[mediacare] JCoM Fest w/ Ananda Sukarlan Sapardi Djoko Damono : PRESS RELEASE
Press Release JCoM Fest Merupakan festival musik pertama yang diprakarsai oleh Konservatorium Musik Jakarta dan bertujuan untuk menampilkan seniman musik terbaik Indonesia , memperkenalkan karya musik terbaru baik nasional maupun internasional dan membuka peluang lintas disiplin seni musik dengan seni lainnya (tari, sastra, photography dan film). Dalam JCoM Festival ini akan ditampilkan musisi klasik kelas atas Indonesia dan pianis/komposer Jeffrey Jacob dari USA sebagai bintang tamu internasional. Seniman musik klasik kebanggaan Indonesia yang akan tampil antara lain adalah pianis Ananda Sukarlan, Iswargia R. Sudarno, Adelaide S. Simanjuntak, Ruth Wibisono, vokalis Rainier Revireino, Binu D. Sukaman, dan gitaris Sudirman Leman. Selain itu, juga akan menampilkan para musikus muda berbakat yg menjanjikan dan telah mengikuti master classes, maupun program-program pendidikan lainnya di Konservatorium Musik Jakarta , seperti Bernadeta Astari, Elwin Hendrianto dan Inge Buniardi. Saat ini mereka sedang menuntut ilmu di Utrecht Conservatory dan Sweelinck Conservatorium, Amsterdam . Bernadeta Astari adalah soprano berusia muda yang baru saja memenangkan kompetisi Princess Christina Concours di Belanda. Karya besar yang akan ditampilkan dalam JCoM Fest ini sangatlah beragam, mulai dari karya composer kontemporer dunia paling terkemuka seperti Gareth Farr, Nancy van de Vate, David del Puerto, Santiago Lanchares hingga komponis klasik seperti Mozart, Chopin dan Brahms. Selain komponis dunia, juga akan ditampilkan karya besar dari kolaborasi dua seniman ternama Indonesia : Sapardi Djoko Damono dan Ananda Sukarlan. Kerjasama kreatif ini terilhami oleh puisi karya pujangga Sapardi Djoko Damono yang di'design' dan di'compose' khusus oleh Ananda Sukarlan menjadi suatu karya musik yang puitis, antara lain beberapa nomor dari karya besar mereka Ars Amatoria yang secara utuh akan diperdanakan di Jakarta New Year Concert 2008 nanti. Ananda Sukarlan juga akan memperdanakan karya-karyanya yang berdasarkan puisi Goenawan Mohamad dan Chendra Panatan. PROGRAM: 1.Informal Talk with SAPARDI DJOKO DAMONO and ANANDA SUKARLAN, 23 July Konservatory Musik Jakarta , 7 pm 2.Opening Concert WATCH OUT 4 TOMORROW, 28 July Goethe Haus. Presents: Bernadeta Astari Elwin Hendiyanto. 3.THE ART OF JEFFREY JACOB, 1 Aug Erasmus Huis. 4.LICENCE TO KILL and 3 IN 1, 5 Aug Goethe Haus. Presents: Binu Sukaman, Adelaide Simbolon and Iswargia R. Sudarno. 5.LAUNCHING CD TEMBANG PUITIK INDONESIA , 8 Aug Erasmus Huis. Presents: Binu Sukaman and Ananda Sukarlan 6.Closing Concert - GENERATIONS and THE MAESTROS, 12 Aug Erasmus Huis. Presents: Inge Melania Buniardi, Ananda Sukarlan, Sudirman Leman. For further information, please contact: Jakarta Conservatory of Music Jln. Cipete IV No. 8 Jakarta Contact person: Chendra Panatan (0818.8910.38) Ruth Wibisono (0811.1715.76) Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com
[mediacare] Pemuda Demokrat Saling Ancam dengan Ngabalin
http://www.poskota.co.id/news_baca.asp?id=35266ik=6 Pemuda Demokrat Saling Ancam dengan Ngabalin Minggu 8 Juli 2007, Jam: 13:25:00 JAKARTA (Pos Kota) - Ancam mengancam tidak akan pernah menyelesaian masalah. Itulah yang terjadi belakangan ini antara kader muda Partai Demokrat yang tak rela Presiden SBY dihujat terus-menerus oleh anggota Komisi I DPR-RI Ali Mochtar Ngabalin. Entah ancaman atau gertak sambal saja, tapi politisi dari PBB, partainya mantan Mansesneg Yusril Ihza Mahendra ini, tak gentar. Ia malah mengaku punya 400 ribu brigade dari Badan Komunikasi Remaja Masjid Indonesia (BKRMI) yang siap berada di belakangnya. Maklum, Ali Mochtar yang kesehariannya selalu mengenakan sorban putih ini duduk sebagai Ketua Umum DPP BKRMI. 'Nggak usah main ancam-ancaman deh. Saya juga punya pendukung yang juga siap bergerak,' tegas Ali Mochtar dalam diskusi di Jakarta, Sabtu. Politisi asal Makassar ini, sejak Yusril digusur dari kabinet, suaranya paling vokal dalam mengkritisi pemerintahan SBY. Kasus terakhir, ia walk out ketika DPR melakukan rapat konsultasi dengan Presiden dan jajarannya di Gedung DPR Selasa lalu . Ali Mochtar menilai keterangan SBY kala itu, seperti orang yang memberi kuliah umum untuk mahasiswanya, sehingga tidak perlu didengar. Sekretaris Fraksi Partai Demokrat di DPR Sutan Batoegana pun bereaksi. Dia mengemukakan jajaran kader muda partai pengusung SBY akan menentukan sikapnya terhadap pernyataan Ali Mochtar. Namun Ali berkilah, Presiden SBY sekarang adalah milik seluruh bangsa Indonesia, bukan monopoli PD.'Jadi mereka (kader muda PD-red) harus belajar politik secara benar,' tuturnya. 'Apa Anda akan meminta maaf kepada SBY?†tanya wartawan. “Saya akan meminta maaf kalau perilaku saya tergolong arogan. Tapi itu bukan atas desakan dari kader Demokrat. Kalau saya dinilai arogan, saya minta maaf,'ujar Mochtar. Takut? 'Bukan, ini bukan berarti saya takut karena diperintah. Karena hanya Tuhan yang hanya bisa memerintah saya,' tandasnya. Gini hari elit plitik masih ada ancam mengancam? Mending jadi preman aja. (endang)
[mediacare] Re: Praktik Patgulipat Habis Dibabat = STOP MALPRAKTIK
Itulah enaknya Jadi Dokter... Bisa memposisikan diri bak ''Malaikat'', yang bisa seenaknya saja memberikan obat, memvonis pasien, dan senaknya saja berpraktik di rumah sakit2 yang mematok tarif tinggi. Banyak dokter (meskipun tidak semua dokter) yang enggan berpraktik di daerah2 terpencil. Alasan bahwa pembatasan praktik di 3 tempat menyebabkan pemerataan tenaga dokter kurang seimbang itu hanya Omong Kosong, Yang benar banyak dokter yang KALAP dan ingin mendapatkan pemasukan lebih besar,,.. Berdasarkan Statmen Ketua KKI atau IDI, Majelis Kode Etik(mohon maaf kalo salah, yang pasti salah satunya) pernah mengeluarkan statemen di muat di Harian Kompas rubrik Humaniora (Headline) akhir Mei 2007 yang setidaknya menyatakan Jangan mengkriminalkan Dokter, dan Gaji dokter terlalu kecil.. Semakin menunjukkan bahwa dokter2 di Indonesia kebanyakan mementingkan aspek komersial dan Bisnis.. Apakah dokter2 ini semasa kuliah dulu tidak belajar etika dan moralitas, sehingga merasa paling hebat. Bukankah mereka juga manusia yang juga bisa sakit dan mati... Hukum harus ditegakkan, malpraktik sama dengan korupsi...harus diproses seuai hukum. Tidak adayang kebal hukum..Betulll! kawuloalit [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear doc's Mohon maaf Kebetulan kemarin saya baca di detik nggak sedetail di koran sindo(berita ada dibawah)...masih cuma bisa senyum2 saat itu. Setelah menghapus PTT...kini menghapus pidana dokter yg tdk memasang papan nama(versi detik). Saya bukan politikus, kritikus.pure rakyat jelata...wongcilikburuh pabrik...yg pengin melihat keadilan dan kejujuran...di republik mimpi inimekipun mustahil kecuali kl sudah mati. Maaf ini pemikiran bodoh saya saja. Melihat fenomena seperti ini kok malah khawatir yah Padahal sebelumnya sudah ada angin segar dengan terbetuknya Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) yg sampai saat ini pun tidak jelas juntrungannya...sementara berbagai macam kasus malpraktek masih saja ada. Pas baca koran sindolebih prihatin lagi saya Apakah iya ini merupakan solusi yg komprahensif dng 33 propinsi? Apa iya pemerintah mampu utk mengawasi ini semua, lah wong di ibukota saja masih keteter je. Wah wis sedih. Ndak bisa ngomong lagi. Maaf pagi2 sudah curhat Ayahnya Difa...mari kita berdoa bersama demi kebaikan negri ini. Mohon maaf kl ada yg kurang berkenan. salam prihatin, bapakeghozan-tepi tol cibitung Pidana Bagi Dokter yang Tak Pasang Papan Nama Dihapuskan Arfi Bambani Amri - detikcom Jakarta - Selama ini, UU 29/2004 tentang Praktek Kedokteran mengatur seorang dokter atau dokter gigi yang tak pasang papan nama di tempat praktek diancam pidana penjara. Nah, Mahkamah Konstitusi (MK) menyatakan pasal 79 ayat 1 UU Praktek Kedokteran yang mengaturnya itu bertentangan dengan UUD 1945. Demikian diputuskan majelis hakim MK yang diketuai Jimly Asshiddiqie dalam sidang di Gedung MK, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Selasa (19/6/2007). Menyatakan pasal 75 ayat 1 dan pasal 76 mengenai kata-kata penjara paling lama 3 tahun atau kurungan paling lama 1 tahun dan pasal 79 huruf c sepanjang menyangkut atau yang diatur huruf e tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat, ujar Jimly membacakan putusan. Menurut majelis hakim konstitusi, ancaman pidana tersebut telah menimbulkan perasaan tidak aman dan ketakutan pada dokter atau dokter gigi. Ancaman pidana tersebut dinyatakan hakim-hakim tidak proporsional dengan pelanggaran yang dilakukan. Ancaman pidana tidak sesuai dengan filsafat hukum pidana sehingga tidak sejalan pula dengan pasal 28G UUD 1945, ujar hakim HAS Natabaya membacakan pertimbangan. Pasal 75 ayat 1 UU Praktik Kedokteran tersebut mengatur bahwa seorang dokter harus memasang plang papan nama di tempat berpraktek. Jika tak dilakukan, maka diancam pidana penjara atau pidana denda. Ketentuan ini menimbulkan dilema dalam kasus seorang pasien dalam keadaan mendesak untuk ditolong, sementara sang dokter tidak berada di tempat prakteknya. Sang dokter menurut UU tidak boleh memberikan pengobatan karena berada di luar tempat prakteknya. Jika dokter ngotot mengobati, ancaman pidana menantinya. Mahkamah berpendapat bahwa seorang dokter atau dokter gigi yang melakukan praktek kedokteran semacam itu harus ditafsirkan bukan tindak pidana, tegas Natabaya. Namun untuk uji materil pasal 37 ayat 2 UU Praktek Kedokteran, MK tidak mengabulkan gugatan pemohon dr Anny Isfandyarie Sarwono dkk. Pasal 37 ayat 2 itu membatasi dokter hanya bisa berpraktek di 3 tempat. Pembatasan 3 tempat praktek tersebut memberikan jaminan perlindungan dan kepastian hukum baik kepada dokter selaku pemberi pelayanan maupun kepada pasien selaku penerima pelayanan kesehatan, ujar Natabaya. Selain itu, pembatasan 3 tempat praktek itu memberi kesempatan pada dokter-dokter muda untuk berpraktek. Akan memberikan kesempatan kerja praktek bagi dokter-dokter muda di seluruh Indonesia, tandas Natabaya. (aba/nrl)
[mediacare] Re: anti SEPARATIS ??? ... (sabar, Papuan Diary)
--- In mediacare@yahoogroups.com, yaswar [EMAIL PROTECTED] wrote: Kaka Papuan Diary, Ini kenyataannya: susah sekali bicara soal Papua Merdeka. NKRI itu harga mati. Betul, NKRI sedang dalam proses kematiannya. Dasar Pancasila dari NKRI sudah menjadi Syariah Islam. Bungkus luarnya masih Pancasila tapi isinya sudah Syariah Islam. Bangsa Papua yang kehilangan Pancasila, terpaksa menjual dengan harga mati untuk memisahkan diri dari negara Syariah yang tidak pernah terpikir untuk tawar2an lagi. Artinya, untuk orang Papua apalagi terutamanya, kata mati ini terbiasa jadi harfiah: hilang nyawa. Sudah jadi kenyataan bagi kita arti harfia ini, dan setepat-tepatnya ini yang KITA MAU UBAH: NYAWA DAN MARTABAT ORANG PAPUA SELAMA INI DIANGGAP SAMA DENGAN NYAWA DAN HARGA SEMURAH MURAHNYA BINATANG. Juga benar, hanya Syariah Islam yang menganggap orang Papua lebih rendah daripada binatang sehingga orang Papua tidak mungkin ada pilihan lain dari Merdeka memisahkan diri dari negara Syariah yang memperlakukan mereka seperti lebih rendah dari binatang. Ny. Muslim binti Muskitawati
Re: [mediacare] Re: Saatnya 'Kembali' ke ASI, maksimal 5 bulan benarkah??
Salam ... Bila memang sahih dan sah sehat sebagai yang disampaikan jeng Hafsah...ini bisa jadi berita bagus bagi beberapa kalangan wanita karir atau wanita yang ASI nya ngga lancar Mungkin jeng Hafsah bisa memberikan referensi kedokteran dan kesehatan yang sahih sesuai pernyataan anda? Para wanita karir sedang menunggu anda, jeng... Salam beachboy - Original Message From: Hafsah Salim [EMAIL PROTECTED] To: mediacare@yahoogroups.com Sent: Sunday, July 8, 2007 1:19:03 PM Subject: [mediacare] Re: Saatnya 'Kembali' ke ASI Kalo kita membicarakan Kesehatan Anak, maka menyusui bayi dengan ASI TIDAK BOLEH DIBERIKAN LEBIH DARI 6 BULAN. Secara medis, ASI hanya baik hingga 5 bulan, setelah 5 bulan kualitas ASI sudah tidak berguna untuk bayi. Sejak umur bayi 3 bulan, makanan pengganti susu sudah harus diperkenalkan kepada bayi agar secara bertahap bisa digantikan setelah umur 5 bulan. ASI sangat dianjurkan hanya sampai umur 3-4 bulan saja karena dalam ASI terkandung cairan antibody ibu yang sangat berguna untuk mempertahankan kesehatan bayi menghadapi infeksi dunia luar. Sejak baru lahir, organ2 bayi belum tumbuh sempurna termasuk organ2 yang membentuk zat antibody bayi. Bayi sejak lahir bergantung kepada zat antibody yang didapatkan dari ibunya sedangkan sebelum lahir antibody ini ditransfer melalui barrier placenta. Oleh karena itu, sejak bayi dilahirkan, perlu waktu 3-5 bulan untuk organ2 pembentuk antibody ini berkembang hingga berfungsi penuh. Sambil menunggu waktu inilah, bayi membutuhkan ASI yang masih mengandung antibody yang cukup konsentrasinya untuk melindungi kesehatan bayi. Setelah 5 bulan, kandungan antibody ibu dalam ASI sudah sangat rendah sebaliknya kemampuan bayi untuk membuat sendiri antibody-nya sudah bisa melepaskan diri dari ketergantungannya kepada ASI. Namun pada usia 5 bulan ini, bayi sangat membutuhkan makanan pengganti yang bukan ASI yang berisi protein yang lebih lengkap daripada ASI. Dunia memang tidak selalu menyediakan makanan sehat bagi semua orang. Untuk negara2 miskin, WHO menetapkan bahwa ASI masih boleh diberikan hingga umur bayi 2 tahun. Hal ini ditetapkan mengingat kemampuan ibu untuk memberikan makanan pengganti sangatlah rendah sehingga daripada bayinya mati karena tidak diberi makan, masih lebih baik diberi ASI yang meskipun isinya berkualitas rendah tetapi lebih baik daripada tidak diberikan apapun juga. Namun kalo dalam keluarga yang mampu memberi makanan pengganti ASI, haruslah dijelaskan untuk jangan memberikan bayi anda ASI lebih daripada 6 bulan. Karena pemberian ASI hingga 2 tahun hanyalah kebijaksanaan WHO untuk keluarga yang dibawah kemiskinan. Ny. Muslim binti Muskitawati. --- In [EMAIL PROTECTED] ps.com, B. Dwiagus Stepantoro [EMAIL PROTECTED] . wrote: Mbak Dian, Romo Blasius Mungkin bisa dibedakan kelompok ibu-ibu yang menjadi sasaran gerakan ini. Gerakan kembali ke ASI ini mungkin sasarannya ya memang bagi Ibu-Ibu yang sudah terbiasa membeli susu formula, sehingga mereka sangat tergantung dengan susu formula itu,... jadi, ketika harga susu formula naik, mereka jadi kewalahan, apaagi ketika susu formula ini sudah langka dipasaran. Jadi kalau mereka yang biasanya mampu beli susu formula, kenapa kita dorong untuk kembali ke ASI,.. . kalau mereka mampu beli susu formula tiap 1-2 minggu yang harganya 50-200ribu, berari orang itu mampu untuk belimakanan untuk sang ibu bukan, jadi,bukankah duit anggaran mereka untuk beli susu formula yang harganya di supermarket kadang membuat saya takjub, bisa dipakei untuk beli makanan2 bergizi saja... Jadi sasaran dari gerakan kembali ke ASI ini memang bukan untuk Ibu-Ibu yang kekurangan gizi atau pangan, yang bahkan untuk makan ajah susah.. jelas ini butuh pendekatan/strategi /gerakan yang berbeda,... karena prioritasnya berbeda. Apalagi kalau sasarannya adalah ibu-ibu yang tidak mempunyai kekuatan untuk meminta haknya untuk menyusui, macam para PRT yang mempunyai bayi, seperti yang disampaikan ROmo. (Walaupun menariknya, ada juga mereka (yang ditemukan anggota AIMI ini), yang berhasil menyusui bayinya, walaupun mereka adalah penjaga toko). Strateginya beda lagi ini. Jadi memang tiap sasaran,tujuan, butuh pendekatan yang berbeda. Saya rasa Gerakan Kembali ke ASI ini sangat realistis melihat konteks kelompok sasaran ibu-ibu yang sangat tergantung susu formula dan lupa ASI, dan melihat kondisi saat ini ketika susu formula sudah harganya naik, juga penawarannya kadang tidak rasional lagi. Blasius Slamet Lasmunadi lasmunadi_17@ ... wrote: Dear Dian dan rekan-rekan milis ytk., Salah satu kelemahan kebanyakan orang itu memiliki gagasan yang bagus tapi tidak disertai dengan ketrampilan management. Kalau Saatnya kembali ke ASI, tentu ada sasaran yang mesti dicapai. Sasarannya tidak sekedar kesehatan bayi melainkan sebuah perubahan sikap hidup para ibu dari cara menyusui yang mengandalkan susu formula beralih ke ASI. Namun masalahnya, bagaimanakah para ibu dapat memiliki
[mediacare] Live Earth London's Glacial Pacing
http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2007/07/07/AR2007070701201_pf.html Live Earth London's Glacial Pacing Mixing Music and a Serious Message Gives Concert a Clunky Rhythm By Glenda Cooper Special to The Washington Post Sunday, July 8, 2007; D04 LONDON, July 7 -- If you want to save the planet, I want you to start jumping up and down! Thus Madonna revealed her plan to combat global warming. Clad in a black satin leotard, she gyrated with dancers and simulated sex with an amplifier and a guitar. Along with the Foo Fighters, the 48-year-old Queen of Pop transformed a Live Earth concert that at times had seemed earnest and slow. Security was tight Saturday at the Wembley Stadium event, which fell on the second anniversary of the deadly terrorist attacks on London's mass transit system and only a week after a plot to set off car bombs in the capital failed. The weather -- which in recent weeks has driven thousands from their homes because of flooding -- stayed fair for the afternoon. The interspersing of musical numbers with lectures on climate change gave much of the show a staccato feel. The Black Eyed Peas were the first band to really get the crowd dancing; other early big draws were Metallica, Keane, Duran Duran and the Red Hot Chili Peppers, as the crowd awaited the appearance of the headliner, Madonna. It's an inconvenient truth, but mixing rock with recycling is awkward. In a TV interview earlier this week, Matt Bellamy of the band Muse mocked the event as private jets for climate change. John Buckley of Carbon Footprint, an organization that helps companies reduce their carbon dioxide emissions, said Saturday that Live Earth will produce about 74,500 tons of the gas. We would have to plant 100,000 trees to offset the effect of Live Earth, he said, speaking by telephone. But, he added, if you can reach 2 billion people and raise awareness, that's pretty fantastic. Certainly, on the way into the show, some of the 65,000 people who'd spent $110 on a ticket appeared unaware of the seven-point pledge that Al Gore, the event's chief impresario, had asked all spectators to make. Asked about it, they offered blank looks and said they were there for Madonna (whose annual carbon footprint, according to Buckley, is 1,018 tons -- about 92 times the 11 tons an average person uses per year). I'm not even sure who Gore is, said Georgie Simpson, 35, from Ipswich, in eastern England. I saw Gore on TV, added Sue Bourner, 38, a health service manager from Hampshire. But frankly, I think it's cheeky of Americans to come over here and lecture us. They are the worst polluters. The organizers were determined that the crowd not go away ignorant, however. Big banners asking people to answer the call surrounded the stage. And a series of public information films featuring celebrities such as Penelope Cruz urged people to turn thermostats down and carpool while, in between, montages of happy animals were contrasted with pollution-belching power stations. Occasionally there was a surreal experience of, for example, listening to the reunited, veteran rock group Genesis sing Turn It On Again while the video images appeared to suggest it was time to Turn It Off. And singer-songwriters Damien Rice and David Gray promised everyone to make a difference -- before singing that anthem to predestination, Que Sera Sera. Will the event make a difference after the last burger in biodegradable packaging is eaten and the stage made of recycled oil drums is packed away? Steve Howard, CEO of the Climate Group, a partner in Live Earth, said that it would. I think that this will be very inspiring and show people that you can put on concerts and tours in a much greener way, he said. I understand concerns about Madonna's carbon footprint. But nobody's perfect, and at least we are now having an interesting debate about it, which will change behavior. Lining up at the stalls selling $40 organic cotton T-shirts proclaiming Green Is the New Black, Andrea Covic, 26, was also optimistic. I've come because I'm sympathetic to the message, she said. Of course I want to see the Beastie Boys. But I do think this is a good way of getting people and the media to take climate change seriously. But Andrew Turner, 29, who had come to see his favorite band, the Foo Fighters, was not convinced. I already recycle and wash my clothes at 30 degrees [centigrade, about 86 degrees Fahrenheit] and turn off lights and computers, he said. So I have a suspicion that those who are coming today are those already interested in the message. I don't know how many more it will convince.
[mediacare] Hendropriyono: Waspadai Dana Otsus Papua
http://www.indopos.co.id/index.php?act=detailid=8900 Minggu, 08 Juli 2007, Hendropriyono: Waspadai Dana Otsus Papua JAKARTA - Tudingan lemahnya aparat intelijen di balik bobolnya gerakan separatisme RMS dan OPM kemarin dijawab mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) A.M. Hendropriyono. Purnawirawan jenderal berbintang empat itu menegaskan bahwa BIN tidak bisa disalahkan dalam kasus tersebut. Menurut dia, sebagai mata dan telinga negara, BIN seharusnya punya sistem yang kuat agar bisa bekerja maksimal. Namun, yang terjadi, saat ini BIN tidak punya sistem, undang-undang, atau dasar pijakan yang pasti tentang hal yang boleh dan tidak boleh. UU Intelijen tak kunjung jadi. Orang-orangnya (orang BIN, Red) sama dengan dulu. Yang ganti-ganti presidennya, ujarnya dalam diskusi bertajuk Mengungkap Eksistensi Separatisme di Menara Kebon Sirih kemarin. Dibandingkan zaman Orba, kata dia, orang BIN sekarang memang jauh berbeda. Sebelumnya, BIN terkesan kuat. Namun, saat ini, lembaga yang pernah dia pimpin itu terpojok (gamang). Dulu, segala cara bisa dipakai. Kalau reformasi, kita (BIN, Red) harus tunduk pada the rule of law, ujarnya. Yang memprihatinkan, ujar dia, saat ini, untuk mendapatkan informasi, BIN harus mendapatkan izin provider (penyedia layanan, Red) guna menyadap telepon seluler. Masak kegiatan intelijen harus izin sama orang swasta, ungkapnya. Soal gerakan separatisme yang saat ini mulai berani unjuk gigi, kata Hendro, itu menjadi warning bagi pemerintah Indonesia untuk mengantisipasi. (Kemungkinan maraknya) gerakan separatisme lima tahun ke depan perlu kita antisipasi, tegasnya. Gerakan tersebut, jelas dia, bersifat separatisme periferal yang timbul akibat turunnya kepercayaan daerah terhadap pemerintah pusat. Bukan hanya Maluku dan Papua, daerah lain seperti Kalimantan pun berpeluang berusaha melepaskan diri dari Indonesia. Itu disebabkan adanya kesalahan berturut-turut dari pemerintahan yang satu ke yang lain, ungkapnya. Daerah mana yang paling berpotensi berontak? Yang paling dekat Papua. Papua lebih siap maju mendahului daerah-daerah yang kesusupan ide separatisme, ujarnya. Kelebihan Papua, jelas dia, mereka punya sponsor. Tidak sampainya dana otonomi khusus yang setahun mencapai Rp 17 triliun ke masyarakat diduga merupakan kesengajaan agar anggaran itu bisa mendanai gerakan separatis. Tampil sebagai pembicara sebelumnya, Ketua DPP Partai Hanura Suadi Marassabesi menyatakan, insiden bendera RMS di Lapangan Merdeka Ambon seharusnya sudah dideteksi aparat intelijen. Menurut informasi, kata dia, sejak H-2 atau H-3, intelijen sebenarnya diberi tahu soal adanya persiapan tarian cakalele (tarian perang, Red) yang diindikasikan bakal dipentaskan dalam acara tersebut. Ada sekelompok orang yang membeli celana panjang hitam dan parang. Kalau kami orang Maluku langsung tahu itu untuk tarian cakalele, ujarnya bernada tinggi. Sayangnya, bukannya bertindak, aparat intelijen justru terkesan mengabaikan informasi tersebut. Suadi menduga ada ketidakberesan koordinasi aparat intelijen di daerah dengan pusat, sehingga indikasi kuat adanya gerakan separatis itu tak ditindaklanjuti. Yang mengherankan, mereka punya ID-card dari panitia. Masalah itu seharusnya didalami intelijen sebelum acara dimulai, tegasnya. Senada dengan itu, anggota Komisi I DPR Yorris Raweyai mengungkapkan, kinerja intelijen bukannya semakin baik, namun justru terlihat semakin tak akurat dan sistemnya lemah. BIN tidak punya visi nasional, sehingga misinya pun bias. Jadi, bergantung interpretasi orang yang pegang, katanya. Pria asal Papua tersebut mengusulkan perlunya perbaikan sistem dan SDM. Bukan hanya itu, BIN juga harus menerima konsekuensi reformasi dengan mengubah paradigma dari intelijen militer menjadi intelijen sipil. Pendekatannya pun harus berubah, ujarnya. (ein
[mediacare] Numpang tanya
Numpang lewat, mau tanya. Apa saja sih yang sudah dibangun di negara Indonesia ini oleh pemerintah Indonesia semenjak pemerintahan Orde Baru hingga sekarang, diluar pihak swasta? Salam, Sunarta Bandung
Re: [mediacare] Re: Praktik Patgulipat Habis Dibabat = STOP MALPRAKTIK
Kalau begitu tidak ada dokter yang mau bekerja di tempat-tempat terpencil, berarti organisasi Dokter Tanpa Batas adalah sangat asing bagi dokter di Indonesia. - Original Message - From: Joseph Ekananda To: mediacare@yahoogroups.com Sent: Sunday, July 08, 2007 8:25 AM Subject: [mediacare] Re: Praktik Patgulipat Habis Dibabat = STOP MALPRAKTIK Itulah enaknya Jadi Dokter... Bisa memposisikan diri bak ''Malaikat'', yang bisa seenaknya saja memberikan obat, memvonis pasien, dan senaknya saja berpraktik di rumah sakit2 yang mematok tarif tinggi. Banyak dokter (meskipun tidak semua dokter) yang enggan berpraktik di daerah2 terpencil. Alasan bahwa pembatasan praktik di 3 tempat menyebabkan pemerataan tenaga dokter kurang seimbang itu hanya Omong Kosong, Yang benar banyak dokter yang KALAP dan ingin mendapatkan pemasukan lebih besar,,.. Berdasarkan Statmen Ketua KKI atau IDI, Majelis Kode Etik(mohon maaf kalo salah, yang pasti salah satunya) pernah mengeluarkan statemen di muat di Harian Kompas rubrik Humaniora (Headline) akhir Mei 2007 yang setidaknya menyatakan Jangan mengkriminalkan Dokter, dan Gaji dokter terlalu kecil.. Semakin menunjukkan bahwa dokter2 di Indonesia kebanyakan mementingkan aspek komersial dan Bisnis.. Apakah dokter2 ini semasa kuliah dulu tidak belajar etika dan moralitas, sehingga merasa paling hebat. Bukankah mereka juga manusia yang juga bisa sakit dan mati... Hukum harus ditegakkan, malpraktik sama dengan korupsi...harus diproses seuai hukum. Tidak adayang kebal hukum..Betulll! kawuloalit [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear doc's Mohon maaf Kebetulan kemarin saya baca di detik nggak sedetail di koran sindo(berita ada dibawah)...masih cuma bisa senyum2 saat itu. Setelah menghapus PTT...kini menghapus pidana dokter yg tdk memasang papan nama(versi detik). Saya bukan politikus, kritikus.pure rakyat jelata...wongcilikburuh pabrik...yg pengin melihat keadilan dan kejujuran...di republik mimpi inimekipun mustahil kecuali kl sudah mati. Maaf ini pemikiran bodoh saya saja. Melihat fenomena seperti ini kok malah khawatir yah Padahal sebelumnya sudah ada angin segar dengan terbetuknya Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) yg sampai saat ini pun tidak jelas juntrungannya...sementara berbagai macam kasus malpraktek masih saja ada. Pas baca koran sindolebih prihatin lagi saya Apakah iya ini merupakan solusi yg komprahensif dng 33 propinsi? Apa iya pemerintah mampu utk mengawasi ini semua, lah wong di ibukota saja masih keteter je. Wah wis sedih. Ndak bisa ngomong lagi. Maaf pagi2 sudah curhat Ayahnya Difa...mari kita berdoa bersama demi kebaikan negri ini. Mohon maaf kl ada yg kurang berkenan. salam prihatin, bapakeghozan-tepi tol cibitung Pidana Bagi Dokter yang Tak Pasang Papan Nama Dihapuskan Arfi Bambani Amri - detikcom Jakarta - Selama ini, UU 29/2004 tentang Praktek Kedokteran mengatur seorang dokter atau dokter gigi yang tak pasang papan nama di tempat praktek diancam pidana penjara. Nah, Mahkamah Konstitusi (MK) menyatakan pasal 79 ayat 1 UU Praktek Kedokteran yang mengaturnya itu bertentangan dengan UUD 1945. Demikian diputuskan majelis hakim MK yang diketuai Jimly Asshiddiqie dalam sidang di Gedung MK, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Selasa (19/6/2007). Menyatakan pasal 75 ayat 1 dan pasal 76 mengenai kata-kata penjara paling lama 3 tahun atau kurungan paling lama 1 tahun dan pasal 79 huruf c sepanjang menyangkut atau yang diatur huruf e tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat, ujar Jimly membacakan putusan. Menurut majelis hakim konstitusi, ancaman pidana tersebut telah menimbulkan perasaan tidak aman dan ketakutan pada dokter atau dokter gigi. Ancaman pidana tersebut dinyatakan hakim-hakim tidak proporsional dengan pelanggaran yang dilakukan. Ancaman pidana tidak sesuai dengan filsafat hukum pidana sehingga tidak sejalan pula dengan pasal 28G UUD 1945, ujar hakim HAS Natabaya membacakan pertimbangan. Pasal 75 ayat 1 UU Praktik Kedokteran tersebut mengatur bahwa seorang dokter harus memasang plang papan nama di tempat berpraktek. Jika tak dilakukan, maka diancam pidana penjara atau pidana denda. Ketentuan ini menimbulkan dilema dalam kasus seorang pasien dalam keadaan mendesak untuk ditolong, sementara sang dokter tidak berada di tempat prakteknya. Sang dokter menurut UU tidak boleh memberikan pengobatan karena berada di luar tempat prakteknya. Jika dokter ngotot mengobati, ancaman pidana menantinya. Mahkamah berpendapat bahwa seorang dokter atau dokter gigi yang melakukan praktek kedokteran semacam itu harus ditafsirkan bukan tindak pidana, tegas Natabaya. Namun untuk uji materil pasal 37 ayat 2 UU Praktek Kedokteran, MK tidak mengabulkan gugatan pemohon dr Anny Isfandyarie Sarwono dkk. Pasal 37 ayat 2 itu membatasi dokter hanya bisa berpraktek di
Re: [mediacare] Re: anti SEPARATIS ??? ... (sabar, Papuan Diary)
Model pemikiran seperti ini haruslah dipahami sebagai sesuatu yang mencerahkan. Terima kasih Ny. Muslim Binti Muskitawati. Sayangnya sdr-sdr saya dari Batak yang Kristen, justru dikenal sebagai orang2 pembela NKRI nomor wahid, dengan alasan agama mereka datang, dengan alasan agama mereka mencuri dan juga membunuhi sdr-sdrnya yang Kristen di Papua sini. Ini model dari sebuah politik nasional yang diadopsi kelompok Islam Radikal dan Nasionalis Indonesia [PDI-P, Golkar, dll]. Mereka bilang punya ideologi kerakyatan. Apa buktinya? Rakyat justru dijadikan korban, apalagi Papua? Dihargai pun tidak! Selamat berhari minggu, PD On 7/8/07, Hafsah Salim [EMAIL PROTECTED] wrote: --- In mediacare@yahoogroups.com mediacare%40yahoogroups.com, yaswar [EMAIL PROTECTED] wrote: Kaka Papuan Diary, Ini kenyataannya: susah sekali bicara soal Papua Merdeka. NKRI itu harga mati. Betul, NKRI sedang dalam proses kematiannya. Dasar Pancasila dari NKRI sudah menjadi Syariah Islam. Bungkus luarnya masih Pancasila tapi isinya sudah Syariah Islam. Bangsa Papua yang kehilangan Pancasila, terpaksa menjual dengan harga mati untuk memisahkan diri dari negara Syariah yang tidak pernah terpikir untuk tawar2an lagi. Artinya, untuk orang Papua apalagi terutamanya, kata mati ini terbiasa jadi harfiah: hilang nyawa. Sudah jadi kenyataan bagi kita arti harfia ini, dan setepat-tepatnya ini yang KITA MAU UBAH: NYAWA DAN MARTABAT ORANG PAPUA SELAMA INI DIANGGAP SAMA DENGAN NYAWA DAN HARGA SEMURAH MURAHNYA BINATANG. Juga benar, hanya Syariah Islam yang menganggap orang Papua lebih rendah daripada binatang sehingga orang Papua tidak mungkin ada pilihan lain dari Merdeka memisahkan diri dari negara Syariah yang memperlakukan mereka seperti lebih rendah dari binatang. Ny. Muslim binti Muskitawati
Re: [mediacare] Re: Saatnya Kembali ke ASI, maksimal 5 bulan benarkah??
untung buyut, nenek, ibu, istri dan adik2 perempuan saya tolol, sehingga 6 bulan pertama cuma total asi. 6 bln -2 thn tetap asi plus makanan lain kecuali susu kalengan.. Akibatnya kami terpaksa hidup sehat tanpa pusing naik turun harga susu. Salam. --- mediacare@yahoogroups.com [EMAIL PROTECTED] wrote: Salam ... Bila memang sahih dan sah sehat sebagai yang disampaikan jeng Hafsah...ini bisa jadi berita bagus bagi beberapa kalangan wanita karir atau wanita yang ASI nya ngga lancar Mungkin jeng Hafsah bisa memberikan referensi kedokteran dan kesehatan yang sahih sesuai pernyataan anda? Para wanita karir sedang menunggu anda, jeng... Salam beachboy - Original Message From: Hafsah Salim [EMAIL PROTECTED] To: mediacare@yahoogroups.com Sent: Sunday, July 8, 2007 1:19:03 PM Subject: [mediacare] Re: Saatnya 'Kembali' ke ASI Kalo kita membicarakan Kesehatan Anak, maka menyusui bayi dengan ASI TIDAK BOLEH DIBERIKAN LEBIH DARI 6 BULAN. Secara medis, ASI hanya baik hingga 5 bulan, setelah 5 bulan kualitas ASI sudah tidak berguna untuk bayi. Sejak umur bayi 3 bulan, makanan pengganti susu sudah harus diperkenalkan kepada bayi agar secara bertahap bisa digantikan setelah umur 5 bulan. ASI sangat dianjurkan hanya sampai umur 3-4 bulan saja karena dalam ASI terkandung cairan antibody ibu yang sangat berguna untuk mempertahankan kesehatan bayi menghadapi infeksi dunia luar. Sejak baru lahir, organ2 bayi belum tumbuh sempurna termasuk organ2 yang membentuk zat antibody bayi. Bayi sejak lahir bergantung kepada zat antibody yang didapatkan dari ibunya sedangkan sebelum lahir antibody ini ditransfer melalui barrier placenta. Oleh karena itu, sejak bayi dilahirkan, perlu waktu 3-5 bulan untuk organ2 pembentuk antibody ini berkembang hingga berfungsi penuh. Sambil menunggu waktu inilah, bayi membutuhkan ASI yang masih mengandung antibody yang cukup konsentrasinya untuk melindungi kesehatan bayi. Setelah 5 bulan, kandungan antibody ibu dalam ASI sudah sangat rendah sebaliknya kemampuan bayi untuk membuat sendiri antibody-nya sudah bisa melepaskan diri dari ketergantungannya kepada ASI. Namun pada usia 5 bulan ini, bayi sangat membutuhkan makanan pengganti yang bukan ASI yang berisi protein yang lebih lengkap daripada ASI. Dunia memang tidak selalu menyediakan makanan sehat bagi semua orang. Untuk negara2 miskin, WHO menetapkan bahwa ASI masih boleh diberikan hingga umur bayi 2 tahun. Hal ini ditetapkan mengingat kemampuan ibu untuk memberikan makanan pengganti sangatlah rendah sehingga daripada bayinya mati karena tidak diberi makan, masih lebih baik diberi ASI yang meskipun isinya berkualitas rendah tetapi lebih baik daripada tidak diberikan apapun juga. Namun kalo dalam keluarga yang mampu memberi makanan pengganti ASI, haruslah dijelaskan untuk jangan memberikan bayi anda ASI lebih daripada 6 bulan. Karena pemberian ASI hingga 2 tahun hanyalah kebijaksanaan WHO untuk keluarga yang dibawah kemiskinan. Ny. Muslim binti Muskitawati. --- In [EMAIL PROTECTED] ps.com, B. Dwiagus Stepantoro [EMAIL PROTECTED] . wrote: Mbak Dian, Romo Blasius Mungkin bisa dibedakan kelompok ibu-ibu yang menjadi sasaran gerakan ini. Gerakan kembali ke ASI ini mungkin sasarannya ya memang bagi Ibu-Ibu yang sudah terbiasa membeli susu formula, sehingga mereka sangat tergantung dengan susu formula itu,... jadi, ketika harga susu formula naik, mereka jadi kewalahan, apaagi ketika susu formula ini sudah langka dipasaran. Jadi kalau mereka yang biasanya mampu beli susu formula, kenapa kita dorong untuk kembali ke ASI,.. . kalau mereka mampu beli susu formula tiap 1-2 minggu yang harganya 50-200ribu, berari orang itu mampu untuk belimakanan untuk sang ibu bukan, jadi,bukankah duit anggaran mereka untuk beli susu formula yang harganya di supermarket kadang membuat saya takjub, bisa dipakei === Message Truncated === Pinpoint customers who are looking for what you sell. http://searchmarketing.yahoo.com/
[mediacare] Silahkan datang besok Open Casting FTV di Gor Bulungan Blok M
Silahkan yang berminat datang ke Gor bulungan blok M besok hari Senin ( 8 July 200 ) jam 11 /sd jam 01 siang untuk casting FTV. ( talent code : andi bersama ) Casting di buka hanya hari senin saja. Yang di cari adalah : - Laki-laki untuk peran Papa Umur 35-40 th ( 1 orang ) Kriteria karakter : Mapan, Dewasa, Bijaksana - Laki-laki untuk peran Anak kuliahan Umur 20-25 th ( 3 orang ) Kriteria karakter : Tampan, Tinggi minimal 170 cm, - Wanita untuk peran Anak kuliahan Umur 20-25 th ( 2 orang ) Kriteria karakter : Menarik, Tinggi minimal 160 cm Tidak untuk pemeran yang sudah profesional, khusus untuk anda yang belum pernah tampil di TV. Warm Regards G. Tyo Nugroho-081519761633 - Fussy? Opinionated? Impossible to please? Perfect. Join Yahoo!'s user panel and lay it on us.
[mediacare] Warning on Indonesian terror threat
http://www.theage.com.au/news/national/warning-on-indonesian-terror-threat/2007/07/08/1183833327030.html Warning on Indonesian terror threat Canberra July 8, 2007 - 2:50PM Foreign affairs officials today warned of a threat of imminent terrorist attacks in Indonesia, including Bali. In an upgraded travel advisory, the Department of Foreign Affairs and Trade said terrorists were actively planning attacks which could take place at any time. The advisory says Australians should reconsider their need to travel to Indonesia. There have been recent arrests of high-level terrorist operatives in Indonesia, but we assess terrorists are continuing active planning of attacks, it says. These attacks could take place at any time and could be imminent. Particular care should be taken at this time to avoid known terrorist targets. These included Bali and the capital Jakarta. Ask yourself whether, given your own personal circumstances, you're comfortable travelling to Indonesia including Bali, knowing that there is a very high threat from terrorism and you may be caught up in a terrorist attack, the advisory says. Ask yourself whether travel could be deferred or an alternative destination chosen. AAP
[mediacare] Rindunya Batu
Rindunya Batu selekta punya gunung-gunung punya bukit berbatu-batu tapi tidak punya bir! ada pohon apel berjejeran ada hotel-hotel mengedipkan mata ada impian pada kekasih jauh disana selekta punya gunung-gunung punya bukit berbatu-batu tapi tak punya warnet! ada bemo nyatanya angkot kota demi kota merayumu musim menghayal :mencumbu memorimu di batu kita meraba rindu dunia si pengembara berkata : isinya sunyi, berlapis-lapis heri latief batu-selekta, 13 januari 2003 http://herilatief.wordpress.com/
[mediacare] Antara: Peluang besar bisnis IP Telephony
Sains Teknologi 06/07/07 19:57 Peluang Besar Bisnis IP Telephony Jakarta (ANTARA News) - Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia yang sedemikian cepat telah membuka peluang besar bagi perkembangan bisnis perusahaan penyedia jasa solusi jaringan data (data networking solutions), layanan telepon berbasis internet protocol (IP telephony), serta layanan pemasaran di internet. Presdir PT Teledata Indonesia Chan Chee Kheong kepada wartawan di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa pada tahun 2000 pengguna internet di Indonesia hanya sekitar dua juta pengguna (users) dan setiap tahunnya terus bertambah hingga mencapai 18 juta pengguna pada tahun 2007. Data statistik yang dimilikinya juga menyebutkan para users tersebut menggunakan internet sebagian besar untuk mengirim surat elektronik (e-mail) yakni sebanyak 91 persen, untuk referensi berita (76 persen), serta untuk chatting (52 persen). Dikatakan Chan Chee Kheong bahwa merujuk pada data-data tersebut maka PT Teledata Indonesia, sebagai perusahaan spesialis penyedia jasa solusi jaringan data serta layanan telepon berbasis Internet Protocol (IP telephony) di Indonesia , yakin dapat memenuhi target pertumbuhan pendapatan 10 persen pada 2007 dan 20 persen pada 2008. Pada tahun 2006 Teledata berhasil meraup pendapatan sebesar 8,0 juta dolar AS dari pasar Indonesia. Kami menilai kinerja perekonomian Indonesia menuju ke arah yang positif dan hal itu mendukung pertumbuhan bisnis inti kami yaitu telepon berbasiskan internet protocol dan serangkaian solusi jaringan data, kata Chan, yang juga menjabat sebagai Chief Operating Officer (COO) Teledata Group. Menurut dia, saat ini Teledata juga telah merambah bisnis layanan pemasaran di internet melalui anak perusahaan PT.Teledata-Vintedge. Sementara itu, Country Director PT Teledata Indonesia Keith Seow pada kesempatan sama mengatakan bahwa pihaknya pada Jumat malam (6/7) menyelenggarakan acara malam penghargaan kepada para pelanggan setia, untuk menandai 12 tahun beroperasinya perusahaan tersebut di Indonesia. Teledata Indonesia merupakan anak perusahaan Teledata Group yang bermarkas di Singapura, dimana sahamnya tercatat di papan utama bursa saham Singapura (Singapore Stock Exchange). Teledata Group berdiri sejak 1976 dengan spesialisasi bisnis di bidang contact center berbasis internet protocol, telepon berbasis internet protocol, serta sebagai penyedia jasa solusi jaringan data. Sejak awal beroperasi di Indonesia tahun 1995, Teledata Indonesia bermitra usaha dengan perusahaan Perancis di bidang penyedia layanan teknologi komunikasi, Alcatel-Lucent, dengan pangsa pasar sekitar 70 persen.(*) Copyright © 2007 ANTARA http://www.antara.co.id/arc/2007/7/6/peluang-besar-bisnis-ip-telephony/
[mediacare] Sewa Pulau Harus Izin Pemerintah Pusat
http://www.suarapembaruan.com/News/2007/07/07/index.html Refleksi: Bagaimana kalau pulau Jawa yang disewakan untuk 50 tahun sebagai percobaan, seperti Hongkong lepas dari Inggris, Alasan mengapa pulau Jawa, karena: (a) banyak tenaga kerja, (b) terdapat berbagai macam pergurun tinggi, (c) jaringan komukasi terbaik disekluruh Indonesia, (d) infrastruktur bisnes, (e) UUPMA mudah diimplemtasikan, (f) pusat kekuasaan dan kesatuan militer terbaik dari ketiga cabang angkatan perang yang sanggup menjamin keamanan investasi. Kemarin dilaksanakan pemilihan 7 keajabian dunia. Jadi jangan hanya presiden dipilih langsung tetapi ada baiknya juga kepada rakyat Indonesia diberikan hak demokratis yang sama dalam menuntukan pulau mana yang harus dijual atau digadai, disewa. Akoor?? Setuju? Tidak setuju pun boleh mengutarakan pendapat. SUARA PEMBARUAN DAILY Sewa Pulau Harus Izin Pemerintah Pusat [JAKARTA] Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil Departemen Kelautan dan Perikanan, Syamsul Maarif, menegaskan, pulau-pulau di seluruh Indonesia dilarang dijual ke pihak asing. Sedangkan penyewaan dan pengelolaan pulau kepada pihak asing harus seizin pemerintah pusat. Pemerintah perlu mengetahui masalah sewa-menyewa pulau karena berkaitan dengan masalah politik dan keamanan wilayah di Tanah Air. Pulau-pulau terluar atau yang terletak di perbatasan juga berhubungan dengan masalah kedaulatan negara, tutur Syamsul kepada SP di Jakarta, Jumat (6/7). Saat ini, ujar Syamsul, ada 92 pulau kecil milik Indonesia berada di perbatasan dengan 10 negara. Dia mengingatkan, semua pihak agar sungguh-sungguh menjaga pulau milik Indonesia agar tidak diakui pihak asing. Penyewaan dan pengelolaan pulau harus mengikuti aturan, termasuk Undang-Undang tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (UU PWP PPK) yang disahkan DPR, Selasa (26/6). Syamsul mengatakan, Pulau Bawah di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, saat ini menjadi masalah karena diindikasikan telah dijual ke orang asing (warga Malaysia dan Australia). Pembelian ini mengatasnamakan penduduk setempat yang berprofesi sebagai nelayan dengan harga Rp 1 miliar. Pulau seluas 200 hektare ini sudah banyak didatangi turis asing. Sedangkan Pulau Sipadan dan Ligitan lepas ke Malaysia karena dimenangkan oleh Mahkamah Internasional. Alasannya , Malaysia selalu memperhatikan dan mengurus pulau itu dengan baik, termasuk melestarikan lingkungan dan rutin mendatangkan turis asing. [S-26] Last modified: 7/7/07
[mediacare] Up Date Berita dari KabarPapua.Com [08/07/2007] :::::::::: Front PEPERA PB :::::::
Selamat Datang di: Situs Berita Online WWW.KABARPAPUA.COM Memberitakan yang Tersembunyi, Membela yang Tertindas! Salam Nasional Papua Barat ONE PEOPLE, ONE SOUL WEBMASTER [EMAIL PROTECTED] RI TAWAR IDEALISME PAPUA MERDEKA DENGAN 17 TRILYUN? EDITORIAL KABARPAPUA.COM - Pembentangan Bintang Kejora oleh kelompok tari Sampari dari Manokwari pada konferensi lima tahunan Dewan Adat Papua (DAP) di GOR Cenderawasih Papua pada Selasa (3/7) dan aksi-aksi mahasiswa Papua Barat di Jawa serta tekanan dari luar negeri terutama dari kongresman Amerika Serikat (AS) Eni Faleomavaega ketika ke Indonesia, pemerintah Indonesia tidak bisa berbuat banyak. Dikirim oleh makimee pada Sunday, 08 July 2007 (36 kali dibaca) (selengkapnya... | 3324 byte lagi | 1 komentar | Nilai: 0) Hindari Kibaran Bintang Kejora, RI Kucurkan Rp 17 Triliun Untuk Papua Jakarta TempoInteraktif - Pemerintah Republik Indonesia menganggarkan Rp 17 triliun untuk pembangunan di Propinsi Papua dan Irian Jaya Barat. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional Paskah Suzetta mengakui, dana itu memang dianggarkan untuk meredam gejolak politik dan sosial di propinsi itu. Dikirim oleh makimee pada Sunday, 08 July 2007 (19 kali dibaca) (selengkapnya... | 1269 byte lagi | 2 komentar | Nilai: 0) “Kehidupan Warga Papua Mulai Tidak Aman” Pasca Kongres DAP dan Aksi Mahasiswa Papua, Sweeping dan Terror Warnai Hari-hari Warga Papua Jayapura Kabarpapua.com - Pembentangan Bintang Kejora oleh kelompok tari Sampari dari Manokwari pada konferensi lima tahunan Dewan Adat Papua (DAP) di GOR Cenderawasih Papua pada Selasa (3/7), justru bermuara pada sweeping dan terror terhadap rakyat Papua oleh aparat polisi dan militer Indonesia. Dikirim oleh makimee pada Sunday, 08 July 2007 (24 kali dibaca) (selengkapnya... | 7604 byte lagi | 1 komentar | Nilai: 0) HENDROPRIYONO: PAPUA BAKAL SUSUL TIMTIM, KALIMANTAN 5 TAHUN LAGI Papua saat ini sudah sangat siap untuk lepas dari NKRI Laporan: Arry Anggadha - detikcom Jakarta Detikcom - Gerakan separatisme di Indonesia diyakini semakin meluas. Papua pun diperkirakan bakal menjadi wilayah kedua setelah Timor Timur (Timtim) yang lepas dari NKRI. Setelah itu Kalimantan. Dikirim oleh Tribesman pada Saturday, 07 July 2007 (53 kali dibaca) (selengkapnya... | 1681 byte lagi | 9 komentar | Nilai: 0) BERITA FOTO: Unjuk Rasa Anti-OPM Berlangsung di Surakarta dan Makassar Bintang Kejora dibakar Massa Aksi Liputan6.com, Surakarta: Penolakan terhadap gerakan separatis kembali disuarakan. Kali ini demonstrasi anti-Organisasi Papua Merdeka berlangsung di depan Markas Polisi Wilayah Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (6/7). Dikirim oleh Marvic pada Saturday, 07 July 2007 (74 kali dibaca) (selengkapnya... | 2574 byte lagi | 19 komentar | Nilai: 5) Gus Dur: Bintang Kejora Bukan Simbol Separatisme Liputan6.com, Jakarta: Mantan Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur membantah jika Bintang Kejora disebut sebagai simbol separatisme. Menurut Gus Dur, larangan mengibarkan Bintang Kejora yang dikeluarkan Kepolisian Daerah Maluku sebagai suatu keputusan politik. Dikirim oleh Marvic pada Saturday, 07 July 2007 (21 kali dibaca) (selengkapnya... | 981 byte lagi | 1 komentar | Nilai: 0) RI-Australia Bahas Kelanjutan Lombok Treaty Laporan Wartawan Kompas Wisnu Dewabrata JAKARTA, KOMPAS – Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono menyatakan baik pemerintah Indonesia maupun Australia, keduanya sama-sama menginginkan adanya tindak lanjut perjanjian kerja sama keamanan, yang pada 13 November tahun lalu telah ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri Indonesia dan Australia di Lombok, Nusa Tenggara Barat, ke dalam bentuk ratifikasi oleh masing-masing negara. Dikirim oleh Marvic pada Saturday, 07 July 2007 (12 kali dibaca) (selengkapnya... | 2767 byte lagi | 1 komentar | Nilai: 0) Panitia Penyelenggara Konbes Masyarakat Adat Papua II Diperiksa Polisi Laporan Wartawan Kompas Aryo Wisanggeni G JAYAPURA, KOMPAS - Sejumlah tujuh panitia Konferensi Besar Masyarakat Adat Papua II dan Sekretaris Jendral Presidium Dewan Papua Thaha Alhamid diperiksa Direktorat Reserse Kriminal Kepolisian Daerah Papua, Sabtu (7/7) pagi. Pemeriksaan itu diduga terkait penggunaan Bendera Bintang Kejora dalam tarian pembuka konferensi itu pada Selasa (3/7). Dikirim oleh Marvic pada Saturday, 07 July 2007 (29 kali dibaca) (selengkapnya... | 3481 byte lagi | 1 komentar | Nilai: 0) Tom Beanal: Kemerdekaan Bukan Suatu Hal Yang Harus Kita Curi *Kemarin, Konferensi Masyarakat Adat Papua Berakhir JAYAPURA- Setelah selama 4 hari berkutat dengan sidang dan musyawarah yang cukup melelahkan, sore kemarin akhirnya Konfrensi Besar Masyarakat Adat Papua (KBMAP) yang berlangsung di GOR Cenderawasih telah berakhir. Kendati acara penutupan itu dilaksanakan pada pukul 17.15 WIT, namun sebelumnya siang kemarin
[mediacare] Antaretnis Bersitegang di Nunukan
Situasi di Pulau Nunukan Kalimantan Timur semakin mencekam, menyusul terjadinya aksi sweeping dari kelompok etnis Dayak ke sejumlah rumah penduduk dari warga Suku Bugis. Aksi sweeping mulai dilakukan Minggu sore (8/7) di depan Hotel New Sultan Jalan TVRI Nunukan. Dikabarkan sebuah bangunan kantor milik seorang pengusaha yang memang berasal dari Suku Bugis dirusak. Aksi itu juga meluas ke pedagang-pedagang kaki lima, hingga membuat seluruh toko di Nunukan tutup. Sebuah pasar malam juga diobrak-abrik, sehingga membuat suasana semakin panik. Sekarang jalan-jalan di Pulau Nunukan lenggang, tidak ada yang berani keluar rumah, lapor Vincentius, salah seorang tokoh asal NTT di sana. Polisi setempat telah menyatakan Siaga 1. Ketegangan ini sebenarnya sudah terjadi sejak pekan lalu. Bahkan polisi telah menambah kekuatan keamanan dari Brimob, dan TNI juga didatangkan dari Bataliyon 611 Tarakan. Hanya saja tidak ada media massa yang memberitakan, sebab dikuatirkan akan semakin memicu ketegangan. Ketegangan itu bermula dari persoalan proyek senilai 35 Miliar rupiah di Kecamatan Sembakung dan Lumbis Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur. Pemicunya adalah perkataan sesumbar Sulaiman, seorang oknum masyarakat Nunukan dari Suku Bugis yang menentang dan menghina Paridil Murad, sesepuh dan tokoh adat besar sebuah organisasi bernama Penduduk Asli Suku Kalimantan (Pusaka). Penghinaan itu memancing kemarahan komunitas suku tersebut. Kabar pertikaian tersebut menjalar cepat ke telinga anggota Pusaka, hingga ke seluruh Pulau Kalimantan. Akibatnya puluhan orang Suku Dayak dan Tidung asal Kabupaten Malinau yang bertetangga dengan Kabupaten Nunukan, ngeluruk ke daerah itu. Mereka meminta oknum masyarakat yang sok jago tersebut mempertanggung jawabkan ungkapan yang membuat suku asli Kalimantan merasa terhina. Jajaran Polres Nunukan pun bergerak cepat dengan mengamankan Sulaiman, oknum masyarakat yang disebut-sebut pertama kali memancing indikasi pertikaian berbau etnis tersebut. Pertemuan Sulaiman dan puluhan massa Pusaka pun segera digelar difasilitasi pihak kepolisian Nunukan. Hasilnya Sulaiman tidak ditahan, namun suku Dayak dan Tidung yang mendominasi komunitas Pusaka, mengharuskan membayar denda adat seratus ekor kerbau atau sekitar kurang lebih Rp.450 juta kepada Pusaka. Sejumlah masyarakat Dayak yang dihubungi mengaku tidak bisa berbuat apa-apa terkait persoalan denda, sebab merupakan persoalan adat. Hal tersebut misalnya diakui oleh Hendry Abung, seorang anggota DPRD Nunukan yang juga adalah warga Suku Asli Kalimantan. Kami tidak bisa berbuat apa-apa dengan keputusan adat ini, sebab sudah menjadi urusan tokoh adat pusaka, kata Hendry Abung yang di hubungi via telepon. Namun rupanya denda tersebut tidak disanggupi oleh Sulaiman, sehingga persoalan menjadi rumit, karena menyangkut persoalan adat yang harus dipenuhi. Kondisi pun semakin terasa tegang dan alot, hinggá ahirnya persoalan ditengahi oleh Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) yang dipimpin oleh H Nurdin Efendy. KKSS kemudian memanggil Tokoh Adat suku Tidung dan Dayak untuk melakukan pertemuan di rumah Wakil Bupati Nunukan, Kasmir Foret, untuk mencari solusi sekaligus meredam amarah komunitas Pusaka. Hasilnya ditemukan sebuah jalan keluar untuk menekan terjadinya aksi lanjut yang berindikasi menimbulkan ketegangan baru. Bagaimana bentuk solusi yang dicapai dalam pertemuan Tokoh Adat yang difasilitasi KKSS di rumah Kasmir Foret? Nampaknya dirahasiakan, agar tidak timbul informasi bias yang baru, dengan catatan Bupati Nunukan, H Abdul Hafid Achmad yang berada di Palembang menghadiri acara Penas XII KTNA dimohon segera kembali ke Nunukan untuk menyelesaikan persoalan warganya. Bupati Hafid, sendiri berjanji akan pulang secepatnya ke Nunukan untuk menyelesaikan persoalan itu. Ilham Zain, salah seorang Ketua Adat Mandar Kabupaten Nunukan yang mengikuti pertemuan yang digelar KKSS di rumah Wabup Kasmir mengungkapkan, asal warga tenang dan tidak mengembangkan isu baru, ketegangan antara oknum masyarakat dengan komunitas Pusaka bisa diatasi. Insya Allah tidak ada apa-apa, asal kita semua bisa menahan diri dan tidak asal bicara, karena yang rugi semua orang di kabupaten ini, ujar Ilham. Bagaimana kronoligis kejadian persoalan tersebut hingga menimbulkan isu Sara? Ketua Suku Adat Mandar, Ilham Zain menceritakan, bahwa ketegangan itu terjadi bermula saat kontraktor asal Tarakan dan Samarinda hendak memasukkan berkas lelang di Kantor PU (Pekerjaan Umum) Nunukan. Saat itu, absen peserta lelang tidak ada di kantor PU, padahal lelang belum ditutup. Kontraktor asal Tarakan dan Samarinda ini pun tidak bisa memasukkan berkas ke panitia lelang sebab tidak terdaftar diabsensi pelelangan. Saat mereka menanyakan absen tersebut kepada panitia, juga panitia disebut-sebut tidak tahu kemana absen tersebut. Dua kontraktor ini pun curiga telah terjadi permainan tidak sehat antara oknum panitia dan oknum pihak tertentu yang merasa sok berkuasa di
Re: [mediacare] Speedy atau Slowly?
Ada pengalaman dari saya, buntutnya saya enggan ngelanjutin lagi pakai speedy. Begini. Sejak daftar langganan dengan membeli modem Rp 600 rb, saya tak pernah instan connect. Kalau laghi dibutuhkan, susah, kalau nggak butuh atau sekadar iseng, bisa. Berkali-kali saya pakai teknisi eks karyawan telkom, dan setiap direpair bisa, teknisi pergi, connect susah lagi. Akibatnya, dalam sebulan kita tak pernah bisa memakai sampai habis kuota (1000 kb). Karena dongkol, saya males bayar tepat. Tapi begitu mau goodwil bayar, memang sih telat karena baru akan bayar tanggal 2 Juli, eh tagihan Rp.240.000. Jadi denda dari mana itu, atau memang dibuat begitu? AKhirnya saya ucapkan goodbye sama speedy or slowly itu tadi. Negeri kita memang sedang diacak-acak perusahaan publik yang katanya sehat itu. Speedy, nggak usah ngesaplah!!! Handry TM Novelis, jurnalis. --- Hendra Kurniawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Speedy memang udah kegendutan. Kita baca janji dirut telkom tempo hari yang mau investasi buat nambah kecepatan. Tapi itu rupanya buat konsumsi investor/pasar modal alias omong kosong sebakul realitasnya. Selain lebih lambat, saya suka ngalamin engga bisa konek. Kabarnya ada isp yang nawarin kecepatan tinggi dengan rate harga yang engga beda dengan speedy. Ada yang bisa kasih info? hendra On 7/6/07, Daniel H.T. [EMAIL PROTECTED] wrote: Hallo semua para pelanggan Speedy, tolong bagi2 informasi tentang performa Speedy akhir2 ini. Kok rasanya akhir2 ini download-nya sangat lambat. Bahkan lebih lama daripada dial-up. Apakah saya alami sendiri, atau Anda juga yang lain pelanggan Speedy? Konsumen di Indonesia memang serba dalam posisi yg lemah. Kalau kita berhenti Speedy, lalu bagaimana dgn modem yg dulu kita beli dgn harga yg tidak murah itu? Speedy barangkali harus ganti nama menjadi Slowly, ya? No need to miss a message. Get email on-the-go with Yahoo! Mail for Mobile. Get started. http://mobile.yahoo.com/mail
[mediacare] Female Undercover! diskon 20%, Jabodetabek gratis ongkos kirim...
Female Undercover! Menelanjangi Dunia Lelaki; Kisah Nyata Petualangan Wanita Menjadi Pria Lalu kembali Lagi Menjadi Wanita by Norah Vincent ISBN : 978-979-3972-21-3 Terbit : Juli 2007 Genre : Popular Culture Halaman : 512 Berat : 350 gram Ukuran : 12,5 x 19 cm Sampul : Soft Cover Lini : DASTAN - Non Fiksi Diskon : 20% Harga : Rp 55,000.00 Harga DISKON 20% di www.zahra.co.id : Rp 44,000.00 http://www.zahra.co.id/index.php?do=book.detailid=978-979-3972-21-3 Gratis ongkos kirim untuk wilayah Jabodetabek! Dengan modal potongan rambut pendek, kacamata, bulu wajah dan penis palsu, serta setelan lelaki, selama satu setengah tahun Norah Vincent--seorang wanita jurnalis--berubah menjadi lelaki. Tanpa ketahuan! Selama delapan belas bulan itu Norah mengganti namanya menjadi Ned dan berusaha menjadi lelaki sejati. Ned melakukan segala macam aktivitas lelaki: bergabung dengan liga boling khusus lelaki, kencan dengan para wanita, bekerja sebagai salesman dari- pintu-ke-pintu, nongkrong di klub-klub striptease, bahkan tinggal di biara selama tiga minggu! Buku ini lucu sekaligus serius, cerdas sekaligus menghibur, dan tidak dimaksudkan untuk menampar kaum lelaki. Baik perempuan maupun lelaki sama-sama bisa menikmati petualangan Norah yang menghebohkan ini. Petualangan ini begitu mengagumkan dan memprovokasi pikiran. Namun Norah harus membayar mahal totalitasnya: setelah satu setengah tahun mengendalikan emosinya sebagai seorang lelaki, ia harus mengalami gangguan emosional usai petualangannya itu! *** Begitu kaya dan berani, sehingga saya terpaksa melepaskan topeng kritikus saya dan menjadi pembaca laki-laki yang tersungkur... terpikat sejak halaman pertama. David Kamp, The New York Times Book Review Membuka mata... Buku ini akan membuat banyak perempuan berpikir dua kali sebelum mendengki kaum lelaki, sekaligus membuat para lelaki bersyukur karena gendernya bisa dipahami secara lebih baik. The Washington Post Buku yang berani dan menakjubkan, di mana Vincent menyuguhkan banyak hal segar dan baru kepada kita. The Times, London Kisah Vincent tentang bagaimana ia menjadi laki-laki benar-benar mengagumkan. Los Angeles Times Book World Sangat menyenangkan untuk dibaca... Publishers Weekly Penulis yang berbakat ini menyuguhkan kepada kita sebuah perspektif yang sensitif tentang bagaimana lelaki melecehkan perempuan, juga tentang tekanan yang dirasakan kaum lelaki untuk memenuhi kewajiban dan berkompetisi dalam budaya kita. AudioFile Vincent menemukan kompleksitas yang tak terduga dalam diri lelaki dan juga dalam dirinya sendiri. Booklist Norah Vincent adalah pemikir bebas dan jurnalis independen sejati... Karyanya selalu memuat skeptisisme dan energi yang berani. Ia adalah sosok seorang feminis yang pragmatis dan tercerahkan. Camille Paglia, kritikus dan intelektual sosial Petualangan yang mengagumkan, orisinal, dan bahkan heboh ke dalam dunia lelaki... Norah Vincent menemukan bahwa sebenarnya dunia lelaki itu jauh lebih baik--sekaligus jauh lebih buruk--daripada apa yang dibayangkan oleh kebanyakan perempuan. Christina Hoff Summers, penulis Who Stole Feminism? dan The War Against Boys Dokumentasi manusia yang luar biasa, kaya empati dan pemahaman. Para pembaca akan terseret perjalanan mencerahkan ke dalam kesejatian diri mereka sendiri. Kita mulai membaca dengan menengok jendela, namun setelah usai kita akan mulai menatap cermin. Bruce Bawer, penulis While Europe Slept Riset penyamaran Norah Vincent ke dalam dunia lelaki sungguh berisiko tinggi. Jantung pembaca akan berdegup kencang... Nuala O'Faolain, penulis Are You Somebody? dan The Story of Chicago May Norah Vincent adalah salah satu suara baru yang paling segar dan berani dalam jurnalisme Amerika. Baca buku ini bila Anda ingin tantangan dan perubahan pada pikiran Anda. Andrew Sullivan, penulis dan komentator politik Norah Vincent, sebagaimana Henry David Thoreau, mendengarkan irama drumnya sendiri... Ia adalah salah satu dari sedikit orang yang menjadi suara baru yang benar-benar independen dalam jurnalisme. Nat Hentoff, sejarawan, kritikus, kolumnis, dan aktivis kebebasan sipil Demi melakukan risetnya ini, Norah Vincent rela melepaskan pekerjaannya sebagai kolumnis opini di Los Angeles Times. Karyanya ini telah diliput oleh sejumlah radio dan televisi, serta muncul di berbagai media cetak seperti The New Republic, New York Post, The Village Voice, dan The Washington Post.
[mediacare] Siaran Pers: Teledata Indonesia kukuhkan kemitraan bisnis dengan Alcatel-Lucent
PT Teledata Indonesia pada 6 Juli 2007 lalu menggelar acara malam penghargaan kepada para pelanggan setia (Customer Appreciation Night). Acara malam apresiasi yang dihadiri oleh para pelanggan dan mitra usaha setia ini untuk menandai telah beroperasinya Teledata di Indonesia selama 12 tahun lamanya. Sebagai catatan, perseroan ini adalah anak perusahaan Teledata Group yang bermarkas di Singapura dimana sahamnya tercatat di papan utama bursa saham Singapura (Singapore Stock Exchange). Kami mengawali bisnis di Indonesia pada awal 1995, bermula dari jumlah karyawan hanya 3 orang saja, kenang Keith Seow, Country Director PT Teledata Indonesia. Kini Teledata didukung oleh 25 karyawan tetap dan menggaet kemitraan usaha dengan Alcatel-Lucent dengan bisnis utama pada layanan telepon berbasis Internet Protocol (IP Telephony) dan penyedia jasa solusi jaringan data (data networking solutions) untuk pasar Indonesia. Beberapa perusahaan, diantaranya Carrefour dan Grand Indonesia, mempercayakan penyediaan sistem integrasi jaringan data pada Teledata. Kami berharap bisnis yang kami jalani dapat terus bertumbuh baik di tahun ini maupun di masa-masa mendatang, tutur Chan Chee Kheong, Presiden Direktur PT Teledata Indonesia. Kami nilai performa perekonomian Indonesia menuju ke arah yang positif dan memiliki komitmen untuk mendukung pertumbuhan bisnis inti kami yaitu telepon berbasiskan internet protocol dan serangkaian solusi jaringan data, tambah Chan yang juga menjabat sebagai COO (Chief Operating Officer) Teledata Group. Menurut Chan, di saat yang sama, Teledata juga merambahi bisnis layanan pemasaran di internet yang bertumbuh cepat dengan mendirikan PT. Teledata-Vintedge. Tak heran kalau pihaknya yakin akan meraup pendapatan yang lebih besar di tahun 2009. Sekilas tentang Teledata Group PT Teledata Indonesia adalah anak perusahaan Teledata Group yang bermarkas di Singapura, dimana saham perseroan ini tercatat di papan utama bursa saham Singapura (Singapore Stock Exchange). Berdiri sejak 1976, spesialisasi bisnis yang dijalani Teledata Group diantaranya adalah Contact Center berbasis internet protokol (IP-based Contact Center), IP Telephony Communications Networking Solutions, dan sistem Security Surveillance. Bermitra dengan beberapa penyedia layanan teknologi papan atas, Teledata berkomitmen untuk memberikan solusi yang lebih meluas bagi para pelanggannya. Beberapa perusahaan blue-chip dan juga lembaga-lembaga pemerintah di kawasan ASEAN mempercayai Teledata. Website: http://www.teledata.com.sg Corporate Profile: http://www.teledata.com.sg/corporate-profile/pdf/2006/Teledata_AR2006.pdf Untuk keterangan lebih lanjut silakan hubungi: Gadsya Angela Nggadas PT. Teledata Indonesia Tel: +6221 5695 1522 ext 111 Mobile: +62 812 981 4208 E-mail: [EMAIL PROTECTED]
[mediacare] Alhamdulillah, 2 Pemenang Tips 161 Sudah Ada
Alhamdulillah Bapak dan Ibu sekalian yang budiman, kita telah menemukan dua pemenang untuk permainan kita berkaitan dengan *Tips 161: Keputusan Intuitif Penuh Percaya Diri*. Kedua pemenang ini muncul setelah saya menerima jawaban kurang lebih sebanyak 160 email, baik secara japri maupun melalui reply langsung pada postingan tips tersebut. Selamat buat Anda yang menang, Anda berhak mengikuti Workshop E.D.A.N. Batch 14 dengan free of charge alias gratis, di Hotel Sofyan Betawi Jakarta tanggal 14 Juli besok, atau jika Anda berada di luar Jakarta, silahkan Anda menghubungi saya lewat japri untuk menentukan tempat Workshop E.D.A.N. yang ingin Anda ikuti. Bapak dan Ibu sekalian yang budiman, mari kita teruskan proses belajar bersama kita, tentang latihan mengambil keputusan intuitif. *PERTANYAAN YANG BENAR* Pertanyaan atau perintah yang benar, sebagaimana yang saya ajukan sejak awal saya menggelar permainan ini, adalah: *Temukanlah 'sesuatu' di dalam tips itu, kemudian demonstrasikanlah sebuah keputusan intuitif berkaitan dengan 'sesuatu' itu. * *KLASIFIKASI JAWABAN* Dari sekian banyak jawaban yang masuk, saya memilah-milah jawaban yang masuk ke dalam kelompok-kelompok sebagai berikut. 1. Jawaban yang merupakan jawaban dari baris terakhir tips itu, Keputusan apa yang mau Anda buat hari ini? 2. Jawaban yang merupakan analisis atau pembahasan dari isi tips. 3. Jawaban yang berupa temuan atas sesuatu. *JAWABAN YANG BENAR* Bapak dan Ibu sekalian yang budiman, jawaban yang benar, sesuai dengan permintaan, pertanyaan, atau perintah saya, adalah jawaban yang masuk pada kelompok nomor 3 di atas. Adapun, yang menjawab sesuai dengan kelompok yang saya maksud di atas adalah berjumlah dua orang, yaitu: *1. INA ELTRINA 2. RETNO MURTI* Berikut ini adalah jawaban dari kedua peserta di atas. Jawaban INA ELTRINA: *Perkenalkan, nama saya INA ELTRINA, saya berdomisili di Pulau Batam. Ina tertarik mencari sesuatu yang Pak Ikhwan tawarkan. Sesuatu itu bisa lebih dari satu kan Pak. Pertama, Ina menemukan sesuatu pada : Bab II Ada empat kualitas mental yang perlu Anda latih, agar Anda bisa meningkatkan kemampuan intuitive decision making Anda. Pertama, percayalah penuh dan yakinlah pada intuisi Anda. Percayalah seperti anak-anak mempercayai sesuatu. Poloslah, kekanak-kanakanlah. Go with the flow. Istirahatkan sebentar otak kanan Anda. Sang insinyur itulah yang paling sering berkata pada diri Anda: ... Bukankah sang Insinyur kost di sebelah kiri?* Jawaban RETNO MURTI *Pak Sopa, Saya coba mau jawab Sebelumnya saya kutip dulu ya. Pertama, percayalah penuh dan yakinlah pada intuisi Anda. Percayalah seperti anak-anak mempercayai sesuatu. Poloslah, kekanak-kanakanlah. Go with the flow. Istirahatkan sebentar otak kanan Anda. Sang insinyur itulah yang paling sering berkata pada diri Anda: Ah, masak sih? Apa iya? Kayaknya nggak gitu deh. Idihh, nggak ilmiah tuh. Menurut saya ada kejanggalan di kutipan di atas, kalimat istirahatkan otak kanan Anda seharusnya adalah istirahatkan otak kiri Anda. Sang insinyur itulah... Begitu jawaban saya kalo memang masih belum sesuai dengan maksud Pak Sopa ngga papa kan... Salam Feel Good. Retno Murti* Ya, Bapak dan Ibu sekalian yang budiman. Itulah jawaban yang benar. Itulah jawaban yang saya inginkan. Jawaban itu adalah sesuatu yang amat sederhana, yaitu salah tulis. Seharusnya tertulis otak kiri tapi tertulis otak kanan. Bapak dan Ibu sekalian, jika Anda sempat membaca tips yang sama di blog saya, maka Bapak dan Ibu akan menemukan bahwa di blog itu, tertulis kata-kata yang benar yaitu otak kiri. Sekali lagi, apa yang saya sebut dengan jawaban yang benar, adalah benar menurut versi permainan ini. Sebab apa yang mutlak benar, adalah bukan milik kita. Setidaknya, model itulah yang menurut saya saat ini, paling bisa mendemonstrasikan apa yang dimaksud dengan keputusan intuitif. Selanjutnya, pembahasan ini masih sangat terbuka bagi kita untuk sama-sama belajar dan belajar lagi. *KOK?* Ya, mengapa? Mengapa jawaban dari dua Mbak itu yang saya anggap benar? Bapak dan Ibu sekalianyang budiman, jawaban dari kedua Mbak di atas, adalah sebuah contoh yang paling demonstratif, dari sebuah proses pengambilan keputusan yang intuitif sifatnya. Marilah kita lihat bagaimana kedua jawaban di atas bisa menjadi contoh dari sebuah proses pengambilan keputusan intuitif. Bapak dan Ibu sekalian yang budiman, Anda membaca tips 161 itu dengan dua pattern. 1. Anda menggunakan otak kanan. Saat Anda mulai membaca tips 161 untuk pertama kali, tanpa maksud, niat, dan kesengajaan untuk menghafal, atau mengorganisir, atau mengelompokkan data dan informasi tentang otak kiri dan otak kanan, di dalam diri Anda sudah berjalan sebuah proses pengendapan yang sebenarnya telah bekerja dengan sangat rapi. Inilah yang seringkali kita lupakan, yaitu bahwa di dalam diri kita masing-masing telah ada sebuah divisi riset dan development yang tidak kelihatan, yang bekerja pada kapasitas penuh dan dengan
[mediacare] Permasalahan Subscribe
Dh, seperti yg pernah saya sampaikan bahwa sejak akhir Juni lalu saya tidak menerima posting2 dari mediacare. Saya sudah cek status keanggotaan saya: normal. Saya cek di Radnet, katanya, tidak ada masalah. Akhirnya, saya coba unsubscribe, diikuti dgn subscribe baru. Tapi hasilnya, tetap sama saja. Kenapa, ya?
[mediacare] Pengawasan Impor Mesin Multifungsi Berwarna Tetap Diperketat
HARIAN ANALISA Edisi Sabtu, 7 Juli 2007 Antisipasi Penyalahgunaan Reproduksi Uang Pengawasan Impor Mesin Multifungsi Berwarna Tetap Diperketat Medan, (Analisa) Pengawasan terhadap impor mesin multifungsi berwarna, mesin fotokopi berwarna maupun printer berwarna tetap diperketat dalam upaya mengantisipasi penyalahgunaan seperti mencetak atau mereproduksi uang kertas, surat berharga dan dokumen sekuriti lainnya yang dapat merugikan negara. Tak bisa dipungkiri perkembangan teknologi copier, printer, scanner, faksimili, fotografi digital dengan out put berwarna baik single maupun multifungsi sudah begitu canggih. Bahkan cepat dan tajam hasilnya-resolusi tinggi untuk kebutuhan skala personal maupun korporasi. Justru itu dalam upaya pembinaan dan edukasi perlu pengendalian dan pengawasan yang lebih ketat terhadap impor dan pengguna mesin multifungsi berwarna, fotokopi berwarna dan printer berwarna, tegas Syahrul,Direktur Barang Beredar dan Jasa Depdag di Medan, Jumat (6/7). Dia menyebutkan dengan terbitnya Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 15/M-DAG/PER/3/2007 dianggap perlu mencabut Keputusan Mendag dan Koperasi No 03/Kp/IV/1978 tentang impor Mesin Fotocopy Berwarna dan mengatur kembali ketentuan tersebut. Syahrul mengatakan dengan banyaknya impor mesin multifungsi tersebut minat investor asing untuk berinvestasi di dalam negeri semakin tinggi sebab mesin fotocopy berwarna belum diproduksi di dalam negeri. Indonesia diharapkan menjadi basis industri telematika 10 tahun mendatang. Soalnya kita masih jauh tertinggal dengan dengan Malaysia dan Thailand. Diharapkan investor dapat berinvestasi di sektor industri ini. Namun yang harus diawasi ketat terhadap penyalahgunaan peralatan elektonik tersebut, kata Syahrul pada Sosialisasi Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 15/M-DAG/PER/3/2007 di Balai Citra Hotel Tiara. DISALAHGUNAKAN Hal senada diingatkan pembicara lain Ramon Bangun dari Direktorat Industri Telematika Dirjen Industri Alat Transportasi dan Telematika Departemen Perindustrian, mesin fotocopy berwarna tidak sekali-kali disalahgunakan sehingga mengganggu perekonomian negara. Dia mengakui fitur pengamanan makin disiasati namun pemalsuan uang maupun dokumen masih terus terjadi. Berdasarkan data 2004 tercatat 36 kasus (printer, offset tradisional). Pada 2005, 87 kasus menggunakan printer berwarna dan 2006, 78 kasus menggunakan printer berwarna. Tentang pasar industri telematika di tingkat dunia mencapai 533 miliar dolar dengan pertumbuhan rata-rata 6,9 persen/tahun. Pasar Asia sebesar 42 miliar dolar dengan pertumbuhan 23,5 persen/tahun. Pasar Indonesia sekitar 2,2 miliar dolar dengan pertumbuhan pada 2004 dan 2005 masing-masing 9,8 persen serta 15,8 persen. Pada 2006, industri telematika nasional tumbuh sebesar 10,4 persen. Diharapkan dapat meningkat menjadi 11,5 persen pada 2007. Sedangkan nilai ekspor 2,83 miliar dolar pada 2006 dan 2007 diproyeksikan meningkat 3,02 miliar dolar, rinci Ramon pada acara yang dihadiri Kadis Perindagsu Drs Hasbi Nasution dan Kasi Ekspor Fitra Kurnia. (bay
[mediacare] Kekayaan Peserta Pilkada Terbuka Dikritisi Publik
http://www.indomedia.com/bpost/072007/9/opini/opini1.htm Kekayaan Peserta Pilkada Terbuka Dikritisi Publik Persyaratan tentang LHKPN ini merupakan sesuatu yang sangat penting untuk menjadi perhatian bersama, baik oleh lembaga yang berwenang mengawasi kekayaan pejabat negara maupun pemantau pilkada dan masyarakat. Oleh: Gazalirrahman MAP Koordinator JPPR Kalsel Pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) di Kabupaten Hulu Sungai Utara memasuki tahap pendaftaran calon, dengan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Pemberitaan beberapa media (28 Juni), mencuat tentang kelengkapan persyaratan calon. KPU setempat membeberkan, ada beberapa persyaratan yang belum dilengkapi calon. Dari tiga pasang calon peserta Pilkada HSU yang mendaftarkan diri, semuanya memiliki kekurangan dalam memenuhi semua persyaratan. Dalam pemberitaan selanjutnya (3 Juli), semua calon sudah melengkapi dan menyerahkan kekurangan persyaratan tersebut kepada KPU. Maka, tahap berikutnya adalah penelitian setiap poin persyaratan tersebut oleh KPU kemudian hasilnya diumumkan kepada masyarakat. Selanjutnya, masyarakat dapat memberikan masukan kepada KPU mengenai hasil penelitian itu. Masukan masyarakat wajib diproses dan ditindaklanjuti oleh KPU. Di antara persyaratan yang harus dipenuhi pasangan calon adalah melaporkan harta kekayaannya. Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) mengajak publik untuk lebih jauh menyoroti salah satu persyaratan, yaitu menyerahkan daftar kekayaan pribadi atau Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) dan bersedia untuk diumumkan. Persyaratan tentang LHKPN ini merupakan sesuatu yang sangat penting untuk menjadi perhatian bersama, baik oleh lembaga yang berwenang mengawasi kekayaan pejabat negara maupun pemantau pilkada dan masyarakat. Sebab, laporan harta kekayaan ini merupakan salah satu indikator kejujuran sebagai tabiat pribadi (personal character) dari para calon yang maju dalam kompetisi menjadi kepala daerah. LHKPN dimaksud meliputi jumlah harta tidak bergerak dan bergerak, surat berharga, uang tunai, deposito, giro, tabungan dan setara kas lainnya, piutang yang dijumlahkan menjadi subtotal harta kekayaan. Semuanya dikurangi utang, baru diperoleh total harta kekayaan. Dari total harta kekayaan ini, nantinya publik disuguhkan informasi tentang berapa besar (kaya) atau sebaliknya seberapa kecilnya (tidak kaya) calon itu. Dari semua ini dan setelah diumumkan, diketahui siapa kandidat terkaya dan siapa pula yang tidak kaya? Amanah UU RI Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme menyebutkan, setiap penyelenggara negara wajib melaporkan dan mengumumkan harta kekayaannya sebelum dan setelah ia memangku jabatan. Serta, bersedia diperiksa kekayaannya sebelum dan setelah menjabat. UU tersebut diperkuat oleh UU Nomor 30 Tahun 2005 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK). Yang intinya menegaskan, KPK berwenang melaksanakan langkah atau upaya pencegahan. Antara lain dengan melakukan pendaftaran dan pemeriksaaan terhadap laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN). Banyak nilai positif atas diumumkannya harta kekayaan calon. Di antaranya, publik akan mendapat informasi sejauhmana kewajaran (fairness) kekayaan dimaksud dan membandingkannya dengan realitas kehidupan keseharian sang calon. Nilai positif lain yang bisa diperoleh, calon telah menunjukkan keterbukaan awal dari calon yang akan memimpin atau berkuasa. Sebab, membangun kepercayaan (trust building) harus dimulai oleh seorang pemimpin (leader). Nilai positif lain yang dapat diperoleh dari pengumuman ke publik dimaksud setelah diuji, adalah informasi tingkat kewajaran dari yang dikemukakan calon atas LHKPN-nya. Setelah itu publik akan mengetahui, apakah calon sejak awal tidak melekat karakteristik KKN sebelum menjadi memimpin atau sebaliknya?. Publik dalam hal ini adalah lembaga yang berwenang mengaudit kekayaan calon, juga JPPR sendiri sebagai lembaga pemantau. Masyarakat HSU yang mengenal calon sangat menanti informasi yang akan dilaporkan melalui LHKPN dimaksud dari setiap kandidat secara benar, cepat, tepat, akurat dan bertanggung jawab, sebagai salah satu terwujudnya budaya good governance (GG) serta tuntutan untuk transparan dan akuntabel. Peran masyarakat atas laporan kekayaan ini menjadi sangat penting dan strategis untuk memverifikasinya. Paling tidak, publik mengetahui sebagian keberadaan harta calon dan membandingkannya dengan laporan yang akan diumumkan. e-mail: [EMAIL PROTECTED]
[mediacare] PDI Perjuangan Tidak Menghendaki Amandemen UUD 1945
Usul DPD masuk lewat pintu, Piagam Djakarta bisa lewat jendela kan? PDI Perjuangan Tidak Menghendaki Amandemen UUD 1945 Friday, 06 July 2007 Jakarta, Suluh Perjuangan Kalau ditanya tentang amandemen, PDI Perjuangan akan menjawab tidak, karena usul amandemen tersebut bukan datang dari rakyat. Usul amandemen yang berasal dari elit politik, pastilah bertujuan untuk menambah kekuasaannya. Demikian dikemukakan oleh Sekjen PDI Perjuangan, Pramono Anung, mewakili Ketua Umum PDI Perjuangan dalam acara Temu Wicara Konstitusi yang dilaksanakan atas kerjasama PDI Perjuangan dengan Sekretaris Jenderal Mahkamah Konstitusi RI, di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara pekan ini (5/7). Menurut Pramono, keinginan untuk mengamandemen beberapa pasal UUD 1945 seperti yang diusulkan oleh DPD (Dewan Perwakilan Daerah), pasti nanti akan melebar untuk membahas dan mengamandemen secara keseluruhannya. Sebaliknya, ketika muncul usul untuk mengamandemen, segera muncul dan berkembang wacana dan usulan oleh berbagai kelompok masyarakat yang justru mengusulkan untuk melakukan reamandemen. Padahal, demikian Pramono, pada sisi lain justru banyak sekali masalah masyarakat bangsa ini yang masih memerlukan penyelesian dengan segera. Misalnya masalah lumpur Lapindo saja yang sudah berjalan lebih dari satu tahun belum menunjukkan penyelesaian yang memadai, kongkrit dan bermanfaat bagi masyarakat yang menjadi korbannya. Pada bagian lain sambutannya, Pramono mengingatkan bahwa negara-negara lain dalam melakukan amandemen terhadap konstitusinya tidak semudah kita. Misalnya Amerika Serikat melakukan amandemen konstitusinya itu untuk 3 (tiga) pasal saja justru setelah lebih dari seratus tahun konstitusi tersebut dijalankan. Kita telah melakukan sebanyak 4 (empat) kali. - All new Yahoo! Mail - - Get a sneak peak at messages with a handy reading pane.
[mediacare] Geliat Partai-Partai Politik
Refleksi: Menurut petuah kuno dikatakan bahwa dalam kehidupan banteng dilarang bernaung dibawah pohon beringing sekalipun hujan lebat, guntur kilat atau panas terik. Banteng yang berteduh dibawah pohon beringin adalah santapan Adipurna Satiaprakarsa [gendruwo?]. http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=177063 Geliat Partai-Partai Politik Oleh FS Swantoro Senin, 9 Juli 2007 Partai Golkar dan PDI-P sepakat melanjutkan acara road show silaturahmi Beringin-Banteng dari Medan ke Palembang, 17 Juli 2007. Pertemuan Partai Golkar dan PDIP di Palembang, menurut Sekjen DPP Golkar, Sumarsono, tidak melibatkan tokoh atau pimpinan partai politik lain. (Suara Karya, 5/6). Namun, menurut Taufik Kiemas, PDI-P membuka pintu bagi parpol lain yang seideologi untuk bergabung. Sementara Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Agung Laksono, menandaskan, ... koalisi itu fokus untuk membangun nilai-nilai kebangsaan. Bagi PDI-P, koalisi itu untuk mengantisipasi kebangkitan partai-partai Islam. Geliat dua partai besar itu bisa dilihat sebagai koalisi sesaat, tidak permanen, dan untuk menyederhanakan jumlah partai dengan memperketat persyaratan ikut Pemilu 2009. Jika itu yang terjadi, bisa menimbulkan perdebatan politik panas di DPR. Sistem kepartaian era Orde Baru, yang terdiri dari tiga orsospol, Golkar, PPP dan PDI, pernah dituding sebagai pengebirian terhadap demokrasi (Media Indonesia, 27/6). Kini sistem multipartai dengan 24 partai lewat Pemilu 2004 dianggap menjadi biang keladi penghambat jalannya pemerintahan. Adalah Wakil Presiden Jusuf Kalla yang mengungkapkan pemerintah menjadi lemah karena menghadapi DPR yang banyak maunya. Jusuf Kalla sebagai Ketua Umum Partai Golkar menandaskan ... sejak reformasi yang dimulai Presiden BJ Habibie, pemerintah menjadi tidak stabil karena banyak partai dibentuk tanpa tanggung jawab jelas. Melihat kilas balik politik Indonesia, sesungguhnya bukan pertama kali kita menganut sistem banyak partai. Pada pemilu 1955, diikuti 29 partai, ditambah partai lokal dan perorangan. Pemilu 1971, diikuti 9 partai dan Golkar. Golkar yang ditopang militer dan birokrasi menilai sistem multipartai menjadi momok penghambat stabilitas nasional, sekaligus menghambat pembangunan. Itu sebabnya pembangunan terfokus pada stabilitas, pertumbuhan dan pemerataan. Oleh karena itu, melalui UU Partai Politik dan Golkar, pemerintah memaksa partai-partai melakukan fusi. Dari 9 partai politik, empat partai Islam berfusi menjadi PPP dan lima partai nasional berfusi menjadi PDI, dan Golongan Karya. Dengan sistem tiga partai, stabilitas nasional terjamin. Pemerintahan menjadi kuat, tetapi imbasnya eksekutif mendominasi seluruh tafsir kebenaran dalam pembangunan. Eksekutif kuat, sementara DPR menjadi stempel pemerintah. Akibatnya, kontrol terhadap kekuasaan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Tidak ada check and balances dalam konteks pengawasan. Dan penyalahgunaan wewenang tidak terhindarkan. Krisis ekonomi terjadi dan pemerintahan yang korup tidak mampu mengatasinya. Tidak salah apa yang disinyalir Jusuf Kalla, pemerintah kini lemah karena banyaknya partai politik yang dibentuk tanpa bertanggung jawab. Sistem multipartai terbukti belum melahirkan politisi berkelas. Setidaknya dalam beberapa polling, partai dan parlemen menyandang citra yang kurang baik. Para politikus dan partai politik hasil reformasi justru dipersepsikan publik sebagai lembaga paling korup dan kini citranya pada titik nadir. Masyarakat sedang menyaksikan pernikahan ideologis antara PDI-P dan Golkar. Faksi Merah-Putih Golkar bertemu PDI-P, partai yang selama ini dikenal satu suara soal NKRI, Pancasila, dan kebhinnekaan. Semua tahu kepada siapa sinyal pernikahan ideologis itu disampaikan. Keduanya khawatir atas penguatan politik agama di berbagai belahan Tanah Air. Targetnya jelas dan mulia, persoalan pluralisme harus diselamatkan. Politik makro maupun mikro harus diisi dengan basis ideologis nonsektarian dan inklusivisme. Di sisi lain, kita tahu di balik usungan ideologis tersembunyi incaran politik tertentu. Pemilu 2009 sudah di depan mata, tinggal dua tahun lagi. PDI-P dan Partai Golkar ingin memberi sinyal kuat, kekuatan politik mereka sulit tertandingi oleh partai mana pun. Pengelompokan ideologis adalah cara paling mudah untuk menyimpan nafsu politik itu. Tapi, masalahnya jika pengelompokan ideologis dimaksudkan untuk menghilangkan kelompok lain dari ruang publik. Kini, PDI-P dan Partai Golkar sedang memainkan modus berpolitik asal bukan. Targetnya, mungkin semua daerah dikelola pemimpin nasionalis-pluralis. Dan partai berbasis agama pelan-pelan dikurung. Sehingga pertarungan ideologis menjadi sah jika tidak dicampuri politik kotor.
[mediacare] Banyak yang belum tuntas, kasus korupsi di Banten.
Banyak Yang Belum Tuntas, Kasus Korupsi Di Banten 08 Juli 2007 www.bantenlink.com http://www.bantenlink.com/ Serang Pekerjaan besar kini dihadapi para penegak hukum di Provinsi Banten. Betapa tidak, kasus dugaan korupsi yang dilaporkan masyarakat maupun murni hasil penyelidikan penegak hukum masih banyak yang belum tuntas dalam proses hukum. Oleh : Haji Rahmat Setidaknya, tercatat 26 perkara korupsi yang mencuat ke permukaan sejak terbentuknya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten dengan Undang-undang No.23 tahun 2000. Status perkara itu beragam, di antaranya tahap penyelidikan 10 perkara, tahap penyelidikan 10 perkara, perkara yang tengah menjalani proses persidangan 3 perkara, tahap kasasi 1 perkara dan telah dihentikan penyelidikannya (SP3) satu perkara. Perkara yang paling menarik perhatian dan menyita sebagian besar kekuatan penegak hukum adalah kasus korupsi dana perumahan dan kegiatan penunjang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Banten periode 2001-2004. Kasus ini melibatkan 75 anggota DPRD, termasuk pimpinan dewan dan pejabat di lingkungan pemerintahan. Tahun ini mulai ditangani Kejaksaan Tinggi (Kejati) Banten tahun 2004. Hingga tahun 2007, perkara ini belum tuntas, dalam pengertian belum seluruh 75 anggota DPRD Banten yang menerima dana korupsi itu diseret ke pengadilan. Perkara korupsi ini adalah penggunaan dana tidak tersangka (TT) dalam APBD Banten tahun 2003 sebesar Rp 14 miliar. Uang itu digunakan untuk dana perumahan Rp 10,5 miliar serta kegiatan penunjang atas perubahan cara penyusunan APBD dari manual keuangan daerah (Makuda) ke kode rekening sesuai dengan Kepmendagri No.29/2002 sebesar Rp 3,5 miliar. Kenyataannya, dana perumahan itu dibagikan kepada 75 anggota dewan dengan besaran bervariasi Rp 130 juta hingga Rp 170 juta per orang. Sedangkan dana kegiatan penunjang dibagikan kepada 28 anggota Panitia Anggaran Legislatif (PAL) DPRD Banten masing-masing Rp 100 juta Rp 150 juta per orang. Selama persidangan terbukti, penggunaan dana TT untuk dana perumahan dan kegiatan penunjang DPRD itu melanggar PP 105 yang mengatur dana TT hanya boleh digunakan untuk bencana alam, bencana sosial dan kegiatan yang berkaitan langsung dengan masyarakat serta pemerintahan dalam kondisi yang darurat. Di kalangan eksekutif, Pengadilan Negeri (PN) Serang telah memvonis Djoko Munandar (Gubernur Banten 2001-2006) dengan hukuman 2 tahun penjara dan denda sekitar Rp 200 juta. Vonis juga dijatuhkan ke Tardian (almarhum), Sekretaris DPRD Banten denngan hukuman 1 tahun penjara dan denda Rp 220 juta. Sedangkan dari kalangan legislatif, pedang hukum pun memperlihatkan kekuatannya. Pengadilan Negeri Serang memvonis Dharmono K Lawi (mantan Ketua DPRD) dengan hukuman 4,5 tahun penjara dan denda Rp 460 juta. Sedangkan Mufrodi Muchsin (mantan wakil ketua) divonis 4 tahun penjara dan denda Rp 430 juta. Almarhum Muslim Djamaludin (mantan wakil ketua) juga dikenakan 4 tahun penjara dan denda Rp 450 juta. Anggota DPRD lainnya adalah Tuti Sutiah Indra (mantan Sekretaris Panitia Anggaran Legislatif) yang dijatuhi hukuman 1 tahun penjara dan denda Rp 100 juta. Sayangnya, penanganan kasus ini diwarnai dengan 5 mantan anggota DPRD dari 14 mantan anggota DPRD yang dilimpahkan ke pengadilan lolos dari jerat hukum dengan putusan bebas pada pertengahan Mei 2007. Penyebabnya tim jaksa penuntut umum (JPU) kurang cermat dalam menyusun dakwaan yang mengakibatkan majelis hakim yang dipimpin Syaefoni memvonis dakwaan batal demi hukum. Kelima terdakwa itu adalah Iwan Rosadi, Riril Suhartinah, John Maulana, Ahdi Samlani dan Jaenal Novani. Empat terdakwa lainnya sudah dijatuhi hukuman masing-masing 1 tahun penjara dan denda rata-rata Rp 50 juta-Rp 100 juta. Sedangkan 5 mantan anggota DPRD lainnya berkasnya belum dilimpahkan ke PN Serang. Alasan Kejati Banten, berkas itu masih perlu dilengkapi. Selain menempuh jalan hukum ke pengadilan, Kejati Banten rupanya menempuh jalan damai, yaitu 23 mantan anggota DPRD Banten 2001-2004 meneken perjanjian dengan Kejati. Ke-23 mantan itu harus mengembalikan dana korupsi yang pernah diterimanya. Namun ke-23 anggota dewan itu hingga sekarang belum mengembalikan dana tersebut dan Kejati Banten belum mengambil sikap tegas soal ini. Terlepas soal ke-23 anggota dewan itu, Kejati Banten berhasil mengumpulkan kembali uang APBD Banten yang dikorupsi mereka. Totalnya Rp 7,9 miliar dari Rp 14 miliar dana TT. Dari Rp7,69 miliar sebesar Rp 6,94 miliar kini menjadi barang bukti dipersidangan perkara korupsi dana perumahan dan tunjangan operasional di Pengadilan Negeri Serang. Secara keseluruhan, penegak hukum di Banten tengah menangani antara lain pembuatan perda non perda fiktif Rp 1,5 miliar yang berkasnya siap dilimpahkan ke pengadilan, pengadaan logistik KPUD Banten Rp 1,2 miliar, pengadaan benda-benda pos di kantor Pos dan Giro Tangerang Rp 1,5 miliar, penyalagunaan dana APBD Tangerang Rp 1,9 miliar untuk kegiatan umroh anggota dewan, pembangunan jalan lingkar selatan Kabupaten Tangerang Rp
[mediacare] Susahnya Urus Orang Miskin
Refleksi: Masalahnya terletak pada kemauan politik dan aplikasinya, tetapi kalau pemerintah mempunyai politik yang tidak mementikan perbaikan hidup rakyat miskin, berarti sama halnya dianugerahi kutukan abadi. Lalu jalan keluarnya hanya maut kemiskian berdendang menceik leher? http://www.pontianakpost.com/berita/index.asp?Berita=Opiniid=140019 Jumat, 6 Juli 2007 Susahnya Urus Orang Miskin Oleh: Iman Jaladri, M.Kes Dua hal menarik disampaikan Mentri Kesehatan setelah melakukan rapat dengan panitia A Hoc IV. Pertama adalah kekeliruan dalam pelaksanaan Askes bagi keluarga miskin (Askeskin) dan yang kedua adalah rencana pemberian susu gratis untuk menyikapi makin naiknya harga susu. Tulisan ini mencoba membahas sisi lain dari dua kebijakan tersebut dalam konteks yang berbeda atas dasar pemahaman yang sederhana. Kesemrawudan Askeskin sepertinya sudah muncul semenjak program tersebut digulirkan. Pertemuan tingkat RT, RW, desa, kelurahan dan beberapa kalangan tenaga administrasi medis di puskesmas dan rumah sakit yang membahas masalah itu pada tingkatan aplikasi senantiasa memunculkan tanda tanya. Miskin bisa dijelaskan dengan berbagai kriteria, namun pada tingkatan praktek, ketidakmampuan untuk biaya kesehatan sering dialami oleh mereka yang secara faktual tidak dikatagorikan sebagai kelompok miskin. Penjelasanya sangat sederhana, biaya pengobatan sangat tidak terjangkau. Sementara, mereka tidak mungkin menjual motor untuk menebus obat karena hal itu akan mematikan usaha ojek, dagang es keliling atau jualan sayurnya. Pernyataan Menkes, yang menyebutkan menjadi miskin karena sakit adalah benar adanya. Namun pernyataan itu bisa dibalik: jika tidak sakit atau sakitnya bisa diobati maka tidak akan muncul orang miskin. Jika benar 14 triliun dikeluarkan untuk Askeskin, dan hal itu dianggap mis manajemen, maka perlu ada upaya pengaturan yang lebih baik. Dalam tataran praktis, hubungan antara nasabah dengan pihak asuransi hanya berkaitan dengan pembayaran premi dan klaim. Perhitungannya, jika seluruh penduduk miskin diasuransikan oleh negara, maka pemerintah hanya membayar 36 juta kali Rp 2.500 atau sekitar 1,08 triliun setiap tahun. Ada apa dengan Askeskin, sama dengan berbagai program yang bertujuan untuk meringankan beban masyarakat dengan cara subsidi. Agak sulit untuk melakukan kritisi ketika program itu masih di atas kertas. Tujuannya sangat mulia dan berpihak pada rakyat. Namun senantiasa mendapat masalah ketika sampai pada tataran aplikasi. Kertas tidak bisa mengontrol berbagai bentuk manipulasi dan kecurangan. Dan sebaliknya manipulasi dan kecurangan dilakukan melalui kertas. Anehnya lagi, semua itu kita percaya dan menjadi dasar dalam pekerjaan sehari-hari. Kembali pada awal pembicaraan. Pembagian susu gratis jika dikaitkan dengan problem gizi di Indonesia mempunyai nilai yang sangat penting. Walau susu bukan minuman ajaib yang bisa menyelesaikan masalah gizi, tetapi kontrbusinya akan sangat besar bagi sumbangan asupan protein, kalori dan mineral. Dua sendok makan tepung susu bisa mengandung 2,2 gram protein atau menyumbang 13,5 % dari kebutuhan protein bagi anak usia 4 - 6 tahun. Sebuah nilai yang baik, karena dalam beberapa data survai, asupan protein pada balita di Kalbar sekitar 50 % dengan katagori defisit. Namun demikian, jika benar hal itu akan dilakukan (pembagian susu gratis) maka ada beberapa masalah yang bakal menghadang. Masalah pertama, jika sasarannya adalah balita, dalam kenyataan susu bukan hanya dikonsumsi oleh anak-anak. Hal ini akan mendorong berbagai bentuk penyimpangan dalam hal sasaran. Masalah kedua, susu cenderung mudah rusak karena mengandung protein. Teknik pengemasan dan sistem pergudangan yang aman memerlukan biaya yang mahal. Kecerobohan dalam pengemasan dan penyimpanan bisa berakibat susu menjadi lebih cepat rusak dan sangat berpotensi menimbulkan keracunan. Masalah ketiga, susu adalah komoditi yang mahal dan selama ini, lebih dari 70 % susu di Indonesia adalah dari impor. Pasar susu selalu meningkat sekitar 10 persen per tahun, namun sejak 10 tahun lalu suplai susu dalam negeri tidak bertambah. Mahalnya susu tidak menjadi masalah jika keuangan negara cukup untuk belanja susu. Namun, keterbatasan anggaran akan menjadikan program susu gratis akan menjadi compang camping. Tidak jelas apa yang menjadi penyebab mengapa Indonesia adalah negara yang paling rendah konsumsi susu di dunia. Sama dengan tidak jelasnya mengapa produksi susu kita tidak pernah membaik. Berhubungan dengan hal tersebut, program pemberian susu gratis akan mempunyai implikasi yang sangat luas terhadap masa depan konsumsi susu. Jika keadaan ekonomi tidak membaik, maka ada kecenderungan untuk tidak mampu membeli susu. Dalam hal ini, tidak akan menjadi masalah jika rakyat tidak terbiasa minum susu. Juga tidak masalah jika susu gratis bisa sustaineble. Paling tidak sampai keadaan ekonomi membaik dan masyarakat sudah mampu membeli susu.
[mediacare] Sayap Partai di Basis Kepemudaan Harus Lebih Dimantapkan
Sayap Partai di Basis Kepemudaan Harus Lebih DimantapkanFriday, 06 July 2007 Jakarta, Suluh Perjuangan Ketua Deperpu PDI Perjuangan HM Taufiq Kiemas mengatakan, dalam konteks kepartaian, sayap-sayap partai yang berbasis kepemudaan agar lebih dimantapkan lagi. Tetapi ia mengingatkan, PDI Perjuangan sebagai partai anak muda tidak bisa melupakan kesantunan dalam bergaul dengan golongan tua dalam mencari solusi atas permasalahan bangsa, agar bisa diselesaikan secara bersama-sama. Ketua Deperpu menyampaikan hal tersebut ketika membuka Rakorbid Pemuda dan Olahraga pekan lalu di DPP PDI Perjuangan, Jalan Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Menurut Taufik Kiemas, pertemuan ini sangat penting untuk menciptakan PDI Perjuangan sebagai partai anak muda di masa mendatang. Terlebih PDI Perjuangan adalah partai pelopor di mana anak muda diberi ruang untuk memiliki daya kritis dan dinamis dalam menghadapi persoalan bangsa. HM Taufiq Kiemas juga mengamanatkan kaum muda PDI Perjuangan agar melaksanakan program-program kegiatan yang sangat kongkrit, yang bisa dirasakan pemuda-pemuda hingga tingkat bawah (wong cilik), terutama pemuda dari kaum tani dan nelayan. Karena sebagai negara agraris dan kepulauan, di sana adalah basis kita yang sebenarnya, katanya. Sekalipun peserta Rakorbid Pemuda dan Olahraga ini adalah Ketua DPD dan Bidang Pemuda tiap provinsi, acara ini banyak dihadiri tokoh tua, seperti John Lumingkewas dan Waluyo Martosugito (keduanya anggota Deperpu), Zainal Basri Palaguna (Ketua DPD Sulawesi Selatan), selain para fungsionaris DPP PDI Perjuangan serta anggota DPR. Rakorbid ini dimaksudkan untuk merumuskan berbagai strategi bagaimana menggalang dan merebut hati kalangan pemuda. Dalam pidatonya saat membuka Rakorbid, Maruarar Sirait, Ketua Bidang Pemuda, Mahasiswa dan Olahraga DPP PDI Perjuangan, lebih banyak memberikan laporan seputar kegiatan yang sudah dilaksanakannya, di antaranya adalah membentuk tim futsal dengan segmen sekolah menengah, dan paduan suara. Dalam konteks kepartaian kegiatan akan dibuat lebih membasis, terwadahkan sebagai sayap partai. Menurut Marwan Sirait, pertemuan itu akan semakin memperjelas segmentasi PDI Perjuangan untuk kalangan pemuda. Bahkan, partainya menargetkan 35-40% suara pemilih dan pendukung PDI Perjuangan dari kalangan anak muda. Berbagai terobosan yang ditempuh, antara lain membentuk wadah dan ajang penggalian bakat serta pengembangan talenta anak muda baik di bidang olahraga, kesenian, maupun budaya dan keilmuan. Seperti, kita membuat kelompok futsal Moncong Putih,kelompok paduan suara dan lain-lain, ujarnya. Dengan demikian, dia berharap agar pemilih PDI Perjuangan bukan lagi massa mengambang, tetapi benar-benar pemilih tetap dan memahami garis-garis partai dengan baik. Pihaknya telah melakukan pemetaan terhadap sejumlah partai politik (parpol) yang berorientasi pada kepemudaan. PDI Perjuangan juga membidik agar kegiatan anak muda bukan seremonial belaka, tetapi berlandaskan ideologi untuk kemajuan bangsa. - Ask a question on any topic and get answers from real people. Go to Yahoo! Answers.
[mediacare] Dekrit 5 Juli 1959
Refleksi: Orang Maluku harus ingat bahwa tarian cakalele adalah tarian liar! http://www.balipost.com/BaliPostcetak/2007/7/8/opini.html Dekrit 5 Juli 1959 TARIAN Cakelele adalah tarian liar yang nyelonong pada peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) II Jumat (29/6) yang menggoyang kedudukan para petinggi di Ambon. Bintang Kejora adalah bendera Gerakan Papua Merdeka (GPM) yang dikibarkan grup penari Sampari saat Konferensi Besar Dewan Adat Papua di Jayapura, Selasa (3/7) lalu. Kedua peristiwa yang tampil di layar kaca dan diulas media cetak secara detil itu, tak urung menyedot perhatian publik di Tanah Air. Bahkan berita tentang larangan terbang bagi 51 maskapai penerbangan Indonesia (termasuk Garuda) di wilayah Eropa, yang sebenarnya lebih mencoreng martabat bangsa, sepertinya kurang menarik dibanding gerakan separatis itu. Menyimak aktivitas yang kian mencolok dari Republik Maluku Selatan (RMS) dan GPM yang juga melanjutkan aksinya di Yogyakarta, Rabu (4/7), mengingatkan orang akan kondisi negara di tahun 1950-an. Federalisme yang dikembangkan van Mook dengan politik divide et impera-nya sejak 1946, menghasilkan Republik Indonesia Serikat (RIS) merupakan embrio disintegrasi dan gerakan separatis di Indonesia. Baru pada 27 Desember 1949, lewat Konferensi Meja Bundar (KMB) kedaulatan diserahkan Belanda ke pihak republik, kecuali Irian Barat (kini Papua Barat). NIS yang didukung kaum federalis yang pro Uni Indonesia-Belanda rontok satu persatu. Nah, sejak 17 Agustus 1950 negeri yang sempat terpecah belah ini kembali menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Namun karena persatuan yang tidak berdasarkan sukarela dan didorong angin liberalisme ditandai sistem multipartai, maka sepanjang 1950-an terjadi pergolakan politik dan berbagai pemberontakan di Tanah Air. Di antaranya PRRI-Permesta, DI-TII dan RMS. GPM saat itu belum ada karena Irian Barat masih dalam kekuasaan Belanda hingga 1 Mei 1963, tutur Wijaya. Kalau begitu, apakah sejak Proklamasi 1945 bangsa Indonesia tidak bisa langsung membangun negaranya sesuai cita-cita kemerdekaannya? Maaf, aku baru lahir saat Orde Baru berkuasa, sedangkan mata pelajaran sejarah tidak begitu populer, sehingga aku buta tentang sejarah perjalanan bangsa ini. Bahkan hingga kini pun, kudengar jurusan sejarah di universitas sedikit peminatnya, ujar Sondra. Aku paham karena alumnus sejarah paling-paling jadi guru atau dosen. Beda dengan lulusan kedokteran, arsitektur, hukum dan ekonomi. Karena menyepelekan sejarah, kita tumbuh menjadi bangsa yang mudah terkejut, lalu cepat marah dan ngamuk. Itu karena menganggap setiap peristiwa sebagai sebab, padahal itu akibat dari sebab-sebab sebelumnya. Coba simak huru-hara di Tanah Air sejak bergulirnya reformasi hingga sekarang, aku kira, penyebabnya karena sejarah ditinggalkan orang. Gara-gara tarian liar Cakalele, kubaca di koran, timbul tindakan anarkhis anti-RMS, yang bukan tidak mungkin merembet orang-orang yang tidak tahu masalah. Mudah-mudahan, stabilitas yang mulai tercipta di Ambon pascakonflik bertahun-tahun, tidak buyar. Tapi mereka kan mengancam keutuhan NKRI, malah mengibarkan bendera RMS di depan Presiden RI bersama petinggi negara lainnya? Tindakan itu oleh sementara orang dikategorikan tindakan makar. Syukur demonstrasi di Yogyakarta di mana puluhan mahasiswa asal Papua yang juga mengibarkan bendera Bintang Kejora dan menuntut kemerdekaan Papua Barat, atas pengarahan Kapolri Jenderal Pol. Sutanto, tidak diperlakukan kasar baik oleh aparat maupun masyarakat setempat. Aku rasa fenomena ini cukup meresahkan, padahal sering kudengar para pejabat mengimbau, Tri Pusaka Bangsa yakni Pancasila, UUD 1945 dan NKRI harus dipertahankan. Semua yang kau katakan benar! Namun akar masalahnya sangat kompleks. Saat kemerdekaan diproklamasikan 17 Agustus 1945, Belanda yang terusir Jepang dalam Perang Pasifik setelah menjajah negeri ini selama 3,5 abad, ingin kembali menduduki Indonesia ketika Dai Nippon takluk pada Sekutu. Nah, untuk itu Nederland Indische Civil Administration (NICA) dengan serdadu KNIL-nya mendompleng pasukan sekutu, yang datang ke Indonesia untuk melucuti senjata serdadu Jepang. Sejak 1946- 1949 terjadi perang gerilya antara pasukan Indonesia dengan persenjataan seadanya melawan serdadu KNIL dan Inggris. Saat itu lah van Mook memecah belah NKRI menjadi Negara Pasundan, Jawa Timur, Jawa Tengah, Madura, Sumatera Selatan, Sumatera Timur, Kalimantan, Sabang dan..., papar Wijaya sembari menyambar air karena kerongkongannya kering. Dan Indonesia Timur, dimana Bali termasuk di dalamnya serta Republik Indonesia yang ibukotanya pindah dari Jakarta ke Yogyakarta, yang semuanya disebut Republik Indonesia Serikat (RIS), sela Nuarta. Sekarang aku mulai paham, apa yang dimaksud Wijaya dengan akar masalah. Seperti borok yang hanya tampak sembuh di permukaan kulit, tiba-tiba keluar nanah akibat benturan tak disengaja. Cuma yang aku herankan, apa para
[mediacare] Pluralitas dan Hubungan Etnik di Kalimantan Barat
http://www.pontianakpost.com/berita/index.asp?Berita=Opiniid=140054 Sabtu, 7 Juli 2007 Pluralitas dan Hubungan Etnik di Kalimantan Barat Oleh: Hardianti KALIMANTAN Barat (Kalbar) memiliki tingkat pluralitas yang sangat tinggi. Berbagai orang dari agama, dan etnis serta kebudayaan yang berbeda menetap di daerah ini. Namun demikian, Kalbar juga dikenal sebagai salah satu daerah yang rawan terhadap konflik antar etnis. Hal ini terbukti dengan seringnya terjadi konflik yang melibatkan etnik di Kalimantan Barat, diantaranya pada tahun 1967 yang melibatkan etnis Dayak dengan Tionghoa, tahun 1979, 1996/1997 antara etnis Dayak dengan Madura, kemudian tahun 1999 yang melibatkan etnis Melayu dan Dayak dengan etnis Madura. Kejadian-kejadian tersebut memakan korban yang tidak sedikit, baik nyawa manusia maupun harta benda. Hal itulah yang kemudian membuat Kalbar, terutama bagi masyarakat luar identik dengan konflik antar etnis. Namun jika dilihat lebih jauh dari akar budaya masyarakat di Kalbar, perdamaian dan harmoni memegang peranan penting. Pluralitas atau keberagaman yang sering dianggap sebagai pemicu konflik justru tidak bisa dipisahkan dari kehidupan bermasyarakat. Semua konflik yang terjadi, pada dasarnya bukanlah merupakan penolakan terhadap pluralitas etnik, namun lebih dipacu oleh ketidakpahaman masyarakat terhadap budaya-budaya lain yang ada di sekitarnya. Prasangka-prasangka negatif yang berkembang di kalangan masyarakat membuat kesempatan terjadinya konflik berkepanjangan semakin terbuka lebar. Hal ini terjadi karena tidak efektifnya komunikasi antar budaya dalam masyarakat. Oleh sebab itu, penting kiranya pluralitas dan hubungan antar etnik mendapat perhatian khusus dan ditinjau lebih dalam dari segi akademik guna mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan tingginya tingkat pluralitas di Kalbar, diantaranya; keadaan geografis dan kebijakan pemerintah. Keadaan Geografis Kalbar merupakan salah satu provinsi di Indonesia, dimana Indonesia sendiri terdiri atas beribu-ribu pulau yang terpisah oleh lautan. Keadaan yang demikian, apalagi dengan kedudukan Indonesia yang menjadi daerah transit dari berbagai benua, membuat masyarakat Indonesia memiliki berbagai cara hidup yang berbeda. Dengan latar belakang yang demikian lahirlah berbagai kebudayaan dan tradisi yang berbeda pula. Hal ini lebih diperkuat dengan penyerapan budaya-budaya dari luar Indonesia. Kalbar juga mengalami hal yang sama. Sebagai daerah yang berada dalam jalur perdagangan Internasional pada masa lalu, Kalbar menjadi tempat bertemunya berbagai budaya, baik yang datang maupun budaya masyarakat asli. Tak jarang para pendatang ikut menetap untuk selamanya di Kalbar. Hal inilah yang kemudian mendorong tingginya tingkat pluralitas di provinsi yang berbatasan langsung dengan Malaysia ini Kebijakan Pemerintah Kebijakan Pemerintah juga menjadi salah satu penyebab pluralitas budaya di Kalbar. Kebijakan yang dimaksud salah satunya adalah transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari tempat yang padat penduduknya ke daerah yang jumlah penduduknya sedikit. Kalbar telah menjadi daerah tujuan transmigrasi sejak dulu. Menurut hasil statistik, jumlah penduduk daerah ini memang relatif rendah, sehingga Pemerintah menjadikannya sebagai tujuan bagi transmigran yang berasal dari daerah padat, seperti pulau Jawa dan Madura. Perpindahan tersebut menambah keberagaman budaya di Kalimantan Barat, setelah kedatangan penduduk dari daerah lainnya, termasuk masyarakat etnis Tiong Hoa. Pluralitas yang tinggi memiliki peluang besar terjadinya konflik apabila tidak disikapi dengan bijaksana. Arogansi kebudayaan pada setiap kelompok masyarakat akan berakibat fatal apabila tidak dapat dibendung dan dikomunikasikan dengan berbagai budaya yang ada. Hal ini merupakan realitas kehidupan yang perlu disikapi secara tepat. Tidak selamanya pluralitas menimbulkan dampak yang negatif bagi kehidupan masyarakat. Bagi setiap manusia yang lahir ke dunia, keberadaannya dalam suatu etnis tertentu bukanlah sebuah pilihan. Pada dasarnya setiap etnik mengajarkan nilai-nilai kearifan pada masyarakatnya. Selain rawan terhadap konflik, keberagaman ini juga memiliki nilai positif. Keberagaman ini merupakan salah satu aset negara yang sangat berharga. Dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya banyak orang dari berbagai suku yang bekerjasama dan bahkan bersahabat. Hal ini dapat dilihat di pusat-pusat keramaian, seperti di pasar. Setiap orang bekerjasama dengan tujuan yang sama pula, yakni memenuhi kebutuhan hidup. Namun di beberapa tempat juga terjadi konflik akibat masyarakat yang sama-sama tidak memahami kebudayaan di sekitarnya. Sebagai contoh, di daerah-daerah tertentu umumnya masyarakat tidak begitu menyukai kebiasaan orang Madura yang selalu membawa clurit ke mana-mana. Mereka menganggap hal itu sebagai wujud pamer kekuatan dan tidak wajar. Namun jika dilihat dari sudut
[mediacare] Ba'asyir, Densus 88 Alat Asing Tindas Umat Islam
http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2007/072007/09/0401.htm Australia Warning Serangan Teroris Ba'asyir, Densus 88 Alat Asing Tindas Umat Islam JAKARTA, (PR).- Meski hari Minggu, Australia tidak libur dalam mengeluarkan travel warning. Departemen Luar Negeri negeri kangguru itu, mengeluarkan peringatan perjalanan bagi warganya agar mempertimbangkan melakukan perjalanan ke Indonesia karena dikhawatirkan akan ada serangan teroris dalam waktu dekat. Deplu Australia menyatakan, teroris sedang mempertimbangkan menyerang kepentingan Barat. Memang baru saja ada penangkapan operator teroris kelas atas di Indonesia, namun kami menilai teroris masih aktif merencanakan serangan, bunyi peringatan itu seperti dilansir AFP, Minggu (8/7). Serangan ini terjadi kapan saja dan bisa jadi dalam waktu dekat. Kewaspadaan harus ditingkatkan dengan menghindari target teroris yang sudah dikenal. Australia tidak memperinci daerah yang harus dihindari. Serangan bisa terjadi di daerah mana saja di Indonesia, kata Deplu Australia. Dari Madiun, Abu Bakar Ba'asyir menilai, Densus 88 Antiteror Mabes Polri bekerja bukan untuk negaranya sendiri, tetapi untuk kepentingan negara asing. Mereka bekerja untuk Amerika Serikat (AS) dan Australia dalam menindas umat Islam. Jadi, mereka alatnya AS dan Australia untuk melakukan penindasan kepada umat Islam di Indonesia maupun negara lainnya. Saya memprihatinkan dan menyesalkan kepada pemerintah, yang selama ini masih mempertahankan Densus 88. Padahal bila mau menyadari, bahwa negera kita masih dikuasai oleh asing, kata Ba'asyir, pada ceramah umumnya di Gedung Islamic Centre, Kota Madiun. Untuk itu, ia mengajukan pembubaran Densus 88 Antiteror ke pengadilan. Karena selama ini dirinya dan umat Islam merasa dizalimi, sehingga dapat menekan perkembangan Islam di Indonesia maupun mencemarkan nama baiknya sebagai seorang tokoh Islam. Kami tetap mengajukan dan Alhamdulillah oleh pembela (advokat) sudah didaftarkan ke pengadilan. Berdasarkan fakta, Densus 88 Antiteror selama ini dibiayai oleh orang AS dan Australia, tegas Ba'asyir. Ia juga kembali menyuarakan soal syariat Islam di Indonesia. Dia menilai, syariat Islam justru melindungi pemeluk agama lain. Orang kafir bersama kita tidak apa-apa. Tentunya, niat kebaikan itu patut kita hargai bersama, ujarnya kepada ribuan jemaah tablig akbar. Tak beralasan Lain lagi dengan Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPR, Tjahjo Kumolo yang mengatakan, siapa pun perseorangan atau kelompok sangat tidak beralasan meminta pembubaran Densus 88 karena keberadaannya untuk memerangi kejahatan terorisme di Indonesia. Keberadaan Densus 88 Polri ini cukup strategis untuk memerangi kejahatan terorisme, yang mengancam keamanan dan ketenangan bangsa di Indonesia. Dengan begitu, sah-sah saja Densus 88 tetap beroperasi dalam memerangi terorisme, kata Tjahjo. Menurutnya, sah-sah saja Polri dalam hal ini Densus 88 memperoleh bantuan peralatan dari pihak asing sepanjang sesuai koridor, tidak ada intervensi ke tubuh Polri. Sebagai masyarakat Indonesia, kehadiran dan peranan Densus 88 Polri tetap diperlukan, sampai gerakan terorisme di Indonesia berhenti di wilayah NKRI. Dengan tertangkapnya sejumlah tokoh terorisme baik di Banyumas, Wonosobo, maupun Sukoharjo, merupakan bukti keberhasilan Densus 88 menangani terorisme. Masalah adanya ketidakpuasan terhadap prosedur pelaksanaan di lapangan, tentunya semua pihak berhak menyampaikan saran dan kritik kepada pimpinan Polri. Tapi tidak berniat minta membubarkan Densus 88, karena kita masih melihat kemaslahatan bagi warga Indonesia, katanya. Menyinggung bantuan AS untuk Densus 88, menurutnya, tidak tahu soal bantuan itu, yang penting upaya Polri terus meningkatkan kerja secara optimal. Ini perlu didukung semua elemen masyarakat yang pada hakikatnya untuk menciptakan keamanan yang kondusif di NKRI. Ia berharap, keberadaan Densus 88 Polri tetap mengacu pada prosedur di lapangan, dan mengikis habis kejahatan terorisme di Indonesia. Masyarakat tetap mendambakan Indonesia lebih aman dan tenteram, sehingga memiliki dampak terciptanya kesejahteraan rakyat. Tidak sah Sebelumnya, Sri Mardiyati, istri Abu Dujana, yang diwakili Tim Pembela Muslim (TPM), membacakan replik gugatannya terhadap Polri di PN Jaksel. Ditangkap dulu, barulah surat penangkapannya keluar. Itu pun butuh 7 hari lamanya. Begitulah yang dialami tersangka terorisme Abu Dujana. Dengan begitu, penangkapan pun dinilai tidak sah. Ketidaksahan itu karena penangkapan tidak hanya dilakukan dengan senjata api petugas, berupa penembakan dalam keadaan jongkok dan menyerah di hadapan anak-anak pemohon. Namun, juga dikarenakan surat tugas dan surat perintah penangkapan tidak diberikan dengan segera kepada pemohon. Penangkapan dan penahanan Abu Dujana tidak sah. Surat penangkapan setelah 7 hari baru diserahkan kepada kita, kata pengacara dari TPM Achmad Michdan . Michdan menuduh, penangkapan terhadap Abu Dujana tidak
[mediacare] 'Masyarakat Indonesia berada di titik nadir paling susah'
http://web.bisnis.com/keuangan/ekonomi-makro/1id13398.html Jumat, 06/07/2007 19:24 WIB 'Masyarakat Indonesia berada di titik nadir paling susah' oleh : Djony Edward MEDAN (Antara): Kondisi masyarakat Indonesia saat ini merupakan yang terburuk dalam 36 tahun terakhir, ujar Wakil Ketua Badan Legislasi DPR RI, Bomer Pasaribu. Hal itu dilihat dari melonjaknya angka kemiskinan serta meledaknya angka pengangguran, yang bila tak segera diatasi akan menjadi masalah besar bangsa, katanya dalam makalah yang disampaikan pada Sosialisasi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 di Medan, Jumat. Presiden SBY dalam Pidato Kenegaraan Januari lalu menyebutkan di Indonesia terdapat sebanyak 19,2 juta rumah tangga miskin atau sekitar 36,3%. Namun Bank Dunia menyebutkan 108 juta rumah tangga miskin (49%) di Indonesia dan merupakan yang terbesar dan terburuk dalam 36 tahun terakhir, ujarnya. Dia mengatakan, seiring dengan melonjaknya angka kemiskinan, angka pengangguran juga makin meledak. Tahun 2004, pengangguran terbuka di Indonesia mencapai 9,7%, sementara tahun 2005 meningkat menjadi 10,3 persen. Akibat parahnya kesulitan ekonomi, pengangguran diperkirakan meningkat menjadi 11,1 persen tahun 2006. Bila ditotal dengan seluruh jenis pengangguran di Indonesia tahun 2006 diperkirakan mencapai 41 persen atau lebih dari 40 juta orang, katanya. Kondisi ini diperparah dengan lemahnya manajemen pembangunan di hampir segala bidang, lemahnya institusi birokrasi, kuatnya oligarkhi Indonesia terutama di kalangan elit serta lemahnya kelas menengah yang seyogianya menjadi mesin kemajuan. Ini semua membuat lemahnya daya saing Indonesia, sehingga diperlukan kebijakan ekonomi politik baru dengan paradigma baru pula, katanya. Deputi Otda Bappenas, Max Pohan, mengatakan, hingga tahun 2025 ada berbagai tantangan yang bakal dihadapi Indonesia, antara lain tantangan sosial budaya dan kehidupan beragama, tantangan perekonomian, sarana dan prasarana, politik, pertahanan dan keamanan, hukum dan aparatur, bidang wilayah dan tata ruang serta SDA dan lingkungan hidup. Meski banyak tantangan, namun menurut dia Indonesia juga punya modal dasar untuk pembangunan, yakni wilayahnya yang luas, kekayaan alam dan keanekaragaman hayati, jumlah penduduk yang besar serta perkembangan politik yang telah melalui tahap awal reformasi berupa demokratisasi dan desentralisasi. Sasaran pokok pembangunan dalam 20 tahun ke depan antara lain terwujudnya masyarakat yang berakhlak mulia, berdaya saing, demokratis yang berlandaskan hukum, rasa aman dan damai, pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan, negara yang mandiri dan maju serta peranan yang meningkat di dunia internasional, katanya. bisnis.com URL : http://web.bisnis.com/keuangan/ekonomi-makro/1id13398.html © Copyright 1996-2007 PT Jurnalindo Aksara Grafika Cetak | Tutup Window logo-bisnis-small.jpgicon_cetak.gif
[mediacare] Re: Permasalahan Subscribe
Daftar lagi dgn alamat email yang totally new aja kali helpful. -- --- In mediacare@yahoogroups.com, Daniel H.T. [EMAIL PROTECTED] wrote: Dh, seperti yg pernah saya sampaikan bahwa sejak akhir Juni lalu saya tidak menerima posting2 dari mediacare. Saya sudah cek status keanggotaan saya: normal. Saya cek di Radnet, katanya, tidak ada masalah. Akhirnya, saya coba unsubscribe, diikuti dgn subscribe baru. Tapi hasilnya, tetap sama saja. Kenapa, ya?
[mediacare] Earning It
Earning It By Anne-Marie Slaughter Posted July 2007 Is it too late for America to win back its disappointed admirers? Not if the United States returns to its founding ideals and finally puts to bed the myth of American exceptionalism once and for all. Chip Somodevilla/Getty Images News Hard work: It's tough being an America-lover these days. My friend Theo Sommer, former editor in chief of Germany's Die Zeit, always says, Underneath every America-hater is a disappointed America-lover. The latest Pew polls would appear to bear him out; many of the most negative attitudes toward the United States are in Europe, a continent of liberal democracies committed to the same values of liberty, democracy, equality, justice, and tolerance that the United States professes. And deep down, the virulent antipathy to America in many Muslim countries may have similar roots. In The Looming Tower, Lawrence Wright describes how many young Arabs looked to America in the first half of the 20th century as a beacon of anticolonialism and then felt betrayed by U.S. support for Israel. These feelings of disappointment and betrayal are actually encouraging, for they suggest that scrubbing the tarnish from America's image is still possible. But winning back the disappointed America-lovers will require more than just polish, or even a change in specific policies. It will demand a much deeper shift in the way America sees itself. True, the next American president must begin by taking a number of concrete steps. Words alone won't do it. I recommend five specific initiatives: first, close Guantánamo and work with other nations on a shared understanding of the rules for the interrogation of terrorism suspects; second, commit to specific carbon emissions targets and a cap and trade system; third, ratify the Comprehensive Test Ban Treaty and negotiate with other nuclear states to begin major cuts of nuclear arsenals in the spirit of the Nuclear Non-Proliferation Treaty; fourth, make room at the Security Council table for emerging powers such as India and Brazil, as well as Germany, Japan, two African nations, and at least one major Muslim country at any given point; and finally, bring peace between Israel and Palestine, or at least, in the words of the Clinton administration, get caught trying. Yet even if the new president were to take all these steps, a substantial part of the current anger at the United States would remain. Not because of who we are, as President Bush likes to claim, but because of who we are not but pretend to be. It is time, once and for all, to renounce the myth of American exceptionalism. Americans should recover their own past and return to their founders' vision-the vision of the very men who wrote the Declaration of Independence that Americans celebrate today. But weren't the founders the ones who originated the idea of American exceptionalism? Not in the way most people use the phrase. Writing to a friend in 1795, during both the French and the Dutch revolutions, Thomas Jefferson proudly predicted that this ball of liberty . . . is now so well in motion that it will roll round the globe, at least the enlightened part of it, for light liberty go together. It is our glory that we first put it into motion. For Jefferson and his fellow Founding Fathers, America was blessed with a great destiny. But that destiny was to be the first country to enjoy the benefits of representative and rights-regarding government, not the only. America was exceptional then because of the state of the rest of the world. But as other countries followed suit, they would create a community of which America would be proud to be a member. And together all those countries would uphold and spread universal values-the values of liberty, equality, democracy, justice, and tolerance that grew out of Enlightenment notions of a common humanity. America stands for that possibility. It has shaped the aspirations of countless brave men and women around the world seeking liberty, equality, and self-government. But when America does and says things that make a mockery of those aspirations-such as openly condoning torture, flouting international treaties, and trampling civil liberties in the name of security-it betrays those men and women and strengthens the hand of those who oppose them. Worse still, it betrays the very idea of adherence to a set of values that can offer meaning and purpose beyond pure calculations of self-interest. And when America simultaneously insists that it is a moral beacon and seeks to reshape the world into its own image, the resulting dissonance can ignite a smoldering disappointment into flames of anger and hatred. The good news, on the American side, is that understanding the American experience as only one dimension of a global
[mediacare] Pudarnya Semangat Nasionalisme
http://www.indomedia.com/bpost/072007/9/opini/opini3.htm Pudarnya Semangat Nasionalisme KALAU saja Bung Karno (BK) masih hidup, mungkin ia akan menangis melihat Bangsa Indonesia yang dipersatukannya dengan susah payah kini tercabik-cabik, bahkan telah menggerus semangat nasionalisme yang digandrunginya. Nasionalisme yang bersumber kepada Pancasila, adalah landasan dari semangat kebangsaan yang belakangan sempat ternoda oleh keinginan sementara daerah untuk memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Menjaga semangat kebangsaan memang bukan perkara mudah, kita harus memiliki semangat nasionalisme yang kuat. Dua pemimpin kita, Soekarno dan Soeharto telah berusaha untuk mempertahankannya dengan cara mereka masing-masing. BK mempersatukan bangsa dengan membakar semangat nasionalisme lewat berbagai ajaran maupun pidato berapi-api yang membuat pendengarnya larut dalam kekaguman. Sedang Soeharto mempertahankan NKRI lewat pemerintahan yang otoriter. Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, keduanya berhasil dan NKRI tetap tegak dan tak pernah tergoyahkan. Tetapi apa yang terjadi sekarang? Dengan tidak mengurangi arti reformasi kita melihat sejak tumbangnya pemerintahan orde baru, persatuan dan kesatuan menjadi semakin rapuh. Demokrasi yang diidam-idamkan, menjadikan Indonesia sebagai negara paling demokratis di dunia. Indikatornya antara lain lahirnya banyak partai, kebebasan yang berlebihan dan keberanian rakyat yang tidak proporsional lagi. Ditambah dengan pelaksanaan otonomi daerah, maka genaplah sudah warna carut marut kebebasan di negeri ini. Hasilnya terlalu naif kalau dibilang banyak kemajuan. Yang benar justru kemunduran di berbagai sendi kehidupan, baik di bidang ekonomi, politik maupun pemerintahan. Bayangkan, baru sekarang ada bupati/walikota tidak mau taat kepada gubernurnya karena merasa menjadi 'raja' di daerahnya. Banyak lagi contoh tentang ketidakharmonisan hubungan antarpejabat. Perpindahan kekuasaan yang tidak normal, memang harus ditebus dengan harga yang mahal. Reformasi juga membuahkan perpindahan kekuasaan yang tidak biasa. Tetapi sayangnya, tokoh reformis belum siap untuk menjalankan roda pemerintahan. Akibatnya, yang tampil hanyalah orang yang serakah, yang tidak kebagian rezeki di masa pemerintahan sebelumnya. Reformasi sekadar menggeser Soeharto, tetapi warisan budayanya tetap jalan terus. Ini berbeda dengan kelaziman di berbagai negara. Di mana-mana pemimpin reformasi selalu menggantikan pemimpin sebelumnya. Seperti Lech Wallensa di Polandia atau Deng Xiao Ping di China yang membawa paham liberal sebagai koreksi terhadap komunis yang berkuasa saat itu. Di Indonesia, tokoh yang getol memimpin gerakan reformasi malah gagal dalam pemilihan presiden dan yang terpilih tidak serta merta membawa kemajuan bahkan suasana semakin lintang pukang. Hiruk pikuk yang terjadi selama ini, akhirnya menipiskan rasa nasionalisme karena orientasinya hanya untuk kepentingan pribadi dan golongan. Bukan untuk kepentingan bangsa, seperti saat BK dan Bung Hatta mengambil alih pemerintahan dari tangan penjajah. Situasi ini bisa bermuara pada merosotnya semangat kebangsaan. Lihat saja Aceh dan Papua, keduanya menuntut merdeka dan kini mendapatkan otonomi khusus, Riau yang dulu tidak puas pada pemerintah pusat pun, mengancam akan memisahkan diri dari NKRI. Ini semua bukti bahwa kadar nasionalisme sudah semakin berkurang. Anehnya pemerintah seperti tidak bereaksi, tidak ada usaha untuk tetap menghidupkan nasionalisme. Zaman BK dan Pak Harto, Pancasila menjadi buah bibir meski dengan nafas yang berbeda. BK menggelorakan Pancasila demi persatuan dan kesatuan. Pak Harto menggunakan Pancasila sebagai alat memperpanjang kekuasaan. Sekarang, hari lahirnya Pancasila setiap 1 Juni pun tidak pernah dikenang. Begitu pula hari besar kepahlawanan yang lain, lewat begitu saja. Kalah dengan Hari Buruh, atau peringatan korban lumpur Lapindo. Demokrasi itu penting, tetapi menjadi tidak ada artinya kalau tidak bisa membawa kemajuan. Sebaliknya, malah menipiskan semangat nasionalisme, menggerus semangat kebangsaan.
[mediacare] Tingginya Angka Kemiskinan
http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail_cid=293503 Senin, 09 Juli 2007, Tingginya Angka Kemiskinan Oleh Didik J. Rachbini Cermin Kegagalan Atasi Pengangguran Dalam bidang ekonomi, pemerintah seharusnya berhasil untuk dua hal utama, yakni mengurangi pengangguran dan mengatasi masalah kemiskinan? Mengapa? Sebab, di Indonesia pengangguran dan kemiskinan merupakan masalah utama yang sampai saat ini jauh dari penyelesaian. Kesempatan kerja selayaknya dibingkai dalam kebijakan dan program kerja yang sistematis dan efisien. Kemiskinan dengan sendirinya akan berkurang jika pekerjaan tersedia karena kegiatan ekonomi yang produktif bertambah. Jika menengok ke belakang setelah krisis, dua masalah utama itu belum atau bahkan tidak bisa diatasi, betapa pun pertumbuhan ekonomi naik dari negatif ke positif moderat. Pada 1998 pertumbuhan ekonomi mencapai minus 13 persen dan berhasil naik menjadi positif pada 2000. Pertumbuhan ekonomi terus meningkat hingga 5 persen pada tahun-tahun selanjutnya sampai 2006. Tingkat kemiskinan juga naik tetapi mulai menurun pada 2001 dan tahun-tahun selanjutnya. Tetapi, sejak 2004 tingkat kemiskinan semakin meningkat, terutama karena kenaikan harga-harga yang terjadi pada 2005. Tingkat inflasi naik hingga 17 persen akibat kenaikan harga minyak dalam negeri dan internasional. Pengangguran? Hal yang tidak sama terjadi pada masalah pengangguran. Angka pengangguran terus melonjak dari 5 persen sebelum krisis sampai 10 persen pada saat ini. Meski pertumbuhan ekonomi terus berjalan cukup moderat, tingkat pengangguran tidak surut karena memang tidak ada strategi yang baik dalam mengatasi masalah itu. Faktor krusial ialah investasi yang terus berfluktuasi dan rendah karena tingkat kepercayaan yang rendah pula selama beberapa tahun terakhir. Tetapi, pada tahun ini ada geliat peningkatan dalam persetujuan investasi karena fondasi legal dan usaha memperbaiki iklim investasi mulai terlihat. Faktor kritis lain ialah fiskal dan anggaran, pagu yang sudah definitif ditetapkan selalu sulit dicapai sehingga injeksi ke dalam perekonomian melemah. Pada 2006, misalnya, pagu pengeluaran modal mencapai Rp 107 triliun tetapi sampai akhir tahun baru diimplementasikan di bawah 50 persen. Baru ketika mau tutup buku, dana tersebut dihabiskan dengan segera sehingga ada pemborosan yang cukup nyata. Pada tahun kedua dan ketiga pemerintahan sekarang, banyak gugatan terhadap masalah kemiskinan yang masih tinggi. Pada tahun ketiga muncul publikasi bahwa angka kemiskinan menurun setelah dua tahun berturut-turut ekonomi tumbuh moderat mendekati rendah. Tapi, angka itu masih belum memberikan kepercayaan yang cukup bagi publik karena kenyataan di lapangan lumayan berbeda. Pemerintah melalui Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, jumlah penduduk miskin di Indonesia tahunan (year-on-year) pada Maret 2007 sebesar 37,17 juta (16,58 persen) atau turun 2,13 juta dibandingkan Maret 2006 yang mencapai 39,30 juta jiwa (17,75 persen). BPS merinci pengurangan angka kemiskinan itu menjadi dua wilayah, yaitu kota dan pedesaan. Menurut BPS, selama periode Maret 2006-Maret 2007 penduduk miskin di pedesaan berkurang 1,20 juta orang, sedangkan di perkotaan turun 0,93 juta orang. Pengumuman BPS itu memicu kontroversi bahwa angka yang disampaikan tersebut meragukan karena kenyataan di lapangan justru sebaliknya. BPS menilai penduduk miskin berkurang, tetapi yang dirasakan masyarakat justru sebaliknya. Kenaikan harga-harga kebutuhan pokok meningkat dan tergambar gamblang di hadapan mata, terutama minyak goreng, susu, gula dan sebagainya. Itu semua sesungguhnya merupakan indikasi inflasi yang sudah pasti berdampak pada golongan masyarakat paling miskin. Jika dibandingkan antara angka-angka tadi ke dalam kehidupan nyata, muncul keraguan dan ada perbedaan yang signifikan antara angka tersebut dengan realita di lapangan. Pernyataan pemerintah itu masih memiliki celah yang bisa mengundang kritik dari berbagai kalangan karena kesenjangan dan perbedaannya dengan realitas sebenarnya. Angka-angka itu masih dipertanyakan. Namun, kategori kemiskinan dengan level atau garis batas yang sudah amat rendah masih cukup besar sehingga pantas ekonomi Indonesia, meski bisa bertumbuh antara 5-6 persen, masih mengidap penyakit ekonomi. Gambaran keadaan itu menandakan bahwa setelah tiga tahun, kebijakan dan program pemerintah belum membawa dampak signifikan terhadap perbaikan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah belum bisa menyelesaikan masalah kemiskinan itu secara konkret. Bahkan, bisa dikatakan tidak terpecahkan. Pemerintah sendiri ragu dengan angka-angka yang dikeluarkan BPS. Terlepas dari angka tersebut benar atau salah, angka kemiskinan saat ini masih tinggi. Dari pengumuman pemerintah tersebut, masih terlihat bahwa pemerintah tidak sanggup menyelesaikan masalah kemiskinan dalam waktu cukup lama. Penurunan angka kemiskinan saat ini, seperti yang
[mediacare] Banteng-Beringin Bersekongkol
http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail_cid=293543 Senin, 09 Juli 2007, Banteng-Beringin Bersekongkol Perketat Syarat Bentuk Parpol dan Peserta Pemilu JAKARTA - Parpol-parpol baru di Indonesia yang akan mengadu nasib pada Pemilu 2009 harus banting tulang. Mereka harus menghadapi persekongkolan dua partai raksasa, PDI Perjuangan (PDIP) dan Partai Golkar. Ada apa? Golkar dan PDIP saat ini diduga main mata untuk memperketat persyaratan pembentukan parpol dan peserta pemilu. Caranya adalah memperbesar batasan keterwakilan kepengurusan parpol, baik di level provinsi, kabupaten, maupun kota. Pendirian parpol memang dijamin konstitusi. Tapi, mereka juga punya tanggung jawab terhadap publik. Jadi, cakupan areanya harus jelas, kata Ketua Pansus RUU Parpol Ganjar Pranowo kemarin. Anggota DPR asal PDIP itu mengaku, partainya saat ini sangat mendukung gagasan untuk menaikkan batasan jumlah kepengurusan dalam pembentukan parpol baru. Persentasenya bisa naik menjadi 75 persen di level provinsi dan 75 persen di level kabupaten atau kota, ujarnya. Saat ini, UU No 31/2002 tentang Partai Politik mengatur bahwa parpol baru harus mempunyai kepengurusan sekurang-kurangnya 50 persen di antara jumlah provinsi dan 50 persen di antara jumlah kabupaten/kota pada setiap provinsi tersebut. Dengan memiliki sebaran kepengurusan yang lebih banyak, ungkap dia, parpol-parpol memiliki kesiapan yang lebih optimal untuk melakukan intermediasi dan pendidikan politik kepada rakyat. Jadi, inti semangatnya adalah setiap partai harus mempunyai outlet yang banyak, tegasnya. Konsekuensinya, lanjut Ganjar, rakyat bisa menyampaikan aspirasi, pendapat, dan kritik melalui partai yang dipercayainya. Hal itu harus dilakukan, meski partai tersebut tidak berhasil meraih kursi atau dominan di daerah bersangkutan. Menurut dia, sekalipun PDIP tidak meraih kursi di Aceh, PDIP tetap harus mempunyai perwakilan di provinsi yang bergelar Serambi Makkah itu. Begitu juga, lanjut dia, PKB yang kebetulan dominan di Jatim. PKB juga harus punya perwakilan kepengurusan di provinsi-provinsi lainnya. Ganjar menyampaikan, setiap parpol mengemban tanggung jawab terhadap publik. Karena itu, pendirian parpol-parpol baru harus fair dan benar-benar berpijak pada aspirasi rakyat. Jangan sampai ada parpol baru yang kantornya nggak jelas dan berpikiran dapat suara syukur, nggak dapat yang sudah, ujarnya. Tak hanya mendorong pengetatan persyaratan pembentukan parpol, Ganjar juga mendukung peningkatan batasan minimal kepengurusan parpol sebagai persyaratan untuk mengikuti pemilu. Bahkan, dia mengusulkan mencapai seratus persen keterwakilan di level provinsi. Masak jumlah segitu saja tidak bisa dipenuhi. Ini tentang kesungguhan partai kalau memang serius mau ikut pemilu, tandasnya. Dihubungi terpisah, Ketua Pansus RUU Pemilu Ferry Mursyidan Baldan menyampaikan, persyaratan bagi parpol untuk mengikuti pemilu memang harus ditingkatkan. Tapi, tidak perlu mencapai seratus persen kepengurusan di level provinsi. Kalau sampai seratus persen, namanya bukan lagi persyaratan, kata tokoh Partai Golkar itu. UU No 12/2003 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD mengatur bahwa syarat parpol untuk menjadi peserta pemilu harus memiliki kepengurusan minimal di 2/3 provinsi dan 2/3 kabupaten/kota. Menurut Ferry, batasan tersebut cukup dinaikkan menjadi 75 persen provinsi dan 75 persen kabupaten/kota. Tetap ada penambahan, tapi cukup menjadi 75 persen atau tiga perempat saja, ujarnya. Adanya kelonggaran dengan tidak mencapai seratus persen tersebut tak lain untuk mengantisipasi partai-partai yang sudah lama berdiri, namun kebetulan tengah dihantam masalah di provinsi-provinsi tertentu. Selain itu, jelas Ferry, proses pemekaran provinsi yang terus berlangsung di Indonesia juga harus diperhatikan. Kalau dipaksakan seratus persen, tentunya banyak parpol yang tidak bisa ikut pemilu, tegasnya. (pri)
[mediacare] bom lagi?
Sunday, 8 July 2007, 10:21 GMT 11:21 UK Australia warns of Indonesia riskAustralia has again warned that terrorist attacks could take place in Indonesia and has advised its citizens not to visit the country.The updated warning, from the Department of Foreign Affairs, says Australians should reconsider visiting Indonesia because of the threat.It advises them to stay away from priority targets like Bali or Jakarta.Bomb attacks on nightclubs in Bali in 2002 killed 202 people, including 88 Australians.'Extreme caution'The warning notes the Indonesian government's recent success in arresting high-ranking members of militant Islamic extremist group Jemaah Islamiah, including its alleged leader, a man known as Zarkasih, and Abu Dujana, the leader of its military wing.But the Australian advisory warned that "terrorists are continuing active planning of attacks".Australian tourists who are already in Bali should consider leaving, or at the very least exercise extreme caution, the warning advises.Indonesia has seen several other terrorist attacks in recent years.The Australian embassy in Jakarta was bombed in 2004 and in October 2005, Bali was targeted again when bombs killed 23 people, including four Australians. HARDI BAKTIANTOROCENTRE FOR ORANGUTAN PROTECTIONPO.BOX 2406 JKP 10024JAKARTA - INDONESIA[EMAIL PROTECTED]www.orangutanprotection.com
[mediacare] Re: Saatnya 'Kembali' ke ASI, maksimal 5 bulan benarkah??
BeachBoy BaliAsli [EMAIL PROTECTED] wrote: Bila memang sahih dan sah sehat sebagai yang disampaikan jeng Hafsah...ini bisa jadi berita bagus bagi beberapa kalangan wanita karir atau wanita yang ASI nya ngga lancar Mungkin jeng Hafsah bisa memberikan referensi kedokteran dan kesehatan yang sahih sesuai pernyataan anda? Dalam breast feeding, TIDAK DIKENAL ISTILAH SAHIH DAN SAH Yang harus saya tekankan dalam tulisan ini adalah, JANGANLAH MENGANGGAP BAHWA ASI ITU MERUPAKAN FORMULA TERBAIK, PENDAPAT INI SALAH DAN MENYESATKAN. ASI itu berasal dari tubuh ibu, dan kualitas ASI tidak sama antara ibu2 yang miskin dan ibu2 yang kaya. Juga kualitas ASI tidak sama antara ibu2 perokok dan ibu2 bukan perokok. ASI itu juga berbahaya apabila sang ibu mempunyai penyakit2 tertentu yang mengharuskan dia makan obat. Terlalu banyak alasan untuk JANGAN TERLALU LAMA MEMBERIKAN ASI KEPADA BAYI ANDA. Yang penting anda tahu, bahwa ASI sama sekali tidak lebih unggul dari susu2 yang dijual diluar, selain isinya memang sudah merupakan formula yang terbaik, juga aturan meminumkannya juga diterangkan. Beda sekali dengan ASI, tak ada seorang dokterpun yang bisa mengukur kualitas ASI karena masing2 ibu tidak sama. Cukup yang perlu anda tahu, bahwa pada ibu yang sehat, ASI yang pertama disedot oleh bayi disebut COLOSTRUM. Colostrum inilah yang merupakan ASI yang terbaik yang dimiliki sang ibu hanya beberapa jam setelah lahir, dan setelah itu sama sekali tidak ada keunggulannya. Colostrum mengandung protein tinggi dan juga anti-body ibu yang tinggi yang bisa disedot si bayi dalam memelihara kesehatannya dalam hidup baru dibumi ini. Kadar antibody bayi waktu baru lahir sangat tinggi didalam darahnya karena antibodynya itu berasal dari ibu. Namun kadar antibody yang berasal dari ibu ini akan menurun dan hilang sama sekali pada bulan ke 5. Pada bulan ke 2, si bayi sudah mulai memproduksi antibody-nya sendiri, dan pada bulan ke 5 sudah sama sekali tidak perlu antibody dari ibu. Pada umumnya, bayi yang baru lahir seringkali sembelit, tidak bisa berak, Colostrum inilah yang paling baik untuk merangsan usus bayi mendorong meconium sehingga reflex usus bayi bisa berkembang dengan baik. Demikianlah, ASI secara normal boleh diberikan hingga 2-3 minggu sambil secara bertahap diganti dengan susu dari luar. Pada bayi2 tertentu, bahkan tidak boleh diberi ASI karena tidak tahan terhadap lactose dari ASI. Bayi2 seperti ini berkembang sebagai anak yang menderita lactose intolerance. Sebabnya justru akibat pemberian ASI. Itulah sebabnya, sebelum atau selama pemberian ASI sebaiknya anda berkonsultasi dengan dokter anak kalo ingin mencapai kesehatan yang maximal. JADI TIDAK ADA SATUPUN RESEP ASI YANG BISA ANDA KATAKAN SAH ATAU SAHIH KARENA BERBEDA DARI SATU BAYI KE BAYI LAIN, DAN JUGA BEDA DARI SATU IBU KE IBU LAIN. Resep yang bisa diberikan disini hanyalah untuk orang miskin di-negara2 terkebelakang. Tidak ada pilihan untuk mereka, dan diharapkan pemberian ASI hingga anak berusia 2 tahun merupakan pilihan terbaik dari semua lainnya yang tidak baik karena memang tidak ada kemampuannya untuk memilih yang baik. Ny. Muslim binti Muskitawati.
[mediacare] Indonesia Kiblat Peradaban Islam
REFLEKSI: Apakah tidak dikelirukan dengan perabadan Timur Tengah [Arab] dan apakah sinonim dari peradaban adalah aliran? SUARA MERDEKA Senin, 09 Juli 2007 Indonesia Kiblat Peradaban Islam SERANG- Walaupun Islam baru masuk Indonesia setelah ratusan tahun dari kelahirannya di jazirah Arab, namun Indonesia kini sudah bisa dipandang sebagai kiblat peradaban Islam. Demikian dikatakan Dirjen Bimas Islam Depag Prof Dr Nazaruddin Umar MA, kemarin. ''Kiblatul muslimina fil ibadah Makatulmukarim, wa kiblatul muslimina fil hadarah ya Indonesia. Pernyataan Indonesia sebagai kiblat peradaban Islam ini dikatakan ulama-ulama Inggris setelah mereka berdialog dan studi banding terhadap umat Islam Indonesia, juga dengan mempertimbangkan segala kekurangannya,'' kata Nasaruddin dalam sarasehan wartawan Depag di Serang, Banten, kemarin. Menurutnya, para ulama Inggris yang sebagian besar keturunan India, Timur Tengah, dan Afrika Utara juga menyatakan bahwa cukuplah sudah peran Timur Tengah sebagai tempat kelahiran Islam. Dan, kini saatnya tugas bagi Indonesia untuk membesarkan dan mengembangkan peradaban Islam yang begitu kaya sumbangsihnya bagi dunia. ''Mereka mengatakan demikian karena kini ada kecenderungan atau kebanggaan orang merepresentasikan dirinya sebagai muslim dengan mengajukan Indonesia sebagai contohnya, ketimbang mencontohkan Timur Tengah yang serimg dilanda konflik yang berkepanjangan,'' ungkap peraih PhD dari Mc Gill University tersebut. Menurutnya, para ulama Inggris yang diketuai Dr Musharraf Husain juga menyadari sepenuhnya gejala ekstremisme Islam yang terjadi di Indonesia sama sekali tidak dapat dikatakan mewakili Islam Indonesia itu sendiri, karena jumlahnya yang seperti itu sangat-sangat sedikit. Pentingnya Pluralisme Menyoroti umat Islam Indonesia, dia menilai bahwa kini berkembang berbagai aliran mulai dari moderat dan garis keras. Di Indonesia ada tiga golongan yang moderat. Yang pertama adalah golongan Islam Inklusif, yaitu umat Islam yang sangat melenturkan ajarannya sehingga ajaran lain dengan ajaran Islam nyaris sama. ''Sikap ini sebenarnya adalah menutup diri seolah-olah di kehidupan ini tidak ada perbedaan. Kelompok kedua adalah pluralisme yaitu mereka tidak melenturkan ajaran, berpegang teguh pada ajaran, mereka mengakui ada banyak perbedaan di kehidupan ini namun bersikap tidak mengonflikkan satu sama lain,'' katanya. Dia menilai, sikap yang tepat adalah pluralisme karena sikap tersebut sudah sesuai dengan fakta alamiah bangsa Indonesia yang bhinneka tunggal ika. ''Secara sosiologis sikap pluralisme ya bhinneka tunggal ika, yang memang itulah kenyataan bangsa ini, inilah potensi bangsa ini. Kalau inklusifisme maka cenderung menyatukan,'' kata Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Ciputat, Tangerang tersebut. Pemikiran moderat lainnya adalah kosmopolitanisme yaitu tidak lagi membicarakan tentang negasi tapi hanya bicara identity. Hal ini menurutnya lebih salah lagi, karena menafikan substansi ajaran agama. (F4-46)
[mediacare] Memaknai Jihad Melawan Koruptor
REFLEKSI: Korupsi dan koruptor bukan masalah baru. Mengapa dari dulu tidak berkotek dan baru sekarang? Pemilu mendekati? Tak apa! Biar terlambat asal serius. SUARA MERDEKA Senin, 09 Juli 2007 TAJUK RENCANA Memaknai Jihad Melawan Koruptor Sikap jihad melawan koruptor Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang dideklarasikan 14 organisasi kemasyarakatan Islam, harus dipandang sebagai ungkapan geregetan atas akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kejahatan yang merugikan negara sebesar Rp 650 triliun tersebut. Geregetan, karena penanganannya yang tidak kunjung tuntas, para pelaku yang enak-enak kabur dan hidup di luar negeri, juga karena rakyatlah yang harus menanggung akibatnya. Sangatlah banyak aspek kehidupan yang terpengaruh, terutama disebabkan oleh kerusakan sendi-sendi perekonomian yang digerus perilaku para tikus. Korupsi BLBI sebenarnya merupakan masalah lama, dan sangat menyakitkan rakyat ketika disadari betapa rumit penyelesaian yang harus ditempuh, terutama ketika para pelakunya telah kabur dan berlenggang di luar negeri. Berbagai pernyataan, seruan, janji tentang penegakan hukum, dan berbagai opsi penyelesaian sudah ditempuh, namun boleh dikata belum ada yang berhasil menyentuh persoalan. Logika yang pernah dipakai, antara lain mencoba melunakkan proses hukum - dengan target yang penting ada iktikad untuk mengembalikan uang yang dikemplang - juga belum membuahkan produk seperti diharapkan. Ke-14 ormas Islam itu berpijak pada logika awam, bahwa BLBI, obligasi rekap, dan program penyehatan perbankan yang diberikan pemerintah mencapai lebih dari Rp 650 triliun, padahal bukankah dana tersebut bisa digunakan untuk membangun fasilitas kesehatan, jalan-jalan di pedesaan, ruang belajar, dan sekolah gratis, serta peningkatan kesejahteraan bagi rakyat miskin? Sudah terlalu lama proses hukum ditempuh, serta janji ditebar, tetapi ketika belum memunculkan perimbangan terapi atas perilaku para pelaku yang telah menggangsir uang negara sebesar itu, apa lagi yang mesti diharapkan oleh rakyat? Bagaimanapun, langkah ke-14 ormas tersebut seperti mengingatkan memori kolektif kita tentang rasa keadilan dan hak-hak rakyat dari uang negara yang akhirnya terkorbankan. Kita memang harus menunggu follow up perjanjian ekstradisi dengan Singapura untuk dapat memulangkan koruptor yang kabur dan tinggal di negeri tetangga itu. Tetapi yang tidak kalah penting adalah kenyataan betapa jejaring hukum kita masih menghadapi fakta-fakta menyakitkan itu, seperti mengapa orang-orang yang seharusnya masuk dalam daftar cegah dan tangkal ternyata mudah lolos, baru kemudian semuanya menjadi belingsatan? Seruan jihad dan semacamnya jangan dilihat apakah efektif atau tidak dalam konteks ini. Yang terpenting, terus berlangsung penggaungan perlawanan terhadap korupsi. Juga menjadi semacam picu untuk membuat risih badan-badan penegak hukum kita. Proses hukum yang wajar, termasuk upaya-upaya pengampunan sebagian dosa mereka asalkan mengembalikan uang yang digangsir, terbukti bukan terapi yang efektif untuk menyelesaikan semuanya. Maka dengan menyatunya pandangan dan sikap bangsa, yang setidak-tidaknya terwakili oleh ormas-ormas tersebut, kita berharap ada dorongan yang menjadi lebih kuat lagi. Korupsi kita sadari sebagai extra ordinary crime, tetapi janganlah para pelaku seperti pengemplang BLBI itu malah terposisikan sebagai extra ordinary people dari sisi perlakuan hukumnya. Ada sudut pandang ideal yang mesti kita percayai sebagai tujuan hukum untuk membangun kesejahteraan manusia, antara lain dengan menciptakan rasa keadilan, bukan justru dengan mempertontonkan tergerusnya keadilan. Tidak ada yang kebal hukum di negeri ini, dan 14 ormas Islam itu secara tidak langsung juga mengingatkan pentingnya penghayatan tentang sikap yang sama dalam memandang dan melawan korupsi
Re: [mediacare] Permasalahan Subscribe
Pak Daniel yth, Saya sudah cek status keanggotaan Bapak di mediacare, statusnya normal - tidak bouncing. Memang, akhir-akhir ini ada beberapa keluhan dari pengguna email kantor dan ISP lokal/setempat, serta email account non-Yahoo. Untuk itu saya sarankan agar keanggotaan Bapak di milis di back-up dengan email account dari Yahoo, sehingga bisa menerima utuh postingan-postingan di milis. Hingga detik ini saya merasakan, menggunakan email dari Yahoo adalah yang paling nyaman untuk memantau milis-milis, apalagi sekarang sudah unlimited storage, alias tak perlu repot menghapus email-email tak penting. salam, rd Daniel H.T. [EMAIL PROTECTED] wrote: Dh, seperti yg pernah saya sampaikan bahwa sejak akhir Juni lalu saya tidak menerima posting2 dari mediacare. Saya sudah cek status keanggotaan saya: normal. Saya cek di Radnet, katanya, tidak ada masalah. Akhirnya, saya coba unsubscribe, diikuti dgn subscribe baru. Tapi hasilnya, tetap sama saja. Kenapa, ya? - It's here! Your new message! Get new email alerts with the free Yahoo! Toolbar.
[mediacare] Meretas Kualitas Perguruan Tinggi
REFLEKSI: Biasanya Perguruan Tinggi disingkatkan PT. PT juga mempunyai arti lain, yaitu Persoran Terbatas. Dalam politik pendidikan negara Indonesia kedua pengertian menjadi satu, tetapi didominasikan oleh fasafah Perseoran Terbatas. Falsafahnya yaitu mengeruk laba sebesar mungkin [dalam bentuk uang atau fulus] yang diperoleh dari pengolahan obyek yaitu murid/mahasiswa. Apakah mahasiswa memperoleh ilmu pengetahuan bermutu yang sewajarnya menjadi hal tidak begitu penting, ini penyakit yang sulit disembuhkan selama kaum lintah darah mendominasi dan memegang kemudi bahtera negara. SUARA MERDEKA Senin, 09 Juli 2007 Meretas Kualitas Perguruan Tinggi Oleh Thoifuri SURAT edaran Dirjen Dikti No 595/D5.1/T/T/2007 tentang Larangn Kelas Jauh atau ekstension merupakan langkah maju dalam sistem pendidikan nasional. Surat tersebut mulai berlaku 27 Februari 2007. Jika dihitung dalam hitungan bulan. sudah berlaku empat bulan. Namun demikian, masih banyak perguruan tinggi (PT) yang tidak mengindahkannya. Karena itu, ada sebagian orang yang berani menuntut secara hukum para oknum yang masih membuka kelas jauh tersebut. Ada argumentasi menarik, mengapa kelas jauh menjadi program alternatif bagi PT nakal? Yaitu, karena asumsi yang dikembangkan adalah biarlah PT bersemi sesuai dengan kehendak rakyat Indonesia. Membatasi PT, berarti membunuh minat bangsa Indonesia yang sudah mulai muncul kesadaran pendidikannya. Mengapa harus dibatasi/dilarang, toh pemerintah pun tidak atau belum mampu menyiapkan PT yang reperesentatif. Di samping itu, toh nanti masyarakat sendiri yang akan menilai kualitas para out put dari PT masing-masing. Sementara itu, PT yang tidak mau membuka kelas jauh beralasan; pertama kelas itu hanya berorientasi sertifikat dan profit uang. Kedua, tidak berpikir kualitas. Ketiga, kuliah dengan tempat seadanya, seperti di rumah dan di SD/MI, SMP/MTs, SMA/Aliyah. Keempat, tidak ada perpustakaan. Kelima, berani meluluskan S1 dalam waktu satu/dua tahun. Keenam, dosen seadanya, tidak memenuhi kualifikasi. Ketujuh, mencetak sarjana pengangguran, kebanggaan karena titel. Kedelapan, mengesampingkan unsur Tridharma Perguruan Tinggi, terutama berupa penelitian, karena banyak mahasiswanya yang enggan mengadakan penelitian. Tatanan Baru Surat Edaran Dirjen Dikti tersebut, kiranya perlu mendapat respons dari kalangan civitas academica, mengingat kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia semakin menurun bila dibandingkan dengan negara tetangga. Fakta dalam data Human Development Index Report (1999) menunjukkan, peringkat kualitas pendidikan Indonesia adalah 105, sedangkan Singapura 22, Brunai Darussalam 25, Malaysia 56, Thailand 67, dan Filipina 77. Sekarang peringkat SDM Indonesia berada dalam urutan 112 dari 127 negara (Pikiran Rakyat, 26 Juli, 2006: 12). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) 20/2003 Pasal 20 Ayat 2 menyatakan, PT berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Pasal itu bermakna bahwa pendidikan yang dimaksud adalah pembelajaran yang berkualitas (reguler). Penelitian, berarti mahasiswa mampu membuat makalah dengan baik dan benar, baik penelitian literatur maupun lapangan. Pengabdian masyarakat, diwujudkan dalam bentuk mengaplikasikan ilmunya kepada masyarakat. Bila kelas jauh itu terus berjalan, bagaimana mungkin pendidikan (sarjana) Indonesia mampu bersaing dengan sarjana-sarjana luar negeri? Terlebih sekarang telah memasuki millenium development goals (MDG), yaitu suatu era pasar bebas yang menuntut adanya kompetisi profesional bagi yang akan mengisi peluang kerja. Era tersebut sebagai rentetan dinamika peradaban manusia dari pramodern, modern, hingga posmodern. Indonesia semula mencanangkan MDG pada 2020, namun diajukan pada 2015 setelah melihat kuatnya keinginan negara-negara dunia ketiga (sedang berkembang) lain untuk mencapainya lebih cepat, mungkin 2010. Berkait dengan pasar bebas, PT hendaknya melihat kemauan pendidikan berwawasan global, yakni model pendidikan yang didasarkan kepada pluralitas agama, etnis, ras, budaya, bahasa, politis, sosial, ekonomi, hukum, dan lainnya. Pasal 19 Ayat 2 UU 20/2003 menyatakan, PT diselenggarakan dengan sistem terbuka. Itu bukan berarti setiap orang atau PT berpegang kepada otonomi pendidikan bebas sehingga bisa menyelenggarakan pendidikan jarak jauh Perilaku PT semacam itu perlu diluruskan, jika ingin membantu pemerintah dalam meningkatkan kualitas SDM. Sebab, bagaimanapun PT menjadi human invest jangka panjang pembangunan nasional mendatang. Perguruan tinggi negeri atau swasta yang berpegang kepada otonomi kampus, telah melakukan kelas jauh, baik dalam radius dekat maupun jauh, seperti PT di Jakarta membuka kelas jauh di Jawa Tengah dan PT di Semarang membuka kelas jauh di Demak. Menjamurnya kelas jauh, menunjukkan motivasi bangsa Indonesia akan signifikansinya pendidikan dalam menunjang kehidupan masa depan yang lebih baik
[mediacare] Re: Rano Karno DiSuap?
Apa masuk akal Rano Karno mau terima Rp. 3 miliar, dan mengorbankan Rp. 100 miliar nilai nama baiknya? Jadi, itu mengada-ada saja. --- Wido Q Supraha [EMAIL PROTECTED] wrote: 02/07/2007 06:41 WIB Bahaya Bila PKS Tak Ikuti Proses Pilkada DKI Nurvita Indarini - detikcom Jakarta - Karena banyak dicurangi, PKS mengancam tidak akan mengikuti proses Pilkada DKI Jakarta. Bila ancaman ini direalisasikan, dinilai berbahaya bagi jalannya Pilkada DKI. Kalau PKS tidak ikut proses pilkada, maka pilkada bisa ditunda. Karena itu, persiapan pilkadanya akan sangat panjang, kata Direktur Lingkar Madani Indonesia (Lima) Ray Rangkuti dalam perbincangan dengan detikcom, Minggu (1/7/2007). Bila pilkada ditunda, maka berimplikasi kepada masa bakti Gubernur DKI Sutiyoso yang lebih panjang. Yang perlu dipikirkan juga adalah kemungkinan aksi huru-hara, yang lantas menyebabkan stabilitas Jakarta menjadi tidak aman, imbuh Ray. Huru-hara yang dimaksud Ray adalah semakin maraknya demonstrasi yang terjadi di Ibu Kota. Jadi yang terganggu bukan hanya persoalan teknis, tetapi juga pelaksanaannya. Karena itu, KPUD DKI harus memperhatikan secara serius, harus melayani semua dengan baik, dan jangan menyepelekan ancaman-ancaman itu, tukasnya. (nvt/Ari) Source : http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/07/tgl/02/time/064143/idnews/799844/idkanal/10
[mediacare] Seminar = Pesat Bekasi - PENDAFTARAN - Sesi 2, 3, dan 4
fyi aja... - Original Message - From: Pesat Bekasi [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, July 09, 2007 8:30 AM Subject: [sehat] Pesat Bekasi - PENDAFTARAN - Sesi 2, 3, dan 4 Dear Smart Parents, Melihat banyaknya peminat u/ PESAT Bekasi, maka masa pendaftaran u/ sesi 2 diperpanjang hingga tanggal 14 Juli. Sedangkan u/ sesi 3 dan 4, peluang untuk mendaftar masih terbuka. Bagi yang masih belum mendaftar u/ ketiga sesi tersebut, kami persilahkan u/ mengirim permohonan pendaftaran sesuai petunjuk yang tertulis di bawah ini. Dalam seminar yg dibimbing oleh dr. Purnamawati, SpAK, MMPed dan didukung oleh WHO, kita diajak untuk mulai mengenal pengetahuan yang menyeluruh tentang kesehatan anak, sebagai bekal orang tua untuk mampu berpikir dan bertindak secara rasional dalam melihat masalah kesehatan buah hati tercinta kita. Adapun topik - topik kesehatan anak yg akan di bahas dalam PESAT Bekasi beserta jadwalnya adalah sebagai berikut Sesi 2: 28 Juli 2007- pukul 08.30 - 13.30 Topik 1. ASI Pembicara: Ibu Luluk Lely Soraya Bapak Hendarwin ASI adalah makanan terbaik bagi bayi. Mengapa ASI eksklusif 6 bulan? Apa saja kiat untuk sukses ASI eksklusif? ASI eksklusif dan ibu bekerja. Mungkinkah? Apa saja problema seputar ASI dan menyusui? Anda akan menemukan jawabannya dalam diskusi seru di sesi khusuS ini. Simak juga pengalaman seorang breastfeeding father. Topik 2. Kegawatdaruratan Pembicara: Ibu Lydia Iswara Bagaimana nih, anak saya tanpa sengaja terkena air panas!, tolong, anak saya jatuh, apa yang harus saya lakukan?? Bagaimana cara penanganan yang tepat, temukan pada sesi ini. Topik 3. Tata laksana bayi baru lahir Bayi Kuning Pembicara: Bapak Samsul NA Tes apa saja yang dilakukan oleh dokter pada bayi baru lahir? Perlukah bayi yang baru saja dilahirkan dimandikan? Bagaimana tata laksana early latch-on,rooming in? Dll. Apa yang menyebabkan kuning pada bayi baru lahir? Berbahayakah itu? Apakah tes bilirubin mutlak dilakukan pada setiap bayi baru lahir? Apakah untuk menghilangkan jaundice in newborn mutlak dilakukan penyinaran? Diskusikan pada sesi ini Sesi 3: 25 Agustus 2007- pukul 08.30 - 13.30 Topik 1. TBC pada anak Pembicara: dr. Arifianto Flek di paru-paru = TBC, benarkah demikian? Tahukah kita bahwa menegakkan diagnosa TBC pada anak itu sangat sulit? Diagnose TB yang berlebihan berkonsekuensi anak harus rutin minum obat anti TBC yang akan berefek pada hatinya. Temukan penjelasan yang sebenarnya tentang TBC pada anak pada sesi ini. Topik 2. Menilai pertumbuhan anak Pembicara: dr. Purnamawati, SpAK, MMPed Banyak anggapan yg beredar di masyarakat kita bahwa anak kecil yang gemuk pasti sehat lucu. Dilain pihak anak yg kurus adalah anak yg kurang gizi penyakitan. Bahkan tdk sedikit para ibu yg memiliki anak dg BB langsing dianggap sbg ibu yg gak becus dalam merawat anak. Betulkah hal ini ?! Apa yang dimaksud dengan constitutional growth delay dan variation in the normal pattern of growth? Temukan fakta realitasnya secara jelas. Ikuti juga pembahasan ttg growth chart Body Mass Index, fungsi cara membacanya. Topik 3. Common Problems (Batuk, Common colds) Pembicara: dr. Indra Common colds (batuk dan pilek) adalah kebanyakan penyakit langganan anak-anak disebabkan oleh infeksi virus. Sudah tahukah kita tata laksana yang tepat untuk itu? Does my child really need drugs? Diskusikan di sini. Sesi 4: 8 September 2007- pukul 08.30 - 13.30 Topik 1. MPASI Pembicara: Ibu Listi Dian R. Bagaimana sih cara yang paling baik untuk memperkenalkan makanan padat? Bingung, anak GTM (Gerakan Tutup Mulut)? Pusing karena anak sedikit atau susah sekali minum susu? Seperti apa konsep pemberian makan yang baik pada anak? Bagaimana menerjemahkan piramida makanan dalam pola makan anak sehari-hari? Temukan kiatnya dalam sesi ini Topik 2. Imunisasi Pembicara: Ibu Lita Mariana Apakah perlu imunisasi? Apa itu imunisasi? Apakah imunisasi memberikan proteksi terhadap berbagai infeksi? Apa itu imunisasi simultan, cacth up? Adakah bahaya dan efek samping imunisasi? Apakah bahaya tersebut lebih besar dari kegunaannya? Tuntaskan keinginan tahu dengan menyimak dan berdiskusi pada sesi ini. Topik 3. Penggunaan Obat Secara Rasional Pembicara: dr Purnamawati, SpAK, MMPed Kenapa harus menggunakkan obat secara rasional? Bukankah dokter telah meresepkan yang terbaik untuk pasiennya? Apakah semua gejala penyakit membutuhkan obat? (a pill for an ill?) Bagaimana dengan risk and benefit pada obat? Jangan lewatkan sesi ini untuk mengenal lebih dalam menggunakan obat secara rasional. LOKASI PESAT BEKASI Sesi 2 s.d. 4 : Tunggu konfirmasi selanjutnya JADWAL PESAT BEKASI Pendaftaran : Sesi 2 : 21 Juni 2007 s.d. 14 Juli 2007 atau hingga kuota terpenuhi Sesi 3 : 21 Juni 2007 s.d. 11 Agustus 2007 atau hingga kuota terpenuhi Sesi 4 : 21 Juni 2007 s.d. 1 September 2007 atau hingga kuota terpenuhi Konfirmasi Peserta : Sesi 2 : 8 Juli 2007 Sesi 3 : 12 Agustus 2007 Sesi 4 : 2 September 2007 MEKANISME PENDAFTARAN
[mediacare] Pengaruh terpaan iklan susu formula
PENGARUH TERPAAN IKLAN SUSU FORMULA LANJUTAN UNTUK PERTUMBUHAN TERHADAP TINGKAT PEMBERIAN SUSU FORMULA LANJUTAN PADA BALITA (Studi Pada Ibu-Ibu Rumah Tangga Yang Memberikan Susu Formula Lanjutan Untuk Pertumbuhan Balita Usia 6-18 Bulan di Kelurahan Gedog Kecamatan Sananwetan Kotamadya Blitar) Oleh: Sumiasih (98220012) Social Science Dibuat: 2003-05-31 , dengan 3 file(s). Keywords: IKLAN SUSU FORMULA, BALITA Perkembangan pertelevisian khususnya televisi swasta telah membawa konsekuensi logis pada semua aspek kehidupan tidak terkecuali pada dunia usaha. Dunia usaha telah memanfaatkan sarana televisi untuk menunjang keberhasilan usahanya yang ditandai dengan persaingan iklan yang kian marak dan inovatif. Susu formula sebagai salah satu produk dunia usaha tidak ketinggalan ikut serta mengiklankan produknya. Seringnya iklan yang ditayangkan di televisi sedikit banyak pasti berpengaruh terhadap pola perilaku masyarakat. Dari latar belakang di atas penulis tertarik meneliti pengaruh terpaan iklan susu formula lanjutan untuk pertumbuhan terhadap tingkat pemberian susu formula lanjutan pada balita oleh ibu-ibu rumah tangga yang memberikan susu lanjutan untuk pertumbuhan balita usia 6-18 bln di Kelurahan Gdog Kecamatan Sananwetan Blitar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh terpaan iklan susu formula lanjutan untuk pertumbuhan terhadap tingkat pemberian susu formula lanjutan pada balita oleh ibu-ibu rumah tangga yang memberikan susu lanjutan untuk pertumbuhan balita usia 6-18 bln di Kelurahan Gedog. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian eksplanatif. Adapun dasar penelitiannya adalah penelitian survey. Populasi penelitian ini adalah ibu-ibu rumah tangga yang memberikan susu formula lanjutan untuk pertumbuhan balita di Kelurahan Gedog Kecamatan Sananwetan Kotamadya Blitar yaitu berjumlah 272 orang. Penentuan sampel menggunakan purpossive sampling yang berjumlah 50 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Teknik analisa data menggunakan analisis statistik regresi linier sederhana dengan rumus Y= a bx. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara terpaan iklan susu formula lanjutan untuk pertumbuhan terhadap tingkat pemberian susu formula lanjutan oleh ibu-ibu rumah tangga yang memberikan susu lanjutan untuk pertumbuhan di desa Gedog terhadap balitanya. Pengaruh tersebut dapat dijelaskan dengan merujuk pada hasil analisis regresi linier dimana R2 sebesar 0,315 atau sebesar 31.5% Hasil ini menunjukkan bahwa sebanyak 31.5% variabel dependen (Tingkat Pemberian Susu formula lanjutan untuk pertumbuhan Pada Balita) dapat dijelaskan oleh variabel independen (Iklan Susu formula lanjutan). Sedangkan sebanyak 63.5% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Dengan demikian terbukti Hi diterima dan Ho ditolak. Adapun besar pengaruh terpaan iklan susu formula lanjutan untuk pertumbuhan terhadap tingkat pemberian susu formula lanjutan pada balita setelah dianalisis dengan rumus regresi linier sederhana masuk dalam katagori sedang. Ditinjau dari sisi teoritis, terbukti bahwa teori ATR yang mengatakan bahwa khalayak/pemirsa dapat dipengaruhi oleh iklan terbukti sudah. Dengan tiga tahap yaitu Awerenes (menggugah kesadaran), Trial (mempengaruhi untuk mencoba), dan Reinforcement (pemantapan). Penelitian ini menunjukkan bahwa responden tergugah kesadarannya bahwa pada era ini telah terdapat sebuah produk susu formula lanjutan yang mempunyai kandungan isi atau formulasi yang mendekati air susu ibu, sehingga bisa digunakan secara efektif sebagai pengganti air susu ibu. Pada tahap selanjutnya khalayak baik secara sadar maupun tidak berusaha mencoba produk tersebut dan pada akhirnya khalayak memiliki kemantapan sikap untuk menggunakan produk tersebut secara tetap terlepas dari beberapa alasan penggunaan produk tersebut. Hubungi kami: DL Name: Universitas Muhammadiyah Malang PublisherID: JIPTUMM Organization: Universitas Muhammadiyah Malang Contact: Nasar Address: Jl. Raya Telogomas No. 246 City: Malang Region: Jawa Timur Country: Indonesia Phone: +62-341-464318 ext 151 Fax: Admin Email: [EMAIL PROTECTED] CKO Email: [EMAIL PROTECTED] sumber: http://digilib.itb.ac.id/go.php?id=jiptumm-gdl-s1-2003-sumiasih98-183q=susu+formula Itu saja survey th 2003..di 'sono'. Kira-kira di jakarta atau jabodetabek gimana yah? Ada yg punya datanya...??? salam ASI, bapakeghozan
[mediacare] Kabar Gembira vs Kabar Sedih= Draft RPP Susu Formula
fyi... update skg masih di sekneg. salam asi, bapakeghozan - Original Message - From: ghozansehat [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, December 01, 2006 10:02 AM Subject: Hot News == Kabar Gembira vs Kabar Sedih= Draft RPP Susu Formula Dear all Mohon maaf pagi-pagi sudah menuh2in inbox. Intinya sih mau curhat saja melihat potret kehidupan ini. Kebetulan kemarin libur, saya sempatkan jalan-jalan ke kota dengan naik kereta ekonomi bekasi-jakarta Rp1500...untuk membeli spare part mesin cuci yg sudah tidak berfungsi lagi selama pemakaian 10th. Perjalanan saat berangkat mengasyikan.keringat saling bertempelan dengan para pemburu rupiah. Perjalanan saat pulang tragis...menyedihkan...prihatin. Persis didepan mata jarak 5m, kereta ekonomi yg parkir di stasiun jakarta kota, entah mengapa...rem blog atau tidak.menabrak pembatas.duarrr...kontan orang yg di dalam mau turun juga berjatuhan...Alhamdulillah tidak ada korban jiwacoba kalau sampai nyelonong masuk ke kantor stasiun yg saat itu ramai sekali..duh sedih sekali Dimana safetynya...PT.KAI jelek sekali...tidak memperdulikan unsur keselamatan...lah wong pembatas saat kereta parkir saja cuma batu bata plesteran biasahmm Jarak 1KM setelah kerata berangkat meninggalkan jakarta kotaanak kecil jatuhduh...kalau toh selamat..pasti kepal bocor atau patah tulang.lah wong kereta kenceng...dan betapa sedihnya...kereta ngga berhenti...seakan nyawa tidak ada harganya di jagad jakarta ini...hkejadian didepan mata...saya sedh tdk bisa berbuat apa2 juga. Itu sedikit wajah kota jakartasmoga kita yang masih punya hati nuarani..bisa berbuat semampu yg kita bisa.berdoa...atau apalah. Sebentar...saya sambil nyruput kopi...badan terasa agak flu. Kabar gembiranya : Perjalanan saya habiskan untuk membaca koran tempo sisa/ siang harga 1000rupiah saja. Ada yg sangat menark buat sayadan juga semoga bermanfaat buat kita bersama Tempo edisi Cetak, Kamis 30 Nov 2006, Hal A7. Saya kutip sedikit yg penting saja : Menurut Menkes Ibu Siti, survei demografi kesehatan Indonesia Tahun 1997 dan 2002. PEMBERIAN ASI KEPADA BAYI 1JAM SETELAH LAHIR MENURUN DARI 8% MENJADI 3.7% SAJA(sedih..) SEMENTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF SELAMA 6 BULAN MENURUN DARI 42.2% MENJADI 39,5% SAJA...(duh...) SEMENTARA PENGGUNAAN SUSU FORMULA MENINGKAT TAJAM DARI 10.8% MENJADI 32.5%..(mau nyalahin siapa..) Apa yg bisa kita perbuat? Kalau ngga salah disini banyak 'penggede-penggede' yg dekat sama orang pemerintahmungkin bisa lewat tangan beliau. Yuk kita salurkan aspirasi kita...entah itu dalam bentuk tanda tangankonsensusatau apalah istilahnya.saya ngga tahu wong cuma buruh.kan Insya Allah akan ada ulang tahuan milisops...bocoransupaya banyak yg datang bikin konsesus...bukan politik loh...awas.. Kita desak pemerintah segera mengesahkan DRAF RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMASARAN SUSU FORMULA. Nah Kalau sp's pemgin tahu Drafnya seperti apa...ini ada beberapa Point Penting : # Pasal 2 Label susu formula bayi (0-6bulan) antara lain HARUS mencantumkan : - Pemberian susu Formula bayi akan menghambat produksi ASI - Susu formula bayi hanya dpt diberikan atas rekomendasi dokter, bidan, atau ahli gizi yang berkompeten. Tambahan dari saya atau dari yg lain silakan : - Kandungan susu formula sulit diserap bayi, sehingga bisa menyebabkan sembelit atau bahkan diare. - dan msh banyak lagi.. # Pasal 3 Label susu formula lanjutan (6-12bulan) antara lain HARUS mencantumkan : - ASI adalah makanan yg terbaik untuk bayi - Tidak cocok untuk bayi yang berumur di bawah 5bulan Nah disini harusnya tambah lagi menurut pikiran bodoh saya loh : - kan sudah 6bulan harusnya kan MPASI...susu formula bukan yg utama lagi kan kalau sudah ikut Piramida makanan sehat(cmiiw) - silakan tambahkan lagi # Pasal 5 Susu formula DILARANG mencantumkan : - Gambar atau tulisan yang mengidealkan penggunaan susu formula, sehingga memberi dorongan agar ibu tidak menyusui bayi - Gambar atau tulisan yg menyatakan produk ini dpt digunakan sebagai pengganti ASI # Pasal 8 - DILARANG melakukan promosi dengan cara memberikan potongan harga atau menggratiskan susu formula, dot dan botol - DLARANG melakukan promosi kepada TENAGA KESEHATAN, PEMILIK DAN MANAJEMEN sarana kesehatan dan Ibu hamil, ibu Nifas, Ibu Menyusui dan anggota keluarga lainnya serta masyarakat umum # Pasal 9 Susu formula , dot dan botol TIDAK BOLEH DI IKLANKAN MELALUI MEDIA APAPUN DAN DALAM BENTUK APAPUN kecuali media cetak khusus kesehatan yang diperuntukan bagi kalangan tenaga kesehatan # Pasal 19 Pelanggar akan dikenai sanksi administratif berupa PERINGATAN LISAN, TERTULIS MAKSIMAL 3 KALI DALAM WAKTU 6 BULAN, denda bagi
[mediacare] KEBIJAKAN DEPARTEMEN KESEHATAN TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) PEKERJA WANITA
fyi... - Original Message - From: ghozansehat [EMAIL PROTECTED] Sent: Saturday, March 31, 2007 9:01 AM Subject: [artikel] KEBIJAKAN DEPARTEMEN KESEHATAN TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) PEKERJA WANITA KEBIJAKAN DEPARTEMEN KESEHATAN TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) PEKERJA WANITA Pusat Kesehatan Kerja Depkes RI I. PENDAHULUAN Dalam kondisi pembangunan kearah industrialisasi dimana persaingan pasar semakin ketat, sangat diperlukan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Searah dengan hal tersebut kebijakan pembangunan di bidang kesehatan ditujukan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh masyarakat, termasuk masyarakat pekerja. Masyarakat pekerja mempunyai peranan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan, dimana dengan berkembangnya IPTEK dituntut adanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan mempunyai produktivitas yang tinggi hingga mampu meningkatkan kesejahteraan dan daya saing di era globalisasi. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2003, pekerja di Indonesia mencapai 100.316.007 dimana 64,63% pekerja laki-laki dan 35,37% pekerja wanita. Wanita yang bekerja sesungguhnya merupakan arus utama di banyak industri. Mereka diperlakukan sama dari beberapa segi, hanya dari segi riwayat kesehatan mereka seharusnya diperlakukan berbeda dengan laki-laki dalam hal pelayanan kesehatan. Pekerja wanita dituntut untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas kerja secara maksimal, tanpa mengabaikan kodratnya sebagai wanita. Sesuai dengan kodratnya, pekerja wanita akan mengalami haid, kehamilan, melahirkan dan menyusui bayi. Untuk meningkatkan kualitas SDM, dimulai sejak janin dalam kandungan, masa bayi, balita, anak-anak sampai dewasa. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi merupakan cara terbaik bagi peningkatan kualitas SDM sejak dini yang akan menjadi penerus bangsa. ASI merupakan makanan yang paling sempurna bagi bayi. Pemberian ASI berarti memberikan zat-zat gizi yang bernilai gizi tinggi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan syaraf dan otak, memberikan zat-zat kekebalan terhadap beberapa penyakit dan mewujudkan ikatan emosional antara ibu dan bayinya. Mengingat pentingnya pemberian ASI bagi tumbuh kembang yang optimal baik fisik maupun mental dan kecerdasannya, maka perlu perhatian agar dapat terlaksana dengan benar. Faktor keberhasilan dalam menyusui adalah dengan menyusui secara dini dengan posisi yang benar ,teratur dan eksklusif. Oleh karena itu salah satu yang perlu mendapat perhatian adalah bagaimana ibu yang bekerja dapat tetap memberikan ASI kepada bayinya secara eksklusif sampai 6 (enam) bulan dan dapat dilanjutkan sampai anak berumur 2(dua) tahun. Sehubungan dengan hal tersebut telah ditetapkan dengan Kepmenkes RI No. 450/MENKES/IV/2004 tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif pada bayi Indonesia. Program Peningkatan Pemberian ASI (PP-ASI) khususnya ASI eksklusif mempunyai dampak yang luas terhadap status gizi ibu dan bayi. Untuk mendukung Deklarasi Innocenti 1990 (Italia) tentang perlindungan, promosi dan dukungan terhadap pemberian ASI, telah dilaksanakan beberapa kegiatan penting, yakni pencanangan Gerakan Nasional PP-ASI ole Bp. Presiden pada tahun 1990, Gerakan Rumah Sakit dan Puskesmas Sayang Bayi yang telah menghasilkan sekitar 50-70% rumah sakit sayang bayi pada RS pemerintah dan sekitar10 - 20% pada RS swasta. Pada Pekan ASI Sedunia tahun 1993 diperingati dengan tema Mother Friendly Workplace atau Tempat Kerja Sayang Bayi, menunjukan bahwa adanya perhatian dunia terhadap peran ganda ibu menyusui dan bekerja. Menyusui adalah hak setiap ibu tidak terkecuali ibu yang bekerja, maka agar dapat terlaksananya pemberian ASI dibutuhkan informasi yang lengkap mengenai manfaat dari ASI dan menyusui serta bagaimana melakukan manajemen laktasi. Selain itu diperlukan dukungan dari pihak manajemen, lingkungan kerja dan pemberdayaan pekerja wanita sendiri. II. KEADAAN DAN MASALAH Pemberian ASI di Indonesia belum dilaksanakan sepenuhnya. Upaya meningkatkan perilaku menyusui pada ibu yang memiliki bayi khususnya ASI eksklusif masih dirasa kurang. Permasalahan yang utama adalah faktor sosial budaya, kesadaran akan pentingnya ASI, pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung PP-ASI, gencarnya promosi susu formula dan ibu bekerja. Dari data SDKI 1997 cakupan ASI eksklusif masih 52%, pemberian ASI satu jam pasca persalinan 8%, pemberian hari pertama 52,7%. Rendahnya pemberian ASI eksklusif menjadi pemicu rendahnya status gizi bayi dan balita. Dari survei yang dilaksanakan pada tahun 2002 oleh Nutrition Health Surveillance System (NSS) kerjasama dengan Balitbangkes dan Helen Keller International di 4 perkotaan (Jakarta, Surabaya, Semarang, Makasar) dan 8 perdesaan (Sumbar, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, Jatim, NTB, Sulsel), menunjukan bahwa cakupan ASI eksklusif 4-5
[mediacare] RPP Pemasaran Susu Formula == RPP Pemberian ASI = Mandek, Pembahasan Pengaturan Pemasaran Susu Formula
- Original Message - From: ghozansehat [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Saturday, March 10, 2007 12:43 PM Subject: FYI = RPP Pemasaran Susu Formula == RPP Pemberian ASI = Mandek, Pembahasan Pengaturan Pemasaran Susu Formula dear all cukup tertegun membaca berita ini. ada apa gerangan ada yang tahu draf RPP Pemberian ASI ini...??? hm salam prihatin, bapakeghozan Mandek, Pembahasan Pengaturan Pemasaran Susu Formula JAKARTA - KCM, Pengaturan promosi dan pemasaran susu formula serta makanan pendamping ASI yang akan diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP), kini sudah sampai pada pembahasan terakhir. Namun judul RPP yang semula RPP Pemasaran Susu Formula, berubah menjadi RPP Pemberian ASI. Dikhawatirkan PP ini tidak dapat menjadi landasan untuk menindak pelanggaran yang kini banyak terjadi. Kekhawatiran tersebut disampaikan oleh Koalisi LSM Peduli ASI di Jakarta (7/3). Menurut Agus Pambagyo dari Visi Anak Bangsa, dalam pembahasan dengan beberapa departemen dan instansi terkait lainnya, banyak permasalahan yang muncul terutama terkait dengan judul RPP yang memakai kata Pemasaran. Perdebatan muncul karena RPP yang dikeluarkan Depkes harusnya mengatur tentang kesehatan saja, padahal RPP ini menggunakan kata pemasaran yang menjadi domain Departemen Perdagangan, bukan DepKes, di lain pihak yang diatur adalah makanan yang merupakan kewenangan BPOM, ujarnya. Munculnya RPP ini sendiri semula berangkat dari keprihatinan banyak pihak akan semakin gencarnya promosi PASI (Pendamping Air Susu Ibu) yang menyebabkan penurunan jumlah bayi yang mendapat ASI ekslusif. Apa kita rela bayi-bayi kita menjadi bayi botol?, tanya Dr Dien Sanyoto, Ketua Badan Kerja Peningkatan Penggunaan ASI (BKPP-ASI). Meski pemerintah sudah memiliki aturan tentang pemasaran PASI yakni Kepmenkes 237/1977, namun dirasa tidak memadai karena isinya hanya mengenai pemberian ASI saja, bukan pemasarannya. Kepmen ini tidak bicara bagaimana agar para ibu bisa menangkal gencarnya pemasaran PASI yang tidak etis. Seharusnya dokter memberikan informasi yang berimbang kepada para ibu mengenai ASI, tapi banyak dokter yang justru menganjurkan ibu memberi bayinya susu formula, kata Emmy LS, dari Yayasan KAKAK. Berdasarkan monitoring pemasaran PASI yang dilakukan oleh BKPP-ASI di tahun 2005 terhadap 52 sarana kesehatan, 30 tempat penjualan dan wawancara 35 ibu dengan bayi berusia kurang dari 3 tahun, hampir semua peraturan Kode Internasional dilanggar oleh produsen PASI Indonesia. Dari monitoring kami di tahun 2003 dan 2005, ada 14 produsen susu dan 16 produsen dot bayi yang melanggar, tetapi tidak ada yang ditindak. Sebenarnya dari Kepmen yang lama sudah bisa ditindak, tapi tidak ada satupun yang dihukum, paling-paling hanya diberi teguran, ini karena tidak ada peraturan yang khusus mengatur mengenai pemasarannya, kata Dien. Menurut Kode Internasional, yang termasuk dalam jenis pengganti ASI (PASI) adalah susu formula, susu lanjutan, susu khusus, sereal, jus, campuran sayur dan teh bayi, termasuk juga botol dan dot bayi. Produk-produk PASI tersebut seharunya tidak boleh melakukan iklan dan promosi kepada publik, berpromosi melalui institusi kesehatan, serta dilarang memberikan sampel dan suplai gratis. Para produsen itu gencar beriklan dan iklannya menyesatkan, kata Dien. Karenanya, koalisi LSM Peduli ASI mendesak agar judul RPP seharusnya mencakup tidak saja proses pemberian ASI tetapi juga pelarangan promosi dan pemasaran PASI. Termasuk di dalamnya adalah pengaturan mengenai pemasaran lewat lembaga kesehatan dan tenaga profesional kesehatan. Penulis: An link: http://www.kompas.com/ver1/Kesehatan/0703/07/153313.htm
[mediacare] Sierra Times - Re: CNN Abu Dujana
Dear Pak Deddy, SIlahkan baca di sini http://www.sierratimes.com/03/07/02/article_tro.htm On 7/5/07, Deddy Mansyur [EMAIL PROTECTED] wrote: His name is Sheikh Omar Abdel-Rahman. Sheikh Omar Abdel-Rahman salam, sensei deddy mansyur
[mediacare] Re: Pudarnya Semangat Nasionalisme
Bangsa Indonesia sudah kehilangan harapan masa depan nya pak Sum, perselisihan antar suku adalah cermin dari kegagalan usaha demokrasi yg ingin di terapkan di Indonesia, pelanggaran HAM dan kemunfikan yg dilakukan pemerintah menyempurnakan kehancuran moral Pancasila itu sendiri. Banyak bangsa Indonesia yg hidup di luar negri menjadi lebih bersikap nasionalisme karena mereka hidup dalam kenyamanan dan structure demokrasi yg serasi, merasa kasihan kepada bangsa sendiri di tanah air yg sama sekali tidak merasakan kenyamanan hidup dinegri yg nyaman dan segala hak2 azasi nya dilindungi hukum, memilah bangsa dan merusak kesetiaan bangsa yg hidupnya selalu ditindas kemiskinan memang semudah membalik telapak tangan, bangsa kita sudah berada dalam keputus asaan yg cukup rawan, posisi yg sangat rapuh dan mudah dipecah atau diretak kan. Bung Karno menyaksikan bangsa yg kian berceceran ini pak Sum, Bung Karno melihat semua hasil kerja keras nya menjadi serpihan sampah yg di telantarkan oleh pemerintah/pemimpin2 bangsa yg tidak bermoral sebagai pemimpin sejati ini. Dan yg jelas Bung Karno is not a happy camper right now ! salam omie sumarsastrowardoyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Demokrasi yang diidam-idamkan menjadikan Indonesia sebagai negara paling demokratis di dunia. Banjarmasin Post. Monday, 09 July 2007 01:13 Pudarnya Semangat Nasionalisme KALAU saja Bung Karno (BK) masih hidup, mungkin ia akan menangis melihat Bangsa Indonesia yang dipersatukannya dengan susah payah kini tercabik-cabik, bahkan telah menggerus semangat nasionalisme yang digandrunginya. Nasionalisme yang bersumber kepada Pancasila, adalah landasan dari semangat kebangsaan yang belakangan sempat ternoda oleh keinginan sementara daerah untuk memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Menjaga semangat kebangsaan memang bukan perkara mudah, kita harus memiliki semangat nasionalisme yang kuat. Dua pemimpin kita, Soekarno dan Soeharto telah berusaha untuk mempertahankannya dengan cara mereka masing-masing. BK mempersatukan bangsa dengan membakar semangat nasionalisme lewat berbagai ajaran maupun pidato berapi-api yang membuat pendengarnya larut dalam kekaguman. Sedang Soeharto mempertahankan NKRI lewat pemerintahan yang otoriter. Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, keduanya berhasil dan NKRI tetap tegak dan tak pernah tergoyahkan. Tetapi apa yang terjadi sekarang? Dengan tidak mengurangi arti reformasi kita melihat sejak tumbangnya pemerintahan orde baru, persatuan dan kesatuan menjadi semakin rapuh. Demokrasi yang diidam-idamkan, menjadikan Indonesia sebagai negara paling demokratis di dunia. Indikatornya antara lain lahirnya banyak partai, kebebasan yang berlebihan dan keberanian rakyat yang tidak proporsional lagi. Ditambah dengan pelaksanaan otonomi daerah, maka genaplah sudah warna carut marut kebebasan di negeri ini. Hasilnya terlalu naif kalau dibilang banyak kemajuan. Yang benar justru kemunduran di berbagai sendi kehidupan, baik di bidang ekonomi, politik maupun pemerintahan. Bayangkan, baru sekarang ada bupati/walikota tidak mau taat kepada gubernurnya karena merasa menjadi `raja' di daerahnya. Banyak lagi contoh tentang ketidakharmonisan hubungan antarpejabat. Perpindahan kekuasaan yang tidak normal, memang harus ditebus dengan harga yang mahal. Reformasi juga membuahkan perpindahan kekuasaan yang tidak biasa. Tetapi sayangnya, tokoh reformis belum siap untuk menjalankan roda pemerintahan. Akibatnya, yang tampil hanyalah orang yang serakah, yang tidak kebagian rezeki di masa pemerintahan sebelumnya. Reformasi sekadar menggeser Soeharto, tetapi warisan budayanya tetap jalan terus. Ini berbeda dengan kelaziman di berbagai negara. Di mana-mana pemimpin reformasi selalu menggantikan pemimpin sebelumnya. Seperti Lech Wallensa di Polandia atau Deng Xiao Ping di China yang membawa paham liberal sebagai koreksi terhadap komunis yang berkuasa saat itu. Di Indonesia, tokoh yang getol memimpin gerakan reformasi malah gagal dalam pemilihan presiden dan yang terpilih tidak serta merta membawa kemajuan bahkan suasana semakin lintang pukang. Hiruk pikuk yang terjadi selama ini, akhirnya menipiskan rasa nasionalisme karena orientasinya hanya untuk kepentingan pribadi dan golongan. Bukan untuk kepentingan bangsa, seperti saat BK dan Bung Hatta mengambil alih pemerintahan dari tangan penjajah. Situasi ini bisa bermuara pada merosotnya semangat kebangsaan. Lihat saja Aceh dan Papua, keduanya menuntut merdeka dan kini mendapatkan otonomi khusus, Riau yang dulu tidak puas pada pemerintah pusat pun, mengancam akan memisahkan diri dari NKRI. Ini semua bukti bahwa kadar nasionalisme sudah semakin berkurang. Anehnya pemerintah seperti tidak bereaksi, tidak ada usaha untuk tetap menghidupkan nasionalisme. Zaman BK dan Pak Harto, Pancasila menjadi buah bibir meski dengan nafas yang berbeda. BK menggelorakan Pancasila demi persatuan
[mediacare] DPR klarifikasi pelanggaran promosi susu bayi
Ini dulu... sekarang pegimana yah... DPR klarifikasi pelanggaran promosi susu bayi. Komisi VII DPR RI akan mengklarifikasi 14 produsen susu dan makanan pengganti ASI yang diduga melakukan pelanggaran promosi kepada masyarakat. Arsen Ricksen, anggota Komisi VII mengatakan saat ini DPR baru menemukan bukti pelanggaran yang dilakukan oleh PT. Sari Husada. PT. Sari Husada produsen susu formula dan makanan bayi dinilai melanggar Kepmenkes No. 237/Menkes/SK/IV/1997. Dalam Rapat RDPU Komisi VII DPR RI dengan PT. Sari Husada dibeberkan adanya bukti promosi penjualan diantaranya adalah penggunaan instansi kesehatan, seperti mengajak kerjasama RS, bidan, dokter anak untuk melakukan promosi susunya. (Hr. Bisnis Indonesia 23/6/04) salam prihatin, bapakeghozan - Original Message - From: ghozansehat [EMAIL PROTECTED] Sent: Saturday, March 31, 2007 9:03 AM Subject: [news] DPR klarifikasi pelanggaran promosi susu bayi 22 - 23 Juni 2004 MANAJEMEN Dokter boleh praktik maksimal di tiga tempat. Menteri Kesehatan Achmad Sujudi dalam Raker Pansus Komisi VII DPR saat membahas RUU Praktik Kedokteran mengusulkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, dokter bisa berpraktik maksimal di 3 tempat. Namun, praktik itu harus dijadwalkan pada hari yang berbeda dan dalam jarak yang tidak terlalu jauh supaya mobilitas dokter tak terganggu. Mengenai dokter PNS yang akan berpraktik, dokter PNS harus meminta izin terlebih dahulu kepada atasan di tempat ia bekerja.. (Hr. Kompas 23/6/04) Polisi keluarkan SP3 dugaan malpraktik. Polresta Malang segera mengeluarkan SP3 terhadap kasus dugaan malpraktik oleh dr. I Wayan Agung Endrawan terhadap kelahiran bayi kembar Ny.Tarmihin asal Nongkojajar, Pasuruan. Kapolresta Malang, Ajun Komisaris Besar Fatkhurrahman mengatakan bukti yang dikantongi polisi lemah yakni hanya didasarkan visum dari RS Saiful Anwar yang menyebutkan luka yang diderita bayi tergolong luka ringan atau golongan C. (Hr. Sinar Harapan 22/6/04) KESEHATAN MASYARAKAT DPR klarifikasi pelanggaran promosi susu bayi. Komisi VII DPR RI akan mengklarifikasi 14 produsen susu dan makanan pengganti ASI yang diduga melakukan pelanggaran promosi kepada masyarakat. Arsen Ricksen, anggota Komisi VII mengatakan saat ini DPR baru menemukan bukti pelanggaran yang dilakukan oleh PT. Sari Husada. PT. Sari Husada produsen susu formula dan makanan bayi dinilai melanggar Kepmenkes No. 237/Menkes/SK/IV/1997. Dalam Rapat RDPU Komisi VII DPR RI dengan PT. Sari Husada dibeberkan adanya bukti promosi penjualan diantaranya adalah penggunaan instansi kesehatan, seperti mengajak kerjasama RS, bidan, dokter anak untuk melakukan promosi susunya. (Hr. Bisnis Indonesia 23/6/04) PELAYANAN MEDIK Tiga RSUD di Jakarta menjadi perseroan terbatas. Pemprov DKI Jakarta, berjanji akan tetap memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar kepada masyarakat miskin dan tidak mampu, meskipun tiga rumah sakit daerah diusulkan untuk diswastakan menjadi perseroan terbatas. Tiga RSUD yang diusulkan perubahan status adalah RSUD Cengkareng, RSUD Pasar Rebo dan RS Haji Jakarta. Kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo. (Hr. Suara Pembaruan, Hr. Media Indonesia, Hr. Suara Karya 22/6/04) PELAYANAN FARMASI Obat bantuan senilai Rp. 67 juta raib dicuri. Sejumlah 35 dus obat antibiotika jenis amoxcillin bantuan dari Prop Jabar seharga kurang lebih Rp. 67 juta yang sedianya akan dibagikan ke 51 puskesmas di Kab Ciamis hilang digondol pencuri. Hilangnya obat-obatan yang disimpan di gudang Subdin Farmasi diketahui Senin (21/6) sekitar pukul 6.30 wib. Dus obat-obatan yang ditinggal pencuri ditemukan Gunawan S.Sos, Kasubdin Kesling Ketika yang bersangkutan sedang memarkirkan mobilnya saat akan masuk kerja. (Hr. Pikiran Rakyat (22/6/04) 5 laboratorium independen nyatakan Ribena bebas cemaran. PT. Sterlening Product - Importir dan distributor produk minuman Ribena menjamin produk yang beredar di pasaran aman dikonsumsi karena seluruh produk dengan kode produksi 160704 dan 180704 telah ditarik dari peredaran. Menurut Presdir PT. Sterling Products Indonesia, Robert Arifin, berdasarkan hasil uji yang dilakukan di 5 laboratorium independen menunjukkan hasil negatif terhadap kemungkinan adanya cemaran bakteri, jamur, kapang/khamir dan toksin. Insiden muntah dan mual yang dialami 40 siswa SD Bharata Jaya (25/5) diperkirakan disebabkan karena para siswa belum makan sehingga lambung mereka saat itu berada pada kondisi cukup asam. (Hr. Bisnis Indonesia 23/6/04) P 2 M PL DAN LITBANGKES Hanya 39% penderita TBC di Jakbar berobat ke Puskesmas. Kasudin Kesmas Jakbar, drg. Tini Suryanti mengatakan di Jakarta Barat tahun ini terdapat 3.500 penderita tuberkulosis paru yang tersebar di delapan kecamatan. Sayangnya, hanya 39% penderita TB paru yang datang berobat ke puskesmas. Dinkes DKI Jakarta menetapkan tahun ini Sudin Kesmas Jakarta Barat harus dapat menemukan sekitar 60% (sekitar 2000 orang) penderita TB paru di masyarakat. (Hr. Republika 22/6/04) 32 orang meninggal
[mediacare] Re: Kebersamaan anak-anak Muslim dan Yahudi
TIDAK MUNGKIN BISA TERJADI ADA KEBERSAMAAN ANAK2 MUSLIM DAN YAHUDI !!! Orang baik merupakan hasil pendidikannya, orang jahat merupakan hasil lingkungannya, orang yang penuh kebencian akibat kepercayaannya diracuni oleh ajaran agama kepercayaannya. Ilmu kedokteran selalu mengobati pasien terlebih dulu menemukan penyebabnya, demikian juga setiap problem hanya bisa dipecahkan setelah menguasai penyebabnya. Kalo kebencian dan permusuhan datangnya dari penyebab kepercayaan dan ajaran agama, maka solusinya bukanlah bikin pesta untuk dua pihak yang saling membenci karena pestanya itulah yang akhirnya meledak jadi ajang saling membunuh. [EMAIL PROTECTED] wrote: Kebersamaan anak-anak Muslim dan Yahudi (Erabaru.or.id) - Bisakah antara umat Muslim dan Yahudi menjadi sahabat? Bisa saja terjadi jika hal ini dimulai sejak usia belia. Dan ini benar-benar telah diwujudkan dalam sebuah program pertukaran budaya dan agama antar siswa SD kelas 5 etnis Yahudi dengan penganut muslim di Amerika Serikat Penyebab permusuhan berada dipihak umat Islam dimana orang2 Arab Muslim sebagai pemegang copyright ajaran2 kebencian dalam AlQuran. Selama AlQuran menjadi penuntun hidup umat Islam, maka selama itu pula kebencian dan permusuhan akan tetap terpelihara karena AlQuran wajib dilestarikan umatnya. Jangankan orang2 Arab, bahkan orang2 Indonesia yang tidak mengenal orang Yahudi seumur hidup juga ternyata sangat membenci Yahudi hanya mengenal kata2 ini dari AlQuran. Ada teman saya yang punya dua anak kembar, karena ayahnya ini penganut Nasionalis, maka satu anaknya disekolahkan ke Jepang dan di nasihatkan untuk sekalian mempelajari ajaran2 agama penduduk di Jepang seperti Shinto dan Buddha. Anak kembaran yang satunya lagi, disekolahkan dipesantren di Jawa untuk memperdalam AlQuran. Setelah dewasa dan tammat sekolah, semuanya berkumpul dan diajak ber-bincang2. Si Anak yang lulus dari Jepang selalu membicarakan tentang kerja sama dan saling tolong menolong dengan siapapun tanpa mem-beda2kannya. Sebaliknya, si Anak yang lulusan pesantren berdakwah tentang pentingnya menegakkan Syariah Islam dan memusnahkan orang Yahudi. Oleh saudara kembar yang dari Jepang, ditanyakan siapa orang Yahudi itu. Si anak pesantren ini hanya menjawab bahwa itu adalah musuh Islam. Kebencian dan permusuhan akan berlangsung abadi seabadi ajaran islam itu sendiri. Kalo anda mau menghilangkan kebencian, maka langkah pertama adalah musnahkan dan larang AlQuran dari muka bumi ini. Ny. Muslim binti Muskitawati. Ready for the edge of your seat? Check out tonight's top picks on Yahoo! TV. http://tv.yahoo.com/
[mediacare] Waspadai Promosi Susu Formula
fyi... - Original Message - From: ghozansehat [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, May 21, 2007 12:49 PM Subject: [news] Waspadai Promosi Susu Formula Dear all Namun, zat-zat tersebut baru aktif bila ada enzim yang menyertai. Laktosa baru aktif dalam proses mielinisasi jika ada enzim laktase yang menyertai, sementara DHA/AA baru aktif dalam sinaptogenesis saat ada enzim lipase karena DHA/AA pada dasarnya adalah asam lemak, ungkap Tiwi. Saya prihatin sekali dengan generasi bangsa yang sejak piyik sudah dicocok oleh pseudoiklan, pseudoscience...dan sederek kepalsuan lainnya. Sementara draft rpp pemasaran susu formula yang konon katanya berubah menjadi Draft Pemberian ASI semakin hari semakin bias dan bahkan tidak jelas juntrungannya. Info terakhir dari Pak Agus Pambagyo Saat ini RPP msh dlm pembahasan antara Dephukham dan team Depkes. Tgl 3 Mei akan ada mtg lagi tp mmg isinya blm memuaskan kami para pegiat ASI Terus masih mau sampai kapan Sampai bangkrut dan ribut rumah tangga gara-gara gajinya hanya cukup buat beli susu formula anaknya saja. Bahwa ASI terbaik untuk bayi sampai dengan usia 6bulan masih kalah santer dengan promosi susu formula untuk anak usia 6bulan yg sudah sanggat meresahkan...membabi buta..bahkan dengan tipu daya AA/ DHA...dan melanggar kode etik internasional Ampun dec salam prihatin, bapakeghozan--artikel ini semakin memperpanjang daftar artikel pembohongan publik secara sistemik. Waspadai Promosi Susu Formula Dewasa ini makin banyak pilihan produk dan merek susu formula untuk bayi berusia di bawah enam bulan. Meski begitu, sebaiknya orangtua yang memiliki bayi pada usia tersebut harus ekstra hati-hati saat hendak memutuskan memilih susu formula. Sudah sangat sering diulas oleh dokter anak maupun ahli gizi anak bahwa satu-satunya makanan terbaik untuk bayi berusia 0 hingga 6 bulan adalah air susu ibu (ASI). Bahkan para ahli sangat menyarankan agar para ibu memberikan ASI eksklusif atau tak memberi asupan makanan apa pun kepada bayi kecuali ASI selama enam bulan pertama sejak bayi lahir. Sayangnya, pemberian ASI eksklusif ini belum jadi gaya hidup keluarga di berbagai lapisan masyarakat. Padahal, menyusui merupakan cara terbaik dan paling ideal dalam pemberian makanan bayi baru lahir dan bagian tak terpisahkan dari proses reproduksi, kata Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia DKI Jakarta (IDAI Jaya) dr Badriul Hegar SpA (K) (Kompas, 1 April 2006). Ada berbagai macam alasan yang dikemukakan para ibu untuk tidak memberikan ASI eksklusif, misalnya karena sang ibu bekerja sehingga tidak sempat menyusui bayi secara teratur. Saya sengaja memberi susu formula sejak awal, karena nanti setelah cuti hamilnya habis kan saya enggak bisa memberi ASI secara teratur lagi, ujar Dewi (31), pialang saham, yang baru saja melahirkan anak pertamanya sebulan lalu. Belum terbiasanya masyarakat memberikan ASI eksklusif kepada bayi ini menjadi celah pemasaran yang bisa dimanfaatkan produsen susu formula. Selain itu, para produsen juga memberi iming-iming berbagai vitamin dan zat gizi tambahan ke dalam produk mereka, seperti DHA dan AA, yang sering diklaim dapat membantu perkembangan otak bayi. Ada dalam ASI Menurut dr IG Ayu Pratiwi Surjadi SpA,MARS, anggota Satuan Tugas ASI IDAI Jaya, DHA (docosahexaenoic acid) dan AA (arachidonic acid/asam arakidonat) memang sangat dibutuhkan bayi, khususnya dalam dua tahun pertama perkembangannya. Otak manusia sebenarnya sudah terbentuk 90 persen saat lahir. Setelah kelahiran kemudian terjadi mielinisasi dan sinaptogenesis dalam otak, papar dokter yang akrab dipanggil Tiwi ini. Proses mielinisasi adalah pembentukan selaput mielin atau selimut serabut saraf yang membutuhkan laktosa atau zat gula dari susu. Sementara proses sinaptogenesis adalah proses pembentukan susunan sistem saraf pusat yang membutuhkan DHA dan AA. Namun, zat-zat tersebut baru aktif bila ada enzim yang menyertai. Laktosa baru aktif dalam proses mielinisasi jika ada enzim laktase yang menyertai, sementara DHA/AA baru aktif dalam sinaptogenesis saat ada enzim lipase karena DHA/AA pada dasarnya adalah asam lemak, ungkap Tiwi. Tiwi menambahkan, baik laktosa maupun DHA/AA hanya hadir lengkap dengan enzim-enzimnya dalam ASI. Susu formula jenis apa pun, semahal apa pun, meski dibuat semirip mungkin dengan ASI, tetap saja tak ada enzimnya. Jadi, satu-satunya nutrisi terbaik untuk bayi memang hanya ASI, katanya. Tiwi menambahkan, akibat gencarnya promosi susu formula, banyak anggota masyarakat yang mengira DHA/AA tak terkandung dalam ASI. Jadi, tolong tekankan DHA/AA yang terbaik itu justru ada di dalam ASI. Komponen apa pun yang dipromosikan ada di dalam susu formula, semuanya sudah ada di ASI, kata Tiwi. Mitos dan promosi Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Husna Zahir juga mengatakan, pihaknya sama sekali tidak
[mediacare] Indonesia terror attacks may be imminent Australia - Yahoo!7 News
Jurubicara polisi Bpk Bambang Kuncoko bilang bahwa :keadaan kondusip, aman2 saja, ngak ada salahnya kalau pihak LN mengeluarkan travel warning ini. Ini suatu ulasan yang sejuk, jangan kayak perkaranya EU yang memblokir semua pesawat asal Indonesia sebagai tantangan dan perlu dibalas setimpal. Lha pemerintah sini ataupun EU itu kan tujuannya mau menyelamatkan warganya dari malapetaka, ya kena bom teroris atau mati larena jatuhnya pesawat yang rentang di serpis. Itu kan yang diharapkan oleh satu pemerintah yang ingin menjaga agar warganya tidak ketimpa musibah. Wah aku yang dapat undangan bulan depan ada pesta perkawinan ngak jadi datang aku urungin karena takut nanti di-lemparin bom. Biasanya setelah masa ngelaoprin tax return aku jalan2, tapi ya aku cari tujuan baru aja, cari selamat lah. Harry Adinegara function pop(url, title, x, y){ rm=window.open(url,title,'width='+x+',height='+y+',resizable=no,scrollbars=yes,status=0'); if (rm != null) { rm.focus(); if (rm.opener == null ) rm.opener = self;} } function launch_player(url) { window.open(url, 'aunp', 'width=766,height=456,scrollbars=no,location=no,menubar=no,resizable=no,status=no'); } function _rd(link,cat) { var _l = link.href; // try to get form action if (link.action != null) _l = link.action if (document.images) {(new Image()).src = 'http://au.rd.yahoo.com/'+cat+'/*'+_l; } return true; } - if(window.yzq_d==null)window.yzq_d=new Object(); window.yzq_d['0f8UHctU2a8-']='U=134m2cg01%2fN%3d0f8UHctU2a8-%2fC%3d604184.10991261.11573512.768%2fD%3dN%2fB%3d4623583'; http://au.news.yahoo.com//070708/15/13x3u.html Sunday July 8, 06:54 PM Indonesia terror attacks may be imminent: AustraliaSYDNEY (Reuters) - Australia warned on Sunday of possible imminent terrorist attacks in Indonesia, including on the resort island of Bali, and told its citizens to think twice before traveling there. In an upgraded travel advisory, the Australian Department of Foreign Affairs and Trade said terrorists were actively planning attacks that could take place at any time. The advisory says Australians should reconsider their need to travel to Indonesia. There have been recent arrests of high-level terrorist operatives in Indonesia, but we assess terrorists are continuing active planning of attacks, it said. In 2002, bombs ripped through two nightclubs on Bali, a predominately Hindu island. Members of the Southeast Asia militant group Jemaah Islamiah were convicted of the blasts, which killed 202 people, including 88 Australian holidaymakers. Two years later the Australian embassy in Jakarta was bombed and in October 2005, 23 people, including four Australians, died in suicide attacks on Bali restaurants. More attacks could take place at any time and could be imminent, DFAT said. Particular care should be taken at this time to avoid known terrorist targets. These included Bali and the capital Jakarta, DFAT said. Ask yourself whether, given your own personal circumstances, you're comfortable traveling to Indonesia including Bali, knowing that there is a very high threat from terrorism and you may be caught up in a terrorist attack, the advisory said. Asked about the Australian warning, an Indonesian police spokesman, Bambang Kuncoko, said the security situation was favorable. So far there's nothing to worry about, he said. It is the right of every country to issue a travel advisory. With or without travel advisories, we continue to be pro-active to maintain security, he said. Last month Indonesian police arrested two alleged top Jemaah Islamiyah leaders, including Abu Dujana, who admitted to heading its military wing. Australia is probing whether attempted bombings in London and Glasgow last week could be linked to home after questioning at least six Indian doctors, one of whom remains in police custody. Australian Prime Minister John Howard on Sunday fast-tracked changes to immigration screening which match intelligence data with a person's travel and financial history to determine if they might be a security threat to Australia. (Additional reporting by Ade Mardiyati in JAKARTA) Print Me Now! - Back to Original Article MFS Investment Kit. Cash, Income or Growth. if(window.yzq_d==null)window.yzq_d=new Object(); window.yzq_d['0v8UHctU2a8-']='U=1374e8i04%2fN%3d0v8UHctU2a8-%2fC%3d600073.10842451.11573594.724152%2fD%3dS%2fB%3d4707386'; - Make Yahoo!7 Your Home Page | Get Yahoo!7 Toolbar with Anti-Spy Copyright © 2007 Yahoo!7 Pty Limited. All rights reserved. Advertise with Us - Privacy Policy - Terms of Service - Help Questions or suggestions? Send us feedback. if(window.yzq_p==null)document.write();
[mediacare] Re: Keunikan Jurnalisme Kuliner - Mengapa Selalu Enak?
Di balik berbagai tayangan wisata kuliner yang berseliweran di layar kaca sebenarnya ada misi penting yaitu ikut mempromosikan masakan-masakan warisan nenek moyang kita. Selain itu, tayangan tersebut penting untuk mengangkat usaha kecil menengah (UKM) yang dijalani para penjaja makanan yang tersebar di pelosok Nusantara. Sebagai contoh tayangan Bango Cita Rasa Nusantara (BCRN) yang ditayangkan di Indosiar tiap Sabtu pagi. Sudah berapa ratus penjaja makanan papan bawah yang tertolong oleh program semacam itu. Bahkan, ada beberapa penjaja yang ikut Festival Jajanan Bango, namanya langsung terangkat. Buntutnya, gerainya jadi laris manis bak gula jawa dijilati semut. Makanya saya kurang sreg kalau yang ditayangkan di layar kaca adalah resto-resto dan cafe-cafe papan atas. Apalagi kalau itu pewaralaba asing. Terakhir, saya usulkan kepada para pengelola stasiun TV agar punya tarif iklan khusus untuk bisnis UKM, apa pun itu. Bukan hanya produk milik konglomerat yang pantas berseliweran di layar kaca. Satrio Arismunandar [EMAIL PROTECTED] wrote: KEUNIKAN JURNALISME KULINER - MENGAPA SELALU ENAK? Bondan Winarno, ahli kuliner yang ngetop dengan ungkapan maknyus itu tampak mengunyah hidangan yang tersaji di depannya. Tetapi mendadak, ia langsung memuntahkannya! Tidak enak! Betul-betul tidak ada nikmatnya! ujarnya, menyumpah-nyumpah. Pernahkah Anda menyaksikan tayangan semacam itu di layar televisi? Ya, pasti tidak pernah. Semua yang dimakan Bondan di layar televisi selalu enak, gurih, nikmat, sedap, dan pokoknya maknyuss! Sejumlah rekan pernah bertanya kepada saya, mengapa liputan tentang masakan semacam program Wisata Kuliner-- di media televisi hanya menayangkan makanan yang enak-enak saja? Kenapa tidak pernah ada yang meliput restoran yang menyajikan masakan yang tidak maknyus? Jawaban saya, liputan semacam Wisata Kuliner itu memang bukan jurnalisme yang bisa kita bandingkan dengan liputan peristiwa kebakaran, kecelakaan, bencana alam, konflik politik, kriminalitas, dan sebagainya. Wisata Kuliner sepatutnya kita masukkan dalam rubrik pelayanan masyarakat. Sifatnya informatif, seperti info tentang acara bioskop besok sore, atau info-info ringan lain yang dibutuhkan masyarakat. Wisata Kuliner memberi informasi pada pemirsa yang doyan makan enak atau ingin mencoba berbagai jenis masakan di berbagai tempat. Tentu saja, secara logika, tidak ada pemirsa atau konsumen yang sengaja mencari restoran yang hidangannya tidak enak. Mereka hanya mau makan santapan yang lezat, khususnya yang direkomendasikan oleh Bondan Winarno, wartawan atau media massa. Maka Jurnalisme Kuliner, kalau saya boleh mengatakannya demikian, adalah selalu berpihak dan satu arah. Bahkan (meskipun tidak dimaksudkan demikian), sulit untuk menghindarkan kesan promosi terhadap makanan dan restoran bersangkutan. Dalam tayangan televisi, jelas disebutkan nama restoran dan alamatnya, sehingga pemirsa yang penasaran bisa langsung pergi sendiri ke restoran bersangkuran untuk mencicipi hidangannya. Kalau pun nama restoran dan alamatnya tidak disebutkan, penonton yang penasaran akan menelepon stasiun TV bersangkutan. Dan, sebagai bagian dari upaya melayani audience, tentu saja wartawan akan memberitahukan nama restoran dan alamatnya. Tentu saja, liputan kuliner juga bisa sekaligus dijadikan lahan iklan bagi stasiun TV bersangkutan. Misalnya, bekerjasama dengan produsen produk-produk tertentu (bumbu masak, kecap, bakmi, dan sebagainya). Ini sering dilakukan secara terang-terangan. Semua akhirnya berpulang ke pemirsa sebagai konsumen. Mau percaya penuh, atau skeptis terhadap rekomendasi media. Tapi yang jelas, pasti Bondan Winarno, wartawan dan media juga tidak berani gambling, dengan merekomendasikan masakan yang tidak enak, karena ini terkait dengan kredibilitasnya. Mohon maaf, jika tulisan saya ini tidak maknyuss! *** Satrio Arismunandar Producer - News Division, Trans TV, Floor 3 Jl. Kapten P. Tendean Kav. 12 - 14 A, Jakarta 12790 Phone: 7917-7000, 7918-4544 ext. 4026, Fax: 79184558, 79184627 http://satrioarismunandar6.blogspot.com http://satrioarismunandar.multiply.com e-mail: [EMAIL PROTECTED] blog: http://mediacare.blogspot.com - Park yourself in front of a world of choices in alternative vehicles. Visit the Yahoo! Auto Green Center.
Re: [mediacare] nota protes UGM
wong kampus kog wedi (takut) karo FPIUGM ngisin-isini memalukan... timoer leo leono [EMAIL PROTECTED] wrote: http://www.berpolitik.com/news.pl?n_id=5898c_id=4g_id=5 Kamis, Jul 05, 2007 16:41 Pernyataan Protes: Nota Protes pada Pejabat UGM - Arie Sujito, 5 Juli 2007 Kepada Yth. Bpk. Rektor Universitas Gadjah Mada di tempat Pada hari ini, kamis 5 Juli 2007, di fakultas Filsafat UGM diselenggarakan diskusi kerjasama pusat studi pancasila (PSP) UGM, IRE Yogyakarta dan LMND, bertema: Makna kebangsaan dan Klas-klas Sosial di Indonesia dengan pembicara : Max Lane (Sydney Univ), Arie Sujito (UGM) dan Agus Wahyudi (UGM). Ternyata, belum mulai diskusi, sudah mendapatkan tekanan dari pihak kepolisian untuk dihentikan (tidak dilanjutkan) acara tersebut dengan alasan, kata polisi, dikhawatirkan FPI akan datang untuk menyerang. Pihak Dekan Fakultas Filsafat menyampaikan pesan kepada panitia agar kegiatan diskusi segera dihentikan, (katanya ditekan dari pihak universitas). Tetapi, panitia (dalam hal ini Agus wahyudi) bersepakat untuk selanjutkan acara ini, karena ini diskusi akademik di kampus, sehingga intervensi jelas tidak diperbolehkan. Akhirnya diskusi tetap dilanjutkan, meskipun masih dalam tekanan pihak polisi. Saya heran, mengapa pihak Universitas dan Fakultas tidak meyakinkan soal otonomi akademik, agar melarang intervensi semacam ini. Toh, sampai siang juga tidak ada FPI. Kalaulah ada pihak luar manapun, semestinya Universitas dan Fakultas memiliki otoritas untuk melindungi kegiatan diskusi di kampus. Juga kepolisian, semestinya mencegah hal ini (jika memang ada ancaman), bukan dengan menghentikannya secara sepihak. Melalui surat ini, saya menyampaikan nota protes, karena intervensi semacam ini menjadi preseden buruk bagi kebebasan kampus untuk melakukan aktivitas diskusi, seminar atau kegiatan sejenis dalam koridor akademik dan dilindungi UU, juga sistem kita yang semestinya mempertimbangkan demokrasi. Saya kecewa atas perlakuan ini, dan sekaligus prihatin. Fakta ini menunjukkan pada kita bahwa, insan akademik kampus UGM tidak nyaman lagi membuat kegiatan di kampus, persis jaman orde baru dimana kegiatan kampus selalu diintervensi dan direpresi oleh kekuasaan secara berlebihan dan sepihak. Padahal, sekarang ini era reformasi, yang semestinya ada aturan main yang jelas, dimana politik pelarangan kegiatan akademik, dan sosial, tidak relevan lagi. Kepada pihak Rektorat, Prof. Sudjarwadi, Ph.D, hal ini perlu menjadi perhatian serius, juga pihak Dekanan Filsafat, Dr. Abbas, agar menjadikan ini pelajaran berharga, untuk bersegera menghentikan praktek-praktek penindasan yang mengebiri kebebasan akademik oleh intervensi pihak luar. Semoga kasus ini tidak terulang kembali, dan menjadi bahan pembelajaran berharga dikemudian hari. Arie Sujito Fisipol UGM Salam Pergerakan, - Get the Yahoo! toolbar and be alerted to new email wherever you're surfing.
Re: [mediacare] Re: CNN Abu Duja
[EMAIL PROTECTED] wrote: Dear Pak Muskitawati, Silahkan baca di sini http://www.sierratimes.com/03/07/02/article_tro.htm Anda mengerti enggak artinya referensi??? Referensi dari suatu perkara, harus dibuat oleh mereka yang terlibat langsung dalam penyidikannya, dan dihadapkan ke pengadilan sebagai saksi. Di Amerika pendapat2 begitu sudah banyak sekali, jadi enggak usah kita telaah lagi. Lagian buat apa??? Kenapa anda tidak juga mencari opini2 lawannya ??? Kita hanya berpegang kepada penyidik resmi, dan juga bertumpu kepada hasil pemeriksaan pengadilan, dan hasilnya kan anda sudah tahu, setelah dua tahun Afghanistan diduduki. Itu bukan asal2an tapi melalui penelitian yang benar2 teliti. Urusan umat Islam tak usah anda capek2 membelanya, karena siapapun tahu AlTakya, juga tahu kondisi di Indonesia, bahkan seluruh dunia sudah tahu ribuan gereja dibakar, dan puluhan pendeta dibunuh. Bukankah pemerkosaan massal amoy2 juga ada beritanya di Indonesia bahwa pemerkosaan itu belum pernah terjadi?? Ny. Muslim binti Muskitawati. On 7/6/07, Hafsah Salim [EMAIL PROTECTED] wrote:
[mediacare] bedah komik di The Japan Foundation
Kepada YthKepada Yth. Rekan The Japan Foundation Di tempat Dengan Hormat, Bersama dengan surat ini, kami mengundang anda untuk hadir pada: Hari/Tanggal : Rabu, 11 Juli 2007 Jam : 13:30 WIB Acara : Diskusi dan Bedah Komik Budha karya Osamu Tezuka Pembicara: 1. Siti Dahsiar Anwar (Pakar Agama Dan Masyarakat Jepang 2. Hikmat Dharmawan (Pemerhati Komik dan Novel Grafis) 3. Tyas Palaar (Wartawan majalah Animonster) Tempat : Aula The Japan Foundation, Jakarta Gedung Summitmas I, Lt. 2 Jl. Jenderal Sudirman, Kav. 61-62. Komik adalah salah satu bidang yang relatif tidak tersentuh dalam wacana intelektual dan akademis di Indonesia. Pandangan umum di Indonesia adalah bahwa komik memiliki sifat yang dangkal, ringan, dan identik dengan anak-anak/remaja. Dengan pandangan demikian, maka kebanyakan orang memandangnya tidak cocok untuk dijadikan sebagai bahan kajian yang bersifat ilmiah. Tidak banyak yang menyadari bahwa komik memiliki beragam jenis. Jenis-jenis tersebut terentang dari yang bersifat sangat ringan, hingga sangat serius. Dari yang dangkal, hingga yang memiliki bobot filosofis yang sangat dalam. Kami percaya bahwa ada beberapa komik dari Jepang yang patut untuk dijadikan sebagai objek kajian ilmiah. Salah satu di antaranya adalah komik Budha yang diciptakan oleh Osamu Tezuka ini. Osamu Tezuka dianggap sebagai seorang tokoh yang paling banyak memberikan pengaruh terhadap perkembangan komik Jepang. Begitu besar pengaruhnya, sehingga beliau seringkali disebut-sebut sebagai 'Dewa Manga' Jepang. Acara bedah komik akan membahas salah satu karya monumental beliau, yaitu komik dengan judul 'Budha'. Komik Budha adalah komik yang menceritakan perjalanan Sang Budha, mulai dari kelahiran Beliau, pencerahan yang berhasil Dia capai dan hingga kematiannNya. Komik yang dituliskan oleh Tezuka, sangat sarat dengan pesan moral dan padat dengan nuansa filosofis agama Budha. Kami percaya bahwa komik ini adalah pilihan yang tepat untuk mengadakan acara bedah komik ini. Acara ini diselenggarakan oleh the Japan Foundation bekerjasama dengan Kepustakaan Populer Gramedia yang merupakan penerbit komik tersebut ke dalam bahasa Indonesia. Kami harap bapak/ibu bersedia untuk menghadiri acara tersebut. Untuk informasi lebih lanjut tentang acara ini, anda dapat menghubungi staf kami, Dipo D. Siahaan, melalui telepon ke (021) 520 1266 atau melalui email ke [EMAIL PROTECTED] Hormat kami.
[mediacare] Mari fokus kepada 9/11 - Re: CNN Abu Dujana
Dear Muskitawati, Mari kita fokus kepada peristiwa 9/11 Berikut adalah daftar nama penumpang AA11 http://www.cnn.com/SPECIALS/2001/trade.center/victims/AA11.victims.html Berikut adalah daftar nama yang meninggal di WTC http://www.cnn.com/SPECIALS/2001/trade.center/victims/rescue.victims.html dan berikut adalah daftar nama yang yang terbang dgn AA77 di Pentagon http://www.cnn.com/SPECIALS/2001/trade.center/victims/AA77.victims.html dan ini yang meninggal http://www.cnn.com/SPECIALS/2001/trade.center/victims/pentagon.victims.html FBI berkata, pelakunya adlah sbb : http://www.fbi.gov/pressrel/penttbom/ua175/175.htm Namun, kenyataannya beberapa pelaku masih hidup ? http://www.whatreallyhappened.com/hijackers.html Dan kenapa didaftar para korban, tidak ada nama pelaku ? Dan bagaimana cara amerika membedakan pelaku dan korban ? Menarik bukan ? On 7/9/07, muskita wati [EMAIL PROTECTED] wrote:
Re: [mediacare] Meretas Kualitas Perguruan Tinggi
Jika merunut ke belakang, alasan PTN menyelenggarakan program ekstensi ialah agar pengajar tidak berkeliaran di luaran. Di masa lalu dosen PTN, karena pendapatan yang rendah menjadi pengajar di PTS-PTS. Bahkan ada pula yang bekerja jadi sales, jual-beli mobil dan lain-lain. Harap dimaklumi, dosen hanya perlu mengajar 18 jam seminggu. Sisa waktu digunakan (mestinya) untuk baca-baca dan meneliti. Setelah reformasi, PTN boleh menyelenggarakan pendidikan ekstensi. Program ini diminati, sebab kualitas pengajar pasti baik. Namun karena ekstensi merupakan program untuk meningkatkan penerimaan PTN, dan juga untuk memperbaiki penerimaan dosen-dosen maka standar penerimaan mahasiswa memang diturunkan persayaratannya. Sekarang, Dikti melarang program ekstensi. Nanti dosen-dosen akan kembali berkeliaran di PTS, sebab jelas akan kekurangan job. Di PTS dosen-dosen PTN tidak punya hak dalam governancenya. Jadi tidak bisa meminta perbaikan. Di ekstensi, mereka berhak bicara. Mestinya waktu yang lowong sekitar 40 - 18 jam seminggu digunakan oleh Dosen untuk meneliti dan membaca. Tetapi bagaimana bisa membaca dan meneliti jika uang rumah-tangga kembang-kempis? Bagi yang doktor sudah ada sejumlah job, tetapi dosen bukan doktor semua. Pekerjaan dosen tergolong terhormat. Di masa lalu pekerjaan ini dianggap high thinking low living. Mikirin negara tetapi hidup melarat. Alangkah baiknya ditemukan cara terbaik untuk meningkatkan mutu Program Ekstensi. Janganlah Dikti dan pejabat-pejabatnya bertolak dari satu masalah saja. Bahkan, coba dipikirkan bahwa punishment itu juga mengorbankan puluhan ribu lulusan ekstensi, yang akan merasa diri mereka lulusan dari program yang salah. Anak-anak mereka akan malu, sebab orang-tuanya lulusan PTN ekstensi. Lebih jauh, era pelarangan-pelarangan akan rawan korupsi. Jadi, baiknya diperlukan analisis yang komprehensif atas dampak dari peraturan Dikti ini. Evaluasi atas suatu kebijakan adalah hal yang biasa. --- Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote: REFLEKSI: Biasanya Perguruan Tinggi disingkatkan PT. PT juga mempunyai arti lain, yaitu Persoran Terbatas. Dalam politik pendidikan negara Indonesia kedua pengertian menjadi satu, tetapi didominasikan oleh fasafah Perseoran Terbatas. Falsafahnya yaitu mengeruk laba sebesar mungkin [dalam bentuk uang atau fulus] yang diperoleh dari pengolahan obyek yaitu murid/mahasiswa. Apakah mahasiswa memperoleh ilmu pengetahuan bermutu yang sewajarnya menjadi hal tidak begitu penting, ini penyakit yang sulit disembuhkan selama kaum lintah darah mendominasi dan memegang kemudi bahtera negara. SUARA MERDEKA Senin, 09 Juli 2007 Meretas Kualitas Perguruan Tinggi Oleh Thoifuri SURAT edaran Dirjen Dikti No 595/D5.1/T/T/2007 tentang Larangn Kelas Jauh atau ekstension merupakan langkah maju dalam sistem pendidikan nasional. Surat tersebut mulai berlaku 27 Februari 2007. Jika dihitung dalam hitungan bulan. sudah berlaku empat bulan. Namun demikian, masih banyak perguruan tinggi (PT) yang tidak mengindahkannya. Karena itu, ada sebagian orang yang berani menuntut secara hukum para oknum yang masih membuka kelas jauh tersebut. Ada argumentasi menarik, mengapa kelas jauh menjadi program alternatif bagi PT nakal? Yaitu, karena asumsi yang dikembangkan adalah biarlah PT bersemi sesuai dengan kehendak rakyat Indonesia. Membatasi PT, berarti membunuh minat bangsa Indonesia yang sudah mulai muncul kesadaran pendidikannya. Mengapa harus dibatasi/dilarang, toh pemerintah pun tidak atau belum mampu menyiapkan PT yang reperesentatif. Di samping itu, toh nanti masyarakat sendiri yang akan menilai kualitas para out put dari PT masing-masing. Sementara itu, PT yang tidak mau membuka kelas jauh beralasan; pertama kelas itu hanya berorientasi sertifikat dan profit uang. Kedua, tidak berpikir kualitas. Ketiga, kuliah dengan tempat seadanya, seperti di rumah dan di SD/MI, SMP/MTs, SMA/Aliyah. Keempat, tidak ada perpustakaan. Kelima, berani meluluskan S1 dalam waktu satu/dua tahun. Keenam, dosen seadanya, tidak memenuhi kualifikasi. Ketujuh, mencetak sarjana pengangguran, kebanggaan karena titel. Kedelapan, mengesampingkan unsur Tridharma Perguruan Tinggi, terutama berupa penelitian, karena banyak mahasiswanya yang enggan mengadakan penelitian. Tatanan Baru Surat Edaran Dirjen Dikti tersebut, kiranya perlu mendapat respons dari kalangan civitas academica, mengingat kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia semakin menurun bila dibandingkan dengan negara tetangga. Fakta dalam data Human Development Index Report (1999) menunjukkan, peringkat kualitas pendidikan Indonesia adalah 105, sedangkan Singapura 22, Brunai Darussalam 25, Malaysia 56, Thailand 67, dan Filipina 77. Sekarang peringkat SDM Indonesia berada dalam urutan 112 dari 127 negara (Pikiran Rakyat, 26 Juli, 2006: 12). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) 20/2003 Pasal 20 Ayat 2 menyatakan, PT berkewajiban
Re: [mediacare] nota protes UGM
Polisi memakai argumen FPI, berarti polisi tidak akan mau melakukan tugas menghalang penganggu seminar, karena FPI adalah perpanjangan tangan polisi? - Original Message - From: poetry timoer To: mediacare@yahoogroups.com Sent: Monday, July 09, 2007 5:11 AM Subject: Re: [mediacare] nota protes UGM wong kampus kog wedi (takut) karo FPIUGM ngisin-isini memalukan... timoer leo leono [EMAIL PROTECTED] wrote: http://www.berpolitik.com/news.pl?n_id=5898c_id=4g_id=5 Kamis, Jul 05, 2007 16:41 Pernyataan Protes: Nota Protes pada Pejabat UGM - Arie Sujito, 5 Juli 2007 Kepada Yth. Bpk. Rektor Universitas Gadjah Mada di tempat Pada hari ini, kamis 5 Juli 2007, di fakultas Filsafat UGM diselenggarakan diskusi kerjasama pusat studi pancasila (PSP) UGM, IRE Yogyakarta dan LMND, bertema: Makna kebangsaan dan Klas-klas Sosial di Indonesia dengan pembicara : Max Lane (Sydney Univ), Arie Sujito (UGM) dan Agus Wahyudi (UGM). Ternyata, belum mulai diskusi, sudah mendapatkan tekanan dari pihak kepolisian untuk dihentikan (tidak dilanjutkan) acara tersebut dengan alasan, kata polisi, dikhawatirkan FPI akan datang untuk menyerang. Pihak Dekan Fakultas Filsafat menyampaikan pesan kepada panitia agar kegiatan diskusi segera dihentikan, (katanya ditekan dari pihak universitas). Tetapi, panitia (dalam hal ini Agus wahyudi) bersepakat untuk selanjutkan acara ini, karena ini diskusi akademik di kampus, sehingga intervensi jelas tidak diperbolehkan. Akhirnya diskusi tetap dilanjutkan, meskipun masih dalam tekanan pihak polisi. Saya heran, mengapa pihak Universitas dan Fakultas tidak meyakinkan soal otonomi akademik, agar melarang intervensi semacam ini. Toh, sampai siang juga tidak ada FPI. Kalaulah ada pihak luar manapun, semestinya Universitas dan Fakultas memiliki otoritas untuk melindungi kegiatan diskusi di kampus. Juga kepolisian, semestinya mencegah hal ini (jika memang ada ancaman), bukan dengan menghentikannya secara sepihak. Melalui surat ini, saya menyampaikan nota protes, karena intervensi semacam ini menjadi preseden buruk bagi kebebasan kampus untuk melakukan aktivitas diskusi, seminar atau kegiatan sejenis dalam koridor akademik dan dilindungi UU, juga sistem kita yang semestinya mempertimbangkan demokrasi. Saya kecewa atas perlakuan ini, dan sekaligus prihatin. Fakta ini menunjukkan pada kita bahwa, insan akademik kampus UGM tidak nyaman lagi membuat kegiatan di kampus, persis jaman orde baru dimana kegiatan kampus selalu diintervensi dan direpresi oleh kekuasaan secara berlebihan dan sepihak. Padahal, sekarang ini era reformasi, yang semestinya ada aturan main yang jelas, dimana politik pelarangan kegiatan akademik, dan sosial, tidak relevan lagi. Kepada pihak Rektorat, Prof. Sudjarwadi, Ph.D, hal ini perlu menjadi perhatian serius, juga pihak Dekanan Filsafat, Dr. Abbas, agar menjadikan ini pelajaran berharga, untuk bersegera menghentikan praktek-praktek penindasan yang mengebiri kebebasan akademik oleh intervensi pihak luar. Semoga kasus ini tidak terulang kembali, dan menjadi bahan pembelajaran berharga dikemudian hari. Arie Sujito Fisipol UGM Salam Pergerakan, -- Get the Yahoo! toolbar and be alerted to new email wherever you're surfing. -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.5.476 / Virus Database: 269.10.2/890 - Release Date: 7/7/2007 3:26 PM
Re: [mediacare] RMS HEBAT
rms memang hebat, DISAMPING SKENARIO ALI SANJAYA tadi, bahwa ada tiga kemungkinan: 1. Pak SBY ditembak seperti Anwar SADAt 2. Pak SBY kena lemaran lembing atau parang, 3. Pak SBY kena bom bunuh diri... Rupanya, ada skenario lain juga yang membuat Pampamres dan Lembaga Intelijen kita pantas diacungi jempol, yaitu (analisis seorang pengamat intelijen di salah satu stasiun TV bahwa: Paspamres, intelijen polisi dan BIN sudah tahu kok, bahwa mereka sedang menggiring RMS, laksana ikan ke dalam jaring, jadi sekali tangkap dapat banyaaakk... Isu tarian cakalele itu sudah diendus sebelumnya, dan dibiarkan masuk dalam perangkap. Bahkan Pak Presiden diduga sudah mengetahuinya dan merestuinya, sehingga tidak nampak ada sikap terkejut atau marah. Semua sudah diatur dengan rapih. Mereka dipandu oleh beberapa tentara adan polisi yang ikut turun ke lapangan untuk tidak sampai terlalu dekat, masuk dalam jarak lempar. Jadi dengan demikian carta penangkapan RMS tidak mencicil satu demi satu seperti menangkap teroris, tapi sekali raih, sekian ikan dapat! Analisis ini masuk akal juga... analisis sebaliknya, acungan jempol pantas diacungkan kepada RMS, sebab dengan biaya semurah-murahnya, dan halus serta elegan, mereka dapat dan mampu masuk ke ring satu dan memperolok-olok pemimpin negeri kita dengan parang terbuat dari kayu. Ini jprinsip ekonomi. Dan kalaupun dipenjara mereka semua, kemenangan tetap ditangan RMS secara moral, sebab masa sih ada seorang petugas TU sebuah sekolah biasa di Maluku sana, sanggup merepotkan para petinggi negeri , diskusi di media dan seantero negeri. Ini prinsip ekonomi yang lihai , smart dan cerdas banget. Prinsip bahwa mereka cuma memakai pedang kayu menandakan mereka masih sayang pada Presiden kita Pak SBY. Yah , namanya juga dunia intelijen, tidak jelas ujung pangkalnya, analisis mana yang benar mendekati kenyataan, agaknya semua betul. tapi dari segi sastra, ini bisa diolah menjadi novel best seller yang bisa heboh seperti da vinci code. salam bbng demikian, ali sanjaya [EMAIL PROTECTED] wrote: Rekan2 sekalian, dari peristiwa di ambom, pada pekan lalu itu, semua fokus pada RMS, tapi kenapa tidak ada yang mempermasalahkan soal sistem pengamanan presiden/wakil presiden. jelasnya, dari peristiwa itu seharusnya SBY sudah tewas. Dan presiden kita saat ini ada Yusuf Kalla. Hanya karena kuasa Ilahi saja maka SBY masih seagar bugar. ingat kasus menyusupnya 'teroris' dalam defile tentara di mesir yang membuat presiden mesir tewas tertembak? setidaknya dalam peristiwa bobolnya penjagaan SBY di ambon itu, SBY bisa tewas melalui tiga skenario : (1) oleh senjata tajam, parang atau tombak yang dilempar oleh penari RMS itu, (2) oleh senjata api yang ditembakan oleh penari RMS itu, atau (3) oleh bom bunuh diri yang dilakukan oleh penari RMS itu. ingat, sejak peristiwa cikini -saat presiden soekarno sealmat dari lemparan granat-, maka ancaman terhadap presiden adanya nyata! maka dari itu, dari peristiwa di Ambom itu harus ada evaluasi dari PASPAMPRES. Jangan keselahan di lempar ke Polres atau Polsek, karena dalam pengamanan presiden seharusnya Paspampres yang bertanggung-jawab. Jangan pula lemparkan kesalahan pada panitia acara. Setidaknya kita masih beruntung, karena RMS tidak memanfaatkan moment yang sangat berharga itu untuk menewaskan presiden SBY (atau tamu VIP lainnya). jadi, teman2 media, jangan sekadar mempermasalahkan RMS saja, tapi permasalahkan juga sistem pengaman presiden kita yang bisa kebobolan seperti itu. - Be a better Heartthrob. Get better relationship answers from someone who knows. Yahoo! Answers - Check it out. - Be a better Globetrotter. Get better travel answers from someone who knows. Yahoo! Answers - Check it out.
[mediacare] Senggolan Berita 2007 (11)
Tidak ada wasit Indonesia yg terpilih sbg wasit Piala Asia, salah satunya karena ternyata dianggap gaptek. Tidak ada satu pun yg punya e-mail. = Berarti wasit Indonesia semua ompong, ya? Email itu 'kan guzi tempat tumbuhnya gigi, ya? Indonesia yakin dapat berbicara banyak dalam Piala Asia 2007. = Itu sudah pasti. Komentator2-nya di TV 'kan pintar-pintar? Pemerintah belum yakin korupsi akan langsung berhenti. = Kalau yakin, pasti otaknya ada kelainan
[mediacare] CP Ratna Sarumpait
Dear All, Ada yang bisa tolong bantu kasih tau CP nya Ratna Sarumpait? Terima kasih banyak. Rgrds//Ive
[mediacare] Piala Asia : sold out ?
Weleh-weleh… dari melihat harga tiketnya saja serasa mau nonton konser musisi luar negeri. Dan anehnya lagi, tidak seperti gelaran kelas internasional lainnya tentang jumlah karcis yang sudah terjual, kita nggak mendapat gambaran apakah masih ada orang yang mau datang ke Senayan, sementara stasiun tv menyiarkannya secara gratis ? Jangan under-estimate gitu ach. Cuman kalo boleh saya sarankan, tolong donk dibangun stadion alternative pengganti Gelora Bung Karno. Bukannya tidak menghargai karya bapak bangsa, cuman apa mau terus-terusan stadion itu melulu yang dipakai sementara negara2 lain saja punya stadion yang lebih mumpuni. Sudah cukup proyek perkantoran, ruko, mal, plaza, apartemen, dan proyek property yang menggusur fasilitas umum milik public. Para supporter klub mana saja yang dijadwalkan akan mendukung Indonesia ? Misal saat lawan Bahrain, tim pendukung dari Aremania, Jakmania dan PSMania. Pas tanding lawan Arab Saudi, giliran bobotoh Bandung, tim Benteng Persita, dan bonek Persebaya. Nach, saat lawan Korea Selatan, semua pendukung full team kumpul ngasih dukungan di Senayan, oke ! Kayaknya sich ada nanti ada kasus serupa “tarian cakalele”, itu tuch laskar FPI malah mendukung kesebelasan Bahrain dan Arab Saudi, bukan tim bangsa sendiri, he he… Dasar mental ustad abu J - Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!
[mediacare] Iklan pilkada : mencuri start, menangguk rezeki
Standar ganda ( atau mungkin lebih tepatnya : bersikap munafik ! ). Boleh khan saya bilang begitu untuk mengomentari maraknya iklan2 di media massa, khususnya televisi. Dalam beberapa program berita, kerap disinggung soal cagub X dianggap tidak etis melakukan pencurian start kampanye yang baru akan mulai sekitar 2 minggu. Tentunya klaim ini dilengkapi dengan penayangan gambar atribut dukungan yang begitu “nyampah” diseantero pelosok Jakarta. Dan jreng jreng jreng…. Iklan2 jutaan rupiah pak cagub bisa nongol di layar kaca. Padahal semestinya kalau media tv itu mau konsisten dengan apa yang diomonginnya, para pengelola tv kudunya kompak donk menolak iklan2 terselubung seperti itu. Jangan main kucing-kucingan kayak iklan rokok yang bisa bersliweran di jam prime-time dengan tameng menjadi sponsor acara musik atau olahraga. Ngapain juga Megawati ikutan muncul di iklan pilkada ? Suruh aja Taufik Kiemas yang kasih orasi, bukankah dia yang “sebenarnya” jadi ketua PDI-P, sementara mbak Mega hanya “boneka” partai banteng doang ? Liat dech, karikatur Panji Koming minggu ini. PS : siapakah agen resmi periklanan yang ditunjuk masing2 kubu cagub gini ? - Sekarang dengan penyimpanan 1GB http://id.mail.yahoo.com/
[mediacare] Yok Dukung Indonesia ( sepak bola)
Besok malam kesebelasan Indonesia akan memulai debutnya di Piala Asia melawan kesebelasan Bahrain, mantan juara Piala Teluk. Di atas kertas, skill Ponaryo Astaman, Bambang Pamungkas dkk memang kalah setingkat dibanding lawannya. Namun Ponaryo dan kawan - kawannya besok akan bermain di kandang sendiri, tepatnya di Jakarta dan didukung oleh publiknya sendiri. Pertandingan Indonesia versus Bahrain juga telah didahului oleh pertandingan Vietnam dan Thailand di tempat berbeda dalam kapasitasnya sebagai peserta Piala Asia juga. Kemenangan Vietnam atas Uni Emirat Arab 2 - 0 dan mampu bermain imbangnya Thailand melawan Irak tentu memberikan dorongan semangat bagi tim kita pada laganya esok hari. Indonesia kini berada diurutan 143 dunia dan lawannya, Bahrain berada di urutan ke-100. Sementara Vietnam yang berada di urutan 142 mampu menggusur lawannya yang kini berada di urutan 94 dunia. Thailand yang bermain imbang, kini di urutan 122 sementara lawannya Irak, berada di urutan 84 VIVA pada Mei 2007. Data yang diperlihatkan VIVA dan apa yang telah diraih oleh Vietnam dan Thailand memberikan peluang bagi tim kita sebagai tuan rumah untuk menang. So, yok kali ini kita meluangkan kosentrasi kita untuk mendukung kesebelasan Indonesia di Piala Asia.
Re: [mediacare] Re: CNN Abu Duj
Engga usah berdebat, kalo memang anda punya bukti, silahkan kepengadilan, terbuka buat naik banding. Saya khan bukan penyidik, tetapi saya percaya penyidik FBI maupun CIA maupun kepolisian tidak mungkin bohong karena kalo bohong mereka dipecat dan masih banyak pengangguran yang berpendidikan tinggi yang mampu menggantikan kedudukan pembohong. Sekali lagi, jalur hukum di Amerika selalu terbuka, jadi tak perlu banyak bacot. Kenapa anda tidak ke SBY tunjukkan bukti2nya kemudian meminta SBY agar Indonesia menarik diri dari kubu anti terorist Cukup ya, coba anda tangkap dulu itu yang membakar dan menjarah umat Ahmadiah. Dan juga tangkap dulu pelaku pemerkosaan massal, baru kemudian kita diskusi kejadian di Amerika. Ny. Muslim binti Muskitawati. Shape Yahoo! in your own image. Join our Network Research Panel today! http://surveylink.yahoo.com/gmrs/yahoo_panel_invite.asp?a=7
[mediacare] AS pernah minta maaf kepada PKS - Re: CNN Abu Dujana
Saya percaya bahwa FBI adalah para penyidik profesional. Saya juga percaya bahwa data nama penumpang disuatu pesawat juga pasti benar. Namun, jika ada perbedaan, maka siapakah yang kebenarannya harus dipegang ? Peristiwa 9/11 adalah root cause dari isu terorisme yang ada didunia ini. Sampai sekarang, para pelakunya pun ternyata masih hidup. Lalu bagaimana mungkin kita bisa percaya bahwa para pelaku terorisme di Indonesia memang adalah benar pelakunya ? Apakah ada bukti akan hal itu ? Atau, memang hanya demi menyematkan atribut teroris kepada para muslim. FYI, mantan ketua PKS juga pernah dituding terkait kelompok teroris dan ternyata tidak terbukti, sampai akhirnya pemerintah Amerika terpaksa harus meminta maaf. Jadi, cobalah think out of the box Wassalam, M. Irwan Harahap On 7/9/07, muskita wati [EMAIL PROTECTED] wrote: Engga usah berdebat, kalo memang anda punya bukti, silahkan kepengadilan, terbuka buat naik banding. Saya khan bukan penyidik, tetapi saya percaya penyidik FBI maupun CIA maupun kepolisian tidak mungkin bohong karena kalo bohong mereka dipecat dan masih banyak pengangguran yang berpendidikan tinggi yang mampu menggantikan kedudukan pembohong. Sekali lagi, jalur hukum di Amerika selalu terbuka, jadi tak perlu banyak bacot. Kenapa anda tidak ke SBY tunjukkan bukti2nya kemudian meminta SBY agar Indonesia menarik diri dari kubu anti terorist Cukup ya, coba anda tangkap dulu itu yang membakar dan menjarah umat Ahmadiah. Dan juga tangkap dulu pelaku pemerkosaan massal, baru kemudian kita diskusi kejadian di Amerika.
Re: [mediacare] Re: RMS tak berdasarkan agama
Betul. Soal Ambon RMS, serahkan pada masyarakat ambon sendiri, sebab hanya mereka yang tahu apakah RMS itu berjuang atas dasar agama atau tidak. RMS itu tidak ada bedanya dengan GAM/OPM/Fretelin. Mungkin kita bisa kembali melihat kebelakang bahwa saat orde baru berkuasa apakah ada konflik Ambon dan Poso pernah rusuh oleh karena AGAMA? TIDAK. Atau kita ambil contoh lain, saat orde baru berkuasa apakah ada kelompok teroris yang menuntut keadilan dengan cara bom sana sini dan apakah organisasi seperti FPI dan laskar Jihadnya itu ada dgn tindakan2nya yang main hakim sendiri di setiap daerah? Lalu kenapa semua itu bermunculan setelah orde baru lengser dari kekuasaannya? saya kira semua bisa memahami. Jadi, saya melihat semua ini adalah sebuah GAME yang dengan sengaja di ciptakan untuk mengacaukan negeri ini. Tentu ada barisan sakit hati yang tidak ingin kekuasaan itu hilang begitu saja. WONG AKU SDH MEMBANGUN BANGSA INI DENGAN SEDEMIKIAN RUPA MALAH MAU DI RAMPAS BEGITU SAJA. YAA GUE RUSAKIN LAGI. PEACE Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote: Front Kedaulatan Maluku [FKM] itu baru meresmikan dirinya dengan menaikkan bendera RMS di tempat bernama Kudamati, Ambon, pada 18 Desember 2001, jadi kurang lebih dua tahun setelah pecahnya konflik berdarah di Ambon pada 19 Januari 1999. Sedangkan Republik Maluku Selatan [RMS] diproklamirkan pada 25 April 1950. Ada kemungkinan berdirinya FKM itu diembuskan oleh intel untuk membenarkan didatangkannya Laskar Jihad Sunnah Wal Jamaah dibawah pimpinan jenderal TNI Rustam Kastor dan Jaffar Umar Talib. Sebelum terungkap nama Rustam Kastor, Gus Dur pernah sebutkan jenderal K. Kedatangan Laskar ke Maluku dilengkapi dengan buku-buku tentang RMS di Belanda yang ditulis oleh Rustam Kastor. Jadi agaknya telah dipersiapkan bahan-bahan propaganda jauh sebelum terjadi konflik. Kalau berbicara tentang RMS, dengan pasti dapat dikatakan bahwa gerakan tsb tidak berdasarkan agama apapun, sekalipun jumlah penduduk pada tahun 1950-an, mayoritas beragama Kristen. Bukti RMS tidak berpihak pada agama tertentu ialah Sekretaris [menteri] Dalam Negeri RMS bernama Abdullah Soulisa, beragama Islam. Beliau pada masa sebelum dan selama konflik 1999 menjadi imam pada mesjid El Fatah di Ambon. Oknom lain ialah wakil panglima perang RMS bernama Abdullah Lesteluhu, beragama Islam. Lesteluhu dibunuh oleh agen TNI dalam kesatuannya bernama Nussy. Sebagai pengharagaan kepada Nussy diberi pangkat kapten TNI. Seorang lagi yaitu wakil presiden RMS in exile , bernama Dr Hassan Tan, keturunan Tionghoa. Ayah dari Sultan Ternate sekarang ini, gara-gara RMS pernah dipenjarakan 5 tahun oleh pemerintah presiden Soekarno, setelah masa penjara beliau dipekerjakan pada kementrian Dalam Negeri RI. Salah satu hal yang barangkali menarik dengan FKM ialah dua petinggi mereka , yaitu Agus Wattimena dan Bertil Loupatty. Agus Wattimena ditembak mati di dalam rumahnya. Siapa yang menembak, tidak ada berita pasti. Isterinya dilarang memberikan komentar. Sedangkan Bertil Loupatty, terpaksa lari dari Ambon ke Jawa dan menurut berita dia melaporkan diri pada polisi di Jogja. Kemudian dibawa ke markas besar Polri di Jakarta. Bertil lari dari Ambon karena mau ditangkap oleh masyarakat Ambon karena dituduh meledakkan kapal ms Califronia dan pembakaran gereja tua di desa Soya. Hingga kini belum ada berita selanjutnya tentang dirinya. Pada sore hari tgl 12 Desember 2001 saya turut dalam pertemuan antara pengungsi jemaat gereja Bethabara dan Kapolda Firman Gani di Karang Panjang. Dalam rapat itu salah seorang pengungsi menanyakan kepada Kapolda, bagaimana dengan 12 anggota Jihad yang ditangkap waktu mereka mau menghancurkan station radio/TV di Gunung Nona. Jawaban Firman Gani bahwa sulit untuk mereka dihadapkan ke pengadilan, karena kekurangan bukti dan saksi. Esok harinya saya ketemu seorang anggota Yongap [batalion gabungan], Mas X, yang sebelumnya sudah kenal. waktu saya memotret di pasar kaget. Saya tanya apakah daerah ini adalah daerah rawan? Mas Joko katakan bahwa daerah Karang Panjang memang daerah rawang. Saya terus tambahkan, kalau daerah rawang mengapa kemarin jenderal datang tanpa eskort brigmob bersenjata lengkap? Mas Joko bilang: kami juga bertanya-tanya mengenai hal itu. Saya kemukakan kepadanya, bahwa kemarin dalam rapat Pak Firman Gani mengatakan bahwa Laskar Jihad yang ditangkap di Gunung Nona berepa waktu lalu, sulit dihadapkan ke pengadilan, karena tidak ada bahan bukti dan saksi. Mas Joko dan temannya agak tercengang mendengar apa tyang saya katakan, karena menurut mereka, mereka trurt menangkap 12 Laskar Jihad tsb dengan bersenjata lengkap. Itu barang-barang buktinya, dan kami saksinya, sahut teman Mas Joko. Beberapa hari kemudian Mas Joko datang ke tempat saya menginap. Kami ngobrol sambil minum kopi. Dalam pembicaraan kami, dia bia bilang bahwa dia dan beberapa temannya ditugaskan lagi mencari kolonel Saragih. Saya
[mediacare] 10 Kilo Bawang = 8 Bulan Penjara
Di hari Kompas sabtu, 7 Juli 2007, saya membaca berita yang mengejutkan dari dunia peradilan kita. Pengadilan Negeri Serang, Banten, menjatuhkan hukuman delapan bulan bagi dua kuli panggul yang mencuri bawang merah 10 kilogram. Padahal barang seharga kurang lebih Rp. 70.000,- itu telah dikembalikan pada pemiliknya dan mereka sepakat damai. Pada hari yang sama di pengadilan negeri setempat beberapa mantan anggota DPRD Provinsi Banten, yang dituduh telah melakukan korupsi dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2003 sebesar Rp 14 miliar, dituntut hukuman penjara 1,5 tahun. Maka saya menulis puisi ini.. MENGIRIS BAWANG MERAH Menikmati pagi di akhir pekan, Hukum duduk santai di tepi kolam renang sambil menyeruput orange jus dan melahap berlembar-lembar kitab undang-undang. Sesekali bantulah ibu di dapur, Nak. Dengan enggan Hukum mengikuti perintah Ibunya. Irislah sepuluh kilo bawang merah ini. Setelah membuka kain penutup mata dan meletakkan timbangan, Hukum mulai mengiris bawang dengan pedang keadilannya. Tak berapa lama airmatanya menetes perlahan. Mengapa Ibu menyuruh aku melakukan pekerjaan ini? Aku hanya ingin tahu, apakah engkau masih bisa menangis. Ketahuilah, ada banyak hal yang tidak engkau pahami, hingga ketika engkau berbicara, keadilan setipis kulit bawang ketidakadilan memerihkan mata. Dan hukum pun tersedu memeluk ibunya. Depok, 8 Juli 2007 Setiyo Bardono http://setiakata.multiply.com
[mediacare] Masalah di West Papua - Re: anti SEPARATIS ?
Ny. Muslim binti Muskitawati AKA Hafsah Salim, Terima kasih anda ikut menimbrung. Akan tetapi masalah di West Papua sudah cukup rumit, ruwet, penuh potensial konflik yang siap meledak ke segala arah bentuk konflik. Rasanya akan bijak bila tidak mangkin bikin kabur air dengan tambahkan sentimen keagamaan dengan merujuk pada satu agama tertentu. Kenyataannya adalah bangsa Papua yang ingin hidup sebagai bangsa Papua menghadapi ancaman maut, tak peduli dia kristen, katolik, islam, hindu, atau beragama adat. Eksekutor ancaman mautnya juga bukan hanya muslim atau kristen atau hindu atau penganut jawanologi atau klenikisme. Yang dianggap jadi masalah di West Papua adalah = kami ingin hidup bermartabat sebagai manusia, kami mempertahankan hidup kami sebagai sebua BANGSA YANG SEDANG DIMUSNAHKAN. Sesederhana itu keinginan kami. Kami mempertahankan hak hidup kami. Anda dan saudara-saudara lain dapat dan memang shah untuk membela NKRI, Pancasila, atau apapun... seperti seharusnya kami dianggap dan diterima wajar saat mengatakan kami berhak menginginkan dan berusaha mewujudkan hak dasar kami, yang paling mendasar. Apa yang sebenar kami hadapi? Kerakusan modal internasional, yang menggunakan pemerintah RI sebagai legitimasi sekaligus kaki tangan, pake militer (nasional dan asing) sebagai anjing penjaga modalnya dan ... KEBISUAN, KETIDAKTAHUAN, KETIDAKPEDULIAN WARGA SIPIL INDONESIA ATAS TANAH PAPUA YG SAMPAI HARI INI DETIK INI MASIH DITUMPAHI DARAH. Bila ada banyak saudara di indonesia mengingatkan kami untuk tidak terjebak bujuk rayuan australia dan ada kasi himbauan mencegah kami dari bernasib seperti timor leste... bukan kami goblok seperti sterotip yang diberikan banyak bangsa indonesia atas bangsa Papua yg hitam, keriting, meloncat dari zaman batu ke jaman teknologi informasi semasa waktu kurang dari 100 taun. TETAPI suda saatnya orang indonesia juga sadari benar-benar yang sebenarnya. Kapan saja tuan-tuan neoliberal itu melihat pemerinta indonesia suda tidak efektif lagi jadi kacung, jongos, pesuru, babu, kaki tangan modalnya... kapan saja ... insiden seperti Santa Cruz bukan barang ganjil di West Papua. Sebutkan sembarang daera mana di West Papua: semua punya ceritera nyata pembantaian!! Enarotali, Kudamati, Mariyedi, Paniai, Mulia, Nabire, Wasior, Obani, Mapi, Sarmi, Agats, ... anda bisa dapatakan beberapa yang terdokumentasi di situs elshamnewsservice atau carilah pake mesin google MEMORIA PASIONIS terbitan SKP edisi e-book oda -- one people one soul -- --- In mediacare@yahoogroups.com, Hafsah Salim [EMAIL PROTECTED]
[mediacare] Tanpa TV, Sanggupkah Kita?
“Tidak ada tv, tidak masalah kok. Kalau perlu jual saja tv-nya”. Satu kutipan menarik dari khotbah shalat Jumat yang saya simak siang tadi. Pengkhotbah itu sedikit menyinggung tentang tv, dan mengkaitkannya dengan perilaku malas, malas belajar, pun malas untuk urusan ibadah. Dari kutipan tadi muncul sebuah pertanyaan, hari gini tanpa tv, sanggupkah kita? Membeli sebuah tv dan meletakkannya di dalam rumah, sama saja halnya memindahkan dunia luar ke dalam lingkungan rumah kita, segala hal akan mengalir dari kotak itu, instantly. Bahkan Garin Nugroho bilang tv itu bagaikan anak pertama dalam keluarga, serba menjadi pusat perhatian. Tv telah menjadi bagian dari keluarga. Saya bukanlah orang yang anti tv, sikap saya terhadap tv masih mendua, kadang benci dan menghujat, lain hari bisa kembali suka dan mencumbui. Fungsi tv sendiri bagi saya pribadi adalah media hiburan dan informasi. Dari sisi tv sebagai media hiburan, saya masih bisa mematikan tv untuk beberapa waktu, dan mencari bentuk hiburan lain seperti mendengarkan radio dan musik digital, atau nonton DVD bajakan (masih pakai monitor tv juga sih). Namun, dari sisi penyedia informasi apalagi dalam bentuk berita, saya belum mampu mematikan tv. Sebenarnya penyedia informasi bisa saya alihkan ke media lain, seperti koran dan internet. Sayang, saat ini di rumah hanya berlangganan satu koran yang penyajian beritanya tidak berbobot, itupun koran sore. Jadi, saya masih menggantungkan akses informasi dari tv. Internet? Wah, di rumah tak sedia komputer online, nge-blog saja masih lewat warnet. Dengan alasan ini dan itu, maka saya juga tak ikut seruan pekan anti tv. Tidak semua acara tv jelek seperti cirit ayam, masih banyak acara bagus dan layak tonton. Siaran tv di Indonesia dengan segala centang perenang-nya tetap setia kita tonton. Baik-buruknya dampak televisi itu tergantung bagaimana kita menyikapinya, tanpa bermaksud menggurui, tapi begitulah adanya. Kita tak bisa hanya mengandalkan KPI agar siaran yang masuk ke rumah kita itu sudah tersaring, kontrol terbaik memang datang dari diri kita sendiri, meskipun selera masing-masing orang tidak sama. Saat remote controll ada di tangan anda, maka andalah yang punya kendali. Anjuran pemandu acara atau host untuk tidak pindah saluran selama iklan, bisa dengan mudah anda abaikan. Langkah ekstrim dengan tidak menonton tv sama sekali dan bahkan menjual tv seperti yang dibilang pengkhotbah tadi, bagi yang sudah kecanduan apalagi pada taraf couch potato sungguh tak mudah melakukannya. Namun kalau anda sedang butuh uang dan tak ada pinjaman, menggadai atau menjual tv bisa jadi langkah cepat untuk dapat money in cash, asalkan itu tv anda sendiri, bukan tv milik tetangga! PS: Tanggal 23 Juli nanti kabarnya akan ada hari tanpa tv, siapkah anda menyambutnya? Mungkin nasibnya hanya seperti hari tanpa tembakau, tak banyak yang tahu dan patuh. - Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!