[budaya_tionghua] Lirik Lagu: Zhongguo ren by Andy Lau

2010-09-08 Terurut Topik Azura-Mazda
Guys, di bawah ini lirik lagu Andy Lau yg berjudul 
Zhongguo Ren
 
 
五千年的风和雨啊藏了多少梦
angin dan hujan ribuan tahun, memendam berapa banyak mimpi
黄色的脸黑色的眼不变是笑容
wajah kuning, mata hitam, senyum yang tak pernah berubah
八千里山川河岳像是一首歌
8000 li gunung dan lautan bagaikan sebuah lagu
不论你来自何方将去向何处
tak peduli dari mana kau berasal dan akan ke mana

一样的泪一样的痛
air mata yang sama, sakit yang sama
曾经的苦难我们留在心中
kesusahan yang pernah ada, kita tinggalkan dalam hati
一样的血一样的种
darah yang sama, bibit yang sama
未来还有梦我们一起开拓
mimpi masa depan kita raih bersama

手牵着手不分你我昂首向前走
bergandengan tangan, tidak membedakan kau dan aku, berjalan ke depan dengan 
mendongakkan kepala
让世界知道我们都是中国人
biarkan seluruh dunia tahu bahwa kita semua adalah zhongguo ren



[budaya_tionghua] Baca ini: Nasionalisme yg jahat

2010-09-08 Terurut Topik Azura-Mazda
Menarik ada opini Jakarta Post soal nasionalisme sudah usang. 
Di Eropa, nasionalisme dianggap sesuatu yang jahat. 
M. Taufiqurrahman mengatakan Indonesia juga sebaiknya 
sadar terhadap ideologi jahat ini.
 http://www.thejakartapost.com/news/2010/09/08/it%E2%80%99s-high-time-undo-indonesian-nationalism.html



Bls: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-05 Terurut Topik Azura-Mazda
Dear Ikkyo Sensei, 
 
Maksud si Yahudi itu, Tionghoa Singkawang jangan bela
sesama Tionghoa kalo ada Melayu yg gaplok si Tionghoa.
 
Emang dasar pengecut tuh orang...!!!
 


--- Pada Ming, 5/9/10, ikkyosensei_ym  menulis:


Dari: ikkyosensei_ym 
Judul: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Minggu, 5 September, 2010, 11:40 AM


  



Yitzhak

Saya tidak mengerti, yang sedang anda salahkan itu Ek San yang membela 
tetangganya ataukah meluasnya masalah menjadi rasialisme?

Saya pikir, tidak ada masalah seseorang membela tetangganya. Sebutan "Sok 
Pahlawan" anda itu, hanya menunjukkan pola pikir anda sendiri jika di posisi Ek 
San.

Coba jelaskan lebih lanjut, bagaimana kasusnya sehingga Ek San sampai memukul 
tetangga (yang "kebetulan" Melayu) tersebut. Jika permasalahannya sudah jelas, 
baru kita bisa menyebut apakah Ek San bersalah ataukah tidak, saat "Sok 
Pahlawan" tersebut.
Walaupun memang benar sekali, kita ini negara hukum, idealnya ada masalah 
apapun selesaikan di ranah hukum.

Salam

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Yitzhak ben Zvi  
wrote:
>
> mungkin itu juga yang ada dalam pikiran Gouw Ek San
> 
> ketika dia menonjok sampai berdarah-darah tetangganya.
> Yang lebih konyolnya Ek San hanya membela tetangganya yang lain (tionghoa)
> yang serempetan mobil dengan tetangga lainnnya (yang Melayu). Alias "Sok
> Pahlawan"
> 
> Hasilnya adalah,
> Penrusakan berdasar Rasial terjadi di Pontianak, dari berburu Ek San menjadi
> berburu Cina.
> Kelenteng dirusak massa.
> Ek San harus merelakan rumahnya dirusak massa.
> Dan seluruh keluarganya "eksodus" keluar Kalimantan.
> Ek San sih tidak luka apa-apa, tetapi saya yakin di dalam bilik terdalam
> jantungnya dia merasa menyesal.
> 
> Untung semua pihak menahan diri, kerusuhan tidak meluas.
> Pers Nasional tidak membicarakan, akhirnya kasus mendingin.
> 
> Inilah yang terjadi kalau orang berpikir pakai kepalan
> bukan otak ataupun akal sehat.
> apa yang ingin anda capai dengan menjotos atau melukai lawan Anda? Kepuasan
> pribadi?
> Lalu sanggup ga tanggung jawab atas akibat yang akan terjadi kemudian?
> 
> Kita ini negara hukum, ada masalah apapun selesaikan di ranah hukum.
> Masalah menang atau kalah urusan belakang, intinya adalah efek jera.
> 
> 2010/9/5 Hendra Bujang 
> 
> >
> >
> > Enggak ada salahnya sekali2 melakukan perlawanan terutama terhadap mereka
> > yang sudah "brutal" n mengancam jiwa. Lari atau menghindar bukan solusi
> > terbaik terutama jika mereka berkelompok, biasanya makin kalap.
> >
> > Yang penting lumpuhkan lawan secepat mungkin plus tuntas di tempat! Itu aja
> > kuncinya. Namanya juga dunia jalanan..dunia yang keras.
> > *Best Regards,*
> > *Hendra Bujang*
> > *Mobile I : 0878 7828 7808 *
> > *Mobile II : 0856 190 9109*
> > *"Knowing Is Not Enough, We Must Apply"*
> > *"Willing Is Not Enough, We Must Do" *
> >
> >
> >
> > --- On *Sun, 9/5/10, Yitzhak ben Zvi * wrote:
> >
> >
> > From: Yitzhak ben Zvi 
> > Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
> > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> > Date: Sunday, September 5, 2010, 12:03 PM
> >
> >
> >
> > nah ini dia!
> >
> > Sungguh mirip dengan yang terjadi di Pontianak 2007 silam,
> > Apa yang terjadi pertama adalah peristiwa serempetan biasa.
> > Lalu timbul adu jotos.
> > Lalu timbullah kerusuhan Rasial.
> >
> > Seharusnya, apa yang dilakukan oleh koko nya bro Ikkyosensei, tidak perlu
> > dilakukan
> > dan tindakan tersebut merupakan "tindakan bodoh" dalam dunia yang beradab
> > dalam sebuah negara ber-asaskan hukum.
> >
> > Pada sebuah negara maju, mungkin kokonya bro Ikkyosensei sudah dibui sekian
> > tahun. Karena memukul orang.
> >
> > Jadi jangan bangga dengan menyerukan agar lain kali tindakan barbar
> > tersebut dibenarkan dan dilakukan di Indonesia. Karena beda komplek
> > perumahan beda belalang, bahkan dalam satu komplek perumahan belalangnya
> > juga bisa berbeda, apalagi belalangnya bermata sipit.
> > Peristiwa Pontianak pada 2007 tersebut tidak ingin kita ulangi dimanapun.
> >
> > shalom aleikem,
> > Yitzhak Ben Zvi
> >
> > 2010/9/4 ikkyosensei_ym 
> > http://us.mc345.mail.yahoo.com/mc/compose?to=ikkyosen...@...>
> > >
> >
> >
> > Kebetulan di tanah kelahiran saya Blitar, rasialisme (dalam pengertian
> > pelecehan ras tertentu) walaupun masih ada.. namun sudah tidak laku (tidak
> > mendapat dukungan publik).
> > Jadi ingat kasus mamah & koko saya. Koko, waktu itu SMA kelas 2-an,
> > boncengi sepeda mamah ke pasar. Waktu di tikungan, nyenggol gerobak pedagang
> > syur. Koko & mamah nyungsep, barang dagangan sayuran orang tersebut
> > berantakan di jalan.
> > Setelah mamah dapat obat merah dari penduduk, terus mamah menghitung harga
> > sayuran-sayuran yang "rusak" karena telah tumpah di jalan tersebut. Dibayar,
> > karena mamah kasihan khan barang dagangan tersebut buat ngasih makan
> > keluarga mereka di rumah.
> > Terus basa-basi mamah tanya, ada badan pedagangnya 

Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama?

2010-09-02 Terurut Topik Azura-Mazda
Ha ha ha...kata siapa tidak ada orang politik yg tidak mau
kembali ke sistem parlementer? 
 
Anak-anak PSI faksi Soebadio memimpikan sistem itu.
Bahkan lebih jauh, mereka bilang UUD 45 jalan sesat
menuju kesejahteraan. Mereka bahkan berani mau ganti
UUD 45, sesuatu yg tidak mungkin diimpinkan oleh
seorang hoakiau semodel ko Fuyen. 
 
Tapi ga apa-apa, kalau pun seandainya tidak ada seorang
pun di Indonesia yg berani bilang sistem yg tepat adalah
parlementer maka saya memberanikan diri untuk itu. 
 
Coba anda itung, berapa tahun sistem parlementer diterapkan?
Bandingkan dengan sistem yg selama 40 thn ini diterapkan
di Indonesia. Mana lebih rusak?? yg terbukti 1 tahun atau sistem
bulukan yg dipraktekan slama 40 thn. 
 
 


--- Pada Jum, 3/9/10, zho...@yahoo.com  menulis:


Dari: zho...@yahoo.com 
Judul: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran 
bersama?
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Jumat, 3 September, 2010, 12:27 AM


  



Utk mengkaji sistem parlementer, mengapa hrs jauh2 ke israel? Indonesia sendiri 
sdh pernah mencoba dan gagal! Maka sekarang tak ada orang politik, baik kiri 
maupun kanan, yg mau membuka wacana parlementer.

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From: Azura-Mazda  
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Date: Thu, 2 Sep 2010 20:28:40 -0700 (PDT)
To: 
ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju 
kemakmuran bersama?

  






Dear Ko Fuyen, 
 
Memang mengurus negara itu bukan persoalan sepele. Ia
rumit. Anda tidak mau repot? Bahkan melayu serawak saja
tidak takut dengan kerumitan politik. Masa anda kalah dari
mereka?
 
Tionghoa sebagai minoritas asing mesti mendapat kekhususan.
Begitu juga dgn Arab dan India. Pribumi sudah terwakili lewat
fraksi-fraksi partai politik. Itu yg terjadi di masa awal NKRI dulu. 
Dan buktinya Fraksi Golongan Tionghoa bisa bergandeng tangan
dengan fraksi partai politik. 
 
Dulu Alm. Siauw Giok Tjhan mengetahui fraksi NASIONAL 
PROGRESIF alias NASPRO yg terdiri dari beberapa fraksi
partai politik di DPR-RI. 
 
Dari pengalaman ini, kita bisa liat kalo tidak ada masalah
seandainya utusan golongan ras minoritas diwadahi di DPR-RI. 
 
Lhoo...? Bukankah 1 kursi di DPR-RI sekarang itu nilainya
sama antara Partai pemenang pemilu spt Demokrat dan
partai terkecil seperti HANURA?? 
 
Israel menerapkan sistem PARLEMENTER MURNI. Dan
kita bisa liat bahwa mereka jauh lebih solid dari Indonesia. 
Tidak jadi masalah jika pemerintahan seorang perdana
menteri hanya bertahan 6 bulan. Mekanisme rapuh semacam
ini jelas akan mengharuskan kabinet seorang perdana menteri
harus kerja maximal. 
 
 
 


--- Pada Kam, 2/9/10, zho...@yahoo.com  menulis:


Dari: zho...@yahoo.com 
Judul: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran 
bersama?
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 2 September, 2010, 11:02 PM


  

Dng keheterogenan indonesia, di mana tak ada partai politik yg dominan, sistem 
parlementer akan membuat pemerintah tdk stabil, persekutuan partai pembentuk 
pemerintah tdk pernah solid, bisa setiap tahun ganti perdana menteri.

Demokrasi memang bukan obat yg sempurna, tapi yg paling mungkin. 

Coba bayangkan, jika anda memilih perwakilan golongan suku, bagaimana 
memilihnya? Suku apa saja yg berhak mendapatkan? Agar adil, Suara suku2 
terpencil yg jumlahnya minim juga hrs terwakili bukan? Lantas bagaimana 
menentukan jumlah wakil mereka? Apakah suku dng jumlah sedikit disamakan dng 
suku dng jumlah besar? Jika ya, akan terjadi keganjilan, suara suku yg 
berjumlah 10.000 akan sama nilainya dng suku yg berjumlah 10juta. jika tidak, 
anda sudah terjebak kembali ke voting ala demokrasi(mayoritas mendominasi 
minoritas), Lantas bagaimana memilih wakil dari satu suku? Apakah diadakan 
pemilihan umum per suku? Itu berarti di ktp hrs kembali ditandai suku 
tionghoanya!
Absurd bukan?

Jika wakil suku diparlemen hanya sekedar sbg juru bicara, ok2 saja, tapi dlm 
mengambil keputusan, karena jumlahnya kecil, suara mereka akan tetap dikalahkan 
oleh voting, sia2 saja.


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From: Azura-Mazda  
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Date: Thu, 2 Sep 2010 17:21:41 -0700 (PDT)
To: 
ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju 
kemakmuran bersama?

  






Dear ko Fuyen, 
 
Dari mana anda bisa bilang sistem parlementer itu kacau balau? 
Justru dgn kondisi heterogen semacem indonesia ini maka
sistem yg paling tepat adalah sistem parlementer murni. 
 
Persoalannya adalah kondisi ideal yg anda awali dgn kata 
"jika" itu belum ada di Indonesia. 
 
Sehingga perlu sebuah sistem atao jalan yg memungkinkan
perjalanan menuju kondisi ideal itu berjalan mulus. Dan
pertanyaannya adalah apa sistem yg tepat dalam merespon
kondisi terkini yg jauh dari ideal. 
 
Sistem perwakilan golongan suku jelas

Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama?

2010-09-02 Terurut Topik Azura-Mazda
Dear Ko Fuyen, 
 
Memang mengurus negara itu bukan persoalan sepele. Ia
rumit. Anda tidak mau repot? Bahkan melayu serawak saja
tidak takut dengan kerumitan politik. Masa anda kalah dari
mereka?
 
Tionghoa sebagai minoritas asing mesti mendapat kekhususan.
Begitu juga dgn Arab dan India. Pribumi sudah terwakili lewat
fraksi-fraksi partai politik. Itu yg terjadi di masa awal NKRI dulu. 
Dan buktinya Fraksi Golongan Tionghoa bisa bergandeng tangan
dengan fraksi partai politik. 
 
Dulu Alm. Siauw Giok Tjhan mengetahui fraksi NASIONAL 
PROGRESIF alias NASPRO yg terdiri dari beberapa fraksi
partai politik di DPR-RI. 
 
Dari pengalaman ini, kita bisa liat kalo tidak ada masalah
seandainya utusan golongan ras minoritas diwadahi di DPR-RI. 
 
Lhoo...? Bukankah 1 kursi di DPR-RI sekarang itu nilainya
sama antara Partai pemenang pemilu spt Demokrat dan
partai terkecil seperti HANURA?? 
 
Israel menerapkan sistem PARLEMENTER MURNI. Dan
kita bisa liat bahwa mereka jauh lebih solid dari Indonesia. 
Tidak jadi masalah jika pemerintahan seorang perdana
menteri hanya bertahan 6 bulan. Mekanisme rapuh semacam
ini jelas akan mengharuskan kabinet seorang perdana menteri
harus kerja maximal. 
 
 
 


--- Pada Kam, 2/9/10, zho...@yahoo.com  menulis:


Dari: zho...@yahoo.com 
Judul: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran 
bersama?
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 2 September, 2010, 11:02 PM


  



Dng keheterogenan indonesia, di mana tak ada partai politik yg dominan, sistem 
parlementer akan membuat pemerintah tdk stabil, persekutuan partai pembentuk 
pemerintah tdk pernah solid, bisa setiap tahun ganti perdana menteri.

Demokrasi memang bukan obat yg sempurna, tapi yg paling mungkin. 

Coba bayangkan, jika anda memilih perwakilan golongan suku, bagaimana 
memilihnya? Suku apa saja yg berhak mendapatkan? Agar adil, Suara suku2 
terpencil yg jumlahnya minim juga hrs terwakili bukan? Lantas bagaimana 
menentukan jumlah wakil mereka? Apakah suku dng jumlah sedikit disamakan dng 
suku dng jumlah besar? Jika ya, akan terjadi keganjilan, suara suku yg 
berjumlah 10.000 akan sama nilainya dng suku yg berjumlah 10juta. jika tidak, 
anda sudah terjebak kembali ke voting ala demokrasi(mayoritas mendominasi 
minoritas), Lantas bagaimana memilih wakil dari satu suku? Apakah diadakan 
pemilihan umum per suku? Itu berarti di ktp hrs kembali ditandai suku 
tionghoanya!
Absurd bukan?

Jika wakil suku diparlemen hanya sekedar sbg juru bicara, ok2 saja, tapi dlm 
mengambil keputusan, karena jumlahnya kecil, suara mereka akan tetap dikalahkan 
oleh voting, sia2 saja.


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From: Azura-Mazda  
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Date: Thu, 2 Sep 2010 17:21:41 -0700 (PDT)
To: 
ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju 
kemakmuran bersama?

  






Dear ko Fuyen, 
 
Dari mana anda bisa bilang sistem parlementer itu kacau balau? 
Justru dgn kondisi heterogen semacem indonesia ini maka
sistem yg paling tepat adalah sistem parlementer murni. 
 
Persoalannya adalah kondisi ideal yg anda awali dgn kata 
"jika" itu belum ada di Indonesia. 
 
Sehingga perlu sebuah sistem atao jalan yg memungkinkan
perjalanan menuju kondisi ideal itu berjalan mulus. Dan
pertanyaannya adalah apa sistem yg tepat dalam merespon
kondisi terkini yg jauh dari ideal. 
 
Sistem perwakilan golongan suku jelas merupakan ekspresi
demokrasi sesungguhnya. Jikalau melaksanakan sistem
yg anda katakan sebagai "pluralistik" di mana Tionghoa
kere bisa mewakili suara tionghoa di PDIP (sekalipun dari
pengamatan saya, banyak Tionghoa tajir di PDIP) maka
saya harus bilang itu IMPOSSIBLE. 
 
Esensi demokrasi jelas adalah VOTING. 
 
I don't believe in demokrasi. This is not our chinese way in
handling statecraft. 
 
 
 
 

--- Pada Kam, 2/9/10, zho...@yahoo.com  menulis:


Dari: zho...@yahoo.com 
Judul: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran 
bersama?
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 2 September, 2010, 7:38 AM


  

Saya tdk setuju ada utusan golongan berdasarkan ras, juga tak setuju ada utusan 
golongan berdasarkan agama! Ini yg membedakan saya dng orde lama maupun orde 
baru! Ini adalah masalah prinsip demokrasi, tak ada hubungannya dng slogan 
pancasilanya orde baru!

Jika kehidupan politik dan hukum sebuah negara sudah berjalan normal, semua 
warga negara sederajat di depan hukum, yg berlaku adalah meritokrasi, siapa 
cakap dia yg akan diberi tempat, bahkan menjadi seorang presiden pun seorang 
tionghoa dimungkinkan, utk apa kita hrs me rengek2 minta diberi hak istimewa 
sbg utusan golongan?

Pada hakekatnya, adanya utusan golongan di orla adalah kebijakan transisi, 
bukan sistem yg tak boleh diganggu gugat, jika kita sekarang gencar mengkritik 
orde baru, bukan berarti hrs 100% kembali ke orde lama. Seperti sistem 
par

Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama?

2010-09-02 Terurut Topik Azura-Mazda
Dear ko Fuyen, 
 
Dari mana anda bisa bilang sistem parlementer itu kacau balau? 
Justru dgn kondisi heterogen semacem indonesia ini maka
sistem yg paling tepat adalah sistem parlementer murni. 
 
Persoalannya adalah kondisi ideal yg anda awali dgn kata 
"jika" itu belum ada di Indonesia. 
 
Sehingga perlu sebuah sistem atao jalan yg memungkinkan
perjalanan menuju kondisi ideal itu berjalan mulus. Dan
pertanyaannya adalah apa sistem yg tepat dalam merespon
kondisi terkini yg jauh dari ideal. 
 
Sistem perwakilan golongan suku jelas merupakan ekspresi
demokrasi sesungguhnya. Jikalau melaksanakan sistem
yg anda katakan sebagai "pluralistik" di mana Tionghoa
kere bisa mewakili suara tionghoa di PDIP (sekalipun dari
pengamatan saya, banyak Tionghoa tajir di PDIP) maka
saya harus bilang itu IMPOSSIBLE. 
 
Esensi demokrasi jelas adalah VOTING. 
 
I don't believe in demokrasi. This is not our chinese way in
handling statecraft. 
 
 
 
 

--- Pada Kam, 2/9/10, zho...@yahoo.com  menulis:


Dari: zho...@yahoo.com 
Judul: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran 
bersama?
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 2 September, 2010, 7:38 AM


  



Saya tdk setuju ada utusan golongan berdasarkan ras, juga tak setuju ada utusan 
golongan berdasarkan agama! Ini yg membedakan saya dng orde lama maupun orde 
baru! Ini adalah masalah prinsip demokrasi, tak ada hubungannya dng slogan 
pancasilanya orde baru!

Jika kehidupan politik dan hukum sebuah negara sudah berjalan normal, semua 
warga negara sederajat di depan hukum, yg berlaku adalah meritokrasi, siapa 
cakap dia yg akan diberi tempat, bahkan menjadi seorang presiden pun seorang 
tionghoa dimungkinkan, utk apa kita hrs me rengek2 minta diberi hak istimewa 
sbg utusan golongan?

Pada hakekatnya, adanya utusan golongan di orla adalah kebijakan transisi, 
bukan sistem yg tak boleh diganggu gugat, jika kita sekarang gencar mengkritik 
orde baru, bukan berarti hrs 100% kembali ke orde lama. Seperti sistem 
parlementer maupun demokrasi terpimpin orde lama yg kacau balau, apa perlu 
dipraktekkan ulang?

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From: Azura-Mazda  
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Date: Thu, 2 Sep 2010 02:53:30 -0700 (PDT)
To: 
ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju 
kemakmuran bersama?

  






Komentar ko Fuyen persis tepat pendapat Orde Baru
bahwa utusan golongan rasial itu ga selaras dgn
nilai-nilai Pancasila. makanya utusan golongan ras model
Orde Lama diberedel & digantikan dengan utusan golongan
ABRI dan AGAMA. 
 
Di era repotnasi, komposisi semacam ini dirasa ga relevan
maka diubah jadi DPD. 
 
Utusan Golongan bertentangan dengan "demokrasi" 
Saya tidak bisa jawab. Tapi arrangement repotnasi pun
tidak mengakomodir kepentingan dan suara golongan
Tionghoa. karena itu, menurut saya, harus dikembalikan
utusan golongan semodel Orde Lama dahulu. 
 
Sebenarnya, di masa akhir pemerintah Suharto sudah
bepikir untuk mengembalikan model lama. 
 
Denger-denger, Rudini selaku ketua KPU menghendaki Susi
Susanti dan Alan Budikusuma sebagai ketua fraksi utusan
golongan Tionghoa. Tapi ditolak oleh seorang tokoh tionghoa
ngetop pengarang buku tebel 1000 halaman. Dengan alasan
kalo Susi Susanti ga ngerti politik. Pernyataan ini diucapkan
langsung di hadapan Susi dan Alan hingga keduanya marah
dan tidak bersentuhan lagi dengan komunitas Tionghoa. 
 


--- Pada Kam, 2/9/10, zho...@yahoo.com  menulis:


Dari: zho...@yahoo.com 
Judul: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran 
bersama?
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 2 September, 2010, 12:54 AM


  

Sudah bukan zamannya lagi pakai sistem utusan golongan. Ini hanya mengaburkan 
makna demokrasi! Sistem penunjukan itulah yg ditentang Kalangan aktivis!

Jikapun ada, bagaimana caranya memilih utusan golongan? Tionghoa yg budha pilih 
tati haryati, yg islam memilih yunus yahya, yg khatolik pilih harrytjan, yg 
kristen jangan2 pilih mochtar ryadi, yg tdk beragama pilihan lain lagi! Jika 
pilih salah satu apa yg lain merasa terwakili? Absurd!

Perbedaan ras memang tidak perlu dilebur, jika kita masuk ke partai plural 
bukan berarti kita menghilangkan ketionghoaan. Jika terpilih menjadi anggota 
Dpr pun tetap bisa menyuarakan tuntutan kaum tionghoa, tak perlu di tutup2i. 

Dan sewajarnya, tionghoa yg ada di golkar lebih mewakili kepentingan pengusaha 
tionghoa, tionghoa di PDIP juga seharusnya lebih memperhatikan golongan 
tionghoa jelata.


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From: Azura-Mazda  
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Date: Wed, 1 Sep 2010 21:11:30 -0700 (PDT)
To: 
ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju 
kemakmuran bersama?

  






Ko Fuyen, coba tolong dicek. Setahu saya, NK

Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama?

2010-09-02 Terurut Topik Azura-Mazda
Komentar ko Fuyen persis tepat pendapat Orde Baru
bahwa utusan golongan rasial itu ga selaras dgn
nilai-nilai Pancasila. makanya utusan golongan ras model
Orde Lama diberedel & digantikan dengan utusan golongan
ABRI dan AGAMA. 
 
Di era repotnasi, komposisi semacam ini dirasa ga relevan
maka diubah jadi DPD. 
 
Utusan Golongan bertentangan dengan "demokrasi" 
Saya tidak bisa jawab. Tapi arrangement repotnasi pun
tidak mengakomodir kepentingan dan suara golongan
Tionghoa. karena itu, menurut saya, harus dikembalikan
utusan golongan semodel Orde Lama dahulu. 
 
Sebenarnya, di masa akhir pemerintah Suharto sudah
bepikir untuk mengembalikan model lama. 
 
Denger-denger, Rudini selaku ketua KPU menghendaki Susi
Susanti dan Alan Budikusuma sebagai ketua fraksi utusan
golongan Tionghoa. Tapi ditolak oleh seorang tokoh tionghoa
ngetop pengarang buku tebel 1000 halaman. Dengan alasan
kalo Susi Susanti ga ngerti politik. Pernyataan ini diucapkan
langsung di hadapan Susi dan Alan hingga keduanya marah
dan tidak bersentuhan lagi dengan komunitas Tionghoa. 
 


--- Pada Kam, 2/9/10, zho...@yahoo.com  menulis:


Dari: zho...@yahoo.com 
Judul: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran 
bersama?
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 2 September, 2010, 12:54 AM


  



Sudah bukan zamannya lagi pakai sistem utusan golongan. Ini hanya mengaburkan 
makna demokrasi! Sistem penunjukan itulah yg ditentang Kalangan aktivis!

Jikapun ada, bagaimana caranya memilih utusan golongan? Tionghoa yg budha pilih 
tati haryati, yg islam memilih yunus yahya, yg khatolik pilih harrytjan, yg 
kristen jangan2 pilih mochtar ryadi, yg tdk beragama pilihan lain lagi! Jika 
pilih salah satu apa yg lain merasa terwakili? Absurd!

Perbedaan ras memang tidak perlu dilebur, jika kita masuk ke partai plural 
bukan berarti kita menghilangkan ketionghoaan. Jika terpilih menjadi anggota 
Dpr pun tetap bisa menyuarakan tuntutan kaum tionghoa, tak perlu di tutup2i. 

Dan sewajarnya, tionghoa yg ada di golkar lebih mewakili kepentingan pengusaha 
tionghoa, tionghoa di PDIP juga seharusnya lebih memperhatikan golongan 
tionghoa jelata.


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From: Azura-Mazda  
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Date: Wed, 1 Sep 2010 21:11:30 -0700 (PDT)
To: 
ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju 
kemakmuran bersama?

  






Ko Fuyen, coba tolong dicek. Setahu saya, NKRI di awal
kemerdekaan itu punya sistem "utusan golongan" di DPR-MPR.
Siapa saja yg masuk "utusan golongan"? Yaitu golongan arap,
Tionghoa, India, Indo Eropa. 
 
Pas jaman Suharto, isi 'utusan golongan' diubah jadi ABRI
dan golongan agama. 
 
Dari penggalan sejarah itu, mestinya ada yg bisa kita pelajari. 
Jangan takut dengan persoalan perbedaan ras. Justru perbedaan
ras itu mesti dijaga. Ga perlu dilebur-leburkan demi alasan
apa pun. 

--- Pada Rab, 1/9/10, zho...@yahoo.com  menulis:


Dari: zho...@yahoo.com 
Judul: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran 
bersama?
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 1 September, 2010, 10:01 PM


  

Agama itu ibarat ideologi, logis2 saja membentuk partai berdasarkan ideologi! 
Di negara barat yg maju saja ada partai kristen demokrat kok.

Sedangkan sesama ras belum tentu satu ideologi. Di Malaysia ras melayu pun 
akhirnya tidak sehaluan, lahirlah Umno, Pas dan partai keadilan yg saling 
hantam. Kaum tionghoapun tdk lagi solid, sehingga muncul Dap dan Mca yg 
berseberangan! 


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From: Azura-Mazda  
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Date: Wed, 1 Sep 2010 18:37:31 -0700 (PDT)
To: 
ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju 
kemakmuran bersama?

  






Zhou Fuyen jangan somse. Di Malay, partai berdasarkan garis ras itu
sudah bener. Daripada di Indonesia, ada dominasi partai berasas agama
tunggal. 
 


--- Pada Rab, 1/9/10, zho...@yahoo.com  menulis:


Dari: zho...@yahoo.com 
Judul: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran 
bersama?
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 1 September, 2010, 1:41 PM


  

Percayalah, Malaysia adalah bom waktu!
Politik rasialnya sekarang justru mendapat tantangan berat! Di sana partai 
adalah berdasarkan ras, ini jelas ketinggalan dibanding Indonesia, masak kita 
harus berjalan mundur?
Nep ternyata tdk membawa berkah ke masyarakat luas, hanya golongan elite bumi 
putra yg menikmati hasilnya, dan nanti setelah kemudahan dicabut, apakah mereka 
masih dpt bersaing?

Jika ingin memajukan golongan masyarakat yg terbelakang, jangan berdasarkan 
ras, tapi harus berdasarkan kelas ekonomi. Kita harus memberi banyak subsidi 
untuk kelompok ini, misalnya bea siswa, kredit usaha murah, subsidi pe

Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama?

2010-09-01 Terurut Topik Azura-Mazda
Ko Fuyen, coba tolong dicek. Setahu saya, NKRI di awal
kemerdekaan itu punya sistem "utusan golongan" di DPR-MPR.
Siapa saja yg masuk "utusan golongan"? Yaitu golongan arap,
Tionghoa, India, Indo Eropa. 
 
Pas jaman Suharto, isi 'utusan golongan' diubah jadi ABRI
dan golongan agama. 
 
Dari penggalan sejarah itu, mestinya ada yg bisa kita pelajari. 
Jangan takut dengan persoalan perbedaan ras. Justru perbedaan
ras itu mesti dijaga. Ga perlu dilebur-leburkan demi alasan
apa pun. 

--- Pada Rab, 1/9/10, zho...@yahoo.com  menulis:


Dari: zho...@yahoo.com 
Judul: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran 
bersama?
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 1 September, 2010, 10:01 PM


  



Agama itu ibarat ideologi, logis2 saja membentuk partai berdasarkan ideologi! 
Di negara barat yg maju saja ada partai kristen demokrat kok.

Sedangkan sesama ras belum tentu satu ideologi. Di Malaysia ras melayu pun 
akhirnya tidak sehaluan, lahirlah Umno, Pas dan partai keadilan yg saling 
hantam. Kaum tionghoapun tdk lagi solid, sehingga muncul Dap dan Mca yg 
berseberangan! 


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From: Azura-Mazda  
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Date: Wed, 1 Sep 2010 18:37:31 -0700 (PDT)
To: 
ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju 
kemakmuran bersama?

  






Zhou Fuyen jangan somse. Di Malay, partai berdasarkan garis ras itu
sudah bener. Daripada di Indonesia, ada dominasi partai berasas agama
tunggal. 
 


--- Pada Rab, 1/9/10, zho...@yahoo.com  menulis:


Dari: zho...@yahoo.com 
Judul: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran 
bersama?
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 1 September, 2010, 1:41 PM


  

Percayalah, Malaysia adalah bom waktu!
Politik rasialnya sekarang justru mendapat tantangan berat! Di sana partai 
adalah berdasarkan ras, ini jelas ketinggalan dibanding Indonesia, masak kita 
harus berjalan mundur?
Nep ternyata tdk membawa berkah ke masyarakat luas, hanya golongan elite bumi 
putra yg menikmati hasilnya, dan nanti setelah kemudahan dicabut, apakah mereka 
masih dpt bersaing?

Jika ingin memajukan golongan masyarakat yg terbelakang, jangan berdasarkan 
ras, tapi harus berdasarkan kelas ekonomi. Kita harus memberi banyak subsidi 
untuk kelompok ini, misalnya bea siswa, kredit usaha murah, subsidi perumahan, 
pelatihan kerja, tranportasi murah, tunjangan kesehatan dll, semua ini memang 
memakan dana yg cukup besar, dananya ya diambil dari pajak, maka tingkatkan 
prosentase pajak bagi pengusaha besar dan barang mewah semacam sedan dan rumah 
mewah.


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From: Harry Adinegara  
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Date: Wed, 1 Sep 2010 05:51:39 -0700 (PDT)
To: ; budaya 
tionghua
ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Cc: gelora45; media care
Subject: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran 
bersama?

  



Rupanya perlu di-telaah lebih mendalam perihal  berita soal Pak Wapres Jusuf 
Kalla, yang dalam pidatonya yang terachir sempat beliau dikatagorikan sebagai 
seorang yang rasialis, seorang rasialis yang anti suku Tionghoa. 
 
Bersamaan dengan kejadian ini ,negara tetangga kita , Malaysia merayakan policy 
yang waktu itu, dikenal sebagai NEP(New Economic Policy) yang dicetuskan di 
tahun 1971, jadi sudah 40-an tahun yll. NEP ini bertujuan untuk menjebatani 
suatu fusi antara ,terutama 3 etnis di M'sia, yakni etnis Chinese, Indian dan 
majority orang Malay atau bumiputra, untuk bisa kerja sama dengan lebih efektip 
bagi kemakmuran bersama. Tujuan policy ini adalah untuk menyatukan sikap , 
ketrampilan dan kinerja segenap kekuatan (3 etnis) ini untuk bisa kerja sama  
menuju kemakmuran bersama. Untuk mencapai tujuan achir , kemakmuran bersama 
maka perlu di-awali dengan mengangkat sikon-nya orang Malay (bumi putra) yang 
mayoritas(60%)untuk bisa berdiri sama tinggi, duduk sama rendah. Caranya dengan 
, apa yang dikenal
dengan affirmative action.  Kejadian huru hara tahun 1969, clash antar etnis 
memberikan stimuli pada pemerintah waktu itu untuk mencari jalan keluar(solusi) 
 dari kejadian ini  yang telah menelan korban jiwa dan harta, Mencari idee 
,mencari , mengolah suatu rancangan undang2 untuk mengatasi kejadian ini dan 
mempersatukan segenap kekuatan , bekerja sama segenap kekuatan bagi kemajuan 
negara Malaysia. Caranya yalah dengan memberikan ...preferential access ke 
misalnya bea siswa, kepemilikan saham dalam perusahaan sampai ke pembelian 
rumah,policy ini akan memberikan fasilitas pertama2 kepada bumi putra.  Dengan 
cara affirmative action ini ditargetkan kalau dalam kurun waktu tidak lama maka 
para bumi putra akan sanggup ber-mitra dengan etnis2 lain yang dulunya  
mustahil bisa terlaksana karena status bumi putra tak se-imbang dalam banyak 
hal. 

Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama?

2010-09-01 Terurut Topik Azura-Mazda
Zhou Fuyen jangan somse. Di Malay, partai berdasarkan garis ras itu
sudah bener. Daripada di Indonesia, ada dominasi partai berasas agama
tunggal. 
 


--- Pada Rab, 1/9/10, zho...@yahoo.com  menulis:


Dari: zho...@yahoo.com 
Judul: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran 
bersama?
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 1 September, 2010, 1:41 PM


  



Percayalah, Malaysia adalah bom waktu!
Politik rasialnya sekarang justru mendapat tantangan berat! Di sana partai 
adalah berdasarkan ras, ini jelas ketinggalan dibanding Indonesia, masak kita 
harus berjalan mundur?
Nep ternyata tdk membawa berkah ke masyarakat luas, hanya golongan elite bumi 
putra yg menikmati hasilnya, dan nanti setelah kemudahan dicabut, apakah mereka 
masih dpt bersaing?

Jika ingin memajukan golongan masyarakat yg terbelakang, jangan berdasarkan 
ras, tapi harus berdasarkan kelas ekonomi. Kita harus memberi banyak subsidi 
untuk kelompok ini, misalnya bea siswa, kredit usaha murah, subsidi perumahan, 
pelatihan kerja, tranportasi murah, tunjangan kesehatan dll, semua ini memang 
memakan dana yg cukup besar, dananya ya diambil dari pajak, maka tingkatkan 
prosentase pajak bagi pengusaha besar dan barang mewah semacam sedan dan rumah 
mewah.


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From: Harry Adinegara  
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Date: Wed, 1 Sep 2010 05:51:39 -0700 (PDT)
To: ; budaya 
tionghua
ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Cc: gelora45; media care
Subject: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran 
bersama?

  



Rupanya perlu di-telaah lebih mendalam perihal  berita soal Pak Wapres Jusuf 
Kalla, yang dalam pidatonya yang terachir sempat beliau dikatagorikan sebagai 
seorang yang rasialis, seorang rasialis yang anti suku Tionghoa. 
 
Bersamaan dengan kejadian ini ,negara tetangga kita , Malaysia merayakan policy 
yang waktu itu, dikenal sebagai NEP(New Economic Policy) yang dicetuskan di 
tahun 1971, jadi sudah 40-an tahun yll. NEP ini bertujuan untuk menjebatani 
suatu fusi antara ,terutama 3 etnis di M'sia, yakni etnis Chinese, Indian dan 
majority orang Malay atau bumiputra, untuk bisa kerja sama dengan lebih efektip 
bagi kemakmuran bersama. Tujuan policy ini adalah untuk menyatukan sikap , 
ketrampilan dan kinerja segenap kekuatan (3 etnis) ini untuk bisa kerja sama  
menuju kemakmuran bersama. Untuk mencapai tujuan achir , kemakmuran bersama 
maka perlu di-awali dengan mengangkat sikon-nya orang Malay (bumi putra) yang 
mayoritas(60%)untuk bisa berdiri sama tinggi, duduk sama rendah. Caranya dengan 
, apa yang dikenal
dengan affirmative action.  Kejadian huru hara tahun 1969, clash antar etnis 
memberikan stimuli pada pemerintah waktu itu untuk mencari jalan keluar(solusi) 
 dari kejadian ini  yang telah menelan korban jiwa dan harta, Mencari idee 
,mencari , mengolah suatu rancangan undang2 untuk mengatasi kejadian ini dan 
mempersatukan segenap kekuatan , bekerja sama segenap kekuatan bagi kemajuan 
negara Malaysia. Caranya yalah dengan memberikan ...preferential access ke 
misalnya bea siswa, kepemilikan saham dalam perusahaan sampai ke pembelian 
rumah,policy ini akan memberikan fasilitas pertama2 kepada bumi putra.  Dengan 
cara affirmative action ini ditargetkan kalau dalam kurun waktu tidak lama maka 
para bumi putra akan sanggup ber-mitra dengan etnis2 lain yang dulunya  
mustahil bisa terlaksana karena status bumi putra tak se-imbang dalam banyak 
hal. Dalam kurun waktu 40 tahun semenjak policy NEP ini, dirasakan oleh 
pemerintah sekarang, sudah sampai waktunya
 untuk mengganti atau mengolah policy NEP ini dengan lebih rinci, menghilangkan 
aspek policy yang kurang menguntungkan dan memberikan "suntikan" baru agar 
kemajuan yang sudah sempat dicapai sekarang ini akan bisa lebih di-galak-kan 
mengingat globalisasi dimana semua negara bersaing untuk kemajuan negara nya 
masing2.
 
Mengapa NEP , oleh pemerintah Najib Razak perlu di olah /dirubah dan 
disesuaikan dengan waktu dan pemrmintaan zaman ?  Dalam perjalanan policy NEP 
ini, Malaysia sudah bisa mencapai hasil yang cukup mengagumkan. Pasca PD II, 
waktu itu Malaysia bisa di golongkan sebagai negara miskin, 50% hidup dalam 
kondisi kemiskinan. Sekarang hanya 4%, dan sebagain besar pribumi  bisa 
menikmati social welfare yang memadai. Tapi kemajuan ini membawa complacency 
bagi rakyat Malaysia. Mereka jatuh ke era "middle income trap", complacency 
jadi aturan hidup ,dan kemajuan dibidang R&D terbengkalai dan produksi dalam 
negeri tidak memadai untuk bisa dianggap memberikan devisa yang kecukupan. Ada 
kemajuan  per-capita income tapi tidak bisa menandingi perkembangan negara 
sesama Asia misalnya Korea Selatan. Tahun 1970-an  Korea Selatan nasional 
income capitanya $260 sedangkan Malaysia sudah unggulan $380,, tapi dini hari 
Korea Selatan melejit jauh kedepan $19,800,= sedangkan
 Malaysia ketinggal dan hanya sempat menggalang  $7,200.=. Karen

Bls: [budaya_tionghua] Re:

2010-08-17 Terurut Topik Azura-Mazda
Coba tanya ke Anies Baswedan. Dia itu cucu dari Haji Baswedan
pendiri Partai Arab Indonesia. Basewdan itu murid politik Liem Koen Hian.
Baswedan mendiri PAI atas advis dari Liem Koen Hian yg terlebih
dulu mendirikan Partai Tionghoa Indonesia


--- Pada Rab, 18/8/10, faulina wijaya  menulis:


Dari: faulina wijaya 
Judul: [budaya_tionghua] Re:
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 18 Agustus, 2010, 12:23 AM


  



maaf bukannya saya mau terima bersih gitu aja, saya sudah berusaha mencari 
sumber yang terkait dengan Gerakan Politik Liem Koen Hian. Ternyata sumber yang 
saya peroleh tidak ditemukan latarbelakang kehidupan berpolitik Liem Koen Hian. 
Dan saya juga terdesak oleh waktu untuk mengerjakan BAB I. Saya juga 
berterimakasih anda telah mengingatkan saya. Saya minta maaf kalo kata-kata 
yang 
saya gunakan membuat anda tersinggung sekali lagi maaf. Tapi tolonglah jika 
anda 
punya artikel yang berkaitan dengan gerakan politik yang dilakukan Liem Koen 
Hian, tolong beritahu saya.Terima kasih










Bls: [budaya_tionghua] Di Ciampea

2010-08-15 Terurut Topik Azura-Mazda
Wow...menarik sekalee nilai "patriotisme" henyung dkk. 
Benar sekali tuh. Jadi kalo Medan batak perang melawan
Sunda Jawa barat, kita bisa pastikan Mbah Henyung
akan bacok-bacokan melawan mbah Ardian dong ya?? 
 


--- Pada Sen, 16/8/10, henyung  menulis:


Dari: henyung 
Judul: [budaya_tionghua] Di Ciampea
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 16 Agustus, 2010, 12:09 AM


  



Kapan: hari minggu kemarin tanggal 15 Agustus 2010.

Ngapain: lihat-lihat, dengar, berbincang, kenalan, silahturahim, foto-foto, 
belajar, mengamati, uji nyali

Peserta:
- Dananjaya-chan
- ko David Kwa Kian Hauw
- ko Ayao
- mbah Ardian Zhang Zhichang
- ko Khemagiri Mitto
- Sutomo Kho
- Hartono/Joao Kho
- Awi
- Robby Dada
- Eko Hermiyanto
- Agoeng Setiawan
- Subur Teguh
- Hendri Irawan Yu Yongde

Cerita:
Rombongan dibagi tiga, satu dari daerah pluit, satu dari kebon jeruk, satu dari 
kelapa gading. Dengan titik kumpul di rumah mbah.
Saya ikut rombongan dari pluit berangkat jam 6 pagi, kita makan-makan dulu 
sarapan paginya bakmi keriting siantar di pasar muara karang. 

Sembari menuju meka makan, intermezzo sekalian ditunjukin ke rekan-rekan iniloh:
- Perkumpulan Perantau Pematang Siantar
- Perkumpulan Perantau Tebing Tinggi
- Perkumpulan Perantau Belawan

Sambil sedikit ngoceh, ini loh bukti "patriotisme???" sejati tanpa bualan 
kosong membela siapa kalau perang. Tanah leluhur mereka itu yang Pematang 
Siantar, Tebing Tinggi, Belawan; Bukan lagi Meixian, Anhui, Anxi, Fujian; Masih 
banyak lagi misalnya perkumpulan Bagan, perkumpulan Kuala Simpang. Isinya semua 
tenglang; Yang mendirikan tenglang, yang ngurus tenglang, kerjanya ya buat 
tenglang. Baru-baru ini perkumpulan Tebing Tinggi mengadakan kejuaraan 
xiangqi/catur gajah.

Bakmie habis, langsung lanjut masuk jalan tol sembari obrol-obrol ringan. Rumah 
mbah sempat kelewatan akhirnya sampai juga setelah terpaksa muter jalan. Nunggu 
komplit rombongannya, rame2 sarapan dulu di warung doyong. Warung doyong ini 
jualannya masakan peranakan Bogor, dengan ayam gorengnya yang jadi menu populer.

Perut kenyang baru kita menjemput liason rombongan dengan Ciampea: Ko Ayao; 
Dilanjut dengan menjemput ko David;

Sebelum ke rumah ko Ayao, rombongan sempat berhenti sebentar di GEREJA BULULU :)
Beberapa rekan-rekan memberikan penghormatan, termasuk mbah dan saya, sesuai 
cara masing-masing. Dibanding terakhir kali berkunjung, bagian belakang gereja 
sudah direnovasi menjadi lebih rapi dan bersih. Sayangnya di bagian depan ada 
beberapa peninggalan dan bukti sejarah yang "lenyap". Ke lantai atas gereja, 
syukurlah yang antik di sana masih ada. Altarnya sungguh indah, juga kimsinnya. 
Barangkali ini yang disebut altar khas peranakan ?

Perjalanan memakan waktu kurang lebih 45 menit, titik tujuan ada di Hok Tek Bio 
Ciampea. Bio ini usianya sudah lama, menurut beberapa sumber penduduk tenglang 
Ciampea adalah pelarian dari pembantaian Batavia di abad ke 18. Pelarian mereka 
dipimpin leluhur marga Thung, yang kemudian mendirikan Hok Tek Bio.

Dari Hok Tek Bio kita jalan menembus kebun singkong dan sawah. Banyakan sih 
kebun singkong di kiri dan kanan, terselip juga kebun jagung dan kebun terong. 
Oh yah, kita jalan dipandu oleh dua orang tokoh setempat. 

Pemberhentian pertama adalah kuburan leluhur penduduk setempat yaitu yang marga 
Thung dan kuburan seorang ratu. Yang marga Thung masih berkerabat dan keturunan 
dari sultan dan raja-raja di daerah jawa barat.

Setelah itu mbah dimintain bantuan buat identifikasi beberapa bongpay tua dari 
era Guangxu (abad ke 19), yang sudah tidak terurus. Karena mbah pakainya bahasa 
mandarin, sepertinya agak sulit diidentifikasi siapa anak cucunya yang masih 
tersisa di kampung itu. Jadi rencana lain kalinya adalah menculik kang 
Kinghian, karena dia spesialis bongpay dan dialek minnan. 

Rekan-rekan yang lain juga asik mendokumentasikan beberapa kuburan yang 
termasuk "unik". Salah satunya adalah kuburan dengan tanda salib yang besar 
tapi dicat merah seperti bio dan dihiasi ukiran naga ! Sungguh unik dan indah 
kuburan itu.

Lewat dari pekuburan, rombongan dipandu menyusuri medan yang lebih berat. 
Terjal, curam, licin, vegatasi lebih padat dan uji nyali menyeberangi jembatan 
bambu yang waduh... nget ngit nget

Sehabis itu ada pendakian beberapa menit yang cukup menguras tenaga. Dan reward 
nya adalah prasasti Tarumanagara yang tersohor itu ! Melihat langsung batu 
besar prasasti beserta cetakan kaki prabu Purnawarman. Sungguh ada rasa puas di 
dalam hati. Yang dulu hanya bisa dibaca lewat buku sejarah sekolah gak mutu 
(singkat2 isinya, kualitas cetakan buku jelek) akhirnya bisa dilihat dengan 
mata kepala sendiri ! Benar-benar memuaskan.

Prasasti itu telah dipindahkan dari tempat aslinya di tepi sungai ke atas bukit 
karena alasan vandalisme. Oleh juru kunci diceritakan proses pemindahan yang 
dilakukan manual dan memakan waktu lama. Sedih juga melihat hasil karya 
orang-orang iseng dan yang tidak menghargai sejarah. Prasasti itu dipe

Bls: [budaya_tionghua] Re: Fw: The work of Japanese soldiers in world war II (MUST KNOW......)

2010-08-11 Terurut Topik Azura-Mazda
Dear Henyung, 
 
Invasi Jepang ke Zhongguo adalah sebuah failure yg memalukan. Mereka membantai 
sedemikian banyak manusia sipil sbg ‘colateral damage’ demi menghadapi tentara 
KMT yg tidak terlatih, tidak memiliki senjata modern & sebagian besar hanya 
paramiliter. Semua itu dilakukan dalam rangka menguasai daratan Tiongkok & 
merebut supremasi dari bangsa Tionghoa. Sekalipun demikian, mereka tetap gagal 
meraih ambisi menguasai Tiongkok. 
 
Kegagalan ini menempatkan Jepang sebagai bangsa inferior dan subordinate. 
 
Awalnya, Jepang sesumbar bisa menguasai seluruh Tiongkok dalam waktu 3 bulan. 
Saya lupa nama panglima tertinggi angkatan perang yg memberi pers rilis saat 
itu. 
 
8 tahun perang tak berkesudahan. Sejak awal, Generalisimo Chiang Kai Sek dan 
pengamat militer serta gerilyawan seperti Mao Zedong sudah tau bahwa Jepang 
tidak mungkin bisa menang dan menguasai Tiongkok. 
 
Setelah 5 tahun perang berkecamuk, Jepang mulai kehabisan power. Karena itu, 
Jepang diharuskan menjajah negeri-negeri Asia Tenggara termasuk kepulauan 
Hindia Belanda. Manuver penjajahan ini diperlukan Jepang untuk memperoleh 
minyak, besi, amunisi, men-power dan tenaga penghibur sex tentara. 
 
Maneuver jepang ini sudah diperkirakan sejak awal. Baik Chiang dan Mao sudah 
tau bahwa Jepang tidak punya kapasitas untuk melancarkan LONG WAR. Makanya, 
Chiang Kai Sek santai-santai saja menghadapi Jepang dan lebih memusatkan diri 
membasmi komunis Tionghoa. 
 
Buku sejarah Indonesia bilang kalo Tiongkok dijajah oleh Jepang, kenyataannya 
mana pernah. Jepang adalah pihak yg kalah melawan KMT (Tiongkok). Dan banyak 
manusia di nusantara katulistiwa ini yg tampaknya tidak mengetahui fakta ini. 
 
 

--- Pada Rab, 11/8/10, henyung  menulis:


Dari: henyung 
Judul: Bls: [budaya_tionghua] Re: Fw: The work of Japanese soldiers in world 
war II (MUST KNOW..)
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 11 Agustus, 2010, 2:08 AM


  



Sori, harusnya Zhejiang-Jiangxi, bagi yang penasaran silahkan gugel (lagi2 
gugel) dengan kata kunci Zhejiang Jiangxi campaign.

hy

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "henyung"  wrote:
>
> Oh yah om, sebagai bonus tambahan buat elu. Si Doolitle kan 15 pesawatnya 
> mendarat di Tiongkok. Mereka mendarat tidak dengan mulus dan dibantu rakyat 
> en tentara KMT di sono.
> 
> Akibatnya.. Jepun ngamuk dan memulai operasi Zhejing-Jiangxi dengan 
> memakan korban...
> 
> 250 000 / dua ratus lima puluh ribu korban SIPIL, belum terhitung yang 
> militer.
> 
> Hebat gak tuh Jepun om ???
> 
> Hormat saya,
> 
> Yongde
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "henyung"  wrote:
> >
> > Doolittle's Raid maksud lu om ? Korbannya seiprit lar. Lagian kalo tentara 
> > perang mati puluhan atau ratusan ribu itu dah biasa di sejarah. Lagian 
> > emangnya pas lagi ngebom tokyo Doolittle itu sudah jendral ?
> > 
> > Yang gak biasa kan pembantaian ke rakyat sipil. Kayak kerjaan si manzhu 
> > yang akhirnya bikin orang hokkian kudu pay pay sama tebu. Sama kayak si 
> > jepun yang bunuh2 jarah2 pekosa2 selama 1 bulanan.
> > 
> > Anehnya si Matsui katanya selama 1 bulanan itu lagi sakit. Yang perintah 
> > bunuh2 itu si pangeran pendamping atau bos nya Matsui. Dan si pangeran 
> > malah di pengadilan perang diberikan imunitas sebagai anggota keluarga 
> > kekaisaran.
> > 
> > Makanya yang menang perang (ameriki) juga sama wae. Waktu tentara mereka 
> > occupy honshu, berapa banyak wanita jepun baik2 yang juga dilibas ? Unit 
> > 731 aja diambil alih dan dikasih posisi riset.
> > 
> > Kalao di budaya cinaisme, katanya itu istilah "Hantu Gebuk Hantu", yang 
> > kalah yang menang sama2 hantu, kita manusia cuman bisa menghindar lari aja 
> > atau nonton dan jadi objek penderita.
> > 
> > Hormat saya,
> > 
> > Yongde
> > 
> > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Azura-Mazda  wrote:
> > >
> > > Hmm...Jenderal Iwami bermental tempe. Korban Nanking sama
> > > banyaknya sewaktu Jenderal Doolittle menghancurkan Tokyo.
> > > 200 ribu korban adalah angka biasa dalam perang. 22% tentara
> > > Jepang mati di Tiongkok selama PD 2. Dalam 1 pertempuran di
> > > Changsa, tentara Jepang mati 50 ribu.
> > >  
> > > Soal perempuan diperkosa juga biasa. Itulah kelakuan tentara.
> > > Banyak perempuan di daerah konflik menyerahkan diri diembat
> > > oleh tentara. Ada yg macarin tentara untuk membeli keselamatan.
> > >  
> > > Sayangnya memang, Tionghoa perang saudara saat itu. Harusnya
> > > perang tidak sedemikian lama.
> > >  
> > >  
> > >
> > >
> > > --- Pada Sel, 10/8/10, henyung  menulis:
> &

Bls: [budaya_tionghua] Re: Fw: The work of Japanese soldiers in world war II (MUST KNOW......)

2010-08-10 Terurut Topik Azura-Mazda
Hmm...Jenderal Iwami bermental tempe. Korban Nanking sama
banyaknya sewaktu Jenderal Doolittle menghancurkan Tokyo. 
200 ribu korban adalah angka biasa dalam perang. 22% tentara
Jepang mati di Tiongkok selama PD 2. Dalam 1 pertempuran di
Changsa, tentara Jepang mati 50 ribu. 
 
Soal perempuan diperkosa juga biasa. Itulah kelakuan tentara.
Banyak perempuan di daerah konflik menyerahkan diri diembat
oleh tentara. Ada yg macarin tentara untuk membeli keselamatan. 
 
Sayangnya memang, Tionghoa perang saudara saat itu. Harusnya
perang tidak sedemikian lama. 
 
 


--- Pada Sel, 10/8/10, henyung  menulis:


Dari: henyung 
Judul: [budaya_tionghua] Re: Fw: The work of Japanese soldiers in world war II 
(MUST KNOW..)
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Selasa, 10 Agustus, 2010, 10:41 PM


  



Lebih hebat lagi kalau bisa menemukan arsip catatan/memo Jendral Iwane Matsui 
tentang betapa malunya dia dan betapa menyesalnya dia akan kelakuan pasukannya 
di Nanjing.

Dia seorang Jepang murni.
Dia seorang Jendral.
Dia pemimpin Imperial Japananese Army expedition force.

Tentu saja bobot catatan penyesalan dia jauh lebih bermutu dan berkadar ilmiah 
bukan ? Lagipula catatan itu dibuat pada masa kejadian pula.

Iwane Matsui akhirnya dihukum gantung di pengadilan perang sejelah Jepang 
kalah. Di pengadilan, menurut beberapa pendapat, dia terombang-ambing antara 
kesetiaan terhadap kekaisaran dan rasa menyesal dan malu dia sebagai seorang 
ksatria (atas kelakuan pasukannya).

Hormat saya,

Yongde
catatan: sekarang jaman serba instan, tanya saja dulu ke paman gugel untuk 
keterangan dan petunjuk awal, silakan saja masukkan kata kunci Iwane Matsui.

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote:
>
> Film nanjing? Maksud anda film nanjing nanjing bikinan RRT yg belum lama 
> beredar? Atau film berdasarkan buku Iris Zhang? Kalau film, meskipun bagus, 
> bagaimanapun adalah fiksi, tak bisa dipakai sbg refrensi.
> Sebenarnya, jika anda bisa bhs Jepang, ada baiknya anda cari memoar prajurit 
> Jepang yg pernah jadi tawanan Komunis China, itu lebih otentik.
> 
> Sent from my BlackBerry®
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
> 










RE: Bls: [budaya_tionghua] Istilah "Asimilasi"

2010-07-29 Terurut Topik Azura-Mazda
Kalo LPKB berhasil mah tentu peristiwa keji Mei 98
tidak akan terjadi. Mei 98 jelas merupakan bukti
kegagalan policy asimilasi paksaan LPKB. 
 


--- Pada Jum, 30/7/10, sa...@indosat.net.id  menulis:


Dari: sa...@indosat.net.id 
Judul: RE: Bls: [budaya_tionghua] Istilah "Asimilasi"
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Jumat, 30 Juli, 2010, 1:35 AM


  





setuju, bos.
maksud owe, owe juga mau bertanya: asimilasi model apaan tuh? hehehe…
lebih jauh lagi, apa bentuk pertanggung jawaban (minimal secara moral) para 
penganjur yg terbukti telah gagal total itu ? [selama ini kayaknya belum pernah 
dengar ada bekas pemimpin tionghua indo yg meminta maaf karena telah gagal 
mengayomi komunitasnya. ]
bukankah disitu letak nilai-nilai dasar kemanusiaan yg tdk bisa dilepaskan 
kalau berbicara soal budaya massal dan peradaban ?
apalagi budaya kepemimpinan timur yg kental dg: tahu malu.
jika nilai2 dasar spt itu saja sdh dipungkiri, owe jadi bingung, yg disebut 
orang tionghua, orang melayu, orang india, orang western, sebenarnya dilihat 
dari mana? dari agama tidak mungkin. DNA sdh bukan jaminan, bahasa apalagi.
kalau jawabannya, semua itu sudah gak penting karena globalisasi, lalu timbul 
pertanyaan, buat apa dong ada negara, ada bangsa, sebut aja manusia. titik. 
bisakah ?
jika tidak bisa begitu, itu artinya, tidak mungkin terjadi asimilasi (dlm 
artinya kebijakan, tetapi kalau alamiah spt akulturasi, itu lumrah dimana-mana) 
. cmiiw pls.
 
 
 
-Original Message-
From: budaya_tionghua@ yahoogroups. com [mailto:budaya_ tionghua@ yahoogroups. 
com]On Behalf Of ardian_c
Sent: 30 Juli 2010 11:43
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Istilah "Asimilasi"
 
  
sebenernya kalu kita mau ngeliat, orba itu khan dapet masukan dari cine2 yg 
ngerasa dirinya inferior kalu pake budaya tionghoa.
makanya jargonya jadi ngambang heheheheheheheheheh hehe
suruh berbaur, berbudaya setempat, tapi mrk mana ada yg mau pindah agama seh ? 
sedangkan para penganjur itu terus2an ngomong secara alus suruh para tionghoa 
pindah agama, ya agama yang sama kale ame para penganjur. Dus artinya itu mah 
asimilasi apa ya ?

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "Erik"  wrote:
>
> 
> Nah itu dia! Jadi jelas masalahnya, istilah-istilah INTEGRASI, ASIMILASI
> dan AMALGAMASI adalah istilah teknis ilmu antropologi. Berbicara
> tentang Integrasi dan/atau Asimilasi adalah berbicara tentang kebudayaan
> yang merupakan identitas dan sekaligus Hak Azasi sebuah komunitas yang
> tidak bisa diintervensi oleh kepentingan politik.
> 
> Tapi rancunya dan celakanya oleh rezim Orde Bau jargon-jargon itu
> dipakai untuk kepentingan politik kebangsaan demi tercapainya tujuan
> penyatuan dan penyeragaman bangsa Indonesia secara instan. Dan itu
> terbukti sudah gagal dengan kerugian sosial yang teramat mahal.
> 
> Herannya, kenapa seorang Suhu Andreas yang ngakunya berpendidikan tinggi
> dan lebih senior daripada kita malah nampak tidak menyadari kekeliruan
> itu, dan tulisan-tulisan beliau terkesan cenderung memihak pada
> kebijakan yang keliru itu??
> 
> Salam,
> 
> Erik
> 
>  - - - - - -\
> 
> 
> In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "Leon Agustian" 
> wrote:
> >
> > Se7, asimilasi ataupun kaga, yang penting cukup makan cukup pake,
> hidup bisa senang & tenang, mau apa2 ada �
> >
> > Asal �kacang jangan lupa kulitnya� soalnya kasihan cucu
> buyut kita nanti kalau ditanya: Kamu orang apa? Masa dijawab: Ga tau
> �., seharusnya sih orang Tionghoa, tapi ngkong buyut dah ga ngakui
> lagi �. hiks hiks �.
> >
> >
> >
> > Jadi, kalau kita disuruh ber-asimilasi ke bangsa yang lebih superior,
> ok deh ga apa2 (kayak asimilasi ke Amrik sono�, tapi kalo disuruh
> asimilasi ke bangsa yang lebih inferior, ah �nanti dulu
> �untungnya apa? Apakah ini merupakan dasar pertimbangan asimilasi?
> >











Re: Bls: [budaya_tionghua] Istilah "Asimilasi"

2010-07-29 Terurut Topik Azura-Mazda
Da Ge Eric ada benarnya. Gimana 'patriotism', 'loyalitas'
dan 'kebanggaan' dari orang-orang LPKB dan antek-antek
ideologisnya bisa dipercaya kalo sama identitasnya
sendiri dan kelompok rasialnya sendiri sudah sedemikian
hianat?? 
 
Para bunglon itu sebenarnya tidak punya kontribusi apa pun
kepada Indonesia. Bermanfaat pun tidak. Cuma pandai
menghujat Tionghoa. Cuma pandai mengadu-domba dengan
membangun stigma buruk terhadap komunitas Tionghoa agar
kelompok pribumi tidak bersahabat kepada Tionghoa. 
 
Ardian Da Ge, suatu saat saya ikut konferensi NGO se Asia
Pasifik di Bangkok. Hadir tanpa diundang seorang 
mahasiswi bule dari Amerika. Dia bukan aktifis. 
 
Lalu kita bincang-bincang, saya bilang saya dari Indonesia. 
Dia jawab "who? I never heard such a country". 
 


--- Pada Jum, 30/7/10, ardian_c  menulis:


Dari: ardian_c 
Judul: Re: Bls: [budaya_tionghua] Istilah "Asimilasi"
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Jumat, 30 Juli, 2010, 12:45 AM


  



pengalaman pribadi kale ya, doeloe kalu taon 80an bilang dari Indonesia 
sambutannya lebih positif, oh hebat ya itu indonesia, maju dsbnya.
kalu sekarang ? itu gimana ? aman ? kacau gak negaranya dsbnya 

nah loe ?

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Erik"  wrote:
>
> 
> Yuly, patriotik nasionalis banget! He 2x.
> 
> Sebelum menuntut diri sendiri untuk bangga sebagai bangsa Indonesia,
> mari kita sama-sama renungkan dulu yang satu ini "APA YANG PATUT
> DIBANGGAKAN DARI BANGSA DAN NEGARA INI"?
> 
> Kalau untuk bangga sebagai Tionghoa (atau Sunda, atau Jawa, Atau Batak
> dll, yang merupakan bagian integral bangsa Indonesia) saja sudah tidak
> mampu, bagaimana bisa bangga dengan Indonesia?
> 
> Salam,
> 
> Erik
> 
> --\
> --
> 
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "ulysee_me2" 
> wrote:
> >
> >
> > Gue sih mau highlite yang paling bawah ajeee.
> >
> > "Masalah yang lebih penting adalah berusaha, bagaimana agar bangga
> sebagai bangsa Indonesia !"
> >
> > catet!
>










Re: [budaya_tionghua] Tentang asimilasi

2010-07-29 Terurut Topik Azura-Mazda
Mbak Maria, ya jelas lah enggak bisa dipercaya kalo si 
cina-indonesia nya itu seperti kelompok LPKB dan 
Andreas Mihardja cs 

--- Pada Kam, 29/7/10, Maria Claudia  menulis:


Dari: Maria Claudia 
Judul: Re: [budaya_tionghua] Tentang asimilasi
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 29 Juli, 2010, 5:07 AM


  




Saya senang sekali dengan milist ini karena bisa menambah wawasan. 

Saya setuju 100% dengan Bp. Andreas. Sejak awal diskusi ini saya sudah 
mengingatkan bahwa kita harus bersikap dimana bumi dipijak di situ langit 
dijunjung. Sejak dulu kalau saya kemukakan ide saya seperti yang dikemukakan 
oleh Bp. Andreas, sikap lawan bicara saya ya persis sama dengan sikap Dada cs. 
Saya tidak anti Tionghoa, bahkan saya benci pada orang Tionghoa yang anti 
Tionghoa, juga tidak anti pribumi, padahal saya juga sering menerima sikap 
diskriminasi dari para birokrat. Agama dan orang tua saya mengajarkan bahwa 
semua orang sama derajatnya di mata Tuhan (orang tua saya itu KHC lho!)

Mungkin perlu saya ingatkan pada Dada cs. jangan sampai mabuk kepayang. 
Sekarang kita sedang mengalami kebebasan yang sebebas-bebasnya. Tapi jangan 
pernah lupa bahwa politik di Indonesia ditentukan oleh presidennya. Kalau pada 
suatu saat nanti ada orang sekuat  dan seideologi dengan Suharto yang berkuasa 
kembali, matilah kita. Tinggal dicomoti aja siapa dulu yang ngomong dengan 
lantang. Jangan pernah bersikap arogan. Kalau Anda orang berduit, ya ga 
masalah, ada guncangan politik di Indo tinggal kabur ke luar negeri, tapi kalau 
Anda punya duit pas-pasan, Anda akan jadi korban. Karena itu bersikaplah 
tenggang rasa terhadap mereka yang mungkin bisa menjadi korban dari arogansi 
sekelompok Cina yang merasa bagian dari Cina tapi tidak pernah mau meninggalkan 
Indonesia. Ingat peristiwa Mei 1997 (atau 98? saya sudah lupa), jangan sampai 
itu terulang lagi.

Saya juga setuju dengan pendapat Bp. Andreas bahwa orang China itu 
underestimate Indonesian Chinese. Ketika saya masih mudaan dulu, saya pernah 
bekerja sama dengan pengusaha dari Hong Kong, dan pada satu kesempatan saya 
sempat bercerita bahwa engku saya juga pernah ke mainland tapi kabur lagi ke 
Hong Kong dan kemudian berhasil menjadi pengusaha di sana. Tahu apa jawabnya? 
"Orang Indonesia yang pulang ke China itu tidak bisa dipercaya!" Padahal dia 
berbicara dengan sang keponakan! Jadi kalau mau menilai watak 
seseorang/masyaraka t, itu tidak bisa hanya sebagai pengunjung, tapi harus 
bergaul selama berbulan-bulan, hidup bersama-sama, bergosip bersama, baru kita 
bisa tahu bagaimana mindset penduduk setempat.







From: ANDREAS MIHARDJA 
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Tue, July 27, 2010 7:29:22 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Tentang asimilasi

  



Memang saya juga melakukannya dan semua memakai american name - tetapi oleh 
karena sewaktu mereka lahir saya belum pasti akan tinggal dimana saya 
memberikan mereka juga 100% chinese name.
Andreas




From: "twa...@yahoo. com" 
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Tue, July 27, 2010 6:36:36 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Tentang asimilasi



Maaf sebelumnya,

Ikut nimbrung sedikit, saya tetap menghargai penjelasan suhu Andreas tetapi 
setlah membaca konsep2 pemikiran suhu Andreas, seharusnya tanah tumpah darah 
suhu Andreas sekarang adalah Amerika, dan harus melupakan china dan melupakan 
indonesia. 
Dan seharusnya nama anak2 suhu harus menggunakan nama2 dlm bhs Inggris, 
misalnya Michael, John, Bob, Ronald, Barack Obama (?), dll ... Heheheheh...
Ini untuk tujuan berasimilasi dengan masyarakat barat di Amerika.

Maaf lagi, kalau ada yang salah, dan hargailah HAM.

Peace.

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From: ANDREAS MIHARDJA  
Sender: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Date: Tue, 27 Jul 2010 14:09:21 -0700 (PDT)
To: 
ReplyTo: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Tentang asimilasi



Silahkan lihat internet - nama anak saya dpt kalian ketemukan dgn nama 
indonesianya. --- Anak² saya semua sama seperti saya berpendidikan cukup tinggi 
dan hasil penyelidikannya dpt kalian lihat sendiri.
Kamu harus mengerti secara juridis dan menurut perjanjian international kamu  
WNI jadi adalah bangsa Indonesia dan bukan bangsa China.
Andreas




From: "zho...@yahoo. com" 
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Tue, July 27, 2010 1:51:14 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Tentang asimilasi



Saya mau tahu essence dari kamu.
Dari omongan kamu saya kok terkesan kamu setuju dng anjuran ganti nama. Lantas 
setelah kamu pindah ke amerika dan menjadi wn amerika, mengapa tidak ganti lagi 
menjadi nama amerika? Ingin tahu, anak2 kamu pakai nama keluarga apa? Chinese 
atau indonesia atau amerika? 

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From: ANDREAS MIHARDJA  
Sender: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Date: Tue, 27 Jul 2010 12:40:24 -0700 (PDT)
To: 
ReplyTo: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Tentang

Re: Bls: [budaya_tionghua] Istilah "Asimilasi"

2010-07-28 Terurut Topik Azura-Mazda
kiprahnya dalam kanca global 

--- Pada Kam, 29/7/10, laureate  menulis:


Dari: laureate 
Judul: Re: Bls: [budaya_tionghua] Istilah "Asimilasi"
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 29 Juli, 2010, 12:19 AM


  



Wah, inferior sama superior yg membedakan apa ya pak? Apakah ada ciri-ciri 
tertentu.. :)

Thanks 

Powered by Telkomsel BlackBerry®


From: "Leon Agustian"  
Sender: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Date: Thu, 29 Jul 2010 11:02:27 +0700
To: 
ReplyTo: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Subject: RE: Bls: [budaya_tionghua] Istilah "Asimilasi"

  



Se7, asimilasi ataupun kaga, yang penting cukup makan cukup pake, hidup bisa 
senang & tenang, mau apa2 ada …. 
Asal … kacang jangan lupa kulitnya…  soalnya kasihan cucu buyut kita nanti 
kalau ditanya: Kamu orang apa? Masa dijawab: Ga tau ….., seharusnya sih orang 
Tionghoa, tapi ngkong buyut dah ga ngakui lagi ….. hiks hiks …..
 
Jadi, kalau kita disuruh ber-asimilasi ke bangsa yang lebih superior, ok deh ga 
apa2 (kayak asimilasi ke Amrik sono…), tapi kalo disuruh asimilasi ke bangsa 
yang lebih inferior, ah … nanti dulu … untungnya apa? Apakah ini merupakan 
dasar pertimbangan asimilasi? 
 
 


From: budaya_tionghua@ yahoogroups. com [mailto:budaya_ tionghua@ yahoogroups. 
com] On Behalf Of twa...@yahoo. com
Sent: Thursday, July 29, 2010 10:25 AM
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Istilah "Asimilasi"
 
  



Hi ,

Manusia berusaha, Tuhan juga yang menentukan.
Rezeki dan jodoh bisa kita usahakan mencari, tetapi sebenarnya sudah ada takdir 
kita masing2 sebagai manusia yg telah digariskan oleh Yang Maha Kuasa, sesuai 
dengan perbuatan dan buah karma kita masing2.

Asimilasi atau tidak, kita pasti berusaha sebaik mungkin, spy kita semuanya 
bisa menjalani kehidupan bernegara yang baik.


Salam.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT




From: indarto tan  

Sender: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 

Date: Thu, 29 Jul 2010 08:20:40 +0800 (SGT)

To: 

ReplyTo: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 

Subject: Bls: [budaya_tionghua] Istilah "Asimilasi"

 




Pendek, tetapi mengena !
Tahun 80 an (persisnya lupa). Mayjen Soenarso berbicara didepan sekelompok 
etnis Tionghua yang jelas semua WNI. Kata beliau : (Isi pokoknya) Bagi kami 
bangsa Indonesia, kalian keturunan Tionghua (lupa cara menyebutnya, mungkin 
juga "Cina") adalah segumpal benda asing ditubuh bangsa Indonesia. Ada dua cara 
menghilangkannya. Pertama, gumpalan itu dipotong lalu dibuang, seperti yang 
dilakukan Vietnam. Kedua, gumpalan itu kami serap agar menjadi bagian dari 
tubuh bangsa Indonesia. Kami mengambil cara kedua !
Asimilasi atau integrasi, biarkan semua  berjalan secara alami. Segala 
pemaksaan pasti gagal, yang penting ciptakan lingkungan yang harmonis. Etnis 
Tiongjua di Indonesia dengan mental integrasi banyak berbuat positiv terhadap 
bangsa Indonesia, semisal Yap Tjwan Bing.
Ratusan tahun yang lalu, tanpa ada dorongan dari luar, leluhur saya dari 
Tiongkok sudah nikah dengan perempuan Jawa, melahirkan keturunan seperti saya 
ini ! Manusia bukan ayam, kalau berbaur lalu kawin ! 
Identitas kebangsaan keturunan Tionghua di Indonesia berubah dari zaman 
kezaman. Waktu Belanda berkuasa dan Tiongkok lemah, kaum keturunan lebih 
berorientasi ke Belanda dengan meninggalkan tradisi ke Tionghuaannya, ganti 
agama ganti nama dst.
Waktu PD II usai, terjadi kebangkitan bangsa Asia, keturunan Tionghua terpecah 
menjadi dua : Orientasi ke Tiongkok dan orientasi ke Indonesia. 
Indonesia sudah merdeka 64 tahun, prestasi apa yang sudah dihasilkan ? Apa pun 
jawabnya, kaum INTI harus berbuat sesuatu agar tumbuh suatu KABANGGAAN sebagai 
WNI !
Sekarang Tiongkok telah bangkit menjadi kekuatan besar, tanpa sadar, pengaruh 
BUDAYA TIONGHUA mendorong anak muda keturunan mencari identitas baru. Banyak 
diantara mereka yang sudah tidak punya nama Tionghua kembali minta dibuatkan 
nama Tionghua. Tetapi, apakah situasi ini akan kembali seperti tahun 50, 60 an 
? Generasi muda keturunan Tionghua akan menanggalkan identitas kebangsaan 
Indonesia ! Jelas tidak ! Masalahnya, pahamkah mereka tentang Zhonghua Wenhua 
dan Yin-ni Wenhua ? 
Masalahnya tidak sekedar pilihan ASSIMILASI atau INTEGRASI ! Masalah yang lebih 
penting adalah berusaha, bagaimana agar bangga sebagai bangsa Indonesia !


--- Pada Rab, 28/7/10, Ciao Lie  menulis:

Dari: Ciao Lie 
Judul: [budaya_tionghua] Istilah "Asimilasi"
Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Tanggal: Rabu, 28 Juli, 2010, 7:17 AM

  






Diskusi tentang asimilasi amat seru. Mesti diajukan pertanyaan kepada si 
pencetus teori asimilasi:

1. Mengapa saat itu dipakai istilah asimilasi?

2. Mengapa (saat itu) tak dipakai istilah:

   - Adaptasi

   - Inculturasi

   - Pembauran

   - Harmonisasi

   - penyatuan, dll

 

Mohon sumbangan pikiran 

 

 

see you



 
 










Re: [budaya_tionghua] Tentang asimilasi

2010-07-27 Terurut Topik Azura-Mazda
Dia emang demen banget kok kalo bisa jadi bule-demokratik. 
Sayang dia ga punya duit spt Michael Jackson. Kalo punya, dia
uda suntik hormon agar kulit dan rambutnya jadi blonde. 
 


--- Pada Sel, 27/7/10, twa...@yahoo.com  menulis:


Dari: twa...@yahoo.com 
Judul: Re: [budaya_tionghua] Tentang asimilasi
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Selasa, 27 Juli, 2010, 9:36 PM


  



Maaf sebelumnya,

Ikut nimbrung sedikit, saya tetap menghargai penjelasan suhu Andreas tetapi 
setlah membaca konsep2 pemikiran suhu Andreas, seharusnya tanah tumpah darah 
suhu Andreas sekarang adalah Amerika, dan harus melupakan china dan melupakan 
indonesia. 
Dan seharusnya nama anak2 suhu harus menggunakan nama2 dlm bhs Inggris, 
misalnya Michael, John, Bob, Ronald, Barack Obama (?), dll ... Heheheheh...
Ini untuk tujuan berasimilasi dengan masyarakat barat di Amerika.

Maaf lagi, kalau ada yang salah, dan hargailah HAM.

Peace.

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From: ANDREAS MIHARDJA  
Sender: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Date: Tue, 27 Jul 2010 14:09:21 -0700 (PDT)
To: 
ReplyTo: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Tentang asimilasi



Silahkan lihat internet - nama anak saya dpt kalian ketemukan dgn nama 
indonesianya. --- Anak² saya semua sama seperti saya berpendidikan cukup tinggi 
dan hasil penyelidikannya dpt kalian lihat sendiri.
Kamu harus mengerti secara juridis dan menurut perjanjian international kamu  
WNI jadi adalah bangsa Indonesia dan bukan bangsa China.
Andreas




From: "zho...@yahoo. com" 
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Tue, July 27, 2010 1:51:14 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Tentang asimilasi



Saya mau tahu essence dari kamu.
Dari omongan kamu saya kok terkesan kamu setuju dng anjuran ganti nama. Lantas 
setelah kamu pindah ke amerika dan menjadi wn amerika, mengapa tidak ganti lagi 
menjadi nama amerika? Ingin tahu, anak2 kamu pakai nama keluarga apa? Chinese 
atau indonesia atau amerika? 

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From: ANDREAS MIHARDJA  
Sender: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Date: Tue, 27 Jul 2010 12:40:24 -0700 (PDT)
To: 
ReplyTo: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Tentang asimilasi

  



Kamu tidak menangkap essence dari tulisan saya.
Kalian yg WNI ket chinese tidak salah utk mengakui kalian warganegara Indonesia 
ket. chinese. Kalian tentu saja harus bangga sekali.
Yg kalian harus lupakan adalah kalian Chinese first yg memakai paspor 
Indonesia. Disinilah perbedaannya.  Kalian bukan chinese - kalian bangsa 
Indonesia dari suku chinese/babah.
Don't take one part of my writing out of context - read the whole thing 
carefully
Andreas
 




From: "zho...@yahoo. com" 
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Tue, July 27, 2010 12:29:02 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Tentang asimilasi



Jika keluarga Kalian yg warga amerika boleh bangga dengan etnicity Kalian yg 
Indonesia walau sebagian besar tidak lagi mampu bicara bahasa Indonesia! Apa 
salahnya kami2 tionghoa yg warga indonesia ini juga bangga dng etnicity kami yg 
tionghoa walau sebagian besar tidak lagi mampu bicara bahasa mandarin??? 
Logika dari mana nih? Dari amerikakah?? ? 


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From: ANDREAS MIHARDJA  
Sender: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Date: Tue, 27 Jul 2010 10:59:53 -0700 (PDT)
To: 
ReplyTo: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Tentang asimilasi

  



Oleh karena persoalan assimilasi dan integrasi masih merupakan topic panas dan 
dapat memanaskan - ini saya baca dari tulisan didalam milis ini dari komentar 
tulisan saya - saya akan mecoba memberikan info lebih banyak dan setelahnya 
silahkan kalian berpikir sendiri dan mengambil konklusi sendiri.


Memang didalam persoalan integrasi ket china di_Indonesia - sejarah jaman 
belanda [=devide et impera] bermain peranan penting yg kemudian disusul dgn 
peristiwa PP-10 dan perjanjian Sukarno -Chou Enlai utk mengirim kembali 
expatriate China ke China.  Sukarno memang melakukan politik discriminasi dan 
ingin mengusir ket. China keluar Indonesia bersama yg ket. Belanda atau yg 
merasa belanda. Dia ingin hanya suku pribumi harus menetap dan memerintah 
Indinesia.


Juga didalam persoalan pemilihan kewarganegaraan yg harus dilakukan berdasarkan 
konferensi meja bunder  - dimana penduduk Indonesia ket non pribumi harus 
memilih kewarganegaraan mereka- either Belanda, [dan harus pulang ke Belanda] 
atau utk yg ket. China - PRC/ROC dan juga dianjurkan utk pulang kenegara 
pilihan mereka. Majority dari suku ket. China/babah mengambil option utk jadi 
WNI sebab sudah membaur kebudayaan dan tidak bisa memakai chinese utk 
kommunikasi. Mungkin 10-15%[??] mengambil PRC atau menjadi stateless kalau pro 
ROC.
Sewaktu itu Jus sanguinis masih dipakai oleh kedua China - tetapi sekarang 
hanya masih diakui oleh ROC [dgn banyak exceptionnya] 
Jaman sekarang PRC

Re: [budaya_tionghua] Re: Wong Fei Hung

2010-07-25 Terurut Topik Azura-Mazda
Kali ini pendapat Om Mihardja ada benarnya. Mana mungkin sih
kerajaan yg lebih besar/kuat bersedia memberikan putri bangsawan
apalagi putri raja untuk dikawinin ke raja yg lebih kecil/lemah? 
 
Wanita itu simbol penaklukan. 


--- Pada Ming, 25/7/10, ANDREAS MIHARDJA  menulis:


Dari: ANDREAS MIHARDJA 
Judul: Re: [budaya_tionghua] Re: Wong Fei Hung
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Minggu, 25 Juli, 2010, 1:56 AM


  





Saya ingin memberi kommentar mengenai story Hang Tuah, Hang Jebat etc yg 
menurut seorang chinese dari Malaysia dianggap juga ket. China. 


Ini ngawur sekali - pertama mereka tidak melakukan DNA testing dari Hang Tuah 
atau Hang Jabat atau dari saudara seperguruan mereka Hang Lekiu, Hang Lekir dan 
Hang Kasturi, dan juga jikalau dilakukan dgn DNA mereka tidak dpt menentukan  
keturunan mereka.   Mereka semua adalah Malayu asli dan kalau menurut ilmu DNA 
semua penduduk suku Malayu, Siam dan Kamboja incl Indonesia barat mampunyai DNA 
Cina, India dan juga negroid.


Hang Tuah  cs semua beragama islam.  Asal usulnya Hang Tuah sangat jelas  sebab 
ayah dan ibunya asal Bentam yg jaman sekarang mungkin sekali letaknya diRiau 
dan jaman dulu merupakan sebagian dari daerah kerajaan sultan Johor. Hang 
didalam tradisi  bangsa melayu adalah pangkat utk seorang pahlawan perang dan 
bukan merupakan family name China. Disetiap negara bagian dari malaysia pangkat 
Hang ini diketemukan.
Mengenai Han[g] LiPo yg katanya adalah princess dari Ming court ini didalam 
anal Ming tidak pernah dicatat. Jadi apakah ini terjadi tidak jelas atau 
mungkin asal dari lain kerajaan. Didalam peraturan Ming court jikalau seorang 
princess [=ket emperor] dikawinkan kepada seorang islam [ini dilarang sekali] 
pasti harus dicatat dlm anal mereka. Mungkin juga Han Lipo ini adalah perempuan 
commoner atau budak dari ming court.
Yang jelas ialah bahwa negara Malaya - Johor ,Malaka, Pahang, Perlis etc ada 
hubungannya atau adalah perpecahan dari Sriwijaya.  berdasarkan sejarah, 
bahasa dan bah tulis. Sebelumnya mereka masuk sejarah  yg berada didaerah ini 
hanya kerajaan Muangthai dan Sriwijaya. Setelah Sriwijaya pecah [kalah dari 
Majapahit] dan kerajaan Champa hancur -agama islam masuk kedalam kerajaan 
Muangthai, sisahnya Sriwijaya dan juga Majapahit.


Memang diMalaysia suku ket. china ingin membuktikan kepada penduduk Malaysia 
bahwa pahlawan mereka adalah ket. china dan bukan melayu - saya kira kurang 
lebih dgn tujuan yg sama seperti diIndonesia dgn wali songo.
Jaman sekarang jaman internet segala dongeng dpt dimasukan dan malah bisa 
dipercaya. Di-Indonesia dimana perasaan anti Malaysia tinggi sekali dan dimana 
mereka yg ket. China ingin masuk sejarah -dongeng semacem ini mudak dipercaya. 
Karena itu kalian harus pelajari sejarah Malaysia dan pasti akan terbuka mata 
kalian. [silahkan juga melihat film Hang Tuah -keluaran Malaysia -2001]


Andreas






From: liang u 
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Sat, July 24, 2010 7:11:37 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Wong Fei Hung





 Tulisan yang ngawur, dik Dada, bagus sekali anda tunjukkan di milis ini, 
agar jangan dari kita-kita ini ada yang tertipu, Ejaannya saja sudah ngaco 
belo, tidak bisa membedakan dinasti Qin yang ada sebelum Masehi dengan dinasti 
Qing dinasti terakhir. Guangdong 广东 saja jadi Guandong 关东
, padahal propinsi terkaya di Tiongkok, orang asing dari mana-manapun tak ada 
yang tak tahu. 
 Yang saya harap para rekan-rekan semua kritis dalam membaca blog, kalau 
tentang budaya dan sejarah Tionghoa, ada yang ragu lemparkan ke milis ini. 
 Salam




From: Dada 
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Fri, July 23, 2010 11:04:27 PM
Subject: [budaya_tionghua] Re: Wong Fei Hung

  

halo gung , long time no see

contoh dari berbagai blog , gw ambil satu contoh saja , 
http://sofianonline .com/wong- fei-hung- is-a-moslem

tulisannya kurang lebih begini 

1. Dinasti Ch'in ialah Dinasti yang merubuhkan kekuasaan Dinasti Yuan yang 
memerintah sebelumnya. Dinasti Yuan ini dikenal sebagai satu-satunya Dinasti 
Kaisar Cina yang anggota keluarganya banyak yang memeluk agama Islam.
2. Hung Hei-Kwun ini adalah pemimpin pemberontakan bersejarah yang hampir 
mengalahkan dinasti penjajah Ch'in yang datang dari Manchuria (sekarang kita 
mengenalnya sebagai Korea). 
3. Namun Pemerintah China sering berupaya mengaburkan jatidiri Wong Fei Hung 
sebagai seorang muslim demi menjaga supremasi kekuasaan Komunis di China

selengkapnya .lihat di bawah 

Wong Fei-Hung dilahirkan pada tahun 1847 di Kwantung (Guandong) dari keluarga 
muslim yang taat. Nama Fei pada Wong Fei Hung merupakan dialek Canton untuk 
menyebut nama Arab, Fais. Sementara Nama Hung juga merupakan dialek Kanton 
untuk menyebut nama Arab, Hussein. Jadi, bila di-bahasa-arab- kan, namanya 
ialah Faisal Hussein Wong.

Ayahnya, Wong Kay-Ying adalah seorang Ulama, dan tabib ahli ilmu pengobatan 
tradisional, serta ahli beladiri tradisional Tiongkok (wushu/kun

Bls: 回覆: Bls: [budaya_tionghua] Event Bud aya Tionghoa

2010-07-21 Terurut Topik Azura-Mazda
Om Chan, menurut saya si Ong Hok Ham ini justru otak awal atau
konseptor teori asimilasi a la LPKB. Saya ga bisa nilai kalo Haji Junus
Jahja itu seorang intelektuil saat itu. Juga Harry Tjan Silalahi yg
sempat menjadi Sekjen Partai Katolik Indonesia. 
 
Tetapi Ong Hok Ham sudah rada-rada ilmiah. Dia mengajukan komprasi
dengan kasus Thailand dan Philipina buat melegalkan gerakan
asimilasi di tataran teoritik. 
 
Jadi Ong Hok Ham menyediakan landasan ideologisnya. Sedangkan
Shindunata Kristoforus adalah bulzodernya. Dia yg bawa-bawa pistol
menduduki begitu banyak sekolah-sekolah Tionghoa. 
 
Dalam salah satu risalah (sok) ilmiahnya, Ong Hok Ham "menganjurkan"
yg kemudian dirasakan sebagai "paksaan" agar orang Tionghoa
at least pake nama Indonesia. Dia kasi contoh nama "Ong Laut Ham",
"Ong Gunung Kwan" dsb yg bisa dipakai oleh orang-orang Tionghoa
di sini. Jadi rusak nama Tionghoa. 
 


--- Pada Rab, 21/7/10, ChanCT  menulis:


Dari: ChanCT 
Judul: 回覆: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 21 Juli, 2010, 4:09 AM


  



 
Melihat masalah apalagi dalam menilai gerak seorang, hendaknya tidak main 
gampang-gampangan dengan menggeneralisasi begitu saja. Ada baiknya kalau kita 
bisa memilih-milah, mencoba mencari tahu kenapa mereka beda dengan yang lain. 
Saya tidak menyangkal mungkin saja ada orang yang bermantel domba untuk masuk 
kandang domba, tapi pasti tidak semua begitu. 
 
Kwik Hway Gwan yang ayahnya Kwik Kian Gie, kalau tidak salah dia juga ganti 
nama, gunakan nama Dharmawan XX apa gitu, lupa saya. Juga saudara-saudara KKG 
lainnya gunakan Dharmawan XX apa, ... hanya KKG yang konsekwen tidak ganti 
nama. Sekalipun disatu saat, sekembali dari luar negeri, KKG pernah menjabat 
ketua BAKOM PKB, menggantikan Sindhunata. Sampai dimana kebenarannya, saya juga 
tidak tahu?
 
Bagaimana jalan pikiran tokoh-tokoh LPKB sesungguhnya, saya juga tidak tahu 
jelas. Yang kemudian saya dengar, pernah terjadi "perpecahan" , beda pendapat 
yang akibatkan beberapa diantaranya keluar atau tidak lagi aktive. Antara lain 
Ong Hok Ham, yang sepertinya juga kurang setuju untuk menghilangkan kultur 
TIonghoa-nya, bahkan ganti nama juga tidak, hanya gabungkan saja jadi satu 
suku, Onghokham. Begitu juga Soe Hok Gie, tidak mau ganti nama, tetap gunakan 
Gie? Sedang Harry Tjan Silalahi, ternyata juga tidak konsekwen, karena dia 
tetap saja mencantumkan marga Tjan-nya, bukan?
 
Barangkali ada kawan lain yang bisa memberi pencerahan bagaimana sesungguhnya 
pemikiran tokoh-tokoh itu dahulu dan setelah memasuki era reformasi/demokrasi 
sekarang ini, ... biar tidak main generalisasi dengan gebuk semua tokoh LPKB 
begitu saja.
 
Salam,
ChanCT
 
 

- 原始郵件- 
寄件者: Azura-Mazda 
收件者: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
傳送日期: 2010年7月21日 14:45
主旨: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa






itu siasat masuk ke kandang domba. Kalo anda masuk ke kandang
domba, ya mesti pake mantel bulu domba. Masa pake bulu srigala? 


--- Pada Sel, 20/7/10, twa...@yahoo. com  menulis:


Dari: twa...@yahoo. com 
Judul: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa
Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Tanggal: Selasa, 20 Juli, 2010, 11:31 PM


  

Oic,
Tapi kenapa sebagian besar nama mereka masih berbau tionghoa ?

2. Harry Tjan Silalahi (pendiri CSIS)
3. Kwik Hay Gwan (bapaknya Kwik Kian Gie)
4. Lo Ginting
5. Ong Hok Ham
6. Melly G Tan

Mngkn benar apa yg kita sangkakan ke mereka, bukan mau membela, tapi cuma utk 
lebih kritis. sy pikir kalu mereka masih mempertahankan nama tionghoa mereka, 
mngkn ada sisi lain yg mngkn mereka pertimbangkan.

Kadang kita sbg bagian keluarga kita, bisa ada suatu instinct utk menjaga 
keluarga kita spy bisa hidup dgn aman dan jauh dr gangguan, apapun itu caranya, 
yg kadang bahkan mungkin bisa melanggar adat budaya kita sendiri. Apalagi kalau 
kita sbg orang tua.

Itu pendapat sy sih.

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From: Azura-Mazda  
Sender: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Date: Tue, 20 Jul 2010 17:22:08 -0700 (PDT)
To: 
ReplyTo: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa






Ko David Kwa, 
 
Nih daftar pentolan-pentolan LPKB dan pengikutnya 
yg dulu mempropagandakan pemberangusan identitas 
dan budaya Tionghoa dengan program asimilasi
(ganti nama, buang budaya, kawin silang, ganti agama). 
 
1. Haji Junus Jahja 
2. Harry Tjan Silalahi (pendiri CSIS)
3. Kwik Hay Gwan (bapaknya Kwik Kian Gie)
4. Lo Ginting
5. Ong Hok Ham
6. Melly G Tan
7. Shindunata Kristoforus (Ong Tjong Hay-alumni PMKRI)
8. PK Ojong
 
Please ditambahkan jika kurang

--- Pada Sel, 20/7/10, David  menulis:


Dari: David 
Judul: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa
Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Tanggal: Selasa, 20 Juli, 2010, 5:11 AM


  

Bukannya mengajak orang lain agar U HAU 有孝 (berbakti) pada leluhur, agar jangan 
PU

Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa

2010-07-20 Terurut Topik Azura-Mazda
itu siasat masuk ke kandang domba. Kalo anda masuk ke kandang
domba, ya mesti pake mantel bulu domba. Masa pake bulu srigala? 


--- Pada Sel, 20/7/10, twa...@yahoo.com  menulis:


Dari: twa...@yahoo.com 
Judul: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Selasa, 20 Juli, 2010, 11:31 PM


  



Oic,
Tapi kenapa sebagian besar nama mereka masih berbau tionghoa ?

2. Harry Tjan Silalahi (pendiri CSIS)
3. Kwik Hay Gwan (bapaknya Kwik Kian Gie)
4. Lo Ginting
5. Ong Hok Ham
6. Melly G Tan

Mngkn benar apa yg kita sangkakan ke mereka, bukan mau membela, tapi cuma utk 
lebih kritis. sy pikir kalu mereka masih mempertahankan nama tionghoa mereka, 
mngkn ada sisi lain yg mngkn mereka pertimbangkan.

Kadang kita sbg bagian keluarga kita, bisa ada suatu instinct utk menjaga 
keluarga kita spy bisa hidup dgn aman dan jauh dr gangguan, apapun itu caranya, 
yg kadang bahkan mungkin bisa melanggar adat budaya kita sendiri. Apalagi kalau 
kita sbg orang tua.

Itu pendapat sy sih.

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From: Azura-Mazda  
Sender: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Date: Tue, 20 Jul 2010 17:22:08 -0700 (PDT)
To: 
ReplyTo: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa






Ko David Kwa, 
 
Nih daftar pentolan-pentolan LPKB dan pengikutnya 
yg dulu mempropagandakan pemberangusan identitas 
dan budaya Tionghoa dengan program asimilasi
(ganti nama, buang budaya, kawin silang, ganti agama). 
 
1. Haji Junus Jahja 
2. Harry Tjan Silalahi (pendiri CSIS)
3. Kwik Hay Gwan (bapaknya Kwik Kian Gie)
4. Lo Ginting
5. Ong Hok Ham
6. Melly G Tan
7. Shindunata Kristoforus (Ong Tjong Hay-alumni PMKRI)
8. PK Ojong
 
Please ditambahkan jika kurang

--- Pada Sel, 20/7/10, David  menulis:


Dari: David 
Judul: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa
Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Tanggal: Selasa, 20 Juli, 2010, 5:11 AM


  

Bukannya mengajak orang lain agar U HAU 有孝 (berbakti) pada leluhur, agar jangan 
PUT HAU 不孝 (tidak berbakti) seperti dirinya, eh, ini mah malah membonceng 
kekuasaan untuk menindas orang lain yang U HAU 有孝, biar ikut-ikutan PUT HAU 不孝 
seperti mereka!!! Mungkin orang-orang seperti itu waktu kecil tidak diajari HAU 
孝 (bakti) oleh orangtua mereka ya, sehingga tersesat seperti itu??? 
Mudah-mudahan mereka dibukakan mata dan kupingnya, biar menyadari dosa-dosa 
mereka dan bertobat untuk selamanya…

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, zho...@... wrote:

Orang mau punya lain keyakinan sih sah2 saja, dia mau anti sama budaya leluhur 
ya silahkan. Yg paling menyakitkan: cina2 itu sampai hati meminjam tangan 
penguasa untuk melakukan penindasan!

Menurut saya, dosa pertama tetap suharto, karena dia yg punya kuasa. Orang2 
anti nenek moyang itu sejak dulu sudah ada, tapi mereka toh tidak bisa berbuat 
macam2. Tapi Begitu suharto dan orde baru berkuasa, mereka tiba2 naik daun 
menjadi otak sekaligus antek suharto dlm membantai budaya leluhur!

Sampai hari ini, orang2 semacam ini masih malang melintang di forum umum, hanya 
saja rapi membungkus diri. Bila situasi berbalik, mereka bisa menikam kembali!

 - - - - - -

From: "David"  
Sender: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Date: Tue, 20 Jul 2010 07:16:18 -
To: 
ReplyTo: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa

Emang keliwatan bener tu CINA-CINA! Mungkin ngga banyak yang tau, bagaimana 
teror menghantui masyarakat Tionghoa yang terjadi sesudahnya. Buku berhuruf 
Tionghoa dibakar-bakarin, termasuk buku-buku papa saya. Saya tidak tahu apakah 
ada catatan silsilah keluarga penting atau apa yang turut dibakar; yang 
penting, yang ada surat Tionghoanya HARUS dibakar! Majalah-majalah luar negeri 
berbahasa Inggris, kalau ada salah satu gambarnya yang beraksara Tionghoa, 
dicoret dengan spidol hitam, padahal aksara itu CUMA nama tempat di Taiwan, 
misalnya! Kelenteng-kelenteng di wilayah Jakarta dan Jawa Barat HARUS “ganti 
kulit” jadi wihara, supaya “berlindung” di salah satu agama yang “diakui” 
pemerintah; kalau tidak, mau ditutup! Hal yang sama tidak terjadi di Jawa 
Tengah dan Jawa Timur, karena di sana ada organisasi Tri Dharma di bawah Ong 
Kie Tjay yang melindungi mereka.

Salah seorang famili saya masih ingat, bagaimana pada tahun 1967-an orang 
Tionghoa di salah satu daerah seputaran Bogor ramai-ramai pindah agama karena 
tidak tahan diteror terus. Teror itu ternyata datang dari orang Tionghoa 
sendiri. Di Bogor sendiri ada orang yang mengeluh, karena dia masih 
mempertahankan meja sembahyang leluhur (“meja abu”) di ruang muka rumahnya yang 
kelihatan dari jalan, dia sering didatangi orang-orang yang mengolok-olok 
penghormatan kepada leluhur yang masih dijalankannya itu dan menyuruh 
menyingkirkannya. Keterlaluan tidak?

Jadi, bukan semata-mata dosanya Suharto, tu CINA-CINA juga!

--- In buday

Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa

2010-07-20 Terurut Topik Azura-Mazda
Ko David Kwa, 
 
Nih daftar pentolan-pentolan LPKB dan pengikutnya 
yg dulu mempropagandakan pemberangusan identitas 
dan budaya Tionghoa dengan program asimilasi
(ganti nama, buang budaya, kawin silang, ganti agama). 
 
1. Haji Junus Jahja 
2. Harry Tjan Silalahi (pendiri CSIS)
3. Kwik Hay Gwan (bapaknya Kwik Kian Gie)
4. Lo Ginting
5. Ong Hok Ham
6. Melly G Tan
7. Shindunata Kristoforus (Ong Tjong Hay-alumni PMKRI)
8. PK Ojong
 
Please ditambahkan jika kurang

--- Pada Sel, 20/7/10, David  menulis:


Dari: David 
Judul: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Selasa, 20 Juli, 2010, 5:11 AM


  



Bukannya mengajak orang lain agar U HAU 有孝 (berbakti) pada leluhur, agar jangan 
PUT HAU 不孝 (tidak berbakti) seperti dirinya, eh, ini mah malah membonceng 
kekuasaan untuk menindas orang lain yang U HAU 有孝, biar ikut-ikutan PUT HAU 不孝 
seperti mereka!!! Mungkin orang-orang seperti itu waktu kecil tidak diajari HAU 
孝 (bakti) oleh orangtua mereka ya, sehingga tersesat seperti itu??? 
Mudah-mudahan mereka dibukakan mata dan kupingnya, biar menyadari dosa-dosa 
mereka dan bertobat untuk selamanya…

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote:

Orang mau punya lain keyakinan sih sah2 saja, dia mau anti sama budaya leluhur 
ya silahkan. Yg paling menyakitkan: cina2 itu sampai hati meminjam tangan 
penguasa untuk melakukan penindasan!

Menurut saya, dosa pertama tetap suharto, karena dia yg punya kuasa. Orang2 
anti nenek moyang itu sejak dulu sudah ada, tapi mereka toh tidak bisa berbuat 
macam2. Tapi Begitu suharto dan orde baru berkuasa, mereka tiba2 naik daun 
menjadi otak sekaligus antek suharto dlm membantai budaya leluhur!

Sampai hari ini, orang2 semacam ini masih malang melintang di forum umum, hanya 
saja rapi membungkus diri. Bila situasi berbalik, mereka bisa menikam kembali!

--

From: "David"  
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Date: Tue, 20 Jul 2010 07:16:18 -
To: 
ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa

Emang keliwatan bener tu CINA-CINA! Mungkin ngga banyak yang tau, bagaimana 
teror menghantui masyarakat Tionghoa yang terjadi sesudahnya. Buku berhuruf 
Tionghoa dibakar-bakarin, termasuk buku-buku papa saya. Saya tidak tahu apakah 
ada catatan silsilah keluarga penting atau apa yang turut dibakar; yang 
penting, yang ada surat Tionghoanya HARUS dibakar! Majalah-majalah luar negeri 
berbahasa Inggris, kalau ada salah satu gambarnya yang beraksara Tionghoa, 
dicoret dengan spidol hitam, padahal aksara itu CUMA nama tempat di Taiwan, 
misalnya! Kelenteng-kelenteng di wilayah Jakarta dan Jawa Barat HARUS “ganti 
kulit” jadi wihara, supaya “berlindung” di salah satu agama yang “diakui” 
pemerintah; kalau tidak, mau ditutup! Hal yang sama tidak terjadi di Jawa 
Tengah dan Jawa Timur, karena di sana ada organisasi Tri Dharma di bawah Ong 
Kie Tjay yang melindungi mereka.

Salah seorang famili saya masih ingat, bagaimana pada tahun 1967-an orang 
Tionghoa di salah satu daerah seputaran Bogor ramai-ramai pindah agama karena 
tidak tahan diteror terus. Teror itu ternyata datang dari orang Tionghoa 
sendiri. Di Bogor sendiri ada orang yang mengeluh, karena dia masih 
mempertahankan meja sembahyang leluhur (“meja abu”) di ruang muka rumahnya yang 
kelihatan dari jalan, dia sering didatangi orang-orang yang mengolok-olok 
penghormatan kepada leluhur yang masih dijalankannya itu dan menyuruh 
menyingkirkannya. Keterlaluan tidak?

Jadi, bukan semata-mata dosanya Suharto, tu CINA-CINA juga!

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Maria Claudia  
wrote:

Lho tapi kan sebelum Suharto berkuasa orang Tionghoa bebas mempraktekkan 
tradisi leluhur, Imlek boleh dirayakan, nama ga usah diganti. Begitu Suharto 
berkuasa, semua yang berbau China harus diubah seolah-olah kalau memakai 
embel-embel ketionghoaan itu dosa besar. Pakai nama 3 huruf aja diejek-ejek 
teman sekolah, padalah mereka sama-sama orang Tionghoa. Sampai urusan cinta aja 
kok pemerintah ikut-ikutan. Apa ga lucu? Pemerintah itu urusin aja gimana 
caranya mensejahterakan rakyat, bukan ngurusin siapa harus kawin sama siapa. 
Kalo bukan kesalahan Suharto, mungkin nama Indonesian Chinese itu seperti di 
luar negeri : Henry Chen, Elizabeth Chou. Dan pastinya Ardian Chen ? he he 
he .. bukannya Andian C ... (Chandra?) . Hayo 
... apa itu bukan dosanya Suharto?


From: ardian_c  
wrote:

Iya,kan saya juga udah bilang, itu dosanya Suharto. Dan saya sih lebih percaya 
kalau program asimilasi Suharto itu lebih ke arah genocide, buktinya pada akhir 
masa jabatannya genocide itu benar-benar dilakukan kan, meskipun tidak merata 
ke seluruh Indonesia? Mudah-mudahan akan ada lebih banyak Ryantiarno sekarang 
ini, pada saat semua orang boleh bebas bicara ...

From: "zhoufy

Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa

2010-07-18 Terurut Topik Azura-Mazda
merebak 
> >di 
> >
> > >
> > > negeri kita, dengan mengajarkan bahasa mandarin pada warga, danbudaya 
> > > budaya 
> 
> > > lainnya
> > > 
> > > --- Pada Jum, 9/7/10, budi anto  menulis:
> > > 
> > > 
> > > >Dari: budi anto 
> > > >Judul: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa
> > > >Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
> > > >Tanggal: Jumat, 9 Juli, 2010, 8:44 AM
> > > >
> > > >
> > > > 
> > > >halo bang erik apakabar? justru ini yang di takutkan oleh pihak2 
> > > >tertentu 
> > > >skarang tanah melayu di penuhi ornamen2 tionghua , terbukti seperti yang 
> >baru2 
> >
> > >
> > > >ini terjadi di tanjung balai n singkawang.
> > > >
> > > >ada kesan sekarang itu takutnya akan terjadi seperti di sing n di penang 
> > >(salah 
> > >
> > > >satu negara bagian d malaysia), di mana bumi puteranya seharusnya makmur 
> > > >di 
> 
> > > >negara nya malah sekarang mereka ada di pinggiran, dan di malaysia 
> > > >sekarang 
> 
> > > >sedang hot2 nya isu ini. 
> > > >
> > > >
> > > >hal ini juga seperti nya di rasakan pada jaman orde baru di mana aksi2 
> >budaya 
> >
> > 
> > > >yang berbau tionghua tidak boleh di mainkan (entah itu berbau politik 
> > > >maupun 
> >
> > > >biar tidak berkembang kebudayaan itu), di brunei juga sama di mana 
> > > >aktivitas 
> >
> > > >yang berbau tionghua juga agak kurang. saya tidak tahu apakah memang di 
> >bedain 
> >
> > >
> > > >atau karena apa, aktivitas chinatown di brunei juga ga seperti chinatown 
> > > >di 
> >
> > > >negara lain yang biasa rame.
> > > >
> > > >salam, 
> > > >
> > > >budiceng
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > 
> > > From: Erik 
> > > >To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
> > > >Sent: Wed, July 7, 2010 7:27:40 PM
> > > >Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa
> > > >
> > > > 
> > > >Oh, ga begitu Ken, bukan mau menyamakan!!
> > > >Budaya Tionghoa memang beda dengan budaya suku-suku lain, tapi budaya 
> >Tionghoa 
> >
> > >
> > > >harus membumi di tanah Katulistiwa ini. 
> > > >
> > > >Walau awalnya pendatang, tapi Tionghoa harus bisa membumi dimana pun ia 
> > > >menginjakkan kakinya. Lihatlah contohnya Singapura, Tionghoa di sana 
> > >mayoritas 
> > >
> > > >loh, dan budaya Tionghoa pun dominan serta menjadi tuan rumah di sana.
> > > >Salam,
> > > >Erik
> > > > - - - - - - 
> > > >- --
> > > > In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Azura-Mazda  
> > >wrote:
> > > >Lho...da ge Eric, kebudayaan Tionghoa memang pendatang. 
> > > >kan bukan pribumi spt Jawa, Sunda, Batak, Dayak dsb. Memangnya kenapa 
> > > >kalo 
> > > >Tionghoa itu disebut pendatang? disebut Non-Pri?
> > > >memang bukan pribumi kok. 
> > > >Itu temen da ge Eric mau dipersamakan ya? Why? segitu takutnya dengan 
> > >perbedaan 
> > >
> > > >ya? Jadi menyama-nyamakan diri dengan pribumi? Tionghoa jelas berbeda 
> > > >dgn 
> > > >pribumi sebagaimana
> > > > kebudayaan Acheh berbeda dengan Jawa atau Papua. So what?
> > > >
> > >
> >
>










Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa

2010-07-10 Terurut Topik Azura-Mazda
Bro Ayam Obat (emangnya ada?) 
 
Kapan ya terjadi exodus penduduk melayu Yunnan ke luar? 
Mereka adalah pendatang di pinggiran wilayah THE MIDDLE
KINGDOM. Sekalipun pusat pemerintahaan Kerajaan Tengah
di skitar lembah Sungai Kuning, tetapi orbit kekuasaan melebar
jauh ke selatan dan utara. Sudah sejak zaman Huangdi, suku-suku
Miaozu sudah takluk. 
 
Tidak benar ras Tionghoa punya hubungan nenek-moyang
dengan orang-orang Melayu yg berpusat di Asia Tenggara
dengan pusatnya di peradaban primitif Sungai Mekong. 
 


--- Pada Jum, 9/7/10, ???  menulis:


Dari: ??? 
Judul: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Jumat, 9 Juli, 2010, 7:11 AM


  



heheheheh betul betul betul (gaya upin ipin)
sepertinya memang teori Dongson Culture yang dikatakan bung Azura Mazda
lebih mendekati kenyataan walau kita masih tidak bisa membenarkan 100%
karena sejarah hanyalah art, kita menggabung-gabungkan penginggalan
sejarah yang ada kemudian menganalisis kemungkinan yang paling mendekati
kebenaran.. kecuali kita bisa masuk mesin waktu kemudian melihatnya
sendiri hehehe

tapi bung Khaidi Wong, mungkin bisa dibilang tidak salah sepenuhnya
juga.. tapi yang dimaksud bung Khaidi itu adalah Tionghua yang mana..
karena Tionghua juga berbagai suku bangsa.. tidak semua Tionghua
berkulit kuning/putih dan bermata sipit semua, dan jaman dahulu wilayah
Yunnan belum masuk Zhongguo.. masih berupa kerajaan sendiri, kalau
menurut beberapa peneliti (bisa salah dan bisa benar) kemungkinannya
adalah wilayah Yunnan dulu sebelum bernama Yunnan adalah kerajaan Dali.

jadi waktu terjadi eksodus penduduk "Yunnan" ke daerah lain, nama
daerahnya belum Yunnan dan mereka saat itu belum masuk ke dalam
Tiongkok, sehingga saat mereka pindah itu belum jadi Tionghua..

malah bingung ya? hahahahha

tapi lama2 soal ras ini sudah makin bingung karena makin lama sudah
makin jarang ras asli.. makin ke sini makin banyak percampuran ras
antara misalnya korea-swedia, tionghoa-inggris, jawa-belanda,
sunda-jerman, dan lain sebagainya..

seperti Kimora juga sebetulnya ras apa kan kita juga bingung..
diharapkan untuk masa depan perbedaan ras itu sudah tidak ada lagi,
karena pembedaan ras itu sebetulnya produk jaman kuno yang mungkin tidak
cocok dan tidak trendy lagi di masa kini

Salam,

Lauw Ong Bun

Azura-Mazda wrote:
> 
> 
> Wahai Sdr. Wong (ga pake gendenk),
> 
> Dari mana anda punya hak untuk mengklaim "kepribumian" anda?
> Siapa yg memberi anda hak klaim tersebut?
> 
> Apakah karena leluhur anda kebetulan pernah berburu di sebuah
> wilayah hutan, sehingga anda berpikir bahwa hutan itu milik anda?
> Sehingga anda merasa bahwa anda pribumi di wilayah hutan itu?
> 
> Apa karena leluhur anda kebetulan melihat seonggok gunung
> dan kemudian anda berpikir bahwa gunung tersebut adalah
> milik anda?
> 
> Saya tidak setuju kalo dibilang Melayu itu berasal dari Yunan.
> Saya lebih setuju teori "Dongson culture". Bahwa orang-orang
> melayu itu berasal dari lembah Sungai Mekong yg kemudian
> menyebar ke utara (Yunnan) dan Selatan (Semenanjung Malaya
> dan Pulau Jawa).
> 
> 
> --- Pada *Rab, 7/7/10, khaidi wong //* menulis:
> 
> 
> Dari: khaidi wong 
> Judul: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa
> Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Tanggal: Rabu, 7 Juli, 2010, 11:29 PM
> 
> 
> Wahai Bang Ken-ken
> Dah lama gak ngobrol
> Menurut gue, Tionghoa itu justru pribumi! Se-pribumi-pribumi- nya! Asli!
> 
> Semua adalah pendatang
> Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dulunya kosong. Menurut sejarah
> SMP, itu datangnya dari Yunan Selatan. Kalo gak salah. Mohon
> koreksinya. Jadi semua pendatang.
> 
> Lalu Indonesia? Indonesia bukanlah berasal dari sebuah kerajaan,
> atau apapun itu. Indonesia itu mulai dari nol. Dari sebuah
> kekosongan, lalu blub, berkat proklamasi maka lahirlah Indonesia.
> Siapa saja rakyat Indonesia? Saat itu, Tionghoa masuk di dalamnya
> loh. Jadi Tionghoa itu pribumi Indonesia, kesimpulannya. ..
> 
> Di dalam BPUPKI juga ada orang Tionghoa di dalamnya...
> 










Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa

2010-07-08 Terurut Topik Azura-Mazda
Wahai Sdr. Wong (ga pake gendenk), 
 
Dari mana anda punya hak untuk mengklaim "kepribumian" anda? 
Siapa yg memberi anda hak klaim tersebut? 
 
Apakah karena leluhur anda kebetulan pernah berburu di sebuah
wilayah hutan, sehingga anda berpikir bahwa hutan itu milik anda? 
Sehingga anda merasa bahwa anda pribumi di wilayah hutan itu? 
 
Apa karena leluhur anda kebetulan melihat seonggok gunung
dan kemudian anda berpikir bahwa gunung tersebut adalah
milik anda? 
 
Saya tidak setuju kalo dibilang Melayu itu berasal dari Yunan.
Saya lebih setuju teori "Dongson culture". Bahwa orang-orang
melayu itu  berasal dari lembah Sungai Mekong yg kemudian
menyebar ke utara (Yunnan) dan Selatan (Semenanjung Malaya
dan Pulau Jawa). 


--- Pada Rab, 7/7/10, khaidi wong  menulis:


Dari: khaidi wong 
Judul: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 7 Juli, 2010, 11:29 PM


  



Wahai Bang Ken-ken
Dah lama gak ngobrol
Menurut gue, Tionghoa itu justru pribumi! Se-pribumi-pribumi- nya! Asli!

Semua adalah pendatang
Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dulunya kosong. Menurut sejarah SMP, itu 
datangnya dari Yunan Selatan. Kalo gak salah. Mohon koreksinya. Jadi semua 
pendatang.

Lalu Indonesia? Indonesia bukanlah berasal dari sebuah kerajaan, atau apapun 
itu. Indonesia itu mulai dari nol. Dari sebuah kekosongan, lalu blub, berkat 
proklamasi maka lahirlah Indonesia. Siapa saja rakyat Indonesia? Saat itu, 
Tionghoa masuk di dalamnya loh. Jadi Tionghoa itu pribumi Indonesia, 
kesimpulannya. ..

Di dalam BPUPKI juga ada orang Tionghoa di dalamnya...



On 07/07/2010 04:41 PM, Azura-Mazda wrote: 
  






Lho...da ge Eric, kebudayaan Tionghoa memang pendatang. 
kan bukan pribumi spt Jawa, Sunda, Batak, Dayak dsb. Memangnya
kenapa kalo Tionghoa itu disebut pendatang? disebut Non-Pri?
memang bukan pribumi kok. 
 
Itu temen da ge Eric mau dipersamakan ya? Why? segitu
takutnya dengan perbedaan ya? Jadi menyama-nyamakan diri
dengan pribumi? Tionghoa jelas berbeda dgn pribumi sebagaimana
kebudayaan Acheh berbeda dengan Jawa atau Papua. So what?
 
 


--- Pada Rab, 7/7/10, Erik  menulis:


Dari: Erik 
Judul: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa
Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Tanggal: Rabu, 7 Juli, 2010, 2:01 AM


  


Benarkah budaya asal Timur Tengah dan Tiongkok masih diperlakukan sebagai 
kebudayaan luar?
Bagaimana dengan seni musik kasidahan, irama gambus dan sebagainya.  Contoh 
lain adalah juga Dang-dhut yg kental sekali nuansa Indianya serta Gambang 
Kromong  yg sangat jelas jejak ketionghoaannya, tapi bisa diterima dan 
diperlaukan sebagai budaya lokal, bahkan sangat merakyat?
Apa yang membuat sebuah bentuk budaya (asal luar) bisa diterima sedang yang 
lainnya masih dianggap budaya luar? Fuyuan tolong responnya donk!!
Salam,
Erik
 - - - - - - 
- 
 In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, twa...@... wrote:
Apakah mungkin bisa mengambil contoh dari malaysia dan atau mungkin singapura ? 
Kalau menurut aku sih, di sini masih membedakan kebudayaan asli dan kebudayaan 
luar. 
Kebudayaan asli maksudnya budaya dari suku-suku yang ada di Indonesia, spt 
batak, jawa, ambon, dll. 
Kalau kebudayaan luar maksudnya spt kebudayaan barat, timur tengah, dll 
kebudayaan yang dibawa oleh bangsa pendatang yang sudah bermukim di negara 
Indonesia, termasuk kebudayaan tionghoa dari negara China. 
Tetapi aku kira , mungkin kita harus dan boleh berpikir seperti malaysia, yang 
mana malaysia meng klaim bahwa negara mereka adalah "truly asia", meskipun 
mayoritas penduduk disana adalah suku Melayu. 
Fyi, slogan "truly asia" ini sebenarnya utk keperluan promosi pariwisata. 
 
Regards, Tarto W. 
 
Sent from my BlackBerry?
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT 
 - - - - - - 
- - - - - 
 -Original Message- 
> From: "Erik" rsn...@... 
> Sender: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
> Date: Wed, 07 Jul 2010 01:17:11 
> To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
> Reply-To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
> Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa 
> 
> 
> Soal ketertiban dalam berbahasa telah selesai dibicarakan. Sekarang 
> waktunya kita bincang-bincang perihal kebudayaan Tionghoa. 
> 
> Fuyuan mempertanyakan : Apakah budaya yang selama ini dijalankan oleh 
> komunitas Tionghoa di Indonesia termasuk bagian dari kebudayaan 
> Indonesia atau bukan? 
> 
> Kalau ya, mengapa masih dibuat distinksi antara keduanya seperti 
> pengumuman Binus Mandarin Club kemarin. 
> 
> Kalau bukan, lantas di mana posisi kita di tengah masyarkat Indonesia 
> yang majemuk ini? Masih dianggap pendatang yang belum terintegrasikah? 
> 
> 
> 
> salam, 
> 
> Erik 









Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa

2010-07-07 Terurut Topik Azura-Mazda
Lho...da ge Eric, kebudayaan Tionghoa memang pendatang. 
kan bukan pribumi spt Jawa, Sunda, Batak, Dayak dsb. Memangnya
kenapa kalo Tionghoa itu disebut pendatang? disebut Non-Pri?
memang bukan pribumi kok. 
 
Itu temen da ge Eric mau dipersamakan ya? Why? segitu
takutnya dengan perbedaan ya? Jadi menyama-nyamakan diri
dengan pribumi? Tionghoa jelas berbeda dgn pribumi sebagaimana
kebudayaan Acheh berbeda dengan Jawa atau Papua. So what?
 
 


--- Pada Rab, 7/7/10, Erik  menulis:


Dari: Erik 
Judul: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 7 Juli, 2010, 2:01 AM


  




Benarkah budaya asal Timur Tengah dan Tiongkok masih diperlakukan sebagai 
kebudayaan luar?
Bagaimana dengan seni musik kasidahan, irama gambus dan sebagainya.  Contoh 
lain adalah juga Dang-dhut yg kental sekali nuansa Indianya serta Gambang 
Kromong  yg sangat jelas jejak ketionghoaannya, tapi bisa diterima dan 
diperlaukan sebagai budaya lokal, bahkan sangat merakyat?
Apa yang membuat sebuah bentuk budaya (asal luar) bisa diterima sedang yang 
lainnya masih dianggap budaya luar? Fuyuan tolong responnya donk!!
Salam,
Erik
 - - - - - - 
- 
 In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, twa...@... wrote:
Apakah mungkin bisa mengambil contoh dari malaysia dan atau mungkin singapura ? 
Kalau menurut aku sih, di sini masih membedakan kebudayaan asli dan kebudayaan 
luar. 
Kebudayaan asli maksudnya budaya dari suku-suku yang ada di Indonesia, spt 
batak, jawa, ambon, dll. 
Kalau kebudayaan luar maksudnya spt kebudayaan barat, timur tengah, dll 
kebudayaan yang dibawa oleh bangsa pendatang yang sudah bermukim di negara 
Indonesia, termasuk kebudayaan tionghoa dari negara China. 
Tetapi aku kira , mungkin kita harus dan boleh berpikir seperti malaysia, yang 
mana malaysia meng klaim bahwa negara mereka adalah "truly asia", meskipun 
mayoritas penduduk disana adalah suku Melayu. 
Fyi, slogan "truly asia" ini sebenarnya utk keperluan promosi pariwisata. 
 
Regards, Tarto W. 
 
Sent from my BlackBerry?
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT 
 - - - - - - 
- - - - - 
 -Original Message- 
> From: "Erik" rsn...@... 
> Sender: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
> Date: Wed, 07 Jul 2010 01:17:11 
> To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
> Reply-To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
> Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa 
> 
> 
> Soal ketertiban dalam berbahasa telah selesai dibicarakan. Sekarang 
> waktunya kita bincang-bincang perihal kebudayaan Tionghoa. 
> 
> Fuyuan mempertanyakan : Apakah budaya yang selama ini dijalankan oleh 
> komunitas Tionghoa di Indonesia termasuk bagian dari kebudayaan 
> Indonesia atau bukan? 
> 
> Kalau ya, mengapa masih dibuat distinksi antara keduanya seperti 
> pengumuman Binus Mandarin Club kemarin. 
> 
> Kalau bukan, lantas di mana posisi kita di tengah masyarkat Indonesia 
> yang majemuk ini? Masih dianggap pendatang yang belum terintegrasikah? 
> 
> 
> 
> salam, 
> 
> Erik 








Re: [budaya_tionghua] Re: Event Budaya Tionghoa

2010-07-02 Terurut Topik Azura-Mazda
Apa sih yg dimaksud dgn term "kebudayaan indonesia"?
rasanya asing banget. saya cuma tau ada kebudayaan jawa,
sunda, batak, dayak, padang etc. Tapi apa sih "kebudayaan
Indonesia" ini? ga jelas banget tapi diada-adain demi sesuatu
yg amat semu. 


--- Pada Jum, 2/7/10, twa...@yahoo.com  menulis:


Dari: twa...@yahoo.com 
Judul: Re: [budaya_tionghua] Re: Event Budaya Tionghoa
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Jumat, 2 Juli, 2010, 9:22 PM


  



Ya ya ya... Betul sih.

Mngkn skdr saran, klo hny utk peckapn santai, boleh lah pake bhs2 yg santai, 
juga singkatan2.

Tetapi kalau untuk semacam undangan acara yang formal, mungkin harus 
diperhatikan tatanan kata dan kalimat, meskipun di tulis dalam bahasa santai 
pula.

Apalagi apalagi yang menulis adalah seorang mahasiswa. 

Mungkin seharusnya begini ;

"Bina Nusantara Mandarin Club mengadakan acara pameran seni Kebudayaan Tionghoa 
dan seni Kebudayaan Indonesia"

Better bitter butter ??? Hehehe...

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From: "Erik"  
Sender: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Date: Sat, 03 Jul 2010 00:46:12 -
To: 
ReplyTo: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Subject: [budaya_tionghua] Re: Event Budaya Tionghoa


Bina Nusantara Mandarin Club mengadakan seni Kebudayaan Tionghoa dan juga 
Indonesia??
Maaf, bukan mau cari gara-gara.  Saya yakin semua orang tahu apa yang dimaksud 
kalimat di atas,  tapi coba teliti baik-baik kata demi kata kalimat itu!! Sudah 
tepatkah kalimat itu untuk menyampaikan maksud yang sebenarnya ingin 
disampaikan? 
Masa' seh, seni Kebudayaan Tionghoa dan juga Indonesia dengan latar belakang 
sejarah yang panjang itu diadakan oleh Bina Nusantara Mandarin Club yg umurnya 
baru belasan tahun?  Bukankah Kebudayaan Tionghoa dan juga Indonesia sudah ada 
jauh sebelum Bina Nusantara Mandarin Club didirikan, bahkan sebelum Republik 
Rakyat China dan Republik Indonesia diproklamasikan? ?
Kok tiba-tiba Bina Nusantara Mandarin Club mengkliam kedua kebudayaan itu 
adalah mereka yang mengadakan??
He 2x! Mungkin ini sekedar kejahilan saya, tapi bisa juga menjadi sangat 
serius. Inikah cermin dari ketertiban generasi muda kita dalam berbahasa??
 
Salam,
 
Erik
 - - - - - - 
- ---
 In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "martz"  wrote:
>
> tanggal 31 juli 2010..
> Bina Nusantara Mandarin Club mengadakan seni kebudayaan Tionghoa dan juga 
> Indonesia.
> ada yang tertarik untuk ikut tidak?
> karena acara ini diadaka oleh mahasiswa yang peduli akan kebudayaan Tionghoa.
> kalau ada yang mau mungkin bisa langsung reply disini..
> 
> xie2..
>










Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa

2010-07-02 Terurut Topik Azura-Mazda
Enggak tuh...

--- Pada Jum, 2/7/10, martz  menulis:


Dari: martz 
Judul: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Jumat, 2 Juli, 2010, 8:11 AM


  



tanggal 31 juli 2010..
Bina Nusantara Mandarin Club mengadakan seni kebudayaan Tionghoa dan juga 
Indonesia.
ada yang tertarik untuk ikut tidak?
karena acara ini diadaka oleh mahasiswa yang peduli akan kebudayaan Tionghoa.
kalau ada yang mau mungkin bisa langsung reply disini..

xie2..










Bls: 回覆: [budaya_tionghua] Re: PRC dan R. O.C? atau hanya PRC saja atau bagaimana yah?

2010-06-20 Terurut Topik Azura-Mazda
Bukhari Soleh rada ngaco iih. Wanpanese itu jelas bukan ROC.
Kalo ga ngerti pergulatan di Taiwan mendingan you ga usah
trlalu frontal nulis deh. 


--- Pada Sab, 19/6/10, ChanCT  menulis:


Dari: ChanCT 
Judul: 回覆: [budaya_tionghua] Re: PRC dan R.O.C? atau hanya PRC saja atau 
bagaimana yah?
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Sabtu, 19 Juni, 2010, 11:43 AM


  



 
Saya tambahkan satu lagi, Deng Xiao Ping tidak pernah menyatakan Mao perusak 
bangsa. Bahkan dalam menilai Mao, tetap menganggap 70% adalah hasil, 30% 
kesalahan dan gagal, ... pernyataan Deng ini ditegaskan kembali oleh Hu Jintao 
yang mengatakan: Tanpa ada dasar ekonomi kuat yang berhasil dibangun 30 tahun 
pertama dimasa Mao (1949 - 1979), tidaklah mungkin 30 tahun berikut (1979 - 
2009) kita bisa mencapai kemajuan ekonomi begitu pesatnya.
 
Salam,
ChanCT
 

- 原始郵件- 
寄件者: zho...@yahoo. com 
收件者: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
傳送日期: 2010年6月19日 22:59
主旨: Re: [budaya_tionghua] Re: PRC dan R.O.C? atau hanya PRC saja atau bagaimana 
yah?

Nggak lah, oleh Tiongkok komunis chiang kaisek hanya dicap sbg pecundang, belum 
sampai pengkianat, karena dia masih mengaku sbg pemimpin Tiongkok dalam 
pengasingan. Lain dng Li Denghui yg hendak menjadikan taiwan negeri bawahan 
Jepang, atau Chen Shuibian yg tak mau disebut Tiongkok lagi.

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From: "Akhmad Bukhari Saleh"  
Sender: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Date: Sat, 19 Jun 2010 17:45:53 +0700
To: 
ReplyTo: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: PRC dan R.O.C? atau hanya PRC saja atau 
bagaimana yah?

  

 
Tergantung melihatnya dari sudut pandang siapa.
Dalam setiap konflik sesama Tionghoa, yang menang menjadi hongsiang di 
kotaraja, yang kalah menjadi tay-ong di gunung.
 
Begitulah, Tjoe Goan Tjiang menganggap Thio Soe Seng pemberontak, Thio Soe Seng 
menganggap Tjoe Goan Tjiang pengkhianat.
Bagi Tan Yoe Liang keduanya sama saja, perusak bangsa...
 
Dan begitu pula, Azura Pianhoa-kek mewakili Mao Tse Tsung menganggap Chiang Kai 
Shek pengkhianat wanpanese (whatever it means), Chiang Kai Shek menganggap Mao 
Tse Tung bandit komunis.
Bagi Deng Hsiao Ping keduanya sama saja, perusak bangsa...
 
Wasalam.
 
 = ===
 
 

- Original Message ----- 
From: Azura-Mazda 
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Sent: Saturday, June 19, 2010 2:53 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: PRC dan R.O.C? atau hanya PRC saja atau 
bagaimana yah?

  






Tidak akan ada perang di selat Taiwan selama Wanpanese tidak
macem-macem. PRC dan ROC adalah sodara, 1 Tionghoa. 
Wanpanese adalah penghianat. Mesti dihancurkan. 

--- Pada Sab, 19/6/10, Nasir Tan  menulis:


Dari: Nasir Tan 
Judul: Re: [budaya_tionghua] Re: PRC dan R.O.C? atau hanya PRC saja atau 
bagaimana yah?
Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Tanggal: Sabtu, 19 Juni, 2010, 2:56 AM


  






Jawaban Azura sungguh tegas...sejak dahulu komitmennya seperti, saya salut...!!!
Soal mau perang atau tidak, itu soal nanti dan tentunya kedua belah pihak  
dalam hal ini PRC dan ROC ) harus memperhitungkan apa resikonya  bila terjadi 
pertempuran. 
Tapi mudah2an tidak akan terjadi apa-apa. Walau demikian beberapa ( belum cukup 
setahun ) waktu lalu PRC mengarahkan ratusan sampe ribuan rudal ( entah rudal 
benaran atau rudal main2an )  ke Pulau Formosa. 

--- On Fri, 6/18/10, Azura-Mazda  wrote:


From: Azura-Mazda 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: PRC dan R.O.C? atau hanya PRC saja atau 
bagaimana yah?
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Date: Friday, June 18, 2010, 11:24 PM


  






Apeq Liang U, 

Saya dukung PRC. Hancurkan Wanpanesse dari provinsi Taiwan..!!!


--- Pada Kam, 17/6/10, liang u  menulis:


Dari: liang u 
Judul: Re: [budaya_tionghua] Re: PRC dan R.O.C? atau hanya PRC saja atau 
bagaimana yah?
Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Tanggal: Kamis, 17 Juni, 2010, 10:40 PM


  



Nimbrung sedikit yah, 
   Waktu saya masih di USA sana, Berita besar-besar di koran, ternyata ada 
seorang profesor terkemuka Thurow ( kalau tidak salah ingat ia dean dari 
fakultas ekonomi MIT, universitas kondang sedunia) menyatakan ekonomi RRT 
melesat lagi itu isapan jempol, sebetulnya sedang menyusut. karena sejak 
Peristiwa Tian'anmen tahun 1989, semua modal asing lari, tak berani balik lagi, 
waktu itu kira-kira tahun 2001. Sampai  mantu saya bertanya kepada saya, apa 
itu betul? Saya jawab, kalau ekonomi maju, pasti banyak modal asing yang masuk, 
pengusaha tidak bodoh, uangnya dihamburkan di negara yang kacau balau, tapi 
saat itu, saya unjukkan data, bahwa modal asing mengalir lagi secara deras ke 
RRT, berarti ekonomi berkembang pesat. Peristiwa Tian'anmen tidak merubah 
sistem yang sudah terbuka.
 Apakah tidak heran prof kenamaan  bisa salah? Tentu bukan salah, politik 
yang digunakan sebagai dasar. Sehingga kesimpulan riset nya bukan fakta tapi 
harapan. Apa yang diharapkan, itu yan

Re: [budaya_tionghua] Re: PRC dan R.O.C? atau hanya PRC saja atau bagaimana yah?

2010-06-19 Terurut Topik Azura-Mazda
Tidak akan ada perang di selat Taiwan selama Wanpanese tidak
macem-macem. PRC dan ROC adalah sodara, 1 Tionghoa. 
Wanpanese adalah penghianat. Mesti dihancurkan. 

--- Pada Sab, 19/6/10, Nasir Tan  menulis:


Dari: Nasir Tan 
Judul: Re: [budaya_tionghua] Re: PRC dan R.O.C? atau hanya PRC saja atau 
bagaimana yah?
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Sabtu, 19 Juni, 2010, 2:56 AM


  








Jawaban Azura sungguh tegas...sejak dahulu komitmennya seperti, saya salut...!!!
Soal mau perang atau tidak, itu soal nanti dan tentunya kedua belah pihak  
dalam hal ini PRC dan ROC ) harus memperhitungkan apa resikonya  bila terjadi 
pertempuran. 
Tapi mudah2an tidak akan terjadi apa-apa. Walau demikian beberapa ( belum cukup 
setahun ) waktu lalu PRC mengarahkan ratusan sampe ribuan rudal ( entah rudal 
benaran atau rudal main2an )  ke Pulau Formosa. 

--- On Fri, 6/18/10, Azura-Mazda  wrote:


From: Azura-Mazda 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: PRC dan R.O.C? atau hanya PRC saja atau 
bagaimana yah?
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Date: Friday, June 18, 2010, 11:24 PM


  






Apeq Liang U, 

Saya dukung PRC. Hancurkan Wanpanesse dari provinsi Taiwan..!!!


--- Pada Kam, 17/6/10, liang u  menulis:


Dari: liang u 
Judul: Re: [budaya_tionghua] Re: PRC dan R.O.C? atau hanya PRC saja atau 
bagaimana yah?
Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Tanggal: Kamis, 17 Juni, 2010, 10:40 PM


  



Nimbrung sedikit yah, 
   Waktu saya masih di USA sana, Berita besar-besar di koran, ternyata ada 
seorang profesor terkemuka Thurow ( kalau tidak salah ingat ia dean dari 
fakultas ekonomi MIT, universitas kondang sedunia) menyatakan ekonomi RRT 
melesat lagi itu isapan jempol, sebetulnya sedang menyusut. karena sejak 
Peristiwa Tian'anmen tahun 1989, semua modal asing lari, tak berani balik lagi, 
waktu itu kira-kira tahun 2001. Sampai  mantu saya bertanya kepada saya, apa 
itu betul? Saya jawab, kalau ekonomi maju, pasti banyak modal asing yang masuk, 
pengusaha tidak bodoh, uangnya dihamburkan di negara yang kacau balau, tapi 
saat itu, saya unjukkan data, bahwa modal asing mengalir lagi secara deras ke 
RRT, berarti ekonomi berkembang pesat. Peristiwa Tian'anmen tidak merubah 
sistem yang sudah terbuka.
 Apakah tidak heran prof kenamaan  bisa salah? Tentu bukan salah, politik 
yang digunakan sebagai dasar. Sehingga kesimpulan riset nya bukan fakta tapi 
harapan. Apa yang diharapkan, itu yang dipakai kesimpulan. 
 Saya kira tidak ada gunanya memancing orang untuk memihak siapa? Yang satu 
tanah air Indonesia, yang lain adalah tanah leluhur. Mengapa harus 
dipertentangkan? Pertanyaan memakai kata "kalau" adalah pertanyaan yang 
memancing emosi orang, sebab tak akan pernah terjadi kalau kita mau bersahabat 
dengan negara lain.
 Di milis ini dulu ada yang bertanya dalam budaya Tionghua anak harus 
mendukung atau setuju dan mengikuti keinginan ayahnya. Bagaimana kalau Khong Hu 
Cu menyuruh muridnya membunuh diri? Dalam budaya Tionghoa guru dianggap seperti 
orang tua. Sekarang pertanyaannya ikuti perintah itu atau jangan?
 Nah, ini ada "kalau", yang jelas jawabannya tidak akan pernah terjadi. 
Untuk apa diributkan? Patriotisme tidak diukur oleh ucapan tapi oleh perbuatan. 
 Yang mungkin dan banyak terjadi adalah bagaimana kalau isteri berkelahi 
dengan ibu?  Ini yang harus dipikirkan. .Selamat berpikir dah.





From: ardian_c 
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Thu, June 17, 2010 10:54:56 AM
Subject: [budaya_tionghua] Re: PRC dan R.O.C? atau hanya PRC saja atau 
bagaimana yah?

  

Ya tergantung, kalu dulu itu ROC mengklaim bahwa PRC adalah bandit2 yg merebut 
daerah di Tiongkok sono. Liat aja waktu taon 70an ama 80an itu tulisan2 fangong 
dalu 反攻大陆, dadao gongfei 
打倒共匪dsbnya dipajang gede2an.
ROC itu khan Republic of China yg dibangun dari Ge MingDang 
革命党, partainya yg menggulingin dinasti Qing yg nantinya 
jadi partai Guo Min Dang 国民党.Makanya tahun disana itu khan 
pake tahun republik 民国 yg diitung dari 1911 saat dinasti Qing 
jatuh.Tahun depan perayaan tahun republik ke 100 dan issuenya mau diadain 
perayaan secara gede2an. Makanya benderanya taiwan sebenernya bendera republik 
didaratan dulunya.

Sisi lainnya PRC itu yg berhasil menang dalam perang saudara disana, ya awalnya 
sih pemberontak mereka itu, sampai menjadi besar dan kuat bisa nendang Chiang 
Kai Sek ke Taiwan. Kalu seandainya posisi dibalik, itu Gong Chan Dang kalah dan 
si Mao Ze Dong yg ngibrit ke Taiwan pasti itu PRC gak ngakuin ROC yg berkuasa 
di daratan sono.
Juga ampe perang tuh, itu duel meriam 831 di Jin Men khan seru hahahaha. 
Apalagi yg ikut wamil, deg2an kale kalu dapet 金马奖 alias 
ditempatin di JinMen Mazu yg bener2 perbatasan yg bisa saling ngintip.

Nah sebelon 1973 ape 1976 ya , kayaknya 1976 dah, itu ROC diakui sebagai negara 
yg mewakili CHINA, alias One China Policy, PRC boro2 diakui. Tapi sejak 1976 
situasi dunia berubah, ROC ditendang dari

Re: [budaya_tionghua] Re: PRC dan R.O.C? atau hanya PRC saja atau bagaimana yah?

2010-06-18 Terurut Topik Azura-Mazda
Kasian banget anda ini. Status dan hidup anda cuma ditentukan
oleh secarik warna passport. 
 
BLOOD SPEAKs LOUDER THAN WATER...!!! apalagi cuma
secarik kertas buatan pabrik. 
 
Kasian sungguh kasian sekali anda ini

- Pada Kam, 17/6/10, ANDREAS MIHARDJA  menulis:


Dari: ANDREAS MIHARDJA 
Judul: Re: [budaya_tionghua] Re: PRC dan R.O.C? atau hanya PRC saja atau 
bagaimana yah?
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 17 Juni, 2010, 1:31 PM


  





Utk apa kalian pro PRC atau pro Taiwan selain sebagai observer pertandingan 
politik [seperti nonton sepakbola worldcup] Hoakiao tidak diakui oleh 
pemerintah PRC dan kalau dual citizen- paspor PRC dicabut oleh mereka. [Taiwan 
masih menerima dual citizenship. ] 
Jadi memang banyak Huachiao dan Huaren mempunyai pendapat masing² mengenai 
process Taiwan dan PRC tetapi mereka hanya penonton.
Jikalau wnTaiwan itu baru penting - sebab mereka tetap masih dipersulit di PRC 
akibat tindakan pres Chen. Sekarang wakil Pres Ma dan Hu lagi membicarakan 
persoalan kedua negara dlm top level dan mungkin tahun depan persoalan ini 
sudah selesai. Apa yg akan keluar masih teka-teki dan juga kedua pres masih 
belum tahu. Yg penting tidak boleh ada restriction travel dan business antara 
kedua negara. Sekarang kalau wnTaiwan dan berwisata kePRC mereka masih sering 
mendapat kesulitan karena para pegawai immigrasi sering bertindak se-enaknya 
terhadap penduduk Taiwan.


Yang penting perang sipil tidak mungkin akan terjadi dan navy kedua negara 
sekarang diperlukan utk keselamatan penduduk, terutama tukang tangkap ikan dari 
bajak laut didaerah. Kedua navy juga penting didalam persoalan penguasaan 
territory didalam sengketa dgn Vietnam atau Japan.


Didalam konflikt Quemoy -Kimen ceritanya jaman 1960 adalah simpel. PRC tembakin 
pulau itu pada hari ganjil dan pada hari genap penduduk bisa bekerja biasa. 
Pasukan ROC yg dikirim keKimen tidak perlu bekerja berat dan hanya perlu jaga 
malam agar jangan diserbu. Dari teman saya - saya tahu caranya ialah dgn 
mengikat kaki masing² yg harus tidur dgn benang yg ada genggenya [bel kecil]  
one person to another person.   Jikalau diserang mereka sudah siap dan bisa 
langsung bangun.-- ini never happened
Kalau pada hari yg tidak ada tembakan mereka melepaskan baju tentara dan masuk 
keFujien dan jalan²     Penduduk setempat tidak pernah melapor - maklum banyak 
adalah keluarga. Sebaliknya juga yg dari PRC kunjungi Kimen  - Apakah ini 
keadaan perang  atau propaganda. Mao dan Chiang bertengkar - rakyat main 
sandiwara. Penduduk setempat senang sebab ini adalah influx ekonomie utk mereka 
yg kebanyakan adalah tukang tangkap ikan dgn penghasilan fixed.


Juga sewaktu 1970-1990 kita tidak pernah dengar konflikt seperti antara north 
dan south Korea. Setiap navy menjaga intergrity mereka dan tidak soq jadi 
jagoan mau nembak. Hanya sewaktu pres Chen keadaan agak panas sedikit dgn 
ancaman tetapi sejak pres Deng sebetulnya keadaan sudah adem.  Silent majority 
tidak pikirkan independent Mereka ingin cari duit dan jadi kaya. Komandan 
tertinggi pasukan perbatasan antara PRC/Taiwan tugasnya tidak berat dan tidak 
ada insiden tembak menembak. Mereka hanya jaga disiplin. -  Sekarang alat 
perang seperti kapal terbang, kapal laut tidak habat lagi dan modernisasi 
minimal. Yg dimodernisasi adalah navy utk menjaga keamanan - Motor torpedo 
boats dan submarines dan mungkin PRC perlu bbp carriers dan destroyers utk 
keselamatan dilaut pacific.  Duit sejata dipakai utk kesejahteraan penduduk.  
--- Kedua negara tidak invest banyak dlm persenjataan. Taiwan proforma  pakai 
navy US utk keep balanse of power. -- Ingatlah
 pres Chiang dan Chairman Mao meskipun bertengkar politik tidak pernah mencaci 
maki satu sama lain.   Persoalan mereka adalah semacem siangchi game.  konflikt 
diperbesar oleh perang dingin dan mencari penghasilan. Taiwan ekonomi maju 
sejak perang Vietnam.


Andreas




From: henyung 
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Thu, June 17, 2010 8:12:22 AM
Subject: [budaya_tionghua] Re: PRC dan R.O.C? atau hanya PRC saja atau 
bagaimana yah?

Ada GUNA-nya gak lu pro PRC atau Taiwan ?

Kecuali tentu saja kalu kewarganegaraan anda adalah PRC atau Taiwan.

Tahukah anda:

- Kong Fuzi adalah turunan raja dinasti Shang, tetapi dia mati-matian memuji 
dan membela dinasti Zhou, terutama raja-raja awalnya. Padahal dinasti Zhou ini 
yang menaklukkan dinasti Shang. Kalau memang dia berbakti seharusnya membela 
leluhurnya donk ?

- Contoh kasus yang diajarkan di kalangan penganut Ru: saya lupa namanya, ada 
orang Jepang (seorang pembesar di masa kekaisaran Jepang dan seorang penganut 
Ru) yang pernah ditanya kalau Jepang diserang oleh pasukan dari Ming dan 
pasukan itu dipimpin oleh Kong Fuzi bersama Mengzi, apa yang akan dia lakukan ? 
Dengan santai dia jawab kalau dia akan mengalahkan pasukan itu dan menangkap 
mereka berdua hidup-hidup kalau bisa dan mempersembahkannya ke Shogun. 
Lanjutannya lagi dia mengatakan bahwa

Re: [budaya_tionghua] Re: PRC dan R.O.C? atau hanya PRC saja atau bagaimana yah?

2010-06-18 Terurut Topik Azura-Mazda
Apeq Liang U, 

Saya dukung PRC. Hancurkan Wanpanesse dari provinsi Taiwan..!!!


--- Pada Kam, 17/6/10, liang u  menulis:


Dari: liang u 
Judul: Re: [budaya_tionghua] Re: PRC dan R.O.C? atau hanya PRC saja atau 
bagaimana yah?
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 17 Juni, 2010, 10:40 PM


  





Nimbrung sedikit yah, 
   Waktu saya masih di USA sana, Berita besar-besar di koran, ternyata ada 
seorang profesor terkemuka Thurow ( kalau tidak salah ingat ia dean dari 
fakultas ekonomi MIT, universitas kondang sedunia) menyatakan ekonomi RRT 
melesat lagi itu isapan jempol, sebetulnya sedang menyusut. karena sejak 
Peristiwa Tian'anmen tahun 1989, semua modal asing lari, tak berani balik lagi, 
waktu itu kira-kira tahun 2001. Sampai  mantu saya bertanya kepada saya, apa 
itu betul? Saya jawab, kalau ekonomi maju, pasti banyak modal asing yang masuk, 
pengusaha tidak bodoh, uangnya dihamburkan di negara yang kacau balau, tapi 
saat itu, saya unjukkan data, bahwa modal asing mengalir lagi secara deras ke 
RRT, berarti ekonomi berkembang pesat. Peristiwa Tian'anmen tidak merubah 
sistem yang sudah terbuka.
 Apakah tidak heran prof kenamaan  bisa salah? Tentu bukan salah, politik 
yang digunakan sebagai dasar. Sehingga kesimpulan riset nya bukan fakta tapi 
harapan. Apa yang diharapkan, itu yang dipakai kesimpulan. 
 Saya kira tidak ada gunanya memancing orang untuk memihak siapa? Yang satu 
tanah air Indonesia, yang lain adalah tanah leluhur. Mengapa harus 
dipertentangkan? Pertanyaan memakai kata "kalau" adalah pertanyaan yang 
memancing emosi orang, sebab tak akan pernah terjadi kalau kita mau bersahabat 
dengan negara lain.
 Di milis ini dulu ada yang bertanya dalam budaya Tionghua anak harus 
mendukung atau setuju dan mengikuti keinginan ayahnya. Bagaimana kalau Khong Hu 
Cu menyuruh muridnya membunuh diri? Dalam budaya Tionghoa guru dianggap seperti 
orang tua. Sekarang pertanyaannya ikuti perintah itu atau jangan?
 Nah, ini ada "kalau", yang jelas jawabannya tidak akan pernah terjadi. 
Untuk apa diributkan? Patriotisme tidak diukur oleh ucapan tapi oleh perbuatan. 
 Yang mungkin dan banyak terjadi adalah bagaimana kalau isteri berkelahi 
dengan ibu?  Ini yang harus dipikirkan. .Selamat berpikir dah.





From: ardian_c 
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Thu, June 17, 2010 10:54:56 AM
Subject: [budaya_tionghua] Re: PRC dan R.O.C? atau hanya PRC saja atau 
bagaimana yah?

  

Ya tergantung, kalu dulu itu ROC mengklaim bahwa PRC adalah bandit2 yg merebut 
daerah di Tiongkok sono. Liat aja waktu taon 70an ama 80an itu tulisan2 fangong 
dalu 反攻大陆, dadao gongfei 
打倒共匪dsbnya dipajang gede2an.
ROC itu khan Republic of China yg dibangun dari Ge MingDang 
革命党, partainya yg menggulingin dinasti Qing yg nantinya 
jadi partai Guo Min Dang 国民党.Makanya tahun disana itu khan 
pake tahun republik 民国 yg diitung dari 1911 saat dinasti Qing 
jatuh.Tahun depan perayaan tahun republik ke 100 dan issuenya mau diadain 
perayaan secara gede2an. Makanya benderanya taiwan sebenernya bendera republik 
didaratan dulunya.

Sisi lainnya PRC itu yg berhasil menang dalam perang saudara disana, ya awalnya 
sih pemberontak mereka itu, sampai menjadi besar dan kuat bisa nendang Chiang 
Kai Sek ke Taiwan. Kalu seandainya posisi dibalik, itu Gong Chan Dang kalah dan 
si Mao Ze Dong yg ngibrit ke Taiwan pasti itu PRC gak ngakuin ROC yg berkuasa 
di daratan sono.
Juga ampe perang tuh, itu duel meriam 831 di Jin Men khan seru hahahaha. 
Apalagi yg ikut wamil, deg2an kale kalu dapet 金马奖 alias 
ditempatin di JinMen Mazu yg bener2 perbatasan yg bisa saling ngintip.

Nah sebelon 1973 ape 1976 ya , kayaknya 1976 dah, itu ROC diakui sebagai negara 
yg mewakili CHINA, alias One China Policy, PRC boro2 diakui. Tapi sejak 1976 
situasi dunia berubah, ROC ditendang dari Taiwan dan PRC jadi negara yg 
mewakili CHINA. Sejak itu Taiwan masuk kedalam negara paria dalam hubungan 
diplomasi dunia huehehehehehe gak beda PRC waktu Taiwan di PBB.

Ditendangnya Taiwan bisa banyak sebab, bisa jadi PRC sejak bisa bikin bomb atom 
, bomb hidrogen, juga rudalnya sdh bisa antar benua bikin amrik empot2an, trus 
jg mau bikin strategi mengurung Uni Sovyet, apalagi sejak kejatuhan Vietnam 
Selatan ketangan Vietnam utara mau gak mau Amrik rubah strategi, teori effec 
dominonya Mc Namara bikin tambah was2.

Dirubahlar strateginya dgn merangkul musuhnya musuhku, jg merangkul biar gak 
macem2. Ini bisa sekedar teori, tapi PRC jelas lebih penting dalam kancah dunia 
dgn wilayahnya , penduduknya dibanding ROC.

Tapi ini jg ada issue laen hehehehehehehehe, waktu 1972 itu katanya si Chiang 
Kaisek dah tua dan dia mau matinya dikubur didaratan sono jg dah cape perang. 
Dia kontak2an ama si Mao, mo dame tapi dgn syarat si Chiang tetep jadi penguasa 
Taiwan dan otonomi penuh. Mao setuju aja tapi ehhh gak lama si Chiang 
mati sebelon semuanya jadi direaliassiin. Makanya ada issue si Chiang 
dimampusin ama Amrik. Soa

Bls: [budaya_tionghua] Forum Warga Miskin Kampung Cina Benteng Menolak Penggusuran Tanpa Musyawarah

2010-05-01 Terurut Topik Azura-Mazda
Lho bukannya mayoritas si cina benteng itu mengagungkan si 
Wahidin Halim waktu pilwako kemarin? Sampe kepincut-pincut
tuh cina benteg cuma gara-gara si WH dateng ke Bun Tek Bio. 



--- Pada Kam, 29/4/10, Erik  menulis:

Dari: Erik 
Judul: [budaya_tionghua] Forum Warga Miskin Kampung Cina Benteng Menolak 
Penggusuran Tanpa Musyawarah
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 29 April, 2010, 5:59 AM







 



  



  
  
  Insiden penggusuran "KAMPUNG CINA BENTENG" di Sewan akhir-akhir ini 
rupanya telah menarik perhatian banyak pihak. Macam-macam pakar tampil ikut 
berbicara, selain yang menawarkan solusi dan bantuan hukum, ada juga yang ikut 
menganalisa dari sudut pandang antropologis, sosiologis, historis dll, bahkan 
ada pula yang coba-coba menarik kesimpulan berdasarkan info nara sumber "asli 
orang sana". Dalam alam demokrasi, semua itu tentu sah-sah saja sejauh kita 
menghormati kebebasan orang berpendapat, namun kebebasan itu pun hendaknya 
didasarkan pada fakta lapangan yang telah diuji keabsahannya melalui proses cek 
dan recek. 
Agar rekan-rekan di milis BT bisa mendapat gambaran yang lebih jelas dan 
lengkap tentang latar belakang dan perkembangan terakhir insiden itu, izinkan 
saya berbagi pandangan, pendapat, pengalaman serta fakta-fakta yang saya 
peroleh langsung di lapangan sana.
Adalah benar bahwa pembenahan daerah sepanjang kali Cisadane merupakan bagian 
dari masterplan yang sudah disosialisasikan sejak lama berdasarkan Perda No.18 
?(saya agak lupa nomornya, tolong dikoreksi jika salah). Namun adalah fakta 
pula bahwa berdasarkan peraturan yang tingkatannya lebih tinggi daripada Perda, 
setiap penggusuran baru boleh dilakukan setelah adanya musyawarah dan 
tercapainya kesepakatan bersama antara Pemda dan masyarakat!
Kenyataan di lapangan adalah, yang dilakukan Pemda Tangerang kepada warga Sewan 
hanya sebatas sosialisasi dan pemberitahuan mengenai PENERTIBAN (euphemisme 
yang digunakan untuk mengganti kata PENGGUSURAN) . Warga yang sama sekali tidak 
pernah diajak musyawarah tiba-tiba harus dihadapkan pada arogansi Pemda dengan 
pengerahan pasukan Satpol PP lengkap dengan alat-alat berat seperti Beko, 
Buldozer dll untuk memaksakan secara sepihak penggusuran itu pada tgl. 13 April 
lalu. Oleh karena itulah, setelah bahu membahu, bergandengan tangan bersama 
seluruh warga Sewan, elemen-elemen pendukung dan para simpatisan menghalau dan 
berhasil menghentikan tindakan arogansi Satpol PP, bersama dengan LSM 
pendamping yang dikoordinir LBH Jakarta, WARGA MISKIN KAMPUNG CINA BENTENG 
menyatakan dengan tegas "MENOLAK PENGGUSURAN TANPA MUSYAWARAH"!! Itu adalah 
pernyataan resmi dari forum, tidak pernah ada pernyataan MENOLAK DIGUSUR, atau 
MENUNTUT GANTI RUGI sebagaimana diisukan dan
 diplintirkan.
Selain itu, warga Sewan yang mayoritas adalah Cina Benteng pun tidak pernah 
keberatan atau menentang program normalisasi kali Cisadane. Namun pertanyaan 
mereka adalah, normalisasi seperti apa yang akan dilakukan?! Adalah fakta bahwa 
kali Cisadane sekarang ini berada dalam keadaan tidak normal, ketidak normalan 
itu adalah akibat kelalaian Pemda yang selama ini membiarkan terjadinya abrasi 
kali, membuat kali Cisadane semakin melebar, sehingga rumah warga yang awalnya 
jauh dari kali, kini tiba-tiba menjadi berada di atas bantaran. Warga bertanya, 
bukankah lebih bijaksana jika "Normalisasi" itu dilakukan dengan mengembalikan 
kali Cisadane ke wajah aslinya, tanpa harus mengorbankan hak warga atas rumah 
tinggal? Fakta di lapangan memperlihatkan adanya sisa-sisa tembok dan juga 
sumur di tengah kali Cisadane yang membuktikan bahwa dulunya di sana pernah ada 
rumah tinggal. Hanya karena biaya penurapan jauh lebih tinggi dari pada biaya 
penggusuran, pemda memilih
 kebijakan mengorbankan warga atas kelalaiannya merawat sungai selama ini?? 
Warga disuruh bertanggung- jawab atas kesalahan pemda?!?!
 
Walikota Tangerang, Wahidin Halim pernah berkilah bahwa penggusuran warga Sewan 
selain dalam rangka normalisasi kali Cisadane, juga demi pelaksanaan program 3K 
(Keindahan, Kebersihan, Kesehatan). Beliau juga menghimbau agar jangan karena 
egoisme segelintir warga Sewan, kepentingan umum justru harus dikalahkan. Wah, 
rupanya beliau belum paham prinsip demokrasi yang berbunyi "Majority role 
minority right". Bolehkah dengan dalih "Kepentingan Umum" maka "Hak Minoritas" 
bisa dikorbankan? ? Kiranya, program 3K harus ditambah lagi dengan K lainnya, 
yakni KEMANUSIAAN. 
Tak ada yang menyangkal bahwa beberapa penggalan kali Cisadane yang sudah 
"ditertibkan" kini memang nampak rapih, indah dan nyaman, namun sekali lagi, 
pertanyaannya adalah apakah program untuk mengindahkan, membersihkan dan 
menyehatkan itu harus dengan cara melawan nilai kemanusiaan? ? 
Dalam pandangan antropologi social, yang terjadi dalam proses penggusuran bukan 
cuma piranti keras berupa rumah, tetapi sekaligus juga telah tergusur piranti 
lunak seperti dinamika kehidupan sehari-hari, hubungan persah

Bls: [budaya_tionghua] 10 Dalih Menolak Penggusuran China Benteng

2010-04-24 Terurut Topik Azura-Mazda
Ha ha ha ha ha...

--- Pada Sen, 19/4/10, John Siswanto  menulis:

Dari: John Siswanto 
Judul: Bls: [budaya_tionghua] 10 Dalih Menolak Penggusuran China Benteng
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 19 April, 2010, 11:16 PM







 



  



  
  
  Jujur saja, saya sangat mengagumi aktivis semodel Alex ini, rajin, 
energik, visioner, berjuang untuk keadilan dan kebenaran tanpa pamrih,
 
Saya berharap beliau akan menjadi pemimpin/tokoh besar di masa yang akan datang.
 
Lanjutkan bung perjuangannya !

John Siswanto

--- Pada Sen, 19/4/10, F Alexander FW  menulis:


Dari: F Alexander FW 
Judul: [budaya_tionghua] 10 Dalih Menolak Penggusuran China Benteng
Kepada: "tionghoa-net" , "budaya_tionghua" 
, "tionghoa-muda" , "ip_psmti" , "mediacare" 
, "Forum-Pembaca- Kompas" 
Tanggal: Senin, 19 April, 2010, 2:49 AM


  

Senin, 19/04/2010 11:34 WIB
10 Dalih Menolak Penggusuran China Benteng
Andi Saputra - detikNews
Jakarta - Pekan kemarin, Satpol PP Kota Tangerang nyaris menggusur
pemukiman warga China Benteng yang tinggal di Kampung Wangi, Mekar
Sari, Kota Tengarang. Meski tak berhasil meluluhlantakan pemukiman,
tapi dua bangunan yaitu pabrik roti dan peternakan babi berhasil
diambrukkan Satpol PP.

Seakan tak gentar menghadapi Satpol PP, 1007 warga akan terus bertahan
di tanah yang telah ditempati sejak abad ke-17 M tersebut. Apalagi,
pengusiran paksa oleh Satpol PP mengintai sewaktu-waktu.

"Kami punya 10 dalih menolak penggusuran tersebut. 10 Dalih ini
menghadapi 10 tudingan pemerintah sebagai alasan menggusur," ujar
kuasa hukum warga, Nurkholis Hidayat dari LBH Jakarta kepada detikcom,
Senin, (19/4/2010).

Dalih pertama yaitu warga China Benteng telah menghuni pinggiran Kali
Cisadane sejak
 sebelum
Indonesia merdeka. Ketiadaan sertifikat tanah dikarenakan politik
agraria penguasa yang tidak berpihak pada masyarakat miskin.

"Warga juga membayar pajak tanah dan memiliki adminsitrasi
pemerintahan (RT/RW) resmi," ujarnya.

Kedua, fakta bangunan sederhana sudah ada sejak dahulu kala dan
ketiadaan IMB karena administrasi pemerintah kota yang diskriminatif
dan tidak berpihak pada masyarakat miskin.

"Warga justru menjadi korban pungli oknum pemerintahan kota," tambahnya.

Ketiga, warga bersedia untuk menjaga kebersihan dan menata ulang
pinggiran kali. Namun tanggungjawab kebersihan kota juga seharusnya
sebanding dengan pelayanan dan penyediaan infrastruktur kebersihan
oleh Pemkot terhadap warga.

"Lagipula kontribusi sampah warga tidak sebanyak sampah dan limbah
berbagai perusahaan dan pabrik yang mengalir ke Kali Cisadane,"
terangnya.

Dalih keempat yaitu warga tidak mengokupasi
 Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Kelima China Benteng merupakan situs sejarah dan budaya masyarakat
yang hidup hingga saat ini sehingga seyogyanya dilestarikan.

"Jadi tidak benar jika warga menduduki bantaran kali sungai melanggar
UU Pengairan," jelasnya.

Keenam, warga tidak ada solusi apapun untuk tempat tinggal alternatif
bagi warga. Warga berhak atas penggantian tempat tinggal, relokasi
atau bahkan kerugian bangunan dan harta benda jika seandainya
tergusur.

"Dalih ketujuh yaitu penyebab banjir utama adalah pelanggaran tata
ruang di sektor hulu dan lebih banyak lagi penguasaan bibir sungai
oleh bangunan pabrik dan gedung dibanding oleh warga. Kontribusi warga
China Benteng terhadap banjir kecil," kisahnya.

Kedelapan, LBH berdalih jika warga China Benteng bersedia untuk
membenahi kampungnya agar lebih
baik. Dalih ini menyikapi tudingan warga China Benteng sebagai tukang
judi dan tempat kejahatan
 warga China Benteng bersedia membongkar
sendiri bangunan.

"Dalih kesembilan, sebagaian besar warga atau hampir 99 persen masih
bertahan dan tidak mau digusur. Sedang yang terakhir, warga tidak
pernah diajak dialog. Yang ada hanya pemaksaan menggunakan Satpol PP
untuk menggusur," pungkasnya

please follow link

http://lh4.ggpht. com/_S7F_ lEuj46o/S8hduwYI NmI/AEU/ DxNn2RkD9wQ/ 
s800/IMG00796- 20100414- 2122.jpg

http://lh4.ggpht. com/_S7F_ lEuj46o/S8heAlu1 8GI/AFc/ p0A5dy5Uvh8/ 
IMG00818- 20100416- 1644.jpg

-- 
Best Regards,
F Alexander FW
YM: alexv4n...@yahoo. com
BB: 2110D1EF
GC: alexfe...@gmail. com
HP: 08121909697
 -

Kami adalah kamu, muda, beda,berani dan berbahaya
@@superman is dead@@
send from my mind, peace on earth




 





 



  







Bls: [budaya_tionghua] Re: AYO SUMBANG ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA

2010-02-02 Terurut Topik Azura-Mazda
bio kan identik dgn ritual keagamaan (menurut mereka). PSMTI itu 
dominan kristen-katolik, anti berhala. Nanti kalo dibikin bio, lah Haji 
Anda Hakim bakal nuntut didirikannya mesjid ala cheng ho di dalem 
anjungan. Lantas orang-orang kristen PSMTI ngotot mesti ada 
gereja-tionghoa ala St. Fatima. Lalu ada litang matakin deh. 

Dan jangan keliru juga mempersepsikan kalo anjungan ini ada kaitannya
dengan budaya. INI SEMUA POLITIK. TMII adalah model fasis simbolik.
Ibu Tien mengira bahwa persatuan suku-bangsa Indonesia bisa ditampilkan
secara semu dengan TMII. Padahal, konflik separatis terjadi dari
Sabang to Mareuke. Sejak zaman majapahit sampe sekarang. 

Mari buat petisi menolak adanya anjungan 'tionghoa' di TMII...!!!
India & Arap saja menolak diperalat. 


--- Pada Sen, 1/2/10, ardian_c  menulis:

Dari: ardian_c 
Judul: Bls: [budaya_tionghua] Re: AYO SUMBANG ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 1 Februari, 2010, 10:03 PM







 



  



  
  
  iya iya tapi kok gak ada bio ya ? mestinya yg namanya pecinan mesti ada 
bio, wong bio itu khan gak tjoema arsitekturnya doank kok.



apalage pake nama ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA, lha bio itu khan budaya tionghoa 
abis hehehehehehehehehe



oh tanya kenapa hahahahahahahahahah a



--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Azura-Mazda  
wrote:

>

> Menurut keterangan, Pa Harto menawarkan India & Arap, masing-masing

> 1hektar. Tapi India & Arap merasa tidak perlu membangun anjungan di sana.

> Reason aslinya, saya ndak tau. 

> 

> Karena para tokoh Tionghoa cenderung murah hati, ke 2 lahan itu dibeli..

> Harganya saya ga tau. Lalu ada penambahan tanah yg juga dibeli dari

> masyarakat setempat. Saya kira tidak ada paksaan. Yg ada negosiasi.

> Buktinya tidak pernah ada kabar bentrok warga vs pihak TMII. 

> 

> Dari 4 hektar itu, ada danau & area parkir. Jadi bangunnnya sendiri

> tidak luas-luas amat. 

> 

> Soal nama-nama donatur, kita ini menghargai setiap budi yg diberikan

> oleh orang laen. Sekecil apa pun kemurahan hati ya harus dihargai.

> Salah satunya mungkin dengan mengukir nama-nama donatur. 

> 

> Tapi kalo sbagian orang Tionghoa saja tidak senang dengan adanya

> anjungan model begini, saya kira non-tionghoa mungkin juga ada

> yg berpikiran sama. Bisa memicu konflik sosial. 

> 

> Soal arsitektur Tionghoa, menurut bbrp orang tua petinggi PSMTI

> adalah semacam permintaan Pa Harto secara pribadi. Sebagai

> masyarakat yg patuh sama orang tua ya dituruti maunya pak Harto.

> Alasannya pun saya tidak tau. Entah berpikir ya identitas Tionghoa

> memang seperti itu. Apa salahnya? Saya pribadi tidak sino-phobic. 

> 

> Lebi menarik, kenapa India & Arap menolak? Kalo analisanya konflik

> sosial, maka keputusan langkah pimpinan India & Arap sudah tepat. 

> 

> Karena permintaan Pa Harto, maka pihak penyerang anjungan ini

> ya mestinya jangan maki si Tionghoa. Tapi coba pertanyakan ke

> Pa Harto sendiri donk

> 

> 

> Huangdi Bless U

> 

> --- Pada Sen, 1/2/10, dkhkwa  menulis:

> 

> Dari: dkhkwa 

> Judul: [budaya_tionghua] Re: AYO SUMBANG ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA

> Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com

> Tanggal: Senin, 1 Februari, 2010, 2:51 AM

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

>  

> 

> 

> 

>   

> 

> 

> 

>   

>   

>   

> 

> 

> 

> Pa Tjandra,

> 

> 

> 

> Yang owe dengar dari “sumber yang bisa dipercaya”, tanah aslinya adalah 1 ha, 
> “Hebatnya anjungan ini luasnya 4,5 ha padahal anjungan lain paling besar 2 
> ha.” Tapi, karena tanah selebihnya dibeli dari penduduk entah dengan sukarela 
> atau paksa “bahkan serah terima juga tak lancar karena harus membebaskan 
> lahan tsb dari penduduk ilegal yg suka main keras. Untung pa Tedy juga 
> pensiunan petinggi ABRI dan dibantu oleh beberapa orang donatur maka lahan 
> tsb sekarang terbebaskan.” Jadi, kalau sekarang luasnya 4,5 ha, apa anehnya? 
> Orang boleh beli koq, bukan pengasih babe ato yang semasa berkuasanya 
> menindas orang TIONGHOA, untuk “menebus dosa”??? Bukankah kata pepatah, “ada 
> uang, ada barang”?

> 

> 

> 

> Luasnya yang jau melebihi anjungan dari daerah-daerah lain di Indonesia apa 
> tidak dikhawatirkan menimbulkan kecemburuan sosial? Apalagi bangunan yang 
> hendak dibuat adalah “main building Taman Budaya Tionghoa yg megah (ada 
> pagoda segala dan danau buatan di kelilingi pohon Liang Liu yg indah utk 
> perayaan Peh Chun).” Yang dibangun bukanlah replika dari gedung bekas 
> kediaman tokoh masyarakat Anu dari daerah Anu di Indonesia, yang tak asing 
> bagi sebagian orang, tapi sesuatu yang benar-benar asing, karena tidak ada di 
> Indonesia, yang tukang-tukangnya “diimpor”

Bls: [budaya_tionghua] AYO SUMBANG ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA

2010-02-01 Terurut Topik Azura-Mazda
Sori mau tanya, emangnya ekspresi budaya Tionghoa itu cuma
life-style kapiten Tionghoa di sini? 

--- Pada Sen, 1/2/10, Tjandra Ghozalli  menulis:

Dari: Tjandra Ghozalli 
Judul: [budaya_tionghua] AYO SUMBANG ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 1 Februari, 2010, 1:26 AM







 



  



  
  
   
Bab. 1
Dear members,
Memang soal sumbangan bukan hal mudah. Historisnya dahulu pa Harto menyerahkan 
lahan TMII kepada pak Tedy hanya 1 ha untuk warga Tionghoa sedang 1 ha lagi utk 
warga India dan 1 ha lagi utk warga Arab. Tetapi dalam perjalanannya lahan 
untuk warga India dan Arab dikembalikan ke pa Harto, karena menurut mereka, 
sulit mendapatkan dana dari warga mereka yang umumnya tidak kompak. Lalu pa 
Harto serahkan semuanya kepada pa Teddy. Entah kenapa pa Tedy terlalu “PD” 
mungkin dianggapnya warga Tionghoa yg populasinya no.3 setelah warga Jawa dan 
Sunda serta terkenal dengan kekompakannya dan suka saling bantu (itu sebabnya 
ada legenda yg menyatakan orang Tionghoa cepat maju karena di antara mereka 
suka saling tolong), ditambah lagi banyak warga Tionghoa sudah berhasil dalam 
bidang usaha - masa sih dalam waktu 6 tahun anjungan tidak jadi? Maka diterima 
semuanya, bahkan serah terima juga tak lancar karena harus membebaskan
 lahan tsb dari penduduk ilegal yg suka main keras. Untung pa Tedy juga 
pensiunan petinggi ABRI dan dibantu oleh beberapa orang donatur maka lahan tsb 
sekarang terbebaskan. Tapi setelah 6 tahun toh lahan tersebut belum terbangun 
main buildingnya. Padahal anjungan tetangganya (anjungan Kong Hu Cu) yg jauh 
lebih muda telah berdiri dgn megah (tentu anda tahu kenapa demikian). Nah 
sekarang ketua umum PSMTI yg baru yakni pa Rachmat (katanya orang terkaya 
no.140 di Asia) menyatakan dalam orasi di Munas PSMTI bulan Nopember silam, 
bahwa kalau dia terpilih jadi ketua umum maka dalam kurun 4 tahun dia akan 
bangun main building Taman Budaya Tionghoa yg megah (ada pagoda segala dan 
danau buatan di kelilingi pohon Liang Liu yg indah utk perayaan Peh Chun). 
Disain ini bukan replika dari rumah kuno para tuan tanah Tionghoa, tetapi sama 
sekali baru. Selain itu beliau juga minta partisipasi dari warga Tionghoa utk 
menyukseskannya, karena Taman Budaya Tionghoa
 Indonesia ini nantinya bukan milik PSMTI namun milik kita semua. Nah, 
sebaiknya kita lihat saja apakah janji pa Rachmat dapat dipenuhinya? (biasanya 
calon pemimpin suka lupa janjinya kalau sudah diangkat – mudah2an tidak 
demikian). Tapi bagi para sianseng yg kebetulan berjiwa sosial serta 
berkeinginan dan berkemampuan, dipersilahkan ikut menyumbang via Dompet Peduli 
di majalah POST Media. RGDS. Tjandra G


Bab 2
Saya adalah pengamat dari miliser Pecinta Kereta-api Indonesia. Karena hobi 
saya adalah model kereta api. Di milis Pecinta Kereta-api Indonesia ada 
kegiatan untuk menyelamatkan lokomotif tua. Pada tahun 2008 silam Pecinta 
Kereta-api Indonesia telah berhasil menyelamatkan lokomotif diesel BB-200 dan 
lokomotif listrik “bon-bon” CC-300 yang tadinya sudah mau dikiloin oleh PJKA 
sebagai besi tua. Selain itu member milis ini juga telah berhasil menghidupkan 
kembali stasiun Tanjung Priok yg tadinya sudah mau dijual untuk dijadikan Plaza 
Tanjung Priok. Tetapi berkat perjuangan mereka yg gigih akhirnya wali kota 
Jakarta Utara setuju untuk memugar stasiun tersebut. Uniknya para member milis 
ini tak segan segan beli cat, amplas, dan peralatan lainnya dari kocek sendiri, 
lalu setiap Sabtu dan Minggu mereka pergi ke dipo lokomotif Jatinegara dan 
Manggarai untuk merenovasi lokomotif tua
 beramai ramai. Hanya bagian mesin yg dikerjakan oleh PJKA, selebihnya anggota 
milis Pecinta Kereta-api yang melakukannya. Setelah selesai renovasi (dengan 
cat baru dan bisa jalan) maka diadakan acara syukuran dan difoto untuk majalah 
komunitas mereka “Kereta Api”. Saya juga setuju kalau di kalangan miliser 
Budaya Tionghua mau merenovasi bangunan tua seperti itu – mungkin ada member 
yang mau menjadi penggerak “swadaya renovasi bangunan tua Tionghoa Indonesia”? 
Di mana secara beramai ramai dan gotong royong merenovasi peninggalan sejarah 
tersebut – kami dari majalah POST Media sepenuhnya mendukung kegiatan ini dan 
kami akan meliputnya mulai dari A hingga Z. Mari kita segera ambil aksi nyata 
untuk membuktikan bahwa kita peduli terhadap bangunan sejarah warga Tionghoa, 
seperti halnya Pecinta Kereta-api Indonesia peduli dengan lokomotif tua dan 
bangunan (stasiun) tua. Sambil menunggu tanggapan dari para sianseng – saya 
mohon maaf bila
 ada kesalahan kata. RGDS. Tjandra G


  


 





 



  






  Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya sekarang! 
http://id.mail.yahoo.com

Bls: [budaya_tionghua] Re: AYO SUMBANG ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA

2010-02-01 Terurut Topik Azura-Mazda
Menurut keterangan, Pa Harto menawarkan India & Arap, masing-masing
1hektar. Tapi India & Arap merasa tidak perlu membangun anjungan di sana.
Reason aslinya, saya ndak tau. 

Karena para tokoh Tionghoa cenderung murah hati, ke 2 lahan itu dibeli.
Harganya saya ga tau. Lalu ada penambahan tanah yg juga dibeli dari
masyarakat setempat. Saya kira tidak ada paksaan. Yg ada negosiasi.
Buktinya tidak pernah ada kabar bentrok warga vs pihak TMII. 

Dari 4 hektar itu, ada danau & area parkir. Jadi bangunnnya sendiri
tidak luas-luas amat. 

Soal nama-nama donatur, kita ini menghargai setiap budi yg diberikan
oleh orang laen. Sekecil apa pun kemurahan hati ya harus dihargai.
Salah satunya mungkin dengan mengukir nama-nama donatur. 

Tapi kalo sbagian orang Tionghoa saja tidak senang dengan adanya
anjungan model begini, saya kira non-tionghoa mungkin juga ada
yg berpikiran sama. Bisa memicu konflik sosial. 

Soal arsitektur Tionghoa, menurut bbrp orang tua petinggi PSMTI
adalah semacam permintaan Pa Harto secara pribadi. Sebagai
masyarakat yg patuh sama orang tua ya dituruti maunya pak Harto.
Alasannya pun saya tidak tau. Entah berpikir ya identitas Tionghoa
memang seperti itu. Apa salahnya? Saya pribadi tidak sino-phobic. 

Lebi menarik, kenapa India & Arap menolak? Kalo analisanya konflik
sosial, maka keputusan langkah pimpinan India & Arap sudah tepat. 

Karena permintaan Pa Harto, maka pihak penyerang anjungan ini
ya mestinya jangan maki si Tionghoa. Tapi coba pertanyakan ke
Pa Harto sendiri donk


Huangdi Bless U

--- Pada Sen, 1/2/10, dkhkwa  menulis:

Dari: dkhkwa 
Judul: [budaya_tionghua] Re: AYO SUMBANG ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 1 Februari, 2010, 2:51 AM







 



  



  
  
  



Pa Tjandra,



Yang owe dengar dari “sumber yang bisa dipercaya”, tanah aslinya adalah 1 ha, 
“Hebatnya anjungan ini luasnya 4,5 ha padahal anjungan lain paling besar 2 ha.” 
Tapi, karena tanah selebihnya dibeli dari penduduk entah dengan sukarela atau 
paksa “bahkan serah terima juga tak lancar karena harus membebaskan lahan tsb 
dari penduduk ilegal yg suka main keras. Untung pa Tedy juga pensiunan petinggi 
ABRI dan dibantu oleh beberapa orang donatur maka lahan tsb sekarang 
terbebaskan.” Jadi, kalau sekarang luasnya 4,5 ha, apa anehnya? Orang boleh 
beli koq, bukan pengasih babe ato yang semasa berkuasanya menindas orang 
TIONGHOA, untuk “menebus dosa”??? Bukankah kata pepatah, “ada uang, ada barang”?



Luasnya yang jau melebihi anjungan dari daerah-daerah lain di Indonesia apa 
tidak dikhawatirkan menimbulkan kecemburuan sosial? Apalagi bangunan yang 
hendak dibuat adalah “main building Taman Budaya Tionghoa yg megah (ada pagoda 
segala dan danau buatan di kelilingi pohon Liang Liu yg indah utk perayaan Peh 
Chun).” Yang dibangun bukanlah replika dari gedung bekas kediaman tokoh 
masyarakat Anu dari daerah Anu di Indonesia, yang tak asing bagi sebagian 
orang, tapi sesuatu yang benar-benar asing, karena tidak ada di Indonesia, yang 
tukang-tukangnya “diimpor” langsung dari Tiongkok, sedangkan anjungan-anjungan 
lain toch mengambil contoh, misalnya, Keraton Yogyakarta yang memang aslinya 
benar-benar ada di Yogya. “Disain ini bukan replika dari rumah kuno para tuan 
tanah Tionghoa, tetapi sama sekali baru.” Kenapa bersikap “alergi” betul 
terhadap para tuan tanah atau pejabat TIONGHOA, sementara etnis LAIN 
biasa-biasa saja terhadap para pemimpin
 seperti para raja, sultan atau bupati mereka? 



Ataukah anjungan Tionghoa Indonesia isinya adalah replika Cikim-snia (Kota 
Terlarang) di Pakknia (Beijing), Danau Se’ou (Xihu) di Hangciu (Hangzhou), 
lengkap dengan pohon Yangliu-nya segala, Taman-taman Souciu (Suzhou), Pailau 
(Gerbang) dari Emui (Xiamen), dsb. Kalau orang mau melihat bangunan Tionghoa 
asli di Tiongkok, kenapa mereka harus ke Taman Mini? Kenapa tidak terbang saja 
langsung ke Beijing, Shanghai, Hangzhou, Suzhou, Xiamen, Guangzhou, Shenzhen? 
Di sana malah lebih bagus, bukan tiruan seperti kita, tapi asli loh!!! Yang owe 
tahu, di Shenzhen juga dibikin miniatur seperti di kita, China Folk Cultures 
Village, tapi kan mereka menampilkan beragam bangunan berdasarkan kelompok 
etnik yang memang ADA di Tiongkok, bukan mendisain bangunan-bangunan baru yang 
“ngga karuan juntrungannya”!!! (PCMIIW) Lalu ke mana orang harus pergi bila 
ingin mencari dan mempelajari bangunan ala TIONGHOA INDONESIA, kalau bangunan 
asli yang ada sudah dihancurkan dan
 replikanya yang dibuat sesuai aslinya pun tidak ada? Apakah sejarah dan 
jatidiri Tionghoa Indonesia mau dihapuskan, digantikan dengan sejarah 
non-Tionghoa Indonesia versi Taman Mini yang―lagi-lagi―“ngga karuan 
juntrungannya”??? 



Owe harep itu perkara tida nanti sampe kajadian pada generatie muda kita sampe 
kapan juga. Muhun maaf seandeh owe punya kata-kata ada yang sala.



Kiongchiu,

DK



--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Tjandra Ghozalli  
wrote:



Bab. 1 



Dear members, 



Mema

Re: [budaya_tionghua] Re: Mohon penilaian yg netral Siapa orang Toionghoa?

2009-12-23 Terurut Topik Azura-Mazda
Peq, ada banyak teman saya yg bekerja atau belajar di Zhongguo.
Awalnya kena culture shock. Marah besar sama zhongguoren. Tapi
setelah bbrp tahun, kok mereka malah ngerasa tidak ada beda & ga
pernah lagi mendapat perlakuan berbeda dari zhongguoren. Ada bbrp
orang yg bahkan menceritakan kalo dia ditahan-tahan jangan balik
Indonesia. Huiguo-nya tuh ke ZHongguo bukan ke negara lain. Tetap
tuh diaku sebagai ras Tionghoa. 


Huangdi Bless U
(HBU)

--- Pada Sel, 22/12/09, liang u  menulis:

Dari: liang u 
Judul: Re: [budaya_tionghua] Re: Mohon penilaian yg netral Siapa orang 
Toionghoa?
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Selasa, 22 Desember, 2009, 9:54 PM







 



  



  
  
  Sdr. Dedy, 
   Saya memang tidak berniat berdebat masalah siapa orang Tionghoa,  apalagi 
pakai kalau kalau. Kalau Tiongkok perang dengan Indonesia, kalau saya ., 
kalau kalian.. . Berdebat "kalau"  tak bermanfaat, justru yang harus kita 
lihat realitas sekarang. Yang jelas orang Tionghoa Indonesia sedang mencari 
jati dirinya. Ini yang penting. Apa haknya dan apa kewajibannya. Apa kita ingin 
Asia Tenggara yang damai atau ingin yang perang.
   Tanggapan anda tidak kena, terima kasih pada Sdr. Zhou yang telah 
memperjelas apa yang saya maksud. Saya hanya menjelaskan secara hukum kita itu 
orang Indonesia, secara ras kita itu orang Tionghoa. Saya sama sekali tak 
mengaitkan dengan budaya, beda yang dimaksud dengan sdr. Ardian. 
   Kita tahu, meskipun ras Tionghoa, karena budaya, karena politik, karena 
harta dan jabatan,  orang bisa tidak mengaku dirinya Tionghoa, apakah anda 
masih ingat pada zaman orba adalah istilah Kirno (mungkir Cino) dan sekarang 
ada istilah Likno (balik lagi jadi Cino)?  Itu jelas menunjukkan bahwa rasnya 
tetap Tionghoa, hanya mungkir, dan sekarang balik lagi. 
   Orang macam Ted Hsiong (saya tak tahu ia sekarang warga negara apa), tapi 
kalau tak salah tinggal di Hongkong, kalau ia paspor Hongkong dari 
kewarganegaraan ia adalah orang Tiongkok, tapi dari ras ia India. Mengapa tak 
boleh? Di Tiongkok ada orang bule yang menjadi warga negara Tiongkok, ia orang 
Tiongkok kalau ke luar negeri ia dianggap orang Tiongkok, kalau pulang ke 
Tiongkok ia tak perlu visa, karena negara bukan berdasarkan ras tapi hukum. 
Sulit orang luar menjadi negara Tiongkok,  itu bukan masalah ras, penduduk 
Tiongkok sudah terlalu padat, jadi sangat selektif.  
    Kalau kita datang ke Tiongkok dianggap orang asing memang benar, kita WNI 
koq. Kalau orang sekampung yang bicara dialek Hokkian mengatakan kita Huan'a 
memang benar, itu pilihan kita. Tapi kalau ditanya ras saya bilang saya Huaren, 
yang berarti Tionghoa dalam Mandarin. 
Apa salahnya? Saya kadang-kadang bingung mengertikan istilah yang sudah ratusan 
tahun kita gunakan, koq ricuh melulu. 
   Saya tak tahu tepatnya definisi ras dan etnis, hanya saja lazimnya ras 
digunakan untuk arti yang lebih luas, tolong bantuan teman-teman yang lain. 
Orang sering menyebut ras kuning, ras putih, tapi etnis sering untuk yang lebih 
kecil. 
   Anda mengatakan ras kita Chinese, etnis Tionghoa, untuk saya OK saja, saya 
tak menentang, Hanya dulu  di milis ini saya pernah menerangkan dari mana kata 
itu berasal.  Di dunia  ini adalah dua wilayah yang namanya Tionghoa. Yang satu 
adalah daratan Tiongkok negaranya bernama Zhonghua Renmin Gongheguo , dibaca 
dengan dialek Hokkian menjadi Tionghua Jinbin Kionghokok, singkatannnya 
Tiongkok, ada lagi pulau Taiwan yang pemerintahnya menamakan dirinya Zhonghua 
Minguo dalam dialek Hokkiannya Tionghua Binkok, singkatannya Tiongkok juga. 
Dari sana jelas bahwa nama Tionghua itu bukan milik orang Tionghoa Indonesia 
saja. Tapi kalau mau dipakai sebagai nama Tionghoa Indonesia, yah boleh saja 
sebab yang berdialek Hokkian di Tiongkok itu adalah minioritas, jadi tak akan 
ada kerancuan. 
   Ted Hsiung yang rasnya India tak salah kalau ia mengatakan dirinya saya 
orang Tionghoa. Kalau tak salah ia asal Indonesia, yang warga negara dari 
sebuah negara yang bernama Tionghoa Jinmin Kionghokok (RRT),  jelas koq artinya 
Republik Rakyat Tiongkok.
   Semoga anda dapat menangkap maksud saya. 
   Salam 
   Liang U





From: dedy 
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Tue, December 22, 2009 10:23:48 PM
Subject: [budaya_tionghua] Re: Mohon penilaian yg netral Siapa orang Toionghoa?

  

Mpek Liang U yang saya hormati,

Saya sudah menduga kata " mengadu domba" akan ada bahkan segera setelah saya 
posting.

Saya sebenarnya hanya meminjam kata "ras" dan "etnis" yang memyebabkan 
seseorang bisa disebut "orang Tionghoa", dan kebetulan ada dalam satu thread. ( 
walau beda cabangnya)

"tapi menurut ras anda adalah orang Chinese,  dilihat dari etnis kita adalah 
orang Tionghoa."

untuk menjawab pernyataan sdr. Adrian

"simpel aje, org yg ngerasa dirinya tionghoa dan jg itu gak  ada kaitan ame GEN 
or  SUKU or ASAL USUL."

Bukankah Ras dari Gen dan Etnis dari Suku.

Sesederhana itu, tidak ada maksud lain. Herannya tidak ada yang 

Re: [budaya_tionghua] Apa yang dibahas tentang cicit Guang Xu ?

2009-12-22 Terurut Topik Azura-Mazda
Mungkin si cicit Guang Xu dihijack oleh orang yg bernama
KARANG TERJAL lho. 

Huangdi Bless U
(HDU)

--- Pada Sel, 22/12/09, agoeng_...@yahoo.com  menulis:

Dari: agoeng_...@yahoo.com 
Judul: Re: [budaya_tionghua] Apa yang dibahas tentang cicit Guang Xu ?
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Selasa, 22 Desember, 2009, 3:31 AM







 



  



  
  
  












Setau saya si cicit ga nongol tuh, kurang tau apa alesannya. From:  
"perfect_harmony200 0" 
Date: Tue, 22 Dec 2009 07:43:56 -To: Subject: [budaya_tionghua] Apa yang dibahas tentang cicit Guang Xu ?

 




  
  
  Sdr.semua,



pada tanggal 20 kemarin milis ini mengadakan gathering dan konon mengundang 
orang yang mengaku cicit kaisar Guang Xu, bisa diceritakan apa yang dibahas ? 
Atau apa saja kegiatan acara gathering tersebut ?



Menurut saya membahas hal itu lebih menarik dibanding membahas gereja yang 
dibakar.



Hormat saya,



Xuan Tong






 













 





 



  






  
___
Dapatkan nama yang Anda sukai!
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

Bls: [budaya_tionghua] Re: Bagaimana Cara Membuat Orang Kristen Tidak Kurang Ajar Lagi terhadap Budaya Tionghoa? Class action dong, jangan cuma di milis !!!!

2009-12-14 Terurut Topik Azura-Mazda
Ada baiknya orang Kristen dianggap suku lain saja

--- Pada Sel, 15/12/09, ikkyosensei_ym  menulis:

Dari: ikkyosensei_ym 
Judul: [budaya_tionghua] Re: Bagaimana Cara Membuat Orang Kristen Tidak Kurang 
Ajar Lagi terhadap Budaya Tionghoa? Class action dong, jangan cuma di milis 
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Selasa, 15 Desember, 2009, 12:32 AM







 



  



  
  
  Dear, Erik:

Sangat mengesankan pemahaman sejarah/sosiologis anda. Dengan begitu, saya jadi 
bisa mengerti konflik-konflik batin "bawah sadar" dari rekan-rekan Tionghoa 
yang "kebetulan" terlahir dalam lingkungan kristen.

Jadi mengingatkan pada salah satu saran Ko Hartono, yang menyelesaikan 
permasalahan "kekurang ajaran" terhadap budaya Tionghoa melalui penyadaran, 
yang memang lebih menyelesaikan masalah memborok kronis ini.

Dengan tidak kehilangan hormat atas saran di atas, marilah kita melaksanakan 
solusi pembelajaran jangka pendek percontohan, melalui pengajuan clash action 
kepada Teodorus Tabaraka. Agar terdapat efek pembelajaran terhadap para peleceh 
budaya (kebetulan Tionghoa) yang lainnya.



Salam,



Chen Gui Xin



--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "Erik"  wrote:

>

> 

> Maaf, nimbrung lagi!

> 

> Jadi polemik "Kurang-ajar" nya umat Kristen terhadap budaya Tionghoa

> masih mau diteruskan neh??

> Kalo mau diteruskan, saya usul kenapa kita tidak lihat ke sumber

> masalahnya yang saya kira ada pada arogansi kultural barat yang sudah

> mempunyai latar belakang sejarahnya yang amat panjang, hingga sampai

> hari ini. Dan khusus di Indonesia lebih-lebih diperparah lagi oleh

> kebijakan regim Orde Bau yang memang rasis dan anti Tionghoa! Dengan

> berangkat dari sumber masalah tersebut, mudah-mudahan kita semua (baik

> yang Kristen atau non Kristen) bisa bebas dari jebakan kubu-kubuan yang

> saling konfrontatif, dan bisa berdiskusi dengan kepala dingin.

> 

> Berdasarkan hasil bacaan saya yang sangat terbatas dan minim, pada

> awalnya motivasi para misionaris barat memberangus budaya Timur selain

> memang untuk menyebarkan agama Nasrani, juga karena mereka berangkat

> dari persepsi yang keliru bahwa bangsa timur masih sangat terbelakang,

> barbar dan primitip, oleh karena itu perlu dilakukan pembudayaan

> (sivilisasi) terhadap mereka. Sebuah kasus konkret tentang hal itu yang

> pernah saya lempar ke milis ini adalah pengalaman seorang Charles Jones

> Song, kawan akrabnya Sun Yat-sen (pendiri bangsa Tiongkok modern). 

> Charles Song ini pernah mengalami bahkan sangat berterima kasih pada

> lembaga misionaris Amerika yang `berbaik hati' menampung serta

> mengizinkan dia menimba ilmu di lembaga pendidikan Wesleyan sewaktu ia

> terdampar di Amerika. Lewat pendidikan (brain washing) di lembaga

> pendidikan misionaris Wesleyan itu jiwa Charles Song seakan mendapat

> semacam pencerahan di sana. Sekembali ke negeri Tiongkok, Charles Song

> yang berasal dari pulau Hainan itu sudah mengemban "misi mulia

> pencerahan" dan "tugas luhur pembudayaan" terhadap bangsanya sendiri.

> "Bangsa Tiongkok harus dibangkitkan dari keterpurukan, dan satu-satunya

> jalan adalah mengangkat mereka dari akar budaya yang sangat terbelakang,

> barbar dan takhayul!!" begitu persepsi yang dibawa Charles Song dari

> lembaga Wesleyan. Demikianlah Charles Song yang nama aslinya Han Jiasu

> (sumber lain menyebutnya Han Yaoru) ini dicekoki habis-habisan dan

> dibikin yakin seribu kali yakin oleh misionaris bule (karena bule-bule

> sendiri juga yakin) bahwa biang-kerok penyebab bangsa dan negeri

> Tiongkok jadi terpuruk dan terbelakang waktu itu adalah kungkungan

> warisan tradisional bangsa Tionghoa sendiri yang kepercayaan dan

> agamanya masih sangat primitif dan takhayul, sehingga membuat rakyatnya

> tersesat, terbelakang dan bodoh. Selain itu, kenyataan bahwa di Tiongkok

> saat itu belum ada sistim pendidikan "modern" yang mengajarkan ilmu

> pengetahuan dan teknologi dengan mengedepankan prinsip rasionalitas

> sebagaimana yang ada di negeri barat juga dipersalahkan pada warisan

> budaya Tionghoa yang sekali lagi dituduh barbar, takhayul dan

> terbelakang! Semua itu menggiring Charles Song dan kawan-kawan bulenya

> pada suatu kesimpulan: Untuk membangkitkan bangsa Tiongkok dari

> keterpurukan dan keterbelakangan, pertama-tama mereka harus dibebaskan

> dulu dari perangkap praktek kepercayaan primitif dan takhyul, sambil

> memperkenalkan ilmu-pengetahuan modern serta prinsip-prinsip logika dan

> rasionalitas pada mereka, dan sekaligus juga AGAMA NASRANI. Dari

> pelajaran sejarah kita ketahui, dalam upaya melaksanakan misi

> "pencerahan" dan tugas "pembudayaan" terhadap bangsa Tiongkok, Charles

> Song bergabung dengan lembaga misionaris Wesleyan yang sudah lebih dulu

> bermarkas di kota Shanghai, dan dari sana dia aktif memberi kotbah agama

> ke mana-mana sampai ke pelosok-pelosok kampung. Selain itu, di samping

> mencetak dan menerbitkan buku-buku pelajaran ilmu peng

Bls: [budaya_tionghua] Re: Pedang Pusaka Berusia 2000 Tahun

2009-12-11 Terurut Topik Azura-Mazda
Jangan gitu lah Ko David Kwa. Beliau itu antek Orba. Ko David
mulai tumpul nih dengan kebanyakan bergaul dengan antek orba
ga punya gigi itu.

--- Pada Jum, 11/12/09, David Kwa  menulis:

Dari: David Kwa 
Judul: [budaya_tionghua] Re: Pedang Pusaka Berusia 2000 Tahun
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Jumat, 11 Desember, 2009, 6:10 AM







 



  



  
  
  Boleh juga. Nama Hokkian yang indah, ANG BOEN SAN (Hokkian) = HONG 
WENSHAN (Mandarin). Han Ji 漢字 (aksara Tionghoa)-nya 洪文山. Sne å§" 
(marga) Ang memang banyak dipakai orang Hokkian.



Mengenai artinya, biar para rekan lain yang lebih kompeten menerjemahkan ke 
dalam bahasa Indonesia yang baik. Dengan begitu ‘kan kitaorang boleh menyapa 
beliau sebagai nCEK Boen San, he he he. Atau, simply, Koko/Ko Boen San…



Kiongchiu,

DK



--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, zho...@... wrote:



Barangkali Ang Bun San? Cocok kan.



-Original Message-

From: Steve Haryono http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/

Re: [budaya_tionghua] Minoritas di Tiongkok

2009-12-08 Terurut Topik Azura-Mazda
Tapi nih ada cicit Guangxu yg mau take over power n mengembalikan
Dinasti Qing. Ngai baru baca tulisan sikap dia soal itu, betapa dia
membenci orang-orang Han yg ngancurin tuh dinasti bobrok. Apa
ga sebaiknya nih anak kita ganyang saja di sini?? 


Huangdi Bless U (HBU)

--- Pada Sel, 8/12/09, zho...@yahoo.com  menulis:

Dari: zho...@yahoo.com 
Judul: Re: [budaya_tionghua] Minoritas di Tiongkok
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Selasa, 8 Desember, 2009, 8:30 AM







 



  



  
  
  









Kalau memusuhi minoritas, nanti mereka malah menyatakan keluar dari republik, 
membentuk negara sendiri, wilayah tiongkok akan menyusut.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSATFrom:  liang u 
Date: Tue, 8 Dec 2009 05:15:24 -0800 (PST)To: Subject: [budaya_tionghua] Minoritas di Tiongkok

 




  
  
    Di Tiongkok ada 56 minoritas dari yang jumlahnya belasannya juta 
sampai yang hanya beberapa ratus orang. Semua itu dianggap sederajat, bahkan 
ada affirmatif action untuk menolong minoritas, karena dari segi ekonomi dan 
segi pendidikan mereka tertinggal. Contohnya ujian masuk perguruan tinggi angka 
mereka ditambah 20, sehingga kemungkinan diterima lebih besar dari orang Han. 
Di beberapa universitas bahkan nilai ujian biasa juga ditambah 20 angka.
  Saya kenal orang Mancu, saya kenal orang She, yang pernah disinggung ada 
orang Hokkian bukan Hokkian, ada orang Yao, ada orang Zhuang, ada orang Yi, ada 
orang Miao, ada orang Qiang, ada orang Li dsb. 
 Kita tak pernah membedakan satu sama lain, saya akrab dengan
 mereka yang kebanyakan mahasiswa. Tidak lagi ada pikiran Han Raya, yang 
menganggap Tiongkok adalah milik orang Han. Yang masih agak jauh harus diakui 
adalah orang Uygur dan Orang Tibet. Itu dikarenakan wilayah tempat tinggalnya 
jauh di barat negara dan di barat daya Tiongkok. Mereka masih berkelompok dan 
jarang bergaul dengan suku lain. Inilah yang mudah dihasut oleh anasir luar 
negeri yang tak ingin melihat Tiongkok bersatu. Pemerintah USA mengakui mereka 
membiayai Rebiya Kadeer yang menggerakkan kerusuhan etnis di Xinjiang. Hanya 
karena negara superpower satu-satunya mereka tenang saja," Lu mau apa?" 
Demikian juga Dalai Lama dibiayai oleh Amerika Serikat dan India, Inggeris yang 
menetapkan garis perbatasan sepihak garis Mac Mahon, memasukkan wilayah 
Tiongkok yang luas menjadi wilayah India. Yang kemudian termasuk Pakistan, oleh 
Pakistan dikembalikan kepada Tiongkok, India tak mau terima, itu wilayah dia 
katanya. Arunachal Pradesh (Nanjiang) adalah
 wilayah Tiongkok yang dimasukkan ke dalam garis Mac Mahon. 
    Phoenix TV pernah, mewawancarai penduduk di Nanjiang itu, mereka banyak 
yang cerita bagaimana mereka membuat barisan sukarela naik kuda menyusur padang 
pasir untuk membantu daerah timur yang sedang perang malawan Jepang pada saat 
perang dunia kedua. Mereka berkata langsung pada wartawan: "kami ini orang 
Tiongkok, tidak tahu mengapa, tahu-tahu jadi India". 
   Belum cukup, ada politikus India yang berteriak teriak, mengatakan batas 
India Tiongkok adalah tembok besar Wanli Changcheng. Apa tidak gila.
karena backingnya Oom Sam, terpaksa Tiongkokpun tutup mulut. 
   Hanya kalau semua etnis bersatu, baru mungkin Tiongkok kuat, makanya 
persatuan etnis adalah hal yang sangat penting, agar tak bisa dipecah belah. 
   Membenci orang Mancu pada saat ini, sudah tak tepat. Saya sendiri sangat 
menyayangi mahasiswa Mancu itu dan membantu dia
 kalau ada kesulitan. 
   Liang U











  


 













 





 



  






  Akses email lebih cepat. Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser ke 
Internet Explorer 8 baru yang dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan di sini! 
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer

Bls: [budaya_tionghua] Re: Pengajuan Kopdar 18 Desember di Mangga Dua Square bersama cicit Kaisar Guang Xu

2009-12-08 Terurut Topik Azura-Mazda
Ko Akian, tuh si cicit ngaco uda bilang mau hancurkan Tiongkok kok.
Guna mengembalikan tahta manzu. Uda embat aja. Orang kayak gini
ga usah terlalu diperhatiin. Nanti beneran ngelunjak. 

Huangdi Bless U (HBU)

--- Pada Sel, 8/12/09, ardian_c  menulis:

Dari: ardian_c 
Judul: Bls: [budaya_tionghua] Re: Pengajuan Kopdar 18 Desember di Mangga Dua 
Square bersama cicit Kaisar Guang Xu
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Selasa, 8 Desember, 2009, 5:31 AM







 



  



  
  
  walah lu mah ngaco, ini gak ada urusan balik2in dinasti segala macemlar.

ini tjoema urusan gelapnya sejarah qing lage jaman guangxu ame keturunannya.



ya lu ntar gw adepin ame si kh kalu lu mo embat itu sicicit :))

kite org mo denger ceritanye langsung kok bukan mo embat2an apelage ada kata 
serigala segala macem strategi bla bla bla , emangye yg pada dateng itu jackal 
or were wolf ya huahahahahahhahahah a



--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Azura-Mazda  
wrote:

>

> Setuju bro Jin Qiang. Nih orang manzu sombong sekali. Ngomong

> mau jatohin pemerintahan Han Chinese. Wah-wah, dia kurang jeli.

> Dia pikir, di sini tidak ada Fan Qing Fu Ming apa...?? 

> 

> Asal tau aja tuh cicit gila, lu nanti berhadapan sama gua kalo

> masi nekad mengembalikan manzu rule. Nih orang-orang manzu

> emang mesti digenocida

> 

> 

> Huangdi Bless U (HBU)

> 

> --- Pada Sen, 7/12/09, jinqiang.huang  menulis:

> 

> Dari: jinqiang.huang 

> Judul: [budaya_tionghua] Re: Pengajuan Kopdar 18 Desember di Mangga Dua 
> Square bersama cicit Kaisar Guang Xu

> Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com

> Tanggal: Senin, 7 Desember, 2009, 10:06 PM

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> ~{cc~}

> 

> 

> 

>   

> 

> 

> 

>   

>   

>   Maaf, saya tidak setuju dengan saran anda.

> 

> 

> 

> Serigala yang siap menerkam ? Saya berpikiran sebaliknya, cicit ini serigala 
> yang siap menerkam domba-domba bodoh dan nasibnya cicit harus berani 
> mengklarifikas semua claim dihadapan mereka yang hobby sejarah. Abdi tidak 
> salah sama sekali, yang patut disalahkan adalah cicit yang tidak berani 
> sedikitpun membela temannya dan cenderung menjerumuskan Abdi dengan cerita 
> palsunya. Saya amat yakin cerita cicit palsu. 

> 

> 

> 

> Siapa yang mempelajari sejarah bisa melihat begitu banyak kebohongan yang 
> dibuat. Disini saya masih berharap adanya kebenaran atau versi yang bisa 
> merevisi sejarah dengan catatan harian neneknya dalam bahasa Man. Jika cicit 
> benar asli keturunan Guang Xu, saya akan menyampaikan kebenaran itu kepada 
> keturunan kekaisaran dinasti Qing lainnya.

> 

> 

> 

> JQ Huang

> 

> 

> 

> --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Karang Terjal  
> wrote:

> 

> >

> 

> > Sdr. Abdi yang baik,

> 

> > 

> 

> > Membaca diskusi dan komentar mereka ttg Cicit sang Kaisar yang sudah panas,

> 

> > apa perlu kamu dan sang cicit hadir dalam acara gathering mereka nanti?

> 

> > Saran saya, sebaiknya ga usah hadirlah. Lebih baik sehabis dari gereja, ikut

> 

> > pelayanan gereja, trus menikmati waktu atau pergi pacaran dan pulang ke

> 

> > rumah dengan nyaman. Tak perlulah membuang waktu seperti itu.

> 

> > Sudah tahu para hadirin BT yang akan hadir itu sedang bersiap-siap mau

> 

> > "perang", sampai main strategi segala macam...untuk rencana gathering nanti,

> 

> > buat apalah masuk ke sarang serigala yg siap menerkam saat domba masuk.

> 

> > 

> 

> > Tak usahlah buang waktu dan energi untuk hal yang sia-sia. Kalau kalian

> 

> > bosan sehabis pulang gereja, ga tahu mau ngapain, bisa japri saya, entar

> 

> > kita kopi darat bertiga aja. Dijamin ga ada perang, yang ada hanyalah

> 

> > kedamaian.

> 

> > 

> 

> > Setuju?

> 

> > 

> 

> > 

> 

> > 2009/12/6 toyota_man 

> 

> > 

> 

> > >

> 

> > >

> 

> > > Si cicit lagi bales tulisan Ardian biar gak ada bias.

> 

> > >

> 

> > > Ngomong2, gua kurang simpati sama orang yang ngajak debat. Karena tujuan

> 

> > > debat = menang/ kalah. Sekarang sudah ada pertemuan tanggal 20 desember di

> 

> > > batavia cafe jam 1 siang. Saya dan teman saya akan datang ke sana. Bukan

> 

> > > untuk mencari siapa yang menang/kalah atau menantang atau mencari yang 
> > > benar

> 

> > > atau salah.

> 

> > >

> 

> > > Berdebat apalagi di YM pakai kata2 jorok, itu tidak etis dan menunjukkan

> 

> > > derajat ANDA.

> 

> > >

> 

> > > PS: sempat gua 

Bls: [budaya_tionghua] Re: Pengajuan Kopdar 18 Desember di Mangga Dua Square bersama cicit Kaisar Guang Xu

2009-12-08 Terurut Topik Azura-Mazda
Setuju bro Jin Qiang. Nih orang manzu sombong sekali. Ngomong
mau jatohin pemerintahan Han Chinese. Wah-wah, dia kurang jeli.
Dia pikir, di sini tidak ada Fan Qing Fu Ming apa...?? 

Asal tau aja tuh cicit gila, lu nanti berhadapan sama gua kalo
masi nekad mengembalikan manzu rule. Nih orang-orang manzu
emang mesti digenocida


Huangdi Bless U (HBU)

--- Pada Sen, 7/12/09, jinqiang.huang  menulis:

Dari: jinqiang.huang 
Judul: [budaya_tionghua] Re: Pengajuan Kopdar 18 Desember di Mangga Dua Square 
bersama cicit Kaisar Guang Xu
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 7 Desember, 2009, 10:06 PM







 



  



  
  
  Maaf, saya tidak setuju dengan saran anda.



Serigala yang siap menerkam ? Saya berpikiran sebaliknya, cicit ini serigala 
yang siap menerkam domba-domba bodoh dan nasibnya cicit harus berani 
mengklarifikas semua claim dihadapan mereka yang hobby sejarah. Abdi tidak 
salah sama sekali, yang patut disalahkan adalah cicit yang tidak berani 
sedikitpun membela temannya dan cenderung menjerumuskan Abdi dengan cerita 
palsunya. Saya amat yakin cerita cicit palsu. 



Siapa yang mempelajari sejarah bisa melihat begitu banyak kebohongan yang 
dibuat. Disini saya masih berharap adanya kebenaran atau versi yang bisa 
merevisi sejarah dengan catatan harian neneknya dalam bahasa Man. Jika cicit 
benar asli keturunan Guang Xu, saya akan menyampaikan kebenaran itu kepada 
keturunan kekaisaran dinasti Qing lainnya.



JQ Huang



--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Karang Terjal  
wrote:

>

> Sdr. Abdi yang baik,

> 

> Membaca diskusi dan komentar mereka ttg Cicit sang Kaisar yang sudah panas,

> apa perlu kamu dan sang cicit hadir dalam acara gathering mereka nanti?

> Saran saya, sebaiknya ga usah hadirlah. Lebih baik sehabis dari gereja, ikut

> pelayanan gereja, trus menikmati waktu atau pergi pacaran dan pulang ke

> rumah dengan nyaman. Tak perlulah membuang waktu seperti itu.

> Sudah tahu para hadirin BT yang akan hadir itu sedang bersiap-siap mau

> "perang", sampai main strategi segala macam...untuk rencana gathering nanti,

> buat apalah masuk ke sarang serigala yg siap menerkam saat domba masuk.

> 

> Tak usahlah buang waktu dan energi untuk hal yang sia-sia. Kalau kalian

> bosan sehabis pulang gereja, ga tahu mau ngapain, bisa japri saya, entar

> kita kopi darat bertiga aja. Dijamin ga ada perang, yang ada hanyalah

> kedamaian.

> 

> Setuju?

> 

> 

> 2009/12/6 toyota_man 

> 

> >

> >

> > Si cicit lagi bales tulisan Ardian biar gak ada bias.

> >

> > Ngomong2, gua kurang simpati sama orang yang ngajak debat. Karena tujuan

> > debat = menang/ kalah. Sekarang sudah ada pertemuan tanggal 20 desember di

> > batavia cafe jam 1 siang. Saya dan teman saya akan datang ke sana. Bukan

> > untuk mencari siapa yang menang/kalah atau menantang atau mencari yang benar

> > atau salah.

> >

> > Berdebat apalagi di YM pakai kata2 jorok, itu tidak etis dan menunjukkan

> > derajat ANDA.

> >

> > PS: sempat gua tanya apa si cicit bisa Kung Fu? buat jaga2 kalo kita mau

> > digebukin... hahahahaha

> >

> > Salam

> > Abdi

> > (no YM lagi sama Ardian, gua hanya menghargai orang yang tahu sopan santun

> > - selain itu, gua tetap hormat karena perbedaan usia, selebihnya no way!)

> >

> >  

> >

>






 





 



  






  Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya sekarang! 
http://id.mail.yahoo.com

Bls: [budaya_tionghua] Re: Nabil Award 2009

2009-10-25 Terurut Topik Azura-Mazda
Hen, lo ga perlu minta maaf lah. La wong elo bener kok.
Jangan bebas nilai. Banyak intelektual gadungan dihired 
bikin riset demi untuk kepentingan rezim penguasa. Bukan
demi untuk ilmu pengetahuan itu sendiri. 

--- Pada Kam, 22/10/09, henyung  menulis:

Dari: henyung 
Judul: [budaya_tionghua] Re: Nabil Award 2009
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 22 Oktober, 2009, 10:03 PM






 





  Iyah, saya setuju. 



Untuk itu saya minta maaf sebesar-besarnya.



Hormat saya,



Yongde



--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "prometheus_ promise"  wrote:

>

> Kalau saya sih tersungging. Tapi tidak perlu minta maaf. Hehe :)

> 

> Sebaiknya tidak perlu dimulai lagi bermain-main dengan 'ciri fisik' dan 
> 'status'. Apakah seorang lebih 'holland', atau lebih 'terkemuka', tidaklah 
> penting. 

> 

> Siapapun mereka yang melakukan studi, riset, dan membuat tulisan mengenai 
> budaya tionghoa di Indonesia, tentu harus di-apresiasi, terlepas dari mana 
> dia berasal. 

> 

> Jika ada perbedaan pendapat yang muncul dari hasil riset dan tulisannya, 
> sebaiknya didiskusikan dalam konteks studi/riset/ tulisan tersebut. Tidak 
> perlu terburu-buru dihubungkan ke ciri fisik, status, atau latar belakang 
> seseorang.

> 

> BTW, bung ABS, pernyataan apa sih yang dimaksud? Ditunggu ceritanya ya. 

> 

> Prom

> 

> 

> --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "henyung"  wrote:

> >

> > Kemungkinan ada penyebab lain.

> > 

> > Misalnya nih, apaan tuh Nabil award ? 

> > 

> > Biasanya antara segolongan elit dan awam tidak akan nyambung. Informasinya 
> > tidak tersampaikan. Lalu definisi termuka ketionghoannnya dan tokoh 
> > kebudayaan ketionghoaan itu apa ?

> > 

> > Lagipula dari omong-omong sesama teman, seorang "tante" tidak mendapatkan 
> > apresiasi lar, walaupun ada embel-embel marga dari penampilan luar aja dah 
> > lebih "holland". 

> > 

> > Maaf yah kalo tersinggung.

> > 

> > Yongde

> > 

> > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "Akhmad Bukhari Saleh"  
> > wrote:

> > >

> > > Wah, kelihatannya benar-benar nih tidak ada rekan dari milis ini yang 
> > > juga diundang ke acara Nabil Award ini!

> > > Atau ada yang diundang tetapi pada tidak datang?

> > > 

> > > Yang pasti, saya lihat-lihat berkeliling, sepertinya tidak melihat rekan 
> > > milis budaya tionghoa di Balroom Mulia itu.

> > > Atau barangkali ada juga, namun saya saja yang tidak mengenalinya. Maklum 
> > > anggota milis kan banyak, tidak mungkin semuanya saya kenali wajahnya.

> > > 

> > > Tentu tidak dapat disangkal bahwa yang hadir di acara tadi itu adalah 
> > > tokoh-tokoh terkemuka ketionghoaan di Indonesia, setidaknya di Jakarta. 
> > > Termasuk tokoh-tokoh budaya ketionghoaan yang otoritasnya tidak diragukan.

> > > 

> > > Dari para tokoh-tokoh ini tadi menarik juga untuk mencatat 
> > > pernyataan-pernyata an yang terlontar keluar.

> > > Akan cukup sulit 'ditelan' bagi sementara members milis ini bahwa 
> > > beliau-beliau itu bersikap demikian.

> > > Walau bagi saya ya maklum-maklum saja, karena sangat logis.

> > > 

> > > Mungkin besok bisa dipostingkan satu-dua di antaranya...

> > > 

> > > Wasalam.

> > >

> >

>




 

  




 

















  "Coba Yahoo! Mail baru yang LEBIH CEPAT. Rasakan bedanya sekarang! 
http://id.mail.yahoo.com";

Bls: HPTI (Re: Ketokohan (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil Award 2009))

2009-10-24 Terurut Topik Azura-Mazda
Saya kira, panitia di Yayasan Nabil ini memang baru dalam taraf
belajar masalah tionghoa. Mungkin karena baru juga. Jadi perlu
waktu lebih lama berproses mengenal lebih detil soal masyarakat
tionghoa. 

Ya diberi waktu sajanantinya kalo mereka lebih mateng pasti
sesuai dengan apa yg kita ketahui sangat baik.

--- Pada Jum, 23/10/09, Fy Zhou  menulis:

Dari: Fy Zhou 
Judul: HPTI   (Re: Ketokohan   (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil Award 2009))
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Jumat, 23 Oktober, 2009, 4:30 PM






 





  Kalau organisasi yg kecil seperti himpunan penterjemah dan 
komunitas
cersil saja terundang, sedangkan yg lebih besar spt himp penulis
tionghoa indo tak terdeteksi, ini hanyalah karena panitya nabil kurang
riset. Mereka bisa tahu yg kecil2 hanya karena yg kecil2 ini pernah
memperkenalkan diri ke Edi lembong semata. Bukan krn daya penciuman
nabil yg hebat! Maka tokoh yang diundang menghadiri acara tdk otomatis 
mencerminkan unsur keterwakilan.

Seorang SBY boleh sangat terkenal di Indonesia, tapi saat dia beniat mengadakan 
sebuah acara yang mengumpulkan para tokoh seniman berpengaruh misalnya, dia 
harus mau bertanya ke berbagai pihak, seniman mana saja yang pantas diundang. 
Tim ahli nya harus mengadakan penelitian dan memberi masukan. bukannya 
mengundang para seniman yang dia akrabi atau yang pernah memperkenalkan diri 
alias mau gaul belaka.

Himpunan penulis tionghoa sudah berapa
kali ngadakan acara internasional, dan selalu diundang setiap ada
kegiatan sastra di luar negeri, buku yg diterbitkan sudah ratusan,
anggotanya 500an, tersebar di berbagai propinsi. Perangkat
organisasinya sangat rapi, usianya sudah 10 th, Jelas bukan organisasi
kemarin sore.





From:  "Akhmad Bukhari Saleh" 
Date: Sat, 24 Oct 2009 02:23:57 +0700To: Subject: HPTI   (Re: Ketokohan   (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil Award 
2009))

 


  


- Original Message - 
From: zho...@yahoo. com 
To: Akhmad Bukhari Saleh 

Sent: Saturday, October 24, 2009 1:13 AM
Subject: Re: Ketokohan (Re: 
[budaya_tionghua] Re: Nabil Award 2009)

> Ah nggak juga Pak 
Abs, panitya nabil bukanlah
> nabi yg sempurna, banyak tokoh yg luput 
dari
> perhatian mereka kok, yg mereka undang 
banyak
> yg tokoh organisasi, yg budayawan justru 
banyak
> yg luput
> Contoh gampangnya: mereka tak mengundang
> wakil dari himpunan penulis tionghoa 
indonesia.
> Ini menunjukkan wawasan mereka kurang luas. 


 
 - - - 
 
Susbtansi soal ini 
jawabannya sudah ada dalam posting saya terdahulu yang ber-subject "Apaan" dan 
"Tidak Nyambung".
Yaitu yang membahas soal 
siapa yang terundang dan siapa yang tidak terundang di acara Nabil 
Award.
 
Umpamanya kalau SBY 
bikin acara, lalu saya tidak terundang, bukan SBY yang salah lalu dituding dia 
bukan nabi dan wawasannya kurang luas, melainkan saya yang kurang gaul 
di forumnya SBY sehingga tidak dia kenali saya...
 
Boleh dibilang Nabil 
organisasi yang lebih 'moncer' di kalangan tionghoa.
Maka kalau 
HPTI belum mereka identifikasikan sehingga tidak terundang, itu bukanlah 
Nabil yang wawasannya kurang luas, melainkan HPTI yang mungkin 'kurang 
gaul' di forum ketionghoaan.
 
Saya juga bukan tokoh 
organisasi ketionghoaan, karena nyata-nyata saya ini dari etnis tionghoa pun 
bukan. Kehadiran saya adalah mewakili salahsatu komunitas 
budaya tionghoa, atau lebih tepatnya: sub-budaya tionghoa, yang kecil 
saja.
Kalau toh nyatanya 
komunitas yang saya pimpin ini teridentifikasi oleh Nabil, itu karena olah 
komunikasi komunitas ini okay punya.
 
Zhou-heng saya rasa belum 
tahu tentang HLH, komunitas penerjemah tionghoa-indonesia. Para penerjemah 
buku, 
sub-title film, dokumen, dll. Komunitasnya malah lebih kecil lagi, 
baru antara 20 sampai 30 orang saja.
Jadi, walau sebetulnya 
aktivitas mereka cukup intens, kalau Zhou-heng belum tahu, lumrah 
lah.
Namun nyatanya toh ada 
wakil mereka hadir di acara Nabil Award. Karena olah komunikasi mereka juga 
okay 
punya!
 
Wasalam.

 

  










  
 

  




 

















  Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih 
cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. 
Dapatkan IE8 di sini! 
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/

Re: [budaya_tionghua] Biarkan anjing menggonggong.........

2009-10-24 Terurut Topik Azura-Mazda
Itu tipikal & karakter suku barbar. Zhou Fy tepat sekali menggunakan
analogi ini. Barbarisme itu ada di mana-mana. Bahkan ada di segelintir
member milis BT yg masi demen menggunakan istilah "cina". Ironis
memang

--- Pada Sab, 24/10/09, zho...@yahoo.com  menulis:

Dari: zho...@yahoo.com 
Judul: Re: [budaya_tionghua] Biarkan anjing menggonggong.
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Sabtu, 24 Oktober, 2009, 7:16 AM






 





  









Begini saja: 
Di sebuah desa terpencil di afrika sana masih ada suku pemakan manusia, lalu 
datang orang luar yg menunjukkan kesalahan mereka. Mereka lantas menantang si 
pendatang: coba hitung, di desa ini berapa yg punya kebiasaan makan manusia 
mana yg tdk? Yg mayoritas berarti benar!
 Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSATFrom:  jackson_yahya@ yahoo.com
Date: Sat, 24 Oct 2009 11:03:21 +To: Subject: Re: 
[budaya_tionghua] Biarkan anjing menggonggong. 
Hahaha ga berani dia. Alasan aja. Benar / salah standartnya apa? Standar benar 
adalah hasil kesepakatan orang banyak yang menyatakan bahwa benar itu benar. 
Kalau ibu anda anggap anda anak terganteng sedunia tapi orang2 se kelurahan 
bilang anda jelek. Menurut anda mana yang benar? Anda jelek / ganteng. Di 
tantangin survei ga berani diaSent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal 
Bagus XL, Nyambung Teruuusss... !From:  zho...@yahoo. com
Date: Sat, 24 Oct 2009 10:42:13 +To: Subject: Re: 
[budaya_tionghua] Biarkan anjing menggonggong. 
Aduh anak yg satu ini! Kebenaran bahasa kok harus ditentukan oleh jumlah 
pemakainya! 
Hahaha, kalau pakai cara berpikir ini, barangkali kita juga harus menyatakan: 
ajaran Islam paling tepat untuk bangsa Indonesia, karena jumlah pemeluknya 
jelas lebih banyak daripada pemeluk agama lain! Mau buktikan pakai sensus?

Ah, Nyerah deh!
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSATFrom:  jackson_yahya@ yahoo.com
Date: Sat, 24 Oct 2009 10:26:07 +To: Subject: Re: 
[budaya_tionghua] Biarkan anjing menggonggong. 
saudara mungkin perlu bergaul dengan yang lebih muda. Biasanya kalau kebanyakan 
bergaul dengan orang tua hanya pintar di teori dan nasehat. Pada praktik nya 
mereka tidak berani mempraktekan dengan alasan sudah tua. Kalau begitu kita ber 
2 buat survei langsung kelapangan. Banyak mana yg pakai kata cina atau 
tionghoa. Daripada banyak omong ga jelas mending buktiin Sent from my 
BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... !From:  
zho...@yahoo. com
Date: Sat, 24 Oct 2009 09:34:34 +To: Subject: Re: [budaya_tionghua] Biarkan anjing menggonggong. 

 


  







Sdr Jakson, rupanya persoalan anda adalah anda kurang gaul. Anda hanya akrab 
dng dunia sekeliling anda. 
Setiap kelompok mempunyai kebiasaan sendiri2, jika anda di jkt dan sekitarnya, 
jika anda hanya bergaul dng angkatan muda kelahiran orde baru, ya semua persis 
spt yg anda katakan: pakai kata cina.
Jika anda di jawa tengah, istilah cina jelas kalah populer dng istilah cino. 
Lahirlah cino solo, cino medan dsb. 

Jika anda gaul dng generasi tua, mereka lancar menggunakan istilah tionghoa 
medan tionghoa palembang dst. 

Jika anda ketemu totok, mereka lebih suka pakai zhongguo ren(dulu) dan hua 
ren(sekarang) , maka lahir sebutan semarang huaren, jakarta huaren dsb. 

Di zaman orde baru, sebagian orang tionghoa yg tak ingin pakai kata cina tapi 
tak dimungkinkan pakai istilah tionghoa, ya terpaksa meminjam istilah inggris : 
chinese. Maka ada chinese malay, chinese luar pulau dsb.

Jadi dari segi praktek berbahasa, semua istilah itu bisa dipakai dng luwes, tak 
ada yg aneh.

Memang makin lama istilah cina semakin banyak dipakai, istilah tionghoa hampir 
dilupakan. Ini semua bukan terjadi secara alamiah, tapi by design, dipaksakan 
oleh penguasaselama 35 tahun! Jika tak ada orde baru, saya jamin anda sekarang 
akan merasa asing mendengar istilah cina medan, sastra cina, cerita silat cina 
dll.  Begitu juga, di kemudian hari, jika trend penggunaan tionghoa di mass 
media dan forum resmi semakin sering. Generasi yg lahir di kemudian hari pasti 
akan merasa aneh mendengar orang ber cina2.   

Semua kebiasaan berbahasa memang terkondisikan, Kita harus sadar, semua yg 
sudah terbiasa bukan berarti memang sudah begitu seharusnya.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSATFrom:  jackson_yahya@ yahoo.com
Date: Sat, 24 Oct 2009 04:03:49 +To: Subject: Re: [budaya_tionghua] Biarkan anjing menggonggong. 

 


  









Memang benar kata cabo ga masalah memang artinya perempuan. Dan yang dipanggil 
juga ga masalah. Lagian ama kata cina aja jadi kelabakan. dimana2 antar orang 
cina aja ngomongnya cina bukan tionghoa, contoh: tetangga lu orang mana liang? 
Cina medan. Cina jawa. Mana ada yang bilang tionghoa medan.«-- - nih 
contoh pembicaraan sesama cina. Saya ingin tahu kamu kalau diposisi ini sebut 
tionghoa atau cina?Sent from m

Re: Cokin (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil Award 2009)

2009-10-24 Terurut Topik Azura-Mazda
Mungkin Meli sadar dan tau banget. Bisa jadi dia bagian dari konspirasi

--- Pada Sab, 24/10/09, zho...@yahoo.com  menulis:

Dari: zho...@yahoo.com 
Judul: Re: Cokin   (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil Award 2009)
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Sabtu, 24 Oktober, 2009, 3:29 AM






 





  









Saya pernah semeja diskusi dng Mely,  sbg ilmuwan sih ok, tapi sbg aktivis 
sosial dia kurang peka. Karena dia juga bisa terjebak masuk ke dalam perangkap 
kegiatan bakom pkb, yg merupakan rekayasa orba utk menyudutkan Tionghoa. Dia 
rupanya juga tak sadar siapa itu jtm? Apa kaitan mereka dng seniornya di csis 
yg eks lpkb! 
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSATFrom:  agoeng_...@yahoo. com
Date: Fri, 23 Oct 2009 20:42:15 +To: Subject: Fw: Cokin   (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil Award 2009)

 


  









From:  agoeng_...@yahoo. com
Date: Fri, 23 Oct 2009 20:41:10 +To: Akhmad Bukhari SalehSubject: Re: Cokin   (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil Award 2009)
Siapa Ivan Wibowo dan JTM serta apa hubungannya dengan penggagas n pelopor cina 
sebagai ganti tionghoa serta asimilasi???From:  "Akhmad Bukhari Saleh" 

Date: Sat, 24 Oct 2009 01:04:40 +0700To: Subject: Cokin   (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil Award 2009)

 


  


- Original Message - 
From: prometheus_promise 
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Sent: Friday, October 
23, 2009 8:44 AM
Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil Award 
2009

 
> bung ABS, pernyataan apa sih yang dimaksud? 

 
- - - - - - - - - - - - - 
- - - - - - - - - - - - - - -
 
Salah satu awardee, DR. 
Mely Tan, usia 79 tahun tetapi masih berjasmani bugar dan rohani jernih, adalah 
peneliti masalah ketionghoaan dan aktivis masalah kemanusiaan seputar etnis 
tionghoa, selama berpuluh-puluh tahun, dengan ratusan karya ilmiah, buku, 
ceramah, paparan seminar, pidato, tindak politik, dsb.
 
Puncak aktivitasnya 
berlangsung di tengah-tengah arus kuat Orde Baru. Karenanya dalam pidato 
penerimaannya tadi malam, beliau menceritakan juga tentang ancaman dan 
penekanan 
yang diterimanya, ketika di era itu beliau bersikap kritis tentang masalah 
ketionghoaan.
 
Tetapi beliau juga 
mencatat adanya perubahan situasi dan sikap orang tionghoa, maupun 
sikap orang non-tionghoa terhadap tionghoa, sesuai dengan perkembangan jaman di 
era mutakhir ini.
 
Salah satu contoh yang 
diketengahkannya, dan disebutnya sebagai suatu hal yang sangat memberikan 
kesan positif baginya, adalah sikap generasi muda tionghoa yang terkelompokkan 
dalam "Jaringan Muda Tionghoa".
 
Melalui tokohnya, Ivan 
Wibowo, kelompok ini melantangkan slogan "Cokin!? So What Geto Loh!", 
melalui buku terbitan mereka yang berjudul sedemikian itu.
 
Ini, menurut pengamatan 
Mely Tan, menunjukkan pandangan generasi muda tionghoa, yang mempunyai anggapan 
tentang posisi etnik tionghoa yang berbeda dengan generasi 
sebelumnya.
 

Kalau yang mengemukakan 
ini bukan Mely Tan, yang nyatanya pernah membuat tulisan berjudul: "Bahasa dan 
Politik Rekayasa Pada Zaman Orde Baru Soeharto", tentulah bakalan ada yang 
marah-marah, memaksakan maunya, mencabo-cabo- kan orang, 
meng-otak-beku- otak-beku- kan orang, koq sampai bisa-bisanya 
kata "cokin" (cina) dianggap "so what" (tidak apa-apa) 
gitu!!
 
Tetapi kenyataan di 
masyarakat tionghoa berbicara lain. Pemahaman generasi muda tionghoa tentang 
kata "cina" secara kontekstual itu, menunjukkan penghayatan mereka 
akan perkembangan paradigma, yang sesuai dengan perubahan jaman.
 
Di dalam ilmu sejarah 
memang ada adagium bahwa mereka yang tidak mau memahami perubahan jaman, akan 
tergilas oleh roda baja jalannya sejarah...
 
Wasalam.
 
 = 

- Original Message - 
From: prometheus_promise 

To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 

Sent: Friday, October 23, 2009 8:44 AM
Subject: [budaya_tionghua] Re: 
Nabil Award 2009

Kalau 
saya sih tersungging. Tapi tidak perlu minta maaf. Hehe :)

Sebaiknya 
tidak perlu dimulai lagi bermain-main dengan 'ciri fisik' dan 'status'. Apakah 
seorang lebih 'holland', atau lebih 'terkemuka', tidaklah penting. 


Siapapun mereka yang melakukan studi, riset, dan membuat tulisan 
mengenai budaya tionghoa di Indonesia, tentu harus di-apresiasi, terlepas dari 
mana dia berasal. 

Jika ada perbedaan pendapat yang muncul dari hasil 
riset dan tulisannya, sebaiknya didiskusikan dalam konteks studi/riset/ tulisan 
tersebut. Tidak perlu terburu-buru dihubungkan ke ciri fisik, status, atau 
latar 
belakang seseorang.

BTW, bung ABS, pernyataan apa sih yang dimaksud? 
Ditunggu ceritanya ya. 

Prom
 
 - - - - -

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "henyung" 
 wrote:
>
> Kemungkinan ada 
penyebab lain.
> 
> Misalnya nih, apaan tuh Nabil award ? 
> 

> Biasanya antara segolongan elit dan awam tidak akan nyambung. 
Informasinya tidak tersampaikan. Lalu definisi termuka ketionghoannnya dan 
to

Re: Pencaboan, Pensotoyan (Re: [budaya_tionghua] Biarkan anjing menggonggong.........)

2009-10-24 Terurut Topik Azura-Mazda
HA HA HAbelum tau dia koh ALS

--- Pada Sab, 24/10/09, a...@cbn.net.id  menulis:

Dari: a...@cbn.net.id 
Judul: Re: Pencaboan, Pensotoyan  (Re: [budaya_tionghua] Biarkan anjing 
menggonggong.)
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Sabtu, 24 Oktober, 2009, 8:26 AM






 





  









Jawaban model begini ini sudah bisa diduga. Alih-alih menjawab isi tulisan 
malah mempertanyakan nama sebenarnya yg tak begitu penting di dunia maya 
kecuali sedang melakukan transaksi bisnis. Lagipula yg sering dituduh 
"sembunyi" ini sejatinya tak pernah gentar menghadapi tulisan di milis dlm 
bentuk apapun. Lah wong menghadapi orang ngamuk pecah kaca toko dan penjarah 
beringas yg beraninya cuma keroyokan aja tak pernah mundur kok dibilang 
pengecut. Gimana sih babe yg satu ini??? :-)

Waswisws/ als. 
NB. Maaf email ini nyasar ke japri sampe 2x.Sent from my BlackBerry® smartphone 
from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... !From:  zho...@yahoo. com
Date: Sat, 24 Oct 2009 11:55:22 +To: Subject: Re: Pencaboan, Pensotoyan  (Re: [budaya_tionghua] Biarkan anjing 
menggonggong. )

 


  









Harus dipertegas:

Saya tak pernah dikarantina!

Pak ABS jangan asal ngomong!
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSATFrom:  "Akhmad Bukhari Saleh" 
Date: Sat, 24 Oct 2009 18:41:10 +0700To: Subject: Re: Pencaboan, Pensotoyan  (Re: [budaya_tionghua] Biarkan anjing 
menggonggong. )

 


  


- Original Message - 
From: a...@cbn.net. id 
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 

Sent: Saturday, October 24, 2009 6:00 PM
Subject: Re: Pencaboan, 
Pensotoyan (Re: [budaya_tionghua] Biarkan anjing 
menggonggong. )

> diceritain sejarah istilah ketionghoaan secara panjang 
lebar
> oleh beberapa teman yang halus tutur 
bahasanya,
> tetap saja tidak mengerti atau tidak mau mengerti 

 
- - - - - - - - - - - - - 
- - - - - - - - - - - - - -
 
Kalau cuma cerita sejarah 
soal ini, saya juga sudah beberapa kali menceritakan sejarahnya yang sebenarnya 
di Indonesia.
 
Terlihatlah rupanya 
Als-heng (siapa sih identitasnya? ) juga tidak runut mengikuti 
diskusi!
Makanya jangan hanya 
rajin kuliahin orang tentang cara merunut diskusi, kalau sendirinya juga tidak 
runut.
 
Saya tidak pernah bilang 
"lempar batu sembunyi tangan" di milis ini, saya hanya sering "bilang lempar 
posting sembunyi identitas" kepada orang yang sering lempar posting pedas tapi 
menyembunyikan identitasnya, atau  mempunyai banyak identitas 
samaran.
Menyembunyikan identitas 
tidak dilarang di milis ini, tetapi dalam konteks materi posting-nya bisa 
terlihat bahwa si sembunyi identitas itu pengecut yang hanya berani lempar 
issue 
provokasi namun tidak berani bertanggung- jawab dengan kejelasan 
identitasnya. 
 
Soal dikarantina karena 
menyebut "kulit badak", semua juga bisa mengerti bahwa kalau hanya 
menyebut "kulit badak" saja tidak akan lah seseorang di karantina. 
Moderator bukanlah sebengis itu.
 
Melainkan kata "kulit 
badak" itu adalah puncak akumulasi dari sederetan lontaran kata-kata yang 
pantas 
dikenai karantina, termasuk "cabo" dalam deretan akumulasinya itu.
 
Wasalam.
 
 = = ==

- Original Message - 
From: a...@cbn.net. id 
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Sent: Saturday, October 
24, 2009 6:00 PM
Subject: Re: Pencaboan, Pensotoyan (Re: [budaya_tionghua] 
Biarkan anjing menggonggong. )

Diberitahu secara 
halus dan baik-baik, diceritain sejarah istilah ketionghoaan secara panjang 
lebar, oleh beberapa teman yang halus tutur bahasanya, tetap saja tidak 
mengerti 
atau tidak mau mengerti malah ketawa-ketiwi sambil petentang-petenteng mencari 
pembenaran sendiri dalam memakai istilah 'cina' di forum budaya tionghoa, 
sambil 
terkadang mengejek bahwa bbrp orang di sini terlalu sensi. Setelah dikasari dgn 
panggilan 'cabo', unt bbrp waktu terdiam tapi tak lama kemudian memakai topeng 
ketawa-ketiwi lagi dan menyanyi-nyanyi lagi dgn lagu lama diiringi oleh sorakan 
orang muda yg msh belum mengerti juga. :-)

Lalu ada orang yang merasa 
tersindir ketika tulisan yg mengabaikan fakta tsb di atas disebut bernada "sok 
tahu" dan ia pun memberi kuliah siang tt pemakaian kata-kata yg kasar dan tak 
pantas. Dirinya yg sangat terhormat lupa bahwa ia di forum ini sering 
mengatakan 
orang lain ber"onani", dendam sejarah, lempar batu sembunyi tangan, dsb yg 
kelihatannya saja halus tapi kasarnya ya setali tiga uang. Ingat siapa yg di 
forum ini sangat menyukai istilah "angkat golok", seakan-akan ini adalah dunia 
persilatan?? ?

Setelah ybs sendiri membantah bahwa dirinya telah 
'dikarantina' oleh moderator kita yg dipuji cerdas, coba kita lihat apa yg akan 
dikatakan oleh blio yth ini. :-)

 - - - - --

From: zho...@yahoo. com 
Date: Sat, 24 Oct 2009 07:54:44 
+
To: 
Subject: Re: 
Pencaboan, Pensotoyan (Re: [budaya_tionghua] Biarkan anjing 
men

Re: [budaya_tionghua] Biarkan anjing menggonggong.........

2009-10-24 Terurut Topik Azura-Mazda
Ah kaga juga lho Ko Fuyen. Istilah "cina" hanya diterima oleh
sekelompok kecil-kerdil anak muda Tionghoa saja kok. Mayoritas
kawan-kawan Tionghoa saya ga seneng dgn istilah "cina". 
Tapi mereka tidak menguasai akses media. Jadi suara/sikap
mereka sering dicatut & dipelintir2. 

Setau saya, kawan-kawan kita yg seneng dgn istilah "cina"
kan cuma Jaringan Tionghoa Muda saja. Seperti si Alex Jerry,
Ivan Wibowo, Christoper, Christine Susanna Tjin and CSIS genk
itu saja. Mereka ga punya basis massa Tionghoa. Sebagian besar
kecuali Christine Tjin itu anak-anak alumni PMKRI. Basis
massa-nya ambon katolik. Tapi sedikit pun mereka tidak
mengakar di anak-anak muda Tionghoa. Kenal mereka pun
kagak. 

Baiknya, anak-anak ini punya akses media. Mereka dididikan
Harry Tjan Silalahi. Teman diskusinya Mari ELkapangestu. 
Jadi hebat. 

Sedangkan teman-teman Tionghoa saya rata-rata anak muda
biasa saja. Tidak akses politik pula. Jadi kurang didenger.
Tapi jumlah mereka banyak sekali. 

Selain anak-anak CSIS itu, suer saya gak pernah ketemu
anak-anak Tionghoa yg suka dengan istilah "cina".

ABS bukan Tionghoa, tentu saja ga demen dengan istilah
"tionghoa".

--- Pada Sab, 24/10/09, zho...@yahoo.com  menulis:

Dari: zho...@yahoo.com 
Judul: Re: [budaya_tionghua] Biarkan anjing menggonggong.
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Sabtu, 24 Oktober, 2009, 5:34 AM






 





  







Sdr Jakson, rupanya persoalan anda adalah anda kurang gaul. Anda hanya akrab 
dng dunia sekeliling anda. 
Setiap kelompok mempunyai kebiasaan sendiri2, jika anda di jkt dan sekitarnya, 
jika anda hanya bergaul dng angkatan muda kelahiran orde baru, ya semua persis 
spt yg anda katakan: pakai kata cina.
Jika anda di jawa tengah, istilah cina jelas kalah populer dng istilah cino. 
Lahirlah cino solo, cino medan dsb. 

Jika anda gaul dng generasi tua, mereka lancar menggunakan istilah tionghoa 
medan tionghoa palembang dst. 

Jika anda ketemu totok, mereka lebih suka pakai zhongguo ren(dulu) dan hua 
ren(sekarang) , maka lahir sebutan semarang huaren, jakarta huaren dsb. 

Di zaman orde baru, sebagian orang tionghoa yg tak ingin pakai kata cina tapi 
tak dimungkinkan pakai istilah tionghoa, ya terpaksa meminjam istilah inggris : 
chinese. Maka ada chinese malay, chinese luar pulau dsb.

Jadi dari segi praktek berbahasa, semua istilah itu bisa dipakai dng luwes, tak 
ada yg aneh.

Memang makin lama istilah cina semakin banyak dipakai, istilah tionghoa hampir 
dilupakan. Ini semua bukan terjadi secara alamiah, tapi by design, dipaksakan 
oleh penguasaselama 35 tahun! Jika tak ada orde baru, saya jamin anda sekarang 
akan merasa asing mendengar istilah cina medan, sastra cina, cerita silat cina 
dll.  Begitu juga, di kemudian hari, jika trend penggunaan tionghoa di mass 
media dan forum resmi semakin sering. Generasi yg lahir di kemudian hari pasti 
akan merasa aneh mendengar orang ber cina2.   

Semua kebiasaan berbahasa memang terkondisikan, Kita harus sadar, semua yg 
sudah terbiasa bukan berarti memang sudah begitu seharusnya.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSATFrom:  jackson_yahya@ yahoo.com
Date: Sat, 24 Oct 2009 04:03:49 +To: Subject: Re: [budaya_tionghua] Biarkan anjing menggonggong. 

 


  









Memang benar kata cabo ga masalah memang artinya perempuan. Dan yang dipanggil 
juga ga masalah. Lagian ama kata cina aja jadi kelabakan. dimana2 antar orang 
cina aja ngomongnya cina bukan tionghoa, contoh: tetangga lu orang mana liang? 
Cina medan. Cina jawa. Mana ada yang bilang tionghoa medan.«-- - nih 
contoh pembicaraan sesama cina. Saya ingin tahu kamu kalau diposisi ini sebut 
tionghoa atau cina?Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, 
Nyambung Teruuusss... !From:  a...@cbn.net. id
Date: Sat, 24 Oct 2009 03:53:57 +To: Subject: Re: [budaya_tionghua] Biarkan anjing menggonggong. 

 


  









Salah satu hal yg bisa menjadi debat kusir ialah jika ada teman di sini 
mengomentari suatu hal tanpa memerhatikan masalah awal atau konteks bahasan 
tempat hal itu dibahas. Contoh kongkritnya adalah masalah "pencabo-caboan" 
seseorang. Orang yg mengikuti secara runut konteks diskusinya sampai keluarnya 
istilah "cabo" ini tentu akan mengerti bahwa pemakaian istilah ini, meskipun 
terasa kasar, namun sangat tepat dan sangat mengena. Namun jika hal ini 
dikomentari di luar konteks aslinya, komentar itu jadi terasa tidak sedap, 
bahkan terdengar memualkan dan terkesan "sotoy". :-)Sent from my BlackBerry® 
smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... !From:  liang u 

Date: Fri, 23 Oct 2009 20:34:52 -0700 (PDT)To: Subject: [budaya_tionghua] Biarkan anjing menggonggong. 

 


  Rekan,-rekan,

    Selama ini ada dua topik yang selalu menjadi perdebatan panas, yaitu 
istilah Tionghoa/Cina, dan masalah agama.  Sebetulnya problemanya jelas, 
ada kelompok yang merasa paling PATR

Bls: [budaya_tionghua] Re: Usul....( Setuju )

2009-10-19 Terurut Topik Azura-Mazda
Bro, alesan tidak setuju ada iklan di milis apa nih bro?

--- Pada Ming, 18/10/09, joao_kho  menulis:

Dari: joao_kho 
Judul: [budaya_tionghua] Re: Usul( Setuju )
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Minggu, 18 Oktober, 2009, 9:17 PM






 





  Saya pribadi tidak setuju iklan apapun di milis, jika ingin 
beriklan silakan aja di google advertising selain lebih efektif dan jangkauan 
lebih luas. Jika ingin beriklan produknya.. silakan bikin gathering kecil2an 
selain kongkow ttg budaya tionghua maupun sejarah, bisa diselingin dgn 
perkenalan produk. Jadi ada imbal balik selainnya bisa saling mengenal member, 
sharing pengetahuan juga lebih efektif dan bisa sekalian keliatan produk yang 
mau ditawarkan.



Kalo mau iklan mending seh di website jgn memulai di milis.



Salam

JK



--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Nasir Tan  wrote:

>

> 

>  

> Saya setuju usulah Bro Azura mengenai iklan yang berkaitan budaya Tionghoa di 
> milist ini. Mungkin bukan saja mengenai musik, tetapi yang lain misalnya saja 
> alat rumah tangga, buku-buku sekolah terutama mengenai budaya Tionghoa, 
> sehingga semua orang (termasuk yang non Tionghoa) dapat mengenal 
> budaya  Tionghoa secara konfrehensif (menyeluruh) . Atau bisa juga produk 
> dari Indonesia, wa iklankan disini, bukan tidak mungkin ada orang 
> yang berminat produk dari teman2 di Indonesia. Karena, terkadang ada produk 
> yang mungkin kurang populer di Indonesai, tetapi di negara lain bisa saja 
> sangat digemari dan bisa jadi bisnis yang bagus. Saya rasa, usulan Bro Azura 
> sangat bagus..!!!.

> Demikian pendapat saya.

>  

>  

>  

> salam,

>  

>  

> Nasir Tan

>  

>  

>  

> 

> --- On Fri, 10/16/09, Azura-Mazda  wrote:

> 

> 

> From: Azura-Mazda 

> Subject: [budaya_tionghua] Usul

> To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com

> Date: Friday, October 16, 2009, 12:59 PM

> 

> 

>   

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> Dear moderators, 

> 

> Saya usul milis BT ini menerima iklan alat-alat musik, toko

> buku Tionghoa, aksesoris Tionghoa. Saya kira, ada biayanya. 

> Lumayan buat kas kegiatan BT. 

> 

> Tentu bisa dikompromikan usulan ini. Contohnya kriteria

> kredibilitas apa dari si calon pengiklan yg iklannya layak

> ditayangkan atau tidak. Tapi saya kira, masuknya iklan

> yg ada kaitan dengan diskusi kita di milis ini tentu masi

> relevan. Dan sangat positif jadi kegiatan milis BT bisa lebi

> mudah dilakukan. 

> 

> 

> Hormat saya

> 

> "

> 

> Apakah saya bisa menurunkan berat badan? 

> Temukan jawabannya di Yahoo! Answers! "

>




 

  




 

















  Buat sendiri desain eksklusif Messenger Pingbox Anda sekarang! Membuat 
tempat chat pribadi di blog Anda sekarang sangatlah mudah. 
http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/

[budaya_tionghua] Usul

2009-10-16 Terurut Topik Azura-Mazda
Dear moderators, 

Saya usul milis BT ini menerima iklan alat-alat musik, toko
buku Tionghoa, aksesoris Tionghoa. Saya kira, ada biayanya. 
Lumayan buat kas kegiatan BT. 

Tentu bisa dikompromikan usulan ini. Contohnya kriteria
kredibilitas apa dari si calon pengiklan yg iklannya layak
ditayangkan atau tidak. Tapi saya kira, masuknya iklan
yg ada kaitan dengan diskusi kita di milis ini tentu masi
relevan. Dan sangat positif jadi kegiatan milis BT bisa lebi
mudah dilakukan. 


Hormat saya



  Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat. Undang teman dari 
Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang! 
http://id.messenger.yahoo.com/invite/

Bls: [budaya_tionghua] Re: (Ask) Soal Tatji..... dan Tjabolang

2009-10-14 Terurut Topik Azura-Mazda
Kalo Tionghoa kepribumi-pribumian, si Opa Kwee Cambuk Duri
ngambek kagak??

--- Pada Kam, 15/10/09, Tjamboek  
menulis:

Dari: Tjamboek 
Judul: [budaya_tionghua] Re: (Ask) Soal Tatji. dan Tjabolang
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 15 Oktober, 2009, 12:50 AM






 





  Hahaha paling paling emang para peranakan di Surabaya dan 
Malang, tida heran dulu Opa Kwee sanget sewot banget meliat Tionghoa yg ke 
Belanda2an dan bersama Liem Koen Hian via soeara Publik jewer mereka2 itu 
hahhhahah   tapi itoe di djaman yg sudah silam



Thks Sharenya



Hoedjin Tjamboek Bedoeri



--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, asien malang  wrote:

>

> Betul , memang tidak pantes juga kalau masih sangat muda kita panggil dengan 
> Tatji, nah kalau gak salah beberapa waktu lalu di Surabaya dan Malang untuk 
> yang masih muda muda di panggil dengan istilah Nonik dan Sinyo, he he ke 
> belanda belanda an

>  

> salam

>  

> asienmalang

> 

> --- On Thu, 10/8/09, Tjamboek  wrote:

> 

> 

> 

>   

> 

> 

> 

> 

> 

> Tapi tida pantes kita sapa Tatji pada wanita Tionghoa yg sanget moeda,

> kemaren saja sempet ke Bangkalan dan Soemenep wah loemajang

> tertjengang Tatji2 di sana meski berbahasa melajoe tapi ajoenan

> soearanya ada di sepanjang Kamal hingga Kalianget

> 

> 

> . 

> 

> __,_._,__

> B_

>




 

  




 

















  Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat. Undang teman dari 
Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang! 
http://id.messenger.yahoo.com/invite/

Re: Bls: [budaya_tionghua] Re: Suatu ketika kata "Cina" akan bermakna positif ( I am sure )...:)

2009-10-14 Terurut Topik Azura-Mazda
Ah masa ko Fuyen? Jadi mulai sekarang kita bisa panggil si Uly itu
dengan sapaan "Cabo"??? Suer saya kira itu istilah gak netral.
Merendahkan dan menghina malah...emang sih belom ada Surat
Edaran Presidium Kabinet. Tapi feel-nya itu lho

--- Pada Rab, 14/10/09, zho...@yahoo.com  menulis:

Dari: zho...@yahoo.com 
Judul: Re: Bls: [budaya_tionghua] Re: Suatu ketika kata "Cina" akan bermakna 
positif ( I am sure )...:)
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 14 Oktober, 2009, 7:07 AM






 





  







Ah, yg namanya Uly pikirannya kan sangat terbuka, tdk sesempit anda.

Dia kan paham istilah cabo asalnya netral, meski akhirnya berkonotasi 
negatifpun ya tak perlu ambil pusing. 

 Lagian, dia adalah orang yg sangat percaya diri, makanya dia juga yakin, 
julukan menghina seperti pelacurpun, jika disandang oleh orang yg berperilaku  
terpuji seperti dia, lama lama juga akan berubah menjadi harum, nanti semua 
perempuan akan berebut dipanggil pelacur. Simpel kan? Gitu aja kok repot..
  Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSATFrom:  Azura-Mazda 
Date: Wed, 14 Oct 2009 01:04:40 -0700 (PDT)To: Subject: Bls: [budaya_tionghua] Re: Suatu ketika kata "Cina" akan bermakna 
positif ( I am sure )...:)

 


  Sori, kok manggilnya 'cabo' sih? cabo kan artinya pelacur,
perek gitu. Ini sopan gak sih panggilan? apa kagak menghina
dan terlalu kasar kalo si Ulysee itu dipanggil dengan sebutan
"cabo"?



--- Pada Rab, 14/10/09, Erik  menulis:

Dari: Erik 
Judul: [budaya_tionghua] Re: Suatu ketika kata "Cina" akan bermakna positif ( I 
am sure )...:)
Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Tanggal: Rabu, 14 Oktober, 2009, 1:53 AM






 


  Waduh, Zhou Xiong jangan diskriminasi gender gitu donk!!

Walaupun Uly itu cabo, tapi dia khan teman kita juga sesama anggota milis BT. 
Dan juga sekarang sudah zamannya emansipasi, zaman kesetaraan antara pria dan 
wanita. Seorang cabo juga punya hak untuk ikut nimbrung mengutarakan pendapat 
dia!! 

Yang penting bagi saya bukan apakah dia cabo atau bukan, tapi apakah 
argumentasinya dapat diterima atau tidak. Adakalanya, pendapat seorang cabo 
lebih rasional daripada kita laki-laki loh!!

Demikian dari saya! Harap Zhou Xiong bisa mengerti.



Salam,

Erik

 - - - - - -



--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, zho...@... wrote:

>

> Ok, sekarang kami akan panggil anda Cabou Cina Uly saja!




 

  


 



   Coba Yahoo! Mail baru yang LEBIH CEPAT.  Rasakan bedanya sekarang! 
 

  








 

  




 

















  Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih 
cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. 
Dapatkan IE8 di sini! 
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/

Re: Bls: [budaya_tionghua] Re: Soal Cina... lagi.... hmmm

2009-10-14 Terurut Topik Azura-Mazda
Heran orang ini kasar sekali ya. Bozz moderator apa tidak
sebaiknya membanned orang yg bernama Jakson Yahya 
ini??

--- Pada Rab, 14/10/09, jackson_ya...@yahoo.com  
menulis:

Dari: jackson_ya...@yahoo.com 
Judul: Re: Bls: [budaya_tionghua] Re: Soal Cina... lagi hmmm
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 14 Oktober, 2009, 5:20 AM






 





  









Hahaha tahun 1920an jaman encek2 berak pada ngepet. Jaman dulu belum terkenal 
kata "made in china" heran jadul amat pemikirannyaSent from my BlackBerry® 
smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... !From:  "ardian_c" 

Date: Wed, 14 Oct 2009 09:09:56 -To: Subject: Bls: [budaya_tionghua] Re: Soal Cina... lagi hmmm

 


  org2 THHK pake istilah Tionghoa jg bisa gaul dgn siapapun, 
jgn2 malah yg pake istilah cina itu gak pernah mau gaul ame para tionghoa ya ?



Liat aja jaman belanda taon 20an itu sebutan tionghoa sebutan yg umum, siapa jg 
bisa gaul kok.



--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, John Siswanto  
wrote:

>

> Numpang komentar ya...

> Saya punya pandangan tersendiri atas sebutan Tionghoa atau Cina...

>  

> 1. Kelompok-kelompok yang menggunakan istilah Tionghoa, biasanya bergaul 
> dengan kalangan Tionghoa, dan tidak sulit melafalkan kata "Tionghoa" ; dan 
> memahami "suasana bathin" kalangan Tionghoa ; sebaliknya

> 2. Untuk kelompok yang menggunakan istilah Cina, biasanya tidak bergaul 
> dengan kalangan Tionghoa, juga kesulitan melafalkan kata "Tionghoa" ; dan 
> biasanya tidak perduli dengan "suasana bathin" kalangan Tionghoa.

>  

> Apakah anda fasih melafalkan kata "Tionghoa", atau anda termasuk lebih 
> terbiasa menyebut kata "Cina" ?

>  

>  

> nuwun sewu,

> John Siswanto

> 

> --- Pada Rab, 7/10/09, hoedjin_tjamboek_ berdoeri  berdoeri@ ...> menulis:

> 

> 

> Dari: hoedjin_tjamboek_ berdoeri 

> Judul: [budaya_tionghua] Re: Soal Cina... lagi hmmm

> Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com

> Tanggal: Rabu, 7 Oktober, 2009, 7:14 PM

> 

> 

>   

> 

> 

> 

> Buat David Sianseng,

> 

> Kalo memang kata Hoeajin atawa Hoearen leboh soeroep dan mendekati artinya ik 
> tida keberatan sama sekali... tjoema koq jah rada asing dan djarang 
> kedengeran (maap kalo ik kebanyakan bergaoel sama Ingnidjen2) sementara kata 
> Hoakiauw loemajang akarab di koeping ik

> 

> Tabe

> Hoedjin Tjamboek Berdoeri

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

>   "Coba Yahoo! Mail baru yang LEBIH CEPAT. Rasakan bedanya sekarang! 

> http://id.mail. yahoo.com& quot;

>




 

  








 

  




 

















  Pemerintahan yang jujur & bersih? Mungkin nggak ya? Temukan jawabannya di 
Yahoo! Answers! http://id.answers.yahoo.com

Bls: [budaya_tionghua] Re: Suatu ketika kata "Cina" akan bermakna positif ( I am sure )...:)

2009-10-14 Terurut Topik Azura-Mazda
Sori, kok manggilnya 'cabo' sih? cabo kan artinya pelacur,
perek gitu. Ini sopan gak sih panggilan? apa kagak menghina
dan terlalu kasar kalo si Ulysee itu dipanggil dengan sebutan
"cabo"?



--- Pada Rab, 14/10/09, Erik  menulis:

Dari: Erik 
Judul: [budaya_tionghua] Re: Suatu ketika kata "Cina" akan bermakna positif ( I 
am sure )...:)
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 14 Oktober, 2009, 1:53 AM






 





  Waduh, Zhou Xiong jangan diskriminasi gender gitu donk!!

Walaupun Uly itu cabo, tapi dia khan teman kita juga sesama anggota milis BT. 
Dan juga sekarang sudah zamannya emansipasi, zaman kesetaraan antara pria dan 
wanita. Seorang cabo juga punya hak untuk ikut nimbrung mengutarakan pendapat 
dia!! 

Yang penting bagi saya bukan apakah dia cabo atau bukan, tapi apakah 
argumentasinya dapat diterima atau tidak. Adakalanya, pendapat seorang cabo 
lebih rasional daripada kita laki-laki loh!!

Demikian dari saya! Harap Zhou Xiong bisa mengerti.



Salam,

Erik

 - - - - - -



--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, zho...@... wrote:

>

> Ok, sekarang kami akan panggil anda Cabou Cina Uly saja!




 

  




 

















  Berselancar lebih cepat. Internet Explorer 8 yang dioptimalkan untuk 
Yahoo! otomatis membuka 2 halaman favorit Anda setiap kali Anda membuka 
browser. Dapatkan IE8 di sini! 
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer

Re: [budaya_tionghua] Re: Mengapa Kata 'Cina' Tidak Pantas Digunakan?

2009-10-11 Terurut Topik Azura-Mazda
Dasar Qiao Sheng.

--- On Sat, 10/10/09, Paulus Tanuri  wrote:

From: Paulus Tanuri 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Mengapa Kata 'Cina' Tidak Pantas Digunakan?
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Saturday, October 10, 2009, 6:23 AM






 





  Permisi..Gak pernah ikutan ribut disini. Sekali-sekali ikutan 
boleh yah.Saya gak suka dipanggil CINA, CHINA, ataupun TIONGHOA. Bukan karena 
merasa dihina, tapi saya merasa tidak diterima sebagai sesama Warga Negara 
Indonesia.

Mengapa begitu ? bukankah orang padang juga dipanggila PADANG, orang bugis 
dipanggil BUGIS, dan orang medan, sunda atau jawa juga banyak dipanggil dengan 
MEDAN, SUNDA dan atau JAWA.Secara sederhana saja, Padang, Bugis, Medan, Sunda 
dan Jawa adalah wilayah di dalam negara Indonesia. Saya lebih suka dipanggil 
Bangka, atau Medan atau kadang ada yang salah dikira dari Menado. 


Sedangkan CINA, CHINA, atau TIONGHOA bukanlah wilayah di dalam negara 
Indonesia. Jadi secara tidak langsung saya merasa tidak dianggap sebagai WNI. 
Tapi seakan masih dianggap orang luar, orang asing, bukan saudara sebangsa. Dan 
saya sangat amat tidak nyaman dengan itu.


Itu saja. Lanjutkan..

Regards,Paulus T.
2009/10/8 ANDREAS MIHARDJA 














 





  Sebelum kita mulai memberikan kritik kepada lain suku yg 
mempergunakan istilah cina sebagai istilah menghina - Silahkan analisa sendiri 
tradisi dan kebudyaan dari mereka yg merupakan suku keturunan dari negara China.


 
Didalam pembicaraan se-hari² mereka pd umumnya memakai istilah "kuei" utk semua 
bangsa atau suku yg tidak termasuk suku Han. Orang ket. benua Africa didalam 
istilah chinese disebut Hei-kuei.  Untuk mereka yg merupakan pribumi indonesia 
mereka memakai istilah yinni-kuei, utk yg dari Malaysia - malay-kuei. Mereka yg 
asal dari Europa disebut pai-kuei.  Penduduk dari HK dan Macau dan juga dari 
PRC dan ROC semua jikalau berbicara diluar negara mereka - umpnya diEU atau US 
selalu memakai istilah Fan-kuei jikalau membicarakan non-chinese.  


Jikalau ada yin pasti ada yang inilah filsafat Dao.
Memang yg sudah berpendidikan dan yg sudah tinggal lama diluar China mereka 
sudah merubah dgn mempergnakan istilah "ren" utk non-chinese  
 
Tetapi apakah yg disebut keturunan diIndonesi a sekarang sudah berubah. Apakah 
kalian sekarang memakai istilah Sunda-ren atau masih memakai Sunda-kuei. Apakah 
kalian masih memakai istiah Hua-na utk penduduk Indonesia atau sudah 
berpendapat kalian sendiri adalah Huana. Jikalau kalian masih tetap tidak 
menghormati sesama bangsa - mana mungkin kalian akan dpt dihormati kembali.


Jikalau yg ket baba atau peranakan chinese hidup diluar Indonesia ump.nya diUS 
atau di EU - kalian oleh Huachiao disana tidak dianggap sebagai chinese sama 
sekali. Kalian dianggap sebagai Yinnikuei, atau Malaykuei.  Meskipun kalian 
tetap memakai nama keluarga asal chinese - tetapi kalian tidak mampu pakai 
chinese, cantonese etc -tradisi sudah 100% indonesia. - Mungkin keadaan agak 
lebih open di Nederland [negara belanda] tetapi diluar negara ini, inilah 
reality. Contohnya yg tegas - chinese dari Vietnam - dianggap suku vietnam 
meskipun sanggup pakai hokian, cantonese berdasarkan darah


 
Saya hanya ingin memperingatkan bahwa suku baba/peranakan oleh pemerintah PRC 
tidak dianggap chinese. Saya memberikan contoh mengenai penduduk Shanghai - 
tetapi ini adalah keadaan umum diseluruh China dari utara sampai keselatan. 
Isteri saya kelahiran Mainland-Szechuan- tetapi sudah puluhan thn tinggal 
diluar China - kalau jalan² ke PRC - pertama² paspor PRC dicabut sebab sudah WN 
lain negara [dicabut oleh pemerintah PRC] dan kalau diChina sendiri meskipun 
sanggup memakai 5 dialect incl. dialect Shanghai dia tetap di-anggap sebagai 
fankuei.  Ini utk yg keluarganya termasuk orang dalam didalam pemerintah 
dimainland sejak berabad² 


 
Karena itu saya yg juga adalah ket. Baba/Peranakan dgn campuran, sunda, jawa 
dan bali tidak menganggap diri saya chinese meskipun sanggup berkommunikasi dlm 
bah. chinese atau dialectnya. Saya jikalau ditanya oleh non chnese atau 
non-indonesian selalu menjawab saya US-citizen of indonesian descent. Saya 
kalau ditanya mendalam  apakah saya ada darah chinese - baru saya confirm. 
Apakah kalian tidak malu jikalau kalian berkata I am a US citizen of chinese 
descent dan kalian tidak dianggap chinese. 


Karena itu know what you are, don't dream what yu are.
Anak² saya yg semua berpendidikan postgraduate juga berpendapat demikian. Saya 
dan juga anak² saya oleh sifat ini diterima oleh suku India/Hindu, oleh suku 
Indonesia atau suku Chinese sebagai orang dalam Saya juga sanggup membaur dgn 
suku ket.africa atau europa karena dpt mempergunakan bahasa² mereka incl. 
dialect daerah mereka, Berdasarkan pengalaman ini saya dpt menulis pendapat 
saya diatas ini.


 
Silahkan kalian berpikir tulisan saya ini dan jangan ber-emosi kalau dipanggil 
cina - silahkan bercermin sebelum menjadi kurang happy.  Kal

Re: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata "Cina" akan bermakna positif ( I am sure )

2009-10-09 Terurut Topik Azura-Mazda
Jangan asal klaim, gak enak didengernya.

--- On Fri, 10/9/09, Nasir Tan  wrote:

From: Nasir Tan 
Subject: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata "Cina" akan bermakna positif ( I 
am sure )
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Friday, October 9, 2009, 10:01 AM






 





  Nimbrung ahhh...
Budaya Indonesia sebenarnya banyak juga yang sama dengan Budaya Tionghoa, bukan 
karena sengaja menyamakan tetapi pada dasarnya beberapa budaya daerah di 
nusantara ini berasal dari China mainland pada awalnya. Walaupun sudah berbaur 
dengan penduduk setempat budaya leluhur tetap dipartahankan dan 
dilestarikan. Kemudian karena terjadi saling keterkaitan antara budaya 
setempat, kemudian menjadi agak lain. Contohnya dalam hal pakaian pria dan 
wanita di beberapa daerha tertentu. Juga pola masakan. Ciri khas masakan 
Tionghoa adalah bumbu minimalis itu juga terjadi di nusantara ( beberapa daerah 
) tetapi tidak di Jawa, Madura dan Minang. Kalau di Tanah Jawa pola masakannya 
bisa 1001 macam bumbu, karena kemungkinan etnis Jawa ini dipengaruhi oleh 
budaya Hindustan. Minang dan Madura juga sama dalam hal pola masakan, bumbu 
banyak...hohoho. .ampe mulut panas kalo makan..:). Di Taiwan, saya sering 
mengintip orang-orang
 India/Pakistan dan lain-lain, kalo masak itu bumbunya  banyak bangat dan enak 
baunya. Yah itu yang diikuti oleh etnis (yang di Jawa artinya oang yang tinggal 
di Jawa tidak semuanya etnis Jawa), sehingga kalo di Jawa tidak mengenal bumbu 
minimalis, kecuali dalam keadaan tertentu misalnya pada saat terjadi bencana 
alam atau semacamnya seperti waktu gempa Jateng dan Yogya ( beberapa tahun 
lalu). Disisi lain etnis Jawa kadang mengikuti tradisi Arab ( ada yang fanatik  
yang terlibat bom bali ) tetapi banyak juga yang bersifat moderat ( seperti 
Thailand )  dan sedikit masa bodoh yang penting selamat...eh saya gak ikut2an 
tuh...pokoknya sangat kompleks.  Sebaliknya Orang Vietnam yah memang tradisinya 
mirip-mirip Tionghoa dalam hal keseharian misalnya memasak, pergaulan, tetapi 
mereka tidak mau disebut Cung. Kami bukan cung, yang cung itu yang mata sipit 
saja, kata Orang Vietnam. Orang
 Vietnam yang pernah saya temui  tradisinya mirip sodara-sodara kita ( Cung 
asal Pulau Bangka dan Cung Makassar ). Walo dia Jenderal ato apapun pangkatnya 
kalo ketemu teman pasti pake bahasa dia...:) tidak peduli ditengah etnis lain 
yang tidak mengerti cuek dan agak keras/egois.  Mmmm...kalo orang Taiwan ( Cung 
Formosa), rada-rada mirip Tionghoa Jawa Barat dan Manado...:) tutur katanya 
halus dan sering memuji orang yang sedang diajaknya bicara..pokonya cukup 
menawanhehehe.  Kalo ngomong..sebentar2 tuek..tuek.. tuek.
Tapi kalo dipikir-pikir carapikir Cung Indonesia secara menyeluruh pada 
dasarnya mirip China Mainland. Yang menonjol adalah agak tertutup ama orang 
asing ( kecuali yang udah lama di eropha dan di negara barat), tetapi kalo Cung 
Taiwan tidak demikian, mungkin karena dia dididik oleh barat sehingga 
perkembangan pola pikirnya tidak semata-mata pikiran tradisional/ lokal yang 
dimodernisasi, tetapi memang terpengaruh barat. Ampe rambut aja di cet 
macam-macam dan memang moderat ikut2an barat. Gak heran kalo Cung Taiwan itu 
benci bangat sama Cung daratan...hehehe karena beda prinsip .Wo pernah diskusi 
disuatu kelompok Taiwan terus wa ambil contoh kasus Maindland, eh dia gak mau. 
Dia bilang Maindland gak usah dibawa-bawa deh, contoh lain aja...hehehe
Yah tiap orang mungkin punya pengalaman yang berbeda sih, misalnya wo (kan 
pelajar ), jadi pergaulannya bukan ama orang yang "ortodok",  tidak sama 
misalnya pengalamannya yang sekedar wisatawan, bisnismen, tki/w dan lain-lain.  
 
Mmmm. . ...dah banyak ngomong nich, tapi intinya adalah masalah 
sebutan Cina/Chinese atau apapun namanya gak jadi masalah yang penting kita 
bisa menyesuaikan diri di negara manapun kita berada. Dan yang lebih penting 
adalah bukan karena soal penyebutan, tetapi yang terutama adalah makna dari 
penyebutan itu sendiri . Kalau makna penyebutan (-), maka apapun penyebutan  
itu sendiri jadi tidak berguna akan sia-sia, sebaliknya walo dipanggil "Cina" , 
tetapi kita menonjolkan sifat yang baik ( secama umum ), maka maknanya  akan 
jadi baik, memang butuh waktu tetapi kata Cina akan sangat positif artinya kalo 
kita mulai bangun dalam diri kita sendiri ( inner building). Mohon maaf 
kalau ada kekuranagn dan yang mo share pendapat silakan japri aja di email 
ini  : nasir_...@hotmail. com
 
regards,
 
 
Nasir Tan ( Tan Zi Wei)
 
 
 

 
 
 

--- On Wed, 10/7/09, ALIANTONY ALI  wrote:


From: ALIANTONY ALI 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Soal Cina... lagi hmmm
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Date: Wednesday, October 7, 2009, 7:00 PM


  





eheheh, kita ribut nama cina terus di sini,orang cina di sono aja tenang tenang 
aja.


Gitu aja sebutan cina itu bagi orang yang bukan orang cina dan budaya nya lain 
dengan cina, kalau JEPANG ,KOREA,VIETNAM mengunakan kata cungkok juga ka

Re: [budaya_tionghua] Re: Mengapa Kata 'Cina' Tidak Pantas Digunakan?

2009-10-07 Terurut Topik Azura-Mazda
Zhou Fuyen benar sekali

--- On Wed, 10/7/09, zho...@yahoo.com  wrote:

From: zho...@yahoo.com 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Mengapa Kata 'Cina' Tidak Pantas Digunakan?
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Wednesday, October 7, 2009, 8:22 AM






 





  









Sudah cukup jelas! Dlm uraian anda, anda telah menunjukkan pihak tiongkok 
keberatan dng istilah Cina, pihak orba keberatan kembali ke tionghoa, akhirnya 
kompromi dng istilah China!

Dari sejarah diatas, anda masih memungkiri bhw tiongkok membedakan istilah 
tiongkok, china dan cina?

Logika dari mana?
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSATFrom:  "Akhmad Bukhari Saleh" 
Date: Wed, 7 Oct 2009 18:10:52 +0700To: Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Mengapa Kata 'Cina' Tidak Pantas 
Digunakan?

 


  



- Original Message - 
From: zho...@yahoo. com 

To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 

Sent: Wednesday, October 07, 2009 5:13 
PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Mengapa 
Kata 'Cina' Tidak Pantas Digunakan?
 
> Jika tdk ada pro kontra, mengapa kok
> menjadi republik rakyat china? 
> Mengapa bukan republik 
rakyat tiongkok
> seperti dulu atau republik rakyat cina
> seperti kebiasaan ORBA?
 
- - - - - - - - - - - - - 
- - - - -
 
Makanya pahami 
sejarah!
 
Ingat bahwa pemulihan 
hubuingan RRT-RI terjadi masih di rezim Orba.
 
Yang lebih butuh 
pemulihan hubungan adalah Indonesia. Buktinya lebih dahulu datang delegasi 
Indonesia ke Tiongkok daripada delegasi Tiongkok ke Indonesia. Delegasi 
Indonesia itu resmi, tetapi pakai nama Kadin. Pertama supaya bisa ada keresmian 
suatu delegasi yang bermandat kenegaraan, walaupun tidak ada hubungan 
diplomatik. Kedua menunjukkan sifat butuhnya Indonesia, yaitu butuh hubungan 
dagang (ekonomi) dengan naga raksasa yang telah menggeliat 
bangkit, maka delegasinya pakai 'bungkus' kamar dagang (walau ada orang Deplu 
dan Bakin).
 
Mengapa hasil perundingan 
diplomasinya bukan "republik rakyat tiongkok"?
Karena pihak RI 
tidak mau. Pihak RRT tentunya maunya "republik rakyat tiongkok". Tetapi ketika 
pihak RI tidak mau, ya tidak memaksa, karena paham sejarah.
 
Mengapa bukan "republik 
rakyat cina"?
Karena pihak RRT tidak 
mau. Pihak RI, yang waktu itu masih rezim Orba (yang beberapa tahun kemudian 
saya jungkalkan, bukan oleh Zhou-heng cs. yang cuma no action menggrundel 
only), 
tentunya maunya "republik rakyat cina". Tetapi ketika pihak RRT tidak mau, ya 
tidak memaksa, karena lagi butuh pemulihan hubungan, terutama hubungan 
ekonomi.
 
Mengapa kok menjadi 
"republik rakyat china", walau ada pro-kontra?
Ya begitulah take and 
give dalam perundingan diplomasi. Dalam perundingan diplomasi, soal remeh bisa 
dikesampingkan asal tujuan utama tercapai, yang penting tidak ada yang 
kehilangan muka.
 
Tujuan utama perundingan 
waktu itu adalah pemulihan hubungan RI-RRT.
Sedangkan soal nama 
negeri RRT adalah soal yang lebih remeh.
 
Dengan dicapainya 
persetujuan memakai istilah "china", maka kedua pihak tidak kehilangan 
muka.
Pihak RRT tidak 
kehilangan muka, karena nyatanya RI mau berubah sikap, tidak ngotot memakai 
kata "cina" lagi.
Begitu pula pihak RI 
tidak kehilangan muka, karena RRT menunjukkan pemahaman sejarah mengapa RI 
tidak 
mau kata "tiongkok".
 
Dari segi semantik (ilmu 
bahasa), RI bisa dianggap lebih 'menang' karena anak kecil juga bisa lihat 
bahwa 
kata "china" lebih dekat ke kata "cina" daripada ke kata 
"tiongkok".
 
Tetapi dari segi politik, 
RRT bisa dianggap lebih menang karena bisa memaksa rezim yang sama untuk 
berubah 
sikap soal nama ini (RI masih tetap rezim Soeharto, sehingga bisa dikategorikan 
menjilat ludah sendiri, sedangkan RRT sudah berubah rezim, bukan rezim Mao 
lagi, 
sehingga bisa dibilang sudah 'ludah' yang berbeda).
 
Itulah 
sejarah!
 
Wasalam.
 
 = = = ==

 
 

  - Original Message - 
  From: 
  zho...@yahoo. com 
  
  To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
  
  Sent: Wednesday, October 07, 2009 5:13 
  PM
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: 
  Mengapa Kata 'Cina' Tidak Pantas Digunakan?
  
  
  
  Anda sudah memilih mengucapakan China dlm bhs inggris menjadi cina, seperti 
  anak2 kecil dan orang kebanyakan yg pendidikan rendah, terserah!
Kami mau 
  dipanggil apa itu hak kami! Bukan anda yg memutuskan. Jika anda memaksakan, 
  saya juga siap panggil anda inlander. 
Dari jawaban anda sdh jelas: krn tdk 
  senang dng rrt, orba sengaja mengganti istilah tionghoa yg dinilai terlalu 
  bagus menjadi cina yg lebih jelek! Berarti anda mengakui Cina lebih jelek 
dari 
  tionghoa. Sekarang kami ingin dipanggil kembali dng julukan yg lebih bagus, 
  mengapa keberatan? Satu2nya jawaban: anda sbg angkatan 66 ikut mendukung 
rezim 
  orba dlm menekan masyarakat tionghoa! 

Dulu saat memulihkan hubungan 
  dng indonesia, posisi RRT belum sekuat sekarang, singapore saja belum 
menjalin 
  hubungan diplomatik!

Jika tdk ada pro kontra, mengapa kok menjadi 
  repub

Re: [budaya_tionghua] Re: Mengapa Kata 'Cina' Tidak Pantas Digunakan?

2009-10-07 Terurut Topik Azura-Mazda
Uda, gak usa ditanggepin lah tuh orang-orang barbar.
Uda tau mereka barbar kok tetep aja ditanggepin. 

--- On Wed, 10/7/09, Erik  wrote:

From: Erik 
Subject: [budaya_tionghua] Re: Mengapa Kata 'Cina' Tidak Pantas Digunakan?
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Wednesday, October 7, 2009, 5:05 AM






 





  Fuyuan Xiong:

Argumen apapun yang dikemukakan, entah itu historis, semantis ato tis-tis 
lainnya, satu fakta tak dapat dipungkiri, yakni bangsa itu sendiri tidak pernah 
menamakan diri mereka CINA or CHINA, sebutan tsb. dikenakan begitu saja oleh 
orang/bangsa lain kepada mereka, tanpa persetujuan mereka terlebih dahulu. 

Bagi mereka, nama bangsa mereka selalu berkaitan dengan kata HUA, sejak mulai 
dari HUAXIA sampai ZHONGHUA (TIONGHUA). Nama dinasti memang berganti-ganti dari 
Xia, Tang, Song dan seterusnya namun nama bangsa tetap adalah Zhonghua Minzu!

Baru terakhir setelah Republik diproklamasikan, bangsa itu mengambil nama 
bangsa sendiri sebagai nama negara, yakni ZHONGHUA Minguo dan terakhir ZHONGHUA 
Renmin Gongheguo!!

Hanya karena beberapa kesalahan dan juga kecelakaan historis saja, sehingga di 
kancah internasional negara dan bangsa itu tetap disebut CHINA. Yang niscaya 
pada waktu reunifikasi bangsa yang terpisah antar selat Taiwan terealisir, 
sebutan baik untuk bangsa maupun negara itu akan resmi diganti dengan kata 
ZHONGHUa!!



Salam,



Erik

 - - - - - -



--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, zho...@... wrote:

>

> Loheng, setelah saya perhatikan, mereka2 yg ngebet dipanggil cina itu sdh tak 
> mau mempelajari data2 sejarah, mau dijelasin sampai mulut berbusapun otaknya 
> tetap buntu. Pokoknya tak mau peduli. Yg penting ngeyel. China pun diucapkan 
> menjadi cina, spt org kampung. 

> Menghadapi orang2 semacam ini bgmn bisa mengharapkan mereka menanggapi 
> pertanyaan2 secara serius? Mereka bisanya cuman menghindar. Terus lari 
> keargumen lain.  

>  

> Sent from my BlackBerry®

> powered by Sinyal Kuat INDOSAT

> 

> -Original Message-

> From: agoeng_...@. ..

> Date: Wed, 7 Oct 2009 04:48:00 

> To: 

> Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Mengapa Kata 'Cina' Tidak Pantas Digunakan?

> 

> Ya udah mulai skrg biasain aja dipanggil monyet, nanti 10-20 taon lg juga 
> terbiasa kok.

> 

> Btw kok ga ada yg jawab yah, klo emang bener cina n tionghoa itu sama aja, 
> napa juga orba susah2 ganti sebutan secara resmi??? Bukannya sama aja? Btw g 
> seh biasanya bilang tong nyin tuh bukan tionghoa. Wekkekekeke

> -Original Message-

> From: jackson_yahya@ ...

> Date: Wed, 7 Oct 2009 03:45:19 

> To: 

> Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Mengapa Kata 'Cina' Tidak Pantas Digunakan?

> 

> Untuk pemikiran jaman dulu benar. Untuk pemikiran jaman skrg cina udah bukan 
> hinaan lagi. Jadi ga masalah. Jaman dulu punya pemikiran saya rasa hanya 
> cocok dimasa itu. Masa kini sudah berubah

> Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
> Teruuusss... !

> 

> -Original Message-

> From: "ChanCT" 

> Date: Wed, 7 Oct 2009 11:30:11 

> To: 

> Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Mengapa Kata 'Cina' Tidak Pantas Digunakan?

> 

> Masalah sejak kapan penggunaan sebutan Tiongkok/Tionghoa boleh saja diusut 
> sejarahnya, tapi menurut saya, yang lebih penting dan patut kita perhatikan, 
> adalah sikap pejuang-pejuang Kemerdekaan RI saat itu. Setelah kemenangan 
> Revolusi Xing-Hai, 10 Oktober 1911 Sun Yat Sen berhasil mendirikan Zhong Hua 
> Min Guo (= Republik Nasionalis TIongkok), mereka, pejuang-pejuang Kemerdekaan 
> RI untuk menghormati kemenangan bangsa Tionghoa itu, sudah gunakan sebutan 
> Tiongkok/Tionghoa juga sebagaimana logat Hokkian yang banyak digunakan di 
> Indonesia. 

> 

> Dan sejak hubungan diplomatik RI-RRT resmi dibuka tahun 1950, Pemerintah 
> Indonesia ketika itu juga sudah secara resmi gunakan Republik Rakyat Tiongkok 
> dan sebutan Tionghoa untuk bangsa dan orangnya, ... 

> 

> Itulah kenyataan yang ada yang patut diperhatikan benar oleh rakyat dan 
> bangsa Indonesia untuk meenghormati dan bersahabat dengan bangsa lain yang 
> juga mengulurkan tangan persahabatan. Sebutan Tiongkok/Tionghoa itulah yang 
> dikehendaki Pemerintah dan rakyat Tiongkok, mereka betul-betul merasa terhina 
> dengan sebutan CINA, lebih-lebih kalau CINA menjadi Zhi-na dalam bhs. 
> Tionghoa. 

> 

> Kenapa masih juga ada orang yang tetap bertahan gunakan sebutan CINA? 

> Bukankah salah satu ayat dalam ajaran Islam yang kalau diterjemahkan artinya 
> begini: ''Panggillah seseorang itu dengan panggilan yang mereka sendiri 
> senang mendengarnya' ' .

> 

> Salam,

> ChanCT




 

  




 

















  

Re: [budaya_tionghua] Re: buatan Tiongkok

2009-10-05 Terurut Topik Azura-Mazda
Tuh orang goblok banget ya ALS...ignore aja.

--- On Mon, 10/5/09, a...@cbn.net.id  wrote:

From: a...@cbn.net.id 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: buatan Tiongkok
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Monday, October 5, 2009, 10:46 PM






 





  









Nih ada seorang teman lagi yg tdk/blom pernah merasa sakit dicina-cinain orang 
dan kurang tepa slira thd teman-teman yg pernah mengalaminya. Apa sih 
keberatannya memopulerkan istilah Tionghoa n Tiongkok yang begitu indah dan tak 
berkonotasi menghina (bagi sbgian di antara kita)?Sent from my BlackBerry® 
smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... !From:  "nreharto" 

Date: Tue, 06 Oct 2009 02:23:18 -To: Subject: [budaya_tionghua] Re: buatan Tiongkok

 


  

Apa kalo pake kata Tiongkok atau cina ato china akan menjadikan kita lebih 
bangga atau menjadi apa yang lainnya ?

Kan sama ajah cuma soal huruf ajah. 

Kita di Indonesia, hidup dan mengaku bangsa Indonesia.

Jadi kenapa sih kata kata ajah diributi terus dari dulu sampai saat ini, 
mending cari topik yang bisa membangkitkan semangat hidup.

Di bumi Sumatra sana ( Padang) lagi banyak orang yang butuh kata-kata yang 
dapat membangkitkan semangat hidup setelah musibah yang menimpa mereka.



Salam.

Andre Harto

Kecuali kita warga Chung kuo

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "pccen...@.. ."  wrote:

>

> "Made in China" inikan bahasa Inggris, jika di bahasa Indonesiakan jadi 

> "Buatan Tiongkok".

> 

> Silahkan buka KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA. didalam anda tidak akan 

> ketemu kata "China" tetapi akan ketemu kata "Cina" dimana diberi 

> penjelasan 1. Tiongkok 2. Tionghoa. Jadi kata "Cina" masih harus 

> dijelaskan di Kamus sedangkan kata "Tiongkok" "Tionghoa" sudah 

> sedemikian rupa sehingga bisa menjadi kata dasar untuk jelaskan kata 

> sepadan atau kata asing.

> 

> Kesimpulannya, daripada harus omong "buatan Cina" lalu beri penjelasan 

> maksudnya "buatan Tiongkok", kenapa tidak langsung saja pakai kata asli 

> dari Indonesia (sumbangan kata dari Suku Tionghoa") yakni "buatan 

> Tiongkok"?

> 

> salam

> he sining

>




 

  








 

  




 

















  

Re: [budaya_tionghua] Re: Marga ikut Bapa

2009-09-19 Terurut Topik Azura-Mazda
Milis ini lama-lama bisa jadi milis budaya ngawur, atau
budaya Indonesia

Marga lah bisa seenaknya aja. Cewe tionghoa kawin sama
non-tionghoa lah anaknya bisa dapet marga dan dianggep
tionghoa. 

Ada sih memang contoh-contoh pengecualian spt Ted Siong
yg darahnya India tapi banyak memberi kontribusi dan respect
sekali dengan Tionghoa ya dianggep tionghoa. Tapi pakemnya
ya tetep marga itu diwariskan oleh garis keturunan papa. 
Anak perempuan Tionghoa yg kawin dengan non-tionghoa in
general sudah bukan tionghoa lagi. 

Tentu ada pengecualian beberapa orang perempuan tionghoa
yg melakukan kekeliruan kecil dgn kawin dengan non-tionghoa
tapi jiwa dan keberpihakannya tetep pada budaya tionghoa dan
masyarakat tionghoa maka ia akan tetap dianggep Tionghoa.
Tapi itu pengecualian bukan pakem fundamental. 



--- On Sat, 9/19/09, kawaii_no_shogetsu  wrote:

From: kawaii_no_shogetsu 
Subject: [budaya_tionghua] Re: Marga ikut Bapa
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Saturday, September 19, 2009, 6:35 AM






 





   Ini yang saya paling GAK setuju. Terserah lu bule-bule 
ngomong klo nama kaga penting arti-artiannya. Klo Tenglang JELAS arti nama itu 
penting.



Btw, disini kan kita ngomongin Budaya Tionghoa kan? Pikir sendiri dah, klo buat 
budaya Tenglang, marga itu penting apa gak?

 Laen kasus lah klo ngobrolin soal marga-margaan di milis laen, tapi ni kan 
milis yang ngomongin BUDAYA TIONGHOA.



Klo buat saya, marga itu tetep penting.



--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "ChanCT"  wrote:

>

> Bung Tan yb,

> 

> Itulah yang saya maksudkan. Tidak ada didunia ini yang berhak menentukan 
> seseorang adalah Orang Tionghoa dan yang lain bukan. Biarkanlah mereka hidup 
> sebagaimana adanya, tanpa dipaksakan menjadi orang Tionghoa atau bukan oleh 
> orang lain. Bebas gunakan nama yang dikehendaki dan merasa dirinya sebagai 
> orang apa saja maunya.

> 

> Bukankah kita juga bisa ajukan contoh seorang India yang gunakan nama Shiong 
> Tik Long (atau entahlah gimana ejaan di Indonesia, Xiong De Long), karena 
> hidup dan besar dilingkungan keluarga TIonghoa dan merasa dirinya sudah 
> sebagai TIonghoa, ya biarlah dia nikmati hidup sebagai orang TIonghoa. Tanpa 
> perlu kita tuding lu menghianati bangsa India.

> 

> Bagaimanapun juga kita bisa melihat seseorang dari asal keturunan darah, dari 
> budaya dan dari passport, kewarganegaraan yang dipegang. Sedang nama yang di 
> sandang seseorang boleh kita abaikan, karena orang boleh dan bisa saja 
> gunakan nama Rusia, misalnya, tapi kenyataan tidak ada hubungan sama sekali 
> dengan Rusia.

> 

> Salam damai,

> ChanCT

> 

>   - Original Message - 

>   From: Nasir Tan 

>   To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 

>   Sent: Friday, September 18, 2009 9:48 PM

>   Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Marga ikut Bapa

> 

> 

> 

> 

> 

>   Wah...ini baru menarik. Kayaknya jarang yang berpendapat kayak Bung Chan 
> ya. Tetapi terus terang aja ini menarik dan kalo mau jujur dulu saya juga 
> berpendapat seperti itu...hehehe. Jadi bisa dikatakan bahwa benar kata 
> Shakespeare. .What's a name? Apalah arti sebuah nama kalo ternyata nama yang 
> kita sandang tidak sesuai dengan kerodor atau ide budaya yang kita bawa.

> 

> 

>   regards,

> 

> 

>   Nasir Tan

> 

>

> 

> 

> 

>  - - - - - -

>   From: ChanCT 

>   To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com

>   Sent: Friday, September 18, 2009 4:55:38 PM

>   Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Marga ikut Bapa

> 

> 

> 

>   Memangnya didunia ini siapa yang berhak menentukan anak campuran itu masih 
> Tionghoa atau bukan? Kalau bapak non-Tionghoa sekalipun ibu Tionghoa, lalu 
> anaknya tidak bisa dianggap Tionghoa lagi?

> 

>   Padahal, sekalipun ibu-bapak Tionghoa, kalau anak itu hidup dalam 
> lingkungan yang lepas dari budaya Tionghoa, bahkan sengaja menghilangkan yang 
> berbau Tionghoa, boleh saja dianggap bukan Tionghoa lagi. Bukankah Hary Tjan 
> Silalahi tidak diakui sebagai Tionghoa lagi, sekalipun masih terpancang marga 
> Tjan-nya? Hehehee, ...

> 

>   Salam,

>   ChanCT

> 

> - Original Message - 

> From: Azura-Mazda 

> To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 

> Sent: Friday, September 18, 2009 3:40 PM

> Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Marga ikut Bapa

> 

> 

>   Ya gak apa-apa marga ikut ibu asal bapaknya tionghoa.

>   Yg jadi masalah kalo bapaknya itu non-tionghoa. Ya jelas

>   si perempuan dan anaknya itu bukan tionghoa. 

> 

>   --- On Fri, 9/18/09, Nasir Tan  wrote:

> 

> 

> From: Nasir Tan 

> Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Marga i

Re: [budaya_tionghua] Re: Marga ikut Bapa

2009-09-18 Terurut Topik Azura-Mazda
Ya gak apa-apa marga ikut ibu asal bapaknya tionghoa.
Yg jadi masalah kalo bapaknya itu non-tionghoa. Ya jelas
si perempuan dan anaknya itu bukan tionghoa. 

--- On Fri, 9/18/09, Nasir Tan  wrote:

From: Nasir Tan 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Marga ikut Bapa
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Friday, September 18, 2009, 2:56 AM






 





  Mmmkalo gak salah di tiongkok dulu juga pernah berlaku 
marga ikut ibu/mama, trus berubah marga harus ikut papa. Yah kalo di Indonesia 
itu betul seperti yang dikatakan Lim, kalo gak ada surat kawin maka marga ikut 
mama. Kalo ada surat kawin marga ikut papa. Kalo dipikir-pikir tidak ada 
masalah sebenarnya yang penting kita tau papa dan mama kita. Nah kalo kita 
tidak kenal mereka baru bingung, mo ambil marga dari mana ? Kalau salah ambil 
marga apa kata duniaa..??
 
 
Nasir Tan
Tainan-R.O.C

 




From: Lim Wiss 
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Friday, September 18, 2009 12:49:18 PM
Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Marga ikut Bapa


  



Masalah marga di Indonesia tidak bisa dipaksakan hrs ikut marga bapak.
 
Jika ada surat kawin, barulah marga bapak bisa digunakan.
Jika tidak ada surat kawin, anak ikut marga ibu. Kaum laki-laki tidak bisa 
protes. Ini kenyataan di Indonesia.
 
Setahu saya di Indonesia, pernikahan secara agama hanya boleh 1 kali kecuali 
agama Islam. Tolong koreksi apabila saya salah.
Jika suami menikah lebih dari 1 istri, anak dari istri pertama bisa pakai marga 
bapak. Anak dari istri selanjutnya? Bagaimana bisa pakai marga bapak? 
Akte kawin hanya berlaku buat pernikahan pertama. Mau tak mau anak dari istri 
selanjutnya yach ikut marga ibu.
 
Perkara takut anak2 pada jatuh cinta dengan saudara beda ibu itu salah kaum 
laki-laki.
Yang buat masalah siapa? Maka harus bertanggung jawab. Jangan lempar batu 
sembunyi tangan dong.
 
Biasa di kalangan tionghoa sebelum anak pacaran, baru pendekatan sudah 
diinterview oleh para orang tua, benar tidak?
Bibit, bobot, bebet sudah ditelusuri baru anak boleh melangkah ke hubungan yang 
lebih jauh.
 
Jadi kembali lagi, apakah ada surat kawin?
Kalau ada surat kawin, ikut marga bapak.
Kalau tidak ada surat kawin, ikut marga ibu. Rumit amat sich jadi orang?
 
Rgds,
Lim Wiss




From: budaya_tionghua@ yahoogroups. com [mailto: budaya_tionghua@ yahoogroups. 
com ] On Behalf Of a...@cbn.net.id
Sent: Friday, September 18, 2009 11:21 AM
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Marga ikut Bapa
  



Salah satu "keuntungan" memakai sne garis keturunan laki-laki
(Patrilineal) ialah untuk menghindari perkawinan sedarah. Misalnya sang
papa punya empat istri, otomatis anak-anak dari empat istri tersebut
mempunyai sne yang sama. Dengan demikian mereka (meskipun tidak saling
kenal sebelumnya) bisa menghindari untuk "jatuh cinta". Nah, bayangkan
kalau anak-anak berayah satu itu semua memakai sne ibu mereka, "tanda"
seperti ini tidak ada dan "incest" bisa saja terjadi. :-))

Pernah dimuat di layar TV seorang ulama mempunyai sebelas atau dua belas
istri dan ber"cita-cita" untuk mempunyai anak sampai 100 orang (diiringi
canda tawa para istrinya--tanda tidak berkeberatan :-)). Coba bayangkan
seandainya ulama perkasa ini keturunan Tionghoa yang begitu progresifnya
membolehkan semua anaknya memakai marga para istrinya... :-)

als

"ChanCT"  wrote:
> Ya, tak usah ikuti sitem Patrilineal atau Matrilineal, jalankan saja mana
> suka dan dirasa paling baik. Pemberian nama si bayi yang lahir, sepenuhnya
> adalah hak orang-tua bayi. Si Ibu bayi sepenuhnya juga berhak menurunkan
> marga-nya, apa salahnya? Bayi yang lahir itu kan turunan dari bapak dan
> ibu, malah seringkali si Bayi yang lahir itu betul-betul nurun dan banyak
> kemiripan sang IBU. Tentu dalam pertahankan hak, harus dapatkan



  
 

  




 

















  

Re: [budaya_tionghua] Re: Marga ikut Bapa

2009-09-18 Terurut Topik Azura-Mazda
Kalo ada orang yg pake marga mama, tapi papanya tionghoa
ya gak apa-apa. Yg jadi masalah tuh kalo perempuan tionghoa
kawin sama non-tionghoa ya mestinya dianggap bukan tionghoa
lagi. Anak-anaknya juga bukan tionghoa. Tapi ikut aja babe-nya.
Susah amat. Sekalipun mukanya masi berparas tionghoa dan
bermata sipit. 

Beda kalo papanya Tionghoa tp mamanya non tionghoa kaya
si Bruce Lee kawin bule. Ya anaknya tetep tionghoa. 

--- On Thu, 9/17/09, David Kwa  wrote:

From: David Kwa 
Subject: [budaya_tionghua] Re: Marga ikut Bapa
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Thursday, September 17, 2009, 10:11 PM






 





  Betul begitu. Adat Tionghoa menganut sistem patrilineal 
(garis ayah), bukan matrilineal (garis ibu). Si cihu yang bapanya Belanda 
ibunya Tionghoa ya ikut bapa jadi Belanda. Anak cici yang bapanya Belanda ya 
ikut Belanda juga, pake fam Belanda. Mana bisa dia dapat sne Tionghoa. Dari 
mana si anak memperoleh sne Tionghoa? Owe rasa tidak bisa diterima secara adat, 
karena si anak ikut bapanya yang Belanda.



--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Azura-Mazda  
wrote:

>

> Cewe Tionghoa yg kawin dengan non-tiongoa ya uda gak tionghoa lagi.

> Anaknya pun ikut bapak. Brandon Lee masih tetap Tionghoa karena

> punya marga Lee.

> 

> --- On Thu, 9/17/09, Seny  wrote:

> 

> From: Seny 

> Subject: [budaya_tionghua] Marga

> To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com

> Date: Thursday, September 17, 2009, 4:22 AM

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> ?

> 

> 

> 

> 

> 

>   Dear all,

> 

> 

> 

> Saya ingin mohon petunjuk mengenai pemberian marga.

> 

> 

> 

> Cici saya married dengan pria keturunan tionghoa-Belanda, yang mana cihu saya 
> ini menggunakan marga Belanda, dan tidak punya marga maupun nama mandarin.

> 

> 

> 

> Sekarang cici saya mengandung anak pertama, dan ternyata dari cihu saya ingin 
> anaknya punya nama mandarin. Yang jadi pertanyaan, etiknya marga siapa yah 
> yang dipakai?

> 

> 

> 

> Apakah menggunakan marga dari mamanya cihu, atau marga cici saya?

> 

> 

> 

> Terimakasih.

> 

> 

> 

> Salam,

> 

> Seny

>




 

  




 

















  

Re: [budaya_tionghua] Marga

2009-09-17 Terurut Topik Azura-Mazda
Cewe Tionghoa yg kawin dengan non-tiongoa ya uda gak tionghoa lagi.
Anaknya pun ikut bapak. Brandon Lee masih tetap Tionghoa karena
punya marga Lee.

--- On Thu, 9/17/09, Seny  wrote:

From: Seny 
Subject: [budaya_tionghua] Marga
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Thursday, September 17, 2009, 4:22 AM






 





  Dear all,



Saya ingin mohon petunjuk mengenai pemberian marga.



Cici saya married dengan pria keturunan tionghoa-Belanda, yang mana cihu saya 
ini menggunakan marga Belanda, dan tidak punya marga maupun nama mandarin.



Sekarang cici saya mengandung anak pertama, dan ternyata dari cihu saya ingin 
anaknya punya nama mandarin. Yang jadi pertanyaan, etiknya marga siapa yah yang 
dipakai?



Apakah menggunakan marga dari mamanya cihu, atau marga cici saya?



Terimakasih.



Salam,

Seny




 

  




 

















  

Re: [budaya_tionghua] Re: Masalah Xin Jiang

2009-07-22 Terurut Topik Azura-Mazda
Jadi menurutmu Jip, untuk jadi WNI yg baik seorang Tionghoa
harus menghujat atau at least memperlihatkan kebencian mendalam
terhadap Republik Rakyat Tiongkok negeri leluhurnya ya? 

Orang Arab seperti Habib Rizieq dan Umar Talib biasa-biasa aja
tuh waktu bangga dengan Arab.  

--- On Tue, 7/21/09, jip_id  wrote:

From: jip_id 
Subject: [budaya_tionghua] Re: Masalah Xin Jiang
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Tuesday, July 21, 2009, 11:00 AM






 





  Bung Andreas, tidak usah dengan emosi atau mencaci dong. 

Toh saya menyimak pendapat Anda dg serius. Saya hanya ingin menawarkan 
perspektif lain yang berbeda dengan Anda (dan versi resmi Pemerintah RRC). Apa 
tidak boleh ada sudut pandang berbeda di milis ini? Apa hanya ada satu versi 
yang Anda klaim sebagai kebenaran?



Saya jadi bertanya-tanya, jika artikel tersebut (dan ada artikel2 lain)  
mengkritik RRC, mengapa jadi malah Anda yang berbicara mewakili Pemerintah RRC 
ya? Anda siapa ya? Tentu saja saya tidak berharap anggapan usang rezim Suharto 
terhadap orang-orang seperti Anda benar adanya, apalagi setelah 65 tahun 
Indonesia merdeka.



Anyway terima kasih tanggapan Anda. 



Salam damai.



--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, ANDREAS MIHARDJA  
wrote:



>  

> Dgn info diatas ini silahkan kalian analisa kembali pikiran kalian sebelum 
> melonjak rasisme atau exploitatie yg beragama islam. Dunia lebih besar dari 
> tempurung kalian.

>  

> Andreas

>  

>  

>  

>  

>  

> --- On Mon, 7/20/09, ardian_c  wrote:

> 

> 

> From: ardian_c 

> Subject: [budaya_tionghua] Re: Masalah Xin Jiang

> To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com

> Date: Monday, July 20, 2009, 12:11 AM

> 

> 

> rasanya pemerintah RRT itu tidak beretnis Han tapi beretnis 56 etnisnya.

> Tapi tdk dipungkiri mayoritas etnis disana adalah etnis Han yg berjumlah 
> kira2 90% atau sekitar 1 milyard.

> 

> Anggap sisanya itu 10 % alias 100 jt lebih, ya sdh setengah dari penduduk 
> Indonesia lho.

> 

> BTW etnis2 terutama minoritas dan terasing di Indonesia jg mengalami nasib yg 
> kurang baik dan bahasa ibu mereka terancam dgn bahasa persatuan yaitu bahasa 
> Indonesia.

> Hal yg sama jg terjadi di RRT, dimana bahasa nasional adalah bahasa mandarin 
> atau bahasa Han.

> Tapi jika anda memperhatikan, TV pemerintah sana jg menggunakan bahasa etnis2 
> minoritas sebagai bahasa pengantar.

> Di Indonesia jg sama, seperti misalnya TVRI stasiun Jawa Barat yg menggunakan 
> bahasa Sunda.

> Tapi bagaimana dgn Kalimantan Barat misalnya, bahasa apa yg digunakan di TVRI 
> lokal ?

> Bahasa Melayu ? Bahasa suku Dayak ( yg beragam ) atau bahasa Khe or Hokian ?

> 

> Mungkin ada baiknya fokus energi ini diarahkan bagaimana menjaga kelestarian 
> bahasa2 suku2 pedalaman yg ada di Indonesia ini.

> 

> --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "jip_id"  wrote:

> >

> > Mengapa RRC ingin mempertahankan Xinjiang? Alasannya sama dengan mengapa 
> > Pemerintah RI mempertahankan Papua dan Aceh, AS menginvasi Irak dan (dulu) 
> > membiarkan kediktatoroan Syah Iran: 

> > 

> > : Kekayaan Xinjian luar biasa. 75% persen pajak masuk kantong pemerintah 
> > RRC yang beretnis Han.

> > 

> > yah itulah imperialisme gaya baru pasca Perang Dunia II yang 
> > mengatasnamakan negara ... Tapi sudahlah anggap saja fakta di bawah sebagai 
> > pengetahuan umum.

> > 

> > 

> > ===

> > 

> > 

> > 

> >  "Kekayaan" Uighur yang Luar Biasa

> > Monday, 13 July 2009 15:53 usamah

> > E-mail Print PDF

> > 

> > 75 persen pajak dari Xinjiang masuk ke pemerintah pusat, padahal wilayah 
> > itu merupakan daerah otonomi

> > 

> > Hidayatullah. com--Wilayah Otonomi Uighur Xinjiang ini memiliki kekayaan 
> > alam luar biasa, mulai dari minyak, gas, dan batu bara. Pemerintah Komunis 
> > China menjadikan Xinjiang sebagai pusat strategi keamanan energi nasional.

> > 

> > Kabinet China menerbitkan dokumen berjudul ''Proposals of the State Council 
> > on Promoting Economic and Social Development in Xinjiang" yang secara jelas 
> > mengungkapkan bahwa pada 2020, Xinjiang akan menjadi basis pengolahan dan 
> > produksi migas terbesar di China.

> > 

> > Cadangan Minyak dan Gas

> > 

> > - Wilayah Xinjiang menguasai 20 persen cadangan potensial minyak China.

> > 

> > - Cadangan minyak mencapai antara 20-40 miliar ton minyak mentah

> > 

> > - Cadangan gas sedikitnya 12,4 triliun kaki kubik

> > 

> > * China National Petroleum Corp, perusahaan minyak milik negara terbesar, 
> > memiliki hak monopoli pengelolaan dan eksplorasi migas di Xinjiang.

> > 

> > - Penemuan minyak yang besar di cekungan Sungai Tarim dan gurun Taklamakan 
> > telah menarik perhatian global.

> > 

> > - China membangun pipa sepanjang 2.600 mil yang mengaliri migas ke sebagian 
> > besar kota besar seperti Shanghai hingga ke Beijing.

> > 

> > Strategi Energi China

> > 

> > - Mengurangi ketergantungan migas dari luar negeri

> > 

> > - Menjadikan Xinjiang sebagai pusat penyimpanan dan cadangan na

Re: Kebodohan Membuka Peluang (Re: [budaya_tionghua] Berita yang provokatif berbau SARA, bibit perpecahan)

2009-07-13 Terurut Topik Azura-Mazda
Hebat ya para pejabat Indonesia, tidak ada yg dateng
ke Kalbar sewaktu jatuh korban sekitar 4000 orang
madura. Hebat-hebat...!! Seluruh dunia harus belajar
dari para pemimpin Indonesia nih.

--- On Mon, 7/13/09, Akhmad Bukhari Saleh  wrote:

From: Akhmad Bukhari Saleh 
Subject: Re: Kebodohan Membuka Peluang   (Re: [budaya_tionghua] Berita yang 
provokatif berbau SARA, bibit perpecahan)
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Monday, July 13, 2009, 5:42 AM
















  
  


Tentu saja 
kerusuhan Tibet beda dengan kerusuhan Sinkiang. Hampir tidak ada kerusuhan yang 
sama.
 
Tetapi sebaliknya hampir semua kerusuhan ada 
kesamaannya.
Dalam menanggulanginya harus diperhitungkan 
aspek-aspek besaran skalanya, motif penyebabnya, dan potensinya untuk 
berkembang lebih rusuh lagi.
Dan diukur dengan semua aspek itu, 
kerusuhan Tibet masih jauh, jauh lebih berat daripada kerusuhan Sinkiang, 
terutama karena gerakan free Tibet yang jutaan orang di luar RRT sangat jauh 
lebih established dan kuat daripada gerakan free Sinkiang yang cuma 
seorang perempuan tua di AS.
 
Namun begitu toh baik kerusuhan Tibet apalagi 
kerusuhan Sinkiang keduanya tidak memerlukan repotnya seorang Presiden 
RRT.
Ingat waktu kerusuhan etnis serupa Uighur 
vs. Han terjadi antara Dayak vs. Madura di Kalimantan Barat? Bahkan seorang 
Menteri pun tidak ada yang perlu datang dari Jakarta ke Pontianak.
Begitu pula dalam halnya Sinkiang tidak ada 
Menteri yang perlu datang dari Beijing ke Urumqi.
 
Sebaliknya di Italia, kehadiran Presiden RRT 
pada G-8 Summit mengemban tanggung-jawab sangat besar, bukan hanya mewakili 
aspirasi sosialisme milyaran rakyat RRT, tetapi juga sebagai satu-satunya 
wakil seantero rakyat dunia ketiga, dalam berhadapan dengan para 
kampiun ekonomi kapitalisme liberal yang 
sedang meroyan.
 
Jadi, jangan bicara tentang wujud 
tanggung-jawab seorang pemimpin dalam melihat kepulangan Presiden RRT dari 
Italia.
Karena kalau begitu, itu adalah lari dari 
tanggungjawab yang maha besar dengan berkedok tanggungjawab 
yang sangat sepele.
 
Wasalam.
 
 = = ===


- Original Message - 

From: zho...@yahoo. com 

To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Sent: Sunday, July 12, 
2009 9:50 AM
Subject: Re: Kebodohan 
Membuka Peluang (Re: [budaya_tionghua] Berita yang provokatif berbau SARA, 
bibit 
perpecahan)

Peristiwa Tibet agak lain dng xinjiang, di tibet para perusuh 
sasarannya jelas terlihat, yakni pemerintah. Pemerintah lebih mudah bertindak 
dng tangan besi. Di Xinjiang yg menjadi sasaran adalah kelompok masyarakat! Ini 
kalau tidak ditangani dng hati2 bisa berlanjut menjadi bentrokan etnis secara 
masif. Mengingat di xinjiang jumlah orang han dan uigur relatif berimbang. 


Yg jelas, di media2 yg saya percaya tak ada satupun yg mengaitkan 
kepulangan Hu dng masalah dipermalukan! Kalau masalah pencitraan di massmedia 
barat, mau gimana corectnya tindakan Rrt, tetap saja bisa dibelokkan menjadi 
citra negatif! Ini sudah jamak. Egp kata anak2 
muda.

 

  




 

















  

Re: [budaya_tionghua] Istilah Usang Nonpri-Pri (Was: Kedoknya Tersingkap Juga)

2009-06-24 Terurut Topik Azura-Mazda
Perempuan bego tidak punya harga diri kayak si penulis
itu mah gak usa dipikirin...

--- On Wed, 6/24/09, David Kwa  wrote:

From: David Kwa 
Subject: [budaya_tionghua] Istilah Usang Nonpri-Pri (Was: Kedoknya Tersingkap 
Juga)
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Wednesday, June 24, 2009, 12:38 AM
















  
  Maaf, owe mau tak mau terpaksa berkomentar juga. Gatal rasanya kalau 
tidak. Rasanya janggal ya, istilah yang dipakai koq masih istilah diskriminatif 
“nonpri-pri” hasil rekayasa rezim orde babe yang sudah usang seh...? Koq si 
perempuan yang satu ini mau-maunya menyebut dirinya “wanita nonpri” seh...? 
Jangan mau "diasing-asingkan" dan jangan suka“mengasing-asingkan diri” lah! 
Kalau owe seh, terus-terang, oga be'eng...! Owe ngga pernah merasa diri “asing” 
dan “menumpang” di negeri ini. Seandainya negeri ini bukan tanah tumpah-darah 
owe dan owe lantas disuruh “pulang”, mau disuruh “pulang” ke mana? Ke Amrik, ke 
Ostrali, atau ke Kanada? Lalu kenapa kalimatnya bukan “saya seorang perempuan 
Cina/Tionghoa” aja, yang kawin dengan “seorang Jawa” bernama Joko, kan enak 
kalau begitu! Daripada “nonpri” lah, “WNI keturunan” lah, “warga keturunan” lah 
(emangnya “keturunan” apa?), kan terasa lebih “sedap” dan
 “nyaman” di mata-kuping- hati disebut “Cina/Tionghoa”. Disebut Cina/Tionghoa, 
siapa takut? Biasa aja tuh... Kita emang orang Indonesia dari kelompok etnik 
Cina/Tionghoa. Cina/Tionghoa so what gitu loh. Pede aja lah, jangan minder 
disebut Cina/Tionghoa, orang juga maklum. Mereka yang tetep pake nama 
Cina/Tionghoa seperti Liem Swie King, Kwik Kian Gie juga pada pede aja tuh.



--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, “HKSIS” 

[budaya_tionghua] Selamatkan Rumah Oey Djie San

2009-01-12 Terurut Topik Azura-Mazda
Indopos, Selasa 13 Januari 2009
SELAMATKAN RUMAH OEY DJIE SAN
Pemuda Tionghoa Gelar Diskusi 
 
DIPICU mulai terbengkalainya bangunan cagar budaya, puluhan anak muda di 
sekitar rumah Kapitan Oey Djie San di Karawaci, Tangerang berkumpul untuk 
melakukan diskusi serta mencari solusi agar bangunan tersebut bisa 
diselamatkan, Sabtu (10/1) malam lalu. 
 
Keberadaan rumah Kapitan Oey Djie San kini 40 persen bangunannya sudah dirusak 
karena kepemilikannya sudah diambil alih orang lain. Elemen masyarakat, 
khususnya dari kalangan pemuda-pemudi Tionghoa konsern memperjuangkan 
kelanggengan bangunan itu. 
 
Ken Ken, koordinator pemuda Tionghoa yang peduli bangunan cagar budaya 
mengungkapkan dirinya merasa ironis melihat bangunan bersejarah itu akan segera 
dibongkar. 
 
“Padahal, bangunan kapitan itu memiliki keunikan arsitektur yang sulit 
ditemukan di tempat lain. Yaitu keberadaan arsitektur yang menggabungkan 
arsitektur Eropa (Belanda), local (Melayu Tangerang), dan China. Tidak banyak 
gedung tua yang memiliki keunikan seperti rumah Kapitan Oey Djie San,” tuturnya 
kepada Indo Pos. 
 
Maka itu, bersama dengan Ikatan Pemuda PSMTI, Koalisi Antar Generasi dan Anak 
Langit, serta elemen pemuda lainnya, pihaknya mengharapkan Pemda setempat bisa 
mengambil alih bangunan itu sebagai bagian dari cagar budaya. Sehingga, 
lanjutnya, keberadaan bangunan itu bisa terus bertahan sebagai bagian dari 
wisata budaya Tangerang. 
 
Untuk diketahui, rumah Kapitan Oey Djie San berdiri sejak abad ke 18. Bangunan 
yang berdiri di atas tanah seluas 1,8 hektar itu dulunya merupakan pusat 
administrasi bagi orang Tionghoa. Juga pernah dipakai sebagai tempat 
pengungsian masyarakat Tionghoa Tangerang ketika terjadi pembantaian di 
Tangerang 1946 (peristiwa gedoran). 
 
Sementara itu, bagi Eddie Sadeli selaku Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian 
Masyarakat Tionghoa Indonesia (LPPMTI) mengaku sangat ironis melihat keberadaan 
bangunan tua di Indonesia. 
 
“Ketika keluarga tidak lagi bisa mengurus bangunan itu, Pemda tidak tanggap 
mengambil alih. Padahal, situ situ sangat berharga bagi pendidikan sejarah 
generasi selanjutnya,” imbuhnya. 
 
Selain sebagai bagian dari pendidikan sejarah bangsa, bangunan itu juga pantas 
menjadi aset wisata untuk Pemda setempat. Kendala dana seringkali menjadi 
keluhan Pemda ketika dituntut untuk melestarikan cagar budaya. 
 
“Sepertinya, elemen komunitas Tionghoa pun harus turun tangan. Misalnya, mereka 
bisa membeli bangunan itu kemudiandipakai sebagai tempat perkumpulan atau rumah 
abu Marga. Saya rasa, itu solusi yang paling mungkin saat ini,” sarannya. (sic)
 


  

[budaya_tionghua] Malam Mingguan di Rumah Kapiten Oey Djie San

2009-01-08 Terurut Topik Azura-Mazda
Acara "Malam Mingguan di Rumah Kapiten Oey
Djie San" adalah rapat akbar terbuka yang akan
berlangsung pada hari Sabtu tanggal 10 Januari
2009. Acara ini akan berlangsung mulai pukul 7 malam
sampai selesai. Lokasinya di Jl. Imam Bonjol
Karawaci tepat di rumah Kapiten Oey Djie San.
Seluruh elemen yang perduli diharapkan kehadirannya. 
 
Pada hari Kamis tanggal 8 Januari pukul 8 malam
terjadi rapat dadakan di rumah Caleg Acong. Rapat
dihadiri oleh IP-PSMTI, Pemuda Tionghoa-Tangerang,
Aliansi Ormas dan saya. Jumlah perserta 10 orang
pemuda. 
 
Rapat dadakan ini tidak direncanakan terlebih dahulu.
Di sore hari, seorang teman IP-PSMTI bernama Wendi 
menelpon saya. Saya ajak dia ke rumah Acong. 
Sesampainya di rumah Caleg Acong, sudah berkumpul
5 orang pemuda termasuk Koh Budi Krisnanto (anggota
DPRD 2 Tangerang. 
 
Setengah jam kemudian, datang dua orang perwakilan
ormas pemuda. Lelaki dan perempuan berseragam hitam.
Ada bendera merah putih di lengan kanan. Keduanya
bukan etnis Tionghoa. Karena belum ada izin menyebut
nama ormas pemuda ini, saya hanya akan menyebutnya
dengan istilah "aliansi ormas". 
 
Siang hari sebelumnya, seseorang dari majalah SINERGI
menelpon saya di kantor PANTAU KOMUNITAS. Dia
memberitahu tentang adanya beberapa kelompok pemuda
non-tionghoa Tangerang yang memiliki visi perjuangan 
menyelamatkan gedung-gedung tua termasuk Rumah Kapiten 
Oey Djie San. Orang dari majalah SINERGI ini meminta 
nomor telpon Caleg Acong. 
 
Orang-orang muda non Tionghoa yang peduli dengan 
Rumah Tua Kapiten Oey Djie San itu adalah kedua 
orang yang datang ke rumah Acong dan mengadakan 
rapat dengan para pemuda Tionghoa. 
 
Rapat informal dibuka dengan perkenalan diri. Suasananya
masih kaku. Acong, sebagai tuan rumah, membuka rapat
dengan penjelasan bahwa kami baru mengetahui masalah
pembongkaran rumah Kapiten Oey Djie San. Lalu kami
meminta penjelasan dari ke 2 perwakilan Aliansi Ormas untuk
mengurai permasalahan agar terjadi kesamaan pemahaman
terkait masalah perusakan situs sejarah. 
 
Kawan Aliansi Ormas membuka penjelasan dengan aktifitas
riset situs sejarah Tangerang yang akan dibukukan. Dalam buku
yang segera terbit ini ada penjelasan tentang Rumah Kapiten
Oey Djie San. Mereka telah mengunjungi berbagai situs di
Tangerang, termasuk Kelenteng Tanjung Kait dan Boen Hai Bio
di Serpong. Mereka juga perduli dengan masalah lingkungan
hidup. 
 
Khusus di masalah perusakan rumah kapiten Oey Djie San,
Aliansi Ormas telah mengetahui dan melakukan serangkaian
aksi penyelamatan dan riset masalah sejak bulan November. 
"Masalah ini sudah dibicarakan di mana-mana, bahkan sudah
naik di media. Tetapi anehnya, di Tangerang adem-ayem", kata
pemuda Aliansi Ormas. 
 
Kami tidak mampu menjawab. Beberapa pemuda Tionghoa
menundukan kepala. 
 
Pemudi Aliansi Ormas yang sebelumnya diam membuka
suara. Saudari ini menjelaskan masalah hukum rumah Kapiten
Oey Djie San. 
 
Menurutnya, Rumah Kapiten Oey Djie San telah terdaftar
sebagai "Benda Cagar Budaya" (BCB). Jadi tidak sepenuhnya
benar bahwa rumah tua ini tidak memiliki status penting. 
Payung Hukum yang mengatur masalah cagar budaya diatur
oleh UU No.5 tahun 1992. Ada aturan resmi pemerintah RI 
untuk melindungi situs-situs bersejarah dan benda cagar
budaya. Lewat payung hukum ini, gugatan masyarakat terhadap
rumah Kapiten Oey jadi memiliki pondasi hukum. 
 
Pembongkaran Rumah Kapiten Oey sudah terjadi sejak
bulan November. Aliansi ormas secara tidak sengaja 
mendapati proses awal pembongkaran itu ketika mereka
sedang meneliti lingkungan sungai di depan rumah kapiten
Oey. Ada aktifitas pembongkaran. Mereka bertanya-tanya.
Itulah awal dari riset dan aktifitas Aliansi Ormas yang
membuat kita para pemuda Tionghoa tampak tertinggal cukup
jauh. 
 
Aliansi Ormas telah melakukan interview dengan RT dan
RW setempat, pihak kepolisian, mempelajari delik hukum
dan sempat hendak dihentikan oleh pihak pemda Kota
Tangerang. 
 
Menurut ALiansi Ormas, pihak penghancur rumah Kapiten
Oey sebenarnya memiliki rencana akan menyelesaikan 
pembongkaran pada tanggal 20 Desember 2008. Aliansi 
Ormas menduga proses penghancuran itu sementara 
ditangguhkan karena kasus ini terblow-up media. Tetapi 
mereka mengamati bahwa proses pembongkaran seluruhnya 
akan tetap dilaksanakan. 
 
Pada tanggal 20 Desember itu pula, Aliansi Ormas 
menggelar sarasehan di Taman Makam Pahlawan Tangerang
dengan tajuk "Selamatkan Situs Tua Tangerang". 
Sarasehan ini khusus membahas pembongkaran rumah
Kapiten Oey. Pihak Boen Tek Bio diundang tetapi tidak
ada satu pun yang datang. Alasannya berhalangan hadir. 
 
Rumah Kapiten Oey terletak di lahan seluas 1,8 hektar. 
Lahan ini dibeli pihak Mc Donald dengan harga 20 milyar
rupiah. Menurut beberapa sumber, pembayaran belum
lunas. Sedangkan menurut Aliansi Ormas, bangunan
gedung rumah terjual dengan harga Rp. 750 juta. 
 
Aliansi Ormas memperoleh keterangan beberapa nama
yang terkait dengan pencurian situs sejarah Tionghoa ini. 
Ada beberapa orang yang terlibat. Salah satu artefak ruma

[budaya_tionghua] Gerakan Anti Olimpiade tgl 7 Agustus

2008-08-03 Terurut Topik Azura-Mazda
Dear Friends
 
Ada agenda dari beberapa kelompok anti-Tionghoa dari
Falun Gong Indonesia, Anand Krsna, Aliansi Rakyat Indonesia
untuk Rakyat Tiongkok, jaringan pemerintahan Tibet in Exile,
Himpunan Mahasiswa Budhis Indonesia (hikmahbudhi) dan 
beberapa kelompok lain serta tokoh-tokoh seperti Marco
Kusumawijaya, Metta Dharmasaputra (wartawan TEMPO),
Mohamad Gatot (LBHI) yg didukung oleh
Jaringan Tionghoa Muda (JTM) untuk menggelar aksi bakar
lilin untuk mengecam Olympiade Beijing dan mempermalukan
seluruh etnis Tionghoa. 
 
Lokasi pembakaran lilin belum dapat saya terima. Mungkin
di Bunderan HI pada malam hari. 
 
Orang-orang ini mempersoalkan isu Tibet, Uighur Xinjiang, Burma dan
mempolitisir pesta olah raga menjadi kegiatan politik anti-Tiongkok
dan anti-Asia yg sepenuhnya diback up oleh jaringan radikal
Anglo Saxon yg berbasis di Amerika. 
 
Tanpa pendalaman masalah apalagi pemahaman tentang
konteks yg berlaku terhadap masalah-masalah yg mereka angkat
semerta-merta mereka menghujat RRT dan Han Chinese sedemikian
rupa. 
 
Contohnya di masalah Tibet. Mereka menuding secara sembarangan
Kerusuhan anti-Tionghoa di Lhasa tanggal 14 Maret. Kerusuhan
berdarah yg diotaki oleh Klik Dalai Lama yg merupakan bagian
integral dari Tibetan People's Uprising Movement dan diorganisir
oleh Tibetan Youth Congress lepas dari pengetahuan mereka yg
sepotong-sepotong tentang apa yg terjadi di Zhongguo. 
 
orang-orang ini tidak mampu melihat kebohongan Dalai Lama 
ketika menyatakan bahwa kerusuhan Lhasa itu adalah "demonstrasi
damai" yg dilakukan oleh para pemuda Tibet. Nyatanya, di Youtube
terpampang rekaman-rekaman aksi anarkis, brutal, inhuman dan
preman yg dilakukan oleh para pemuda Tibet terhadap orang-orang
Han Tionghoa dan Hui Moslems. Lantas, terbongkarnya
kebohongan CNN dan BBC dalam manipulasi pemberitaan terhadap
fakta yg terjadi di Lhasa. 
 
Fakta-fakta ini tetap tidak mampu menyentuh rasionalitas dan
hati nurani kelompok-kelompok Indonesia anti Tiongkok yg
akan membakar lilin di tanggal 7 malam nanti. 
 
Jangan berharap kelompok-kelompok anti Tiongkok ini mengetahui
beberapa data penting seperti naiknya GDP regional Tibet selama
7 thn bertururt-turut. Mereka juga tidak tau bahwa Pemerintah Pusat
RRT setiap tahun memberi subsidi yg mencapai angkat 94.7 miliar yuan 
untuk Tibet. Infrastuktur Tibet mengalami kemajuan
pesat beberapa tahun belakangan ini dan pembukaan jalan kereta
Qinghai-Tibet telah memberi keuntungan besar untuk masyarakat
Tibet (baik Han Tionghoa dan Tibetan minority). selama 10 thn, 
pemerintah pusat dan Tibetan Autonomous Region telah menyelesaikan
117 projek pembangunan besar di kawasan tibet. Seluruh pelosok
Tibet sudah memiliki jaringan telepon saat ini. lebih dari 590 ribu
keluarga petani dan gembala telah menempati rumah layak huni
secara cuma-cuma sejak pemerintah membangun pemukiman layak
huni di tahun 2006. Sedangkan penduduk Tibet hanya berkisar 2,7 jt
orang saja. 
 
Pemerintah Daerah Tibet telah mampu memberikan subsidi medis
kepada seluruh penduduk dengan sistem asuransi medis. Tibet
merupakan provinsi pertama yg memberlakukan sistem asuransi
tersebut. Sistem ini telah membantu 230 ribu petani untuk 
memperoleh akses kesehatan yg layak. 
 
Orang-orang bakar lilin ini tidak pernah mengetahui bahwa selam 20
tahun belakangan ini, Pemerintah RRT telah memberikan dana lebih
dari 700 juta yuan untuk memperbaiki biara, merawat situs-situs
keagamaan dan relik-relik. Pemerintah Pusat juga melakukan usaha
untuk mengumpulkan kumpulan tulisan-tulisan klasik Tibet termasuk
transkrip Tibetan Tripitaka dan Biografi Raja Gesar yg masyur itu. 
Pemerintah Pusat Beijing juga memiliki program untuk mempertahankan
dan mengembangkan kebudayaan/tradisi Tibet yg merupakan salah 1
suku minoritas di Tiongkok. Sebenarnya, bukan hanya kebudayaan
dan tradisi Tibet saja yg dijaga oleh Pemerintah, tetapi seluruh suku
minoritas memperoleh priviledge tersebut. 
 
 
 
 
 
 


  

[budaya_tionghua] Arson attack at Chinese consulate in San Francisco

2008-03-21 Terurut Topik Azura-Mazda
This is what's going to happen when the anti-chinese
  movement spread on the basis of mis-perception and
  mis-knowledge of what happened on Tibet. The Western's
  media doesn't tell the truth and try so hard to hide
  the fact that Tibetans' youngsters started to burn and
  kill the Chinese and Hui (moslem people). 
   
  There's a huge possiblity that it is going to spread 
  wider to attack all the chinese ethnics (huaren) due to
  Western's propaganda against Zhongguo. 
   
  so i think it is better for us to clarify the situation in Tibet
  and not to worsen the news and anti-chinese sentiment. 
  because, in due time, it is ourselves who will be the victims
  of these acts. 
   
   
   
  Arson attack at Chinese consulate in San Francisco: police 

Thu Mar 20, 2008 

SAN FRANCISCO (AFP) - Police in San Francisco are investigating an 
arson attack on the Chinese consulate in the city, officials said 
Thursday. 

A San Francisco police spokesman said a flammable liquid was poured on 
a metal door at the building and set alight at around 4 am. The blaze, 
which charred a door, burned out before fire crews arrived on the scene.

No-one was hurt in the incident and police are hunting two people seen 
fleeing the scene, the spokesman said.

The incident comes amid worldwide condemnation of China's crackdown 
against anti-Chinese protesters in Tibet, which has seen demonstrations 
at Chinese embassy buildings across the globe.


   
-
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.

[Non-text portions of this message have been removed]



[budaya_tionghua] China plans a city-sized monument celebrating

2008-03-03 Terurut Topik Azura-Mazda
BEIJING (AFP) - China plans a city-sized monument celebrating 
traditional Chinese culture and centred on the birthplace of the 
philosopher Confucius, state media said Sunday. 

The "Chinese Culture Symbolic City" in eastern Shandong province will 
cost at least 4.2 billion dollars and span more than 300 square 
kilometres (115 square miles), Xinhua news agency quoted those 
involved in the project as saying.

Project organisers will begin soliciting design proposals for the 
plan next week but already envision a memorial hall to Confucius and 
monuments to other memorable Chinese figures from the past.

The monument would also celebrate Chinese technical breakthroughs 
such as paper-making up to recent successes such as the launch of a 
lunar probe, Xinhua said.

The plan marks perhaps the most spectacular embodiment of a rebirth 
in interest in traditional Chinese culture. 
   
In particular, Confucius's 2,500-year-old teachings of peace and 
social harmony have come back into 
vogue as an antidote to the rapid and chaotic development of modern 
China.

"No culture can survive without the matrix in which it was born," Xu 
Jialu, a parliament member and project initiator, was quoted as 
telling a press conference in Beijing.

"The traditional Chinese culture is part of the Chinese people's 
identity, and we need to bring that back in the face of an 
increasingly superficial and chaotic world."

The "city" will incorporate the ancient city of Qufu, ancestral home 
of Confucius, and nearby Zoucheng, home of the later Confucian 
philosopher Mencius, and a mountain range between them.

China's Confucian revival has been tacitly encouraged by the 
communist government as a calming influence amid growing public 
dissatisfaction over China's economic and social growing pains.

Construction is expected to begin by 2010.


   
-
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.

[Non-text portions of this message have been removed]



[budaya_tionghua] Re: Pemalsuan suatu sejarah

2008-02-19 Terurut Topik Azura-Mazda
Fei, what's wrong with you?! Rilex, santai sedikit. 
  Anda jangan ganggu orang. Pilih saja orang-orang yg
  seide dgn anda untuk berdiskusi dan mengelaborasi
  permasalahan. sekaligus break down masalah. 
   
  Jangan ganggu orang lain. Itu hanya membuat anda
  cape sendiri. Dimaki-maki, sekaligus pesan anda
  tidak akan didengar. Paling2 nama anda langsung didelete
  atau email anda dimasukan ke dalam mailbox spam.
  Jadinya cape sendiri bukan?! 
   
  btw, anda ini siapa ya? Kenapa mau libatkan komunitas
  Tionghoa ke dalam perdebatan agama? hujat-hujat islam
  lagi. itu tidak baik, bisa bikin rusuh. Plis dipikir ulang. 

fei fei <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Saya cuma ingin urung rembuk juga dan hati hati terhadap pemalsuan 
suatu sejarah yang banyak terjadi ,apalgi kita baru saja merayakan imlek dan 
lihat apa benar tahun 2559 adalah tahun resmi imlek ternyata ini juga bukan 
malahan akan di ketawai oleh china daratan sejak kapan imlek berubah tahunnya 
inilah salah satu masalah juga yang harus disadari kesalahan sejarah yang 
begini masih meliputi tionghoa tionghoa indonesia dan tentunya saja ini akan 
menjadi bahan tertawaan bagi china china yang percaya kebohongan suatu rezim 
terhadap sejarah dan tentunya banyak sekali bukan contoh ini saja yang sudah 
saya berikan.
  Alexsander the great,napoleon bonaparte zhang he dan terakhir adanay 
kebohongan pahlawan pattimura yang di gembar gemborkan beragama islam ini juga 
sudah banyak terjadi.
  Apa ini tidak mau di telaah dan di teliti sangat sangat memalukan tentunya 
bagi tionghoa indoneisa yang percaya suatu konpirasi kebohongan publik mentah 
mentah.
   


  
-
  Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search.

   
-
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.

[Non-text portions of this message have been removed]



[budaya_tionghua] Kelakuan Memalukan FLG di imlek tahun ini

2008-02-11 Terurut Topik Azura-Mazda
Saya baru saja baca Harian New York Times.
  Tiba-tiba ada berita tentang aktivitas hebat 
Falun Gong di New York. 
   
  Ternyata FLG di Amerika pun dibenci oleh
  masyarakat. Karena penipuan dan kelicikan yg
  mereka tampilkan, Kelucuan teori aliens ala
  Li Hongzhi dsb. 
   
  di imlek tahun ini, FLG kembali memperlihatkan
  perilaku tidak-etis dengan penipuan dan mempertontonkan
  sesuatu yg tidak layak ditonton oleh anak kecil.
  perilaku FLG ini memicu protes dari orang tua yg
  tertipu oleh FLG. 
   
  untuk lebih lengkapnya, silahkan baca artikel
  berita New York Times di bawah ini:
   
   
  A Glimpse of Chinese Culture That Some Find Hard to Watch 

By ERIC KONIGSBERG
New York Times

Each of the first few numbers was more elaborate than the last, 
teeming with acrobatic dancers, awash in jewel-toned silks, swelling 
to the anthemic strains of the orchestra. It was the opening night of 
Chinese New Year Splendor, a music and dance production that began at 
Radio City Music Hall last week.

Then the lyrics to some of the songs, sung in Chinese but translated 
into English in the program, began referring to "persecution" 
and "oppression. " Each time, almost at the moment a vocalist hit 
these words, a few audience members collected their belongings and 
trudged up an aisle toward the exit.

Before long came a ballet piece in which three women were imprisoned 
by a group of officers, and one was killed. At the end of the number, 
more members of the audience, in twos and fours and larger groups, 
began to walk out. At intermission, dozens of people, perhaps a few 
hundred, were leaving.

They had realized that the show was not simply a celebration of the 
Chinese New Year, but an outreach of Falun Gong, a spiritual practice 
of calisthenics and meditation that is banned in China. More than 
three years after flooding city corners and subway stations to spread 
the word about the Chinese government's repression, Falun Gong 
practitioners are again trying to publicize their cause. Only this 
time, it involves costumed dancers and paying audiences in that most 
storied of New York concert halls, Radio City. 

While the street theater, which often included live simulations of 
torture and videos and photographs of beaten victims, took a direct 
approach, the Chinese New Year Splendor show involves a slow reveal. 
It is not until the performance is under way that any reference is 
made to Falun Gong. 

"I don't feel comfortable here," said Elizabeth Levy, an author of 
children's books who was among the first to leave. "I had no idea 
when I came that this was about Falun Gong." 

"The Power of Awareness," a piece that occurred late in the event, 
marked one of the first overt mentions of the movement in the 
program. In that number, Communist police officers walking through a 
park rough up a mother and daughter whose banner carries the Falun 
Gong message of "truthfulness, compassion and tolerance." 

The abusive officers are pushed back and chased away by a large 
group. The mother and daughter duo then "poetically leads the 
multitudes in learning the exercise of Falun Gong."

Advertisements for the show, which have appeared on Metro-North 
trains and in The New York Times, among other places, make no mention 
of Falun Gong. Nor do the show's Web site or the brochures being 
handed out on Manhattan sidewalks. The brochures include what appears 
to be an endorsement quotation from Mayor Michael R. 
Bloomberg: "Brings to life the rich traditions of ancient China right 
here in the Big Apple."

However, a spokesman for the mayor, John Gallagher, said that Mr. 
Bloomberg had neither seen the show nor praised it, and that the 
quotation may have been taken from a greeting card Mr. Bloomberg sent 
to Chinese-American organizations in which he saluted Chinese New 
Year celebrations in general.

The show, which runs through Saturday, is a production of New Tang 
Dynasty Television, a nonprofit satellite broadcaster started by 
Falun Gong followers and based in New York. 

With roughly 200 performances planned for 2008 — the company employs 
two troupes — it estimates that about 600,000 people will see the 
shows (in 2007, the company said, the number was about 200,000).

The television network, which often broadcasts news critical of the 
Chinese government, has been sparring continuously with Beijing over 
the shows. Before last year's show at Radio City (the first was in 
2006), the network complained that China was pressuring sponsors to 
withdraw their support, a claim echoed in other cities where the show 
has run. 

In a statement, the Chinese Embassy criticized the network for trying 
to "inveigle the public into watching the show," and said, "The truth 
is that the so-called `galas' were nothing but a sheer political tool 
used by `Falun Gong' organization to spread cult and anti-China 
propaganda."

Falun Gong is a form of qigong, an ancient practice of breathing 
exercises, but also incorporates a

[budaya_tionghua] Re: Fw: Giliran Jalan Gajah Mada Tegang

2007-12-10 Terurut Topik Azura-Mazda
--- telah disunting seperlunya --

Ya lo kontak sodara-sodara di Ponti donk. Gue tau benar
  persepsi teman-teman Dayak terhadap Melayu di sana.
  oleh karena itu, kalau posisi Tionghoa dizolimi dan terus
  didesak hingga terjadi kemelut besar maka semua lapisan
  masyarakat termasuk Dayak akan marah. di sana titik
  penyelesaian ketegangan itu. di saat, teman-teman Dayak
  sudah bergerak. 
   
  intinya, tetap komunikasi dan duduk bersama pimpinan
  dan masyarakat Dayak setempat. jernihkan persepsi mereka,
  jangan sampai masyarakat Dayak diprovokasi untuk 
  terjun ke arena konflik hingga terpengaruh untuk gebuk 
  Tionghoa. padahal posisi Tionghoa tidak berada dalam
  posisi ofensif. 
   
  sodara-sodara Tionghoa di Jakarta sudah bergerak di hari
  pertama rusuh. tenang, bala-bantuan tetap ada. kami semua
  memperhatikan perkembangan di sana. walau tak terlihat,
  tapi diam-diam banyak sodara yg sudah bergerak. you are
  not alone my Ponti brothers!!!
   
  best regards,
  Kenken
   
  

Youka & Shouryuujo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  
Sayang gue di Jember - Jawa Timur saat ini... :(

DoC 107

On Dec 10, 2007 4:31 PM, Azura-Mazda wrote:
> Saya kira bang darwin, selama masyarakat kelompok Dayak
> tidak turun gelanggang konflik maka situasi tegang tidak perlu
> terlalu dikuatirkan. sekalipun evakuasi anak-anak dan wanita
> Tionghoa tetap perlu dilakukan untuk berjaga-jaga situasi
> yg paling buruk.



[budaya_tionghua] Re: Fw: Giliran Jalan Gajah Mada Tegang

2007-12-10 Terurut Topik Azura-Mazda
Saya kira bang darwin, selama masyarakat kelompok Dayak
  tidak turun gelanggang konflik maka situasi tegang tidak perlu
  terlalu dikuatirkan. sekalipun evakuasi anak-anak dan wanita
  Tionghoa tetap perlu dilakukan untuk berjaga-jaga situasi
  yg paling buruk. 
   
  saya kira, sodara-sodara Tionghoa di sana perlu duduk bersama
  dgn masyarakat Dayak untuk menyelesaikan masalah ini 
  secara baik-baik. 
   
  Tionghoa mesti rangkul masyarakat Dayak yg selama ini
  berhubungan sangat baik dengan Tionghoa. sekalipun di masa
  GPRS/Paraku, masyarakat Dayak pernah ditipu oleh unsur
  Angkatan Darat untuk membinasakan Tionghoa tetapi saya kira
  saat ini masyarakat Dayak telah mengetahui trik tipuan tersebut. 
   
  Saya kira, orang-orang Tionghoa mesti melawan apabila diserang
  dan apabila posisinya tidak bersalah. seperti kata si Can Keng Hong
  itu, tidak perlu kuatir. apabila benar ya lawan. karena kalau pun
  Tionghoa diam ya tetap saja dihajar. rumah-rumah ditimpuki seenaknya. 
  asalkan ingat darwin, jaga hubungan baik dengan masyarakat
  Dayak. jangan sampai ada mis-komunikasi. itu saja harapan saya
  untuk sodara-sodara di Pontianak. 
   
   
  best regards,
  Kenken
   
  

Youka & Shouryuujo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  
Pontinak Post bukan Sumber yang valid...
Masa Redakturnya diancam Preman Sungai Jawi sampai ga berani
mengangkat permasalahan Preman di Sungai Jawi..

Kasus Rusuh Di Pontianak sebenarnya sudah diciunm jauh2 hari...
& kebetulan ini ada pemicunya... Biang keladi sebenarnya yach dari Pilkada
Sejak kekalhan 3 Cagub Gubernur Etnis Melayu membuat Tensi di Ponti
sudha memanas...

Wong Melayu di Kalbar dikenal.<>

DoC 107


On Dec 9, 2007 8:02 PM, HKSIS wrote:
>
>
>
> - Original Message -
> From: Sunny
> To: Undisclosed-Recipient:;
> Sent: Sunday, December 09, 2007 8:47 PM
> Subject: Giliran Jalan Gajah Mada Tegang
>
>
> http://www.pontianakpost.com/berita/index.asp?Berita=Metropolis&id=147325
>
>
>


[budaya_tionghua] Re: [komunitas-tionghoa] Re: Mengapa Celtic Woman mau rombak tradisi Tionghoa???!!!!

2007-12-07 Terurut Topik Azura-Mazda
. Terjadi 
ketidak seimbangan jumlah lelaki dan perempuan akan membuat persoalan serius 
dalam masyarakat. Padahal kenyataan yang ada, baik anak laki maupun anak 
perempuan adalah turunan mereka berdua, ibu dan bapaknya! Untuk tidak dirasakan 
"putus turunan", tradisi turunan garis-bapak itu dirasakan tidak adil, dan 
tentunya akan berangsur-angsur sirna deengan sendirinya! Sudah ada yang 
memulai, tentu belum banyak, anak-anak yang lahir pada saat memberi
 nama dia gunakan marga ibu. Menunjukkan, si anak juga turunan ibu, bukan hanya 
turunan bapak saja. Dengan demikian anak lelaki atau perempuan sama saja. Dan 
pemberian nama anak sepenuhnya adalah hak orang-tuanya, yang siapapun tidak 
berhak menggugat, protes apalagi melarang.
   
  Salam,
  ChanCT
    ----- Original Message - 
  From: Azura-Mazda 
  To: [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Friday, December 07, 2007 3:15 PM
  Subject: [komunitas-tionghoa] Re: Mengapa Celtic Woman mau rombak tradisi 
Tionghoa???
  

  Yg goblok mah elu CW, dibilangin kalo Tradisi Tionghoa
  itu tidak mengenal pewarisan marga ibu tetapi memakai
  sistem marga ayah. 
   
  Lah kalo elu mau warisin marga lu ke anak lu ya gak apa-apa,
  tapi jangan sebut itu sbg tradisi Tionghoa. sebut saja
  tradisi marga celtic atau tradisi pewarisan marga ala Oom
  Chan. getu lho!!
   
  kalo enggak, ntar lo diketawain oleh 1 milyar orang Tionghoa
  di seluruh dunia lho. 
   
  

celtic woman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
goblok lu kenken. yang saya masalahkan itu KEHARUSAN memakai nama marga 
ayah menurut budaya tionghoa versi kamu.
   
  tidak usah saya terangkan lagi sebab sudah saya terangkan kemarin2 tapi 
rupanya tidak mau kamu masukkan ke otak kamu. terus aja di-ulang2 pernyataan 
kamu yang sudah saya sangkal itu. jadi percuma neruskan debat juga. kaya 
ngadepi muslim fundamentalis. 
   
  lagian anda tidak pernah fokus sama pembicaraan. maunya ngomong tapi enggak 
mau  dengar.
  jadi saya sudahi saja. percuma.
   
  cw


  On Dec 6, 2007 4:53 AM, Azura-Mazda <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  

--- CW <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

>
> saya susun lagi jawaban saya :
>
> si Bush memanfaatkan nama ayahnya yang pernah jadi
> presiden
> sebelumnya.
> 'Mana mau dia pake nama marga ibunya yang tidak
> terkenal.  tidak 
> menguntungkan itu. bisa dimaklumi.
>
>

Kenken:
Oke, kalo si Bush 43 yg nyata-nyata patriakal
bisa dimaklumi mengapa lantas mengecam sistem
patriakal leluhur anda sendiri?

Oops...anda lebih tertarik dgn sikap oportunistik 
ye? atau aahh...saya lupa, saya sedang
berhadapan dgn cewe bersuku Celtic Eropa bukan
dgn si Mei Ling yg tionghoa itu.


> --
CELTIC WOMAN:
> betul. makanya rejuvenasilah budaya tenglang agar 
> tidak mati, dengan
> mengikuti perkembangan jaman. berilah tempat kepada
> perempuan, jangan
> dunia ini dikuasai lelaki terus menerus. dimana nama
> marga harus ikut
> lelaki, lelaki boleh poligami, perempuan tempatnya 
> dirumah dll.
>
>

Kenken:
anda bisa sebutkan contoh-contoh kapan
perempuan ditolak posisi sosialnya dgn
alasan gender?

kalo seorang perempuan tidak terpilih
menjadi anggota CPPCC karena tidak qualified 
maka jangan menuding seluruh lelaki bias
gender dong. belajar lagi yg bener, asah
otak kurangi gossiping ala cewek.

itu contoh Empress Wu Zetian gimana? doi ratu
dinasti Tang yg besar tuh. ada kritik dari 
kaum Konfusianist militan yet saya kira
naiknya beliau memperlihatkan bahwa perempuan
memiliki posisi yg sangat baik di kosmologi
masyarakat Tionghoa yg beradab.

lalu inget gak ada Jiang Qing di Revolusi 
Kebudayaan?? itu gara-gara Jiang Qing, kita
semua jadi agak trauma apabila cewe naik
ke panggung politik. jadi inget petuah orang
tua zaman dahulu yg bilang:

"kalo ayam betina berkokok, itu tandanya 
negara akan runtuh".

saat ini, kalo ada kandidat presiden atau
sekjen partai di RRT maka sikap saya akan
jelas: TOLAK...!!! eeiiit...bukan karena
gender, tapi mendingan cewe-cewe belajar
lebih banyak masalah politik dululah. 

dan BUSYET...!! kamu mau poliandri?
kamu bule sih, jadi ikut-ikutan pengen
poliandri kayak Syah Iran. rupanya, tuntutan
anda mengatas-namakan marga ibu Tionghoa
cuma didasari keinginan anda untuk poliandri. 
beruntung anda bukan Tionghoa ya, kalo
kagak, malu juga ada cewe tionghoa kayak
begini.


> 
CELTIC WOMAN:
> konsus bersamanya siapa? perempuan jaman dulu sangat
> lemah 
> kedudukannya, tidak mungkinlah diajak berunding
> menentukan apapun
> juga.
>
>

Kenken:
Anda coba tanya perempuan tionghoa baik-baik,
yg ngerti budaya, yg terpelajar, yg berasal 
dari keluarga baik-baik serta sehat rohaninya,
serta perempuan yg menghargai posisi kaum lelaki
dan mengingat jasa-jasa kaum lelaki tionghoa
dalam melindungi kaum perempuan tionghoa
beserta anak-anak kaum perempuan, menjaga 
negara dan komunitas tionghoa dari serbuan
ban

[budaya_tionghua] Re: [komunitas-tionghoa] Fw: Masalah nama, kawin dan Agama sepenuhnya adalah masalah pribadi seseorang!

2007-12-06 Terurut Topik Azura-Mazda
an saya pada Kenken, jauhi-lah sikap dan pemikiran ektrim yang kalau 
tidak hati-hati bisa terjerumus jadi ektrimis, bahkan teroris, lho! Anda telah 
berlebihan atau kebablasan dalam memleba ke-Tionghoa-an, hanya karena anda 
ingin pertahankan ke-"murnian" yang tak ada perlunya itu! 
  Salam,
  ChanCT  

- Original Message - 
  From: B.H. Jo 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, December 07, 2007 9:21 AM
  Subject: [budaya_tionghua] [komunitas-tionghoa] Re: Oom Chan, ambil budaya 
apa itu???
  



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "rene chan" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Azura-Mazda
>  wrote:
> >
> > Oom Chan yb, 
> >
> > 
> >   tetapi sampai saat ini, saya kira rujukan kita tetap yaitu
> >   patriakal menuruti garis marga ayah. sekalipun Oom Chan
> >   mengganti nama si Oom, tetapi every body will say bahwa
> >   marga Oom Chan ya SIAUW. 
> 
> ** lh ini pandora box sudah ter buka.. apa benar setelah
> ganti nama menjadi Chan , tetap ber marga Siauw?? Apa ini cuma 
asumsi
> si mayat aja
> BTW oom Chan kenapa koq ganti nama ??
> 
> rgds. rc
> 


Waktu saya bertemu dgn. Sdr. Chan di Hong Kong baru2 ini, saya juga 
agak tertarik/heran kenapa ganti nama kenama Tionghoa lain (yg. saya 
kira tidak sering terjadi). Tetapi barangkali persoalan ini 
menyangkut alasan pribadi/yg. "private", jadi saya tidak berani 
tanyakan dan tidak perlu mendapat jawabannya. 

BH Jo




.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

 
Yahoo! Groups Links





-- 
No virus found in this incoming message.
Checked by AVG Free Edition. 
Version: 7.5.503 / Virus Database: 269.16.12/1162 - Release Date: 2007/11/30 
_U__ 09:26


--~--~-~--~~~---~--~~
Anda menerima pesan ini karena Anda tergabung pada grup Grup Google 
"komunitas-tionghoa" grup. 
 Untuk mengirim pesan ke grup ini, kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
 Untuk keluar dari grup ini, kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
 Etika berdiskusi bisa dilihat di 
http://groups.google.com/group/komunitas-tionghoa/web/etika 
 Untuk pilihan lainnya, lihat grup ini pada 
http://groups.google.com/group/komunitas-tionghoa?hl=id 
 Kondisi/term dalam memakai jasa Googlegroups 
http://groups.google.com/intl/en/googlegroups/terms_of_service3.html 
 Opini dalam setiap posting adalah pendapat pribadi dari pemosting sendiri, 
bukan mencerminkan pendapat milis ataupun komunitas tionghoa keseluruhan 
-~--~~~~--~~--~--~---



   
-
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.

[Non-text portions of this message have been removed]



[budaya_tionghua] Mengapa Celtic Woman mau rombak tradisi Tionghoa???!!!!

2007-12-06 Terurut Topik Azura-Mazda

--- CW <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> 
> saya susun lagi jawaban saya :
> 
> si Bush memanfaatkan nama ayahnya yang pernah jadi
> presiden
> sebelumnya.
> 'Mana mau dia pake nama marga ibunya yang tidak
> terkenal.  tidak
> menguntungkan itu. bisa dimaklumi.
> 
> 

Kenken:
Oke, kalo si Bush 43 yg nyata-nyata patriakal
bisa dimaklumi mengapa lantas mengecam sistem
patriakal leluhur anda sendiri?

Oops...anda lebih tertarik dgn sikap oportunistik
ye? atau aahh...saya lupa, saya sedang
berhadapan dgn cewe bersuku Celtic Eropa bukan
dgn si Mei Ling yg tionghoa itu. 


> --
CELTIC WOMAN:
> betul. makanya rejuvenasilah budaya tenglang agar
> tidak mati, dengan
> mengikuti perkembangan jaman. berilah tempat kepada
> perempuan, jangan
> dunia ini dikuasai lelaki terus menerus. dimana nama
> marga harus ikut
> lelaki, lelaki boleh poligami, perempuan tempatnya
> dirumah dll.
> 
> 

Kenken:
anda bisa sebutkan contoh-contoh kapan 
perempuan ditolak posisi sosialnya dgn 
alasan gender? 

kalo seorang perempuan tidak terpilih
menjadi anggota CPPCC karena tidak qualified
maka jangan menuding seluruh lelaki bias
gender dong. belajar lagi yg bener, asah
otak kurangi gossiping ala cewek. 

itu contoh Empress Wu Zetian gimana? doi ratu
dinasti Tang yg besar tuh. ada kritik dari
kaum Konfusianist militan yet saya kira
naiknya beliau memperlihatkan bahwa perempuan
memiliki posisi yg sangat baik di kosmologi
masyarakat Tionghoa yg beradab. 

lalu inget gak ada Jiang Qing di Revolusi
Kebudayaan?? itu gara-gara Jiang Qing, kita
semua jadi agak trauma apabila cewe naik
ke panggung politik. jadi inget petuah orang
tua zaman dahulu yg bilang:

"kalo ayam betina berkokok, itu tandanya
negara akan runtuh". 

saat ini, kalo ada kandidat presiden atau
sekjen partai di RRT maka sikap saya akan
jelas: TOLAK...!!! eeiiit...bukan karena
gender, tapi mendingan cewe-cewe belajar
lebih banyak masalah politik dululah. 

dan BUSYET...!! kamu mau poliandri?
kamu bule sih, jadi ikut-ikutan pengen
poliandri kayak Syah Iran. rupanya, tuntutan
anda mengatas-namakan marga ibu Tionghoa
cuma didasari keinginan anda untuk poliandri.
beruntung anda bukan Tionghoa ya, kalo
kagak, malu juga ada cewe tionghoa kayak
begini. 


> 
CELTIC WOMAN:
> konsus bersamanya siapa? perempuan jaman dulu sangat
> lemah
> kedudukannya, tidak mungkinlah diajak berunding
> menentukan apapun
> juga.
> 
> 

Kenken:
Anda coba tanya perempuan tionghoa baik-baik,
yg ngerti budaya, yg terpelajar, yg berasal
dari keluarga baik-baik serta sehat rohaninya,
serta perempuan yg menghargai posisi kaum lelaki
dan mengingat jasa-jasa kaum lelaki tionghoa
dalam melindungi kaum perempuan tionghoa 
beserta anak-anak kaum perempuan, menjaga
negara dan komunitas tionghoa dari serbuan
bangsa barbar yg hendak menghancurkan tenglang
dan memperkosa para perempuan tionghoa. 

kita liat apa jawaban kaum perempuan baik-baik
dan terpelajar itu. jangan tanya sama cewe bule
atau kaum feminis lesbi anti lelaki semodel
Andrea Dworkin, Mary Daly dsb. jelas jawabannya
ngaco total. 




> ==
CELTIC WOMAN:
> nah kan, kamu sudah kaya islam fundamentalis yang
> selalu mengatakan
> wanita yang sopan, yang beradab akan ...
> keluarnya memuji tapi didalamnya berisi ancaman :
> kalo kamu tidak
> nurut kata saya, kamu akan saya katakan perempuan
> tidak sopan, tidak
> beradab dll. sehingga kamu berhak dihina, dibunuh
> dll.
> 
> 

Kenken:
saya seperti para leluhur Tionghoa saya,
tidak pernah menyetujui wanita dihina apalagi
dibunuh. 


> 

> ==
CELTIC WOMAN:
> kurang ajar kamu Kenken. kamu sudah durhaka sama ibu
> kamu.
> apakah ibu kamu yang perempuan tidak ada jasanya
> atau lebih kecil
> jasanya dari lelaki bagi keluargan, negara dan
> komunitasnya? cepat
> kamu minta maaf sebelum kutuk datang keatasmu.
> 
> sudah jam 2 malam, gue udah ngantuk, besok lagi.
> 
> 

Kenken:
Gile nih cewe, kok diskusi blom selesai langsung
pergi tidur. gimana coba kalo perempuan macam
begini memimpin negara sebesar Tiongkok?? 
bisa kacau total deh. 

Saya tidak bilang kaum perempuan itu gak ada
jasanya dalam melindungi ras tionghoa dari
serbuan bangsa barbar. justru dari rahim ibu
Tionghoa yg luar biasa lah lahir orang-orang
besar spt Liu Bei, Yue Fei, Sun Yat Sen dsb. 

tetapi kaum yg majoritas berdiri di front
terdepan perjuangan menjaga Tionghoa itu yg
lelaki. Hua Mulan cuma 1 contoh cewe yg ikut
tempur di front terdepan.  

Nah kalo cewe uda mau rusak tatanan tradisi
marga maka saya kira kita sedang mendekati
masa akhir eksistensi Tionghoa. mengapa pula
harus begitu, kenapa kaum perempuan tidak
bersatu padu dgn kaum lelaki Tionghoa untuk
mengagungkan golongan ras kita sendiri?? 

tapi ah, penyakit ini saya kira cuma ada
di perempuan tionghoa indonesia saja. semoga
demikian adanya. 


  

Never miss a thing.  Make Yahoo your home page. 
ht

[budaya_tionghua] Celtic Woman mau rombak tradisi Tionghoa???!!!!

2007-12-06 Terurut Topik Azura-Mazda
Dear Encik Celtic Woman yb, 
   
  anda mestinya juga mengecam presiden anda, George Bush Jr.
  itu dari engkongnya si Bush selalu pake nama ayah yaitu
  Bush. sampe-sampe mamanya si Bush 43 itu juga pake nama
  suami, jadinya Barbara Bush. 
   
  setiap kebudayaan memiliki kultur sendiri. Barat juga punya sistem
  penamaan versi mereka. kita gak pernah tuh gugat-gugat sistem
  mereka. memang bagus ada tenglang yg hendak merejuvinisasi
  budaya. sehingga budaya kita bisa berkembang dan tidak mati. 
  tetapi langkah merejuvinisasi budaya itu tentu tidak berarti 
  menghancurkan kebudayaan itu sendiri bukan?? 
   
  sejarah tradisi budaya tionghoa pun berdialektika menurut hukum
  perubahan sejarah. dan kita tidak bisa mencegah ini. kita bisa liat
  perubahan itu seiring meletusnya berbagai revolusi spt Xinhai 1911,
  4 Mei 1919, 1 oktober 1949. banyak di antara perubahan itu mengubah
  paradigma lama tentang kaum perempuan. lotus feet tidak lagi 
  menjadi trend dan gaya hidup. budaya yg bertentangan dgn 
  kehendak zaman pasti akan mati dgn sendirinya. 
   
  tetapi tradisi marga ayah tidak pernah melanggar atau menyakiti
  siapa pun, khususnya kaum perempuan. 
   
  penerapan marga ayah itu tentu saja datang dari konsensus bersama.
  kaum perempuan yg sopan, mengerti tradisi, menghormati
  pengorbanan leluhur, menghargai identitas budaya sendiri tentu
  tidak akan keluar dgn "ide gila" memporak-porandakan tradisi
  yg telah ada ribuan tahun berkaitan dgn nama marga ayah. 
   
  kaum perempuan yg santun tentu saja akan selalu ingat
  jasa-jasa kaum lelaki tionghoa dalam melindungi keluarga,
  negara dan komunitas. 
   
  di Indonesia, kaum lelaki Tionghoa tidak mampu melindungi
  keselamatan dan harga diri kaum perempuan Tionghoa di
  kerusuhan anti-tionghoa Mei 98. dan kami menyesali hal
  tersebut. tetapi bukan karena ketidak-mampuan kaum lelaki
  tionghoa di Indonesia melindungi kalian kaum perempuan tionghoa
  maka kalian memutuskan untuk mengobrak-abrik seluruh sendi
  kebudayaan dan tradisi kita. 
   
  pada dasarnya, dan semua orang tau, bahwa di dalam diri kita
  terkandung sluruh marga Tionghoa. contohnya, papa saya
  bermarga zeng (Donald Tsang), kemudian, papa dari mama 
  saya bermarga Wang (Wang Ching Wei). sedangkan mama 
  dari mama bermarga Lee. sedangkan popoh dari papa bermarga
  huang. nah, itu baru 3 generasi. entah generasi di atasnya lagi
  ada marga apa. saya kira, kalau ditelusuri maka dalam diri saya
  ada seluruh 700 marga Tionghoa. 
   
  begitu juga dgn diri anda Celtic Woman. sekalipun anda sudah
  kebarat-baratan, tetapi ketahuilah di dalam diri anda ada seluruh
  marga tionghoa. jadi, sekalipun dalam tataran formal anda
  tidak pernah memiliki "hak" menurunkan marga kepada anak-anak
  anda tapi apapun marga formal anak anda maka di diri anak anda
  terdapat seluruh marga tionghoa. 
   
  berbeda apabila anda menikah dgn lelaki hoana. maka anak
  anda akan menjadi hoana. tidak ada yg salah menjadi hoana.
  tidak juga menjadi hoana itu akan dibunuh oleh Tionghoa. simply
  your children are hoana. simply as that kalo kata Harry Adinegara. 
   
  Marga bagi seorang Tionghoa merupakan sesuatu yg sangat
  penting. ini berhubungan dgn faktor kekeluargaan. sepanjang
  sejarah peradaban kita, kita selalu hidup dalam jerih payah.
  keluarga tercerai-berai. karena itu, sering sekali antara keluarga
  sudah tidak saling kenal. 
   
  kakek mama saya kembali ke Kwangtung membawa salah seorang
  putranya. lalu hubungan putus. tetapi saya tau, bahwa saya
  memiliki sodara bermarga Wang yg sekarang ini entah berada 
  di mana, sekalipun saya bermarga Zeng. 
   
  ketika kita diusir dari Indonesia pasca PP-10 di tahun 1959, banyak
  keluarga tionghoa tercerai-berai. teman-teman saya yg
  mengalami keterpisahan itu mengetahui dgn pasti bahwa
  mereka memiliki sodara sedarah di Fukien yg lost contact. dan
  marga adalah tanda bahwa kita sedarah. Saya pun mengalami
  keterpisahan dgn sodara akibat PP-10. kabar terakhir, kami
  mendengar sodara itu tinggal di HK. tetapi sekarang benar-benar
  lost contact. tetapi saya merasakan betul siapa pun orang Tionghoa
  bermarga Zeng maka dia punya hubungan darah dgn saya. entah
  di mana, dan kapan. 
   
  teman saya yg bermarga Yang mengetahui bahwa ada sodaranya
  yg bernama Yang ShangKun pernah menjadi PResiden RRT. 
  begitu juga teman saya yg bermarga Liu tau bahwa salah seorang
  leluhurnya itu adalah pendiri dinasti Han yg besar itu. 
  so, sudah semestinya marga Tionghoa garis ayah ini dihormati
  dan tidak dimain-mainin dgn seenak jidat untuk memperoleh
  predikat modern, scientifik ala barat dan menjadi Bule. 
   
   
  best regards,
  Kenken

CW <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  
ya iya wong kamunya lelaki tentu saja mau bela apa2 yang menguntungkan
lelaki.

yang saya maksud itu perempuan kehilangan hak untuk menurunkan nama
marganya ke anak2 yang dilahirkannya.
ngerti?

cw







On Dec 5, 7:23 pm, Azura-Mazda wrote:
>

[budaya_tionghua] Re: [komunitas-tionghoa] Re: Oom Chan, ambil budaya apa itu???!!!!

2007-12-05 Terurut Topik Azura-Mazda
an? Budaya Tionghoa? Dan 
masalah tradisi marga turunan bapak adalah juga budaya Tionghoa, begitu? Lalu 
ditarik lebih lanjut, bagi yang tidak menuruti nama marga bapak, adalah murtad, 
hanjian, ... bukan Tionghoa! Huuaaahahahaaa, ... sungggh luar biasa anak 
muda satu ini, yang merasa diri paling Tionghoa, paling murni dan paling 
heeiibaaat. 
   
  Sebenarnya saja, seiring dengan meningkatnya budaya manusia yang lebih 
demokratis dan adil, kita sudah saatnya juga berpikir kenapa harus 
mempertahankan garis turunan bapak, mengapa harus mengabaikan turunan ibu? 
Mengapa kaum ibu harus diabaikan? Padahal pria-wanita adalah satu kesatuan yang 
tidak bisa dipisahkan. Tak ada pria tanpa wanita dan tiada wanita tanpa pria 
didunia ini. Adanya kesatuan pria-wanita itulah anda bisa lahir didunia ini. 
Dan bukan lagi Tuhan yang meniupkan tanah lempung maka muncul seorang Kenken, 
kan. Lalu, Kenken itu turunan siapa. Ya turunan bapak-ibulah. Mana mungkin 
cuman disebut turunan bapak bukan turunan ibu.
   
  Garis turunan. Siapa sih yang bisa mengingat nama-nama sampai kakek buyut, 
bapaknya kakek itu? Barangkali bisa dihitung jari tangan saja. Terlalu sedikit 
orang bisa mengalami hidup sampai 3 turunan, apalagi lebih. Lha, kampung 
halaman asal turunan juga udah nggak mungkin diketahui lagi, kok. Kudu dicari 
akar turunan dari marga, lalu untuk apa seandainya saja sudah diketahui? 
Katakanlah seperti Prof. Kong Yuanzhi yang ternyata entah turunan 
keberapa-puluh dari Kong Fuzhi, setelah mengetahui turunan Kong Fuzhi lalu mau 
apa? Harus jadi penyebar Konfusius, masuk MATAKIN. Heheheheee, ...
   
  Dan, ... bagi Tionghoa yang ganti nama dan mengikuti garis ibu, menggunakan 
marga ibu jadi Hanjian? Bukan Tionghoa lagi. Lha, kemarin saya sudah bilang, 
Pujangga besar Tiongkok yang ternama, Lu Shun itu justru menggunakan marga 
ibu-nya. Dan justru dengan marga ibu-nya itulah Lu Shun membela Tionghoa dan 
sekarang menjadi kebanggaan Rakyat Tiongkok. Kenapa memang kalau dia gunakan 
marga ibu? Tidak mengakui turunan bapaknya? Bukan lagi Tionghoa? Apa salahnya 
seorang pemuda yang bernama Zhou Shu-ren itu dalam perjuangan selalu mengingat 
ibu yang sangat dicintai, gantilah nama dengan menggunakan marga ibunya menjadi 
Lu Shun. Dengan menyandang nama itulah dia meneruskan perjuangan membela 
Tionghoa, membela Rakyat Tiongkok. Jadi, melihat orang itu hanjian, murtad, 
penghianat atau pejuang tidak dari nama tapi terutama dari tindak-tanduknya 
selama hidup.
   
  Mengenai masalah ganti-nama yang dianjurkan LPKB itu soal lain lagi. Bukan 
masalah gunakan marga bapak atau marga ibu yang saya bicarakan. Adalah satu 
kesalahan serius kalau tujuannya menjadi usaha untuk menghilangkan segala yang 
berbau Tionghoa, yang hakekatnya usaha memusnahkan Tionghoa salah satu suku 
yang ada di Indonesia. Masalah nama, masalah kawin dan masalah Agama sepenuhnya 
adalah masalah pribadi seseorang, adalah sepenuhnya hak seseorang yang harus 
dilindungi, yang tidak seharusnya dicampuri apalagi dipaksakan oleh siapapun. 
Tidak seharusnya pemerintah ikut campur, merecoki, dengan anjuran apalagi 
paksaan harus gunakan nama ini tidak boleh yang itu, harus kawin dengan suku 
ini tidak boleh sesama suku, harus masuk Islam tidak boleh Konghuchu. Itu 
pelanggaran HAM, namanya!
   
  Salam,
  ChanCT
   
    - Original Message - 
  From: Azura-Mazda 
  To: [EMAIL PROTECTED] 
  Cc: Ester ; Erik Eresen ; Suma ; BT 
  Sent: Wednesday, December 05, 2007 1:10 PM
  Subject: [komunitas-tionghoa] Oom Chan, ambil budaya apa itu???
  

  Dear Oom Chan CT yb, 
   
  BUSYET... kaget saya baca statement Oom Chan mengenai
  tradisi Marga Tionghoa kita. sorry nih Oom, tapi saya sangat
  keberatan dgn pandangan Oom Chan ini. 
   
  kata siapa pula, sekarang ini orang Tionghoa sudah sesukanya
  memberi nama untuk anak-anaknya?!! sampe marga pun dilupakan. 
   
  setau saya, tradisi kita adalah patriakal. istilah patriakal ini jangan
  diintepretasikan menjadi subordinasi perempuan atau secondary
  engineering towards woman. simply, demi ketertiban tata aturan 
  bermasyarakat Tionghoa saja kita namakan sistem marga dari
  ayah ini sebagai sistem patriakal. 
   
  contoh kasus yg diangkat Oom Chan memang terjadi. terutama
  bagi mereka yg masuk golongan korban orde baru yg tidak
  lagi mengetahui sistem tradisi minimal Tionghoa. sehingga tidak
  mengerti lagi kesakralan marga bagi orang Tionghoa. bahkan
  Tionghoa benteng yg beribu pribumi sunda saja masih menggunakan
  dan tetap mewariskan marga kepada keturunan mereka. berbeda
  dengan non-tionghoa yg tidak lagi punya marga. 
   
  bagi saya, yg dimaksud sebagai tionghoa itu minimal MASIH
  PUNYA MARGA yaitu marga dari bapak. tidak pernah ada
  marga dari Ibu, kecuali untuk main-mainan. oleh karena itu, endogami
  adalah sistem kita. contoh-contoh, perempuan tionghoa yg menikah
  dengan pria non-tionghoa ya anak-anak mereka sudah hoana, bukan
  Tionghoa lagi. karena tidak punya marga. tidak bisa a

[budaya_tionghua] buku BLBI karya Lius Sungkarisma

2007-12-05 Terurut Topik Azura-Mazda
Dear Koh Pudji dan Oom BH Jo, 
   
  masalah BLBI yg diteriakan oleh gerombolan mahasiswa itu
  didasari oleh keprihatian terhadap masalah 'budaya bangsa'
  yaitu KORUPSI. sebelumnya, ada seruan jihad melawan
  korupsi yg dideklarasikan oleh 14 ormas islam. 
   
  sayangnya, gerakan moral beritikad baik tersebut tidak diiringi
  oleh pemahaman yg benar mengenai kasus BLBI. sehingga
  gerakan moral ini bisa menjurus pada aktivitas destruktif yg
  tidak menyelesaikan apa pun kecuali menambah deret masalah
  di Republik ini. 
   
  merespon seruan moral ke 14 ormas islam itu, sekelompok
  komponen masyarakat Tionghoa mengambil inisiatif untuk 
  turut bersama ke 14 ormas islam berjuang untuk memberantas
  korupsi, terutama menyelesaikan kasus BLBI. 
   
  maka didirikanlah KOMUNITAS TIONGHOA ANTI KORUPSI
  disingkat KOMTAK. 
   
  Memang masalah pengucuran dana BLBI itu merupakan kasus
  besar. fakta itu bisa dilihat dari hasil audit Badan Pemeriksa 
  Keuangan (BPK). Dari Rp 144,5 triliun dana BLBI yang dikucurkan
  kepada 48 bank umum nasional, Rp 138,4 triliun dinyatakan 
  merugikan negara. 
   
  banyak langkah sudah diambil untuk menyelesaikan masalah BLBI
  yg melihatkan banyak pihak termasuk pejabat negara, kebijakan orde
  baru, otoritas bank sentral, pengusaha dan IMF. 
   
  jaksa agung -saat dijabat M.A. Rachman- menghentikan 
  penyidikan (SP3) terhadap sepuluh orang tersangka korupsi 
  BLBI pada 2004. Alasan Rachman saat itu, surat keterangan lunas 
  (SKL) yang dikeluarkan BPPN berdasar Inpres No 8/2002. Yakni, 
  tentang pemberian jaminan kepastian hukum kepada debitor yang 
  telah menyelesaikan kewajibannya atau tindakan hukum kepada 
  debitor yang tidak menyelesaikan kewajibannya berdasarkan 
  penyelesaian kewajiban pemegang saham, dikenal dengan inpres 
  tentang release and discharge. 
   
  tetapi memang kasus BLBI ini tidak sesederhana hanya menyalahkan
  para pengusaha bank. karena itulah, KOMTAK pernah menggelar
  diskusi publik seputar BLBI dgn menghadirkan 3 pembicara yaitu
  Fauzan dari Majalis Mujahidin Indonesia, Harapah dari Pokja JIHAD
  dan Kwik Kian Gie mantan menteri etnis Tionghoa. diskusi yg diselenggarakan
  di hotel SULTAN itu dipandu oleh moderator mantan ketua PGI yg
  pernah dipanggil George Bush di Bali yaitu Pendeta Natan (juga tionghoa).

dalam diskusi itu, Kwik menjelaskan begitu banyak hal mengenai
  kebijakan pemerintah Orde Baru atas dikte IMF yg keliru dalam
  menangani masalah krisis moneter. pendek kata, ada intervensi
  IMF sehingga dana likuiditas bank indonesia itu dikucurkan. hal ini
  diamini oleh Fauzan dan Harahap. 
   
  materi seminar BLBI ini sekarang sedang dalam proses cetak untuk
  dibukukan. Kwik Kian Gie, Fauzan dan Harapan sudah mengedit
  bahasa tulisan tanpa merubah esensi diskusi untuk disebarkan dalam
  bentuk tertulis. agar masyarakat lebih mengetahui masalah BLBI sehingga
  tidak menyasar gerakan moral mereka menjadi gerakan anti-tionghoa. 
   
  koh Pudji dan Oom BH Jo harap tunggu buku ini. kalau sudah terbit,
  saya akan bagikan ke kalian dan teman-teman lain. GRATIS!!! 
   
   
  best regards,
  Kenken

  
pudji <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Hallo, Pk Joe

itu semua yg diexpose adalah 100 % tenglang, emang kalau dirunut runut dan
dibelain, mereka enggak salah, wong puluhan tahun berjaya kok. dan karena
krisis saat itu.
  
naaah yg bikin masalah adalah otak nyelametin diri dan aji mumpung plus
kapan lagi, rumus ini dipakai waktu itu dg alesan krisis, siapa aja bangkrut
saat itu. tapi akibat ngerumus dalil itu, maka diambil keputusan oleh ybs,
biarin persh bangkrut atau disita, yang penting gua kagak.

BLBI digelontorkan itu bener, tapi yg dipakai untuk perusahaan 20%, sisanya
dipakai keperluan lain, dan kalau 80% yg dipakai dan 20 % yg ditilep,
mungkin sekarang enggak ada kasus itu gitu looh.

saat ini emang hongyam, apalagi kalau ditambahin dg adegan sinetron baru
baru ini dimana di semua tv dan koran dipampang CINA CINA ( bukan tenglang
atawa chinese )
yg punya pabrik ekstasi dan nyabu gedean di tangerang, batam, Taman anggrek
dan Kelapa gading.

adalagi, calon gubernur sumatra Utara, nyetor 100 juta ke pdip disiarkan
lagi dan bangga menjelaskan, mumet aku.
Kebablasan dimana saat ini tenglang diakui dan dinamakan tionghoa, kok yang
muncul Cina lagi.repot.

salam damai
pudji






- Original Message -
From: "BH Jo" 
To: "komunitas-tionghoa" 
Sent: Wednesday, December 05, 2007 7:53 AM
Subject: [komunitas-tionghoa] Re: ati2 nih, sudah panas lagi.


>
> Saya tidak tahu apa 7 orang koruptor itu semuanya orang Tionghoa.
> Kalau ya, barangkali memang suasana agak panas utk. orang2 Tionghoa
> sebab cuma orang Tionghoa yg. dimasalahkan. Kenapa Liem Swie-Liong,
> Bob Hasan kena tetapi Harto tidak disebut yg. sebagai biangnya?
>
> BH Jo
>
>
> On Dec 4, 6:37 pm, CW wrote:
> > "Sunny" 
> >
> > Refleksi: Para demonstran lupa membawa patung pak Harto, eh bukan lupa
> > tidak mau dibawa untuk dibakar, sebab katanya kalau dibakar a

[budaya_tionghua] Oom Chan, ambil budaya apa itu???!!!!

2007-12-04 Terurut Topik Azura-Mazda
Dear Oom Chan CT yb, 
   
  BUSYET... kaget saya baca statement Oom Chan mengenai
  tradisi Marga Tionghoa kita. sorry nih Oom, tapi saya sangat
  keberatan dgn pandangan Oom Chan ini. 
   
  kata siapa pula, sekarang ini orang Tionghoa sudah sesukanya
  memberi nama untuk anak-anaknya?!! sampe marga pun dilupakan. 
   
  setau saya, tradisi kita adalah patriakal. istilah patriakal ini jangan
  diintepretasikan menjadi subordinasi perempuan atau secondary
  engineering towards woman. simply, demi ketertiban tata aturan 
  bermasyarakat Tionghoa saja kita namakan sistem marga dari
  ayah ini sebagai sistem patriakal. 
   
  contoh kasus yg diangkat Oom Chan memang terjadi. terutama
  bagi mereka yg masuk golongan korban orde baru yg tidak
  lagi mengetahui sistem tradisi minimal Tionghoa. sehingga tidak
  mengerti lagi kesakralan marga bagi orang Tionghoa. bahkan
  Tionghoa benteng yg beribu pribumi sunda saja masih menggunakan
  dan tetap mewariskan marga kepada keturunan mereka. berbeda
  dengan non-tionghoa yg tidak lagi punya marga. 
   
  bagi saya, yg dimaksud sebagai tionghoa itu minimal MASIH
  PUNYA MARGA yaitu marga dari bapak. tidak pernah ada
  marga dari Ibu, kecuali untuk main-mainan. oleh karena itu, endogami
  adalah sistem kita. contoh-contoh, perempuan tionghoa yg menikah
  dengan pria non-tionghoa ya anak-anak mereka sudah hoana, bukan
  Tionghoa lagi. karena tidak punya marga. tidak bisa anak-anak kawin
  campur ini masuk golongan Tionghoa. 
   
  Bruce Lee menikah dgn bule. anaknya dinamakan Brandon lee.
  ya si brandon Lee itu masih tetap dianggap tionghoa apabila 
  ia tetap menginginkan itu. 
   
  orang-orang spt Agnes Monica yg lebih memilih pacaran dgn
  pribumi memang memiliki hak menentukan pasangan. kita
  tidak bisa menyalahkan perempuan-perempuan Tionghoa yg
  memilih pasangan hidup pria non-tionghoa. tetapi juga jangan
  menuntut dianggap dan diperlakukan sebagai Tionghoa apabila
  sudah demikian. berkoar-koar masih tionghoa pun akan diketawain,
  masa tionghoa menghancurkan dirinya sendiri dengan memotong
  garis keturunan para leluhur. dosa terbesar bagi seorang tionghoa
  adalah melupakan leluhur dan membinasakan leluhur dgn
  kawin campur dan menghilangkan marga Tionghoa. 
   
  MAO ZEDONG saja masih menerapkan sistem marga ayah
  untuk putra-putranya. Mao An Ying tetap dipandang sebagai
  pewaris marga Mao bukan Li Na sekalipun Mao Zedong sangat
  akrab dan paling sayang kepada putrinya Li Na. bahkan seorang
  Mao Zedong pun tidak hendak mengganti sistem marga Tionghoa
  yg sudah berusia ribuan tahun ini. Saya tidak tau apakah Li Na
  memberi marga Mao kepada anak-anaknya hasil perkawinan
  dengan marga lain. tetapi seharusnya anak-anak Li Na tidak
  mewarisi Marga Mao sekalipun tetap cucu Mao Zedong. 
   
  penjahat Chiang Kai Sek pun masih mengunjungi kuil marga
  Chiang sesaat sebelum kabur ke Taiwan. bahkan seorang bandit
  seperti Chiang saja masih hormat kepada tradisi Tionghoa marga
  ayah. 
   
  MASYALLAH.kok sekarang kita ini sudah benar-benar
  tidak berbudaya lagi. akibat baur membaur, kawin mawin dgn
  tiko, fankui, hoana kita melupakan bahkan menginjak-injak
  tradisi budaya nenek moyang kita. kita bener-bener sudah
  berada di mulut jurang kehancuran dan pembinasaan. selamat
  bagi para penguasa Orde Baru yg sangat berkeinginan untuk
  menghancurkan dan menghilangkan Tionghoa. misi kalian
  sudah berhasil. lihatlah tionghoa-tionghoa ini...selamat kpd
  Harto. 
   
   
  best regards,
  kenken
  

CT <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Siapasih yang bilang kalau ikut marga ayah, lalu si-anak jadi lebih 
dekat dengan bapak dan si ibu kehilangan hak atas anak yang dilahirkan? Dalam 
kenyataan hidup ternyata tidak juga. Malah lebih banyak kejadian membuktikan, 
sekalipun sianak gunakan marga ayah, tapi kecintaan si-anak pada ibu jauh 
melebihi dari cinta pada ayah. 
   
  Kalau dahulu mungkin masih bisa mengikuti turunan dari nama-nama dalam 
silsilah kekeluargaan, ... sekarang mah udah nggak akan bisa diikuti lagi. Lha, 
orang memberi nama anak-anaknya udah sesukanya, tanpa aturan lagi, dan begitu 
banyaknya anak-anak yang kawin-wamin deengan berbagai suku, berbagai bangsa 
membuar jadi satu, udah nggak mungkin dan memang tidak ada gunanya ngikutin 
garis turunan lagi.
   
Jaman terus bergulir maju, agar tidak diskriminasi dirasakan kaum wanita, 
ada baiknya biarlah orang-tua menentukan sendiri memberikan marga ibu pada anak 
yang lahir, ... kalau tidak salah ingat, Pujangga kenamaan Lu Shun itu 
menggunakan marga ibu. Dan saya juga jadi ikut-ikutan menggunakan marga ibu, 
menjadi anak ibu. Heheheee, ...  Biar adil, ya.
   

   
  Salam,
  ChanCT
- Original Message - 
  From: CW 
  To: komunitas-tionghoa 
  Sent: Tuesday, December 04, 2007 10:50 AM
  Subject: [komunitas-tionghoa] Re: Undangan Diskusi "Hak Atas Nama"
  


Nama marga adalah diskriminasi terhadap wanita. Membuat wanita
kehilangan hak atas anak2 yang dilahirkannya.

cw


[budaya_tionghua] Mengapa Tiongkok diserang??

2007-11-27 Terurut Topik Azura-Mazda
Dear Friends, 
   
  Republik Rakyat Tiongkok (RRT) sering kali menjadi korban
  kekeliruan persepsi bangsa-bangsa lain di dunia. Tiongkok
  seringkali diperlakukan tidak wajar oleh dunia internasional. 
  contohnya, jumlah penduduk yg mencapai 1,3 milyar dianggap ancaman
  dan ditakuti daripada negara-negara kecil lainnya. 
   
  perlakuan aneh dunia internasional yg dipelopori oleh USA 
  dpt dilihat dari respond mereka terhadap rencana penyelenggaraan
  Olympiade 2008. tudingan keras dari para aktivis kemanusiaan pro
  Barat selalu menyebut masalah "pelanggaran hak asasi manusia"
  untuk menjegal atau paling sedikit mengganggu penyelenggaraan
  pesta olah-raga dunia itu oleh Peking. 
   
  apakah dunia lupa bahwa bahwa rezim otoriter super jahat
  spt Jerman dan Moskow pernah juga menjadi tuan rumah pesta 
  olah raga besar di tahun 1936 dan 1980. Militer Jepang pernah
  menyelenggarakan Olimpic di tahun 1940. rezim Mexico tidak
  pernah diprotes karena menyelenggarakan pertandingan olympiade
  sesaat setelah rezim otoriter Mexico membantai para mahasiswa. 
  begitu juga dengan Korea Selatan yg pernah melakukan pembantaian
  Kwanju di tahun 1980, bukankah pembantaian Kwanju ini didukung
  oleh pemerintah USA? 
   
  di masalah keamanan makanan dan pembajakan, RRT juga 
  dijadikan sasaran fitnah oleh USA. padahal, negara-negara miskin
  super bobrok spt negara Afrika dan Indonesia memiliki kerentanan
  lebih parah perihal makanan dan pembajakan. 
   
  HERAN, kenapa selalu RRT yg dijadikan sasaran serangan
  bangsa-bangsa jahat itu??!!! 
   
   
  best regards,
  Kenken
   

   
-
Be a better pen pal. Text or chat with friends inside Yahoo! Mail. See how.

[Non-text portions of this message have been removed]



[budaya_tionghua] Gerak Jalan Tionghoa Anti Korupsi (KomTak)

2007-11-26 Terurut Topik Azura-Mazda
Dear Friends, 
   
  dalam rangka ikut memperingati hari Anti-Korupsi sedunia,
  Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (KomTak) ditunjuk oleh
  Tiga Pilar (Meneg PAN) untuk menjadi penyelenggara acara
  gerak jalan anti korupsi yg akan berlangsung pada tanggal 
  9 Desember 2007 (hari Minggu) pukul 07.00 pagi. 
   
  Acara berlangsung di silang-monas menuju bunderan HI dan
  kembali ke Silang Monas. acara akan dibuka oleh opening speech
  oleh presiden RI. 
   
  diharapkan partisipasi dari teman-teman. keterangan lebih lanjut
  hubungi Kenken di 0815 9420309 

   
-
Be a better pen pal. Text or chat with friends inside Yahoo! Mail. See how.

[Non-text portions of this message have been removed]



[budaya_tionghua] Re: [komunitas-tionghoa] Re: Untuk Tayjie Siauw: Wertheim Award 2008 untuk Benny G. Setiono

2007-11-21 Terurut Topik Azura-Mazda
Trims Tayjie Siauw atas koreksinya, 
   
  Ya tadi pagi saya terburu-buru menulisnya. jadi gak selesai
  tulis Memoirnya. untung ada tayjie yg tambahin. 
   
  Saya kira, SGT cukup menentang represi Orde Baru. di beberapa
  bukunya, saya membaca kritik tajamnya terhadap pola pembangunan
  dan mindset Orde Baru yg militeristik. padahal, SGT punya
  banyak pilihan selain MELAWAN ORDE BARU. 
   
  SGT bisa tunduk dibawah ketiak rezim Orde Baru dgn imbalan
  harta dan kenyamanan hidup. tapi tampaknya, opsi ini tidak
  dipilih oleh SGT. jarang ada pejuang yg sampai nafas terakhir
  masih melakukan perjuangan. 
   
  SGT tak ayal lagi berjuangan untuk NKRI. perjuangan itu sudah
  dilakukan sejak belia semasa revolusi fisik. SGT adalah salah 1
  pejuang Indonesia beretnis Tionghoa yg mengalami begitu banyak
  perubahan politik di negeri ini. zaman RIS, Jogja, Parlementer, sampai
  Orde Soeharto berkuasa. jelas, SGT membaktikan dirinya untuk
  nation building RI. 
   
  sekalipun demikian, di buku-buku dan tulisan artikel SGT, saya
  tidak pernah melihat SGT memojokan komunitas Tionghoa. SGT
  tidak pernah pula mengatakan bahwa Tionghoa tidak boleh berbahasa
  mandarin, tionghoa harus melepaskan ketionghoaan untuk menjadi
  WNI yg baik. 
   
  SGT tidak pula pernah menuding komunitas Tionghoa sebagai
  penghianat dan double loyalitas hanya karena berhubungan baik
  dgn kedutaan besar RRT. SGT juga tidak memfitnah komunitas
  Tionghoa untuk menaikan derajatnya sebagai nasionalis Indonesia. 
   
  SGT tidak pernah "menghimbau" organisasi-organisasi kesukuan
  untuk ditiadakan. pendek kata, perilaku SGT tidak overacting untuk
  menjadi nasionalis indonesia dgn merendahkan komunitas Tionghoa. 
  komunitas Tionghoa adalah komunitas yg paling banyak dibela
  dan dicintai oleh SGT tanpa harus mengkontradiksikan hal tersebut
  dgn semangat nasionalism dan nation building RI. 
   
  segala kiprah SGT sebagai tokoh nasionalis indonesia sekaligus
  pemimpin komunitas Tionghoa di Indonesia adalah role model terbaik
  yg belum dimiliki kembali oleh kita sekarang ini. Semoga di masa
  depan, kita bisa memiliki seorang pemimpin dan bapak yg sedemikian
  baik. 
   
  best regards,
  Kenken
   
  

siauw <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Terimakasih, Kenken. 
   
  Sedikit koreksi untuk memoir-mu: Siauw Gioktjhan meninggaldunia pada malam 
hujan dan topan tgl.20 november 1981, sekitar jam 20:00, selesai makan malam 
dalam perjalanan menuju ke aula Universitas Leiden untuk memberikan ceramahnya 
yang terakhir yang belum terlaksana. Hingga akhir hidupnya beliau tetap 
menempatkan diri dalam perjuangan membela keadilan dan melawan kelaliman demi 
pembangunan bangsa dan tanahair Indonesia yang dicintainya dengan seluruh jiwa 
dan raga, tanpa memperhitungkan untungrugi bagi dirinya sendiri. Dalam ingatan 
saya baik semasa kanak-kanak di Indonesia dulu maupun 3 tahun terakhir hidup 
dirantau bersama ayah-ibu di negeri Belanda ini, belum pernah saya mendengar 
sepatah katapun darinya yang mencela Rakyat dan bangsa Indonesia, halmana 
merupakan faktor terkuat yang merintis perjalanan hidup saya hingga kini, 
sekecil apapun kemampuan yang saya miliki, untuk memberikan andil pada 
pembangunan negeri dan bangsa Indonesia sesuai dengan citacitanya itu. 
   
  Salamhangat,
  maylie.
- Original Message - 
  From: Azura-Mazda 
  To: [EMAIL PROTECTED] 
  Cc: Om Teng ; Sian-sian ; Siauw Tiong Djin ; edu ; Erik Eresen ; evi ; Liang 
U 
  Sent: Wednesday, November 21, 2007 2:58 AM
  Subject: [komunitas-tionghoa] Untuk Tayjie Siauw: Wertheim Award 2008 untuk 
Benny G. Setiono
  

  Dear Tayjie Siauw Meyli yg baik, 
   
  Tentu kita semua turut berbahagia dgn fenomena diberikannya
  penghargaan Wertheim Award untuk Benny G Setiono. 
   
  Di awal reformasi, ketika kejenuhan terhadap Soeharto dan
  kroni + keluarga cendana memuncak muncul tokoh Beni Setiono. 
  Buku yg beliau terbitkan menjadi panduan umum sejarah eksistensi
  komunitas Tionghoa di negeri ini. Sekalipun buku ini tidak benar-benar
  didasari oleh riset lapangan yg dilakukan sendiri tetapi lebih sebagai
  kompilasi dari berbagai sumber buku, tetapi buku ini lebih dari
  cukup untuk menjadi panduan bagi generasi muda tionghoa yg
  dibutakan secara tersistematis oleh penguasa Orde Baru. 
   
  Di awal kemunculan Benny Setiono, saya mendapati pendirian
  beliau yg tidak jauh dari konsep INTEGRASI BAPERKI yg diperjuangkan
  oleh Siauw Giok Tjhan. konsep ini, bagi saya, merupakan ideal yg
  harus dicapai bukan sebagai 'obat mujarab' atau 'solusi' bagi masalah
  Tionghoa di Indonesia. "asimilasi" LPKB merupakan salah 1 solusi merusak
  yg ditawarkan yg tidak memenuhi syarat pemenuhan hak-hak asasi
  manusia dan cenderung represif. 
   
  dalam konsep integrasi yg diperjuangkan oleh Siauw Giok Tjhan, kita
  bisa melihat sebuah ideal bagi tatanan masyarakat Indonesia. salah 1 nya
  adalah pembedaan antara term WARGA NEGARA yg tidak 

[budaya_tionghua] in memorial of Siauw Giok Tjhan

2007-11-20 Terurut Topik Azura-Mazda
Beberapa hari yg lalu, seorang sahabat pribumi memberitahu saya
  mengenai kasus diintimidasinya seorang sodara Tionghoa bernama
  Suijan di Labuan Batu Sumatera Utara oleh komandan kodim setempat.
  intimiasi dandim itu beralasan karena Sdr. Suijan adalah "anak Baperki". 
  saya cukup kaget mendengar berita ini. ternyata negeri ini belum
  benar-benar bangun. 
   
  pada tanggal 20 November 1981, selesai makan siang, pada saat jalan
  menuju aula Universitas Leiden (Negeri Belanda) siap untuk memberikan 
  ceramah “Demokrasi di Indonesia di bawah rezim Soeharto”, Siauw
  Giok Tjhan (SGT) jatuh pingsan akibat serangan jantung dan meninggal dunia. 
  tepat 27 tahun yg lalu, seorang bapak bagi komunitas Tionghoa mengakhiri
  kisah panjang perjuangannya. 
   
  tak dapat dipungkiri, Siauw Giok Tjhan merupakan pemimpin Tionghoa
  terbesar sepanjang sejarah komunitas ini di Nusantara. sampai saat ini,
  belum ada seorang pemimpin Tionghoa yg memiliki kualitas dan kaliber
  setinggi beliau. 
   
  ah, saya harus meninggalkan kantor tanpa mampu menyelesaikan
  memoir untuk bapak komunitas Tionghoa ini. saya akhiri 2-3 baris
  tanda penghormatan besar saya untuk Siauw Giok Tjhan sementara ini.
  akhir kata sementara, kami masih mengingat jasa-jasa besar yg
  pernah diajarkan oleh beliau. beliau tidak pernah mati.
   
  best regards,
  Kenken
   

   
-
Get easy, one-click access to your favorites.  Make Yahoo! your homepage.

[Non-text portions of this message have been removed]



[budaya_tionghua] Re: Masih tentang Tionghoa vs cina--->Apeq Liang U

2007-11-15 Terurut Topik Azura-Mazda
an kita bisa
benar-benar konsentrasi masalah budaya Tionghoa. Kita
semua baru belajar koq. Apeq saja tahun 1965 kan baru
berumur 31 tahun,meskipun sudah dewasa tapi pengalaman
belum banyak, buku yang dibaca belum banyak. 
  
Kalau orang sudah masuk budaya Tionghoa tapi menentang
penggunaan Tionghoa harusnya diban. Itu kan sengaja
mengacau. Sudah tahu namanya Tionghoa, tak setuju
jangan masuk. 
  
Yah, memang perlu waktu, tapi kebanyakan sudah ingin
istilah Tionghoa koq. Para pejabat sudah pakai istilah
Tionghoa dan Tiongkok. Ini sih orang-orang ekstrim
saja, yang mencoba menghambat kemajuan kita.
Tgl. 1-11 Des. apeq diajak anak ke Guilin dulu. 
  
Salam
Apeq


--- Azura-Mazda wrote:

> Dear Apeq Liang U yb, 
> 
> Memang disayangkan, ternyata kualitas
> anak muda generasi sekarang ini tidak sebaik
> generasi angkatan terdahulu. terutama berkaitan
> dgn tema masalah spt hubungan huaren dgn
> Tiongkok, huaren dgn negeri di mana dia tinggal,
> dsb. 
> 
> Akibat represi Soeharto Orde Baru dengan sgala
> macam dogma dan kesesatannya tetapi terbenam
> sedemikian lama hingga berurat-berakar sangat
> dalam tentu saja sulit untuk dicabut dgn segera. 
> Yg paling parah adalah beberapa gelintir anak
> muda yg memiliki kesulitan dalam menggunakan
> daya pikir. Hingga tidak mampu menyerap analogi
> "Jawa Suriname" yg tetap disebut "jawa" dan
> tidak pernah hendak menarik perbedaan secara 
> membabi buta. 
> 
> karena tanpa dicari-cari perbedaan, sudah barang
> tentu kondisi lingkungan dan material objektif
> ke 2 tempat i.e. Suriname dan Pulau Jawa sudah
> berbeda. bahkan, Jawa di tanah Batak juga berbeda
> dgn Jawa Tulen di Solo. 
> 
> tetapi, persamaan di antara Jawa di Suriname,
> Batak,
> Aceh, Papua dan di Solo juga banyak. kesamaan di
> antara mereka adalah NYATA. mereka berasal dari
> asal usul yg sama. sendi-sendi pokok dari cosmologi
> pikiran mereka tetap sama. karena memang pemerintah
> Suriname tidak pernah membanned penggunaan bahasa
> Jawa, 'memaksa' orang Jawa mengganti nama Jawa nya
> menjadi nama "Suriname", mengeluarkan inpres
> mengganti
> kata "jawa" menjadi "cina" dsb. 
> 
> atau kebijakan paling antagonis yaitu melepaskan
> kejawaan untuk menjadi Warga Negara Suriname yg
> baik. TIDAK PERNAH ADA 1 PEMERINTAHAN SEBARBARIAN
> SOEHARTO ORDE BARU!!!
> 
> bhk, pemerintah komunis RRT dibawah Mao Zedong
> yg dituding bengis oleh Jung Chang dkk tidak pernah
> merepresi bangsa-bangsa minoritas Tiongkok spt
> Korea, Hui, Uighur, Russia, Kazak dsb. bahkan Mao
> Zedong yg dianggap lebih kejam dari Hitler oleh
> propagandis kristen Amerika memiliki kebijakan untuk
> mempertahankan identitas kebangsaan dan kultural
> bangsa-bangsa minoritas itu. 
> 
> di ultah ke 10 thn Kembalinya HongKong ke pangkuan
> Ibu Pertiwi, Korean Minzhu turut menggelar 
> kesenian tradisional mereka di atas panggung.
> lengkap
> dgn seluruh keindahan busana dan instrument korea
> untuk merayakan kembalinya HK ke pangkuan Ibu
> Pertiwi. 
> etnis korea itu tidak pernah dipaksa memakai batik
> dan sarung dalam partisipasinya di tingkat nasional.
> 
> 
> Tionghoa sbg bangsa yg sedemikian besar tentu saja
> memiliki masalah yg jauh lebih rumit dari sekedar
> 'perbedaan' orang Jawa suriname dan Jawa di RI. 
> 
> ditambah dgn 40 thn perilaku orba yg menindas sudah
> barang tentu memberi kerusakan yg cukup parah. 
> tapi perlahan-lahan pasti akan ada perbaikan.
> semakin
> banyak orang yg membaca dan menghayati sejarah ras
> nya, maka sudah barang tentu pemahaman lebih benar
> bisa dicapai. karena itu, peran para senior spt
> Apeq Liang U tentu sangat diharapkan.
> 
> best regards
> Kenken
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, liang u
> 
wrote:
> >
> > Rekan-rekan, 
> > Banyak teman tak dapat membedakan Cina dan China
> atau
> > Cina dan Chinese.
> > China adalah terjemahan resmi dari Tiongkok
> > (Zhongguo), dan Chinese adalah terjemahan resmi
> dari
> > Tionghoa (Zhonghua atau Hua), jadi tidak menghina.
> > Tapi Cina adalah terjemahan dari Zhina (Istilah
> Jepang
> > untuk menghina dulu, sekarang mereka menyebutnya
> > Chiukoku= cara baca Jepang untuk Tiongkok). Huruf
> > Tionghoanya juga China berbeda dengan Cina.
> > Saya pernah tinggal di US, belum pernah ada
> orang
> > menamakan orang Tiongkok sebagai orang Cina,
> mereka
> > sebut American Chinese kalau dalam bahasa
> Inggeris,
> > sedang orang yang berbicara bahasa Mandarin
> > menyebutnya Zhongguoren, kapan menyebut Cina
> Amerika?
> > Orang Tionghoa di Amerika kalau ditanya biasa
> menjawab
> > I am Asian American, karena di sana semu

[budaya_tionghua] Re: Lalu bagaimana dengan orang Tiongkok? -- perbandingan dengan insiden penggu

2007-11-14 Terurut Topik Azura-Mazda
Dear Orlando Ong yb, 
   
  Saya kira, 'keributan' masalah istilah Tionghoa vs Cina
  lebih dipicu oleh adanya kelompok yg memaksakan kehendak
  untuk meneruskan penggunaan istilah 'cina' dalam dokumentasi
  formal dan resmi. padahal, berulang kali dipaparkan arti
  negatif dari istilah ini. bahkan lebih jauh, orang-orang 'cina'
  ini tidak mengindahkan tempat Tionghoa spt milis ini.
  penggunaan istilah 'cina' di forum Tionghoa semacam ini
  jelas merupakan penghinaan vulgar sekaligus eksentrik
  terhadap para pengelolah tempat ini yg dengan jelas memilih
  istilah Tionghoa daripada 'cina'. 
   
  Tapi saya setuju bahwa terdapat perdebatan yg lebih berguna
  dan bermanfaat untuk dielaborasi lebih tajam dan in depth. 
  dan juga saya setuju komentar anda mengenai kebangkitan
  Tiongkok hingga menurut anda "...siapa yg berani meremehkan
  Tiongkok (saat ini)". 
   
  Kebangkitan Tiongkok sebagai negeri adidaya berpengaruh 
  terhadap kehidupan seluruh Hua Ren diseluruh dunia. di Indonesia,
  kebangkitan RRT itu turut meredam gerakan anti-tionghoa yg
  sudah hidup sejak sebelum Indonesia diproklamasikan. 
   
  bahkan sebenarnya, kebangkitan Tiongkok baru sudah dimulai
  sejak beberapa dekade yg lalu. Berhasilnya RRT mengembangkan
  teknologi senjata nuklir dengan usaha sendiri sebenarnya cukup
  mengubah konstalasi dunia. sayangnya kita di sini, terutama
  pasca Harto berkuasa, kurang mendapat informasi tentang gerak
  maju Tiongkok yg sebenarnya sangat mempengaruhi kehidupan sosial
  politik seluruh Hua Ren di seluruh dunia. 
   
  bahkan kebangkitan RRT ini pun turut berdampak positif bagi
  para Hanjian anti Tiongkok/tionghoa yg masih memakai istilah
  'cina' di seluruh dunia. prestige mereka sebagai etnis Tionghoa 
  tetap terangkat sekalipun esensi diri mereka adalah Hanjian. 
   
   
   
  best regards,
  Kenken
   
  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "orlando ong" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
  past is history, tomorrow is future.

drpd ribut dulu kita diapain,
mendingan mikir next step mau ngapain. dulu direndahkan pasti ada
sebabnya tapi kenyataannya skrg siapa yg berani meremehkan china,
calon perdana menteri australia pun sekeluarga bisa bahasa mandarin,
ketua perfilm an perancis diwawancara pakai bahasa mandarin. dimana
mana bahasa mandarin mulai dipakai, apa itu gara2 kebetulan? tentu
bukan, itu juga dari kerja keras yg dijalani secara disiplin dr jaman
deng, jiang sampai hu.

we may forgive but never forget.

sekian urun
rembug ide dari saya. 

terima kasih.

On 11/15/07, Jimmy Tanaya <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Nanggapi sedikit tulisan anda bung Zhou,
>
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Skalaras" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > 2. Karena kita berangapan istilah Cina itu rendah, kalau ada yang
> ngotot memakainya berarti rela direndahkan. ini konsekwensi pendapat
> dari golongan yang merasa istilah Cina rendah.
>
> Masalahnya, ini belum menjadi kesepakatan umum. Mungkin bagi generasi
> 60-an (or generasi senior), istilah cina tuh merendahkan. Tapi bagi
> generasi yg lebih muda, mungkin saja tidak. Apakah karena mereka tidak
> tahu sejarah? mungkin saja tidak (alias mereka tahu). Lalu kenapa
> masih tidak peduli? ya bisa saja karena penggunaan 'cina' saat ini
> tidak otomatis dalam intonasi menghina dan mereka tidak merasa istilah
> tersebut 'merendahkan'.
>
> Terlalu generalisasi anda bung.
>
> >sebaliknya, golongan yang merasa istilah Cina itu harum sehingga
> mati2an mempertahankannya silahkan mengklaim kelompoknya adalah
> golongan harum, sejaki lagi, Dao Bu Tong Bu Xiang Wei Mei 
>
> saling klaim mah terserah. Yg penting jangan menghakimi kelompok lain
> sebagai 'bau'. Apakah anda mau golongan anda disebut 'bau'?
>
>
> salam,
> jimmy
>
>


   
-
Get easy, one-click access to your favorites.  Make Yahoo! your homepage.

[Non-text portions of this message have been removed]



[budaya_tionghua] WNI Suku Bangsa Tionghoa ==> Membangkitkan Totem & Tabboo

2007-11-04 Terurut Topik Azura-Mazda
elihat perlu adanya kesatuan pengertian akan istilah "suku", 
"bangsa" dalam bahasa Indonesia, dan inilah yang ternyata bikin kisruh. Saya 
kok cenderung kita gunakan pengertian yang pernah diajukan bung Karno didepan 
pembukaan Kongres BAPERKI tahun 63 itu: suku hanya merupakan kaki-kaki dari 
bangsa. Jadi suku hanyalah rumpun dari kesatuan bangsa yang besar. Dan bangsa 
disini berarti nasion bukan ras yang berdasarkan keturunan darah yang sama, 
hanyalah merupakan kesatuan kelompok manusia yang disatukan dalam satu 
kewarganegaraan. Tidak ada bangsa Indodnesia dalam pengertian ras, juga tidak 
ada bangsa Tionghoa dalam pengertian ras. Bangsa Indonesia terdiri dari puluhan 
suku, ras. Juga Bangsa Tionghoa tidak bisa diartikan hanya suku Han, sekalipun 
merupakan mayoritas mutlak dari Bangsa Tionghoa. 
   
  Dengan demikian untuk sebutan di Indodnesia, yang ada memang seharusnya 
hanya suku Tionghoa dari Bangsa Indonesia. Karena begitu kita sebut bangsa 
Tionghoa, itu yang dimaksudkan kelompok manusia yang berkewarganegaran 
Tiongkok. Sebagaimana bangsa disini = nasion, yang dikatakan bangsa Tionghoa 
juga terdapat puluhan suku, dari Hokkian, Khek, Miao, Mongol dsb., ... kalau 
nggak salah ingat ada 56 suku.
   
  Sedang yang anda maksudkan bangsa Tionghoa disini adalah tenglang yang 
suku Han, berdasarkan darah keturunan, kan? Jadi, nggak nyambung, dong. Tetap 
saja terkecoh Tiongkok sebagai satu negara dan Papua/Flores hanya sebagai pulau 
dari negara Indonesia.
   
  Bagi suku Korea dan suku Mongol di Tiongkok, mereka tidak menyebut Korean 
nasionality, tapi suku Korea dari Bangsa Tionghoa. Karena begitu menyebut 
bangsa Korea atau nasionality Korea, berarti warganegara Korea, bukan 
warganegara Tiongkok! Begitu juga dengan suku Mongol, mereka menyebutkan diri 
suku-Mongol dari Bangsa Tionghoa dan tidak menjadi Bangsa Mongol yang berarti 
berkewarganegaran Mongol.
   
  Jadi, kalau anda mengartikan bangsa sama dengan suku akan selalu kisruh, 
kacau. Perlu disatukan lebih dahulu pengertian suku dan bangsa disini. Yang 
mungkin masih bisa dipermasalahkan, sebutan suku-bangsa, apa perlu merangkap 
begitu? Misalnya suku Ambon tidak perlu disebut menjadi suku bangsa Ambon. Suku 
ya suku saja, kenapa mesti ditambahi bangsa lagi? Suku Tionghoa dari Bangsa 
Indonesia, atau etnis Tionghoa bangsa Indodnesia atau WNI suku Tionghoa dan 
tidak usah ditambahi bangsa, menjadi WNI suku Bangsa Tionghoa.
   
  Salam,
  ChanCT
   
  - Original Message - 
From: Azura-Mazda 
  To: [EMAIL PROTECTED] 
  Cc: Erik Eresen 
  Sent: Monday, November 05, 2007 11:24 AM
  Subject: [komunitas-tionghoa] Re: WNI Suku Bangsa Tionghoa
  

  Cuma bingung dengan dua paragraf dari tulisan si
  Iskandar Jusuf tentang WNI Suku Bangsa Tionghoa ini. 
  coba perhatikan 2 paragraf di bawah ini: 
   
  "Lalu Prof Dr Koentjaraningrat memberikan contoh. Penduduk Pulau Flores di 
Nusa Tenggara Timur terdiri dari beberapa suku bangsa yang khusus, yaitu orang 
Manggarai, Ngada, Sikka, Riung, Nage-Keo, Ende dan Larantuka. Namun, kalau suku 
bangsa itu berada di Jakarta, misalnya, mereka akan merasa bersatu sebagai 
putra Flores. Demikian pula penduduk Papua, yang sebenarnya merasakan diri 
orang Sentani, Morindonim, Serui, Kapauku, Moni dan sebagainya, akan merasa 
sebagai putra Papua apabila mereka keluar dari Papua. 
   
Uraian di atas diharapkan dapat membuka mata bahwa setelah keluar dari 
negeri Tiongkok dan memilih menjadi warga negara Indonesia, seharusnya tidak 
lagi menyatakan diri sebagai bangsa Tionghoa, lebih tepat menyatakan sebagai 
WNI suku bangsa Tionghoa."
   
   
  dinyatakan, orang-orang dari suku-suku Papua kalao berada di Jakarta 
  didorong untuk menyatakan diri sebagai Putra Papua di tanah rantau. begitu
  juga dengan orang-orang Flore. 
   
  tetapi tidak untuk Tionghoa yg keluar dari Tiongkok. MENGGELIKAN 
  GAK SECH TULISAN GAK BERBOBOT ini?? heran masih diforward
  juga ke milis ini. entah apa tujuannya? 
   
  plus pemaksaan defisinisi tentang 'BANGSA' yg sebenarnya
  sudah sangat ketinggalan zaman dan pengetahuan yg sepotong-potong
  mengenai konsepsi tentang 'BANGSA'. 
   
  di Uni Soviet dan RRT, setiap race yg ada dan menjadi warga negara
  ke 2 negara tersebut disebut dgn istilah NATIONALITY bukan sekedar
  etnik. sekalipun istilah etnik juga dipakai dalam ruang lingkup sosiologis
  atau di saat mengulas ilmu etnisitas. 
   
  tidak perna ada kontradiksi antara istilah KOREAN NATIONALITY dan
  KOREAN etnicity yg hidup dan menjadi warga negara RRT. begitu juga
  dengan GEORGIAN NATIONALITY yg menjadi warga negara Soviet Union
  seperti Joseph Stalin. 
   
  cuma di RI saja, masalah "bangsa", "etnis" dan "kewarganegaraan" 
  menjadi sedemikian rusak, ancur lebur, dan saling menegasi. 
   
  segala macam semangat bodoh yg melarang penggunaan istilah
  "bangsa Tionghoa" untuk menyebut WNI keturunan Tionghoa

[budaya_tionghua] Belajar dari Burma vs Tiongkok

2007-10-04 Terurut Topik Azura-Mazda



Tiongkok memiliki sejarah panjang di kawasan Asia
Tenggara dan memiliki kapasitas unik untuk mempengaruhi
masa depan kawasan ini. 

800 thn yg lalu, dinasti Yuan pernah menginvasi Burma
sebanyak 3 kali. lalu dinasti Ming pun pernah melakukan
2 x invasi ke Burma. di era dinasti Qing, Burma menjadi
vassal Beijing di mana raja Burma secara regular mengirimkan
upeti dan delegasi untuk menghormat Beijing dgn membawa
berbagai hadiah seperti gajah-gajah. 

hubungan tradisional patron-vassal menyentuh dimensi
ideologis ketika Mao Zedong berkuasa (1949-1976) ketika
Peking hendak menempatkan diri sebagai pemimpin revolusi
dunia dan mengambil alih kepemimpinan komunis moskow
yg bobrok. 
 
setelah beberapa tahun, Tiongkok membangun dominasinya
atas perdagangan Burma, termasuk beras. hal ini memicu
ketidak-sukaan pribumi Burma dan seringkali pecah kerusuhan
anti-tionghoa. toko-toko milik Tionghoa dan gudang-gudang dirampok
dan rumah-rumah tionghoa seringkali dibakar. 
 
 kerusuhan anti-tionghoa memberi alasan bagi RRT untuk
menyerang Burma di tahun 1968. di dalam perang yg tidak
dideklarasikan itu, RRT mengirim 30 ribu tentara bersenjata
lengkap ke Burma yang kemudian secara cepat menguasai
Burma dan memaksa pemerintahan jenderal Ne Win untuk
melakukan negosiasi dan menghilangkan semangat anti
tionghoa di negeri itu. 
 
kematian Mao di thn 76 mengawali akhir dari pertarungan
ideologi. Tiongkok mengambil sikap melunak dan merendah
di urusan international dan mengkonsentrasikan diri membangun
hubungan baik dgn negeri lain dan membantu perkembangan
ekonomi di kawasan asia tenggara. 

 sejak thn 1990, Tiongkok adalah satu-satunya negeri besar yg
memberi bantuan kepada militer burma. memberikan bantuan dan
persenjataan. para pengamat memperkirakan bantuan RRT
mencapai $2 miliar dalam bentuk senjata dan amunisi. 
 
RRT memberi perhatian terhadap perkembangan terakhir di burma
dan mendesak junta militer burma untuk tidak melakukan aksi
yg bertentangan dengan kemanusiaan. sekalipun, Beijing
tampak begitu soft terhadap junta militer tetapi bukan berarti
Beijing tidak melakukan tekanan berarti terhadap rezim. 

Beijing dgn tegas tidak menginginkan Burma melakukan
pembantaian di tahun 88 dan menelan korban 3 ribu demonstran
terbunuh. Jadi tidak benar tuduhan sementara orang yg
anti RRT selama ini. 

tentu saja, RRT menghormati apa yg terjadi di dalam negeri
burma sehingga tidak melakukan langkah-alangkah drastis yg
hanya akan menyalahi etika internasional. sehingga apa pun
yg terjadi di burma sepenuhnya adalah kebijakan dan tanggung
jawab pemerintah Burma.

best regards,
Kenken


 
 
   
-
Luggage? GPS? Comic books? 
Check out fitting  gifts for grads at Yahoo! Search.

[Non-text portions of this message have been removed]



[budaya_tionghua] Re: [komunitas-tionghoa] Re: Peristiwa Mei dan sikap budaya ==> Ida Khouw

2007-06-04 Terurut Topik Azura-Mazda
Dear Oom Chan dan Ibu Ida yb, 
   
  saya setuju dgn komentar anda-anda berdua. dan memang
  tidak ada manuver dari komunitas Tionghoa untuk bermaksud
  mengatakan bahwa tragedi Mei 98 adalah sebuah pengganyangan
  terhadap etnik Tionghoa an sich yang kemudian diseret 
  menjadi kontradiksi antara etnis Tionghoa vs pribumi. 
   
  masalah ini sepenuhnya adalah masalah kemanusiaan dan
  HAM. apa pun latar belakang etnis para korban tragedi Mei 98
  yang kebanyakan berlatar belakang etnis Tionghoa. jadi
  kawan-kawan pribumi tidak perlu berpikir negatif bahwa
  penuntasan kasus tragedi Mei 98 akan menyudutkan etnik
  pribumi sebagai kelompok pembantai. 
   
  keterangan dari Ahmad Bukhari Saleh mengenai gerakan
  di Trisakti tidak sepenuhnya benar. sekalipun, katanya AHmad
  Bukhari Saleh berada di kampus Trisakti pada saat penembakan
  oleh brimob itu terjadi. 
   
  Ahmad Bukhari Saleh gagal membedakan antara gerakan
  mahasiswa Trisakti yg kemudian menjadi korban kebiadaban
  aparat Brimob dgn gerakan sekelompok massa yang diawali
  dgn kedatangan sebuah truk sampah ke depan kampus Trisakti.
  kemudian truk sampah tersebut dibakar oleh para penumpang
  truk sampah itu sendiri. pembakaran truk sampah itu adalah
  pemicu gerakan merusak pot tanaman, lampu lalu lintas dan
  berakhir pada penjarahan toko/properti Tionghoa. 
   
  sebelum perusakan dimulai, massa tak dikenal itu berteriak-teriak 
  mengajak mahasiswa Trisakti untuk keluar kampus untuk 
  ikut serta melakukan perusakan, penjarahan dan mungkin
  pembantaian terhadap etnis Tionghoa yang telah distigmatisasi
  sebagai perusak ekonomi RI. 
   
  tetapi mahasiswa Trisakti yang berkesadaran tinggi jelas
  menolak ajakan dan hasutan dari massa tak dikenal tersebut.
  makanya mahasiswa Trisakti berdiam diri di dalam kampus. 
  karena ajakan dan hasutan itu tidak digubris oleh para mahasiswa,
  maka massa penjarah itu melaksanakan aksi perusakan sendiri
  tanpa diikuti oleh mahasiswa Trisakti. 
   
  massa tak dikenal itu memaki-maki mahasiswa Trisakti
  dengan bahasa-bahasa kasar dan kampungan. itu faktanya, jadi
  Ahmad Bukhari Saleh hendaknya bisa membedakan gerakan-gerakan
  yang ada di sekitar Peristiwa Mei 98. 
   
  Ahmad Bukhari Saleh pun tampak enggan mengakui adanya
  indikasi gerakan ganyang Tionghoa yang dicontohkan lewat
  beberapa laporan yang diangkat oleh Oom Chan CT. Ahmad
  Bukhari Saleh malah lebih memilih menyuguhkan analisa-analisa
  "high-class" tentang pembagian prosentase kepemilikan BCA
  oleh Soeharto. padahal publik awam di tataran bawah menilai
  bahwa BCA adalah milik Liem (baca: Tionghoa). 
   
  sebenarnyalah, publik amat jarang mengetahui bahwa dibalik
  korporat besar tionghoa selalu ada saham dari pejabat dan
  jenderal pribumi. sehingga tidak benar juga dikatakan bahwa
  etnis Tionghoa menguasai ekonomi RI. 
   
   
  best regards, 
  Kenken
  

ChanCT <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Ci Ida yb,
   
  Saya sependapat dengan Ci Ida, hendaknya mem-fokus-kan perjuangan untuk 
mentuntaskan Tragedi Mei 98 ini pada masalah pelanggaran HAM-berat yang telah 
terjadi dinegeri ini. Jangan sampai tenggelam menjadi mempertentangkan apakah 
itu kerusuhan anti-Tionghoa atau kerusuhan nasional, mana lebih banyak korban 
Tionghoa atau pribumi, ada tidak pemerkosaan dsb.nya, ... Jangan sampai usaha 
sementara orang untuk menenggelamkan masalah Kerusuhan Mei 98 ini berhasil, dan 
dengan demikian tetap membiarkan tokoh-tokoh elite politik yang harus 
bertanggung-jawab berkeliaran diluar HUKUM, membiarkan dalang-dalang kerusuhan 
Mei 98 itu menikmati kehidupan mewah diatas penderitaan ribuan korban 
jiwa/harta/kehormatan pada saat terjadi kerusuhan Mei '98.
   
  Jadi saya-pun setuju laporan TGPF yang sudah susah payah dikerjakan itu 
bisa dijadikan upaya untuk menindak lanjuti pengusutan, agar tokoh-tokoh dan 
dalang kerusuhan Mei 98 bisa segera dituntaskan. Bukan dilemari-eskan dan 
dibiarkan lupa atau hilang dengan sendirinya.
   
  Pelanggaran HAM yang terjadi, tak peduli siapa-pun korbannya, apakah 
suku, etnis dan agama mereka, dan tak peduli berapa besar jumlah korban, 
sekali-pun hanya seorangpun, keadilan dan kebenaran HUKUM harus ditegakkan 
sebaik-baiknya. Harus berhasil menjerat tokoh, dalang pelanggaran HAM untuk 
diajukan kedepan pengadilan, dan menerima sanksi HUKUM yang berlaku tanpa 
kecuali. 
   
  Mudah-mudahan Pemerintah SBY yang berkuasa sekarang ini bisa memulai 
langkah penegakkan HUKUM sebaik-baiknya, sebagai tantangan dan realisasi 
janji-janji yang diuarkan pada masa pilpres 2 tahun lebih yl.
   
  Salam,
  ChanCT
   
  - Original Message -   From: idakhouw 
  To: [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Monday, 4 June, 2007 1:22
  Subject: [HKSIS] Re: Peristiwa Mei dan sikap budaya ==> AB. Saleh

  

Para ular beludak otak kerusuhan Mei 98 pasti jingkrak2 gembira karena
rakyat selalu cuma berputar2 di titik nol tiap kali berdebat Mei 98. 
Mereka tidak akan berhenti dengan taktik pengaburan 

[budaya_tionghua] Peristiwa Mei dan sikap budaya

2007-05-27 Terurut Topik Azura-Mazda
Dear Pak WS. Indarto yb, 
   
  Salam kenal dari saya ya Pak Indarto. senang sekali
  membaca ulasan anda yg mendalam tentan psikologis
  "penuh ketakutan" dari orang-orang Tionghoa akibat
  apa yang pernah terjadi di Era Orde Baru dgn projeksi
  asimilasi total (ganti nama, kawin campur, ganti agama). 
   
  trus trang, dgn keterbatasan saya, saya kok nda pernah
  melihat adanya "perayaan imlek jor-joran". 
   
  memang di Citraland Mall & beberapa mall dipasang 
  atribut imlek-Tionghoa. mungkin semeriah pada saat
  Natal & LEbaran, dengan atribut-atribut salju, cemara,
  ketupat dan peci. 
   
  anehnya, orang kristen & Moslems tidak pernah ada yg
  mempertanyakan perayaan ini. bahkan orang-orang diluar
  kelompok kristen & Moslems pun bergembira dgn 
  perayaan Natal & Lebaran itu. mungkin, sebagai rasa
  penghormatan untuk kedua kelompok agama yg sedang
  merayakan hari besar agamanya. 
   
  dari segi ini memang ada paranoi yg diderita oleh orang-orang
  Tionghoa terhadap latar-belakang etnisitasnya sendiri.
  jadinya orang Tionghoa model begini terlihat seperti
  orang sakit saja. 
   
  but, bagaimana mengobatinya?? 
   
  best regards,
  Kenken
  

[EMAIL PROTECTED] wrote:

To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
From: indarto tan <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Sun, 27 May 2007 15:04:34 -0700 (PDT)
Subject: [budaya_tionghua] Peristiwa Mei dan sikap budaya

Usai perang dunia II, terjadilah perang dingin antara Timur (Uni soviet) dan 
Barat (Amerika). Saat itu, RRT yang komunis sekubu dengan Timur. Memasuki tahun 
enampuluhan, Sovyet dan RRT pecah, tetapi RRT dibawah ketua Mao tetap 
berpolitik kekiri-kirian, dicap suka export revolusi. Bung Karno yang pro RRT 
sangat tidak disukai oleh kaum kanan dan umat Islam. Masalah politik ini, mau 
tidak mau, menyebabkan suasana anti Tionghua sering mencuat kepermukaan. 
Contohnya peristiwa ITB. Tetapi, anti Tionghua ini, diakar bawah juga diwarnai 
oleh rasa iri-hati dalam isyu ekonomi. Golongan Tionghua selalu digambarkan 
sebagai lebih makmur daripada non-Tionghua.
  
Perasaan anti Tionghua ini semakin kental warnanya saat Orde-Baru. Hubungan 
diplomatic Indonesia-RRT putus. Isyu pembauran yang tidak jelas pemahamannya, 
menambah suasana semakin runyam, golongan Tionghua sangat terpojok. Setiap hari 
dihantui ketakutan.
  
Ironisnya, didalam kondisi social seperti ini, golongan Tionghua yang memiliki 
jaringan ekonomi luas dimanfaatkan oleh Orde Baru, banyak kemudahan didapat 
baik dengan cara layak dan tidak layak memunculkan apa yang namanya Erzat 
capitalism (Kapitalis semu, istilah Yasuhiro Kunio). Orde Baru dengan semboyan 
“Ekonomi yes, politik no” memberi kesan seolah-olah Indonesia akan lepas landas 
dibidang ekonomi dan mampu mengimbangi empat naga kecil Singapura, Hongkong, 
Korsel dan Taiwan. Ekonomi Indonesia menggelembung besar dan pecah saat terjadi 
krisis moneter tahun 1997.
  
Peristiwa Mei 1998 masyarakat Tionghua mengalami peristiwa keji bersamaan 
jatuhnya Orde Baru.
  
Golongan Tionghua yang lahir pada tahun lima puluh dan enampuluhan, sekarang 
berusia antara empat puluh dan lima puluhan ini, besar mendewasa dalam kondisi 
sosial seperti itu. Generasi ini “jiwanya terpelintir” oleh diskriminasi rasial 
yang bekepanjangan. Demi adaptasi dalam suasana kehidupan tertekan ini, 
Tionghua-Tionghua ini ganti nama, ganti agama. Menghadapi kaum mayoritas, hanya 
bisa bungkem merunduk bila terjadi gesekan kecil saja dalam kehidupan 
kesehariannya. Demi keselamatan, sebagian dari golongan Tionghua ini suka 
menampilkan sikap anti ke Tionghuaan. Dalam kehidupan sehari-hari takut 
menggunakan istilah Tionghua walau hanya sepotong kata saja.
  
Bersamaan saat Indonesia memasuki era reformasi, RRT juga mengalami perubahan 
basar. Dengan cara yang lain daripada yang lain, ternyata RRT berhasil kuat 
baik bidang ekonomi maupun pertahanan. Sikap bangsa Indonesia terhadap RRT 
mengalami perubahan yang essensial. Rivalitas antara AS dan RRT yang tetap 
berlanjut ini sepertinya dimanfaatkan oleh pemerintah diatas dan golongan Islam 
moderat dibawah. 
  
Dalam kondisi perubahan yang sangat cepat ini, sebagian Tionghua kebingungan : 
Lagu-lagu Mandarin diradio diTV, sekolah-sekolah bahasa Tionghua yang menjamur 
dengan siswa-siswanya yang berjilbab, oleh sebagian InTi seolah tak terlihat, 
mereka seolah masih hidup dijaman Orde Baru, sehingga melihat barong-say 
was-was, orang merayakan Imlek yang HANYA setahun sekali dikatakan jor-joran. 
Dan, ini yang sangat disesalkan : Setiap pengusaha sukses dianggap konglomerat 
hitam !!!
  
Sebelumnya saya mengungkapkan dalam millist ini, penghalang terbesar dalam 
membina persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, adalah pengkotakan-kotakan 
agama. Sebagian rekan kita semillist ketakutan, bila Imlek dirayakan cukup 
meriah apa tidak akan menyebabkan ketegangan. Tidak ! Kalau kita turun kebawah 
berbincang bincang dengan mahasiswa, tak kurang dari mereka tidak saja ingin 
tahu bahkan membuat makalah sekripsi mereka tentang buda

[budaya_tionghua] Kerusuhan Mei 98 adalah Ulah Soeharto

2007-05-22 Terurut Topik Azura-Mazda
Dear Ulysee yb, 
   
  saya kira kerusuhan Mei 98 adalah Ulah
Soeharto untuk mempertahankan kekuasaannya. 
seperti yang dikatakan AHmad Bukhari
Saleh, saya setuju. Harto berkali-kali
menggunakan manuver sejenis untuk mempertahankan
kekuasaannya. sejarah juga mencatat rangkaian
kerusuhan rasialis yang pernah terjadi di RI. 
   
  Di bulan Mei 1963, terjadi kerusuhan anti-tenglang 
di Bandung. kerusuhan dimotori oleh mahasiswa-mahasiswa 
ITB. beberapa pendapat mengatakan bahwa Masyumi 
dan PSI berada dibalik gerakan mahasiswa ITB. 
 
berpuluh tahun kemudian, file CIA dibuka. Amerika 
membuka perannya dalam gerakan anti-tenglang 63 di 
Bandung. yaitu sebagai konseptor, perancang skenario 
mungkin juga sebagai penyandang dana. sedangkan 
eksekutornya adalah adalah mahasiswa ITB pro Masyumi 
dan PSI, kedua partai yang baru saja dibubarkan oleh 
Soekarno karena terlibat pemberontakan PRRI/Permesta. 
 
lalu terjadi kerusuhan serupa di tahun 98 
dibulan yang sama. Dr. Syahrir menyebut kerusuhan 
Mei 98 sebagai kerusuhan dengan intensitas 
kekejian lebih hebat dibandingkan kerusuhan 
anti-tenglang di Bandung 63. 
 
seribu lebih orang mati. 200 perempuan tionghoa 
diperkosa rame-rame. rumah-rumah tenglang dibakar. 
toko-toko tenglang dirampok sekaligus dibakar. 
di toko dan rumah pribumi tertulis "MILIK PRIBUMI" 
atau "MILIK HAJI PRIBUMI". 
 
sampai saat ini, tidak ada satu pun penjahat 
pelaku kerusuhan ditangkap. let alone diadili. 
otak dari kerusuhan tak pernah diketahui. tidak 
ada satu pun jenderal yang mengundurkan diri 
karena tidak mampu menjaga keamanan ibukota dan 
negara. hanya Jenderal Prabowo yang dicopot 
oleh Habibie. 
 
beberapa kalangan menuduh USA sebagai dalang. 
sekalipun tanpa alur yang jelas apalagi bukti-bukti 
tertulis dan pengakuan dari pejabat inteligen 
atau kedutaan USA. 
 
orang-orang ini hendak menyalahkan pihak asing 
sebagai satu-satunya pihak yang bertanggung jawab 
terhadap kerusuhan anti-tenglang. sepenuhnya 
mengabaikan dan bersikap apologetik terhadap 
para eksekutor pribumi yang menjalankan aksi 
anarkis. dengan pembelaan bahwa para eksekutor 
itu hanyalah pion-pion. padahal, dalam kasus 
korupsi yang melibatkan banyak tingkatan jabatan 
maka si pejabat paling rendah tetap akan diseret 
ke meja hijau untuk mempertanggung jawabkan 
perbuatan jahatnya. setelah itu, pejabat 
lebih tinggi dan terus sampai puncak yang 
paling bertanggung jawab atas perbuatan korupsi. 
 
logika yang sama harusnya diterapkan untuk 
kerusuhan yang lebih keji seperti kerusuhan 
Mei 98. 
 
saya mengira JENDERAL PRABOWO adalah pihak yang 
paling punya kemungkinan untuk berperan sebagai 
otak dibalik kerusuhan Mei 98. 
 
USA memang berperan sangat penting dalam usaha 
mendongkel Soeharto. dibantu oleh CSIS dan 
kalangan pro demokrasi. mahasiswa adalah pion-pion 
yang digunakan sebagai pressure force. tetapi 
gugatan agar Soeharto mundur berbeda dengan 
gerakan bakar-bakaran dan rampok-rampokan di Mei 98. 
 
Prabowo MUNGKIN punya pikiran bahwa untuk 
meredam demonstrasi mahasiswa yang meminta 
Pak Harto mundur dengan menciptakan chaos. 
agar pihak militer punya alasan untuk menerapkan 
situasi darurat perang atau SOB. dipilihlah 
Tenglang sebagai korban. karena Tenglang 
tidak pernah dianggap sebagai bagian dari 
masyarakat "pribumi" dan tidak memiliki pasukan 
paramiliter dan senjata untuk melawan. 
 
  
apabila SOB ini keluar, maka Harto atau 
Prabowo atau pihak-pihak militer akan punya 
otoritas membungkam mahasiswa, menangkap 
tokoh-tokoh pro-demokrasi spt Gus Dur, 
Megawati, Amien Rais dsb. sehingga selamatlah 
kekuasaan Pak Harto dari gugatan-gugatan 
dan arus demokrasi pada saat itu. 
 
tetapi skenario penyelamatan kekuasaan 
Orde Baru ini ternyata gagal. entah bagaimana 
caranya tetapi ternyata Pak Harto tetap 
berhasil dijatuhkan. nah, sebab kegagalan upaya 
mengeluarkan SOB itu harus dicari. 
 
indikasi adanya usaha menyelamatkan diri 
dari Pak Harto dapat ditemukan lewat 
pengakuan Jenderal Wiranto yang mengaku 
diinstruksikan oleh Pak Harto untuk 
membentuk suatu badan keamanan a la 
KOPKAMTIB di saat pak Harto hendak membantai 
orang-orang PKI dan pengikut Soekarno. 
 
kelompok pro-demokrasi yang didukung 
oleh USA tidak memiliki motif mengembangkan 
kerusuhan anti-tenglang guna mendongkel 
Pak Harto. kekuataan mahasiswa yang 
berhasil menduduki gedung DPR/MPR sudah 
cukup untuk membuat pak Harto jatuh 
dari kursi kekuasaan. 
 
tanpa adanya kerusuhan anti-tenglang 
Mei 98, Pak Harto tetap akan jatuh 
apabila mahasiswa dan tokoh-tokoh publik 
seperti gus dur, amien rais, megawati, 
Cak Nur dsb tetap melakukan demonstrasi 
yang berakibat pada berhentinya 
kegiatan ekonomi negara. 
 
kalau sudah begini, buat apalagi 
mahasiswa, kalangan pro demokrasi 
dan USA melancarkan sebuah kerusuhan 
anti-tenglang dengan korban sedemikian 
besar dan hanya mencoreng nama baik 
dan martabat NKRI di mata internasional??? 
 
para mahasiswa dan para tokoh masyarakat 
itu mencintai Indonesia. mereka tidak 
akan mel

[budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles

2007-05-22 Terurut Topik Azura-Mazda
Hello Ulysee, 
   
  numpang tanya ya. itu pernyataan
"bahwa kerusuhan MEI 98 adalah
kerusuhan yang ditujukan untuk
menggulingkan pemerintahan" dapet analisa
dari mana?! indikasinya apa? dan
oleh siapa?! 
   
  dan itu, pernyataan "bahwa kebanyakan 
korban jiwa BUKAN dari suku Tionghoa" 
dapet data dari mana? ELo riset sendiri?! 
saya tidak dapet berapa korban "jiwa"
Tionghoa. saya cuma dapet data korban
dari TGPF.  
   
  Nih, hasil laporan TGPF. baca ya, gua
lampiran paragrafnya:
   
  "Kekerasan seksual dalam kerusuhan Mei 
1998 terjadi di dalam rumah, di jalan dan 
di tempat usaha. Mayoritas kekerasan 
seksual terjadi di dalam rumah/bangunan. 
TGPF juga menemukan bahwa sebagian besar 
kasus perkosaan adalah gang rape, di mana 
korban diperkosa oleh sejumlah orang 
secara bergantian pada waktu yang sama 
dan di tempat yang sama. Kebanyakan 
kasus perkosaan juga dilakukan di hadapan 
orang lain. Meskipun korban kekerasan 
seksual tidak semuanya berasal dari etnis 
Cina, namun sebagian besar kasus kekerasan 
seksual dalam kerusuhan Mei l998 lalu d
iderita oleh perempuan dari etnis Cina. 
Korban kekerasan seksual ini pun 
bersifat lintas kelas sosial." 
   
  ada lagi nih laporan TGPF:
   
  1. Kerugian Material: 
Adalah kerugian bangunan, seperti 
toko, swalayan, atau rumah yang dirusak, 
termasuk harta benda berupa mobil, sepeda 
motor, barang-barang dagangan dan barang-barang 
lainnya yang dijarah dan/atau dibakar massa. 
Temuan tim menunjukkan bahwa korban material 
ini bersifat lintas kelas sosial, tidak 
hanya menirnpa etnis Cina, tetapi juga warga 
lainnya. Namun yang paling banyak menderita 
kerugian material adalah dari etnis Cina. 
   
  TAPI menarik sekali pernyataan ULysee tentang
Kerusuhan MEI 98 adalah kerusuhan yang
ditujukan untuk menggulingkan pemerintahan. 
  ajaib, bisa jabarkan lebih dalam?! 
   
  ini diskusi kita tentang Kerusuhan Mei 98
yang belum sampe tuntas di milis Komunitas
Tionghoa beberapa waktu yang lalu. sayangnya,
gue gak pernah dapet alasan/argumen dari
Ulysee yang selalu mengatakan bahwa 
kerusuhan Mei 98 adalah kerusuhan untuk
menggulingkan pemerintah Orde Baru:
  
[EMAIL PROTECTED] wrote:
Dear Ulysee yang baik, 
 
whooa...kamu baik deh udah mensistematiskan tulisan saya. thanks lho. bacanya 
jadi lebih ringkas dan padat. kamu hebat bisa meringkas sedemikian rupa. 
bener-bener tipe sequel kongkrit. gak kayak gua yang random abstrak. 
 
mari kita analisa lebih jauh tentang Mei 98. peristiwa bandung nanti saja kita 
bahas. tapi sekedar info singkat, Soekarno menangkap beberapa pelaku aksi 
rasialis. diantaranya Muslimin Nasution dan Siswono Yudohusodo. baru dilepas 
saat Harto berkuasa dan Bung Karno jatuh. 
 
siapakah kelompok yang menginginkan Harto jatuh?
 
1. Muslim radikal golongan Tanjung Priok. 
2. Pro-Demokrasi. 
3. USA4. Mahasiswa
5. CSIS
6. sebagian tentara 
7. masyrakat madani
8. NGO9. Kalangan bisnis
10. rakyat miskin yang semakin miskin karena anak-anak Harto mulai ganas. 
 
siapakah pendukung Harto?
1. ICMI
2. Islam binaan harto
3. sebagian faksi militer 
4. keluarga cendana
5. pebisnis sekitar keluarga cendana. 
6. Kroni yang diuntungkan harto dan sama berdosanya dengan cendana
 
siapa yang paling diuntungkan dengan kejatuhan Harto:
1. Habibi
2. ICMI
 
analisa liar saya begini:
 
USA merupakan otak dibalik kejatuhan Soekarno dan kenaikan Harto. sepanjang 
karirnya, Harto selalu diback up oleh USA dan IGGI. ngutang kerjaannya plus 
bunuhi rakyatnya sendiri. 
 
di Mei 98, USA beri order dan warning bahwa Harto harus mundur. 
 
kelompok-kelompok anti Harto menyambut ini dengan baik. sekalipun, di antara 
kelompok-kelompok itu ada yang anti USA juga tetapi pada saat itu keinginan USA 
bertemu dengan kepentingan kalangan anti harto. 
 
kalangan Tanjung Priok anti USA, tapi tetap sambut warning USA untuk jatuhkan 
Harto. Gus Dur jelas anti USA, begitu juga dengan beberapa mahasiswa radikal 
anti USA. 
 
Habibie yang sebenarnya boneka Harto melihat tawaran USA ini sebagai kesempatan 
dia untuk jadi presiden. apalagi saat Harto bikin Habibie sakit hati dengan 
statemen Pak Harto yang meragukan kualitas Habibie untuk jadi presiden. ICMI 
mengira kalao Habibie bisa jadi presiden maka kekuasaan mereka akan tambah 
besar. 
 
sebagai boss besar, USA cuma perlu kasih satu statemen. anak buah 
berlomba-lomba berkreatifitas untuk memenuhi tuntutan boss.
 
persis sama ketika Harto berkuasa. doi cuma bilang "bereskan". lantas si 
Kopassus menerjemahkan "bereskan" itu bisa jadi bunuh, perkosa, babat, karungin 
dsb. 
 
kalangan pro dem dan mahasiswa menekan dengan pengumpulan massa. Harto mulai 
basa-basi ketika di luar negeri. rencananya akan mundur sekitar tanggal 28 Mei. 
karena Harto udah ngitung kalo dia gak bakalan bisa bertahan lama. ketika 
kabinet reformasi dagelan a la Harto dilaunching malah disambut dengan 
mundurnya beberapa menteri anak buah paling loyal harto. 
 
TNI pun terbelah. kekuataan harto makin lemes aja. 
 
Wiranto dan SBY saat itu berpihak ke Habibie. m

[budaya_tionghua] Tentang Pao An Tui

2007-03-25 Terurut Topik Azura-Mazda

Azura-Mazda <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

  Ini my last comment regarding Pao An Tui. Agak panjang, tetapi saya nekad 
mengirim posting ini sebagai apresiasi dan penghormatan besar saya terhadap 
segenap anggota Pao An Tui beserta anak-keturunannya. Mereka adalah patriot 
sejati Tionghoa Indonesia.

  Indonesia pernah sedemikian brutal dan antagonis terhadap komunitas Tionghoa. 
Pembantaian Tionghoa di Mei 98 adalah contoh terdekat tentang gerakan riil 
tersebut. Pasca Mei 98, gerakan yang mengarah pada persekusi Tionghoa masih 
dapat kita dengar. Sebut saja peristiwa sweeping Mahasiswa HMI Makasar (2 x), 
spanduk Ki Gendeng Pamungkas di Bogor, rencana kalangan islam berjihad apabila 
A-hok menjadi gubernur Ba-Bel, rencana penjarahan pasca banjir Jakarta, kasus 
Go Chong Phing Tuban dsb.

  Beberapa pahlawan nasional yang namanya harum di buku sejarah nasional 
ternyata memiliki prilaku rasis-anti tionghoa. Sebut saja nama Bung Tomo, 
Jenderal Soemitro dsb. Bahkan sampai di abad modern, tokoh-tokoh pemimpin 
Indonesia masih tidak ragu-ragu memperlihatkan sentiment anti-Tionghoa, sebut 
saja Baramuli, Habibie, Jusuf Kalla, Fadli Zon dan tentu saja beberapa jenderal 
angkatan darat.

  Bung Tomo sebagai pemimpin besar Barisan Pemberontak Rakyat Indonesia 
memiliki peran yang sangat besar bagi kemerdekaan Republik Indonesia. Ia 
dikenal sebagai “jenderal radio”. Pidatonya yang bergemuruh membangkitkan 
gelora perjuangan sampai ke telinga rakyat melalui radio di Surabaya. Namun 
sayangnya, pidato-pidato Bung Tomo itu tidak bebas dari sikap rasialis 
anti-Tionghoa. Tema-tema anti Tionghoa membangkitkan sentiment anti-tionghoa di 
kalangan masyarakat pribumi Jawa Timur.

  Melihat dampak dari provokasi anti-tionghoa oleh Bung Tomo ini, Go Gien Tjwan 
sebagai jurubicara Angkatan Muda Tionghoa pernah memberi penjelasan lewat 
pidato bahwa musuh rakyat Indonesia bukan etnis tionghoa tetapi Belanda. Ia 
juga menyatakan bahwa etnis Tionghoa juga menjadi bagian korban penjajahan.

  Siauw Giok Tjhan bersama kawan-kawannya pernah pergi menemui Bung Tomo agar 
mengubah sikap anti-tionghoanya. Namun Bung Tomo tetap berkeyakinan bahwa 
sebagian besar etnis Tionghoa adalah kalangan pro-Belanda.

  Akhirnya, di bulan Oktober 45, Siauw Giok Tjhan memimpin delegasi pemuda 
Tionghoa untuk bertemu dengan Bung Tomo dan sejumlah tokoh kiri dari PESINDO 
antara lain Soemarsono dan Soedisman (akhirnya menjadi Politbiro PKI di tahun 
60-an). Pertemuan itu berhasil menyepakati penggabungan barisan perjuangan 
antara pemuda Tionghoa, Badan Pemberontak Rakyat Indonesia dan PESINDO.

  Pasca kemerdekaan 45, terjadi pembantaian massal terhadap Tionghoa. Aksi 
polisinil Belanda menambah kekisruhan keadaan pada saat itu. Pasukan republic 
yang terdesak, mundur ke dalam hutan. Dalam perjalanan mundur itu, pasukan 
Indonesia membumi hanguskan apa saja yang mereka temui. Di berbagai tempat di 
Jawa Barat, Jateng, Jatim terjadi perampokan, penjarahan dan pembakaran 
rumah-rumah, toko, bengkel, perusahaan, pabrik dan berbagai harta benda milik 
etnis Tionghoa.

  Aksi bung Tomo dan laskar rakyat Indonesia itu tidak menghitung dan tidak 
memandang adanya Tionghoa yang pro-Indonesia seperti Tony Wen yang memimpin 
organisasi Barisan Pemberontak Tionghoa di Surakarta atau aksi memperingati 
Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Juni 46 di mana 6 ribu orang Indonesia 
dan Tionghoa melakukan upacara bendera di Stasiun Serang. Saat itu, bendera RI 
dan  Tiongkok dikibarkan secara bersamaan dan berdampingan.

  Tetapi, pembunuhan di beberapa daerah tetap berlangsung. Orang-orang Tionghoa 
tak berdosa diperkosa dan dibunuh dengan tuduhan menjadi agen atau mata-mata 
NICA.

  Di medan terjadi gelombang pembunuhan massal, perampokan dan penjarahan yang 
dilakukan oleh gangster, kriminil dibantu oleh organisasi pemuda dan oknum 
Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Di bulan Januari 46, terjadi demonstrasi 10 ribu 
Tionghoa memprotes aksi brutal laskar pemuda Indonesia. Orang-orang Tionghoa 
itu membawa mayat-mayat korban kebiadaban kaum ekstrimis Indonesia.

  Era awal kemerdekaan Indonesia itu dikenal sebagai “zaman bersiap”. Di daerah 
pendalaman, apabila terdengar seruan: “Siap, Siap!” maka penduduk Tionghoa akan 
gemetaran ketakutan, karena seruan itu seringkali berarti perampokan dan 
penjarahan.

  Pada tanggal 3 Juni 46, terjadi pembunuhan besar-besaran terhadap Tionghoa di 
Tangerang. Peristiwa pembantaian sadis ini sempat diberitakan oleh harian The 
New York Times. Memorandum Chung Hua Tsung Hui menyatakan bahwa sesuai dengan 
notulen rapat di Tangerang yang diselenggarakan oleh Djoenaedi, anggota 
eksekutif kabinet Republik Indonesia (Badan Pekerja KNI), Laskar Rakyat telah 
merencanakan sebuah Perang Sabil (Perang Suci) dan sebagai akibatnya, Tionghoa 
dibantai di Tangerang.

  Seluruh korban dan peristiwa pembantaian tionghoa di Tangerang dicatat dalam 
Laporan Palang Merah Rumah Sakit Yang Seng Ie Jakarta. Lelaki Tionghoa disunat 
dan d