[budaya_tionghua] salam kenal
da jia hao. perkenalkan nama saya Martin. sekarang ini saya kuliah di binus jakarta. senang sekali saya bisa bergabung disini. saya merupakan generasi muda saat sekarang ini tapi saya punya teman juga yang ikut bersama-sama dengan saya dalam mengembangkan kebudayaan tioghua dan kami juga akan mengadakan event pada bulan juli ini sekaligus memperingati hari ulang tahun unit kegiatan mahasiswa kami yang bernama bina nusantara mandarin club. jadi mungkn semua yang ada di jakarta bisa saja datang untuk menyaksikan acara kami. xie-xie da jia..
[budaya_tionghua] Salam kenal dan selamat hari Waisak
Salam kenal untuk semua sesepuh forum ini, saya anggota baru di milis ini. Sekalian di kesempatan ini mengucapkan selamat Waisak bagi para umat Buddha serta yang merayakannya. Salam, Leon Agustian
Bls: [budaya_tionghua] Salam kenal dan selamat hari Waisak
Selamat hari Waisak buat saudara2 yang merayakan :) fairuz Dari: Leon Agustian leon.agust...@telkom.net.id Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Terkirim: Kam, 27 Mei, 2010 16:27:15 Judul: [budaya_tionghua] Salam kenal dan selamat hari Waisak Salam kenal untuk semua sesepuh forum ini, saya anggota baru di milis ini. Sekalian di kesempatan ini mengucapkan selamat Waisak bagi para umat Buddha serta yang merayakannya. Salam, Leon Agustian
AW: [budaya_tionghua] Salam kenal
hi..Maria selamat bergabung dan salam kenal Eddy --- Maria claudia_maria_...@yahoo.com schrieb am Sa, 22.5.2010: Von: Maria claudia_maria_...@yahoo.com Betreff: [budaya_tionghua] Salam kenal An: budaya_tionghua@yahoogroups.com Datum: Samstag, 22. Mai, 2010 16:10 Uhr Hello, Kenalkan saya Maria. Boleh dong bergabung di milis? Boleh tau ga berapa anggota milis ini? Maria
[budaya_tionghua] Salam kenal
Hello, Kenalkan saya Maria. Boleh dong bergabung di milis? Boleh tau ga berapa anggota milis ini? Maria
[budaya_tionghua] salam kenal buat semua
Salam kenal buat semua, saya baru bergabung dengan milist ini. semoga kita semua dapat berinteraksi dengan baik. terima kasih.. 賴仕錦/ Tony
[budaya_tionghua] SALAM KENAL
Kepada yth anggota milis ini - saya Made - Tionghoa kelahiran Denpasar baru masuk milis ini. Salam kenal ya.
Re: [budaya_tionghua] SALAM KENAL
Salam kenal juga... :D owe dari Tasikmalaya David Huang Sent from BlackBerry® on 3 -Original Message- From: Made S made_...@yahoo.com Date: Thu, 8 Apr 2010 22:24:35 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] SALAM KENAL Kepada yth anggota milis ini - saya Made - Tionghoa kelahiran Denpasar baru masuk milis ini. Salam kenal ya.
Re: [budaya_tionghua] SALAM KENAL
Salam kenal Made. Saya tionghua kelahiran Jakarta, sekarang di Bali. Bisa share cerita sejarah tionghua dapat bernama Made? Trims. Poz --Original Message-- From: Made S Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] SALAM KENAL Sent: Apr 9, 2010 13:24 Kepada yth anggota milis ini - saya Made - Tionghoa kelahiran Denpasar baru masuk milis ini. Salam kenal ya. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: budaya_tionghua-dig...@yahoogroups.com budaya_tionghua-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: budaya_tionghua-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[budaya_tionghua] salam kenal
Salam kenal, Saya Roy Thaniago, anggota baru milis ini. Saya ingin mencari data mengenai kehidupan masyarakat pecinaan yang memainkan Gambang Kromong. Apakah teman-teman memiliki data, nomor konak, atau rekomendasi wilayah yang bisa saya temui? Terima kasih. Salam, Roy Thaniago www.thaniago.blogspot.com
[budaya_tionghua] salam kenal
Dear All, Salam kenal Regards, Kevin WuForum Anti Buddha Bar (FABB) Selalu bersama teman-teman di Yahoo! Messenger. Tambahkan mereka dari email atau jaringan sosial Anda sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/
Re: [budaya_tionghua] salam kenal
Wow FABB, masih ada or udah bubar duluan? Kok sunyi senyap skrg. Malah buddha barnya yg makin rame. -Original Message- From: kevin wu kevinw...@yahoo.co.id Date: Tue, 26 Jan 2010 20:34:18 To: dharmaj...@yahoogroups.com; budaya_tionghua@yahoogroups.com; samaggiph...@yahoogroups.com; m...@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] salam kenal Dear All, Salam kenal Regards, Kevin WuForum Anti Buddha Bar (FABB) Selalu bersama teman-teman di Yahoo! Messenger. Tambahkan mereka dari email atau jaringan sosial Anda sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/
Re: [budaya_tionghua] salam kenal
Kepada seluruh anggota millis Salam kenal Saya : siswaja /sis tinggal : baganbatu/prov Riau Pendatang baru, senang sekali menjadi anggota baru milis. Banyak sekali inf yg bisa didapat mengenai budaya Tiong hua disini. Terima kasih Salam : sis. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: kevin wu kevinw...@yahoo.co.id Date: Tue, 26 Jan 2010 20:34:18 To: dharmaj...@yahoogroups.com; budaya_tionghua@yahoogroups.com; samaggiph...@yahoogroups.com; m...@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] salam kenal Dear All, Salam kenal Regards, Kevin WuForum Anti Buddha Bar (FABB) Selalu bersama teman-teman di Yahoo! Messenger. Tambahkan mereka dari email atau jaringan sosial Anda sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/
[budaya_tionghua] SALAM KENAL
Dear members, Perkenalkan saya anggota baru, nama Tjandra Ghozalli - saya tahu ada milis ini dari sdr David Kwa, mungkin agak ketinggalan - semoga kehadiran saya diterima oleh members lainnya. RGDS.TG
Re: [budaya_tionghua] SALAM KENAL
hi, selamat bergabung --- On Thu, 1/14/10, Tjandra Ghozalli ghozalli2...@yahoo.com wrote: From: Tjandra Ghozalli ghozalli2...@yahoo.com Subject: [budaya_tionghua] SALAM KENAL To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Thursday, January 14, 2010, 11:30 AM Dear members, Perkenalkan saya anggota baru, nama Tjandra Ghozalli - saya tahu ada milis ini dari sdr David Kwa, mungkin agak ketinggalan - semoga kehadiran saya diterima oleh members lainnya. RGDS.TG
[budaya_tionghua] salam kenal
Salam kenal, Saya mahasiswa ilmu sejarah suka menulis tentang sejarah, terutama sejarah lokal daerah Purworejo Buat temann - teman, ayo kita bertukar informasi tentang sejarah. salam. vita ery http://purworejotempoedoloe.blogspot.com/
Re: [budaya_tionghua] Salam kenal
Hi juga alda. Saya cuma mau kasih tau kamu jangan pernah nulis kata cina nanti banyak yang marah. Pakai kata CHINA saja. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: alda mydiary...@yahoo.com Date: Tue, 15 Dec 2009 08:26:08 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Salam kenal Hi semua! Saya Alda, baru gabung di forum ini. Saya sangat tertarik sama sejarah dan kebudayaan Cina. Saya penah ke Cina dan menulis beberapa catatan perjalanan. Belum pernah diterbitkan sih, mungkin bisa posting di sini? Thanks.
Re: [budaya_tionghua] Salam kenal
Wah, ini lagi ini lagi, China itu nama negara dlm bhs Inggris, bhs Indonesianya Tiongkok (gagah kan?) Dan bhs Indonesia untuk menyebut orangnya ya Tionghoa (cantik kan?). Kalau tak mau pakai istilah itu, ya gak apa-apa sih bermilis ria di milis budaya_Tionghoa ini. :-) Andy L.S. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: jackson_ya...@yahoo.com Date: Tue, 15 Dec 2009 08:51:21 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal Hi juga alda. Saya cuma mau kasih tau kamu jangan pernah nulis kata cina nanti banyak yang marah. Pakai kata CHINA saja. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: alda mydiary...@yahoo.com Date: Tue, 15 Dec 2009 08:26:08 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Salam kenal Hi semua! Saya Alda, baru gabung di forum ini. Saya sangat tertarik sama sejarah dan kebudayaan Cina. Saya penah ke Cina dan menulis beberapa catatan perjalanan. Belum pernah diterbitkan sih, mungkin bisa posting di sini? Thanks.
Re: Bls: [budaya_tionghua] salam kenal
! From: adiperdanasam...@yahoo.com adiperdanasam...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thu, December 3, 2009 8:46:13 PM Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] salam kenal Hai lam kenal sy samuel. Papaku dulu pny pertimbangan saat kasih sy nama. Akhirnya ia mengurungkan niatnya untk memberi nama tionghoa pd sy dan saudara2 saya akhirnya memberi nama indonesia tp berbau kristen spt samuel adi, anton budi, yesyurun adi, camalia fitri karena lahir saat idul fitri.. Alasannya spy anak2nya mudah mendapat pelayanan publik di negeri ini. Kenyataannya tidak seperti yg dibayangkan. Mau kuliah di univ kristen yg myortas tionghoa aja saya diminta srt ganti nama papa dan saat sy urus paspor.. Sy jengkel dng situasi ini tp lama kemaan saya kebal dan sering menjadikan hal diskriminasi ini sbg tantangan... Lama kelamaan saya tdk lagi persoalkan apa sy didiskriminasi atau tdk, krn dalam pengalaman sy tdk semua pejabat pemerintah yg pikiran sempitn paling dimintaain duit. Selama wajar kasih aja. Kehidupan keseharian kita yg saling menghargai, mengenal dan saling bantu lebih penting. Menyadari kemanusiaan kita dan menyadarkan orang lain tentang kemanusiaannya adalah lebih utama lebih luhur.. Sy berjuang disisi ini. Masalah sebutan cina saat orde baru, atau tionghoa setelah orde baru tak masalah.. Dibilang keturunan jg gak masalah.. Apa arti semua itu? Pernah teman menyusuri silsilahnya sampai ke RRC, tapi sampe di sana dia sudah digolongkan orang ciausen (peranakan). Salam. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: David Kwa david_kwa2003@ yahoo.com Date: Thu, 03 Dec 2009 04:59:22 - To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] salam kenal Encoding: Unicode (UTF-8) Pak Beni Tan yth, Pertama-tama perkenankanlah owe mengoreksi penggunaan istilah usang zaman orde babe “warga keturunanâ€� vs “pribumiâ€�. Istilah berbau diskriminatif itu―memangnya siapa seh yang bukan “keturunanâ€�, dan lagian kita ini “keturunanâ€� apa?―sekarang sepertinya sudah ditinggalkan deh; yang ada tinggal istilah “Tionghoa/Tionghuaâ€� vs “non-Tionghoa/ Tionghuaâ€�… Kedua, ada baiknya foto bongpay yang dimaksud disertakan sebagai lampiran sehingga teman-teman dan owe bisa membaca tulisan Tionghoanya. Namun, dari penuturan Anda tentang bongpay Tan Kek Tjiang, sekilas owe bisa memperkirakan bahwa kongcou (kakek buyut) Anda Tan Tjeng Lok berasal dari Kabupaten Tang-wna å�Œå®‰ (Man. Tong’an), di dekat Emui 廈門 (Man. Xiamen). Memang, dalam dialek Hokkian selatan, dialek yang dibawa kakek-moyang mayoritas orang Tionghoa di Jawa, aksara å�Œå®‰ bisa dilafalkan Tang-wna dan Tong-an, namun sebagai nama tempat lebih sering Tang-wna (baca: tang dan ua dengan bunyi sengau). Dan ema Anda sne (marga) Yo 楊 (Man. Yang). Tanpa melihat huruf Tionghoanya, bongpay ngkong Anda Tan Kek Tjiang kira-kira bertulisan: Kanan (kuburan ngkong, dalam ejaan lama): Hian Kho Kek Tjiang Tan Hoe Koen Tjie Bong 顯考□□陳夫å�›ä¹‹å¢, artinya ‘Kuburan almarhumah ayah kami Tuan Tan Kek Tjiang’. Kiri (kuburan ema, dalam ejaan lama): Hian Pie Wie Poen Leng Tan Boen Yo Sie Bong 顯妣□□□陳門楊æ°�之å¢, artinya ‘Kuburan almarhumah ibu kami Nyonya Tan Kek Tjiang, terlahir Yo xxx xxx. â–¡ dan xxx menyatakan huruf Tionghoa yang harus dilihat dari foto di bongpay. Mungkin Acek Liang U, King Hian-te mau menambahkan? Sumangga pisan… Kiongchiu, DK --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Benianto Thanjoyo benianto414@ ... wrote: Salam kenal buat seluruh anggota milis budaya tionghua, semoga semuanya dalam keadaan baik-baik saja. Pertama-tama saya sangat senang dengan adanya milis ini karena walaupun tidak saling kenal kita bisa saling berbagi informasi di milis ini. Kedua sebagai warga keturunan yang sering mendapat perlakuan diskriminasi dari oknum pejabat/pegawai pemerintahan, kita bisa saling mencurahkan unek-unek di milis ini. Ketiga, saya mohon bantuan dari teman-teman milis untuk menginformasikan asal-usul dari keluarga saya sebagai berikut: Kakek buyut saya datang dari Tiongkok (kemungkinan daerah Amoy) dan tinggal di daerah Cirebon tepatnya di Jamblang bernama Tan Tjeng Lok (kata papa saya alm. dia adalah seorang sinshe), kakek buyut saya ini punya anak laki-laki 2 orang bernama Tan Tjong Siang dan Tan Tjong Liat dan ada anak perempuan katanya kembali ke Tiongkok tapi sudah putus hubungan. Tan Tjong Liat punya anak laki-laki 4 orang bernama Tan Kek Tjiang, Tan Kek Im, Tan Kek An dan Tan Kek Ho. Tan Kek Ho ini punya 11 orang anak salah satunya papah saya alm. Jadi dari kakek buyut saya Tan Tjeng Lok sampai saya sudah lima generasi. Saya ingin sekali mengetahui daerah asal usul kakek buyut saya dari pihak papah alm. Satu pertanda awal mungkin bacaan di bongpay kakek saya Tan Kek Tjiang dalam huruf kanji, saya sudah konsultasi di
Re: Bls: [budaya_tionghua] salam kenal
Saya sangat senang sekali dengan informasi dari teman David Kwa dan King Hian dua-duanya sudah mendekati, seingat saya memang diartikan demikian, memang ema saya namanya Yo Poen Leng, yang agak belum pas adalah kata Tong Wan kayaknya hurufnya tidak seperti itu. Saya ada foto bongpaynya tapi cara uploadnya kurang paham. Mungkin ada yang bisa bantu. Terimakasih. Salam hangat. Beni Than On 12/3/09, adiperdanasam...@yahoo.com adiperdanasam...@yahoo.com wrote: Hai lam kenal sy samuel. Papaku dulu pny pertimbangan saat kasih sy nama. Akhirnya ia mengurungkan niatnya untk memberi nama tionghoa pd sy dan saudara2 saya akhirnya memberi nama indonesia tp berbau kristen spt samuel adi, anton budi, yesyurun adi, camalia fitri karena lahir saat idul fitri.. Alasannya spy anak2nya mudah mendapat pelayanan publik di negeri ini. Kenyataannya tidak seperti yg dibayangkan. Mau kuliah di univ kristen yg myortas tionghoa aja saya diminta srt ganti nama papa dan saat sy urus paspor.. Sy jengkel dng situasi ini tp lama kemaan saya kebal dan sering menjadikan hal diskriminasi ini sbg tantangan... Lama kelamaan saya tdk lagi persoalkan apa sy didiskriminasi atau tdk, krn dalam pengalaman sy tdk semua pejabat pemerintah yg pikiran sempitn paling dimintaain duit. Selama wajar kasih aja. Kehidupan keseharian kita yg saling menghargai, mengenal dan saling bantu lebih penting. Menyadari kemanusiaan kita dan menyadarkan orang lain tentang kemanusiaannya adalah lebih utama lebih luhur.. Sy berjuang disisi ini. Masalah sebutan cina saat orde baru, atau tionghoa setelah orde baru tak masalah.. Dibilang keturunan jg gak masalah.. Apa arti semua itu? Pernah teman menyusuri silsilahnya sampai ke RRC, tapi sampe di sana dia sudah digolongkan orang ciausen (peranakan). Salam. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: David Kwa david_kwa2...@yahoo.com Date: Thu, 03 Dec 2009 04:59:22 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] salam kenal Encoding: Unicode (UTF-8) Pak Beni Tan yth, Pertama-tama perkenankanlah owe mengoreksi penggunaan istilah usang zaman orde babe “warga keturunan†vs “pribumi†. Istilah berbau diskriminatif itu―memangnya siapa seh yang bukan “keturunan†, dan lagian kita ini “keturunan†apa?―sekarang sepertinya sudah ditinggalkan deh; yang ada tinggal istilah “Tionghoa/Tionghua†vs “non-Tionghoa/ Tionghua†… Kedua, ada baiknya foto bongpay yang dimaksud disertakan sebagai lampiran sehingga teman-teman dan owe bisa membaca tulisan Tionghoanya. Namun, dari penuturan Anda tentang bongpay Tan Kek Tjiang, sekilas owe bisa memperkirakan bahwa kongcou (kakek buyut) Anda Tan Tjeng Lok berasal dari Kabupaten Tang-wna å Œå®‰ (Man. Tong’an), di dekat Emui 廈門 (Man. Xiamen). Memang, dalam dialek Hokkian selatan, dialek yang dibawa kakek-moyang mayoritas orang Tionghoa di Jawa, aksara å Œå®‰ bisa dilafalkan Tang-wna dan Tong-an, namun sebagai nama tempat lebih sering Tang-wna (baca: tang dan ua dengan bunyi sengau). Dan ema Anda sne (marga) Yo 楊 (Man. Yang). Tanpa melihat huruf Tionghoanya, bongpay ngkong Anda Tan Kek Tjiang kira-kira bertulisan: Kanan (kuburan ngkong, dalam ejaan lama): Hian Kho Kek Tjiang Tan Hoe Koen Tjie Bong é¡¯è€ƒâ–¡â–¡é™³å¤«å ›ä¹‹å¢, artinya ‘Kuburan almarhumah ayah kami Tuan Tan Kek Tjiang’. Kiri (kuburan ema, dalam ejaan lama): Hian Pie Wie Poen Leng Tan Boen Yo Sie Bong é¡¯å¦£â–¡â–¡â–¡é™³é–€æ¥Šæ° ä¹‹å¢, artinya ‘Kuburan almarhumah ibu kami Nyonya Tan Kek Tjiang, terlahir Yo xxx xxx. â–¡ dan xxx menyatakan huruf Tionghoa yang harus dilihat dari foto di bongpay. Mungkin Acek Liang U, King Hian-te mau menambahkan? Sumangga pisan… Kiongchiu, DK --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Benianto Thanjoyo benianto...@... wrote: Salam kenal buat seluruh anggota milis budaya tionghua, semoga semuanya dalam keadaan baik-baik saja. Pertama-tama saya sangat senang dengan adanya milis ini karena walaupun tidak saling kenal kita bisa saling berbagi informasi di milis ini. Kedua sebagai warga keturunan yang sering mendapat perlakuan diskriminasi dari oknum pejabat/pegawai pemerintahan, kita bisa saling mencurahkan unek-unek di milis ini. Ketiga, saya mohon bantuan dari teman-teman milis untuk menginformasikan asal-usul dari keluarga saya sebagai berikut: Kakek buyut saya datang dari Tiongkok (kemungkinan daerah Amoy) dan tinggal di daerah Cirebon tepatnya di Jamblang bernama Tan Tjeng Lok (kata papa saya alm. dia adalah seorang sinshe), kakek buyut saya ini punya anak laki-laki 2 orang bernama Tan Tjong Siang dan Tan Tjong Liat dan ada anak perempuan katanya kembali ke Tiongkok tapi sudah putus hubungan. Tan Tjong Liat punya anak laki-laki 4 orang bernama Tan Kek Tjiang, Tan Kek Im, Tan Kek An dan Tan Kek Ho. Tan Kek Ho ini punya 11 orang anak salah satunya papah saya alm. Jadi dari kakek buyut saya Tan Tjeng Lok sampai saya
Re: Bls: [budaya_tionghua] salam kenal
Sdr Beni yth, Boleh tau ema anda lahir tahun berapa (kira-kira)? Leluhur saya sendiri juga berasal dari Jamblang dan menyandang marga Yeo (Yo). Kongcoco saya namanya Yeo Poen Lie. Apakah ema anda masih punya saudara laki-laki ? Salam Terima kasih, Steve Haryono From: Benianto Thanjoyo benianto...@gmail.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thu, December 3, 2009 3:18:40 PM Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] salam kenal Saya sangat senang sekali dengan informasi dari teman David Kwa dan King Hian dua-duanya sudah mendekati, seingat saya memang diartikan demikian, memang ema saya namanya Yo Poen Leng, yang agak belum pas adalah kata Tong Wan kayaknya hurufnya tidak seperti itu. Saya ada foto bongpaynya tapi cara uploadnya kurang paham. Mungkin ada yang bisa bantu. Terimakasih. Salam hangat. Beni Than On 12/3/09, adiperdanasamuel@ yahoo.com adiperdanasamuel@ yahoo.com wrote: Hai lam kenal sy samuel. Papaku dulu pny pertimbangan saat kasih sy nama. Akhirnya ia mengurungkan niatnya untk memberi nama tionghoa pd sy dan saudara2 saya akhirnya memberi nama indonesia tp berbau kristen spt samuel adi, anton budi, yesyurun adi, camalia fitri karena lahir saat idul fitri.. Alasannya spy anak2nya mudah mendapat pelayanan publik di negeri ini. Kenyataannya tidak seperti yg dibayangkan. Mau kuliah di univ kristen yg myortas tionghoa aja saya diminta srt ganti nama papa dan saat sy urus paspor.. Sy jengkel dng situasi ini tp lama kemaan saya kebal dan sering menjadikan hal diskriminasi ini sbg tantangan... Lama kelamaan saya tdk lagi persoalkan apa sy didiskriminasi atau tdk, krn dalam pengalaman sy tdk semua pejabat pemerintah yg pikiran sempitn paling dimintaain duit. Selama wajar kasih aja. Kehidupan keseharian kita yg saling menghargai, mengenal dan saling bantu lebih penting. Menyadari kemanusiaan kita dan menyadarkan orang lain tentang kemanusiaannya adalah lebih utama lebih luhur.. Sy berjuang disisi ini. Masalah sebutan cina saat orde baru, atau tionghoa setelah orde baru tak masalah.. Dibilang keturunan jg gak masalah.. Apa arti semua itu? Pernah teman menyusuri silsilahnya sampai ke RRC, tapi sampe di sana dia sudah digolongkan orang ciausen (peranakan). Salam. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: David Kwa david_kwa2003@ yahoo.com Date: Thu, 03 Dec 2009 04:59:22 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] salam kenal Encoding: Unicode (UTF-8) Pak Beni Tan yth, Pertama-tama perkenankanlah owe mengoreksi penggunaan istilah usang zaman orde babe “warga keturunan†vs “pribumi†. Istilah berbau diskriminatif itu―memangnya siapa seh yang bukan “keturunan†, dan lagian kita ini “keturunan†apa?―sekarang sepertinya sudah ditinggalkan deh; yang ada tinggal istilah “Tionghoa/Tionghua†vs “non-Tionghoa/ Tionghua†… Kedua, ada baiknya foto bongpay yang dimaksud disertakan sebagai lampiran sehingga teman-teman dan owe bisa membaca tulisan Tionghoanya. Namun, dari penuturan Anda tentang bongpay Tan Kek Tjiang, sekilas owe bisa memperkirakan bahwa kongcou (kakek buyut) Anda Tan Tjeng Lok berasal dari Kabupaten Tang-wna å Œå®‰ (Man. Tong’an), di dekat Emui 廈門 (Man. Xiamen). Memang, dalam dialek Hokkian selatan, dialek yang dibawa kakek-moyang mayoritas orang Tionghoa di Jawa, aksara å Œå®‰ bisa dilafalkan Tang-wna dan Tong-an, namun sebagai nama tempat lebih sering Tang-wna (baca: tang dan ua dengan bunyi sengau). Dan ema Anda sne (marga) Yo 楊 (Man. Yang). Tanpa melihat huruf Tionghoanya, bongpay ngkong Anda Tan Kek Tjiang kira-kira bertulisan: Kanan (kuburan ngkong, dalam ejaan lama): Hian Kho Kek Tjiang Tan Hoe Koen Tjie Bong é¡¯è€ƒâ–¡â–¡é™³å¤«å ›ä¹‹å¢, artinya ‘Kuburan almarhumah ayah kami Tuan Tan Kek Tjiang’. Kiri (kuburan ema, dalam ejaan lama): Hian Pie Wie Poen Leng Tan Boen Yo Sie Bong é¡¯å¦£â–¡â–¡â–¡é™³é–€æ¥Šæ° ä¹‹å¢, artinya ‘Kuburan almarhumah ibu kami Nyonya Tan Kek Tjiang, terlahir Yo xxx xxx. â–¡ dan xxx menyatakan huruf Tionghoa yang harus dilihat dari foto di bongpay. Mungkin Acek Liang U, King Hian-te mau menambahkan? Sumangga pisan… Kiongchiu, DK --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Benianto Thanjoyo benianto414@ ... wrote: Salam kenal buat seluruh anggota milis budaya tionghua, semoga semuanya dalam keadaan baik-baik saja. Pertama-tama saya sangat senang dengan adanya milis ini karena walaupun tidak saling kenal kita bisa saling berbagi informasi di milis ini. Kedua sebagai warga keturunan yang sering mendapat perlakuan diskriminasi dari oknum pejabat/pegawai pemerintahan, kita bisa saling mencurahkan unek-unek di milis ini. Ketiga, saya mohon bantuan dari teman-teman milis untuk menginformasikan asal-usul dari keluarga saya sebagai berikut: Kakek buyut saya datang dari Tiongkok (kemungkinan daerah Amoy) dan tinggal di daerah Cirebon tepatnya di
Re: Bls: [budaya_tionghua] salam kenal
Rekan-rekan, Saya tak berniat berdebat istilah, hanya memberi penjelasan: Qiaosheng 侨berarti perantauan, jadi ada 华侨 Huaqiao perantau Tionghoa ada juga 英侨 Yingqiao perantau Inggeris. 侨生 Qiaosheng, 生lahir, 侨 perantauan , qiaosheng berarti lahir di perantauan. Jadi kalau definisi peranakan adalah yang lahir di perantauan, memang benar qiaosheng. Tapi kalau definisi peranakan lain lagi, seperti definisi yang sering muncul di milis, peranakan adalah yang sudah tidak bisa berbahasa Tionghoa, Mandarin atau Dialek, maka istilah Qiaosheng adalah peranakan menjadi tak benar. Saya tak tahu sekarang mana yang dipakai? Dulu saya sudah pernah mengajukan, saya sendiri adalah generasi keempat. Anak sudah generasi kelima, cucu sudah generasi keenam. Totok? Peranakan? Totok karena saya bisa Mandarin dengan baik, dan sedikit=sedikit Hokkian, waktu masih muda, karena tetangga orang Kheq semua, saya mengerti dialek Kheq sehari-hari, kemudian karena pindah dan tak pernah dipakai lupa lagi. Peranakan karena sudah generasi ke empat? Karena itu kecuali untuk menerangkan saya tak pernah menggunakan istilah totok dan peranakan, saya ikut istilah resmi saja. Tiongkok sudah menganut hukum, bukan keturunan darah. Anda bicara bahasa apapun kalau bukan warga negara Tiongkok dianggap orang asing, jadi berlaku semua peraturan yang harus ditaati sebagai orang asing. Jadi tak perlu tersinggung, itu pilihan kita sendiri. Kalau ditinjau dari etnis, orang Tionghoa di mana saja, warganegara apa saja, adalah Tionghoa, bisa Tionghoa Indonesia, bisa Tionghoa Singapore, bisa Tionghoa Amerika dll. Dalam bahasa Mandarin Huaren. Darah adalah tetap tak dapat kita rubah, bisa kita sangkal tapi kalau dites DNA akan ketahuan. Data DNA makin lama makin lengkap, penelitian makin sempurna. Di Amerika banyak orang minta tes DNA untuk mencari asalnya dari mana? Ada orang Irlandia, ada orang Yunani dll yang mereka sendiri sudah tak tahu lagi. Tindakan ini tak dapat dikatagorikan tidak patriot. Ini hal biasa seperti anak pungut ingin tahu orang tuanya. Beberapa negara sudah menggunakan paspor DNA. Di tempat yang pernah saya tinggal Urbana - Champaign di Illinois ada sekitar 20 orang anak perempuan Tiongkok yang diadopsi orang Amerika. Baberapa orang tuanya, bahkan membawa mereka kembali ke Tiongkok, memberi tahu ini adalah tempat kelahiran anda, anda harus bisa bahasa Mandarin, bahkan ada yang mencoba mencari orang tua aslinya. Biasanya tak tahu, sebab bayi yang diadopsi hanya data pribadinya yang diberikan, nama dan tempat tinggal orang tuanya dirahasiakan. Kita perlu jelas, masalah patriot dan etnis itu tak ada hubungannya. Jadi berlakulah dengan wajar, jangan supaya ingin dianggap patriot jadi overacting, yang memberikan kesan negatif bagi masyarakat. Istilah resmi di Tiongkok hanya dua, Huaqiao dan Huaren. Huaqiao yang berarti Tionghoa perantauan, maksudnya orang Tiongkok yang merantau, jadi warga negara Tiongkok yang ada di luarnegeri. Huaren orang Tionghoa umumnya, biasanya yang diluar negeri, dan sudah tak dapat disebut Huaqiao. Sebutan lain-lain adalah orang istilah setempat yang tidak resmi. Yang penting untuk mereka seperti kita di mana saja, adalah tutur sapa kita. Kita kelihatan arogan, kata makian pun keluar, kita sopan ramah, mereka mengaku saudara. Untuk penduduk sendiri, Tiongkok lebih menonjolkan etnis, Han, Mongol, Mancu, Hui, Uygur, She, Yao dll. ada 56 etnis. Keseluruhannya mereka menamakan diri sebagai Zhonghua Minzu. Kecuali mereka tahu anda datang dari luar negeri, mereka akan bertanya shenme zu? atau etnis apa? Orang turunan asing yang menetap di sana langsung diakui sebagai salah satu etnis. Misalnya ada etnis Korea, Rusia, Kazak, Uzbek, Tajik, Dai (serumpun dengan Thai di Thailand) dll. Karena itu kalau mengikuti pola Tiongkok, di Indonesia akan ada etnis Tionghoa resmi dengan hak-haknya sebagai bagian dari bangsa Indonesia. Sama seperti etnis Korea di Tiongkok, yang termasuk Zhonghua Minzu, sedang etnis Korea di negaranya adalah orang Korea. Secara hukum berbeda meskipun secara ras sama. Ini yang harus diperjuangkan, karena ini hak. Kesetiaan kita harus kepada Indonesia, tapi tidak ada keharusan harus membenci tanah leluhur. Apalagi tradisi orang Tionghoa, yang sangat respek kepada leluhur. Filsafat Tionghoa sejak zaman dulu adalah: Semua manusia di seluruh penjuru dunia adalah saudara. Hanya karena pengaruh budaya barat baru muncul anak memukul orang tua, anak pergi keluar dan tak pulang karena di rumah orang tuanya meninggal harus disembayangi. Mereka sudah merasa bukan anak orang tuanya. Apa boleh buat! From: adiperdanasam...@yahoo.com adiperdanasam...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thu, December 3, 2009 8:46:13 PM Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] salam kenal Hai lam kenal sy samuel. Papaku dulu pny pertimbangan saat kasih sy nama. Akhirnya ia
Re: Bls: [budaya_tionghua] salam kenal
Setahu saya di Pontianak-Kalimantan Barat banyak yang bermarga Tan, juga ada perkumpulan khusus marga Tan, kalau anda bisa tahu tentang silsilah kakek buyut anda, saya yakin anda pasti bisa menemukan asal usul keluarga anda. Dimilis ini ada juga yang bermarga Tan dari Pontianak, mungkin bisa membantu. Pada umumnya marga Tan di Pontianak adalah suku Tio-Ciu dan Kek. Kebetulan Bapak angkat saya juga bermarga Tan dan berasal dari Shan-Tou suku Tio Ciu. Demikian informasinya, semoga bisa membantu. From: agung maulana agungek...@yahoo.co.id To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wed, December 2, 2009 10:33:06 AM Subject: Bls: [budaya_tionghua] salam kenal Halo, salam kenal saudara Denny Tan, senang sekali di milis ini saya bisa bertemu dengan Anda. Kakek buyut saya yg saat ini saya ketahui bernama kong Dul (tapi maaf saya belum dapat nama aslinya) beliau 4 bersaudara (2 ke arab saudi, 1 di china) dan beliau datang ke pulau jawa, tepatnya di betawi sekira tahun 1860an, memiliki anak(kakek saya) dari isteri (WNI, maaf saya jg belum dapat nama isterinya/ nenek buyut saya) bernama Muhammad Said Zaelani, dan ayah saya bernama Dede Maulana.. tetapi entah mengapa ayah saya dan keluarga besarnya semua tidak mau (enggan) memberitahukan lebih lanjut mengenai silsilah keluarganya, dan mereka dibiasakan untuk menggunakan nama muslimnya (i'm lost with their real name)..jadi saya harus mencari-cari sendiri..bertanya2. .tapi yah demi mengetahuinya. .malu bertanya sesat dijalan..lebih baik malu dari pada tidak tahu..hehehe Dari: Denny Tan dennyta...@yahoo. com Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Terkirim: Sel, 1 Desember, 2009 21:41:39 Judul: Re: [budaya_tionghua] salam kenal Salam kenal saudara Agung Maulana, saya Denny Tan, agama muslim, asal muasal di Tiong Kok nya dari mana, saya sendiri tidak tahu. Tapi saya memiliki buku silsilah dari tahun 1200 sampai sekarang dan memiliki sebilah pedang warisan yang berukir naga dan berumur sekitar 1000 tahun an. Jika tahu nama lengkap engkong ato kongco nya, nanti saya bantu cari. From: agoeng_set@ yahoo.com agoeng_...@yahoo. com To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Tue, December 1, 2009 2:26:01 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] salam kenal Disini ada member tionghoa muslim yg bermarga tan juga, mungkin masih bersaudara. Mungkin asal keluarga ( diindonesia) bakal sedikit membantu karena biasanya asalnya sama. From: agung maulana agungek...@yahoo. co.id Date: Tue, 1 Dec 2009 14:22:17 +0800 (SGT) To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] salam kenal salam kenal buat temen2 milis budaya tionghoa ini.. sebenarnya saya lumayan lama cari2 milis kayak gini ada yang bisa bantu saya nggak dengan asal muasal saya.. nama saya agung maulana, agama saya muslim, kakek buyut saya (alm) kakek dari ayah, berasal dari china, menurut ayah saya lokasinya yg berdekatan dengan arab saudi, sehingga beliau beragamakan islam, bermargakan Tan.. tetapi saya kehilangan jejak mengenai asal muasal darah tionghoa saya..ada yang bisa bantu meluruskan? terimakasih sebelumnya.. Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. Dapatkan IE8 di sini! Akses email lebih cepat. Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser ke Internet Explorer 8 baru yang dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan di sini! (Gratis)
Re: Bls: [budaya_tionghua] salam kenal
Salam kenal buat seluruh anggota milis budaya tionghua, semoga semuanya dalam keadaan baik-baik saja. Pertama-tama saya sangat senang dengan adanya milis ini karena walaupun tidak saling kenal kita bisa saling berbagi informasi di milis ini. Kedua sebagai warga keturunan yang sering mendapat perlakuan diskriminasi dari oknum pejabat/pegawai pemerintahan, kita bisa saling mencurahkan unek-unek di milis ini. Ketiga, saya mohon bantuan dari teman-teman milis untuk menginformasikan asal-usul dari keluarga saya sebagai berikut: Kakek buyut saya datang dari Tiongkok (kemungkinan daerah Amoy) dan tinggal di daerah Cirebon tepatnya di Jamblang bernama Tan Tjeng Lok (kata papa saya alm. dia adalah seorang sinshe), kakek buyut saya ini punya anak laki-laki 2 orang bernama Tan Tjong Siang dan Tan Tjong Liat dan ada anak perempuan katanya kembali ke Tiongkok tapi sudah putus hubungan. Tan Tjong Liat punya anak laki-laki 4 orang bernama Tan Kek Tjiang, Tan Kek Im, Tan Kek An dan Tan Kek Ho. Tan Kek Ho ini punya 11 orang anak salah satunya papah saya alm. Jadi dari kakek buyut saya Tan Tjeng Lok sampai saya sudah lima generasi. Saya ingin sekali mengetahui daerah asal usul kakek buyut saya dari pihak papah alm. Satu pertanda awal mungkin bacaan di bongpay kakek saya Tan Kek Tjiang dalam huruf kanji, saya sudah konsultasi di kelenteng daerah Glodok Jakarta Barat katanya bunyi Hok Kiannya sebagai berikut: Hiang Koh Kek Tjiang Tan Hu Kun Ci Bong dan Hiang Pie Wie Poen Leng Tan Bun Yo Sie Bong kemudian di sisi kiri ada tulisan Tong dan di sisi kanan ada tulisan Wan. Kemudian saya tanya ke apek-apek di kelenteng situ apakah Tong Wan itu nama suatu daerah di Tiongkok, jawabannya iya, tapi tepatnya tidak tahu. Nah bagi warga milis yang mengetahui tolong informasinya ... Sebelumnya diucapkan banyak-banyak terimakasih. Salam hangat Beni Than On 12/2/09, Santo Putra santopu...@ymail.com wrote: Setahu saya di Pontianak-Kalimantan Barat banyak yang bermarga Tan, juga ada perkumpulan khusus marga Tan, kalau anda bisa tahu tentang silsilah kakek buyut anda, saya yakin anda pasti bisa menemukan asal usul keluarga anda. Dimilis ini ada juga yang bermarga Tan dari Pontianak, mungkin bisa membantu. Pada umumnya marga Tan di Pontianak adalah suku Tio-Ciu dan Kek. Kebetulan Bapak angkat saya juga bermarga Tan dan berasal dari Shan-Tou suku Tio Ciu. Demikian informasinya, semoga bisa membantu. From: agung maulana agungek...@yahoo.co.id To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wed, December 2, 2009 10:33:06 AM Subject: Bls: [budaya_tionghua] salam kenal Halo, salam kenal saudara Denny Tan, senang sekali di milis ini saya bisa bertemu dengan Anda. Kakek buyut saya yg saat ini saya ketahui bernama kong Dul (tapi maaf saya belum dapat nama aslinya) beliau 4 bersaudara (2 ke arab saudi, 1 di china) dan beliau datang ke pulau jawa, tepatnya di betawi sekira tahun 1860an, memiliki anak(kakek saya) dari isteri (WNI, maaf saya jg belum dapat nama isterinya/ nenek buyut saya) bernama Muhammad Said Zaelani, dan ayah saya bernama Dede Maulana.. tetapi entah mengapa ayah saya dan keluarga besarnya semua tidak mau (enggan) memberitahukan lebih lanjut mengenai silsilah keluarganya, dan mereka dibiasakan untuk menggunakan nama muslimnya (i'm lost with their real name)..jadi saya harus mencari-cari sendiri..bertanya2. .tapi yah demi mengetahuinya. .malu bertanya sesat dijalan..lebih baik malu dari pada tidak tahu..hehehe Dari: Denny Tan dennyta...@yahoo. com Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Terkirim: Sel, 1 Desember, 2009 21:41:39 Judul: Re: [budaya_tionghua] salam kenal Salam kenal saudara Agung Maulana, saya Denny Tan, agama muslim, asal muasal di Tiong Kok nya dari mana, saya sendiri tidak tahu. Tapi saya memiliki buku silsilah dari tahun 1200 sampai sekarang dan memiliki sebilah pedang warisan yang berukir naga dan berumur sekitar 1000 tahun an. Jika tahu nama lengkap engkong ato kongco nya, nanti saya bantu cari. From: agoeng_set@ yahoo.com agoeng_...@yahoo. com To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Tue, December 1, 2009 2:26:01 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] salam kenal Disini ada member tionghoa muslim yg bermarga tan juga, mungkin masih bersaudara. Mungkin asal keluarga ( diindonesia) bakal sedikit membantu karena biasanya asalnya sama. From: agung maulana agungek...@yahoo. co.id Date: Tue, 1 Dec 2009 14:22:17 +0800 (SGT) To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] salam kenal salam kenal buat temen2 milis budaya tionghoa ini.. sebenarnya saya lumayan lama cari2 milis kayak gini ada yang bisa bantu saya nggak dengan asal muasal saya.. nama saya agung maulana, agama saya muslim, kakek buyut saya (alm) kakek dari ayah, berasal dari china, menurut ayah saya lokasinya yg berdekatan dengan arab saudi
Re: Bls: [budaya_tionghua] salam kenal
Sdr. Benianto, Lebih baik foto bongpai kakek anda itu dikirim ke milis, biar bisa dibaca dari huruf Tionghoanya. Kalau membaca keterangan anda, saya duga nama tempa asal kakek ada adalah: Tong'an (同安), dalam bhs Hokkian dibaca: Tang Wna (wna dibaca wa dengan bunyi sengau). Dulu TangWna termasuk karesidenan Quanzhou. Sekarang Tang Wna adalah salah satu distrik di kota Xiamen. Tulisan bongpai kakek dan nenek anda, dalam bhs Hokkian mungkin seperti ini: Hian Kho Kek Tjiang Tan Hu Kun Ci Bong 顯考 [Kek Tjiang] 陳府君之墓 - huruf Kek Tjiang tdk tahu, krn bisa ada banyak kemungkinan Hian Pi Hui Pun Ling Tan Bun Yno Si Bong 顯妣諱 [Pun Ling] 陳門楊氏墓 - huruf Pun Ling/Leng juga bisa banyak kemungkinannya kiongchiu, KH From: Benianto Thanjoyo benianto...@gmail.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thu, December 3, 2009 10:39:29 AM Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] salam kenal Salam kenal buat seluruh anggota milis budaya tionghua, semoga semuanya dalam keadaan baik-baik saja. Pertama-tama saya sangat senang dengan adanya milis ini karena walaupun tidak saling kenal kita bisa saling berbagi informasi di milis ini. Kedua sebagai warga keturunan yang sering mendapat perlakuan diskriminasi dari oknum pejabat/pegawai pemerintahan, kita bisa saling mencurahkan unek-unek di milis ini. Ketiga, saya mohon bantuan dari teman-teman milis untuk menginformasikan asal-usul dari keluarga saya sebagai berikut: Kakek buyut saya datang dari Tiongkok (kemungkinan daerah Amoy) dan tinggal di daerah Cirebon tepatnya di Jamblang bernama Tan Tjeng Lok (kata papa saya alm. dia adalah seorang sinshe), kakek buyut saya ini punya anak laki-laki 2 orang bernama Tan Tjong Siang dan Tan Tjong Liat dan ada anak perempuan katanya kembali ke Tiongkok tapi sudah putus hubungan. Tan Tjong Liat punya anak laki-laki 4 orang bernama Tan Kek Tjiang, Tan Kek Im, Tan Kek An dan Tan Kek Ho. Tan Kek Ho ini punya 11 orang anak salah satunya papah saya alm. Jadi dari kakek buyut saya Tan Tjeng Lok sampai saya sudah lima generasi. Saya ingin sekali mengetahui daerah asal usul kakek buyut saya dari pihak papah alm. Satu pertanda awal mungkin bacaan di bongpay kakek saya Tan Kek Tjiang dalam huruf kanji, saya sudah konsultasi di kelenteng daerah Glodok Jakarta Barat katanya bunyi Hok Kiannya sebagai berikut: Hiang Koh Kek Tjiang Tan Hu Kun Ci Bong dan Hiang Pie Wie Poen Leng Tan Bun Yo Sie Bong kemudian di sisi kiri ada tulisan Tong dan di sisi kanan ada tulisan Wan. Kemudian saya tanya ke apek-apek di kelenteng situ apakah Tong Wan itu nama suatu daerah di Tiongkok, jawabannya iya, tapi tepatnya tidak tahu. Nah bagi warga milis yang mengetahui tolong informasinya ... Sebelumnya diucapkan banyak-banyak terimakasih. Salam hangat Beni Than On 12/2/09, Santo Putra santopu...@ymail. com wrote: Setahu saya di Pontianak-Kalimanta n Barat banyak yang bermarga Tan, juga ada perkumpulan khusus marga Tan, kalau anda bisa tahu tentang silsilah kakek buyut anda, saya yakin anda pasti bisa menemukan asal usul keluarga anda. Dimilis ini ada juga yang bermarga Tan dari Pontianak, mungkin bisa membantu. Pada umumnya marga Tan di Pontianak adalah suku Tio-Ciu dan Kek. Kebetulan Bapak angkat saya juga bermarga Tan dan berasal dari Shan-Tou suku Tio Ciu. Demikian informasinya, semoga bisa membantu. _ _ __ From: agung maulana agungek...@yahoo. co.id To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Wed, December 2, 2009 10:33:06 AM Subject: Bls: [budaya_tionghua] salam kenal Halo, salam kenal saudara Denny Tan, senang sekali di milis ini saya bisa bertemu dengan Anda. Kakek buyut saya yg saat ini saya ketahui bernama kong Dul (tapi maaf saya belum dapat nama aslinya) beliau 4 bersaudara (2 ke arab saudi, 1 di china) dan beliau datang ke pulau jawa, tepatnya di betawi sekira tahun 1860an, memiliki anak(kakek saya) dari isteri (WNI, maaf saya jg belum dapat nama isterinya/ nenek buyut saya) bernama Muhammad Said Zaelani, dan ayah saya bernama Dede Maulana.. tetapi entah mengapa ayah saya dan keluarga besarnya semua tidak mau (enggan) memberitahukan lebih lanjut mengenai silsilah keluarganya, dan mereka dibiasakan untuk menggunakan nama muslimnya (i'm lost with their real name)..jadi saya harus mencari-cari sendiri..bertanya2. .tapi yah demi mengetahuinya. .malu bertanya sesat dijalan..lebih baik malu dari pada tidak tahu..hehehe _ _ __ Dari: Denny Tan dennytan14@ yahoo. com Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Terkirim: Sel, 1 Desember, 2009 21:41:39 Judul: Re: [budaya_tionghua] salam kenal Salam kenal saudara Agung Maulana, saya Denny Tan, agama muslim, asal muasal di Tiong Kok nya dari mana, saya sendiri tidak tahu. Tapi saya memiliki buku silsilah dari tahun 1200 sampai sekarang dan memiliki sebilah pedang warisan yang berukir naga dan berumur sekitar 1000 tahun an. Jika tahu nama lengkap engkong ato kongco nya, nanti saya
Re: Bls: [budaya_tionghua] salam kenal
Encoding: Unicode (UTF-8) Pak Beni Tan yth, Pertama-tama perkenankanlah owe mengoreksi penggunaan istilah usang zaman orde babe âwarga keturunanâ vs âpribumiâ. Istilah berbau diskriminatif ituâmemangnya siapa seh yang bukan âketurunanâ, dan lagian kita ini âketurunanâ apa?âsekarang sepertinya sudah ditinggalkan deh; yang ada tinggal istilah âTionghoa/Tionghuaâ vs ânon-Tionghoa/ Tionghuaâ⦠Kedua, ada baiknya foto bongpay yang dimaksud disertakan sebagai lampiran sehingga teman-teman dan owe bisa membaca tulisan Tionghoanya. Namun, dari penuturan Anda tentang bongpay Tan Kek Tjiang, sekilas owe bisa memperkirakan bahwa kongcou (kakek buyut) Anda Tan Tjeng Lok berasal dari Kabupaten Tang-wna åå® (Man. Tongâan), di dekat Emui å»é (Man. Xiamen). Memang, dalam dialek Hokkian selatan, dialek yang dibawa kakek-moyang mayoritas orang Tionghoa di Jawa, aksara åå® bisa dilafalkan Tang-wna dan Tong-an, namun sebagai nama tempat lebih sering Tang-wna (baca: tang dan ua dengan bunyi sengau). Dan ema Anda sne (marga) Yo æ¥ (Man. Yang). Tanpa melihat huruf Tionghoanya, bongpay ngkong Anda Tan Kek Tjiang kira-kira bertulisan: Kanan (kuburan ngkong, dalam ejaan lama): Hian Kho Kek Tjiang Tan Hoe Koen Tjie Bong 顯èâ¡â¡é³å¤«åä¹å¢, artinya âKuburan almarhumah ayah kami Tuan Tan Kek Tjiangâ. Kiri (kuburan ema, dalam ejaan lama): Hian Pie Wie Poen Leng Tan Boen Yo Sie Bong 顯妣â¡â¡â¡é³éæ¥æ°ä¹å¢, artinya âKuburan almarhumah ibu kami Nyonya Tan Kek Tjiang, terlahir Yo xxx xxx. â¡ dan xxx menyatakan huruf Tionghoa yang harus dilihat dari foto di bongpay. Mungkin Acek Liang U, King Hian-te mau menambahkan? Sumangga pisan⦠Kiongchiu, DK --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Benianto Thanjoyo benianto...@... wrote: Salam kenal buat seluruh anggota milis budaya tionghua, semoga semuanya dalam keadaan baik-baik saja. Pertama-tama saya sangat senang dengan adanya milis ini karena walaupun tidak saling kenal kita bisa saling berbagi informasi di milis ini. Kedua sebagai warga keturunan yang sering mendapat perlakuan diskriminasi dari oknum pejabat/pegawai pemerintahan, kita bisa saling mencurahkan unek-unek di milis ini. Ketiga, saya mohon bantuan dari teman-teman milis untuk menginformasikan asal-usul dari keluarga saya sebagai berikut: Kakek buyut saya datang dari Tiongkok (kemungkinan daerah Amoy) dan tinggal di daerah Cirebon tepatnya di Jamblang bernama Tan Tjeng Lok (kata papa saya alm. dia adalah seorang sinshe), kakek buyut saya ini punya anak laki-laki 2 orang bernama Tan Tjong Siang dan Tan Tjong Liat dan ada anak perempuan katanya kembali ke Tiongkok tapi sudah putus hubungan. Tan Tjong Liat punya anak laki-laki 4 orang bernama Tan Kek Tjiang, Tan Kek Im, Tan Kek An dan Tan Kek Ho. Tan Kek Ho ini punya 11 orang anak salah satunya papah saya alm. Jadi dari kakek buyut saya Tan Tjeng Lok sampai saya sudah lima generasi. Saya ingin sekali mengetahui daerah asal usul kakek buyut saya dari pihak papah alm. Satu pertanda awal mungkin bacaan di bongpay kakek saya Tan Kek Tjiang dalam huruf kanji, saya sudah konsultasi di kelenteng daerah Glodok Jakarta Barat katanya bunyi Hok Kiannya sebagai berikut: Hiang Koh Kek Tjiang Tan Hu Kun Ci Bong dan Hiang Pie Wie Poen Leng Tan Bun Yo Sie Bong kemudian di sisi kiri ada tulisan Tong dan di sisi kanan ada tulisan Wan. Kemudian saya tanya ke apek-apek di kelenteng situ apakah Tong Wan itu nama suatu daerah di Tiongkok, jawabannya iya, tapi tepatnya tidak tahu. Nah bagi warga milis yang mengetahui tolong informasinya ... Sebelumnya diucapkan banyak-banyak terimakasih. Salam hangat Beni Than
Re: Bls: [budaya_tionghua] salam kenal
Hai lam kenal sy samuel. Papaku dulu pny pertimbangan saat kasih sy nama. Akhirnya ia mengurungkan niatnya untk memberi nama tionghoa pd sy dan saudara2 saya akhirnya memberi nama indonesia tp berbau kristen spt samuel adi, anton budi, yesyurun adi, camalia fitri karena lahir saat idul fitri.. Alasannya spy anak2nya mudah mendapat pelayanan publik di negeri ini. Kenyataannya tidak seperti yg dibayangkan. Mau kuliah di univ kristen yg myortas tionghoa aja saya diminta srt ganti nama papa dan saat sy urus paspor.. Sy jengkel dng situasi ini tp lama kemaan saya kebal dan sering menjadikan hal diskriminasi ini sbg tantangan... Lama kelamaan saya tdk lagi persoalkan apa sy didiskriminasi atau tdk, krn dalam pengalaman sy tdk semua pejabat pemerintah yg pikiran sempitn paling dimintaain duit. Selama wajar kasih aja. Kehidupan keseharian kita yg saling menghargai, mengenal dan saling bantu lebih penting. Menyadari kemanusiaan kita dan menyadarkan orang lain tentang kemanusiaannya adalah lebih utama lebih luhur.. Sy berjuang disisi ini. Masalah sebutan cina saat orde baru, atau tionghoa setelah orde baru tak masalah.. Dibilang keturunan jg gak masalah.. Apa arti semua itu? Pernah teman menyusuri silsilahnya sampai ke RRC, tapi sampe di sana dia sudah digolongkan orang ciausen (peranakan). Salam. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: David Kwa david_kwa2...@yahoo.com Date: Thu, 03 Dec 2009 04:59:22 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] salam kenal Encoding: Unicode (UTF-8) Pak Beni Tan yth, Pertama-tama perkenankanlah owe mengoreksi penggunaan istilah usang zaman orde babe “warga keturunanâ€� vs “pribumiâ€�. Istilah berbau diskriminatif itu―memangnya siapa seh yang bukan “keturunanâ€�, dan lagian kita ini “keturunanâ€� apa?―sekarang sepertinya sudah ditinggalkan deh; yang ada tinggal istilah “Tionghoa/Tionghuaâ€� vs “non-Tionghoa/ Tionghuaâ€�… Kedua, ada baiknya foto bongpay yang dimaksud disertakan sebagai lampiran sehingga teman-teman dan owe bisa membaca tulisan Tionghoanya. Namun, dari penuturan Anda tentang bongpay Tan Kek Tjiang, sekilas owe bisa memperkirakan bahwa kongcou (kakek buyut) Anda Tan Tjeng Lok berasal dari Kabupaten Tang-wna å�Œå®‰ (Man. Tong’an), di dekat Emui 廈門 (Man. Xiamen). Memang, dalam dialek Hokkian selatan, dialek yang dibawa kakek-moyang mayoritas orang Tionghoa di Jawa, aksara å�Œå®‰ bisa dilafalkan Tang-wna dan Tong-an, namun sebagai nama tempat lebih sering Tang-wna (baca: tang dan ua dengan bunyi sengau). Dan ema Anda sne (marga) Yo 楊 (Man. Yang). Tanpa melihat huruf Tionghoanya, bongpay ngkong Anda Tan Kek Tjiang kira-kira bertulisan: Kanan (kuburan ngkong, dalam ejaan lama): Hian Kho Kek Tjiang Tan Hoe Koen Tjie Bong 顯考□□陳夫å�›ä¹‹å¢, artinya ‘Kuburan almarhumah ayah kami Tuan Tan Kek Tjiang’. Kiri (kuburan ema, dalam ejaan lama): Hian Pie Wie Poen Leng Tan Boen Yo Sie Bong 顯妣□□□陳門楊æ°�之å¢, artinya ‘Kuburan almarhumah ibu kami Nyonya Tan Kek Tjiang, terlahir Yo xxx xxx. â–¡ dan xxx menyatakan huruf Tionghoa yang harus dilihat dari foto di bongpay. Mungkin Acek Liang U, King Hian-te mau menambahkan? Sumangga pisan… Kiongchiu, DK --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Benianto Thanjoyo benianto...@... wrote: Salam kenal buat seluruh anggota milis budaya tionghua, semoga semuanya dalam keadaan baik-baik saja. Pertama-tama saya sangat senang dengan adanya milis ini karena walaupun tidak saling kenal kita bisa saling berbagi informasi di milis ini. Kedua sebagai warga keturunan yang sering mendapat perlakuan diskriminasi dari oknum pejabat/pegawai pemerintahan, kita bisa saling mencurahkan unek-unek di milis ini. Ketiga, saya mohon bantuan dari teman-teman milis untuk menginformasikan asal-usul dari keluarga saya sebagai berikut: Kakek buyut saya datang dari Tiongkok (kemungkinan daerah Amoy) dan tinggal di daerah Cirebon tepatnya di Jamblang bernama Tan Tjeng Lok (kata papa saya alm. dia adalah seorang sinshe), kakek buyut saya ini punya anak laki-laki 2 orang bernama Tan Tjong Siang dan Tan Tjong Liat dan ada anak perempuan katanya kembali ke Tiongkok tapi sudah putus hubungan. Tan Tjong Liat punya anak laki-laki 4 orang bernama Tan Kek Tjiang, Tan Kek Im, Tan Kek An dan Tan Kek Ho. Tan Kek Ho ini punya 11 orang anak salah satunya papah saya alm. Jadi dari kakek buyut saya Tan Tjeng Lok sampai saya sudah lima generasi. Saya ingin sekali mengetahui daerah asal usul kakek buyut saya dari pihak papah alm. Satu pertanda awal mungkin bacaan di bongpay kakek saya Tan Kek Tjiang dalam huruf kanji, saya sudah konsultasi di kelenteng daerah Glodok Jakarta Barat katanya bunyi Hok Kiannya sebagai berikut: Hiang Koh Kek Tjiang Tan Hu Kun Ci Bong dan Hiang Pie Wie Poen Leng Tan Bun Yo Sie Bong kemudian di sisi kiri ada tulisan Tong dan di sisi kanan ada tulisan Wan. Kemudian saya
Re: Islam di Tiongkok == [budaya_tionghua] salam kenal
Bung Agung yb, Untuk mengetahui bagaimana asal muasal bung tentu siapapun tidak akan bisa memberikan jawaban yang baik. Kecuali bung bisa sebutkan nama kakek-buyut dan asal kampungnya. Tapi nampaknya, bung sudah tidak bisa sebutkan kecuali bermarga Tan. Kalau hanya dilihat dari marga Tan yang biasa digunakan di Indonesia, khususnya di Jawa, kemungkinan besar ya dari Hokkian (Propinsi Fu Jian), lebih konkrit lagi ya sekitar Xia Men itu. Tapi, kalau yang ber-Agama Islam banyak yang bermarga Ding (berbunyi Ting) dari Syaifudin yang banyak berada di Qian Zhou, tidak jauh dari Xia Men. Saya bulan Oktober baru saja kembali dari Xia Men, Qian Zhou melihat kuburan 2 tokoh Islam, yang katanya murid Muhamad yang bertugas menyebarkan Islam di TIongkok pada masa itu, sekitar tahun 610. Sayang tidak ada guide yang memberi penjelasan, hanya pergi dan melihat sendiri saja. Hanya nampak jelas telah terjadi pencampuran kultur, yang nampaknya kuburan itu disembahyangi juga dengan hio, seperti nampak 2 tungku perabuan didepan dan belakang kuburan itu. Lihat foto dibawah. Sekalipun ada mesjid baru dibangun disebelah mesjid kuno yang hanya tinggal gerbangnya saja dan halaman dengan beberapa pilar yang tertinggal, ... saya tidak nampak kalau di Propinsi Fu Jian itu banyak penganut agama Islam. Sebaliknya, saya bisa melihat lebih banyak anak-anak muda bersembahyang di klenteng-klenteng yang ada, ... dan, nampak ada beberapa pemuda bertubuh besar dan hidung mancung seperti hidung orang Arab, tapi kulit sudah tidak hitam lagi. Mungkin itulah turunan darah orang Arab yang masih tersisa setelah puluhan turunan, yang tertinggal tubuh besar dan hidung mancung. Salam, ChanCT (Marga Tan kalau di Indonesia) - Original Message - From: agung maulana To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Tuesday, December 01, 2009 2:22 PM Subject: [budaya_tionghua] salam kenal salam kenal buat temen2 milis budaya tionghoa ini.. sebenarnya saya lumayan lama cari2 milis kayak gini ada yang bisa bantu saya nggak dengan asal muasal saya.. nama saya agung maulana, agama saya muslim, kakek buyut saya (alm) kakek dari ayah, berasal dari china, menurut ayah saya lokasinya yg berdekatan dengan arab saudi, sehingga beliau beragamakan islam, bermargakan Tan.. tetapi saya kehilangan jejak mengenai asal muasal darah tionghoa saya..ada yang bisa bantu meluruskan? terimakasih sebelumnya.. -- Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. Dapatkan IE8 di sini! -- Internal Virus Database is out of date. Checked by AVG - www.avg.com Version: 9.0.707 / Virus Database: 270.14.75/2516 - Release Date: 11/21/09 03:43:00
Re: [budaya_tionghua] salam kenal
Salam kenal saudara Agung Maulana, saya Denny Tan, agama muslim, asal muasal di Tiong Kok nya dari mana, saya sendiri tidak tahu. Tapi saya memiliki buku silsilah dari tahun 1200 sampai sekarang dan memiliki sebilah pedang warisan yang berukir naga dan berumur sekitar 1000 tahun an. Jika tahu nama lengkap engkong ato kongco nya, nanti saya bantu cari. From: agoeng_...@yahoo.com agoeng_...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Tue, December 1, 2009 2:26:01 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] salam kenal Disini ada member tionghoa muslim yg bermarga tan juga, mungkin masih bersaudara. Mungkin asal keluarga ( diindonesia) bakal sedikit membantu karena biasanya asalnya sama. From: agung maulana agungek...@yahoo. co.id Date: Tue, 1 Dec 2009 14:22:17 +0800 (SGT) To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] salam kenal salam kenal buat temen2 milis budaya tionghoa ini.. sebenarnya saya lumayan lama cari2 milis kayak gini ada yang bisa bantu saya nggak dengan asal muasal saya.. nama saya agung maulana, agama saya muslim, kakek buyut saya (alm) kakek dari ayah, berasal dari china, menurut ayah saya lokasinya yg berdekatan dengan arab saudi, sehingga beliau beragamakan islam, bermargakan Tan.. tetapi saya kehilangan jejak mengenai asal muasal darah tionghoa saya..ada yang bisa bantu meluruskan? terimakasih sebelumnya.. Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. Dapatkan IE8 di sini!
Re: Islam di Tiongkok == [budaya_tionghua] salam kenal
Sepanjang yg saya ingat dari bukunya Ma Tianying, itu kemungkinan kuburan Said Ibnu Lubaid dan sahabatnya. Soalnya Said Ibnu Lubaid itu adalah penganut Islam pertama2 dan sebelum Hijrahnya nabi Muhammad dari Mekkah ke Medinah. Menurut Ma, Said itu hijrahnya lewat laut ke Persia kemudian ikut kapal niaga bangsa2 Arab dan sampai di Quan Zhou. Makanya itu bisa menjelaskan kenapa ada agama Islam di Tiongkok sebelum khafilah Usmaniyah. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ChanCT sa...@... wrote: Bung Agung yb, Untuk mengetahui bagaimana asal muasal bung tentu siapapun tidak akan bisa memberikan jawaban yang baik. Kecuali bung bisa sebutkan nama kakek-buyut dan asal kampungnya. Tapi nampaknya, bung sudah tidak bisa sebutkan kecuali bermarga Tan. Kalau hanya dilihat dari marga Tan yang biasa digunakan di Indonesia, khususnya di Jawa, kemungkinan besar ya dari Hokkian (Propinsi Fu Jian), lebih konkrit lagi ya sekitar Xia Men itu. Tapi, kalau yang ber-Agama Islam banyak yang bermarga Ding (berbunyi Ting) dari Syaifudin yang banyak berada di Qian Zhou, tidak jauh dari Xia Men. Saya bulan Oktober baru saja kembali dari Xia Men, Qian Zhou melihat kuburan 2 tokoh Islam, yang katanya murid Muhamad yang bertugas menyebarkan Islam di TIongkok pada masa itu, sekitar tahun 610. Sayang tidak ada guide yang memberi penjelasan, hanya pergi dan melihat sendiri saja. Hanya nampak jelas telah terjadi pencampuran kultur, yang nampaknya kuburan itu disembahyangi juga dengan hio, seperti nampak 2 tungku perabuan didepan dan belakang kuburan itu. Lihat foto dibawah. Sekalipun ada mesjid baru dibangun disebelah mesjid kuno yang hanya tinggal gerbangnya saja dan halaman dengan beberapa pilar yang tertinggal, ... saya tidak nampak kalau di Propinsi Fu Jian itu banyak penganut agama Islam. Sebaliknya, saya bisa melihat lebih banyak anak-anak muda bersembahyang di klenteng-klenteng yang ada, ... dan, nampak ada beberapa pemuda bertubuh besar dan hidung mancung seperti hidung orang Arab, tapi kulit sudah tidak hitam lagi. Mungkin itulah turunan darah orang Arab yang masih tersisa setelah puluhan turunan, yang tertinggal tubuh besar dan hidung mancung. Salam, ChanCT (Marga Tan kalau di Indonesia) - Original Message - From: agung maulana To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Tuesday, December 01, 2009 2:22 PM Subject: [budaya_tionghua] salam kenal salam kenal buat temen2 milis budaya tionghoa ini.. sebenarnya saya lumayan lama cari2 milis kayak gini ada yang bisa bantu saya nggak dengan asal muasal saya.. nama saya agung maulana, agama saya muslim, kakek buyut saya (alm) kakek dari ayah, berasal dari china, menurut ayah saya lokasinya yg berdekatan dengan arab saudi, sehingga beliau beragamakan islam, bermargakan Tan.. tetapi saya kehilangan jejak mengenai asal muasal darah tionghoa saya..ada yang bisa bantu meluruskan? terimakasih sebelumnya.. -- Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. Dapatkan IE8 di sini! -- Internal Virus Database is out of date. Checked by AVG - www.avg.com Version: 9.0.707 / Virus Database: 270.14.75/2516 - Release Date: 11/21/09 03:43:00
Bls: [budaya_tionghua] salam kenal
Halo, salam kenal saudara Denny Tan, senang sekali di milis ini saya bisa bertemu dengan Anda. Kakek buyut saya yg saat ini saya ketahui bernama kong Dul (tapi maaf saya belum dapat nama aslinya) beliau 4 bersaudara (2 ke arab saudi, 1 di china) dan beliau datang ke pulau jawa, tepatnya di betawi sekira tahun 1860an, memiliki anak(kakek saya) dari isteri (WNI, maaf saya jg belum dapat nama isterinya/ nenek buyut saya) bernama Muhammad Said Zaelani, dan ayah saya bernama Dede Maulana.. tetapi entah mengapa ayah saya dan keluarga besarnya semua tidak mau (enggan) memberitahukan lebih lanjut mengenai silsilah keluarganya, dan mereka dibiasakan untuk menggunakan nama muslimnya (i'm lost with their real name)..jadi saya harus mencari-cari sendiri..bertanya2..tapi yah demi mengetahuinya..malu bertanya sesat dijalan..lebih baik malu dari pada tidak tahu..hehehe Dari: Denny Tan dennyta...@yahoo.com Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Terkirim: Sel, 1 Desember, 2009 21:41:39 Judul: Re: [budaya_tionghua] salam kenal Salam kenal saudara Agung Maulana, saya Denny Tan, agama muslim, asal muasal di Tiong Kok nya dari mana, saya sendiri tidak tahu. Tapi saya memiliki buku silsilah dari tahun 1200 sampai sekarang dan memiliki sebilah pedang warisan yang berukir naga dan berumur sekitar 1000 tahun an. Jika tahu nama lengkap engkong ato kongco nya, nanti saya bantu cari. From: agoeng_set@ yahoo.com agoeng_...@yahoo. com To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Tue, December 1, 2009 2:26:01 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] salam kenal Disini ada member tionghoa muslim yg bermarga tan juga, mungkin masih bersaudara. Mungkin asal keluarga ( diindonesia) bakal sedikit membantu karena biasanya asalnya sama. From: agung maulana agungek...@yahoo. co.id Date: Tue, 1 Dec 2009 14:22:17 +0800 (SGT) To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] salam kenal salam kenal buat temen2 milis budaya tionghoa ini.. sebenarnya saya lumayan lama cari2 milis kayak gini ada yang bisa bantu saya nggak dengan asal muasal saya.. nama saya agung maulana, agama saya muslim, kakek buyut saya (alm) kakek dari ayah, berasal dari china, menurut ayah saya lokasinya yg berdekatan dengan arab saudi, sehingga beliau beragamakan islam, bermargakan Tan... tetapi saya kehilangan jejak mengenai asal muasal darah tionghoa saya..ada yang bisa bantu meluruskan? terimakasih sebelumnya.. Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. Dapatkan IE8 di sini! ___ Dapatkan nama yang Anda sukai! Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com. http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
[budaya_tionghua] salam kenal
salam kenal buat temen2 milis budaya tionghoa ini.. sebenarnya saya lumayan lama cari2 milis kayak gini ada yang bisa bantu saya nggak dengan asal muasal saya.. nama saya agung maulana, agama saya muslim, kakek buyut saya (alm) kakek dari ayah, berasal dari china, menurut ayah saya lokasinya yg berdekatan dengan arab saudi, sehingga beliau beragamakan islam, bermargakan Tan.. tetapi saya kehilangan jejak mengenai asal muasal darah tionghoa saya..ada yang bisa bantu meluruskan? terimakasih sebelumnya.. Lebih Bersih, Lebih Baik, Lebih Cepat - Rasakan Yahoo! Mail baru yang Lebih Cepat hari ini! http://id.mail.yahoo.com
RE: [budaya_tionghua] salam kenal
Pak Agung , Coba posting di milist silsilah Tionghoa. Siapa tahu ada yang bisa bantu. Sukses. Sugiri. From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of agung maulana Sent: Tuesday, December 01, 2009 1:22 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] salam kenal salam kenal buat temen2 milis budaya tionghoa ini.. sebenarnya saya lumayan lama cari2 milis kayak gini ada yang bisa bantu saya nggak dengan asal muasal saya.. nama saya agung maulana, agama saya muslim, kakek buyut saya (alm) kakek dari ayah, berasal dari china, menurut ayah saya lokasinya yg berdekatan dengan arab saudi, sehingga beliau beragamakan islam, bermargakan Tan.. tetapi saya kehilangan jejak mengenai asal muasal darah tionghoa saya..ada yang bisa bantu meluruskan? terimakasih sebelumnya.. _ Lebih aman saat online. Upgrade http://us.lrd.yahoo.com/_ylc=X3oDMTFndmQxc2JlBHRtX2RtZWNoA1RleHQgTGluawR0bV9sbmsDVTExMDM0NjkEdG1fbmV0A1lhaG9vIQ--/SIG=11kadq57p/**http%3A/downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/ ke Internet Explorer 8 baru dan lebih cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. Dapatkan http://us.lrd.yahoo.com/_ylc=X3oDMTFndmQxc2JlBHRtX2RtZWNoA1RleHQgTGluawR0bV9sbmsDVTExMDM0NjkEdG1fbmV0A1lhaG9vIQ--/SIG=11kadq57p/**http%3A/downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/ IE8 di sini!
Re: [budaya_tionghua] salam kenal
Maaf nanya juga nih : daera di daratan Tiongkok yang dekat Arab Saudi itu yang mana ya ? Kayaknya yang paling dekat jaraknya justru TIBET :) Salam, Steve From: ibcindon ibcin...@rad.net.id To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Tue, December 1, 2009 7:57:14 AM Subject: RE: [budaya_tionghua] salam kenal Pak Agung , Coba posting di milist silsilah Tionghoa. Siapa tahu ada yang bisa bantu. Sukses. Sugiri. From:budaya_tionghua@ yahoogroups. com [mailto:budaya_ tionghua@ yahoogroups. com] On Behalf Of agung maulana Sent: Tuesday, December 01, 2009 1:22 PM To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] salam kenal salam kenal buat temen2 milis budaya tionghoa ini.. sebenarnya saya lumayan lama cari2 milis kayak gini ada yang bisa bantu saya nggak dengan asal muasal saya.. nama saya agung maulana, agama saya muslim, kakek buyut saya (alm) kakek dari ayah, berasal dari china, menurut ayah saya lokasinya yg berdekatan dengan arab saudi, sehingga beliau beragamakan islam, bermargakan Tan.. tetapi saya kehilangan jejak mengenai asal muasal darah tionghoa saya..ada yang bisa bantu meluruskan? terimakasih sebelumnya.. Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. Dapatkan IE8 di sini!
Re: [budaya_tionghua] salam kenal
Disini ada member tionghoa muslim yg bermarga tan juga, mungkin masih bersaudara. Mungkin asal keluarga ( diindonesia) bakal sedikit membantu karena biasanya asalnya sama. -Original Message- From: agung maulana agungek...@yahoo.co.id Date: Tue, 1 Dec 2009 14:22:17 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] salam kenal salam kenal buat temen2 milis budaya tionghoa ini.. sebenarnya saya lumayan lama cari2 milis kayak gini ada yang bisa bantu saya nggak dengan asal muasal saya.. nama saya agung maulana, agama saya muslim, kakek buyut saya (alm) kakek dari ayah, berasal dari china, menurut ayah saya lokasinya yg berdekatan dengan arab saudi, sehingga beliau beragamakan islam, bermargakan Tan.. tetapi saya kehilangan jejak mengenai asal muasal darah tionghoa saya..ada yang bisa bantu meluruskan? terimakasih sebelumnya.. Lebih Bersih, Lebih Baik, Lebih Cepat - Rasakan Yahoo! Mail baru yang Lebih Cepat hari ini! http://id.mail.yahoo.com
[budaya_tionghua] Salam kenal dan mohon informasinya
hai semua sebelumnya salam kenal dan terima kasih saya diperkenankan untuk bergabung di milist ini. Saya putri, seorang reporter tvOne kebetulan saya bersama tim sedang menggarap program Jejak Islam dan kebetulan sekali, kmrn salah satu tim baru melakukan peliputan di China. di sana, mereka menemukan sesuatu yang menarik, yaitu adanya arsitektur yang sama pada setiap masjid di China. namun sayangnya, mereka kesulitan dalam menemukan seseorang yang dapat menjelaskan hal tersebut. karena itulah, saya ditugaskan untuk mencari informasi mengenai hal tersebut. dan setelah mencoba meriset, saya menemukan sebuah tulisan mengenai masjid kuno di sekitar jakarta barat, yaitu masjid di kebun jeruk, Tambora, dan Angke. di artikel tersebut terdapat nama David Kwa, setelah saya telusuri, saya menemukan milist budaya_thionghua. dengan segera, saya bergabung dalam milist, dengan harapan teman-teman yang tergabung dalam milist ini dapat membantu saya dalam memberikan informasi mengenai kesamaan arsitektur masjid di china, dan ketiga masjid yang dijelaskan oleh david kwa, dan jika tidak berkeberatan, dapatkah saya mendapatkan nomor kontak david kwa... atau mungkin teman-teman memiliki rekomendasi lainnya, dengan senang hati kami menerimanya. karena kami berkeinginan menjadi orang tersebut sebagai narasumber dalam tayangan kami. sebagai informasi, tayangan ini akan tayang hari selasa, tgl 3 November 2009. karena itulah, kami hanya diberi sedikit waktu dan saya mengaharapkan bantuan dari teman-teman semua. sebelumnya saya ucapkan terima kasih banyak. Salam Putri tvOne
RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan mohon informasinya
Pak David Kwa, anggota milis ini . Ia tinggal di Bogor. Biasanya rajin menjawab posting di millis BT. Jadi pasti akan dapat dihubungi cepat. Salam, -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of Iput Sent: 29 Oktober 2009 13:09 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Salam kenal dan mohon informasinya hai semua sebelumnya salam kenal dan terima kasih saya diperkenankan untuk bergabung di milist ini. Saya putri, seorang reporter tvOne kebetulan saya bersama tim sedang menggarap program Jejak Islam dan kebetulan sekali, kmrn salah satu tim baru melakukan peliputan di China. di sana, mereka menemukan sesuatu yang menarik, yaitu adanya arsitektur yang sama pada setiap masjid di China. namun sayangnya, mereka kesulitan dalam menemukan seseorang yang dapat menjelaskan hal tersebut. karena itulah, saya ditugaskan untuk mencari informasi mengenai hal tersebut. dan setelah mencoba meriset, saya menemukan sebuah tulisan mengenai masjid kuno di sekitar jakarta barat, yaitu masjid di kebun jeruk, Tambora, dan Angke. di artikel tersebut terdapat nama David Kwa, setelah saya telusuri, saya menemukan milist budaya_thionghua. dengan segera, saya bergabung dalam milist, dengan harapan teman-teman yang tergabung dalam milist ini dapat membantu saya dalam memberikan informasi mengenai kesamaan arsitektur masjid di china, dan ketiga masjid yang dijelaskan oleh david kwa, dan jika tidak berkeberatan, dapatkah saya mendapatkan nomor kontak david kwa... atau mungkin teman-teman memiliki rekomendasi lainnya, dengan senang hati kami menerimanya. karena kami berkeinginan menjadi orang tersebut sebagai narasumber dalam tayangan kami. sebagai informasi, tayangan ini akan tayang hari selasa, tgl 3 November 2009. karena itulah, kami hanya diberi sedikit waktu dan saya mengaharapkan bantuan dari teman-teman semua. sebelumnya saya ucapkan terima kasih banyak. Salam Putri tvOne .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links
[budaya_tionghua] Salam kenal dan mohon informasinya. Pertanyaan ??
Hallo Sdri Iput, Putri, Sambil menunggu kontak dari Pak David, agaknya ada baiknya bila Anda utarakan pertanyaan-pertanyaan yang dimaksud di millis ini. Sehingga dapat dijawab langsung olehnya, atau pun minimum rekan-rekan milis lain bisa membantu memberi keterangan yang diperlukan. Salam, -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of Iput Sent: 29 Oktober 2009 13:09 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Salam kenal dan mohon informasinya hai semua sebelumnya salam kenal dan terima kasih saya diperkenankan untuk bergabung di milist ini. Saya putri, seorang reporter tvOne kebetulan saya bersama tim sedang menggarap program Jejak Islam dan kebetulan sekali, kmrn salah satu tim baru melakukan peliputan di China. di sana, mereka menemukan sesuatu yang menarik, yaitu adanya arsitektur yang sama pada setiap masjid di China. namun sayangnya, mereka kesulitan dalam menemukan seseorang yang dapat menjelaskan hal tersebut. karena itulah, saya ditugaskan untuk mencari informasi mengenai hal tersebut. dan setelah mencoba meriset, saya menemukan sebuah tulisan mengenai masjid kuno di sekitar jakarta barat, yaitu masjid di kebun jeruk, Tambora, dan Angke. di artikel tersebut terdapat nama David Kwa, setelah saya telusuri, saya menemukan milist budaya_thionghua. dengan segera, saya bergabung dalam milist, dengan harapan teman-teman yang tergabung dalam milist ini dapat membantu saya dalam memberikan informasi mengenai kesamaan arsitektur masjid di china, dan ketiga masjid yang dijelaskan oleh david kwa, dan jika tidak berkeberatan, dapatkah saya mendapatkan nomor kontak david kwa... atau mungkin teman-teman memiliki rekomendasi lainnya, dengan senang hati kami menerimanya. karena kami berkeinginan menjadi orang tersebut sebagai narasumber dalam tayangan kami. sebagai informasi, tayangan ini akan tayang hari selasa, tgl 3 November 2009. karena itulah, kami hanya diberi sedikit waktu dan saya mengaharapkan bantuan dari teman-teman semua. sebelumnya saya ucapkan terima kasih banyak. Salam Putri tvOne .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links
Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan mohon informasinya. Pertanyaan ??
Kalau masjid di Taiwan, mungkin saya bisa bantu..karena saya kenal ama salah seorang Imam Masjid di Tainan. Mungkin masjid di China Mainland ya?...wah saya kurang tau tapi kalo bole tolong dirinci apa aja yang ingin diketahui. Besok Jumat saya bisa tanya2 sama Pak Haji Imam Masjid di Tainan. regards, Nasir Tan --- On Thu, 10/29/09, ibcindon ibcin...@rad.net.id wrote: From: ibcindon ibcin...@rad.net.id Subject: [budaya_tionghua] Salam kenal dan mohon informasinya. Pertanyaan ?? To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Thursday, October 29, 2009, 8:24 AM Hallo Sdri Iput, Putri, Sambil menunggu kontak dari Pak David, agaknya ada baiknya bila Anda utarakan pertanyaan-pertanya an yang dimaksud di millis ini. Sehingga dapat dijawab langsung olehnya, atau pun minimum rekan-rekan milis lain bisa membantu memberi keterangan yang diperlukan. Salam, -Original Message- From: budaya_tionghua@ yahoogroups. com [mailto:budaya_tionghua@ yahoogroups. com] On Behalf Of Iput Sent: 29 Oktober 2009 13:09 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] Salam kenal dan mohon informasinya hai semua sebelumnya salam kenal dan terima kasih saya diperkenankan untuk bergabung di milist ini. Saya putri, seorang reporter tvOne kebetulan saya bersama tim sedang menggarap program Jejak Islam dan kebetulan sekali, kmrn salah satu tim baru melakukan peliputan di China. di sana, mereka menemukan sesuatu yang menarik, yaitu adanya arsitektur yang sama pada setiap masjid di China. namun sayangnya, mereka kesulitan dalam menemukan seseorang yang dapat menjelaskan hal tersebut. karena itulah, saya ditugaskan untuk mencari informasi mengenai hal tersebut. dan setelah mencoba meriset, saya menemukan sebuah tulisan mengenai masjid kuno di sekitar jakarta barat, yaitu masjid di kebun jeruk, Tambora, dan Angke. di artikel tersebut terdapat nama David Kwa, setelah saya telusuri, saya menemukan milist budaya_thionghua. dengan segera, saya bergabung dalam milist, dengan harapan teman-teman yang tergabung dalam milist ini dapat membantu saya dalam memberikan informasi mengenai kesamaan arsitektur masjid di china, dan ketiga masjid yang dijelaskan oleh david kwa, dan jika tidak berkeberatan, dapatkah saya mendapatkan nomor kontak david kwa... atau mungkin teman-teman memiliki rekomendasi lainnya, dengan senang hati kami menerimanya. karena kami berkeinginan menjadi orang tersebut sebagai narasumber dalam tayangan kami. sebagai informasi, tayangan ini akan tayang hari selasa, tgl 3 November 2009. karena itulah, kami hanya diberi sedikit waktu dan saya mengaharapkan bantuan dari teman-teman semua. sebelumnya saya ucapkan terima kasih banyak. Salam Putri tvOne - - -- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya- tionghoa. net :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups. yahoo.com/ group/budaya_ tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg. wordpress. com :. Yahoo! Groups Links
Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan mohon informasinya. Pertanyaan ??
Saya pernah mendukumentasikan secara foto dan grafis masjid kuno di Xi'an yg diresmikan kaisar Qing. Dng courtyard2 khas arsitektur Tiongkok Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Nasir Tan hitaci2...@yahoo.com Date: Thu, 29 Oct 2009 06:05:03 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan mohon informasinya. Pertanyaan ?? Kalau masjid di Taiwan, mungkin saya bisa bantu..karena saya kenal ama salah seorang Imam Masjid di Tainan. Mungkin masjid di China Mainland ya?...wah saya kurang tau tapi kalo bole tolong dirinci apa aja yang ingin diketahui. Besok Jumat saya bisa tanya2 sama Pak Haji Imam Masjid di Tainan. regards, Nasir Tan --- On Thu, 10/29/09, ibcindon ibcin...@rad.net.id wrote: From: ibcindon ibcin...@rad.net.id Subject: [budaya_tionghua] Salam kenal dan mohon informasinya. Pertanyaan ?? To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Thursday, October 29, 2009, 8:24 AM Hallo Sdri Iput, Putri, Sambil menunggu kontak dari Pak David, agaknya ada baiknya bila Anda utarakan pertanyaan-pertanya an yang dimaksud di millis ini. Sehingga dapat dijawab langsung olehnya, atau pun minimum rekan-rekan milis lain bisa membantu memberi keterangan yang diperlukan. Salam, -Original Message- From: budaya_tionghua@ yahoogroups. com [mailto:budaya_tionghua@ yahoogroups. com] On Behalf Of Iput Sent: 29 Oktober 2009 13:09 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] Salam kenal dan mohon informasinya hai semua sebelumnya salam kenal dan terima kasih saya diperkenankan untuk bergabung di milist ini. Saya putri, seorang reporter tvOne kebetulan saya bersama tim sedang menggarap program Jejak Islam dan kebetulan sekali, kmrn salah satu tim baru melakukan peliputan di China. di sana, mereka menemukan sesuatu yang menarik, yaitu adanya arsitektur yang sama pada setiap masjid di China. namun sayangnya, mereka kesulitan dalam menemukan seseorang yang dapat menjelaskan hal tersebut. karena itulah, saya ditugaskan untuk mencari informasi mengenai hal tersebut. dan setelah mencoba meriset, saya menemukan sebuah tulisan mengenai masjid kuno di sekitar jakarta barat, yaitu masjid di kebun jeruk, Tambora, dan Angke. di artikel tersebut terdapat nama David Kwa, setelah saya telusuri, saya menemukan milist budaya_thionghua. dengan segera, saya bergabung dalam milist, dengan harapan teman-teman yang tergabung dalam milist ini dapat membantu saya dalam memberikan informasi mengenai kesamaan arsitektur masjid di china, dan ketiga masjid yang dijelaskan oleh david kwa, dan jika tidak berkeberatan, dapatkah saya mendapatkan nomor kontak david kwa... atau mungkin teman-teman memiliki rekomendasi lainnya, dengan senang hati kami menerimanya. karena kami berkeinginan menjadi orang tersebut sebagai narasumber dalam tayangan kami. sebagai informasi, tayangan ini akan tayang hari selasa, tgl 3 November 2009. karena itulah, kami hanya diberi sedikit waktu dan saya mengaharapkan bantuan dari teman-teman semua. sebelumnya saya ucapkan terima kasih banyak. Salam Putri tvOne - - -- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya- tionghoa. net :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups. yahoo.com/ group/budaya_ tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg. wordpress. com :. Yahoo! Groups Links
[budaya_tionghua] Salam kenal
Saya baru menemukan link di yahoogroups tentang Budaya Tionghua, saya tertarik sekali, salam kenal semua bagi anggota milis Budaya Tionghua ya... :)
Bls: [budaya_tionghua] Salam kenal
Selamat bergabung..Semoga menikmati apa yang tersaji disini... --- Pada Sel, 10/3/09, Yamin Setiawan ya...@setiawan.indoglobal.com menulis: Dari: Yamin Setiawan ya...@setiawan.indoglobal.com Topik: [budaya_tionghua] Salam kenal Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Selasa, 10 Maret, 2009, 6:20 AM Saya baru menemukan link di yahoogroups tentang Budaya Tionghua, saya tertarik sekali, salam kenal semua bagi anggota milis Budaya Tionghua ya :) Terhubung langsung dengan banyak teman di blog dan situs pribadi Anda? Buat Pingbox terbaru Anda sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/
Re: [budaya_tionghua] SALAM KENAL DARI JURNAL BOGOR
Terimakasih atas informasinya. Pak Ardian dan Pak King Hian salam kenal dari saya. Mudah-mudahan niat baik kita selalu disambut dengan gembira. Melalui millist ini saya mohon bantuan Pak Ardian dan Pak King Hian, mudah-mudahan bapak tidak keberatan untuk saya hubungi. Terimakasih. From: gsuryana gsury...@indo.net.id To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Tuesday, February 17, 2009 8:56:43 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] SALAM KENAL DARI JURNAL BOGOR Ada 2 orang yang memiliki pengetahuan mengenai budaya Tionghoa di Bogor dan aktif di Millis ini, bahkan menjadi Moderator, silahkan hubungi Pak Ardian dan Pak King Hian, beliau memiliki pengetahuan yang bisa menjadi nara sumber mengenai budaya Tionghoa . Dan mereka juga kenal dekat dengan pak David Kwa
[budaya_tionghua] Salam Kenal untuk semua para sesepuh milis BT
saya felix / lotharGuard, salam kenal ya. saya baru masuk ke milis mohon bimbingannya. terima kasih
[budaya_tionghua] Salam kenal yah...
Selamat Sore... Salam kenal buat author dan rekan2 sekalian... Saya senang sekali bisa nemu milis ini. mudah2an saya terus belajar dan bertukar informasi dengan rekan2 sekalian. Saya belom memperkenalkan diri di milis ini, jadi mau ikutan nimbrung ahk ceritanya. :) Nama lengkap saya : David Willianto Djauhari Asal Kota : Tasikmalaya. btw ada yang dari Tasikmalaya juga disini? Selamat beraktivitas yah untuk semuannya... GBU... :)
[budaya_tionghua] Salam kenal
halo semua senior, salam kenal saya tan lung mohon petunjuk dari senior semua
Bls: [budaya_tionghua] Salam kenal
salam kenal untuk teman-teman mohon info tentang lepas masa perkabungan ada yang 3 hari, 49hari, 1 tahun dan ada pula 3 tahun baru lepas kabung mengapa pada hari-hari tertentu itu saja dan apa pula artinya... lalu... jika kita masih dalam masa perkabungan... kenapa kita tidak boleh menjenguk bayi, tidak boleh ikut dalam perjamuan2, misal pesta dll kalo di pesta saya mungkin saja masuk diakal, lah wong masi berkabung kok ikut pesta..ya jelas ga boleh... tapi kenapa kita juga tidak boleh menjenguk bayi...apakah kita seakan-akan membawa sial bagi sang jabang bayi atau bagaimana terimakasih atas masukannya salam wiwin ___ Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru. Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. Cepat sebelum diambil orang lain! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
[budaya_tionghua] Salam kenal dulu
#20320;#20204;#22909;#65281; Wo baru di group ini, salam kenal semuanya. Semoga group ini dapat menjadi wadah ilmu seperti yang wo harapkan#12290; #24456;#39640;#20852;#35265;#21040;#20320;#20204;#12290;#12290;
[budaya_tionghua] salam kenal semua ...
bukannya ikut campur dalam masalah orang tionghoa atau keturunan, dari pada bicarain budaya sendiri, mending kita bicara budaya indonesia, gimana ?. posisi budaya tionghoa kira-kira dimana, yang pasti dalam melihat hal ini kita nggak boleh etnosentris lo, he masuk nggak kira-kira usulan saya ?. nama saya vony ponolia, lulusan antropologi Universitas Andalas http://www.ilmuantropologi.blogspot.com
[budaya_tionghua] salam kenal untuk semua anggota budaya tionghua
hallo semua,saya masuk anggota budaya tionghua baru karean bagi saya menarik sekali.terlebih dahulu saya kenalkan nama saya hendro cipta,umur 16th masih sekolah,saya juga suku tionghua,marga zhou,saya tinggal di sambas tepatnya di kalimantan barat.sekian dari perkenalan saya,dan maaf bila kehadiran saya tidak berkenan di hati kalian semua.salam perkenalan
AW: [budaya_tionghua] salam kenal untuk semua anggota budaya tionghua
selamat datang ke BT salam kenal juga Hendro Eddy Lim --- hciptaz [EMAIL PROTECTED] schrieb am So, 28.9.2008 Von: hciptaz [EMAIL PROTECTED] Betreff: [budaya_tionghua] salam kenal untuk semua anggota budaya tionghua An: budaya_tionghua@yahoogroups.com Datum: Sonntag, 28. September 2008, 12:55 hallo semua,saya masuk anggota budaya tionghua baru karean bagi saya menarik sekali.terlebih dahulu saya kenalkan nama saya hendro cipta,umur 16th masih sekolah,saya juga suku tionghua,marga zhou,saya tinggal di sambas tepatnya di kalimantan barat.sekian dari perkenalan saya,dan maaf bila kehadiran saya tidak berkenan di hati kalian semua.salam perkenalan __ Do You Yahoo!? Sie sind Spam leid? Yahoo! Mail verfügt über einen herausragenden Schutz gegen Massenmails. http://mail.yahoo.com
Re: [budaya_tionghua] salam kenal untuk semua anggota budaya tionghua
Siancay siancay siancay, semoga Sutee betah dan bisa ikut aktif di millis ini, dan aku yakin nantinya Sutee bisa menggantikan golongan tua bloon semodel HTS.welkom to the jungle, silahkan lapor ke Sucie Ullyse, dan setor uang keamanan nobango dikirim ke rekening seingat Sutee. sur. http://indolobby.blogspot.com - Original Message - From: hciptaz [EMAIL PROTECTED] hallo semua,saya masuk anggota budaya tionghua baru karean bagi saya menarik sekali.terlebih dahulu saya kenalkan nama saya hendro cipta,umur 16th masih sekolah,saya juga suku tionghua,marga zhou,saya tinggal di sambas tepatnya di kalimantan barat.sekian dari perkenalan saya,dan maaf bila kehadiran saya tidak berkenan di hati kalian semua.salam perkenalan
Re: [budaya_tionghua] salam kenal untuk semua anggota budaya tionghua
16 th ? Wah masih imut2 nih, mesti sodja dulu sama sesepuh marga nih... sesepuh marga Zhou Fy - Original Message From: hciptaz [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Sunday, September 28, 2008 5:55:56 PM Subject: [budaya_tionghua] salam kenal untuk semua anggota budaya tionghua hallo semua,saya masuk anggota budaya tionghua baru karean bagi saya menarik sekali.terlebih dahulu saya kenalkan nama saya hendro cipta,umur 16th masih sekolah,saya juga suku tionghua,marga zhou,saya tinggal di sambas tepatnya di kalimantan barat.sekian dari perkenalan saya,dan maaf bila kehadiran saya tidak berkenan di hati kalian semua.salam perkenalan
[budaya_tionghua] salam kenal
salam kenal , saya member baru yg ingin mempelajari kebudayaan tionghua ___ Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru. Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. Cepat sebelum diambil orang lain! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
positif dan negatif, seperti indah dan kejam susah dijabarkan karena sangat tergantung cara memandang. ini bisa jadi diskusi soal rasa... dan agak tidak jelas. mugkin batasannya adalah memberi peluang sebesarnya untuk berkembang, tanpa menghilangkan sejarahnya. di paris kayaknya ada satu wilayah yang super modern dan bagian2 lainnya yang penuh bangunan tua. sedangkan di jerman emang ada usaha, apabila membuat bangunan baru harus disesuaikan dengan bangunan2 lama di sekitarnya. sehingga kadang bangunan kaca yang super modern masih kelihatan terpadu dengan gedung2 tua sekitarnya (kadang juga gagal total sih) kemarin saya dengar cerita menarik, ttg insinyur2 iran yang belajar bikin rumah2 lama jerman, yang katanya tahan gempa dan karena orang iran tak suka dengan balok2 hitam penyanggahnya, maka dicat dalam biru turkis bermotif paisley putih. kalau menurut saya perombakan gambir, penghancuran segitiga di pasar senin(?) yang bangunannya khas itu, seharusnya tak terjadi. cuman kayaknya di jakarta, ada kebiasaan rombak bangun yang bukan karena masalah kesehatan. Original-Nachricht Datum: Sun, 21 Sep 2008 21:14:36 -0700 (PDT) Von: Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] An: budaya_tionghua@yahoogroups.com Betreff: Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya Perubahan bisa ke arah positif bisa kearah negatif, disini diperlukan kearifan manusia untuk memilih dan mengarahkan perubahnya. Kota2 tua di eropa rata2 lebih mearik dibanding kota2 di asia, karena disamping pembangunan2 yang baru, secara hati2 mereka tetap mempertahankan warisan bangunan lamanya. --- On Sun, 9/21/08, Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Sunday, September 21, 2008, 2:47 PM Ah hello, rasa2nya kita pernah berkenalan di seputar perubahan abad, di milis yang kita bisa mengatakan apa saja, kapan saja, kepada siapa saja:-)) mungkin saya salah juga sih. kalau salah, salam kenal. saya kira buat sebagian orang, ngeliat orang lain ngotot berbuat apa saja, bisa menjadi bahan tertawaan. kan ngotot selalu memberikan gambaran mata melotot dan otot2 yang mencuat karena kelewat dipaksa. tapi menurut saya, kadang kita tertawa lebih karena jengah... jengah melihat orang lain intens dengan kesenangannya tersendiri melakukan suatu hal. dan kita well, tidak memiliki intensitas itu dalam isyu ato persoalan yang sama. apa sih maksudnya dalam paragraf terakhir? apa harus nerima, bahwa semua akan berubah juga, dalam kecepatannya sendiri-sendiri? ya saya setuju, meski sampai sekarang sedih ngelihat perubahan stasiun gambir:-)) salam, edith Original-Nachricht Datum: Sun, 21 Sep 2008 21:10:23 +0700 Von: gsuryana [EMAIL PROTECTED] net.id An: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Betreff: Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] de cut--- mungkin identitas dan budaya juga berubah dengan waktu? Identitas dan budaya sudah bisa dipastikan berubah sesuai dengan berjalannya waktu. Kadang ngotot untuk kembali ke identitas dan budaya yang sudah hilang malah bisa menjadi bahan tertawaan. Sama halnya dengan sejarah, sejarah sudah bisa dipastikan kisah masa lalu, dan boleh dipelajari untuk di analisa dimasa kini dan di rencana kan ke masa depan. Yang tidak bisa berubah adalah ras, selama tidak mengalami kawin campur bisa dibilang ras akan menjadi tetap, dan hal ini pun lama lama akan tergerus dengan mereka yang mengalami kawin campur, karena biar bagaimanapun manusia adalah mahluk sosial. sur. - - -- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya- tionghoa. org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups. yahoo.com/ group/budaya_ tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg. wordpress. com :. Yahoo! Groups Links
Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
Mengapa kota dengan bangunan tu selalu lebih menarik? Karena setiap bangunan tua menyimpan rekaman sejarah. Kota dengan ingatan sejarah selalu menarik, sedang kota tanpa sejarah akan sangat mengerikan, seperti halnya manusia, manusia yang tak punya akar adalah manusia tanpa sejarah, seperti pasien amnesia. --- On Mon, 9/22/08, Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Monday, September 22, 2008, 12:13 PM positif dan negatif, seperti indah dan kejam susah dijabarkan karena sangat tergantung cara memandang. ini bisa jadi diskusi soal rasa... dan agak tidak jelas. mugkin batasannya adalah memberi peluang sebesarnya untuk berkembang, tanpa menghilangkan sejarahnya. di paris kayaknya ada satu wilayah yang super modern dan bagian2 lainnya yang penuh bangunan tua. sedangkan di jerman emang ada usaha, apabila membuat bangunan baru harus disesuaikan dengan bangunan2 lama di sekitarnya. sehingga kadang bangunan kaca yang super modern masih kelihatan terpadu dengan gedung2 tua sekitarnya (kadang juga gagal total sih) kemarin saya dengar cerita menarik, ttg insinyur2 iran yang belajar bikin rumah2 lama jerman, yang katanya tahan gempa dan karena orang iran tak suka dengan balok2 hitam penyanggahnya, maka dicat dalam biru turkis bermotif paisley putih. kalau menurut saya perombakan gambir, penghancuran segitiga di pasar senin(?) yang bangunannya khas itu, seharusnya tak terjadi. cuman kayaknya di jakarta, ada kebiasaan rombak bangun yang bukan karena masalah kesehatan.. Original-Nachricht Datum: Sun, 21 Sep 2008 21:14:36 -0700 (PDT) Von: Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] com An: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Betreff: Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya Perubahan bisa ke arah positif bisa kearah negatif, disini diperlukan kearifan manusia untuk memilih dan mengarahkan perubahnya. Kota2 tua di eropa rata2 lebih mearik dibanding kota2 di asia, karena disamping pembangunan2 yang baru, secara hati2 mereka tetap mempertahankan warisan bangunan lamanya. --- On Sun, 9/21/08, Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] de wrote: From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] de Subject: Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Sunday, September 21, 2008, 2:47 PM Ah hello, rasa2nya kita pernah berkenalan di seputar perubahan abad, di milis yang kita bisa mengatakan apa saja, kapan saja, kepada siapa saja:-)) mungkin saya salah juga sih. kalau salah, salam kenal. saya kira buat sebagian orang, ngeliat orang lain ngotot berbuat apa saja, bisa menjadi bahan tertawaan. kan ngotot selalu memberikan gambaran mata melotot dan otot2 yang mencuat karena kelewat dipaksa. tapi menurut saya, kadang kita tertawa lebih karena jengah... jengah melihat orang lain intens dengan kesenangannya tersendiri melakukan suatu hal. dan kita well, tidak memiliki intensitas itu dalam isyu ato persoalan yang sama. apa sih maksudnya dalam paragraf terakhir? apa harus nerima, bahwa semua akan berubah juga, dalam kecepatannya sendiri-sendiri? ya saya setuju, meski sampai sekarang sedih ngelihat perubahan stasiun gambir:-)) salam, edith Original-Nachricht Datum: Sun, 21 Sep 2008 21:10:23 +0700 Von: gsuryana [EMAIL PROTECTED] net.id An: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Betreff: Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] de cut--- mungkin identitas dan budaya juga berubah dengan waktu? Identitas dan budaya sudah bisa dipastikan berubah sesuai dengan berjalannya waktu. Kadang ngotot untuk kembali ke identitas dan budaya yang sudah hilang malah bisa menjadi bahan tertawaan. Sama halnya dengan sejarah, sejarah sudah bisa dipastikan kisah masa lalu, dan boleh dipelajari untuk di analisa dimasa kini dan di rencana kan ke masa depan. Yang tidak bisa berubah adalah ras, selama tidak mengalami kawin campur bisa dibilang ras akan menjadi tetap, dan hal ini pun lama lama akan tergerus dengan mereka yang mengalami kawin campur, karena biar bagaimanapun manusia adalah mahluk sosial. sur. - - -- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya- tionghoa. org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups. yahoo.com/ group/budaya_ tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg. wordpress. com :. Yahoo! Groups Links
Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] Ah hello, rasa2nya kita pernah berkenalan di seputar perubahan abad, di milis yang kita bisa mengatakan apa saja, kapan saja, kepada siapa saja:-)) mungkin saya salah juga sih. kalau salah, salam kenal. +++ Samar samar aku masih ingat..hanya lupa di mana pernah ketemunya. saya kira buat sebagian orang, ngeliat orang lain ngotot berbuat apa saja, bisa menjadi bahan tertawaan. kan ngotot selalu memberikan gambaran mata melotot dan otot2 yang mencuat karena kelewat dipaksa. tapi menurut saya, kadang kita tertawa lebih karena jengah... + Mengenai Identitas dan Budaya, sudah dibuktikan oleh sejarah itu sendiri, dimana terjadi perubahan yang tidak bisa di pungkiri, ada memang budaya yang ber metafora dan ber evolusi dan pada intinya tetap berubah. Sebelum dikenal istilah republik dikenal kerajaan, dan bisa dibilang semua wilayah dikenal dengan nama kerajaan kerajaan dengan budaya budaya yang sesuai dengan situasi dan kondisi pada saat itu, dan ber ubah setelah jaman kerajaan ' punah ' ( tinggal beberapa kerajaan dan itu pun dipakai sebagai simbol semata ). jengah melihat orang lain intens dengan kesenangannya tersendiri melakukan suatu hal. dan kita well, tidak memiliki intensitas itu dalam isyu ato persoalan yang sama. +++ Bukan masalah jengah dan tidak nya, melainkan memang menjadi terlihat aneh, semisal budaya sambil lalu ( dalam hal ini mode ), diera jaman 70-an rambut gondrong dan celana cutbray membumi, mengalahkan mode rambut kelimis dengan sepatu putih ( casanova/playboy ), demikian juga dengan budaya yang sebenarnya sudah tidak umum dipakai secara umum dan bila dipaksakan untuk dipakai secara umum maka mau tidak mau tidak mau menjadi lucu, semisal perempuan kembali memaksa kaki nya menjadi kecil ( diikat sejak bayi ).maaf aku mencontohkan dengan contoh² extrim. apa sih maksudnya dalam paragraf terakhir? apa harus nerima, bahwa semua akan berubah juga, dalam kecepatannya sendiri-sendiri? Yup...sebagai mahluk sosial kita mau tidak mau harus menerima perubahan yang terjadi, karena bila kita memaksakan kehendak dengan apa yang kita biasa lakukan, tentunya akan menyulitkan diri sendiri, semisal anak sekarang tentunya lebih suka membaca komik manga didalam kebiasaan membaca dibandingkan dengan beberapa waktu lalu dimana yang dibaca adalah cerita silat. ya saya setuju, meski sampai sekarang sedih ngelihat perubahan stasiun gambir:-)) Untuk kasus Gambir itu bukan terjadi perubahan melainkan tindakan bodoh dari sebuah pemerintahan yang tidak menghargai sejarah, dimana modernisasi salah kaprah. Budaya bisa eksis dalam bentuk peninggalan² yang secara tidak langsung menjadi sejarah dan sejarah dalam bentuk peninggalan sama halnya dengan sebuah buku kamus serba tahu. sur. salam, edith Original-Nachricht Datum: Sun, 21 Sep 2008 21:10:23 +0700 Von: gsuryana [EMAIL PROTECTED] An: budaya_tionghua@yahoogroups.com Betreff: Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] cut--- mungkin identitas dan budaya juga berubah dengan waktu? Identitas dan budaya sudah bisa dipastikan berubah sesuai dengan berjalannya waktu. Kadang ngotot untuk kembali ke identitas dan budaya yang sudah hilang malah bisa menjadi bahan tertawaan. Sama halnya dengan sejarah, sejarah sudah bisa dipastikan kisah masa lalu, dan boleh dipelajari untuk di analisa dimasa kini dan di rencana kan ke masa depan. Yang tidak bisa berubah adalah ras, selama tidak mengalami kawin campur bisa dibilang ras akan menjadi tetap, dan hal ini pun lama lama akan tergerus dengan mereka yang mengalami kawin campur, karena biar bagaimanapun manusia adalah mahluk sosial. sur.
Re: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
Saya teringat konversasi antara seorang wisatawan Inggris di NY dan seorang warga NY. Ketika melihat wisatawan Inggris ini kagum melihat bangunan modern NY, ia tak tahan untuk menyeletuk: Nah, anda juga kagum akan hasil tekhnology modern bangsa kami bukan? Lihatlah pencakar pencakar langit itu Biasa deh, orang Inggris yang super cool itu. Dia menjawab calm: Ialah, mengagumkan memang. Tetapi jangan lupa, setiap bangunan modern dapat diulang, di reproduksi se-waktu waktu. Namun monumen klassik, seperti gedung kathedral kami, gedung parlemen, the Tower, dan tradisi kami yang berusia ratusan tahun, ya hampir seribu tahun, tak ada yang mampu mereproduksikannya. Demikianlah dengan budaya, tradisi dan sejarah. Salam Danardono --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] wrote: Mengapa kota dengan bangunan tu selalu lebih menarik? Karena setiap bangunan tua menyimpan rekaman sejarah. Kota dengan ingatan sejarah selalu menarik, sedang kota tanpa sejarah akan sangat mengerikan, seperti halnya manusia, manusia yang tak punya akar adalah manusia tanpa sejarah, seperti pasien amnesia. --- On Mon, 9/22/08, Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Monday, September 22, 2008, 12:13 PM positif dan negatif, seperti indah dan kejam susah dijabarkan karena sangat tergantung cara memandang. ini bisa jadi diskusi soal rasa... dan agak tidak jelas. mugkin batasannya adalah memberi peluang sebesarnya untuk berkembang, tanpa menghilangkan sejarahnya. di paris kayaknya ada satu wilayah yang super modern dan bagian2 lainnya yang penuh bangunan tua. sedangkan di jerman emang ada usaha, apabila membuat bangunan baru harus disesuaikan dengan bangunan2 lama di sekitarnya. sehingga kadang bangunan kaca yang super modern masih kelihatan terpadu dengan gedung2 tua sekitarnya (kadang juga gagal total sih) kemarin saya dengar cerita menarik, ttg insinyur2 iran yang belajar bikin rumah2 lama jerman, yang katanya tahan gempa dan karena orang iran tak suka dengan balok2 hitam penyanggahnya, maka dicat dalam biru turkis bermotif paisley putih. kalau menurut saya perombakan gambir, penghancuran segitiga di pasar senin(?) yang bangunannya khas itu, seharusnya tak terjadi. cuman kayaknya di jakarta, ada kebiasaan rombak bangun yang bukan karena masalah kesehatan.. Original-Nachricht Datum: Sun, 21 Sep 2008 21:14:36 -0700 (PDT) Von: Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] com An: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Betreff: Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya Perubahan bisa ke arah positif bisa kearah negatif, disini diperlukan kearifan manusia untuk memilih dan mengarahkan perubahnya. Kota2 tua di eropa rata2 lebih mearik dibanding kota2 di asia, karena disamping pembangunan2 yang baru, secara hati2 mereka tetap mempertahankan warisan bangunan lamanya. --- On Sun, 9/21/08, Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] de wrote: From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] de Subject: Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Sunday, September 21, 2008, 2:47 PM Ah hello, rasa2nya kita pernah berkenalan di seputar perubahan abad, di milis yang kita bisa mengatakan apa saja, kapan saja, kepada siapa saja:-)) mungkin saya salah juga sih. kalau salah, salam kenal. saya kira buat sebagian orang, ngeliat orang lain ngotot berbuat apa saja, bisa menjadi bahan tertawaan. kan ngotot selalu memberikan gambaran mata melotot dan otot2 yang mencuat karena kelewat dipaksa. tapi menurut saya, kadang kita tertawa lebih karena jengah... jengah melihat orang lain intens dengan kesenangannya tersendiri melakukan suatu hal. dan kita well, tidak memiliki intensitas itu dalam isyu ato persoalan yang sama. apa sih maksudnya dalam paragraf terakhir? apa harus nerima, bahwa semua akan berubah juga, dalam kecepatannya sendiri-sendiri? ya saya setuju, meski sampai sekarang sedih ngelihat perubahan stasiun gambir:-)) salam, edith Original-Nachricht Datum: Sun, 21 Sep 2008 21:10:23 +0700 Von: gsuryana [EMAIL PROTECTED] net.id An: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Betreff: Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] de cut--- mungkin identitas dan budaya juga berubah dengan waktu? Identitas dan budaya sudah bisa dipastikan berubah sesuai dengan berjalannya waktu. Kadang ngotot untuk kembali ke identitas dan budaya yang sudah hilang malah bisa menjadi bahan tertawaan. Sama halnya dengan sejarah, sejarah sudah bisa dipastikan kisah masa lalu
Re: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
hej, salam… sudah makan? +++ Samar samar aku masih ingat..hanya lupa di mana pernah ketemunya. :) mungkin di milis proletar... saya sudah lama sih tak berkunjung ke situ + Bukan masalah jengah dan tidak nya, melainkan memang menjadi terlihat aneh, semisal budaya sambil lalu ( dalam hal ini mode ), diera jaman 70-an rambut gondrong dan celana cutbray membumi, mengalahkan mode rambut kelimis dengan sepatu putih ( casanova/playboy ), demikian juga dengan budaya yang sebenarnya sudah tidak umum dipakai secara umum dan bila dipaksakan untuk dipakai secara umum maka mau tidak mau tidak mau menjadi lucu, semisal perempuan kembali memaksa kaki nya menjadi kecil ( diikat sejak bayi ).maaf aku mencontohkan dengan contoh² extrim. buat saya contoh “dari kerajaan menjadi republik” agak berat ngobrolinnya, karena kayanya perubahan itu lebih pada perpindahan (perebutan) kekuasaan. Sementara, bentuk2 fisik budaya -gedung2 dari jaman kerajaan2 juga dari jaman republiknya napoleon, dst., dst. serta tradisinya tetap ada, berdampingan dengan tradisi rakyat dan budaya populer. sekarang cutbray kan mode lagi. kalau itu sih mungkin intinya sama, ada kekuatan cukup besar atau tawaran yang daya tariknya lebih besar daripada yang ada saat itu, sehingga orang banyak mendukung perubahannya, walaupun sesudah itu bisa jadi tetap ngga puas. sedangkan ttg kaki2 lotus itu, hmmm… menarik karena ada yang bilang justru kelompok laki2 yang menolak untuk menikah dengan perempuan berkaki kecil. Membaca ini, pertanyaan saya menjadi: apakah perubahan itu muncul dari kesadaran atau keberatan lelaki harus menanggung mulut tambahan yang lamban kalau bekerja di ladang? Kenapa bukan karena kaum perempuan ramai2 menolak untuk diikat kakinya karena sakit. Karena adanya kondisi memilih sakit daripada lapar atau demi status, ya buat saya sih tetap “kejam”. Sama kejamnya dengan kondisi yang bikin pengemis motong bagian tubuhnya agar bisa nerima recehan dari orang. Pasti banyak cara lain untuk membaca perubahan itu, tapi ini ya cara saya membacanya:-) Karena kalau saya pikir sih, hal yang gini2 termasuk alasan kenapa ada gelombang2 masyarakat (lelaki kek, perempuan kek) yang mencari tempat baru di mana mereka punya kemungkinan lebih besar untuk makan, hidup tenang, membangun suatu yang baru, bersenang-senang. Tapi di tempat baru itu, seperti saya di Jerman… kadang2 segalanya begitu rese, sehingga mendengar alunan seruling bambu rasanya sudah bisa menimbulkan rasa damai:-) Apakah itu nostalgia atau yang namanya menghargai budaya sendiri? Apakah itu yang dialami oleh teman2 di sini yang berbicara tentang budaya Tionghua? Does it matter? who knows? Untuk kasus Gambir itu bukan terjadi perubahan melainkan tindakan bodoh … dan tindakan bodoh pun membawa perubahan… bisa makan macdonald, kalau ngga ada bakpau dan lemper... or not? edith Original-Nachricht Datum: Mon, 22 Sep 2008 22:43:45 +0700 Von: gsuryana [EMAIL PROTECTED] An: budaya_tionghua@yahoogroups.com Betreff: Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] Ah hello, rasa2nya kita pernah berkenalan di seputar perubahan abad, di milis yang kita bisa mengatakan apa saja, kapan saja, kepada siapa saja:-)) mungkin saya salah juga sih. kalau salah, salam kenal. +++ Samar samar aku masih ingat..hanya lupa di mana pernah ketemunya. saya kira buat sebagian orang, ngeliat orang lain ngotot berbuat apa saja, bisa menjadi bahan tertawaan. kan ngotot selalu memberikan gambaran mata melotot dan otot2 yang mencuat karena kelewat dipaksa. tapi menurut saya, kadang kita tertawa lebih karena jengah... + Mengenai Identitas dan Budaya, sudah dibuktikan oleh sejarah itu sendiri, dimana terjadi perubahan yang tidak bisa di pungkiri, ada memang budaya yang ber metafora dan ber evolusi dan pada intinya tetap berubah. Sebelum dikenal istilah republik dikenal kerajaan, dan bisa dibilang semua wilayah dikenal dengan nama kerajaan kerajaan dengan budaya budaya yang sesuai dengan situasi dan kondisi pada saat itu, dan ber ubah setelah jaman kerajaan ' punah ' ( tinggal beberapa kerajaan dan itu pun dipakai sebagai simbol semata ). jengah melihat orang lain intens dengan kesenangannya tersendiri melakukan suatu hal. dan kita well, tidak memiliki intensitas itu dalam isyu ato persoalan yang sama. +++ Bukan masalah jengah dan tidak nya, melainkan memang menjadi terlihat aneh, semisal budaya sambil lalu ( dalam hal ini mode ), diera jaman 70-an rambut gondrong dan celana cutbray membumi, mengalahkan mode rambut kelimis dengan sepatu putih ( casanova/playboy ), demikian juga dengan budaya yang sebenarnya sudah tidak umum dipakai secara umum dan bila dipaksakan untuk dipakai secara umum maka mau tidak mau tidak mau menjadi lucu, semisal perempuan kembali memaksa kaki nya menjadi kecil
Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
Semua kota punya sejarah sih, detik inipun sudah masuk masa lampau. Tapi cerita2 ttg gedung tua... Dua pekan lalu saya jalan-jalan di tepi sungai Rhein, kebetulan ada pasar kutu. Tiba2 mata saya tergoda melihat umbul2 sebuah stand yang ditandai menara-menara kathedral terbesar kota ini. dua lelaki duduk di sana, yang satu gondrong, yang satunya lagi plontos kepalanya. ketika disamperi, mereka tersenyum-senyum... mungkin bagian dari tehnik jualan. ternyata yang didagangin itu komik atau lebih tepatnya buku wisata kathedral itu yang dibuat dalam bentuk komik model asterix gitu. ternyata lagi yang bikin mereka berdua, si plontos penulis ceritanya, si gondrong yang ngegambar. di dalam komik itu ada peta yang bisa dikeluarkan dan kita bisa mengikuti jejak kakinya sambil di beberapa tempat berhenti dan membaca keterangannya. ceritanya keren tentang dua setan pemabok yang dulunya pernah ikut ngebangun dom (kathedral itu), tapi karena berbuat kesalahan fatal (karena mabuk itulah), 700 tahun lalu disuruh sama uskup untuk ngejaga keamanan semua orang yang datang ke dom, sampai dom betul2 beres. dom itu sampai sekarang ngga selesai2, jadi kedua setan masih di sana, setengah mabuk, setengah mengeluh menjalankan tugasnya yang penuh adventure. top lah cerita dan gambarnya data sejarah tentang dom yang disampaikan si setan2 itu betul, tapi penyampaiannya segar. dith pikir gedung2 tua itu menarik, karena selalu ada upaya untuk penyegaran dalam cara menceritakan sejarah... mirip film barunya jackie chan dan jet li Original-Nachricht Datum: Mon, 22 Sep 2008 06:43:54 -0700 (PDT) Von: Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] An: budaya_tionghua@yahoogroups.com Betreff: Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya Mengapa kota dengan bangunan tu selalu lebih menarik? Karena setiap bangunan tua menyimpan rekaman sejarah. Kota dengan ingatan sejarah selalu menarik, sedang kota tanpa sejarah akan sangat mengerikan, seperti halnya manusia, manusia yang tak punya akar adalah manusia tanpa sejarah, seperti pasien amnesia. --- On Mon, 9/22/08, Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Monday, September 22, 2008, 12:13 PM positif dan negatif, seperti indah dan kejam susah dijabarkan karena sangat tergantung cara memandang. ini bisa jadi diskusi soal rasa... dan agak tidak jelas. mugkin batasannya adalah memberi peluang sebesarnya untuk berkembang, tanpa menghilangkan sejarahnya. di paris kayaknya ada satu wilayah yang super modern dan bagian2 lainnya yang penuh bangunan tua. sedangkan di jerman emang ada usaha, apabila membuat bangunan baru harus disesuaikan dengan bangunan2 lama di sekitarnya. sehingga kadang bangunan kaca yang super modern masih kelihatan terpadu dengan gedung2 tua sekitarnya (kadang juga gagal total sih) kemarin saya dengar cerita menarik, ttg insinyur2 iran yang belajar bikin rumah2 lama jerman, yang katanya tahan gempa dan karena orang iran tak suka dengan balok2 hitam penyanggahnya, maka dicat dalam biru turkis bermotif paisley putih. kalau menurut saya perombakan gambir, penghancuran segitiga di pasar senin(?) yang bangunannya khas itu, seharusnya tak terjadi. cuman kayaknya di jakarta, ada kebiasaan rombak bangun yang bukan karena masalah kesehatan.. Original-Nachricht Datum: Sun, 21 Sep 2008 21:14:36 -0700 (PDT) Von: Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] com An: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Betreff: Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya Perubahan bisa ke arah positif bisa kearah negatif, disini diperlukan kearifan manusia untuk memilih dan mengarahkan perubahnya. Kota2 tua di eropa rata2 lebih mearik dibanding kota2 di asia, karena disamping pembangunan2 yang baru, secara hati2 mereka tetap mempertahankan warisan bangunan lamanya. --- On Sun, 9/21/08, Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] de wrote: From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] de Subject: Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Sunday, September 21, 2008, 2:47 PM Ah hello, rasa2nya kita pernah berkenalan di seputar perubahan abad, di milis yang kita bisa mengatakan apa saja, kapan saja, kepada siapa saja:-)) mungkin saya salah juga sih. kalau salah, salam kenal. saya kira buat sebagian orang, ngeliat orang lain ngotot berbuat apa saja, bisa menjadi bahan tertawaan. kan ngotot selalu memberikan gambaran mata melotot dan otot2 yang mencuat karena kelewat dipaksa. tapi menurut saya, kadang kita tertawa lebih karena jengah... jengah melihat orang lain intens dengan kesenangannya tersendiri melakukan suatu hal. dan kita well, tidak memiliki intensitas itu dalam isyu ato persoalan yang sama
Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
kalu kaki kecil seh kebanyakan dikalangan bangsawan ame org kaya. kalangan petani seh jarang yg begitu, kalu ada jg dgn harapan biar bisa dikawinin org kaya. Apelage di kalangan triad, gak ada yg kaki2 kecil :D soalne kalu kaki kecil khan repot donk jadi anggota mapia --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] wrote: hej, salam⦠sudah makan? +++ Samar samar aku masih ingat..hanya lupa di mana pernah ketemunya. :) mungkin di milis proletar... saya sudah lama sih tak berkunjung ke situ + Bukan masalah jengah dan tidak nya, melainkan memang menjadi terlihat aneh, semisal budaya sambil lalu ( dalam hal ini mode ), diera jaman 70-an rambut gondrong dan celana cutbray membumi, mengalahkan mode rambut kelimis dengan sepatu putih ( casanova/playboy ), demikian juga dengan budaya yang sebenarnya sudah tidak umum dipakai secara umum dan bila dipaksakan untuk dipakai secara umum maka mau tidak mau tidak mau menjadi lucu, semisal perempuan kembali memaksa kaki nya menjadi kecil ( diikat sejak bayi ).maaf aku mencontohkan dengan contoh² extrim. buat saya contoh âdari kerajaan menjadi republikâ agak berat ngobrolinnya, karena kayanya perubahan itu lebih pada perpindahan (perebutan) kekuasaan. Sementara, bentuk2 fisik budaya -gedung2 dari jaman kerajaan2 juga dari jaman republiknya napoleon, dst., dst. serta tradisinya tetap ada, berdampingan dengan tradisi rakyat dan budaya populer. sekarang cutbray kan mode lagi. kalau itu sih mungkin intinya sama, ada kekuatan cukup besar atau tawaran yang daya tariknya lebih besar daripada yang ada saat itu, sehingga orang banyak mendukung perubahannya, walaupun sesudah itu bisa jadi tetap ngga puas. sedangkan ttg kaki2 lotus itu, hmmm⦠menarik karena ada yang bilang justru kelompok laki2 yang menolak untuk menikah dengan perempuan berkaki kecil. Membaca ini, pertanyaan saya menjadi: apakah perubahan itu muncul dari kesadaran atau keberatan lelaki harus menanggung mulut tambahan yang lamban kalau bekerja di ladang? Kenapa bukan karena kaum perempuan ramai2 menolak untuk diikat kakinya karena sakit. Karena adanya kondisi memilih sakit daripada lapar atau demi status, ya buat saya sih tetap âkejamâ. Sama kejamnya dengan kondisi yang bikin pengemis motong bagian tubuhnya agar bisa nerima recehan dari orang. Pasti banyak cara lain untuk membaca perubahan itu, tapi ini ya cara saya membacanya:-) Karena kalau saya pikir sih, hal yang gini2 termasuk alasan kenapa ada gelombang2 masyarakat (lelaki kek, perempuan kek) yang mencari tempat baru di mana mereka punya kemungkinan lebih besar untuk makan, hidup tenang, membangun suatu yang baru, bersenang-senang. Tapi di tempat baru itu, seperti saya di Jerman⦠kadang2 segalanya begitu rese, sehingga mendengar alunan seruling bambu rasanya sudah bisa menimbulkan rasa damai:-) Apakah itu nostalgia atau yang namanya menghargai budaya sendiri? Apakah itu yang dialami oleh teman2 di sini yang berbicara tentang budaya Tionghua? Does it matter? who knows? Untuk kasus Gambir itu bukan terjadi perubahan melainkan tindakan bodoh ⦠dan tindakan bodoh pun membawa perubahan⦠bisa makan macdonald, kalau ngga ada bakpau dan lemper... or not? edith Original-Nachricht Datum: Mon, 22 Sep 2008 22:43:45 +0700 Von: gsuryana [EMAIL PROTECTED] An: budaya_tionghua@yahoogroups.com Betreff: Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] Ah hello, rasa2nya kita pernah berkenalan di seputar perubahan abad, di milis yang kita bisa mengatakan apa saja, kapan saja, kepada siapa saja:-)) mungkin saya salah juga sih. kalau salah, salam kenal. +++ Samar samar aku masih ingat..hanya lupa di mana pernah ketemunya. saya kira buat sebagian orang, ngeliat orang lain ngotot berbuat apa saja, bisa menjadi bahan tertawaan. kan ngotot selalu memberikan gambaran mata melotot dan otot2 yang mencuat karena kelewat dipaksa. tapi menurut saya, kadang kita tertawa lebih karena jengah... + Mengenai Identitas dan Budaya, sudah dibuktikan oleh sejarah itu sendiri, dimana terjadi perubahan yang tidak bisa di pungkiri, ada memang budaya yang ber metafora dan ber evolusi dan pada intinya tetap berubah. Sebelum dikenal istilah republik dikenal kerajaan, dan bisa dibilang semua wilayah dikenal dengan nama kerajaan kerajaan dengan budaya budaya yang sesuai dengan situasi dan kondisi pada saat itu, dan ber ubah setelah jaman kerajaan ' punah ' ( tinggal beberapa kerajaan dan itu pun dipakai sebagai simbol semata ). jengah melihat orang lain intens dengan kesenangannya tersendiri melakukan suatu hal. dan kita well, tidak memiliki intensitas itu dalam isyu ato persoalan yang sama. +++ Bukan
Re: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] hej, salam… sudah makan? +++ Samar samar aku masih ingat..hanya lupa di mana pernah ketemunya. :) mungkin di milis proletar... saya sudah lama sih tak berkunjung ke situ Pantesanaku masih jadi warga kampung petar sampai saat ini, dan kampung kesayanganku malahan.asyik kampung yang penuh tawuran massal dan penuh gossip...:o) + Bukan masalah jengah dan tidak nya, melainkan memang menjadi terlihat aneh, semisal budaya sambil lalu ( dalam hal ini mode ), diera jaman 70-an rambut gondrong dan celana cutbray membumi, mengalahkan mode rambut kelimis dengan sepatu putih ( casanova/playboy ), demikian juga dengan budaya yang sebenarnya sudah tidak umum dipakai secara umum dan bila dipaksakan untuk dipakai secara umum maka mau tidak mau tidak mau menjadi lucu, semisal perempuan kembali memaksa kaki nya menjadi kecil ( diikat sejak bayi ).maaf aku mencontohkan dengan contoh² extrim. buat saya contoh “dari kerajaan menjadi republik” agak berat ngobrolinnya, karena kayanya perubahan itu lebih pada perpindahan (perebutan) kekuasaan. Sementara, bentuk2 fisik budaya -gedung2 dari jaman kerajaan2 juga dari jaman republiknya napoleon, dst., dst. serta tradisinya tetap ada, berdampingan dengan tradisi rakyat dan budaya populer. sekarang cutbray kan mode lagi. ++ Setiap ada sebuah perubahan di dalam sekumpulan manusia, maka otomatis akan ada perubahan pula didalam tatacara ber komunikasi maupun tingkah laku. Tradisi rakyat dijaman dulu sebagai sebuah ritual keharusan, sedang tradisi dijaman sekarang berubah menjadi sebuah pertunjukan, dalam hal ini budaya tergeser oleh budaya baru/popular. kalau itu sih mungkin intinya sama, ada kekuatan cukup besar atau tawaran yang daya tariknya lebih besar daripada yang ada saat itu, sehingga orang banyak mendukung perubahannya, walaupun sesudah itu bisa jadi tetap ngga puas. Salah satu sifat manusia adalah tidak pernah puas, bila seseorang sudah merasa puas, maka sudah menjadi seorang bukeksiansu. Perubahan dari sejak jaman batu sampai sekarang ritmenya menjadi lebih cepat, dan akan terus cepat berubah karena batas wilayah semakin hilang, sedang salah satu pelanggeng budaya justru batas wilayah, dalam hal ini bisa aku kasih contoh suku Badui, yang sekarang sudah bisa tahu apa itu supermie, belum lagi suku di Papua ( biarpun budaya di pelihara oleh para jesuit dengan harapan tetap menjadi masyarakat tertinggal dan bodoh, sehingga hasil bumi bisa di keruk seenaknya ). sedangkan ttg kaki2 lotus itu, hmmm… menarik karena ada yang bilang justru kelompok laki2 yang menolak untuk menikah dengan perempuan berkaki kecil. Membaca ini, pertanyaan saya menjadi: apakah perubahan itu muncul dari kesadaran atau keberatan lelaki harus menanggung mulut tambahan yang lamban kalau bekerja di ladang? Kenapa bukan karena kaum perempuan ramai2 menolak untuk diikat kakinya karena sakit. Karena adanya kondisi memilih sakit daripada lapar atau demi status, ya buat saya sih tetap “kejam”. Sama kejamnya dengan kondisi yang bikin pengemis motong bagian tubuhnya agar bisa nerima recehan dari orang. +++ Budaya kaki kecil, sama halnya dengan budaya leher dijepit gelang, akan hilang bersama dengan masuknya budaya dari luar, dan kebetulan China daratan yang memiliki peradaban lebih maju, sehingga putaran budaya lebih cepat berjalan. Pasti banyak cara lain untuk membaca perubahan itu, tapi ini ya cara saya membacanya:-) Karena kalau saya pikir sih, hal yang gini2 termasuk alasan kenapa ada gelombang2 masyarakat (lelaki kek, perempuan kek) yang mencari tempat baru di mana mereka punya kemungkinan lebih besar untuk makan, hidup tenang, membangun suatu yang baru, bersenang-senang. So, dengan demikian sebagai imigran mau tidak mau membawa budayanya ketempat baru, dan ditempat baru berbaur dengan budaya setempat, akibatnya timbul budaya baru.dalam hal ini bisa dicontohkan dengan kain sarung encim encim dimana di China bukan sebagai sebuah kebiasaan dan menjadi umum bagi Tionghoa peranakan di jaman sebelum VOC masuk. Tapi di tempat baru itu, seperti saya di Jerman… kadang2 segalanya begitu rese, sehingga mendengar alunan seruling bambu rasanya sudah bisa menimbulkan rasa damai:-) Apakah itu nostalgia atau yang namanya menghargai budaya sendiri? Apakah itu yang dialami oleh teman2 di sini yang berbicara tentang budaya Tionghua? Does it matter? who knows? +++ Home sick..menghargai budaya bukan dengan pikiran ingin, melainkan mengetahui dengan jelas asal usulnya, dan kemudian menikmatinya. Seseorang tinggal ditempat asing bila menghayati budaya lokal dengan sepenuh hati akan merasakan indahnya budaya tersebut, dalam hal ini bisa di contohkan dengan melihat sebuah lukisan, semakin kita mengerti tujuan si pelukis melukis gambarnya, kita akan bisa enjoy melihat lukisannya, demikian juga dengan lagu, demikian juga dengan acara
RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
Kalau kursus sama Mas Ardian, syaratnya satu. kalau dateng, gratis, kalau bolos, bayar, mau ndak? bolos sehari bayar sejuta. Setuju? hihihihihi... -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Yulianna Subarli Sent: Saturday, September 20, 2008 8:05 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya Mas Adrian, trimakasih sudah meresponse keinginanku sayang sekali saya baru beberapa minggu menjadi anggota milis ini, kalau saja dari dulu, pasti saya orang no.1 yang akan meresponse Jangan patah semangat mas, masih banyak orang2 yang berminat, apa lagi biaya kursus di Jakarta. muuuahal banget. Ayo dong kalau ada yang berminat tolong diresponse supaya mas Adrian bisa mulai menggagas lagi kursus yang murah meriah, tapi bermutu. Trimakasih - Original Message From: ardian_c [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Saturday, September 20, 2008 7:26:01 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya mbak Yuli yb, doeloe milist ini pernah mau adain kursus mandarin buat anak2 hanya dgn biaya 50.000/bln tapi sayangnya tdk ada yg daftar. Doeloe jg disini pernah banyak artikel bahasa mandarin jg cara pengucapan sampe asal usulnya. Sama jg gak dpt tanggapan. Jadi didarat dah dicoba di udara jg udah sayangnya respon MINIM. --- In HYPERLINK mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com; \nbudaya_tionghua@ yahoogroups. com, Yulianna Subarli [EMAIL PROTECTED] .. wrote: Baru kali ini saya meresponse, biasanya hanya sebagai anggota pasif saja. Memang benar, saat ini yang fasih berbahasa mandarin hanya sedikit sekali, kalaupun ada .sudah sepuh. Dari anggota milis ini, apakah tidak ada rencana untuk coba menghidupkan kembali bahasa Mandarin atau dialek-dialek lainnya, sehingga generasi baru dapat memahami bahasa leluhurnya. Sekarang ini memang banyak kursus Mandarin di-mana2, tetapi belum tentu semua orang mampu membayar atau mungkin juiga tidak punya waktu untuk datang ketempat kursus, mengingat macet dimana-mana, jarak yang dekatpun ditempuh dalam waktu yang lama. Mungkin ada yang bisa mengajar secara on-line ? Alangkah bermanfaatnya. Maaf ya ini hanya usulan saja, mudah2an bisa diterima. Terimakasih. Yulie - Original Message From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] . To: HYPERLINK mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com; \nbudaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Saturday, September 20, 2008 3:42:46 PM Subject: Re: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya hello, setelah bulak balik baca laporan2 ttg media berbahasa mandarin, saya dapat bayangan yang kayaknya perlu dikonfirmasi deh. yaitu bahwa: jumlah orang yang masih faham bahasa mandarin dan bahasa cina lainnya di indonesia itu sebenarnya sudah tidak banyak. Yang bisapun kebanyakan sudah berumur, kira2 seperti generasi pemakai bahasa belanda di indonesia (tanpa menghitung generasi pelajar muda indonesia di belanda maksud saya.) sedangkan generasi mudanya rata-rata berbahasa indonesia, dan seperti anak2 kota besar yang sudah tidak mampu berbahasa daerah, masih musti belajar bahasa-bahasa itu kembali, agar pemakaian bahasa itu tetap hidup dalam masyarakat indonesia. jadi radio cakrawala misalnya titik beratnya kepada musik berbahasa mandarin. karena meskipun tidak mengerti kata2nya, orang bisa menyukai alur musiknya. Lalu, kalau memang suka, bisa mulai melafal kata-katanya, mencari terjemahannya dan bahkan siapa tahu, tertarik untuk belajar bahasa itu. argumentasi terakhir ini rada jauh ya... karena saat ini di mtv atau radio2 lain, top ten lagunya bisa dari bahasa inggris, italia, mandarin, indonesia, jepang, dll mungkin beda cuma kalau banyak anak muda Indonesia yang sekarang belajar di China.. itu keuntungan seperti bahasa belanda digunakan di belanda, mandarin digunakan di China . kalau cukup banyak orang muda indonesia yang belajar ke sana, maka bahasa itu suatu hari bisa hidup lagi di indonesia dalam kalangan tertentu.. sedangkan kalau bahasa daerah: seperti menado, padang, madura, dayak dsb. lebih mungkin untuk punah, karena jumlah pemakai bahasanya berkurang betul-betul berkurang. pikir2 mungkin bahasa sunda dan jawa tidak akan cepat punah karena banyaknya mahasiswa dari berbagai daerah yang masuk sekolah2 di bandung, surabaya dan yogya. Original-Nachricht Datum: Wed, 10 Sep 2008 11:50:42 +0700 Von: Ulysee ulysee_me2@ yahoo. com.sg An: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Betreff: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya Numpang tanya, yang dibilang kwalitas yang bermutu dari koran mandarin jaman dulu itu yang kayak gimana sih? Maklum jaman itu belon lahir. Kalau gue, gue sih nggak lihat apa perlunya koran mandarin itu (krrrkkkekeke, bisa dijitak bokap deh berani bilang begeneh) sama dengan koran berbahasa Inggris
RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
Enggak setuju. Pasca 98, bannyak sekali anak muda yang belajar bahasa Mandarin sehingga fasih. Masalahnya, orangtuanya lebih fasih dialek, dan bukan mandarin, jadi waktu anaknya belajar mandarin, tetep aje kaga nyambung sama yang tua-tua. Kyahahaha. adik gue noh suka ngomel karena papi gue ngomong mandarinnya agak agak nyunda, kyahahahha. Dialek baru dalam perkembangan budaya kali tuh. Bahasa mandarin enggak perlu dihidup hidupkan juga udah hidup sendiri seiring dengan menanjaknya pamor RRC. Menghidupkan dialek wadu... kasusnya sama dengan bahasa-bahasa daerah di Indonesia, itu aja pemerintahnya udah kembang kempis, alias bo hwat. selain kaga laku juga kaga jelas gunanya apa, jadi soal dialek dan bahasa daerah itu baru bisa berkembang kalau ada minat dan ketertarikan akan suatu budaya tertentu. Mandarin online sudah bertebaran, cari aje pake search engine. Kalau bisa memaksa diri untuk disiplin belajar otodidak online sih bagus, gue sih kaga bisa, hehehe, udah bayar kursus aja masih suka bolong bolong gitu euy. -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Yulianna Subarli Sent: Saturday, September 20, 2008 6:38 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya Baru kali ini saya meresponse, biasanya hanya sebagai anggota pasif saja. Memang benar, saat ini yang fasih berbahasa mandarin hanya sedikit sekali, kalaupun ada .sudah sepuh. Dari anggota milis ini, apakah tidak ada rencana untuk coba menghidupkan kembali bahasa Mandarin atau dialek-dialek lainnya, sehingga generasi baru dapat memahami bahasa leluhurnya. Sekarang ini memang banyak kursus Mandarin di-mana2, tetapi belum tentu semua orang mampu membayar atau mungkin juiga tidak punya waktu untuk datang ketempat kursus, mengingat macet dimana-mana, jarak yang dekatpun ditempuh dalam waktu yang lama. Mungkin ada yang bisa mengajar secara on-line ? Alangkah bermanfaatnya.- Maaf ya ini hanya usulan saja, mudah2an bisa diterima. Terimakasih. Yulie - Original Message From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Saturday, September 20, 2008 3:42:46 PM Subject: Re: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya hello, setelah bulak balik baca laporan2 ttg media berbahasa mandarin, saya dapat bayangan yang kayaknya perlu dikonfirmasi deh. yaitu bahwa: jumlah orang yang masih faham bahasa mandarin dan bahasa cina lainnya di indonesia itu sebenarnya sudah tidak banyak. Yang bisapun kebanyakan sudah berumur, kira2 seperti generasi pemakai bahasa belanda di indonesia (tanpa menghitung generasi pelajar muda indonesia di belanda maksud saya.) sedangkan generasi mudanya rata-rata berbahasa indonesia, dan seperti anak2 kota besar yang sudah tidak mampu berbahasa daerah, masih musti belajar bahasa-bahasa itu kembali, agar pemakaian bahasa itu tetap hidup dalam masyarakat indonesia. jadi radio cakrawala misalnya titik beratnya kepada musik berbahasa mandarin. karena meskipun tidak mengerti kata2nya, orang bisa menyukai alur musiknya. Lalu, kalau memang suka, bisa mulai melafal kata-katanya, mencari terjemahannya dan bahkan siapa tahu, tertarik untuk belajar bahasa itu. argumentasi terakhir ini rada jauh ya... karena saat ini di mtv atau radio2 lain, top ten lagunya bisa dari bahasa inggris, italia, mandarin, indonesia, jepang, dll mungkin beda cuma kalau banyak anak muda Indonesia yang sekarang belajar di China. itu keuntungan seperti bahasa belanda digunakan di belanda, mandarin digunakan di China . kalau cukup banyak orang muda indonesia yang belajar ke sana, maka bahasa itu suatu hari bisa hidup lagi di indonesia dalam kalangan tertentu.. sedangkan kalau bahasa daerah: seperti menado, padang, madura, dayak dsb. lebih mungkin untuk punah, karena jumlah pemakai bahasanya berkurang betul-betul berkurang. pikir2 mungkin bahasa sunda dan jawa tidak akan cepat punah karena banyaknya mahasiswa dari berbagai daerah yang masuk sekolah2 di bandung, surabaya dan yogya. Original-Nachricht Datum: Wed, 10 Sep 2008 11:50:42 +0700 Von: Ulysee HYPERLINK mailto:ulysee_me2%40yahoo.com.sg; [EMAIL PROTECTED] com.sg An: HYPERLINK mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com; \nbudaya_tionghua@ yahoogroups. com Betreff: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya Numpang tanya, yang dibilang kwalitas yang bermutu dari koran mandarin jaman dulu itu yang kayak gimana sih? Maklum jaman itu belon lahir. Kalau gue, gue sih nggak lihat apa perlunya koran mandarin itu (krrrkkkekeke, bisa dijitak bokap deh berani bilang begeneh) sama dengan koran berbahasa Inggris. Itu segmennya siapa sih? Apa perlunya sih? Toh sekarang rata rata udah bisa bahasa Indonesia, jadi buat apa sih koran pake hurup cacing? Begetoh. PS: menurut gue sekarang KOMPAS juga nggak mutu, heheheheh. -Original Message- From: HYPERLINK
Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
sayang sekali kita bisa juga belajar/kursus bhs mandarin lewat milis ini kalau ada yg mau mengajarnyaboleh juga..thx Eddy Lim --- Yulianna Subarli [EMAIL PROTECTED] schrieb am Sa, 20.9.2008: Von: Yulianna Subarli [EMAIL PROTECTED] Betreff: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya An: budaya_tionghua@yahoogroups.com Datum: Samstag, 20. September 2008, 15:04 Mas Adrian, trimakasih sudah meresponse keinginanku sayang sekali saya baru beberapa minggu menjadi anggota milis ini, kalau saja dari dulu, pasti saya orang no.1 yang akan meresponse Jangan patah semangat mas, masih banyak orang2 yang berminat, apa lagi biaya kursus di Jakarta. muuuahal banget. Ayo dong kalau ada yang berminat tolong diresponse supaya mas Adrian bisa mulai menggagas lagi kursus yang murah meriah, tapi bermutu. Trimakasih - Original Message From: ardian_c [EMAIL PROTECTED] co.id To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Saturday, September 20, 2008 7:26:01 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya mbak Yuli yb, doeloe milist ini pernah mau adain kursus mandarin buat anak2 hanya dgn biaya 50.000/bln tapi sayangnya tdk ada yg daftar. Doeloe jg disini pernah banyak artikel bahasa mandarin jg cara pengucapan sampe asal usulnya. Sama jg gak dpt tanggapan. Jadi didarat dah dicoba di udara jg udah sayangnya respon MINIM. --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Yulianna Subarli [EMAIL PROTECTED] .. wrote: Baru kali ini saya meresponse, biasanya hanya sebagai anggota pasif saja. Memang benar, saat ini yang fasih berbahasa mandarin hanya sedikit sekali, kalaupun ada .sudah sepuh. Dari anggota milis ini, apakah tidak ada rencana untuk coba menghidupkan kembali bahasa Mandarin atau dialek-dialek lainnya, sehingga generasi baru dapat memahami bahasa leluhurnya. Sekarang ini memang banyak kursus Mandarin di-mana2, tetapi belum tentu semua orang mampu membayar atau mungkin juiga tidak punya waktu untuk datang ketempat kursus, mengingat macet dimana-mana, jarak yang dekatpun ditempuh dalam waktu yang lama. Mungkin ada yang bisa mengajar secara on-line ? Alangkah bermanfaatnya. Maaf ya ini hanya usulan saja, mudah2an bisa diterima. Terimakasih. Yulie - Original Message From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] . To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Saturday, September 20, 2008 3:42:46 PM Subject: Re: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya hello, setelah bulak balik baca laporan2 ttg media berbahasa mandarin, saya dapat bayangan yang kayaknya perlu dikonfirmasi deh. yaitu bahwa: jumlah orang yang masih faham bahasa mandarin dan bahasa cina lainnya di indonesia itu sebenarnya sudah tidak banyak. Yang bisapun kebanyakan sudah berumur, kira2 seperti generasi pemakai bahasa belanda di indonesia (tanpa menghitung generasi pelajar muda indonesia di belanda maksud saya.) sedangkan generasi mudanya rata-rata berbahasa indonesia, dan seperti anak2 kota besar yang sudah tidak mampu berbahasa daerah, masih musti belajar bahasa-bahasa itu kembali, agar pemakaian bahasa itu tetap hidup dalam masyarakat indonesia. jadi radio cakrawala misalnya titik beratnya kepada musik berbahasa mandarin. karena meskipun tidak mengerti kata2nya, orang bisa menyukai alur musiknya. Lalu, kalau memang suka, bisa mulai melafal kata-katanya, mencari terjemahannya dan bahkan siapa tahu, tertarik untuk belajar bahasa itu. argumentasi terakhir ini rada jauh ya... karena saat ini di mtv atau radio2 lain, top ten lagunya bisa dari bahasa inggris, italia, mandarin, indonesia, jepang, dll mungkin beda cuma kalau banyak anak muda Indonesia yang sekarang belajar di China.. itu keuntungan seperti bahasa belanda digunakan di belanda, mandarin digunakan di China . kalau cukup banyak orang muda indonesia yang belajar ke sana, maka bahasa itu suatu hari bisa hidup lagi di indonesia dalam kalangan tertentu.. sedangkan kalau bahasa daerah: seperti menado, padang, madura, dayak dsb. lebih mungkin untuk punah, karena jumlah pemakai bahasanya berkurang betul-betul berkurang. pikir2 mungkin bahasa sunda dan jawa tidak akan cepat punah karena banyaknya mahasiswa dari berbagai daerah yang masuk sekolah2 di bandung, surabaya dan yogya. Original-Nachricht Datum: Wed, 10 Sep 2008 11:50:42 +0700 Von: Ulysee ulysee_me2@ yahoo. com.sg An: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Betreff: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya Numpang tanya, yang dibilang kwalitas yang bermutu dari koran mandarin jaman dulu itu yang kayak gimana sih? Maklum jaman itu belon lahir. Kalau gue, gue sih nggak lihat apa perlunya koran mandarin itu (krrrkkkekeke, bisa dijitak bokap deh berani bilang begeneh) sama dengan koran berbahasa Inggris. Itu segmennya siapa sih? Apa perlunya sih? Toh sekarang rata rata udah bisa bahasa
Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
mungkin fenomenaya kaya orang jawa ya dibawa ke tanah jajahan belanda sebenarnya sulit dibilang mreka itu diapora indonesia karena jaman itu indonesia belum ada sekarang aja (atau sejak 1928lah) yang dikenal ya indonesia dan bahasa indonesia. kalau anak2 migran jawa itu belajar bahasa indonesia dengan harapan bisa ngobrol dengan ortunya ya nga klop, tapi kalau buat ngobrol dengan orang2 yang sekarang tinggal di kampung ortunya ya... mungkin masih bisa. mungkin identitas dan budaya juga berubah dengan waktu? Original-Nachricht Datum: Sun, 21 Sep 2008 09:59:56 +0700 Von: Ulysee [EMAIL PROTECTED] An: budaya_tionghua@yahoogroups.com Betreff: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya Enggak setuju. Pasca 98, bannyak sekali anak muda yang belajar bahasa Mandarin sehingga fasih. Masalahnya, orangtuanya lebih fasih dialek, dan bukan mandarin, jadi waktu anaknya belajar mandarin, tetep aje kaga nyambung sama yang tua-tua. Kyahahaha. adik gue noh suka ngomel karena papi gue ngomong mandarinnya agak agak nyunda, kyahahahha. Dialek baru dalam perkembangan budaya kali tuh. Bahasa mandarin enggak perlu dihidup hidupkan juga udah hidup sendiri seiring dengan menanjaknya pamor RRC. Menghidupkan dialek wadu... kasusnya sama dengan bahasa-bahasa daerah di Indonesia, itu aja pemerintahnya udah kembang kempis, alias bo hwat. selain kaga laku juga kaga jelas gunanya apa, jadi soal dialek dan bahasa daerah itu baru bisa berkembang kalau ada minat dan ketertarikan akan suatu budaya tertentu. Mandarin online sudah bertebaran, cari aje pake search engine. Kalau bisa memaksa diri untuk disiplin belajar otodidak online sih bagus, gue sih kaga bisa, hehehe, udah bayar kursus aja masih suka bolong bolong gitu euy. -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Yulianna Subarli Sent: Saturday, September 20, 2008 6:38 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya Baru kali ini saya meresponse, biasanya hanya sebagai anggota pasif saja. Memang benar, saat ini yang fasih berbahasa mandarin hanya sedikit sekali, kalaupun ada .sudah sepuh. Dari anggota milis ini, apakah tidak ada rencana untuk coba menghidupkan kembali bahasa Mandarin atau dialek-dialek lainnya, sehingga generasi baru dapat memahami bahasa leluhurnya. Sekarang ini memang banyak kursus Mandarin di-mana2, tetapi belum tentu semua orang mampu membayar atau mungkin juiga tidak punya waktu untuk datang ketempat kursus, mengingat macet dimana-mana, jarak yang dekatpun ditempuh dalam waktu yang lama. Mungkin ada yang bisa mengajar secara on-line ? Alangkah bermanfaatnya.- Maaf ya ini hanya usulan saja, mudah2an bisa diterima. Terimakasih. Yulie - Original Message From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Saturday, September 20, 2008 3:42:46 PM Subject: Re: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya hello, setelah bulak balik baca laporan2 ttg media berbahasa mandarin, saya dapat bayangan yang kayaknya perlu dikonfirmasi deh. yaitu bahwa: jumlah orang yang masih faham bahasa mandarin dan bahasa cina lainnya di indonesia itu sebenarnya sudah tidak banyak. Yang bisapun kebanyakan sudah berumur, kira2 seperti generasi pemakai bahasa belanda di indonesia (tanpa menghitung generasi pelajar muda indonesia di belanda maksud saya.) sedangkan generasi mudanya rata-rata berbahasa indonesia, dan seperti anak2 kota besar yang sudah tidak mampu berbahasa daerah, masih musti belajar bahasa-bahasa itu kembali, agar pemakaian bahasa itu tetap hidup dalam masyarakat indonesia. jadi radio cakrawala misalnya titik beratnya kepada musik berbahasa mandarin. karena meskipun tidak mengerti kata2nya, orang bisa menyukai alur musiknya. Lalu, kalau memang suka, bisa mulai melafal kata-katanya, mencari terjemahannya dan bahkan siapa tahu, tertarik untuk belajar bahasa itu. argumentasi terakhir ini rada jauh ya... karena saat ini di mtv atau radio2 lain, top ten lagunya bisa dari bahasa inggris, italia, mandarin, indonesia, jepang, dll mungkin beda cuma kalau banyak anak muda Indonesia yang sekarang belajar di China. itu keuntungan seperti bahasa belanda digunakan di belanda, mandarin digunakan di China . kalau cukup banyak orang muda indonesia yang belajar ke sana, maka bahasa itu suatu hari bisa hidup lagi di indonesia dalam kalangan tertentu.. sedangkan kalau bahasa daerah: seperti menado, padang, madura, dayak dsb. lebih mungkin untuk punah, karena jumlah pemakai bahasanya berkurang betul-betul berkurang. pikir2 mungkin bahasa sunda dan jawa tidak akan cepat punah karena banyaknya mahasiswa dari berbagai daerah yang masuk sekolah2 di bandung, surabaya dan yogya. Original-Nachricht Datum
Re: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
:-) pengamatan menarik. tx Original-Nachricht Datum: Sat, 20 Sep 2008 13:02:48 -0700 (PDT) Von: Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] An: budaya_tionghua@yahoogroups.com Betreff: Re: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya Pemakai bhs mandarin usia rata2nya pasti lebih muda dari pemakai bhs Belanda, karena sekolah berbhs mandarin baru tutup tahun 66, sedangkan sekolah belanda tutup tahun 45 (?), jadi ada beda 21 tahun. - Original Message From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Saturday, September 20, 2008 3:42:46 PM Subject: Re: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya hello, setelah bulak balik baca laporan2 ttg media berbahasa mandarin, saya dapat bayangan yang kayaknya perlu dikonfirmasi deh. yaitu bahwa: jumlah orang yang masih faham bahasa mandarin dan bahasa cina lainnya di indonesia itu sebenarnya sudah tidak banyak. Yang bisapun kebanyakan sudah berumur, kira2 seperti generasi pemakai bahasa belanda di indonesia (tanpa menghitung generasi pelajar muda indonesia di belanda maksud saya.) sedangkan generasi mudanya rata-rata berbahasa indonesia, dan seperti anak2 kota besar yang sudah tidak mampu berbahasa daerah, masih musti belajar bahasa-bahasa itu kembali, agar pemakaian bahasa itu tetap hidup dalam masyarakat indonesia. jadi radio cakrawala misalnya titik beratnya kepada musik berbahasa mandarin. karena meskipun tidak mengerti kata2nya, orang bisa menyukai alur musiknya. Lalu, kalau memang suka, bisa mulai melafal kata-katanya, mencari terjemahannya dan bahkan siapa tahu, tertarik untuk belajar bahasa itu. argumentasi terakhir ini rada jauh ya... karena saat ini di mtv atau radio2 lain, top ten lagunya bisa dari bahasa inggris, italia, mandarin, indonesia, jepang, dll mungkin beda cuma kalau banyak anak muda Indonesia yang sekarang belajar di China. itu keuntungan seperti bahasa belanda digunakan di belanda, mandarin digunakan di China . kalau cukup banyak orang muda indonesia yang belajar ke sana, maka bahasa itu suatu hari bisa hidup lagi di indonesia dalam kalangan tertentu.. sedangkan kalau bahasa daerah: seperti menado, padang, madura, dayak dsb. lebih mungkin untuk punah, karena jumlah pemakai bahasanya berkurang betul-betul berkurang. pikir2 mungkin bahasa sunda dan jawa tidak akan cepat punah karena banyaknya mahasiswa dari berbagai daerah yang masuk sekolah2 di bandung, surabaya dan yogya. Original-Nachricht Datum: Wed, 10 Sep 2008 11:50:42 +0700 Von: Ulysee [EMAIL PROTECTED] com.sg An: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Betreff: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya Numpang tanya, yang dibilang kwalitas yang bermutu dari koran mandarin jaman dulu itu yang kayak gimana sih? Maklum jaman itu belon lahir. Kalau gue, gue sih nggak lihat apa perlunya koran mandarin itu (krrrkkkekeke, bisa dijitak bokap deh berani bilang begeneh) sama dengan koran berbahasa Inggris. Itu segmennya siapa sih? Apa perlunya sih? Toh sekarang rata rata udah bisa bahasa Indonesia, jadi buat apa sih koran pake hurup cacing? Begetoh. PS: menurut gue sekarang KOMPAS juga nggak mutu, heheheheh. -Original Message- From: budaya_tionghua@ yahoogroups. com [mailto:budaya_tionghua@ yahoogroups. com] On Behalf Of Fy Zhou Sent: Monday, September 08, 2008 7:47 PM To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya Setahu saya, kecuali Harian Indonesia versi lama yang berdwi bahasa, semua koran Tionghoa ini murni berbhs mandarin. Sebenarnya, meski tampaknya semarak, mutu dari koran2 mandarin ini belum dapat menyamai kwalitas koran mandarin sebelum tahun 66. sekarang, koran2 ini lebih banyak memuat foto2 dan berita komunitas yang tak berbobot, lebih banyak berupa berita kumpul2 organisasi Tionghoa. berita2 nasional dan internasional sih ada, tapi hanya ngoper dari kantor berita luar. tulisan2 lunak, baik feature maupun sastra banyak yang mengambil dari penerbitan luar, baik dari RRT, Taiwan maupun Hongkong. kalau ada yang dari sumber lokal bobotnya juga relaif kalah. Salam, ZFy --- On Sat, 9/6/08, Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] -de wrote: From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] -de Subject: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya To: budaya_tionghua@ -yahoogroups. -com Date: Saturday, September 6, 2008, 9:02 AM Dear Fy Zhou, terima kasih banyak untuk infonya. Kemarin saya jadinya seharian di internet meneliti tulisan tentang nama2 harian yang Anda sebutkan. Sayang saya tidak bisa berbahasa Mandarin, jadi tidak tahu jenis2 berita yang disajikan harian-harian itu dan apa seluruhnya dalam bahasa Mandarin. Atau ada yang sebagian isinya berbahasa lain, termasuk Indonesia. Karena
Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
Emang sih huruf kanji itu banyak sekali ya.. tapi biasanya di halaman milis kan ada tempat untuk simpen foto, dokumen dst. kalau setiap hari masukin satu huruf, dalam setahun bisa 365 karakter dan yang datang telat bisa juga buka keterangan2 sebelumnya. Original-Nachricht Datum: Sat, 20 Sep 2008 13:12:09 -0700 (PDT) Von: Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] An: budaya_tionghua@yahoogroups.com Betreff: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya Usul: bagaimana kalau memanfaatkan potensi milis ini/ misalnya, setiap hari diajarkan satu suku kata, seminggu sekali di rangkum menjadi satu kalimat? mungkin tak bisa membuat anggota menjadi fasih bicara, tapi lumayanlah untuk sekedar bisa baca, meski gramernya kacau sekalipun, untuk menebak isi kalimat mungkin berguna. - Original Message From: ardian_c [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Saturday, September 20, 2008 7:26:01 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya mbak Yuli yb, doeloe milist ini pernah mau adain kursus mandarin buat anak2 hanya dgn biaya 50.000/bln tapi sayangnya tdk ada yg daftar. Doeloe jg disini pernah banyak artikel bahasa mandarin jg cara pengucapan sampe asal usulnya. Sama jg gak dpt tanggapan. Jadi didarat dah dicoba di udara jg udah sayangnya respon MINIM. --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Yulianna Subarli [EMAIL PROTECTED] .. wrote: Baru kali ini saya meresponse, biasanya hanya sebagai anggota pasif saja. Memang benar, saat ini yang fasih berbahasa mandarin hanya sedikit sekali, kalaupun ada .sudah sepuh. Dari anggota milis ini, apakah tidak ada rencana untuk coba menghidupkan kembali bahasa Mandarin atau dialek-dialek lainnya, sehingga generasi baru dapat memahami bahasa leluhurnya. Sekarang ini memang banyak kursus Mandarin di-mana2, tetapi belum tentu semua orang mampu membayar atau mungkin juiga tidak punya waktu untuk datang ketempat kursus, mengingat macet dimana-mana, jarak yang dekatpun ditempuh dalam waktu yang lama. Mungkin ada yang bisa mengajar secara on-line ? Alangkah bermanfaatnya. Maaf ya ini hanya usulan saja, mudah2an bisa diterima. Terimakasih. Yulie - Original Message From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] . To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Saturday, September 20, 2008 3:42:46 PM Subject: Re: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya hello, setelah bulak balik baca laporan2 ttg media berbahasa mandarin, saya dapat bayangan yang kayaknya perlu dikonfirmasi deh. yaitu bahwa: jumlah orang yang masih faham bahasa mandarin dan bahasa cina lainnya di indonesia itu sebenarnya sudah tidak banyak. Yang bisapun kebanyakan sudah berumur, kira2 seperti generasi pemakai bahasa belanda di indonesia (tanpa menghitung generasi pelajar muda indonesia di belanda maksud saya.) sedangkan generasi mudanya rata-rata berbahasa indonesia, dan seperti anak2 kota besar yang sudah tidak mampu berbahasa daerah, masih musti belajar bahasa-bahasa itu kembali, agar pemakaian bahasa itu tetap hidup dalam masyarakat indonesia. jadi radio cakrawala misalnya titik beratnya kepada musik berbahasa mandarin. karena meskipun tidak mengerti kata2nya, orang bisa menyukai alur musiknya. Lalu, kalau memang suka, bisa mulai melafal kata-katanya, mencari terjemahannya dan bahkan siapa tahu, tertarik untuk belajar bahasa itu. argumentasi terakhir ini rada jauh ya... karena saat ini di mtv atau radio2 lain, top ten lagunya bisa dari bahasa inggris, italia, mandarin, indonesia, jepang, dll mungkin beda cuma kalau banyak anak muda Indonesia yang sekarang belajar di China.. itu keuntungan seperti bahasa belanda digunakan di belanda, mandarin digunakan di China . kalau cukup banyak orang muda indonesia yang belajar ke sana, maka bahasa itu suatu hari bisa hidup lagi di indonesia dalam kalangan tertentu.. sedangkan kalau bahasa daerah: seperti menado, padang, madura, dayak dsb. lebih mungkin untuk punah, karena jumlah pemakai bahasanya berkurang betul-betul berkurang. pikir2 mungkin bahasa sunda dan jawa tidak akan cepat punah karena banyaknya mahasiswa dari berbagai daerah yang masuk sekolah2 di bandung, surabaya dan yogya. Original-Nachricht Datum: Wed, 10 Sep 2008 11:50:42 +0700 Von: Ulysee ulysee_me2@ yahoo. com.sg An: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Betreff: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya Numpang tanya, yang dibilang kwalitas yang bermutu dari koran mandarin jaman dulu itu yang kayak gimana sih? Maklum jaman itu belon lahir. Kalau gue, gue sih nggak lihat apa perlunya koran mandarin itu (krrrkkkekeke, bisa dijitak bokap deh berani bilang begeneh) sama dengan koran berbahasa Inggris. Itu segmennya siapa sih? Apa perlunya sih? Toh
Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
cukup banyak sih, tapi jika anda bisa menguasai kira2 1000 sudah bisa komunikasilah. jika sudah mulai bisa baca komik, nanti selanjutnya akan meningkat pelan2 sampai bisa baca Tjerita silat...asal bcanya rajin tentunya. - Original Message From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Sunday, September 21, 2008 3:27:54 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya Emang sih huruf kanji itu banyak sekali ya.. tapi biasanya di halaman milis kan ada tempat untuk simpen foto, dokumen dst. kalau setiap hari masukin satu huruf, dalam setahun bisa 365 karakter dan yang datang telat bisa juga buka keterangan2 sebelumnya. Original-Nachricht Datum: Sat, 20 Sep 2008 13:12:09 -0700 (PDT) Von: Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] com An: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Betreff: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya Usul: bagaimana kalau memanfaatkan potensi milis ini/ misalnya, setiap hari diajarkan satu suku kata, seminggu sekali di rangkum menjadi satu kalimat? mungkin tak bisa membuat anggota menjadi fasih bicara, tapi lumayanlah untuk sekedar bisa baca, meski gramernya kacau sekalipun, untuk menebak isi kalimat mungkin berguna. - Original Message From: ardian_c [EMAIL PROTECTED] co.id To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Saturday, September 20, 2008 7:26:01 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya mbak Yuli yb, doeloe milist ini pernah mau adain kursus mandarin buat anak2 hanya dgn biaya 50.000/bln tapi sayangnya tdk ada yg daftar. Doeloe jg disini pernah banyak artikel bahasa mandarin jg cara pengucapan sampe asal usulnya. Sama jg gak dpt tanggapan. Jadi didarat dah dicoba di udara jg udah sayangnya respon MINIM. --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Yulianna Subarli [EMAIL PROTECTED] .. wrote: Baru kali ini saya meresponse, biasanya hanya sebagai anggota pasif saja. Memang benar, saat ini yang fasih berbahasa mandarin hanya sedikit sekali, kalaupun ada .sudah sepuh. Dari anggota milis ini, apakah tidak ada rencana untuk coba menghidupkan kembali bahasa Mandarin atau dialek-dialek lainnya, sehingga generasi baru dapat memahami bahasa leluhurnya. Sekarang ini memang banyak kursus Mandarin di-mana2, tetapi belum tentu semua orang mampu membayar atau mungkin juiga tidak punya waktu untuk datang ketempat kursus, mengingat macet dimana-mana, jarak yang dekatpun ditempuh dalam waktu yang lama. Mungkin ada yang bisa mengajar secara on-line ? Alangkah bermanfaatnya. Maaf ya ini hanya usulan saja, mudah2an bisa diterima. Terimakasih. Yulie - Original Message From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] . To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Saturday, September 20, 2008 3:42:46 PM Subject: Re: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya hello, setelah bulak balik baca laporan2 ttg media berbahasa mandarin, saya dapat bayangan yang kayaknya perlu dikonfirmasi deh. yaitu bahwa: jumlah orang yang masih faham bahasa mandarin dan bahasa cina lainnya di indonesia itu sebenarnya sudah tidak banyak. Yang bisapun kebanyakan sudah berumur, kira2 seperti generasi pemakai bahasa belanda di indonesia (tanpa menghitung generasi pelajar muda indonesia di belanda maksud saya.) sedangkan generasi mudanya rata-rata berbahasa indonesia, dan seperti anak2 kota besar yang sudah tidak mampu berbahasa daerah, masih musti belajar bahasa-bahasa itu kembali, agar pemakaian bahasa itu tetap hidup dalam masyarakat indonesia. jadi radio cakrawala misalnya titik beratnya kepada musik berbahasa mandarin. karena meskipun tidak mengerti kata2nya, orang bisa menyukai alur musiknya. Lalu, kalau memang suka, bisa mulai melafal kata-katanya, mencari terjemahannya dan bahkan siapa tahu, tertarik untuk belajar bahasa itu. argumentasi terakhir ini rada jauh ya... karena saat ini di mtv atau radio2 lain, top ten lagunya bisa dari bahasa inggris, italia, mandarin, indonesia, jepang, dll mungkin beda cuma kalau banyak anak muda Indonesia yang sekarang belajar di China.. itu keuntungan seperti bahasa belanda digunakan di belanda, mandarin digunakan di China .. kalau cukup banyak orang muda indonesia yang belajar ke sana, maka bahasa itu suatu hari bisa hidup lagi di indonesia dalam kalangan tertentu.. sedangkan kalau bahasa daerah: seperti menado, padang, madura, dayak dsb. lebih mungkin untuk punah, karena jumlah pemakai bahasanya berkurang betul-betul berkurang. pikir2 mungkin bahasa sunda dan jawa tidak akan cepat punah karena banyaknya mahasiswa dari berbagai daerah yang masuk sekolah2 di bandung, surabaya dan yogya. Original-Nachricht Datum: Wed, 10 Sep 2008 11:50:42 +0700 Von: Ulysee ulysee_me2@ yahoo. com.sg An: budaya_tionghua@ yahoogroups
Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] cut--- mungkin identitas dan budaya juga berubah dengan waktu? Identitas dan budaya sudah bisa dipastikan berubah sesuai dengan berjalannya waktu. Kadang ngotot untuk kembali ke identitas dan budaya yang sudah hilang malah bisa menjadi bahan tertawaan. Sama halnya dengan sejarah, sejarah sudah bisa dipastikan kisah masa lalu, dan boleh dipelajari untuk di analisa dimasa kini dan di rencana kan ke masa depan. Yang tidak bisa berubah adalah ras, selama tidak mengalami kawin campur bisa dibilang ras akan menjadi tetap, dan hal ini pun lama lama akan tergerus dengan mereka yang mengalami kawin campur, karena biar bagaimanapun manusia adalah mahluk sosial. sur.
Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
Ah hello, rasa2nya kita pernah berkenalan di seputar perubahan abad, di milis yang kita bisa mengatakan apa saja, kapan saja, kepada siapa saja:-)) mungkin saya salah juga sih. kalau salah, salam kenal. saya kira buat sebagian orang, ngeliat orang lain ngotot berbuat apa saja, bisa menjadi bahan tertawaan. kan ngotot selalu memberikan gambaran mata melotot dan otot2 yang mencuat karena kelewat dipaksa. tapi menurut saya, kadang kita tertawa lebih karena jengah... jengah melihat orang lain intens dengan kesenangannya tersendiri melakukan suatu hal. dan kita well, tidak memiliki intensitas itu dalam isyu ato persoalan yang sama. apa sih maksudnya dalam paragraf terakhir? apa harus nerima, bahwa semua akan berubah juga, dalam kecepatannya sendiri-sendiri? ya saya setuju, meski sampai sekarang sedih ngelihat perubahan stasiun gambir:-)) salam, edith Original-Nachricht Datum: Sun, 21 Sep 2008 21:10:23 +0700 Von: gsuryana [EMAIL PROTECTED] An: budaya_tionghua@yahoogroups.com Betreff: Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] cut--- mungkin identitas dan budaya juga berubah dengan waktu? Identitas dan budaya sudah bisa dipastikan berubah sesuai dengan berjalannya waktu. Kadang ngotot untuk kembali ke identitas dan budaya yang sudah hilang malah bisa menjadi bahan tertawaan. Sama halnya dengan sejarah, sejarah sudah bisa dipastikan kisah masa lalu, dan boleh dipelajari untuk di analisa dimasa kini dan di rencana kan ke masa depan. Yang tidak bisa berubah adalah ras, selama tidak mengalami kawin campur bisa dibilang ras akan menjadi tetap, dan hal ini pun lama lama akan tergerus dengan mereka yang mengalami kawin campur, karena biar bagaimanapun manusia adalah mahluk sosial. sur. .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links
Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
image/gif
Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
Perubahan bisa ke arah positif bisa kearah negatif, disini diperlukan kearifan manusia untuk memilih dan mengarahkan perubahnya. Kota2 tua di eropa rata2 lebih mearik dibanding kota2 di asia, karena disamping pembangunan2 yang baru, secara hati2 mereka tetap mempertahankan warisan bangunan lamanya. --- On Sun, 9/21/08, Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Sunday, September 21, 2008, 2:47 PM Ah hello, rasa2nya kita pernah berkenalan di seputar perubahan abad, di milis yang kita bisa mengatakan apa saja, kapan saja, kepada siapa saja:-)) mungkin saya salah juga sih. kalau salah, salam kenal. saya kira buat sebagian orang, ngeliat orang lain ngotot berbuat apa saja, bisa menjadi bahan tertawaan. kan ngotot selalu memberikan gambaran mata melotot dan otot2 yang mencuat karena kelewat dipaksa. tapi menurut saya, kadang kita tertawa lebih karena jengah... jengah melihat orang lain intens dengan kesenangannya tersendiri melakukan suatu hal. dan kita well, tidak memiliki intensitas itu dalam isyu ato persoalan yang sama. apa sih maksudnya dalam paragraf terakhir? apa harus nerima, bahwa semua akan berubah juga, dalam kecepatannya sendiri-sendiri? ya saya setuju, meski sampai sekarang sedih ngelihat perubahan stasiun gambir:-)) salam, edith Original-Nachricht Datum: Sun, 21 Sep 2008 21:10:23 +0700 Von: gsuryana [EMAIL PROTECTED] net.id An: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Betreff: Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] de cut--- mungkin identitas dan budaya juga berubah dengan waktu? Identitas dan budaya sudah bisa dipastikan berubah sesuai dengan berjalannya waktu. Kadang ngotot untuk kembali ke identitas dan budaya yang sudah hilang malah bisa menjadi bahan tertawaan. Sama halnya dengan sejarah, sejarah sudah bisa dipastikan kisah masa lalu, dan boleh dipelajari untuk di analisa dimasa kini dan di rencana kan ke masa depan. Yang tidak bisa berubah adalah ras, selama tidak mengalami kawin campur bisa dibilang ras akan menjadi tetap, dan hal ini pun lama lama akan tergerus dengan mereka yang mengalami kawin campur, karena biar bagaimanapun manusia adalah mahluk sosial. sur. - - -- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya- tionghoa. org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups. yahoo.com/ group/budaya_ tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg. wordpress. com :. Yahoo! Groups Links
Re: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
hello, setelah bulak balik baca laporan2 ttg media berbahasa mandarin, saya dapat bayangan yang kayaknya perlu dikonfirmasi deh. yaitu bahwa: jumlah orang yang masih faham bahasa mandarin dan bahasa cina lainnya di indonesia itu sebenarnya sudah tidak banyak. Yang bisapun kebanyakan sudah berumur, kira2 seperti generasi pemakai bahasa belanda di indonesia (tanpa menghitung generasi pelajar muda indonesia di belanda maksud saya.) sedangkan generasi mudanya rata-rata berbahasa indonesia, dan seperti anak2 kota besar yang sudah tidak mampu berbahasa daerah, masih musti belajar bahasa-bahasa itu kembali, agar pemakaian bahasa itu tetap hidup dalam masyarakat indonesia. jadi radio cakrawala misalnya titik beratnya kepada musik berbahasa mandarin. karena meskipun tidak mengerti kata2nya, orang bisa menyukai alur musiknya. Lalu, kalau memang suka, bisa mulai melafal kata-katanya, mencari terjemahannya dan bahkan siapa tahu, tertarik untuk belajar bahasa itu. argumentasi terakhir ini rada jauh ya... karena saat ini di mtv atau radio2 lain, top ten lagunya bisa dari bahasa inggris, italia, mandarin, indonesia, jepang, dll mungkin beda cuma kalau banyak anak muda Indonesia yang sekarang belajar di China. itu keuntungan seperti bahasa belanda digunakan di belanda, mandarin digunakan di China . kalau cukup banyak orang muda indonesia yang belajar ke sana, maka bahasa itu suatu hari bisa hidup lagi di indonesia dalam kalangan tertentu.. sedangkan kalau bahasa daerah: seperti menado, padang, madura, dayak dsb. lebih mungkin untuk punah, karena jumlah pemakai bahasanya berkurang betul-betul berkurang. pikir2 mungkin bahasa sunda dan jawa tidak akan cepat punah karena banyaknya mahasiswa dari berbagai daerah yang masuk sekolah2 di bandung, surabaya dan yogya. Original-Nachricht Datum: Wed, 10 Sep 2008 11:50:42 +0700 Von: Ulysee [EMAIL PROTECTED] An: budaya_tionghua@yahoogroups.com Betreff: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya Numpang tanya, yang dibilang kwalitas yang bermutu dari koran mandarin jaman dulu itu yang kayak gimana sih? Maklum jaman itu belon lahir. Kalau gue, gue sih nggak lihat apa perlunya koran mandarin itu (krrrkkkekeke, bisa dijitak bokap deh berani bilang begeneh) sama dengan koran berbahasa Inggris. Itu segmennya siapa sih? Apa perlunya sih? Toh sekarang rata rata udah bisa bahasa Indonesia, jadi buat apa sih koran pake hurup cacing? Begetoh. PS: menurut gue sekarang KOMPAS juga nggak mutu, heheheheh. -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Fy Zhou Sent: Monday, September 08, 2008 7:47 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya Setahu saya, kecuali Harian Indonesia versi lama yang berdwi bahasa, semua koran Tionghoa ini murni berbhs mandarin. Sebenarnya, meski tampaknya semarak, mutu dari koran2 mandarin ini belum dapat menyamai kwalitas koran mandarin sebelum tahun 66. sekarang, koran2 ini lebih banyak memuat foto2 dan berita komunitas yang tak berbobot, lebih banyak berupa berita kumpul2 organisasi Tionghoa. berita2 nasional dan internasional sih ada, tapi hanya ngoper dari kantor berita luar. tulisan2 lunak, baik feature maupun sastra banyak yang mengambil dari penerbitan luar, baik dari RRT, Taiwan maupun Hongkong. kalau ada yang dari sumber lokal bobotnya juga relaif kalah. Salam, ZFy --- On Sat, 9/6/08, Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya To: [EMAIL PROTECTED] Date: Saturday, September 6, 2008, 9:02 AM Dear Fy Zhou, terima kasih banyak untuk infonya. Kemarin saya jadinya seharian di internet meneliti tulisan tentang nama2 harian yang Anda sebutkan. Sayang saya tidak bisa berbahasa Mandarin, jadi tidak tahu jenis2 berita yang disajikan harian-harian itu dan apa seluruhnya dalam bahasa Mandarin. Atau ada yang sebagian isinya berbahasa lain, termasuk Indonesia. Karena kalau melihat situs radio Cakrawala, tampaknya banyak juga keturunan Tionghoa yang lebih fasih berbahasa Indonesia. Mungkin mereka seperti saya, yang sudah tak bisa berbahasa Sunda atau malah bahasa leluhurnya bukan Mandarin. Sehingga saya pikir banyak komunikasi antara pendengarnya dalam bahasa Indonesia, tapi tetap menikmati lagu-lagu pop HongKong (?). Pokoknya kemarin banyak hal menarik yang terbaca, juga dari situs ini yang ternyata kaya sekali dengan berbagai pandangan dan pendapat. Kemarin begitu asik membacanya, hampir2 saja lupa kenapa saya mencari info itu. Fy Zhou, kalau boleh tanya, apakah Anda merasa harian2 itu merefleksikan bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia? Salam, Edith Original-Nachricht Datum: Thu, 4 Sep 2008 21:06:21 -0700
Re: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
Baru kali ini saya meresponse, biasanya hanya sebagai anggota pasif saja. Memang benar, saat ini yang fasih berbahasa mandarin hanya sedikit sekali, kalaupun ada .sudah sepuh. Dari anggota milis ini, apakah tidak ada rencana untuk coba menghidupkan kembali bahasa Mandarin atau dialek-dialek lainnya, sehingga generasi baru dapat memahami bahasa leluhurnya. Sekarang ini memang banyak kursus Mandarin di-mana2, tetapi belum tentu semua orang mampu membayar atau mungkin juiga tidak punya waktu untuk datang ketempat kursus, mengingat macet dimana-mana, jarak yang dekatpun ditempuh dalam waktu yang lama. Mungkin ada yang bisa mengajar secara on-line ? Alangkah bermanfaatnya. Maaf ya ini hanya usulan saja, mudah2an bisa diterima. Terimakasih. Yulie - Original Message From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Saturday, September 20, 2008 3:42:46 PM Subject: Re: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya hello, setelah bulak balik baca laporan2 ttg media berbahasa mandarin, saya dapat bayangan yang kayaknya perlu dikonfirmasi deh. yaitu bahwa: jumlah orang yang masih faham bahasa mandarin dan bahasa cina lainnya di indonesia itu sebenarnya sudah tidak banyak. Yang bisapun kebanyakan sudah berumur, kira2 seperti generasi pemakai bahasa belanda di indonesia (tanpa menghitung generasi pelajar muda indonesia di belanda maksud saya.) sedangkan generasi mudanya rata-rata berbahasa indonesia, dan seperti anak2 kota besar yang sudah tidak mampu berbahasa daerah, masih musti belajar bahasa-bahasa itu kembali, agar pemakaian bahasa itu tetap hidup dalam masyarakat indonesia. jadi radio cakrawala misalnya titik beratnya kepada musik berbahasa mandarin. karena meskipun tidak mengerti kata2nya, orang bisa menyukai alur musiknya. Lalu, kalau memang suka, bisa mulai melafal kata-katanya, mencari terjemahannya dan bahkan siapa tahu, tertarik untuk belajar bahasa itu. argumentasi terakhir ini rada jauh ya... karena saat ini di mtv atau radio2 lain, top ten lagunya bisa dari bahasa inggris, italia, mandarin, indonesia, jepang, dll mungkin beda cuma kalau banyak anak muda Indonesia yang sekarang belajar di China.. itu keuntungan seperti bahasa belanda digunakan di belanda, mandarin digunakan di China . kalau cukup banyak orang muda indonesia yang belajar ke sana, maka bahasa itu suatu hari bisa hidup lagi di indonesia dalam kalangan tertentu.. sedangkan kalau bahasa daerah: seperti menado, padang, madura, dayak dsb. lebih mungkin untuk punah, karena jumlah pemakai bahasanya berkurang betul-betul berkurang. pikir2 mungkin bahasa sunda dan jawa tidak akan cepat punah karena banyaknya mahasiswa dari berbagai daerah yang masuk sekolah2 di bandung, surabaya dan yogya. Original-Nachricht Datum: Wed, 10 Sep 2008 11:50:42 +0700 Von: Ulysee [EMAIL PROTECTED] com.sg An: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Betreff: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya Numpang tanya, yang dibilang kwalitas yang bermutu dari koran mandarin jaman dulu itu yang kayak gimana sih? Maklum jaman itu belon lahir. Kalau gue, gue sih nggak lihat apa perlunya koran mandarin itu (krrrkkkekeke, bisa dijitak bokap deh berani bilang begeneh) sama dengan koran berbahasa Inggris. Itu segmennya siapa sih? Apa perlunya sih? Toh sekarang rata rata udah bisa bahasa Indonesia, jadi buat apa sih koran pake hurup cacing? Begetoh. PS: menurut gue sekarang KOMPAS juga nggak mutu, heheheheh. -Original Message- From: budaya_tionghua@ yahoogroups. com [mailto:budaya_tionghua@ yahoogroups. com] On Behalf Of Fy Zhou Sent: Monday, September 08, 2008 7:47 PM To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya Setahu saya, kecuali Harian Indonesia versi lama yang berdwi bahasa, semua koran Tionghoa ini murni berbhs mandarin. Sebenarnya, meski tampaknya semarak, mutu dari koran2 mandarin ini belum dapat menyamai kwalitas koran mandarin sebelum tahun 66. sekarang, koran2 ini lebih banyak memuat foto2 dan berita komunitas yang tak berbobot, lebih banyak berupa berita kumpul2 organisasi Tionghoa. berita2 nasional dan internasional sih ada, tapi hanya ngoper dari kantor berita luar. tulisan2 lunak, baik feature maupun sastra banyak yang mengambil dari penerbitan luar, baik dari RRT, Taiwan maupun Hongkong. kalau ada yang dari sumber lokal bobotnya juga relaif kalah. Salam, ZFy --- On Sat, 9/6/08, Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] -de wrote: From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] -de Subject: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya To: budaya_tionghua@ -yahoogroups.. -com Date: Saturday, September 6, 2008, 9:02 AM Dear Fy Zhou, terima kasih banyak untuk infonya. Kemarin saya jadinya seharian di internet meneliti tulisan tentang nama2 harian yang Anda sebutkan. Sayang saya tidak bisa berbahasa Mandarin
Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
mbak Yuli yb, doeloe milist ini pernah mau adain kursus mandarin buat anak2 hanya dgn biaya 50.000/bln tapi sayangnya tdk ada yg daftar. Doeloe jg disini pernah banyak artikel bahasa mandarin jg cara pengucapan sampe asal usulnya. Sama jg gak dpt tanggapan. Jadi didarat dah dicoba di udara jg udah sayangnya respon MINIM. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Yulianna Subarli [EMAIL PROTECTED] wrote: Baru kali ini saya meresponse, biasanya hanya sebagai anggota pasif saja. Memang benar, saat ini yang fasih berbahasa mandarin hanya sedikit sekali, kalaupun ada .sudah sepuh. Dari anggota milis ini, apakah tidak ada rencana untuk coba menghidupkan kembali bahasa Mandarin atau dialek-dialek lainnya, sehingga generasi baru dapat memahami bahasa leluhurnya. Sekarang ini memang banyak kursus Mandarin di-mana2, tetapi belum tentu semua orang mampu membayar atau mungkin juiga tidak punya waktu untuk datang ketempat kursus, mengingat macet dimana-mana, jarak yang dekatpun ditempuh dalam waktu yang lama. Mungkin ada yang bisa mengajar secara on-line ? Alangkah bermanfaatnya. Maaf ya ini hanya usulan saja, mudah2an bisa diterima. Terimakasih. Yulie - Original Message From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Saturday, September 20, 2008 3:42:46 PM Subject: Re: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya hello, setelah bulak balik baca laporan2 ttg media berbahasa mandarin, saya dapat bayangan yang kayaknya perlu dikonfirmasi deh. yaitu bahwa: jumlah orang yang masih faham bahasa mandarin dan bahasa cina lainnya di indonesia itu sebenarnya sudah tidak banyak. Yang bisapun kebanyakan sudah berumur, kira2 seperti generasi pemakai bahasa belanda di indonesia (tanpa menghitung generasi pelajar muda indonesia di belanda maksud saya.) sedangkan generasi mudanya rata-rata berbahasa indonesia, dan seperti anak2 kota besar yang sudah tidak mampu berbahasa daerah, masih musti belajar bahasa-bahasa itu kembali, agar pemakaian bahasa itu tetap hidup dalam masyarakat indonesia. jadi radio cakrawala misalnya titik beratnya kepada musik berbahasa mandarin. karena meskipun tidak mengerti kata2nya, orang bisa menyukai alur musiknya. Lalu, kalau memang suka, bisa mulai melafal kata-katanya, mencari terjemahannya dan bahkan siapa tahu, tertarik untuk belajar bahasa itu. argumentasi terakhir ini rada jauh ya... karena saat ini di mtv atau radio2 lain, top ten lagunya bisa dari bahasa inggris, italia, mandarin, indonesia, jepang, dll mungkin beda cuma kalau banyak anak muda Indonesia yang sekarang belajar di China.. itu keuntungan seperti bahasa belanda digunakan di belanda, mandarin digunakan di China . kalau cukup banyak orang muda indonesia yang belajar ke sana, maka bahasa itu suatu hari bisa hidup lagi di indonesia dalam kalangan tertentu.. sedangkan kalau bahasa daerah: seperti menado, padang, madura, dayak dsb. lebih mungkin untuk punah, karena jumlah pemakai bahasanya berkurang betul-betul berkurang. pikir2 mungkin bahasa sunda dan jawa tidak akan cepat punah karena banyaknya mahasiswa dari berbagai daerah yang masuk sekolah2 di bandung, surabaya dan yogya. Original-Nachricht Datum: Wed, 10 Sep 2008 11:50:42 +0700 Von: Ulysee [EMAIL PROTECTED] com.sg An: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Betreff: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya Numpang tanya, yang dibilang kwalitas yang bermutu dari koran mandarin jaman dulu itu yang kayak gimana sih? Maklum jaman itu belon lahir. Kalau gue, gue sih nggak lihat apa perlunya koran mandarin itu (krrrkkkekeke, bisa dijitak bokap deh berani bilang begeneh) sama dengan koran berbahasa Inggris. Itu segmennya siapa sih? Apa perlunya sih? Toh sekarang rata rata udah bisa bahasa Indonesia, jadi buat apa sih koran pake hurup cacing? Begetoh. PS: menurut gue sekarang KOMPAS juga nggak mutu, heheheheh. -Original Message- From: budaya_tionghua@ yahoogroups. com [mailto:budaya_tionghua@ yahoogroups. com] On Behalf Of Fy Zhou Sent: Monday, September 08, 2008 7:47 PM To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya Setahu saya, kecuali Harian Indonesia versi lama yang berdwi bahasa, semua koran Tionghoa ini murni berbhs mandarin. Sebenarnya, meski tampaknya semarak, mutu dari koran2 mandarin ini belum dapat menyamai kwalitas koran mandarin sebelum tahun 66. sekarang, koran2 ini lebih banyak memuat foto2 dan berita komunitas yang tak berbobot, lebih banyak berupa berita kumpul2 organisasi Tionghoa. berita2 nasional dan internasional sih ada, tapi hanya ngoper dari kantor berita luar. tulisan2 lunak, baik feature maupun sastra banyak yang mengambil dari penerbitan luar, baik dari RRT, Taiwan maupun Hongkong. kalau ada yang dari sumber lokal bobotnya
Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
Mas Adrian, trimakasih sudah meresponse keinginanku sayang sekali saya baru beberapa minggu menjadi anggota milis ini, kalau saja dari dulu, pasti saya orang no.1 yang akan meresponse Jangan patah semangat mas, masih banyak orang2 yang berminat, apa lagi biaya kursus di Jakarta. muuuahal banget. Ayo dong kalau ada yang berminat tolong diresponse supaya mas Adrian bisa mulai menggagas lagi kursus yang murah meriah, tapi bermutu. Trimakasih - Original Message From: ardian_c [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Saturday, September 20, 2008 7:26:01 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya mbak Yuli yb, doeloe milist ini pernah mau adain kursus mandarin buat anak2 hanya dgn biaya 50.000/bln tapi sayangnya tdk ada yg daftar. Doeloe jg disini pernah banyak artikel bahasa mandarin jg cara pengucapan sampe asal usulnya. Sama jg gak dpt tanggapan. Jadi didarat dah dicoba di udara jg udah sayangnya respon MINIM. --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Yulianna Subarli [EMAIL PROTECTED] .. wrote: Baru kali ini saya meresponse, biasanya hanya sebagai anggota pasif saja. Memang benar, saat ini yang fasih berbahasa mandarin hanya sedikit sekali, kalaupun ada .sudah sepuh. Dari anggota milis ini, apakah tidak ada rencana untuk coba menghidupkan kembali bahasa Mandarin atau dialek-dialek lainnya, sehingga generasi baru dapat memahami bahasa leluhurnya. Sekarang ini memang banyak kursus Mandarin di-mana2, tetapi belum tentu semua orang mampu membayar atau mungkin juiga tidak punya waktu untuk datang ketempat kursus, mengingat macet dimana-mana, jarak yang dekatpun ditempuh dalam waktu yang lama. Mungkin ada yang bisa mengajar secara on-line ? Alangkah bermanfaatnya. . Maaf ya ini hanya usulan saja, mudah2an bisa diterima. Terimakasih. Yulie - Original Message From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] . To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Saturday, September 20, 2008 3:42:46 PM Subject: Re: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya hello, setelah bulak balik baca laporan2 ttg media berbahasa mandarin, saya dapat bayangan yang kayaknya perlu dikonfirmasi deh. yaitu bahwa: jumlah orang yang masih faham bahasa mandarin dan bahasa cina lainnya di indonesia itu sebenarnya sudah tidak banyak. Yang bisapun kebanyakan sudah berumur, kira2 seperti generasi pemakai bahasa belanda di indonesia (tanpa menghitung generasi pelajar muda indonesia di belanda maksud saya.) sedangkan generasi mudanya rata-rata berbahasa indonesia, dan seperti anak2 kota besar yang sudah tidak mampu berbahasa daerah, masih musti belajar bahasa-bahasa itu kembali, agar pemakaian bahasa itu tetap hidup dalam masyarakat indonesia. jadi radio cakrawala misalnya titik beratnya kepada musik berbahasa mandarin. karena meskipun tidak mengerti kata2nya, orang bisa menyukai alur musiknya. Lalu, kalau memang suka, bisa mulai melafal kata-katanya, mencari terjemahannya dan bahkan siapa tahu, tertarik untuk belajar bahasa itu. argumentasi terakhir ini rada jauh ya... karena saat ini di mtv atau radio2 lain, top ten lagunya bisa dari bahasa inggris, italia, mandarin, indonesia, jepang, dll mungkin beda cuma kalau banyak anak muda Indonesia yang sekarang belajar di China.. itu keuntungan seperti bahasa belanda digunakan di belanda, mandarin digunakan di China . kalau cukup banyak orang muda indonesia yang belajar ke sana, maka bahasa itu suatu hari bisa hidup lagi di indonesia dalam kalangan tertentu.. sedangkan kalau bahasa daerah: seperti menado, padang, madura, dayak dsb. lebih mungkin untuk punah, karena jumlah pemakai bahasanya berkurang betul-betul berkurang. pikir2 mungkin bahasa sunda dan jawa tidak akan cepat punah karena banyaknya mahasiswa dari berbagai daerah yang masuk sekolah2 di bandung, surabaya dan yogya. Original-Nachricht Datum: Wed, 10 Sep 2008 11:50:42 +0700 Von: Ulysee ulysee_me2@ yahoo. com.sg An: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Betreff: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya Numpang tanya, yang dibilang kwalitas yang bermutu dari koran mandarin jaman dulu itu yang kayak gimana sih? Maklum jaman itu belon lahir. Kalau gue, gue sih nggak lihat apa perlunya koran mandarin itu (krrrkkkekeke, bisa dijitak bokap deh berani bilang begeneh) sama dengan koran berbahasa Inggris. Itu segmennya siapa sih? Apa perlunya sih? Toh sekarang rata rata udah bisa bahasa Indonesia, jadi buat apa sih koran pake hurup cacing? Begetoh. PS: menurut gue sekarang KOMPAS juga nggak mutu, heheheheh. -Original Message- From: budaya_tionghua@ yahoogroups. com [mailto:budaya_ tionghua@ yahoogroups. com] On Behalf Of Fy Zhou Sent: Monday, September 08, 2008 7:47 PM To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
Re: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
Pemakai bhs mandarin usia rata2nya pasti lebih muda dari pemakai bhs Belanda, karena sekolah berbhs mandarin baru tutup tahun 66, sedangkan sekolah belanda tutup tahun 45 (?), jadi ada beda 21 tahun. - Original Message From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Saturday, September 20, 2008 3:42:46 PM Subject: Re: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya hello, setelah bulak balik baca laporan2 ttg media berbahasa mandarin, saya dapat bayangan yang kayaknya perlu dikonfirmasi deh. yaitu bahwa: jumlah orang yang masih faham bahasa mandarin dan bahasa cina lainnya di indonesia itu sebenarnya sudah tidak banyak. Yang bisapun kebanyakan sudah berumur, kira2 seperti generasi pemakai bahasa belanda di indonesia (tanpa menghitung generasi pelajar muda indonesia di belanda maksud saya.) sedangkan generasi mudanya rata-rata berbahasa indonesia, dan seperti anak2 kota besar yang sudah tidak mampu berbahasa daerah, masih musti belajar bahasa-bahasa itu kembali, agar pemakaian bahasa itu tetap hidup dalam masyarakat indonesia. jadi radio cakrawala misalnya titik beratnya kepada musik berbahasa mandarin. karena meskipun tidak mengerti kata2nya, orang bisa menyukai alur musiknya. Lalu, kalau memang suka, bisa mulai melafal kata-katanya, mencari terjemahannya dan bahkan siapa tahu, tertarik untuk belajar bahasa itu. argumentasi terakhir ini rada jauh ya... karena saat ini di mtv atau radio2 lain, top ten lagunya bisa dari bahasa inggris, italia, mandarin, indonesia, jepang, dll mungkin beda cuma kalau banyak anak muda Indonesia yang sekarang belajar di China. itu keuntungan seperti bahasa belanda digunakan di belanda, mandarin digunakan di China . kalau cukup banyak orang muda indonesia yang belajar ke sana, maka bahasa itu suatu hari bisa hidup lagi di indonesia dalam kalangan tertentu.. sedangkan kalau bahasa daerah: seperti menado, padang, madura, dayak dsb. lebih mungkin untuk punah, karena jumlah pemakai bahasanya berkurang betul-betul berkurang. pikir2 mungkin bahasa sunda dan jawa tidak akan cepat punah karena banyaknya mahasiswa dari berbagai daerah yang masuk sekolah2 di bandung, surabaya dan yogya. Original-Nachricht Datum: Wed, 10 Sep 2008 11:50:42 +0700 Von: Ulysee [EMAIL PROTECTED] com.sg An: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Betreff: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya Numpang tanya, yang dibilang kwalitas yang bermutu dari koran mandarin jaman dulu itu yang kayak gimana sih? Maklum jaman itu belon lahir. Kalau gue, gue sih nggak lihat apa perlunya koran mandarin itu (krrrkkkekeke, bisa dijitak bokap deh berani bilang begeneh) sama dengan koran berbahasa Inggris. Itu segmennya siapa sih? Apa perlunya sih? Toh sekarang rata rata udah bisa bahasa Indonesia, jadi buat apa sih koran pake hurup cacing? Begetoh. PS: menurut gue sekarang KOMPAS juga nggak mutu, heheheheh. -Original Message- From: budaya_tionghua@ yahoogroups. com [mailto:budaya_tionghua@ yahoogroups. com] On Behalf Of Fy Zhou Sent: Monday, September 08, 2008 7:47 PM To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya Setahu saya, kecuali Harian Indonesia versi lama yang berdwi bahasa, semua koran Tionghoa ini murni berbhs mandarin. Sebenarnya, meski tampaknya semarak, mutu dari koran2 mandarin ini belum dapat menyamai kwalitas koran mandarin sebelum tahun 66. sekarang, koran2 ini lebih banyak memuat foto2 dan berita komunitas yang tak berbobot, lebih banyak berupa berita kumpul2 organisasi Tionghoa. berita2 nasional dan internasional sih ada, tapi hanya ngoper dari kantor berita luar. tulisan2 lunak, baik feature maupun sastra banyak yang mengambil dari penerbitan luar, baik dari RRT, Taiwan maupun Hongkong. kalau ada yang dari sumber lokal bobotnya juga relaif kalah. Salam, ZFy --- On Sat, 9/6/08, Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] -de wrote: From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] -de Subject: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya To: budaya_tionghua@ -yahoogroups. -com Date: Saturday, September 6, 2008, 9:02 AM Dear Fy Zhou, terima kasih banyak untuk infonya. Kemarin saya jadinya seharian di internet meneliti tulisan tentang nama2 harian yang Anda sebutkan. Sayang saya tidak bisa berbahasa Mandarin, jadi tidak tahu jenis2 berita yang disajikan harian-harian itu dan apa seluruhnya dalam bahasa Mandarin. Atau ada yang sebagian isinya berbahasa lain, termasuk Indonesia. Karena kalau melihat situs radio Cakrawala, tampaknya banyak juga keturunan Tionghoa yang lebih fasih berbahasa Indonesia. Mungkin mereka seperti saya, yang sudah tak bisa berbahasa Sunda atau malah bahasa leluhurnya bukan Mandarin. Sehingga saya pikir banyak komunikasi antara pendengarnya dalam bahasa Indonesia, tapi tetap menikmati lagu-lagu pop HongKong
Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
Usul: bagaimana kalau memanfaatkan potensi milis ini/ misalnya, setiap hari diajarkan satu suku kata, seminggu sekali di rangkum menjadi satu kalimat? mungkin tak bisa membuat anggota menjadi fasih bicara, tapi lumayanlah untuk sekedar bisa baca, meski gramernya kacau sekalipun, untuk menebak isi kalimat mungkin berguna. - Original Message From: ardian_c [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Saturday, September 20, 2008 7:26:01 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya mbak Yuli yb, doeloe milist ini pernah mau adain kursus mandarin buat anak2 hanya dgn biaya 50.000/bln tapi sayangnya tdk ada yg daftar. Doeloe jg disini pernah banyak artikel bahasa mandarin jg cara pengucapan sampe asal usulnya. Sama jg gak dpt tanggapan. Jadi didarat dah dicoba di udara jg udah sayangnya respon MINIM. --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Yulianna Subarli [EMAIL PROTECTED] .. wrote: Baru kali ini saya meresponse, biasanya hanya sebagai anggota pasif saja. Memang benar, saat ini yang fasih berbahasa mandarin hanya sedikit sekali, kalaupun ada .sudah sepuh. Dari anggota milis ini, apakah tidak ada rencana untuk coba menghidupkan kembali bahasa Mandarin atau dialek-dialek lainnya, sehingga generasi baru dapat memahami bahasa leluhurnya. Sekarang ini memang banyak kursus Mandarin di-mana2, tetapi belum tentu semua orang mampu membayar atau mungkin juiga tidak punya waktu untuk datang ketempat kursus, mengingat macet dimana-mana, jarak yang dekatpun ditempuh dalam waktu yang lama. Mungkin ada yang bisa mengajar secara on-line ? Alangkah bermanfaatnya. Maaf ya ini hanya usulan saja, mudah2an bisa diterima. Terimakasih. Yulie - Original Message From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] . To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Saturday, September 20, 2008 3:42:46 PM Subject: Re: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya hello, setelah bulak balik baca laporan2 ttg media berbahasa mandarin, saya dapat bayangan yang kayaknya perlu dikonfirmasi deh. yaitu bahwa: jumlah orang yang masih faham bahasa mandarin dan bahasa cina lainnya di indonesia itu sebenarnya sudah tidak banyak. Yang bisapun kebanyakan sudah berumur, kira2 seperti generasi pemakai bahasa belanda di indonesia (tanpa menghitung generasi pelajar muda indonesia di belanda maksud saya.) sedangkan generasi mudanya rata-rata berbahasa indonesia, dan seperti anak2 kota besar yang sudah tidak mampu berbahasa daerah, masih musti belajar bahasa-bahasa itu kembali, agar pemakaian bahasa itu tetap hidup dalam masyarakat indonesia. jadi radio cakrawala misalnya titik beratnya kepada musik berbahasa mandarin. karena meskipun tidak mengerti kata2nya, orang bisa menyukai alur musiknya. Lalu, kalau memang suka, bisa mulai melafal kata-katanya, mencari terjemahannya dan bahkan siapa tahu, tertarik untuk belajar bahasa itu. argumentasi terakhir ini rada jauh ya... karena saat ini di mtv atau radio2 lain, top ten lagunya bisa dari bahasa inggris, italia, mandarin, indonesia, jepang, dll mungkin beda cuma kalau banyak anak muda Indonesia yang sekarang belajar di China.. itu keuntungan seperti bahasa belanda digunakan di belanda, mandarin digunakan di China . kalau cukup banyak orang muda indonesia yang belajar ke sana, maka bahasa itu suatu hari bisa hidup lagi di indonesia dalam kalangan tertentu.. sedangkan kalau bahasa daerah: seperti menado, padang, madura, dayak dsb. lebih mungkin untuk punah, karena jumlah pemakai bahasanya berkurang betul-betul berkurang. pikir2 mungkin bahasa sunda dan jawa tidak akan cepat punah karena banyaknya mahasiswa dari berbagai daerah yang masuk sekolah2 di bandung, surabaya dan yogya. Original-Nachricht Datum: Wed, 10 Sep 2008 11:50:42 +0700 Von: Ulysee ulysee_me2@ yahoo. com.sg An: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Betreff: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya Numpang tanya, yang dibilang kwalitas yang bermutu dari koran mandarin jaman dulu itu yang kayak gimana sih? Maklum jaman itu belon lahir. Kalau gue, gue sih nggak lihat apa perlunya koran mandarin itu (krrrkkkekeke, bisa dijitak bokap deh berani bilang begeneh) sama dengan koran berbahasa Inggris. Itu segmennya siapa sih? Apa perlunya sih? Toh sekarang rata rata udah bisa bahasa Indonesia, jadi buat apa sih koran pake hurup cacing? Begetoh. PS: menurut gue sekarang KOMPAS juga nggak mutu, heheheheh. -Original Message- From: budaya_tionghua@ yahoogroups. com [mailto:budaya_ tionghua@ yahoogroups. com] On Behalf Of Fy Zhou Sent: Monday, September 08, 2008 7:47 PM To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya Setahu saya, kecuali Harian Indonesia versi lama yang berdwi bahasa, semua koran Tionghoa ini murni berbhs mandarin
RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
Numpang tanya, yang dibilang kwalitas yang bermutu dari koran mandarin jaman dulu itu yang kayak gimana sih? Maklum jaman itu belon lahir. Kalau gue, gue sih nggak lihat apa perlunya koran mandarin itu (krrrkkkekeke, bisa dijitak bokap deh berani bilang begeneh) sama dengan koran berbahasa Inggris. Itu segmennya siapa sih? Apa perlunya sih? Toh sekarang rata rata udah bisa bahasa Indonesia, jadi buat apa sih koran pake hurup cacing? Begetoh. PS: menurut gue sekarang KOMPAS juga nggak mutu, heheheheh. -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Fy Zhou Sent: Monday, September 08, 2008 7:47 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya Setahu saya, kecuali Harian Indonesia versi lama yang berdwi bahasa, semua koran Tionghoa ini murni berbhs mandarin. Sebenarnya, meski tampaknya semarak, mutu dari koran2 mandarin ini belum dapat menyamai kwalitas koran mandarin sebelum tahun 66. sekarang, koran2 ini lebih banyak memuat foto2 dan berita komunitas yang tak berbobot, lebih banyak berupa berita kumpul2 organisasi Tionghoa. berita2 nasional dan internasional sih ada, tapi hanya ngoper dari kantor berita luar. tulisan2 lunak, baik feature maupun sastra banyak yang mengambil dari penerbitan luar, baik dari RRT, Taiwan maupun Hongkong. kalau ada yang dari sumber lokal bobotnya juga relaif kalah. Salam, ZFy --- On Sat, 9/6/08, Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya To: [EMAIL PROTECTED] Date: Saturday, September 6, 2008, 9:02 AM Dear Fy Zhou, terima kasih banyak untuk infonya. Kemarin saya jadinya seharian di internet meneliti tulisan tentang nama2 harian yang Anda sebutkan. Sayang saya tidak bisa berbahasa Mandarin, jadi tidak tahu jenis2 berita yang disajikan harian-harian itu dan apa seluruhnya dalam bahasa Mandarin. Atau ada yang sebagian isinya berbahasa lain, termasuk Indonesia. Karena kalau melihat situs radio Cakrawala, tampaknya banyak juga keturunan Tionghoa yang lebih fasih berbahasa Indonesia. Mungkin mereka seperti saya, yang sudah tak bisa berbahasa Sunda atau malah bahasa leluhurnya bukan Mandarin. Sehingga saya pikir banyak komunikasi antara pendengarnya dalam bahasa Indonesia, tapi tetap menikmati lagu-lagu pop HongKong (?). Pokoknya kemarin banyak hal menarik yang terbaca, juga dari situs ini yang ternyata kaya sekali dengan berbagai pandangan dan pendapat. Kemarin begitu asik membacanya, hampir2 saja lupa kenapa saya mencari info itu. Fy Zhou, kalau boleh tanya, apakah Anda merasa harian2 itu merefleksikan bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia? Salam, Edith Original-Nachricht Datum: Thu, 4 Sep 2008 21:06:21 -0700 (PDT) Von: Fy Zhou HYPERLINK mailto:zhoufy%40yahoo.com; [EMAIL PROTECTED] com An: HYPERLINK mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com; \nbudaya_tionghua@ yahoogroups. com Betreff: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya Koran berbahasa mandarin di Indonesia sekarang ini jumlahnya lumayan banyak, mereka bisa hidup karena dukungan iklan ternyata cukup banyak. maklum orang Tionghoa di sini meski disebut minoritas jumlahnya relatif cukup banyak. ada berapa Koran bhs mandarin yang saya tahu - Guo Ji Ribao (International Dayly News) - Qian Dao Ribao (terbitan Surabaya) - Yinni Xingzou Ribao (ex Harian Indonesia yang dibeli oleh group koran Singapore) - Shangbao (koran Bisinis Indonesia edisi mandarin) - Xunbao ( terbitan Medan) - Shijie Ribao(Global daylynews cabang Taiwan) sudah berhenti terbit - heping ribao (punya Nurdin Purnomo), sudah tutup Di luar itu, ada sejumlah majalah bulanan dlm bhs mandarin, sekitar 3 judul, diluar bulletin khusus sasta dan bulletin komunitas yang dibagikan gratis... ZFy --- On Thu, 9/4/08, dithhidayati HYPERLINK mailto:hidayati%40gmx.de; [EMAIL PROTECTED] de wrote: From: dithhidayati HYPERLINK mailto:hidayati%40gmx.de; [EMAIL PROTECTED] de Subject: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya To: HYPERLINK mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com; \nbudaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Thursday, September 4, 2008, 11:12 PM nama saya Edith dan bekerja untuk Radio Deutsche Welle di Jerman. Saya sedang mencari informasi mengenai apa yang bisa disebut media diaspora atau media minoritas Indonesia. Pertanyaan dibenak saya seputar, bagaimana media diaspora itu bertahan hidup, bagaimana dia diterima dan apakah itu menambah penerimaan diaspora itu pada masyarakat setempat. Misalnya di Hongkong ada sejumlah terbitan berbahasa Indonesia, beberapa terbit Senin Kamis, tapi ada juga yang bertahan, seperti saya dengar surat kabar Suara, yang mungkin bertahan karena ada dukungan iklan. Tapi khususnya di Indonesia, sejak jaman Gus Dur terbit publikasi
Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
Setahu saya, kecuali Harian Indonesia versi lama yang berdwi bahasa, semua koran Tionghoa ini murni berbhs mandarin. Sebenarnya, meski tampaknya semarak, mutu dari koran2 mandarin ini belum dapat menyamai kwalitas koran mandarin sebelum tahun 66. sekarang, koran2 ini lebih banyak memuat foto2 dan berita komunitas yang tak berbobot, lebih banyak berupa berita kumpul2 organisasi Tionghoa. berita2 nasional dan internasional sih ada, tapi hanya ngoper dari kantor berita luar. tulisan2 lunak, baik feature maupun sastra banyak yang mengambil dari penerbitan luar, baik dari RRT, Taiwan maupun Hongkong. kalau ada yang dari sumber lokal bobotnya juga relaif kalah. Salam, ZFy --- On Sat, 9/6/08, Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Saturday, September 6, 2008, 9:02 AM Dear Fy Zhou, terima kasih banyak untuk infonya. Kemarin saya jadinya seharian di internet meneliti tulisan tentang nama2 harian yang Anda sebutkan. Sayang saya tidak bisa berbahasa Mandarin, jadi tidak tahu jenis2 berita yang disajikan harian-harian itu dan apa seluruhnya dalam bahasa Mandarin. Atau ada yang sebagian isinya berbahasa lain, termasuk Indonesia. Karena kalau melihat situs radio Cakrawala, tampaknya banyak juga keturunan Tionghoa yang lebih fasih berbahasa Indonesia. Mungkin mereka seperti saya, yang sudah tak bisa berbahasa Sunda atau malah bahasa leluhurnya bukan Mandarin. Sehingga saya pikir banyak komunikasi antara pendengarnya dalam bahasa Indonesia, tapi tetap menikmati lagu-lagu pop HongKong (?). Pokoknya kemarin banyak hal menarik yang terbaca, juga dari situs ini yang ternyata kaya sekali dengan berbagai pandangan dan pendapat. Kemarin begitu asik membacanya, hampir2 saja lupa kenapa saya mencari info itu. Fy Zhou, kalau boleh tanya, apakah Anda merasa harian2 itu merefleksikan bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia? Salam, Edith Original-Nachricht Datum: Thu, 4 Sep 2008 21:06:21 -0700 (PDT) Von: Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] com An: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Betreff: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya Koran berbahasa mandarin di Indonesia sekarang ini jumlahnya lumayan banyak, mereka bisa hidup karena dukungan iklan ternyata cukup banyak. maklum orang Tionghoa di sini meski disebut minoritas jumlahnya relatif cukup banyak. ada berapa Koran bhs mandarin yang saya tahu - Guo Ji Ribao (International Dayly News) - Qian Dao Ribao (terbitan Surabaya) - Yinni Xingzou Ribao (ex Harian Indonesia yang dibeli oleh group koran Singapore) - Shangbao (koran Bisinis Indonesia edisi mandarin) - Xunbao ( terbitan Medan) - Shijie Ribao(Global daylynews cabang Taiwan) sudah berhenti terbit - heping ribao (punya Nurdin Purnomo), sudah tutup Di luar itu, ada sejumlah majalah bulanan dlm bhs mandarin, sekitar 3 judul, diluar bulletin khusus sasta dan bulletin komunitas yang dibagikan gratis... ZFy --- On Thu, 9/4/08, dithhidayati [EMAIL PROTECTED] de wrote: From: dithhidayati [EMAIL PROTECTED] de Subject: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Thursday, September 4, 2008, 11:12 PM nama saya Edith dan bekerja untuk Radio Deutsche Welle di Jerman. Saya sedang mencari informasi mengenai apa yang bisa disebut media diaspora atau media minoritas Indonesia. Pertanyaan dibenak saya seputar, bagaimana media diaspora itu bertahan hidup, bagaimana dia diterima dan apakah itu menambah penerimaan diaspora itu pada masyarakat setempat. Misalnya di Hongkong ada sejumlah terbitan berbahasa Indonesia, beberapa terbit Senin Kamis, tapi ada juga yang bertahan, seperti saya dengar surat kabar Suara, yang mungkin bertahan karena ada dukungan iklan. Tapi khususnya di Indonesia, sejak jaman Gus Dur terbit publikasi/media berbahasa Cina. Apakah ada diantara saudara-saudara yang mengerti mengenai soal ini dan bisa saya telpon atau berkiriman email, punya informasi atau bisa menunjukan kepada siapa saya bisa bertanya tentang ini? Terima kasih banyak atas bantuannya. Salam, Edith
Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
Dear Fy Zhou, terima kasih banyak untuk infonya. Kemarin saya jadinya seharian di internet meneliti tulisan tentang nama2 harian yang Anda sebutkan. Sayang saya tidak bisa berbahasa Mandarin, jadi tidak tahu jenis2 berita yang disajikan harian-harian itu dan apa seluruhnya dalam bahasa Mandarin. Atau ada yang sebagian isinya berbahasa lain, termasuk Indonesia. Karena kalau melihat situs radio Cakrawala, tampaknya banyak juga keturunan Tionghoa yang lebih fasih berbahasa Indonesia. Mungkin mereka seperti saya, yang sudah tak bisa berbahasa Sunda atau malah bahasa leluhurnya bukan Mandarin. Sehingga saya pikir banyak komunikasi antara pendengarnya dalam bahasa Indonesia, tapi tetap menikmati lagu-lagu pop HongKong (?). Pokoknya kemarin banyak hal menarik yang terbaca, juga dari situs ini yang ternyata kaya sekali dengan berbagai pandangan dan pendapat. Kemarin begitu asik membacanya, hampir2 saja lupa kenapa saya mencari info itu. Fy Zhou, kalau boleh tanya, apakah Anda merasa harian2 itu merefleksikan bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia? Salam, Edith Original-Nachricht Datum: Thu, 4 Sep 2008 21:06:21 -0700 (PDT) Von: Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] An: budaya_tionghua@yahoogroups.com Betreff: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya Koran berbahasa mandarin di Indonesia sekarang ini jumlahnya lumayan banyak, mereka bisa hidup karena dukungan iklan ternyata cukup banyak. maklum orang Tionghoa di sini meski disebut minoritas jumlahnya relatif cukup banyak. ada berapa Koran bhs mandarin yang saya tahu - Guo Ji Ribao (International Dayly News) - Qian Dao Ribao (terbitan Surabaya) - Yinni Xingzou Ribao (ex Harian Indonesia yang dibeli oleh group koran Singapore) - Shangbao (koran Bisinis Indonesia edisi mandarin) - Xunbao ( terbitan Medan) - Shijie Ribao(Global daylynews cabang Taiwan) sudah berhenti terbit - heping ribao (punya Nurdin Purnomo), sudah tutup Di luar itu, ada sejumlah majalah bulanan dlm bhs mandarin, sekitar 3 judul, diluar bulletin khusus sasta dan bulletin komunitas yang dibagikan gratis... ZFy --- On Thu, 9/4/08, dithhidayati [EMAIL PROTECTED] wrote: From: dithhidayati [EMAIL PROTECTED] Subject: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Thursday, September 4, 2008, 11:12 PM nama saya Edith dan bekerja untuk Radio Deutsche Welle di Jerman. Saya sedang mencari informasi mengenai apa yang bisa disebut media diaspora atau media minoritas Indonesia. Pertanyaan dibenak saya seputar, bagaimana media diaspora itu bertahan hidup, bagaimana dia diterima dan apakah itu menambah penerimaan diaspora itu pada masyarakat setempat. Misalnya di Hongkong ada sejumlah terbitan berbahasa Indonesia, beberapa terbit Senin Kamis, tapi ada juga yang bertahan, seperti saya dengar surat kabar Suara, yang mungkin bertahan karena ada dukungan iklan. Tapi khususnya di Indonesia, sejak jaman Gus Dur terbit publikasi/media berbahasa Cina. Apakah ada diantara saudara-saudara yang mengerti mengenai soal ini dan bisa saya telpon atau berkiriman email, punya informasi atau bisa menunjukan kepada siapa saya bisa bertanya tentang ini? Terima kasih banyak atas bantuannya. Salam, Edith
Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
adakah dari sekian koran itu yang dapat dibaca di internet Indonesia dan berisikan berita Indonesia, terima kasih, dhanis --- On Sat, 6/9/08, Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Saturday, 6 September, 2008, 5:02 AM Dear Fy Zhou, terima kasih banyak untuk infonya. Kemarin saya jadinya seharian di internet meneliti tulisan tentang nama2 harian yang Anda sebutkan. Sayang saya tidak bisa berbahasa Mandarin, jadi tidak tahu jenis2 berita yang disajikan harian-harian itu dan apa seluruhnya dalam bahasa Mandarin. Atau ada yang sebagian isinya berbahasa lain, termasuk Indonesia. Karena kalau melihat situs radio Cakrawala, tampaknya banyak juga keturunan Tionghoa yang lebih fasih berbahasa Indonesia. Mungkin mereka seperti saya, yang sudah tak bisa berbahasa Sunda atau malah bahasa leluhurnya bukan Mandarin. Sehingga saya pikir banyak komunikasi antara pendengarnya dalam bahasa Indonesia, tapi tetap menikmati lagu-lagu pop HongKong (?). Pokoknya kemarin banyak hal menarik yang terbaca, juga dari situs ini yang ternyata kaya sekali dengan berbagai pandangan dan pendapat. Kemarin begitu asik membacanya, hampir2 saja lupa kenapa saya mencari info itu. Fy Zhou, kalau boleh tanya, apakah Anda merasa harian2 itu merefleksikan bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia? Salam, Edith Original-Nachricht Datum: Thu, 4 Sep 2008 21:06:21 -0700 (PDT) Von: Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] com An: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Betreff: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya Koran berbahasa mandarin di Indonesia sekarang ini jumlahnya lumayan banyak, mereka bisa hidup karena dukungan iklan ternyata cukup banyak. maklum orang Tionghoa di sini meski disebut minoritas jumlahnya relatif cukup banyak. ada berapa Koran bhs mandarin yang saya tahu - Guo Ji Ribao (International Dayly News) - Qian Dao Ribao (terbitan Surabaya) - Yinni Xingzou Ribao (ex Harian Indonesia yang dibeli oleh group koran Singapore) - Shangbao (koran Bisinis Indonesia edisi mandarin) - Xunbao ( terbitan Medan) - Shijie Ribao(Global daylynews cabang Taiwan) sudah berhenti terbit - heping ribao (punya Nurdin Purnomo), sudah tutup Di luar itu, ada sejumlah majalah bulanan dlm bhs mandarin, sekitar 3 judul, diluar bulletin khusus sasta dan bulletin komunitas yang dibagikan gratis... ZFy --- On Thu, 9/4/08, dithhidayati [EMAIL PROTECTED] de wrote: From: dithhidayati [EMAIL PROTECTED] de Subject: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Thursday, September 4, 2008, 11:12 PM nama saya Edith dan bekerja untuk Radio Deutsche Welle di Jerman. Saya sedang mencari informasi mengenai apa yang bisa disebut media diaspora atau media minoritas Indonesia. Pertanyaan dibenak saya seputar, bagaimana media diaspora itu bertahan hidup, bagaimana dia diterima dan apakah itu menambah penerimaan diaspora itu pada masyarakat setempat. Misalnya di Hongkong ada sejumlah terbitan berbahasa Indonesia, beberapa terbit Senin Kamis, tapi ada juga yang bertahan, seperti saya dengar surat kabar Suara, yang mungkin bertahan karena ada dukungan iklan. Tapi khususnya di Indonesia, sejak jaman Gus Dur terbit publikasi/media berbahasa Cina. Apakah ada diantara saudara-saudara yang mengerti mengenai soal ini dan bisa saya telpon atau berkiriman email, punya informasi atau bisa menunjukan kepada siapa saya bisa bertanya tentang ini? Terima kasih banyak atas bantuannya. Salam, Edith New Email names for you! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/
Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
Koran berbahasa mandarin di Indonesia sekarang ini jumlahnya lumayan banyak, mereka bisa hidup karena dukungan iklan ternyata cukup banyak. maklum orang Tionghoa di sini meski disebut minoritas jumlahnya relatif cukup banyak. ada berapa Koran bhs mandarin yang saya tahu - Guo Ji Ribao (International Dayly News) - Qian Dao Ribao (terbitan Surabaya) - Yinni Xingzou Ribao (ex Harian Indonesia yang dibeli oleh group koran Singapore) - Shangbao (koran Bisinis Indonesia edisi mandarin) - Xunbao ( terbitan Medan) - Shijie Ribao(Global daylynews cabang Taiwan) sudah berhenti terbit - heping ribao (punya Nurdin Purnomo), sudah tutup Di luar itu, ada sejumlah majalah bulanan dlm bhs mandarin, sekitar 3 judul, diluar bulletin khusus sasta dan bulletin komunitas yang dibagikan gratis... ZFy --- On Thu, 9/4/08, dithhidayati [EMAIL PROTECTED] wrote: From: dithhidayati [EMAIL PROTECTED] Subject: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Thursday, September 4, 2008, 11:12 PM nama saya Edith dan bekerja untuk Radio Deutsche Welle di Jerman. Saya sedang mencari informasi mengenai apa yang bisa disebut media diaspora atau media minoritas Indonesia. Pertanyaan dibenak saya seputar, bagaimana media diaspora itu bertahan hidup, bagaimana dia diterima dan apakah itu menambah penerimaan diaspora itu pada masyarakat setempat. Misalnya di Hongkong ada sejumlah terbitan berbahasa Indonesia, beberapa terbit Senin Kamis, tapi ada juga yang bertahan, seperti saya dengar surat kabar Suara, yang mungkin bertahan karena ada dukungan iklan. Tapi khususnya di Indonesia, sejak jaman Gus Dur terbit publikasi/media berbahasa Cina. Apakah ada diantara saudara-saudara yang mengerti mengenai soal ini dan bisa saya telpon atau berkiriman email, punya informasi atau bisa menunjukan kepada siapa saya bisa bertanya tentang ini? Terima kasih banyak atas bantuannya. Salam, Edith
[budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
nama saya Edith dan bekerja untuk Radio Deutsche Welle di Jerman. Saya sedang mencari informasi mengenai apa yang bisa disebut media diaspora atau media minoritas Indonesia. Pertanyaan dibenak saya seputar, bagaimana media diaspora itu bertahan hidup, bagaimana dia diterima dan apakah itu menambah penerimaan diaspora itu pada masyarakat setempat. Misalnya di Hongkong ada sejumlah terbitan berbahasa Indonesia, beberapa terbit Senin Kamis, tapi ada juga yang bertahan, seperti saya dengar surat kabar Suara, yang mungkin bertahan karena ada dukungan iklan. Tapi khususnya di Indonesia, sejak jaman Gus Dur terbit publikasi/media berbahasa Cina. Apakah ada diantara saudara-saudara yang mengerti mengenai soal ini dan bisa saya telpon atau berkiriman email, punya informasi atau bisa menunjukan kepada siapa saya bisa bertanya tentang ini? Terima kasih banyak atas bantuannya. Salam, Edith
[budaya_tionghua] SALAM KENAL
Saya Vandi, reporter majalah China Town.pengen ikut gabung disini,karena saya pasti butuh banyak info dari para anggota,mohon bantuannya ya...thnx...xie xie...
[budaya_tionghua] Salam Kenal dari ABG (Anggota Baru Gabung)
Moderators dan teman-teman milis semuah, Hai, apakabar? Sudah makan? Terima kasih kepada moderators atas diterimanya 'lamaran' saya untuk menjadi anggota milis Budaya Tionghua ini. Nama saya Ophoeng, panggilan sehari-hari saya di rumah. Lahir di Cirebon, pernah sekolah di THHK (Tiong Hwa Hwee Kwan) sampai kelas 6 SD. SMP-SMA di Cirebon, dan kuliah 3 tahun di Yogya. Saya termasuk satu penggemar budaya apa saja, termasuk tentunya budaya Tionghua. Sesekali saya membuat posting ttg bahasa Tiong- hua di blog Multiply saya di sini: http://ophoeng.multiply.com/ Silakan mampir di blog saya yang berjudul Waroeng Ophoeng* ini. Sekalian saya bermaksud memperkenalkan satu teman contacts blog saya, beliau nampaknya mengkhususkan diri kepada jurnalisme dan sastra Tionghua lama di Indonesia. Silakan anda singgah di blog berikut ini: http://tjamboek28.multiply.com/ dan blog isterinya yang memuat komik Si Put On: http://hoedjien74.multiply.com/ Sorry, tiada ada maksud saya berpromosi. Kiranya bermanfaat bagi anda semua. Terima kasih. Salam budaya lama nan kaya, Ophoeng BSD City
Re: Arsitektur cina (Re: [budaya_tionghua] salam kenal)
Ming Tombs (Ming Chao Shi San Ling), dan di Forbidden City. Saya kira, dengan mengamati dan membandingkan bangunan pada masa tersebut di Tiongkok dan di Indonesia, dapat dipelajari apakah terdapat kemiripan arsitektur bangunan pada kedua tempat tersebut, termasuk kapan kemiripan tersebut muncul. Dari hal-hal ini, kemudian bisa ditelaah lebih lanjut lagi bagaimana kemiripan tersebut dapat terjadi, apakah karena pengaruh penyebaran teknologi dan budaya dari tiongkok ke Indonesia/nusantara, atau perkembangan tsb sebenarnya berdiri sendiri-sendiri dan berkembang secara paralel tanpa saling mempengaruhi. BTW, apa saja bangunan kayu tertua di Indonesia ? Apakah ada yang sebelum tahun 1400an atau sekitar masa-masa Sriwijaya ? Prometheus -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of yulianto qin Sent: Saturday, 29 December, 2007 10:27 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: Arsitektur cina (Re: [budaya_tionghua] salam kenal) Terima kasih sekali atas tanggapan dari teman-teman semua. Saya banyak mendapat masukan dari teman-teman. Saya sekarang sedang mencoba menulis thesis tentang hubungan arsitektur kayu china terhadap aristektur kayu jawa. Kapan pertama kalinya budaya china masuk ke nusantara (sebelum Cheng-ho) dan sebagainya. kalau ada teman2 yang mempunyai data tentang hal tersebut mungkin kita bisa saling bertukar pikiran, terima kasih sebelumnya. salam Yulianto On 12/30/07, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: Dalam dunia akademis, adanya banyak istilah dng pengertian yang khusus malah lebih menguntungkan, karena bisa membuat deskripsi yang lebih jelas. Contohnya, masih dalam dunia arsitektur, ada istilah Arsitertur Indonesia dan ada istilah arsitektur nusantara, juga ada istilah arsitektur tradisional dan arsitektur vernaculer, masing2 punya makna dan batasan2 yang specifik, tak bisa dipertukarkan, orang awam mungkin saja pusing dng istilah2 ini, tapi tidak bagi yang orang yang serius menggeluti dunia akademik. Salam, ZFy - Original Message - From: Ulysee To: budaya_tionghua@yahoogroups.combudaya_tionghua%40yahoogroups.com Sent: Saturday, December 29, 2007 7:39 PM Subject: RE: Arsitektur cina (Re: [budaya_tionghua] salam kenal) Wah nggak bisa, kalau bilang arsitektur Cina nanti disuruh bikin milis Budaya Cina lhoh, hihihihihi. Ribet juga ya, gimana membedakan Tionghoa dengan tiongkok tuh sekarang, yang betul arsitertur Tionghoa atau arsitektur tiongkok hayooo. No virus found in this outgoing message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.5.516 / Virus Database: 269.17.12/1202 - Release Date: 29/12/2007 1:27 PM .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links [Non-text portions of this message have been removed]
RE: Arsitektur cina (Re: [budaya_tionghua] salam kenal)
Saya pernah membaca sekilas mengenai sejarah arsitektur cina/tiongkok (Chinese Architecture, A Pictorial History) dari Liang Si Cheng (seorang architect-historian yang meneliti sejarah perkembangan arsitektur di tiongkok). Dalam tulisan nya, selain menggambarkan elemen-elemen dalam struktur arsitektur kayu tiongkok (seperti yang termuat dalam Yingzao Fashi dari masa dinasti Song, dan Gong Cheng Zuofa Zeli dari masa dinasti Qing), dia juga membagi perkembangan arsitektur kayu tiongkok dalam tiga masa : (1) Period of Vigor Hao Jing Shiqi (850 - 1050 M) Masa dinasti Tang sampai dinasti Song. Pada masa ini, bracket/hua-gong sudah digunakan dalam bangunan berstruktur kayu. Hal ini diketahui dari relief pada Dayan Ta (Big Wild Goose Pagoda, Xian). Disamping informasi pada relief, juga terdapat bangunan yang tersisa, seperti Main Hall dari Fo Guang Si di Wu Tai Shan (dibangun tahun 857), yang merupakan bangunan kayu tertua. Pada bangunan tsb tampak penggunaan dou-gong yang tingginya hampir 1/2 dari tinggi kolom. (2) Period of Elegance Chun He Shiqi (1000 - 1400 M) Masa ini ditandai dengan penggunaan dou-gong yang lebih pendek dari masa sebelumnya. Beberapa bangunan peninggalan masa ini adalah Long Xing Si (Hebei), Sheng Mu Miao (Shanxi) dan Wen Shu Dian (Shanxi). (3) Period of Rigidity Ji Zhi Shiqi (1400 - 1900 M) Dimulai pada awal dinasti Ming sampai lahirnya Republik (Zhonghua Minguo). Pada masa ini, ukuran dou-gong semakin kecil, dan berkurangnya pemakaian ang (struktur kayu penyangga purlin/gording?). Contoh bangunan pada masa ini adalah bangunan di Ming Tombs (Ming Chao Shi San Ling), dan di Forbidden City. Saya kira, dengan mengamati dan membandingkan bangunan pada masa tersebut di Tiongkok dan di Indonesia, dapat dipelajari apakah terdapat kemiripan arsitektur bangunan pada kedua tempat tersebut, termasuk kapan kemiripan tersebut muncul. Dari hal-hal ini, kemudian bisa ditelaah lebih lanjut lagi bagaimana kemiripan tersebut dapat terjadi, apakah karena pengaruh penyebaran teknologi dan budaya dari tiongkok ke Indonesia/nusantara, atau perkembangan tsb sebenarnya berdiri sendiri-sendiri dan berkembang secara paralel tanpa saling mempengaruhi. BTW, apa saja bangunan kayu tertua di Indonesia ? Apakah ada yang sebelum tahun 1400an atau sekitar masa-masa Sriwijaya ? Prometheus -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of yulianto qin Sent: Saturday, 29 December, 2007 10:27 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: Arsitektur cina (Re: [budaya_tionghua] salam kenal) Terima kasih sekali atas tanggapan dari teman-teman semua. Saya banyak mendapat masukan dari teman-teman. Saya sekarang sedang mencoba menulis thesis tentang hubungan arsitektur kayu china terhadap aristektur kayu jawa. Kapan pertama kalinya budaya china masuk ke nusantara (sebelum Cheng-ho) dan sebagainya. kalau ada teman2 yang mempunyai data tentang hal tersebut mungkin kita bisa saling bertukar pikiran, terima kasih sebelumnya. salam Yulianto On 12/30/07, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: Dalam dunia akademis, adanya banyak istilah dng pengertian yang khusus malah lebih menguntungkan, karena bisa membuat deskripsi yang lebih jelas. Contohnya, masih dalam dunia arsitektur, ada istilah Arsitertur Indonesia dan ada istilah arsitektur nusantara, juga ada istilah arsitektur tradisional dan arsitektur vernaculer, masing2 punya makna dan batasan2 yang specifik, tak bisa dipertukarkan, orang awam mungkin saja pusing dng istilah2 ini, tapi tidak bagi yang orang yang serius menggeluti dunia akademik. Salam, ZFy - Original Message - From: Ulysee To: budaya_tionghua@yahoogroups.com budaya_tionghua%40yahoogroups.com Sent: Saturday, December 29, 2007 7:39 PM Subject: RE: Arsitektur cina (Re: [budaya_tionghua] salam kenal) Wah nggak bisa, kalau bilang arsitektur Cina nanti disuruh bikin milis Budaya Cina lhoh, hihihihihi. Ribet juga ya, gimana membedakan Tionghoa dengan tiongkok tuh sekarang, yang betul arsitertur Tionghoa atau arsitektur tiongkok hayooo. No virus found in this outgoing message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.5.516 / Virus Database: 269.17.12/1202 - Release Date: 29/12/2007 1:27 PM .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL
RE: Arsitektur cina (Re: [budaya_tionghua] salam kenal)
Wah nggak bisa, kalau bilang arsitektur Cina nanti disuruh bikin milis Budaya Cina lhoh, hihihihihi. Ribet juga ya, gimana membedakan Tionghoa dengan tiongkok tuh sekarang, yang betul arsitertur Tionghoa atau arsitektur tiongkok hay. Nebeng ah, Met Taon Baru All. -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Akhmad Bukhari Saleh Sent: Friday, December 28, 2007 12:31 AM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Arsitektur cina (Re: [budaya_tionghua] salam kenal) - Original Message - From: HYPERLINK mailto:skalaras%40cbn.net.id[EMAIL PROTECTED] To: HYPERLINK mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com[EMAIL PROTECTED] com Sent: Thursday, December 27, 2007 3:49 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] salam kenal Jika ini menyangkut masalah Sumber/asal usul budaya arsitektur, yang sangat berkaitan dng faktor geografi. saya kira lebih tepat menyebut pengaruh arsitektur Tiongkokdi Indonesia. jika anda membahas kasus arsitektur hasil inkulturisasi misalnya, anda sebaiknya memakai istilah tionghoa, misalnya arsitektur Jawa Tionghoa, --- Wah... koq ya ribet juga ya Tjio-heng. Memang harus diakui dalam konteks ini yang paling cekak-aos ya bilang arsitektur cina. Mirip-mirip bilang petai cina lah (kalau meniru contoh-contohnya Erik-heng dalam posting-nya tentang kata mandarin, he he he...). Wasalam. No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.5.516 / Virus Database: 269.17.11/1200 - Release Date: 12/27/2007 1:34 PM No virus found in this outgoing message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.5.516 / Virus Database: 269.17.11/1201 - Release Date: 12/28/2007 11:51 AM [Non-text portions of this message have been removed]
Re: Arsitektur cina (Re: [budaya_tionghua] salam kenal)
- Original Message - From: Ulysee To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Saturday, December 29, 2007 7:39 PM Subject: RE: Arsitektur cina (Re: [budaya_tionghua] salam kenal) Wah nggak bisa, kalau bilang arsitektur Cina nanti disuruh bikin milis Budaya Cina lhoh, hihihihihi. Ribet juga ya, gimana membedakan Tionghoa dengan tiongkok tuh sekarang, yang betul arsitertur Tionghoa atau arsitektur tiongkok hayooo. Memang, sepertinya halnya kata mandarin tidak bisa otomatis dipertukarkan dengan kata tionghoa dan tiongkok untuk segala konteks, begitu pula kata cina. Saya termasuk pendukung penggunaan frasa orang tionghoa dan negara Tiongkok alih-alih menggunakan frasa orang cina dan negeri Cina. Namun toh saya, misalnya, akan tetap mengunakan frasa masakan cina, daripada rancu dan ribet memakai banyak frasa seperti masakan Tiongkok, masakan tionghoa Tiongkok, masakan tionghoa Singapura, masakan tionghoa Indonesia Jawa, dst. untuk masing-masing variant dari chinese food. Dan menurut hemat saya, begitu pula lah situasinya untuk men-justify penggunaan frasa arsitektur cina sebagai padanan kata (terjemahan) untuk chinese architecture. Wasalam.
Re: Arsitektur cina (Re: [budaya_tionghua] salam kenal)
Dalam dunia akademis, adanya banyak istilah dng pengertian yang khusus malah lebih menguntungkan, karena bisa membuat deskripsi yang lebih jelas. Contohnya, masih dalam dunia arsitektur, ada istilah Arsitertur Indonesia dan ada istilah arsitektur nusantara, juga ada istilah arsitektur tradisional dan arsitektur vernaculer, masing2 punya makna dan batasan2 yang specifik, tak bisa dipertukarkan, orang awam mungkin saja pusing dng istilah2 ini, tapi tidak bagi yang orang yang serius menggeluti dunia akademik. Salam, ZFy - Original Message - From: Ulysee To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Saturday, December 29, 2007 7:39 PM Subject: RE: Arsitektur cina (Re: [budaya_tionghua] salam kenal) Wah nggak bisa, kalau bilang arsitektur Cina nanti disuruh bikin milis Budaya Cina lhoh, hihihihihi. Ribet juga ya, gimana membedakan Tionghoa dengan tiongkok tuh sekarang, yang betul arsitertur Tionghoa atau arsitektur tiongkok hayooo. Memang, sepertinya halnya kata mandarin tidak bisa otomatis dipertukarkan dengan kata tionghoa dan tiongkok untuk segala konteks, begitu pula kata cina. Saya termasuk pendukung penggunaan frasa orang tionghoa dan negara Tiongkok alih-alih menggunakan frasa orang cina dan negeri Cina. Namun toh saya, misalnya, akan tetap mengunakan frasa masakan cina, daripada rancu dan ribet memakai banyak frasa seperti masakan Tiongkok, masakan tionghoa Tiongkok, masakan tionghoa Singapura, masakan tionghoa Indonesia Jawa, dst. untuk masing-masing variant dari chinese food. Dan menurut hemat saya, begitu pula lah situasinya untuk men-justify penggunaan frasa arsitektur cina sebagai padanan kata (terjemahan) untuk chinese architecture. Wasalam.
RE: Arsitektur cina (Re: [budaya_tionghua] salam kenal)
Dengan logika yang sama, begitu pula situasinya untuk menjustify penggunaan frasa budaya cina sebagai terjemahan untuk chinese culture? Atau ada justifikasi yang berbeda untuk masalah budaya ini? Kalau ada, what and why??? -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Akhmad Bukhari Saleh Sent: Saturday, December 29, 2007 8:04 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: Arsitektur cina (Re: [budaya_tionghua] salam kenal) Memang, sepertinya halnya kata mandarin tidak bisa otomatis dipertukarkan dengan kata tionghoa dan tiongkok untuk segala konteks, begitu pula kata cina. Saya termasuk pendukung penggunaan frasa orang tionghoa dan negara Tiongkok alih-alih menggunakan frasa orang cina dan negeri Cina. Namun toh saya, misalnya, akan tetap mengunakan frasa masakan cina, daripada rancu dan ribet memakai banyak frasa seperti masakan Tiongkok, masakan tionghoa Tiongkok, masakan tionghoa Singapura, masakan tionghoa Indonesia Jawa, dst. untuk masing-masing variant dari chinese food. Dan menurut hemat saya, begitu pula lah situasinya untuk men-justify penggunaan frasa arsitektur cina sebagai padanan kata (terjemahan) untuk chinese architecture. Wasalam. - Original Message - From: Ulysee To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Saturday, December 29, 2007 7:39 PM Subject: RE: Arsitektur cina (Re: [budaya_tionghua] salam kenal) Wah nggak bisa, kalau bilang arsitektur Cina nanti disuruh bikin milis Budaya Cina lhoh, hihihihihi. Ribet juga ya, gimana membedakan Tionghoa dengan tiongkok tuh sekarang, yang betul arsitertur Tionghoa atau arsitektur tiongkok hayooo. No virus found in this outgoing message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.5.516 / Virus Database: 269.17.11/1201 - Release Date: 12/28/2007 11:51 AM .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: Arsitektur cina (Re: [budaya_tionghua] salam kenal)
Terima kasih sekali atas tanggapan dari teman-teman semua. Saya banyak mendapat masukan dari teman-teman. Saya sekarang sedang mencoba menulis thesis tentang hubungan arsitektur kayu china terhadap aristektur kayu jawa. Kapan pertama kalinya budaya china masuk ke nusantara (sebelum Cheng-ho) dan sebagainya. kalau ada teman2 yang mempunyai data tentang hal tersebut mungkin kita bisa saling bertukar pikiran, terima kasih sebelumnya. salam Yulianto On 12/30/07, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: Dalam dunia akademis, adanya banyak istilah dng pengertian yang khusus malah lebih menguntungkan, karena bisa membuat deskripsi yang lebih jelas. Contohnya, masih dalam dunia arsitektur, ada istilah Arsitertur Indonesia dan ada istilah arsitektur nusantara, juga ada istilah arsitektur tradisional dan arsitektur vernaculer, masing2 punya makna dan batasan2 yang specifik, tak bisa dipertukarkan, orang awam mungkin saja pusing dng istilah2 ini, tapi tidak bagi yang orang yang serius menggeluti dunia akademik. Salam, ZFy - Original Message - From: Ulysee To: budaya_tionghua@yahoogroups.com budaya_tionghua%40yahoogroups.com Sent: Saturday, December 29, 2007 7:39 PM Subject: RE: Arsitektur cina (Re: [budaya_tionghua] salam kenal) Wah nggak bisa, kalau bilang arsitektur Cina nanti disuruh bikin milis Budaya Cina lhoh, hihihihihi. Ribet juga ya, gimana membedakan Tionghoa dengan tiongkok tuh sekarang, yang betul arsitertur Tionghoa atau arsitektur tiongkok hayooo. Memang, sepertinya halnya kata mandarin tidak bisa otomatis dipertukarkan dengan kata tionghoa dan tiongkok untuk segala konteks, begitu pula kata cina. Saya termasuk pendukung penggunaan frasa orang tionghoa dan negara Tiongkok alih-alih menggunakan frasa orang cina dan negeri Cina. Namun toh saya, misalnya, akan tetap mengunakan frasa masakan cina, daripada rancu dan ribet memakai banyak frasa seperti masakan Tiongkok, masakan tionghoa Tiongkok, masakan tionghoa Singapura, masakan tionghoa Indonesia Jawa, dst. untuk masing-masing variant dari chinese food. Dan menurut hemat saya, begitu pula lah situasinya untuk men-justify penggunaan frasa arsitektur cina sebagai padanan kata (terjemahan) untuk chinese architecture. Wasalam. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [budaya_tionghua] salam kenal
Jika ini menyangkut masalah Sumber/asal usul budaya arsitektur, yang sangat berkaitan dng faktor geografi. saya kira lebih tepat menyebut pengaruh arsitektur Tiongkokdi Indonesia. jadi jelas langgam arsitektur ini memang berasal dari negeri tiongkok. Selanjutnya, jika anda membahas kasus arsitektur hasil inkulturisasi misalnya, anda sebaiknya memakai istilah tionghoa, misalnya arsitektur Jawa Tionghoa, sebanding dng istilah sastra Melayu Tionghoa, karena yang ditekankan disini adalah aspek budayanya, bukan lagi asal usul geografisnya. Salam, ZFy Salam kenal untuk semua teman-teman, nama saya Yulianto, sekarang sedang studi tentang sejarah arsitektur, saya tertarik tentang pengaruh-pengaruh budaya (arsitektur) dunia terhadap budaya (arsitektur) di Nusantara. Salah satu yang saya minati adalah pengaruh Arsitektur Tiong hoa (saya masih bingung antara istilah Tiong hoa, Cina, China, mohon pencerahannya) terhadap perkembangan arsitektur di Nusantara terutama arsitektur kayu di Jawa. Demikian salam kenal saya, mohon bantuan dari teman-teman sekalian, kalau ada salah kata mohon dapat dimaafkan. Terima Kasih Salam Yulianto
Arsitektur cina (Re: [budaya_tionghua] salam kenal)
- Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thursday, December 27, 2007 3:49 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] salam kenal Jika ini menyangkut masalah Sumber/asal usul budaya arsitektur, yang sangat berkaitan dng faktor geografi. saya kira lebih tepat menyebut pengaruh arsitektur Tiongkokdi Indonesia. jika anda membahas kasus arsitektur hasil inkulturisasi misalnya, anda sebaiknya memakai istilah tionghoa, misalnya arsitektur Jawa Tionghoa, - Wah... koq ya ribet juga ya Tjio-heng. Memang harus diakui dalam konteks ini yang paling cekak-aos ya bilang arsitektur cina. Mirip-mirip bilang petai cina lah (kalau meniru contoh-contohnya Erik-heng dalam posting-nya tentang kata mandarin, he he he...). Wasalam.
[budaya_tionghua] salam kenal
Salam kenal untuk semua teman-teman, nama saya Yulianto, sekarang sedang studi tentang sejarah arsitektur, saya tertarik tentang pengaruh-pengaruh budaya (arsitektur) dunia terhadap budaya (arsitektur) di Nusantara. Salah satu yang saya minati adalah pengaruh Arsitektur Tiong hoa (saya masih bingung antara istilah Tiong hoa, Cina, China, mohon pencerahannya) terhadap perkembangan arsitektur di Nusantara terutama arsitektur kayu di Jawa. Demikian salam kenal saya, mohon bantuan dari teman-teman sekalian, kalau ada salah kata mohon dapat dimaafkan. Terima Kasih Salam Yulianto
[budaya_tionghua] Salam Kenal
Salam kenal, Nama saya adalah Yohannes Baptista Agusnugroho. Saya sangat tertarik untuk bergabung dengan mailing list ini. Saat ini saya bertempat tinggal di Jakarta, atau lebih tepatnya di Kelapa Dua Depok, dan bekerja sebagai Koordinator IT di sebuah LSM di Jakarta. Demikian perkenalan saya, mungkin ini bisa menjadi awal sebuah hubungan baik dengan segenap anggota mailing list ini. Rgds, Y.B. Agusnugroho
[budaya_tionghua] Salam Kenal
Salam kenal buat semua, aku Darsono The, umur 32th..segitu dulu. Thanks - Ahhh...imagining that irresistible new car smell? Check outnew cars at Yahoo! Autos. [Non-text portions of this message have been removed]
IBRAHIM ISA ---- Re: [budaya_tionghua] salam kenal, saya mau tanya..
Hiii! Slm kenal smua!!! Bpk Ibrhim yth! sya pelajar bhs Mandarin di xiamen. Bidang apa yg anda ambil dlm setiap pembahasan artikel anda? Dibawah organisasi apakah anda bergerak? Apakah masih eksis? Bisakah sya tau organisasi yg membahas n bergerak di kanca internasional spt organisasi bpk? Adakah yg bsa kita bantu sbg generasi muda. thx atas info n bantuannya!