[teknologia] Re: Konsensus Milis Teknologia
On 1/13/06, fade2blac <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Memang tujuan berimel di milis bukan untuk mencapai konsensus, tapi sebagai > wahana narsis, tempat membuang waktu paling efektif. Asal komentarnya beda, > kemana juga diikutin, apalagi jika bisa menunjukkan kehebatan diri sendiri. > Ini umum di sebagian besar milis yang saya ikutin. Milis ini kan bukan tempat untuk membangun konsensus, tetapi tempat membicarakan hal-hal tentang teknologi. Setahu saya satu-satunya konsensus di sini adalah tata tertib milis http://teknoblogia.blogspot.com/ yang sudah dipenuhi spam comment. :) Selain dari itu, silakan lihat kembali tata tertib milis. > > Saya lihat anggotanya ada ratusan, tapi yang posting unique dibawah 20. Yang > lainnya kemana? Yang lain engga mau jadi narsis? -- http://jaringan.info/ Abaikan penyangkalan? Resiko sendiri.
[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa
hahaha bosen di malaysia saya 2 tahun disana biar aman anda di anggap warga negara kelas 3 sejajar dengan india dan bangladesh alisa bangsa kuli, ngga ada respect sakit hati ngga sich padahal telekom malaysia belajar dari telkom, petronas dari pertamina, adjie On 1/12/06, Affan Basalamah <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Enakan di Malaysia aja pak, > negaranya enak, aman damai tenteram, > infrastruktur nya sangat bagus, dan suasananya sangat dekat dengan > Islam. > > Ini sempet saya tulis di blog saya kemarin : > > http://affanzbasalamah.blogsome.com/2006/01/04/kempen-anti-laman-lucah-di-malay/ > > -affan > >
[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa
On 1/13/06, adi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: btw, dengan kondisi sekarang, kembali ke topik 'Dosen vs Mahasiswa',mestinya lebih gampang menendang dosen ke luar dari pada mahasiswa yahi..hi.. (j/k). Betul.. karena ndak ditendang, aja dosen udah pada bercabutan. Bukan karean gaji sebagai dosen kurang besar atau tidak cukup. Tapi dosen sering dipandang sebagai pekerjaan tanpa karir. Ndak mungkin jadi manager katanya :-). Mungkin perlu reorganisasi seperti ABRI, jadi namanya bukan Ketua Jurusan, tapi Manager Jurusan. IMW
[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa
On 1/13/06, Muhamad Carlos Patriawan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Sebetulnya yang diminta Adi cs itu seperti Financial Report diperusahaan publik setelah proses audit yang jelas tiap neraca dananggaranya apa saja. Setahu saya dengan bentukan yang sekarang PTN wajib melakukan itu. Kalau PTS karena merupakan Yayasan sudah dari dulu wajib melakukan itu. Tapi mungkin tidak heran jika 5 tahun dari sekarang anak2 lulusan gundar.ac.id lebih canggih dibanding itb.ac.id :-) Lulusan canggih gampang, bikin aja filter yang ketat. Pilihan yang masuk hanya yang pinter-pinter aja. Ndak ada dosen dan ndak jelas kurikulum juga bisa pinter lulusannya. IMW
[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa
On 1/12/06, Budi Rahardjo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:> > Seperti yang saya sebut, di tempat saya utk mahasiswa tertentu> ada yg nol karena kena discount ini itu :-) Tentu saja selalu ada beasiswa dan bantuan lain-lainnya.Secara umum, PTS biasanya lebih mahal. Itulah sebabnyasaya tidak langsung percaya kalau disebutkan PTN lebihmahal dari PTS. Secara umum itu dulu, tapi tidak lagi sekarang :-) Istilah saya PTN telah disamakan (kalau dulu khan ada istilah PTS statusnya disamakan). > Per angkatan mahasiswa baru sekitar 6000-7000 mahasiswa.Hal lain lagi adalah masalah skala. Kalau ada 6000 mahasiswa * Rp 2 juta = Rp 12 milyar.Kalau di tempat saya ada 200 mahasiswa * Rp 2 juta = 400 jutaAda perbedaan yang cukup besar karena skala ini.Tentu saja mengelola 6000 mahasiswa lebih sukar daripada mengelola 200 orang. You give and take, lah ;-) Ada satu titik di mana jumlah besar itu tidak otomatis berarti dana yang tersedia besar, karena seperti yagn saya sebut, ada peraturan misal 70% staf harus dosen tetap dengan sekian prosen yang S2, dan S3 (ini yang mejadi beban sendiri bagi PTS-PTS, dimana ketentuan tersebut relatif tidak dikenakan ke PTN). Kalau melihat 12 M nya sepertinya besar, tapi sudah kena biaya operasional akan menjadi kecil :-), apalagi seperti Lab yang semakin banyak mahasiswa, semakin tinggi ongkosnya. > subsidi itu. Di Jerman Universitas itu relatif hidup total dari dana> pemerintah, sebagai dampaknya. Semua resource BOLEH dipakai oleh semua orang > di luar kampus tersebut.Mungkin perlu diperhatikan:- berapa besar (nilainya) subsidi pemerintah tersebut?Jika kita lihat, seluruh kebutuhan basic di universitas Jerman sudahdapat dipenuhi oleh subsidi tersebut. Biaya subsidi itu sekarang dipotong, dan relatif dipaksa hanya untuk memenuhi biaya operasional minimal (Haushaltmittel), tetapi ini sekarnag dirasa para Profesor tidak mencukupi. Biaya operasional yang dimaksud adalah biaya operasional untuk pengajaran. Untuk penelitian diharapkan para peneliti mendapatkan dana dari pihak ke-3 istilahnya (Drittelmittelkonto projekt). Bagi prof/peneliti yang tidak bisa mendapat dana ini ya silahkan nganggur aja :-) Kedatangan seorang mahasiswa Doktor dengan beasiswa dianggap dana tambahan, karena merupakan tenaga kerja yagn tak perlu dibayar oleh si Prof/Peneliti tersebut. membayar gaji dengan standar PNS. Selebihnya, harus cari sendiri. Bayar listrik saja mungkin sebulan sudah lebih dari Rp 100 juta.Telepon mungkin Rp 250 juta. Seperti ajaran orang kampung "gaji kurang, belajarlah ngirit". Subsidi kurang belajarlah efisien. Model di Belanda lain lagi. Dari bincang2 dengan profesor Belandayang datang ke Indonesia (karena kami memiliki kerjasama dengan Belanda, jadi dia bolak balik ke Bandung) diketahui bahwa merekamengelolanya seperti entitas bisnis sendiri.Fasilitas dan lain-lainnya adalah milik lab, yang tentunya digunakansesuai dengan kebutuhan lan. Dengan kata lain: kerajaan kecil. Ternyata bisa jalan juga tuh. Belanda dulu seperti Jerman sekarang, artinya mereka sekarnag sudah bergeser seperti model yagn diceritakan profesor tersebut. Dan sekarnag Jerman lagi berubah ke arah sana. Saya beruntung berada di dalam masa transisi ini, jadi bisa menikmati (belajar) bagaimana berat dan bahwa perubahan itu bisa dilakukan. Tetapi yang membedakan mungkin adalah walau kerajaan kecil, tapi kerajaan kecil itu tidak bisa mengggunakan dana dan fasilitas seenakanya :-) dan tidak bisa melarang orang lain menggunakan fasilita seenaknya. Contohnya, riset group saya baru saja memodali 1 ruang kelas agar lengkap dg peralatan (kami sering menggunakan ruang ini buat kuliah). Tetapi jurusan/fakultas lain tetapi boleh menggunakan ruangan dan fasilitas tersebut. Model di negara lain, beda lagi.Jadi ada banyak model, yang masing-masing ada success story dan kegagalan.Yang menarik mungkin melihat di IIT Bombay kali ya? Lebih menarik lagi pas mereka mulainya, jangan setelah suksesnya . Sama dengan kalau mau melihat Gunadarma jangan melihat pas mahasiswa udah 6000 tapi pas mereka mulai dengan ruang Lab yang cuma 1 ruang :-), bagaimana sulitnya mengatur duit, dan bagaimana peng-efisiensian yang harus dilakukan. Saya beruntung mengalaminya. IMW
[teknologia] Re: Semakin banyak postingan engga jelas
Oskar Syahbana wrote: > Kalau saya jadi pak er te, nanti justru makin banyak spam di milis ini yang > mempromosikan situs saya. Atau malah nanti di footer setiap message ada link > juga ke situs saya hahaha :-). Sepertinya satu - satunya cara yang paling > efektif untuk mengatasi spam adalah dengan menghiraukannya... Wah ya ndak bisa begitu dong. Berani jadi pemimpin itu ya harus berani berkorban. Contoh sederhana berani meluangkan waktu lebih banyak untuk kepentingan publik. Yah kalau baru jadi Pak RT teknologia saja malah mempromosikan situs pribadi, ya saya tidak jadi memberikan suara untuk mendukung Oskar aaah. Titik dua D. > Let's see... yang baru melahirkan kan Mas Pri... eh ya bukan mas pri memang > yang melahirkan (tapi ngerti kan). Oh Pri toh yang jadi Pak Ertenya... baru > tahu hehehe :-D Oh gitu ya? Akankah ada konfirmasi dari pihak yang bersangkutan? > -- > Oskar Syahbana > http://www.permagnus.com/ > http://blog.permagnus.com/ Zaki Akhmad http://www.zakiakhmad.info
[teknologia] Re: iPod, Therefore I Am
patut dipertimbangkan dlm membeli shuffle, karena tidak ada screen nya. karena tidak ada screen, maka tuk pindah2 lagu menjadi mustahil dilakukan. memang bisa sih pencet play 3x dalam <1 detik tuk kembali ke posisi awal.. akan sangat terasa susahnya kalau pada saat kita mendengarkan podcast di shuffle kita. sekian tips dr saya.
[teknologia] Re: Teletransporter - bisa nggak ya dibikin beneran?
Mungkin ini terdengar aneh..Bahwa saya pernah menemui orang yang suka sholat di Mekah...Cuman bukan pake teknologi, tapi memakai Tenaga dalam...Ilmu yang dia pakai dia istilahkan dengan nama "Melipat Bumi".. Saya melakukan beberapa wawancara..Katanya untuk melakukan itu, kita harus mengetahui secara pasti struktur DNA kita dan lokasi yang kita tuju..Kalau salah, bisa2 hidung kita nempel di pantat.. Mengenai jiwa.. apakah bisa dibawa.. menurut dia roh itu seperti listrik juga, jadi berupa elektron...Kejadian ini sudah banyak sekali buktinya, seperti di Amerika, terdapat satu keluarga yang pindah ke negara bagian lain, atau di Indonesia ketika orang tiba2 bangun di di luar mesjid, padahal sebelumnya di dalam mesjid.. Bedanya, kalau di Amerika fenomena ini diteliti, nah kalo di kita.. "Oh itu Jin... Oh dipindah genderewo.."Bukankah ini teknologi juga...Mungkin ke arah teknologi optimilisasi tubuh manusia...
[teknologia] Massive Solar Power investment gets approved today (was: Re: Ciri-ciri manusia 'ramah lingkungan' abad 2 (was: Toyota Prius - dijual nggak di Indonesia?
Hari ini tepatnya California State menyetujui untuk invest solar power secara massive /melalui subsidi untuk perumahan di wilayah California.3,000 megawatts. State solar power proposal gets OK from regulators http://www.sfgate.com/cgi-bin/article.cgi?f=/c/a/2006/01/13/PUC.TMP http://www.businessweek.com/ap/financialnews/D8F3E3N02.htm?campaign_id=apn_home_down&chan=db Adjie wrote: > Menarik, Ini yang saya tunggu-2 > > saya punya dream pengen punya rumah yang ramah lingkungan jadi > rumahnya dengan make solar cell semua, ngga apa-2 ngga pakai PLN, > saya udah hitung-2 mungkin untuk menghasilkan 2000Watt bisa investasi > lebih dari 20 jt, tapi mungkin bisa di gunakan lebih dari 20 tahun, > jadi pertahun let say invest 1 Jt, sepertinya investasi di sollar > cell lebih murah dibandingkan dengan PLN yang punya watt yang sama > saya yakin per tahunnya lebih dari itu. > > mungkin link di bawah ini bisa jadi bahan pertimbangan, ayoo selain > saya siapa lagi yang mau pake energi matahari../ > > > > http://www.nationalgeographic.com/everyday/greenhouse/index.html > > http://www.nrel.gov/buildings/pv/basics_solarelectric_fs.html > > http://alt-e.blogspot.com/2004_11_01_alt-e_archive.html > > > > Regards > > > Adjie > > > On 1/10/06, Muhamad Carlos Patriawan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > Ary Setijadi Prihatmanto wrote: > > > - Original Message - > > > From: "baskara" <[EMAIL PROTECTED]> > > > To: > > > Sent: Tuesday, January 10, 2006 2:15 PM > > > Subject: [teknologia] Re: Ciri-ciri manusia 'ramah lingkungan' abad 2 > > > (was: > > > Toyota Prius - dijual nggak di Indonesia? > > > > > > > > > > > > On 1/10/06, Kuncoro Wastuwibowo <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > > > > > Di Indonesia, solar cell masih mahal. > > > > > > Yang membuatnya mahal apa ya pak? Mahalnya seberapa mahal? > > > Beberapa tempat di tokyo (termasuk asrama saya dulu) memakai sumber > > > energi hybrid (lagi2 hybrid): PLN + solar cell. Bahkan ada sebuah > > > showroom perusahaan elektronik yang memakai solar cell entirely (unjuk > > > pamer kalau dia bisa). > > > > > > -- > > > > > > Kira-kira 5 tahun yang lalu, PT. LEN jual paket untuk pedesaan, > > > - sollar cell 100VA > > > - Accu > > > - Inverter > > > - Lampu neon 10W > > > Kalo nggak salah ada subsidi Bank Dunia, jadinya bisa dijual 2 juta/unit. > > > Saya sudah lihat assembly solar cell di LEN, not bad at all... > > > Elemennya diambil dari Australia CMIIW > > > > tapi ini belum menjawab kenapa solar cell di indonesia mahal, > > komponen apa yg bikin mahal ? > > > > > > > Ada temen yang jual (dulu, katanya sekarang nggak lagi) 100W elemen solar > > > cell bekas / 1,5 juta. > > > > skrg masih dijual ? > > > > kalo tidak lagi,mengapa ? > > > >
[teknologia] Re: iPod, Therefore I Am
On 1/13/06, ron4ld <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Akhirnya kemakan sama marketing skillnya Steve Jobs deh, saya mobeli iPod Shuffle :-)Berapa ya harga RRP-nya di Indonesia?RRP itu apa ya mas? Saya juga pengen membeli iPod tetapi masih banyak kebutuhan lain yang lebih mendesak yang memakan resource yang saya miliki (mudahnya: engga ada duit). Ronaldps: koq nggak ada ya website Apple buat Indonesia? Mungkin mereka ngira userbasenya belum terlalu banyak. Lagipula indonesia kan sarang teroris software :-(-- Oskar Syahbanahttp://www.permagnus.com/ http://www.pojokbisnis.com/
[teknologia] Re: Semakin banyak postingan engga jelas
On 1/13/06, Idban Secandri <[EMAIL PROTECTED]> wrote: On 1/13/06, Zaki Akhmad <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Bagaimana kalau seorang rakyat biasa Zaki mengusulkan Oskar menjadi PakRT sementara dulu hingga Pak RT sebenarnya selesai dari kesibukanmenjadi dewan juri CSS? Jadi nanti tidak perlu takut ada topik yangmenyimpang. Hip...hip...hip Kalau saya jadi pak er te, nanti justru makin banyak spam di milis ini yang mempromosikan situs saya. Atau malah nanti di footer setiap message ada link juga ke situs saya hahaha :-). Sepertinya satu - satunya cara yang paling efektif untuk mengatasi spam adalah dengan menghiraukannya... Setuju, dua RT kita sepertinya sedang sibuk dng urusan masing - masing, satu sibuk dng CSS satu sibuk dengan sikecil yang baru lahir :) Let's see... yang baru melahirkan kan Mas Pri... eh ya bukan mas pri memang yang melahirkan (tapi ngerti kan). Oh Pri toh yang jadi Pak Ertenya... baru tahu hehehe :-D -- Oskar Syahbanahttp://www.permagnus.com/http://blog.permagnus.com/
[teknologia] Re: mengapa harus steve jobs ?
Harry Sufehmi wrote: > On 1/13/2006 at 3:32 AM ron4ld wrote: > >Affan Basalamah wrote: > >> Kalau kata temen saya yang kenal ama salah satu developer hardware > >> Apple di webforum, dia bilang salah satu keputusan pindahnya Apple ke > >> Intel dari PowerPC adalah karena Apple pingin masuk ke pasar Consumer > >> Electronics, dan prosesor paling bagus utk itu adalah bikinan Intel. > > > >Dan juga prosesor Intel jauh lebih cepet dari PowerPC. > > Sepertinya tergantung penggunaannya deh, teman saya cerita, kalau untuk > pekerjaan intensif di Photoshop, katanya PowerPC masih JAUH lebih cepat > daripada Intel. CMIIW. > Kadang-kala atau Sering kala vendor memilih komponen mana yang akan digunakan lebih berdasar faktor bisnis dan rekanan(baca: sometimes politic). Misalnya pakai PPC bisa beri profit margin tambahan 10% dibanding yang bukan PPC (Intel) misalnya. Carlos
[teknologia] Re: Konsensus Milis Teknologia
On Thu, Jan 12, 2006 at 07:59:01PM +0700, Rahmat M Samik-Ibrahim wrote: > Ha... ha... ha... seperti saya duga, kalau "ditantang", besar > kemungkinan akan "sembunyi". Namun, kalau "mendompleng"; > jadinya ngalor-ngidul tidak keruan ujung-pangkalnya: > PTN vs. PTS, Dosen vs Mahasiswa, dst. > Memang tujuan berimel di milis bukan untuk mencapai konsensus, tapi sebagai wahana narsis, tempat membuang waktu paling efektif. Asal komentarnya beda, kemana juga diikutin, apalagi jika bisa menunjukkan kehebatan diri sendiri. Ini umum di sebagian besar milis yang saya ikutin. > Milis ini merupakan cerminan keadaan sebenarnya: memang > nggak pernah ada niat untuk mencapai konsensus! Kalau > demikian, apa bedanya dong dengan telematika? > Sebelum mencapai konsensus, mungkin perlu dibiasakan membuat kesimpulan-kesimpulan, bunga rampai atau ringkasan diskusi pada thread tertentu, sehingga dari rangkuman itu, bisa dijadikan pijakan untuk kesimpulan berikutnya, sampai memperoleh konsensus. Saya lihat anggotanya ada ratusan, tapi yang posting unique dibawah 20. Yang lainnya kemana? -- fade2blac
[teknologia] Re: mengapa harus steve jobs ?
On 1/13/2006 at 3:32 AM ron4ld wrote: >Affan Basalamah wrote: >> Kalau kata temen saya yang kenal ama salah satu developer hardware >> Apple di webforum, dia bilang salah satu keputusan pindahnya Apple ke >> Intel dari PowerPC adalah karena Apple pingin masuk ke pasar Consumer >> Electronics, dan prosesor paling bagus utk itu adalah bikinan Intel. > >Dan juga prosesor Intel jauh lebih cepet dari PowerPC. Sepertinya tergantung penggunaannya deh, teman saya cerita, kalau untuk pekerjaan intensif di Photoshop, katanya PowerPC masih JAUH lebih cepat daripada Intel. CMIIW. Salam, Harry
[teknologia] Re: Semakin banyak postingan engga jelas
On 1/13/06, Zaki Akhmad <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Bagaimana kalau seorang rakyat biasa Zaki mengusulkan Oskar menjadi PakRT sementara dulu hingga Pak RT sebenarnya selesai dari kesibukanmenjadi dewan juri CSS? Jadi nanti tidak perlu takut ada topik yangmenyimpang. Hip...hip...hip Setuju, dua RT kita sepertinya sedang sibuk dng urusan masing - masing, satu sibuk dng CSS satu sibuk dengan sikecil yang baru lahir :) Zaki Akhmadhttp://www.zakiakhmad.info
[teknologia] Re: mengapa harus steve jobs ?
Affan Basalamah wrote: > Kalau kata temen saya yang kenal ama salah satu developer hardware > Apple di webforum, dia bilang salah satu keputusan pindahnya Apple ke > Intel dari PowerPC adalah karena Apple pingin masuk ke pasar Consumer > Electronics, dan prosesor paling bagus utk itu adalah bikinan Intel. Dan juga prosesor Intel jauh lebih cepet dari PowerPC.
[teknologia] iPod, Therefore I Am
Akhirnya kemakan sama marketing skillnya Steve Jobs deh, saya mo beli iPod Shuffle :-) Berapa ya harga RRP-nya di Indonesia? Ronald ps: koq nggak ada ya website Apple buat Indonesia?
[teknologia] Re: Semakin banyak postingan engga jelas
Oskar Syahbana wrote: > Ngomong - ngomong, siapa sih Pak Er Te kita? > > -- > Oskar Syahbana > http://www.permagnus.com/ > http://www.pojokbisnis.com/ Bagaimana kalau seorang rakyat biasa Zaki mengusulkan Oskar menjadi Pak RT sementara dulu hingga Pak RT sebenarnya selesai dari kesibukan menjadi dewan juri CSS? Jadi nanti tidak perlu takut ada topik yang menyimpang. Hip...hip...hip Zaki Akhmad http://www.zakiakhmad.info
[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa
Sebetulnya yang diminta Adi cs itu seperti Financial Report di perusahaan publik setelah proses audit yang jelas tiap neraca dan anggaranya apa saja. Tekanan ini muncul karena harga uang gedung/SPP PTN yang tinggi dan dijawab oleh yang bertanggungjawab di PTN dengan "reasoning" yang kurang jelas seperti berikut: -emang gua miskin -liat tuh biaya masuk TK Simplenya gini saja.Mau diaudit atau tidak ? Kalau gak ya gak papa. Tapi mungkin tidak heran jika 5 tahun dari sekarang anak2 lulusan gundar.ac.id lebih canggih dibanding itb.ac.id :-) Disclaimer: saya netral,mau naek kek,mau gak,ada India dan Singapura dimana pendidikan dan bisnis bisa jalan bagus disitu...cuman kalo yg bisa masuk anak cukong aja ya jangan komplen kalo anak jaman sekarang males...gitu lho jack :) Carlos Ary Setijadi Prihatmanto wrote: > - Original Message - > From: "adi" <[EMAIL PROTECTED]> > To: > Sent: Friday, January 13, 2006 12:46 AM > Subject: [teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa > > > > > > On Fri, Jan 13, 2006 at 04:51:09AM +0700, Budi Rahardjo wrote: > > > - berapa besar (nilainya) subsidi pemerintah tersebut? > > > Jika kita lihat, seluruh kebutuhan basic di universitas Jerman sudah > > > dapat dipenuhi oleh subsidi tersebut. > >
[teknologia] Re: Semakin banyak postingan engga jelas
On 1/13/06, baskara <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Pak RT-nya sedang sibuk menjadi juri lomba CSS di:http://blog.bekas.com/:-) *j/k*Ngomong - ngomong, siapa sih Pak Er Te kita? -- Oskar Syahbanahttp://www.permagnus.com/http://www.pojokbisnis.com/
[teknologia] Re: Semakin banyak postingan engga jelas
On 1/13/06, Oskar Syahbana <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Halo, > > Kok akhir - akhir ini saya perhatikan makin banyak ya postingan - postingan > engga jelas. Tidak hanya OOT tapi juga beriklan. Free sms lah, free laptop > lah, entah free apalagi nanti. Lowongan pekerjaannya pun semakin banyak yang > engga ada hubungannya dengan dunia IT yang menjadi fokus milis ini. > > Ayo dong mas momod (moderator maksud saya), ditindak tegas agar milis ini > masih tetap nyaman untuk dihuni :-) Pak RT-nya sedang sibuk menjadi juri lomba CSS di: http://blog.bekas.com/ :-) *j/k*
[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa
- Original Message - From: "adi" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Friday, January 13, 2006 12:46 AM Subject: [teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa > > On Fri, Jan 13, 2006 at 04:51:09AM +0700, Budi Rahardjo wrote: > > - berapa besar (nilainya) subsidi pemerintah tersebut? > > Jika kita lihat, seluruh kebutuhan basic di universitas Jerman sudah > > dapat dipenuhi oleh subsidi tersebut. > > sebetulnya ini titik pangkal pertanyaan sementara orang kenapa PTN harus > (lebih) mahal. dulu pun sebenarnya operasional ndak cukup, apalagi kalau > gedung dan tanah dan gaji (yang sedikit itu) harus ditanggung sendiri. > ala-mak-jan. > > sekarang, gedung dan tanah masih, gaji (PNS) masih, dulu era subsidi > juga kurang, sama saja, sekarang setelah dinaikkan pasti masih kurang > juga. > > nah ... pertanyaannya, kalau dulu bisa kenapa sekarang tidak? jadi ndak > salah kan kalau ada yang bilang bahwa birokrat (bbrp) PTN mengambil > jurus aji mumpung? sampai-sampai ada yang berkomentar: 'anda tahu tidak > besar spp taman kanak-kanak sekarang?' (maksudnya: ya wajar dong kalau > biaya PTN naik). omong-omong, walaupun sedikit, subsidi yang dulu-dulu > itu duit rakyat juga lho ... walapun (konon) 80% roda ekonomi berputar > dikalangan menengah atas dan hanya 20% saja bisa dinikmati kaum > mayoritas (miskin). lantas apa yang dilakukan PTN demi membalas budi > kaum mayoritas tsb? > > dulu pun akses ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi sudah terbatas > (daya tampung PTN terbatas), sekarang lebih terbatas lagi, padahal > era-nya kan sekarang harus serba sarjana, dokter harus spesialis, dukun > pun kalau bisa, diembel-embeli dengan gelar profesor doktor dokter > insinyur. > > rumit? sukar dipahami? hrs ada konsensus? egp? it's okay lah .. he..he.. > > the world is not enough :-) > > btw, dengan kondisi sekarang, kembali ke topik 'Dosen vs Mahasiswa', > mestinya lebih gampang menendang dosen ke luar dari pada mahasiswa ya > hi..hi.. (j/k). > mas Adi, Sebetulnya apa sih yang kita inginkan dari PT(N) itu? Jangan-jangan apa yang kita pikulkan ke pundak PT itu nggak realistis. Seperti contohnya bahkan untuk membalas budi mayoritas rakyat saja dibebankan ke pundak PT(N). Emangnya PT itu apaan yakhe he he he... Saya pikir sudah waktunya kita berfikir logis, realistis dan duitnya diitung yang bener. PT itu diharapkan apa lalu diberi modal berapa. Kalo modalnya nggak ada, harapannya yang diturunin. Itu realistiskita juga kalo nggak punya duit beli mobil baru kan mobil bekas juga nggak apa-apa. Contohnya: kalo memang modalnya hanya cukup untuk produsen sarjana, dan nggak cukup buat bicara penelitian apa lagi bicara menumbuhkembangkan enterpreneurship, maka wajib hukumnya buat statemen politik yang jelas bahwa selama misalkan 10 tahun, tujuan utama PT itu sbg produsen sarjana. Lalu semua daya upaya diarahkan ke arah situ. Nggak usah bicara penelitian atau apalagi bisa mempelopori BHTV he he he he... Lebih lanjut, kalo modalnya hanya cukup buat 100 mahasiswa, ya jangan memaksakan diri jadi 200, nantinya nggak berkualitas. 100 orang jadi sarjana yang berkualitas dan bisa menghasilkan Infosys misalnya ;), lebih baik daripada 200 yang hanya mencari kerja. dst.dst. Jangan spt. sekarang, kewajiban PT itu menurut saya aneh-aneh dan nggak fokus alias macem-macem dari mulai pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat sampe nyari beasiswa ketika ada masyarakat yang nggak mampu sekolah juga harus jadi tanggung jawab PT. Padahal punya duitnya berapa? Ketika PTnya jadi banyak mroyek sibuk cari duit, penelitian terbengkalai, nggak masuk PT kelas dunia, semua mencemooh Ini sih namanya zalim...he he he he Salam Ary
[teknologia] Semakin banyak postingan engga jelas
Halo,Kok akhir - akhir ini saya perhatikan makin banyak ya postingan - postingan engga jelas. Tidak hanya OOT tapi juga beriklan. Free sms lah, free laptop lah, entah free apalagi nanti. Lowongan pekerjaannya pun semakin banyak yang engga ada hubungannya dengan dunia IT yang menjadi fokus milis ini. Ayo dong mas momod (moderator maksud saya), ditindak tegas agar milis ini masih tetap nyaman untuk dihuni :-)-- Oskar Syahbanahttp://www.permagnus.com/ http://www.pojokbisnis.com/
[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa
On Fri, Jan 13, 2006 at 04:51:09AM +0700, Budi Rahardjo wrote: > - berapa besar (nilainya) subsidi pemerintah tersebut? > Jika kita lihat, seluruh kebutuhan basic di universitas Jerman sudah > dapat dipenuhi oleh subsidi tersebut. sebetulnya ini titik pangkal pertanyaan sementara orang kenapa PTN harus (lebih) mahal. dulu pun sebenarnya operasional ndak cukup, apalagi kalau gedung dan tanah dan gaji (yang sedikit itu) harus ditanggung sendiri. ala-mak-jan. sekarang, gedung dan tanah masih, gaji (PNS) masih, dulu era subsidi juga kurang, sama saja, sekarang setelah dinaikkan pasti masih kurang juga. nah ... pertanyaannya, kalau dulu bisa kenapa sekarang tidak? jadi ndak salah kan kalau ada yang bilang bahwa birokrat (bbrp) PTN mengambil jurus aji mumpung? sampai-sampai ada yang berkomentar: 'anda tahu tidak besar spp taman kanak-kanak sekarang?' (maksudnya: ya wajar dong kalau biaya PTN naik). omong-omong, walaupun sedikit, subsidi yang dulu-dulu itu duit rakyat juga lho ... walapun (konon) 80% roda ekonomi berputar dikalangan menengah atas dan hanya 20% saja bisa dinikmati kaum mayoritas (miskin). lantas apa yang dilakukan PTN demi membalas budi kaum mayoritas tsb? dulu pun akses ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi sudah terbatas (daya tampung PTN terbatas), sekarang lebih terbatas lagi, padahal era-nya kan sekarang harus serba sarjana, dokter harus spesialis, dukun pun kalau bisa, diembel-embeli dengan gelar profesor doktor dokter insinyur. rumit? sukar dipahami? hrs ada konsensus? egp? it's okay lah .. he..he.. the world is not enough :-) btw, dengan kondisi sekarang, kembali ke topik 'Dosen vs Mahasiswa', mestinya lebih gampang menendang dosen ke luar dari pada mahasiswa ya hi..hi.. (j/k). Salam, P.Y. Adi Prasaja
[teknologia] Re: Konsensus Milis Teknologia
Zaki Akhmad wrote: > Muhamad Carlos Patriawan wrote: > > konsensusnya jelas: > > -PTN diaudit :) > > -Pak Made ikutan dalam team PTN Reorg > > -Pak Adi sebagai wakil dari masyrakat sipil dalam hal audit. > > -Pak Budi sabatikal di Singapura atau silicon Valley :) > > > > Nah. > > > > Carlos > > Dik Zaki kebagian apa dong Bang Carlos? Mosok gak kebagian kue apa-apa > nih. Kalau gitu beli sarapan sendiri aja deh. Hiks...hiks...hiks... :(( > Lho, kan kamu yang di"audit" sama Pak made dan Pak Adi :-)) Tapi dari URL yang diberikan Adi cukup "shocking",gile kuliah kedokteran kudu bayar 200 juta :-) kalau mau kerja halal jadi sys admin di isp kecil di indonesia sampai 100 tahun juga gak mampu itu kebayar :-)) Carlos
[teknologia] Re: Kemudahan Investasi (was: Re: [teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa)
Muhamad Carlos Patriawan wrote: > Deregulasi apa saja yang dilakukan bisa dilihat dari contoh di buku > Flight Capital. > Ada tiga negara yang sangat notable disitu: India,China dan Irlandia > (Note: Alasan > ekonomi ini dipakai Google untuk punya operasi terbesar di luar AS di > Irlandia ). > > Kalau di India,salah satu alasan vendor kenapa pindah ke Bangalore dan > bukan kota lain adalah karena rendahnya import tax,mudah mengimport > barang dari luar ke state Karnataka.Kedua,kemudahan berbisnis/setup > company,dkk. > > Bisa juga merunut dari statistik yang dibuat "International Finance > Economy" (kalau ndak salah) tentang hal apa saja yang membuat sebuah > investasi mudah dilakukan.Yang saya ingat negara terbaik di kategori > ini adalah Skandinavia,AS dan Singapura/Hongkong untuk level Asia. > > > Carlos Saya tidak mengerti banyak mengenai keuangan. Saya cuma tahu secara definisi saja dari kuliah Ekonomi Teknik, apa-apa itu interest rate, NPV (Net Present Value, BEP (Break Event Point) dan kawan-kawan lainnya. Sempat juga disuruh bikin business plan di kuliah Kapita Selekta, tapi tetap saja saya tidak bisa membayangkan uang sebanyak 100 trilyun, 10 juta US dollar. Kalau 1 juta, 10 juta, 100 juta masih bisa ngebayangin. Saya buka diskusi-nya di sisi SDM nya saja deh. Berapa orang yang dibutuhkan? Kompetensi apa saja yang harus dimiliki? Bagaimana cara mendapatkan SDM sesuai yang diinginkan? (Wah waktunya membuka kembali BHTV Blue Book?) Bagaimana cara BHTV ini mampu menarik SDM-SDM unggul? Dengan gaji besar? Dengan lingkungan kerja yang asyik? Dengan wisata alam Cimahi? Lalu berapa lama time-delay yang harus diperhitungkan agar SDM ini bisa langsung ON dan berkarya? Lalu, bagaimana biar gak script-kiddies terus? (unsubscribe dari teknologia? :D) Zaki Akhmad http://www.zakiakhmad.info
[teknologia] Re: Kemudahan Investasi (was: Re: [teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa)
Estananto wrote: > Jadi pingin tahu pak... > Konon setelah otda ada puluhan jenis pajak yang harus > dibayar seorang pengusaha. Apa bener ya? Saya sendiri > nggak tahu, hehehe > Kalau saya singkat saja. Cimahi kalau mau menarik > investor dunia IT harus bersaing dengan Bangalore dan > Penang. Jadi Cimahi harus lebih dari Bangalore dan > Penang :-) > > - lulusan PT di sekitar Bandung/Cimahi -> sudah > memadai > - infrastruktur, termasuk broadband-> dipertanyakan > (bakal ada WiMax di Cimahi? BaliCamp saja pakai jalur > internet sampai ke Hawaii lho). Monopoli Indosat dan > Telkom apakah masih perlu dipertahankan? -> level > pusat Ini priority 2. > - kemudahan ekspor dan transportasi -> jalur udara > baru lewat Bandung, itupun bukan pelabuhan > internasional. Harus ke Jakarta lewat jalan tol. Jalur > Bandung-Cimahi sering macet pula. Ini priority 3. Di bangalore,airportnya satu(bekas militer) dan cuman punya satu gateway. The "worst" airport i've ever seen. Indonesia gak kalah dalam hal ini. > - kestabilan hukum termasuk isu hak cipta -> saya mah > nggak tahu bidang ini jadi no comment. Katanya > penting, tapi Cina saja nggak punya perlindungan hak > cipta bisa jadi sasaran investor? Apa andalannya hanya > IGOS -> level pusat Andalan india,china,irlandia: massive SDM yang berkualitas ;-) Nah. > - balik lagi ke pertanyaan awal: berapa pajak dan > retribusi yang harus dibayar (baik resmi maupun tak > resmi) dan berapa perbandingan dengan Bangalore dan > Penang? nah ini prioritas #1 memang. Carlos > > Salam, > Nano > > > --- Budi Rahardjo <[EMAIL PROTECTED]> schrieb: > > > > > On 1/13/06, Muhamad Carlos Patriawan > > <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > ... > > > Dari statistik:kemudahan berbisnis di Indonesia > > masih dibawah Iraq :-) > > > > > > Kalau mau serius,itu UU Investasi di Indonesia > > harus berubah total > > > sehingga investasi asing di Indonesia gampang > > masuk dan berkembang. > > ... > > > > Nah itu dia salah satu yang menjadi PR dari BHTV. > > Kami selalu mencoba mendobrak hal itu. > > Kemarin ada pertemuan di Cimahi (membahas tentang > > Cimahi Cyber City) > > dimana salah satunya adalah kemudahan untuk > > melakukan investasi. > > Pak Walikota menanyakan, apa kongkritnya yang > > diinginkan? > > - Aturan mana yang harus diubah dan diubahnya > > seperti apa? > > - Persyaratan2 apa yang harus dipenuhi? > > > > Perlu diingat bahwa Cimahi sudah bermain di level > > global, tapi > > untuk urusan tekstil. Jadi itu salah satu kelebihan > > mereka. > > Pernah dan masih ikut terlibat di skala global. > > Sayangnya tekstil kalah perang dengan Cina. :( > > > > Nah ... kalau mau, bisa kita diskusikan lebih lanjut > > > > > > -- budi > > > > > > > > > > ___ > Telefonate ohne weitere Kosten vom PC zum PC: http://messenger.yahoo.de
[teknologia] Re: Konsensus Milis Teknologia
Muhamad Carlos Patriawan wrote: > konsensusnya jelas: > -PTN diaudit :) > -Pak Made ikutan dalam team PTN Reorg > -Pak Adi sebagai wakil dari masyrakat sipil dalam hal audit. > -Pak Budi sabatikal di Singapura atau silicon Valley :) > > Nah. > > Carlos Dik Zaki kebagian apa dong Bang Carlos? Mosok gak kebagian kue apa-apa nih. Kalau gitu beli sarapan sendiri aja deh. Hiks...hiks...hiks... :(( Zaki Akhmad
[teknologia] Re: Kemudahan Investasi (was: Re: [teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa)
Jadi pingin tahu pak... Konon setelah otda ada puluhan jenis pajak yang harus dibayar seorang pengusaha. Apa bener ya? Saya sendiri nggak tahu, hehehe Kalau saya singkat saja. Cimahi kalau mau menarik investor dunia IT harus bersaing dengan Bangalore dan Penang. Jadi Cimahi harus lebih dari Bangalore dan Penang :-) - lulusan PT di sekitar Bandung/Cimahi -> sudah memadai - infrastruktur, termasuk broadband-> dipertanyakan (bakal ada WiMax di Cimahi? BaliCamp saja pakai jalur internet sampai ke Hawaii lho). Monopoli Indosat dan Telkom apakah masih perlu dipertahankan? -> level pusat - kemudahan ekspor dan transportasi -> jalur udara baru lewat Bandung, itupun bukan pelabuhan internasional. Harus ke Jakarta lewat jalan tol. Jalur Bandung-Cimahi sering macet pula. - kestabilan hukum termasuk isu hak cipta -> saya mah nggak tahu bidang ini jadi no comment. Katanya penting, tapi Cina saja nggak punya perlindungan hak cipta bisa jadi sasaran investor? Apa andalannya hanya IGOS -> level pusat - balik lagi ke pertanyaan awal: berapa pajak dan retribusi yang harus dibayar (baik resmi maupun tak resmi) dan berapa perbandingan dengan Bangalore dan Penang? Salam, Nano --- Budi Rahardjo <[EMAIL PROTECTED]> schrieb: > > On 1/13/06, Muhamad Carlos Patriawan > <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > ... > > Dari statistik:kemudahan berbisnis di Indonesia > masih dibawah Iraq :-) > > > > Kalau mau serius,itu UU Investasi di Indonesia > harus berubah total > > sehingga investasi asing di Indonesia gampang > masuk dan berkembang. > ... > > Nah itu dia salah satu yang menjadi PR dari BHTV. > Kami selalu mencoba mendobrak hal itu. > Kemarin ada pertemuan di Cimahi (membahas tentang > Cimahi Cyber City) > dimana salah satunya adalah kemudahan untuk > melakukan investasi. > Pak Walikota menanyakan, apa kongkritnya yang > diinginkan? > - Aturan mana yang harus diubah dan diubahnya > seperti apa? > - Persyaratan2 apa yang harus dipenuhi? > > Perlu diingat bahwa Cimahi sudah bermain di level > global, tapi > untuk urusan tekstil. Jadi itu salah satu kelebihan > mereka. > Pernah dan masih ikut terlibat di skala global. > Sayangnya tekstil kalah perang dengan Cina. :( > > Nah ... kalau mau, bisa kita diskusikan lebih lanjut > > > -- budi > ___ Telefonate ohne weitere Kosten vom PC zum PC: http://messenger.yahoo.de
[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa
> Yang menarik mungkin melihat di IIT Bombay kali ya? > > -- budi Nah, ini "tugas"nya sudah diserahkan kepada rekan Fatih yg ada di milis ini :) Konon rekan2nya kemaren ini bikin SBY sewot kerena membandingkan universtitas di India dan UI langsung didepan beliau. carlos
[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa
Budi Rahardjo wrote: > Tapi jeleknya: ada banyak sifat orang Melayu juga! > (Antara lain pemalas, saling sikut/ganjel :) he he he. > Samalah seperti kita-kita juga.) Yup betul, Pak Budi! Saya jadi kembali teringat saya pernah baca dua buku Mahathir. Yang satu biografi beliau (tapi menurut saya buku ini tidak terlalu bagus), satu lagi tulisan Mahathir sendiri: Dilema Melayu. Kurang lebih Mahathir menyoroti budaya melayu yang negatif seperti itu: malas, tidak suka bekerja keras, gontok-gontokan, feodal?, , , dicukupkan saja deh. > Waktu habis pulang dari Canada dulu, saya sempat mau mampir > dulu (ngajar) di Malaysia. Sudah ditawari di UTM, UKM, UM, > terus sekolahannya Tenaga (lupa apa namanya). > Bahkan ada yang sudah mengajak ke kampusnya sampai menunjukkan > tempat duduknya. (Waktu itu ada profesor dari India yang > kontraknya sudah selesai. Dia mengajar VLSI. Saya diminta > untuk menggantikan dia.) Wah ketahuan deh Pak Budi pernah jalan-jalan juga ke Malaysia. > Ayo, kita buat Indonesia maju juga. > Kalau Malaysia bisa, mengapa kita tidak? > Jadi ingat kalimat yang kemarin saya baca: >Kalau mau, pasti bisa! > > -- budi Setelah kemauan kemudian diikuti dengan kerja keras dan kreativitas. Hi..hi...hii tiga tulisan ini saya corat-coret di tabung-katoda saya. Ayo Zaki, semangat Zaki!
[teknologia] Re: Kemudahan Investasi (was: Re: [teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa)
Budi Rahardjo wrote: > On 1/13/06, Muhamad Carlos Patriawan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > ... > > Dari statistik:kemudahan berbisnis di Indonesia masih dibawah Iraq :-) > > > > Kalau mau serius,itu UU Investasi di Indonesia harus berubah total > > sehingga investasi asing di Indonesia gampang masuk dan berkembang. > ... > > Nah itu dia salah satu yang menjadi PR dari BHTV. > Kami selalu mencoba mendobrak hal itu. > Kemarin ada pertemuan di Cimahi (membahas tentang Cimahi Cyber City) > dimana salah satunya adalah kemudahan untuk melakukan investasi. > Pak Walikota menanyakan, apa kongkritnya yang diinginkan? > - Aturan mana yang harus diubah dan diubahnya seperti apa? > - Persyaratan2 apa yang harus dipenuhi? > > Perlu diingat bahwa Cimahi sudah bermain di level global, tapi > untuk urusan tekstil. Jadi itu salah satu kelebihan mereka. > Pernah dan masih ikut terlibat di skala global. > Sayangnya tekstil kalah perang dengan Cina. :( > > Nah ... kalau mau, bisa kita diskusikan lebih lanjut Deregulasi apa saja yang dilakukan bisa dilihat dari contoh di buku Flight Capital. Ada tiga negara yang sangat notable disitu: India,China dan Irlandia (Note: Alasan ekonomi ini dipakai Google untuk punya operasi terbesar di luar AS di Irlandia ). Kalau di India,salah satu alasan vendor kenapa pindah ke Bangalore dan bukan kota lain adalah karena rendahnya import tax,mudah mengimport barang dari luar ke state Karnataka.Kedua,kemudahan berbisnis/setup company,dkk. Bisa juga merunut dari statistik yang dibuat "International Finance Economy" (kalau ndak salah) tentang hal apa saja yang membuat sebuah investasi mudah dilakukan.Yang saya ingat negara terbaik di kategori ini adalah Skandinavia,AS dan Singapura/Hongkong untuk level Asia. Carlos
[teknologia] Kemudahan Investasi (was: Re: [teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa)
On 1/13/06, Muhamad Carlos Patriawan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: ... > Dari statistik:kemudahan berbisnis di Indonesia masih dibawah Iraq :-) > > Kalau mau serius,itu UU Investasi di Indonesia harus berubah total > sehingga investasi asing di Indonesia gampang masuk dan berkembang. ... Nah itu dia salah satu yang menjadi PR dari BHTV. Kami selalu mencoba mendobrak hal itu. Kemarin ada pertemuan di Cimahi (membahas tentang Cimahi Cyber City) dimana salah satunya adalah kemudahan untuk melakukan investasi. Pak Walikota menanyakan, apa kongkritnya yang diinginkan? - Aturan mana yang harus diubah dan diubahnya seperti apa? - Persyaratan2 apa yang harus dipenuhi? Perlu diingat bahwa Cimahi sudah bermain di level global, tapi untuk urusan tekstil. Jadi itu salah satu kelebihan mereka. Pernah dan masih ikut terlibat di skala global. Sayangnya tekstil kalah perang dengan Cina. :( Nah ... kalau mau, bisa kita diskusikan lebih lanjut -- budi
[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa
Budi Rahardjo wrote: > On 1/12/06, Affan Basalamah <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > Enakan di Malaysia aja pak, > > negaranya enak, aman damai tenteram, > > infrastruktur nya sangat bagus, dan suasananya sangat dekat dengan > > Islam. > > Tapi jeleknya: ada banyak sifat orang Melayu juga! > (Antara lain pemalas, saling sikut/ganjel :) he he he. > Samalah seperti kita-kita juga.) > wah Pak di India juga ada koq... > Waktu habis pulang dari Canada dulu, saya sempat mau mampir > dulu (ngajar) di Malaysia. Sudah ditawari di UTM, UKM, UM, > terus sekolahannya Tenaga (lupa apa namanya). > Bahkan ada yang sudah mengajak ke kampusnya sampai menunjukkan > tempat duduknya. (Waktu itu ada profesor dari India yang > kontraknya sudah selesai. Dia mengajar VLSI. Saya diminta > untuk menggantikan dia.) > > Yang enak di Malaysia memang soal makanan. > Yang susah di negara lain adalah cari makanan yang halal :) > Nggak bisa langsung masuk ke restoran dan pesan. Di silicon valley (san jose dan sekitarnya) makanan halal gak jadi masalah,restoran indopak/arab/halal ada dimana2..bahkan daging di cisco campus pun sudah halal meats sekarang. > Oh ya, sekarang hampir semua bidang di Indonesia ada investor > Malaysianya. Artinya, kita sudah hampir tidak memiliki apa2 > lagi di Indonesia. Memang benar Malaysia makin maju! Ada faktor lain.Malaysia banyak terima funds dari negara Arab karena Arab trade/income surplus dari harga minyak dunia DAN tekanan AS ke Arab investment komunity sejak kejadian wtc. Jadi banyak "dana" yang tadinya mengalir ke AS sekarang pindah ke ... Malaysia. Dan ini bukan kelas 1 atau 2 M Pak..Tapi kelas wahid... dan seperti biasa Indonesia cuman nonton doang :) Maklum ketua Investment Komunitynya pun (Theo Tomiun) baru masuk penjara. > Ayo, kita buat Indonesia maju juga. > Kalau Malaysia bisa, mengapa kita tidak? > Jadi ingat kalimat yang kemarin saya baca: >Kalau mau, pasti bisa! Dari statistik:kemudahan berbisnis di Indonesia masih dibawah Iraq :-) Kalau mau serius,itu UU Investasi di Indonesia harus berubah total sehingga investasi asing di Indonesia gampang masuk dan berkembang. Bisa sih kita berkembang,tapi dari ukuran "individual" saja,gak/belum bisa secara keseluruhan. Carlos
[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa
On 1/12/06, Affan Basalamah <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Enakan di Malaysia aja pak, > negaranya enak, aman damai tenteram, > infrastruktur nya sangat bagus, dan suasananya sangat dekat dengan > Islam. Tapi jeleknya: ada banyak sifat orang Melayu juga! (Antara lain pemalas, saling sikut/ganjel :) he he he. Samalah seperti kita-kita juga.) Waktu habis pulang dari Canada dulu, saya sempat mau mampir dulu (ngajar) di Malaysia. Sudah ditawari di UTM, UKM, UM, terus sekolahannya Tenaga (lupa apa namanya). Bahkan ada yang sudah mengajak ke kampusnya sampai menunjukkan tempat duduknya. (Waktu itu ada profesor dari India yang kontraknya sudah selesai. Dia mengajar VLSI. Saya diminta untuk menggantikan dia.) Yang enak di Malaysia memang soal makanan. Yang susah di negara lain adalah cari makanan yang halal :) Nggak bisa langsung masuk ke restoran dan pesan. Oh ya, sekarang hampir semua bidang di Indonesia ada investor Malaysianya. Artinya, kita sudah hampir tidak memiliki apa2 lagi di Indonesia. Memang benar Malaysia makin maju! Ayo, kita buat Indonesia maju juga. Kalau Malaysia bisa, mengapa kita tidak? Jadi ingat kalimat yang kemarin saya baca: Kalau mau, pasti bisa! -- budi
[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa
On 1/12/06, Made Wiryana <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > On 1/12/06, Budi Rahardjo <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > hi hi hi. Ada mahasiswa saya yang biaya per semesternya > > hanya Rp 750 ribu :-) > > Seperti yang saya sebut, di tempat saya utk mahasiswa tertentu > ada yg nol karena kena discount ini itu :-) Tentu saja selalu ada beasiswa dan bantuan lain-lainnya. Secara umum, PTS biasanya lebih mahal. Itulah sebabnya saya tidak langsung percaya kalau disebutkan PTN lebih mahal dari PTS. > Per angkatan mahasiswa baru sekitar 6000-7000 mahasiswa. Hal lain lagi adalah masalah skala. Kalau ada 6000 mahasiswa * Rp 2 juta = Rp 12 milyar. Kalau di tempat saya ada 200 mahasiswa * Rp 2 juta = 400 juta Ada perbedaan yang cukup besar karena skala ini. Tentu saja mengelola 6000 mahasiswa lebih sukar daripada mengelola 200 orang. You give and take, lah ;-) > Hm... masalahnya bukan perlu tidaknya subsidi, tapi bagiamana pengelolaan > subsidi itu. Di Jerman Universitas itu relatif hidup total dari dana > pemerintah, sebagai dampaknya. Semua resource BOLEH dipakai oleh semua orang > di luar kampus tersebut. Mungkin perlu diperhatikan: - berapa besar (nilainya) subsidi pemerintah tersebut? Jika kita lihat, seluruh kebutuhan basic di universitas Jerman sudah dapat dipenuhi oleh subsidi tersebut. Di Indonesia, ini belum. Subsidi pemerintah (yang terus dikurangi dengan cara memprivatisasi berbagai universitas), hanya cukup untuk membayar gaji dengan standar PNS. Selebihnya, harus cari sendiri. Bayar listrik saja mungkin sebulan sudah lebih dari Rp 100 juta. Telepon mungkin Rp 250 juta. Belum lagi bahan-bahan habis seperti zat kimia, dsb. Model di Belanda lain lagi. Dari bincang2 dengan profesor Belanda yang datang ke Indonesia (karena kami memiliki kerjasama dengan Belanda, jadi dia bolak balik ke Bandung) diketahui bahwa mereka mengelolanya seperti entitas bisnis sendiri. Fasilitas dan lain-lainnya adalah milik lab, yang tentunya digunakan sesuai dengan kebutuhan lan. Dengan kata lain: kerajaan kecil. Ternyata bisa jalan juga tuh. Model di negara lain, beda lagi. Jadi ada banyak model, yang masing-masing ada success story dan kegagalan. Yang menarik mungkin melihat di IIT Bombay kali ya? -- budi
[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa
On 1/12/06, Budi Rahardjo <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > - Bangunan dan mebel (biasnya PTS mengambil kredit dan membayar> per bulan), utk PTN ini rata-rata sudah tertutupiTidak betul. Kecuali kalau kita masih mau menggunakan bangkutahun 1920 :) ha ha ha. Ini yang saya sebut dalam biaya operasional (bahan habis terpakai). Beda dengan tanah. Yang membedakan adalah mungkin di dalam perencanaan anggarannya. Di tempat saya biasanya kita harus menghitung dari awal, alat itu kita pakai berapa tahun dan harus kita "buang" berapa tahun setelah "balik modal". Balik modal ditentukan dengan berapa jumlah mahasiswa yang telah dilayani atau berapa banyak kegiatan yang telah dilayani oleh peralatan tersebut. Ada lagi yang repot kalau di PTN, yaitu aset tidak bisa dihilangkanbegitu saja. Jadi, contohnya bisa saja ada komputer yang sudah rongsokang (misalnya XT), maka dia tidak bisa dibuang/dihapuskan.(Bisa sih, tapi prosesnya itu lho.) Bisa-bisa kena tuduhan korupsi.Jadi ada cost untuk inventory. Sama saja, ndak di PTS dan PTN kalau betul kita harus punya strategy atau policy utk situasi itu. Mungkin yg membedakan adalah, > - Gaji dosen dan karyawan (dosen dan karyawan kebanaykan PNS > khan jadi sebagian di PTN sudah tertutupi)Emang gaji dosen PNS berapa gitu? ;-)Kalau saya digaji, mungkin resminya hanya Rp 1 juta/bulan.Gak bisa hidup kalau hanya ngandalkan itu.Office boy di tempat saya, gaji resminya dibawah UMR. (hanya cukup untuk naik angkot) Tetapi saja ada sejumlah yang telah ditutupi dari subsidi pemerintah. Jangan hitung 1 juta/bulan tapi hitung dari dana gaji tersebut berapa yang telah ditutupi. BTW tahu berapa gaji dosen PTS he he he he > - Biaya peningkatan SDM yang tidak murahIni sama, meskipun memang benar opportunity lebih besar di PTN. PTN lebih banyak mendapat change beasiswa (bahkan dulu hanya PTN saja yang memperoleh fasiltias itu), artinya secara tidak langsung penaikan SDM sudah dicover oleh pemerintah. Coba saja kita undur sekitar 15 tahun yg lalu, dan hitung dana kenaikan SDM itu rata-rata turun di mana. Saya tahu pasti dana ini besar, karena selalu harus menghitung tiap tahun berapa USD yang harus dihabiskan Gunadarma utk saya dan istri saya :-) serta teman-teman dosen lainnnya yang dibiayai oleh Gunadarma. Nggak juga lho.Ada enaknya di PTS. PTS bisa menentukan biaya SPP sendiri. Ada kenaikan SPP, biaya ini dan itu bisa diputuskandengan segera. Kalau di PTN, harus melalui birokrasi yangpanjang. Saya ingat ketika diusulkan untuk menambahkanbiaya Rp 10 ribu/semester agar mahasiswa mendapatkan akses Internet, itu butuh diskusi bertahun-tahun. Wah ndak sesimple itu mas Bud. PTS juga ndak bisa naikin SPP seenak udel-nya. Mau gedung dan kaca kampus dilempari mahasiswa ??? Mau dosen dan karyawan langsung minta kenaikan gaji. Jadi pertimbangannya yang beda. Sama-sama sulit, tapi beda sulitnya. Kalau di PTN lebih pada sisi birokratis, di PTS lebih sisi "dampak" kenaikan SPP itu. IMW
[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa
Mohammad DAMT wrote: > Pada hari Kamis, tanggal 12/01/2006 pukul 09:28 -0800, Muhamad Carlos > Patriawan menulis: > > Nah ntu dia...hari gini masih ada yang mau ke kerja di Sun :) > > > > Cuman pertanyaan kayak begini baru bisa dimengerti kalo dah lama > > tinggal di valley :) > > Tergantung juga. Saya sih liat deskripsi kerjanya, kalau saya pribadi > liatnya masih ada hubungan dgn OSS tidak, kalau ya pasti menarik. Nah ntu Dia. Kerjaan related/spesifik yang kita mau itu **banyak** kalo di tempat yang punya industri sejenis (macam hitek untuk silicon valley)... jadi banyak pilihan. > > > > Lekas, keburu diambil sama Sanjay atau Manishankar duluan. > > > > Udah gak lagi mdamt,ngapain si Hitesh,Nilesh,Gitesh,Kuntesh dan Puntesh > > cape cape kerja di Sun di Irlandia kalau > > Sun,Google,Amazon.com,Cisco,Boeing,Intel dan Microsoft > > ada di depan rumah mereka :-) > > Wah kurang gaul nih, depan rumahnya Kuntesh itu toko kain "Bombay" di passer > baroe. > Wah Kuntesh-nya Kuntesh NRI ya :-) Non-Resident Indian yang tinggal di Jakarta ? hehehe Cari yang Kuntesh di Bangalore dong.Si Kuntesh2 ini saking semangatnya berani sesumbar: "IN 5 years we will beat Silicon Valley". Nah. Carlos
[teknologia] Re: Dibutuhkan seorang event organizer untuk Pekanbaru, Riau
Pada hari Kamis, tanggal 12/01/2006 pukul 05:53 -0800, ryuinid menulis: > Dibutuhkan seorang event organizer untuk Pekanbaru, Riau > -minimal pendidikan S1 > -pengalaman min 2 tahun > -bisa bahasa Inggris dan Mandarin ++ > -Jika berminat, kirimkan cv lengkap dengan data pribadi, pendidikan, > daftar keahlian, dan pengalaman ke Pak Frans [EMAIL PROTECTED] atau > kontak hp 0815 8685 1888. > > http//www.pam-group.com > Dibutuhkan banyak orang sukarelawan untuk proyek GNOME Indonesia. Silakan kunjungi http://id.gnome.org/kontribusi/ untuk lebih jelasnya. Gaji: Rp. 0,-.
[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa
Pada hari Kamis, tanggal 12/01/2006 pukul 09:28 -0800, Muhamad Carlos Patriawan menulis: > Nah ntu dia...hari gini masih ada yang mau ke kerja di Sun :) > > Cuman pertanyaan kayak begini baru bisa dimengerti kalo dah lama > tinggal di valley :) Tergantung juga. Saya sih liat deskripsi kerjanya, kalau saya pribadi liatnya masih ada hubungan dgn OSS tidak, kalau ya pasti menarik. > > Lekas, keburu diambil sama Sanjay atau Manishankar duluan. > > Udah gak lagi mdamt,ngapain si Hitesh,Nilesh,Gitesh,Kuntesh dan Puntesh > cape cape kerja di Sun di Irlandia kalau > Sun,Google,Amazon.com,Cisco,Boeing,Intel dan Microsoft > ada di depan rumah mereka :-) Wah kurang gaul nih, depan rumahnya Kuntesh itu toko kain "Bombay" di passer baroe. > Carlos >
[teknologia] Re: Konsensus Milis Teknologia
konsensusnya jelas: -PTN diaudit :) -Pak Made ikutan dalam team PTN Reorg -Pak Adi sebagai wakil dari masyrakat sipil dalam hal audit. -Pak Budi sabatikal di Singapura atau silicon Valley :) Nah. Carlos Kuncoro Wastuwibowo wrote: > On 12/01/06, Made Wiryana <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > Pertanyaannya : perlukah mencapai konsensus ? > > Wah jadi perlu vs tidak perlu mencapai konsensus > > IMW > > > > Sebetulnya sih perlu. Kalau nggak, buang2 waktu lagi. Waktu lagi mahal nih. > Cuman berhubung konsensus belum ditetapkan, kemaren memanfaatkan > secuil waktu tersisa buat jail :). Maaf ya Boss. > > OK, jadi apakah khalayak setuju atas konsensus itu? Atau perlu direvisi? > Atau ... > > -- > Kuncoro Wastuwibowo > http://kun.co.ro/
[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa
Mohammad DAMT wrote: > Pada hari Rabu, tanggal 11/01/2006 pukul 15:45 -0800, Muhamad Carlos > Patriawan menulis: > > Mungkin kawan2 lain lebih bersemangat untuk berinovasi-ria jika BR > > join google atau bikin new google-like startup :) > > Ini bukan google tapi khusus yang senang di-sun. > http://ie.sun.com/ojp/ie0200245.html Nah ntu dia...hari gini masih ada yang mau ke kerja di Sun :) Cuman pertanyaan kayak begini baru bisa dimengerti kalo dah lama tinggal di valley :) > Lekas, keburu diambil sama Sanjay atau Manishankar duluan. Udah gak lagi mdamt,ngapain si Hitesh,Nilesh,Gitesh,Kuntesh dan Puntesh cape cape kerja di Sun di Irlandia kalau Sun,Google,Amazon.com,Cisco,Boeing,Intel dan Microsoft ada di depan rumah mereka :-) Carlos
[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa
Affan Basalamah wrote: > Enakan di Malaysia aja pak, > negaranya enak, aman damai tenteram, > infrastruktur nya sangat bagus, dan suasananya sangat dekat dengan > Islam. > > Ini sempet saya tulis di blog saya kemarin : > > http://affanzbasalamah.blogsome.com/2006/01/04/kempen-anti-laman-lucah-di-malay/ > > -affan Ach kalau Bang Affan sich ada "mau"nya di Malaysia :-) Anyway saya setuju dengan Malaysia.Kota lain yang saya tertarik selain silicon valley sebenarnya hanya KL.Karena bisa tetap berada di engineering dan bisa dengerin azan tiap Subuh dari mesjid. Kalo singapore dan skandinavia: tanggung ! :) Btw saya tanya ke rekans2 Dubai juga bagus,tapi R&D jobs gak banyak disana walaupun jobs untuk admins/consulting/service industry-related banyak. Carlos
[teknologia] Re: Dicari drafter di Balikpapan
ryuinid wrote: > Dicari drafter di Balikpapan > > Dicari drafter, bisa menggambar dengan autocad, 3dmx, graphic design. > Dapat mengukur gambar proyek dengan tepat. Harus melapor harian kepada > atasan, bisa tekan cost, berkomunikasi lancar dengan sesama karyawan. > Jika dari luar kota, bisa pulang-pergi beberapa bulan sekali. > > Qualifikasi: > Pendidikan D3 - S1. > Pengalaman 2 tahun++ > Surat keterangan kerja dari PT2 yang pernah bekerja. > Email cv ke [EMAIL PROTECTED] > > Kontak: Pak Frans > HP: 0815 8685 1888 > > PT. Wulandari Bangun Laksana > Jl. Jend Sudirman No. 52, Balikpapan, INDONESIA > Telp.(62-542) 765888, Fax.(62-542) 765999 Pak admin/moderator, apakah hal seperti ini boleh dilakukan di teknologia? Bukankah harusnya ditambahkan kata-kata OOT? Kalau memang boleh, berarti saya saja yang tidak tahu peraturannya.
[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa
On 1/13/06, Zaki Akhmad <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Pusingpusingpusing. (banyak bintang berputar di kepala saya > diselingi burung-burung berkicauan) > > Kok saya malah jadi pusing ya baca topik di teknologia kali ini? Saya > pikir topiknya sudah semakin bergeser, tidak lagi dosen vs mahasiswa. > Saya malah melihat perbedaan pendapat meruncing di sisi manajerial PTN > dan PTS. Dan saya pikir setiap masalah unik. Saya tidak tahu apakah > pendekatan dengan cara perbandingan head-to-head akan menghasilkan > solusi atau kebalikannya, justru memperuncing masalah. "Pembelokan" masalah terjadi karena ada yang melihat kata-kata yang menarik untuk direspon sehingga masalah semula tidak mencapai kesimpulan (sudah bercabang duluan). ** Email saya ini juga termasuk pembelokan masalah, karena saya mempermasalahkan pembelokan masalah itu dan tidak sesuai dengan judul subyek/thread ini.. --duh..pusing..hehehe... - **
[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa
Pusingpusingpusing. (banyak bintang berputar di kepala saya diselingi burung-burung berkicauan) Kok saya malah jadi pusing ya baca topik di teknologia kali ini? Saya pikir topiknya sudah semakin bergeser, tidak lagi dosen vs mahasiswa. Saya malah melihat perbedaan pendapat meruncing di sisi manajerial PTN dan PTS. Dan saya pikir setiap masalah unik. Saya tidak tahu apakah pendekatan dengan cara perbandingan head-to-head akan menghasilkan solusi atau kebalikannya, justru memperuncing masalah. Ada satu diskusi menarik juga di milis komunitas yang saya ikuti. Saya coba cerita sedikit disini. Jadi ada salah seorang teman saya yang beropini: Mayoritas orang Indonesia yang memilih untuk melanjutkan pendidikan hingga jenjang S1 sebenarnya motivasi utamanya adalah setelah lulus nanti mendapatkan gaji yang sebesar-besarnya. Tidak salah sih, toh itu manusiawi: manusia ingin hidup sejahtera dan hidup layak. Namun, hal apakah yang bisa mengalahkan uang? (Ups, pertanyaan retorik: tidak perlu dijawab saja deh biar aman). Balik lagi ke PTN dan PTS. Apa akibatnya dari mayoritas orang Indonesia yang melanjutkan pendidikan hingga jenjang S1 dengan motivasi yang saya sebut diatas? Tidak ada yang mau jadi guru. Tidak ada yang mau jadi dosen. Lhah ngapain jadi dosen/guru, wong hidupnya saja tidak layak. Apa akibat jangka panjang dari hal ini? Kualitas SDM Indonesia akan semakin mundur. Gimana mau maju, yang mau jadi guru/dosen saja tidak ada. Kalaupun ada, bisa jadi itu gara-gara tidak ada pilihan profesi lain yang lebih baik. Jadi jangan berharap kualitas murid/mahasiswa akan lebih baik apabila yang mengajar saja setengah hati. (Wah looping negatif bisa terjadi lagi nih. Jadi sebaiknya tidak usah diteruskan saja ya bagian ini) Ada yang tahu kabar RUU Guru/Dosen sudah sampai mana ya? Maklum kuper nih. Ayo dong kembali berpikir positif lagi. Zaki Akhmad http://www.zakiakhmad.info
[teknologia] Re: Konsensus Milis Teknologia
On 1/11/06, Rahmat M Samik-Ibrahim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Mudah-mudahan bisa ada konsensus dari peserta milis teknologia ini: > [dihapus] Setuju. Titik.
[teknologia] Re: Konsensus Milis Teknologia
On Thu, Jan 12, 2006 at 07:59:01PM +0700, Rahmat M Samik-Ibrahim wrote: > Ha... ha... ha... seperti saya duga, kalau "ditantang", besar > kemungkinan akan "sembunyi". Namun, kalau "mendompleng"; > jadinya ngalor-ngidul tidak keruan ujung-pangkalnya: > PTN vs. PTS, Dosen vs Mahasiswa, dst. http://google.com/search?q=besar+spp+ptn lima PTN besar *mengajukan diri* dst..dst..dst.. ayo kita bikin konsensus: tidak usah sekolah saja :-)) Salam, P.Y. Adi Prasaja
[teknologia] Re: Konsensus Milis Teknologia
On 12/01/06, Made Wiryana <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Pertanyaannya : perlukah mencapai konsensus ? Wah jadi perlu vs tidak perlu mencapai konsensus IMW Sebetulnya sih perlu. Kalau nggak, buang2 waktu lagi. Waktu lagi mahal nih. Cuman berhubung konsensus belum ditetapkan, kemaren memanfaatkan secuil waktu tersisa buat jail :). Maaf ya Boss. OK, jadi apakah khalayak setuju atas konsensus itu? Atau perlu direvisi? Atau ... -- Kuncoro Wastuwibowohttp://kun.co.ro/
[teknologia] Dicari drafter di Balikpapan
Dicari drafter di Balikpapan Dicari drafter, bisa menggambar dengan autocad, 3dmx, graphic design. Dapat mengukur gambar proyek dengan tepat. Harus melapor harian kepada atasan, bisa tekan cost, berkomunikasi lancar dengan sesama karyawan. Jika dari luar kota, bisa pulang-pergi beberapa bulan sekali. Qualifikasi: Pendidikan D3 - S1. Pengalaman 2 tahun++ Surat keterangan kerja dari PT2 yang pernah bekerja. Email cv ke [EMAIL PROTECTED] Kontak: Pak Frans HP: 0815 8685 1888 PT. Wulandari Bangun Laksana Jl. Jend Sudirman No. 52, Balikpapan, INDONESIA Telp.(62-542) 765888, Fax.(62-542) 765999
[teknologia] Mencari beberapa marketing staff di Balikpapan, Kalimantan
Mencari beberapa marketing staff di Balikpapan, Kalimantan Mencari beberapa marketing staff yang ahli dalam bidang penjualan dan properti. Minimal pengalaman 2-3 tahun di lapangan. Lamaran harus tercantum pendidikan, pengalaman bekerja, dan referensi dari perusahaan-perusahaan tersebut. Kemampuan termasuk lihai dalam taktik penjualan ruko, apartemen, dan kios; pandai berkomunikasi dengan klien; dan dapat menggunakan teknologi seperti komputer, telepon, mesin fax, dan mesin fotokopi seperlunya. Jika Anda memenuhi persyaratan-persyaratan di atas, harap kirim cv. dengan data-data selengkapnya. Kontak: Pak Frans No hp: 081586851888 Email cv ke [EMAIL PROTECTED] jika memenuhi persyaratan. PT. Wulandari Bangun Laksana Head Office: Jl. Hayam Wuruk no 33 Jakarta 10120 - Indonesia Telp. (62-21) 3453888 Site Office: Jl. Jend. Sudirman Komp. Balikpapan Permai Xlll Blok D No. 56-57 Balikpapan - Kalimantan Telp. (62-542) 736 320 Fax. (62-542) 765 999 Website:http://www.pam-group.com
[teknologia] Dicari pertambangan batubara staff di Kalimantan
Dicari pertambangan batubara staff di Kalimantan Kewajiban: Harus melapor ke direktur, bisa cost control, pandai berkomunikasi, dan bertanggung jawab selama di lapangan. Bisa pulang-pergi Jakarta-Balikpapan beberapa bulan sekali. Qualifikasi: Pendidikan minimal S1 Pengalaman minimal 2 tahun++ Harap email cv. ke [EMAIL PROTECTED] Gaji diluar komisi jika ada. Kontak: Pak Frans HP: 0815 8685 1888 PT. Wulandari Bangun Laksana Jl. Jend Sudirman No. 52, Balikpapan, INDONESIA Telp.(62-542) 765888, Fax.(62-542) 765999
[teknologia] Dibutuhkan seorang technician untuk Pekanbaru, Riau
Dibutuhkan seorang technician untuk Pekanbaru, Riau -minimal pendidikan S1 -pengalaman min 2 tahun -bisa bahasa Inggris dan Mandarin ++ -Jika berminat, kirimkan cv lengkap dengan data pribadi, pendidikan, daftar keahlian, dan pengalaman ke Pak Frans [EMAIL PROTECTED] atau kontak hp 0815 8685 1888.
[teknologia] Dibutuhkan seorang technician untuk Pekanbaru, Riau
Dibutuhkan seorang technician untuk Pekanbaru, Riau -minimal pendidikan S1 -pengalaman min 2 tahun -bisa bahasa Inggris dan Mandarin ++ -Jika berminat, kirimkan cv lengkap dengan data pribadi, pendidikan, daftar keahlian, dan pengalaman ke Pak Frans [EMAIL PROTECTED] atau kontak hp 0815 8685 1888.
[teknologia] Dibutuhkan seorang event organizer untuk Pekanbaru, Riau
Dibutuhkan seorang event organizer untuk Pekanbaru, Riau -minimal pendidikan S1 -pengalaman min 2 tahun -bisa bahasa Inggris dan Mandarin ++ -Jika berminat, kirimkan cv lengkap dengan data pribadi, pendidikan, daftar keahlian, dan pengalaman ke Pak Frans [EMAIL PROTECTED] atau kontak hp 0815 8685 1888. http//www.pam-group.com
[teknologia] Dibutuhkan seorang graphic designer untuk Pekanbaru, Riau
Dibutuhkan seorang graphic designer untuk Pekanbaru, Riau -minimal pendidikan S1 -pengalaman min 2 tahun -bisa bahasa Inggris dan Mandarin ++ -Jika berminat, kirimkan cv lengkap dengan data pribadi, pendidikan, daftar keahlian, dan pengalaman ke Pak Frans [EMAIL PROTECTED] atau kontak hp 0815 8685 1888.
[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa
On 1/11/06, Budi Rahardjo <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Dari pengalaman saya ikut terlibat dalam operasional:- tidak efisien, tentu saja ada (seberapa besar? itu saya tidak tahu)- tidak ada duit, tentu saja tidak sepenuhnya benar. duit ada, tapi besarnya itu lho. Efisiensi dihitung berdasarkan pemasukan vs pengluaran, pemasukan ini tidak terhitung hanya dana operasional saja khan Kalau mau bicara inefisiensi kan begini:- di PTN1 masuk xyz rupiah, keluarannya abc - di PTN2 masuk xyz rupiah, keluarannya def- di PTS1 masuk xyz rupiah, keluarannya ghiNah ... gimana kalau kasusnya begini- di PTN3 masuk 0 rupiahkita mengharapkan keluarannya apa/berapa? Giman akalau dihtiung, PTN saat ini sudah punya "modal" besar misal - Dosen - Mahassiswa yg terseleksi - Subsidi yg telah terendapkan Kalau hasilnya masih X gimana ??? PS: saya sudah tidak digaji resmi 7 tahun, tapi tetap ngajarNah, kalau mau diukur efisiensi ... gimana ngukurnya ya? Yang nggak nggaji itu yg geblek. Dg kata lain institusinya yg salah (kembali ke dasar pemikiran bahwa ada yg salah pada pengelolaan PT tersebut) IMW
[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa
On 1/11/06, adi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: On Wed, Jan 11, 2006 at 05:32:35PM -, Muhamad Carlos Patriawan wrote:> Terus kalau bisa diefisiensikan, bisa dihemat sampai berapa persen ?> dan apakah ini sama dengan penghilangan berberapa departemen alias PHK > ?by design, tiap-tiap fakultas jadinya berfungsi semacam kerajaan kecil.masing-masing mengadakan pungutan sendiri, yang pada dasarnya bisadishare lintas fakultas ... misalnya: lab, ruang kuliah, wc, satpam dll. Hal ini tidak terjadi di tempat saya, karena by design tidak seperti itu. Tapi akibatnya banyak "pejabat" yg berasal dari Uni yg memiliki model seperti itu, sering ngeluh. Istilah mereka "power" sebagai Ketua Jurusan atau dekan tidak ada. kalau ndak salah, hampir tiap fakultas mengeluh bahwa dana dariuniversitas itu kecil bin ndak cukup. Ini general di mana saja dan siapa saja , di Jerman juga begitu :-)) bahkan, di satu fakultas, masing-masing jurusan bisa memiliki labmasing-masing (yang juga mengadakan pungutan sendiri-sendiri). dari hari ke hari, lab-lab tsb. mostly idle ... masing-masing memiliki stafnon-pengajar sendiri-sendiri, menanggung biaya untuk listrik, airsendiri-sendiri. Di kampus saya tidak ada hal ini, Lab atau staf-nya adalah "milik kampus" termasuk pembiayaannya. Jadi ini memudahkan utk sharing. Ndak ada masalah asisten jurusan komputer memberi mateir komputer di jurusan sastra (biaya murah, para asisten senang, terutama yang bujangan) dimasuki 100 orang sekaligus, tetapi yang berkeliaran cuman 1 atau duabiji saja :-) rata-rata gedung kuliah untuk ini mentereng dan mahal, yang akhirnya menjadi justifikasi biaya *pendidikan* yang mahal. Terus terang, fasilitas pendidikann mentereng lebih memiliki nilai jual ke masyarakat luas, sedangkan fasilitas seperti "dosen", "perpustakaan", dsb tidak memiliki nilai jual. Mahasiswa sering protest kalau ruangan tak berAC tapi tak pernah protest (atau sedikit) kalau perpustakaannya tak "berisi" mestinya, kalau memang biaya pendidikan itu mahal, maka masing-masingperguruan tinggi secara sukarela mengundang para auditor dari luar untuk datang memeriksa. ini merupakan hil yang mustahal. padahal hasil auditdari pihak ketiga ini merupakan salah satu faktor yang menentukantingkat akuntabilitasnya. Kalau PTS karena bersifat yayasan harus melakukan hal itu. Di tambah lagi, kalau kita menerima bantuan dari luar, maka audit secara terbuka WAJIB dilakukan. Saya tahu soalnya sekarang rekan-rekan saya lagi proses audit proyek kerjasama tersebut. IMW
[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa
Enakan di Malaysia aja pak, negaranya enak, aman damai tenteram, infrastruktur nya sangat bagus, dan suasananya sangat dekat dengan Islam. Ini sempet saya tulis di blog saya kemarin : http://affanzbasalamah.blogsome.com/2006/01/04/kempen-anti-laman-lucah-di-malay/ -affan
[teknologia] Re: Konsensus Milis Teknologia
On 1/12/06, Rahmat M Samik-Ibrahim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Milis ini merupakan cerminan keadaan sebenarnya: memang nggak pernah ada niat untuk mencapai konsensus! Kalau demikian, apa bedanya dong dengan telematika? Pertanyaannya : perlukah mencapai konsensus ? Wah jadi perlu vs tidak perlu mencapai konsensus IMW
[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa
On 1/12/06, Budi Rahardjo <[EMAIL PROTECTED]> wrote: On 1/12/06, Made Wiryana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:> Sabatical di Skandinavia aja mas Bud :-) biar dapat gambaran lain> dan bisa main bareng MDAMT Gak tahu kenapa saya kok senang melihat Singapura.Lagian dekat dengan Indonesia. :)AirAsia pun tahun ini ada tiket gratis ke sono. he he he. Saya nggak gitu tertarik dg Singapore karena - Udah bosen, saya lahir dan besar di kota yang cuma 30 menit dari Singapore - Kondisinye beda banget, dg kata lain oke banyak yang dipelajari tapi sedikit bisa diterapkan karena tingkat kompleksitasnya beda. Skandinavia dingin. Mengingatkan saya akan pengalaman lama.Ha ha ha. Datangnya ya jangan pas winter :-) he hehe h Sebagai suatu bentuk masyrakat Skandinavia termasuk menarik, misal sistem pendidikan tingginya. Ada semacam gelar yang diberikan kepada orang praktisi yang "pengalaman" dia disuruh nulis kertas kerja dan dapat anugrah gelar setara Master mungkin. Tujuannya bukan dia supaya dapat gelar, tapi supaya orang lain bisa belajar dari apa yang dia lakukan selama ini. IMW
[teknologia] Re: Konsensus Milis Teknologia
Ha... ha... ha... seperti saya duga, kalau "ditantang", besar kemungkinan akan "sembunyi". Namun, kalau "mendompleng"; jadinya ngalor-ngidul tidak keruan ujung-pangkalnya: PTN vs. PTS, Dosen vs Mahasiswa, dst. Milis ini merupakan cerminan keadaan sebenarnya: memang nggak pernah ada niat untuk mencapai konsensus! Kalau demikian, apa bedanya dong dengan telematika? sigh...-- Rahmat M. Samik-Ibrahim
[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa
On 1/12/06, Budi Rahardjo <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > itu bukan kurang dana, tapi kurang beres mengurus dana :-)> (dana dalam arti bukan duit saja).hi hi hi. Nanti suatu saya kalau disuruh ngurusin PTNbaru kerasa. Oh iya ya :) Sebelum saya ikut nguursin PTS, saya sudah ikut ngurusin Lab dan sebagian kegiatn ajurusan di UI. Jadi tidak heran, dan tahu penyakitnya. > mengkomnersialkan" bergantung dari si pemberi dana> Di tempat saya ada 1 yg terima kontrak dari Siemens Di Canada tempat saya dulu juga kayak gitu.Di Indonesia? ;-) wink wink wink ... Di tempat saya, ada dana penelitian tapi banyak dosen muda yang malas memanfaatkanya. Lebih hebat lagi khan, masalahnya. IMW
[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa
On 1/12/06, Budi Rahardjo <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Di tempat saya biaya per semester sekitar 2 jutaan :-),hi hi hi. Ada mahasiswa saya yang biaya per semesternyahanya Rp 750 ribu :-) Seperti yang saya sebut, di tempat saya utk mahasiswa tertentu ada yg nol karena kena discount ini itu :-) Berapa jumlah mahasiswa per angkatan di Gunadarma/Binus/dll? Per angkatan mahasiswa baru sekitar 6000-7000 mahasiswa. Karnea utk menutupi biaya operasional. Tapi jumlah mahasiwswa banyak mewajibkan jumlah dosen tetap banyak (menurut aturan 70% harus dosen tetap dengan ratio dosen:mahasiswa lupa saya pastinya) Memang banyak PTS bermain dg aturan 70% ini dengan mengurangi jumlah dosen tetap, dan menutupi dengan fasilitas fisik. > - Dosen tidak perlu membiayai kenaikan "kualitasnya" (beasiswa dan > sebagainya banyak)>> Jadi ndak bener kalo dibilang PTN terima dana nol :-).Dimana-mana juga yang namanya PTN harus disubsidi pemerintah.Namanya juga PT n e g e r i :) Hm... masalahnya bukan perlu tidaknya subsidi, tapi bagiamana pengelolaan subsidi itu. Di Jerman Universitas itu relatif hidup total dari dana pemerintah, sebagai dampaknya. Semua resource BOLEH dipakai oleh semua orang di luar kampus tersebut. oh ya, biasanya kenaikan "kualitas" dari dosennya seringkaliditanggung sendiri. at least, itu yang banyak dilakukan dosen di tempat saya, termasuk oleh saya. Ini yang saya sebut, secara institusional kurang bagus :-) IMW
[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa
On 1/12/06, Made Wiryana <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Sabatical di Skandinavia aja mas Bud :-) biar dapat gambaran lain > dan bisa main bareng MDAMT Gak tahu kenapa saya kok senang melihat Singapura. Lagian dekat dengan Indonesia. :) AirAsia pun tahun ini ada tiket gratis ke sono. he he he. Skandinavia dingin. Mengingatkan saya akan pengalaman lama. Ha ha ha. -- budi
[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa
On 1/12/06, Made Wiryana <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > - Bangunan dan mebel (biasnya PTS mengambil kredit dan membayar > per bulan), utk PTN ini rata-rata sudah tertutupi Tidak betul. Kecuali kalau kita masih mau menggunakan bangku tahun 1920 :) ha ha ha. Ada lagi yang repot kalau di PTN, yaitu aset tidak bisa dihilangkan begitu saja. Jadi, contohnya bisa saja ada komputer yang sudah rongsokang (misalnya XT), maka dia tidak bisa dibuang/dihapuskan. (Bisa sih, tapi prosesnya itu lho.) Bisa-bisa kena tuduhan korupsi. Jadi ada cost untuk inventory. > - Gaji dosen dan karyawan (dosen dan karyawan kebanaykan PNS > khan jadi sebagian di PTN sudah tertutupi) Emang gaji dosen PNS berapa gitu? ;-) Kalau saya digaji, mungkin resminya hanya Rp 1 juta/bulan. Gak bisa hidup kalau hanya ngandalkan itu. Office boy di tempat saya, gaji resminya dibawah UMR. (hanya cukup untuk naik angkot) > - Biaya peningkatan SDM yang tidak murah Ini sama, meskipun memang benar opportunity lebih besar di PTN. > - Bahan habis > - Biaya administrasi Dua-duanya sama rasanya. > SIlahkan difikir-fikir, bagi PTN sebetlnya sebagian dana > sudah tertutupi,dan bagi PTS masih perlu ditutupi Nggak juga lho. Ada enaknya di PTS. PTS bisa menentukan biaya SPP sendiri. Ada kenaikan SPP, biaya ini dan itu bisa diputuskan dengan segera. Kalau di PTN, harus melalui birokrasi yang panjang. Saya ingat ketika diusulkan untuk menambahkan biaya Rp 10 ribu/semester agar mahasiswa mendapatkan akses Internet, itu butuh diskusi bertahun-tahun. -- budi
[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa
On 1/12/06, Made Wiryana <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Wah kalo PTN dibilang kurang dana, saya nggak paham. > Siapa yang salah. PTN > itu bukan kurang dana, tapi kurang beres mengurus dana :-) > (dana dalam arti bukan duit saja). hi hi hi. Nanti suatu saya kalau disuruh ngurusin PTN baru kerasa. Oh iya ya :) Kemarin ada satu grup sekolah swasta datang ke saya, meminta saya mengambil alih management sekolah tersebut yang awut-awutan (dikorupsi habis!). Saya geleng-geleng kepala. Gak PTN/PTS sami mawon. Tentu saja saya tolak. Saya gak berminat ... udah tahu bakalan pusing :) > Di Jerman misal kita terima kontrak penelitian dg dana si A, > maka tetap aja hasil penelitian itu adalah hasil research group > itu, tetapi "hak > mengkomnersialkan" bergantung dari si pemberi dana > Di tempat saya ada 1 yg terima kontrak dari Siemens Di Canada tempat saya dulu juga kayak gitu. Di Indonesia? ;-) wink wink wink ... -- budi
[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa
- Original Message - From: Made Wiryana To: teknologia@googlegroups.com Sent: Thursday, January 12, 2006 11:50 AM Subject: [teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa On 1/12/06, Budi Rahardjo <[EMAIL PROTECTED]> wrote: engan biaya perguruan tinggi swasta.data please.berapa biaya masuk BINUS vs UI/ITB misalnya.> itu belum memasukkan> kenyataan bahwa kapasistas perguruan tinggi negeri yang jauh lebih> besar. data please.berapa sih jumlah mahasiswa S1 komputer-related di BINUS?silahkan bandingkan dengan jumlah mahasiswa komputer-relateddi PTN (UI, ITB, UGM, IPB). Di tempat saya biaya per semester sekitar 2 jutaan :-), mahasiswa dapat chance potongan 50% kalau pinter, bahkan bisa 100% kalau diangkat jadi asisten. Bahkan kalo bagus bisa disekolahkan di LN dg biaya total dari kampus (bukan beasiswa dari negara).Soal biaya, PTN udah terima "dana" misal- Fasilitas gedung dan tanah dibayar pemerintah (PTS harus bayar cicilan dan tidak murah)- Dosen tidak perlu membiayai kenaikan "kualitasnya" (beasiswa dan sebagainya banyak)Jadi ndak bener kalo dibilang PTN terima dana nol :-). PTS, ndak terima dari pemerintah, yg ada malah disuruh bayar ini itu. Saya kira sih ngitung begini sih gampang saja, kalau ada datanya yang lengkap. Enaknya lihat budget PTnya secara keseluruhan. Di situ kelihatan bagaimana situasi sebenarnya. PTS itu untungnya gede, kalo sampe nggak untung atau rugi kan aneh. Kalo informasinya ngga lengkap ya susah ngitungnya. PTN juga baru dapet duit dari mahasiswa lumayan juga baru-baru ini saja bukan? Dulu sebelum BHMN, duit dari mahasiswa bisa dibilang fraksi mendekati nol. Lha wong mahasiswa bisa cuman bayar 50 ribu/semester, itu juga banyak yang minta di waive... Pemerintah memberi gaji ke Dosen di PTN memang, tapi bandingkan dengan gaji Dosen PTS wah jauh...lah Idea penggajian Dosen di PTN kan konsepnya sama dengan PNS dan nggak sefluid di PTS yang kalo sudah nggak perlu tinggal tunggu kontrak selesai ya bubar deh...Besar DIP berapa sih sebetulnya? Katanya untuk operasional saja sudah nggak nutupi, ada gedung di ITB yang liftnya nggak jalan karena nggak ada duit pemeliharaan, dan harus urunan sesama pengguna gedung dari kocek sendiri2. Sekarang PTS yang ngurusin bidang studi yang butuh duit banyak spt. Kimia, Mesin dll itu berapa banyak? Ngurusin studi Komputer mungkin nggak butuh duit banyak. 500 Mahasiswa (revenue ~ 1M/semester) mungkin cukup dengan 2 lab komputer @ 150 juta = 300 juta perak Misalkan dengan 10 dosen dikasih benefit total senilai 100juta/bulan saja cuman 600 juta perak Masih untung 100 juta perak. Setiap semester bisa buat 2 lab komputer baru tuh. Sekarang kalau Kimia, Mesin, Tambang, Geologi, Elektro berapa besar sih biaya operasionalnya. Bisa jadi setiap mahasiswa sekali percobaan bisa 100 ribu perak habis untuk bahan doang. Padahal duit SPP-nya sama kalo di PTN. Saya kira memang nggak sederhana. Kalau mau ngitung, kita harus ngitung yang bener. Salam Ary
[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa
On 1/12/06, Made Wiryana <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Di tempat saya biaya per semester sekitar 2 jutaan :-), hi hi hi. Ada mahasiswa saya yang biaya per semesternya hanya Rp 750 ribu :-) Uang kuliah di BINUS berapa? Berapa jumlah mahasiswa per angkatan di Gunadarma/Binus/dll? > Soal biaya, PTN udah terima "dana" misal > - Fasilitas gedung dan tanah dibayar pemerintah (PTS harus bayar cicilan > dan tidak murah) > - Dosen tidak perlu membiayai kenaikan "kualitasnya" (beasiswa dan > sebagainya banyak) > > Jadi ndak bener kalo dibilang PTN terima dana nol :-). Dimana-mana juga yang namanya PTN harus disubsidi pemerintah. Namanya juga PT n e g e r i :) oh ya, biasanya kenaikan "kualitas" dari dosennya seringkali ditanggung sendiri. at least, itu yang banyak dilakukan dosen di tempat saya, termasuk oleh saya. -- budi
[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa
On 1/12/06, Zaki Akhmad <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Dalam satu kesempatan yang lalu, ketika sedang ada hearing terbukacalon rektor ITB 2005-2010, salah seorang teman saya ada yang bertanya.Dan saya pikir pertanyaannya keren juga. Berikut pertanyaannya:"Menurut Bapak Calon Rektor, apakah tidak sebaiknya manajemen kampus diserahkan saja ke pihak profesional di bidang manajemen dan kemudiandosen bisa asyik mengajar dan meneliti?" (Contoh ekstrim tataranpraktisnya adalah: rektor bukan dari kalangan dosen, tapi dari lulusan MM) Di Jerman seorang Rektor relatif 'simbol' tidak mengurusi masalah harian operasional. Kerjaannya ngursin kerja sama dg pihak lain dsb Utk operasional manajemen harian ada yg disebut "Kanselir" IMW
[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa
On 1/12/06, Budi Rahardjo <[EMAIL PROTECTED]> wrote: lagi mikir-mikir mau sabatical di Singapura saja ahor, better yet, working for google??? Sabatical di Skandinavia aja mas Bud :-) biar dapat gambaran lain dan bisa main bareng MDAMT IMW
[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa
On 1/12/06, Muhamad Carlos Patriawan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Mungkin,lagi2 dalam masalah ini, kudu ada beasiswa jangka panjang ataufinancing pendidikan jangka panjang buat yang tidak mampu (membayar)tentunya dilakukan oleh pihak yang kelebihan duit. Hal itu dilakukan oleh kampus saya, staf dikasih beasiswa, karyawan dikasih beasiswa, mahasiswa pinter dikasih beasiswa. Resikonya, beberapa fasilitas fisik harus dipotong :-) karena ndak mau naikin SPP jadi mahal-mahal. Soalnya belum kelebihan duit. Lha gedung aja masih harus mbayar cicilan. IMW
[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa
On 1/11/06, Muhamad Carlos Patriawan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Ada "disconnection" disini antara om made,Adi dan Pak Budi.Berdasarkan ujaran beliau(om made dan Pak Adi), PTN tidak efisien.Harusdiaudit sehingga ada accountability public.Sementara ujar Pak Budi: memang kurang dana. Nah itu kurang dananya (dari yg saya tangkap oleh Om Made) apakahkarenaa) tidak efisien ataub) karena memang gak ada duit ?c) dua duanya, kalau ya sebutkan berapa prosen faktor "inefisiensi" ? 0.1 %, 2% , 50% ? Tergantung apa "dana" yang dimaksud. Misal dalam operasioanl PT dibutuhkan dana - Bangunan dan mebel (biasnya PTS mengambil kredit dan membayar per bulan), utk PTN ini rata-rata sudah tertutupi - Gaji dosen dan karyawan (dosen dan karyawan kebanaykan PNS khan jadi sebagian di PTN sudah tertutupi) - Biaya peningkatan SDM yang tidak murah - Bahan habis - Biaya administrasi SIlahkan difikir-fikir, bagi PTN sebetlnya sebagian dana sudah tertutupi, dan bagi PTS masih perlu ditutupi IMW
[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa
On 1/11/06, Budi Rahardjo <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Alasannya sangat sederhana, karena tanpa auditorpun sudah bisadisimpulkan betapa kekurangan dananya PTN :)Ini seperti menghusulkan agar didatangkan auditor untuk ngecekapa pak Amat, tukang becak, harus membayar pajak penghasilan karena dia tidak punya NPWP. Jadi harus diaudit dulu.hi hi hi.Orang-orang tetap ngotot bahwa pak Amat harus diaudit,sebab semua orang harus punya NPWP. bhwa ha ha ha ha ha. Wah kalo PTN dibilang kurang dana, saya nggak paham. Siapa yang salah. PTN itu bukan kurang dana, tapi kurang beres mengurus dana :-) (dana dalam arti bukan duit saja). menghasilkan output penelitian. Bagaimana bisa ya?Ternyata penelitian tersebut didanai oleh sang dosennya sendiri. Kalau diaudit ini bisa jadi temuan, sebab seharusnya tidak adahasil penelitian. Menurut saya hal ini normal-normal saja. Karena penelitian suatu lembaga itu tidak ditentukan oleh siapa pemberi dana, tapi siapa yang melakukan. Yang beda adalah hak menggunakan hasil penelitian itu. Di Jerman misal kita terima kontrak penelitian dg dana si A, maka tetap aja hasil penelitian itu adalah hasil research group itu, tetapi "hak mengkomnersialkan" bergantung dari si pemberi dana Di tempat saya ada 1 yg terima kontrak dari Siemens IMW
[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa
On 1/11/06, Muhamad Carlos Patriawan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > diperluas lagi (dana dan cakupannya).>>> Biaya pelaksanaan kampus di Indonesia besar karena pelaksanaan pengoperasian> kampus tidak efisien. Itu yg saya lihat di PTNI see. Trims atas tambahanya Pak Made. Terus kalau bisa diefisiensikan, bisa dihemat sampai berapa persen ?dan apakah ini sama dengan penghilangan berberapa departemen alias PHK? Ya besar sekali efisiensi yang dapat dilakukan dari - BIaya perawatan peralatan/ruangan - Biaya pembayaran tenaga administrasi Dampak ya memang mem-PHK-kan. Tapi yg dilakukan di tempat saya karena ada kebijakan minimal tenaga menegah (administrasi yg lulusan SMEA/SMA) dengan cara menyuruh mereka (si pegawai itu) kuliah lagi dengan dibayari kampus. Sehingga sekarang mereka sudah S1, dan S2 dan tak perlu di PHK, karena sudah jadi dosen statusnya. He he he laboran saya sekarnag sudah punya gelar S2. IMW
[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa
On 1/12/06, Budi Rahardjo <[EMAIL PROTECTED]> wrote: engan biaya perguruan tinggi swasta.data please.berapa biaya masuk BINUS vs UI/ITB misalnya.> itu belum memasukkan> kenyataan bahwa kapasistas perguruan tinggi negeri yang jauh lebih> besar. data please.berapa sih jumlah mahasiswa S1 komputer-related di BINUS?silahkan bandingkan dengan jumlah mahasiswa komputer-relateddi PTN (UI, ITB, UGM, IPB). Di tempat saya biaya per semester sekitar 2 jutaan :-), mahasiswa dapat chance potongan 50% kalau pinter, bahkan bisa 100% kalau diangkat jadi asisten. Bahkan kalo bagus bisa disekolahkan di LN dg biaya total dari kampus (bukan beasiswa dari negara). Soal biaya, PTN udah terima "dana" misal - Fasilitas gedung dan tanah dibayar pemerintah (PTS harus bayar cicilan dan tidak murah) - Dosen tidak perlu membiayai kenaikan "kualitasnya" (beasiswa dan sebagainya banyak) Jadi ndak bener kalo dibilang PTN terima dana nol :-). PTS, ndak terima dari pemerintah, yg ada malah disuruh bayar ini itu. IMW
[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa
Mohammad DAMT wrote: > Ini bukan google tapi khusus yang senang di-sun. > http://ie.sun.com/ojp/ie0200245.html > > Lekas, keburu diambil sama Sanjay atau Manishankar duluan. > > > Carlos Terimakasih Mas MDAMT untuk informasinya. Saya kasih penanda-buku dulu ya biar tidak lupa alamatnya. Hop..hop...hopsaatnya belajar melompat lebih tinggi. Zaki Akhmad http://www.zakiakhmad.info
[teknologia] Re: mengapa harus steve jobs ?
Priyadi: prestasi bikin duit sebanyak2nya gak sepenuhnya berhubungan dengan prestasi bikin produk yang disukai konsumen. konsumen lebih menyukai yang terakhir, sedangkan investor macam om carlos lebih menyukai yang pertama :). konsumen reguler gak peduli kalau perusahaannya bangkrut sekalipun asalkan produk yang dihasilkannya bagus. Zap: Sependapat... duit tuh dampak aja, jgn jadi-in indikator prestasi... toh byk org berprestasi msh miskin2 aja gara2 teguh memegang prinsip... percuma orang pinter kalo nipu khan? prestasi tuh cm sekedar achievement aja... penghargaan jg sekedar rasa terima kasih aja khan... selanjutnya yg kembali ke orangnya lg, mo dipake sendiri ato utk orang laen yg lebih luas lg... jd jgn liat perusahaannya, tp liat orang2 yg mengendalikannya... termasuk orang2 di belakang layarnya si jobs... Carlos: Sebaiknya threadnya gak usah terlalu jauh melebar pada hal yang abstrak. Kita bikin saja singkatnya: 30 perusahan hitek R&D yang paling sukses,silahkan diukur dengan parameter masing2 asalkan definitif dan konsisten. Lalu kita lihat lagi,yang "benar-benar" kita kenal siapa ?? secara personal,pendekatan bisnis,wawasan,bagaimana dia mengembangkan,pre-kondisi.Jangan-jangan hanya "tahu" Microsoft dan Apple doang (karena 'cuman' tahu operating system saja) ??? Padahal sejak jaman internet berkembang, sudah banyak sekali inovatorlain yang berkembang dan bertumbuh, yang kalau dipelajari melalu case study mungkin sekali applikabel untuk ditiru di Indonesia. Zap: No komen, setuju bgt... takut kl komen2 byk ntar dibilang jual iler... percuma beraninya nato omdo alias mental jigong... Xixixi... So, realnya gmn... kapan kita bikin, yuk ayuk... gw pribadi seh ga tau perusahaan sekelas microsoft apalagi apple, tp kl operating systemnya jelas pernah gw pake n diulik2 ampe dalemannya... termasuk yg dr sun, linux, bsd, ato aix sekalipun... Carlos: Apa bedanya jika Mac mau menggunakan Intel sekarang dibanding 3 tahun lalu atau 5 tahun lalu ? kenapa gak dari dulu ? sisi inovasi dan strategisnya dimana ya ? ada yang bisa menjelaskan ? ... Saya melihat ada dua visi Steve Jobs yang menarik. - Tech company: Apple - Creative company: Pixar Ini bisa dielaborasi lebih jauh lagi. Dia memadukan kreativitas dan teknologi. No. Dia *memaksakan*. Itulah hebatnya dia. Zap: waduh pertanyaannya sulit ya... kl gw seh tanya aja ke ceo aja, sukur2 dijawab... kl ga, mending orang dalem ukuran indo jg ga yakin maksud perusahaannya... tp kl ngira2 ya silakan aja, kl analisis ku sih ya simple karena duit... intel jauh punya harga drpd yg laen, kecuali mac mo nembak pasar kelas bawah pasti beda lg ceritanya... Xixixixi... kl bicara inovasi, pasti mac ga akan nyerang pasar pc yg mm udah keruh... kl bicara strategis, pasti bicaranya abstrak seperti visi... gw no komen lg, krn gw mm bukan pakar ngabstrak... kl misi jelas lah kudu realistis, bukan jadul kayak pilpres bbm... Ronald: pertama kali liat kan tampang dulu, kalo tertarik tampang, baru liat dalem-dalemnya. Kan "berawal dari mata" :-) Desain produk-produk Apple (apalagi setelah Steve Jobs) balik ke Apple emang keren-keren banget. Bandingin coba, desain laptop iBook/PowerBook dengan IBM Thinkpad, kayak bumi dan langit kan? Zap: ga juga ko... liat kembali segmennya, kl pasarnya ga jelas gmn mo nembak... kl thinkpad mo buat untuk kongko2 gaya anak muda, pasti dibuat warna-warni... kl iBook/PowerBook mo buat yg tahan banting, kenapa ga bikin yg dari batu intan dan titanium bahkan sekelas campuran besi baja tahan peluru martensit... Xixixixi... kembali liat lg matanya, mo nipu ato mo mencerdaskan Ryo: dari hasil baca2 sih, apple bangkit lagi itu memang sedikit banyak akibat ipod, tapi juga ditambah faktor lain. .. entah runtutan peristiwa di atas itu cuma kebetulan semua sehingga patut disebut sebagai keberuntungan apple, atau memang sudah distrategikan sejak awal... jadi mengapa steve jobs? karena dia berani melakukan perubahan, walaupun pada awalnya penuh resiko (seperti menghilangkan eksklusivitas produk apple), tapi di jangka panjang lebih menguntungkan. Zap: Betul... mm faktanya dagang ya gitu, ga hy butuh strategi krn mm ada faktor "luck" td... mgk itu yg nyebabin adanya gap komersil, dan gw harap wajar aja selama dalam persaingan sehat... bukan saling sikut, trus nyari kambing hitam utk dikorbanin rame2... dan luck itu ga bs dipelajari kecuali dengan berdoa... so jgn niru2 yg ngga2, toh rasa iri itu manusiawi selama dalam koridor fakta... cmiiw, Zap On 1/12/06, Mohammad DAMT <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Pada hari Kamis, tanggal 12/01/2006 pukul 10:15 +0900, baskara menulis: > > On 1/12/06, Affan Basalamah <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > > > 2. Ada kesan keras, seakan-akan dirancang untuk kebanting-banting > > > (walaupun saya masih belum berani membanting2nya). Dan juga, buat apa > > > punya notebook yang harus disayang-sayang, dijaga agar nggak > > > kebanting-banting ? Malah bikin usernya repot. > > > > Mau notebook tahan banting
[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa
Pada hari Rabu, tanggal 11/01/2006 pukul 15:45 -0800, Muhamad Carlos Patriawan menulis: > Mungkin kawan2 lain lebih bersemangat untuk berinovasi-ria jika BR > join google atau bikin new google-like startup :) Ini bukan google tapi khusus yang senang di-sun. http://ie.sun.com/ojp/ie0200245.html Lekas, keburu diambil sama Sanjay atau Manishankar duluan. > Carlos >
[teknologia] Re: Teknologi dan Lingkungan -- Electronic waste
On 1/12/06, newbie <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Biasanya sampah-sampah electronic itu akan menjadi landfill. Wah > sebenarnya pernah kepikir enggak kalo sampah electronic 10 tahun lagi > dari sekarang. Coba liat estimasi angka-angka dari website ini. Pernyataan "akan menjadi landfill" ini sumbernya dari mana? Di Indonesia memang mungkin menjadi landfill, tetapi di negara2 maju, belum tentu. Saya pernah melihat contoh2 hasil recycle sampah2 elektronik itu, yang dipamerkan oleh sebuah perusahaan elektronik, menjadi produk2 lain, bukan jadi landfill.
[teknologia] Re: mengapa harus steve jobs ?
Pada hari Kamis, tanggal 12/01/2006 pukul 10:15 +0900, baskara menulis: > On 1/12/06, Affan Basalamah <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > 2. Ada kesan keras, seakan-akan dirancang untuk kebanting-banting > > (walaupun saya masih belum berani membanting2nya). Dan juga, buat apa > > punya notebook yang harus disayang-sayang, dijaga agar nggak > > kebanting-banting ? Malah bikin usernya repot. > > Mau notebook tahan banting dan dilempar ke kolam juga tidak apa2? > Nih: http://www.panasonic.com/business/toughbook/home.asp > Pakai touchscreen pula. > Saya coba angkat, weleh..beratnya mak. :-) Masih lebih hebat ThinkPad: http://www.zdnet.com.au/insight/hardware/soa/Photo_gallery_Wacky_laptop_tricks/0,39023759,39218626,00.htm *Awas jangan ditiru*