[teknologia] Re: Homeschooling - Re: [teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
On 7/25/06, muhamad cpsmb tarigan [EMAIL PROTECTED] wrote: Semoga ngga top posting. You are is what you eat ?lebih tepatnya:you are is whatever your food comes from (whether halal or haram).Peribahasa aslinya dalam bahasa Jerman Du bist was du isstIMW --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Homeschooling - Re: [teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
Harry Sufehmi wrote: On 7/25/2006 at 6:18 PM muhamad cpsmb tarigan wrote: Ijazah : bisa didapatkan, karena homeschooling kini sudah diakui Diknas. Informasi yang jauh lebih mendetail bisa didapatkan dari isi folder Files di milis [EMAIL PROTECTED] ijazahnya setarap apa om harry ? apakah dari tk sampai sma ? TK, belum pernah dengar :) wong sekolahnya juga ndak wajib, he he. Ijazah SD s/d SMA bisa didapatkan oleh homeschooler. ada gak website yang cukup komprehensip menjelaskan homeschooling ini (baik dari sisi legal dan how-to-nya ? ) Kalau untuk tingkat SMP alhamdulillah sudah cukup banyak, sampai ada yayasannya khusus. Bisa dilihat di http://sekolahrakyat.org ooh, ijazahnya mengikuti sekolah induk ya ? tadinya saya kira home schooler punya ijazah sendiri. -mcp --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Homeschooling - Re: [teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
di europe , walaupun anak datang ke sekolah di sini di buat sangat menyenangkan, anak tidak di bebani oleh PR, di Indo anak masih TK A sudah di kasih PR, menulis dan menggambar, pendapat saya pribadi, sekolah buat anak harus membuat dia nyaman dan menyenangkan, jadi lebih mudah menangkap ilmu pengetahuan. Saya setuju.. tapi di private school (gak pernah kesana sih) rata2 mereka sekolah dari pagi sampai petang (jam 2-3 sore), dan selama itu kegiatannya pun banyak.. Untuk masalah PR, saya rasa udah jamak.. kalau gak ada PR, pada main mulu.. Tapi saya setuju kalau sekolah dibuat nyaman dan menyenangkan agar lebih gampang nyerap ilmu.. Tapi homeschooling ? sebagai tambahan ok.. untuk selamanya harus dicek lagi.. Ngga usah takut, urusan sekolah kan bukan urusan pemerintah, lha wong nyatanya sekolah atau pendidikan buat pemerintah just business as ussual koq. Sembarangan lo jie.. :D Siapa yang nanggung kalo udah buang waktu 6 thn di homeschooling tapi gak bisa masuk SMP negeri ? mau nerusin sampe homekuliahing ? :D -- Arie Reynaldi Zanahar reymanx at gmail.com http://www.reynaldi.or.id --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Homeschooling - Re: [teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
Makanya seperti Mas Harry bilang, ajak tetangga, dengan demikian anak2 akan berinteraksi lebih dengan para tetangga, kalo perlu gurunya jangan cuma satu orang, tapi misalnya untuk hal-hal tertentu gurunya berbeda, tempat belajarnya juga berpindah-pindah ke rumah tetangga, sehingga anak2 tetap bisa belajar bersosialisasi dan mengenal orang lain meskipun ikut homeschooling Kita seperti ngasih dunia 'ideal' ke mereka, bahwa orang2 yang disekitar mereka baik-baik, tidak ada yang nakal, ada yang nakal tapi kita kenal sama ortunya jadi anaknya pasti bisa kita pegang.. dsb.. Eh, waktu kita ajak ke Blok M, anak STM dan SMA negeri lagi perang.. apa gak pada panik mereka ? :-) Ya anak2 memang harus belajar menghadapi dunia nyata yg tidak se-ideal di rumah, tapi apakah mereka sudah cukup punya modal untuk melakukan hal itu? saya perpendapat homeschooling merupakan salah satu cara efektif untuk mendidik dengan meminimalisir pengaruh buruk dunia luar. Saya rasa itu udah tugas orang tua untuk ngasih modal yang cukup.. Hey, we survive.. ;-) Saya tetap lihat homeschooling masih sebagai tambahan ilmu, model less gitu lah, ketimbang pengganti sarana pendidikan formal, kecuali anak saya artis yang gak bakal punya waktu untuk sekolah, atau memang tidak memungkinkan (sakit, alasan lain) untuk pergi ke sekolah biasa. regards, -- Arie Reynaldi Zanahar reymanx at gmail.com http://www.reynaldi.or.id --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Homeschooling - Re: [teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
- Original Message - From: Harry Sufehmi [EMAIL PROTECTED] To: teknologia@googlegroups.com Sent: Tuesday, July 25, 2006 11:04 AM Subject: [teknologia] Homeschooling - Re: [teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia kita lagi ngobrol2 di [EMAIL PROTECTED] mengenai salah satu solusinya, yaitu homeschooling. == saya masih ingat kompas pernah nulis disini http://www.kompas.com/kesehatan/news/0503/13/090851.htm saya coba mulai dengan 2 anak saya yang paling kecil, mereka tidak saya masukkan ke TK favorit (uang pangkal 8 juta per anak :), tapi saya sewa guru dan kurikulum bisa kita pesan. Enak euy. triknya dengan silaturahmi :) ajak tetangga, maka biaya menjadi ringan. per anak cuma perlu bayar 150-ribu/bulan, bersih, tidak ada sumbangan gedung, uang seragam, uang ini, uang itu, dst. ternyata ini juga jadi membantu guru - gaji mereka Rp 400.000 di TK (lha padahal saya bayar ke sekolah jauh lebih mahal daripada itu), dengan saya mereka bisa dapat sampai 1 juta lebih. rencananya mulai 1 agustus ini. mudah2an semuanya berjalan lancar, maka saya akan lanjutkan dengan homeschooling SD. == Untuk taraf play group,tk dan sd mungkin masih kecil biayanya, bagaimana nanati ketika menginjak smp dan sma ketika ingin belajar kimia dan praktek..atau fisika...tentu akan sangat mahal membuat mini lab di rumah..gimana Pak Harry? Kalau masalah sosialisasi mungkin bisa di buat club di luar sekolah...club renang..club basket...etc jd tidak murni di rumah saja atau di rumah teman..tapi masih bisa berinteraksi dengan masyarakat lainnya. Denger-denger anak Kak Seto jg homeschooling sampai lulus smamungkin yg tahu infonya bisa di share Salam, wongcilik ps: barangkali ada yg punya artikel seminarnya Ibu Adi D Nugroho, MA tentang homeschooling Salam, Harry --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Homeschooling - Re: [teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
Tapi bagaimana dengan ijazahnya? mungkin waktu masih TK tidak begitu masalah tapi kalo sudah SMP,SMU gimana mas? maaf mungkin ini pertanyaan yang bodoh,mohon dimaklumi karena saya baru gabung dimilis ini dan juga saya baru dengar tentang homeschooling! thanks, wongcilik [EMAIL PROTECTED] To: teknologia@googlegroups.com il.com cc: Sent by: Subject: [teknologia] Re: Homeschooling - Re: [teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara [EMAIL PROTECTED] olympiade Standar pendidikan Indonesia egroups.com 07/25/2006 02:40 PM Please respond to teknologia - Original Message - From: Harry Sufehmi [EMAIL PROTECTED] To: teknologia@googlegroups.com Sent: Tuesday, July 25, 2006 11:04 AM Subject: [teknologia] Homeschooling - Re: [teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia kita lagi ngobrol2 di [EMAIL PROTECTED] mengenai salah satu solusinya, yaitu homeschooling. == saya masih ingat kompas pernah nulis disini http://www.kompas.com/kesehatan/news/0503/13/090851.htm saya coba mulai dengan 2 anak saya yang paling kecil, mereka tidak saya masukkan ke TK favorit (uang pangkal 8 juta per anak :), tapi saya sewa guru dan kurikulum bisa kita pesan. Enak euy. triknya dengan silaturahmi :) ajak tetangga, maka biaya menjadi ringan. per anak cuma perlu bayar 150-ribu/bulan, bersih, tidak ada sumbangan gedung, uang seragam, uang ini, uang itu, dst. ternyata ini juga jadi membantu guru - gaji mereka Rp 400.000 di TK (lha padahal saya bayar ke sekolah jauh lebih mahal daripada itu), dengan saya mereka bisa dapat sampai 1 juta lebih. rencananya mulai 1 agustus ini. mudah2an semuanya berjalan lancar, maka saya akan lanjutkan dengan homeschooling SD. == Untuk taraf play group,tk dan sd mungkin masih kecil biayanya, bagaimana nanati ketika menginjak smp dan sma ketika ingin belajar kimia dan praktek..atau fisika...tentu akan sangat mahal membuat mini lab di rumah..gimana Pak Harry? Kalau masalah sosialisasi mungkin bisa di buat club di luar sekolah...club renang..club basket...etc jd tidak murni di rumah saja atau di rumah teman..tapi masih bisa berinteraksi dengan masyarakat lainnya. Denger-denger anak Kak Seto jg homeschooling sampai lulus smamungkin yg tahu infonya bisa di share Salam, wongcilik ps: barangkali ada yg punya artikel seminarnya Ibu Adi D Nugroho, MA tentang homeschooling Salam, Harry --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Homeschooling - Re: [teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
- Original Message - From: imam [EMAIL PROTECTED] To: teknologia@googlegroups.com Sent: Tuesday, July 25, 2006 3:09 PM Subject: [teknologia] Re: Homeschooling - Re: [teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia Tapi bagaimana dengan ijazahnya? mungkin waktu masih TK tidak begitu masalah tapi kalo sudah SMP,SMU gimana mas? maaf mungkin ini pertanyaan yang bodoh,mohon dimaklumi karena saya baru gabung dimilis ini dan juga saya baru dengar tentang homeschooling! thanks, Mohon maaf Pak..disini ngga boleh top posting. Bapak sudah baca postingan Pak Harry Saya copy paste yah Pak : note: homeschooling kini sudah diakui oleh diknas, sehingga murid2nya tetap akan bisa mendapat ijazah formal. informasi lebih detail : http://www.google.com/search?hs=lLYhl=enlr=rls=enq=homeschooling+site%3Asufehmi.combtnG=Search salam, wongcilik --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Homeschooling - Re: [teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
On 7/25/2006 at 2:40 PM wongcilik wrote: == Untuk taraf play group,tk dan sd mungkin masih kecil biayanya, bagaimana nanati ketika menginjak smp dan sma ketika ingin belajar kimia dan praktek..atau fisika...tentu akan sangat mahal membuat mini lab di rumah..gimana Pak Harry? Ini sebetulnya bisa jadi peluang bisnis :) buat sebuah lab, lalu disewakan untuk para siswa homeschooler. Perintisnya sudah ada, seperti rumah sains ilma di daerah Bintaro, tinggal dilengkapi sedikit maka mereka mulai bisa menjadi penyedia jasa praktikum untuk siswa homeschooler. Mengenai interaksi sosial - selama beberapa puluh tahun ini saya perhatikan, justru banyak anak-anak yang (tadinya) baik kemudian jadi rusak setelah sekolah. Pergaulan di lingkungan rumah mungkin masih bisa kita awasi - tapi seringkali, pergaulan di lingkungan sekolah tidak bisa terkontrol sama sekali. Ini banyak keluarga besar saya yang sudah lulus kuliah pun masih tidak jelas juga mau jadi apa :( terbawa arus, dan tidak bisa dipengaruhi sama sekali untuk berubah. Tahu-tahu nanti sudah 30 tahun, dan masih serabutan juga kerjanya, waduh. Lingkungan itu pengaruhnya SANGAT besar kepada anak, bahkan walaupun kita sudah berusaha untuk mengimbanginya. Apalagi sekarang, zamannya working parents. Juga, banyak kegiatan di sekolah yang menyebabkan waktu terbuang tanpa jelas gunanya (PMP/PSPB/kewiraan/dll :-) Kontras dengan beberapa anak saudara saya yang dididik di rumah, dari kecil saja sudah kelihatan bakatnya (trading, dll), dan jadi bisa dipupuk dengan baik. Jadi kalau anak-anak bisa tetap bersosialisasi, namun dengan yang baik-baik, kenapa tidak ? Saya enggak ngerti konsep anak musti di ekspos ke kejahatan secara langsung di dunia nyata - tawuran, kekerasan fisik, anak-anak berandalan; padahal resikonya jelas. Asal anak kita bekali kemampuan beradaptasi yang baik, maka dia akan selalu bisa menghadapi segala keadaan. Saya kira kuncinya itu, but of course YMMV. Setiap anak istimewa, dan unik. Ijazah : bisa didapatkan, karena homeschooling kini sudah diakui Diknas. Informasi yang jauh lebih mendetail bisa didapatkan dari isi folder Files di milis [EMAIL PROTECTED] Thanks, Harry --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Homeschooling - Re: [teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
On 7/25/06, Adjie [EMAIL PROTECTED] wrote: ambil contoh, beberapa bulan yang lalu gue lagi cuti di jakarta, terus shalat jumat di masjid di daerah tebet, disana ada sekolah dari SD-SMA, beberapa anak2 SD udah make HP terbaru kalau anak loe di sekolahin di sekolah mahal, temen2nya juga pasti satu level atau lebih tinggi tingkat financialnya, kalau temen2 nya udah make HP terbaru di sekolah,apa anak elo ngga merengek-rengek juga minta di beliin. nggak juga kok. kedua anak saya nggak terlalu suka dengan HP. mereka nggak mau bawa hp ke sekolah kalau nggak terpaksa (misal skedul kelas berubah sehingga antar jemput tidak jelas). saya lihat tidak selalu begitu kok. mungkin lingkungan / temen2nya nggak terlalu kayak gitu ya? -- budi --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Homeschooling - Re: [teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
On 7/25/06, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED] wrote: nggak juga kok. kedua anak saya nggak terlalu suka dengan HP.mereka nggak mau bawa hp ke sekolah kalau nggak terpaksa(misal skedul kelas berubah sehingga antar jemput tidak jelas).saya lihat tidak selalu begitu kok. mungkin lingkungan / temen2nya nggak terlalu kayak gitu ya?Kalau sekolahnya kelewat baik (saya pakai tanda kutip lho), ntar anak-anak kaget pas keluar ngeliat ada orang lagi malakin orang lain. Bukannya anak-anak juga harus dipersiapkan menghadapi dunia nyata seperti ini. Saking ndak tahunya bahwa di luar banyak yg jual gelek/boat dengan 1001 trik, mereka malah jadi korban orang jualan gelek ama boat. Lingkungan sekolah yang terlalu baik, kadang menjadikan jarak dengan dunia nyata. Dunia bukan sinetron, tidak semua kaya, tidak semua baik dan tidak semua pinter, termasuk juga tidak semua guru baik dan penuh perhatian. Orang tua ? memang berat jadinya, Toh orang tua kita dulu juga bilang jaman kami sekolah.. anak-anak sekolah ndak sebrutal sekarang, dan sekarang giliran kita yang bilang jaman bapak sekolah, anak-anak itu ndak ada yg pakai boat. IMW --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Homeschooling - Re: [teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
Adjie wrote: Bagaimana interaksi sosial si anak dengan homeschooling ? Anak saya baru masuk SD, dan 2 tahun di TK, saya lihat dia di sekolah bisa lebih banyak interaksi dengan orang2.. Saya berpikir, homeschooling malah buat anak over protected, bukannya di dunia luar dia bakal nemu orang2 yang jahat, brengsek, dan dia harus ngerti gimana naklukin mereka ? Saya sekarang juga lagi cari2 tulisan mengenai homeschooling.. Rie, sebenarnya juga ngga over protected, ketemu banyak orang juga ngga melulu baik untuk si anak, well paling ngga kenakalan anak2 juga pengaruh paling besar dari temen2 di sekitarnya. betul djie, saya kan pernah beritahu kalau contoh keluarga di AS yang semua anaknya homeschooling justru dari kalangan yang sangat agamis. Mereka justru menghindari pergaulan di dunia luar yang cenderung sangat merusak. Tapi di satu sisi perlu peran orang tua yang sangat kuat untuk mendidik anak2nya. -mcp --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Homeschooling - Re: [teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
Ijazah : bisa didapatkan, karena homeschooling kini sudah diakui Diknas. Informasi yang jauh lebih mendetail bisa didapatkan dari isi folder Files di milis [EMAIL PROTECTED] ijazahnya setarap apa om harry ? apakah dari tk sampai sma ? ada gak website yang cukup komprehensip menjelaskan homeschooling ini (baik dari sisi legal dan how-to-nya ? ) -mcp --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Homeschooling - Re: [teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
Harry Sufehmi wrote: On 7/25/2006 at 2:40 PM wongcilik wrote: Ini banyak keluarga besar saya yang sudah lulus kuliah pun masih tidak jelas juga mau jadi apa :( terbawa arus, dan tidak bisa dipengaruhi sama sekali untuk berubah. Tahu-tahu nanti sudah 30 tahun, dan masih serabutan juga kerjanya, waduh. Lingkungan itu pengaruhnya SANGAT besar kepada anak, bahkan walaupun kita sudah berusaha untuk mengimbanginya. Apalagi sekarang, zamannya working parents. Juga, banyak kegiatan di sekolah yang menyebabkan waktu terbuang tanpa jelas gunanya (PMP/PSPB/kewiraan/dll :-) selain lingkungan luar , besar juga peran dari lingkungan dalam (keluarga) terutama dari mana makanan dan penghidupan di keluarga itu berasal,apa dari tempat halal atau tempat haram. Maaf ya, tapi memang ada korelasi yang kuat antara ( halal | haramnya ) makanan/penghidupan di keluarga tersebut dan output dari anak2nya ( apakah kemudian jadi anak baik2 atau cenderung berandalan). Banyak contohnya dari masyarakat dan teman2 sekitar. Jadi buat Orang Tua : selamatkan keluarga anda dengan tidak korupsi/kolusi, harus jujur dari mana asal pendapatan keluarga anda, apakah berasal dari tempat yang halal atau tidak. -mcp --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Homeschooling - Re: [teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
selain lingkungan luar , besar juga peran dari lingkungan dalam(keluarga) terutama dari mana makanan dan penghidupan di keluarga itu berasal,apa dari tempat halal atau tempat haram.Maaf ya, tapi memang ada korelasi yang kuat antara ( halal | haramnya )makanan/penghidupan di keluarga tersebut dan output dari anak2nya (apakah kemudian jadi anak baik2 atau cenderung berandalan). Banyak contohnya dari masyarakat dan teman2 sekitar.Jadi buat Orang Tua : selamatkan keluarga anda dengan tidakkorupsi/kolusi, harus jujur dari mana asal pendapatan keluarga anda,apakah berasal dari tempat yang halal atau tidak. Semoga ngga top posting.You are is what you eat ? --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Homeschooling - Re: [teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
Adjie wrote: Jadi buat Orang Tua : selamatkan keluarga anda dengan tidak korupsi/kolusi, harus jujur dari mana asal pendapatan keluarga anda, apakah berasal dari tempat yang halal atau tidak. Semoga ngga top posting. You are is what you eat ? lebih tepatnya: you are is whatever your food comes from (whether halal or haram). .lebih baik makan tahu dan terasi dari duit halal dibanding BBQ beef steak dari duit sogokan (selain memang karena lebih sehat gitu lhoo) :-) -mcp --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Homeschooling - Re: [teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
On 7/25/2006 at 6:18 PM muhamad cpsmb tarigan wrote: Ijazah : bisa didapatkan, karena homeschooling kini sudah diakui Diknas. Informasi yang jauh lebih mendetail bisa didapatkan dari isi folder Files di milis [EMAIL PROTECTED] ijazahnya setarap apa om harry ? apakah dari tk sampai sma ? TK, belum pernah dengar :) wong sekolahnya juga ndak wajib, he he. Ijazah SD s/d SMA bisa didapatkan oleh homeschooler. ada gak website yang cukup komprehensip menjelaskan homeschooling ini (baik dari sisi legal dan how-to-nya ? ) Kalau untuk tingkat SMP alhamdulillah sudah cukup banyak, sampai ada yayasannya khusus. Bisa dilihat di http://sekolahrakyat.org Salah satu success story nya bisa dibaca disini: http://harry.sufehmi.com/archives/2006-04-26-1139/ Menggembirakan sekali, mudah-mudahan semakin banyak yang mau mengusahakan coverage yang lebih luas lagi secara swadaya seperti ini. Salam, Harry --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
Budi Rahardjo wrote: On 7/23/06, Nanda Firdausi [EMAIL PROTECTED] wrote: Nah tapi kalo menghasilkan 11 orang pemain sepakbola kok susah banget yah :) Dulu pernah bisa! jaman saya masih kanak-kanak masih kebayang hebat2nya pemain sepak bola Indonesia. Ada yang namanya Abdul Kadir, Waskito, dll. Wah... mereka jagoan lho. Nonton mereka di TVRI saja sudah asyik, apalagi nonton sungguhan. Ntah kenapa sekarang kok nggak ada yang sehebat mereka ya? Saya masih percaya pejabat tinggi Indonesia masih kurang care dengan pembangunan di dalam negeri. Welcome to Indonesia. he he he. Maklum, yang namanya pejabat kan concern hanya sebatas ketika menjadi pejabat. Setelah itu ... terserahlah. ini ada random story :) Coba deh tanya dengan Pak Dirjenya (apa lagi jamanya orba): Pak Dirjen, Pak Dirjen koq bisa sih jadi dirjen ? possible answer: 1. Oh, saya keponakan sepupunya Cang Ato. 2. Oh, saya dulu suka main radio waktu masih bertugas di AD. 3. Oh, saya kan sudah bayar 10 milyar untuk jabatan ini 4. Oh, saya pesanan partai X , biar anaknya si anu proyeknya goal. Jadi, mesti punya proper expectation dengan pejabat. Kita mesti *kritis* melihat pejabat publik itu punya resume/CV , kredibilitas dan achievement sebelumnya apa. Harusnya mereka yang menjabat adalah memang yang benar2 obsesi ya? Tepat sekali Pak Budi. Seharusnya memang dari kalangan yang berprofesi di bidang terebut dan terbukti can deliver the job . Bukan , bukan dari golongan partisan (orang2 partai). Carlos --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
Apa perlu sampai PhD? Menurut saya, untuk profesional .. tidak perlu! Profesional mana dulu Pak? Kalo academic profesional atau R D profesional, menurut hemat saya perlu lah.. Tapi harus dipertimbangkan jumlahnya (berapa persen gitu). Kalau semuanya jadi PhD, maka siapa yang kerja? Ada istilah semua jendral, nggak ada yang mau jadi prajurit. Kalau di Barat sana istilahnya: All Chiefs, No Indian. ha ha ha Pak Budi, saya kok nggak melihat phD terkait dengan siapa yang kerja. PhD kan gelar akademik, bukan urusan atasan - bawahan dalam organisasi. Semua harus kerja dong menurut posisinya dalam organisasi. Posisi itu ditentukan berdasarkan fungsinya. Kalo seorang phD mendapatkan fungsi yang mengharuskan dia mrogram ya harus mrogram dong... Salam Ary maksudnya pak budi mungkin kurang lebih begini. Di RD vendor, umumnya orang dengan kualifikasi pendidikan spesial seperti phd memang lebih diarahkan responsibilitynya ke arah design, engineering architecture, engineering /technical main decision/leads. Mereka walaupun tetap coding tapi lebih cenderung berfungsi sebagai technical manager/leads (tentunya lead sesuai expertisenya msg2). sebenarnya ini masalah maximilisasi dari resources yg ada saja. -mcp --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Homeschooling - Re: [teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
On 7/21/2006 at 11:46 PM adi wrote: kualitas pendidikan atau pelayanan kesehatan itu sekunder. yang jauh lebih penting adalah meningkatkan coverage dr. layanan-layanan itu. yang ada kan cuman cecunguk-cecunguk yang berkoar-koar bahwa pendidikan memang mahal, pelayanan kesehatan memang mahal. tapi begitu ditanya gimana caranya meningkatan coverage, semua bilang: itu bukan urusan gue! kapan majunya?!! caranya sebenarnya simpel. jangan pernah memasukkan anak-anak kita ke sekolah- sekolah yang dibilang bermutu (secara kolektif). biar mereka gigit jari. tapi, apa ada yang mau? :-) saya, saya *ngacung* kita lagi ngobrol2 di [EMAIL PROTECTED] mengenai salah satu solusinya, yaitu homeschooling. saya coba mulai dengan 2 anak saya yang paling kecil, mereka tidak saya masukkan ke TK favorit (uang pangkal 8 juta per anak :), tapi saya sewa guru dan kurikulum bisa kita pesan. Enak euy. triknya dengan silaturahmi :) ajak tetangga, maka biaya menjadi ringan. per anak cuma perlu bayar 150-ribu/bulan, bersih, tidak ada sumbangan gedung, uang seragam, uang ini, uang itu, dst. ternyata ini juga jadi membantu guru - gaji mereka Rp 400.000 di TK (lha padahal saya bayar ke sekolah jauh lebih mahal daripada itu), dengan saya mereka bisa dapat sampai 1 juta lebih. rencananya mulai 1 agustus ini. mudah2an semuanya berjalan lancar, maka saya akan lanjutkan dengan homeschooling SD. note: homeschooling kini sudah diakui oleh diknas, sehingga murid2nya tetap akan bisa mendapat ijazah formal. informasi lebih detail : http://www.google.com/search?hs=lLYhl=enlr=rls=enq=homeschooling+site%3Asufehmi.combtnG=Search ayo, bersama-sama kita meningkatkan coverage, sambil sekaligus meningkatkan kesejahteraan guru :) Salam, Harry --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Homeschooling - Re: [teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
triknya dengan silaturahmi :) ajak tetangga, maka biaya menjadi ringan. per anak cuma perlu bayar 150-ribu/bulan, bersih, tidak ada sumbangan gedung, uang seragam, uang ini, uang itu, dst. ternyata ini juga jadi membantu guru - gaji mereka Rp 400.000 di TK (lha padahal saya bayar ke sekolah jauh lebih mahal daripada itu), dengan saya mereka bisa dapat sampai 1 juta lebih. rencananya mulai 1 agustus ini. mudah2an semuanya berjalan lancar, maka saya akan lanjutkan dengan homeschooling SD. note: homeschooling kini sudah diakui oleh diknas, sehingga murid2nya tetap akan bisa mendapat ijazah formal. informasi lebih detail : Bagaimana interaksi sosial si anak dengan homeschooling ? Anak saya baru masuk SD, dan 2 tahun di TK, saya lihat dia di sekolah bisa lebih banyak interaksi dengan orang2.. Saya berpikir, homeschooling malah buat anak over protected, bukannya di dunia luar dia bakal nemu orang2 yang jahat, brengsek, dan dia harus ngerti gimana naklukin mereka ? Saya sekarang juga lagi cari2 tulisan mengenai homeschooling.. -- Arie Reynaldi Zanahar reymanx at gmail.com http://www.reynaldi.or.id --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Homeschooling - Re: [teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
On 7/25/06, Harry Sufehmi [EMAIL PROTECTED] wrote: rencananya mulai 1 agustus ini. mudah2an semuanya berjalan lancar, maka saya akan lanjutkan dengan homeschooling SD.bagaimana dengan kehidupan sosial si anak, om?bagaimana dengan jam belajar jam bermain? note: homeschooling kini sudah diakui oleh diknas, sehingga murid2nya tetap akan bisa mendapat ijazah formal. informasi lebih detail : http://www.google.com/search?hs=lLYhl=enlr=rls=enq=homeschooling+site%3Asufehmi.combtnG=Search yang saya takut, layer politis ini kan fluktuatif. sekarang pemerintah mendukung, belom tentu 5 tahun lagi mendukung.dosen saya dulu memberi kebebasan kepada anaknya untuk memilih antara sekolah atau tidak sekolah :) -- Anthony Fajrihttp://fajri.freebsd.or.id --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Homeschooling - Re: [teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
On 7/25/06, Anthony Fajri [EMAIL PROTECTED] wrote: bagaimana dengan kehidupan sosial si anak, om?bagaimana dengan jam belajar jam bermain? di europe , walaupun anak datang ke sekolah di sini di buat sangat menyenangkan, anak tidak di bebani oleh PR, di Indo anak masih TK A sudah di kasih PR, menulis dan menggambar, pendapat saya pribadi, sekolah buat anak harus membuat dia nyaman dan menyenangkan, jadi lebih mudah menangkap ilmu pengetahuan. note: homeschooling kini sudah diakui oleh diknas, sehingga murid2nya tetap akan bisa mendapat ijazah formal. informasi lebih detail : http://www.google.com/search?hs=lLYhl=enlr=rls=enq=homeschooling+site%3Asufehmi.combtnG=Search yang saya takut, layer politis ini kan fluktuatif. sekarang pemerintah mendukung, belom tentu 5 tahun lagi mendukung.Ngga usah takut, urusan sekolah kan bukan urusan pemerintah, lha wong nyatanya sekolah atau pendidikan buat pemerintah just business as ussual koq. dosen saya dulu memberi kebebasan kepada anaknya untuk memilih antara sekolah atau tidak sekolah :) salah satu cara membuat anak bisa berfikir mandiri.rgdsadjie --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Homeschooling - Re: [teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
Bagaimana interaksi sosial si anak dengan homeschooling ? Anak sayabaru masuk SD, dan 2 tahun di TK, saya lihat dia di sekolah bisa lebih banyak interaksi dengan orang2.. Saya berpikir, homeschooling malahbuat anak over protected, bukannya di dunia luar dia bakal nemu orang2yang jahat, brengsek, dan dia harus ngerti gimana naklukin mereka ?Saya sekarang juga lagi cari2 tulisan mengenai homeschooling.. Rie,sebenarnya juga ngga over protected, ketemu banyak orang juga ngga melulu baik untuk si anak, well paling ngga kenakalan anak2 juga pengaruh paling besar dari temen2 di sekitarnya. ambil contoh, beberapa bulan yang lalu gue lagi cuti di jakarta, terus shalat jumat di masjid di daerah tebet, disana ada sekolah dari SD-SMA, beberapa anak2 SD udah make HP terbaru kalau anak loe di sekolahin di sekolah mahal, temen2nya juga pasti satu level atau lebih tinggi tingkat financialnya, kalau temen2 nya udah make HP terbaru di sekolah,apa anak elo ngga merengek-rengek juga minta di beliin. kebayangkan ini juga ngga bagus untuk pendidikan anak, si anak jadi cenderung konsumtif. jadi interaksi kadang ngga selalu baik, walaupun bukan berarti selalu jelek. Adjie --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: Homeschooling - Re: [teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
On 7/25/06, Arie Reynaldi Z [EMAIL PROTECTED] wrote: triknya dengan silaturahmi :) ajak tetangga, maka biaya menjadi ringan. per anak cuma perlu bayar 150-ribu/bulan, bersih, tidak ada sumbangan gedung, uang seragam, uang ini, uang itu, dst.Bagaimana interaksi sosial si anak dengan homeschooling ? Makanya seperti Mas Harry bilang, ajak tetangga, dengan demikian anak2 akan berinteraksi lebih dengan para tetangga, kalo perlu gurunya jangan cuma satu orang, tapi misalnya untuk hal-hal tertentu gurunya berbeda, tempat belajarnya juga berpindah-pindah ke rumah tetangga, sehingga anak2 tetap bisa belajar bersosialisasi dan mengenal orang lain meskipun ikut homeschooling Ya anak2 memang harus belajar menghadapi dunia nyata yg tidak se-ideal di rumah, tapi apakah mereka sudah cukup punya modal untuk melakukan hal itu? saya perpendapat homeschooling merupakan salah satu cara efektif untuk mendidik dengan meminimalisir pengaruh buruk dunia luar. -- Wassalamu'alaikum wr.wb.Cheers,Yusron~to be a better man~ --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
mungkin ini karena penduduk kita banyak, jadi untuk mencari 10 orang juara math/fisika/kimia/biologi/komputer tentu saja lebih mudah :) kecuali kalau berdasarkan persentase. 10% orang indonesia apa lebih pandai dari 10% singapura? saya tidak berani ... Nah tapi kalo menghasilkan 11 orang pemain sepakbola kok susah banget yah :) Saya masih percaya pejabat tinggi Indonesia masih kurang care dengan pembangunan di dalam negeri. Contoh, dulu Dirjen Dikti ditanya, apakah ada usaha pemerintah untuk mendatangkan lagi aset bangsa yang ada di luar negeri? Eh, jawabnya... Mereka pasti bakal balik kok, makanan Indonesia masih menarik mereka untuk balik ke Indonesia. Terus satu lagi bersama atase pendidikan dan kebudayaan di jerman, saya nanya pemerintah punya data ga sih siapa aja warganya yang lagi sekolah di LN. Udah jelas sih kalo jawabannya pasti tidak ada... tapi beliau ga concern dikit juga... Bikin sedikit ill feel :P -- Nanda Firdausi http://satukubik.net --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
On 7/23/06, Nanda Firdausi [EMAIL PROTECTED] wrote: Nah tapi kalo menghasilkan 11 orang pemain sepakbola kok susah banget yah :) Dulu pernah bisa! jaman saya masih kanak-kanak masih kebayang hebat2nya pemain sepak bola Indonesia. Ada yang namanya Abdul Kadir, Waskito, dll. Wah... mereka jagoan lho. Nonton mereka di TVRI saja sudah asyik, apalagi nonton sungguhan. Ntah kenapa sekarang kok nggak ada yang sehebat mereka ya? Saya masih percaya pejabat tinggi Indonesia masih kurang care dengan pembangunan di dalam negeri. Welcome to Indonesia. he he he. Maklum, yang namanya pejabat kan concern hanya sebatas ketika menjadi pejabat. Setelah itu ... terserahlah. Harusnya mereka yang menjabat adalah memang yang benar2 obsesi ya? -- budi --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
On 7/23/06, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED] wrote: Kadang kala ada tuntutan deadline dari pekerjaan; mana yang lebihmendapatkan prioritas? Bagi yang bekerja, tentu saja bekerja!Kalau nggak bekerja tidak mendapatkan uang untuk hidup (dan sekolah).Jadi terpaksa sekolah molor dikit (lama-lama jadi bukit... he he he). Molor dikit gpp sih Pak.. Acceptable.. Asal jgn deket2 deadline. Pendidikan S1 di Indonesia kelihatannya difokuskan kepada anak mudayang belum berkeluarga dan memiliki dukungan finansial yang cukup.Gak tuh Pak..Temen2 saya dulu waktu kuliah banyak yang nyambi sambil kerja jadi guru les privat dan mereka survive sampe kuliah kelar dengan tepat waktu (S1 - 4 tahun)Apa perlu sampai PhD? Menurut saya, untuk profesional .. tidak perlu! Profesional mana dulu Pak?Kalo academic profesional atau R D profesional, menurut hemat saya perlu lah..-. http://gre-preparation.info --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
On 7/23/06, Eka Suwartadi [EMAIL PROTECTED] wrote: Gak tuh Pak.. Temen2 saya dulu waktu kuliah banyak yang nyambi sambil kerja jadi guru les privat dan mereka survive sampe kuliah kelar dengan tepat waktu (S1 - 4 tahun) kalau jadi guru les privat menurut saya bukan kerja yang saya maksud. yang saya maksud dengan kerja misalnya ... kerja kantoran :( apalagi kerja seperti di tempat saya dimana mungkin harus ada beberapa hari di luar kota = bolos kuliah dan mudah2an nggak bentrok dengan ujian/kuis. Apa perlu sampai PhD? Menurut saya, untuk profesional .. tidak perlu! Profesional mana dulu Pak? Kalo academic profesional atau R D profesional, menurut hemat saya perlu lah.. Tapi harus dipertimbangkan jumlahnya (berapa persen gitu). Kalau semuanya jadi PhD, maka siapa yang kerja? Ada istilah semua jendral, nggak ada yang mau jadi prajurit. Kalau di Barat sana istilahnya: All Chiefs, No Indian. ha ha ha -- budi --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
- Original Message - From: Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED] To: teknologia@googlegroups.com Sent: Monday, July 24, 2006 12:32 AM Subject: [teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia On 7/23/06, Eka Suwartadi [EMAIL PROTECTED] wrote: Gak tuh Pak.. Temen2 saya dulu waktu kuliah banyak yang nyambi sambil kerja jadi guru les privat dan mereka survive sampe kuliah kelar dengan tepat waktu (S1 - 4 tahun) kalau jadi guru les privat menurut saya bukan kerja yang saya maksud. yang saya maksud dengan kerja misalnya ... kerja kantoran :( apalagi kerja seperti di tempat saya dimana mungkin harus ada beberapa hari di luar kota = bolos kuliah dan mudah2an nggak bentrok dengan ujian/kuis. Apa perlu sampai PhD? Menurut saya, untuk profesional .. tidak perlu! Profesional mana dulu Pak? Kalo academic profesional atau R D profesional, menurut hemat saya perlu lah.. Tapi harus dipertimbangkan jumlahnya (berapa persen gitu). Kalau semuanya jadi PhD, maka siapa yang kerja? Ada istilah semua jendral, nggak ada yang mau jadi prajurit. Kalau di Barat sana istilahnya: All Chiefs, No Indian. ha ha ha Pak Budi, saya kok nggak melihat phD terkait dengan siapa yang kerja. PhD kan gelar akademik, bukan urusan atasan - bawahan dalam organisasi. Semua harus kerja dong menurut posisinya dalam organisasi. Posisi itu ditentukan berdasarkan fungsinya. Kalo seorang phD mendapatkan fungsi yang mengharuskan dia mrogram ya harus mrogram dong... Salam Ary --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
On 7/22/06, Eka Suwartadi [EMAIL PROTECTED] wrote: Pendapat Pak Budi tentang hal ini *seingat saya* pernah ditentang Pak Eniman dan saya juga setuju dengan beliau. Buat apa S1 lama2 Pak? Mbok ya sekalian sampe PhD. Buat yang pernah merasakan beratnya sekolah sambil kerja tentu bisa merasakan beratnya sekolah tepat waktu. ;-) (Apalagi yang sudah berkeluarga.) Saya mengetahuinya karena pernah melaluinya (meski bukan pada tahap S1). Kadang kala ada tuntutan deadline dari pekerjaan; mana yang lebih mendapatkan prioritas? Bagi yang bekerja, tentu saja bekerja! Kalau nggak bekerja tidak mendapatkan uang untuk hidup (dan sekolah). Jadi terpaksa sekolah molor dikit (lama-lama jadi bukit... he he he). Pendidikan S1 di Indonesia kelihatannya difokuskan kepada anak muda yang belum berkeluarga dan memiliki dukungan finansial yang cukup. Apa perlu sampai PhD? Menurut saya, untuk profesional .. tidak perlu! -- budi --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
On 7/21/06, Adjie [EMAIL PROTECTED] wrote: hello folks, spt yang kita semua tahu pasti diantara anda dapat forward email tentang keberhasilan team olympiade fisika kita yang gaungnya sampe ke europe, teman saya bilang wow in 10 year from know your country will have Einstein atau paling ngga banyak ilmuan kelas dunia. entah temen tadi berusah bercanda atau emang dia serius, karena di Perancis sendiri yang terkenal canggih dengan ilmu dasar dan fisika belum pernah jadi juara olympiade fisikia dunia, bahkan israel yang terkenal dengan kemampuan dalam teknologi dan ilmu fisika dan kimia failed unutk jadi juara. Well, kalau yang di Prancis (bibit-bibit terbaiknya) ikut bergabung dengan padepokan Yohanes Surya dan dididik bersama-sama dengan tim indonesia, apakah tim Indonesia masih bisa namber wan? :-) Saya saat SMA pernah 2x ikut kompetisi bidang kimia kelas ecek-ecek (sekedar level jawa-bali). Saat ikut yang pertama kali, dengan bimbingan ala kadarnya (disuruh jawab2 soal sendiri oleh guru), hasilnya hancur lebur. Saat yang ikut yang keduakalinya, dibimbing juga oleh beberapa mhs dari UGM, hasilnya cukup berbeda (meskipun masih gak bisa menang juga..he3x). Yang di Prancis bimbingannya seperti apa? --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
On 7/21/2006 at 7:51 AM Adjie wrote: atau hanya cuma ada pada segilintir orang saja ? kalau jawabannya iya, lagi-lagi kita ngga belajar untuk maju, karena ngga generate standard pendidikan bagus dan bikin banyak orang pinter dengan system pendidikan yang baik, ada dilema disini, karena kalau standar pendidikan bagus, bagaimana dengan yang memang kurang mampu ? ini yang sempat kejadian di beberapa tempat - begitu standar dinaikkan, langsung jumlah yang tidak lulus juga naik :) tapi selalu mengerucut untuk menghasilkan ekslusifitas dan extra ordinaire people yang cuman segilintir. Kalau ini masih terjadi rasanya impian Carlos mau flood engineer ke Valey masih butuh 100 tahun lagi. Memang kita ngga bisa maksa semua orang jadi pinter selalu akan ada kristalisasi, selalu mengerucut, tapi lagi-lagi pertanyaan saya apakah GAP antara yang yang bodoh biasa-biasa aja pinterjenius perbedaannya cukup jauh atau boleh dibilang system pendidikan kita memang sudah bisa membuat banyak orang jadi pinter. Karena yang saya baca soal2 yang di keluarkan oleh team pelatih adalah soal2 fisika untuk Master/S2. solusinya mungkin : 1. standar pendidikan average (rata-rata) 2. ada mekanisme untuk mendeteksi gifted students 3. ada sistem khusus bagi mereka ini. beberapa sekolah seperti smu 8, lab school mungkin sudah merupakan arah yang benar. 4. deploy ke seluruh indonesia Salam, Harry --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
juga oleh beberapa mhs dari UGM, hasilnya cukup berbeda (meskipunmasih gak bisa menang juga..he3x). Yang di Prancis bimbingannya seperti apa?Bas, Saya kurang tahu persis standard pendidikan dasar disini, yang saya tahu pelajar disini ngga ada tuch namanya Pekerjaan Rumah, dan sekolah disini dibuat menjadi sangat mengasikan, banyak bermainnya dan pelajaran di terapkan di dalam permainan. jadi untuk standard pendidikan rasanya disini di samaratakan baik yang pinter atau kurang pîntar, nah bagi yang pintar di kasih kesempatan masuk ke level yang lebih tinggi lagi yang disebut Grand ECOLE, biasanya ini isinya orang jago2 semua, karena sebelum masuk sini ada kelas persiapan selama dua tahun yang belajar ilmu dasar aja. setelah lulus sekolah persiapan ini baru bisa masuk ke grand ecole tadi dan setelah masuk bukan berarti aman tetap aja bisa di eliminasi kalau gagal mencapai tahap tertentu. cuman bedanya ngga dengan UN di indo, demi meningkatkan peringkat sekolah dan kelulusan, pelajarnya di kasih bocoran sama guru nya. wah kalau disini ngga gitu, kayaknya lebih jujur, jadi ngga ada kasihan atau kolusi, kalau emang ngga bisa yaa ngga bisa titik. rgdsAdjie --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
ini yang sempat kejadian di beberapa tempat - begitu standar dinaikkan, langsung jumlah yang tidak lulus juga naik:) Berarti ada yang salah dalam system pendidikan, seharusnya kalau systemnya baik, begitu dinaikan bbrp persen persyaratan kelulusan pasti ngga ada masalah donk. kalau pun ngga lulus nilainya masih bisa di tolerir. solusinya mungkin :1. standar pendidikan average (rata-rata) 2. ada mekanisme untuk mendeteksi gifted students3. ada sistem khusus bagi mereka ini. beberapa sekolah seperti smu 8, lab school mungkin sudah merupakan arah yang benar.4. deploy ke seluruh indonesia Ide yang bagus, terutama point no 4, karena kelihatannya yang bagus masih di pulau Jawa aja yang lainnya masih ketinggalan.rgdsAdjie --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
On 7/21/06, Adjie [EMAIL PROTECTED] wrote: juga oleh beberapa mhs dari UGM, hasilnya cukup berbeda (meskipun masih gak bisa menang juga..he3x). Yang di Prancis bimbingannya seperti apa? Bas, Saya kurang tahu persis standard pendidikan dasar disini, yang saya tahu pelajar disini ngga ada tuch namanya Pekerjaan Rumah, dan sekolah disini dibuat menjadi sangat mengasikan, banyak bermainnya dan pelajaran di terapkan di dalam permainan. Maksud saya bimbingan untuk mengikuti olimpiade. Apakah Prancis belum bisa bersaing karena tidak di-training mati2an dulu ala di Indonesia? :-) --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
On Fri, Jul 21, 2006 at 05:52:42PM +0700, Harry Sufehmi wrote: solusinya mungkin : 1. standar pendidikan average (rata-rata) 2. ada mekanisme untuk mendeteksi gifted students 3. ada sistem khusus bagi mereka ini. beberapa sekolah seperti smu 8, lab school mungkin sudah merupakan arah yang benar. 4. deploy ke seluruh indonesia seperti akses ke pelayanan kesehatan :-) digembar-gemborkan teknologi kesehatan sudah semakin maju, tapi masih banyak yang belum bisa beli 14 * 3 biji amoksilin yang harganya ndak sampai 10 ribu. memang susah kalau 'berhadapan' dengan orang yang mikirnya terlalu cepet. yang dibutuhkan secara primer adalah 'akses' (entry point) tapi yang dipikirkan sudah kualitas. kualitas pendidikan atau pelayanan kesehatan itu sekunder. yang jauh lebih penting adalah meningkatkan coverage dr. layanan-layanan itu. yang ada kan cuman cecunguk-cecunguk yang berkoar-koar bahwa pendidikan memang mahal, pelayanan kesehatan memang mahal. tapi begitu ditanya gimana caranya meningkatan coverage, semua bilang: itu bukan urusan gue! kapan majunya?!! caranya sebenarnya simpel. jangan pernah memasukkan anak-anak kita ke sekolah- sekolah yang dibilang bermutu (secara kolektif). biar mereka gigit jari. tapi, apa ada yang mau? :-) baru saja, anak saya yang belum lulus TK saja, ortunya sudah tergopoh-gopoh harus bayar uang sumbangan, beli formulir u/ masuk SD. Nanti belum lulus SD, sudah harus tergopoh2 buang duit untuk beli formulir dan bayar separuh sumbangan masuk SMP, nanti belum lulus SMP pun sudah harus bingung beli formulir pendaftaran dan bayar separuh sumbangan pendidikan untuk masuk SMU, nanti belum lulus SMU pun, harus tergopoh-gopoh beli formulir dan bayar sumbangan untuk masuk PT (hi..hi.. ndak ya. SPP PT itu masih 'murah' lho. yang itu dirapikan dulu deh ... Salam, P.Y. Adi Prasaja --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
adi wrote: On Fri, Jul 21, 2006 at 05:52:42PM +0700, Harry Sufehmi wrote: solusinya mungkin : 1. standar pendidikan average (rata-rata) 2. ada mekanisme untuk mendeteksi gifted students 3. ada sistem khusus bagi mereka ini. beberapa sekolah seperti smu 8, lab school mungkin sudah merupakan arah yang benar. 4. deploy ke seluruh indonesia seperti akses ke pelayanan kesehatan :-) digembar-gemborkan teknologi kesehatan sudah semakin maju, tapi masih banyak yang belum bisa beli 14 * 3 biji amoksilin yang harganya ndak sampai 10 ribu. memang susah kalau 'berhadapan' dengan orang yang mikirnya terlalu cepet. yang dibutuhkan secara primer adalah 'akses' (entry point) tapi yang dipikirkan sudah kualitas. kualitas pendidikan atau pelayanan kesehatan itu sekunder. yang jauh lebih penting adalah meningkatkan coverage dr. layanan-layanan itu. yang ada kan cuman cecunguk-cecunguk yang berkoar-koar bahwa pendidikan memang mahal, pelayanan kesehatan memang mahal. tapi begitu ditanya gimana caranya meningkatan coverage, semua bilang: itu bukan urusan gue! kapan majunya?!! caranya sebenarnya simpel. jangan pernah memasukkan anak-anak kita ke sekolah- sekolah yang dibilang bermutu (secara kolektif). biar mereka gigit jari. tapi, apa ada yang mau? :-) betul. kalau soal coverage dan murah, sebenarnya keluarga besar saya sudah lama sekali mendirikan dan memanage sekolah dan pesantren islam (dari tk sampai sma) yang sering kali memberikan keringanan dan pendidikan gratis kepada murid2nya. Termasuk juga ada Rumah Sakit Islam , juga sering kali memberikan keringanan buat yang tidak mampu. Lokasinya tentunya berada di luar Jawa Bali , alias Sumut :) Yang jadi plan jangka panjang pribadi saya, murid2/mahasiswanya ditraining linux,programming dan networking, setelah 3 tahun bisa di singapur-kan atau di-siliconvalleykan , jadi mereka gak usah pergi ke Jawa :)) -mcp --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
Adjie wrote: ini yang sempat kejadian di beberapa tempat - begitu standar dinaikkan, langsung jumlah yang tidak lulus juga naik :) Berarti ada yang salah dalam system pendidikan, seharusnya kalau systemnya baik, begitu dinaikan bbrp persen persyaratan kelulusan pasti ngga ada masalah donk. kalau pun ngga lulus nilainya masih bisa di tolerir. mungkin bukan pendidikan tapi sektor riil masalah utamanya (meskipun bukan berarti gak ada soal di sektor pendidikan). sebenarnya kalau dilihat dari fenomena berikut : - Inventor of the world tahun 2006 adalah org Indonesia (Pak Sehat Sutardja yg kantornya sebelah kantor saya dulu) - Google Programming Championship 2006 (Mas Sindu -- sory gak sempet ketemu kemaren) - team Indonesia pemenang lomba internasional fisika 2006 ( j, surya cs). tetapi di sisi lain kondisi ekonomi makro indonesia yg gak terlalu bagus padahal kalau dilihat dari pertandingan antar individu (seperti diatas) org indonesia bisa jadi winner. Ini menandakan problemnya mungkin adalah di sektor riil/ekonomi dimana org2 yang berpotensi/ talented gak bisa lebih berkembang dan coverage pendidikan gak bisa mencakup semua lapisan dan mahal. -mcp --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
On Fri, Jul 21, 2006 at 11:13:43AM -0700, muhamad cpsmb tarigan wrote: Ini menandakan problemnya mungkin adalah di sektor riil/ekonomi dimana org2 yang berpotensi/ talented gak bisa lebih berkembang dan coverage pendidikan gak bisa mencakup semua lapisan dan mahal. pada prinsipnya ini soal pilihan atau policy saja. mau pakai standar yang absolut (supaya mencapai standar yang tinggi) atau pakai standar yang relatif, berdasar rata-rata. kalau dari sudut pandang pendidikan sendiri saya abstain. hati kecil sih milih yang standar penilaian absolut. tapi hati kecil yang lain, rasanya kok gak tega kalau harus ada banyak orang yang tersingkir. mau tidak mau, status pendidikan di Indonesia menentukan tingkat kesuksesan orang di lapangan kerja. kalau sudah divonis 'tidak lulus' itu sebenarnya bukan soal harus mengulang saja, tapi banyak cost lain yang jadi terbuang ... dulu saya pernah mengeluarkan uneg-uneg karena ada rekan yang sangat berpotensi, tapi dapat gaji yang rendah (saya dapat bocoran hi..hi..). alasan atasan adalah dia belum S1 (tidak selesai kuliah, red). waktu itu saya bilang: lho, saya kerja di sini sebenarnya mulai ijasah tk sampai pt sebenarnya ndak laku. masa karena saya sarjana saja (sesuai atau ndak dengan kerjaannya. saya s.ked, kerjaan sysadmin) kok lantas gaji bisa beda? jawabannya: mau nggak gaji loe gue turunin? :-) ya begitulah adanya di Indonesia. ada juga bbrp perusahaan yang lebih mementingkan prestasi dibanding status pendidikan. tapi jauh lebih banyak yang menghargai (memberi gaji pada) seseorang berdasarkan tingkat pendidikan. kalau orang menutup mata soal ini, kayaknya gimana gitu .. bahkan ada pakar IT kontroversif yang lulusan sepikologi, ambil master dibidang kesehatan masyarakat, terus jadi pakar telematika hi..hi.. (bukan pakar telematika, sengaja saya tulis gitu, biar tidak bikin heboh, wong maksudnya bukan menyindir siapa-siapa kok). ambil master supaya bisa jadi dosen. di salah satu negara di eropa sana juga ada yang menawarkan program master 'ngglundung' 10 bln. doktor ngglundung 1 thn. tapi begitu pulang kan yang penting ada ijasahnya. bidangnya apa, ngajarnya apa sudah ndak penting. itu di lingkungan pendidikan. apalagi di luar pendidikan. begitulah adanya. Salam, P.Y. Adi Prasaja --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
ya begitulah adanya di Indonesia. ada juga bbrp perusahaan yang lebihmementingkan prestasi dibanding status pendidikan. tapi jauh lebih banyak yang menghargai (memberi gaji pada) seseorang berdasarkan tingkat pendidikan.kalau orang menutup mata soal ini, kayaknya gimana gitu ..ya ini lah fenomena yang terjadi, bahwa Ijasah bisa menentukan segalanya, salah seorang temen yang kerja di HR, kalau buka open position selalu preference lulusan Universitas ANU, Institut A, B, C atau lulusan Luar negri ( yang ini kadang ijasahnya ngga jelas di akui atau ngga sama depdikbud), dan fenomena ini masih terjadi terutama kalau masih fresh graduate, kalau yang udah punya experience mungkin ngga, kali yaa, jadi kembali ke persoalan yang saya bilang di awal bahwa pendidikan di indonesia terlalu meng-ekslusifkan nama lembaga, lulusan etc, pendidikan bukan untuk semua tapi untuk yang kaya atau yang pinter aja, kalau saja system pendidikan di terapkan untuk semua, mungkin aja yang tadinya biasa-biasa aja karena punya kesempatan yang sama bisa jadi pinter dan punya peluang sayang sama yang emang dari awalnya udah pinter. bahkan ada pakar IT kontroversif yang lulusan sepikologi, ambil master dibidang kesehatan masyarakat, terus jadi pakar telematika hi..hi..(bukan pakar telematika, sengaja saya tulis gitu, biar tidak bikin heboh,wong maksudnya bukan menyindir siapa-siapa kok). ambil master supayabisa jadi dosen. sebenarnya kalau cross education ngga masalah cuman yaa kalau yang di cari ijasah doang yang nanti bukan jadi pakar telematika lagi, mungkin pakar psikologi teknologia, or what so ever hehehe di salah satu negara di eropa sana juga ada yang menawarkan programmaster 'ngglundung' 10 bln. doktor ngglundung 1 thn. tapi begitu pulang kan yang penting ada ijasahnya. bidangnya apa, ngajarnya apasudah ndak penting. itu di lingkungan pendidikan. apalagi di luarpendidikan.yang ini jelas pasti bukan reputable universitas eropa Om, ngga jauh beda dengan banyak master di Indo yang ngga tahu kapan sekolahnya pas ketemu orangnya udah kasih gelar DR, atau Phd, hehehhe Om, saya ngerti deh kalau jadi orang tua di Indo pusing soal sekolah karena baru musim tahun ajaran baru dan isinya bentar-bentar duit ini, sumbangan itu, cuman lagi kepikir kapan yaa kayak di sini sekolah gratis mau sampe kemana juga asal mau dan otaknya mampu bisa sekolah gratis tis rgdsadjie --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
sebenarnya kalau dilihat dari fenomena berikut :- Inventor of the world tahun 2006 adalah org Indonesia (Pak Sehat Sutardja yg kantornya sebelah kantor saya dulu)Carlos, benefitnya buat indonesia apa, dengan investnya pak sehat di valley, oh paling indonesia jadi lebih di kenal, atau emang pak sehat berusaha import engineer dari indo, buat persiapan pulang membangun bangsa ;) - Google Programming Championship 2006 (Mas Sindu -- sory gak sempetketemu kemaren) - team Indonesia pemenang lomba internasional fisika 2006( j, suryacs).tetapi di sisi lain kondisi ekonomi makro indonesia yg gak terlalubagus padahal kalau dilihat dari pertandingan antar individu (seperti diatas) org indonesia bisa jadi winner.Kalau adu apple to apple atau duren sumatra to duren bangkok, orang indo menang, boleh di bilang lumayan superior extra ordinaire, tapi secara global mana kagak terlalu ke expose tuh. Jadi jelas ada yang salah, entah dalam system pendidikan atau dalam hal lain diluar pendidikan dasar, kenapa dalam pendidikan, kebanyakan orang yang berhasil dan sukses adalah orang yang punya semangat belajar lebih di luar system pendidikan dasar yang di dapat di sekolah, Ini menandakan problemnya mungkin adalah di sektor riil/ekonomi dimana org2 yang berpotensi/ talented gak bisa lebih berkembang dan coveragependidikan gak bisa mencakup semua lapisan dan mahal. setuju, dan lucunya semakin mahal biaya sekolah di jakarta, atau kota besar lainnya, semakin banyak orang menilai bahwa punya konsep pendidikan yang bagus, padahal belum tentu.Adjie --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
Lokasinya tentunya berada di luar Jawa Bali , alias Sumut :)Yang jadi plan jangka panjang pribadi saya, murid2/mahasiswanya ditraining linux,programming dan networking, setelah 3 tahun bisa disingapur-kan atau di-siliconvalleykan , jadi mereka gak usah pergi keJawa :))hmm, bisa donk kalau minta sama Pak Sehat untuk invest dan rekruit orang dari sini ke valley? terus terang kebutuhan orang yang punya kemampuan IP/networking, terutama di telco sangat extremly BIG, karena so far IP is the future, IPv6 kali yeee, *sambil ngelirik om Made*rgdsAdjie --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
Adjie wrote: sebenarnya kalau dilihat dari fenomena berikut : - Inventor of the world tahun 2006 adalah org Indonesia (Pak Sehat Sutardja yg kantornya sebelah kantor saya dulu) Carlos, benefitnya buat indonesia apa, dengan investnya pak sehat di valley, oh paling indonesia jadi lebih di kenal, atau emang pak sehat berusaha import engineer dari indo, buat persiapan pulang membangun bangsa ;) yang terakhir plus pengembangan RD. (pertanyaan ini sebenarnya sama dengan: apa manfaatnya punya infosys buat india) :) - Google Programming Championship 2006 (Mas Sindu -- sory gak sempet ketemu kemaren) - team Indonesia pemenang lomba internasional fisika 2006 ( j, surya cs). tetapi di sisi lain kondisi ekonomi makro indonesia yg gak terlalu bagus padahal kalau dilihat dari pertandingan antar individu (seperti diatas) org indonesia bisa jadi winner. Kalau adu apple to apple atau duren sumatra to duren bangkok, orang indo menang, boleh di bilang lumayan superior extra ordinaire, tapi secara global mana kagak terlalu ke expose tuh. Jadi jelas ada yang salah, entah dalam system pendidikan atau dalam hal lain diluar pendidikan dasar, maksud expose ini apakah maksudnya expose dari sisi media Adjie ? kalau expose media ini soal lain sih. kenapa dalam pendidikan, kebanyakan orang yang berhasil dan sukses adalah orang yang punya semangat belajar lebih di luar system pendidikan dasar yang di dapat di sekolah, Ini menandakan problemnya mungkin adalah di sektor riil/ekonomi dimana org2 yang berpotensi/ talented gak bisa lebih berkembang dan coverage pendidikan gak bisa mencakup semua lapisan dan mahal. setuju, dan lucunya semakin mahal biaya sekolah di jakarta, atau kota besar lainnya, semakin banyak orang menilai bahwa punya konsep pendidikan yang bagus, padahal belum tentu. setuju juga. sebenarnya kalo dilihat2 (ini pendapat pribadi yg mungkin salah) waktu sekolah di smu 8 (sekolah unggulan sampai sekarang) , sebenernya memang karena murid-muridnya aja yang memang sudah pinter dari dulunya , tapi secara sistem ada yang salah/tidak saya gak tahu, pak budi dan pak made yg bidangnya ini yang lebih tahu. cuman yang jelas mesti ada industri yg bisa meng-utilisasi potensi anak2 muda berbakat ( ini yg saya sebut sektor riil). -mcp --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
Adjie wrote: Lokasinya tentunya berada di luar Jawa Bali , alias Sumut :) Yang jadi plan jangka panjang pribadi saya, murid2/mahasiswanya ditraining linux,programming dan networking, setelah 3 tahun bisa di singapur-kan atau di-siliconvalleykan , jadi mereka gak usah pergi ke Jawa :)) hmm, bisa donk kalau minta sama Pak Sehat untuk invest dan rekruit orang dari sini ke valley? gak perlu minta bantuan ceo marvell alias via saya doang juga bisa koq :)) -mcp --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
yang terakhir plus pengembangan RD.(pertanyaan ini sebenarnya sama dengan: apa manfaatnya punya infosys buat india) :)buat india jelas ada donk, banyak orang india yang di hire infosys, bener ngga ? maksud expose ini apakah maksudnya expose dari sisi media Adjie ?wah media mana mau expose yang kayak ginian, ngga ada duitnya. lha wong wartawannya masih wartawan bodrex. Lebih asik expose masalah Celeb. setuju juga.sebenarnya kalo dilihat2 (ini pendapat pribadi yg mungkin salah) waktu sekolah di smu 8 (sekolah unggulan sampai sekarang) , sebenernya memangkarena murid-muridnya aja yang memang sudah pinter dari dulunya , tapisecara sistem ada yang salah/tidak saya gak tahu, pak budi dan pak made yg bidangnya ini yang lebih tahu.mungkin yang salah adalah, cara sukses di SMA 8 ngga bisa di terapkan di SMA lain, walaupun ngga bisa di conteks abis concept SMA 8 tadi, tapi barang kali dengan customisasi bisa di ambil yang baik dan cocok dan dibuang yang kurang pas etc. adjie --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
Adjie wrote: yang terakhir plus pengembangan RD. (pertanyaan ini sebenarnya sama dengan: apa manfaatnya punya infosys buat india) :) buat india jelas ada donk, banyak orang india yang di hire infosys, bener ngga ? berarti tinggal anak muda indonya (atau institusi pendidikan) -kalau memang ada niat dan motivasi- yg kudu bergerak kan :) sebenarnya kalo dilihat2 (ini pendapat pribadi yg mungkin salah) waktu sekolah di smu 8 (sekolah unggulan sampai sekarang) , sebenernya memang karena murid-muridnya aja yang memang sudah pinter dari dulunya , tapi secara sistem ada yang salah/tidak saya gak tahu, pak budi dan pak made yg bidangnya ini yang lebih tahu. mungkin yang salah adalah, cara sukses di SMA 8 ngga bisa di terapkan di SMA lain, walaupun ngga bisa di conteks abis concept SMA 8 tadi, tapi barang kali dengan customisasi bisa di ambil yang baik dan cocok dan dibuang yang kurang pas etc. masih belum jelas salahnya apa nich. btw kalo di smu 8, sekolah hari biasa pulang jam 3 sore, terus minggu ada be-te-aa (bimbel untuk tembus umptn), alias boleh dibilang gak ada hari libur. kalo di lab school dulu sabtu libur, jadi enak seminggu cuman 5x sekolah. -mcp --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---
[teknologia] Re: [OOT Teknologi] juara olympiade Standar pendidikan Indonesia
Ada beberapa point yang ingin saya jawab satu persatu. 1. apakah pendidikan indonesia bagus? kalau dari apa yang saya lihat (di bandung maksudnya), maka bisa saya katakan: umumnya bagus. tapi saya tidak bisa komentar soal di luar kota bandung. metoda yang saya lakukan adalah membandingkan sekolah di sini dengan north america (juga yang saya tahu saja). kalau ITB, misalnya, teksbook sama dengan di luar negeri. jadi yang ini kita pisahkan (mungkin anomali). tapi kalau saya lihat beberapa sekolah memang kurikulumnya masih sekenanya. hasilnya tentu saja sekenanya. itu yang umum ya. ps: di amerika pun saat ini ada masalah besar dengan pendidikan mereka sehingga time magazine(?) membuat sebuah issue dengan judul dropout nation. oprah membuat acara khusus dengan (bill) gates foundation. demikian seriusnya masalah pendidikan di amerika. 2. siswa indonesia lebih bagus. ternyata sistem pendidikan yang buruk pun masih bisa menghasilkan orang2 bagus. mungkin yang ini karena bahan bakarnya (alias siswanya) bagus. saya ambil contoh anak saya yang sulung. luar biasa pinternya, dan bukan karena belajar! karena saya melihat sendiri di rumah dia nggak pernah belajar, tapi nilai matematiknya 10. (sekarang dia di singapura karena mendapat beasiswa ke sana - ini cerita lain mengenai hebatnya komitmen singapura - dan kemarin nilai matematik di rapornya juga 9.9) yang ini saya simpulkan karena bahannya sudah baik. jadi sistem pendidikan burukpun masih bagus juga keluarnya. (seperti sistem di ITB ... biar dosennya bego, lulusannya juga bagus. ini disebabkan karena murid-muridnya yang bagus. he he he. jadi proses rekrutmen sangat penting. itu sebabnya singapura melakukan rekrutmen yang serius!) mungkin ini karena penduduk kita banyak, jadi untuk mencari 10 orang juara math/fisika/kimia/biologi/komputer tentu saja lebih mudah :) kecuali kalau berdasarkan persentase. 10% orang indonesia apa lebih pandai dari 10% singapura? saya tidak berani ... 3. kualitas vs coverage memang ada dua pendapat; yang penting cakupan pendidikan dulu baru nanti kita bicara kualitas atau kualitas juga penting? saya sendiri mengatakan dua-duanya penting, akan tetapi dengan sedikit twist yaitu harus ada orang dari kedua kubu yang tetap serius mendalaminya. ini bukan sebuah hal yang benar atau salah. memang ini merupakan filosofi/prinsip yang mendasar. pendulum akan bergerak dari satu sisi ke sisi lainnya. nah, saya sendiri lebih fokus untuk memikirkan kualitas! jadi jangan saya digondeli untuk pemerataan pendidikan. harus ada kawan-kawan yang berjuang terus untuk meratakan akses ke pendidikan di Indonesia. (jangan salah, saya pun juga melakukan upaya untuk pemerataan pendidikan akan tetapi upaya saya itu tidak/belum maksimal.) jadi kita harus tetap berjuang dengan filosofi-nya masing2. 4. soal ijasah pentingnya ijasah itu biasanya kental di pemerintahan atau BUMN. kalau di perusahaan swasta banyak yang tidak mementingkan soal ijasah ini. ambil contoh perusahaan saya dan beberapa partner kami. beberapa waktu yang lalu kami bidding di perusahaan BUMN. ternyata harus memasukkan CV dan ijasah. setelah kami kumpulkan ... he he he. repot ternyata karena tim kami banyak yang tidak memiliki ijasah S1 !!! ada banyak anggota kami yang dropout perguruan tinggi (dengan berbagai alasan). kalaupun ada ijasah S1, jurusannya juga aneh; geologi, pertanian, ... ha ha ha. kalau dari sisi skill, saya tidak khawatir. diadu dengan perusahaan asingpun saya berani. tapi kalau diadu ijasah ... terus terang, kami kalah! jadi pentingkah ijasah? saya jawab: YA! jadi saya selalu encourage karyawan/staf/kawan untuk tetap mengambil ijasah. paling sedikit, S1. jurusan tidak penting! (hah! inilah ... kenyataan) tentu saja di tempat kami akhirnya pada ngambil S1 di jurusan IT, MIS, atau yang berhubungan dengan IT karena itu yang mereka suka. saya katakan ke mereka bahwa kalian sudah mendapat pekerjaan. jadi satu kekhawatiran sudah hilang. nah, sekarang kepentingan untuk belajar di perguruan tinggi adalah (1) untuk ijasah, (2) untuk ilmunya. he he he. jadi sekolah boleh agak santai sedikit. nah problemnya adalah sebagian besar perguruan tinggi di indonesia memberikan batas waktu kuliah sehingga merepotkan bagi mereka yang sudah bekerja ini. mestinya ada upaya untuk membuat continuing education (seperti di luar negeri). sehingga mereka pun bisa mendapatkan ijasah S1 meskipun dalam waktu yang cukup lama. begitu opini saya. -- budi --~--~-~--~~~---~--~~ http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html -~--~~~~--~~--~--~---