[mediacare] "Perang Kebudayaan" akan segera dimulai?

2007-10-06 Terurut Topik radityo djadjoeri
07 Oktober 2007"Perang Kebudayaan" akan segera dimulai?   


  

Pemberangusan Gus Dur di KUK dan "Perang Kebudayaan"

Seorang teman yang mukim di Tangerang mengirimkan temuan menarik, yaitu 
hubungan usaha pembungkaman Gus Dur dan Komunitas Utan Kayu (KUK):
  
1. Empat hari yang lalu stasiun Jogja TV memutuskan untuk tidak menyiarkan 
acara "Kongkow-Kongkow dengan Gus Dur." Rupanya keputusan itu diambil karena 
ancaman lewat telepon yang mengaku dari Front Pembela Islam (FPI). Gerombolan 
ini memberitahu, kalau Yogya TV menyiarkan acara itu, gedung mereka akan 
diserbu.

Tetapi teror itu gagal. Ternyata sejumlah ormas Islam menegaskan kepada direksi 
Jogja TV untuk meneruskan program "KongKow" . Di antara mereka malah menyatakan 
siap menjaga stasiun Yogya TV dari serangan FPI.

2. Acara Gus Dur yang akan diserang FPI itu diproduksi oleh Kantor Berita 68H 
dan School of Broadcasting Media, kedua-duanya bagian dari Komunitas Utan Kayu 
(KUK).

3. Setiap hari Sabtu pagi pukul 10, Gus Dur hadir di KUK, untuk wawancara 
interaktif di Radio 68H dan juga bertemu masyarakat, tempatnya di kedai yang 
terletak di KUK, "Kedai Tempo".

4. KUK sendiri pernah dicoba diserang FPI sekitar bulan Juli sampai Oktober 
2005. Usaha ini gagal, karena KUK dijaga oleh sejumlah besar aktivis bersama 
satu regu Banser.

5. Ulil Abshar Abdalla, tokoh Jaringan Islam Liberal, (yang seperti aktivis 
Jaringan Islam LIberal lain adalah anggota generasi muda NU), adalah salah satu 
aktivis KUK sejak KUK berdiri, dimulai dengan berdirinya Institut Studi Arus 
Informasi (ISAI) di tahun 1996. Di tahun 2002, setelah artikelnya dimuat di 
Kompas, Ulil diancam dibunuh. Darahnya halal. Sejak itu untuk Ulil selalu 
disiapkan penjagaan ke mana pun ia pergi -- sebelum ia ke AS untuk melanjutkan 
studinya di Harvard University.
  
6. Hubungan Jaringan Islam Liberal dengan KUK antara lain: Ahmad Sahal, salah 
satu pendiri jaringan itu, pernah bersama Ayu Utami menjadi kurator bagi 
program teater Utan Kayu (TUK).
  
7. Pertentangan antara para aktivis KUK (seniman, wartawan, dan lain-lain) 
dengan para pendukung "syariat-isasi" kebudayaan kembali menajam dalam soal 
Rancangan Undang-undang anti porno-grafi dan porno--aksi, sebab "orang-orang 
KUK" ikut terlibat dalam gerakan yang menentang RUU itu.
  
8. Serangan lain terhadap orang-orang KUK dimulai oleh Taufiq Ismail. Pada 
tanggal 20 Desember 2006 silam, Taufiq Ismail berpidato di Taman Ismail 
Marzuki, menyerang apa yang disebutnya "sastra selangkangan". Sebagaimana 
diulanginya dalam tulisan-tulisannya, ia juga memperkenalkan akronim GSM 
(Gerakan Syahwat Merdeka) dan FAK (Fiksi Alat Kelamin). Ia menyebut Ayu Utami 
sebagai salah satu pelopor FAK.
  
9. Pada tanggal 20-22 Juli 2007, di "Rumah Dunia", Serang, Banten, dimaklumkan 
Pernyataan Sikap Sastrawan Ode Kampung yang antara lain "menolak eksploitasi 
seksual sebagai standar estetika". Walaupun kata KUK atau TUK tidak disebut, 
diketahui bahwa pernyataan itu merupakan serangan kepada KUK, yang dianggap 
membawa "arogansi dan dominasi" komunitas. Konseptor pernyataan itu antara 
lain: Gola Gong, Saut Situmorang, dan Wowok Hesti Prabowo.
  
10. Sejak itu, beredar selebaran Boemi Poetera yang memuat tulisan (termasuk 
"wawancara imajiner") yang menggambarkan aktivis KUK sebagai orang-orang yang 
menganut "seks bebas". Yang sering digambarkan sebagai tokoh jahat adalah 
Goenawan Mohamad dan Ayu Utami. Tidak diketahui sejauh mana hubungan pengasuh 
selebaran ini dengan Taufiq Ismail dan "Rumah Dunia", tetapi jelas mereka 
mempunyai sasaran yang sama, yaitu KUK. 
  
Kesimpulan sementara yang dapat diambil ialah: sebuah "perang kebudayaan" 
sedang berlangsung diam-diam, antara dua kubu: kubu KEMERDEKAAN (yang pro 
kemerdekaan bersuara dan kebhinekaan ekspresi), melawan kubu SYARIAT (yang 
membuat aliansi taktis dengan sastrawan anti-KUK seperti Saut Situmorang).

Selengkapnya klik:
   
  http://culture-indonesia.blogspot.com
   
   



   
-
Don't let your dream ride pass you by.Make it a reality with Yahoo! Autos. 

[mediacare] Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Masih Ada Stasiun Televisi yang Abaikan Kritik

2007-10-06 Terurut Topik radityo djadjoeri


Agus Hamonangan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  
http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0710/06/humaniora/3895224.htm
===

Jakarta, Kompas - Hingga pertengahan bulan Ramadhan ini, tayangan
program televisi yang dipantau Majelis Ulama Indonesia masih ada yang
mengabaikan kritik masyarakat. Stasiun televisi yang menayangkannya
tidak melakukan pembenahan berarti, bahkan makin menjadi-jadi
menampilkan program bernuansa kekerasan, mistik, dan eksploitasi
rangsangan seksual.

"Pada pemantauan kami di bulan Ramadhan ini, dalam sinetron yang
ditayangkan, Tuhan justru digambarkan sebagai sosok yang kejam," kata
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) H Amidan di Jakarta, Jumat (5/10).

Selama Ramadhan ini, MUI melihat ada stasiun TV yang menunjukkan niat
baik membenahi program setelah ada laporan MUI ke Komisi Penyiaran
Indonesia (KPI), 26 September 2007, meski dengan porsi yang sangat
terbatas. Misalnya, ditandai dengan mengubah jadwal program dari
semula siang ke tengah malam.

Akan tetapi, ada stasiun TV yang tak menunjukkan pembenahan berarti
dan mengabaikan kritik. Menurut MUI, kesan program TV yang paling
mencolok mengabaikan seruan perbaikan adalah program sinetron dan
sinema di Indosiar dan TPI. Kebetulan program di kedua stasiun
televisi itu diproduksi PT Genta Buana Paramitha.

Mereka mencampurbaurkan tayangan bernuansa agama, menampilkan ustadz
atau ulama, namun diaduk dengan materi mistik dan takhayul. Banyak
adegan kekerasan berlebihan. Tuhan juga digambarkan seolah sangat
sadis dan pendendam, seolah tak punya sifat pengampun, pengasih, dan
penyayang.

Program-program tersebut telah menjadi sorotan pada paruh pertama
Ramadhan. Namun, hingga kini tak terlihat ada itikad baik untuk
mengubah. Itu bisa dilihat dalam sinetron di sinema utama layar
Indosiar dan legenda seperti Jaka dan Kacang Ajaib, legenda Batu
Menangis dan Aladin Melawan Pengabdi Setan yang memuat unsur mistik,
gaib, dan mencampuradukkan figur ustadz, ulama, pendeta Hindu, dengan
peri, siluman, jin, dan makhluk-makhluk gaib lainnya.

Menanggapi hal itu, Humas TPI Theresia Ellasari menyatakan, setiap
kritik terhadap tayangan TPI selalu menjadi perhatian pengelola.
Biasanya semua kritik itu kemudian menjadi bahan untuk evaluasi. Jadi,
tambahnya, tak benar kalau ada yang menyatakan TPI tidak sensitif
terhadap kritik masyarakat.

Namun, tambah dia, sebaiknya masyarakat pun tidak sekadar melihat
sinetron hanya dari adegan per adegan. "Lihatlah sebuah tayangan
secara utuh, agar pesan yang ingin disampaikan tidak bias," kata Ella
seraya menambahkan, TPI tak lagi menayangkan produk Genta Buana. (LOK/cp)



 


e-mail: [EMAIL PROTECTED]  
  blog: http://mediacare.blogspot.com  
   

   
-
Fussy? Opinionated? Impossible to please? Perfect.  Join Yahoo!'s user panel 
and lay it on us.

[mediacare] Atheisme bukan Premanisme

2007-10-06 Terurut Topik radityo djadjoeri


Tuty Umayati Kusworo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  Seorang rekan, Ahimsa 
Situmeang, yang mengelola majalah in-house sebuah hotel di Bandung, mengirimkan 
posting ini untuk Pembaca Kompas: 

ATHEISME BUKAN PREMANISME 

“Atheisme tak datang dari kecerdasan semata-mata, tapi juga dari kaki yang 
gemetar dan tubuh yang terdesak”. Begitulah tulis Goenawan Mohamad dalam 
essaynya di BENTARA harian Kompas sekarang (6 Oktober 2007). 

Berjudul “Tentang Atheisme dan Tuhan yang tak harus ada”, essay satu halaman 
penuh tersebut menunjukkan pandangan yang mengejutkan, sebab menurut pendapatku 
baru. GM yang belum lama berselang tampil mempesona di harian Kompas dengan 
sajak-sajak “Don Quixote”, membuka essaynya dengan kutipan dari kata-kata 
Al-Ghazali dan mengakhirinya dengan kata-kata yang “mak nyus”: “Hidup dengan 
janji berarti hidup dalam iman, tapi bukan iman pada Tuhan yang telah selesai 
diketahui. Ini iman dalam kekurangan dan kedaifan -- ikhtiar yang tak 
henti-hentinya, sabar dan tawakal, karena Tuhan adalah Tuhan yang akan datang, 
Tuhan dalam ketidak-hadiran.”

Goenawan memaparkan pandangan beberapa filosof dan pakar teologi seperti 
Heidegger dan Alain Badiou memberikan catatan kritis terutama kepada Levinias 
dan Marion. Terutama dipertanyakannya pendekatan monoteis yang memakai model 
agama-agama Ibrahimi (Judaisme, Kristen dan Islam) dalam membicarakan iman.

Pandangan GM menarik buat kita diskusikan lebih lanjut. Kan mendingan di sini 
kita membahas karya bermutu daripada menulis serangan gaya Taufiq Ismail 
(terhadap Ayu Utami dan sastrawan lain) yang dapat menjurus ke arah “sweeping 
sastra” seperti yang dilakukan kelompok tertentu terhadap bar dan restoran. 
Semoga perdebatan sastra dan filsafat jangan sampai menjadi “premanisme” di 
tanah tercinta ini.



Fussy? Opinionated? Impossible to please? Perfect. Join Yahoo!'s user panel and 
lay it on us. http://surveylink.yahoo.com/gmrs/yahoo_panel_invite.asp?a=7 


[Non-text portions of this message have been removed]



=
Pojok Milis Komunitas FPK:

1.Milis komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS
2.Topik bahasan disarankan bersumber dari KOMPAS dan KOMPAS On-Line (KCM)
3.Moderator berhak mengedit/menolak E-mail sebelum diteruskan ke anggota
4.Kontak moderator E-mail: [EMAIL PROTECTED]
5.Blogroups http://forum-pembaca-kompas.blogspot.com/
6.Untuk bergabung: [EMAIL PROTECTED]

KOMPAS LINTAS GENERASI
=

Yahoo! Groups Links






e-mail: [EMAIL PROTECTED]  
  blog: http://mediacare.blogspot.com  
   

   
-
Pinpoint customers who are looking for what you sell. 

[mediacare] Pak YHG vs Nyonya Mus

2007-10-04 Terurut Topik radityo djadjoeri
Kang Kaka yth,
   
  Menanggapi silang pendapat antara Pak Yap Hong-Gie dan teman-teman di milis 
ini kita musti berkepala dingin. Usahakan tidak menyerang ke pribadi, apalagi 
belum saling mengenal atau bertatap muka. Kalau mau berbalas pantun, serang 
opininya bukan pribadinya.
   
  Jadi kita tak perlu mencap atau menduga pak YHG sebagai intel dan sebagainya. 
Kalau menyimak postingan-postingan Pak YHG sebelumnya, jelas beliau dekat 
dengan kalangan militer. Setiap ada acara kemiliteran, beliau kemungkinan besar 
selalu diundang. Pak YHG juga dekat dengan keluarga Cendana, itu juga tak ia 
tutup-tutupi, karena pernah memposting sms-sms beliau dengan mereka untuk 
ucapan hari raya. Kalau tak keliru, Pak YHG adalah salah satu direktur di 
sebuah perusahaan taksi (Steady Safe?). Saya sendiri baru tahu kalau Pak YHG 
ini adalah putra Pak Yap Thiam Hien, dari postingan Nyonya Mus. 
   
  Saya juga menyesalkan "serangan" Pak YHG yang menyinggung tentang Nyonya Mus 
sebagai mantan pendeta homoseks. Nasi sudah menjadi bubur, tak perlu kita 
perpanjang. 
   
  Nyonya Mus dari dulu selalu penuh misteri. Semasa saya pertama kali bermilis 
ria, saya sempat terkaget-kaget dengan postingannya. Waktu itu saya baru 
pertama kali mengikuti milis apakabar. Saya sempat unsubscribe dari milis 
tersebut karena topiknya (waktu itu) tak saya sukai: politik dan agama. Salah 
satu bintangnya adalah Nyonya Muskitawati. Beberapa miliser yang penasaran lalu 
menduga-duga siapa Nyonya Mus yang sebenarnya. Ada yang bilang dia mantan 
pendeta, ada yang bilang istri simpanan moderator apakabar, ada juga yang 
bilang dia istrinya Gus Dur. Wuuah, gosip bertebaran. 
   
  Namun seiring berjalannya waktu, sedikit terkuak (sebagian hasil rangkaian 
dari pengakuan Nyonya sendiri) bahwa dia tinggal di AS (mungkin di LA). Dia ada 
di Indonesia waktu SMA pada zaman Soekarno, dia pernah dikirim ke luar negeri 
dalam misi kebudayaan oleh Soekarno. Usia Nyonya Mus kini diperkirakan sekitar 
50 - 60an tahun. Dia ini pernah mengaku anak tokoh Orde Lama yang disisihkan 
oleh Soekarno, dari kalangan intelektual Islam. Orang tuanya memiliki pondok 
pesantren di Jawa (entah Tengah atau Timur). 
   
  Kalau dia seorang pendeta amat tidak valid, karena dia juga kerap mengkritisi 
agama Kristen dan agama lainnya (tidak di milis ini, tapi di milis Zamanku). 
Nyonya Mus bukanlah pengguna email Tionghoa yang aktif di PDS Korea. 
   
  Tahukah Anda? Di milis ini gantian ada yang menuding bahwa Nyonya Mus adalah 
simpanan moderator mediacare. Waduh, maaf, saya sudah punya istri, dan saya 
tidak menyukai nenek-nenek...:))
   
  Maaf ya Nyonya Mus, becanda..jangan tersinggung...
   
   
  Memang, sepertinya Pak Yap 

Kaka Suminta <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Salam,

Saya menilai Yap ini strukturalis, dan ada antagonisme dalam posting-postingnya.

Di satu sisi memiliki referensi cukup, tetapi konklusinya blunder, sehinga 
hanya ada dua kemungkinan, pertama memang memiliki pribadi antagonis atau kedua 
sengaja merancukan logika.(Biasanya kerjaan inteljen) 

Dia tidak mau memahami, (walaupun sebenarnya paham) bahwa perlakuan 
diskriminatif pemerintah Orba itu nyata dan bukan hanya menimpa cina (WNI 
keturunan), tetapi juga kelada semua yang terkena stigmatisasi seperti ET 
(PKI), oposan lainya serta mereka yang berpotensi menggulingkan kekuasaanya 
(OTB). 

Jadi memang menghadapi Yap jauh harus lebih hati-hati dibandingkan dengan Muslim

Wassalam

  On 10/4/07, Yap Hong-Gie < [EMAIL PROTECTED]> wrote:Madam Khouw 
Yth,

Kalau sudah bohoat, tapi masih juga suka ngintip posting saya berarti,
dihati yang paling dalam Anda masih ada kerinduan pada tulisan saya 

Kita lompati saja komen-komen Anda yang reseh, tapi masuk pada isu
soal politik busuk soal kebijakan segregasi etnis Pemerintah Kolonial
Belanda. 

Bahwasanya, sekarang kita menganggap Belanda melakukan politik busuk
devide et impera, tapi pada kenyataannya kebanyakan warga etnis,
khususnya kaum pedagang, pemilik perkebunan, dan elit Cina di zaman
itu, berkolaborasi sangat erat dengan pihak penguasa. 
Pemberian status istimewa, pendidikan yang setara dengan warga Eropa,
bahkan sekolah Tionghoa khusus bagi warga keturunan, dimanfaatkan
benar oleh nenek moyang kita.

Coba deh, Anda ngintip-ngintip buku sejarah tentang kehidupan
ekonomi-sosial etnis Tionghoa di abad-abad yang lalu, tidak perlu malu
mengakui fakta sejarah.

Komen seperti: "... tapi karena banyak duit dan dekat dengan militer,
maka tentu saja Mr. Yap tidak pernah merasa tertindas oleh Pemerintah
Orde Baru," adalah analogi apriori dan tendensius, mending kalau benar
lagi ...

1. Dekat dengan militer tidak perlu kaya dan banyak duit.
2. Sebaliknya, kalau kere juga tidak akan diterima dikalangan "elit" Cina.
3. Soal merasa tertindas atau tidak bukan tergantung pada
tebal-tipisnya dompet. 

Memang sikap dan watak kita agak berbeda, kebetulan saya tidak
memiliki inferior kompleks 

Wassalam, yhg.


"idak

[mediacare] Rumah Dunia, ternyata benar dugaanku - Re: Unable to process your message

2007-10-02 Terurut Topik radityo djadjoeri
Ternyata benar dugaanku. Pengelola milis Rumah Dunia (RD) tak jauh beda dengan 
ciri-ciri orang PKS: Fasis!. Seperti kata Gola Gong, RD memang bermitra dengan 
FLP. Pendiri FLP adalah orang PKS.
   
  Secara terpisah, maupun bersama-sama, masing-masing punya misi utama dalam 
penegakan Syariahisasi dalam bidang seni budaya di Indonesia. Nantinya, kalau 
sudah tumbuh besar, mereka akan menyatu. Tak jauh beda seperti Lekra di masa 
lalu.  Dimana arah seni budaya mendompleng pada aliran politik penguasa. Nanti, 
tunggu kalau PKS sudah menguat dan berkuasa dimana-mana.
   
Ciri khas mereka: Semuanya harus seragam, semuanya harus senada, semuanya harus 
sealiran. Tak boleh ada perbedaan pendapat. Tak boleh ada kritik.
   
Rupanya bibit-bibit fasisme sudah nyantol di Serang, Banten. Munculnya Ode 
Kampung adalah cara lain untuk menguatkan RUU APP. Mereka memang anti 
demokrasi, anti kebebasan berpendapat, secuil apa pun.
   
   
   
   
  Unable to process your message

Yahoo! Groups <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  
We are unable to process the message from 
to .

You may not join the rumahdunia group because you have been 
banned from this group by the moderator (Email address banned: [EMAIL 
PROTECTED]). 
Moderators may ban users at any time, for any reason. As long as you are 
banned, you may not post to the group or access any of the group features. 
Only the group moderator may remove this ban.

For further assistance, please visit http://help.yahoo.com/help/us/groups/
Date: Tue, 2 Oct 2007 17:49:10 -0700 (PDT)
From: radityo djadjoeri <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: s
To: [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED]



[mediacare] Sungguh-sungguh terjadi: FPI ngeri menghadapi orang Dayak

2007-10-02 Terurut Topik radityo djadjoeri
Di Pulau Jawa, semua orang takut dengan ulah FPI. Saat FPI menjalankan aksinya, 
tak ada yang berani melawan. Beda dengan warga Dayak di Kalimantan. Mereka 
berhasil menggencet ulah FPI.
   
   
   
  Berita dari Tribun Kaltim, www.tribunkaltim.co.id

  FPI dan Warga Dayak Berdamai
  
SAMARINDA, TRIBUN- Front Pembela Islam (FPI) akhirnya berdamai dengan
warga Dayak,  pasca- perselisihan saat sweeping FPI Sabtu (29/9) lalu
di Samarinda.
  
Ini disampaikan Kapoltabes Samarinda, Kombespol Marwoto Soeto di
Samarinda, Selasa (2/10), sesuai hasil kesepakatan mereka.  Kedua
pihak bertemu dan sepakat mengakhiri perselisihan ini, Senin (1/10)
malam.
  
Marwoto mengatakan, FPI berjanji tidak akan melakukan sweeping dengan
pendekatan seperti yang dilakukan pekan lalu. "Kami kepolisian sudah
me-warning, kalau mau pawai atau konvoi melaporlah ke polisi supaya
kami kawal. Kalau melakukan sweeping, sekalipun tidak berbenturan
dengan masyarakat tetap harus lapor polisi,  kan begitu. Tetap kami
akan proses kalau mereka mukul orang," tandasnya.
  
Jika FPI menemukan gejala yang meresahkan masyarakat seperti minuman
keras dan aksi kriminalitas lainnya, Marwoto berharap,  mereka
melaporkannya secara resmi kepada pihak berwajib.
  
Terkait penanahan dua oknum anggota FPI, Marwoto menegaskan, proses
hukum terus berlanjut.  Tapi penangguhan mereka disetujui. Selain itu,
polisi masih mencari pelaku lain yang diduga terlibat pemukulan di
Samarinda Seberang.
  
Mengenai laporan senjata tajam (sajam),  menurut Marwoto, cuma
mengada-ada. "Itu kan alat mereka. Kalau orang Dayak jaga malam kan
memang menggunakan itu, " ujarnya.
  
Ia berharap kedua pihak menghormati kesepakatan yang sudah dibuat.
"Jika terjadi perselisihan yang berujung bentrok fisik, polisi tidak
segan-segan menindak. Siapa saja kalau anarkis dan meresahkan
masyarakat, kami pasti tindak," tegasnya.
  
Sebelumnya Ketua DPD FPI Kaltim, Muhammad Alwi Assegaf, mengatakan FPI
hanya menggelar konvoi damai untuk menyejukkan bulan puasa. Niat untuk
melakukan sweeping didasari kondisi Samarinda yang tidak  nyaman
selama Ramadan. (asi)

KESEPAKATAN
  
1.Pihak FPI Samarinda bersedia meminta maaf atas tindakan yang telah
dilakukan yaitu adanya ucapan atau yel-yel yang menyinggung perasaan
etnis Dayak
  
2. Warga Dayak meminta maaf kepada FPI atas perbuatan yang terjadi
setelah permasalahan ketersinggungan tersebut.
  
3. Penyampaian permohonan maaf  FPI kepada Etnis Dayak di media massa,
 diserahkan kepada Poltabes Samarinda untuk menyampaikannya
  
4. Terhadap kasus pemukulan yang dilakukan oknum FPI, masing-masing
pihak sepakat untuk menyerahkan kasus tersebut kepada Poltabes
Samarinda untuk diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
  
5. Masing-masing pihak sepakat untuk meredam permasalahan yang terjadi
agar tidak berkembang dan terulang lagi.(asi)

KRONOLOGI PERDAMAIAN
  
1 Oktober 2007
  
* Pukul 10.00-11.00 - Kapoltabes bertemu Tokoh Adat Dayak di ruangan
Kapoltabes. Mereka meminta FPI menyampaikan maaf secara terbuka kepada
warga etnis Dayak.
  
* Pukul 14.00-15.00 - Kapoltabes bertemu dengan FPI. FPI meminta
Poltabes Samarinda memfasilitasi pertemuan FPI dengan tokoh adat
Dayak.
  
* Pukul 20.00-23.00 - pengurus FPI Samarinda dengan perwakilan Tokoh
Adat Dayak bertemu di ruang rapat Poltabes Samarinda. Wakil dari FPI
delapan orang sedangkan wakil Adat Dayak 12 orang. Mereka sepakat
untuk berdamai dan mengakhiri perselisihan
  
Sumber: Poltabes Samarinda (asi)



   
-
Tonight's top picks. What will you watch tonight? Preview the hottest shows on 
Yahoo! TV.

[mediacare] Hudan Hidayat: Saut dan Matdon berbohong

2007-10-02 Terurut Topik radityo djadjoeri
Berikut email dari Mas Hudan Hidayat, menanggapi kebohongan Saut Situmorang dan 
Matdon..
   
  From: Hudan Hidayat
  E-mail: [EMAIL PROTECTED]
  Subject: Re: [*Apresiasi-Sastra*] saut dan matdon bohong 
To: [EMAIL PROTECTED] 
  
Di google saya menemukan tulisan Matdon yang mengutip Saut (Mengutuk TUK dan 
Menggertak TAK). Dan mereka bohong. 

  Kenapa sastra jadi begini? Saya tidak suka karena Matdon dan Saut ini bohong: 
saya gak pernah bilang orang yang tak diundang TUK bukan sastrawan, seperti 
berita yang dibuat Matdon ini. Saya juga tidak pernah mengatakan orang TUK 
sudah mencapai Tuhan. 
   
  Pendek kata, TUK dan saya tidak ada hubungan kecuali pada ide. Tapi saya 
adalah saya, TUK adalah TUK. Tak ada kaitan antara saya dan orang TUK. 

  Saya bukan orang pengecut dan akan mempertanggungjawabkan semua omongan dan 
tindakan saya. Tetapi kalau saya tidak mengatakan seperti berita ini, saya 
tidak mau dan tidak bisa menerimanya. 

  Ayolah untuk apa ribut-ribut tidak bermutu. Banyak orang menyaksikan dan saya 
malu, kalau sastra jadi kotor dengan segenap gosip, bohong, seperti ini. kenapa 
sih kalian ini? Kalau polemik, polemik saja. Tidak usah melakukan fitnah yang 
terkesan memecah belah saya dan orang lain. 
   
  Kalau ada tanggapan dari Matdon dan Saut saya tidak akan menjawabnya. Saya 
malas. Cukuplah saya menggunakan hak saya sekali saja, bahwa Matdon dan Saut 
ini melakukan kebohongan, fitnah, terhadap sesuatu yang tidak pernah saya 
katakan. 

  Apakah kalian belum puas juga terhadap polemik di koran-koran itu? Kenapa 
harus merepotkan saya sampai ke internet segala. Harus saya akui internet 
bukanlah benda yang familiar bagi saya. Sehingga saya sukar membela diri di 
sini. 

  Mudah-mudahan apa yang saya tulis ini sampai ke milis. Kalau tidak sampai, 
saya tidak tahu bagaimana cara menyampaikannya.

  (hudan hidayat)
   
  open this site = 
   
  http://beritaseni.wordpress.com/2007/09/20/mengutuk-tuk-menggertak-tak

   

   
-
Be a better Heartthrob. Get better relationship answers from someone who knows.
Yahoo! Answers - Check it out. 

[mediacare] Terima kasih - Once in a Lifetime: Puncak Peringatan 250 tahun Puro Mangkunegaran

2007-10-02 Terurut Topik radityo djadjoeri
Mas Latief yb,  Terima kasih untuk siaran persnya. Sayangnya tidak ada 
penjelasan kenapa RM Said berperang melawan keluarganya sendiri, yaitu dari 
pihak Kasunanan?  Apakah itu sekadar adu domba dari penjajah Belanda? Seperti 
kita tahu wilayah Mataram akhirnya terpecah menjadi empat. Pertama dalam 
Perjanjian Giyanti, wilayah dibagi menjadi dua, yaitu Kasunanan di Surakarta 
dan Kasultanan di Yogyakarta. Kemudian muncul Mangkunegaran di Surakarta dan 
Pakualaman di Yogyakarta.   Bisakah dijelaskan? Mbah RM Danardono mungkin bisa 
juga membantu. Maaf, saya agak-agak lupa, sepertinya ini pelajaran waktu SMP 
zaman dulu.  Terima kasih.  Salam,   Radityo 
--  
http://artculture-indonesia.blogspot.com  Puncak perayaan Peringatan 250 Tahun 
Puro Mangkunegaran 


   
  Once in a Lifetime: Puncak Peringatan 250 tahun Puro Mangkunegaran
  SETELAH menggelar berbagai rangkaian acara seni, sejarah dan budaya sejak 
Maret hingga September 2007 lalu, peringatan akbar "250th Puro Mangkunegaran : 
A Reviving Moment" akan mencapai puncak perayaannya pada 11 November 2007 
mendatang. I'ts all about Solo Tempoe Doeloe! Tema itulah yang telah dirancang 
untuk merayakan puncak gelaran akbar peringatan tersebut. 
   
  Hari itu sejak pagi hingga menjelang petang, suasana pamedan Puro 
Mangkunegaran yang biasanya lengang akan berubah riuh dengan hadirnya pasar 
rakyat. Berbagai aneka jajanan serta kerajinan dan budaya tradisional, mulai 
toko besar sampai pedagang kerajinan dan
jajanan kuliner pinggir jalan, akan turut ambil bagian di acara pasar rakyat 
ini. 
  Selain jamuan makan malam dengan sajian kuliner khas Puro Mangkunegaran yang 
diiringi senandung musik keroncong, pergelaran seni malam puncak patut menjadi 
acara yang tidak boleh dilewatkan. Yakni, pementasan gerak teatrikal dan 
sendratari dalam "Gelar Tari
Kolosal "Perjuangan Rakyat Mataram & Berdirinya Puro Mangkunegaran" . 
   
  Menurut Agus Haryo Sudarmodjo, Ketua Panitia Pelaksana "250th Puro 
Mangkunegaran, Once in a Life Time", acara tari kolosal itu akan melibatkan 
sekitar 250 hingga 300 orang penari yang mewakili berbagai bangsa, etnis, serta 
suku seperti Belanda, keturunan Tionghoa, suku Bali, serta Mataram. 
   
  "Namun tarian ini hanya sebagai pencitraan kisah perjuangan R.M Said atau Sri 
Mangkoenagoro I selama 16 tahun bergerilya hingga mendirikan Puro 
Mangkunegaran," kata Agus Haryo. Untuk itulah, menurut Agus Haryo, pergelaran 
tari kolosal ini juga akan melibatkan dua prajurit pasukan Gajah. 
   
  Diiringi Parade keluarga besar Puro Mangkunegaran bersama para Sentana Abdi 
Dalem, gelar "prajurit bergajah" itu akan menjadi simbolisasi pasukan pengawal 
R.M Said saat akan memasuki Puro Mangkunegaran, dikala berdirinya istana 
tersebut. "Ini sebagai simbol untuk menghormati keberanian dan kebesaran 
perjuangan R.M Said ketka mendirikan Mangkunegaran dan dinastinya," ujar Agus 
Haryo. 
   
  Puncak acara peringatan 250th Puro Mangkunegaran terselenggara berkat 
dukungan PT HM Sampoerna Tbk. melalui payung program "Sampoerna Untuk 
Indonesia" yang memiliki visi sama dalam meningkatkan apresiasi masyarakat 
terhadap kesenian dan kebudayaan nasional, di antaranya seni dan budaya Jawa. 
   
  Perjalanan 16 Tahun Gerilya
   
  TERCATAT, selama kurun waktu 16 tahun bergerilya, R.M. Said telah melakukan 
pertempuran sebanyak 250 kali. Namun di antara ratusan pertempuran tersebut, 
ada tiga pertempuran dahsyat yang terjadi pada periode 1752 hingga diadakannya 
perjanjian Salatiga, 12 Maret 1757. 
   
  Pertama, pertempuran melawan pasukan Mangkubumi atau Sultan Hamengkubuwono I 
di Desa Kasatriyan, sebelah barat daya Ponorogo, Jawa Timur. Perang terjadi 
pada hari Jumat Kliwon, tanggal 16 Syawal "tahun Je" 1678 (Jawa) atau 1752 
Masehi. Desa Kasatriyan
merupakan benteng pertahanan R.M Said setelah berhasil menguasai daerah Madiun, 
Magetan, dan Ponorogo. 
   
  Perang kedua adalah perang paling besar ketika R.M Said bertempur melawan dua 
detasemen VOC Kumpeni di bawah pimpinan Kapten Van der Pol dan Kapten Beiman di 
sebelah selatan negeri Rembang, tepatnya di Hutan Sitakepyak (Senin Pahing, 17 
Sura, tahun Wawu 1681 J / 1756 M). 
   
  Perang ketiga adalah penyerbuan R. M Said ke benteng Vre Deburg Belanda dan 
keraton Yogya-Mataram. Per ang ini terjadi pada Kamis 3 Sapar, tahun Jumakir 
1682 J/1757 M).
  Berkali-kali berperang, berkali-kali pula R.M. Said lolos dari sergapan 
pasukan gabungan Mataram dan Belanda. R.M Said memang dikenal sebagai panglima 
perang yang berhasil membina pasukan yang militan. Berkat hal itulah ia 
dijuluki "Pangeran Sambernyawa",
karena dianggap oleh musuh-musuhnya sebagai penyebar maut. 
   
  Kehebatan Pangeran Sambernyawa dalam strategi perang bukan hanya dipuji 
pengikutnya melainkan juga disegani lawannya. Tak kurang dari Gubernur Direktur 
Jawa, Baron van Hohendorff, yang berkuasa ketika itu, memuji kehebatan Pangeran 
Sambernyawa. "Pangeran yang satu ini

[mediacare] Sitok Srengenge bicara: Menanggapi umbaran fitnah dari Wowok Hesti Prabowo dan Saut Situmorang

2007-10-02 Terurut Topik radityo djadjoeri
Pengantar dari Radityo Djadjoeri:
   
  Setelah hampir sebulan lamanya terjadi "perang kata-kata" di dunia maya, para 
tokoh di Komunitas Utan Kayu (KUK) pelan-pelan mulai muncul dan bicara. Tentu 
saja mewakili pribadi, bukan komunitas. Salah satunya adalah Sitok Srengenge,  
Kurator Teater dan Anggota Tim Redaksi Kalam. Ia tak tahan untuk bicara, guna 
menangkis segala fitnahan yang diumbar oleh Wowok  Hesti Prabowo dan Saut 
Situmorang.
   
  Buat Anda yang belum mengenal Sitok, baiklah saya cuplikkan sekilas 
perjalanan hidupnya, bersumber dari situs www.utankayu.org. Sitok lahir di Desa 
Dorolegi, sebuah perkampungan petani kecil dengan tradisi lisan yang kukuh, di 
pedalaman Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Sembari kuliah di Jurusan Bahasa dan 
Sastra Indonesia, IKIP Jakarta (kini Universitas Negeri Jakarta), ia belajar di 
Bengkel Teater pimpinan Rendra dan kursus filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat 
Driyarkara.
   
  Puisi-puisinya terbit dalam kumpulan Persetubuhan Liar merupakan antologi 
puisinya yang pertama (terbit tahun 1992 dan 1994), disusul Kelenjar Bekisar 
Jantan; Anak Jadah; dan Nonsens. Puisi-puisinya juga menjadi bagian buku The 
Poets’ Chant (Istiqlal International Poetry Reading, 1995), Chants of Nusantara 
(Sovia, Bulgaria, 1995), Dinamika Kaum Muda IPNU dan Tantangan Masa Depan 
(1997), Secrets Need Words (Ohio University, Ohio, USA, 2001) dan lainnya. 
Sejumlah ceritanya terbit dalam Para Pembohong (1996). Novel pertamanya terbit 
bersambung di harian Media Indonesia dengan judul Tidur, Cintaku, Tidur—yang 
kemudian ditulis ulang menjadi Menggarami Burung Terbang.

   
  Nah ini dia hasil wawancara Rizka Maulana dengan Sitok Srengenge:
   
  WAWANCARA DENGAN SITOK SRENGENGE
  oleh Rizka Maulana
  
Mas Sitok, saya mau wawancara tertulis lewat e-mail dengan Anda. Soalnya bulan 
Ramadhan ini jalanan macet dan saya tinggal di Bogor. Kalau Mas Sitok setuju, 
inilah pertanyaannya:
   
  RM: Dalam polemik yang bersliweran tentang TUK (atau KUK) Mas Sitok tidak 
memberikan keterangan atau komentar selama ini. Mengapa? Menganggap sepi 
serangan itu?
   
  SS:  Hello, Rizka. Sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaanmu, izinkan saya 
bertanya dulu. Dapatkah Anda memberi sedikit lebih keterangan tentang diri 
Anda? Misalnya, Anda kerja di mana, wawancana ini untuk media apa? Maaf, ya, 
soalnya kita kan belum kenal. Saya membaca nama Anda beberapa waktu lalu ketika 
saya dikirimi email seorang teman.
Tapi, semua itu boleh Anda katakan belakangan, atau tidak sama sekali.
   
  Begini. Saya kurang pasti, mana yang Anda anggap "polemik tentang KUK" itu? 
Ada selebaran yang sampai ke tangan saya. Di sana tak saya temukan lontaran ide 
atau konsep yang jelas, yang disampaikan dengan argumentasi dan didukung fakta 
atau data. Yang dominan justru gosip, makian,  dan bahkan fitnah.  Itu bukan 
polemik namanya.
  Bukannya saya menganggap sepi. Saya dengar, serangan itu paling gencar 
terjadi di milis. Kebetulan, saya bukan orang yang gemar menjadi anggota milis. 
 Saya takut tiap hari inbox saya kebanjiran email. Selain itu, saya sekarang 
ini sibuk sekali. Novel trilogi saya, Kutil,
yang dulu dimuat bersambung di harian Suara Merdeka, sedang saya tulis ulang. 
Saya juga sedang menyiapkan buku kumpulan puisi baru. Mudah-mudahan tahun depan 
bisa terbit. Belum lagi urusan pekerjaan di KUK, di KataKita, dan sejumlah  
pekerjaan lain yang membuat saya harus mondar-mandir Jakarta-Jogja.
   
  RM:  Ada yang mengutip kata-kata Mas Sitok, bahwa penyair yang tidak diundang 
ke KUK bukan penyair. Kenapa mas Sitok mengatakan demikian? Itu kan namanya 
arogan?
   
  SS: Saya setuju. Itu arogan namanya, kalau saya—atau siapa pun—berkata 
seperti itu. Saya diberi tahu banyak teman bahwa tuduhan itu dikatakan, bahkan 
ditulis dalam makalah, oleh Saudara Wowok Hesti Prabowo.  Memangnya saya begitu 
naif dan tidak tahu bahwa ucapan seperti itu tidak layak, keliru, dan bisa 
menyinggung perasaan orang
lain?
   
  Maka tolong tunjukkan kapan, di mana, dalam forum apa saya mengatakan itu? 
Kalau kalimat itu saya nyatakan secara tertulis, tulisan itu dimuat di media 
apa, kapan tanggal pemuatannya? Nah, sebaliknya, siapa pun yang menuduh tanpa 
bisa menunjukkan bukti,
itu memfitnah.
   
  Wowok konon bertujuan untuk menganggap KUK tidak penting. Itu bagus. Tapi  
mengapa dia begitu peduli dengan KUK? Harusnya KUK dia abaikan saja. Bikin 
kegiatan lain yang lebih bagus. Kembangkan jaringan yang lebih luas.
   
  RM:  Dalam posting Tita Ruby dalam Art & Culture dibandingkan menyelenggaraan 
Biennale Senirupa dengan Biennale Sastra Utan Kayu, yang Mas Sitok ketuai tahun 
ini.  Tita Rubi mengatakan dalam Biennale Seni Rupa ada pertanggungjawaban 
kurator, tapi dalam Biennale Sastra tidak. Mengapa ini?
   
  SS: Saya juga dapat print-out tulisan Titarubi itu. Saya suka sikap Tita. Di 
awal tulisannya ia minta maaf jika tulisannya tidak baik atau terjadi salah 
penggunaan titik-koma. Padahal, Anda ba

[mediacare] Selamat ulang tahun ke-90 Mbah Gesang.....

2007-10-01 Terurut Topik radityo djadjoeri
Tepat pada 1 Oktober, Mbah Gesang merayakan ulang tahunnya yang ke-90. 
   
  Berikut pesan dari GNP Music
   
  Bengawan Solo...riwayatmu kini..., bait lagu yang sudah tidak asing di 
telinga kita. 
  Ya... dalam menyambut hari ulang tahun Gesang ke-90, pencipta lagu tersebut, 
Gema Nada Pertiwi yang selalu konsisten terhadap karya-karya Gesang akan 
mempersembahkan sebuah album spesial Tribute To Gesang sebagai kado spesial.
   
  Album yang sangat spesial ini melibatkan artis-artis seperti Tuti Maryati, 
Sundari Soekotjo, Mus Mulyadi, Harry, Iin, Sambasunda, Anthony, Melani Tunas, 
yang khusus membawakan lagu-lagu Gesang di antaranya Bengawan Solo, Saputangan, 
Tembok Besar, Jembatan Merah dan lainnya. serta penampilan spesial dari Tantowi 
Yahya yang membawakan Bengawan Solo versi country.
  
Album ini juga terdapat koleksi photo dan prestasi Gesang, tidak lupa tulisan 
ucapan selamat ulang tahun dari artis-artis pendukung album tersebut.

Acara Ultah Gesang ke 90, tepat tanggal 1 Oktober,  di gelar di Diamond 
Convention Center, Solo.

  Selain menerima kado berupa album TRIBUTE TO GESANG, beliau juga menerima 
royalty dari dalam dan luar negeri kurang lebih sekitar Rp 70 jutaan. WOW 
nilai yang sangat mengagumkan.

Sekali Lagi SELAMAT ULANG TAHUN BUAT BAPAK GESANG

Ozi
GNP Music


   
-
Yahoo! oneSearch: Finally,  mobile search that gives answers, not web links. 

[mediacare] Tanggapan untuk "sastrawan" Viddy AD Daery

2007-10-01 Terurut Topik radityo djadjoeri
  Sumber dar ACI (Art & Culture Indonesia):  
http://artculture-indonesia.blogspot.com  TANGGAPAN
  pesan  "jika kau menyangka benarnya pendapatmu sendiri adalah kebenaran, 
maka, apa boleh buat, aku mendaftarkan diri untuk melawanmu..."
   
  (emha ainun nadjib)
  
From: Bujang Lapuk
E-mail: [EMAIL PROTECTED]

Kok ya ada orang mengagung-agungkan diri sendiri seperti Viddy.

Saya jarang membaca orang-orang yang begitu bangganya diundang ke sebuah acara, 
dengan skala tingkat lokal pun.

salam

____

From: Radityo Djadjoeri, Jakarta
E-mail: [EMAIL PROTECTED]

Sebenarnya agak lucu dan janggal ada seseorang menuliskan Siaran Pers untuk 
"memuji-muji" dirinya sendiri. Tapi tidak apalah, walau amat terkesan seperti 
lagi bermasturbasi.

Saya tidak mempermasalahkan upaya dia untuk menggencet Komunitas Utan Kayu 
dengan mencap KUK sebagai sarang pornografi dan atheis.

Namun yang lebih membahayakan adalah bahasa yang dia pakai. Amat fasis..dengan 
berkedokkan misi Islam. Nah, saya berharap para seniman tidak terjebak pada 
aksi yang dicanangkan oleh sosok semacam Viddy AD Daery ini, yaitu ingin 
menyeragamkan seni budaya Indonesia. Kalau semua ingin dibabat, akhirnya tak 
lama lagi akan terjadi revolusi kebudayaan berlabel Syariahisasi Seni Budaya 
Indonesia. Seni budaya adalah milik kita semua, tak bisa dimonopoli dan didikte 
oleh sekelompok paham atau aliran.



From: Ahmad Jaelani, Yogyakarta
E-mail: [EMAIL PROTECTED]

Wuah! Si Viddy kayaknya kurang puas tuh, sekarang tambah ngedan dia. Mungkin 
dia ngiri, kok sama-sama nyerang Kelompok Orang Utan tapi yang tenar cuma Saut. 
Cemburu deh doi. Mangkanye doi lantas pamer undangan ke Malaysia.

Oalah! Cuma ke Malaysia saja kok jumawa to Kang Viddy? Opo ora isin sampeyan! 
Yang bangga hanya dengan kayak begituan sih SUDAH TENTU bukan intelektual 
beneran!

Bangga sama diri sendiri euy!

Malu atuh kang, maluuu!

ahmad jaelani
kandang menjangan, jogja

  Viddy AD Daery akan 'mengonceki' Komunitas Utan Kayu di Malaysia   
Berikut Siaran Pers dari Viddy AD Daery yang dia tuliskan sendiri:


Posted by: Anuv Chaviddy, Lamongan
E-mail: [EMAIL PROTECTED] 


Kabar Perang Sastra Indonesia ditunggu berdebar di Malaysia 

UNDANGAN BUDAYAWAN LAMONGAN-INDONESIA SEBAGAI PEMBICARA DI SEMINAR ANTARBANGSA 
KEBUDAYAAN MELAYU-MALAYSIA (SAKM – 2007)
di Hotel Vistana,Kuantan, Pahang, Malaysia 26-28 Oktober 2007

PENDAHULUAN

Seminar Antarbangsa Kebudayaan dan Kesusastraan Melayu (SAKM) adalah seminar 
bergengsi internasional, karena menampilkan pakar-pakar dari seluruh dunia.
Nama-nama besar di dunia kajian kebudayaan dan kesusastraan Melayu seperti 
Prof. Amin Sweeney, Ulricht Kratz, Monique Zaini Lajoubert, Liauw Yock Fang, 
Harry Aveling, Shahnon Ahmad, Mohammad Haji Salleh dan sebagainya pernah 
menjadi pembicara dalam forum ini.

Jadi, ini forum terhormat yang diselenggarakan pemerintah Malaysia via Dewan 
Bahasa dan Pustaka (DBP) Malaysia bekerjasama dengan Universitas Kebangsaan 
Malaysia (UKM).

Dalam SAKM yang ke IX kali ini, bertema : “Kesusastraan Melayu Nusantara pasca 
Merdeka”, diselenggarakan di kota Kuantan, Pahang, Malaysia, juga mengundang 
budayawan dan sastrawan Lamongan kelas Asia Tenggara, yakni Viddy AD Daery atau 
Drs. Anuf Chafiddi, sebagai salah satu pembicara yang ditunggu-tunggu, karena 
kali ini akan membicarakan: “Kondisi Perang Sastra Indonesia yang terjadi 
akhir-akhir ini, antara aliran sastra moral melawan aliran sastra seks dan 
atheisme yang banyak terbit di koran maupun buku-buku akhir-akhir ini.”

Disamping mempertimbangkan popularitas Viddy di kawasan Asia Tenggara, panitia 
juga mempertimbangkan Viddy sebagai pelaku perang sastra itu sendiri, dimana 
sastrawan Lamongan itu memihak sastra moral yang berlandaskan kebenaran agama 
dan moral bangsa serta kearifan lokal.

Dari beberapa email yang datang dari Malaysia, ketika mengetahui Viddy akan 
bicara mengenai “Perang Sastra Indonesia”, maka SEAKAN-AKAN tema Viddy 
merupakan tema yang akan paling ditunggu oleh publik Malaysia, karena perang 
sastra di Indonesia kali ini merupakan tonggak penting karena merupakan 
peperangan aliran moral melawan aliran seks dan amoral, sedangkan di Malaysia 
sendiri, masalah MORAL adalah soal yang amat penting karena menyangkut JATIDIRI 
dan HARGA DIRI BANGSA.

Viddy dilahirkan di Laren, Lamongan utara,28 Desember 1961, yang kental akan 
warna santrinya, karena itu warna santri dan tradisi kearifan lokal mewarnai 
karya- karyanya. Puisinya yang dimuat di KOMPAS memeri/mengungkap latar 
daerahnya yang penuh genangan air dengan kembang gol/lotus/padma dan rumpun 
bambu sebagai wilayah bonorowo.

Pada tahun 1988, ketika Jawa Pos baru melaju, novelbersambung Viddy yang 
meledak dan disukai serta ditunggu-tunggu para pembaca Jawa Pos tiap pagi 
adalah “Opera Gerbangkertosusila” yang meramalkan Lamongan akan maju seperti di 
zaman Bupati Masfuk.

K

[mediacare] Sastra dapat membawa perdamaian

2007-09-30 Terurut Topik radityo djadjoeri

  Ubud, Kompas - Sastra dapat membawa dan menyebarkan perdamaian.
Terutama saat sastra menjadi jendela untuk melihat dan memahami jiwa
dan kehidupan manusia yang berbudaya dan berperadaban lain.
  Hal itu dikemukakan Shashi Tharoor di sela acara Ubud Writers and
Readers Festival akhir pekan lalu. Shashi adalah penulis India yang
lama berkarier di Perserikatan Bangsa-Bangsa. Tahun 2006, dia menjadi
calon dari India untuk posisi Sekretaris Jenderal PBB dan menjadi
calon terkuat kedua dari tujuh calon.
   
  "Sastra membantu manusia saling mengerti. Konflik kerap muncul dari
kesalahpahaman atau ketidakmengertian. Dalam ketidakmengertian itu
kadang terdapat situasi di mana orang dari budaya atau peradaban
tertentu merasa orang lain sangat berbeda dan tidak memiliki persamaan
dengan mereka," ujar salah satu pembicara pada festival para penulis
dan pembaca itu.
   
  Sastra dengan berbagai cara kreatif mampu mendeskripsikan kehidupan
dan jiwa manusia dari budaya, negara, atau peradaban lain. Kata
menjadi jendela untuk dapat mengerti manusia atau komunitas di luar
diri seseorang. Sastra juga bisa menunjukkan, dalam diri manusia pada
dasarnya terdapat persamaan sifat kemanusiaan yang fundamental.
   
  Hal senada diungkapkan penulis Ronggeng Dukuh Paruk, Ahmad Tohari. Dia
berpendapat, karya sastra, terutama karya besar, memengaruhi sikap
orang, terutama dalam memilih kebenaran dan perdamaian. "Mahabharata,
misalnya, membuat orang berpihak pada kebenaran. Karya sastra menjadi
tempat orang bercermin dan kontemplasi. Sastra memperkaya jiwa dan
membuat jiwa tergetar. Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer
membuat jiwa kita bertanya-tanya dan nurani kita akan berpikir. Itu
membuat kita peka terhadap kebenaran, cinta, dan keadilan," ujar Ahmad
Tohari.
   
  "Sastra yang tidak memperkaya kemanusiaan itu dekaden atau membuat
moralitas kita turun," ujarnya. Dia mengatakan, sastra yang
kontroversial sekalipun dapat menjadi alat untuk pewartaan dan
digunakan sebagai alat kontemplasi.
   
  "Dalam Ronggeng Dukuh Paruk saya tentu tak menganjurkan pelacuran.
Namun, itu pewartaan terhadap apa yang telah ada dilakukan dan nurani
kita kemudian berpikir hendak bagaimana kita dengan pewartaan ini.
Teks itu, ketika dipegang pembaca, maka pengarangnya sudah mati.
Pengarang tidak perlu memengaruhi daya tangkap dan tafsir pembaca.
Untuk sampai kepada pemahaman yang utuh, teks perlu dibaca secara
dewasa dan komprehensif. Jangan melihat dari sisi seks atau politiknya
saja agar jiwa mendapatkan sesuatu," ujarnya. (INE)
   
  http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0710/01/humaniora/3885592.htm



e-mail: [EMAIL PROTECTED]  
  blog: http://mediacare.blogspot.com  
   

   
-
Fussy? Opinionated? Impossible to please? Perfect.  Join Yahoo!'s user panel 
and lay it on us.

[mediacare] Goenawan Mohamad luncurkan buku terbarunya?

2007-09-30 Terurut Topik radityo djadjoeri
From: I Gede Purwaka <[EMAIL PROTECTED]>  
  To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] 
CC:  [EMAIL PROTECTED] 
Subject: Buku Goenawan Mohamad yang baru? 
Date: Sat, 29 Sep 2007 01:04:05 -0700 

  Di Ubud, Bali, sekarang ini sedang diselenggarakan Ubud Writers & Readers 
Festival.  Saya tidak mengikutinya dari dekat, karena kesibukan saya yang jauh 
dari Ubud dan dari bidang sastra. Akan tetapi seorang teman melihat  buku 
Goenawan Mohamad yang baru,
TUHAN DAN HAL-HAL YANG TAK SELESAI, bersama  edisi bahasa Inggrisnya, ON GOD 
AND OTHER UNFINISHED THINGS di toko buku Ganesha di Ubud tadi sore. 
   
  Dari peserta mailing list ini apa ada yang dapat memberi informasi, apakah 
Goenawan Mohamad ikut serta dalam pertemuan di Ubud itu?  Ada yang mengatakan 
beliau ikut, ada yang mengatakan beliau tidak diundang tetapi hanya datang 
untuk meluncurkan bukunya itu.
   
  Apakah ada juga yang dapat memberi informasi lebih lanjut mengenai buku 
tersebut?
   
  Saya mengucapkan diperbanyak terima kasih.
   
  
I Gede Purwaka
[EMAIL PROTECTED]



e-mail: [EMAIL PROTECTED]  
  blog: http://mediacare.blogspot.com  
   

   
-
Looking for a deal? Find great prices on flights and hotels with Yahoo! 
FareChase.

[mediacare] Re: Ditolak Ikut Tes Pegawai BI (Kemana Harus Mengadu)

2007-09-30 Terurut Topik radityo djadjoeri


hari satiman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  Ini ada kisah seorang teman, 
barangkali ada yang bisa
membantu.

makasih : hari

=
Pada minggu ketiga bulan Agustus 2007, Bank Indonesia
(BI) membuka seleksi penerimaan Calon Pegawai Golongan
III melalui program MLE (Doktoral dan S1/S2) dan PCPM
XXVIII Tahun 2007 dengan proses e-Recruitment. Saya
mengisi data-data yang diminta. Setelah itu saya
mendapatkan e-mail balasan dari
[EMAIL PROTECTED], bahwa data saya telah masuk
dan akan diproses. 

Pada tanggal 5 September 2007, diumumkan hasil
Seleksi Tahap I (Seleksi Administrasi) Rekrutmen Calon
Pegawai Bank Indonesia (BI). Peserta yang lolos berhak
mengikuti seleksi tahap II, yaitu Test GAT (General
Aptitude Test), pada tanggal 8 s/d 23 September 2007.
Selain itu akan ada panggilan melalui e-mail. 

Nama saya tercantum dalam daftar hasil Seleksi Tahap I
(seleksi Administrasi), dengan nomor urut 01513. Saya
juga mendapatkan e-mail yang menyatakan saya lolos
Seleksi Tahap I itu (terlampir). Hari Sabtu dan Minggu
(22 dan 23 September 2007), daftar nama peserta yang
lolos Seleksi Tahap I masih ada, tetapi ketika Senin
(24 September 2007), sudah tidak ada. Sangat mungkin
dihapus oleh panitia. Untunglah saya sempat
mencetaknya. (Bukti print-out, saya pegang).

Dengan membawa nomor peserta dari pemberitahuan lewat
e-mail, saya tentunya berhak ikut mengikuti tes Tahap
II yaitu Test GAT, pada tanggal 22 September 2007, di
Balai Riung Lantai Bawah Sektor B4 UI, Depok, jam
13.00 WIB. 

Apalagi saya juga diminta membawa dokumen-dokumen
pendukung seperti fotocopy ijazah yang telah
dilegalisasi, fotocopy transkrip nilai yang telah
dilegalisasi, KTP (asli dan fotocopy), pas Foto
berwarna ukuran 4x6 (2 lembar), biodata yang harus
didownload dari website, Pensil 2B, rautan pensil,
penghapus dan alas untuk menulis. Dokumen tersebut
dimasukkan ke dalam map sesuai dengan posisi yang
diinginkan. 
Pada tanggal 22 September 2007, saya datang ke lokasi
untuk mengikuti tes. Saya duduk di kursi yang sudah
ditentukan oleh panitia. Saya duduk di Sektor B4.
Sebelum tes GAT, ternyata dilakukan verifikasi
dokumen-dokumen. Satu demi satu peserta tes dipanggil
oleh panitia yang bertanggungjawab di Sektor B4.
Giliran peserta yang duduk persis di depan saya,
sepertinya dia ada masalah dengan dokumen-dokumennya.
Setelah verifikasi selesai, dia malah keluar ruangan. 
Giliran saya dipanggil. Saya kemudian menyerahkan
dokumen-dokumen saya. Panitia mulai memeriksa
kecocokan dari KTP. Kemudian berlanjut ke ijazah. Di
ijazah saya tercantum bahwa saya adalah jurusan Sosial
Ekonomi Peternakan. Panitia bertanya, “Peternakan
dengan Pertanian sama tidak?”. 
Saya mencoba untuk berargumentasi, bahwa Sosial
Ekonomi Peternakan masuk ke dalam Sosial Ekonomi, dan
masuk dalam ketentuan seleksi. Kemudian panitia
menegaskan kembali bahwa ketentuan BI adalah jurusan
Sosial Ekonomi/Ekonomi Pertanian, bukan Sosial Ekonomi
yang lain, Sosial Ekonomi yang lebih spesifik yaitu
Sosial Ekonomi Pertanian. 
Akhirnya, panitia di Sektor B4 tidak mengizinkan saya
mengikuti tes Tahap II ini, dengan alasan jurusannya
tidak sesuai dengan ketentuan seleksi. Dokumen-dokumen
saya diminta panitia untuk database BI. Saya disuruh
mencoba lain waktu.
Saya berpikir, kenapa bisa terjadi seperti ini. Saya
diminta meninggalkan ruang tes dan tidak berhak
mengikuti tes Tahap II. Padahal, jelas-jelas dalam
e-mail yang dikirimkan ke saya, bahwa saya berhak ikut
tes Tahap II. Karena, saya lolos tes Tahap I, yaitu
Tes Administrasi. 
Jika memang ketentuan seleksi tidak sesuai dengan
jurusan saya, seharusnya saya tentunya tidak akan
lolos Tes Tahap I (Seleksi Administrasi). Tapi ini,
saya lolos dan berhak ikut tes Tahap II. Kenyataannya,
saya ditolak ikut tes tahap II dikarenakan jurusan
saya tidak sesuai dengan ketentuan. 
Saya tidak tahu harus mengadu kemana. Apakah saya juga
bisa menuntut panitia rekrutmen calon pegawai Bank
Indonesia? Yang saya butuhkan sekarang adalah, saya
mohon klarifikasinya. Minimal hal ini tidak menimpa
orang lain. Dosen di universitas saya menegaskan,
bahwa Sosial Ekonomi Peternakan, termasuk di dalam
Sosial Ekonomi Pertanian.
Saya juga meminta kembali berkas-berkas dan dokumen
saya oleh panitia Sektor B4, katanya akan menjadi
database BI. 
Cerita ini adalah kebenaran, mohon bantuannya untuk
dapat dimuat. Terima kasih.
Oleh : Devi Dwi Anitasari 
Alamat: Jl. Kusuma Timur C Blok A6 No. 28, Wisma Jaya,
Aren Jaya, Bekasi Timur
Nomor Tes : JKT-SIP-11-P1-01519
Nomor Registrasi : BI.2007.0021221

Catatan : 
Bukti print out nama saya didaftar lolos seleksi, saya
simpan, bisa dilihat, karena didaftar internet panitia
sudah dihapus.




From: Panitia Seleksi 
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, September 6, 2007 3:25:20 AM
Subject: Pengumuman Seleksi Calon Pegawai BANK
Indonesia
Hasil Seleksi Penerimaan Pegawai Bank Indonesia 2007
S E L A M A T! DEVI DWI ANITASARI Anda dengan nomor
registrasi : BI.2007.0021221 telah lolos 
SELEKSI ADMINISTRASI (SELEKSI TAHAP I) CALON PE

[mediacare] Re:Kompas di Tengah Persaingan

2007-09-30 Terurut Topik radityo djadjoeri

2. Kompas di Tengah Persaingan   
   
Posted by: "Isnan Wijarno" [EMAIL PROTECTED]   isnan_wijarno   
   
Sun Sep 30, 2007 3:09 am (PST)   
  
  
 Saya tadi malam di telpon dari Kompas Jakarta,
meskipun dengan suara terputus-2 tapi intinya
menanyakan seputar langganan dan tawaran untuk
mengkritik isi Kompas sebagaimana biasa dilakukan para
anggota FPK/ Forum Pembaca Kompas yang ada di Kota-2
Besar. Saya pernah aktif di FPK Surabaya, tapi karena
berpindah- pindah tempat kerja dari sabang - merauke
merasa lebih praktis dan ekonomis bergabung di milis
ini setelah diundang oleh moderator. Namun tragisnya
tidak satupun kritik dan saran ke kompas dari para
anggota milis yang ditanggapi, meskipun sekedar ucapan
terima kasih, baik oleh moderator maupun pihak kompas.
Karena Kompas begitu angkuhnya satu per satu anggota
milis ini keluar.

Liputan Kompas khusus Papua pada bulan lalu juga
banyak kesalahan. Koreksi, kritikan saya ke redaksi
gak ada tanggapan. Jaman sekarang sudah maju informasi
mudah diperoleh, kalau wartawan menulis asal-asalan
atau menulis kebohongan cepat sekali ketahuan pembaca.
Lama kelamaan gak ada bedanya kita baca koran yang
lain (ecek-2) dengan Kompas.

Kayaknya Kompas beberapa tahun terakhir ini menjadi
besar seolah tidak takut dengan pesaing-2 nya, begitu
percaya diri, sehingga tidak peduli dengan kritikan,
masa bodoh dengan isi kebenaran berita karena orang
sudah begitu percaya Kompas.

Saya mengkritik bukan untuk menjatuhkan Kompas, bukan
mencari ketenaran, namun naluri ini peduli ingin
berbagi kebenaran demi kemurnian ilmu pengetahuan.

Dengan berjalannya waktu apa yang saya prakirakan
ternyata mendekati kenyataan, yaitu Kompas saat ini
mulai gentar dengan pesaing-2nya. Terbukti menanyakan
ke pelanggannya "Apakah sekarang masih langganan?"
Banting harga dimana-2, ketika saya sedang di Jakarta,
Jogya dan Malang beberapa bulan yang lalu, Kompas saat
tengah hari, di lampu lalu lintas dijual Rp. 1.000,-
atau Rp. 1.500,-. Mengikuti koran Tempo dan Sindo.
Begitukah kerasnya persaingan?. ..

Keunggulan, hanya Kompas dan Media Indonesia yang
menjangkau seluruh Nusantara. Di Papua harga kedua
koran itu tetap Rp. 5.000,-, baik baru maupun edisi
beberapa hari yang lalu.

Salam 
Isnan Wijarno
Papua

  __
   
  TANGGAPAN:
   
  Pak Isnan yb,
   
  Salam kenal. 
  Boleh tahu, berapa tarif langganan Kompas dan Media Indonesia per bulan di 
Papua?
  Kalau harga ecerannya saja Rp 5,000 per eksemplar, tak bisa saya bayangkan 
mahalnya.
   
  Kemarin saya dapat info dari agen, ada paket promosi baru berlangganan 
Kompas. Per bulannya Rp 125,000  sudah termasuk Kompas, harian Kontan, dan 
National Geographic.
   
  salam,
   
  rd
   
   


e-mail: [EMAIL PROTECTED]  
  blog: http://mediacare.blogspot.com  
   

   
-
Looking for a deal? Find great prices on flights and hotels with Yahoo! 
FareChase.

[mediacare] Re: [art culture indonesia] Viddy AD Daery akan 'mengonceki' Komunitas Utan Kayu ...

2007-09-29 Terurut Topik radityo djadjoeri
Link:
   
  
http://artculture-indonesia.blogspot.com/2007/10/viddy-ad-daery-akan-mengonceki.html


  mediacare <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Berikut Siaran Pers dari Viddy AD Daery yang dia tuliskan sendiri:

Posted by: Anuv Chaviddy, Lamongan
E-mail: [EMAIL PROTECTED] 


Kabar Perang Sastra Indonesia ditunggu berdebar di Malaysia 

UNDANGAN BUDAYAWAN LAMONGAN-INDONESIA SEBAGAI PEMBICARA DI SEMINAR ANTARBANGSA 
KEBUDAYAAN MELAYU-MALAYSIA (SAKM – 2007) 
di Hotel Vistana,Kuantan, Pahang, Malaysia 26-28 Oktober 2007

PENDAHULUAN

Seminar Antarbangsa Kebudayaan dan Kesusastraan Melayu (SAKM) adalah seminar 
bergengsi internasional, karena menampilkan pakar-pakar dari seluruh dunia.
Nama-nama besar di dunia kajian kebudayaan dan kesusastraan Melayu seperti 
Prof. Amin Sweeney, Ulricht Kratz, Monique Zaini Lajoubert, Liauw Yock Fang, 
Harry Aveling, Shahnon Ahmad, Mohammad Haji Salleh dan sebagainya pernah 
menjadi pembicara dalam forum ini.

Jadi, ini forum terhormat yang diselenggarakan pemerintah Malaysia via Dewan 
Bahasa dan Pustaka (DBP) Malaysia bekerjasama dengan Universitas Kebangsaan 
Malaysia (UKM). 

Dalam SAKM yang ke IX kali ini, bertema : “Kesusastraan Melayu Nusantara 
pasca Merdeka”, diselenggarakan di kota Kuantan, Pahang, Malaysia, juga 
mengundang budayawan dan sastrawan Lamongan kelas Asia Tenggara, yakni Viddy AD 
Daery atau Drs. Anuf Chafiddi, sebagai salah satu pembicara yang 
ditunggu-tunggu, karena kali ini akan membicarakan: “Kondisi Perang Sastra 
Indonesia yang terjadi akhir-akhir ini, antara aliran sastra moral melawan 
aliran sastra seks dan atheisme yang banyak terbit di koran maupun buku-buku 
akhir-akhir ini.”

Disamping mempertimbangkan popularitas Viddy di kawasan Asia Tenggara, panitia 
juga mempertimbangkan Viddy sebagai pelaku perang sastra itu sendiri, dimana 
sastrawan Lamongan itu memihak sastra moral yang berlandaskan kebenaran agama 
dan moral bangsa serta kearifan lokal. 

Dari beberapa email yang datang dari Malaysia, ketika mengetahui Viddy akan 
bicara mengenai “Perang Sastra Indonesia”, maka SEAKAN-AKAN tema Viddy 
merupakan tema yang akan paling ditunggu oleh publik Malaysia, karena perang 
sastra di Indonesia kali ini merupakan tonggak penting karena merupakan 
peperangan aliran moral melawan aliran seks dan amoral, sedangkan di Malaysia 
sendiri, masalah MORAL adalah soal yang amat penting karena menyangkut JATIDIRI 
dan HARGA DIRI BANGSA.

Viddy dilahirkan di Laren, Lamongan utara,28 Desember 1961, yang kental akan 
warna santrinya, karena itu warna santri dan tradisi kearifan lokal mewarnai 
karya- karyanya. Puisinya yang dimuat di KOMPAS memeri/mengungkap latar 
daerahnya yang penuh genangan air dengan kembang gol/lotus/padma dan rumpun 
bambu sebagai wilayah bonorowo.

Pada tahun 1988, ketika Jawa Pos baru melaju, novelbersambung Viddy yang 
meledak dan disukai serta ditunggu-tunggu para pembaca Jawa Pos tiap pagi 
adalah “Opera Gerbangkertosusila” yang meramalkan Lamongan akan maju 
seperti di zaman Bupati Masfuk.

Ketika hijrah di Jakarta tahun 1991 sampai 2002 sebagai penanggungjawab 
sinetron TPI, Viddy membuat puluhan episode “Kentrung Humor Lamongan” 
dengan lakon-lakon lokal Lamongan seperti Kadet Suwoko, Tanjung Kodok, Gua 
Maharani dan sebagainya, yang
melambungkan nama pelawak Bakat Made-ayahanda penyanyi Erie Susan.

Ketika berkiprah di kawasan Asia Tenggara (Malaysia, Brunei, Singapura dan 
Thailand selatan) Viddy berkali-kali mengeksplorasi wilayah Lamongan, termasuk 
makalahnya di PSN (Pertemuan Sastrawan Nusantara) 14 di Alor Star, Kedah, 
Malaysia , baru-baru ini dimana makalah Viddy membuka teori bahwa Mahapatih 
Gajah Mada berasal dari Lamongan (waktu dulu namanya ialah Kraton Pamotan).

KEHADIRAN VIDDY DI SAKM IX

Dengan demikian, kehadiran Viddy di SAKM IX sangat penting dalam kapasitas:

1.Mewakili nama Lamongan, Jawa Timur dan Indonesia rutin hadir di pertemuan 
internasional, yang amat ketat seleksinya.

2.Menyuarakan suara daerah dan bangsa, untuk memberi imbangan suara-suara 
negatif dunia luar yang hanya mendengar dari orang lain mengenai Indonesia.

3.Mempromosikan potensi Lamongan,dan Jawa Timur dan Indonesia pada umumnya, 
sebagaimana sudah sering dilakukan Viddy selama ini di berbagai forum 
internasional dalam berbagai kesempatan.

Drs.Anuf Chafiddi atau Viddy AD Daery
Jl.Raya Pasar Laren, Laren, Lamongan 62262
HP : 0856 1310 996 

--
Posting oleh mediacare ke art culture indonesia pada 10/01/2007 11:36:00 AM


e-mail: [EMAIL PROTECTED]  
  blog: http://mediacare.blogspot.com  
   

   
-
Be a better Globetrotter. Get better travel answers from someone who knows.
Yahoo! Answers - Check it out.

[mediacare] Re: bahan skripsi

2007-09-28 Terurut Topik radityo djadjoeri
Dear Gisca,
   
  Nanti saya telusuri dulu ya sumber utamanya. Kalau sudah ketemu pasti akan 
saya beritahu.
   
  Selamat nyusun skripsi!
   
  Salam,
   
  rd
   
   
  

gisca nurannisa <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Mas Radityo,
   
  Saya Gisca, mahasiswi semester 7 Fakultas Hukum UI. Saya juga salah satu 
anggota milis mediacare. Beberapa bulan yg lalu saya mendapatkan email dari 
milis mediacare tentang pengumuman perlawanan penetapan RUPS PT Sac Nusantara 
yang pada putusan kasasinya memenangkan Ivan John Robert Schulz yang diwakili 
oleh Ny. Carita Smith.  Kalau boleh saya tahu apakah mas radityo punya no 
kontak dari  ny carita ini atau pengacaranya. Saya akan menulis mengenai 
DEADLOCK PENYELENGGARAAN RUPS PERSEROAN TERBATAS INDONESIA dan saya butuh 
berkonsultasi mengenai kasus ini dengan pengacara ataupun para pihaknya. Terima 
kasih.


  
-
  Boardwalk for $500? In 2007? Ha! 
Play Monopoly Here and Now (it's updated for today's economy) at Yahoo! Games.


e-mail: [EMAIL PROTECTED]  
  blog: http://mediacare.blogspot.com  
   

   
-
Be a better Heartthrob. Get better relationship answers from someone who knows.
Yahoo! Answers - Check it out. 

[mediacare] Layang dari Jogja: "Saut dan Si Orang Utan"

2007-09-27 Terurut Topik radityo djadjoeri


Indra Bambang <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  Dari Indra Bambang Basuki, Jogjakarta:


SAUT DAN SI ORANG UTAN


Dari dulu, lingkungan seni Jogjakarta penuh orang yang suka menepuk 
dada sendiri. Yang merasa penting di lingkungan sendiri. Orang yang 
suka ngomong gede. Dan merasa dirinya menarik di hadapan orang lain. 
Yah, aku tahulah. Aku kan lahir di Jogja, dan nyemplung ke lingkungan 
pergaulan kesenian Jogja sejak 1970an. Bergaul doang sih. Di kelompok 
Umbu Landu Paranggi dulu, aku juga nulis sajak. Sempat masuk Sabana, 
itu yang oleh Umbu digolongkan berkualitas nasional. Dan aku juga tahu 
betul gimana para pelukis Jogja. Aku kenal dengan beberapa anak Seni 
Rupa Baru yang kuliah di Gampingan.

Budaya gosip memang bagian dari kultur Jogja. Maksudku kultur 
pergaulan seniman. Dan tampaknya ini pupuk yang bagus buat kreatifitas. 
Paling nggak memupuk persaingan. Dari dulu banyak yang ngomongnya gede, 
merasa dirinya burung merak. Kayaknya nggak ada yang lebih penting di 
dunia ini ketimbang diri mereka. Ini soal gaya lho. Lihat saja itu 
Rendra (Mas Willy), Motinggo Boesje, Umar Kayam, sampai anak-anak 
Persada di bidang sastra. Di bidang seni lukis ada Sudjojono, Nyoman 
Gunarsa, Gendut Riyanto, sampai anak-anak sekarang seperti Agung 
Kurniawan. Semuanya hobi manas-manasin orang.

Tapi soal gaya pribadi ini tak gawat-gawat amat sih. Ini kan warisan 
dari kultur agraris juga. Raja-meraja. Biar mereka suka menepuk dada 
sendiri dan mengejek orang, yang penting buat aku gimana karya mereka. 
Begitu aku melihat karya yang bagus, kulupakanlah segala yang jelek 
tentang pribadi pembuatnya. (Terus terang saja, mereka yang gede kepala 
dan gede mulut itu, sering cuma nebeng hidup pada teman-teman, 
keluarga, bahkan istri sendiri. Mungkin dengan itu mereka bisa 
konsentrasi berkarya? Yo wislah, karya mereka bagus, jadi kulupakan 
kehidupan mereka yang miring itu.)

Nah, kurang lebih empat tahun yang lalu, laki-laki ini datang ke 
Jogja. Dari gayanya, tampaknya dia oke. Bakal meneruskan kultur urakan 
Jogja. Dia sedikit tambun. Rambut gondrong dikucir. Sangar tapi sayu. 
Selalu bercelana pendek; alamak, terlalu pendek, panjangin dikit dong! 
Tampaknya dia penerus tradisi omong besar di Jogja. Boleh juga gayanya. 
Selalu terlihat minum bir. Malah di Biennale Jogja 2004 dia selalu 
menenteng botol bir ke sana ke mari. Cailah. Tampaknya dia ingin 
membawakan diri sebagai “poete maudit”. Kayak Baudelaire atau Chairil 
Anwar. Hmmm. Boleh juga. Namanya Saut Situmorang. Penyair, yaitu orang 
yang nulis puisi (semua yang nulis dan nerbitkan puisi boleh disebut 
penyair kan, biarpun puisinya jelek?). Dia orang Batak tentu. Tapi 
pindah dari Bali. (Baru belakangan aku tahu dia kenapa dia lari dari 
Bali. Tapi ini kurang pantaslah kalau dikisahkan di sini.)

Sebenarnya aku nggak terlalu peduli dengan dia. Aku lebih 
memperhatikan para pelukis (wuah, aku bosan dengan sastra, yang begitu-
begitu melulu!). Di kalangan pelukis atawa perupa ini banyak yang lebih 
edan gayanya. Lihat saja itu Ugo Untoro, S. Teddy D, Bob Sick Yudhita, 
Agung Kurniawan, dan Samuel Indratma dan (dulu) Eddie Hara. Juga Agus 
Suwage yang pendiam itu, ternyata juga pemain gitar yang edan (eh, dia 
bisa ngoleksi gitar yang mahal-mahal dan punya studio musik lagi). 
Dibanding mereka ini, gaya si Saut mah kagak ada apa-apanya.

Tapi Saut ini ada juga lainnya. Tenaganya untuk berselancar di mailing 
list (dan SMS) luar biasa. Dia bersemangat sekali menyerang lawan-
lawannya di bidang sastra, terutama Orang Utan Kayu. Seakan-akan nggak 
ada yang lebih penting dipikirin di dunia ini ketimbang Orang Utan 
Kayu. (Aku heran, kenapa si Orang Utan kagak menjawab? Mungkin mereka 
cuma mesem-mesem saja. Sialan, ayo turun ke gelanggang dong. Biar rame. 
Kalian perlu juga sekali-kali jadi petinju!)

Nah, karena tembakan si Saut (dan kamerad-kameradnya yang menamakan 
diri gerombolan Boemi Poetera dan yang lain-lain juga) kagak berhenti, 
aku mulai memperhatikan dia. Ribut amat sih?  Apa kagak ada hal-hal 
yang lebih penting? Kalau ada orang yang bersemangat “berjuang” begitu, 
tentu aku mulai penasaran, barangkali ada yang menarik dari mereka? 
Mungkin pikiran, mungkin karya, mungkin juga cita-cita perjuangan itu 
sendiri. Mungkin kultur Jogja sedang memberi alternatif terbaru?

Setelah membaca berbagai pernyaatan si Saut dalam beberapa bulan 
terakhir ini, aku mesti bilang, wah payah deh. Isinya kok maki-makian 
melulu. Nggak berkelas polemik. Cuma menunjukkan ketidakmatangan 
penulisnya. Heran aku, kenapa mereka kok menimpakan semua kesalahan 
(yang menyangkut karir sastra mereka) pada Orang Utan Kayu?

Yang aku heran adalah apa yang mereka sebut “dominasi” atau “mafia” 
Orang Utan Kayu. Nggak jelas buat aku, apa itu “dominasi”, apalagi 
“mafia”. Menyerang Orang Utan Kayu tanpa argumen yang cukup itu sih 
sama saja dengan mengganggap si Orang Utan penting. Dari dulu nggak 
berubah “politik sastra” kita ini. Nyerang Jassin kek, majalah Sastra 
kek, majalah Horison

[mediacare] Re: Call for the Weirdoes - Panggilan Hati Nurani

2007-09-27 Terurut Topik radityo djadjoeri


Tri Pujanarto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  Dear Indonesia List Owners, 
  My apology for not addressing you personally, the only excuse being I still 
have to keep the stove burning. Behind the various interests and endeavours in 
Indonesia mailing lists - from good old school days, cooking, military, to 
conspiracy theory - there is a bond that unites us all, the tapestry called 
Indonesia. Attached please find my personal scribbles, read it, ponder, sleep 
on it, then act, share or delete. The ball is yours now.

  Salam Hormat, 
Tri Pujanarto 
  pujanarto.com 
Fax. +62-274-898132, Cell. +62-81578703967 
Studio: Candibinangun, Pakem, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia 
Mailing address: Jl. Arumdalu CT X/16, Karang Asem Baru, Yogyakarta 55281, 
Indonesia 
  --- Panggilan 
Hati Nurani---
  Saudara-saudara sekalian, 
Belum reda amarah kita pada negara-negara tetangga, yang sombong, tidak pernah 
mau mengerti dan menghargai keramahan, kebesaran, dan keluhuran budi pekerti 
bangsa Indonesia. Pertanyaannya, masihkah kita? Pernahkah kita? Apakah ribuan 
umat yang meluap membanjiri jalan patut menjadi ukuran amal dan iman? Apakah 
kibaran bendera dapat mengobarkan api kalbu? Apakah semua sumpah untuk berbakti 
dapat meneduhkan jiwa? Sangat sulit bagi kita untuk mematut diri, apalagi di 
depan cermin berjelaga. Segenap kegalauan, kericuhan serta keriuhan yang 
menyeruak di tengah, dan di sekitar kita bisa jadi semakin menjauhkan kita, 
dari diri kita sendiri. Sampai perlu riasan topeng hanya untuk sekedar 
bertahan, satu untuk di rumah, satu untuk rezeki, satu untuk wibawa, dan 
barangkali beberapa untuk sedikit curang pokoknya menang. Ketika langkah 
semakin jauh dari hati, ketika kata mengangkangi nurani, makna hidup dalam 
tergerus - terhanyut layu atau terguyur diam tak ubahnya batu kali. Catatan
 kecil "Call for the Weirdoes (Panggilan Hati Nurani)" di pujanarto.com mencoba 
mengais akar dari ilalang, mungkin jauh panggang dari api, namun setidaknya ada 
niatan untuk tidak tinggal diam. Seperti harapan semua orang tua, basuh 
semuanya sekarang juga bukan nanti, jangan sampai mereka yang tercinta kelak 
mengalami kegamangan serupa. Harus lebih baik!
  Sekata dan sehati, untuk bekal putera-puteri kita, kini dan esok... 

  Candibinangun, Waspa Kumeneng Jroning Kalbu, 1940 
Tri Pujanarto 

  --- Call for the 
Weirdoes ---
  Dear Fellow Indonesians, 
We all know that there are already one too many experts and NGOs in Indonesia, 
but the emergence of a true civil society is still far-off. My piece "Call for 
the Weirdoes" at pujanarto.com summed up the mess, of how we learned to make 
peace with our common enemies, to live in 'harmony' with injustice and abuse of 
power. Half-hearted compromises led to split-personalities, the need to put 
different masks each and every day, one at home, one in the office, another on 
the streets. A very complicate, confusing and exhausting way to spend our short 
life. By simple logic, this naturally led to low self-esteem, fragile souls 
behind the much displayed pride and arrogance.
  Can we change that? Murphy Law says what can go wrong will go wrong, the 
opposite should be true. We need to consolidate and balance the scale. Forget 
small crooks, they ask for gas money to make ends meet, but the subset of big 
corruptors are actually pale in comparison to educated Indonesians, let alone 
to the whole set of 250 millions. Let us voice our concerns a bit louder than 
before, watch our steps, our goverment and our representatives a bit closer 
than before, show good examples to a little more people than before.
  Big Shots are little shots who keep shooting... 

  Candibinangun, September 27, 2007 
Tri Pujanarto 

















































 TIRTA SESOTYA 
Candibinangun, 17 Anjrah Jroning Kayun, 
1933 
 Kabeh Sedulur, Sedulur 
Kabeh ---








e-mail: [EMAIL PROTECTED]  
  blog: http://mediacare.blogspot.com  
   

   
-
Looking for a deal? Find great prices on flights and hotels with Yahoo! 
FareChase.

[mediacare] Tanggapan Dewan Kesenian Jakarta tentang acara pembukaan Utan Kayu International Literary Biennale 2007

2007-09-27 Terurut Topik radityo djadjoeri
Dengan hormat,
   
  Berikut saya kirimkan Siaran Pers dari Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) sebagai 
tanggapan terhadap tulisan-tulisan tentang acara pembukaan Utan Kayu 
International Literary Biennale 2007 di Teater Studio Taman Ismail Marzuki 
(TIM).
   
  Semoga Siaran Pers ini dapat meluruskan isu-isu miring yang beredar.
   
  Terima kasih atas perhatian dan kerjasamanya.
   
  Salam,
   
   
  Radityo Djadjoeri
   
   
   
   
  Siaran Pers
  untuk diberitakan
   
  Tanggapan tentang Pembukaan UKILB 2007
   
  Tanggapan terhadap tulisan-tulisan tentang:
Acara pembukaan Utan Kayu International Literary Biennale 2007,
tgl 23 Agustus 2007 di Teater Studio, Taman Ismail Marzuki
  
Sehubungan dengan  beredarnya informasi yang tidak tepat di kalangan dunia 
sastra akhir-akhir ini, izinkanlah kami memberikan beberapa keterangan.
  
Informasi tidak tepat ini terkandung di dalam tulisan Saudara Chavchay 
Syaifullah di dalam harian Media Indonesia edisi 26 Agustus 2007 dan pengantar 
editornya pada edisi 2 September 2007—keduanya pada halaman XII—dan di dalam 
tulisan-tulisan Saudara Saut Situmorang dalam mailing-list [EMAIL PROTECTED] 
selama dua minggu yang 
  lalu.
  
Sebagaimana dapat diamati sebagai sesuatu yang biasa, terdapat perbedaan dan 
argumentasi pendapat di antara berbagai komunitas sastra. Tetapi sayangnya 
dalam argumentasi tersebut telah digunakan beberapa informasi yang salah. 
Perdebatan yang didasarkan pada informasi yang salah pada akhirnya dapat 
mencemari dan merugikan dunia kesenian secara keseluruhan, termasuk 
membingungkan masyarkat luas. 
   
  Kami merasa perlu mengimbau masyarakat luas, komunitas sastra dan seniman pada
khususnya, untuk tidak terlibat dalam perdebatan berdasarkan informasi yang 
salah, dan kami anjurkan untuk memeriksa dulu semua informasi yang diperoleh 
kepada pihak-pihak yang bersangkutan.
  
Kepada saudara-saudara wartawan dan redaksi media massa , kami juga mengimbau 
untuk menerapkan dengan sungguh-sungguh salah satu prinsip utama jurnalisme, 
ialah melakukan konfirmasi informasi kepada semua pihak yang bersangkutan, dan 
meliput pandangan semua pihak tersebut.
  
Berikut ini adalah informasi yang sudah kami periksa ketepatannya menyangkut 
beberapa hal yang telah beredar sampai hari ini. Semua ini disampaikan dengan 
penuh rasa tanggung jawab dan semuanya dapat dengan mudah diperiksa 
kebenarannya.
  
Apakah benar ada yang mabuk sesudah acara pembukaan Utan Kayu International 
Literary Biennale 2007, tgl 23 Agustus 2007 di Teater Studio, Taman Ismail 
Marzuki?
   
  Tidak benar. Bir disediakan secara sangat terbatas pada malam pembukaan.  
Lagipula gerai bir sudah ditutup lebih dari satu jam sebelum acara selesai. 
Jadi ketika acara selesai tidak ada lagi bir yang dapat diminum.  Jadi tidak 
mungkin ada yang mabuk. 
   
  Berita bahwa ada yang mabuk telah ditulis secara tidak bertanggung jawab oleh 
wartawan Chavcay di harian Media Indonesia. Sangat disayangkan bahwa sebuah 
media massa , yang seharusnya melaporkan fakta, telah mencetak informasi yang 
salah, tidak ada dalam 
  kenyataan.

  Kami percaya ini bukan kebijakan resmi Media Indonesia, dan karena itu kami 
mengimbaunya agar mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan untuk perbaikan 
internalnya.
   
  Apakah benar ada tamu yang diusir dan menangis pada malam itu?
   
  Tidak ada kebijakan untuk mengusir orang. Yang benar adalah insiden karena 
inisiatif berlebihan dari petugas keamanan. Sdr. Geger Prahara, yang 
diberitakan "diusir" dan "menangis" di TIM oleh wartawan Chavcay di harian 
Media Indonesia, sedang mengisi 
  buku tamu ketika didekati oleh seorang petugas satpam yang berkata, "Maaf, 
ini acara khusus…" Ini ditafsirkan sebagai mengusir. Nur Zen Hae, ketua komite 
sastra yang berada di dekat tempat itu kemudian mendekati dan menegaskan bahwa 
ini acara terbuka, dan Sdr. Geger Prahara dipersilakan masuk dan makan malam. 
Tetapi karena terlanjur tersinggung, dia memutuskan keluar. Di jalan dia 
bertemu dengan wartawan Chavcay dan mengatakan bahwa dia "diusir". Wartawan 
inilah yang kemudian melaporkan bahwa dia "diusir" dan "menangis".
   
  Sdr. Geger Prahara telah membantah bahwa ia menangis. Berita  tersebut 
sepenuhnya karangan Saudara Chavcay, yang juga sama sekali tidak memeriksa 
kepada panitia biennale tentang kejadian sebenarnya yang disebut "mengusir" itu.
   
  Mengapa DKJ mendukung Utan Kayu International Literary Biennale  2007?
   
  Sastra, sastrawan, seni dan seniman terang memerlukan ruang dan giliran untuk 
tampil secara ajek berulang, baik untuk bertemu khalayak maupun untuk sekadar 
bertukar sapa di antara sesama, atau bahkan untuk bersaing secara senang dan 
tenang. Karena itu suatu biennale, atau bentuk-bentuk lain seperti festival 
yang berkelanjutan jelas, tegas diperlukan. 
   
  Dewan Kesenian Jakarta berkewajiban mendukung kehadir

[mediacare] Re: Majalah Pusara Terbit Kembali

2007-09-26 Terurut Topik radityo djadjoeri
Saya ucapkan selamat atas kembali terbitnya Majalah Pusara. Semoga sukses!
   
  Salam,
   
  Radityo Djadjoeri

Majalah Pusara <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Majalah Pusara Terbit Kembali

Telah terbit kembali, majalah Pusara pada Oktober 2007. Majalah yang pertama 
kali diterbitkan oleh Ki Hadjar Dewantara pada bulan Oktober 1931 dan 
dihasratkan sebagai majalah pendidikan, ilmu, dan kebudayaan ini akan hadir 
dengan format baru, baik dari segi manajerial, redaksional, serta format 
fisiknya. Kebijakan penting yang ditelurkan oleh pihak manajeman adalah bahwa 
majalah Pusara bukan lagi sebagai majalah internal perguruan Tamansiswa, 
melainkan telah diancangkan sebagai majalah untuk umum dan terbuka yang tetap 
mengemban visi dan misi ketamansiswaan yang telah dicetuskan oleh Ki Hadjar 
Dewantara.

Dengan format fisik berukuran 23 x 28 cm, sampul berwarna, halaman dalam hitam 
putih, dengan tebal 40 halaman plus sampul, diharapkan menjadikan majalah 
Pusara sebagai salah satu wahana alternatif kecil untuk mengakomodasi dan 
mengolah berbagai pemikiran tentang ilmu, pendidikan, dan kebudayaan bagi 
publik untuk membentuk/membangun peradaban dan karakter bangsa yang merdeka 
lahir batin.
Dalam peluncuran resmi yang dilakukan secara sederhana pada hari Selasa, 25 
September 2007 lalu, Ketua Umum Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa, Ki Tyasno 
Sudarto, mengharapkan majalah Pusara ini mampu menjadi pusara atau tali pusat 
dalam memberi pengayaan dan dinamika pembangunan kebudayaan di Indonesia.

Dalam Edisi Perkenalan Bulan Oktober ini, redaksi Pusara menampilkan 9 artikel, 
masing-masing tulisan dari Indra Tranggono bertajuk Literasi dan ¡Loncatan¢ 
Budaya, Prof. DR. Teuku Jacob (Beberapa Prinsip Pendidikan), Agus Suwignyo 
(Ekosistem Keguruan), Tyasno Sudarto (Pendidikan Karakter dan Kepribadian 
Bangsa), Prof. DR. Wuryadi (Pendidikan Berbasis Pancasila: Menggali Nilai-nilai 
Lokal), Chisaan Mansoer (Lesbumi, Kini, dan Datang), Nurul Huda (Jameson, 
Posmodernisme, dan Kapitalisme Lanjut), Kuss Indarto (Pelajaran dari China), 
dan Dr. Inu Wicaksono (Neng-Ning-Nung-Nang).

Majalah Pusara edisi perkenalan ini dijual secara murah, yakni Rp 9.500,-. Bagi 
Anda yang berminat, silakan hubungi saudara Edi Yudarta dan Totok Darmasto, 
Jalan Tamansiswa 25 Yogyakarta 55151, telepon 0274-374082, faksimili 
0274-377120, atau e-mail [EMAIL PROTECTED] dan [EMAIL PROTECTED] Petilan 
tampilan majalah Pusara juga bisa disimak di www.majalah-pusara.blogspot.com.



Fussy? Opinionated? Impossible to please? Perfect. Join Yahoo!'s user panel and 
lay it on us. http://surveylink..yahoo.com/gmrs/yahoo_panel_invite.asp?a=7 


[Non-text portions of this message have been removed]



situs [publikseni] : http://welcome.to/publikseni 
posting email : [EMAIL PROTECTED] 
Website : http://groups.yahoo.com/group/publikseni 
Subscribe : [EMAIL PROTECTED] 

To unsubscribe from this group,
send an email to: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links






e-mail: [EMAIL PROTECTED]  
  blog: http://mediacare.blogspot.com  
   

   
-
Don't let your dream ride pass you by.Make it a reality with Yahoo! Autos. 

[mediacare] Malaysia Resah dengan Tayangan Sinetron Indonesia

2007-09-26 Terurut Topik radityo djadjoeri


rona only <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  Malaysia Resah dengan Tayangan 
Sinetron Indonesia Kamis, 27 Sep 07 00:18 WIB
http://eramuslim.com/berita/nas/7926151353-malaysia-resah-dengan-tayangan-sinetron-indonesia.htm
 

Kegelisahan terhadap program tayangan televisi Indonesia bukan hanya dirasakan 
ditanah air, Pemerintah Malaysia juga menyampaikan kecemasan terhadap gejala di 
masyarakatnya yang sudah mulai menyukai program tayangan yang berasal dari 
Indonesia. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Informasi Publik 
Depkominfo Yusuf Suprawoto dalam jumpa pers bersama MUI dan KPI, di di Kantor 
Badan Informasi Publik, Departemen Komunikasi dan Informatika, Jakarta, 
Rabu(26/9). "Di Malaysia sudah ada kekhawatiran terhadap sinteron Indonesia, 
karena banyak mengandung unsur mistik, pornografi dan kekerasan, "ujarnya.
Keluhan terhadap sinetron Indonesia ini datang langsung dari Meteri Penerangan 
Malaysia, di mana masyarakat di negeri jiran itu sudah mulai terpengaruh 
setelah menonton tayangan acara dari Indonesia, bahkan sidang partai di 
Malaysia menjadi tertunda jadwalnya, karena para pesertanya menonton sinetron 
terlebih dulu.
Lebih lanjut Yusuf mengatakan, pihaknya selama 24 jam baik selama bulan 
Ramadhan maupun sebelumnya terus melakukan monitoring yang kemudian hasilnya 
itu akan diserahkan kepada Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Dan sepanjang 
monitoring mulai pertengahan Maret-Agustus 2007 telah ditemukan sebanyak 2. 686 
pelanggaran siaran.
"Dalam satu episode, biasanya terjadi kurang lebih 5 bentuk pelanggaran, dan 
itu terjadi pada program siaran yang prime time, "jelasnya.
Namun, pada bulan Ramadhan tayangan mistik masih sering terlihat menghiasi 
layar kaca stasiun televisi Indonesia, dengan penggambaran azab akibat 
perbuatan jahat semasa diduni, yang sebenarnya sangat menyalahi ajaran agama 
Islam.
Di tempat yang sama, Anggota Komite Independen Pengawasan Pornografi Pornoaksi 
(KIP3) Juniwaty M. Sofwan menegaskan, gejala seks permisif akibat tayangan 
televisi sudah melanda kalangan remaja Indonesia, karenanya sambil menunggu 
diundangkan UU Pornografi pihaknya akan memberikan pelatihan kepada Ibu Rumah 
Tangga, Pemimpin Organisasi, dan remaja agar mampu mengkritisi isi media baik 
cetak maupun elektronik.
"Kita himbau supaya Ibu-ibu mengerti apa yang anaknya lihat ditelevisi, kapan 
waktunya mematikan televisi, "imbuhnya. (novel)

*
[17:36] Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan 
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan 
diminta pertanggungan jawabnya.
*

-
Check out the hottest 2008 models today at Yahoo! Autos.

[Non-text portions of this message have been removed]



 


e-mail: [EMAIL PROTECTED]  
  blog: http://mediacare.blogspot.com  
   

   
-
Yahoo! oneSearch: Finally,  mobile search that gives answers, not web links. 

[mediacare] Fwd: [pr-society] Annual International PR and Communications Conference 2007

2007-09-24 Terurut Topik radityo djadjoeri


Note: forwarded message attached.

e-mail: [EMAIL PROTECTED]  
  blog: http://mediacare.blogspot.com  
   

   
-
Looking for a deal? Find great prices on flights and hotels with Yahoo! 
FareChase.--- Begin Message ---


PR Society of Indonesia Presents


Annual International PR and Communications Conference 2007


"THE DYNAMICS OF CORPORATE REPUTATION AND COMMUNICATIONS:

  Impacting Corporate Performance by Harnessing the Collective Power of
  New Generation Communication, People, Management and Technology
>
>
>
> November, 28 - 29, 2007: Crowne Plaza Hotel Jakarta
>
> November, 30, 2007: Santika Hotel Bandung
>
>
>
> FIND OUT HOW CORPORATE COMMUNICATIONS CAN:
>
>
>
> - Detect early warning signals of reputation damage
>
> - Harness the power of new generation communication channels
>
> - Leverage on PR to derive value for communication functions
>
> - Implement a relevant measurement methodology and system for
> corporate communications and CSR program
>
> - Leadership communications to deliver consistent message to the
> stakeholders
>
> - Create transparency in business with effective communication
> strategy
>
> - Outlook and future development for PR and Corporate
> Communication industry
>
>
>
> DON'T MISS THIS CONFERENCE!
>
> · In this information age, information preparedness is
> imperative for an organization to direct or shift strategies at the
same
> speed at which external events are occurring. A wrong move made by the
> organization is magnified by the media. Newswires and media broadcast
> can report news with lighting speed and the absence of a strategic
> approach to communication can be potentially devastating to corporate
> image or stock value. In addition, upward pressure on sustaining good
> reputation and demand for transparency has driven companies to step up
> their communication efforts with stakeholders in a holistic way to
send
> consistent key messages across all communication channels to targeted
> audiences with utmost precision and speed
>
>
>
>
>
>
>
> Among our distinguish speakers invited are:
>
>
>
> Freddy Tulung
>
> Ministry of Communication and Informatics
>
> Jones T Campos
>
> Head, PR Corporate and Regulatory Affairs, Globetel, the
> Philippines
>
> Koh Ching Ching
>
> Head of Corporate Communications, OCBC Bank, Singapore
>
> Jennifer Richardson
>
> JRPR and Associates, Australia
>
> Mark Winkel
>
> Principal Consultant, Prisma PR
>
> Sahala Sianipar
>
> Market Leader Indonesia and Director of South Asia, Burson-Marsteller
>
> Ermiel Thabarani
>CEO, UPR  Communications

Ahmed K Soeriawidjaja
>Secretary General, PR Society of Indonesia


>
> Schedule of Event
>
> * Day 1, Jakarta November 28th 2007
>
> Time
>
> Program / Activity
>
> 07.30 am – 08.45 am
>
>
>
> 09.00 am – 09.15 am
>
>
>
>
>
> 09.20 am – 10.20 am
>
>
>
> 10.25 am – 10.45 am
>
>
>
>
>
> 11.00 am – 12.30 pm
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> 12.35 pm – 01.30 pm
>
>
>
> 01.35 pm – 03.00 pm
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> 03.05 pm – 03.20 pm
>
>
>
>
>
> 03.30 pm – 05.00 pm
>
> Registration & morning coffee
>
>
>
> Opening & welcome remarks from the Chairperson
>
>
>
> Keynote Speech
>
>
>
> Morning refreshments and networking break
>
>
>
> LEADERSHIP-DRIVEN COMMUNICATION:
>
> Protecting corporate reputation as a business asset -
>
> Detecting early-warning signals of reputation damage
>
>
>
> Networking Luncheon
>
>
>
> CHANGE MANAGEMENT FOR LONG TERM RESULTS: Relationship Index as a new
> measurement tool to measure the health of your relationships with key
> stakeholders
>
>
>
> Afternoon refreshment and networking break
>
>
>
> DERIVING STRATEGIES FOR COMMUNICATING WITH MULTI-CULTURAL COMMUNITY
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> * Day 2, Jakarta November 29th 2007
>
> Time
>
> Program / Activity
>
> 07.30 am – 08.40 am
>
>
>
> 08.45 am – 09.00 am
>
>
>
> 09.05 am – 10.30 am
>
>
>
>
>
>
>
> 10.35 am – 10.50 am
>
>
>
>
>
> 11.00 am – 12.30 pm
>
>
>
>
>
>
>
> 12.35 pm – 02.00 pm
>
>
>
>
>
> 02.05 pm – 03.30 pm
>
>
>
> 03.35 pm – 03.50 pm
>
>
>
>
>
> 04.00 pm – 05.30 pm
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> 05.35 pm – 06.00 pm
>
> Registration & morning coffee
>
>
>
> Summary from Day I
>
>
>
> HARNESSING THE POWER OF NEW GENERATION COMMUNICATION CHANNELS
>
>
>
> Morning refreshments and networking break
>
>
>
> CONSTRUCTING A POSITIVE REPUTATION THROUGH EFFECTIVE INTERNAL
> COMMUNICATION
>
>
>
> Networking Luncheon & PR Society Award
>
>
>
> Share of Minds
>
>
>
> Afternoon refreshment and networking break
>
>
>
> MANAGING CRISIS COMMUNICATION IN A BORDERLESS AND CONNECTED WORLD:
>
> ENHANCING YOUR CORPORATE PERSONA THROUGH SUSTAINABLE CSR PROGRAMS
>
>
>
> Golden Moments on Video & Doorprize
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> * Day 3, Bandung November 30th 2007
>
> Time
>
> Program / Activity
>
> 08.00 am - 09.00 am
>
>
>
> 09.05 am – 10.00 am
>
>
>
> 10.05 am – 10.20 am
>
>
>
> 10.30 am – 12.00 pm
>
> Registration & morning coffee
>
>
>
> Keynote presentation
>
>
>
> Refreshmen

[mediacare] Re: Orang-orang Media

2007-09-23 Terurut Topik radityo djadjoeri


Wie Yan Bun <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  hehehe, kang Sobary, bener-bener 
reflektif en bernas! mudah-mudahan para juragan dan pekerja media pada membaca 
kolom asal-usul ini... posisi kang Sobary sebagai "mantan" orang media 
(karena pernah menjadi komandan di Antara), jadi tambah klop! kalo pengamat 
yang ngomong gini, malah bisa dituduh "sok nyampurin" urusan rumah tangga orang 
lain! jadi barvo ya kang!

hian boen



- Original Message 
From: Agus Hamonangan 
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Sunday, September 23, 2007 1:59:15 PM
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Orang-orang Media

Oleh Mohamad Sobary 
http://www.kompas. co.id/kompas- cetak/0709/ 23/persona/ 3857213.htm
 =

Sebuah negara bisa hidup tanpa media. Tapi, bangsa tidak. Negara 
yang dipimpin pemerintah otoriter bisa menipu diri karena 
memiliki "media-mediaan" yang hanya bisa menjilat dan memuja segenap 
sepak terjang pemerintah. Tapi, sebuah bangsa punya hati nurani yang 
membuatnya menolak penjilatan. 

Media itu aset bangsa. Dia bukan hanya milik kita orang-orang media. 
Aset ini mahal. Media bisa mencapai tahap kebebasan seperti sekarang 
ini karena perjuangan penuh dedikasi dan pengorbanan banyak pihak. 

Dengan kata lain, kita berutang kepada para aktivis, para 
intelektual, penulis, seniman, budayawan, ahli komunikasi massa, dan 
juga kepada pihak lain yang menaruh peduli akan kebebasan ekspresi 
melalui media. Mereka pernah dibikin menderita, "diinteli", diteror, 
hilang atau mati karena ikut membela media meskipun secara pribadi 
mereka tak memperoleh keuntungan langsung. 

Tapi sekarang, kita, orang-orang media, melupakan sejarah ini. Media 
seolah hanya milik kita. Sering kita pongah, seolah media sebuah 
dunia lain, mandiri, dan mutlak merdeka dari campur tangan pihak 
lain. Seolah kita makhluk Tuhan dari ras yang lain sama sekali dari 
mereka yang bukan orang-orang media. 

Kita sering—mungkin diam-diam—merasa eksklusif. Tapi, sering pula—
ini juga diam-diam—kita tidak konsisten. Terhadap Anda, yang bukan 
apa-apa, dan bukan siapa-siapa, dengan enak orang media ibaratnya 
melangkahi Anda tanpa permisi, atau tak peduli sama sekali seolah 
Anda tak layak ditegur. Tapi, bila Anda penulis (apalagi terkemuka) 
atau pengamat (biarpun tak bisa berpikir jernih lagi), atau seniman 
besar, saya jamin di depan Anda kami akan membungkuk sedalam-
dalamnya. 

Juga kalau Anda orang penting, berkedudukan tinggi, dan merupakan 
sumber berita. Memang tak jarang kita juga akrab dengan orang-orang 
biasa, yang kreatif, dan tampil beda dari orang-orang lain. Mereka 
pun dihormati sebagai sumber berita. Tapi hanya itu. 

Memang harus dilihat secara jernih bahwa media banyak jenisnya. Ada 
yang menjaga kredibilitas begitu rupa hingga ibaratnya noda setitik 
pun tak dibolehkan menempel di "badannya". Kita angkat topi kepada 
mereka. Dan, saya pun bersedia membungkuk hormat karena ia layak 
dihormati. 

Tapi, tak semua media yang pernah punya kredibilitas mampu 
mempertahankannya. Alih generasi, pergantian zaman, dan pergantian 
orientasi jurnalistiknya, bisa membuat media tak lagi terlalu 
terhormat di mata publik. Apalagi media yang hadir semata untuk 
mengintip peluang bisnis. Di dalam media jenis ini orang-orangnya 
tak tampak memelihara kredibilitas, tak menjaga idealisme, dan juga 
tak merasa penting memelihara sikap kritis. 

Tentu saja kita harus tahu pula media bukan makhluk seputih salju di 
atas batu hitam. Dan, di muka bumi ini memang tak ada media seperti 
itu. Di sini, di zaman kebebasan pers ini, kita orang-orang media, 
dengan sikap para true believers, memelihara formula good news is 
bad news secara agak fanatis. 

Bisa saja hal itu terjadi karena kita kurang matang, tapi tak 
mustahil karena tidak kreatif dan belum punya kecanggihan 
mengolahnya menjadi sesuatu yang enak dan memberi pembaca pencerahan 
tanpa setitik pun menodai prinsip-prinsip jurnalistik. 

Kita, orang media, memandang kebebasan pers sebagai mantra suci, 
sehingga demi kebebasan pers itu kita tak terlalu menyesal telah 
melukai manusia dan kemanusiaan. Kebebasan pers telah membuat kita 
merasa di atas siapa saja hingga tampak sekali dewasa ini bahwa 
kelihatannya tak ada orang yang patut kita hormati. Tak ada dirjen 
atau sekjen, bahkan menteri, yang kita handle with care. 

Ada sikap populis yang membara, di bawah payung kebebasan pers tadi, 
yang membuat sebagian kita, orang media, mudah memburu orang 
tertentu yang dicurigai menyimpang, sehingga pagi-sore, siang-malam 
orang itu kita beritakan terus-menerus sampai harga dirinya habis 
tandas, seolah kita tak mungkin selingkuh dari kesucian profesi. 

Ini menjadi fenomena kebudayaan kita karena kita bangga akan profesi 
yang mulia itu, mabuk kredibilitas, dan sikap populis atau hanya 
karena kementahan sikap politik dan tak adanya wisdom dalam diri 
kita? Sikap mengandalkan hak jawab—bahwa orang boleh membantah—di 
negeri ini bukan jawaban yang cukup adil. 

Banyak orang yang doyan sensasi 

[mediacare] Gertak sambal Garda Depan Pembebasan

2007-09-23 Terurut Topik radityo djadjoeri
Sumber:  http://artculture-indonesia.blogspot.com From: Farida Wardhani, 
Surabaya
E-mail: [EMAIL PROTECTED]

Saya menduga keras, pernyataan atau tuntutan "Garda Pembebasan" hanya sebuah 
gertak sambel, cara teror terhadap Komunitas Utan Kayu. Sangat mungkin 
organisasi itu hanya organisasi palsu. Lebih baik dibiarkan saja.

Akan tetapi pernyataan seperti itu menunjukkan bahwa serangan terhadap sebuah 
lembaga yang sengit sekali dan tidak putus-putusnya selalu mempunyai tujuan. 
Apa tujuannya? Mengritik Goenawan Mohamad dkk saja? Atau lebih jauh, yaitu 
membungkam mereka dan menghentikan kegiatan mereka di bidang budaya?

Saya sendiri tidak tertarik soal KUK dalam debat ini, yang saya anggap hanya 
soal orang yang tinggal di Jakarta. Saya hanya tertarik kepada ide-ide yang 
dimunculkan selama perdebatan itu (soal sastra dan agama, misalnya). Akan 
tetapi akhirnya sepertinya ini bersangkutan dengan soal kritik.

Farida Wardhani.

___
  25 September 2007Garda Depan Pembebasan: "Bubarkan Komunitas Utan Kayu!"  
 


From: Garda Depan Pembebasan
E-mail: [EMAIL PROTECTED]

Bubarkan Komunitas Utan Kayu! 

(1) Seniman Garda Depan Pembebasan (GDP) dengan ini mendesak kepada Pemerintah 
untuk membubarkan Komunitas Utan Kayu (KUK). 

(2) Kami mengimbau pihak kepolisian supaya menutup areal di jalan Utan Kayu 68H 
itu agar tidak digunakan bagi kegiatan kesenian yang mengancam martabat bangsa. 

Telah diketahui luas, bahwa KUK adalah tempat penyebaran ide-ide liberalisme 
yang mengutamakan humanisme universil dengan mendatangkan seniman-seniman asing 
secara besar-besaran. 

KUK juga menjadi tempat berkumpulnya kelompok Islam Liberal dan bekas-bekas 
tapol G30S/PKI yang ateis dan Marxis. 

(3) Kami menuntut agar dominasi KUK dalam bidang sastra harus diakhiri. 

(4) Kami menuntut agar Goenawan Muhammad diusut. 

(5) Kami menuntut agar Harian Kompas memecat Hasif Amini sebagai redaktur 
budaya dan diganti oleh Saut Situmorang yang jelas-jelas berprinsip "sastra 
untuk rakyat tertindas".

(6) Kami menuntut agar Koran Tempo memecat Nirwan Dewanto sebagai redaktur 
budaya dan diganti oleh sastrawan yang ditunjuk oleh Saut Situmorang serta 
DEWAN penandatangan Manifesto Ode Kampung. 

(7) Kami menuntut agar jurnal Kalam dilarang terbit. 

Bersama ini pula kami menyerukan apabila Polisi gagal bertindak, para seniman 
boemipoetera yang progresif mengambil alih areal Jalan Utan Kayu 6H, termasuk 
stasiun radio dan teater, dan membuang jauh-jauh buku-buku liberalisme dan 
marxisme-leninisme dari perpustakaannnya. 


SEKALI MERDEKA TETAP MERDEKA!!! 


GARDA DEPAN PEMBEBASAN 

Mudzakir H.S. 
Ketua 

Elisia Purba 
Sekretaris I

___


From: Putu Nova, Bali
E-mail: [EMAIL PROTECTED]

Kurasa dua orang itu cuma bempernya si Saut Situmorang. Sama seperti Saut, 
kurasa mereka juga orang-orang yang tidak pernah mengenal arti toleransi, tidak 
mengenal pergaulan dan hanya menganggap dirinya sendiri yang paling benar. 

Saya tidak sepaham dengan pembubaran Komunitas Utan Kayu. Marilah kita berfikir 
cerdas dan bebas namun tetap pada tatanan etika dan budaya.

___

From: Emde, Surabaya
E-mail: [EMAIL PROTECTED]

Buat kawan kawan di KUK...
Jalan aja terus...biarin aja mereka yang menggonggong. Macam tidak ada kerjaan.

Mereka tidak pernah berbicara "prinsip" yang bertentangan...tetapi lebih pada 
masalah eksistensi subyektif pribadi...kalian mampu memberikan warna pd budaya 
saat ini...publik yang akan menilai...so gak usah kuatir...

Apalagi yang mau pake fisik segala. Emangnya mereka siapee?? Mau model tentara 
orde baru segala...yang namanya seni gak bisa di "kerasin"...dengan model 
apapun... jalan aja...publik mengawasi kalian semua...

emde 
surabaya
___

From: Subagio, Surabaya
E-mail: [EMAIL PROTECTED]

Wah, wah... dunia sastra heboh perang ideologi. 

Seingat saya - Allah dalam Alquran berkata, Laaikrohafiddiin, tak ada paksaan 
dalam agama. Konsekuensi tanggung sendiri-sendiri, silahkan pilih jalan apapun.

Tapi manusia rupanya cukup pongah juga dengan otaknya yang tak pernah dapat 
menghitung tepat berapa jumlah rambutnya sendiri. Sebenarnya sederhana saja: 
kalau yang tak suka membaca lendir-lendir ya jangan dibaca. Kalau yang mau baca 
ya terserah. Tapi kalau ada yang menyerang martabat (dalam arti ada yang merasa 
terserang) ya selesaikan secara kemanusiaan. Pertama dengan damai pribadi, 
kedua dengan damai sosial, ketiga dengan dama agama, kalau tidak bisa terus 
disepakati aja lembaga penyelesaiannya, mau pakai arbitrase, mediasi, atau 
pengadilan.

Tapi kita tak mungkin akan memuaskan kehendak pribadi dan subyektif dan mesti 
belajar menelan pahit atas perilaku orang lain. Kadang terpaksa kita harus 
membutakan diri dari apa yang kita anggap ketidakbenaran namun dianggap 
kelompok manusia lain sebagai kebenaran. Manusia tak akan pernah sempurna. 
Sebab apa yang hari ini kita pahami sebagai kebenaran

[mediacare] Siaran Pers AJI Jakarta soal penilaian Majelis Etik kasus Metta Dharmasaputra

2007-09-22 Terurut Topik radityo djadjoeri
ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN JAKARTA 

Nomor :  08/AJIJAK-Adv/ Pers/IX/2007
Perihal : Siaran Pers untuk segera disiarkan

Siaran Pers Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta soal Penilaian Majelis 
Etik AJI Jakarta atas karya jurnalistik wartawan Majalah Tempo, Metta 
Dharmasaputra 

Majelis Etik Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta yang terdiri dari 
Atmakusumah Astraatmadja dan Stanley Adi Prasetyo telah memanggil anggota AJI 
Metta Dharmasaputra pada Jumat, 21 September 2007, berkaitan dengan dugaan 
sejumlah pihak yang mempertanyakan pemenuhan kaidah jurnalistik investigasi dan 
etika jurnalistik dalam tulisannya berjudul “Kisah Si Pembobol” yang dimuat di 
Majalah Tempo edisi 15-21 Januari 2007. Selain menguji pemenuhan standar 
profesionalisme dalam proses investigasi Metta, Majelis Etik juga meminta 
penjelasan kepada Metta mengenai sejumlah dugaan pelanggaran etika jurnalistik 
setelah berita tersebut dipublikasikan. 
   
  Berita “Kisah Si Pembobol” yang ditulis Metta Dharmasaputra berkaitan dengan 
dugaan manipulasi pajak yang dilakukan Kelompok Usaha Asian Agri, anak 
perusahaan Raja Garuda Mas Grup, milik konglomerat Sukanto Tanoto. Informasi 
awal berita tersebut diperoleh Metta dari sumbernya,Vincentiu s Amin Sutanto, 
mantan pegawai Asian Agri. 
   
  Meski berjasa membongkar kasus ini, Vincent sekarang mendekam di LP Salemba 
setelah Agustus lalu divonis 11 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta 
Barat dalam perkara pidana pencucian uang.  Padahal pada Mei 2007, Dirjen Pajak 
Darmin Nasution sudah menegaskan adanya bukti awal pidana pajak PT Asian Agri 
dengan kerugian negara ditaksir mencapai Rp 786 miliar. Lima direksi perusahaan 
itu pun sudah ditetapkan sebagai tersangka. 
   
  Pada awal September lalu, Kepala Satuan II/Fismondev Polda Metro Jaya, AKBP 
Aris Munandar, melayangkan surat panggilan kepada Metta untuk menjadi saksi 
berkaitan dengan pelarian Vincentius ke Singapura. Pada saat bersamaan, di 
kalangan wartawan juga beredar salinan percakapan SMS dari telepon genggam 
Telkom Flexy milik Metta Dharmasaputra dengan sejumlah pihak. Beberapa kalangan 
menggunakan salinan percakapan itu sebagai dasar untuk menuding telah terjadi 
pelanggaran etika jurnalistik yang dilakukan Metta saat menulis berita 
investigasi mengenai manipulasi pajak Asian Agri.  
   
  Setelah memeriksa karya jurnalistik Metta dan meminta penjelasan langsung 
dari yang bersangkutan, Majelis Etika AJI Jakarta menarik tiga kesimpulan:
   

   Dari sisi karya jurnalistik, tidak ditemukan pelanggaran atas standar 
profesionalisme dan kode etik jurnalistik. Laporan yang ditulis Metta bersifat 
faktual, objektif dan berimbang.   
   Dari sisi prosedur kerja pers, Metta telah memenuhi standar kerja 
jurnalistik investigasi. Apa yang dia lakukan dalam peliputan jurnalistik 
investigasi ini selalu dikonsultasikan dengan para penanggungjawab redaksi.   
   Pertimbangan moral yang diambil Metta untuk menyelamatkan dan melindungi 
narasumber dan keluarganya patut dihormati. Sebagai jurnalis, Metta memiliki 
tanggung jawab moral agar narasumber dan keluarganya tidak kehilangan hak 
asasinya. 
   
  
Jakarta, 21 September 2007



Jajang Jamaludin
  Ketua Umum 
   


e-mail: [EMAIL PROTECTED]  
  blog: http://mediacare.blogspot.com  
   

   
-
Moody friends. Drama queens. Your life? Nope! - their life, your story.
 Play Sims Stories at Yahoo! Games. 

[mediacare] Re: bubarkan Komunitas Utan Kayu

2007-09-22 Terurut Topik radityo djadjoeri
Siapa itu Mudzakir dan Elisia Purba?
   


Garda Pembebasan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:   Bubarkan Komunitas Utan Kayu! 


(1) Seniman Garda Depan Pembebasan (GDP) dengan ini mendesak kepada Pemerintah 
untuk membubarkan Komunitas Utan Kayu (KUK). 

(2) Kami mengimbau pihak kepolisian supaya menutup areal di jalan Utan Kayu 68H 
itu agar tidak digunakan bagi kegiatan kesenian yang mengancam martabat bangsa. 

Telah diketahui luas, bahwa KUK adalah tempat penyebaran ide-ide liberalisme 
yang mengutamakan humanisme universil dengan mendatangkan seniman-seniman asing 
secara besar-besaran. 

KUK juga menjadi tempat berkumpulnya kelompok Islam Liberal dan bekas-bekas 
tapol G30S/PKI yang ateis dan Marxis. 

(3) Kami menuntut agar dominasi KUK dalam bidang sastra harus diakhiri. 

(4) Kami menunut agar Goenawan Muhammad diusut. 

(5) Kami menuntut agar Harian Kompas memecat Hasif Amini sebagai redaktur 
budaya dan diganti oleh Saut Situmorang yang jelas-jelas berprinsip “sastra 
untuk rakyat tertindas”.. 

(6) Kami menuntut agar Koran Tempo memecat Nirwan Dewanto sebagai redaktur 
budaya dan diganti oleh sastrawan yang ditunjuk oleh Saut Situmorang serta 
DEWAN penandatangan Manifesto Ode Kampung. 

(7) Kami menuntut agar jurnal Kalam dilarang terbit. 



Bersama ini pila kami menyerukan apabila Polisi gagal bertindak, para seniman 
boemipoetera yang progresif mengambil alih areal Jalan Utan Kayu 6H, termasuk 
stasiun radio dan teater, dan membuang jauh-jauh buku-buku liberalisme dan 
marxisme-leninismE dari perpustakaannnya. 

. 
SEKALI MERDEKA TETAP MERDEKA!!! 


GARDA DEPAN PEMBEBASAN 

Mudzakir H.S. 
Ketua 

Elisia Purba 
Sekretaris I 



e-mail: [EMAIL PROTECTED]  
  blog: http://mediacare.blogspot.com  
   

   
-
Take the Internet to Go: Yahoo!Go puts the Internet in your pocket: mail, news, 
photos & more. 

[mediacare] Maimunah bertanya tentang polemik sastra

2007-09-21 Terurut Topik radityo djadjoeri
From: Maimunah Suadi
  E-mail: [EMAIL PROTECTED]
  Subject: Tentang Polemik Sastra 
To: [EMAIL PROTECTED] 

 
  Saya mengikuti milis tentang Saut Situmorang dan KUK
(atau TUK). Saya bersama teman-teman peminat sastra
yang tidak pernah ikut dalam pergaulan sastrawan
merasa TIDAK PAHAM  dengan  yang  terjadi. Jadinya
merasa terganggu kena ramai-ramainya.
   
  Saya dan teman-teman di Semarang hanya dengar-dengar
tentang KUK (atau TUK) akan tetapi, masih buta,
  (1) Di mana letak KUK? Di Jakarta, kan?
(2) Milik pemerintah atau swasta?
(3)Berapa luas dan besarnya?
(3) Kapan didirikan? 
(4) Untuk tujuan apa ?
(5) Apa kebijakannya di bidang kesenian?
(6) Mengapa ada Radio juga?
(7) Bagaimana pendanaannya?
(8) Apa saja selama ini yang dikerjakannya?
   
  Sampai sekarang ini, tidak ada sama sekali posting
dari sastrawan KUK. Tidak ada pendapat. Goenawan
Mohamad cuma menulis surat dari Utan Kayu yang justru
bilang, kira-kira, “Sorry, gua nggak mau bertengkar,
lagi sibuk nih”. Dari Ayu Utami tidak ada suara juga.
Nirwan Dewanto diam, nol.  Sitok Srengenge embuh.
  Yang ada cuma posting dari orang yang menyerang atau
meledek Saut. 
   
  Sementara itu, dari pihak Saut Situmorang dkk juga
belum jelas benar apa pikirannya. Maaf, in mungkin
karena Saut selama ini seperti hanya berteriak, dan
mengejek. Yang saya peroleh dari postingnya hanya
kesan bahwa KUK itu jahat sekali. Sebab itu saya ingin
informasi:
   
  1. Mengapa KUK diserang?
2. Apakah KUK harus ditutup? 
3. Bagaimana caranya supaya KUK tidak mendominasi?
   
  Saya pernah membaca juga yang disebut manifesto Ode
Kampung yang digosipkan melawan TUK. Tetapi tetap
belum paham, dan ketika saya tunjukkan kepada
teman-teman, mereka juga tidak paham. Kami hanya
menduga-duga ini maunya apa. Tetapi dalam manifesto
itu KUK tidak disebut sama sekali..
   
  Jadi sekarang ini belum ada polemik yang dapat
dinikmati orang awam. Baru ledek meledek, antara Saut
dengan Radityo, antara Saut dkk dengan para simpatisan
KUK, antara Saut dengan mereka yang sebel dengan cara
Saut.
   
  Maka saya mohon penjelasan. Sebagai anggota
masyarakat pembaca sastra. Kalau tidak ada penjelasan
terus, itu berarti yang ribut ribut sekarang
(sepertinya hanya Saut, lho) cuma asyik sendiri.
  
Berarti,  sastra untuk sastrawan saja.
  
 
Maimunah Suaidi
   


e-mail: [EMAIL PROTECTED]  
  blog: http://mediacare.blogspot.com  
   

   
-
 Check out  the hottest 2008 models today at Yahoo! Autos.

[mediacare] Hobbits of Indonesia were different human species

2007-09-21 Terurut Topik radityo djadjoeri
  Hobbits of Indonesia were different human species
By Roger Highfield, Science Editor
  Last Updated: 7:01pm BST 20/09/2007
  

  

  Three old bones from a left wrist offer a new twist in the long 
running debate about the so called hobbits of Indonesia, suggesting they were 
indeed a small and different kind of human species, rather than modern humans 
with a growth disorder.
   Artist impression of a hobbit of Indonesia  Three years ago, 
Prof Mike Morwood, of the University of New England, in Armidale, Australia, 
and colleagues made headlines worldwide when they announced the discovery of 
18,000-year-old remains of Homo floresiensis in the Liang Bua Cave on the 
Indonesian island of Flores.

The human evolutionary cousin, nicknamed the hobbit after the diminutive people 
in JRR Tolkein's Lord Of The Rings, stood only three foot tall and was thought 
to be an entirely new species of human, with a brain about the size of a 
chimpanzee's.

Ever since there has been debate whether or not the bones were actually from 
pygmies - even today there are pygmies on the island - and not a new species of 
human that lived between 120,000 and 10,000 years ago. One idea is that they 
suffered from microcephaly, a disorder that limits brain growth.
  Today in the journal Science an analysis of three wrist bones of one of the 
fossil specimens (called LB1) led by Matthew Tocheri of the Smithsonian 
Institution, Washington, and including Prof Morwood and colleagues in Indonesia 
and America shows that the bones are primitive and shaped differently compared 
to both the wrist bones of both humans and of Neanderthals, suggesting they do 
represent a different kind of human.
  The Hobbit's wrist is basically indistinguishable from an African ape - 
nothing at all like that seen in modern humans and Neanderthals.
  Using cutting-edge 3D technology the team shows how there are big differences 
between the wrist bones of human - whether dwarf, normal or giant - and 
nonhuman primates, so the bones offer a powerful way to distinguish different 
species.
advertisement

  "This study offers one of the most striking confirmations of the original 
interpretation of the hobbit as an island remnant of one of the oldest human 
migrations to Asia," said Tocheri.
  "Before I saw these wrist bones, I had no definitive opinion regarding the 
hobbit debates," said Tocheri. "But these hobbit wrist bones do not look 
anything like those of modern humans. They're not even close."
  For example, the human trapezoid is boot-shaped, while in LB1 the same bone 
is wedge-shaped. Also, the LB1 wrist bones are closer in shape to living 
african apes and earlier fossil species like australopithecus and Homo habilis.
  The team believes these differences imply that LB1has retained 
characteristics of a primitive wrist and thus represents a human lineage that 
appeared before the modern wrist evolved with Homo sapiens and the 
Neanderthals, who share an ancestor that lived between 0.5 and one million 
years ago.
  The distinctive shapes of wrist bones form during the first trimester of 
pregnancy while most growth disorders do not begin to affect the skeleton until 
well after that time. Thus, they argue, the hobbits are the descendants of an 
ancestor that had migrated out of Africa and branched off the human family tree 
before the branches that include modern humans, their cousins the Neanderthals 
and their last common ancestor.
  LB1 was also found with stone flaking technology comparable to that found in 
Africa, this provides additional support for the idea that the earliest of our 
ancestors to use and make stone tools retained a primitive kind of wrist, with 
the wrist of modern humans and Neanderthals having evolved between 1.8 and 0.8 
million years ago to help them make and use tools better.
  "Other work on the Liang Bua hominid material is in progress on the LB1 
hands, feet, teeth and pelvis - all of which tell a similar story," Prof 
Morwood told The Daily Telegraph. "Homo floresiensis represents a very old, 
small-bodied, small-brained hominid lineage that dispersed out of Africa before 
the appearance of large bodied, large brained Homo erectus."
  Another member of the team that announced the hobbit, Prof Richard "Bert" 
Roberts of the University of Wollongong, added: "To my mind, it's yet another 
piece of strong evidence in support of the 'hobbit' having an ancient lineage - 
not something closely related to modern humans, let alone a diseased individual 
of our species.
  "Importantly, this new study continues to undermine claims that the 'hobbit' 
suffered from a medical condition known as microcephaly - 

[mediacare] Re: Atheisme di Freedom Institute

2007-09-21 Terurut Topik radityo djadjoeri


"J. Saiful" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  ATHEISME DI FREEDOM INSTITUTE

Tadi malam aku mengikuti diskusi tentang "atheisme" di Freedom
Insitute, yang dihadiri banyak orang sampai ke halaman parkir.
Pembicaranya Luthfie Assyaukani, Goenawan Mohamad, dan Rizal
Mallarangeng. Moderator Martin Sinaga.

Yang paling menarik bagiku GM, yang sudah lama sekali tidak kelihatan
di diskusi-diskusi di Freedom. Ia memulai makalahnya dengan:
"Atheisme bermula pada kesulitan bahasa dan sedikit kebuntuan. Dan
jika kita membaca buku Christopher Hitchens, God is Not Great,
misalnya, kita bisa menambahkan: ada juga kepongahan."

Tetapi mulai dari situ GM rupanya tidak mengikuti tema malam itu, yang
membahas tiga buku yang baru terbit, ya itu tadi God is Not Great,
lalu buku Richard Dawkins, seorang pakar biologi, The God Delusion,
lalu The End of Faith karya Sam Harris. Semua penulis itu
mengetengahkan kritik yang keras kepada iman dan agama.

Umumnya dengan pendekatan keilmuan, yang dijelaskan dengan menarik
oleh Luthfie Asyaukani.

GM mengatakan ada cara lain untuk mendekati persoalan ini, dan ia
mengritik para pengarang tadi. Lalu dia menguraikan teori Heidegger,
Derrida dan Jean Luc Marion, juga Paul Tillich dan Meister Eckhart.

Uraiannya memikat dan dia ternyata dapat membuat lelucon, meskipun ya
bagiku tetap berat. Semula dia yang diperkenalkan (entah main-main)
sebagai "atheis" justru mengecam atheisme, tetapi juga mengritik
pemaknaan tentang Tuhan yang dogmatis. Katanya, kalau saya nggak
salah, "Tuhan saya adalah Tuhan seorang penyair, bukan Tuhan kepastian
melainkan Tuhan harapan di dalam ketak-pastian."

Rizal Mallarangeng menghubungkan persoalan atheisme ini dengan teori
politik, tentu saja dari pandangan seorang pengikut liberalisme.

Dalam kesempatan menjawab GM mengajukan kritiknya terhadap teori
politik liberal. Ia rupanya lebih dekat dengan pemikiran Laclau
Lefort (?), nama yang masih asing bagiku dan teman-teman (tetapi
rupanya sudah jadi bahan diskusi di KUK, dengan dua sarjana ilmu
politik UI, yaitu dalam diskusi "teori politik post-Marxis"). Tetapi
sayang sekali waktunya tidak cukup.

Saya tidak 100% berhasil mencernakan semua pembicaraan, tetapi saya
senang ada acara seperti itu, yang sering diselenggarakan oleh
Freedom Institute.

Sekedar sharing. -- J. Saiful.



e-mail: [EMAIL PROTECTED]  
  blog: http://mediacare.blogspot.com  
   

   
-
Be a better Globetrotter. Get better travel answers from someone who knows.
Yahoo! Answers - Check it out.

[mediacare] Ayu Utami tak lagi bekerja sebagai kurator di TUK

2007-09-20 Terurut Topik radityo djadjoeri
Tanggapan dari Komunitas Utan Kayu (KU) untuk Riza Maulana
   
  Sehubungan dengan tulisan Riza Maulana, yang meminta KUK memberikan daftar 
peserta (daerah) dalam festival sastra dua tahunan (biennale)  yang 
diselenggarakan sejak 2001-2007, bersama ini saya kirimkan daftar tersebut 
untuk diketahui semua pihak.  
   
  Dari daftar itu dapat dilihat bahwa Goenawan Mohamad, Hasif Amini, Nirwan 
Dewanto dan Sitok Srengenge tidak pernah diikut sertakan.  Baru di tahun 2007, 
Ayu Utami ikut dalam festival di Borobudur.  Sejak 2004 Ayu Utami tidak bekerja 
sebagai kurator di TUK.
  

  Pengirim: Asty Leonast  
  Dokumentasi Komunitas Utan Kayu
   
  
-
   
PESERTA INDONESIA DALAM FESTIVAL SASTRA UTAN KAYU 2001:
   
  1. Acep Zamzam Noor (Tasikmalaya)
  2. Arif B Prasetyo (Bali)
  3. D. Zawawi Imron (Madura)
  4. Dorothea Rosa Herliany (Magelang)
  5. Joko Pinurbo (Yogyakarta)
  6. Nenden Lilis A (Bandung)
  7. Sindu Putra (Mataram)
  8. Taufik Ikram Jamil (Riau)
  9. Ulfatin Ch (Yogyakarta)
  10. Zeffey Alkatiri (Jakarta)
   
   
  PESERTA INDONESIA DALAM FESTIVAL SASTRA UTAN KAYU 2003:
   
  Denpasar – Wantilan Art Center
  1. Frans Nadjira (Bali)
  2. Oka Rusmini (Bali)
  3. Made Taro (Bali)
  4. Putu Vivi Lestari (Bali)
  5. Umbu Landu Parangi (Bali)
  6. Warih Watsana (Bali) 
   
  Solo – T B S
  1. Ahmad Tohari (Purwokerto)
  2. Raudal Tanjung Banua ( Yogyakarta )
  3. Mustofa Bisri (Rembang)
  4. Timur Sinar Suprabana (Semarang)
  5. Triyanto Triwikromo (Semarang)
  6. Slamet Gundono 
   
  Jakarta – TUK
  1. Linda Christanty (Jakarta)
  2. Putu Wijaya (Jakarta)
  3. Ari Pahala Hutabarat (Lampung)
  4. Sapardi Djoko Damono (Jakarta)
  5. Niniek L. Karim (Jakarta)
  6. Nukila Amal (Jakarta)
  7. Nur Zain Hae (Jakarta)
   
  PESERTA INDONESIA DALAM FESTIVAL SASTRA UTAN KAYU 2005:
   
  Bandung – Selasar Sunaryo Art Space
  1. Saini KM (Bandung)
  2. Mona Sylviana (Bandung)
  3. Soni Farid Maulana (Bandung)
  4. Godi Suwarna (Ciamis)
  5. Eka Kurniawan (Jakarta)
  6. AS Laksana (Jakarta)
  7. Kurnia Effendi (Jakarta)
  8. Nur Wahida Idris (Yogyakarta)
  9. HU Mardiluhung (Gresik)
   
   
  Lampung – Komunitas Rumah Panggung
  1. Inggit Putria Marga (Lampung)
  2. Isbedy Stiawan ZS (Lampung)
  3. Jimmy Maruli Alfian (Lampung)
  4. Marhalim Zaini (Riau)
  5. Tan Lioe Ie (Bali)
  6. Dinar Rahayu (Bandung)
  7. Martin Aleida (Jakarta)
  8. Shinta Febriany (Makasar)
   
   
  Jakarta – TUK
  1. Arswendo Atmowiloto (Jakarta)
  2. N. Riantiarno (Jakarta)
  3. Radhar Panca Dahana (Jakarta)
  4. Landung Simatupang (Yogyakarta)
  5. Gunawan Maryanto (Yogyakarta)
  6. Afrizal Malna (Yogyakarta)
  7. Azhari (Banda Aceh)
  8. Budi Darma (Surabaya)
  9. Iswadi Pratama (Lampung)
   
   
  PESERTA INDONESIA DALAM FESTIVAL SASTRA UTAN KAYU 2007:
   
  Jakarta – Teater Kecil, TIM
  1. Gus tf (Padang)
  2. Triyanto Triwikromo (Semarang)
  3. Laksmi Pamuntjak (Jakarta)
  4. Abdul Hadi WM (Jakarta)
  5. Beni Setia (Caruban)
  6. Agus Noor (Yoyakarta)
   
  Jakarta – TUK
  1. Ugoran Prasad (Yogyakarta)
  2. Oka Rusmini (Bali)
  3. F. Rahardi (Jakarta)
  4. Intan Paramaditha (Jakarta)
  5. Amarzan Ismail Hamid (Jakarta)
  6. Dewi Lestari (Bandung)
  7. Remy Sylado (Jakarta)
   
   
  Magelang – Galeri Langgeng
  1. Dorothea Rosa Herliany (Magelang)
  2. Joni Ariadinata (Yogyakarta)
  3. Es Wibowo (Magelang)
  4. Darmanto Jatman (Semarang) à karya dibacakan oleh Wani Dharmawan, 
karena beliau sakit
  5. Abidah el-Khalieqy (Yogyakarta)
   
  Candi Borobudur
  1. Hamsad Rangkuti (Jakarta)
  2. Avi Basuki (Jakarta)
  3. Acep Zamzam Noor (Tasikmalaya)
  4. Sindhunata (Yogyakarta)
  5. Iman Budhi Santosa (Yogyakarta)
  6. Ayu Utami (Jakarta)
  7. Joko Pinurbo (Yogyakarta)
   
   

  =
   
  Oleh: Rizka Maulana
   
  Goenawan Mohamad boleh bersikap tidak bersedia melayani serangan Saut 
Situmorang dan orang-orangnya (itu dia katakan dalam Surat Dari Komunitas Utan 
Kayu), akan tetapi aku berpikir kita masih wajib membuat dialog berlangsung 
dengan pikiran terang dan disertai bukti atau alasan, supaya kita nggak 
diracuni dusta dan kebencian doang.

Pasalnya masih ada pernyataan-pernyataan yang ditulis di depan umum akan tetapi 
tetap tidak membantu kita memahami apa sebenarnya persoalan Saut dkk dengan KUK.

Ada  yang barusan ngirim postingan dengan memberi cap "Kekuasaan" kepada KUK ( 
Komunitas Utan Kayu), lebih lengkapnya  "kekuasaan" yang "menindas" dan 
"meniadakan" dan "menekan".

Aku selalu bingung bagaimana sih KUK menindas? Meniadakan? Menekan? Aku perlu 
contoh dan bukti yang jelas dan tidak

[mediacare] Ada Gerwani di Komunitas Utan Kayu: "Tak ada komunistofobia"

2007-09-20 Terurut Topik radityo djadjoeri
From: Katerina Dewanti
  E-mail: [EMAIL PROTECTED]
  To: "radityo djadjoeri" <[EMAIL PROTECTED]> 
CC:  [EMAIL PROTECTED] 
Subject: Re: KUK dan Gerwani 
Date: Fri, 21 Sep 2007 00:03:43 GMT 

  Gerwani dan KUK
   
  Karena saya baca dari kiriman teman-teman banyak pembicaraan
tentang KUK (Komunitas Utan Kayu), saya ingin menyumbangkan
pengalaman pribadi saya.
   
  Saya adalah seorang anak tapol, ibu bekas anggota Gerwani yang
ditahan dan disiksa oleh penguasa militer Orde Baru selama 8
tahun. Setelah Reformasi, keluarga kami (saya yang bungsu dari 4
kakak-beradik) baru dapat sedikit sedikit bernapas lega meskipun
kami takut-takut untuk kelihatan berkumpul-kumpul. 
   
  Maka sungguh sebuah pengalaman luar biasa bagi kami ketika di
tahun 1999 saya dan kakak saya mengantarkan ibu saya yang sudah
74 tahun ke sebuah pertemuan dengan Carmel Budiardjo, warga
Inggris yang aktivis HAM yang dulu sewaktu jadi warga Indonesia
juga ditahan dengan sewenang-wenang oleh militer. Seperti halnya
suaminya.
   
  Pertemuan itu berlangsung di ruangan teater kecil di Komunitas
Utan Kayu (KUK). Dihadiri oleh sekitar 100 orang.  Banyak di
antara ibu-ibu tua mantan Gerwani yang baru pertama kali itu
dapat bersua dengan kawan-kawan yang sudah dikenalnya ataupun
hanya didengar namanya.  Suasana haru dan gembira meliputi hari
itu.
   
  Teman-teman saya satu generasi yang bukan keluarga tapol
tentulah tidak mengalami tekanan batin seperti yang kami alami,
tetapi saya yakin akan dapat merasakan rasa lega kami hari itu. 
   
  Karena saya bertanya-tanya mengapa ada tempat seperti Komunitas
Utan Kayu yang mau menyediakan tempat bagi orang senasib kami,
rupanya karena di tempat itu bekerja banyak aktivis HAM seperti
Stanley dan Goenawan Mohamad sendiri, “lurah”nya KUK, dan
wartawan-wartawan anggota AJI yang dulu anggotanya dipenjarakan
oleh rezim Suharto. Malah disana ada Bung Tejobayu, aktif di
KUK, dia pernah dibuang ke pulau Buru dalam usia muda muda (Bung
Tejobayu ini putra pelukis terkenal S. Sujoyono).
  
  Karena itu saya tahu tidak terlalu terkejut ketika mengetahui
bahwa di KUK juga berlangsung peluncuran buku putri D.N. Aidit,
Ibarruri, juga dihadiri orang-orang PKI lama, yang sudah
sepuh-sepuh. Yang menulis kata pengantar buku itu tak lain
Goenawan Mohamad sendiri, yang rupanya kenal lama dengan
Ibarurri. 
   
  Apakah karena itu KUK dapat disebut tempatnya orang-orang “PKI”?
Tentulah tidak karena Mas GM seorang “Manikebu”. Akan tetapi
saya dan teman-teman keluarga tapol merasa di KUK itu tidak ada
penyakit yang disebut Bung Karno “komunistofobia”. Kami
berjabatan tangan sebagai anak bangsa yang pernah mengalami
pembantaian dan tentu saja tidak ingin itu terulang lagi
(Mungkin, maaf, karena pengalaman mas GM sendiri, sebagai putra
perinttis kemerdekaan yang dibuang ke Digul di tahun 1920-an dan
ditembak mati pemerintah kolonial). 
   
  Demikianlah saya berharap generasi yang sekarang dapat berbeda
pendapat dengan tidak menjurus ke arah permusuhan yang ditandai
oleh teror kata-kata.  
   
  Jangan anak saya mengalami hal yang pernah saya alami.
   
  K. Dewanti. 



e-mail: [EMAIL PROTECTED]  
  blog: http://mediacare.blogspot.com  
   

   
-
Got a little couch potato? 
Check out fun summer activities for kids.

[mediacare] Komunitas Utan Kayu: Kekuasaan yang menindas?

2007-09-20 Terurut Topik radityo djadjoeri
KUK dan Kekuasaan

Oleh: Rizka Maulana
   
  Goenawan Mohamad boleh bersikap tidak bersedia melayani serangan Saut 
Situmorang dan orang-orangnya (itu dia katakan dalam Surat Dari Komunitas Utan 
Kayu), akan tetapi aku berpikir kita masih wajib membuat dialog berlangsung 
dengan pikiran terang dan disertai bukti atau alasan, supaya kita nggak 
diracuni dusta dan kebencian doang.

Pasalnya masih ada pernyataan-pernyataan yang ditulis di depan umum akan tetapi 
tetap tidak membantu kita memahami apa sebenarnya persoalan Saut dkk dengan KUK.

Ada  yang barusan ngirim postingan dengan memberi cap "Kekuasaan" kepada KUK ( 
Komunitas Utan Kayu), lebih lengkapnya  "kekuasaan" yang "menindas" dan 
"meniadakan" dan "menekan".

Aku selalu bingung bagaimana sih KUK menindas? Meniadakan? Menekan? Aku perlu 
contoh dan bukti yang jelas dan tidak kabur-kabur. Bahwasanya Saut dan 
kawan-kawannya sekarang masih tetap dapat menulis di internet dan di media 
massa, aktif dalam Festival Kesenian Yogya, membuat manifesto, menyerang GM, 
dan lain-lain kan tidak memberi kesan bahwa ada penindasan oleh KUK.

Disebut-sebut dalam festival internasional ada seniman setempat yang
tidak diundang. Apakah itu menindas dan meniadakan?  Memangnya kalau
nggak ikut ke festival sastrawannya tamat karirnya?  Apakah ada
sastrawan yang tamat karirnya gara-gara itu?  Kok nggak masuk akal.

Perlu juga  bukti-bukti bahwa kalau KUK mengadakan festival internasional di 
suatu tempat (kan sudah pernah di Solo, Bandung, di Bandar Lampung, di Jakarta, 
di Bali, dan di Magelang) maka sastrawan setempat nggak ada yang diajak?

Kalau itu terbukti, artinya KUK dusta dan nggak beres.  Kalau nggak terbukti si 
Saut dkk dusta dan nggak beres.  Ayo kedua belah pihak kirim bukti-bukti.

Rizka Maulana (pengunjung KUK)

  e-mail: [EMAIL PROTECTED]
   
   


e-mail: [EMAIL PROTECTED]  
  blog: http://mediacare.blogspot.com  
   

   
-
Yahoo! oneSearch: Finally,  mobile search that gives answers, not web links. 

[mediacare] Surat dari Komunitas Utan Kayu

2007-09-19 Terurut Topik radityo djadjoeri
Kami, di Komunitas Utan Kayu, tahu bahwa Saut Situmorang dan sejumlah 
pendukungnya tak henti-hentinya menyerang kami di internet. Maaf, kami tidak 
bisa membalas, bahkan belum bertanya, apa alasan kebencian itu. Kami sedang 
sibuk. 

Kami baru selesai menyelenggarakan Festival Sastra Internasional di Jakarta dan 
di Magelang, di bawah Borobudur, dengan sebuah tim yang diketuai Sitok 
Srengenge. Sementara itu, salah satu tim kami yang lain – yang tergabung dalam 
Kantor Berita Radio (KBR) 68H yang dipimpin Santoso -- sedang mempersiapkan 
membangun radio komunitas untuk pengungsi korban lumpur Lapindo di Sidoarjo. 

Ini prioritas kami. Menurut para korban lumpur, masyarakat tidak mendapatkan 
informasi yang benar tentang nasib pengungsi korban lumpur Lapindo. Targetnya 
akhir bulan September ini radio itu dapat beroperasi. Radio komunitas itu akan 
dibangun di pusat pengungsian korban Lapindo di Pasar Baru Porong. Di kawasan 
tersebut terdapat pengungsi sebanyak 2.305 orang. 

Jika kami mengerjakan itu, karena kami pernah mengerjakannya. Sebelumnya, KUK 
telah membangun beberapa radio komunitas untuk situasi darurat akibat bencana 
alam atau karena keadaan darurat lainnya yang menyebabkan penduduk di sebuah 
kawasan membutuhkan informasi dengan cepat. Ketika gempa bumi menghantam 
Yogyakarta, tim KBR 68H dari KUK membangun delapan stasiun radio komunitas, 
demikian juga ketika bencana alam menimpa kawasan-kawasan lain di Pangandaran 
dua stasiun radio, Pulau Seribu satu stasiun radio, dan di Bengkulu saat ini 
telah dibangun satu stasiun radio komunitas. 

Satu tim lain, dipimpin Ayu Utami, sedang bekerja bersama warga sekitar KUK 
untuk menghijaukan lingkungan -- meniru semangat dan cara para warga kampung 
kelas bawah di daerah Palmerah, Jakarta. Beberapa waktu sebelumnya tim kami, di 
dalamnya ada Goenawan Mohamad, mempelajari metode penghijauan oleh rakyat di 
wilayah itu. 

Dalam bulan Ramadhan ini, dengan dituan-rumahi a.l. Mohammad Guntur Romly, 
setiap Selasa malam kami mengadakan peng-kaji-an pemikiran Al Ghazali, filosof 
Islam abad ke-11. Sebelumnya telaah Al Farabi dan sebelumnya lagi Ibn Rushd.

Dengan mengumumkan itu semua – rinciannya akan kami susulkan -- kami ingin 
menyatakan: di bulan suci ini, kami tidak ingin bertengkar. Kami ingin bekerja 
baik-baik, dengan kemamuan kami yang terbatas. Mohon maaf kalau kami tidak 
melayani serangan.


Jakarta, 20 September 2007



Goenawan Mohamad dan kawan-kawan.

e-mail: [EMAIL PROTECTED]  
  blog: http://mediacare.blogspot.com  
   

   
-
Got a little couch potato? 
Check out fun summer activities for kids.

[mediacare] Komunitas Utan Kayu bangun radio untuk korban lumpur Lapindo

2007-09-19 Terurut Topik radityo djadjoeri
Siaran Pers
Untuk disiarkan segera
   
  Komunitas Utan Kayu bangun radio untuk korban lumpur Lapindo
   
  Jakarta, 20 September 2007 – Komunitas Utan Kayu (KUK) melalui Kantor Berita 
Radio (KBR) 68H Jakarta, akan membangun radio komunitas untuk pengungsi korban 
lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur. KUK tergerak untuk membantu para 
pengungsi mengingat minimnya sarana media komunikasi di lokasi penampungan  
mereka.
   
  Permintaan radio komunitas tersebut datang dari utusan pengungsi yang mengadu 
kepada KH Abdurrahman Wahid dalam acara Kongkow Bareng Gus Dur di Kedai Tempo, 
Komunitas Utan Kayu, pada Sabtu, 9 September 2007 lalu. Direktur Keuangan KBR 
68H Teddy Wibisana berharap, adanya radio komunitas tersebut dapat menjadi 
pusat informasi dan konsolidasi pengungsi korban Lapindo. 
   
  Menurut Paring Waluyo Utomo, seorang pendamping warga, masyarakat Indonesia 
tidak mendapatkan informasi yang benar tentang nasib pengungsi korban lumpur 
Lapindo. “Informasi yang bersumber dari media cetak dan visual menyatakan bahwa 
pengungsi sudah ditangani dengan baik dan mendapat ganti rugi yang layak. 
Padahal kenyataannya tidak,” katanya.  Media-media mainstream tersebut, masih 
menururt Paring, sangat bias pada kepentingan perusahaan yang terlibat kasus 
lumpur dan pemerintah.  “Kami harapkan radio komunitas ini menjadi momentum 
bagi persatuan dan konsolidasi pengungsi korban lumpur Lapindo”, tambah Paring. 
Para pengungsi ingin mengutarakan sendiri kondisi yang mereka alami sebenarnya. 
   
  Keinginan pengungsi tersebut langsung direspon oleh KBR 68H. “Targetnya akhir 
bulan September ini dapat beroperasi, dimana seluruh peralatan akan kami 
siapkan dan ditanggung oleh pihak KBR,” tutur Teddy.  “Cara pengoperasiannya 
juga sangat mudah. Mereka hanya diminta mengirim dua tenaga untuk pelatihan 
penyiaran dan tehnisi,” jelas Teddy. Menurutnya, pelatihan akan berlangsung 
selama dua hari, ditambah pembekalan strategi pemasaran. Usai pelatihan, mereka 
akan kembali membawa alat yang akan dipasang oleh tehnisi dari KBR.
   
  Menurut rencana,  radio komunitas tersebut akan dibangun di pusat pengungsian 
korban Lapindo di Pasar Baru Porong. Di kawasan tersebut terdapat pengungsi 
sebanyak 2.305 orang atau 705 kepala keluarga (KK). 
   
  Sekilas tentang KBR 68H
   
  KBR 68H berkantor di sebelah Galeri Lontar dan Teater Utan Kayu (TUK). Kantor 
berita radio ini telah membangun beberapa radio komunitas untuk situasi darurat 
akibat bencana alam atau karena situasi-situasi darurat lainnya yang 
menyebabkan penduduk di sebuah kawasan membutuhkan informasi dengan cepat. 
Ketika gempa bumi menghantam Yogyakarta, KBR 68H membangun 8 stasiun radio 
komunitas, demikian juga ketika bencana alam menimpa kawasan-kawasan lain di 
Pangandaran dibangun 2 stasiun radio, Pulau Seribu 1 stasiun radio, dan di 
Bengkulu saat ini telah dibangun 1 stasiun radio komunitas.   
   
  Untuk keterangan lebih lanjut silakan hubungi:
  Santoso
  Kantor Berita Radio68H
Jl. Utan Kayu No. 49 A, Jakarta Timur 13120
t: (021) 851-3386
f: (021) 851-3002
e-mail: [EMAIL PROTECTED] 
website: www.kbr68h.com 


[mediacare] Bangkitnya ateisme: Hidup tanpa agama lebih sehat ketimbang hidup dengan agama

2007-09-18 Terurut Topik radityo djadjoeri
Dicomot dari postingan Luthfi Syaukani
   
   
  Dear All,

Bagi yang ingin mendownload makalah saya untuk diskusi tentang
bangkitnya Ateisme pada Kamis, 20 September 2007, di Freedom
Institute, silakan klik link di bawah ini.

Salam
Luthfi

Aku Bersaksi Tidak Ada Tuhan Selain Darwin:
Serangan Balik Kaum Ateis

Luthfi Assyaukanie

Para pendukung Ateisme mestinya berterimakasih kepada Osama bin Laden
dan Jerry Falwell yang menjadikan agama begitu agresif dan garang.
Aksi-aksi kekerasan dan teror yang mengatasnamakan Tuhan sejak
beberapa tahun terakhir adalah puncak dari kebangkitan agama dan
sekaligus krisis bagi keberadaannya. Sejak awal tahun 1970an, kaum
Ateis dan sekular meratapi mandeknya proses sekularisasi. Agama yang
sejak abad ke-19 diramalkan bakal punah malah bangkit dan mengisi
ruang-ruang publik umat manusia. Kecuali di Eropa Barat, hampir semua
agama di dunia mengalami kebangkitannya. Jurnal-jurnal sosiologi
selama dasawarsa 1980an dipenuhi dengan perdebatan matinya sekularisme
(dan juga sekularisasi) .

August Comte, Charles Darwin, Sigmund Freud, Emile Durkheim, Karl
Marx, dan para ilmuwan sosial besar lainnya dianggap keliru karena
telah meramal bahwa masa depan umat manusia adalah masa depan sekular
yang bersih dari mitos-mitos agama. Kenyataannya, sejak 1970an, agama
bangkit dan tokoh-tokoh seperti Ayatullah Khomeini, Paus Yohannes
Paulus, Desmond Tutu, dan Dalai Lama, menggantikan nama-nama sekular
abad ke-19 dan awal abad ke-20.

Kebangkitan agama telah memasuki dekade keempatnya ketika pada tanggal
11 September 2001, sekelompok kaum beriman menabrakkan dua pesawat
yang ditumpanginya ke gedung WTC di Amerika Serikat. Peristiwa yang
kemudian dikenal sebagai peristiwa 9/11 itu menjadi kulminasi bagi
kebangkitan agama di dunia modern dan sekaligus menjadi titik rawan
keberadaannya. Kaum sekular dan pendukung Ateis yang selama ini
tenggelam dalam kekecewaan seakan mendapatkan amunisi baru untuk
menyerang agama. Sekularisme tidak mati. Ateisme bangkit lagi. Justru
agamalah yang kini berada di ambang kebangkrutan.

Bukan Charles Darwin yang berbahaya bagi kemanusiaan dan peradaban
manusia, tapi para tokoh agama yang tak henti-hentinya mengkampanyekan
pandangan-pandangan obskurantis yang anti kemajuan dan peradaban.
Darwin tak pernah menyuruh manusia membunuh orang. Tapi, Osama bin
Laden dan Imam Khomeini jelas-jelas melakukannya. Agama bangkit bukan
untuk menebar kedamaian, tapi untuk menyeru kekerasan dan permusuhan.
Jerry Falwell, Pat Robertson, dan Billy Grahama memiliki segudang
dalil dan argumen untuk merekrut kaum Kristen menjadi tentara Tuhan.

Kemunculan buku-buku tentang Ateisme belakangan ini dipicu oleh
berbagai peristiwa kekerasan dan kebencian yang mengatasnamakan agama.
Horor 9/11, peledakan stasiun kereta di Madrid dan London, bom bunuh
diri di Timur Tengah, dan aksi-aksi kekerasan dan kebringasan lainnya
mengusik kaum Ateis untuk kembali menyuarakan keyakinan lama mereka
bahwa agama memang buruk, agama hanya menyengsarakan manusia, dan tak
ada lagi alasan manusia untuk beragama.

Pada 2005, Sam Harris, seorang mahasiswa filsafat yang tengah
merampungkan PhD-nya dalam bidang neuroscience (penelitiannya tentang
"saraf iman" dan "saraf kafir") menerbitkan The End of Faith, sebuah
reaksi penulisnya terhadap berbagai peristiwa teror dan kekerasan yang
mengatasnamakan agama. Pesan utama buku ini adalah bahwa agama adalah
sesuatu yang terbuka untuk didiskusikan. Agama bukanlah sesuatu yang
bisa mendapat perlakuan khusus. Kekeliruan kita selama ini adalah
menganggap agama sebagai sesuatu yang istimewa sehingga selalu ada
keraguan setiap kali hendak masuk ke wilayah ini. Harris menekankan
kembali poin ini pada bukunya yang terbaru, Letter to a Christian
Nation (2006).

Pada 2006, Daniel C. Dennet menerbitkan karyanya, Breaking the Spell:
Religion as a Natural Phenomenon, sebuah buku yang berusaha menegaskan
bahwa agama adalah fenomena alam belaka. Sama seperti Harris, Dennet
berpendapat bahwa tak ada yang suci dari agama. Ia hanyalah sebuah
produk ciptaan manusia, sebagaimana manusia menciptakan bidang
ekonomi, politik, teknologi, dan bidang-bidang kehidupan lainnya.

Pada tahun yang sama, Richard Dawkins menerbitkan The God Delusion. Di
antara buku-buku sejenis, karya Dawkins ini barangkali adalah buku
yang paling menggemparkan publik pembaca. Dalam buku ini, Dawkins
berperan lebih sebagai filsuf ketimbang seorang saintis. Dia berusaha
mengerahkan seluruh energi intelektualnya untuk membuktikan bahwa
Tuhan tidak ada dan berusaha meyakinkan kita bahwa mengajarkan agama
kepada anak-anak adalah sebentuk pelecehan (child abuse). Pada
pertengahan 2007, Christopher Hitchens menerbitkan God is not Great,
sebuah buku yang memaparkan bukti-bukti tentang ketiadaan Tuhan. Lewat
pendekatan jurnalistik dan populer, Hitchens mengajak kita bahwa hidup
tanpa agama lebih sehat ketimbang hidup dengan agama.

Download makalah lengkap:
http://www.assyauka nie.com/papers/ aku-bersaksi- tidak-ada- tuhan-se

[mediacare] Tanggapan singkat Manneke Budiman untuk Saut Situmorang

2007-09-17 Terurut Topik radityo djadjoeri
From: Manneke Budiman, Canada
E-mail: [EMAIL PROTECTED]

Model dan gaya tanggapan Saut ini kian mengukuhkan bahwa pengamatan saya benar. 
Fakta sudah bicara sendiri, dan saya tak perlu panjang lebar lagi. 
   
  Sayang...sungguh sungguh sayang...

manneke

  __
   
   
  Posted by: Saut Situmorang, Yogyakarta
E-mail: [EMAIL PROTECTED] 


hahaha...manneke! 
beginilah cara seorang "kritikus sastra" akademis kita membaca!
betapa lugunya!!!

saya tantang "kritikus" kita ini untuk membuktikan bahwa puisi saya "bantul mon 
amour" itu memang puisi yang "mengeksploitasi" seks! 

"eksploitasi seks" merupakan salah satu isu Pernyataan Sikap Ode Kampung, kalok 
dia memang bener "sarjana sastra" yang tahu membaca teks!

jangan-jangan dia, manneke budiman itu, jual bacot kalok gak berani buktiin!

seorang "kritikus sastra" harus dingin dalam subjektivitas pembacaannya 
terutama dalam melihat teks sastra. tidak jadi pengecut karena unsur-unsur 
ekstra-literer! itu yang saya pelajarin di Sastra Inggris, Victoria University 
of Wellington, New Zealand. Saya cuman S1 Sastra Inggris tapi saya tantang 
manneke budiman untuk membahas puisi saya!

soal "isi" jurnal sastra boemipoetra yang dibilangnya "kasar" dan kami yang 
"norak...tak punya kesantunan", ini cuman menunjukkan asal-asalannya mutu 
sarjana sastra satu ini! dia gak pernah baca jurnal kaum dada atau surrealis 
dengan manifesto-manifesto nya itu dan banyak "majalah kecil" lainnya di dunia 
ini tapi lagaknya mau jadi "kritikus sastra" kita! 

kacian...

soal novel ayu utami dll itu, seorang bule orang asing sudah menulis tentangnya 
dan membukukannya. 

jawablah tesis eseinya itu! 

kau kan orang asli indonesia, lahir dalam bahasa indonesia, dan sarjana sastra 
lagi, kok gak mampu membalas tulisan Katrin Bandel yang orang asing itu! 
beginikah mutu dosen sastra kita!!! 

kacian...

c'mon, man!!!

hahaha...

-saut situmorang

___

From: Gola Gong, Serang-Banten
E-mail: [EMAIL PROTECTED]

- sudah disunting seperlunya, karena banyak kesalahan ketik -


Salam kreatif
Saya baru saja keluar dari rumah sakit.
Saya di sms Saut untuk membuka inbox email.
Katanya ada hal penting tentang tulisan Manneke Budiman.
Kata Saut, "MB apa pernah ke Rumah Dunia?"

Saya membaca tulisan MB di bawah ini:

Lepas dari "dosa-dosa" TUK yang telah diinvetarisasi secara dramatis oleh Rumah 
Dunia dan disebarkan di jurnalnya, Bumiputra, saya respek pada sikap yang 
diambil GM dalam wawancara ini...

MB yang belum saya kenal, salam kenal. Ada baiknya sebelum menulis check and 
recheck dulu. Pernah membaca jurnal Boemiputra? Coba lihat di boks redaksinya, 
apakah tertera nama Rumah Dunia? Saya ingin mengabarkan, bahwa Rumah Dunia dan 
jurnal Boemiputra (BP) sesuatu yang berbeda. Bahkan saya secara pribadi tidak 
terlibat di keredaksian. 

Ya, itu pekerjaannya Saut, Wowok cs. Saya pernah bertanya kepada Wowok, kenapa 
BP memakai diksi yang vulgar kepada GM dan KUK? Jawab Wowok, "Mengingatkan GM 
dan KUK nggak bisa dengan cara intelektual. Kosakata kelamin harus dilawan 
dengan kelamin lagi." 

Jadi, biar saja itu urusannya Saut dan Wowok dan konco-konconya. Jadi, soal 
penggunaan "dramatis" juga terlalu berlebihan. Biasa sajalah. Kalau GM dan KUK 
dikritik orang, biasa sajalah. Rumah Dunia tidak merasa mendramatisir. Bagi 
saya pribadi, GM dan KUK biasa saja. GM adalah seniman dan saya membacanya. 
Tapi, saya tidak bergantung pada GM dan KUK. Jadi, biasa sajalah. GM, Saut, 
Niewan, Sitok, Maneke sendiri, bagi saya, biasa sajalah. Kalian manusia. Mau 
berbaik-baik dengan saya dan Rumah Dunia, mari. Tidak, ya biasa sajalah. Kami 
tidak akan repot karena hal itu. 

Nah, ini ada penggalan lagi dari MB:

Namun, jika kritiknya dilontarkan dengan cara kasar seperti yang dipertunjukkan 
oleh Rumah Dunia Banten, saya khawatir simpati masyarakat justru berbalik 
kepada TUK, dan para pengkritiknya malah yang akan dapat label sebagai kelompok 
norak yang tak punya 
kesantunan

Hehehe, MB memang kurang riset dalam menulis nih. Rumah Dunia itu sebuah 
komunitas di Serang Banten. Kegiatan reguler tahunannya bernama "Ode Kampung". 
Ini kali yang kedua. Yang pertama temu sastrawan, dan yang kedua temu 
komunitas. Se-Nusantara lho, may pren. Undangan kami sebar di milis-milis. 
Siapa saja boleh datang. Ini pesta komunitas. KUK juga komunitas seperti Rumah 
Dunia 'kan. 

Hanya sayang, mungkin KUK tidak ikut atau terdaftar sebagai anggota di 
milis-milis yang kami ikuti; pasarbuku, pojok teater, publik seni, penyair, 
sehingga luput dari peristiwa sastra ala kampung ini (tapi, bukankah kita ini 
berasal dari kampung, ya?). 

Sementara komunitas2 sastra dari Aceh hingga papua merespon dan ingin ikut 
acara 'Ode Kampung 2" dengan hajatan bernama temu komunitas sastra 
se-Nusantara" di Rumah Dunia. Jadi, panitianya juga bersama komunitas2 lain.

Nah, saat perayaan komunitas, semua komunitas tampil. Mereka melemparkan 
uneg-uneg dan gagasan. S

[mediacare] Goenawan Mohamad: "Manikebu tidak relevan lagi"

2007-09-16 Terurut Topik radityo djadjoeri
Di bawah ini adalah petikan wawancara tertulis yang saya lakukan dengan 
Goenawan Mohamad, yang jawabannya saya terima pada tanggal 25 Agustus 2007 yang 
lalu. Rencananya saya akan menggunakannya sebagai bahan tesis saya, akan tetapi 
petikan wawancara ini saya kira bemanfaat untuk dibaca, mengingat debat ramai 
di beberapa mailing list di internet akhir-akhir ini.

Salam,
   
  A. Kurnia

  

Pertanyaan: Ada yang mengatakan bahwa polemik atau pertentangan yang 
berlangsung di internet sekarang ini merupakan terusan pertentangan antara 
Manikebu dan Lekra di tahun 1960-an?


GM: Tidak benar. Sejarah itu tak berulang. 

Pertentangan antara Manifes Kebudayaan dan “realisme sosialis” di awal tahun 
1960-an merupakan produk khas masa itu. Ketika itu asas “realisme sosialis” 
hendak diberlakukan bagi semua ekspresi kesenian dan pemikiran di Indonesia, 
dengan dimotori oleh Lekra . Kekuasaan politik yang tak dapat diabaikan 
pengaruhnya waktu itu, yakni PKI, mendukungnya.

Manifes Kebudayaan disusun dan diumumkan sebagai reaksi atas itu. Yang 
ditentang Manifes Kebudayaan adalah asas “politik sebagai panglima”, jika 
itulah yang dianggap jadi soko guru “realisme sosialis”. Sebab “politik sebagai 
panglima” dalam prakteknya berarti kekuasaan politik-lah – tepatnya Partai -- 
yang mengendalikan kesenian. 


Sekarang tidak ada “realisme sosialis” yang seperti itu. Tidak ada Partai yang 
seperti PKI. 

“Realisme sosialis” itu sendiri produk kekuasaan politik tahun 1930-an di Uni 
Soviet. Ia dirumuskan oleh pengarah kebudayaan yang bekerja untuk Stalin. Tapi 
beberapa tahun setelah Stalin meninggal dan de-Stalin-isasi terjadi, posisi 
“realisme sosialis” merosot. Juga wibawanya tidak pernah tinggi. Di negeri 
sosialis Eropa Timur, karena doktrin itu bersifat represif dalam kehidupan 
seni, ia ditentang. Para sastrawan pembangkang lahir. Antara lain Vaclac Havel, 
yang kemudian jadi Presiden Cheko.

Perlu diingat, Manifes Kebudayaan disusun di tahun 1963 – setelah kami melihat 
bahwa sosialisme dapat diperjuangkan tanpa doktrin “realisme sosialis”. Di masa 
itu, di Uni Soviet terbit majalah sastra Novy Mir dan muncul penyair bebas 
seperti Yevtushenko dll. Mereka tak mengikuti doktrin “realisme sosialis”. 

Salah satu inspirasi Manifes Kebudayaan adalah “gerakan” sastra yang terjadi di 
Uni Soviet dan Eropa Timur itu. 

Doktrin “realisme sosialis” berakar pada Marxisme-Leninisme yang meletakkan 
Partai di atas segala-galanya Manfes Kebudayaan menentang itu. Kalau mau 
mencari sambungan Manifes Kebudayaan dengan dunia pemikiran sebelumnya, mungkin 
orang apat menemukannya pada pemikiran Marxis yang tidak menerima Utopianisme 
dan kemahakuasaan Partai. 

Latar belakang yang seperti itulah yang tidak ada sekarang. Sekarang ini, 
dengan lenyapnya “realisme sosialis” di mana-mana, bahkan di Cina yang masih 
dikuasai Partai Komunis, Manifes Kebudayaan tidak relevan lagi.


Pertanyaan: Banyak yang mengatakan generasi sastrawan yang sekarang menganggap 
asas “seni untuk rakyat” masih terus penting untuk melawan asas “seni untuk 
seni”. 

GM: Debat di sekitar “seni untuk seni” sudah selesai di tahun 1930-an dalam 
polemik antara Sanusi Pane dan S. Takdir Alisyahbana. Manifes Kebudayaan 
sendiri tidak menerima asas “seni untuk seni”. 

Sayang, sekarang ini banyak yang bicara tentang “Manikebu” tetapi tak pernah 
membaca sendiri manifesto itu. Maka terjadi kesalahan besar, misalnya ketika 
dkatakan bahwa “Manikebu” itu serta merta mendukung “humanisme universal”. 

Saya anjurkan supaya kalau mau bicara tentang Manikebu, teksnya perlu dibaca 
kembali dengan seksama. Akan kelihatan juga bahwa teksnya adalah hasil khas 
masa tahun 1960-an.

_

Manifesto Kebudayaan
Dari Wikipedia Indonesia


Manifesto Kebudayaan adalah konsep kebudayaan nasional yang dikeluarkan oleh 
para penyair dan pengarang pada 17 Agustus 1963. Manifestasi ini dilakukan guna 
melawan dominasi dan tekanan dari golongan kiri, dengan ideologi kesenian dan 
kesusastraan realisme sosial yang dipraktekkan oleh seniman-seniman yang 
terhimpun dalam Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra). Manifesto Kebudayaan juga 
dijuluki oleh pihak kiri sebagai Manikebu.

Pencetus manifestasi ini adalah Wiratmo Soekito, dan ditandatangani antara lain 
oleh Arief Budiman, Taufik Ismail dan Goenawan Mohammad.

Diilhami oleh semangat humanisme universal yang pertama kali dinyatakan lewat 
Surat Kepercayaan Gelanggang, Manifesto ini menyerukan, antara lain, pentingnya 
keterlibatan setiap sektor dalam perjuangan kebudayaan di Indonesia. Manifesto 
itu sendiri tidak menjabarkan dengan terinci langkah-langkah apa yang perlu 
diambil untuk memperjuangkan "martabat diri kami sebagai bangsa Indonesia di 
tengah masyarakat bangsa-bangsa". Sehingga bisa dikatakan butir-butir yang 
disampaikan sebenarnya sama sekali tidak berlawanan dengan semangat yang hidup 
pada jaman itu: keinginan "menyempurnakan kon

[mediacare] Goenawan Mohamad: �Boleh tersinggung, tetapi jangan memobilisasi kemarahan�

2007-09-15 Terurut Topik radityo djadjoeri
Wawancara dengan Goenawan Mohamad:
“Boleh tersinggung, tetapi jangan memobilisasi kemarahan”
   
   
  Pengantar:
  Di tahun ini, panggung susastra Indonesia agak panas dengan munculnya 
gerakan-gerakan yang "menghujat" TUK (Teater Utan Kayu). Mereka menuding TUK , 
baik secara terang-terangan  maupun diam-diam, sebagai sarang "Gerakan Syahwat 
Merdeka" (GSM). Istilah tersebut pertama kali dicuatkan oleh  Taufik Ismail. 
Ada yang bilang, GSM yang dimaksud adalah inisial dari nama lengkap sastrawan 
kondang Goenawan Soesatyo Mohamad yang 
  akrab dipanggil GM - salah seorang pendiri Majalah TEMPO.
   
  Lalu muncul ikrar "Ode Kampung" di Rumah Dunia Banten yang juga "menghajar" 
TUK. Kelompok yang dimotori oleh Saut Situmorang dan kawan-kawan ini tak kenal 
lelah terus 'mengonceki' para tokoh KUK, seperti Nirwan Dewanto, Ayu Utami, 
Hasif Amini, Sitok Srengenge dan lainnya. Di mata Saut yang nyalang, mereka 
tidaklah layak digelari sebagai sastrawan. 
   
  Tak heran, di berbagai forum termasuk di milis-milis, Saut dan kawan-kawan 
terus berkampanye untuk menghajar mereka dari berbagai sudut. Namun, 
tonjokan-tonjokan yang mereka lakukan selalu berbalas pantun dengan orang-orang 
yang tak setuju perseteruan itu, apalagi kalau dilakukan dengan bahasa yang 
kurang santun.
   
  Puncaknya adalah kala harian Media Indonesia memuat sebuah artikel tentang 
acara berkelas internasional yang digelar oleh TUK dan Dewan Kesenian Jakarta 
(DKJ) beberapa waktu lalu. Karena isinya amat memojokkan  TUK, tak heran kalau 
TUK bereaksi keras dengan mencap artikel tersebut penuh dengan lumuran dusta. 
Menurut kabar 
  terakhir dari Saut  Situmorang melalui email, penulis artikel tersebut telah 
digeser jabatannya. 
   
  Namun kini, Rumah Dunia yang konon anti pornografi belum bereaksi ketika 
puisi Saut Situmorang yang "panas" termuat di Harian Republika.  Selain "berbau 
ranjang bergoyang", puisi tersebut juga menyinggung perasaan sebagian umat 
Hindu Bali, karena jelas-jelas menyebut  "pura" dan "Dewa". Reaksi dan komentar 
pun mengalir, baik di milis  maupun blog. 
   
  Sayangnya,  untuk kasus yang amat serius ini redaksi  Republika masih diam 
seribu bahasa. Padahal Republika baik sengaja atau tidak telah melukai hati 
umat Hindu Bali. Beberapa umat Hindu pun melayangkan tanggapan ke redaksi 
Republika, namun tak ada balasan. Mereka cuma berharap agar tanggapan tersebut 
minimal dapat dimuat di Surat 
  Pembaca. Mereka juga tak menginginkan harian Republika untuk meminta maaf 
kepada mereka.
   
  Berikut wawancara khusus Rizka Maulana dengan GM yang berlangsung di Teater 
Utan Kayu (TUK) pada Jumat, 14 September 2007 lalu:
  
RM:  Apakah mas Goen mengikuti keramaian di internet karena satu sajak Saut 
Situmorang dianggap menyinggung perasaan umat Hindu Bali?
   
  GM:  Tidak langsung. Saya selalu dapat kiriman email dari teman-teman.  
Tetapi tidak semuanya sempat saya baca.  Tetapi seorang teman mengirimkan 
khusus soal yang Anda sebut tadi.
   
  RM:  Menurut mas GM, apakah sajak Saut itu menghina agama Hindu  Bali?
   
  GM:  Saya bukan orang Hindu Bali, tetapi saya tidak mau berlebihan.  Teman 
saya Ging Ginanjar yang kini mukim di Jerman mengatakan, (saya kutip  menurut 
ingatan saya) bahwa agama dan umat Hindu tidak akan rusak karena sajak itu. 
Saya setuju dengan pendapatnya. Tetapi dapat saja terjadi bahwa ada  umat Hindu 
Bali yang tersinggung perasaannya.  Kan tidak bisa kita  melarang orang untuk 
tersinggung.
   
  Yang penting ialah bahwa ketersinggungan itu dinyatakan tetapi tidak memakai 
kekerasan dan memobilisasi kemarahan. Saya membaca tulisan I Gde Purwaka di 
blog Mediacare. Dia tersinggung tetapi tidak akan men-somasi atau 
mendemonstrasi Republika.  Saya kira itu 
  sikap  yang dewasa dan terhormat. Berbeda dengan sikap sejumlah organisasi 
yang mengatas-namakan Islam yang sedikit-sedikit “terhina” dan berdemo.
   
  RM: Tetapi kenyataan bahwa sajak itu dimuat di “Republika” yang dianggap 
suara Islam bagaimana?
   
  GM: Seharusnya tidak jadi soal di mana saja itu dimuat. Sebuah sajak kan 
bukan sebuah editorial.  Lagipula harus dibuktikan dulu, apakah “Republika” 
adalah “suara Islam”.  Islam itu tidak satu ekspresinya dan “Republika” juga 
tidak selamanya dianggap satu suara utuh, apalagi ini bukan dalam halaman 
editorial. 
   
  Kalau tidak, kita akan terjatuh ke dalam teori komplotan:  gara-gara sajak 
itu dimuat Ahmaddun, maka itu berarti itu cerminan sikap anti Hindu “Republika” 
apalagi “Islam”.  Saya kira Ahmaddun memuatnya tidak dengan maksud menghina.
   
  RM: Menurut mas GM, apakah sajak Saut itu bermutu?
   
  GM: Menurut saya, sajak itu bukan sajak yang mengejutkan dalam hal kekayaan 
imajinya, dan di sana-sini belum orisinal, tetapi agaknya bukan sajak yang 
buruk. Ada beberapa sajak Saut yang saya suka, karena tidak melingkar-lingkar.
   
  RM: Wah, kan Mas GM orang TUK.  Kan TUK tidak suka karya-karya sastrawan yang 
tidak dekat dengan TUK.  Apalagi Saut.
   
  

[mediacare] Re: [PKS] Simpul Jaringan Hak Asasi Manusia Membela WALHI Melawan Tuduhan Terorisme

2007-09-15 Terurut Topik radityo djadjoeri
Mas Erwin yang budiman,
   
  Memang kurang tepat kalau tuduhan itu diarahkan ke WALHI sebagai organisasi. 
Tapi mungkin saja ada pengurus WALHI yang "dekat-dekat" dan "merapat" dengan 
jaringan syariahisasi di Indonesia, sehingga memberi kesan begitu pada orang 
luar. Memang, tak semua kelompok yang pro syariahisasi terbukti secara kasat 
mata menghalalkan segala cara, misal dengan cara teror meneror masyarakat luas. 
   
  Sama halnya dengan sebuah LSM konsumen yang sering membeberkan produk ini 
mengandung bahan ini bahan itu, tapi begitu disanggah, langsung kabur begitu 
saja. Dan disinyalir direktur LSM tersebut adalah aktivis Hizbut Tahrir. 
   
  Siapa dalang semua itu? Walahualam.
   
   
   
   
  

Erwin Usman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Sidang Jamaah Kahmi Pro yang Budiman,
-Ini salah satu release bersama jaringan pembela HAM Indonesia merespon
tuduhan
teroris kepada WALHI. Walau agak telat, sengaja kami posting agar jamaah
kahmi pro bisa mendapatkan informasi yang seimbang & akurat. Apalagi dalam
sebulan terakhir berita tentang ini simpang-siur di berbagai milist/portal
news lainnya.

Release maupun dalam bentuk protes yang isinya senada juga sudah diterima
WALHI dari berbagai organisasi lingkungan hidup & HAM nasional maupun
internasional. Info lebih lanjut menyangkut latar belakang masalah ini &
langkah2 politik maupun legal yang telah dan akan ditempuh WALHI dapat
menghubungi langsung ke bang chalid muhammad (o811-847163/79193363).

dalam solidaritas,
erwin usman

sumber: http://www.walhi.or.id/kampanye/psda/070831_ngo_ham_dkngwalhi_sp/

Simpul Jaringan Hak Asasi Manusia Membela WALHI Melawan Tuduhan Terorisme

Siaran Pers Bersama
HRWG-KONTRAS-IMPARSIAL-PBHI-YLBHI-ELSAM-DEMOS-LBH JAKARTA

Tentang

WALHI Dituduh Berafiliasi dengan Jaringan Teroris

Tuduhan yang disampaikan oleh Senator Australia Ian McDonald dan Presiden
Direktur PT Newmont Minahasa Raya Richard B. Ness, yang menyebutkan bahwa
WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia/Friends of the Earth Indonesia)
sebagai organisasi lingkungan hidup yang berafiliasi dan dipengaruhi
kelompok-kelompok teroris di Indonesia, adalah bentuk tindakan gegabah,
manipulatif, anti demokrasi dan pembatasan ruang gerak bagi para pembela Hak
Asasi Manusia (human rights defenders). Dalam pernyataan resminya di depan
Parlemen Australia pada tanggal 9 Agustus 2007, Senator Ian McDonald menuduh
WALHI beraliansi dengan organisasi teroris di Indonesia, serupa dengan
tuduhan Presiden Direktur Newmont Minahasa Raya. Selain itu, tuduhan
terhadap WALHI juga dilansir oleh harian The Straits Times Singapura pada
tanggal 22 April 2006.

Pelabelan sepihak terlibat dalam jaringan teroris (profiling as terrorism)
kepada organisasi pembela lingkungan dan HAM adalah tindakan tidak populer
yang bertentangan dengan prinsip dan nilai-nilai advokasi yang selama ini
diusung organisasi pembela lingkungan hidup global dan organisasi HAM
lainnya. Tuduhan ini juga dapat berdampak buruk bagi pemajuan kerja-kerja
aktivis dan organisasi lingkungan hidup dan pembela HAM di Indonesia.

Selama ini kami mengenal WALHI sebagai organisasi lingkungan hidup terbesar
di Indonesia yang memiliki 438 organisasi anggota, selama 27 tahun berjuang
membela kepentingan lingkungan hidup Indonesia, senantiasa memegang teguh
nilai-nilai organisasi yang menghormati pluralisme, menghargai
prinsip-prinsip demokrasi, anti kekerasan, dan anti terorisme. YLBHI, LBH
Jakarta dan PBHI adalah anggota aktif WALHI, sementara Imparsial, ELSAM,
Demos dan Kontras adalah mitra strategis WALHI dalam kerja-kerja advokasi
lingkungan hidup dan HAM. Selain itu, sebagai organisasi yang memperjuangkan
nilai-nilai HAM, WALHI juga adalah anggota aktif Human Rights Working Group
(HRWG).

Kami memandang tuduhan ini adalah bagian sistematik dari upaya-upaya para
penjahat lingkungan dan penjahat HAM yang selama ini telah merampas sumber
daya alam Indonesia dengan cara-cara melanggar Hak Asasi Manusia, untuk
mengalihkan isu dari substansi masalah yang sesungguhnya. Sebagaimana
diketahui, PT Newmont Minahasa Raya saat ini sedang menghadapi gugatan WALHI
di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan atas tindakan penghancuran ekologi dan
sumber-sumber kehidupan di kawasan Teluk Buyat, Propinsi Sulawesi Utara.
Aktivitas advokasi WALHI dalam kasus ini sudah dilakukan sejak 7 tahun
lamanya. Demikian juga dengan beberapa kasus yang melibatkan
perusahaan-perusahaan pertambangan Australia seperti PT Nusa Halmahera
Mineral/Newcreast di Maluku Utara. Sejak 2004, WALHI bersama organisasi
lingkungan hidup dan HAM lainnya telah melakukan advokasi dan kampanye
global atas kasus ini.

Oleh karena itu, kami menyampaikan sikap dan desakan:

1. Protes keras atas tindakan Senator Ian McDonald dan Presiden Direktur PT
Newmont Minahasa Raya Richard B. Ness yang menuduh WALHI/FoE Indonesia
terlibat jaringan teroris;
2. Mendesak agar Senator Ian McDonald dan Presiden Direktur PT Newmont
Minahasa Raya Richard B. Ness segera mencabut tuduhan kepada WALHI yan

[mediacare] Re: [PKS] Simpul Jaringan Hak Asasi Manusia Membela WALHI Melawan Tuduhan Terorisme

2007-09-15 Terurut Topik radityo djadjoeri
Mas Erwin yang budiman,
   
  Memang kurang tepat kalau tuduhan itu diarahkan ke WALHI sebagai organisasi. 
Tapi mungkin saja ada pengurus WALHI yang "dekat-dekat" dan "merapat" dengan 
jaringan syariahisasi di Indonesia, sehingga memberi kesan begitu pada orang 
luar. Memang, tak semua kelompok yang pro syariahisasi terbukti secara kasat 
mata menghalalkan segala cara, misal dengan cara teror meneror masyarakat luas. 
   
  Sama halnya dengan sebuah LSM konsumen yang sering membeberkan produk ini 
mengandung bahan ini bahan itu, tapi begitu disanggah, langsung kabur begitu 
saja. Dan disinyalir direktur LSM tersebut adalah aktivis Hizbut Tahrir. 
   
  Siapa dalang semua itu? Walahualam.
   
   
   
   
  

Erwin Usman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Sidang Jamaah Kahmi Pro yang Budiman,
-Ini salah satu release bersama jaringan pembela HAM Indonesia merespon
tuduhan
teroris kepada WALHI. Walau agak telat, sengaja kami posting agar jamaah
kahmi pro bisa mendapatkan informasi yang seimbang & akurat. Apalagi dalam
sebulan terakhir berita tentang ini simpang-siur di berbagai milist/portal
news lainnya.

Release maupun dalam bentuk protes yang isinya senada juga sudah diterima
WALHI dari berbagai organisasi lingkungan hidup & HAM nasional maupun
internasional. Info lebih lanjut menyangkut latar belakang masalah ini &
langkah2 politik maupun legal yang telah dan akan ditempuh WALHI dapat
menghubungi langsung ke bang chalid muhammad (o811-847163/79193363).

dalam solidaritas,
erwin usman

sumber: http://www.walhi.or.id/kampanye/psda/070831_ngo_ham_dkngwalhi_sp/

Simpul Jaringan Hak Asasi Manusia Membela WALHI Melawan Tuduhan Terorisme

Siaran Pers Bersama
HRWG-KONTRAS-IMPARSIAL-PBHI-YLBHI-ELSAM-DEMOS-LBH JAKARTA

Tentang

WALHI Dituduh Berafiliasi dengan Jaringan Teroris

Tuduhan yang disampaikan oleh Senator Australia Ian McDonald dan Presiden
Direktur PT Newmont Minahasa Raya Richard B. Ness, yang menyebutkan bahwa
WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia/Friends of the Earth Indonesia)
sebagai organisasi lingkungan hidup yang berafiliasi dan dipengaruhi
kelompok-kelompok teroris di Indonesia, adalah bentuk tindakan gegabah,
manipulatif, anti demokrasi dan pembatasan ruang gerak bagi para pembela Hak
Asasi Manusia (human rights defenders). Dalam pernyataan resminya di depan
Parlemen Australia pada tanggal 9 Agustus 2007, Senator Ian McDonald menuduh
WALHI beraliansi dengan organisasi teroris di Indonesia, serupa dengan
tuduhan Presiden Direktur Newmont Minahasa Raya. Selain itu, tuduhan
terhadap WALHI juga dilansir oleh harian The Straits Times Singapura pada
tanggal 22 April 2006.

Pelabelan sepihak terlibat dalam jaringan teroris (profiling as terrorism)
kepada organisasi pembela lingkungan dan HAM adalah tindakan tidak populer
yang bertentangan dengan prinsip dan nilai-nilai advokasi yang selama ini
diusung organisasi pembela lingkungan hidup global dan organisasi HAM
lainnya. Tuduhan ini juga dapat berdampak buruk bagi pemajuan kerja-kerja
aktivis dan organisasi lingkungan hidup dan pembela HAM di Indonesia.

Selama ini kami mengenal WALHI sebagai organisasi lingkungan hidup terbesar
di Indonesia yang memiliki 438 organisasi anggota, selama 27 tahun berjuang
membela kepentingan lingkungan hidup Indonesia, senantiasa memegang teguh
nilai-nilai organisasi yang menghormati pluralisme, menghargai
prinsip-prinsip demokrasi, anti kekerasan, dan anti terorisme. YLBHI, LBH
Jakarta dan PBHI adalah anggota aktif WALHI, sementara Imparsial, ELSAM,
Demos dan Kontras adalah mitra strategis WALHI dalam kerja-kerja advokasi
lingkungan hidup dan HAM. Selain itu, sebagai organisasi yang memperjuangkan
nilai-nilai HAM, WALHI juga adalah anggota aktif Human Rights Working Group
(HRWG).

Kami memandang tuduhan ini adalah bagian sistematik dari upaya-upaya para
penjahat lingkungan dan penjahat HAM yang selama ini telah merampas sumber
daya alam Indonesia dengan cara-cara melanggar Hak Asasi Manusia, untuk
mengalihkan isu dari substansi masalah yang sesungguhnya. Sebagaimana
diketahui, PT Newmont Minahasa Raya saat ini sedang menghadapi gugatan WALHI
di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan atas tindakan penghancuran ekologi dan
sumber-sumber kehidupan di kawasan Teluk Buyat, Propinsi Sulawesi Utara.
Aktivitas advokasi WALHI dalam kasus ini sudah dilakukan sejak 7 tahun
lamanya. Demikian juga dengan beberapa kasus yang melibatkan
perusahaan-perusahaan pertambangan Australia seperti PT Nusa Halmahera
Mineral/Newcreast di Maluku Utara. Sejak 2004, WALHI bersama organisasi
lingkungan hidup dan HAM lainnya telah melakukan advokasi dan kampanye
global atas kasus ini.

Oleh karena itu, kami menyampaikan sikap dan desakan:

1. Protes keras atas tindakan Senator Ian McDonald dan Presiden Direktur PT
Newmont Minahasa Raya Richard B. Ness yang menuduh WALHI/FoE Indonesia
terlibat jaringan teroris;
2. Mendesak agar Senator Ian McDonald dan Presiden Direktur PT Newmont
Minahasa Raya Richard B. Ness segera mencabut tuduhan kepada WALHI yan

[mediacare] Logika kacau Saut Situmorang: Puisi

2007-09-14 Terurut Topik radityo djadjoeri
Lanjutan perdebatan karya puisi Saut Situmorang yang mejeng di harian Republika
   
  From: I Gde Purwaka
E-mail: [EMAIL PROTECTED]


Saudara Saut,

Saudara ini rupanya meradang seperti anak kecil.

Saudara Saut menulis begini:

TIDAK SETIAP ORANG BERHAK UNTUK "MEMBACA" PUISI, SAMA DENGAN TIDAK SETIAP ORANG 
BERHAK MENJADI POLISI, PENGACARA, EKONOM ATAU DOKTER GIGI. 

SASTRA ADALAH PROFESI, BUKAN HOBI, MAKA HARUS DIHORMATI SAMA SEPERTI ORANG 
MENGHORMATI DOKTER GIGI!

Saya akan bantah pendapat ini.

(1) -- “Membaca” puisi adalah hak setiap orang. Juga kalau mau menafsirkan 
puisi. Kakek saya yang petani suka membaca tembang yang merupakan puisi buah 
tangan peninggalan pujangga Bali. Lantas beliau mencoba menjelaskan artinya 
kepada teman-temannya di bale banjar apabila mereka sedang ngaso sehabis kerja.

Apakah beliau dia tidak berhak? Kalau pendirian Saudara Saut seperti yang 
diumumkannya dengan huruf-huruf besar itu, maka ia pendukung kesusastraan yang 
jadi monopoli kelas elite. 

Kalau dia berkuasa, dia akan jadi diktator, apalagi dia gemar menggunakan kata 
“harus”. Sastra “HARUS DIHORMATI”. Menurut pendapat saya, sastra boleh 
dihormati atau tidak, terserah kepada masyarakatnya. Sama halnya dengan dokter 
gigi.

Kalau dokter giginya serampangan mencabut gigi, ditambah dia suka marah-marah 
kalah bersaing dengan dokter gigi lain, mana mungkin dia akan dihormati? 

Kalau karya sastranya dan tingkah laku sastrawannya seperti Saudara Saut, saya 
ragu apakah orang banyak dapat di-HARUS-kan menghormati.

(2)-- Logika Saudara Saut kacau sekali. Katanya, TIDAK SETIAP ORANG BERHAK 
UNTUK "MEMBACA" PUISI, SAMA DENGAN TIDAK SETIAP ORANG BERHAK MENJADI POLISI, 
PENGACARA, EKONOM ATAU DOKTER GIGI. 

Polisi, dokter gigi, pengacara, ekonom adalah profesi yang memakai 
syarat-syarat formal. Akan tetapi apakah syarat formal seorang pembaca puisi 
seperti kakek saya di desa? Ada ijazah atau sertifikatnya? 

Bahkan sepanjang pengetahuan saya, kritikus sastra tidak perlu sertifikat. 

Kalau dokter gigi dan pengacara, hasil keputusannya dapat diuji (gigi jadi 
sembuh atau tidak, pengacara diterima pembelaannya depan hakim atau tidak). 
Kalau “pembaca” puisi, misalnya kritikus? 

Hasil pendapatnya diperdebatkan akan tetapi akhirnya tergantung kepada 
masing-masing. Kata pepatah, kepala sama berbulu pendapat berlainan. Kalau ada 
yang tidak menyukai mutu karya Saut Situmorang akan tetapi lebih menyukai karya 
Gunawan Mohammad, itu wajar saja. Saut tidak dapat iri hati dan Gunawan tidak 
dapat besar kepala.

Maka walaupun Saudara Saut tidak mau dinasihati, saya mau menyarankan supaya 
dia belajar memakai logika. 

Damai,

I Gde Purwaka

[EMAIL PROTECTED]
   
  
   
  16 September, 2007Tanggapan Saut Situmorang tentang puisinya yang mejeng 
di harian Republika   

saut situmorang


PUISI 101

PUISI HARUS DIHORMATI TERUTAMA OLEH ORANG YANG CUMA MAMPU MEMBACA PUISI. 
PUISI HARUS DIHORMATI DALAM PEMBACAANNYA SEPERTI ORANG MENGHORMATI TEKS AGAMA, 
TEKS HUKUM PERCERAIAN, ATAU TEKS PANCASILA. 
KARENA PUISI ITU BAGIAN DARI SASTRA DAN SASTRA ITU DIPELAJARI DENGAN SANGAT 
TERHORMAT DI UNIVERSITAS DI SELURUH PLANET INI DALAM SEBUAH 
STUDI BERNAMA "FAKULTAS SASTRA". 
BAHKAN ADA JUTAAN SARJANANYA!

TIDAK SETIAP ORANG BERHAK UNTUK "MEMBACA" PUISI, SAMA DENGAN TIDAK SETIAP ORANG 
BERHAK MENJADI POLISI, PENGACARA, EKONOM ATAU DOKTER GIGI. SASTRA ADALAH 
PROFESI, BUKAN HOBI, MAKA HARUS DIHORMATI SAMA SEPERTI ORANG MENGHORMATI DOKTER 
GIGI!

TIDAR BENAR BAHWA "PENGARANG" ITU MATI SETELAH MENULISKAN KARYA SASTRANYA! ITU 
NAMANYA SADOMASOKISME! ITU NAMANYA PEMBUNUHAN! ITU NAMANYA OMONG KOSONG ORANG 
YANG SOK SUDAH BACA ROLAND BARTHES!

ALASANNYA!

MAKANYA PLAGIAT ITU HARAM HUKUMNYA!
MAKANYA SETIAP PENGARANG YANG KARYANYA MUNCUL DI KOMPAS MINGGU, MISALNYA, 
DISEBUT NAMANYA DAN DIKASIH HONOR BANYAK PULA! MAKANYA KARYANYA, WALAU JELEK 
GAK KAYAK KARYA SAUT SITUMORANG, DIKASIH ILUSTRASI PARA PERUPA MEMBLE PULA!

TIDAK SETIAP ORANG BERHAK MENGOMENTARI AGAMA.
TIDAK SETIAP ORANG BERHAK KEPUTUSAN PENGADILAN.
TIDAK SETIAP ORANG BERHAK MENCABUT GIGI NASKELENG YANG SUDAH BUSUK DI MULUTNYA 
YANG SUDAH BUSUK.
TIDAK SETIAP ORANG BERHAK UNTUK MEMBERIKAN PENDAPATNYA DI BIDANG YANG BUKAN 
PROFESINYA.
SETIAP ORANG HARUS PUNYA RASA RENDAH DIRI DAN MALU ATAS KAPASITAS PENGETAHUAN 
YANG TIDAK DIMILIKINYA.

MUNGKINKAH ADA ORANG AWAM SOK PINTAR MENGOMENTARI "SALAH" DAN "MENGHINA" 
INTERPRETASI SEORANG ULAMA ATAS TEKS KITAB SUCINYA? LANTAS KENAPA DENGAN 
PUISI/SASTRA SETIAP ORANG MERASA DIA BERHAK/PUNYA PENGETAHUAN CUMA KARENA DIA 
BISA MEMBACA ABJAD, KALIMAT 
YANG ADA DI DEPAN MONCONGNYA?

TIDAK SETIAP ORANG BERANI "MEMBACA" DAN MEMBERI PENAFSIRAN ATAS ATAS LUKISAN 
KONTEMPORER! LANTAS KENAPA BEGITU SEWENANG-WENANG DENGAN PUISI/SASTRA?!

TIDAK SETIAP ORANG BERANI MENGAKU SEBAGAI SENIMAN RUPA, WALO BISA MENGGAMBAR 
ATAU MEMBENTUK PATUNG? LANTAS KENAPA BEGITU BERANI MENYEBUT DIRI "PENYAIR" ATAU 
"SENIMAN" SASTRA?!

[mediacare] Re: Telah ditemukan lokasi Taman Eden

2007-09-13 Terurut Topik radityo djadjoeri
Mang Ucup yang budiman,
   
  Terima kasih untuk postingannya tentang temuan Taman Eden. 
   
   
  Berikut tanggapan dari seorang pengamat UFO:
   
   
  Aham bhumim adadam aryaya.
aham vrsthim dasuse martyaya,
aham apo anayam vavasana
mama devaso anu ketam ayam. (Rgveda IV.26.2). 
  
  Artinya: 
  Aku anugerahkan bumi ini kepada orang yang mulia. 
  Aku turunkan hujan yang bermanfaat bagi semua makhluk. 
  Aku alirkan terus gemuruhnya air dan 
  hukum alam yang patut pada kehendak-Ku. 
  
Ada beberapa artikel yang menarik untuk dibaca:
  1. Did Extraterrestrials Visit Earth Before the Flood?
  2. Was Adam a Alien Half-Breed? by James Donahue
  3. ebook FLYING SERPENTS AND DRAGONS by R.A. Boulay
  4. Humanity's Extraterrestrial Origins: The Lizzies
  
  Berikut adalah tulisan saya yang pernah dimuat di majalah INFO-UFO edisi 1 
tahun 2001.
  
  
  Proyek Adam di Lab Eden

Apa Yang Terjadi di Eden 6000 Tahun Lalu?

Sering menjadi pertanyaan, apakah Adam merupakan manusia pertama di bumi ini? 
Benarkah dia dibuat di Eden? Apakah sebenarnya yang terjadi di sana? Apakah 
yang ada di kitab kejadian (Genesis), khususnya penciptaan dalam enam hari itu, 
di mana manusia diciptakan (atau dibikin) pada hari keenam, itu merujuk kepada 
penciptaan Adam dan Hawa? Bagaimana dengan petunjuk yang ada dalam kitab-kitab 
lain? Bagaimana pula jika dikaitkan dengan mitologi bangsa Sumeria kuno?

Apakah Adam Manusia Pertama?

Kebanyakan orang mempercayai bahwa Adam adalah nenek moyang dari semua manusia. 
Dengan demikian, sebelum Adam  tidaklah ada manusia sama sekali. Tapi, banyak 
orag tentunya mera-gukanhal ini, apalagi menurut temuan arkeologi, sudah ada 
peradaban manusia yang jauh lebih tua dari perkiraan masa kehidupan Adam.
  
Yang jadi pertanyaan, benarkah kisah yang dikemukakan dalam berbagai manuskrip 
bahwa Adam itu dibuat dari tanah?


  Ada pendapat yang mengkaitkan proses pembuatan Adam ini dengan makhluk luar 
angkasa. Hal ini dikaitkan dengan adanya fenomena makhluk dari dimensi lain 
yang dikisahkan bersamaan dengan proses pembuatan Adam. Dan ada anggapan bahwa 
yang dimaksud "dari tanah" itu bukan berarti bahan materi dari Adam adalah 
tanah, melainkan diciptakan dari sisa-sisa yang ada di dalam tanah.


  Proses penciptaan Adam dari sisa-sisa makhluk hidup yang ada sebelumnya, 
mungkin bisa ditunjang dengan adanya pandangan bahwa dalam proses menciptakan 
langit dan bumi, sang pencipta berkuasa menciptakan kembali jasad-jasad mereka 
yang sudah hancur itu.


  Ada kepercayaan bahwa penciptaan bumi dan langit ini terjadi berulang-ulang, 
sehingga ada proses penciptaan pertama dan penciptaan yang berikutnya. Hal itu 
dikatakan supaya manusia yang hidup saat ini bisa mengambil pelajaran dari 
pengalaman "manusia" terdahulu.


  Dari studi yang ada, umumnya sampai pada kesimpulan bahwa Adam hidup sekitar 
6000 tahun yang lalu. Kalau memang Adam dianggap hidup 6000 tahun yang lalu, 
maka mestinya ada catatan kuno tentang hal itu. Hanya saja, kalaupun ada 
catatan kuno, apakah catatan kuno itu bisa dipakai sebagai bukti atau cuma 
sekedar mitos dan legenda saja?


  Adam, kalau memang pernah ada, harusnya hidup di daerah sekitar Mesopotamia, 
atau sekarang ini daerah Irak, Iran atau sekitarnya. Ada yang bilang, Adam 
sebenarnya muncul (turun) di India. kalau memangdi India, harusnya ada 
keterangan tentang hal itu. Di India ada kisah tentang Manu dengan bencana air 
bah, di mana kata "Manu" ini sama dengan "Nuh" dan juga kemudian dipakai 
menjadi istilah "Manusia". Dari kitab Veda, tepatnya RgVeda IV.26.21-22 isinya: 
"Aku menganugerahkan bumi ini kepada Adadam Aryaya (orang yang mulia). Aku 
turunkan hujan yang bermanfaat bagimakhluk, Aku alirkan terus gemuruhnya air 
dan hukum alam tunduk kepada perintah-Ku. Apakah di sini merujuk kepada "ADAM" 
? Namun ada yang menafsirkan "Adadam Aryaya" sebagai "bangsa manusia ras Aryan" 
"aham bhUmim adadAm AryAyAhaM" diterjemahkan sebagai "I have bestowed the earth 
upon the Arya" Apakah Adam itu adalah pemimpin pertama bangsa Aryan? Aryan ini 
adalah bangsa Indo-Eropa atau persia yang sekarang ini
 bernama Iran. Apakah ini ada hubungannya dengan mitos serangan bangsa Aryan ke 
India? Dan apa yang tertulis dalam kitab Kejadian 5:1 mungkin bisa menjadi 
bahan pemikiran. Apakah orang-orang yang ada dalam daftar silsilah Adam itu 
memang benar pernah hidup dulu atau cuma dongeng?

Apakah Eden Lab Genetika?

Kalau kita membahas soal asal usul cerita Adam ini secara serius, rasanya 
kurang lengkap kalau kita cuma berhenti pada sumber literatur dari kitab suci 
yang ada saat ini saja. Kita mesti menelusuri, dari mana asal usul cerita ini 
semula.


  Kisah penciptaan Adam ini terjadi di "Taman Eden". Hal ini dikuatkan dengan 
cerita atau mitologi bangsa Sumeria kuno. Di sana ada banyak tokoh, seperti 
Enki, Enlil, Nin-Ti, Enkidu, dan lain-lain. Tahukah Anda, bahwa ada yang 
menarik dari istilah kata Eden (Edin) itu sendiri. Dalam bahasa Sumeria kuno, 
kata "E" berarti "Ruma

[mediacare] Ragam tanggapan atas puisi Saut Situmorang di harian Republika

2007-09-12 Terurut Topik radityo djadjoeri
TANGGAPAN

From: Bujang Kelana
E-mail: [EMAIL PROTECTED]


Untuk seorang penulis pemula, bumbu-bumbu seks memang mujarab untuk mendongkrak 
popularitasnya. Mutu mungkin tak teraih darinya, tapi rumus semacam ini sering 
diresepkan. Hanya memang disayangkan jika redaktur koran/majalah juga kurang 
luas wawasannya maka loloslah sampah sampah demikian di halamannya. 

Salam ..

Bujang Kelana

___

From: Ahmad Su'ad, Jakarta
E-mail: [EMAIL PROTECTED]

Sebagai pembaca setia harian Republika saya amat sedih dengan termuatnya sajak 
porno yang murahan seperti itu. Apalagi dimuat menjelang Bulan Ramadhan yang 
bisa mengganggu ketenangan umat. Ditambah lagi, sajak tersebut mengganggu 
perasaan pemeluk agama lain. Semoga redaksi pengasuh rubrik tersebut cepat 
insyaf dan meminta maaf secara terbuka kepada para pembacanya. Ingat, Republika 
adalah bacaan umat bukan koran murahan.

Wassalam,

Ahmad Suad
___

From: Satrya Wibawa 
E-mail: [EMAIL PROTECTED]

Kira-kira, apakah Republika akan memuat ini kalau kata-kata "pura" diganti 
"mesjid"?
Kemudian "dewa" diganti "malaikat" atau "nabi"?

___

From: Halim HD, Solo (Jateng)
E-mail: [EMAIL PROTECTED]


Saut, jangan tergoda dengan adu domba gaya spion Melayu yang pake segala 
cem-macem cara. Kasihan juga tuh 'minoritas' yang merasa 'dewa'-nya dituding 
oleh Saut. Tapi, yang paling kasihan adalah 'warga-minoritas' yang bisanya cuma 
terkaing-kaing
mengadu. Padahal 'dewa'-nya sendiri masa bodoh. Kenapa pula dia tak murka 
dengan penjualan 'patung-patung dewa' di negaranya, di Bali, yang kayak 
rombengan dan hanya sekedar untuk devisa. 

hhd.

___

From: Doel CP Allisah, Banda Aceh
E-mail: [EMAIL PROTECTED]


Saudara Halim,

Kami sangat prihatin persoalan keyakinan menjadi suatu bahasa olok-olok, dan 
sangat tidak pantas kita bicara seperti itu. Kepada saudara-saudara di Bali 
khususnya, semoga tidak terpancing dengan suara-suara "asbun" tersebut!

Salam dari Aceh

Doel CP Allisah
[kord-ASA]

___

From: Halim HD, Solo (Jateng)
E-mail: [EMAIL PROTECTED]


Silakan ajukan ke pengadilan jika memang saya menghina. Kenapa pula berbagai 
jenis patung dewa Bali dijual-perbelikan di art shop? Apa Anda buta? Atau Anda 
hanya ingin memanipulasi lantaran Anda tak mampu menghadapi saut situmorang 
yang seorang?

Apa Anda mau bikin forum publik secara langsung? Kapan saja, saya bersedia, 
bahkan di
Denpasar sekalipun. 


hhd.
___

From: Wayan Sunarta
E-mail: [EMAIL PROTECTED]

Puisi Saut adalah parodi 

Salam,

Masih saja ada orang-orang picik yang membela tuhannya dengan mengatasnamakan 
massa agama. Kalian, wahai orang-orang picik, ngerti puisi gak sih? 

Puisi Saut itu yang kalian permasalahkan merupakan sebuah puisi plesetan atau 
parodi dari sebuah puisi berjudul “Aku Pelacur Para Dewa” karya Pranita Dewi 
(Ni Wayan Eka Pranita Dewi), seorang penyair Bali yang beragama Hindu asli dan 
cucu seorang pemangku di sebuah pura di desanya. Penyair itu telah menerbitkan 
buku puisinya berjudul “Pelacur Para Dewa”, silakan borong di toko-toko buku 
langganan kalian, kalo kalian memang suka dan mau baca puisi dengan benar!! Dan 
silakan simak puisi-puisinya yang lebih gila dan sadis ketimbang sajak Saut 
yang kalian tuding menghina agama Hindu-Bali itu!!!

Coba, bagian mananya sajak Saut menghina Hindu?? Apa karena ada kata “pura”? 
Atau kata “dewa”?? Kalian sama saja dengan kaum fundamentalis picik!!!

Memang di dunia ini ada saja oknum-oknum yang terjebak dalam pikiran picik 
fundamentalisme-agama.

Saya orang asli Bali dan merasa malu dengan tudingan-tudingan kalian pada karya 
sastra (puisi)!!!

Salam,

Wayan Sunarta

Tanya:
Apakah Bli Wayan Sunarta benar-benar asli Bali? Maaf saya kurang bergaul dengan 
para sastrawan asal Bali.

From: TS Pinang
E-mail: [EMAIL PROTECTED]

Wayan Sunarta adalah penyair muda dari Bali yang penting dalam sastra Indonesia 
mutakhir. Jika Anda tidak mengenal nama Wayan Sunarta, kelihatan sekali Anda 
tidak mengenal sastra (puisi) Indonesia. Dan Saut jelas bukan penulis pemula, 
kalau saja Anda memang mengikuti sastra Indonesia. 

Kata "pura" dan "dewa" adalah kata-kata yang umum dan bukan monopoli agama 
tertentu. Juga kata "malaikat" dalam kasus di koran Pikiran Rakyat tempo hari. 

Sastra, khususnya puisi, memiliki kode pemaknaannya sendiri yang tidak bisa 
begitu saja dihakimi secara harfiah, apalagi dengan hukum agama tertentu. 
Sayangnya, oknum-oknum yang mengatas namakan agama itu saya yakin belum 
mengetahui hakikat ajaran agama yang dibelanya. Sungguh memprihatinkan. Jangan 
sampai agama-agama yang mulia menjadi kering karena kepicikan penganutnya 
sendiri. Semoga Tuhan mencerahkan kalbu kita semua.

___

Posted by: Hendi 004
E-mail: [EMAIL PROTECTED]

Wahwahwah kok di Indonesia ini masih j

[mediacare] Dji Sam Soe sebarkan poster waspada penipuan berkedok undian berhadiah

2007-09-12 Terurut Topik radityo djadjoeri
Menyusul langkah Departemen Sosial RI bermitra dengan para produsen swasta 
(Unilever Indonesia, Frisian Flag Indonesia, Nestle Indonesia, Sri Husada) yang 
berkampanye "Waspada Penipuan Berkedok Undian dan Promo Berhadiah", kini 
giliran PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMS) merasa kelabakan dengan kian 
maraknya aksi penipuan yang mengatas namakan rokok Dji Sam Soe. Para korbannya 
terus berjatuhan, tak cuma di daerah tapi kini sudah memasuki Jakarta. 
   
  Untuk itu, HMS merasa perlu menebarkan ribuan poster di seluruh wilayah 
negeri ini. Isi posternya sebagai berikut:
   
  Hati-Hati Penipuan..!
   
  Sebagai pelaku usaha dan produsen rokok merek Dji Sam Soe, dan sesuai dengan 
ketentuan perundang-undangan yang berlaku, PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. 
tidak pernah melaksanakan program penjualan rokok Dji Sam Soe berhadiah dalam 
bentuk apapun.
   
  Konsumen harap berhati-hati dan waspada terhadap penipuan yang berkedok 
undian berhadiah apapun yang mengatasnamakan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk.
   
   
   
  MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI DAN GANGGUAN 
KEHAMILAN DAN JANIN.
   
   
   
   
   
   


e-mail: [EMAIL PROTECTED]  
  blog: http://mediacare.blogspot.com  
   

   
-
Shape Yahoo! in your own image.  Join our Network Research Panel today!

[mediacare] Republika menyinggung perasaan umat Hindu: Sajak jorok

2007-09-10 Terurut Topik radityo djadjoeri
Dear miliser dimana saja berada,
   
  Tadi pagi saya terima email dari Bli I Gusti Purwaka yang tak saya kenal 
sebelumnya. Dari namanya, jelas dia orang Bali. Mungkin ia tahu emailku karena 
kebetulan saya memoderasi beberapa milis. 
   
  Isinya sebagai berikut:
   
  Bung Moderator, 
   
  Semoga anda sudi memuat tulisan keluhan hati minoritas ini.
   
  Shanti,
   
  I.G. Purwaka
-- 
  
  [EMAIL PROTECTED]
   
  ---
   
  Lalu lampirannya saya buka. Saya pikir berbentuk sebuah tulisan opini. 
Ternyata sebuah puisi karya Saut Situmorang. Oh, dia lagi, dia lagi. Berikut 
isi lampirannya:
   
  Harian Republika yang Islami itu dalam edisi 26 Agustus 2007 lalu memuat 
sajak seperti ini:
  
para pelacur pun
masih di kamarnya bergelut. dalam kabut
alkohol aku biarkan kata kata
menjebakku dalam birahi
rima metafora. kemulusan kulit
kupu kupumu dan garis payudaramu
yang remaja membuatku cemburu
pada para dewa yang, bisikmu,
menggilirmu di altar pura mereka.
  
Sajak itu karya seorang penyair yang bernama Saut Situmorang. Kalau saya baca 
kalimat-kalimatnya yang klise dan bombastis, penyairnya kelihatannya masih baru 
belajar menulis.  Akan tetapi untuk penyair yang baru belajar sekalipun 
seyogyanya tidak pantas memakai 
  kata-kata yang meletakkan seksualitas sebagai ukuran sastra.  
   
  Sangat saya sayangkan Republika yang Islami itu telah kecolongan diisi oleh 
seorang penyair yang jorok pikirannya.  Apalagi di dalam sajak tersebut saya 
dapatkan kata-kata yang sangat menyinggung perasaan orang Hindu Bali, misalnya 
disebut “para dewa” yang 
  “menggilir” perempuan di altar “pura” mereka.
   
  Harap kita waspada terhadap langkah-langkah seperti ini.
  
Merdeka,
   
  I.G. Purwaka.


e-mail: [EMAIL PROTECTED]  
  blog: http://mediacare.blogspot.com  
   

   
-
Got a little couch potato? 
Check out fun summer activities for kids.

[mediacare] Fwd: [soeharto] Soeharto Inc.

2007-09-10 Terurut Topik radityo djadjoeri


Note: forwarded message attached.
   
-
Luggage? GPS? Comic books? 
Check out fitting  gifts for grads at Yahoo! Search.--- Begin Message ---
Friends,Please open our (Pedoman Indonesia/Research Institute of
Democracy and Welfare State) official website:
http://www.soehartoincbuster.org Our new campaign on Soeharto Inc.
Wealth. We want it to confiscate and return to the public for their
welfare. Happy reading and enjoy it.Warm,M. Fadjroel Rachman

--
Posted By mediacare to soeharto at 9/10/2007 03:09:00 AM--- End Message ---


[mediacare] Koran warna merah jambu

2007-09-10 Terurut Topik radityo djadjoeri
Di Indonesia, warna kertas koran seragam: putih susu. Tak ada pilihan warna 
lain. Sedangkan Pos Kota terbitan Jakarta yang punya pabrik kertas daur ulang 
memproduksi kertas koran yang kualitasnya di bawah standar. Bukankah kertas 
daur ulang tak musti tampil jelek?
   
  Kemarin saya buka-buka koran FT (Financial Time), kertasnya berwarna merah 
jambu. Kesannya lebih atraktif dan tidak membosankan mata.
   
  Adakah penerbitan koran di Indonesia yang berani terima tantangan: tampil 
beda? 
  Ataukah perdagangan  kertas koran masih dimonopoli oleh pihak-pihak tertentu, 
sehingga susah untuk tampil beda?
   
   


[mediacare] Re: Sajak di Kompas Minggu

2007-09-06 Terurut Topik radityo djadjoeri
Terima kasih untuk masukan dari Bung Andar Manik alias Si Singa Tua. Untuk itu, 
saya sarankan kepada Lae Saut Situmorang untuk meluruskan paparan-paparannya 
yang selalu melenceng jauh dari kenyataan. Memang, saat menuliskan sesuatu 
berdasarkan rasa iri dengki, dan juga mungkin memendam bara dendam kesumat, 
hasilnya bakal tak akurat.
   
  Damai, damai, damai di di bumisingkirkan bara kebencian di hati kita 
semua. Buat apa sih memendam rasa iri? Sifat iri hanya tertanam di jiwa dan 
pikiran yang picik...macam si babah pedagang kelontong yang tak suka 
tetangganya membuka usaha serupa. Akhirnya ia kalap dan melakukan berbagai cara 
untuk memusnahkan hidup dan kehidupan sang tetangga. 
   
  Orang yang mengaku seorang penyair tapi selalu menyalahkan karya penyair 
lain, tak bakalan namanya menjadi besar.  Dalam bisnis masa kini pun ada etika 
atau 'code of conduct guideline', kenapa itu tak tertanam di organisasi 
penampung para seniman?  
   
  Seorang penyair, seorang seniman, dan siapa saja akan lebih dihargai 
masyarakat kalau karyanya itu tercipta bermodalkan dari kejujuran hati. Seni 
itu indah, seni itu putih bersih...seputih hati sang penciptanya, 
siapapun dia.  
   
  Salam,
   
  Radityo Djadjoeri
   
  

Andar Manik <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Sajak di Kompas Minggu.
   
   
  Saut Situmorang, dalam tulisannya di mailing-list ini mengatakan, bahwa di 
dalam rubrik puisi Kompas Minggu yang diasuh Hasif Amini, sajak-sajak Nirwan 
Dewanto "selalu muncul satu halaman penuh sementara para penyair lain dimuat 
beramai-ramai." 
   
  Menurut Joko Pinurbo, sajak-sajak dia juga dimuat satu halaman penuh. Saya 
juga sudah beberapa kali melihat ada penyair lain yang sajaknya dimuat seperti 
sajak Nirwan dan Joko Pinurbo. Antara lain sajak-sajak Acep Zamzam Nur, Afrizal 
Malna, Mardiluhung, dan lain-lain.   
   
  Artinya, kesimpulan Saut tidak benar, dong.  
   
  Selamat membaca,
   
  Andarmanik.
   



e-mail: [EMAIL PROTECTED]  
  blog: http://mediacare.blogspot.com  
   

   
-
Need a vacation? Get great deals to amazing places on Yahoo! Travel. 

[mediacare] Tentang penghargaan Prince Claus dan meredam rasa iri dan dengki

2007-09-05 Terurut Topik radityo djadjoeri
Sobat miliser dimana saja berada,
   
  Untuk sedikit "mengerem" rasa iri dan dengki berlebihan dari Lae Saut 
Situmorang yang dihamburkan kemana-mana tentang penghargaan dari Prince Claus, 
berikut penjelasannya:
   
  Lae Saut pernah mempertanyakan penghargaan Prince Claus kepada "Saman" Ayu  
Utami. Bagaimana, kata Saut, Ayu dapat penghargaan, sementara novel karyanya 
waktu itu belum  diterjemahkan?
   
  Bahwa Slamet Gundono juga dapat penghargaan  Prince Claus, padahal karyanya 
juga belum diterjemahkan -- apalagi Gundono sering mendalang  dengan bahasa 
Tegal.
   
  Sedikit penjelasan kepada Lae Saut, Prince Claus Fund tak jarang  memberi 
penghargaan kepada mereka yang  belum jadi "ikon" di masyarakatnya, tapi punya 
potensi memberi dinamika baru dalam  kreatifitas sosial dan budaya.

  Di Indonesia, salah satu penerimanya adalah kelompok perempuan jauh  di udik 
Timor Barat, yang menghidupkan tradisi menenun.  Bukan Obin House di Jakarta 
yang  
terkenal itu, misalnya.
   
  Semoga dengan penjelasan tersebut Lae Saut dapat sedikit lebih tenang dalam 
menjalani hidupnya. Mari kita sama-sama bikin hidup lebih hidup. Tepiskan 
jauh-jauh rasa iri dan dengki kepada sesama.....
   
  Salam,
   
  Radityo Djadjoeri
   


e-mail: [EMAIL PROTECTED]  
  blog: http://mediacare.blogspot.com  
   

   
-
Ready for the edge of your seat? Check out tonight's top picks on Yahoo! TV. 

[mediacare] Re: minta tolong contact Broto Happy-BOLA

2007-09-04 Terurut Topik radityo djadjoeri
Dear Ika,
   
  Mas Broto Happy BOLA bisa dihubungi via email: [EMAIL PROTECTED]
   
  Barusan saya dikasih info sama Mas Yoyo, kebetulan beberapa hari lalu ketemu 
dia saat liputan di Nusa Dua, Bali.
   
  Btw, Mbak Ika yang di Tribun Kaltim ya? 
   
   
  salam,
   
  radityo
   
- Original Message - 
  From: Ika Maya Susanti 
  To: mediacare@yahoogroups.com ; [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Sunday, September 02, 2007 6:50 PM
  Subject: [mediacare] minta tolong contact Broto Happy-BOLA
  

kawan-kawan, saya mo minta tolong nih... ada yang punya alamat email 
atau nomor hp Mas Broto Happy BOLA? thx yah b4 after...

-
  Boardwalk for $500? In 2007? Ha! 
Play Monopoly Here and Now (it's updated for today's economy) at Yahoo! Games.  
 

   Messages in this topic (1) Reply (via web post) | Start a new topic 
  Messages | Files | Photos | Links | Database | Polls | Members 
  Mailing list:
http://groups.yahoo.com/group/mediacare/

Blog: 
http://mediacare.blogspot.com

http://www.mediacare.biz



   
Change settings via the Web (Yahoo! ID required) 
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to 
Traditional 
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe 

  Recent Activity

  41
  New Members

Visit Your Group 
  Yahoo! Finance
  It's Now Personal
  Guides, news,
  advice & more.

Drive Traffic
  Sponsored Search
  can help increase
  your site traffic.

Yahoo! Groups
  Real Food Group
  Share recipes
  and favorite meals.



  .




e-mail: [EMAIL PROTECTED]  
  blog: http://mediacare.blogspot.com  
   

   
-
Building a website is a piece of cake. 
Yahoo! Small Business gives you all the tools to get online.

[mediacare] Media Indonesia: Empat Dusta

2007-09-01 Terurut Topik radityo djadjoeri
 
  Empat Dusta
   
   
  Media Indonesia telah kebobolan oleh termuatnya sebuah berita bohong. 
   
  Chavchay Syaifullah, yang seolah-olah melakukan reportase acara pembukaaan 
Utan Kayu International Literary Biennale 2007, menulis sebuah laporan dengan 
judul utama, “Si Geger Menangis, Pesta Bir Berlanjut” (Media Indonesia, Minggu 
26 Agustus 2007). 
   
  Utan Kayu International Literary Biennale 2007 adalah pertemuan sastra 
internasional ke-4 yang diadakan oleh Komunitas Utan Kayu, yang kali ini 
diselenggarakan di Jakarta dan Magelang.  Acara tersebut juga berlangsung di 
kedutaan besar dan pusat kebudayaan asing di Jakarta, serta di sekolah dan 
pesantren.  Festival diikuti 26 sastrawan Indonesia dari berbagai daerah, 20 
sastrawan dari Lebanon, Pakistan, India, Malaysia, Singpura, Taiwan, Korea 
Selatan, Togo, Bolivia,  Belanda, Australia dan AS. Telah datang juga sejumlah 
pengamat dari luar negeri.  
   
  Tulisan Chavchay tidak mencerminkan inti dan cakupan pertemuan sastra itu. 
Sebaliknya, di dalamnya terdapat sedikitnya empat kebohongan:
   
  Pertama, menurut Chavchay, “Terlihat banyak tamu yang mabuk selepas acara 
pembukaan itu.” Ia katakan pula, “Peristiwa itu terang saja membuat risih para 
tamu lainnya yang menilai pesta bir itu sebagai pekerjaan setan.”
   
  Kedua, menurut Chavchay, “…seorang penyair bernama Geger menangis”, karena 
selepas menulis nama dan membubuhkan tandatangan pada buku tamu,  “ia diusir 
satpam.” 
   
  Ketiga, Chavchay mengutip penyair Geger, “Saya memang bersandal jepit dan 
berpakaian jelek seperti ini. Tapi apa karena penampilan seperti ini saya tidak 
boleh masuk?” Dikatakan pula, Geger “berlinang air mata.” Tulis Chavchay 
selanjutnya, “’Yang boleh makan ialah jenis undangannya lain,’ kata rekan Geger 
asal Papua itu sambil menunjukkan undangan yang kemudian dilicaknya sendiri.”
   
  Keempat,  Chavchay menulis, “Sudah bukan rahasia lagi KUK kurang suka dengan 
Sutardji Calzoum Bachri.”
   
  Kami katakan semua itu dusta belaka,  karena: 
   
  Pertama, berdasarkan kesaksian hadirin maupun petugas, tidak ada seorang pun 
(apalagi “banyak”) tamu yang mabuk. Perlu diketahui, bir disediakan sangat 
terbatas dan gerai bir ditutup sebelum acara selesai. Adapun penyediaan bir 
adalah suatu kelaziman dalam jamuan internasional, juga bukan pertama kalinya 
terjadi di Taman Ismail Marzuki. 
   
  Chavchay, dengan mengatasnamakan para tamu, menilai resepsi itu adalah “pesta 
bir”, “sebagai pekerjaan setan.”  Penilaian seperti itu jelas bertujuan 
menyebarkan citra buruk  Komunitas Utan Kayu, Taman Ismail Marzuki, Dewan 
Kesenian Jakarta, para sastrawan peserta festival dan para tamu. 
   
  Kedua, kami menegaskan tidak ada seorang pun yang diusir keluar atau 
dihalang-halangi untuk masuk dari dan ke Teater Kecil TIM malam itu. Hal ini 
bisa dicek kepada satpam, petugas dari panitia, dan para hadirin, termasuk 
Geger . 
   
  Ketiga, acara tersebut terbuka untuk umum, gratis, dan hadirin tidak harus 
menunjukkan undangan untuk menikmati acara dan hidangan. 
   
  Keempat, kami tegaskan bahwa tidak ada perasaan tidak suka kami terhadap 
Sutardji Calzoum Bachri. Kami mendasarkan undangan bukan pada perasaan suka dan 
tidak suka. Kami tak punya masalah dengan Sutardji. Beberapa kali kami juga 
mengundang beliau dalam acara di Teater Utan Kayu maupun dalam Biennale Sastra. 
 Bahkan Sutardji pernah menjadi pembicara pada acara diskusi tentang puisi di 
Teater Utan Kayu. 
   
  Chavchay dengan sengaja mengabaikan keharusan etis wartawan untuk melakukan 
pengecekan kepada dua pihak yang bersangkutan. Kami sungguh heran mengapa 
seorang wartawan dari suratkabar terkemuka menulis fitnah dan kebohongan, 
seolah digerakkan oleh kedengkian. 
   
  Kami sangat menyesalkan bahwa rubrik kebudayaan Tifa  Media Indonesia, yang 
mestinya punya peran penting dalam penyebaran informasi dan pemikiran 
kebudayaan, telah disalahgunakan untuk menyebarkan fitnah dan berita bohong. 
Berita bohong semacam itu bisa mengakibatkan kesalahpahaman, kesan buruk dan 
reaksi yang tak semestinya.
   
  Kami percaya, bahwa fitnah dan berita bohong yang disebarkan oleh Chavchay 
tidak sesuai dengan kebijakan, watak, dan kebiasaan Media Indonesia. 
   
  Marilah kita lebih banyak bekerja untuk menghasilkan karya-karya bermutu dan 
bukannya membiakkan fitnah.
   
   
  Panitia Penyelenggara Utan Kayu International Literary Biennale 2007, 
Komunitas Utan Kayu, Jakarta.
  .
   
   
   



e-mail: [EMAIL PROTECTED]  
  blog: http://mediacare.blogspot.com  
   

   
-
Shape Yahoo! in your own image.  Join our Network Research Panel today!

[mediacare] Buku baru Ed Zoelverdi

2007-08-28 Terurut Topik radityo djadjoeri
  HUMOR KORUPTOR, Ed Zoelverdi, Penerbit MY ABE 2007, 126 hal. 
(Berisi 56 kisah, pengalaman, perasaan, kritik dan lelucon tentang koruptor 
yang paling lucu, ditulis secara spesial oleh seorang wartawan senior)

Judul : Humor Koruptor 
Editor : Ed Zoelverdi 
ISBN : 978-979-26-6517- 8 
Hal : 126 
Kertas : HVS 80 gram 
Sampul : Dolf, 120 gram 
Penerbit : MY ABE (My Alumni, Books, and Editors), Jakarta.
Cetakan I : Agustus 2007 
Harga Awal : Rp 12.500. 
Diskon 30% : Rp 8.750 (Minimal 20 buku) belum termasuk ongkos kirim. 
Catatan: Diskon hanya selama bulan September 

Pesan : 
Andi Mulya, HP 021 6871 3095 

Pembayaran : 
an. Andi Mulya S.Pd, 
Bank Mandiri Cab. Falatehan, Jakarta. 
Rekening No : 126  218940 

My ABE : 
Komunitas para alumni untuk membangun masyarakat peduli buku, dan melayani jasa 
berbagai bentuk penulisan dan penerbitan, baik ilmiah maupun populer. Sejak 
didirikan bulan 2 Mei 2007, MY ABE telah beranggotakan 50 generasi muda yang 
berpendidkan sarjana dan pascasarjana, serta peduli pemberdayaan budaya lokal.



e-mail: [EMAIL PROTECTED]  
  blog: http://mediacare.blogspot.com  
   

   
-
Ready for the edge of your seat? Check out tonight's top picks on Yahoo! TV. 

[mediacare] Invitation: Grand Final "Guinness 9 Ball Tour"

2007-08-28 Terurut Topik radityo djadjoeri
Dear Editor,
  
After five gruelling legs to determine the region’s finest pool 
  masters, Asia’s top ten players will arrive to Bali’s beautiful 
  shores for the final showdown to decide who will be the Grand 
  Champion of the first-ever Guinness 9 Ball Tour Grand Final from 
  August 31 – September 2.
   
  The Grand Final in Bali is the culmination of more than four months 
  of intense pool competition held over five countries, where players 
  earn valuable points to finish among the top ten on the Order of 
  Merit list. The inaugural Grand Final, which offers the total prize 
  purse of US$70,000, will decide the Tour’s first Grand Champion, 
  who will walk away with the top prize of US$36,000.
   
  ESPN STAR Sports is pleased to invite you and/or your journalist to 
  the event’s media conference. Kindly refer to the details below: 
  
WHAT:   
Guinness® 9-Ball Tour Grand Final
   
  WHEN:   
August 31 – September 2, 2007
   
  TIME: 
1.30pm
   
  WHERE: 
Grand Hyatt Bali Nusa Dua, Bali, Indonesia
Tel: +62 36177 1234
   
  ESPN STAR Sports, Asia’s number one sports broadcaster, dedicates 
  15 hours of live and exclusive coverage for this thrilling leg. 
  Telecast of Asia’s premier pool competition will be carried LIVE on 
  STAR Sports with fifteen hours of exhilarating competition from 
  August 31 – September 2. Broadcast times are as follows:
   
  Fri,  31 August, 2007 
from 5.00 pm (HKT) Preliminaries 
  (3 Matches) 
   
  Sat, 1 September, 2007  
from 2.00pm (HKT) 
  Quarterfinals (4 Matches) 
   
  Sun, 2 September, 2007
from 12:00pm (HKT)
   
  Semi-finals & Finals (3 Matches) 
(Competition on Friday will start at 5pm; TV Schedules subject to 
  change without prior notice)
  
For more information on the Tour, please check out 
  www.guinness9balltour.com. For the latest schedules and program 
  information on ESPN STAR Sports, catch us on the net at 
  www.espnstar.com.
  
Cheers
   
  Elgen Kua
  
Manager (Corporate Communications)
Tel:   +65 62166 034
Fax:  +65 62166 040
Email: [EMAIL PROTECTED]
   
  Address: 
151 Lorong Chuan, #03-01 New Tech Park, Singapore 556741
   
  www.espnstar.com 
   

   
-
Park yourself in front of a world of choices in alternative vehicles.
Visit the Yahoo! Auto Green Center.

[mediacare] Fwd: ADOI - ONLINE MEDIA PLANNING WORKSHOP - SEPTEMBER 10TH, JAKARTA

2007-08-27 Terurut Topik radityo djadjoeri


Note: forwarded message attached.

e-mail: [EMAIL PROTECTED]  
  blog: http://mediacare.blogspot.com  
   

   
-
Choose the right car based on your needs.  Check out Yahoo! Autos new Car 
Finder tool.--- Begin Message ---
HTML Message - ADOI - ONLINE MEDIA PLANNING WORKSHOP - SEPTEMBER 10TH, JAKARTA
--- End Message ---


[mediacare] Strategi kehumasan Presiden - Re: Prestasi SBY dan Polisi Tangkap Para Penculik

2007-08-26 Terurut Topik radityo djadjoeri


Mula Harahap <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  Kita sedang berdiskusi mengenai 
"strategi kehumasan seorang 
presiden", bukan mengenai "psikologi seorang penculik".

Dengan lain perkataan, yang sedang kita persoalkan ialah cara seorang 
presiden dalam mengambil manfaat politik (baca: mendongkrak 
popularitas) dari sebuah pemberitaan yang sedang hangat, yaitu sebuah 
tindak pidana penculikan atas diri seorang anak kecil.

Adalah hal yang wajar-wajar saja kalau seorang kepala negara atau 
kepala pemerintahan mengambil manfaat politik dari sebuah pemberitaan 
yang sedang hangat dan berkaitan dengan peristiwa yang menimpa salah 
seorang warganya. Hal itu juga dilakukan oleh presiden AS, perdana 
menteri Inggeris, presiden Filipina, perdana menteri Malaysia, atau 
siapa saja.

Hanya, kalau "timing" dan "cara masuknya" kurang pas, niat untuk 
mengambil manfaat politik itu justru jadi merugikan presiden sendiri. 
Dan itulah yang sedang dialami oleh presiden SBY. Komentar presiden 
itu jadi menimbulkan reaksi di mana-mana.("Ngapaian dia memelas 
kepada penculik?"--"Mengapa hanya memberi komentar tentang kasus 
Raisya? Bagaimana dengan anak-anak lain korban penculikan?"--"Koq 
korban lumpur Lapindo tidak dipikirin?"--dsb).

Menurut hemat saya karena setiap perkataan dan tindakan seorang 
presiden selalu berkonotasi politis (suka atau tidak suka, itu adalah 
fakta), maka sebaiknya sebelum memberi komentar presiden mendengarkan 
dulu pendapat kapolri. 

Dalam kasus ini, saya yakin presiden pasti tidak berkonsultasi dulu 
dengan kapolri. Kalau presiden berkonsultasi dulu dengan kapolri, 
pasti kapolri akan mengatakan, "Kayaknya kami sudah punya titik 
terang, Pak. Dan dalam waktu dekat pasti bisa kami temukan...". Nah, 
berdasarkan keterangan demikian maka presiden pun akan berkata 
lantang di depan media massa, "Saya minta polisi agar segera 
menemukan Raisya dan menangkap pelakunya!"

Nah, kalau di media massa kita membaca perintah presiden kepada 
kepolisian untuk menemukan Raisya, lalu besoknya kita membaca berita 
bahwa polisi telah berhasil menemukan Raisya, maka citra presiden dan 
citra polisi akan akan naik. Dan sebagai rakyat kita pun semakin 
merasa mantap karena dipimpin oleh seorang presiden yang 
ternyata "tough" dan "decisive", dan memiliki aparat kepolisian yang 
ternyata tanggap terhadap perintah atasannya dan harapan 
masyarakatnya.

Sekali lagi, yang kita diskusikan adalah "strategi kehumasan seorang 
presiden", bukan "psikologi seorang penculik".

Horas,

Mula Harahap




In [EMAIL PROTECTED], "Putra" 
wrote:

Gimana sih, kalau Anda orangtua korbannya apa tidak cemas Presiden
menantang si penculik dengan memerintahkan polisi menangkapnya? Apa
statement "menantang" itu tidak berbahaya sama sekali atau tidak
mempunyai resiko apa2 terhadap korban penculik?

Lagipula tidak ada yg tau latar belakang penculik dan motif
penculikan. Kalau tiba2 ditantang seperti itu di TV ("Saya minta
polisi agar segera menemukan Raisya dan menangkap pelakunya!"), lalu
ternyata penculiknya tersinggung dan korbannya di"apa-apa"kan, apa
presiden mau bertanggung jawab? Kalau masalah delegasi, tidak ada pers
conference SUDAH PASTI Polri DIMINTA tanggung jawabnya oleh presiden.

Saya kira tidak ada yang salah dengan statement SBY. Berhubung sewaktu
itu penculikan belum terungkap dan motifnya masih belum jelas, dan
keselamatan korban adalah hal yang diutamakan. Memelas dahulu adalah
tindakan yang persuasif (pancingan), lagipula penegakan hukum pasti
dijalankan kalau pelakunya sudah tertangkap.






e-mail: [EMAIL PROTECTED]  
  blog: http://mediacare.blogspot.com  
   

   
-
Fussy? Opinionated? Impossible to please? Perfect.  Join Yahoo!'s user panel 
and lay it on us.

[mediacare] Fwd: Pengumuman batalnya RUPS tahun 1997 PT.Sac Nusantara.

2007-08-20 Terurut Topik radityo djadjoeri


Note: forwarded message attached.

e-mail: [EMAIL PROTECTED]
  blog: http://mediacare.blogspot.com

   
-
Need a vacation? Get great deals to amazing places on Yahoo! Travel. --- Begin Message ---
PENGUMUMAN ;
   
   
  Diumumkan kepada masyarakat ramai ;
   
  Berdasarkan Putusan Majelis Hakim Agung Mahkamah Agung R.I. tanggal 20 Juli 
2007 jo Putusan PT DKI Jakarta No.441/PDT/2005/PT.DKI tanggal 14 Februari 2006 
jo PN Jakarta Selatan No.69/PDT.G/2003/PN.Jaksel tanggal 25 September 2003, 
ditetapkan ;
   

 Bahwa RUPS PT. Sac Nusantara tahun 1997 yang didasari Penetapan PN Jakarta 
Selatan No.218/PDT.P/1997/PN.Jaksel yang menyatakan perubahan anggaran dasar 
PT.Sac Nusantara apabila dihadiri 1/2 bagian dari jumlah seluruh saham adalah 
bertentangan dengan Undang-Undang dan anggaran dasar perseroan, sehingga tidak 
berlaku serta tidak berkekuatan hukum mengikat.

  Berdasarkan Putusan Mahkamah Agung tersebut, kepengurusan PT.Sac Nusantara 
sejak tahun 1997 berdasarkan Penetapan PN Jakarta Selatan yang bertentangan 
dengan hukum tersebut, batal demi hukum serta tidak memiliki kekuatan hukum 
yang mengikat.
   
  Karena itu, berdasarkan Undang-Undang Perseroan Terbatas, maka para Pengurus 
baik sendiri-sendiri atau bersama-sama bertanggung jawab renteng atas semua 
risiko dan kerugian yang menimpa PT.Sac Nusantara sejak tahun 1997 tersebut, 
serta memikul tanggung jawab atas akibat hukum batalnya semua 
ikatan/perjanjian/kebijakaan yang dilakukan pengurus PT Sac Nusantara sejak 
tahun 1997.
   
  Kepada masyarakat diharapkan menjadikan maklum, serta tidak melakukan 
ikatan/perjanjian dengan pengurus PT Sac Nusantara. agar tidak menimbulkan 
kerugian dan/atau gugatan dimasa yang akan datang.
   
   
  Jakarta, 20 Agustus 2007
   
  Ahliwaris Tuan Rudy Max Gustav Schulz
   
   
  Ny Carita Smith

   
-
Bosan dengan spam? Mel Yahoo! memiliki perlindungan spam yang terbaik
http://my.mail.yahoo.com/--- End Message ---


[mediacare] Astro TV akan siarkan Liga Inggris

2007-08-06 Terurut Topik radityo djadjoeri
07 August 2007ASTRO TV akan siarkan Liga Inggris   
Menurut Tomi Satryatomo dari ASTRO TV, pihaknya akan menyiarkan Liga 
Inggris. Berikut emailnya:

From: Tomi Satryatomo
E-mail: [EMAIL PROTECTED]
Date: Mon, 6 Aug 2007 16:43:31 + 

Liga Inggris akan disiarkan oleh Astro.

Salam

Tomi

-


From: Iwan Qodar Himawan 
E-mail: [EMAIL PROTECTED]

Salam,

Barangkali ada teman2 yang biasa memonitor acar tv. Saya dengar, di musim ini, 
Liga Inggris tidak disiarkan lagi TV7 karena harga ijin siarnya yang teramat 
mahal. Memang, saya lihat menjelang bergulirnya kembali Liga Inggris, Agustus 
ini, belum ada satu pun stasiun televisi yang mengiklankan bahwa dirinya akan 
menyiarkan Liga Inggris.

Barangkali ada teman yang mengetahui, stasiun mana yang akan membawa Liga 
Inggris ke Indonesia, musim ini. Pertanyaan berikutnya, apakah menyiarkan 
pertandingan sepakbola Liga Inggris memang menguntungkan?





   
-
Sick sense of humor? Visit Yahoo! TV's Comedy with an Edge to see what's on, 
when. 

[mediacare] Jakarta, provinsi yang belum demokratis walau ada Pilkada

2007-08-06 Terurut Topik radityo djadjoeri
Masyarakat Ibu Kota kini hiruk pikuk membincangkan pilkada - pemilihan gubernur 
DKI Jaya. Coblosan secara langsung yang pertama kalinya. Maklum, dulu gubernur 
DKI "wajib" dari kalangan militer dan ditunjuk langsung - alias tak dipilih 
oleh rakyat. 
   
  Media massa sibuk berburu berita soal pilkada dan gegap-gempita kampanye 
jalanan yang menyertai. Pilihan cuma ada dua: Adang atau Foke. Adang jelas 
digemari para pendukung PKS. Sedangkan Foke disukai orang-orang yang cinta 
kemajemukan yang warna-warni.
   
  Tanggal 8 Agustus buat sebagian orang membingungkan: libur, tidak libur, 
libur, tidak libur. Kemarin ada beberapa teman yang minta dikirimi arsip surat 
soal libur resmi dari pemerintah lewat email.
   
  Nah, apakah dengan pilkada ini berarti sistem demokrasi sudah diterapkan 
secara menyeluruh di wilayah Jakarta? Tidak! Pasalnya 5 penguasa wilayah 
kotamadya belum dipilih langsung oleh rakyat. Mereka adalah Walikota Jakarta 
Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan Jakarta Utara. Selama 
ini jabatan Walikota selalu ditunjuk langsung. Di masing-masing kotamadya 
tersebut juga tak memiliki DPRD Tingkat II. Semuanya menumpuk di DPRD Tingkat 
I. Bagaimana Jakarta akan berubah menuju yang lebih baik, kalau begitu? 
   
  Mari kita lihat ke provinsi lain: semua walikota dan bupati sudah dipilih 
langsung oleh rakyat, bukan cuma gubernurnya saja.
   
   
   
 


e-mail: [EMAIL PROTECTED]
  blog: http://mediacare.blogspot.com

   
-
Pinpoint customers who are looking for what you sell. 

[mediacare] Fwd: [pantau-komunitas] Undangan: Pertemuan pers soal membakar buku

2007-08-06 Terurut Topik radityo djadjoeri


Note: forwarded message attached.

e-mail: [EMAIL PROTECTED]
  blog: http://mediacare.blogspot.com

   
-
Building a website is a piece of cake. 
Yahoo! Small Business gives you all the tools to get online.--- Begin Message ---
Dengan hormat,

Saya mendapat permintaan tolong dari Binyo, seorang aktivis hak asasi
manusia, untuk menyebarkan informasi pertemuan pers di Taman Ismail Marzuki,
Selasa 7 Agustus pukul 14:00.

Dari SMS, Binyo pagi ini menulis, "UNDANGAN: Dukung dan hadiri konferensi
pers menentang pembakaran buku @Graha Bhakti Budaya TIM, Cikini Raya, Selasa
7 Agustus, pukul 14 bersama Gus Dur, Goenawan Mohamad dll. Tolong
disebarkan."

Saya kebetulan tahu persiapan pertemuan ini. Binyo sempat minta saya ikut
tanda tangan pernyataan mengecam pembakaran buku-buku pelajaran sejarah oleh
Kejaksaan Agung. 

Saya kira liputan ini penting untuk masyarakat kita. Terima kasih.


-- 
Andreas Harsono
Email [EMAIL PROTECTED]
Mobile +62 815 9509000
Skype andreasharsono
Weblog www.andreasharsono.blogspot.com

--- End Message ---


[mediacare] AJI butuh OM

2007-08-06 Terurut Topik radityo djadjoeri
PENGUMUMAN

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia membutuhkan 1 (satu) orang Office 
Manager (OM), dengan kualifikasi sebagai berikut:

- Minimal sarjana S-1

- Bahasa Inggris aktif, lisan maupun tulisan

- Berpengalaman minimal 2 tahun untuk posisi serupa di lingkungan LSM

- Mampu membuat proposal program dan laporan sesuai deadline

- Mampu memimpin dan menjaga kekompakan tim kerja

- Memahami strategi dan perencanaan keuangan

- Inisiatif dan motivasi tinggi

- Bersedia masuk pada hari libur jika dibutuhkan

Surat Lamaran dan CV dikirimkan paling lambat tanggal 10 Agustus 2007 ke

Sekretariat Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia 

Jl Kembang Raya 6, Kwitang, Senen,

Jakarta Pusat 10420

Email: sekretariatnya_ [EMAIL PROTECTED] com 



e-mail: [EMAIL PROTECTED]
  blog: http://mediacare.blogspot.com

   
-
Building a website is a piece of cake. 
Yahoo! Small Business gives you all the tools to get online.

[mediacare] Kabar dari milis Mediacare

2007-08-02 Terurut Topik radityo djadjoeri
Rekan-rekan anggota Mediacare tercinta, 
   
Perlu saya sampaikan kabar dari milis Mediacare. Mungkin Anda belum tahu. Sejak 
awal 2005, milis Mediacare dan memajang email robot dari opensubscriber, 
sehingga postingan-postingan Anda secara otomatis bisa digali di beberapa mesin 
pencari (search engine). 
   
Kemudian dua minggu lalu, kami juga menyiapkan blog yang otomatis menampung 
postingan-postingan Anda di milis ini, sehingga bisa dibaca oleh siapa saja 
yang bukan anggota milis ini.
   
Silakan klik:
   
http://media-milis.blogspot.com
   
Namun, beda dengan opensubscriber, di blog tak akan tampil nama dan email Anda. 
Untuk itu, apabila Anda menginginkan nama dan email Anda bisa tampil di blog 
tersebut, silakan cantumkan secara manual nama dan email Anda di pesan email.
   
Tak lupa, kami ucapkan terima kasih atas partisipasi dan kerjasama Anda selama 
ini.
   
   
Salam Mediacare!
   
   
Moderator
   
   


e-mail: [EMAIL PROTECTED]
blog: http://mediacare.blogspot.com


Re: [mediacare] info media IT

2007-08-02 Terurut Topik radityo djadjoeri
Semoga bisa membantu:
   
  - Detikinet
  - Gadget
  - Info Komputer
  - Info Linux
  - Komputer Aktif (sudah tutup)
  - Orbit (untuk anak-anak)
  - PC Magazine (sudah tutup)
  - PC Plus
  - SDA Asia
  - Telset
  

orchid_ke <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  dear all,..
aku lagi butuh alamat** / ato nama** media IT / bidang komputer... 
buat temen** ada yang tau ga mohon info dunk thxs ya



 


e-mail: [EMAIL PROTECTED]
  blog: http://mediacare.blogspot.com

   
-
Building a website is a piece of cake. 
Yahoo! Small Business gives you all the tools to get online.

Pagar pembatas aturan beriklan - Re: [mediacare] Re: Lowongan Costumer Service

2007-08-02 Terurut Topik radityo djadjoeri
Pak Danar dan teman-teman semua yang budiman,
   
  Saya butuh masukan dari Pak Danar dan teman-teman lainnya yang mukim di Eropa 
dan negara-negara maju lainnya (AS, Australia, Canada dll). 
   
  Apakah di negara dimana Anda bermukim ada aturan hukum yang tidak 
diperbolehkan mencantumkan agama/ras saat beriklan, khususnya iklan lowongan? 
   
  Kalau ada, boleh tahu nama UU atau aturannya? Kalau bisa kutipan-kutipan 
pasal dan ayatnya
   
  Terima kasih..
   
  Salam,
   
  Radityo
   
   
   
   
   
   

RM Danardono HADINOTO <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  --- In mediacare@yahoogroups.com, Muhamad Jamaludin 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Pak Moderator Numpang Lowongan ya
> 
> 
> LOWONGAN KERJA
> 
> 
> Posisi : Customer Service
> 
> 
> Kualifikasi :
> 1. Pendidikan minimal DIII, IPK. 2.80
> 2. Wanita
> 3. Penampilan Menarik
> 4. Muslimah
> 5. Usia maksimal 25 tahun
> 
> 
> Interview :

* Wahhh gimana ya, kalau nanti ada syarat no 4> Agama: Buddha, 
Konghucu, Kristen atau Kejawen? Kok agama dipakai sebagai pagar 
penutup? Bukannya agama pembawa rakhmat bagi seluruh manusia?

Cappekkk dehhh...



 


e-mail: [EMAIL PROTECTED]
  blog: http://mediacare.blogspot.com

   
-
Luggage? GPS? Comic books? 
Check out fitting  gifts for grads at Yahoo! Search.

Re: [mediacare] Pasar Turi..Saya Melihat Seseorang Menyiram Bensin

2007-07-27 Terurut Topik radityo djadjoeri
Mas Iman,
   
  Apakah saat ini Pasar Turi dalam sengketa? Dimiliki oleh swasta atau Pemda? 
Atau mungkin ada unsur kejahatan asuransi? Mungkin bisa ditelisik perusahaan 
asuransi mana saja yang menanggung kerugian Pasar Turi. Biasanya jarang 
wartawan menelisik sampai sejauh itu. Kebanyakan liputan hanya terpaku pada 
kebakaran dan kerugian yang ditanggung saja. 
   
  

"Iman D. Nugroho" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  ...Bagaimana titik api di Pasar Turi Surabaya bisa begitu cepat 
menyebar? Seorang sumber meyakini bahwa kebakaran itu adalah sebuah 
kesengajaan. Sumber yang takut disebutkan namanya ini mengatakan bahwa dirinya 
melihat seseorang menyiramkan bensin di salah satu sudut pasar, membakarnya, 
dan langsung lari. “Saya dan kakak perempuan saya melihatnya, bahkan kakak 
perempuan Saya sempat mengabadikan peristiwa itu dengan telepon genggam,” kata 
perempuan yang juga salah satu pedagang di Pasar Turi ini. Rekaman pembakaran 
itu terjadi di Pasar Turi lama yang terletak di bagian barat pasar...

*Penggalan artikel berjudul "Saya Melihat Seseorang Menyiram Bensin dan 
Membakarnya." Artikel selengkapnya dan foto-foto bisa dilihat di 
http://idnugroho.blogspot.com

salam


IMAN D. NUGROHO
East Java, Indonesia
[EMAIL PROTECTED]
+62-81-6544-3718
http://idnugroho.blogspot.com
-
  Be a better Globetrotter. Get better travel answers from someone who knows.
Yahoo! Answers - Check it out.   

 


e-mail: [EMAIL PROTECTED]
  blog: http://mediacare.blogspot.com

   
-
Take the Internet to Go: Yahoo!Go puts the Internet in your pocket: mail, news, 
photos & more. 

Re: [mediacare] Fwd: Pengumuman dari XL nech

2007-07-27 Terurut Topik radityo djadjoeri
Mas Irwan,
   
  Saya bisa memahami penjelasan dari manajemen XL. Sebagai pengguna setia XL 
saya tidak kaget. Namun pengumuman tersebut karena kurang lengkap, jadi bikin 
ketar-ketir para pengguna XL. Bikin tidak nyaman. 
   
  

"M. Irwan Hrp" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Dear All,

Pengumuman ini karena mau ada upgrade sistem besar2 an mengingat
jumlah customer XL yg terus bertambah. Dampak upgrade bagi customer
adalah pelayanan XL akan lebih memuaskan. Diusahakan tdk akan downtime
utk layanan2 tersebut krn ada mesin backup & kerjaan ini dilakukan
tengah malam, jd aktivitas mayoritas pengguna XL tdk akan terganggu.
So, kalau mau berfikir pindah kartu dr XL, think twice. Masa sih mau
nelp tp spt di dlm kaleng :)

On 7/27/07, kumala iman dina <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Date: Fri, 27 Jul 2007 16:51:36 +0700
> Subject: Pengumuman dari XL nech
>
> semoga membantu buat nyari kartu lain...hii
>
> --
>
> Dengan hormat,
>
> Dengan ini kami mengumumkan bahwa pada hari Sabtu 28 Juli-Minggu 29 Juli
> 2007 pukul 23.00-11.00, layanan berbasis GSM dan GPRS dari XL akan mengalami
> gangguan sementara disebabkan pelaksanaan proses peningkatan kapasitas
> sistem. Layanan yang akan mengalami gangguan diantaranya:
>
> 1) Tidak bisa mengakses voice, SMS, GPRS, MMS
> 2) Tidak bisa meminta panggilan rinci ke Layanan Pelanggan XL di 818, maupun
> XL Center
> 3) Tidak bisa melakukan proses migrasi dari kartu Prabayar ke Pascabayar,
> dan sebaliknya
> 4) Tidak bisa cek Credit Limit (*108#)
> 5) Tidak bisa SMS 9767
> 6) Untuk kartu Jempol, Bebas & Xplor, tidak bisa melakukan aktivasi kartu
> perdana XL
> 7) Untuk kartu Jempol & Bebas, tidak bisa cek pulsa (*123#)
> 8) Untuk kartu Xplor, tidak bisa menggunakan menu STK (Simcard Tool Kit)
> 9) Tidak terkoneksinya layanan ATM, Wireless EDC atau perangkat monitoring
> lainnya yang menggunakan koneksi XL
>
> Demikian kami sampaikan pemberitahuan ini. Atas perhatiannya, kami ucapkan
> terima kasih.
>
>
>
>
>
>
> -
> Be a better Globetrotter. Get better travel answers from someone who knows.
> Yahoo! Answers - Check it out.

-- 
- Irwan -


 


e-mail: [EMAIL PROTECTED]
  blog: http://mediacare.blogspot.com

   
-
Yahoo! oneSearch: Finally,  mobile search that gives answers, not web links. 

[mediacare] Artis cantik Donita akan berdemo di Pasar Rumput

2007-07-27 Terurut Topik radityo djadjoeri
Ingin melihat kulit artis cantik Donita bak kepiting rebus? Ya, pemeran utama 
Suster Ngesot itu akan bergabung dalam aksi damai di Pasar Rumput pada kampanye 
"Waspada Penipuan Berkedok Undian Berhadiah". Acara yang akan dihadiri oleh 
Mensos Bachtiar Chamsyah itu bakal berlangsung di lapangan parkir belakang 
Pasar Rumput, Manggarai, Jakarta, pada hari Senin, 30 Juli 2007 mendatang. 
Mereka akan berjejer di trotoar depan pasar tradisional yang cukup ngetop 
tersebut mulai pukul 9 pagi. Selain membawa beragam poster dan spanduk, mereka 
juga akan meneriakkan yel-yel.
   
Selain Donita, juga masuk dalam daftar deretan pendemo: presenter senior Sonny 
Tulung, bintang muda yang lagi naik daun Andika Pratama dan Asya Sara, serta 
Gusti Randa dan Nafa Urbach. "Untuk selebritis yang lainnya sudah saya hubungi, 
tapi belum confirm," ujar Gugun, koordinator artis, saat ditemui lagi kongkow 
di Citos pada malam hari ini.
   
  Yel-yel yang akan mereka teriakkan beragam, diantaranya:
   
  1. Waspadai penipu undian berhadiah!
   
  2. Tangkap para penipu undian berhadiah!
   
  3. Jebloskan ke penjara para penipu undian berhadiah!
   
  4. Biar jera, hukum seberat-beratnya para penipu undian berhadiah!
   
  5. Yuk, kita kejar ramai-ramai para penipu undian berhadiah!
   
  6. Jangan percayai undian berhadiah palsu!
   
  7. Jangan transfer uang kepada para penipu undian berhadiah!
   
  8. Mari kita rapatkan barisan melawan para penipu undian berhadiah!
   
  9. Jangan gampang kena tipu!
   
  10. Awas! Penipu bergentayangan!
   
  11. Orang pintar tak mudah kena tipu!
   
  12. Berantas para penipu sampai ke akar-akarnya!
   
  13. Say No To Crime!
   
   
Gugun juga menyiapkan tim Skuter. 
   
  Apa itu?
   
  "Skuter itu kepanjangannya Selebritis Kurang Terkenal..hahahahhahahaaha," 
jawab Gugun.
   
  Oh ya, acara ini bertujuan untuk mengikis aksi penipuan berkedok undian 
berhadiah hingga ke akar-akarnya. Tak heran kalau Departemen Sosial (Depsos) 
mencanangkan kampanye bertajuk “Waspada Penipuan Berkedok Undian Berhadiah”. 
Dalam kampanye ini,  pihak Depsos bersama enam perusahaan yaitu Unilever 
Indonesia, Nestlé  Indonesia, Frisian Flag Indonesia, Sari Husada, BNI dan Pos 
Indonesia bersama-sama melakukan sosialisasi kepada masyarakat dalam bentuk 
penyebaran dan pemasangan sejuta poster di toko-toko, supermarket, hypermarket, 
pasar tradisional, kantor cabang BNI dan ATM BNI, serta titik-titik pusat 
perdagangan di seluruh Indonesia, yang dimulai pada bulan Juli ini. Penyebaran 
poster tersebut didukung oleh Pos Indonesia dan BNI, serta jalur distribusi 
yang dimiliki oleh para produsen yang bermitra dalam kampanye ini. Selain itu, 
juga akan disebar poster elektronik (e-poster) melalui jaringan internet, lewat 
berbagai milis dan weblog.
   
   


[mediacare] Wawancara dengan Goenawan Mohamad: Salihara, Ragunan, Balai Rakyat, TUK .............................

2007-07-27 Terurut Topik radityo djadjoeri
Wawancara dengan Goenawan Mohamad: Salihara, Ragunan, Balai Rakyat, TUK 
.
   
  Berikut ini hasil wawancara saya dengan Goenawan Mohamad, di Teater Utan 
Kayu, Kamis sore, 26 Juli 2007
   
  Oleh Rizka Maulana
  
RM:  Tim Komunitas Utan Kayu diberitakan akan buka satu tempat kegiatan baru di 
Jalan Salihara, dekat Ragunan dan Universitas Nasional, Jakarta Selatan. Apakah 
alasannya? Untuk mengembangkan sayap?
   
  GM: Itu sebagian kebetulan. Ada sepetak tanah yang cukup luas dan tidak mahal 
untuk ukuran Jakarta. Ada bantuan dana dari harian Jawa Pos, yang selama 
beberapa tahun terakhir ini membiayai program dan pengeluaran rutin Teater Utan 
Kayu.  Kami putuskan untuk memanfaatkan semua itu buat membuat satu tempat 
kegiatan baru. Diketahui bahwa banyak penonton kegiatan kesenian di Gedung 
Kesenian Jakarta dan Taman Ismail Marzuki datang dari Jakarta Selatan. Satu 
tempat altenatif yang memudahkan mereka, akan membantu banyak hal.  Lagipula 
tempat kegiatan itu dekat sekali dengan Balai Rakyat. Kami berencana menjalin 
hubungan simbiotis dengan kegiatan anak-anak di sana.
   
  RM:  Jadi Teater Utan Kayu (TUK) akan terus berjalan?
   
  GM: Ya. Kami sedang menyusun pembagian kerja antara kedua tempat itu.  Belum 
selesai.
   
  RM:  Ada pihak-pihak yang menuduh TUK sebagai “arogan” dan “eksklusif”. 
Bagaimana komentar Anda?
   
  GM:  Apakah dalam tuduhan itu ada contoh yang menggambarkan “arogansi” dan 
sikap “eksklusif” TUK? 
   
  RM:  Kayaknya tidak.
   
  GM:  Kalau ditunjukkan kasusnya dan terbukti, kami akan memperbaiki diri. 
Kalau tidak ada, bagaimana akan saya tanggapi? 
   
  RM:  Anda sudah baca “Pernyataan sikap Sastrawan Ode Kampung” baru-baru ini?
   
  GM: Belum. 
   
  RM:  Di dalamnya ada penolakan terhadap “arogansi dan dominasi sebuah 
komunitas atas komunitas lainnya”.  Tampaknya ini serangan kepada TUK.
   
  GM: Apakah TUK disebut-sebut?
   
  RM:  Tidak.
   
  GM:  Kalau begitu sulit dikatakan itu serangan kepada TUK.
   
  RM:  Anda sudah baca buletin yang disebut “Bumi Putra”? 
   
  GM: Belum. 
   
  RM: Kok nggak peduli? 
   
  GM: Saya sedang tak punya banyak waktu. Di samping menulis Catatan Pinggir 
tiap minggu untuk Majalah Tempo, saya sedang menuliskan kembali ceramah saya 
tentang “estetika jeda” dan satu telaah tentang Pramoedya. Saya juga sedang 
menyelesaikan serangkaian sajak dengan mengambil dasar novel Cervantes, Don 
Quixote.  Sebentar lagi saya harus menuliskan satu libretto, Tan Malaka.
   
  RM: Kok sibuk sekali? Nggak ada waktu buat polemik?
   
  GM: Karena waktu saya terbatas, saya mendahulukan menulis dan menelaah. 
Lagipula, dalam pengalaman, di Indonesia ini sejak Polemik Kebudayaan sangat 
sedikit polemik yang bermutu. 
   
  RM: Dalam buletin Bumi Putera ada kata-kata yang mengasosiasikan Anda dengan 
“gigolo” dan “pelacur budaya”.  Juga ada disebut nama “Ayu Tapi Mambu”.  Dengan 
kata lain, kata-kata yang umumnya akan dianggap kasar dan kotor.
   
  GM: Hmm.
   
  RM: Maksud Anda?
   
  GM: Mungkin penulisnya anak-anak remaja. Gejala itu seperti corat-coret di 
tembok kakus. Bagi saya, tak perlu dianggap serius. Saya kira kalau nanti 
mereka lebih dewasa, akan berubah cara menulisnya. 
   
  RM:  Taufiq Ismail menyebut adanya GSM, “Gerakan Syahwat Merdeka”.  Ada yang 
mengatakan akronim itu mirip dengan akronim anda, “Goenawan Susatyo Mohamad”. 
   
  GM:  Ha,ha,ha.
   
  RM: Bagaimana tanggapan Anda tentang apa yang oleh Taufiq Ismail disebut 
“FAK”, “Fiksi Alat Kelamin”?
  
GM:  Produksi akronim lagi naik, rupanya.
   
  RM:  Menurut Taufiq Ismail, “Fiksi Alat Kelamin” itu dipelopori Ayu Utami dan 
Jenar Mahesa Ayu. Menurut Anda, apakah itu tepat?
   
  GM: Apakah  Mas Taufiq menunjukkan secara persis karya mana dari kedua 
sastrawan itu yang menunjang statemennya?
   
  RM:  Tidak.
   
  GM:  Hmm.  Aneh...
   
   
   
   


e-mail: [EMAIL PROTECTED]
  blog: http://mediacare.blogspot.com

   
-
Take the Internet to Go: Yahoo!Go puts the Internet in your pocket: mail, news, 
photos & more. 

[mediacare] Tidak ingin terima postingan dari milis Mediacare?

2007-07-26 Terurut Topik radityo djadjoeri
Dear member,
   
  Apabila Anda tidak ingin setiap hari menerima postingan dari milis Mediacare, 
silakan kirimkan email kosong ke:
   
  [EMAIL PROTECTED]
   
  Dengan status ini, Anda bisa mengecek lalu-lintas via web yahoogroups.com
   
  Salam,
   
  Radityo
   


e-mail: [EMAIL PROTECTED]
  blog: http://mediacare.blogspot.com

   
-
Take the Internet to Go: Yahoo!Go puts the Internet in your pocket: mail, news, 
photos & more. 

[mediacare] Fwd: [media-lampung] AJI kecam kebebasan pers diusik di kampus Universitas Lampung

2007-07-26 Terurut Topik radityo djadjoeri


Note: forwarded message attached.

e-mail: [EMAIL PROTECTED]
  blog: http://mediacare.blogspot.com

   
-
Got a little couch potato? 
Check out fun summer activities for kids.--- Begin Message ---
Tulisan ini saya kutip dari info AJi Kota Bandar Lampung

BANDAR LAMPUNG ---Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Bandar 
Lampung mengecam tindakan anarkis terhadap kru unit penerbitan 
mahasiswa 'Teknokra'. Pasalnya hal itu adalah upaya mengekang 
kebebasan pers selain juga tindakan 'kriminalisasi' para intelektual 
dalam kampus. "Pengekangan terhadap pers adalah tindak pidana, 
sementara itu kejadian dikampus dan pers kampus yang menjadi 
korbannya," kata Ketua AJI Kota Bandar Lampung Juwendra Asdiansyah 
dalam diskusi terbatas di sekretariatnya, Kamis (26-7).
Juwendra mengatakan pihaknya menyayangkan masih adanya sekelompok 
masyarakat yang masih melakukan tindakan kriminalisasi terhadap 
keberadaan pers. Apalagi hal itu dilakukan oleh sekelompok mahasiswa 
yang notabene adalah seorang intelek dengan dasar pendidikan di 
perguruan tinggi negeri kebanggaan Lampung. "Jelas ini tindakan yang 
tidak pro demokrasi," katanya.
Untuk itu katanya AJI Kota Bandar Lampung menyerukan agar persoalan 
tersebut diusut secara tuntas, sampai akar permasalahannya. Kepada 
Rektor Universitas Lampung (Unila) untuk mengusut tuntas para pelaku 
atau juga dalang dari aksi premanisme tersebut. Juga memberikan sanksi 
terhadap para pelaku yang juga anggota civitas akademika Unila. 
Kemudian juga agar pihak kepolisian menindak lanjuti kasus tersebut, 
karena merupakan tindak pidana murni bukan delik aduan. "Sebab para 
penyerang sempat mengeluarkan senjata tajam dan bahkan melakukan 
pemukulan terhadap Pemimpin Umum 'Teknokra'," katanya.
Dan kepada semua pihak, Juwendra meminta agar dapat menjunjung tinggi 
kebebasan pers. Sebagai pers sebagai salah satu pilar demokrasi bangsa 
dan sekaligus alat perjuangan rakyat berdemokrasi. "Aksi pengekangan 
terhadap pers justru akan merugikan masyarakat, jadi jangan sampai 
terjadi hal itu. Apalagidi tempat para calon pemimpin bangsa menempuh 
ilmu," katanya.
Aksi penyerangan sekelompok mahasiswa tersebut berawal dari berita 
pengutipan "uang parkir" tidak resmi oleh petugas Satuan Pengamanan 
(Satpam) di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unila. Aksi 
menjurus pada premanisme di Kampus Unila itu justru terjadi pada saat 
PTN umum terbesar di Lampung itu menjadi tuan rumah Pekan Ilmiah 
Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-20. 
Saat itu pada Kamis (19-7) SKM Teknokra yang kantornya di gedung Pusat 
Kegiatan Mahasiswa (PKM) Unila, kedatangan "tamu" dari Unit Kegiatan 
Mahasiswa Fakultas (UKMF) Kelompok Studi Seni (KSS) Fakultas Keguruan 
dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unila. Mereka datang atas keberatan 
terhadap pemberitaan yang pernah dimuat "Teknokra News" Edisi 86 yang 
berjudul "Satpam FKIP "Panen" Uang Parkir". Namun, kedatangan mereka 
tersebut dilakukan tidak dengan santun. Salah satu diantara oknum 
mahasiswa dari UKMF KSS itu mengancam dengan mengacungkan senjata 
tajam (badik) kepada pengurus Teknokra yang ada di sekretariat. 

--- End Message ---


[mediacare] Mensos akan mencanangkan kampanye "Waspada Penipuan Berkedok Undian Berhadiah"

2007-07-26 Terurut Topik radityo djadjoeri
Info dari MAKI (Masyarakat Anti Kejahatan Indonesia):
   
   
  Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah pada hari Senin, 30 Juli 2007 mendatang, 
menurut rencana akan mencanangkan kampanye "Waspada Penipuan Berkedok Undian 
Berhadiah". Kali ini Depsos menggandeng beberapa perusahaan yang selama ini 
dirugikan oleh ulah para penipu yang amat merugikan masyarakat luas, seperti 
Unilever Indonesia, Nestle Indonesia, Frisian Flag Indonesia, Sari Husada, BNI 
dan Pos Indonesia untuk menggelar kampanye berskala nasional dengan memasang 
sejuta poster peringatan di seluruh wilayah Indonesia.
   
  Acara yang juga dimeriahkan aksi damai para selebritis kondang tersebut akan 
berlangsung
  di lapangan parkir belakang Pasar Rumput, Manggarai, Jakarta Selatan.
   
  Sebagai catatan, ada beberapa artis kondang yang pernah tertipu senilai 
jutaan rupiah dengan modus promo berhadiah,  seperti Rano Karno, Ulfa Dwiyanti, 
dan Meisye Arsita.
   
   
   


e-mail: [EMAIL PROTECTED]
  blog: http://mediacare.blogspot.com

   
-
Fussy? Opinionated? Impossible to please? Perfect.  Join Yahoo!'s user panel 
and lay it on us.<>

[mediacare] Goenawan Mohamad dan Salihara, menjanjikan oase budaya baru

2007-07-25 Terurut Topik radityo djadjoeri
Construction of Salihara art enclave begins 
  
Sunday, July 15, 2007 
  
Spurred on by the success of Utan Kayu arts community in East Jakarta, several 
noted Indonesian cultural activists led by poet-writer Goenawan Mohamad have 
established Salihara community with an art complex in South Jakarta.
   
  Witnessed by former Jakarta Governor Ali Sadikin (right, in photo), city 
administration tourism office chief Aurora Tambunan (far left) and fellow 
activists and friends, Goenawan (center) autographed Saturday a stone to mark 
the commencement of construction of the 3,060 square-meter cultural complex on 
Jl. Salihara, Pasar Minggu. 
   
  The Rp 17.5 billion complex will have a "black box" theater that can 
accommodate 300 people, an oval-cylinder-shaped gallery and a unique four-story 
building that will accommodate a library, offices, guest house and bookshop. 
   
  Like Utan Kayu community with its cafe, Salihara complex will have a food 
court in an open area situated below the oval gallery. 
   
  Supported by several institutions, including Jawa Pos daily, Tempo magazine, 
Prince Claus Fonds, Hivos, Ford Foundation, Erasmus Huis, Goethe Institute, 
Freedom Institute and Japan Foundation, the development of the art enclave is 
scheduled to be completed next year. -- JP 

   
  http://www.thejakartapost.com/Archives/ArchivesDet2.asp?FileID=20070715.A05
   
   
  
   
  Salihara promises new cultural oasis 
Monday, July 23, 2007 
  
A. Junaidi, The Jakarta Post, Jakarta
   
  Residents and visitors of the capital will soon to have a new modern cultural 
enclave with the establishment of the Salihara community and its building 
complex in South Jakarta.
  The 3,060-square-meter cultural complex on Jl. Salihara in the Pasar Minggu 
area will add to the city's very few "alternative" art centers, such as the 
Utan Kayu community in East Jakarta and the Bentara Budaya in Central Jakarta. 
   
  The Salihara complex is to have the country's first black box theater, a flat 
arena on which players and spectators can interact with each other. 
   
  "We are left behind by our neighboring countries. Singapore has six black box 
theaters," noted writer and essayist Goenawan Mohamad, a Salihara patron, said 
on the sidelines of the complex's ground breaking ceremony last week. 
   
  Besides Goenawan -- who is also former chief editor of Tempo magazine -- 
several other well-known figures such as political activist A. Rahman Tolleng 
and Jawa Pos CEO and former chief editor Dahlan Iskan are on Salihara's board 
of patrons. 
   
  The theater, which can accommodate up to 300 people, will have sound-proof 
walls, a green room and modern sound and lighting equipment. The rooftop of the 
theater is also designed to be an open-air theater. 
   
  The Rp 17.5 billion (about US$2 million) cultural compound will also have a 
gallery housed in an ovate-cylindrical building without any corner, to provide 
a wider perspective for the viewers. 
   
  A unique four-story building that will accommodate a library, offices, guest 
house and a bookshop will also be part of the Salihara complex. 
   
  The offices will be used by the Salihara's curators, including essayist 
Nirwan Dewanto, poet Sitok Srengenge and internationally-acclaimed composer 
Tony Prabowo. 
   
  A cozy foodcourt with an open view situated below the ovate gallery will 
provide food and beverages, recalling the similar setup of the Utan Kayu cafe. 
Cultural discussions and book readings are some of the activities that could be 
conducted in the food court. 
   
  Goenawan said the establishment of the Salihara community was inspired by the 
success of Utan Kayu, which also has a theater, gallery and a bookshop. 
   
  "Actually, Utan Kayu was not designed as a cultural center. It's also smaller 
than the Salihara community complex," he said. It was established as a symbol 
of resistance against the Soeharto regime that had banned Tempo, along with 
another magazine and a tabloid, in 1996. 
   
  "Utan Kayu was set up to fight Soeharto while Salihara is established to 
fight stupidity and intolerance," Goenawan said. 
   
  Although it might be smaller, some respected programs, such the Islamic 
Liberal Network (JIL) and the KBR 68H news radio station, are to remain in Utan 
Kayu. 
   
  Goenawan said the establishment of the Salihara community was also based on a 
survey that revealed most visitors to Utan Kayu, including students, were 
living in southern Jakarta. 
  "So, it would be easier for them to reach Salihara," he said. 
   
  The Salihara complex will be an architectural experiment combining the 
talents of three architects: Adi Purnomo, who is to design the theater, Marco 
Kusumawijaya the art gallery and Isandra Matin Ahmad, the administrative 
building. 
   
  The designers worked together to integrate their different perspectives into 
the same vision: to build a new cult

[mediacare] Re: KELOMPOK PENERBIT MEDIA PRESSINDO

2007-07-25 Terurut Topik radityo djadjoeri
Lumayan buat jajan bakso, atau nambah-nambah buat beli beras ...:))
   
  Ada yang berminat?
   
   

Ahmad Jalidu <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
KELOMPOK PENERBIT MEDIA PRESSINDO GROUP JOGJAKARTA
  Membuka peluang menulis resensi...
   
  Bagi siapa saja yang sedang belajar menulis atau Anda para penggila buku. 
Dapatkan manfaat dari hobi membaca buku Anda. 
  Segara... tulislah resensi buku terbitan Media Pressindo Group : (Media 
Pressindo---Narasi---Pustaka Widyatama---Pustaka Yustisia) dan kirimkan ke 
Media cetak.
   
  Kirimkan bukti resensi yang dimuat di media cetak nasional maupun regional,
  Media Pressindo Group akan memberikan reward berupa sejumlah uang...
  Rp. 250.000 untuk resensi di media cetak nasional
  Rp. 150.000 untuk resensi di media cetak regional
   
  Dapat uang dari Media cetak + dari Media Pressindo Group... 
  JANGAN LEWATKAN BEGITU SAJA
   
  INformasikan ini kepada orang-orang sekitar Anda...
   
  Didik Adi Sukmoko (Jali)
  Manajer Promosi da External Affair
   
   
  MEDIA PRESSINDO GROUP
  Pemasaran : Jl. Jawa D-10 Nogotirto Elok II Yogyakarta 55292
 Telp/fax. 0742-620879
  Redaksi : Jl. Irian Jaya D-24 Nogotirto Elok II Yogyakarta 55292
 Telp. 0274-7103084
  Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 



e-mail: [EMAIL PROTECTED]
  blog: http://mediacare.blogspot.com

   
-
Need a vacation? Get great deals to amazing places on Yahoo! Travel. 

Re: [mediacare] [Need Info] Majalah Free di Bandung

2007-07-24 Terurut Topik radityo djadjoeri
Mas Rahmat, 
   
  Coba hubungi Allen di Majalah HALO BANDUNG hp: 0811-2202727
   
  Bisa sekalian tanya ke Allen free magz di Bandung apa saja...setahuku ada 
free tabloid dan free newspaper juga.
   
  

Rahmat Hidayat <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Dear Guys,
   
  ada yang tahu apa aja majalah free di Bandung gak, kalo ada sama CPnya 
sekalian? mau ngundang mereka buat acara nih, di bandung. Thanks infonya yah.
   
  Rahmat

-
  Get the Yahoo! toolbar and be alerted to new email wherever you're surfing.   

 


e-mail: [EMAIL PROTECTED]
  blog: http://mediacare.blogspot.com

   
-
Be a better Globetrotter. Get better travel answers from someone who knows.
Yahoo! Answers - Check it out.

[mediacare] Undangan Peliputan: Final Guinness Black Challenge di Surabaya

2007-07-24 Terurut Topik radityo djadjoeri
Rekan-rekan wartawan yang budiman,
   
  Pada tahun ini Guinness mensponsori event olah raga bola sodok (biliar) 
berkelas internasional "Guinness 9 Ball Tour" yang sudah digelar di 5 kota 
(Jakarta, Kaohsiung, Kuala Lumpur, Singapura, Shanghai). Menurut rencana, acara 
grand final akan berlangsung di Grand Hyatt Nusa Dua (Bali) pada 31 Agustus - 2 
September 2007 mendatang. Acara ini didukung sepenuhnya oleh ESPN Sports. 
   
  Di beberapa negara Asia, Guinness juga menggelar local event bertajuk 
"Guinness Black Challenge" (GBC). Di Indonesia, acara ini digelar di 4 kota, 
yaitu Medan, Bandung, Surabaya, dan Jakarta. 
   
  Pada 27-28 Juli akan digelar putaran semifinal/final di Surabaya (Jawa Timur) 
dengan peserta sebanyak 48 pebiliar yang berhasil lolos ke babak semifinal.  
Dijadwalkan akan hadir pebiliar kesohor Ronato Alcano dan Ricky Yang untuk 
meresmikan dimulainya pertandingan semifinal dengan melakukan 1 game Speed 
Pool. Mereka berdua juga akan menampilkan Trick Shot serta memberikan Tips & 
Tricks. Tak ketinggalan Black Angel Dancers akan ikut memeriahkan suasana. 
   
  Jadwal GBC di kota Surabaya adalah sebagai berikut:
   
  SEMI FINAL 
   
  Hari/Tanggal: 
  Jumat, 27 Juli 2007
   
  Pukul: 17.00 WIB hingga selesai
   
  Venue:
  AJBS Platinum Billiard
  Jl. Ratna Blok D-5 no 14
   
  FINAL:
   
  Hari/Tanggal: 
  Sabtu, 28 Juli 2007
   
  Pukul: 13..00 WIB hingga selesai
   
  Venue:
  Nine Ball
  Jl. Kombes Pol. M. Duryat no 3,
  Surabaya
   
  Host: 
  Rissa Susmex (artis)
   
  Pada sesi semi final maupun final, rekan-rekan wartawan diberi waktu untuk 
melakukan wawancara dengan Ronato Alcano dan Ricky Yang sebelum acara dimulai. 
   
  Atas perhatian dan kerjasamanya selama ini, saya ucapkan terima kasih.
   
   
  Salam,
   
   
  Radityo Djadjoeri
   
   
  Untuk keterangan lebih lanjut silakan hubungi:
   
  Fitri - Momentum: 0815-11918200
  Radityo - Bizzcomm: 0817-9802250
   
   
   

   
-
Sick sense of humor? Visit Yahoo! TV's Comedy with an Edge to see what's on, 
when. 

[mediacare] Re: Kekerasan Terhadap Anak di Hari Anak Nasional

2007-07-23 Terurut Topik radityo djadjoeri
Mas Mul,
   
  Terima kasih untuk infonya. Saya teruskan ke Mediacare 
   
  Salam,
   
  Radityo
  

"mul (kodokijo)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Press Release 
  Kepada Yth. Desk Nasional 
   
  Kekerasan Terhadap Anak di Hari Anak Nasional 

  Hari ini, 23 Juli 2007 kekerasan terjadi pada warga Rawa Kerawang, Kelurahan 
Garuntang, Bandar Lampung   yang mengadakan aksi demonstrasi ke Badan 
Pertanahan Nasoinal (BPN) Bandar Lampung. Aksi tersebut menuntut BPN mencabut 
surat ukur No. 01/Grt/1998 dan memberikan sertifikat secara komunal bagi 
kampung Rawa Krawang. Menurut warga, surat ukur itu dibuat dengan tidak melihat 
sejarah tanah dan pemukiman yang telah dihuni warga selama puluhan tahun. 
Tetapi aksi damai tersebut malah disikapi dengan kekerasan oleh aparat 
keamanan. Aparat kepolisian melakukan pemukulan dan tindak kekerasan lain 
terhadap 17 orang dan yang mengenaskan, semua adalah anak-anak. Sungguh ironis 
kekerasan terhadap anak tepat terjadi di Hari Anak Nasional dan dilakukan oleh 
aparat kepolisian.  Mereka dipukul, ditendang, diinjak-injak, hingga bengkak 
dan memar pada beberapa bagian tubuh mereka. Anak-anak tersebut adalah:
   
  1. Yesi andriani 9 tahun,Perut dipukul,ditonjok sampai memar. 
  2. Agustian 10 tahun;perut sebelah kanan dipukul. 
  3. Sari 12 tahun;Pundak dipukul 
  4. Enang 8 tahun, Dada dipukul sama pementung danmasih biru dan kaki 
diinjak-injak. 
  5. firman 9 tahun, Mata sebelah kiri ditonjok serta kepala dipukul pakai 
pentungan dan perut dipukul dengan tangan. 
  6. Rangga 10 tahun,Dicubitin oleh polisi sampai biru-biru. 
  7. Dwiki darmawan 11 tahun,Pundak sebelah kiri dipukul menggunakan pentungan. 
  8. Amanda 7 tahun,perut sebelah kiri dipukul dengan pentungan hingga memar 
dan luka 
  9. yogi 11 tahun, disekap oleh polisi, selama disekap kakinya di 
tendang-tendang dan perutnya sebelah kiri ditinju serta dicubit 
  10. sandi 8 tahun, pundang sebelah kanan dipukul mengunakan pentungan dan 
perutnya disikut 
  11. handri pratama 12 tahun, mata sebelah kirinya disikut 
  12. agi 9 tahun, tangan sebelah kanan dipukul dgn pentungan dan kakinya 
diinjak oleh polisi ( rudi irawan] 
  13. indra  9 tahun, purnama perutnya  ditonjok hingga memar dan bengkak 
  14 rian 8 tahun kepalanya dipukul dengen pentungan hingga bengkak 
  15. eneng 9 tahun  perutnya ditonjok dan memar 
  16. udin 7 tahun  mata sebelah kiri disikut dan kakinya diinjak-injak 
  17. ucok 9 tahun kepala ditinju hingga benjol dan tangannya dipukul 
   
  Anak-anak tersebut telah dibawa ke Rumah Sakit Abdul Muluk Lampung, tapi 
hasil visumnya tidak diberikan oleh pihak rumah sakit.   Aksi kekerasan yang 
dilakukan oleh aparat jelas bertentangan dengan kemanusiaan dan hukum yang 
berlaku di negeri ini. Perilaku seperti ini tidak boleh dimaafkan karena telah 
menginjak-injak harga diri dan kemanusiaan warga negara Indonesia.  Akal sehat 
telah dibekukan. Aparat kepolisian yang digaji oleh rakyat untuk melindungi dan 
melayani rakyat justru mengkhianati kewajibannya. 
   
  Dengan melihat paparan di muka, maka kami dari Sekretariat Nasional Urban 
Poor Linkage Indonesia (UPLINK) menyatakan sikap : 

   Mengutuk kekerasan yang dilakukan aparat kepolisian dari Poltabes Bandar 
Lampung dan menuntut untuk membayar semua biaya pengobatan korban kekerasan   
   Menuntut Poltabes Bandar Lampung menghentikan kekerasan terhadap rakyat dan 
segera mengusut aksi kekerasan tersebut  sampai pelaku diadili dan diberi 
sanksi berdasar hukum yang berlaku di negeri ini.  
   Mendukung perjuangan warga Rawa Karawang, Garuntang, Bandar Lampung dalam 
menuntut hak-hak mereka 
   
  Jakarta , 23 Juli 2007
  salam,
  
Wardah Hafidz
  Koordinator 
   
   
  CP di lampung: 
  Aswan (081369722839)
Heri (081379059130) 
   
   


-- 
NB.
Kekuasaan dunia maha dahsyat belum menemukan senjata penghancur mimpi. Selama 
mereka belum mampu menemukannya, kita akan terus bermimpi, dengan kata lain 
kita akan terus menang.. (Subcomandante Marcos) 


e-mail: [EMAIL PROTECTED]
  blog: http://mediacare.blogspot.com

   
-
Get the free Yahoo! toolbar and rest assured with the added security of spyware 
protection. 

[mediacare] Fwd: Undangan Public Expose

2007-07-17 Terurut Topik radityo djadjoeri


Note: forwarded message attached.

e-mail: [EMAIL PROTECTED]
  blog: http://mediacare.blogspot.com

   
-
Get the Yahoo! toolbar and be alerted to new email wherever you're surfing. --- Begin Message ---
Kawan-kawan,
berikut undangan untuk acara besok.
 
Semoga bisa merapat sejenak ke InterContinental.
 
salam,
Ullil.
- - -





Jakarta, 16 Juli 2007


 

Kepada Yth.

Rekan-Rekan PERS

Di Jakarta

 

Perihal : Undangan Press Conference

 

Public Expose Bakrie Telecom

 

Kinerja PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) terus menunjukkan hasil yang
positif. Sebagai gambaran jumlah pelanggan pada akhir Juni 2007
(semester pertama 2007) tercatat sebanyak 2,246 juta pelanggan. 

 

Untuk tahun 2007 ini Bakrie Telecom berupaya untuk memperluas wilayah
layanannya secara nasional. Targetnya tidak kurang dari 17 kota nasional
akan segera dibuka tahun ini. Untuk itu BTEL telah mempersiapkan belanja
modal sebesar US$ 220 juta. Berbagai aksi korporasi telah dipersiapkan
untuk memenuhi belanja modal, diantaranya vendor financing, pinjaman dan
obligasi.

 

Pencapaian yang dihasilkan perusahaan ternyata mendapat apresiasi, baik
dari kalangan investor pasar modal maupun pemberian penghargaan the best
cdma operator 2007.

 

Untuk mengetahui lebih lanjut aksi korporsi dan pencapaian perusahaan,
maka kami mengundang rekan-rekan media untuk menghadiri acara Press
Conference & Public Expose :

 

Hari/Tanggal  : Rabu, 18 Juli 2007 

Waktu: 12.00 - 13.00 WIB

Tempat  : Ballroom Hotel Intercontinental Mid Plaza

   Jl. Jend. Sudirman Kav.10-11

   Jakarta Pusat

 

Dalam press conference ini akan hadir Bapak Anindya Bakrie, Bapak Erik
Meijer dan seluruh jajaran direksi serta komisaris PT Bakrie Telecom
Tbk. 

 

Terima kasih untuk perhatian dan kerjasamanya. Kehadiran rekan-rekan
sangat kami harapkan. 

 

Salam,

 

 

Nadia Mars

VP Corporate Communications

PT. Bakrie Telecom, Tbk.

(021) 91 10 11 12



DISCLAIMER:
The information contained in this communication is intended solely for the use 
of the individual or entity to whom it is addressed and others authorized to 
receive it. It may contain confidential or legally privileged information. If 
you are not the intended recipient you are hereby notified that any disclosure, 
copying, distribution or taking any action in reliance on the content of this 
information is strictly prohibited. Unless otherwise specifically stated by the 
sender, any documents or views presented are solely those of the sender and do 
not constitute official document or views of the PT. Bakrie Telecom Tbk. (BTEL).
If you have received this communication in error, please notify us immediately 
by responding to this email and delete it from your system. BTEL is neither 
liable for the proper nor complete transmission of the information contained is 
this communication nor for any delay in its receipt.
<>--- End Message ---


[mediacare] Press Guidelines "Indonesia International Motor Show 2007"

2007-07-16 Terurut Topik radityo djadjoeri
  Press Guidelines   
-
  1.  Exhibition Press ID Card is The 15th Indonesia International Motor 
Show 2007 Press ID Card which officially issued by the organizer and a valid 
one to access all information related to The 15th Indonesia International Motor 
Show 2007 exhibition.2.  Exhibition Press ID Card is the entrance pass 
that only valid during the exhibition (start from July 19th – 28th 2007) and 
exclude the Set-up Period. 3.  Press ID Card which issued by one’s media is 
entitled as a Non Exhibition Press ID Card. 4.  Non Exhibition Press Id 
Card (Which is issued by one’s media) is allowed to enter the exhibition area 
during the exhibition period start from July 19th – 28th 2007 at 09.00 – 22.00 
BBWI. 5.  Particularly on July 19th 2007, Press who possess The 15th 
Indonesia International Motor Show 2007 Press ID Card shall enter the 
exhibition area and Press Room at 07.00 am. 6.  Start from July 20th to 
July 28th 2007, Press Room will be open daily at 09.00 am until
 10.00 pm. 7.  The 15th Indonesia International Motor Show Press ID Card 
registration process begins on February 1st 2007 and closed on June 1st 2007.   
  8.  Any Request of The 15th Indonesia International Motor Show Press ID Card 
Registration after the deadline (June 1st 2007) shall not be made. 9.  Any 
press registration after june 1st 2007 will be registered for the next 
Indonesia International Motor Show (year 2008) 10.  Press should register 
to the organizer in order to have the Exhibition Press Id Card, by: -  
Should press sending the already filled in registration form to the organizer.  
   -  should Press contact the organizer in the Press Room which is located in 
Hall B, to obtain the press registration form. 11.  Press who possess The 
15th Indonesia International Motor Show 2007 Press ID Card will have the 
privilege to record during the exhibition, id est: a.  Exclusive 
pictures and news access that officially issued by the
 organizer. b.  Press shall access the whole news not to mention pictures 
which officially issued by the organizer on www.indonesianmotorshow.com or in 
the Press Room. c.  All registered Press (Press has possession of The 15th 
Indonesia International Motor Show Press ID Card) shall get Password in order 
to access the whole information given by the organizer on 
www.indonesianmotorshow.com d.  Password shall be given subsequent to the 
registration and verification process made. e.  Press room equipped with 
facilities such as Personal Computer, Unlimited internet access, copier 
machine, printer, telephone and fax to be of assistance for press to send news. 
f.  Press Kit packed with exhibition’s important information such as 
pictures, official releases, Press Briefing Schedule, exhibition daily program 
schedule and other supporting information in hardcopy and softcopy. 12.  
CASE OF NOT BRINGING OR LOOSING PRESS ID CARD 
Registered Press (Press has possession of The 15th Indonesia International 
Motor Show Press ID Card) who fails to bring or lose one’s Exhibition Press ID 
Card is allowed to enter the press room by: 
a.  Bringing company’s ID Card or Name Card as a authentication to the 
organizer. b.  Bringing Magazine, Newspaper, Video Tape, and Cassette 
depicting press’ work. c.  All list mentioned above are required to 
fulfilled and given to the organizer (red. PR Staff) as a proof to create a 
temporary pass for making an event coverage. (Press Temporary Pass) d.  The 
substitute of exhibition Press ID Card (Press Temporary Pass) is valid only for 
1 day and void for the next day. e.  Press loosing one’s The 15th Indonesia 
International Motor Show 2007 Press ID Card should inform the organizer 2 days 
prior to press arrival in the exhibition arena (please contact the organizer in 
the press room). 13.  For detailed Press Conference Schedule, Press 
Briefing Schedule and also Exhibition Program Schedule, please logon to 
www.indonesianmotorshow.com. 

   
-
Get the Yahoo! toolbar and be alerted to new email wherever you're surfing. 

[mediacare] Indomobil Group akan luncurkan Foton

2007-07-13 Terurut Topik radityo djadjoeri
Kilas Berita 
   
  Mediacare - Indomobil Group, melalui anak perusahaannya PT Indobuana 
Autoraya, akan meluncurkan  truk Foton. Kendaraan niaga yang masuk kategori 
truk ringan (light truck) ini 
  dipasarkan dalam bentuk kepala dan chassis. “Harganya paling ringan di 
kelasnya, 
  yakni Rp 85 juta off the road,” tutur Paulus B. Suranto, Chief Executive 
Officer PT 
  Indobuana Autoraya.
   
  Truk Foton menggunakan mesin diesel 2.771 cc, 4 silinder turbocharger 
bertenaga 92,5PS dan memenuhi syarat Euro2. Torsi maksimum yang bisa dicapai 
adalah 20.2 kgm/2.200 rpm dan tenaga maksimumnya 92.5PS menunjukkan 
kemampuannya yang tinggi untuk mengangkut beban berat di tanjakan sekaligus 
gesit di jalan lurus.
   
  Dari sisi bobotnya, berat mati (GVW) truk ini adalah 5.100 kg dengan berat 
isi rata-rata yang dapat dipikulnya adalah 3.230 kg. Ditambah dengan dimensinya 
yang lega yaitu 4.800 x 1715 x 2050 mm (p x l x t), truk Foton dapat mengangkut 
beban yang cukup besar. “Dukungan jaminan perbaikan dan suku cadang serta 
layanan purna jual (after sales service) selama dua tahun atau 50.000 
kilometer, menjadikan Foton sebagai kendaraan niaga yang bisa diandalkan untuk 
mendukung bisnis Anda sehari-hari,” jelas  Paulus.
   
  Foton merupakan kendaraan yang diproduksi oleh Beiqi Foton Motor Co., Ltd. 
(Foton 
  Motors), perusahaan milik pemerintah Republik Rakyat Cina (RRC), yang berdiri 
sejak 
  28 Agustus 1996. Perusahaan ini memiliki aset 5 milyard RM dan didukung oleh 
28.000 
  karyawan. Di Indonesia Foton dipasarkan oleh PT Indobuana Autoraya, anak 
perusahaan 
  Indomobil Group, salah satu perusahaan otomotif terbesar di Indonesia.
  
Bagi para pengusaha dan masyarakat umum yang ingin mengetahui lebih dekat 
tentang 
  kendaraan ini dapat berkunjung ke IIMS 2007 (Indonesia International Motor 
Show 
  2007). Ajang pameran otomotif ini berlangsung di Assembly Hall JCC (Jakarta 
  Convention Center) mulai 19 – 28 Juli 2007 setiap hari mulai pukul 09.00 – 
22.00 
  WIB, kecuali hari Minggu 22 Juli 2007 hanya sampai jam 15.00 WIB.
   
  Sekilas tentang Foton
   
  Kantor pusat Foton Motors berlokasi di distrik Changping, Beijing, dengan 
dukungan pabrik komponen yang tersebar di delapan propinsi, termasuk Beijing, 
Tianjin, Shandong, Hebei, Hunan, Hubei, Liaoning dan Guangdong. Sedangkan 
kantor riset dan pengembangan (R & D) berada di Jepang, Jerman, Taiwan dan 
beberapa negara lain.
   
  Dewasa ini, Foton Motors telah menjadi pabrik kendaraan komersial terbesar di 
Cina dengan rangkaian model kendaraan yang paling lengkap dan punya daya tarik 
yang sangat besar. Tipe kendaraan yang diproduksi adalah AUMAN, AUV, SAGA, 
AUMARK, OLLIN, SUP dan FORLAND.
   
  Foton Motors merupakan bagian dari Foton Group. Produk lain yang 
diproduksinya adalah alat-alat industri (Foton Heavy Industries) dan 
mesin-mesin alat berat (Foton Heavy Machine).
   
  Untuk keterangan lebih lanjut silakan hubungi:
   
  Radityo
  0817-9802250
   
   
   

 
-
The fish are biting.
 Get more visitors on your site using Yahoo! Search Marketing.<>

[mediacare] Diskusi tentang "Mas Kawin" ditutup

2007-07-12 Terurut Topik radityo djadjoeri
Miliser yang tercinta,
   
  Sebelumnya mohon maaf. Mengingat diskusi tentang "Mas Kawin" sudah melebar 
kemana-mana, dan forum milis Mediacare bukankah tempat yang tepat untuk 
mendiskusikan topik itu secara meluas, mohon maaf kalau diskusi bertopik "Mas 
Kawin" sudah ditutup mulai malam ini (Kamis, 12 Juli 2007). 
   
  Selanjutnya, apabila Anda masih punya minat besar untuk melanjutkan topik 
tersebut, silakan bergabung di milis Zamanku. Topik-topik lain berkaitan dengan 
agama, politik dan budaya juga diulas panjang lebar. Tapi yang paling dominan 
saat ini adalah debat antar agama. 
   
  Sebagai catatan, di milis Zamanku juga ada Ny. Muskitawati yang 
postingan-postingannya cukup relevan di milis tersebut, namun ada yang kurang 
pas untuk dibahas di milis ini karena terlalu provokatif. 
   
  Silakan klik:
   
  http://www.yahoogroups.com/group/zamanku
   
  atau kirimkan email kosong ke: [EMAIL PROTECTED]
   
  Terima kasih

  
-
Park yourself in front of a world of choices in alternative vehicles.
Visit the Yahoo! Auto Green Center.

Re: [mediacare] Pengumuman Hasil Seleksi Administrasi Calon Pimpinan KPK

2007-07-12 Terurut Topik radityo djadjoeri
Bud, selamat jadi calon KPK ya.jangan lupa ikutan milis KKN-Watch. 
Bagaimana pun langkahmu saya dukung. Namun apa daya aku belum ada waktu untuk 
bikin aksi di Bunderan HI:))
   
  Kalau mau ikutan klik:
   
  http://www.yahoogroups.com/group/kkn-watch
   
  atau kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
   
   
   
  

budi Rahardjo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Tx semoga Panitia Seleksi Komisi Pemberantasan Korupsi memilih 
tokoh muda yang punya integritas memberantas korupsi di republik kita.
   
  S.S Budi Rahardjo/Pemimpin Redaksi majalah Ekbis & Direktur Riset Investigasi 
Korupsi di Masyarakat.
  
[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Congratulation buat Mas Budi Rahardjo (No Reg: 252B0134). 
  Semoga sukses melaju ke tahapan berikutnya. 
  Salam perjuangan, 
  Qusya!
 
  On 7/11/07, Sumbawanews.com <[EMAIL PROTECTED]> wrote: 
PANITIA SELEKSI CALON PIMPINAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI PERIODE 2007 -  2011
  HASIL SELEKSI ADMINISTRASI
   
  Panitia Seleksi menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah 
mendaftarkan diri menjadi Calon Pimpinan KPK periode 2007-2011. Setelah 
dilakukan penilaian secara seksama, Panitia Seleksi memutuskan bahwa nama-nama 
berikut ini telah memenuhi persyaratan administratif Calon Pimpinan KPK yang 
diatur dalam Pasal 29 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi 
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
  Proses seleksi selanjutnya adalah penulisan makalah. Ini merupakan dasar 
Panitia Seleksi untuk menilai kelayakan dan menjaring peserta seleksi dalam 
tahap berikutnya. Para calon wajib menyampaikan makalah kepada Panitia Seleksi, 
dengan ketentuan sebagai berikut :

 Makalah ditulis dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan kaidah 
kebahasaan yang baik dan benar. 
  
 Makalah diketik di atas kertas A-4, berukuran 80 gram, huruf "Arial" 
ukuran 12, spasi 1,5, dengan panjang antara 8-10 halaman. 
  
 Makalah memperlihatkan koherensi dan konsistensi antara gagasan, logika, 
dan fakta yang dipakai untuk membangun sebuah argumentasi, yang isinya 
mencerminkan konsepsi pemikiran penulis tentang pandangan dan posisi penulis 
terhadap pemberantasan korupsi. 
  
 Isi makalah meliputi antara lain : (i) dinamika korupsi di Indonesia, 
terutama menyangkut pergeseran bentuk-bentuk korupsi ( what), aktor yang 
melakukan (who), faktor-faktor atau kondisi-kondisi yang mempengaruhi (why), 
wilayah terjadinya korupsi (where), kapan terjadinya (when), dan apa saja yang 
telah dilakukan untuk mengatasinya ( how); (ii) uraian tentang hubungan antara 
pemberantasan korupsi dan pembangunan, khususnya menyangkut isu strategis 
tentang apakah pemberantasan korupsi akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi dan 
stabilitas politik; (iii) landasan hukum dan kebijakan pemerintah dalam 
pemberantasan korupsi, yang mencerminkan perkembangan posisi serta komitmen 
hukum dan politik pemerintah dalam memerangi korupsi, serta posisi dan peran 
strategis KPK sebagai lembaga "khusus" dalam upaya mengefektifkan pemberantasan 
korupsi; (iv) usulan penulis tentang strategi yang semestinya dikembangkan KPK 
dalam menjalankan tugasnya serta rencana aksi yang relevan untuk
 mendukung strategi tersebut; (v) kaitan antara kompetensi dan komitmen yang 
dimiliki penulis dengan kontribusi yang dapat diberikan penulis kepada KPK 
dalam menjalankan tugasnya; (vi) kesimpulan makalah dan catatan lain yang 
dianggap penting oleh penulis namun tidak atau belum tercakup secara tersurat 
maupun tersirat dalam isi makalah. 
  
 Makalah harus sudah diterima paling lambat Jum'at, 20 Juli 2007 pukul 
16.00 WIB, dialamatkan kepada :

Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK 
  Kantor Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, Jl. Jend. Sudirman, 
Kav. 69, Jakarta Selatan 12190 
  Telepon: (021) 7246179, fax : (021) 7246067   Sebagai bagian penting dari 
proses seleksi ini, Panitia Seleksi mengundang masyarakat untuk menyampaikan 
informasi dan tanggapan mengenai kualitas dan integritas calon seperti yang 
disebutkan dalam pengumuman ini mulai tanggal 13 Juli s.d. 13 Agustus 2007, 
kepada:
  Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK, dengan alamat 

 Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK, dengan alamat Kantor Kementerian 
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, Jl. Jend. Sudirman, Kav. 69, Jakarta 
Selatan 12190 , telepon: (021) 7246179, fax : (021) 7246067, atau
  
 Situs Panitia Seleksi http://kormonev.menpan.go.id , atau
  
 SMS Panitia Seleksi ke nomor 081388500333, dengan format Nama 
Pelapor/Nomor Registrasi dan Nama Calon/Informasi atau Tanggapan yang ingin 
disampaikan

  Informasi dan tanggapan yang disampaikan harus disertai dengan identitas 
jelas dari pemberi informasi dan pendaftar yang dimaksud, agar dapat 
ditindaklanjuti oleh Panitia Seleksi. Panitia Seleksi bertanggung jawab atas 
kerahasiaan identitas pemberi informasi .
   
   
  Jakarta, 12 Juli 2007  

  

[mediacare] Tanggapan BW - Re: Keunikan Jurnalisme Kuliner - Mengapa "Selalu Enak?"

2007-07-11 Terurut Topik radityo djadjoeri
Berikut tanggapan Pak Bondan Winarno:

Fery Susetyo Ekopurnomo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  Rekan2 semua, 

Ini saya copy paste kan penjelasan dari Pak Bondan yang di posting di milis 
Jalansutra

--Bondan menulis--
Singkatnya begini:
1. Semua warung/rumah makan/ restoran yang ditampilkan di WK sudah melalui
proses screening terlebih dulu. Sudah ada pra-penilaian, baik oleh saya
maupun oleh Tim Jalansutra yang dikoordinasikan oleh Irvan Karta. Karena
itu, ada semacam jaminan bahwa makanan yang dicicipi juga mak nyus. Kalau
tidak pakai prosedur screening, tentu saja kita akan sering kejeblos ke
rumah makan yang kurang baik mutunya.
2. WK tidak dibayar oleh warung/rumah makan/restoran yang bersangkutan. WK
bahkan tidak bersedia diundang untuk datang ke rumah makan tertentu. Bila
ada yang mengusulkan, maka tempat itu akan disurvei dulu. Kalau memenuhi
syarat, pada saat yang tepat akan dikunjungi. WK membayar semua
makanan/minuman yang dikonsumsi. Tentu saja ada cukup banyak rumah makan
yang dengan ramah malah menolak pembayaran kami. Bahkan tak jarang kami
dioleh-olehi atau diundang makan sepuasnya.
3. Saya pribadi memang tidak pernah mengatakan atau memberi vonis makanan
yang tidak enak. Saya pribadi berpendapat bahwa tidak pernah ada orang yang
sengaja membuat masakan tidak enak. Bagi saya, masakan tidak enak adalah
sebuah kecelakaan. Kalau ada orang menyebut lidah saya adalah lidah ramah,
saya tidak keberatan. Saya bahkan tidak keberatan bila ada orang menuding
bahwa lidah saya sebetulnya tidak peka untuk memberi penilaian. Saya
bertanggung jawab atas penilaian itu. Tetapi, kalau Anda menyimak, ada
beberapa makanan yang saya beri komentar, misalnya: "Sayurnya terlalu lama
dimasak." Atau, "Menurut saya ini terlalu asin." Atau, "Wah, ini dagingnya
masih melawan." Mungkin Anda juga pernah menyimak satu episode yang sama
sekali tidak mengandung masakan yang saya puji dengan sebutan "Mak Nyuss."
4. O ya, tentu saja saya mempromosikan makanan -- khususnya makanan daerah.
Itu adalah missi saya, dan juga didukung oleh teman-teman di Jalansutra.
Saya menempatkan diri sebagai food promotor, bukan food critics. Tetapi,
jangan salah baca. Bukan berarti saya dibayar oleh rumah makan tertentu
untuk mempromosikan outlet mereka. Saya mempromosikan makanan dalam lingkup
industry-wide. Siapa yang pedulikan mereka kalau bukan kita? Memangnya
Pemerintah memperdulikan mereka? Bukankah pedagang makanan adalah pelaku
ekonomi/bisnis yang paling banyak di negeri ini?

Terima kasih atas perhatian.

Salam,
Bondan

  On 7/10/07, elok dyah messwati <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  kalo saya nyebutnya itu resensi makanan. enak tidak enak itu sangat 
subyektif. gimana mas Tomi? kalo jurnalisme kok kejauhan ya...:)
  - Original Message - 
  From: Tomi Satryatomo 
  To: jurnalisme ; Begundal Salemba ; PJTV PJTV ; Forum Kompas ; AJI INDONESIA 
; Prayogo WArtaEkonomi ; merry magdalena sinar harapan ; student EMBA ; pantau 
; naratama naratama ; Kincir Angin ; Etalase Indonesia ; technomedia ; 
warta-lingk ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Tuesday, July 10, 2007 5:43 PM
  Subject: [pantau-komunitas] Re: Keunikan Jurnalisme Kuliner - Mengapa "Selalu 
Enak?"
  

  Mas Satrio,
   
  Saya tergelitik dengan istilah 'jurnalisme' yang mas sematkan pada liputan 
kuliner ini. Mengapa jurnalisme? Hampir tidak ada elemen-elemen dasar 
jurnalisme yang dipakai dalam membuat produksi program kuliner ini, apalagi 
kalau kita melihatnya dalam perspektif kepentingan publik. Mas Satrio sendiri 
mengatakan bahwa program kuliner seperti ini berpotensi untuk menjadi iklan 
terselubung --sesuatu yang dipantangkan dalam prinsip jurnalistik. 
   
  Program kuliner ini --baik enak, tidak enak, dokumenter atau travelogue, 
studio-based atau on-location production-- lebih tepat dimasukkan dalam 
kategori 'factual programming' atau dalam bahasa Indonesia lebih populer dengan 
istilah 'produksi non-drama', karena memang berdasarkan fakta (fact-based) 
alias bukan fiksi tapi tidak perlu mengandung unsur kebaruan, verifikasi, 
akurasi atau elemen-elemen jurnalisme lainnya (walaupun kalau ada akan lebih 
baik). Status Bondan Winarno sebagai wartawan tidak serta merta membuat program 
yang ia bawakan bisa otomatis disebut sebagai program jurnalistik. 
   
  Dengan melepaskan diri dari embel-embel jurnalisme, maka program kuliner 
menjadi punya lebih banyak varian format dan tidak terbebani dengan berbagai 
prosedur jurnalistik --karena memang tidak perlu. 
 
  Salam
-- 
Tomi Satryatomo
http://www.trekearth.com/members/wisat
http://wisat.multiply.com

"We shall build good ship here, 
at a profit if we can,
at a loss if we must,
but... always a good ship." 
   
  On 08/07/07, Satrio Arismunandar <[EMAIL PROTECTED]> wrote:   
KEUNIKAN JURNALISME KULINER - MENGAPA "SELALU ENAK?"
   
  Bondan Winarno, ahli kuliner yang ngetop dengan ungkapan "maknyus" itu tampak 
mengunyah hidangan yang tersaji di depannya. Tetapi mendadak, ia la

[mediacare] Tanggapan Bill Liddle: "Teroris dan Wartawan"

2007-07-11 Terurut Topik radityo djadjoeri
Maaf terlambat diposting. Berikut opini Pak Bill Liddle yang menanggapi 
komentar mantan wartawan Republika Farid Gaban (FG) terhadap ulasan tentang Abu 
Dujana yang ditulis oleh Lutfi Syaukani dari Paramadina. 
   
  Saat ini FG menggawangi sebuah milis yang beberapa anggotanya adalah para 
reporter Sabili, Era Muslim, dan lainnya. Sebagai catatan, paman FG pernah 
menjadi pengikut setia Abu Bakar Ba'asyir. Ia terus terang mengakui itu di 
milisnya. 
   
  Posted by: Kuskridho Ambardi
  E-mail: [EMAIL PROTECTED] 

Meneruskan tanggapan dari Pak Bill Liddle: 
   
   
  Farid Gaban sudah lama saya kenal sebagai wartawan dan editor yang  cerdas 
dan bertanggungjawab, jadi tentu saya membaca dengan seksama,  meskipun 
terheran-heran, korespondensinya dengan Siska. Lalu saya  membaca kembali 
beberapa laporan International Crisis Group tentang  Jemaah Islamiyah dan 
laporan utama di Tempo minggu lalu tentang  penangkapan Abu Dujana. Di website 
ICG, yang saya temukan adalah 
  beberapa analisis yang dalam dan canggih, berdasarkan wawancara  langsung, 
dokumen-dokumen JI, pengamatan di lapangan dan kesaksian di  pengadilan, bukan 
hanya informasi sepihak dari polisi. Lagipula, tidak  ada claim yang 
berlebihan, misalnya bahwa JI adalah omnipotent dan  omnipresent. Seandainya 
ada Pulitzer Prize (hadiah jurnalisme yang 
  sangat berprestise di Amerika) internasional untuk investigative  reporting, 
ICG pasti sudah lama mendapatkan anugerah itu. Di Tempo,  yang saya temukan 
antara lain adalah pengakuan langsung Abu Dujana,  dalam wawancaranya dengan 
wartawan Tempo, tentang kehadiran organisasi  JI dan peran dia sebagai salah 
satu pemimpinnya. Berbeda dengan 
  angkatan paman Farid, ternyata para aktivis masa kini tidak segan  mengakui 
partisipasi mereka.
   
  Kenapa Farid mau membantah sesuatu yang begitu kasat mata? Kesan saya  adalah 
bahwa dia melihat Islam sebagai sesuatu keseluruhan yang sedang  diserang. 
"Siska benar," tulisnya, "rangkaian teror bom di Indonesia,  bahkan di dunia, 
yang dituduhkan kepada kelompok Islam, adalah semacam  puzzle." Yang saya 
perhatikan dalam kalimat itu adalah frasa  "dituduhkan kepada kelompok Islam." 
Kesan saya diperkuat ketika dia 
  menulis bahwa Baasyir dan Sungkar diprosekusi oleh karena pandangan  
politiknya (yang mungkin benar pada masa Orde Baru tetapi tidak  sesudahnya) 
dan ketika dia memperkenalkan istilah pivot, seakan-akan  polisi dan pemerintah 
Indonesia serta John Howard dan George Bush  menyamakan "Al Qaedah, JI, teror, 
Afghanistan, Irak, Moro, Poso, Ambon,  dan syariah" dan tentu Islam sendiri. 
Dalam konteks itu, Farid merasa 
  terpanggil untuk membela kaumnya, meskipun sebetulnya yang ditangkap  atau 
dikejar oleh polisi Indonesia bukanlah "umat Islam," termasuk yang  bersikap 
pro-syariah, melainkan orang-orang yang menggunakan kekerasan  untuk mencapai 
tujuan religio-politiknya.
   
  Saya sependapat dengan pesan terakhir Farid, agar kita jangan memberi  
peluang kepada orang yang ingin "memperuncing ketegangan antar agama,  
menjustifikasi penindasan hak asasi manusia, dan menjustifikasi  manipulasi dan 
penyalahgunaan kekuasaan." Taruhannya memang besar, bagi bangsa saya juga, 
apalagi menjelang pemilu presiden 2008. Tetapi untuk  mencapai tujuan itu, kita 
harus mulai dengan sebuah pengertian faktual 
  yang akurat.
   
  Salam,
   
  Bill


   
-
Be a better Heartthrob. Get better relationship answers from someone who knows.
Yahoo! Answers - Check it out. 

[mediacare] Fwd: www.adoimagazine.com - First Comprehensive Review of Asia-Pacific Internet Usage

2007-07-11 Terurut Topik radityo djadjoeri


Note: forwarded message attached.
   
-
Be a better Globetrotter. Get better travel answers from someone who knows.
Yahoo! Answers - Check it out.--- Begin Message ---
HTML Message - www.adoimagazine.com - First Comprehensive Review of 
Asia-Pacific Internet Usage
--- End Message ---


[mediacare] 30 situs koran paling top

2007-07-11 Terurut Topik radityo djadjoeri
Top 30 Most Popular Newspaper Web Sites in June Named 

By E&P Staff 

Published: July 11, 2007 5:50 PM ET 
  NEW YORK The New York Times, once again, tops the list of newspaper Web site 
traffic in June, according to data from Nielsen//NetRatings. There was a slight 
change in positions, with The Boston Globe beating out The Wall Street Journal 
for the No. 5 slot in June. In May, the Journal was No. 5 in terms of traffic. 

The Journal’s sister publications, Ottaway newspapers, climbed in the June 
rankings to No. 12 from No. 27 in May.

The alternative weekly chain Village Voice Media, as well as the Detroit Free 
Press and the Detroit News, also made an appearance in the top 30 in June.

The Atlanta Journal-Constitution lost its grip on the highest time spent per 
person of the top 30 ranked newspapers. That honor goes the New York Times, 
though its average slipped in June to about 27 minutes from about 29 minutes in 
May. 

Below is the list of the top 30 newspaper Web sites for June from Nielsen//Net 
Ratings (owned by E&P’s parent, The Nielsen Co.)

Brand or Channel, Unique Audience (000), Time per Person (hh:mm:ss)


NYTimes.com -- 12,535 -- 0:27:34
USATODAY.com -- 8,592 -- 0:12:45
washingtonpost.com -- 8,181 -- 0:18:34
LA Times -- 5,097 -- 0:10:24
Boston.com -- 4,254 -- 0:18:47
Wall Street Journal Online -- 4,240 -- 0:15:57
SFGate.com/San Francisco Chronicle -- 3,953 -- 0:12:18
The Houston Chronicle -- 3,859 -- 0:16:00
Chicago Tribune -- 3,118 -- 0:18:38
New York Post -- 3,057 -- 0:07:14
Atlanta Journal-Constitution -- 2,840 -- 0:21:12
Ottaway Newspapers -- 2,124 -- 0:04:41
Chicago Sun-Times -- 1,997 -- 0:07:20
Seattle Post-Intelligencer -- 1,859 -- 0:06:01
Daily News Online Edition -- 1,821 -- 0:05:34
Azcentral.com -- 1,770 -- 0:26:28
DallasNews.com - The Dallas Morning News -- 1,761 -- 0:04:55
Newsday -- 1,751 -- 0:03:46
Sun-Sentinel -- 1,611 -- 0:11:27
International Herald Tribune -- 1,597 -- 0:02:12
Philly.com -- 1,547 -- 0:07:24
NJ.com -- 1,535 -- 0:07:25
The Detroit News -- 1,424 -- 0:11:39
The Washington Times -- 1,407 -- 0:04:08
Orlando Sentinel -- 1,400 -- 0:06:52
The Seattle Times -- 1,354 -- 0:11:33
Rocky Mountain News -- 1,300 -- 0:04:10
Village Voice Media -- 1,294 -- 0:04:16
Detroit Free Press -- 1,243 -- 0:07:58
Boston Herald -- 1,233 -- 0:07:36


-
  
  E&P Staff ([EMAIL PROTECTED]) 

  
http://www.editorandpublisher.com/eandp/news/article_display.jsp?vnu_content_id=1003610636

   
-
Looking for a deal? Find great prices on flights and hotels with Yahoo! 
FareChase.

[mediacare] Rumah Cantik Citra merambah ke kota Medan

2007-07-11 Terurut Topik radityo djadjoeri
Ada kabar gembira buat kaum perempuan di Medan dan sekitarnya yang ingin 
memanjakan tubuhnya.  Berhasil meraih sukses di beberapa kota besar di Pulau 
Jawa, kini Rumah Cantik Citra (RCC) hadir di kota Medan (Sumatra Utara).  
   
  Berlokasi di Jl. Slamet Riyadi no. 28, Medan, RCC dibuka untuk umum mulai 
hari Senin, 9 Juli hingga 7 September 2007 mendatang. 

  Untuk keterangan lebih lanjut silakan hubungi: 
   
  0815 1089 1800 atau (061) 414-3939

   
   


[mediacare] Fwd: petikan program matoa

2007-07-10 Terurut Topik radityo djadjoeri


Note: forwarded message attached.

e-mail: [EMAIL PROTECTED]
  blog: http://mediacare.blogspot.com

   
-
Get the Yahoo! toolbar and be alerted to new email wherever you're surfing. --- Begin Message ---
FENOMENA FEATURE
DIALOG  PAPUA – JAKARTA
  rb.matoa

   
  Musik ,.
   
  Pemerintah pusat RI  achirnya tidak memberikan izin masuk  Papua kepada 
anggota konggres Amerika Eni Faleomafega//Entah apa alasannya / tetapi batalnya 
kunjungan anggota kongres amerika tersebut ke papua telah menjadi alas an 
kelompok pelajar dan mahasiswa pengunungan tengah yang tergabung dalam aliansi 
mahasiswa pegunungan tengah Indonesia dan komponen masyarakat lainnya forum 
mahasiswa  dari kepala burung melakukan demo saat berlangsung kongres besar 
masyarakat papua di GOR Cenderawasih Jayapura//Hal penting yang ingin 
disampaikan dalam demo tersebut adalah alas an pemerintah Jakarta mencekal 
kunjungan eni faleo mafega ke papua.-
  070705-insert-hl-jack ttg pencekalan eni faleomafega
  Dalam demo tersebut juga para pendemo tidak sepakat gubernur papua dan papua 
barat /termasuk para bupati dan wali kota  se tanah papua  menemui eni 
faleomafega di Jakarta//Menurut mereka  lebih etika eni faleo mafega berkunjung 
sendiri ke papua dan melihat sendiri serta berdialog dengan komponen masyarakat 
papua sendiri di papua//
  Musik, ..
  Wacana rencana kunjungan eni faleo mafega ke papua sendiri telah menjadi 
sarana provokasi yang menyesatkan//Informasi yang diperoleh matoa fm seputar 
rencana kunjungan eni faleomafega/ adalah adanya informasi yang bersifat 
provokatif yang berpotensi mengganggu stabilitas kamtibmas//LP3BH Manokwari 
lewat direktur eksekutifnya Yan Christian Warinussy mengkonfirmasikan kepada 
matoa fm dan sejumlah wartawan media lainnya di manokwari lewat jumpa persnya 
rabu 27 juni 2007 mengatakan lembaga yang dipimpinnya lp3bh manokwari sebagai 
salah satu NGO sangat concern pada masalah masalah penegakan hukum/perlindungan 
HAM/d an transparansi demokrasi /jelang achir juni lalu mendapatkan berbagai 
pertanyaan  dari masyarakat / khususnya masyarakat papua seputar isu apa yang 
telah terjadi pada tanggal 24 dan 25 juni dan benarkah pada tanggal 1 juli akan 
ada pengibaran bendera bintang kejora
  070705-insert-hl-jcw ttg wacana tgl 24,25 dan 1 juli
  Direktur lp3bh manokwari Yan Christian Warinussy mengatakan dari perkembangan 
yang terjadi belakangan ini/lp3bh telah mencatat bahwa isu isu seperti itu 
telah dikembangkan dan sering kali di mainkan oleh kalangan tertentu  / untuk 
memancing rekasi masyarakat papua untuk menyikapinya secara frontal//Untuk itu 
terhadap isu yang dikembangkan tersebut tidak benar kata dia
  070705-insert-hl-jcw ttg isu tdk benar
  Yan Christian Warinussy dengan tegas mengatakan isu yang disebarluaskan 
jelang achir juni tersebut erat kaitannya dengan rencana kunjungan eni 
faleomavega ke papua awal juli 2007
  070705-insert-hl-jcw ttg alasan isu krn kunjungan eni faleomavega   
   
   
  Eni Faleomavega memang achirnya batal mengunjungi papua/dan hal itu menjadi 
wacana menuntut pemerintah pusat di Jakarta menjelaskan alas an membatalkan 
izin kunjungi papua oleh seorang eni faleomavega-demikian dicopy matoa fm dari 
demo yang dilaksanakan 4 juli lalu di jayapura oleh kelompok pemuda mahasiswa 
aliansi mahasiswa pengunungan tengah Indonesia dan komponen pemuda dari kepala 
burung
  070705-insert-hl-jack ttg demo tuntut penjelasan
  Kunjungan eni faleomavega ke tanah papua  adalah merupakan agenda resminya 
dalam kapasitasnya  sebagai anggota konggres//Yan Christian Warinussy dalam 
penjelasan tebukanya menyampaikan eni faleo mavega bersama colleganya telah 
menyampaikan sebuah petisi kepada pemerintah amerika serikat tahun 2005 
lalu/petisi tersebut tidak serta merta  menjustifikasi  pemerintah amerika 
serikat mendukung kemerdekaan bangsa papua  
  070705-insert-hl-jcw ttg petisi
  Menurut pandangan LP3BH kunjungan seorang eni faleomavega  ke papua juli 2007 
ini  seharusnya dilihat oleh semua pihak /rakyat papua/elit politik papua 
maupun otoritas sipil dan militer di indnesia menyikapinya sebagai suatu 
kesempatan  mendapatkan masukan yang positif dalam penyelesaian masalah masalah 
di papua
  Musik,……
  (ruang untuk keterangan PPRP Jakarta)
  Dalam liputan matoa fm sebelumnya dengan direktur lp3bh manokwari yan 
Christian warinussy/ dari kunjungan hina jilani 8 juni 2007 lalu ke 
papua/wacana provokasi juga bertebaran bahkan di media  sekelas cenderawasih 
pos bahwa sejumlah NGO asing menjual isu papua di luar negeri/dan seorang hina 
jilani baru mendapatkan izin masuk papua tengah malam jelang tanggal 8 
juni/bahkan setelah kembalinya seorang hina jilani masih juga beredar isu isu 
negative yang bersifat provokatif//Apakah penolakan izin masuk papua pada 
seorang eni faleomavega mengindikasikan resahnya pemerintah RI  akan adanya 
tuntutan merdeka dari masyarakat papua  itu sendiri
  070705-insert-hl-jcw ttg takut baya

[mediacare] Re: Proceeding Simposium Internasional Pusaka Saujana Budaya Borobudur ke I, 2007

2007-07-10 Terurut Topik radityo djadjoeri
Dear Elmas,
   
  Karena email pemosting awal di-protect, saya teruskan kepada ybs. via milis. 
Semoga beliau dapat membaca postingan ini.
   
  salam,
   
  radityo
   
  

Elmas Ageng <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  slmt siang,
nm sy Elmas Ageng, mhsiswa Arsitektur UI angktn 2005.
sy baru aj baca deskripsi singkat ttg simposium internasional pusaka saujana 
budaya borobudur ke 1
(yg dimuat di www.mail-archive.com/mediacare@yahoogroups.com/msg22765.html)
dan sy sgt tertarik ttg hasil/ringkasan mengenai acr simposium tsb.

kalau boleh tau,bgmn caranya supaya sy bisa memperoleh proceeding/ringkasan 
mengenai hasil simposium tsb ya?
dan apa aja proses administrasi yg hrs saya lewati agar dpt memperoleh 
proceeding tsb?


trmkasih atas perhatian dan infonya.
Elmas.



  
-
  Got a little couch potato? 
Check out fun summer activities for kids.


e-mail: [EMAIL PROTECTED]
  blog: http://mediacare.blogspot.com

   
-
Looking for a deal? Find great prices on flights and hotels with Yahoo! 
FareChase.

[mediacare] Wartawan dan Teroris

2007-07-10 Terurut Topik radityo djadjoeri
Para Pembela Teroris

Luthfie Assyaukanie
* peneliti Freedom Institute, Jakarta

Saya bukan sedang berbicara tentang Tim Pembela Muslim (TPM) yang belakangan
sedang populer karena usaha mereka memberikan bantuan hukum kepada para
pelaku teroris, tapi tentang para wartawan, aktvis, dan kaum terpelajar yang
secara gencar dan menjengkelkan membela para teroris. Sebagian mereka
tampaknya tak menyadari apa yang sedang mereka lakukan, sebagian lainnya
hanya demi bergenit-genit saja, dan sebagian lainnya, tampak jelas mendukung
ideologi serupa dengan para teroris hanya saja dengan sedikit kemasan yang
diilmiah-ilmiahkan.

Tentu saja, setiap upaya mempertanyakan prosedur hukum haruslah dihargai dan
dijunjung tinggi. Adalah sebuah truisme belaka bahwa polisi bukanlah sebuah
profesi yang maksum dari kesalahan. Tugas wartawan adalah mempertanyakan
prosedur-prosedur yang dilakukan polisi, termasuk dalam menangani persoalan
terorisme. Saya justru merasa senang bahwa pers kita kini sangat kritis dan
tak takut lagi dalam menyorot kinerja aparat kepolisian.

Namun, sikap kritis tentu ada batasnya. Pencarian kebenaran haruslah
bermuara pada penemuan, bukannya pada pencarian itu sendiri. Premis-premis
dalam logika dibangun untuk mengantarkan kita kepada kesimpulan, bukannya
pada penciptaan satu premis baru yang ad infinitum. Dalam dunia khayal, Anda
mungkin bisa melakukan itu, tapi dalam dunia nyata yang menyangkut nyawa
orang banyak, kecuali jika Anda sakit jiwa atau berhati teroris Anda mau
melakukannya.

Bersikap tegas kepada para teroris memang bukan hal yang mudah, terutama
jika Anda punya kesamaan visi dengan para pelaku teroris itu, misalnya dalam
meyakini adanya teori konspirasi, kebrutalan dan kesewenang-wenangan
Amerika, dan ketertindasan Islam. Hanya jika Anda punya pikiran yang
benar-benar jernih Anda bisa membedakan mana yang benar dan mana yang
keliru.

Perang terhadap terorisme memang bukanlah sesuatu yang mudah sekarang ini,
karena yang kita hadapi bukan hanya para pelaku teroris, tapi juga para
simpatisannya yang jumlahnya berkali lipat. Aparat polisi bisa menangkap
pelaku teror tapi tentu saja harus menahan diri dan kejengkelan dari para
pembela teroris yang muncul dalam beragam ekspresi.

Polisi misalnya harus menahan diri dan kejengkelannya terhadap Abu Bakar
Baasyir, yang terang-terangan membela para teroris dengan menyebut mereka
sebagai "counter-teroris, " maksdunya adalah bahwa mereka melakukan teror
demi mencegah teror yang lebih besar. Yang dia maksud dengan "teror yang
lebih besar" adalah teror yang dilakukan Amerika Serikat.

Para polisi juga harus menahan diri sambil mengurut dada terhadap para
wartawan yang menyebut dirinya "jurnalis investigatif" yang menuhankan dan
menyembah data. Tentu saja, sebutan "jurnalis investigatif" ini dimaksudkan
untuk memanipulasi kesimpulan-kesimpul an yang sudah dibuat polisi. Tak perlu
dikatakan bahwa ada banyak wartawan yang jujur dan berpikiran jernih, walau
ada sebagian kecil dari mereka yang sayangnya bekerja di bawah standar
kualitas.

Sebagian retorika para pendukung teroris itu memang memikat, karena dia
menyentuh sisi-sisi emosional terdalam kaum Muslim. Siapa yang tak tertawan
dengan retorika bahwa Amerika adalah teroris besar karena kelakuannya di
Timur Tengah dan dunia Islam lainnya? Dengan terus mempersalahkan Amerika,
para pembela teroris itu merasa absah mendukung teror dan kekerasan, meski
korban dan kerugian terbesar dirasakan oleh bangsa sendiri.

Tak ada orang yang menyangkal bahwa faktor Amerika memainkan peran yang
sangat besar bagi sulitnya menumpas gerakan terorisme yang melanda dunia
Islam. Kebrutalan dan kesewenang-wenangan Amerika juga sangat menyulitkan
kaum moderat Muslim dan siapa saja yang ingin berjuang menumpas terorisme.
Banyak orang menahan diri untuk mengecam teroris karena mereka takut
dibilang "antek Amerika" atau "antek zionis."

Sementara itu, para "penulis investigatif" yang umumnya duduk manis di ruang
ber-AC ikut-ikutan membela para teroris yang umumnya hidup sulit dan
kepanasan di luar sana. Saya tidak terlalu yakin bahwa mereka mengenal pasti
dengan obyek yang sedang ditulisnya. Kesan saya, mereka sepertinya sedang
meng-entertain ego dan libido intelektual saja, jika bukan benar-benar ada
habitus teror dalam dirinya.

Perang terhadap teror memang bukanlah tugas polisi semata. Ia merupakan
tugas kita semua, baik masyarakat agama, hukum, pers, akademis, maupun
lainnya. Yang diperlukan adalah kejernihan berpikir, keseriusan, dan rasa
tanggungjawab yang besar terhadap persoalan. Tugas polisi adalah menangkap
pelaku teror, sementara tugas kita adalah menyadarkan betapa terorisme dan
kekerasan atas nama agama dengan dalih apapun merupakan tindakan yang tidak
bisa dibenarkan.

Tanpa perlu dikatakan, the benefit of doubt harus terus dipakai, tujuannya
adalah mencari kebenaran sepanjang ia sesuai dengan aturan-aturan hukum
formal, bukan sepanjang khayalan-khayalan liar yang tak bertanggung jawab.
Pers menjadi ujung tombak bagi k

[mediacare] Lomba penulisan untuk wartawan di ajang "Indonesia Motorshow 2007"

2007-07-09 Terurut Topik radityo djadjoeri



   
  Anda seorang wartawan? Bermimpi punya laptop canggih? Ikuti lomba 
penulisan.

Klik:

http://www.indonesianmotorshow.com/2007/download/tor_lpw.pdf
  




[mediacare] Majalah JANE akhirnya gulung tikar

2007-07-09 Terurut Topik radityo djadjoeri
Kisah sedih ditutupnya sebuah penerbitan media cetak ternyata tak cuma terjadi 
di Indonesia, tetapi belakangan ini di Amerika Serikat pun punya kisah sama. 
Kenapa? Apa penyebabnya? 
   
  Saya jadi teringat ucapan seorang eksekutif dari Vintedge, interactive agency 
yang baru beroperasi di Indonesia, seminggu lalu:
   
  Internet usage and broadband penetration have been taking an exponential 
growth in Indonesia. In some target segments, especially the youth and young 
executive, internet has replaced other media such as newspaper, TV and magazine 
as the most important source of information. This is a clear indication on the 
importance for our client to include internet as part of their business 
strategy in order to communicate and reach out to their target audience.

With the growing importance of internet in these countries, companies must be 
able to understand the user's behaviour on the internet, find ways to reach out 
to them, in the process, be able to measure user's response to all their online 
marketing activities. And that is what Vintedge is good at!

  
Conde Nast closing down Jane magazine
Mon Jul 9, 2007 2:46PM EDT
 
   
  NEW YORK (Reuters) - Conde Nast is closing down Jane magazine after a 10-year 
run for the fashion and beauty publication targeted at women in their 20s, the 
publisher said on Monday.
   
  The August issue will be the last published by Conde Nast, which is also 
closing down the magazine's associated Web site.
   
  "We worked diligently to make Jane a success. However, we have come to 
believe that the magazine and Web site will not fulfill our long-term business 
expectations," Conde Nast Publications Chief Executive Charles Townsend said in 
a statement.
   
  Jane, which has struggled with depressed advertising, was founded in 1997 by 
Jane Pratt. In 2005, Pratt left the magazine.
   
  Conde Nast also publishes Vogue and GQ, among other magazines.
  
http://www.reuters.com/article/industryNews/idUSN0930109720070709
   
  © Reuters 2007. All rights reserved. 

   
-
Pinpoint customers who are looking for what you sell. 

[mediacare] Re: Keunikan Jurnalisme Kuliner - Mengapa "Selalu Enak?"

2007-07-08 Terurut Topik radityo djadjoeri
Di balik berbagai tayangan wisata kuliner yang berseliweran di layar kaca 
sebenarnya ada misi penting yaitu ikut mempromosikan masakan-masakan warisan 
nenek moyang kita. Selain itu, tayangan tersebut penting untuk mengangkat usaha 
kecil menengah (UKM) yang dijalani para penjaja makanan yang tersebar di 
pelosok Nusantara.  Sebagai contoh tayangan Bango Cita Rasa Nusantara (BCRN) 
yang ditayangkan di Indosiar tiap Sabtu pagi.
  Sudah berapa ratus penjaja makanan papan bawah yang tertolong oleh program 
semacam itu. Bahkan, ada beberapa penjaja yang ikut Festival Jajanan Bango, 
namanya langsung terangkat. Buntutnya, gerainya jadi laris manis bak gula jawa 
dijilati semut.
   
  Makanya saya kurang "sreg" kalau yang ditayangkan di layar kaca adalah 
resto-resto dan cafe-cafe papan atas. Apalagi kalau itu pewaralaba asing. 
   
  Terakhir, saya usulkan kepada para pengelola stasiun TV agar punya "tarif 
iklan khusus" untuk bisnis UKM, apa pun itu. Bukan hanya produk milik 
konglomerat yang pantas berseliweran di layar kaca. 

Satrio Arismunandar <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  KEUNIKAN JURNALISME KULINER - MENGAPA “SELALU ENAK?”

Bondan Winarno, ahli kuliner yang ngetop dengan ungkapan “maknyus” itu tampak 
mengunyah hidangan yang tersaji di depannya. Tetapi mendadak, ia langsung 
memuntahkannya! “Tidak enak! Betul-betul tidak ada nikmatnya!” ujarnya, 
menyumpah-nyumpah.

Pernahkah Anda menyaksikan tayangan semacam itu di layar televisi? Ya, pasti 
tidak pernah. Semua yang dimakan Bondan di layar televisi selalu enak, gurih, 
nikmat, sedap, dan pokoknya… “maknyuss!”

Sejumlah rekan pernah bertanya kepada saya, mengapa liputan tentang masakan 
–semacam program Wisata Kuliner-- di media televisi hanya menayangkan makanan 
yang enak-enak saja? Kenapa tidak pernah ada yang meliput restoran yang 
menyajikan masakan yang tidak “maknyus?”

Jawaban saya, liputan semacam Wisata Kuliner itu memang bukan jurnalisme yang 
bisa kita bandingkan dengan liputan peristiwa kebakaran, kecelakaan, bencana 
alam, konflik politik, kriminalitas, dan sebagainya. Wisata Kuliner sepatutnya 
kita masukkan dalam rubrik “pelayanan masyarakat”. Sifatnya informatif, seperti 
info tentang acara bioskop besok sore, atau info-info ringan lain yang 
dibutuhkan masyarakat. 

Wisata Kuliner memberi informasi pada pemirsa yang doyan makan enak atau ingin 
mencoba berbagai jenis masakan di berbagai tempat. Tentu saja, secara logika, 
tidak ada pemirsa atau konsumen yang sengaja mencari restoran yang hidangannya 
tidak enak. Mereka hanya mau makan santapan yang lezat, khususnya yang 
direkomendasikan oleh Bondan Winarno, wartawan atau media massa.

Maka “Jurnalisme Kuliner”, kalau saya boleh mengatakannya demikian, adalah 
selalu “berpihak” dan “satu arah.” Bahkan (meskipun tidak dimaksudkan 
demikian), sulit untuk menghindarkan kesan promosi terhadap makanan dan 
restoran bersangkutan.

Dalam tayangan televisi, jelas disebutkan nama restoran dan alamatnya, sehingga 
pemirsa yang penasaran bisa langsung pergi sendiri ke restoran bersangkuran 
untuk mencicipi hidangannya. Kalau pun nama restoran dan alamatnya tidak 
disebutkan, penonton yang penasaran akan menelepon stasiun TV bersangkutan. 
Dan, sebagai bagian dari upaya melayani audience, tentu saja wartawan akan 
memberitahukan nama restoran dan alamatnya. 

Tentu saja, liputan kuliner juga bisa sekaligus dijadikan lahan iklan bagi 
stasiun TV bersangkutan. Misalnya, bekerjasama dengan produsen produk-produk 
tertentu (bumbu masak, kecap, bakmi, dan sebagainya). Ini sering dilakukan 
secara terang-terangan.

Semua akhirnya berpulang ke pemirsa sebagai konsumen. Mau percaya penuh, atau 
skeptis terhadap rekomendasi media. Tapi yang jelas, pasti Bondan Winarno, 
wartawan dan media juga tidak berani “gambling,” dengan merekomendasikan 
masakan yang tidak enak, karena ini terkait dengan kredibilitasnya. Mohon maaf, 
jika tulisan saya ini tidak “maknyuss!” ***


Satrio Arismunandar 
Producer - News Division, Trans TV, Floor 3
Jl. Kapten P. Tendean Kav. 12 - 14 A, Jakarta 12790 
Phone: 7917-7000, 7918-4544 ext. 4026, Fax: 79184558, 79184627

http://satrioarismunandar6.blogspot.com
http://satrioarismunandar.multiply.com 





e-mail: [EMAIL PROTECTED]
  blog: http://mediacare.blogspot.com

   
-
Park yourself in front of a world of choices in alternative vehicles.
Visit the Yahoo! Auto Green Center.

Re: [mediacare] Permasalahan Subscribe

2007-07-08 Terurut Topik radityo djadjoeri
Pak Daniel yth,
   
  Saya sudah cek status keanggotaan Bapak di mediacare, statusnya normal - 
tidak bouncing. Memang, akhir-akhir ini ada beberapa keluhan dari pengguna 
email kantor dan ISP lokal/setempat, serta email account non-Yahoo. 
   
  Untuk itu saya sarankan agar keanggotaan Bapak di milis di back-up dengan 
email account dari Yahoo, sehingga bisa menerima utuh postingan-postingan di 
milis.
   
  Hingga detik ini saya merasakan, menggunakan email dari Yahoo adalah yang 
paling nyaman untuk memantau milis-milis, apalagi sekarang sudah unlimited 
storage, alias tak perlu repot menghapus email-email tak penting.
   
  salam,
   
  rd
  

"Daniel H.T." <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Dh,
  seperti yg pernah saya sampaikan bahwa sejak akhir Juni lalu saya tidak 
menerima posting2 dari mediacare. Saya sudah cek status keanggotaan saya: 
normal.
   
  Saya cek di Radnet, katanya, tidak ada masalah. Akhirnya, saya coba 
unsubscribe, diikuti dgn subscribe baru. Tapi hasilnya, tetap sama saja. 
Kenapa, ya?
  

 

 
-
It's here! Your new message!
Get new email alerts with the free Yahoo! Toolbar.

[mediacare] Siaran Pers: Teledata Indonesia kukuhkan kemitraan bisnis dengan Alcatel-Lucent

2007-07-08 Terurut Topik radityo djadjoeri
PT Teledata Indonesia pada 6 Juli 2007 lalu menggelar acara malam penghargaan 
kepada para pelanggan setia (Customer Appreciation Night). Acara malam 
apresiasi yang dihadiri oleh para pelanggan dan mitra usaha setia ini untuk 
menandai telah beroperasinya Teledata di Indonesia selama 12 tahun lamanya. 
Sebagai catatan, perseroan ini adalah anak perusahaan Teledata Group yang 
bermarkas di Singapura dimana sahamnya tercatat di papan utama bursa saham 
Singapura (Singapore Stock Exchange). 
   
  "Kami mengawali bisnis di Indonesia pada awal 1995, bermula dari jumlah 
karyawan hanya 3 orang saja," kenang Keith Seow, Country Director PT Teledata 
Indonesia. Kini Teledata didukung oleh 25 karyawan tetap dan menggaet kemitraan 
usaha dengan Alcatel-Lucent dengan bisnis utama pada layanan telepon berbasis 
Internet Protocol (IP Telephony) dan penyedia jasa solusi jaringan data (data 
networking solutions) untuk pasar Indonesia. Beberapa perusahaan, diantaranya 
Carrefour dan Grand Indonesia, mempercayakan penyediaan sistem integrasi 
jaringan data pada Teledata. 
   
  “Kami berharap bisnis yang kami jalani dapat terus bertumbuh baik di tahun 
ini maupun di masa-masa mendatang,” tutur Chan Chee Kheong, Presiden Direktur 
PT Teledata Indonesia. “Kami nilai performa perekonomian Indonesia  menuju ke 
arah yang positif dan memiliki komitmen untuk mendukung pertumbuhan bisnis inti 
kami yaitu telepon berbasiskan internet protocol dan serangkaian solusi 
jaringan data,” tambah Chan yang juga menjabat sebagai COO (Chief Operating 
Officer) Teledata Group. Menurut Chan, di saat yang sama, Teledata juga 
merambahi bisnis layanan pemasaran di internet yang bertumbuh cepat dengan 
mendirikan PT. Teledata-Vintedge. Tak heran kalau pihaknya yakin akan meraup 
pendapatan  yang lebih besar di tahun 2009. 
   
  Sekilas tentang Teledata Group
   
  PT Teledata Indonesia adalah anak perusahaan Teledata Group yang bermarkas di 
Singapura, dimana saham perseroan ini tercatat di papan utama bursa saham 
Singapura (Singapore Stock Exchange). Berdiri sejak 1976, spesialisasi bisnis 
yang dijalani Teledata Group diantaranya adalah Contact Center berbasis 
internet protokol (IP-based Contact Center), IP Telephony & Communications 
Networking Solutions, dan  sistem Security & Surveillance.
   
  Bermitra dengan beberapa penyedia layanan teknologi papan atas, Teledata 
berkomitmen untuk memberikan solusi yang lebih meluas bagi para pelanggannya. 
Beberapa perusahaan blue-chip dan juga lembaga-lembaga pemerintah di kawasan 
ASEAN mempercayai Teledata. 
   
  Website: 
  http://www.teledata.com.sg 
   
  Corporate Profile:
  http://www.teledata.com.sg/corporate-profile/pdf/2006/Teledata_AR2006.pdf 
   
  Untuk keterangan lebih lanjut silakan hubungi:
   
  Gadsya Angela Nggadas
  PT. Teledata Indonesia
  Tel: +6221 5695 1522 ext 111 
  Mobile: +62 812 981 4208
  E-mail: [EMAIL PROTECTED] 
   


[mediacare] Antara: Peluang besar bisnis IP Telephony

2007-07-08 Terurut Topik radityo djadjoeri
Sains & Teknologi
06/07/07 19:57
  Peluang Besar Bisnis IP Telephony
   
  Jakarta (ANTARA News) - Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia yang 
sedemikian 
  cepat telah membuka peluang besar bagi perkembangan bisnis perusahaan 
penyedia jasa 
  solusi jaringan data (data networking solutions), layanan telepon berbasis 
internet 
  protocol (IP telephony), serta layanan pemasaran di internet.
   
  Presdir PT Teledata Indonesia Chan Chee Kheong kepada wartawan di Jakarta, 
Jumat, 
  mengatakan bahwa pada tahun 2000 pengguna internet di Indonesia hanya sekitar 
dua 
  juta pengguna (users) dan setiap tahunnya terus bertambah hingga mencapai 18 
juta 
  pengguna pada tahun 2007.
   
  Data statistik yang dimilikinya juga menyebutkan para users tersebut 
menggunakan 
  internet sebagian besar untuk mengirim surat elektronik (e-mail) yakni 
sebanyak 91 
  persen, untuk referensi berita (76 persen), serta untuk chatting (52 persen).
  Dikatakan Chan Chee Kheong bahwa merujuk pada data-data tersebut maka PT 
Teledata 
  Indonesia, sebagai perusahaan spesialis penyedia jasa solusi jaringan data 
serta 
  layanan telepon berbasis Internet Protocol (IP telephony) di Indonesia , 
yakin 
  dapat memenuhi target pertumbuhan pendapatan 10 persen pada 2007 dan 20 
persen pada 
  2008.
   
  Pada tahun 2006 Teledata berhasil meraup pendapatan sebesar 8,0 juta dolar AS 
dari 
  pasar Indonesia. "Kami menilai kinerja perekonomian Indonesia menuju ke arah 
yang positif dan hal  itu mendukung pertumbuhan bisnis inti kami yaitu telepon 
berbasiskan internet 
  protocol dan serangkaian solusi jaringan data," kata Chan, yang juga menjabat 
  sebagai Chief Operating Officer (COO) Teledata Group.
   
  Menurut dia, saat ini Teledata juga telah merambah bisnis layanan pemasaran 
di 
  internet melalui anak perusahaan PT.Teledata-Vintedge.
   
  Sementara itu, Country Director PT Teledata Indonesia Keith Seow pada 
kesempatan 
  sama mengatakan bahwa pihaknya pada Jumat malam (6/7) menyelenggarakan acara 
malam penghargaan kepada para pelanggan setia, untuk menandai 12 tahun 
beroperasinya 
  perusahaan tersebut di Indonesia.
   
  Teledata Indonesia merupakan anak perusahaan Teledata Group yang bermarkas di 
  Singapura, dimana sahamnya tercatat di papan utama bursa saham Singapura 
(Singapore 
  Stock Exchange). Teledata Group berdiri sejak 1976 dengan spesialisasi bisnis 
di 
  bidang contact center berbasis internet protocol, telepon berbasis internet 
  protocol, serta sebagai penyedia jasa solusi jaringan data. 
   
  Sejak awal beroperasi di Indonesia tahun 1995, Teledata Indonesia bermitra 
usaha 
  dengan perusahaan Perancis di bidang penyedia layanan teknologi komunikasi, 
  Alcatel-Lucent, dengan pangsa pasar sekitar 70 persen.(*)
  
Copyright © 2007 ANTARA
   
  http://www.antara.co.id/arc/2007/7/6/peluang-besar-bisnis-ip-telephony/


 


[mediacare] Bandung "surganya" tukang makan

2007-07-07 Terurut Topik radityo djadjoeri
Salah satu daya tarik kota Bandung adalah makanannya. Dari restoran berkelas 
yang menawarkan berbagai macam makanan mewah hingga kedai makanan yang 
menawarkan makanan yang tak kalah lezatnya dengan harga yang terjangkau oleh 
masyarakat pada umumnya.
   
  Bandung dengan keanekaragaman makanannya sudah dikenal sejak dahulu. Haryoto 
Kunto dalam bukunya "Semerbak Bunga di Bandung Raya" bahkan membahas makanan 
di kota Bandung dalam bab tersendiri setebal 55 halaman. Di dalamnya  
disebutkan berbagai tempat makan dengan segala kelebihannya, dari restoran di 
hotel terkemuka hingga tukang makanan keliling, dari makanan khas Bandung 
hingga makanan luar Bandung. Saking banyak dan beragamnya makanan di Bandung  
yang terbilang enak, Haryoto Kunto menyebut Bandung sebagai "surganya" tukang 
makan.
   
  Hingga kini citra tesebut masih dimiliki Bandung. Bahkan beberapa tempat  
yang disebutkan Haryoto Kunto masih ada dan telah direnovasi. Salah satu  
tempat makan yang hadir dengan penampilan baru adalah BMC (Bandoengsche Melk 
Centrale) yang terletak di jalan Aceh. Dengan andalan yoghurt berbagai rasa, 
BMC kini menjadi tempat yang cukup populer di kalangan tua muda sebagai tempat 
pilihan untuk bersantap. Hal ini tak terlepas dari menu makanan BMC yang 
variatif.
   
  Selain tempat makan lama yang tetap bertahan, tempat makan baru pun  
bermunculan. Namun hanya beberapa dari mereka yang memiliki kekhasan 
tersendiri. Jika anda ingin bersantap sambil memandangi kota Bandung, the Peak 
adalah tempatnya. Restoran yang menyebut dirinya sebagai "Resort Dining" ini 
menyajikan makanan Indonesia dan makanan Eropa. Di malam hari Anda dapat 
menikmati gemerlapnya lampu kota Bandung. Jika anda ingin bersantap dalam 
suasana alam yang sejuk dan suara gemericik air, Kampung 
Daun adalah tempatnya. Di sini Anda bisa mencicipi makanan khas Bandung atau 
Sunda yang kini sudah jarang disajikan di tempat lain. Kedua restoran ini 
terletak di kawasan yang sama.
   
  Jika Anda termasuk tukang jajan yang tidak gengsian dan mau makan di kedai 
atau tenda kaki lima, Anda bisa coba nasi timbel di daerah Mesjid Istiqomah. 
Tukang nasi timbel yang buka dari pagi hingga jam 3 siang ini, menyediakan 
berbagai macam pepes dan gorengan. Selain itu, tersedia dua macam nasi timbel, 
yaitu nasi putih dan nasi merah.
   
  Anda suka makan bubur ayam? Ada beberapa tempat jualan bubur ayam yang 
terkenal. Anda pasti sudah familiar dengan bubur ayam Mang Oyo. Bubur ayam yang 
ia jual sangat kental, mirip seperti nasi tim. Ada pula bubur ayam PR di jalan 
Asia Afrika dan bubur ayam Pajajaran. Bubur keduanya mirip, lebih encer 
dibanding dengan bubur ayam Mang Oyo. Bubur ayam PR berjualan di dekat kantor 
surat kabar PR (Pikiran Rakyat).
   
  Ada pula bubur ayam Duti di jalan Gardujati. Yang khas dari bubur ayam duti 
ini adalah ceker ayamnya. Namun jika tidak suka ceker, Anda dapat memesan yang 
lain. Di jalan Jend. Sudirman, Jamika, ada Bubur Ayam Sederhana Mang Otong. 
Kepekatan buburnya ada di antara bubur ayam Mang Oyo dan bubur ayam Pajajaran. 
Bubur ayam ini hanya berjualan malam hari. Namun jarang ia berjualan hingga 
tengah malam sebab selalu saja buburnya habis terjual sebelum itu. Di sini 
hanya tersedia bangku-bangku plastik dengan beberapa meja plastik yang 
diletakkan di atas trotoar. Anda dapat mengamati kendaraan 
yang lalu lalang sambil menikmati bubur ayam tersebut. Jika kurang berkenan 
makan di luar seperti itu, Anda dapat makan di dalam mobil. Anda tinggal pesan 
pada tukang parkir dan ia akan membawakan bubur pesanan Anda.
   
  
Jalan-Jalan di Bandung...Yuk! !
  
http://www.kota-bandung.info 
  
 

 
-
Expecting? Get great news right away with email Auto-Check.
Try the Yahoo! Mail Beta.

[mediacare] Re: Kencing Unta Dapat Sembuhkan Hepatitis dan Diabetes

2007-07-07 Terurut Topik radityo djadjoeri
Ya Tuhan! Mohon pencerahan dari ahli agama di milis ini. Apakah hadits ini 
termasuk sahih atau palsu?
   
Karena menurut penelitian yang pernah saya baca, di Tanah Arab banyak orang 
mengalami kebutaan dan diamputasi bagian tubuhnya akibat diabetes akut yang 
diidapnya. Artinya selama ini si onta hanya mereka naiki, tidak diminum air 
kencingnya. Kalau memang hadits tersebut sahih, berarti banyak orang Arab yang 
Muslim tidak percaya pada hadits tersebut.

Kalau berita ini benar, kelak akan banyak jemaah Haji yang pulang ke Tanah Air 
menenteng berbotol-botol kencing onta, selain air zamzam tentunya. Komoditas 
ekspor terbaru dari Arab Saudi?  
  

Sunny <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  
http://www.antara.co.id/arc/2007/7/7/kencing-unta-dapat-sembuhkan-hepatitis-dan-diabetes/
   
07/07/07 01:01
  Kencing Unta Dapat Sembuhkan Hepatitis dan Diabetes
Sana`a (ANTARA News) - Dalam salah satu hadis sahih, Rasulullah bersabda dan 
mengingatkan para sahabat bahwa air seni dan susu unta dapat menyembuhkan 
banyak penyakit di dalam perut.

Sejak beberapa tahun belakangan ini, sejumlah peneliti di Arab telah 
membuktikan bahwa kandungan zat dalam air seni dan susu unta dapat menyembuhkan 
sejumlah penyakit.

Dr. Abdulrahman Al-Qassas, seorang peneliti di Universitas Ummul Qura, Makkah, 
menegaskan lagi bahwa kencing dan susu onta dapat menyembuhkan beberapa 
penyakit, di antaranya hepatitis, penyakit gula (diabetes) dan penyakit kulit.

"Hasil penelitian mutakhir telah membuktikan bahwa air seni dan susu onta dapat 
menyembuhkan sejumlah penyakit," katanya di hadapan forum mahasiswa tingkat 
empat, seperti dikutip media setempat Jumat (6/7).

Menurut dia, pengobatan tergantung dari kondisi pasien. "Ada yang hanya 
memerlukan air seni, dan ada pasien yang cukup dengan susu onta saja. Sebagian 
pasien perlu mendapat pengobatan dengan mencampur susu dan air seni onta," 
ujarnya.

Al-Qassas juga menyebutkan beberapa penyakit perut lainnya yang dapat 
disembuhkan dengan air kencing binatang yang sering juga disebut "safinah 
al-sahra" (kapal padang pasir) itu.

Dalam kesempatan itu, Al-Qasas menjelaskan secara rinci hadis-hadis Rasulullah 
SAW tentang khasiat air seni dan susu onta tersebut yang diperkuat dengan 
berbagai penelitian yang dilakukan para ahli belum lama ini.

Kalangan ulama Islam sejak lama telah mengumpulkan hadis-hadis yang berkaitan 
dengan tib (medis) dan memasukkan dalam katagori hadis-hadis mukjizat ilmiah 
yang dapat dibuktikan kebenarannya lewat penelitian ilmiah mutakhir. (*)


  


[mediacare] Serba-serbi tentang "Bulan Purnama"

2007-07-06 Terurut Topik radityo djadjoeri
  The sky at night: 50 things you never knew about the full moon   So it's not 
just a matter of superstition. According to a police study, the lunar event 
coincides with an increase in hooliganism. Jonathan Brown and Rebecca Bowle 
shed some light on the celestial phenomenon  Published: 07 June 2007   

1 
  The full moon is a lunar phase occurring when the moon is on the opposite 
side of the earth from the sun and all three bodies are aligned in a straight 
line. Viewed from earth, the near side of the moon is fully illuminated by the 
sun giving it the familiar circular appearance. 
   
  2 
  It is only during a full moon that the dark side of the moon - the hemisphere 
on the opposite side to the sun - is completely dark.
   
  3 
  Lunar eclipses - caused by the passage of the earth's shadow across the 
illuminated hemisphere - only occur during a full moon. However, because of the 
angle of tilt of both bodies the moon normally passes either north or south of 
the earth's shadow.
   
  4 
  The chances of being bitten by a dog are twice as high during a full moon, 
according to a study at Bradford Royal Infirmary, which reviewed 1,621 cases of 
dog bite between 1997 and 1999. However, a study at the University of Sydney in 
Australia concluded there was no identifiable relationship between the state of 
the moon and dog bites.
   
  5 
  Gervaise of Tilbury, a 13th-century canon lawyer, was the first to link the 
full moon with the transformation into a werewolf. Writing in his Otia 
Imperialia he reports cases in the Auvergne, below. The philosopher Gottfried 
Leibniz described the popular work as a "bagful of foolish old woman's tales".
   
  6 
  The full moon occurs every 29.5 days - the duration of one complete lunar 
cycle.
   
  7 
  The female menstrual cycle has long been linked to the full phase of the 
moon. One theory is that prehistoric men were more likely to go hunting during 
their womenfolk's period because of taboos associated with blood. The most 
profitable time to hunt was during the full moon and the best way to convince 
the men to return with food was with the prospect of sex.
   
  8 
  Neo-pagans, including followers of Wicca, hold a monthly ritual based around 
the full moon called an Esbat. The term has been linked to the writings of the 
controversial anthropologist Margaret Murray.
   
  9 
  The second full moon occurring within a calendar month is called a Blue Moon. 
The latest was seen on 31st May 2007. Far from being a rare event this 
phenomenon occurs once every three years on average.
   
  10 
  "Blue Moon", which was written by Richard Rodgers and Lorenz Hart in 1934, 
became a standard ballad and was recorded by singers such as Frank Sinatra and 
Bob Dylan. The most famous version was recorded by the doo-wapp band the 
Marcels, above, in 1961, selling more than one million copies.
   
  11 
  The world's tidal ranges are at their maximum during the full moon when the 
sun, earth and moon are in line. Sailors know the effect as the spring tide - a 
reference to the leap in the water level rather than the season of the year.
   
  12 
  The only month that can occur without a full moon is February.
   
  13 
  Farmers refer to the harvest moon, the full moon closest to the autumnal 
equinox, which normally occurs in September. It is also called the elk calling 
moon or the wine moon.
   
  14 
  A full Moon is considered unlucky if it occurs on a Sunday but lucky on 
Monday or moon day
   
  15 
  According to superstition a male child is more likely to be conceived at full 
moon.
   
  16 
  In October 1939 in Springfield, Missouri, the full moon appeared to fall from 
the sky. The event was reported in the local newspaper but was later revealed 
to be a plunging weather balloon.
   
  17 
  The Gregorian calendar dates Easter as the first Sunday after the 
ecclesiastical full moon - the first to occur after the vernal equinox. It is 
also known as the egg moon.
   
  18 The Chinese Lantern Festival, dating back to the Han dynasty, is staged on 
the 15th day of the 1st lunar month after the new year. Chinese communities 
celebrate across the world by lighting lanterns and feasting on glutinous rice.
   
  19 
  The Lunar Society, which included Erasmus Darwin, James Watt and Josiah 
Wedgewood, took its name from the practice of holding monthly meetings on the 
Monday nearest to the full moon. Members referred to themselves as the Lunatics.
   
  20 
  A three-month psychological study of 1,200 inmates at Armley jail in Leeds in 
1998 showed a rise in violent incidents in the days either side of a full moon.
   
  21 
  Scientists have long battled to explain the "moon illusion" - whereby the 
full moon appears to be larger the closer it is to the horizon. The phenomenon 
is understood to be caused by human perception rather than the magnifying 
effect of the earth's atmosphere.
   
  22 
  Timber harvests in South America and South-east Asia are 

[mediacare] Fwd: [pojokteater] KONSER MUSIK "KUA ETNIKA" - DJADUK FERIANTO -- TRIE UTAMI

2007-07-06 Terurut Topik radityo djadjoeri


Note: forwarded message attached.

e-mail: [EMAIL PROTECTED]
  blog: http://mediacare.blogspot.com

   
-
Shape Yahoo! in your own image.  Join our Network Research Panel today!--- Begin Message ---
Terimalah pemberitahuan ini dengan suka cita, dan kami menunggu
kehadiran Anda untuk menyaksikannya. Salam hangat.
(Butet Kartaredjasa)

Graha bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki
Kamis dan Jumat, 12 & 13 Juli 2007, pukul 20.00 WIB

KONSER MUSIK KUA ETNIKA, DJADUK FERIANTO DAN TRIE UTAMI:
"Raised From The Roots, Breakthrough Borders"

Sebelum menampilkan karya terbaru mereka di Festival
Nusantara,Brisbane, Australia, Agustus mendatang, pemusik Djaduk
Ferianto bersama grupnya, Kua Etnika, akan menampilkan
karya-karyanya di depan publik Jakarta. Setelah dipentaskan
untuk menandai kegiatan Yayasan Bagong Kussudiardja, di
Padepokan Seni Bagong Kussudiardja, Yogyakarta, akhir Mei lalu,
Konser Musikbertajuk “Raised From The Roots, Breakthrough
Borders” ini akan dipangungkan di Graha Bhakti Budaya TIM,
Kamis dan Jumat, 12 & 13 Juli, pukul 20.00 WIB mendatang. Dalam
konser yang menggunakan aneka macam instrumen etnik ini, Djaduk
menyajikan 11 repertoar dengan dukungan vokalis Trie Utami.
Seperti biasanya, dalam bermusik Djaduk berangkat dari
semangat mengolah seni tradisi dan modern. Karya komposisinya
merupakan pertemuan perjalanan musikalitas yang berusaha
menautkan kutub-kutub aliran, gaya, dan genre. Kua Etnika
mengolah dan mengambil inspirasi dari berbagai khasanah
tradisi, sembari terus mempertemukannya dengan berbagai bentuk
cara ungkap kontemporer.

Menurut Djaduk, yang mendasari kerja kreatif mereka adalah
keterbukaan musik etnik di Indonesia terhadap berbagai
kemungkinan baru, baik instrumen, melodi, maupun iramanya.
Termasuk di dalamnya upaya mendialogkan khasanah musik etnik
dengan khasanah musik Barat, maupun mendialogkan antar musik
etnik itu sendiri yang berasal dari khasanah musik Nusantara.
Dari berbagai rajutan dialog musikal itu diharapkan mampu
melahirkan apa yang disebut “harmoni keindonesiaan”, tanpa
melenyapkan karakter masing-masing musik etnik.

Melalui seluruh reportoar garapan terbaru mereka, Kua Etnika,
Djaduk Ferianto dan Trie Utami akan membagi perjalanan mereka.
Perjalanan yang mendasari dirinya dari gamelan Jawa, Sunda,
Bali, dan khasanah musik tradisi, untuk menemukan daya
ungkapnya dalam musikalitas hari ini. Suatu perjalanan yang,
menilik judulnya, berangkat dari suatu akar untuk mencapai dan
kemudian menembus batas-batas, penuh percobaan teknik dan gaya
dari berbagai sumber inspirasi. Namun, alih-alih menjadi
rumit, mereka bersetia untuk lugas, sederhana, dan pada saat yang
sama, menghadirkannya dalam suasana yang akrab dan hangat,
hampir seperti tanpa pretensi.Selama dua jam penuh, penonton
akan mereka ajak untuk bersama-sama menempuh perjalanan
musikalitas mereka,menempuh pertemuan-pertemuan antar bunyi dan
budaya.

Tiket bisa diperoleh di 021-3154087 atau Pak Isa 081317028139.***


___
indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id


--- End Message ---


[mediacare] Fwd: [castrol-mania] VOTON akan hadir di Pameran GAIKINDO

2007-07-05 Terurut Topik radityo djadjoeri


Note: forwarded message attached.

e-mail: [EMAIL PROTECTED]
  blog: http://mediacare.blogspot.com

   
-
Be a better Heartthrob. Get better relationship answers from someone who knows.
Yahoo! Answers - Check it out. --- Begin Message ---
VOTON akan hadir di Pameran GAIKINDO
   
  Si kuat dan tangguh akan segera merajai jalanan di Indonesia
   
  Tunggu dan saksikan performanya...
   
  Konperensi Pers akan digelar pada hari Kamis, 19 Juli 2007 di JHCC
   
  Untuk konfirmasi lebih lanjut silakan  hubungi 0817-9802250
   
   
  salam,
   
   
  Radityo Djadjoeri
   
   


e-mail: [EMAIL PROTECTED]
  blog: http://mediacare.blogspot.com

 
-
No need to miss a message. Get email on-the-go 
with Yahoo! Mail for Mobile. Get started.<>--- End Message ---


  1   2   3   4   5   >