikembangkan
menjadi CSCR ( Corporate Social-Cultural Responsibility
)…nah, Insya Allah Tuhan akan membimbing kalau kita 
berniat
mulia ingin menyelamatkan bangsa !
 
K
: Semoga FKI sukses ya Pak !
 
LS
: Terimakasih, ayo kita berjuang bersama demi tegaknya 
martabat
bangsa kita!
 
( Tim KULTURA )








--- Pada Sen, 6/10/08, mangoenpoerojo roch basoeki [EMAIL PROTECTED] menulis:
Dari: mangoenpoerojo roch basoeki [EMAIL PROTECTED]
Topik: Re: [ac-i] DIPERLUKAN LSM KEBUDAYAAN TINGKAT NASIONAL
Kepada: artculture-indonesia@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 6 Oktober, 2008, 1:07 AM











Saya sepakat total mas nurcahyo
salam, robama.

- Original Message 
From: henri nurcahyo henrinurcahyo@ yahoo.com
To: artculture-indonesi [EMAIL PROTECTED] com
Sent: Monday, October 6, 2008 7:44:40 AM
Subject: Re: [ac-i] DIPERLUKAN LSM KEBUDAYAAN TINGKAT NASIONAL










Lembaga Kebudayaan itu SARANA atau TUJUAN??? Saya sepakat dengan 
mailist Halim HD di dikbud, bahwa lembaga tidak menjamin aktivitas kesenian 
menjadi lebih baik. Bandung adalah salah satu contoh yang dikemukakan Halim, 
tanpa Dewan Kesenian tapi keseniannya maju pesat. Sementara di beberapa daerah, 
lembaga kesenian malah menjadi jaringan birokrasi baru. semacam 
menumbuhsuburkan feodalisme kesenian (ini istilah saya). Jadi, apa sih yang mau 
dikerjakan dengan (rencana adanya) lembaga kebudayaan nasional itu? Ya mending 
dikerjakan aja sekarang dan melibatkan lembaga yang sudah ada. jadi, menurut 
saya pribadi, lembaga kebudayaan itu sebaiknya berdasarkan kinerja
 saja, bukan membangun lembaga mapan tempat bercokolnya birokrat kesenian. 
Begitu. 

salam
henri nurcahyo

--- Pada Ming, 5/10/08, arief rahman arief rahman
 [EMAIL PROTECTED] com menulis:
Dari: arief rahman arief rahman [EMAIL PROTECTED] com
Topik: Re: [ac-i] DIPERLUKAN LSM KEBUDAYAAN TINGKAT NASIONAL
Kepada: artculture-indonesi [EMAIL PROTECTED] com
Tanggal: Minggu, 5 Oktober, 2008, 7:50 AM








saya jadi ingat dengan kawan-kawan di bandung. Orang-orang muda, 
kebanyakan mahasisawa, membangun lembaga yang mendokumentasikan hasil-hasil 
kebudayaan Indonesia, sekaligus berusaha memperjuangkan hak cipta nasional 
untuk hasil-hasil budaya tersebut. mereka niatnya utk memperjuangkannya hingga 
UNESCO. saya lupa, situsnya (silakan search di google). mereka sudah bekerja 
sebelum peristiwa kuya terjadi..hal yang patut dipuji ialah gagasan, konsisten, 
dan berjuang terus dengan modal niat.

bagi saya, lembaga kebudayaan sangat dibutuhkan di negeri ini. Tentu saja, 
sudah banyak orang yang memimpikannya. tinggal mengerjakan saja, jangan sampai 
baru setahun
 atau dua tahun kembali mati suri. selamat berjuang!

Arahman Ali
dewa-api.blogspot. com
 

--- On Thu, 10/2/08, anuv chaviddy [EMAIL PROTECTED] com
 wrote:
From: anuv chaviddy [EMAIL PROTECTED] com
Subject: [ac-i] DIPERLUKAN LSM KEBUDAYAAN TINGKAT NASIONAL
To: [EMAIL PROTECTED] com, [EMAIL PROTECTED] my, [EMAIL PROTECTED] net.id, 
artculture-indonesi [EMAIL PROTECTED] com, apresiasi-sastra@ yahoogroups. com, 
[EMAIL PROTECTED] .com, [EMAIL PROTECTED] .com, PERS-Indonesia@ yahoogroups. 
com, [EMAIL PROTECTED] ups.com, [EMAIL PROTECTED] com, hamiludd2kwah@ 
yahoo.com. au, hasan.bisri@ tpi.tv, saint.mahomet@ yahoo.co. id, 
sabtusoreonline@ yahoogroups. com, sanggar_kinanah@ yahoogroups

[ac-i] Kue SATU Madiun

2008-10-07 Terurut Topik anuv chaviddy
Radar Madiun






  
[ Selasa, 07 Oktober 2008 ]

  

  Melihat produsen kue Satu di Desa Bancong, Wonoasri, Kabupaten Madiun




  
  Pemasarannya Masih Terkendala Pada Dana  


Makanan Khas Madiun tidak hanya brem. Bahkan, di Bancong,
Wonoasri salah satu sentra makanan khas tersebut juga mempoduksi kue
satu. Salah satu jajanan tradisionil berbahan baku kacang ijo dan gula
pasir. Bagaimana perkembangan pemasarannya, setelah sekian lama
produksi?

NOFIKA D NUGROHO, Madiun 


  


Brem sudah menjadi ikon makanan khas di Kabupaten Madiun.
Sebab, di Desa Kalibabu, Mejayan dan Desa Bancong, Wonoasri, merupakan
sentra penghasil komoditas berbahan baku ketan tersebut. Bahkan,
industri rumahan itu jumlahnya ratusan. Selain itu, pemasarannya sudah
menasional. 

Namun, sukses brem itu berbeda dengan kue Satu.
Meski, sama-sama diproduksi di Desa Bancong, namun konsumen makanan
berbahan dasar kacang hijau dan gula pasir itu tidak sebanyak brem.
Pemasarannya masih terbatas. Yakni, di Caruban dan sekitarnya. ''Selama
ini saya menyetor ke toko oleh-oleh dan rumah makan saja,'' ujar
Padilah, salah seorang produsen kue Satu, siang kemarin (6/10). 

Pemasaran
jajanan yang berwarna putih, dan terasa manis itu boleh dibilang masih
jalan di tempat. Padahal, keberadaan kue Satu ini sudah lebih dari 10
tahun. ''Banyak orang yang kesini untuk pesan atau ndandakne (pemesan membawa 
bahan baku sendiri, red),'' kata ibu tiga orang anak ini, ditemui di rumahnya 
yang berdinding gedek (anyaman bambu). 

Permintaan
memang membaik ketika liburan sekolah atau lebaran. Pasalnya, jumlah
permintaan meningkat. Hal itu terlihat dari kacang hijau yang
diperlukan untuk produksi dalam satu bulan. Dari 1,5 kuintal menjadi
dua kuintal. ''Toko langganan saya minta tambahan kiriman,'' lanjut
wanita berusia 41 tahun ini. 

Biasanya dalam satu bulan
memproduksi 1600 kemasan berukuran kecil, kini menjadi 2000 kemasan.
Secara otomatis, omset penjualan juga bertambah. Dari Rp. 3 juta
menjadi Rp. 4,5 juta per bulan. Harga per bungkus ukuran kecil isi 30
biji, Rp 3 ribu. Sedangkan bungkus ukuran besar atau isi 240 biji, Rp.
10 ribu. 

Bagaimana dengan modal? Untuk bisa mencukupi
kebutuhan usahanya, Padilah pinjam ke saudara atau tetangga. ''Itu
satu-satunya yang bisa saya lakukan. Hendak cari pinjaman ke bank,
tidak punya jaminan,'' ungkapnya. 

Kendati demikian, usaha yang sudah berjalan lama itu masih bergantung pada 
orang lain. Yakni, dengan nebeng label
pada seorang pengusaha brem yang juga distributor di desanya.. ''Karena
kesulitan memasarkan, maka kerja sama dengan tetangga yang sudah
memiliki ijin produksi,'' jelas Karjo Mardianto, sang suami yang duduk
bersebelahan dengan Padilah. 

Tapi pada tahun 2006 usaha turun
temurun itu mendapat ijin dari pemerintah. Yakni, dengan menerima ijin
produk. Meski demikian, Padilah masih menggunakan label dari perusahaan
milik temannya. ''Rencana memasarkan sendiri memang ada, tapi masih
terhambat soal dana,'' papar, pria berusia 50 tahun itu. 

Bagaimana
bila harga kacang hijau meningkat?. Naik turunnya, harga di pasaran
tidak begitu berpengaruh dengan harga kue Satu. Lantaran, dia
berprinsip bati sithik nanging sing tuku gelem balik maneh (Meski untung 
sedikit, asal pembeli mau kembali lagi, red). (mik)




 









 

  Penjual Janur dan Ketupat Panen
 

 

  Izin Kades Bacaleg Belum Juga Kelar
 

 

  Jalur Caruban-Nganjuk Butuh Jembatan Layang
 

 

  Cawali Obral Janji 
 

 

  Hari Pertama, Puluhan PNS Absen
 

 

  Jusuf, Tukang Pijit di Rest Area Monumen Soerjo 
 

 

  Terminal Bus Dikhawatirkan Mangkrak
 

 

  Salah Minum Obat, Tubuh Melepuh 
 

 

  Negosiasi Tanah Jalan Tol Alot 
 

 

  PGRI Ancam Pidanakan
 

 

  MA Muhammadiyah Dibobol Alumni
 


 


HALAMAN 

[ac-i] DIPERLUKAN LSM KEBUDAYAAN TINGKAT NASIONAL

2008-10-03 Terurut Topik anuv chaviddy


JAWA POS Jum'at, 03 Oktober 2008 
 

  



  




  Opini 




[ Jum'at, 03 Oktober 2008 ] 
Bangkitlah Bangsa Berbudaya 
Tinggi 

Oleh Viddy A.D. Daery * 


SAYA akan ke Malaysia lagi, memenuhi undangan Dewan Bahasa 
dan Pustaka (DBP) Malaysia untuk mengikuti Seminar Internasional Pantun dan 
Syair Tradisional. Kalau kita perhatikan, Malaysia terlalu sering mengadakan 
seminar internasional, apalagi nasional, yang membahas (dalam rangka 
menguri-uri) kebudayaan tradisional mereka.

Bandingkan dengan 
Indonesia yang justru 99 persen sering menyelenggarakan seminar politik dan 
hukum serta hanya 1 persen menghelat seminar kebudayaan. Itu pun kebanyakan 
kebudayaan modern yang cenderung dipengaruhi oleh paham neoliberalisme 
Barat.

Tragedi Arca Kuya 

Karena itu, sampai saat ini, 
apalagi zaman reformasi yang dekaden, Indonesia menjadi kisruh oleh perdebatan 
hukum dan perkelahian politik. Sebab, bagi masyarakat Indonesia, faktor 
kebudayaan dianggap barang usang yang tak berharga atau cuma dihargai sebagai 
benda rombeng murahan. 

Karena itu, tragedi terbesar justru baru saja 
terjadi. Yakni, dicurinya batu purbakala peninggalan Kerajaan Tarumanegara abad 
IV atau V Masehi seberat 6 ton secara terang-terangan dari lokasi situsnya di 
hutan lindung Haur Bentes, Desa Pasir Madang, Kecamatan Sukajaya, 
KabupatenBogor, Jawa Barat. Batu yang dikenal dengan nama Batu Kuya tersebut 
diangkut 
menggunakan kontainer dan ditonton oleh masyarakat. 

Itu tragedi bangsa 
paling menohok akal sehat di samping ribuan tragedi lainnya yang berlangsung 
tiap hari di Indonesia.

Padahal, dunia menghargai dan menghormati 
Indonesia bukan karena prestasi ekonomi, olahraga, apalagi politik, melainkan 
kekayaan budaya yang adiluhung alias masterpiece.

UNESCO 
memasukkan wayang dan keris Indonesia sebagai masterpiece dunia atau 
intangible cultural heritage atau warisan budaya 
nonbenda. Konvensi untuk melindungi warisan budaya tak benda oleh UNESCO 
kemudian diratifikasi Indonesia menjadi PP No 78/2007. Terhitung sejak 15 
Januari 2008, Indonesia berhak menjadi negara anggota badan PBB tersebut. 
Termasuk, berhak menominasikan mata budaya untuk dicantumkan dalam daftar 
warisan budaya yang membutuhkan bantuan UNESCO. 

Kini, batik 
Indonesia juga sedang diajukan untuk diakui oleh UNESCO sebagai warisan 
masterpiece dunia. Namun, di pasar grosir terbesar Indonesia, Tanah 
Abang, Jakarta, telah beredar batik kodian bikinan Tiongkok!

Namun, 
sampai detik ini, selain langkah meratifikasi penghargaan UNESCO, pemerintah 
maupun masyarakat Indonesia malah terkesan kurang menghargai kekayaan budaya 
sendiri dalam arti seluas-luasnya, selain hanya memanfaatkan kebudayaan sebagai 
barang dagangan dan objek pemerasan devisa.

Departemen Kebudayaan dan 
Pariwisata (Depbudpar) tak mengurangi keluhan masyarakat yang peduli budaya 
terhadap kenyataan telantarnya banyak sekali warisan budaya di seluruh tanah 
air. Pada gilirannya, ketika negara lain justru memanfaatkan berbagai seni 
budaya yang ditelantarkan tersebut, barulah masyarakat Indonesia 
meradang.

Bahkan, RUU Pajak Penghasilan (PPh) yang sedang digodok oleh 
DPR bersama pemerintah tidak sudi memasukkan unsur budaya sebagai bidang yang 
layak mendapatkan insentif pajak.

Di tengah suasana suwung (kosong, 
hampa) yang dirasakan oleh bangsa Indonesia karena telantarnya kebudayaan 
Indonesia, yang diperlukan adalah penyegaran pola pikir dan sikap hidup. Sebab, 
peran unsur budaya sangat besar. Sayang, hal-hal tentang budaya sejauh ini 
tidak 
tertangani dengan baik. Karena itu, dibutuhkan upaya lebih serius untuk 
mengelolanya.

LSM Kebudayaan

Maka, dalam Sarasehan 
Budaya untuk memperingati Kongres Kebudayaan Pertama di Sala pada 5 Juli 1918, 
yang diselenggarakan oleh Paguyuban Puspo Budoyo dan Sekar Budaya Nusantara 
bekerja sama dengan RRI di Studio B RRI Jakarta Sabtu 5 Juli 2008, 
muncul ide bahwa LSM nasional yang memperjuangkan harkat dan derajat kebudayaan 
Indonesia yang adiluhung sudah amat mendesak untuk dibentuk. Akhirnya, 
disetujui 
pembentukan Forum Kebudayaan Indonesia atau FKI atau Forbud.

Sejumlah 
pembicara dari berbagai latar belakang mengangkat seriusnya kemunduran atau 
kekurangan bangsa Indonesia. Ketua Lembaga Studi Kapasitas Nasional Hartojo 
Wignjowijoto mencetuskan istilah suasana suwung yang menyiratkan tiadanya 
nyawa atau perasaan di tengah bangsa ini.

Dalam sarasehan yang dipandu 
Parni Hadi tersebut, ikut pula menyampaikan pandangan Men PAN Taufiq Effendi 
yang menyebutkan pentingnya pembangunan karakter bangsa. Menurut Men PAN, kalau 
karakter yang menjadi modal dasar itu buruk, ibaratnya membuat hidangan, sulit 
membikin kue yang enak karena tepungnya apek dan santannya basi. Dia 
menyebutkan 
contoh budaya (kebiasaan) buruk, seperti suka menyalahkan pihak lain dan susah 
melihat orang lain senang.

FKI itu semacam KONI di olahraga, bukan 
partisan, nirlaba, swadaya masyarakat, namun menjadi mitra pemerintah untuk 
menyinergikan potensi dan 

[ac-i] Trs: FKI tolong masukkan ac-i

2008-09-25 Terurut Topik anuv chaviddy

Para sahabat sekalian,

Kami dari FORBUD atau FKI ( Forum Kebudayaan Indonesia ) mengalu-alukan anda 
untuk menyimak gerak langkah kami di website kami ini www.budaya-indonesia.org 
dan masukan dan saran dapat dialamatkan ke email kami  [EMAIL PROTECTED]

Adapun majalah kami KULTRA segera diluncurkan bulan depan,kami menunggu anda 
sebagai PELANGGAN dan partisipan aktif!

Hormat dan salam,

Viddy AD Daery==
 
--- Pada Sel, 23/9/08, peduli budaya [EMAIL PROTECTED] menulis:
Dari: peduli budaya [EMAIL PROTECTED]
Topik: tolong masukkan ac-i
Kepada: [EMAIL PROTECTED]
Tanggal: Selasa, 23 September, 2008, 11:53 AM

Mas Viddy,

Selamat. sudah mulai dapat p[elanggan Kultura. masih kurang apa lagi?
Tolong email ini ([EMAIL PROTECTED]) dimasukkan/didaftarkan dalam milis ac-i 
agar saya bisa menerima dan membalas ke mereka.


Terima kasih

Luluk




  
___
Dapatkan alamat Email baru Anda!
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

[ac-i] Trs: Re: Trs: DRAFT Proposal awal Lokakarya MAJAPAHIT

2008-09-25 Terurut Topik anuv chaviddy


--- Pada Rab, 24/9/08, Peduli Majapahit [EMAIL PROTECTED] menulis:
Dari: Peduli Majapahit [EMAIL PROTECTED]
Topik: Re: Trs: DRAFT Proposal awal Lokakarya MAJAPAHIT
Kepada: [EMAIL PROTECTED]
Tanggal: Rabu, 24 September, 2008, 6:40 AM

Mas Viddy,
tolong ini dikirim ke milis ac-i
Tks.
salam,
Luluk
 
Rekan2 Pecinta Peninggalan Sejarah yth,

Dalam rangka memperingati 715 tahun Berdirinya Majapahit, Yayasan Peduli 
Majapahit akan menyelenggarakan Lokakarya dan Pameran dengan Tema Selamatkan 
Situs Majapahit di Jakarta tanggal 12 Nopember 2008. agar lokakarya ini bisa 
mengerucut kepada upaya nyata Rekonstruksi  MAJAPAHITPURA (Kotaraja yang 
dilupakan), mohon saran, siapa2 saja yang dapat diundang sebagai pembicara 
untuk berkontribusi pemikiran dll.

Bagi yang berminat, mohon mendaftar melalui email ini.
 
Salam,
Luluk Sumiarso
Ketua Yayasan Peduli Majapahit.



  
___
Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru.
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. 
Cepat sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

[ac-i] Komunitas Sastra-Budaya MELAYU-JOWO-di Kelang,SELANGOR,MALAYSIA

2008-09-25 Terurut Topik anuv chaviddy
SASTERA-UTUSAN MALAYSIA

 
 
 
















Mesej Ramadan di Moreh Puisi II
Oleh ABD. AZIZ ITAR
[EMAIL PROTECTED]




KUMPULAN  Seni Cempoling Bukit Kapar menghiburkan para hadirin dengan lagu-lagu 
tradisional Jawa. 



SEPANJANG bulan Ramadan ini, umat Islam bukan
setakat menunaikan ibadah puasa pada siang hari dan bertarawih di
masjid pada sebelah malamnya semata-mata.

Sebaliknya, ia turut melangkaui ruang lingkup dalam dunia
kesusasteraan yang sarat dengan mesej serta pengajaran yang boleh
dihayati senada dengan kedatangan bulan yang mulia ini.

Contohnya, menerusi Malam Moreh Puisi II di rumah penyair Dr. Ibrahim Ghaffar 
di Kampung Bukit Kapar, Meru, Selangor baru-baru ini.

Kediaman beliau menjadi tumpuan ramai aktivis sastera tanah air bagi 
melampiaskan lontaran idea-idea mereka.

Majlis mendeklamasikan puisi itu merupakan acara tahun kedua sempena
tibanya bulan puasa anjuran Warisan Wong Kampung dengan kerjasama
Persatuan Penulis Nasional (Pena).

Acara yang diadakan hingga awal dinihari itu diadakan sejurus
selepas usainya solat tarawih di kalangan penggiat puisi dan penduduk
di surau Nurul Hidayah berhampiran rumah Dr. Ibrahim Ghaffar.

Keletihan berpuasa pada siang hari dan bersolat tarawih bukan alasan
bagi lebih 10 pemuisi dalam usaha mereka mendeklamasikan puisi karya
masing-masing yang kebanyakannya bertemakan syiar di sebalik kedatangan
Ramadan.

Pendekatan itu terutamanya diperdengarkan menerusi bacaan puisi daripada tetamu 
kehormat Moreh Puisi II iaitu Ahli Dewan Undangan Negeri (ADUN), Meru, Dr. Abd. 
Rani Osman menerusi sajak tulisannya yang berjudul Ramadan Kareem.

Puisi yang diselang-selikan dengan dialek Jawa itu berjaya menarik
perhatian kira-kira 50 hadirin pada malam tersebut. Antara bait-bait
puisi Yang Berhormat itu berbunyi:

Ojo kelalan (jangan lupa) sasaran kita... al-taqwa
Ojo kelalan kelemahan kita... al-nafsu
Ojo kelalan pedoman kita... al-Quran

Beliau yang pertama kali mendeklamasikan puisinya di khalayak itu
mendapat tepukan gemuruh bukan sahaja kerana mesej di sebaliknya,
tetapi juga kerana dialek Jawa yang digunakan menerusi karya itu.

Saya ambil masa empat jam untuk menulis puisi ini. Saya fikir Dr.
Ibrahim main-main kerana menjemput saya ke sini. Apa pun saya berbesar
hati dengan undangan ini kerana puisi memang sudah ada sejak zaman
Rasulullah lagi sebagai satu cara untuk berdakwah, katanya.

Selain bacaan puisi, majlis pada malam itu turut diselang-selikan
dengan persembahan muzik dan lagu-lagu tradisional Jawa yang dibawakan
oleh Kumpulan Seni Cempoling Bukit Kapar, Klang.

Antara lagu yang mereka persembahkan berjudul Pupur Wuyong Nyai Pandan Sari, 
Moga Allah dan Eleng-Eleng (Ingat Mengingati) serta kumpulan nasyid Pawana 
dengan lagu seperti Kemuliaan Ramadan dan Bersyukur.

Masakan kampung

Sambil menikmati bacaan puisi dan lagu-lagu tradisional Jawa, para
tetamu pada malam itu turut dihidangkan menu masakan kampung seperti
soto, keledek rebus, ubi kayu cicah sambal tumis dan buah-buahan
tempatan.

Ramai penyair terkenal yang mendeklamasikan puisi pada malam itu seperti Dr. 
Ahmad Razali Yusof dengan sajaknya yang berjudul Pemergian yang didedikasikan 
kepada ayahnya yang kembali ke rahmatullah pada 15 Mei 2005.

Penyair lain yang membacakan puisi mereka termasuklah Solihin Osman dengan 
sajaknya yang berjudul Di Kejauhan Ini, Yang Lapar, Bukan Kerana Lapar, Ahmad 
Sarju (Ramadan Membuka Pintu-Nya, Puisi Yang Belum Selesai), Abdul Ghaffar 
Ibrahim (Ar Rahman Nir-Rahim), S.M. Zakir (Manusia Mimpi) dan Rahimidin Zahari 
(Tanpa Tajuk).

Pada majlis itu, Dr. Ibrahim Ghaffar turut menyerahkan buku antologi puisinya 
berjudul Kembali Dari Dalam Diri kepada
Pensyarah Bahasa Melayu, Institut Perguruan Bahasa Melayu Malaysia,
Kuala Lumpur, Raja Rajeswari Seetha Raman untuk diterjemahkan ke dalam
bahasa Inggeris.

Sebelum ini buku antologi itu telah diterjemah ke bahasa Mandarin
selepas ia mendapat sambutan hangat daripada para peminat puisi tanah
air.






  
___
Dapatkan nama yang Anda sukai!
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

Bls: [ac-i] Kendoeri Tempo Doeloe

2008-09-19 Terurut Topik anuv chaviddy
KOK WEBSITEnya gak bisa dibuka...katanya emang gak ada...
emang ada gak sih web kendoeritempodoeloe.com ?

VDAD

--- Pada Sel, 16/9/08, Atjara Kendoeri Tempo Doeloe [EMAIL PROTECTED] menulis:
Dari: Atjara Kendoeri Tempo Doeloe [EMAIL PROTECTED]
Topik: [ac-i] Kendoeri Tempo Doeloe
Kepada: artculture-indonesia@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED], [EMAIL 
PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL 
PROTECTED], WIN [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], PMI DKI JAKARTA 
[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], 
[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], 
[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED]
Cc: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], 
[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], 
[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED]
Tanggal: Selasa, 16 September, 2008, 8:35 AM












Kendoeri Tempo Doeloe
Indonesia History, Art  Culture Festival
Taman Menteng - Djakarta Poesat
31 Okt - 2 Nop 2008

 
Andjoengan Sedjarah - Remboeg Kebangsaan - Panggoeng Seni  Boedaja 
Parade Sepeda Toea - Permainan Tempo Doeloe 
Oendjoek Pamer Oto Antik  Potret Koeno - Matjam2 keseroean

kendoeritempodoeloe @yahoo.com
www.kendoeritempodo eloe.com


Nama baru untuk Anda!  

Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. 

Cepat sebelum diambil orang lain!
  




 

















  
___
Dapatkan alamat Email baru Anda!
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

[ac-i] Cak Kadar!

2008-09-17 Terurut Topik anuv chaviddy


JAWA POS 


  Rabu, 17 September 2008





 






[ Rabu, 17 September 2008 ]
Sertifikat Rumah pun Digadaikan

Kadaruslan, Penggiat Seni di Surabaya

Saya lahir Jumat Kliwon tahun 1931 di Surabaya. Kampung Maspati, kata 
Kadaruslan. Ojok takon tanggal yo, aku ora eling (jangan tanya tanggal, saya 
lupa), lanjutnya cepat-cepat. Maklum, kata dia, seperti kebanyakan orang zaman 
dulu, keluarganya tidak memiliki kebiasaan mengingat tanggal lahir.

Meski begitu, di Surabaya nama Kadaruslan cukup diingat. Pria yang akrab disapa 
Cak Kadar tersebut tidak bisa dipisahkan dari perkembangan seni metropolis. 
Arek Suroboyo asli itu merupakan salah seorang yang giat melakukan upaya untuk 
menghidupkan seni. Padahal, dia tidak memiliki latar belakang seni. Dulu, dia 
justru mengenyam pendidikan guru.

Satu peristiwa yang membuat hatinya tergerak mendedikasikan hidup untuk seni 
adalah peristiwa pada 1945 ketika berakhirnya masa penjajahan Jepang. Saat itu, 
terjadi revolusi. Sebagian tentara Jepang yang tertangkap dikumpulkan di sebuah 
penjara (lokasinya ada di belakang BG Junction). Rakyat diberi kebebasan untuk 
membalas dendam kepada mereka.

Saya waktu itu ikut-ikutan ingin balas dendam. Sudah bawa sangkur saya, 
kenang pria yang kini menjabat sebagai penasihat Yayasan Seni Surabaya dan 
ketua umum Pusura itu. Tetapi ketika tiba di lokasi, dia justru urung. Ngeri 
lihat orang dibantai. Saya sampai gemeteran, lanjutnya.

Dari situlah, Cak Kadar mulai berpikir bagaimana cara melembutkan hati manusia. 
Kejadian yang dilihat olehnya tadi menyadarkan bahwa betapa mereka tidak 
memiliki kemanusiaan. Menurut saya, senilah yang bisa menjadi solusi, tegas 
anak pertama di antara 11 bersaudara itu. Seni bisa membuat manusia menikmati 
keindahan yang sudah diberikan oleh Tuhan, imbuhnya.

Masa pendidikan Cak Kadar dimulai di VILO (Voor Indonesia Lager Onderwijs), 
Surabaya. Seperti halnya orang yang hidup pada masa penjajahan, pendidikan yang 
dilaluinya bisa dikatakan semrawut. Kalau sekarang kan jelas tingkatan dan 
waktunya, ujarnya.

Pada zaman itu, kondisi negara memengaruhi ritme pendidikan. Kalau tiba-tiba 
ada perang, ya sekolahnya berhenti, tuturnya. Ayah tujuh anak tersebut 
menyelesaikan SMP saat berumur 19 tahun. Setelah itu, dia melanjutkan ke SMA 3 
Surabaya dan lulus 1953. Sembari menyelesaikan pendidikan SMA, Cak Kadar 
mengambil KGB (Kursus Guru B) pada 1951. Dia lalu nyambi mengajar di SD Negeri 
Hang Ko 2 hingga 1954, kemudian berhenti. Saya nggak cocok, jelasnya.

Selepas itu, Cak Kadar bekerja di NV Gaptindo (Gabungan Pemintal Tali 
Indonesia). Ditugaskan di Jakarta, gajinya lumayan kala itu. Sebesar Rp 400 per 
bulan. Karena pekerjaannya tidak membutuhkan banyak waktu, Cak Kadar kembali 
nyambi mengajar di SR Mangga Besar 2. Dia juga sempat kuliah di ekstensi 
Fakultas Ketataniagaan dan Ketataprajaan Universitas Indonesia. ''Tapi, saya 
cuma kuliah dari tahun 1956-1958,'' ungkapnya.

Pada 1959, Cak Kadar memutuskan pulang ke Surabaya. Selama dua tahun mulai 
1964, dia sengaja menganggur. Hingga akhirnya pada 1968, dia menjadi wartawan 
di harian Berita Yudha Jakarta dengan pos di Surabaya.

Saat itulah, hobi berkesenian Cak Kadar makin menemukan tempat. Dia membentuk 
Teater Remaja Yudha dan Kelompok Musik Remaja Yudha. Dia juga menjadi pembina 
Teater Keliling Jakarta mulai 1974. Fasilitas yang didapat ketika menjadi 
wartawan saya gunakan untuk keliling hingga pelosok Indonesia untuk mengenalkan 
teater, jelas pria yang juga pernah bergabung dengan teater Aksera (kumpulan 
Akademi Seni Rupa Surabaya) itu.

Pada 1979, Cak Kadar pindah ke Kalimantan. Di sana dia banting setir menjadi 
pengusaha ternak ayam. Bertemu dengan orang-orang pendatang yang berasal dari 
Surabaya, Cak Kadar lalu membentuk PKBS (Peguyuban Keluarga Besar Surabaya). 
Saya bikin ludruk bersama PKBS, tuturnya.

Apa yang dilakukan oleh PKBS merangsang pendatang dari daerah lain untuk 
membentuk peguyuban yang menonjolkan seni daerah masing-masing. ''Kalau 17-an, 
kami pentas beramai-ramai. Seperti festival, ungkapnya.

Pada 1992, dia kembali ke Surabaya. Namun, sebuah kekecewaan didapat. Di 
matanya, kesenian Surabaya tengah mati suri saat itu. Cak Kadar tak tinggal 
diam. Semangatnya tergugah. Dia lantas berusaha mengumpulkan seniman-seniman 
koleganya untuk mengadakan sebuah pameran lukisan.

Tak berhenti di situ. Cak Kadar mulai memikirkan diadakannya sebuah festival 
seni. Maka, tercetuslah Pekan Seni Surabaya 700 pada 1993. Pekan seni tersebut 
memperingati HUT ke-700 Kota Surabaya. Itu murni inisiatif pekerja seni. Nggak 
ada sponsor-sponsoran,  tuturnya.

Tahun berikutnya, dia membuat hal serupa. Hingga akhirnya Cak Kadar mengadakan 
Parade Seni W.R. Supratman pada 1995 yang mulai mendapatkan perhatian dari 
daerah, nasional, hingga internasional.

Pada 1996, bersama sejumlah rekan, dia mendirikan Yayasan Seni Surabaya yang 
kemudian memutuskan bahwa festival seni dijadikan agenda tahunan. Lalu, diberi 
nama Festival Seni 

[ac-i] Kuburan Belanda di Bojonegoro

2008-08-26 Terurut Topik anuv chaviddy
  Radar Bojonegoro






  
[ Selasa, 26 Agustus 2008 ]

  

  Nisan jenderal Belanda ditemukan di Bojonegoro




  BOJONEGORO-Makam
seorang tokoh belanda yang berpangkat Jenderal ditemukan di Desa
Bakalan Kecamatan Kapas Bojonegoro. Diperkirakan makam tersebut adalah
milik Yuans Van De Sluks yang meninggal tahun 1844.

Tetapi
nisan tersebut sudah bergeser sekitar 300 m dari lokasi pemakamannya
dan sekarang ini nisan itu hampir separonya terpendam di tanah,  kata
Kasi Sejarah Nilai Tradisionil dan Muskala Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Bojonegoro, Dari Suprayitno kepada Radar Bojonegoro. Menurut
Dari nisan dengan ukuran 2 X1 m dan memiliki ketebalan 20 cm bahannya
dari semen cor hitam. Dan itu menurujtnya meski peninggalan Belanda,
tetapi temuan itu masuk benda cagar budaya yang harus dilindungi.

Dia
kemudian menuturkan Proses awal temuan itu dari laporan seorang guru
Sejarah SMPN di Kecamatan Kapas, yang melaporkan adanya nisan yang
terpendam di dalam tanah di jalan desa setempat. Semula tambah dia
nisan tersebut berada di tengah sawah diatas tanah seluas sekitar 2.000
m2 yang sekarang ini menjadi tanah milik Desa Bakalan. Dari hasil
penelusurannya, di lokasi tanah tersebut hanya ada satu makam yang
sekarang nisannya berpindah, sehingga bisa disimpulkan yang dimakamkan
tersebut seorang tokoh Belanda. ''Kami belum mencek,tetapi nama
jenderal itu ada dalam sejarah Bojonegoro dia adalah seorang jenderal
yang ditempatkan di Bojonegoro untuk mengawasi proyek tebu,  tegasnya.

Dia
juga menjelaskan Karena warga setempat membutuhkan , pada tahun 1970
nisan tersebut dicabut dan diangkat untuk membuat gorong-gorong atau
saluran air di perkampungan. Di nisan itu lanjut dia tertulis sebuah
nama yakni Yuans van De Sluks lengkap dengan tanggal lahir, dan
kematian. ''Yang jelas kita akan laporkan kepada Balai Pelestarian dan
Perlindungan Benda Cagar Budaya (BP3) Trowulan di Mojokerto, agar ada 
penanganan ekskavasi ( penggalian benda cagar budaya),'' tegasnya

Sementara
itu Muhajir warga yang rumahnya persisi berada di sebelah niasn
tersbeut menjelaskan Sudah tiga tahun ini nisan itu terpendam tanah
ditepi jalan, karena jalan makadam di desa ini ditinggikan. Tetapi
sebelumnya lanjut dia lokasi asli nisan tersebut, berada di tengah
sawah sekitar 300 m dari posisi nisan sekarang. Sedangkan proses
mengangkatnya dulu, kata Muhajir, ditahun 1970, warga setempat yang
membutuhkan untuk menutup gorong-gorong, mengangkat beramai-ramai
dengan bambu.

Dalam tulisan diatas nisan tersebut terbaca lengkapnya,� Geb 15 September 1784 
dan Oveil, 23 April 1844.

Menurut
Muhajir batu nisan tersebut tergolong kuat, karena puluhan tahun
tergeletak ditepi jalan dan ketika ada pembangunan peninggian jalan di
desa setempat digilas buldoser juga tidak pecah. Dibethel tidak
mempan, justru keluar apinya, sehingga untuk mengangkat dibutuhkan
peralatan berat,  kata Kades Bakalan, Sulistyono. (ade)




 












  

[ac-i] Kebodohan Pemerintah Bojonegoro dalam hal BUDAYA

2008-08-26 Terurut Topik anuv chaviddy
 Radar Bojonegoro






  
[ Selasa, 26 Agustus 2008 ]

  

  Perahu besi Belanda akan di rongsokan




  BOJONEGORO-Perahu
tua peninggalan Belanda yang ditemukan di bantaran Sungai Bengawan Solo
masih Desa Banjrasari kecamatan Trucuk atau sebelah utara Taman
Bengawan Solo bakal dirongsokan.

''Kalau memang tidak ada
perhatian ya akan kita rongsokan saja,'' kata Lugito ketua tim evakuasi
perahu tersebut. Menurutnya Dinas Parwisata memang sudah sempat melihat
perahu tersbeut namun sampai dengan kematin belum ada tindak lanjutnya

Pria
itu kemudian menuturkan untuk mengevakuasi perahu yang terpendam itu
biaya yang dikeluarkan lebih dari Rp 2 juta. Sebab selain membayar
tenaga biaya juga digunakan untuk menyewa crane. ''serta dua perahu
untuk menariknya,'' tegasnya.

Yang jelas meskipun nanti
hasil penjualan besi perahu tersbeuty itdak mampu menutup biaya
evakuasi hal tersebut merupakan resiko. Namun dia sendiri optimis jika
hasilnya cukup unutk mengembalikan uangnya untuk evakuasi.
''kelihatannya cukup karena besinya bagus,'' imbuhnya

Dia
menuturkan saat ini bagian baling-baling didismpan dirumhanya dan
terbuta dari kuningan. Yang membedakan lanjut dia perahu sepanjang 8
meter tersebut baling-balinganya dibawah. ''kalau perahu sekarang kan
diatas,'' ungkapnya

Bahkan pria yang juga anggota Kodim
0813 itu menuturkan menurut cerita orang-orang tua dulu saat peralihan
Belnda ke jepang kapal tersbeut merupakan japal patroli milik belanda.
Sebelum meninggalkan Bojonegoro kapal tersebut menggrng semua perahu di
wilayah utara kota Bojonegoro dan kemudian ditenggelamkan. ''Usai itu
kapal patroli itu sendiri juga ditenggelamkan agar tidak digunakan
jepang,'' tegasnya

Dia menuturkan perahu tersebut ditemukan
hari Jum'at lalu dan berhasil diangkat satu hari kemudian. Hanya sampai
saat ini belum ada tibdak lanjut dari instansi resmi mengenai nasib
perahu besi tersebut. ''Intinya ya itu tadi akan kami rongsokan saja,''
tegasnya. (ade)




 













  

[ac-i] 23-24 Agustus 2008:Pagelaran sastra di Kampung Seni Lerep,UNGARAN,Jawa Tengah

2008-08-20 Terurut Topik anuv chaviddy
RILIS
Pagelaran Sastra 2008 KSI – Ungaran- Jawa Tengah
 
Untuk menggairahkan kehidupan Sastra dan menggugah kesadaran kreatif serta 
proses pembelajaran di Kabupaten Semarang, Komunitas Sastra Indonesia (KSI) 
Cabang Kabupaten Semarang akan menyelenggarakan acara Pagelaran Sastra 2008 
pada Sabtu dan Minggu, 23-24 Agustus 2008, mulai pukul 09.00 WIB sampai 
selesai, di Kampung Seni Lerep, jalan Srikandi Raya No. 35 desa Lerep, 
Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.Sebuah desa Seni yang indah,dimana 
dibangun rumah-rumah bearsitektur seni tradisional Jawa Tengahan.
 
Acara yang diselenggarakan dalam rangka peresmian KSI Cabang Kabupaten Semarang 
ini akan diisi Lomba Baca Puisi untuk umum se - Kabupaten dan Kota Semarang, 
Bedah Buku Kumpulan Puisi Ensiklopedi Kesedihan Karya Beno Siang Pamungkas, 
Diskusi, dan Pentas Baca Puisi. 
 
Para penyair yang akan membacakan puisinya antara lain Wijang Wharek, Lawu 
Warta, Apito Lahire, Jumari HS, Padyanto SM, Wage Teguh Wiyono, Atiek Sadhewo, 
Beno Siang Pamungkas, Diah Hadaning, Aris Kurniawan, Nirwondo el Naan, dan 
Husnul Khuluqi, serta perwakilan dari komunitas sastra seluruh Indonesia. 
 
Sebelumnya ,pada Minggu pagi sampai siang,24 Agustus 2008,akan diisi dengan 
Seminar Sastra dengan para pembicara : oleh Habiburrahman El Shirazy, Ahmadun 
Yosi Herfanda, Wowok Hesti Prabowo, Saut Situmorang, Eko Tunas, Viddy AD Daery 
dan Siswo Harsono.
Informasi lebih lanjut harap menghubungi Nirwondo el Naan, 081542431800.
 
( Kulturacare)
 
 


  

[ac-i] Tafsir Puisi Kebangsaan

2008-08-10 Terurut Topik anuv chaviddy



“TAFSIR PUISI
KEBANGSAAN” DALAM RANGKA “ AGUSTUSAN”  DI
PT.CATUR ELANG PERKASA ALIAS C PLUS

 

 

Dalam rangka “Agustusan” , Direktur Bisnis dan Pengembangan PT.Catur
Elang Perkasa atau yang lebih terkenal sebagai C+ , Sentot E.Baskoro akan
menyelenggarakan “Tafsir Puisi Kebangsaan” yakni sebuah acara baca puisi dan
ceramah budaya mengenai sinergi antara teknologi informasi dengan sastra-budaya
Indonesia,dengan pembaca puisi dan pemateri Drs.Viddy AD 
Daery,penyair,budayawan dan pengamat perkembangan
teknologi informasi ( IT ) , yang kini bekerja sebagai Staf Khusus Menkominfo
RI bidang analis media.Moderator dan pengantar diskusi adalah Bapak Sentot
sendiri yang memang juga pengamat budaya dan masalah sosial.

 

Acara yang diselenggarakan di
kantor C+ di bilangan Cilandak Timur,Jakarta Selatan tersebut diselenggarakan
pada hari Jum’at 15 Agustus 2008 sore , dan disamping berisi baca puisi dan
ceramah budaya juga diadakan dialog timbal-balik mengenai dunia sastra dan IT.
Memang, C+ merupakan perusahaan pemasok teknologi dan peralatan kantor yang
berkaitan dengan IT,misalnya computer, dan berbagai ragam peralatan IT yang
kini sudah sangat beragam jenisnya.

 

“Saya ingin staf dan karyawan
saya tidak hanya mengenal IT an sich, namun juga mempunyai wawasan budaya yang
amat penting di zaman millennium 21 ini, karena sekarang memang abad
“kebudayaan” sebagai tahap ke empat, setelah tahap 1 : zaman batu atau zaman
berburu dan meramu, tahap 2 : zaman pertanian , tahap 3 : zaman industri dan
tahap 4 : zaman informasi yang berarti materinya adalah kebudayaan. Nah, kita
bangsa Indonesia jangan sampai buta kebudayaan sehingga disergap kebudayaan
asing lalu kita gagap dan “mati rasa”.Saya percaya budayawan Viddy AD Daery
yang sudah melanglang daratan Asia Tenggara memberi masukan banyak bagi kami.”
Tegas Bapak Sentot E Baskoro.  
-* ( culturecare)





[ac-i] Re: { PESISIR } Fw: MASTERA ANGKATAN 2001 dan KELUARGA PPN IKUT BERDUKA-SN SOK KEMBALI KERAHMATULLAH

2008-07-30 Terurut Topik anuv chaviddy
Inna lillahi wa inna ilaihi Roji'un,
SASTRAWAN NEGARA ( S N ) Malaysia, Sayyid Othman Kelantan meninggal dunia hari 
ini di Bangi,Selangor,dekat Kuala Lumpur,Malaysia. Beliau adalah ayahanda 
sastrawan muda Malaysia paling menonjol,SM Zakir,yang juga salah satu anggota 
TIM AD HOC PPN atau Pesta Penyair Nusantara ...
 
Sayyid Othman Kelantan juga guru kami di workshop sastra MASTERA angkatan 
2001-genre novel-- di Puncak,Bogor , yang amat ramah,penuh humor dan penuh 
perhatian.Periode MASTERA itu sungguh penuh kenangan yang indah.
 
Karena itu,saya VIDDY AD DAERY--mewakili Komunitas MASTERA terutama angkatan 
2001 dan mewakili Keluarga Besar PPN menyatakan IKUT BERDUKA CITA atas 
wafatnya SASTRAWAN NEGARA S.OTHMAN KELANTAN dan ikut berdo'a semoga amal beliau 
akan menghantarkannya mendapat tempat yang layak dan indah di sisi Allah SWT.
 
Dan kepada keluarga yang ditinggalkan, terutama kepada Sdr.SM Zakir, dapat 
kekuatan untuk tabah menanggung duka, dan mewarisi semangat Pak Cikgu kami 
dalam mencintai dan menguri-uri dunia sastera,demi terjaganya peradaban dan 
harkat martabat kehidupan.
 
Al-Fatikhah...
 
Amin...
 
=VIDDY AD DAERY
 
 


--- On Wed, 7/30/08, Ediramle Ismail [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: Ediramle Ismail [EMAIL PROTECTED]
Subject: { PESISIR } Fw: SN SOK KEMBALI KERAHMATULLAH
To: [EMAIL PROTECTED]
Date: Wednesday, July 30, 2008, 8:19 PM






 - --- Original Message  - ---
Subject: [KEMSAS] Fw: [dato_kemala] SN SOK KEMBALI KERAHMATULLAH
From: Hasyuda Abadi [EMAIL PROTECTED] com
Date: Thu, July 31, 2008 8:14 am
To: [EMAIL PROTECTED] com
 - - - - - -

--- On Thu, 7/31/08, dato kemala dato_kemala@ yahoo.com wrote:

From: dato kemala dato_kemala@ yahoo.com
Subject: [dato_kemala] SN SOK KEMBALI KERAHMATULLAH
To: dato_kemala dato_kemala dato_kemala@ yahoogroups. com, zikir_group
zikir_group zikir_group zikir_group@ yahoogroups. com
Cc: sanggar sastra sanggar-sastra- [EMAIL PROTECTED] s.com
Date: Thursday, July 31, 2008, 4:32 AM

Dengan sedihnya dimaklumkan
bahawa SN S.Othman Kelantan
ayahanda SM Zakir
meninggal dunia sebentar tadi
selepas dirawat di Hospital Selayang
hampir dua minggu. Jenazahnya
dibawa ke rumah allahyarham
di No. 11, Jalan 3/23, Taman Bangi3,
43650 Bandar Bangi, Selangor.

Alfatehah.
Dato Dr Ahmad Kamal Abdullah (Kemala)

Send instant messages to your online friends http://uk.messenger .yahoo.com

 














  

[ac-i] Penghargaan dan BANTUAN Pemerintah Malaysia terhadap Legenda Hidup

2008-07-27 Terurut Topik anuv chaviddy
   BERITA HARIAN
   
Lima penggiat budaya diiktiraf warisan hidup
Oleh Rafidah Mat Ruzki
[EMAIL PROTECTED]




   
KLANG:
Lima penggiat seni budaya diisytiharkan Warisan Orang Hidup bagi
menghargai jasa dan kepakaran mereka memartabatkan kesenian dan
kebudayaan negara.


 Mereka adalah Ali Badron Sabor, 75, atau Pak Ali Badron,
penglipur lara yang berpengalaman dalam bidang sastera lisan sejak
1960-an; Abu Bakar Jaafar, 83, atau Pak Kan di Pulau Pinang adalah
penggiat boria terkenal di negeri itu.


 Losimin Majanil, 83, pula seorang `bobohizan' atau pawang
wanita untuk masyarakat Kadazan Dusun yang terkenal di Sabah sehingga
menjadi rujukan masyarakatnya, selain masih aktif dalam perayaan
Kaamatan.









 Tan Hoo Song, 61, yang terbabit dalam seni gendang
dan pernah mendapat pengiktirafan masyarakat Cina sebagai Bapa Gendang
Tradisi berikutan kejayaannya mencipta kesenian gendang yang mempunyai
ciri-ciri Malaysia, dinamakan Gendang 24 Perayaan.


 Seorang lagi adalah Vatsala Sivadas, 66, penari dan pereka
tari tarian klasik India, Bharathanatyam yang pernah membuat
persembahan di dalam dan luar negara termasuk persembahan Shakuntala,
iaitu karya legenda klasik Kalidasa digarap dengan variasi tempatan.


 Menteri Perpaduan, Kebudayaan, Kesenian dan Warisan, Datuk
Seri Mohd Shafie Apdal, ketika mengumumkannya semalam berkata gelaran
Warisan Orang Hidup adalah pengiktirafan kerajaan terhadap jasa mereka
kepada bidang seni dan kebudayaan negara.

  





Sebelum ini, hanya seorang penggiat bangsawan, Mohd Bahroodin Ahmad,
64, menerima gelaran sama pada 2005, tetapi meninggal dunia, bulan
lalu.


 Dalam perkembangan lain, Mohd Shafie meminta pemilik bangunan
lama yang mempunyai unsur seni bina lama dan bersejarah menghubungi
Jabatan Warisan Negara untuk mendapatkan bantuan jika tidak mampu
menyelenggaranya.



  

[ac-i] Wayang Krucil Kediri-Nganjuk

2008-07-22 Terurut Topik anuv chaviddy
 Radar Kediri 


[ Selasa, 22 Juli 2008 ] 
 
 
Sudiono, Perajin Sekaligus Dalang Wayang Krucil 

Prihatin Wayang Hanya Sebagai Pajangan 

Kesenian wayang kulit mulai dijauhi generasi muda. Apalagi wayang kayu yang 
biasa disebut wayang krucil. Mungkin hanya satu dua perajin wayang jenis ini. 
Salah satunya Sudiono, yang tinggal di Desa Garu, Kecamatan Baron. Sayang, 
pesanan datang bukan untuk dipentaskan. Namun untuk kerajinan pajangan.

AHYA ALIMUDDIN, Nganjuk 

--

Tangan pria separo baya itu cekatan mengukir kayu di hadapannya. Hanya berbekal 
pisau kecil, dalam sekejap mahkota Anoman itu sudah terbentuk. Itulah satu 
diantara sekian banyak tahapan pembuatan wayang kayu alias wayang krucil. 
Berbahan kayu mentaos, pembuatan satu wayang bisa memakan waktu hingga satu 
minggu.

Tapi kalau wayangnya kecil cukup tiga sampai empat hari saja, ujar Sudiono. 
Perajin itu dibantu dua asisten. Setiap hari, dia dan asistennya berkutat 
dengan kayu-kayu itu. Mulai memotong, mengukir, mengamplas hingga mengecat. 
Hanya saja, khusus mengukir, Sudiono sendiri yang melakukannya. Lainnya tidak 
bisa (mengukir), tutur pria yang sudah berusia setengah abad ini.

Bapak dua anak itu berkarier sejak 1977. Mendapat bakat turunan dari ayahnya, 
Sudiono mampu mengembangkan keterampilannya hingga mampu menghasilkan. Dalam 
sebulan, tak kurang 5 pesanan diterimanya. Rata-rata pemesan 1-2 wayang.

Tapi kalau yang pesan dalang ya bisa sampai seratus buah, Mas, ujar suami 
Musiani ini. Tapi pesanan sejenis itu sangat jarang. Seringkali, pesanan wayang 
diperuntukkan untuk pajangan. Harga wayang krucil itu berkisar Rp 1,5- Rp 2 
juta, tergantung ukurannya.

Tidak hanya wayang kayu, pria yang pernah meraih juara dalam lomba dalang 
se-Jawa Timur itu juga mampu membuat wayang kulit. Bahkan mampu juga 
memainkannya. Tapi pesanan yang banyak adalah wayang kayu, ujar pria yang 
memakai nama panggung Sudiono Kuncoro Carito ini.

Menetap di desa kelahirannya, hasil karya Sudiono sudah merambah hingga ke luar 
negeri. Tepatnya di negara Paman Sam, Amerika. Tapi Sudiono prihatin karena 
hasil ciptaannya hanya menjadi pajangan. Padahal wayang-wayang tersebut akan 
lebih bermakna bila dimainkan.

Saat ini wayang krucil sudah tidak banyak dikenal. Padahal ini bisa menjadi 
alat menggali kebudayaan adiluhung, ujar pria yang juga dalang wayang krucil 
ini.

Berbeda dengan wayang kulit, lakon wayang krucil lebih beragam. Meliputi 
peristiwa-peristiwa kerajaan Jawa seperti Majapahit, Kadiri dan Demak. Ada juga 
yang berkisah tentang perjuangan kemerdekaan. 

Kini, Sudiono memimpikan bisa menambah jumlah produksi. Tetapi niat tersebut 
terhalang dengan pengerjaan wayang yang masih manual.

Saya berharap bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah. Saya ingin beli mesin 
pemotong kayu, pungkas pria berkacamata itu. (dea)




  

[ac-i] Fw: KEDIRI ADALAH WARISAN MEDANG KAMULAN : Kerajaan Pertama di JATIM

2008-07-17 Terurut Topik anuv chaviddy


--- On Wed, 7/16/08, anuv chaviddy [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: anuv chaviddy [EMAIL PROTECTED]
Subject: simpan Medang kamulan ke Kediri
To: [EMAIL PROTECTED]
Date: Wednesday, July 16, 2008, 4:15 AM







 
DARI MEDANG KAMULAN KE ERA KEDIRI
Kerajaan pertama yang diasaskan di Jawa timur adalah Medang Kamulan, wilayahnya 
meliputi Nganjuk, Kediri, Ploso ( Jombang-Lamongan ) , Surabaya, Pasuruan dan 
Malang .
 
Kerajaan ini berlanjut menjadi Kediri ketika diperintah oleh Airlangga,yang 
merupakan anak-menantu dari Raja-raja keturunan Medang  Kamulan ( Empu Sindok ) 
.
 
KERAJAAN MEDANG KAMULAN
 
Berdasarkan penemuan beberapa prasasti, dapat diketahui bahwa Kerajaan Medang 
Kamulan terletak di Jawa Timur, yaitu di muara sungai Brantas.ibu kotanya 
bernama Watan Mas ( diperkirakan di daerah Ploso—antara Jombang dan Lamongan ). 
Kerajaan ini didirikan oleh Mpu Sindok, setelah ia memindahkan pusat 
pemerintahannya dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Namun, wilayah kekuasaan 
Kerajaan Medang Kamulan pada masa pemerintahan Mpu Sindok mencakup daerah 
Nganjuk disebelah barat, daerah Pasuruan di sebelah timur, daerah Surabaya di 
sebelah utara, dan daerah Malang di sebelah selatan. Dalam perkembangan 
selanjutnya, wilayah kekuasaan Kerajaan Medang Kamulan mencakup hampir seluruh 
wilayah Jawa Timur.
 
1. Sumber Sejarah
 
Berita India mengatakan bahwa Kerajaan Sriwijaya menjalin hubungan persahabatan 
dengan Kerajaan Chola. Hubungan ini bertujuan untuk membendung dan menghalangi 
kemajuan Kerajaan Medang Kamulan pada masa pemerintahan Raja Dharmawangsa.
    Berita Cina berasal dari catatan-catatan yang ditulis pada zaman 
Dinasti Sung. Catatan-catatan Kerajaan Sung itu menyatakan bahwa antara 
kerajaan yang berada di Jawa dan Kerajaan Sriwijaya sedang terjadi permusuhan 
dan pertikaian, sehingga ketika Duta Sriwijaya pulang dari Negeri Cina (tahun 
990 M), terpaksa harus tinggal dulu di Campa sampai peperangan itu reda. Pada 
tahun 992 M, pasukan dari Jawa telah meninggalkan Sriwijaya dan pada saat itu 
Kerajaan Medang Kamulan dapat memajukan pelayaran dan perdagangan.
 
2. Kehidupan Politik
    Sejak berdiri dan berkembangnya Kerajaan Medang Kamulan, terdapat 
beberapa raja yang diketahui memerintah kerajaan ini. Raja-raja tersebut adalah 
sebagai berikut.
Raja Mpu Sindok
    Raja Mpu Sindok memerintah Kerajaan Medang Kamulan dengan gelar Mpu 
Sindok Isyanatunggadewa. Dari gelar Mpu Sindok itulah diambil nama Dinasti 
Isyana. Raja Mpu Sindok masih termasuk keturunan dari raja Dinasti Sabjaya 
(Mataram) di Jawa Tengah. Karena kondisi di Jawa Tengah tidak memungkinkan 
bertahtanya Dinasti Sanjaya akibat desakan Kerajaan Sriwijaya, maka Mpu Sindok 
memindahkan pusat pemerintahannya ke Jawa Timur. Bahkan dalam prasasti terakhir 
Mpu Sindok (947 M) menyatakan bahwa Raja Mpu sindok adalah peletak dasar dari 
Kerajaan Medang Kamulan di Jawa Timur.
 
Dharmawangsa
    Raja Dharmawangsa dikenal sebagai salah seorang raja yang memiliki 
pandangan politik yang tajam. Semua politiknya ditujukan untuk mengangkat 
derajat kerajaan. Kebesaran Raja Dharmawangsa tampak jelas pada politik luar 
negerinya. 
 
Airlangga 
    Dalam Prasasti Calcuta disebutkan bahwa Raja Airlangga (Erlangga) 
masih termasuk keturunan dari Raja Mpu Sindok dari pihak ibunya. Ibunya bernama 
Mahendradata (Gunapria Dharmapatni) yang kawin dengan Raja Udayana dari Bali . 
 
3. Kehidupan Ekonomi
    Raja Mpu Sindok mendirikan ibu kota kerajaannya di tepi Sungai 
Brantas, dengan tujuan menjadi pusat pelayaran dan perdagangan di daerah Jawa 
Timur. Bahkan pada masa pemerintahan Dharmawangsa, aktifitas perdagangan bukan 
saja di Jawa Timur, tetapi berkembang ke luar wilayah jawa Timur.
    Di bawah pemerintahan Raja Dharmawangsa, Kerajaan Medang Kamulan 
menjadi pusat aktifitas pelayaran perdagangan di indonesia Timur. Namun akibat 
serangan dari Kerajaan Wurawari, segala perekonomian Kerajaan Medang Kamulan 
mengalami kehancuran.
 
 
KERAJAAN KEDIRI
 
Kerajaan Kediri merupakan kelanjutan dari Kerajaan Wangsa Isyana (Kerajaan 
Medang Kamulan). Pada akhir kekuasaan pemerintahan Raja Airlangga, wilayah 
kerajaannya dibagi dua, untuk menghindari terjadinya perang saudara. Maka 
muncullah Kerajaan Kediri dengan ibu kota Daha, diperintah Jayawarsa dan 
Kerajaan Jenggala dengan ibu kotanya Kahuripan diperintah oleh Jayanegara.
 
Raja Jayawarsa
    Masa pemerintahan Jayawarsa (1104 M) hanya dapat diketahui melalui 
Prasasti Sirah Keting. Dari prasasti itu diketahui bahwa Raja Jayawarsa sangat 
besar perhatiannya kepada rakyatnya dan berupaya meningkatkan kesejahteraan 
hidup rakyatnya.
 
Raja Bameswara
    Pada masa pemerintahannya, Raja Bameswara (1117-1130 M) banyak 
meninggalkan prasasti-prasasti yang ditemukan di daerah Tulungagung dan 
Kertosono.
 
Raja Jayabaya
    Raja Jayabaya (1135-1157 M) merupakan raja terkemuka dari Kerjaan 
Kediri, karena di bawah pemerintahannya Kerajaan

[ac-i] KISAH-KISAH PARA PENYAIR TANPA NAMA YANG BERBAHAGIA DI Pesta Penyair Nusantara

2008-07-15 Terurut Topik anuv chaviddy
“Petrus, Presiden Penyair Jalanan,dan lain-lain, ikut meramaikan Pesta Penyair
Nusantara 2008”

Oleh : Jack Ponadi Efendi Santoso

Banyak orang yang takut disebut sebagai penyair, mereka lebih senang
berlindung dibalik kata “peminat puisi”. Mereka beranggapan bahwa
seorang penyair adalah seorang pencipta puisi yang karya karyanya
telah diakui oleh “dunia”, sementara jika belum masuk koran ataupun
majalah budaya, maka dirinya belum pantas dianggap sebagai seorang
“penyair”. 
Padahal dalam kenyataannya, banyak penyair yang tidak
dimuat karyanya baik koran lokal maupun koran nasional serta majalah
budaya karena tidak punya “channeling” ke redaktur budaya koran
tersebut. Sistem yang dibangun, oleh media cetak dalam membesarkan
nama seorang penyair didasari oleh sistem “perkawanan”. Masalah
standar atau mutu kualitas karya, sifatnya relatif, sebab meskipun
menurut media, puisi tersebut tidak layak untuk ditampilkan, namun
pendapat media itu senantiasa tidak berbanding lurus dengan pendapat
masyarakat “pencinta puisi”. 
Jadi, dengan kata lain, bicara soal
media adalah bicara soal “kesempatan dalam kesempitan”. Artinya,
sebuah karya puisi seorang penyair baru bisa dimuat dimedia, bila dia
mendapat kesempatan untuk “mengenal atau berkawan” dengan orang media
tersebut, sebagaimana halnya para penyair yang karya puisinya dimuat
dalam koran “Kompas” maupun “Republika”.Apalagi “Koran Tempo” dan “Horison”.
 Sementara seorang penyair,seperti “Nirwodo” asal Ungaran, Semarang, yang tidak 
mempunyai
kesempatan tersebut, tidak pernah dimuat karya puisinya baik dalam “koran 
lokal”, maupun “koran nasional.” Demikian pula halnya dengan penerbit buku. 
Pada umumnya, para penerbit hanya mau menerbitkan buku puisi yang mereka telah 
kenal dengan baik “siapa orangnya”, sementara para penyair muda yang belum 
“punya nama” namun berbakat seringkali
ditolak untuk membuat antologi puisi dengan alasan sulit untuk
memasarkannya. Prinsip yang digunakan oleh perusahaan penerbit semacam
itu adalah prinsip “tak kenal maka tak sayang”. Bila abang tak kenal
adik, maka puisi adik tak mungkin abang terbitkan dalam bentuk
antologi, karena abang tak sayang adik. Kurang lebih penjabarannya
adalah seperti itu.

Inilah salah satu faktor mengapa banyak penyair di Indonesia, namun
hanya beberapa penyair saja yang karyanya dikenal oleh masyarakat umum
atau publik. Padahal menurut rekan-rekan Malaysia yang menghadiri
pesta penyair Nusantara 2008, komunitas penyair di Indonesia lebih
banyak jika dibandingkan dengan negara mereka, maupun Singapura dan
Brunei Darussalam.. Mengingat banyaknya jumlah penyair, maka sudah
seharusnya jika pemerintah lebih memperhatikan kehidupan kaum
penyair. Sebagaimana halnya yang dikatakan oleh Prof. Dr. Ibrahim
Ghaffar, penyair asal Malaysia, mengatakan : “ Penyair, adalah orang
yang mencipta sebuah karya puisi”, sedangkan “Puisi” adalah produk
dari hasil karya yang diciptakan oleh Penyair”.
 Apabila dimaknai
pendapat bapak Ibrahim tersebut secara lebih mendalam, maka dapat
dikatakan tidak semua orang pembaca puisi dapat membuat “puisi”. 
Namun orang yang membuat puisi sudah pasti bisa membaca puisi, karena dia
mengetahui benar makna yang dikandung dalam puisi yang dibuatnya. Sama
halnya dengan pemusik. Tidak semua pemusik dapat mencipta lagu, namun
seorang “pencipta lagu” sudah tentu “dapat bermain musik” . Sulitnya
menembus media cetak, tak pernah menyurutkan semangat penyair terutama
didaerah untuk “berkarya”. Mereka terus berkarya, dan mencoba
“memasarkan” atau “mensosialisasikan “ hasil karya mereka dengan
caranya masing-masing. 
Ada yang lewat pawai obor, pada saat perayaan
17 agustusan, seperti halnya yang dilakukan oleh Asep Sutajaya,
penyair asal Bandung yang sempat memperdalam ilmu puisinya ke Sumatera
Utara, ada juga yang lewat sastra milis yang masih dipandang sebelah
mata oleh kaum sastrawan ‘media cetak”, bahkan ada juga lewat
“mengamen” dengan “membaca puisi” di jalan-jalan. 

Petrus Adi Utomo, seorang penyair asal Solo yang dinobatkan oleh
rekan-rekan dari Riau Pekan Baru sebagai “Presiden Penyair Jalanan”,
ikut meramaikan Pesta Penyair Nusantara 2008. Berbeda dengan Sutardji,
Presiden Penyair, seorang penyair semacam Petrus ini justru mengamen
dari satu tempat ke tempat lain dengan membacakan puisi puisinya. Tak
Peduli teriknya panas mentari, maupun gelapnya malam yang pekat,
petrus terus menjalankan misinya membudidayakan puisi melalui
kehidupan jalanan yang terkenal “keras dan kejam”.
Semangatnya tak
pernah memudar, meski puisi tak bisa memberinya kehidupan yang layak
seperti seorang pegawai negeri. Tapi, rasa cintanya terhadap puisi
yang begitu besar, tak mampu menghentikan langkahnya untuk tetap
“mengamen lewat puisi”. Puisi telah menyatu dalam jiwanya. Dia terus
berkarya, membuat puisi puisi yang menunjukkan rasa keprihatinannya
terhadap keadaan sosial masyarakat sekitarnya. Keuletan dan
keteguhannya, membahana sampai ke pulau seberang, ke pulau melayu yang
indah nan elok. 
Hal ini menyebabkan 

[ac-i] Posting Ulang PPN 2008 kerana berita kelmarin terpotong-mohon maaf dan terimakasih-

2008-07-11 Terurut Topik anuv chaviddy













 


Sampaikan kepada rekan

Cetak berita ini


REPUBLIKA 

 
Minggu, 06 Juli 2008

Pesta Penyair, dari Kediri ke Kualalumpur 



Sebuah pesta besar baru saja berakhir di Kediri, Jawa Timur. Nama pesta itu 
cukup keren, Pesta Penyair Nusantara 2008, sempena The 2nd Kediri International 
Poetry Gathering. Sesuai namanya, tentu, pestanya adalah pesta ala penyair yang 
penuh sentuhan sastra.
 
Suasana pesta mulai terasa pada acara pembukaan, di halaman Sanggar Mulang 
Sara, kampung Cakarwesi, pinggiran Kediri, pada 30 Juni 2008, yang didahului 
pawai budaya. Walikota Kediri, Maschut, membuka pesta dengan basmallah, dan 
penyair D Zawawi Imron memberi bobot dengan orasi budaya yang memukau.
 
Di Sanggar Mulang Sara pula lomba baca puisi tingkat nasional untuk siswa SLTA 
dan umum mendahului Pesta Penyair Nusantara (PPN) 2008. Lomba yang diikuti 95 
peserta dari berbagai daerah di Indonesia ini, untuk kategori umum, dimenangkan 
oleh Apito Lahire (Tegal, juara pertama), Nurkhalis (Madura, juara kedua), dan 
Nana Riskhi Susanti atau Nana eReS (Tegal, juara ketiga).
 
Suasana pesta makin terasa pada hari kedua, 1 Juli 2008 malam, ketika para 
penyair dan sastrawan yang hadir melakukan syuting untuk tayangan khusus di 
Doho TV di atas panggung artistik yang dilengkapi warung kopi. Kita rekaman 
untuk tayangan tunda, kata Khoirul Anwar, ketua panitia pelaksana yang juga 
pengelola Sanggar Mulang Sara. 
 
( Catatan : akhirnya rekaman ditayangkan di layar Doho TV pada Sabtu 
malam/malam Minggu 5 Juli 2008 pada jam siar prime time ).
 
Di sela-sela dialog sastra yang dipandu presenter kocak Mbah Bejo, para penyair 
dari Indonesia dan Malaysia beradu kebolehan membacakan sajak-sajak mereka. 
Acara berlangsung santai dan gembira, namun tetap berbobot karena membicarakan 
berbagai persoalan sastra terkini. Peserta dari Kalimantan Timur yang diketuai 
H Darwis M Noor (ketua Dewan Kesenian Kaltim), sambil menari sesaat bersama 
Hany, sempat menyerahkan mandao ( senjata tradisional Dayak )  kepada Khoirul 
Anwar dan Dr Kemala sebagai cindera mata.
 
Suasana pesta kembali terasa pada malam penutupan -- juga di Sanggar Mulang 
Sara. Suasana acara penutupan bahkan mirip pesta hajatan pengantin atau 
sunatan, karena didahului dan diakhiri pertunjukan dangdut electon lengkap 
dengan goyangnya. Saya sangat terharu atas sambutan masyarakat Kediri yang 
begitu ramah dan antusias, kata SM Zakir, Sekjen PENA Malaysia, pada sambutan 
penutupannya.
 
Sayangnya, tidak semua peserta -- sekitar 150 orang -- tampak hadir pada acara 
penutupan. Sebagian sudah pulang, dan sebagian lagi memilih beristirahat di 
penginapan karena kecapean sehabis mengikuti seminar dan musyawarah (gathering) 
hingga sore.
 
Seminar Para penyair dan pecinta sastra yang hadir ke PPN 2008 berasal dari 
Kediri, Madiun, Ngawi, Nganjuk, Pare, Blitar, Lamongan, Bojonegoro, Mojokerto, 
Malang, Probolinggo, Surabaya, Madura, Semarang, Ungaran, Tegal, Banyumas, 
Solo, Yogyakarta, Jakarta,Bandung,Bogor,Depok,Sumbawa, Flores, Balikpapan, 
Samarinda, Banjarmasin, Banjarbaru, Siak, Lampung, Pekanbaru, dan Makassar, 
serta Jepang dan Malaysia (Kuala Lumpur, Johor, Kelantan dan Sabah).
 
 

Tentu, tidak hanya untuk berpesta sastra para penyair dari berbagai daerah di 
Nusantara -- termasuk Malaysia – itu berkumpul selama tiga hari (30 Juni - 3 
Juli) di Kediri. Mereka juga mengikuti seminar internasional di kampus 
Universitas Islam Kadhiri (Unik), di kaki Gunung Klothok, tidak jauh dari Gua 
Selomangleng yang terkenal dan tercatat pada hikayat Panji Semirang dan Serat 
Babat Kadhiri.
Untuk diketahui,Hikayat Panji Semirang ini sudahpun menyebar ke seluruh 
Nusantara,termasuk Malaysia,Thailand,Kamboja dan Vietnam. Malahan di dalam 
negeri sendiri,Hikayat Panji Semirang ini tenggelam oleh seni-seni modern di 
televisi.
 
SEMINAR DAN MUSYAWARAH
 
Ada beberapa topik menarik yang diseminarkan selama dua hari, 1-2 Juli 2008, 
dengan menampilkan pembicara Dr Datuk Kemala, SM Zakir, Dr Mohammad Saleeh 
Rahamad, Dr Ibrahim Ghaffar dan Shamsuddin Othman (PENA Malaysia ), serta 
Ahmadun Yosi Herfanda, Viddy AD Daery, Diah Hadaning, Endang W, dan Korrie 
Layun Rampan (diwakili oleh Santinet).
 
Puncak acara PPN 2008 adalah Musyawarah Penyair Nusantara di Unik, pada 2 Juli 
2008 sore, yang dipimpin oleh Ahmadun dan Viddy,serta didampingi beberapa 
anggota Pengarah Panitia dari dalam dan luar negeri. Meski berlangsung agak 
alot, musyawarah atau gathering para penyair Nusantara ini akhirnya menyepakati 
beberapa keputusan.
 
Salah satu kesepakatan terpentingnya: Pesta Penyair Nusantara akan tetap 
dilanjutkan sebagai tradisi tahunan untuk ikut menggairahkan kehidupan sastra 
di Nusantara. Tahun depan, PPN 2009 akan digelar di Kualalumpur, Malaysia, dan 
PPN 2010 akan digelar di Balikpapan, Kalimantan Timur. Forum juga menyepakati 
SM Zakir sebagai ketua panitia pelaksana PPN 2009.
 
Beberapa penyair dan peserta yang sempat membacakan karya-karya mereka dalam 
pesta sastra ini, 

[ac-i] Sumbangan RAJA ALI HAJI diakui di MALAYSIA

2008-07-04 Terurut Topik anuv chaviddy

BERITA HARIAN - Kamis 3 Julai 2008-SASTERA 
Menilai sumbangan Raja Ali Haji dalam bahasa
Oleh Nazmi Yaakub






PENDEDAHAN: Dari kiri; Zaharah, Ting, Nor Azlia dan Prof Dr Mohd Mokhtar Abu 
Hassan pada sesi Seminar Ijazah Tinggi Raja Ali Haji di APM, UM.


Ketokohan pengarang kelahiran Pulau Penyengat diperakui menerusi dua buku 
tulisannya 

SEMINAR Ijazah Pengajian Tinggi di Akademi Pengajian Melayu (APM), Universiti 
Malaya (UM), Kuala Lumpur, baru-baru ini, memperakukan sumbangan tokoh 
pengarang Bugis, Raja Ali Haji Raja Ahmad dalam bidang bahasa apabila dua 
kitabnya, Bustan al-Katibin ditulis pada 1850 dan Kitab Pengetahuan Bahasa 
(1858) diteliti. 

Penelitian terhadap sumbangan Raja Ali Haji dalam bidang pengajaran tatabahasa 
bahasa Melayu, perkamusan dan adab belajar itu, memperluaskan skop kajian 
terhadap tokoh Bugis berkenaan yang selama ini lebih dikenali kerana kehebatan 
gurindamnya, seperti terpancar pada Gurindam Dua Belas ditulis pada 1847 dan 
sejarah Melayu lewat Tufhat al-Nafis. 



Calon sarjana APM, Ting Hua Lui, berharap kajiannya terhadap Bustan al-Katibin 
dan Kitab Pengetahuan Bahasa, dapat menyumbang kepada usaha untuk mengisi 
kekurangan maklumat dan lompong ilmu pengetahuan mengenai penghasilan 
tatabahasa bahasa Melayu pada abad ke-19. 

“Permasalahan kajian saya ialah belum ada kajian mendalam mengenai isi 
kandungan dua kitab itu serta sumbangan Raja Ali Haji terhadap bidang ilmu 
tatabahasa bahasa Melayu,” katanya ketika melapah Sumbangan Raja Ali Haji 
Terhadap Ilmu Tatabahasa Bahasa Melayu. 

Antara kajian sebelum ini ialah Kesusasteraan Klasik Melayu Sepanjang Abad 
karya Teuku Iskandar; Falsafah Bahasa: Beberapa Aspek Kajian (Prof Dr Hashim 
Musa) dan Raja Ali Haji dari Riau: Apakah Beliau Seorang Tokoh Transisi atau 
Pujangga Klasik yang Akhir Sekali? (Prof Emeritus Dr Mohd Taib Osman) 
Kajian mengenai Raja Ali Haji pula oleh Harimurthi Kridalaksana dalam 
makalahnya, Bustan al-Katibin dan Kitab Pengetahuan Bahasa - Sumbangan Raja Ali 
Haji dalam Ilmu Bahasa Melayu dan Darwis Harahap (Bustanul Katibin dan Kitab 
Pengetahuan Bahasa: Satu Tinjauan), manakala Adriyetti Amir melalui disertasi 
sarjananya, Kitab Pengetahuan Bahasa Karangan Raja Ali Haji: Kajian 
Leksikografi. 

Bustan al-Katibin diakui pengkaji ini sebagai karya awal mengenai tatabahasa 
bahasa Melayu yang dihasilkan pengarang dari Nusantara sehingga membolehkan 
pembaca untuk mempelajari pelbagai aspek struktur bahasa pada peringkat awal 
pembinaannya lagi. 

“Tujuan Raja Ali Haji menghasilkan Bustan al-Katibin adalah untuk menyebarkan 
ilmu bahasa dan ilmu tulisan, menghasilkan buku tatabahasa bahasa Melayu serta 
menerapkan hukum bahasa. Bustan al-Katibin juga mengandungi perbincangan 
kepentingan mempelajari bahasa, manakala huraian dalam konteks tatabahasa luas 
dan mendalam,” katanya pada pembentangan yang dipengerusikan Dr Zahir Ahmad. 

Kitab terbabit turut mengandungi perbincangan mengenai aspek ilmu yang 
terkandung dalam bahasa Melayu, selain pengajaran Raja Ali Haji dalam ilmu dan 
akal yang bukan saja sesuai untuk pembacaan pada zamannya, bahkan masih lagi 
bermanfaat untuk diketahui serta dikaji sarjana dan pembaca pada zaman kini. 
“Ada sarjana semasa yang mengkritik Bustan al-Katibin kerana menggunakan kaedah 
tatabahasa bahasa Arab untuk bahasa Melayu seperti kajian oleh Mohd Taib, 
Teuku, Virginia Matheson dan Prof Teeuw, tetapi beliau tidak wajar 
dipersalahkan kerana sejak kecil lagi, mendalami ilmu pengetahuan Islam dengan 
mengikuti ayahnya ke Makkah. 

“Raja Ali Haji turut mengemukakan 10 adab berguru yang wajar dijadikan ikutan 
dan teladan kepada pelajar, sekali gus dianggap menjadi peringatan yang berguna 
kepada mereka yang sedang menuntut ilmu dan patut disimpan di setiap 
perpustakaan kerana dapat membimbing ke arah ilmu yang benar,” katanya. 

Keistimewaan Kitab Pengetahuan Bahasa pula, Hui Lui kerana ia membincangkan 
kelas atau golongan kata, menghuraikan unit tatabahasa dan membincangkan aspek 
sintaksis, sekali gus menjadi kamus pertama karya orang tempatan sebelum abad 
ke-20 selain menjadikannya sebagai kamus ekabahasa tertua di Alam Melayu. 

“Bahagian kamus dibincangkan secara terperinci sehingga menampakkan sebagai 
kamus terbaik dan boleh menjadi petunjuk serta panduan dalam kehidupan ahli 
masyarakat. Entri dalam kamus itu disusun dengan baik dan mudah difahami dengan 
contoh perkataan mencukupi, selain memperlihatkan ciri morfologi dan 
sintaksis,” katanya. 

Selain itu, Raja Ali Haji juga tidak meminggirkan konsep adab dan budi dalam 
dua kitab terbabit apabila Mukadimah Bustan al-Katibin membincangkan 
kepentingan ilmu dan akal, cara menuntut ilmu serta hubungan penuntut dengan 
guru. 

“Dalam Kitab Pengetahuan Bahasa pula, Raja Ali Haji menjelaskan konsep adab dan 
budi dengan menerangkan sembilan adab yang membabitkan adab dengan Allah, orang 
berilmu, menuntut ilmu, antara anak dengan ibu bapa, ahli keluarga, 
saudara-mara, sahabat, orang yang dikenali 

[ac-i] Berita Pesta Penyair Nusantara-Kediri di LAMPUNG POST

2008-06-30 Terurut Topik anuv chaviddy



LAMPUNG POST-Minggu, 29 Juni 2008





APRESIASI





Kronik 





Edy Samudera dan kawan-kawan Ikuti
Pesta Penyair Nusantara 2008
 
BANDAR LAMPUNG--Nabi Penyair Lampung Edy Samudera Kertagama mengikuti Pesta 
Penyair Nusantara 2008 di Taman Budaya Sumber Air Cakar Wesi, Kediri, Jawa 
Timur. Acara yang berlangsung mulai 26 Juni sampai 2 Juli ini diikuti sastrawan 
Indonesia dan luar negeri, antara lain Brunei Darussalam, Singapura, dan 
Malaysia.
 
Pesta Penyair Nusantara 2008 bertema Sempena The2nd Kediri Jatim Internasional 
Poetry Gathering.
Acara ini juga diisi empat rangkaian kegiatan seminar dan dialog sastra, di 
antaranya bertajuk Peranan perempuan dalam kesusastraan. Dari Malaysia, hadir 
sebagai narasumber Dr. Datuk Kemala dan SM Zakir. Kemudian Jefri Arif dari 
Brunei, dan Korrie Layun Rampan,Viddy AD Daery dan D.Zawawi Imron (Indonesia).
 
Dari Lampung, selain Edy Samudera, penyair Inggit Putria Marga dan Isbedy 
Stiawan Z.S. juga diundang. Kepada Lampung Post, Kamis (26-6), Edy mengatakan 
Pesta Penyair Nusantara menjadi wahana apresiasi penambah wawasan sastra. Ilmu 
yang kita terima nanti bisa diaktualisasikan kepada bakal sastrawan Lampung 
agar makin bergairah dengan dunia sastra, kata dia.
 
Di lokasi Pesta sastra,yakni di Sanggar Mulang Sara' Cakarwesi,Kediri,disamping 
dari Lampung,juga tampak hadir dari NTB, Riau,Kaltim,Jakarta,Madura,Makassar 
dan Jawa Timur sendiri.Juga beberapa delegasi sastrawan LSM PENA Malaysia.
 
Para peserta mendapat penginapan gratis dari Pemkot Kediri yakni di Gedung 
BLB,dekat Kantor Pos Kediri.
 
Pembukaan akan diadakan di Pendopo Kabupaten Kediri pada 30 Juni 2008 jam 18.30.
 
 
 
( n CR-2/P-1 dan vdad )
 


  

[ac-i] dari situs Brang Wetan

2008-06-29 Terurut Topik anuv chaviddy



Brang Wetan
RSS Entri | Comments RSS 


  





Selamat Datang
 Situs ini dikelola oleh Rumah Data Seni Budaya Jawa Timur Jl. Bungurasih Timur 
40 Sidoarjo - 61256 telp: 081.23100.832 email: henrinurcahyo(at)yahoo.com 

ANYAR REK..

PESTA PENYAIR NUSANTARA 2008 di KEDIRI 
Menyoal Pembinaan Kesenian Tradisional di Mojokerto 
Pergelaran Seni Langka Sandur Kalongking 
Busairi Arifin, Seniman Pembuat Alat Musik Tradisional Banyuwangi 
Surabaya Full Musik Ditutup Aksi Gemilang Gilang Ramadhan 
SFM 2008: Wedhang Jahe Bertemu Komunitas Studi Perkusi Jogya 
Ki Sumarsam, Duta Gamelan asal Bojonegoro di Amerika Serikat, di Mata Saudara 
dan Teman Kecilnya 
Gagas Forum Penulis 
Gilang Ramadhan Tutup Surabaya Full Music 
Angkat Musik Gamelan 

Blogroll

Bonari Nabonenar
Budi Darma
Cager Gresik
Dewan Kesenian Kota Mojokerto
Dewan Kesenian Sidoarjo
Ekologi Budaya
Ema Sujalma
F Azis Manna
Henri Nurcahyo
Ivan Hariyanto
Jansen Jasien
M. Thalib Prasojo
Mashuri
Novita Sechan
Pasar Seni Lukis Indonesia
R Giryadi
R Giryadi - Teater
R Giryadi-Sastra
Ribut Wijoto
Subdin Kebudayaan Dinas P dan K Jatim
Suparto Brata
Tiko Hamzah
Tjahjono Widarmanto
Yusach NH

Meta

Masuk log
RSS Entri
RSS Komentar
WordPress.org

Blog Stats

64,019 hits


Search for: 
 





PESTA PENYAIR NUSANTARA 2008 di KEDIRI
Ditulis pada Juni 26, 2008 oleh brangwetan 


Awal Bulan Juli 2008 ( 30 Juni-3 Juli 2008 ) nanti di Kota Kediri bakal 
berlangsung festival penyair yang akan diikuti oleh seluruh penyair dari 
seluruh belahan nusantara. Gawe yang cukup besar itu dikhususkan bagi 
seniman-seniman sastra se Indonesia dan Malaysia,Brunei dan lainnya, dalam 
gelar Pesta Penyair Nusantara 2008 Jatim International Poetry Gathering. Tak 
tanggung-tanggung, acara yang akan digelar di Sumber Cakarwesi Lingkungan 
Cakarwesi Kelurahan Tosaren Kecamatan Pesantren tersebut juga akan melibatkan 
sastrawan dari negara-negara Asean.

Pertemuan penyair senusantara di Kota Kediri ini merupakan gawe kedua setelah 
gawe yang serupa pernah dilangsungkan di Medan Sumatera utara Pada Pesta 
Penyair Indonesia Sempena the 1st Medan International Poetry Gathering Mei 2007 
lalu. Diprakarsai oleh laboratorium Sastra Medan sebagai pengendali acara, 
menjadi awal gerakan kebudayaan  kesusastraan yang menancapkan tonggak peta 
kepenyairan di daerah-daerah dan berarti sentral kepenyairan kini tidak hanya 
terdapat di kota-kota besar seperti Jakarta dengan TIMnya-Taman Ismail Marjuki. 
Tapi peta-peta kepenyairan telah merebak ke seluruh penjuru pelosok Nusantara.

Panitia Pelaksana Pesta Penyair Kediri 2008 Khoirul Anwar mengatakan bahwa 
pesta penyair ini tidak hanya untuk membangun komunikasi dan silahturohmi 
antara penyair se-nusantara tapi juga mempunyai tujuan sebagai ajang kompetisi 
baca puisi se-nusantara.” Juga sebagai wahana apresiasi penyair-penyair 
se-nusantara, sebagai wadah pembentukan komunitas dan pemetakan kesustraan 
nusantara, selain itu juga sebagai forum tertinggi dalam Musyawarah penyair 
nusantara.” Di samping itu kata Khoirul, dengan adanya pesta penyair ini 
masyarakat dapat memperoleh gambaran yang terperinci dan akurat para penggiat 
sastra di nusantara.

Pesta penyair Nusantara 2008 di Kediri ini nantinya tidak hanya diikuti oleh 
peserta dari Indonesia tapi juga diikuti oleh penyair-penyair negara-negara 
Asean seperti Malaysia, Brunai Darussalam, Singapura, Thailand, Kamboja dan 
Laos. Karena pesta penyair, tentu saja peserta yang ikut adalah dari kalangan 
seniman dan sastrawan. 
 
Seperti utusan/delegasi yang dikirim oleh pusat bahasa pemerintah ataupun 
komite sastra dewan kesenian propinsi/ kabupaten/kota seluruh Indonesia. Bisa 
juga dari kalangan umum yang masuk dalam peserta partisipasif, di kelompok ini 
boleh berasal dari pengamat seni sastra dan budaya, akademisi, mahasiswa, 
pejabat eksekutif  legislatif, dan pendidik.

Acara yang sudah diagendakan dalam Pesta Penyair Nusantara Kediri 30 Juni - 3 
Juli 2008 antara lain festival baca puisi nusantara, seminar  dialog sastra  
budaya nusantara, pawai budaya nusantara, pameran seni rupa, puisi  potret 
penyair, serta musyawarah penyair nusantara. “Rencananya nanti juga akan 
dihadiri oleh Bapak Presiden, kemungkinan saat penutupan Pak SBY akan datang, 
karena berbarengan dengan acara di Ponorogo. Jadi sekalian ke sini.”jelas 
Khoirul. Acara di Sumber Cakarwesi itu bukan impian tapi kenyataan dan 
pelaksanaannya besuk 2008.

Mungkin sedikit aneh bila acara besar yang juga diikuti oleh negara-negara 
Asean digelar di tempat seperti Sumber Cakarwesi. Tapi itulah tekad Khoirul 
Anwar bersama dengan event organizernya- Sanggar Sastra Ki Ageng Mulang Sara, 
yang punya cita-cita besar ingin mengubah Sumber Cakarwesi dari sekedar sumber 
mata air yang dirimbuni pepohonan menjadi sebuah Taman Budaya yang berkelas 
nasional. “Karena Sumber Cakarwesi itu masih perawan,”jelas Khoirul mantab.

Usulan untuk menempatkan Pesta Penyair Nusantara di sumber Cakarwesi sebenarnya 
tidak sengaja, “Tapi dari usulan 

[ac-i] Sandur Kalongking

2008-06-29 Terurut Topik anuv chaviddy
Radar Bojonegoro 


[ Kamis, 26 Juni 2008 ] 
Melihat Pergelaran Seni Langka Sandur Kalongking 

Padukan Magis dan Akrobatik 

Salah satu kesenian tradisional yang meski langka tapi masih ada di Bojonegoro 
adalah sandur kalongking. Selasa (24/6) malam lalu kesenian ini dipentaskan di 
Kelurahan Jetak, Kecamatan/Kabupaten Bojonegoro.

TONNY ADE IRAWAN, Bojonegoro 

--

Sekelompok orang mengenakan udeng (ikat kepala) duduk sambil asyik bernyanyi 
diiringi dua alat musik yang bersahut-sahutan. Tempat mereka duduk dibatasi 
dengan tali rafia. Di tiap-tiap jarak tertentu pada tali rafia itu terdapat 
jajan pasar yang diikatkan.

Kegiatan itu dipimpin seorang kakek. Di depan tempat sang kakek duduk terlihat 
sesaji. Isinya, antara lain jajan pasar, kemenyan yang sudah dibakar, serta 
bunga yang direndam di dalam panci berisi air.

Saat nyanyian mencapai puncak, seorang lelaki yang duduk di deretan terdepan 
tiba-tiba menggelepar-gelepar. Beberapa orang kemudian menghampiri dan 
memegangi tubuh temannya itu. Kakek yang memimpin menyayi juga bangkit. Sambil 
membawa pecut (cambuk), dia kemudian mengambil jaran kepang (kuda lumping) dan 
menyerahkannya kepada orang yang menggelepar itu.

Seakan disuruh, lelaki yang menggelepar kemudian menaiki kuda dari anyaman 
bambu itu. Dia kemudian dituntun untuk memakan kembang yang telah direndam air 
dalam panci.

Begitulah bagian awal dari pertunjukan seni sandur kalongking yang 
dipertontonkan di halaman Gedung Perak, Kelurahan Jetak, Kecamatan/Kabupaten 
Bojonegoro, Selasa (24/6) malam lalu.

''Kalau seperti itu (menggelepar kemudian makan kembang, Red) berarti sudah 
kesurupan, dan orang yang sudah kerasukan itu biasa disebut sulur pandan yang 
fungsinya menjaga keamanan (dari gangguan makhluk halus, Red) selama 
berlangsungnya pertunjukan,'' kata Masnun, kordonator pertunjukan malam itu. 
Menurut Masnun, sandur memang seperti drama, tapi berbau magis.

Menurut dia, pemeran utama dalam drama itu hanya empat orang. Yakni, tokoh 
utama disebut Pethak, pemeran lelucon Tamsil, tokoh penyeimbang Balong, dan 
satu tokoh wanita yang berperan sebagai sindir biasa disebut Cawik.

Masnun menerangkan, kisah dalam drama itu sangat panjang. Mulai dari saat 
Pethak mencari kerja, panen, rabi (kawin), dan setersunya. ''Namun, malam ini 
dibatasi hanya Pethak cari kerja,'' katanya.

Di akhir cerita, ada pertunjukan kalongking. Menurut Masnun, pertunjukan ini 
menceritakan saat Pethak berburu kalong (kelelawar besar) di atas pohon, 
bersama teman-temannya. Kalong dalam drama ini diperankan seseorang yang bisa 
berjalan, tidur, ngitir (berputar) di atas tali.

''Semua dilakukan di atas ketinggian lebih dari delapan meter,'' tegasnya.

Yang tak kalah menarik dalam seni sandur kalongking menurut Masnun adalah 
suasana magisnya. Di antaranya, ada orang yang kesurupan.

''Memang dulunya ini adalah mainan anak yang diadopsi menjadi pertunjukan orang 
dewasa,'' katanya.

Hanya, seni tradisional itu kini sudah langka. Pemainnya juga minim. Warisno, 
50, saat ini merupakan satu-satunya pemeran kalong yang belum ada penggantinya.

''Anak muda sekarang hati dan pikirannya tidak mantep,'' kata Warisno di 
sela-sela pertujukkan tersebut. 

Karena tidak mantep itulah, lanjut dia, tidak ada anak muda yang berani 
menggantikan perannya sebagai kalong di pertujukan tersebut.

Dia menambahkan, selama ini kelompoknya tak pernah latihan rutin. Latihan hanya 
dilakukan sekali sebelum ada pertunjukan. ''Namun, kebanyakan tidak pernah 
latihan,'' ujarnya.

Menurut dia, dulu sering sekali orang nanggap sandur. Misalnya, saat punya 
hajat atau saat panen. Namun, sekarang jarang sekali ada orang nanggap. 
Padahal, biaya nanggap sandur hanya Rp 2 juta sampai Rp 5 juta. ''Terakhir 
ditanggap ya sekitar setahun lalu saat acara valentine,'' tuturnya.

Dia mengaku dua tahun lalu tampil saat ditanggap Dinas Pariwisata Provinsi 
Jatim. Saat itu dia dan kru sandur hanya dibayar Rp 50 ribu. ''Padahal 
taruhanya nyawa saya,'' katanya. (*)


  

 



Anti Madat Polwan Bagi Bunga 
Dua Jamu terlarang beredar di Bojonegoro 
Jadi saksi tiga ketua RT diantarkan warga ke Mapolres 
Piapanisasi lewat Jalur Sutet 
Dari Konfercab NU ke 21 di Ponpes Al Rasyid, Dander 
KH Miftahul Akhyar Buka Konfercab PC NU ke 21 
Peserta Ujian Paket B Belum Jelas 
Dua Waduk Mulai Dikeringkan 
110 Peserta Tidak Ikut Ujian Paket C 
Enam Parpol Tidak Memenuhi Syarat 
Festival Kreativitas Siswa SD 
Granat Nanas Ditemukan 
Pupuk PKT Bakal Beralih Pusri 
Hampir Setahun Ambulans PAN Lamongan Gratis Beroperasi 
Hari Ini, PAN Tetapkan Caleg 
Komisi D Akan Panggil Kadisdik 
Kontingen Lamongan Diberangkat 
Hari Ini Mendiknas ke Lamongan 
Panen Raya Padi Musim Kemarau 
Hasil Pilgub Jatim Tentukan Pilpres 
Tangkap Pelaku Curanmor 
Pemberlakuan Struktur Baru Ditunda Awal Tahun 
Curi 6 juta, ditangkap 
Panwas Tuban Gelar Sosialisasi 

HALAMAN KEMARIN 



Banyak KTA Tak Jelas 
Kritik Umat Islam yang Merasa Paling Benar 
Hasil Penyelidikan Proyek 
Truk Boks 

[ac-i] Pemanasan Acara Kediri

2008-06-29 Terurut Topik anuv chaviddy
PEMANASAN ACARA KEDIRI
 
27 dan 28 JUni, acara Pesta Penyair Nusantara 2008 di Kediri sudah dimulai 
dengan pemanasan acara berupa lomba baca puisi oleh 50 orang penyair dan 
pelajar dan seniman lainnya, dan hari ini 29 Juni diselenggarakan pawai budaya 
yang akan melibatkan sekitar 2000 orang! demikian Khoirul Anwar,ketua panitia 
pelaksana yang super sibuk sehingga hpnya sering ditutup,padahal banyak orang 
ingin menghubungi dia.
 
Menurut Khoirul pula,dewan jurinya adalah para seniman besar tingkat lokal 
yang dedikasinya terhadap seni budaya TIDAK KALAH dengan para seniman NASIONAL 
atau merasa sudah nasional , mereka ialah : Drs.Subardi Agan, Khoirul Mulang 
Sara', Yitno Ethexs Mojokerto, Agun Awan dan Endang W.
 
Penyair Malaysia DR.Datuk Kemala,kemarin sudah hadir mendaftar,dan kini 
mungkin sedang jalan-jalan keliling Kediri dan Blitar,tambah Yitno 
Ethexs,penyair Mojokerto yang ikut sibuk di Kediri.Sedang Bang Zawawi Imron 
menyatakan akan hadir besok katanya pula.
 
Tampaknya yang akan datang berramai-ramai adalah tanggal 30 Juni,yaitu Viddy 
AD Daery,Wowok HP, mbak Diah Hadaning dan Mas Ahmaddun juga Arifin Katiq 
Lamongan dan Hardho Sayoko SPB dari Ngawi , sedang dari Makassar adalah Mbak 
Anil Hukma dan teman-temannya.tambah Yitno yang suka menikmati pecel Kediri.
 
Menurut Viddy pula,yang merupakan Pengarah Panitia dari Jakarta,Mbak Ratna 
mohon maaf tidak bisa hadir karena pas ada acara lain,dan dia berjanji akan 
hadir kalau ada acara semacam itu lagi...juga 20 penyair Malaysia,rombongan 
dari LSM PENA, mengirim email bahwa mereka akan landing di Juanda 
Surabaya serta di Solo siang ini.Lalu langsung naik bus ke Kediri.
 
Hari ini agaknya jalanan Kediri dimeriahkan pawai budaya meriah oleh 2000-an 
orang yang dikoordinir oleh Sanggar Mulang Sara', Cakarwesi,Kediri.
 
BRAVO KEDIRI
 
 
===


  

[ac-i] 200 PESERTA MENDAFTAR DI PESTA PENYAIR NUSANTARA 2008 KEDIRI

2008-06-21 Terurut Topik anuv chaviddy
 
 
200 PESERTA MENDAFTAR DI PESTA PENYAIR NUSANTARA 2008 KEDIRI
 
“Sekitar 200 peserta telah mendaftar,dan tampaknya masih terus berdatangan sms 
dan email yang mendaftar sebagai Peserta PESTA PENYAIR NUSANTARA 2008 di 
Kediri,yang akan dimulai 30 Juni 2008 “,kata Khoirul Anwar S.Pd , penyair yang 
menjadi Ketua Panitia Pelaksana acara tersebut.
 
“Peserta yang dari luar negeri,yang berjanji hadir adalah 20 orang dari 
Malaysia, 6 dari Brunei dan 1 dari Jepang” tambah Viddy AD Daery,penyair dan 
novelis,serta staf khusus Menkominfo RI yang menjadi Tim Adhoc PANTAP “Pesta 
Penyair Nusantara 2008”.
 
Pesta ini memang menyambung keberhasilan pesta serupa tahun lalu yang 
diselenggarakan di Medan.
 
Acara di Kediri ,dilangsungkan di SANGGAR KI AGENG MULANG SARA’ di Jl.Kapten 
Tendean,Lingkungan Cakarwesi, Kelurahan Tosaren,Kecamatan Pesantren Kota 
Kediri-Jawa Timur-Indonesia , serta di TAMAN BUDAYA SUMBER AIR-CAKARWESI-KOTA 
KEDIRI.
 
“Jarak lokasi itu hanya 1 kilometer dari kota Kediri, memang Kediri 
pinggiran,namun masih termasuk wilayah Kediri kota,” tambah Yitno Ethexs , 
penyair yang menjadi panitia bidang pementasan puisi.
 
“Acara yang akan berlangsung mulai 30 Juni malam sampai 2 Juli 2008 
malam itu, berupa diskusi puisi, pementasan puisi serta darmawisata sekitar 
Kediri.” tambah Khoirul Anwar.
 
Menurut Khoirul yang biasa dipanggil Gus Irul, beberapa nama yang diharapkan 
hadir menjadi pembicara,antara lain adalah : Ratna Sarumpaet, Hj.Yenny Zannuba 
, Ahmadun Yossi Herfanda, Viddy AD Daery, DR.Dendy Sugono, ( Indonesia ), 
DR.Ibrahim Ghafar, SM Zakir, Mohammad Daud Mohammad, DR.Datuk Kemala ( Malaysia 
), Zeffri Ariff ( Brunei ), Shiho Sawai ( Jepang ).
 
Info lebih lanjut silah menghubungi Panitia : 085230 592013 atau email : [EMAIL 
PROTECTED] 


  

[ac-i] Keputusan pemenang PENGHARGAAN SASTERA HSKU 2007

2008-06-18 Terurut Topik anuv chaviddy
UTUSAN MALAYSIAnbsp;nbsp;nbsp; -SASTERA

ARKIB : 15/06/2008
Keputusan pemenang PENGHARGAAN HSKU 2007
Hadiah Sastera Kumpulan Utusan – ExxonMobil 2007 (HSKU 2007) kini telah 
memasuki usia 23 tahun. Sejak diwujudkan 23 tahun lalu, HSKU telah melahirkan 
banyak penulis baru yang berbakat hingga akhirnya menjadi sasterawan yang 
mewarnai lanskap kesusasteraan tanah air.
HSKU menjadi platform paling berkesan untuk penulis baru mencipta nama dan 
penulis tersohor melontarkan cabaran kepada yang baru. Kini acara HSKU tercatat 
dalam kalendar kesusasteraan kerana diadakan saban tahun, tidak terlangkau 
walaupun sekali.
Acara penyampaian hadiah HSKU 2007 tahun ini akan diadakan pada Jumaat ini di 
Crowne Plaza Mutiara Kuala Lumpur pukul 8 malam. Tetamu kenamaan HSKU 2007 
ialah Menteri Kewangan II, Tan Sri Nor Mohamad Yakcop yang akan melancarkan 
antologi karya-karya pemenang kali ini.
Secara sepintas lalu, HSKU 2007 dikuasai oleh penulis generasi baru yang pernah 
memenangi HSKU sebelum ini. Penulis-penulis ini kelihatan konsisten dan 
produktif serta memperlihatkan pendekatan dan pemikiran yang baru dalam karya-
karya mereka.
Berikut ialah senarai penuh pemenang HSKU 2007.
KATEGORI 
NOVEL REMAJA
Hadiah pertama (RM7,000)Khazanah Warisnya Kalbu-Sri Rahayu Mohd Yusop
Hadiah kedua (RM4,500)Sayap-sayap Cendekia-Nisah Haron
Hadiah ketiga (RM3,000)Baromkeh: Matamu di Mataku-Ummi Hani Abu Hassan
KATEGORI 
CERPEN REMAJA 
3 Hadiah Utama (RM2,500)
Banglo Kolonial di Lot 152-Khairunnasriah Abdul Salam-Mingguan Malaysia 2 
Disember 2007
Cerita Sagita dan Sagupa-Saifullizan Yahaya-Mingguan Malaysia 28 Oktober 2007
Rumah Nurul Iman- Ghafirah Idris-Utusan Melayu Mingguan 28 Mei 2007
6 Hadiah Penghargaan – (RM800 setiap satu)
Dunia di Pergelangan Tanganku-Dr. Ilias @ Illias Zaidi- Mingguan Malaysia 28 
Ogos 2007
Kalendar Baru Abang-Siti Aminah Mat (Tie Camar)-Mingguan Malaysia 15 April 2007 
Mamaku Menteri-Salina Ibrahim -Utusan Melayu Mingguan 22 Januari 2007 
Selamat Kembali Nurul Merdeka-Khairunnasriah Abdul Salam-Mingguan Malaysia 19 
Ogos 2007 
Tiga Catatan di Tiga Perhentian-Lim Swee Tin-Mingguan Malaysia 2 September 2007 
Wira Mandala Hijau-Khairul Hafiz Abdul Rahman(Serunai Faqir)-Mingguan Malaysia 
2 Julai 2007
KATEGORI CERPEN
3 Hadiah Utama (RM3,000)
Dari Suatu Tikungan Lorong-Zainal Palit (Zaen Kasturi)-Mingguan Malaysia 4 
Februari 2007
Moluska-Syed Mohd Zakir Syed Othman (S.M. Zakir)-Mingguan Malaysia 29 Julai 2007
Warna-Faizati Mohd Ali-Mingguan Malaysia 4 November 2007
6 Hadiah Penghargaan – (RM800 setiap satu)
Cerita Sebuah Lembah-Muhammad Lutfi Ishak- Mingguan Malaysia 16 Disember 2007 
Ini Chow Kit Road, Sudilah Mampir-Mohamed Ghozali Hj. Abdul Rashid (Malim 
Ghozali PK)-Mingguan Malaysia 23 Disember 2007
Jihad Sang Hamba-Khairul Hafiz Abdul Rahman(Serunai Faqir)-Utusan Melayu 
Mingguan 26 Mac 2007 
Laut Tetap Bergelora-Zaharah Nawawi -Mingguan Malaysia 11 November 2007 
Nilai Cinta Kita-Azizi Haji Abdullah-Mingguan Malaysia 9 September 2007 
Putik Qunaitara-Ummi Hani Abu Hassan-Mingguan Malaysia 10 Jun 2007
KATEGORI PUISI
3 Hadiah Utama (RM 1,000 setiap satu)
Denyut Murba-Zainal Palit (Zaen Kasturi)-Mingguan Malaysia 28 Oktober 2007 
Menggeledah Nurani-Ahmad Fadhlil Mohamad Pakarul-Razy (Fahd Razy) -Mingguan 
Malaysia 14 Oktober 2007 
Suriku, di Sejadah Ini Kita Sujud-Muhamad Ikram Abdullah-Mingguan Malaysia 27 
Mei 2007 
6 Hadiah Penghargaan (RM500-setiap satu)
Bumi Tersohor Kerana Kau Tanah Selatan-Wahyu Budiwa Rendra A.Wahid (WB 
Rendra)-Mingguan Malaysia 20 Mei 2007 
Doa Maal Hijrah di Kaki Maghrib-Shamsudin Othman-Mingguan Malaysia 25 Februari 
2007 
Ingatan Kepada Kawan xx-Zainal Palit (Zaen Kasturi)-Mingguan Malaysia 11 
November 2007 
Lidah Anakku Berbelang-Belang-Zainal Abidin Suhaili (Abizai) -Mingguan Malaysia 
19 Ogos 2007 
Luka Pujangga Bangsa-Roslizan Yaacob (Marjan S)-Mingguan Malaysia 18 November 
2007 
Sajak Anum Kepada Jebat-Siti Raihani Mohamed Saaid-Mingguan Malaysia 13 Mei 2007
KATEGORI KAJIAN amp; RENCANA SASTERA
Kajian Sastera (RM2,000)
Tiada Pemenang 
Rencana Sastera (RM1,000)
Ke Mana Hala Tuju Sastera Melayu?-Dr. Mohd Zariat Abdul Rani-Pemikir-Oktober – 
Disember 2007 
NOVEL REMAJA -BAHASA INGGERIS
Hadiah pertama (RM7,000)
Peace Child-Seliong ak Wau
Hadiah kedua (RM4,500)
Magic Eyes-Teoh Choon Ean
Hadiah ketiga (RM3,000)
Dahlia-Sherifah Binti Baharudin
nbsp;=
nbsp;
Gempuran penulis wanita di HSKU 2007
Oleh AZMAN ISMAIL







KHAIRUNNASRIAH ABDUL SALAM




nbsp;
Sastera Malaysia. Ia tumbuh dalam persekitaran masyarakat yang mencintai damai, 
keharmonian dan rasa integrasi yang menebal. Sastera dibangunkan menjadi sebuah 
tujuan yang tidak lain merupakan ruang katarsis diri manusianya.
Oleh itu, sastera menyediakan ruang yang sangat besar untuk mewujudkan wacana 
tentang apa jua aspek. Boleh sahaja tentang kemanusiaan, gender, ekonomi, 
politik dan sebagainya.
Begitu dengan para penulisnya. Sesiapa sahaja boleh berkarya, 

[ac-i] RILIS PENDIDIKAN CALON PRODUSER FILM/TV MENJELANG STVB-DESEMBER 2008

2008-06-14 Terurut Topik anuv chaviddy

nbsp;
nbsp;
nbsp;nbsp;nbsp;
RILIS :nbsp; VIDDY MENENTEER PARA CALON PRODUSER
nbsp;
nbsp; Viddy AD Daery-44 tahun,sastrawan,produser film, penulis skenario, 
sutradara dlsb yang kini bekerja di Depkominfo sebagai Staf Khusus Menteri 
bidang analis media , pada Sabtu 21 Juni 2008 bertempat di Gedung TELKOM 
Training Centre jl.Gegerkalong Hilir 47 Bandung,akan menenteer para calon 
produser film dengan sub matakuliah :
-Pengantar Selayang Pandang Produser film/sinetron/dokumenter
-Unsur-unsur penting produksi film/tv.
-Jenis-jenis/genre nbsp;tayangan film/tv.
-Skenario dan penulisannya.
-Beberapa tayangan film dokumenter dan diskusi timbal-balik.
-Belajar menulis scenario.
-Pelatihan langsung.
nbsp;
Sebagaimana diketahui,Desember 2008 RUU Penyiaran mengenai Sistem TV 
Berjaringan sudah diberlakukan oleh DEPKOMINFO RI, yang artinya setiap TV 
Nasional harus bekerjasama dengan TV Daerah. Maka,akan terjadi ledakan 
kebutuhan SDM Pertelevisian yang luar biasa, yang nampaknya sampai kini belum 
diantisipasi oleh banyak Pemda maupun pengusaha daerah.
nbsp;
Maka, RUMAH ILMU di Bandung mencoba menjadi salah satu penyedia jasa pelatihan 
dan nantinya akan menjadi networker di semua daerah.
nbsp;
Jadi,disamping yang sudah mendaftar,dibuka kesempatan bagi yang belum mendaftar 
kepada Mbak Yanik di 0813140 28324nbsp; atau di www.seminar.rezaervani.com 
dengan investasi Rp 120.000,- per orang,untuk biaya makalah,makan siang dan 
sertifikat, dan pendaftaran ditutup pada 20 Juni 2008nbsp;
nbsp;
nbsp;


  

[ac-i] PROKLAMASI HARI SENIMAN NASIONAL VERSI PEMERINTAH MALAYSIA

2008-05-29 Terurut Topik anuv chaviddy
-UTUSAN MALAYSIA-TERKINI-29 Mei 2008

29 Mei diumum sebagai Hari Seniman Kebangsaan

29/05/2008 11:54am


KUALA LUMPUR 29 Mei – Perdana Menteri, Datuk Seri
Abdullah Ahmad Badawi mengisytiharkan tarikh 29 Mei
setiap tahun sebagai Hari Seniman Kebangsaan.

``Ia bertujuan mengiktiraf sumbangan golongan seniman
terhadap pembangunan negara,’’ katanya.

Perdana Menteri berkata demikian pada majlis sambutan
Hari Seniman Kebangsaan di Dewan Merdeka PWTC di sini
hari ini. – Utusan.




  


[ac-i] Cikini si Gondangdia,...dari UTUSAN MALAYSIA MINGGU hari ini

2008-05-18 Terurut Topik anuv chaviddy
RENCANA-disedut dari UTUSAN MALAYSIA MINGGU hari ini

Keunikan stesen kereta api Cikini

STESEN kereta api Cikini, Jakarta Pusat bukan sekadar
sebuah perhentian untuk menaik dan menurunkan
penumpang.

Bagi penduduk Jakarta dan pelawat luar, stesen
keretapi di pusat kota itu juga ialah pusat membeli
barang-barang kraftangan dan pelbagai hiasan daripada
buluh, rotan, kayu dan pelbagai tumbuhan.

Pusat jualan barang-barang kraftangan itu begitu
popular bagi rakyat Malaysia. Mereka tahu di situ ada
barang-barang yang menarik untuk dibawa pulang.

Apa tidaknya mereka boleh membeli bekas, bakul untuk
hantaran perkahwinan, majlis jamuan, peralatan dapur,
kota bungkusan hadiah, kotak-kotak hiasan, bunga
kering, ukiran dan lukisan.

Harganya juga relatif murah dibandingkan di tempat
lain, malah ramai yang menempahnya untuk dijual.

Pelbagai barang kraftangan yang dijual di bawah stesen
kereta api itu adalah cerita tentang kreativiti dan
kerajinan penduduk yang memanfaatkan segala sumber
alam termasuk kayu dan bahan-bahan yang terbuang.

Kebanyakan produk buluh dan rotan yang dijual di situ
dibawa dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dua pelawat
dari Malaysia yang tidak pernah ke datang ke Jakarta
memberitahu, mereka mendapat cerita dari rakan bahawa
stesen Cikini ada segala barang kraf yang diperlukan.

Pengusaha sebuah kedai kek itu akhir menemui apa yang
dihajati dan menjadi mamun mata sebaik melihat
barang-barang cenderahati yang dijual.

Cikini bukan sahaja dikenali kerana tempat menjual
barang-barang kraftangan tetapi juga pinggan mangkuk
buatan tempatan dan luar negeri termasuk dari China
dan Perancis. 

Menjelang lebaran dan musim kenduri kahwin, Cikini
adalah tempat yang menjadi tumpuan orang ramai bukan
sahaja dari Jakarta tetapi dari luar daerah.

Di sisi lain, Cikini merupakan tempat berkumpulnya
para seniman untuk bereskpresi dan berdiskusi kerana
di situ terdapat pusat kesenian Jakarta yang terkenal
- Taman Ismail Marzuki (TIM).

Di situlah pementasan drama, teater, orkestra, konsert
muzik dan pertunjukan seni budaya dari dalam dan luar
negara selain pameran seni lukis dan karya sastera
dipertontonkan kepada umum.

PenyairSelain panggung wayang, TIM adalah tempat para
penyair tersohor seperti W.S Wendra dan dari seluruh
dunia mendeklamasi puisi. 

Malam dan siang Cikini tidak banyak beza. Aktiviti
malam tetap mewarnai kawasan tersebut yang sentiasa
bergemerlapan. Hotel-hotel bertaraf sederhana dan
murah sentiasa bersedia menerima kunjungan tetamu.

Paginya pasar kecil yang menjual barangan 'runcit,
sayuran dan buah-buah kelihatan rapi dan bersih riuh
dengan penjual dan pembeli.

Sebuah pasar kembang tidak jauh dari stesen keretapi
menjadi tumpuan untuk membeli bunga segar buah hadiah
dan upacara kematian.

Restoran makanan padang dan makanan segera menjadi
pilihan selepas penat memilih barang-barang yang
dicari.

Lalu, apa lagi yang ada di Cikini? Hanya mereka yang
kerap berkunjung di situ tahu yang membuat mereka
berminat tinggal di hotel-hotel sekitar Cikini. 

Seperti juga Kemang, Lokasari, Jalan Jaksa, Sarinah,
Hayam Wuruk dan Blok M, Cikini juga adalah antara
tempat pelancongan malam di Jakarta. 

- Mingguan.




  


[ac-i] Bojonegoro bikin Festival LEDRE DAN SERABI,semoga segera menuju BUDAYA YANG SERIUS

2008-05-18 Terurut Topik anuv chaviddy

 
RADAR BOJONEGORO Minggu, 18 Mei 2008  


 
Minggu, 18 Mei 2008 
Ubah Image gelar festival serabi


BOJONEGORO-Ingin ubah image Bojonegoro kota Minyak dan
Bojonegoro kota Jati Bupati Bojonegoro Suyoto adakan
festival serabi dan ledre.

Saya ingin image yang menempel di Bojonegoro adalah
image yang betul-betul menyentuh rakyat, kata Bupati
Bojonegoro yang baru, Suyoto. Menurutnya image kota
minyak dan image kota jati adalah sesuatu yang ada di
Bojonegoro tapi bukan milik warga Bojonegoro. Sebab
menurutnya kedua image yang selama ini melekat di
BOjonegoro tersebut adalah milik pemerintah pusat.

Dia menuturkan dengan festival serabi dan Ledre dia
berharap nantinya Bojonegoro bisa dikenal sebagai kota
ledre atau juga kota serabi. Menurutnya dua jenis
image tersbeut adalah langsung menyentuh rakyat secara
umum. Termasuk juga kota tembakau itu masih bisa
karena memang milik rakyat, katanya

Djindan Moehdon kepala Dinas Infokom Bojonegoro
menuturkan festival serabi dan Ledre akan dilaksanakan
pada 19 Mei nanti. Untuk festival serabi sendiri akan
dilakukan malam hari di Pendopo Malowopati Pemkab.
Sementara ledre akan dilakukan pagi hari, tegasnya

Untuk ledre lanjut dia akan dilakukan penyelesaian
pembuatan ledre di pendopo. Ledre tersebut nantinya
berukuran tinggi sekitar 1,5 meter serta diameter
sekitar setengah meter. dan itu akan kita arak
keliling kota sebelum kita daftarkan ke Museum rekor
Indonesia (MURI), ungkapnya (ade)


 
 



  


[ac-i] Berita Gelar Sastra Indonesia-Malaysia

2008-05-17 Terurut Topik anuv chaviddy

disedut dari KOMPAS-

Dua Buku Sastra dari Indonesia-Malaysia Diluncurkan

Jumat, 16 Mei 2008 | 20:20 WIB

JAKARTA, JUMAT- Sastrawan dua negara serumpun,
Indonesia dan Malaysia, kembali menunjukkan keakraban.
Setelah membuat deklarasi bersama Maret 2008 lalu,
sastrawan Indonesia dan Malaysia, Jumat (16/5), di
Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin meluncurkan dua
buku sastra, yaitu kumpulan puisi Kembali dari Dalam
Diri karya Ibrahim Ghaffar (sastrawan Malaysia) dan
Kumpulan Cerpen Perempuan Bergaun Putih, karya Sawali
Tuhusetya (sastrawan Indonesia).

Peluncuran buku yang digelar Komunitas Sastra
Indonesia, Komunitas Cerpen Indonesia, dan Pusat
Dokumentasi Sastra HB Jassin itu sekaligus menggelar
diskusi dan pembacaan puisi dalam bahasa Melayu dan
Mandarin, pembacaan cerpen dan musikalisasi puisi.

Diawali pembacaan puisi Ibrahim Ghaffar dalam bahasa
Indonesia/Melayu dan versi Mandarin/China oleh Diah
Hadaning dari KSI dan Wilson Chandinegara dari Yin Hua
Indonesia,dan pembacaan puisi spontan dari Viddy AD
Daery mengenai Wong Kam Pung yaitu nama alias dari
DR.Ibrahim Ghaffar,yang amat meriah dan memancing tawa
serta tepuk tangan hadirin,
Ketua Umum Komunitas Sastra Indonesia ( KSI )Ahmadun
Yosi Herfanda ketika mengupas buku Kembali dari Dalam
Diri mengatakan, jika didekati secara intertekstual,
pemaknaan sajak-sajak Ibrahim Ghaffar (58) lebih kaya
dan komprehensif. Tidak hanya membaca kegelisahan hati
dan pencapaian estetik seorang penyair, tapi juga
kegelisahan hati dan pencapaian estetik seorang
penyair, tapi juga kegelisahan masyarakat Melayu
sebagai sebuah komunitas politik, budaya, dan agama di
tengah berbagai persoalan dunia dan persoalan etnisnya
sendiri.

Dalam pola-pola puitika yang bebas terkendali,
Ghaffar cukup banyak menyorot berbgai persoalan dunia
yang mampu melampaui batas-batas etnis, sehingga mampu
berdialog dengan pembaca yang lebih luas, katanya.

Doktor Chew Fong Peng, ahli sastra Malaysia yang
menerjemahkan puisi-puisi Ghaffar ke bahasa Mandarin
mengatakan, dari 77 puisi lebih banyak bercerita
tentang perang Irak, yang menimbulkan korban
harta-benda dan nyawa. Yang menarik puisi Kembara
Anak Perang dan Peristiwa 11 September 2001 .
Sedangkan Sekjen Persatuan Penulis Nasional Malaysia
SM Zakir menilai buku Kembali dari Dalam Diri
memberikan gambaran sejarah modern Malaysia dalam dua
dekade terakhir.

Buku Kumpulan Cerpen Perempuan Bergaun Putih yang
dibahas ahli sastra dari Universitas Indonesia Maman S
Mahayana mengatakan, Sawali (44) berhasil
mengeksploitasi sisi lain dari kultur Jawa dengan
segala mitos, mitologi, sistem kepercayaan, dan dunia
pewayangan yang telah menjadi bagian yang tak
terpisahkan dari kehidupan orang Jawa.

Antologi yang berisi 20 cerpen ini laksana
serangkaian potret orang Jawa yang tak dapat
melepaskan diri dari tradisi yang kukuh
mencengkeramnya. Maka, rasionalitas dan irasionalitas
bisa menjadi peristiwa yang aneh mencekam-mengerikan,
tetapi sekaligus juga menarik, bersahaja, dan
kadangkala juga menciptakan kelucuan, ungkapnya.

Menurut Maman, dalam semangat multikulturalisme ketika
bersepakat mengangkat keindonesiaan dalam
keberagamannya, dalam keberbedaannya sebagai kekayaan
kultural, maka langkag yang dilakukan Sawali sangat
mungkin memberi kontribusi penting. Penting tidak
hanya bagi pemerkayaan tema khasanah sastra Indonesia,
tetapi juga penting sebagai pintu masuk memahami
kultur keindonesiaan. Sementara sastrawan Kurniawan
Effendi mengatakan, menilai cerpen-cerpen Sawali
menarik untuk dibicarakan, karena banyak mengangkat
persoalan rakyat kecil yang sering terabaikan.





  


[ac-i] 100 puisi di Wapres Bulungan...19 Mei malam...terus...theng jam 1 malam...20 MEI KEBANGKITAN PUISI INDONESIA!!!!

2008-05-17 Terurut Topik anuv chaviddy
Langkan:

 100 Penyair Rayakan 100 Tahun Harkitnas 
MENYAMBUT detik-detik 100 Tahun Hari Kebangkitan
Nasional, 100 penyair akan berkumpul di Warung
Apresiasi Seni, Bulungan, Jakarta Selatan, Senin
(19/5) malam mulai pukul 19.00 WIB hingga pukul 01.00,
20 Mei 2008. Dalam acara bertajuk ”Ode Kebangkitan:
Bangkitlah Raga Negeriku, Bangkitlah Jiwa Bangsaku!”
itu, ke-100 penyair tersebut akan membacakan 100 puisi
bertemakan nasionalisme yang terkumpul dalam 100 tahun
terakhir. Mereka di antaranya Sutardji C Bachri,
Radhar Panca Dahana,Viddy AD Daery, Remmy Novaris,
Hudan Hidayat, Arie MP Tamba, dan Wowok Hesti Prabowo.
Akan ditampilkan juga orasi kebudayaan Menkominfo
Mohammad Nuh dan sastrawan Chavchay Syaifullah.
(*/KEN)



  


[ac-i] dipanggil oleh : [EMAIL PROTECTED]

2008-05-17 Terurut Topik anuv chaviddy
Salam Penyair,

Waktu Penyelenggaraan Pesta Penyair 2008 semakin
dekat, rekan-rekan penyair yang ingin mengikuti pesta
penyair nusantara 2008 dipersilakan untuk segera
mengirim puisi yang akan dimuat dalam antologi penyair
nusantara 2008 plus biodata, ke alamat email
pesta_penyair2008@ yahoo.com  , atau
[EMAIL PROTECTED]   Dateline pengiriman
tanggal 31 Mei 2008. 

Kepada rekan-rekan yang telah mengirimkan puisinya,
akan segera dikirimkan undangan peserta untuk
dijadikan bahan acuan pencarian dana untuk biaya
transportasi.

Wassalam
Ketua Panpel ( Khoirul Anwar / 085230592013 )
Sekretaris Panpel ( Jack Efendi / 08569024880 )

untuk lebih jelasnya dapat melihat kepada pengumuman
dibawah ini :




PESTA PENYAIR NUSANTARA 2008
Sempena The 2nd Kediri Jatim Internasional Poetry
Gathering
A. DASAR PEMIKIRAN
Pada awal tahun 90-an tercatat suatu fenomena yang
menarik, yakni
munculnya kelompok-kelompok pegiat sastra di berbagai
daerah di
Indonesia yang menempatkan diri sebagai sastra
pinggiran (pedalaman
dan emperan), atau mengidentifisi diri dengan
kota-kota kecil.
Lahirnya berbagai komunitas sastra tersebut secara
langsung maupun
tidak langsung merupakan gejala penolakan terhadap
pemusatan kesenian
di kota-kota besar, seperti Jakarta dengan TIM dan
Dewan Kseniannya.
Kini aktifitas sastra bisa digelar di sembarang
tempat, bahkan di
rumah pedesaan atau pedusunan sekalipun. TIM dan
DKJ-nya kini 
bukanlah
satu-satunya sumber legitimasi kepenyairan Indonesia.
Kemudian, awal dari peta kesusastraan Nusantara
terkini bermula dari
gagasan, ide, pemikiran brilliant lewat penyair dari
Medan, dengan
mengambil tema Pesta Penyair Indonesia Sempena the 1st
Medan
International Poetry Gathering pada 25–28 Mei 2007.
Dalam acara
tersebut selain penyair Indonesia, teman-teman penyair
dari Malaysia,
Brunai Darussalam, Singapura, Thailand turut
menyemarakkan.
Di prakarsai oleh Laboratorium Sastra Medan sebagai
pengendali acara
tentunya menjadi awal gerakan kebudayaan 
kesusastraan yang
menancapkan tonggak peta kepenyairan di daerah-daerah,
dan berarti
sentral kepenyairan terkini tidak hanya terdapat di
Jakarta, 
melainkan
sudah merebak ke seluruh penjuru pelosok Nusantara.
Dr. Muklis Pa'Eni (Dirjen Nilai Budaya, Seni  Film
Depbudpar RI)
dalam kata sambutannya mengatakan bahwa Keberhasilan
penyair dalam
memperbaharui dan sekaligus memperbaiki fenomena
kehidupan melalui
karya-karya puisi (syair-syairnya) adalah teori
penyemangatan dan
penyiasatan terhadap tantangan kehidupan, …
syair-syair yang mampu
jatuh ke ruang terdalam perasaan penikmatnya akan
berubah menjadi
gunung kreatifitas atas badai inspirasi yang dapat di
desakkan kemana
saja, untuk menerjangi keterjalan perjuangan hidup
yang riil.
Kalau kita menengok ke belakang sejenak bahwa
mayoritas pegiat sastra
di berbagai daerah tersebut memiliki ciri yang sama,
yakni lokal,
bersifat nirlaba, dan merupakan usaha swadaya
masyarakat, artinya
kelahirannya dari inisiatif para pengarang sendiri,
bukan dari
pemerintah atau Dewan Kesenian. Jenis dan tempat
kegiatan, teknik
penggandaan dan distribusi penerbitan juga relatif
berskala kecil dan
sederhana.
Kondisi demikian memberikan kesempatan yang luas bagi
masyarakat
banyak untuk berpartisipasi dalam kegiatan sastra,
serta memungkinkan
sastrawan lebih luas berkreasi. Sayangnya, justru
karena keberadaan
komunitas yang lokal dan sifatnya yang informal,
aktifitas sastra
tersebut kurang terdokumentasi dan perhatian dari
pemerintah. Padahal
fenomena ini sangat penting, karena menunjukkan
dinamika bersastra
secara riil, masih terpeliharanya kegairahan dan
kebebasan
berekspresi, serta tumbuhnya kesadaran masyarakat
sastra memprakarsai
pengembangan sastra melalui pendidikan informal.
Seperti teman-teman penyair di daerah, pada akhir
April 2007, Dewan
Kesenian Blitar Jawa Timur telah mengadakan Festival
Sastra Buruh;
Laboratorium Sastra Medan menggelar Pesta Penyair
Indonesia (25–28
Mei 2007); Dewan Kesenian Kota Kediri (DK-3) Jatim 
menggelar Festival
Seni Kali Brantas (7–15 Juli 2007); Ode Kampung
Jilid #2 mengadakan
Temu Komunitas Sastra se-Nusantara pada 20–22 Juli
2007; dan 
mungkin
masih banyak lagi aktivitas yang monumental digelar
oleh kawan-kawan
seniman, budayawan, dan sastrawan di daerah.
Dalam pada itu sudah merupakan konsekuensi logis bahwa
hasil 
keputusan
Musyawarah Penyair Nusantara di Garuda Palace Hotel
Medan Sumatera
Utara pada 28 Mei 2007 untuk kita tindak lanjuti
(follow up). 
Diantara
keputusan Musyawarah Penyair di Medan antara lain
sebagai berikut :
1. Nama acara tetap pertama penyair selanjutnya adalah
Pesta Penyair
Nusantara.
2. Di bawah nama acara tersebut dicantumkan Sempena
the 2nd Kediri
Jatim International poetry Gathering.
3. Waktu penyelenggaraan acara adalah setiap setahun
sekali; bulan
Mei-Agustus.
4. Penyelenggaraan Pesta Penyair Nusantara Tahun 2008
adalah Kediri 
Jatim.
5. Struktur kepanitiaan terdapat dalam lampiran.
Untuk itulah maka, Pesta Penyair Nusantara 2008 di
Kediri Jatim
sebagai jembatan gerakan 

[ac-i] kota jawa menelan lingkungan

2008-05-15 Terurut Topik anuv chaviddy
JAWA POS -opini-Kamis, 15 Mei 2008,
Mengurangi Dampak Perluasan Kota di Jawa


Oleh Gutomo Bayu Aji 

Dalam State of World Population 2007 dinyatakan, pada
2008 ini, lebih dari separo penduduk dunia (3,3
miliar) tinggal di daerah urban. Pada tahun ini juga,
IPADI (Ikatan Peminat dan Ahli Demografi Indonesia)
memperkirakan tingkat urbanisasi di Indonesia mencapai
50 persen. 

Perubahan desa-desa menjadi kota di Indonesia,
khususnya di Jawa, sekarang jauh lebih cepat daripada
yang diperkirakan. Selama tiga dekade terakhir, banyak
desa di Jawa yang direklasifikasi statusnya menjadi
kota. Penduduk kota, khususnya di Jawa, mengalami
lonjakan dengan rata-rata tingkat pertumbuhan lebih
dari 3,5 persen.

Fenomena perluasan kota telah menjadi wacana dominan
pembangunan di Indonesia saat ini. Daerah-daerah
pinggiran kota (urban fringe) berkembang secara cepat
dan khususnya di Jawa cenderung tidak terkendali
seperti katak melompat (leap frogging development),
sehingga mendeformasi struktur sosial dan spasialnya.

Penaklukan

Berbagai dampak perluasan kota yang tidak terkendali
sekarang mengingatkan kita pada serbuan kaum migran
Eropa ke benua Amerika atas Indian serta tanah
Aborigin di Australia abad ke-17. Kaum migran Eropa
itu, antara lain, mempertontonkan pembentukan
kota-kota di kedua benua tersebut yang diwarnai
penaklukan. 

Melalui kartografi, benua kosong itu dipetakan
secara semena-mena. Hak tradisional penduduk asli
diabaikan, bahkan dipandang secara sub-human. Waktu
itu, peta telah berubah fungsi menjadi alat
eksploitasi sekaligus menegaskan arogansi
euro-centrism di kalangan penduduk asli.

Tradisi penaklukan tersebut diwariskan hingga saat ini
yang mana melalui citra landsat, sebuah peta bisa
disulap dengan mudah menjadi suatu tata ruang kota
yang memiliki informasi amat detail. Peta itu kemudian
ditetapkan melalui peraturan pemerintah sebagai
kodifikasi bagi pengembang.

Tradisi tersebut kini dijustifikasi secara legal.
Namun, lemahnya penegakan hukum membuat perluasan kota
tetap seperti katak melompat. Memecah struktur ruang
tradisional, menimbulkan fragmentasi dan konversi
lahan secara luas yang diwarnai penaklukan terhadap
kehidupan masyarakat pinggiran kota.

Marginalisasi

Sebagian ahli demografi percaya bahwa urbanisasi yang
cepat akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi yang
lebih baik. Pada pola katak melompat ini, tidak
seluruhnya benar. Penetrasi yang dilakukan di daerah
pinggiran kota justru telah menyebabkan penduduk di
daerah itu termarginalkan.

Tak ubahnya Indian dan Aborigin pada awal abad ke-17,
kebanyakan penduduk di daerah pinggiran kota yang
terkena dampak perluasan kota itu justru kehilangan
nafkah dan mata pencaharian. Mereka terlempar dari
sektor pertanian dan terperangkap dalam kemiskinan
perkotaan.

Harapan bagi kaum marginal hanyalah sektor informal
perkotaan, khususnya yang berkarakteristik pedagang
kaki lima. Walaupun banyak pengamat menyatakan sektor
itu merupakan roda perekonomian kota, kenyataannya
tidak mendapat tempat di dalam sistem kota. Sering
sektor itu terkena imbas kebijakan penertiban atau
penggusuran.

Upaya formalisasi sektor informal sering mengalami
kegagalan karena dilakukan tanpa memperhitungkan
kemampuan daya beli dan akses mereka terhadap
infrastruktur yang disediakan pemerintah. Alhasil,
meski menjadi juru selamat krisis ekonomi wong cilik,
sektor itu sering diperlakukan seperti anak tiri.

Pengembangan Desa-Kota

Sekarang, perluasan kota dengan dalih apa pun akan
terjebak dalam tradisi penaklukan itu. Masalahnya,
tata ruang tersebut sering dibuat secara subjektif
tanpa memperhatikan kepentingan masyarakat di daerah
pinggiran kota yang berciri desa-kota. 

Perluasan kota dengan tanpa memperhatikan kepentingan
desa-kota tak ubahnya pengembangan wilayah sepihak
yang hanya memperhatikan kepentingan kota. Sementara
desa-kota yang berciri agraris dengan kelompok paling
rentan, yakni petani kecil serta buruh tani, hanya
akan menjadi korban perluasan kota.

Saatnya perluasan kota dilakukan secara lebih
terencana dan manusiawi. Yakni, dengan cara
merekonstruksi tata ruang kota yang cenderung
subjektif ke arah desa-kota yang lebih objektif.
Dengan kata lain, meletakkan isu perluasan kota itu
dalam perencanaan pengembangan wilayah inter-regional.


Gutomo Bayu Aji, peneliti di Pusat Penelitian
Kependudukan, LIPI, Jakarta






  


[ac-i] Sastra 16 Mei 2008

2008-05-15 Terurut Topik anuv chaviddy
UNDANGAN UNTUK SEMUA SAHABAT:

Kami mengharap kehadiran para sahabat pada acara
GELAR SASTRA INDONESIA-MALAYSIA : MENGENAL DR.IBRAHIM
GHAFFAR , di PDS HB Jassin kompleks TIM Jakarta ,
pada Jum'at 16 Mei 2008 jam 13.30 sampai selesai.

Menu : baca puisi,musikalisasi puisi,baca cerpen dan
diskusi.

Pembicara : DR.Ibrahim Ghaffar , SM Zakir dan DR Chew
Fong Feng ( Malaysia ),Maman Mahayana,Ahmadun
YH,Kurnia Efendi ( Indonesia ).

Baca Puisi : Viddy AD Daery,Wowok Hesti Prabowo, Yin
Hua Grup dan sebagainya.

Ada Coffee Break : Kopi dan kuih muwih,juadah dan
sebagainya, siang dan sore.

TERIMAKASIH-SELAMAT DATANG-SALAM HANGAT

PENA MALAYSIA, KSI , KCI, PDS HB JASSIN
dan PANITIA===


  


[ac-i] Keris di Malaysia dan Nusantara

2008-05-15 Terurut Topik anuv chaviddy
Salah tafsir keris merugikan Melayu
Oleh Nazmi Yaakub


Disedut dari BERITA HARIAN Malaysia

BONGKAR: Dari kiri, Abdullah mendedahkan peraturan
melarang membawa keris dikuatkuasakan oleh British
ketika menguasai Perak.

 

Falsafah di sebalik senjata itu diperjelaskan pada
forum khas di APM 

FORUM Keris Melayu memperjelaskan kedudukan keris
dalam masyarakat Melayu bagi memperbetulkan silap
tafsir mengenainya oleh masyarakat bukan Melayu yang
melihatnya hanya sebagai senjata untuk berlawan yang
hauskan darah sehingga ia dijadikan isu politik oleh
kelompok tertentu. 

Sarjana pada forum di Akademi Pengajian Melayu (APM),
Universiti Malaya (UM), baru-baru ini, turut
mengingatkan kelompok tertentu akan kepentingan
mengelakkan tafsiran baru mengenainya tanpa menafikan
tafsiran asal senjata yang diwarisi masyarakat Melayu
itu. 



Forum terbabit turut mencadangkan institusi dan badan
berkaitan Melayu serta industri seni untuk
mengembalikan martabat dan kedudukan keris secara
tegas lagi kreatif, manakala APM dicadangkan melakukan
pendokumenan senjata itu pada kadar segera. 

Karyawan Tamu APM yang juga budayawan Riau, Tenas
Effendy, menjelaskan orang Melayu meletakkan keris
sebagai simbol tuah dan maruah kerana mempercayai
keris mengandungi nilai, keutamaan tertentu yang dapat
menjadi kekuatan batiniah serta lahiriah. 

Ungkapan adat mengatakan dalam keris sebilah,
terkandung tuah dan maruah, tuahnya selilit kepala,
maruahnya selilit pinggang, tersembunyi dalam mata,
tersimpan dalam pamor, tersorok dalam sepuhan,
terselindung dalam besi, terpateri dalam baja,
terpegang dalam hulu, terlekat dalam sarung, katanya
pada forum yang dipengerusikan Prof Dr Wan Abdul Kadir
Wan Yusof. 

 
JELAS SITUASI: Rahmah (kanan) berharap keris
disemarakkan semula secara kreatif dengan
mengangkatnya dalam seni persembahan.

 

Selain itu, keris dalam tradisi Melayu yang mewakili
10 fungsi dan antaranya simbol harga diri dan jati
diri kerana kepelbagaian bahan yang terkandung di
dalamnya selain dipercayai memiliki kekuatan yang
dapat meningkatkan rasa berani, perkasa serta
keyakinan diri. 

Tenas menjelaskan, dalam konteks kekuasaan, keris
mewakili simbol daulat sehingga apabila sultan
mengirimkan keris tanpa sarung kepada seseorang, ia
menunjukkan tanda kemurkaan baginda dan isyarat kepada
hukum bunuh terhadapnya. 

Apabila sultan berkenan untuk menganugerahkan
sepersalinan pakaian dan keris yang lengkap dengan
sarungnya, maka individu yang menerimanya akan memakai
pakaian berkenaan terlebih dulu, sebelum menyelitkan
keris di pinggangnya, katanya. 

Di samping itu, keris turut dianggap sebagai wakil
kepada pemiliknya sekiranya tidak dapat menghadiri
upacara tertentu seperti pengantin lelaki mewakilkan
kerisnya untuk bersanding dengan pengantin perempuan
selain pemakaiannya perlu mengikut tatacara majlis. 

Tenas menegur pengantin lelaki yang menyelitkan keris
secara hulu terlentang kerana ia menunjukkan isyarat
mengundang lawan dan ia tidak sepatutnya dipakai
secara demikian pada majlis persandingan kerana
menyalahi etika tujuan majlis itu diadakan. 

Pada sesi soal jawab, Tenas sekali lagi menegur
pembinaan keris sebagai monumen yang meletakkannya
pada kedudukan terpacak di tanah kerana ia menjadi
simbol kepada kekalahan dan jika mahu mengangkat
maruah senjata masyarakat Melayu itu ialah dengan
meletakkan mata keris tegak menghadap ke langit. 

Dalam membina monumen keris, kita lebih mengutamakan
estetika yang ada pada senjata itu sehingga
mengabaikan etika yang sepatutnya dipelihara,
katanya. 

Perlakuan menghunus dan mencium keris yang menjadi isu
selepas Pilihan Raya Umum 2008 turut mendapat
perhatian pada Forum Keris Melayu itu apabila Pengarah
APM, Prof Madya Datuk Zainal Abidin Borhan, menegaskan
keris sebagai bagasi budaya yang dibawa pada masa lalu
sepatutnya tidak disalahtafsirkan. 

Tidak kira apa pun tafsiran baru terhadapnya, ia
tidak sepatutnya menafikan makna asalnya. Sekiranya
maksud asal keris ditolak dan pihak yang mengangkatnya
terpaksa meminta maaf kerana tafsiran baru, generasi
kini tidak dapat memahami falsafah keris dalam tradisi
Melayu, katanya. 

Ini kerana keris dalam tradisi Melayu sejak berzaman,
keris bukan semata-mata senjata untuk menyerang lawan,
sebaliknya turut dianggap sebagai alat untuk
mempertahankan diri, keluarga dan tanah air selain
sejarah keagungan Melayu di Nusantara membuktikan jiwa
Melayu bukan penakluk, sebaliknya sentiasa
berbaik-baik dengan negara jiran. 

Bertujuan memulihkan kembali kedudukan keris yang
disalahertikan itu, Zainal Abidin mencadangkan Pemuda
Umno untuk mengarak dan menjunjung keris Panca Warisan
yang menjadi lambang maruah Melayu dan parti
berkenaan, tanpa terlalu bimbang terhadap tanggapan
silap kaum lain. 

Menjadi tanggungjawab orang dan badan Melayu termasuk
APM untuk memperbetulkan tanggapan salah terhadap
keris serta mendidik masyarakat terhadap makna sebenar
senjata itu dalam tradisi Melayu, katanya. 

Pensyarah Fakulti Sastera dan Sains Sosial UM, Prof Dr

[ac-i] Teater Remaja Absurd di Malaysia

2008-05-15 Terurut Topik anuv chaviddy
disedut dari UTUSAN MALAYSIA-Wacana absurd dalam
Jerjak

Oleh azman ismail


 
BARISAN pelakon dan tenaga produksi yang bakal
menjayakan pementasan Jerjak di Auditorium Tunku Abdul
Rahman, MTC, Kuala Lumpur pada 21 hingga 23 Mei ini. 


 


DUA orang banduan sedang menjalani hukuman di sebuah
penjara yang dikenali sebagai Jerjak. Kedua-duanya
bernama Jannah yang akan mengakhiri hukuman dalam
tempoh kurang 24 jam. Seorang lagi bernama Jiha yang
merupakan banduan kekal dalam penjara tersebut.Jiha
merupakan seorang yang agresif dan sentiasa mengintai
peluang untuk melarikan diri walaupun terpaksa
mengorbankan nyawanya demi melarikan diri dari penjara
tersebut.

Untuk mengejar apa yang diidamkan dan mencari jalan
keluar, Jiha sentiasa mempengaruhi Jannah untuk
membantu melepaskan dirinya dengan bermain serta
berlakon bersama.

Persoalan sekitar kedua-dua watak tersebut akan
diketengahkan menerusi naskhah Jerjak, sebuah karya
Shahrul Fithri Musa dan diarahkan Fasyali Fadzly
Saipul Bahari yang akan dipentaskan pada 21 hingga 23
Mei ini di Auditorium Tunku Abdul Rahman, Pusat
Pelancongan Malaysia (MTC), Kuala Lumpur.

Ia merupakan anjuran Creative Art Student Association
(CASA) yang merupakan persatuan pelajar dalam Fakulti
Teknologi Kreatif dan Artistik, Universiti Teknologi
Mara (UiTM). 

Sebagai naskhah absurd, Jerjak tidak terlalu memasuki
jauh ke dalam ruang eksperimen. Ia hanya sebuah
paparan tentang sikap dan perilaku manusia secara
luaran tentang dua banduan wanita (Jannah dan Jiha)

Di tangan Shahrul Fithri dan Fasyali Fadzly, naskhah
tersebut cuba menampilkan gambaran berlapis tentang
polemik manusia yang bebas dari aspek kejiwaan namun
terpenjara dari segi fizikalnya. 

Mungkin sedar atau tidak, naskhah tersebut mewujudkan
ekspresi artistik tersendiri untuk mewujudkan
karakter-karakter manusia yang telah hilang kebebasan
dengan mengambil latar belakang penjara.

Di satu sisi, Shahrul Fitri dan Fasyali Fadzly cuba
menggunakan unsur metafora dalam memperkatakan tentang
kemanusiaan dan gejolak dalam sebuah sistem sosial
yang ada di mana sahaja termasuk persekitaran
kehidupan kedua-duanya.

Penjara merupakan kehidupan yang kehilangan makna.
Pemikir Perancis, Albert Camus pada 1942 melontarkan
persoalan; kalau memang hidup sudah kehilangan makna,
mengapa tidak mengambil jalan pintas - bunuh diri.

Dalam karyanya, The Myth of Sisyphus, Camus berusaha
mendiagnosis situasi manusia di dunia di mana
keyakinan sudah hancur lebur akibat peperangan,
penjara, kemiskinan dan sebagainya. 

Penjara bagi Camus adalah dunia yang tidak mampu
dijelaskan dengan nalar, yang meletakkan situasi yang
tiba-tiba tercabut dari ilusi dan cahaya, manusia
menjadi seperti orang asing.

Para penghuninya menurut Camus merupakan
manusia-manusia yang sentiasa dipenuhi oleh
angan-angan, keinginan dan berada dalam ruang utopia
untuk berada dalam alam bebas sesuai dengan
nilai-nilai kemanusiaan.

Jiha dan Jannah adalah 'orang buangan' yang mewakili
sekelompok individu yang sedang menjalani hukuman dan
mungkin kehilangan harapan akan adanya negeri yang
dijanjikan.

Perceraian antara manusia (yang diwakili oleh
kedua-dua watak tersebut), kehidupan dan
persekitarannya itu membawa makna absurditi yang
sebenar-benarnya.

Mungkin agak drastik untuk meletakkan naskhah Jerjak
dalam ruang yang absurd dalam erti sesungguhnya.
Namun, ia dapat dilihat dari aspek pengertian
kehidupan Jiha dan Jannah tidak selaras dengan nalar
atau penerimaan umum (sebagai banduan).

Dalam sebuah esei tentang Franz Kafka, Eugene Ionesco
mendefinisikan manusia atau watak absurd sebagai
individu yang tidak ada tujuan, metafizik mahupun
manusia tersesat dalam kehidupan mereka.

Oleh itu, Shahrul Fithri dan Fasyali Fadzly meletakkan
Jannah dan Jiha sebagai watak-watak dalam masyarakat
yang muram dan suram dalam ruang struktur sosial yang
rencam.

Dalam pada itu, pelakon utama Jerjak ialah Siti Nurul
Suraya Mohd. Yusoff dan Zalika Nadia Zulkifli (Jannah)
dan Wan Nur Husni Wan Adnan (Jiha). 

Sementara itu, pementasan teater Jerjak dapat ditonton
dengan pembelian buku program berharga RM10 sebagai
tiket masuk dan untuk sebarang tempahan, hubungi
Rosmarlina di 013-2287066.




  


[ac-i] Re: Fwd: [SahabatMuseum] Buku Negara Kertagama - Mpu Prapanca

2008-05-12 Terurut Topik anuv chaviddy
Mbak Delvi yang kayak aku suka NEGARAKERTAGAMA,

Kalau yang dicari adalah naskah aslinya ya ada di
Perpustakaan Nasional jakarta dan di Museum Leiden.

Tapi kalau yang dicari Versi yang sudah diterjemahkan
oleh Prof.Slamet Mulyana, ada banyak di toko-toko buku
GRAMEDIA.

Kalo Gramedia Jakarta,ada banyak di Blok M, sebab yang
di mal-mal,kadang gak ada,dan lebih banyak jual
buku-buku masakan.

Kapan-kapan para penggemar NEGARAKERTAGAMA bisa kopi
darat dan diskusi yuuuk...!!!

Salam,

Viddy AD Daery==


--- abdul malik [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 
 Note: forwarded message attached.

 -
 Be a better friend, newshound, and know-it-all with
 Yahoo! Mobile.  Try it now. To:
[EMAIL PROTECTED]
 From: Delvi Eka Putra [EMAIL PROTECTED]
 Date: Tue, 6 May 2008 01:58:31 -0700 (PDT)
 Subject: [SahabatMuseum] Buku Negara Kertagama - Mpu
 Prapanca
 
 Temans,
 
 Apakah ada yang pernah melihat dan membaca buku
 Negara
 Kertagama karya Mpu Prapanca (thn. 1368), yang hidup
 di zaman Mahapatih kerajaan Majapahit, Gajah Mada?
 
 Kalau ada, dimana bisa beli copynya?
 
 terima kasih.
 
 Regards,
 
 Delvi
 



  

Be a better friend, newshound, and 
know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.  
http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ


[ac-i] Fwd: TAMBAHAN PUISI UTK PAKDE BUNG KHOIRUL-.Kiriman Masterpiece lagi: Hikayat Lamongan seri 2

2008-05-12 Terurut Topik anuv chaviddy
Note: forwarded message attached.



  

Be a better friend, newshound, and 
know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.  
http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ---BeginMessage---
Viddy AD Daery :

HIKAYAT LAMONGAN –II

-Abad 14 M

tahun demi tahun memahat abad

tetapi di “Delanggung” tak ada lagi kereta raja lewat

semak-semak membelukar

pohon-pohon merimbun

jadi sarang hantu dan ular

hutan-hutan menjadi markas penjahat

di malam hari dari hutan terdengar lolong serigala

dan teriakan-teriakan yang menyayat

para petani yang ketakutan

meninggalkan sawah ladangnya

dan hanya bertahan hidup dengan umbi dan buah-buahan

dan hewan ternak di sekitar rumah mereka

maka desa dan desa terputus hubungan

hutan-hutan menjadi penjara raksasa

juga desa swatantra Tanggulunan

makin tenggelam dikepung hutan belantara

tetapi desa kecil di utara Tanggulunan justru tumbuh

dari lereng bukit Patunon tempat membakar mayat

menjadi sentra penghasil senjata dan perhiasan logam

dipimpin Empu Supa,pande keris sakti berjuluk Pangeran
Sendang Sedayu

di sanalah keris-keris kerajaan dibuat

yang terbaik dikirim ke Majapahit

yang lainnya diperdagangkan ke pulau seberang

lewat pelabuhan Paciran dan Sedayu dekat Tuban

oleh Prabu Brawijaya,Pangeran Sendang diberi hadiah

sebuah rumah dekat Istana Raja di ibukota

dan isteri jelita,agar Pangeran kerasan di Wilwatikta

melupakan isteri lama di Gunung Patunon sana

Pada suatu hari Empu Supa dihadap tamu

seorang putra remaja gagah perkasa

ia mengaku putranya sendiri, dari ibu yang
ditinggalkan

di desa Sendang Sedayu, di lembah bukit utara

Empu Supa menguji kesaktian putranya

disuruhnya membuat keris sakti

dan anak muda bernama Jaka Sura itu

membuat keris Mangkurat yang berkilat-cahaya

Prabu Brawijaya sangat takjub kepada keris Jaka Sura

beliau teringat mimpinya,bahwa keris yang bisa

menyelamatkan Majapahit dari kehancuran

adalah keris Mangkurat bikinan seorang empu muda

maka diangkatlah Jaka Sura menjadi menantu

dan diberi hadiah tanah di wilayah Tuban, di desa Jati
Jenu

tanah yang indah di tepi pantai utara

mengingatkan empu muda pada desa ibundanya

Pada suatu hari datanglah Tamu Agung

Sunan Kalijaga dari Kerajaan Demak Bintara

meminta dibuatkan keris sakti mandraguna

dan Jaka Sura membuatkannya Keris Mahesa Nular

Kanjeng Sunan sangat berterimakasih, lalu memberi
ujar-ujar:

“Thole,ajaklah keluargamu dan keluarga ayahandamu

hijrah ke wilayah Mataram yang baru dibina

karena akan terjadi perang besar, yang menghancurkan
segalanya!”

Ketika Prabu Brawijaya mencari empu-empu saktinya

betapa marahnya karena semua empu telah hijrah

tertegunlah Sang Prabu, dan menyadari takdirnya :

sejarah Majapahit akan diganti sejarah Kerajaan yang
baru

maka Prabu Brawijaya beserta pengikut setianya

diam-diam pergi ke hutan di gunung pedalaman

jika perang besar terjadi,dia mencoba ikhlas dan rela

kerajaan baru toh dipimpin putranya juga

yaitu hasil perkawinannya dengan Isteri Cina

Jakarta, Juli 2006

Catatan : menurut buku-buku sejarah dan babad,
perkawinan Prabu Brawijaya dengan Isteri keturunan
Cina Islam ( keturunan puak Cina Islam yang telah lama
bermukim di Jawa setelah ekspedisi Sampokong ) ,
antara lain menghasilkan keturunan : Raden Patah atau
Raden Mas Jim Bun, yang akhirnya mendirikan Kerajaan
Islam Demak Bintara .

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 
---End Message---


[ac-i] Kuliner di Sidoarjo,kota peninggalan Jenggala dan Majapahit

2008-05-12 Terurut Topik anuv chaviddy
Makanan khas Sidoarjo 
Posted by: Sanggar Pecantingan
[EMAIL PROTECTED]   sanggarpecantingan 
Sun May 11, 2008 5:19 pm (PDT) 
Kedai kampoeng” perujudan Sidoarjo “ tempo doeloe “

Rawa dan sungai merupakan tanda tanda alami lingkungan
pesisir timur kota Sidoarjo. Yang mana pesisir yang
ditumbuhi pohon api api dan berbagai jenis tanaman
bakau tersebut merupakan tempat bersarangnya burung
dan ikan ikan. Beratus tahun sudah nelayan menebar
jala, menangkap kepiting, kerang dan kupang. Beratus
tahun pula udang dan bandeng dikembangbiakkan oleh
petani tambak, sehingga menjadi simbul kota ini.

Arsitektur peninggalan tempo doeloe dari kota yang
juga terkenal sebagai kota kerupuk dan kota petis ini
banyak terbuat dari ukiran kayu jati dari Jepara,
pesisir utara Jawa dan dari peninggalan arsitektur
Maja Pahit. Tentu saja karena sesuai dengan sifat
alami lingkungannya, rumah bambu diatas sungai dan
rawa rawa merupakan ciri khas hunian tradisional bagi
masyarakat yang tinggal di bahagian timur kota.

Untuk melihat keaslian Sidoarjo tersebut, kami
mengundang anda sekeluarga untuk mengunjungi “kedai
kampoeng”. Joglo kuno dikelilingi kolam ikan dan aneka
tanaman hias adalah tempat ideal untuk menikmati
masakan tradisional yang telah turun temurun menjadi
rahasia masyarakat pesisiran. Ikan bakar, pepes udang,
tempe penyet, bandeng presto, urap urap dengan
berbagai jenis sambal kampoeng. Apalagi dengan adanya
musik tradisional dan nostalgia disetiap akhir pekan
serta pelayanan yang ramah dan sopan akan mengantar
anda pada Sidoarjo tempo doeloe.

“Kedai Kampoeng” yang asri mudah dijangkau. Tepat
untuk perayaan ulang tahun, pernikahan, reoni sekolah,
rapat kerja atau sekedar acara kecil keluarga anda
bersama kerabat sambil menikmati hidangan makanan khas
tradisional dan menyaksikan keunikan batik tulis khas
Sidoarjo.

Untuk informasi lebih lanjut atau booking tempat anda
Hub :

Hari ; 085649865441
Hadi: 08563344677

sanggar_pecantingan @yahoo.com




  

Be a better friend, newshound, and 
know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.  
http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ


[ac-i] MENDAFTAR SEGERA di PESTA PENYAIR di Kediri

2008-05-06 Terurut Topik anuv chaviddy

Pak,Bung,Bu,Mbak,kalo mo ndaftar PESTA PUISI INDONESIA
di Kediri akhir Juni sampai awal Juli2008 ( tanggal
akan diumumkan ) n juga teman2 lain Kalsel,
juga teman2 lain Indonesia

ke Khoirul Anwar

di   :   [EMAIL PROTECTED]

Salam,

Viddy AD Daery==


  

Be a better friend, newshound, and 
know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.  
http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ


[ac-i] dari Kompas.com Minggu atau Kompas Siang-edisi Senin 28 April 2008

2008-05-01 Terurut Topik anuv chaviddy
Komunitas Planet Senen Kenang Chairil Anwar 
 
Kompas.Com- Minggu, 27 April 2008 | 09:29 WIB
Laporan Wartawan Kompas Yurnaldi 

JAKARTA, MINGGU - Komunitas Planet Senen (KoP'S) akan
menggelar pembacaan dan musikalisasi puisi karya
Chairil Anwar untuk mengenang penyair terkemuka
Indonesia tersebut, Senin (28/4) di Gelanggang Planet
Senen, Jalan Stasiun Senen, Jakarta Pusat.

Chairil Anwar adalah penyair angkatan 45 yang
terkemuka dan penyair yang serius. Ia bisa sabar
mencari satu kata yang tepat untuk satu baris
sajaknya, ia bisa berminggu-minggu. Kepenyairan
baginya adalah suatu yang utama dan segala-galanya,
kata panitia pelaksana kegiatan itu, Irmansyah, Minggu
(27/4) di Jakarta.

Acara dimulai dengan mengenang kepergian Chairil
Anwar, 28 April 1949 di Rumah Sakit CBZ (sekarang RS
Cipto Mangunkusumo) dalam usia 26 tahun 9 bulan 11
hari, dengan pembacaan biografi singkat Chairil Anwar
oleh Endo Senggono, serta pembacaan puisi,
musikalisasi puisi, dan orasi budaya oleh Irmansyah,
yang bertajuk Planet Senen dan Chairil Anwar. Tapi,
sebelumnya, sejumlah seniman dan sastrawan akan
berziarah ke makam Chairil Anwar di Karet, serta
membaca puisi dan berdoa di sana. Senin (28/4) malam,
acara mengenang Chairil Anwar dipusatkan di Gelanggang
Planet Senen.

Kawasan Senen, yang terletak di jantung Ibu Kota,
telah menjadi guru kehidupan bagi para seniman
dulunya. Tidak hanya karya sastra dan seni pertunjukan
yang mereka dapat, tapi juga tempaan kehidupan keras
pasar, situasi politik yang sering berubah, hingga
inflasi ekonomi yang membangun kondisi empirik, yang
menjadi basis penciptaan yang membuat mereka mampu
bertahan hidup sambil melahirkan karya-karya besar.

Menurut Irmansyah, spirit inilah yang dicoba untuk
dibangkitkannya, agar ruang publik mampu membangun
eksistensi menjadi ruang kultural. KoP'S berusaha
mengembannya. Seniman dan sastrawan yang akan
berpartisipasi antara lain Imam Ma'rif,  Viddy AD
Daery,Gratiagusti Anya Rompas, Budhy Setyawan, Sihar
Ramses Simatupang, Irmansyah, Putri Miranda,serta Grup
Denting, Sapta,Kelompok Penyair Jalanan, Big-aW dan
KAPAS.





  

Be a better friend, newshound, and 
know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.  
http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ


[ac-i] PANTAUAN BERITA KIM ke 2 di RADAR BOJONEGORO Rabu 30 April 2008

2008-05-01 Terurut Topik anuv chaviddy

 
RADAR BOJONEGORO Rabu, 30 Apr 2008  


 
Rabu, 30 Apr 2008 
Pekan KIM Dibuka Dengan Lesehan


Menkominfo M.Nuh : KIM Harus Menjadi Agen Transformasi
Sosial

LAMONGAN - Kelompok informasi masyarakat (KIM) diminta
menjadi agen transformasi sosial. Pernyataan tersebut
disampaikan Menteri Komunikasi dan Informatika
(Menkominfo), Muhammad Nuh saat membuka acara Pekan
KIM Jawa Timur di GOR Lamongan kemarin. Salah satu
fungsi utama agen transformasi sosial yakni
menciptakan rasa optimisme masyarakat, terangnya.

Menurut mantan Rektor ITS Surabaya itu, masyarakat
yang selalu optimis pikirannya akan selalu positif.
Pikiran yang positif akan memacu untuk kreatif. Dan
kreatifitas akan menghasilkan inovasi-inovasi untuk
meningkatan kualitas hidup. Saat ini sangat
dibutuhkan keberadaan agen transformasi sosial seperti
itu, tegasnya.

Kemudian Gubernur Jawa Timur, Imam Utomo meminta
kepada para kader KIM agar selalu memberikan informasi
yang benar kepada masyarakat. Kalau masyarakat
terlanjur mendapat informasi yang keliru akan sangat
sulit untuk mengubahnya, tuturnya.

Selanjutnya Bupati Lamongan, Masfuk berharap melalui
pekan KIM tersebut bisa semakin mengenalkan Lamongan
dan merangsang para investor semakin banyak yang masuk
ke Kota Soto tersebut. Tahun lalu Lamongan meraih
penghargaan KIM terbaik di Jawa Timur dan jumlah KIM
di Lamongan saat ini mencapai 348 lembaga dengan 9.598
anggota, ungkapnya.

Sedangkan Kepala Dinas Infokom Jawa Timur, Suwanto
mengungkapkan, KIM di Jawa Timur terus berkembang dari
tahun ke tahun. Pada 2006 jumlahnya masih 1.116
lembaga, kemudian menjadi 1.606 lembaga pada 2007.
Tahun ini jumlah KIM telah mencapai 1.924 lembaga
dengan 35.719 anggota, ungkapnya.

Sementara itu acara pembukan pekan KIM ke-3 Jawa Timur
berlangsung meriah kemarin. Para undangan duduk secara
lesahan, termasuk M. Nuh, Imam Utomo maupun Masfuk.
Sehingga suasananya menjadi penuh keakraban.

Rangkaian acara pembukaan tersebut juga dilakukan
peresmian pasar lelang produk unggulan dan pusat
informasi agrobis Jawa Timur. Pembukaan pekan KIM
tersebut ditandai dengan pemukulan bedug oleh M. Nuh.
Acara tersebut juga dimeriahkan dengan pentas seni
tradisional, antara lain Jaran Jenggo, Reog Ponorogo,
Tari Remo, dan Tari Boranan yang baru saja menyabet
juara seni tari nasional. Acara semakin meriah dengan
kehadiran Cak Sidik dan Ning Lucky yang memandu dialog
solutif antara peserta KIM dengan Menkominfo dan
Gubernur. Dalam memandu Cak Sidik sering menyelipi
dengan kidungan jula-juli. Acara pembukaan KIM
tersebut diakhiri dengan peninjauan stand pameran KIM
yang diikuti seluruh kabupaten/kota se-Jatim.
Sedangkan pekan KIM tersebut akan berlangsung sampai 3
Mei mendatang.(feb)




 
 



  

Be a better friend, newshound, and 
know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.  
http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ


[ac-i] BESOK SENIN AKAN ADA REVITALISASI PLANET SENEN

2008-04-26 Terurut Topik anuv chaviddy
Rilis Media:
 
”REVITALISASI PLANET SENEN” SEBAGAI MARKAS SENIMAN
SEJAK ANGKATAN 45
 
 
Komunitas Planet Senen (KoP’S) akan mengenang
kepergian Chairil Anwar tanggal 28 April 1949 di Rumah
Sakit CBZ (Rs. Cipto Mangunkusumo sekarang) dalam usia
26 tahun, 9 bulan dan 11hari itu, secara sederhana,
dan apa adanya.

 Untuk mengenang Chairil Anwar, KoP’S menyiapkan acara
pembacaan biografi singkat Chairil Anwar (Endo
Senggono), pembacaan puisi dan musikalisasi Puisi
karya Chairil serta Orasi Budaya (IrmanSyah) yang
bertajuk “Planet Senen dan Chairil Anwar”,serta baca
puisi oleh penyair-penyair Jakarta seperti Ahmadun
Yossi Herfanda,Viddy AD Daery, Budhy Setyawan,Sihar
Ramses Simatupang,Rara Gendis,Miranda Putri,Slamet
Rahardjo Rais,Anya Rompas,Imam Ma’arif dan banyak
lagi,pada 28 April 2008,bertempat di Kuburan Karet dan
Planet Senen,dekat Pasar Senen,Jakarta Pusat.

Acara KoP’S dimulai dengan ziarah ke makam Chairil di
Karet Pukul 09.00 WIB, dengan materi pembacaan puisi
dan do’a KoP’S, dan kemudian kembali ke Senen.
Selanjutnya acara dilanjutkan pada malamnya, pukul
19.30 – selesai di Plaza depan Gelanggang Planet
Senen, Jln. Stasiun Senen No.1, tepatnya di depan
Stasiun Senen, Jakarta Pusat 

KEGIATAN KOP’S UNTUK REVITALISASI PLANET SENEN

Penyelenggara acara adalah “KoP’S”, yang menelorkan
even berkala sekali sebulan di Gelanggang Remaja
Jakarta Pusat, yaitu “Planet Kongkow”. Acara pertama
Senin/7 April lalu sukses digelar dengan tajuk
“Kongkow Sastra” yang melibatkan masyarakat umum,
seniman/cendikiawan/dan budayawan muda, pengamen,
serta penonton yang  mobile dari terminal ke pasar,
dan stasiun, atau/dan sebaliknya.

Tanggal 28 April ini “KoP’S” sengaja menggelar even
yang bertajuk “Planet Senen dan Chairil Anwar”. Acara
ini bukanlah tak beralasan: 
Pasca Kemerdekaan Republik Indonesia , Jakarta menjadi
Pusat Pemerintahan. Otomatis, Jakarta juga menjadi
serbuan utama “Seniman Urban” pada masa itu. Waktu itu
masa usai kejayaan Pujangga Lama, Pujangga Baru, dan
Angkatan 45, menjelang babak baru Indonesia, babak
baru kesusastraan dan Kesenian Modern Indonesia. 
Waktu itu,peran penting Planet Senen di sekitar Pasar
Senen yang terletak di jantung Ibukota, telah menjadi
guru kehidupan bagi para seniman. Tidak hanya sekedar
karya sastra dan seni pertunjukan yang mereka alami,
tempaan kehidupan keras pasar, situasi politik yang
sering berubah, sampai pada inflasi ekonomi yang
membangun kondisi empiric, basis penciptaan yang
membuat mereka mampu bertahan hidup, sambil melahirkan
karya-karya besar.

 Spirit inilah yang dibangkitkan kembali oleh KOP’S,
agar “ruang public” mampu membangun eksistensinya
menjadi “ruang cultural”. KoP’S berusaha untuk
mengembannya. Akan hadir di acara ini antara lain,
Imam Ma’rif,  Viddy AD Daery, Giyanto Subagio, Anya
Rompas, Slamet Raharjo Rais, Exan Zen, Ahmadun Yosi
Herfanda, Akhmad Sekhu, Warga Nandang Rahayu, Sihar
Ramses Simatupang, Widodo Arumdono, Putri Miranda,
Rara Gendis, serta grup Denting, Sapta, Big-aW! dan
KAPAS. (KoP’S)




  

Be a better friend, newshound, and 
know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.  
http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ

Rilis Media.doc
Description: 85022605-Rilis Media.doc


Re: [ac-i] Pelukis Suud AKSERA meninggal dunia

2008-01-25 Terurut Topik anuv chaviddy
Sepatutnya kita ucapkan 
INNALILLAHI WA INNA ILAIHI ROJI'UN

Aku punya rekaman kesuksesan awal sebagai penyair
bersama Nyonya Su'ud/Mbak Hermin di tahun 1981-an di
zaman aku mahasiswa tingkat I FISIP Unair Surabaya.

Kupanjatkan do'a : YA ALLOH,TERIMALAH CAK SU'UD
DISISIMU, BERILAH SURGAMU YANG PALING INDAH! Amin.

Viddy AD Daery-anggota tim ahli analis media Staf
Khusus Menkominfo RI=


--- henri nurcahyo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Pelukis AES Su’ud Meninggal Dunia   
   Ari Endi Suselly (AES) Su’ud, pelukis jebolan
 Aksera, Jumat, 25 Januari 2008, sekitar pukul 16.00
 meninggal dunia. Lahir di Surabaya, 29 November
 1948, almarhum sudah beberapa bulan terakhir ini
 tergolek sakit dan menghembuskan nafas terakhir di
 rumahnya, di kawasan Kedurus Mastrip I/5 Pasar
 Surabaya. Malam itu juga, sekitar pukul 20.30,
 almarhum langsung dikebumikan di kawasan Manukan Lor
 IV-E, Surabaya ,  kampung asal istrinya. 
   Suud meninggalkan seorang anak laki-laki, masih
 berusia 8 tahun, bernama Ro’uf, dari istri keduanya,
 Nining. Sebelumnya, Su’ud beristrikan Hermin,
 seorang pemain teater dan deklamatris, yang kemudian
 berpisah dengan membuahkan dua anak laki-laki dan
 seorang perempuan. 
   Sebagaimana kebanyakan jebolan Aksera lainnya, di
 kalangan pelukis, Su’ud dikenal sebagai pelukis yang
 tetap konsisten dengan karakternya. Sejak awal
 hingga saat-saat terakhirnya lukisannya masih
 berkutat pada gaya abstrak. Hanya hitam putih,
 eksplorasi dan imajinasi garis dan bidang, dengan
 karakter yang kuat. 
   Informasi selengkapnya, Nining Su’ud: 0888 350
 8226. 
 
 - henri nurcahyo (08123100832)
   

 -
 Looking for last minute shopping deals?  Find them
 fast with Yahoo! Search.



  

Be a better friend, newshound, and 
know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.  
http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ