[budaya_tionghua] salam kenal

2010-06-12 Terurut Topik martz
da jia hao.
perkenalkan nama saya Martin.
sekarang ini saya kuliah di binus jakarta.
senang sekali saya bisa bergabung disini.
saya merupakan generasi muda saat sekarang ini tapi saya punya teman juga yang 
ikut bersama-sama dengan saya dalam mengembangkan kebudayaan tioghua dan kami 
juga akan mengadakan event pada bulan juli ini sekaligus memperingati hari 
ulang tahun unit kegiatan mahasiswa kami yang bernama bina nusantara mandarin 
club.
jadi mungkn semua yang ada di jakarta bisa saja datang untuk menyaksikan acara 
kami.
xie-xie da jia..



[budaya_tionghua] Salam kenal dan selamat hari Waisak

2010-05-27 Terurut Topik Leon Agustian
Salam kenal untuk semua sesepuh forum ini, saya anggota baru di milis ini.

Sekalian di kesempatan ini mengucapkan selamat Waisak bagi para umat Buddha
serta yang merayakannya.

 

Salam,

Leon Agustian

 

 



Bls: [budaya_tionghua] Salam kenal dan selamat hari Waisak

2010-05-27 Terurut Topik fairuz sadono
Selamat hari Waisak buat saudara2 yang merayakan :) 

fairuz 






Dari: Leon Agustian leon.agust...@telkom.net.id
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Terkirim: Kam, 27 Mei, 2010 16:27:15
Judul: [budaya_tionghua] Salam kenal dan selamat hari Waisak

  
Salam kenal untuk semua sesepuh forum ini, saya anggota baru
di milis ini.
Sekalian di kesempatan ini mengucapkan selamat Waisak bagi
para umat Buddha serta yang merayakannya.
 
Salam,
Leon Agustian
 
 
 



AW: [budaya_tionghua] Salam kenal

2010-05-23 Terurut Topik *
hi..Maria
selamat bergabung dan salam kenal

Eddy

--- Maria claudia_maria_...@yahoo.com schrieb am Sa, 22.5.2010:

Von: Maria claudia_maria_...@yahoo.com
Betreff: [budaya_tionghua] Salam kenal
An: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Datum: Samstag, 22. Mai, 2010 16:10 Uhr







 



  



  
  
  Hello,

Kenalkan saya Maria. Boleh dong bergabung di milis? Boleh tau ga berapa anggota 
milis ini?



Maria






 





 



  







[budaya_tionghua] Salam kenal

2010-05-22 Terurut Topik Maria
Hello,
Kenalkan saya Maria. Boleh dong bergabung di milis? Boleh tau ga berapa anggota 
milis ini?

Maria



[budaya_tionghua] salam kenal buat semua

2010-04-29 Terurut Topik Tony Wong
Salam kenal buat semua, saya baru bergabung dengan milist ini. semoga kita 
semua dapat berinteraksi dengan baik. 

terima kasih..


賴仕錦/ Tony



  

[budaya_tionghua] SALAM KENAL

2010-04-09 Terurut Topik Made S
Kepada yth anggota milis ini - saya Made - Tionghoa kelahiran Denpasar baru 
masuk milis ini. Salam kenal ya.


  

Re: [budaya_tionghua] SALAM KENAL

2010-04-09 Terurut Topik david_apank
Salam kenal juga... :D owe dari Tasikmalaya 


David Huang
Sent from BlackBerry® on 3

-Original Message-
From: Made S made_...@yahoo.com
Date: Thu, 8 Apr 2010 22:24:35 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] SALAM KENAL

Kepada yth anggota milis ini - saya Made - Tionghoa kelahiran Denpasar baru 
masuk milis ini. Salam kenal ya.


  


Re: [budaya_tionghua] SALAM KENAL

2010-04-09 Terurut Topik pozzzmo
Salam kenal Made.

Saya tionghua kelahiran Jakarta, sekarang di Bali.
Bisa share cerita sejarah tionghua dapat bernama Made? Trims.

Poz
--Original Message--
From: Made S
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] SALAM KENAL
Sent: Apr 9, 2010 13:24

  Kepada yth anggota milis ini - saya Made - Tionghoa kelahiran Denpasar baru 
masuk milis ini. Salam kenal ya.  
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
budaya_tionghua-dig...@yahoogroups.com 
budaya_tionghua-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
budaya_tionghua-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[budaya_tionghua] salam kenal

2010-02-03 Terurut Topik Roy Thaniago
Salam kenal,

Saya Roy Thaniago, anggota baru milis ini. Saya ingin mencari data mengenai 
kehidupan masyarakat pecinaan yang memainkan Gambang Kromong. Apakah 
teman-teman memiliki data, nomor konak, atau rekomendasi wilayah yang bisa saya 
temui?

Terima kasih.

Salam,
Roy Thaniago
www.thaniago.blogspot.com



[budaya_tionghua] salam kenal

2010-01-26 Terurut Topik kevin wu
Dear All,



Salam kenal

Regards,     Kevin WuForum Anti Buddha Bar (FABB)




  Selalu bersama teman-teman di Yahoo! Messenger. Tambahkan mereka dari 
email atau jaringan sosial Anda sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/

Re: [budaya_tionghua] salam kenal

2010-01-26 Terurut Topik agoeng_set
Wow FABB, masih ada or udah bubar duluan? Kok sunyi senyap skrg. Malah buddha 
barnya yg makin rame.
-Original Message-
From: kevin wu kevinw...@yahoo.co.id
Date: Tue, 26 Jan 2010 20:34:18 
To: dharmaj...@yahoogroups.com; budaya_tionghua@yahoogroups.com; 
samaggiph...@yahoogroups.com; m...@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] salam kenal

Dear All,



Salam kenal

Regards,     Kevin WuForum Anti Buddha Bar (FABB)




  Selalu bersama teman-teman di Yahoo! Messenger. Tambahkan mereka dari 
email atau jaringan sosial Anda sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/


Re: [budaya_tionghua] salam kenal

2010-01-26 Terurut Topik siswaja
Kepada seluruh anggota millis 

Salam kenal
Saya : siswaja /sis 
tinggal : baganbatu/prov Riau
Pendatang baru, senang sekali menjadi anggota baru milis. Banyak sekali inf yg 
bisa didapat mengenai budaya Tiong hua disini. 
Terima kasih

Salam : sis.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: kevin wu kevinw...@yahoo.co.id
Date: Tue, 26 Jan 2010 20:34:18 
To: dharmaj...@yahoogroups.com; budaya_tionghua@yahoogroups.com; 
samaggiph...@yahoogroups.com; m...@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] salam kenal

Dear All,



Salam kenal

Regards,     Kevin WuForum Anti Buddha Bar (FABB)




  Selalu bersama teman-teman di Yahoo! Messenger. Tambahkan mereka dari 
email atau jaringan sosial Anda sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/


[budaya_tionghua] SALAM KENAL

2010-01-14 Terurut Topik Tjandra Ghozalli
Dear members,
Perkenalkan saya anggota baru, nama Tjandra Ghozalli - saya tahu ada milis ini 
dari sdr David Kwa, mungkin agak ketinggalan - semoga kehadiran saya diterima 
oleh members lainnya. RGDS.TG


  

Re: [budaya_tionghua] SALAM KENAL

2010-01-14 Terurut Topik Sam Colas
hi, selamat bergabung


--- On Thu, 1/14/10, Tjandra Ghozalli ghozalli2...@yahoo.com wrote:


From: Tjandra Ghozalli ghozalli2...@yahoo.com
Subject: [budaya_tionghua] SALAM KENAL
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Thursday, January 14, 2010, 11:30 AM


  








Dear members,
Perkenalkan saya anggota baru, nama Tjandra Ghozalli - saya tahu ada milis ini 
dari sdr David Kwa, mungkin agak ketinggalan - semoga kehadiran saya diterima 
oleh members lainnya. RGDS.TG








  

[budaya_tionghua] salam kenal

2009-12-26 Terurut Topik vita Ery
Salam kenal,
Saya mahasiswa ilmu sejarah suka menulis tentang sejarah, terutama sejarah 
lokal daerah Purworejo
Buat temann - teman, ayo kita bertukar informasi tentang sejarah.
salam.
vita ery
http://purworejotempoedoloe.blogspot.com/


  

Re: [budaya_tionghua] Salam kenal

2009-12-15 Terurut Topik jackson_yahya
Hi juga alda. 

Saya cuma mau kasih tau kamu jangan pernah nulis kata cina nanti banyak yang 
marah. Pakai kata CHINA saja.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: alda mydiary...@yahoo.com
Date: Tue, 15 Dec 2009 08:26:08 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Salam kenal

Hi semua! Saya Alda, baru gabung di forum ini. Saya sangat tertarik sama 
sejarah dan kebudayaan Cina. Saya penah ke Cina dan menulis beberapa catatan 
perjalanan. Belum pernah diterbitkan sih, mungkin bisa posting di sini? Thanks. 




Re: [budaya_tionghua] Salam kenal

2009-12-15 Terurut Topik als
Wah, ini lagi ini lagi, China itu nama negara dlm bhs Inggris, bhs 
Indonesianya Tiongkok (gagah kan?) Dan bhs Indonesia untuk menyebut 
orangnya ya Tionghoa (cantik kan?). Kalau tak mau pakai istilah itu, ya gak 
apa-apa sih bermilis ria di milis budaya_Tionghoa ini. :-)

Andy L.S.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: jackson_ya...@yahoo.com
Date: Tue, 15 Dec 2009 08:51:21 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal

Hi juga alda. 

Saya cuma mau kasih tau kamu jangan pernah nulis kata cina nanti banyak yang 
marah. Pakai kata CHINA saja.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-Original Message-
From: alda mydiary...@yahoo.com
Date: Tue, 15 Dec 2009 08:26:08 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Salam kenal

Hi semua! Saya Alda, baru gabung di forum ini. Saya sangat tertarik sama 
sejarah dan kebudayaan Cina. Saya penah ke Cina dan menulis beberapa catatan 
perjalanan. Belum pernah diterbitkan sih, mungkin bisa posting di sini? Thanks. 




Re: Bls: [budaya_tionghua] salam kenal

2009-12-04 Terurut Topik Benianto Thanjoyo
!






 
 From: adiperdanasam...@yahoo.com adiperdanasam...@yahoo.com
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Sent: Thu, December 3, 2009 8:46:13 PM
 Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] salam kenal


 Hai lam kenal sy samuel.
 Papaku dulu pny pertimbangan saat kasih sy nama. Akhirnya ia mengurungkan
 niatnya untk memberi nama tionghoa pd sy dan saudara2 saya akhirnya memberi
 nama indonesia tp berbau kristen spt samuel adi, anton budi, yesyurun adi,
 camalia fitri karena lahir saat idul fitri.. Alasannya spy anak2nya mudah
 mendapat pelayanan publik di negeri ini. Kenyataannya tidak seperti yg
 dibayangkan. Mau kuliah di univ kristen yg myortas tionghoa aja saya diminta
 srt ganti nama papa dan saat sy urus paspor.. Sy jengkel dng situasi ini tp
 lama kemaan saya kebal dan sering menjadikan hal diskriminasi ini sbg
 tantangan... Lama kelamaan saya tdk lagi persoalkan apa sy didiskriminasi
 atau tdk, krn dalam pengalaman sy tdk semua pejabat pemerintah yg pikiran
 sempitn paling dimintaain duit. Selama wajar kasih aja. Kehidupan keseharian
 kita yg saling menghargai, mengenal dan saling bantu lebih penting.
 Menyadari kemanusiaan kita dan menyadarkan orang lain tentang kemanusiaannya
  adalah lebih utama lebih luhur.. Sy berjuang disisi ini. Masalah sebutan
 cina saat orde baru, atau tionghoa setelah orde baru tak masalah.. Dibilang
 keturunan jg gak masalah.. Apa arti semua itu? Pernah teman menyusuri
 silsilahnya sampai ke RRC, tapi sampe di sana dia sudah digolongkan orang
 ciausen (peranakan). Salam.
 Sent from my BlackBerry®
 powered by Sinyal Kuat INDOSAT
 

 From:  David Kwa david_kwa2003@ yahoo.com
 Date: Thu, 03 Dec 2009 04:59:22 -
 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] salam kenal

 Encoding: Unicode (UTF-8)

 Pak Beni Tan yth,

 Pertama-tama perkenankanlah owe mengoreksi penggunaan istilah usang zaman
 orde babe “warga keturunan� vs “pribumi�. Istilah berbau
 diskriminatif itu―memangnya siapa seh yang bukan “keturunan�, dan
 lagian kita ini “keturunan� apa?―sekarang sepertinya sudah
 ditinggalkan deh; yang ada tinggal istilah “Tionghoa/Tionghua� vs
 “non-Tionghoa/ Tionghua�…

 Kedua, ada baiknya foto bongpay yang dimaksud disertakan sebagai lampiran
 sehingga teman-teman dan owe bisa membaca tulisan Tionghoanya. Namun, dari
 penuturan Anda tentang bongpay Tan Kek Tjiang, sekilas owe bisa
 memperkirakan bahwa kongcou (kakek buyut) Anda Tan Tjeng Lok berasal dari
 Kabupaten Tang-wna �安 (Man. Tong’an), di dekat Emui 廈門 (Man.
 Xiamen). Memang, dalam dialek Hokkian selatan, dialek yang dibawa
 kakek-moyang mayoritas orang Tionghoa di Jawa, aksara �安 bisa dilafalkan
 Tang-wna dan Tong-an, namun sebagai nama tempat lebih sering Tang-wna (baca:
 tang dan ua dengan bunyi sengau). Dan ema Anda sne (marga) Yo 楊 (Man.
 Yang).

 Tanpa melihat huruf Tionghoanya, bongpay ngkong Anda Tan Kek Tjiang
 kira-kira bertulisan:
 Kanan (kuburan ngkong, dalam ejaan lama): Hian Kho Kek Tjiang Tan Hoe Koen
 Tjie Bong 顯考□□陳夫å�›ä¹‹å¢, artinya ‘Kuburan almarhumah ayah
 kami Tuan Tan Kek Tjiang’.
 Kiri (kuburan ema, dalam ejaan lama): Hian Pie Wie Poen Leng Tan Boen Yo Sie
 Bong 顯妣□□□陳門楊æ°�之å¢, artinya ‘Kuburan almarhumah ibu
 kami Nyonya Tan Kek Tjiang, terlahir Yo xxx xxx.

 â–¡ dan xxx menyatakan huruf Tionghoa yang harus dilihat dari foto di
 bongpay.

 Mungkin Acek Liang U, King Hian-te mau menambahkan? Sumangga pisan…

 Kiongchiu,
 DK

 --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Benianto Thanjoyo benianto414@
 ... wrote:

 Salam kenal buat seluruh anggota milis budaya tionghua, semoga semuanya
 dalam keadaan baik-baik saja.
 Pertama-tama saya sangat senang dengan adanya milis ini karena walaupun
 tidak saling kenal kita bisa saling berbagi informasi di milis ini.
 Kedua sebagai warga keturunan yang sering mendapat perlakuan diskriminasi
 dari oknum pejabat/pegawai pemerintahan, kita bisa saling mencurahkan
 unek-unek di milis ini.
 Ketiga, saya mohon bantuan dari teman-teman milis untuk menginformasikan
 asal-usul dari keluarga saya sebagai berikut:
 Kakek buyut saya datang dari Tiongkok (kemungkinan daerah Amoy) dan tinggal
 di daerah Cirebon tepatnya di Jamblang bernama Tan Tjeng Lok (kata papa saya
 alm. dia adalah seorang sinshe), kakek buyut saya ini punya anak laki-laki 2
 orang bernama Tan Tjong Siang dan Tan Tjong Liat dan ada anak perempuan
 katanya kembali ke Tiongkok tapi sudah putus hubungan.
 Tan Tjong Liat punya anak laki-laki 4 orang bernama Tan Kek Tjiang, Tan Kek
 Im, Tan Kek An dan Tan Kek Ho. Tan Kek Ho ini punya 11 orang anak salah
 satunya papah saya alm. Jadi dari kakek buyut saya Tan Tjeng Lok sampai saya
 sudah lima generasi.
 Saya ingin sekali mengetahui daerah asal usul kakek buyut saya dari pihak
 papah alm. Satu pertanda awal mungkin bacaan di bongpay kakek saya Tan Kek
 Tjiang dalam huruf kanji, saya sudah konsultasi di

Re: Bls: [budaya_tionghua] salam kenal

2009-12-03 Terurut Topik Benianto Thanjoyo
Saya sangat senang sekali dengan informasi dari teman David Kwa dan
King Hian dua-duanya sudah mendekati, seingat saya memang diartikan
demikian, memang ema saya namanya Yo Poen Leng, yang agak belum pas
adalah kata Tong Wan kayaknya hurufnya tidak seperti itu. Saya ada
foto bongpaynya tapi cara uploadnya kurang paham. Mungkin ada yang
bisa bantu. Terimakasih.

Salam hangat.
Beni Than

On 12/3/09, adiperdanasam...@yahoo.com adiperdanasam...@yahoo.com wrote:
 Hai lam kenal sy samuel.
 Papaku dulu pny pertimbangan saat kasih sy nama. Akhirnya ia mengurungkan
 niatnya untk memberi nama tionghoa pd sy dan saudara2 saya akhirnya memberi
 nama indonesia tp berbau kristen spt samuel adi, anton budi, yesyurun adi,
 camalia fitri karena lahir saat idul fitri.. Alasannya spy anak2nya mudah
 mendapat pelayanan publik di negeri ini. Kenyataannya tidak seperti yg
 dibayangkan. Mau kuliah di univ kristen yg myortas tionghoa aja saya diminta
 srt ganti nama papa dan saat sy urus paspor.. Sy jengkel dng situasi ini tp
 lama kemaan saya kebal dan sering menjadikan hal diskriminasi ini sbg
 tantangan... Lama kelamaan saya tdk lagi persoalkan apa sy didiskriminasi
 atau tdk, krn dalam pengalaman sy tdk semua pejabat pemerintah yg pikiran
 sempitn paling dimintaain duit. Selama wajar kasih aja. Kehidupan keseharian
 kita yg saling menghargai, mengenal dan saling bantu lebih penting.
 Menyadari kemanusiaan kita dan menyadarkan orang lain tentang kemanusiaannya
 adalah lebih utama lebih luhur.. Sy berjuang disisi ini. Masalah sebutan
 cina saat orde baru, atau tionghoa setelah orde baru tak masalah.. Dibilang
 keturunan jg gak masalah.. Apa arti semua itu? Pernah teman menyusuri
 silsilahnya sampai ke RRC, tapi sampe di sana dia sudah digolongkan orang
 ciausen (peranakan). Salam.
 Sent from my BlackBerry®
 powered by Sinyal Kuat INDOSAT

 -Original Message-
 From: David Kwa david_kwa2...@yahoo.com
 Date: Thu, 03 Dec 2009 04:59:22
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] salam kenal

 Encoding: Unicode (UTF-8)

 Pak Beni Tan yth,

 Pertama-tama perkenankanlah owe mengoreksi penggunaan istilah usang zaman
 orde babe “warga keturunan† vs “pribumi†. Istilah berbau
 diskriminatif itu―memangnya siapa seh yang bukan “keturunan†, dan
 lagian kita ini “keturunan† apa?―sekarang sepertinya sudah
 ditinggalkan deh; yang ada tinggal istilah “Tionghoa/Tionghua† vs
 “non-Tionghoa/ Tionghua†…

 Kedua, ada baiknya foto bongpay yang dimaksud disertakan sebagai lampiran
 sehingga teman-teman dan owe bisa membaca tulisan Tionghoanya. Namun, dari
 penuturan Anda tentang bongpay Tan Kek Tjiang, sekilas owe bisa
 memperkirakan bahwa kongcou (kakek buyut) Anda Tan Tjeng Lok berasal dari
 Kabupaten Tang-wna å Œå®‰ (Man. Tong’an), di dekat Emui 廈門 (Man.
 Xiamen). Memang, dalam dialek Hokkian selatan, dialek yang dibawa
 kakek-moyang mayoritas orang Tionghoa di Jawa, aksara å Œå®‰ bisa dilafalkan
 Tang-wna dan Tong-an, namun sebagai nama tempat lebih sering Tang-wna (baca:
 tang dan ua dengan bunyi sengau). Dan ema Anda sne (marga) Yo 楊 (Man.
 Yang).

 Tanpa melihat huruf Tionghoanya, bongpay ngkong Anda Tan Kek Tjiang
 kira-kira bertulisan:
 Kanan (kuburan ngkong, dalam ejaan lama): Hian Kho Kek Tjiang Tan Hoe Koen
 Tjie Bong é¡¯è€ƒâ–¡â–¡é™³å¤«å ›ä¹‹å¢, artinya ‘Kuburan almarhumah ayah
 kami Tuan Tan Kek Tjiang’.
 Kiri (kuburan ema, dalam ejaan lama): Hian Pie Wie Poen Leng Tan Boen Yo Sie
 Bong é¡¯å¦£â–¡â–¡â–¡é™³é–€æ¥Šæ° ä¹‹å¢, artinya ‘Kuburan almarhumah ibu
 kami Nyonya Tan Kek Tjiang, terlahir Yo xxx xxx.

 â–¡ dan xxx menyatakan huruf Tionghoa yang harus dilihat dari foto di
 bongpay.

 Mungkin Acek Liang U, King Hian-te mau menambahkan? Sumangga pisan…

 Kiongchiu,
 DK


 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Benianto Thanjoyo benianto...@...
 wrote:

 Salam kenal buat seluruh anggota milis budaya tionghua, semoga semuanya
 dalam keadaan baik-baik saja.
 Pertama-tama saya sangat senang dengan adanya milis ini karena walaupun
 tidak saling kenal kita bisa saling berbagi informasi di milis ini.
 Kedua sebagai warga keturunan yang sering mendapat perlakuan diskriminasi
 dari oknum pejabat/pegawai pemerintahan, kita bisa saling mencurahkan
 unek-unek di milis ini.
 Ketiga, saya mohon bantuan dari teman-teman milis untuk menginformasikan
 asal-usul dari keluarga saya sebagai berikut:
 Kakek buyut saya datang dari Tiongkok (kemungkinan daerah Amoy) dan tinggal
 di daerah Cirebon tepatnya di Jamblang bernama Tan Tjeng Lok (kata papa saya
 alm. dia adalah seorang sinshe), kakek buyut saya ini punya anak laki-laki 2
 orang bernama Tan Tjong Siang dan Tan Tjong Liat dan ada anak perempuan
 katanya kembali ke Tiongkok tapi sudah putus hubungan.
 Tan Tjong Liat punya anak laki-laki 4 orang bernama Tan Kek Tjiang, Tan Kek
 Im, Tan Kek An dan Tan Kek Ho. Tan Kek Ho ini punya 11 orang anak salah
 satunya papah saya alm. Jadi dari kakek buyut saya Tan Tjeng Lok sampai saya

Re: Bls: [budaya_tionghua] salam kenal

2009-12-03 Terurut Topik Steve Haryono
Sdr Beni yth,
Boleh tau ema anda lahir tahun berapa (kira-kira)?
Leluhur saya sendiri juga berasal dari Jamblang dan menyandang marga Yeo (Yo).
Kongcoco saya namanya Yeo Poen Lie.
Apakah ema anda masih punya saudara laki-laki ?

Salam  Terima kasih,
Steve Haryono





From: Benianto Thanjoyo benianto...@gmail.com
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Thu, December 3, 2009 3:18:40 PM
Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] salam kenal

  
Saya sangat senang sekali dengan informasi dari teman David Kwa dan
King Hian dua-duanya sudah mendekati, seingat saya memang diartikan
demikian, memang ema saya namanya Yo Poen Leng, yang agak belum pas
adalah kata Tong Wan kayaknya hurufnya tidak seperti itu. Saya ada
foto bongpaynya tapi cara uploadnya kurang paham. Mungkin ada yang
bisa bantu. Terimakasih.

Salam hangat.
Beni Than

On 12/3/09, adiperdanasamuel@ yahoo.com adiperdanasamuel@ yahoo.com wrote:
 Hai lam kenal sy samuel.
 Papaku dulu pny pertimbangan saat kasih sy nama. Akhirnya ia mengurungkan
 niatnya untk memberi nama tionghoa pd sy dan saudara2 saya akhirnya memberi
 nama indonesia tp berbau kristen spt samuel adi, anton budi, yesyurun adi,
 camalia fitri karena lahir saat idul fitri.. Alasannya spy anak2nya mudah
 mendapat pelayanan publik di negeri ini. Kenyataannya tidak seperti yg
 dibayangkan. Mau kuliah di univ kristen yg myortas tionghoa aja saya diminta
 srt ganti nama papa dan saat sy urus paspor.. Sy jengkel dng situasi ini tp
 lama kemaan saya kebal dan sering menjadikan hal diskriminasi ini sbg
 tantangan... Lama kelamaan saya tdk lagi persoalkan apa sy didiskriminasi
 atau tdk, krn dalam pengalaman sy tdk semua pejabat pemerintah yg pikiran
 sempitn paling dimintaain duit. Selama wajar kasih aja. Kehidupan keseharian
 kita yg saling menghargai, mengenal dan saling bantu lebih penting.
 Menyadari kemanusiaan kita dan menyadarkan orang lain tentang kemanusiaannya
 adalah lebih utama lebih luhur.. Sy berjuang disisi ini. Masalah sebutan
 cina saat orde baru, atau tionghoa setelah orde baru tak masalah.. Dibilang
 keturunan jg gak masalah.. Apa arti semua itu? Pernah teman menyusuri
 silsilahnya sampai ke RRC, tapi sampe di sana dia sudah digolongkan orang
 ciausen (peranakan). Salam.
 Sent from my BlackBerry®
 powered by Sinyal Kuat INDOSAT

 -Original Message-
 From: David Kwa david_kwa2003@ yahoo.com
 Date: Thu, 03 Dec 2009 04:59:22
 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] salam kenal

 Encoding: Unicode (UTF-8)

 Pak Beni Tan yth,

 Pertama-tama perkenankanlah owe mengoreksi penggunaan istilah usang zaman
 orde babe “warga keturunan† vs “pribumi†. Istilah berbau
 diskriminatif itu―memangnya siapa seh yang bukan “keturunan†, dan
 lagian kita ini “keturunan† apa?―sekarang sepertinya sudah
 ditinggalkan deh; yang ada tinggal istilah “Tionghoa/Tionghua† vs
 “non-Tionghoa/ Tionghua†…

 Kedua, ada baiknya foto bongpay yang dimaksud disertakan sebagai lampiran
 sehingga teman-teman dan owe bisa membaca tulisan Tionghoanya. Namun, dari
 penuturan Anda tentang bongpay Tan Kek Tjiang, sekilas owe bisa
 memperkirakan bahwa kongcou (kakek buyut) Anda Tan Tjeng Lok berasal dari
 Kabupaten Tang-wna å Œå®‰ (Man. Tong’an), di dekat Emui 廈門 (Man.
 Xiamen). Memang, dalam dialek Hokkian selatan, dialek yang dibawa
 kakek-moyang mayoritas orang Tionghoa di Jawa, aksara å Œå®‰ bisa dilafalkan
 Tang-wna dan Tong-an, namun sebagai nama tempat lebih sering Tang-wna (baca:
 tang dan ua dengan bunyi sengau). Dan ema Anda sne (marga) Yo 楊 (Man.
 Yang).

 Tanpa melihat huruf Tionghoanya, bongpay ngkong Anda Tan Kek Tjiang
 kira-kira bertulisan:
 Kanan (kuburan ngkong, dalam ejaan lama): Hian Kho Kek Tjiang Tan Hoe Koen
 Tjie Bong é¡¯è€ƒâ–¡â–¡é™³å¤«å ›ä¹‹å¢, artinya ‘Kuburan almarhumah ayah
 kami Tuan Tan Kek Tjiang’.
 Kiri (kuburan ema, dalam ejaan lama): Hian Pie Wie Poen Leng Tan Boen Yo Sie
 Bong é¡¯å¦£â–¡â–¡â–¡é™³é–€æ¥Šæ° ä¹‹å¢, artinya ‘Kuburan almarhumah ibu
 kami Nyonya Tan Kek Tjiang, terlahir Yo xxx xxx.

 â–¡ dan xxx menyatakan huruf Tionghoa yang harus dilihat dari foto di
 bongpay.

 Mungkin Acek Liang U, King Hian-te mau menambahkan? Sumangga pisan…

 Kiongchiu,
 DK


 --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Benianto Thanjoyo benianto414@ ...
 wrote:

 Salam kenal buat seluruh anggota milis budaya tionghua, semoga semuanya
 dalam keadaan baik-baik saja.
 Pertama-tama saya sangat senang dengan adanya milis ini karena walaupun
 tidak saling kenal kita bisa saling berbagi informasi di milis ini.
 Kedua sebagai warga keturunan yang sering mendapat perlakuan diskriminasi
 dari oknum pejabat/pegawai pemerintahan, kita bisa saling mencurahkan
 unek-unek di milis ini.
 Ketiga, saya mohon bantuan dari teman-teman milis untuk menginformasikan
 asal-usul dari keluarga saya sebagai berikut:
 Kakek buyut saya datang dari Tiongkok (kemungkinan daerah Amoy) dan tinggal
 di daerah Cirebon tepatnya di

Re: Bls: [budaya_tionghua] salam kenal

2009-12-03 Terurut Topik liang u
Rekan-rekan, 
  Saya tak berniat berdebat istilah, hanya memberi penjelasan: Qiaosheng 
侨berarti perantauan, jadi ada 华侨 Huaqiao perantau Tionghoa ada juga  英侨 
Yingqiao perantau Inggeris. 侨生 Qiaosheng, 生lahir, 侨 perantauan , qiaosheng 
berarti lahir di perantauan. Jadi kalau definisi peranakan adalah yang lahir di 
 perantauan, memang benar qiaosheng. Tapi kalau definisi peranakan lain lagi, 
seperti definisi yang sering muncul di milis, peranakan adalah yang sudah tidak 
bisa berbahasa Tionghoa, Mandarin atau Dialek, maka istilah Qiaosheng adalah 
peranakan menjadi tak benar. 
  Saya tak tahu sekarang mana yang dipakai?  Dulu saya sudah pernah 
mengajukan, saya sendiri adalah generasi keempat. Anak sudah generasi kelima, 
cucu sudah generasi keenam. Totok? Peranakan? Totok karena saya bisa Mandarin 
dengan baik, dan sedikit=sedikit Hokkian, waktu masih muda, karena tetangga 
orang Kheq semua, saya mengerti dialek Kheq sehari-hari, kemudian karena pindah 
dan tak pernah dipakai lupa lagi. 
Peranakan karena sudah generasi ke empat? 
  Karena itu kecuali untuk menerangkan saya tak pernah menggunakan istilah 
totok dan peranakan, saya ikut istilah resmi saja.  Tiongkok sudah menganut 
hukum, bukan keturunan darah. Anda bicara bahasa apapun kalau bukan warga 
negara Tiongkok dianggap orang asing, jadi berlaku semua peraturan yang harus 
ditaati sebagai orang asing. Jadi tak perlu tersinggung, itu pilihan kita 
sendiri. 
  Kalau ditinjau dari etnis, orang Tionghoa di mana saja, warganegara apa 
saja, adalah Tionghoa, bisa Tionghoa Indonesia, bisa Tionghoa Singapore, bisa 
Tionghoa Amerika dll. Dalam bahasa Mandarin Huaren. Darah adalah tetap tak 
dapat kita rubah, bisa kita sangkal tapi kalau dites DNA akan ketahuan. Data 
DNA makin lama makin lengkap, penelitian makin sempurna. Di Amerika banyak 
orang minta tes DNA untuk mencari asalnya dari mana? Ada orang Irlandia, ada 
orang Yunani dll yang mereka sendiri sudah tak tahu lagi. Tindakan ini tak 
dapat dikatagorikan tidak patriot. Ini hal biasa seperti anak pungut ingin tahu 
orang tuanya. Beberapa negara sudah menggunakan paspor DNA.
 Di tempat yang pernah saya tinggal Urbana - Champaign di Illinois ada 
sekitar 20 orang anak perempuan Tiongkok yang diadopsi orang Amerika. Baberapa 
orang tuanya, bahkan membawa mereka kembali ke Tiongkok, memberi tahu ini 
adalah tempat kelahiran anda, anda harus bisa bahasa Mandarin, bahkan ada yang 
mencoba mencari orang tua aslinya. Biasanya tak tahu, sebab bayi yang diadopsi 
hanya data pribadinya yang diberikan, nama dan tempat tinggal orang tuanya 
dirahasiakan. Kita perlu jelas, masalah patriot dan etnis itu tak ada 
hubungannya. Jadi berlakulah dengan wajar, jangan supaya ingin dianggap patriot 
jadi overacting, yang memberikan kesan negatif bagi masyarakat. 
Istilah resmi di Tiongkok hanya dua, Huaqiao dan Huaren. Huaqiao yang 
berarti Tionghoa perantauan, maksudnya orang Tiongkok yang merantau, jadi warga 
negara Tiongkok yang ada di luarnegeri. Huaren orang Tionghoa umumnya, biasanya 
yang diluar negeri, dan sudah tak dapat disebut Huaqiao. Sebutan lain-lain 
adalah orang istilah setempat yang tidak resmi. Yang penting untuk mereka 
seperti kita di mana saja, adalah tutur sapa kita. Kita kelihatan arogan, kata 
makian pun keluar, kita sopan ramah, mereka mengaku saudara. 
Untuk penduduk sendiri, Tiongkok lebih menonjolkan etnis, Han, Mongol, 
Mancu, Hui, Uygur, She, Yao dll. ada 56 etnis. Keseluruhannya mereka menamakan 
diri sebagai Zhonghua Minzu. Kecuali mereka tahu anda datang dari luar negeri, 
mereka akan bertanya shenme zu? atau etnis apa? Orang turunan asing yang 
menetap di sana langsung diakui sebagai salah satu etnis. Misalnya ada etnis 
Korea, Rusia, Kazak, Uzbek, Tajik, Dai (serumpun dengan Thai di Thailand) dll. 
   Karena itu kalau mengikuti pola Tiongkok, di Indonesia akan ada etnis 
Tionghoa resmi dengan hak-haknya sebagai bagian dari bangsa Indonesia. Sama 
seperti etnis Korea di Tiongkok, yang termasuk Zhonghua Minzu, sedang etnis 
Korea di negaranya adalah orang Korea. Secara hukum berbeda meskipun secara ras 
sama. Ini yang harus diperjuangkan, karena ini hak. Kesetiaan kita harus kepada 
Indonesia, tapi tidak ada keharusan harus membenci tanah leluhur. Apalagi 
tradisi orang Tionghoa, yang sangat respek kepada leluhur.  Filsafat Tionghoa 
sejak zaman dulu adalah: Semua manusia di seluruh penjuru dunia adalah saudara. 
   Hanya karena pengaruh budaya barat baru muncul anak memukul orang tua, anak 
pergi keluar dan tak pulang karena di rumah orang tuanya  meninggal harus 
disembayangi. Mereka sudah merasa bukan anak orang tuanya. Apa boleh buat!
   






From: adiperdanasam...@yahoo.com adiperdanasam...@yahoo.com
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Thu, December 3, 2009 8:46:13 PM
Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] salam kenal

  
Hai lam kenal sy samuel.
Papaku dulu pny pertimbangan saat kasih sy nama. Akhirnya ia

Re: Bls: [budaya_tionghua] salam kenal

2009-12-02 Terurut Topik Santo Putra
Setahu saya di Pontianak-Kalimantan Barat banyak yang bermarga Tan, juga ada 
perkumpulan khusus marga Tan, kalau anda bisa tahu tentang silsilah kakek buyut 
anda, saya yakin anda pasti bisa menemukan asal usul keluarga anda. Dimilis ini 
ada juga yang bermarga Tan dari Pontianak, mungkin bisa membantu. 
Pada umumnya marga Tan di Pontianak adalah suku Tio-Ciu dan Kek.
Kebetulan Bapak angkat saya juga bermarga Tan dan berasal dari Shan-Tou  suku 
Tio Ciu.
Demikian informasinya, semoga bisa membantu.



From: agung maulana agungek...@yahoo.co.id
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Wed, December 2, 2009 10:33:06 AM
Subject: Bls: [budaya_tionghua] salam kenal

  
Halo, salam kenal saudara Denny Tan, senang sekali di milis ini saya bisa 
bertemu dengan Anda. Kakek buyut saya yg saat ini saya ketahui bernama kong Dul 
(tapi maaf saya belum dapat nama aslinya) beliau 4 bersaudara (2 ke arab saudi, 
1 di china) dan beliau datang ke pulau jawa, tepatnya di betawi sekira tahun 
1860an, memiliki anak(kakek saya) dari isteri (WNI, maaf saya jg belum dapat 
nama isterinya/ nenek buyut saya) bernama Muhammad Said Zaelani, dan ayah saya 
bernama Dede Maulana..
tetapi entah mengapa ayah saya dan keluarga besarnya semua tidak mau (enggan) 
memberitahukan lebih lanjut mengenai silsilah keluarganya, dan mereka 
dibiasakan untuk menggunakan nama muslimnya (i'm lost with their real 
name)..jadi saya harus mencari-cari sendiri..bertanya2. .tapi yah demi 
mengetahuinya. .malu bertanya sesat dijalan..lebih baik malu dari pada tidak 
tahu..hehehe  





Dari: Denny Tan dennyta...@yahoo. com
Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Terkirim: Sel, 1 Desember, 2009 21:41:39
Judul: Re: [budaya_tionghua] salam kenal

  
Salam kenal saudara Agung Maulana, saya Denny Tan, agama muslim, asal muasal di 
Tiong Kok nya dari mana, saya sendiri tidak tahu. Tapi saya memiliki buku 
silsilah dari tahun 1200 sampai sekarang dan memiliki sebilah pedang warisan 
yang berukir naga dan berumur sekitar 1000 tahun an. Jika tahu nama lengkap 
engkong ato kongco nya, nanti saya bantu cari. 





From: agoeng_set@ yahoo.com agoeng_...@yahoo. com
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Tue, December 1, 2009 2:26:01 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] salam kenal

  
Disini ada member tionghoa muslim yg bermarga tan juga, mungkin masih 
bersaudara. Mungkin asal keluarga ( diindonesia) bakal sedikit membantu karena 
biasanya asalnya sama. 


From: agung maulana agungek...@yahoo. co.id 
Date: Tue, 1 Dec 2009 14:22:17 +0800 (SGT)
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Subject: [budaya_tionghua] salam kenal
  
salam kenal buat temen2 milis budaya tionghoa ini..
sebenarnya saya lumayan lama cari2 milis kayak gini
ada yang bisa bantu saya nggak dengan asal muasal saya..
nama saya agung maulana, agama saya muslim, kakek buyut saya (alm) kakek dari 
ayah, berasal dari china, menurut ayah saya lokasinya yg berdekatan
dengan arab saudi, sehingga beliau beragamakan islam, bermargakan Tan..
tetapi saya kehilangan jejak mengenai asal muasal darah tionghoa saya..ada yang 
bisa bantu meluruskan?
terimakasih sebelumnya..


Lebih aman saat online. 
Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih cepat yang dioptimalkan untuk 
Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. Dapatkan IE8 di sini! 


Akses email lebih cepat. 
Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser ke Internet Explorer 8 baru yang 
dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan di sini! (Gratis) 



  

Re: Bls: [budaya_tionghua] salam kenal

2009-12-02 Terurut Topik Benianto Thanjoyo
Salam kenal buat seluruh anggota milis budaya tionghua, semoga
semuanya dalam keadaan baik-baik saja.
Pertama-tama saya sangat senang dengan adanya milis ini karena
walaupun tidak saling kenal kita bisa saling berbagi informasi di
milis ini.
Kedua sebagai warga keturunan yang sering mendapat perlakuan
diskriminasi dari oknum pejabat/pegawai pemerintahan, kita bisa
saling mencurahkan unek-unek di milis ini.
Ketiga, saya mohon bantuan dari teman-teman milis untuk
menginformasikan asal-usul dari keluarga saya sebagai berikut:
Kakek buyut saya datang dari Tiongkok (kemungkinan daerah Amoy) dan
tinggal di daerah Cirebon tepatnya di Jamblang bernama Tan Tjeng Lok
(kata papa saya alm. dia adalah seorang sinshe), kakek buyut saya ini
punya anak laki-laki 2 orang bernama Tan Tjong Siang  dan Tan Tjong
Liat dan ada anak perempuan katanya kembali ke Tiongkok tapi sudah
putus hubungan.
Tan Tjong Liat punya anak laki-laki 4 orang bernama Tan Kek Tjiang,
Tan Kek Im, Tan Kek An dan Tan Kek Ho. Tan Kek Ho ini punya 11 orang
anak salah satunya papah saya alm. Jadi dari kakek buyut saya Tan
Tjeng Lok sampai saya sudah lima generasi.
Saya ingin sekali mengetahui daerah asal usul kakek buyut saya dari
pihak papah alm. Satu pertanda awal mungkin bacaan di bongpay kakek
saya Tan Kek Tjiang dalam huruf kanji, saya sudah konsultasi di
kelenteng daerah Glodok Jakarta Barat katanya bunyi Hok Kiannya
sebagai berikut:
Hiang Koh Kek Tjiang Tan Hu Kun Ci Bong dan Hiang Pie Wie Poen Leng
Tan Bun Yo Sie Bong kemudian di sisi kiri ada tulisan Tong dan di
sisi kanan ada tulisan Wan.
Kemudian saya tanya ke apek-apek di kelenteng situ apakah Tong Wan itu
nama suatu daerah di Tiongkok, jawabannya iya, tapi tepatnya tidak
tahu.
Nah bagi warga milis yang mengetahui tolong informasinya ...
Sebelumnya diucapkan banyak-banyak terimakasih.

Salam hangat
Beni Than


On 12/2/09, Santo Putra santopu...@ymail.com wrote:
 Setahu saya di Pontianak-Kalimantan Barat banyak yang bermarga Tan, juga ada
 perkumpulan khusus marga Tan, kalau anda bisa tahu tentang silsilah kakek
 buyut anda, saya yakin anda pasti bisa menemukan asal usul keluarga
 anda. Dimilis ini ada juga yang bermarga Tan dari Pontianak, mungkin bisa
 membantu.
 Pada umumnya marga Tan di Pontianak adalah suku Tio-Ciu dan Kek.
 Kebetulan Bapak angkat saya juga bermarga Tan dan berasal dari Shan-Tou
 suku Tio Ciu.
 Demikian informasinya, semoga bisa membantu.


 
 From: agung maulana agungek...@yahoo.co.id
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Sent: Wed, December 2, 2009 10:33:06 AM
 Subject: Bls: [budaya_tionghua] salam kenal


 Halo, salam kenal saudara Denny Tan, senang sekali di milis ini saya bisa
 bertemu dengan Anda. Kakek buyut saya yg saat ini saya ketahui bernama kong
 Dul (tapi maaf saya belum dapat nama aslinya) beliau 4 bersaudara (2 ke arab
 saudi, 1 di china) dan beliau datang ke pulau jawa, tepatnya di betawi
 sekira tahun 1860an, memiliki anak(kakek saya) dari isteri (WNI, maaf saya
 jg belum dapat nama isterinya/ nenek buyut saya) bernama Muhammad Said
 Zaelani, dan ayah saya bernama Dede Maulana..
 tetapi entah mengapa ayah saya dan keluarga besarnya semua tidak mau
 (enggan) memberitahukan lebih lanjut mengenai silsilah keluarganya, dan
 mereka dibiasakan untuk menggunakan nama muslimnya (i'm lost with their real
 name)..jadi saya harus mencari-cari sendiri..bertanya2. .tapi yah demi
 mengetahuinya. .malu bertanya sesat dijalan..lebih baik malu dari pada tidak
 tahu..hehehe




 
 Dari: Denny Tan dennyta...@yahoo. com
 Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 Terkirim: Sel, 1 Desember, 2009 21:41:39
 Judul: Re: [budaya_tionghua] salam kenal


 Salam kenal saudara Agung Maulana, saya Denny Tan, agama muslim, asal muasal
 di Tiong Kok nya dari mana, saya sendiri tidak tahu. Tapi saya memiliki buku
 silsilah dari tahun 1200 sampai sekarang dan memiliki sebilah pedang warisan
 yang berukir naga dan berumur sekitar 1000 tahun an. Jika tahu nama lengkap
 engkong ato kongco nya, nanti saya bantu cari.




 
 From: agoeng_set@ yahoo.com agoeng_...@yahoo. com
 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 Sent: Tue, December 1, 2009 2:26:01 PM
 Subject: Re: [budaya_tionghua] salam kenal


 Disini ada member tionghoa muslim yg bermarga tan juga, mungkin masih
 bersaudara. Mungkin asal keluarga ( diindonesia) bakal sedikit membantu
 karena biasanya asalnya sama.
 

 From: agung maulana agungek...@yahoo. co.id
 Date: Tue, 1 Dec 2009 14:22:17 +0800 (SGT)
 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 Subject: [budaya_tionghua] salam kenal

 salam kenal buat temen2 milis budaya tionghoa ini..
 sebenarnya saya lumayan lama cari2 milis kayak gini
 ada yang bisa bantu saya nggak dengan asal muasal saya..
 nama saya agung maulana, agama saya muslim, kakek buyut saya (alm) kakek
 dari ayah, berasal dari china, menurut ayah saya lokasinya yg berdekatan
 dengan arab saudi

Re: Bls: [budaya_tionghua] salam kenal

2009-12-02 Terurut Topik King Hian
Sdr. Benianto,
Lebih baik foto bongpai kakek anda itu dikirim ke milis, biar bisa dibaca dari 
huruf Tionghoanya.

Kalau membaca keterangan anda, saya duga nama tempa asal kakek ada adalah: 
Tong'an  (同安), dalam bhs Hokkian dibaca: Tang Wna (wna dibaca wa dengan bunyi 
sengau). 
Dulu TangWna termasuk karesidenan Quanzhou. Sekarang Tang Wna adalah salah satu 
distrik di kota Xiamen.

Tulisan bongpai kakek dan nenek anda, dalam bhs Hokkian mungkin seperti ini:

Hian Kho Kek Tjiang Tan Hu Kun Ci Bong
顯考 [Kek Tjiang] 陳府君之墓   - huruf Kek Tjiang tdk tahu, krn bisa ada banyak 
kemungkinan

Hian Pi Hui Pun Ling Tan Bun Yno Si Bong
顯妣諱 [Pun Ling] 陳門楊氏墓 - huruf Pun Ling/Leng juga bisa banyak kemungkinannya


kiongchiu,
KH





From: Benianto Thanjoyo benianto...@gmail.com
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Thu, December 3, 2009 10:39:29 AM
Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] salam kenal

  
Salam kenal buat seluruh anggota milis budaya tionghua, semoga
semuanya dalam keadaan baik-baik saja.
Pertama-tama saya sangat senang dengan adanya milis ini karena
walaupun tidak saling kenal kita bisa saling berbagi informasi di
milis ini.
Kedua sebagai warga keturunan yang sering mendapat perlakuan
diskriminasi dari oknum pejabat/pegawai pemerintahan, kita bisa
saling mencurahkan unek-unek di milis ini.
Ketiga, saya mohon bantuan dari teman-teman milis untuk
menginformasikan asal-usul dari keluarga saya sebagai berikut:
Kakek buyut saya datang dari Tiongkok (kemungkinan daerah Amoy) dan
tinggal di daerah Cirebon tepatnya di Jamblang bernama Tan Tjeng Lok
(kata papa saya alm. dia adalah seorang sinshe), kakek buyut saya ini
punya anak laki-laki 2 orang bernama Tan Tjong Siang  dan Tan Tjong
Liat dan ada anak perempuan katanya kembali ke Tiongkok tapi sudah
putus hubungan.
Tan Tjong Liat punya anak laki-laki 4 orang bernama Tan Kek Tjiang,
Tan Kek Im, Tan Kek An dan Tan Kek Ho. Tan Kek Ho ini punya 11 orang
anak salah satunya papah saya alm. Jadi dari kakek buyut saya Tan
Tjeng Lok sampai saya sudah lima generasi.
Saya ingin sekali mengetahui daerah asal usul kakek buyut saya dari
pihak papah alm. Satu pertanda awal mungkin bacaan di bongpay kakek
saya Tan Kek Tjiang dalam huruf kanji, saya sudah konsultasi di
kelenteng daerah Glodok Jakarta Barat katanya bunyi Hok Kiannya
sebagai berikut:
Hiang Koh Kek Tjiang Tan Hu Kun Ci Bong dan Hiang Pie Wie Poen Leng
Tan Bun Yo Sie Bong kemudian di sisi kiri ada tulisan Tong dan di
sisi kanan ada tulisan Wan.
Kemudian saya tanya ke apek-apek di kelenteng situ apakah Tong Wan itu
nama suatu daerah di Tiongkok, jawabannya iya, tapi tepatnya tidak
tahu.
Nah bagi warga milis yang mengetahui tolong informasinya ...
Sebelumnya diucapkan banyak-banyak terimakasih.

Salam hangat
Beni Than

On 12/2/09, Santo Putra santopu...@ymail. com wrote:
 Setahu saya di Pontianak-Kalimanta n Barat banyak yang bermarga Tan, juga ada
 perkumpulan khusus marga Tan, kalau anda bisa tahu tentang silsilah kakek
 buyut anda, saya yakin anda pasti bisa menemukan asal usul keluarga
 anda. Dimilis ini ada juga yang bermarga Tan dari Pontianak, mungkin bisa
 membantu.
 Pada umumnya marga Tan di Pontianak adalah suku Tio-Ciu dan Kek.
 Kebetulan Bapak angkat saya juga bermarga Tan dan berasal dari Shan-Tou
 suku Tio Ciu.
 Demikian informasinya, semoga bisa membantu.


  _ _ __
 From: agung maulana agungek...@yahoo. co.id
 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 Sent: Wed, December 2, 2009 10:33:06 AM
 Subject: Bls: [budaya_tionghua] salam kenal


 Halo, salam kenal saudara Denny Tan, senang sekali di milis ini saya bisa
 bertemu dengan Anda. Kakek buyut saya yg saat ini saya ketahui bernama kong
 Dul (tapi maaf saya belum dapat nama aslinya) beliau 4 bersaudara (2 ke arab
 saudi, 1 di china) dan beliau datang ke pulau jawa, tepatnya di betawi
 sekira tahun 1860an, memiliki anak(kakek saya) dari isteri (WNI, maaf saya
 jg belum dapat nama isterinya/ nenek buyut saya) bernama Muhammad Said
 Zaelani, dan ayah saya bernama Dede Maulana..
 tetapi entah mengapa ayah saya dan keluarga besarnya semua tidak mau
 (enggan) memberitahukan lebih lanjut mengenai silsilah keluarganya, dan
 mereka dibiasakan untuk menggunakan nama muslimnya (i'm lost with their real
 name)..jadi saya harus mencari-cari sendiri..bertanya2. .tapi yah demi
 mengetahuinya. .malu bertanya sesat dijalan..lebih baik malu dari pada tidak
 tahu..hehehe




  _ _ __
 Dari: Denny Tan dennytan14@ yahoo. com
 Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 Terkirim: Sel, 1 Desember, 2009 21:41:39
 Judul: Re: [budaya_tionghua] salam kenal


 Salam kenal saudara Agung Maulana, saya Denny Tan, agama muslim, asal muasal
 di Tiong Kok nya dari mana, saya sendiri tidak tahu. Tapi saya memiliki buku
 silsilah dari tahun 1200 sampai sekarang dan memiliki sebilah pedang warisan
 yang berukir naga dan berumur sekitar 1000 tahun an. Jika tahu nama lengkap
 engkong ato kongco nya, nanti saya

Re: Bls: [budaya_tionghua] salam kenal

2009-12-02 Terurut Topik David Kwa
Encoding: Unicode (UTF-8)

Pak Beni Tan yth,

Pertama-tama perkenankanlah owe mengoreksi penggunaan istilah usang zaman orde 
babe “warga keturunan” vs “pribumi”. Istilah berbau diskriminatif 
itu―memangnya siapa seh yang bukan “keturunan”, dan lagian kita ini 
“keturunan” apa?―sekarang sepertinya sudah ditinggalkan deh; yang ada 
tinggal istilah “Tionghoa/Tionghua” vs “non-Tionghoa/ Tionghua”…

Kedua, ada baiknya foto bongpay yang dimaksud disertakan sebagai lampiran 
sehingga teman-teman dan owe bisa membaca tulisan Tionghoanya. Namun, dari 
penuturan Anda tentang bongpay Tan Kek Tjiang, sekilas owe bisa memperkirakan 
bahwa kongcou (kakek buyut) Anda Tan Tjeng Lok berasal dari Kabupaten Tang-wna 
同安 (Man. Tong’an), di dekat Emui 廈門 (Man. Xiamen). Memang, dalam 
dialek Hokkian selatan, dialek yang dibawa kakek-moyang mayoritas orang 
Tionghoa di Jawa, aksara 同安 bisa dilafalkan Tang-wna dan Tong-an, namun 
sebagai nama tempat lebih sering Tang-wna (baca: tang dan ua dengan bunyi 
sengau). Dan ema Anda sne (marga) Yo 楊 (Man. Yang).

Tanpa melihat huruf Tionghoanya, bongpay ngkong Anda Tan Kek Tjiang kira-kira 
bertulisan: 
Kanan (kuburan ngkong, dalam ejaan lama): Hian Kho Kek Tjiang Tan Hoe Koen Tjie 
Bong 顯考□□陳夫君之å¢, artinya ‘Kuburan almarhumah ayah kami Tuan 
Tan Kek Tjiang’.
Kiri (kuburan ema, dalam ejaan lama): Hian Pie Wie Poen Leng Tan Boen Yo Sie 
Bong 顯妣□□□陳門楊氏之å¢, artinya ‘Kuburan almarhumah ibu kami 
Nyonya Tan Kek Tjiang, terlahir Yo xxx xxx. 

□ dan xxx menyatakan huruf Tionghoa yang harus dilihat dari foto di bongpay.

Mungkin Acek Liang U, King Hian-te mau menambahkan? Sumangga pisan…

Kiongchiu,
DK


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Benianto Thanjoyo benianto...@... 
wrote:

Salam kenal buat seluruh anggota milis budaya tionghua, semoga semuanya dalam 
keadaan baik-baik saja.
Pertama-tama saya sangat senang dengan adanya milis ini karena walaupun tidak 
saling kenal kita bisa saling berbagi informasi di milis ini.
Kedua sebagai warga keturunan yang sering mendapat perlakuan diskriminasi 
dari oknum pejabat/pegawai pemerintahan, kita bisa saling mencurahkan 
unek-unek di milis ini.
Ketiga, saya mohon bantuan dari teman-teman milis untuk menginformasikan 
asal-usul dari keluarga saya sebagai berikut:
Kakek buyut saya datang dari Tiongkok (kemungkinan daerah Amoy) dan tinggal di 
daerah Cirebon tepatnya di Jamblang bernama Tan Tjeng Lok (kata papa saya alm. 
dia adalah seorang sinshe), kakek buyut saya ini punya anak laki-laki 2 orang 
bernama Tan Tjong Siang dan Tan Tjong Liat dan ada anak perempuan katanya 
kembali ke Tiongkok tapi sudah putus hubungan.
Tan Tjong Liat punya anak laki-laki 4 orang bernama Tan Kek Tjiang, Tan Kek Im, 
Tan Kek An dan Tan Kek Ho. Tan Kek Ho ini punya 11 orang anak salah satunya 
papah saya alm. Jadi dari kakek buyut saya Tan Tjeng Lok sampai saya sudah lima 
generasi.
Saya ingin sekali mengetahui daerah asal usul kakek buyut saya dari pihak papah 
alm. Satu pertanda awal mungkin bacaan di bongpay kakek saya Tan Kek Tjiang 
dalam huruf kanji, saya sudah konsultasi di kelenteng daerah Glodok Jakarta 
Barat katanya bunyi Hok Kiannya sebagai berikut:
Hiang Koh Kek Tjiang Tan Hu Kun Ci Bong dan Hiang Pie Wie Poen Leng Tan Bun Yo 
Sie Bong kemudian di sisi kiri ada tulisan Tong dan di sisi kanan ada 
tulisan Wan.
Kemudian saya tanya ke apek-apek di kelenteng situ apakah Tong Wan itu nama 
suatu daerah di Tiongkok, jawabannya iya, tapi tepatnya tidak tahu.
Nah bagi warga milis yang mengetahui tolong informasinya ... Sebelumnya 
diucapkan banyak-banyak terimakasih.

Salam hangat
Beni Than




Re: Bls: [budaya_tionghua] salam kenal

2009-12-02 Terurut Topik adiperdanasamuel
Hai lam kenal sy samuel.
Papaku dulu pny pertimbangan saat kasih sy nama. Akhirnya ia mengurungkan 
niatnya untk memberi nama tionghoa pd sy dan saudara2 saya akhirnya memberi 
nama indonesia tp berbau kristen spt samuel adi, anton budi, yesyurun adi, 
camalia fitri karena lahir saat idul fitri.. Alasannya spy anak2nya mudah 
mendapat pelayanan publik di negeri ini. Kenyataannya tidak seperti yg 
dibayangkan. Mau kuliah di univ kristen yg myortas tionghoa aja saya diminta 
srt ganti nama papa dan saat sy urus paspor.. Sy jengkel dng situasi ini tp 
lama kemaan saya kebal dan sering menjadikan hal diskriminasi ini sbg 
tantangan... Lama kelamaan saya tdk lagi persoalkan apa sy didiskriminasi atau 
tdk, krn dalam pengalaman sy tdk semua pejabat pemerintah yg pikiran sempitn 
paling dimintaain duit. Selama wajar kasih aja. Kehidupan keseharian kita yg 
saling menghargai, mengenal dan saling bantu lebih penting. Menyadari 
kemanusiaan kita dan menyadarkan orang lain tentang kemanusiaannya adalah lebih 
utama lebih luhur.. Sy berjuang disisi ini. Masalah sebutan cina saat orde 
baru, atau tionghoa setelah orde baru tak masalah.. Dibilang keturunan jg gak 
masalah.. Apa arti semua itu? Pernah teman menyusuri silsilahnya sampai ke RRC, 
tapi sampe di sana dia sudah digolongkan orang ciausen (peranakan). Salam.  
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: David Kwa david_kwa2...@yahoo.com
Date: Thu, 03 Dec 2009 04:59:22 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] salam kenal

Encoding: Unicode (UTF-8)

Pak Beni Tan yth,

Pertama-tama perkenankanlah owe mengoreksi penggunaan istilah usang zaman orde 
babe “warga keturunan� vs “pribumi�. Istilah berbau diskriminatif 
itu―memangnya siapa seh yang bukan “keturunan�, dan lagian kita ini 
“keturunan� apa?―sekarang sepertinya sudah ditinggalkan deh; yang ada 
tinggal istilah “Tionghoa/Tionghua� vs “non-Tionghoa/ Tionghua�…

Kedua, ada baiknya foto bongpay yang dimaksud disertakan sebagai lampiran 
sehingga teman-teman dan owe bisa membaca tulisan Tionghoanya. Namun, dari 
penuturan Anda tentang bongpay Tan Kek Tjiang, sekilas owe bisa memperkirakan 
bahwa kongcou (kakek buyut) Anda Tan Tjeng Lok berasal dari Kabupaten Tang-wna 
�安 (Man. Tong’an), di dekat Emui 廈門 (Man. Xiamen). Memang, dalam 
dialek Hokkian selatan, dialek yang dibawa kakek-moyang mayoritas orang 
Tionghoa di Jawa, aksara �安 bisa dilafalkan Tang-wna dan Tong-an, namun 
sebagai nama tempat lebih sering Tang-wna (baca: tang dan ua dengan bunyi 
sengau). Dan ema Anda sne (marga) Yo 楊 (Man. Yang).

Tanpa melihat huruf Tionghoanya, bongpay ngkong Anda Tan Kek Tjiang kira-kira 
bertulisan: 
Kanan (kuburan ngkong, dalam ejaan lama): Hian Kho Kek Tjiang Tan Hoe Koen Tjie 
Bong 顯考□□陳夫å�›ä¹‹å¢, artinya ‘Kuburan almarhumah ayah kami Tuan 
Tan Kek Tjiang’.
Kiri (kuburan ema, dalam ejaan lama): Hian Pie Wie Poen Leng Tan Boen Yo Sie 
Bong 顯妣□□□陳門楊æ°�之å¢, artinya ‘Kuburan almarhumah ibu kami 
Nyonya Tan Kek Tjiang, terlahir Yo xxx xxx. 

â–¡ dan xxx menyatakan huruf Tionghoa yang harus dilihat dari foto di bongpay.

Mungkin Acek Liang U, King Hian-te mau menambahkan? Sumangga pisan…

Kiongchiu,
DK


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Benianto Thanjoyo benianto...@... 
wrote:

Salam kenal buat seluruh anggota milis budaya tionghua, semoga semuanya dalam 
keadaan baik-baik saja.
Pertama-tama saya sangat senang dengan adanya milis ini karena walaupun tidak 
saling kenal kita bisa saling berbagi informasi di milis ini.
Kedua sebagai warga keturunan yang sering mendapat perlakuan diskriminasi 
dari oknum pejabat/pegawai pemerintahan, kita bisa saling mencurahkan 
unek-unek di milis ini.
Ketiga, saya mohon bantuan dari teman-teman milis untuk menginformasikan 
asal-usul dari keluarga saya sebagai berikut:
Kakek buyut saya datang dari Tiongkok (kemungkinan daerah Amoy) dan tinggal di 
daerah Cirebon tepatnya di Jamblang bernama Tan Tjeng Lok (kata papa saya alm. 
dia adalah seorang sinshe), kakek buyut saya ini punya anak laki-laki 2 orang 
bernama Tan Tjong Siang dan Tan Tjong Liat dan ada anak perempuan katanya 
kembali ke Tiongkok tapi sudah putus hubungan.
Tan Tjong Liat punya anak laki-laki 4 orang bernama Tan Kek Tjiang, Tan Kek Im, 
Tan Kek An dan Tan Kek Ho. Tan Kek Ho ini punya 11 orang anak salah satunya 
papah saya alm. Jadi dari kakek buyut saya Tan Tjeng Lok sampai saya sudah lima 
generasi.
Saya ingin sekali mengetahui daerah asal usul kakek buyut saya dari pihak papah 
alm. Satu pertanda awal mungkin bacaan di bongpay kakek saya Tan Kek Tjiang 
dalam huruf kanji, saya sudah konsultasi di kelenteng daerah Glodok Jakarta 
Barat katanya bunyi Hok Kiannya sebagai berikut:
Hiang Koh Kek Tjiang Tan Hu Kun Ci Bong dan Hiang Pie Wie Poen Leng Tan Bun Yo 
Sie Bong kemudian di sisi kiri ada tulisan Tong dan di sisi kanan ada 
tulisan Wan.
Kemudian saya

Re: Islam di Tiongkok == [budaya_tionghua] salam kenal

2009-12-01 Terurut Topik ChanCT
Bung Agung yb,

Untuk mengetahui bagaimana asal muasal bung tentu siapapun tidak akan bisa 
memberikan jawaban yang baik. Kecuali bung bisa sebutkan nama kakek-buyut dan 
asal kampungnya. Tapi nampaknya, bung sudah tidak bisa sebutkan kecuali 
bermarga Tan. Kalau hanya dilihat dari marga Tan yang biasa digunakan di 
Indonesia, khususnya di Jawa, kemungkinan besar ya dari Hokkian (Propinsi Fu 
Jian), lebih konkrit lagi ya sekitar Xia Men itu. 

Tapi, kalau yang ber-Agama Islam banyak yang bermarga Ding (berbunyi Ting) dari 
Syaifudin yang banyak berada di Qian Zhou, tidak jauh dari Xia Men. 

Saya bulan Oktober baru saja kembali dari Xia Men, Qian Zhou melihat kuburan 2 
tokoh Islam, yang katanya murid Muhamad yang bertugas menyebarkan Islam di 
TIongkok pada masa itu, sekitar tahun 610. Sayang tidak ada guide yang memberi 
penjelasan, hanya pergi dan melihat sendiri saja.

Hanya nampak jelas telah terjadi pencampuran kultur, yang nampaknya kuburan itu 
disembahyangi juga dengan hio, seperti nampak 2 tungku perabuan didepan dan 
belakang kuburan itu. Lihat foto dibawah.

Sekalipun ada mesjid baru dibangun disebelah mesjid kuno yang hanya tinggal 
gerbangnya saja dan halaman dengan beberapa pilar yang tertinggal, ... saya 
tidak nampak kalau di Propinsi Fu Jian itu banyak penganut agama Islam. 
Sebaliknya, saya bisa melihat lebih banyak anak-anak muda bersembahyang di 
klenteng-klenteng yang ada, ... dan, nampak ada beberapa pemuda bertubuh besar 
dan hidung mancung seperti hidung orang Arab, tapi kulit sudah tidak hitam 
lagi. Mungkin itulah turunan darah orang Arab yang masih tersisa setelah 
puluhan turunan, yang tertinggal tubuh besar dan hidung mancung.

Salam,
ChanCT (Marga Tan kalau di Indonesia)

  - Original Message - 
  From: agung maulana 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, December 01, 2009 2:22 PM
  Subject: [budaya_tionghua] salam kenal





  salam kenal buat temen2 milis budaya tionghoa ini..
  sebenarnya saya lumayan lama cari2 milis kayak gini
  ada yang bisa bantu saya nggak dengan asal muasal saya..
  nama saya agung maulana, agama saya muslim, kakek buyut saya (alm) kakek dari 
ayah, berasal dari china, menurut ayah saya lokasinya yg berdekatan
  dengan arab saudi, sehingga beliau beragamakan islam, bermargakan Tan..
  tetapi saya kehilangan jejak mengenai asal muasal darah tionghoa saya..ada 
yang bisa bantu meluruskan?
  terimakasih sebelumnya..



--
  Lebih aman saat online. 
  Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih cepat yang dioptimalkan untuk 
Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. Dapatkan IE8 di sini! 


  


--



  Internal Virus Database is out of date.
  Checked by AVG - www.avg.com 
  Version: 9.0.707 / Virus Database: 270.14.75/2516 - Release Date: 11/21/09 
03:43:00


Re: [budaya_tionghua] salam kenal

2009-12-01 Terurut Topik Denny Tan
Salam kenal saudara Agung Maulana, saya Denny Tan, agama muslim, asal muasal di 
Tiong Kok nya dari mana, saya sendiri tidak tahu. Tapi saya memiliki buku 
silsilah dari tahun 1200 sampai sekarang dan memiliki sebilah pedang warisan 
yang berukir naga dan berumur sekitar 1000 tahun an. Jika tahu nama lengkap 
engkong ato kongco nya, nanti saya bantu cari. 





From: agoeng_...@yahoo.com agoeng_...@yahoo.com
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Tue, December 1, 2009 2:26:01 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] salam kenal

  
Disini ada member tionghoa muslim yg bermarga tan juga, mungkin masih 
bersaudara. Mungkin asal keluarga ( diindonesia) bakal sedikit membantu karena 
biasanya asalnya sama. 


From: agung maulana agungek...@yahoo. co.id 
Date: Tue, 1 Dec 2009 14:22:17 +0800 (SGT)
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Subject: [budaya_tionghua] salam kenal
  
salam kenal buat temen2 milis budaya tionghoa ini..
sebenarnya saya lumayan lama cari2 milis kayak gini
ada yang bisa bantu saya nggak dengan asal muasal saya..
nama saya agung maulana, agama saya muslim, kakek buyut saya (alm) kakek dari 
ayah, berasal dari china, menurut ayah saya lokasinya yg berdekatan
dengan arab saudi, sehingga beliau beragamakan islam, bermargakan Tan..
tetapi saya kehilangan jejak mengenai asal muasal darah tionghoa saya..ada yang 
bisa bantu meluruskan?
terimakasih sebelumnya..


Lebih aman saat online. 
Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih cepat yang dioptimalkan untuk 
Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. Dapatkan IE8 di sini! 



  

Re: Islam di Tiongkok == [budaya_tionghua] salam kenal

2009-12-01 Terurut Topik ardian_c
Sepanjang yg saya ingat dari bukunya Ma Tianying, itu kemungkinan kuburan Said 
Ibnu Lubaid dan sahabatnya. Soalnya Said Ibnu Lubaid itu adalah penganut Islam 
pertama2 dan sebelum Hijrahnya nabi Muhammad dari Mekkah ke Medinah. Menurut 
Ma, Said itu hijrahnya lewat laut ke Persia kemudian ikut kapal niaga bangsa2 
Arab dan sampai di Quan Zhou.
Makanya itu bisa menjelaskan kenapa ada agama Islam di Tiongkok sebelum 
khafilah Usmaniyah.


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ChanCT sa...@... wrote:

 Bung Agung yb,
 
 Untuk mengetahui bagaimana asal muasal bung tentu siapapun tidak akan bisa 
 memberikan jawaban yang baik. Kecuali bung bisa sebutkan nama kakek-buyut dan 
 asal kampungnya. Tapi nampaknya, bung sudah tidak bisa sebutkan kecuali 
 bermarga Tan. Kalau hanya dilihat dari marga Tan yang biasa digunakan di 
 Indonesia, khususnya di Jawa, kemungkinan besar ya dari Hokkian (Propinsi Fu 
 Jian), lebih konkrit lagi ya sekitar Xia Men itu. 
 
 Tapi, kalau yang ber-Agama Islam banyak yang bermarga Ding (berbunyi Ting) 
 dari Syaifudin yang banyak berada di Qian Zhou, tidak jauh dari Xia Men. 
 
 Saya bulan Oktober baru saja kembali dari Xia Men, Qian Zhou melihat kuburan 
 2 tokoh Islam, yang katanya murid Muhamad yang bertugas menyebarkan Islam di 
 TIongkok pada masa itu, sekitar tahun 610. Sayang tidak ada guide yang 
 memberi penjelasan, hanya pergi dan melihat sendiri saja.
 
 Hanya nampak jelas telah terjadi pencampuran kultur, yang nampaknya kuburan 
 itu disembahyangi juga dengan hio, seperti nampak 2 tungku perabuan didepan 
 dan belakang kuburan itu. Lihat foto dibawah.
 
 Sekalipun ada mesjid baru dibangun disebelah mesjid kuno yang hanya tinggal 
 gerbangnya saja dan halaman dengan beberapa pilar yang tertinggal, ... saya 
 tidak nampak kalau di Propinsi Fu Jian itu banyak penganut agama Islam. 
 Sebaliknya, saya bisa melihat lebih banyak anak-anak muda bersembahyang di 
 klenteng-klenteng yang ada, ... dan, nampak ada beberapa pemuda bertubuh 
 besar dan hidung mancung seperti hidung orang Arab, tapi kulit sudah tidak 
 hitam lagi. Mungkin itulah turunan darah orang Arab yang masih tersisa 
 setelah puluhan turunan, yang tertinggal tubuh besar dan hidung mancung.
 
 Salam,
 ChanCT (Marga Tan kalau di Indonesia)
 
   - Original Message - 
   From: agung maulana 
   To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
   Sent: Tuesday, December 01, 2009 2:22 PM
   Subject: [budaya_tionghua] salam kenal
 
 
 
 
 
   salam kenal buat temen2 milis budaya tionghoa ini..
   sebenarnya saya lumayan lama cari2 milis kayak gini
   ada yang bisa bantu saya nggak dengan asal muasal saya..
   nama saya agung maulana, agama saya muslim, kakek buyut saya (alm) kakek 
 dari ayah, berasal dari china, menurut ayah saya lokasinya yg berdekatan
   dengan arab saudi, sehingga beliau beragamakan islam, bermargakan Tan..
   tetapi saya kehilangan jejak mengenai asal muasal darah tionghoa saya..ada 
 yang bisa bantu meluruskan?
   terimakasih sebelumnya..
 
 
 
 --
   Lebih aman saat online. 
   Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih cepat yang dioptimalkan untuk 
 Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. Dapatkan IE8 di sini! 
 
 
   
 
 
 --
 
 
 
   Internal Virus Database is out of date.
   Checked by AVG - www.avg.com 
   Version: 9.0.707 / Virus Database: 270.14.75/2516 - Release Date: 11/21/09 
 03:43:00





Bls: [budaya_tionghua] salam kenal

2009-12-01 Terurut Topik agung maulana
Halo, salam kenal saudara Denny Tan, senang sekali di milis ini saya bisa 
bertemu dengan Anda. Kakek buyut saya yg saat ini saya ketahui bernama kong Dul 
(tapi maaf saya belum dapat nama aslinya) beliau 4 bersaudara (2 ke arab saudi, 
1 di china) dan beliau datang ke pulau jawa, tepatnya di betawi sekira tahun 
1860an, memiliki anak(kakek saya) dari isteri (WNI, maaf saya jg belum dapat 
nama isterinya/ nenek buyut saya) bernama Muhammad Said Zaelani, dan ayah saya 
bernama Dede Maulana..
tetapi entah mengapa ayah saya dan keluarga besarnya semua tidak mau (enggan) 
memberitahukan lebih lanjut mengenai silsilah keluarganya, dan mereka 
dibiasakan untuk menggunakan nama muslimnya (i'm lost with their real 
name)..jadi saya harus mencari-cari sendiri..bertanya2..tapi yah demi 
mengetahuinya..malu bertanya sesat dijalan..lebih baik malu dari pada tidak 
tahu..hehehe  





Dari: Denny Tan dennyta...@yahoo.com
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Terkirim: Sel, 1 Desember, 2009 21:41:39
Judul: Re: [budaya_tionghua] salam kenal

  
Salam kenal saudara Agung Maulana, saya Denny Tan, agama muslim, asal muasal di 
Tiong Kok nya dari mana, saya sendiri tidak tahu. Tapi saya memiliki buku 
silsilah dari tahun 1200 sampai sekarang dan memiliki sebilah pedang warisan 
yang berukir naga dan berumur sekitar 1000 tahun an. Jika tahu nama lengkap 
engkong ato kongco nya, nanti saya bantu cari. 





 From: agoeng_set@ yahoo.com agoeng_...@yahoo. com
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Tue, December 1, 2009 2:26:01 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] salam kenal

  
Disini ada member tionghoa muslim yg bermarga tan juga, mungkin masih 
bersaudara. Mungkin asal keluarga ( diindonesia) bakal sedikit membantu karena 
biasanya asalnya sama. 

 
From: agung maulana agungek...@yahoo. co.id 
Date: Tue, 1 Dec 2009 14:22:17 +0800 (SGT)
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Subject: [budaya_tionghua] salam kenal
  
salam kenal buat temen2 milis budaya tionghoa ini..
sebenarnya saya lumayan lama cari2 milis kayak gini
ada yang bisa bantu saya nggak dengan asal muasal saya..
nama saya agung maulana, agama saya muslim, kakek buyut saya (alm) kakek dari 
ayah, berasal dari china, menurut ayah saya lokasinya yg berdekatan
dengan arab saudi, sehingga beliau beragamakan islam, bermargakan Tan...
tetapi saya kehilangan jejak mengenai asal muasal darah tionghoa saya..ada yang 
bisa bantu meluruskan?
terimakasih sebelumnya..


 Lebih aman saat online. 
Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih cepat yang dioptimalkan untuk 
Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. Dapatkan IE8 di sini! 

 


  
___
Dapatkan nama yang Anda sukai!
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

[budaya_tionghua] salam kenal

2009-11-30 Terurut Topik agung maulana
salam kenal buat temen2 milis budaya tionghoa ini..
sebenarnya saya lumayan lama cari2 milis kayak gini
ada yang bisa bantu saya nggak dengan asal muasal saya..
nama saya agung maulana, agama saya muslim, kakek buyut saya (alm) kakek dari 
ayah, berasal dari china, menurut ayah saya lokasinya yg berdekatan
dengan arab saudi, sehingga beliau beragamakan islam, bermargakan Tan..
tetapi saya kehilangan jejak mengenai asal muasal darah tionghoa saya..ada yang 
bisa bantu meluruskan?
terimakasih sebelumnya..



  Lebih Bersih, Lebih Baik, Lebih Cepat - Rasakan Yahoo! Mail baru yang 
Lebih Cepat hari ini! http://id.mail.yahoo.com

RE: [budaya_tionghua] salam kenal

2009-11-30 Terurut Topik ibcindon
Pak Agung ,

Coba posting di milist silsilah Tionghoa.

 

Siapa tahu ada  yang bisa bantu.

 

Sukses.

 

Sugiri.

 

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] 
On Behalf Of agung maulana
Sent: Tuesday, December 01, 2009 1:22 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] salam kenal

 

  

salam kenal buat temen2 milis budaya tionghoa ini..
sebenarnya saya lumayan lama cari2 milis kayak gini
ada yang bisa bantu saya nggak dengan asal muasal saya..
nama saya agung maulana, agama saya muslim, kakek buyut saya (alm) kakek dari 
ayah, berasal dari china, menurut ayah saya lokasinya yg berdekatan
dengan arab saudi, sehingga beliau beragamakan islam, bermargakan Tan..
tetapi saya kehilangan jejak mengenai asal muasal darah tionghoa saya..ada yang 
bisa bantu meluruskan?
terimakasih sebelumnya..

 

  _  

Lebih aman saat online. 
Upgrade 
http://us.lrd.yahoo.com/_ylc=X3oDMTFndmQxc2JlBHRtX2RtZWNoA1RleHQgTGluawR0bV9sbmsDVTExMDM0NjkEdG1fbmV0A1lhaG9vIQ--/SIG=11kadq57p/**http%3A/downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/
  ke Internet Explorer 8 baru dan lebih cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! 
agar Anda merasa lebih aman. Gratis. Dapatkan 
http://us.lrd.yahoo.com/_ylc=X3oDMTFndmQxc2JlBHRtX2RtZWNoA1RleHQgTGluawR0bV9sbmsDVTExMDM0NjkEdG1fbmV0A1lhaG9vIQ--/SIG=11kadq57p/**http%3A/downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/
  IE8 di sini!





Re: [budaya_tionghua] salam kenal

2009-11-30 Terurut Topik Steve Haryono
Maaf nanya juga nih : daera di daratan Tiongkok yang dekat Arab Saudi itu yang 
mana ya ?
Kayaknya yang paling dekat jaraknya justru TIBET :)

Salam,
Steve





From: ibcindon ibcin...@rad.net.id
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Tue, December 1, 2009 7:57:14 AM
Subject: RE: [budaya_tionghua] salam kenal

  
Pak Agung ,
Coba posting di milist silsilah Tionghoa.
 
Siapa tahu ada  yang bisa bantu.
 
Sukses.
 
Sugiri.
 
From:budaya_tionghua@ yahoogroups. com
[mailto:budaya_ tionghua@ yahoogroups. com] On Behalf Of agung maulana
Sent: Tuesday, December 01, 2009 1:22 PM
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Subject: [budaya_tionghua] salam kenal
 
  
salam
kenal buat temen2 milis budaya tionghoa ini..
sebenarnya saya lumayan lama cari2 milis kayak gini
ada yang bisa bantu saya nggak dengan asal muasal saya..
nama saya agung maulana, agama saya muslim, kakek buyut saya (alm) kakek dari
ayah, berasal dari china, menurut ayah saya lokasinya yg berdekatan
dengan arab saudi, sehingga beliau beragamakan islam, bermargakan Tan..
tetapi saya kehilangan jejak mengenai asal muasal darah tionghoa saya..ada yang
bisa bantu meluruskan?
terimakasih sebelumnya..
 


 
Lebih aman saat online. 
Upgrade
ke Internet Explorer 8 baru dan lebih cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo!
agar Anda merasa lebih aman. Gratis. Dapatkan
IE8 di sini!
 


  

Re: [budaya_tionghua] salam kenal

2009-11-30 Terurut Topik agoeng_set
Disini ada member tionghoa muslim yg bermarga tan juga, mungkin masih 
bersaudara. Mungkin asal keluarga ( diindonesia) bakal sedikit membantu karena 
biasanya asalnya sama.
-Original Message-
From: agung maulana agungek...@yahoo.co.id
Date: Tue, 1 Dec 2009 14:22:17 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] salam kenal

salam kenal buat temen2 milis budaya tionghoa ini..
sebenarnya saya lumayan lama cari2 milis kayak gini
ada yang bisa bantu saya nggak dengan asal muasal saya..
nama saya agung maulana, agama saya muslim, kakek buyut saya (alm) kakek dari 
ayah, berasal dari china, menurut ayah saya lokasinya yg berdekatan
dengan arab saudi, sehingga beliau beragamakan islam, bermargakan Tan..
tetapi saya kehilangan jejak mengenai asal muasal darah tionghoa saya..ada yang 
bisa bantu meluruskan?
terimakasih sebelumnya..



  Lebih Bersih, Lebih Baik, Lebih Cepat - Rasakan Yahoo! Mail baru yang 
Lebih Cepat hari ini! http://id.mail.yahoo.com


[budaya_tionghua] Salam kenal dan mohon informasinya

2009-10-29 Terurut Topik Iput
hai semua 

sebelumnya salam kenal dan terima kasih saya diperkenankan untuk bergabung di 
milist ini.

Saya putri, seorang reporter tvOne
kebetulan saya bersama tim sedang menggarap program Jejak Islam
dan kebetulan sekali, kmrn salah satu tim baru melakukan peliputan di China.
di sana, mereka menemukan sesuatu yang menarik, yaitu adanya arsitektur yang 
sama pada setiap masjid di China.
namun sayangnya, mereka kesulitan dalam menemukan seseorang yang dapat 
menjelaskan hal tersebut.

karena itulah, saya ditugaskan untuk mencari informasi mengenai hal tersebut. 
dan setelah mencoba meriset, saya menemukan sebuah tulisan mengenai masjid kuno 
di sekitar jakarta barat, yaitu masjid di kebun jeruk, Tambora, dan Angke. 

di artikel tersebut terdapat nama David Kwa, setelah saya telusuri, saya 
menemukan milist budaya_thionghua. 
dengan segera, saya bergabung dalam milist, dengan harapan teman-teman yang 
tergabung dalam milist ini dapat membantu saya dalam memberikan informasi 
mengenai kesamaan arsitektur masjid di china, dan ketiga masjid yang dijelaskan 
oleh david kwa, dan jika tidak berkeberatan, dapatkah saya mendapatkan nomor 
kontak david kwa...

atau mungkin teman-teman memiliki rekomendasi lainnya, dengan senang hati kami 
menerimanya.
karena kami berkeinginan menjadi orang tersebut sebagai narasumber dalam 
tayangan kami.
sebagai informasi, tayangan ini akan tayang hari selasa, tgl 3 November 2009. 
karena itulah, kami hanya diberi sedikit waktu dan saya mengaharapkan bantuan 
dari teman-teman semua.
sebelumnya saya ucapkan terima kasih banyak.

Salam
Putri tvOne



RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan mohon informasinya

2009-10-29 Terurut Topik ibcindon
Pak David Kwa, anggota milis ini . Ia tinggal di Bogor.  Biasanya rajin
menjawab posting di millis  BT.

Jadi  pasti akan  dapat dihubungi  cepat.

Salam,

-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of Iput
Sent: 29 Oktober 2009 13:09
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Salam kenal dan mohon informasinya

hai semua 

sebelumnya salam kenal dan terima kasih saya diperkenankan untuk bergabung
di milist ini.

Saya putri, seorang reporter tvOne
kebetulan saya bersama tim sedang menggarap program Jejak Islam
dan kebetulan sekali, kmrn salah satu tim baru melakukan peliputan di China.
di sana, mereka menemukan sesuatu yang menarik, yaitu adanya arsitektur yang
sama pada setiap masjid di China.
namun sayangnya, mereka kesulitan dalam menemukan seseorang yang dapat
menjelaskan hal tersebut.

karena itulah, saya ditugaskan untuk mencari informasi mengenai hal
tersebut. dan setelah mencoba meriset, saya menemukan sebuah tulisan
mengenai masjid kuno di sekitar jakarta barat, yaitu masjid di kebun jeruk,
Tambora, dan Angke. 

di artikel tersebut terdapat nama David Kwa, setelah saya telusuri, saya
menemukan milist budaya_thionghua. 
dengan segera, saya bergabung dalam milist, dengan harapan teman-teman yang
tergabung dalam milist ini dapat membantu saya dalam memberikan informasi
mengenai kesamaan arsitektur masjid di china, dan ketiga masjid yang
dijelaskan oleh david kwa, dan jika tidak berkeberatan, dapatkah saya
mendapatkan nomor kontak david kwa...

atau mungkin teman-teman memiliki rekomendasi lainnya, dengan senang hati
kami menerimanya.
karena kami berkeinginan menjadi orang tersebut sebagai narasumber dalam
tayangan kami.
sebagai informasi, tayangan ini akan tayang hari selasa, tgl 3 November
2009. karena itulah, kami hanya diberi sedikit waktu dan saya mengaharapkan
bantuan dari teman-teman semua.
sebelumnya saya ucapkan terima kasih banyak.

Salam
Putri tvOne





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

Yahoo! Groups Links








[budaya_tionghua] Salam kenal dan mohon informasinya. Pertanyaan ??

2009-10-29 Terurut Topik ibcindon
Hallo Sdri Iput, Putri,

Sambil menunggu  kontak dari Pak David, agaknya ada baiknya bila Anda
utarakan  pertanyaan-pertanyaan yang dimaksud di millis ini.

Sehingga  dapat dijawab langsung olehnya, atau pun minimum rekan-rekan milis
lain  bisa  membantu  memberi  keterangan yang diperlukan.

Salam,



-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of Iput
Sent: 29 Oktober 2009 13:09
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Salam kenal dan mohon informasinya

hai semua 

sebelumnya salam kenal dan terima kasih saya diperkenankan untuk bergabung
di milist ini.

Saya putri, seorang reporter tvOne
kebetulan saya bersama tim sedang menggarap program Jejak Islam
dan kebetulan sekali, kmrn salah satu tim baru melakukan peliputan di China.
di sana, mereka menemukan sesuatu yang menarik, yaitu adanya arsitektur yang
sama pada setiap masjid di China.
namun sayangnya, mereka kesulitan dalam menemukan seseorang yang dapat
menjelaskan hal tersebut.

karena itulah, saya ditugaskan untuk mencari informasi mengenai hal
tersebut. dan setelah mencoba meriset, saya menemukan sebuah tulisan
mengenai masjid kuno di sekitar jakarta barat, yaitu masjid di kebun jeruk,
Tambora, dan Angke. 

di artikel tersebut terdapat nama David Kwa, setelah saya telusuri, saya
menemukan milist budaya_thionghua. 
dengan segera, saya bergabung dalam milist, dengan harapan teman-teman yang
tergabung dalam milist ini dapat membantu saya dalam memberikan informasi
mengenai kesamaan arsitektur masjid di china, dan ketiga masjid yang
dijelaskan oleh david kwa, dan jika tidak berkeberatan, dapatkah saya
mendapatkan nomor kontak david kwa...

atau mungkin teman-teman memiliki rekomendasi lainnya, dengan senang hati
kami menerimanya.
karena kami berkeinginan menjadi orang tersebut sebagai narasumber dalam
tayangan kami.
sebagai informasi, tayangan ini akan tayang hari selasa, tgl 3 November
2009. karena itulah, kami hanya diberi sedikit waktu dan saya mengaharapkan
bantuan dari teman-teman semua.
sebelumnya saya ucapkan terima kasih banyak.

Salam
Putri tvOne





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

Yahoo! Groups Links








Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan mohon informasinya. Pertanyaan ??

2009-10-29 Terurut Topik Nasir Tan
Kalau masjid di Taiwan, mungkin saya bisa bantu..karena saya kenal ama salah 
seorang Imam Masjid di Tainan. Mungkin masjid di China Mainland ya?...wah saya 
kurang tau tapi kalo bole tolong dirinci apa aja yang ingin diketahui. Besok 
Jumat saya bisa tanya2 sama Pak Haji Imam Masjid di Tainan.
 
 
regards,
 
 
Nasir Tan
 


--- On Thu, 10/29/09, ibcindon ibcin...@rad.net.id wrote:


From: ibcindon ibcin...@rad.net.id
Subject: [budaya_tionghua] Salam kenal dan mohon informasinya. Pertanyaan ??
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Thursday, October 29, 2009, 8:24 AM


  



Hallo Sdri Iput, Putri,

Sambil menunggu kontak dari Pak David, agaknya ada baiknya bila Anda
utarakan pertanyaan-pertanya an yang dimaksud di millis ini.

Sehingga dapat dijawab langsung olehnya, atau pun minimum rekan-rekan milis
lain bisa membantu memberi keterangan yang diperlukan.

Salam,

-Original Message-
From: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
[mailto:budaya_tionghua@ yahoogroups. com] On Behalf Of Iput
Sent: 29 Oktober 2009 13:09
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Subject: [budaya_tionghua] Salam kenal dan mohon informasinya

hai semua 

sebelumnya salam kenal dan terima kasih saya diperkenankan untuk bergabung
di milist ini.

Saya putri, seorang reporter tvOne
kebetulan saya bersama tim sedang menggarap program Jejak Islam
dan kebetulan sekali, kmrn salah satu tim baru melakukan peliputan di China.
di sana, mereka menemukan sesuatu yang menarik, yaitu adanya arsitektur yang
sama pada setiap masjid di China.
namun sayangnya, mereka kesulitan dalam menemukan seseorang yang dapat
menjelaskan hal tersebut.

karena itulah, saya ditugaskan untuk mencari informasi mengenai hal
tersebut. dan setelah mencoba meriset, saya menemukan sebuah tulisan
mengenai masjid kuno di sekitar jakarta barat, yaitu masjid di kebun jeruk,
Tambora, dan Angke. 

di artikel tersebut terdapat nama David Kwa, setelah saya telusuri, saya
menemukan milist budaya_thionghua. 
dengan segera, saya bergabung dalam milist, dengan harapan teman-teman yang
tergabung dalam milist ini dapat membantu saya dalam memberikan informasi
mengenai kesamaan arsitektur masjid di china, dan ketiga masjid yang
dijelaskan oleh david kwa, dan jika tidak berkeberatan, dapatkah saya
mendapatkan nomor kontak david kwa...

atau mungkin teman-teman memiliki rekomendasi lainnya, dengan senang hati
kami menerimanya.
karena kami berkeinginan menjadi orang tersebut sebagai narasumber dalam
tayangan kami.
sebagai informasi, tayangan ini akan tayang hari selasa, tgl 3 November
2009. karena itulah, kami hanya diberi sedikit waktu dan saya mengaharapkan
bantuan dari teman-teman semua.
sebelumnya saya ucapkan terima kasih banyak.

Salam
Putri tvOne

 - - --

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya- tionghoa. net :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups. yahoo.com/ group/budaya_ tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg. wordpress. com :.

Yahoo! Groups Links

















  

Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan mohon informasinya. Pertanyaan ??

2009-10-29 Terurut Topik zhoufy
Saya pernah mendukumentasikan secara foto dan grafis masjid kuno di Xi'an yg 
diresmikan kaisar Qing. Dng courtyard2 khas arsitektur Tiongkok

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Nasir Tan hitaci2...@yahoo.com
Date: Thu, 29 Oct 2009 06:05:03 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan mohon informasinya.  Pertanyaan 
??

Kalau masjid di Taiwan, mungkin saya bisa bantu..karena saya kenal ama salah 
seorang Imam Masjid di Tainan. Mungkin masjid di China Mainland ya?...wah saya 
kurang tau tapi kalo bole tolong dirinci apa aja yang ingin diketahui. Besok 
Jumat saya bisa tanya2 sama Pak Haji Imam Masjid di Tainan.
 
 
regards,
 
 
Nasir Tan
 


--- On Thu, 10/29/09, ibcindon ibcin...@rad.net.id wrote:


From: ibcindon ibcin...@rad.net.id
Subject: [budaya_tionghua] Salam kenal dan mohon informasinya. Pertanyaan ??
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Thursday, October 29, 2009, 8:24 AM


  



Hallo Sdri Iput, Putri,

Sambil menunggu kontak dari Pak David, agaknya ada baiknya bila Anda
utarakan pertanyaan-pertanya an yang dimaksud di millis ini.

Sehingga dapat dijawab langsung olehnya, atau pun minimum rekan-rekan milis
lain bisa membantu memberi keterangan yang diperlukan.

Salam,

-Original Message-
From: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
[mailto:budaya_tionghua@ yahoogroups. com] On Behalf Of Iput
Sent: 29 Oktober 2009 13:09
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Subject: [budaya_tionghua] Salam kenal dan mohon informasinya

hai semua 

sebelumnya salam kenal dan terima kasih saya diperkenankan untuk bergabung
di milist ini.

Saya putri, seorang reporter tvOne
kebetulan saya bersama tim sedang menggarap program Jejak Islam
dan kebetulan sekali, kmrn salah satu tim baru melakukan peliputan di China.
di sana, mereka menemukan sesuatu yang menarik, yaitu adanya arsitektur yang
sama pada setiap masjid di China.
namun sayangnya, mereka kesulitan dalam menemukan seseorang yang dapat
menjelaskan hal tersebut.

karena itulah, saya ditugaskan untuk mencari informasi mengenai hal
tersebut. dan setelah mencoba meriset, saya menemukan sebuah tulisan
mengenai masjid kuno di sekitar jakarta barat, yaitu masjid di kebun jeruk,
Tambora, dan Angke. 

di artikel tersebut terdapat nama David Kwa, setelah saya telusuri, saya
menemukan milist budaya_thionghua. 
dengan segera, saya bergabung dalam milist, dengan harapan teman-teman yang
tergabung dalam milist ini dapat membantu saya dalam memberikan informasi
mengenai kesamaan arsitektur masjid di china, dan ketiga masjid yang
dijelaskan oleh david kwa, dan jika tidak berkeberatan, dapatkah saya
mendapatkan nomor kontak david kwa...

atau mungkin teman-teman memiliki rekomendasi lainnya, dengan senang hati
kami menerimanya.
karena kami berkeinginan menjadi orang tersebut sebagai narasumber dalam
tayangan kami.
sebagai informasi, tayangan ini akan tayang hari selasa, tgl 3 November
2009. karena itulah, kami hanya diberi sedikit waktu dan saya mengaharapkan
bantuan dari teman-teman semua.
sebelumnya saya ucapkan terima kasih banyak.

Salam
Putri tvOne

 - - --

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya- tionghoa. net :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups. yahoo.com/ group/budaya_ tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg. wordpress. com :.

Yahoo! Groups Links

















  


[budaya_tionghua] Salam kenal

2009-03-10 Terurut Topik Yamin Setiawan
Saya baru menemukan link di yahoogroups tentang Budaya Tionghua, saya 
tertarik sekali, salam kenal semua bagi anggota milis Budaya Tionghua ya... :)




Bls: [budaya_tionghua] Salam kenal

2009-03-10 Terurut Topik Vheru Prayitno
Selamat bergabung..Semoga menikmati apa yang tersaji disini...

--- Pada Sel, 10/3/09, Yamin Setiawan ya...@setiawan.indoglobal.com menulis:

Dari: Yamin Setiawan ya...@setiawan.indoglobal.com
Topik: [budaya_tionghua] Salam kenal
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Selasa, 10 Maret, 2009, 6:20 AM












Saya baru menemukan link di yahoogroups tentang Budaya Tionghua, 
saya 

tertarik sekali, salam kenal semua bagi anggota milis Budaya Tionghua ya :)




 

  




 

















  Terhubung langsung dengan banyak teman di blog dan situs pribadi Anda? 
Buat Pingbox terbaru Anda sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/

Re: [budaya_tionghua] SALAM KENAL DARI JURNAL BOGOR

2009-02-17 Terurut Topik Rifky
Terimakasih atas informasinya. Pak Ardian dan Pak King Hian salam kenal dari 
saya.
Mudah-mudahan niat baik kita selalu disambut dengan gembira. Melalui millist 
ini saya mohon bantuan
Pak Ardian dan Pak King Hian, mudah-mudahan bapak tidak keberatan untuk saya 
hubungi.
Terimakasih.





From: gsuryana gsury...@indo.net.id
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, February 17, 2009 8:56:43 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] SALAM KENAL DARI JURNAL BOGOR


Ada 2 orang yang memiliki pengetahuan mengenai 
budaya Tionghoa di Bogor dan aktif di Millis ini, bahkan menjadi Moderator, 
silahkan hubungi Pak Ardian dan Pak King Hian, beliau memiliki pengetahuan yang 
bisa menjadi nara sumber mengenai budaya Tionghoa .
Dan mereka juga kenal dekat dengan pak David 
Kwa


  

[budaya_tionghua] Salam Kenal untuk semua para sesepuh milis BT

2008-12-09 Terurut Topik lotharguard
saya felix / lotharGuard, salam kenal ya.
saya baru masuk ke milis mohon bimbingannya.

terima kasih



[budaya_tionghua] Salam kenal yah...

2008-11-20 Terurut Topik david_apank
Selamat Sore... 

Salam kenal buat author dan rekan2 sekalian... Saya senang sekali bisa
nemu milis ini. 
mudah2an saya terus belajar dan bertukar informasi dengan rekan2 sekalian.

Saya belom memperkenalkan diri di milis ini, jadi mau ikutan nimbrung
ahk ceritanya. :)

Nama lengkap saya : David Willianto Djauhari 
Asal Kota : Tasikmalaya. 

btw ada yang dari Tasikmalaya juga disini?

Selamat beraktivitas yah untuk semuannya... GBU... :)





[budaya_tionghua] Salam kenal

2008-11-17 Terurut Topik tan_lung040204
halo semua senior, 


salam kenal


saya tan lung mohon petunjuk dari senior semua



Bls: [budaya_tionghua] Salam kenal

2008-11-17 Terurut Topik wiwin dewi
salam kenal

untuk teman-teman mohon info tentang lepas masa perkabungan
ada yang 3 hari, 49hari, 1 tahun dan ada pula 3 tahun baru lepas kabung
mengapa pada hari-hari tertentu itu saja dan apa pula artinya...

lalu... 
jika kita masih dalam masa perkabungan...
kenapa kita tidak boleh menjenguk bayi, tidak boleh ikut dalam perjamuan2, 
misal pesta dll
kalo di pesta saya mungkin saja masuk diakal, lah wong masi berkabung kok ikut 
pesta..ya jelas ga boleh... tapi kenapa kita juga tidak boleh menjenguk 
bayi...apakah kita seakan-akan membawa sial bagi sang jabang bayi atau bagaimana

terimakasih atas masukannya

salam
wiwin




  
___
Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru.
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. 
Cepat sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

[budaya_tionghua] Salam kenal dulu

2008-11-15 Terurut Topik Uchiha Sasuke
#20320;#20204;#22909;#65281;
Wo baru di group ini, salam kenal semuanya.
Semoga group ini dapat menjadi wadah ilmu seperti yang wo harapkan#12290;

#24456;#39640;#20852;#35265;#21040;#20320;#20204;#12290;#12290;



[budaya_tionghua] salam kenal semua ...

2008-11-15 Terurut Topik arvonrose
bukannya ikut campur dalam masalah orang tionghoa atau keturunan, dari
pada bicarain budaya sendiri, mending kita bicara budaya indonesia,
gimana ?. posisi budaya tionghoa kira-kira dimana, yang pasti dalam
melihat hal ini kita nggak boleh etnosentris lo, he
masuk nggak kira-kira usulan saya ?.

nama saya vony ponolia, lulusan antropologi Universitas Andalas
http://www.ilmuantropologi.blogspot.com



[budaya_tionghua] salam kenal untuk semua anggota budaya tionghua

2008-09-28 Terurut Topik hciptaz
hallo semua,saya masuk anggota budaya tionghua baru karean bagi saya 
menarik sekali.terlebih dahulu saya kenalkan nama saya hendro 
cipta,umur 16th masih sekolah,saya juga suku tionghua,marga zhou,saya 
tinggal di sambas tepatnya di kalimantan barat.sekian dari perkenalan 
saya,dan maaf bila kehadiran saya tidak berkenan di hati kalian 
semua.salam perkenalan 



AW: [budaya_tionghua] salam kenal untuk semua anggota budaya tionghua

2008-09-28 Terurut Topik *
selamat datang ke BT
salam kenal juga Hendro

Eddy Lim

--- hciptaz [EMAIL PROTECTED] schrieb am So, 28.9.2008
Von: hciptaz [EMAIL PROTECTED]
Betreff: [budaya_tionghua] salam kenal untuk semua anggota budaya tionghua
An: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Datum: Sonntag, 28. September 2008, 12:55











hallo semua,saya masuk anggota budaya tionghua baru karean bagi 
saya 

menarik sekali.terlebih dahulu saya kenalkan nama saya hendro 

cipta,umur 16th masih sekolah,saya juga suku tionghua,marga zhou,saya 

tinggal di sambas tepatnya di kalimantan barat.sekian dari perkenalan 

saya,dan maaf bila kehadiran saya tidak berkenan di hati kalian 

semua.salam perkenalan 




  




 
















__
Do You Yahoo!?
Sie sind Spam leid? Yahoo! Mail verfügt über einen herausragenden Schutz gegen 
Massenmails. 
http://mail.yahoo.com 

Re: [budaya_tionghua] salam kenal untuk semua anggota budaya tionghua

2008-09-28 Terurut Topik gsuryana
Siancay siancay siancay, semoga Sutee betah dan bisa ikut aktif di millis 
ini, dan aku yakin nantinya Sutee bisa menggantikan golongan tua bloon 
semodel HTS.welkom to the jungle, silahkan lapor ke Sucie Ullyse, dan 
setor uang keamanan nobango dikirim ke rekening seingat Sutee.

sur.
http://indolobby.blogspot.com
- Original Message - 
From: hciptaz [EMAIL PROTECTED]


 hallo semua,saya masuk anggota budaya tionghua baru karean bagi saya
 menarik sekali.terlebih dahulu saya kenalkan nama saya hendro
 cipta,umur 16th masih sekolah,saya juga suku tionghua,marga zhou,saya
 tinggal di sambas tepatnya di kalimantan barat.sekian dari perkenalan
 saya,dan maaf bila kehadiran saya tidak berkenan di hati kalian
 semua.salam perkenalan 



Re: [budaya_tionghua] salam kenal untuk semua anggota budaya tionghua

2008-09-28 Terurut Topik Fy Zhou
16 th ? Wah masih imut2 nih, mesti sodja dulu sama sesepuh marga nih...

sesepuh marga 
Zhou Fy



- Original Message 
From: hciptaz [EMAIL PROTECTED]
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Sunday, September 28, 2008 5:55:56 PM
Subject: [budaya_tionghua] salam kenal untuk semua anggota budaya tionghua


hallo semua,saya masuk anggota budaya tionghua baru karean bagi saya 
menarik sekali.terlebih dahulu saya kenalkan nama saya hendro 
cipta,umur 16th masih sekolah,saya juga suku tionghua,marga zhou,saya 
tinggal di sambas tepatnya di kalimantan barat.sekian dari perkenalan 
saya,dan maaf bila kehadiran saya tidak berkenan di hati kalian 
semua.salam perkenalan 

 


  

[budaya_tionghua] salam kenal

2008-09-25 Terurut Topik ruslan tan
salam kenal , saya member baru yg ingin mempelajari kebudayaan tionghua


  
___
Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru.
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. 
Cepat sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya

2008-09-22 Terurut Topik Edith Koesoemawiria
positif dan negatif, seperti indah dan kejam susah dijabarkan karena sangat 
tergantung cara memandang. ini bisa jadi diskusi soal rasa... dan agak tidak 
jelas.

mugkin batasannya adalah memberi peluang sebesarnya untuk berkembang,
tanpa menghilangkan sejarahnya.

di paris kayaknya ada satu wilayah yang super modern dan bagian2 lainnya 
yang penuh bangunan tua.

sedangkan di jerman emang ada usaha, apabila membuat bangunan baru harus
disesuaikan dengan bangunan2 lama di sekitarnya. sehingga kadang bangunan
kaca yang super modern masih kelihatan terpadu dengan gedung2
tua sekitarnya (kadang juga gagal total sih)

kemarin saya dengar cerita menarik, ttg insinyur2 iran yang belajar bikin
rumah2 lama jerman, yang katanya tahan gempa dan karena orang iran
tak suka dengan balok2 hitam penyanggahnya, maka dicat dalam biru turkis
bermotif paisley putih. 

kalau menurut saya perombakan gambir, penghancuran segitiga di pasar 
senin(?) yang bangunannya khas itu, seharusnya tak terjadi. cuman kayaknya 
di jakarta, ada kebiasaan rombak bangun yang bukan karena masalah kesehatan.




 Original-Nachricht 
 Datum: Sun, 21 Sep 2008 21:14:36 -0700 (PDT)
 Von: Fy Zhou [EMAIL PROTECTED]
 An: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Betreff: Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya

 Perubahan bisa ke arah positif bisa kearah negatif, disini diperlukan
 kearifan manusia untuk memilih dan mengarahkan perubahnya. 
  
 Kota2 tua di eropa rata2 lebih mearik dibanding kota2 di asia, karena
 disamping pembangunan2 yang baru, secara hati2 mereka tetap mempertahankan
 warisan bangunan lamanya.
 
 --- On Sun, 9/21/08, Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Date: Sunday, September 21, 2008, 2:47 PM
 
 
 
 
 
 
 Ah hello, 
 
 rasa2nya kita pernah berkenalan di seputar perubahan abad, 
 di milis yang kita bisa mengatakan apa saja, kapan saja, kepada siapa
 saja:-))
 mungkin saya salah juga sih. kalau salah, salam kenal.
 
 saya kira buat sebagian orang, ngeliat orang lain ngotot berbuat apa
 saja,
 bisa menjadi bahan tertawaan. kan ngotot selalu memberikan gambaran 
 mata melotot dan otot2 yang mencuat karena kelewat dipaksa. 
 
 tapi menurut saya, kadang kita tertawa lebih karena jengah... 
 
 jengah melihat orang lain intens dengan kesenangannya tersendiri melakukan
 suatu hal. dan kita well, tidak memiliki intensitas itu dalam isyu ato
 persoalan
 yang sama. 
 
 apa sih maksudnya dalam paragraf terakhir? apa harus nerima, bahwa semua 
 akan berubah juga, dalam kecepatannya sendiri-sendiri?
 
 ya saya setuju, meski sampai sekarang sedih ngelihat perubahan 
 stasiun gambir:-))
 
 salam, edith
 
  Original-Nachricht 
  Datum: Sun, 21 Sep 2008 21:10:23 +0700
  Von: gsuryana [EMAIL PROTECTED] net.id
  An: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
  Betreff: Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
 
  From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] de
  cut---
   mungkin identitas dan budaya juga berubah dengan waktu?
  
  Identitas dan budaya sudah bisa dipastikan berubah sesuai dengan
  berjalannya 
  waktu.
  
  Kadang ngotot untuk kembali ke identitas dan budaya yang sudah hilang
  malah 
  bisa menjadi bahan tertawaan.
  
  Sama halnya dengan sejarah, sejarah sudah bisa dipastikan kisah masa
 lalu,
  dan boleh dipelajari untuk di analisa dimasa kini dan di rencana kan ke
  masa 
  depan.
  
  Yang tidak bisa berubah adalah ras, selama tidak mengalami kawin campur
  bisa 
  dibilang ras akan menjadi tetap, dan hal ini pun lama lama akan tergerus
  dengan mereka yang mengalami kawin campur, karena biar bagaimanapun
  manusia 
  adalah mahluk sosial.
  
  sur. 
  
  
   - - --
  
  .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
  
  .: Website global http://www.budaya- tionghoa. org :.
  
  .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups. yahoo.com/ group/budaya_
 tionghua :.
  
  .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg. wordpress. com :.
  
  Yahoo! Groups Links
  
  
  
  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
   


Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya

2008-09-22 Terurut Topik Fy Zhou
Mengapa kota dengan bangunan tu selalu lebih menarik? Karena setiap bangunan 
tua menyimpan rekaman sejarah. Kota dengan ingatan sejarah selalu menarik, 
sedang kota tanpa sejarah akan sangat mengerikan, seperti halnya manusia, 
manusia yang tak punya akar adalah manusia tanpa sejarah, seperti pasien 
amnesia. 

--- On Mon, 9/22/08, Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Monday, September 22, 2008, 12:13 PM






positif dan negatif, seperti indah dan kejam susah dijabarkan karena sangat 
tergantung cara memandang. ini bisa jadi diskusi soal rasa... dan agak tidak 
jelas.

mugkin batasannya adalah memberi peluang sebesarnya untuk berkembang,
tanpa menghilangkan sejarahnya.

di paris kayaknya ada satu wilayah yang super modern dan bagian2 lainnya 
yang penuh bangunan tua.

sedangkan di jerman emang ada usaha, apabila membuat bangunan baru harus
disesuaikan dengan bangunan2 lama di sekitarnya. sehingga kadang bangunan
kaca yang super modern masih kelihatan terpadu dengan gedung2
tua sekitarnya (kadang juga gagal total sih)

kemarin saya dengar cerita menarik, ttg insinyur2 iran yang belajar bikin
rumah2 lama jerman, yang katanya tahan gempa dan karena orang iran
tak suka dengan balok2 hitam penyanggahnya, maka dicat dalam biru turkis
bermotif paisley putih. 

kalau menurut saya perombakan gambir, penghancuran segitiga di pasar 
senin(?) yang bangunannya khas itu, seharusnya tak terjadi. cuman kayaknya 
di jakarta, ada kebiasaan rombak bangun yang bukan karena masalah kesehatan..

 Original-Nachricht 
 Datum: Sun, 21 Sep 2008 21:14:36 -0700 (PDT)
 Von: Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] com
 An: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 Betreff: Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya

 Perubahan bisa ke arah positif bisa kearah negatif, disini diperlukan
 kearifan manusia untuk memilih dan mengarahkan perubahnya. 
  
 Kota2 tua di eropa rata2 lebih mearik dibanding kota2 di asia, karena
 disamping pembangunan2 yang baru, secara hati2 mereka tetap mempertahankan
 warisan bangunan lamanya.
 
 --- On Sun, 9/21/08, Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] de wrote:
 
 From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] de
 Subject: Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 Date: Sunday, September 21, 2008, 2:47 PM
 
 
 
 
 
 
 Ah hello, 
 
 rasa2nya kita pernah berkenalan di seputar perubahan abad, 
 di milis yang kita bisa mengatakan apa saja, kapan saja, kepada siapa
 saja:-))
 mungkin saya salah juga sih. kalau salah, salam kenal.
 
 saya kira buat sebagian orang, ngeliat orang lain ngotot berbuat apa
 saja,
 bisa menjadi bahan tertawaan. kan ngotot selalu memberikan gambaran 
 mata melotot dan otot2 yang mencuat karena kelewat dipaksa. 
 
 tapi menurut saya, kadang kita tertawa lebih karena jengah... 
 
 jengah melihat orang lain intens dengan kesenangannya tersendiri melakukan
 suatu hal. dan kita well, tidak memiliki intensitas itu dalam isyu ato
 persoalan
 yang sama. 
 
 apa sih maksudnya dalam paragraf terakhir? apa harus nerima, bahwa semua 
 akan berubah juga, dalam kecepatannya sendiri-sendiri?
 
 ya saya setuju, meski sampai sekarang sedih ngelihat perubahan 
 stasiun gambir:-))
 
 salam, edith
 
  Original-Nachricht 
  Datum: Sun, 21 Sep 2008 21:10:23 +0700
  Von: gsuryana [EMAIL PROTECTED] net.id
  An: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
  Betreff: Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
 
  From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] de
  cut---
   mungkin identitas dan budaya juga berubah dengan waktu?
  
  Identitas dan budaya sudah bisa dipastikan berubah sesuai dengan
  berjalannya 
  waktu.
  
  Kadang ngotot untuk kembali ke identitas dan budaya yang sudah hilang
  malah 
  bisa menjadi bahan tertawaan.
  
  Sama halnya dengan sejarah, sejarah sudah bisa dipastikan kisah masa
 lalu,
  dan boleh dipelajari untuk di analisa dimasa kini dan di rencana kan ke
  masa 
  depan.
  
  Yang tidak bisa berubah adalah ras, selama tidak mengalami kawin campur
  bisa 
  dibilang ras akan menjadi tetap, dan hal ini pun lama lama akan tergerus
  dengan mereka yang mengalami kawin campur, karena biar bagaimanapun
  manusia 
  adalah mahluk sosial.
  
  sur. 
  
  
   - - --
  
  .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
  
  .: Website global http://www.budaya- tionghoa. org :.
  
  .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups. yahoo.com/ group/budaya_
 tionghua :.
  
  .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg. wordpress. com :.
  
  Yahoo! Groups Links
  
  
  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 














  

Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya

2008-09-22 Terurut Topik gsuryana
From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED]


 Ah hello,

 rasa2nya kita pernah berkenalan di seputar perubahan abad,
 di milis yang kita bisa mengatakan apa saja,  kapan saja, kepada siapa
 saja:-))
 mungkin saya salah juga sih. kalau salah, salam kenal.
+++
Samar samar aku masih ingat..hanya lupa di mana pernah ketemunya.


 saya kira buat sebagian orang, ngeliat orang lain ngotot berbuat apa
 saja,
 bisa menjadi bahan tertawaan. kan ngotot selalu memberikan gambaran
 mata melotot dan otot2 yang mencuat karena kelewat dipaksa.

 tapi menurut saya, kadang kita tertawa lebih karena jengah...
+
Mengenai Identitas dan Budaya, sudah dibuktikan oleh sejarah itu sendiri,
dimana terjadi perubahan yang tidak bisa di pungkiri, ada memang budaya yang
ber metafora dan ber evolusi dan pada intinya tetap berubah.

Sebelum dikenal istilah republik dikenal kerajaan, dan bisa dibilang semua 
wilayah dikenal dengan nama kerajaan kerajaan dengan budaya budaya yang 
sesuai dengan situasi dan kondisi pada saat itu, dan ber ubah setelah jaman 
kerajaan ' punah ' ( tinggal beberapa kerajaan dan itu pun dipakai sebagai 
simbol semata ).



 jengah melihat orang lain intens dengan kesenangannya tersendiri melakukan
 suatu hal. dan kita well, tidak memiliki intensitas itu dalam isyu ato
 persoalan yang sama.
+++
Bukan masalah jengah dan tidak nya, melainkan memang menjadi terlihat aneh, 
semisal budaya sambil lalu ( dalam hal ini mode ), diera jaman 70-an rambut 
gondrong dan celana cutbray membumi, mengalahkan mode rambut kelimis dengan 
sepatu putih ( casanova/playboy ), demikian juga dengan budaya yang 
sebenarnya sudah tidak umum dipakai secara umum dan bila dipaksakan untuk 
dipakai secara umum maka mau tidak mau tidak mau menjadi lucu, semisal 
perempuan kembali memaksa kaki nya menjadi kecil ( diikat sejak 
bayi ).maaf aku mencontohkan dengan contoh² extrim.

 apa sih maksudnya dalam paragraf terakhir? apa harus nerima, bahwa semua
 akan berubah juga, dalam kecepatannya sendiri-sendiri?

Yup...sebagai mahluk sosial kita mau tidak mau harus menerima perubahan 
yang terjadi, karena bila kita memaksakan kehendak dengan apa yang kita 
biasa lakukan, tentunya akan menyulitkan diri sendiri, semisal anak sekarang 
tentunya lebih suka membaca komik manga didalam kebiasaan membaca 
dibandingkan dengan beberapa waktu lalu dimana yang dibaca adalah cerita 
silat.


 ya saya setuju, meski sampai sekarang sedih ngelihat perubahan
 stasiun gambir:-))

Untuk kasus Gambir itu bukan terjadi perubahan melainkan tindakan bodoh dari 
sebuah pemerintahan yang tidak menghargai sejarah, dimana modernisasi salah 
kaprah.
Budaya bisa eksis dalam bentuk peninggalan² yang secara tidak langsung 
menjadi sejarah dan sejarah dalam bentuk peninggalan sama halnya dengan 
sebuah buku kamus serba tahu.

sur.

 salam, edith

  Original-Nachricht 
 Datum: Sun, 21 Sep 2008 21:10:23 +0700
 Von: gsuryana [EMAIL PROTECTED]
 An: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Betreff: Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya

 From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED]
 cut---
  mungkin identitas dan budaya juga berubah dengan waktu?
 
 Identitas dan budaya sudah bisa dipastikan berubah sesuai dengan
 berjalannya
 waktu.

 Kadang ngotot untuk kembali ke identitas dan budaya yang sudah hilang
 malah
 bisa menjadi bahan tertawaan.

 Sama halnya dengan sejarah, sejarah sudah bisa dipastikan kisah masa
 lalu,
 dan boleh dipelajari untuk di analisa dimasa kini dan di rencana kan ke
 masa
 depan.

 Yang tidak bisa berubah adalah ras, selama tidak mengalami kawin campur
 bisa
 dibilang ras akan menjadi tetap, dan hal ini pun lama lama akan tergerus
 dengan mereka yang mengalami kawin campur, karena biar bagaimanapun
 manusia
 adalah mahluk sosial.

 sur.
 



Re: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya

2008-09-22 Terurut Topik RM Danardono HADINOTO

Saya teringat konversasi antara seorang wisatawan Inggris di NY dan 
seorang warga NY. Ketika melihat wisatawan Inggris ini kagum melihat 
bangunan modern NY, ia tak tahan untuk menyeletuk:

 Nah, anda juga kagum akan hasil tekhnology modern bangsa kami 
bukan? Lihatlah pencakar pencakar langit itu

Biasa deh, orang Inggris yang super cool itu. Dia menjawab calm:

 Ialah, mengagumkan memang. Tetapi jangan lupa, setiap bangunan 
modern dapat diulang, di reproduksi se-waktu waktu. Namun monumen 
klassik, seperti gedung kathedral kami, gedung parlemen, the Tower, 
dan tradisi kami yang berusia ratusan tahun, ya hampir seribu tahun, 
tak ada yang mampu mereproduksikannya.

Demikianlah dengan budaya, tradisi dan sejarah.

Salam

Danardono


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mengapa kota dengan bangunan tu selalu lebih menarik? Karena setiap 
bangunan tua menyimpan rekaman sejarah. Kota dengan ingatan 
sejarah selalu menarik, sedang kota tanpa sejarah akan sangat 
mengerikan, seperti halnya manusia, manusia yang tak punya akar 
adalah manusia tanpa sejarah, seperti pasien amnesia. 
 
 --- On Mon, 9/22/08, Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Date: Monday, September 22, 2008, 12:13 PM
 
 
 
 
 
 
 positif dan negatif, seperti indah dan kejam susah dijabarkan 
karena sangat 
 tergantung cara memandang. ini bisa jadi diskusi soal rasa... dan 
agak tidak jelas.
 
 mugkin batasannya adalah memberi peluang sebesarnya untuk 
berkembang,
 tanpa menghilangkan sejarahnya.
 
 di paris kayaknya ada satu wilayah yang super modern dan bagian2 
lainnya 
 yang penuh bangunan tua.
 
 sedangkan di jerman emang ada usaha, apabila membuat bangunan baru 
harus
 disesuaikan dengan bangunan2 lama di sekitarnya. sehingga kadang 
bangunan
 kaca yang super modern masih kelihatan terpadu dengan gedung2
 tua sekitarnya (kadang juga gagal total sih)
 
 kemarin saya dengar cerita menarik, ttg insinyur2 iran yang belajar 
bikin
 rumah2 lama jerman, yang katanya tahan gempa dan karena orang iran
 tak suka dengan balok2 hitam penyanggahnya, maka dicat dalam biru 
turkis
 bermotif paisley putih. 
 
 kalau menurut saya perombakan gambir, penghancuran segitiga di 
pasar 
 senin(?) yang bangunannya khas itu, seharusnya tak terjadi. cuman 
kayaknya 
 di jakarta, ada kebiasaan rombak bangun yang bukan karena masalah 
kesehatan..
 
  Original-Nachricht 
  Datum: Sun, 21 Sep 2008 21:14:36 -0700 (PDT)
  Von: Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] com
  An: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
  Betreff: Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang 
tanya
 
  Perubahan bisa ke arah positif bisa kearah negatif, disini 
diperlukan
  kearifan manusia untuk memilih dan mengarahkan perubahnya. 
   
  Kota2 tua di eropa rata2 lebih mearik dibanding kota2 di asia, 
karena
  disamping pembangunan2 yang baru, secara hati2 mereka tetap 
mempertahankan
  warisan bangunan lamanya.
  
  --- On Sun, 9/21/08, Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] de wrote:
  
  From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] de
  Subject: Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang 
tanya
  To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
  Date: Sunday, September 21, 2008, 2:47 PM
  
  
  
  
  
  
  Ah hello, 
  
  rasa2nya kita pernah berkenalan di seputar perubahan abad, 
  di milis yang kita bisa mengatakan apa saja, kapan saja, kepada 
siapa
  saja:-))
  mungkin saya salah juga sih. kalau salah, salam kenal.
  
  saya kira buat sebagian orang, ngeliat orang lain ngotot 
berbuat apa
  saja,
  bisa menjadi bahan tertawaan. kan ngotot selalu memberikan 
gambaran 
  mata melotot dan otot2 yang mencuat karena kelewat dipaksa. 
  
  tapi menurut saya, kadang kita tertawa lebih karena jengah... 
  
  jengah melihat orang lain intens dengan kesenangannya tersendiri 
melakukan
  suatu hal. dan kita well, tidak memiliki intensitas itu dalam 
isyu ato
  persoalan
  yang sama. 
  
  apa sih maksudnya dalam paragraf terakhir? apa harus nerima, 
bahwa semua 
  akan berubah juga, dalam kecepatannya sendiri-sendiri?
  
  ya saya setuju, meski sampai sekarang sedih ngelihat perubahan 
  stasiun gambir:-))
  
  salam, edith
  
   Original-Nachricht 
   Datum: Sun, 21 Sep 2008 21:10:23 +0700
   Von: gsuryana [EMAIL PROTECTED] net.id
   An: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
   Betreff: Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang 
tanya
  
   From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] de
   cut---
mungkin identitas dan budaya juga berubah dengan waktu?
   
   Identitas dan budaya sudah bisa dipastikan berubah sesuai dengan
   berjalannya 
   waktu.
   
   Kadang ngotot untuk kembali ke identitas dan budaya yang sudah 
hilang
   malah 
   bisa menjadi bahan tertawaan.
   
   Sama halnya dengan sejarah, sejarah sudah bisa dipastikan kisah 
masa
  lalu

Re: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya

2008-09-22 Terurut Topik Edith Koesoemawiria
hej, salam… sudah makan?

 +++
 Samar samar aku masih ingat..hanya lupa di mana pernah ketemunya.

:) mungkin di milis proletar... saya sudah lama sih tak berkunjung ke situ

 +
 Bukan masalah jengah dan tidak nya, melainkan memang menjadi terlihat
 aneh, semisal budaya sambil lalu ( dalam hal ini mode ), diera jaman 70-an
 rambut gondrong dan celana cutbray membumi, mengalahkan mode rambut kelimis
 dengan sepatu putih ( casanova/playboy ), demikian juga dengan budaya yang 
 sebenarnya sudah tidak umum dipakai secara umum dan bila dipaksakan untuk 
 dipakai secara umum maka mau tidak mau tidak mau menjadi lucu, semisal 
 perempuan kembali memaksa kaki nya menjadi kecil ( diikat sejak 
 bayi ).maaf aku mencontohkan dengan contoh² extrim.

buat saya contoh “dari kerajaan menjadi republik” agak berat ngobrolinnya, 
karena kayanya perubahan itu lebih pada perpindahan (perebutan) kekuasaan. 
Sementara,
bentuk2 fisik budaya -gedung2 dari jaman kerajaan2 juga dari jaman republiknya 
napoleon, dst., dst. serta tradisinya tetap ada, berdampingan dengan tradisi 
rakyat 
dan budaya populer. sekarang cutbray kan mode lagi.

kalau itu sih mungkin intinya sama, ada kekuatan cukup besar atau tawaran yang 
daya tariknya lebih besar daripada yang ada saat itu, sehingga orang banyak 
mendukung perubahannya, walaupun sesudah itu bisa jadi tetap ngga puas.  

sedangkan ttg kaki2 lotus itu, hmmm… menarik karena ada yang bilang justru
kelompok laki2 yang menolak untuk menikah dengan perempuan berkaki kecil.

Membaca ini, pertanyaan saya menjadi: apakah perubahan itu muncul dari 
kesadaran atau keberatan lelaki harus menanggung mulut tambahan yang lamban 
kalau bekerja di ladang?
Kenapa bukan karena kaum perempuan ramai2 menolak untuk diikat kakinya karena 
sakit. Karena adanya kondisi memilih sakit daripada lapar atau demi status, ya 
buat saya sih tetap “kejam”. Sama kejamnya dengan kondisi yang bikin pengemis 
motong bagian tubuhnya agar bisa nerima recehan dari orang.

Pasti banyak cara lain untuk membaca perubahan itu, tapi ini ya cara saya 
membacanya:-) 

Karena kalau saya pikir sih, hal yang gini2 termasuk alasan kenapa ada 
gelombang2 masyarakat (lelaki kek, perempuan kek) yang mencari tempat baru di 
mana mereka punya kemungkinan lebih besar untuk makan, hidup tenang, membangun 
suatu yang baru, bersenang-senang.

Tapi di tempat baru itu, seperti saya di Jerman… kadang2 segalanya begitu rese,
sehingga mendengar alunan seruling bambu rasanya sudah bisa menimbulkan rasa 
damai:-)
Apakah itu nostalgia atau yang namanya menghargai budaya sendiri? Apakah itu 
yang dialami oleh teman2 di sini yang berbicara tentang budaya Tionghua? Does 
it matter? who knows?

 
 Untuk kasus Gambir itu bukan terjadi perubahan melainkan tindakan bodoh

… dan tindakan bodoh pun membawa perubahan… bisa makan macdonald, kalau ngga 
ada bakpau
dan lemper... or not?

edith

 Original-Nachricht 
 Datum: Mon, 22 Sep 2008 22:43:45 +0700
 Von: gsuryana [EMAIL PROTECTED]
 An: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Betreff: Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya

 From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED]
 
 
  Ah hello,
 
  rasa2nya kita pernah berkenalan di seputar perubahan abad,
  di milis yang kita bisa mengatakan apa saja,  kapan saja, kepada siapa
  saja:-))
  mungkin saya salah juga sih. kalau salah, salam kenal.
 +++
 Samar samar aku masih ingat..hanya lupa di mana pernah ketemunya.
 
 
  saya kira buat sebagian orang, ngeliat orang lain ngotot berbuat apa
  saja,
  bisa menjadi bahan tertawaan. kan ngotot selalu memberikan gambaran
  mata melotot dan otot2 yang mencuat karena kelewat dipaksa.
 
  tapi menurut saya, kadang kita tertawa lebih karena jengah...
 +
 Mengenai Identitas dan Budaya, sudah dibuktikan oleh sejarah itu sendiri,
 dimana terjadi perubahan yang tidak bisa di pungkiri, ada memang budaya
 yang
 ber metafora dan ber evolusi dan pada intinya tetap berubah.
 
 Sebelum dikenal istilah republik dikenal kerajaan, dan bisa dibilang semua
 wilayah dikenal dengan nama kerajaan kerajaan dengan budaya budaya yang 
 sesuai dengan situasi dan kondisi pada saat itu, dan ber ubah setelah
 jaman 
 kerajaan ' punah ' ( tinggal beberapa kerajaan dan itu pun dipakai sebagai
 simbol semata ).
 
 
 
  jengah melihat orang lain intens dengan kesenangannya tersendiri
 melakukan
  suatu hal. dan kita well, tidak memiliki intensitas itu dalam isyu
 ato
  persoalan yang sama.
 +++
 Bukan masalah jengah dan tidak nya, melainkan memang menjadi terlihat
 aneh, 
 semisal budaya sambil lalu ( dalam hal ini mode ), diera jaman 70-an
 rambut 
 gondrong dan celana cutbray membumi, mengalahkan mode rambut kelimis
 dengan 
 sepatu putih ( casanova/playboy ), demikian juga dengan budaya yang 
 sebenarnya sudah tidak umum dipakai secara umum dan bila dipaksakan untuk 
 dipakai secara umum maka mau tidak mau tidak mau menjadi lucu, semisal 
 perempuan kembali memaksa kaki nya menjadi kecil

Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya

2008-09-22 Terurut Topik Edith Koesoemawiria
Semua kota punya sejarah sih, detik inipun sudah masuk masa lampau.

Tapi cerita2 ttg gedung tua...
Dua pekan lalu saya jalan-jalan di tepi sungai Rhein, kebetulan ada pasar kutu.
Tiba2 mata saya tergoda melihat umbul2 sebuah stand yang ditandai menara-menara
kathedral terbesar kota ini. dua lelaki duduk di sana, yang satu gondrong, yang
satunya lagi plontos kepalanya. ketika disamperi, mereka tersenyum-senyum...
mungkin bagian dari tehnik jualan. 

ternyata yang didagangin itu komik atau lebih tepatnya buku wisata kathedral itu
yang dibuat dalam bentuk komik model asterix gitu. 
ternyata lagi yang bikin mereka berdua, si plontos penulis ceritanya, si 
gondrong 
yang ngegambar. di dalam komik itu ada peta yang bisa dikeluarkan dan kita bisa 
mengikuti jejak kakinya sambil di beberapa tempat berhenti dan membaca 
keterangannya.

ceritanya keren tentang dua setan pemabok yang dulunya pernah ikut ngebangun
dom (kathedral itu), tapi karena berbuat kesalahan fatal (karena mabuk itulah),
700 tahun lalu disuruh sama uskup untuk ngejaga keamanan semua orang yang 
datang ke dom, sampai dom betul2 beres. dom itu sampai sekarang ngga selesai2,
jadi kedua setan masih di sana, setengah mabuk, setengah mengeluh menjalankan
tugasnya yang penuh adventure. top lah cerita dan gambarnya

data sejarah tentang dom yang disampaikan si setan2 itu betul, tapi 
penyampaiannya segar.
dith pikir gedung2 tua itu menarik, karena selalu ada upaya untuk penyegaran
dalam cara menceritakan sejarah... mirip film barunya jackie chan dan jet li


 Original-Nachricht 
 Datum: Mon, 22 Sep 2008 06:43:54 -0700 (PDT)
 Von: Fy Zhou [EMAIL PROTECTED]
 An: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Betreff: Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya

 Mengapa kota dengan bangunan tu selalu lebih menarik? Karena setiap
 bangunan tua menyimpan rekaman sejarah. Kota dengan ingatan sejarah selalu
 menarik, sedang kota tanpa sejarah akan sangat mengerikan, seperti halnya
 manusia, manusia yang tak punya akar adalah manusia tanpa sejarah, seperti
 pasien amnesia. 
 
 --- On Mon, 9/22/08, Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Date: Monday, September 22, 2008, 12:13 PM
 
 
 
 
 
 
 positif dan negatif, seperti indah dan kejam susah dijabarkan karena
 sangat 
 tergantung cara memandang. ini bisa jadi diskusi soal rasa... dan agak
 tidak jelas.
 
 mugkin batasannya adalah memberi peluang sebesarnya untuk berkembang,
 tanpa menghilangkan sejarahnya.
 
 di paris kayaknya ada satu wilayah yang super modern dan bagian2 lainnya 
 yang penuh bangunan tua.
 
 sedangkan di jerman emang ada usaha, apabila membuat bangunan baru harus
 disesuaikan dengan bangunan2 lama di sekitarnya. sehingga kadang bangunan
 kaca yang super modern masih kelihatan terpadu dengan gedung2
 tua sekitarnya (kadang juga gagal total sih)
 
 kemarin saya dengar cerita menarik, ttg insinyur2 iran yang belajar bikin
 rumah2 lama jerman, yang katanya tahan gempa dan karena orang iran
 tak suka dengan balok2 hitam penyanggahnya, maka dicat dalam biru turkis
 bermotif paisley putih. 
 
 kalau menurut saya perombakan gambir, penghancuran segitiga di pasar 
 senin(?) yang bangunannya khas itu, seharusnya tak terjadi. cuman kayaknya
 di jakarta, ada kebiasaan rombak bangun yang bukan karena masalah
 kesehatan..
 
  Original-Nachricht 
  Datum: Sun, 21 Sep 2008 21:14:36 -0700 (PDT)
  Von: Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] com
  An: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
  Betreff: Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
 
  Perubahan bisa ke arah positif bisa kearah negatif, disini diperlukan
  kearifan manusia untuk memilih dan mengarahkan perubahnya. 
   
  Kota2 tua di eropa rata2 lebih mearik dibanding kota2 di asia, karena
  disamping pembangunan2 yang baru, secara hati2 mereka tetap
 mempertahankan
  warisan bangunan lamanya.
  
  --- On Sun, 9/21/08, Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] de wrote:
  
  From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] de
  Subject: Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
  To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
  Date: Sunday, September 21, 2008, 2:47 PM
  
  
  
  
  
  
  Ah hello, 
  
  rasa2nya kita pernah berkenalan di seputar perubahan abad, 
  di milis yang kita bisa mengatakan apa saja, kapan saja, kepada siapa
  saja:-))
  mungkin saya salah juga sih. kalau salah, salam kenal.
  
  saya kira buat sebagian orang, ngeliat orang lain ngotot berbuat apa
  saja,
  bisa menjadi bahan tertawaan. kan ngotot selalu memberikan gambaran 
  mata melotot dan otot2 yang mencuat karena kelewat dipaksa. 
  
  tapi menurut saya, kadang kita tertawa lebih karena jengah... 
  
  jengah melihat orang lain intens dengan kesenangannya tersendiri
 melakukan
  suatu hal. dan kita well, tidak memiliki intensitas itu dalam isyu
 ato
  persoalan
  yang sama

Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya

2008-09-22 Terurut Topik ardian_c
kalu kaki kecil seh kebanyakan dikalangan bangsawan ame org kaya. 
kalangan petani seh jarang yg begitu, kalu ada jg dgn harapan biar 
bisa dikawinin org kaya.

Apelage di kalangan triad, gak ada yg kaki2 kecil :D
soalne kalu kaki kecil khan repot donk jadi anggota mapia

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Edith Koesoemawiria 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 hej, salam… sudah makan?
 
  +++
  Samar samar aku masih ingat..hanya lupa di mana pernah 
ketemunya.
 
 :) mungkin di milis proletar... saya sudah lama sih tak berkunjung 
ke situ
 
  +
  Bukan masalah jengah dan tidak nya, melainkan memang menjadi 
terlihat
  aneh, semisal budaya sambil lalu ( dalam hal ini mode ), diera 
jaman 70-an
  rambut gondrong dan celana cutbray membumi, mengalahkan mode 
rambut kelimis
  dengan sepatu putih ( casanova/playboy ), demikian juga dengan 
budaya yang 
  sebenarnya sudah tidak umum dipakai secara umum dan bila 
dipaksakan untuk 
  dipakai secara umum maka mau tidak mau tidak mau menjadi lucu, 
semisal 
  perempuan kembali memaksa kaki nya menjadi kecil ( diikat sejak 
  bayi ).maaf aku mencontohkan dengan contoh² extrim.
 
 buat saya contoh “dari kerajaan menjadi republik” agak berat 
ngobrolinnya, 
 karena kayanya perubahan itu lebih pada perpindahan (perebutan) 
kekuasaan. Sementara,
 bentuk2 fisik budaya -gedung2 dari jaman kerajaan2 juga dari jaman 
republiknya 
 napoleon, dst., dst. serta tradisinya tetap ada, berdampingan 
dengan tradisi rakyat 
 dan budaya populer. sekarang cutbray kan mode lagi.
 
 kalau itu sih mungkin intinya sama, ada kekuatan cukup besar atau 
tawaran yang 
 daya tariknya lebih besar daripada yang ada saat itu, sehingga 
orang banyak 
 mendukung perubahannya, walaupun sesudah itu bisa jadi tetap ngga 
puas.  
 
 sedangkan ttg kaki2 lotus itu, hmmm… menarik karena ada yang 
bilang justru
 kelompok laki2 yang menolak untuk menikah dengan perempuan berkaki 
kecil.
 
 Membaca ini, pertanyaan saya menjadi: apakah perubahan itu muncul 
dari kesadaran atau keberatan lelaki harus menanggung mulut tambahan 
yang lamban kalau bekerja di ladang?
 Kenapa bukan karena kaum perempuan ramai2 menolak untuk diikat 
kakinya karena sakit. Karena adanya kondisi memilih sakit daripada 
lapar atau demi status, ya buat saya sih tetap “kejam”. Sama 
kejamnya dengan kondisi yang bikin pengemis motong bagian tubuhnya 
agar bisa nerima recehan dari orang.
 
 Pasti banyak cara lain untuk membaca perubahan itu, tapi ini ya 
cara saya membacanya:-) 
 
 Karena kalau saya pikir sih, hal yang gini2 termasuk alasan kenapa 
ada gelombang2 masyarakat (lelaki kek, perempuan kek) yang mencari 
tempat baru di mana mereka punya kemungkinan lebih besar untuk makan, 
hidup tenang, membangun suatu yang baru, bersenang-senang.
 
 Tapi di tempat baru itu, seperti saya di Jerman… kadang2 
segalanya begitu rese,
 sehingga mendengar alunan seruling bambu rasanya sudah bisa 
menimbulkan rasa damai:-)
 Apakah itu nostalgia atau yang namanya menghargai budaya sendiri? 
Apakah itu yang dialami oleh teman2 di sini yang berbicara tentang 
budaya Tionghua? Does it matter? who knows?
 
  
  Untuk kasus Gambir itu bukan terjadi perubahan melainkan tindakan 
bodoh
 
 … dan tindakan bodoh pun membawa perubahan… bisa makan 
macdonald, kalau ngga ada bakpau
 dan lemper... or not?
 
 edith
 
  Original-Nachricht 
  Datum: Mon, 22 Sep 2008 22:43:45 +0700
  Von: gsuryana [EMAIL PROTECTED]
  An: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Betreff: Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang 
tanya
 
  From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED]
  
  
   Ah hello,
  
   rasa2nya kita pernah berkenalan di seputar perubahan abad,
   di milis yang kita bisa mengatakan apa saja,  kapan saja, 
kepada siapa
   saja:-))
   mungkin saya salah juga sih. kalau salah, salam kenal.
  +++
  Samar samar aku masih ingat..hanya lupa di mana pernah 
ketemunya.
  
  
   saya kira buat sebagian orang, ngeliat orang lain ngotot 
berbuat apa
   saja,
   bisa menjadi bahan tertawaan. kan ngotot selalu memberikan 
gambaran
   mata melotot dan otot2 yang mencuat karena kelewat dipaksa.
  
   tapi menurut saya, kadang kita tertawa lebih karena jengah...
  +
  Mengenai Identitas dan Budaya, sudah dibuktikan oleh sejarah itu 
sendiri,
  dimana terjadi perubahan yang tidak bisa di pungkiri, ada memang 
budaya
  yang
  ber metafora dan ber evolusi dan pada intinya tetap berubah.
  
  Sebelum dikenal istilah republik dikenal kerajaan, dan bisa 
dibilang semua
  wilayah dikenal dengan nama kerajaan kerajaan dengan budaya 
budaya yang 
  sesuai dengan situasi dan kondisi pada saat itu, dan ber ubah 
setelah
  jaman 
  kerajaan ' punah ' ( tinggal beberapa kerajaan dan itu pun 
dipakai sebagai
  simbol semata ).
  
  
  
   jengah melihat orang lain intens dengan kesenangannya tersendiri
  melakukan
   suatu hal. dan kita well, tidak memiliki intensitas itu 
dalam isyu
  ato
   persoalan yang sama.
  +++
  Bukan

Re: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya

2008-09-22 Terurut Topik gsuryana
From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED]

 hej, salam… sudah makan?

 +++
 Samar samar aku masih ingat..hanya lupa di mana pernah ketemunya.

 :) mungkin di milis proletar... saya sudah lama sih tak berkunjung ke situ

Pantesanaku masih jadi warga kampung petar sampai saat ini, dan kampung 
kesayanganku malahan.asyik kampung yang penuh tawuran massal dan penuh 
gossip...:o)


 +
 Bukan masalah jengah dan tidak nya, melainkan memang menjadi terlihat
 aneh, semisal budaya sambil lalu ( dalam hal ini mode ), diera jaman 
 70-an
 rambut gondrong dan celana cutbray membumi, mengalahkan mode rambut 
 kelimis
 dengan sepatu putih ( casanova/playboy ), demikian juga dengan budaya 
 yang
 sebenarnya sudah tidak umum dipakai secara umum dan bila dipaksakan untuk
 dipakai secara umum maka mau tidak mau tidak mau menjadi lucu, semisal
 perempuan kembali memaksa kaki nya menjadi kecil ( diikat sejak
 bayi ).maaf aku mencontohkan dengan contoh² extrim.

 buat saya contoh “dari kerajaan menjadi republik” agak berat ngobrolinnya,
 karena kayanya perubahan itu lebih pada perpindahan (perebutan) kekuasaan. 
 Sementara,
 bentuk2 fisik budaya -gedung2 dari jaman kerajaan2 juga dari jaman 
 republiknya
 napoleon, dst., dst. serta tradisinya tetap ada, berdampingan dengan 
 tradisi rakyat
 dan budaya populer. sekarang cutbray kan mode lagi.
++
Setiap ada sebuah perubahan di dalam sekumpulan manusia, maka otomatis akan 
ada perubahan pula didalam tatacara ber komunikasi maupun tingkah laku.
Tradisi rakyat dijaman dulu sebagai sebuah ritual keharusan, sedang tradisi 
dijaman sekarang berubah menjadi sebuah pertunjukan, dalam hal ini budaya 
tergeser oleh budaya baru/popular.

 kalau itu sih mungkin intinya sama, ada kekuatan cukup besar atau tawaran 
 yang
 daya tariknya lebih besar daripada yang ada saat itu, sehingga orang 
 banyak
 mendukung perubahannya, walaupun sesudah itu bisa jadi tetap ngga puas.

Salah satu sifat manusia adalah tidak pernah puas, bila seseorang sudah 
merasa puas, maka sudah menjadi seorang bukeksiansu.
Perubahan dari sejak jaman batu sampai sekarang ritmenya menjadi lebih 
cepat, dan akan terus cepat berubah karena batas wilayah semakin hilang, 
sedang salah satu pelanggeng budaya justru batas wilayah, dalam hal ini bisa 
aku kasih contoh suku Badui, yang sekarang sudah bisa tahu apa itu supermie, 
belum lagi suku di Papua ( biarpun budaya di pelihara oleh para jesuit 
dengan harapan tetap menjadi masyarakat tertinggal dan bodoh, sehingga hasil 
bumi bisa di keruk seenaknya ).


 sedangkan ttg kaki2 lotus itu, hmmm… menarik karena ada yang bilang justru
 kelompok laki2 yang menolak untuk menikah dengan perempuan berkaki kecil.

 Membaca ini, pertanyaan saya menjadi: apakah perubahan itu muncul dari 
 kesadaran atau keberatan lelaki harus menanggung mulut tambahan yang 
 lamban kalau bekerja di ladang?
 Kenapa bukan karena kaum perempuan ramai2 menolak untuk diikat kakinya 
 karena sakit. Karena adanya kondisi memilih sakit daripada lapar atau demi 
 status, ya buat saya sih tetap “kejam”. Sama kejamnya dengan kondisi yang 
 bikin pengemis motong bagian tubuhnya agar bisa nerima recehan dari orang.
+++
Budaya kaki kecil, sama halnya dengan budaya leher dijepit gelang, akan 
hilang bersama dengan masuknya budaya dari luar, dan kebetulan China daratan 
yang memiliki peradaban lebih maju, sehingga putaran budaya lebih cepat 
berjalan.


 Pasti banyak cara lain untuk membaca perubahan itu, tapi ini ya cara saya 
 membacanya:-)

 Karena kalau saya pikir sih, hal yang gini2 termasuk alasan kenapa ada 
 gelombang2 masyarakat (lelaki kek, perempuan kek) yang mencari tempat baru 
 di mana mereka punya kemungkinan lebih besar untuk makan, hidup tenang, 
 membangun suatu yang baru, bersenang-senang.

So, dengan demikian sebagai imigran mau tidak mau membawa budayanya ketempat 
baru, dan ditempat baru berbaur dengan budaya setempat, akibatnya timbul 
budaya baru.dalam hal ini bisa dicontohkan dengan kain sarung encim 
encim dimana di China bukan sebagai sebuah kebiasaan dan menjadi umum bagi 
Tionghoa peranakan di jaman sebelum VOC masuk.


 Tapi di tempat baru itu, seperti saya di Jerman… kadang2 segalanya begitu 
 rese,
 sehingga mendengar alunan seruling bambu rasanya sudah bisa menimbulkan 
 rasa damai:-)
 Apakah itu nostalgia atau yang namanya menghargai budaya sendiri? Apakah 
 itu yang dialami oleh teman2 di sini yang berbicara tentang budaya 
 Tionghua? Does it matter? who knows?
+++
Home sick..menghargai budaya bukan dengan pikiran ingin, melainkan 
mengetahui dengan jelas asal usulnya, dan kemudian menikmatinya.
Seseorang tinggal ditempat asing bila menghayati budaya lokal dengan sepenuh 
hati akan merasakan indahnya budaya tersebut, dalam hal ini bisa di 
contohkan dengan melihat sebuah lukisan, semakin kita mengerti tujuan si 
pelukis melukis gambarnya, kita akan bisa enjoy melihat lukisannya, demikian 
juga dengan lagu, demikian juga dengan acara 

RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya

2008-09-21 Terurut Topik Ulysee
Kalau kursus sama Mas Ardian, syaratnya satu. 
kalau dateng, gratis, kalau bolos, bayar, 
 
mau ndak?
bolos sehari bayar sejuta. Setuju?
hihihihihi...
 

-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Yulianna Subarli
Sent: Saturday, September 20, 2008 8:05 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya






Mas Adrian, trimakasih sudah meresponse keinginanku

sayang sekali saya baru beberapa minggu menjadi anggota

milis ini, kalau saja dari dulu, pasti saya orang no.1 yang akan
meresponse

Jangan patah semangat mas, masih banyak orang2 yang berminat, apa lagi

biaya kursus di Jakarta. muuuahal banget.

Ayo dong kalau ada yang berminat tolong diresponse supaya mas Adrian

bisa mulai menggagas lagi kursus yang murah meriah, tapi bermutu.
Trimakasih

 



- Original Message 
From: ardian_c [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Saturday, September 20, 2008 7:26:01 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya



mbak Yuli yb,

doeloe milist ini pernah mau adain kursus mandarin buat anak2 hanya
dgn biaya 50.000/bln tapi sayangnya tdk ada yg daftar.

Doeloe jg disini pernah banyak artikel bahasa mandarin jg cara
pengucapan sampe asal usulnya. Sama jg gak dpt tanggapan.

Jadi didarat dah dicoba di udara jg udah sayangnya respon MINIM.

--- In HYPERLINK mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com;
\nbudaya_tionghua@ yahoogroups. com, Yulianna Subarli
[EMAIL PROTECTED] .. wrote:

 Baru kali ini saya meresponse, biasanya hanya sebagai anggota pasif
saja.
 Memang benar, saat ini yang fasih berbahasa mandarin hanya sedikit
sekali, 
 kalaupun ada .sudah sepuh.
 Dari anggota milis ini, apakah tidak ada rencana untuk coba
menghidupkan
 kembali bahasa Mandarin atau dialek-dialek lainnya, sehingga generasi 
 baru dapat memahami bahasa leluhurnya.
 Sekarang ini memang banyak kursus Mandarin di-mana2, tetapi belum
tentu 
 semua orang mampu membayar atau mungkin juiga tidak punya waktu untuk 
 datang ketempat kursus, mengingat macet dimana-mana, jarak yang
dekatpun
 ditempuh dalam waktu yang lama.
 Mungkin ada yang bisa mengajar secara on-line ? Alangkah
bermanfaatnya. 
 Maaf  ya ini hanya usulan saja, mudah2an bisa diterima. Terimakasih.
 
 Yulie
 
 
 
 - Original Message 
 From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] .
 To: HYPERLINK mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com;
\nbudaya_tionghua@ yahoogroups. com
 Sent: Saturday, September 20, 2008 3:42:46 PM
 Subject: Re: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
 
 
 hello,
 
 setelah bulak balik baca laporan2 ttg media berbahasa mandarin,
 saya dapat bayangan yang kayaknya perlu dikonfirmasi deh.
 
 yaitu bahwa:
 
 jumlah orang yang masih faham bahasa mandarin dan bahasa cina
lainnya di indonesia
 itu sebenarnya sudah tidak banyak. Yang bisapun kebanyakan sudah
berumur,
 kira2 seperti generasi pemakai bahasa belanda di indonesia (tanpa
menghitung
 generasi pelajar muda indonesia di belanda maksud saya.) 
 
 sedangkan generasi mudanya rata-rata berbahasa indonesia, dan seperti 
 anak2 kota besar yang sudah tidak mampu berbahasa daerah, 
 masih musti belajar bahasa-bahasa itu kembali,
 agar pemakaian bahasa itu tetap hidup dalam masyarakat indonesia. 
 
 jadi radio cakrawala misalnya titik beratnya kepada musik berbahasa
 mandarin. karena meskipun tidak mengerti kata2nya, orang bisa menyukai
 alur musiknya.
 
 Lalu, kalau memang suka, bisa mulai melafal kata-katanya,
 mencari terjemahannya dan bahkan siapa tahu, tertarik untuk belajar
bahasa itu.
 argumentasi terakhir ini rada jauh ya... karena saat ini di mtv atau
 radio2 lain, top ten lagunya bisa dari bahasa inggris, italia,
mandarin, indonesia, jepang,
 dll
 
 mungkin beda cuma kalau banyak anak muda Indonesia yang sekarang
belajar di China..
 
 itu keuntungan seperti bahasa belanda digunakan di belanda, mandarin
digunakan di China .
 kalau cukup banyak orang muda indonesia yang belajar ke sana, maka
bahasa itu suatu
 hari bisa hidup lagi di indonesia dalam kalangan tertentu..
 
 sedangkan kalau bahasa daerah: seperti menado, padang, madura, dayak
dsb. lebih
 mungkin untuk punah, karena jumlah pemakai bahasanya berkurang
betul-betul berkurang.
 
 pikir2 mungkin bahasa sunda dan jawa tidak akan cepat punah karena
banyaknya 
 mahasiswa dari berbagai daerah yang masuk sekolah2 di bandung,
surabaya dan yogya.
 
  Original-Nachricht 
  Datum: Wed, 10 Sep 2008 11:50:42 +0700
  Von: Ulysee ulysee_me2@ yahoo. com.sg
  An: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
  Betreff: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
 
  Numpang tanya, 
  yang dibilang kwalitas yang bermutu dari koran mandarin jaman dulu
itu
  yang kayak gimana sih? 
  Maklum jaman itu belon lahir. 
  
  Kalau gue, gue sih nggak lihat apa perlunya koran mandarin itu 
  (krrrkkkekeke, bisa dijitak bokap deh berani bilang begeneh)
  sama dengan koran berbahasa Inggris

RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya

2008-09-21 Terurut Topik Ulysee
Enggak setuju. 
Pasca 98, bannyak sekali anak muda yang belajar bahasa Mandarin sehingga
fasih. 
Masalahnya, orangtuanya lebih fasih dialek, dan bukan mandarin, 
jadi waktu anaknya belajar mandarin, tetep aje kaga nyambung sama yang
tua-tua. 
Kyahahaha. adik gue noh suka ngomel karena papi gue ngomong
mandarinnya agak agak nyunda, kyahahahha. 
Dialek baru dalam perkembangan budaya kali tuh.
 
Bahasa mandarin enggak perlu dihidup hidupkan juga udah hidup sendiri
seiring dengan menanjaknya pamor RRC. 
Menghidupkan dialek wadu... kasusnya sama dengan bahasa-bahasa
daerah di Indonesia, 
itu aja pemerintahnya udah kembang kempis, alias bo hwat. 
selain kaga laku juga kaga jelas gunanya apa, 
jadi soal dialek dan bahasa daerah itu baru bisa berkembang kalau ada
minat dan ketertarikan akan suatu budaya tertentu.
 
Mandarin online sudah bertebaran, cari aje pake search engine.
Kalau bisa memaksa diri untuk disiplin belajar otodidak online sih
bagus, gue sih kaga bisa, 
hehehe, udah bayar kursus aja masih suka bolong bolong gitu euy.  
 

-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Yulianna Subarli
Sent: Saturday, September 20, 2008 6:38 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya





Baru kali ini saya meresponse, biasanya hanya sebagai anggota pasif
saja.
Memang benar, saat ini yang fasih berbahasa mandarin hanya sedikit
sekali, 
kalaupun ada .sudah sepuh.
Dari anggota milis ini, apakah tidak ada rencana untuk coba menghidupkan
kembali bahasa Mandarin atau dialek-dialek lainnya, sehingga generasi 
baru dapat memahami bahasa leluhurnya.
Sekarang ini memang banyak kursus Mandarin di-mana2, tetapi belum tentu 
semua orang mampu membayar atau mungkin juiga tidak punya waktu untuk 
datang ketempat kursus, mengingat macet dimana-mana, jarak yang dekatpun
ditempuh dalam waktu yang lama.
Mungkin ada yang bisa mengajar secara on-line ? Alangkah
bermanfaatnya.-
Maaf  ya ini hanya usulan saja, mudah2an bisa diterima. Terimakasih.
 
Yulie


- Original Message 
From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Saturday, September 20, 2008 3:42:46 PM
Subject: Re: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya



hello,

setelah bulak balik baca laporan2 ttg media berbahasa mandarin,
saya dapat bayangan yang kayaknya perlu dikonfirmasi deh.

yaitu bahwa:

jumlah orang yang masih faham bahasa mandarin dan bahasa cina lainnya di
indonesia
itu sebenarnya sudah tidak banyak. Yang bisapun kebanyakan sudah
berumur,
kira2 seperti generasi pemakai bahasa belanda di indonesia (tanpa
menghitung
generasi pelajar muda indonesia di belanda maksud saya.) 

sedangkan generasi mudanya rata-rata berbahasa indonesia, dan seperti 
anak2 kota besar yang sudah tidak mampu berbahasa daerah, 
masih musti belajar bahasa-bahasa itu kembali,
agar pemakaian bahasa itu tetap hidup dalam masyarakat indonesia. 

jadi radio cakrawala misalnya titik beratnya kepada musik berbahasa
mandarin. karena meskipun tidak mengerti kata2nya, orang bisa menyukai
alur musiknya.

Lalu, kalau memang suka, bisa mulai melafal kata-katanya,
mencari terjemahannya dan bahkan siapa tahu, tertarik untuk belajar
bahasa itu.
argumentasi terakhir ini rada jauh ya... karena saat ini di mtv atau
radio2 lain, top ten lagunya bisa dari bahasa inggris, italia, mandarin,
indonesia, jepang,
dll

mungkin beda cuma kalau banyak anak muda Indonesia yang sekarang belajar
di China.

itu keuntungan seperti bahasa belanda digunakan di belanda, mandarin
digunakan di China .
kalau cukup banyak orang muda indonesia yang belajar ke sana, maka
bahasa itu suatu
hari bisa hidup lagi di indonesia dalam kalangan tertentu..

sedangkan kalau bahasa daerah: seperti menado, padang, madura, dayak
dsb. lebih
mungkin untuk punah, karena jumlah pemakai bahasanya berkurang
betul-betul berkurang.

pikir2 mungkin bahasa sunda dan jawa tidak akan cepat punah karena
banyaknya 
mahasiswa dari berbagai daerah yang masuk sekolah2 di bandung, surabaya
dan yogya.

 Original-Nachricht 
 Datum: Wed, 10 Sep 2008 11:50:42 +0700
 Von: Ulysee HYPERLINK mailto:ulysee_me2%40yahoo.com.sg;
[EMAIL PROTECTED] com.sg
 An: HYPERLINK mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com;
\nbudaya_tionghua@ yahoogroups. com
 Betreff: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya

 Numpang tanya, 
 yang dibilang kwalitas yang bermutu dari koran mandarin jaman dulu itu
 yang kayak gimana sih? 
 Maklum jaman itu belon lahir. 
 
 Kalau gue, gue sih nggak lihat apa perlunya koran mandarin itu 
 (krrrkkkekeke, bisa dijitak bokap deh berani bilang begeneh)
 sama dengan koran berbahasa Inggris. 
 Itu segmennya siapa sih? Apa perlunya sih? 
 Toh sekarang rata rata udah bisa bahasa Indonesia, jadi buat apa sih
 koran pake hurup cacing? Begetoh.
 
 PS: menurut gue sekarang KOMPAS juga nggak mutu, heheheheh. 
 
 
 -Original Message-
 From: HYPERLINK

Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya

2008-09-21 Terurut Topik *
sayang sekali 

kita bisa juga belajar/kursus bhs mandarin lewat milis ini
kalau ada yg mau mengajarnyaboleh juga..thx

Eddy Lim

--- Yulianna Subarli [EMAIL PROTECTED] schrieb am Sa, 20.9.2008:
Von: Yulianna Subarli [EMAIL PROTECTED]
Betreff: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
An: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Datum: Samstag, 20. September 2008, 15:04











Mas Adrian, trimakasih sudah meresponse keinginanku
sayang sekali saya baru beberapa minggu menjadi anggota
milis ini, kalau saja dari dulu, pasti saya orang no.1 yang akan meresponse
Jangan patah semangat mas, masih banyak orang2 yang berminat, apa lagi
biaya kursus di Jakarta. muuuahal banget.
Ayo dong kalau ada yang berminat tolong diresponse supaya mas Adrian
bisa mulai menggagas lagi kursus yang murah meriah, tapi bermutu. Trimakasih
 




- Original Message 
From: ardian_c [EMAIL PROTECTED] co.id
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Saturday, September 20, 2008 7:26:01 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya



mbak Yuli yb,

doeloe milist ini pernah mau adain kursus mandarin buat anak2 hanya
dgn biaya 50.000/bln tapi sayangnya tdk ada yg daftar.

Doeloe jg disini pernah banyak artikel bahasa mandarin jg cara
pengucapan sampe asal usulnya. Sama jg gak dpt tanggapan.

Jadi didarat dah dicoba di udara jg udah sayangnya respon MINIM.

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Yulianna Subarli
[EMAIL PROTECTED] .. wrote:

 Baru kali ini saya meresponse, biasanya hanya sebagai anggota pasif
saja.
 Memang benar, saat ini yang fasih berbahasa mandarin hanya sedikit
sekali, 
 kalaupun ada .sudah sepuh.
 Dari anggota milis ini, apakah tidak ada rencana untuk coba menghidupkan
 kembali bahasa Mandarin atau dialek-dialek lainnya, sehingga generasi
 
 baru dapat memahami bahasa leluhurnya.
 Sekarang ini memang banyak kursus Mandarin di-mana2, tetapi belum tentu 
 semua orang mampu membayar atau mungkin juiga tidak punya waktu untuk 
 datang ketempat kursus, mengingat macet dimana-mana, jarak yang dekatpun
 ditempuh dalam waktu yang lama.
 Mungkin ada yang bisa mengajar secara on-line ? Alangkah
bermanfaatnya. 
 Maaf  ya ini hanya usulan saja, mudah2an bisa diterima. Terimakasih.
 
 Yulie
 
 
 
 - Original Message 
 From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] .
 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 Sent: Saturday, September 20, 2008 3:42:46 PM
 Subject: Re: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya

 
 
 hello,
 
 setelah bulak balik baca laporan2 ttg media berbahasa mandarin,
 saya dapat bayangan yang kayaknya perlu dikonfirmasi deh.
 
 yaitu bahwa:
 
 jumlah orang yang masih faham bahasa mandarin dan bahasa cina
lainnya di indonesia
 itu sebenarnya sudah tidak banyak. Yang bisapun kebanyakan sudah
berumur,
 kira2 seperti generasi pemakai bahasa belanda di indonesia (tanpa
menghitung
 generasi pelajar muda indonesia di belanda maksud saya.) 
 
 sedangkan generasi mudanya rata-rata berbahasa indonesia, dan seperti 
 anak2 kota besar yang sudah tidak mampu berbahasa daerah, 
 masih musti belajar bahasa-bahasa itu kembali,
 agar pemakaian bahasa itu tetap hidup dalam masyarakat indonesia. 
 
 jadi radio cakrawala misalnya titik beratnya kepada musik berbahasa
 mandarin. karena meskipun tidak mengerti
 kata2nya, orang bisa menyukai
 alur musiknya.
 
 Lalu, kalau memang suka, bisa mulai melafal kata-katanya,
 mencari terjemahannya dan bahkan siapa tahu, tertarik untuk belajar
bahasa itu.
 argumentasi terakhir ini rada jauh ya... karena saat ini di mtv atau
 radio2 lain, top ten lagunya bisa dari bahasa inggris, italia,
mandarin, indonesia, jepang,
 dll
 
 mungkin beda cuma kalau banyak anak muda Indonesia yang sekarang
belajar di China..
 
 itu keuntungan seperti bahasa belanda digunakan di belanda, mandarin
digunakan di China .
 kalau cukup banyak orang muda indonesia yang belajar ke sana, maka
bahasa itu suatu
 hari bisa hidup lagi di indonesia dalam kalangan tertentu..
 
 sedangkan kalau bahasa daerah: seperti menado, padang, madura, dayak
dsb. lebih
 mungkin untuk punah, karena jumlah pemakai bahasanya
 berkurang
betul-betul berkurang.
 
 pikir2 mungkin bahasa sunda dan jawa tidak akan cepat punah karena
banyaknya 
 mahasiswa dari berbagai daerah yang masuk sekolah2 di bandung,
surabaya dan yogya.
 
  Original-Nachricht 
  Datum: Wed, 10 Sep 2008 11:50:42 +0700
  Von: Ulysee ulysee_me2@ yahoo. com.sg
  An: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
  Betreff: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
 
  Numpang tanya, 
  yang dibilang kwalitas yang bermutu dari koran mandarin jaman dulu itu
  yang kayak gimana sih? 
  Maklum jaman itu belon lahir. 
  
  Kalau gue, gue sih nggak lihat apa perlunya koran mandarin itu 
  (krrrkkkekeke, bisa dijitak bokap deh berani bilang begeneh)
  sama dengan koran berbahasa Inggris. 
  Itu segmennya
 siapa sih? Apa perlunya sih? 
  Toh sekarang rata rata udah bisa bahasa

Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya

2008-09-21 Terurut Topik Edith Koesoemawiria
mungkin fenomenaya kaya orang jawa ya dibawa ke 
tanah jajahan belanda

sebenarnya sulit dibilang mreka itu diapora indonesia
karena jaman itu indonesia belum ada

sekarang aja (atau sejak 1928lah) yang dikenal ya indonesia 
dan bahasa indonesia.

kalau anak2 migran jawa itu belajar bahasa indonesia dengan 
harapan bisa ngobrol dengan ortunya ya nga klop, tapi kalau
buat ngobrol dengan orang2 yang sekarang tinggal di kampung
ortunya ya... mungkin masih bisa. 

mungkin identitas dan budaya juga berubah dengan waktu?



 Original-Nachricht 
 Datum: Sun, 21 Sep 2008 09:59:56 +0700
 Von: Ulysee [EMAIL PROTECTED]
 An: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Betreff: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya

 Enggak setuju. 
 Pasca 98, bannyak sekali anak muda yang belajar bahasa Mandarin sehingga
 fasih. 
 Masalahnya, orangtuanya lebih fasih dialek, dan bukan mandarin, 
 jadi waktu anaknya belajar mandarin, tetep aje kaga nyambung sama yang
 tua-tua. 
 Kyahahaha. adik gue noh suka ngomel karena papi gue ngomong
 mandarinnya agak agak nyunda, kyahahahha. 
 Dialek baru dalam perkembangan budaya kali tuh.
  
 Bahasa mandarin enggak perlu dihidup hidupkan juga udah hidup sendiri
 seiring dengan menanjaknya pamor RRC. 
 Menghidupkan dialek wadu... kasusnya sama dengan bahasa-bahasa
 daerah di Indonesia, 
 itu aja pemerintahnya udah kembang kempis, alias bo hwat. 
 selain kaga laku juga kaga jelas gunanya apa, 
 jadi soal dialek dan bahasa daerah itu baru bisa berkembang kalau ada
 minat dan ketertarikan akan suatu budaya tertentu.
  
 Mandarin online sudah bertebaran, cari aje pake search engine.
 Kalau bisa memaksa diri untuk disiplin belajar otodidak online sih
 bagus, gue sih kaga bisa, 
 hehehe, udah bayar kursus aja masih suka bolong bolong gitu euy.  
  
 
 -Original Message-
 From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Yulianna Subarli
 Sent: Saturday, September 20, 2008 6:38 PM
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: Re: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
 
 
 
 
 
 Baru kali ini saya meresponse, biasanya hanya sebagai anggota pasif
 saja.
 Memang benar, saat ini yang fasih berbahasa mandarin hanya sedikit
 sekali, 
 kalaupun ada .sudah sepuh.
 Dari anggota milis ini, apakah tidak ada rencana untuk coba menghidupkan
 kembali bahasa Mandarin atau dialek-dialek lainnya, sehingga generasi 
 baru dapat memahami bahasa leluhurnya.
 Sekarang ini memang banyak kursus Mandarin di-mana2, tetapi belum tentu 
 semua orang mampu membayar atau mungkin juiga tidak punya waktu untuk 
 datang ketempat kursus, mengingat macet dimana-mana, jarak yang dekatpun
 ditempuh dalam waktu yang lama.
 Mungkin ada yang bisa mengajar secara on-line ? Alangkah
 bermanfaatnya.-
 Maaf  ya ini hanya usulan saja, mudah2an bisa diterima. Terimakasih.
  
 Yulie
 
 
 - Original Message 
 From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Saturday, September 20, 2008 3:42:46 PM
 Subject: Re: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
 
 
 
 hello,
 
 setelah bulak balik baca laporan2 ttg media berbahasa mandarin,
 saya dapat bayangan yang kayaknya perlu dikonfirmasi deh.
 
 yaitu bahwa:
 
 jumlah orang yang masih faham bahasa mandarin dan bahasa cina lainnya di
 indonesia
 itu sebenarnya sudah tidak banyak. Yang bisapun kebanyakan sudah
 berumur,
 kira2 seperti generasi pemakai bahasa belanda di indonesia (tanpa
 menghitung
 generasi pelajar muda indonesia di belanda maksud saya.) 
 
 sedangkan generasi mudanya rata-rata berbahasa indonesia, dan seperti 
 anak2 kota besar yang sudah tidak mampu berbahasa daerah, 
 masih musti belajar bahasa-bahasa itu kembali,
 agar pemakaian bahasa itu tetap hidup dalam masyarakat indonesia. 
 
 jadi radio cakrawala misalnya titik beratnya kepada musik berbahasa
 mandarin. karena meskipun tidak mengerti kata2nya, orang bisa menyukai
 alur musiknya.
 
 Lalu, kalau memang suka, bisa mulai melafal kata-katanya,
 mencari terjemahannya dan bahkan siapa tahu, tertarik untuk belajar
 bahasa itu.
 argumentasi terakhir ini rada jauh ya... karena saat ini di mtv atau
 radio2 lain, top ten lagunya bisa dari bahasa inggris, italia, mandarin,
 indonesia, jepang,
 dll
 
 mungkin beda cuma kalau banyak anak muda Indonesia yang sekarang belajar
 di China.
 
 itu keuntungan seperti bahasa belanda digunakan di belanda, mandarin
 digunakan di China .
 kalau cukup banyak orang muda indonesia yang belajar ke sana, maka
 bahasa itu suatu
 hari bisa hidup lagi di indonesia dalam kalangan tertentu..
 
 sedangkan kalau bahasa daerah: seperti menado, padang, madura, dayak
 dsb. lebih
 mungkin untuk punah, karena jumlah pemakai bahasanya berkurang
 betul-betul berkurang.
 
 pikir2 mungkin bahasa sunda dan jawa tidak akan cepat punah karena
 banyaknya 
 mahasiswa dari berbagai daerah yang masuk sekolah2 di bandung, surabaya
 dan yogya.
 
  Original-Nachricht 
  Datum

Re: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya

2008-09-21 Terurut Topik Edith Koesoemawiria
:-) pengamatan menarik. tx

 Original-Nachricht 
 Datum: Sat, 20 Sep 2008 13:02:48 -0700 (PDT)
 Von: Fy Zhou [EMAIL PROTECTED]
 An: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Betreff: Re: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya

 Pemakai bhs mandarin usia rata2nya  pasti lebih muda dari pemakai bhs
 Belanda, karena sekolah berbhs mandarin baru tutup tahun 66, sedangkan sekolah
 belanda tutup tahun 45 (?), jadi ada beda 21 tahun. 
 
 
 
 - Original Message 
 From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED]
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Sent: Saturday, September 20, 2008 3:42:46 PM
 Subject: Re: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
 
 
 hello,
 
 setelah bulak balik baca laporan2 ttg media berbahasa mandarin,
 saya dapat bayangan yang kayaknya perlu dikonfirmasi deh.
 
 yaitu bahwa:
 
 jumlah orang yang masih faham bahasa mandarin dan bahasa cina lainnya di
 indonesia
 itu sebenarnya sudah tidak banyak. Yang bisapun kebanyakan sudah berumur,
 kira2 seperti generasi pemakai bahasa belanda di indonesia (tanpa
 menghitung
 generasi pelajar muda indonesia di belanda maksud saya.) 
 
 sedangkan generasi mudanya rata-rata berbahasa indonesia, dan seperti 
 anak2 kota besar yang sudah tidak mampu berbahasa daerah, 
 masih musti belajar bahasa-bahasa itu kembali,
 agar pemakaian bahasa itu tetap hidup dalam masyarakat indonesia. 
 
 jadi radio cakrawala misalnya titik beratnya kepada musik berbahasa
 mandarin. karena meskipun tidak mengerti kata2nya, orang bisa menyukai
 alur musiknya.
 
 Lalu, kalau memang suka, bisa mulai melafal kata-katanya,
 mencari terjemahannya dan bahkan siapa tahu, tertarik untuk belajar bahasa
 itu.
 argumentasi terakhir ini rada jauh ya... karena saat ini di mtv atau
 radio2 lain, top ten lagunya bisa dari bahasa inggris, italia, mandarin,
 indonesia, jepang,
 dll
 
 mungkin beda cuma kalau banyak anak muda Indonesia yang sekarang belajar
 di China.
 
 itu keuntungan seperti bahasa belanda digunakan di belanda, mandarin
 digunakan di China .
 kalau cukup banyak orang muda indonesia yang belajar ke sana, maka bahasa
 itu suatu
 hari bisa hidup lagi di indonesia dalam kalangan tertentu..
 
 sedangkan kalau bahasa daerah: seperti menado, padang, madura, dayak dsb.
 lebih
 mungkin untuk punah, karena jumlah pemakai bahasanya berkurang betul-betul
 berkurang.
 
 pikir2 mungkin bahasa sunda dan jawa tidak akan cepat punah karena
 banyaknya 
 mahasiswa dari berbagai daerah yang masuk sekolah2 di bandung, surabaya
 dan yogya.
 
  Original-Nachricht 
  Datum: Wed, 10 Sep 2008 11:50:42 +0700
  Von: Ulysee [EMAIL PROTECTED] com.sg
  An: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
  Betreff: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
 
  Numpang tanya, 
  yang dibilang kwalitas yang bermutu dari koran mandarin jaman dulu itu
  yang kayak gimana sih? 
  Maklum jaman itu belon lahir. 
  
  Kalau gue, gue sih nggak lihat apa perlunya koran mandarin itu 
  (krrrkkkekeke, bisa dijitak bokap deh berani bilang begeneh)
  sama dengan koran berbahasa Inggris. 
  Itu segmennya siapa sih? Apa perlunya sih? 
  Toh sekarang rata rata udah bisa bahasa Indonesia, jadi buat apa sih
  koran pake hurup cacing? Begetoh.
  
  PS: menurut gue sekarang KOMPAS juga nggak mutu, heheheheh. 
  
  
  -Original Message-
  From: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
  [mailto:budaya_tionghua@ yahoogroups. com] On Behalf Of Fy Zhou
  Sent: Monday, September 08, 2008 7:47 PM
  To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
  
  
  
  
  
  
  Setahu saya, kecuali Harian Indonesia versi lama yang berdwi bahasa,
  semua koran Tionghoa ini murni berbhs mandarin.
  
  Sebenarnya, meski tampaknya semarak, mutu dari koran2 mandarin ini belum
  dapat menyamai kwalitas koran mandarin sebelum tahun 66. sekarang,
  koran2 ini lebih banyak memuat foto2 dan berita komunitas yang tak
  berbobot, lebih banyak berupa berita kumpul2 organisasi Tionghoa.
  berita2 nasional dan internasional sih ada, tapi hanya ngoper dari
  kantor berita luar. tulisan2 lunak, baik feature maupun sastra banyak
  yang mengambil dari penerbitan luar, baik dari RRT, Taiwan maupun
  Hongkong. kalau ada yang dari sumber lokal bobotnya juga relaif kalah. 
  
  Salam,
  ZFy
  
  --- On Sat, 9/6/08, Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] -de wrote:
  
  
  From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] -de
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
  To: budaya_tionghua@ -yahoogroups. -com
  Date: Saturday, September 6, 2008, 9:02 AM
  
  
  Dear Fy Zhou,
  
  terima kasih banyak untuk infonya. Kemarin saya jadinya seharian di
  internet meneliti
  tulisan tentang nama2 harian yang Anda sebutkan. 
  
  Sayang saya tidak bisa berbahasa Mandarin, jadi tidak tahu jenis2 berita
  yang 
  disajikan harian-harian itu dan apa seluruhnya dalam bahasa Mandarin.
  Atau ada 
  yang sebagian isinya berbahasa lain, termasuk Indonesia. 
  
  Karena

Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya

2008-09-21 Terurut Topik Edith Koesoemawiria
Emang sih huruf kanji itu banyak sekali ya..

tapi biasanya di halaman milis kan ada tempat untuk simpen foto, dokumen dst. 

kalau setiap hari masukin satu huruf, dalam setahun bisa 365 karakter

dan yang datang telat bisa juga buka keterangan2 sebelumnya.



 Original-Nachricht 
 Datum: Sat, 20 Sep 2008 13:12:09 -0700 (PDT)
 Von: Fy Zhou [EMAIL PROTECTED]
 An: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Betreff: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya

 Usul:
 bagaimana kalau memanfaatkan potensi milis ini/
 misalnya, setiap hari diajarkan satu suku kata, seminggu sekali di rangkum
 menjadi satu kalimat?
 mungkin tak bisa membuat anggota menjadi fasih bicara, tapi lumayanlah
 untuk sekedar bisa baca, meski gramernya kacau sekalipun, untuk menebak isi
 kalimat mungkin berguna.
 
 
 
 - Original Message 
 From: ardian_c [EMAIL PROTECTED]
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Sent: Saturday, September 20, 2008 7:26:01 PM
 Subject: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
 
 
 mbak Yuli yb,
 
 doeloe milist ini pernah mau adain kursus mandarin buat anak2 hanya
 dgn biaya 50.000/bln tapi sayangnya tdk ada yg daftar.
 
 Doeloe jg disini pernah banyak artikel bahasa mandarin jg cara
 pengucapan sampe asal usulnya. Sama jg gak dpt tanggapan.
 
 Jadi didarat dah dicoba di udara jg udah sayangnya respon MINIM.
 
 --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Yulianna Subarli
 [EMAIL PROTECTED] .. wrote:
 
  Baru kali ini saya meresponse, biasanya hanya sebagai anggota pasif
 saja.
  Memang benar, saat ini yang fasih berbahasa mandarin hanya sedikit
 sekali, 
  kalaupun ada .sudah sepuh.
  Dari anggota milis ini, apakah tidak ada rencana untuk coba menghidupkan
  kembali bahasa Mandarin atau dialek-dialek lainnya, sehingga generasi 
  baru dapat memahami bahasa leluhurnya.
  Sekarang ini memang banyak kursus Mandarin di-mana2, tetapi belum tentu 
  semua orang mampu membayar atau mungkin juiga tidak punya waktu untuk 
  datang ketempat kursus, mengingat macet dimana-mana, jarak yang dekatpun
  ditempuh dalam waktu yang lama.
  Mungkin ada yang bisa mengajar secara on-line ? Alangkah
 bermanfaatnya. 
  Maaf  ya ini hanya usulan saja, mudah2an bisa diterima. Terimakasih.
  
  Yulie
  
  
  
  - Original Message 
  From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] .
  To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
  Sent: Saturday, September 20, 2008 3:42:46 PM
  Subject: Re: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
  
  
  hello,
  
  setelah bulak balik baca laporan2 ttg media berbahasa mandarin,
  saya dapat bayangan yang kayaknya perlu dikonfirmasi deh.
  
  yaitu bahwa:
  
  jumlah orang yang masih faham bahasa mandarin dan bahasa cina
 lainnya di indonesia
  itu sebenarnya sudah tidak banyak. Yang bisapun kebanyakan sudah
 berumur,
  kira2 seperti generasi pemakai bahasa belanda di indonesia (tanpa
 menghitung
  generasi pelajar muda indonesia di belanda maksud saya.) 
  
  sedangkan generasi mudanya rata-rata berbahasa indonesia, dan seperti 
  anak2 kota besar yang sudah tidak mampu berbahasa daerah, 
  masih musti belajar bahasa-bahasa itu kembali,
  agar pemakaian bahasa itu tetap hidup dalam masyarakat indonesia. 
  
  jadi radio cakrawala misalnya titik beratnya kepada musik berbahasa
  mandarin. karena meskipun tidak mengerti kata2nya, orang bisa menyukai
  alur musiknya.
  
  Lalu, kalau memang suka, bisa mulai melafal kata-katanya,
  mencari terjemahannya dan bahkan siapa tahu, tertarik untuk belajar
 bahasa itu.
  argumentasi terakhir ini rada jauh ya... karena saat ini di mtv atau
  radio2 lain, top ten lagunya bisa dari bahasa inggris, italia,
 mandarin, indonesia, jepang,
  dll
  
  mungkin beda cuma kalau banyak anak muda Indonesia yang sekarang
 belajar di China..
  
  itu keuntungan seperti bahasa belanda digunakan di belanda, mandarin
 digunakan di China .
  kalau cukup banyak orang muda indonesia yang belajar ke sana, maka
 bahasa itu suatu
  hari bisa hidup lagi di indonesia dalam kalangan tertentu..
  
  sedangkan kalau bahasa daerah: seperti menado, padang, madura, dayak
 dsb. lebih
  mungkin untuk punah, karena jumlah pemakai bahasanya berkurang
 betul-betul berkurang.
  
  pikir2 mungkin bahasa sunda dan jawa tidak akan cepat punah karena
 banyaknya 
  mahasiswa dari berbagai daerah yang masuk sekolah2 di bandung,
 surabaya dan yogya.
  
   Original-Nachricht 
   Datum: Wed, 10 Sep 2008 11:50:42 +0700
   Von: Ulysee ulysee_me2@ yahoo. com.sg
   An: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
   Betreff: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
  
   Numpang tanya, 
   yang dibilang kwalitas yang bermutu dari koran mandarin jaman dulu itu
   yang kayak gimana sih? 
   Maklum jaman itu belon lahir. 
   
   Kalau gue, gue sih nggak lihat apa perlunya koran mandarin itu 
   (krrrkkkekeke, bisa dijitak bokap deh berani bilang begeneh)
   sama dengan koran berbahasa Inggris. 
   Itu segmennya siapa sih? Apa perlunya sih? 
   Toh

Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya

2008-09-21 Terurut Topik Fy Zhou
cukup banyak sih, tapi jika anda bisa menguasai kira2 1000 sudah bisa 
komunikasilah. jika sudah mulai bisa baca komik, nanti selanjutnya akan 
meningkat pelan2 sampai bisa baca Tjerita silat...asal bcanya rajin tentunya. 



- Original Message 
From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED]
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Sunday, September 21, 2008 3:27:54 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya


Emang sih huruf kanji itu banyak sekali ya..

tapi biasanya di halaman milis kan ada tempat untuk simpen foto, dokumen dst. 

kalau setiap hari masukin satu huruf, dalam setahun bisa 365 karakter

dan yang datang telat bisa juga buka keterangan2 sebelumnya.

 Original-Nachricht 
 Datum: Sat, 20 Sep 2008 13:12:09 -0700 (PDT)
 Von: Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] com
 An: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 Betreff: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya

 Usul:
 bagaimana kalau memanfaatkan potensi milis ini/
 misalnya, setiap hari diajarkan satu suku kata, seminggu sekali di rangkum
 menjadi satu kalimat?
 mungkin tak bisa membuat anggota menjadi fasih bicara, tapi lumayanlah
 untuk sekedar bisa baca, meski gramernya kacau sekalipun, untuk menebak isi
 kalimat mungkin berguna.
 
 
 
 - Original Message 
 From: ardian_c [EMAIL PROTECTED] co.id
 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 Sent: Saturday, September 20, 2008 7:26:01 PM
 Subject: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
 
 
 mbak Yuli yb,
 
 doeloe milist ini pernah mau adain kursus mandarin buat anak2 hanya
 dgn biaya 50.000/bln tapi sayangnya tdk ada yg daftar.
 
 Doeloe jg disini pernah banyak artikel bahasa mandarin jg cara
 pengucapan sampe asal usulnya. Sama jg gak dpt tanggapan.
 
 Jadi didarat dah dicoba di udara jg udah sayangnya respon MINIM.
 
 --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Yulianna Subarli
 [EMAIL PROTECTED] .. wrote:
 
  Baru kali ini saya meresponse, biasanya hanya sebagai anggota pasif
 saja.
  Memang benar, saat ini yang fasih berbahasa mandarin hanya sedikit
 sekali, 
  kalaupun ada .sudah sepuh.
  Dari anggota milis ini, apakah tidak ada rencana untuk coba menghidupkan
  kembali bahasa Mandarin atau dialek-dialek lainnya, sehingga generasi 
  baru dapat memahami bahasa leluhurnya.
  Sekarang ini memang banyak kursus Mandarin di-mana2, tetapi belum tentu 
  semua orang mampu membayar atau mungkin juiga tidak punya waktu untuk 
  datang ketempat kursus, mengingat macet dimana-mana, jarak yang dekatpun
  ditempuh dalam waktu yang lama.
  Mungkin ada yang bisa mengajar secara on-line ? Alangkah
 bermanfaatnya. 
  Maaf  ya ini hanya usulan saja, mudah2an bisa diterima. Terimakasih.
  
  Yulie
  
  
  
  - Original Message 
  From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] .
  To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
  Sent: Saturday, September 20, 2008 3:42:46 PM
  Subject: Re: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
  
  
  hello,
  
  setelah bulak balik baca laporan2 ttg media berbahasa mandarin,
  saya dapat bayangan yang kayaknya perlu dikonfirmasi deh.
  
  yaitu bahwa:
  
  jumlah orang yang masih faham bahasa mandarin dan bahasa cina
 lainnya di indonesia
  itu sebenarnya sudah tidak banyak. Yang bisapun kebanyakan sudah
 berumur,
  kira2 seperti generasi pemakai bahasa belanda di indonesia (tanpa
 menghitung
  generasi pelajar muda indonesia di belanda maksud saya.) 
  
  sedangkan generasi mudanya rata-rata berbahasa indonesia, dan seperti 
  anak2 kota besar yang sudah tidak mampu berbahasa daerah, 
  masih musti belajar bahasa-bahasa itu kembali,
  agar pemakaian bahasa itu tetap hidup dalam masyarakat indonesia. 
  
  jadi radio cakrawala misalnya titik beratnya kepada musik berbahasa
  mandarin. karena meskipun tidak mengerti kata2nya, orang bisa menyukai
  alur musiknya.
  
  Lalu, kalau memang suka, bisa mulai melafal kata-katanya,
  mencari terjemahannya dan bahkan siapa tahu, tertarik untuk belajar
 bahasa itu.
  argumentasi terakhir ini rada jauh ya... karena saat ini di mtv atau
  radio2 lain, top ten lagunya bisa dari bahasa inggris, italia,
 mandarin, indonesia, jepang,
  dll
  
  mungkin beda cuma kalau banyak anak muda Indonesia yang sekarang
 belajar di China..
  
  itu keuntungan seperti bahasa belanda digunakan di belanda, mandarin
 digunakan di China ..
  kalau cukup banyak orang muda indonesia yang belajar ke sana, maka
 bahasa itu suatu
  hari bisa hidup lagi di indonesia dalam kalangan tertentu..
  
  sedangkan kalau bahasa daerah: seperti menado, padang, madura, dayak
 dsb. lebih
  mungkin untuk punah, karena jumlah pemakai bahasanya berkurang
 betul-betul berkurang.
  
  pikir2 mungkin bahasa sunda dan jawa tidak akan cepat punah karena
 banyaknya 
  mahasiswa dari berbagai daerah yang masuk sekolah2 di bandung,
 surabaya dan yogya.
  
   Original-Nachricht 
   Datum: Wed, 10 Sep 2008 11:50:42 +0700
   Von: Ulysee ulysee_me2@ yahoo. com.sg
   An: budaya_tionghua@ yahoogroups

Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya

2008-09-21 Terurut Topik gsuryana
From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED]
cut---
 mungkin identitas dan budaya juga berubah dengan waktu?

Identitas dan budaya sudah bisa dipastikan berubah sesuai dengan berjalannya 
waktu.

Kadang ngotot untuk kembali ke identitas dan budaya yang sudah hilang malah 
bisa menjadi bahan tertawaan.

Sama halnya dengan sejarah, sejarah sudah bisa dipastikan kisah masa lalu, 
dan boleh dipelajari untuk di analisa dimasa kini dan di rencana kan ke masa 
depan.

Yang tidak bisa berubah adalah ras, selama tidak mengalami kawin campur bisa 
dibilang ras akan menjadi tetap, dan hal ini pun lama lama akan tergerus 
dengan mereka yang mengalami kawin campur, karena biar bagaimanapun manusia 
adalah mahluk sosial.

sur. 



Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya

2008-09-21 Terurut Topik Edith Koesoemawiria
Ah hello, 

rasa2nya kita pernah berkenalan di seputar perubahan abad, 
di milis yang kita bisa mengatakan apa saja,  kapan saja, kepada siapa saja:-))
mungkin saya salah juga sih. kalau salah, salam kenal.

saya kira buat sebagian orang, ngeliat orang lain ngotot berbuat apa saja,
bisa menjadi bahan tertawaan. kan ngotot selalu memberikan gambaran 
mata melotot dan otot2 yang mencuat karena kelewat dipaksa. 

tapi menurut saya, kadang kita tertawa lebih karena jengah... 

jengah melihat orang lain intens dengan kesenangannya tersendiri melakukan 
suatu hal. dan kita well, tidak memiliki intensitas itu dalam isyu ato 
persoalan
yang sama.  

apa sih maksudnya dalam paragraf terakhir? apa harus nerima, bahwa semua 
akan berubah juga, dalam kecepatannya sendiri-sendiri?

ya saya setuju, meski sampai sekarang sedih ngelihat perubahan 
stasiun gambir:-))

salam, edith

 Original-Nachricht 
 Datum: Sun, 21 Sep 2008 21:10:23 +0700
 Von: gsuryana [EMAIL PROTECTED]
 An: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Betreff: Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya

 From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED]
 cut---
  mungkin identitas dan budaya juga berubah dengan waktu?
 
 Identitas dan budaya sudah bisa dipastikan berubah sesuai dengan
 berjalannya 
 waktu.
 
 Kadang ngotot untuk kembali ke identitas dan budaya yang sudah hilang
 malah 
 bisa menjadi bahan tertawaan.
 
 Sama halnya dengan sejarah, sejarah sudah bisa dipastikan kisah masa lalu,
 dan boleh dipelajari untuk di analisa dimasa kini dan di rencana kan ke
 masa 
 depan.
 
 Yang tidak bisa berubah adalah ras, selama tidak mengalami kawin campur
 bisa 
 dibilang ras akan menjadi tetap, dan hal ini pun lama lama akan tergerus 
 dengan mereka yang mengalami kawin campur, karena biar bagaimanapun
 manusia 
 adalah mahluk sosial.
 
 sur. 
 
 
 
 
 .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
 
 .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.
 
 .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.
 
 .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.
 
 Yahoo! Groups Links
 
 
 


Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya

2008-09-21 Terurut Topik Yulianna Subarli
image/gif

Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya

2008-09-21 Terurut Topik Fy Zhou
Perubahan bisa ke arah positif bisa kearah negatif, disini diperlukan kearifan 
manusia untuk memilih dan mengarahkan perubahnya. 
 
Kota2 tua di eropa rata2 lebih mearik dibanding kota2 di asia, karena disamping 
pembangunan2 yang baru, secara hati2 mereka tetap mempertahankan warisan 
bangunan lamanya.

--- On Sun, 9/21/08, Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Sunday, September 21, 2008, 2:47 PM






Ah hello, 

rasa2nya kita pernah berkenalan di seputar perubahan abad, 
di milis yang kita bisa mengatakan apa saja, kapan saja, kepada siapa saja:-))
mungkin saya salah juga sih. kalau salah, salam kenal.

saya kira buat sebagian orang, ngeliat orang lain ngotot berbuat apa saja,
bisa menjadi bahan tertawaan. kan ngotot selalu memberikan gambaran 
mata melotot dan otot2 yang mencuat karena kelewat dipaksa. 

tapi menurut saya, kadang kita tertawa lebih karena jengah... 

jengah melihat orang lain intens dengan kesenangannya tersendiri melakukan 
suatu hal. dan kita well, tidak memiliki intensitas itu dalam isyu ato 
persoalan
yang sama. 

apa sih maksudnya dalam paragraf terakhir? apa harus nerima, bahwa semua 
akan berubah juga, dalam kecepatannya sendiri-sendiri?

ya saya setuju, meski sampai sekarang sedih ngelihat perubahan 
stasiun gambir:-))

salam, edith

 Original-Nachricht 
 Datum: Sun, 21 Sep 2008 21:10:23 +0700
 Von: gsuryana [EMAIL PROTECTED] net.id
 An: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 Betreff: Re: RE: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya

 From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] de
 cut---
  mungkin identitas dan budaya juga berubah dengan waktu?
 
 Identitas dan budaya sudah bisa dipastikan berubah sesuai dengan
 berjalannya 
 waktu.
 
 Kadang ngotot untuk kembali ke identitas dan budaya yang sudah hilang
 malah 
 bisa menjadi bahan tertawaan.
 
 Sama halnya dengan sejarah, sejarah sudah bisa dipastikan kisah masa lalu,
 dan boleh dipelajari untuk di analisa dimasa kini dan di rencana kan ke
 masa 
 depan.
 
 Yang tidak bisa berubah adalah ras, selama tidak mengalami kawin campur
 bisa 
 dibilang ras akan menjadi tetap, dan hal ini pun lama lama akan tergerus 
 dengan mereka yang mengalami kawin campur, karena biar bagaimanapun
 manusia 
 adalah mahluk sosial.
 
 sur. 
 
 
  - - --
 
 .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
 
 .: Website global http://www.budaya- tionghoa. org :.
 
 .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups. yahoo.com/ group/budaya_ tionghua :.
 
 .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg. wordpress. com :.
 
 Yahoo! Groups Links
 
 
 
 














  

Re: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya

2008-09-20 Terurut Topik Edith Koesoemawiria
hello,

setelah bulak balik baca laporan2 ttg media berbahasa mandarin,
saya dapat bayangan  yang kayaknya perlu dikonfirmasi deh.

yaitu bahwa:

jumlah orang yang masih faham bahasa mandarin dan bahasa cina lainnya di 
indonesia
itu sebenarnya sudah tidak banyak. Yang bisapun kebanyakan sudah berumur,
kira2 seperti generasi pemakai bahasa belanda di indonesia (tanpa menghitung
generasi pelajar muda indonesia di belanda maksud saya.) 

sedangkan generasi mudanya rata-rata berbahasa indonesia, dan seperti 
anak2 kota besar yang  sudah tidak mampu berbahasa daerah, 
masih musti belajar bahasa-bahasa itu kembali,
agar pemakaian bahasa itu tetap hidup dalam masyarakat indonesia. 

jadi radio cakrawala misalnya titik beratnya kepada musik berbahasa
mandarin. karena meskipun tidak mengerti kata2nya, orang bisa menyukai
alur musiknya.

Lalu, kalau memang suka, bisa mulai melafal kata-katanya,
mencari terjemahannya dan bahkan siapa tahu, tertarik untuk belajar bahasa itu.
argumentasi terakhir ini rada jauh ya...  karena saat ini di mtv atau
radio2 lain, top ten lagunya bisa dari bahasa inggris, italia, mandarin, 
indonesia, jepang,
dll

mungkin beda cuma kalau banyak anak muda Indonesia yang sekarang belajar di 
China.

itu keuntungan seperti bahasa belanda digunakan di belanda, mandarin digunakan 
di China .
kalau cukup banyak orang muda indonesia yang belajar ke sana, maka bahasa itu 
suatu
hari bisa hidup lagi di indonesia dalam kalangan tertentu..

sedangkan kalau bahasa daerah: seperti menado, padang, madura, dayak dsb.  lebih
mungkin untuk punah, karena jumlah pemakai bahasanya berkurang betul-betul 
berkurang.

pikir2 mungkin bahasa sunda dan jawa tidak akan cepat punah karena banyaknya 
mahasiswa dari berbagai daerah yang masuk sekolah2 di bandung, surabaya dan 
yogya.

 Original-Nachricht 
 Datum: Wed, 10 Sep 2008 11:50:42 +0700
 Von: Ulysee [EMAIL PROTECTED]
 An: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Betreff: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya

 Numpang tanya, 
 yang dibilang kwalitas yang bermutu dari koran mandarin jaman dulu itu
 yang kayak gimana sih? 
 Maklum jaman itu belon lahir. 
  
 Kalau gue, gue sih nggak lihat apa perlunya koran mandarin itu 
 (krrrkkkekeke, bisa dijitak bokap deh berani bilang begeneh)
 sama dengan koran berbahasa Inggris. 
 Itu segmennya siapa sih? Apa perlunya sih? 
 Toh sekarang rata rata udah bisa bahasa Indonesia, jadi buat apa sih
 koran pake hurup cacing? Begetoh.
  
 PS: menurut gue sekarang KOMPAS juga nggak mutu, heheheheh. 
  
 
 -Original Message-
 From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Fy Zhou
 Sent: Monday, September 08, 2008 7:47 PM
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
 
 
 
 
 
 
 Setahu saya, kecuali Harian Indonesia versi lama yang berdwi bahasa,
 semua koran Tionghoa ini murni berbhs mandarin.
  
 Sebenarnya, meski tampaknya semarak, mutu dari koran2 mandarin ini belum
 dapat menyamai kwalitas koran mandarin sebelum tahun 66. sekarang,
 koran2 ini lebih banyak memuat foto2 dan berita komunitas yang tak
 berbobot, lebih banyak berupa berita kumpul2 organisasi Tionghoa.
 berita2 nasional dan internasional sih ada, tapi hanya ngoper dari
 kantor berita luar. tulisan2 lunak, baik feature maupun sastra banyak
 yang mengambil dari penerbitan luar, baik dari RRT, Taiwan maupun
 Hongkong. kalau ada yang dari sumber lokal bobotnya juga relaif kalah. 
  
 Salam,
 ZFy
 
 --- On Sat, 9/6/08, Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 
 From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Date: Saturday, September 6, 2008, 9:02 AM
 
 
 Dear Fy Zhou,
 
 terima kasih banyak untuk infonya. Kemarin saya jadinya seharian di
 internet meneliti
 tulisan tentang nama2 harian yang Anda sebutkan. 
 
 Sayang saya tidak bisa berbahasa Mandarin, jadi tidak tahu jenis2 berita
 yang 
 disajikan harian-harian itu dan apa seluruhnya dalam bahasa Mandarin.
 Atau ada 
 yang sebagian isinya berbahasa lain, termasuk Indonesia. 
 
 Karena kalau melihat situs radio Cakrawala, tampaknya banyak juga
 keturunan 
 Tionghoa yang lebih fasih berbahasa Indonesia. Mungkin mereka seperti
 saya, 
 yang sudah tak bisa berbahasa Sunda atau malah bahasa leluhurnya bukan
 Mandarin. 
 Sehingga saya pikir banyak komunikasi antara pendengarnya dalam bahasa
 Indonesia, 
 tapi tetap menikmati lagu-lagu pop HongKong (?).
 
 Pokoknya kemarin banyak hal menarik yang terbaca, juga dari situs ini
 yang ternyata 
 kaya sekali dengan berbagai pandangan dan pendapat. 
 Kemarin begitu asik membacanya, hampir2 saja lupa kenapa saya mencari
 info itu.
 
 Fy Zhou, kalau boleh tanya, apakah Anda merasa harian2 itu merefleksikan
 bagian 
 dari kehidupan sehari-hari masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia?
 
 Salam, Edith
 
  Original-Nachricht 
  Datum: Thu, 4 Sep 2008 21:06:21 -0700

Re: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya

2008-09-20 Terurut Topik Yulianna Subarli
Baru kali ini saya meresponse, biasanya hanya sebagai anggota pasif saja.
Memang benar, saat ini yang fasih berbahasa mandarin hanya sedikit sekali, 
kalaupun ada .sudah sepuh.
Dari anggota milis ini, apakah tidak ada rencana untuk coba menghidupkan
kembali bahasa Mandarin atau dialek-dialek lainnya, sehingga generasi 
baru dapat memahami bahasa leluhurnya.
Sekarang ini memang banyak kursus Mandarin di-mana2, tetapi belum tentu 
semua orang mampu membayar atau mungkin juiga tidak punya waktu untuk 
datang ketempat kursus, mengingat macet dimana-mana, jarak yang dekatpun
ditempuh dalam waktu yang lama.
Mungkin ada yang bisa mengajar secara on-line ? Alangkah bermanfaatnya.
Maaf  ya ini hanya usulan saja, mudah2an bisa diterima. Terimakasih.

Yulie



- Original Message 
From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED]
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Saturday, September 20, 2008 3:42:46 PM
Subject: Re: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya


hello,

setelah bulak balik baca laporan2 ttg media berbahasa mandarin,
saya dapat bayangan yang kayaknya perlu dikonfirmasi deh.

yaitu bahwa:

jumlah orang yang masih faham bahasa mandarin dan bahasa cina lainnya di 
indonesia
itu sebenarnya sudah tidak banyak. Yang bisapun kebanyakan sudah berumur,
kira2 seperti generasi pemakai bahasa belanda di indonesia (tanpa menghitung
generasi pelajar muda indonesia di belanda maksud saya.) 

sedangkan generasi mudanya rata-rata berbahasa indonesia, dan seperti 
anak2 kota besar yang sudah tidak mampu berbahasa daerah, 
masih musti belajar bahasa-bahasa itu kembali,
agar pemakaian bahasa itu tetap hidup dalam masyarakat indonesia. 

jadi radio cakrawala misalnya titik beratnya kepada musik berbahasa
mandarin. karena meskipun tidak mengerti kata2nya, orang bisa menyukai
alur musiknya.

Lalu, kalau memang suka, bisa mulai melafal kata-katanya,
mencari terjemahannya dan bahkan siapa tahu, tertarik untuk belajar bahasa itu.
argumentasi terakhir ini rada jauh ya... karena saat ini di mtv atau
radio2 lain, top ten lagunya bisa dari bahasa inggris, italia, mandarin, 
indonesia, jepang,
dll

mungkin beda cuma kalau banyak anak muda Indonesia yang sekarang belajar di 
China..

itu keuntungan seperti bahasa belanda digunakan di belanda, mandarin digunakan 
di China .
kalau cukup banyak orang muda indonesia yang belajar ke sana, maka bahasa itu 
suatu
hari bisa hidup lagi di indonesia dalam kalangan tertentu..

sedangkan kalau bahasa daerah: seperti menado, padang, madura, dayak dsb. lebih
mungkin untuk punah, karena jumlah pemakai bahasanya berkurang betul-betul 
berkurang.

pikir2 mungkin bahasa sunda dan jawa tidak akan cepat punah karena banyaknya 
mahasiswa dari berbagai daerah yang masuk sekolah2 di bandung, surabaya dan 
yogya.

 Original-Nachricht 
 Datum: Wed, 10 Sep 2008 11:50:42 +0700
 Von: Ulysee [EMAIL PROTECTED] com.sg
 An: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 Betreff: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya

 Numpang tanya, 
 yang dibilang kwalitas yang bermutu dari koran mandarin jaman dulu itu
 yang kayak gimana sih? 
 Maklum jaman itu belon lahir. 
 
 Kalau gue, gue sih nggak lihat apa perlunya koran mandarin itu 
 (krrrkkkekeke, bisa dijitak bokap deh berani bilang begeneh)
 sama dengan koran berbahasa Inggris. 
 Itu segmennya siapa sih? Apa perlunya sih? 
 Toh sekarang rata rata udah bisa bahasa Indonesia, jadi buat apa sih
 koran pake hurup cacing? Begetoh.
 
 PS: menurut gue sekarang KOMPAS juga nggak mutu, heheheheh. 
 
 
 -Original Message-
 From: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 [mailto:budaya_tionghua@ yahoogroups. com] On Behalf Of Fy Zhou
 Sent: Monday, September 08, 2008 7:47 PM
 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 Subject: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
 
 
 
 
 
 
 Setahu saya, kecuali Harian Indonesia versi lama yang berdwi bahasa,
 semua koran Tionghoa ini murni berbhs mandarin.
 
 Sebenarnya, meski tampaknya semarak, mutu dari koran2 mandarin ini belum
 dapat menyamai kwalitas koran mandarin sebelum tahun 66. sekarang,
 koran2 ini lebih banyak memuat foto2 dan berita komunitas yang tak
 berbobot, lebih banyak berupa berita kumpul2 organisasi Tionghoa.
 berita2 nasional dan internasional sih ada, tapi hanya ngoper dari
 kantor berita luar. tulisan2 lunak, baik feature maupun sastra banyak
 yang mengambil dari penerbitan luar, baik dari RRT, Taiwan maupun
 Hongkong. kalau ada yang dari sumber lokal bobotnya juga relaif kalah. 
 
 Salam,
 ZFy
 
 --- On Sat, 9/6/08, Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] -de wrote:
 
 
 From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] -de
 Subject: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
 To: budaya_tionghua@ -yahoogroups.. -com
 Date: Saturday, September 6, 2008, 9:02 AM
 
 
 Dear Fy Zhou,
 
 terima kasih banyak untuk infonya. Kemarin saya jadinya seharian di
 internet meneliti
 tulisan tentang nama2 harian yang Anda sebutkan. 
 
 Sayang saya tidak bisa berbahasa Mandarin

Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya

2008-09-20 Terurut Topik ardian_c
mbak Yuli yb,

doeloe milist ini pernah mau adain kursus mandarin buat anak2 hanya
dgn biaya 50.000/bln tapi sayangnya tdk ada yg daftar.

Doeloe jg disini pernah banyak artikel bahasa mandarin jg cara
pengucapan sampe asal usulnya. Sama jg gak dpt tanggapan.

Jadi didarat dah dicoba di udara jg udah sayangnya respon MINIM.



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Yulianna Subarli
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Baru kali ini saya meresponse, biasanya hanya sebagai anggota pasif
saja.
 Memang benar, saat ini yang fasih berbahasa mandarin hanya sedikit
sekali, 
 kalaupun ada .sudah sepuh.
 Dari anggota milis ini, apakah tidak ada rencana untuk coba menghidupkan
 kembali bahasa Mandarin atau dialek-dialek lainnya, sehingga generasi 
 baru dapat memahami bahasa leluhurnya.
 Sekarang ini memang banyak kursus Mandarin di-mana2, tetapi belum tentu 
 semua orang mampu membayar atau mungkin juiga tidak punya waktu untuk 
 datang ketempat kursus, mengingat macet dimana-mana, jarak yang dekatpun
 ditempuh dalam waktu yang lama.
 Mungkin ada yang bisa mengajar secara on-line ? Alangkah
bermanfaatnya.
 Maaf  ya ini hanya usulan saja, mudah2an bisa diterima. Terimakasih.
 
 Yulie
 
 
 
 - Original Message 
 From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED]
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Sent: Saturday, September 20, 2008 3:42:46 PM
 Subject: Re: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
 
 
 hello,
 
 setelah bulak balik baca laporan2 ttg media berbahasa mandarin,
 saya dapat bayangan yang kayaknya perlu dikonfirmasi deh.
 
 yaitu bahwa:
 
 jumlah orang yang masih faham bahasa mandarin dan bahasa cina
lainnya di indonesia
 itu sebenarnya sudah tidak banyak. Yang bisapun kebanyakan sudah
berumur,
 kira2 seperti generasi pemakai bahasa belanda di indonesia (tanpa
menghitung
 generasi pelajar muda indonesia di belanda maksud saya.) 
 
 sedangkan generasi mudanya rata-rata berbahasa indonesia, dan seperti 
 anak2 kota besar yang sudah tidak mampu berbahasa daerah, 
 masih musti belajar bahasa-bahasa itu kembali,
 agar pemakaian bahasa itu tetap hidup dalam masyarakat indonesia. 
 
 jadi radio cakrawala misalnya titik beratnya kepada musik berbahasa
 mandarin. karena meskipun tidak mengerti kata2nya, orang bisa menyukai
 alur musiknya.
 
 Lalu, kalau memang suka, bisa mulai melafal kata-katanya,
 mencari terjemahannya dan bahkan siapa tahu, tertarik untuk belajar
bahasa itu.
 argumentasi terakhir ini rada jauh ya... karena saat ini di mtv atau
 radio2 lain, top ten lagunya bisa dari bahasa inggris, italia,
mandarin, indonesia, jepang,
 dll
 
 mungkin beda cuma kalau banyak anak muda Indonesia yang sekarang
belajar di China..
 
 itu keuntungan seperti bahasa belanda digunakan di belanda, mandarin
digunakan di China .
 kalau cukup banyak orang muda indonesia yang belajar ke sana, maka
bahasa itu suatu
 hari bisa hidup lagi di indonesia dalam kalangan tertentu..
 
 sedangkan kalau bahasa daerah: seperti menado, padang, madura, dayak
dsb. lebih
 mungkin untuk punah, karena jumlah pemakai bahasanya berkurang
betul-betul berkurang.
 
 pikir2 mungkin bahasa sunda dan jawa tidak akan cepat punah karena
banyaknya 
 mahasiswa dari berbagai daerah yang masuk sekolah2 di bandung,
surabaya dan yogya.
 
  Original-Nachricht 
  Datum: Wed, 10 Sep 2008 11:50:42 +0700
  Von: Ulysee [EMAIL PROTECTED] com.sg
  An: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
  Betreff: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
 
  Numpang tanya, 
  yang dibilang kwalitas yang bermutu dari koran mandarin jaman dulu itu
  yang kayak gimana sih? 
  Maklum jaman itu belon lahir. 
  
  Kalau gue, gue sih nggak lihat apa perlunya koran mandarin itu 
  (krrrkkkekeke, bisa dijitak bokap deh berani bilang begeneh)
  sama dengan koran berbahasa Inggris. 
  Itu segmennya siapa sih? Apa perlunya sih? 
  Toh sekarang rata rata udah bisa bahasa Indonesia, jadi buat apa sih
  koran pake hurup cacing? Begetoh.
  
  PS: menurut gue sekarang KOMPAS juga nggak mutu, heheheheh. 
  
  
  -Original Message-
  From: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
  [mailto:budaya_tionghua@ yahoogroups. com] On Behalf Of Fy Zhou
  Sent: Monday, September 08, 2008 7:47 PM
  To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
  
  
  
  
  
  
  Setahu saya, kecuali Harian Indonesia versi lama yang berdwi bahasa,
  semua koran Tionghoa ini murni berbhs mandarin.
  
  Sebenarnya, meski tampaknya semarak, mutu dari koran2 mandarin ini
belum
  dapat menyamai kwalitas koran mandarin sebelum tahun 66. sekarang,
  koran2 ini lebih banyak memuat foto2 dan berita komunitas yang tak
  berbobot, lebih banyak berupa berita kumpul2 organisasi Tionghoa.
  berita2 nasional dan internasional sih ada, tapi hanya ngoper dari
  kantor berita luar. tulisan2 lunak, baik feature maupun sastra banyak
  yang mengambil dari penerbitan luar, baik dari RRT, Taiwan maupun
  Hongkong. kalau ada yang dari sumber lokal bobotnya

Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya

2008-09-20 Terurut Topik Yulianna Subarli
Mas Adrian, trimakasih sudah meresponse keinginanku
sayang sekali saya baru beberapa minggu menjadi anggota
milis ini, kalau saja dari dulu, pasti saya orang no.1 yang akan meresponse
Jangan patah semangat mas, masih banyak orang2 yang berminat, apa lagi
biaya kursus di Jakarta. muuuahal banget.
Ayo dong kalau ada yang berminat tolong diresponse supaya mas Adrian
bisa mulai menggagas lagi kursus yang murah meriah, tapi bermutu. Trimakasih
 



- Original Message 
From: ardian_c [EMAIL PROTECTED]
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Saturday, September 20, 2008 7:26:01 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya


mbak Yuli yb,

doeloe milist ini pernah mau adain kursus mandarin buat anak2 hanya
dgn biaya 50.000/bln tapi sayangnya tdk ada yg daftar.

Doeloe jg disini pernah banyak artikel bahasa mandarin jg cara
pengucapan sampe asal usulnya. Sama jg gak dpt tanggapan.

Jadi didarat dah dicoba di udara jg udah sayangnya respon MINIM.

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Yulianna Subarli
[EMAIL PROTECTED] .. wrote:

 Baru kali ini saya meresponse, biasanya hanya sebagai anggota pasif
saja.
 Memang benar, saat ini yang fasih berbahasa mandarin hanya sedikit
sekali, 
 kalaupun ada .sudah sepuh.
 Dari anggota milis ini, apakah tidak ada rencana untuk coba menghidupkan
 kembali bahasa Mandarin atau dialek-dialek lainnya, sehingga generasi 
 baru dapat memahami bahasa leluhurnya.
 Sekarang ini memang banyak kursus Mandarin di-mana2, tetapi belum tentu 
 semua orang mampu membayar atau mungkin juiga tidak punya waktu untuk 
 datang ketempat kursus, mengingat macet dimana-mana, jarak yang dekatpun
 ditempuh dalam waktu yang lama.
 Mungkin ada yang bisa mengajar secara on-line ? Alangkah
bermanfaatnya. .
 Maaf  ya ini hanya usulan saja, mudah2an bisa diterima. Terimakasih.
 
 Yulie
 
 
 
 - Original Message 
 From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] .
 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 Sent: Saturday, September 20, 2008 3:42:46 PM
 Subject: Re: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
 
 
 hello,
 
 setelah bulak balik baca laporan2 ttg media berbahasa mandarin,
 saya dapat bayangan yang kayaknya perlu dikonfirmasi deh.
 
 yaitu bahwa:
 
 jumlah orang yang masih faham bahasa mandarin dan bahasa cina
lainnya di indonesia
 itu sebenarnya sudah tidak banyak. Yang bisapun kebanyakan sudah
berumur,
 kira2 seperti generasi pemakai bahasa belanda di indonesia (tanpa
menghitung
 generasi pelajar muda indonesia di belanda maksud saya.) 
 
 sedangkan generasi mudanya rata-rata berbahasa indonesia, dan seperti 
 anak2 kota besar yang sudah tidak mampu berbahasa daerah, 
 masih musti belajar bahasa-bahasa itu kembali,
 agar pemakaian bahasa itu tetap hidup dalam masyarakat indonesia. 
 
 jadi radio cakrawala misalnya titik beratnya kepada musik berbahasa
 mandarin. karena meskipun tidak mengerti kata2nya, orang bisa menyukai
 alur musiknya.
 
 Lalu, kalau memang suka, bisa mulai melafal kata-katanya,
 mencari terjemahannya dan bahkan siapa tahu, tertarik untuk belajar
bahasa itu.
 argumentasi terakhir ini rada jauh ya... karena saat ini di mtv atau
 radio2 lain, top ten lagunya bisa dari bahasa inggris, italia,
mandarin, indonesia, jepang,
 dll
 
 mungkin beda cuma kalau banyak anak muda Indonesia yang sekarang
belajar di China..
 
 itu keuntungan seperti bahasa belanda digunakan di belanda, mandarin
digunakan di China .
 kalau cukup banyak orang muda indonesia yang belajar ke sana, maka
bahasa itu suatu
 hari bisa hidup lagi di indonesia dalam kalangan tertentu..
 
 sedangkan kalau bahasa daerah: seperti menado, padang, madura, dayak
dsb. lebih
 mungkin untuk punah, karena jumlah pemakai bahasanya berkurang
betul-betul berkurang.
 
 pikir2 mungkin bahasa sunda dan jawa tidak akan cepat punah karena
banyaknya 
 mahasiswa dari berbagai daerah yang masuk sekolah2 di bandung,
surabaya dan yogya.
 
  Original-Nachricht 
  Datum: Wed, 10 Sep 2008 11:50:42 +0700
  Von: Ulysee ulysee_me2@ yahoo. com.sg
  An: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
  Betreff: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
 
  Numpang tanya, 
  yang dibilang kwalitas yang bermutu dari koran mandarin jaman dulu itu
  yang kayak gimana sih? 
  Maklum jaman itu belon lahir. 
  
  Kalau gue, gue sih nggak lihat apa perlunya koran mandarin itu 
  (krrrkkkekeke, bisa dijitak bokap deh berani bilang begeneh)
  sama dengan koran berbahasa Inggris. 
  Itu segmennya siapa sih? Apa perlunya sih? 
  Toh sekarang rata rata udah bisa bahasa Indonesia, jadi buat apa sih
  koran pake hurup cacing? Begetoh.
  
  PS: menurut gue sekarang KOMPAS juga nggak mutu, heheheheh. 
  
  
  -Original Message-
  From: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
  [mailto:budaya_ tionghua@ yahoogroups. com] On Behalf Of Fy Zhou
  Sent: Monday, September 08, 2008 7:47 PM
  To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya

Re: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya

2008-09-20 Terurut Topik Fy Zhou
Pemakai bhs mandarin usia rata2nya  pasti lebih muda dari pemakai bhs Belanda, 
karena sekolah berbhs mandarin baru tutup tahun 66, sedangkan sekolah belanda 
tutup tahun 45 (?), jadi ada beda 21 tahun. 



- Original Message 
From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED]
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Saturday, September 20, 2008 3:42:46 PM
Subject: Re: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya


hello,

setelah bulak balik baca laporan2 ttg media berbahasa mandarin,
saya dapat bayangan yang kayaknya perlu dikonfirmasi deh.

yaitu bahwa:

jumlah orang yang masih faham bahasa mandarin dan bahasa cina lainnya di 
indonesia
itu sebenarnya sudah tidak banyak. Yang bisapun kebanyakan sudah berumur,
kira2 seperti generasi pemakai bahasa belanda di indonesia (tanpa menghitung
generasi pelajar muda indonesia di belanda maksud saya.) 

sedangkan generasi mudanya rata-rata berbahasa indonesia, dan seperti 
anak2 kota besar yang sudah tidak mampu berbahasa daerah, 
masih musti belajar bahasa-bahasa itu kembali,
agar pemakaian bahasa itu tetap hidup dalam masyarakat indonesia. 

jadi radio cakrawala misalnya titik beratnya kepada musik berbahasa
mandarin. karena meskipun tidak mengerti kata2nya, orang bisa menyukai
alur musiknya.

Lalu, kalau memang suka, bisa mulai melafal kata-katanya,
mencari terjemahannya dan bahkan siapa tahu, tertarik untuk belajar bahasa itu.
argumentasi terakhir ini rada jauh ya... karena saat ini di mtv atau
radio2 lain, top ten lagunya bisa dari bahasa inggris, italia, mandarin, 
indonesia, jepang,
dll

mungkin beda cuma kalau banyak anak muda Indonesia yang sekarang belajar di 
China.

itu keuntungan seperti bahasa belanda digunakan di belanda, mandarin digunakan 
di China .
kalau cukup banyak orang muda indonesia yang belajar ke sana, maka bahasa itu 
suatu
hari bisa hidup lagi di indonesia dalam kalangan tertentu..

sedangkan kalau bahasa daerah: seperti menado, padang, madura, dayak dsb. lebih
mungkin untuk punah, karena jumlah pemakai bahasanya berkurang betul-betul 
berkurang.

pikir2 mungkin bahasa sunda dan jawa tidak akan cepat punah karena banyaknya 
mahasiswa dari berbagai daerah yang masuk sekolah2 di bandung, surabaya dan 
yogya.

 Original-Nachricht 
 Datum: Wed, 10 Sep 2008 11:50:42 +0700
 Von: Ulysee [EMAIL PROTECTED] com.sg
 An: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 Betreff: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya

 Numpang tanya, 
 yang dibilang kwalitas yang bermutu dari koran mandarin jaman dulu itu
 yang kayak gimana sih? 
 Maklum jaman itu belon lahir. 
 
 Kalau gue, gue sih nggak lihat apa perlunya koran mandarin itu 
 (krrrkkkekeke, bisa dijitak bokap deh berani bilang begeneh)
 sama dengan koran berbahasa Inggris. 
 Itu segmennya siapa sih? Apa perlunya sih? 
 Toh sekarang rata rata udah bisa bahasa Indonesia, jadi buat apa sih
 koran pake hurup cacing? Begetoh.
 
 PS: menurut gue sekarang KOMPAS juga nggak mutu, heheheheh. 
 
 
 -Original Message-
 From: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 [mailto:budaya_tionghua@ yahoogroups. com] On Behalf Of Fy Zhou
 Sent: Monday, September 08, 2008 7:47 PM
 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 Subject: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
 
 
 
 
 
 
 Setahu saya, kecuali Harian Indonesia versi lama yang berdwi bahasa,
 semua koran Tionghoa ini murni berbhs mandarin.
 
 Sebenarnya, meski tampaknya semarak, mutu dari koran2 mandarin ini belum
 dapat menyamai kwalitas koran mandarin sebelum tahun 66. sekarang,
 koran2 ini lebih banyak memuat foto2 dan berita komunitas yang tak
 berbobot, lebih banyak berupa berita kumpul2 organisasi Tionghoa.
 berita2 nasional dan internasional sih ada, tapi hanya ngoper dari
 kantor berita luar. tulisan2 lunak, baik feature maupun sastra banyak
 yang mengambil dari penerbitan luar, baik dari RRT, Taiwan maupun
 Hongkong. kalau ada yang dari sumber lokal bobotnya juga relaif kalah. 
 
 Salam,
 ZFy
 
 --- On Sat, 9/6/08, Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] -de wrote:
 
 
 From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] -de
 Subject: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
 To: budaya_tionghua@ -yahoogroups. -com
 Date: Saturday, September 6, 2008, 9:02 AM
 
 
 Dear Fy Zhou,
 
 terima kasih banyak untuk infonya. Kemarin saya jadinya seharian di
 internet meneliti
 tulisan tentang nama2 harian yang Anda sebutkan. 
 
 Sayang saya tidak bisa berbahasa Mandarin, jadi tidak tahu jenis2 berita
 yang 
 disajikan harian-harian itu dan apa seluruhnya dalam bahasa Mandarin.
 Atau ada 
 yang sebagian isinya berbahasa lain, termasuk Indonesia. 
 
 Karena kalau melihat situs radio Cakrawala, tampaknya banyak juga
 keturunan 
 Tionghoa yang lebih fasih berbahasa Indonesia. Mungkin mereka seperti
 saya, 
 yang sudah tak bisa berbahasa Sunda atau malah bahasa leluhurnya bukan
 Mandarin. 
 Sehingga saya pikir banyak komunikasi antara pendengarnya dalam bahasa
 Indonesia, 
 tapi tetap menikmati lagu-lagu pop HongKong

Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya

2008-09-20 Terurut Topik Fy Zhou
Usul:
bagaimana kalau memanfaatkan potensi milis ini/
misalnya, setiap hari diajarkan satu suku kata, seminggu sekali di rangkum 
menjadi satu kalimat?
mungkin tak bisa membuat anggota menjadi fasih bicara, tapi lumayanlah untuk 
sekedar bisa baca, meski gramernya kacau sekalipun, untuk menebak isi kalimat 
mungkin berguna.



- Original Message 
From: ardian_c [EMAIL PROTECTED]
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Saturday, September 20, 2008 7:26:01 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya


mbak Yuli yb,

doeloe milist ini pernah mau adain kursus mandarin buat anak2 hanya
dgn biaya 50.000/bln tapi sayangnya tdk ada yg daftar.

Doeloe jg disini pernah banyak artikel bahasa mandarin jg cara
pengucapan sampe asal usulnya. Sama jg gak dpt tanggapan.

Jadi didarat dah dicoba di udara jg udah sayangnya respon MINIM.

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Yulianna Subarli
[EMAIL PROTECTED] .. wrote:

 Baru kali ini saya meresponse, biasanya hanya sebagai anggota pasif
saja.
 Memang benar, saat ini yang fasih berbahasa mandarin hanya sedikit
sekali, 
 kalaupun ada .sudah sepuh.
 Dari anggota milis ini, apakah tidak ada rencana untuk coba menghidupkan
 kembali bahasa Mandarin atau dialek-dialek lainnya, sehingga generasi 
 baru dapat memahami bahasa leluhurnya.
 Sekarang ini memang banyak kursus Mandarin di-mana2, tetapi belum tentu 
 semua orang mampu membayar atau mungkin juiga tidak punya waktu untuk 
 datang ketempat kursus, mengingat macet dimana-mana, jarak yang dekatpun
 ditempuh dalam waktu yang lama.
 Mungkin ada yang bisa mengajar secara on-line ? Alangkah
bermanfaatnya. 
 Maaf  ya ini hanya usulan saja, mudah2an bisa diterima. Terimakasih.
 
 Yulie
 
 
 
 - Original Message 
 From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] .
 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 Sent: Saturday, September 20, 2008 3:42:46 PM
 Subject: Re: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
 
 
 hello,
 
 setelah bulak balik baca laporan2 ttg media berbahasa mandarin,
 saya dapat bayangan yang kayaknya perlu dikonfirmasi deh.
 
 yaitu bahwa:
 
 jumlah orang yang masih faham bahasa mandarin dan bahasa cina
lainnya di indonesia
 itu sebenarnya sudah tidak banyak. Yang bisapun kebanyakan sudah
berumur,
 kira2 seperti generasi pemakai bahasa belanda di indonesia (tanpa
menghitung
 generasi pelajar muda indonesia di belanda maksud saya.) 
 
 sedangkan generasi mudanya rata-rata berbahasa indonesia, dan seperti 
 anak2 kota besar yang sudah tidak mampu berbahasa daerah, 
 masih musti belajar bahasa-bahasa itu kembali,
 agar pemakaian bahasa itu tetap hidup dalam masyarakat indonesia. 
 
 jadi radio cakrawala misalnya titik beratnya kepada musik berbahasa
 mandarin. karena meskipun tidak mengerti kata2nya, orang bisa menyukai
 alur musiknya.
 
 Lalu, kalau memang suka, bisa mulai melafal kata-katanya,
 mencari terjemahannya dan bahkan siapa tahu, tertarik untuk belajar
bahasa itu.
 argumentasi terakhir ini rada jauh ya... karena saat ini di mtv atau
 radio2 lain, top ten lagunya bisa dari bahasa inggris, italia,
mandarin, indonesia, jepang,
 dll
 
 mungkin beda cuma kalau banyak anak muda Indonesia yang sekarang
belajar di China..
 
 itu keuntungan seperti bahasa belanda digunakan di belanda, mandarin
digunakan di China .
 kalau cukup banyak orang muda indonesia yang belajar ke sana, maka
bahasa itu suatu
 hari bisa hidup lagi di indonesia dalam kalangan tertentu..
 
 sedangkan kalau bahasa daerah: seperti menado, padang, madura, dayak
dsb. lebih
 mungkin untuk punah, karena jumlah pemakai bahasanya berkurang
betul-betul berkurang.
 
 pikir2 mungkin bahasa sunda dan jawa tidak akan cepat punah karena
banyaknya 
 mahasiswa dari berbagai daerah yang masuk sekolah2 di bandung,
surabaya dan yogya.
 
  Original-Nachricht 
  Datum: Wed, 10 Sep 2008 11:50:42 +0700
  Von: Ulysee ulysee_me2@ yahoo. com.sg
  An: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
  Betreff: RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
 
  Numpang tanya, 
  yang dibilang kwalitas yang bermutu dari koran mandarin jaman dulu itu
  yang kayak gimana sih? 
  Maklum jaman itu belon lahir. 
  
  Kalau gue, gue sih nggak lihat apa perlunya koran mandarin itu 
  (krrrkkkekeke, bisa dijitak bokap deh berani bilang begeneh)
  sama dengan koran berbahasa Inggris. 
  Itu segmennya siapa sih? Apa perlunya sih? 
  Toh sekarang rata rata udah bisa bahasa Indonesia, jadi buat apa sih
  koran pake hurup cacing? Begetoh.
  
  PS: menurut gue sekarang KOMPAS juga nggak mutu, heheheheh. 
  
  
  -Original Message-
  From: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
  [mailto:budaya_ tionghua@ yahoogroups. com] On Behalf Of Fy Zhou
  Sent: Monday, September 08, 2008 7:47 PM
  To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
  
  
  
  
  
  
  Setahu saya, kecuali Harian Indonesia versi lama yang berdwi bahasa,
  semua koran Tionghoa ini murni berbhs mandarin

RE: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya

2008-09-09 Terurut Topik Ulysee
Numpang tanya, 
yang dibilang kwalitas yang bermutu dari koran mandarin jaman dulu itu
yang kayak gimana sih? 
Maklum jaman itu belon lahir. 
 
Kalau gue, gue sih nggak lihat apa perlunya koran mandarin itu 
(krrrkkkekeke, bisa dijitak bokap deh berani bilang begeneh)
sama dengan koran berbahasa Inggris. 
Itu segmennya siapa sih? Apa perlunya sih? 
Toh sekarang rata rata udah bisa bahasa Indonesia, jadi buat apa sih
koran pake hurup cacing? Begetoh.
 
PS: menurut gue sekarang KOMPAS juga nggak mutu, heheheheh. 
 

-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Fy Zhou
Sent: Monday, September 08, 2008 7:47 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya






Setahu saya, kecuali Harian Indonesia versi lama yang berdwi bahasa,
semua koran Tionghoa ini murni berbhs mandarin.
 
Sebenarnya, meski tampaknya semarak, mutu dari koran2 mandarin ini belum
dapat menyamai kwalitas koran mandarin sebelum tahun 66. sekarang,
koran2 ini lebih banyak memuat foto2 dan berita komunitas yang tak
berbobot, lebih banyak berupa berita kumpul2 organisasi Tionghoa.
berita2 nasional dan internasional sih ada, tapi hanya ngoper dari
kantor berita luar. tulisan2 lunak, baik feature maupun sastra banyak
yang mengambil dari penerbitan luar, baik dari RRT, Taiwan maupun
Hongkong. kalau ada yang dari sumber lokal bobotnya juga relaif kalah. 
 
Salam,
ZFy

--- On Sat, 9/6/08, Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] wrote:


From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
To: [EMAIL PROTECTED]
Date: Saturday, September 6, 2008, 9:02 AM


Dear Fy Zhou,

terima kasih banyak untuk infonya. Kemarin saya jadinya seharian di
internet meneliti
tulisan tentang nama2 harian yang Anda sebutkan. 

Sayang saya tidak bisa berbahasa Mandarin, jadi tidak tahu jenis2 berita
yang 
disajikan harian-harian itu dan apa seluruhnya dalam bahasa Mandarin.
Atau ada 
yang sebagian isinya berbahasa lain, termasuk Indonesia. 

Karena kalau melihat situs radio Cakrawala, tampaknya banyak juga
keturunan 
Tionghoa yang lebih fasih berbahasa Indonesia. Mungkin mereka seperti
saya, 
yang sudah tak bisa berbahasa Sunda atau malah bahasa leluhurnya bukan
Mandarin. 
Sehingga saya pikir banyak komunikasi antara pendengarnya dalam bahasa
Indonesia, 
tapi tetap menikmati lagu-lagu pop HongKong (?).

Pokoknya kemarin banyak hal menarik yang terbaca, juga dari situs ini
yang ternyata 
kaya sekali dengan berbagai pandangan dan pendapat. 
Kemarin begitu asik membacanya, hampir2 saja lupa kenapa saya mencari
info itu.

Fy Zhou, kalau boleh tanya, apakah Anda merasa harian2 itu merefleksikan
bagian 
dari kehidupan sehari-hari masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia?

Salam, Edith

 Original-Nachricht 
 Datum: Thu, 4 Sep 2008 21:06:21 -0700 (PDT)
 Von: Fy Zhou HYPERLINK mailto:zhoufy%40yahoo.com; [EMAIL PROTECTED]
com
 An: HYPERLINK mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com;
\nbudaya_tionghua@ yahoogroups. com
 Betreff: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya

 Koran berbahasa mandarin di Indonesia sekarang ini jumlahnya lumayan
 banyak, mereka bisa hidup karena dukungan iklan ternyata cukup banyak.
maklum
 orang Tionghoa di sini meski disebut minoritas jumlahnya relatif cukup
 banyak. 
 
 ada berapa Koran bhs mandarin yang saya tahu 
 
 - Guo Ji Ribao (International Dayly News)
 - Qian Dao Ribao (terbitan Surabaya)
 - Yinni Xingzou Ribao (ex Harian Indonesia yang dibeli oleh group
koran
 Singapore)
 - Shangbao (koran Bisinis Indonesia edisi mandarin)
 - Xunbao ( terbitan Medan)
 - Shijie Ribao(Global daylynews cabang Taiwan) sudah berhenti terbit
 - heping ribao (punya Nurdin Purnomo), sudah tutup
 
 Di luar itu, ada sejumlah majalah bulanan dlm bhs mandarin, sekitar 3
 judul, diluar bulletin khusus sasta dan bulletin komunitas yang
dibagikan
 gratis... 
 
 ZFy
 
 
 --- On Thu, 9/4/08, dithhidayati HYPERLINK mailto:hidayati%40gmx.de;
[EMAIL PROTECTED] de wrote:
 
 From: dithhidayati HYPERLINK mailto:hidayati%40gmx.de;
[EMAIL PROTECTED] de
 Subject: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
 To: HYPERLINK mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com;
\nbudaya_tionghua@ yahoogroups. com
 Date: Thursday, September 4, 2008, 11:12 PM
 
 
 
 
 
 
 nama saya Edith dan bekerja untuk Radio Deutsche Welle di Jerman. 
 
 Saya sedang mencari informasi mengenai apa yang bisa disebut media 
 diaspora atau media minoritas Indonesia. 
 
 Pertanyaan dibenak saya seputar, bagaimana media diaspora itu 
 bertahan hidup, bagaimana dia diterima dan apakah itu menambah 
 penerimaan diaspora itu pada masyarakat setempat.
 
 Misalnya di Hongkong ada sejumlah terbitan berbahasa Indonesia, 
 beberapa terbit Senin Kamis, tapi ada juga yang bertahan, seperti 
 saya dengar surat kabar Suara, yang mungkin bertahan karena ada 
 dukungan iklan. 
 
 Tapi khususnya di Indonesia, sejak jaman Gus Dur terbit 
 publikasi

Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya

2008-09-08 Terurut Topik Fy Zhou
Setahu saya, kecuali Harian Indonesia versi lama yang berdwi bahasa, semua 
koran Tionghoa ini murni berbhs mandarin.
 
Sebenarnya, meski tampaknya semarak, mutu dari koran2 mandarin ini belum dapat 
menyamai kwalitas koran mandarin sebelum tahun 66. sekarang, koran2 ini lebih 
banyak memuat foto2 dan berita komunitas yang tak berbobot, lebih banyak berupa 
berita kumpul2 organisasi Tionghoa. berita2 nasional dan internasional sih ada, 
tapi hanya ngoper dari kantor berita luar. tulisan2 lunak, baik feature maupun 
sastra banyak yang mengambil dari penerbitan luar, baik dari RRT, Taiwan maupun 
Hongkong. kalau ada yang dari sumber lokal bobotnya juga relaif kalah. 
 
Salam,
ZFy

--- On Sat, 9/6/08, Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Saturday, September 6, 2008, 9:02 AM






Dear Fy Zhou,

terima kasih banyak untuk infonya. Kemarin saya jadinya seharian di internet 
meneliti
tulisan tentang nama2 harian yang Anda sebutkan. 

Sayang saya tidak bisa berbahasa Mandarin, jadi tidak tahu jenis2 berita yang 
disajikan harian-harian itu dan apa seluruhnya dalam bahasa Mandarin. Atau ada 
yang sebagian isinya berbahasa lain, termasuk Indonesia. 

Karena kalau melihat situs radio Cakrawala, tampaknya banyak juga keturunan 
Tionghoa yang lebih fasih berbahasa Indonesia. Mungkin mereka seperti saya, 
yang sudah tak bisa berbahasa Sunda atau malah bahasa leluhurnya bukan 
Mandarin. 
Sehingga saya pikir banyak komunikasi antara pendengarnya dalam bahasa 
Indonesia, 
tapi tetap menikmati lagu-lagu pop HongKong (?).

Pokoknya kemarin banyak hal menarik yang terbaca, juga dari situs ini yang 
ternyata 
kaya sekali dengan berbagai pandangan dan pendapat. 
Kemarin begitu asik membacanya, hampir2 saja lupa kenapa saya mencari info itu.

Fy Zhou, kalau boleh tanya, apakah Anda merasa harian2 itu merefleksikan bagian 
dari kehidupan sehari-hari masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia?

Salam, Edith

 Original-Nachricht 
 Datum: Thu, 4 Sep 2008 21:06:21 -0700 (PDT)
 Von: Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] com
 An: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 Betreff: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya

 Koran berbahasa mandarin di Indonesia sekarang ini jumlahnya lumayan
 banyak, mereka bisa hidup karena dukungan iklan ternyata cukup banyak. maklum
 orang Tionghoa di sini meski disebut minoritas jumlahnya relatif cukup
 banyak. 
 
 ada berapa Koran bhs mandarin yang saya tahu 
 
 - Guo Ji Ribao (International Dayly News)
 - Qian Dao Ribao (terbitan Surabaya)
 - Yinni Xingzou Ribao (ex Harian Indonesia yang dibeli oleh group koran
 Singapore)
 - Shangbao (koran Bisinis Indonesia edisi mandarin)
 - Xunbao ( terbitan Medan)
 - Shijie Ribao(Global daylynews cabang Taiwan) sudah berhenti terbit
 - heping ribao (punya Nurdin Purnomo), sudah tutup
 
 Di luar itu, ada sejumlah majalah bulanan dlm bhs mandarin, sekitar 3
 judul, diluar bulletin khusus sasta dan bulletin komunitas yang dibagikan
 gratis... 
 
 ZFy
 
 
 --- On Thu, 9/4/08, dithhidayati [EMAIL PROTECTED] de wrote:
 
 From: dithhidayati [EMAIL PROTECTED] de
 Subject: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 Date: Thursday, September 4, 2008, 11:12 PM
 
 
 
 
 
 
 nama saya Edith dan bekerja untuk Radio Deutsche Welle di Jerman. 
 
 Saya sedang mencari informasi mengenai apa yang bisa disebut media 
 diaspora atau media minoritas Indonesia. 
 
 Pertanyaan dibenak saya seputar, bagaimana media diaspora itu 
 bertahan hidup, bagaimana dia diterima dan apakah itu menambah 
 penerimaan diaspora itu pada masyarakat setempat.
 
 Misalnya di Hongkong ada sejumlah terbitan berbahasa Indonesia, 
 beberapa terbit Senin Kamis, tapi ada juga yang bertahan, seperti 
 saya dengar surat kabar Suara, yang mungkin bertahan karena ada 
 dukungan iklan. 
 
 Tapi khususnya di Indonesia, sejak jaman Gus Dur terbit 
 publikasi/media berbahasa Cina.
 
 Apakah ada diantara saudara-saudara yang mengerti mengenai soal ini 
 dan bisa saya telpon atau berkiriman email, punya informasi atau bisa 
 menunjukan kepada siapa saya bisa bertanya tentang ini?
 
 Terima kasih banyak atas bantuannya. 
 
 Salam,
 Edith
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 














  

Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya

2008-09-06 Terurut Topik Edith Koesoemawiria
Dear Fy Zhou,

terima kasih banyak untuk infonya. Kemarin saya jadinya seharian di internet 
meneliti
tulisan tentang nama2 harian yang Anda sebutkan.  

Sayang saya tidak bisa berbahasa Mandarin, jadi tidak tahu jenis2 berita yang 
disajikan harian-harian itu dan apa seluruhnya dalam bahasa Mandarin. Atau ada 
yang sebagian isinya berbahasa lain, termasuk Indonesia. 

Karena kalau melihat situs radio Cakrawala, tampaknya banyak juga keturunan 
Tionghoa yang lebih fasih berbahasa Indonesia. Mungkin mereka seperti saya, 
yang sudah tak bisa berbahasa Sunda  atau malah bahasa leluhurnya bukan 
Mandarin. 
Sehingga saya pikir banyak komunikasi antara pendengarnya dalam bahasa 
Indonesia, 
tapi tetap menikmati lagu-lagu pop HongKong (?).

Pokoknya kemarin banyak hal menarik yang terbaca, juga dari situs ini yang 
ternyata 
kaya sekali dengan berbagai pandangan dan pendapat. 
Kemarin begitu asik membacanya, hampir2 saja lupa kenapa saya mencari info itu.

Fy Zhou, kalau boleh tanya, apakah Anda merasa harian2 itu merefleksikan bagian 
dari kehidupan sehari-hari masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia?

Salam, Edith

 Original-Nachricht 
 Datum: Thu, 4 Sep 2008 21:06:21 -0700 (PDT)
 Von: Fy Zhou [EMAIL PROTECTED]
 An: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Betreff: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya

 Koran berbahasa mandarin di Indonesia sekarang ini jumlahnya lumayan
 banyak, mereka bisa hidup karena dukungan iklan ternyata cukup banyak. maklum
 orang Tionghoa di sini meski disebut minoritas jumlahnya relatif cukup
 banyak. 
  
 ada berapa Koran bhs mandarin yang saya tahu 
  
 - Guo Ji Ribao (International Dayly News)
 - Qian Dao Ribao (terbitan Surabaya)
 - Yinni Xingzou Ribao (ex Harian Indonesia yang dibeli oleh group koran
 Singapore)
 - Shangbao (koran Bisinis Indonesia edisi mandarin)
 - Xunbao ( terbitan Medan)
 - Shijie Ribao(Global daylynews cabang Taiwan) sudah berhenti terbit
 - heping ribao (punya Nurdin Purnomo), sudah tutup
  
 Di luar itu, ada sejumlah majalah bulanan dlm bhs mandarin, sekitar 3
 judul, diluar bulletin khusus sasta dan bulletin komunitas yang dibagikan
 gratis... 
  
 ZFy
  
 
 --- On Thu, 9/4/08, dithhidayati [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 From: dithhidayati [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Date: Thursday, September 4, 2008, 11:12 PM
 
 
 
 
 
 
 nama saya Edith dan bekerja untuk Radio Deutsche Welle di Jerman. 
 
 Saya sedang mencari informasi mengenai apa yang bisa disebut media 
 diaspora atau media minoritas Indonesia. 
 
 Pertanyaan dibenak saya seputar, bagaimana media diaspora itu 
 bertahan hidup, bagaimana dia diterima dan apakah itu menambah 
 penerimaan diaspora itu pada masyarakat setempat.
 
 Misalnya di Hongkong ada sejumlah terbitan berbahasa Indonesia, 
 beberapa terbit Senin Kamis, tapi ada juga yang bertahan, seperti 
 saya dengar surat kabar Suara, yang mungkin bertahan karena ada 
 dukungan iklan. 
 
 Tapi khususnya di Indonesia, sejak jaman Gus Dur terbit 
 publikasi/media berbahasa Cina.
 
 Apakah ada diantara saudara-saudara yang mengerti mengenai soal ini 
 dan bisa saya telpon atau berkiriman email, punya informasi atau bisa 
 menunjukan kepada siapa saya bisa bertanya tentang ini?
 
 Terima kasih banyak atas bantuannya. 
 
 Salam,
 Edith
 
  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
   


Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya

2008-09-06 Terurut Topik dhanis
adakah dari sekian koran itu yang dapat dibaca di internet Indonesia dan 
berisikan berita Indonesia, terima kasih, dhanis

--- On Sat, 6/9/08, Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: Edith Koesoemawiria [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Saturday, 6 September, 2008, 5:02 AM






Dear Fy Zhou,

terima kasih banyak untuk infonya. Kemarin saya jadinya seharian di internet 
meneliti
tulisan tentang nama2 harian yang Anda sebutkan. 

Sayang saya tidak bisa berbahasa Mandarin, jadi tidak tahu jenis2 berita yang 
disajikan harian-harian itu dan apa seluruhnya dalam bahasa Mandarin. Atau ada 
yang sebagian isinya berbahasa lain, termasuk Indonesia. 

Karena kalau melihat situs radio Cakrawala, tampaknya banyak juga keturunan 
Tionghoa yang lebih fasih berbahasa Indonesia. Mungkin mereka seperti saya, 
yang sudah tak bisa berbahasa Sunda atau malah bahasa leluhurnya bukan 
Mandarin. 
Sehingga saya pikir banyak komunikasi antara pendengarnya dalam bahasa 
Indonesia, 
tapi tetap menikmati lagu-lagu pop HongKong (?).

Pokoknya kemarin banyak hal menarik yang terbaca, juga dari situs ini yang 
ternyata 
kaya sekali dengan berbagai pandangan dan pendapat. 
Kemarin begitu asik membacanya, hampir2 saja lupa kenapa saya mencari info itu.

Fy Zhou, kalau boleh tanya, apakah Anda merasa harian2 itu merefleksikan bagian 
dari kehidupan sehari-hari masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia?

Salam, Edith

 Original-Nachricht 
 Datum: Thu, 4 Sep 2008 21:06:21 -0700 (PDT)
 Von: Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] com
 An: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 Betreff: Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya

 Koran berbahasa mandarin di Indonesia sekarang ini jumlahnya lumayan
 banyak, mereka bisa hidup karena dukungan iklan ternyata cukup banyak. maklum
 orang Tionghoa di sini meski disebut minoritas jumlahnya relatif cukup
 banyak. 
 
 ada berapa Koran bhs mandarin yang saya tahu 
 
 - Guo Ji Ribao (International Dayly News)
 - Qian Dao Ribao (terbitan Surabaya)
 - Yinni Xingzou Ribao (ex Harian Indonesia yang dibeli oleh group koran
 Singapore)
 - Shangbao (koran Bisinis Indonesia edisi mandarin)
 - Xunbao ( terbitan Medan)
 - Shijie Ribao(Global daylynews cabang Taiwan) sudah berhenti terbit
 - heping ribao (punya Nurdin Purnomo), sudah tutup
 
 Di luar itu, ada sejumlah majalah bulanan dlm bhs mandarin, sekitar 3
 judul, diluar bulletin khusus sasta dan bulletin komunitas yang dibagikan
 gratis... 
 
 ZFy
 
 
 --- On Thu, 9/4/08, dithhidayati [EMAIL PROTECTED] de wrote:
 
 From: dithhidayati [EMAIL PROTECTED] de
 Subject: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 Date: Thursday, September 4, 2008, 11:12 PM
 
 
 
 
 
 
 nama saya Edith dan bekerja untuk Radio Deutsche Welle di Jerman. 
 
 Saya sedang mencari informasi mengenai apa yang bisa disebut media 
 diaspora atau media minoritas Indonesia. 
 
 Pertanyaan dibenak saya seputar, bagaimana media diaspora itu 
 bertahan hidup, bagaimana dia diterima dan apakah itu menambah 
 penerimaan diaspora itu pada masyarakat setempat.
 
 Misalnya di Hongkong ada sejumlah terbitan berbahasa Indonesia, 
 beberapa terbit Senin Kamis, tapi ada juga yang bertahan, seperti 
 saya dengar surat kabar Suara, yang mungkin bertahan karena ada 
 dukungan iklan. 
 
 Tapi khususnya di Indonesia, sejak jaman Gus Dur terbit 
 publikasi/media berbahasa Cina.
 
 Apakah ada diantara saudara-saudara yang mengerti mengenai soal ini 
 dan bisa saya telpon atau berkiriman email, punya informasi atau bisa 
 menunjukan kepada siapa saya bisa bertanya tentang ini?
 
 Terima kasih banyak atas bantuannya. 
 
 Salam,
 Edith
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 














  New Email names for you! 
Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

Re: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya

2008-09-05 Terurut Topik Fy Zhou
Koran berbahasa mandarin di Indonesia sekarang ini jumlahnya lumayan banyak, 
mereka bisa hidup karena dukungan iklan ternyata cukup banyak. maklum orang 
Tionghoa di sini meski disebut minoritas jumlahnya relatif cukup banyak. 
 
ada berapa Koran bhs mandarin yang saya tahu 
 
- Guo Ji Ribao (International Dayly News)
- Qian Dao Ribao (terbitan Surabaya)
- Yinni Xingzou Ribao (ex Harian Indonesia yang dibeli oleh group koran 
Singapore)
- Shangbao (koran Bisinis Indonesia edisi mandarin)
- Xunbao ( terbitan Medan)
- Shijie Ribao(Global daylynews cabang Taiwan) sudah berhenti terbit
- heping ribao (punya Nurdin Purnomo), sudah tutup
 
Di luar itu, ada sejumlah majalah bulanan dlm bhs mandarin, sekitar 3 judul, 
diluar bulletin khusus sasta dan bulletin komunitas yang dibagikan gratis... 
 
ZFy
 

--- On Thu, 9/4/08, dithhidayati [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: dithhidayati [EMAIL PROTECTED]
Subject: [budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Thursday, September 4, 2008, 11:12 PM






nama saya Edith dan bekerja untuk Radio Deutsche Welle di Jerman. 

Saya sedang mencari informasi mengenai apa yang bisa disebut media 
diaspora atau media minoritas Indonesia. 

Pertanyaan dibenak saya seputar, bagaimana media diaspora itu 
bertahan hidup, bagaimana dia diterima dan apakah itu menambah 
penerimaan diaspora itu pada masyarakat setempat.

Misalnya di Hongkong ada sejumlah terbitan berbahasa Indonesia, 
beberapa terbit Senin Kamis, tapi ada juga yang bertahan, seperti 
saya dengar surat kabar Suara, yang mungkin bertahan karena ada 
dukungan iklan. 

Tapi khususnya di Indonesia, sejak jaman Gus Dur terbit 
publikasi/media berbahasa Cina.

Apakah ada diantara saudara-saudara yang mengerti mengenai soal ini 
dan bisa saya telpon atau berkiriman email, punya informasi atau bisa 
menunjukan kepada siapa saya bisa bertanya tentang ini?

Terima kasih banyak atas bantuannya. 

Salam,
Edith

 














  

[budaya_tionghua] Salam kenal dan numpang tanya

2008-09-04 Terurut Topik dithhidayati
nama saya Edith dan bekerja untuk Radio Deutsche Welle di Jerman. 

Saya sedang mencari informasi mengenai apa yang bisa disebut media 
diaspora atau media minoritas Indonesia. 

Pertanyaan dibenak saya seputar, bagaimana media diaspora itu 
bertahan hidup, bagaimana dia diterima dan apakah itu menambah 
penerimaan diaspora itu pada masyarakat setempat.

Misalnya di Hongkong ada sejumlah terbitan berbahasa Indonesia, 
beberapa terbit Senin Kamis, tapi ada juga yang bertahan, seperti 
saya dengar surat kabar Suara, yang mungkin bertahan karena ada 
dukungan iklan. 

Tapi khususnya di Indonesia, sejak jaman Gus Dur terbit 
publikasi/media berbahasa Cina.

Apakah ada diantara saudara-saudara yang mengerti mengenai soal ini 
dan bisa saya telpon atau berkiriman email, punya informasi atau bisa 
menunjukan kepada siapa saya bisa bertanya tentang ini?

Terima kasih banyak atas bantuannya. 

Salam,
Edith




[budaya_tionghua] SALAM KENAL

2008-08-25 Terurut Topik rock_van_roll
Saya Vandi, reporter majalah China Town.pengen ikut gabung disini,karena saya 
pasti butuh banyak info dari para anggota,mohon bantuannya ya...thnx...xie 
xie...



  

[budaya_tionghua] Salam Kenal dari ABG (Anggota Baru Gabung)

2008-02-19 Terurut Topik Ophoeng
Moderators dan teman-teman milis semuah,

Hai, apakabar? Sudah makan?

Terima kasih kepada moderators atas diterimanya 'lamaran' saya
untuk menjadi anggota milis Budaya Tionghua ini.

Nama saya Ophoeng, panggilan sehari-hari saya di rumah. Lahir
di Cirebon, pernah sekolah di THHK (Tiong Hwa Hwee Kwan) sampai
kelas 6 SD. SMP-SMA di Cirebon, dan kuliah 3 tahun di Yogya.

Saya termasuk satu penggemar budaya apa saja, termasuk tentunya
budaya Tionghua. Sesekali saya membuat posting ttg bahasa Tiong-
hua di blog Multiply saya di sini: http://ophoeng.multiply.com/
Silakan mampir di blog saya yang berjudul Waroeng Ophoeng* ini.

Sekalian saya bermaksud memperkenalkan satu teman contacts blog
saya, beliau nampaknya mengkhususkan diri kepada jurnalisme dan 
sastra Tionghua lama di Indonesia. Silakan anda singgah di blog
berikut ini: http://tjamboek28.multiply.com/ dan blog isterinya
yang memuat komik Si Put On: http://hoedjien74.multiply.com/

Sorry, tiada ada maksud saya berpromosi.

Kiranya bermanfaat bagi anda semua.
Terima kasih.

Salam budaya lama nan kaya,
Ophoeng
BSD City





Re: Arsitektur cina (Re: [budaya_tionghua] salam kenal)

2007-12-31 Terurut Topik yulianto qin
 Ming Tombs (Ming Chao Shi San Ling), dan di
 Forbidden
 City.

 Saya kira, dengan mengamati dan membandingkan bangunan pada masa tersebut
 di
 Tiongkok dan di Indonesia, dapat dipelajari apakah terdapat kemiripan
 arsitektur bangunan pada kedua tempat tersebut, termasuk kapan kemiripan
 tersebut muncul. Dari hal-hal ini, kemudian bisa ditelaah lebih lanjut
 lagi
 bagaimana kemiripan tersebut dapat terjadi, apakah karena pengaruh
 penyebaran teknologi dan budaya dari tiongkok ke Indonesia/nusantara, atau
 perkembangan tsb sebenarnya berdiri sendiri-sendiri dan berkembang secara
 paralel tanpa saling mempengaruhi.

 BTW, apa saja bangunan kayu tertua di Indonesia ?
 Apakah ada yang sebelum tahun 1400an atau sekitar masa-masa Sriwijaya ?


 Prometheus


 -Original Message-
 From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of yulianto qin
 Sent: Saturday, 29 December, 2007 10:27 PM
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: Re: Arsitektur cina (Re: [budaya_tionghua] salam kenal)

 Terima kasih sekali atas tanggapan dari teman-teman semua. Saya banyak
 mendapat masukan dari teman-teman.
 Saya sekarang sedang mencoba menulis thesis tentang hubungan arsitektur
 kayu
 china terhadap aristektur kayu jawa. Kapan pertama kalinya budaya china
 masuk ke nusantara (sebelum Cheng-ho) dan sebagainya.
 kalau ada teman2 yang mempunyai data tentang hal tersebut mungkin kita
 bisa
 saling bertukar pikiran, terima kasih sebelumnya.

 salam
 Yulianto

 On 12/30/07, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
Dalam dunia akademis, adanya banyak istilah dng pengertian yang khusus
  malah lebih menguntungkan, karena bisa membuat deskripsi yang lebih
 jelas.
 
  Contohnya, masih dalam dunia arsitektur, ada istilah Arsitertur
 Indonesia
  dan ada istilah arsitektur nusantara, juga ada istilah arsitektur
  tradisional dan arsitektur vernaculer, masing2 punya makna dan batasan2
  yang specifik, tak bisa dipertukarkan, orang awam mungkin saja pusing
 dng
  istilah2 ini, tapi tidak bagi yang orang yang serius menggeluti dunia
  akademik.
 
  Salam,
  ZFy
 
 
   - Original Message -
   From: Ulysee
   To: budaya_tionghua@yahoogroups.combudaya_tionghua%40yahoogroups.com
   Sent: Saturday, December 29, 2007 7:39 PM
   Subject: RE: Arsitektur cina (Re: [budaya_tionghua] salam kenal)
  
   Wah nggak bisa, kalau bilang arsitektur Cina nanti disuruh
   bikin milis Budaya Cina lhoh, hihihihihi.
  
   Ribet juga ya, gimana membedakan Tionghoa dengan tiongkok tuh
 sekarang,
   yang betul arsitertur Tionghoa atau arsitektur tiongkok hayooo.
  


 No virus found in this outgoing message.
 Checked by AVG Free Edition.
 Version: 7.5.516 / Virus Database: 269.17.12/1202 - Release Date:
 29/12/2007
 1:27 PM




 .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

 .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

 .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

 .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.


 Yahoo! Groups Links






[Non-text portions of this message have been removed]



RE: Arsitektur cina (Re: [budaya_tionghua] salam kenal)

2007-12-30 Terurut Topik Prometheus
Saya pernah membaca sekilas mengenai sejarah arsitektur cina/tiongkok
(Chinese Architecture, A Pictorial History) dari Liang Si Cheng (seorang
architect-historian yang meneliti sejarah perkembangan arsitektur di
tiongkok).

Dalam tulisan nya, selain menggambarkan elemen-elemen dalam struktur
arsitektur kayu tiongkok (seperti yang termuat dalam Yingzao Fashi dari
masa dinasti Song, dan Gong Cheng Zuofa Zeli dari masa dinasti Qing), dia
juga membagi perkembangan arsitektur kayu tiongkok dalam tiga masa : 

(1) Period of Vigor Hao Jing Shiqi (850 - 1050 M)
Masa dinasti Tang sampai dinasti Song. Pada masa ini, bracket/hua-gong
sudah digunakan dalam bangunan berstruktur kayu. Hal ini diketahui dari
relief pada Dayan Ta (Big Wild Goose Pagoda, Xian). Disamping informasi pada
relief, juga terdapat bangunan yang tersisa, seperti Main Hall dari Fo Guang
Si di Wu Tai Shan (dibangun tahun 857), yang merupakan bangunan kayu tertua.
Pada bangunan tsb tampak penggunaan dou-gong yang tingginya hampir 1/2
dari tinggi kolom. 

(2) Period of Elegance Chun He Shiqi (1000 - 1400 M) 
Masa ini ditandai dengan penggunaan dou-gong yang lebih pendek dari masa
sebelumnya. Beberapa bangunan peninggalan masa ini adalah Long Xing Si
(Hebei), Sheng Mu Miao (Shanxi) dan Wen Shu Dian (Shanxi). 

(3) Period of Rigidity Ji Zhi Shiqi (1400 - 1900 M) 
Dimulai pada awal dinasti Ming sampai lahirnya Republik (Zhonghua Minguo).
Pada masa ini, ukuran dou-gong semakin kecil, dan berkurangnya pemakaian
ang (struktur kayu penyangga purlin/gording?). Contoh bangunan pada masa
ini adalah bangunan di Ming Tombs (Ming Chao Shi San Ling), dan di Forbidden
City. 

Saya kira, dengan mengamati dan membandingkan bangunan pada masa tersebut di
Tiongkok dan di Indonesia, dapat dipelajari apakah terdapat kemiripan
arsitektur bangunan pada kedua tempat tersebut, termasuk kapan kemiripan
tersebut muncul. Dari hal-hal ini, kemudian bisa ditelaah lebih lanjut lagi
bagaimana kemiripan tersebut dapat terjadi, apakah karena pengaruh
penyebaran teknologi dan budaya dari tiongkok ke Indonesia/nusantara, atau
perkembangan tsb sebenarnya berdiri sendiri-sendiri dan berkembang secara
paralel tanpa saling mempengaruhi.

BTW, apa saja bangunan kayu tertua di Indonesia ? 
Apakah ada yang sebelum tahun 1400an atau sekitar masa-masa Sriwijaya ?


Prometheus 


-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of yulianto qin
Sent: Saturday, 29 December, 2007 10:27 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: Arsitektur cina (Re: [budaya_tionghua] salam kenal)

Terima kasih sekali atas tanggapan dari teman-teman semua. Saya banyak
mendapat masukan dari teman-teman.
Saya sekarang sedang mencoba menulis thesis tentang hubungan arsitektur kayu
china terhadap aristektur kayu jawa. Kapan pertama kalinya budaya china
masuk ke nusantara (sebelum Cheng-ho) dan sebagainya.
kalau ada teman2 yang mempunyai data tentang hal tersebut mungkin kita bisa
saling bertukar pikiran, terima kasih sebelumnya.

salam
Yulianto

On 12/30/07, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote:

   Dalam dunia akademis, adanya banyak istilah dng pengertian yang khusus
 malah lebih menguntungkan, karena bisa membuat deskripsi yang lebih jelas.

 Contohnya, masih dalam dunia arsitektur, ada istilah Arsitertur Indonesia
 dan ada istilah arsitektur nusantara, juga ada istilah arsitektur
 tradisional dan arsitektur vernaculer, masing2 punya makna dan batasan2
 yang specifik, tak bisa dipertukarkan, orang awam mungkin saja pusing dng
 istilah2 ini, tapi tidak bagi yang orang yang serius menggeluti dunia
 akademik.

 Salam,
 ZFy


  - Original Message -
  From: Ulysee
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com budaya_tionghua%40yahoogroups.com
  Sent: Saturday, December 29, 2007 7:39 PM
  Subject: RE: Arsitektur cina (Re: [budaya_tionghua] salam kenal)
 
  Wah nggak bisa, kalau bilang arsitektur Cina nanti disuruh
  bikin milis Budaya Cina lhoh, hihihihihi.
 
  Ribet juga ya, gimana membedakan Tionghoa dengan tiongkok tuh sekarang,
  yang betul arsitertur Tionghoa atau arsitektur tiongkok hayooo.
 
 

No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG Free Edition. 
Version: 7.5.516 / Virus Database: 269.17.12/1202 - Release Date: 29/12/2007
1:27 PM
 



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL

RE: Arsitektur cina (Re: [budaya_tionghua] salam kenal)

2007-12-29 Terurut Topik Ulysee
Wah nggak bisa, kalau bilang arsitektur Cina nanti disuruh bikin milis
Budaya Cina lhoh, hihihihihi. 
 
Ribet juga ya, gimana membedakan Tionghoa dengan tiongkok tuh sekarang,
yang betul arsitertur Tionghoa atau arsitektur tiongkok hay.
 
Nebeng ah, Met Taon Baru All. 
 

-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Akhmad Bukhari
Saleh
Sent: Friday, December 28, 2007 12:31 AM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Arsitektur cina (Re: [budaya_tionghua] salam kenal)



- Original Message - 
From: HYPERLINK mailto:skalaras%40cbn.net.id[EMAIL PROTECTED]
To: HYPERLINK
mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com[EMAIL PROTECTED]
com
Sent: Thursday, December 27, 2007 3:49 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] salam kenal

 Jika ini menyangkut masalah Sumber/asal usul budaya arsitektur,
 yang sangat berkaitan dng faktor geografi. saya kira lebih tepat
 menyebut pengaruh arsitektur Tiongkokdi Indonesia.

 jika anda membahas kasus arsitektur hasil inkulturisasi misalnya,
 anda sebaiknya memakai istilah tionghoa, misalnya arsitektur Jawa 
 Tionghoa,

---

Wah... koq ya ribet juga ya Tjio-heng.

Memang harus diakui dalam konteks ini yang paling cekak-aos ya bilang 
arsitektur cina.
Mirip-mirip bilang petai cina lah (kalau meniru contoh-contohnya
Erik-heng 
dalam posting-nya tentang kata mandarin, he he he...).

Wasalam. 



 


No virus found in this incoming message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.5.516 / Virus Database: 269.17.11/1200 - Release Date:
12/27/2007 1:34 PM



No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG Free Edition. 
Version: 7.5.516 / Virus Database: 269.17.11/1201 - Release Date:
12/28/2007 11:51 AM
 


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: Arsitektur cina (Re: [budaya_tionghua] salam kenal)

2007-12-29 Terurut Topik Akhmad Bukhari Saleh
- Original Message - 
From: Ulysee
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Saturday, December 29, 2007 7:39 PM
Subject: RE: Arsitektur cina (Re: [budaya_tionghua] salam kenal)

 Wah nggak bisa, kalau bilang arsitektur Cina nanti disuruh
 bikin milis Budaya Cina lhoh, hihihihihi.

 Ribet juga ya, gimana membedakan Tionghoa dengan tiongkok tuh sekarang,
 yang betul arsitertur Tionghoa atau arsitektur tiongkok hayooo.



Memang, sepertinya halnya kata mandarin tidak bisa otomatis dipertukarkan 
dengan kata tionghoa dan tiongkok untuk segala konteks, begitu pula kata 
cina.

Saya termasuk pendukung penggunaan frasa orang tionghoa dan negara 
Tiongkok alih-alih menggunakan frasa orang cina dan negeri Cina.
Namun toh saya, misalnya, akan tetap mengunakan frasa masakan cina, 
daripada rancu dan ribet memakai banyak frasa seperti masakan Tiongkok, 
masakan tionghoa Tiongkok, masakan tionghoa Singapura, masakan tionghoa 
Indonesia Jawa, dst. untuk masing-masing variant dari chinese food.

Dan menurut hemat saya, begitu pula lah situasinya untuk men-justify 
penggunaan frasa arsitektur cina sebagai padanan kata (terjemahan) untuk 
chinese architecture.

Wasalam. 



Re: Arsitektur cina (Re: [budaya_tionghua] salam kenal)

2007-12-29 Terurut Topik skalaras
Dalam dunia akademis, adanya banyak istilah dng pengertian yang khusus
malah lebih menguntungkan, karena bisa membuat deskripsi yang lebih jelas.

Contohnya, masih dalam dunia arsitektur, ada istilah Arsitertur Indonesia
dan ada istilah arsitektur nusantara, juga ada istilah arsitektur
tradisional dan arsitektur vernaculer, masing2 punya makna dan batasan2
yang specifik, tak bisa dipertukarkan, orang awam mungkin saja pusing dng
istilah2 ini, tapi tidak bagi yang orang yang serius menggeluti dunia
akademik.

Salam,
ZFy


 - Original Message -
 From: Ulysee
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Sent: Saturday, December 29, 2007 7:39 PM
 Subject: RE: Arsitektur cina (Re: [budaya_tionghua] salam kenal)

 Wah nggak bisa, kalau bilang arsitektur Cina nanti disuruh
 bikin milis Budaya Cina lhoh, hihihihihi.

 Ribet juga ya, gimana membedakan Tionghoa dengan tiongkok tuh sekarang,
 yang betul arsitertur Tionghoa atau arsitektur tiongkok hayooo.

 

 Memang, sepertinya halnya kata mandarin tidak bisa otomatis
 dipertukarkan
 dengan kata tionghoa dan tiongkok untuk segala konteks, begitu pula
 kata
 cina.

 Saya termasuk pendukung penggunaan frasa orang tionghoa dan negara
 Tiongkok alih-alih menggunakan frasa orang cina dan negeri Cina.
 Namun toh saya, misalnya, akan tetap mengunakan frasa masakan cina,
 daripada rancu dan ribet memakai banyak frasa seperti masakan Tiongkok,
 masakan tionghoa Tiongkok, masakan tionghoa Singapura, masakan
 tionghoa
 Indonesia Jawa, dst. untuk masing-masing variant dari chinese food.

 Dan menurut hemat saya, begitu pula lah situasinya untuk men-justify
 penggunaan frasa arsitektur cina sebagai padanan kata (terjemahan) untuk
 chinese architecture.

 Wasalam.





RE: Arsitektur cina (Re: [budaya_tionghua] salam kenal)

2007-12-29 Terurut Topik Ulysee
Dengan logika yang sama, 
begitu pula situasinya untuk menjustify penggunaan frasa budaya cina 
sebagai terjemahan untuk chinese culture? 

Atau ada justifikasi yang berbeda untuk masalah budaya ini? 
Kalau ada, what and why???


-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Akhmad Bukhari
Saleh
Sent: Saturday, December 29, 2007 8:04 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: Arsitektur cina (Re: [budaya_tionghua] salam kenal)


Memang, sepertinya halnya kata mandarin tidak bisa otomatis
dipertukarkan 
dengan kata tionghoa dan tiongkok untuk segala konteks, begitu pula
kata 
cina.

Saya termasuk pendukung penggunaan frasa orang tionghoa dan negara 
Tiongkok alih-alih menggunakan frasa orang cina dan negeri Cina.
Namun toh saya, misalnya, akan tetap mengunakan frasa masakan cina, 
daripada rancu dan ribet memakai banyak frasa seperti masakan
Tiongkok, 
masakan tionghoa Tiongkok, masakan tionghoa Singapura, masakan
tionghoa 
Indonesia Jawa, dst. untuk masing-masing variant dari chinese food.

Dan menurut hemat saya, begitu pula lah situasinya untuk men-justify 
penggunaan frasa arsitektur cina sebagai padanan kata (terjemahan)
untuk 
chinese architecture.

Wasalam. 


- Original Message - 
From: Ulysee
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Saturday, December 29, 2007 7:39 PM
Subject: RE: Arsitektur cina (Re: [budaya_tionghua] salam kenal)

 Wah nggak bisa, kalau bilang arsitektur Cina nanti disuruh
 bikin milis Budaya Cina lhoh, hihihihihi.

 Ribet juga ya, gimana membedakan Tionghoa dengan tiongkok tuh
sekarang,
 yang betul arsitertur Tionghoa atau arsitektur tiongkok hayooo.



No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG Free Edition. 
Version: 7.5.516 / Virus Database: 269.17.11/1201 - Release Date:
12/28/2007 11:51 AM
 



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Re: Arsitektur cina (Re: [budaya_tionghua] salam kenal)

2007-12-29 Terurut Topik yulianto qin
Terima kasih sekali atas tanggapan dari teman-teman semua. Saya banyak
mendapat masukan dari teman-teman.
Saya sekarang sedang mencoba menulis thesis tentang hubungan arsitektur kayu
china terhadap aristektur kayu jawa. Kapan pertama kalinya budaya china
masuk ke nusantara (sebelum Cheng-ho) dan sebagainya.
kalau ada teman2 yang mempunyai data tentang hal tersebut mungkin kita bisa
saling bertukar pikiran, terima kasih sebelumnya.

salam
Yulianto

On 12/30/07, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote:

   Dalam dunia akademis, adanya banyak istilah dng pengertian yang khusus
 malah lebih menguntungkan, karena bisa membuat deskripsi yang lebih jelas.

 Contohnya, masih dalam dunia arsitektur, ada istilah Arsitertur Indonesia
 dan ada istilah arsitektur nusantara, juga ada istilah arsitektur
 tradisional dan arsitektur vernaculer, masing2 punya makna dan batasan2
 yang specifik, tak bisa dipertukarkan, orang awam mungkin saja pusing dng
 istilah2 ini, tapi tidak bagi yang orang yang serius menggeluti dunia
 akademik.

 Salam,
 ZFy


  - Original Message -
  From: Ulysee
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com budaya_tionghua%40yahoogroups.com
  Sent: Saturday, December 29, 2007 7:39 PM
  Subject: RE: Arsitektur cina (Re: [budaya_tionghua] salam kenal)
 
  Wah nggak bisa, kalau bilang arsitektur Cina nanti disuruh
  bikin milis Budaya Cina lhoh, hihihihihi.
 
  Ribet juga ya, gimana membedakan Tionghoa dengan tiongkok tuh sekarang,
  yang betul arsitertur Tionghoa atau arsitektur tiongkok hayooo.
 
  
 
  Memang, sepertinya halnya kata mandarin tidak bisa otomatis
  dipertukarkan
  dengan kata tionghoa dan tiongkok untuk segala konteks, begitu pula
  kata
  cina.
 
  Saya termasuk pendukung penggunaan frasa orang tionghoa dan negara
  Tiongkok alih-alih menggunakan frasa orang cina dan negeri Cina.
  Namun toh saya, misalnya, akan tetap mengunakan frasa masakan cina,
  daripada rancu dan ribet memakai banyak frasa seperti masakan
 Tiongkok,
  masakan tionghoa Tiongkok, masakan tionghoa Singapura, masakan
  tionghoa
  Indonesia Jawa, dst. untuk masing-masing variant dari chinese food.
 
  Dan menurut hemat saya, begitu pula lah situasinya untuk men-justify
  penggunaan frasa arsitektur cina sebagai padanan kata (terjemahan)
 untuk
  chinese architecture.
 
  Wasalam.
 
 

  



[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [budaya_tionghua] salam kenal

2007-12-27 Terurut Topik skalaras
Jika ini menyangkut masalah Sumber/asal usul budaya arsitektur, yang
sangat berkaitan dng faktor geografi. saya kira lebih tepat menyebut
pengaruh arsitektur Tiongkokdi Indonesia. jadi jelas langgam arsitektur
ini memang berasal dari negeri tiongkok.

Selanjutnya, jika anda membahas kasus arsitektur hasil inkulturisasi
misalnya, anda sebaiknya memakai istilah tionghoa, misalnya arsitektur
Jawa Tionghoa, sebanding dng istilah sastra Melayu Tionghoa, karena
yang ditekankan disini adalah aspek budayanya, bukan lagi asal usul
geografisnya.

Salam,
ZFy



 Salam kenal untuk semua teman-teman,
 nama saya Yulianto,
 sekarang sedang studi tentang sejarah arsitektur,
 saya tertarik tentang pengaruh-pengaruh budaya (arsitektur) dunia
 terhadap budaya (arsitektur) di Nusantara.
 Salah satu yang saya minati adalah pengaruh Arsitektur Tiong hoa (saya
 masih bingung antara istilah Tiong hoa, Cina, China, mohon
 pencerahannya) terhadap perkembangan arsitektur di Nusantara terutama
 arsitektur kayu di Jawa.

 Demikian salam kenal saya, mohon bantuan dari teman-teman sekalian,
 kalau ada salah kata mohon dapat dimaafkan. Terima Kasih

 Salam
 Yulianto





Arsitektur cina (Re: [budaya_tionghua] salam kenal)

2007-12-27 Terurut Topik Akhmad Bukhari Saleh
- Original Message - 
From: [EMAIL PROTECTED]
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Thursday, December 27, 2007 3:49 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] salam kenal

 Jika ini menyangkut masalah Sumber/asal usul budaya arsitektur,
 yang sangat berkaitan dng faktor geografi. saya kira lebih tepat
 menyebut pengaruh arsitektur Tiongkokdi Indonesia.

 jika anda membahas kasus arsitektur hasil inkulturisasi misalnya,
 anda sebaiknya memakai istilah tionghoa, misalnya arsitektur Jawa 
 Tionghoa,

-

Wah... koq ya ribet juga ya Tjio-heng.

Memang harus diakui dalam konteks ini yang paling cekak-aos ya bilang 
arsitektur cina.
Mirip-mirip bilang petai cina lah (kalau meniru contoh-contohnya Erik-heng 
dalam posting-nya tentang kata mandarin, he he he...).

Wasalam. 



[budaya_tionghua] salam kenal

2007-12-26 Terurut Topik yuli_bean
Salam kenal untuk semua teman-teman,
nama saya Yulianto,
sekarang sedang studi tentang sejarah arsitektur,
saya tertarik tentang pengaruh-pengaruh budaya (arsitektur) dunia
terhadap budaya (arsitektur) di Nusantara.
Salah satu yang saya minati adalah pengaruh Arsitektur Tiong hoa (saya
masih bingung antara istilah Tiong hoa, Cina, China, mohon
pencerahannya) terhadap perkembangan arsitektur di Nusantara terutama
arsitektur kayu di Jawa.

Demikian salam kenal saya, mohon bantuan dari teman-teman sekalian,
kalau ada salah kata mohon dapat dimaafkan. Terima Kasih

Salam
Yulianto



[budaya_tionghua] Salam Kenal

2007-09-12 Terurut Topik Y.B. Agusnugroho
Salam kenal,

Nama saya adalah Yohannes Baptista Agusnugroho. Saya sangat tertarik
untuk bergabung dengan mailing list ini. 

Saat ini saya bertempat tinggal di Jakarta, atau lebih tepatnya di
Kelapa Dua Depok, dan bekerja sebagai Koordinator IT di sebuah LSM di
Jakarta. 

Demikian perkenalan saya, mungkin ini bisa menjadi awal sebuah
hubungan baik dengan segenap anggota mailing list ini.

Rgds,

Y.B. Agusnugroho



[budaya_tionghua] Salam Kenal

2007-04-20 Terurut Topik Pontiac Solstice
Salam kenal buat semua, aku Darsono The, umur 32th..segitu dulu.
   
  Thanks

   
-
Ahhh...imagining that irresistible new car smell?
 Check outnew cars at Yahoo! Autos.

[Non-text portions of this message have been removed]



IBRAHIM ISA ---- Re: [budaya_tionghua] salam kenal, saya mau tanya..

2007-03-26 Terurut Topik m00ebile_nyasar
Hiii!
Slm kenal smua!!!
Bpk Ibrhim yth!
sya pelajar bhs Mandarin di xiamen.
Bidang apa yg anda ambil dlm setiap pembahasan artikel anda?
Dibawah organisasi apakah anda bergerak?
Apakah masih eksis? 
Bisakah sya tau organisasi yg membahas n bergerak di kanca 
internasional spt organisasi bpk?
Adakah yg bsa kita bantu sbg generasi muda.
thx atas info n bantuannya!



  1   2   >