[mediacare] JCoM Fest w/ Ananda Sukarlan Sapardi Djoko Damono : PRESS RELEASE

2007-07-08 Terurut Topik tari indonesia
Press Release 
   
   
  JCoM Fest
   
  Merupakan festival musik pertama yang diprakarsai oleh Konservatorium Musik 
Jakarta dan bertujuan untuk menampilkan seniman musik terbaik Indonesia , 
memperkenalkan karya musik terbaru baik nasional maupun internasional dan 
membuka peluang lintas disiplin seni musik dengan seni lainnya (tari, sastra, 
photography dan film).  
   
  Dalam ‘JCoM Festival’ ini akan ditampilkan musisi klasik kelas atas Indonesia 
dan pianis/komposer Jeffrey Jacob dari USA sebagai bintang tamu internasional. 
Seniman musik klasik kebanggaan Indonesia yang akan tampil antara lain adalah 
pianis  Ananda Sukarlan, Iswargia R. Sudarno,  Adelaide S. Simanjuntak, Ruth 
Wibisono, vokalis Rainier Revireino, Binu D. Sukaman, dan gitaris Sudirman 
Leman. Selain itu, juga akan menampilkan para musikus muda berbakat yg 
menjanjikan dan telah mengikuti  master classes, maupun program-program 
pendidikan lainnya di Konservatorium Musik Jakarta , seperti Bernadeta Astari, 
Elwin Hendrianto dan Inge Buniardi. Saat ini mereka sedang menuntut ilmu di 
Utrecht Conservatory dan Sweelinck Conservatorium, Amsterdam . Bernadeta Astari 
adalah soprano berusia muda yang baru saja memenangkan kompetisi Princess 
Christina Concours di Belanda. 
   
  Karya besar yang akan ditampilkan dalam JCoM Fest ini sangatlah beragam, 
mulai dari karya composer kontemporer dunia paling terkemuka seperti Gareth 
Farr, Nancy van de Vate, David del Puerto, Santiago Lanchares hingga komponis 
klasik seperti Mozart, Chopin dan Brahms. Selain komponis dunia, juga akan 
ditampilkan karya besar dari kolaborasi dua seniman ternama Indonesia : Sapardi 
Djoko Damono dan Ananda Sukarlan. Kerjasama kreatif ini terilhami oleh puisi 
karya pujangga Sapardi Djoko Damono yang di'design' dan di'compose' khusus oleh 
Ananda Sukarlan menjadi suatu karya musik yang puitis, antara lain beberapa 
nomor dari karya besar mereka Ars Amatoria yang secara utuh akan diperdanakan 
di Jakarta New Year Concert 2008 nanti.  Ananda Sukarlan juga akan 
memperdanakan karya-karyanya yang berdasarkan puisi Goenawan Mohamad dan 
Chendra Panatan. 
   
  PROGRAM:
   
  1.Informal Talk with “SAPARDI DJOKO DAMONO and ANANDA SUKARLAN”, 23 July 
– Konservatory Musik Jakarta , 7 pm
  2.Opening Concert – “WATCH OUT 4 TOMORROW”, 28 July – Goethe Haus. 
Presents: Bernadeta Astari  Elwin Hendiyanto.
  3.“THE ART OF JEFFREY JACOB”, 1 Aug – Erasmus Huis. 
  4.“LICENCE TO KILL” and “3 IN 1”, 5 Aug – Goethe Haus. Presents: Binu 
Sukaman, Adelaide Simbolon and Iswargia R. Sudarno.
  5.“LAUNCHING CD TEMBANG PUITIK INDONESIA ”, 8 Aug – Erasmus Huis. 
Presents: Binu Sukaman and Ananda Sukarlan
  6.Closing Concert  - “GENERATIONS” and “THE MAESTROS”, 12 Aug – Erasmus 
Huis. Presents: Inge Melania Buniardi, Ananda Sukarlan, Sudirman Leman.
   
   
  For further information, please contact:
  Jakarta Conservatory of Music
  Jln. Cipete IV No. 8
  Jakarta
  Contact person: Chendra Panatan (0818.8910.38)
  Ruth Wibisono (0811.1715.76)
   




 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[mediacare] Pemuda Demokrat Saling Ancam dengan Ngabalin

2007-07-08 Terurut Topik Sunny
http://www.poskota.co.id/news_baca.asp?id=35266ik=6


 
Pemuda Demokrat Saling Ancam dengan Ngabalin 



Minggu 8 Juli 2007, Jam: 13:25:00 
JAKARTA (Pos Kota) - Ancam mengancam tidak akan pernah menyelesaian masalah. 
Itulah yang terjadi belakangan ini antara kader muda Partai Demokrat yang tak 
rela Presiden SBY dihujat terus-menerus oleh anggota Komisi I DPR-RI Ali 
Mochtar Ngabalin. 

Entah ancaman atau gertak sambal saja, tapi politisi dari PBB, partainya mantan 
Mansesneg Yusril Ihza Mahendra ini, tak gentar. Ia malah mengaku punya 400 ribu 
brigade dari Badan Komunikasi Remaja Masjid Indonesia (BKRMI) yang siap berada 
di belakangnya. Maklum, Ali Mochtar yang kesehariannya selalu mengenakan sorban 
putih ini duduk sebagai Ketua Umum DPP BKRMI. 

'Nggak usah main ancam-ancaman deh. Saya juga punya pendukung yang juga siap 
bergerak,' tegas Ali Mochtar dalam diskusi di Jakarta, Sabtu. 

Politisi asal Makassar ini, sejak Yusril digusur dari kabinet, suaranya paling 
vokal dalam mengkritisi pemerintahan SBY. Kasus terakhir, ia walk out ketika 
DPR melakukan rapat konsultasi dengan Presiden dan jajarannya di Gedung DPR 
Selasa lalu . Ali Mochtar menilai keterangan SBY kala itu, seperti orang yang 
memberi kuliah umum untuk mahasiswanya, sehingga tidak perlu didengar. 

Sekretaris Fraksi Partai Demokrat di DPR Sutan Batoegana pun bereaksi. Dia 
mengemukakan jajaran kader muda partai pengusung SBY akan menentukan sikapnya 
terhadap pernyataan Ali Mochtar. Namun Ali berkilah, Presiden SBY sekarang 
adalah milik seluruh bangsa Indonesia, bukan monopoli PD.'Jadi mereka (kader 
muda PD-red) harus belajar politik secara benar,' tuturnya. 

'Apa Anda akan meminta maaf kepada SBY?” tanya wartawan. “Saya akan meminta 
maaf kalau perilaku saya tergolong arogan. Tapi itu bukan atas desakan dari 
kader Demokrat. Kalau saya dinilai arogan, saya minta maaf,'ujar Mochtar. 

Takut? 'Bukan, ini bukan berarti saya takut karena diperintah. Karena hanya 
Tuhan yang hanya bisa memerintah saya,' tandasnya. Gini hari elit plitik masih 
ada ancam mengancam? Mending jadi preman aja. 

(endang) 

[mediacare] Re: Praktik Patgulipat Habis Dibabat = STOP MALPRAKTIK

2007-07-08 Terurut Topik Joseph Ekananda
Itulah enaknya Jadi Dokter...
   
  Bisa memposisikan diri bak ''Malaikat'', yang bisa seenaknya saja memberikan 
obat, memvonis pasien, dan senaknya saja berpraktik di rumah sakit2 yang 
mematok tarif tinggi.
  Banyak dokter (meskipun tidak semua dokter) yang enggan berpraktik di daerah2 
terpencil.
  Alasan bahwa pembatasan praktik di 3 tempat menyebabkan pemerataan tenaga 
dokter kurang seimbang itu hanya Omong Kosong, Yang benar banyak dokter yang 
KALAP dan ingin mendapatkan pemasukan lebih besar,,..
   
  Berdasarkan Statmen Ketua KKI atau IDI, Majelis Kode Etik(mohon maaf kalo 
salah, yang pasti salah satunya) pernah mengeluarkan statemen di muat di Harian 
Kompas rubrik Humaniora (Headline) akhir Mei 2007  yang setidaknya menyatakan 
Jangan mengkriminalkan Dokter, dan Gaji dokter terlalu kecil..
  Semakin menunjukkan bahwa dokter2 di Indonesia kebanyakan mementingkan aspek 
komersial dan Bisnis..
   
  Apakah dokter2 ini semasa kuliah dulu tidak belajar  etika dan moralitas, 
sehingga merasa paling hebat. Bukankah mereka juga manusia yang juga bisa sakit 
dan mati...
   
  Hukum harus ditegakkan, malpraktik sama dengan korupsi...harus diproses seuai 
hukum. Tidak adayang kebal hukum..Betulll!
   
   
  

kawuloalit [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Dear doc's

Mohon maaf

Kebetulan kemarin saya baca di detik nggak sedetail di koran sindo(berita
ada dibawah)...masih cuma bisa senyum2 saat itu.
Setelah menghapus PTT...kini menghapus pidana dokter yg tdk memasang papan
nama(versi detik).

Saya bukan politikus, kritikus.pure rakyat jelata...wongcilikburuh
pabrik...yg
pengin melihat keadilan dan kejujuran...di republik mimpi inimekipun
mustahil kecuali kl sudah mati.

Maaf ini pemikiran bodoh saya saja.

Melihat fenomena seperti ini kok malah khawatir yah
Padahal sebelumnya sudah ada angin segar dengan terbetuknya Konsil
Kedokteran Indonesia (KKI) yg sampai saat ini pun tidak jelas
juntrungannya...sementara berbagai macam kasus malpraktek masih saja ada.

Pas baca koran sindolebih prihatin lagi saya

Apakah iya ini merupakan solusi yg komprahensif dng 33 propinsi?
Apa iya pemerintah mampu utk mengawasi ini semua, lah wong di ibukota saja
masih keteter je.

Wah wis sedih.

Ndak bisa ngomong lagi.

Maaf pagi2 sudah curhat

Ayahnya Difa...mari kita berdoa bersama demi kebaikan negri ini.

Mohon maaf kl ada yg kurang berkenan.

salam prihatin,
bapakeghozan-tepi tol cibitung

Pidana Bagi Dokter yang Tak Pasang Papan Nama Dihapuskan
Arfi Bambani Amri - detikcom

Jakarta - Selama ini, UU 29/2004 tentang Praktek Kedokteran mengatur seorang
dokter atau dokter gigi yang tak pasang papan nama di tempat praktek diancam
pidana penjara. Nah, Mahkamah Konstitusi (MK) menyatakan pasal 79 ayat 1 UU
Praktek Kedokteran yang mengaturnya itu bertentangan dengan UUD 1945.

Demikian diputuskan majelis hakim MK yang diketuai Jimly Asshiddiqie dalam
sidang di Gedung MK, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Selasa (19/6/2007).

Menyatakan pasal 75 ayat 1 dan pasal 76 mengenai kata-kata penjara paling
lama 3 tahun atau kurungan paling lama 1 tahun dan pasal 79 huruf c
sepanjang menyangkut atau yang diatur huruf e tidak mempunyai kekuatan
hukum mengikat, ujar Jimly membacakan putusan.

Menurut majelis hakim konstitusi, ancaman pidana tersebut telah menimbulkan
perasaan tidak aman dan ketakutan pada dokter atau dokter gigi. Ancaman
pidana tersebut dinyatakan hakim-hakim tidak proporsional dengan pelanggaran
yang dilakukan.

Ancaman pidana tidak sesuai dengan filsafat hukum pidana sehingga tidak
sejalan pula dengan pasal 28G UUD 1945, ujar hakim HAS Natabaya membacakan
pertimbangan.

Pasal 75 ayat 1 UU Praktik Kedokteran tersebut mengatur bahwa seorang dokter
harus memasang plang papan nama di tempat berpraktek. Jika tak dilakukan,
maka diancam pidana penjara atau pidana denda.

Ketentuan ini menimbulkan dilema dalam kasus seorang pasien dalam keadaan
mendesak untuk ditolong, sementara sang dokter tidak berada di tempat
prakteknya. Sang dokter menurut UU tidak boleh memberikan pengobatan karena
berada di luar tempat prakteknya. Jika dokter ngotot mengobati, ancaman
pidana menantinya.

Mahkamah berpendapat bahwa seorang dokter atau dokter gigi yang melakukan
praktek kedokteran semacam itu harus ditafsirkan bukan tindak pidana, tegas
Natabaya.

Namun untuk uji materil pasal 37 ayat 2 UU Praktek Kedokteran, MK tidak
mengabulkan gugatan pemohon dr Anny Isfandyarie Sarwono dkk. Pasal 37 ayat 2
itu membatasi dokter hanya bisa berpraktek di 3 tempat.

Pembatasan 3 tempat praktek tersebut memberikan jaminan perlindungan dan
kepastian hukum baik kepada dokter selaku pemberi pelayanan maupun kepada
pasien selaku penerima pelayanan kesehatan, ujar Natabaya.

Selain itu, pembatasan 3 tempat praktek itu memberi kesempatan pada
dokter-dokter muda untuk berpraktek. Akan memberikan kesempatan kerja
praktek bagi dokter-dokter muda di seluruh Indonesia, tandas Natabaya.
(aba/nrl)


[mediacare] Re: anti SEPARATIS ??? ... (sabar, Papuan Diary)

2007-07-08 Terurut Topik Hafsah Salim
--- In mediacare@yahoogroups.com, yaswar [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kaka Papuan Diary,
 Ini kenyataannya: susah sekali bicara soal Papua Merdeka. NKRI itu 
 harga mati. 


Betul, NKRI sedang dalam proses kematiannya.  Dasar Pancasila dari 
NKRI sudah menjadi Syariah Islam.  Bungkus luarnya masih Pancasila 
tapi isinya sudah Syariah Islam.

Bangsa Papua yang kehilangan Pancasila, terpaksa menjual dengan harga 
mati untuk memisahkan diri dari negara Syariah yang tidak pernah 
terpikir untuk tawar2an lagi.



 Artinya, untuk orang Papua apalagi terutamanya, kata 
 mati ini terbiasa jadi harfiah: hilang nyawa. Sudah jadi kenyataan 
 bagi kita arti harfia ini, dan setepat-tepatnya ini yang KITA MAU 
 UBAH: NYAWA DAN MARTABAT ORANG PAPUA SELAMA INI DIANGGAP SAMA 
 DENGAN NYAWA DAN HARGA SEMURAH MURAHNYA BINATANG. 
 


Juga benar, hanya Syariah Islam yang menganggap orang Papua lebih 
rendah daripada binatang sehingga orang Papua tidak mungkin ada 
pilihan lain dari Merdeka memisahkan diri dari negara Syariah yang 
memperlakukan mereka seperti lebih rendah dari binatang.

Ny. Muslim binti Muskitawati






Re: [mediacare] Re: Saatnya 'Kembali' ke ASI, maksimal 5 bulan benarkah??

2007-07-08 Terurut Topik BeachBoy BaliAsli
Salam ...
Bila memang sahih dan sah sehat sebagai yang disampaikan jeng Hafsah...ini bisa 
jadi berita bagus bagi beberapa kalangan wanita karir atau wanita yang ASI nya 
ngga lancar
Mungkin jeng Hafsah bisa memberikan referensi kedokteran dan kesehatan yang 
sahih sesuai pernyataan anda?

Para wanita karir sedang menunggu anda, jeng...

Salam

beachboy


- Original Message 
From: Hafsah Salim [EMAIL PROTECTED]
To: mediacare@yahoogroups.com
Sent: Sunday, July 8, 2007 1:19:03 PM
Subject: [mediacare] Re: Saatnya 'Kembali' ke ASI


Kalo kita membicarakan Kesehatan Anak, maka menyusui bayi dengan ASI
TIDAK BOLEH DIBERIKAN LEBIH DARI 6 BULAN.

Secara medis, ASI hanya baik hingga 5 bulan, setelah 5 bulan kualitas
ASI sudah tidak berguna untuk bayi.

Sejak umur bayi 3 bulan, makanan pengganti susu sudah harus
diperkenalkan kepada bayi agar secara bertahap bisa digantikan setelah
umur 5 bulan.

ASI sangat dianjurkan hanya sampai umur 3-4 bulan saja karena dalam
ASI terkandung cairan antibody ibu yang sangat berguna untuk
mempertahankan kesehatan bayi menghadapi infeksi dunia luar.

Sejak baru lahir, organ2 bayi belum tumbuh sempurna termasuk organ2
yang membentuk zat antibody bayi. Bayi sejak lahir bergantung kepada
zat antibody yang didapatkan dari ibunya sedangkan sebelum lahir
antibody ini ditransfer melalui barrier placenta. Oleh karena itu,
sejak bayi dilahirkan, perlu waktu 3-5 bulan untuk organ2 pembentuk
antibody ini berkembang hingga berfungsi penuh. Sambil menunggu waktu
inilah, bayi membutuhkan ASI yang masih mengandung antibody yang cukup
konsentrasinya untuk melindungi kesehatan bayi.

Setelah 5 bulan, kandungan antibody ibu dalam ASI sudah sangat rendah
sebaliknya kemampuan bayi untuk membuat sendiri antibody-nya sudah
bisa melepaskan diri dari ketergantungannya kepada ASI. Namun pada
usia 5 bulan ini, bayi sangat membutuhkan makanan pengganti yang bukan
ASI yang berisi protein yang lebih lengkap daripada ASI.

Dunia memang tidak selalu menyediakan makanan sehat bagi semua orang.
Untuk negara2 miskin, WHO menetapkan bahwa ASI masih boleh diberikan
hingga umur bayi 2 tahun. Hal ini ditetapkan mengingat kemampuan ibu
untuk memberikan makanan pengganti sangatlah rendah sehingga daripada
bayinya mati karena tidak diberi makan, masih lebih baik diberi ASI
yang meskipun isinya berkualitas rendah tetapi lebih baik daripada
tidak diberikan apapun juga.

Namun kalo dalam keluarga yang mampu memberi makanan pengganti ASI,
haruslah dijelaskan untuk jangan memberikan bayi anda ASI lebih
daripada 6 bulan. Karena pemberian ASI hingga 2 tahun hanyalah
kebijaksanaan WHO untuk keluarga yang dibawah kemiskinan.

Ny. Muslim binti Muskitawati.

--- In [EMAIL PROTECTED] ps.com, B. Dwiagus Stepantoro
[EMAIL PROTECTED] . wrote:

 Mbak Dian, Romo Blasius
 
 Mungkin bisa dibedakan kelompok ibu-ibu yang menjadi sasaran
gerakan ini. 
 
 Gerakan kembali ke ASI ini mungkin sasarannya ya memang bagi
Ibu-Ibu yang sudah terbiasa membeli susu formula, sehingga mereka
sangat tergantung dengan susu formula itu,... jadi, ketika harga susu
formula naik, mereka jadi kewalahan, apaagi ketika susu formula ini
sudah langka dipasaran. Jadi kalau mereka yang biasanya mampu beli
susu formula, kenapa kita dorong untuk kembali ke ASI,.. . kalau
mereka mampu beli susu formula tiap 1-2 minggu yang harganya
50-200ribu, berari orang itu mampu untuk belimakanan untuk sang ibu
bukan, jadi,bukankah duit anggaran mereka untuk beli susu formula
yang harganya di supermarket kadang membuat saya takjub, bisa dipakei
untuk beli makanan2 bergizi saja... 
 
 Jadi sasaran dari gerakan kembali ke ASI ini memang bukan untuk
Ibu-Ibu yang kekurangan gizi atau pangan, yang bahkan untuk makan ajah
susah.. jelas ini butuh pendekatan/strategi /gerakan yang berbeda,...
karena prioritasnya berbeda. 
 Apalagi kalau sasarannya adalah ibu-ibu yang tidak mempunyai
kekuatan untuk meminta haknya untuk menyusui, macam para PRT yang
mempunyai bayi, seperti yang disampaikan ROmo. (Walaupun menariknya,
ada juga mereka (yang ditemukan anggota AIMI ini), yang berhasil
menyusui bayinya, walaupun mereka adalah penjaga toko). Strateginya
beda lagi ini. 
 
 Jadi memang tiap sasaran,tujuan, butuh pendekatan yang berbeda. 
 Saya rasa Gerakan Kembali ke ASI ini sangat realistis melihat
konteks kelompok sasaran ibu-ibu yang sangat tergantung susu formula
dan lupa ASI, dan melihat kondisi saat ini ketika susu formula sudah
harganya naik, juga penawarannya kadang tidak rasional lagi. 
 
 Blasius Slamet Lasmunadi lasmunadi_17@ ... wrote:
 
 
 Dear Dian dan rekan-rekan milis ytk., 
 Salah satu kelemahan kebanyakan orang itu memiliki gagasan yang
bagus tapi tidak disertai dengan ketrampilan management. Kalau
Saatnya kembali ke ASI, tentu ada sasaran yang mesti dicapai.
Sasarannya tidak sekedar kesehatan bayi melainkan sebuah perubahan
sikap hidup para ibu dari cara menyusui yang mengandalkan susu formula
beralih ke ASI. Namun masalahnya, bagaimanakah para ibu dapat
memiliki 

[mediacare] Live Earth London's Glacial Pacing

2007-07-08 Terurut Topik Sunny
http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2007/07/07/AR2007070701201_pf.html


Live Earth London's Glacial Pacing
Mixing Music and a Serious Message Gives Concert a Clunky Rhythm

By Glenda Cooper
Special to The Washington Post
Sunday, July 8, 2007; D04


LONDON, July 7 -- If you want to save the planet, I want you to start jumping 
up and down! Thus Madonna revealed her plan to combat global warming. Clad in 
a black satin leotard, she gyrated with dancers and simulated sex with an 
amplifier and a guitar. Along with the Foo Fighters, the 48-year-old Queen of 
Pop transformed a Live Earth concert that at times had seemed earnest and slow.

Security was tight Saturday at the Wembley Stadium event, which fell on the 
second anniversary of the deadly terrorist attacks on London's mass transit 
system and only a week after a plot to set off car bombs in the capital failed. 
The weather -- which in recent weeks has driven thousands from their homes 
because of flooding -- stayed fair for the afternoon.

The interspersing of musical numbers with lectures on climate change gave much 
of the show a staccato feel. The Black Eyed Peas were the first band to really 
get the crowd dancing; other early big draws were Metallica, Keane, Duran Duran 
and the Red Hot Chili Peppers, as the crowd awaited the appearance of the 
headliner, Madonna.

It's an inconvenient truth, but mixing rock with recycling is awkward. In a TV 
interview earlier this week, Matt Bellamy of the band Muse mocked the event as 
private jets for climate change.

John Buckley of Carbon Footprint, an organization that helps companies reduce 
their carbon dioxide emissions, said Saturday that Live Earth will produce 
about 74,500 tons of the gas.

We would have to plant 100,000 trees to offset the effect of Live Earth, he 
said, speaking by telephone. But, he added, if you can reach 2 billion people 
and raise awareness, that's pretty fantastic.

Certainly, on the way into the show, some of the 65,000 people who'd spent $110 
on a ticket appeared unaware of the seven-point pledge that Al Gore, the 
event's chief impresario, had asked all spectators to make. Asked about it, 
they offered blank looks and said they were there for Madonna (whose annual 
carbon footprint, according to Buckley, is 1,018 tons -- about 92 times the 11 
tons an average person uses per year).

I'm not even sure who Gore is, said Georgie Simpson, 35, from Ipswich, in 
eastern England. I saw Gore on TV, added Sue Bourner, 38, a health service 
manager from Hampshire. But frankly, I think it's cheeky of Americans to come 
over here and lecture us. They are the worst polluters.

The organizers were determined that the crowd not go away ignorant, however. 
Big banners asking people to answer the call surrounded the stage. And a 
series of public information films featuring celebrities such as Penelope Cruz 
urged people to turn thermostats down and carpool while, in between, montages 
of happy animals were contrasted with pollution-belching power stations.

Occasionally there was a surreal experience of, for example, listening to the 
reunited, veteran rock group Genesis sing Turn It On Again while the video 
images appeared to suggest it was time to Turn It Off. And singer-songwriters 
Damien Rice and David Gray promised everyone to make a difference -- before 
singing that anthem to predestination, Que Sera Sera.

Will the event make a difference after the last burger in biodegradable 
packaging is eaten and the stage made of recycled oil drums is packed away? 
Steve Howard, CEO of the Climate Group, a partner in Live Earth, said that it 
would.

I think that this will be very inspiring and show people that you can put on 
concerts and tours in a much greener way, he said. I understand concerns 
about Madonna's carbon footprint. But nobody's perfect, and at least we are now 
having an interesting debate about it, which will change behavior.

Lining up at the stalls selling $40 organic cotton T-shirts proclaiming Green 
Is the New Black, Andrea Covic, 26, was also optimistic. I've come because 
I'm sympathetic to the message, she said. Of course I want to see the Beastie 
Boys. But I do think this is a good way of getting people and the media to take 
climate change seriously.

But Andrew Turner, 29, who had come to see his favorite band, the Foo Fighters, 
was not convinced. I already recycle and wash my clothes at 30 degrees 
[centigrade, about 86 degrees Fahrenheit] and turn off lights and computers, 
he said. So I have a suspicion that those who are coming today are those 
already interested in the message. I don't know how many more it will convince.


[mediacare] Hendropriyono: Waspadai Dana Otsus Papua

2007-07-08 Terurut Topik Sunny
http://www.indopos.co.id/index.php?act=detailid=8900

Minggu, 08 Juli 2007,



Hendropriyono: Waspadai Dana Otsus Papua 

 
JAKARTA - Tudingan lemahnya aparat intelijen di balik bobolnya gerakan 
separatisme RMS dan OPM kemarin dijawab mantan Kepala Badan Intelijen Negara 
(BIN) A.M. Hendropriyono. Purnawirawan jenderal berbintang empat itu menegaskan 
bahwa BIN tidak bisa disalahkan dalam kasus tersebut.

Menurut dia, sebagai mata dan telinga negara, BIN seharusnya punya sistem yang 
kuat agar bisa bekerja maksimal. Namun, yang terjadi, saat ini BIN tidak punya 
sistem, undang-undang, atau dasar pijakan yang pasti tentang hal yang boleh dan 
tidak boleh. 

UU Intelijen tak kunjung jadi. Orang-orangnya (orang BIN, Red) sama dengan 
dulu. Yang ganti-ganti presidennya, ujarnya dalam diskusi bertajuk Mengungkap 
Eksistensi Separatisme di Menara Kebon Sirih kemarin. 

Dibandingkan zaman Orba, kata dia, orang BIN sekarang memang jauh berbeda. 
Sebelumnya, BIN terkesan kuat. Namun, saat ini, lembaga yang pernah dia pimpin 
itu terpojok (gamang). Dulu, segala cara bisa dipakai. Kalau reformasi, kita 
(BIN, Red) harus tunduk pada the rule of law, ujarnya.

Yang memprihatinkan, ujar dia, saat ini, untuk mendapatkan informasi, BIN harus 
mendapatkan izin provider (penyedia layanan, Red) guna menyadap telepon 
seluler. Masak kegiatan intelijen harus izin sama orang swasta, ungkapnya.

Soal gerakan separatisme yang saat ini mulai berani unjuk gigi, kata Hendro, 
itu menjadi warning bagi pemerintah Indonesia untuk mengantisipasi. 
(Kemungkinan maraknya) gerakan separatisme lima tahun ke depan perlu kita 
antisipasi, tegasnya. 

Gerakan tersebut, jelas dia, bersifat separatisme periferal yang timbul akibat 
turunnya kepercayaan daerah terhadap pemerintah pusat. Bukan hanya Maluku dan 
Papua, daerah lain seperti Kalimantan pun berpeluang berusaha melepaskan diri 
dari Indonesia. Itu disebabkan adanya kesalahan berturut-turut dari 
pemerintahan yang satu ke yang lain, ungkapnya. 

Daerah mana yang paling berpotensi berontak? Yang paling dekat Papua. Papua 
lebih siap maju mendahului daerah-daerah yang kesusupan ide separatisme, 
ujarnya. 

Kelebihan Papua, jelas dia, mereka punya sponsor. Tidak sampainya dana otonomi 
khusus yang setahun mencapai Rp 17 triliun ke masyarakat diduga merupakan 
kesengajaan agar anggaran itu bisa mendanai gerakan separatis.

Tampil sebagai pembicara sebelumnya, Ketua DPP Partai Hanura Suadi Marassabesi 
menyatakan, insiden bendera RMS di Lapangan Merdeka Ambon seharusnya sudah 
dideteksi aparat intelijen.

Menurut informasi, kata dia, sejak H-2 atau H-3, intelijen sebenarnya diberi 
tahu soal adanya persiapan tarian cakalele (tarian perang, Red) yang 
diindikasikan bakal dipentaskan dalam acara tersebut. Ada sekelompok orang 
yang membeli celana panjang hitam dan parang. Kalau kami orang Maluku langsung 
tahu itu untuk tarian cakalele, ujarnya bernada tinggi. 

Sayangnya, bukannya bertindak, aparat intelijen justru terkesan mengabaikan 
informasi tersebut. Suadi menduga ada ketidakberesan koordinasi aparat 
intelijen di daerah dengan pusat, sehingga indikasi kuat adanya gerakan 
separatis itu tak ditindaklanjuti. Yang mengherankan, mereka punya ID-card 
dari panitia. Masalah itu seharusnya didalami intelijen sebelum acara dimulai, 
tegasnya. 

Senada dengan itu, anggota Komisi I DPR Yorris Raweyai mengungkapkan, kinerja 
intelijen bukannya semakin baik, namun justru terlihat semakin tak akurat dan 
sistemnya lemah. BIN tidak punya visi nasional, sehingga misinya pun bias. 
Jadi, bergantung interpretasi orang yang pegang, katanya. 

Pria asal Papua tersebut mengusulkan perlunya perbaikan sistem dan SDM. Bukan 
hanya itu, BIN juga harus menerima konsekuensi reformasi dengan mengubah 
paradigma dari intelijen militer menjadi intelijen sipil. Pendekatannya pun 
harus berubah, ujarnya. (ein


[mediacare] Numpang tanya

2007-07-08 Terurut Topik Sunarta
Numpang lewat, mau tanya.
Apa saja sih yang sudah dibangun di negara Indonesia ini oleh pemerintah
Indonesia semenjak pemerintahan Orde Baru hingga sekarang, diluar pihak
swasta?

Salam,

Sunarta
Bandung


Re: [mediacare] Re: Praktik Patgulipat Habis Dibabat = STOP MALPRAKTIK

2007-07-08 Terurut Topik Sunny
Kalau begitu tidak ada dokter yang mau bekerja di tempat-tempat terpencil, 
berarti  organisasi Dokter Tanpa Batas adalah sangat asing bagi dokter di 
Indonesia.


  - Original Message - 
  From: Joseph Ekananda 
  To: mediacare@yahoogroups.com 
  Sent: Sunday, July 08, 2007 8:25 AM
  Subject: [mediacare] Re: Praktik Patgulipat Habis Dibabat = STOP MALPRAKTIK


  Itulah enaknya Jadi Dokter...

  Bisa memposisikan diri bak ''Malaikat'', yang bisa seenaknya saja memberikan 
obat, memvonis pasien, dan senaknya saja berpraktik di rumah sakit2 yang 
mematok tarif tinggi.
  Banyak dokter (meskipun tidak semua dokter) yang enggan berpraktik di daerah2 
terpencil.
  Alasan bahwa pembatasan praktik di 3 tempat menyebabkan pemerataan tenaga 
dokter kurang seimbang itu hanya Omong Kosong, Yang benar banyak dokter yang 
KALAP dan ingin mendapatkan pemasukan lebih besar,,..

  Berdasarkan Statmen Ketua KKI atau IDI, Majelis Kode Etik(mohon maaf kalo 
salah, yang pasti salah satunya) pernah mengeluarkan statemen di muat di Harian 
Kompas rubrik Humaniora (Headline) akhir Mei 2007 yang setidaknya menyatakan 
Jangan mengkriminalkan Dokter, dan Gaji dokter terlalu kecil..
  Semakin menunjukkan bahwa dokter2 di Indonesia kebanyakan mementingkan aspek 
komersial dan Bisnis..

  Apakah dokter2 ini semasa kuliah dulu tidak belajar etika dan moralitas, 
sehingga merasa paling hebat. Bukankah mereka juga manusia yang juga bisa sakit 
dan mati...

  Hukum harus ditegakkan, malpraktik sama dengan korupsi...harus diproses seuai 
hukum. Tidak adayang kebal hukum..Betulll!




  kawuloalit [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Dear doc's

  Mohon maaf

  Kebetulan kemarin saya baca di detik nggak sedetail di koran sindo(berita
  ada dibawah)...masih cuma bisa senyum2 saat itu.
  Setelah menghapus PTT...kini menghapus pidana dokter yg tdk memasang papan
  nama(versi detik).

  Saya bukan politikus, kritikus.pure rakyat jelata...wongcilikburuh
  pabrik...yg
  pengin melihat keadilan dan kejujuran...di republik mimpi inimekipun
  mustahil kecuali kl sudah mati.

  Maaf ini pemikiran bodoh saya saja.

  Melihat fenomena seperti ini kok malah khawatir yah
  Padahal sebelumnya sudah ada angin segar dengan terbetuknya Konsil
  Kedokteran Indonesia (KKI) yg sampai saat ini pun tidak jelas
  juntrungannya...sementara berbagai macam kasus malpraktek masih saja ada.

  Pas baca koran sindolebih prihatin lagi saya

  Apakah iya ini merupakan solusi yg komprahensif dng 33 propinsi?
  Apa iya pemerintah mampu utk mengawasi ini semua, lah wong di ibukota saja
  masih keteter je.

  Wah wis sedih.

  Ndak bisa ngomong lagi.

  Maaf pagi2 sudah curhat

  Ayahnya Difa...mari kita berdoa bersama demi kebaikan negri ini.

  Mohon maaf kl ada yg kurang berkenan.

  salam prihatin,
  bapakeghozan-tepi tol cibitung

  Pidana Bagi Dokter yang Tak Pasang Papan Nama Dihapuskan
  Arfi Bambani Amri - detikcom

  Jakarta - Selama ini, UU 29/2004 tentang Praktek Kedokteran mengatur seorang
  dokter atau dokter gigi yang tak pasang papan nama di tempat praktek diancam
  pidana penjara. Nah, Mahkamah Konstitusi (MK) menyatakan pasal 79 ayat 1 UU
  Praktek Kedokteran yang mengaturnya itu bertentangan dengan UUD 1945.

  Demikian diputuskan majelis hakim MK yang diketuai Jimly Asshiddiqie dalam
  sidang di Gedung MK, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Selasa (19/6/2007).

  Menyatakan pasal 75 ayat 1 dan pasal 76 mengenai kata-kata penjara paling
  lama 3 tahun atau kurungan paling lama 1 tahun dan pasal 79 huruf c
  sepanjang menyangkut atau yang diatur huruf e tidak mempunyai kekuatan
  hukum mengikat, ujar Jimly membacakan putusan.

  Menurut majelis hakim konstitusi, ancaman pidana tersebut telah menimbulkan
  perasaan tidak aman dan ketakutan pada dokter atau dokter gigi. Ancaman
  pidana tersebut dinyatakan hakim-hakim tidak proporsional dengan pelanggaran
  yang dilakukan.

  Ancaman pidana tidak sesuai dengan filsafat hukum pidana sehingga tidak
  sejalan pula dengan pasal 28G UUD 1945, ujar hakim HAS Natabaya membacakan
  pertimbangan.

  Pasal 75 ayat 1 UU Praktik Kedokteran tersebut mengatur bahwa seorang dokter
  harus memasang plang papan nama di tempat berpraktek. Jika tak dilakukan,
  maka diancam pidana penjara atau pidana denda.

  Ketentuan ini menimbulkan dilema dalam kasus seorang pasien dalam keadaan
  mendesak untuk ditolong, sementara sang dokter tidak berada di tempat
  prakteknya. Sang dokter menurut UU tidak boleh memberikan pengobatan karena
  berada di luar tempat prakteknya. Jika dokter ngotot mengobati, ancaman
  pidana menantinya.

  Mahkamah berpendapat bahwa seorang dokter atau dokter gigi yang melakukan
  praktek kedokteran semacam itu harus ditafsirkan bukan tindak pidana, tegas
  Natabaya.

  Namun untuk uji materil pasal 37 ayat 2 UU Praktek Kedokteran, MK tidak
  mengabulkan gugatan pemohon dr Anny Isfandyarie Sarwono dkk. Pasal 37 ayat 2
  itu membatasi dokter hanya bisa berpraktek di 

Re: [mediacare] Re: anti SEPARATIS ??? ... (sabar, Papuan Diary)

2007-07-08 Terurut Topik Papuan Diary

Model pemikiran seperti ini haruslah dipahami sebagai sesuatu yang
mencerahkan. Terima kasih Ny. Muslim Binti Muskitawati.

Sayangnya sdr-sdr saya dari Batak yang Kristen, justru dikenal sebagai
orang2 pembela NKRI nomor wahid, dengan alasan agama mereka datang, dengan
alasan agama mereka mencuri dan juga membunuhi sdr-sdrnya yang Kristen di
Papua sini.

Ini model dari sebuah politik nasional yang diadopsi kelompok Islam Radikal
dan Nasionalis Indonesia [PDI-P, Golkar, dll].

Mereka bilang punya ideologi kerakyatan. Apa buktinya? Rakyat justru
dijadikan korban, apalagi Papua? Dihargai pun tidak!

Selamat berhari minggu,
PD



On 7/8/07, Hafsah Salim [EMAIL PROTECTED] wrote:


  --- In mediacare@yahoogroups.com mediacare%40yahoogroups.com, yaswar
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kaka Papuan Diary,
 Ini kenyataannya: susah sekali bicara soal Papua Merdeka. NKRI itu
 harga mati.

Betul, NKRI sedang dalam proses kematiannya. Dasar Pancasila dari
NKRI sudah menjadi Syariah Islam. Bungkus luarnya masih Pancasila
tapi isinya sudah Syariah Islam.

Bangsa Papua yang kehilangan Pancasila, terpaksa menjual dengan harga
mati untuk memisahkan diri dari negara Syariah yang tidak pernah
terpikir untuk tawar2an lagi.

 Artinya, untuk orang Papua apalagi terutamanya, kata
 mati ini terbiasa jadi harfiah: hilang nyawa. Sudah jadi kenyataan
 bagi kita arti harfia ini, dan setepat-tepatnya ini yang KITA MAU
 UBAH: NYAWA DAN MARTABAT ORANG PAPUA SELAMA INI DIANGGAP SAMA
 DENGAN NYAWA DAN HARGA SEMURAH MURAHNYA BINATANG.


Juga benar, hanya Syariah Islam yang menganggap orang Papua lebih
rendah daripada binatang sehingga orang Papua tidak mungkin ada
pilihan lain dari Merdeka memisahkan diri dari negara Syariah yang
memperlakukan mereka seperti lebih rendah dari binatang.

Ny. Muslim binti Muskitawati

 



Re: [mediacare] Re: Saatnya Kembali ke ASI, maksimal 5 bulan benarkah??

2007-07-08 Terurut Topik wirajhana eka
untung buyut, nenek, ibu, istri dan adik2 perempuan
saya tolol, 

sehingga 6 bulan pertama cuma total asi.
6 bln -2 thn tetap asi plus makanan lain kecuali susu
kalengan..

Akibatnya kami terpaksa hidup sehat tanpa pusing naik
turun harga susu.

Salam.
--- mediacare@yahoogroups.com
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 Salam ...
 Bila memang sahih dan sah sehat sebagai yang
disampaikan jeng Hafsah...ini bisa jadi berita bagus
bagi beberapa kalangan wanita karir atau wanita yang
ASI nya ngga lancar
 Mungkin jeng Hafsah bisa memberikan referensi
kedokteran dan kesehatan yang sahih sesuai pernyataan
anda?
 
 Para wanita karir sedang menunggu anda, jeng...
 
 Salam
 
 beachboy
 
 
 - Original Message 
 From: Hafsah Salim [EMAIL PROTECTED]
 To: mediacare@yahoogroups.com
 Sent: Sunday, July 8, 2007 1:19:03 PM
 Subject: [mediacare] Re: Saatnya 'Kembali' ke ASI
 
 
 Kalo kita membicarakan Kesehatan Anak, maka menyusui
bayi dengan ASI
 TIDAK BOLEH DIBERIKAN LEBIH DARI 6 BULAN.
 
 Secara medis, ASI hanya baik hingga 5 bulan, setelah
5 bulan kualitas
 ASI sudah tidak berguna untuk bayi.
 
 Sejak umur bayi 3 bulan, makanan pengganti susu
sudah harus
 diperkenalkan kepada bayi agar secara bertahap bisa
digantikan setelah
 umur 5 bulan.
 
 ASI sangat dianjurkan hanya sampai umur 3-4 bulan
saja karena dalam
 ASI terkandung cairan antibody ibu yang sangat
berguna untuk
 mempertahankan kesehatan bayi menghadapi infeksi
dunia luar.
 
 Sejak baru lahir, organ2 bayi belum tumbuh sempurna
termasuk organ2
 yang membentuk zat antibody bayi. Bayi sejak lahir
bergantung kepada
 zat antibody yang didapatkan dari ibunya sedangkan
sebelum lahir
 antibody ini ditransfer melalui barrier placenta.
Oleh karena itu,
 sejak bayi dilahirkan, perlu waktu 3-5 bulan untuk
organ2 pembentuk
 antibody ini berkembang hingga berfungsi penuh.
Sambil menunggu waktu
 inilah, bayi membutuhkan ASI yang masih mengandung
antibody yang cukup
 konsentrasinya untuk melindungi kesehatan bayi.
 
 Setelah 5 bulan, kandungan antibody ibu dalam ASI
sudah sangat rendah
 sebaliknya kemampuan bayi untuk membuat sendiri
antibody-nya sudah
 bisa melepaskan diri dari ketergantungannya kepada
ASI. Namun pada
 usia 5 bulan ini, bayi sangat membutuhkan makanan
pengganti yang bukan
 ASI yang berisi protein yang lebih lengkap daripada
ASI.
 
 Dunia memang tidak selalu menyediakan makanan sehat
bagi semua orang.
 Untuk negara2 miskin, WHO menetapkan bahwa ASI masih
boleh diberikan
 hingga umur bayi 2 tahun. Hal ini ditetapkan
mengingat kemampuan ibu
 untuk memberikan makanan pengganti sangatlah rendah
sehingga daripada
 bayinya mati karena tidak diberi makan, masih lebih
baik diberi ASI
 yang meskipun isinya berkualitas rendah tetapi lebih
baik daripada
 tidak diberikan apapun juga.
 
 Namun kalo dalam keluarga yang mampu memberi makanan
pengganti ASI,
 haruslah dijelaskan untuk jangan memberikan bayi
anda ASI lebih
 daripada 6 bulan. Karena pemberian ASI hingga 2
tahun hanyalah
 kebijaksanaan WHO untuk keluarga yang dibawah
kemiskinan.
 
 Ny. Muslim binti Muskitawati.
 
 --- In [EMAIL PROTECTED] ps.com, B. Dwiagus
Stepantoro
 [EMAIL PROTECTED] . wrote:
 
  Mbak Dian, Romo Blasius
  
  Mungkin bisa dibedakan kelompok ibu-ibu yang
menjadi sasaran
 gerakan ini. 
  
  Gerakan kembali ke ASI ini mungkin sasarannya ya
memang bagi
 Ibu-Ibu yang sudah terbiasa membeli susu formula,
sehingga mereka
 sangat tergantung dengan susu formula itu,... jadi,
ketika harga susu
 formula naik, mereka jadi kewalahan, apaagi ketika
susu formula ini
 sudah langka dipasaran. Jadi kalau mereka yang
biasanya mampu beli
 susu formula, kenapa kita dorong untuk kembali ke
ASI,.. . kalau
 mereka mampu beli susu formula tiap 1-2 minggu yang
harganya
 50-200ribu, berari orang itu mampu untuk belimakanan
untuk sang ibu
 bukan, jadi,bukankah duit anggaran mereka untuk
beli susu formula
 yang harganya di supermarket kadang membuat saya
takjub, bisa dipakei
=== Message Truncated === 



   

Pinpoint customers who are looking for what you sell. 
http://searchmarketing.yahoo.com/


[mediacare] Silahkan datang besok Open Casting FTV di Gor Bulungan Blok M

2007-07-08 Terurut Topik dejavu man
Silahkan yang berminat datang ke Gor bulungan blok M besok hari Senin ( 8 July 
200 ) jam 11 /sd jam 01 siang untuk casting FTV. ( talent code : andi bersama )
Casting di buka hanya hari senin  saja. 

Yang di cari adalah : 
- Laki-laki untuk peran Papa Umur 35-40 th ( 1 orang ) 
  Kriteria  karakter : Mapan, Dewasa, Bijaksana
- Laki-laki untuk peran Anak kuliahan Umur 20-25 th ( 3 orang )
  Kriteria  karakter : Tampan, Tinggi minimal 170 cm,
- Wanita untuk peran Anak kuliahan Umur 20-25 th ( 2 orang )
   Kriteria  karakter : Menarik, Tinggi minimal 160 cm

Tidak untuk pemeran yang sudah profesional, khusus untuk anda yang belum pernah 
tampil di TV.

Warm Regards
G. Tyo Nugroho-081519761633

   
-
Fussy? Opinionated? Impossible to please? Perfect.  Join Yahoo!'s user panel 
and lay it on us.

[mediacare] Warning on Indonesian terror threat

2007-07-08 Terurut Topik Sunny
http://www.theage.com.au/news/national/warning-on-indonesian-terror-threat/2007/07/08/1183833327030.html

Warning on Indonesian terror threat
Canberra
July 8, 2007 - 2:50PM


Foreign affairs officials today warned of a threat of imminent terrorist 
attacks in Indonesia, including Bali.

In an upgraded travel advisory, the Department of Foreign Affairs and Trade 
said terrorists were actively planning attacks which could take place at any 
time.

The advisory says Australians should reconsider their need to travel to 
Indonesia.

There have been recent arrests of high-level terrorist operatives in 
Indonesia, but we assess terrorists are continuing active planning of attacks, 
it says.

These attacks could take place at any time and could be imminent.

Particular care should be taken at this time to avoid known terrorist targets.

These included Bali and the capital Jakarta.

Ask yourself whether, given your own personal circumstances, you're 
comfortable travelling to Indonesia including Bali, knowing that there is a 
very high threat from terrorism and you may be caught up in a terrorist 
attack, the advisory says.

Ask yourself whether travel could be deferred or an alternative destination 
chosen.

AAP


[mediacare] Rindunya Batu

2007-07-08 Terurut Topik heri latief
Rindunya Batu 
   
  selekta punya gunung-gunung
  punya bukit berbatu-batu
  tapi tidak punya bir!
   
  ada pohon apel berjejeran
  ada hotel-hotel mengedipkan mata
  ada impian pada kekasih jauh disana
   
  selekta punya gunung-gunung
  punya bukit berbatu-batu
  tapi tak punya warnet!
   
  ada bemo nyatanya angkot
  kota demi kota merayumu
  musim menghayal
  :mencumbu memorimu
   
  di batu kita meraba rindu
  dunia si pengembara berkata
  : isinya sunyi, berlapis-lapis
   
  heri latief
  batu-selekta, 13 januari 2003


  
http://herilatief.wordpress.com/





[mediacare] Antara: Peluang besar bisnis IP Telephony

2007-07-08 Terurut Topik radityo djadjoeri
Sains  Teknologi
06/07/07 19:57
  Peluang Besar Bisnis IP Telephony
   
  Jakarta (ANTARA News) - Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia yang 
sedemikian 
  cepat telah membuka peluang besar bagi perkembangan bisnis perusahaan 
penyedia jasa 
  solusi jaringan data (data networking solutions), layanan telepon berbasis 
internet 
  protocol (IP telephony), serta layanan pemasaran di internet.
   
  Presdir PT Teledata Indonesia Chan Chee Kheong kepada wartawan di Jakarta, 
Jumat, 
  mengatakan bahwa pada tahun 2000 pengguna internet di Indonesia hanya sekitar 
dua 
  juta pengguna (users) dan setiap tahunnya terus bertambah hingga mencapai 18 
juta 
  pengguna pada tahun 2007.
   
  Data statistik yang dimilikinya juga menyebutkan para users tersebut 
menggunakan 
  internet sebagian besar untuk mengirim surat elektronik (e-mail) yakni 
sebanyak 91 
  persen, untuk referensi berita (76 persen), serta untuk chatting (52 persen).
  Dikatakan Chan Chee Kheong bahwa merujuk pada data-data tersebut maka PT 
Teledata 
  Indonesia, sebagai perusahaan spesialis penyedia jasa solusi jaringan data 
serta 
  layanan telepon berbasis Internet Protocol (IP telephony) di Indonesia , 
yakin 
  dapat memenuhi target pertumbuhan pendapatan 10 persen pada 2007 dan 20 
persen pada 
  2008.
   
  Pada tahun 2006 Teledata berhasil meraup pendapatan sebesar 8,0 juta dolar AS 
dari 
  pasar Indonesia. Kami menilai kinerja perekonomian Indonesia menuju ke arah 
yang positif dan hal  itu mendukung pertumbuhan bisnis inti kami yaitu telepon 
berbasiskan internet 
  protocol dan serangkaian solusi jaringan data, kata Chan, yang juga menjabat 
  sebagai Chief Operating Officer (COO) Teledata Group.
   
  Menurut dia, saat ini Teledata juga telah merambah bisnis layanan pemasaran 
di 
  internet melalui anak perusahaan PT.Teledata-Vintedge.
   
  Sementara itu, Country Director PT Teledata Indonesia Keith Seow pada 
kesempatan 
  sama mengatakan bahwa pihaknya pada Jumat malam (6/7) menyelenggarakan acara 
malam penghargaan kepada para pelanggan setia, untuk menandai 12 tahun 
beroperasinya 
  perusahaan tersebut di Indonesia.
   
  Teledata Indonesia merupakan anak perusahaan Teledata Group yang bermarkas di 
  Singapura, dimana sahamnya tercatat di papan utama bursa saham Singapura 
(Singapore 
  Stock Exchange). Teledata Group berdiri sejak 1976 dengan spesialisasi bisnis 
di 
  bidang contact center berbasis internet protocol, telepon berbasis internet 
  protocol, serta sebagai penyedia jasa solusi jaringan data. 
   
  Sejak awal beroperasi di Indonesia tahun 1995, Teledata Indonesia bermitra 
usaha 
  dengan perusahaan Perancis di bidang penyedia layanan teknologi komunikasi, 
  Alcatel-Lucent, dengan pangsa pasar sekitar 70 persen.(*)
  
Copyright © 2007 ANTARA
   
  http://www.antara.co.id/arc/2007/7/6/peluang-besar-bisnis-ip-telephony/


 


[mediacare] Sewa Pulau Harus Izin Pemerintah Pusat

2007-07-08 Terurut Topik Sunny
http://www.suarapembaruan.com/News/2007/07/07/index.html
Refleksi: Bagaimana kalau pulau Jawa yang disewakan untuk 50 tahun sebagai 
percobaan, seperti Hongkong lepas dari Inggris, Alasan mengapa pulau Jawa, 
karena: (a) banyak tenaga kerja, (b) terdapat berbagai macam pergurun tinggi, 
(c) jaringan komukasi terbaik disekluruh Indonesia, (d) infrastruktur bisnes, 
(e) UUPMA mudah diimplemtasikan, (f) pusat kekuasaan dan kesatuan militer 
terbaik dari ketiga cabang angkatan perang yang sanggup menjamin keamanan 
investasi.

Kemarin dilaksanakan pemilihan 7 keajabian dunia. Jadi jangan hanya presiden 
dipilih langsung tetapi  ada baiknya juga kepada rakyat Indonesia diberikan hak 
demokratis yang sama dalam menuntukan pulau mana yang harus dijual atau 
digadai, disewa. Akoor?? Setuju? Tidak setuju pun boleh mengutarakan pendapat.  

SUARA PEMBARUAN DAILY 
Sewa Pulau Harus Izin Pemerintah Pusat
[JAKARTA] Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil Departemen 
Kelautan dan Perikanan, Syamsul Maarif, menegaskan, pulau-pulau di seluruh 
Indonesia dilarang dijual ke pihak asing. Sedangkan penyewaan dan pengelolaan 
pulau kepada pihak asing harus seizin pemerintah pusat. 

Pemerintah perlu mengetahui masalah sewa-menyewa pulau karena berkaitan dengan 
masalah politik dan keamanan wilayah di Tanah Air. Pulau-pulau terluar atau 
yang terletak di perbatasan juga berhubungan dengan masalah kedaulatan negara, 
 tutur Syamsul kepada SP di Jakarta, Jumat (6/7).

Saat ini, ujar Syamsul, ada 92 pulau kecil milik Indonesia berada di perbatasan 
dengan 10 negara. Dia mengingatkan, semua pihak agar sungguh-sungguh menjaga 
pulau milik Indonesia agar tidak diakui pihak asing. Penyewaan dan pengelolaan 
pulau harus mengikuti aturan, termasuk Undang-Undang tentang Pengelolaan 
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (UU PWP PPK) yang disahkan DPR, Selasa 
(26/6).

Syamsul mengatakan, Pulau Bawah di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, 
saat ini menjadi masalah karena diindikasikan telah dijual ke orang asing 
(warga Malaysia dan Australia). Pembelian ini mengatasnamakan penduduk setempat 
yang berprofesi sebagai nelayan dengan harga Rp 1 miliar. Pulau seluas 200 
hektare ini sudah banyak didatangi turis asing. 

Sedangkan Pulau Sipadan dan Ligitan lepas ke Malaysia karena dimenangkan oleh 
Mahkamah Internasional. Alasannya , Malaysia selalu memperhatikan dan mengurus 
pulau itu dengan baik, termasuk melestarikan lingkungan dan rutin mendatangkan 
turis asing. [S-26] 


Last modified: 7/7/07

[mediacare] Up Date Berita dari KabarPapua.Com [08/07/2007] :::::::::: Front PEPERA PB :::::::

2007-07-08 Terurut Topik Front PEPERA
Selamat Datang di:
 
  Situs Berita Online
 WWW.KABARPAPUA.COM
 Memberitakan yang Tersembunyi, Membela yang Tertindas! 
   
Salam Nasional Papua Barat  
ONE PEOPLE, ONE SOUL  
  

WEBMASTER
[EMAIL PROTECTED]
 
   RI TAWAR IDEALISME PAPUA MERDEKA DENGAN 17 TRILYUN?   EDITORIAL 


KABARPAPUA.COM - Pembentangan Bintang Kejora oleh kelompok tari Sampari dari 
Manokwari pada konferensi lima tahunan Dewan Adat Papua (DAP) di GOR 
Cenderawasih Papua pada Selasa (3/7) dan aksi-aksi mahasiswa Papua Barat di 
Jawa serta tekanan dari luar negeri terutama dari kongresman Amerika Serikat 
(AS) Eni Faleomavaega ketika ke Indonesia, pemerintah Indonesia tidak bisa 
berbuat banyak. 
 
   Dikirim oleh makimee pada Sunday, 08 July 2007  (36 kali dibaca)
 (selengkapnya... | 3324 byte lagi | 1 komentar | Nilai: 0)  
  Hindari Kibaran Bintang Kejora, RI Kucurkan Rp 17 Triliun Untuk Papua   
Jakarta TempoInteraktif - Pemerintah Republik Indonesia menganggarkan Rp 17 
triliun untuk pembangunan di Propinsi Papua dan Irian Jaya Barat. Menteri 
Negara Perencanaan Pembangunan Nasional Paskah Suzetta mengakui, dana itu 
memang dianggarkan untuk meredam gejolak politik dan sosial di propinsi itu.

 
   Dikirim oleh makimee pada Sunday, 08 July 2007  (19 kali dibaca)
 (selengkapnya... | 1269 byte lagi | 2 komentar | Nilai: 0)  
  “Kehidupan Warga  Papua Mulai Tidak Aman”   Pasca Kongres DAP dan Aksi 
Mahasiswa Papua, 
Sweeping dan Terror Warnai Hari-hari Warga Papua


Jayapura Kabarpapua.com - Pembentangan Bintang Kejora oleh kelompok tari 
Sampari dari Manokwari pada konferensi lima tahunan Dewan Adat Papua (DAP) di 
GOR Cenderawasih Papua pada Selasa (3/7), justru bermuara pada sweeping dan 
terror terhadap rakyat Papua oleh aparat polisi dan militer Indonesia.

 
   Dikirim oleh makimee pada Sunday, 08 July 2007  (24 kali dibaca)
 (selengkapnya... | 7604 byte lagi | 1 komentar | Nilai: 0)  
  HENDROPRIYONO: PAPUA BAKAL SUSUL TIMTIM, KALIMANTAN 5 TAHUN LAGI   Papua 
saat ini sudah sangat siap untuk lepas dari NKRI

Laporan: Arry Anggadha - detikcom
 
 Jakarta Detikcom - Gerakan separatisme di Indonesia diyakini semakin meluas. 
Papua pun diperkirakan bakal menjadi wilayah kedua setelah Timor Timur (Timtim) 
yang lepas dari NKRI. Setelah itu Kalimantan. 

 
   Dikirim oleh Tribesman pada Saturday, 07 July 2007  (53 kali dibaca)
 (selengkapnya... | 1681 byte lagi | 9 komentar | Nilai: 0)  
  BERITA FOTO: Unjuk Rasa Anti-OPM Berlangsung di Surakarta dan Makassar   
Bintang Kejora dibakar Massa Aksi

Liputan6.com, Surakarta: Penolakan terhadap gerakan separatis kembali 
disuarakan. Kali ini demonstrasi anti-Organisasi Papua Merdeka berlangsung di 
depan Markas Polisi Wilayah Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (6/7). 
 
   Dikirim oleh Marvic pada Saturday, 07 July 2007  (74 kali dibaca)
 (selengkapnya... | 2574 byte lagi | 19 komentar | Nilai: 5)  
  Gus Dur: Bintang Kejora Bukan Simbol Separatisme   Liputan6.com, Jakarta: 
Mantan Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur membantah jika Bintang Kejora 
disebut sebagai simbol separatisme. Menurut Gus Dur, larangan mengibarkan 
Bintang Kejora yang dikeluarkan Kepolisian Daerah Maluku sebagai suatu 
keputusan politik. 

 
   Dikirim oleh Marvic pada Saturday, 07 July 2007  (21 kali dibaca)
 (selengkapnya... | 981 byte lagi | 1 komentar | Nilai: 0)  
  RI-Australia Bahas Kelanjutan Lombok Treaty   Laporan Wartawan Kompas 
Wisnu Dewabrata
 
 JAKARTA, KOMPAS – Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono menyatakan baik 
pemerintah Indonesia maupun Australia, keduanya sama-sama menginginkan adanya 
tindak lanjut perjanjian kerja sama keamanan, yang pada 13 November tahun lalu 
telah ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri Indonesia dan Australia di 
Lombok, Nusa Tenggara Barat, ke dalam bentuk ratifikasi oleh masing-masing 
negara.
 
   Dikirim oleh Marvic pada Saturday, 07 July 2007  (12 kali dibaca)
 (selengkapnya... | 2767 byte lagi | 1 komentar | Nilai: 0)  
  Panitia Penyelenggara Konbes Masyarakat Adat Papua II Diperiksa Polisi   
Laporan Wartawan Kompas Aryo Wisanggeni G
 
 JAYAPURA, KOMPAS - Sejumlah tujuh panitia Konferensi Besar Masyarakat Adat 
Papua II dan Sekretaris Jendral Presidium Dewan Papua Thaha Alhamid diperiksa 
Direktorat Reserse Kriminal Kepolisian Daerah Papua, Sabtu (7/7) pagi. 
Pemeriksaan itu diduga terkait penggunaan Bendera Bintang Kejora dalam tarian 
pembuka konferensi itu pada Selasa (3/7).
 
   Dikirim oleh Marvic pada Saturday, 07 July 2007  (29 kali dibaca)
 (selengkapnya... | 3481 byte lagi | 1 komentar | Nilai: 0)  
  Tom Beanal: Kemerdekaan Bukan Suatu Hal Yang Harus Kita Curi   *Kemarin, 
Konferensi Masyarakat Adat Papua Berakhir
 
 JAYAPURA- Setelah selama 4 hari berkutat dengan sidang dan musyawarah yang 
cukup melelahkan, sore kemarin akhirnya Konfrensi Besar Masyarakat Adat Papua 
(KBMAP) yang berlangsung di GOR Cenderawasih telah berakhir. Kendati acara 
penutupan itu dilaksanakan pada pukul 17.15 WIT, namun sebelumnya siang kemarin 

[mediacare] Antaretnis Bersitegang di Nunukan

2007-07-08 Terurut Topik charles siahaan


Situasi di Pulau Nunukan Kalimantan Timur semakin
mencekam, menyusul terjadinya aksi sweeping dari
kelompok etnis Dayak ke sejumlah rumah penduduk dari
warga Suku Bugis.

Aksi sweeping mulai dilakukan Minggu sore (8/7) di
depan Hotel New Sultan Jalan TVRI Nunukan. Dikabarkan
sebuah bangunan kantor milik seorang pengusaha yang
memang berasal dari Suku Bugis dirusak. 
Aksi itu juga meluas ke pedagang-pedagang kaki lima,
hingga membuat seluruh toko di Nunukan tutup. Sebuah
pasar malam juga diobrak-abrik, sehingga membuat
suasana semakin panik.
”Sekarang jalan-jalan di Pulau Nunukan lenggang,
tidak ada yang berani keluar rumah,” lapor Vincentius,
salah seorang tokoh asal NTT di sana. Polisi setempat
telah menyatakan Siaga 1.
Ketegangan ini sebenarnya sudah terjadi sejak pekan
lalu. Bahkan polisi telah menambah kekuatan keamanan
dari Brimob, dan TNI juga didatangkan dari Bataliyon
611 Tarakan. Hanya saja tidak ada media massa yang
memberitakan, sebab dikuatirkan akan semakin memicu
ketegangan.
Ketegangan itu bermula dari persoalan proyek senilai
35 Miliar rupiah di Kecamatan Sembakung dan Lumbis
Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur. Pemicunya adalah
perkataan sesumbar Sulaiman, seorang oknum masyarakat
Nunukan dari Suku Bugis yang menentang dan menghina
Paridil Murad, sesepuh dan tokoh adat besar sebuah
organisasi bernama “Penduduk Asli Suku Kalimantan”
(Pusaka). Penghinaan itu memancing kemarahan komunitas
suku tersebut.
Kabar pertikaian tersebut menjalar cepat ke telinga
anggota Pusaka, hingga ke seluruh Pulau Kalimantan.
Akibatnya puluhan orang Suku Dayak dan Tidung asal
Kabupaten Malinau yang bertetangga dengan Kabupaten
Nunukan, ngeluruk ke daerah itu. Mereka meminta  oknum
masyarakat yang “sok jago” tersebut mempertanggung
jawabkan ungkapan yang membuat suku asli Kalimantan
merasa terhina.
Jajaran Polres Nunukan pun bergerak cepat dengan
mengamankan Sulaiman, oknum masyarakat yang
disebut-sebut pertama kali memancing indikasi
pertikaian berbau etnis tersebut. Pertemuan Sulaiman
dan puluhan massa Pusaka pun segera digelar
difasilitasi pihak kepolisian Nunukan. Hasilnya
Sulaiman tidak ditahan, namun suku Dayak dan Tidung
yang mendominasi komunitas Pusaka, mengharuskan
membayar denda adat seratus ekor kerbau atau sekitar
kurang lebih Rp.450 juta kepada Pusaka.
Sejumlah masyarakat Dayak yang dihubungi mengaku tidak
bisa berbuat apa-apa terkait persoalan denda, sebab
merupakan persoalan adat. Hal tersebut misalnya diakui
oleh Hendry Abung, seorang anggota DPRD Nunukan yang
juga adalah warga Suku Asli Kalimantan. “Kami tidak
bisa berbuat apa-apa dengan keputusan adat ini, sebab
sudah menjadi urusan tokoh adat pusaka,” kata Hendry
Abung yang di hubungi via telepon.
Namun rupanya denda tersebut tidak disanggupi oleh
Sulaiman, sehingga persoalan menjadi rumit, karena
menyangkut persoalan adat yang harus dipenuhi. Kondisi
pun semakin terasa tegang dan alot, hinggá ahirnya
persoalan ditengahi oleh Kerukunan Keluarga Sulawesi
Selatan (KKSS) yang dipimpin oleh H Nurdin Efendy. 
KKSS kemudian memanggil Tokoh Adat suku Tidung dan
Dayak untuk melakukan pertemuan di rumah Wakil Bupati
Nunukan, Kasmir Foret, untuk mencari solusi sekaligus
meredam amarah komunitas Pusaka. Hasilnya ditemukan
sebuah jalan keluar untuk menekan terjadinya aksi
lanjut yang berindikasi menimbulkan ketegangan baru. 
Bagaimana bentuk solusi yang dicapai dalam pertemuan
Tokoh Adat yang difasilitasi KKSS di rumah Kasmir
Foret? Nampaknya dirahasiakan, agar tidak timbul
informasi bias yang baru, dengan catatan Bupati
Nunukan, H Abdul Hafid Achmad yang berada di Palembang
menghadiri acara Penas XII KTNA dimohon segera kembali
ke Nunukan untuk menyelesaikan persoalan warganya.
Bupati Hafid, sendiri berjanji akan pulang secepatnya
ke Nunukan untuk menyelesaikan persoalan itu.
Ilham Zain, salah seorang Ketua Adat Mandar Kabupaten
Nunukan yang mengikuti pertemuan yang digelar KKSS di
rumah Wabup Kasmir mengungkapkan, asal warga tenang
dan tidak mengembangkan isu baru, ketegangan antara
oknum masyarakat dengan komunitas Pusaka bisa diatasi.
“Insya Allah tidak ada apa-apa, asal kita semua bisa
menahan diri dan tidak asal bicara, karena yang rugi
semua orang di kabupaten ini,” ujar Ilham.
Bagaimana kronoligis kejadian persoalan tersebut
hingga menimbulkan isu Sara? Ketua Suku Adat Mandar,
Ilham Zain menceritakan, bahwa ketegangan itu terjadi
bermula saat kontraktor asal Tarakan dan Samarinda
hendak memasukkan berkas lelang di Kantor PU
(Pekerjaan Umum) Nunukan. Saat itu, absen peserta
lelang tidak ada di kantor PU, padahal lelang belum
ditutup. 
Kontraktor asal Tarakan dan Samarinda ini pun tidak
bisa memasukkan berkas ke panitia lelang sebab tidak
terdaftar diabsensi pelelangan. Saat mereka menanyakan
absen tersebut kepada panitia, juga panitia
disebut-sebut  tidak tahu kemana absen tersebut. Dua
kontraktor ini pun curiga telah terjadi permainan
tidak sehat antara oknum panitia dan oknum pihak
tertentu yang merasa sok berkuasa di 

Re: [mediacare] Speedy atau Slowly?

2007-07-08 Terurut Topik Handry Utomo
Ada pengalaman dari saya, buntutnya saya enggan
ngelanjutin lagi pakai speedy.
Begini. Sejak daftar langganan dengan membeli modem Rp
600 rb, saya tak pernah instan connect. Kalau laghi
dibutuhkan, susah, kalau nggak butuh atau sekadar
iseng, bisa. Berkali-kali saya pakai teknisi eks
karyawan telkom, dan setiap direpair bisa, teknisi
pergi, connect susah lagi. Akibatnya, dalam sebulan
kita tak pernah bisa memakai sampai habis kuota (1000
kb). Karena dongkol, saya males bayar tepat. Tapi
begitu mau goodwil bayar, memang sih telat karena baru
akan bayar tanggal 2 Juli, eh tagihan Rp.240.000. Jadi
denda dari mana itu, atau memang dibuat begitu?
AKhirnya saya ucapkan goodbye sama speedy or slowly
itu tadi. Negeri kita memang sedang diacak-acak
perusahaan publik yang katanya sehat itu. Speedy,
nggak usah ngesaplah!!!

Handry TM
Novelis, jurnalis.

--- Hendra Kurniawan [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Speedy memang udah kegendutan.
 Kita baca janji dirut telkom tempo hari yang mau
 investasi buat nambah
 kecepatan. Tapi itu rupanya buat konsumsi
 investor/pasar modal alias omong
 kosong sebakul realitasnya. Selain lebih lambat,
 saya suka ngalamin engga
 bisa konek. Kabarnya ada isp  yang nawarin kecepatan
 tinggi dengan rate
 harga yang engga beda dengan speedy. Ada yang bisa
 kasih info?
 
 hendra
 
 On 7/6/07, Daniel H.T. [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 Hallo semua para pelanggan Speedy, tolong bagi2
 informasi tentang
  performa Speedy akhir2 ini. Kok rasanya akhir2 ini
 download-nya sangat
  lambat. Bahkan lebih lama daripada dial-up. Apakah
 saya alami sendiri, atau
  Anda juga yang lain pelanggan Speedy?
 
  Konsumen di Indonesia memang serba dalam posisi yg
 lemah. Kalau kita
  berhenti Speedy, lalu bagaimana dgn modem yg dulu
 kita beli dgn harga yg
  tidak murah itu?
 
  Speedy barangkali harus ganti nama menjadi Slowly,
 ya?
 
   
 
 



 

No need to miss a message. Get email on-the-go 
with Yahoo! Mail for Mobile. Get started.
http://mobile.yahoo.com/mail 


[mediacare] Female Undercover! diskon 20%, Jabodetabek gratis ongkos kirim...

2007-07-08 Terurut Topik prayudi_n
Female Undercover!

Menelanjangi Dunia Lelaki; 
Kisah Nyata Petualangan Wanita Menjadi Pria Lalu kembali Lagi 
Menjadi Wanita

by Norah Vincent


ISBN : 978-979-3972-21-3 
Terbit : Juli 2007 
Genre : Popular Culture 
Halaman : 512 
Berat : 350 gram 
Ukuran : 12,5 x 19 cm 
Sampul : Soft Cover 
Lini : DASTAN - Non Fiksi 
Diskon : 20%
Harga : Rp 55,000.00 

Harga DISKON 20% di www.zahra.co.id : Rp 44,000.00 

http://www.zahra.co.id/index.php?do=book.detailid=978-979-3972-21-3

Gratis ongkos kirim untuk wilayah Jabodetabek!


Dengan modal potongan rambut pendek, kacamata, bulu wajah dan penis 
palsu, serta setelan lelaki, selama satu setengah tahun Norah 
Vincent--seorang wanita jurnalis--berubah menjadi lelaki. Tanpa 
ketahuan! Selama delapan belas bulan itu Norah mengganti namanya 
menjadi Ned dan berusaha menjadi lelaki sejati. Ned melakukan 
segala macam aktivitas lelaki: bergabung dengan liga boling khusus 
lelaki, kencan dengan para wanita, bekerja sebagai salesman dari-
pintu-ke-pintu, nongkrong di klub-klub striptease, bahkan tinggal di 
biara selama tiga minggu!

Buku ini lucu sekaligus serius, cerdas sekaligus menghibur, dan 
tidak dimaksudkan untuk menampar kaum lelaki. Baik perempuan 
maupun lelaki sama-sama bisa menikmati petualangan Norah yang 
menghebohkan ini.  

Petualangan ini begitu mengagumkan dan memprovokasi pikiran. Namun 
Norah harus membayar mahal totalitasnya: setelah satu setengah tahun 
mengendalikan emosinya sebagai seorang lelaki, ia harus mengalami 
gangguan emosional usai petualangannya itu!


***
 
Begitu kaya dan berani, sehingga saya terpaksa melepaskan topeng 
kritikus saya dan menjadi pembaca laki-laki yang tersungkur... 
terpikat sejak halaman pertama.
—David Kamp, The New York Times Book Review

Membuka mata... Buku ini akan membuat banyak perempuan berpikir dua 
kali sebelum mendengki kaum lelaki, sekaligus membuat para lelaki 
bersyukur karena gendernya bisa dipahami secara lebih baik.
—The Washington Post

Buku yang berani dan menakjubkan, di mana Vincent menyuguhkan banyak 
hal segar dan baru kepada kita.
—The Times, London

Kisah Vincent tentang bagaimana ia menjadi laki-laki benar-benar 
mengagumkan.
—Los Angeles Times Book World

Sangat menyenangkan untuk dibaca...
—Publishers Weekly

Penulis yang berbakat ini menyuguhkan kepada kita sebuah perspektif 
yang sensitif tentang bagaimana lelaki melecehkan perempuan, juga 
tentang tekanan yang dirasakan kaum lelaki untuk memenuhi kewajiban 
dan berkompetisi dalam budaya kita.
—AudioFile

Vincent menemukan kompleksitas yang tak terduga dalam diri lelaki 
dan juga dalam dirinya sendiri.
—Booklist

Norah Vincent adalah pemikir bebas dan jurnalis independen sejati... 
Karyanya selalu memuat skeptisisme dan energi yang berani. Ia adalah 
sosok seorang feminis yang pragmatis dan tercerahkan.
—Camille Paglia, kritikus dan intelektual sosial

Petualangan yang mengagumkan, orisinal, dan bahkan heboh ke dalam 
dunia lelaki... Norah Vincent menemukan bahwa sebenarnya dunia 
lelaki itu jauh lebih baik--sekaligus jauh lebih buruk--daripada apa 
yang dibayangkan oleh kebanyakan perempuan.
—Christina Hoff Summers, penulis Who Stole Feminism? dan The War 
Against Boys

Dokumentasi manusia yang luar biasa, kaya empati dan pemahaman. Para 
pembaca akan terseret perjalanan mencerahkan ke dalam kesejatian 
diri mereka sendiri. Kita mulai membaca dengan menengok jendela, 
namun setelah usai kita akan mulai menatap cermin.
—Bruce Bawer, penulis While Europe Slept

Riset penyamaran Norah Vincent ke dalam dunia lelaki sungguh 
berisiko tinggi. Jantung pembaca akan berdegup kencang...
—Nuala O'Faolain, penulis Are You Somebody? dan The Story of Chicago 
May

Norah Vincent adalah salah satu suara baru yang paling segar dan 
berani dalam jurnalisme Amerika. Baca buku ini bila Anda ingin 
tantangan dan perubahan pada pikiran Anda.
—Andrew Sullivan, penulis dan komentator politik

Norah Vincent, sebagaimana Henry David Thoreau, mendengarkan irama 
drumnya sendiri... Ia adalah salah satu dari sedikit orang yang 
menjadi suara baru yang benar-benar independen dalam jurnalisme.
—Nat Hentoff, sejarawan, kritikus, kolumnis, dan aktivis kebebasan 
sipil


Demi melakukan risetnya ini, Norah Vincent rela melepaskan 
pekerjaannya sebagai kolumnis opini di Los Angeles Times. Karyanya 
ini telah diliput oleh sejumlah radio dan televisi, serta muncul di 
berbagai media cetak seperti The New Republic, New York Post, The 
Village Voice, dan The Washington Post.


 





[mediacare] Siaran Pers: Teledata Indonesia kukuhkan kemitraan bisnis dengan Alcatel-Lucent

2007-07-08 Terurut Topik radityo djadjoeri
PT Teledata Indonesia pada 6 Juli 2007 lalu menggelar acara malam penghargaan 
kepada para pelanggan setia (Customer Appreciation Night). Acara malam 
apresiasi yang dihadiri oleh para pelanggan dan mitra usaha setia ini untuk 
menandai telah beroperasinya Teledata di Indonesia selama 12 tahun lamanya. 
Sebagai catatan, perseroan ini adalah anak perusahaan Teledata Group yang 
bermarkas di Singapura dimana sahamnya tercatat di papan utama bursa saham 
Singapura (Singapore Stock Exchange). 
   
  Kami mengawali bisnis di Indonesia pada awal 1995, bermula dari jumlah 
karyawan hanya 3 orang saja, kenang Keith Seow, Country Director PT Teledata 
Indonesia. Kini Teledata didukung oleh 25 karyawan tetap dan menggaet kemitraan 
usaha dengan Alcatel-Lucent dengan bisnis utama pada layanan telepon berbasis 
Internet Protocol (IP Telephony) dan penyedia jasa solusi jaringan data (data 
networking solutions) untuk pasar Indonesia. Beberapa perusahaan, diantaranya 
Carrefour dan Grand Indonesia, mempercayakan penyediaan sistem integrasi 
jaringan data pada Teledata. 
   
  “Kami berharap bisnis yang kami jalani dapat terus bertumbuh baik di tahun 
ini maupun di masa-masa mendatang,” tutur Chan Chee Kheong, Presiden Direktur 
PT Teledata Indonesia. “Kami nilai performa perekonomian Indonesia  menuju ke 
arah yang positif dan memiliki komitmen untuk mendukung pertumbuhan bisnis inti 
kami yaitu telepon berbasiskan internet protocol dan serangkaian solusi 
jaringan data,” tambah Chan yang juga menjabat sebagai COO (Chief Operating 
Officer) Teledata Group. Menurut Chan, di saat yang sama, Teledata juga 
merambahi bisnis layanan pemasaran di internet yang bertumbuh cepat dengan 
mendirikan PT. Teledata-Vintedge. Tak heran kalau pihaknya yakin akan meraup 
pendapatan  yang lebih besar di tahun 2009. 
   
  Sekilas tentang Teledata Group
   
  PT Teledata Indonesia adalah anak perusahaan Teledata Group yang bermarkas di 
Singapura, dimana saham perseroan ini tercatat di papan utama bursa saham 
Singapura (Singapore Stock Exchange). Berdiri sejak 1976, spesialisasi bisnis 
yang dijalani Teledata Group diantaranya adalah Contact Center berbasis 
internet protokol (IP-based Contact Center), IP Telephony  Communications 
Networking Solutions, dan  sistem Security  Surveillance.
   
  Bermitra dengan beberapa penyedia layanan teknologi papan atas, Teledata 
berkomitmen untuk memberikan solusi yang lebih meluas bagi para pelanggannya. 
Beberapa perusahaan blue-chip dan juga lembaga-lembaga pemerintah di kawasan 
ASEAN mempercayai Teledata. 
   
  Website: 
  http://www.teledata.com.sg 
   
  Corporate Profile:
  http://www.teledata.com.sg/corporate-profile/pdf/2006/Teledata_AR2006.pdf 
   
  Untuk keterangan lebih lanjut silakan hubungi:
   
  Gadsya Angela Nggadas
  PT. Teledata Indonesia
  Tel: +6221 5695 1522 ext 111 
  Mobile: +62 812 981 4208
  E-mail: [EMAIL PROTECTED] 
   


[mediacare] Alhamdulillah, 2 Pemenang Tips 161 Sudah Ada

2007-07-08 Terurut Topik OmPopa

Alhamdulillah Bapak dan Ibu sekalian yang budiman, kita telah menemukan dua
pemenang untuk permainan kita berkaitan dengan *Tips 161: Keputusan
Intuitif Penuh Percaya Diri*.

Kedua pemenang ini muncul setelah saya menerima jawaban kurang lebih
sebanyak 160 email, baik secara japri maupun melalui reply langsung pada
postingan tips tersebut.

Selamat buat Anda yang menang, Anda berhak mengikuti Workshop E.D.A.N. Batch
14 dengan free of charge alias gratis, di Hotel Sofyan Betawi Jakarta
tanggal 14 Juli besok, atau jika Anda berada di luar Jakarta, silahkan Anda
menghubungi saya lewat japri untuk menentukan tempat Workshop E.D.A.N. yang
ingin Anda ikuti.

Bapak dan Ibu sekalian yang budiman, mari kita teruskan proses belajar
bersama kita, tentang latihan mengambil keputusan intuitif.

*PERTANYAAN YANG BENAR*

Pertanyaan atau perintah yang benar, sebagaimana yang saya ajukan sejak awal
saya menggelar permainan ini, adalah:

*Temukanlah 'sesuatu' di dalam tips itu, kemudian demonstrasikanlah sebuah
keputusan intuitif berkaitan dengan 'sesuatu' itu. *

*KLASIFIKASI JAWABAN*

Dari sekian banyak jawaban yang masuk, saya memilah-milah jawaban yang masuk
ke dalam kelompok-kelompok sebagai berikut.

1. Jawaban yang merupakan jawaban dari baris terakhir tips itu, Keputusan
apa yang mau Anda buat hari ini?

2. Jawaban yang merupakan analisis atau pembahasan dari isi tips.

3. Jawaban yang berupa temuan atas sesuatu.

*JAWABAN YANG BENAR*

Bapak dan Ibu sekalian yang budiman, jawaban yang benar, sesuai dengan
permintaan, pertanyaan, atau perintah saya, adalah jawaban yang masuk pada
kelompok nomor 3 di atas.

Adapun, yang menjawab sesuai dengan kelompok yang saya maksud di atas adalah
berjumlah dua orang, yaitu:

*1. INA ELTRINA
2. RETNO MURTI*

Berikut ini adalah jawaban dari kedua peserta di atas.

Jawaban INA ELTRINA:

*Perkenalkan, nama saya INA ELTRINA, saya berdomisili di Pulau Batam. Ina
tertarik mencari sesuatu yang Pak Ikhwan tawarkan. Sesuatu itu bisa lebih
dari satu kan Pak.
Pertama, Ina menemukan sesuatu pada : Bab II

Ada empat kualitas mental yang perlu Anda latih, agar Anda bisa meningkatkan
kemampuan intuitive decision making Anda.

Pertama, percayalah penuh dan yakinlah pada intuisi Anda. Percayalah
seperti anak-anak mempercayai sesuatu. Poloslah, kekanak-kanakanlah. Go with
the flow. Istirahatkan sebentar otak kanan Anda. Sang insinyur itulah yang
paling sering berkata pada diri Anda: ...

Bukankah sang Insinyur kost di sebelah kiri?*

Jawaban RETNO MURTI

*Pak Sopa,

Saya coba mau jawab 

Sebelumnya saya kutip dulu ya.

Pertama, percayalah penuh dan yakinlah pada intuisi Anda. Percayalah
seperti anak-anak mempercayai sesuatu. Poloslah, kekanak-kanakanlah. Go with
the flow. Istirahatkan sebentar otak kanan Anda. Sang insinyur itulah yang
paling sering berkata pada diri Anda:

Ah, masak sih?
Apa iya?
Kayaknya nggak gitu deh.
Idihh, nggak ilmiah tuh.

Menurut saya ada kejanggalan di kutipan di atas, kalimat istirahatkan otak
kanan Anda seharusnya adalah istirahatkan otak kiri Anda. Sang insinyur
itulah...

Begitu jawaban saya kalo memang masih belum sesuai dengan maksud Pak Sopa
ngga papa kan...

Salam Feel Good.
Retno Murti*

Ya, Bapak dan Ibu sekalian yang budiman. Itulah jawaban yang benar. Itulah
jawaban yang saya inginkan. Jawaban itu adalah sesuatu yang amat sederhana,
yaitu salah tulis. Seharusnya tertulis otak kiri tapi tertulis otak
kanan.

Bapak dan Ibu sekalian, jika Anda sempat membaca tips yang sama di blog
saya, maka Bapak dan Ibu akan menemukan bahwa di blog itu, tertulis
kata-kata yang benar yaitu otak kiri.

Sekali lagi, apa yang saya sebut dengan jawaban yang benar, adalah benar
menurut versi permainan ini. Sebab apa yang mutlak benar, adalah bukan milik
kita. Setidaknya, model itulah yang menurut saya saat ini, paling bisa
mendemonstrasikan apa yang dimaksud dengan keputusan intuitif.

Selanjutnya, pembahasan ini masih sangat terbuka bagi kita untuk sama-sama
belajar dan belajar lagi.

*KOK?*

Ya, mengapa? Mengapa jawaban dari dua Mbak itu yang saya anggap benar?

Bapak dan Ibu sekalianyang budiman, jawaban dari kedua Mbak di atas, adalah
sebuah contoh yang paling demonstratif, dari sebuah proses pengambilan
keputusan yang intuitif sifatnya.

Marilah kita lihat bagaimana kedua jawaban di atas bisa menjadi contoh dari
sebuah proses pengambilan keputusan intuitif.

Bapak dan Ibu sekalian yang budiman, Anda membaca tips 161 itu dengan dua
pattern.

1. Anda menggunakan otak kanan.

Saat Anda mulai membaca tips 161 untuk pertama kali, tanpa maksud, niat, dan
kesengajaan untuk menghafal, atau mengorganisir, atau mengelompokkan data
dan informasi tentang otak kiri dan otak kanan, di dalam diri Anda sudah
berjalan sebuah proses pengendapan yang sebenarnya telah bekerja dengan
sangat rapi.

Inilah yang seringkali kita lupakan, yaitu bahwa di dalam diri kita
masing-masing telah ada sebuah divisi riset dan development yang tidak
kelihatan, yang bekerja pada kapasitas penuh dan dengan 

[mediacare] Permasalahan Subscribe

2007-07-08 Terurut Topik Daniel H.T.
Dh,
seperti yg pernah saya sampaikan bahwa sejak akhir Juni lalu saya tidak 
menerima posting2 dari mediacare. Saya sudah cek status keanggotaan saya: 
normal.

Saya cek di Radnet, katanya, tidak ada masalah. Akhirnya, saya coba 
unsubscribe, diikuti dgn subscribe baru. Tapi hasilnya, tetap sama saja. 
Kenapa, ya?

[mediacare] Pengawasan Impor Mesin Multifungsi Berwarna Tetap Diperketat

2007-07-08 Terurut Topik Sunny
HARIAN ANALISA
Edisi Sabtu, 7 Juli 2007 

Antisipasi Penyalahgunaan Reproduksi Uang 
Pengawasan Impor Mesin Multifungsi Berwarna Tetap Diperketat 

Medan, (Analisa) 

Pengawasan terhadap impor mesin multifungsi berwarna, mesin fotokopi berwarna 
maupun printer berwarna tetap diperketat dalam upaya mengantisipasi 
penyalahgunaan seperti mencetak atau mereproduksi uang kertas, surat berharga 
dan dokumen sekuriti lainnya yang dapat merugikan negara. 

Tak bisa dipungkiri perkembangan teknologi copier, printer, scanner, faksimili, 
fotografi digital dengan out put berwarna baik single maupun multifungsi sudah 
begitu canggih. Bahkan cepat dan tajam hasilnya-resolusi tinggi untuk kebutuhan 
skala personal maupun korporasi. 

Justru itu dalam upaya pembinaan dan edukasi perlu pengendalian dan pengawasan 
yang lebih ketat terhadap impor dan pengguna mesin multifungsi berwarna, 
fotokopi berwarna dan printer berwarna, tegas Syahrul,Direktur Barang Beredar 
dan Jasa Depdag di Medan, Jumat (6/7). 

Dia menyebutkan dengan terbitnya Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 
15/M-DAG/PER/3/2007 dianggap perlu mencabut Keputusan Mendag dan Koperasi No 
03/Kp/IV/1978 tentang impor Mesin Fotocopy Berwarna dan mengatur kembali 
ketentuan tersebut. 

Syahrul mengatakan dengan banyaknya impor mesin multifungsi tersebut minat 
investor asing untuk berinvestasi di dalam negeri semakin tinggi sebab mesin 
fotocopy berwarna belum diproduksi di dalam negeri. Indonesia diharapkan 
menjadi basis industri telematika 10 tahun mendatang. 

Soalnya kita masih jauh tertinggal dengan dengan Malaysia dan Thailand. 
Diharapkan investor dapat berinvestasi di sektor industri ini. Namun yang harus 
diawasi ketat terhadap penyalahgunaan peralatan elektonik tersebut, kata 
Syahrul pada Sosialisasi Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 
15/M-DAG/PER/3/2007 di Balai Citra Hotel Tiara. 

DISALAHGUNAKAN 

Hal senada diingatkan pembicara lain Ramon Bangun dari Direktorat Industri 
Telematika Dirjen Industri Alat Transportasi dan Telematika Departemen 
Perindustrian, mesin fotocopy berwarna tidak sekali-kali disalahgunakan 
sehingga mengganggu perekonomian negara. 

Dia mengakui fitur pengamanan makin disiasati namun pemalsuan uang maupun 
dokumen masih terus terjadi. Berdasarkan data 2004 tercatat 36 kasus (printer, 
offset tradisional). Pada 2005, 87 kasus menggunakan printer berwarna dan 2006, 
78 kasus menggunakan printer berwarna. 

Tentang pasar industri telematika di tingkat dunia mencapai 533 miliar dolar 
dengan pertumbuhan rata-rata 6,9 persen/tahun. Pasar Asia sebesar 42 miliar 
dolar dengan pertumbuhan 23,5 persen/tahun. Pasar Indonesia sekitar 2,2 miliar 
dolar dengan pertumbuhan pada 2004 dan 2005 masing-masing 9,8 persen serta 15,8 
persen. 

Pada 2006, industri telematika nasional tumbuh sebesar 10,4 persen. Diharapkan 
dapat meningkat menjadi 11,5 persen pada 2007. Sedangkan nilai ekspor 2,83 
miliar dolar pada 2006 dan 2007 diproyeksikan meningkat 3,02 miliar dolar, 
rinci Ramon pada acara yang dihadiri Kadis Perindagsu Drs Hasbi Nasution dan 
Kasi Ekspor Fitra Kurnia. (bay


[mediacare] Kekayaan Peserta Pilkada Terbuka Dikritisi Publik

2007-07-08 Terurut Topik Sunny
http://www.indomedia.com/bpost/072007/9/opini/opini1.htm

Kekayaan Peserta Pilkada Terbuka Dikritisi Publik

Persyaratan tentang LHKPN ini merupakan sesuatu yang sangat penting untuk 
menjadi perhatian bersama, baik oleh lembaga yang berwenang mengawasi kekayaan 
pejabat negara maupun pemantau pilkada dan masyarakat.

Oleh: Gazalirrahman MAP
Koordinator JPPR Kalsel

Pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) di Kabupaten Hulu Sungai 
Utara memasuki tahap pendaftaran calon, dengan memenuhi persyaratan yang telah 
ditentukan. Pemberitaan beberapa media (28 Juni), mencuat tentang kelengkapan 
persyaratan calon. KPU setempat membeberkan, ada beberapa persyaratan yang 
belum dilengkapi calon. Dari tiga pasang calon peserta Pilkada HSU yang 
mendaftarkan diri, semuanya memiliki kekurangan dalam memenuhi semua 
persyaratan.

Dalam pemberitaan selanjutnya (3 Juli), semua calon sudah melengkapi dan 
menyerahkan kekurangan persyaratan tersebut kepada KPU. Maka, tahap berikutnya 
adalah penelitian setiap poin persyaratan tersebut oleh KPU kemudian hasilnya 
diumumkan kepada masyarakat. Selanjutnya, masyarakat dapat memberikan masukan 
kepada KPU mengenai hasil penelitian itu. Masukan masyarakat wajib diproses dan 
ditindaklanjuti oleh KPU.

Di antara persyaratan yang harus dipenuhi pasangan calon adalah melaporkan 
harta kekayaannya. Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) mengajak 
publik untuk lebih jauh menyoroti salah satu persyaratan, yaitu menyerahkan 
daftar kekayaan pribadi atau Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) dan 
bersedia untuk diumumkan. Persyaratan tentang LHKPN ini merupakan sesuatu yang 
sangat penting untuk menjadi perhatian bersama, baik oleh lembaga yang 
berwenang mengawasi kekayaan pejabat negara maupun pemantau pilkada dan 
masyarakat. Sebab, laporan harta kekayaan ini merupakan salah satu indikator 
kejujuran sebagai tabiat pribadi (personal character) dari para calon yang maju 
dalam kompetisi menjadi kepala daerah. 

LHKPN dimaksud meliputi jumlah harta tidak bergerak dan bergerak, surat 
berharga, uang tunai, deposito, giro, tabungan dan setara kas lainnya, piutang 
yang dijumlahkan menjadi subtotal harta kekayaan. Semuanya dikurangi utang, 
baru diperoleh total harta kekayaan. Dari total harta kekayaan ini, nantinya 
publik disuguhkan informasi tentang berapa besar (kaya) atau sebaliknya 
seberapa kecilnya (tidak kaya) calon itu. Dari semua ini dan setelah diumumkan, 
diketahui siapa kandidat terkaya dan siapa pula yang tidak kaya?

Amanah UU RI Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan 
Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme menyebutkan, setiap penyelenggara 
negara wajib melaporkan dan mengumumkan harta kekayaannya sebelum dan setelah 
ia memangku jabatan. Serta, bersedia diperiksa kekayaannya sebelum dan setelah 
menjabat. UU tersebut diperkuat oleh UU Nomor 30 Tahun 2005 tentang Komisi 
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK). Yang intinya menegaskan, KPK 
berwenang melaksanakan langkah atau upaya pencegahan. Antara lain dengan 
melakukan pendaftaran dan pemeriksaaan terhadap laporan harta kekayaan 
penyelenggara negara (LHKPN). 

Banyak nilai positif atas diumumkannya harta kekayaan calon. Di antaranya, 
publik akan mendapat informasi sejauhmana kewajaran (fairness) kekayaan 
dimaksud dan membandingkannya dengan realitas kehidupan keseharian sang calon. 
Nilai positif lain yang bisa diperoleh, calon telah menunjukkan keterbukaan 
awal dari calon yang akan memimpin atau berkuasa. Sebab, membangun kepercayaan 
(trust building) harus dimulai oleh seorang pemimpin (leader). 

Nilai positif lain yang dapat diperoleh dari pengumuman ke publik dimaksud 
setelah diuji, adalah informasi tingkat kewajaran dari yang dikemukakan calon 
atas LHKPN-nya. Setelah itu publik akan mengetahui, apakah calon sejak awal 
tidak melekat karakteristik KKN sebelum menjadi memimpin atau sebaliknya?. 

Publik dalam hal ini adalah lembaga yang berwenang mengaudit kekayaan calon, 
juga JPPR sendiri sebagai lembaga pemantau. Masyarakat HSU yang mengenal calon 
sangat menanti informasi yang akan dilaporkan melalui LHKPN dimaksud dari 
setiap kandidat secara benar, cepat, tepat, akurat dan bertanggung jawab, 
sebagai salah satu terwujudnya budaya good governance (GG) serta tuntutan untuk 
transparan dan akuntabel. Peran masyarakat atas laporan kekayaan ini menjadi 
sangat penting dan strategis untuk memverifikasinya. Paling tidak, publik 
mengetahui sebagian keberadaan harta calon dan membandingkannya dengan laporan 
yang akan diumumkan.

e-mail: [EMAIL PROTECTED]




[mediacare] PDI Perjuangan Tidak Menghendaki Amandemen UUD 1945

2007-07-08 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Usul DPD masuk lewat pintu, Piagam Djakarta bisa lewat jendela kan?  PDI 
Perjuangan Tidak Menghendaki Amandemen UUD 1945  Friday, 06 July 2007 
  Jakarta, Suluh Perjuangan

Kalau ditanya tentang amandemen, PDI Perjuangan akan menjawab tidak, karena 
usul amandemen tersebut bukan datang dari rakyat. Usul amandemen yang berasal 
dari elit politik, pastilah bertujuan untuk menambah kekuasaannya. Demikian 
dikemukakan oleh Sekjen PDI Perjuangan, Pramono Anung, mewakili Ketua Umum PDI 
Perjuangan dalam acara Temu Wicara Konstitusi yang dilaksanakan atas kerjasama 
PDI Perjuangan dengan Sekretaris Jenderal Mahkamah Konstitusi RI, di Hotel 
Mercure, Ancol, Jakarta Utara pekan ini (5/7).




  Menurut Pramono, keinginan untuk mengamandemen beberapa pasal UUD 1945 
seperti yang diusulkan oleh DPD (Dewan Perwakilan Daerah), pasti nanti akan 
melebar untuk membahas dan mengamandemen secara keseluruhannya. Sebaliknya, 
ketika muncul usul untuk mengamandemen, segera muncul dan berkembang wacana dan 
usulan oleh berbagai kelompok masyarakat yang justru mengusulkan untuk 
melakukan reamandemen. 
  
Padahal, demikian Pramono, pada sisi lain justru banyak sekali masalah 
masyarakat bangsa ini yang masih memerlukan penyelesian dengan segera. Misalnya 
masalah lumpur Lapindo saja yang sudah berjalan lebih dari satu tahun belum 
menunjukkan penyelesaian yang memadai, kongkrit dan bermanfaat bagi masyarakat 
yang menjadi korbannya.

Pada bagian lain sambutannya, Pramono mengingatkan bahwa negara-negara lain 
dalam melakukan amandemen terhadap konstitusinya tidak semudah kita. Misalnya 
Amerika Serikat melakukan amandemen konstitusinya itu untuk 3 (tiga) pasal saja 
justru setelah lebih dari seratus tahun konstitusi tersebut dijalankan. Kita 
telah melakukan sebanyak 4 (empat) kali. 



   
-
 All new Yahoo! Mail - 
-
Get a sneak peak at messages with a handy reading pane.

[mediacare] Geliat Partai-Partai Politik

2007-07-08 Terurut Topik Sunny
Refleksi: Menurut petuah kuno dikatakan bahwa dalam kehidupan banteng dilarang 
bernaung dibawah pohon beringing sekalipun hujan lebat, guntur kilat atau panas 
terik. Banteng yang berteduh dibawah pohon beringin adalah santapan Adipurna 
Satiaprakarsa [gendruwo?]. 

http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=177063


Geliat Partai-Partai Politik
Oleh FS Swantoro 


Senin, 9 Juli 2007
Partai Golkar dan PDI-P sepakat melanjutkan acara road show 
silaturahmi Beringin-Banteng dari Medan ke Palembang, 17 Juli 2007. Pertemuan 
Partai Golkar dan PDIP di Palembang, menurut Sekjen DPP Golkar, Sumarsono, 
tidak melibatkan tokoh atau pimpinan partai politik lain. (Suara Karya, 5/6). 
Namun, menurut Taufik Kiemas, PDI-P membuka pintu bagi parpol lain yang 
seideologi untuk bergabung. 

Sementara Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Agung Laksono, 
menandaskan, ... koalisi itu fokus untuk membangun nilai-nilai kebangsaan. 
Bagi PDI-P, koalisi itu untuk mengantisipasi kebangkitan partai-partai Islam. 

Geliat dua partai besar itu bisa dilihat sebagai koalisi sesaat, 
tidak permanen, dan untuk menyederhanakan jumlah partai dengan memperketat 
persyaratan ikut Pemilu 2009. Jika itu yang terjadi, bisa menimbulkan 
perdebatan politik panas di DPR. 

Sistem kepartaian era Orde Baru, yang terdiri dari tiga orsospol, 
Golkar, PPP dan PDI, pernah dituding sebagai pengebirian terhadap demokrasi 
(Media Indonesia, 27/6). Kini sistem multipartai dengan 24 partai lewat Pemilu 
2004 dianggap menjadi biang keladi penghambat jalannya pemerintahan. 

Adalah Wakil Presiden Jusuf Kalla yang mengungkapkan pemerintah 
menjadi lemah karena menghadapi DPR yang banyak maunya. Jusuf Kalla sebagai 
Ketua Umum Partai Golkar menandaskan ... sejak reformasi yang dimulai Presiden 
BJ Habibie, pemerintah menjadi tidak stabil karena banyak partai dibentuk tanpa 
tanggung jawab jelas. 

Melihat kilas balik politik Indonesia, sesungguhnya bukan pertama 
kali kita menganut sistem banyak partai. Pada pemilu 1955, diikuti 29 partai, 
ditambah partai lokal dan perorangan. Pemilu 1971, diikuti 9 partai dan Golkar. 

Golkar yang ditopang militer dan birokrasi menilai sistem 
multipartai menjadi momok penghambat stabilitas nasional, sekaligus menghambat 
pembangunan. Itu sebabnya pembangunan terfokus pada stabilitas, pertumbuhan dan 
pemerataan. 

Oleh karena itu, melalui UU Partai Politik dan Golkar, pemerintah 
memaksa partai-partai melakukan fusi. Dari 9 partai politik, empat partai Islam 
berfusi menjadi PPP dan lima partai nasional berfusi menjadi PDI, dan Golongan 
Karya. 

Dengan sistem tiga partai, stabilitas nasional terjamin. 
Pemerintahan menjadi kuat, tetapi imbasnya eksekutif mendominasi seluruh tafsir 
kebenaran dalam pembangunan. Eksekutif kuat, sementara DPR menjadi stempel 
pemerintah. Akibatnya, kontrol terhadap kekuasaan tidak berjalan sebagaimana 
mestinya. 

Tidak ada check and balances dalam konteks pengawasan. Dan 
penyalahgunaan wewenang tidak terhindarkan. Krisis ekonomi terjadi dan 
pemerintahan yang korup tidak mampu mengatasinya. Tidak salah apa yang 
disinyalir Jusuf Kalla, pemerintah kini lemah karena banyaknya partai politik 
yang dibentuk tanpa bertanggung jawab. 

Sistem multipartai terbukti belum melahirkan politisi berkelas. 
Setidaknya dalam beberapa polling, partai dan parlemen menyandang citra yang 
kurang baik. Para politikus dan partai politik hasil reformasi justru 
dipersepsikan publik sebagai lembaga paling korup dan kini citranya pada titik 
nadir. 

Masyarakat sedang menyaksikan pernikahan ideologis antara PDI-P dan 
Golkar. Faksi Merah-Putih Golkar bertemu PDI-P, partai yang selama ini dikenal 
satu suara soal NKRI, Pancasila, dan kebhinnekaan. 

Semua tahu kepada siapa sinyal pernikahan ideologis itu 
disampaikan. Keduanya khawatir atas penguatan politik agama di berbagai belahan 
Tanah Air. Targetnya jelas dan mulia, persoalan pluralisme harus diselamatkan. 
Politik makro maupun mikro harus diisi dengan basis ideologis nonsektarian dan 
inklusivisme. 

Di sisi lain, kita tahu di balik usungan ideologis tersembunyi 
incaran politik tertentu. Pemilu 2009 sudah di depan mata, tinggal dua tahun 
lagi. PDI-P dan Partai Golkar ingin memberi sinyal kuat, kekuatan politik 
mereka sulit tertandingi oleh partai mana pun. 

Pengelompokan ideologis adalah cara paling mudah untuk menyimpan 
nafsu politik itu. Tapi, masalahnya jika pengelompokan ideologis dimaksudkan 
untuk menghilangkan kelompok lain dari ruang publik. 

Kini, PDI-P dan Partai Golkar sedang memainkan modus berpolitik 
asal bukan. Targetnya, mungkin semua daerah dikelola pemimpin 
nasionalis-pluralis. Dan partai berbasis agama pelan-pelan dikurung. Sehingga 
pertarungan ideologis menjadi sah jika tidak dicampuri politik kotor. 

   

[mediacare] Banyak yang belum tuntas, kasus korupsi di Banten.

2007-07-08 Terurut Topik warta_banten

Banyak Yang Belum Tuntas, Kasus Korupsi Di Banten

08 Juli 2007

www.bantenlink.com http://www.bantenlink.com/


Serang — Pekerjaan besar kini dihadapi para penegak hukum di
Provinsi Banten. Betapa tidak, kasus dugaan korupsi yang dilaporkan
masyarakat maupun murni hasil penyelidikan penegak hukum masih banyak
yang belum tuntas dalam proses hukum.

Oleh : Haji Rahmat

Setidaknya, tercatat 26 perkara korupsi yang mencuat ke permukaan sejak
terbentuknya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten dengan Undang-undang
No.23 tahun 2000. Status perkara itu beragam, di antaranya tahap
penyelidikan 10 perkara, tahap penyelidikan 10 perkara, perkara yang
tengah menjalani proses persidangan 3 perkara, tahap kasasi 1 perkara
dan telah dihentikan penyelidikannya (SP3) satu perkara.

Perkara yang paling menarik perhatian dan menyita sebagian besar
kekuatan penegak hukum adalah kasus korupsi dana perumahan dan kegiatan
penunjang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Banten periode
2001-2004. Kasus ini melibatkan 75 anggota DPRD, termasuk pimpinan dewan
dan pejabat di lingkungan pemerintahan. Tahun ini mulai ditangani
Kejaksaan Tinggi (Kejati) Banten tahun 2004. Hingga tahun 2007, perkara
ini belum tuntas, dalam pengertian belum seluruh 75 anggota DPRD Banten
yang menerima dana korupsi itu diseret ke pengadilan.

Perkara korupsi ini adalah penggunaan dana tidak tersangka (TT) dalam
APBD Banten tahun 2003 sebesar Rp 14 miliar. Uang itu digunakan untuk
dana perumahan Rp 10,5 miliar serta kegiatan penunjang atas perubahan
cara penyusunan APBD dari manual keuangan daerah (Makuda) ke kode
rekening sesuai dengan Kepmendagri No.29/2002 sebesar Rp 3,5 miliar.

Kenyataannya, dana perumahan itu dibagikan kepada 75 anggota dewan
dengan besaran bervariasi Rp 130 juta hingga Rp 170 juta per orang.
Sedangkan dana kegiatan penunjang dibagikan kepada 28 anggota Panitia
Anggaran Legislatif (PAL) DPRD Banten masing-masing Rp 100 juta – Rp
150 juta per orang.

Selama persidangan terbukti, penggunaan dana TT untuk dana perumahan dan
kegiatan penunjang DPRD itu melanggar PP 105 yang mengatur dana TT hanya
boleh digunakan untuk bencana alam, bencana sosial dan kegiatan yang
berkaitan langsung dengan masyarakat serta pemerintahan dalam kondisi
yang darurat.

Di kalangan eksekutif, Pengadilan Negeri (PN) Serang telah memvonis
Djoko Munandar (Gubernur Banten 2001-2006) dengan hukuman 2 tahun
penjara dan denda sekitar Rp 200 juta. Vonis juga dijatuhkan ke Tardian
(almarhum), Sekretaris DPRD Banten  denngan hukuman 1 tahun penjara dan
denda Rp 220 juta.

Sedangkan dari kalangan legislatif, pedang hukum pun
memperlihatkan kekuatannya. Pengadilan Negeri Serang memvonis Dharmono K
Lawi (mantan Ketua DPRD) dengan hukuman 4,5 tahun penjara dan denda Rp
460 juta. Sedangkan Mufrodi Muchsin (mantan wakil ketua) divonis 4 tahun
penjara dan denda Rp 430 juta. Almarhum Muslim Djamaludin (mantan wakil
ketua) juga dikenakan 4 tahun penjara dan denda Rp 450 juta. Anggota
DPRD lainnya adalah Tuti Sutiah Indra (mantan Sekretaris Panitia
Anggaran Legislatif) yang dijatuhi hukuman 1 tahun penjara dan denda Rp
100 juta.

Sayangnya, penanganan kasus ini diwarnai dengan 5 mantan anggota DPRD
dari 14 mantan anggota DPRD yang dilimpahkan ke pengadilan lolos dari
jerat hukum dengan putusan bebas pada pertengahan Mei 2007. Penyebabnya
tim jaksa penuntut umum (JPU) kurang cermat dalam menyusun dakwaan yang
mengakibatkan majelis hakim yang dipimpin Syaefoni memvonis dakwaan
batal demi hukum. Kelima terdakwa itu adalah Iwan Rosadi, Riril
Suhartinah, John Maulana, Ahdi Samlani dan Jaenal Novani.

Empat terdakwa lainnya sudah dijatuhi hukuman masing-masing 1 tahun
penjara dan denda rata-rata Rp 50 juta-Rp 100 juta. Sedangkan 5 mantan
anggota DPRD lainnya berkasnya belum dilimpahkan ke PN Serang. Alasan
Kejati Banten, berkas itu masih perlu dilengkapi.

Selain menempuh jalan hukum ke pengadilan, Kejati Banten rupanya
menempuh jalan damai, yaitu 23 mantan anggota DPRD Banten
2001-2004 meneken perjanjian dengan Kejati. Ke-23 mantan itu harus
mengembalikan dana korupsi yang pernah diterimanya. Namun ke-23 anggota
dewan itu hingga sekarang belum mengembalikan dana tersebut dan Kejati
Banten belum mengambil sikap tegas soal ini.

Terlepas soal ke-23 anggota dewan itu, Kejati Banten berhasil
mengumpulkan kembali uang APBD Banten yang dikorupsi mereka. Totalnya Rp
7,9 miliar dari Rp 14 miliar dana TT. Dari Rp7,69 miliar sebesar Rp 6,94
miliar kini menjadi barang bukti dipersidangan perkara korupsi dana
perumahan dan tunjangan operasional di Pengadilan Negeri Serang.

Secara keseluruhan, penegak hukum di Banten tengah menangani antara lain
pembuatan perda non perda fiktif Rp 1,5 miliar yang berkasnya siap
dilimpahkan ke pengadilan, pengadaan logistik KPUD Banten Rp 1,2 miliar,
pengadaan benda-benda pos di kantor Pos dan Giro Tangerang Rp 1,5
miliar, penyalagunaan dana APBD Tangerang Rp 1,9 miliar untuk kegiatan
umroh anggota dewan, pembangunan jalan lingkar selatan Kabupaten
Tangerang Rp 

[mediacare] Susahnya Urus Orang Miskin

2007-07-08 Terurut Topik Sunny
Refleksi: Masalahnya terletak pada kemauan politik dan aplikasinya, tetapi 
kalau pemerintah mempunyai politik yang tidak mementikan perbaikan hidup rakyat 
miskin, berarti sama halnya dianugerahi kutukan abadi. Lalu jalan keluarnya 
hanya  maut kemiskian berdendang menceik leher? 

http://www.pontianakpost.com/berita/index.asp?Berita=Opiniid=140019

Jumat, 6 Juli 2007



Susahnya Urus Orang Miskin
Oleh: Iman Jaladri, M.Kes



Dua hal menarik disampaikan Mentri Kesehatan setelah melakukan rapat dengan 
panitia A Hoc IV. Pertama adalah kekeliruan dalam pelaksanaan Askes bagi 
keluarga miskin (Askeskin) dan yang kedua adalah rencana pemberian susu gratis 
untuk menyikapi makin naiknya harga susu. Tulisan ini mencoba membahas sisi 
lain dari dua kebijakan tersebut dalam konteks yang berbeda atas dasar 
pemahaman yang sederhana. 

Kesemrawudan Askeskin sepertinya sudah muncul semenjak program tersebut 
digulirkan. Pertemuan tingkat RT, RW, desa, kelurahan dan beberapa kalangan 
tenaga administrasi medis di puskesmas dan rumah sakit yang membahas masalah 
itu pada tingkatan aplikasi senantiasa memunculkan tanda tanya. Miskin bisa 
dijelaskan dengan berbagai kriteria, namun pada tingkatan praktek, 
ketidakmampuan untuk biaya kesehatan sering dialami oleh mereka yang secara 
faktual tidak dikatagorikan sebagai kelompok miskin. Penjelasanya sangat 
sederhana, biaya pengobatan sangat tidak terjangkau. Sementara, mereka tidak 
mungkin menjual motor untuk menebus obat karena hal itu akan mematikan usaha 
ojek, dagang es keliling atau jualan sayurnya. Pernyataan Menkes, yang 
menyebutkan menjadi miskin karena sakit adalah benar adanya. Namun pernyataan 
itu bisa dibalik: jika tidak sakit atau sakitnya bisa diobati maka tidak akan 
muncul orang miskin. 

Jika benar 14 triliun dikeluarkan untuk Askeskin, dan hal itu dianggap mis 
manajemen, maka perlu ada upaya pengaturan yang lebih baik. Dalam tataran 
praktis, hubungan antara nasabah dengan pihak asuransi hanya berkaitan dengan 
pembayaran premi dan klaim. Perhitungannya, jika seluruh penduduk miskin 
diasuransikan oleh negara, maka pemerintah hanya membayar 36 juta kali Rp 2.500 
atau sekitar 1,08 triliun setiap tahun. 

Ada apa dengan Askeskin, sama dengan berbagai program yang bertujuan untuk 
meringankan beban masyarakat dengan cara subsidi. Agak sulit untuk melakukan 
kritisi ketika program itu masih di atas kertas. Tujuannya sangat mulia dan 
berpihak pada rakyat. Namun senantiasa mendapat masalah ketika sampai pada 
tataran aplikasi. Kertas tidak bisa mengontrol berbagai bentuk manipulasi dan 
kecurangan. Dan sebaliknya manipulasi dan kecurangan dilakukan melalui kertas. 
Anehnya lagi, semua itu kita percaya dan menjadi dasar dalam pekerjaan 
sehari-hari. 

Kembali pada awal pembicaraan. Pembagian susu gratis jika dikaitkan dengan 
problem gizi di Indonesia mempunyai nilai yang sangat penting. Walau susu bukan 
minuman ajaib yang bisa menyelesaikan masalah gizi, tetapi kontrbusinya akan 
sangat besar bagi sumbangan asupan protein, kalori dan mineral. Dua sendok 
makan tepung susu bisa mengandung 2,2 gram protein atau menyumbang 13,5 % dari 
kebutuhan protein bagi anak usia 4 - 6 tahun. Sebuah nilai yang baik, karena 
dalam beberapa data survai, asupan protein pada balita di Kalbar sekitar 50 % 
dengan katagori defisit. 

Namun demikian, jika benar hal itu akan dilakukan (pembagian susu gratis) maka 
ada beberapa masalah yang bakal menghadang. Masalah pertama, jika sasarannya 
adalah balita, dalam kenyataan susu bukan hanya dikonsumsi oleh anak-anak. Hal 
ini akan mendorong berbagai bentuk penyimpangan dalam hal sasaran. Masalah 
kedua, susu cenderung mudah rusak karena mengandung protein. Teknik pengemasan 
dan sistem pergudangan yang aman memerlukan biaya yang mahal. Kecerobohan dalam 
pengemasan dan penyimpanan bisa berakibat susu menjadi lebih cepat rusak dan 
sangat berpotensi menimbulkan keracunan. Masalah ketiga, susu adalah komoditi 
yang mahal dan selama ini, lebih dari 70 % susu di Indonesia adalah dari impor. 
Pasar susu selalu meningkat sekitar 10 persen per tahun, namun sejak 10 tahun 
lalu suplai susu dalam negeri tidak bertambah. Mahalnya susu tidak menjadi 
masalah jika keuangan negara cukup untuk belanja susu. Namun, keterbatasan 
anggaran akan menjadikan program susu gratis akan menjadi compang camping. 

Tidak jelas apa yang menjadi penyebab mengapa Indonesia adalah negara yang 
paling rendah konsumsi susu di dunia. Sama dengan tidak jelasnya mengapa 
produksi susu kita tidak pernah membaik. Berhubungan dengan hal tersebut, 
program pemberian susu gratis akan mempunyai implikasi yang sangat luas 
terhadap masa depan konsumsi susu. Jika keadaan ekonomi tidak membaik, maka ada 
kecenderungan untuk tidak mampu membeli susu. Dalam hal ini, tidak akan menjadi 
masalah jika rakyat tidak terbiasa minum susu. Juga tidak masalah jika susu 
gratis bisa sustaineble. Paling tidak sampai keadaan ekonomi membaik dan 
masyarakat sudah mampu membeli susu. 

[mediacare] Sayap Partai di Basis Kepemudaan Harus Lebih Dimantapkan

2007-07-08 Terurut Topik Alex Simanjuntak
Sayap Partai di Basis Kepemudaan Harus Lebih DimantapkanFriday, 06 July 
2007 
  Jakarta, Suluh Perjuangan

Ketua Deperpu PDI Perjuangan HM Taufiq Kiemas mengatakan, dalam konteks 
kepartaian, sayap-sayap partai yang berbasis kepemudaan agar lebih dimantapkan 
lagi. 

Tetapi ia mengingatkan, PDI Perjuangan sebagai partai anak muda tidak bisa 
melupakan kesantunan dalam bergaul dengan golongan tua dalam mencari solusi 
atas permasalahan bangsa, agar bisa diselesaikan secara bersama-sama. Ketua 
Deperpu menyampaikan hal tersebut ketika membuka Rakorbid Pemuda dan Olahraga 
pekan lalu di DPP PDI Perjuangan, Jalan Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

Menurut Taufik Kiemas, pertemuan ini sangat penting untuk menciptakan PDI 
Perjuangan sebagai partai anak muda di masa mendatang. Terlebih PDI Perjuangan 
adalah partai pelopor di mana anak muda diberi ruang untuk memiliki daya kritis 
dan dinamis dalam menghadapi persoalan bangsa.

HM Taufiq Kiemas juga mengamanatkan kaum muda PDI Perjuangan agar melaksanakan 
program-program kegiatan yang sangat kongkrit, yang bisa dirasakan 
pemuda-pemuda hingga tingkat bawah (wong cilik), terutama pemuda dari kaum tani 
dan nelayan. Karena sebagai negara agraris dan kepulauan, di sana adalah basis 
kita yang sebenarnya, katanya. 

Sekalipun peserta Rakorbid Pemuda dan Olahraga ini adalah Ketua DPD dan Bidang 
Pemuda tiap provinsi, acara ini banyak dihadiri tokoh tua, seperti John 
Lumingkewas dan Waluyo Martosugito (keduanya anggota Deperpu), Zainal Basri 
Palaguna (Ketua DPD Sulawesi Selatan), selain para fungsionaris DPP PDI 
Perjuangan serta anggota DPR. Rakorbid ini dimaksudkan untuk merumuskan 
berbagai strategi bagaimana menggalang dan merebut hati kalangan pemuda.

Dalam pidatonya saat membuka Rakorbid, Maruarar Sirait, Ketua Bidang Pemuda, 
Mahasiswa dan Olahraga DPP PDI Perjuangan, lebih banyak memberikan laporan 
seputar kegiatan yang sudah dilaksanakannya, di antaranya adalah membentuk tim 
futsal dengan segmen sekolah menengah, dan paduan suara. Dalam konteks 
kepartaian kegiatan akan dibuat lebih membasis, terwadahkan sebagai sayap 
partai.

Menurut Marwan Sirait, pertemuan itu akan semakin memperjelas segmentasi PDI 
Perjuangan untuk kalangan pemuda. Bahkan, partainya menargetkan 35-40% suara 
pemilih dan pendukung PDI Perjuangan dari kalangan anak muda.

Berbagai terobosan yang ditempuh, antara lain membentuk wadah dan ajang 
penggalian bakat serta pengembangan talenta anak muda baik di bidang olahraga, 
kesenian, maupun budaya dan keilmuan. Seperti, kita membuat kelompok futsal 
Moncong Putih,kelompok paduan suara dan lain-lain, ujarnya.

Dengan demikian, dia berharap agar pemilih PDI Perjuangan bukan lagi massa 
mengambang, tetapi benar-benar pemilih tetap dan memahami garis-garis partai 
dengan baik. Pihaknya telah melakukan pemetaan terhadap sejumlah partai politik 
(parpol) yang berorientasi pada kepemudaan. PDI Perjuangan juga membidik agar 
kegiatan anak muda bukan seremonial belaka, tetapi berlandaskan ideologi untuk 
kemajuan bangsa. 




   
-
Ask a question on any topic and get answers from real people. Go to Yahoo! 
Answers. 

[mediacare] Dekrit 5 Juli 1959

2007-07-08 Terurut Topik Sunny
Refleksi: Orang Maluku harus ingat bahwa tarian cakalele adalah tarian liar! 

http://www.balipost.com/BaliPostcetak/2007/7/8/opini.html


Dekrit 5 Juli 1959

TARIAN Cakelele adalah tarian liar yang nyelonong pada peringatan Hari Keluarga 
Nasional (Harganas) II Jumat (29/6)  yang menggoyang kedudukan para petinggi di 
Ambon. Bintang Kejora adalah bendera Gerakan Papua Merdeka (GPM) yang 
dikibarkan grup penari Sampari saat Konferensi Besar Dewan Adat Papua di 
Jayapura, Selasa (3/7) lalu.

Kedua peristiwa yang tampil di layar kaca dan diulas media cetak secara detil 
itu, tak urung menyedot perhatian publik di Tanah Air. Bahkan berita tentang 
larangan terbang bagi 51 maskapai penerbangan Indonesia (termasuk Garuda) di 
wilayah Eropa, yang sebenarnya lebih mencoreng martabat bangsa, sepertinya 
kurang menarik dibanding gerakan separatis itu.

Menyimak aktivitas yang kian mencolok dari Republik Maluku Selatan (RMS) dan 
GPM yang juga melanjutkan aksinya di Yogyakarta, Rabu (4/7), mengingatkan orang 
akan kondisi negara di tahun 1950-an. Federalisme yang dikembangkan van Mook 
dengan politik divide et impera-nya sejak 1946, menghasilkan Republik Indonesia 
Serikat (RIS) merupakan embrio disintegrasi dan gerakan separatis di Indonesia.

Baru pada 27 Desember 1949, lewat Konferensi Meja Bundar (KMB) kedaulatan 
diserahkan Belanda ke pihak republik, kecuali Irian Barat (kini Papua Barat). 
NIS yang didukung kaum federalis yang pro Uni Indonesia-Belanda rontok satu 
persatu. Nah, sejak 17 Agustus 1950 negeri yang sempat terpecah belah ini 
kembali menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Namun karena 
persatuan yang tidak berdasarkan sukarela dan didorong angin liberalisme 
ditandai sistem multipartai, maka sepanjang 1950-an terjadi pergolakan politik 
dan berbagai pemberontakan di Tanah Air.  Di antaranya PRRI-Permesta, DI-TII 
dan RMS. GPM saat itu belum ada karena Irian Barat masih dalam kekuasaan 
Belanda hingga 1 Mei 1963, tutur Wijaya.

Kalau begitu, apakah sejak Proklamasi 1945 bangsa Indonesia tidak bisa 
langsung membangun negaranya sesuai cita-cita kemerdekaannya? Maaf, aku baru 
lahir saat Orde Baru berkuasa, sedangkan mata pelajaran sejarah tidak begitu 
populer, sehingga aku buta tentang sejarah perjalanan bangsa ini. Bahkan hingga 
kini pun, kudengar jurusan sejarah di universitas sedikit peminatnya, ujar 
Sondra.

Aku paham karena alumnus sejarah paling-paling jadi guru atau dosen. Beda 
dengan lulusan kedokteran, arsitektur, hukum dan ekonomi. Karena menyepelekan 
sejarah, kita tumbuh menjadi bangsa yang mudah terkejut, lalu cepat marah dan 
ngamuk. Itu karena menganggap setiap peristiwa sebagai sebab, padahal itu 
akibat dari sebab-sebab sebelumnya. Coba simak huru-hara di Tanah Air sejak 
bergulirnya reformasi hingga sekarang, aku kira, penyebabnya karena sejarah 
ditinggalkan orang. Gara-gara tarian liar Cakalele, kubaca di koran, timbul 
tindakan anarkhis anti-RMS, yang bukan tidak mungkin merembet orang-orang yang 
tidak tahu masalah.  Mudah-mudahan, stabilitas yang mulai tercipta di Ambon 
pascakonflik bertahun-tahun, tidak buyar.

Tapi mereka kan mengancam keutuhan NKRI, malah mengibarkan bendera RMS di 
depan Presiden RI bersama petinggi negara lainnya? Tindakan itu oleh sementara 
orang dikategorikan tindakan makar. Syukur demonstrasi di Yogyakarta di mana 
puluhan mahasiswa asal Papua yang juga mengibarkan bendera Bintang Kejora dan 
menuntut kemerdekaan Papua Barat, atas pengarahan Kapolri Jenderal Pol. 
Sutanto, tidak diperlakukan kasar baik oleh aparat maupun masyarakat setempat. 
Aku rasa fenomena ini cukup meresahkan, padahal sering kudengar para pejabat 
mengimbau, Tri Pusaka Bangsa yakni Pancasila, UUD 1945 dan NKRI harus 
dipertahankan.

Semua yang kau katakan benar! Namun akar masalahnya sangat kompleks. Saat 
kemerdekaan diproklamasikan 17 Agustus 1945, Belanda yang terusir Jepang dalam 
Perang Pasifik setelah menjajah negeri ini selama 3,5 abad, ingin kembali 
menduduki Indonesia ketika Dai Nippon takluk pada Sekutu. Nah, untuk itu 
Nederland Indische Civil Administration (NICA) dengan serdadu KNIL-nya 
mendompleng pasukan sekutu, yang datang ke Indonesia untuk melucuti senjata 
serdadu Jepang. Sejak 1946- 1949 terjadi perang gerilya antara pasukan 
Indonesia dengan persenjataan seadanya melawan serdadu KNIL dan Inggris. Saat 
itu lah van Mook memecah belah NKRI menjadi Negara Pasundan, Jawa Timur, Jawa 
Tengah, Madura, Sumatera Selatan, Sumatera Timur, Kalimantan, Sabang dan..., 
papar Wijaya sembari menyambar air karena kerongkongannya kering.

Dan Indonesia Timur, dimana Bali termasuk di dalamnya serta Republik Indonesia 
yang ibukotanya pindah dari Jakarta ke Yogyakarta, yang semuanya disebut 
Republik Indonesia Serikat (RIS), sela Nuarta.

Sekarang aku mulai paham, apa yang dimaksud Wijaya dengan akar masalah. 
Seperti borok yang hanya tampak sembuh di permukaan kulit, tiba-tiba keluar 
nanah akibat benturan tak disengaja. Cuma yang aku herankan, apa para 

[mediacare] Pluralitas dan Hubungan Etnik di Kalimantan Barat

2007-07-08 Terurut Topik Sunny
http://www.pontianakpost.com/berita/index.asp?Berita=Opiniid=140054

Sabtu, 7 Juli 2007


Pluralitas dan Hubungan Etnik di Kalimantan Barat
Oleh: Hardianti


KALIMANTAN Barat (Kalbar) memiliki tingkat pluralitas yang sangat tinggi. 
Berbagai orang dari agama, dan etnis serta kebudayaan yang berbeda menetap di 
daerah ini. Namun demikian, Kalbar juga dikenal sebagai salah satu daerah yang 
rawan terhadap konflik antar etnis. Hal ini terbukti dengan seringnya terjadi 
konflik yang melibatkan etnik di Kalimantan Barat, diantaranya pada tahun 1967 
yang melibatkan etnis Dayak dengan Tionghoa, tahun 1979, 1996/1997 antara etnis 
Dayak dengan Madura, kemudian tahun 1999 yang melibatkan etnis Melayu dan Dayak 
dengan etnis Madura. Kejadian-kejadian tersebut memakan korban yang tidak 
sedikit, baik nyawa manusia maupun harta benda. Hal itulah yang kemudian 
membuat Kalbar, terutama bagi masyarakat luar identik dengan konflik antar 
etnis. 

Namun jika dilihat lebih jauh dari akar budaya masyarakat di Kalbar, perdamaian 
dan harmoni memegang peranan penting. Pluralitas atau keberagaman yang sering 
dianggap sebagai pemicu konflik justru tidak bisa dipisahkan dari kehidupan 
bermasyarakat. Semua konflik yang terjadi, pada dasarnya bukanlah merupakan 
penolakan terhadap pluralitas etnik, namun lebih dipacu oleh ketidakpahaman 
masyarakat terhadap budaya-budaya lain yang ada di sekitarnya. 

Prasangka-prasangka negatif yang berkembang di kalangan masyarakat membuat 
kesempatan terjadinya konflik berkepanjangan semakin terbuka lebar. Hal ini 
terjadi karena tidak efektifnya komunikasi antar budaya dalam masyarakat. Oleh 
sebab itu, penting kiranya pluralitas dan hubungan antar etnik mendapat 
perhatian khusus dan ditinjau lebih dalam dari segi akademik guna mencegah 
terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. 

Ada beberapa faktor yang menyebabkan tingginya tingkat pluralitas di Kalbar, 
diantaranya; keadaan geografis dan kebijakan pemerintah. 

Keadaan Geografis 

Kalbar merupakan salah satu provinsi di Indonesia, dimana Indonesia sendiri 
terdiri atas beribu-ribu pulau yang terpisah oleh lautan. Keadaan yang 
demikian, apalagi dengan kedudukan Indonesia yang menjadi daerah transit dari 
berbagai benua, membuat masyarakat Indonesia memiliki berbagai cara hidup yang 
berbeda. Dengan latar belakang yang demikian lahirlah berbagai kebudayaan dan 
tradisi yang berbeda pula. Hal ini lebih diperkuat dengan penyerapan 
budaya-budaya dari luar Indonesia. 

Kalbar juga mengalami hal yang sama. Sebagai daerah yang berada dalam jalur 
perdagangan Internasional pada masa lalu, Kalbar menjadi tempat bertemunya 
berbagai budaya, baik yang datang maupun budaya masyarakat asli. Tak jarang 
para pendatang ikut menetap untuk selamanya di Kalbar. Hal inilah yang kemudian 
mendorong tingginya tingkat pluralitas di provinsi yang berbatasan langsung 
dengan Malaysia ini 


Kebijakan Pemerintah 

Kebijakan Pemerintah juga menjadi salah satu penyebab pluralitas budaya di 
Kalbar. Kebijakan yang dimaksud salah satunya adalah transmigrasi, yaitu 
perpindahan penduduk dari tempat yang padat penduduknya ke daerah yang jumlah 
penduduknya sedikit. 

Kalbar telah menjadi daerah tujuan transmigrasi sejak dulu. Menurut hasil 
statistik, jumlah penduduk daerah ini memang relatif rendah, sehingga 
Pemerintah menjadikannya sebagai tujuan bagi transmigran yang berasal dari 
daerah padat, seperti pulau Jawa dan Madura. Perpindahan tersebut menambah 
keberagaman budaya di Kalimantan Barat, setelah kedatangan penduduk dari daerah 
lainnya, termasuk masyarakat etnis Tiong Hoa. 

Pluralitas yang tinggi memiliki peluang besar terjadinya konflik apabila tidak 
disikapi dengan bijaksana. Arogansi kebudayaan pada setiap kelompok masyarakat 
akan berakibat fatal apabila tidak dapat dibendung dan dikomunikasikan dengan 
berbagai budaya yang ada. Hal ini merupakan realitas kehidupan yang perlu 
disikapi secara tepat. Tidak selamanya pluralitas menimbulkan dampak yang 
negatif bagi kehidupan masyarakat. Bagi setiap manusia yang lahir ke dunia, 
keberadaannya dalam suatu etnis tertentu bukanlah sebuah pilihan. Pada dasarnya 
setiap etnik mengajarkan nilai-nilai kearifan pada masyarakatnya. Selain rawan 
terhadap konflik, keberagaman ini juga memiliki nilai positif. Keberagaman ini 
merupakan salah satu aset negara yang sangat berharga. 

Dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya banyak orang dari berbagai suku yang 
bekerjasama dan bahkan bersahabat. Hal ini dapat dilihat di pusat-pusat 
keramaian, seperti di pasar. Setiap orang bekerjasama dengan tujuan yang sama 
pula, yakni memenuhi kebutuhan hidup. Namun di beberapa tempat juga terjadi 
konflik akibat masyarakat yang sama-sama tidak memahami kebudayaan di 
sekitarnya. Sebagai contoh, di daerah-daerah tertentu umumnya masyarakat tidak 
begitu menyukai kebiasaan orang Madura yang selalu membawa clurit ke mana-mana. 
Mereka menganggap hal itu sebagai wujud pamer kekuatan dan tidak wajar. 

Namun jika dilihat dari sudut 

[mediacare] Ba'asyir, Densus 88 Alat Asing Tindas Umat Islam

2007-07-08 Terurut Topik Sunny
http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2007/072007/09/0401.htm

Australia Warning Serangan Teroris 
Ba'asyir, Densus 88 Alat Asing Tindas Umat Islam 


JAKARTA, (PR).-
Meski hari Minggu, Australia tidak libur dalam mengeluarkan travel warning. 
Departemen Luar Negeri negeri kangguru itu, mengeluarkan peringatan perjalanan 
bagi warganya agar mempertimbangkan melakukan perjalanan ke Indonesia karena 
dikhawatirkan akan ada serangan teroris dalam waktu dekat.

Deplu Australia menyatakan, teroris sedang mempertimbangkan menyerang 
kepentingan Barat. Memang baru saja ada penangkapan operator teroris kelas 
atas di Indonesia, namun kami menilai teroris masih aktif merencanakan 
serangan, bunyi peringatan itu seperti dilansir AFP, Minggu (8/7).

Serangan ini terjadi kapan saja dan bisa jadi dalam waktu dekat. Kewaspadaan 
harus ditingkatkan dengan menghindari target teroris yang sudah dikenal. 
Australia tidak memperinci daerah yang harus dihindari. Serangan bisa terjadi 
di daerah mana saja di Indonesia, kata Deplu Australia. 

Dari Madiun, Abu Bakar Ba'asyir menilai, Densus 88 Antiteror Mabes Polri 
bekerja bukan untuk negaranya sendiri, tetapi untuk kepentingan negara asing. 
Mereka bekerja untuk Amerika Serikat (AS) dan Australia dalam menindas umat 
Islam.

Jadi, mereka alatnya AS dan Australia untuk melakukan penindasan kepada umat 
Islam di Indonesia maupun negara lainnya. Saya memprihatinkan dan menyesalkan 
kepada pemerintah, yang selama ini masih mempertahankan Densus 88. Padahal bila 
mau menyadari, bahwa negera kita masih dikuasai oleh asing, kata Ba'asyir, 
pada ceramah umumnya di Gedung Islamic Centre, Kota Madiun.

Untuk itu, ia mengajukan pembubaran Densus 88 Antiteror ke pengadilan. Karena 
selama ini dirinya dan umat Islam merasa dizalimi, sehingga dapat menekan 
perkembangan Islam di Indonesia maupun mencemarkan nama baiknya sebagai seorang 
tokoh Islam. Kami tetap mengajukan dan Alhamdulillah oleh pembela (advokat) 
sudah didaftarkan ke pengadilan. Berdasarkan fakta, Densus 88 Antiteror selama 
ini dibiayai oleh orang AS dan Australia, tegas Ba'asyir.

Ia juga kembali menyuarakan soal syariat Islam di Indonesia. Dia menilai, 
syariat Islam justru melindungi pemeluk agama lain. Orang kafir bersama kita 
tidak apa-apa. Tentunya, niat kebaikan itu patut kita hargai bersama, ujarnya 
kepada ribuan jemaah tablig akbar. 

Tak beralasan

Lain lagi dengan Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPR, Tjahjo Kumolo yang 
mengatakan, siapa pun perseorangan atau kelompok sangat tidak beralasan meminta 
pembubaran Densus 88 karena keberadaannya untuk memerangi kejahatan terorisme 
di Indonesia. 

Keberadaan Densus 88 Polri ini cukup strategis untuk memerangi kejahatan 
terorisme, yang mengancam keamanan dan ketenangan bangsa di Indonesia. Dengan 
begitu, sah-sah saja Densus 88 tetap beroperasi dalam memerangi terorisme, 
kata Tjahjo. 

Menurutnya, sah-sah saja Polri dalam hal ini Densus 88 memperoleh bantuan 
peralatan dari pihak asing sepanjang sesuai koridor, tidak ada intervensi ke 
tubuh Polri. Sebagai masyarakat Indonesia, kehadiran dan peranan Densus 88 
Polri tetap diperlukan, sampai gerakan terorisme di Indonesia berhenti di 
wilayah NKRI. 

Dengan tertangkapnya sejumlah tokoh terorisme baik di Banyumas, Wonosobo, 
maupun Sukoharjo, merupakan bukti keberhasilan Densus 88 menangani terorisme. 
Masalah adanya ketidakpuasan terhadap prosedur pelaksanaan di lapangan, 
tentunya semua pihak berhak menyampaikan saran dan kritik kepada pimpinan 
Polri. Tapi tidak berniat minta membubarkan Densus 88, karena kita masih 
melihat kemaslahatan bagi warga Indonesia, katanya. 

Menyinggung bantuan AS untuk Densus 88, menurutnya, tidak tahu soal bantuan 
itu, yang penting upaya Polri terus meningkatkan kerja secara optimal. Ini 
perlu didukung semua elemen masyarakat yang pada hakikatnya untuk menciptakan 
keamanan yang kondusif di NKRI. 

Ia berharap, keberadaan Densus 88 Polri tetap mengacu pada prosedur di 
lapangan, dan mengikis habis kejahatan terorisme di Indonesia. Masyarakat tetap 
mendambakan Indonesia lebih aman dan tenteram, sehingga memiliki dampak 
terciptanya kesejahteraan rakyat. 

Tidak sah

Sebelumnya, Sri Mardiyati, istri Abu Dujana, yang diwakili Tim Pembela Muslim 
(TPM), membacakan replik gugatannya terhadap Polri di PN Jaksel. Ditangkap 
dulu, barulah surat penangkapannya keluar. Itu pun butuh 7 hari lamanya. 
Begitulah yang dialami tersangka terorisme Abu Dujana. Dengan begitu, 
penangkapan pun dinilai tidak sah.

Ketidaksahan itu karena penangkapan tidak hanya dilakukan dengan senjata api 
petugas, berupa penembakan dalam keadaan jongkok dan menyerah di hadapan 
anak-anak pemohon. Namun, juga dikarenakan surat tugas dan surat perintah 
penangkapan tidak diberikan dengan segera kepada pemohon. Penangkapan dan 
penahanan Abu Dujana tidak sah. Surat penangkapan setelah 7 hari baru 
diserahkan kepada kita, kata pengacara dari TPM Achmad Michdan .

Michdan menuduh, penangkapan terhadap Abu Dujana tidak 

[mediacare] 'Masyarakat Indonesia berada di titik nadir paling susah'

2007-07-08 Terurut Topik Sunny
http://web.bisnis.com/keuangan/ekonomi-makro/1id13398.html

 
Jumat, 06/07/2007 19:24 WIB

'Masyarakat Indonesia berada di titik nadir paling susah'
oleh : Djony Edward

MEDAN (Antara): Kondisi masyarakat Indonesia saat ini merupakan yang terburuk 
dalam 36 tahun terakhir, ujar Wakil Ketua Badan Legislasi DPR RI, Bomer 
Pasaribu. 

Hal itu dilihat dari melonjaknya angka kemiskinan serta meledaknya angka 
pengangguran, yang bila tak segera diatasi akan menjadi masalah besar bangsa, 
katanya dalam makalah yang disampaikan pada Sosialisasi Rencana Pembangunan 
Jangka Panjang Nasional 2005-2025 di Medan, Jumat. 


Presiden SBY dalam Pidato Kenegaraan Januari lalu menyebutkan di Indonesia 
terdapat sebanyak 19,2 juta rumah tangga miskin atau sekitar 36,3%. Namun Bank 
Dunia menyebutkan 108 juta rumah tangga miskin (49%) di Indonesia dan merupakan 
yang terbesar dan terburuk dalam 36 tahun terakhir, ujarnya. 


Dia mengatakan, seiring dengan melonjaknya angka kemiskinan, angka pengangguran 
juga makin meledak. Tahun 2004, pengangguran terbuka di Indonesia mencapai 
9,7%, sementara tahun 2005 meningkat menjadi 10,3 persen. 


Akibat parahnya kesulitan ekonomi, pengangguran diperkirakan meningkat menjadi 
11,1 persen tahun 2006. Bila ditotal dengan seluruh jenis pengangguran di 
Indonesia tahun 2006 diperkirakan mencapai 41 persen atau lebih dari 40 juta 
orang, katanya. 



Kondisi ini diperparah dengan lemahnya manajemen pembangunan di hampir segala 
bidang, lemahnya institusi birokrasi, kuatnya oligarkhi Indonesia terutama di 
kalangan elit serta lemahnya kelas menengah yang seyogianya menjadi mesin 
kemajuan. 



Ini semua membuat lemahnya daya saing Indonesia, sehingga diperlukan kebijakan 
ekonomi politik baru dengan paradigma baru pula, katanya. 



Deputi Otda Bappenas, Max Pohan, mengatakan, hingga tahun 2025 ada berbagai 
tantangan yang bakal dihadapi Indonesia, antara lain tantangan sosial budaya 
dan kehidupan beragama, tantangan perekonomian, sarana dan prasarana, politik, 
pertahanan dan keamanan, hukum dan aparatur, bidang wilayah dan tata ruang 
serta SDA dan lingkungan hidup. 



Meski banyak tantangan, namun menurut dia Indonesia juga punya modal dasar 
untuk pembangunan, yakni wilayahnya yang luas, kekayaan alam dan keanekaragaman 
hayati, jumlah penduduk yang besar serta perkembangan politik yang telah 
melalui tahap awal reformasi berupa demokratisasi dan desentralisasi. 



Sasaran pokok pembangunan dalam 20 tahun ke depan antara lain terwujudnya 
masyarakat yang berakhlak mulia, berdaya saing, demokratis yang berlandaskan 
hukum, rasa aman dan damai, pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan, 
negara yang mandiri dan maju serta peranan yang meningkat di dunia 
internasional, katanya.

bisnis.com


URL : http://web.bisnis.com/keuangan/ekonomi-makro/1id13398.html 

© Copyright 1996-2007 PT Jurnalindo Aksara Grafika

 Cetak | Tutup Window logo-bisnis-small.jpgicon_cetak.gif

[mediacare] Re: Permasalahan Subscribe

2007-07-08 Terurut Topik merapi08
Daftar lagi dgn alamat email yang totally new aja kali helpful.
--
--- In mediacare@yahoogroups.com, Daniel H.T. [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Dh,
 seperti yg pernah saya sampaikan bahwa sejak akhir Juni lalu saya 
tidak menerima posting2 dari mediacare. Saya sudah cek status 
keanggotaan saya: normal.
 
 Saya cek di Radnet, katanya, tidak ada masalah. Akhirnya, saya coba 
unsubscribe, diikuti dgn subscribe baru. Tapi hasilnya, tetap sama 
saja. Kenapa, ya?





[mediacare] Earning It

2007-07-08 Terurut Topik Sunny
  Earning It  
 
By Anne-Marie Slaughter  
 
 
  Posted July 2007  
 
  Is it too late for America to win back its disappointed admirers? Not if 
the United States returns to its founding ideals and finally puts to bed the 
myth of American exceptionalism once and for all.



   
  Chip Somodevilla/Getty Images News

  Hard work: It's tough being an America-lover these days.
  My friend Theo Sommer, former editor in chief of Germany's Die Zeit, 
always says, Underneath every America-hater is a disappointed America-lover. 
The latest Pew polls would appear to bear him out; many of the most negative 
attitudes toward the United States are in Europe, a continent of liberal 
democracies committed to the same values of liberty, democracy, equality, 
justice, and tolerance that the United States professes. And deep down, the 
virulent antipathy to America in many Muslim countries may have similar roots. 
In The Looming Tower, Lawrence Wright describes how many young Arabs looked to 
America in the first half of the 20th century as a beacon of anticolonialism 
and then felt betrayed by U.S. support for Israel. These feelings of 
disappointment and betrayal are actually encouraging, for they suggest that 
scrubbing the tarnish from America's image is still possible. But winning back 
the disappointed America-lovers will require more than just polish, or even a 
change in specific policies. It will demand a much deeper shift in the way 
America sees itself. 

  True, the next American president must begin by taking a number of 
concrete steps. Words alone won't do it. I recommend five specific initiatives: 
first, close Guantánamo and work with other nations on a shared understanding 
of the rules for the interrogation of terrorism suspects; second, commit to 
specific carbon emissions targets and a cap and trade system; third, ratify the 
Comprehensive Test Ban Treaty and negotiate with other nuclear states to begin 
major cuts of nuclear arsenals in the spirit of the Nuclear Non-Proliferation 
Treaty; fourth, make room at the Security Council table for emerging powers 
such as India and Brazil, as well as Germany, Japan, two African nations, and 
at least one major Muslim country at any given point; and finally, bring peace 
between Israel and Palestine, or at least, in the words of the Clinton 
administration, get caught trying. 

  Yet even if the new president were to take all these steps, a substantial 
part of the current anger at the United States would remain. Not because of who 
we are, as President Bush likes to claim, but because of who we are not but 
pretend to be. It is time, once and for all, to renounce the myth of American 
exceptionalism. Americans should recover their own past and return to their 
founders' vision-the vision of the very men who wrote the Declaration of 
Independence that Americans celebrate today. 

   But weren't the founders the ones who originated the idea of American 
exceptionalism? Not in the way most people use the phrase. Writing to a friend 
in 1795, during both the French and the Dutch revolutions, Thomas Jefferson 
proudly predicted that this ball of liberty . . . is now so well in motion 
that it will roll round the globe, at least the enlightened part of it, for 
light  liberty go together. It is our glory that we first put it into motion. 

  For Jefferson and his fellow Founding Fathers, America was blessed with a 
great destiny. But that destiny was to be the first country to enjoy the 
benefits of representative and rights-regarding government, not the only. 
America was exceptional then because of the state of the rest of the world. But 
as other countries followed suit, they would create a community of which 
America would be proud to be a member. And together all those countries would 
uphold and spread universal values-the values of liberty, equality, democracy, 
justice, and tolerance that grew out of Enlightenment notions of a common 
humanity. 

  America stands for that possibility. It has shaped the aspirations of 
countless brave men and women around the world seeking liberty, equality, and 
self-government. But when America does and says things that make a mockery of 
those aspirations-such as openly condoning torture, flouting international 
treaties, and trampling civil liberties in the name of security-it betrays 
those men and women and strengthens the hand of those who oppose them. Worse 
still, it betrays the very idea of adherence to a set of values that can offer 
meaning and purpose beyond pure calculations of self-interest. And when America 
simultaneously insists that it is a moral beacon and seeks to reshape the world 
into its own image, the resulting dissonance can ignite a smoldering 
disappointment into flames of anger and hatred. 

  The good news, on the American side, is that understanding the American 
experience as only one dimension of a global 

[mediacare] Pudarnya Semangat Nasionalisme

2007-07-08 Terurut Topik Sunny
http://www.indomedia.com/bpost/072007/9/opini/opini3.htm

Pudarnya Semangat Nasionalisme

KALAU saja Bung Karno (BK) masih hidup, mungkin ia akan menangis melihat Bangsa 
Indonesia yang dipersatukannya dengan susah payah kini tercabik-cabik, bahkan 
telah menggerus semangat nasionalisme yang digandrunginya. Nasionalisme yang 
bersumber kepada Pancasila, adalah landasan dari semangat kebangsaan yang 
belakangan sempat ternoda oleh keinginan sementara daerah untuk memisahkan diri 
dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Menjaga semangat kebangsaan memang bukan perkara mudah, kita harus memiliki 
semangat nasionalisme yang kuat. Dua pemimpin kita, Soekarno dan Soeharto telah 
berusaha untuk mempertahankannya dengan cara mereka masing-masing. BK 
mempersatukan bangsa dengan membakar semangat nasionalisme lewat berbagai 
ajaran maupun pidato berapi-api yang membuat pendengarnya larut dalam 
kekaguman. Sedang Soeharto mempertahankan NKRI lewat pemerintahan yang 
otoriter. Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, keduanya berhasil dan NKRI 
tetap tegak dan tak pernah tergoyahkan.

Tetapi apa yang terjadi sekarang? Dengan tidak mengurangi arti reformasi kita 
melihat sejak tumbangnya pemerintahan orde baru, persatuan dan kesatuan menjadi 
semakin rapuh. Demokrasi yang diidam-idamkan, menjadikan Indonesia sebagai 
negara paling demokratis di dunia. Indikatornya antara lain lahirnya banyak 
partai, kebebasan yang berlebihan dan keberanian rakyat yang tidak proporsional 
lagi. 

Ditambah dengan pelaksanaan otonomi daerah, maka genaplah sudah warna carut 
marut kebebasan di negeri ini. Hasilnya terlalu naif kalau dibilang banyak 
kemajuan. Yang benar justru kemunduran di berbagai sendi kehidupan, baik di 
bidang ekonomi, politik maupun pemerintahan. Bayangkan, baru sekarang ada 
bupati/walikota tidak mau taat kepada gubernurnya karena merasa menjadi 'raja' 
di daerahnya. Banyak lagi contoh tentang ketidakharmonisan hubungan 
antarpejabat.

Perpindahan kekuasaan yang tidak normal, memang harus ditebus dengan harga yang 
mahal. Reformasi juga membuahkan perpindahan kekuasaan yang tidak biasa. Tetapi 
sayangnya, tokoh reformis belum siap untuk menjalankan roda pemerintahan. 
Akibatnya, yang tampil hanyalah orang yang serakah, yang tidak kebagian rezeki 
di masa pemerintahan sebelumnya. Reformasi sekadar menggeser Soeharto, tetapi 
warisan budayanya tetap jalan terus.

Ini berbeda dengan kelaziman di berbagai negara. Di mana-mana pemimpin 
reformasi selalu menggantikan pemimpin sebelumnya. Seperti Lech Wallensa di 
Polandia atau Deng Xiao Ping di China yang membawa paham liberal sebagai 
koreksi terhadap komunis yang berkuasa saat itu. Di Indonesia, tokoh yang getol 
memimpin gerakan reformasi malah gagal dalam pemilihan presiden dan yang 
terpilih tidak serta merta membawa kemajuan bahkan suasana semakin lintang 
pukang.

Hiruk pikuk yang terjadi selama ini, akhirnya menipiskan rasa nasionalisme 
karena orientasinya hanya untuk kepentingan pribadi dan golongan. Bukan untuk 
kepentingan bangsa, seperti saat BK dan Bung Hatta mengambil alih pemerintahan 
dari tangan penjajah. Situasi ini bisa bermuara pada merosotnya semangat 
kebangsaan.

Lihat saja Aceh dan Papua, keduanya menuntut merdeka dan kini mendapatkan 
otonomi khusus, Riau yang dulu tidak puas pada pemerintah pusat pun, mengancam 
akan memisahkan diri dari NKRI. Ini semua bukti bahwa kadar nasionalisme sudah 
semakin berkurang. Anehnya pemerintah seperti tidak bereaksi, tidak ada usaha 
untuk tetap menghidupkan nasionalisme. 

Zaman BK dan Pak Harto, Pancasila menjadi buah bibir meski dengan nafas yang 
berbeda. BK menggelorakan Pancasila demi persatuan dan kesatuan. Pak Harto 
menggunakan Pancasila sebagai alat memperpanjang kekuasaan. Sekarang, hari 
lahirnya Pancasila setiap 1 Juni pun tidak pernah dikenang. Begitu pula hari 
besar kepahlawanan yang lain, lewat begitu saja. Kalah dengan Hari Buruh, atau 
peringatan korban lumpur Lapindo.

Demokrasi itu penting, tetapi menjadi tidak ada artinya kalau tidak bisa 
membawa kemajuan. Sebaliknya, malah menipiskan semangat nasionalisme, menggerus 
semangat kebangsaan.


[mediacare] Tingginya Angka Kemiskinan

2007-07-08 Terurut Topik Sunny
http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail_cid=293503

Senin, 09 Juli 2007,



Tingginya Angka Kemiskinan 


Oleh Didik J. Rachbini 

Cermin Kegagalan Atasi Pengangguran
Dalam bidang ekonomi, pemerintah seharusnya berhasil untuk dua hal utama, yakni 
mengurangi pengangguran dan mengatasi masalah kemiskinan? 

Mengapa? Sebab, di Indonesia pengangguran dan kemiskinan merupakan masalah 
utama yang sampai saat ini jauh dari penyelesaian. Kesempatan kerja selayaknya 
dibingkai dalam kebijakan dan program kerja yang sistematis dan efisien. 
Kemiskinan dengan sendirinya akan berkurang jika pekerjaan tersedia karena 
kegiatan ekonomi yang produktif bertambah.

Jika menengok ke belakang setelah krisis, dua masalah utama itu belum atau 
bahkan tidak bisa diatasi, betapa pun pertumbuhan ekonomi naik dari negatif ke 
positif moderat. Pada 1998 pertumbuhan ekonomi mencapai minus 13 persen dan 
berhasil naik menjadi positif pada 2000. Pertumbuhan ekonomi terus meningkat 
hingga 5 persen pada tahun-tahun selanjutnya sampai 2006. 

Tingkat kemiskinan juga naik tetapi mulai menurun pada 2001 dan tahun-tahun 
selanjutnya. Tetapi, sejak 2004 tingkat kemiskinan semakin meningkat, terutama 
karena kenaikan harga-harga yang terjadi pada 2005. Tingkat inflasi naik hingga 
17 persen akibat kenaikan harga minyak dalam negeri dan internasional.

Pengangguran?

Hal yang tidak sama terjadi pada masalah pengangguran. Angka pengangguran terus 
melonjak dari 5 persen sebelum krisis sampai 10 persen pada saat ini. Meski 
pertumbuhan ekonomi terus berjalan cukup moderat, tingkat pengangguran tidak 
surut karena memang tidak ada strategi yang baik dalam mengatasi masalah itu.

Faktor krusial ialah investasi yang terus berfluktuasi dan rendah karena 
tingkat kepercayaan yang rendah pula selama beberapa tahun terakhir. Tetapi, 
pada tahun ini ada geliat peningkatan dalam persetujuan investasi karena 
fondasi legal dan usaha memperbaiki iklim investasi mulai terlihat.

Faktor kritis lain ialah fiskal dan anggaran, pagu yang sudah definitif 
ditetapkan selalu sulit dicapai sehingga injeksi ke dalam perekonomian melemah. 
Pada 2006, misalnya, pagu pengeluaran modal mencapai Rp 107 triliun tetapi 
sampai akhir tahun baru diimplementasikan di bawah 50 persen. Baru ketika mau 
tutup buku, dana tersebut dihabiskan dengan segera sehingga ada pemborosan yang 
cukup nyata. 

Pada tahun kedua dan ketiga pemerintahan sekarang, banyak gugatan terhadap 
masalah kemiskinan yang masih tinggi. Pada tahun ketiga muncul publikasi bahwa 
angka kemiskinan menurun setelah dua tahun berturut-turut ekonomi tumbuh 
moderat mendekati rendah. Tapi, angka itu masih belum memberikan kepercayaan 
yang cukup bagi publik karena kenyataan di lapangan lumayan berbeda.

Pemerintah melalui Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, jumlah penduduk 
miskin di Indonesia tahunan (year-on-year) pada Maret 2007 sebesar 37,17 juta 
(16,58 persen) atau turun 2,13 juta dibandingkan Maret 2006 yang mencapai 39,30 
juta jiwa (17,75 persen). 

BPS merinci pengurangan angka kemiskinan itu menjadi dua wilayah, yaitu kota 
dan pedesaan. Menurut BPS, selama periode Maret 2006-Maret 2007 penduduk miskin 
di pedesaan berkurang 1,20 juta orang, sedangkan di perkotaan turun 0,93 juta 
orang.

Pengumuman BPS itu memicu kontroversi bahwa angka yang disampaikan tersebut 
meragukan karena kenyataan di lapangan justru sebaliknya. BPS menilai penduduk 
miskin berkurang, tetapi yang dirasakan masyarakat justru sebaliknya. Kenaikan 
harga-harga kebutuhan pokok meningkat dan tergambar gamblang di hadapan mata, 
terutama minyak goreng, susu, gula dan sebagainya. 

Itu semua sesungguhnya merupakan indikasi inflasi yang sudah pasti berdampak 
pada golongan masyarakat paling miskin.

Jika dibandingkan antara angka-angka tadi ke dalam kehidupan nyata, muncul 
keraguan dan ada perbedaan yang signifikan antara angka tersebut dengan realita 
di lapangan. 

Pernyataan pemerintah itu masih memiliki celah yang bisa mengundang kritik dari 
berbagai kalangan karena kesenjangan dan perbedaannya dengan realitas 
sebenarnya. 

Angka-angka itu masih dipertanyakan. Namun, kategori kemiskinan dengan level 
atau garis batas yang sudah amat rendah masih cukup besar sehingga pantas 
ekonomi Indonesia, meski bisa bertumbuh antara 5-6 persen, masih mengidap 
penyakit ekonomi.

Gambaran keadaan itu menandakan bahwa setelah tiga tahun, kebijakan dan program 
pemerintah belum membawa dampak signifikan terhadap perbaikan dan peningkatan 
kesejahteraan masyarakat. 

Pemerintah belum bisa menyelesaikan masalah kemiskinan itu secara konkret. 
Bahkan, bisa dikatakan tidak terpecahkan. Pemerintah sendiri ragu dengan 
angka-angka yang dikeluarkan BPS. 

Terlepas dari angka tersebut benar atau salah, angka kemiskinan saat ini masih 
tinggi. Dari pengumuman pemerintah tersebut, masih terlihat bahwa pemerintah 
tidak sanggup menyelesaikan masalah kemiskinan dalam waktu cukup lama. 

Penurunan angka kemiskinan saat ini, seperti yang 

[mediacare] Banteng-Beringin Bersekongkol

2007-07-08 Terurut Topik Sunny

http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail_cid=293543

Senin, 09 Juli 2007,


Banteng-Beringin Bersekongkol

Perketat Syarat Bentuk Parpol dan Peserta Pemilu
JAKARTA - Parpol-parpol baru di Indonesia yang akan mengadu nasib pada Pemilu 
2009 harus banting tulang. Mereka harus menghadapi persekongkolan dua partai 
raksasa, PDI Perjuangan (PDIP) dan Partai Golkar.

Ada apa? Golkar dan PDIP saat ini diduga main mata untuk memperketat 
persyaratan pembentukan parpol dan peserta pemilu. Caranya adalah memperbesar 
batasan keterwakilan kepengurusan parpol, baik di level provinsi, kabupaten, 
maupun kota.

Pendirian parpol memang dijamin konstitusi. Tapi, mereka juga punya tanggung 
jawab terhadap publik. Jadi, cakupan areanya harus jelas, kata Ketua Pansus 
RUU Parpol Ganjar Pranowo kemarin. 

Anggota DPR asal PDIP itu mengaku, partainya saat ini sangat mendukung gagasan 
untuk menaikkan batasan jumlah kepengurusan dalam pembentukan parpol baru. 
Persentasenya bisa naik menjadi 75 persen di level provinsi dan 75 persen di 
level kabupaten atau kota, ujarnya. 

Saat ini, UU No 31/2002 tentang Partai Politik mengatur bahwa parpol baru harus 
mempunyai kepengurusan sekurang-kurangnya 50 persen di antara jumlah provinsi 
dan 50 persen di antara jumlah kabupaten/kota pada setiap provinsi tersebut.

Dengan memiliki sebaran kepengurusan yang lebih banyak, ungkap dia, 
parpol-parpol memiliki kesiapan yang lebih optimal untuk melakukan intermediasi 
dan pendidikan politik kepada rakyat. Jadi, inti semangatnya adalah setiap 
partai harus mempunyai outlet yang banyak, tegasnya. 

Konsekuensinya, lanjut Ganjar, rakyat bisa menyampaikan aspirasi, pendapat, dan 
kritik melalui partai yang dipercayainya. Hal itu harus dilakukan, meski partai 
tersebut tidak berhasil meraih kursi atau dominan di daerah bersangkutan. 

Menurut dia, sekalipun PDIP tidak meraih kursi di Aceh, PDIP tetap harus 
mempunyai perwakilan di provinsi yang bergelar Serambi Makkah itu. Begitu juga, 
lanjut dia, PKB yang kebetulan dominan di Jatim. PKB juga harus punya 
perwakilan kepengurusan di provinsi-provinsi lainnya. 

Ganjar menyampaikan, setiap parpol mengemban tanggung jawab terhadap publik. 
Karena itu, pendirian parpol-parpol baru harus fair dan benar-benar berpijak 
pada aspirasi rakyat. Jangan sampai ada parpol baru yang kantornya nggak jelas 
dan berpikiran dapat suara syukur, nggak dapat yang sudah, ujarnya.

Tak hanya mendorong pengetatan persyaratan pembentukan parpol, Ganjar juga 
mendukung peningkatan batasan minimal kepengurusan parpol sebagai persyaratan 
untuk mengikuti pemilu. Bahkan, dia mengusulkan mencapai seratus persen 
keterwakilan di level provinsi. Masak jumlah segitu saja tidak bisa dipenuhi. 
Ini tentang kesungguhan partai kalau memang serius mau ikut pemilu, tandasnya.

Dihubungi terpisah, Ketua Pansus RUU Pemilu Ferry Mursyidan Baldan 
menyampaikan, persyaratan bagi parpol untuk mengikuti pemilu memang harus 
ditingkatkan. Tapi, tidak perlu mencapai seratus persen kepengurusan di level 
provinsi. Kalau sampai seratus persen, namanya bukan lagi persyaratan, kata 
tokoh Partai Golkar itu. 

UU No 12/2003 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD mengatur bahwa syarat 
parpol untuk menjadi peserta pemilu harus memiliki kepengurusan minimal di 2/3 
provinsi dan 2/3 kabupaten/kota. Menurut Ferry, batasan tersebut cukup 
dinaikkan menjadi 75 persen provinsi dan 75 persen kabupaten/kota. Tetap ada 
penambahan, tapi cukup menjadi 75 persen atau tiga perempat saja, ujarnya.

Adanya kelonggaran dengan tidak mencapai seratus persen tersebut tak lain untuk 
mengantisipasi partai-partai yang sudah lama berdiri, namun kebetulan tengah 
dihantam masalah di provinsi-provinsi tertentu. Selain itu, jelas Ferry, proses 
pemekaran provinsi yang terus berlangsung di Indonesia juga harus diperhatikan. 
Kalau dipaksakan seratus persen, tentunya banyak parpol yang tidak bisa ikut 
pemilu, tegasnya. (pri)



[mediacare] bom lagi?

2007-07-08 Terurut Topik Hardi Baktiantoro
Sunday, 8 July 2007, 10:21 GMT 11:21 UK Australia warns of Indonesia riskAustralia has again warned that terrorist attacks could take place in Indonesia and has advised its citizens not to visit the country.The updated warning, from the Department of Foreign Affairs, says Australians should reconsider visiting Indonesia because of the threat.It advises them to stay away from priority targets like Bali or Jakarta.Bomb attacks on nightclubs in Bali in 2002 killed 202 people, including 88 Australians.'Extreme caution'The warning notes the Indonesian government's recent success in arresting high-ranking members of militant Islamic extremist group Jemaah Islamiah, including its alleged leader, a man known as Zarkasih, and Abu Dujana, the leader of its military wing.But the Australian advisory warned that "terrorists are continuing active planning of attacks".Australian tourists who are already in Bali should consider leaving, or at the very least exercise extreme caution, the warning advises.Indonesia has seen several other terrorist attacks in recent years.The Australian embassy in Jakarta was bombed in 2004 and in October 2005, Bali was targeted again when bombs killed 23 people, including four Australians.  HARDI BAKTIANTOROCENTRE FOR ORANGUTAN PROTECTIONPO.BOX 2406 JKP 10024JAKARTA - INDONESIA[EMAIL PROTECTED]www.orangutanprotection.com 

[mediacare] Re: Saatnya 'Kembali' ke ASI, maksimal 5 bulan benarkah??

2007-07-08 Terurut Topik Hafsah Salim
 BeachBoy BaliAsli [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Bila memang sahih dan sah sehat sebagai yang disampaikan jeng 
 Hafsah...ini bisa jadi berita bagus bagi beberapa kalangan wanita 
 karir atau wanita yang ASI nya ngga lancar
 Mungkin jeng Hafsah bisa memberikan referensi kedokteran dan 
 kesehatan yang sahih sesuai pernyataan anda?
 


Dalam breast feeding, TIDAK DIKENAL ISTILAH SAHIH DAN SAH 
Yang harus saya tekankan dalam tulisan ini adalah, JANGANLAH
MENGANGGAP BAHWA ASI ITU MERUPAKAN FORMULA TERBAIK, PENDAPAT INI SALAH
DAN MENYESATKAN.

ASI itu berasal dari tubuh ibu, dan kualitas ASI tidak sama antara
ibu2 yang miskin dan ibu2 yang kaya.  Juga kualitas ASI tidak sama
antara ibu2 perokok dan ibu2 bukan perokok.  ASI itu juga berbahaya
apabila sang ibu  mempunyai penyakit2 tertentu yang mengharuskan dia
makan obat.

Terlalu banyak alasan untuk JANGAN TERLALU LAMA MEMBERIKAN ASI KEPADA
BAYI ANDA.  Yang penting anda tahu, bahwa ASI sama sekali tidak lebih
unggul dari susu2 yang dijual diluar, selain isinya memang sudah
merupakan formula yang terbaik, juga aturan meminumkannya juga
diterangkan.  Beda sekali dengan ASI, tak ada seorang dokterpun yang
bisa mengukur kualitas ASI karena masing2 ibu tidak sama.

Cukup yang perlu anda tahu, bahwa pada ibu yang sehat, ASI yang
pertama disedot oleh bayi disebut COLOSTRUM.  Colostrum inilah yang
merupakan ASI yang terbaik yang dimiliki sang ibu hanya beberapa jam
setelah lahir, dan setelah itu sama sekali tidak ada keunggulannya.

Colostrum mengandung protein tinggi dan juga anti-body ibu yang tinggi
yang bisa disedot si bayi dalam memelihara kesehatannya dalam hidup
baru dibumi ini.  Kadar antibody bayi waktu baru lahir sangat tinggi
didalam darahnya karena antibodynya itu berasal dari ibu.  Namun kadar
antibody yang berasal dari ibu ini akan menurun dan hilang sama sekali
pada bulan ke 5.  Pada bulan ke 2, si bayi sudah mulai memproduksi
antibody-nya sendiri, dan pada bulan ke 5 sudah sama sekali tidak
perlu antibody dari ibu.

Pada umumnya, bayi yang baru lahir seringkali sembelit, tidak bisa
berak, Colostrum inilah yang paling baik untuk merangsan usus bayi
mendorong meconium sehingga reflex usus bayi bisa berkembang dengan baik.

Demikianlah, ASI secara normal boleh diberikan hingga 2-3 minggu
sambil secara bertahap diganti dengan susu dari luar.

Pada bayi2 tertentu, bahkan tidak boleh diberi ASI karena tidak tahan
terhadap lactose dari ASI.  Bayi2 seperti ini berkembang sebagai anak
yang menderita lactose intolerance.  Sebabnya justru akibat pemberian ASI.

Itulah sebabnya, sebelum atau selama pemberian ASI sebaiknya anda
berkonsultasi dengan dokter anak kalo ingin mencapai kesehatan yang
maximal.

JADI TIDAK ADA SATUPUN RESEP ASI YANG BISA ANDA KATAKAN SAH ATAU SAHIH
KARENA BERBEDA DARI SATU BAYI KE BAYI LAIN, DAN JUGA BEDA DARI SATU
IBU KE IBU LAIN.

Resep yang bisa diberikan disini hanyalah untuk orang miskin
di-negara2 terkebelakang.  Tidak ada pilihan untuk mereka, dan
diharapkan pemberian ASI hingga anak berusia 2 tahun merupakan pilihan
terbaik dari semua lainnya yang tidak baik karena memang tidak ada
kemampuannya untuk memilih yang baik.

Ny. Muslim binti Muskitawati.











[mediacare] Indonesia Kiblat Peradaban Islam

2007-07-08 Terurut Topik Sunny
REFLEKSI: Apakah tidak dikelirukan dengan perabadan Timur Tengah [Arab] dan 
apakah  sinonim dari peradaban adalah aliran?


SUARA MERDEKA
Senin, 09 Juli 2007

Indonesia Kiblat Peradaban Islam
SERANG- Walaupun Islam baru masuk Indonesia setelah ratusan tahun dari 
kelahirannya di jazirah Arab, namun Indonesia kini sudah bisa dipandang sebagai 
kiblat peradaban Islam. Demikian dikatakan Dirjen Bimas Islam Depag Prof Dr 
Nazaruddin Umar MA, kemarin.

''Kiblatul muslimina fil ibadah Makatulmukarim, wa kiblatul muslimina fil 
hadarah ya Indonesia. Pernyataan Indonesia sebagai kiblat peradaban Islam ini 
dikatakan ulama-ulama Inggris setelah mereka berdialog dan studi banding 
terhadap umat Islam Indonesia, juga dengan mempertimbangkan segala 
kekurangannya,'' kata Nasaruddin dalam sarasehan wartawan Depag di Serang, 
Banten, kemarin. 

Menurutnya, para ulama Inggris yang sebagian besar keturunan India, Timur 
Tengah, dan Afrika Utara juga menyatakan bahwa cukuplah sudah peran Timur 
Tengah sebagai tempat kelahiran Islam. Dan, kini saatnya tugas bagi Indonesia 
untuk membesarkan dan mengembangkan peradaban Islam yang begitu kaya 
sumbangsihnya bagi dunia. 

''Mereka mengatakan demikian karena kini ada kecenderungan atau kebanggaan 
orang merepresentasikan dirinya sebagai muslim dengan mengajukan Indonesia 
sebagai contohnya, ketimbang mencontohkan Timur Tengah yang serimg dilanda 
konflik yang berkepanjangan,'' ungkap peraih PhD dari Mc Gill University 
tersebut. 

Menurutnya, para ulama Inggris yang diketuai Dr Musharraf Husain juga menyadari 
sepenuhnya gejala ekstremisme Islam yang terjadi di Indonesia sama sekali tidak 
dapat dikatakan mewakili Islam Indonesia itu sendiri, karena jumlahnya yang 
seperti itu sangat-sangat sedikit. 

Pentingnya Pluralisme

Menyoroti umat Islam Indonesia, dia menilai bahwa kini berkembang berbagai 
aliran mulai dari moderat dan garis keras. Di Indonesia ada tiga golongan yang 
moderat. Yang pertama adalah golongan Islam Inklusif, yaitu umat Islam yang 
sangat melenturkan ajarannya sehingga ajaran lain dengan ajaran Islam nyaris 
sama.

''Sikap ini sebenarnya adalah menutup diri seolah-olah di kehidupan ini tidak 
ada perbedaan. Kelompok kedua adalah pluralisme yaitu mereka tidak melenturkan 
ajaran, berpegang teguh pada ajaran, mereka mengakui ada banyak perbedaan di 
kehidupan ini namun bersikap tidak mengonflikkan satu sama lain,'' katanya.

Dia menilai, sikap yang tepat adalah pluralisme karena sikap tersebut sudah 
sesuai dengan fakta alamiah bangsa Indonesia yang bhinneka tunggal ika. 
''Secara sosiologis sikap pluralisme ya bhinneka tunggal ika, yang memang 
itulah kenyataan bangsa ini, inilah potensi bangsa ini. Kalau inklusifisme maka 
cenderung menyatukan,'' kata Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Ciputat, 
Tangerang tersebut. 

Pemikiran moderat lainnya adalah kosmopolitanisme yaitu tidak lagi membicarakan 
tentang negasi tapi hanya bicara identity. Hal ini menurutnya lebih salah lagi, 
karena menafikan substansi ajaran agama. (F4-46) 


[mediacare] Memaknai Jihad Melawan Koruptor

2007-07-08 Terurut Topik Sunny
REFLEKSI:  Korupsi dan koruptor bukan masalah baru. Mengapa dari dulu tidak 
berkotek dan baru sekarang? Pemilu mendekati? Tak apa! Biar terlambat asal 
serius.

SUARA MERDEKA
Senin, 09 Juli 2007

TAJUK RENCANA
Memaknai Jihad Melawan Koruptor

Sikap jihad melawan koruptor Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang 
dideklarasikan 14 organisasi kemasyarakatan Islam, harus dipandang sebagai 
ungkapan geregetan atas akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kejahatan yang 
merugikan negara sebesar Rp 650 triliun tersebut. Geregetan, karena 
penanganannya yang tidak kunjung tuntas, para pelaku yang enak-enak kabur dan 
hidup di luar negeri, juga karena rakyatlah yang harus menanggung akibatnya. 
Sangatlah banyak aspek kehidupan yang terpengaruh, terutama disebabkan oleh 
kerusakan sendi-sendi perekonomian yang digerus perilaku para tikus.

Korupsi BLBI sebenarnya merupakan masalah lama, dan sangat menyakitkan rakyat 
ketika disadari betapa rumit penyelesaian yang harus ditempuh, terutama ketika 
para pelakunya telah kabur dan berlenggang di luar negeri. Berbagai pernyataan, 
seruan, janji tentang penegakan hukum, dan berbagai opsi penyelesaian sudah 
ditempuh, namun boleh dikata belum ada yang berhasil menyentuh persoalan. 
Logika yang pernah dipakai, antara lain mencoba melunakkan proses hukum - 
dengan target yang penting ada iktikad untuk mengembalikan uang yang dikemplang 
- juga belum membuahkan produk seperti diharapkan.

Ke-14 ormas Islam itu berpijak pada logika awam, bahwa BLBI, obligasi rekap, 
dan program penyehatan perbankan yang diberikan pemerintah mencapai lebih dari 
Rp 650 triliun, padahal bukankah dana tersebut bisa digunakan untuk membangun 
fasilitas kesehatan, jalan-jalan di pedesaan, ruang belajar, dan sekolah 
gratis, serta peningkatan kesejahteraan bagi rakyat miskin? Sudah terlalu lama 
proses hukum ditempuh, serta janji ditebar, tetapi ketika belum memunculkan 
perimbangan terapi atas perilaku para pelaku yang telah menggangsir uang negara 
sebesar itu, apa lagi yang mesti diharapkan oleh rakyat?

Bagaimanapun, langkah ke-14 ormas tersebut seperti mengingatkan memori kolektif 
kita tentang rasa keadilan dan hak-hak rakyat dari uang negara yang akhirnya 
terkorbankan. Kita memang harus menunggu follow up perjanjian ekstradisi dengan 
Singapura untuk dapat memulangkan koruptor yang kabur dan tinggal di negeri 
tetangga itu. Tetapi yang tidak kalah penting adalah kenyataan betapa jejaring 
hukum kita masih menghadapi fakta-fakta menyakitkan itu, seperti mengapa 
orang-orang yang seharusnya masuk dalam daftar cegah dan tangkal ternyata mudah 
lolos, baru kemudian semuanya menjadi belingsatan?

Seruan jihad dan semacamnya jangan dilihat apakah efektif atau tidak dalam 
konteks ini. Yang terpenting, terus berlangsung penggaungan perlawanan terhadap 
korupsi. Juga menjadi semacam picu untuk membuat risih badan-badan penegak 
hukum kita. Proses hukum yang wajar, termasuk upaya-upaya pengampunan sebagian 
dosa mereka asalkan mengembalikan uang yang digangsir, terbukti bukan terapi 
yang efektif untuk menyelesaikan semuanya. Maka dengan menyatunya pandangan dan 
sikap bangsa, yang setidak-tidaknya terwakili oleh ormas-ormas tersebut, kita 
berharap ada dorongan yang menjadi lebih kuat lagi.

Korupsi kita sadari sebagai extra ordinary crime, tetapi janganlah para pelaku 
seperti pengemplang BLBI itu malah terposisikan sebagai extra ordinary people 
dari sisi perlakuan hukumnya. Ada sudut pandang ideal yang mesti kita percayai 
sebagai tujuan hukum untuk membangun kesejahteraan manusia, antara lain dengan 
menciptakan rasa keadilan, bukan justru dengan mempertontonkan tergerusnya 
keadilan. Tidak ada yang kebal hukum di negeri ini, dan 14 ormas Islam itu 
secara tidak langsung juga mengingatkan pentingnya penghayatan tentang sikap 
yang sama dalam memandang dan melawan korupsi


Re: [mediacare] Permasalahan Subscribe

2007-07-08 Terurut Topik radityo djadjoeri
Pak Daniel yth,
   
  Saya sudah cek status keanggotaan Bapak di mediacare, statusnya normal - 
tidak bouncing. Memang, akhir-akhir ini ada beberapa keluhan dari pengguna 
email kantor dan ISP lokal/setempat, serta email account non-Yahoo. 
   
  Untuk itu saya sarankan agar keanggotaan Bapak di milis di back-up dengan 
email account dari Yahoo, sehingga bisa menerima utuh postingan-postingan di 
milis.
   
  Hingga detik ini saya merasakan, menggunakan email dari Yahoo adalah yang 
paling nyaman untuk memantau milis-milis, apalagi sekarang sudah unlimited 
storage, alias tak perlu repot menghapus email-email tak penting.
   
  salam,
   
  rd
  

Daniel H.T. [EMAIL PROTECTED] wrote:
Dh,
  seperti yg pernah saya sampaikan bahwa sejak akhir Juni lalu saya tidak 
menerima posting2 dari mediacare. Saya sudah cek status keanggotaan saya: 
normal.
   
  Saya cek di Radnet, katanya, tidak ada masalah. Akhirnya, saya coba 
unsubscribe, diikuti dgn subscribe baru. Tapi hasilnya, tetap sama saja. 
Kenapa, ya?
  

 

 
-
It's here! Your new message!
Get new email alerts with the free Yahoo! Toolbar.

[mediacare] Meretas Kualitas Perguruan Tinggi

2007-07-08 Terurut Topik Sunny
REFLEKSI: Biasanya Perguruan Tinggi disingkatkan  PT. PT juga mempunyai arti 
lain,  yaitu Persoran Terbatas. Dalam politik pendidikan negara Indonesia  
kedua pengertian  menjadi satu, tetapi didominasikan oleh fasafah  Perseoran 
Terbatas. Falsafahnya yaitu mengeruk laba sebesar mungkin [dalam bentuk uang 
atau fulus] yang diperoleh  dari pengolahan obyek yaitu murid/mahasiswa.  
Apakah mahasiswa memperoleh ilmu pengetahuan bermutu yang sewajarnya menjadi 
hal tidak begitu penting, ini penyakit yang sulit disembuhkan selama  kaum 
lintah darah mendominasi dan memegang kemudi bahtera negara. 

SUARA MERDEKA
Senin, 09 Juli 2007

Meretas Kualitas Perguruan Tinggi
Oleh Thoifuri 
SURAT edaran Dirjen Dikti No 595/D5.1/T/T/2007 tentang Larangn Kelas Jauh atau 
ekstension merupakan langkah maju dalam sistem pendidikan nasional. Surat 
tersebut mulai berlaku 27 Februari 2007.

Jika dihitung dalam hitungan bulan. sudah berlaku empat bulan. Namun demikian, 
masih banyak perguruan tinggi (PT) yang tidak mengindahkannya. Karena itu, ada 
sebagian orang yang berani menuntut secara hukum para oknum yang masih membuka 
kelas jauh tersebut.

Ada argumentasi menarik, mengapa kelas jauh menjadi program alternatif bagi PT 
nakal? Yaitu, karena asumsi yang dikembangkan adalah biarlah PT bersemi 
sesuai dengan kehendak rakyat Indonesia. Membatasi PT, berarti membunuh minat 
bangsa Indonesia yang sudah mulai muncul kesadaran pendidikannya.

Mengapa harus dibatasi/dilarang, toh pemerintah pun tidak atau belum mampu 
menyiapkan PT yang reperesentatif. Di samping itu, toh nanti masyarakat sendiri 
yang akan menilai kualitas para out put dari PT masing-masing.

Sementara itu, PT yang tidak mau membuka kelas jauh beralasan; pertama kelas 
itu hanya berorientasi sertifikat dan profit uang. Kedua, tidak berpikir 
kualitas. Ketiga, kuliah dengan tempat seadanya, seperti di rumah dan di SD/MI, 
SMP/MTs, SMA/Aliyah. Keempat, tidak ada perpustakaan. Kelima, berani meluluskan 
S1 dalam waktu satu/dua tahun. Keenam, dosen seadanya, tidak memenuhi 
kualifikasi. Ketujuh, mencetak sarjana pengangguran, kebanggaan karena titel. 
Kedelapan, mengesampingkan unsur Tridharma Perguruan Tinggi, terutama berupa 
penelitian, karena banyak mahasiswanya yang enggan mengadakan penelitian.

Tatanan Baru

Surat Edaran Dirjen Dikti tersebut, kiranya perlu mendapat respons dari 
kalangan civitas academica, mengingat kualitas sumber daya manusia (SDM) 
Indonesia semakin menurun bila dibandingkan dengan negara tetangga.

Fakta dalam data Human Development Index Report (1999) menunjukkan, peringkat 
kualitas pendidikan Indonesia adalah 105, sedangkan Singapura 22, Brunai 
Darussalam 25, Malaysia 56, Thailand 67, dan Filipina 77. Sekarang peringkat 
SDM Indonesia berada dalam urutan 112 dari 127 negara (Pikiran Rakyat, 26 Juli, 
2006: 12).

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) 20/2003 Pasal 20 Ayat 2 
menyatakan, PT berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan 
pengabdian kepada masyarakat. Pasal itu bermakna bahwa pendidikan yang dimaksud 
adalah pembelajaran yang berkualitas (reguler). Penelitian, berarti mahasiswa 
mampu membuat makalah dengan baik dan benar, baik penelitian literatur maupun 
lapangan. Pengabdian masyarakat, diwujudkan dalam bentuk mengaplikasikan 
ilmunya kepada masyarakat.

Bila kelas jauh itu terus berjalan, bagaimana mungkin pendidikan (sarjana) 
Indonesia mampu bersaing dengan sarjana-sarjana luar negeri?

Terlebih sekarang telah memasuki millenium development goals (MDG), yaitu suatu 
era pasar bebas yang menuntut adanya kompetisi profesional bagi yang akan 
mengisi peluang kerja. Era tersebut sebagai rentetan dinamika peradaban manusia 
dari pramodern, modern, hingga posmodern.

Indonesia semula mencanangkan MDG pada 2020, namun diajukan pada 2015 setelah 
melihat kuatnya keinginan negara-negara dunia ketiga (sedang berkembang) lain 
untuk mencapainya lebih cepat, mungkin 2010.

Berkait dengan pasar bebas, PT hendaknya melihat kemauan pendidikan berwawasan 
global, yakni model pendidikan yang didasarkan kepada pluralitas agama, etnis, 
ras, budaya, bahasa, politis, sosial, ekonomi, hukum, dan lainnya.

Pasal 19 Ayat 2 UU 20/2003 menyatakan, PT diselenggarakan dengan sistem 
terbuka. Itu bukan berarti setiap orang atau PT berpegang kepada otonomi 
pendidikan bebas sehingga bisa menyelenggarakan pendidikan jarak jauh

Perilaku PT semacam itu perlu diluruskan, jika ingin membantu pemerintah dalam 
meningkatkan kualitas SDM. Sebab, bagaimanapun PT menjadi human invest jangka 
panjang pembangunan nasional mendatang.

Perguruan tinggi negeri atau swasta yang berpegang kepada otonomi kampus, telah 
melakukan kelas jauh, baik dalam radius dekat maupun jauh, seperti PT di 
Jakarta membuka kelas jauh di Jawa Tengah dan PT di Semarang membuka kelas jauh 
di Demak.

Menjamurnya kelas jauh, menunjukkan motivasi bangsa Indonesia akan 
signifikansinya pendidikan dalam menunjang kehidupan masa depan yang lebih baik 

[mediacare] Re: Rano Karno DiSuap?

2007-07-08 Terurut Topik Lisman Manurung
Apa masuk akal Rano Karno mau terima Rp. 3 miliar, dan
mengorbankan Rp. 100 miliar nilai nama baiknya?
Jadi, itu mengada-ada saja.


--- Wido Q Supraha [EMAIL PROTECTED] wrote:

  
 
 02/07/2007 06:41 WIB 
 
 Bahaya Bila PKS Tak Ikuti Proses Pilkada DKI
 
 Nurvita Indarini - detikcom

 Jakarta - Karena banyak dicurangi, PKS mengancam
 tidak akan mengikuti proses
 Pilkada DKI Jakarta. Bila ancaman ini
 direalisasikan, dinilai berbahaya bagi
 jalannya Pilkada DKI.

 Kalau PKS tidak ikut proses pilkada, maka pilkada
 bisa ditunda. Karena itu,
 persiapan pilkadanya akan sangat panjang, kata
 Direktur Lingkar Madani
 Indonesia (Lima) Ray Rangkuti dalam perbincangan
 dengan detikcom, Minggu
 (1/7/2007).

 Bila pilkada ditunda, maka berimplikasi kepada masa
 bakti Gubernur DKI
 Sutiyoso yang lebih panjang. Yang perlu dipikirkan
 juga adalah kemungkinan
 aksi huru-hara, yang lantas menyebabkan stabilitas
 Jakarta menjadi tidak
 aman, imbuh Ray.
 
  
 
 Huru-hara yang dimaksud Ray adalah semakin maraknya
 demonstrasi yang terjadi
 di Ibu Kota.

 Jadi yang terganggu bukan hanya persoalan teknis,
 tetapi juga
 pelaksanaannya. Karena itu, KPUD DKI harus
 memperhatikan secara serius,
 harus melayani semua dengan baik, dan jangan
 menyepelekan ancaman-ancaman
 itu, tukasnya. (nvt/Ari)

 Source :

http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/07/tgl/02/time/064143/idnews/799844/idkanal/10


[mediacare] Seminar = Pesat Bekasi - PENDAFTARAN - Sesi 2, 3, dan 4

2007-07-08 Terurut Topik kawuloalit
fyi aja...

- Original Message - 
From: Pesat Bekasi [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, July 09, 2007 8:30 AM
Subject: [sehat] Pesat Bekasi - PENDAFTARAN - Sesi 2, 3, dan 4


  Dear Smart Parents,

Melihat banyaknya peminat u/ PESAT Bekasi, maka masa pendaftaran u/ sesi 2
diperpanjang hingga tanggal 14 Juli. Sedangkan u/ sesi 3 dan 4, peluang
untuk mendaftar masih terbuka. Bagi yang masih belum mendaftar u/ ketiga
sesi tersebut, kami persilahkan u/ mengirim permohonan pendaftaran sesuai
petunjuk yang tertulis di bawah ini.

Dalam  seminar yg dibimbing oleh dr. Purnamawati, SpAK, MMPed dan didukung
oleh WHO,  kita diajak untuk mulai mengenal pengetahuan yang menyeluruh
tentang  kesehatan anak, sebagai bekal orang tua untuk mampu berpikir dan
bertindak  secara rasional dalam melihat masalah kesehatan buah hati
tercinta  kita.

Adapun topik - topik kesehatan anak yg akan di bahas dalam  PESAT Bekasi
beserta jadwalnya adalah sebagai berikut

Sesi 2: 28 Juli 2007- pukul 08.30 - 13.30
Topik 1. ASI
Pembicara: Ibu Luluk Lely Soraya  Bapak Hendarwin
ASI adalah makanan terbaik bagi bayi. Mengapa ASI eksklusif 6 bulan? Apa
saja kiat untuk sukses ASI eksklusif? ASI eksklusif dan ibu bekerja.
Mungkinkah?  Apa saja problema seputar ASI dan menyusui? Anda akan menemukan
jawabannya dalam diskusi seru di sesi khusuS ini. Simak juga pengalaman
seorang breastfeeding father.

Topik 2. Kegawatdaruratan
Pembicara: Ibu Lydia Iswara
Bagaimana nih, anak saya tanpa sengaja terkena air panas!, tolong, anak
saya jatuh, apa yang harus saya lakukan?? Bagaimana cara penanganan yang
tepat, temukan pada sesi ini.

Topik 3. Tata laksana bayi baru lahir  Bayi Kuning
Pembicara: Bapak Samsul NA
Tes apa saja yang dilakukan oleh dokter pada bayi baru lahir? Perlukah bayi
yang baru saja dilahirkan dimandikan? Bagaimana tata laksana early
latch-on,rooming in? Dll. Apa yang menyebabkan kuning pada bayi baru lahir?
Berbahayakah itu? Apakah tes bilirubin mutlak dilakukan pada setiap bayi
baru lahir? Apakah untuk menghilangkan jaundice in newborn mutlak dilakukan
penyinaran? Diskusikan pada sesi ini

Sesi 3: 25 Agustus 2007- pukul 08.30 - 13.30
Topik 1. TBC pada anak
Pembicara: dr. Arifianto
Flek di paru-paru = TBC, benarkah demikian? Tahukah kita bahwa menegakkan
diagnosa TBC pada anak itu sangat sulit? Diagnose TB yang berlebihan
berkonsekuensi anak harus rutin minum obat anti TBC yang akan berefek pada
hatinya.  Temukan penjelasan yang sebenarnya tentang TBC pada anak pada sesi
ini.

Topik 2. Menilai  pertumbuhan anak
Pembicara: dr. Purnamawati, SpAK, MMPed
Banyak anggapan yg beredar di masyarakat kita bahwa anak kecil yang gemuk
pasti sehat  lucu. Dilain pihak anak yg kurus adalah anak yg kurang gizi 
penyakitan. Bahkan tdk sedikit para ibu yg memiliki anak dg BB langsing
dianggap sbg ibu yg gak becus dalam merawat anak. Betulkah hal  ini ?! Apa
yang dimaksud dengan constitutional growth delay dan variation in the
normal pattern of growth? Temukan fakta  realitasnya secara jelas. Ikuti
juga pembahasan ttg growth chart  Body Mass Index, fungsi  cara
membacanya.

Topik 3. Common Problems (Batuk, Common colds)
Pembicara: dr. Indra
Common colds (batuk dan pilek) adalah kebanyakan penyakit langganan
anak-anak disebabkan oleh infeksi virus. Sudah tahukah kita tata laksana
yang tepat untuk itu? Does my child really need drugs? Diskusikan di sini.

Sesi  4: 8 September 2007- pukul 08.30 - 13.30
Topik 1. MPASI
 Pembicara: Ibu Listi Dian R.
Bagaimana sih cara yang paling baik untuk memperkenalkan makanan padat?
Bingung, anak GTM (Gerakan Tutup Mulut)? Pusing karena anak sedikit atau
susah sekali minum susu? Seperti apa konsep pemberian makan yang baik pada
anak? Bagaimana menerjemahkan piramida makanan dalam pola makan anak
sehari-hari? Temukan kiatnya dalam sesi ini

Topik 2. Imunisasi
Pembicara: Ibu Lita Mariana
Apakah perlu imunisasi? Apa itu imunisasi? Apakah imunisasi memberikan
proteksi terhadap berbagai infeksi? Apa itu imunisasi simultan, cacth up?
Adakah bahaya dan efek samping imunisasi? Apakah bahaya tersebut lebih besar
dari kegunaannya? Tuntaskan keinginan tahu dengan menyimak dan berdiskusi
pada sesi ini.

Topik 3. Penggunaan Obat Secara Rasional
Pembicara: dr Purnamawati, SpAK, MMPed
Kenapa harus menggunakkan obat secara rasional? Bukankah dokter telah
meresepkan yang terbaik untuk pasiennya? Apakah semua gejala penyakit
membutuhkan obat? (a pill for an ill?) Bagaimana dengan risk and benefit
pada obat?
Jangan lewatkan sesi ini untuk mengenal lebih dalam menggunakan obat secara
rasional.

LOKASI PESAT BEKASI
Sesi 2 s.d. 4 : Tunggu konfirmasi selanjutnya

JADWAL PESAT BEKASI
 Pendaftaran :
Sesi 2 : 21 Juni 2007 s.d. 14 Juli 2007 atau hingga kuota terpenuhi
Sesi 3 : 21 Juni 2007 s.d. 11 Agustus 2007 atau hingga kuota terpenuhi
Sesi 4 : 21 Juni 2007 s.d. 1 September 2007 atau hingga kuota terpenuhi
Konfirmasi Peserta :
 Sesi 2 : 8 Juli 2007
Sesi 3 : 12 Agustus 2007
Sesi 4 : 2 September 2007

MEKANISME PENDAFTARAN 

[mediacare] Pengaruh terpaan iklan susu formula

2007-07-08 Terurut Topik kawuloalit
PENGARUH TERPAAN IKLAN SUSU FORMULA LANJUTAN UNTUK
PERTUMBUHAN TERHADAP TINGKAT PEMBERIAN SUSU FORMULA LANJUTAN PADA BALITA 

(Studi Pada Ibu-Ibu Rumah Tangga Yang Memberikan Susu Formula Lanjutan Untuk 
Pertumbuhan Balita Usia 6-18 Bulan di Kelurahan Gedog Kecamatan Sananwetan 
Kotamadya Blitar)


Oleh: Sumiasih (98220012)
Social Science
Dibuat: 2003-05-31 , dengan 3 file(s).

Keywords: IKLAN SUSU FORMULA, BALITA

Perkembangan pertelevisian khususnya televisi swasta telah membawa
konsekuensi logis pada semua aspek kehidupan tidak terkecuali pada dunia
 usaha. Dunia usaha telah memanfaatkan sarana televisi untuk menunjang
 keberhasilan usahanya yang ditandai dengan persaingan iklan yang kian
marak
 dan inovatif. Susu formula sebagai salah satu produk dunia usaha tidak
 ketinggalan ikut serta mengiklankan produknya. Seringnya iklan yang
 ditayangkan di televisi sedikit banyak pasti berpengaruh terhadap pola
 perilaku masyarakat. Dari latar belakang di atas penulis tertarik meneliti
 pengaruh terpaan iklan susu formula lanjutan untuk pertumbuhan terhadap
 tingkat pemberian susu formula lanjutan pada balita oleh ibu-ibu rumah
 tangga yang memberikan susu lanjutan untuk pertumbuhan balita usia 6-18
bln
 di Kelurahan Gdog Kecamatan Sananwetan Blitar.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar
 pengaruh terpaan iklan susu formula lanjutan untuk pertumbuhan terhadap
 tingkat pemberian susu formula lanjutan pada balita oleh ibu-ibu rumah
 tangga yang memberikan susu lanjutan untuk pertumbuhan balita usia 6-18
bln
 di Kelurahan Gedog.
Penelitian ini menggunakan tipe penelitian eksplanatif. Adapun
dasar
 penelitiannya adalah penelitian survey. Populasi penelitian ini adalah
 ibu-ibu rumah tangga yang memberikan susu formula lanjutan untuk
pertumbuhan
 balita di Kelurahan Gedog Kecamatan Sananwetan Kotamadya Blitar yaitu
 berjumlah 272 orang. Penentuan sampel menggunakan purpossive sampling yang
 berjumlah 50 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan
 dokumentasi. Teknik analisa data menggunakan analisis statistik regresi
 linier sederhana dengan rumus Y= a bx.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara
 terpaan iklan susu formula lanjutan untuk pertumbuhan terhadap tingkat
 pemberian susu formula lanjutan oleh ibu-ibu rumah tangga yang memberikan
 susu lanjutan untuk pertumbuhan di desa Gedog terhadap balitanya. Pengaruh
 tersebut dapat dijelaskan dengan merujuk pada hasil analisis regresi
linier
 dimana R2 sebesar 0,315 atau sebesar 31.5% Hasil ini menunjukkan bahwa
 sebanyak 31.5% variabel dependen (Tingkat Pemberian Susu formula lanjutan
 untuk pertumbuhan Pada Balita) dapat dijelaskan oleh variabel independen
 (Iklan Susu formula lanjutan). Sedangkan sebanyak 63.5% dijelaskan oleh
 variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Dengan demikian
 terbukti Hi diterima dan Ho ditolak. Adapun besar pengaruh terpaan iklan
 susu formula lanjutan untuk pertumbuhan terhadap tingkat pemberian susu
 formula lanjutan pada balita setelah dianalisis dengan rumus regresi
linier
 sederhana masuk dalam katagori sedang. Ditinjau dari sisi teoritis,
terbukti
 bahwa teori ATR yang mengatakan bahwa khalayak/pemirsa dapat dipengaruhi
 oleh iklan terbukti sudah. Dengan tiga tahap yaitu Awerenes (menggugah
 kesadaran), Trial (mempengaruhi untuk mencoba), dan Reinforcement
 (pemantapan). Penelitian ini menunjukkan bahwa responden tergugah
 kesadarannya bahwa pada era ini telah terdapat sebuah produk susu formula
 lanjutan yang mempunyai kandungan isi atau formulasi yang mendekati air
susu
 ibu, sehingga bisa digunakan secara efektif sebagai pengganti air susu
ibu.
 Pada tahap selanjutnya khalayak baik secara sadar maupun tidak berusaha
 mencoba produk tersebut dan pada akhirnya khalayak memiliki kemantapan
sikap
 untuk menggunakan produk tersebut secara tetap terlepas dari beberapa
alasan
 penggunaan produk tersebut.
 
 
 
Hubungi kami:
 
 DL Name:  Universitas Muhammadiyah Malang
 PublisherID: JIPTUMM
 Organization:  Universitas Muhammadiyah Malang
 Contact:  Nasar
 Address:  Jl. Raya Telogomas No. 246
 City:  Malang
 Region:  Jawa Timur
 Country:  Indonesia
 Phone:  +62-341-464318 ext 151
 Fax:
 Admin Email:  [EMAIL PROTECTED]
 CKO Email:  [EMAIL PROTECTED]
 
 
 
 
  sumber:

http://digilib.itb.ac.id/go.php?id=jiptumm-gdl-s1-2003-sumiasih98-183q=susu+formula
 
  Itu saja survey th 2003..di 'sono'.
  Kira-kira di jakarta atau jabodetabek gimana yah?
  Ada yg punya datanya...???
 
 
  salam ASI,
  bapakeghozan
 




[mediacare] Kabar Gembira vs Kabar Sedih= Draft RPP Susu Formula

2007-07-08 Terurut Topik kawuloalit
fyi...

update skg masih di sekneg.

salam asi,
bapakeghozan

 - Original Message - 
 From: ghozansehat [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Friday, December 01, 2006 10:02 AM
 Subject: Hot News == Kabar Gembira vs Kabar Sedih= Draft RPP Susu
Formula


  Dear all
 
  Mohon maaf pagi-pagi sudah menuh2in inbox.
 
  Intinya sih mau curhat saja melihat potret kehidupan ini.
 
  Kebetulan kemarin libur, saya sempatkan jalan-jalan ke kota dengan naik
 kereta ekonomi bekasi-jakarta Rp1500...untuk membeli spare part mesin cuci
 yg sudah tidak berfungsi lagi selama pemakaian 10th.
 
  Perjalanan saat berangkat mengasyikan.keringat saling bertempelan
 dengan para pemburu rupiah.
 
  Perjalanan saat pulang tragis...menyedihkan...prihatin.
 
  Persis didepan mata jarak 5m, kereta ekonomi yg parkir di stasiun
jakarta
 kota, entah mengapa...rem blog atau tidak.menabrak
 pembatas.duarrr...kontan orang yg di dalam mau turun juga
 berjatuhan...Alhamdulillah tidak ada korban jiwacoba kalau sampai
 nyelonong masuk ke kantor stasiun yg saat itu ramai sekali..duh sedih
 sekali
 
  Dimana safetynya...PT.KAI jelek sekali...tidak memperdulikan unsur
 keselamatan...lah wong pembatas saat kereta parkir saja cuma batu bata
 plesteran biasahmm
 
  Jarak 1KM setelah kerata berangkat meninggalkan jakarta kotaanak
kecil
 jatuhduh...kalau toh selamat..pasti kepal bocor atau patah
 tulang.lah wong kereta kenceng...dan betapa sedihnya...kereta ngga
 berhenti...seakan nyawa tidak ada harganya di jagad jakarta
 ini...hkejadian didepan mata...saya sedh tdk bisa berbuat apa2
 juga.
 
  Itu sedikit wajah kota jakartasmoga kita yang masih punya hati
 nuarani..bisa berbuat semampu yg kita bisa.berdoa...atau apalah.
 
  Sebentar...saya sambil nyruput kopi...badan terasa agak flu.
 
  Kabar gembiranya :
 
  Perjalanan saya habiskan untuk membaca koran tempo sisa/ siang harga
 1000rupiah saja.
 
  Ada yg sangat menark buat sayadan juga semoga bermanfaat buat kita
 bersama
 
  Tempo edisi Cetak, Kamis 30 Nov 2006, Hal A7.
 
  Saya kutip sedikit yg penting saja :
 
  Menurut Menkes Ibu Siti, survei demografi kesehatan Indonesia Tahun 1997
 dan 2002.
 
  PEMBERIAN ASI KEPADA BAYI 1JAM SETELAH LAHIR MENURUN DARI 8% MENJADI
3.7%
 SAJA(sedih..)
  SEMENTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF SELAMA 6 BULAN MENURUN DARI 42.2%
 MENJADI 39,5% SAJA...(duh...)
  SEMENTARA PENGGUNAAN SUSU FORMULA MENINGKAT TAJAM DARI 10.8% MENJADI
 32.5%..(mau nyalahin siapa..)
 
  Apa yg bisa kita perbuat?
 
  Kalau ngga salah disini banyak 'penggede-penggede' yg dekat sama orang
 pemerintahmungkin bisa lewat tangan beliau.
 
  Yuk kita salurkan aspirasi kita...entah itu dalam bentuk tanda
 tangankonsensusatau apalah istilahnya.saya ngga tahu wong cuma
 buruh.kan Insya Allah akan ada ulang tahuan
 milisops...bocoransupaya banyak yg datang bikin
konsesus...bukan
 politik loh...awas..
 
  Kita desak pemerintah segera mengesahkan DRAF RANCANGAN PERATURAN
 PEMERINTAH TENTANG PEMASARAN SUSU FORMULA.
 
  Nah Kalau sp's pemgin tahu Drafnya seperti apa...ini ada beberapa Point
 Penting :
 
  # Pasal 2
  Label susu formula bayi (0-6bulan) antara lain HARUS mencantumkan :
  - Pemberian susu Formula bayi akan menghambat produksi ASI
  - Susu formula bayi hanya dpt diberikan atas rekomendasi dokter, bidan,
 atau ahli gizi yang berkompeten.
 
  Tambahan dari saya atau dari yg lain silakan :
  - Kandungan susu formula sulit diserap bayi, sehingga bisa menyebabkan
 sembelit atau bahkan diare.
  - dan msh banyak lagi..
 
  # Pasal 3
  Label susu formula lanjutan (6-12bulan) antara lain HARUS mencantumkan :
  - ASI adalah makanan yg terbaik untuk bayi
  - Tidak cocok untuk bayi yang berumur di bawah 5bulan
 
  Nah disini harusnya tambah lagi menurut pikiran bodoh saya loh :
  - kan sudah 6bulan harusnya kan MPASI...susu formula bukan yg utama
 lagi kan kalau sudah ikut Piramida makanan sehat(cmiiw)
  - silakan tambahkan lagi
 
  # Pasal 5
  Susu formula DILARANG mencantumkan :
  - Gambar atau tulisan yang mengidealkan penggunaan susu formula,
sehingga
 memberi dorongan agar ibu tidak menyusui bayi
  - Gambar atau tulisan yg menyatakan produk ini dpt digunakan sebagai
 pengganti ASI
 
  # Pasal 8
  - DILARANG melakukan promosi dengan cara memberikan potongan harga atau
 menggratiskan susu formula, dot dan botol
  - DLARANG melakukan promosi  kepada TENAGA KESEHATAN, PEMILIK DAN
 MANAJEMEN sarana kesehatan dan Ibu hamil, ibu Nifas, Ibu Menyusui dan
 anggota keluarga lainnya serta masyarakat umum
 
  # Pasal 9
  Susu formula , dot dan botol TIDAK BOLEH DI IKLANKAN MELALUI MEDIA
APAPUN
 DAN DALAM BENTUK APAPUN kecuali media cetak khusus kesehatan yang
 diperuntukan bagi kalangan tenaga kesehatan
 
  # Pasal 19
  Pelanggar akan dikenai sanksi administratif berupa PERINGATAN LISAN,
 TERTULIS MAKSIMAL 3 KALI DALAM WAKTU 6 BULAN, denda bagi 

[mediacare] KEBIJAKAN DEPARTEMEN KESEHATAN TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) PEKERJA WANITA

2007-07-08 Terurut Topik kawuloalit
fyi...




 - Original Message - 
 From: ghozansehat [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Saturday, March 31, 2007 9:01 AM
 Subject: [artikel] KEBIJAKAN DEPARTEMEN KESEHATAN TENTANG PENINGKATAN
 PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) PEKERJA WANITA


 KEBIJAKAN DEPARTEMEN KESEHATAN
 TENTANG
 PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI)
 PEKERJA WANITA

 Pusat Kesehatan Kerja Depkes RI

 I. PENDAHULUAN
 Dalam kondisi pembangunan kearah industrialisasi dimana persaingan pasar
 semakin ketat, sangat diperlukan tenaga kerja yang sehat dan produktif.
 Searah
 dengan hal tersebut kebijakan pembangunan di bidang kesehatan ditujukan
 untuk
 mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh masyarakat,
termasuk
 masyarakat pekerja.
 Masyarakat pekerja mempunyai peranan  kedudukan yang sangat penting
 sebagai pelaku dan tujuan pembangunan, dimana dengan berkembangnya IPTEK
 dituntut adanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan mempunyai
 produktivitas yang tinggi hingga mampu meningkatkan kesejahteraan dan daya
 saing di era globalisasi.
 Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2003, pekerja di Indonesia
 mencapai
 100.316.007 dimana 64,63% pekerja laki-laki dan 35,37% pekerja wanita.
 Wanita
 yang bekerja sesungguhnya merupakan arus utama di banyak industri. Mereka
 diperlakukan sama dari beberapa segi, hanya dari segi riwayat kesehatan
 mereka
 seharusnya diperlakukan berbeda dengan laki-laki dalam hal pelayanan
 kesehatan. Pekerja wanita dituntut untuk meningkatkan kemampuan dan
 kapasitas
 kerja secara maksimal, tanpa mengabaikan kodratnya sebagai wanita.
 Sesuai dengan kodratnya, pekerja wanita akan mengalami haid, kehamilan,
 melahirkan dan menyusui bayi. Untuk meningkatkan kualitas SDM, dimulai
sejak
 janin dalam kandungan, masa bayi, balita, anak-anak sampai dewasa.
Pemberian
 Air Susu Ibu (ASI) pada bayi merupakan cara terbaik bagi peningkatan
 kualitas
 SDM sejak dini yang akan menjadi penerus bangsa. ASI merupakan makanan
 yang paling sempurna bagi bayi. Pemberian ASI berarti memberikan zat-zat
 gizi
 yang bernilai gizi tinggi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
perkembangan
 syaraf dan otak, memberikan zat-zat kekebalan terhadap beberapa penyakit
dan
 mewujudkan ikatan emosional antara ibu dan bayinya.
 Mengingat pentingnya pemberian ASI bagi tumbuh kembang yang optimal baik
 fisik maupun mental dan kecerdasannya, maka perlu perhatian agar dapat
 terlaksana dengan benar. Faktor keberhasilan dalam menyusui adalah dengan
 menyusui secara dini dengan posisi yang benar ,teratur dan eksklusif. Oleh
 karena
 itu salah satu yang perlu mendapat perhatian adalah bagaimana ibu yang
 bekerja
 dapat tetap memberikan ASI kepada bayinya secara eksklusif sampai 6 (enam)
 bulan dan dapat dilanjutkan sampai anak berumur 2(dua) tahun. Sehubungan
 dengan hal tersebut telah ditetapkan dengan Kepmenkes RI No.
 450/MENKES/IV/2004 tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif
 pada bayi Indonesia. Program Peningkatan Pemberian ASI (PP-ASI) khususnya
 ASI eksklusif mempunyai dampak yang luas terhadap status gizi ibu dan
bayi.

 Untuk mendukung Deklarasi Innocenti 1990 (Italia) tentang perlindungan,
 promosi
 dan dukungan terhadap pemberian ASI, telah dilaksanakan beberapa kegiatan
 penting, yakni pencanangan Gerakan Nasional PP-ASI ole Bp. Presiden pada
 tahun 1990, Gerakan Rumah Sakit dan Puskesmas Sayang Bayi yang telah
 menghasilkan sekitar 50-70% rumah sakit sayang bayi pada RS pemerintah dan
 sekitar10 - 20% pada RS swasta.
 Pada Pekan ASI Sedunia tahun 1993 diperingati dengan tema Mother Friendly
 Workplace atau Tempat Kerja Sayang Bayi, menunjukan bahwa adanya perhatian
 dunia terhadap peran ganda ibu menyusui dan bekerja.
 Menyusui adalah hak setiap ibu tidak terkecuali ibu yang bekerja, maka
agar
 dapat
 terlaksananya pemberian ASI dibutuhkan informasi yang lengkap mengenai
 manfaat dari ASI dan menyusui serta bagaimana melakukan manajemen laktasi.
 Selain itu diperlukan dukungan dari pihak manajemen, lingkungan kerja dan
 pemberdayaan pekerja wanita sendiri.
 II. KEADAAN DAN MASALAH
 Pemberian ASI di Indonesia belum dilaksanakan sepenuhnya. Upaya
 meningkatkan perilaku menyusui pada ibu yang memiliki bayi khususnya ASI
 eksklusif masih dirasa kurang. Permasalahan yang utama adalah faktor
sosial
 budaya, kesadaran akan pentingnya ASI, pelayanan kesehatan dan petugas
 kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung PP-ASI, gencarnya promosi susu
 formula dan ibu bekerja.
 Dari data SDKI 1997 cakupan ASI eksklusif masih 52%, pemberian ASI satu
jam
 pasca persalinan 8%, pemberian hari pertama 52,7%. Rendahnya pemberian ASI
 eksklusif menjadi pemicu rendahnya status gizi bayi dan balita.
 Dari survei yang dilaksanakan pada tahun 2002 oleh Nutrition  Health
 Surveillance System (NSS) kerjasama dengan Balitbangkes dan Helen Keller
 International di 4 perkotaan (Jakarta, Surabaya, Semarang, Makasar) dan 8
 perdesaan (Sumbar, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, Jatim, NTB, Sulsel),
 menunjukan bahwa cakupan ASI eksklusif 4-5 

[mediacare] RPP Pemasaran Susu Formula == RPP Pemberian ASI = Mandek, Pembahasan Pengaturan Pemasaran Susu Formula

2007-07-08 Terurut Topik kawuloalit

- Original Message - 
From: ghozansehat [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Saturday, March 10, 2007 12:43 PM
Subject: FYI = RPP Pemasaran Susu Formula == RPP Pemberian ASI = Mandek,
Pembahasan Pengaturan Pemasaran Susu Formula


 dear all

 cukup tertegun membaca berita ini.

 ada apa gerangan

 ada yang tahu draf RPP Pemberian ASI ini...???

 hm

 salam prihatin,
 bapakeghozan



  Mandek, Pembahasan Pengaturan Pemasaran Susu Formula



 JAKARTA - KCM, Pengaturan promosi dan pemasaran susu formula serta makanan
pendamping ASI yang akan diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP), kini sudah
sampai pada pembahasan terakhir. Namun judul RPP yang semula RPP Pemasaran
Susu Formula, berubah menjadi RPP Pemberian ASI. Dikhawatirkan PP ini
tidak dapat menjadi landasan untuk menindak pelanggaran yang kini banyak
terjadi.

 Kekhawatiran tersebut disampaikan oleh Koalisi LSM Peduli ASI di Jakarta
(7/3). Menurut Agus Pambagyo dari Visi Anak Bangsa, dalam pembahasan dengan
beberapa departemen dan instansi terkait lainnya, banyak permasalahan yang
muncul terutama terkait dengan judul RPP yang memakai kata Pemasaran.

 Perdebatan muncul karena RPP yang dikeluarkan Depkes harusnya mengatur
tentang kesehatan saja, padahal RPP ini menggunakan kata pemasaran yang
menjadi domain Departemen Perdagangan, bukan DepKes, di lain pihak yang
diatur adalah makanan yang merupakan kewenangan BPOM, ujarnya.

 Munculnya RPP ini sendiri semula berangkat dari keprihatinan banyak pihak
akan semakin gencarnya promosi PASI (Pendamping Air Susu Ibu) yang
menyebabkan penurunan jumlah bayi yang mendapat ASI ekslusif. Apa kita rela
bayi-bayi kita menjadi bayi botol?, tanya Dr Dien Sanyoto, Ketua Badan
Kerja Peningkatan Penggunaan ASI (BKPP-ASI).

 Meski pemerintah sudah memiliki aturan tentang pemasaran PASI yakni
Kepmenkes 237/1977, namun dirasa tidak memadai karena isinya hanya mengenai
pemberian ASI saja, bukan pemasarannya.

 Kepmen ini tidak bicara bagaimana agar para ibu bisa menangkal gencarnya
pemasaran PASI yang tidak etis. Seharusnya dokter memberikan informasi yang
berimbang kepada para ibu mengenai ASI, tapi banyak dokter yang justru
menganjurkan ibu memberi bayinya susu formula, kata Emmy LS, dari Yayasan
KAKAK.

 Berdasarkan monitoring pemasaran PASI yang dilakukan oleh BKPP-ASI di
tahun 2005 terhadap 52 sarana kesehatan, 30 tempat penjualan dan wawancara
35 ibu dengan bayi berusia kurang dari 3 tahun, hampir semua peraturan Kode
Internasional dilanggar oleh produsen PASI Indonesia.

 Dari monitoring kami di tahun 2003 dan 2005, ada 14 produsen susu dan 16
produsen dot bayi yang melanggar, tetapi tidak ada yang ditindak. Sebenarnya
dari Kepmen yang lama sudah bisa ditindak, tapi tidak ada satupun yang
dihukum, paling-paling hanya diberi teguran, ini karena tidak ada peraturan
yang khusus mengatur mengenai pemasarannya, kata Dien.

 Menurut Kode Internasional, yang termasuk dalam jenis pengganti ASI (PASI)
adalah susu formula, susu lanjutan, susu khusus, sereal, jus, campuran sayur
dan teh bayi, termasuk juga botol dan dot bayi. Produk-produk PASI tersebut
seharunya tidak boleh melakukan iklan dan promosi kepada publik, berpromosi
melalui institusi kesehatan, serta dilarang memberikan sampel dan suplai
gratis. Para produsen itu gencar beriklan dan iklannya menyesatkan, kata
Dien.

 Karenanya, koalisi LSM Peduli ASI mendesak agar judul RPP seharusnya
mencakup tidak saja proses pemberian ASI tetapi juga pelarangan promosi dan
pemasaran PASI. Termasuk di dalamnya adalah pengaturan mengenai pemasaran
lewat lembaga kesehatan dan tenaga profesional kesehatan.


 Penulis: An

 link: http://www.kompas.com/ver1/Kesehatan/0703/07/153313.htm





[mediacare] Sierra Times - Re: CNN Abu Dujana

2007-07-08 Terurut Topik M. Irwan Hrp
Dear Pak Deddy,

SIlahkan baca di sini

http://www.sierratimes.com/03/07/02/article_tro.htm





On 7/5/07, Deddy Mansyur [EMAIL PROTECTED] wrote:

   His name is Sheikh Omar Abdel-Rahman.

 Sheikh Omar Abdel-Rahman

 salam,

 sensei deddy mansyur


[mediacare] Re: Pudarnya Semangat Nasionalisme

2007-07-08 Terurut Topik ati gustiati
  Bangsa Indonesia sudah kehilangan harapan masa depan nya pak Sum, 
perselisihan antar suku adalah cermin dari kegagalan usaha demokrasi yg ingin 
di terapkan di Indonesia, pelanggaran HAM dan kemunfikan yg dilakukan 
pemerintah menyempurnakan kehancuran moral Pancasila itu sendiri.
  Banyak bangsa Indonesia yg hidup di luar negri menjadi lebih bersikap 
nasionalisme karena mereka hidup dalam kenyamanan dan structure demokrasi yg 
serasi, merasa kasihan kepada bangsa sendiri di tanah air yg sama sekali tidak 
merasakan kenyamanan hidup dinegri yg nyaman dan segala hak2 azasi nya 
dilindungi hukum, memilah bangsa dan merusak kesetiaan bangsa yg hidupnya 
selalu ditindas kemiskinan memang semudah membalik telapak tangan, bangsa kita 
sudah berada dalam keputus asaan yg cukup rawan, posisi yg sangat rapuh dan 
mudah dipecah atau diretak kan.
   
  Bung Karno menyaksikan bangsa yg kian berceceran ini pak Sum, Bung Karno 
melihat semua hasil kerja keras nya menjadi serpihan sampah yg di telantarkan 
oleh pemerintah/pemimpin2 bangsa yg tidak bermoral sebagai pemimpin sejati ini.
  Dan yg jelas Bung Karno is not a happy camper right now !
   
  salam
  omie
  

sumarsastrowardoyo [EMAIL PROTECTED] wrote:
  


Demokrasi yang diidam-idamkan menjadikan Indonesia sebagai 
negara paling demokratis di dunia.

Banjarmasin Post. 


Monday, 09 July 2007 01:13

Pudarnya Semangat Nasionalisme

KALAU saja Bung Karno (BK) masih hidup, 
mungkin ia akan menangis melihat Bangsa Indonesia yang 
dipersatukannya dengan susah payah kini tercabik-cabik, bahkan telah 
menggerus semangat nasionalisme yang digandrunginya. Nasionalisme 
yang bersumber kepada Pancasila, adalah landasan dari semangat 
kebangsaan yang belakangan sempat ternoda oleh keinginan sementara 
daerah untuk memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia 
(NKRI).

Menjaga semangat kebangsaan memang bukan 
perkara mudah, kita harus memiliki semangat nasionalisme yang kuat. 
Dua pemimpin kita, Soekarno dan Soeharto telah berusaha untuk 
mempertahankannya dengan cara mereka masing-masing. BK mempersatukan 
bangsa dengan membakar semangat nasionalisme lewat berbagai ajaran 
maupun pidato berapi-api yang membuat pendengarnya larut dalam 
kekaguman. Sedang Soeharto mempertahankan NKRI lewat pemerintahan 
yang otoriter. Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, keduanya 
berhasil dan NKRI tetap tegak dan tak pernah tergoyahkan.

Tetapi apa yang terjadi sekarang? Dengan 
tidak mengurangi arti reformasi kita melihat sejak tumbangnya 
pemerintahan orde baru, persatuan dan kesatuan menjadi semakin 
rapuh. Demokrasi yang diidam-idamkan, menjadikan Indonesia sebagai 
negara paling demokratis di dunia. Indikatornya antara lain lahirnya 
banyak partai, kebebasan yang berlebihan dan keberanian rakyat yang 
tidak proporsional lagi. 

Ditambah dengan pelaksanaan otonomi daerah, 
maka genaplah sudah warna carut marut kebebasan di negeri ini. 
Hasilnya terlalu naif kalau dibilang banyak kemajuan. Yang benar 
justru kemunduran di berbagai sendi kehidupan, baik di bidang 
ekonomi, politik maupun pemerintahan. Bayangkan, baru sekarang ada 
bupati/walikota tidak mau taat kepada gubernurnya karena merasa 
menjadi `raja' di daerahnya. Banyak lagi contoh tentang 
ketidakharmonisan hubungan antarpejabat.

Perpindahan kekuasaan yang tidak normal, 
memang harus ditebus dengan harga yang mahal. Reformasi juga 
membuahkan perpindahan kekuasaan yang tidak biasa. Tetapi sayangnya, 
tokoh reformis belum siap untuk menjalankan roda pemerintahan. 
Akibatnya, yang tampil hanyalah orang yang serakah, yang tidak 
kebagian rezeki di masa pemerintahan sebelumnya. Reformasi sekadar 
menggeser Soeharto, tetapi warisan budayanya tetap jalan terus.

Ini berbeda dengan kelaziman di berbagai 
negara. Di mana-mana pemimpin reformasi selalu menggantikan pemimpin 
sebelumnya. Seperti Lech Wallensa di Polandia atau Deng Xiao Ping di 
China yang membawa paham liberal sebagai koreksi terhadap komunis 
yang berkuasa saat itu. Di Indonesia, tokoh yang getol memimpin 
gerakan reformasi malah gagal dalam pemilihan presiden dan yang 
terpilih tidak serta merta membawa kemajuan bahkan suasana semakin 
lintang pukang.

Hiruk pikuk yang terjadi selama ini, 
akhirnya menipiskan rasa nasionalisme karena orientasinya hanya 
untuk kepentingan pribadi dan golongan. Bukan untuk kepentingan 
bangsa, seperti saat BK dan Bung Hatta mengambil alih pemerintahan 
dari tangan penjajah. Situasi ini bisa bermuara pada merosotnya 
semangat kebangsaan.

Lihat saja Aceh dan Papua, keduanya menuntut 
merdeka dan kini mendapatkan otonomi khusus, Riau yang dulu tidak 
puas pada pemerintah pusat pun, mengancam akan memisahkan diri dari 
NKRI. Ini semua bukti bahwa kadar nasionalisme sudah semakin 
berkurang. Anehnya pemerintah seperti tidak bereaksi, tidak ada 
usaha untuk tetap menghidupkan nasionalisme. 

Zaman BK dan Pak Harto, Pancasila menjadi 
buah bibir meski dengan nafas yang berbeda. BK menggelorakan 
Pancasila demi persatuan 

[mediacare] DPR klarifikasi pelanggaran promosi susu bayi

2007-07-08 Terurut Topik kawuloalit
Ini dulu...

sekarang pegimana yah...

 DPR klarifikasi pelanggaran promosi susu bayi. Komisi VII DPR RI akan
mengklarifikasi 14 produsen susu dan makanan pengganti ASI yang diduga
melakukan pelanggaran promosi kepada masyarakat. Arsen Ricksen, anggota
Komisi VII mengatakan saat ini DPR baru menemukan bukti pelanggaran yang
dilakukan oleh PT. Sari Husada. PT. Sari Husada produsen susu formula dan
makanan bayi dinilai melanggar Kepmenkes No. 237/Menkes/SK/IV/1997. Dalam
Rapat RDPU Komisi VII DPR RI dengan PT. Sari Husada dibeberkan adanya bukti
promosi penjualan diantaranya adalah penggunaan instansi kesehatan, seperti
mengajak kerjasama RS, bidan, dokter anak untuk melakukan promosi susunya.
(Hr. Bisnis Indonesia 23/6/04)

salam prihatin,
bapakeghozan

- Original Message - 
From: ghozansehat [EMAIL PROTECTED]
Sent: Saturday, March 31, 2007 9:03 AM
Subject: [news] DPR klarifikasi pelanggaran promosi susu bayi


 22 - 23 Juni 2004

 MANAJEMEN

 Dokter boleh praktik maksimal di tiga tempat. Menteri Kesehatan Achmad
Sujudi dalam Raker Pansus Komisi VII DPR saat membahas RUU Praktik
Kedokteran mengusulkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, dokter bisa
berpraktik maksimal di 3 tempat. Namun, praktik itu harus dijadwalkan pada
hari yang berbeda dan dalam jarak yang tidak terlalu jauh supaya mobilitas
dokter tak terganggu. Mengenai dokter PNS yang akan berpraktik, dokter PNS
harus meminta izin terlebih dahulu kepada atasan di tempat ia bekerja.. (Hr.
Kompas 23/6/04)

 Polisi keluarkan SP3 dugaan malpraktik. Polresta Malang segera
mengeluarkan SP3 terhadap kasus dugaan malpraktik oleh dr. I Wayan Agung
Endrawan terhadap kelahiran bayi kembar Ny.Tarmihin asal Nongkojajar,
Pasuruan. Kapolresta Malang, Ajun Komisaris Besar Fatkhurrahman mengatakan
bukti yang dikantongi polisi lemah yakni hanya didasarkan visum dari RS
Saiful Anwar yang menyebutkan luka yang diderita bayi tergolong luka ringan
atau golongan C. (Hr. Sinar Harapan 22/6/04)

 KESEHATAN  MASYARAKAT

 DPR klarifikasi pelanggaran promosi susu bayi. Komisi VII DPR RI akan
mengklarifikasi 14 produsen susu dan makanan pengganti ASI yang diduga
melakukan pelanggaran promosi kepada masyarakat. Arsen Ricksen, anggota
Komisi VII mengatakan saat ini DPR baru menemukan bukti pelanggaran yang
dilakukan oleh PT. Sari Husada. PT. Sari Husada produsen susu formula dan
makanan bayi dinilai melanggar Kepmenkes No. 237/Menkes/SK/IV/1997. Dalam
Rapat RDPU Komisi VII DPR RI dengan PT. Sari Husada dibeberkan adanya bukti
promosi penjualan diantaranya adalah penggunaan instansi kesehatan, seperti
mengajak kerjasama RS, bidan, dokter anak untuk melakukan promosi susunya.
(Hr. Bisnis Indonesia 23/6/04)

 PELAYANAN MEDIK

 Tiga RSUD di Jakarta menjadi perseroan terbatas. Pemprov DKI Jakarta,
berjanji akan tetap memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar kepada
masyarakat miskin dan tidak mampu, meskipun tiga rumah sakit daerah
diusulkan untuk diswastakan menjadi perseroan terbatas. Tiga RSUD yang
diusulkan perubahan status adalah RSUD Cengkareng, RSUD Pasar Rebo dan RS
Haji Jakarta. Kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo. (Hr. Suara
Pembaruan, Hr. Media Indonesia, Hr. Suara Karya 22/6/04)

 PELAYANAN FARMASI

  Obat bantuan senilai Rp. 67 juta raib dicuri. Sejumlah 35 dus obat
antibiotika jenis amoxcillin bantuan dari Prop Jabar seharga kurang lebih
Rp. 67 juta yang sedianya akan dibagikan ke 51 puskesmas di Kab Ciamis
hilang digondol pencuri. Hilangnya obat-obatan yang disimpan di gudang
Subdin Farmasi diketahui Senin (21/6) sekitar pukul 6.30 wib. Dus
obat-obatan yang ditinggal pencuri ditemukan Gunawan S.Sos, Kasubdin Kesling
Ketika yang bersangkutan sedang memarkirkan mobilnya saat akan masuk kerja.
(Hr. Pikiran Rakyat (22/6/04)

 5 laboratorium independen nyatakan Ribena bebas cemaran. PT. Sterlening
Product - Importir dan distributor  produk minuman Ribena menjamin produk
yang beredar di pasaran aman dikonsumsi karena seluruh produk dengan kode
produksi 160704 dan 180704 telah ditarik dari peredaran. Menurut Presdir PT.
Sterling Products Indonesia, Robert Arifin, berdasarkan hasil uji yang
dilakukan di 5 laboratorium independen menunjukkan hasil negatif terhadap
kemungkinan adanya cemaran bakteri, jamur, kapang/khamir dan toksin. Insiden
muntah dan mual yang dialami 40 siswa SD Bharata Jaya (25/5) diperkirakan
disebabkan karena para siswa belum makan sehingga lambung mereka saat itu
berada pada kondisi cukup asam. (Hr. Bisnis Indonesia 23/6/04)

 P 2 M  PL DAN LITBANGKES

 Hanya 39% penderita TBC di Jakbar berobat ke Puskesmas. Kasudin Kesmas
Jakbar, drg. Tini Suryanti mengatakan di Jakarta Barat tahun ini terdapat
3.500 penderita tuberkulosis paru yang tersebar di delapan kecamatan.
Sayangnya, hanya 39% penderita TB paru yang datang berobat ke puskesmas.
Dinkes DKI Jakarta menetapkan tahun ini Sudin Kesmas Jakarta Barat harus
dapat menemukan sekitar 60% (sekitar 2000 orang) penderita TB paru di
masyarakat. (Hr. Republika 22/6/04)

 32 orang meninggal 

[mediacare] Re: Kebersamaan anak-anak Muslim dan Yahudi

2007-07-08 Terurut Topik muskita wati
TIDAK MUNGKIN BISA TERJADI ADA KEBERSAMAAN ANAK2
MUSLIM DAN YAHUDI !!!

Orang baik merupakan hasil pendidikannya, orang jahat
merupakan hasil lingkungannya, orang yang penuh
kebencian akibat kepercayaannya diracuni oleh ajaran
agama kepercayaannya.

Ilmu kedokteran selalu mengobati pasien terlebih dulu
menemukan penyebabnya, demikian juga setiap problem
hanya bisa dipecahkan setelah menguasai penyebabnya.

Kalo kebencian dan permusuhan datangnya dari penyebab
kepercayaan dan ajaran agama, maka solusinya bukanlah
bikin pesta untuk dua pihak yang saling membenci
karena pestanya itulah yang akhirnya meledak jadi
ajang saling membunuh.

 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Kebersamaan anak-anak Muslim dan Yahudi
 (Erabaru.or.id) - Bisakah antara umat Muslim dan
 Yahudi menjadi sahabat?  Bisa saja terjadi jika hal
 ini dimulai sejak usia  belia. Dan ini benar-benar
 telah diwujudkan dalam sebuah program pertukaran
 budaya dan agama antar siswa SD kelas 5 etnis Yahudi
 dengan penganut muslim di Amerika Serikat 


Penyebab permusuhan berada dipihak umat Islam dimana
orang2 Arab Muslim sebagai pemegang copyright ajaran2
kebencian dalam AlQuran.

Selama AlQuran menjadi penuntun hidup umat Islam, maka
selama itu pula kebencian dan permusuhan akan tetap
terpelihara karena AlQuran wajib dilestarikan umatnya.

Jangankan orang2 Arab, bahkan orang2 Indonesia yang
tidak mengenal orang Yahudi seumur hidup juga ternyata
sangat membenci Yahudi hanya mengenal kata2 ini dari
AlQuran.

Ada teman saya yang punya dua anak kembar, karena
ayahnya ini penganut Nasionalis, maka satu anaknya
disekolahkan ke Jepang dan di nasihatkan untuk
sekalian mempelajari ajaran2 agama penduduk di Jepang
seperti Shinto dan Buddha.

Anak kembaran yang satunya lagi, disekolahkan
dipesantren di Jawa untuk memperdalam AlQuran.

Setelah dewasa dan tammat sekolah, semuanya berkumpul
dan diajak ber-bincang2.  Si Anak yang lulus dari
Jepang selalu membicarakan tentang kerja sama dan
saling tolong menolong dengan siapapun tanpa
mem-beda2kannya.  Sebaliknya, si Anak yang lulusan
pesantren berdakwah tentang pentingnya menegakkan
Syariah Islam dan memusnahkan orang Yahudi.

Oleh saudara kembar yang dari Jepang, ditanyakan siapa
orang Yahudi itu.  Si anak pesantren ini hanya
menjawab bahwa itu adalah musuh Islam.

Kebencian dan permusuhan akan berlangsung abadi
seabadi ajaran islam itu sendiri.  Kalo anda mau
menghilangkan kebencian, maka langkah pertama adalah
musnahkan dan larang AlQuran dari muka bumi ini.

Ny. Muslim binti Muskitawati.







 



   
Ready
 for the edge of your seat? 
Check out tonight's top picks on Yahoo! TV. 
http://tv.yahoo.com/


[mediacare] Waspadai Promosi Susu Formula

2007-07-08 Terurut Topik kawuloalit
fyi...

 - Original Message - 
 From: ghozansehat [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Monday, May 21, 2007 12:49 PM
 Subject: [news] Waspadai Promosi Susu Formula


  Dear all
 
  Namun, zat-zat tersebut baru aktif bila ada enzim yang menyertai.
 Laktosa baru aktif dalam proses mielinisasi jika ada enzim laktase yang
 menyertai, sementara DHA/AA baru aktif dalam sinaptogenesis saat ada enzim
 lipase karena DHA/AA pada dasarnya adalah asam lemak, ungkap Tiwi. 
 
  Saya prihatin sekali dengan generasi bangsa yang sejak piyik sudah
dicocok
 oleh pseudoiklan, pseudoscience...dan sederek kepalsuan lainnya.
 
  Sementara draft rpp pemasaran susu formula yang konon katanya berubah
 menjadi Draft Pemberian ASI semakin hari semakin bias dan bahkan tidak
jelas
 juntrungannya.
 
  Info terakhir dari Pak Agus Pambagyo Saat ini RPP msh dlm pembahasan
 antara Dephukham dan team Depkes. Tgl 3 Mei akan ada mtg lagi tp mmg
isinya
 blm memuaskan kami para pegiat ASI
 
  Terus masih mau sampai kapan
 
  Sampai bangkrut dan ribut rumah tangga gara-gara gajinya hanya cukup
buat
 beli susu formula anaknya saja.
 
  Bahwa ASI terbaik untuk bayi sampai dengan usia 6bulan masih kalah
santer
 dengan promosi susu formula untuk anak usia 6bulan yg sudah sanggat
 meresahkan...membabi buta..bahkan dengan tipu daya AA/ DHA...dan
 melanggar kode etik internasional
 
  Ampun dec
 
  salam prihatin,
  bapakeghozan--artikel ini semakin memperpanjang daftar artikel
 pembohongan publik secara sistemik.
 
  Waspadai Promosi Susu Formula
 
 
 
 
  Dewasa ini makin banyak pilihan produk dan merek susu formula untuk bayi
 berusia di bawah enam bulan. Meski begitu, sebaiknya orangtua yang
memiliki
 bayi pada usia tersebut harus ekstra hati-hati saat hendak memutuskan
 memilih susu formula.
 
  Sudah sangat sering diulas oleh dokter anak maupun ahli gizi anak bahwa
 satu-satunya makanan terbaik untuk bayi berusia 0 hingga 6 bulan adalah
air
 susu ibu (ASI). Bahkan para ahli sangat menyarankan agar para ibu
memberikan
 ASI eksklusif atau tak memberi asupan makanan apa pun kepada bayi kecuali
 ASI selama enam bulan pertama sejak bayi lahir.
 
  Sayangnya, pemberian ASI eksklusif ini belum jadi gaya hidup keluarga
di
 berbagai lapisan masyarakat. Padahal, menyusui merupakan cara terbaik dan
 paling ideal dalam pemberian makanan bayi baru lahir dan bagian tak
 terpisahkan dari proses reproduksi, kata Ketua Ikatan Dokter Anak
Indonesia
 DKI Jakarta (IDAI Jaya) dr Badriul Hegar SpA (K) (Kompas, 1 April 2006).
 
  Ada berbagai macam alasan yang dikemukakan para ibu untuk tidak
memberikan
 ASI eksklusif, misalnya karena sang ibu bekerja sehingga tidak sempat
 menyusui bayi secara teratur. Saya sengaja memberi susu formula sejak
awal,
 karena nanti setelah cuti hamilnya habis kan saya enggak bisa memberi ASI
 secara teratur lagi, ujar Dewi (31), pialang saham, yang baru saja
 melahirkan anak pertamanya sebulan lalu.
 
  Belum terbiasanya masyarakat memberikan ASI eksklusif kepada bayi ini
 menjadi celah pemasaran yang bisa dimanfaatkan produsen susu formula.
Selain
 itu, para produsen juga memberi iming-iming berbagai vitamin dan zat gizi
 tambahan ke dalam produk mereka, seperti DHA dan AA, yang sering diklaim
 dapat membantu perkembangan otak bayi.
 
  Ada dalam ASI
 
  Menurut dr IG Ayu Pratiwi Surjadi SpA,MARS, anggota Satuan Tugas ASI
IDAI
 Jaya, DHA (docosahexaenoic acid) dan AA (arachidonic acid/asam arakidonat)
 memang sangat dibutuhkan bayi, khususnya dalam dua tahun pertama
 perkembangannya. Otak manusia sebenarnya sudah terbentuk 90 persen saat
 lahir. Setelah kelahiran kemudian terjadi mielinisasi dan sinaptogenesis
 dalam otak, papar dokter yang akrab dipanggil Tiwi ini.
 
  Proses mielinisasi adalah pembentukan selaput mielin atau selimut
serabut
 saraf yang membutuhkan laktosa atau zat gula dari susu. Sementara proses
 sinaptogenesis adalah proses pembentukan susunan sistem saraf pusat yang
 membutuhkan DHA dan AA.
 
  Namun, zat-zat tersebut baru aktif bila ada enzim yang menyertai.
Laktosa
 baru aktif dalam proses mielinisasi jika ada enzim laktase yang menyertai,
 sementara DHA/AA baru aktif dalam sinaptogenesis saat ada enzim lipase
 karena DHA/AA pada dasarnya adalah asam lemak, ungkap Tiwi.
 
  Tiwi menambahkan, baik laktosa maupun DHA/AA hanya hadir lengkap dengan
 enzim-enzimnya dalam ASI. Susu formula jenis apa pun, semahal apa pun,
 meski dibuat semirip mungkin dengan ASI, tetap saja tak ada enzimnya.
Jadi,
 satu-satunya nutrisi terbaik untuk bayi memang hanya ASI, katanya.
 
  Tiwi menambahkan, akibat gencarnya promosi susu formula, banyak anggota
 masyarakat yang mengira DHA/AA tak terkandung dalam ASI. Jadi, tolong
 tekankan DHA/AA yang terbaik itu justru ada di dalam ASI. Komponen apa pun
 yang dipromosikan ada di dalam susu formula, semuanya sudah ada di ASI,
 kata Tiwi.
 
  Mitos dan promosi
 
  Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Husna Zahir juga
 mengatakan, pihaknya sama sekali tidak 

[mediacare] Indonesia terror attacks may be imminent Australia - Yahoo!7 News

2007-07-08 Terurut Topik Harry Adinegara



Jurubicara polisi Bpk Bambang Kuncoko bilang bahwa :keadaan kondusip, aman2 
saja, ngak ada salahnya kalau pihak LN mengeluarkan travel warning ini.
  Ini suatu ulasan yang sejuk, jangan kayak perkaranya EU yang memblokir semua 
pesawat asal Indonesia sebagai tantangan dan perlu dibalas setimpal.
   
  Lha pemerintah sini ataupun EU itu kan tujuannya mau menyelamatkan warganya 
dari malapetaka, ya kena bom teroris atau mati larena jatuhnya pesawat yang 
rentang di serpis. Itu kan yang diharapkan oleh satu pemerintah yang ingin 
menjaga agar warganya tidak ketimpa musibah.
   
  Wah aku yang dapat undangan bulan depan ada pesta perkawinan ngak jadi datang 
aku urungin karena takut nanti di-lemparin bom. Biasanya setelah masa 
ngelaoprin tax return aku jalan2, tapi ya aku cari tujuan baru aja, cari 
selamat lah.
   
  Harry Adinegara


  

function pop(url, title, x, y){  
rm=window.open(url,title,'width='+x+',height='+y+',resizable=no,scrollbars=yes,status=0');
  if (rm != null) {   rm.focus();  if (rm.opener == null )  rm.opener = self;}  
}  function launch_player(url) {  window.open(url, 'aunp', 
'width=766,height=456,scrollbars=no,location=no,menubar=no,resizable=no,status=no');
  }  function _rd(link,cat) {   var _l = link.href;   // try to get form action 
  if (link.action != null) _l = link.action   if (document.images) {(new 
Image()).src = 'http://au.rd.yahoo.com/'+cat+'/*'+_l; }   return true;  }
 
   
  
-

if(window.yzq_d==null)window.yzq_d=new Object();  
window.yzq_d['0f8UHctU2a8-']='U=134m2cg01%2fN%3d0f8UHctU2a8-%2fC%3d604184.10991261.11573512.768%2fD%3dN%2fB%3d4623583';
  http://au.news.yahoo.com//070708/15/13x3u.html Sunday 
July 8, 06:54 PM   Indonesia terror attacks may be imminent: AustraliaSYDNEY 
(Reuters) - Australia warned on Sunday of possible imminent terrorist attacks 
in Indonesia, including on the resort island of Bali, and told its citizens to 
think twice before traveling there.   In an upgraded travel advisory, the 
Australian Department of Foreign Affairs and Trade said terrorists were 
actively planning attacks that could take place at any time.   The advisory 
says Australians should reconsider their need to travel to Indonesia.   There 
have been recent arrests of high-level terrorist operatives in Indonesia, but 
we assess terrorists are continuing active planning of attacks, it said.   In 
2002, bombs ripped through two
 nightclubs on Bali, a predominately Hindu island.   Members of the Southeast 
Asia militant group Jemaah Islamiah were convicted of the blasts, which killed 
202 people, including 88 Australian holidaymakers.   Two years later the 
Australian embassy in Jakarta was bombed and in October 2005, 23 people, 
including four Australians, died in suicide attacks on Bali restaurants.   More 
attacks could take place at any time and could be imminent, DFAT said. 
Particular care should be taken at this time to avoid known terrorist 
targets.   These included Bali and the capital Jakarta, DFAT said.   Ask 
yourself whether, given your own personal circumstances, you're comfortable 
traveling to Indonesia including Bali, knowing that there is a very high threat 
from terrorism and you may be caught up in a terrorist attack, the advisory 
said.   Asked about the Australian warning, an Indonesian police spokesman, 
Bambang Kuncoko, said the security situation was favorable.   So far
 there's nothing to worry about, he said.   It is the right of every country 
to issue a travel advisory. With or without travel advisories, we continue to 
be pro-active to maintain security, he said.   Last month Indonesian police 
arrested two alleged top Jemaah Islamiyah leaders, including Abu Dujana, who 
admitted to heading its military wing.   Australia is probing whether attempted 
bombings in London and Glasgow last week could be linked to home after 
questioning at least six Indian doctors, one of whom remains in police custody. 
  Australian Prime Minister John Howard on Sunday fast-tracked changes to 
immigration screening which match intelligence data with a person's travel and 
financial history to determine if they might be a security threat to Australia. 
  (Additional reporting by Ade Mardiyati in JAKARTA) 















Print Me Now!  -  Back to Original Article   MFS Investment Kit. Cash, 
Income or Growth.   if(window.yzq_d==null)window.yzq_d=new Object();  
window.yzq_d['0v8UHctU2a8-']='U=1374e8i04%2fN%3d0v8UHctU2a8-%2fC%3d600073.10842451.11573594.724152%2fD%3dS%2fB%3d4707386';
  
-
  Make Yahoo!7 Your Home Page | Get Yahoo!7 Toolbar with Anti-Spy 
Copyright © 2007 Yahoo!7 Pty Limited. All rights reserved. 
Advertise with Us - Privacy Policy - Terms of Service - Help



  
Questions or suggestions? Send us feedback.
if(window.yzq_p==null)document.write();

[mediacare] Re: Keunikan Jurnalisme Kuliner - Mengapa Selalu Enak?

2007-07-08 Terurut Topik radityo djadjoeri
Di balik berbagai tayangan wisata kuliner yang berseliweran di layar kaca 
sebenarnya ada misi penting yaitu ikut mempromosikan masakan-masakan warisan 
nenek moyang kita. Selain itu, tayangan tersebut penting untuk mengangkat usaha 
kecil menengah (UKM) yang dijalani para penjaja makanan yang tersebar di 
pelosok Nusantara.  Sebagai contoh tayangan Bango Cita Rasa Nusantara (BCRN) 
yang ditayangkan di Indosiar tiap Sabtu pagi.
  Sudah berapa ratus penjaja makanan papan bawah yang tertolong oleh program 
semacam itu. Bahkan, ada beberapa penjaja yang ikut Festival Jajanan Bango, 
namanya langsung terangkat. Buntutnya, gerainya jadi laris manis bak gula jawa 
dijilati semut.
   
  Makanya saya kurang sreg kalau yang ditayangkan di layar kaca adalah 
resto-resto dan cafe-cafe papan atas. Apalagi kalau itu pewaralaba asing. 
   
  Terakhir, saya usulkan kepada para pengelola stasiun TV agar punya tarif 
iklan khusus untuk bisnis UKM, apa pun itu. Bukan hanya produk milik 
konglomerat yang pantas berseliweran di layar kaca. 

Satrio Arismunandar [EMAIL PROTECTED] wrote:
  KEUNIKAN JURNALISME KULINER - MENGAPA “SELALU ENAK?”

Bondan Winarno, ahli kuliner yang ngetop dengan ungkapan “maknyus” itu tampak 
mengunyah hidangan yang tersaji di depannya. Tetapi mendadak, ia langsung 
memuntahkannya! “Tidak enak! Betul-betul tidak ada nikmatnya!” ujarnya, 
menyumpah-nyumpah.

Pernahkah Anda menyaksikan tayangan semacam itu di layar televisi? Ya, pasti 
tidak pernah. Semua yang dimakan Bondan di layar televisi selalu enak, gurih, 
nikmat, sedap, dan pokoknya… “maknyuss!”

Sejumlah rekan pernah bertanya kepada saya, mengapa liputan tentang masakan 
–semacam program Wisata Kuliner-- di media televisi hanya menayangkan makanan 
yang enak-enak saja? Kenapa tidak pernah ada yang meliput restoran yang 
menyajikan masakan yang tidak “maknyus?”

Jawaban saya, liputan semacam Wisata Kuliner itu memang bukan jurnalisme yang 
bisa kita bandingkan dengan liputan peristiwa kebakaran, kecelakaan, bencana 
alam, konflik politik, kriminalitas, dan sebagainya. Wisata Kuliner sepatutnya 
kita masukkan dalam rubrik “pelayanan masyarakat”. Sifatnya informatif, seperti 
info tentang acara bioskop besok sore, atau info-info ringan lain yang 
dibutuhkan masyarakat. 

Wisata Kuliner memberi informasi pada pemirsa yang doyan makan enak atau ingin 
mencoba berbagai jenis masakan di berbagai tempat. Tentu saja, secara logika, 
tidak ada pemirsa atau konsumen yang sengaja mencari restoran yang hidangannya 
tidak enak. Mereka hanya mau makan santapan yang lezat, khususnya yang 
direkomendasikan oleh Bondan Winarno, wartawan atau media massa.

Maka “Jurnalisme Kuliner”, kalau saya boleh mengatakannya demikian, adalah 
selalu “berpihak” dan “satu arah.” Bahkan (meskipun tidak dimaksudkan 
demikian), sulit untuk menghindarkan kesan promosi terhadap makanan dan 
restoran bersangkutan.

Dalam tayangan televisi, jelas disebutkan nama restoran dan alamatnya, sehingga 
pemirsa yang penasaran bisa langsung pergi sendiri ke restoran bersangkuran 
untuk mencicipi hidangannya. Kalau pun nama restoran dan alamatnya tidak 
disebutkan, penonton yang penasaran akan menelepon stasiun TV bersangkutan. 
Dan, sebagai bagian dari upaya melayani audience, tentu saja wartawan akan 
memberitahukan nama restoran dan alamatnya. 

Tentu saja, liputan kuliner juga bisa sekaligus dijadikan lahan iklan bagi 
stasiun TV bersangkutan. Misalnya, bekerjasama dengan produsen produk-produk 
tertentu (bumbu masak, kecap, bakmi, dan sebagainya). Ini sering dilakukan 
secara terang-terangan.

Semua akhirnya berpulang ke pemirsa sebagai konsumen. Mau percaya penuh, atau 
skeptis terhadap rekomendasi media. Tapi yang jelas, pasti Bondan Winarno, 
wartawan dan media juga tidak berani “gambling,” dengan merekomendasikan 
masakan yang tidak enak, karena ini terkait dengan kredibilitasnya. Mohon maaf, 
jika tulisan saya ini tidak “maknyuss!” ***


Satrio Arismunandar 
Producer - News Division, Trans TV, Floor 3
Jl. Kapten P. Tendean Kav. 12 - 14 A, Jakarta 12790 
Phone: 7917-7000, 7918-4544 ext. 4026, Fax: 79184558, 79184627

http://satrioarismunandar6.blogspot.com
http://satrioarismunandar.multiply.com 





e-mail: [EMAIL PROTECTED]
  blog: http://mediacare.blogspot.com

   
-
Park yourself in front of a world of choices in alternative vehicles.
Visit the Yahoo! Auto Green Center.

Re: [mediacare] nota protes UGM

2007-07-08 Terurut Topik poetry timoer
wong kampus kog wedi (takut) karo FPIUGM ngisin-isini
memalukan...

timoer

leo leono [EMAIL PROTECTED] wrote:  
http://www.berpolitik.com/news.pl?n_id=5898c_id=4g_id=5



Kamis, Jul 05, 2007 16:41
   Pernyataan Protes: 
 Nota Protes pada Pejabat UGM
   - Arie Sujito, 5 Juli 2007
  
 Kepada Yth.
Bpk. Rektor Universitas Gadjah Mada
di tempat

Pada hari ini, kamis 5 Juli 2007, di fakultas Filsafat UGM diselenggarakan 
diskusi kerjasama pusat studi pancasila (PSP) UGM, IRE Yogyakarta dan LMND, 
bertema: Makna kebangsaan dan Klas-klas Sosial di Indonesia dengan pembicara 
: Max Lane (Sydney Univ), Arie Sujito (UGM) dan Agus Wahyudi (UGM). Ternyata, 
belum mulai diskusi, sudah mendapatkan tekanan dari pihak kepolisian untuk 
dihentikan (tidak dilanjutkan) acara tersebut dengan alasan, kata polisi, 
dikhawatirkan FPI akan datang untuk menyerang.

Pihak Dekan Fakultas Filsafat menyampaikan pesan kepada panitia agar kegiatan 
diskusi segera dihentikan, (katanya ditekan dari pihak universitas). Tetapi, 
panitia (dalam hal ini Agus wahyudi) bersepakat untuk selanjutkan acara ini, 
karena ini diskusi akademik di kampus, sehingga intervensi jelas tidak 
diperbolehkan. Akhirnya diskusi tetap dilanjutkan, meskipun masih dalam tekanan 
pihak polisi. Saya heran, mengapa pihak Universitas dan Fakultas tidak 
meyakinkan soal otonomi akademik, agar melarang intervensi semacam ini. Toh, 
sampai siang juga tidak ada FPI. Kalaulah ada pihak luar manapun, semestinya 
Universitas dan Fakultas memiliki otoritas untuk melindungi kegiatan diskusi di 
kampus. Juga kepolisian, semestinya mencegah hal ini (jika memang ada ancaman), 
bukan dengan menghentikannya secara sepihak.

Melalui surat ini, saya menyampaikan nota protes, karena intervensi semacam ini 
menjadi preseden buruk bagi kebebasan kampus untuk melakukan aktivitas diskusi, 
seminar atau kegiatan sejenis dalam koridor akademik dan dilindungi UU, juga 
sistem kita yang semestinya mempertimbangkan demokrasi. Saya kecewa atas 
perlakuan ini, dan sekaligus prihatin. Fakta ini menunjukkan pada kita bahwa, 
insan akademik kampus UGM tidak nyaman lagi membuat kegiatan di kampus, persis 
jaman orde baru dimana kegiatan kampus selalu diintervensi dan direpresi oleh 
kekuasaan secara berlebihan dan sepihak. Padahal, sekarang ini era reformasi, 
yang semestinya ada aturan main yang jelas, dimana politik pelarangan kegiatan 
akademik, dan sosial, tidak relevan lagi.

Kepada pihak Rektorat, Prof. Sudjarwadi, Ph.D, hal ini perlu menjadi perhatian 
serius, juga pihak Dekanan Filsafat, Dr. Abbas, agar menjadikan ini pelajaran 
berharga, untuk bersegera menghentikan praktek-praktek penindasan yang 
mengebiri kebebasan akademik oleh intervensi pihak luar. Semoga kasus ini tidak 
terulang kembali, dan menjadi bahan pembelajaran berharga dikemudian hari. 


Arie Sujito
Fisipol UGM


Salam Pergerakan,  

 
 
   

   
-
Get the Yahoo! toolbar and be alerted to new email wherever you're surfing. 

Re: [mediacare] Re: CNN Abu Duja

2007-07-08 Terurut Topik muskita wati
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Dear Pak Muskitawati,
 Silahkan baca di sini
 http://www.sierratimes.com/03/07/02/article_tro.htm


Anda mengerti enggak artinya referensi???

Referensi dari suatu perkara, harus dibuat oleh mereka
yang terlibat langsung dalam penyidikannya, dan
dihadapkan ke pengadilan sebagai saksi.

Di Amerika pendapat2 begitu sudah banyak sekali, jadi
enggak usah kita telaah lagi. Lagian buat apa???  Kenapa anda
tidak juga mencari opini2 lawannya ???

Kita hanya berpegang kepada penyidik resmi, dan juga
bertumpu kepada hasil pemeriksaan pengadilan, dan
hasilnya kan anda sudah tahu, setelah dua tahun
Afghanistan diduduki.  Itu bukan asal2an tapi melalui
penelitian yang benar2 teliti.

Urusan umat Islam tak usah anda capek2 membelanya,
karena siapapun tahu AlTakya, juga tahu kondisi di
Indonesia, bahkan seluruh dunia sudah tahu ribuan
gereja dibakar, dan puluhan pendeta dibunuh.

Bukankah pemerkosaan massal amoy2 juga ada beritanya
di Indonesia bahwa pemerkosaan itu belum pernah
terjadi??


Ny. Muslim binti Muskitawati.



 On 7/6/07, Hafsah Salim [EMAIL PROTECTED]
 wrote:


[mediacare] bedah komik di The Japan Foundation

2007-07-08 Terurut Topik Dipo
Kepada YthKepada Yth. 
Rekan The Japan Foundation
Di tempat

Dengan Hormat, 

Bersama dengan surat ini, kami mengundang anda untuk hadir pada: 
Hari/Tanggal : Rabu, 11 Juli 2007
Jam  : 13:30 WIB
Acara   : Diskusi dan Bedah Komik Budha karya Osamu 
Tezuka
Pembicara: 1. Siti Dahsiar Anwar (Pakar Agama Dan 
Masyarakat  Jepang
 2. Hikmat Dharmawan (Pemerhati Komik dan 
Novel Grafis)
 3. Tyas Palaar (Wartawan majalah 
Animonster)
Tempat   : Aula The Japan Foundation, Jakarta
Gedung Summitmas I, Lt. 2
Jl. Jenderal Sudirman, Kav. 61-62. 

Komik adalah salah satu bidang yang relatif tidak tersentuh dalam wacana 
intelektual dan akademis di Indonesia. Pandangan umum di Indonesia adalah bahwa 
komik memiliki sifat yang dangkal, ringan, dan identik dengan anak-anak/remaja. 
 Dengan pandangan demikian, maka kebanyakan orang memandangnya tidak cocok 
untuk dijadikan sebagai bahan kajian yang bersifat ilmiah. 

Tidak banyak yang menyadari bahwa komik memiliki beragam jenis. Jenis-jenis 
tersebut terentang dari yang bersifat sangat ringan, hingga sangat serius. Dari 
yang dangkal, hingga yang memiliki bobot filosofis yang sangat dalam. Kami 
percaya bahwa ada beberapa komik dari Jepang yang patut untuk dijadikan sebagai 
objek kajian ilmiah. Salah satu di antaranya adalah komik Budha yang 
diciptakan oleh Osamu Tezuka ini.  

Osamu Tezuka dianggap sebagai seorang tokoh yang paling banyak memberikan 
pengaruh terhadap perkembangan komik Jepang. Begitu besar pengaruhnya, sehingga 
beliau seringkali disebut-sebut sebagai 'Dewa Manga' Jepang. Acara bedah komik 
akan membahas salah satu karya monumental beliau, yaitu komik dengan judul 
'Budha'. Komik Budha adalah komik yang menceritakan perjalanan Sang Budha, 
mulai dari kelahiran Beliau, pencerahan yang berhasil Dia capai dan hingga 
kematiannNya. Komik yang dituliskan oleh Tezuka, sangat sarat dengan pesan 
moral dan padat dengan nuansa filosofis agama Budha. Kami percaya bahwa komik 
ini adalah pilihan yang tepat untuk mengadakan acara bedah komik ini. 

Acara ini diselenggarakan oleh the Japan Foundation bekerjasama dengan 
Kepustakaan Populer Gramedia yang merupakan penerbit komik tersebut ke dalam 
bahasa Indonesia. Kami harap bapak/ibu bersedia untuk menghadiri acara 
tersebut. 

Untuk informasi lebih lanjut tentang acara ini, anda dapat menghubungi staf 
kami, Dipo D. Siahaan, melalui telepon ke (021) 520 1266 atau melalui email ke 
[EMAIL PROTECTED] 

Hormat kami. 

[mediacare] Mari fokus kepada 9/11 - Re: CNN Abu Dujana

2007-07-08 Terurut Topik M. Irwan Hrp
Dear Muskitawati,

Mari kita fokus kepada peristiwa 9/11

Berikut adalah daftar nama penumpang AA11
http://www.cnn.com/SPECIALS/2001/trade.center/victims/AA11.victims.html

Berikut adalah daftar nama yang meninggal di WTC
http://www.cnn.com/SPECIALS/2001/trade.center/victims/rescue.victims.html

dan berikut adalah daftar nama yang yang terbang dgn AA77 di Pentagon
http://www.cnn.com/SPECIALS/2001/trade.center/victims/AA77.victims.html

dan ini yang meninggal
http://www.cnn.com/SPECIALS/2001/trade.center/victims/pentagon.victims.html


FBI berkata, pelakunya adlah sbb :
http://www.fbi.gov/pressrel/penttbom/ua175/175.htm

Namun, kenyataannya beberapa pelaku masih hidup ?
http://www.whatreallyhappened.com/hijackers.html

Dan kenapa didaftar para korban, tidak ada nama pelaku ?
Dan bagaimana cara amerika membedakan pelaku dan korban ?

Menarik bukan ?


On 7/9/07, muskita wati [EMAIL PROTECTED] wrote:


Re: [mediacare] Meretas Kualitas Perguruan Tinggi

2007-07-08 Terurut Topik Lisman Manurung

Jika merunut ke belakang, alasan PTN menyelenggarakan
program ekstensi ialah agar pengajar tidak berkeliaran
di luaran. Di masa lalu dosen PTN, karena pendapatan
yang rendah menjadi pengajar di PTS-PTS. Bahkan ada 
pula yang bekerja jadi sales,  jual-beli mobil dan
lain-lain. Harap dimaklumi, dosen hanya perlu mengajar
18 jam seminggu. Sisa waktu digunakan (mestinya) untuk
baca-baca dan meneliti.


Setelah reformasi, PTN boleh menyelenggarakan
pendidikan ekstensi. Program ini diminati, sebab
kualitas pengajar pasti baik. Namun karena ekstensi
merupakan program untuk meningkatkan penerimaan PTN,
dan juga untuk memperbaiki penerimaan dosen-dosen 
maka standar penerimaan mahasiswa memang diturunkan
persayaratannya.

Sekarang, Dikti melarang program ekstensi. Nanti
dosen-dosen akan kembali berkeliaran di PTS, sebab
jelas akan kekurangan job. Di PTS dosen-dosen PTN
tidak punya hak dalam governancenya. Jadi tidak bisa
meminta perbaikan. Di ekstensi, mereka berhak bicara.

Mestinya waktu yang lowong sekitar 40 - 18 jam
seminggu digunakan oleh Dosen untuk meneliti dan
membaca. Tetapi bagaimana bisa membaca dan meneliti
jika uang rumah-tangga kembang-kempis? Bagi yang
doktor sudah ada sejumlah job, tetapi dosen bukan
doktor semua.

Pekerjaan dosen tergolong terhormat. Di masa lalu
pekerjaan ini dianggap high thinking low living.
Mikirin negara tetapi hidup melarat.

Alangkah baiknya ditemukan cara terbaik untuk
meningkatkan mutu Program Ekstensi. Janganlah Dikti
dan pejabat-pejabatnya bertolak dari satu masalah
saja. Bahkan, coba dipikirkan bahwa punishment itu
juga mengorbankan puluhan ribu lulusan ekstensi, yang
akan merasa diri mereka lulusan dari program yang
salah. Anak-anak mereka akan malu, sebab orang-tuanya
lulusan PTN ekstensi.

Lebih jauh, era pelarangan-pelarangan akan rawan
korupsi. Jadi, baiknya  diperlukan analisis yang
komprehensif atas dampak dari peraturan Dikti ini.
Evaluasi atas suatu kebijakan adalah hal yang biasa. 
  

--- Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote:

 REFLEKSI: Biasanya Perguruan Tinggi disingkatkan 
 PT. PT juga mempunyai arti lain,  yaitu Persoran
 Terbatas. Dalam politik pendidikan negara Indonesia 
 kedua pengertian  menjadi satu, tetapi didominasikan
 oleh fasafah  Perseoran Terbatas. Falsafahnya yaitu
 mengeruk laba sebesar mungkin [dalam bentuk uang
 atau fulus] yang diperoleh  dari pengolahan obyek
 yaitu murid/mahasiswa.  Apakah mahasiswa memperoleh
 ilmu pengetahuan bermutu yang sewajarnya menjadi hal
 tidak begitu penting, ini penyakit yang sulit
 disembuhkan selama  kaum lintah darah mendominasi
 dan memegang kemudi bahtera negara. 
 
 SUARA MERDEKA
 Senin, 09 Juli 2007
 
 Meretas Kualitas Perguruan Tinggi
 Oleh Thoifuri 
 SURAT edaran Dirjen Dikti No 595/D5.1/T/T/2007
 tentang Larangn Kelas Jauh atau ekstension merupakan
 langkah maju dalam sistem pendidikan nasional. Surat
 tersebut mulai berlaku 27 Februari 2007.
 
 Jika dihitung dalam hitungan bulan. sudah berlaku
 empat bulan. Namun demikian, masih banyak perguruan
 tinggi (PT) yang tidak mengindahkannya. Karena itu,
 ada sebagian orang yang berani menuntut secara hukum
 para oknum yang masih membuka kelas jauh tersebut.
 
 Ada argumentasi menarik, mengapa kelas jauh menjadi
 program alternatif bagi PT nakal? Yaitu, karena
 asumsi yang dikembangkan adalah biarlah PT bersemi
 sesuai dengan kehendak rakyat Indonesia. Membatasi
 PT, berarti membunuh minat bangsa Indonesia yang
 sudah mulai muncul kesadaran pendidikannya.
 
 Mengapa harus dibatasi/dilarang, toh pemerintah pun
 tidak atau belum mampu menyiapkan PT yang
 reperesentatif. Di samping itu, toh nanti masyarakat
 sendiri yang akan menilai kualitas para out put dari
 PT masing-masing.
 
 Sementara itu, PT yang tidak mau membuka kelas jauh
 beralasan; pertama kelas itu hanya berorientasi
 sertifikat dan profit uang. Kedua, tidak berpikir
 kualitas. Ketiga, kuliah dengan tempat seadanya,
 seperti di rumah dan di SD/MI, SMP/MTs, SMA/Aliyah.
 Keempat, tidak ada perpustakaan. Kelima, berani
 meluluskan S1 dalam waktu satu/dua tahun. Keenam,
 dosen seadanya, tidak memenuhi kualifikasi. Ketujuh,
 mencetak sarjana pengangguran, kebanggaan karena
 titel. Kedelapan, mengesampingkan unsur Tridharma
 Perguruan Tinggi, terutama berupa penelitian, karena
 banyak mahasiswanya yang enggan mengadakan
 penelitian.
 
 Tatanan Baru
 
 Surat Edaran Dirjen Dikti tersebut, kiranya perlu
 mendapat respons dari kalangan civitas academica,
 mengingat kualitas sumber daya manusia (SDM)
 Indonesia semakin menurun bila dibandingkan dengan
 negara tetangga.
 
 Fakta dalam data Human Development Index Report
 (1999) menunjukkan, peringkat kualitas pendidikan
 Indonesia adalah 105, sedangkan Singapura 22, Brunai
 Darussalam 25, Malaysia 56, Thailand 67, dan
 Filipina 77. Sekarang peringkat SDM Indonesia berada
 dalam urutan 112 dari 127 negara (Pikiran Rakyat, 26
 Juli, 2006: 12).
 
 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU
 Sisdiknas) 20/2003 Pasal 20 Ayat 2 menyatakan, PT
 berkewajiban 

Re: [mediacare] nota protes UGM

2007-07-08 Terurut Topik Sunny
Polisi memakai argumen FPI,  berarti polisi tidak akan mau  melakukan tugas 
menghalang penganggu seminar, karena FPI adalah perpanjangan tangan polisi?

  - Original Message - 
  From: poetry timoer 
  To: mediacare@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, July 09, 2007 5:11 AM
  Subject: Re: [mediacare] nota protes UGM


  wong kampus kog wedi (takut) karo FPIUGM ngisin-isini
  memalukan...

  timoer

  leo leono [EMAIL PROTECTED] wrote:

http://www.berpolitik.com/news.pl?n_id=5898c_id=4g_id=5



Kamis, Jul 05, 2007 16:41
Pernyataan Protes: 
Nota Protes pada Pejabat UGM
- Arie Sujito, 5 Juli 2007

 
Kepada Yth.
Bpk. Rektor Universitas Gadjah Mada
di tempat

Pada hari ini, kamis 5 Juli 2007, di fakultas Filsafat UGM diselenggarakan 
diskusi kerjasama pusat studi pancasila (PSP) UGM, IRE Yogyakarta dan LMND, 
bertema: Makna kebangsaan dan Klas-klas Sosial di Indonesia dengan pembicara 
: Max Lane (Sydney Univ), Arie Sujito (UGM) dan Agus Wahyudi (UGM). Ternyata, 
belum mulai diskusi, sudah mendapatkan tekanan dari pihak kepolisian untuk 
dihentikan (tidak dilanjutkan) acara tersebut dengan alasan, kata polisi, 
dikhawatirkan FPI akan datang untuk menyerang.

Pihak Dekan Fakultas Filsafat menyampaikan pesan kepada panitia agar 
kegiatan diskusi segera dihentikan, (katanya ditekan dari pihak universitas). 
Tetapi, panitia (dalam hal ini Agus wahyudi) bersepakat untuk selanjutkan acara 
ini, karena ini diskusi akademik di kampus, sehingga intervensi jelas tidak 
diperbolehkan. Akhirnya diskusi tetap dilanjutkan, meskipun masih dalam tekanan 
pihak polisi. Saya heran, mengapa pihak Universitas dan Fakultas tidak 
meyakinkan soal otonomi akademik, agar melarang intervensi semacam ini. Toh, 
sampai siang juga tidak ada FPI. Kalaulah ada pihak luar manapun, semestinya 
Universitas dan Fakultas memiliki otoritas untuk melindungi kegiatan diskusi di 
kampus. Juga kepolisian, semestinya mencegah hal ini (jika memang ada ancaman), 
bukan dengan menghentikannya secara sepihak.

Melalui surat ini, saya menyampaikan nota protes, karena intervensi semacam 
ini menjadi preseden buruk bagi kebebasan kampus untuk melakukan aktivitas 
diskusi, seminar atau kegiatan sejenis dalam koridor akademik dan dilindungi 
UU, juga sistem kita yang semestinya mempertimbangkan demokrasi. Saya kecewa 
atas perlakuan ini, dan sekaligus prihatin. Fakta ini menunjukkan pada kita 
bahwa, insan akademik kampus UGM tidak nyaman lagi membuat kegiatan di kampus, 
persis jaman orde baru dimana kegiatan kampus selalu diintervensi dan direpresi 
oleh kekuasaan secara berlebihan dan sepihak. Padahal, sekarang ini era 
reformasi, yang semestinya ada aturan main yang jelas, dimana politik 
pelarangan kegiatan akademik, dan sosial, tidak relevan lagi.

Kepada pihak Rektorat, Prof. Sudjarwadi, Ph.D, hal ini perlu menjadi 
perhatian serius, juga pihak Dekanan Filsafat, Dr. Abbas, agar menjadikan ini 
pelajaran berharga, untuk bersegera menghentikan praktek-praktek penindasan 
yang mengebiri kebebasan akademik oleh intervensi pihak luar. Semoga kasus ini 
tidak terulang kembali, dan menjadi bahan pembelajaran berharga dikemudian 
hari. 


Arie Sujito
Fisipol UGM


Salam Pergerakan, 






--
  Get the Yahoo! toolbar and be alerted to new email wherever you're surfing.  


--


  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG Free Edition. 
  Version: 7.5.476 / Virus Database: 269.10.2/890 - Release Date: 7/7/2007 3:26 
PM


Re: [mediacare] RMS HEBAT

2007-07-08 Terurut Topik bambang murtianto
rms memang hebat, 
  DISAMPING SKENARIO ALI SANJAYA tadi, bahwa ada tiga kemungkinan:
  1. Pak SBY ditembak  seperti Anwar SADAt
  2. Pak SBY kena lemaran lembing atau parang, 
  3. Pak SBY kena bom bunuh diri... 
   
  Rupanya, ada skenario lain juga yang membuat Pampamres dan Lembaga Intelijen 
kita pantas diacungi jempol, yaitu (analisis seorang pengamat intelijen di 
salah satu stasiun TV bahwa: 
   
  Paspamres, intelijen polisi dan BIN sudah tahu kok, bahwa mereka sedang 
menggiring RMS, laksana ikan ke dalam jaring, jadi sekali tangkap dapat 
banyaaakk... Isu tarian cakalele itu sudah diendus sebelumnya, dan dibiarkan 
masuk dalam perangkap. Bahkan Pak Presiden diduga sudah mengetahuinya dan 
merestuinya, sehingga tidak nampak ada  sikap terkejut atau marah. Semua sudah 
diatur dengan rapih. Mereka dipandu oleh  beberapa tentara adan polisi yang 
ikut turun ke lapangan untuk tidak sampai terlalu dekat, masuk dalam jarak 
lempar. Jadi dengan demikian carta penangkapan RMS tidak mencicil satu demi 
satu seperti menangkap teroris, tapi sekali raih, sekian ikan dapat!
  Analisis ini masuk akal juga... 
   
  analisis sebaliknya, acungan jempol pantas diacungkan kepada RMS, sebab 
dengan biaya semurah-murahnya, dan halus serta elegan, mereka dapat dan mampu 
masuk ke ring satu dan memperolok-olok pemimpin negeri kita dengan parang 
terbuat dari kayu. Ini jprinsip ekonomi. Dan kalaupun dipenjara mereka semua, 
kemenangan tetap ditangan RMS secara moral, sebab masa sih ada seorang petugas 
TU sebuah sekolah biasa di Maluku sana, sanggup merepotkan para petinggi negeri 
, diskusi di media dan seantero negeri. Ini prinsip ekonomi yang lihai , smart 
dan cerdas banget. Prinsip bahwa mereka cuma memakai pedang kayu menandakan 
mereka masih sayang pada Presiden kita Pak SBY.
   
  Yah , namanya juga dunia intelijen, tidak jelas ujung pangkalnya, analisis 
mana yang benar mendekati kenyataan, agaknya semua betul.  tapi dari segi 
sastra, ini bisa diolah menjadi novel best seller yang bisa heboh seperti da 
vinci code. 
   
  salam
  bbng
   
  demikian,  


ali sanjaya [EMAIL PROTECTED] wrote:
Rekan2 sekalian, 
  dari peristiwa di ambom, pada pekan lalu itu, semua fokus pada RMS, tapi 
kenapa tidak ada yang mempermasalahkan soal sistem pengamanan presiden/wakil 
presiden.
   
  jelasnya, dari peristiwa itu seharusnya SBY sudah tewas. Dan presiden kita 
saat ini ada Yusuf Kalla. Hanya karena kuasa Ilahi saja maka SBY masih seagar 
bugar.
   
  ingat kasus menyusupnya 'teroris' dalam defile tentara di mesir yang membuat 
presiden mesir tewas tertembak?
   
  setidaknya dalam peristiwa bobolnya penjagaan SBY di ambon itu, SBY bisa 
tewas melalui tiga skenario : (1) oleh senjata tajam, parang atau tombak yang 
dilempar oleh penari RMS itu, (2) oleh senjata api yang ditembakan oleh penari 
RMS itu, atau (3) oleh bom bunuh diri yang dilakukan oleh penari RMS itu.
   
  ingat, sejak peristiwa cikini -saat presiden soekarno sealmat dari lemparan 
granat-, maka ancaman terhadap presiden adanya nyata! 
   
  maka dari itu, dari peristiwa di Ambom itu harus ada evaluasi dari 
PASPAMPRES. Jangan keselahan di lempar ke Polres atau Polsek, karena dalam 
pengamanan presiden seharusnya Paspampres yang bertanggung-jawab. Jangan pula 
lemparkan kesalahan pada panitia acara. 
   
  Setidaknya kita masih beruntung, karena RMS tidak memanfaatkan moment yang 
sangat berharga itu untuk menewaskan presiden SBY (atau tamu VIP lainnya).
   
  jadi, teman2 media, jangan sekadar mempermasalahkan RMS saja, tapi 
permasalahkan juga sistem pengaman presiden kita yang bisa kebobolan seperti 
itu. 

-
  Be a better Heartthrob. Get better relationship answers from someone who 
knows.
Yahoo! Answers - Check it out.   

 

   
-
Be a better Globetrotter. Get better travel answers from someone who knows.
Yahoo! Answers - Check it out.

[mediacare] Senggolan Berita 2007 (11)

2007-07-08 Terurut Topik Daniel H.T.
Tidak ada wasit Indonesia yg terpilih sbg wasit Piala Asia, salah satunya 
karena ternyata dianggap gaptek. Tidak ada satu pun yg punya e-mail.
= Berarti wasit Indonesia semua ompong, ya? Email itu 'kan guzi tempat 
tumbuhnya gigi, ya?

Indonesia yakin dapat berbicara banyak dalam Piala Asia 2007.
= Itu sudah pasti. Komentator2-nya di TV 'kan pintar-pintar?

Pemerintah belum yakin korupsi akan langsung berhenti.
= Kalau yakin, pasti  otaknya ada kelainan

[mediacare] CP Ratna Sarumpait

2007-07-08 Terurut Topik vira_79
Dear All, 

Ada yang bisa tolong bantu kasih tau CP nya Ratna Sarumpait?

Terima kasih banyak.

Rgrds//Ive



[mediacare] Piala Asia : sold out ?

2007-07-08 Terurut Topik Budi Dharma
 
  Weleh-weleh… dari melihat harga tiketnya saja serasa mau nonton konser musisi 
luar negeri. Dan anehnya lagi, tidak seperti gelaran kelas internasional 
lainnya tentang jumlah karcis yang sudah terjual, kita nggak mendapat gambaran 
apakah masih ada orang yang mau datang ke Senayan, sementara stasiun tv 
menyiarkannya secara gratis ? Jangan under-estimate gitu ach.
   
  Cuman kalo boleh saya sarankan, tolong donk dibangun stadion alternative 
pengganti Gelora Bung Karno. Bukannya tidak menghargai karya bapak bangsa, 
cuman apa mau terus-terusan stadion itu melulu yang dipakai sementara negara2 
lain saja punya stadion yang lebih mumpuni. Sudah cukup proyek perkantoran, 
ruko, mal, plaza, apartemen, dan proyek property yang menggusur fasilitas umum 
milik public.   
   
  Para supporter klub mana saja yang dijadwalkan akan mendukung Indonesia ? 
Misal saat lawan Bahrain, tim pendukung dari Aremania, Jakmania dan PSMania. 
Pas tanding lawan Arab Saudi, giliran bobotoh Bandung, tim Benteng Persita, dan 
bonek Persebaya. Nach, saat lawan Korea Selatan, semua pendukung full team 
kumpul ngasih dukungan di Senayan, oke !
   
  Kayaknya sich ada nanti ada kasus serupa “tarian cakalele”, itu tuch laskar 
FPI malah mendukung kesebelasan Bahrain dan Arab Saudi, bukan tim bangsa 
sendiri, he he… Dasar mental ustad abu J
   
   

   
-
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!

[mediacare] Iklan pilkada : mencuri start, menangguk rezeki

2007-07-08 Terurut Topik Budi Dharma
   
  Standar ganda ( atau mungkin lebih tepatnya : bersikap munafik ! ). Boleh 
khan saya bilang begitu untuk mengomentari maraknya iklan2 di media massa, 
khususnya televisi. Dalam beberapa program berita, kerap disinggung soal cagub 
X dianggap tidak etis melakukan pencurian start kampanye yang baru akan mulai 
sekitar 2 minggu. Tentunya klaim ini dilengkapi dengan penayangan gambar 
atribut dukungan yang begitu “nyampah” diseantero pelosok Jakarta.
   
  Dan jreng jreng jreng…. Iklan2 jutaan rupiah pak cagub bisa nongol di layar 
kaca. Padahal semestinya kalau media tv itu mau konsisten dengan apa yang 
diomonginnya, para pengelola tv kudunya kompak donk menolak iklan2 terselubung 
seperti itu. Jangan main kucing-kucingan kayak iklan rokok yang bisa 
bersliweran di jam prime-time dengan tameng menjadi sponsor acara musik atau 
olahraga.
   
  Ngapain juga Megawati ikutan muncul di iklan pilkada ? Suruh aja Taufik 
Kiemas yang kasih orasi, bukankah dia yang “sebenarnya” jadi ketua PDI-P, 
sementara mbak Mega hanya “boneka” partai banteng doang ? Liat dech, karikatur 
Panji Koming minggu ini.
   
   
  PS : siapakah agen resmi periklanan yang ditunjuk masing2 kubu cagub gini ?



-
Sekarang dengan penyimpanan 1GB
 http://id.mail.yahoo.com/

[mediacare] Yok Dukung Indonesia ( sepak bola)

2007-07-08 Terurut Topik jomblo3000


Besok malam kesebelasan Indonesia akan memulai debutnya di Piala Asia
melawan kesebelasan Bahrain, mantan juara Piala Teluk. Di atas kertas,
skill Ponaryo Astaman, Bambang Pamungkas dkk memang kalah setingkat
dibanding lawannya. Namun Ponaryo dan kawan - kawannya besok akan
bermain di kandang sendiri, tepatnya di Jakarta dan didukung oleh
publiknya sendiri.

Pertandingan Indonesia versus Bahrain juga telah didahului oleh
pertandingan Vietnam dan Thailand di tempat berbeda dalam kapasitasnya
sebagai peserta Piala Asia juga.

Kemenangan Vietnam atas Uni Emirat Arab 2 - 0 dan mampu bermain
imbangnya Thailand melawan Irak  tentu memberikan dorongan semangat
bagi tim kita pada laganya esok hari.

Indonesia kini berada diurutan 143 dunia  dan lawannya, Bahrain berada
di urutan ke-100. Sementara Vietnam yang berada di urutan 142 mampu
menggusur lawannya yang kini berada di urutan 94 dunia. Thailand yang
bermain imbang, kini di urutan 122  sementara lawannya Irak, berada di
urutan 84 VIVA pada Mei 2007.

Data yang diperlihatkan VIVA dan apa yang telah diraih oleh Vietnam
dan Thailand memberikan peluang bagi tim  kita sebagai tuan rumah
untuk menang. 

So, yok kali ini kita meluangkan kosentrasi kita untuk mendukung
kesebelasan Indonesia di Piala Asia. 



Re: [mediacare] Re: CNN Abu Duj

2007-07-08 Terurut Topik muskita wati
Engga usah berdebat, kalo memang anda punya bukti,
silahkan kepengadilan, terbuka buat naik banding.

Saya khan bukan penyidik, tetapi saya percaya penyidik
FBI maupun CIA maupun kepolisian tidak mungkin bohong
karena kalo bohong mereka dipecat dan masih banyak
pengangguran yang berpendidikan tinggi yang mampu
menggantikan kedudukan pembohong.

Sekali lagi, jalur hukum di Amerika selalu terbuka,
jadi tak perlu banyak bacot.

Kenapa anda tidak ke SBY tunjukkan bukti2nya kemudian
meminta SBY agar Indonesia menarik diri dari kubu anti
terorist

Cukup ya, coba anda tangkap dulu itu yang membakar dan
menjarah umat Ahmadiah.  Dan juga tangkap dulu pelaku
pemerkosaan massal, baru kemudian kita diskusi
kejadian di Amerika.

Ny. Muslim binti Muskitawati.







  

Shape Yahoo! in your own image.  Join our Network Research Panel today!   
http://surveylink.yahoo.com/gmrs/yahoo_panel_invite.asp?a=7 




[mediacare] AS pernah minta maaf kepada PKS - Re: CNN Abu Dujana

2007-07-08 Terurut Topik M. Irwan Hrp
Saya percaya bahwa FBI adalah para penyidik profesional.
Saya juga percaya bahwa data nama penumpang disuatu pesawat juga pasti  benar.
Namun, jika ada perbedaan, maka siapakah yang kebenarannya harus dipegang ?

Peristiwa 9/11 adalah root cause dari isu terorisme yang ada didunia ini.
Sampai sekarang, para pelakunya pun ternyata masih hidup. Lalu bagaimana
mungkin kita bisa percaya bahwa para pelaku terorisme di Indonesia memang
adalah benar pelakunya ?

Apakah ada bukti akan hal itu ?
Atau, memang hanya demi menyematkan atribut teroris kepada para muslim.

FYI, mantan ketua PKS juga pernah dituding terkait kelompok teroris dan
ternyata tidak terbukti, sampai akhirnya pemerintah Amerika terpaksa harus
meminta maaf.

Jadi, cobalah think out of the box

Wassalam,

M. Irwan Harahap




On 7/9/07, muskita wati [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Engga usah berdebat, kalo memang anda punya bukti,
 silahkan kepengadilan, terbuka buat naik banding.

 Saya khan bukan penyidik, tetapi saya percaya penyidik
 FBI maupun CIA maupun kepolisian tidak mungkin bohong
 karena kalo bohong mereka dipecat dan masih banyak
 pengangguran yang berpendidikan tinggi yang mampu
 menggantikan kedudukan pembohong.

 Sekali lagi, jalur hukum di Amerika selalu terbuka,
 jadi tak perlu banyak bacot.

 Kenapa anda tidak ke SBY tunjukkan bukti2nya kemudian
 meminta SBY agar Indonesia menarik diri dari kubu anti
 terorist

 Cukup ya, coba anda tangkap dulu itu yang membakar dan
 menjarah umat Ahmadiah.  Dan juga tangkap dulu pelaku
 pemerkosaan massal, baru kemudian kita diskusi
 kejadian di Amerika.





Re: [mediacare] Re: RMS tak berdasarkan agama

2007-07-08 Terurut Topik Jussy Puturuhu
Betul. Soal Ambon  RMS, serahkan pada masyarakat ambon sendiri, sebab hanya 
mereka yang tahu apakah RMS itu berjuang atas dasar agama atau tidak. RMS itu 
tidak ada bedanya dengan GAM/OPM/Fretelin.
   
  Mungkin kita bisa kembali melihat kebelakang bahwa saat orde baru berkuasa 
apakah ada konflik Ambon dan Poso pernah rusuh oleh karena AGAMA? TIDAK. Atau 
kita ambil contoh lain, saat orde baru berkuasa apakah ada kelompok teroris 
yang menuntut keadilan dengan cara bom sana sini dan apakah organisasi seperti 
FPI dan laskar Jihadnya itu ada dgn tindakan2nya yang main hakim sendiri di 
setiap daerah? 
   
  Lalu kenapa semua itu bermunculan setelah orde baru lengser dari 
kekuasaannya? saya kira semua bisa memahami. Jadi, saya melihat semua ini 
adalah sebuah GAME yang dengan sengaja di ciptakan untuk mengacaukan negeri 
ini. Tentu ada barisan sakit hati yang tidak ingin kekuasaan itu hilang begitu 
saja. WONG AKU SDH MEMBANGUN BANGSA INI DENGAN SEDEMIKIAN RUPA MALAH MAU DI 
RAMPAS BEGITU SAJA. YAA GUE RUSAKIN LAGI.
   
  PEACE
   
   
  
Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Front Kedaulatan Maluku [FKM] itu baru meresmikan dirinya dengan 
menaikkan bendera RMS di tempat bernama Kudamati, Ambon, pada 18 Desember 2001, 
jadi kurang lebih dua tahun setelah pecahnya konflik berdarah di Ambon pada 19 
Januari 1999. 

Sedangkan Republik Maluku Selatan [RMS] diproklamirkan pada 25 April 1950.

Ada kemungkinan berdirinya FKM itu diembuskan oleh intel untuk membenarkan 
didatangkannya Laskar Jihad Sunnah Wal Jamaah dibawah pimpinan jenderal TNI 
Rustam Kastor dan Jaffar Umar Talib. Sebelum terungkap nama Rustam Kastor, Gus 
Dur pernah sebutkan jenderal K. Kedatangan Laskar ke Maluku dilengkapi dengan 
buku-buku tentang RMS di Belanda yang ditulis oleh Rustam Kastor. Jadi agaknya 
telah dipersiapkan bahan-bahan propaganda jauh sebelum terjadi konflik.

Kalau berbicara tentang RMS, dengan pasti dapat dikatakan bahwa gerakan tsb 
tidak berdasarkan agama apapun, sekalipun jumlah penduduk pada tahun 1950-an, 
mayoritas beragama Kristen. Bukti RMS tidak berpihak pada agama tertentu ialah 
Sekretaris [menteri] Dalam Negeri RMS bernama Abdullah Soulisa, beragama Islam. 
Beliau pada masa sebelum dan selama konflik 1999 menjadi imam pada mesjid El 
Fatah di Ambon. Oknom lain ialah wakil panglima perang RMS bernama Abdullah 
Lesteluhu, beragama Islam. Lesteluhu dibunuh oleh agen TNI dalam kesatuannya 
bernama Nussy. Sebagai pengharagaan kepada Nussy diberi pangkat kapten TNI. 
Seorang lagi yaitu wakil presiden RMS in exile , bernama Dr Hassan Tan, 
keturunan Tionghoa. Ayah dari Sultan Ternate sekarang ini, gara-gara RMS pernah 
dipenjarakan 5 tahun oleh pemerintah presiden Soekarno, setelah masa penjara 
beliau dipekerjakan pada kementrian Dalam Negeri RI. 

Salah satu hal yang barangkali menarik dengan FKM ialah dua petinggi mereka , 
yaitu Agus Wattimena dan Bertil Loupatty. Agus Wattimena ditembak mati di dalam 
rumahnya. Siapa yang menembak, tidak ada berita pasti. Isterinya dilarang 
memberikan komentar. 

Sedangkan Bertil Loupatty, terpaksa lari dari Ambon ke Jawa dan menurut berita 
dia melaporkan diri pada polisi di Jogja. Kemudian dibawa ke markas besar Polri 
di Jakarta. Bertil lari dari Ambon karena mau ditangkap oleh masyarakat Ambon 
karena dituduh meledakkan kapal ms Califronia dan pembakaran gereja tua di desa 
Soya. Hingga kini belum ada berita selanjutnya tentang dirinya.

Pada sore hari tgl 12 Desember 2001 saya turut dalam pertemuan antara pengungsi 
jemaat gereja Bethabara dan Kapolda Firman Gani di Karang Panjang. Dalam rapat 
itu salah seorang pengungsi menanyakan kepada Kapolda, bagaimana dengan 12 
anggota Jihad yang ditangkap waktu mereka mau menghancurkan station radio/TV di 
Gunung Nona. Jawaban Firman Gani bahwa sulit untuk mereka dihadapkan ke 
pengadilan, karena kekurangan bukti dan saksi. 

Esok harinya saya ketemu seorang anggota Yongap [batalion gabungan], Mas X, 
yang sebelumnya sudah kenal. waktu saya memotret di pasar kaget. Saya tanya 
apakah daerah ini adalah daerah rawan? Mas Joko katakan bahwa daerah Karang 
Panjang memang daerah rawang. Saya terus tambahkan, kalau daerah rawang mengapa 
kemarin jenderal datang tanpa eskort brigmob bersenjata lengkap? Mas Joko 
bilang: kami juga bertanya-tanya mengenai hal itu. Saya kemukakan kepadanya, 
bahwa kemarin dalam rapat Pak Firman Gani mengatakan bahwa Laskar Jihad yang 
ditangkap di Gunung Nona berepa waktu lalu, sulit dihadapkan ke pengadilan, 
karena tidak ada bahan bukti dan saksi. Mas Joko dan temannya agak tercengang 
mendengar apa tyang saya katakan, karena menurut mereka, mereka trurt menangkap 
12 Laskar Jihad tsb dengan bersenjata lengkap. Itu barang-barang buktinya, dan 
kami saksinya, sahut teman Mas Joko. 

Beberapa hari kemudian Mas Joko datang ke tempat saya menginap. Kami ngobrol 
sambil minum kopi. Dalam pembicaraan kami, dia bia bilang bahwa dia dan 
beberapa temannya ditugaskan lagi mencari kolonel Saragih. Saya 

[mediacare] 10 Kilo Bawang = 8 Bulan Penjara

2007-07-08 Terurut Topik Setiyo Bardono
Di hari Kompas sabtu, 7 Juli 2007, saya membaca berita yang 
mengejutkan dari dunia peradilan kita.
 
Pengadilan Negeri Serang, Banten, menjatuhkan hukuman 
delapan bulan bagi dua kuli panggul yang mencuri bawang 
merah 10 kilogram. Padahal barang seharga kurang lebih Rp. 
70.000,- itu telah dikembalikan pada pemiliknya dan mereka 
sepakat damai.

Pada hari yang sama di pengadilan negeri setempat beberapa 
mantan anggota DPRD Provinsi Banten, yang dituduh telah 
melakukan korupsi dana Anggaran Pendapatan dan Belanja 
Daerah (APBD) tahun 2003 sebesar Rp 14 miliar, dituntut 
hukuman penjara 1,5 tahun. 

Maka saya menulis puisi ini..

MENGIRIS BAWANG MERAH

Menikmati pagi di akhir pekan,
Hukum duduk santai di tepi kolam renang
sambil menyeruput orange jus
dan melahap berlembar-lembar kitab undang-undang.

Sesekali bantulah ibu di dapur, Nak.

Dengan enggan Hukum mengikuti perintah Ibunya.

Irislah sepuluh kilo bawang merah ini.

Setelah membuka kain penutup mata dan meletakkan timbangan,
Hukum mulai mengiris bawang dengan pedang keadilannya.

Tak berapa lama airmatanya menetes perlahan.

Mengapa Ibu menyuruh aku melakukan pekerjaan ini?

Aku hanya ingin tahu,
apakah engkau masih bisa menangis.
Ketahuilah, 
ada banyak hal yang tidak engkau pahami,
hingga ketika engkau berbicara,
keadilan setipis kulit bawang
ketidakadilan memerihkan mata. 

Dan hukum pun tersedu memeluk ibunya.

Depok, 8 Juli 2007
Setiyo Bardono
http://setiakata.multiply.com




[mediacare] Masalah di West Papua - Re: anti SEPARATIS ?

2007-07-08 Terurut Topik yaswar
Ny. Muslim binti Muskitawati AKA Hafsah Salim,

Terima kasih anda ikut menimbrung. Akan tetapi masalah di West Papua
sudah cukup rumit, ruwet, penuh potensial konflik yang siap meledak
ke segala arah bentuk konflik. Rasanya akan bijak bila tidak mangkin
bikin kabur air dengan tambahkan sentimen keagamaan dengan merujuk
pada satu agama tertentu.

Kenyataannya adalah bangsa Papua yang
ingin hidup sebagai bangsa Papua menghadapi ancaman maut, tak peduli
dia kristen, katolik, islam, hindu, atau beragama adat. Eksekutor
ancaman mautnya juga bukan hanya muslim atau kristen atau hindu atau
penganut jawanologi atau klenikisme.

Yang dianggap jadi masalah di West Papua adalah = kami ingin hidup
bermartabat sebagai manusia, kami mempertahankan hidup kami sebagai
sebua BANGSA YANG SEDANG DIMUSNAHKAN. Sesederhana itu keinginan
kami. Kami mempertahankan hak hidup kami. Anda dan saudara-saudara
lain dapat dan memang shah untuk membela NKRI, Pancasila, atau
apapun... seperti seharusnya kami dianggap dan diterima wajar saat
mengatakan kami berhak menginginkan dan berusaha mewujudkan hak
dasar kami, yang paling mendasar.

Apa yang sebenar kami hadapi? Kerakusan modal internasional, yang
menggunakan pemerintah RI sebagai legitimasi sekaligus kaki
tangan, pake militer (nasional dan asing) sebagai anjing penjaga
modalnya dan ... KEBISUAN, KETIDAKTAHUAN, KETIDAKPEDULIAN WARGA SIPIL
INDONESIA ATAS TANAH PAPUA YG SAMPAI HARI INI DETIK INI MASIH
DITUMPAHI DARAH.

Bila ada banyak saudara di indonesia mengingatkan kami untuk tidak
terjebak bujuk rayuan australia dan ada kasi himbauan mencegah kami
dari bernasib seperti timor leste... bukan kami goblok seperti
sterotip yang diberikan banyak bangsa indonesia atas bangsa Papua yg
hitam, keriting, meloncat dari zaman batu ke jaman teknologi
informasi semasa waktu kurang dari 100 taun. TETAPI suda saatnya
orang indonesia juga sadari benar-benar yang sebenarnya. Kapan saja
tuan-tuan neoliberal itu melihat pemerinta indonesia suda tidak
efektif lagi jadi kacung, jongos, pesuru, babu, kaki tangan
modalnya... kapan saja ... insiden seperti Santa Cruz bukan barang
ganjil di West Papua. Sebutkan sembarang daera mana di West Papua:
semua punya ceritera nyata pembantaian!! Enarotali, Kudamati,
Mariyedi, Paniai, Mulia, Nabire, Wasior, Obani, Mapi, Sarmi,
Agats, ... anda bisa dapatakan beberapa yang terdokumentasi di situs
elshamnewsservice atau carilah pake mesin google MEMORIA PASIONIS
terbitan SKP edisi e-book


oda
-- one people one soul --



--- In mediacare@yahoogroups.com, Hafsah Salim [EMAIL PROTECTED]


[mediacare] Tanpa TV, Sanggupkah Kita?

2007-07-08 Terurut Topik Dony Alfan
“Tidak ada tv, tidak masalah kok. Kalau perlu jual saja tv-nya”.   
  Satu kutipan menarik dari khotbah shalat Jumat yang saya simak siang tadi. 
Pengkhotbah itu sedikit menyinggung tentang tv, dan mengkaitkannya dengan 
perilaku malas, malas belajar, pun malas untuk urusan ibadah. Dari kutipan tadi 
muncul sebuah pertanyaan, hari gini tanpa tv, sanggupkah kita?
  
  Membeli sebuah tv dan meletakkannya di dalam rumah, sama saja halnya 
memindahkan dunia luar ke dalam lingkungan rumah kita, segala hal akan mengalir 
dari kotak itu, instantly. Bahkan Garin Nugroho bilang tv itu bagaikan anak 
pertama dalam keluarga, serba menjadi pusat perhatian. Tv telah menjadi bagian 
dari keluarga.
  
  Saya bukanlah orang yang anti tv, sikap saya terhadap tv masih mendua, kadang 
benci dan menghujat, lain hari bisa kembali suka dan mencumbui. Fungsi tv 
sendiri bagi saya pribadi adalah media hiburan dan informasi. Dari sisi tv 
sebagai media hiburan, saya masih bisa mematikan tv untuk beberapa waktu, dan 
mencari bentuk hiburan lain seperti mendengarkan radio dan musik digital, atau 
nonton DVD bajakan (masih pakai monitor tv juga sih). Namun, dari sisi penyedia 
informasi apalagi dalam bentuk berita, saya belum mampu mematikan tv. 
Sebenarnya penyedia informasi bisa saya alihkan ke media lain, seperti koran 
dan internet. Sayang, saat ini di rumah hanya berlangganan satu koran yang 
penyajian beritanya tidak berbobot, itupun koran sore. Jadi, saya masih 
menggantungkan akses informasi dari tv. Internet? Wah, di rumah tak sedia 
komputer online, nge-blog saja masih lewat warnet.
  
  Dengan alasan ini dan itu, maka saya juga tak ikut seruan pekan anti tv. 
Tidak semua acara tv jelek seperti cirit ayam, masih banyak acara bagus dan 
layak tonton. Siaran tv di Indonesia dengan segala centang perenang-nya tetap 
setia kita tonton. Baik-buruknya dampak televisi itu tergantung bagaimana kita 
menyikapinya, tanpa bermaksud menggurui, tapi begitulah adanya. Kita tak bisa 
hanya mengandalkan KPI agar siaran yang masuk ke rumah kita itu sudah 
tersaring, kontrol terbaik memang datang dari diri kita sendiri, meskipun 
selera masing-masing orang tidak sama. Saat remote controll ada di tangan anda, 
maka andalah yang punya kendali. Anjuran pemandu acara atau host untuk tidak 
pindah saluran selama iklan, bisa dengan mudah anda abaikan.
  
  Langkah ekstrim dengan tidak menonton tv sama sekali dan bahkan menjual tv 
seperti yang dibilang pengkhotbah tadi, bagi yang sudah kecanduan apalagi pada 
taraf couch potato sungguh tak mudah melakukannya. Namun kalau anda sedang 
butuh uang dan tak ada pinjaman, menggadai atau menjual tv bisa jadi langkah 
cepat untuk dapat money in cash, asalkan itu tv anda sendiri, bukan tv milik 
tetangga!
  
  PS: Tanggal 23 Juli nanti kabarnya akan ada hari tanpa tv, siapkah anda 
menyambutnya? Mungkin nasibnya hanya seperti hari tanpa tembakau, tak banyak 
yang tahu dan patuh.

  
-
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!