[budaya_tionghua] Lirik Lagu: Zhongguo ren by Andy Lau
Guys, di bawah ini lirik lagu Andy Lau yg berjudul Zhongguo Ren 五千年的风和雨啊藏了多少梦 angin dan hujan ribuan tahun, memendam berapa banyak mimpi 黄色的脸黑色的眼不变是笑容 wajah kuning, mata hitam, senyum yang tak pernah berubah 八千里山川河岳像是一首歌 8000 li gunung dan lautan bagaikan sebuah lagu 不论你来自何方将去向何处 tak peduli dari mana kau berasal dan akan ke mana 一样的泪一样的痛 air mata yang sama, sakit yang sama 曾经的苦难我们留在心中 kesusahan yang pernah ada, kita tinggalkan dalam hati 一样的血一样的种 darah yang sama, bibit yang sama 未来还有梦我们一起开拓 mimpi masa depan kita raih bersama 手牵着手不分你我昂首向前走 bergandengan tangan, tidak membedakan kau dan aku, berjalan ke depan dengan mendongakkan kepala 让世界知道我们都是中国人 biarkan seluruh dunia tahu bahwa kita semua adalah zhongguo ren
[budaya_tionghua] Baca ini: Nasionalisme yg jahat
Menarik ada opini Jakarta Post soal nasionalisme sudah usang. Di Eropa, nasionalisme dianggap sesuatu yang jahat. M. Taufiqurrahman mengatakan Indonesia juga sebaiknya sadar terhadap ideologi jahat ini. http://www.thejakartapost.com/news/2010/09/08/it%E2%80%99s-high-time-undo-indonesian-nationalism.html
Bls: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
Dear Ikkyo Sensei, Maksud si Yahudi itu, Tionghoa Singkawang jangan bela sesama Tionghoa kalo ada Melayu yg gaplok si Tionghoa. Emang dasar pengecut tuh orang...!!! --- Pada Ming, 5/9/10, ikkyosensei_ym menulis: Dari: ikkyosensei_ym Judul: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Minggu, 5 September, 2010, 11:40 AM Yitzhak Saya tidak mengerti, yang sedang anda salahkan itu Ek San yang membela tetangganya ataukah meluasnya masalah menjadi rasialisme? Saya pikir, tidak ada masalah seseorang membela tetangganya. Sebutan "Sok Pahlawan" anda itu, hanya menunjukkan pola pikir anda sendiri jika di posisi Ek San. Coba jelaskan lebih lanjut, bagaimana kasusnya sehingga Ek San sampai memukul tetangga (yang "kebetulan" Melayu) tersebut. Jika permasalahannya sudah jelas, baru kita bisa menyebut apakah Ek San bersalah ataukah tidak, saat "Sok Pahlawan" tersebut. Walaupun memang benar sekali, kita ini negara hukum, idealnya ada masalah apapun selesaikan di ranah hukum. Salam --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Yitzhak ben Zvi wrote: > > mungkin itu juga yang ada dalam pikiran Gouw Ek San > > ketika dia menonjok sampai berdarah-darah tetangganya. > Yang lebih konyolnya Ek San hanya membela tetangganya yang lain (tionghoa) > yang serempetan mobil dengan tetangga lainnnya (yang Melayu). Alias "Sok > Pahlawan" > > Hasilnya adalah, > Penrusakan berdasar Rasial terjadi di Pontianak, dari berburu Ek San menjadi > berburu Cina. > Kelenteng dirusak massa. > Ek San harus merelakan rumahnya dirusak massa. > Dan seluruh keluarganya "eksodus" keluar Kalimantan. > Ek San sih tidak luka apa-apa, tetapi saya yakin di dalam bilik terdalam > jantungnya dia merasa menyesal. > > Untung semua pihak menahan diri, kerusuhan tidak meluas. > Pers Nasional tidak membicarakan, akhirnya kasus mendingin. > > Inilah yang terjadi kalau orang berpikir pakai kepalan > bukan otak ataupun akal sehat. > apa yang ingin anda capai dengan menjotos atau melukai lawan Anda? Kepuasan > pribadi? > Lalu sanggup ga tanggung jawab atas akibat yang akan terjadi kemudian? > > Kita ini negara hukum, ada masalah apapun selesaikan di ranah hukum. > Masalah menang atau kalah urusan belakang, intinya adalah efek jera. > > 2010/9/5 Hendra Bujang > > > > > > > Enggak ada salahnya sekali2 melakukan perlawanan terutama terhadap mereka > > yang sudah "brutal" n mengancam jiwa. Lari atau menghindar bukan solusi > > terbaik terutama jika mereka berkelompok, biasanya makin kalap. > > > > Yang penting lumpuhkan lawan secepat mungkin plus tuntas di tempat! Itu aja > > kuncinya. Namanya juga dunia jalanan..dunia yang keras. > > *Best Regards,* > > *Hendra Bujang* > > *Mobile I : 0878 7828 7808 * > > *Mobile II : 0856 190 9109* > > *"Knowing Is Not Enough, We Must Apply"* > > *"Willing Is Not Enough, We Must Do" * > > > > > > > > --- On *Sun, 9/5/10, Yitzhak ben Zvi * wrote: > > > > > > From: Yitzhak ben Zvi > > Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta > > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com > > Date: Sunday, September 5, 2010, 12:03 PM > > > > > > > > nah ini dia! > > > > Sungguh mirip dengan yang terjadi di Pontianak 2007 silam, > > Apa yang terjadi pertama adalah peristiwa serempetan biasa. > > Lalu timbul adu jotos. > > Lalu timbullah kerusuhan Rasial. > > > > Seharusnya, apa yang dilakukan oleh koko nya bro Ikkyosensei, tidak perlu > > dilakukan > > dan tindakan tersebut merupakan "tindakan bodoh" dalam dunia yang beradab > > dalam sebuah negara ber-asaskan hukum. > > > > Pada sebuah negara maju, mungkin kokonya bro Ikkyosensei sudah dibui sekian > > tahun. Karena memukul orang. > > > > Jadi jangan bangga dengan menyerukan agar lain kali tindakan barbar > > tersebut dibenarkan dan dilakukan di Indonesia. Karena beda komplek > > perumahan beda belalang, bahkan dalam satu komplek perumahan belalangnya > > juga bisa berbeda, apalagi belalangnya bermata sipit. > > Peristiwa Pontianak pada 2007 tersebut tidak ingin kita ulangi dimanapun. > > > > shalom aleikem, > > Yitzhak Ben Zvi > > > > 2010/9/4 ikkyosensei_ym > > http://us.mc345.mail.yahoo.com/mc/compose?to=ikkyosen...@...> > > > > > > > > > Kebetulan di tanah kelahiran saya Blitar, rasialisme (dalam pengertian > > pelecehan ras tertentu) walaupun masih ada.. namun sudah tidak laku (tidak > > mendapat dukungan publik). > > Jadi ingat kasus mamah & koko saya. Koko, waktu itu SMA kelas 2-an, > > boncengi sepeda mamah ke pasar. Waktu di tikungan, nyenggol gerobak pedagang > > syur. Koko & mamah nyungsep, barang dagangan sayuran orang tersebut > > berantakan di jalan. > > Setelah mamah dapat obat merah dari penduduk, terus mamah menghitung harga > > sayuran-sayuran yang "rusak" karena telah tumpah di jalan tersebut. Dibayar, > > karena mamah kasihan khan barang dagangan tersebut buat ngasih makan > > keluarga mereka di rumah. > > Terus basa-basi mamah tanya, ada badan pedagangnya
Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama?
Ha ha ha...kata siapa tidak ada orang politik yg tidak mau kembali ke sistem parlementer? Anak-anak PSI faksi Soebadio memimpikan sistem itu. Bahkan lebih jauh, mereka bilang UUD 45 jalan sesat menuju kesejahteraan. Mereka bahkan berani mau ganti UUD 45, sesuatu yg tidak mungkin diimpinkan oleh seorang hoakiau semodel ko Fuyen. Tapi ga apa-apa, kalau pun seandainya tidak ada seorang pun di Indonesia yg berani bilang sistem yg tepat adalah parlementer maka saya memberanikan diri untuk itu. Coba anda itung, berapa tahun sistem parlementer diterapkan? Bandingkan dengan sistem yg selama 40 thn ini diterapkan di Indonesia. Mana lebih rusak?? yg terbukti 1 tahun atau sistem bulukan yg dipraktekan slama 40 thn. --- Pada Jum, 3/9/10, zho...@yahoo.com menulis: Dari: zho...@yahoo.com Judul: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama? Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Jumat, 3 September, 2010, 12:27 AM Utk mengkaji sistem parlementer, mengapa hrs jauh2 ke israel? Indonesia sendiri sdh pernah mencoba dan gagal! Maka sekarang tak ada orang politik, baik kiri maupun kanan, yg mau membuka wacana parlementer. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: Azura-Mazda Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Thu, 2 Sep 2010 20:28:40 -0700 (PDT) To: ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama? Dear Ko Fuyen, Memang mengurus negara itu bukan persoalan sepele. Ia rumit. Anda tidak mau repot? Bahkan melayu serawak saja tidak takut dengan kerumitan politik. Masa anda kalah dari mereka? Tionghoa sebagai minoritas asing mesti mendapat kekhususan. Begitu juga dgn Arab dan India. Pribumi sudah terwakili lewat fraksi-fraksi partai politik. Itu yg terjadi di masa awal NKRI dulu. Dan buktinya Fraksi Golongan Tionghoa bisa bergandeng tangan dengan fraksi partai politik. Dulu Alm. Siauw Giok Tjhan mengetahui fraksi NASIONAL PROGRESIF alias NASPRO yg terdiri dari beberapa fraksi partai politik di DPR-RI. Dari pengalaman ini, kita bisa liat kalo tidak ada masalah seandainya utusan golongan ras minoritas diwadahi di DPR-RI. Lhoo...? Bukankah 1 kursi di DPR-RI sekarang itu nilainya sama antara Partai pemenang pemilu spt Demokrat dan partai terkecil seperti HANURA?? Israel menerapkan sistem PARLEMENTER MURNI. Dan kita bisa liat bahwa mereka jauh lebih solid dari Indonesia. Tidak jadi masalah jika pemerintahan seorang perdana menteri hanya bertahan 6 bulan. Mekanisme rapuh semacam ini jelas akan mengharuskan kabinet seorang perdana menteri harus kerja maximal. --- Pada Kam, 2/9/10, zho...@yahoo.com menulis: Dari: zho...@yahoo.com Judul: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama? Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 2 September, 2010, 11:02 PM Dng keheterogenan indonesia, di mana tak ada partai politik yg dominan, sistem parlementer akan membuat pemerintah tdk stabil, persekutuan partai pembentuk pemerintah tdk pernah solid, bisa setiap tahun ganti perdana menteri. Demokrasi memang bukan obat yg sempurna, tapi yg paling mungkin. Coba bayangkan, jika anda memilih perwakilan golongan suku, bagaimana memilihnya? Suku apa saja yg berhak mendapatkan? Agar adil, Suara suku2 terpencil yg jumlahnya minim juga hrs terwakili bukan? Lantas bagaimana menentukan jumlah wakil mereka? Apakah suku dng jumlah sedikit disamakan dng suku dng jumlah besar? Jika ya, akan terjadi keganjilan, suara suku yg berjumlah 10.000 akan sama nilainya dng suku yg berjumlah 10juta. jika tidak, anda sudah terjebak kembali ke voting ala demokrasi(mayoritas mendominasi minoritas), Lantas bagaimana memilih wakil dari satu suku? Apakah diadakan pemilihan umum per suku? Itu berarti di ktp hrs kembali ditandai suku tionghoanya! Absurd bukan? Jika wakil suku diparlemen hanya sekedar sbg juru bicara, ok2 saja, tapi dlm mengambil keputusan, karena jumlahnya kecil, suara mereka akan tetap dikalahkan oleh voting, sia2 saja. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: Azura-Mazda Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Thu, 2 Sep 2010 17:21:41 -0700 (PDT) To: ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama? Dear ko Fuyen, Dari mana anda bisa bilang sistem parlementer itu kacau balau? Justru dgn kondisi heterogen semacem indonesia ini maka sistem yg paling tepat adalah sistem parlementer murni. Persoalannya adalah kondisi ideal yg anda awali dgn kata "jika" itu belum ada di Indonesia. Sehingga perlu sebuah sistem atao jalan yg memungkinkan perjalanan menuju kondisi ideal itu berjalan mulus. Dan pertanyaannya adalah apa sistem yg tepat dalam merespon kondisi terkini yg jauh dari ideal. Sistem perwakilan golongan suku jelas
Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama?
Dear Ko Fuyen, Memang mengurus negara itu bukan persoalan sepele. Ia rumit. Anda tidak mau repot? Bahkan melayu serawak saja tidak takut dengan kerumitan politik. Masa anda kalah dari mereka? Tionghoa sebagai minoritas asing mesti mendapat kekhususan. Begitu juga dgn Arab dan India. Pribumi sudah terwakili lewat fraksi-fraksi partai politik. Itu yg terjadi di masa awal NKRI dulu. Dan buktinya Fraksi Golongan Tionghoa bisa bergandeng tangan dengan fraksi partai politik. Dulu Alm. Siauw Giok Tjhan mengetahui fraksi NASIONAL PROGRESIF alias NASPRO yg terdiri dari beberapa fraksi partai politik di DPR-RI. Dari pengalaman ini, kita bisa liat kalo tidak ada masalah seandainya utusan golongan ras minoritas diwadahi di DPR-RI. Lhoo...? Bukankah 1 kursi di DPR-RI sekarang itu nilainya sama antara Partai pemenang pemilu spt Demokrat dan partai terkecil seperti HANURA?? Israel menerapkan sistem PARLEMENTER MURNI. Dan kita bisa liat bahwa mereka jauh lebih solid dari Indonesia. Tidak jadi masalah jika pemerintahan seorang perdana menteri hanya bertahan 6 bulan. Mekanisme rapuh semacam ini jelas akan mengharuskan kabinet seorang perdana menteri harus kerja maximal. --- Pada Kam, 2/9/10, zho...@yahoo.com menulis: Dari: zho...@yahoo.com Judul: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama? Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 2 September, 2010, 11:02 PM Dng keheterogenan indonesia, di mana tak ada partai politik yg dominan, sistem parlementer akan membuat pemerintah tdk stabil, persekutuan partai pembentuk pemerintah tdk pernah solid, bisa setiap tahun ganti perdana menteri. Demokrasi memang bukan obat yg sempurna, tapi yg paling mungkin. Coba bayangkan, jika anda memilih perwakilan golongan suku, bagaimana memilihnya? Suku apa saja yg berhak mendapatkan? Agar adil, Suara suku2 terpencil yg jumlahnya minim juga hrs terwakili bukan? Lantas bagaimana menentukan jumlah wakil mereka? Apakah suku dng jumlah sedikit disamakan dng suku dng jumlah besar? Jika ya, akan terjadi keganjilan, suara suku yg berjumlah 10.000 akan sama nilainya dng suku yg berjumlah 10juta. jika tidak, anda sudah terjebak kembali ke voting ala demokrasi(mayoritas mendominasi minoritas), Lantas bagaimana memilih wakil dari satu suku? Apakah diadakan pemilihan umum per suku? Itu berarti di ktp hrs kembali ditandai suku tionghoanya! Absurd bukan? Jika wakil suku diparlemen hanya sekedar sbg juru bicara, ok2 saja, tapi dlm mengambil keputusan, karena jumlahnya kecil, suara mereka akan tetap dikalahkan oleh voting, sia2 saja. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: Azura-Mazda Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Thu, 2 Sep 2010 17:21:41 -0700 (PDT) To: ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama? Dear ko Fuyen, Dari mana anda bisa bilang sistem parlementer itu kacau balau? Justru dgn kondisi heterogen semacem indonesia ini maka sistem yg paling tepat adalah sistem parlementer murni. Persoalannya adalah kondisi ideal yg anda awali dgn kata "jika" itu belum ada di Indonesia. Sehingga perlu sebuah sistem atao jalan yg memungkinkan perjalanan menuju kondisi ideal itu berjalan mulus. Dan pertanyaannya adalah apa sistem yg tepat dalam merespon kondisi terkini yg jauh dari ideal. Sistem perwakilan golongan suku jelas merupakan ekspresi demokrasi sesungguhnya. Jikalau melaksanakan sistem yg anda katakan sebagai "pluralistik" di mana Tionghoa kere bisa mewakili suara tionghoa di PDIP (sekalipun dari pengamatan saya, banyak Tionghoa tajir di PDIP) maka saya harus bilang itu IMPOSSIBLE. Esensi demokrasi jelas adalah VOTING. I don't believe in demokrasi. This is not our chinese way in handling statecraft. --- Pada Kam, 2/9/10, zho...@yahoo.com menulis: Dari: zho...@yahoo.com Judul: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama? Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 2 September, 2010, 7:38 AM Saya tdk setuju ada utusan golongan berdasarkan ras, juga tak setuju ada utusan golongan berdasarkan agama! Ini yg membedakan saya dng orde lama maupun orde baru! Ini adalah masalah prinsip demokrasi, tak ada hubungannya dng slogan pancasilanya orde baru! Jika kehidupan politik dan hukum sebuah negara sudah berjalan normal, semua warga negara sederajat di depan hukum, yg berlaku adalah meritokrasi, siapa cakap dia yg akan diberi tempat, bahkan menjadi seorang presiden pun seorang tionghoa dimungkinkan, utk apa kita hrs me rengek2 minta diberi hak istimewa sbg utusan golongan? Pada hakekatnya, adanya utusan golongan di orla adalah kebijakan transisi, bukan sistem yg tak boleh diganggu gugat, jika kita sekarang gencar mengkritik orde baru, bukan berarti hrs 100% kembali ke orde lama. Seperti sistem par
Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama?
Dear ko Fuyen, Dari mana anda bisa bilang sistem parlementer itu kacau balau? Justru dgn kondisi heterogen semacem indonesia ini maka sistem yg paling tepat adalah sistem parlementer murni. Persoalannya adalah kondisi ideal yg anda awali dgn kata "jika" itu belum ada di Indonesia. Sehingga perlu sebuah sistem atao jalan yg memungkinkan perjalanan menuju kondisi ideal itu berjalan mulus. Dan pertanyaannya adalah apa sistem yg tepat dalam merespon kondisi terkini yg jauh dari ideal. Sistem perwakilan golongan suku jelas merupakan ekspresi demokrasi sesungguhnya. Jikalau melaksanakan sistem yg anda katakan sebagai "pluralistik" di mana Tionghoa kere bisa mewakili suara tionghoa di PDIP (sekalipun dari pengamatan saya, banyak Tionghoa tajir di PDIP) maka saya harus bilang itu IMPOSSIBLE. Esensi demokrasi jelas adalah VOTING. I don't believe in demokrasi. This is not our chinese way in handling statecraft. --- Pada Kam, 2/9/10, zho...@yahoo.com menulis: Dari: zho...@yahoo.com Judul: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama? Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 2 September, 2010, 7:38 AM Saya tdk setuju ada utusan golongan berdasarkan ras, juga tak setuju ada utusan golongan berdasarkan agama! Ini yg membedakan saya dng orde lama maupun orde baru! Ini adalah masalah prinsip demokrasi, tak ada hubungannya dng slogan pancasilanya orde baru! Jika kehidupan politik dan hukum sebuah negara sudah berjalan normal, semua warga negara sederajat di depan hukum, yg berlaku adalah meritokrasi, siapa cakap dia yg akan diberi tempat, bahkan menjadi seorang presiden pun seorang tionghoa dimungkinkan, utk apa kita hrs me rengek2 minta diberi hak istimewa sbg utusan golongan? Pada hakekatnya, adanya utusan golongan di orla adalah kebijakan transisi, bukan sistem yg tak boleh diganggu gugat, jika kita sekarang gencar mengkritik orde baru, bukan berarti hrs 100% kembali ke orde lama. Seperti sistem parlementer maupun demokrasi terpimpin orde lama yg kacau balau, apa perlu dipraktekkan ulang? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: Azura-Mazda Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Thu, 2 Sep 2010 02:53:30 -0700 (PDT) To: ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama? Komentar ko Fuyen persis tepat pendapat Orde Baru bahwa utusan golongan rasial itu ga selaras dgn nilai-nilai Pancasila. makanya utusan golongan ras model Orde Lama diberedel & digantikan dengan utusan golongan ABRI dan AGAMA. Di era repotnasi, komposisi semacam ini dirasa ga relevan maka diubah jadi DPD. Utusan Golongan bertentangan dengan "demokrasi" Saya tidak bisa jawab. Tapi arrangement repotnasi pun tidak mengakomodir kepentingan dan suara golongan Tionghoa. karena itu, menurut saya, harus dikembalikan utusan golongan semodel Orde Lama dahulu. Sebenarnya, di masa akhir pemerintah Suharto sudah bepikir untuk mengembalikan model lama. Denger-denger, Rudini selaku ketua KPU menghendaki Susi Susanti dan Alan Budikusuma sebagai ketua fraksi utusan golongan Tionghoa. Tapi ditolak oleh seorang tokoh tionghoa ngetop pengarang buku tebel 1000 halaman. Dengan alasan kalo Susi Susanti ga ngerti politik. Pernyataan ini diucapkan langsung di hadapan Susi dan Alan hingga keduanya marah dan tidak bersentuhan lagi dengan komunitas Tionghoa. --- Pada Kam, 2/9/10, zho...@yahoo.com menulis: Dari: zho...@yahoo.com Judul: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama? Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 2 September, 2010, 12:54 AM Sudah bukan zamannya lagi pakai sistem utusan golongan. Ini hanya mengaburkan makna demokrasi! Sistem penunjukan itulah yg ditentang Kalangan aktivis! Jikapun ada, bagaimana caranya memilih utusan golongan? Tionghoa yg budha pilih tati haryati, yg islam memilih yunus yahya, yg khatolik pilih harrytjan, yg kristen jangan2 pilih mochtar ryadi, yg tdk beragama pilihan lain lagi! Jika pilih salah satu apa yg lain merasa terwakili? Absurd! Perbedaan ras memang tidak perlu dilebur, jika kita masuk ke partai plural bukan berarti kita menghilangkan ketionghoaan. Jika terpilih menjadi anggota Dpr pun tetap bisa menyuarakan tuntutan kaum tionghoa, tak perlu di tutup2i. Dan sewajarnya, tionghoa yg ada di golkar lebih mewakili kepentingan pengusaha tionghoa, tionghoa di PDIP juga seharusnya lebih memperhatikan golongan tionghoa jelata. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: Azura-Mazda Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Wed, 1 Sep 2010 21:11:30 -0700 (PDT) To: ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama? Ko Fuyen, coba tolong dicek. Setahu saya, NK
Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama?
Komentar ko Fuyen persis tepat pendapat Orde Baru bahwa utusan golongan rasial itu ga selaras dgn nilai-nilai Pancasila. makanya utusan golongan ras model Orde Lama diberedel & digantikan dengan utusan golongan ABRI dan AGAMA. Di era repotnasi, komposisi semacam ini dirasa ga relevan maka diubah jadi DPD. Utusan Golongan bertentangan dengan "demokrasi" Saya tidak bisa jawab. Tapi arrangement repotnasi pun tidak mengakomodir kepentingan dan suara golongan Tionghoa. karena itu, menurut saya, harus dikembalikan utusan golongan semodel Orde Lama dahulu. Sebenarnya, di masa akhir pemerintah Suharto sudah bepikir untuk mengembalikan model lama. Denger-denger, Rudini selaku ketua KPU menghendaki Susi Susanti dan Alan Budikusuma sebagai ketua fraksi utusan golongan Tionghoa. Tapi ditolak oleh seorang tokoh tionghoa ngetop pengarang buku tebel 1000 halaman. Dengan alasan kalo Susi Susanti ga ngerti politik. Pernyataan ini diucapkan langsung di hadapan Susi dan Alan hingga keduanya marah dan tidak bersentuhan lagi dengan komunitas Tionghoa. --- Pada Kam, 2/9/10, zho...@yahoo.com menulis: Dari: zho...@yahoo.com Judul: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama? Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 2 September, 2010, 12:54 AM Sudah bukan zamannya lagi pakai sistem utusan golongan. Ini hanya mengaburkan makna demokrasi! Sistem penunjukan itulah yg ditentang Kalangan aktivis! Jikapun ada, bagaimana caranya memilih utusan golongan? Tionghoa yg budha pilih tati haryati, yg islam memilih yunus yahya, yg khatolik pilih harrytjan, yg kristen jangan2 pilih mochtar ryadi, yg tdk beragama pilihan lain lagi! Jika pilih salah satu apa yg lain merasa terwakili? Absurd! Perbedaan ras memang tidak perlu dilebur, jika kita masuk ke partai plural bukan berarti kita menghilangkan ketionghoaan. Jika terpilih menjadi anggota Dpr pun tetap bisa menyuarakan tuntutan kaum tionghoa, tak perlu di tutup2i. Dan sewajarnya, tionghoa yg ada di golkar lebih mewakili kepentingan pengusaha tionghoa, tionghoa di PDIP juga seharusnya lebih memperhatikan golongan tionghoa jelata. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: Azura-Mazda Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Wed, 1 Sep 2010 21:11:30 -0700 (PDT) To: ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama? Ko Fuyen, coba tolong dicek. Setahu saya, NKRI di awal kemerdekaan itu punya sistem "utusan golongan" di DPR-MPR. Siapa saja yg masuk "utusan golongan"? Yaitu golongan arap, Tionghoa, India, Indo Eropa. Pas jaman Suharto, isi 'utusan golongan' diubah jadi ABRI dan golongan agama. Dari penggalan sejarah itu, mestinya ada yg bisa kita pelajari. Jangan takut dengan persoalan perbedaan ras. Justru perbedaan ras itu mesti dijaga. Ga perlu dilebur-leburkan demi alasan apa pun. --- Pada Rab, 1/9/10, zho...@yahoo.com menulis: Dari: zho...@yahoo.com Judul: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama? Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 1 September, 2010, 10:01 PM Agama itu ibarat ideologi, logis2 saja membentuk partai berdasarkan ideologi! Di negara barat yg maju saja ada partai kristen demokrat kok. Sedangkan sesama ras belum tentu satu ideologi. Di Malaysia ras melayu pun akhirnya tidak sehaluan, lahirlah Umno, Pas dan partai keadilan yg saling hantam. Kaum tionghoapun tdk lagi solid, sehingga muncul Dap dan Mca yg berseberangan! Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: Azura-Mazda Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Wed, 1 Sep 2010 18:37:31 -0700 (PDT) To: ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama? Zhou Fuyen jangan somse. Di Malay, partai berdasarkan garis ras itu sudah bener. Daripada di Indonesia, ada dominasi partai berasas agama tunggal. --- Pada Rab, 1/9/10, zho...@yahoo.com menulis: Dari: zho...@yahoo.com Judul: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama? Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 1 September, 2010, 1:41 PM Percayalah, Malaysia adalah bom waktu! Politik rasialnya sekarang justru mendapat tantangan berat! Di sana partai adalah berdasarkan ras, ini jelas ketinggalan dibanding Indonesia, masak kita harus berjalan mundur? Nep ternyata tdk membawa berkah ke masyarakat luas, hanya golongan elite bumi putra yg menikmati hasilnya, dan nanti setelah kemudahan dicabut, apakah mereka masih dpt bersaing? Jika ingin memajukan golongan masyarakat yg terbelakang, jangan berdasarkan ras, tapi harus berdasarkan kelas ekonomi. Kita harus memberi banyak subsidi untuk kelompok ini, misalnya bea siswa, kredit usaha murah, subsidi pe
Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama?
Ko Fuyen, coba tolong dicek. Setahu saya, NKRI di awal kemerdekaan itu punya sistem "utusan golongan" di DPR-MPR. Siapa saja yg masuk "utusan golongan"? Yaitu golongan arap, Tionghoa, India, Indo Eropa. Pas jaman Suharto, isi 'utusan golongan' diubah jadi ABRI dan golongan agama. Dari penggalan sejarah itu, mestinya ada yg bisa kita pelajari. Jangan takut dengan persoalan perbedaan ras. Justru perbedaan ras itu mesti dijaga. Ga perlu dilebur-leburkan demi alasan apa pun. --- Pada Rab, 1/9/10, zho...@yahoo.com menulis: Dari: zho...@yahoo.com Judul: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama? Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 1 September, 2010, 10:01 PM Agama itu ibarat ideologi, logis2 saja membentuk partai berdasarkan ideologi! Di negara barat yg maju saja ada partai kristen demokrat kok. Sedangkan sesama ras belum tentu satu ideologi. Di Malaysia ras melayu pun akhirnya tidak sehaluan, lahirlah Umno, Pas dan partai keadilan yg saling hantam. Kaum tionghoapun tdk lagi solid, sehingga muncul Dap dan Mca yg berseberangan! Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: Azura-Mazda Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Wed, 1 Sep 2010 18:37:31 -0700 (PDT) To: ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama? Zhou Fuyen jangan somse. Di Malay, partai berdasarkan garis ras itu sudah bener. Daripada di Indonesia, ada dominasi partai berasas agama tunggal. --- Pada Rab, 1/9/10, zho...@yahoo.com menulis: Dari: zho...@yahoo.com Judul: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama? Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 1 September, 2010, 1:41 PM Percayalah, Malaysia adalah bom waktu! Politik rasialnya sekarang justru mendapat tantangan berat! Di sana partai adalah berdasarkan ras, ini jelas ketinggalan dibanding Indonesia, masak kita harus berjalan mundur? Nep ternyata tdk membawa berkah ke masyarakat luas, hanya golongan elite bumi putra yg menikmati hasilnya, dan nanti setelah kemudahan dicabut, apakah mereka masih dpt bersaing? Jika ingin memajukan golongan masyarakat yg terbelakang, jangan berdasarkan ras, tapi harus berdasarkan kelas ekonomi. Kita harus memberi banyak subsidi untuk kelompok ini, misalnya bea siswa, kredit usaha murah, subsidi perumahan, pelatihan kerja, tranportasi murah, tunjangan kesehatan dll, semua ini memang memakan dana yg cukup besar, dananya ya diambil dari pajak, maka tingkatkan prosentase pajak bagi pengusaha besar dan barang mewah semacam sedan dan rumah mewah. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: Harry Adinegara Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Wed, 1 Sep 2010 05:51:39 -0700 (PDT) To: ; budaya tionghua ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com Cc: gelora45; media care Subject: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama? Rupanya perlu di-telaah lebih mendalam perihal berita soal Pak Wapres Jusuf Kalla, yang dalam pidatonya yang terachir sempat beliau dikatagorikan sebagai seorang yang rasialis, seorang rasialis yang anti suku Tionghoa. Bersamaan dengan kejadian ini ,negara tetangga kita , Malaysia merayakan policy yang waktu itu, dikenal sebagai NEP(New Economic Policy) yang dicetuskan di tahun 1971, jadi sudah 40-an tahun yll. NEP ini bertujuan untuk menjebatani suatu fusi antara ,terutama 3 etnis di M'sia, yakni etnis Chinese, Indian dan majority orang Malay atau bumiputra, untuk bisa kerja sama dengan lebih efektip bagi kemakmuran bersama. Tujuan policy ini adalah untuk menyatukan sikap , ketrampilan dan kinerja segenap kekuatan (3 etnis) ini untuk bisa kerja sama menuju kemakmuran bersama. Untuk mencapai tujuan achir , kemakmuran bersama maka perlu di-awali dengan mengangkat sikon-nya orang Malay (bumi putra) yang mayoritas(60%)untuk bisa berdiri sama tinggi, duduk sama rendah. Caranya dengan , apa yang dikenal dengan affirmative action. Kejadian huru hara tahun 1969, clash antar etnis memberikan stimuli pada pemerintah waktu itu untuk mencari jalan keluar(solusi) dari kejadian ini yang telah menelan korban jiwa dan harta, Mencari idee ,mencari , mengolah suatu rancangan undang2 untuk mengatasi kejadian ini dan mempersatukan segenap kekuatan , bekerja sama segenap kekuatan bagi kemajuan negara Malaysia. Caranya yalah dengan memberikan ...preferential access ke misalnya bea siswa, kepemilikan saham dalam perusahaan sampai ke pembelian rumah,policy ini akan memberikan fasilitas pertama2 kepada bumi putra. Dengan cara affirmative action ini ditargetkan kalau dalam kurun waktu tidak lama maka para bumi putra akan sanggup ber-mitra dengan etnis2 lain yang dulunya mustahil bisa terlaksana karena status bumi putra tak se-imbang dalam banyak hal.
Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama?
Zhou Fuyen jangan somse. Di Malay, partai berdasarkan garis ras itu sudah bener. Daripada di Indonesia, ada dominasi partai berasas agama tunggal. --- Pada Rab, 1/9/10, zho...@yahoo.com menulis: Dari: zho...@yahoo.com Judul: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama? Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 1 September, 2010, 1:41 PM Percayalah, Malaysia adalah bom waktu! Politik rasialnya sekarang justru mendapat tantangan berat! Di sana partai adalah berdasarkan ras, ini jelas ketinggalan dibanding Indonesia, masak kita harus berjalan mundur? Nep ternyata tdk membawa berkah ke masyarakat luas, hanya golongan elite bumi putra yg menikmati hasilnya, dan nanti setelah kemudahan dicabut, apakah mereka masih dpt bersaing? Jika ingin memajukan golongan masyarakat yg terbelakang, jangan berdasarkan ras, tapi harus berdasarkan kelas ekonomi. Kita harus memberi banyak subsidi untuk kelompok ini, misalnya bea siswa, kredit usaha murah, subsidi perumahan, pelatihan kerja, tranportasi murah, tunjangan kesehatan dll, semua ini memang memakan dana yg cukup besar, dananya ya diambil dari pajak, maka tingkatkan prosentase pajak bagi pengusaha besar dan barang mewah semacam sedan dan rumah mewah. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: Harry Adinegara Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Wed, 1 Sep 2010 05:51:39 -0700 (PDT) To: ; budaya tionghua ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com Cc: gelora45; media care Subject: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama? Rupanya perlu di-telaah lebih mendalam perihal berita soal Pak Wapres Jusuf Kalla, yang dalam pidatonya yang terachir sempat beliau dikatagorikan sebagai seorang yang rasialis, seorang rasialis yang anti suku Tionghoa. Bersamaan dengan kejadian ini ,negara tetangga kita , Malaysia merayakan policy yang waktu itu, dikenal sebagai NEP(New Economic Policy) yang dicetuskan di tahun 1971, jadi sudah 40-an tahun yll. NEP ini bertujuan untuk menjebatani suatu fusi antara ,terutama 3 etnis di M'sia, yakni etnis Chinese, Indian dan majority orang Malay atau bumiputra, untuk bisa kerja sama dengan lebih efektip bagi kemakmuran bersama. Tujuan policy ini adalah untuk menyatukan sikap , ketrampilan dan kinerja segenap kekuatan (3 etnis) ini untuk bisa kerja sama menuju kemakmuran bersama. Untuk mencapai tujuan achir , kemakmuran bersama maka perlu di-awali dengan mengangkat sikon-nya orang Malay (bumi putra) yang mayoritas(60%)untuk bisa berdiri sama tinggi, duduk sama rendah. Caranya dengan , apa yang dikenal dengan affirmative action. Kejadian huru hara tahun 1969, clash antar etnis memberikan stimuli pada pemerintah waktu itu untuk mencari jalan keluar(solusi) dari kejadian ini yang telah menelan korban jiwa dan harta, Mencari idee ,mencari , mengolah suatu rancangan undang2 untuk mengatasi kejadian ini dan mempersatukan segenap kekuatan , bekerja sama segenap kekuatan bagi kemajuan negara Malaysia. Caranya yalah dengan memberikan ...preferential access ke misalnya bea siswa, kepemilikan saham dalam perusahaan sampai ke pembelian rumah,policy ini akan memberikan fasilitas pertama2 kepada bumi putra. Dengan cara affirmative action ini ditargetkan kalau dalam kurun waktu tidak lama maka para bumi putra akan sanggup ber-mitra dengan etnis2 lain yang dulunya mustahil bisa terlaksana karena status bumi putra tak se-imbang dalam banyak hal. Dalam kurun waktu 40 tahun semenjak policy NEP ini, dirasakan oleh pemerintah sekarang, sudah sampai waktunya untuk mengganti atau mengolah policy NEP ini dengan lebih rinci, menghilangkan aspek policy yang kurang menguntungkan dan memberikan "suntikan" baru agar kemajuan yang sudah sempat dicapai sekarang ini akan bisa lebih di-galak-kan mengingat globalisasi dimana semua negara bersaing untuk kemajuan negara nya masing2. Mengapa NEP , oleh pemerintah Najib Razak perlu di olah /dirubah dan disesuaikan dengan waktu dan pemrmintaan zaman ? Dalam perjalanan policy NEP ini, Malaysia sudah bisa mencapai hasil yang cukup mengagumkan. Pasca PD II, waktu itu Malaysia bisa di golongkan sebagai negara miskin, 50% hidup dalam kondisi kemiskinan. Sekarang hanya 4%, dan sebagain besar pribumi bisa menikmati social welfare yang memadai. Tapi kemajuan ini membawa complacency bagi rakyat Malaysia. Mereka jatuh ke era "middle income trap", complacency jadi aturan hidup ,dan kemajuan dibidang R&D terbengkalai dan produksi dalam negeri tidak memadai untuk bisa dianggap memberikan devisa yang kecukupan. Ada kemajuan per-capita income tapi tidak bisa menandingi perkembangan negara sesama Asia misalnya Korea Selatan. Tahun 1970-an Korea Selatan nasional income capitanya $260 sedangkan Malaysia sudah unggulan $380,, tapi dini hari Korea Selatan melejit jauh kedepan $19,800,= sedangkan Malaysia ketinggal dan hanya sempat menggalang $7,200.=. Karen
Bls: [budaya_tionghua] Re:
Coba tanya ke Anies Baswedan. Dia itu cucu dari Haji Baswedan pendiri Partai Arab Indonesia. Basewdan itu murid politik Liem Koen Hian. Baswedan mendiri PAI atas advis dari Liem Koen Hian yg terlebih dulu mendirikan Partai Tionghoa Indonesia --- Pada Rab, 18/8/10, faulina wijaya menulis: Dari: faulina wijaya Judul: [budaya_tionghua] Re: Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 18 Agustus, 2010, 12:23 AM maaf bukannya saya mau terima bersih gitu aja, saya sudah berusaha mencari sumber yang terkait dengan Gerakan Politik Liem Koen Hian. Ternyata sumber yang saya peroleh tidak ditemukan latarbelakang kehidupan berpolitik Liem Koen Hian. Dan saya juga terdesak oleh waktu untuk mengerjakan BAB I. Saya juga berterimakasih anda telah mengingatkan saya. Saya minta maaf kalo kata-kata yang saya gunakan membuat anda tersinggung sekali lagi maaf. Tapi tolonglah jika anda punya artikel yang berkaitan dengan gerakan politik yang dilakukan Liem Koen Hian, tolong beritahu saya.Terima kasih
Bls: [budaya_tionghua] Di Ciampea
Wow...menarik sekalee nilai "patriotisme" henyung dkk. Benar sekali tuh. Jadi kalo Medan batak perang melawan Sunda Jawa barat, kita bisa pastikan Mbah Henyung akan bacok-bacokan melawan mbah Ardian dong ya?? --- Pada Sen, 16/8/10, henyung menulis: Dari: henyung Judul: [budaya_tionghua] Di Ciampea Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Senin, 16 Agustus, 2010, 12:09 AM Kapan: hari minggu kemarin tanggal 15 Agustus 2010. Ngapain: lihat-lihat, dengar, berbincang, kenalan, silahturahim, foto-foto, belajar, mengamati, uji nyali Peserta: - Dananjaya-chan - ko David Kwa Kian Hauw - ko Ayao - mbah Ardian Zhang Zhichang - ko Khemagiri Mitto - Sutomo Kho - Hartono/Joao Kho - Awi - Robby Dada - Eko Hermiyanto - Agoeng Setiawan - Subur Teguh - Hendri Irawan Yu Yongde Cerita: Rombongan dibagi tiga, satu dari daerah pluit, satu dari kebon jeruk, satu dari kelapa gading. Dengan titik kumpul di rumah mbah. Saya ikut rombongan dari pluit berangkat jam 6 pagi, kita makan-makan dulu sarapan paginya bakmi keriting siantar di pasar muara karang. Sembari menuju meka makan, intermezzo sekalian ditunjukin ke rekan-rekan iniloh: - Perkumpulan Perantau Pematang Siantar - Perkumpulan Perantau Tebing Tinggi - Perkumpulan Perantau Belawan Sambil sedikit ngoceh, ini loh bukti "patriotisme???" sejati tanpa bualan kosong membela siapa kalau perang. Tanah leluhur mereka itu yang Pematang Siantar, Tebing Tinggi, Belawan; Bukan lagi Meixian, Anhui, Anxi, Fujian; Masih banyak lagi misalnya perkumpulan Bagan, perkumpulan Kuala Simpang. Isinya semua tenglang; Yang mendirikan tenglang, yang ngurus tenglang, kerjanya ya buat tenglang. Baru-baru ini perkumpulan Tebing Tinggi mengadakan kejuaraan xiangqi/catur gajah. Bakmie habis, langsung lanjut masuk jalan tol sembari obrol-obrol ringan. Rumah mbah sempat kelewatan akhirnya sampai juga setelah terpaksa muter jalan. Nunggu komplit rombongannya, rame2 sarapan dulu di warung doyong. Warung doyong ini jualannya masakan peranakan Bogor, dengan ayam gorengnya yang jadi menu populer. Perut kenyang baru kita menjemput liason rombongan dengan Ciampea: Ko Ayao; Dilanjut dengan menjemput ko David; Sebelum ke rumah ko Ayao, rombongan sempat berhenti sebentar di GEREJA BULULU :) Beberapa rekan-rekan memberikan penghormatan, termasuk mbah dan saya, sesuai cara masing-masing. Dibanding terakhir kali berkunjung, bagian belakang gereja sudah direnovasi menjadi lebih rapi dan bersih. Sayangnya di bagian depan ada beberapa peninggalan dan bukti sejarah yang "lenyap". Ke lantai atas gereja, syukurlah yang antik di sana masih ada. Altarnya sungguh indah, juga kimsinnya. Barangkali ini yang disebut altar khas peranakan ? Perjalanan memakan waktu kurang lebih 45 menit, titik tujuan ada di Hok Tek Bio Ciampea. Bio ini usianya sudah lama, menurut beberapa sumber penduduk tenglang Ciampea adalah pelarian dari pembantaian Batavia di abad ke 18. Pelarian mereka dipimpin leluhur marga Thung, yang kemudian mendirikan Hok Tek Bio. Dari Hok Tek Bio kita jalan menembus kebun singkong dan sawah. Banyakan sih kebun singkong di kiri dan kanan, terselip juga kebun jagung dan kebun terong. Oh yah, kita jalan dipandu oleh dua orang tokoh setempat. Pemberhentian pertama adalah kuburan leluhur penduduk setempat yaitu yang marga Thung dan kuburan seorang ratu. Yang marga Thung masih berkerabat dan keturunan dari sultan dan raja-raja di daerah jawa barat. Setelah itu mbah dimintain bantuan buat identifikasi beberapa bongpay tua dari era Guangxu (abad ke 19), yang sudah tidak terurus. Karena mbah pakainya bahasa mandarin, sepertinya agak sulit diidentifikasi siapa anak cucunya yang masih tersisa di kampung itu. Jadi rencana lain kalinya adalah menculik kang Kinghian, karena dia spesialis bongpay dan dialek minnan. Rekan-rekan yang lain juga asik mendokumentasikan beberapa kuburan yang termasuk "unik". Salah satunya adalah kuburan dengan tanda salib yang besar tapi dicat merah seperti bio dan dihiasi ukiran naga ! Sungguh unik dan indah kuburan itu. Lewat dari pekuburan, rombongan dipandu menyusuri medan yang lebih berat. Terjal, curam, licin, vegatasi lebih padat dan uji nyali menyeberangi jembatan bambu yang waduh... nget ngit nget Sehabis itu ada pendakian beberapa menit yang cukup menguras tenaga. Dan reward nya adalah prasasti Tarumanagara yang tersohor itu ! Melihat langsung batu besar prasasti beserta cetakan kaki prabu Purnawarman. Sungguh ada rasa puas di dalam hati. Yang dulu hanya bisa dibaca lewat buku sejarah sekolah gak mutu (singkat2 isinya, kualitas cetakan buku jelek) akhirnya bisa dilihat dengan mata kepala sendiri ! Benar-benar memuaskan. Prasasti itu telah dipindahkan dari tempat aslinya di tepi sungai ke atas bukit karena alasan vandalisme. Oleh juru kunci diceritakan proses pemindahan yang dilakukan manual dan memakan waktu lama. Sedih juga melihat hasil karya orang-orang iseng dan yang tidak menghargai sejarah. Prasasti itu dipe
Bls: [budaya_tionghua] Re: Fw: The work of Japanese soldiers in world war II (MUST KNOW......)
Dear Henyung, Invasi Jepang ke Zhongguo adalah sebuah failure yg memalukan. Mereka membantai sedemikian banyak manusia sipil sbg ‘colateral damage’ demi menghadapi tentara KMT yg tidak terlatih, tidak memiliki senjata modern & sebagian besar hanya paramiliter. Semua itu dilakukan dalam rangka menguasai daratan Tiongkok & merebut supremasi dari bangsa Tionghoa. Sekalipun demikian, mereka tetap gagal meraih ambisi menguasai Tiongkok. Kegagalan ini menempatkan Jepang sebagai bangsa inferior dan subordinate. Awalnya, Jepang sesumbar bisa menguasai seluruh Tiongkok dalam waktu 3 bulan. Saya lupa nama panglima tertinggi angkatan perang yg memberi pers rilis saat itu. 8 tahun perang tak berkesudahan. Sejak awal, Generalisimo Chiang Kai Sek dan pengamat militer serta gerilyawan seperti Mao Zedong sudah tau bahwa Jepang tidak mungkin bisa menang dan menguasai Tiongkok. Setelah 5 tahun perang berkecamuk, Jepang mulai kehabisan power. Karena itu, Jepang diharuskan menjajah negeri-negeri Asia Tenggara termasuk kepulauan Hindia Belanda. Manuver penjajahan ini diperlukan Jepang untuk memperoleh minyak, besi, amunisi, men-power dan tenaga penghibur sex tentara. Maneuver jepang ini sudah diperkirakan sejak awal. Baik Chiang dan Mao sudah tau bahwa Jepang tidak punya kapasitas untuk melancarkan LONG WAR. Makanya, Chiang Kai Sek santai-santai saja menghadapi Jepang dan lebih memusatkan diri membasmi komunis Tionghoa. Buku sejarah Indonesia bilang kalo Tiongkok dijajah oleh Jepang, kenyataannya mana pernah. Jepang adalah pihak yg kalah melawan KMT (Tiongkok). Dan banyak manusia di nusantara katulistiwa ini yg tampaknya tidak mengetahui fakta ini. --- Pada Rab, 11/8/10, henyung menulis: Dari: henyung Judul: Bls: [budaya_tionghua] Re: Fw: The work of Japanese soldiers in world war II (MUST KNOW..) Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 11 Agustus, 2010, 2:08 AM Sori, harusnya Zhejiang-Jiangxi, bagi yang penasaran silahkan gugel (lagi2 gugel) dengan kata kunci Zhejiang Jiangxi campaign. hy --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "henyung" wrote: > > Oh yah om, sebagai bonus tambahan buat elu. Si Doolitle kan 15 pesawatnya > mendarat di Tiongkok. Mereka mendarat tidak dengan mulus dan dibantu rakyat > en tentara KMT di sono. > > Akibatnya.. Jepun ngamuk dan memulai operasi Zhejing-Jiangxi dengan > memakan korban... > > 250 000 / dua ratus lima puluh ribu korban SIPIL, belum terhitung yang > militer. > > Hebat gak tuh Jepun om ??? > > Hormat saya, > > Yongde > > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "henyung" wrote: > > > > Doolittle's Raid maksud lu om ? Korbannya seiprit lar. Lagian kalo tentara > > perang mati puluhan atau ratusan ribu itu dah biasa di sejarah. Lagian > > emangnya pas lagi ngebom tokyo Doolittle itu sudah jendral ? > > > > Yang gak biasa kan pembantaian ke rakyat sipil. Kayak kerjaan si manzhu > > yang akhirnya bikin orang hokkian kudu pay pay sama tebu. Sama kayak si > > jepun yang bunuh2 jarah2 pekosa2 selama 1 bulanan. > > > > Anehnya si Matsui katanya selama 1 bulanan itu lagi sakit. Yang perintah > > bunuh2 itu si pangeran pendamping atau bos nya Matsui. Dan si pangeran > > malah di pengadilan perang diberikan imunitas sebagai anggota keluarga > > kekaisaran. > > > > Makanya yang menang perang (ameriki) juga sama wae. Waktu tentara mereka > > occupy honshu, berapa banyak wanita jepun baik2 yang juga dilibas ? Unit > > 731 aja diambil alih dan dikasih posisi riset. > > > > Kalao di budaya cinaisme, katanya itu istilah "Hantu Gebuk Hantu", yang > > kalah yang menang sama2 hantu, kita manusia cuman bisa menghindar lari aja > > atau nonton dan jadi objek penderita. > > > > Hormat saya, > > > > Yongde > > > > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Azura-Mazda wrote: > > > > > > Hmm...Jenderal Iwami bermental tempe. Korban Nanking sama > > > banyaknya sewaktu Jenderal Doolittle menghancurkan Tokyo. > > > 200 ribu korban adalah angka biasa dalam perang. 22% tentara > > > Jepang mati di Tiongkok selama PD 2. Dalam 1 pertempuran di > > > Changsa, tentara Jepang mati 50 ribu. > > > Â > > > Soal perempuan diperkosa juga biasa. Itulah kelakuan tentara. > > > Banyak perempuan di daerah konflik menyerahkan diri diembat > > > oleh tentara. Ada yg macarin tentara untuk membeli keselamatan. > > > Â > > > Sayangnya memang, Tionghoa perang saudara saat itu. Harusnya > > > perang tidak sedemikian lama. > > > Â > > > Â > > > > > > > > > --- Pada Sel, 10/8/10, henyung menulis: > &
Bls: [budaya_tionghua] Re: Fw: The work of Japanese soldiers in world war II (MUST KNOW......)
Hmm...Jenderal Iwami bermental tempe. Korban Nanking sama banyaknya sewaktu Jenderal Doolittle menghancurkan Tokyo. 200 ribu korban adalah angka biasa dalam perang. 22% tentara Jepang mati di Tiongkok selama PD 2. Dalam 1 pertempuran di Changsa, tentara Jepang mati 50 ribu. Soal perempuan diperkosa juga biasa. Itulah kelakuan tentara. Banyak perempuan di daerah konflik menyerahkan diri diembat oleh tentara. Ada yg macarin tentara untuk membeli keselamatan. Sayangnya memang, Tionghoa perang saudara saat itu. Harusnya perang tidak sedemikian lama. --- Pada Sel, 10/8/10, henyung menulis: Dari: henyung Judul: [budaya_tionghua] Re: Fw: The work of Japanese soldiers in world war II (MUST KNOW..) Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Selasa, 10 Agustus, 2010, 10:41 PM Lebih hebat lagi kalau bisa menemukan arsip catatan/memo Jendral Iwane Matsui tentang betapa malunya dia dan betapa menyesalnya dia akan kelakuan pasukannya di Nanjing. Dia seorang Jepang murni. Dia seorang Jendral. Dia pemimpin Imperial Japananese Army expedition force. Tentu saja bobot catatan penyesalan dia jauh lebih bermutu dan berkadar ilmiah bukan ? Lagipula catatan itu dibuat pada masa kejadian pula. Iwane Matsui akhirnya dihukum gantung di pengadilan perang sejelah Jepang kalah. Di pengadilan, menurut beberapa pendapat, dia terombang-ambing antara kesetiaan terhadap kekaisaran dan rasa menyesal dan malu dia sebagai seorang ksatria (atas kelakuan pasukannya). Hormat saya, Yongde catatan: sekarang jaman serba instan, tanya saja dulu ke paman gugel untuk keterangan dan petunjuk awal, silakan saja masukkan kata kunci Iwane Matsui. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote: > > Film nanjing? Maksud anda film nanjing nanjing bikinan RRT yg belum lama > beredar? Atau film berdasarkan buku Iris Zhang? Kalau film, meskipun bagus, > bagaimanapun adalah fiksi, tak bisa dipakai sbg refrensi. > Sebenarnya, jika anda bisa bhs Jepang, ada baiknya anda cari memoar prajurit > Jepang yg pernah jadi tawanan Komunis China, itu lebih otentik. > > Sent from my BlackBerry® > powered by Sinyal Kuat INDOSAT >
RE: Bls: [budaya_tionghua] Istilah "Asimilasi"
Kalo LPKB berhasil mah tentu peristiwa keji Mei 98 tidak akan terjadi. Mei 98 jelas merupakan bukti kegagalan policy asimilasi paksaan LPKB. --- Pada Jum, 30/7/10, sa...@indosat.net.id menulis: Dari: sa...@indosat.net.id Judul: RE: Bls: [budaya_tionghua] Istilah "Asimilasi" Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Jumat, 30 Juli, 2010, 1:35 AM setuju, bos. maksud owe, owe juga mau bertanya: asimilasi model apaan tuh? hehehe… lebih jauh lagi, apa bentuk pertanggung jawaban (minimal secara moral) para penganjur yg terbukti telah gagal total itu ? [selama ini kayaknya belum pernah dengar ada bekas pemimpin tionghua indo yg meminta maaf karena telah gagal mengayomi komunitasnya. ] bukankah disitu letak nilai-nilai dasar kemanusiaan yg tdk bisa dilepaskan kalau berbicara soal budaya massal dan peradaban ? apalagi budaya kepemimpinan timur yg kental dg: tahu malu. jika nilai2 dasar spt itu saja sdh dipungkiri, owe jadi bingung, yg disebut orang tionghua, orang melayu, orang india, orang western, sebenarnya dilihat dari mana? dari agama tidak mungkin. DNA sdh bukan jaminan, bahasa apalagi. kalau jawabannya, semua itu sudah gak penting karena globalisasi, lalu timbul pertanyaan, buat apa dong ada negara, ada bangsa, sebut aja manusia. titik. bisakah ? jika tidak bisa begitu, itu artinya, tidak mungkin terjadi asimilasi (dlm artinya kebijakan, tetapi kalau alamiah spt akulturasi, itu lumrah dimana-mana) . cmiiw pls. -Original Message- From: budaya_tionghua@ yahoogroups. com [mailto:budaya_ tionghua@ yahoogroups. com]On Behalf Of ardian_c Sent: 30 Juli 2010 11:43 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Istilah "Asimilasi" sebenernya kalu kita mau ngeliat, orba itu khan dapet masukan dari cine2 yg ngerasa dirinya inferior kalu pake budaya tionghoa. makanya jargonya jadi ngambang heheheheheheheheheh hehe suruh berbaur, berbudaya setempat, tapi mrk mana ada yg mau pindah agama seh ? sedangkan para penganjur itu terus2an ngomong secara alus suruh para tionghoa pindah agama, ya agama yang sama kale ame para penganjur. Dus artinya itu mah asimilasi apa ya ? --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "Erik" wrote: > > > Nah itu dia! Jadi jelas masalahnya, istilah-istilah INTEGRASI, ASIMILASI > dan AMALGAMASI adalah istilah teknis ilmu antropologi. Berbicara > tentang Integrasi dan/atau Asimilasi adalah berbicara tentang kebudayaan > yang merupakan identitas dan sekaligus Hak Azasi sebuah komunitas yang > tidak bisa diintervensi oleh kepentingan politik. > > Tapi rancunya dan celakanya oleh rezim Orde Bau jargon-jargon itu > dipakai untuk kepentingan politik kebangsaan demi tercapainya tujuan > penyatuan dan penyeragaman bangsa Indonesia secara instan. Dan itu > terbukti sudah gagal dengan kerugian sosial yang teramat mahal. > > Herannya, kenapa seorang Suhu Andreas yang ngakunya berpendidikan tinggi > dan lebih senior daripada kita malah nampak tidak menyadari kekeliruan > itu, dan tulisan-tulisan beliau terkesan cenderung memihak pada > kebijakan yang keliru itu?? > > Salam, > > Erik > > - - - - - -\ > > > In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "Leon Agustian" > wrote: > > > > Se7, asimilasi ataupun kaga, yang penting cukup makan cukup pake, > hidup bisa senang & tenang, mau apa2 ada â€? > > > > Asal â€?kacang jangan lupa kulitnyaâ€? soalnya kasihan cucu > buyut kita nanti kalau ditanya: Kamu orang apa? Masa dijawab: Ga tau > â€?., seharusnya sih orang Tionghoa, tapi ngkong buyut dah ga ngakui > lagi â€?. hiks hiks â€?. > > > > > > > > Jadi, kalau kita disuruh ber-asimilasi ke bangsa yang lebih superior, > ok deh ga apa2 (kayak asimilasi ke Amrik sonoâ€?, tapi kalo disuruh > asimilasi ke bangsa yang lebih inferior, ah â€?nanti dulu > â€?untungnya apa? Apakah ini merupakan dasar pertimbangan asimilasi? > >
Re: Bls: [budaya_tionghua] Istilah "Asimilasi"
Da Ge Eric ada benarnya. Gimana 'patriotism', 'loyalitas' dan 'kebanggaan' dari orang-orang LPKB dan antek-antek ideologisnya bisa dipercaya kalo sama identitasnya sendiri dan kelompok rasialnya sendiri sudah sedemikian hianat?? Para bunglon itu sebenarnya tidak punya kontribusi apa pun kepada Indonesia. Bermanfaat pun tidak. Cuma pandai menghujat Tionghoa. Cuma pandai mengadu-domba dengan membangun stigma buruk terhadap komunitas Tionghoa agar kelompok pribumi tidak bersahabat kepada Tionghoa. Ardian Da Ge, suatu saat saya ikut konferensi NGO se Asia Pasifik di Bangkok. Hadir tanpa diundang seorang mahasiswi bule dari Amerika. Dia bukan aktifis. Lalu kita bincang-bincang, saya bilang saya dari Indonesia. Dia jawab "who? I never heard such a country". --- Pada Jum, 30/7/10, ardian_c menulis: Dari: ardian_c Judul: Re: Bls: [budaya_tionghua] Istilah "Asimilasi" Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Jumat, 30 Juli, 2010, 12:45 AM pengalaman pribadi kale ya, doeloe kalu taon 80an bilang dari Indonesia sambutannya lebih positif, oh hebat ya itu indonesia, maju dsbnya. kalu sekarang ? itu gimana ? aman ? kacau gak negaranya dsbnya nah loe ? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Erik" wrote: > > > Yuly, patriotik nasionalis banget! He 2x. > > Sebelum menuntut diri sendiri untuk bangga sebagai bangsa Indonesia, > mari kita sama-sama renungkan dulu yang satu ini "APA YANG PATUT > DIBANGGAKAN DARI BANGSA DAN NEGARA INI"? > > Kalau untuk bangga sebagai Tionghoa (atau Sunda, atau Jawa, Atau Batak > dll, yang merupakan bagian integral bangsa Indonesia) saja sudah tidak > mampu, bagaimana bisa bangga dengan Indonesia? > > Salam, > > Erik > > --\ > -- > > > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "ulysee_me2" > wrote: > > > > > > Gue sih mau highlite yang paling bawah ajeee. > > > > "Masalah yang lebih penting adalah berusaha, bagaimana agar bangga > sebagai bangsa Indonesia !" > > > > catet! >
Re: [budaya_tionghua] Tentang asimilasi
Mbak Maria, ya jelas lah enggak bisa dipercaya kalo si cina-indonesia nya itu seperti kelompok LPKB dan Andreas Mihardja cs --- Pada Kam, 29/7/10, Maria Claudia menulis: Dari: Maria Claudia Judul: Re: [budaya_tionghua] Tentang asimilasi Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 29 Juli, 2010, 5:07 AM Saya senang sekali dengan milist ini karena bisa menambah wawasan. Saya setuju 100% dengan Bp. Andreas. Sejak awal diskusi ini saya sudah mengingatkan bahwa kita harus bersikap dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Sejak dulu kalau saya kemukakan ide saya seperti yang dikemukakan oleh Bp. Andreas, sikap lawan bicara saya ya persis sama dengan sikap Dada cs. Saya tidak anti Tionghoa, bahkan saya benci pada orang Tionghoa yang anti Tionghoa, juga tidak anti pribumi, padahal saya juga sering menerima sikap diskriminasi dari para birokrat. Agama dan orang tua saya mengajarkan bahwa semua orang sama derajatnya di mata Tuhan (orang tua saya itu KHC lho!) Mungkin perlu saya ingatkan pada Dada cs. jangan sampai mabuk kepayang. Sekarang kita sedang mengalami kebebasan yang sebebas-bebasnya. Tapi jangan pernah lupa bahwa politik di Indonesia ditentukan oleh presidennya. Kalau pada suatu saat nanti ada orang sekuat dan seideologi dengan Suharto yang berkuasa kembali, matilah kita. Tinggal dicomoti aja siapa dulu yang ngomong dengan lantang. Jangan pernah bersikap arogan. Kalau Anda orang berduit, ya ga masalah, ada guncangan politik di Indo tinggal kabur ke luar negeri, tapi kalau Anda punya duit pas-pasan, Anda akan jadi korban. Karena itu bersikaplah tenggang rasa terhadap mereka yang mungkin bisa menjadi korban dari arogansi sekelompok Cina yang merasa bagian dari Cina tapi tidak pernah mau meninggalkan Indonesia. Ingat peristiwa Mei 1997 (atau 98? saya sudah lupa), jangan sampai itu terulang lagi. Saya juga setuju dengan pendapat Bp. Andreas bahwa orang China itu underestimate Indonesian Chinese. Ketika saya masih mudaan dulu, saya pernah bekerja sama dengan pengusaha dari Hong Kong, dan pada satu kesempatan saya sempat bercerita bahwa engku saya juga pernah ke mainland tapi kabur lagi ke Hong Kong dan kemudian berhasil menjadi pengusaha di sana. Tahu apa jawabnya? "Orang Indonesia yang pulang ke China itu tidak bisa dipercaya!" Padahal dia berbicara dengan sang keponakan! Jadi kalau mau menilai watak seseorang/masyaraka t, itu tidak bisa hanya sebagai pengunjung, tapi harus bergaul selama berbulan-bulan, hidup bersama-sama, bergosip bersama, baru kita bisa tahu bagaimana mindset penduduk setempat. From: ANDREAS MIHARDJA To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Tue, July 27, 2010 7:29:22 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Tentang asimilasi Memang saya juga melakukannya dan semua memakai american name - tetapi oleh karena sewaktu mereka lahir saya belum pasti akan tinggal dimana saya memberikan mereka juga 100% chinese name. Andreas From: "twa...@yahoo. com" To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Tue, July 27, 2010 6:36:36 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Tentang asimilasi Maaf sebelumnya, Ikut nimbrung sedikit, saya tetap menghargai penjelasan suhu Andreas tetapi setlah membaca konsep2 pemikiran suhu Andreas, seharusnya tanah tumpah darah suhu Andreas sekarang adalah Amerika, dan harus melupakan china dan melupakan indonesia. Dan seharusnya nama anak2 suhu harus menggunakan nama2 dlm bhs Inggris, misalnya Michael, John, Bob, Ronald, Barack Obama (?), dll ... Heheheheh... Ini untuk tujuan berasimilasi dengan masyarakat barat di Amerika. Maaf lagi, kalau ada yang salah, dan hargailah HAM. Peace. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: ANDREAS MIHARDJA Sender: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Tue, 27 Jul 2010 14:09:21 -0700 (PDT) To: ReplyTo: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: [budaya_tionghua] Tentang asimilasi Silahkan lihat internet - nama anak saya dpt kalian ketemukan dgn nama indonesianya. --- Anak² saya semua sama seperti saya berpendidikan cukup tinggi dan hasil penyelidikannya dpt kalian lihat sendiri. Kamu harus mengerti secara juridis dan menurut perjanjian international kamu WNI jadi adalah bangsa Indonesia dan bukan bangsa China. Andreas From: "zho...@yahoo. com" To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Tue, July 27, 2010 1:51:14 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Tentang asimilasi Saya mau tahu essence dari kamu. Dari omongan kamu saya kok terkesan kamu setuju dng anjuran ganti nama. Lantas setelah kamu pindah ke amerika dan menjadi wn amerika, mengapa tidak ganti lagi menjadi nama amerika? Ingin tahu, anak2 kamu pakai nama keluarga apa? Chinese atau indonesia atau amerika? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: ANDREAS MIHARDJA Sender: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Tue, 27 Jul 2010 12:40:24 -0700 (PDT) To: ReplyTo: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: [budaya_tionghua] Tentang
Re: Bls: [budaya_tionghua] Istilah "Asimilasi"
kiprahnya dalam kanca global --- Pada Kam, 29/7/10, laureate menulis: Dari: laureate Judul: Re: Bls: [budaya_tionghua] Istilah "Asimilasi" Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 29 Juli, 2010, 12:19 AM Wah, inferior sama superior yg membedakan apa ya pak? Apakah ada ciri-ciri tertentu.. :) Thanks Powered by Telkomsel BlackBerry® From: "Leon Agustian" Sender: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Thu, 29 Jul 2010 11:02:27 +0700 To: ReplyTo: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: RE: Bls: [budaya_tionghua] Istilah "Asimilasi" Se7, asimilasi ataupun kaga, yang penting cukup makan cukup pake, hidup bisa senang & tenang, mau apa2 ada …. Asal … kacang jangan lupa kulitnya… soalnya kasihan cucu buyut kita nanti kalau ditanya: Kamu orang apa? Masa dijawab: Ga tau ….., seharusnya sih orang Tionghoa, tapi ngkong buyut dah ga ngakui lagi ….. hiks hiks ….. Jadi, kalau kita disuruh ber-asimilasi ke bangsa yang lebih superior, ok deh ga apa2 (kayak asimilasi ke Amrik sono…), tapi kalo disuruh asimilasi ke bangsa yang lebih inferior, ah … nanti dulu … untungnya apa? Apakah ini merupakan dasar pertimbangan asimilasi? From: budaya_tionghua@ yahoogroups. com [mailto:budaya_ tionghua@ yahoogroups. com] On Behalf Of twa...@yahoo. com Sent: Thursday, July 29, 2010 10:25 AM To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Istilah "Asimilasi" Hi , Manusia berusaha, Tuhan juga yang menentukan. Rezeki dan jodoh bisa kita usahakan mencari, tetapi sebenarnya sudah ada takdir kita masing2 sebagai manusia yg telah digariskan oleh Yang Maha Kuasa, sesuai dengan perbuatan dan buah karma kita masing2. Asimilasi atau tidak, kita pasti berusaha sebaik mungkin, spy kita semuanya bisa menjalani kehidupan bernegara yang baik. Salam. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: indarto tan Sender: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Thu, 29 Jul 2010 08:20:40 +0800 (SGT) To: ReplyTo: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Bls: [budaya_tionghua] Istilah "Asimilasi" Pendek, tetapi mengena ! Tahun 80 an (persisnya lupa). Mayjen Soenarso berbicara didepan sekelompok etnis Tionghua yang jelas semua WNI. Kata beliau : (Isi pokoknya) Bagi kami bangsa Indonesia, kalian keturunan Tionghua (lupa cara menyebutnya, mungkin juga "Cina") adalah segumpal benda asing ditubuh bangsa Indonesia. Ada dua cara menghilangkannya. Pertama, gumpalan itu dipotong lalu dibuang, seperti yang dilakukan Vietnam. Kedua, gumpalan itu kami serap agar menjadi bagian dari tubuh bangsa Indonesia. Kami mengambil cara kedua ! Asimilasi atau integrasi, biarkan semua berjalan secara alami. Segala pemaksaan pasti gagal, yang penting ciptakan lingkungan yang harmonis. Etnis Tiongjua di Indonesia dengan mental integrasi banyak berbuat positiv terhadap bangsa Indonesia, semisal Yap Tjwan Bing. Ratusan tahun yang lalu, tanpa ada dorongan dari luar, leluhur saya dari Tiongkok sudah nikah dengan perempuan Jawa, melahirkan keturunan seperti saya ini ! Manusia bukan ayam, kalau berbaur lalu kawin ! Identitas kebangsaan keturunan Tionghua di Indonesia berubah dari zaman kezaman. Waktu Belanda berkuasa dan Tiongkok lemah, kaum keturunan lebih berorientasi ke Belanda dengan meninggalkan tradisi ke Tionghuaannya, ganti agama ganti nama dst. Waktu PD II usai, terjadi kebangkitan bangsa Asia, keturunan Tionghua terpecah menjadi dua : Orientasi ke Tiongkok dan orientasi ke Indonesia. Indonesia sudah merdeka 64 tahun, prestasi apa yang sudah dihasilkan ? Apa pun jawabnya, kaum INTI harus berbuat sesuatu agar tumbuh suatu KABANGGAAN sebagai WNI ! Sekarang Tiongkok telah bangkit menjadi kekuatan besar, tanpa sadar, pengaruh BUDAYA TIONGHUA mendorong anak muda keturunan mencari identitas baru. Banyak diantara mereka yang sudah tidak punya nama Tionghua kembali minta dibuatkan nama Tionghua. Tetapi, apakah situasi ini akan kembali seperti tahun 50, 60 an ? Generasi muda keturunan Tionghua akan menanggalkan identitas kebangsaan Indonesia ! Jelas tidak ! Masalahnya, pahamkah mereka tentang Zhonghua Wenhua dan Yin-ni Wenhua ? Masalahnya tidak sekedar pilihan ASSIMILASI atau INTEGRASI ! Masalah yang lebih penting adalah berusaha, bagaimana agar bangga sebagai bangsa Indonesia ! --- Pada Rab, 28/7/10, Ciao Lie menulis: Dari: Ciao Lie Judul: [budaya_tionghua] Istilah "Asimilasi" Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Tanggal: Rabu, 28 Juli, 2010, 7:17 AM Diskusi tentang asimilasi amat seru. Mesti diajukan pertanyaan kepada si pencetus teori asimilasi: 1. Mengapa saat itu dipakai istilah asimilasi? 2. Mengapa (saat itu) tak dipakai istilah: - Adaptasi - Inculturasi - Pembauran - Harmonisasi - penyatuan, dll Mohon sumbangan pikiran see you
Re: [budaya_tionghua] Tentang asimilasi
Dia emang demen banget kok kalo bisa jadi bule-demokratik. Sayang dia ga punya duit spt Michael Jackson. Kalo punya, dia uda suntik hormon agar kulit dan rambutnya jadi blonde. --- Pada Sel, 27/7/10, twa...@yahoo.com menulis: Dari: twa...@yahoo.com Judul: Re: [budaya_tionghua] Tentang asimilasi Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Selasa, 27 Juli, 2010, 9:36 PM Maaf sebelumnya, Ikut nimbrung sedikit, saya tetap menghargai penjelasan suhu Andreas tetapi setlah membaca konsep2 pemikiran suhu Andreas, seharusnya tanah tumpah darah suhu Andreas sekarang adalah Amerika, dan harus melupakan china dan melupakan indonesia. Dan seharusnya nama anak2 suhu harus menggunakan nama2 dlm bhs Inggris, misalnya Michael, John, Bob, Ronald, Barack Obama (?), dll ... Heheheheh... Ini untuk tujuan berasimilasi dengan masyarakat barat di Amerika. Maaf lagi, kalau ada yang salah, dan hargailah HAM. Peace. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: ANDREAS MIHARDJA Sender: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Tue, 27 Jul 2010 14:09:21 -0700 (PDT) To: ReplyTo: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: [budaya_tionghua] Tentang asimilasi Silahkan lihat internet - nama anak saya dpt kalian ketemukan dgn nama indonesianya. --- Anak² saya semua sama seperti saya berpendidikan cukup tinggi dan hasil penyelidikannya dpt kalian lihat sendiri. Kamu harus mengerti secara juridis dan menurut perjanjian international kamu WNI jadi adalah bangsa Indonesia dan bukan bangsa China. Andreas From: "zho...@yahoo. com" To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Tue, July 27, 2010 1:51:14 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Tentang asimilasi Saya mau tahu essence dari kamu. Dari omongan kamu saya kok terkesan kamu setuju dng anjuran ganti nama. Lantas setelah kamu pindah ke amerika dan menjadi wn amerika, mengapa tidak ganti lagi menjadi nama amerika? Ingin tahu, anak2 kamu pakai nama keluarga apa? Chinese atau indonesia atau amerika? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: ANDREAS MIHARDJA Sender: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Tue, 27 Jul 2010 12:40:24 -0700 (PDT) To: ReplyTo: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: [budaya_tionghua] Tentang asimilasi Kamu tidak menangkap essence dari tulisan saya. Kalian yg WNI ket chinese tidak salah utk mengakui kalian warganegara Indonesia ket. chinese. Kalian tentu saja harus bangga sekali. Yg kalian harus lupakan adalah kalian Chinese first yg memakai paspor Indonesia. Disinilah perbedaannya. Kalian bukan chinese - kalian bangsa Indonesia dari suku chinese/babah. Don't take one part of my writing out of context - read the whole thing carefully Andreas From: "zho...@yahoo. com" To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Tue, July 27, 2010 12:29:02 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Tentang asimilasi Jika keluarga Kalian yg warga amerika boleh bangga dengan etnicity Kalian yg Indonesia walau sebagian besar tidak lagi mampu bicara bahasa Indonesia! Apa salahnya kami2 tionghoa yg warga indonesia ini juga bangga dng etnicity kami yg tionghoa walau sebagian besar tidak lagi mampu bicara bahasa mandarin??? Logika dari mana nih? Dari amerikakah?? ? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: ANDREAS MIHARDJA Sender: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Tue, 27 Jul 2010 10:59:53 -0700 (PDT) To: ReplyTo: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: [budaya_tionghua] Tentang asimilasi Oleh karena persoalan assimilasi dan integrasi masih merupakan topic panas dan dapat memanaskan - ini saya baca dari tulisan didalam milis ini dari komentar tulisan saya - saya akan mecoba memberikan info lebih banyak dan setelahnya silahkan kalian berpikir sendiri dan mengambil konklusi sendiri. Memang didalam persoalan integrasi ket china di_Indonesia - sejarah jaman belanda [=devide et impera] bermain peranan penting yg kemudian disusul dgn peristiwa PP-10 dan perjanjian Sukarno -Chou Enlai utk mengirim kembali expatriate China ke China. Sukarno memang melakukan politik discriminasi dan ingin mengusir ket. China keluar Indonesia bersama yg ket. Belanda atau yg merasa belanda. Dia ingin hanya suku pribumi harus menetap dan memerintah Indinesia. Juga didalam persoalan pemilihan kewarganegaraan yg harus dilakukan berdasarkan konferensi meja bunder - dimana penduduk Indonesia ket non pribumi harus memilih kewarganegaraan mereka- either Belanda, [dan harus pulang ke Belanda] atau utk yg ket. China - PRC/ROC dan juga dianjurkan utk pulang kenegara pilihan mereka. Majority dari suku ket. China/babah mengambil option utk jadi WNI sebab sudah membaur kebudayaan dan tidak bisa memakai chinese utk kommunikasi. Mungkin 10-15%[??] mengambil PRC atau menjadi stateless kalau pro ROC. Sewaktu itu Jus sanguinis masih dipakai oleh kedua China - tetapi sekarang hanya masih diakui oleh ROC [dgn banyak exceptionnya] Jaman sekarang PRC
Re: [budaya_tionghua] Re: Wong Fei Hung
Kali ini pendapat Om Mihardja ada benarnya. Mana mungkin sih kerajaan yg lebih besar/kuat bersedia memberikan putri bangsawan apalagi putri raja untuk dikawinin ke raja yg lebih kecil/lemah? Wanita itu simbol penaklukan. --- Pada Ming, 25/7/10, ANDREAS MIHARDJA menulis: Dari: ANDREAS MIHARDJA Judul: Re: [budaya_tionghua] Re: Wong Fei Hung Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Minggu, 25 Juli, 2010, 1:56 AM Saya ingin memberi kommentar mengenai story Hang Tuah, Hang Jebat etc yg menurut seorang chinese dari Malaysia dianggap juga ket. China. Ini ngawur sekali - pertama mereka tidak melakukan DNA testing dari Hang Tuah atau Hang Jabat atau dari saudara seperguruan mereka Hang Lekiu, Hang Lekir dan Hang Kasturi, dan juga jikalau dilakukan dgn DNA mereka tidak dpt menentukan keturunan mereka. Mereka semua adalah Malayu asli dan kalau menurut ilmu DNA semua penduduk suku Malayu, Siam dan Kamboja incl Indonesia barat mampunyai DNA Cina, India dan juga negroid. Hang Tuah cs semua beragama islam. Asal usulnya Hang Tuah sangat jelas sebab ayah dan ibunya asal Bentam yg jaman sekarang mungkin sekali letaknya diRiau dan jaman dulu merupakan sebagian dari daerah kerajaan sultan Johor. Hang didalam tradisi bangsa melayu adalah pangkat utk seorang pahlawan perang dan bukan merupakan family name China. Disetiap negara bagian dari malaysia pangkat Hang ini diketemukan. Mengenai Han[g] LiPo yg katanya adalah princess dari Ming court ini didalam anal Ming tidak pernah dicatat. Jadi apakah ini terjadi tidak jelas atau mungkin asal dari lain kerajaan. Didalam peraturan Ming court jikalau seorang princess [=ket emperor] dikawinkan kepada seorang islam [ini dilarang sekali] pasti harus dicatat dlm anal mereka. Mungkin juga Han Lipo ini adalah perempuan commoner atau budak dari ming court. Yang jelas ialah bahwa negara Malaya - Johor ,Malaka, Pahang, Perlis etc ada hubungannya atau adalah perpecahan dari Sriwijaya. berdasarkan sejarah, bahasa dan bah tulis. Sebelumnya mereka masuk sejarah yg berada didaerah ini hanya kerajaan Muangthai dan Sriwijaya. Setelah Sriwijaya pecah [kalah dari Majapahit] dan kerajaan Champa hancur -agama islam masuk kedalam kerajaan Muangthai, sisahnya Sriwijaya dan juga Majapahit. Memang diMalaysia suku ket. china ingin membuktikan kepada penduduk Malaysia bahwa pahlawan mereka adalah ket. china dan bukan melayu - saya kira kurang lebih dgn tujuan yg sama seperti diIndonesia dgn wali songo. Jaman sekarang jaman internet segala dongeng dpt dimasukan dan malah bisa dipercaya. Di-Indonesia dimana perasaan anti Malaysia tinggi sekali dan dimana mereka yg ket. China ingin masuk sejarah -dongeng semacem ini mudak dipercaya. Karena itu kalian harus pelajari sejarah Malaysia dan pasti akan terbuka mata kalian. [silahkan juga melihat film Hang Tuah -keluaran Malaysia -2001] Andreas From: liang u To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Sat, July 24, 2010 7:11:37 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Wong Fei Hung Tulisan yang ngawur, dik Dada, bagus sekali anda tunjukkan di milis ini, agar jangan dari kita-kita ini ada yang tertipu, Ejaannya saja sudah ngaco belo, tidak bisa membedakan dinasti Qin yang ada sebelum Masehi dengan dinasti Qing dinasti terakhir. Guangdong 广东 saja jadi Guandong 关东 , padahal propinsi terkaya di Tiongkok, orang asing dari mana-manapun tak ada yang tak tahu. Yang saya harap para rekan-rekan semua kritis dalam membaca blog, kalau tentang budaya dan sejarah Tionghoa, ada yang ragu lemparkan ke milis ini. Salam From: Dada To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Fri, July 23, 2010 11:04:27 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: Wong Fei Hung halo gung , long time no see contoh dari berbagai blog , gw ambil satu contoh saja , http://sofianonline .com/wong- fei-hung- is-a-moslem tulisannya kurang lebih begini 1. Dinasti Ch'in ialah Dinasti yang merubuhkan kekuasaan Dinasti Yuan yang memerintah sebelumnya. Dinasti Yuan ini dikenal sebagai satu-satunya Dinasti Kaisar Cina yang anggota keluarganya banyak yang memeluk agama Islam. 2. Hung Hei-Kwun ini adalah pemimpin pemberontakan bersejarah yang hampir mengalahkan dinasti penjajah Ch'in yang datang dari Manchuria (sekarang kita mengenalnya sebagai Korea). 3. Namun Pemerintah China sering berupaya mengaburkan jatidiri Wong Fei Hung sebagai seorang muslim demi menjaga supremasi kekuasaan Komunis di China selengkapnya .lihat di bawah Wong Fei-Hung dilahirkan pada tahun 1847 di Kwantung (Guandong) dari keluarga muslim yang taat. Nama Fei pada Wong Fei Hung merupakan dialek Canton untuk menyebut nama Arab, Fais. Sementara Nama Hung juga merupakan dialek Kanton untuk menyebut nama Arab, Hussein. Jadi, bila di-bahasa-arab- kan, namanya ialah Faisal Hussein Wong. Ayahnya, Wong Kay-Ying adalah seorang Ulama, dan tabib ahli ilmu pengobatan tradisional, serta ahli beladiri tradisional Tiongkok (wushu/kun
Bls: 回覆: Bls: [budaya_tionghua] Event Bud aya Tionghoa
Om Chan, menurut saya si Ong Hok Ham ini justru otak awal atau konseptor teori asimilasi a la LPKB. Saya ga bisa nilai kalo Haji Junus Jahja itu seorang intelektuil saat itu. Juga Harry Tjan Silalahi yg sempat menjadi Sekjen Partai Katolik Indonesia. Tetapi Ong Hok Ham sudah rada-rada ilmiah. Dia mengajukan komprasi dengan kasus Thailand dan Philipina buat melegalkan gerakan asimilasi di tataran teoritik. Jadi Ong Hok Ham menyediakan landasan ideologisnya. Sedangkan Shindunata Kristoforus adalah bulzodernya. Dia yg bawa-bawa pistol menduduki begitu banyak sekolah-sekolah Tionghoa. Dalam salah satu risalah (sok) ilmiahnya, Ong Hok Ham "menganjurkan" yg kemudian dirasakan sebagai "paksaan" agar orang Tionghoa at least pake nama Indonesia. Dia kasi contoh nama "Ong Laut Ham", "Ong Gunung Kwan" dsb yg bisa dipakai oleh orang-orang Tionghoa di sini. Jadi rusak nama Tionghoa. --- Pada Rab, 21/7/10, ChanCT menulis: Dari: ChanCT Judul: 回覆: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 21 Juli, 2010, 4:09 AM Melihat masalah apalagi dalam menilai gerak seorang, hendaknya tidak main gampang-gampangan dengan menggeneralisasi begitu saja. Ada baiknya kalau kita bisa memilih-milah, mencoba mencari tahu kenapa mereka beda dengan yang lain. Saya tidak menyangkal mungkin saja ada orang yang bermantel domba untuk masuk kandang domba, tapi pasti tidak semua begitu. Kwik Hway Gwan yang ayahnya Kwik Kian Gie, kalau tidak salah dia juga ganti nama, gunakan nama Dharmawan XX apa gitu, lupa saya. Juga saudara-saudara KKG lainnya gunakan Dharmawan XX apa, ... hanya KKG yang konsekwen tidak ganti nama. Sekalipun disatu saat, sekembali dari luar negeri, KKG pernah menjabat ketua BAKOM PKB, menggantikan Sindhunata. Sampai dimana kebenarannya, saya juga tidak tahu? Bagaimana jalan pikiran tokoh-tokoh LPKB sesungguhnya, saya juga tidak tahu jelas. Yang kemudian saya dengar, pernah terjadi "perpecahan" , beda pendapat yang akibatkan beberapa diantaranya keluar atau tidak lagi aktive. Antara lain Ong Hok Ham, yang sepertinya juga kurang setuju untuk menghilangkan kultur TIonghoa-nya, bahkan ganti nama juga tidak, hanya gabungkan saja jadi satu suku, Onghokham. Begitu juga Soe Hok Gie, tidak mau ganti nama, tetap gunakan Gie? Sedang Harry Tjan Silalahi, ternyata juga tidak konsekwen, karena dia tetap saja mencantumkan marga Tjan-nya, bukan? Barangkali ada kawan lain yang bisa memberi pencerahan bagaimana sesungguhnya pemikiran tokoh-tokoh itu dahulu dan setelah memasuki era reformasi/demokrasi sekarang ini, ... biar tidak main generalisasi dengan gebuk semua tokoh LPKB begitu saja. Salam, ChanCT - 原始郵件- 寄件者: Azura-Mazda 收件者: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 傳送日期: 2010年7月21日 14:45 主旨: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa itu siasat masuk ke kandang domba. Kalo anda masuk ke kandang domba, ya mesti pake mantel bulu domba. Masa pake bulu srigala? --- Pada Sel, 20/7/10, twa...@yahoo. com menulis: Dari: twa...@yahoo. com Judul: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Tanggal: Selasa, 20 Juli, 2010, 11:31 PM Oic, Tapi kenapa sebagian besar nama mereka masih berbau tionghoa ? 2. Harry Tjan Silalahi (pendiri CSIS) 3. Kwik Hay Gwan (bapaknya Kwik Kian Gie) 4. Lo Ginting 5. Ong Hok Ham 6. Melly G Tan Mngkn benar apa yg kita sangkakan ke mereka, bukan mau membela, tapi cuma utk lebih kritis. sy pikir kalu mereka masih mempertahankan nama tionghoa mereka, mngkn ada sisi lain yg mngkn mereka pertimbangkan. Kadang kita sbg bagian keluarga kita, bisa ada suatu instinct utk menjaga keluarga kita spy bisa hidup dgn aman dan jauh dr gangguan, apapun itu caranya, yg kadang bahkan mungkin bisa melanggar adat budaya kita sendiri. Apalagi kalau kita sbg orang tua. Itu pendapat sy sih. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: Azura-Mazda Sender: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Tue, 20 Jul 2010 17:22:08 -0700 (PDT) To: ReplyTo: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa Ko David Kwa, Nih daftar pentolan-pentolan LPKB dan pengikutnya yg dulu mempropagandakan pemberangusan identitas dan budaya Tionghoa dengan program asimilasi (ganti nama, buang budaya, kawin silang, ganti agama). 1. Haji Junus Jahja 2. Harry Tjan Silalahi (pendiri CSIS) 3. Kwik Hay Gwan (bapaknya Kwik Kian Gie) 4. Lo Ginting 5. Ong Hok Ham 6. Melly G Tan 7. Shindunata Kristoforus (Ong Tjong Hay-alumni PMKRI) 8. PK Ojong Please ditambahkan jika kurang --- Pada Sel, 20/7/10, David menulis: Dari: David Judul: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Tanggal: Selasa, 20 Juli, 2010, 5:11 AM Bukannya mengajak orang lain agar U HAU 有孝 (berbakti) pada leluhur, agar jangan PU
Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa
itu siasat masuk ke kandang domba. Kalo anda masuk ke kandang domba, ya mesti pake mantel bulu domba. Masa pake bulu srigala? --- Pada Sel, 20/7/10, twa...@yahoo.com menulis: Dari: twa...@yahoo.com Judul: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Selasa, 20 Juli, 2010, 11:31 PM Oic, Tapi kenapa sebagian besar nama mereka masih berbau tionghoa ? 2. Harry Tjan Silalahi (pendiri CSIS) 3. Kwik Hay Gwan (bapaknya Kwik Kian Gie) 4. Lo Ginting 5. Ong Hok Ham 6. Melly G Tan Mngkn benar apa yg kita sangkakan ke mereka, bukan mau membela, tapi cuma utk lebih kritis. sy pikir kalu mereka masih mempertahankan nama tionghoa mereka, mngkn ada sisi lain yg mngkn mereka pertimbangkan. Kadang kita sbg bagian keluarga kita, bisa ada suatu instinct utk menjaga keluarga kita spy bisa hidup dgn aman dan jauh dr gangguan, apapun itu caranya, yg kadang bahkan mungkin bisa melanggar adat budaya kita sendiri. Apalagi kalau kita sbg orang tua. Itu pendapat sy sih. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: Azura-Mazda Sender: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Tue, 20 Jul 2010 17:22:08 -0700 (PDT) To: ReplyTo: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa Ko David Kwa, Nih daftar pentolan-pentolan LPKB dan pengikutnya yg dulu mempropagandakan pemberangusan identitas dan budaya Tionghoa dengan program asimilasi (ganti nama, buang budaya, kawin silang, ganti agama). 1. Haji Junus Jahja 2. Harry Tjan Silalahi (pendiri CSIS) 3. Kwik Hay Gwan (bapaknya Kwik Kian Gie) 4. Lo Ginting 5. Ong Hok Ham 6. Melly G Tan 7. Shindunata Kristoforus (Ong Tjong Hay-alumni PMKRI) 8. PK Ojong Please ditambahkan jika kurang --- Pada Sel, 20/7/10, David menulis: Dari: David Judul: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Tanggal: Selasa, 20 Juli, 2010, 5:11 AM Bukannya mengajak orang lain agar U HAU 有孝 (berbakti) pada leluhur, agar jangan PUT HAU 不孝 (tidak berbakti) seperti dirinya, eh, ini mah malah membonceng kekuasaan untuk menindas orang lain yang U HAU 有孝, biar ikut-ikutan PUT HAU 不孝 seperti mereka!!! Mungkin orang-orang seperti itu waktu kecil tidak diajari HAU 孝 (bakti) oleh orangtua mereka ya, sehingga tersesat seperti itu??? Mudah-mudahan mereka dibukakan mata dan kupingnya, biar menyadari dosa-dosa mereka dan bertobat untuk selamanya… --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, zho...@... wrote: Orang mau punya lain keyakinan sih sah2 saja, dia mau anti sama budaya leluhur ya silahkan. Yg paling menyakitkan: cina2 itu sampai hati meminjam tangan penguasa untuk melakukan penindasan! Menurut saya, dosa pertama tetap suharto, karena dia yg punya kuasa. Orang2 anti nenek moyang itu sejak dulu sudah ada, tapi mereka toh tidak bisa berbuat macam2. Tapi Begitu suharto dan orde baru berkuasa, mereka tiba2 naik daun menjadi otak sekaligus antek suharto dlm membantai budaya leluhur! Sampai hari ini, orang2 semacam ini masih malang melintang di forum umum, hanya saja rapi membungkus diri. Bila situasi berbalik, mereka bisa menikam kembali! - - - - - - From: "David" Sender: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Tue, 20 Jul 2010 07:16:18 - To: ReplyTo: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa Emang keliwatan bener tu CINA-CINA! Mungkin ngga banyak yang tau, bagaimana teror menghantui masyarakat Tionghoa yang terjadi sesudahnya. Buku berhuruf Tionghoa dibakar-bakarin, termasuk buku-buku papa saya. Saya tidak tahu apakah ada catatan silsilah keluarga penting atau apa yang turut dibakar; yang penting, yang ada surat Tionghoanya HARUS dibakar! Majalah-majalah luar negeri berbahasa Inggris, kalau ada salah satu gambarnya yang beraksara Tionghoa, dicoret dengan spidol hitam, padahal aksara itu CUMA nama tempat di Taiwan, misalnya! Kelenteng-kelenteng di wilayah Jakarta dan Jawa Barat HARUS “ganti kulit” jadi wihara, supaya “berlindung” di salah satu agama yang “diakui” pemerintah; kalau tidak, mau ditutup! Hal yang sama tidak terjadi di Jawa Tengah dan Jawa Timur, karena di sana ada organisasi Tri Dharma di bawah Ong Kie Tjay yang melindungi mereka. Salah seorang famili saya masih ingat, bagaimana pada tahun 1967-an orang Tionghoa di salah satu daerah seputaran Bogor ramai-ramai pindah agama karena tidak tahan diteror terus. Teror itu ternyata datang dari orang Tionghoa sendiri. Di Bogor sendiri ada orang yang mengeluh, karena dia masih mempertahankan meja sembahyang leluhur (“meja abu”) di ruang muka rumahnya yang kelihatan dari jalan, dia sering didatangi orang-orang yang mengolok-olok penghormatan kepada leluhur yang masih dijalankannya itu dan menyuruh menyingkirkannya. Keterlaluan tidak? Jadi, bukan semata-mata dosanya Suharto, tu CINA-CINA juga! --- In buday
Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa
Ko David Kwa, Nih daftar pentolan-pentolan LPKB dan pengikutnya yg dulu mempropagandakan pemberangusan identitas dan budaya Tionghoa dengan program asimilasi (ganti nama, buang budaya, kawin silang, ganti agama). 1. Haji Junus Jahja 2. Harry Tjan Silalahi (pendiri CSIS) 3. Kwik Hay Gwan (bapaknya Kwik Kian Gie) 4. Lo Ginting 5. Ong Hok Ham 6. Melly G Tan 7. Shindunata Kristoforus (Ong Tjong Hay-alumni PMKRI) 8. PK Ojong Please ditambahkan jika kurang --- Pada Sel, 20/7/10, David menulis: Dari: David Judul: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Selasa, 20 Juli, 2010, 5:11 AM Bukannya mengajak orang lain agar U HAU 有孝 (berbakti) pada leluhur, agar jangan PUT HAU 不孝 (tidak berbakti) seperti dirinya, eh, ini mah malah membonceng kekuasaan untuk menindas orang lain yang U HAU 有孝, biar ikut-ikutan PUT HAU 不孝 seperti mereka!!! Mungkin orang-orang seperti itu waktu kecil tidak diajari HAU 孝 (bakti) oleh orangtua mereka ya, sehingga tersesat seperti itu??? Mudah-mudahan mereka dibukakan mata dan kupingnya, biar menyadari dosa-dosa mereka dan bertobat untuk selamanya… --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote: Orang mau punya lain keyakinan sih sah2 saja, dia mau anti sama budaya leluhur ya silahkan. Yg paling menyakitkan: cina2 itu sampai hati meminjam tangan penguasa untuk melakukan penindasan! Menurut saya, dosa pertama tetap suharto, karena dia yg punya kuasa. Orang2 anti nenek moyang itu sejak dulu sudah ada, tapi mereka toh tidak bisa berbuat macam2. Tapi Begitu suharto dan orde baru berkuasa, mereka tiba2 naik daun menjadi otak sekaligus antek suharto dlm membantai budaya leluhur! Sampai hari ini, orang2 semacam ini masih malang melintang di forum umum, hanya saja rapi membungkus diri. Bila situasi berbalik, mereka bisa menikam kembali! -- From: "David" Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Tue, 20 Jul 2010 07:16:18 - To: ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa Emang keliwatan bener tu CINA-CINA! Mungkin ngga banyak yang tau, bagaimana teror menghantui masyarakat Tionghoa yang terjadi sesudahnya. Buku berhuruf Tionghoa dibakar-bakarin, termasuk buku-buku papa saya. Saya tidak tahu apakah ada catatan silsilah keluarga penting atau apa yang turut dibakar; yang penting, yang ada surat Tionghoanya HARUS dibakar! Majalah-majalah luar negeri berbahasa Inggris, kalau ada salah satu gambarnya yang beraksara Tionghoa, dicoret dengan spidol hitam, padahal aksara itu CUMA nama tempat di Taiwan, misalnya! Kelenteng-kelenteng di wilayah Jakarta dan Jawa Barat HARUS “ganti kulit” jadi wihara, supaya “berlindung” di salah satu agama yang “diakui” pemerintah; kalau tidak, mau ditutup! Hal yang sama tidak terjadi di Jawa Tengah dan Jawa Timur, karena di sana ada organisasi Tri Dharma di bawah Ong Kie Tjay yang melindungi mereka. Salah seorang famili saya masih ingat, bagaimana pada tahun 1967-an orang Tionghoa di salah satu daerah seputaran Bogor ramai-ramai pindah agama karena tidak tahan diteror terus. Teror itu ternyata datang dari orang Tionghoa sendiri. Di Bogor sendiri ada orang yang mengeluh, karena dia masih mempertahankan meja sembahyang leluhur (“meja abu”) di ruang muka rumahnya yang kelihatan dari jalan, dia sering didatangi orang-orang yang mengolok-olok penghormatan kepada leluhur yang masih dijalankannya itu dan menyuruh menyingkirkannya. Keterlaluan tidak? Jadi, bukan semata-mata dosanya Suharto, tu CINA-CINA juga! --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Maria Claudia wrote: Lho tapi kan sebelum Suharto berkuasa orang Tionghoa bebas mempraktekkan tradisi leluhur, Imlek boleh dirayakan, nama ga usah diganti. Begitu Suharto berkuasa, semua yang berbau China harus diubah seolah-olah kalau memakai embel-embel ketionghoaan itu dosa besar. Pakai nama 3 huruf aja diejek-ejek teman sekolah, padalah mereka sama-sama orang Tionghoa. Sampai urusan cinta aja kok pemerintah ikut-ikutan. Apa ga lucu? Pemerintah itu urusin aja gimana caranya mensejahterakan rakyat, bukan ngurusin siapa harus kawin sama siapa. Kalo bukan kesalahan Suharto, mungkin nama Indonesian Chinese itu seperti di luar negeri : Henry Chen, Elizabeth Chou. Dan pastinya Ardian Chen ? he he he .. bukannya Andian C ... (Chandra?) . Hayo ... apa itu bukan dosanya Suharto? From: ardian_c wrote: Iya,kan saya juga udah bilang, itu dosanya Suharto. Dan saya sih lebih percaya kalau program asimilasi Suharto itu lebih ke arah genocide, buktinya pada akhir masa jabatannya genocide itu benar-benar dilakukan kan, meskipun tidak merata ke seluruh Indonesia? Mudah-mudahan akan ada lebih banyak Ryantiarno sekarang ini, pada saat semua orang boleh bebas bicara ... From: "zhoufy
Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa
merebak > >di > > > > > > > > negeri kita, dengan mengajarkan bahasa mandarin pada warga, danbudaya > > > budaya > > > > lainnya > > > > > > --- Pada Jum, 9/7/10, budi anto menulis: > > > > > > > > > >Dari: budi anto > > > >Judul: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa > > > >Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com > > > >Tanggal: Jumat, 9 Juli, 2010, 8:44 AM > > > > > > > > > > > > > > > >halo bang erik apakabar? justru ini yang di takutkan oleh pihak2 > > > >tertentu > > > >skarang tanah melayu di penuhi ornamen2 tionghua , terbukti seperti yang > >baru2 > > > > > > > > >ini terjadi di tanjung balai n singkawang. > > > > > > > >ada kesan sekarang itu takutnya akan terjadi seperti di sing n di penang > > >(salah > > > > > > >satu negara bagian d malaysia), di mana bumi puteranya seharusnya makmur > > > >di > > > > >negara nya malah sekarang mereka ada di pinggiran, dan di malaysia > > > >sekarang > > > > >sedang hot2 nya isu ini. > > > > > > > > > > > >hal ini juga seperti nya di rasakan pada jaman orde baru di mana aksi2 > >budaya > > > > > > > >yang berbau tionghua tidak boleh di mainkan (entah itu berbau politik > > > >maupun > > > > > >biar tidak berkembang kebudayaan itu), di brunei juga sama di mana > > > >aktivitas > > > > > >yang berbau tionghua juga agak kurang. saya tidak tahu apakah memang di > >bedain > > > > > > > > >atau karena apa, aktivitas chinatown di brunei juga ga seperti chinatown > > > >di > > > > > >negara lain yang biasa rame. > > > > > > > >salam, > > > > > > > >budiceng > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > From: Erik > > > >To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com > > > >Sent: Wed, July 7, 2010 7:27:40 PM > > > >Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa > > > > > > > > > > > >Oh, ga begitu Ken, bukan mau menyamakan!! > > > >Budaya Tionghoa memang beda dengan budaya suku-suku lain, tapi budaya > >Tionghoa > > > > > > > > >harus membumi di tanah Katulistiwa ini. > > > > > > > >Walau awalnya pendatang, tapi Tionghoa harus bisa membumi dimana pun ia > > > >menginjakkan kakinya. Lihatlah contohnya Singapura, Tionghoa di sana > > >mayoritas > > > > > > >loh, dan budaya Tionghoa pun dominan serta menjadi tuan rumah di sana. > > > >Salam, > > > >Erik > > > > - - - - - - > > > >- -- > > > > In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Azura-Mazda > > >wrote: > > > >Lho...da ge Eric, kebudayaan Tionghoa memang pendatang. > > > >kan bukan pribumi spt Jawa, Sunda, Batak, Dayak dsb. Memangnya kenapa > > > >kalo > > > >Tionghoa itu disebut pendatang? disebut Non-Pri? > > > >memang bukan pribumi kok. > > > >Itu temen da ge Eric mau dipersamakan ya? Why? segitu takutnya dengan > > >perbedaan > > > > > > >ya? Jadi menyama-nyamakan diri dengan pribumi? Tionghoa jelas berbeda > > > >dgn > > > >pribumi sebagaimana > > > > kebudayaan Acheh berbeda dengan Jawa atau Papua. So what? > > > > > > > > > >
Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa
Bro Ayam Obat (emangnya ada?) Kapan ya terjadi exodus penduduk melayu Yunnan ke luar? Mereka adalah pendatang di pinggiran wilayah THE MIDDLE KINGDOM. Sekalipun pusat pemerintahaan Kerajaan Tengah di skitar lembah Sungai Kuning, tetapi orbit kekuasaan melebar jauh ke selatan dan utara. Sudah sejak zaman Huangdi, suku-suku Miaozu sudah takluk. Tidak benar ras Tionghoa punya hubungan nenek-moyang dengan orang-orang Melayu yg berpusat di Asia Tenggara dengan pusatnya di peradaban primitif Sungai Mekong. --- Pada Jum, 9/7/10, ??? menulis: Dari: ??? Judul: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Jumat, 9 Juli, 2010, 7:11 AM heheheheh betul betul betul (gaya upin ipin) sepertinya memang teori Dongson Culture yang dikatakan bung Azura Mazda lebih mendekati kenyataan walau kita masih tidak bisa membenarkan 100% karena sejarah hanyalah art, kita menggabung-gabungkan penginggalan sejarah yang ada kemudian menganalisis kemungkinan yang paling mendekati kebenaran.. kecuali kita bisa masuk mesin waktu kemudian melihatnya sendiri hehehe tapi bung Khaidi Wong, mungkin bisa dibilang tidak salah sepenuhnya juga.. tapi yang dimaksud bung Khaidi itu adalah Tionghua yang mana.. karena Tionghua juga berbagai suku bangsa.. tidak semua Tionghua berkulit kuning/putih dan bermata sipit semua, dan jaman dahulu wilayah Yunnan belum masuk Zhongguo.. masih berupa kerajaan sendiri, kalau menurut beberapa peneliti (bisa salah dan bisa benar) kemungkinannya adalah wilayah Yunnan dulu sebelum bernama Yunnan adalah kerajaan Dali. jadi waktu terjadi eksodus penduduk "Yunnan" ke daerah lain, nama daerahnya belum Yunnan dan mereka saat itu belum masuk ke dalam Tiongkok, sehingga saat mereka pindah itu belum jadi Tionghua.. malah bingung ya? hahahahha tapi lama2 soal ras ini sudah makin bingung karena makin lama sudah makin jarang ras asli.. makin ke sini makin banyak percampuran ras antara misalnya korea-swedia, tionghoa-inggris, jawa-belanda, sunda-jerman, dan lain sebagainya.. seperti Kimora juga sebetulnya ras apa kan kita juga bingung.. diharapkan untuk masa depan perbedaan ras itu sudah tidak ada lagi, karena pembedaan ras itu sebetulnya produk jaman kuno yang mungkin tidak cocok dan tidak trendy lagi di masa kini Salam, Lauw Ong Bun Azura-Mazda wrote: > > > Wahai Sdr. Wong (ga pake gendenk), > > Dari mana anda punya hak untuk mengklaim "kepribumian" anda? > Siapa yg memberi anda hak klaim tersebut? > > Apakah karena leluhur anda kebetulan pernah berburu di sebuah > wilayah hutan, sehingga anda berpikir bahwa hutan itu milik anda? > Sehingga anda merasa bahwa anda pribumi di wilayah hutan itu? > > Apa karena leluhur anda kebetulan melihat seonggok gunung > dan kemudian anda berpikir bahwa gunung tersebut adalah > milik anda? > > Saya tidak setuju kalo dibilang Melayu itu berasal dari Yunan. > Saya lebih setuju teori "Dongson culture". Bahwa orang-orang > melayu itu berasal dari lembah Sungai Mekong yg kemudian > menyebar ke utara (Yunnan) dan Selatan (Semenanjung Malaya > dan Pulau Jawa). > > > --- Pada *Rab, 7/7/10, khaidi wong //* menulis: > > > Dari: khaidi wong > Judul: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa > Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com > Tanggal: Rabu, 7 Juli, 2010, 11:29 PM > > > Wahai Bang Ken-ken > Dah lama gak ngobrol > Menurut gue, Tionghoa itu justru pribumi! Se-pribumi-pribumi- nya! Asli! > > Semua adalah pendatang > Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dulunya kosong. Menurut sejarah > SMP, itu datangnya dari Yunan Selatan. Kalo gak salah. Mohon > koreksinya. Jadi semua pendatang. > > Lalu Indonesia? Indonesia bukanlah berasal dari sebuah kerajaan, > atau apapun itu. Indonesia itu mulai dari nol. Dari sebuah > kekosongan, lalu blub, berkat proklamasi maka lahirlah Indonesia. > Siapa saja rakyat Indonesia? Saat itu, Tionghoa masuk di dalamnya > loh. Jadi Tionghoa itu pribumi Indonesia, kesimpulannya. .. > > Di dalam BPUPKI juga ada orang Tionghoa di dalamnya... >
Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa
Wahai Sdr. Wong (ga pake gendenk), Dari mana anda punya hak untuk mengklaim "kepribumian" anda? Siapa yg memberi anda hak klaim tersebut? Apakah karena leluhur anda kebetulan pernah berburu di sebuah wilayah hutan, sehingga anda berpikir bahwa hutan itu milik anda? Sehingga anda merasa bahwa anda pribumi di wilayah hutan itu? Apa karena leluhur anda kebetulan melihat seonggok gunung dan kemudian anda berpikir bahwa gunung tersebut adalah milik anda? Saya tidak setuju kalo dibilang Melayu itu berasal dari Yunan. Saya lebih setuju teori "Dongson culture". Bahwa orang-orang melayu itu berasal dari lembah Sungai Mekong yg kemudian menyebar ke utara (Yunnan) dan Selatan (Semenanjung Malaya dan Pulau Jawa). --- Pada Rab, 7/7/10, khaidi wong menulis: Dari: khaidi wong Judul: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 7 Juli, 2010, 11:29 PM Wahai Bang Ken-ken Dah lama gak ngobrol Menurut gue, Tionghoa itu justru pribumi! Se-pribumi-pribumi- nya! Asli! Semua adalah pendatang Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dulunya kosong. Menurut sejarah SMP, itu datangnya dari Yunan Selatan. Kalo gak salah. Mohon koreksinya. Jadi semua pendatang. Lalu Indonesia? Indonesia bukanlah berasal dari sebuah kerajaan, atau apapun itu. Indonesia itu mulai dari nol. Dari sebuah kekosongan, lalu blub, berkat proklamasi maka lahirlah Indonesia. Siapa saja rakyat Indonesia? Saat itu, Tionghoa masuk di dalamnya loh. Jadi Tionghoa itu pribumi Indonesia, kesimpulannya. .. Di dalam BPUPKI juga ada orang Tionghoa di dalamnya... On 07/07/2010 04:41 PM, Azura-Mazda wrote: Lho...da ge Eric, kebudayaan Tionghoa memang pendatang. kan bukan pribumi spt Jawa, Sunda, Batak, Dayak dsb. Memangnya kenapa kalo Tionghoa itu disebut pendatang? disebut Non-Pri? memang bukan pribumi kok. Itu temen da ge Eric mau dipersamakan ya? Why? segitu takutnya dengan perbedaan ya? Jadi menyama-nyamakan diri dengan pribumi? Tionghoa jelas berbeda dgn pribumi sebagaimana kebudayaan Acheh berbeda dengan Jawa atau Papua. So what? --- Pada Rab, 7/7/10, Erik menulis: Dari: Erik Judul: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Tanggal: Rabu, 7 Juli, 2010, 2:01 AM Benarkah budaya asal Timur Tengah dan Tiongkok masih diperlakukan sebagai kebudayaan luar? Bagaimana dengan seni musik kasidahan, irama gambus dan sebagainya. Contoh lain adalah juga Dang-dhut yg kental sekali nuansa Indianya serta Gambang Kromong yg sangat jelas jejak ketionghoaannya, tapi bisa diterima dan diperlaukan sebagai budaya lokal, bahkan sangat merakyat? Apa yang membuat sebuah bentuk budaya (asal luar) bisa diterima sedang yang lainnya masih dianggap budaya luar? Fuyuan tolong responnya donk!! Salam, Erik - - - - - - - In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, twa...@... wrote: Apakah mungkin bisa mengambil contoh dari malaysia dan atau mungkin singapura ? Kalau menurut aku sih, di sini masih membedakan kebudayaan asli dan kebudayaan luar. Kebudayaan asli maksudnya budaya dari suku-suku yang ada di Indonesia, spt batak, jawa, ambon, dll. Kalau kebudayaan luar maksudnya spt kebudayaan barat, timur tengah, dll kebudayaan yang dibawa oleh bangsa pendatang yang sudah bermukim di negara Indonesia, termasuk kebudayaan tionghoa dari negara China. Tetapi aku kira , mungkin kita harus dan boleh berpikir seperti malaysia, yang mana malaysia meng klaim bahwa negara mereka adalah "truly asia", meskipun mayoritas penduduk disana adalah suku Melayu. Fyi, slogan "truly asia" ini sebenarnya utk keperluan promosi pariwisata. Regards, Tarto W. Sent from my BlackBerry? > powered by Sinyal Kuat INDOSAT - - - - - - - - - - - -Original Message- > From: "Erik" rsn...@... > Sender: budaya_tionghua@ yahoogroups. com > Date: Wed, 07 Jul 2010 01:17:11 > To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com > Reply-To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com > Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa > > > Soal ketertiban dalam berbahasa telah selesai dibicarakan. Sekarang > waktunya kita bincang-bincang perihal kebudayaan Tionghoa. > > Fuyuan mempertanyakan : Apakah budaya yang selama ini dijalankan oleh > komunitas Tionghoa di Indonesia termasuk bagian dari kebudayaan > Indonesia atau bukan? > > Kalau ya, mengapa masih dibuat distinksi antara keduanya seperti > pengumuman Binus Mandarin Club kemarin. > > Kalau bukan, lantas di mana posisi kita di tengah masyarkat Indonesia > yang majemuk ini? Masih dianggap pendatang yang belum terintegrasikah? > > > > salam, > > Erik
Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa
Lho...da ge Eric, kebudayaan Tionghoa memang pendatang. kan bukan pribumi spt Jawa, Sunda, Batak, Dayak dsb. Memangnya kenapa kalo Tionghoa itu disebut pendatang? disebut Non-Pri? memang bukan pribumi kok. Itu temen da ge Eric mau dipersamakan ya? Why? segitu takutnya dengan perbedaan ya? Jadi menyama-nyamakan diri dengan pribumi? Tionghoa jelas berbeda dgn pribumi sebagaimana kebudayaan Acheh berbeda dengan Jawa atau Papua. So what? --- Pada Rab, 7/7/10, Erik menulis: Dari: Erik Judul: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 7 Juli, 2010, 2:01 AM Benarkah budaya asal Timur Tengah dan Tiongkok masih diperlakukan sebagai kebudayaan luar? Bagaimana dengan seni musik kasidahan, irama gambus dan sebagainya. Contoh lain adalah juga Dang-dhut yg kental sekali nuansa Indianya serta Gambang Kromong yg sangat jelas jejak ketionghoaannya, tapi bisa diterima dan diperlaukan sebagai budaya lokal, bahkan sangat merakyat? Apa yang membuat sebuah bentuk budaya (asal luar) bisa diterima sedang yang lainnya masih dianggap budaya luar? Fuyuan tolong responnya donk!! Salam, Erik - - - - - - - In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, twa...@... wrote: Apakah mungkin bisa mengambil contoh dari malaysia dan atau mungkin singapura ? Kalau menurut aku sih, di sini masih membedakan kebudayaan asli dan kebudayaan luar. Kebudayaan asli maksudnya budaya dari suku-suku yang ada di Indonesia, spt batak, jawa, ambon, dll. Kalau kebudayaan luar maksudnya spt kebudayaan barat, timur tengah, dll kebudayaan yang dibawa oleh bangsa pendatang yang sudah bermukim di negara Indonesia, termasuk kebudayaan tionghoa dari negara China. Tetapi aku kira , mungkin kita harus dan boleh berpikir seperti malaysia, yang mana malaysia meng klaim bahwa negara mereka adalah "truly asia", meskipun mayoritas penduduk disana adalah suku Melayu. Fyi, slogan "truly asia" ini sebenarnya utk keperluan promosi pariwisata. Regards, Tarto W. Sent from my BlackBerry? > powered by Sinyal Kuat INDOSAT - - - - - - - - - - - -Original Message- > From: "Erik" rsn...@... > Sender: budaya_tionghua@ yahoogroups. com > Date: Wed, 07 Jul 2010 01:17:11 > To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com > Reply-To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com > Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa > > > Soal ketertiban dalam berbahasa telah selesai dibicarakan. Sekarang > waktunya kita bincang-bincang perihal kebudayaan Tionghoa. > > Fuyuan mempertanyakan : Apakah budaya yang selama ini dijalankan oleh > komunitas Tionghoa di Indonesia termasuk bagian dari kebudayaan > Indonesia atau bukan? > > Kalau ya, mengapa masih dibuat distinksi antara keduanya seperti > pengumuman Binus Mandarin Club kemarin. > > Kalau bukan, lantas di mana posisi kita di tengah masyarkat Indonesia > yang majemuk ini? Masih dianggap pendatang yang belum terintegrasikah? > > > > salam, > > Erik
Re: [budaya_tionghua] Re: Event Budaya Tionghoa
Apa sih yg dimaksud dgn term "kebudayaan indonesia"? rasanya asing banget. saya cuma tau ada kebudayaan jawa, sunda, batak, dayak, padang etc. Tapi apa sih "kebudayaan Indonesia" ini? ga jelas banget tapi diada-adain demi sesuatu yg amat semu. --- Pada Jum, 2/7/10, twa...@yahoo.com menulis: Dari: twa...@yahoo.com Judul: Re: [budaya_tionghua] Re: Event Budaya Tionghoa Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Jumat, 2 Juli, 2010, 9:22 PM Ya ya ya... Betul sih. Mngkn skdr saran, klo hny utk peckapn santai, boleh lah pake bhs2 yg santai, juga singkatan2. Tetapi kalau untuk semacam undangan acara yang formal, mungkin harus diperhatikan tatanan kata dan kalimat, meskipun di tulis dalam bahasa santai pula. Apalagi apalagi yang menulis adalah seorang mahasiswa. Mungkin seharusnya begini ; "Bina Nusantara Mandarin Club mengadakan acara pameran seni Kebudayaan Tionghoa dan seni Kebudayaan Indonesia" Better bitter butter ??? Hehehe... Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: "Erik" Sender: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Sat, 03 Jul 2010 00:46:12 - To: ReplyTo: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] Re: Event Budaya Tionghoa Bina Nusantara Mandarin Club mengadakan seni Kebudayaan Tionghoa dan juga Indonesia?? Maaf, bukan mau cari gara-gara. Saya yakin semua orang tahu apa yang dimaksud kalimat di atas, tapi coba teliti baik-baik kata demi kata kalimat itu!! Sudah tepatkah kalimat itu untuk menyampaikan maksud yang sebenarnya ingin disampaikan? Masa' seh, seni Kebudayaan Tionghoa dan juga Indonesia dengan latar belakang sejarah yang panjang itu diadakan oleh Bina Nusantara Mandarin Club yg umurnya baru belasan tahun? Bukankah Kebudayaan Tionghoa dan juga Indonesia sudah ada jauh sebelum Bina Nusantara Mandarin Club didirikan, bahkan sebelum Republik Rakyat China dan Republik Indonesia diproklamasikan? ? Kok tiba-tiba Bina Nusantara Mandarin Club mengkliam kedua kebudayaan itu adalah mereka yang mengadakan?? He 2x! Mungkin ini sekedar kejahilan saya, tapi bisa juga menjadi sangat serius. Inikah cermin dari ketertiban generasi muda kita dalam berbahasa?? Salam, Erik - - - - - - - --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "martz" wrote: > > tanggal 31 juli 2010.. > Bina Nusantara Mandarin Club mengadakan seni kebudayaan Tionghoa dan juga > Indonesia. > ada yang tertarik untuk ikut tidak? > karena acara ini diadaka oleh mahasiswa yang peduli akan kebudayaan Tionghoa. > kalau ada yang mau mungkin bisa langsung reply disini.. > > xie2.. >
Bls: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa
Enggak tuh... --- Pada Jum, 2/7/10, martz menulis: Dari: martz Judul: [budaya_tionghua] Event Budaya Tionghoa Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Jumat, 2 Juli, 2010, 8:11 AM tanggal 31 juli 2010.. Bina Nusantara Mandarin Club mengadakan seni kebudayaan Tionghoa dan juga Indonesia. ada yang tertarik untuk ikut tidak? karena acara ini diadaka oleh mahasiswa yang peduli akan kebudayaan Tionghoa. kalau ada yang mau mungkin bisa langsung reply disini.. xie2..
Bls: 回覆: [budaya_tionghua] Re: PRC dan R. O.C? atau hanya PRC saja atau bagaimana yah?
Bukhari Soleh rada ngaco iih. Wanpanese itu jelas bukan ROC. Kalo ga ngerti pergulatan di Taiwan mendingan you ga usah trlalu frontal nulis deh. --- Pada Sab, 19/6/10, ChanCT menulis: Dari: ChanCT Judul: 回覆: [budaya_tionghua] Re: PRC dan R.O.C? atau hanya PRC saja atau bagaimana yah? Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Sabtu, 19 Juni, 2010, 11:43 AM Saya tambahkan satu lagi, Deng Xiao Ping tidak pernah menyatakan Mao perusak bangsa. Bahkan dalam menilai Mao, tetap menganggap 70% adalah hasil, 30% kesalahan dan gagal, ... pernyataan Deng ini ditegaskan kembali oleh Hu Jintao yang mengatakan: Tanpa ada dasar ekonomi kuat yang berhasil dibangun 30 tahun pertama dimasa Mao (1949 - 1979), tidaklah mungkin 30 tahun berikut (1979 - 2009) kita bisa mencapai kemajuan ekonomi begitu pesatnya. Salam, ChanCT - 原始郵件- 寄件者: zho...@yahoo. com 收件者: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 傳送日期: 2010年6月19日 22:59 主旨: Re: [budaya_tionghua] Re: PRC dan R.O.C? atau hanya PRC saja atau bagaimana yah? Nggak lah, oleh Tiongkok komunis chiang kaisek hanya dicap sbg pecundang, belum sampai pengkianat, karena dia masih mengaku sbg pemimpin Tiongkok dalam pengasingan. Lain dng Li Denghui yg hendak menjadikan taiwan negeri bawahan Jepang, atau Chen Shuibian yg tak mau disebut Tiongkok lagi. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: "Akhmad Bukhari Saleh" Sender: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Sat, 19 Jun 2010 17:45:53 +0700 To: ReplyTo: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: PRC dan R.O.C? atau hanya PRC saja atau bagaimana yah? Tergantung melihatnya dari sudut pandang siapa. Dalam setiap konflik sesama Tionghoa, yang menang menjadi hongsiang di kotaraja, yang kalah menjadi tay-ong di gunung. Begitulah, Tjoe Goan Tjiang menganggap Thio Soe Seng pemberontak, Thio Soe Seng menganggap Tjoe Goan Tjiang pengkhianat. Bagi Tan Yoe Liang keduanya sama saja, perusak bangsa... Dan begitu pula, Azura Pianhoa-kek mewakili Mao Tse Tsung menganggap Chiang Kai Shek pengkhianat wanpanese (whatever it means), Chiang Kai Shek menganggap Mao Tse Tung bandit komunis. Bagi Deng Hsiao Ping keduanya sama saja, perusak bangsa... Wasalam. = === - Original Message ----- From: Azura-Mazda To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Saturday, June 19, 2010 2:53 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: PRC dan R.O.C? atau hanya PRC saja atau bagaimana yah? Tidak akan ada perang di selat Taiwan selama Wanpanese tidak macem-macem. PRC dan ROC adalah sodara, 1 Tionghoa. Wanpanese adalah penghianat. Mesti dihancurkan. --- Pada Sab, 19/6/10, Nasir Tan menulis: Dari: Nasir Tan Judul: Re: [budaya_tionghua] Re: PRC dan R.O.C? atau hanya PRC saja atau bagaimana yah? Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Tanggal: Sabtu, 19 Juni, 2010, 2:56 AM Jawaban Azura sungguh tegas...sejak dahulu komitmennya seperti, saya salut...!!! Soal mau perang atau tidak, itu soal nanti dan tentunya kedua belah pihak dalam hal ini PRC dan ROC ) harus memperhitungkan apa resikonya bila terjadi pertempuran. Tapi mudah2an tidak akan terjadi apa-apa. Walau demikian beberapa ( belum cukup setahun ) waktu lalu PRC mengarahkan ratusan sampe ribuan rudal ( entah rudal benaran atau rudal main2an ) ke Pulau Formosa. --- On Fri, 6/18/10, Azura-Mazda wrote: From: Azura-Mazda Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: PRC dan R.O.C? atau hanya PRC saja atau bagaimana yah? To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Friday, June 18, 2010, 11:24 PM Apeq Liang U, Saya dukung PRC. Hancurkan Wanpanesse dari provinsi Taiwan..!!! --- Pada Kam, 17/6/10, liang u menulis: Dari: liang u Judul: Re: [budaya_tionghua] Re: PRC dan R.O.C? atau hanya PRC saja atau bagaimana yah? Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Tanggal: Kamis, 17 Juni, 2010, 10:40 PM Nimbrung sedikit yah, Waktu saya masih di USA sana, Berita besar-besar di koran, ternyata ada seorang profesor terkemuka Thurow ( kalau tidak salah ingat ia dean dari fakultas ekonomi MIT, universitas kondang sedunia) menyatakan ekonomi RRT melesat lagi itu isapan jempol, sebetulnya sedang menyusut. karena sejak Peristiwa Tian'anmen tahun 1989, semua modal asing lari, tak berani balik lagi, waktu itu kira-kira tahun 2001. Sampai mantu saya bertanya kepada saya, apa itu betul? Saya jawab, kalau ekonomi maju, pasti banyak modal asing yang masuk, pengusaha tidak bodoh, uangnya dihamburkan di negara yang kacau balau, tapi saat itu, saya unjukkan data, bahwa modal asing mengalir lagi secara deras ke RRT, berarti ekonomi berkembang pesat. Peristiwa Tian'anmen tidak merubah sistem yang sudah terbuka. Apakah tidak heran prof kenamaan bisa salah? Tentu bukan salah, politik yang digunakan sebagai dasar. Sehingga kesimpulan riset nya bukan fakta tapi harapan. Apa yang diharapkan, itu yan
Re: [budaya_tionghua] Re: PRC dan R.O.C? atau hanya PRC saja atau bagaimana yah?
Tidak akan ada perang di selat Taiwan selama Wanpanese tidak macem-macem. PRC dan ROC adalah sodara, 1 Tionghoa. Wanpanese adalah penghianat. Mesti dihancurkan. --- Pada Sab, 19/6/10, Nasir Tan menulis: Dari: Nasir Tan Judul: Re: [budaya_tionghua] Re: PRC dan R.O.C? atau hanya PRC saja atau bagaimana yah? Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Sabtu, 19 Juni, 2010, 2:56 AM Jawaban Azura sungguh tegas...sejak dahulu komitmennya seperti, saya salut...!!! Soal mau perang atau tidak, itu soal nanti dan tentunya kedua belah pihak dalam hal ini PRC dan ROC ) harus memperhitungkan apa resikonya bila terjadi pertempuran. Tapi mudah2an tidak akan terjadi apa-apa. Walau demikian beberapa ( belum cukup setahun ) waktu lalu PRC mengarahkan ratusan sampe ribuan rudal ( entah rudal benaran atau rudal main2an ) ke Pulau Formosa. --- On Fri, 6/18/10, Azura-Mazda wrote: From: Azura-Mazda Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: PRC dan R.O.C? atau hanya PRC saja atau bagaimana yah? To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Friday, June 18, 2010, 11:24 PM Apeq Liang U, Saya dukung PRC. Hancurkan Wanpanesse dari provinsi Taiwan..!!! --- Pada Kam, 17/6/10, liang u menulis: Dari: liang u Judul: Re: [budaya_tionghua] Re: PRC dan R.O.C? atau hanya PRC saja atau bagaimana yah? Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Tanggal: Kamis, 17 Juni, 2010, 10:40 PM Nimbrung sedikit yah, Waktu saya masih di USA sana, Berita besar-besar di koran, ternyata ada seorang profesor terkemuka Thurow ( kalau tidak salah ingat ia dean dari fakultas ekonomi MIT, universitas kondang sedunia) menyatakan ekonomi RRT melesat lagi itu isapan jempol, sebetulnya sedang menyusut. karena sejak Peristiwa Tian'anmen tahun 1989, semua modal asing lari, tak berani balik lagi, waktu itu kira-kira tahun 2001. Sampai mantu saya bertanya kepada saya, apa itu betul? Saya jawab, kalau ekonomi maju, pasti banyak modal asing yang masuk, pengusaha tidak bodoh, uangnya dihamburkan di negara yang kacau balau, tapi saat itu, saya unjukkan data, bahwa modal asing mengalir lagi secara deras ke RRT, berarti ekonomi berkembang pesat. Peristiwa Tian'anmen tidak merubah sistem yang sudah terbuka. Apakah tidak heran prof kenamaan bisa salah? Tentu bukan salah, politik yang digunakan sebagai dasar. Sehingga kesimpulan riset nya bukan fakta tapi harapan. Apa yang diharapkan, itu yang dipakai kesimpulan. Saya kira tidak ada gunanya memancing orang untuk memihak siapa? Yang satu tanah air Indonesia, yang lain adalah tanah leluhur. Mengapa harus dipertentangkan? Pertanyaan memakai kata "kalau" adalah pertanyaan yang memancing emosi orang, sebab tak akan pernah terjadi kalau kita mau bersahabat dengan negara lain. Di milis ini dulu ada yang bertanya dalam budaya Tionghua anak harus mendukung atau setuju dan mengikuti keinginan ayahnya. Bagaimana kalau Khong Hu Cu menyuruh muridnya membunuh diri? Dalam budaya Tionghoa guru dianggap seperti orang tua. Sekarang pertanyaannya ikuti perintah itu atau jangan? Nah, ini ada "kalau", yang jelas jawabannya tidak akan pernah terjadi. Untuk apa diributkan? Patriotisme tidak diukur oleh ucapan tapi oleh perbuatan. Yang mungkin dan banyak terjadi adalah bagaimana kalau isteri berkelahi dengan ibu? Ini yang harus dipikirkan. .Selamat berpikir dah. From: ardian_c To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Thu, June 17, 2010 10:54:56 AM Subject: [budaya_tionghua] Re: PRC dan R.O.C? atau hanya PRC saja atau bagaimana yah? Ya tergantung, kalu dulu itu ROC mengklaim bahwa PRC adalah bandit2 yg merebut daerah di Tiongkok sono. Liat aja waktu taon 70an ama 80an itu tulisan2 fangong dalu 反攻大陆, dadao gongfei 打倒共匪dsbnya dipajang gede2an. ROC itu khan Republic of China yg dibangun dari Ge MingDang 革命党, partainya yg menggulingin dinasti Qing yg nantinya jadi partai Guo Min Dang 国民党.Makanya tahun disana itu khan pake tahun republik 民国 yg diitung dari 1911 saat dinasti Qing jatuh.Tahun depan perayaan tahun republik ke 100 dan issuenya mau diadain perayaan secara gede2an. Makanya benderanya taiwan sebenernya bendera republik didaratan dulunya. Sisi lainnya PRC itu yg berhasil menang dalam perang saudara disana, ya awalnya sih pemberontak mereka itu, sampai menjadi besar dan kuat bisa nendang Chiang Kai Sek ke Taiwan. Kalu seandainya posisi dibalik, itu Gong Chan Dang kalah dan si Mao Ze Dong yg ngibrit ke Taiwan pasti itu PRC gak ngakuin ROC yg berkuasa di daratan sono. Juga ampe perang tuh, itu duel meriam 831 di Jin Men khan seru hahahaha. Apalagi yg ikut wamil, deg2an kale kalu dapet 金马奖 alias ditempatin di JinMen Mazu yg bener2 perbatasan yg bisa saling ngintip. Nah sebelon 1973 ape 1976 ya , kayaknya 1976 dah, itu ROC diakui sebagai negara yg mewakili CHINA, alias One China Policy, PRC boro2 diakui. Tapi sejak 1976 situasi dunia berubah, ROC ditendang dari
Re: [budaya_tionghua] Re: PRC dan R.O.C? atau hanya PRC saja atau bagaimana yah?
Kasian banget anda ini. Status dan hidup anda cuma ditentukan oleh secarik warna passport. BLOOD SPEAKs LOUDER THAN WATER...!!! apalagi cuma secarik kertas buatan pabrik. Kasian sungguh kasian sekali anda ini - Pada Kam, 17/6/10, ANDREAS MIHARDJA menulis: Dari: ANDREAS MIHARDJA Judul: Re: [budaya_tionghua] Re: PRC dan R.O.C? atau hanya PRC saja atau bagaimana yah? Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 17 Juni, 2010, 1:31 PM Utk apa kalian pro PRC atau pro Taiwan selain sebagai observer pertandingan politik [seperti nonton sepakbola worldcup] Hoakiao tidak diakui oleh pemerintah PRC dan kalau dual citizen- paspor PRC dicabut oleh mereka. [Taiwan masih menerima dual citizenship. ] Jadi memang banyak Huachiao dan Huaren mempunyai pendapat masing² mengenai process Taiwan dan PRC tetapi mereka hanya penonton. Jikalau wnTaiwan itu baru penting - sebab mereka tetap masih dipersulit di PRC akibat tindakan pres Chen. Sekarang wakil Pres Ma dan Hu lagi membicarakan persoalan kedua negara dlm top level dan mungkin tahun depan persoalan ini sudah selesai. Apa yg akan keluar masih teka-teki dan juga kedua pres masih belum tahu. Yg penting tidak boleh ada restriction travel dan business antara kedua negara. Sekarang kalau wnTaiwan dan berwisata kePRC mereka masih sering mendapat kesulitan karena para pegawai immigrasi sering bertindak se-enaknya terhadap penduduk Taiwan. Yang penting perang sipil tidak mungkin akan terjadi dan navy kedua negara sekarang diperlukan utk keselamatan penduduk, terutama tukang tangkap ikan dari bajak laut didaerah. Kedua navy juga penting didalam persoalan penguasaan territory didalam sengketa dgn Vietnam atau Japan. Didalam konflikt Quemoy -Kimen ceritanya jaman 1960 adalah simpel. PRC tembakin pulau itu pada hari ganjil dan pada hari genap penduduk bisa bekerja biasa. Pasukan ROC yg dikirim keKimen tidak perlu bekerja berat dan hanya perlu jaga malam agar jangan diserbu. Dari teman saya - saya tahu caranya ialah dgn mengikat kaki masing² yg harus tidur dgn benang yg ada genggenya [bel kecil] one person to another person. Jikalau diserang mereka sudah siap dan bisa langsung bangun.-- ini never happened Kalau pada hari yg tidak ada tembakan mereka melepaskan baju tentara dan masuk keFujien dan jalan² Penduduk setempat tidak pernah melapor - maklum banyak adalah keluarga. Sebaliknya juga yg dari PRC kunjungi Kimen - Apakah ini keadaan perang atau propaganda. Mao dan Chiang bertengkar - rakyat main sandiwara. Penduduk setempat senang sebab ini adalah influx ekonomie utk mereka yg kebanyakan adalah tukang tangkap ikan dgn penghasilan fixed. Juga sewaktu 1970-1990 kita tidak pernah dengar konflikt seperti antara north dan south Korea. Setiap navy menjaga intergrity mereka dan tidak soq jadi jagoan mau nembak. Hanya sewaktu pres Chen keadaan agak panas sedikit dgn ancaman tetapi sejak pres Deng sebetulnya keadaan sudah adem. Silent majority tidak pikirkan independent Mereka ingin cari duit dan jadi kaya. Komandan tertinggi pasukan perbatasan antara PRC/Taiwan tugasnya tidak berat dan tidak ada insiden tembak menembak. Mereka hanya jaga disiplin. - Sekarang alat perang seperti kapal terbang, kapal laut tidak habat lagi dan modernisasi minimal. Yg dimodernisasi adalah navy utk menjaga keamanan - Motor torpedo boats dan submarines dan mungkin PRC perlu bbp carriers dan destroyers utk keselamatan dilaut pacific. Duit sejata dipakai utk kesejahteraan penduduk. --- Kedua negara tidak invest banyak dlm persenjataan. Taiwan proforma pakai navy US utk keep balanse of power. -- Ingatlah pres Chiang dan Chairman Mao meskipun bertengkar politik tidak pernah mencaci maki satu sama lain. Persoalan mereka adalah semacem siangchi game. konflikt diperbesar oleh perang dingin dan mencari penghasilan. Taiwan ekonomi maju sejak perang Vietnam. Andreas From: henyung To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Thu, June 17, 2010 8:12:22 AM Subject: [budaya_tionghua] Re: PRC dan R.O.C? atau hanya PRC saja atau bagaimana yah? Ada GUNA-nya gak lu pro PRC atau Taiwan ? Kecuali tentu saja kalu kewarganegaraan anda adalah PRC atau Taiwan. Tahukah anda: - Kong Fuzi adalah turunan raja dinasti Shang, tetapi dia mati-matian memuji dan membela dinasti Zhou, terutama raja-raja awalnya. Padahal dinasti Zhou ini yang menaklukkan dinasti Shang. Kalau memang dia berbakti seharusnya membela leluhurnya donk ? - Contoh kasus yang diajarkan di kalangan penganut Ru: saya lupa namanya, ada orang Jepang (seorang pembesar di masa kekaisaran Jepang dan seorang penganut Ru) yang pernah ditanya kalau Jepang diserang oleh pasukan dari Ming dan pasukan itu dipimpin oleh Kong Fuzi bersama Mengzi, apa yang akan dia lakukan ? Dengan santai dia jawab kalau dia akan mengalahkan pasukan itu dan menangkap mereka berdua hidup-hidup kalau bisa dan mempersembahkannya ke Shogun. Lanjutannya lagi dia mengatakan bahwa
Re: [budaya_tionghua] Re: PRC dan R.O.C? atau hanya PRC saja atau bagaimana yah?
Apeq Liang U, Saya dukung PRC. Hancurkan Wanpanesse dari provinsi Taiwan..!!! --- Pada Kam, 17/6/10, liang u menulis: Dari: liang u Judul: Re: [budaya_tionghua] Re: PRC dan R.O.C? atau hanya PRC saja atau bagaimana yah? Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 17 Juni, 2010, 10:40 PM Nimbrung sedikit yah, Waktu saya masih di USA sana, Berita besar-besar di koran, ternyata ada seorang profesor terkemuka Thurow ( kalau tidak salah ingat ia dean dari fakultas ekonomi MIT, universitas kondang sedunia) menyatakan ekonomi RRT melesat lagi itu isapan jempol, sebetulnya sedang menyusut. karena sejak Peristiwa Tian'anmen tahun 1989, semua modal asing lari, tak berani balik lagi, waktu itu kira-kira tahun 2001. Sampai mantu saya bertanya kepada saya, apa itu betul? Saya jawab, kalau ekonomi maju, pasti banyak modal asing yang masuk, pengusaha tidak bodoh, uangnya dihamburkan di negara yang kacau balau, tapi saat itu, saya unjukkan data, bahwa modal asing mengalir lagi secara deras ke RRT, berarti ekonomi berkembang pesat. Peristiwa Tian'anmen tidak merubah sistem yang sudah terbuka. Apakah tidak heran prof kenamaan bisa salah? Tentu bukan salah, politik yang digunakan sebagai dasar. Sehingga kesimpulan riset nya bukan fakta tapi harapan. Apa yang diharapkan, itu yang dipakai kesimpulan. Saya kira tidak ada gunanya memancing orang untuk memihak siapa? Yang satu tanah air Indonesia, yang lain adalah tanah leluhur. Mengapa harus dipertentangkan? Pertanyaan memakai kata "kalau" adalah pertanyaan yang memancing emosi orang, sebab tak akan pernah terjadi kalau kita mau bersahabat dengan negara lain. Di milis ini dulu ada yang bertanya dalam budaya Tionghua anak harus mendukung atau setuju dan mengikuti keinginan ayahnya. Bagaimana kalau Khong Hu Cu menyuruh muridnya membunuh diri? Dalam budaya Tionghoa guru dianggap seperti orang tua. Sekarang pertanyaannya ikuti perintah itu atau jangan? Nah, ini ada "kalau", yang jelas jawabannya tidak akan pernah terjadi. Untuk apa diributkan? Patriotisme tidak diukur oleh ucapan tapi oleh perbuatan. Yang mungkin dan banyak terjadi adalah bagaimana kalau isteri berkelahi dengan ibu? Ini yang harus dipikirkan. .Selamat berpikir dah. From: ardian_c To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Thu, June 17, 2010 10:54:56 AM Subject: [budaya_tionghua] Re: PRC dan R.O.C? atau hanya PRC saja atau bagaimana yah? Ya tergantung, kalu dulu itu ROC mengklaim bahwa PRC adalah bandit2 yg merebut daerah di Tiongkok sono. Liat aja waktu taon 70an ama 80an itu tulisan2 fangong dalu 反攻大陆, dadao gongfei 打倒共匪dsbnya dipajang gede2an. ROC itu khan Republic of China yg dibangun dari Ge MingDang 革命党, partainya yg menggulingin dinasti Qing yg nantinya jadi partai Guo Min Dang 国民党.Makanya tahun disana itu khan pake tahun republik 民国 yg diitung dari 1911 saat dinasti Qing jatuh.Tahun depan perayaan tahun republik ke 100 dan issuenya mau diadain perayaan secara gede2an. Makanya benderanya taiwan sebenernya bendera republik didaratan dulunya. Sisi lainnya PRC itu yg berhasil menang dalam perang saudara disana, ya awalnya sih pemberontak mereka itu, sampai menjadi besar dan kuat bisa nendang Chiang Kai Sek ke Taiwan. Kalu seandainya posisi dibalik, itu Gong Chan Dang kalah dan si Mao Ze Dong yg ngibrit ke Taiwan pasti itu PRC gak ngakuin ROC yg berkuasa di daratan sono. Juga ampe perang tuh, itu duel meriam 831 di Jin Men khan seru hahahaha. Apalagi yg ikut wamil, deg2an kale kalu dapet 金马奖 alias ditempatin di JinMen Mazu yg bener2 perbatasan yg bisa saling ngintip. Nah sebelon 1973 ape 1976 ya , kayaknya 1976 dah, itu ROC diakui sebagai negara yg mewakili CHINA, alias One China Policy, PRC boro2 diakui. Tapi sejak 1976 situasi dunia berubah, ROC ditendang dari Taiwan dan PRC jadi negara yg mewakili CHINA. Sejak itu Taiwan masuk kedalam negara paria dalam hubungan diplomasi dunia huehehehehehe gak beda PRC waktu Taiwan di PBB. Ditendangnya Taiwan bisa banyak sebab, bisa jadi PRC sejak bisa bikin bomb atom , bomb hidrogen, juga rudalnya sdh bisa antar benua bikin amrik empot2an, trus jg mau bikin strategi mengurung Uni Sovyet, apalagi sejak kejatuhan Vietnam Selatan ketangan Vietnam utara mau gak mau Amrik rubah strategi, teori effec dominonya Mc Namara bikin tambah was2. Dirubahlar strateginya dgn merangkul musuhnya musuhku, jg merangkul biar gak macem2. Ini bisa sekedar teori, tapi PRC jelas lebih penting dalam kancah dunia dgn wilayahnya , penduduknya dibanding ROC. Tapi ini jg ada issue laen hehehehehehehehe, waktu 1972 itu katanya si Chiang Kaisek dah tua dan dia mau matinya dikubur didaratan sono jg dah cape perang. Dia kontak2an ama si Mao, mo dame tapi dgn syarat si Chiang tetep jadi penguasa Taiwan dan otonomi penuh. Mao setuju aja tapi ehhh gak lama si Chiang mati sebelon semuanya jadi direaliassiin. Makanya ada issue si Chiang dimampusin ama Amrik. Soa
Bls: [budaya_tionghua] Forum Warga Miskin Kampung Cina Benteng Menolak Penggusuran Tanpa Musyawarah
Lho bukannya mayoritas si cina benteng itu mengagungkan si Wahidin Halim waktu pilwako kemarin? Sampe kepincut-pincut tuh cina benteg cuma gara-gara si WH dateng ke Bun Tek Bio. --- Pada Kam, 29/4/10, Erik menulis: Dari: Erik Judul: [budaya_tionghua] Forum Warga Miskin Kampung Cina Benteng Menolak Penggusuran Tanpa Musyawarah Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 29 April, 2010, 5:59 AM Insiden penggusuran "KAMPUNG CINA BENTENG" di Sewan akhir-akhir ini rupanya telah menarik perhatian banyak pihak. Macam-macam pakar tampil ikut berbicara, selain yang menawarkan solusi dan bantuan hukum, ada juga yang ikut menganalisa dari sudut pandang antropologis, sosiologis, historis dll, bahkan ada pula yang coba-coba menarik kesimpulan berdasarkan info nara sumber "asli orang sana". Dalam alam demokrasi, semua itu tentu sah-sah saja sejauh kita menghormati kebebasan orang berpendapat, namun kebebasan itu pun hendaknya didasarkan pada fakta lapangan yang telah diuji keabsahannya melalui proses cek dan recek. Agar rekan-rekan di milis BT bisa mendapat gambaran yang lebih jelas dan lengkap tentang latar belakang dan perkembangan terakhir insiden itu, izinkan saya berbagi pandangan, pendapat, pengalaman serta fakta-fakta yang saya peroleh langsung di lapangan sana. Adalah benar bahwa pembenahan daerah sepanjang kali Cisadane merupakan bagian dari masterplan yang sudah disosialisasikan sejak lama berdasarkan Perda No.18 ?(saya agak lupa nomornya, tolong dikoreksi jika salah). Namun adalah fakta pula bahwa berdasarkan peraturan yang tingkatannya lebih tinggi daripada Perda, setiap penggusuran baru boleh dilakukan setelah adanya musyawarah dan tercapainya kesepakatan bersama antara Pemda dan masyarakat! Kenyataan di lapangan adalah, yang dilakukan Pemda Tangerang kepada warga Sewan hanya sebatas sosialisasi dan pemberitahuan mengenai PENERTIBAN (euphemisme yang digunakan untuk mengganti kata PENGGUSURAN) . Warga yang sama sekali tidak pernah diajak musyawarah tiba-tiba harus dihadapkan pada arogansi Pemda dengan pengerahan pasukan Satpol PP lengkap dengan alat-alat berat seperti Beko, Buldozer dll untuk memaksakan secara sepihak penggusuran itu pada tgl. 13 April lalu. Oleh karena itulah, setelah bahu membahu, bergandengan tangan bersama seluruh warga Sewan, elemen-elemen pendukung dan para simpatisan menghalau dan berhasil menghentikan tindakan arogansi Satpol PP, bersama dengan LSM pendamping yang dikoordinir LBH Jakarta, WARGA MISKIN KAMPUNG CINA BENTENG menyatakan dengan tegas "MENOLAK PENGGUSURAN TANPA MUSYAWARAH"!! Itu adalah pernyataan resmi dari forum, tidak pernah ada pernyataan MENOLAK DIGUSUR, atau MENUNTUT GANTI RUGI sebagaimana diisukan dan diplintirkan. Selain itu, warga Sewan yang mayoritas adalah Cina Benteng pun tidak pernah keberatan atau menentang program normalisasi kali Cisadane. Namun pertanyaan mereka adalah, normalisasi seperti apa yang akan dilakukan?! Adalah fakta bahwa kali Cisadane sekarang ini berada dalam keadaan tidak normal, ketidak normalan itu adalah akibat kelalaian Pemda yang selama ini membiarkan terjadinya abrasi kali, membuat kali Cisadane semakin melebar, sehingga rumah warga yang awalnya jauh dari kali, kini tiba-tiba menjadi berada di atas bantaran. Warga bertanya, bukankah lebih bijaksana jika "Normalisasi" itu dilakukan dengan mengembalikan kali Cisadane ke wajah aslinya, tanpa harus mengorbankan hak warga atas rumah tinggal? Fakta di lapangan memperlihatkan adanya sisa-sisa tembok dan juga sumur di tengah kali Cisadane yang membuktikan bahwa dulunya di sana pernah ada rumah tinggal. Hanya karena biaya penurapan jauh lebih tinggi dari pada biaya penggusuran, pemda memilih kebijakan mengorbankan warga atas kelalaiannya merawat sungai selama ini?? Warga disuruh bertanggung- jawab atas kesalahan pemda?!?! Walikota Tangerang, Wahidin Halim pernah berkilah bahwa penggusuran warga Sewan selain dalam rangka normalisasi kali Cisadane, juga demi pelaksanaan program 3K (Keindahan, Kebersihan, Kesehatan). Beliau juga menghimbau agar jangan karena egoisme segelintir warga Sewan, kepentingan umum justru harus dikalahkan. Wah, rupanya beliau belum paham prinsip demokrasi yang berbunyi "Majority role minority right". Bolehkah dengan dalih "Kepentingan Umum" maka "Hak Minoritas" bisa dikorbankan? ? Kiranya, program 3K harus ditambah lagi dengan K lainnya, yakni KEMANUSIAAN. Tak ada yang menyangkal bahwa beberapa penggalan kali Cisadane yang sudah "ditertibkan" kini memang nampak rapih, indah dan nyaman, namun sekali lagi, pertanyaannya adalah apakah program untuk mengindahkan, membersihkan dan menyehatkan itu harus dengan cara melawan nilai kemanusiaan? ? Dalam pandangan antropologi social, yang terjadi dalam proses penggusuran bukan cuma piranti keras berupa rumah, tetapi sekaligus juga telah tergusur piranti lunak seperti dinamika kehidupan sehari-hari, hubungan persah
Bls: [budaya_tionghua] 10 Dalih Menolak Penggusuran China Benteng
Ha ha ha ha ha... --- Pada Sen, 19/4/10, John Siswanto menulis: Dari: John Siswanto Judul: Bls: [budaya_tionghua] 10 Dalih Menolak Penggusuran China Benteng Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Senin, 19 April, 2010, 11:16 PM Jujur saja, saya sangat mengagumi aktivis semodel Alex ini, rajin, energik, visioner, berjuang untuk keadilan dan kebenaran tanpa pamrih, Saya berharap beliau akan menjadi pemimpin/tokoh besar di masa yang akan datang. Lanjutkan bung perjuangannya ! John Siswanto --- Pada Sen, 19/4/10, F Alexander FW menulis: Dari: F Alexander FW Judul: [budaya_tionghua] 10 Dalih Menolak Penggusuran China Benteng Kepada: "tionghoa-net" , "budaya_tionghua" , "tionghoa-muda" , "ip_psmti" , "mediacare" , "Forum-Pembaca- Kompas" Tanggal: Senin, 19 April, 2010, 2:49 AM Senin, 19/04/2010 11:34 WIB 10 Dalih Menolak Penggusuran China Benteng Andi Saputra - detikNews Jakarta - Pekan kemarin, Satpol PP Kota Tangerang nyaris menggusur pemukiman warga China Benteng yang tinggal di Kampung Wangi, Mekar Sari, Kota Tengarang. Meski tak berhasil meluluhlantakan pemukiman, tapi dua bangunan yaitu pabrik roti dan peternakan babi berhasil diambrukkan Satpol PP. Seakan tak gentar menghadapi Satpol PP, 1007 warga akan terus bertahan di tanah yang telah ditempati sejak abad ke-17 M tersebut. Apalagi, pengusiran paksa oleh Satpol PP mengintai sewaktu-waktu. "Kami punya 10 dalih menolak penggusuran tersebut. 10 Dalih ini menghadapi 10 tudingan pemerintah sebagai alasan menggusur," ujar kuasa hukum warga, Nurkholis Hidayat dari LBH Jakarta kepada detikcom, Senin, (19/4/2010). Dalih pertama yaitu warga China Benteng telah menghuni pinggiran Kali Cisadane sejak sebelum Indonesia merdeka. Ketiadaan sertifikat tanah dikarenakan politik agraria penguasa yang tidak berpihak pada masyarakat miskin. "Warga juga membayar pajak tanah dan memiliki adminsitrasi pemerintahan (RT/RW) resmi," ujarnya. Kedua, fakta bangunan sederhana sudah ada sejak dahulu kala dan ketiadaan IMB karena administrasi pemerintah kota yang diskriminatif dan tidak berpihak pada masyarakat miskin. "Warga justru menjadi korban pungli oknum pemerintahan kota," tambahnya. Ketiga, warga bersedia untuk menjaga kebersihan dan menata ulang pinggiran kali. Namun tanggungjawab kebersihan kota juga seharusnya sebanding dengan pelayanan dan penyediaan infrastruktur kebersihan oleh Pemkot terhadap warga. "Lagipula kontribusi sampah warga tidak sebanyak sampah dan limbah berbagai perusahaan dan pabrik yang mengalir ke Kali Cisadane," terangnya. Dalih keempat yaitu warga tidak mengokupasi Ruang Terbuka Hijau (RTH). Kelima China Benteng merupakan situs sejarah dan budaya masyarakat yang hidup hingga saat ini sehingga seyogyanya dilestarikan. "Jadi tidak benar jika warga menduduki bantaran kali sungai melanggar UU Pengairan," jelasnya. Keenam, warga tidak ada solusi apapun untuk tempat tinggal alternatif bagi warga. Warga berhak atas penggantian tempat tinggal, relokasi atau bahkan kerugian bangunan dan harta benda jika seandainya tergusur. "Dalih ketujuh yaitu penyebab banjir utama adalah pelanggaran tata ruang di sektor hulu dan lebih banyak lagi penguasaan bibir sungai oleh bangunan pabrik dan gedung dibanding oleh warga. Kontribusi warga China Benteng terhadap banjir kecil," kisahnya. Kedelapan, LBH berdalih jika warga China Benteng bersedia untuk membenahi kampungnya agar lebih baik. Dalih ini menyikapi tudingan warga China Benteng sebagai tukang judi dan tempat kejahatan warga China Benteng bersedia membongkar sendiri bangunan. "Dalih kesembilan, sebagaian besar warga atau hampir 99 persen masih bertahan dan tidak mau digusur. Sedang yang terakhir, warga tidak pernah diajak dialog. Yang ada hanya pemaksaan menggunakan Satpol PP untuk menggusur," pungkasnya please follow link http://lh4.ggpht. com/_S7F_ lEuj46o/S8hduwYI NmI/AEU/ DxNn2RkD9wQ/ s800/IMG00796- 20100414- 2122.jpg http://lh4.ggpht. com/_S7F_ lEuj46o/S8heAlu1 8GI/AFc/ p0A5dy5Uvh8/ IMG00818- 20100416- 1644.jpg -- Best Regards, F Alexander FW YM: alexv4n...@yahoo. com BB: 2110D1EF GC: alexfe...@gmail. com HP: 08121909697 - Kami adalah kamu, muda, beda,berani dan berbahaya @@superman is dead@@ send from my mind, peace on earth
Bls: [budaya_tionghua] Re: AYO SUMBANG ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA
bio kan identik dgn ritual keagamaan (menurut mereka). PSMTI itu dominan kristen-katolik, anti berhala. Nanti kalo dibikin bio, lah Haji Anda Hakim bakal nuntut didirikannya mesjid ala cheng ho di dalem anjungan. Lantas orang-orang kristen PSMTI ngotot mesti ada gereja-tionghoa ala St. Fatima. Lalu ada litang matakin deh. Dan jangan keliru juga mempersepsikan kalo anjungan ini ada kaitannya dengan budaya. INI SEMUA POLITIK. TMII adalah model fasis simbolik. Ibu Tien mengira bahwa persatuan suku-bangsa Indonesia bisa ditampilkan secara semu dengan TMII. Padahal, konflik separatis terjadi dari Sabang to Mareuke. Sejak zaman majapahit sampe sekarang. Mari buat petisi menolak adanya anjungan 'tionghoa' di TMII...!!! India & Arap saja menolak diperalat. --- Pada Sen, 1/2/10, ardian_c menulis: Dari: ardian_c Judul: Bls: [budaya_tionghua] Re: AYO SUMBANG ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Senin, 1 Februari, 2010, 10:03 PM iya iya tapi kok gak ada bio ya ? mestinya yg namanya pecinan mesti ada bio, wong bio itu khan gak tjoema arsitekturnya doank kok. apalage pake nama ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA, lha bio itu khan budaya tionghoa abis hehehehehehehehehe oh tanya kenapa hahahahahahahahahah a --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Azura-Mazda wrote: > > Menurut keterangan, Pa Harto menawarkan India & Arap, masing-masing > 1hektar. Tapi India & Arap merasa tidak perlu membangun anjungan di sana. > Reason aslinya, saya ndak tau. > > Karena para tokoh Tionghoa cenderung murah hati, ke 2 lahan itu dibeli.. > Harganya saya ga tau. Lalu ada penambahan tanah yg juga dibeli dari > masyarakat setempat. Saya kira tidak ada paksaan. Yg ada negosiasi. > Buktinya tidak pernah ada kabar bentrok warga vs pihak TMII. > > Dari 4 hektar itu, ada danau & area parkir. Jadi bangunnnya sendiri > tidak luas-luas amat. > > Soal nama-nama donatur, kita ini menghargai setiap budi yg diberikan > oleh orang laen. Sekecil apa pun kemurahan hati ya harus dihargai. > Salah satunya mungkin dengan mengukir nama-nama donatur. > > Tapi kalo sbagian orang Tionghoa saja tidak senang dengan adanya > anjungan model begini, saya kira non-tionghoa mungkin juga ada > yg berpikiran sama. Bisa memicu konflik sosial. > > Soal arsitektur Tionghoa, menurut bbrp orang tua petinggi PSMTI > adalah semacam permintaan Pa Harto secara pribadi. Sebagai > masyarakat yg patuh sama orang tua ya dituruti maunya pak Harto. > Alasannya pun saya tidak tau. Entah berpikir ya identitas Tionghoa > memang seperti itu. Apa salahnya? Saya pribadi tidak sino-phobic. > > Lebi menarik, kenapa India & Arap menolak? Kalo analisanya konflik > sosial, maka keputusan langkah pimpinan India & Arap sudah tepat. > > Karena permintaan Pa Harto, maka pihak penyerang anjungan ini > ya mestinya jangan maki si Tionghoa. Tapi coba pertanyakan ke > Pa Harto sendiri donk > > > Huangdi Bless U > > --- Pada Sen, 1/2/10, dkhkwa menulis: > > Dari: dkhkwa > Judul: [budaya_tionghua] Re: AYO SUMBANG ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA > Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com > Tanggal: Senin, 1 Februari, 2010, 2:51 AM > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > Pa Tjandra, > > > > Yang owe dengar dari “sumber yang bisa dipercaya”, tanah aslinya adalah 1 ha, > “Hebatnya anjungan ini luasnya 4,5 ha padahal anjungan lain paling besar 2 > ha.” Tapi, karena tanah selebihnya dibeli dari penduduk entah dengan sukarela > atau paksa “bahkan serah terima juga tak lancar karena harus membebaskan > lahan tsb dari penduduk ilegal yg suka main keras. Untung pa Tedy juga > pensiunan petinggi ABRI dan dibantu oleh beberapa orang donatur maka lahan > tsb sekarang terbebaskan.” Jadi, kalau sekarang luasnya 4,5 ha, apa anehnya? > Orang boleh beli koq, bukan pengasih babe ato yang semasa berkuasanya > menindas orang TIONGHOA, untuk “menebus dosa”??? Bukankah kata pepatah, “ada > uang, ada barang”? > > > > Luasnya yang jau melebihi anjungan dari daerah-daerah lain di Indonesia apa > tidak dikhawatirkan menimbulkan kecemburuan sosial? Apalagi bangunan yang > hendak dibuat adalah “main building Taman Budaya Tionghoa yg megah (ada > pagoda segala dan danau buatan di kelilingi pohon Liang Liu yg indah utk > perayaan Peh Chun).” Yang dibangun bukanlah replika dari gedung bekas > kediaman tokoh masyarakat Anu dari daerah Anu di Indonesia, yang tak asing > bagi sebagian orang, tapi sesuatu yang benar-benar asing, karena tidak ada di > Indonesia, yang tukang-tukangnya “diimpor”
Bls: [budaya_tionghua] AYO SUMBANG ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA
Sori mau tanya, emangnya ekspresi budaya Tionghoa itu cuma life-style kapiten Tionghoa di sini? --- Pada Sen, 1/2/10, Tjandra Ghozalli menulis: Dari: Tjandra Ghozalli Judul: [budaya_tionghua] AYO SUMBANG ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Senin, 1 Februari, 2010, 1:26 AM Bab. 1 Dear members, Memang soal sumbangan bukan hal mudah. Historisnya dahulu pa Harto menyerahkan lahan TMII kepada pak Tedy hanya 1 ha untuk warga Tionghoa sedang 1 ha lagi utk warga India dan 1 ha lagi utk warga Arab. Tetapi dalam perjalanannya lahan untuk warga India dan Arab dikembalikan ke pa Harto, karena menurut mereka, sulit mendapatkan dana dari warga mereka yang umumnya tidak kompak. Lalu pa Harto serahkan semuanya kepada pa Teddy. Entah kenapa pa Tedy terlalu “PD” mungkin dianggapnya warga Tionghoa yg populasinya no.3 setelah warga Jawa dan Sunda serta terkenal dengan kekompakannya dan suka saling bantu (itu sebabnya ada legenda yg menyatakan orang Tionghoa cepat maju karena di antara mereka suka saling tolong), ditambah lagi banyak warga Tionghoa sudah berhasil dalam bidang usaha - masa sih dalam waktu 6 tahun anjungan tidak jadi? Maka diterima semuanya, bahkan serah terima juga tak lancar karena harus membebaskan lahan tsb dari penduduk ilegal yg suka main keras. Untung pa Tedy juga pensiunan petinggi ABRI dan dibantu oleh beberapa orang donatur maka lahan tsb sekarang terbebaskan. Tapi setelah 6 tahun toh lahan tersebut belum terbangun main buildingnya. Padahal anjungan tetangganya (anjungan Kong Hu Cu) yg jauh lebih muda telah berdiri dgn megah (tentu anda tahu kenapa demikian). Nah sekarang ketua umum PSMTI yg baru yakni pa Rachmat (katanya orang terkaya no.140 di Asia) menyatakan dalam orasi di Munas PSMTI bulan Nopember silam, bahwa kalau dia terpilih jadi ketua umum maka dalam kurun 4 tahun dia akan bangun main building Taman Budaya Tionghoa yg megah (ada pagoda segala dan danau buatan di kelilingi pohon Liang Liu yg indah utk perayaan Peh Chun). Disain ini bukan replika dari rumah kuno para tuan tanah Tionghoa, tetapi sama sekali baru. Selain itu beliau juga minta partisipasi dari warga Tionghoa utk menyukseskannya, karena Taman Budaya Tionghoa Indonesia ini nantinya bukan milik PSMTI namun milik kita semua. Nah, sebaiknya kita lihat saja apakah janji pa Rachmat dapat dipenuhinya? (biasanya calon pemimpin suka lupa janjinya kalau sudah diangkat – mudah2an tidak demikian). Tapi bagi para sianseng yg kebetulan berjiwa sosial serta berkeinginan dan berkemampuan, dipersilahkan ikut menyumbang via Dompet Peduli di majalah POST Media. RGDS. Tjandra G Bab 2 Saya adalah pengamat dari miliser Pecinta Kereta-api Indonesia. Karena hobi saya adalah model kereta api. Di milis Pecinta Kereta-api Indonesia ada kegiatan untuk menyelamatkan lokomotif tua. Pada tahun 2008 silam Pecinta Kereta-api Indonesia telah berhasil menyelamatkan lokomotif diesel BB-200 dan lokomotif listrik “bon-bon” CC-300 yang tadinya sudah mau dikiloin oleh PJKA sebagai besi tua. Selain itu member milis ini juga telah berhasil menghidupkan kembali stasiun Tanjung Priok yg tadinya sudah mau dijual untuk dijadikan Plaza Tanjung Priok. Tetapi berkat perjuangan mereka yg gigih akhirnya wali kota Jakarta Utara setuju untuk memugar stasiun tersebut. Uniknya para member milis ini tak segan segan beli cat, amplas, dan peralatan lainnya dari kocek sendiri, lalu setiap Sabtu dan Minggu mereka pergi ke dipo lokomotif Jatinegara dan Manggarai untuk merenovasi lokomotif tua beramai ramai. Hanya bagian mesin yg dikerjakan oleh PJKA, selebihnya anggota milis Pecinta Kereta-api yang melakukannya. Setelah selesai renovasi (dengan cat baru dan bisa jalan) maka diadakan acara syukuran dan difoto untuk majalah komunitas mereka “Kereta Api”. Saya juga setuju kalau di kalangan miliser Budaya Tionghua mau merenovasi bangunan tua seperti itu – mungkin ada member yang mau menjadi penggerak “swadaya renovasi bangunan tua Tionghoa Indonesia”? Di mana secara beramai ramai dan gotong royong merenovasi peninggalan sejarah tersebut – kami dari majalah POST Media sepenuhnya mendukung kegiatan ini dan kami akan meliputnya mulai dari A hingga Z. Mari kita segera ambil aksi nyata untuk membuktikan bahwa kita peduli terhadap bangunan sejarah warga Tionghoa, seperti halnya Pecinta Kereta-api Indonesia peduli dengan lokomotif tua dan bangunan (stasiun) tua. Sambil menunggu tanggapan dari para sianseng – saya mohon maaf bila ada kesalahan kata. RGDS. Tjandra G Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya sekarang! http://id.mail.yahoo.com
Bls: [budaya_tionghua] Re: AYO SUMBANG ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA
Menurut keterangan, Pa Harto menawarkan India & Arap, masing-masing 1hektar. Tapi India & Arap merasa tidak perlu membangun anjungan di sana. Reason aslinya, saya ndak tau. Karena para tokoh Tionghoa cenderung murah hati, ke 2 lahan itu dibeli. Harganya saya ga tau. Lalu ada penambahan tanah yg juga dibeli dari masyarakat setempat. Saya kira tidak ada paksaan. Yg ada negosiasi. Buktinya tidak pernah ada kabar bentrok warga vs pihak TMII. Dari 4 hektar itu, ada danau & area parkir. Jadi bangunnnya sendiri tidak luas-luas amat. Soal nama-nama donatur, kita ini menghargai setiap budi yg diberikan oleh orang laen. Sekecil apa pun kemurahan hati ya harus dihargai. Salah satunya mungkin dengan mengukir nama-nama donatur. Tapi kalo sbagian orang Tionghoa saja tidak senang dengan adanya anjungan model begini, saya kira non-tionghoa mungkin juga ada yg berpikiran sama. Bisa memicu konflik sosial. Soal arsitektur Tionghoa, menurut bbrp orang tua petinggi PSMTI adalah semacam permintaan Pa Harto secara pribadi. Sebagai masyarakat yg patuh sama orang tua ya dituruti maunya pak Harto. Alasannya pun saya tidak tau. Entah berpikir ya identitas Tionghoa memang seperti itu. Apa salahnya? Saya pribadi tidak sino-phobic. Lebi menarik, kenapa India & Arap menolak? Kalo analisanya konflik sosial, maka keputusan langkah pimpinan India & Arap sudah tepat. Karena permintaan Pa Harto, maka pihak penyerang anjungan ini ya mestinya jangan maki si Tionghoa. Tapi coba pertanyakan ke Pa Harto sendiri donk Huangdi Bless U --- Pada Sen, 1/2/10, dkhkwa menulis: Dari: dkhkwa Judul: [budaya_tionghua] Re: AYO SUMBANG ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Senin, 1 Februari, 2010, 2:51 AM Pa Tjandra, Yang owe dengar dari “sumber yang bisa dipercaya”, tanah aslinya adalah 1 ha, “Hebatnya anjungan ini luasnya 4,5 ha padahal anjungan lain paling besar 2 ha.” Tapi, karena tanah selebihnya dibeli dari penduduk entah dengan sukarela atau paksa “bahkan serah terima juga tak lancar karena harus membebaskan lahan tsb dari penduduk ilegal yg suka main keras. Untung pa Tedy juga pensiunan petinggi ABRI dan dibantu oleh beberapa orang donatur maka lahan tsb sekarang terbebaskan.” Jadi, kalau sekarang luasnya 4,5 ha, apa anehnya? Orang boleh beli koq, bukan pengasih babe ato yang semasa berkuasanya menindas orang TIONGHOA, untuk “menebus dosa”??? Bukankah kata pepatah, “ada uang, ada barang”? Luasnya yang jau melebihi anjungan dari daerah-daerah lain di Indonesia apa tidak dikhawatirkan menimbulkan kecemburuan sosial? Apalagi bangunan yang hendak dibuat adalah “main building Taman Budaya Tionghoa yg megah (ada pagoda segala dan danau buatan di kelilingi pohon Liang Liu yg indah utk perayaan Peh Chun).” Yang dibangun bukanlah replika dari gedung bekas kediaman tokoh masyarakat Anu dari daerah Anu di Indonesia, yang tak asing bagi sebagian orang, tapi sesuatu yang benar-benar asing, karena tidak ada di Indonesia, yang tukang-tukangnya “diimpor” langsung dari Tiongkok, sedangkan anjungan-anjungan lain toch mengambil contoh, misalnya, Keraton Yogyakarta yang memang aslinya benar-benar ada di Yogya. “Disain ini bukan replika dari rumah kuno para tuan tanah Tionghoa, tetapi sama sekali baru.” Kenapa bersikap “alergi” betul terhadap para tuan tanah atau pejabat TIONGHOA, sementara etnis LAIN biasa-biasa saja terhadap para pemimpin seperti para raja, sultan atau bupati mereka? Ataukah anjungan Tionghoa Indonesia isinya adalah replika Cikim-snia (Kota Terlarang) di Pakknia (Beijing), Danau Se’ou (Xihu) di Hangciu (Hangzhou), lengkap dengan pohon Yangliu-nya segala, Taman-taman Souciu (Suzhou), Pailau (Gerbang) dari Emui (Xiamen), dsb. Kalau orang mau melihat bangunan Tionghoa asli di Tiongkok, kenapa mereka harus ke Taman Mini? Kenapa tidak terbang saja langsung ke Beijing, Shanghai, Hangzhou, Suzhou, Xiamen, Guangzhou, Shenzhen? Di sana malah lebih bagus, bukan tiruan seperti kita, tapi asli loh!!! Yang owe tahu, di Shenzhen juga dibikin miniatur seperti di kita, China Folk Cultures Village, tapi kan mereka menampilkan beragam bangunan berdasarkan kelompok etnik yang memang ADA di Tiongkok, bukan mendisain bangunan-bangunan baru yang “ngga karuan juntrungannya”!!! (PCMIIW) Lalu ke mana orang harus pergi bila ingin mencari dan mempelajari bangunan ala TIONGHOA INDONESIA, kalau bangunan asli yang ada sudah dihancurkan dan replikanya yang dibuat sesuai aslinya pun tidak ada? Apakah sejarah dan jatidiri Tionghoa Indonesia mau dihapuskan, digantikan dengan sejarah non-Tionghoa Indonesia versi Taman Mini yang―lagi-lagi―“ngga karuan juntrungannya”??? Owe harep itu perkara tida nanti sampe kajadian pada generatie muda kita sampe kapan juga. Muhun maaf seandeh owe punya kata-kata ada yang sala. Kiongchiu, DK --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Tjandra Ghozalli wrote: Bab. 1 Dear members, Mema
Re: [budaya_tionghua] Re: Mohon penilaian yg netral Siapa orang Toionghoa?
Peq, ada banyak teman saya yg bekerja atau belajar di Zhongguo. Awalnya kena culture shock. Marah besar sama zhongguoren. Tapi setelah bbrp tahun, kok mereka malah ngerasa tidak ada beda & ga pernah lagi mendapat perlakuan berbeda dari zhongguoren. Ada bbrp orang yg bahkan menceritakan kalo dia ditahan-tahan jangan balik Indonesia. Huiguo-nya tuh ke ZHongguo bukan ke negara lain. Tetap tuh diaku sebagai ras Tionghoa. Huangdi Bless U (HBU) --- Pada Sel, 22/12/09, liang u menulis: Dari: liang u Judul: Re: [budaya_tionghua] Re: Mohon penilaian yg netral Siapa orang Toionghoa? Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Selasa, 22 Desember, 2009, 9:54 PM Sdr. Dedy, Saya memang tidak berniat berdebat masalah siapa orang Tionghoa, apalagi pakai kalau kalau. Kalau Tiongkok perang dengan Indonesia, kalau saya ., kalau kalian.. . Berdebat "kalau" tak bermanfaat, justru yang harus kita lihat realitas sekarang. Yang jelas orang Tionghoa Indonesia sedang mencari jati dirinya. Ini yang penting. Apa haknya dan apa kewajibannya. Apa kita ingin Asia Tenggara yang damai atau ingin yang perang. Tanggapan anda tidak kena, terima kasih pada Sdr. Zhou yang telah memperjelas apa yang saya maksud. Saya hanya menjelaskan secara hukum kita itu orang Indonesia, secara ras kita itu orang Tionghoa. Saya sama sekali tak mengaitkan dengan budaya, beda yang dimaksud dengan sdr. Ardian. Kita tahu, meskipun ras Tionghoa, karena budaya, karena politik, karena harta dan jabatan, orang bisa tidak mengaku dirinya Tionghoa, apakah anda masih ingat pada zaman orba adalah istilah Kirno (mungkir Cino) dan sekarang ada istilah Likno (balik lagi jadi Cino)? Itu jelas menunjukkan bahwa rasnya tetap Tionghoa, hanya mungkir, dan sekarang balik lagi. Orang macam Ted Hsiong (saya tak tahu ia sekarang warga negara apa), tapi kalau tak salah tinggal di Hongkong, kalau ia paspor Hongkong dari kewarganegaraan ia adalah orang Tiongkok, tapi dari ras ia India. Mengapa tak boleh? Di Tiongkok ada orang bule yang menjadi warga negara Tiongkok, ia orang Tiongkok kalau ke luar negeri ia dianggap orang Tiongkok, kalau pulang ke Tiongkok ia tak perlu visa, karena negara bukan berdasarkan ras tapi hukum. Sulit orang luar menjadi negara Tiongkok, itu bukan masalah ras, penduduk Tiongkok sudah terlalu padat, jadi sangat selektif. Kalau kita datang ke Tiongkok dianggap orang asing memang benar, kita WNI koq. Kalau orang sekampung yang bicara dialek Hokkian mengatakan kita Huan'a memang benar, itu pilihan kita. Tapi kalau ditanya ras saya bilang saya Huaren, yang berarti Tionghoa dalam Mandarin. Apa salahnya? Saya kadang-kadang bingung mengertikan istilah yang sudah ratusan tahun kita gunakan, koq ricuh melulu. Saya tak tahu tepatnya definisi ras dan etnis, hanya saja lazimnya ras digunakan untuk arti yang lebih luas, tolong bantuan teman-teman yang lain. Orang sering menyebut ras kuning, ras putih, tapi etnis sering untuk yang lebih kecil. Anda mengatakan ras kita Chinese, etnis Tionghoa, untuk saya OK saja, saya tak menentang, Hanya dulu di milis ini saya pernah menerangkan dari mana kata itu berasal. Di dunia ini adalah dua wilayah yang namanya Tionghoa. Yang satu adalah daratan Tiongkok negaranya bernama Zhonghua Renmin Gongheguo , dibaca dengan dialek Hokkian menjadi Tionghua Jinbin Kionghokok, singkatannnya Tiongkok, ada lagi pulau Taiwan yang pemerintahnya menamakan dirinya Zhonghua Minguo dalam dialek Hokkiannya Tionghua Binkok, singkatannya Tiongkok juga. Dari sana jelas bahwa nama Tionghua itu bukan milik orang Tionghoa Indonesia saja. Tapi kalau mau dipakai sebagai nama Tionghoa Indonesia, yah boleh saja sebab yang berdialek Hokkian di Tiongkok itu adalah minioritas, jadi tak akan ada kerancuan. Ted Hsiung yang rasnya India tak salah kalau ia mengatakan dirinya saya orang Tionghoa. Kalau tak salah ia asal Indonesia, yang warga negara dari sebuah negara yang bernama Tionghoa Jinmin Kionghokok (RRT), jelas koq artinya Republik Rakyat Tiongkok. Semoga anda dapat menangkap maksud saya. Salam Liang U From: dedy To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Tue, December 22, 2009 10:23:48 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: Mohon penilaian yg netral Siapa orang Toionghoa? Mpek Liang U yang saya hormati, Saya sudah menduga kata " mengadu domba" akan ada bahkan segera setelah saya posting. Saya sebenarnya hanya meminjam kata "ras" dan "etnis" yang memyebabkan seseorang bisa disebut "orang Tionghoa", dan kebetulan ada dalam satu thread. ( walau beda cabangnya) "tapi menurut ras anda adalah orang Chinese, dilihat dari etnis kita adalah orang Tionghoa." untuk menjawab pernyataan sdr. Adrian "simpel aje, org yg ngerasa dirinya tionghoa dan jg itu gak ada kaitan ame GEN or SUKU or ASAL USUL." Bukankah Ras dari Gen dan Etnis dari Suku. Sesederhana itu, tidak ada maksud lain. Herannya tidak ada yang
Re: [budaya_tionghua] Apa yang dibahas tentang cicit Guang Xu ?
Mungkin si cicit Guang Xu dihijack oleh orang yg bernama KARANG TERJAL lho. Huangdi Bless U (HDU) --- Pada Sel, 22/12/09, agoeng_...@yahoo.com menulis: Dari: agoeng_...@yahoo.com Judul: Re: [budaya_tionghua] Apa yang dibahas tentang cicit Guang Xu ? Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Selasa, 22 Desember, 2009, 3:31 AM Setau saya si cicit ga nongol tuh, kurang tau apa alesannya. From: "perfect_harmony200 0" Date: Tue, 22 Dec 2009 07:43:56 -To: Subject: [budaya_tionghua] Apa yang dibahas tentang cicit Guang Xu ? Sdr.semua, pada tanggal 20 kemarin milis ini mengadakan gathering dan konon mengundang orang yang mengaku cicit kaisar Guang Xu, bisa diceritakan apa yang dibahas ? Atau apa saja kegiatan acara gathering tersebut ? Menurut saya membahas hal itu lebih menarik dibanding membahas gereja yang dibakar. Hormat saya, Xuan Tong ___ Dapatkan nama yang Anda sukai! Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com. http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
Bls: [budaya_tionghua] Re: Bagaimana Cara Membuat Orang Kristen Tidak Kurang Ajar Lagi terhadap Budaya Tionghoa? Class action dong, jangan cuma di milis !!!!
Ada baiknya orang Kristen dianggap suku lain saja --- Pada Sel, 15/12/09, ikkyosensei_ym menulis: Dari: ikkyosensei_ym Judul: [budaya_tionghua] Re: Bagaimana Cara Membuat Orang Kristen Tidak Kurang Ajar Lagi terhadap Budaya Tionghoa? Class action dong, jangan cuma di milis Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Selasa, 15 Desember, 2009, 12:32 AM Dear, Erik: Sangat mengesankan pemahaman sejarah/sosiologis anda. Dengan begitu, saya jadi bisa mengerti konflik-konflik batin "bawah sadar" dari rekan-rekan Tionghoa yang "kebetulan" terlahir dalam lingkungan kristen. Jadi mengingatkan pada salah satu saran Ko Hartono, yang menyelesaikan permasalahan "kekurang ajaran" terhadap budaya Tionghoa melalui penyadaran, yang memang lebih menyelesaikan masalah memborok kronis ini. Dengan tidak kehilangan hormat atas saran di atas, marilah kita melaksanakan solusi pembelajaran jangka pendek percontohan, melalui pengajuan clash action kepada Teodorus Tabaraka. Agar terdapat efek pembelajaran terhadap para peleceh budaya (kebetulan Tionghoa) yang lainnya. Salam, Chen Gui Xin --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "Erik" wrote: > > > Maaf, nimbrung lagi! > > Jadi polemik "Kurang-ajar" nya umat Kristen terhadap budaya Tionghoa > masih mau diteruskan neh?? > Kalo mau diteruskan, saya usul kenapa kita tidak lihat ke sumber > masalahnya yang saya kira ada pada arogansi kultural barat yang sudah > mempunyai latar belakang sejarahnya yang amat panjang, hingga sampai > hari ini. Dan khusus di Indonesia lebih-lebih diperparah lagi oleh > kebijakan regim Orde Bau yang memang rasis dan anti Tionghoa! Dengan > berangkat dari sumber masalah tersebut, mudah-mudahan kita semua (baik > yang Kristen atau non Kristen) bisa bebas dari jebakan kubu-kubuan yang > saling konfrontatif, dan bisa berdiskusi dengan kepala dingin. > > Berdasarkan hasil bacaan saya yang sangat terbatas dan minim, pada > awalnya motivasi para misionaris barat memberangus budaya Timur selain > memang untuk menyebarkan agama Nasrani, juga karena mereka berangkat > dari persepsi yang keliru bahwa bangsa timur masih sangat terbelakang, > barbar dan primitip, oleh karena itu perlu dilakukan pembudayaan > (sivilisasi) terhadap mereka. Sebuah kasus konkret tentang hal itu yang > pernah saya lempar ke milis ini adalah pengalaman seorang Charles Jones > Song, kawan akrabnya Sun Yat-sen (pendiri bangsa Tiongkok modern). > Charles Song ini pernah mengalami bahkan sangat berterima kasih pada > lembaga misionaris Amerika yang `berbaik hati' menampung serta > mengizinkan dia menimba ilmu di lembaga pendidikan Wesleyan sewaktu ia > terdampar di Amerika. Lewat pendidikan (brain washing) di lembaga > pendidikan misionaris Wesleyan itu jiwa Charles Song seakan mendapat > semacam pencerahan di sana. Sekembali ke negeri Tiongkok, Charles Song > yang berasal dari pulau Hainan itu sudah mengemban "misi mulia > pencerahan" dan "tugas luhur pembudayaan" terhadap bangsanya sendiri. > "Bangsa Tiongkok harus dibangkitkan dari keterpurukan, dan satu-satunya > jalan adalah mengangkat mereka dari akar budaya yang sangat terbelakang, > barbar dan takhayul!!" begitu persepsi yang dibawa Charles Song dari > lembaga Wesleyan. Demikianlah Charles Song yang nama aslinya Han Jiasu > (sumber lain menyebutnya Han Yaoru) ini dicekoki habis-habisan dan > dibikin yakin seribu kali yakin oleh misionaris bule (karena bule-bule > sendiri juga yakin) bahwa biang-kerok penyebab bangsa dan negeri > Tiongkok jadi terpuruk dan terbelakang waktu itu adalah kungkungan > warisan tradisional bangsa Tionghoa sendiri yang kepercayaan dan > agamanya masih sangat primitif dan takhayul, sehingga membuat rakyatnya > tersesat, terbelakang dan bodoh. Selain itu, kenyataan bahwa di Tiongkok > saat itu belum ada sistim pendidikan "modern" yang mengajarkan ilmu > pengetahuan dan teknologi dengan mengedepankan prinsip rasionalitas > sebagaimana yang ada di negeri barat juga dipersalahkan pada warisan > budaya Tionghoa yang sekali lagi dituduh barbar, takhayul dan > terbelakang! Semua itu menggiring Charles Song dan kawan-kawan bulenya > pada suatu kesimpulan: Untuk membangkitkan bangsa Tiongkok dari > keterpurukan dan keterbelakangan, pertama-tama mereka harus dibebaskan > dulu dari perangkap praktek kepercayaan primitif dan takhyul, sambil > memperkenalkan ilmu-pengetahuan modern serta prinsip-prinsip logika dan > rasionalitas pada mereka, dan sekaligus juga AGAMA NASRANI. Dari > pelajaran sejarah kita ketahui, dalam upaya melaksanakan misi > "pencerahan" dan tugas "pembudayaan" terhadap bangsa Tiongkok, Charles > Song bergabung dengan lembaga misionaris Wesleyan yang sudah lebih dulu > bermarkas di kota Shanghai, dan dari sana dia aktif memberi kotbah agama > ke mana-mana sampai ke pelosok-pelosok kampung. Selain itu, di samping > mencetak dan menerbitkan buku-buku pelajaran ilmu peng
Bls: [budaya_tionghua] Re: Pedang Pusaka Berusia 2000 Tahun
Jangan gitu lah Ko David Kwa. Beliau itu antek Orba. Ko David mulai tumpul nih dengan kebanyakan bergaul dengan antek orba ga punya gigi itu. --- Pada Jum, 11/12/09, David Kwa menulis: Dari: David Kwa Judul: [budaya_tionghua] Re: Pedang Pusaka Berusia 2000 Tahun Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Jumat, 11 Desember, 2009, 6:10 AM Boleh juga. Nama Hokkian yang indah, ANG BOEN SAN (Hokkian) = HONG WENSHAN (Mandarin). Han Ji æ¼¢å— (aksara Tionghoa)-nya 洪文山. Sne å§" (marga) Ang memang banyak dipakai orang Hokkian. Mengenai artinya, biar para rekan lain yang lebih kompeten menerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang baik. Dengan begitu ‘kan kitaorang boleh menyapa beliau sebagai nCEK Boen San, he he he. Atau, simply, Koko/Ko Boen San… Kiongchiu, DK --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, zho...@... wrote: Barangkali Ang Bun San? Cocok kan. -Original Message- From: Steve Haryono http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/
Re: [budaya_tionghua] Minoritas di Tiongkok
Tapi nih ada cicit Guangxu yg mau take over power n mengembalikan Dinasti Qing. Ngai baru baca tulisan sikap dia soal itu, betapa dia membenci orang-orang Han yg ngancurin tuh dinasti bobrok. Apa ga sebaiknya nih anak kita ganyang saja di sini?? Huangdi Bless U (HBU) --- Pada Sel, 8/12/09, zho...@yahoo.com menulis: Dari: zho...@yahoo.com Judul: Re: [budaya_tionghua] Minoritas di Tiongkok Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Selasa, 8 Desember, 2009, 8:30 AM Kalau memusuhi minoritas, nanti mereka malah menyatakan keluar dari republik, membentuk negara sendiri, wilayah tiongkok akan menyusut. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSATFrom: liang u Date: Tue, 8 Dec 2009 05:15:24 -0800 (PST)To: Subject: [budaya_tionghua] Minoritas di Tiongkok Di Tiongkok ada 56 minoritas dari yang jumlahnya belasannya juta sampai yang hanya beberapa ratus orang. Semua itu dianggap sederajat, bahkan ada affirmatif action untuk menolong minoritas, karena dari segi ekonomi dan segi pendidikan mereka tertinggal. Contohnya ujian masuk perguruan tinggi angka mereka ditambah 20, sehingga kemungkinan diterima lebih besar dari orang Han. Di beberapa universitas bahkan nilai ujian biasa juga ditambah 20 angka. Saya kenal orang Mancu, saya kenal orang She, yang pernah disinggung ada orang Hokkian bukan Hokkian, ada orang Yao, ada orang Zhuang, ada orang Yi, ada orang Miao, ada orang Qiang, ada orang Li dsb. Kita tak pernah membedakan satu sama lain, saya akrab dengan mereka yang kebanyakan mahasiswa. Tidak lagi ada pikiran Han Raya, yang menganggap Tiongkok adalah milik orang Han. Yang masih agak jauh harus diakui adalah orang Uygur dan Orang Tibet. Itu dikarenakan wilayah tempat tinggalnya jauh di barat negara dan di barat daya Tiongkok. Mereka masih berkelompok dan jarang bergaul dengan suku lain. Inilah yang mudah dihasut oleh anasir luar negeri yang tak ingin melihat Tiongkok bersatu. Pemerintah USA mengakui mereka membiayai Rebiya Kadeer yang menggerakkan kerusuhan etnis di Xinjiang. Hanya karena negara superpower satu-satunya mereka tenang saja," Lu mau apa?" Demikian juga Dalai Lama dibiayai oleh Amerika Serikat dan India, Inggeris yang menetapkan garis perbatasan sepihak garis Mac Mahon, memasukkan wilayah Tiongkok yang luas menjadi wilayah India. Yang kemudian termasuk Pakistan, oleh Pakistan dikembalikan kepada Tiongkok, India tak mau terima, itu wilayah dia katanya. Arunachal Pradesh (Nanjiang) adalah wilayah Tiongkok yang dimasukkan ke dalam garis Mac Mahon. Phoenix TV pernah, mewawancarai penduduk di Nanjiang itu, mereka banyak yang cerita bagaimana mereka membuat barisan sukarela naik kuda menyusur padang pasir untuk membantu daerah timur yang sedang perang malawan Jepang pada saat perang dunia kedua. Mereka berkata langsung pada wartawan: "kami ini orang Tiongkok, tidak tahu mengapa, tahu-tahu jadi India". Belum cukup, ada politikus India yang berteriak teriak, mengatakan batas India Tiongkok adalah tembok besar Wanli Changcheng. Apa tidak gila. karena backingnya Oom Sam, terpaksa Tiongkokpun tutup mulut. Hanya kalau semua etnis bersatu, baru mungkin Tiongkok kuat, makanya persatuan etnis adalah hal yang sangat penting, agar tak bisa dipecah belah. Membenci orang Mancu pada saat ini, sudah tak tepat. Saya sendiri sangat menyayangi mahasiswa Mancu itu dan membantu dia kalau ada kesulitan. Liang U Akses email lebih cepat. Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser ke Internet Explorer 8 baru yang dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan di sini! http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer
Bls: [budaya_tionghua] Re: Pengajuan Kopdar 18 Desember di Mangga Dua Square bersama cicit Kaisar Guang Xu
Ko Akian, tuh si cicit ngaco uda bilang mau hancurkan Tiongkok kok. Guna mengembalikan tahta manzu. Uda embat aja. Orang kayak gini ga usah terlalu diperhatiin. Nanti beneran ngelunjak. Huangdi Bless U (HBU) --- Pada Sel, 8/12/09, ardian_c menulis: Dari: ardian_c Judul: Bls: [budaya_tionghua] Re: Pengajuan Kopdar 18 Desember di Mangga Dua Square bersama cicit Kaisar Guang Xu Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Selasa, 8 Desember, 2009, 5:31 AM walah lu mah ngaco, ini gak ada urusan balik2in dinasti segala macemlar. ini tjoema urusan gelapnya sejarah qing lage jaman guangxu ame keturunannya. ya lu ntar gw adepin ame si kh kalu lu mo embat itu sicicit :)) kite org mo denger ceritanye langsung kok bukan mo embat2an apelage ada kata serigala segala macem strategi bla bla bla , emangye yg pada dateng itu jackal or were wolf ya huahahahahahhahahah a --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Azura-Mazda wrote: > > Setuju bro Jin Qiang. Nih orang manzu sombong sekali. Ngomong > mau jatohin pemerintahan Han Chinese. Wah-wah, dia kurang jeli. > Dia pikir, di sini tidak ada Fan Qing Fu Ming apa...?? > > Asal tau aja tuh cicit gila, lu nanti berhadapan sama gua kalo > masi nekad mengembalikan manzu rule. Nih orang-orang manzu > emang mesti digenocida > > > Huangdi Bless U (HBU) > > --- Pada Sen, 7/12/09, jinqiang.huang menulis: > > Dari: jinqiang.huang > Judul: [budaya_tionghua] Re: Pengajuan Kopdar 18 Desember di Mangga Dua > Square bersama cicit Kaisar Guang Xu > Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com > Tanggal: Senin, 7 Desember, 2009, 10:06 PM > > > > > > > > ~{cc~} > > > > > > > > > > Maaf, saya tidak setuju dengan saran anda. > > > > Serigala yang siap menerkam ? Saya berpikiran sebaliknya, cicit ini serigala > yang siap menerkam domba-domba bodoh dan nasibnya cicit harus berani > mengklarifikas semua claim dihadapan mereka yang hobby sejarah. Abdi tidak > salah sama sekali, yang patut disalahkan adalah cicit yang tidak berani > sedikitpun membela temannya dan cenderung menjerumuskan Abdi dengan cerita > palsunya. Saya amat yakin cerita cicit palsu. > > > > Siapa yang mempelajari sejarah bisa melihat begitu banyak kebohongan yang > dibuat. Disini saya masih berharap adanya kebenaran atau versi yang bisa > merevisi sejarah dengan catatan harian neneknya dalam bahasa Man. Jika cicit > benar asli keturunan Guang Xu, saya akan menyampaikan kebenaran itu kepada > keturunan kekaisaran dinasti Qing lainnya. > > > > JQ Huang > > > > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Karang Terjal > wrote: > > > > > > Sdr. Abdi yang baik, > > > > > > Membaca diskusi dan komentar mereka ttg Cicit sang Kaisar yang sudah panas, > > > apa perlu kamu dan sang cicit hadir dalam acara gathering mereka nanti? > > > Saran saya, sebaiknya ga usah hadirlah. Lebih baik sehabis dari gereja, ikut > > > pelayanan gereja, trus menikmati waktu atau pergi pacaran dan pulang ke > > > rumah dengan nyaman. Tak perlulah membuang waktu seperti itu. > > > Sudah tahu para hadirin BT yang akan hadir itu sedang bersiap-siap mau > > > "perang", sampai main strategi segala macam...untuk rencana gathering nanti, > > > buat apalah masuk ke sarang serigala yg siap menerkam saat domba masuk. > > > > > > Tak usahlah buang waktu dan energi untuk hal yang sia-sia. Kalau kalian > > > bosan sehabis pulang gereja, ga tahu mau ngapain, bisa japri saya, entar > > > kita kopi darat bertiga aja. Dijamin ga ada perang, yang ada hanyalah > > > kedamaian. > > > > > > Setuju? > > > > > > > > > 2009/12/6 toyota_man > > > > > > > > > > > > > > > Si cicit lagi bales tulisan Ardian biar gak ada bias. > > > > > > > > Ngomong2, gua kurang simpati sama orang yang ngajak debat. Karena tujuan > > > > debat = menang/ kalah. Sekarang sudah ada pertemuan tanggal 20 desember di > > > > batavia cafe jam 1 siang. Saya dan teman saya akan datang ke sana. Bukan > > > > untuk mencari siapa yang menang/kalah atau menantang atau mencari yang > > > benar > > > > atau salah. > > > > > > > > Berdebat apalagi di YM pakai kata2 jorok, itu tidak etis dan menunjukkan > > > > derajat ANDA. > > > > > > > > PS: sempat gua
Bls: [budaya_tionghua] Re: Pengajuan Kopdar 18 Desember di Mangga Dua Square bersama cicit Kaisar Guang Xu
Setuju bro Jin Qiang. Nih orang manzu sombong sekali. Ngomong mau jatohin pemerintahan Han Chinese. Wah-wah, dia kurang jeli. Dia pikir, di sini tidak ada Fan Qing Fu Ming apa...?? Asal tau aja tuh cicit gila, lu nanti berhadapan sama gua kalo masi nekad mengembalikan manzu rule. Nih orang-orang manzu emang mesti digenocida Huangdi Bless U (HBU) --- Pada Sen, 7/12/09, jinqiang.huang menulis: Dari: jinqiang.huang Judul: [budaya_tionghua] Re: Pengajuan Kopdar 18 Desember di Mangga Dua Square bersama cicit Kaisar Guang Xu Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Senin, 7 Desember, 2009, 10:06 PM Maaf, saya tidak setuju dengan saran anda. Serigala yang siap menerkam ? Saya berpikiran sebaliknya, cicit ini serigala yang siap menerkam domba-domba bodoh dan nasibnya cicit harus berani mengklarifikas semua claim dihadapan mereka yang hobby sejarah. Abdi tidak salah sama sekali, yang patut disalahkan adalah cicit yang tidak berani sedikitpun membela temannya dan cenderung menjerumuskan Abdi dengan cerita palsunya. Saya amat yakin cerita cicit palsu. Siapa yang mempelajari sejarah bisa melihat begitu banyak kebohongan yang dibuat. Disini saya masih berharap adanya kebenaran atau versi yang bisa merevisi sejarah dengan catatan harian neneknya dalam bahasa Man. Jika cicit benar asli keturunan Guang Xu, saya akan menyampaikan kebenaran itu kepada keturunan kekaisaran dinasti Qing lainnya. JQ Huang --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Karang Terjal wrote: > > Sdr. Abdi yang baik, > > Membaca diskusi dan komentar mereka ttg Cicit sang Kaisar yang sudah panas, > apa perlu kamu dan sang cicit hadir dalam acara gathering mereka nanti? > Saran saya, sebaiknya ga usah hadirlah. Lebih baik sehabis dari gereja, ikut > pelayanan gereja, trus menikmati waktu atau pergi pacaran dan pulang ke > rumah dengan nyaman. Tak perlulah membuang waktu seperti itu. > Sudah tahu para hadirin BT yang akan hadir itu sedang bersiap-siap mau > "perang", sampai main strategi segala macam...untuk rencana gathering nanti, > buat apalah masuk ke sarang serigala yg siap menerkam saat domba masuk. > > Tak usahlah buang waktu dan energi untuk hal yang sia-sia. Kalau kalian > bosan sehabis pulang gereja, ga tahu mau ngapain, bisa japri saya, entar > kita kopi darat bertiga aja. Dijamin ga ada perang, yang ada hanyalah > kedamaian. > > Setuju? > > > 2009/12/6 toyota_man > > > > > > > Si cicit lagi bales tulisan Ardian biar gak ada bias. > > > > Ngomong2, gua kurang simpati sama orang yang ngajak debat. Karena tujuan > > debat = menang/ kalah. Sekarang sudah ada pertemuan tanggal 20 desember di > > batavia cafe jam 1 siang. Saya dan teman saya akan datang ke sana. Bukan > > untuk mencari siapa yang menang/kalah atau menantang atau mencari yang benar > > atau salah. > > > > Berdebat apalagi di YM pakai kata2 jorok, itu tidak etis dan menunjukkan > > derajat ANDA. > > > > PS: sempat gua tanya apa si cicit bisa Kung Fu? buat jaga2 kalo kita mau > > digebukin... hahahahaha > > > > Salam > > Abdi > > (no YM lagi sama Ardian, gua hanya menghargai orang yang tahu sopan santun > > - selain itu, gua tetap hormat karena perbedaan usia, selebihnya no way!) > > > > > > > Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya sekarang! http://id.mail.yahoo.com
Bls: [budaya_tionghua] Re: Nabil Award 2009
Hen, lo ga perlu minta maaf lah. La wong elo bener kok. Jangan bebas nilai. Banyak intelektual gadungan dihired bikin riset demi untuk kepentingan rezim penguasa. Bukan demi untuk ilmu pengetahuan itu sendiri. --- Pada Kam, 22/10/09, henyung menulis: Dari: henyung Judul: [budaya_tionghua] Re: Nabil Award 2009 Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 22 Oktober, 2009, 10:03 PM Iyah, saya setuju. Untuk itu saya minta maaf sebesar-besarnya. Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "prometheus_ promise" wrote: > > Kalau saya sih tersungging. Tapi tidak perlu minta maaf. Hehe :) > > Sebaiknya tidak perlu dimulai lagi bermain-main dengan 'ciri fisik' dan > 'status'. Apakah seorang lebih 'holland', atau lebih 'terkemuka', tidaklah > penting. > > Siapapun mereka yang melakukan studi, riset, dan membuat tulisan mengenai > budaya tionghoa di Indonesia, tentu harus di-apresiasi, terlepas dari mana > dia berasal. > > Jika ada perbedaan pendapat yang muncul dari hasil riset dan tulisannya, > sebaiknya didiskusikan dalam konteks studi/riset/ tulisan tersebut. Tidak > perlu terburu-buru dihubungkan ke ciri fisik, status, atau latar belakang > seseorang. > > BTW, bung ABS, pernyataan apa sih yang dimaksud? Ditunggu ceritanya ya. > > Prom > > > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "henyung" wrote: > > > > Kemungkinan ada penyebab lain. > > > > Misalnya nih, apaan tuh Nabil award ? > > > > Biasanya antara segolongan elit dan awam tidak akan nyambung. Informasinya > > tidak tersampaikan. Lalu definisi termuka ketionghoannnya dan tokoh > > kebudayaan ketionghoaan itu apa ? > > > > Lagipula dari omong-omong sesama teman, seorang "tante" tidak mendapatkan > > apresiasi lar, walaupun ada embel-embel marga dari penampilan luar aja dah > > lebih "holland". > > > > Maaf yah kalo tersinggung. > > > > Yongde > > > > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "Akhmad Bukhari Saleh" > > wrote: > > > > > > Wah, kelihatannya benar-benar nih tidak ada rekan dari milis ini yang > > > juga diundang ke acara Nabil Award ini! > > > Atau ada yang diundang tetapi pada tidak datang? > > > > > > Yang pasti, saya lihat-lihat berkeliling, sepertinya tidak melihat rekan > > > milis budaya tionghoa di Balroom Mulia itu. > > > Atau barangkali ada juga, namun saya saja yang tidak mengenalinya. Maklum > > > anggota milis kan banyak, tidak mungkin semuanya saya kenali wajahnya. > > > > > > Tentu tidak dapat disangkal bahwa yang hadir di acara tadi itu adalah > > > tokoh-tokoh terkemuka ketionghoaan di Indonesia, setidaknya di Jakarta. > > > Termasuk tokoh-tokoh budaya ketionghoaan yang otoritasnya tidak diragukan. > > > > > > Dari para tokoh-tokoh ini tadi menarik juga untuk mencatat > > > pernyataan-pernyata an yang terlontar keluar. > > > Akan cukup sulit 'ditelan' bagi sementara members milis ini bahwa > > > beliau-beliau itu bersikap demikian. > > > Walau bagi saya ya maklum-maklum saja, karena sangat logis. > > > > > > Mungkin besok bisa dipostingkan satu-dua di antaranya... > > > > > > Wasalam. > > > > > > "Coba Yahoo! Mail baru yang LEBIH CEPAT. Rasakan bedanya sekarang! http://id.mail.yahoo.com";
Bls: HPTI (Re: Ketokohan (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil Award 2009))
Saya kira, panitia di Yayasan Nabil ini memang baru dalam taraf belajar masalah tionghoa. Mungkin karena baru juga. Jadi perlu waktu lebih lama berproses mengenal lebih detil soal masyarakat tionghoa. Ya diberi waktu sajanantinya kalo mereka lebih mateng pasti sesuai dengan apa yg kita ketahui sangat baik. --- Pada Jum, 23/10/09, Fy Zhou menulis: Dari: Fy Zhou Judul: HPTI (Re: Ketokohan (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil Award 2009)) Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Jumat, 23 Oktober, 2009, 4:30 PM Kalau organisasi yg kecil seperti himpunan penterjemah dan komunitas cersil saja terundang, sedangkan yg lebih besar spt himp penulis tionghoa indo tak terdeteksi, ini hanyalah karena panitya nabil kurang riset. Mereka bisa tahu yg kecil2 hanya karena yg kecil2 ini pernah memperkenalkan diri ke Edi lembong semata. Bukan krn daya penciuman nabil yg hebat! Maka tokoh yang diundang menghadiri acara tdk otomatis mencerminkan unsur keterwakilan. Seorang SBY boleh sangat terkenal di Indonesia, tapi saat dia beniat mengadakan sebuah acara yang mengumpulkan para tokoh seniman berpengaruh misalnya, dia harus mau bertanya ke berbagai pihak, seniman mana saja yang pantas diundang. Tim ahli nya harus mengadakan penelitian dan memberi masukan. bukannya mengundang para seniman yang dia akrabi atau yang pernah memperkenalkan diri alias mau gaul belaka. Himpunan penulis tionghoa sudah berapa kali ngadakan acara internasional, dan selalu diundang setiap ada kegiatan sastra di luar negeri, buku yg diterbitkan sudah ratusan, anggotanya 500an, tersebar di berbagai propinsi. Perangkat organisasinya sangat rapi, usianya sudah 10 th, Jelas bukan organisasi kemarin sore. From: "Akhmad Bukhari Saleh" Date: Sat, 24 Oct 2009 02:23:57 +0700To: Subject: HPTI (Re: Ketokohan (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil Award 2009)) - Original Message - From: zho...@yahoo. com To: Akhmad Bukhari Saleh Sent: Saturday, October 24, 2009 1:13 AM Subject: Re: Ketokohan (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil Award 2009) > Ah nggak juga Pak Abs, panitya nabil bukanlah > nabi yg sempurna, banyak tokoh yg luput dari > perhatian mereka kok, yg mereka undang banyak > yg tokoh organisasi, yg budayawan justru banyak > yg luput > Contoh gampangnya: mereka tak mengundang > wakil dari himpunan penulis tionghoa indonesia. > Ini menunjukkan wawasan mereka kurang luas. - - - Susbtansi soal ini jawabannya sudah ada dalam posting saya terdahulu yang ber-subject "Apaan" dan "Tidak Nyambung". Yaitu yang membahas soal siapa yang terundang dan siapa yang tidak terundang di acara Nabil Award. Umpamanya kalau SBY bikin acara, lalu saya tidak terundang, bukan SBY yang salah lalu dituding dia bukan nabi dan wawasannya kurang luas, melainkan saya yang kurang gaul di forumnya SBY sehingga tidak dia kenali saya... Boleh dibilang Nabil organisasi yang lebih 'moncer' di kalangan tionghoa. Maka kalau HPTI belum mereka identifikasikan sehingga tidak terundang, itu bukanlah Nabil yang wawasannya kurang luas, melainkan HPTI yang mungkin 'kurang gaul' di forum ketionghoaan. Saya juga bukan tokoh organisasi ketionghoaan, karena nyata-nyata saya ini dari etnis tionghoa pun bukan. Kehadiran saya adalah mewakili salahsatu komunitas budaya tionghoa, atau lebih tepatnya: sub-budaya tionghoa, yang kecil saja. Kalau toh nyatanya komunitas yang saya pimpin ini teridentifikasi oleh Nabil, itu karena olah komunikasi komunitas ini okay punya. Zhou-heng saya rasa belum tahu tentang HLH, komunitas penerjemah tionghoa-indonesia. Para penerjemah buku, sub-title film, dokumen, dll. Komunitasnya malah lebih kecil lagi, baru antara 20 sampai 30 orang saja. Jadi, walau sebetulnya aktivitas mereka cukup intens, kalau Zhou-heng belum tahu, lumrah lah. Namun nyatanya toh ada wakil mereka hadir di acara Nabil Award. Karena olah komunikasi mereka juga okay punya! Wasalam. Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. Dapatkan IE8 di sini! http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/
Re: [budaya_tionghua] Biarkan anjing menggonggong.........
Itu tipikal & karakter suku barbar. Zhou Fy tepat sekali menggunakan analogi ini. Barbarisme itu ada di mana-mana. Bahkan ada di segelintir member milis BT yg masi demen menggunakan istilah "cina". Ironis memang --- Pada Sab, 24/10/09, zho...@yahoo.com menulis: Dari: zho...@yahoo.com Judul: Re: [budaya_tionghua] Biarkan anjing menggonggong. Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Sabtu, 24 Oktober, 2009, 7:16 AM Begini saja: Di sebuah desa terpencil di afrika sana masih ada suku pemakan manusia, lalu datang orang luar yg menunjukkan kesalahan mereka. Mereka lantas menantang si pendatang: coba hitung, di desa ini berapa yg punya kebiasaan makan manusia mana yg tdk? Yg mayoritas berarti benar! Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSATFrom: jackson_yahya@ yahoo.com Date: Sat, 24 Oct 2009 11:03:21 +To: Subject: Re: [budaya_tionghua] Biarkan anjing menggonggong. Hahaha ga berani dia. Alasan aja. Benar / salah standartnya apa? Standar benar adalah hasil kesepakatan orang banyak yang menyatakan bahwa benar itu benar. Kalau ibu anda anggap anda anak terganteng sedunia tapi orang2 se kelurahan bilang anda jelek. Menurut anda mana yang benar? Anda jelek / ganteng. Di tantangin survei ga berani diaSent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... !From: zho...@yahoo. com Date: Sat, 24 Oct 2009 10:42:13 +To: Subject: Re: [budaya_tionghua] Biarkan anjing menggonggong. Aduh anak yg satu ini! Kebenaran bahasa kok harus ditentukan oleh jumlah pemakainya! Hahaha, kalau pakai cara berpikir ini, barangkali kita juga harus menyatakan: ajaran Islam paling tepat untuk bangsa Indonesia, karena jumlah pemeluknya jelas lebih banyak daripada pemeluk agama lain! Mau buktikan pakai sensus? Ah, Nyerah deh! Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSATFrom: jackson_yahya@ yahoo.com Date: Sat, 24 Oct 2009 10:26:07 +To: Subject: Re: [budaya_tionghua] Biarkan anjing menggonggong. saudara mungkin perlu bergaul dengan yang lebih muda. Biasanya kalau kebanyakan bergaul dengan orang tua hanya pintar di teori dan nasehat. Pada praktik nya mereka tidak berani mempraktekan dengan alasan sudah tua. Kalau begitu kita ber 2 buat survei langsung kelapangan. Banyak mana yg pakai kata cina atau tionghoa. Daripada banyak omong ga jelas mending buktiin Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... !From: zho...@yahoo. com Date: Sat, 24 Oct 2009 09:34:34 +To: Subject: Re: [budaya_tionghua] Biarkan anjing menggonggong. Sdr Jakson, rupanya persoalan anda adalah anda kurang gaul. Anda hanya akrab dng dunia sekeliling anda. Setiap kelompok mempunyai kebiasaan sendiri2, jika anda di jkt dan sekitarnya, jika anda hanya bergaul dng angkatan muda kelahiran orde baru, ya semua persis spt yg anda katakan: pakai kata cina. Jika anda di jawa tengah, istilah cina jelas kalah populer dng istilah cino. Lahirlah cino solo, cino medan dsb. Jika anda gaul dng generasi tua, mereka lancar menggunakan istilah tionghoa medan tionghoa palembang dst. Jika anda ketemu totok, mereka lebih suka pakai zhongguo ren(dulu) dan hua ren(sekarang) , maka lahir sebutan semarang huaren, jakarta huaren dsb. Di zaman orde baru, sebagian orang tionghoa yg tak ingin pakai kata cina tapi tak dimungkinkan pakai istilah tionghoa, ya terpaksa meminjam istilah inggris : chinese. Maka ada chinese malay, chinese luar pulau dsb. Jadi dari segi praktek berbahasa, semua istilah itu bisa dipakai dng luwes, tak ada yg aneh. Memang makin lama istilah cina semakin banyak dipakai, istilah tionghoa hampir dilupakan. Ini semua bukan terjadi secara alamiah, tapi by design, dipaksakan oleh penguasaselama 35 tahun! Jika tak ada orde baru, saya jamin anda sekarang akan merasa asing mendengar istilah cina medan, sastra cina, cerita silat cina dll. Begitu juga, di kemudian hari, jika trend penggunaan tionghoa di mass media dan forum resmi semakin sering. Generasi yg lahir di kemudian hari pasti akan merasa aneh mendengar orang ber cina2. Semua kebiasaan berbahasa memang terkondisikan, Kita harus sadar, semua yg sudah terbiasa bukan berarti memang sudah begitu seharusnya. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSATFrom: jackson_yahya@ yahoo.com Date: Sat, 24 Oct 2009 04:03:49 +To: Subject: Re: [budaya_tionghua] Biarkan anjing menggonggong. Memang benar kata cabo ga masalah memang artinya perempuan. Dan yang dipanggil juga ga masalah. Lagian ama kata cina aja jadi kelabakan. dimana2 antar orang cina aja ngomongnya cina bukan tionghoa, contoh: tetangga lu orang mana liang? Cina medan. Cina jawa. Mana ada yang bilang tionghoa medan.«-- - nih contoh pembicaraan sesama cina. Saya ingin tahu kamu kalau diposisi ini sebut tionghoa atau cina?Sent from m
Re: Cokin (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil Award 2009)
Mungkin Meli sadar dan tau banget. Bisa jadi dia bagian dari konspirasi --- Pada Sab, 24/10/09, zho...@yahoo.com menulis: Dari: zho...@yahoo.com Judul: Re: Cokin (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil Award 2009) Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Sabtu, 24 Oktober, 2009, 3:29 AM Saya pernah semeja diskusi dng Mely, sbg ilmuwan sih ok, tapi sbg aktivis sosial dia kurang peka. Karena dia juga bisa terjebak masuk ke dalam perangkap kegiatan bakom pkb, yg merupakan rekayasa orba utk menyudutkan Tionghoa. Dia rupanya juga tak sadar siapa itu jtm? Apa kaitan mereka dng seniornya di csis yg eks lpkb! Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSATFrom: agoeng_...@yahoo. com Date: Fri, 23 Oct 2009 20:42:15 +To: Subject: Fw: Cokin (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil Award 2009) From: agoeng_...@yahoo. com Date: Fri, 23 Oct 2009 20:41:10 +To: Akhmad Bukhari SalehSubject: Re: Cokin (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil Award 2009) Siapa Ivan Wibowo dan JTM serta apa hubungannya dengan penggagas n pelopor cina sebagai ganti tionghoa serta asimilasi???From: "Akhmad Bukhari Saleh" Date: Sat, 24 Oct 2009 01:04:40 +0700To: Subject: Cokin (Re: [budaya_tionghua] Re: Nabil Award 2009) - Original Message - From: prometheus_promise To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Friday, October 23, 2009 8:44 AM Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil Award 2009 > bung ABS, pernyataan apa sih yang dimaksud? - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Salah satu awardee, DR. Mely Tan, usia 79 tahun tetapi masih berjasmani bugar dan rohani jernih, adalah peneliti masalah ketionghoaan dan aktivis masalah kemanusiaan seputar etnis tionghoa, selama berpuluh-puluh tahun, dengan ratusan karya ilmiah, buku, ceramah, paparan seminar, pidato, tindak politik, dsb. Puncak aktivitasnya berlangsung di tengah-tengah arus kuat Orde Baru. Karenanya dalam pidato penerimaannya tadi malam, beliau menceritakan juga tentang ancaman dan penekanan yang diterimanya, ketika di era itu beliau bersikap kritis tentang masalah ketionghoaan. Tetapi beliau juga mencatat adanya perubahan situasi dan sikap orang tionghoa, maupun sikap orang non-tionghoa terhadap tionghoa, sesuai dengan perkembangan jaman di era mutakhir ini. Salah satu contoh yang diketengahkannya, dan disebutnya sebagai suatu hal yang sangat memberikan kesan positif baginya, adalah sikap generasi muda tionghoa yang terkelompokkan dalam "Jaringan Muda Tionghoa". Melalui tokohnya, Ivan Wibowo, kelompok ini melantangkan slogan "Cokin!? So What Geto Loh!", melalui buku terbitan mereka yang berjudul sedemikian itu. Ini, menurut pengamatan Mely Tan, menunjukkan pandangan generasi muda tionghoa, yang mempunyai anggapan tentang posisi etnik tionghoa yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Kalau yang mengemukakan ini bukan Mely Tan, yang nyatanya pernah membuat tulisan berjudul: "Bahasa dan Politik Rekayasa Pada Zaman Orde Baru Soeharto", tentulah bakalan ada yang marah-marah, memaksakan maunya, mencabo-cabo- kan orang, meng-otak-beku- otak-beku- kan orang, koq sampai bisa-bisanya kata "cokin" (cina) dianggap "so what" (tidak apa-apa) gitu!! Tetapi kenyataan di masyarakat tionghoa berbicara lain. Pemahaman generasi muda tionghoa tentang kata "cina" secara kontekstual itu, menunjukkan penghayatan mereka akan perkembangan paradigma, yang sesuai dengan perubahan jaman. Di dalam ilmu sejarah memang ada adagium bahwa mereka yang tidak mau memahami perubahan jaman, akan tergilas oleh roda baja jalannya sejarah... Wasalam. = - Original Message - From: prometheus_promise To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Friday, October 23, 2009 8:44 AM Subject: [budaya_tionghua] Re: Nabil Award 2009 Kalau saya sih tersungging. Tapi tidak perlu minta maaf. Hehe :) Sebaiknya tidak perlu dimulai lagi bermain-main dengan 'ciri fisik' dan 'status'. Apakah seorang lebih 'holland', atau lebih 'terkemuka', tidaklah penting. Siapapun mereka yang melakukan studi, riset, dan membuat tulisan mengenai budaya tionghoa di Indonesia, tentu harus di-apresiasi, terlepas dari mana dia berasal. Jika ada perbedaan pendapat yang muncul dari hasil riset dan tulisannya, sebaiknya didiskusikan dalam konteks studi/riset/ tulisan tersebut. Tidak perlu terburu-buru dihubungkan ke ciri fisik, status, atau latar belakang seseorang. BTW, bung ABS, pernyataan apa sih yang dimaksud? Ditunggu ceritanya ya. Prom - - - - - --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "henyung" wrote: > > Kemungkinan ada penyebab lain. > > Misalnya nih, apaan tuh Nabil award ? > > Biasanya antara segolongan elit dan awam tidak akan nyambung. Informasinya tidak tersampaikan. Lalu definisi termuka ketionghoannnya dan to
Re: Pencaboan, Pensotoyan (Re: [budaya_tionghua] Biarkan anjing menggonggong.........)
HA HA HAbelum tau dia koh ALS --- Pada Sab, 24/10/09, a...@cbn.net.id menulis: Dari: a...@cbn.net.id Judul: Re: Pencaboan, Pensotoyan (Re: [budaya_tionghua] Biarkan anjing menggonggong.) Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Sabtu, 24 Oktober, 2009, 8:26 AM Jawaban model begini ini sudah bisa diduga. Alih-alih menjawab isi tulisan malah mempertanyakan nama sebenarnya yg tak begitu penting di dunia maya kecuali sedang melakukan transaksi bisnis. Lagipula yg sering dituduh "sembunyi" ini sejatinya tak pernah gentar menghadapi tulisan di milis dlm bentuk apapun. Lah wong menghadapi orang ngamuk pecah kaca toko dan penjarah beringas yg beraninya cuma keroyokan aja tak pernah mundur kok dibilang pengecut. Gimana sih babe yg satu ini??? :-) Waswisws/ als. NB. Maaf email ini nyasar ke japri sampe 2x.Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... !From: zho...@yahoo. com Date: Sat, 24 Oct 2009 11:55:22 +To: Subject: Re: Pencaboan, Pensotoyan (Re: [budaya_tionghua] Biarkan anjing menggonggong. ) Harus dipertegas: Saya tak pernah dikarantina! Pak ABS jangan asal ngomong! Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSATFrom: "Akhmad Bukhari Saleh" Date: Sat, 24 Oct 2009 18:41:10 +0700To: Subject: Re: Pencaboan, Pensotoyan (Re: [budaya_tionghua] Biarkan anjing menggonggong. ) - Original Message - From: a...@cbn.net. id To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Saturday, October 24, 2009 6:00 PM Subject: Re: Pencaboan, Pensotoyan (Re: [budaya_tionghua] Biarkan anjing menggonggong. ) > diceritain sejarah istilah ketionghoaan secara panjang lebar > oleh beberapa teman yang halus tutur bahasanya, > tetap saja tidak mengerti atau tidak mau mengerti - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Kalau cuma cerita sejarah soal ini, saya juga sudah beberapa kali menceritakan sejarahnya yang sebenarnya di Indonesia. Terlihatlah rupanya Als-heng (siapa sih identitasnya? ) juga tidak runut mengikuti diskusi! Makanya jangan hanya rajin kuliahin orang tentang cara merunut diskusi, kalau sendirinya juga tidak runut. Saya tidak pernah bilang "lempar batu sembunyi tangan" di milis ini, saya hanya sering "bilang lempar posting sembunyi identitas" kepada orang yang sering lempar posting pedas tapi menyembunyikan identitasnya, atau mempunyai banyak identitas samaran. Menyembunyikan identitas tidak dilarang di milis ini, tetapi dalam konteks materi posting-nya bisa terlihat bahwa si sembunyi identitas itu pengecut yang hanya berani lempar issue provokasi namun tidak berani bertanggung- jawab dengan kejelasan identitasnya. Soal dikarantina karena menyebut "kulit badak", semua juga bisa mengerti bahwa kalau hanya menyebut "kulit badak" saja tidak akan lah seseorang di karantina. Moderator bukanlah sebengis itu. Melainkan kata "kulit badak" itu adalah puncak akumulasi dari sederetan lontaran kata-kata yang pantas dikenai karantina, termasuk "cabo" dalam deretan akumulasinya itu. Wasalam. = = == - Original Message - From: a...@cbn.net. id To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Saturday, October 24, 2009 6:00 PM Subject: Re: Pencaboan, Pensotoyan (Re: [budaya_tionghua] Biarkan anjing menggonggong. ) Diberitahu secara halus dan baik-baik, diceritain sejarah istilah ketionghoaan secara panjang lebar, oleh beberapa teman yang halus tutur bahasanya, tetap saja tidak mengerti atau tidak mau mengerti malah ketawa-ketiwi sambil petentang-petenteng mencari pembenaran sendiri dalam memakai istilah 'cina' di forum budaya tionghoa, sambil terkadang mengejek bahwa bbrp orang di sini terlalu sensi. Setelah dikasari dgn panggilan 'cabo', unt bbrp waktu terdiam tapi tak lama kemudian memakai topeng ketawa-ketiwi lagi dan menyanyi-nyanyi lagi dgn lagu lama diiringi oleh sorakan orang muda yg msh belum mengerti juga. :-) Lalu ada orang yang merasa tersindir ketika tulisan yg mengabaikan fakta tsb di atas disebut bernada "sok tahu" dan ia pun memberi kuliah siang tt pemakaian kata-kata yg kasar dan tak pantas. Dirinya yg sangat terhormat lupa bahwa ia di forum ini sering mengatakan orang lain ber"onani", dendam sejarah, lempar batu sembunyi tangan, dsb yg kelihatannya saja halus tapi kasarnya ya setali tiga uang. Ingat siapa yg di forum ini sangat menyukai istilah "angkat golok", seakan-akan ini adalah dunia persilatan?? ? Setelah ybs sendiri membantah bahwa dirinya telah 'dikarantina' oleh moderator kita yg dipuji cerdas, coba kita lihat apa yg akan dikatakan oleh blio yth ini. :-) - - - - -- From: zho...@yahoo. com Date: Sat, 24 Oct 2009 07:54:44 + To: Subject: Re: Pencaboan, Pensotoyan (Re: [budaya_tionghua] Biarkan anjing men
Re: [budaya_tionghua] Biarkan anjing menggonggong.........
Ah kaga juga lho Ko Fuyen. Istilah "cina" hanya diterima oleh sekelompok kecil-kerdil anak muda Tionghoa saja kok. Mayoritas kawan-kawan Tionghoa saya ga seneng dgn istilah "cina". Tapi mereka tidak menguasai akses media. Jadi suara/sikap mereka sering dicatut & dipelintir2. Setau saya, kawan-kawan kita yg seneng dgn istilah "cina" kan cuma Jaringan Tionghoa Muda saja. Seperti si Alex Jerry, Ivan Wibowo, Christoper, Christine Susanna Tjin and CSIS genk itu saja. Mereka ga punya basis massa Tionghoa. Sebagian besar kecuali Christine Tjin itu anak-anak alumni PMKRI. Basis massa-nya ambon katolik. Tapi sedikit pun mereka tidak mengakar di anak-anak muda Tionghoa. Kenal mereka pun kagak. Baiknya, anak-anak ini punya akses media. Mereka dididikan Harry Tjan Silalahi. Teman diskusinya Mari ELkapangestu. Jadi hebat. Sedangkan teman-teman Tionghoa saya rata-rata anak muda biasa saja. Tidak akses politik pula. Jadi kurang didenger. Tapi jumlah mereka banyak sekali. Selain anak-anak CSIS itu, suer saya gak pernah ketemu anak-anak Tionghoa yg suka dengan istilah "cina". ABS bukan Tionghoa, tentu saja ga demen dengan istilah "tionghoa". --- Pada Sab, 24/10/09, zho...@yahoo.com menulis: Dari: zho...@yahoo.com Judul: Re: [budaya_tionghua] Biarkan anjing menggonggong. Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Sabtu, 24 Oktober, 2009, 5:34 AM Sdr Jakson, rupanya persoalan anda adalah anda kurang gaul. Anda hanya akrab dng dunia sekeliling anda. Setiap kelompok mempunyai kebiasaan sendiri2, jika anda di jkt dan sekitarnya, jika anda hanya bergaul dng angkatan muda kelahiran orde baru, ya semua persis spt yg anda katakan: pakai kata cina. Jika anda di jawa tengah, istilah cina jelas kalah populer dng istilah cino. Lahirlah cino solo, cino medan dsb. Jika anda gaul dng generasi tua, mereka lancar menggunakan istilah tionghoa medan tionghoa palembang dst. Jika anda ketemu totok, mereka lebih suka pakai zhongguo ren(dulu) dan hua ren(sekarang) , maka lahir sebutan semarang huaren, jakarta huaren dsb. Di zaman orde baru, sebagian orang tionghoa yg tak ingin pakai kata cina tapi tak dimungkinkan pakai istilah tionghoa, ya terpaksa meminjam istilah inggris : chinese. Maka ada chinese malay, chinese luar pulau dsb. Jadi dari segi praktek berbahasa, semua istilah itu bisa dipakai dng luwes, tak ada yg aneh. Memang makin lama istilah cina semakin banyak dipakai, istilah tionghoa hampir dilupakan. Ini semua bukan terjadi secara alamiah, tapi by design, dipaksakan oleh penguasaselama 35 tahun! Jika tak ada orde baru, saya jamin anda sekarang akan merasa asing mendengar istilah cina medan, sastra cina, cerita silat cina dll. Begitu juga, di kemudian hari, jika trend penggunaan tionghoa di mass media dan forum resmi semakin sering. Generasi yg lahir di kemudian hari pasti akan merasa aneh mendengar orang ber cina2. Semua kebiasaan berbahasa memang terkondisikan, Kita harus sadar, semua yg sudah terbiasa bukan berarti memang sudah begitu seharusnya. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSATFrom: jackson_yahya@ yahoo.com Date: Sat, 24 Oct 2009 04:03:49 +To: Subject: Re: [budaya_tionghua] Biarkan anjing menggonggong. Memang benar kata cabo ga masalah memang artinya perempuan. Dan yang dipanggil juga ga masalah. Lagian ama kata cina aja jadi kelabakan. dimana2 antar orang cina aja ngomongnya cina bukan tionghoa, contoh: tetangga lu orang mana liang? Cina medan. Cina jawa. Mana ada yang bilang tionghoa medan.«-- - nih contoh pembicaraan sesama cina. Saya ingin tahu kamu kalau diposisi ini sebut tionghoa atau cina?Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... !From: a...@cbn.net. id Date: Sat, 24 Oct 2009 03:53:57 +To: Subject: Re: [budaya_tionghua] Biarkan anjing menggonggong. Salah satu hal yg bisa menjadi debat kusir ialah jika ada teman di sini mengomentari suatu hal tanpa memerhatikan masalah awal atau konteks bahasan tempat hal itu dibahas. Contoh kongkritnya adalah masalah "pencabo-caboan" seseorang. Orang yg mengikuti secara runut konteks diskusinya sampai keluarnya istilah "cabo" ini tentu akan mengerti bahwa pemakaian istilah ini, meskipun terasa kasar, namun sangat tepat dan sangat mengena. Namun jika hal ini dikomentari di luar konteks aslinya, komentar itu jadi terasa tidak sedap, bahkan terdengar memualkan dan terkesan "sotoy". :-)Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... !From: liang u Date: Fri, 23 Oct 2009 20:34:52 -0700 (PDT)To: Subject: [budaya_tionghua] Biarkan anjing menggonggong. Rekan,-rekan, Selama ini ada dua topik yang selalu menjadi perdebatan panas, yaitu istilah Tionghoa/Cina, dan masalah agama. Sebetulnya problemanya jelas, ada kelompok yang merasa paling PATR
Bls: [budaya_tionghua] Re: Usul....( Setuju )
Bro, alesan tidak setuju ada iklan di milis apa nih bro? --- Pada Ming, 18/10/09, joao_kho menulis: Dari: joao_kho Judul: [budaya_tionghua] Re: Usul( Setuju ) Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Minggu, 18 Oktober, 2009, 9:17 PM Saya pribadi tidak setuju iklan apapun di milis, jika ingin beriklan silakan aja di google advertising selain lebih efektif dan jangkauan lebih luas. Jika ingin beriklan produknya.. silakan bikin gathering kecil2an selain kongkow ttg budaya tionghua maupun sejarah, bisa diselingin dgn perkenalan produk. Jadi ada imbal balik selainnya bisa saling mengenal member, sharing pengetahuan juga lebih efektif dan bisa sekalian keliatan produk yang mau ditawarkan. Kalo mau iklan mending seh di website jgn memulai di milis. Salam JK --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Nasir Tan wrote: > > > > Saya setuju usulah Bro Azura mengenai iklan yang berkaitan budaya Tionghoa di > milist ini. Mungkin bukan saja mengenai musik, tetapi yang lain misalnya saja > alat rumah tangga, buku-buku sekolah terutama mengenai budaya Tionghoa, > sehingga semua orang (termasuk yang non Tionghoa) dapat mengenal > budaya Tionghoa secara konfrehensif (menyeluruh) . Atau bisa juga produk > dari Indonesia, wa iklankan disini, bukan tidak mungkin ada orang > yang berminat produk dari teman2 di Indonesia. Karena, terkadang ada produk > yang mungkin kurang populer di Indonesai, tetapi di negara lain bisa saja > sangat digemari dan bisa jadi bisnis yang bagus. Saya rasa, usulan Bro Azura > sangat bagus..!!!. > Demikian pendapat saya. > > > > salam, > > > Nasir Tan > > > > > --- On Fri, 10/16/09, Azura-Mazda wrote: > > > From: Azura-Mazda > Subject: [budaya_tionghua] Usul > To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com > Date: Friday, October 16, 2009, 12:59 PM > > > > > > > > > > > Dear moderators, > > Saya usul milis BT ini menerima iklan alat-alat musik, toko > buku Tionghoa, aksesoris Tionghoa. Saya kira, ada biayanya. > Lumayan buat kas kegiatan BT. > > Tentu bisa dikompromikan usulan ini. Contohnya kriteria > kredibilitas apa dari si calon pengiklan yg iklannya layak > ditayangkan atau tidak. Tapi saya kira, masuknya iklan > yg ada kaitan dengan diskusi kita di milis ini tentu masi > relevan. Dan sangat positif jadi kegiatan milis BT bisa lebi > mudah dilakukan. > > > Hormat saya > > " > > Apakah saya bisa menurunkan berat badan? > Temukan jawabannya di Yahoo! Answers! " > Buat sendiri desain eksklusif Messenger Pingbox Anda sekarang! Membuat tempat chat pribadi di blog Anda sekarang sangatlah mudah. http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/
[budaya_tionghua] Usul
Dear moderators, Saya usul milis BT ini menerima iklan alat-alat musik, toko buku Tionghoa, aksesoris Tionghoa. Saya kira, ada biayanya. Lumayan buat kas kegiatan BT. Tentu bisa dikompromikan usulan ini. Contohnya kriteria kredibilitas apa dari si calon pengiklan yg iklannya layak ditayangkan atau tidak. Tapi saya kira, masuknya iklan yg ada kaitan dengan diskusi kita di milis ini tentu masi relevan. Dan sangat positif jadi kegiatan milis BT bisa lebi mudah dilakukan. Hormat saya Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat. Undang teman dari Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/
Bls: [budaya_tionghua] Re: (Ask) Soal Tatji..... dan Tjabolang
Kalo Tionghoa kepribumi-pribumian, si Opa Kwee Cambuk Duri ngambek kagak?? --- Pada Kam, 15/10/09, Tjamboek menulis: Dari: Tjamboek Judul: [budaya_tionghua] Re: (Ask) Soal Tatji. dan Tjabolang Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 15 Oktober, 2009, 12:50 AM Hahaha paling paling emang para peranakan di Surabaya dan Malang, tida heran dulu Opa Kwee sanget sewot banget meliat Tionghoa yg ke Belanda2an dan bersama Liem Koen Hian via soeara Publik jewer mereka2 itu hahhhahah tapi itoe di djaman yg sudah silam Thks Sharenya Hoedjin Tjamboek Bedoeri --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, asien malang wrote: > > Betul , memang tidak pantes juga kalau masih sangat muda kita panggil dengan > Tatji, nah kalau gak salah beberapa waktu lalu di Surabaya dan Malang untuk > yang masih muda muda di panggil dengan istilah Nonik dan Sinyo, he he ke > belanda belanda an > > salam > > asienmalang > > --- On Thu, 10/8/09, Tjamboek wrote: > > > > > > > > > > Tapi tida pantes kita sapa Tatji pada wanita Tionghoa yg sanget moeda, > kemaren saja sempet ke Bangkalan dan Soemenep wah loemajang > tertjengang Tatji2 di sana meski berbahasa melajoe tapi ajoenan > soearanya ada di sepanjang Kamal hingga Kalianget > > > . > > __,_._,__ > B_ > Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat. Undang teman dari Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/
Re: Bls: [budaya_tionghua] Re: Suatu ketika kata "Cina" akan bermakna positif ( I am sure )...:)
Ah masa ko Fuyen? Jadi mulai sekarang kita bisa panggil si Uly itu dengan sapaan "Cabo"??? Suer saya kira itu istilah gak netral. Merendahkan dan menghina malah...emang sih belom ada Surat Edaran Presidium Kabinet. Tapi feel-nya itu lho --- Pada Rab, 14/10/09, zho...@yahoo.com menulis: Dari: zho...@yahoo.com Judul: Re: Bls: [budaya_tionghua] Re: Suatu ketika kata "Cina" akan bermakna positif ( I am sure )...:) Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 14 Oktober, 2009, 7:07 AM Ah, yg namanya Uly pikirannya kan sangat terbuka, tdk sesempit anda. Dia kan paham istilah cabo asalnya netral, meski akhirnya berkonotasi negatifpun ya tak perlu ambil pusing. Lagian, dia adalah orang yg sangat percaya diri, makanya dia juga yakin, julukan menghina seperti pelacurpun, jika disandang oleh orang yg berperilaku terpuji seperti dia, lama lama juga akan berubah menjadi harum, nanti semua perempuan akan berebut dipanggil pelacur. Simpel kan? Gitu aja kok repot.. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSATFrom: Azura-Mazda Date: Wed, 14 Oct 2009 01:04:40 -0700 (PDT)To: Subject: Bls: [budaya_tionghua] Re: Suatu ketika kata "Cina" akan bermakna positif ( I am sure )...:) Sori, kok manggilnya 'cabo' sih? cabo kan artinya pelacur, perek gitu. Ini sopan gak sih panggilan? apa kagak menghina dan terlalu kasar kalo si Ulysee itu dipanggil dengan sebutan "cabo"? --- Pada Rab, 14/10/09, Erik menulis: Dari: Erik Judul: [budaya_tionghua] Re: Suatu ketika kata "Cina" akan bermakna positif ( I am sure )...:) Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Tanggal: Rabu, 14 Oktober, 2009, 1:53 AM Waduh, Zhou Xiong jangan diskriminasi gender gitu donk!! Walaupun Uly itu cabo, tapi dia khan teman kita juga sesama anggota milis BT. Dan juga sekarang sudah zamannya emansipasi, zaman kesetaraan antara pria dan wanita. Seorang cabo juga punya hak untuk ikut nimbrung mengutarakan pendapat dia!! Yang penting bagi saya bukan apakah dia cabo atau bukan, tapi apakah argumentasinya dapat diterima atau tidak. Adakalanya, pendapat seorang cabo lebih rasional daripada kita laki-laki loh!! Demikian dari saya! Harap Zhou Xiong bisa mengerti. Salam, Erik - - - - - - --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, zho...@... wrote: > > Ok, sekarang kami akan panggil anda Cabou Cina Uly saja! Coba Yahoo! Mail baru yang LEBIH CEPAT. Rasakan bedanya sekarang! Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. Dapatkan IE8 di sini! http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/
Re: Bls: [budaya_tionghua] Re: Soal Cina... lagi.... hmmm
Heran orang ini kasar sekali ya. Bozz moderator apa tidak sebaiknya membanned orang yg bernama Jakson Yahya ini?? --- Pada Rab, 14/10/09, jackson_ya...@yahoo.com menulis: Dari: jackson_ya...@yahoo.com Judul: Re: Bls: [budaya_tionghua] Re: Soal Cina... lagi hmmm Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 14 Oktober, 2009, 5:20 AM Hahaha tahun 1920an jaman encek2 berak pada ngepet. Jaman dulu belum terkenal kata "made in china" heran jadul amat pemikirannyaSent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... !From: "ardian_c" Date: Wed, 14 Oct 2009 09:09:56 -To: Subject: Bls: [budaya_tionghua] Re: Soal Cina... lagi hmmm org2 THHK pake istilah Tionghoa jg bisa gaul dgn siapapun, jgn2 malah yg pake istilah cina itu gak pernah mau gaul ame para tionghoa ya ? Liat aja jaman belanda taon 20an itu sebutan tionghoa sebutan yg umum, siapa jg bisa gaul kok. --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, John Siswanto wrote: > > Numpang komentar ya... > Saya punya pandangan tersendiri atas sebutan Tionghoa atau Cina... > > 1. Kelompok-kelompok yang menggunakan istilah Tionghoa, biasanya bergaul > dengan kalangan Tionghoa, dan tidak sulit melafalkan kata "Tionghoa" ; dan > memahami "suasana bathin" kalangan Tionghoa ; sebaliknya > 2. Untuk kelompok yang menggunakan istilah Cina, biasanya tidak bergaul > dengan kalangan Tionghoa, juga kesulitan melafalkan kata "Tionghoa" ; dan > biasanya tidak perduli dengan "suasana bathin" kalangan Tionghoa. > > Apakah anda fasih melafalkan kata "Tionghoa", atau anda termasuk lebih > terbiasa menyebut kata "Cina" ? > > > nuwun sewu, > John Siswanto > > --- Pada Rab, 7/10/09, hoedjin_tjamboek_ berdoeri berdoeri@ ...> menulis: > > > Dari: hoedjin_tjamboek_ berdoeri > Judul: [budaya_tionghua] Re: Soal Cina... lagi hmmm > Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com > Tanggal: Rabu, 7 Oktober, 2009, 7:14 PM > > > > > > > Buat David Sianseng, > > Kalo memang kata Hoeajin atawa Hoearen leboh soeroep dan mendekati artinya ik > tida keberatan sama sekali... tjoema koq jah rada asing dan djarang > kedengeran (maap kalo ik kebanyakan bergaoel sama Ingnidjen2) sementara kata > Hoakiauw loemajang akarab di koeping ik > > Tabe > Hoedjin Tjamboek Berdoeri > > > > > > > > > > > > > > > > > > "Coba Yahoo! Mail baru yang LEBIH CEPAT. Rasakan bedanya sekarang! > http://id.mail. yahoo.com& quot; > Pemerintahan yang jujur & bersih? Mungkin nggak ya? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers! http://id.answers.yahoo.com
Bls: [budaya_tionghua] Re: Suatu ketika kata "Cina" akan bermakna positif ( I am sure )...:)
Sori, kok manggilnya 'cabo' sih? cabo kan artinya pelacur, perek gitu. Ini sopan gak sih panggilan? apa kagak menghina dan terlalu kasar kalo si Ulysee itu dipanggil dengan sebutan "cabo"? --- Pada Rab, 14/10/09, Erik menulis: Dari: Erik Judul: [budaya_tionghua] Re: Suatu ketika kata "Cina" akan bermakna positif ( I am sure )...:) Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 14 Oktober, 2009, 1:53 AM Waduh, Zhou Xiong jangan diskriminasi gender gitu donk!! Walaupun Uly itu cabo, tapi dia khan teman kita juga sesama anggota milis BT. Dan juga sekarang sudah zamannya emansipasi, zaman kesetaraan antara pria dan wanita. Seorang cabo juga punya hak untuk ikut nimbrung mengutarakan pendapat dia!! Yang penting bagi saya bukan apakah dia cabo atau bukan, tapi apakah argumentasinya dapat diterima atau tidak. Adakalanya, pendapat seorang cabo lebih rasional daripada kita laki-laki loh!! Demikian dari saya! Harap Zhou Xiong bisa mengerti. Salam, Erik - - - - - - --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, zho...@... wrote: > > Ok, sekarang kami akan panggil anda Cabou Cina Uly saja! Berselancar lebih cepat. Internet Explorer 8 yang dioptimalkan untuk Yahoo! otomatis membuka 2 halaman favorit Anda setiap kali Anda membuka browser. Dapatkan IE8 di sini! http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer
Re: [budaya_tionghua] Re: Mengapa Kata 'Cina' Tidak Pantas Digunakan?
Dasar Qiao Sheng. --- On Sat, 10/10/09, Paulus Tanuri wrote: From: Paulus Tanuri Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Mengapa Kata 'Cina' Tidak Pantas Digunakan? To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Saturday, October 10, 2009, 6:23 AM Permisi..Gak pernah ikutan ribut disini. Sekali-sekali ikutan boleh yah.Saya gak suka dipanggil CINA, CHINA, ataupun TIONGHOA. Bukan karena merasa dihina, tapi saya merasa tidak diterima sebagai sesama Warga Negara Indonesia. Mengapa begitu ? bukankah orang padang juga dipanggila PADANG, orang bugis dipanggil BUGIS, dan orang medan, sunda atau jawa juga banyak dipanggil dengan MEDAN, SUNDA dan atau JAWA.Secara sederhana saja, Padang, Bugis, Medan, Sunda dan Jawa adalah wilayah di dalam negara Indonesia. Saya lebih suka dipanggil Bangka, atau Medan atau kadang ada yang salah dikira dari Menado. Sedangkan CINA, CHINA, atau TIONGHOA bukanlah wilayah di dalam negara Indonesia. Jadi secara tidak langsung saya merasa tidak dianggap sebagai WNI. Tapi seakan masih dianggap orang luar, orang asing, bukan saudara sebangsa. Dan saya sangat amat tidak nyaman dengan itu. Itu saja. Lanjutkan.. Regards,Paulus T. 2009/10/8 ANDREAS MIHARDJA Sebelum kita mulai memberikan kritik kepada lain suku yg mempergunakan istilah cina sebagai istilah menghina - Silahkan analisa sendiri tradisi dan kebudyaan dari mereka yg merupakan suku keturunan dari negara China. Didalam pembicaraan se-hari² mereka pd umumnya memakai istilah "kuei" utk semua bangsa atau suku yg tidak termasuk suku Han. Orang ket. benua Africa didalam istilah chinese disebut Hei-kuei. Untuk mereka yg merupakan pribumi indonesia mereka memakai istilah yinni-kuei, utk yg dari Malaysia - malay-kuei. Mereka yg asal dari Europa disebut pai-kuei. Penduduk dari HK dan Macau dan juga dari PRC dan ROC semua jikalau berbicara diluar negara mereka - umpnya diEU atau US selalu memakai istilah Fan-kuei jikalau membicarakan non-chinese. Jikalau ada yin pasti ada yang inilah filsafat Dao. Memang yg sudah berpendidikan dan yg sudah tinggal lama diluar China mereka sudah merubah dgn mempergnakan istilah "ren" utk non-chinese Tetapi apakah yg disebut keturunan diIndonesi a sekarang sudah berubah. Apakah kalian sekarang memakai istilah Sunda-ren atau masih memakai Sunda-kuei. Apakah kalian masih memakai istiah Hua-na utk penduduk Indonesia atau sudah berpendapat kalian sendiri adalah Huana. Jikalau kalian masih tetap tidak menghormati sesama bangsa - mana mungkin kalian akan dpt dihormati kembali. Jikalau yg ket baba atau peranakan chinese hidup diluar Indonesia ump.nya diUS atau di EU - kalian oleh Huachiao disana tidak dianggap sebagai chinese sama sekali. Kalian dianggap sebagai Yinnikuei, atau Malaykuei. Meskipun kalian tetap memakai nama keluarga asal chinese - tetapi kalian tidak mampu pakai chinese, cantonese etc -tradisi sudah 100% indonesia. - Mungkin keadaan agak lebih open di Nederland [negara belanda] tetapi diluar negara ini, inilah reality. Contohnya yg tegas - chinese dari Vietnam - dianggap suku vietnam meskipun sanggup pakai hokian, cantonese berdasarkan darah Saya hanya ingin memperingatkan bahwa suku baba/peranakan oleh pemerintah PRC tidak dianggap chinese. Saya memberikan contoh mengenai penduduk Shanghai - tetapi ini adalah keadaan umum diseluruh China dari utara sampai keselatan. Isteri saya kelahiran Mainland-Szechuan- tetapi sudah puluhan thn tinggal diluar China - kalau jalan² ke PRC - pertama² paspor PRC dicabut sebab sudah WN lain negara [dicabut oleh pemerintah PRC] dan kalau diChina sendiri meskipun sanggup memakai 5 dialect incl. dialect Shanghai dia tetap di-anggap sebagai fankuei. Ini utk yg keluarganya termasuk orang dalam didalam pemerintah dimainland sejak berabad² Karena itu saya yg juga adalah ket. Baba/Peranakan dgn campuran, sunda, jawa dan bali tidak menganggap diri saya chinese meskipun sanggup berkommunikasi dlm bah. chinese atau dialectnya. Saya jikalau ditanya oleh non chnese atau non-indonesian selalu menjawab saya US-citizen of indonesian descent. Saya kalau ditanya mendalam apakah saya ada darah chinese - baru saya confirm. Apakah kalian tidak malu jikalau kalian berkata I am a US citizen of chinese descent dan kalian tidak dianggap chinese. Karena itu know what you are, don't dream what yu are. Anak² saya yg semua berpendidikan postgraduate juga berpendapat demikian. Saya dan juga anak² saya oleh sifat ini diterima oleh suku India/Hindu, oleh suku Indonesia atau suku Chinese sebagai orang dalam Saya juga sanggup membaur dgn suku ket.africa atau europa karena dpt mempergunakan bahasa² mereka incl. dialect daerah mereka, Berdasarkan pengalaman ini saya dpt menulis pendapat saya diatas ini. Silahkan kalian berpikir tulisan saya ini dan jangan ber-emosi kalau dipanggil cina - silahkan bercermin sebelum menjadi kurang happy. Kal
Re: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata "Cina" akan bermakna positif ( I am sure )
Jangan asal klaim, gak enak didengernya. --- On Fri, 10/9/09, Nasir Tan wrote: From: Nasir Tan Subject: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata "Cina" akan bermakna positif ( I am sure ) To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Friday, October 9, 2009, 10:01 AM Nimbrung ahhh... Budaya Indonesia sebenarnya banyak juga yang sama dengan Budaya Tionghoa, bukan karena sengaja menyamakan tetapi pada dasarnya beberapa budaya daerah di nusantara ini berasal dari China mainland pada awalnya. Walaupun sudah berbaur dengan penduduk setempat budaya leluhur tetap dipartahankan dan dilestarikan. Kemudian karena terjadi saling keterkaitan antara budaya setempat, kemudian menjadi agak lain. Contohnya dalam hal pakaian pria dan wanita di beberapa daerha tertentu. Juga pola masakan. Ciri khas masakan Tionghoa adalah bumbu minimalis itu juga terjadi di nusantara ( beberapa daerah ) tetapi tidak di Jawa, Madura dan Minang. Kalau di Tanah Jawa pola masakannya bisa 1001 macam bumbu, karena kemungkinan etnis Jawa ini dipengaruhi oleh budaya Hindustan. Minang dan Madura juga sama dalam hal pola masakan, bumbu banyak...hohoho. .ampe mulut panas kalo makan..:). Di Taiwan, saya sering mengintip orang-orang India/Pakistan dan lain-lain, kalo masak itu bumbunya banyak bangat dan enak baunya. Yah itu yang diikuti oleh etnis (yang di Jawa artinya oang yang tinggal di Jawa tidak semuanya etnis Jawa), sehingga kalo di Jawa tidak mengenal bumbu minimalis, kecuali dalam keadaan tertentu misalnya pada saat terjadi bencana alam atau semacamnya seperti waktu gempa Jateng dan Yogya ( beberapa tahun lalu). Disisi lain etnis Jawa kadang mengikuti tradisi Arab ( ada yang fanatik yang terlibat bom bali ) tetapi banyak juga yang bersifat moderat ( seperti Thailand ) dan sedikit masa bodoh yang penting selamat...eh saya gak ikut2an tuh...pokoknya sangat kompleks. Sebaliknya Orang Vietnam yah memang tradisinya mirip-mirip Tionghoa dalam hal keseharian misalnya memasak, pergaulan, tetapi mereka tidak mau disebut Cung. Kami bukan cung, yang cung itu yang mata sipit saja, kata Orang Vietnam. Orang Vietnam yang pernah saya temui tradisinya mirip sodara-sodara kita ( Cung asal Pulau Bangka dan Cung Makassar ). Walo dia Jenderal ato apapun pangkatnya kalo ketemu teman pasti pake bahasa dia...:) tidak peduli ditengah etnis lain yang tidak mengerti cuek dan agak keras/egois. Mmmm...kalo orang Taiwan ( Cung Formosa), rada-rada mirip Tionghoa Jawa Barat dan Manado...:) tutur katanya halus dan sering memuji orang yang sedang diajaknya bicara..pokonya cukup menawanhehehe. Kalo ngomong..sebentar2 tuek..tuek.. tuek. Tapi kalo dipikir-pikir carapikir Cung Indonesia secara menyeluruh pada dasarnya mirip China Mainland. Yang menonjol adalah agak tertutup ama orang asing ( kecuali yang udah lama di eropha dan di negara barat), tetapi kalo Cung Taiwan tidak demikian, mungkin karena dia dididik oleh barat sehingga perkembangan pola pikirnya tidak semata-mata pikiran tradisional/ lokal yang dimodernisasi, tetapi memang terpengaruh barat. Ampe rambut aja di cet macam-macam dan memang moderat ikut2an barat. Gak heran kalo Cung Taiwan itu benci bangat sama Cung daratan...hehehe karena beda prinsip .Wo pernah diskusi disuatu kelompok Taiwan terus wa ambil contoh kasus Maindland, eh dia gak mau. Dia bilang Maindland gak usah dibawa-bawa deh, contoh lain aja...hehehe Yah tiap orang mungkin punya pengalaman yang berbeda sih, misalnya wo (kan pelajar ), jadi pergaulannya bukan ama orang yang "ortodok", tidak sama misalnya pengalamannya yang sekedar wisatawan, bisnismen, tki/w dan lain-lain. Mmmm. . ...dah banyak ngomong nich, tapi intinya adalah masalah sebutan Cina/Chinese atau apapun namanya gak jadi masalah yang penting kita bisa menyesuaikan diri di negara manapun kita berada. Dan yang lebih penting adalah bukan karena soal penyebutan, tetapi yang terutama adalah makna dari penyebutan itu sendiri . Kalau makna penyebutan (-), maka apapun penyebutan itu sendiri jadi tidak berguna akan sia-sia, sebaliknya walo dipanggil "Cina" , tetapi kita menonjolkan sifat yang baik ( secama umum ), maka maknanya akan jadi baik, memang butuh waktu tetapi kata Cina akan sangat positif artinya kalo kita mulai bangun dalam diri kita sendiri ( inner building). Mohon maaf kalau ada kekuranagn dan yang mo share pendapat silakan japri aja di email ini : nasir_...@hotmail. com regards, Nasir Tan ( Tan Zi Wei) --- On Wed, 10/7/09, ALIANTONY ALI wrote: From: ALIANTONY ALI Subject: Re: [budaya_tionghua] Soal Cina... lagi hmmm To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Wednesday, October 7, 2009, 7:00 PM eheheh, kita ribut nama cina terus di sini,orang cina di sono aja tenang tenang aja. Gitu aja sebutan cina itu bagi orang yang bukan orang cina dan budaya nya lain dengan cina, kalau JEPANG ,KOREA,VIETNAM mengunakan kata cungkok juga ka
Re: [budaya_tionghua] Re: Mengapa Kata 'Cina' Tidak Pantas Digunakan?
Zhou Fuyen benar sekali --- On Wed, 10/7/09, zho...@yahoo.com wrote: From: zho...@yahoo.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Mengapa Kata 'Cina' Tidak Pantas Digunakan? To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Wednesday, October 7, 2009, 8:22 AM Sudah cukup jelas! Dlm uraian anda, anda telah menunjukkan pihak tiongkok keberatan dng istilah Cina, pihak orba keberatan kembali ke tionghoa, akhirnya kompromi dng istilah China! Dari sejarah diatas, anda masih memungkiri bhw tiongkok membedakan istilah tiongkok, china dan cina? Logika dari mana? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSATFrom: "Akhmad Bukhari Saleh" Date: Wed, 7 Oct 2009 18:10:52 +0700To: Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Mengapa Kata 'Cina' Tidak Pantas Digunakan? - Original Message - From: zho...@yahoo. com To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Wednesday, October 07, 2009 5:13 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Mengapa Kata 'Cina' Tidak Pantas Digunakan? > Jika tdk ada pro kontra, mengapa kok > menjadi republik rakyat china? > Mengapa bukan republik rakyat tiongkok > seperti dulu atau republik rakyat cina > seperti kebiasaan ORBA? - - - - - - - - - - - - - - - - - - Makanya pahami sejarah! Ingat bahwa pemulihan hubuingan RRT-RI terjadi masih di rezim Orba. Yang lebih butuh pemulihan hubungan adalah Indonesia. Buktinya lebih dahulu datang delegasi Indonesia ke Tiongkok daripada delegasi Tiongkok ke Indonesia. Delegasi Indonesia itu resmi, tetapi pakai nama Kadin. Pertama supaya bisa ada keresmian suatu delegasi yang bermandat kenegaraan, walaupun tidak ada hubungan diplomatik. Kedua menunjukkan sifat butuhnya Indonesia, yaitu butuh hubungan dagang (ekonomi) dengan naga raksasa yang telah menggeliat bangkit, maka delegasinya pakai 'bungkus' kamar dagang (walau ada orang Deplu dan Bakin). Mengapa hasil perundingan diplomasinya bukan "republik rakyat tiongkok"? Karena pihak RI tidak mau. Pihak RRT tentunya maunya "republik rakyat tiongkok". Tetapi ketika pihak RI tidak mau, ya tidak memaksa, karena paham sejarah. Mengapa bukan "republik rakyat cina"? Karena pihak RRT tidak mau. Pihak RI, yang waktu itu masih rezim Orba (yang beberapa tahun kemudian saya jungkalkan, bukan oleh Zhou-heng cs. yang cuma no action menggrundel only), tentunya maunya "republik rakyat cina". Tetapi ketika pihak RRT tidak mau, ya tidak memaksa, karena lagi butuh pemulihan hubungan, terutama hubungan ekonomi. Mengapa kok menjadi "republik rakyat china", walau ada pro-kontra? Ya begitulah take and give dalam perundingan diplomasi. Dalam perundingan diplomasi, soal remeh bisa dikesampingkan asal tujuan utama tercapai, yang penting tidak ada yang kehilangan muka. Tujuan utama perundingan waktu itu adalah pemulihan hubungan RI-RRT. Sedangkan soal nama negeri RRT adalah soal yang lebih remeh. Dengan dicapainya persetujuan memakai istilah "china", maka kedua pihak tidak kehilangan muka. Pihak RRT tidak kehilangan muka, karena nyatanya RI mau berubah sikap, tidak ngotot memakai kata "cina" lagi. Begitu pula pihak RI tidak kehilangan muka, karena RRT menunjukkan pemahaman sejarah mengapa RI tidak mau kata "tiongkok". Dari segi semantik (ilmu bahasa), RI bisa dianggap lebih 'menang' karena anak kecil juga bisa lihat bahwa kata "china" lebih dekat ke kata "cina" daripada ke kata "tiongkok". Tetapi dari segi politik, RRT bisa dianggap lebih menang karena bisa memaksa rezim yang sama untuk berubah sikap soal nama ini (RI masih tetap rezim Soeharto, sehingga bisa dikategorikan menjilat ludah sendiri, sedangkan RRT sudah berubah rezim, bukan rezim Mao lagi, sehingga bisa dibilang sudah 'ludah' yang berbeda). Itulah sejarah! Wasalam. = = = == - Original Message - From: zho...@yahoo. com To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Wednesday, October 07, 2009 5:13 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Mengapa Kata 'Cina' Tidak Pantas Digunakan? Anda sudah memilih mengucapakan China dlm bhs inggris menjadi cina, seperti anak2 kecil dan orang kebanyakan yg pendidikan rendah, terserah! Kami mau dipanggil apa itu hak kami! Bukan anda yg memutuskan. Jika anda memaksakan, saya juga siap panggil anda inlander. Dari jawaban anda sdh jelas: krn tdk senang dng rrt, orba sengaja mengganti istilah tionghoa yg dinilai terlalu bagus menjadi cina yg lebih jelek! Berarti anda mengakui Cina lebih jelek dari tionghoa. Sekarang kami ingin dipanggil kembali dng julukan yg lebih bagus, mengapa keberatan? Satu2nya jawaban: anda sbg angkatan 66 ikut mendukung rezim orba dlm menekan masyarakat tionghoa! Dulu saat memulihkan hubungan dng indonesia, posisi RRT belum sekuat sekarang, singapore saja belum menjalin hubungan diplomatik! Jika tdk ada pro kontra, mengapa kok menjadi repub
Re: [budaya_tionghua] Re: Mengapa Kata 'Cina' Tidak Pantas Digunakan?
Uda, gak usa ditanggepin lah tuh orang-orang barbar. Uda tau mereka barbar kok tetep aja ditanggepin. --- On Wed, 10/7/09, Erik wrote: From: Erik Subject: [budaya_tionghua] Re: Mengapa Kata 'Cina' Tidak Pantas Digunakan? To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Wednesday, October 7, 2009, 5:05 AM Fuyuan Xiong: Argumen apapun yang dikemukakan, entah itu historis, semantis ato tis-tis lainnya, satu fakta tak dapat dipungkiri, yakni bangsa itu sendiri tidak pernah menamakan diri mereka CINA or CHINA, sebutan tsb. dikenakan begitu saja oleh orang/bangsa lain kepada mereka, tanpa persetujuan mereka terlebih dahulu. Bagi mereka, nama bangsa mereka selalu berkaitan dengan kata HUA, sejak mulai dari HUAXIA sampai ZHONGHUA (TIONGHUA). Nama dinasti memang berganti-ganti dari Xia, Tang, Song dan seterusnya namun nama bangsa tetap adalah Zhonghua Minzu! Baru terakhir setelah Republik diproklamasikan, bangsa itu mengambil nama bangsa sendiri sebagai nama negara, yakni ZHONGHUA Minguo dan terakhir ZHONGHUA Renmin Gongheguo!! Hanya karena beberapa kesalahan dan juga kecelakaan historis saja, sehingga di kancah internasional negara dan bangsa itu tetap disebut CHINA. Yang niscaya pada waktu reunifikasi bangsa yang terpisah antar selat Taiwan terealisir, sebutan baik untuk bangsa maupun negara itu akan resmi diganti dengan kata ZHONGHUa!! Salam, Erik - - - - - - --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, zho...@... wrote: > > Loheng, setelah saya perhatikan, mereka2 yg ngebet dipanggil cina itu sdh tak > mau mempelajari data2 sejarah, mau dijelasin sampai mulut berbusapun otaknya > tetap buntu. Pokoknya tak mau peduli. Yg penting ngeyel. China pun diucapkan > menjadi cina, spt org kampung. > Menghadapi orang2 semacam ini bgmn bisa mengharapkan mereka menanggapi > pertanyaan2 secara serius? Mereka bisanya cuman menghindar. Terus lari > keargumen lain. > > Sent from my BlackBerry® > powered by Sinyal Kuat INDOSAT > > -Original Message- > From: agoeng_...@. .. > Date: Wed, 7 Oct 2009 04:48:00 > To: > Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Mengapa Kata 'Cina' Tidak Pantas Digunakan? > > Ya udah mulai skrg biasain aja dipanggil monyet, nanti 10-20 taon lg juga > terbiasa kok. > > Btw kok ga ada yg jawab yah, klo emang bener cina n tionghoa itu sama aja, > napa juga orba susah2 ganti sebutan secara resmi??? Bukannya sama aja? Btw g > seh biasanya bilang tong nyin tuh bukan tionghoa. Wekkekekeke > -Original Message- > From: jackson_yahya@ ... > Date: Wed, 7 Oct 2009 03:45:19 > To: > Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Mengapa Kata 'Cina' Tidak Pantas Digunakan? > > Untuk pemikiran jaman dulu benar. Untuk pemikiran jaman skrg cina udah bukan > hinaan lagi. Jadi ga masalah. Jaman dulu punya pemikiran saya rasa hanya > cocok dimasa itu. Masa kini sudah berubah > Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung > Teruuusss... ! > > -Original Message- > From: "ChanCT" > Date: Wed, 7 Oct 2009 11:30:11 > To: > Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Mengapa Kata 'Cina' Tidak Pantas Digunakan? > > Masalah sejak kapan penggunaan sebutan Tiongkok/Tionghoa boleh saja diusut > sejarahnya, tapi menurut saya, yang lebih penting dan patut kita perhatikan, > adalah sikap pejuang-pejuang Kemerdekaan RI saat itu. Setelah kemenangan > Revolusi Xing-Hai, 10 Oktober 1911 Sun Yat Sen berhasil mendirikan Zhong Hua > Min Guo (= Republik Nasionalis TIongkok), mereka, pejuang-pejuang Kemerdekaan > RI untuk menghormati kemenangan bangsa Tionghoa itu, sudah gunakan sebutan > Tiongkok/Tionghoa juga sebagaimana logat Hokkian yang banyak digunakan di > Indonesia. > > Dan sejak hubungan diplomatik RI-RRT resmi dibuka tahun 1950, Pemerintah > Indonesia ketika itu juga sudah secara resmi gunakan Republik Rakyat Tiongkok > dan sebutan Tionghoa untuk bangsa dan orangnya, ... > > Itulah kenyataan yang ada yang patut diperhatikan benar oleh rakyat dan > bangsa Indonesia untuk meenghormati dan bersahabat dengan bangsa lain yang > juga mengulurkan tangan persahabatan. Sebutan Tiongkok/Tionghoa itulah yang > dikehendaki Pemerintah dan rakyat Tiongkok, mereka betul-betul merasa terhina > dengan sebutan CINA, lebih-lebih kalau CINA menjadi Zhi-na dalam bhs. > Tionghoa. > > Kenapa masih juga ada orang yang tetap bertahan gunakan sebutan CINA? > Bukankah salah satu ayat dalam ajaran Islam yang kalau diterjemahkan artinya > begini: ''Panggillah seseorang itu dengan panggilan yang mereka sendiri > senang mendengarnya' ' . > > Salam, > ChanCT
Re: [budaya_tionghua] Re: buatan Tiongkok
Tuh orang goblok banget ya ALS...ignore aja. --- On Mon, 10/5/09, a...@cbn.net.id wrote: From: a...@cbn.net.id Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: buatan Tiongkok To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Monday, October 5, 2009, 10:46 PM Nih ada seorang teman lagi yg tdk/blom pernah merasa sakit dicina-cinain orang dan kurang tepa slira thd teman-teman yg pernah mengalaminya. Apa sih keberatannya memopulerkan istilah Tionghoa n Tiongkok yang begitu indah dan tak berkonotasi menghina (bagi sbgian di antara kita)?Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... !From: "nreharto" Date: Tue, 06 Oct 2009 02:23:18 -To: Subject: [budaya_tionghua] Re: buatan Tiongkok Apa kalo pake kata Tiongkok atau cina ato china akan menjadikan kita lebih bangga atau menjadi apa yang lainnya ? Kan sama ajah cuma soal huruf ajah. Kita di Indonesia, hidup dan mengaku bangsa Indonesia. Jadi kenapa sih kata kata ajah diributi terus dari dulu sampai saat ini, mending cari topik yang bisa membangkitkan semangat hidup. Di bumi Sumatra sana ( Padang) lagi banyak orang yang butuh kata-kata yang dapat membangkitkan semangat hidup setelah musibah yang menimpa mereka. Salam. Andre Harto Kecuali kita warga Chung kuo --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "pccen...@.. ." wrote: > > "Made in China" inikan bahasa Inggris, jika di bahasa Indonesiakan jadi > "Buatan Tiongkok". > > Silahkan buka KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA. didalam anda tidak akan > ketemu kata "China" tetapi akan ketemu kata "Cina" dimana diberi > penjelasan 1. Tiongkok 2. Tionghoa. Jadi kata "Cina" masih harus > dijelaskan di Kamus sedangkan kata "Tiongkok" "Tionghoa" sudah > sedemikian rupa sehingga bisa menjadi kata dasar untuk jelaskan kata > sepadan atau kata asing. > > Kesimpulannya, daripada harus omong "buatan Cina" lalu beri penjelasan > maksudnya "buatan Tiongkok", kenapa tidak langsung saja pakai kata asli > dari Indonesia (sumbangan kata dari Suku Tionghoa") yakni "buatan > Tiongkok"? > > salam > he sining >
Re: [budaya_tionghua] Re: Marga ikut Bapa
Milis ini lama-lama bisa jadi milis budaya ngawur, atau budaya Indonesia Marga lah bisa seenaknya aja. Cewe tionghoa kawin sama non-tionghoa lah anaknya bisa dapet marga dan dianggep tionghoa. Ada sih memang contoh-contoh pengecualian spt Ted Siong yg darahnya India tapi banyak memberi kontribusi dan respect sekali dengan Tionghoa ya dianggep tionghoa. Tapi pakemnya ya tetep marga itu diwariskan oleh garis keturunan papa. Anak perempuan Tionghoa yg kawin dengan non-tionghoa in general sudah bukan tionghoa lagi. Tentu ada pengecualian beberapa orang perempuan tionghoa yg melakukan kekeliruan kecil dgn kawin dengan non-tionghoa tapi jiwa dan keberpihakannya tetep pada budaya tionghoa dan masyarakat tionghoa maka ia akan tetap dianggep Tionghoa. Tapi itu pengecualian bukan pakem fundamental. --- On Sat, 9/19/09, kawaii_no_shogetsu wrote: From: kawaii_no_shogetsu Subject: [budaya_tionghua] Re: Marga ikut Bapa To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Saturday, September 19, 2009, 6:35 AM Ini yang saya paling GAK setuju. Terserah lu bule-bule ngomong klo nama kaga penting arti-artiannya. Klo Tenglang JELAS arti nama itu penting. Btw, disini kan kita ngomongin Budaya Tionghoa kan? Pikir sendiri dah, klo buat budaya Tenglang, marga itu penting apa gak? Laen kasus lah klo ngobrolin soal marga-margaan di milis laen, tapi ni kan milis yang ngomongin BUDAYA TIONGHOA. Klo buat saya, marga itu tetep penting. --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "ChanCT" wrote: > > Bung Tan yb, > > Itulah yang saya maksudkan. Tidak ada didunia ini yang berhak menentukan > seseorang adalah Orang Tionghoa dan yang lain bukan. Biarkanlah mereka hidup > sebagaimana adanya, tanpa dipaksakan menjadi orang Tionghoa atau bukan oleh > orang lain. Bebas gunakan nama yang dikehendaki dan merasa dirinya sebagai > orang apa saja maunya. > > Bukankah kita juga bisa ajukan contoh seorang India yang gunakan nama Shiong > Tik Long (atau entahlah gimana ejaan di Indonesia, Xiong De Long), karena > hidup dan besar dilingkungan keluarga TIonghoa dan merasa dirinya sudah > sebagai TIonghoa, ya biarlah dia nikmati hidup sebagai orang TIonghoa. Tanpa > perlu kita tuding lu menghianati bangsa India. > > Bagaimanapun juga kita bisa melihat seseorang dari asal keturunan darah, dari > budaya dan dari passport, kewarganegaraan yang dipegang. Sedang nama yang di > sandang seseorang boleh kita abaikan, karena orang boleh dan bisa saja > gunakan nama Rusia, misalnya, tapi kenyataan tidak ada hubungan sama sekali > dengan Rusia. > > Salam damai, > ChanCT > > - Original Message - > From: Nasir Tan > To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com > Sent: Friday, September 18, 2009 9:48 PM > Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Marga ikut Bapa > > > > > > Wah...ini baru menarik. Kayaknya jarang yang berpendapat kayak Bung Chan > ya. Tetapi terus terang aja ini menarik dan kalo mau jujur dulu saya juga > berpendapat seperti itu...hehehe. Jadi bisa dikatakan bahwa benar kata > Shakespeare. .What's a name? Apalah arti sebuah nama kalo ternyata nama yang > kita sandang tidak sesuai dengan kerodor atau ide budaya yang kita bawa. > > > regards, > > > Nasir Tan > > > > > > - - - - - - > From: ChanCT > To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com > Sent: Friday, September 18, 2009 4:55:38 PM > Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Marga ikut Bapa > > > > Memangnya didunia ini siapa yang berhak menentukan anak campuran itu masih > Tionghoa atau bukan? Kalau bapak non-Tionghoa sekalipun ibu Tionghoa, lalu > anaknya tidak bisa dianggap Tionghoa lagi? > > Padahal, sekalipun ibu-bapak Tionghoa, kalau anak itu hidup dalam > lingkungan yang lepas dari budaya Tionghoa, bahkan sengaja menghilangkan yang > berbau Tionghoa, boleh saja dianggap bukan Tionghoa lagi. Bukankah Hary Tjan > Silalahi tidak diakui sebagai Tionghoa lagi, sekalipun masih terpancang marga > Tjan-nya? Hehehee, ... > > Salam, > ChanCT > > - Original Message - > From: Azura-Mazda > To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com > Sent: Friday, September 18, 2009 3:40 PM > Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Marga ikut Bapa > > > Ya gak apa-apa marga ikut ibu asal bapaknya tionghoa. > Yg jadi masalah kalo bapaknya itu non-tionghoa. Ya jelas > si perempuan dan anaknya itu bukan tionghoa. > > --- On Fri, 9/18/09, Nasir Tan wrote: > > > From: Nasir Tan > Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Marga i
Re: [budaya_tionghua] Re: Marga ikut Bapa
Ya gak apa-apa marga ikut ibu asal bapaknya tionghoa. Yg jadi masalah kalo bapaknya itu non-tionghoa. Ya jelas si perempuan dan anaknya itu bukan tionghoa. --- On Fri, 9/18/09, Nasir Tan wrote: From: Nasir Tan Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Marga ikut Bapa To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Friday, September 18, 2009, 2:56 AM Mmmkalo gak salah di tiongkok dulu juga pernah berlaku marga ikut ibu/mama, trus berubah marga harus ikut papa. Yah kalo di Indonesia itu betul seperti yang dikatakan Lim, kalo gak ada surat kawin maka marga ikut mama. Kalo ada surat kawin marga ikut papa. Kalo dipikir-pikir tidak ada masalah sebenarnya yang penting kita tau papa dan mama kita. Nah kalo kita tidak kenal mereka baru bingung, mo ambil marga dari mana ? Kalau salah ambil marga apa kata duniaa..?? Nasir Tan Tainan-R.O.C From: Lim Wiss To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Friday, September 18, 2009 12:49:18 PM Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Marga ikut Bapa Masalah marga di Indonesia tidak bisa dipaksakan hrs ikut marga bapak. Jika ada surat kawin, barulah marga bapak bisa digunakan. Jika tidak ada surat kawin, anak ikut marga ibu. Kaum laki-laki tidak bisa protes. Ini kenyataan di Indonesia. Setahu saya di Indonesia, pernikahan secara agama hanya boleh 1 kali kecuali agama Islam. Tolong koreksi apabila saya salah. Jika suami menikah lebih dari 1 istri, anak dari istri pertama bisa pakai marga bapak. Anak dari istri selanjutnya? Bagaimana bisa pakai marga bapak? Akte kawin hanya berlaku buat pernikahan pertama. Mau tak mau anak dari istri selanjutnya yach ikut marga ibu. Perkara takut anak2 pada jatuh cinta dengan saudara beda ibu itu salah kaum laki-laki. Yang buat masalah siapa? Maka harus bertanggung jawab. Jangan lempar batu sembunyi tangan dong. Biasa di kalangan tionghoa sebelum anak pacaran, baru pendekatan sudah diinterview oleh para orang tua, benar tidak? Bibit, bobot, bebet sudah ditelusuri baru anak boleh melangkah ke hubungan yang lebih jauh. Jadi kembali lagi, apakah ada surat kawin? Kalau ada surat kawin, ikut marga bapak. Kalau tidak ada surat kawin, ikut marga ibu. Rumit amat sich jadi orang? Rgds, Lim Wiss From: budaya_tionghua@ yahoogroups. com [mailto: budaya_tionghua@ yahoogroups. com ] On Behalf Of a...@cbn.net.id Sent: Friday, September 18, 2009 11:21 AM To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Marga ikut Bapa Salah satu "keuntungan" memakai sne garis keturunan laki-laki (Patrilineal) ialah untuk menghindari perkawinan sedarah. Misalnya sang papa punya empat istri, otomatis anak-anak dari empat istri tersebut mempunyai sne yang sama. Dengan demikian mereka (meskipun tidak saling kenal sebelumnya) bisa menghindari untuk "jatuh cinta". Nah, bayangkan kalau anak-anak berayah satu itu semua memakai sne ibu mereka, "tanda" seperti ini tidak ada dan "incest" bisa saja terjadi. :-)) Pernah dimuat di layar TV seorang ulama mempunyai sebelas atau dua belas istri dan ber"cita-cita" untuk mempunyai anak sampai 100 orang (diiringi canda tawa para istrinya--tanda tidak berkeberatan :-)). Coba bayangkan seandainya ulama perkasa ini keturunan Tionghoa yang begitu progresifnya membolehkan semua anaknya memakai marga para istrinya... :-) als "ChanCT" wrote: > Ya, tak usah ikuti sitem Patrilineal atau Matrilineal, jalankan saja mana > suka dan dirasa paling baik. Pemberian nama si bayi yang lahir, sepenuhnya > adalah hak orang-tua bayi. Si Ibu bayi sepenuhnya juga berhak menurunkan > marga-nya, apa salahnya? Bayi yang lahir itu kan turunan dari bapak dan > ibu, malah seringkali si Bayi yang lahir itu betul-betul nurun dan banyak > kemiripan sang IBU. Tentu dalam pertahankan hak, harus dapatkan
Re: [budaya_tionghua] Re: Marga ikut Bapa
Kalo ada orang yg pake marga mama, tapi papanya tionghoa ya gak apa-apa. Yg jadi masalah tuh kalo perempuan tionghoa kawin sama non-tionghoa ya mestinya dianggap bukan tionghoa lagi. Anak-anaknya juga bukan tionghoa. Tapi ikut aja babe-nya. Susah amat. Sekalipun mukanya masi berparas tionghoa dan bermata sipit. Beda kalo papanya Tionghoa tp mamanya non tionghoa kaya si Bruce Lee kawin bule. Ya anaknya tetep tionghoa. --- On Thu, 9/17/09, David Kwa wrote: From: David Kwa Subject: [budaya_tionghua] Re: Marga ikut Bapa To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Thursday, September 17, 2009, 10:11 PM Betul begitu. Adat Tionghoa menganut sistem patrilineal (garis ayah), bukan matrilineal (garis ibu). Si cihu yang bapanya Belanda ibunya Tionghoa ya ikut bapa jadi Belanda. Anak cici yang bapanya Belanda ya ikut Belanda juga, pake fam Belanda. Mana bisa dia dapat sne Tionghoa. Dari mana si anak memperoleh sne Tionghoa? Owe rasa tidak bisa diterima secara adat, karena si anak ikut bapanya yang Belanda. --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Azura-Mazda wrote: > > Cewe Tionghoa yg kawin dengan non-tiongoa ya uda gak tionghoa lagi. > Anaknya pun ikut bapak. Brandon Lee masih tetap Tionghoa karena > punya marga Lee. > > --- On Thu, 9/17/09, Seny wrote: > > From: Seny > Subject: [budaya_tionghua] Marga > To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com > Date: Thursday, September 17, 2009, 4:22 AM > > > > > > > ? > > > > > > Dear all, > > > > Saya ingin mohon petunjuk mengenai pemberian marga. > > > > Cici saya married dengan pria keturunan tionghoa-Belanda, yang mana cihu saya > ini menggunakan marga Belanda, dan tidak punya marga maupun nama mandarin. > > > > Sekarang cici saya mengandung anak pertama, dan ternyata dari cihu saya ingin > anaknya punya nama mandarin. Yang jadi pertanyaan, etiknya marga siapa yah > yang dipakai? > > > > Apakah menggunakan marga dari mamanya cihu, atau marga cici saya? > > > > Terimakasih. > > > > Salam, > > Seny >
Re: [budaya_tionghua] Marga
Cewe Tionghoa yg kawin dengan non-tiongoa ya uda gak tionghoa lagi. Anaknya pun ikut bapak. Brandon Lee masih tetap Tionghoa karena punya marga Lee. --- On Thu, 9/17/09, Seny wrote: From: Seny Subject: [budaya_tionghua] Marga To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Thursday, September 17, 2009, 4:22 AM Dear all, Saya ingin mohon petunjuk mengenai pemberian marga. Cici saya married dengan pria keturunan tionghoa-Belanda, yang mana cihu saya ini menggunakan marga Belanda, dan tidak punya marga maupun nama mandarin. Sekarang cici saya mengandung anak pertama, dan ternyata dari cihu saya ingin anaknya punya nama mandarin. Yang jadi pertanyaan, etiknya marga siapa yah yang dipakai? Apakah menggunakan marga dari mamanya cihu, atau marga cici saya? Terimakasih. Salam, Seny
Re: [budaya_tionghua] Re: Masalah Xin Jiang
Jadi menurutmu Jip, untuk jadi WNI yg baik seorang Tionghoa harus menghujat atau at least memperlihatkan kebencian mendalam terhadap Republik Rakyat Tiongkok negeri leluhurnya ya? Orang Arab seperti Habib Rizieq dan Umar Talib biasa-biasa aja tuh waktu bangga dengan Arab. --- On Tue, 7/21/09, jip_id wrote: From: jip_id Subject: [budaya_tionghua] Re: Masalah Xin Jiang To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Tuesday, July 21, 2009, 11:00 AM Bung Andreas, tidak usah dengan emosi atau mencaci dong. Toh saya menyimak pendapat Anda dg serius. Saya hanya ingin menawarkan perspektif lain yang berbeda dengan Anda (dan versi resmi Pemerintah RRC). Apa tidak boleh ada sudut pandang berbeda di milis ini? Apa hanya ada satu versi yang Anda klaim sebagai kebenaran? Saya jadi bertanya-tanya, jika artikel tersebut (dan ada artikel2 lain) mengkritik RRC, mengapa jadi malah Anda yang berbicara mewakili Pemerintah RRC ya? Anda siapa ya? Tentu saja saya tidak berharap anggapan usang rezim Suharto terhadap orang-orang seperti Anda benar adanya, apalagi setelah 65 tahun Indonesia merdeka. Anyway terima kasih tanggapan Anda. Salam damai. --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, ANDREAS MIHARDJA wrote: > > Dgn info diatas ini silahkan kalian analisa kembali pikiran kalian sebelum > melonjak rasisme atau exploitatie yg beragama islam. Dunia lebih besar dari > tempurung kalian. > > Andreas > > > > > > --- On Mon, 7/20/09, ardian_c wrote: > > > From: ardian_c > Subject: [budaya_tionghua] Re: Masalah Xin Jiang > To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com > Date: Monday, July 20, 2009, 12:11 AM > > > rasanya pemerintah RRT itu tidak beretnis Han tapi beretnis 56 etnisnya. > Tapi tdk dipungkiri mayoritas etnis disana adalah etnis Han yg berjumlah > kira2 90% atau sekitar 1 milyard. > > Anggap sisanya itu 10 % alias 100 jt lebih, ya sdh setengah dari penduduk > Indonesia lho. > > BTW etnis2 terutama minoritas dan terasing di Indonesia jg mengalami nasib yg > kurang baik dan bahasa ibu mereka terancam dgn bahasa persatuan yaitu bahasa > Indonesia. > Hal yg sama jg terjadi di RRT, dimana bahasa nasional adalah bahasa mandarin > atau bahasa Han. > Tapi jika anda memperhatikan, TV pemerintah sana jg menggunakan bahasa etnis2 > minoritas sebagai bahasa pengantar. > Di Indonesia jg sama, seperti misalnya TVRI stasiun Jawa Barat yg menggunakan > bahasa Sunda. > Tapi bagaimana dgn Kalimantan Barat misalnya, bahasa apa yg digunakan di TVRI > lokal ? > Bahasa Melayu ? Bahasa suku Dayak ( yg beragam ) atau bahasa Khe or Hokian ? > > Mungkin ada baiknya fokus energi ini diarahkan bagaimana menjaga kelestarian > bahasa2 suku2 pedalaman yg ada di Indonesia ini. > > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "jip_id" wrote: > > > > Mengapa RRC ingin mempertahankan Xinjiang? Alasannya sama dengan mengapa > > Pemerintah RI mempertahankan Papua dan Aceh, AS menginvasi Irak dan (dulu) > > membiarkan kediktatoroan Syah Iran: > > > > : Kekayaan Xinjian luar biasa. 75% persen pajak masuk kantong pemerintah > > RRC yang beretnis Han. > > > > yah itulah imperialisme gaya baru pasca Perang Dunia II yang > > mengatasnamakan negara ... Tapi sudahlah anggap saja fakta di bawah sebagai > > pengetahuan umum. > > > > > > === > > > > > > > > "Kekayaan" Uighur yang Luar Biasa > > Monday, 13 July 2009 15:53 usamah > > E-mail Print PDF > > > > 75 persen pajak dari Xinjiang masuk ke pemerintah pusat, padahal wilayah > > itu merupakan daerah otonomi > > > > Hidayatullah. com--Wilayah Otonomi Uighur Xinjiang ini memiliki kekayaan > > alam luar biasa, mulai dari minyak, gas, dan batu bara. Pemerintah Komunis > > China menjadikan Xinjiang sebagai pusat strategi keamanan energi nasional. > > > > Kabinet China menerbitkan dokumen berjudul ''Proposals of the State Council > > on Promoting Economic and Social Development in Xinjiang" yang secara jelas > > mengungkapkan bahwa pada 2020, Xinjiang akan menjadi basis pengolahan dan > > produksi migas terbesar di China. > > > > Cadangan Minyak dan Gas > > > > - Wilayah Xinjiang menguasai 20 persen cadangan potensial minyak China. > > > > - Cadangan minyak mencapai antara 20-40 miliar ton minyak mentah > > > > - Cadangan gas sedikitnya 12,4 triliun kaki kubik > > > > * China National Petroleum Corp, perusahaan minyak milik negara terbesar, > > memiliki hak monopoli pengelolaan dan eksplorasi migas di Xinjiang. > > > > - Penemuan minyak yang besar di cekungan Sungai Tarim dan gurun Taklamakan > > telah menarik perhatian global. > > > > - China membangun pipa sepanjang 2.600 mil yang mengaliri migas ke sebagian > > besar kota besar seperti Shanghai hingga ke Beijing. > > > > Strategi Energi China > > > > - Mengurangi ketergantungan migas dari luar negeri > > > > - Menjadikan Xinjiang sebagai pusat penyimpanan dan cadangan na
Re: Kebodohan Membuka Peluang (Re: [budaya_tionghua] Berita yang provokatif berbau SARA, bibit perpecahan)
Hebat ya para pejabat Indonesia, tidak ada yg dateng ke Kalbar sewaktu jatuh korban sekitar 4000 orang madura. Hebat-hebat...!! Seluruh dunia harus belajar dari para pemimpin Indonesia nih. --- On Mon, 7/13/09, Akhmad Bukhari Saleh wrote: From: Akhmad Bukhari Saleh Subject: Re: Kebodohan Membuka Peluang (Re: [budaya_tionghua] Berita yang provokatif berbau SARA, bibit perpecahan) To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Monday, July 13, 2009, 5:42 AM Tentu saja kerusuhan Tibet beda dengan kerusuhan Sinkiang. Hampir tidak ada kerusuhan yang sama. Tetapi sebaliknya hampir semua kerusuhan ada kesamaannya. Dalam menanggulanginya harus diperhitungkan aspek-aspek besaran skalanya, motif penyebabnya, dan potensinya untuk berkembang lebih rusuh lagi. Dan diukur dengan semua aspek itu, kerusuhan Tibet masih jauh, jauh lebih berat daripada kerusuhan Sinkiang, terutama karena gerakan free Tibet yang jutaan orang di luar RRT sangat jauh lebih established dan kuat daripada gerakan free Sinkiang yang cuma seorang perempuan tua di AS. Namun begitu toh baik kerusuhan Tibet apalagi kerusuhan Sinkiang keduanya tidak memerlukan repotnya seorang Presiden RRT. Ingat waktu kerusuhan etnis serupa Uighur vs. Han terjadi antara Dayak vs. Madura di Kalimantan Barat? Bahkan seorang Menteri pun tidak ada yang perlu datang dari Jakarta ke Pontianak. Begitu pula dalam halnya Sinkiang tidak ada Menteri yang perlu datang dari Beijing ke Urumqi. Sebaliknya di Italia, kehadiran Presiden RRT pada G-8 Summit mengemban tanggung-jawab sangat besar, bukan hanya mewakili aspirasi sosialisme milyaran rakyat RRT, tetapi juga sebagai satu-satunya wakil seantero rakyat dunia ketiga, dalam berhadapan dengan para kampiun ekonomi kapitalisme liberal yang sedang meroyan. Jadi, jangan bicara tentang wujud tanggung-jawab seorang pemimpin dalam melihat kepulangan Presiden RRT dari Italia. Karena kalau begitu, itu adalah lari dari tanggungjawab yang maha besar dengan berkedok tanggungjawab yang sangat sepele. Wasalam. = = === - Original Message - From: zho...@yahoo. com To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Sunday, July 12, 2009 9:50 AM Subject: Re: Kebodohan Membuka Peluang (Re: [budaya_tionghua] Berita yang provokatif berbau SARA, bibit perpecahan) Peristiwa Tibet agak lain dng xinjiang, di tibet para perusuh sasarannya jelas terlihat, yakni pemerintah. Pemerintah lebih mudah bertindak dng tangan besi. Di Xinjiang yg menjadi sasaran adalah kelompok masyarakat! Ini kalau tidak ditangani dng hati2 bisa berlanjut menjadi bentrokan etnis secara masif. Mengingat di xinjiang jumlah orang han dan uigur relatif berimbang. Yg jelas, di media2 yg saya percaya tak ada satupun yg mengaitkan kepulangan Hu dng masalah dipermalukan! Kalau masalah pencitraan di massmedia barat, mau gimana corectnya tindakan Rrt, tetap saja bisa dibelokkan menjadi citra negatif! Ini sudah jamak. Egp kata anak2 muda.
Re: [budaya_tionghua] Istilah Usang Nonpri-Pri (Was: Kedoknya Tersingkap Juga)
Perempuan bego tidak punya harga diri kayak si penulis itu mah gak usa dipikirin... --- On Wed, 6/24/09, David Kwa wrote: From: David Kwa Subject: [budaya_tionghua] Istilah Usang Nonpri-Pri (Was: Kedoknya Tersingkap Juga) To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Wednesday, June 24, 2009, 12:38 AM Maaf, owe mau tak mau terpaksa berkomentar juga. Gatal rasanya kalau tidak. Rasanya janggal ya, istilah yang dipakai koq masih istilah diskriminatif “nonpri-pri” hasil rekayasa rezim orde babe yang sudah usang seh...? Koq si perempuan yang satu ini mau-maunya menyebut dirinya “wanita nonpri” seh...? Jangan mau "diasing-asingkan" dan jangan suka“mengasing-asingkan diri” lah! Kalau owe seh, terus-terang, oga be'eng...! Owe ngga pernah merasa diri “asing” dan “menumpang” di negeri ini. Seandainya negeri ini bukan tanah tumpah-darah owe dan owe lantas disuruh “pulang”, mau disuruh “pulang” ke mana? Ke Amrik, ke Ostrali, atau ke Kanada? Lalu kenapa kalimatnya bukan “saya seorang perempuan Cina/Tionghoa” aja, yang kawin dengan “seorang Jawa” bernama Joko, kan enak kalau begitu! Daripada “nonpri” lah, “WNI keturunan” lah, “warga keturunan” lah (emangnya “keturunan” apa?), kan terasa lebih “sedap” dan “nyaman” di mata-kuping- hati disebut “Cina/Tionghoa”. Disebut Cina/Tionghoa, siapa takut? Biasa aja tuh... Kita emang orang Indonesia dari kelompok etnik Cina/Tionghoa. Cina/Tionghoa so what gitu loh. Pede aja lah, jangan minder disebut Cina/Tionghoa, orang juga maklum. Mereka yang tetep pake nama Cina/Tionghoa seperti Liem Swie King, Kwik Kian Gie juga pada pede aja tuh. --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, “HKSIS”
[budaya_tionghua] Selamatkan Rumah Oey Djie San
Indopos, Selasa 13 Januari 2009 SELAMATKAN RUMAH OEY DJIE SAN Pemuda Tionghoa Gelar Diskusi DIPICU mulai terbengkalainya bangunan cagar budaya, puluhan anak muda di sekitar rumah Kapitan Oey Djie San di Karawaci, Tangerang berkumpul untuk melakukan diskusi serta mencari solusi agar bangunan tersebut bisa diselamatkan, Sabtu (10/1) malam lalu. Keberadaan rumah Kapitan Oey Djie San kini 40 persen bangunannya sudah dirusak karena kepemilikannya sudah diambil alih orang lain. Elemen masyarakat, khususnya dari kalangan pemuda-pemudi Tionghoa konsern memperjuangkan kelanggengan bangunan itu. Ken Ken, koordinator pemuda Tionghoa yang peduli bangunan cagar budaya mengungkapkan dirinya merasa ironis melihat bangunan bersejarah itu akan segera dibongkar. “Padahal, bangunan kapitan itu memiliki keunikan arsitektur yang sulit ditemukan di tempat lain. Yaitu keberadaan arsitektur yang menggabungkan arsitektur Eropa (Belanda), local (Melayu Tangerang), dan China. Tidak banyak gedung tua yang memiliki keunikan seperti rumah Kapitan Oey Djie San,” tuturnya kepada Indo Pos. Maka itu, bersama dengan Ikatan Pemuda PSMTI, Koalisi Antar Generasi dan Anak Langit, serta elemen pemuda lainnya, pihaknya mengharapkan Pemda setempat bisa mengambil alih bangunan itu sebagai bagian dari cagar budaya. Sehingga, lanjutnya, keberadaan bangunan itu bisa terus bertahan sebagai bagian dari wisata budaya Tangerang. Untuk diketahui, rumah Kapitan Oey Djie San berdiri sejak abad ke 18. Bangunan yang berdiri di atas tanah seluas 1,8 hektar itu dulunya merupakan pusat administrasi bagi orang Tionghoa. Juga pernah dipakai sebagai tempat pengungsian masyarakat Tionghoa Tangerang ketika terjadi pembantaian di Tangerang 1946 (peristiwa gedoran). Sementara itu, bagi Eddie Sadeli selaku Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Tionghoa Indonesia (LPPMTI) mengaku sangat ironis melihat keberadaan bangunan tua di Indonesia. “Ketika keluarga tidak lagi bisa mengurus bangunan itu, Pemda tidak tanggap mengambil alih. Padahal, situ situ sangat berharga bagi pendidikan sejarah generasi selanjutnya,” imbuhnya. Selain sebagai bagian dari pendidikan sejarah bangsa, bangunan itu juga pantas menjadi aset wisata untuk Pemda setempat. Kendala dana seringkali menjadi keluhan Pemda ketika dituntut untuk melestarikan cagar budaya. “Sepertinya, elemen komunitas Tionghoa pun harus turun tangan. Misalnya, mereka bisa membeli bangunan itu kemudiandipakai sebagai tempat perkumpulan atau rumah abu Marga. Saya rasa, itu solusi yang paling mungkin saat ini,” sarannya. (sic)
[budaya_tionghua] Malam Mingguan di Rumah Kapiten Oey Djie San
Acara "Malam Mingguan di Rumah Kapiten Oey Djie San" adalah rapat akbar terbuka yang akan berlangsung pada hari Sabtu tanggal 10 Januari 2009. Acara ini akan berlangsung mulai pukul 7 malam sampai selesai. Lokasinya di Jl. Imam Bonjol Karawaci tepat di rumah Kapiten Oey Djie San. Seluruh elemen yang perduli diharapkan kehadirannya. Pada hari Kamis tanggal 8 Januari pukul 8 malam terjadi rapat dadakan di rumah Caleg Acong. Rapat dihadiri oleh IP-PSMTI, Pemuda Tionghoa-Tangerang, Aliansi Ormas dan saya. Jumlah perserta 10 orang pemuda. Rapat dadakan ini tidak direncanakan terlebih dahulu. Di sore hari, seorang teman IP-PSMTI bernama Wendi menelpon saya. Saya ajak dia ke rumah Acong. Sesampainya di rumah Caleg Acong, sudah berkumpul 5 orang pemuda termasuk Koh Budi Krisnanto (anggota DPRD 2 Tangerang. Setengah jam kemudian, datang dua orang perwakilan ormas pemuda. Lelaki dan perempuan berseragam hitam. Ada bendera merah putih di lengan kanan. Keduanya bukan etnis Tionghoa. Karena belum ada izin menyebut nama ormas pemuda ini, saya hanya akan menyebutnya dengan istilah "aliansi ormas". Siang hari sebelumnya, seseorang dari majalah SINERGI menelpon saya di kantor PANTAU KOMUNITAS. Dia memberitahu tentang adanya beberapa kelompok pemuda non-tionghoa Tangerang yang memiliki visi perjuangan menyelamatkan gedung-gedung tua termasuk Rumah Kapiten Oey Djie San. Orang dari majalah SINERGI ini meminta nomor telpon Caleg Acong. Orang-orang muda non Tionghoa yang peduli dengan Rumah Tua Kapiten Oey Djie San itu adalah kedua orang yang datang ke rumah Acong dan mengadakan rapat dengan para pemuda Tionghoa. Rapat informal dibuka dengan perkenalan diri. Suasananya masih kaku. Acong, sebagai tuan rumah, membuka rapat dengan penjelasan bahwa kami baru mengetahui masalah pembongkaran rumah Kapiten Oey Djie San. Lalu kami meminta penjelasan dari ke 2 perwakilan Aliansi Ormas untuk mengurai permasalahan agar terjadi kesamaan pemahaman terkait masalah perusakan situs sejarah. Kawan Aliansi Ormas membuka penjelasan dengan aktifitas riset situs sejarah Tangerang yang akan dibukukan. Dalam buku yang segera terbit ini ada penjelasan tentang Rumah Kapiten Oey Djie San. Mereka telah mengunjungi berbagai situs di Tangerang, termasuk Kelenteng Tanjung Kait dan Boen Hai Bio di Serpong. Mereka juga perduli dengan masalah lingkungan hidup. Khusus di masalah perusakan rumah kapiten Oey Djie San, Aliansi Ormas telah mengetahui dan melakukan serangkaian aksi penyelamatan dan riset masalah sejak bulan November. "Masalah ini sudah dibicarakan di mana-mana, bahkan sudah naik di media. Tetapi anehnya, di Tangerang adem-ayem", kata pemuda Aliansi Ormas. Kami tidak mampu menjawab. Beberapa pemuda Tionghoa menundukan kepala. Pemudi Aliansi Ormas yang sebelumnya diam membuka suara. Saudari ini menjelaskan masalah hukum rumah Kapiten Oey Djie San. Menurutnya, Rumah Kapiten Oey Djie San telah terdaftar sebagai "Benda Cagar Budaya" (BCB). Jadi tidak sepenuhnya benar bahwa rumah tua ini tidak memiliki status penting. Payung Hukum yang mengatur masalah cagar budaya diatur oleh UU No.5 tahun 1992. Ada aturan resmi pemerintah RI untuk melindungi situs-situs bersejarah dan benda cagar budaya. Lewat payung hukum ini, gugatan masyarakat terhadap rumah Kapiten Oey jadi memiliki pondasi hukum. Pembongkaran Rumah Kapiten Oey sudah terjadi sejak bulan November. Aliansi ormas secara tidak sengaja mendapati proses awal pembongkaran itu ketika mereka sedang meneliti lingkungan sungai di depan rumah kapiten Oey. Ada aktifitas pembongkaran. Mereka bertanya-tanya. Itulah awal dari riset dan aktifitas Aliansi Ormas yang membuat kita para pemuda Tionghoa tampak tertinggal cukup jauh. Aliansi Ormas telah melakukan interview dengan RT dan RW setempat, pihak kepolisian, mempelajari delik hukum dan sempat hendak dihentikan oleh pihak pemda Kota Tangerang. Menurut ALiansi Ormas, pihak penghancur rumah Kapiten Oey sebenarnya memiliki rencana akan menyelesaikan pembongkaran pada tanggal 20 Desember 2008. Aliansi Ormas menduga proses penghancuran itu sementara ditangguhkan karena kasus ini terblow-up media. Tetapi mereka mengamati bahwa proses pembongkaran seluruhnya akan tetap dilaksanakan. Pada tanggal 20 Desember itu pula, Aliansi Ormas menggelar sarasehan di Taman Makam Pahlawan Tangerang dengan tajuk "Selamatkan Situs Tua Tangerang". Sarasehan ini khusus membahas pembongkaran rumah Kapiten Oey. Pihak Boen Tek Bio diundang tetapi tidak ada satu pun yang datang. Alasannya berhalangan hadir. Rumah Kapiten Oey terletak di lahan seluas 1,8 hektar. Lahan ini dibeli pihak Mc Donald dengan harga 20 milyar rupiah. Menurut beberapa sumber, pembayaran belum lunas. Sedangkan menurut Aliansi Ormas, bangunan gedung rumah terjual dengan harga Rp. 750 juta. Aliansi Ormas memperoleh keterangan beberapa nama yang terkait dengan pencurian situs sejarah Tionghoa ini. Ada beberapa orang yang terlibat. Salah satu artefak ruma
[budaya_tionghua] Gerakan Anti Olimpiade tgl 7 Agustus
Dear Friends Ada agenda dari beberapa kelompok anti-Tionghoa dari Falun Gong Indonesia, Anand Krsna, Aliansi Rakyat Indonesia untuk Rakyat Tiongkok, jaringan pemerintahan Tibet in Exile, Himpunan Mahasiswa Budhis Indonesia (hikmahbudhi) dan beberapa kelompok lain serta tokoh-tokoh seperti Marco Kusumawijaya, Metta Dharmasaputra (wartawan TEMPO), Mohamad Gatot (LBHI) yg didukung oleh Jaringan Tionghoa Muda (JTM) untuk menggelar aksi bakar lilin untuk mengecam Olympiade Beijing dan mempermalukan seluruh etnis Tionghoa. Lokasi pembakaran lilin belum dapat saya terima. Mungkin di Bunderan HI pada malam hari. Orang-orang ini mempersoalkan isu Tibet, Uighur Xinjiang, Burma dan mempolitisir pesta olah raga menjadi kegiatan politik anti-Tiongkok dan anti-Asia yg sepenuhnya diback up oleh jaringan radikal Anglo Saxon yg berbasis di Amerika. Tanpa pendalaman masalah apalagi pemahaman tentang konteks yg berlaku terhadap masalah-masalah yg mereka angkat semerta-merta mereka menghujat RRT dan Han Chinese sedemikian rupa. Contohnya di masalah Tibet. Mereka menuding secara sembarangan Kerusuhan anti-Tionghoa di Lhasa tanggal 14 Maret. Kerusuhan berdarah yg diotaki oleh Klik Dalai Lama yg merupakan bagian integral dari Tibetan People's Uprising Movement dan diorganisir oleh Tibetan Youth Congress lepas dari pengetahuan mereka yg sepotong-sepotong tentang apa yg terjadi di Zhongguo. orang-orang ini tidak mampu melihat kebohongan Dalai Lama ketika menyatakan bahwa kerusuhan Lhasa itu adalah "demonstrasi damai" yg dilakukan oleh para pemuda Tibet. Nyatanya, di Youtube terpampang rekaman-rekaman aksi anarkis, brutal, inhuman dan preman yg dilakukan oleh para pemuda Tibet terhadap orang-orang Han Tionghoa dan Hui Moslems. Lantas, terbongkarnya kebohongan CNN dan BBC dalam manipulasi pemberitaan terhadap fakta yg terjadi di Lhasa. Fakta-fakta ini tetap tidak mampu menyentuh rasionalitas dan hati nurani kelompok-kelompok Indonesia anti Tiongkok yg akan membakar lilin di tanggal 7 malam nanti. Jangan berharap kelompok-kelompok anti Tiongkok ini mengetahui beberapa data penting seperti naiknya GDP regional Tibet selama 7 thn bertururt-turut. Mereka juga tidak tau bahwa Pemerintah Pusat RRT setiap tahun memberi subsidi yg mencapai angkat 94.7 miliar yuan untuk Tibet. Infrastuktur Tibet mengalami kemajuan pesat beberapa tahun belakangan ini dan pembukaan jalan kereta Qinghai-Tibet telah memberi keuntungan besar untuk masyarakat Tibet (baik Han Tionghoa dan Tibetan minority). selama 10 thn, pemerintah pusat dan Tibetan Autonomous Region telah menyelesaikan 117 projek pembangunan besar di kawasan tibet. Seluruh pelosok Tibet sudah memiliki jaringan telepon saat ini. lebih dari 590 ribu keluarga petani dan gembala telah menempati rumah layak huni secara cuma-cuma sejak pemerintah membangun pemukiman layak huni di tahun 2006. Sedangkan penduduk Tibet hanya berkisar 2,7 jt orang saja. Pemerintah Daerah Tibet telah mampu memberikan subsidi medis kepada seluruh penduduk dengan sistem asuransi medis. Tibet merupakan provinsi pertama yg memberlakukan sistem asuransi tersebut. Sistem ini telah membantu 230 ribu petani untuk memperoleh akses kesehatan yg layak. Orang-orang bakar lilin ini tidak pernah mengetahui bahwa selam 20 tahun belakangan ini, Pemerintah RRT telah memberikan dana lebih dari 700 juta yuan untuk memperbaiki biara, merawat situs-situs keagamaan dan relik-relik. Pemerintah Pusat juga melakukan usaha untuk mengumpulkan kumpulan tulisan-tulisan klasik Tibet termasuk transkrip Tibetan Tripitaka dan Biografi Raja Gesar yg masyur itu. Pemerintah Pusat Beijing juga memiliki program untuk mempertahankan dan mengembangkan kebudayaan/tradisi Tibet yg merupakan salah 1 suku minoritas di Tiongkok. Sebenarnya, bukan hanya kebudayaan dan tradisi Tibet saja yg dijaga oleh Pemerintah, tetapi seluruh suku minoritas memperoleh priviledge tersebut.
[budaya_tionghua] Arson attack at Chinese consulate in San Francisco
This is what's going to happen when the anti-chinese movement spread on the basis of mis-perception and mis-knowledge of what happened on Tibet. The Western's media doesn't tell the truth and try so hard to hide the fact that Tibetans' youngsters started to burn and kill the Chinese and Hui (moslem people). There's a huge possiblity that it is going to spread wider to attack all the chinese ethnics (huaren) due to Western's propaganda against Zhongguo. so i think it is better for us to clarify the situation in Tibet and not to worsen the news and anti-chinese sentiment. because, in due time, it is ourselves who will be the victims of these acts. Arson attack at Chinese consulate in San Francisco: police Thu Mar 20, 2008 SAN FRANCISCO (AFP) - Police in San Francisco are investigating an arson attack on the Chinese consulate in the city, officials said Thursday. A San Francisco police spokesman said a flammable liquid was poured on a metal door at the building and set alight at around 4 am. The blaze, which charred a door, burned out before fire crews arrived on the scene. No-one was hurt in the incident and police are hunting two people seen fleeing the scene, the spokesman said. The incident comes amid worldwide condemnation of China's crackdown against anti-Chinese protesters in Tibet, which has seen demonstrations at Chinese embassy buildings across the globe. - Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. [Non-text portions of this message have been removed]
[budaya_tionghua] China plans a city-sized monument celebrating
BEIJING (AFP) - China plans a city-sized monument celebrating traditional Chinese culture and centred on the birthplace of the philosopher Confucius, state media said Sunday. The "Chinese Culture Symbolic City" in eastern Shandong province will cost at least 4.2 billion dollars and span more than 300 square kilometres (115 square miles), Xinhua news agency quoted those involved in the project as saying. Project organisers will begin soliciting design proposals for the plan next week but already envision a memorial hall to Confucius and monuments to other memorable Chinese figures from the past. The monument would also celebrate Chinese technical breakthroughs such as paper-making up to recent successes such as the launch of a lunar probe, Xinhua said. The plan marks perhaps the most spectacular embodiment of a rebirth in interest in traditional Chinese culture. In particular, Confucius's 2,500-year-old teachings of peace and social harmony have come back into vogue as an antidote to the rapid and chaotic development of modern China. "No culture can survive without the matrix in which it was born," Xu Jialu, a parliament member and project initiator, was quoted as telling a press conference in Beijing. "The traditional Chinese culture is part of the Chinese people's identity, and we need to bring that back in the face of an increasingly superficial and chaotic world." The "city" will incorporate the ancient city of Qufu, ancestral home of Confucius, and nearby Zoucheng, home of the later Confucian philosopher Mencius, and a mountain range between them. China's Confucian revival has been tacitly encouraged by the communist government as a calming influence amid growing public dissatisfaction over China's economic and social growing pains. Construction is expected to begin by 2010. - Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. [Non-text portions of this message have been removed]
[budaya_tionghua] Re: Pemalsuan suatu sejarah
Fei, what's wrong with you?! Rilex, santai sedikit. Anda jangan ganggu orang. Pilih saja orang-orang yg seide dgn anda untuk berdiskusi dan mengelaborasi permasalahan. sekaligus break down masalah. Jangan ganggu orang lain. Itu hanya membuat anda cape sendiri. Dimaki-maki, sekaligus pesan anda tidak akan didengar. Paling2 nama anda langsung didelete atau email anda dimasukan ke dalam mailbox spam. Jadinya cape sendiri bukan?! btw, anda ini siapa ya? Kenapa mau libatkan komunitas Tionghoa ke dalam perdebatan agama? hujat-hujat islam lagi. itu tidak baik, bisa bikin rusuh. Plis dipikir ulang. fei fei <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Saya cuma ingin urung rembuk juga dan hati hati terhadap pemalsuan suatu sejarah yang banyak terjadi ,apalgi kita baru saja merayakan imlek dan lihat apa benar tahun 2559 adalah tahun resmi imlek ternyata ini juga bukan malahan akan di ketawai oleh china daratan sejak kapan imlek berubah tahunnya inilah salah satu masalah juga yang harus disadari kesalahan sejarah yang begini masih meliputi tionghoa tionghoa indonesia dan tentunya saja ini akan menjadi bahan tertawaan bagi china china yang percaya kebohongan suatu rezim terhadap sejarah dan tentunya banyak sekali bukan contoh ini saja yang sudah saya berikan. Alexsander the great,napoleon bonaparte zhang he dan terakhir adanay kebohongan pahlawan pattimura yang di gembar gemborkan beragama islam ini juga sudah banyak terjadi. Apa ini tidak mau di telaah dan di teliti sangat sangat memalukan tentunya bagi tionghoa indoneisa yang percaya suatu konpirasi kebohongan publik mentah mentah. - Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search. - Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. [Non-text portions of this message have been removed]
[budaya_tionghua] Kelakuan Memalukan FLG di imlek tahun ini
Saya baru saja baca Harian New York Times. Tiba-tiba ada berita tentang aktivitas hebat Falun Gong di New York. Ternyata FLG di Amerika pun dibenci oleh masyarakat. Karena penipuan dan kelicikan yg mereka tampilkan, Kelucuan teori aliens ala Li Hongzhi dsb. di imlek tahun ini, FLG kembali memperlihatkan perilaku tidak-etis dengan penipuan dan mempertontonkan sesuatu yg tidak layak ditonton oleh anak kecil. perilaku FLG ini memicu protes dari orang tua yg tertipu oleh FLG. untuk lebih lengkapnya, silahkan baca artikel berita New York Times di bawah ini: A Glimpse of Chinese Culture That Some Find Hard to Watch By ERIC KONIGSBERG New York Times Each of the first few numbers was more elaborate than the last, teeming with acrobatic dancers, awash in jewel-toned silks, swelling to the anthemic strains of the orchestra. It was the opening night of Chinese New Year Splendor, a music and dance production that began at Radio City Music Hall last week. Then the lyrics to some of the songs, sung in Chinese but translated into English in the program, began referring to "persecution" and "oppression. " Each time, almost at the moment a vocalist hit these words, a few audience members collected their belongings and trudged up an aisle toward the exit. Before long came a ballet piece in which three women were imprisoned by a group of officers, and one was killed. At the end of the number, more members of the audience, in twos and fours and larger groups, began to walk out. At intermission, dozens of people, perhaps a few hundred, were leaving. They had realized that the show was not simply a celebration of the Chinese New Year, but an outreach of Falun Gong, a spiritual practice of calisthenics and meditation that is banned in China. More than three years after flooding city corners and subway stations to spread the word about the Chinese government's repression, Falun Gong practitioners are again trying to publicize their cause. Only this time, it involves costumed dancers and paying audiences in that most storied of New York concert halls, Radio City. While the street theater, which often included live simulations of torture and videos and photographs of beaten victims, took a direct approach, the Chinese New Year Splendor show involves a slow reveal. It is not until the performance is under way that any reference is made to Falun Gong. "I don't feel comfortable here," said Elizabeth Levy, an author of children's books who was among the first to leave. "I had no idea when I came that this was about Falun Gong." "The Power of Awareness," a piece that occurred late in the event, marked one of the first overt mentions of the movement in the program. In that number, Communist police officers walking through a park rough up a mother and daughter whose banner carries the Falun Gong message of "truthfulness, compassion and tolerance." The abusive officers are pushed back and chased away by a large group. The mother and daughter duo then "poetically leads the multitudes in learning the exercise of Falun Gong." Advertisements for the show, which have appeared on Metro-North trains and in The New York Times, among other places, make no mention of Falun Gong. Nor do the show's Web site or the brochures being handed out on Manhattan sidewalks. The brochures include what appears to be an endorsement quotation from Mayor Michael R. Bloomberg: "Brings to life the rich traditions of ancient China right here in the Big Apple." However, a spokesman for the mayor, John Gallagher, said that Mr. Bloomberg had neither seen the show nor praised it, and that the quotation may have been taken from a greeting card Mr. Bloomberg sent to Chinese-American organizations in which he saluted Chinese New Year celebrations in general. The show, which runs through Saturday, is a production of New Tang Dynasty Television, a nonprofit satellite broadcaster started by Falun Gong followers and based in New York. With roughly 200 performances planned for 2008 the company employs two troupes it estimates that about 600,000 people will see the shows (in 2007, the company said, the number was about 200,000). The television network, which often broadcasts news critical of the Chinese government, has been sparring continuously with Beijing over the shows. Before last year's show at Radio City (the first was in 2006), the network complained that China was pressuring sponsors to withdraw their support, a claim echoed in other cities where the show has run. In a statement, the Chinese Embassy criticized the network for trying to "inveigle the public into watching the show," and said, "The truth is that the so-called `galas' were nothing but a sheer political tool used by `Falun Gong' organization to spread cult and anti-China propaganda." Falun Gong is a form of qigong, an ancient practice of breathing exercises, but also incorporates a
[budaya_tionghua] Re: Fw: Giliran Jalan Gajah Mada Tegang
--- telah disunting seperlunya -- Ya lo kontak sodara-sodara di Ponti donk. Gue tau benar persepsi teman-teman Dayak terhadap Melayu di sana. oleh karena itu, kalau posisi Tionghoa dizolimi dan terus didesak hingga terjadi kemelut besar maka semua lapisan masyarakat termasuk Dayak akan marah. di sana titik penyelesaian ketegangan itu. di saat, teman-teman Dayak sudah bergerak. intinya, tetap komunikasi dan duduk bersama pimpinan dan masyarakat Dayak setempat. jernihkan persepsi mereka, jangan sampai masyarakat Dayak diprovokasi untuk terjun ke arena konflik hingga terpengaruh untuk gebuk Tionghoa. padahal posisi Tionghoa tidak berada dalam posisi ofensif. sodara-sodara Tionghoa di Jakarta sudah bergerak di hari pertama rusuh. tenang, bala-bantuan tetap ada. kami semua memperhatikan perkembangan di sana. walau tak terlihat, tapi diam-diam banyak sodara yg sudah bergerak. you are not alone my Ponti brothers!!! best regards, Kenken Youka & Shouryuujo <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Sayang gue di Jember - Jawa Timur saat ini... :( DoC 107 On Dec 10, 2007 4:31 PM, Azura-Mazda wrote: > Saya kira bang darwin, selama masyarakat kelompok Dayak > tidak turun gelanggang konflik maka situasi tegang tidak perlu > terlalu dikuatirkan. sekalipun evakuasi anak-anak dan wanita > Tionghoa tetap perlu dilakukan untuk berjaga-jaga situasi > yg paling buruk.
[budaya_tionghua] Re: Fw: Giliran Jalan Gajah Mada Tegang
Saya kira bang darwin, selama masyarakat kelompok Dayak tidak turun gelanggang konflik maka situasi tegang tidak perlu terlalu dikuatirkan. sekalipun evakuasi anak-anak dan wanita Tionghoa tetap perlu dilakukan untuk berjaga-jaga situasi yg paling buruk. saya kira, sodara-sodara Tionghoa di sana perlu duduk bersama dgn masyarakat Dayak untuk menyelesaikan masalah ini secara baik-baik. Tionghoa mesti rangkul masyarakat Dayak yg selama ini berhubungan sangat baik dengan Tionghoa. sekalipun di masa GPRS/Paraku, masyarakat Dayak pernah ditipu oleh unsur Angkatan Darat untuk membinasakan Tionghoa tetapi saya kira saat ini masyarakat Dayak telah mengetahui trik tipuan tersebut. Saya kira, orang-orang Tionghoa mesti melawan apabila diserang dan apabila posisinya tidak bersalah. seperti kata si Can Keng Hong itu, tidak perlu kuatir. apabila benar ya lawan. karena kalau pun Tionghoa diam ya tetap saja dihajar. rumah-rumah ditimpuki seenaknya. asalkan ingat darwin, jaga hubungan baik dengan masyarakat Dayak. jangan sampai ada mis-komunikasi. itu saja harapan saya untuk sodara-sodara di Pontianak. best regards, Kenken Youka & Shouryuujo <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Pontinak Post bukan Sumber yang valid... Masa Redakturnya diancam Preman Sungai Jawi sampai ga berani mengangkat permasalahan Preman di Sungai Jawi.. Kasus Rusuh Di Pontianak sebenarnya sudah diciunm jauh2 hari... & kebetulan ini ada pemicunya... Biang keladi sebenarnya yach dari Pilkada Sejak kekalhan 3 Cagub Gubernur Etnis Melayu membuat Tensi di Ponti sudha memanas... Wong Melayu di Kalbar dikenal.<> DoC 107 On Dec 9, 2007 8:02 PM, HKSIS wrote: > > > > - Original Message - > From: Sunny > To: Undisclosed-Recipient:; > Sent: Sunday, December 09, 2007 8:47 PM > Subject: Giliran Jalan Gajah Mada Tegang > > > http://www.pontianakpost.com/berita/index.asp?Berita=Metropolis&id=147325 > > >
[budaya_tionghua] Re: [komunitas-tionghoa] Re: Mengapa Celtic Woman mau rombak tradisi Tionghoa???!!!!
. Terjadi ketidak seimbangan jumlah lelaki dan perempuan akan membuat persoalan serius dalam masyarakat. Padahal kenyataan yang ada, baik anak laki maupun anak perempuan adalah turunan mereka berdua, ibu dan bapaknya! Untuk tidak dirasakan "putus turunan", tradisi turunan garis-bapak itu dirasakan tidak adil, dan tentunya akan berangsur-angsur sirna deengan sendirinya! Sudah ada yang memulai, tentu belum banyak, anak-anak yang lahir pada saat memberi nama dia gunakan marga ibu. Menunjukkan, si anak juga turunan ibu, bukan hanya turunan bapak saja. Dengan demikian anak lelaki atau perempuan sama saja. Dan pemberian nama anak sepenuhnya adalah hak orang-tuanya, yang siapapun tidak berhak menggugat, protes apalagi melarang. Salam, ChanCT ----- Original Message - From: Azura-Mazda To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, December 07, 2007 3:15 PM Subject: [komunitas-tionghoa] Re: Mengapa Celtic Woman mau rombak tradisi Tionghoa??? Yg goblok mah elu CW, dibilangin kalo Tradisi Tionghoa itu tidak mengenal pewarisan marga ibu tetapi memakai sistem marga ayah. Lah kalo elu mau warisin marga lu ke anak lu ya gak apa-apa, tapi jangan sebut itu sbg tradisi Tionghoa. sebut saja tradisi marga celtic atau tradisi pewarisan marga ala Oom Chan. getu lho!! kalo enggak, ntar lo diketawain oleh 1 milyar orang Tionghoa di seluruh dunia lho. celtic woman <[EMAIL PROTECTED]> wrote: goblok lu kenken. yang saya masalahkan itu KEHARUSAN memakai nama marga ayah menurut budaya tionghoa versi kamu. tidak usah saya terangkan lagi sebab sudah saya terangkan kemarin2 tapi rupanya tidak mau kamu masukkan ke otak kamu. terus aja di-ulang2 pernyataan kamu yang sudah saya sangkal itu. jadi percuma neruskan debat juga. kaya ngadepi muslim fundamentalis. lagian anda tidak pernah fokus sama pembicaraan. maunya ngomong tapi enggak mau dengar. jadi saya sudahi saja. percuma. cw On Dec 6, 2007 4:53 AM, Azura-Mazda <[EMAIL PROTECTED]> wrote: --- CW <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > saya susun lagi jawaban saya : > > si Bush memanfaatkan nama ayahnya yang pernah jadi > presiden > sebelumnya. > 'Mana mau dia pake nama marga ibunya yang tidak > terkenal. tidak > menguntungkan itu. bisa dimaklumi. > > Kenken: Oke, kalo si Bush 43 yg nyata-nyata patriakal bisa dimaklumi mengapa lantas mengecam sistem patriakal leluhur anda sendiri? Oops...anda lebih tertarik dgn sikap oportunistik ye? atau aahh...saya lupa, saya sedang berhadapan dgn cewe bersuku Celtic Eropa bukan dgn si Mei Ling yg tionghoa itu. > -- CELTIC WOMAN: > betul. makanya rejuvenasilah budaya tenglang agar > tidak mati, dengan > mengikuti perkembangan jaman. berilah tempat kepada > perempuan, jangan > dunia ini dikuasai lelaki terus menerus. dimana nama > marga harus ikut > lelaki, lelaki boleh poligami, perempuan tempatnya > dirumah dll. > > Kenken: anda bisa sebutkan contoh-contoh kapan perempuan ditolak posisi sosialnya dgn alasan gender? kalo seorang perempuan tidak terpilih menjadi anggota CPPCC karena tidak qualified maka jangan menuding seluruh lelaki bias gender dong. belajar lagi yg bener, asah otak kurangi gossiping ala cewek. itu contoh Empress Wu Zetian gimana? doi ratu dinasti Tang yg besar tuh. ada kritik dari kaum Konfusianist militan yet saya kira naiknya beliau memperlihatkan bahwa perempuan memiliki posisi yg sangat baik di kosmologi masyarakat Tionghoa yg beradab. lalu inget gak ada Jiang Qing di Revolusi Kebudayaan?? itu gara-gara Jiang Qing, kita semua jadi agak trauma apabila cewe naik ke panggung politik. jadi inget petuah orang tua zaman dahulu yg bilang: "kalo ayam betina berkokok, itu tandanya negara akan runtuh". saat ini, kalo ada kandidat presiden atau sekjen partai di RRT maka sikap saya akan jelas: TOLAK...!!! eeiiit...bukan karena gender, tapi mendingan cewe-cewe belajar lebih banyak masalah politik dululah. dan BUSYET...!! kamu mau poliandri? kamu bule sih, jadi ikut-ikutan pengen poliandri kayak Syah Iran. rupanya, tuntutan anda mengatas-namakan marga ibu Tionghoa cuma didasari keinginan anda untuk poliandri. beruntung anda bukan Tionghoa ya, kalo kagak, malu juga ada cewe tionghoa kayak begini. > CELTIC WOMAN: > konsus bersamanya siapa? perempuan jaman dulu sangat > lemah > kedudukannya, tidak mungkinlah diajak berunding > menentukan apapun > juga. > > Kenken: Anda coba tanya perempuan tionghoa baik-baik, yg ngerti budaya, yg terpelajar, yg berasal dari keluarga baik-baik serta sehat rohaninya, serta perempuan yg menghargai posisi kaum lelaki dan mengingat jasa-jasa kaum lelaki tionghoa dalam melindungi kaum perempuan tionghoa beserta anak-anak kaum perempuan, menjaga negara dan komunitas tionghoa dari serbuan ban
[budaya_tionghua] Re: [komunitas-tionghoa] Fw: Masalah nama, kawin dan Agama sepenuhnya adalah masalah pribadi seseorang!
an saya pada Kenken, jauhi-lah sikap dan pemikiran ektrim yang kalau tidak hati-hati bisa terjerumus jadi ektrimis, bahkan teroris, lho! Anda telah berlebihan atau kebablasan dalam memleba ke-Tionghoa-an, hanya karena anda ingin pertahankan ke-"murnian" yang tak ada perlunya itu! Salam, ChanCT - Original Message - From: B.H. Jo To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Friday, December 07, 2007 9:21 AM Subject: [budaya_tionghua] [komunitas-tionghoa] Re: Oom Chan, ambil budaya apa itu??? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "rene chan" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Azura-Mazda > wrote: > > > > Oom Chan yb, > > > > > > tetapi sampai saat ini, saya kira rujukan kita tetap yaitu > > patriakal menuruti garis marga ayah. sekalipun Oom Chan > > mengganti nama si Oom, tetapi every body will say bahwa > > marga Oom Chan ya SIAUW. > > ** lh ini pandora box sudah ter buka.. apa benar setelah > ganti nama menjadi Chan , tetap ber marga Siauw?? Apa ini cuma asumsi > si mayat aja > BTW oom Chan kenapa koq ganti nama ?? > > rgds. rc > Waktu saya bertemu dgn. Sdr. Chan di Hong Kong baru2 ini, saya juga agak tertarik/heran kenapa ganti nama kenama Tionghoa lain (yg. saya kira tidak sering terjadi). Tetapi barangkali persoalan ini menyangkut alasan pribadi/yg. "private", jadi saya tidak berani tanyakan dan tidak perlu mendapat jawabannya. BH Jo .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.5.503 / Virus Database: 269.16.12/1162 - Release Date: 2007/11/30 _U__ 09:26 --~--~-~--~~~---~--~~ Anda menerima pesan ini karena Anda tergabung pada grup Grup Google "komunitas-tionghoa" grup. Untuk mengirim pesan ke grup ini, kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Untuk keluar dari grup ini, kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Etika berdiskusi bisa dilihat di http://groups.google.com/group/komunitas-tionghoa/web/etika Untuk pilihan lainnya, lihat grup ini pada http://groups.google.com/group/komunitas-tionghoa?hl=id Kondisi/term dalam memakai jasa Googlegroups http://groups.google.com/intl/en/googlegroups/terms_of_service3.html Opini dalam setiap posting adalah pendapat pribadi dari pemosting sendiri, bukan mencerminkan pendapat milis ataupun komunitas tionghoa keseluruhan -~--~~~~--~~--~--~--- - Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. [Non-text portions of this message have been removed]
[budaya_tionghua] Mengapa Celtic Woman mau rombak tradisi Tionghoa???!!!!
--- CW <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > saya susun lagi jawaban saya : > > si Bush memanfaatkan nama ayahnya yang pernah jadi > presiden > sebelumnya. > 'Mana mau dia pake nama marga ibunya yang tidak > terkenal. tidak > menguntungkan itu. bisa dimaklumi. > > Kenken: Oke, kalo si Bush 43 yg nyata-nyata patriakal bisa dimaklumi mengapa lantas mengecam sistem patriakal leluhur anda sendiri? Oops...anda lebih tertarik dgn sikap oportunistik ye? atau aahh...saya lupa, saya sedang berhadapan dgn cewe bersuku Celtic Eropa bukan dgn si Mei Ling yg tionghoa itu. > -- CELTIC WOMAN: > betul. makanya rejuvenasilah budaya tenglang agar > tidak mati, dengan > mengikuti perkembangan jaman. berilah tempat kepada > perempuan, jangan > dunia ini dikuasai lelaki terus menerus. dimana nama > marga harus ikut > lelaki, lelaki boleh poligami, perempuan tempatnya > dirumah dll. > > Kenken: anda bisa sebutkan contoh-contoh kapan perempuan ditolak posisi sosialnya dgn alasan gender? kalo seorang perempuan tidak terpilih menjadi anggota CPPCC karena tidak qualified maka jangan menuding seluruh lelaki bias gender dong. belajar lagi yg bener, asah otak kurangi gossiping ala cewek. itu contoh Empress Wu Zetian gimana? doi ratu dinasti Tang yg besar tuh. ada kritik dari kaum Konfusianist militan yet saya kira naiknya beliau memperlihatkan bahwa perempuan memiliki posisi yg sangat baik di kosmologi masyarakat Tionghoa yg beradab. lalu inget gak ada Jiang Qing di Revolusi Kebudayaan?? itu gara-gara Jiang Qing, kita semua jadi agak trauma apabila cewe naik ke panggung politik. jadi inget petuah orang tua zaman dahulu yg bilang: "kalo ayam betina berkokok, itu tandanya negara akan runtuh". saat ini, kalo ada kandidat presiden atau sekjen partai di RRT maka sikap saya akan jelas: TOLAK...!!! eeiiit...bukan karena gender, tapi mendingan cewe-cewe belajar lebih banyak masalah politik dululah. dan BUSYET...!! kamu mau poliandri? kamu bule sih, jadi ikut-ikutan pengen poliandri kayak Syah Iran. rupanya, tuntutan anda mengatas-namakan marga ibu Tionghoa cuma didasari keinginan anda untuk poliandri. beruntung anda bukan Tionghoa ya, kalo kagak, malu juga ada cewe tionghoa kayak begini. > CELTIC WOMAN: > konsus bersamanya siapa? perempuan jaman dulu sangat > lemah > kedudukannya, tidak mungkinlah diajak berunding > menentukan apapun > juga. > > Kenken: Anda coba tanya perempuan tionghoa baik-baik, yg ngerti budaya, yg terpelajar, yg berasal dari keluarga baik-baik serta sehat rohaninya, serta perempuan yg menghargai posisi kaum lelaki dan mengingat jasa-jasa kaum lelaki tionghoa dalam melindungi kaum perempuan tionghoa beserta anak-anak kaum perempuan, menjaga negara dan komunitas tionghoa dari serbuan bangsa barbar yg hendak menghancurkan tenglang dan memperkosa para perempuan tionghoa. kita liat apa jawaban kaum perempuan baik-baik dan terpelajar itu. jangan tanya sama cewe bule atau kaum feminis lesbi anti lelaki semodel Andrea Dworkin, Mary Daly dsb. jelas jawabannya ngaco total. > == CELTIC WOMAN: > nah kan, kamu sudah kaya islam fundamentalis yang > selalu mengatakan > wanita yang sopan, yang beradab akan ... > keluarnya memuji tapi didalamnya berisi ancaman : > kalo kamu tidak > nurut kata saya, kamu akan saya katakan perempuan > tidak sopan, tidak > beradab dll. sehingga kamu berhak dihina, dibunuh > dll. > > Kenken: saya seperti para leluhur Tionghoa saya, tidak pernah menyetujui wanita dihina apalagi dibunuh. > > == CELTIC WOMAN: > kurang ajar kamu Kenken. kamu sudah durhaka sama ibu > kamu. > apakah ibu kamu yang perempuan tidak ada jasanya > atau lebih kecil > jasanya dari lelaki bagi keluargan, negara dan > komunitasnya? cepat > kamu minta maaf sebelum kutuk datang keatasmu. > > sudah jam 2 malam, gue udah ngantuk, besok lagi. > > Kenken: Gile nih cewe, kok diskusi blom selesai langsung pergi tidur. gimana coba kalo perempuan macam begini memimpin negara sebesar Tiongkok?? bisa kacau total deh. Saya tidak bilang kaum perempuan itu gak ada jasanya dalam melindungi ras tionghoa dari serbuan bangsa barbar. justru dari rahim ibu Tionghoa yg luar biasa lah lahir orang-orang besar spt Liu Bei, Yue Fei, Sun Yat Sen dsb. tetapi kaum yg majoritas berdiri di front terdepan perjuangan menjaga Tionghoa itu yg lelaki. Hua Mulan cuma 1 contoh cewe yg ikut tempur di front terdepan. Nah kalo cewe uda mau rusak tatanan tradisi marga maka saya kira kita sedang mendekati masa akhir eksistensi Tionghoa. mengapa pula harus begitu, kenapa kaum perempuan tidak bersatu padu dgn kaum lelaki Tionghoa untuk mengagungkan golongan ras kita sendiri?? tapi ah, penyakit ini saya kira cuma ada di perempuan tionghoa indonesia saja. semoga demikian adanya. Never miss a thing. Make Yahoo your home page. ht
[budaya_tionghua] Celtic Woman mau rombak tradisi Tionghoa???!!!!
Dear Encik Celtic Woman yb, anda mestinya juga mengecam presiden anda, George Bush Jr. itu dari engkongnya si Bush selalu pake nama ayah yaitu Bush. sampe-sampe mamanya si Bush 43 itu juga pake nama suami, jadinya Barbara Bush. setiap kebudayaan memiliki kultur sendiri. Barat juga punya sistem penamaan versi mereka. kita gak pernah tuh gugat-gugat sistem mereka. memang bagus ada tenglang yg hendak merejuvinisasi budaya. sehingga budaya kita bisa berkembang dan tidak mati. tetapi langkah merejuvinisasi budaya itu tentu tidak berarti menghancurkan kebudayaan itu sendiri bukan?? sejarah tradisi budaya tionghoa pun berdialektika menurut hukum perubahan sejarah. dan kita tidak bisa mencegah ini. kita bisa liat perubahan itu seiring meletusnya berbagai revolusi spt Xinhai 1911, 4 Mei 1919, 1 oktober 1949. banyak di antara perubahan itu mengubah paradigma lama tentang kaum perempuan. lotus feet tidak lagi menjadi trend dan gaya hidup. budaya yg bertentangan dgn kehendak zaman pasti akan mati dgn sendirinya. tetapi tradisi marga ayah tidak pernah melanggar atau menyakiti siapa pun, khususnya kaum perempuan. penerapan marga ayah itu tentu saja datang dari konsensus bersama. kaum perempuan yg sopan, mengerti tradisi, menghormati pengorbanan leluhur, menghargai identitas budaya sendiri tentu tidak akan keluar dgn "ide gila" memporak-porandakan tradisi yg telah ada ribuan tahun berkaitan dgn nama marga ayah. kaum perempuan yg santun tentu saja akan selalu ingat jasa-jasa kaum lelaki tionghoa dalam melindungi keluarga, negara dan komunitas. di Indonesia, kaum lelaki Tionghoa tidak mampu melindungi keselamatan dan harga diri kaum perempuan Tionghoa di kerusuhan anti-tionghoa Mei 98. dan kami menyesali hal tersebut. tetapi bukan karena ketidak-mampuan kaum lelaki tionghoa di Indonesia melindungi kalian kaum perempuan tionghoa maka kalian memutuskan untuk mengobrak-abrik seluruh sendi kebudayaan dan tradisi kita. pada dasarnya, dan semua orang tau, bahwa di dalam diri kita terkandung sluruh marga Tionghoa. contohnya, papa saya bermarga zeng (Donald Tsang), kemudian, papa dari mama saya bermarga Wang (Wang Ching Wei). sedangkan mama dari mama bermarga Lee. sedangkan popoh dari papa bermarga huang. nah, itu baru 3 generasi. entah generasi di atasnya lagi ada marga apa. saya kira, kalau ditelusuri maka dalam diri saya ada seluruh 700 marga Tionghoa. begitu juga dgn diri anda Celtic Woman. sekalipun anda sudah kebarat-baratan, tetapi ketahuilah di dalam diri anda ada seluruh marga tionghoa. jadi, sekalipun dalam tataran formal anda tidak pernah memiliki "hak" menurunkan marga kepada anak-anak anda tapi apapun marga formal anak anda maka di diri anak anda terdapat seluruh marga tionghoa. berbeda apabila anda menikah dgn lelaki hoana. maka anak anda akan menjadi hoana. tidak ada yg salah menjadi hoana. tidak juga menjadi hoana itu akan dibunuh oleh Tionghoa. simply your children are hoana. simply as that kalo kata Harry Adinegara. Marga bagi seorang Tionghoa merupakan sesuatu yg sangat penting. ini berhubungan dgn faktor kekeluargaan. sepanjang sejarah peradaban kita, kita selalu hidup dalam jerih payah. keluarga tercerai-berai. karena itu, sering sekali antara keluarga sudah tidak saling kenal. kakek mama saya kembali ke Kwangtung membawa salah seorang putranya. lalu hubungan putus. tetapi saya tau, bahwa saya memiliki sodara bermarga Wang yg sekarang ini entah berada di mana, sekalipun saya bermarga Zeng. ketika kita diusir dari Indonesia pasca PP-10 di tahun 1959, banyak keluarga tionghoa tercerai-berai. teman-teman saya yg mengalami keterpisahan itu mengetahui dgn pasti bahwa mereka memiliki sodara sedarah di Fukien yg lost contact. dan marga adalah tanda bahwa kita sedarah. Saya pun mengalami keterpisahan dgn sodara akibat PP-10. kabar terakhir, kami mendengar sodara itu tinggal di HK. tetapi sekarang benar-benar lost contact. tetapi saya merasakan betul siapa pun orang Tionghoa bermarga Zeng maka dia punya hubungan darah dgn saya. entah di mana, dan kapan. teman saya yg bermarga Yang mengetahui bahwa ada sodaranya yg bernama Yang ShangKun pernah menjadi PResiden RRT. begitu juga teman saya yg bermarga Liu tau bahwa salah seorang leluhurnya itu adalah pendiri dinasti Han yg besar itu. so, sudah semestinya marga Tionghoa garis ayah ini dihormati dan tidak dimain-mainin dgn seenak jidat untuk memperoleh predikat modern, scientifik ala barat dan menjadi Bule. best regards, Kenken CW <[EMAIL PROTECTED]> wrote: ya iya wong kamunya lelaki tentu saja mau bela apa2 yang menguntungkan lelaki. yang saya maksud itu perempuan kehilangan hak untuk menurunkan nama marganya ke anak2 yang dilahirkannya. ngerti? cw On Dec 5, 7:23 pm, Azura-Mazda wrote: >
[budaya_tionghua] Re: [komunitas-tionghoa] Re: Oom Chan, ambil budaya apa itu???!!!!
an? Budaya Tionghoa? Dan masalah tradisi marga turunan bapak adalah juga budaya Tionghoa, begitu? Lalu ditarik lebih lanjut, bagi yang tidak menuruti nama marga bapak, adalah murtad, hanjian, ... bukan Tionghoa! Huuaaahahahaaa, ... sungggh luar biasa anak muda satu ini, yang merasa diri paling Tionghoa, paling murni dan paling heeiibaaat. Sebenarnya saja, seiring dengan meningkatnya budaya manusia yang lebih demokratis dan adil, kita sudah saatnya juga berpikir kenapa harus mempertahankan garis turunan bapak, mengapa harus mengabaikan turunan ibu? Mengapa kaum ibu harus diabaikan? Padahal pria-wanita adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Tak ada pria tanpa wanita dan tiada wanita tanpa pria didunia ini. Adanya kesatuan pria-wanita itulah anda bisa lahir didunia ini. Dan bukan lagi Tuhan yang meniupkan tanah lempung maka muncul seorang Kenken, kan. Lalu, Kenken itu turunan siapa. Ya turunan bapak-ibulah. Mana mungkin cuman disebut turunan bapak bukan turunan ibu. Garis turunan. Siapa sih yang bisa mengingat nama-nama sampai kakek buyut, bapaknya kakek itu? Barangkali bisa dihitung jari tangan saja. Terlalu sedikit orang bisa mengalami hidup sampai 3 turunan, apalagi lebih. Lha, kampung halaman asal turunan juga udah nggak mungkin diketahui lagi, kok. Kudu dicari akar turunan dari marga, lalu untuk apa seandainya saja sudah diketahui? Katakanlah seperti Prof. Kong Yuanzhi yang ternyata entah turunan keberapa-puluh dari Kong Fuzhi, setelah mengetahui turunan Kong Fuzhi lalu mau apa? Harus jadi penyebar Konfusius, masuk MATAKIN. Heheheheee, ... Dan, ... bagi Tionghoa yang ganti nama dan mengikuti garis ibu, menggunakan marga ibu jadi Hanjian? Bukan Tionghoa lagi. Lha, kemarin saya sudah bilang, Pujangga besar Tiongkok yang ternama, Lu Shun itu justru menggunakan marga ibu-nya. Dan justru dengan marga ibu-nya itulah Lu Shun membela Tionghoa dan sekarang menjadi kebanggaan Rakyat Tiongkok. Kenapa memang kalau dia gunakan marga ibu? Tidak mengakui turunan bapaknya? Bukan lagi Tionghoa? Apa salahnya seorang pemuda yang bernama Zhou Shu-ren itu dalam perjuangan selalu mengingat ibu yang sangat dicintai, gantilah nama dengan menggunakan marga ibunya menjadi Lu Shun. Dengan menyandang nama itulah dia meneruskan perjuangan membela Tionghoa, membela Rakyat Tiongkok. Jadi, melihat orang itu hanjian, murtad, penghianat atau pejuang tidak dari nama tapi terutama dari tindak-tanduknya selama hidup. Mengenai masalah ganti-nama yang dianjurkan LPKB itu soal lain lagi. Bukan masalah gunakan marga bapak atau marga ibu yang saya bicarakan. Adalah satu kesalahan serius kalau tujuannya menjadi usaha untuk menghilangkan segala yang berbau Tionghoa, yang hakekatnya usaha memusnahkan Tionghoa salah satu suku yang ada di Indonesia. Masalah nama, masalah kawin dan masalah Agama sepenuhnya adalah masalah pribadi seseorang, adalah sepenuhnya hak seseorang yang harus dilindungi, yang tidak seharusnya dicampuri apalagi dipaksakan oleh siapapun. Tidak seharusnya pemerintah ikut campur, merecoki, dengan anjuran apalagi paksaan harus gunakan nama ini tidak boleh yang itu, harus kawin dengan suku ini tidak boleh sesama suku, harus masuk Islam tidak boleh Konghuchu. Itu pelanggaran HAM, namanya! Salam, ChanCT - Original Message - From: Azura-Mazda To: [EMAIL PROTECTED] Cc: Ester ; Erik Eresen ; Suma ; BT Sent: Wednesday, December 05, 2007 1:10 PM Subject: [komunitas-tionghoa] Oom Chan, ambil budaya apa itu??? Dear Oom Chan CT yb, BUSYET... kaget saya baca statement Oom Chan mengenai tradisi Marga Tionghoa kita. sorry nih Oom, tapi saya sangat keberatan dgn pandangan Oom Chan ini. kata siapa pula, sekarang ini orang Tionghoa sudah sesukanya memberi nama untuk anak-anaknya?!! sampe marga pun dilupakan. setau saya, tradisi kita adalah patriakal. istilah patriakal ini jangan diintepretasikan menjadi subordinasi perempuan atau secondary engineering towards woman. simply, demi ketertiban tata aturan bermasyarakat Tionghoa saja kita namakan sistem marga dari ayah ini sebagai sistem patriakal. contoh kasus yg diangkat Oom Chan memang terjadi. terutama bagi mereka yg masuk golongan korban orde baru yg tidak lagi mengetahui sistem tradisi minimal Tionghoa. sehingga tidak mengerti lagi kesakralan marga bagi orang Tionghoa. bahkan Tionghoa benteng yg beribu pribumi sunda saja masih menggunakan dan tetap mewariskan marga kepada keturunan mereka. berbeda dengan non-tionghoa yg tidak lagi punya marga. bagi saya, yg dimaksud sebagai tionghoa itu minimal MASIH PUNYA MARGA yaitu marga dari bapak. tidak pernah ada marga dari Ibu, kecuali untuk main-mainan. oleh karena itu, endogami adalah sistem kita. contoh-contoh, perempuan tionghoa yg menikah dengan pria non-tionghoa ya anak-anak mereka sudah hoana, bukan Tionghoa lagi. karena tidak punya marga. tidak bisa a
[budaya_tionghua] buku BLBI karya Lius Sungkarisma
Dear Koh Pudji dan Oom BH Jo, masalah BLBI yg diteriakan oleh gerombolan mahasiswa itu didasari oleh keprihatian terhadap masalah 'budaya bangsa' yaitu KORUPSI. sebelumnya, ada seruan jihad melawan korupsi yg dideklarasikan oleh 14 ormas islam. sayangnya, gerakan moral beritikad baik tersebut tidak diiringi oleh pemahaman yg benar mengenai kasus BLBI. sehingga gerakan moral ini bisa menjurus pada aktivitas destruktif yg tidak menyelesaikan apa pun kecuali menambah deret masalah di Republik ini. merespon seruan moral ke 14 ormas islam itu, sekelompok komponen masyarakat Tionghoa mengambil inisiatif untuk turut bersama ke 14 ormas islam berjuang untuk memberantas korupsi, terutama menyelesaikan kasus BLBI. maka didirikanlah KOMUNITAS TIONGHOA ANTI KORUPSI disingkat KOMTAK. Memang masalah pengucuran dana BLBI itu merupakan kasus besar. fakta itu bisa dilihat dari hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Dari Rp 144,5 triliun dana BLBI yang dikucurkan kepada 48 bank umum nasional, Rp 138,4 triliun dinyatakan merugikan negara. banyak langkah sudah diambil untuk menyelesaikan masalah BLBI yg melihatkan banyak pihak termasuk pejabat negara, kebijakan orde baru, otoritas bank sentral, pengusaha dan IMF. jaksa agung -saat dijabat M.A. Rachman- menghentikan penyidikan (SP3) terhadap sepuluh orang tersangka korupsi BLBI pada 2004. Alasan Rachman saat itu, surat keterangan lunas (SKL) yang dikeluarkan BPPN berdasar Inpres No 8/2002. Yakni, tentang pemberian jaminan kepastian hukum kepada debitor yang telah menyelesaikan kewajibannya atau tindakan hukum kepada debitor yang tidak menyelesaikan kewajibannya berdasarkan penyelesaian kewajiban pemegang saham, dikenal dengan inpres tentang release and discharge. tetapi memang kasus BLBI ini tidak sesederhana hanya menyalahkan para pengusaha bank. karena itulah, KOMTAK pernah menggelar diskusi publik seputar BLBI dgn menghadirkan 3 pembicara yaitu Fauzan dari Majalis Mujahidin Indonesia, Harapah dari Pokja JIHAD dan Kwik Kian Gie mantan menteri etnis Tionghoa. diskusi yg diselenggarakan di hotel SULTAN itu dipandu oleh moderator mantan ketua PGI yg pernah dipanggil George Bush di Bali yaitu Pendeta Natan (juga tionghoa). dalam diskusi itu, Kwik menjelaskan begitu banyak hal mengenai kebijakan pemerintah Orde Baru atas dikte IMF yg keliru dalam menangani masalah krisis moneter. pendek kata, ada intervensi IMF sehingga dana likuiditas bank indonesia itu dikucurkan. hal ini diamini oleh Fauzan dan Harahap. materi seminar BLBI ini sekarang sedang dalam proses cetak untuk dibukukan. Kwik Kian Gie, Fauzan dan Harapan sudah mengedit bahasa tulisan tanpa merubah esensi diskusi untuk disebarkan dalam bentuk tertulis. agar masyarakat lebih mengetahui masalah BLBI sehingga tidak menyasar gerakan moral mereka menjadi gerakan anti-tionghoa. koh Pudji dan Oom BH Jo harap tunggu buku ini. kalau sudah terbit, saya akan bagikan ke kalian dan teman-teman lain. GRATIS!!! best regards, Kenken pudji <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Hallo, Pk Joe itu semua yg diexpose adalah 100 % tenglang, emang kalau dirunut runut dan dibelain, mereka enggak salah, wong puluhan tahun berjaya kok. dan karena krisis saat itu. naaah yg bikin masalah adalah otak nyelametin diri dan aji mumpung plus kapan lagi, rumus ini dipakai waktu itu dg alesan krisis, siapa aja bangkrut saat itu. tapi akibat ngerumus dalil itu, maka diambil keputusan oleh ybs, biarin persh bangkrut atau disita, yang penting gua kagak. BLBI digelontorkan itu bener, tapi yg dipakai untuk perusahaan 20%, sisanya dipakai keperluan lain, dan kalau 80% yg dipakai dan 20 % yg ditilep, mungkin sekarang enggak ada kasus itu gitu looh. saat ini emang hongyam, apalagi kalau ditambahin dg adegan sinetron baru baru ini dimana di semua tv dan koran dipampang CINA CINA ( bukan tenglang atawa chinese ) yg punya pabrik ekstasi dan nyabu gedean di tangerang, batam, Taman anggrek dan Kelapa gading. adalagi, calon gubernur sumatra Utara, nyetor 100 juta ke pdip disiarkan lagi dan bangga menjelaskan, mumet aku. Kebablasan dimana saat ini tenglang diakui dan dinamakan tionghoa, kok yang muncul Cina lagi.repot. salam damai pudji - Original Message - From: "BH Jo" To: "komunitas-tionghoa" Sent: Wednesday, December 05, 2007 7:53 AM Subject: [komunitas-tionghoa] Re: ati2 nih, sudah panas lagi. > > Saya tidak tahu apa 7 orang koruptor itu semuanya orang Tionghoa. > Kalau ya, barangkali memang suasana agak panas utk. orang2 Tionghoa > sebab cuma orang Tionghoa yg. dimasalahkan. Kenapa Liem Swie-Liong, > Bob Hasan kena tetapi Harto tidak disebut yg. sebagai biangnya? > > BH Jo > > > On Dec 4, 6:37 pm, CW wrote: > > "Sunny" > > > > Refleksi: Para demonstran lupa membawa patung pak Harto, eh bukan lupa > > tidak mau dibawa untuk dibakar, sebab katanya kalau dibakar a
[budaya_tionghua] Oom Chan, ambil budaya apa itu???!!!!
Dear Oom Chan CT yb, BUSYET... kaget saya baca statement Oom Chan mengenai tradisi Marga Tionghoa kita. sorry nih Oom, tapi saya sangat keberatan dgn pandangan Oom Chan ini. kata siapa pula, sekarang ini orang Tionghoa sudah sesukanya memberi nama untuk anak-anaknya?!! sampe marga pun dilupakan. setau saya, tradisi kita adalah patriakal. istilah patriakal ini jangan diintepretasikan menjadi subordinasi perempuan atau secondary engineering towards woman. simply, demi ketertiban tata aturan bermasyarakat Tionghoa saja kita namakan sistem marga dari ayah ini sebagai sistem patriakal. contoh kasus yg diangkat Oom Chan memang terjadi. terutama bagi mereka yg masuk golongan korban orde baru yg tidak lagi mengetahui sistem tradisi minimal Tionghoa. sehingga tidak mengerti lagi kesakralan marga bagi orang Tionghoa. bahkan Tionghoa benteng yg beribu pribumi sunda saja masih menggunakan dan tetap mewariskan marga kepada keturunan mereka. berbeda dengan non-tionghoa yg tidak lagi punya marga. bagi saya, yg dimaksud sebagai tionghoa itu minimal MASIH PUNYA MARGA yaitu marga dari bapak. tidak pernah ada marga dari Ibu, kecuali untuk main-mainan. oleh karena itu, endogami adalah sistem kita. contoh-contoh, perempuan tionghoa yg menikah dengan pria non-tionghoa ya anak-anak mereka sudah hoana, bukan Tionghoa lagi. karena tidak punya marga. tidak bisa anak-anak kawin campur ini masuk golongan Tionghoa. Bruce Lee menikah dgn bule. anaknya dinamakan Brandon lee. ya si brandon Lee itu masih tetap dianggap tionghoa apabila ia tetap menginginkan itu. orang-orang spt Agnes Monica yg lebih memilih pacaran dgn pribumi memang memiliki hak menentukan pasangan. kita tidak bisa menyalahkan perempuan-perempuan Tionghoa yg memilih pasangan hidup pria non-tionghoa. tetapi juga jangan menuntut dianggap dan diperlakukan sebagai Tionghoa apabila sudah demikian. berkoar-koar masih tionghoa pun akan diketawain, masa tionghoa menghancurkan dirinya sendiri dengan memotong garis keturunan para leluhur. dosa terbesar bagi seorang tionghoa adalah melupakan leluhur dan membinasakan leluhur dgn kawin campur dan menghilangkan marga Tionghoa. MAO ZEDONG saja masih menerapkan sistem marga ayah untuk putra-putranya. Mao An Ying tetap dipandang sebagai pewaris marga Mao bukan Li Na sekalipun Mao Zedong sangat akrab dan paling sayang kepada putrinya Li Na. bahkan seorang Mao Zedong pun tidak hendak mengganti sistem marga Tionghoa yg sudah berusia ribuan tahun ini. Saya tidak tau apakah Li Na memberi marga Mao kepada anak-anaknya hasil perkawinan dengan marga lain. tetapi seharusnya anak-anak Li Na tidak mewarisi Marga Mao sekalipun tetap cucu Mao Zedong. penjahat Chiang Kai Sek pun masih mengunjungi kuil marga Chiang sesaat sebelum kabur ke Taiwan. bahkan seorang bandit seperti Chiang saja masih hormat kepada tradisi Tionghoa marga ayah. MASYALLAH.kok sekarang kita ini sudah benar-benar tidak berbudaya lagi. akibat baur membaur, kawin mawin dgn tiko, fankui, hoana kita melupakan bahkan menginjak-injak tradisi budaya nenek moyang kita. kita bener-bener sudah berada di mulut jurang kehancuran dan pembinasaan. selamat bagi para penguasa Orde Baru yg sangat berkeinginan untuk menghancurkan dan menghilangkan Tionghoa. misi kalian sudah berhasil. lihatlah tionghoa-tionghoa ini...selamat kpd Harto. best regards, kenken CT <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Siapasih yang bilang kalau ikut marga ayah, lalu si-anak jadi lebih dekat dengan bapak dan si ibu kehilangan hak atas anak yang dilahirkan? Dalam kenyataan hidup ternyata tidak juga. Malah lebih banyak kejadian membuktikan, sekalipun sianak gunakan marga ayah, tapi kecintaan si-anak pada ibu jauh melebihi dari cinta pada ayah. Kalau dahulu mungkin masih bisa mengikuti turunan dari nama-nama dalam silsilah kekeluargaan, ... sekarang mah udah nggak akan bisa diikuti lagi. Lha, orang memberi nama anak-anaknya udah sesukanya, tanpa aturan lagi, dan begitu banyaknya anak-anak yang kawin-wamin deengan berbagai suku, berbagai bangsa membuar jadi satu, udah nggak mungkin dan memang tidak ada gunanya ngikutin garis turunan lagi. Jaman terus bergulir maju, agar tidak diskriminasi dirasakan kaum wanita, ada baiknya biarlah orang-tua menentukan sendiri memberikan marga ibu pada anak yang lahir, ... kalau tidak salah ingat, Pujangga kenamaan Lu Shun itu menggunakan marga ibu. Dan saya juga jadi ikut-ikutan menggunakan marga ibu, menjadi anak ibu. Heheheee, ... Biar adil, ya. Salam, ChanCT - Original Message - From: CW To: komunitas-tionghoa Sent: Tuesday, December 04, 2007 10:50 AM Subject: [komunitas-tionghoa] Re: Undangan Diskusi "Hak Atas Nama" Nama marga adalah diskriminasi terhadap wanita. Membuat wanita kehilangan hak atas anak2 yang dilahirkannya. cw
[budaya_tionghua] Mengapa Tiongkok diserang??
Dear Friends, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) sering kali menjadi korban kekeliruan persepsi bangsa-bangsa lain di dunia. Tiongkok seringkali diperlakukan tidak wajar oleh dunia internasional. contohnya, jumlah penduduk yg mencapai 1,3 milyar dianggap ancaman dan ditakuti daripada negara-negara kecil lainnya. perlakuan aneh dunia internasional yg dipelopori oleh USA dpt dilihat dari respond mereka terhadap rencana penyelenggaraan Olympiade 2008. tudingan keras dari para aktivis kemanusiaan pro Barat selalu menyebut masalah "pelanggaran hak asasi manusia" untuk menjegal atau paling sedikit mengganggu penyelenggaraan pesta olah-raga dunia itu oleh Peking. apakah dunia lupa bahwa bahwa rezim otoriter super jahat spt Jerman dan Moskow pernah juga menjadi tuan rumah pesta olah raga besar di tahun 1936 dan 1980. Militer Jepang pernah menyelenggarakan Olimpic di tahun 1940. rezim Mexico tidak pernah diprotes karena menyelenggarakan pertandingan olympiade sesaat setelah rezim otoriter Mexico membantai para mahasiswa. begitu juga dengan Korea Selatan yg pernah melakukan pembantaian Kwanju di tahun 1980, bukankah pembantaian Kwanju ini didukung oleh pemerintah USA? di masalah keamanan makanan dan pembajakan, RRT juga dijadikan sasaran fitnah oleh USA. padahal, negara-negara miskin super bobrok spt negara Afrika dan Indonesia memiliki kerentanan lebih parah perihal makanan dan pembajakan. HERAN, kenapa selalu RRT yg dijadikan sasaran serangan bangsa-bangsa jahat itu??!!! best regards, Kenken - Be a better pen pal. Text or chat with friends inside Yahoo! Mail. See how. [Non-text portions of this message have been removed]
[budaya_tionghua] Gerak Jalan Tionghoa Anti Korupsi (KomTak)
Dear Friends, dalam rangka ikut memperingati hari Anti-Korupsi sedunia, Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (KomTak) ditunjuk oleh Tiga Pilar (Meneg PAN) untuk menjadi penyelenggara acara gerak jalan anti korupsi yg akan berlangsung pada tanggal 9 Desember 2007 (hari Minggu) pukul 07.00 pagi. Acara berlangsung di silang-monas menuju bunderan HI dan kembali ke Silang Monas. acara akan dibuka oleh opening speech oleh presiden RI. diharapkan partisipasi dari teman-teman. keterangan lebih lanjut hubungi Kenken di 0815 9420309 - Be a better pen pal. Text or chat with friends inside Yahoo! Mail. See how. [Non-text portions of this message have been removed]
[budaya_tionghua] Re: [komunitas-tionghoa] Re: Untuk Tayjie Siauw: Wertheim Award 2008 untuk Benny G. Setiono
Trims Tayjie Siauw atas koreksinya, Ya tadi pagi saya terburu-buru menulisnya. jadi gak selesai tulis Memoirnya. untung ada tayjie yg tambahin. Saya kira, SGT cukup menentang represi Orde Baru. di beberapa bukunya, saya membaca kritik tajamnya terhadap pola pembangunan dan mindset Orde Baru yg militeristik. padahal, SGT punya banyak pilihan selain MELAWAN ORDE BARU. SGT bisa tunduk dibawah ketiak rezim Orde Baru dgn imbalan harta dan kenyamanan hidup. tapi tampaknya, opsi ini tidak dipilih oleh SGT. jarang ada pejuang yg sampai nafas terakhir masih melakukan perjuangan. SGT tak ayal lagi berjuangan untuk NKRI. perjuangan itu sudah dilakukan sejak belia semasa revolusi fisik. SGT adalah salah 1 pejuang Indonesia beretnis Tionghoa yg mengalami begitu banyak perubahan politik di negeri ini. zaman RIS, Jogja, Parlementer, sampai Orde Soeharto berkuasa. jelas, SGT membaktikan dirinya untuk nation building RI. sekalipun demikian, di buku-buku dan tulisan artikel SGT, saya tidak pernah melihat SGT memojokan komunitas Tionghoa. SGT tidak pernah pula mengatakan bahwa Tionghoa tidak boleh berbahasa mandarin, tionghoa harus melepaskan ketionghoaan untuk menjadi WNI yg baik. SGT tidak pula pernah menuding komunitas Tionghoa sebagai penghianat dan double loyalitas hanya karena berhubungan baik dgn kedutaan besar RRT. SGT juga tidak memfitnah komunitas Tionghoa untuk menaikan derajatnya sebagai nasionalis Indonesia. SGT tidak pernah "menghimbau" organisasi-organisasi kesukuan untuk ditiadakan. pendek kata, perilaku SGT tidak overacting untuk menjadi nasionalis indonesia dgn merendahkan komunitas Tionghoa. komunitas Tionghoa adalah komunitas yg paling banyak dibela dan dicintai oleh SGT tanpa harus mengkontradiksikan hal tersebut dgn semangat nasionalism dan nation building RI. segala kiprah SGT sebagai tokoh nasionalis indonesia sekaligus pemimpin komunitas Tionghoa di Indonesia adalah role model terbaik yg belum dimiliki kembali oleh kita sekarang ini. Semoga di masa depan, kita bisa memiliki seorang pemimpin dan bapak yg sedemikian baik. best regards, Kenken siauw <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Terimakasih, Kenken. Sedikit koreksi untuk memoir-mu: Siauw Gioktjhan meninggaldunia pada malam hujan dan topan tgl.20 november 1981, sekitar jam 20:00, selesai makan malam dalam perjalanan menuju ke aula Universitas Leiden untuk memberikan ceramahnya yang terakhir yang belum terlaksana. Hingga akhir hidupnya beliau tetap menempatkan diri dalam perjuangan membela keadilan dan melawan kelaliman demi pembangunan bangsa dan tanahair Indonesia yang dicintainya dengan seluruh jiwa dan raga, tanpa memperhitungkan untungrugi bagi dirinya sendiri. Dalam ingatan saya baik semasa kanak-kanak di Indonesia dulu maupun 3 tahun terakhir hidup dirantau bersama ayah-ibu di negeri Belanda ini, belum pernah saya mendengar sepatah katapun darinya yang mencela Rakyat dan bangsa Indonesia, halmana merupakan faktor terkuat yang merintis perjalanan hidup saya hingga kini, sekecil apapun kemampuan yang saya miliki, untuk memberikan andil pada pembangunan negeri dan bangsa Indonesia sesuai dengan citacitanya itu. Salamhangat, maylie. - Original Message - From: Azura-Mazda To: [EMAIL PROTECTED] Cc: Om Teng ; Sian-sian ; Siauw Tiong Djin ; edu ; Erik Eresen ; evi ; Liang U Sent: Wednesday, November 21, 2007 2:58 AM Subject: [komunitas-tionghoa] Untuk Tayjie Siauw: Wertheim Award 2008 untuk Benny G. Setiono Dear Tayjie Siauw Meyli yg baik, Tentu kita semua turut berbahagia dgn fenomena diberikannya penghargaan Wertheim Award untuk Benny G Setiono. Di awal reformasi, ketika kejenuhan terhadap Soeharto dan kroni + keluarga cendana memuncak muncul tokoh Beni Setiono. Buku yg beliau terbitkan menjadi panduan umum sejarah eksistensi komunitas Tionghoa di negeri ini. Sekalipun buku ini tidak benar-benar didasari oleh riset lapangan yg dilakukan sendiri tetapi lebih sebagai kompilasi dari berbagai sumber buku, tetapi buku ini lebih dari cukup untuk menjadi panduan bagi generasi muda tionghoa yg dibutakan secara tersistematis oleh penguasa Orde Baru. Di awal kemunculan Benny Setiono, saya mendapati pendirian beliau yg tidak jauh dari konsep INTEGRASI BAPERKI yg diperjuangkan oleh Siauw Giok Tjhan. konsep ini, bagi saya, merupakan ideal yg harus dicapai bukan sebagai 'obat mujarab' atau 'solusi' bagi masalah Tionghoa di Indonesia. "asimilasi" LPKB merupakan salah 1 solusi merusak yg ditawarkan yg tidak memenuhi syarat pemenuhan hak-hak asasi manusia dan cenderung represif. dalam konsep integrasi yg diperjuangkan oleh Siauw Giok Tjhan, kita bisa melihat sebuah ideal bagi tatanan masyarakat Indonesia. salah 1 nya adalah pembedaan antara term WARGA NEGARA yg tidak
[budaya_tionghua] in memorial of Siauw Giok Tjhan
Beberapa hari yg lalu, seorang sahabat pribumi memberitahu saya mengenai kasus diintimidasinya seorang sodara Tionghoa bernama Suijan di Labuan Batu Sumatera Utara oleh komandan kodim setempat. intimiasi dandim itu beralasan karena Sdr. Suijan adalah "anak Baperki". saya cukup kaget mendengar berita ini. ternyata negeri ini belum benar-benar bangun. pada tanggal 20 November 1981, selesai makan siang, pada saat jalan menuju aula Universitas Leiden (Negeri Belanda) siap untuk memberikan ceramah Demokrasi di Indonesia di bawah rezim Soeharto, Siauw Giok Tjhan (SGT) jatuh pingsan akibat serangan jantung dan meninggal dunia. tepat 27 tahun yg lalu, seorang bapak bagi komunitas Tionghoa mengakhiri kisah panjang perjuangannya. tak dapat dipungkiri, Siauw Giok Tjhan merupakan pemimpin Tionghoa terbesar sepanjang sejarah komunitas ini di Nusantara. sampai saat ini, belum ada seorang pemimpin Tionghoa yg memiliki kualitas dan kaliber setinggi beliau. ah, saya harus meninggalkan kantor tanpa mampu menyelesaikan memoir untuk bapak komunitas Tionghoa ini. saya akhiri 2-3 baris tanda penghormatan besar saya untuk Siauw Giok Tjhan sementara ini. akhir kata sementara, kami masih mengingat jasa-jasa besar yg pernah diajarkan oleh beliau. beliau tidak pernah mati. best regards, Kenken - Get easy, one-click access to your favorites. Make Yahoo! your homepage. [Non-text portions of this message have been removed]
[budaya_tionghua] Re: Masih tentang Tionghoa vs cina--->Apeq Liang U
an kita bisa benar-benar konsentrasi masalah budaya Tionghoa. Kita semua baru belajar koq. Apeq saja tahun 1965 kan baru berumur 31 tahun,meskipun sudah dewasa tapi pengalaman belum banyak, buku yang dibaca belum banyak. Kalau orang sudah masuk budaya Tionghoa tapi menentang penggunaan Tionghoa harusnya diban. Itu kan sengaja mengacau. Sudah tahu namanya Tionghoa, tak setuju jangan masuk. Yah, memang perlu waktu, tapi kebanyakan sudah ingin istilah Tionghoa koq. Para pejabat sudah pakai istilah Tionghoa dan Tiongkok. Ini sih orang-orang ekstrim saja, yang mencoba menghambat kemajuan kita. Tgl. 1-11 Des. apeq diajak anak ke Guilin dulu. Salam Apeq --- Azura-Mazda wrote: > Dear Apeq Liang U yb, > > Memang disayangkan, ternyata kualitas > anak muda generasi sekarang ini tidak sebaik > generasi angkatan terdahulu. terutama berkaitan > dgn tema masalah spt hubungan huaren dgn > Tiongkok, huaren dgn negeri di mana dia tinggal, > dsb. > > Akibat represi Soeharto Orde Baru dengan sgala > macam dogma dan kesesatannya tetapi terbenam > sedemikian lama hingga berurat-berakar sangat > dalam tentu saja sulit untuk dicabut dgn segera. > Yg paling parah adalah beberapa gelintir anak > muda yg memiliki kesulitan dalam menggunakan > daya pikir. Hingga tidak mampu menyerap analogi > "Jawa Suriname" yg tetap disebut "jawa" dan > tidak pernah hendak menarik perbedaan secara > membabi buta. > > karena tanpa dicari-cari perbedaan, sudah barang > tentu kondisi lingkungan dan material objektif > ke 2 tempat i.e. Suriname dan Pulau Jawa sudah > berbeda. bahkan, Jawa di tanah Batak juga berbeda > dgn Jawa Tulen di Solo. > > tetapi, persamaan di antara Jawa di Suriname, > Batak, > Aceh, Papua dan di Solo juga banyak. kesamaan di > antara mereka adalah NYATA. mereka berasal dari > asal usul yg sama. sendi-sendi pokok dari cosmologi > pikiran mereka tetap sama. karena memang pemerintah > Suriname tidak pernah membanned penggunaan bahasa > Jawa, 'memaksa' orang Jawa mengganti nama Jawa nya > menjadi nama "Suriname", mengeluarkan inpres > mengganti > kata "jawa" menjadi "cina" dsb. > > atau kebijakan paling antagonis yaitu melepaskan > kejawaan untuk menjadi Warga Negara Suriname yg > baik. TIDAK PERNAH ADA 1 PEMERINTAHAN SEBARBARIAN > SOEHARTO ORDE BARU!!! > > bhk, pemerintah komunis RRT dibawah Mao Zedong > yg dituding bengis oleh Jung Chang dkk tidak pernah > merepresi bangsa-bangsa minoritas Tiongkok spt > Korea, Hui, Uighur, Russia, Kazak dsb. bahkan Mao > Zedong yg dianggap lebih kejam dari Hitler oleh > propagandis kristen Amerika memiliki kebijakan untuk > mempertahankan identitas kebangsaan dan kultural > bangsa-bangsa minoritas itu. > > di ultah ke 10 thn Kembalinya HongKong ke pangkuan > Ibu Pertiwi, Korean Minzhu turut menggelar > kesenian tradisional mereka di atas panggung. > lengkap > dgn seluruh keindahan busana dan instrument korea > untuk merayakan kembalinya HK ke pangkuan Ibu > Pertiwi. > etnis korea itu tidak pernah dipaksa memakai batik > dan sarung dalam partisipasinya di tingkat nasional. > > > Tionghoa sbg bangsa yg sedemikian besar tentu saja > memiliki masalah yg jauh lebih rumit dari sekedar > 'perbedaan' orang Jawa suriname dan Jawa di RI. > > ditambah dgn 40 thn perilaku orba yg menindas sudah > barang tentu memberi kerusakan yg cukup parah. > tapi perlahan-lahan pasti akan ada perbaikan. > semakin > banyak orang yg membaca dan menghayati sejarah ras > nya, maka sudah barang tentu pemahaman lebih benar > bisa dicapai. karena itu, peran para senior spt > Apeq Liang U tentu sangat diharapkan. > > best regards > Kenken > > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, liang u > wrote: > > > > Rekan-rekan, > > Banyak teman tak dapat membedakan Cina dan China > atau > > Cina dan Chinese. > > China adalah terjemahan resmi dari Tiongkok > > (Zhongguo), dan Chinese adalah terjemahan resmi > dari > > Tionghoa (Zhonghua atau Hua), jadi tidak menghina. > > Tapi Cina adalah terjemahan dari Zhina (Istilah > Jepang > > untuk menghina dulu, sekarang mereka menyebutnya > > Chiukoku= cara baca Jepang untuk Tiongkok). Huruf > > Tionghoanya juga China berbeda dengan Cina. > > Saya pernah tinggal di US, belum pernah ada > orang > > menamakan orang Tiongkok sebagai orang Cina, > mereka > > sebut American Chinese kalau dalam bahasa > Inggeris, > > sedang orang yang berbicara bahasa Mandarin > > menyebutnya Zhongguoren, kapan menyebut Cina > Amerika? > > Orang Tionghoa di Amerika kalau ditanya biasa > menjawab > > I am Asian American, karena di sana semu
[budaya_tionghua] Re: Lalu bagaimana dengan orang Tiongkok? -- perbandingan dengan insiden penggu
Dear Orlando Ong yb, Saya kira, 'keributan' masalah istilah Tionghoa vs Cina lebih dipicu oleh adanya kelompok yg memaksakan kehendak untuk meneruskan penggunaan istilah 'cina' dalam dokumentasi formal dan resmi. padahal, berulang kali dipaparkan arti negatif dari istilah ini. bahkan lebih jauh, orang-orang 'cina' ini tidak mengindahkan tempat Tionghoa spt milis ini. penggunaan istilah 'cina' di forum Tionghoa semacam ini jelas merupakan penghinaan vulgar sekaligus eksentrik terhadap para pengelolah tempat ini yg dengan jelas memilih istilah Tionghoa daripada 'cina'. Tapi saya setuju bahwa terdapat perdebatan yg lebih berguna dan bermanfaat untuk dielaborasi lebih tajam dan in depth. dan juga saya setuju komentar anda mengenai kebangkitan Tiongkok hingga menurut anda "...siapa yg berani meremehkan Tiongkok (saat ini)". Kebangkitan Tiongkok sebagai negeri adidaya berpengaruh terhadap kehidupan seluruh Hua Ren diseluruh dunia. di Indonesia, kebangkitan RRT itu turut meredam gerakan anti-tionghoa yg sudah hidup sejak sebelum Indonesia diproklamasikan. bahkan sebenarnya, kebangkitan Tiongkok baru sudah dimulai sejak beberapa dekade yg lalu. Berhasilnya RRT mengembangkan teknologi senjata nuklir dengan usaha sendiri sebenarnya cukup mengubah konstalasi dunia. sayangnya kita di sini, terutama pasca Harto berkuasa, kurang mendapat informasi tentang gerak maju Tiongkok yg sebenarnya sangat mempengaruhi kehidupan sosial politik seluruh Hua Ren di seluruh dunia. bahkan kebangkitan RRT ini pun turut berdampak positif bagi para Hanjian anti Tiongkok/tionghoa yg masih memakai istilah 'cina' di seluruh dunia. prestige mereka sebagai etnis Tionghoa tetap terangkat sekalipun esensi diri mereka adalah Hanjian. best regards, Kenken --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "orlando ong" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: past is history, tomorrow is future.â©â©drpd ribut dulu kita diapain, mendingan mikir next step mau ngapain. dulu direndahkan pasti ada sebabnya tapi kenyataannya skrg siapa yg berani meremehkan china, calon perdana menteri australia pun sekeluarga bisa bahasa mandarin, ketua perfilm an perancis diwawancara pakai bahasa mandarin. dimana mana bahasa mandarin mulai dipakai, apa itu gara2 kebetulan? tentu bukan, itu juga dari kerja keras yg dijalani secara disiplin dr jaman deng, jiang sampai hu.â©â©we may forgive but never forget.â©â©sekian urun rembug ide dari saya. â©â©terima kasih. On 11/15/07, Jimmy Tanaya <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Nanggapi sedikit tulisan anda bung Zhou, > > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Skalaras" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > 2. Karena kita berangapan istilah Cina itu rendah, kalau ada yang > ngotot memakainya berarti rela direndahkan. ini konsekwensi pendapat > dari golongan yang merasa istilah Cina rendah. > > Masalahnya, ini belum menjadi kesepakatan umum. Mungkin bagi generasi > 60-an (or generasi senior), istilah cina tuh merendahkan. Tapi bagi > generasi yg lebih muda, mungkin saja tidak. Apakah karena mereka tidak > tahu sejarah? mungkin saja tidak (alias mereka tahu). Lalu kenapa > masih tidak peduli? ya bisa saja karena penggunaan 'cina' saat ini > tidak otomatis dalam intonasi menghina dan mereka tidak merasa istilah > tersebut 'merendahkan'. > > Terlalu generalisasi anda bung. > > >sebaliknya, golongan yang merasa istilah Cina itu harum sehingga > mati2an mempertahankannya silahkan mengklaim kelompoknya adalah > golongan harum, sejaki lagi, Dao Bu Tong Bu Xiang Wei Mei > > saling klaim mah terserah. Yg penting jangan menghakimi kelompok lain > sebagai 'bau'. Apakah anda mau golongan anda disebut 'bau'? > > > salam, > jimmy > > - Get easy, one-click access to your favorites. Make Yahoo! your homepage. [Non-text portions of this message have been removed]
[budaya_tionghua] WNI Suku Bangsa Tionghoa ==> Membangkitkan Totem & Tabboo
elihat perlu adanya kesatuan pengertian akan istilah "suku", "bangsa" dalam bahasa Indonesia, dan inilah yang ternyata bikin kisruh. Saya kok cenderung kita gunakan pengertian yang pernah diajukan bung Karno didepan pembukaan Kongres BAPERKI tahun 63 itu: suku hanya merupakan kaki-kaki dari bangsa. Jadi suku hanyalah rumpun dari kesatuan bangsa yang besar. Dan bangsa disini berarti nasion bukan ras yang berdasarkan keturunan darah yang sama, hanyalah merupakan kesatuan kelompok manusia yang disatukan dalam satu kewarganegaraan. Tidak ada bangsa Indodnesia dalam pengertian ras, juga tidak ada bangsa Tionghoa dalam pengertian ras. Bangsa Indonesia terdiri dari puluhan suku, ras. Juga Bangsa Tionghoa tidak bisa diartikan hanya suku Han, sekalipun merupakan mayoritas mutlak dari Bangsa Tionghoa. Dengan demikian untuk sebutan di Indodnesia, yang ada memang seharusnya hanya suku Tionghoa dari Bangsa Indonesia. Karena begitu kita sebut bangsa Tionghoa, itu yang dimaksudkan kelompok manusia yang berkewarganegaran Tiongkok. Sebagaimana bangsa disini = nasion, yang dikatakan bangsa Tionghoa juga terdapat puluhan suku, dari Hokkian, Khek, Miao, Mongol dsb., ... kalau nggak salah ingat ada 56 suku. Sedang yang anda maksudkan bangsa Tionghoa disini adalah tenglang yang suku Han, berdasarkan darah keturunan, kan? Jadi, nggak nyambung, dong. Tetap saja terkecoh Tiongkok sebagai satu negara dan Papua/Flores hanya sebagai pulau dari negara Indonesia. Bagi suku Korea dan suku Mongol di Tiongkok, mereka tidak menyebut Korean nasionality, tapi suku Korea dari Bangsa Tionghoa. Karena begitu menyebut bangsa Korea atau nasionality Korea, berarti warganegara Korea, bukan warganegara Tiongkok! Begitu juga dengan suku Mongol, mereka menyebutkan diri suku-Mongol dari Bangsa Tionghoa dan tidak menjadi Bangsa Mongol yang berarti berkewarganegaran Mongol. Jadi, kalau anda mengartikan bangsa sama dengan suku akan selalu kisruh, kacau. Perlu disatukan lebih dahulu pengertian suku dan bangsa disini. Yang mungkin masih bisa dipermasalahkan, sebutan suku-bangsa, apa perlu merangkap begitu? Misalnya suku Ambon tidak perlu disebut menjadi suku bangsa Ambon. Suku ya suku saja, kenapa mesti ditambahi bangsa lagi? Suku Tionghoa dari Bangsa Indonesia, atau etnis Tionghoa bangsa Indodnesia atau WNI suku Tionghoa dan tidak usah ditambahi bangsa, menjadi WNI suku Bangsa Tionghoa. Salam, ChanCT - Original Message - From: Azura-Mazda To: [EMAIL PROTECTED] Cc: Erik Eresen Sent: Monday, November 05, 2007 11:24 AM Subject: [komunitas-tionghoa] Re: WNI Suku Bangsa Tionghoa Cuma bingung dengan dua paragraf dari tulisan si Iskandar Jusuf tentang WNI Suku Bangsa Tionghoa ini. coba perhatikan 2 paragraf di bawah ini: "Lalu Prof Dr Koentjaraningrat memberikan contoh. Penduduk Pulau Flores di Nusa Tenggara Timur terdiri dari beberapa suku bangsa yang khusus, yaitu orang Manggarai, Ngada, Sikka, Riung, Nage-Keo, Ende dan Larantuka. Namun, kalau suku bangsa itu berada di Jakarta, misalnya, mereka akan merasa bersatu sebagai putra Flores. Demikian pula penduduk Papua, yang sebenarnya merasakan diri orang Sentani, Morindonim, Serui, Kapauku, Moni dan sebagainya, akan merasa sebagai putra Papua apabila mereka keluar dari Papua. Uraian di atas diharapkan dapat membuka mata bahwa setelah keluar dari negeri Tiongkok dan memilih menjadi warga negara Indonesia, seharusnya tidak lagi menyatakan diri sebagai bangsa Tionghoa, lebih tepat menyatakan sebagai WNI suku bangsa Tionghoa." dinyatakan, orang-orang dari suku-suku Papua kalao berada di Jakarta didorong untuk menyatakan diri sebagai Putra Papua di tanah rantau. begitu juga dengan orang-orang Flore. tetapi tidak untuk Tionghoa yg keluar dari Tiongkok. MENGGELIKAN GAK SECH TULISAN GAK BERBOBOT ini?? heran masih diforward juga ke milis ini. entah apa tujuannya? plus pemaksaan defisinisi tentang 'BANGSA' yg sebenarnya sudah sangat ketinggalan zaman dan pengetahuan yg sepotong-potong mengenai konsepsi tentang 'BANGSA'. di Uni Soviet dan RRT, setiap race yg ada dan menjadi warga negara ke 2 negara tersebut disebut dgn istilah NATIONALITY bukan sekedar etnik. sekalipun istilah etnik juga dipakai dalam ruang lingkup sosiologis atau di saat mengulas ilmu etnisitas. tidak perna ada kontradiksi antara istilah KOREAN NATIONALITY dan KOREAN etnicity yg hidup dan menjadi warga negara RRT. begitu juga dengan GEORGIAN NATIONALITY yg menjadi warga negara Soviet Union seperti Joseph Stalin. cuma di RI saja, masalah "bangsa", "etnis" dan "kewarganegaraan" menjadi sedemikian rusak, ancur lebur, dan saling menegasi. segala macam semangat bodoh yg melarang penggunaan istilah "bangsa Tionghoa" untuk menyebut WNI keturunan Tionghoa
[budaya_tionghua] Belajar dari Burma vs Tiongkok
Tiongkok memiliki sejarah panjang di kawasan Asia Tenggara dan memiliki kapasitas unik untuk mempengaruhi masa depan kawasan ini. 800 thn yg lalu, dinasti Yuan pernah menginvasi Burma sebanyak 3 kali. lalu dinasti Ming pun pernah melakukan 2 x invasi ke Burma. di era dinasti Qing, Burma menjadi vassal Beijing di mana raja Burma secara regular mengirimkan upeti dan delegasi untuk menghormat Beijing dgn membawa berbagai hadiah seperti gajah-gajah. hubungan tradisional patron-vassal menyentuh dimensi ideologis ketika Mao Zedong berkuasa (1949-1976) ketika Peking hendak menempatkan diri sebagai pemimpin revolusi dunia dan mengambil alih kepemimpinan komunis moskow yg bobrok. setelah beberapa tahun, Tiongkok membangun dominasinya atas perdagangan Burma, termasuk beras. hal ini memicu ketidak-sukaan pribumi Burma dan seringkali pecah kerusuhan anti-tionghoa. toko-toko milik Tionghoa dan gudang-gudang dirampok dan rumah-rumah tionghoa seringkali dibakar. kerusuhan anti-tionghoa memberi alasan bagi RRT untuk menyerang Burma di tahun 1968. di dalam perang yg tidak dideklarasikan itu, RRT mengirim 30 ribu tentara bersenjata lengkap ke Burma yang kemudian secara cepat menguasai Burma dan memaksa pemerintahan jenderal Ne Win untuk melakukan negosiasi dan menghilangkan semangat anti tionghoa di negeri itu. kematian Mao di thn 76 mengawali akhir dari pertarungan ideologi. Tiongkok mengambil sikap melunak dan merendah di urusan international dan mengkonsentrasikan diri membangun hubungan baik dgn negeri lain dan membantu perkembangan ekonomi di kawasan asia tenggara. sejak thn 1990, Tiongkok adalah satu-satunya negeri besar yg memberi bantuan kepada militer burma. memberikan bantuan dan persenjataan. para pengamat memperkirakan bantuan RRT mencapai $2 miliar dalam bentuk senjata dan amunisi. RRT memberi perhatian terhadap perkembangan terakhir di burma dan mendesak junta militer burma untuk tidak melakukan aksi yg bertentangan dengan kemanusiaan. sekalipun, Beijing tampak begitu soft terhadap junta militer tetapi bukan berarti Beijing tidak melakukan tekanan berarti terhadap rezim. Beijing dgn tegas tidak menginginkan Burma melakukan pembantaian di tahun 88 dan menelan korban 3 ribu demonstran terbunuh. Jadi tidak benar tuduhan sementara orang yg anti RRT selama ini. tentu saja, RRT menghormati apa yg terjadi di dalam negeri burma sehingga tidak melakukan langkah-alangkah drastis yg hanya akan menyalahi etika internasional. sehingga apa pun yg terjadi di burma sepenuhnya adalah kebijakan dan tanggung jawab pemerintah Burma. best regards, Kenken - Luggage? GPS? Comic books? Check out fitting gifts for grads at Yahoo! Search. [Non-text portions of this message have been removed]
[budaya_tionghua] Re: [komunitas-tionghoa] Re: Peristiwa Mei dan sikap budaya ==> Ida Khouw
Dear Oom Chan dan Ibu Ida yb, saya setuju dgn komentar anda-anda berdua. dan memang tidak ada manuver dari komunitas Tionghoa untuk bermaksud mengatakan bahwa tragedi Mei 98 adalah sebuah pengganyangan terhadap etnik Tionghoa an sich yang kemudian diseret menjadi kontradiksi antara etnis Tionghoa vs pribumi. masalah ini sepenuhnya adalah masalah kemanusiaan dan HAM. apa pun latar belakang etnis para korban tragedi Mei 98 yang kebanyakan berlatar belakang etnis Tionghoa. jadi kawan-kawan pribumi tidak perlu berpikir negatif bahwa penuntasan kasus tragedi Mei 98 akan menyudutkan etnik pribumi sebagai kelompok pembantai. keterangan dari Ahmad Bukhari Saleh mengenai gerakan di Trisakti tidak sepenuhnya benar. sekalipun, katanya AHmad Bukhari Saleh berada di kampus Trisakti pada saat penembakan oleh brimob itu terjadi. Ahmad Bukhari Saleh gagal membedakan antara gerakan mahasiswa Trisakti yg kemudian menjadi korban kebiadaban aparat Brimob dgn gerakan sekelompok massa yang diawali dgn kedatangan sebuah truk sampah ke depan kampus Trisakti. kemudian truk sampah tersebut dibakar oleh para penumpang truk sampah itu sendiri. pembakaran truk sampah itu adalah pemicu gerakan merusak pot tanaman, lampu lalu lintas dan berakhir pada penjarahan toko/properti Tionghoa. sebelum perusakan dimulai, massa tak dikenal itu berteriak-teriak mengajak mahasiswa Trisakti untuk keluar kampus untuk ikut serta melakukan perusakan, penjarahan dan mungkin pembantaian terhadap etnis Tionghoa yang telah distigmatisasi sebagai perusak ekonomi RI. tetapi mahasiswa Trisakti yang berkesadaran tinggi jelas menolak ajakan dan hasutan dari massa tak dikenal tersebut. makanya mahasiswa Trisakti berdiam diri di dalam kampus. karena ajakan dan hasutan itu tidak digubris oleh para mahasiswa, maka massa penjarah itu melaksanakan aksi perusakan sendiri tanpa diikuti oleh mahasiswa Trisakti. massa tak dikenal itu memaki-maki mahasiswa Trisakti dengan bahasa-bahasa kasar dan kampungan. itu faktanya, jadi Ahmad Bukhari Saleh hendaknya bisa membedakan gerakan-gerakan yang ada di sekitar Peristiwa Mei 98. Ahmad Bukhari Saleh pun tampak enggan mengakui adanya indikasi gerakan ganyang Tionghoa yang dicontohkan lewat beberapa laporan yang diangkat oleh Oom Chan CT. Ahmad Bukhari Saleh malah lebih memilih menyuguhkan analisa-analisa "high-class" tentang pembagian prosentase kepemilikan BCA oleh Soeharto. padahal publik awam di tataran bawah menilai bahwa BCA adalah milik Liem (baca: Tionghoa). sebenarnyalah, publik amat jarang mengetahui bahwa dibalik korporat besar tionghoa selalu ada saham dari pejabat dan jenderal pribumi. sehingga tidak benar juga dikatakan bahwa etnis Tionghoa menguasai ekonomi RI. best regards, Kenken ChanCT <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Ci Ida yb, Saya sependapat dengan Ci Ida, hendaknya mem-fokus-kan perjuangan untuk mentuntaskan Tragedi Mei 98 ini pada masalah pelanggaran HAM-berat yang telah terjadi dinegeri ini. Jangan sampai tenggelam menjadi mempertentangkan apakah itu kerusuhan anti-Tionghoa atau kerusuhan nasional, mana lebih banyak korban Tionghoa atau pribumi, ada tidak pemerkosaan dsb.nya, ... Jangan sampai usaha sementara orang untuk menenggelamkan masalah Kerusuhan Mei 98 ini berhasil, dan dengan demikian tetap membiarkan tokoh-tokoh elite politik yang harus bertanggung-jawab berkeliaran diluar HUKUM, membiarkan dalang-dalang kerusuhan Mei 98 itu menikmati kehidupan mewah diatas penderitaan ribuan korban jiwa/harta/kehormatan pada saat terjadi kerusuhan Mei '98. Jadi saya-pun setuju laporan TGPF yang sudah susah payah dikerjakan itu bisa dijadikan upaya untuk menindak lanjuti pengusutan, agar tokoh-tokoh dan dalang kerusuhan Mei 98 bisa segera dituntaskan. Bukan dilemari-eskan dan dibiarkan lupa atau hilang dengan sendirinya. Pelanggaran HAM yang terjadi, tak peduli siapa-pun korbannya, apakah suku, etnis dan agama mereka, dan tak peduli berapa besar jumlah korban, sekali-pun hanya seorangpun, keadilan dan kebenaran HUKUM harus ditegakkan sebaik-baiknya. Harus berhasil menjerat tokoh, dalang pelanggaran HAM untuk diajukan kedepan pengadilan, dan menerima sanksi HUKUM yang berlaku tanpa kecuali. Mudah-mudahan Pemerintah SBY yang berkuasa sekarang ini bisa memulai langkah penegakkan HUKUM sebaik-baiknya, sebagai tantangan dan realisasi janji-janji yang diuarkan pada masa pilpres 2 tahun lebih yl. Salam, ChanCT - Original Message - From: idakhouw To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, 4 June, 2007 1:22 Subject: [HKSIS] Re: Peristiwa Mei dan sikap budaya ==> AB. Saleh Para ular beludak otak kerusuhan Mei 98 pasti jingkrak2 gembira karena rakyat selalu cuma berputar2 di titik nol tiap kali berdebat Mei 98. Mereka tidak akan berhenti dengan taktik pengaburan
[budaya_tionghua] Peristiwa Mei dan sikap budaya
Dear Pak WS. Indarto yb, Salam kenal dari saya ya Pak Indarto. senang sekali membaca ulasan anda yg mendalam tentan psikologis "penuh ketakutan" dari orang-orang Tionghoa akibat apa yang pernah terjadi di Era Orde Baru dgn projeksi asimilasi total (ganti nama, kawin campur, ganti agama). trus trang, dgn keterbatasan saya, saya kok nda pernah melihat adanya "perayaan imlek jor-joran". memang di Citraland Mall & beberapa mall dipasang atribut imlek-Tionghoa. mungkin semeriah pada saat Natal & LEbaran, dengan atribut-atribut salju, cemara, ketupat dan peci. anehnya, orang kristen & Moslems tidak pernah ada yg mempertanyakan perayaan ini. bahkan orang-orang diluar kelompok kristen & Moslems pun bergembira dgn perayaan Natal & Lebaran itu. mungkin, sebagai rasa penghormatan untuk kedua kelompok agama yg sedang merayakan hari besar agamanya. dari segi ini memang ada paranoi yg diderita oleh orang-orang Tionghoa terhadap latar-belakang etnisitasnya sendiri. jadinya orang Tionghoa model begini terlihat seperti orang sakit saja. but, bagaimana mengobatinya?? best regards, Kenken [EMAIL PROTECTED] wrote: To: budaya_tionghua@yahoogroups.com From: indarto tan <[EMAIL PROTECTED]> Date: Sun, 27 May 2007 15:04:34 -0700 (PDT) Subject: [budaya_tionghua] Peristiwa Mei dan sikap budaya Usai perang dunia II, terjadilah perang dingin antara Timur (Uni soviet) dan Barat (Amerika). Saat itu, RRT yang komunis sekubu dengan Timur. Memasuki tahun enampuluhan, Sovyet dan RRT pecah, tetapi RRT dibawah ketua Mao tetap berpolitik kekiri-kirian, dicap suka export revolusi. Bung Karno yang pro RRT sangat tidak disukai oleh kaum kanan dan umat Islam. Masalah politik ini, mau tidak mau, menyebabkan suasana anti Tionghua sering mencuat kepermukaan. Contohnya peristiwa ITB. Tetapi, anti Tionghua ini, diakar bawah juga diwarnai oleh rasa iri-hati dalam isyu ekonomi. Golongan Tionghua selalu digambarkan sebagai lebih makmur daripada non-Tionghua. Perasaan anti Tionghua ini semakin kental warnanya saat Orde-Baru. Hubungan diplomatic Indonesia-RRT putus. Isyu pembauran yang tidak jelas pemahamannya, menambah suasana semakin runyam, golongan Tionghua sangat terpojok. Setiap hari dihantui ketakutan. Ironisnya, didalam kondisi social seperti ini, golongan Tionghua yang memiliki jaringan ekonomi luas dimanfaatkan oleh Orde Baru, banyak kemudahan didapat baik dengan cara layak dan tidak layak memunculkan apa yang namanya Erzat capitalism (Kapitalis semu, istilah Yasuhiro Kunio). Orde Baru dengan semboyan Ekonomi yes, politik no memberi kesan seolah-olah Indonesia akan lepas landas dibidang ekonomi dan mampu mengimbangi empat naga kecil Singapura, Hongkong, Korsel dan Taiwan. Ekonomi Indonesia menggelembung besar dan pecah saat terjadi krisis moneter tahun 1997. Peristiwa Mei 1998 masyarakat Tionghua mengalami peristiwa keji bersamaan jatuhnya Orde Baru. Golongan Tionghua yang lahir pada tahun lima puluh dan enampuluhan, sekarang berusia antara empat puluh dan lima puluhan ini, besar mendewasa dalam kondisi sosial seperti itu. Generasi ini jiwanya terpelintir oleh diskriminasi rasial yang bekepanjangan. Demi adaptasi dalam suasana kehidupan tertekan ini, Tionghua-Tionghua ini ganti nama, ganti agama. Menghadapi kaum mayoritas, hanya bisa bungkem merunduk bila terjadi gesekan kecil saja dalam kehidupan kesehariannya. Demi keselamatan, sebagian dari golongan Tionghua ini suka menampilkan sikap anti ke Tionghuaan. Dalam kehidupan sehari-hari takut menggunakan istilah Tionghua walau hanya sepotong kata saja. Bersamaan saat Indonesia memasuki era reformasi, RRT juga mengalami perubahan basar. Dengan cara yang lain daripada yang lain, ternyata RRT berhasil kuat baik bidang ekonomi maupun pertahanan. Sikap bangsa Indonesia terhadap RRT mengalami perubahan yang essensial. Rivalitas antara AS dan RRT yang tetap berlanjut ini sepertinya dimanfaatkan oleh pemerintah diatas dan golongan Islam moderat dibawah. Dalam kondisi perubahan yang sangat cepat ini, sebagian Tionghua kebingungan : Lagu-lagu Mandarin diradio diTV, sekolah-sekolah bahasa Tionghua yang menjamur dengan siswa-siswanya yang berjilbab, oleh sebagian InTi seolah tak terlihat, mereka seolah masih hidup dijaman Orde Baru, sehingga melihat barong-say was-was, orang merayakan Imlek yang HANYA setahun sekali dikatakan jor-joran. Dan, ini yang sangat disesalkan : Setiap pengusaha sukses dianggap konglomerat hitam !!! Sebelumnya saya mengungkapkan dalam millist ini, penghalang terbesar dalam membina persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, adalah pengkotakan-kotakan agama. Sebagian rekan kita semillist ketakutan, bila Imlek dirayakan cukup meriah apa tidak akan menyebabkan ketegangan. Tidak ! Kalau kita turun kebawah berbincang bincang dengan mahasiswa, tak kurang dari mereka tidak saja ingin tahu bahkan membuat makalah sekripsi mereka tentang buda
[budaya_tionghua] Kerusuhan Mei 98 adalah Ulah Soeharto
Dear Ulysee yb, saya kira kerusuhan Mei 98 adalah Ulah Soeharto untuk mempertahankan kekuasaannya. seperti yang dikatakan AHmad Bukhari Saleh, saya setuju. Harto berkali-kali menggunakan manuver sejenis untuk mempertahankan kekuasaannya. sejarah juga mencatat rangkaian kerusuhan rasialis yang pernah terjadi di RI. Di bulan Mei 1963, terjadi kerusuhan anti-tenglang di Bandung. kerusuhan dimotori oleh mahasiswa-mahasiswa ITB. beberapa pendapat mengatakan bahwa Masyumi dan PSI berada dibalik gerakan mahasiswa ITB. berpuluh tahun kemudian, file CIA dibuka. Amerika membuka perannya dalam gerakan anti-tenglang 63 di Bandung. yaitu sebagai konseptor, perancang skenario mungkin juga sebagai penyandang dana. sedangkan eksekutornya adalah adalah mahasiswa ITB pro Masyumi dan PSI, kedua partai yang baru saja dibubarkan oleh Soekarno karena terlibat pemberontakan PRRI/Permesta. lalu terjadi kerusuhan serupa di tahun 98 dibulan yang sama. Dr. Syahrir menyebut kerusuhan Mei 98 sebagai kerusuhan dengan intensitas kekejian lebih hebat dibandingkan kerusuhan anti-tenglang di Bandung 63. seribu lebih orang mati. 200 perempuan tionghoa diperkosa rame-rame. rumah-rumah tenglang dibakar. toko-toko tenglang dirampok sekaligus dibakar. di toko dan rumah pribumi tertulis "MILIK PRIBUMI" atau "MILIK HAJI PRIBUMI". sampai saat ini, tidak ada satu pun penjahat pelaku kerusuhan ditangkap. let alone diadili. otak dari kerusuhan tak pernah diketahui. tidak ada satu pun jenderal yang mengundurkan diri karena tidak mampu menjaga keamanan ibukota dan negara. hanya Jenderal Prabowo yang dicopot oleh Habibie. beberapa kalangan menuduh USA sebagai dalang. sekalipun tanpa alur yang jelas apalagi bukti-bukti tertulis dan pengakuan dari pejabat inteligen atau kedutaan USA. orang-orang ini hendak menyalahkan pihak asing sebagai satu-satunya pihak yang bertanggung jawab terhadap kerusuhan anti-tenglang. sepenuhnya mengabaikan dan bersikap apologetik terhadap para eksekutor pribumi yang menjalankan aksi anarkis. dengan pembelaan bahwa para eksekutor itu hanyalah pion-pion. padahal, dalam kasus korupsi yang melibatkan banyak tingkatan jabatan maka si pejabat paling rendah tetap akan diseret ke meja hijau untuk mempertanggung jawabkan perbuatan jahatnya. setelah itu, pejabat lebih tinggi dan terus sampai puncak yang paling bertanggung jawab atas perbuatan korupsi. logika yang sama harusnya diterapkan untuk kerusuhan yang lebih keji seperti kerusuhan Mei 98. saya mengira JENDERAL PRABOWO adalah pihak yang paling punya kemungkinan untuk berperan sebagai otak dibalik kerusuhan Mei 98. USA memang berperan sangat penting dalam usaha mendongkel Soeharto. dibantu oleh CSIS dan kalangan pro demokrasi. mahasiswa adalah pion-pion yang digunakan sebagai pressure force. tetapi gugatan agar Soeharto mundur berbeda dengan gerakan bakar-bakaran dan rampok-rampokan di Mei 98. Prabowo MUNGKIN punya pikiran bahwa untuk meredam demonstrasi mahasiswa yang meminta Pak Harto mundur dengan menciptakan chaos. agar pihak militer punya alasan untuk menerapkan situasi darurat perang atau SOB. dipilihlah Tenglang sebagai korban. karena Tenglang tidak pernah dianggap sebagai bagian dari masyarakat "pribumi" dan tidak memiliki pasukan paramiliter dan senjata untuk melawan. apabila SOB ini keluar, maka Harto atau Prabowo atau pihak-pihak militer akan punya otoritas membungkam mahasiswa, menangkap tokoh-tokoh pro-demokrasi spt Gus Dur, Megawati, Amien Rais dsb. sehingga selamatlah kekuasaan Pak Harto dari gugatan-gugatan dan arus demokrasi pada saat itu. tetapi skenario penyelamatan kekuasaan Orde Baru ini ternyata gagal. entah bagaimana caranya tetapi ternyata Pak Harto tetap berhasil dijatuhkan. nah, sebab kegagalan upaya mengeluarkan SOB itu harus dicari. indikasi adanya usaha menyelamatkan diri dari Pak Harto dapat ditemukan lewat pengakuan Jenderal Wiranto yang mengaku diinstruksikan oleh Pak Harto untuk membentuk suatu badan keamanan a la KOPKAMTIB di saat pak Harto hendak membantai orang-orang PKI dan pengikut Soekarno. kelompok pro-demokrasi yang didukung oleh USA tidak memiliki motif mengembangkan kerusuhan anti-tenglang guna mendongkel Pak Harto. kekuataan mahasiswa yang berhasil menduduki gedung DPR/MPR sudah cukup untuk membuat pak Harto jatuh dari kursi kekuasaan. tanpa adanya kerusuhan anti-tenglang Mei 98, Pak Harto tetap akan jatuh apabila mahasiswa dan tokoh-tokoh publik seperti gus dur, amien rais, megawati, Cak Nur dsb tetap melakukan demonstrasi yang berakibat pada berhentinya kegiatan ekonomi negara. kalau sudah begini, buat apalagi mahasiswa, kalangan pro demokrasi dan USA melancarkan sebuah kerusuhan anti-tenglang dengan korban sedemikian besar dan hanya mencoreng nama baik dan martabat NKRI di mata internasional??? para mahasiswa dan para tokoh masyarakat itu mencintai Indonesia. mereka tidak akan mel
[budaya_tionghua] Re: Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles
Hello Ulysee, numpang tanya ya. itu pernyataan "bahwa kerusuhan MEI 98 adalah kerusuhan yang ditujukan untuk menggulingkan pemerintahan" dapet analisa dari mana?! indikasinya apa? dan oleh siapa?! dan itu, pernyataan "bahwa kebanyakan korban jiwa BUKAN dari suku Tionghoa" dapet data dari mana? ELo riset sendiri?! saya tidak dapet berapa korban "jiwa" Tionghoa. saya cuma dapet data korban dari TGPF. Nih, hasil laporan TGPF. baca ya, gua lampiran paragrafnya: "Kekerasan seksual dalam kerusuhan Mei 1998 terjadi di dalam rumah, di jalan dan di tempat usaha. Mayoritas kekerasan seksual terjadi di dalam rumah/bangunan. TGPF juga menemukan bahwa sebagian besar kasus perkosaan adalah gang rape, di mana korban diperkosa oleh sejumlah orang secara bergantian pada waktu yang sama dan di tempat yang sama. Kebanyakan kasus perkosaan juga dilakukan di hadapan orang lain. Meskipun korban kekerasan seksual tidak semuanya berasal dari etnis Cina, namun sebagian besar kasus kekerasan seksual dalam kerusuhan Mei l998 lalu d iderita oleh perempuan dari etnis Cina. Korban kekerasan seksual ini pun bersifat lintas kelas sosial." ada lagi nih laporan TGPF: 1. Kerugian Material: Adalah kerugian bangunan, seperti toko, swalayan, atau rumah yang dirusak, termasuk harta benda berupa mobil, sepeda motor, barang-barang dagangan dan barang-barang lainnya yang dijarah dan/atau dibakar massa. Temuan tim menunjukkan bahwa korban material ini bersifat lintas kelas sosial, tidak hanya menirnpa etnis Cina, tetapi juga warga lainnya. Namun yang paling banyak menderita kerugian material adalah dari etnis Cina. TAPI menarik sekali pernyataan ULysee tentang Kerusuhan MEI 98 adalah kerusuhan yang ditujukan untuk menggulingkan pemerintahan. ajaib, bisa jabarkan lebih dalam?! ini diskusi kita tentang Kerusuhan Mei 98 yang belum sampe tuntas di milis Komunitas Tionghoa beberapa waktu yang lalu. sayangnya, gue gak pernah dapet alasan/argumen dari Ulysee yang selalu mengatakan bahwa kerusuhan Mei 98 adalah kerusuhan untuk menggulingkan pemerintah Orde Baru: [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear Ulysee yang baik, whooa...kamu baik deh udah mensistematiskan tulisan saya. thanks lho. bacanya jadi lebih ringkas dan padat. kamu hebat bisa meringkas sedemikian rupa. bener-bener tipe sequel kongkrit. gak kayak gua yang random abstrak. mari kita analisa lebih jauh tentang Mei 98. peristiwa bandung nanti saja kita bahas. tapi sekedar info singkat, Soekarno menangkap beberapa pelaku aksi rasialis. diantaranya Muslimin Nasution dan Siswono Yudohusodo. baru dilepas saat Harto berkuasa dan Bung Karno jatuh. siapakah kelompok yang menginginkan Harto jatuh? 1. Muslim radikal golongan Tanjung Priok. 2. Pro-Demokrasi. 3. USA4. Mahasiswa 5. CSIS 6. sebagian tentara 7. masyrakat madani 8. NGO9. Kalangan bisnis 10. rakyat miskin yang semakin miskin karena anak-anak Harto mulai ganas. siapakah pendukung Harto? 1. ICMI 2. Islam binaan harto 3. sebagian faksi militer 4. keluarga cendana 5. pebisnis sekitar keluarga cendana. 6. Kroni yang diuntungkan harto dan sama berdosanya dengan cendana siapa yang paling diuntungkan dengan kejatuhan Harto: 1. Habibi 2. ICMI analisa liar saya begini: USA merupakan otak dibalik kejatuhan Soekarno dan kenaikan Harto. sepanjang karirnya, Harto selalu diback up oleh USA dan IGGI. ngutang kerjaannya plus bunuhi rakyatnya sendiri. di Mei 98, USA beri order dan warning bahwa Harto harus mundur. kelompok-kelompok anti Harto menyambut ini dengan baik. sekalipun, di antara kelompok-kelompok itu ada yang anti USA juga tetapi pada saat itu keinginan USA bertemu dengan kepentingan kalangan anti harto. kalangan Tanjung Priok anti USA, tapi tetap sambut warning USA untuk jatuhkan Harto. Gus Dur jelas anti USA, begitu juga dengan beberapa mahasiswa radikal anti USA. Habibie yang sebenarnya boneka Harto melihat tawaran USA ini sebagai kesempatan dia untuk jadi presiden. apalagi saat Harto bikin Habibie sakit hati dengan statemen Pak Harto yang meragukan kualitas Habibie untuk jadi presiden. ICMI mengira kalao Habibie bisa jadi presiden maka kekuasaan mereka akan tambah besar. sebagai boss besar, USA cuma perlu kasih satu statemen. anak buah berlomba-lomba berkreatifitas untuk memenuhi tuntutan boss. persis sama ketika Harto berkuasa. doi cuma bilang "bereskan". lantas si Kopassus menerjemahkan "bereskan" itu bisa jadi bunuh, perkosa, babat, karungin dsb. kalangan pro dem dan mahasiswa menekan dengan pengumpulan massa. Harto mulai basa-basi ketika di luar negeri. rencananya akan mundur sekitar tanggal 28 Mei. karena Harto udah ngitung kalo dia gak bakalan bisa bertahan lama. ketika kabinet reformasi dagelan a la Harto dilaunching malah disambut dengan mundurnya beberapa menteri anak buah paling loyal harto. TNI pun terbelah. kekuataan harto makin lemes aja. Wiranto dan SBY saat itu berpihak ke Habibie. m
[budaya_tionghua] Tentang Pao An Tui
Azura-Mazda <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Ini my last comment regarding Pao An Tui. Agak panjang, tetapi saya nekad mengirim posting ini sebagai apresiasi dan penghormatan besar saya terhadap segenap anggota Pao An Tui beserta anak-keturunannya. Mereka adalah patriot sejati Tionghoa Indonesia. Indonesia pernah sedemikian brutal dan antagonis terhadap komunitas Tionghoa. Pembantaian Tionghoa di Mei 98 adalah contoh terdekat tentang gerakan riil tersebut. Pasca Mei 98, gerakan yang mengarah pada persekusi Tionghoa masih dapat kita dengar. Sebut saja peristiwa sweeping Mahasiswa HMI Makasar (2 x), spanduk Ki Gendeng Pamungkas di Bogor, rencana kalangan islam berjihad apabila A-hok menjadi gubernur Ba-Bel, rencana penjarahan pasca banjir Jakarta, kasus Go Chong Phing Tuban dsb. Beberapa pahlawan nasional yang namanya harum di buku sejarah nasional ternyata memiliki prilaku rasis-anti tionghoa. Sebut saja nama Bung Tomo, Jenderal Soemitro dsb. Bahkan sampai di abad modern, tokoh-tokoh pemimpin Indonesia masih tidak ragu-ragu memperlihatkan sentiment anti-Tionghoa, sebut saja Baramuli, Habibie, Jusuf Kalla, Fadli Zon dan tentu saja beberapa jenderal angkatan darat. Bung Tomo sebagai pemimpin besar Barisan Pemberontak Rakyat Indonesia memiliki peran yang sangat besar bagi kemerdekaan Republik Indonesia. Ia dikenal sebagai jenderal radio. Pidatonya yang bergemuruh membangkitkan gelora perjuangan sampai ke telinga rakyat melalui radio di Surabaya. Namun sayangnya, pidato-pidato Bung Tomo itu tidak bebas dari sikap rasialis anti-Tionghoa. Tema-tema anti Tionghoa membangkitkan sentiment anti-tionghoa di kalangan masyarakat pribumi Jawa Timur. Melihat dampak dari provokasi anti-tionghoa oleh Bung Tomo ini, Go Gien Tjwan sebagai jurubicara Angkatan Muda Tionghoa pernah memberi penjelasan lewat pidato bahwa musuh rakyat Indonesia bukan etnis tionghoa tetapi Belanda. Ia juga menyatakan bahwa etnis Tionghoa juga menjadi bagian korban penjajahan. Siauw Giok Tjhan bersama kawan-kawannya pernah pergi menemui Bung Tomo agar mengubah sikap anti-tionghoanya. Namun Bung Tomo tetap berkeyakinan bahwa sebagian besar etnis Tionghoa adalah kalangan pro-Belanda. Akhirnya, di bulan Oktober 45, Siauw Giok Tjhan memimpin delegasi pemuda Tionghoa untuk bertemu dengan Bung Tomo dan sejumlah tokoh kiri dari PESINDO antara lain Soemarsono dan Soedisman (akhirnya menjadi Politbiro PKI di tahun 60-an). Pertemuan itu berhasil menyepakati penggabungan barisan perjuangan antara pemuda Tionghoa, Badan Pemberontak Rakyat Indonesia dan PESINDO. Pasca kemerdekaan 45, terjadi pembantaian massal terhadap Tionghoa. Aksi polisinil Belanda menambah kekisruhan keadaan pada saat itu. Pasukan republic yang terdesak, mundur ke dalam hutan. Dalam perjalanan mundur itu, pasukan Indonesia membumi hanguskan apa saja yang mereka temui. Di berbagai tempat di Jawa Barat, Jateng, Jatim terjadi perampokan, penjarahan dan pembakaran rumah-rumah, toko, bengkel, perusahaan, pabrik dan berbagai harta benda milik etnis Tionghoa. Aksi bung Tomo dan laskar rakyat Indonesia itu tidak menghitung dan tidak memandang adanya Tionghoa yang pro-Indonesia seperti Tony Wen yang memimpin organisasi Barisan Pemberontak Tionghoa di Surakarta atau aksi memperingati Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Juni 46 di mana 6 ribu orang Indonesia dan Tionghoa melakukan upacara bendera di Stasiun Serang. Saat itu, bendera RI dan Tiongkok dikibarkan secara bersamaan dan berdampingan. Tetapi, pembunuhan di beberapa daerah tetap berlangsung. Orang-orang Tionghoa tak berdosa diperkosa dan dibunuh dengan tuduhan menjadi agen atau mata-mata NICA. Di medan terjadi gelombang pembunuhan massal, perampokan dan penjarahan yang dilakukan oleh gangster, kriminil dibantu oleh organisasi pemuda dan oknum Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Di bulan Januari 46, terjadi demonstrasi 10 ribu Tionghoa memprotes aksi brutal laskar pemuda Indonesia. Orang-orang Tionghoa itu membawa mayat-mayat korban kebiadaban kaum ekstrimis Indonesia. Era awal kemerdekaan Indonesia itu dikenal sebagai zaman bersiap. Di daerah pendalaman, apabila terdengar seruan: Siap, Siap! maka penduduk Tionghoa akan gemetaran ketakutan, karena seruan itu seringkali berarti perampokan dan penjarahan. Pada tanggal 3 Juni 46, terjadi pembunuhan besar-besaran terhadap Tionghoa di Tangerang. Peristiwa pembantaian sadis ini sempat diberitakan oleh harian The New York Times. Memorandum Chung Hua Tsung Hui menyatakan bahwa sesuai dengan notulen rapat di Tangerang yang diselenggarakan oleh Djoenaedi, anggota eksekutif kabinet Republik Indonesia (Badan Pekerja KNI), Laskar Rakyat telah merencanakan sebuah Perang Sabil (Perang Suci) dan sebagai akibatnya, Tionghoa dibantai di Tangerang. Seluruh korban dan peristiwa pembantaian tionghoa di Tangerang dicatat dalam Laporan Palang Merah Rumah Sakit Yang Seng Ie Jakarta. Lelaki Tionghoa disunat dan d