RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina
Lho putusan tentang EM ini sudah final belum...? Kalau belum IAGI cepetan aja blow up di media masa tentang pandangan IAGI ( dengan data - data yang akurat tentunya ) tentang block ini kalau perlu langsung ditembuskan ke SBY(apa berani ya SBY ? disuruh dateng ke AS aja nurut kok...? upss..) gatel juga nih jadinya Regards Ferdi Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> 25/05/2005 12:34 PM Please respond to iagi-net To: iagi-net@iagi.or.id cc: Subject:RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina Kontrak Cepu EM ada di bawah sistem TAC. BPMIGAS tak mengontrol TAC, EM langsung berhubungan dengan Pertamina. Dan, Pertamina pun belum di bawah pengontrolan BPMIGAS. Bila nanti 2006 Pertamina di bawah pengontrolan BPMIGAS, ada peluang bahwa TAC-TACnya akan ada di bawah pengontrolan BPMIGAS. Waktu EM baru mengakuisisi Mobil, mereka pernah mengajukan usulan2nya ke Pertamina BPPKA (menjelma jadi BPMIGAS sekarang), seharusnya ke Pertamina EP. Itu tahun 2000. Nah, masuklah usulan sumur Banyu Urip-3, sebuah sumur re-entry meneruskan Banyu Urip-3 yang terhenti operasinya oleh Humpuss PatraGas tepat sebelum masuk ke target utama karbonat Prupuh. Jadi struktur Banyu Urip dibuktikan mengandung minyak oleh sumur BU-3, bukan BU-1. Dari BU-3, baru EM bergerak ke BU-1 yang sama-sama distop sebelum masuk ke karbonat Prupuh itu. Lalu, EM tak mengajukan lagi usulan2nya ke Pertamina BPPKA/Pertamina MPS/BPMIGAS, karena memang aturannya tak begitu. Kalau kelak EM beroperasi di Cepu (kontrak diperpanjang), maka siap-siaplah dengan biaya tinggi ! Itu pulalah alasannya kenapa Ditjen Migas menunjuk PetroChina Tuban sebagai operator unitisasi Sukowati sebab bila EM yang ditunjuk, maka biayanya membengkak. Saya pernah mengecek operasi test BU-3, dan hanya di sumur ini lah di Indonesia ada crew rig yang expat-nya sampai 50 % dari crew, tersebar di berbagai service company. Standard Exxon Internasional katanya (!). Akan halnya cadangan terkuras (recoverable reserve) Banyu Urip, dokumen resmi yang masih saya pegang adalah 200-700 MMBO, memang range-nya besar. Saya tak punya dokumen resmi yang lebih baru karena EM melapor ke Pertamina bukan ke BPMIGAS. Mestinya sekarang sudah tak punya kisaran besar lagi, EM sudah melakukan seismik 3D dan sumur2 berikutnya setelah BU-1 di-core. Akan sangat bermanfaat buat Indonesia kalau kontrak EM di Cepu dihentikan saja. Dan, yang harus diingat benar : bukanlah EM penemu Banyu Urip itu. Kawan2 di Pertamina pun sudah tau dari dulu BU ada di situ. Hanya, saat Humpuss PG bulak-balik ke Kramat Raya 59 (kantor Pertamina EP dulu ) tahun2 1990an membawa banyak data dengan "gratis" (?!), adakah yang bisa menolak selembar surat sakti dari RI-1 ??? BU : besar sekali cadangan migasnya, besar sekali sejarah dan nuansa politik-nya, dan sekarang juga : risiko politik ! salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: Abah kalau mark up dari KPS kan sebenarnya ada badan yang mengontrol seperti BPMigas Namanya KPS dengan sistem cost recovery seperti sekarang ya tentu pengen untung sebesar - besarnya (kalau bisa udah untung dulu sebelum bagi hasil)... jadi tinggal gimana pinter - pinternya dan niat tulus personil BPMigas saja mengawasi dan mengontrolnya... Apakah lalu kalau dipegang bangsa sendiri apa lalu boleh tidak profesional dengan alasan belajar...? Atau lalu boleh mark up / korupsi karena toh yang korupsi perusahaan dalam negeri...? Apakah kalau perusahaan dalam negeri pengawasan dari BPMigas jadi lebih kendur..? dari dulu kita ngomong ketakutan akan korupsi tapi kalau enggak ada perbaikannya ya ...jalan di tempat seperti sekarang Regards Ferdinandus Kartiko Samodro TOTAL E&P Indonesie Balikpapan DKS/EXR/GLG 0542- 533852 [EMAIL PROTECTED] 25/05/2005 09:37 AM Please respond to iagi-net To: iagi-net@iagi.or.id cc: Subject: RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina 4.Menjawab pertanyaan atau "kecurigaan" bahwa Pertamina tidak mampu mengoperasikan Blok ini. Ini pertanyaan lucu dan sangat berjiwa "inlander", karena reservoir di Cepu , bukanlah reservoir yang terlalu spesifik , operasi di Cepu bukanlah operasi yang sulit. Korupsi ? , seperti dikatakan oleh Oki , EM -pun mempunyai angka angka ajaib sewaktu menuntut biaya yang telah dikeluarkannya !!! Apakah bisa Anda bayangkan drilling cost lebih dari tujuh juta dollar dalam usulan biaya drilling di onshore Jawa Timur dimana 30% dari biaya tersebut hanya untuk personil Jadi kalau soal "mark up" itu bukan monopoli orang Indonesia. Pertamina sedang berubah dan memaang harus berubah , kita harus yakin bahwa mereka akan berubah. - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40ia
RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina
> Abah > > kalau mark up dari KPS kan sebenarnya ada badan yang mengontrol seperti > BPMigas > Namanya KPS dengan sistem cost recovery seperti sekarang ya tentu pengen > untung sebesar - besarnya (kalau bisa udah untung dulu sebelum bagi > hasil)... > jadi tinggal gimana pinter - pinternya dan niat tulus personil BPMigas > saja mengawasi dan mengontrolnya... Benar Ferr , bagaimana pinter pinter dan memang memiliki motivasi untuk' memberikan bagian yang wajar sesuai dengan aturan kontraknya bagi NKRI dan seluruh stake holdernya. > > Apakah lalu kalau dipegang bangsa sendiri apa lalu boleh tidak profesional > dengan alasan belajar...? > Atau lalu boleh mark up / korupsi karena toh yang korupsi perusahaan dalam > negeri...? Eeeh ari Feri , malahan harus lebih baik daan profesional , dan saya percaya bahwa kita sebenarnya mampu. Mau contoh kemampuan ahli ahli kita ? Jalan tol Cipularang yang bisa selesai dalam waktu satu tahun adalah bukti bahwa kita bisa kalau kita mau (terlepas masih ada kekurangan di- sana sini. Kita harus angkat topi , bahwa ini selesai , padahal jembatan nya bentangnya lebih dari dua ratus meter dengan ketinggian 70 meter. > Apakah kalau perusahaan dalam negeri pengawasan dari BPMigas jadi lebih > kendur.. Pasti dan seharusnya tidak ada istilah "kendusr" atau "tidak kendur", rekan rekan BP Migas -pun harsu melakukan tugasnnya sebagi agent of government secara profesional. > > dari dulu kita ngomong ketakutan akan korupsi tapi kalau enggak ada > perbaikannya ya ...jalan di tempat seperti sekarang. Apa memang enak jalan ditempat ? Kan enak jalan mju dan berkembang ! > > Regards > > Ferdinandus Kartiko Samodro > TOTAL E&P Indonesie Balikpapan > DKS/EXR/GLG > 0542- 533852 > > > > > > > [EMAIL PROTECTED] > 25/05/2005 09:37 AM > Please respond to iagi-net > > > To: iagi-net@iagi.or.id > cc: > Subject:RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi > besar Pertamina > > > > 4.Menjawab pertanyaan atau "kecurigaan" bahwa Pertamina tidak mampu > mengoperasikan Blok ini. > Ini pertanyaan lucu dan sangat berjiwa "inlander", karena reservoir di > Cepu , bukanlah reservoir yang terlalu spesifik , operasi di Cepu bukanlah > operasi yang sulit. > Korupsi ? , seperti dikatakan oleh Oki , EM -pun mempunyai angka angka > ajaib sewaktu menuntut biaya yang telah dikeluarkannya !!! > Apakah bisa Anda bayangkan drilling cost lebih dari tujuh juta dollar > dalam usulan biaya drilling di onshore Jawa Timur dimana 30% dari > biaya tersebut hanya untuk personil > > Jadi kalau soal "mark up" itu bukan monopoli orang Indonesia. > Pertamina sedang berubah dan memaang harus berubah , kita harus yakin > bahwa mereka akan berubah. > > > > > > > > - > To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] > To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy > Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id > Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) > Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) > Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) > Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau > [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) > Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) > - > > - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina
Saya mengamati dari media massa, bahwa setiap ada masalah yang timbul untuk Cepu TAC antara ExxonMobil dengan Pertamina, selalu Pemerintah AS turun tangan. Bahkan kasus ini merupakan salah satu agenda pembicaraan antara SBY dan Goerge W. Bush minggu ini di Gedung Putih. Kepedulian Pemerintah AS terhadap masa depan Blok Cepu TAC mungkin merupakan bagian rencana strategis mereka (perusahaan minyak AS) di masa depan. Kita tahu di berbagai belahan bumi yang kaya akan potensi migas, pemerintah AS ingin turut ambil bagian, melalui perusahaan internasionalnya. Sehingga kebutuhan dan harga minyak dunia dapat mereka kendalikan. Bila semua melalui prosedur yang ada dan benar, patut kita patuhi bersama. Kita ambil yang positifnya adalah kita dapat belajar untuk kita terapkan di negara kita sendiri. Namun "benang merah" dari semua masalah yang ada dan terlibat berbagai kasus internasional dengan Indonesia, adalah Indonesia "lemah" dalam negosiasi kontrak internasional dan akhirnya dalam posisi yang kalah. Kasus Sipadan-Ligitan, kemudian Blok Cepu TAC, lalu Blok East Ambalat (?), dst, merupakan "pekerjaan rumah" yang harus dipelajari di mana kesalahan kita dan antisipasi di masa depan. Majulah terus Indonesia, saya percaya dengan sumber daya manusia seperti Pak Awang, Pak Rovicky, Pak Ferdy, Pak Oky, dll, saya optimis negara kita bisa lebih maju di masa depan. Amien. Wassalam. TAM --- Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Kontrak Cepu EM ada di bawah sistem TAC. BPMIGAS tak > mengontrol TAC, EM langsung berhubungan dengan > Pertamina. Dan, Pertamina pun belum di bawah > pengontrolan BPMIGAS. Bila nanti 2006 Pertamina di > bawah pengontrolan BPMIGAS, ada peluang bahwa > TAC-TACnya akan ada di bawah pengontrolan BPMIGAS. > > Waktu EM baru mengakuisisi Mobil, mereka pernah > mengajukan usulan2nya ke Pertamina BPPKA (menjelma > jadi BPMIGAS sekarang), seharusnya ke Pertamina EP. > Itu tahun 2000. Nah, masuklah usulan sumur Banyu > Urip-3, sebuah sumur re-entry meneruskan Banyu > Urip-3 yang terhenti operasinya oleh Humpuss > PatraGas tepat sebelum masuk ke target utama > karbonat Prupuh. Jadi struktur Banyu Urip dibuktikan > mengandung minyak oleh sumur BU-3, bukan BU-1. Dari > BU-3, baru EM bergerak ke BU-1 yang sama-sama distop > sebelum masuk ke karbonat Prupuh itu. > > Lalu, EM tak mengajukan lagi usulan2nya ke Pertamina > BPPKA/Pertamina MPS/BPMIGAS, karena memang aturannya > tak begitu. Kalau kelak EM beroperasi di Cepu > (kontrak diperpanjang), maka siap-siaplah dengan > biaya tinggi ! Itu pulalah alasannya kenapa Ditjen > Migas menunjuk PetroChina Tuban sebagai operator > unitisasi Sukowati sebab bila EM yang ditunjuk, maka > biayanya membengkak. Saya pernah mengecek operasi > test BU-3, dan hanya di sumur ini lah di Indonesia > ada crew rig yang expat-nya sampai 50 % dari crew, > tersebar di berbagai service company. Standard Exxon > Internasional katanya (!). > > Akan halnya cadangan terkuras (recoverable reserve) > Banyu Urip, dokumen resmi yang masih saya pegang > adalah 200-700 MMBO, memang range-nya besar. Saya > tak punya dokumen resmi yang lebih baru karena EM > melapor ke Pertamina bukan ke BPMIGAS. Mestinya > sekarang sudah tak punya kisaran besar lagi, EM > sudah melakukan seismik 3D dan sumur2 berikutnya > setelah BU-1 di-core. > > Akan sangat bermanfaat buat Indonesia kalau kontrak > EM di Cepu dihentikan saja. Dan, yang harus diingat > benar : bukanlah EM penemu Banyu Urip itu. Kawan2 di > Pertamina pun sudah tau dari dulu BU ada di situ. > Hanya, saat Humpuss PG bulak-balik ke Kramat Raya 59 > (kantor Pertamina EP dulu ) tahun2 1990an membawa > banyak data dengan "gratis" (?!), adakah yang bisa > menolak selembar surat sakti dari RI-1 ??? > > BU : besar sekali cadangan migasnya, besar sekali > sejarah dan nuansa politik-nya, dan sekarang juga : > risiko politik ! > > salam, > awang > > [EMAIL PROTECTED] wrote: > Abah > > kalau mark up dari KPS kan sebenarnya ada badan yang > mengontrol seperti > BPMigas > Namanya KPS dengan sistem cost recovery seperti > sekarang ya tentu pengen > untung sebesar - besarnya (kalau bisa udah untung > dulu sebelum bagi > hasil)... > jadi tinggal gimana pinter - pinternya dan niat > tulus personil BPMigas > saja mengawasi dan mengontrolnya... > > Apakah lalu kalau dipegang bangsa sendiri apa lalu > boleh tidak profesional > dengan alasan belajar...? > Atau lalu boleh mark up / korupsi karena toh yang > korupsi perusahaan dalam > negeri...? > Apakah kalau perusahaan dalam negeri pengawasan dari > BPMigas jadi lebih > kendur..? > > dari dulu kita ngomong ketakutan akan korupsi tapi > kalau enggak ada > perbaikannya ya ...jalan di tempat seperti sekarang > > Regards > > Ferdinandus Kartiko Samodro > TOTAL E&P Indonesie Balikpapan > DKS/EXR/GLG > 0542- 533852 > > > > > > > [EMAIL PROTECTED] > 25/05/2005 09:37 AM > Please respond to iagi-net > > > To: iagi-net@iagi.or.id > cc: > Subject: RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMo
Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina
> > > > > > > > > > > reefal objective di Cepu blok, tetapi Humpuss ( Pak Suhaemi Osman Bani - > Pearl Oil eks Petromer Trend-lah originatornya, termasuk well Cendana, > Banyu Urip, dan Jembaran). Walaupun dalam potongan remarknya pada BIEM > Conference di Jakarta, Desember 2004, President, Exxon Mobil > Corporation,Rex W. Tillerson menyatakan : > > "Let me cite just one of our experiences here in Indonesia to illustrate > this point.Prior to our participation in the Cepu area in East and Central > Java, exploration had been focussed in shallow accumulations and no large > discoveries had been made for many years. Kesombongan yang diluar batas , dari mereka sudah jelas , akan tetapi memutar balikan fakta seperti ini memang sangat memalukan. Tentu cara ini dimaksudkan untuk mempenagruhi opini masyarakat dan PEMERINTAH. Hal yang sangat wajar dalam bisnis akan tetapi berbohong adalah suatu "criminal act " terhadap publik. > > Utilizing a new concept for hydrocarbon accumulations in the Cepu area > that evolved from integrated technical studies of the hydrocarbon system, > ExxonMobil drilled the Banyu Urip Number 3 well and discovered a large oil > accumulation and well as a new play on the block. Additional drilling at > Banyu Urip and wells at Sukowati and Jambaran confirmed the new models. In > an area that has been considered fully explored, we discovered the largest > oil accumulation found in Indonesia in three decades. " Komentar ini akan memberikan gambaran kepada publik bahwa para ahli Indonesia itu tidak tahu apa itu R-D , tidak tahui apa itu reef dsb , wah hebat nian Mister yang satu ini.?? Si Abah > > - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina
Pak Awang, Dalam sistem TAC yang lumrah tak dikenal adanya kegiatan eksplorasi, namun khusus untuk TAC Cepu ada eksepsi untuk dapat melakukan eksplorasi, nah karena ada option eksplorasi tersebut tersebut maka Blok Cepu berada dalam kontrol BPMigas (dulu BPPKA/MPS)-- ini ada SK-nya kok, barangkali ada yang tahu SK khusus ini. Namun, karena rame-rame saat ini adalah masalah kontrak (perpanjangan atau tak ada perpanjangan) bahkan denger2 ganti kontrak menjadi PSC, maka EM juga konsentrasi pada masalah KONTRAK TAC-nya. Seperti pak Awang sampaikan bahwa kontrak TAC adalah dengan Pertamina dan dalam (PP 35, pasal 104 huruf e & g) jelas menyebutkan bahwa kontrak TAC (berakhirnya) adalah bagian Wilayah Kerja PT. Pertamina (Persero). Semoga UU dan berbagai aturan yang kita ciptakan sendiri ini tak dilanggar oleh siapa pun. Wuik, klaim pengeluaran eksplorasinya EM sampai US $ 400 juta je, duit segitu gede itu lho buat eksplorasi apa saja ya Ki (atau dimana saja ya?). ar-. Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Kontrak Cepu EM ada di bawah sistem TAC. BPMIGAS tak mengontrol TAC, EM langsung berhubungan dengan Pertamina. Dan, Pertamina pun belum di bawah pengontrolan BPMIGAS. Bila nanti 2006 Pertamina di bawah pengontrolan BPMIGAS, ada peluang bahwa TAC-TACnya akan ada di bawah pengontrolan BPMIGAS. Waktu EM baru mengakuisisi Mobil, mereka pernah mengajukan usulan2nya ke Pertamina BPPKA (menjelma jadi BPMIGAS sekarang), seharusnya ke Pertamina EP. Itu tahun 2000. Nah, masuklah usulan sumur Banyu Urip-3, sebuah sumur re-entry meneruskan Banyu Urip-3 yang terhenti operasinya oleh Humpuss PatraGas tepat sebelum masuk ke target utama karbonat Prupuh. Jadi struktur Banyu Urip dibuktikan mengandung minyak oleh sumur BU-3, bukan BU-1. Dari BU-3, baru EM bergerak ke BU-1 yang sama-sama distop sebelum masuk ke karbonat Prupuh itu. Lalu, EM tak mengajukan lagi usulan2nya ke Pertamina BPPKA/Pertamina MPS/BPMIGAS, karena memang aturannya tak begitu. Kalau kelak EM beroperasi di Cepu (kontrak diperpanjang), maka siap-siaplah dengan biaya tinggi ! Itu pulalah alasannya kenapa Ditjen Migas menunjuk PetroChina Tuban sebagai operator unitisasi Sukowati sebab bila EM yang ditunjuk, maka biayanya membengkak. Saya pernah mengecek operasi test BU-3, dan hanya di sumur ini lah di Indonesia ada crew rig yang expat-nya sampai 50 % dari crew, tersebar di berbagai service company. Standard Exxon Internasional katanya (!). Akan halnya cadangan terkuras (recoverable reserve) Banyu Urip, dokumen resmi yang masih saya pegang adalah 200-700 MMBO, memang range-nya besar. Saya tak punya dokumen resmi yang lebih baru karena EM melapor ke Pertamina bukan ke BPMIGAS. Mestinya sekarang sudah tak punya kisaran besar lagi, EM sudah melakukan seismik 3D dan sumur2 berikutnya setelah BU-1 di-core. Akan sangat bermanfaat buat Indonesia kalau kontrak EM di Cepu dihentikan saja. Dan, yang harus diingat benar : bukanlah EM penemu Banyu Urip itu. Kawan2 di Pertamina pun sudah tau dari dulu BU ada di situ. Hanya, saat Humpuss PG bulak-balik ke Kramat Raya 59 (kantor Pertamina EP dulu ) tahun2 1990an membawa banyak data dengan "gratis" (?!), adakah yang bisa menolak selembar surat sakti dari RI-1 ??? BU : besar sekali cadangan migasnya, besar sekali sejarah dan nuansa politik-nya, dan sekarang juga : risiko politik ! salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: Abah kalau mark up dari KPS kan sebenarnya ada badan yang mengontrol seperti BPMigas Namanya KPS dengan sistem cost recovery seperti sekarang ya tentu pengen untung sebesar - besarnya (kalau bisa udah untung dulu sebelum bagi hasil)... jadi tinggal gimana pinter - pinternya dan niat tulus personil BPMigas saja mengawasi dan mengontrolnya... Apakah lalu kalau dipegang bangsa sendiri apa lalu boleh tidak profesional dengan alasan belajar...? Atau lalu boleh mark up / korupsi karena toh yang korupsi perusahaan dalam negeri...? Apakah kalau perusahaan dalam negeri pengawasan dari BPMigas jadi lebih kendur..? dari dulu kita ngomong ketakutan akan korupsi tapi kalau enggak ada perbaikannya ya ...jalan di tempat seperti sekarang Regards Ferdinandus Kartiko Samodro TOTAL E&P Indonesie Balikpapan DKS/EXR/GLG 0542- 533852 [EMAIL PROTECTED] 25/05/2005 09:37 AM Please respond to iagi-net To: iagi-net@iagi.or.id cc: Subject: RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina 4.Menjawab pertanyaan atau "kecurigaan" bahwa Pertamina tidak mampu mengoperasikan Blok ini. Ini pertanyaan lucu dan sangat berjiwa "inlander", karena reservoir di Cepu , bukanlah reservoir yang terlalu spesifik , operasi di Cepu bukanlah operasi yang sulit. Korupsi ? , seperti dikatakan oleh Oki , EM -pun mempunyai angka angka ajaib sewaktu menuntut biaya yang telah dikeluarkannya !!! Apakah bisa Anda bayangkan drilling cost lebih dari tujuh juta dollar dalam usulan biaya drilling di onshore Jawa Timur dimana 30% dari biaya tersebut hanya untuk perso
RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina
Kontrak Cepu EM ada di bawah sistem TAC. BPMIGAS tak mengontrol TAC, EM langsung berhubungan dengan Pertamina. Dan, Pertamina pun belum di bawah pengontrolan BPMIGAS. Bila nanti 2006 Pertamina di bawah pengontrolan BPMIGAS, ada peluang bahwa TAC-TACnya akan ada di bawah pengontrolan BPMIGAS. Waktu EM baru mengakuisisi Mobil, mereka pernah mengajukan usulan2nya ke Pertamina BPPKA (menjelma jadi BPMIGAS sekarang), seharusnya ke Pertamina EP. Itu tahun 2000. Nah, masuklah usulan sumur Banyu Urip-3, sebuah sumur re-entry meneruskan Banyu Urip-3 yang terhenti operasinya oleh Humpuss PatraGas tepat sebelum masuk ke target utama karbonat Prupuh. Jadi struktur Banyu Urip dibuktikan mengandung minyak oleh sumur BU-3, bukan BU-1. Dari BU-3, baru EM bergerak ke BU-1 yang sama-sama distop sebelum masuk ke karbonat Prupuh itu. Lalu, EM tak mengajukan lagi usulan2nya ke Pertamina BPPKA/Pertamina MPS/BPMIGAS, karena memang aturannya tak begitu. Kalau kelak EM beroperasi di Cepu (kontrak diperpanjang), maka siap-siaplah dengan biaya tinggi ! Itu pulalah alasannya kenapa Ditjen Migas menunjuk PetroChina Tuban sebagai operator unitisasi Sukowati sebab bila EM yang ditunjuk, maka biayanya membengkak. Saya pernah mengecek operasi test BU-3, dan hanya di sumur ini lah di Indonesia ada crew rig yang expat-nya sampai 50 % dari crew, tersebar di berbagai service company. Standard Exxon Internasional katanya (!). Akan halnya cadangan terkuras (recoverable reserve) Banyu Urip, dokumen resmi yang masih saya pegang adalah 200-700 MMBO, memang range-nya besar. Saya tak punya dokumen resmi yang lebih baru karena EM melapor ke Pertamina bukan ke BPMIGAS. Mestinya sekarang sudah tak punya kisaran besar lagi, EM sudah melakukan seismik 3D dan sumur2 berikutnya setelah BU-1 di-core. Akan sangat bermanfaat buat Indonesia kalau kontrak EM di Cepu dihentikan saja. Dan, yang harus diingat benar : bukanlah EM penemu Banyu Urip itu. Kawan2 di Pertamina pun sudah tau dari dulu BU ada di situ. Hanya, saat Humpuss PG bulak-balik ke Kramat Raya 59 (kantor Pertamina EP dulu ) tahun2 1990an membawa banyak data dengan "gratis" (?!), adakah yang bisa menolak selembar surat sakti dari RI-1 ??? BU : besar sekali cadangan migasnya, besar sekali sejarah dan nuansa politik-nya, dan sekarang juga : risiko politik ! salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: Abah kalau mark up dari KPS kan sebenarnya ada badan yang mengontrol seperti BPMigas Namanya KPS dengan sistem cost recovery seperti sekarang ya tentu pengen untung sebesar - besarnya (kalau bisa udah untung dulu sebelum bagi hasil)... jadi tinggal gimana pinter - pinternya dan niat tulus personil BPMigas saja mengawasi dan mengontrolnya... Apakah lalu kalau dipegang bangsa sendiri apa lalu boleh tidak profesional dengan alasan belajar...? Atau lalu boleh mark up / korupsi karena toh yang korupsi perusahaan dalam negeri...? Apakah kalau perusahaan dalam negeri pengawasan dari BPMigas jadi lebih kendur..? dari dulu kita ngomong ketakutan akan korupsi tapi kalau enggak ada perbaikannya ya ...jalan di tempat seperti sekarang Regards Ferdinandus Kartiko Samodro TOTAL E&P Indonesie Balikpapan DKS/EXR/GLG 0542- 533852 [EMAIL PROTECTED] 25/05/2005 09:37 AM Please respond to iagi-net To: iagi-net@iagi.or.id cc: Subject: RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina 4.Menjawab pertanyaan atau "kecurigaan" bahwa Pertamina tidak mampu mengoperasikan Blok ini. Ini pertanyaan lucu dan sangat berjiwa "inlander", karena reservoir di Cepu , bukanlah reservoir yang terlalu spesifik , operasi di Cepu bukanlah operasi yang sulit. Korupsi ? , seperti dikatakan oleh Oki , EM -pun mempunyai angka angka ajaib sewaktu menuntut biaya yang telah dikeluarkannya !!! Apakah bisa Anda bayangkan drilling cost lebih dari tujuh juta dollar dalam usulan biaya drilling di onshore Jawa Timur dimana 30% dari biaya tersebut hanya untuk personil Jadi kalau soal "mark up" itu bukan monopoli orang Indonesia. Pertamina sedang berubah dan memaang harus berubah , kita harus yakin bahwa mereka akan berubah. - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - ___
Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina
Dibawah ada sebagian catatan dari cuplikan di media nasional : kemauan, konsistensi pelaksanaan, nuansa desakan mau pun jargon politis ada semua. Pada sisi lain permasalahan hukum atas blok TAC Cepu yg merupakan salah satu obyek KKN putra-putri Soeharto di Pertamina yang ditangani Gedung Bundar (belum jelas keputusan penyelesaiannya). Walau jelas dalam perkembangan terakhir opsinya KKG nampaknya akan "kalah", dan kalau keptusan yang terjadi ini "nanti" dibatalkan oleh rejim mendatang (SBY kan gak jadi penguasa seumur hidup), kerunyaman buat negeri ini gak ada habis2nya, alias kita ciptakan sendiri Karaha Bodas-Karah Bodas baru terus. Mas Rizal Malaranggeng (bukan Andi M), "Keputusan" untuk blok Cepu sangat potensial mengandung problema "hukum" yang sangat rumit. Ati-ati saja lah. ar- Rabu, 25 Agustus 2004 | 15:27 WIB Pertamina Tidak Perpanjang Kontrak ExxonMobil Cepu TEMPO Interaktif, Jakarta:PT Pertamina (persero) tidak akan memperpanjang kontrak ExxonMobil Oil di lapangan minyak dan gas Cepu, Jawa Timur. Pertamina akan segera mengeluarkan surat resmi terkait dengan kebijakan tersebut. Direktur Utama Pertamina, Widya Purnama, memastikan hal itu dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi Energi dan Sumber Daya Mineral DPR di Jakarta, Rabu (25/8). "Minggu ini kita akan keluarkan surat bahwa Pertamina tidak akan memperpanjang kontrak Exxon," kata dia. ... Hingga akhirnya Rabu, 08 Desember 2004 | 11:08 WIB Widya Purnama: Perundingan Kembali Dengan Exxon Berbasis Bisnis TEMPO Interaktif, Jakarta:Direktur Pertamina, Widya Purnama, menegaskan bahwa jika Pertamina diminta kembali melakukan perundingan dengan Exxon Mobil Oil maka perundingan itu harus didasarkan pada pertimbangan bisnis. "Basis perundingan adalah B to B dengan tujuan memberikan keuntungan," ucap Widya Purnama dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII, Selasa malam (7/11). Purnama mengisyaratkan bahwa ada tiga hal yang hal yang harus dipenuh jika perudingan dengan Exxon diteruskan ataupun jika ingin membuat perjanjian dengan pihak lainnya. Ketiga hal tersebut adalah : Pertamina mendapat keuntungan, negara memperoleh keuntungan dan kontraktor meraih untung. Jadi, "Prioritasnya setelah Pertamina dan Negara mendapat untung baru kontraktor bisa meraup keuntungan," ucapnya. Exxon Tidak Bisa Menikmati Hak Istimewa Pertamina Pertamina memang memperoleh keistimewaan dalam Kontrak Kerjasama di Cepu, dengan pola bagi 60 persen untuk pemerintah dan 40 persen untuk Pertamina (05/03/2004) Penandatanganan KKS Pertamina Tertunda Ada masalah legalitas yang belum disepakati antara Pertamina dengan Exxon Mobil Cepu. ...(23/04/2004) Kontrak Exxon di Cepu Belum Tentu Diperpanjang Pemerintah tengah mengkaji berbagai opsi baru pengelolaan ladang minyak dan gas raksasa di Cepu, Bojonegoro, Jawa Timur(21/07/2004) Pertamina Tidak Perpanjang Kontrak ExxonMobil Cepu PT Pertamina tidak akan memperpanjang kontrak ExxonMobil Oil di lapangan minyak dan gas Cepu, Jawa Timur yang berakhir 2010(25/08/2004) Pertamina Tolak Perpanjang Kontrak Exxon Cepu Rencananya, pekan ini juga akan dikeluarkan surat resmi terkait dengan kebijakan tersebut (25/08/2004) Pemerintah Tak Akan Intervensi Kasus Exxon Cepu Pemerintah tidak akan campur tangan atas keputusan PT Pertamina yang menolak memperpanjang kontrak ExxonMobil di Cepu(30/08/2004) Pertamina Akan Gelar Pertemuan dengan ExxonMobil Belum ada kepastian, apakah pertemuan itu membicarakan kontrak di ladang minyak dan gas Cepu, Bojonegoro, Jawa Timur. ... (01/09/2004) Pertamina Gelar Pertemuan dengan ExxonMobil Pembicaraan menyangkut masalah kontrak Exxon di lapangan migas Cepu, Jawa Timur. ... (02/09/2004) ExxonMobil Pertanyakan Penolakan Perpanjangan Kontrak Cepu Padahal Exxon merasa telah mengeluarkan investasi yang besar dan reputasinya baik. ... (02/09/2004) Laksamana: SDM Indonesia Mampu Kelola Cepu Kendala finansial bisa diatasi dengan menggandeng mitra lain yang lebih bisa memberikan kondisi yang lebih baik bagi keuangan negara(08/09/2004) Pertamina Minta Tes Produksi Migas Lapangan Sukowati Diteruskan PT Pertamina menginginkan proses uji coba produksi minyak dan gas dari lapangan Sukowati di Tuban, Jawa Timur, diteruskan(17/09/2004) Presiden Bush Minta Indonesia Efektifkan Kontrak-Kontak Migas Hal itu dikatakan Presiden AS kepada Presiden Yudhoyono saat pertemuan bilateral dalam forum APEC di Santiago, Cili(25/11/2004) Pertamina akan Lanjutkan Negosiasi dengan ExxonMobil Akan dilihat sejauh mana perpanjangan kontrak tersebut bisa memberikan keuntungan yang lebih baik untuk negara...(26/11/2004) "Negosiasi Exxon Harus Dilakukan pada Level Sama" Komisaris PT Pertamina (persero) Roes Aryawijaya mengatakan, jika pemerintah ingin membuka kembali negosiasi dengan ExxonMobil, harus dilakukan dengan dalam kedudukan yang sama. "Kalau negosiasi tetap dilakukan
Re: [iagi-net-l] Flowers structure
Seperti diujung tulisan pak awang bahwa flower structure merupakan definisi atau istilah secara diskriptif. Memang pertama kali aku mendengar istilah ini ketika berhubungan dengan strike slip (sesar geser) dalam transpressional regime. Namun juga sangat mungkin bahwa geometri flower structure ini (sesar yang mengumpul dibagian bawah - positive flower) dijumpai dalam sistem patahan yg tidak ada hubungan dengan sesar geser/strike slip. Saya pernah melihat penampakan "flower structure" ini pada ujung dari rift basin (normal fault). Panampakan pada penampang seismicnya sangat mirip dengan flower structure di strike slip regime. Namun dalam penampakan peta berbeda, karena yg terlihat relatip paralel (sulitnya ini hanya dengan 2D seismic, sehingga pembuatan peta patahan sangat tergantung dari korelasi patahan / sangat interpretatif). Saya sendiri melihatnya sebagai sesar normal atau extensional regime, bukan compressional ataupun transpressional. Sulitnya menyebutkan "flower structure" ini memang selalu dikaitkan dengan kalsifikasi atau pemikiran genetic. Mungkin saja untuk mempermudah, ketika mempresentasikan lebih baik menyebutkan genesanya dulu baru penampakannya, namun dalam menganalisa tentunya kita selalu berawal dari diskriptif. Jadi perlu hati-hati ketika memberikan nama (menggunakan jargon). Seperti kata-kata "resources" dan "reserves" yg keduanya langsung dipikirkan menjadi sebuah volume minyak yg bakalan diperoleh Salam RDP On 5/25/05, Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Terminologi "flower structures" muncul berdasarkan observasi penampang > seismik. Ada sesar2 subvertikal - vertikal yang mekar ke arah atas dan > bergabung saling mendekat ke arah bawah. Tanpa data seismik, kita tidak akan > tahu dengan pasti bahwa sesar di permukaan yang kita amati itu ternyata > merupakan bagian flower structure tadi. Sebab, di permukaan ia hanya > terekspresikan sebagai lipatan, sinklin, sesar naik, atau sesar turun, dan > juga sesar mendatar. > > Bila kita melihat flower structures di penampang seismik, ia selalu berkaitan > dengan sistem wrench tectonism. Coba saja analisis dan sintesis tektonik > regionalnya, pasti ada wrench yang melaluinya. Paling tidak, itu yang saya > temukan saat mengevaluasi struktur dan tektonik di Salawati, Jawa Timur, > Barito, dan Lengan Timur Sulawesi. Yang di Salawati (Sorong Fault)dan Jawa > Timur (RMKS Fault) pernah saya publikasi di PIT IAGI 2002 dan 2004, di situ > pun digambarkan kenampakan2 flower structures-nya. > > Pada wrench tectonism terdapat baik komponen kompresi maupun tensi. > Karenanya, pada wrench tectonism muncul juga antiklin2 en-echelon, dan sesar > naik, maupun extension fractures ala normal faults. Karena flower structures > itu punya master fault yang vertikal dan basement involved, yaitu ciri khas > wrench tectonism, maka flower structures selama ini selalu berkembang di > sistem wrench tectonism. > > Saya belum pernah menemukan flower structures yang tidak berkaitan dengan > sistem wrench tectonism, baik dari studi sendiri maupun baca2 di literatur. > Karena itu, saya saat ini berpendapat bahwa flower structures hanya dibentuk > oleh wrench tectonics. Baik di sistem transpressional maupun transtensional, > flower structure terbentuk. > > Jadi, flower structure selalu berkaitan dengan wrench tectonics. Tetapi, > wrench tectonics tak mesti selalu menghasilkan flower structures. > > salam, > awang > > [EMAIL PROTECTED] wrote: > Dulu pernah ada yang menyinggung tentang flowers structure > > Untuk terjadinya flowers structure apakah harus terjadi di daerah > transperssion atau bisa di dareh dengan sistem yang lain...? > > Terima kasih atas pencerahannya... > > Regards > > Ferdinandus Kartiko Samodro > TOTAL E&P Indonesie Balikpapan > DKS/EXR/GLG > 0542- 533852 > > > > - > To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] > To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL > PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id > Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) > Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) > Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) > Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), > Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) > Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) > - > > > > - > Do You Yahoo!? > Yahoo! Small Business - Try our new Resources site! > -- Education can't stop natural disasters from occurring, but it can help people prepare for the possibilities --- - To unsu
Re: [iagi-net-l] Perputaran kalimantan dan pembentukan kutai basin
Kita klarifikasi dulu satu-satu karena Kalimantan dan Sulawesi adalah tempat terjadinya dua escape tectonics yang berlawanan. Natuna Fault system, Adang Fault, Mangkalihat Fault adalah sesar2 regional (wrench) yang semuanya punya hubungan regional ke IndoChina (TPF-Three Pagoda Fault, Wang Chao Fault, RRF-Red River Fault, dll) lalu ke semua daratan di selatan China sampai ke ujungnya di utara Himalaya. Ini adalah kompleks sesar2 besar yang terbentuk untuk mengakomodasi terekstrusinya (lepas, lari, escape) fragmen kerak SE Asia dan South Asia ke selatan tenggara saat collision India - Eurasia terjadi di sekitar mid Eosen 50 Ma. Kemudian, di Kalimantan, sesar2 ini memilih terbentuk di tepi2 mikro-kontinen yang saat itu menyusun Kalimantan dan sekitarnya. Maka, Adang Fault memilih terbentuk di tepi utara Pater-Noster dan Schwaner micro-plate, dan Sangkulirang (Mangkalihat) memilih terbentuk di utara Mangkalihat microplate dan utara Luconia. Failed-rift arm Kutei kebetulan terbentuk di antara Adang dan Mangkalihat. Memang, tempat ini sudah disediakan oleh mereka sehingga parit failed-rift arm "enak" terbentuk di situ. Adang Fault menurunkan blok Kutei dari Barito utara menjadi dalaman yang sangat dalam (Bongan Deep). Juga Sangkulirang pun demikian, hanya blok turunnya berlawanan dengan Adang. Maka, bisa diduga memang Adang-Sangkulirang lebih dulu terbentuk dibanding failed rift arm Kutei. Tetapi keduanya menyediakan jalan buat failed rift tersebut gampang terbentuk. Sulawesi Barat escaped dari Kalimantan Timur adalah periode berikutnya stelah sesar2 besar di Kalimantan aktif. Ini membuka Makassar Strait, yang utara diperumit dengan terbukanya Sulawesi Sea dengan sebuah arm of spreading masuk ke baratdaya menuju North Makassar Strait. Tetapi, karena skalanya kecil, tak ada transform fault ala Atlantic MOR yang terbentuk di timur Mangkalihat itu. Jadi Sangkulirang bukanlah transform fault North Makassar Spreading. Akan halnya Palu-Koro memang dijembatani untuk masuk ke Sangkulirang melalui "tanah genting" di belokan busur Sulawesi Utara ke ujung timur Mangkalihat. Sangkulirang dan PAlu-Koro adalah dua sistem strike slip yang berbeda umur tetapi mempunyai mekanisme yang sama. Palu-Koro juga merupakan escape tectonics akibat collision Banggai Sula ke timur Sulawesi. Harus diwaspadai juga bahwa rotasi Kalimantan hanya didasarkan kepada beberapa pengukuran paleomagnetik di beberapa microplatenya (Schwaner yang banyak datanya, N.S. Haile, Chamalaun, dkk dari tahun 1970an melakukan penelitian ini, yang kemudian dimodernisasi oleh beberapa orang dari University of London - Steve Moss dkk). Meskipun demikian, belum ada pemelajaran menyeluruh bahwa Kalimantan anticlockwisely rotated 50 deg. Hanya, sintesis regional, akan mengharuskannya demikian. Tinggal, mencari bukti yang lebih menyeluruh saja di lapangan. Bisa dibilang, 75 % data sudah menunjukkan rotasi itu. salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: Apakah failed arm rift dari kutai basin itu produk dari sesar geser (natuna fault system) sedang lengan kedua dan ketiga merupakan bukaan karena adanya MOR yang menerus dari timur sebelum rotasi kalimantan (yang sekarang jadi MOR di utara philipina setelah rotasi kalimantan)..? kalau kita lihat kelurusan seperti adang fault ( saya dulu sempat salah ngira Andang Faults..:-)) ) dan sangkulirang faults apakah berhubungan dengan produk sesar geser dari natuna faults dan palu koro faults...atau merupakan produk dari sesar transform karena bukaan MOR antara kalimantan dan sulawesi...? kalau lihat tulisan Pak Awang dan Pak Usman sepertinya sesar geser (Natuna fault system ) terjadi lebih dulu daripada bukaan kalimantan dan sulawesi ya..? Regards Ferdinandus Kartiko Samodro TOTAL E&P Indonesie Balikpapan DKS/EXR/GLG 0542- 533852 usman jauhari 24/05/2005 02:39 PM Please respond to iagi-net To: iagi-net@iagi.or.id cc: Subject: Re: [iagi-net-l] Perputaran kalimantan dan pembentukan kutai basin Kutei basin terbentuk oleh suatu sistem rift. Menurut teori, rift umumnya mempunyai tiga lengan (three arm rift) yang masing-masing lengan tersebut mempunyai sudut 120 derajat. Dalam perkembangannya, dua dari ketiga lengan rift tersebut akan berhasil terus membuka, berhubungan dengan laut terbuka, terisi oleh air laut dan akhirnya menjadi laut baru sedangkan satu lengan sisanya akan berhenti membuka yg sering disebut sebagai failed arm rift atau aulacogen. Kenapa salah satu gagal sedangkan dua lainya sukses terus membuka karena arah gaya utama tektonik selanjutnya akan bersifat kompresi terhadap salah satu dari lengan tersebut dan bersifat ekstensi pada dua lengan lainnya serta tidak mungkin bersifat ekstensi terhadap ketiga-tiganya. Pada failed arm rift atau aulacogen inilah yg umumnya menjadi lembah bagi sungai-sungai besar yg kemudian bermuara dan membentuk delta di laut yang terbentuk oleh dua lengan rift lainnya. Contoh sungai-sungai besar yang terbentuk
[iagi-net-l] Anggauta baru
Moderator Yth. Mohon bantuannya agar sahabat kami, mas I Nyoman Suta ([EMAIL PROTECTED]) bisa dimasukkan dalam anggauta milis IAGI agar supaya bisa mengikuti diskusi. Sekedar gambaran, rekan Nyoman adalah alumnus ITB, sudah cukup lama bergabung di PteroMer Trend-Santa Fe Energy dan Devon Energy, lalu PetroChina. Sekembalinya dari Oklahoma (2 tahun study) sekarang memimpin group Eksplorasi Jabung. Trimakasih atas perhatiannya. Wassalam, Sugeng Nb.Mas Nyoman, setelah mendapat konfirmasi silahkan memperkenalkan diri.
Re: [iagi-net-l] Flowers structure
Terminologi "flower structures" muncul berdasarkan observasi penampang seismik. Ada sesar2 subvertikal - vertikal yang mekar ke arah atas dan bergabung saling mendekat ke arah bawah. Tanpa data seismik, kita tidak akan tahu dengan pasti bahwa sesar di permukaan yang kita amati itu ternyata merupakan bagian flower structure tadi. Sebab, di permukaan ia hanya terekspresikan sebagai lipatan, sinklin, sesar naik, atau sesar turun, dan juga sesar mendatar. Bila kita melihat flower structures di penampang seismik, ia selalu berkaitan dengan sistem wrench tectonism. Coba saja analisis dan sintesis tektonik regionalnya, pasti ada wrench yang melaluinya. Paling tidak, itu yang saya temukan saat mengevaluasi struktur dan tektonik di Salawati, Jawa Timur, Barito, dan Lengan Timur Sulawesi. Yang di Salawati (Sorong Fault)dan Jawa Timur (RMKS Fault) pernah saya publikasi di PIT IAGI 2002 dan 2004, di situ pun digambarkan kenampakan2 flower structures-nya. Pada wrench tectonism terdapat baik komponen kompresi maupun tensi. Karenanya, pada wrench tectonism muncul juga antiklin2 en-echelon, dan sesar naik, maupun extension fractures ala normal faults. Karena flower structures itu punya master fault yang vertikal dan basement involved, yaitu ciri khas wrench tectonism, maka flower structures selama ini selalu berkembang di sistem wrench tectonism. Saya belum pernah menemukan flower structures yang tidak berkaitan dengan sistem wrench tectonism, baik dari studi sendiri maupun baca2 di literatur. Karena itu, saya saat ini berpendapat bahwa flower structures hanya dibentuk oleh wrench tectonics. Baik di sistem transpressional maupun transtensional, flower structure terbentuk. Jadi, flower structure selalu berkaitan dengan wrench tectonics. Tetapi, wrench tectonics tak mesti selalu menghasilkan flower structures. salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: Dulu pernah ada yang menyinggung tentang flowers structure Untuk terjadinya flowers structure apakah harus terjadi di daerah transperssion atau bisa di dareh dengan sistem yang lain...? Terima kasih atas pencerahannya... Regards Ferdinandus Kartiko Samodro TOTAL E&P Indonesie Balikpapan DKS/EXR/GLG 0542- 533852 - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - - Do You Yahoo!? Yahoo! Small Business - Try our new Resources site!
Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina
Abah and all, Saya cermati tulisan pak KKG, poin beliau : a.. Sumur di Blok Cepu memiliki cadangan minyak yang besar dengan letak yang strategis, sehingga eksploitasi selanjutnya relatif mudah. b.. Pertamina/Indonesia harus mampu mengelola dan memanfaatkan Blok Cepu dengan semaksimal mungkin, dan juga blok ini merupakan tantangan bagi Pertamina/Indonesia untuk menjadi Perusahaan Besar seperti Exxon Mobil c.. Andi M sebagai wakil pemerintah ??? dan Lin Che Wei sebagai wakil Exxon Mobile pada tanggal 20 atau 21 Mei malam itu memberi keterangan di MetroTV bahwa Indonesia akan memperpanjang kontrak dengan ExxonMobile sampai tahun 2030 sebagai hasil negosiasi dengan Indonesia yang diwakili mereka. Terus Pak RPK dengan penjelasan ttg. Potensial reserve instead of recoverable reserves dan sumur-sumur yang telah dibor oleh Humpuss-Ampolex Australia-Mobil Australia- Exxon Mobil . Dan Pak RPK ini yang paling tau ttg. blok Cepu luar dalam. Terus bukan Exxon Mobil yang pertama memetakan reefal objective di Cepu blok, tetapi Humpuss ( Pak Suhaemi Osman Bani - Pearl Oil eks Petromer Trend-lah originatornya, termasuk well Cendana, Banyu Urip, dan Jembaran). Walaupun dalam potongan remarknya pada BIEM Conference di Jakarta, Desember 2004, President, Exxon Mobil Corporation,Rex W. Tillerson menyatakan : "Let me cite just one of our experiences here in Indonesia to illustrate this point.Prior to our participation in the Cepu area in East and Central Java, exploration had been focussed in shallow accumulations and no large discoveries had been made for many years. Utilizing a new concept for hydrocarbon accumulations in the Cepu area that evolved from integrated technical studies of the hydrocarbon system, ExxonMobil drilled the Banyu Urip Number 3 well and discovered a large oil accumulation and well as a new play on the block. Additional drilling at Banyu Urip and wells at Sukowati and Jambaran confirmed the new models. In an area that has been considered fully explored, we discovered the largest oil accumulation found in Indonesia in three decades. " Remark yang sebenarnya melenceng dari kenyataan terutama kalimat : "Prior to our participation in the Cepu area in East and Central Java, exploration had been focussed in shallow accumulations and no large discoveries had been made for many years." Sebab sebelum Exxon Mobil mengakuisisi Ampolex, Mudi Field - JOB Pertamina- Petromer Trend /Santa Fe Tuban Block dengan Objective Carbonate sudah dibor ( th.93-94) dan pada saat itu disebut sebagai the largest and the first discoveries from Kujung Carbonate in East Java. Dan Humpuss-Ampolex sudah mentargetkan cabonate ini sebagai Priority mereka. Pak RPK dan Pak Suhaemi yang bisa cerita banyak ttg. A to Y dari Kontrak TAC Cepu Blok ini. Yang lainnya seperti ditulis Oki "Anyway, somehow I feel that in the end a compromise will be reached (baca: EM will get what they want), apalagi pak SBY akan berkunjung ke Amrik...uuups" dan Abah kita yang sudah super jelas Let see the end and expensive lesson from this Higher-Up Sinetron dd. - Original Message - From: <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Wednesday, May 25, 2005 8:37 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina > > Oki . Kadang kadang aku kagum sama kamu , kadang kadang suka agak "sableng" ,tapi bener ! Nah memang dari beberapa e-mail yang masuk , terlihat beberapa salah presepsi . 1. Kontrak antara Pertamina (pada saat itu tidak mewakili NKRI , karena daerah Cepu merupakan WKP-nya sendiri) dengan Humpuss PatraGas dalam bentuk TAC.Disamping itu ada beberapa side letter yang mengikat Pertamina dengan Humpuss. Ada tekanan pada Pertamina tentunya , karena memang waktu itu jamannya. Beberapa tokoh migas nasional menjadi pelaku di Humpus Patragas, mereka dapat berceritera (sebetulnya apabila berkenan) mengenai "kecurigaan" adanya cadangan yang cukup besar, sebelum operasi mereka berhenti karena berbagai alasan. 2.Pertamina , kemudian mengijinkan interest mereka dalam TAC dijual kepada Ampolex , satu perusahaan kecil Australia, dengan pemikiran agar operasi di Blok ini berlanjut Kemudian Ampolex duakusisi oleh Mobil Australia ,dan melanjutkan operasinya di Cepu. 3. Mobil (kemudian menjadi ExxonMobil) mengumumkan penemuan "giant" mereka dan menuntut agar kontrak diperpanjang, perlu diingat bahwa tidak ada satu clausa-pun dalam kontrak yang mengharuskan Pertamina memperpanjang kontraknya. 4.Menjawab pertanyaan atau "kecurigaan" bahwa Pertamina tidak mampu mengoperasikan Blok ini. Ini pertanyaan lucu dan sangat berjiwa "inlander", karena reservoir di Cepu , bukanlah reservoir yang terlalu spesifik , operasi di Cepu bukanlah operasi yang sulit. Korupsi ? , seperti dikatakan oleh Oki , EM -pun mempunyai angka angka ajaib sewaktu menuntut biaya yang telah dikeluarkannya !!! Apakah bisa Anda bayangkan drilling cost lebih dari tujuh juta dollar dalam usulan biaya drilling di onshore Jaw
Re: [iagi-net-l] Re: [HAGI-Network] [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina
Ketua Umum IAGI sebagai pembicara di UGM dalam rangka Hari Kebangkitan Nasional dg ekonom Revrisond Bawasir menyatakan bahwa sekarang lah saat nya Hari Kebangkitan (Geologi) Nasional baik dalam bidang kebijakan dan peraturan permerintah, pemberdayaan dan pembentukan lembaga2 yg melibatkan geologi, penanggulangan bencana, perencanaan/pengembangan daerah, pengelolaan sda, konsultan geologi di pemda dst dst disamping yang konvensional spt oil industri, pertambangan, survey air tanah, geotek dsb. Andang kalau bisa, tolong tunjukkan angka2 statistik antara ideal kebutuhan ahli geologi vs actual employeed vs berapa pengangguran dari lulusan universitas. Jadi ada potensi anak bangsa yang belum termanfaatkan Tetapi ini merupakan kerjaan panjang yang harus mendapat dukungan pemerintah dg peraturan yg ada/belum ada. Kalau IAGI siap masuk ke kebijakan publik apakah pemerintah siap dan kalau pemerintah siap apakah IAGI siap ? Bertepuk sebelah tangan kan nggak bisa bunyi dan bukannya kita tuli Buat Parvita yang gemes, anak bangsa bukan hanya mampu di negeri sendiri bahkan juga dapat diterima dan diakui di kawasan regional/internasional. So, wot ne'k ??? [EMAIL PROTECTED] nesia.co.id To: cc: [EMAIL PROTECTED], iagi-net@iagi.or.id 25/05/2005 04:02 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [HAGI-Network] [iagi-net-l] Please respond to Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina iagi-net Angka-angka itu, menurut yang saya tangkap sih baru rumours. Sebelum ada certification, rasanya angka2 itu tidak bisa dipertanggung jawabkan. Saya agak gemas membaca soal meragukan kemampuan bangsa Indonesia. Kemampuan bangsa Indonesia menggarap ladang sendiri kok masih diragukan. Lihat Medco, isinya orang Indonesia semua, maju2 aja tuh. Dan kalau sudah lebih dari 100 tahun kita berkecimpung di oil and gas business, kalau kemampuan teknologi orang awak masih diragukan, rasanya perlu dipertanyakan peranan BPMIGAS/Pertamina BPKKA (waktu jaman dulu) dalam memajukan human resources di oil-oil companies. Seharusnya jumlah expat makin berkurang karena ada transfer teknologi, sehingga perlahan-lahan anak bangsa sendiri yang mengolah kekayaan alamnya. Tapi yang terjadi di beberapa oil company besar malah expatnya datang ke sini dengan posisi yang dibuat-buat dan diapprove pula oleh BP Migas. Sebenarnya sungguh-sungguh ngga seh BPMigas dalam hal empowering nationals? Gemees Parvita H. Siregar Geologist-ENI Indonesia Kuningan Plaza, South Tower 9th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C 11-14 Jakarta 12940 Indonesia Tel: (62-21) 3000-3200 ext. 2916 Fax: (62-21) 3000-3230 mailto:[EMAIL PROTECTED] "Franciscus Sinartio"To: [EMAIL PROTECTED], iagi-net@iagi.or.id <[EMAIL PROTECTED] cc: tmail.com> Subject: [iagi-net-l] Re: [HAGI-Network] [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina 05/25/2005 07:40 AM Please respond to iagi-net Kalau misalnya pada diskusi HAGI/IAGI dengan pemerintah ditambahin argumen bahwa yang akan menguasai sumber energy adalah yang akan menguasai dunia. gimana ya??? atau tidak usah dibilang menguasai, dibilang saja yang survive adalah yang mempunyai energy dunia. Kan kalau di kelola perusahaan asing maka bukan negara yang menguasai. hal lain, apa betul reserve nya sebesar 1200 MMBO ? yang mereka sudah drill dan test(?) adalah yang carbonates kan? gimana distribusi porosity dan permeability nya, dilain pihak yang clastics nya gimana? fbs >From: mohamad untung <[EMAIL PROTECTED]> >Reply-To: "Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)" ><[EMAIL PROTECTED]> >To: [EMAIL PROTECTED] >Subject: Re: [HAGI-Network] [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi >besar Pertamina >Date: Tue, 24 May 2005 11:58:02 +0700 > >Menarik sekali uraian Kwik ini. Bagaimana geologi perlu menanggapi?. Apa >betul cadangan hanya 600 juta atau sampai 2 milyar barrel. Hal-hal ini >sangat mutlak perlu diantisipasi oleh IAGI dan HAGI sebagai asosiasi >profesi. >M. Untung >- Original Message - >From: "Rovicky
RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina
Abah kalau mark up dari KPS kan sebenarnya ada badan yang mengontrol seperti BPMigas Namanya KPS dengan sistem cost recovery seperti sekarang ya tentu pengen untung sebesar - besarnya (kalau bisa udah untung dulu sebelum bagi hasil)... jadi tinggal gimana pinter - pinternya dan niat tulus personil BPMigas saja mengawasi dan mengontrolnya... Apakah lalu kalau dipegang bangsa sendiri apa lalu boleh tidak profesional dengan alasan belajar...? Atau lalu boleh mark up / korupsi karena toh yang korupsi perusahaan dalam negeri...? Apakah kalau perusahaan dalam negeri pengawasan dari BPMigas jadi lebih kendur..? dari dulu kita ngomong ketakutan akan korupsi tapi kalau enggak ada perbaikannya ya ...jalan di tempat seperti sekarang Regards Ferdinandus Kartiko Samodro TOTAL E&P Indonesie Balikpapan DKS/EXR/GLG 0542- 533852 [EMAIL PROTECTED] 25/05/2005 09:37 AM Please respond to iagi-net To: iagi-net@iagi.or.id cc: Subject:RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina 4.Menjawab pertanyaan atau "kecurigaan" bahwa Pertamina tidak mampu mengoperasikan Blok ini. Ini pertanyaan lucu dan sangat berjiwa "inlander", karena reservoir di Cepu , bukanlah reservoir yang terlalu spesifik , operasi di Cepu bukanlah operasi yang sulit. Korupsi ? , seperti dikatakan oleh Oki , EM -pun mempunyai angka angka ajaib sewaktu menuntut biaya yang telah dikeluarkannya !!! Apakah bisa Anda bayangkan drilling cost lebih dari tujuh juta dollar dalam usulan biaya drilling di onshore Jawa Timur dimana 30% dari biaya tersebut hanya untuk personil Jadi kalau soal "mark up" itu bukan monopoli orang Indonesia. Pertamina sedang berubah dan memaang harus berubah , kita harus yakin bahwa mereka akan berubah. - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
[iagi-net-l] Flowers structure
Dulu pernah ada yang menyinggung tentang flowers structure Untuk terjadinya flowers structure apakah harus terjadi di daerah transperssion atau bisa di dareh dengan sistem yang lain...? Terima kasih atas pencerahannya... Regards Ferdinandus Kartiko Samodro TOTAL E&P Indonesie Balikpapan DKS/EXR/GLG 0542- 533852 - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina
> > Oki . Kadang kadang aku kagum sama kamu , kadang kadang suka agak "sableng" ,tapi bener ! Nah memang dari beberapa e-mail yang masuk , terlihat beberapa salah presepsi . 1. Kontrak antara Pertamina (pada saat itu tidak mewakili NKRI , karena daerah Cepu merupakan WKP-nya sendiri) dengan Humpuss PatraGas dalam bentuk TAC.Disamping itu ada beberapa side letter yang mengikat Pertamina dengan Humpuss. Ada tekanan pada Pertamina tentunya , karena memang waktu itu jamannya. Beberapa tokoh migas nasional menjadi pelaku di Humpus Patragas, mereka dapat berceritera (sebetulnya apabila berkenan) mengenai "kecurigaan" adanya cadangan yang cukup besar, sebelum operasi mereka berhenti karena berbagai alasan. 2.Pertamina , kemudian mengijinkan interest mereka dalam TAC dijual kepada Ampolex , satu perusahaan kecil Australia, dengan pemikiran agar operasi di Blok ini berlanjut Kemudian Ampolex duakusisi oleh Mobil Australia ,dan melanjutkan operasinya di Cepu. 3. Mobil (kemudian menjadi ExxonMobil) mengumumkan penemuan "giant" mereka dan menuntut agar kontrak diperpanjang, perlu diingat bahwa tidak ada satu clausa-pun dalam kontrak yang mengharuskan Pertamina memperpanjang kontraknya. 4.Menjawab pertanyaan atau "kecurigaan" bahwa Pertamina tidak mampu mengoperasikan Blok ini. Ini pertanyaan lucu dan sangat berjiwa "inlander", karena reservoir di Cepu , bukanlah reservoir yang terlalu spesifik , operasi di Cepu bukanlah operasi yang sulit. Korupsi ? , seperti dikatakan oleh Oki , EM -pun mempunyai angka angka ajaib sewaktu menuntut biaya yang telah dikeluarkannya !!! Apakah bisa Anda bayangkan drilling cost lebih dari tujuh juta dollar dalam usulan biaya drilling di onshore Jawa Timur dimana 30% dari biaya tersebut hanya untuk personil Jadi kalau soal "mark up" itu bukan monopoli orang Indonesia. Pertamina sedang berubah dan memaang harus berubah , kita harus yakin bahwa mereka akan berubah. Saya memang sejak awal termasuk yang tidak menyetujui perpanjangan kontrak TAC ini.Kan kalau mau mitra mendingan Medco atau Kondur . Si Abah. Sedikit koreksi: Humpuss 'menjual' TAC blok Cepu ke Ampolex, suatu > perusahaan kecil dari Australia (?). Setelah Mobil mengakuisisi Ampolex, > barulah dia punya akses ke blok Cepu. > > Kalaulah ada yang mengemukakan kekawatiran tentang kecenderungan korupsi > Pertamina apabila mengoperasikan sendiri blok cepu, mestinya pak Kwik > 'membalas' dengan membeberkan data2 (dugaan) mega mark up yang dilakukan > oleh operator (ie. EM) dalam kegiatan eksplorasi blok Cepu selama ini. > Ini khan yang jadi ganjelan dalam pembicaraan tentang jumlah kompensasi > antara EM-Pertamina...? > > Anyway, somehow I feel that in the end a compromise will be reached > (baca: EM will get what it want), apalagi pak SBY akan berkunjung ke > Amrik...uuups > > Oki > -Original Message- > From: mohamad untung [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Tuesday, 24 May 2005 11:58 AM > To: iagi-net@iagi.or.id; Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) > Subject: Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar > Pertamina > > Menarik sekali uraian Kwik ini. Bagaimana geologi perlu menanggapi?. Apa > betul cadangan hanya 600 juta atau sampai 2 milyar barrel. Hal-hal ini > sangat mutlak perlu diantisipasi oleh IAGI dan HAGI sebagai asosiasi > profesi. > M. Untung > - Original Message - > From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]> > To: > Sent: Monday, May 23, 2005 9:57 PM > Subject: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina > > >> Halaman Depan >> Senin, 23/05/2005 >> >> Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina >> >> Keputusan tentang apa yang harus dilakukan terhadap sumur minyak di >> Blok Cepu yang sekarang digarap ExxonMobile (EM) antara sukar dan >> mudah. Orang Jawa mengatakan gampang-gampang angel. Gampang kalau >> bangsa ini berpijak pada landasan falsafah dan prinsip. Angel kalau >> bangsa ini menjerumuskan diri pada teknokrasi semata. >> >> Asal mulanya Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto), pemegang izin >> eksploitasi minyak di sumur "kecil" di Cepu, menjual lisensinya kepada >> EM. Lisensi itu sebenarnya baru berakhir pada 2010. >> >> > DELETED >> Penulis lalu diyakinkan lagi dengan alasan bahwa kalau Pertamina yang >> mengeksploitasi sendiri, akan merugi karena belum berpengalaman dan >> korup. >> >> Upaya ini pun penulis tolak dengan alasan bahwa penulis sama sekali >> tidak berpikir tentang untung rugi. >> > > Santos Ltd A.B.N. 80 007 550 923 > Disclaimer: The information contained in this email is intended only for > the use of the > person(s) to whom it is addressed and may be confidential or contain > privileged information. If you are not the intended recipient you are > hereby > notified that any perusal, use, distribution, copying or disclosure is > strictly > prohibited. If you have received this email in error please immediately > advise us by return email and delete the email without making a copy. > > -
Re: [iagi-net-l] Re: [HAGI-Network] [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina
Seperti pada soal tsunami & langkah-langkah early warning system yg kita bicarakan beberapa bulan lalu, soal PN - EM ini pun sekali lagi menunjukan bahwa ada saat masalah yang berawal dari soal yang hampir murni teknis lalu bergerak masuk ke ruang pengambilan keputusan publik. Soal teknis (bagaimana karakter reservoir Cepu, berapa besar, dst) tidak dibicarakan demi pemahaman teknis lebih lanjut semata, tetapi selalu pada akhirnya kait berkait dengan fungsinya bagi orang banyak. Sekali lagi terlihat bahwa IAGI, atau lembaga profesi lain, tidak bisa inert terhadap persoalan publik; dan itu berarti lembaga ini mesti siap juga masuk ke perbincangan politis (bukan politik soal dukung mendukung dalam pilkada, tapi politik kebijakan). Maksudnya, argumentasi yang diajukan KKG jelaslah soal motive / tujuan / niat dalam mengelola sda, soal keberpihakan kepada bangsa. Beliau menjadi sedemikian extreem sampai berkata tak peduli untung atau rugi, yang utama adalah para insinyur bangsanya menguasai tetek bengek pengelolaan migas, tentu supaya pada ujungnya kita tidak didikte orang lain dalam mengelola sda sendiri menurut garis kebijakan kita sendiri. Sekali lagi, IAGI tidak ber hak untuk membatasi diri pada soal teknis atau ilmu geologi semata, kita mesti masuk ke dunia orang nya, dunia manusia nya, dunia insinyurnya, dunia publiknya, dunia kebijakannya. bat -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] To: Cc: [EMAIL PROTECTED], iagi-net@iagi.or.id Date: Wed, 25 May 2005 08:02:22 + Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [HAGI-Network] [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina > > Angka-angka itu, menurut yang saya tangkap sih baru rumours. Sebelum > ada > certification, rasanya angka2 itu tidak bisa dipertanggung jawabkan. > > Saya agak gemas membaca soal meragukan kemampuan bangsa Indonesia. > Kemampuan bangsa Indonesia menggarap ladang sendiri kok masih > diragukan. > Lihat Medco, isinya orang Indonesia semua, maju2 aja tuh. Dan kalau > sudah > lebih dari 100 tahun kita berkecimpung di oil and gas business, kalau > kemampuan teknologi orang awak masih diragukan, rasanya perlu > dipertanyakan > peranan BPMIGAS/Pertamina BPKKA (waktu jaman dulu) dalam memajukan > human > resources di oil-oil companies. Seharusnya jumlah expat makin > berkurang > karena ada transfer teknologi, sehingga perlahan-lahan anak bangsa > sendiri > yang mengolah kekayaan alamnya. Tapi yang terjadi di beberapa oil > company > besar malah expatnya datang ke sini dengan posisi yang dibuat-buat dan > diapprove pula oleh BP Migas. Sebenarnya sungguh-sungguh ngga seh > BPMigas > dalam hal empowering nationals? > > Gemees > > Parvita H. Siregar > Geologist-ENI Indonesia > Kuningan Plaza, South Tower 9th Floor > Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C 11-14 > Jakarta 12940 Indonesia > Tel: (62-21) 3000-3200 ext. 2916 > Fax: (62-21) 3000-3230 > mailto:[EMAIL PROTECTED] > > > > > > > > "Franciscus > > Sinartio"To: > [EMAIL PROTECTED], iagi-net@iagi.or.id > <[EMAIL PROTECTED] cc: > > tmail.com> Subject: [iagi-net-l] Re: > [HAGI-Network] [iagi-net-l] Blok Cepu, > ExxonMobile & strategi besar > Pertamina > 05/25/2005 > > 07:40 AM > > Please respond > > to iagi-net > > > > > > > > > > Kalau misalnya pada diskusi HAGI/IAGI dengan pemerintah ditambahin > argumen > bahwa yang akan menguasai sumber energy adalah yang akan menguasai > dunia. > gimana ya??? > atau tidak usah dibilang menguasai, dibilang saja yang survive adalah > yang > mempunyai energy dunia. > Kan kalau di kelola perusahaan asing maka bukan negara yang menguasai. > > hal lain, apa betul reserve nya sebesar 1200 MMBO ? yang mereka sudah > drill > dan test(?) adalah yang carbonates kan? gimana distribusi porosity dan > permeability nya, > dilain pihak yang clastics nya gimana? > > fbs > > > > > >From: mohamad untung <[
Re: [iagi-net-l] Re: [HAGI-Network] [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina
Saya menyarankan, bagaimana kalau organisasi profesi macam IAGI dan HAGI ini membuat suatu komitment dalam masalah Cepu ini. Mana yang kita dukung : 1. menjadikan Pertamina lebih baik atau 2. membiarkan reserve kita pindah tempat menjadi America national reserve programme. HAGI/IAGI dapat membuat pernyataan tertulis yang didukung penuh anggota. Jadi mana yang dipilih? Ayo dong buat pernyataan, jangan debat terus. rgds, EGS "Franciscus Sinartio"To: [EMAIL PROTECTED], iagi-net@iagi.or.id <[EMAIL PROTECTED] cc: ail.com> Subject: [iagi-net-l] Re: [HAGI-Network] [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina 05/25/2005 08:40 AM Please respond to iagi-net Kalau misalnya pada diskusi HAGI/IAGI dengan pemerintah ditambahin argumen bahwa yang akan menguasai sumber energy adalah yang akan menguasai dunia. gimana ya??? atau tidak usah dibilang menguasai, dibilang saja yang survive adalah yang mempunyai energy dunia. Kan kalau di kelola perusahaan asing maka bukan negara yang menguasai. hal lain, apa betul reserve nya sebesar 1200 MMBO ? yang mereka sudah drill dan test(?) adalah yang carbonates kan? gimana distribusi porosity dan permeability nya, dilain pihak yang clastics nya gimana? fbs >From: mohamad untung <[EMAIL PROTECTED]> >Reply-To: "Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)" ><[EMAIL PROTECTED]> >To: [EMAIL PROTECTED] >Subject: Re: [HAGI-Network] [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi >besar Pertamina >Date: Tue, 24 May 2005 11:58:02 +0700 > >Menarik sekali uraian Kwik ini. Bagaimana geologi perlu menanggapi?. Apa >betul cadangan hanya 600 juta atau sampai 2 milyar barrel. Hal-hal ini >sangat mutlak perlu diantisipasi oleh IAGI dan HAGI sebagai asosiasi >profesi. >M. Untung >- Original Message - >From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]> >To: >Sent: Monday, May 23, 2005 9:57 PM >Subject: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina > > > > Halaman Depan > > Senin, 23/05/2005 > > > > Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina > > > > Keputusan tentang apa yang harus dilakukan terhadap sumur minyak di > > Blok Cepu yang sekarang digarap ExxonMobile (EM) antara sukar dan > > mudah. Orang Jawa mengatakan gampang-gampang angel. Gampang kalau > > bangsa ini berpijak pada landasan falsafah dan prinsip. Angel kalau > > bangsa ini menjerumuskan diri pada teknokrasi semata. > > > > Asal mulanya Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto), pemegang izin > > eksploitasi minyak di sumur "kecil" di Cepu, menjual lisensinya kepada > > EM. Lisensi itu sebenarnya baru berakhir pada 2010. > > > > EM lalu mengeluarkan uang sebesar US$370 juta untuk mengeksplorasi > > sumur tersebut. Dari hasil eksplorasi itu, EM menemukan cadangan > > minyak sekitar 600 juta barel. > > > > Karena cadangan itu besar, EM mengajukan usul agar kontraknya de-ngan > > Indonesia diperpanjang sampai 2030. Usul ini tentu disertai dengan > > deal bisnis yang rinci. > > > > Ketika itu, status hukum Pertamina masih berupa Perum. Menurut > > undang-undang yang berlaku, yang berhak mengambil keputusan adalah > > Dewan Komisaris Pemerintah untuk Pertamina (DKPP) yang terdiri dari > > lima orang menteri. > > > > Tiga dari lima anggota DKPP setuju, sedangkan dua lainnya tidak setuju > > memperpanjang kontrak dengan EM. Karena tidak dicapai keputusan yang > > bulat, berdasarkan undang-undang, keputusan harus diambil oleh > > Presiden. Maka "bola panas" pindah ke tangan Presiden Megawati > > Soekarnoputri. > > > > EM tidak tinggal diam. Perusahaan AS itu mengerahkan semua kekuatan, > > termasuk pemerintahnya untuk melobi keras kepada pemerintah Indonesia. > > Namun bagi penulis, upay
Re: [iagi-net-l] Re: [HAGI-Network] [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina
Angka-angka itu, menurut yang saya tangkap sih baru rumours. Sebelum ada certification, rasanya angka2 itu tidak bisa dipertanggung jawabkan. Saya agak gemas membaca soal meragukan kemampuan bangsa Indonesia. Kemampuan bangsa Indonesia menggarap ladang sendiri kok masih diragukan. Lihat Medco, isinya orang Indonesia semua, maju2 aja tuh. Dan kalau sudah lebih dari 100 tahun kita berkecimpung di oil and gas business, kalau kemampuan teknologi orang awak masih diragukan, rasanya perlu dipertanyakan peranan BPMIGAS/Pertamina BPKKA (waktu jaman dulu) dalam memajukan human resources di oil-oil companies. Seharusnya jumlah expat makin berkurang karena ada transfer teknologi, sehingga perlahan-lahan anak bangsa sendiri yang mengolah kekayaan alamnya. Tapi yang terjadi di beberapa oil company besar malah expatnya datang ke sini dengan posisi yang dibuat-buat dan diapprove pula oleh BP Migas. Sebenarnya sungguh-sungguh ngga seh BPMigas dalam hal empowering nationals? Gemees Parvita H. Siregar Geologist-ENI Indonesia Kuningan Plaza, South Tower 9th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C 11-14 Jakarta 12940 Indonesia Tel: (62-21) 3000-3200 ext. 2916 Fax: (62-21) 3000-3230 mailto:[EMAIL PROTECTED] "Franciscus Sinartio"To: [EMAIL PROTECTED], iagi-net@iagi.or.id <[EMAIL PROTECTED] cc: tmail.com> Subject: [iagi-net-l] Re: [HAGI-Network] [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina 05/25/2005 07:40 AM Please respond to iagi-net Kalau misalnya pada diskusi HAGI/IAGI dengan pemerintah ditambahin argumen bahwa yang akan menguasai sumber energy adalah yang akan menguasai dunia. gimana ya??? atau tidak usah dibilang menguasai, dibilang saja yang survive adalah yang mempunyai energy dunia. Kan kalau di kelola perusahaan asing maka bukan negara yang menguasai. hal lain, apa betul reserve nya sebesar 1200 MMBO ? yang mereka sudah drill dan test(?) adalah yang carbonates kan? gimana distribusi porosity dan permeability nya, dilain pihak yang clastics nya gimana? fbs >From: mohamad untung <[EMAIL PROTECTED]> >Reply-To: "Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)" ><[EMAIL PROTECTED]> >To: [EMAIL PROTECTED] >Subject: Re: [HAGI-Network] [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi >besar Pertamina >Date: Tue, 24 May 2005 11:58:02 +0700 > >Menarik sekali uraian Kwik ini. Bagaimana geologi perlu menanggapi?. Apa >betul cadangan hanya 600 juta atau sampai 2 milyar barrel. Hal-hal ini >sangat mutlak perlu diantisipasi oleh IAGI dan HAGI sebagai asosiasi >profesi. >M. Untung >- Original Message - >From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]> >To: >Sent: Monday, May 23, 2005 9:57 PM >Subject: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina > > > > Halaman Depan > > Senin, 23/05/2005 > > > > Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina > > > > Keputusan tentang apa yang harus dilakukan terhadap sumur minyak di > > Blok Cepu yang sekarang digarap ExxonMobile (EM) antara sukar dan > > mudah. Orang Jawa mengatakan gampang-gampang angel. Gampang kalau > > bangsa ini berpijak pada landasan falsafah dan prinsip. Angel kalau > > bangsa ini menjerumuskan diri pada teknokrasi semata. > > > > Asal mulanya Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto), pemegang izin > > eksploitasi minyak di sumur "kecil" di Cepu, menjual lisensinya kepada > > EM. Lisensi itu sebenarnya baru berakhir pada 2010. > > > > EM lalu mengeluarkan uang sebesar US$370 juta untuk mengeksplorasi > > sumur tersebut. Dari hasil eksplorasi itu, EM menemukan cadangan > > minyak sekitar 600 juta barel. > > > > Karena cadangan itu besar, EM mengajukan usul agar kontraknya de-ngan > > Indonesia diperpanjang sampai 2030. Usul ini tentu disertai dengan > > deal bisnis yang rinci. > > > > Ketika itu, status hukum Pertamina masih berupa Perum. Menurut > > undang-undang yang berlaku, yang ber
RE: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina
Sedikit koreksi: Humpuss 'menjual' TAC blok Cepu ke Ampolex, suatu perusahaan kecil dari Australia (?). Setelah Mobil mengakuisisi Ampolex, barulah dia punya akses ke blok Cepu. Kalaulah ada yang mengemukakan kekawatiran tentang kecenderungan korupsi Pertamina apabila mengoperasikan sendiri blok cepu, mestinya pak Kwik 'membalas' dengan membeberkan data2 (dugaan) mega mark up yang dilakukan oleh operator (ie. EM) dalam kegiatan eksplorasi blok Cepu selama ini. Ini khan yang jadi ganjelan dalam pembicaraan tentang jumlah kompensasi antara EM-Pertamina...? Anyway, somehow I feel that in the end a compromise will be reached (baca: EM will get what it want), apalagi pak SBY akan berkunjung ke Amrik...uuups Oki -Original Message- From: mohamad untung [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, 24 May 2005 11:58 AM To: iagi-net@iagi.or.id; Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) Subject: Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina Menarik sekali uraian Kwik ini. Bagaimana geologi perlu menanggapi?. Apa betul cadangan hanya 600 juta atau sampai 2 milyar barrel. Hal-hal ini sangat mutlak perlu diantisipasi oleh IAGI dan HAGI sebagai asosiasi profesi. M. Untung - Original Message - From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Monday, May 23, 2005 9:57 PM Subject: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina > Halaman Depan > Senin, 23/05/2005 > > Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina > > Keputusan tentang apa yang harus dilakukan terhadap sumur minyak di > Blok Cepu yang sekarang digarap ExxonMobile (EM) antara sukar dan > mudah. Orang Jawa mengatakan gampang-gampang angel. Gampang kalau > bangsa ini berpijak pada landasan falsafah dan prinsip. Angel kalau > bangsa ini menjerumuskan diri pada teknokrasi semata. > > Asal mulanya Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto), pemegang izin > eksploitasi minyak di sumur "kecil" di Cepu, menjual lisensinya kepada > EM. Lisensi itu sebenarnya baru berakhir pada 2010. > > DELETED > Penulis lalu diyakinkan lagi dengan alasan bahwa kalau Pertamina yang > mengeksploitasi sendiri, akan merugi karena belum berpengalaman dan > korup. > > Upaya ini pun penulis tolak dengan alasan bahwa penulis sama sekali > tidak berpikir tentang untung rugi. > Santos Ltd A.B.N. 80 007 550 923 Disclaimer: The information contained in this email is intended only for the use of the person(s) to whom it is addressed and may be confidential or contain privileged information. If you are not the intended recipient you are hereby notified that any perusal, use, distribution, copying or disclosure is strictly prohibited. If you have received this email in error please immediately advise us by return email and delete the email without making a copy. - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina
Aku rasa masalah besarnya jumlah minyak yg ada di Cepu ini bisa menjadi potential question buat tim IAGI ke DPR utk ber-RDP-ria, seperti yg sudah dituliskan milist ini beberapa waktu lalu. Memang susah-susah gampang memberitahukan atau membicarakan ke awam tentang cadangan (reserves) dengan resoursces (sumber daya). Saya rasa BP Migas memiliki scheme (kategori) utk ini. Mana yg disebut Recoverable reserves, potential reserve, juga speculative resource. Setiap perusahaan memiliki skemanya sendiri-sendiri, demikian juga lembaga yg memberikan sertifikasi seperti D & M, dll. SPE-pun juga memiliki standardisasi resources-reserves ini. Istilah resources dan reserves ini yg perlu diberitahukan dahulu. Susahnya keduanya sering diartikan dalam bahasa indonesia sebagai "cadangan", ini yg merancukan. Dan payahnya sering diapakai untuk tujuan "politis". Aku ras perlu untuk diberikan "pelajaran" buat para ekonom dalam "membaca" tulisan explorationist. RDP "si RDP yg ga bisa ikutan ke DPR utk RDP :p)" On 5/24/05, R.P. Koesoemadinata <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Yang dimaksud mungkin adalah potential reserves. Memang ini masuk akal > melihat jumlah reef yang ada di Cepu block ini. > Exxon Mobil telah membor 4 reefs: Banyuurip (350 million barrel, mungkin > lebih), Cendana, Jembaran dan Sukowati (sebagain kecil dikuasai Petrochina) > yang merupakan discovery, dan masih banyak reefs lagi yang belum dibor. > RPk - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
[iagi-net-l] Science News: Sumatra-Andaman earthquake allowed detailed observation of free oscillations
Rekaman getaran gempa dan "ringing"nya telah menjadi sebuah "source signal" yg bermanfaat untuk lebih memahami bumi. RDP Science News Sumatra-Andaman earthquake allowed detailed observation of free oscillations By Staff Writers May 24, 2005, 8:40 GMT NEW HAVEN, CT, UNITED STATES (UPI) -- Oscillations begun by the Sumatra-Andaman earthquake in December 2004 are providing important information about the composition of the Earth as well as the size and duration of the earthquake, according to a report in the journal Science by an international group of scientists led by Professor Jeffrey J. Park of the Department of Geology and Geophysics at Yale University. "Just like thumping a watermelon to hear if it is ripe, after a big earthquake thumps our planet we measure the natural tones from seismograms to detect properties of Earth`s deep mantle and core," said Park. "The Sumatra-Andaman earthquake produced the best documentation of Earth`s free oscillations ever recorded." Free oscillations have natural periods that depend on the composition and temperature of Earth`s deep interior, and cause tiny distortions in the shape of the planet. "This earthquake may resolve several controversies, such as whether a heavy slagheap of old tectonic plates is stuck near the core-mantle boundary beneath Africa, or even whether microscopic crystals of pure iron in Earth`s inner core are aligned with the rotation axis," said Park. Seismic waves from the 9.0-magnitude Sumatra earthquake reached a monitoring station in Sri Lanka within four minutes and caused the ground to rise and fall 3.6 inches (9.0 centimeters); it registered on seismometers worldwide within 21 minutes. To give a sense of relative magnitudes, the Northridge, California quake in 1994 lasted 20 seconds or less; the data of Park and his collaborators supports a model of the Sumatra-Andaman earthquake that lasted about 10 minutes. The rupture moved massive slabs of rock at least 65 feet (20 meters) over the longest distance ever recorded, more than 800 miles (1300 kilometers) – the equivalent of the distance from Florida to New England. "The terrible damage and loss of life wrought by this earthquake humbles the most dispassionate observer, as does the strong likelihood that one or more [similar] earthquakes will occur elsewhere in the coming century," said Park. In the 1950`s and 1960`s there were three earthquakes of this magnitude in the area near sparsely inhabited Aleutian Islands. The first report of free oscillations was from hand-digitized analogue recordings of the 9.0+ magnitude Chilean earthquake on 22 May 1960. The seismic records from the 1960`s events were fragmentary, because the technology of the time could not record all earthquake motions. When seismic waves from the largest earthquakes arrived at the old-design seismometers, they simply jumped off-scale, or even broke. More recently, digital recordings of smaller, deeper quakes have better records of free oscillations and more accurate reference models of Earth`s interior. The Sumatra-Andman earthquake tested the current global digital broadband technology. More than 400 stations around the world provided data, including a site at the South Pole with a seismometer buried deep in the ice sheet. With the network now online, and with the planned addition of more seismograph locations into the system, strong seismic events in the future can be continuously monitored in unprecedented detail from the instant when the first signals arrive at monitoring stations. Oscillation studies, in combination with other geodetic information, can be applied to seismically active regions worldwide. Other authors on the article are Teh-Ru Alex Song, Jeroen Tromp and Hiroo Kanamori,(California Institute of Technology); Emile Okal and Seth Stein (Illinois University); Genevieve Roult and Eric Clevede (IPGP, Paris); Gabi Laske, Peter Davis and Jon Berger (Scripps Institute); Carla Braitenberg (University of Trieste); Michel Van Camp (Royal Observatory of Belgium); Xiang`e Lei, Heping Sun and Houze Xu (Chinese Academy of Sciences) and Severine Rosat (National Astronomical Observatory of Japan).The work was supported by The National Science Foundation and the U.S. Geological Survey. Copyright 2005 by Space Daily, Distributed by United Press International -- Education can't stop natural disasters from occurring, but it can help people prepare for the possibilities ---
[iagi-net-l] Re: [HAGI-Network] [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina
Kalau misalnya pada diskusi HAGI/IAGI dengan pemerintah ditambahin argumen bahwa yang akan menguasai sumber energy adalah yang akan menguasai dunia. gimana ya??? atau tidak usah dibilang menguasai, dibilang saja yang survive adalah yang mempunyai energy dunia. Kan kalau di kelola perusahaan asing maka bukan negara yang menguasai. hal lain, apa betul reserve nya sebesar 1200 MMBO ? yang mereka sudah drill dan test(?) adalah yang carbonates kan? gimana distribusi porosity dan permeability nya, dilain pihak yang clastics nya gimana? fbs From: mohamad untung <[EMAIL PROTECTED]> Reply-To: "Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)" <[EMAIL PROTECTED]> To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [HAGI-Network] [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina Date: Tue, 24 May 2005 11:58:02 +0700 Menarik sekali uraian Kwik ini. Bagaimana geologi perlu menanggapi?. Apa betul cadangan hanya 600 juta atau sampai 2 milyar barrel. Hal-hal ini sangat mutlak perlu diantisipasi oleh IAGI dan HAGI sebagai asosiasi profesi. M. Untung - Original Message - From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Monday, May 23, 2005 9:57 PM Subject: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina > Halaman Depan > Senin, 23/05/2005 > > Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina > > Keputusan tentang apa yang harus dilakukan terhadap sumur minyak di > Blok Cepu yang sekarang digarap ExxonMobile (EM) antara sukar dan > mudah. Orang Jawa mengatakan gampang-gampang angel. Gampang kalau > bangsa ini berpijak pada landasan falsafah dan prinsip. Angel kalau > bangsa ini menjerumuskan diri pada teknokrasi semata. > > Asal mulanya Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto), pemegang izin > eksploitasi minyak di sumur "kecil" di Cepu, menjual lisensinya kepada > EM. Lisensi itu sebenarnya baru berakhir pada 2010. > > EM lalu mengeluarkan uang sebesar US$370 juta untuk mengeksplorasi > sumur tersebut. Dari hasil eksplorasi itu, EM menemukan cadangan > minyak sekitar 600 juta barel. > > Karena cadangan itu besar, EM mengajukan usul agar kontraknya de-ngan > Indonesia diperpanjang sampai 2030. Usul ini tentu disertai dengan > deal bisnis yang rinci. > > Ketika itu, status hukum Pertamina masih berupa Perum. Menurut > undang-undang yang berlaku, yang berhak mengambil keputusan adalah > Dewan Komisaris Pemerintah untuk Pertamina (DKPP) yang terdiri dari > lima orang menteri. > > Tiga dari lima anggota DKPP setuju, sedangkan dua lainnya tidak setuju > memperpanjang kontrak dengan EM. Karena tidak dicapai keputusan yang > bulat, berdasarkan undang-undang, keputusan harus diambil oleh > Presiden. Maka "bola panas" pindah ke tangan Presiden Megawati > Soekarnoputri. > > EM tidak tinggal diam. Perusahaan AS itu mengerahkan semua kekuatan, > termasuk pemerintahnya untuk melobi keras kepada pemerintah Indonesia. > Namun bagi penulis, upaya EM sudah merupakan "tekanan" agar Indonesia > mau memperpanjang kontrak tersebut. > > Di tengah lobi dan perundingan berjalan, tersiar kabar, entah kabar > burung atau tidak, bahwa cadangan minyak yang sebenarnya di Blok Cepu > adalah 1,2 miliar barel, bukan 600 juta barel. > > Belakangan beredar lagi kabar bahwa cadangan minyak di blok itu bahkan > bisa mencapai 2 miliar barel. > > Seperti dikatakan sebelumnya, ada dua anggota DKPP yang tidak setuju. > Yang satu atas dasar alasan yuridis bahwa bentuk kerja sama adalah > Technical Assistance Contract (TAC), sehingga tidak bisa lantas diubah > menjadi kontrak bagi hasil. > > Anggota lain, yang tidak setuju, adalah penulis dengan alasan yang > sama sekali berbeda. > > Alasan sangat prinsipil > > Alasan penulis saat itu sangat prinsipil, yaitu bahwa sumur di Blok > Cepu memiliki cadangan minyak yang besar dengan letak yang strategis, > sehingga eksploitasi selanjutnya relatif mudah. > > Maka penulis mati-matian mempertahankan agar blok itu sepenuhnya > dieksploitasi oleh Pertamina. > > Berbagai alasan dikemukakan untuk meyakinkan penulis agar ikut > menyetujui perpanjangan kontrak dengan EM. Upaya tersebut datang dari > berbagai pihak, baik Pertamina dan Lemigas maupun EM dan Duta Besar AS > untuk Indonesia Ralph Boyce. > > Semua alasan penulis tolak. Ini karena titik tolak penulis sangat > prinsipil bahwa Pertamina harus menggunakan sumur Cepu sebagai titik > tolak untuk belajar mengeksploitasi minyak sendiri sepenuhnya. > > Kata "belajar" ditekankan karena penulis dihujani berbgai perhitungan > rugi laba, penuh dengan angka-angka yang njlimet. Namun penulis sama > sekali tidak mau melihat angka-angka tersebut. > > Berapa pun untung ruginya, penulis terima. Ini karena bagi penulis > sudah sangat memalukan setelah 60 tahun merdeka, 92% dari minyak > nasional dieksploitasi oleh kontraktor asing. > > Dikemukakan bahwa Pertamina tidak mungkin membiayai eksploitasi > sendiri. Penulis yakinkan bahwa kalau ada cadangan minyak 600 juta > barel saja, bank di seluruh dunia akan antre memberikan kredit yan
Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina
Kalau reef apakah sistemnya lebih sistem fracture daripada intergranular...? kalau sistem fracture kan cadangannya umumnya enggak sebesar yang dibayangkan sebelumnya dan bukannya cepet depleted? kalau berfikir seperti KKG bahwa memang field tersebut untuk belajar sih boleh saja...tapi kalau ketakutannya karena korupsiapakah pertamina sudah bisa memberikan jaminan bahwa korupsi di tubuhnya sudah hilang...? Dan apakah proses belajarnya akan effisien ? tentu ada juga perhitungan untung rugi dari apa yang bisa kita hasilkan dilihat keuntungan materi dan pendidikan , tapi jangan lalu karena pendidikan yang tidak effisien lalu materi yang harusnya diterima oleh negara jadi habis Nah mungkin BP MIgas selaku pemilik Field bisa melakukan tender ulang dalam negeri terhadap field tersebut mis : kalau dilihat dari kinerja oil company lokal (mis : expan, kondur dan pertamina ) mana yang kira - kira bisa menghandle field tersebut secara effisien dan menjamin bahwa proses belajar berjalan dengan baik. Regards Ferdinandus Kartiko Samodro TOTAL E&P Indonesie Balikpapan DKS/EXR/GLG 0542- 533852 "R.P. Koesoemadinata" <[EMAIL PROTECTED]> 24/05/2005 07:17 PM Please respond to iagi-net To: cc: Subject:Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina Yang dimaksud mungkin adalah potential reserves. Memang ini masuk akal melihat jumlah reef yang ada di Cepu block ini. Exxon Mobil telah membor 4 reefs: Banyuurip (350 million barrel, mungkin lebih), Cendana, Jembaran dan Sukowati (sebagain kecil dikuasai Petrochina) yang merupakan discovery, dan masih banyak reefs lagi yang belum dibor. RPk - Original Message - From: "mohamad untung" <[EMAIL PROTECTED]> To: ; "Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)" <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Tuesday, May 24, 2005 11:58 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina > Menarik sekali uraian Kwik ini. Bagaimana geologi perlu menanggapi?. Apa > betul cadangan hanya 600 juta atau sampai 2 milyar barrel. Hal-hal ini > sangat mutlak perlu diantisipasi oleh IAGI dan HAGI sebagai asosiasi > profesi. > M. Untung > - Original Message - > From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]> > To: > Sent: Monday, May 23, 2005 9:57 PM > Subject: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina > > >> Halaman Depan >> Senin, 23/05/2005 >> >> Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina >> >> Keputusan tentang apa yang harus dilakukan terhadap sumur minyak di >> Blok Cepu yang sekarang digarap ExxonMobile (EM) antara sukar dan >> mudah. Orang Jawa mengatakan gampang-gampang angel. Gampang kalau >> bangsa ini berpijak pada landasan falsafah dan prinsip. Angel kalau >> bangsa ini menjerumuskan diri pada teknokrasi semata. >> >> Asal mulanya Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto), pemegang izin >> eksploitasi minyak di sumur "kecil" di Cepu, menjual lisensinya kepada >> EM. Lisensi itu sebenarnya baru berakhir pada 2010. >> >> EM lalu mengeluarkan uang sebesar US$370 juta untuk mengeksplorasi >> sumur tersebut. Dari hasil eksplorasi itu, EM menemukan cadangan >> minyak sekitar 600 juta barel. >> >> Karena cadangan itu besar, EM mengajukan usul agar kontraknya de-ngan >> Indonesia diperpanjang sampai 2030. Usul ini tentu disertai dengan >> deal bisnis yang rinci. >> >> Ketika itu, status hukum Pertamina masih berupa Perum. Menurut >> undang-undang yang berlaku, yang berhak mengambil keputusan adalah >> Dewan Komisaris Pemerintah untuk Pertamina (DKPP) yang terdiri dari >> lima orang menteri. >> >> Tiga dari lima anggota DKPP setuju, sedangkan dua lainnya tidak setuju >> memperpanjang kontrak dengan EM. Karena tidak dicapai keputusan yang >> bulat, berdasarkan undang-undang, keputusan harus diambil oleh >> Presiden. Maka "bola panas" pindah ke tangan Presiden Megawati >> Soekarnoputri. >> >> EM tidak tinggal diam. Perusahaan AS itu mengerahkan semua kekuatan, >> termasuk pemerintahnya untuk melobi keras kepada pemerintah Indonesia. >> Namun bagi penulis, upaya EM sudah merupakan "tekanan" agar Indonesia >> mau memperpanjang kontrak tersebut. >> >> Di tengah lobi dan perundingan berjalan, tersiar kabar, entah kabar >> burung atau tidak, bahwa cadangan minyak yang sebenarnya di Blok Cepu >> adalah 1,2 miliar barel, bukan 600 juta barel. >> >> Belakangan beredar lagi kabar bahwa cadangan minyak di blok itu bahkan >> bisa mencapai 2 miliar barel. >> >> Seperti dikatakan sebelumnya, ada dua anggota DKPP yang tidak setuju. >> Yang satu atas dasar alasan yuridis bahwa bentuk kerja sama adalah >> Technical Assistance Contract (TAC), sehingga tidak bisa lantas diubah >> menjadi kontrak bagi hasil. >> >> Anggota lain, yang tidak setuju, adalah penulis dengan alasan yang >> sama sekali berbeda. >> >> Alasan sangat prinsipil >> >> Alasan penulis saat itu sangat prinsipil, yaitu bahwa sumur di Blok >> Cepu memiliki cadangan minyak yang besar dengan letak
Re: [iagi-net-l] Perputaran kalimantan dan pembentukan kutai basin
Apakah failed arm rift dari kutai basin itu produk dari sesar geser (natuna fault system) sedang lengan kedua dan ketiga merupakan bukaan karena adanya MOR yang menerus dari timur sebelum rotasi kalimantan (yang sekarang jadi MOR di utara philipina setelah rotasi kalimantan)..? kalau kita lihat kelurusan seperti adang fault ( saya dulu sempat salah ngira Andang Faults..:-)) ) dan sangkulirang faults apakah berhubungan dengan produk sesar geser dari natuna faults dan palu koro faults...atau merupakan produk dari sesar transform karena bukaan MOR antara kalimantan dan sulawesi...? kalau lihat tulisan Pak Awang dan Pak Usman sepertinya sesar geser (Natuna fault system ) terjadi lebih dulu daripada bukaan kalimantan dan sulawesi ya..? Regards Ferdinandus Kartiko Samodro TOTAL E&P Indonesie Balikpapan DKS/EXR/GLG 0542- 533852 usman jauhari <[EMAIL PROTECTED]> 24/05/2005 02:39 PM Please respond to iagi-net To: iagi-net@iagi.or.id cc: Subject:Re: [iagi-net-l] Perputaran kalimantan dan pembentukan kutai basin Kutei basin terbentuk oleh suatu sistem rift. Menurut teori, rift umumnya mempunyai tiga lengan (three arm rift) yang masing-masing lengan tersebut mempunyai sudut 120 derajat. Dalam perkembangannya, dua dari ketiga lengan rift tersebut akan berhasil terus membuka, berhubungan dengan laut terbuka, terisi oleh air laut dan akhirnya menjadi laut baru sedangkan satu lengan sisanya akan berhenti membuka yg sering disebut sebagai failed arm rift atau aulacogen. Kenapa salah satu gagal sedangkan dua lainya sukses terus membuka karena arah gaya utama tektonik selanjutnya akan bersifat kompresi terhadap salah satu dari lengan tersebut dan bersifat ekstensi pada dua lengan lainnya serta tidak mungkin bersifat ekstensi terhadap ketiga-tiganya. Pada failed arm rift atau aulacogen inilah yg umumnya menjadi lembah bagi sungai-sungai besar yg kemudian bermuara dan membentuk delta di laut yang terbentuk oleh dua lengan rift lainnya. Contoh sungai-sungai besar yang terbentuk pada aulacogen a dalah Sungai Mississippi, Amazon dan Niger. Kalo kita lihat fisiografi dari Kutei basin saat ini dan menghubungkannya dengan teori rift di atas, selat Makasar yang kita lihat sekarang merupakan hasil pemekaran dari dua lengan rift sedangkan sungai Mahakam berkembang pada lembah yang terbentuk oleh aulacogen. Pada awal pembentukan Kutei basin, ekstensi terjadi pada ketiga lengan rift. Pada perkembangan berikutnya, ekstensi lebih dominan pada dua dari tiga lengan rift yang membentuk selat Makasar. Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Kutei Basin adalah sebuah sistem aulacogen -three way rift. Sebuah lengan pertama : rift berarah timur-barat masuk dari sekitar Delta Mahakam sekarang menuju inner Kalimantan di sekitar timur Kuching High - inilah retakan pertama yang diisi sedimen2 pra Miosen. Formasi Kiham Haloq, berumur Paleosen-Eosen, sedikit lebih tua dari Formasi Tanjung di Barito, non-marine sediments, merupakan pengisi lembah retakan pertama di proto Kutei. Maka, bisa dikatakan bahwa sejak Eosen, Kutei sudah terbuka. Lengan kedua : rift ke utara menuju Tarakan. Lengan ketiga : rift menuju South Makassar. Pada zamannya, lengan2 kedua dan ketiga inilah yang aktif membuka dan menguakkan Makassar Strait sepanjang Paleogen. Maka, arah extension ini utara-selatan atau sekarang sejajar dengan garis pantai Kalimantan Timur. Sedangkan, lengan pertama yang barat-timur berekstensi ke utara dan selatan atau sekarang tegak lurus dengan garis pantai Kalimantan Timur. Lengan kedua dan ketiga bisa membuka walaupun akhirnya juga berhenti saat terjadi beberapa collision di timur Sulawesi Barat. Lengan pertama membuka sepanjang Paleogen setelah itu terhenti. Rotasi anti-clockwise Kalimantan ikut menggagalkan pembukaan lengan kedua dan ketiga di Selat Makassar. Aulacogen di Kutei hanya merupakan konsekuensi drifting-nya fragmen Sulawesi Barat ke timur, melarikan diri dari tepi timur Sundaland. Secara lebih regional lagi, skala SE Asia, ini hanya merupakan perwujudan extrusion tectonics yang banyak terjadi saat itu di wilayah ini. salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: Mau menanyakan pada rekan - rekan semua pada umur 15ma pulau kalimantan mulai terputar anticloskwise karena tumbukan dari plate australia dan pasific plate...yang berarti kompresi banyak bekerja . yang jadi pertanyaan kapan sebenarnya mulai terbukanya kutai basin sebagai tempat sedimentasi apakah jauh sebelum 15 ma ( ex: around 43 ma) dan event apa yang menyebabkan terbukanya kutai basin ...? dan kearah mana extension pada saat itu apakah tegak lurus pesisir timur kalimantan ( kalau posisi sekarang jadinya barat timur) atau paralel dengan pesisir timur kalimantan( kalau posisi sekarang jadi utara selatan )...? Regards Ferdinandus Kartiko Samodro TOTAL E&P Indonesie Balikpapan DKS/EXR/GLG 0542- 533852
Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina
Yang lebih menarik adalah prinsip prinsip dasar yang di sampaikan oleh KKG ini untuk ketidak setujuaannya terhadap perpanjangan kontrak tsb. KKG melihat persoalaan ini tdk semata B to B , sedangkan bagi anggota Dekom yang lain melihatnya pada sisi B nya semata. Bagaimana sebetulnya melihat persoalaan di dalam pengelolaan SDA ini khususnya Migas , apakah hanya dilihat sebagaimana komoditi biasa ( persolaan Bisnis semata ) atau juga hrs diperhatikan hal hal spt yg disampaikan oleh KKG tsb. Yang jelas dari perkembangan saat ini , opsinya KKG ini akan tenggelam kelihatannya., ISM Subject: Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina > Menarik sekali uraian Kwik ini. Bagaimana geologi perlu menanggapi?. Apa > betul cadangan hanya 600 juta atau sampai 2 milyar barrel. Hal-hal ini > sangat mutlak perlu diantisipasi oleh IAGI dan HAGI sebagai asosiasi > profesi. > M. Untung > - Original Message - > From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]> > To: > Sent: Monday, May 23, 2005 9:57 PM > Subject: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina > > > > Halaman Depan > > Senin, 23/05/2005 > > > > Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina > > > > Keputusan tentang apa yang harus dilakukan terhadap sumur minyak di > > Blok Cepu yang sekarang digarap ExxonMobile (EM) antara sukar dan > > mudah. Orang Jawa mengatakan gampang-gampang angel. Gampang kalau > > bangsa ini berpijak pada landasan falsafah dan prinsip. Angel kalau > > bangsa ini menjerumuskan diri pada teknokrasi semata. > > > > Asal mulanya Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto), pemegang izin > > eksploitasi minyak di sumur "kecil" di Cepu, menjual lisensinya kepada > > EM. Lisensi itu sebenarnya baru berakhir pada 2010. > > > > EM lalu mengeluarkan uang sebesar US$370 juta untuk mengeksplorasi > > sumur tersebut. Dari hasil eksplorasi itu, EM menemukan cadangan > > minyak sekitar 600 juta barel. > > > > Karena cadangan itu besar, EM mengajukan usul agar kontraknya de-ngan > > Indonesia diperpanjang sampai 2030. Usul ini tentu disertai dengan > > deal bisnis yang rinci. > > > > Ketika itu, status hukum Pertamina masih berupa Perum. Menurut > > undang-undang yang berlaku, yang berhak mengambil keputusan adalah > > Dewan Komisaris Pemerintah untuk Pertamina (DKPP) yang terdiri dari > > lima orang menteri. > > > > Tiga dari lima anggota DKPP setuju, sedangkan dua lainnya tidak setuju > > memperpanjang kontrak dengan EM. Karena tidak dicapai keputusan yang > > bulat, berdasarkan undang-undang, keputusan harus diambil oleh > > Presiden. Maka "bola panas" pindah ke tangan Presiden Megawati > > Soekarnoputri. > > > > EM tidak tinggal diam. Perusahaan AS itu mengerahkan semua kekuatan, > > termasuk pemerintahnya untuk melobi keras kepada pemerintah Indonesia. > > Namun bagi penulis, upaya EM sudah merupakan "tekanan" agar Indonesia > > mau memperpanjang kontrak tersebut. > > > > Di tengah lobi dan perundingan berjalan, tersiar kabar, entah kabar > > burung atau tidak, bahwa cadangan minyak yang sebenarnya di Blok Cepu > > adalah 1,2 miliar barel, bukan 600 juta barel. > > > > Belakangan beredar lagi kabar bahwa cadangan minyak di blok itu bahkan > > bisa mencapai 2 miliar barel. > > > > Seperti dikatakan sebelumnya, ada dua anggota DKPP yang tidak setuju. > > Yang satu atas dasar alasan yuridis bahwa bentuk kerja sama adalah > > Technical Assistance Contract (TAC), sehingga tidak bisa lantas diubah > > menjadi kontrak bagi hasil. > > > > Anggota lain, yang tidak setuju, adalah penulis dengan alasan yang > > sama sekali berbeda. > > > > Alasan sangat prinsipil > > > > Alasan penulis saat itu sangat prinsipil, yaitu bahwa sumur di Blok > > Cepu memiliki cadangan minyak yang besar dengan letak yang strategis, > > sehingga eksploitasi selanjutnya relatif mudah. > > > > Maka penulis mati-matian mempertahankan agar blok itu sepenuhnya > > dieksploitasi oleh Pertamina. > > > > Berbagai alasan dikemukakan untuk meyakinkan penulis agar ikut > > menyetujui perpanjangan kontrak dengan EM. Upaya tersebut datang dari > > berbagai pihak, baik Pertamina dan Lemigas maupun EM dan Duta Besar AS > > untuk Indonesia Ralph Boyce. > > > > Semua alasan penulis tolak. Ini karena titik tolak penulis sangat > > prinsipil bahwa Pertamina harus menggunakan sumur Cepu sebagai titik > > tolak untuk belajar mengeksploitasi minyak sendiri sepenuhnya. > > > > Kata "belajar" ditekankan karena penulis dihujani berbgai perhitungan > > rugi laba, penuh dengan angka-angka yang njlimet. Namun penulis sama > > sekali tidak mau melihat angka-angka tersebut. > > > > Berapa pun untung ruginya, penulis terima. Ini karena bagi penulis > > sudah sangat memalukan setelah 60 tahun merdeka, 92% dari minyak > > nasional dieksploitasi oleh kontraktor asing. > > > > Dikemukakan bahwa Pertamina tidak mungkin membiayai eksploitasi > > sendiri. Penulis yakinkan bahwa kalau ada cadangan minyak 600 juta > > barel saja, bank di seluruh dunia akan antre memberi
Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina
Yang dimaksud mungkin adalah potential reserves. Memang ini masuk akal melihat jumlah reef yang ada di Cepu block ini. Exxon Mobil telah membor 4 reefs: Banyuurip (350 million barrel, mungkin lebih), Cendana, Jembaran dan Sukowati (sebagain kecil dikuasai Petrochina) yang merupakan discovery, dan masih banyak reefs lagi yang belum dibor. RPk - Original Message - From: "mohamad untung" <[EMAIL PROTECTED]> To: ; "Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)" <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Tuesday, May 24, 2005 11:58 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina Menarik sekali uraian Kwik ini. Bagaimana geologi perlu menanggapi?. Apa betul cadangan hanya 600 juta atau sampai 2 milyar barrel. Hal-hal ini sangat mutlak perlu diantisipasi oleh IAGI dan HAGI sebagai asosiasi profesi. M. Untung - Original Message - From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Monday, May 23, 2005 9:57 PM Subject: [iagi-net-l] Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina Halaman Depan Senin, 23/05/2005 Blok Cepu, ExxonMobile & strategi besar Pertamina Keputusan tentang apa yang harus dilakukan terhadap sumur minyak di Blok Cepu yang sekarang digarap ExxonMobile (EM) antara sukar dan mudah. Orang Jawa mengatakan gampang-gampang angel. Gampang kalau bangsa ini berpijak pada landasan falsafah dan prinsip. Angel kalau bangsa ini menjerumuskan diri pada teknokrasi semata. Asal mulanya Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto), pemegang izin eksploitasi minyak di sumur "kecil" di Cepu, menjual lisensinya kepada EM. Lisensi itu sebenarnya baru berakhir pada 2010. EM lalu mengeluarkan uang sebesar US$370 juta untuk mengeksplorasi sumur tersebut. Dari hasil eksplorasi itu, EM menemukan cadangan minyak sekitar 600 juta barel. Karena cadangan itu besar, EM mengajukan usul agar kontraknya de-ngan Indonesia diperpanjang sampai 2030. Usul ini tentu disertai dengan deal bisnis yang rinci. Ketika itu, status hukum Pertamina masih berupa Perum. Menurut undang-undang yang berlaku, yang berhak mengambil keputusan adalah Dewan Komisaris Pemerintah untuk Pertamina (DKPP) yang terdiri dari lima orang menteri. Tiga dari lima anggota DKPP setuju, sedangkan dua lainnya tidak setuju memperpanjang kontrak dengan EM. Karena tidak dicapai keputusan yang bulat, berdasarkan undang-undang, keputusan harus diambil oleh Presiden. Maka "bola panas" pindah ke tangan Presiden Megawati Soekarnoputri. EM tidak tinggal diam. Perusahaan AS itu mengerahkan semua kekuatan, termasuk pemerintahnya untuk melobi keras kepada pemerintah Indonesia. Namun bagi penulis, upaya EM sudah merupakan "tekanan" agar Indonesia mau memperpanjang kontrak tersebut. Di tengah lobi dan perundingan berjalan, tersiar kabar, entah kabar burung atau tidak, bahwa cadangan minyak yang sebenarnya di Blok Cepu adalah 1,2 miliar barel, bukan 600 juta barel. Belakangan beredar lagi kabar bahwa cadangan minyak di blok itu bahkan bisa mencapai 2 miliar barel. Seperti dikatakan sebelumnya, ada dua anggota DKPP yang tidak setuju. Yang satu atas dasar alasan yuridis bahwa bentuk kerja sama adalah Technical Assistance Contract (TAC), sehingga tidak bisa lantas diubah menjadi kontrak bagi hasil. Anggota lain, yang tidak setuju, adalah penulis dengan alasan yang sama sekali berbeda. Alasan sangat prinsipil Alasan penulis saat itu sangat prinsipil, yaitu bahwa sumur di Blok Cepu memiliki cadangan minyak yang besar dengan letak yang strategis, sehingga eksploitasi selanjutnya relatif mudah. Maka penulis mati-matian mempertahankan agar blok itu sepenuhnya dieksploitasi oleh Pertamina. Berbagai alasan dikemukakan untuk meyakinkan penulis agar ikut menyetujui perpanjangan kontrak dengan EM. Upaya tersebut datang dari berbagai pihak, baik Pertamina dan Lemigas maupun EM dan Duta Besar AS untuk Indonesia Ralph Boyce. Semua alasan penulis tolak. Ini karena titik tolak penulis sangat prinsipil bahwa Pertamina harus menggunakan sumur Cepu sebagai titik tolak untuk belajar mengeksploitasi minyak sendiri sepenuhnya. Kata "belajar" ditekankan karena penulis dihujani berbgai perhitungan rugi laba, penuh dengan angka-angka yang njlimet. Namun penulis sama sekali tidak mau melihat angka-angka tersebut. Berapa pun untung ruginya, penulis terima. Ini karena bagi penulis sudah sangat memalukan setelah 60 tahun merdeka, 92% dari minyak nasional dieksploitasi oleh kontraktor asing. Dikemukakan bahwa Pertamina tidak mungkin membiayai eksploitasi sendiri. Penulis yakinkan bahwa kalau ada cadangan minyak 600 juta barel saja, bank di seluruh dunia akan antre memberikan kredit yang khusus dipakai untuk mengeksploitasi sumur tersebut. Apalagi kalau cadangannya ternyata lebih besar lagi. Penulis lalu diyakinkan lagi dengan alasan bahwa kalau Pertamina yang mengeksploitasi sendiri, akan merugi karena belum berpengalaman dan korup. Upaya ini pun penulis tolak dengan alasan bahwa penulis sama sekali tidak berpikir tentang untung rugi. Sumur Cepu harus
Re: [iagi-net-l] Hilangnya sebuah Danau
Ada kata kunci dalam berita di Rusia tersebut yaitu: "underground cave system". Sistem goa bawah tanah umumnya terbentuk pada batugamping. Litologi yang mengalasi dimana danau tsb berada kemungkinan besar adalah batugamping. Kalo kita pernah jalan-jalan di daerah pegunungan selatan jawa, kita akan banyak menjumpai danau-danau yang mengisi doline/sinkhole yang dikelilingi oleh bukit-bukit kerucut batugamping. Air dapat menggenang membentuk danau pada doline tsb karena adanya insoluble materials (misalnya dlm bentuk soils) yg menyumbat dan memutuskan hubungan antara doline tsb dengan sistem pengaliran bawah tanah (goa-goa). Apabila ada suatu aktivitas yg dapat menghilangkan sumbatan tersebut misalnya gempa yg mengakibatkan reaktivasi retakan-retakan/sesar yg menghubungkan antara doline dengan sistem goa bawah tanah, maka air pada danau tsb dapat bocor dan masuk ke sistem pengaliran bawah tanah tsb dan akhirnya kering. Danau tsb sangat penting bagi kelangsungan hidup masyarakat di sekitarnya terutama sekali pada saat musim kering. Apabila danau di daerah tsb bocor dan kering, bencana yang terjadi bukan hanyutnya manusia ke sistem pengaliran bawah tanah akan tetapi kekeringan bagi masyarakat yang bergantung pada danau tsb. "Jossy C. Inaray" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Ada artikel menarik untuk disimak. Danau2 di jawa barat bisa nggak seperti ini? Bisa2 jadi tambahan bencana. MOSCOW (Reuters) - A Russian village was left baffled Thursday after its lake disappeared overnight. NTV television showed pictures of a giant muddy hole bathed in summer sun, while fishermen from the village of Bolotnikovo looked on disconsolately. "It is very dangerous. If a person had been in this disaster, he would have had almost no chance of survival. The trees flew downwards, under the ground," said Dmitry Zaitsev, a local Emergencies Ministry official interviewed by the channel. Officials in Nizhegorodskaya region, on the Volga river east of Moscow, said water in the lake might have been sucked down into an underground water-course or cave system, but some villagers had more sinister explanations. "I am thinking, well, America has finally got to us," said one old woman, as she sat on the ground outside her house. JCI - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - - Do You Yahoo!? Yahoo! Small Business - Try our new Resources site!
[iagi-net-l] PHD Position at Tectonic and Material Fabrics/TU Munich
Dear all, Barangkali ada yang berminat, saya forward informasi dari rekan di Jerman berikut: Salam, Tata Peryoga From: Gisele Wiedemann [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, May 18, 2005 6:55 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: PHD Position at Tectonic and Material Fabrics/TU Munich Dear All, There ist an open PHD Position for a Geologist at our Department for Tectonic and Material Fabrics / Technische Universitt - Munich. Please forward this mail. Regards, Gisele Wiedemann -- Dipl. Geol. Gisele Wiedemann Technische Universitt Mnchen Lehrstuhl fr Ingenieurgeologie -Fachgebiet Tektonik und Gefgekunde- Arcisstr. 21 - 80333 Mnchen Tel.: ++49(0)89-289 25873 Fax.: ++49 (0)89 289 25852 email: [EMAIL PROTECTED] PhD Position at the Tectonics and Material Fabrics Section of the Technical University Munich: The Tectonics and Material Fabrics Section (TU München) has an open position (BATIIa/2) for a graduate student to research "Equilibrium conditions of grain boundaries in crystalline material". The focus of the planned research work - building upon polarizing, scanning electron (SEM) and atomic force microscopy (AFM) - is to investigate the structure of grain boundaries and the grain-boundary behaviour during and after deformation of metamorphic rocks. The successful candidate will have a diploma or masters degree in geology or mineralogy. The investigations will be carried out within an already established research project of the German Research Foundation (DFG) for one year and will be continued within a subsequent project for another two to three years. The project includes international cooperation with ETH Zürich and St. Mary's University Halifax. For more information please contact Jörn H. Kruhl, Tectonics and Material Fabrics Section, TU München, D-80290 München, Germany; [EMAIL PROTECTED] Applications should be submitted with the usual documents (CV, cover letter, and references) to [EMAIL PROTECTED] The position is open until filled.