[ppiindia] MILF Orders Hunt for Jemaah Terror Suspects in Mindanao

2005-06-12 Terurut Topik Ambon
http://www.arabnews.com/?page=4section=0article=65163d=10m=6y=2005pix=world.jpgcategory=World

Friday, 10, June, 2005 (03, Jumada al-Ula, 1426)



  MILF Orders Hunt for Jemaah Terror Suspects in Mindanao
  Al Jacinto, Arab New 

  ZAMBOANGA CITY, 10 June 2005 - The Moro Islamic Liberation 
Front yesterday confirmed that two of the suspects in the deadly Bali bombings 
three years ago are hiding in the southern Philippines and that MILF forces are 
now hunting them.

  MILF spokesman Eid Kabalu said the group is closely 
coordinating with the government authorities in the hunt for Pitono, also known 
as Dulmatin, and Umar Patek, main suspects in the the twin bombings on the 
Indonesian resort island that killed more than 200 mostly foreign 
holiday-makers.

  Our forces are hunting the two suspects who are believed 
hiding in the hinterlands of central Mindanao region, Kabalu told Arab News.

  The search was triggered by a recent government intelligence 
report that the duo have slipped into the southern Philippines and could be 
setting up bases in the region.

  Reports reaching the MILF leadership say the suspected 
members of the Jemaah Islamiyah terror network are with at least eight local 
extremists.

  We have received reports from our commanders on the ground 
that Dulmatin and Patek have allied themselves with the Abu Sayyaf and we have 
passed this information to the government, Kabalu said.

  It was not immediately known how and when the two terrorists 
entered the country, although Philippine military reports last year suggested 
that Dulmatin was killed in October an airstrike in Maguindanao, about 900 
kilometers south of Manila.

  The strike came after spies tracked Dulmatin to a meeting 
with terrorists from the Abu Sayyaf group headed by Khadaffy Janjalani - who 
had evaded the military for five years - was also reported to have died along 
with 40 other followers. But the military failed to back up its reports with 
evidence.

  The MILF, which is currently negotiating peace with Manila, 
claimed the pair had forged an alliance with the local Abu Sayyaf group tied to 
Al-Qaeda terror network.

  The Jemaah Islamiyah is believed to have formed links with 
the Abu Sayyaf up to five years ago. Abu Sayyaf rebels once claimed to have 
fought for an Islamic state in the southern Philippines, but won infamy around 
the world for the repeated kidnapping and killings of foreign tourists and 
local residents.

  Government and rebel peace negotiators have signed an accord 
last year for the creation of an ad-hoc joint action group that would pave the 
way for joint operation against terrorists hiding in the so-called MILF 
strongholds in the south.

  Dulmatin, a 32-year-old Malaysian electronics expert, has so 
far been able to avoid the massive police hunt in Indonesia. Dulmatin is 
Afghanistan-trained and one of the few JI militants able to assemble and 
explode large chlorate and nitrate bombs.

  Indonesian police said Dulmatin was believed to have worked 
alongside another Malaysian, Dr. Azahari Husin, to assemble the massive car 
bomb, as well as the explosives vest used by a suicide bomber who attacked the 
Paddy's Bar in Bali. Police say he triggered the Sari bomb using his cell phone.

  Umar Patek, on the other hand, was one of three men who mixed 
the explosives used in the Bali bombings.

  Aside from Dulmatin, Umar Patek and Dr. Azahari Husin, four 
others linked to the Bali bombings - Amrozi, Imam Samudra, Mukhlas, and Idris, 
Ali Imron - were arrested, charged and sentenced in Jakarta. Indonesian police 
have detained more than 30 people in connection with the Bali bombings.
 

   
 


[Non-text portions of this message have been removed]



***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! 

[ppiindia] Menjadi Editor (Esai)

2005-06-12 Terurut Topik Rohyati Sofjan
Tulisan ini pernah dimuat Jawa Pos (12/6/2005). 
http://search.jawapos.com/index.php?act=detail_sf_search=fbmmid=171261
 
Semoga bermanfaat. Meski ada bagian yang diedit.
Salam,
Rohyati Sofjan
* Sedang baca ulang puluhan majalah Annida + baca surel panjang dari Rusi 
Tersayang.
Berbahagia dan baik-baik saja meski kantung pas-pasan, hehe...
Tak ada yang berubah; tetap supel, hangat, ramah, welcome, tegas, galak, dan 
cinta bahasa Indonesia. ;)
 

Esai/Artikel Sastra 


Menjadi “Editor”Oleh Rohyati Sofjan 


Beberapa kali saya dipercaya sekian kawan untuk mengedit tulisan mereka, dari 
skripsi sampai fiksi. Atau sekadar komentar sampai bantaian. Beberapa kali saya 
nikmati tugas tersebut dengan rasa takjub dan geleng-geleng kepala. Saya takjub 
pada hasil pengembaraan imajiner yang mereka bagi, sekaligus geleng-geleng 
kepala jika bangunan imajiner tersebut tak terstruktur. Entah dari narasi, ide, 
cara penyampaian, sampai gramatika.

Berhubung kebanyakan yang meminta tolong masih pemula, saya coba memaklumi 
kelemahan mendasar mereka. Meskipun demikian, bukan berarti saya bisa lunak, 
ada saat tertentu terpaksa galak. Bukan apa-apa, saya cuma peduli saja. Sebagai 
seseorang yang telah 6 tahun berkecimpung dalam dunia menulis (sejak Mei 1999), 
saya merasa bertanggung jawab untuk mengenalkan proses. Proses “menjadi” yang 
tak bisa seketika.

Bertahun-tahun saya belajar secara natural, jatuh bangun dalam meniti jenjang 
kepenulisan tanpa ada yang membimbing atau sekadar memberi “sentuhan” secara 
langsung. Memahami penerimaan dan penolakan sebagai semacam keharusan untuk 
dipasrahi atau diberontaki. Namun yang lebih utama lagi, saya menyadari ada 
kenikmatan tersendiri yang bersifat sangat personal kala menghayati proses. 
Barangkali hasil merupakan tujuan, namun ukuran tersebut bukan merupakan acuan 
utama. Kegagalan adalah peluang yang masih menuntut kesungguhan untuk 
diperjuangkan. Keberhasilan merupakan jenjang menuju perjalanan selanjutnya 
yang masih membentang. Dan untuk itu dibutuhkan kesabaran sebagai penyeimbang 
kegigihan. Percuma gigih jika tidak sabar, namun percuma pula sabar jika tidak 
gigih.

Bertahun-tahun, saya mencoba mencari jalan tersendiri untuk mengembangkan diri. 
Pelan namun pasti, perjalanan saya telah sampai di pertengahan untuk menuju 
etape selanjutnya. Tak percuma menempa diri dengan berbagai cara, selama sekian 
lama. Sebab pada akhirnya “hasil” tersebut bisa saya bagi pada sekian kawan 
yang butuh bantuan untuk memahami proses dalam dunia kepenulisan.

Saya belum sepenuhnya berhasil, belum mencapai taraf terkenal apalagi 
produktif; yang saya punya adalah pemahaman dan empati untuk dibagi, sebab dari 
situlah saya bisa merasakan nikmatnya proses.

Seperti di arena dojo, untuk menguasai gerakan kata (perpaduan kihon dan 
gohon), Anda harus punya dasar berupa gerakan kihon (pukulan) dan gohon 
(tendangan). Untuk pemula (sabuk putih) awalnya cuma satu kali kihon dan gohon 
(contoh: kihon/gohon kanan lalu kiri sesuai aba-aba [us!]). Lalu tingkat sabuk 
selanjutnya (kuning), dua kali kihon dan gohon (contoh: kihon/gohon kanan dan 
kiri secara serempak dalam satu aba-aba). Lalu tingkat sabuk selanjutnya lagi 
(hijau), bisa beberapa kali kihon dan gohon yang masuk dalam kata. Tingkat 
kesulitan tersebut memiliki dasar untuk memudahkan. Semacam latihan berjenjang. 
Itu pun berlaku untuk tingkat sabuk selanjutnya (biru, cokelat, dan hitam), 
yang memiliki kesulitan tersendiri namun butuh latihan dan konsentrasi selain 
disiplin dan kerendahhatian menuju kumite (adu tanding/pertempuran).

Demikianlah saya umpamakan dunia menulis dengan olah raga karate yang pernah 
diikuti semasa SMU di kota kecil Limbangan, Garut. Olah raga yang menempa jiwa 
saya untuk memahami proses dalam hasil, lalu saya ambil intisarinya bagi dunia 
menulis. 

Mengapa demikian?

Kebanyakan mental penulis pemula masih perlu diasah, namun yang lebih penting 
lagi, mereka harus punya dasar dalam menyusun kerangka cerita berupa struktur 
bahasa dan gramatika; selain jeli melihat peluang untuk mengembangkan diri.

Kedua hal tersebut sering saya dapatkan telah diabaikan kala mengedit, 
geleng-geleng kepalalah hasilnya. Entah karena struktur kalimat yang kacau atau 
ide yang tak bernalar atau gramatika yang acak-acakan. Kalau sudah demikian, 
teguranlah yang harus saya sampaikan, dengan contoh begini-begitu, lalu 
bla-bla-bla

Syukur-syukur jika ada yang “ngeh”, namun ada juga yang mengabaikan dan terus 
membuat kesalahan berulang terutama dalam gramatika karena merasa “dilindungi” 
licentia poetica.

Licentia poetica bagi saya ada acuannya. Yang lebih penting adalah bagaimana 
“pendobrakan” atas dalih licentia poetica itu bisa berterima, sebab esensi 
utama dari tulisan adalah mengundang hasrat pembaca untuk memasukinya. Tanpa 
itu, onanilah.

Saya tidak tahu mengapa hanya segelintir penulis yang benar-benar peduli pada 
gramatika. Ada beberapa penulis muda berbakat yang saya acungi jempol karena 
punya dasar 

[ppiindia] Researcher: Jesus died of blood clot

2005-06-12 Terurut Topik Ambon
http://english.aljazeera.net/NR/exeres/18823606-F2AA-4411-8C59-1F037AAC89EE.htm


Researcher: Jesus died of blood clot 






Friday 10 June 2005, 2:14 Makka Time, 23:14 GMT

An Israeli researcher has challenged the popular Christian belief that Jesus 
died of asphyxiation and blood loss on the cross, saying he probably succumbed 
to a sometimes fatal disorder now associated with long-haul air travel. 


Professor Benjamin Brenner wrote in The Journal of Thrombosis and Haemostasis 
that Jesus's death, traditionally believed to have occurred 3-6 hours after 
crucifixion began, was probably caused by a blood clot that reached his lungs.

Such pulmonary embolisms, leading to sudden death, can stem from 
immobilisation, multiple trauma and dehydration, said Brenner, a researcher at 
Rambam Medical Centre in Haifa. 

This fits well with Jesus's condition and actually was in all likelihood the 
major cause of death by crucifixion, he wrote in the article, based on 
religious and medical texts. 

A 1986 study in the Journal of the American Medical Association mentioned the 
possibility that Jesus suffered a blood clot but concluded that he died of 
blood loss. 

New insights 

But Brenner said research into blood coagulation had made significant strides 
over the past two decades. 

He said recent medical research has linked immobility among passengers on 
lengthy air flights to deep vein thrombosis, popularly known as economy-class 
syndrome in which potentially fatal blood clots can develop, usually in the 
lower legs. 

Brenner noted that before crucifixion, Jesus underwent scourging, but the 
researcher concluded that the amount of blood loss by itself would not have 
killed him. 

He said that Jesus, as a Jew from what is now northern Israel, may have been 
particularly at risk to a fatal blood clot. 

Thrombophilia, a rare condition in which blood has an increased tendency to 
clot, is common to natives of the Galilee, the researcher wrote. 


 


[Non-text portions of this message have been removed]



***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ppiindia] G8 nations cancel debts worth billions

2005-06-12 Terurut Topik Ambon
http://english.aljazeera.net/NR/exeres/C1FFAEA8-E920-4DB2-82F6-8FD949A7A340.htm



G8 nations cancel debts worth billions


Saturday 11 June 2005, 17:09 Makka Time, 14:09 GMT



The world's richest nations have agreed to cancel billions of dollars of debts 
owed by the world's poorest countries to multilateral lenders, the Group of 
Eight has said. 



Their final communique after a finance minister meeting in London on Saturday 
said the cost of covering IMF debt should be met from existing IMF resources 
and they had agreed to 100% debt relief for 18 countries. 



British Finance Minister Gordon Brown told a news conference that G8 had agreed 
to write off debt for the world's poorest countries. 



Brown said $40 billion would be available immediately to cancel the debt of the 
impoverished nations. 



According to the most recent World Bank figures, Sub-Saharan Africa's total 
external debt was $231 billion in 2003. Of that, 30%, or $69 billion, was owed 
to multilateral lenders, such as the World Bank and International Monetary 
Fund. 



The G8 comprises Britain, Japan, Canada, the United States, France, Italy, 
Germany and Russia. 

Britain, chairing the club of rich nations this year, was determined to seal an 
accord on debt relief and aid for the impoverished African continent by the 
time G8 leaders meet in Gleneagles, Scotland, next month.

Governance factor

Germany wanted debt relief to be considered on a case-by-case basis, and argued 
that countries would have to show they were deserving by improving governance 
and clamping down on corruption. Japan said blanket forgiveness would create 
moral hazard.

The finance ministers were also taking stock of their own economic problems on 
Saturday morning, such as slow growth in Europe and Japan, record deficits in 
the US and tension over China's currency policy.

 
  Africa stands to benefit most
  from a debt-cancellation deal
 

US Treasury Secretary John Snow urged his Chinese counterpart Jin Renqing to 
scrap the yuan's exchange rate peg to the dollar. He met Jin on Friday, but the 
appeal is unlikely to spark any rapid action. 

Britain's Chancellor of the Exchequer Gordon Brown said each continent had to 
play its part in fostering growth as the world faced the challenge of sky-high 
oil prices. 

We will be looking at how Europe can do more economic structural reform. 
America can deal with the issues they know they have to deal with - their twin 
deficits, Japan and its financial sector reform. 

Officials said they expected no change in the rich countries' stance on foreign 
exchange markets, and ministers are likely to repeat their call for greater 
flexibility in exchange rates. 

Focus on Africa

Charities said no deal would cover all the 62 countries they said needed their 
debts cancelled for any hope of achieving UN targets of halving world poverty. 

We certainly see it as a step forward; but according to our analysis, it still 
would provide 10% of the debt relief that is needed to significantly reduce 
poverty by 2015, Romilly Greenhill of ActionAid said on Thursday.



Of the 18 countries benefiting from quick relief from any deal concluded at 
Gleneagles, 14 will be from sub-Saharan Africa, where millions die each year 
from disease and poverty. 

British Treasury officials said a further nine impoverished countries could 
qualify for assistance within 12 to 18 months and there were potentially 38, 
mostly African, nations that might benefit, for total debt relief of $55 
billion. 

But Britain's other main proposal - doubling aid to Africa - looked unlikely to 
make any progress at this meeting and would probably be pushed back to 
Gleneagles. 

Pop star Bob Geldof and others are urging a million people to turn up in 
Scotland next month to demand a deal on debt relief and aid for Africa.


[Non-text portions of this message have been removed]



***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ppiindia] Perempuan dan Carabaca Semesta (Esai)

2005-06-12 Terurut Topik Rohyati Sofjan

Kalau yang ini tulisan gagal muat, hiks... Susah juga menembus Khazanah 
Pikiran Rakyat. Namun selamat buat Inal yang cerpennya barusan dimuat.

Salam,

Rohyati Sofjan

Esai Sastra
Semacam Sampel dari “Bunga yang Berserak”Perempuan dan Cara Baca SemestaOleh 
Rohyati Sofjan 

 


MENULIS sastra adalah politik (R. Valentina).

Ehm, boleh juga makalah sambutan yang ditulis R. Valentina dalam pandangannya 
sebagai seorang feminis. Benar-benar herois.

Bagi kaum feminis, politik memang sebuah domain yang tidak dikotomis dengan 
domain “tidak politik”. Salah satu prinsip feminisme adalah “personal is 
political”. Dalam phrase ini terkandung makna yang sangat luas, di antaranya 
misalnya bagaimana pengalaman-pengalaman dan suara perempuan hadir dalam 
masyarakat sebagai sebuah upaya politik mengubah relasi yang tidak adil yang 
menimpa kaum perempuan. Di sinilah kita diyakinkan bahwa pengalaman setiap 
perempuan memiliki kekhasannya sendiri, personalitasnya sendiri. Pengalaman 
menstruasi, memiliki payudara, vagina, bagi setiap perempun, adalah 
pengalamannya yang sangat personal. Siapakah yang bisa memahaminya, selain dia 
sendiri? 

Maka, ketika membaca antologi Bunga yang Berserak, pernyataan Valentina seolah 
mewakili apa yang berusaha dituangkan oleh sepuluh perempuan penulis yang 
merangkum personalitas mereka dengan kekhasannya masing-masing.

Dari Nenden Lilis A. yang telah mencapai fase matang sebagai perempuan penulis 
yang sekian lama malang melintang, sampai yang termuda Ratna Ayu Budhiarti yang 
berusaha mencapai fase seperti yang Nenden capai.

Eriyanti Nurmala Dewi, dengan bahasanya yang lugas dan menghentak dalam 
“Simponi Pentatonik”, seolah mendedahkan perasaannya sebagai perempuan yang 
dihadapkan pada situasi bercabang.

“Kita harus perjuangkan hak kita sebagai wanita!/tidakkah kau lihat betapa 
banyaknya penindasan/di kedai-kedai di hotel-hotel di kantor di pasar/di 
pelabuhan di rumah sakit di pabrik-pabrik di sekolah/bahkan di rumah kita 
sendiri/wanita wanita tergusur kekuasaan terkebiri konsep patriarki/kalau kita 
tidak terjaga tidak akan ada yang menjaga/mainstream ini harus kita perangi!”//.

Namun bagaimanapun, toh nurani bawah sadarnya sebagai perempuan tetap 
mempertanyakan ingar-bingar slogan macam itu. ”tapi di manakah rahimku?/di 
puncak bicaraku aku bisu/kecemasan menelikungku, di manakah tangis itu/di 
manakah pilu itu?/aku ingin mengecapnya lagi/hitam putih bukan duniaku/jiwa tak 
cukup mewadahi daya, ia juga butuh rasa/o… aku rindu rahimku sendiri”//.

Perempuan senantiasa mendua, di satu sisi ia ingin berontak pada belenggu yang 
mengekangnya dalam dominasi sistem patriarki, namun di sisi lain ia gamang pada 
posisinya sebagai perempuan. Kenyataan itulah yang membuat Eriyanti merenungkan 
kelindan perasaan, pemikiran dan aspirasinya sebagai perempuan.

Sedang Heni Hendrayani dengan puisinya yang liris dan melankolis (baca: lembut 
dan feminin), membahasakan personanya sebagai perempuan (dan juga ibu) yang 
dicengkeram kesepian dalam “Sajak Hujan”. Hujan turun lagi malam ini/Anak-anak 
lelap sudah di ranjangnya/Cahaya lilin di ruang tamu berkedap-kedip/Sedang kau 
yang ditunggu belum datang juga// Malam beranjak tua/Dan hujan turun lagi 
dengan suara/Yang menakutkan di atas genting, di batang/Pohonan, dan kau entah 
di mana// Di balik pintu aku menunggu//. 

Terasa ada pengaruh gaya pengucapan dari suaminya yang juga penyair, Soni Farid 
Maulana. Namun meskipun kerangka lumayan “mirip”, bisa jadi apa yang dirasakan 
Heni berbeda dari Soni; ia tetap menyuarakan sisi terdalamnya sebagai 
perempuan, dengan segenap kelembutan. Saya tidak tahu apakah itu merupakan 
style Heni dari sononya, mengingat ia generasi terdahulu. Namun saya 
berandai-andai Heni bisa mengembangkan daya ucapnya menjelajahi semesta bahasa 
agar ia lebih memiliki varian imajinasi puitis yang mandiri dan berwarna-warni.

Dan varian macam itulah yang dicapai Khaterina dengan “Gelembung Sabun”. Masih 
sempatkah anak-anak itu bermain/gelembung sabun/di tengah berondongan 
peluru/yang lewat berdesingan di atas kepala mereka?/Sementara ibu mereka 
membuka kancing-/kancing bajunya,/melewatkan malam di tangsi-tangsi/demi 
sepotong roti./Lalu ke mana ayah mereka?/Ah, para lelaki itu/kalaupun dikatakan 
beruntung,/pulang/lantas mendapati dirinya sebuah sangkar kosong/ditinggalkan 
seluruh penghuninya.//. Menawarkan satir yang menyayat. Menyuarakan degup 
pemberontakan atas ketidakadilan yang menimpa kaum perempuan dan anak-anak, 
yang termarjinalkan dalam “peperangan”. Dan Khatherina tak terlalu peduli pada 
bingkai puitis bagi puisinya. Baginya yang terpenting adalah inti dari apa yang 
hendak ia sampaikan.

Dan inti macam itulah diolah Nenden Lilis A. dengan pilihan diksi yang matang 
dan mengena dalam “Pengintai”. Ketika perempuan hanya bisa menyaksikan tanpa 
terlibat dalam atribut kehidupan lelaki, namun “sesuatu” membuatnya terpaksa 
membaur dalam atribut macam itu. Kau telah sampai di ujung/aku tak 

[ppiindia] Bagi Moningka Guevara (sajak)

2005-06-12 Terurut Topik Rohyati Sofjan

Cuma ingin kirim sajak saja!

 


Sajak-sajak Rohyati Sofjan 
Bagi Moningka Guevara 


Moningka, jika segala detak jantung

penanda kehidupan bagi tubuh yang hendak limbung

melemah, aku ingin kelak puisiku tetap berdetak

meski waktu telah mengubur jasad.
Bandung, Muharam 1424 

Masih Saja Hujan dan Aku Sendirian 


Mencoba menyusun puisi entah mimbar atau kamar

Di dalam kamar dan di luar berhujan

Keheningan menderas dalam getar dedaunan

yang berzikir memuji Tuhan. 



Namun ada sesuatu yang hilang.

Limbangan, November 2000
Malin Kundang Masa kini 


Pada akhirnya Malin Kundang mengembara

dalam lorong-lorong tak berujung:

Ibu, di mana kini?

Durhakaku telah menghancur sukma

Dan aku kuyup dirajam hujan penyesalan

Dibanjiri air mata dosa

Terkapar dalam genangan kutukan

Dalam lubang neraka.
Limbangan, 23 Maret 1999Pada Suatu Ketika 


Jangan tanya aku akan jalan

Sebab aku tersesat

Dikelak-kelok lorong kegelapan

Mengembara dalam labirin tak bertepi

Meninggalkan gema tawa yang giris

Di antara cecaran gerimis. 



Jangan ajak aku pada terang

Sebab mataku sudah silau

Dilamur radiasi kehidupan duniawi

Yang serba materialis.
Limbangan, 27 februari 1999 

Lagu Dunia Sunyi 


Di mana musik

yang pernah mengiring gemulai langkahku 

saat menari

bunyi gamelan tinggal kenangan 

yang hampir terlupakan

Dimakan zaman

Masa kanak-kanak yang manis

penuh warna dan suara tiba-tiba terenggut

dalam rasa tak bertuan penuh cemoohan

Sampai dewasa menjelang

Memaksaku dewasa sebelum waktunya 

dalam kenaifan

Bahkan kebingungan telah jadi pemahaman.
Limbangan, 22 Februari 1999 

Takziah 


Bayangkan, dukaku melebihi duka seribu malam

Melihat seorang lelaki tua terbaring tanpa daya

Bronkitis telah mengerogoti paru-paru

Dari seorang lelaki tegar, yang ironisnya

tak pernah kenal rokok dalam hidupnya. 



Gurat-gurat usia melengkapi pigura

yang sarat beban menekan rongga dada

Tak kelihatan lagi kekerasan yang bercermin

dalam matanya yang buram

Hanya redup, pasrah menanti elmaut

yang ogah-ogahan mengambil itu ruh 

yang penasaran akan kegagalan dalam hidup

Setelah 66 tahun mengarungi lautan api

bahkan mungkin sendiri. 



Tak ada suara, hanya napas berat

dari tenggorokan yang kian tercekat

Diiringi ratap tangis seorang istri, dan gemeletuk

seorang putri yang enggan cengeng menahan emosi

yang sungguh mati, ia tahu itu sia-sia

O, Izrail, jangan kau persulit ruh yang ingin

luruh dari jasad yang telah berpeluh. 



Pergi tanpa bisa berpesan, hanya mata

yang meminta pada seorang anak perempuan 

yang telah merasa selama 21 tahun dibesarkan

hanya membuahkan kekecewaan, sebab tak bisa

memenuhi harapan akan kesempurnaan

bagi seorang pria perfeksionis dan otoriter yang feodal. 



O, betapa inginnya aku mengatakan

bahwa ia bukan ayah yang gagal ataupun seorang pecundang. 

Namun sampai kapan?

Bandung, 30 Mei 1999
Khudi 


Kau apa aku api

Kubakar kau nanti! 



Kau ada aku tiada

Tak usah mencari! 



Kau menyublim aku menguap

Kutinggal kau ke ruang hampa

Menjelajahi jagat antigravitasi! 



Kau nyata aku maya

Kau bisa diraba aku aura

kau siapa aku jiwa

Kuajak kau melintas dinding rohani!
Bandung, 14 Juli 1999 

 

 

 

 

 

Biodata Penulis 


Rohyati Sofjan lahir di Bandung, 3 november 1975. Anggota Gank Menulis Mnemonic 
yang bermarkas di Wabule (Warung Buku Lesehan) Bandung, pembelajar gramatika di 
milis guyubbahasa FBMM (Forum Bahasa Media Massa). Sebagian proses kreatifnya 
tersebar di Pikiran Rakyat, Galamedia, Bandung Pos, Jendela Newsletter, 
antologi puisi Bandung dalam Puisi, dibacakan penyair dan penyiar Matdon di 
Radio Cosmo Bandung, Annida, Republika,Cybersastra, PETA NEWS, Syir’ah, Jawa 
Pos, BEN! WAE, Dian Sasrto for President End of Trilogy, dan www.angsoduo.net. 

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ppiindia] Pertemuan Senja (cerpen)

2005-06-12 Terurut Topik Rohyati Sofjan

kalau yang ini cerpen. ;)

Pertemuan Senja 


Cerpen ROHYATI SOFJAN 




SENJA itu, sepulang kerja di atas pukul lima, kutemui sosokmu yang menepati 
janji di lapangan parkir stasiun, menyaksikan ibu-ibu bermain voli.

 “Hai!” sapaku begitu kamu menoleh ke belakang seolah hapal dengan irama detak 
sepatuku, atau nalurimu saja yang mengabarkan kehadiranku. Aku duduk di 
sampingmu, di pembatas lapangan parkir yang disemen, dan langsung kubuka 
bungkusan majalah yang sedianya akan kupinjamkan padamu sebagai janji atas 
penawaranku di senja kemarin pertemuan kita. 

Namun kamu malah ingin bercerita tentang gadis berkerudung cokelat di seberang 
yang sejak pukul tiga kamu perhatikan. Mataku langsung menyapu sosoknya. Anggun 
benar ia dengan tunik dan rok panjang serta jilbab lebar, sayangnya aku juga 
tidak tahu siapa ia dan di mana tinggal. Kamu ingin kenal. Aku tertawa begitu 
kamu bilang langsung jatuh hati pada pandangan pertama. Betapa mudahnya kamu 
demikian. Dan betapa beruntungnya kamu punya kekasih yang pengertian, nun di 
Madura sana, yang mengizinkanmu punya pacar lagi tanpa diminta dengan syarat 
pada akhirnya hanya ia yang kamu nikahi saja.

Lantas kita tinggalkan lapangan voli, mencari sudut yang tenang untuk kita 
cengkeramai. Begitulah, aku tak pernah menghitung pertemuan kita ke berapa 
dalam setiap senja. Pada mulanya aku tak mengerti mengapa kamu betah nongkrong 
di lapangan tersebut, sementara aku hanya akan melewatinya saja; langsung 
pulang atau mampir dulu ke wartel yang ditongkrongi temanku untuk mengobrol 
atau pinjam koran.

Aku sibuk dan lelah. Namun kupikir tak ada salahnya bercengkerama denganmu, 
meski akibatnya jadwalku berantakan. Sebab kamu seolah bisa lupa waktu. Magrib 
lewat. Kita bolos salat atau salat magribmu telat. Dan sehabis itu aku 
buru-buru memeriksa apa keran air PDAM dekat rumah Pak RT masih ngocor. Aku 
jadi malu pada Iqbal karena dalam surelku, aku berkoar-koar soal kesibukanku 
berikut mengaji Quran sebagai jadwal harian setiap malam, sehingga ia bergeleng 
kepala membaca surelku dan bertanya di jajaran Kartini modern manakah aku 
diletakkan. Namun aku lebih malu pada Tuhan, kurasa jadwal tadarusku sebaiknya 
diubah menjadi sehabis salat subuh -- itu jika subuhku tak “bolong”.

Kadang kunikmati percakapan kita dengan pendar cahaya senja sebab sebelumnya 
aku tak pernah demikian. Bukankah hal gila bagiku jika duduk sendirian di bawah 
tangki air raksasa hanya untuk mengagumi panorama senja, seolah tak ada hal 
lain yang perlu kulakukan. Sebab aku berpikir betapa gilanya kaum lelaki 
meromantisasi senja sedemikian rupa dengan dramatisasi berlebihan. Barangkali 
kamu termasuk jenis lelaki yang demikian, dan butuh kawan untuk menghayati 
senja tidak hanya seorang diri semata. Lalu aku jadi korbannya hanya karena 
kita sekecamatan atau mungkin malah sekelurahan.

Kamu seorang lelaki penyair. Pembaca Gibran sekaligus pemujanya. Sementara aku 
perempuan yang masih malu-malu untuk menjadi penyair, malah enggan mengenal 
lebih jauh siapa dan bagaimana Gibran hanya karena seorang lelaki yang pernah 
kukenal menganggapnya sastrawan pop dan lebih suka Muhammad Iqbal -- penyair- 
pemikir/pemikir-penyair asal India yang lewatnyalah gagasan negara Pakistan 
terbentuk.

Dalam setiap intermezo, atau kamu malah menafsirkannya lebih jauh sebagai 
kencan (?), aku sadar betapa bertolak-belakangnya kita. Kamu kadang membuatku 
kesal karena malah curhat melulu soal cinta seolah tak ada hal lain di dunia 
yang lebih menarik dari itu. Tidak diskusi dan perdebatan.

Kupikir Gibran telah menertawakanku dengan membentuk sosok sepertimu. Cinta, 
bagi kamu adalah sesuatu yang sangat “memabukkan”; sementara aku sebagai 
seorang mantan pecinta mabuk kepayang pada seseorang yang tak lekang, 
menganggap cinta adalah sesuatu yang tak terjangkau dan kadang tak masuk akal, 
“Seperti menghadirkan kegilaan, sesaat!”

Begitulah kamu dan aku. Senja demi senja digelar. Kata-kata berhamburan. Dan 
sesekali orang-orang memerhatikan seolah kita laiknya sedang pacaran. Hatiku 
riang, membayangkan seandainya aku tidak sedang dengan kamu, aku dengan 
seseorang yang nun di seberang kenangan. Akan tetapi, apa boleh buat kita malah 
sering bertemu, maka otomatis perkawanan kita pun tidak sekadar kenal selintas.

Dan saking bersemangatnya akan cinta, kamu sering geerin aku dengan menyebut 
sekian nama lelaki yang kamu kira istimewa dalam hidupku secara berulangkali, 
padahal kamu tidak tahu dengan siapa sebenarnya aku “merasa”.

Gila! Kuanggap kamu makhluk melankolis dan sok romantis yang berbahaya untuk 
bercengkerama. Aku sempat berpikir tak ingin punya kekasih yang penyair, sebab 
mengenalmu seolah melihat “jendela rumah” penyair yang sebenarnya.

Aku perempuan realis. Malah imajinasiku menjurus kalkulatif dalam tatanan 
matematis. Segala sesuatu harus kuperhitungkan, dan aku lupa bagaimana caranya 
agar imajinasiku kembali liar tanpa beban.

***

SENJA tadi kamu mengajak seorang kawanmu yang dulu pernah 

Re: [ppiindia] Re: Egyptian women are saying 'Enough!'

2005-06-12 Terurut Topik Samsul Bachri
Sebuah bukti bahwa perempuan kita lebih punya identitas, dibandingkan dengan
lainnya. Mereka faham bahwa kebebasan yang sebebas-bebsnya hanyalah dongeng.
Atawa igauan orang-orang yang tak tahu makna kebebasan. Walaupun demikian
saya salut dengan Bung Kim Hook, yang ternyata memiliki care lebih terhadap
para perempuan. Anda sangat feminis

- Original Message -
From: kim3hook [EMAIL PROTECTED]
To: ppiindia@yahoogroups.com
Sent: Friday, June 10, 2005 10:52 PM
Subject: [ppiindia] Re: Egyptian women are saying 'Enough!'


 --- In ppiindia@yahoogroups.com, Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Egyptian women are saying 'Enough!'
  By Michael Slackman The New York Times

 The images of women being groped and beaten - particularly offensive
 in this conservative Islamic society - have helped unite groups as
 diverse
 as the religion-based Muslim Brotherhood and the left-leaning Center
 for Socialist Studies in their calls for change.
 ...

 Bisa diharapkan, perempuan itu sebagai salah satu jalan untuk
 mengadakan perombakkan dari dalam. Bukan rahasia lagi, banyak
 perempuan yang mulai memekikkan suara mereka dengan lebih
 lantang.

 Baik itu di Bangladesh, Turki, Irak, Iran, Arab Saudi, Aljazair,
 Maroko, Tunisia, Jordania. Mereka ingin lebih bisa menghirup nafas dan
 merasa sesak di tindas oleh kaum machist.

 Tapi herannya, dari Indonesia dan Malaysia itu paling melempem
 tidak kedengaran suaranya. Apakah perempuan dari kedua negara
 ini tidak mempunyai kapasitas intelektuil dan tidak memiliki sedikit
 rasa berontak terhadap dunia laki yang serba kolot dan machist itu ?

 Benar-benar mengherankan.

 _
 http://indonews.free.fr







***
 Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia
yg Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org

***
 __
 Mohon Perhatian:

 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;
 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]

 Yahoo! Groups Links













***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ppiindia] People's March - Voice of the Indian Revolution (JUNE 2005) Now available

2005-06-12 Terurut Topik RED RPG
http://www.peoplesmarch.com/home.htm
 

 

[EMAIL PROTECTED] 
[EMAIL PROTECTED]

[EMAIL PROTECTED]

 



June 2005

Vol. 6, No. 6

 

Political

YSR’s Police State Bares its Fangs

Counter State's Coordinated Onslaught Policy

JMM’s betrayal and the Rise of the MCC

India : The Global Destination of Toxic Wastes

The Myth of Foreign Exchange Reserves

Commemorate Martyr’s Week from July 28th

CPM’s 18th Congress Gives Open Support to Globalisation


 
 
Sprouts of the New Revolutionary Power

Two woman guerillas from Dandakaranya Special Zone Speak

Revolutionary  Democratic Culture In Jharkhand

The Great Indian Sell-out

Banks being handed over to International Financial Mafia


 

For Copies and Subscriptions, please send money order, british postal order 
(£3:50p per copy which includes PP) bank draft or cheque in the name of  P. 
Govindan Kutty. For outstations cheques please add an extra Rs 25 or $5 

Contact for subscriptions, to send payments and write or e mail if you can 
store People's March in your local bookstore: 

Email [EMAIL PROTECTED] , [EMAIL PROTECTED]

  [EMAIL PROTECTED]

P. Govindan Kutty, Peroor House, North Fort, Thripoonithura,

Ernakulam District, Kerala — 682301. India

Now available: People's March in book stalls in Major bus stations in all 
districts of Karnataka, Kerala and Tamil Nadu. Also in book stalls in 
Bhubaneshwar, Madgaon (Goa), Kasargod and Palakkad Railway Stations.

Or Visit these two London Bookshops: 

   Centerprise Books, Dalston road, Near Station Dalston / Kingland  
   Housemans bookshop,
5,Caledonian Road,
King`s Cross,
London, N5
( Can now be ordered by ringing Tel: 0207 837 4473 and ordering by postal 
service ! )

~~ Other Revolutionary Publications~~

   A World to Win No: 31: 'Communism and the Challenges of our Times' Plus a 
Major article on Nepal: 'People's War in Nepal: Taking the Strategic Offensive'

Details of content and outlets click: 
http://groups.yahoo.com/group/MAOIST_GUNS/message/2520 

   DVD, '8 Glorious Years of the Great Nepalese People's War' 

Details of content and outlets click: 
http://groups.yahoo.com/group/MAOIST_GUNS/message/2536 

   Video documentary 'BLAZING TRAIL' (Journey Of The Indian Revolution) Now 
available

For contents and for information on outlets click: 
http://groups.yahoo.com/group/MAOIST_GUNS/message/2165

   'Problems  Prospects Of Revolution In Nepal' - Book by Communist Party Of 
Nepal (Maoist) - Sold Out! Details shall be distributed via usual means if/when 
extra copies available... For information click: 
http://groups.yahoo.com/group/MAOIST_GUNS/message/2096

 

   Some Important Documents Of Communist Party Of Nepal (Maoist) - Book by 
Communist Party Of Nepal (Maoist) - Sold Out! Details shall be distributed via 
usual means if/when extra copies available...For information click: 
http://groups.yahoo.com/group/MAOIST_GUNS/message/2114




-
Yahoo! Messenger NEW - crystal clear PC to PCcalling worldwide with voicemail

-
How much free photo storage do you get? Store your holiday snaps for FREE with 
Yahoo! Photos. Get Yahoo! Photos

[Non-text portions of this message have been removed]





***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ppiindia] Di AS, TKW Indonesia Jadi Korban Majikan Asal Saudi

2005-06-12 Terurut Topik Muhkito Afiff
New York, Sabtu

Pengadilan Federal Negara Bagian Colorado AS, mendakwa sepasang suami-
istri asal Arab Saudi atas tuduhan memperbudak pembantunya yang asal 
Indonesia selama empat tahun. Seperti dikutip Rocky Montain News, 
Colorado, Jumat (10/6), sang suami juga didakwa telah memperkosa 
pembantunya tersebut berkali-kali.

Kasus tenaga kerja wanita yang menjadi korban kesewenang-wenangan 
majikan di AS tersebut bukan pertama kalinya terjadi. Pada April lalu 
pengadilan Boston juga mendakwa seorang wanita asal Saudi karena 
memaksa dua pembantu rumah tangga asal Indonesia untuk bekerja dengan 
bayaran sangat minim dan menahan paspor mereka. Homaidan Al-Turki (36) 
dan isterinya Sarah Khonaizan (35) kini masih ditahan.

Dalam sidang di Denver, ibu kota negara bagian Colorado Jumatlalu, 
disebutkan bahwa Al Turki dan Khonaizan membawa seorang wanita 
Indonesia tersebut ke AS pada 2000 untuk tugas sebagai pembantu rumah 
tangga, termasuk mengurus anak, dengan gaji sangat kecil atau bahkan 
tidak sama sekali. Wanita Indonesia berusia 20 tahunan itu, demikian 
pernyataan jaksa, tidak bisa berbuat banyak karena ditakut-takuti 
dengan berbagai cara intimidasi oleh majikannya, termasuk pemerkosaan. 
Mereka juga menyembunyikan paspor wanita yang tidak disebutkan namanya 
tersebut.

Keduanya dituduh melakukan pelanggaraan berupa pemaksaan tenaga kerja, 
perbudakan, dan menyembunyikan imigran gelap. Al-Turki, jika terbukti 
bersalah, bisa terkena hukuman penjara seumur hidup karena tuduhan 
terhadapnya ditambah dengan tindak perkosaan, kata juru bicara 
kejaksaan Colorado, Jeff Dorschner. Ia dikenakan 12 pasal perkosaan, 
dua pasal penculikan, serta pasal pemerasan dan penyekapan.

Pengadilan juga akan menyita aset milik pasangan Saudi tersebut, 
termasuk rekening di bank atas nama Al Basheer Publications and 
Translation, dan mengupayakan wanita Indonesia tersebut mendapat hak-
haknya selama sebagai pekerja senilai 92.700 dollar AS. (Ant/Prim)

http://kompas.com/utama/news/0506/12/024245.htm 






***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ppiindia] Solilokui (ya semacam solilokui, barangkali ;))

2005-06-12 Terurut Topik Rohyati Sofjan

Masih cerpen! ;)
Solilokui 

Oleh ROHYATI SOFJAN 


Siapakah kamu? Dulu aku tak pernah berpikir akan mengenalmu, apalagi tahu ada 
nama sepertimu. Aku terlalu miskin untuk berimajinasi. Namun takdir, 
sebagaimana yang kita tahu, selalu punya kehendak tersendiri; kala kumasuki 
dunia yang telah lama kamu masuki pula. Lantas aku tertarik pada pemikiranmu 
yang terangkum dalam puisi, esai, sampai cerpen di koran. Terutama polemikmu 
dengan A.M. Sajiwa, yang notabene karibmu sendiri, kala kamu “membantai” 
tulisannya di koran lokal kota kita. (Sebab bulan berikutnya, gantian aku 
“membantai” esai terbarunya di media yang sama.)

Kali itu kutemui takdirku dengan “bergerak”; aku ingin mengenalmu secara 
langsung. Maka kukirim surat.

Ajaib, kamu terima perkenalanku. Lalu kita berbagi cerita, atau juga merajut 
nasib yang entah akan bagaimana. Kemudian kamu ambil keputusan. Setelah 
beberapa bulan korespondensi kita, berkaitan dengan kenyataan; takdirku yang 
tak kamu tahu sebelumnya, atau sesuatu yang kamu lebih tahu apa alasannya. 

Dan kuterima meski mengecewakan. Aku benci perpisahan apalagi pertengkaran. 
Namun apakah di antara kita telah terjalin perkawanan? Kusangsikan itu. Aku 
terbenam dalam syak yang tidak-tidak. Sebagian orang menyebutnya suudzan, 
sebagian lagi menganggap analisis separuh rasional-separuh khayalan yang masih 
wajar. 

Namun apakah semua itu masih dalam batas kewajaran?

Dua tahun aku memendam bara akan tanya yang berlompatan dari kepala. Lantas 
pada suatu Juli di mana matahari menampik awan, aku jadi makhluk jenius (baca: 
jenis orang usil) yang tergoda memanfaatkan kecanggihan teknologi informatika 
untuk hal iseng namun serius. Kukirim satu surel panjang tentang sastra pada 
beberapa kepala. Orang-orang yang tak asing lagi dalam dunia menulis kita. 
Termasuk Iqbal yang kukenal di situs Cybersastra. Berikut karibmu yang tak 
pernah kukenal sosoknya secara langsung namun kutahu alamat surelnya dari 
rubrik sajaknya yang dimuat suatu koran.

Begitulah, kudapati respons tak terduga. Plasa Com yang semula kugunakan 
sebagai pengetes apakah naskah dalam bentuk attachment yang kukirim ke berbagai 
media massa -- lokal dan nasional -- dan melulu cuma berisi surel dariku saja, 
diberondongi surel balasan dari berbagai “korban”.

Abda, Abda (dengan agenda acara di Pusat Kebudayaan Prancis/CCF de Bandung), 
Lasya (kirim naskah puisi yang insya Allah akan diterbitkan), Matdon (tanggapan 
tentang antologi puisinya yang kukritik), Kang Erwan (tanggapan untuk 
pertanyaanku tentang pernyataan Moh. Syafari Firdaus dan Bambang Q. Anees yang 
menganggap fakultas sastra sebaiknya dibubarkan saja karena dianggap tak 
memberi kontribusi yang berarti, dan Kang Erwan yang ikut jadi narasumber di 
acara diskusi Sastra dan Fakultas Sastra, sempat menyanggah argumen mereka 
dengan argumennya yang telak), kamu, kamu (kirim copy naskah untuk On/Off), 
Matdon (menantangku untuk membahas antologi puisinya secara terbuka di koran), 
Lasya (ucapan selamat atas pemuatan puisiku barusan dan kirim attach “pidato” 4 
halaman tentang “Puisi di kancah Bunyi”), kecuali Iqbal (yang kemudian menjawab 
di Yahoo!-ku) dan someone di BCC. 

Kubuka itu pada 3 Agustus Minggu pagi, ketika aku cuti sakit setelah sebelumnya 
ambruk karena sibuk.

Begitulah. Kuterima surelmu sebagai penanda “perang dingin” di antara kita 
harus berakhir. Meski aku bertanya mengapa dan apakah kamu telah melakukan 
sesuatu yang kamu yakini atau sebaliknya. Sungguh aku tak ingin ada 
keterpaksaan.

Kujawab saja surelmu dalam surat panjang konvensional. Dan aku berniat 
menyerahkannya secara langsung padamu atau kutitipkan saja pada kawan yang 
mengenalmu; di auditorium CCF, Kamis malam, 18 September 2003. Ketika aku ingin 
menonton pentas teater Henrik Ibsen, Musuh Masyarakat, yang dimainkan Actors 
Unlimited Bandung.

Namun aku datang terlambat. Teaternya telah berpentas lebih dari seperempat 
jam. Di luar auditorium pun kamu tak terlihat. Segerombolan pemuda, barangkali 
seniman juga, yang memadati meja di Terminus Cafe tak ada yang kukenal, tidak 
juga kawanmu yang berambut gimbal.

Kutitip surat pada kawan Abda yang entah siapa namanya. Lalu aku pulang. Ah, 
tidak, aku mampir dulu di Gramedia Merdeka, beli buku kumcer Pembisik dari 
Republika -- setelah tadinya beli majalah Horison juga. Lantas udara malam 
menyergapku dalam sepi tak bertepi. Seperti malam-malam lainnya kala aku jalan 
sendiri.

Nmun siapakah kamu. Ketika aku menjelma “psikopat”, diam-diam mengagumi aksimu 
baca puisi (meski aku tak mengerti karena segala sesuatu di sekitarku adalah 
sunyi), di dalam auiditorium CCF de Bandung yang AC-nya selalu menggigilkan. 
Ketika kamu, berikut Poros Sastra Muda Bandung, bikin hajatan sastra, 7 Agustus 
2002.

Barangkali aku datang sebagai tamu tak diundang yang sebenarnya takut ketahuan, 
atau lebih tepatnya takut “ditendang”. Akan tetapi, aku sangat menikmatinya. 
Begitu pun di acara “Malam Tiga Penyair Bandung”; Moh. Sunjaya, Ahda Imran, 

[ppiindia] Puisi di musim paceklik

2005-06-12 Terurut Topik Ikra
Ikranagara:
GERUNDELAN TERBUKA DI MUSIM PACEKLIK
   kepada: pemimpin bangsa


Ya ya ya ya deh ... kalau lagi tidak berkuasa 
nama rakyat terus dibawa-bawa 
 dalam bentuk statemen-statemen verbal 
 dengan silogisme yang parah
 pertanda otaknya sudah rongsokan.

Ya ya ya ya deh ... kalau tiba musim pemilu
nama rakyat terus dibawa-bawa 
disemburkan dari tenggorokan parau dalam megafun 
dengan dibarengi rekayasa tepuk tangan 
di kalangan massa pendukung yang dibuat buta-tuli
pejah-gesang nderek kaos oblong partai
membebek buta tuli bendera partai.

Ya ya ya ya deh ... kalau nanti menang, 
kalau nanti sudah pada duduk di kursi empuk kekuasaan,
yang pertama difikirkannya mendapatkan fasilitas mewah
menggemukkan piaraan checking acount di kantor bank
manalah sempat memikirkan nasib rakyat yang papa
apalagi dasar otak sudah rongsokan?

Ya ya ya ya deh ... tapi di mana kamu, wahai 
para petinggi partai yang berpusat di Ibukota, 
ketika rakyat yang papa membutuhkan 
pemakaman untuk putera dan puteri mereka 
yang kecil mungil yang mati muda, 
ketika orang tua mereka yang papa
tak mampu membayar ongkos rumah sakit pemerintah, 
ambulans pemerintah, 
administrasi pemakaman pemerintah
dan cengkonek-cengkonek administrasi lainnya?

Di musim paceklik ini
rakyat makin hari makin terbuka matanya 
 terbuka telinganya terbuka kecerdasannya 
 otak mereka masih sehat dan jernih 
 bersih karena dibasuh airmata duka bersama
 makin bertambah mampu membaca 
 mana angin wangi mawar
 mana angin busuk bau kentut


  Bethesda, MD, 11 Juni 2005



***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [ppiindia] Re: Egyptian women are saying 'Enough!'

2005-06-12 Terurut Topik Ambon
Kalau Anda dan sobat-sobat yang mau lebih mengel problemnya bisa melihat TV 
BBC world, sebab kemarin ada debat yang  menarik sekali mengenai kedudukan 
wanita di Timur Tengah, silahkan periksa acaranya  mungkin dipertunjukan 
ulang [replay]. Program ini berjudul Doha Debate, yang disponsor oleh 
Qatar Foundation, dan debat ini ditransmisikan langsung dari Qatar ke dunia. 
Audiens dan pendebat dari region, hanya moderator adalah Tim Sebastian dari 
BBC.

- Original Message - 
From: Samsul Bachri [EMAIL PROTECTED]
To: ppiindia@yahoogroups.com
Sent: Saturday, June 11, 2005 8:45 AM
Subject: Re: [ppiindia] Re: Egyptian women are saying 'Enough!'


 Sebuah bukti bahwa perempuan kita lebih punya identitas, dibandingkan 
 dengan
 lainnya. Mereka faham bahwa kebebasan yang sebebas-bebsnya hanyalah 
 dongeng.
 Atawa igauan orang-orang yang tak tahu makna kebebasan. Walaupun demikian
 saya salut dengan Bung Kim Hook, yang ternyata memiliki care lebih 
 terhadap
 para perempuan. Anda sangat feminis

 - Original Message -
 From: kim3hook [EMAIL PROTECTED]
 To: ppiindia@yahoogroups.com
 Sent: Friday, June 10, 2005 10:52 PM
 Subject: [ppiindia] Re: Egyptian women are saying 'Enough!'


 --- In ppiindia@yahoogroups.com, Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Egyptian women are saying 'Enough!'
  By Michael Slackman The New York Times

 The images of women being groped and beaten - particularly offensive
 in this conservative Islamic society - have helped unite groups as
 diverse
 as the religion-based Muslim Brotherhood and the left-leaning Center
 for Socialist Studies in their calls for change.
 ...

 Bisa diharapkan, perempuan itu sebagai salah satu jalan untuk
 mengadakan perombakkan dari dalam. Bukan rahasia lagi, banyak
 perempuan yang mulai memekikkan suara mereka dengan lebih
 lantang.

 Baik itu di Bangladesh, Turki, Irak, Iran, Arab Saudi, Aljazair,
 Maroko, Tunisia, Jordania. Mereka ingin lebih bisa menghirup nafas dan
 merasa sesak di tindas oleh kaum machist.

 Tapi herannya, dari Indonesia dan Malaysia itu paling melempem
 tidak kedengaran suaranya. Apakah perempuan dari kedua negara
 ini tidak mempunyai kapasitas intelektuil dan tidak memiliki sedikit
 rasa berontak terhadap dunia laki yang serba kolot dan machist itu ?

 Benar-benar mengherankan.

 _
 http://indonews.free.fr







 ***
 Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia
 yg Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org

 ***
 __
 Mohon Perhatian:

 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg 
 otokritik)
 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;
 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]

 Yahoo! Groups Links













 ***
 Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia 
 yg Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
 ***
 __
 Mohon Perhatian:

 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;
 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]

 Yahoo! Groups Links






 



***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ppiindia] Change Yourself @ Commonroom, 13 Juni 2005

2005-06-12 Terurut Topik tarlen

Informasi lebih lengkap mengenai kegiatan ini klik: 
http://www.commonroom.info/cys.html

___

Konseling:
Senin, 13 Juni 2005
Common Room  Jl. Kyai Gede Utama 8  Bandung - 40132 
tel. 022 2503404




 
buanglah sepatu bututmu

ganti ringtone-mu 
bakarlah sisa rokokmu

habiskan gajimu dalam sehari

travelinglah sendirian ke tempat yang belum pernah kamu kunjungi

jangan percaya zodiak, yakinlah dengan nasibmu

ajak seluruh keluargamu untuk foto bersama

kirimlah sms ke 0818148675

gambarlah orang yang paling kamu sayangi

tahan rasa laparmu

Pasal ke-7

Change Yourself
Saat hidup membutuhkan suplemen.

Setelah Yogya dan Jakarta, 
tiba saatnya Change Yourself hadir di Bandung.
Kota yang sejuk dengan sejuta romansa...
Tempat manusia Jakarta menghabiskan uang 
dan menyatakan perasaan cintanya...



 Coba sesekali tengok ke belakang, lihat apa saja yang sudah dan belum kita 
lakukan, perlukah kita melakukan hal-hal baru? Berubah? Beranikah kita?
(Irwan Ahmett, Cemeti, Yogyakarta, 14 April 2005)





_

You knew the deal! -- Anthony Soprano 
 
www.commonroom.info
my personal blog:
www.vitarlenology.blogspot.com
www.zachzipper.blogdrive.com
 
 









__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ppiindia] UNDANGAN UmumPers ; Bakti Sosial (Konsultasi GRATIS) Paranormal dan Penyembuh Alternatif dari 27 Provinsi di Indonesia

2005-06-12 Terurut Topik Vincent Liong
UNDANGAN UmumPers ; Bakti Sosial (GRATIS) Paranormal
dan Penyembuh Alternatif dari 27 Provinsi di
Indonesia.


Hal: Undangan Bakti Sosial Munas I F.K.P.P.A.I. 
(Forum Komunikasi Paranormal dan Penyembuh Alternatif
Indonesia) 

ISI: Undangan Publik Umum dan Undangan Pers

Harap di-Forward kepada pihak yang berpkepentingan…
Thx…



U N D A N G A N   P U B L I K   U M U M 



Dengan Hormat, 

F.K.P.P.A.I. (Forum Komunikasi Paranormal dan
Penyembuh Alternatif Indonesia) yang beranggotakan
para paranormal dan penyembuh alternatif dari 27
provinsi di Indonesia  (termasuk paranormal-paranormal
mancanegara yang membuka praktek di Indonesia)
mengundang anda: / Bapak / Ibu / Saudara untuk
menghadiri acara Bakti Sosial sebagai bagian acara
dari Musyawarah Nasional Pertama F.K.P.P.A.I..


DAFTAR ACARA:

1. BAKTI SOSIAL
* Donor Darah.  
* Konsultasi Spiritual / Supra-Natural (Konsultasi
GRATIS).
* Penyembuhan Alternatif (Konsultasi GRATIS).

[Konsultasi GRATIS:: Para praktisi metafisika yang
tampil melayani konsultasi khusus dalam acara ini
tidak diperkenankan untuk menerima uang. Di luar acara
Bakti Sosial Munas I F.K.P.P.A.I. ini para praktisi
tersebut praktek secara Profesional menerima uang atas
nama dan untuk dirinya sendiri.]

2. PAMERAN  BURSA KERIS
* Seminar tentang Keris.
* Konsultasi Keris. 

3. PAMERAN  BURSA BATU_BATU GAIB DAN KRISTAL

4. PAMERAN LUKISAN  PHOTO SUPRA-NATURAL

5. PAMERAN BUDAYA SPIRITUAL
* Debus
* Kuda Lumping
* Jalan di atas api dan berdiri di atas balok Es.
* Reog Ponorogo.
dan lain-lain… 


Setiap praktisi yang ikut serta dalam acara-acara yg
tersebut di atas tidak terikat satu sama lain. Tiap
praktisi memiliki keahlian, metode, aliran ilmu, gaya,
pemahaman, pola piker, perguruan yang berbeda satu
sama lain. Setiap individu praktisi menampilkan
dirinya sendiri yang Unik…  Acara berlangsung pada:

Hari/Tanggal  :  Jumat, 17 Juni 2005 s/d Minggu, 19
Juni 2005 

Tempat  :  Museum Keprajuritan di Taman Mini Indonesia
Indah (TMII), Jakarta Timur.

Waktu  :  Pk:+/-09.00 – 17.00 WIB (Pagi s/d Sore)

Anda bisa berkonsultasi/meminta bantuan secara pribadi
untuk penyelesaian/pencaharian solusi dari
permasalahan anda, bisa juga sekedar ngobrol-ngobrol
bertukar pikiran, menambah teman sesama hoby spiritual
atau sekedar mengamati paranormal-paranormal dan
penyembuh alternatif yang tampil. (Konsultasi GRATIS)
Para praktisi metafisika yang tampil melayani
konsultasi khusus dalam acara ini tidak diperkenankan
untuk menerma uang. Di luar acara Bakti Sosial Munas I
F.K.P.P.A.I. ini para praktisi tersebut praktek secara
Profesional menerima uang atas nama  untuk dirinya
sendiri.

Terimakasih atas kesediaan Bapak / Ibu / Saudara untuk
menghadiri acara tersebut di atas, kami haturkan
terimakasih. 

ttd,
Penyelenggara…




Bilamana ada diantara bapak/ibu yang secara sukarela
(tidak harus/tanpa paksaan) memberikan sumbangan,
silahkan diberikan secara langsung ke pihak panitia
pada saat acara. Tidak diperkenankan memberikan
sumbangan melalui individu manapun yang
mengatasnamakan FKPPAI.

Harap berhati-hati akan pungutan sumbangan liar. Bila
ada yang melakukan hal demikian harap laporkan
langsung ke pihak panitia saat acara berlangsung dan
Paguyuban Independent Vincent Liong untuk kenyamanan
anda.  

Untuk informasi soal acara, hubungi:  Bp. Narto:
Hp: 081310298298  08151879897
Flexi: 021-70090218


==
Undangan ini disebarluaskan oleh jaringan email
[EMAIL PROTECTED]
http://groups.yahoo.com/group/vincentliong/join
Registred Member : 820 member
Jumlah email : +/- 200 email/minggu
Kami mengadakan acara-acara di ruang public sekali
dalam sebulan.

::7x24 Hours Costumer Service Representative Vincent
Liong::
Vincent Liong’s Mobile: (62)813-1679-5160
Leonardo Rimba’s Mobile: (62)818-183-615
PhoneFax: (62)21-5482193,5348567,5348546
Address: Jl. Ametis IV blok:G no:22 Permata Hijau,
Jakarta Selatan 12210 -Indonesia
==

Dalam acara ini Paguyuban Vincent Liong akan membuka
praktek langsung (Konsultasi GRATIS) dengan
menampilkan koleksi praktisi-praktisi Profesional kami
yang mayoritas adalah kaum Profesional berpendidikan
tinggi, dari dalam dan luar negeri, dari segala
latarbelakang budaya, style, keahlian dan aliran ilmu
yang berbeda satu sama lain, diantaranya:

* Vincent Liong – dari Jakarta 
Penyembuh  Konsultan Spiritual (Mascot: Paguyuban
Vincent Liong) 
Spesifikasi: Spiritual Healing
(Fisik/Mental/Spiritual), Konsultasi pencaharian
solusi, Setting YinYang diri sendiri/rumah/kantor,
Berhenti Merokok, Kundalini, Aura, dsb.   
Latarbelakang Pendidikan: Baru saja lulus The Gandhi
memorial International School. Akan melanjutkan ke
Universitas Atma Jaya jurusan Psikologi
(NIM:2005-70-108)   
Jl. Ametis IV Blok:G No:22 Permata Hijau, Jakarta
Selatan 12210 - Indonesia
TeleponFax:  021-5482193, 5348567, 5348546.
Hp:  081316795160.
Email: [EMAIL PROTECTED] 
Bank Account: Bank BCA : KCP-Permata Hijau
A/N: Liong 

[ppiindia] UNDANGAN UmumPers ; Bakti Sosial (Konsultasi GRATIS) Paranormal dan Penyembuh Alternatif dari 27 Provinsi di Indonesia

2005-06-12 Terurut Topik Vincent Liong
UNDANGAN UmumPers ; Bakti Sosial (GRATIS) Paranormal
dan Penyembuh Alternatif dari 27 Provinsi di
Indonesia.


Hal: Undangan Bakti Sosial Munas I F.K.P.P.A.I. 
(Forum Komunikasi Paranormal dan Penyembuh Alternatif
Indonesia) 

ISI: Undangan Publik Umum dan Undangan Pers

Harap di-Forward kepada pihak yang berpkepentingan…
Thx…



U N D A N G A N   P U B L I K   U M U M 



Dengan Hormat, 

F.K.P.P.A.I. (Forum Komunikasi Paranormal dan
Penyembuh Alternatif Indonesia) yang beranggotakan
para paranormal dan penyembuh alternatif dari 27
provinsi di Indonesia  (termasuk paranormal-paranormal
mancanegara yang membuka praktek di Indonesia)
mengundang anda: / Bapak / Ibu / Saudara untuk
menghadiri acara Bakti Sosial sebagai bagian acara
dari Musyawarah Nasional Pertama F.K.P.P.A.I..


DAFTAR ACARA:

1. BAKTI SOSIAL
* Donor Darah.  
* Konsultasi Spiritual / Supra-Natural (Konsultasi
GRATIS).
* Penyembuhan Alternatif (Konsultasi GRATIS).

[Konsultasi GRATIS:: Para praktisi metafisika yang
tampil melayani konsultasi khusus dalam acara ini
tidak diperkenankan untuk menerima uang. Di luar acara
Bakti Sosial Munas I F.K.P.P.A.I. ini para praktisi
tersebut praktek secara Profesional menerima uang atas
nama dan untuk dirinya sendiri.]

2. PAMERAN  BURSA KERIS
* Seminar tentang Keris.
* Konsultasi Keris. 

3. PAMERAN  BURSA BATU_BATU GAIB DAN KRISTAL

4. PAMERAN LUKISAN  PHOTO SUPRA-NATURAL

5. PAMERAN BUDAYA SPIRITUAL
* Debus
* Kuda Lumping
* Jalan di atas api dan berdiri di atas balok Es.
* Reog Ponorogo.
dan lain-lain… 


Setiap praktisi yang ikut serta dalam acara-acara yg
tersebut di atas tidak terikat satu sama lain. Tiap
praktisi memiliki keahlian, metode, aliran ilmu, gaya,
pemahaman, pola piker, perguruan yang berbeda satu
sama lain. Setiap individu praktisi menampilkan
dirinya sendiri yang Unik…  Acara berlangsung pada:

Hari/Tanggal  :  Jumat, 17 Juni 2005 s/d Minggu, 19
Juni 2005 

Tempat  :  Museum Keprajuritan di Taman Mini Indonesia
Indah (TMII), Jakarta Timur.

Waktu  :  Pk:+/-09.00 – 17.00 WIB (Pagi s/d Sore)

Anda bisa berkonsultasi/meminta bantuan secara pribadi
untuk penyelesaian/pencaharian solusi dari
permasalahan anda, bisa juga sekedar ngobrol-ngobrol
bertukar pikiran, menambah teman sesama hoby spiritual
atau sekedar mengamati paranormal-paranormal dan
penyembuh alternatif yang tampil. (Konsultasi GRATIS)
Para praktisi metafisika yang tampil melayani
konsultasi khusus dalam acara ini tidak diperkenankan
untuk menerma uang. Di luar acara Bakti Sosial Munas I
F.K.P.P.A.I. ini para praktisi tersebut praktek secara
Profesional menerima uang atas nama  untuk dirinya
sendiri.

Terimakasih atas kesediaan Bapak / Ibu / Saudara untuk
menghadiri acara tersebut di atas, kami haturkan
terimakasih. 

ttd,
Penyelenggara…




Bilamana ada diantara bapak/ibu yang secara sukarela
(tidak harus/tanpa paksaan) memberikan sumbangan,
silahkan diberikan secara langsung ke pihak panitia
pada saat acara. Tidak diperkenankan memberikan
sumbangan melalui individu manapun yang
mengatasnamakan FKPPAI.

Harap berhati-hati akan pungutan sumbangan liar. Bila
ada yang melakukan hal demikian harap laporkan
langsung ke pihak panitia saat acara berlangsung dan
Paguyuban Independent Vincent Liong untuk kenyamanan
anda.  

Untuk informasi soal acara, hubungi:  Bp. Narto:
Hp: 081310298298  08151879897
Flexi: 021-70090218


==
Undangan ini disebarluaskan oleh jaringan email
[EMAIL PROTECTED]
http://groups.yahoo.com/group/vincentliong/join
Registred Member : 820 member
Jumlah email : +/- 200 email/minggu
Kami mengadakan acara-acara di ruang public sekali
dalam sebulan.

::7x24 Hours Costumer Service Representative Vincent
Liong::
Vincent Liong’s Mobile: (62)813-1679-5160
Leonardo Rimba’s Mobile: (62)818-183-615
PhoneFax: (62)21-5482193,5348567,5348546
Address: Jl. Ametis IV blok:G no:22 Permata Hijau,
Jakarta Selatan 12210 -Indonesia
==

Dalam acara ini Paguyuban Vincent Liong akan membuka
praktek langsung (Konsultasi GRATIS) dengan
menampilkan koleksi praktisi-praktisi Profesional kami
yang mayoritas adalah kaum Profesional berpendidikan
tinggi, dari dalam dan luar negeri, dari segala
latarbelakang budaya, style, keahlian dan aliran ilmu
yang berbeda satu sama lain, diantaranya:

* Vincent Liong – dari Jakarta 
Penyembuh  Konsultan Spiritual (Mascot: Paguyuban
Vincent Liong) 
Spesifikasi: Spiritual Healing
(Fisik/Mental/Spiritual), Konsultasi pencaharian
solusi, Setting YinYang diri sendiri/rumah/kantor,
Berhenti Merokok, Kundalini, Aura, dsb.   
Latarbelakang Pendidikan: Baru saja lulus The Gandhi
memorial International School. Akan melanjutkan ke
Universitas Atma Jaya jurusan Psikologi
(NIM:2005-70-108)   
Jl. Ametis IV Blok:G No:22 Permata Hijau, Jakarta
Selatan 12210 - Indonesia
TeleponFax:  021-5482193, 5348567, 5348546.
Hp:  081316795160.
Email: [EMAIL PROTECTED] 
Bank Account: Bank BCA : KCP-Permata Hijau
A/N: Liong 

[ppiindia] Re: Mossad

2005-06-12 Terurut Topik m_hikam
--- In ppiindia@yahoogroups.com, m_hikam [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Mossad Berhasil Membunuh 230 ilmuan Nuklir Irak dan 200 lebih 
dosen 
 perguruan tingginya!
 
 Lagi-lagi Kejahatan keji terjadi di balik prahara Irak. Beberapa 
 sumber mengatakan bahwa sampai saat ini agen rahasia Israel, 
Mossad 
 yang bekerjasama dengan AS Army berhasil melenyapkan 350 ilmuan 
nuklir 
 Irak, dan 200 orang lebih dosen berbagai disiplin ilmu di 
perguruan 
 tinggi negeri seribu satu malam itu. 
 
 Sebuah laporan yang disiapkan oleh Kementrian Luar Negeri Amerika 
dan 
 ditangguhkan oleh Presiden Bush Jr., menyatakan bahwa sejak 
setahun 
 lebih satuan-satuan agen Mosssad dan Komando Israel sudah 
melakukan 
 misinya. Secara spesifik, tugas mereka adalah membunuh ilmuan 
nuklir 
 Irak yang tak mau bekerjasama dengan Amerika...



Tulisan pertama nominalnya salah euy, bukan 230 tapi 350 orang..:)
 
 lebih lanjut
 http://www.elosboa.com/elosboa/issues/429/0305.asp




***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [ppiindia] Re: Egyptian women are saying 'Enough!'

2005-06-12 Terurut Topik Istiqomah
nilai kebebasan setiap orang berbeda,,,begitu juga arti kebebasan bagi wanita 
berbeda2 sesuai dg prinsip wanita itu sendiri.bahkan saya merasa perempuan kita 
kadang malah berlebih-lebihan dalam menggaungkan ma'na kebebasan.saya sebagai 
salah satu bagian dari wanita indonesia sudah merasa cukup dengan apa yg kita 
miliki sekarang(baik sebagai warga negara ataupun sebagai wanita 
islam),,kita tidak terlalu ke bablasan juga tidak terlau di kekang 
sebagaimana kawan2 wanita kita d saudi.
lagi pula kalau kaum wanita terlalu memekikkan suaranya terlalu 
lantang,,,bukannya kaum adam juga yangkebisingan:)

Samsul Bachri [EMAIL PROTECTED] wrote:
Sebuah bukti bahwa perempuan kita lebih punya identitas, dibandingkan dengan
lainnya. Mereka faham bahwa kebebasan yang sebebas-bebsnya hanyalah dongeng.
Atawa igauan orang-orang yang tak tahu makna kebebasan. Walaupun demikian
saya salut dengan Bung Kim Hook, yang ternyata memiliki care lebih terhadap
para perempuan. Anda sangat feminis

- Original Message -
From: kim3hook [EMAIL PROTECTED]
To: ppiindia@yahoogroups.com
Sent: Friday, June 10, 2005 10:52 PM
Subject: [ppiindia] Re: Egyptian women are saying 'Enough!'


 --- In ppiindia@yahoogroups.com, Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Egyptian women are saying 'Enough!'
  By Michael Slackman The New York Times

 The images of women being groped and beaten - particularly offensive
 in this conservative Islamic society - have helped unite groups as
 diverse
 as the religion-based Muslim Brotherhood and the left-leaning Center
 for Socialist Studies in their calls for change.
 ...

 Bisa diharapkan, perempuan itu sebagai salah satu jalan untuk
 mengadakan perombakkan dari dalam. Bukan rahasia lagi, banyak
 perempuan yang mulai memekikkan suara mereka dengan lebih
 lantang.

 Baik itu di Bangladesh, Turki, Irak, Iran, Arab Saudi, Aljazair,
 Maroko, Tunisia, Jordania. Mereka ingin lebih bisa menghirup nafas dan
 merasa sesak di tindas oleh kaum machist.

 Tapi herannya, dari Indonesia dan Malaysia itu paling melempem
 tidak kedengaran suaranya. Apakah perempuan dari kedua negara
 ini tidak mempunyai kapasitas intelektuil dan tidak memiliki sedikit
 rasa berontak terhadap dunia laki yang serba kolot dan machist itu ?

 Benar-benar mengherankan.

 _
 http://indonews.free.fr







***
 Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia
yg Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org

***
 __
 Mohon Perhatian:

 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;
 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]

 Yahoo! Groups Links













***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]




-
Yahoo! Groups Links

   To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/
  
   To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]
  
   Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. 



-
Discover Yahoo!
 Get on-the-go sports scores, stock quotes, news  more. Check it out!

[Non-text portions of this message have been removed]





***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 

[ppiindia] Undangan : Website Alif

2005-06-12 Terurut Topik Webmaster webbizz
Assalamu'alaikum,
 
Rekans, saya baru saja membuat website.  
Di website ini rekan semua bisa membrowse ayat suci Al-Quran, menikmati berita 
dalam dan luar negeri, sharing informasi mengenai hal-hal yang bermanfaat 
(kesehatan, pendidikan dll) juga download software. Dan tidak ketinggalan, buat 
yang senang menuangkan gagasan, saya menyediakan menu opini.  Di sini rekans 
bisa menumpahkan segala uneg-uneg dalam berbagai hal, baik itu masalah sosial, 
keagamaan (tapi tidak untuk membicarakan agama lain), politik,sdm dlsb.  Saya 
sangat berterima kasih apabila opini tersebut bertujuan untuk kemajuan negri 
ini.
Untuk download software, semua software yang terdapat dalam website ini adalah 
freeware.  Dan saat ini yang telah tersedia adalah software hadits Bukhori.  
Insya Allah dalam waktu dekat software lain akan segera menyusul
 
Saya tunggu partisi rekan semua di sana
 
Wassalamu'alaikum 



-
Discover Yahoo!
 Have fun online with music videos, cool games, IM  more. Check it out!

[Non-text portions of this message have been removed]





***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ppiindia] [Doc. G30S '65] Bedah Buku Basuki Resobowo: Bercermin Di Muka Kaca [Seniman, Seni, dan Masyarakat]

2005-06-12 Terurut Topik Mira Wijaya Kusuma
 
--- In [EMAIL PROTECTED], HKSIS [EMAIL PROTECTED] wrote:

- Original Message -
From: hersri setiawan
To: HKSIS
Sent: Tuesday, May 31, 2005 9:46 PM
Subject: Bedah Buku Basuki Resobowo


Pengantar:

Teks Hersri Setiawan di bawah ini disiapkan untuk diskusi / bedah
buku Basuki Resobowo, Bercermin Di Muka Kaca [Seniman, Seni, dan
Masyarakat], yang diselenggarakan oleh Diskusi Bulan Purnama dari
Komunitas JKB [Jaringan Kerja Budaya]  pada 23 Mei 2005 di Jalan
Garuda Taman Mini Jakarta. Sebelum itu buku yang sama juga sudah
didiskusikan, dengan pengantar diskusi Hersri Setiawan,
diselenggarakan oleh Penerbit Komunitas Ombak Yogyakarta bersama
Pusdep [Pusat Studi Sejarah Dan Etika Politik] pada 7 mei 2005 di
Aula Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.



1. Pribadi Basuki Resobowo

Basuki Resobowo, selanjutnya BR, sebagai sepatah nama seorang
seniman, saya kenal sejak tahun 1946, ketika kota Yogyakarta menjadi
ibukota RI, yang juga dikenal dalam julukannya Ibukota Revolusi.
Ketika itu sanggar Pelukis Rakyat belum berdiri, yang ada baru satu
sanggar dan satu organisasi pelukis, yi. sanggar SIM dan organisasi
pelukis PTPI [Pusat Tenaga Pelukis Indonesia]. SIM sebagai bagian
dari Biro Perjuangan [tepatnya BP Daerah XXV yang wilayahnya
meliputi Yogyakarta dan Dulang Mas, kelak menjadi TNI Masyarakat
Daerah  XXV], dan PTPI sebagai bagian dari Kementerian Penerangan
RI.

  Wajah masyarakat Ibukota Revolusi ketika itu, tidak
menyimpang dari namanya, adalah wajah dari hasrat yang satu, yi.
hasrat untuk merebut dan membela kemerdekaan. Sehingga bentuk
pernyataannya pun satu, yi. pernyataan semangat perjuangan. Di setiap
bidang kosong di gerbong-gerbong dan tembok bangunan, misalnya, penuh
dengan tulisan semboyan dan lukisan-lukisan perjuangan. Misalnya,
sisi dalam tembok timur dan selatan kraton Yogyakarta, berubah
menjadi kanvas Lukisan Revolusi, atau Revolusi dalam Lukisan,
sepanjang 2 km dan tinggi 4 m. Di bawah setiap bagian lukisan yang
berangkai-rangkai itu bertanda atau PTPI atau SIM, dan diikuti
dengan nama si pelukis yang mengerjakannya, di antaranya Abdulsalam
dan BR.

  Di samping mempunyai SIM, Bagian Propaganda Biro Perjuangan
XXV juga mempunyai Petera [Penghibur Tentara dan Rakyat], yang pada
setiap Sabtu petang/malam memberi hiburan/tontonan berupa lagu
kroncong dan hiburan, sebagai pendahuluan dan selingan untuk acara
pokok yaitu pementasan cerita sandiwara. Pertunjukan itu benar-benar
untuk tentara dan rakyat, yang duduk membaur bersama-sama tanpa
pandang pangkat dan kedudukan, siapa datang awal dia punya hak untuk
mencari tempat yang dikehendakinya. Pertunjukan berlangsung di Balai
Prajurit di Jalan Ngabean [sekarang Jalan KHA Dahlan], dan selalu
diawali dengan Lagu Petera sebagai pembuka acara[1]. Lagu dan lakon
sandiwara yang dihidangkan tentu saja selalu dalam semangat
perjuangan untuk merebut dan membela kemerdekaan [misal: lagu
kr. Sri Dewi Kemerdekaan, lagu sindiran terhadap para
avonturir Sepanjang Malioboro Raya, lakon Pertempuran
Surabaya, Norma Rantai Mas dll]. Di trotoar depan gedung ini,
setiap hari Jumat sudah dipasang poster kepang yang mencantumkan
nama para aktor dan aktris yang akan tampil pada pementasan petang
hari berikut. Nama BR kembalu kujumpai - tentu saja bersama nama
sutradara/penulis lakon yang produktif saat itu, Dahlan Lanisi.

  BR kemudian saya kenal melalui sketsa-sketsanya di majalah
BMKN Indonesia, melalui omslag Habis Gelap Terbitlah Terang
[Armijn Pane] dan Atheis [Achdiat Kartamihardja]. Itu sepanjang
tahun-tahun sampai 1956, sebelum saya giat dalam Lekra. Sosok BR baru
saya kenal langsung, ketika saya sudah memimpin Lekra Jawa Tengah.
Kenal langsung, tapi dalam kedudukan dia sebagai orang pusat dan
saya orang daerah. Pengenalan saya hanya kadangkala jika saya
sedang ke pusat, dan dalam kedudukan ibarat perkenalan
antara pamen dan pati.

  Ternyata BR seorang yang lugu, apa adanya, kalau bicara
suaranya lirih bernada halus [cenderung klemak-klemek yang
dibencinya!], tapi sorot matanya tajam menyinarkan wataknya yang
keras. Jika ia marah, sinar matanya mendadak menyala-nyala, suaranya
tetap lirih tapi nadanya menjadi tinggi dan kasar. Endapan khazanah
hidup keseharian yang tertimbun dari kampung Tangkiwood dan Pasar
Senen yang ia susuri dan sisiri siang-malam, seketika membeludak dan
mengalir seperti magma panas menyala. Ini pernah saya dengar - antara
lain -- di Cidurian 19, ketika ia memaki-maki Joebaar Ajoeb [padahal
yang dimaki tidak ada di hadapannya]; dan ketika ia mengejek Agam
Wispi yang kencing di belakang bis di depan KBRI di Den Haag.

  Wataknya yang lugu, apa adanya, lalu menggejala dalam
perangai yang keras-kepala dan tindak-tanduk yang naïf - untuk tidak
mengatakan ngawur. Misalnya ketika ia di Amsterdam merekrut
beberapa anggota PKI dari kalangan orang muda Indonesia dan Belanda
[!], dengan mengambil sumpah mereka di ruang keldernya pada tahun-
tahun awal 1980; ketika di setiap kesempatan unjuk-rasa, di 

[ppiindia] Fwd: DITASARI: Bangsa Kuli dan Feminisme Kemiskinan

2005-06-12 Terurut Topik la_luta
--- In [EMAIL PROTECTED], Tunggal [EMAIL PROTECTED] wrote:
Subject: Bangsa Kuli dan Feminisme Kemiskinan

MEDIA INDONESIA
Kamis, 09 Juni 2005



Bangsa Kuli dan Feminisme Kemiskinan
Dita Indah Sari, Pemimpin Serikat Buruh FNPBI, Jakarta.


'Saya melakukan ini supaya kita tidak menjadi bangsa koeli dan koeli 
di antara bangsa-bangsa' (Soekarno)

SUDAH lama negeri-negeri Asia, Afrika, dan Amerika Latin mengalami 
apa yang disebut proses feminisasi kemiskinan. Sekian abad 
kolonialisme bukan hanya mewariskan keterbelakangan teknologi dan 
sumber daya manusia, namun juga rendahnya kualitas demokrasi dan 
kesetaraan. Kapitalisme, yang di satu sisi membuka gerbang kebebasan 
dan pencerahan kultural terhadap perempuan, ternyata juga 
mengeksploitasi perempuan. Sejak dulu hingga kini, perempuan menjadi 
pihak yang paling dimiskinkan, paling tertindas dari yang ditindas.

Feminisasi kemiskinan bermakna bahwa sebagian besar dari angka 
kemiskinan diisi oleh perempuan. Sulitnya perempuan mendapatkan 
sarana dan kesempatan yang setara untuk hidup layak kemudian 
meminggirkan hak sosial ekonominya. Data dari PBB menyatakan bahwa 
dari 1,3 miliar warga dunia yang masuk kategori miskin, 70%-nya 
adalah perempuan. Bagaimana mungkin dunia ini tidak penuh dengan 
perempuan miskin jika upah rata-rata perempuan hanya 75% dari upah 
pekerja laki-laki?

Feminisasi migrasi
Inilah sebab mengapa jumlah perempuan yang memilih bekerja di luar 
negeri lebih banyak dari laki-laki (feminisasi migrasi). Jumlah TKI 
perempuan di luar negeri menurut Kementerian Perempuan sejak tahun 
2001-2004 adalah 1.047.130 (77%) dari jumlah keseluruhan 1.357.703 
orang. Kehancuran ekonomi nasional akibat kebijakan neoliberal yang 
ditandai dengan banyaknya PHK-PHK massal, pengangguran, dan 
pemiskinan di pedesaan telah memaksa kaum perempuan untuk bermigrasi, 
terutama ke Malaysia, Singapura, Arab Saudi, Hong Kong, dan Taiwan.

Solidarity Centre, sebuah LSM perburuhan Amerika Serikat, dalam 
laporannya tahun 2003 menyatakan bahwa para majikan di Malaysia dan 
Hong Kong lebih menyukai buruh perempuan Indonesia untuk bekerja di 
sektor-sektor domestik. Buruh perempuan kita lebih dipilih bukan 
karena profesionalismenya, melainkan karena mereka pada umumnya tidak 
banyak mengetahui hak-haknya, tidak lancar berbahasa Inggris, lebih 
jarang melaporkan kekerasan dan keluhan. Permintaan yang tinggi 
terhadap buruh perempuan ini justru dimanfaatkan pemerintah untuk 
menutupi kegagalannya dalam menyelesaikan problem pengangguran di 
dalam negeri. Bukannya untuk menguatkan bargain dalam diplomasi 
bilateral berkaitan dengan perlindungan hak-haknya.

Dengan alokasi dana untuk sektor pendidikan yang kini hanya sekitar 
6,5% dari APBN, tidak heran jika tingkat melek huruf kaum perempuan 
hanya 80,5%, sementara laki-laki 90,9% (UNDP/BPS, 2001). Ini 
memalukan jika dibandingkan dengan tingkat melek huruf di Vietnam, 
yang rata-rata 94%, meskipun Perang Vietnam baru usai tahun 1975 
dengan kehancuran tiada terkira.

Faktor politik
Namun sesungguhnya, faktor politik adalah kunci bagi martabat buruh 
kita di negeri orang. Rendahnya kualitas pendidikan, minimnya 
pemahaman terhadap hak-hak mereka, tidak akan menjadi alasan bagi 
para majikan untuk mengemplang gaji atau melakukan tindak kekerasan, 
selama ada pressure dan pengawasan diplomatik yang ketat dari 
pemerintah Indonesia.

Sikap pemerintah SBY yang menyerah pada keputusan pemerintah Malaysia 
untuk mengkriminalisasi para buruh tak berdokumen menjadi bukti bahwa 
pemerintah gagal melindungi rakyatnya. Padahal, banyak buruh migran 
yang kehilangan dokumen akibat berpindah kerja, sementara dokumen 
dipegang oleh majikan lama. Kepasrahan pemerintah inilah yang memberi 
legitimasi bagi penguasa Malaysia untuk menjalankan operasi razia 
yang diikuti dengan hukuman cambuk dan pemenjaraan. Bulan Maret 2005 
saja ada 16 orang TKI yang dihukum cambuk akibat kasus imigrasi.

Pertemuan SBY dengan Ahmad Badawi bukannya kian menguatkan upaya 
menggugat hukum para majikan di Malaysia yang tidak membayar gaji 
buruhnya. Justru upaya gugatan dibatalkan pascapertemuan usai. Nasib 
buruh perempuan yang disiksa, diperkosa, dan diancam hukuman mati tak 
juga mengubah karakter diplomasi 'kuli' dari pemerintah kita, yang 
lembek dan pengecut.

Diplomasi luar negeri yang memalukan diikuti dengan ulah birokrasi 
dalam negeri yang secara langsung/tidak langsung berperan dalam upaya 
mengeksploitasi para buruh. Polisi, pejabat imigrasi dan bea cukai, 
disnaker, petugas kedutaan/konsulat serta birokrasi lokal, secara 
berjemaah bertanggung jawab atas pembiaran terhadap pelanggaran hak 
buruh dalam prosedur perekrutan, pemalsuan dokumen, fasilitator bagi 
tenaga kerja ilegal, serta sejumlah aktivitas eksploitasi lewat jasa 
transportasi dan perekrutan.

Solusi
Istilah buruh migran tampaknya telah menjadi eufemisme dari 
perdagangan perempuan, meskipun keputusan untuk bekerja umumnya 
adalah atas kehendak sendiri dan tanpa paksaan. Namun, 

[ppiindia] Pilkada Dan Money Oriented Values

2005-06-12 Terurut Topik Ambon
http://www.indomedia.com/bpost/062005/13/opini/opini1.htm
Minggu, 12 Juni 2005 20:53



Pilkada Dan Money Oriented Values
Oleh: Rolly Muliazi MH

Pemilihan kepala daerah secara langsung (pilkadal) sebagai sarana untuk 
memberikan tampuk kekuasaan daerah kepada seseorang yang dianggap mampu 
mengayomi dan memperjuangkan kehendak masyarakat, sebentar lagi dimulai. 
Genderang perang kandidat sudah mulai ditabuh, kampanye dari tingkat elit 
sampai warung kopi sudah terasa. Massa mulai terlihat, dari tingkat komunitas 
paling rendah (Rukun Tetangga) sampai komunitas majemuk dari berbagai elemen 
masyarakat.

Undangan untuk makan bersama dengan topeng silaturahmi tersebar di mana-mana. 
LSM mulai memekikkan dukungan kepada calon tertentu yang hanya terfokus pada 
tuntutan materil, bukan mendata apakah calon bersangkutan memang layak 
diperjuangkan sebagai kepala daerah.

Maklar politik mulai bergerilya menawarkan dukungan, lengkap dengan kalkulasi 
massa yang harus dibayar kandidat. Selain itu, jauh-jauh hari investor sudah 
menanamkan modalnya dengan berbagai perjanjian yang harus dipenuhi calon 
bersangkutan apabila terpilih nanti. Sungguh, pilkada dijadikan momen bisnis 
yang menggiurkan.

Dengan kejenuhan pasca-Pemilu 2004, elemen masyarakat terkumpul dalam suatu 
forum tertentu untuk memberikan dukungan dan berjanji memilih kandidat 
bersangkutan. Tetapi visi dan misi yang dilontarkan hanya dianggap kata-kata 
manis menghibur hati, jauh di lubuk hati terbetik pertanyaan kalkulasi nilai 
rupiah. Berapa Anda menghargai saya untuk waktu yang terbuang guna menghadiri 
pertemuan ini?

Tulisan ini memang untuk dikecam, bisa dikatakan tidak berazas, apalagi bukti 
konkrit. Bagaikan pohon yang tidak berakar, tidak berbatang, tiba-tiba ada 
cabang dan daun --itu pun telah digrogoti hama dan rayap. Tetapi apabila kita 
ingin jujur, jauh dari realitas kemunafikan, kita bisa katakan 'Inilah fenomena 
yang terjadi'.

Cenderung Kleptokrat
Entah dengan kosakata apalagi sindiran bagi mereka yang memanfaatkan kekuasaan 
untuk mengeruk keuntungan bagi diri sendiri, ribuan kata singgungan sudah 
terlontar dari yang lembut dengan tata bahasa santun sampai sumpah serapah dan 
makian (four-letter words), ternyata tidak menyurutkan tindak tanduk seseorang 
yang memegang tampuk kekuasaan untuk memperkaya diri tanpa mengindahkan 
penderitaan yang dirasakan masyarakat.

Bermula dari calon gubernur (cagub) dan wakil, walikota/bupati dan wakilnya, 
digaungkan oleh parpol sebagai kader terbaiknya. Di sisi lain, masyarakat hanya 
mendapatkan peran sebagai penggembira. Padahal, calon yang terpilih nanti bukan 
milik parpol atau golongan tertentu saja. Akan tetapi milik seluruh masyarakat 
yang melaksanakan pilkada.

Di sudut lain diusungnya calon yang akan berlaga di ajang pilkada oleh parpol 
tertentu, tidak terlepas dari isu politik uang, Seseorang yang ingin mengajukan 
diri sebagai cagub, cawali atau cabup kepada parpol tertentu, harus melalui 
biokrasi yang panjang. Hal itu menjadi mudah, apabila sang calon mempunyai 
'modal' yang cukup. Segala kekurangan calon yang diusung akan menghilang, dari 
minimnya pendidikan (gelar akademisi tanpa proses belajar) sampai terhapusnya 
noda kejahatan tempo dulu.

Kalau hal ini yang memulai pilkada, maka jangan heran sejarah kembali terulang. 
Kekuasaan adalah tempat berkumpulnya kleptomania untuk dapat mengembalikan 
sedikit kerugian akibat proses pencalonan dan meraup sebanyak-banyaknya 
keuntungan. Kita semua kembali terperosok dalam lubang yang sama di hari yang 
berbeda.

Pendidikan Politik Sesat
Kita menyadari, bangsa ini tengah digrogoti beberapa penyakit akut: krisis 
ekonomi; politik; sosial; kultural; paradigmatis. Tetapi penyakit ini semakin 
parah, manakala dokter yang menangani melakukan malpraktik dengan regimen 
terapi yang salah. Akhirnya pasien hanya bisa terkulai lemas menunggu kematian.

Penyakit bangsa ini akan menjadi majemuk (multimordinitas) manakala otak-otak 
pemikiran anak bangsa hanya terfokus kepada 'keuntungan' (at any cost). 
Penghitungan laba dari setiap tindakan akan menghilangkan nilai dan tujuan awal 
yang mulia yaitu kemakmuran bersama. Tetapi, inilah pendidikan politik yang 
diberikan elit politik kepada masyarakat.

Ternyata, bukan saja aliran religius yang bisa menyesatkan dan keluar dari 
norma dasar. Penyesatan bisa didapatkan, manakala pemikiran masyarakat sudah 
terplot sedemikian rupa dengan hanya berorientasi kepada keberuntungan sesaat. 
Setelah kekuasaan berada di tangan yang salah, penderitaan kembali mereka 
rasakan, karena hukum merupakan perintah dari penguasa terhadap yang dikuasai. 
(John Austin).

Memang kita mempunyai tatanan hukum, tetapi itu akan tidak mempunyai arti pada 
saat hukum tersebut berhadapan dengan kekuasaan. Penyakit komersil ini akan 
semakin terasa pada saat kampanye dilaksanakan, persaingan perebutan simpatik 
dan dukungan tidak lagi secara murni dilaksanakan, akan tetapi laksana perang 
dengan amunisi uang. Sesuai 

[ppiindia] Badan Antiteror jangan sampai Kekang Kebebasan Masyarakat

2005-06-12 Terurut Topik Ambon
http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/6/13/b21.htm


Dari Warung Global Interaktif Bali Post
Badan Antiteror jangan sampai Kekang Kebebasan Masyarakat 



Badan antiteror yang akan dibentuk pemerintah hingga ke seluruh daerah, akan 
sampai ke tingkat RT dan RW, dengan meningkatkan koordinasi antara masyarakat 
dan petugas serta pemerintah. Wapres Jusuf Kalla menyatakan masyarakat harus 
dilibatkan dalam mencegah aksi teror, karena berdasarkan pengalaman selama ini 
ternyata para teroris tinggal bersama penduduk. Oleh karena itu, mau tidak mau 
pemerintah bersama masyarakat harus bekerja keras mencegah teror dengan 
mengoptimalkan penyampaian informasi. Kalla mencontohkan seperti peraturan tamu 
harus lapor kepada RT/RW setempat dalam tempo 1 x 24 jam ketika mulai menginap 
harus benar-benar dilaksanakan. Wapres menegaskan masalah intelijen bukan hanya 
urusan BIN, polisi atau aparat TNI saja, karena yang lebih penting adalah peran 
serta masyarakat untuk memberikan berbagai informasi yang mencurigakan. Tentu, 
rencana ini diamini dan sangat didukung oleh masyarakat, sebab ada harapan akan 
terciptanya rasa aman dan damai. Sekalipun demikian, terselip kekhawatiran, 
jangan sampai niat baik pembentukan lembaga ini justru dalam kenyataannya 
mengekang kebebasan masyarakat, sebagaimana pernah terjadi di zaman orde baru. 
Juga diharapkan jangan sampai terjadi tumpang tindih dengan lembaga yang sudah 
ada, seperti BIN atau lembaga intelijen yang saat ini sudah dimiliki Polri, 
misalnya. Demikian antara lain opini masyarakat lewat acara Warung Global, 
Sabtu (11/6) lalu. Acara ini disiarkan langsung Radio Global 96,5 FM dan 
dipancarluaskan oleh Radio Genta Swara Sakti Bali dan Radio Singaraja FM. 
Berikut rangkuman selengkapnya.





Pande di Pandak Gede mengatakan, tragedi bom telah terjadi di beberapa tempat 
di Indonesia. Berbagai dampak akhirnya timbul, misalnya rasa traumatis bagi 
rakyat Indonesia dalam melaksanakan kegiatannya sehari-hari. Lebih jauh lagi 
dia mengatakan, masyarakat Indonesia juga sulit berinteraksi dengan negara lain 
akibat masalah keamanan pariwisata, ekonomi, investasi. Sehingga kita menjadi 
betul-betul terisolasi. Maka tidak ada jalan lain selain serius untuk memerangi 
teror bom ini. Ketika muncul wacana pembentukan badan antiteror, sungguh 
delematis karena teroris merupakan jaringan internasinal yang sudah tentu 
peralatannya menggunakan teknologi canggih dan SDM-nya mantap karena dibiayani 
oleh jaringan internasional. Sementara badan yang akan kita bentuk SDM-nya 
sudah tentu sangat terbatas sehingga pada saat operasinya menjadi sangat 
riskan. Jangan-jangan ujung tombak yang semestinya kita arahkan ke teroris, 
tidak tahunya mengarah pada kita sehingga terjadi bunuh diri. 

Arta Jaya Astawa di Singaraja melihat, apa yang menjadi rencana Presiden Susilo 
Bambang Yudhoyono dan Jenderal Endirartono merupakan strategi yang sangat 
bagus. Ini bukan berarti tidak percaya terhadap adanya BIN, Kapolri, Kapolda, 
karena masalah kejahatan bom ini sudah mengglobal, termasuk di Indonesia, 
sehingga perlu ada badan yang terdiri atas tim-tim yang fokus menangai masalah 
bom itu. Dengan demikian dalam rangka optimalnya penanganan masalah teror yang 
membahayakan, sangat perlu ada lembaga yang secara fokus untuk meminimalisasi 
tindakan teroris ini. Arta Jaya Astawa juga berterima kasih badan ini dibentuk 
karena menyangkut keamanan. 

Sementara itu, Natri di Denpasar kurang setuju karena dari segi ekonomi tentu 
akan menggunakan dana APBN, kemudian apakah badan seperti BIN tidak akan 
tersinggung? Sarannya, sebaiknya peran dan fungsi BIN yang dioptimalkan. Dia 
juga memandang negatif karena banyaknya petrus (penembak misterius), 
sedikit-sedikit ditembak, tentu ini meresahkan masyarakat. 

Made Suwira di Singaraja mengatakan setuju dengan adanya badan antiteror. 
Pertimbangannya, karena dirinya membutuhkan keamanan. Namun dengan catatan, 
jika ada lembaga lain yang ada kaitannya atau tumpang tindih, barangkali harus 
diseleksi atau dihapus.

Gusti di Denpasar setuju karena selama ini lembaga seperti Badan Intelijen 
Negara tidak bekerja dengan baik. Sehingga, malah informasi datangnya dari 
intelijen asing yang ada di Indonesia, entah dengan tujuan apa. Tetapi 
harapannya, jika badan ini terbentuk agar ada koordinasi yang jelas. 

Maria di Sidakarya melihat bahwa dalam masalah SDM memang Indonesia kalah 
dengan SDM luar negeri. Tetapi, mengingat SDM kita rendah bukan berarti kita 
ragu-ragu, demi kestabilan keamanan dia mendukung sepenuhnya. Tetapi seperti 
yang telah lewat-lewat, bom masih juga terjadi, itu berarti perjuangan bangsa 
Indonesia perlu ditingkatkan dengan membentuk tim khusus untuk menanggulangi 
teroris. Kemudian, SDM memang belum memadai, maka sebaiknya ditingkatkan terus 
bersama dukungan masyarakat karena tujuannya nanti juga untuk masyarakat. 

Komang di Kerobokan sangat setuju dibentuknya lembaga antiteror ini, namun dia 
bertanya, bertanggung jawab kepada siapa 

[ppiindia] Penjudi di Aceh Dicambuk 7 Kali

2005-06-12 Terurut Topik Ambon
HARIAN KOMENTAR
13 June 2005 


Dilakukan usai shalat Jumat 
Penjudi di Aceh Dicambuk 7 Kali  


Penerapan hukuman Syariat Islam di Propinsi Nanggroe Aceh Darusalam (NAD), 
segera di-berlakukan, dan sedikitnya 20 warga yang terlibat perjudian, akan 
dieksekusi dengan men-jalani hukuman cambuk seba-nyak tujuh kali di depan umum. 
Hukuman ini akan dilaksa-nakan pekan depan di Bireun Aceh Timur. Hal ini 
disampai-kan Walikotanya, Mustoga Gelanggang seperti dikutip AP, Minggu (12/06).

Menurut Gelanggang, sedi-kitnya 20 penjudi itu akan di-hajar dengan rotan 
sepanjang 2 meter sebanyak 7 kali. Gu-bernur Aceh, Azwar Abubakar juga 
mengisyaratkan huku-man atas penerapan syariat Is-lam akan diberlakukan Jumat.

Dengan hukuman ini, kami harapkan pelakunya akan jera dan tidak akan berbuat 
lagi hal yang sama di masa mendatang karena mereka akan malu di-hukum di depan 
banyak orang,'' katanya. 

Seperti diketahui, pelaksa-naan hukum cambuk resmi di-berlakukan di Propinsi 
NAD menyusul ditandatanganinya su-rat keputusan tata cara pelak-sanaannya oleh 
Pelaksana Tu-gas (Plt) Gubernur NAD, H Azwar Abubakar, di Meulaboh, Kabupaten 
Aceh Barat, Jumat (10/06) lalu.
SK pengganti peraturan dae-rah (Qanun) itu ditandatangani Azwar di Masjid 
Bustanul Arifin, Kompleks Pesantren Serambi Mekah, Meulaboh disaksikan Danrem 
012 Teuku Umar, Kol (Inf) Zahari Siregar, pejabat Bu-pati Aceh Barat, H 
Nasruddin, dan sejumlah ulama serta tokoh masyarakat Aceh Barat.

Gubernur Azwar Abubakar menjelaskan, SK tersebut dike-luarkan sebagai bukti 
keseriu-san pemerintah daerah dan ma-syarakat untuk melaksanakan Syariat Islam 
secara kaffah yang telah dicanangkan setelah tahun 2002, setelah terbitnya UU 
No-mor 44/1999 mengenai keis-timewaan Aceh.

Namun begitu, penerapan sya-riat ini masih mengundang pen-olakan. Aldin 
Naiggolan, warga Banda Aceh mengatakan me-nolak penerapan hukum cam-buk 
dilakukan sekarang. Dia beralasan sosialisasi hukum cambuk terhadap pemain judi 
masih kurang dilakukan ka-rena itu belum saatnya dilaku-kan sekarang. 
Sebenarnya ter-jadi penolakan terhadap hukum cambuk pada masyarakat yang dapat 
dilihat dari setengah hati warga menjalankan Syariat Is-lam, katanya.

Semestinya, sosialisasi harus lebih gencar dilakukan sehingga warga mengetahui. 
Dengan de-mikian, sambungnya, jangan-kan hukum cambuk, hukum gantung pun bisa 
dilakukan di Aceh. Dia pun mempersoalkan, apakah hukum cambuk ini hanya berlaku 
kepada warga sipil saja yang lemah. Bagai-mana aparat yang main judi, apakah 
mereka menggunakan peradilan militer atau peradilan syariah, katanya.

Sebagaimana diketahui, polisi Biruen bulan lalu menangkap 20 warga sipil yang 
tertangkap basah bermain judi. 

Mahkamah Syar'iyah Bireuen memutuskan mereka ini di-kenakan sanksi hukum 6-10 
dicambuk yang dilakukan di depan masyarakat umum usai Shalat Jumat.(ap/kcm) 

[Non-text portions of this message have been removed]



***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ppiindia] Di Manakah Rasa Kemanusiaan Kita Warga Jakarta?

2005-06-12 Terurut Topik Ambon
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0506/13/utama/1810090.htm

 
Di Manakah Rasa Kemanusiaan Kita Warga Jakarta? 


BARU sepekan lalu rasa kemanusiaan kita diguncang oleh kenyataan pahit yang 
dihadapi pemulung miskin, Supriono (38), yang kebingungan mengubur jenazah 
anaknya, kini rasa kemanusiaan itu kembali digedor oleh kenyataan serupa. 
Seorang nenek berusia 61 tahun ditemukan meninggal di rumahnya karena kelaparan 
ditinggal oleh anaknya yang sedang mencari uang untuk melunasi utangnya.

HARI Jumat (10/6) malam Mardiah (61), warga Gang Baru I RT 01 RW 12, Kelurahan 
Cakung Timur, Cakung, Jakarta Timur, ditemukan meninggal di dalam rumahnya yang 
berukuran 3 x 5 meter yang pengap dan kusam. Saat ditemukan kondisi mayatnya 
sudah berbau sehingga diperkirakan ia sudah meninggal dua atau tiga hari 
sebelumnya.

Yang membuat hati kita bergetar, Mardiah diduga kuat meninggal karena kelaparan 
akibat ditinggal pergi begitu saja oleh M Sidik (39), anaknya yang selama ini 
tinggal bersamanya.

Kenapa hal itu bisa terjadi? Apakah warga sekitar tidak ada yang tahu bahwa 
Mardiah ditinggalkan anaknya dalam keadaan tidak ada makanan di rumah? Apakah 
Sidik juga tidak menitipkan orangtuanya kepada tetangga-tetangganya? Atau, 
apakah warga sekitar sama sekali tidak peduli kepada keluarga lain yang tengah 
menderita?

Sejumlah warga yang ditemui hari Minggu kemarin menyatakan, selama ini 
sebenarnya sudah banyak bantuan diberikan untuk keluarga itu. Namun, mereka 
sungguh tidak menyangka bahwa Mardiah ditinggal sendiri di rumahnya.

Menurut mereka, Sidik memang sering pergi meninggalkan rumah, tetapi kadang dia 
pulang pada malam hari. Selama dia pergi pintu rumah selalu dikunci dari luar. 
Sidik beralasan, ibunya itu sudah pikun.

Mereka juga tahu bahwa Mardiah sering ditinggal tanpa makanan dan minuman di 
rumah. Jika membutuhkan bantuan dari warga, biasanya Mardiah duduk-duduk di 
sofa tua dekat kaca jendela nako rumahnya. Tangannya dijulurkan ke luar untuk 
minta makan dan minum. Dan warga pun selalu rela membantunya.

Sejak sebulan lalu listrik di rumah itu diputus karena Sidik tak mampu membayar 
rekeningnya. Dua minggu kemudian aliran air PDAM juga diputus.

Tetangga yang kasihan melihat rumah itu selalu gelap kemudian mengalirkan 
listrik untuk sebuah lampu 10 watt.

Rupanya pemutusan aliran listrik tersebut mengguncang hati Sidik yang masih 
bujangan itu. Ia merasa malu karena warga tahu kondisi ekonominya. Ia pun 
marah-marah kepada ibunya yang menerima bantuan listrik.

Sejak itu Sidik makin sering tidak pulang. Baru kemudian terungkap bahwa Sidik 
terjerat utang kepada rentenir. Sebelum Lebaran lalu ia meminjam uang Rp 1,5 
juta kepada seorang rentenir untuk berdagang pakaian. Namun, usahanya tak 
berhasil sehingga utangnya makin beranak pinak. Terakhir, tagihannya mencapai 
Rp 3,6 juta, seperti tertulis dalam surat sang rentenir yang ditemukan warga.

Sepekan lalu warga sempat mencari Sidik karena mendapati Mardiah terjatuh di 
dalam rumahnya. Namun, Sidik, yang ditemui di tempatnya mengajar bermain rebana 
di sebuah masjid, tidak langsung pulang. Sidik memang berjanji akan segera 
pulang, tetapi warga kemudian tidak pernah tahu apakah Sidik benar pulang atau 
tidak.

Mereka juga tidak lagi begitu memerhatikan apakah Mardiah ada atau tidak di 
rumah. Sebab, mereka menduga Mardiah dibawa Sidik ke rumah anaknya yang lain di 
Tangerang.

Kematian Mardiah baru terungkap Jumat malam ketika warga mencium bau bangkai. 
Setelah dicari-cari, sumber bau tersebut ternyata berasal dari rumah Sidik yang 
baru dibeli satu tahun lalu.

Sidik sendiri baru pulang Sabtu lalu setelah berhasil dihubungi salah seorang 
warga. Ia langsung ditangkap polisi karena sangkaan kelalaian yang 
mengakibatkan kematian orang lain.

PERISTIWA tragis yang dialami Supriono dan kematian mengenaskan Mardiah 
barangkali hanyalah sedikit dari cerita-cerita duka yang dialami warga miskin 
yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya.

Mereka menderita di tengah gemerlapnya Ibu Kota. Mereka mengalami kesendirian 
di tengah hiruk-pikuk dan keramaian Jakarta.

Dalam beberapa kesempatan Sartono Mukadis, psikolog, menyatakan keprihatinannya 
atas kurangnya kepedulian warga Jakarta terhadap sesamanya. Banyak orang tahu 
ada sesamanya yang menderita, tetapi tidak tergerak untuk membantu. Kalaupun 
ada, bantuan itu sangat minim dan sering hanya terbatas pada lingkungan 
sekitarnya.

Padahal di Jakarta ini sebenarnya juga masih sangat banyak warga lain yang 
begitu mudah tersentuh perasaannya ketika mendengar atau membaca cerita 
kemiskinan dan penderitaan orang lain itu.

Dalam kasus Supriyono, misalnya, bantuan sudah banyak mengalir ketika nasibnya 
yang terpaksa menggendong jenazah anaknya dimuat di berbagai media.

Artinya, di Jakarta ini sebenarnya masih sangat banyak dermawan yang baik hati, 
tetapi sering tidak mengerti ke mana harus menyalurkan bantuannya.

Persoalannya, lembaga-lembaga yang sering berhadapan dengan orang miskin itu 
sering kali 

[ppiindia] 3.815 Anak Menderita Gizi Buruk

2005-06-12 Terurut Topik Ambon
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0506/13/utama/1810089.htm

 
Ratusan Anak di Lebak Terancam Busung Lapar
3.815 Anak Menderita Gizi Buruk 


Rangkasbitung, Kompas - Sebanyak 3.815 anak di wilayah Kabupaten Lebak dan 
Serang, Provinsi Banten, menderita gizi buruk. Empat di antara mereka meninggal 
karena dalam waktu yang sama juga menderita penyakit penyerta. Jika kondisi itu 
tidak segera ditangani, sebanyak 248 anak penderita gizi buruk di Lebak 
terancam busung lapar.

Hal itu terungkap dalam kunjungan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan 
Rakyat Alwi Shihab di Puskesmas Cileles, Kabupaten Lebak, dan Puskesmas Kramat 
Watu, Kabupaten Serang, Banten, Minggu (12/6). Penderita gizi buruk di Lebak 
berjumlah 1.937 anak dan di Serang 1.878 anak.

Dalam sambutannya di Pendopo Kabupaten Lebak, Rangkasbitung, Alwi mengatakan, 
para bupati harus berani mengambil terobosan-terobosan dan melaporkannya kepada 
gubernur untuk mengatasi merebaknya wabah penyakit. Ia mengimbau agar 
tanah-tanah yang tidak produktif bisa ditanami warga untuk meningkatkan 
kemampuan ekonomi.

Menurut dia, maraknya gizi buruk di kalangan anak balita sangat terkait dengan 
kondisi ekonomi keluarga mereka.

Ketika ditanya soal dana bantuan untuk penderita gizi buruk dan penyakit 
lainnya, ia menjawab, hingga kini belum ada kesepakatan antara pemerintah dan 
DPR. Menurut dia, dalam waktu dekat ini dana bantuan pemerintah itu sudah bisa 
disalurkan.

Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak yang disampaikan Kepala Subdinas 
Pemberantasan Penyakit dr Martin Setiawan, terdapat 1.937 anak penderita gizi 
buruk di Kabupaten Lebak. Di antara mereka, sebanyak 248 anak balita terancam 
busung lapar jika tidak segera ditangani.

Anak-anak itu kini sudah dalam kondisi kurus sekali. Kepala Seksi Gizi Dinas 
Kesehatan Lebak dr Nurul Isnaeni menambahkan, empat anak penderita gizi buruk 
itu meninggal dunia karena juga mengidap penyakit penyerta. Penderita gizi 
buruk di Lebak merata di hampir semua kecamatan. Orangtua penderita enggak mau 
ke rumah sakit, katanya.

Di Kabupaten Serang, sebanyak 1.878 anak menderita gizi buruk, 11 anak di 
antaranya kekurangan kalori atau marasmus. Saat mengunjungi Puskesmas Kramat 
Watu, Alwi mendapati anak balita, Firmansyah, berusia satu tahun tiga bulan 
hanya memiliki berat badan 5,9 kilogram.

Ibu anak itu mengungkapkan, kondisi ekonomi keluarganya terus memburuk setelah 
ditinggal pergi oleh suaminya. Karena itu, ia mengaku tidak mampu membeli telur 
atau susu. Alwi pun memberikan bantuan Rp 5 juta untuk Puskesmas Kramat Watu.

16 orang positif polio

Saat mendampingi Alwi di Puskesmas Cileles, Bupati Lebak Mulyadi Jayabaya 
memaparkan, selain gizi buruk, warga di wilayahnya juga menderita penyakit 
lumpuh layuh. Dari 76 kasus lumpuh layuh di Lebak, sebanyak 16 orang di 
antaranya dinyatakan positif polio.

Penyakit campak juga menyerang Lebak dengan penderita mencapai 45 warga. 
Penyakit tersebut berjangkit di lima kecamatan, yaitu Cileles, Cimarga, 
Rangkasbitung, Baros, dan Warunggunung. Tiga warga meninggal dunia akibat 
penyakit campak dan komplikasi.

Beberapa saat sebelum kunjungan Menko Kesra, sebanyak 12 warga Kampung Cibelet, 
Desa Pegadingan, Kecamatan Kramat Watu, terpaksa dilarikan ke puskesmas karena 
diare. Menurut Kepala Puskesmas Kramat Watu dr Riris Budiarni, seorang warga 
meninggal akibat serangan diare.

Pekan lalu wabah diare juga menyerang 116 warga Kampung Citeureup, Desa Kiara, 
Kecamatan Walantaka, Serang. Seorang warga meninggal dunia akibat menderita 
diare.

Di Medan satu meninggal

Dari Medan, Sumatera Utara, dilaporkan, seorang penderita gizi buruk, Agus Eka 
(9), meninggal di Rumah Sakit Umum (RSU) Pirngadi, Sabtu lalu, setelah dirawat 
intensif selama tiga hari.

Korban meninggal karena kondisinya saat dibawa ke rumah sakit sudah sangat 
parah. Apalagi, di samping menderita gizi buruk, korban juga mengalami 
komplikasi berbagai penyakit, kata Kepala Humas RSU Pirngadi Indah Kemala.

Sedangkan di Boyolali, Jawa Tengah, Kepala Dinas Kesehatan dan Sosial Boyolali 
Syamsudin menyatakan jumlah kasus gizi buruk yang dapat ditangani ternyata jauh 
lebih kecil daripada jumlah kasus baru. Jika kasus gizi buruk ini tidak segera 
ditanggulangi, dalam tiga bulan mendatang terancam berkembang menjadi kasus 
busung lapar.

Lamban

Di Sragen, Jawa Tengah, Ketua Dewan Pengurus Pusat Partai Kebangkitan Bangsa 
Muhaimin Iskandar menilai pemerintah sangat lamban menangani kasus anak balita 
yang menderita busung lapar dan gizi buruk di sejumlah daerah.

Karena itu, masyarakat perlu terlibat dalam pelaksanaan program penanggulangan 
busung lapar dan gizi buruk, termasuk mengontrol program pengentasan rakyat 
dari kemiskinan yang dilaksanakan.

Penilaian itu disampaikan Muhaimin, kemarin, seusai menjenguk Nova Maulana 
(2,7), pasien gizi buruk yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Sragen yang 
dirawat sejak seminggu lalu.

Adalah sebuah tragedi bahwa di republik yang kaya raya ini masih ada 

[ppiindia] Aceh dan Internasionalisasi RI

2005-06-12 Terurut Topik Ambon
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0506/13/opini/1810011.htm

 
Aceh dan Internasionalisasi RI 

Oleh Indra J Piliang



PERDEBATAN tentang internasionalisasi masalah Aceh sehubungan dengan 
perundingan informal antara delegasi RI dan GAM kian menghangat. Kelompok 
politisi nasionalis dan neo-konservatif di DPR berencana menekan pemerintah 
untuk menghentikan proses perjanjian damai yang hendak ditelurkan lewat 
pertemuan formal, setelah empat kali pertemuan informal di Helsinki.

Kelompok itu menilai Republik Indonesia (RI) sedang memamerkan kebodohannya 
lewat perundingan dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang muncul dengan 
simbol-simbol negara, seperti bendera. Padahal, apakah simbol-simbol itu layak 
disebut simbol negara? GAM tidak memiliki mata uang, bahasa nasional, dan 
pengakuan dunia internasional.

Padahal, inisiatif yang ditempuh pemerintah lewat prakarsa Wakil Presiden Jusuf 
Kalla adalah bentuk penyelesaian terbaik atas konflik yang sudah merenggut 
lebih dari 13.000 nyawa rakyat Aceh dan penduduk RI, termasuk prajurit TNI dan 
Polri. Selain nyawa, anggaran negara terbebani amat signifikan, termasuk 
potensi penyimpangan dalam berbagai program operasi terpadu. DPR bukannya 
melakukan proses kontrol atas penggunaan keuangan negara, tetapi lebih terfokus 
untuk sekadar menolak.

Untuk itu, selayaknya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wakil 
Presiden Jusuf Kalla (JK) mengukuhkan diri sebagai promotor perdamaian. Apabila 
konflik ini selesai kelak, bisa jadi Indonesia akan berbangga. Bagaimanapun, 
selalu banyak halangan untuk menghentikan kekejian perang di provinsi paling 
barat RI itu.

ADANYA kelompok yang menentang jalan damai menunjukkan kebutaan atas sejarah 
RI. Sikap ahistoris itu mungkin lahir karena lapisan politisi yang tiba-tiba 
menjadi vokal itu bukan bagian kelompok negarawan yang berpikir lintas zaman 
dan lintas generasi. Padahal, kita tahu, sejarah pendirian RI juga bagian 
sejarah diplomasi lintas negara. Negara-negara sahabat, seperti Mesir, India, 
dan Australia, memainkan peran masing-masing yang kemudian berbuah kemerdekaan.

Kita tentu tidak ingin kemerdekaan Aceh muncul dengan dasar diplomasi serupa. 
Namun, sebagai bangsa yang menghormati hak asasi manusia, perikeadilan dan 
perikemanusiaan, tentu RI akan lebih mengedepankan pendekatan kemanusiaan, 
termasuk dengan berunding ketimbang berperang. Tidak perlu lagi sebutir peluru 
ditembakkan jika pena bisa menyelesaikan segala sengketa.

Kalau diperhatikan, politik luar negeri bebas dan aktif telah mengedepankan 
peran RI dalam kancah internasional. RI pernah menjadi ketua gerakan Non-Blok, 
juga baru saja menjadi tuan rumah peringatan 50 Tahun Konferensi Asia-Afrika. 
Prinsip-prinsip Dasasila Bandung menunjukkan betapa penyelesaian konflik menuju 
perdamaian telah menjadi alat penerang ketimbang perang. Juga usaha 
bangsa-bangsa Asia-Afrika untuk meningkatkan kesejahteraannya lewat beragam 
kerja sama bilateral dan multilateral. Energi antiperang yang dipupuk para 
pendiri bangsa telah menjadi kekuatan bangsa ini untuk bertahan dalam setiap 
zaman.

Dengan posisi itu, RI pernah menjadi mediator konflik internal dan separatisme 
di beberapa negara di Asia Tenggara. Kita ingat, ketika begitu sering pasukan 
Garuda dikirimkan ke luar negeri untuk tujuan-tujuan perdamaian. Presiden SBY 
sendiri pernah bertugas di Bosnia dan melihat langsung akibat-akibat paling 
mengerikan dari tragedi perang, entah atas nama agama, negara, bahkan upaya 
pemisahan diri. Jangan sampai Bosnia hadir di RI, saat politisi justru tak 
menyediakan jalan keluar dan sepertinya lebih memilih jalan perang.

Ironisnya, politisi yang berteriak kencang itu seakan tidak memberi penilaian 
seimbang, betapa kasus pseudo-nasionalisme dan etno-nasionalisme di Aceh muncul 
akibat tekanan kuat Pemerintah RI atas rakyat Aceh. Di masa lalu, kekayaan Aceh 
dikeruk untuk kepentingan segelintir kalangan di Jakarta, mungkin juga 
digunakan bagi kepentingan pembangunan jengkal demi jengkal alam RI. Semangat 
sentralisme yang dikembangkan Jakarta telah menimbulkan penderitaan ekonomi dan 
sosial yang parah di Aceh. Aceh adalah ladang kemiskinan yang luas.

Hal inilah yang mestinya disuarakan politisi humanis yang peduli terhadap nasib 
anak-anak dan kaum perempuan Aceh, karena merekalah yang paling menderita saat 
konflik terus berkecamuk. Nasib dunia pendidikan hancur, modal sosial habis, 
jauh sebelum tsunami meluluhlantakkan negeri itu.

MASYARAKAT internasional, dengan berbagai cara, telah menyisihkan penghasilan 
mereka, justru saat keadaan ekonomi dunia tidak mengalami perbaikan berarti. 
Solidaritas internasional itu tidak mengenal batas-batas bendera. Sepertinya, 
kita gagal menangkap esensi dari kepedulian itu. Seolah, bantuan demi bantuan 
yang kita terima sarat kepentingan ideologi, politik, ekonomi, atau lainnya. 
Proses dekolonisasi kita belum selesai karena perangkat ketatanegaraan dan 
sistem politik masih mengadopsi cara-cara negara kolonial, 

[ppiindia] Busung Ketidakadilan

2005-06-12 Terurut Topik Ambon
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0506/13/opini/1806874.htm

 
Busung Ketidakadilan 

Oleh Dedes Eka Rini

Jika berhadapan dengan wartawan, selebriti biasanya tak enggan diwawancara 
karena butuh publikasi. Sementara keluarga penderita busung lapar tak butuh 
diwawancara karena lebih membutuhkan uang dan makanan. Jika selebriti memilih 
untuk tidak makan demi bentuk badan, maka bayi yang busung lapar terpaksa tidak 
makan karena tak ada yang dimakan. Pluralitas kehidupan manusia ini akan 
berimplikasi besar manakala pembangunan tidak menggunakan paradigma yang tepat.

Era reformasi memungkinkan adanya keterbukaan bagi media guna mewartakan 
kebenaran atas kasus busung lapar. Realitas kemiskinan di beberapa wilayah 
Indonesia kini bisa diungkap sedalam dan seluas mungkin. Situasi ini menurut 
Amartya Sen-pemenang hadiah Nobel bidang Ekonomi-berdampak positif terhadap 
proses pembangunan (Development as Freedom, 1996). Demokrasi menjadi sistem 
yang memberi peluang kontrol masyarakat terhadap tindakan para pengambil 
keputusan.

Apakah situasi buruk ini akan segera berakhir atau baru awal perjalanan panjang 
rangkaian krisis di Indonesia? Apa yang akan dikatakan Sen bila melihat 
persoalan di bumi gemah ripah loh jinawi (subur dan makmur) ini?

Ketidakadilan

Kasus busung lapar merupakan cermin ketidakbebasan paling dasar dari penduduk 
miskin di Indonesia, yakni ketidakbebasan untuk hidup. Problema kemiskinan di 
bumi subur dan makmur ini menjadi salah satu bukti kesalahan paradigma 
pembangunan Indonesia selama ini. Konsep pembangunan yang tolok ukurnya 
dipersempit dalam stabilitas politik/keamanan dan pertumbuhan ekonomi, dianut 
pemerintah sejak Rencana Pembangunan Lima Tahun I (Repelita I).

Pertumbuhan ekonomi sebagai indikator pembangunan merupakan salah satu 
penerapan prinsip utilitarianisme. Prinsip ini pertama kali diperkenalkan John 
Stuart Mills yang mengajarkan, tujuan tertinggi dalam hidup adalah 
sebesar-besarnya kebahagiaan bagi sebanyak mungkin orang, membuat tidak peka 
terhadap terjadinya kemiskinan di tengah kelimpahan. Robert Nozick, 
pendukungnya, mengusung ide kebebasan, yang dipraktikkan di pasar bebas.

Meski John Rawls dengan Theory of Justice sudah mengimbuhi prinsip 
utilitarianisme itu dengan memberi prioritas kebahagiaan bagi sebesar-besarnya 
masyarakat yang paling kurang beruntung, prinsip pembangunan itu bagi Sen masih 
bermasalah karena amat menekankan aspek pendapatan, kurang mempertimbangkan 
aspek lain, termasuk kebebasan (Inequality Reexamined, 1992).

Pluralitas masyarakat dalam aspek personal, sosial, dan lingkungan menyebabkan 
pengambil kebijakan harus lebih berhati-hati dalam menentukan orientasi setiap 
kebijakan pembangunan. Distribusi makanan dan obat yang sama kepada tiap bayi 
tidak serta-merta membuat bayi penderita busung lapar menjadi sama sehatnya 
atau sama kebalnya terhadap penyakit, dibandingkan dengan bayi yang lahir dalam 
keluarga mapan.

Desentralisasi

Faktanya, kendati pembangunan Indonesia hanya berorientasi pada aspek 
pendapatan (baca: pertumbuhan ekonomi), proses dan hasilnya masih jauh dari 
adil. Jika kita ingin menilai perkembangan pembangunan daerah di era reformasi 
ini, mau tak mau harus diakui banyak situasi berbeda jika dibandingkan dengan 
masa Orde Baru.

Di masa Orba, pemerintah pusat memiliki kemampuan untuk langsung menstimulir 
peningkatan pendapatan di daerah dengan mendistribusikan dananya (sebut: APBN) 
ke tiap daerah (daerah tingkat I, daerah tingkat II). Dalam membagi dana, 
pemerintah mempertimbangkan jumlah penduduk, luas wilayah, dan ketersediaan 
sumber daya alam.

Masuk akal, bila daerah minus sumber daya (penduduk, tanah, sumber daya alam) 
tidak pernah berkembang secara ekonomis menjadi lebih baik dibandingkan dengan 
daerah surplus, kendati pemerintah pusat memiliki instrumen penghapus 
kesenjangan antara daerah minus dan surplus dalam program khusus: Inpres 
Desa Tertinggal (kini: program Imbal Swadaya dan Program Raksa Desa).

Apa yang terjadi di era otonomi selama lebih lima tahun terakhir? Sejak 
keluarnya UU No 22/1999 dan No 25/1999 mengenai Pemerintah Daerah dan 
Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah, situasi pembangunan di daerah 
tak jauh berubah. Sejak proses desentralisasi pemerintah pusat kepada 
pemerintah dati I dan dati II digulirkan, dana yang seharusnya lebih cepat 
sampai ke tangan penduduk, justru lebih banyak mangkir di saku pejabat daerah.

Jadi masalahnya bukan ketidaktersediaan sumber pangan di berbagai daerah 
miskin, tetapi ketiadaan hak (entitlement) penduduk miskin atas bahan pangan. 
Penduduk miskin di wilayah miskin tetap mengalami (istilah Sen) 
ketidakberuntungan ganda (coupling disadvantage): kemiskinan dan terampasnya 
hak-hak ekonomis dan politis mereka.

Kebijakan radikal

Menyikapi masalah busung lapar, dibutuhkan solusi lebih terpadu bagi penduduk 
miskin daripada sekadar program Pekan Imunisasi Nasional (PIN), Pos Pelayan 
Terpadu (Posyandu), dan Pendidikan 

[ppiindia] TKW Indonesia jadi Korban Majikan Asal Saudi di AS

2005-06-12 Terurut Topik Ambon
MEDIA INDONESIA
Minggu, 12 Juni 2005 11:54 WIB


TKW Indonesia jadi Korban Majikan Asal Saudi di AS



NEW YORK--MIOL: Pengadilan Federal negara bagian Colorado AS, mendakwa sepasang 
suami-istri asal Arab Saudi atas tuduhan memperbudak pembantunya yang asal 
Indonesia selama empat tahun.

Seperti dikutip Rocky Montain News, Colorado, Jumat, sang suami juga didakwa 
telah memperkosa pembantunya tersebut berkali-kali.

Kasus tenaga kerja wanita yang menjadi korban kesewenang-wenangan majikan di AS 
tersebut bukan pertama kalinya terjadi.

Bulan April lalu pengadilan Boston juga mendakwa seorang wanita asal Saudi 
karena memaksa dua pembantu rumah tangga asal Indonesia untuk bekerja dengan 
bayaran sangat minim dan menahan paspor mereka.
Homaidan Al-Turki (36) dan isterinya Sarah Khonaizan (35) kini masih ditahan.


Dalam sidang di Denver, ibukota negara bagian Colorado hari Jumat (WIB) lalu, 
disebutkan bahwa Al Turki dan Khonaizan membawa seorang wanita Indonesia 
tersebut ke AS pada tahun 2000 untuk tugas sebagai pembantu rumah tangga, 
termasuk mengurus anak, dengan gaji sangat kecil atau bahkan tidak sama sekali.

Wanita Indonesia berusia 20 tahunan itu, demikian pernyataan jaksa, tidak bisa 
berbuat banyak karena ditakut-takuti dengan berbagai cara intimidasi oleh 
majikannya, termasuk pemerkosaan.


Mereka juga menyembunyikan paspor wanita yang tidak disebutkan namanya tersebut.
Keduanya dituduh melakukan pelanggaraan berupa pemaksaan tenaga kerja, 
perbudakan dan menyembunyikan imigran gelap.

Al-Turki, jika terbukti bersalah, bisa terkena hukuman penjara seumur hidup 
karena tuduhan terhadapnya ditambah dengan tindak perkosaan, kata jurubicara 
kejaksaan Colorado, Jeff Dorschner.

Ia dikenakan 12 pasal perkosaan, dua pasal penculikan, serta pasal pemerasan 
dan penyekapan.
Pengadilan juga akan menyita aset milik pasangan Saudi tersebut, termasuk 
rekening di bank atas nama Al Basheer Publications and Translation, dan 
mengupayakan wanita Indonesia tersebut mendapat hak-haknya selama sebagai 
pekerja senilai 92,700 dolar AS.(Ant/Ol-1)

[Non-text portions of this message have been removed]



***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ppiindia] Cristiano Ronaldo, Sebuah Pesan Cinta dari Portugal

2005-06-12 Terurut Topik trúlÿsøúl
KOMPAS Minggu, 12 Juni 2005


Cristiano Ronaldo, Sebuah Pesan Cinta dari Portugal 


DI Stadion Neusu, Banda Aceh, Sabtu (11/6) siang,
sebuah kekisruhan kecil terjadi. Begitu Cristiano
Ronaldo menuruni bus, ribuan orang yang sejak pagi
menunggunya, langsung menyerbu, ingin melihat bintang
muda sepak bola itu dari dekat. Sebagian ingin
menyentuhnya atau sekadar bersalaman.

Kelelahan setelah terbang lebih dari 20 jam dari
Lisabon, Portugal-dan hanya istirahat sebentar di
Bandara Cengkareng, Jakarta-wajah Ronaldo yang tadinya
berseri-seri, langsung muram menyaksikan antusiasme
yang berlebihan dari masyarakat Aceh itu. Bintang
sepak bola klub Manchester United itu kemudian
ngambek, dan kembali ke bus. Setelah situasi tak juga
bisa dikendalikan, dia kemudian meminta pulang ke
Jakarta.

Sedianya di Stadion Neusu, Ronaldo ingin secara
simbolis memberikan bantuan kemanusiaan untuk para
korban bencana tsunami. Apa boleh buat. Tidak adanya
antisipasi dari panitia, serta tidak diperhitungkannya
kondisi kelelahan fisik Ronaldo setelah terbang ribuan
mil jauhnya, membuat acara di Neusu menjadi
berantakan. Kacau balau.

Belum lagi, sejumlah acara penggalangan dana dan
coaching clinic, sudah menanti Ronaldo di Jakarta,
hari Minggu pagi. Maka, tak perlu gundah menyaksikan
Ronaldo berwajah muram dan ngambek. Insiden kecil di
Neusu itu hendaknya menjadi bahan pelajaran bagi kita
semua.

Di pesawat yang membawanya kembali ke Jakarta, Ronaldo
menyampaikan permintaan maafnya. Menurut dia, dia
hanya kelelahan karena baru saja bertanding memperkuat
Portugal dan terbang dari Lisabon selama 20 jam lebih.

Saya minta maaf atas kejadian tadi. Saya hanya
kelelahan, tapi di atas semua itu saya senang bisa
mengunjungi Aceh. Saya berharap bisa kembali ke Aceh,
ujar bintang kelahiran Madeira, 5 Februari 1985,
tersebut.


RONALDO datang ke Nanggroe Aceh Darussalam dengan
sebuah misi cinta teramat mulia. Dia menjadi duta
khusus negaranya, Portugal, untuk memberikan bantuan
kemanusiaan bagi korban bencana tsunami.

Memang sudah banyak sekali pihak yang datang untuk
mengulurkan bantuan ke Aceh dan Sumatera Utara setelah
tragedi tsunami, Desember lalu. Namun, kehadiran
Ronaldo di Tanah Rencong tetap punya makna tersendiri.

Pertama, kehadiran Ronaldo di Aceh adalah berkat
Martunis, seorang bocah kecil korban tsunami yang
selamat setelah berjuang hidup selama 19 hari. Kedua,
Ronaldo datang ke Aceh bukan sekadar mewakili tim
nasional Portugal, atau bangsa Portugal. Terlebih, dia
datang sebagai duta anak muda yang peduli pada
penderitaan orang lain.

Perjalanan Ronaldo ke Indonesia memang dipicu si bocah
Martunis. Kostum tim nasional Portugal, yang
dipakainya saat ditemukan selamat dari bencana tsunami
adalah awal dari segalanya. Ketika gambar the
survivor Martunis berkostum nomor 10 milik Rui
Costa beredar di seluruh dunia, publik Portugal
tercengang.

Setengah tak percaya, setengah kagum, badan tertinggi
sepak bola Portugal langsung mencari tahu, siapakah
gerangan si bocah tersebut. Tiga hari setelah gambar
Martunis disiarkan stasiun televisi CNN, Kedutaan
Besar Indonesia di Portugal mengontak Kompas. Anda
bisa membantu kami mencari tahu di manakah sekarang
Martunis berada. Orang-orang Portugal sibuk mencari
dia, ujar Ahmad Ghozali, staf Kedubes RI di Lisabon,
di ujung telepon.

Beberapa bulan kemudian, tepatnya tanggal 29 Mei 2005,
Martunis tiba di Lisabon, Portugal. Dia memang
diundang khusus oleh Federasi Sepak Bola Portugal
untuk menyaksikan langsung pertandingan babak
kualifikasi Piala Dunia 2006.

Didampingi ayahnya, Sarbini, Martunis benar-benar
diperlakukan seperti raja. Di Stadion Luz dia duduk
berdampingan dengan Rui Costa menyaksikan kesebelasan
Portugal menghantam Slowakia 2-0.

Sebelum pertandingan, pejabat-pejabat penting sepak
bola Eropa bergantian menyalaminya dan menyambutnya
secara istimewa. Bahkan, legenda sepak bola Portugal,
Eusebio, tak bisa menahan diri untuk ikut memeluk si
bocah Martunis.

Sehari sebelum pertandingan, Martunis menjadi tamu
kehormatan di Oeiras, markas kesebelasan nasional
Portugal. Dia disambut pelatih Luis Felipe Scolari dan
kapten Luis Figo serta seluruh skuad nasional
Portugal.

MARTUNIS yang kehilangan ibu kandung serta
saudara-sauranya kini terus menaburkan senyum. Tentu,
kehilangan ibu dan saudara masih menjadi tragedi
tersendiri di hati Martunis, namun pemulihan luka
jiwanya terasa begitu cepat.

Barangkali, Martunis memang patut berterima kasih
kepada Ronaldo. Dari mulut Ronaldo-lah pertama kali
terlontar rasa simpati terhadap Martunis. Dia akan
saya undang ke Manchester, menyaksikan pertandingan
Manchester United. Saya akan mengajaknya jalan-jalan
di Manchester, ujar Ronaldo beberapa saat setelah
gambar Martunis tersiar di layar CNN.

Setelah itu, simpati datang dari Portugal. Pelatih
Scolari kemudian mengoordinasi dana untuk membangun
rumah bagi Martunis di Banda Aceh. Federasi Sepak Bola
Portugal juga menyumbang 40.000 euro (sekitar Rp 470
juta) untuk keluarga Martunis.

Sabtu kemarin, 

[ppiindia] Reinkarnasi Orde Baru

2005-06-12 Terurut Topik Ambon
MEDIA INDONESIA
Senin, 13 Juni 2005


Reinkarnasi Orde Baru
Laode Ida, Wakil Ketua DPD, Jakarta


SETELAH tujuh tahun lebih kita berada dalam era reformasi, sekonyong-konyong 
pemerintah berupaya mereinkarnasi pendekatan keamanan dengan membentuk desk 
Badan Koordinasi Intelijen Daerah (Bakorinda) termasuk mengaktifkan sistem 
pengamanan swakarsa (pamswakarsa). Kebijakan ini jelas terasakan sangat ironis 
di tengah upaya men-civilize seluruh warga bangsa ini sehingga bisa lebih 
mengekspresikan derajat keadaban yang tinggi.

Arus transformasi sosio-kultural seperti itu jelas berseberangan secara 
antagonistik dengan pendekatan keamanan melalui mekanisme intelijen. Dalam 
pendekatan yang biasa dilakukan oleh umumnya negara yang otoriter itu, setiap 
orang selalu menjadi objek kecurigaan secara apriori, di mana pemerintah 
(penyelenggara negara) menganggap semua pihak harus diwaspadai, karena dianggap 
sebagai 'lawan' dari rezim yang tengah berkuasa. Cara-cara yang dilakukan 
seperti memata-matai dan mengintimidasi bagi siapa-siapa yang bersikap kritis 
terhadap pemerintah, sehingga tak ada pihak yang bisa lebih secara berani dan 
terbuka melakukan perlawanan terhadap setiap kebijakan yang diambil. Dengan 
kata lain, kebijakan seperti itu merupakan ekspresi nyata dari pemerintahan 
yang ketakutan terhadap warga negara bahkan saudara sendiri.

Siapa pun tahu, kebijakan seperti itu pernah menjadi instrumen utama rezim 
otoriter Orde Baru. Koordinasi intelijen dilakukan dengan sangat rapi, mulai 
dari Jakarta (pusat) hingga sampai ke desa-desa. Di lingkungan Departemen Dalam 
Negeri (Depdagri) dilembagakan sistem intelijen di bawah koordinasi Ditjen 
Sospol (pusat), Dit Sospol (provinsi), dan kantor Sospol (kabupaten/kota). Di 
tingkat desa/kelurahan ditempatkan seorang aparat keamanan khusus yang disebut 
Babinsa (Badan Pembina Desa/Kelurahan) yang berasal dari unsur TNI atau Polri.

Dalam konteks ini dapat dikatakan, semua elemen di seluruh jajaran dan level 
pemerintahan sebenarnya boleh dikatakan sebagai bagian tak terpisahkan dari 
sistem dan instrumen intelijen, di mana bagian dari tugas mereka adalah mencari 
dan melaporkan 'kesalahan' pihak yang dicurigai atau dipersepsikan tidak 
sejalan dengan pemerintah itu. Korbannya dari pihak warga sendiri pun tak bisa 
dihindari, dengan banyaknya para aktivis yang dipenjara, diintimidasi, 
ditindaki dengan kekerasan oleh instrumen negara, termasuk mereka yang diculik 
dengan berbagai perlakuan yang tidak manusiawi.

Tetapi, sejarah sosial dan politik juga membuktikan kepada kita, bahwa 
pendekatan keamanan dan kekerasan yang diterapkan pemerintah tidak bisa 
bertahan lantaran berhadapan dengan arus besar gerakan demokratisasi dan HAM 
(hak asasi manusia). Kiat pemerintah di penghujung era Soeharto hingga era 
transisi penggantinya, BJ Habibie, dengan mencoba menerapkan pamswakarsa untuk 
membendung arus kelompok-kelompok masyarakat sipil yang kritis, juga gagal. 
Justru yang muncul adalah warga sipil yang jadi korban. Soalnya, melalui 
pamswakarsa, barisan warga sipil diorganisasi dengan cara-cara aparat keamanan 
negara (militer dan Polri) untuk menghadapi saudaranya sendiri. Sementara 
aparat keamanan hanya menjadi pengendali di antara 'perang sipil arahan 
pemerintah' itu yang pada akhirnya disadari sebagai kebijakan negara yang tak 
berperadaban.

Pertanyaannya, mengapa kebijakan itu kini hendak dihidupkan kembali? Saya 
mencoba memahami upaya kebijakan itu dengan tiga argumen saling terkait.

Pertama, retorika klasik pemerintah yang sama dengan argumen-argumen era Orde 
Baru, yakni untuk menjamin rasa aman masyarakat. Argumen ini memang sekilas 
bisa memperoleh pembenaran, karena memang pemerintah berkewajiban menciptakan 
rasa aman bagi masyarakatnya. Apalagi akhir-akhir ini sejumlah teror bom 
melanda Indonesia, adanya pergerakan jaringan teroris di wilayah Nusantara 
utamanya belum tertangkapnya Dr Azahari dan Nurdin M Top, termasuk di antaranya 
masih cenderung akan munculnya konflik horizontal di tingkat lokal di beberapa 
daerah di Indonesia, dianggap sebagai bagian yang harus diantisipasi dengan 
pendekatan keamanan.

Kedua, kecuali itu, agenda internasional yang terkesan sangat dipaksakan oleh 
negara-negara maju di mana kita tergantung secara ekonomi, yakni 'perang 
melawan terorisme', menciptakan stabilitas lokal dalam rangka menjamin 
kepastian dan keberlanjutan investasi milik para kapitalis internasional. 
Tampaknya kita tak punya daya untuk melawan kehendak politik dan modal asing 
itu, sehingga kebijakan yang diambil oleh pemerintah pun bisa sembarangan atau 
tak cerdas lagi.

Ketiga, berbagai kebijakan pemerintah sekarang yang akan memerankan kalangan 
pebisnis baik dari luar maupun dalam negeri (atau jaringan keduanya), dianggap 
perlu untuk segera diimplementasikan dengan mengantisipasi berbagai kemungkinan 
munculnya sikap kritis atau ketidaksetujuan masyarakat di daerah. Pemerintah 
daerah (pemda) diharapkan bisa berperan aktif untuk 

[ppiindia] Reorganisasi Lembaga Intelijen

2005-06-12 Terurut Topik Ambon
MENDIA INDONESIA
Senin, 13 Juni 2005


Reorganisasi Lembaga Intelijen
Aris Santoso, Pengamat TNI, Jakarta



PEMERINTAHAN SBY berencana mendirikan lembaga intelijen 'baru' dengan nama 
Bakorinda (Badan Koordinasi Intelijen Daerah). Masih terjadi silang pendapat 
mengenai Bakorinda ini, termasuk di kalangan elite politik sendiri. Hal ini 
merupakan pertanda bahwa pemerintah sendiri sebenarnya belum menemukan rumusan 
final tentang fungsi dan wewenang mengenai institusi intelijen tersebut. 
Pertanyaannya kini, masih perlukah dibentuk lembaga intelijen baru? Dan apa 
relevansinya?

Pertanyaan ini wajar, mengingat pemerintah kita termasuk yang sering mengadakan 
bongkar pasang lembaga intelijen. Tidak kunjung mapannya struktur lembaga 
intelijen merupakan cerminan bahwa selalu ada yang tidak beres dalam politik 
(baca: kekuasaan) negeri kita.

Di masa Orde Baru, selain Bakin (kini BIN) dan Bais, kita mengenal Kopkamtib, 
yang memiliki jaringan intelijen sendiri. Ada juga lembaga intelijen 
'semiresmi' Opsus (Operasi Khusus) di bawah Ali Murtopo, yang memiliki akses 
langsung pada Presiden Soeharto. Di penghujung kekuasaannya, Soeharto masih 
sempat mendirikan lagi lembaga ekstrajudisial, yang juga tidak jelas fungsinya, 
yaitu Posko Kewaspadaan Nasional.

Model DPKN
Ketimbang membentuk lembaga baru semacam Bakorinda yang belum jelas prospeknya, 
bukankah lebih baik mengoptimalkan saja instrumen yang sudah ada, baik dari 
unsur kepolisian maupun Koter (Kodam, Korem, dan Kodim).

Pembentukan lembaga baru justru akan merepotkan aparat di lapangan karena akan 
terjadi tumpang-tindih wewenang antarlembaga intelijen.

Sementara kalau ada peristiwa yang berakibat fatal, tentu aparat di lapangan 
(umumnya berpangkat rendah) pula, yang pertama-tama terkena tindakan atasan.

Masalahnya memang soal koordinasi. Cukup sering kita dengar adanya 'tabrakan' 
antar-aparat intelijen, baik saat rapat koordinasi maupun sewaktu tugas di 
lapangan, dengan saling menyalahkan melalui alat komunikasi handy-talky. 
Kacaunya koordinasi makin bertambah parah ketika Polri dilepaskan dari TNI, 
yang oleh Panglima TNI Jenderal E Sutarto disebut sebagai arogansi sektoral. 
Kalau seorang Panglima TNI saja berkata seperti itu, berarti realita di 
lapangan, yaitu konflik antara anggota intelijen TNI dan Polri, bisa jadi lebih 
keras lagi.

Di masa lalu Polri pernah memiliki dinas intelijen sendiri, yang disebut DPKN 
(Dinas Pengawas Keamanan Negara). Ketika DPKN dibubarkan, fungsi DPKN diambil 
alih Bais, yang lebih berjiwa militer ketimbang polisi. Sejak DPKN dilikuidasi, 
praktis kemampuan institusi intelijen Polri menjadi lumpuh. Untuk pengamanan 
(dalam negeri) guna menghadapi berbagai bentuk ancaman dan teror, tentu yang 
perlu diperkuat adalah lembaga intelijen Polri.

Ada baiknya lembaga semacam DPKN bisa diaktifkan kembali. Memang ada lembaga 
semacam Intelpampol atau Baintelkam Polri, namun performa dan citranya tidak 
sekuat DPKN. Tidak ada salahnya mengambil teladan dari masa lalu kalau itu 
memang bermanfaat bagi masyarakat. Sebagai perbandingan, DPKN itu kira-kira 
seperti FBI di Negeri Paman Sam.

Sedikit ilustrasi tentang DPKN. Anggota DPKN berbeda dengan anggota polisi pada 
umumnya. Selain memiliki kemampuan khusus, mereka saat bertugas umumnya tidak 
berseragam. Dengan kemampuan khususnya, anggota DPKN disebar di berbagai 
lapisan masyarakat, seperti buruh, politisi, ormas, sekte agama tertentu, 
birokrat, hingga kalangan pengusaha. Asumsinya, DPKN bisa mendeteksi segala 
potensi gejolak masyarakat, kemudian diambil langkah untuk mengantisipasinya. 
Saya kira DPKN masih relevan untuk diberlakukan kembali.
Paradigma lama
Perluasan lembaga intelijen dengan alasan apa pun harus kita tolak karena 
bertentangan dengan aspirasi demokrasi yang kini sedang berkembang. Kalau tetap 
'dipaksakan' dibentuk, berarti pemerintah sekarang kurang peka atas apa yang 
dirasakan rakyat, yang masih trauma dengan lembaga intelijen, bahkan hingga 
sekarang.

Dari perjalanan waktu kita mengetahui, penguasa lebih suka menjadikan lembaga 
intelijen sebagai pelayan kekuasaan, bukan pelayan negara dan rakyatnya. 
Paradigma seperti inilah yang menjadi dasar, lembaga intelijen terlibat dalam 
berbagai rekayasa, yang bertujuan agar rakyat semakin tunduk pada penguasa. 
Berkenaan dengan peristiwa hasil rekayasa ini, kita menemukan keganjilan, 
ketika aparat intelijen justru menjadi bagian dari terciptanya ancaman.

Kira-kira bagaimana pandangan SBY sendiri terhadap fenomena intelijen? 
Kebetulan selama kariernya di militer, SBY tidak pernah secara khusus berdinas 
di bidang intelijen, namun ia memiliki pandangan yang menarik tentang 
intelijen. Saat menjabat Pangdam II/Sriwijaya (1997), SBY pernah berkata ''how 
to win the heart and the mind of the people''. Artinya, SBY setuju dengan 
cara-cara persuasif dalam operasi intelijen. Kalimat SBY tersebut, kini menjadi 
semacam doktrin Opster (Operasi Teritorial) TNI-AD.

Bila pandangan SBY pribadi terhadap 

[ppiindia] Ketika Intel Mengepung Kita

2005-06-12 Terurut Topik Ambon
MEDIA INDONESIA
Senin, 13 Juni 2005


Ketika Intel Mengepung Kita
Indra J Piliang, Peneliti CSIS, Jakarta


KETIKA Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia M Ma'ruf menyatakan keinginan 
pemerintah untuk membentuk Pam Swakarsa guna menghadapi kaum teroris, justru 
yang terbayang dalam benak saya adalah gelombang teror baru. Keberadaan Pam 
Swakarsa menjelang sidang tahunan MPR 1999 belum dievaluasi. Malahan, terdapat 
indikasi penggunaan dana nonbujeter Bulog ketika kelompok pengaman swasta yang 
dibentuk pemerintah itu aktif.

Dalam suasana destabilisasi dan demoralisasi alat-alat pengamanan dan 
pertahanan negara saat itu, pemerintah terkesan mengeluarkan langkah-langkah 
darurat, reaktif dan instantif. Pam Swakarsa lahir ketika negara dalam keadaan 
tidak menentu dan zaman yang tidak normal.

Ketika zaman sudah mulai normal, tiba-tiba pemerintah kembali mengemukakan 
pendapat itu. Tidak hanya itu, Mendagri yang tidak membawahi polisi ini 
bergerak lebih jauh dengan keinginan membentuk Desk Antiteror. Desk ini 
mengingatkan kita kepada Detasemen 88 yang dimiliki oleh Polri. Tumpang-tindih 
pertama langsung terlihat ketika Depdagri mengambil alih sebagian fungsi Polri 
yang juga memiliki Badan Intelijen Kepolisian (BIK).

Lantas, apakah langkah-langkah kuda Mendagri ini bagian dari rencana awal 
pemerintahan Yudhoyono? Seolah muncul keragu-raguan kepada kinerja Kapolri. 
Ataukah langkah ini justru bukan bagian dari rivalitas para elite, melainkan 
justru mengarah kepada pengebirian kehidupan demokrasi?

Nyatanya benar saja. Tidak kurang dari Presiden Yudhoyono dan Panglima TNI 
Jenderal Endriartono Sutarto sendiri yang mengungkapkan keinginan yang lebih 
dahsyat, yakni diaktifkannya Badan Koordinasi Intelijen Daerah (Bakorinda). 
Bahkan, menurut Wakil Presiden Jusuf Kalla, koordinasi yang akan dilakukan 
intelijen Polri, TNI, kejaksaan, pemerintah daerah, dan masyarakat akan 
dilakukan hingga ke tingkat rukun tetangga (RT) dan rukun warga (RW).

Prakarsa untuk membentuk Pam Swakarsa, Desk Antiteror, dan Bakorinda juga patut 
dianggap sebagai upaya konsolidasi pemerintah untuk menjawab berbagai spekulasi 
menyangkut kelemahan dalam menghadapi teror dan terorisme. Bom Tentena yang 
diduga bukan diledakkan oleh kelompok teroris paling dicari, yakni kelompok Dr 
Azahari dan Noordin M Top yang berkewarganegaraan Malaysia, serta dianalisis 
Sydney Jones bukan bagian dari gerakan Jemaah Islamiyah, melainkan datang dari 
'oknum' pegawai negeri sipil sendiri, mungkin juga bagian dari pemicu 
dimunculkannya kebijakan ini.

Sebuah bom rakitan yang meledak di rumah kontrakan Abu Jibril 'seolah' makin 
mengukuhkan argumen, betapa lingkungan warga tidak imun dari teror. Sebagaimana 
halnya dengan upaya bersih diri yang dilakukan oleh rezim Soeharto awal, 
tampaknya rezim SBY juga berpikir ke arah sana. Bom seolah mempunyai mata, 
mulai meledak di rumah penduduk, pasar tradisional, sampai angkutan umum yang 
membawa rakyat jelata.

Tetapi, lagi-lagi persoalannya bukan terletak di situ. Yang diabaikan oleh 
rezim ini justru modal sosial yang sudah dimiliki oleh bangsa ini. Semakin 
sedikit muncul gerakan-gerakan mobilisasi atas nama laskar-laskar sipil yang 
dibentuk oleh masyarakat. Isu-isu terorisme bahkan mulai dianggap sebagai bukan 
persoalan penting oleh masyarakat. Entah dari mana datangnya sumber informasi, 
justru media massa menghadirkan ketakutan dengan isu-isu yang mulai spesifik, 
misalnya 'tiga mobil pembawa bom masuk Jakarta'. Spekulasi itu pun tidak 
menimbulkan histeria massa, bahkan masyarakat dengan santai tetap menjalankan 
aktivitasnya.

Modal sosial yang semakin kuat, justru berbanding terbalik dengan beragam 
kegagalan antisipasi atas persoalan-persoalan sosial dengan tipologi yang 
hampir mirip. Kasus busung lapar, misalnya, sudah pernah terjadi, namun kini 
tetap terjadi. Akibatnya, masyarakat semakin kehilangan preferensi atas 
model-model penyelesaian persoalan yang mereka hadapi atas panduan pemerintah. 
Sikap apatis menguat, seolah persoalan-persoalan itu hanyalah bagian dari 
reality show yang dihadirkan oleh televisi. Atas kasus busung lapar itu, toh 
pemerintah tidak membentuk desk antilapar atau badan koordinasi antilapar 
daerah.

Dengan rencana pembentukan Pam Swakarsa, Desk Antiteror Depdagri, dan 
Bakorinda, pemerintah sebetulnya kian meminggirkan ruang-ruang partisipasi 
sosial dan modal sosial yang sudah tersedia. Bukan hanya itu, ketika iklim 
demokrasi sedang bangkit, selayaknya public sphere meluas. Namun kenyataannya, 
justru pemerintah semakin menunjukkan agenda-agenda terbuka dan tersembunyi 
untuk mengendalikan ruang-ruang itu. Sehingga yang terjadi adalah kian 
menjauhnya pemerintah dari publik. Pemerintah berjalan ke utara, ketika 
masyarakat justru sedang bergerak ke selatan.

Selain itu, tiga rencana pemerintah tersebut menjadikan potensi konflik komunal 
dan horizontal juga telah di ambang pintu. Selain akan bermasalah dari segi 
koordinasi, kebijakan-kebijakan itu akan 

[ppiindia] Ketua Ikohi Terima Ancaman Pembunuhan

2005-06-12 Terurut Topik heri latief
mugi juga pernah diculik dan disiksa setelah terjadinya peristiwa 27 juli 1996 
(jalan diponegoro, jakarta). 
 
diluar tahanan mugi berswara, mugi tak mau diam, kerna mugi tau bahwa kekejaman 
itu harus diungkapkan, dan otaknya kasus penculikan itu diseret ke pengadilan!
 
lantas aktivis orang hilang diancam? wah, ini masalah yang sangat urgent bila 
kita mau bicara soal demokrasi dan tetek bengeknya! 
 
pemerintah sekarang ini mengklaim diluaran bahwa mereka telah berdemokrasi-ria. 
padahal banyak megakasus yang sampai saat ini masih tertutup awan hitam, 
seperti tragedi 65, peristiwa 98, dstnya...
 
===00===
 
http://www.sinarharapan.co.id/berita/0506/01/nas13.html

 
Ketua Ikohi Terima Ancaman Pembunuhan 

JAKARTA – Ketua Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia (Ikohi) Mugianto 
menerima ancaman pembunuhan dari seseorang yang mengaku sebagai “Pembela 
Soeharto”.
Menurut Koordinator Divisi Kampanye Ikohi, Sinnal Blegur, kepada SH, Rabu 
(1/6), ancaman itu muncul dalam surat yang dikirimkan ke Sekretariat Ikohi di 
Jl. Borobudur No.14, Jakarta Pusat, tanggal 25 Mei lalu.

Dalam surat itu, seseorang yang mengaku sebagai pembela Soeharto (mantan 
presiden RI), dengan nama M.Julfikar, mengancam akan membunuh Mugianto dalam 
waktu 15 hari sejak surat ancaman itu dikirim. Mugianto sendiri saat ini berada 
di Bangkok. 

Sinnal mengatakan surat ancaman itu diyakini terkait dengan desakan Ikohi 
kepada Tim Penyelidik Penghilangan Orang Secara Paksa Komnas HAM pada 15 Mei 
2005 agar Soeharto selaku Panglima Tertinggi TNI dan Presiden RI, diperiksa. 
Desakan pemeriksaan ini, menurut Ikohi, berdasarkan asumsi bahwa Soeharto telah 
memberikan daftar 28 nama para aktivis pro-demokrasi kepada Prabowo Subianto 
selaku Danjen Kopassus. Daftar nama aktivis itulah yang menjadi sasaran bagi 
Tim Mawar untuk diculik dan dihilangkan pada periode 1997-1998.
Menanggapi surat ancaman itu, Selasa (31/5), Ikohi mengadukan ancaman itu ke 
Mabes Polri dan diterima oleh Kombes Anton Charlian. Ikohi menilai, ancaman itu 
sangat serius dan meminta aparat kepolisian menanggapinya dengan serius. (san)


-
Discover Yahoo!
 Get on-the-go sports scores, stock quotes, news  more. Check it out!

[Non-text portions of this message have been removed]



***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ppiindia] Menneg BUMN Bantah Janjikan Spin Off

2005-06-12 Terurut Topik Ambon
http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=111751



 Menneg BUMN Bantah Janjikan Spin Off 



Senin, 13 Juni 2005
JAKARTA (Suara Karya): Menneg BUMN Sugiharto membantah bahwa 
pemerintah berjanji memenuhi keinginan masyarakat di daerah menyangkut 
pemisahan (spin off) PT Semen Padang (SP) dan PT Semen Tonasa (ST) dari PT 
Semen Gresik. Siapa yang menjanjikan (spin off), katanya usai sebuah diskusi 
yang diselenggarakan masyarakat ekonomi syariah di Jakarta, Jumat malam pekan 
lalu. 

Sugiharto mengaku tidak mengetahui bahwa tuntutan pemisahan Semen 
Padang dari Semen Gresik merupakan bagian program Semen Gresik. Dia 
menyebutkan, kehendak memisahkan Semen Padang dan Semen Tonasa dari Semen 
Gresik merupakan persoalan Semen Gresik. 

Menurut Sugiharto, ihwal spin off itu lebih diketahui oleh direksi 
Semen Gresik ketimbang Menneg BUMN. Namun dia mengaku akan menerima laporan 
direksi Semen Gresik, Selasa atau Rabu pekan ini, menyangkut masalah spin off 
tersebut. 

Perihal janji pemerintah memenuhi tuntutan pemisahan Semen Padang 
dan Semen Tonasa dari Semen Gresik pernah dilontarkan pendahulu Sugiharto, 
yakni Menneg BUMN Laksamana Sukardi dan Deputi Menneg BUMN Roes Aryawijaya. 
Niat spin off Semen Padang sudah jelas dilakukan mengikuti perundang-undangan 
yang berlaku, ujar Roes, beberapa waktu lalu. 

Serikat pekerja Semen Gresik, Semen Padang, dan Semen Tonasa 
sendiri baru-baru ini sepakat mendukung spin off ini. Serikat pekerja tiga 
perusahaan telah sepakat mendukung spin off. Namun prioritas kami saat ini 
adalah keluarnya Cemex (investor) dari Semen Gresik Group, ujar Ketua Serikat 
Pekerja Semen Padang Firdaus Kewe. Menurut Firdaus, paling penting saat ini 
adalah Cemex segera melepaskan seluruh saham yang mereka kuasai di Semen 
Gresik. 

Masalah penjualan saham Cemex itu sendiri, menurut rencana 
dibicarakan dalam rapat umum pemegang saham Semen Gresik pada 27 Juni 2005. 
Dalam kaitan ini, manajemen Semen Gresik memastikan akan mendukung penjualan 
saham itu sepanjang dilaksanakan secara berkeadilan dan tidak ada yang 
dikorbankan. 

Begitu pula Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) H Irman 
Gusman. Ia menilai, rencana Cemex keluar dari Semen Gresik dengan menjual 
seluruh saham yang mereka kuasai harus ditindaklanjuti dengan pemisahan Semen 
Padang dari Semen Gresik. 

Menurut Irman, saat Cemex keluar dari Semen Gresik merupakan waktu 
yang tepat untuk pelaksanaan pemisahan Semen Padang dari Semen Gresik. Dia 
menyatakan mendukung penuh rencana pemisahan Semen Padang dari Semen Gresik 
ini.Irman menyebutkan, perjanjian penjualan saham Cemex itu harus memuat 
klausul pemisahan Semen Padang dari Semen Gresik. Pemisahan tersebut harus 
dijadikan persyaratan bagi investor yang berniat membeli saham Cemex di Semen 
Gresik. (Indra)  
 
 


[Non-text portions of this message have been removed]



***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ppiindia] Fenomena Bank dalam Bank

2005-06-12 Terurut Topik Ambon
http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=111809


Fenomena Bank dalam Bank
Oleh Susidarto 


Senin, 13 juni 2005
Kejahatan perbankan memiliki banyak sisi/muka. Salah satu wujud 
kejahatan perbankan yang menarik untuk dicermati adalah munculnya praktik bank 
dalam bank. Yakni, sebuah praktik mirip bank (menghimpun dana dari masyarakat 
dan kemudian menyalurkannya) yang dilakukan oleh oknum bankir, namun dana 
masyarakat yang masuk tidak diadministrasikan dalam pembukuan bank. Salah satu 
kasus yang belakangan mencuat ke permukaan membuktikan hal ini. 

Salah satu kasus yang belakangan mencuat terkait dengan raibnya 
simpanan beberapa nasabah Lippo Karawaci Tbk, sebuah perusahaan properti di 
kelompok usaha Lippo. Mereka mengadukan dugaan penipuan berkedok bilyet 
deposito Kavling Serasi yang konon menawarkan keuntungan (suku bunga) yang 
aduhai tinggi, berupa suku bunga 12-14 persen, jauh melebihi rata-rata suku 
bunga deposito perbankan pada umumnya. Namun, saat jatuh tempo, dana-dana itu 
tidak dapat dicairkan kembali. (Kompas, 27 Mei 2005). 

Dua pelanggaran yang telah dilakukan manajemen Lippo Karawaci 
adalah mengumpulkan dana nasabah yang dilakukan lembaga keuangan non-bank, 
dalam hal ini oleh perusahaan properti Lippo Karawaci Tbk, dan dugaan penipuan 
dengan surat bilyet Kavling Serasi yang ternyata berujung wanprestasi. 
Nasabah baru terkesima, sewaktu kesulitan untuk mencairkan hasil investasinya. 
Maklum, dana yang sudah diivestasikan ternyata sudah ditilep oleh oknum-oknum 
bankir yang bersangkutan. 

Produk Bodong

Kasus di atas sebenarnya sudah muncul sejak awal tahun 2004 lalu. 
Maklum, yang dijual adalah produk bodong, yakni produk yang bukan merupakan 
produk bank, tapi dijual oleh (oknum) bankir. Karena bukan merupakan produk 
pendanaan dari bank, maka produk ini pun tidak masuk dalam skema penjaminan 
pemerintah (unit pelaksana penjaminan pemerintah/UP3) alias mengandung risiko 
tinggi. Namun, sejak diluncurkan beberapa periode sebelumnya, produk yang 
mengait dengan properti (kapling tanah) kavling serasi ini laris manis bak 
kacang goreng. 

Sebelumnya, produk ini belum menuai korban. Namun, akhir tahun 
lalu, produk ini mulai menuai badai. Pasalnya, beberapa nasabah yang memiliki 
investasi bernilai miliaran rupiah, ternyata tidak bisa menjual kembali 
(mencairkan pokok simpanannya) produk yang sudah terlanjur dibelinya. Sebab 
musababnya, oleh oknum petugas bank yang bersangkutan (kepala cabang yang 
merangkap sebagai tenaga pemasar), dana hasil investasi ini tidak disalurkan ke 
perusahaan yang memang mengelola investasi tersebut, namun dipakai untuk 
keperluan pribadi dan kelompok (kolega)-nya. Jadilah produk ini sebuah 
investasi bodong, alias palsu. 

Untuk itu, dibuatlah bilyet produk investasi yang dijual secara 
palsu dengan cara memalsukan nomor bilyet investasi. Karena oknum yang menjual 
sekelas Kepala Cabang sebuah bank besar - selain juga menjanjikan iming-iming 
suku bunga (yield) yang cukup tinggi-, maka banyak nasabah yang (keblinger) 
percaya dan kemudian membenamkan dana miliaran rupiah ke dalam produk bodong 
ini. Nilai kumulatifnya mencapai puluhan miliar rupiah. Untuk menarik, 
dibuatlah hasil investasi yang cukup menggiurkan, sehingga mampu memancing 
nasabah yang memang sensitive price (peka terhadap suku bunga/yield). 

Pada saat awal, segala bentuk pembayaran bunga sanggup dipenuhi 
oleh oknum yang bersangkutan. Namun, lama kelamaan, setelah beberapa nasabah 
menjual kembali hasil investasinya (mencairkan pokok dananya), maka oknum 
tersebut mulai kelimpungan alias kesulitan likuiditas, akibat dananya sudah 
dipakai untuk keperluan lain. Bagaikan bank sakit, dia mulai kesulitan 
likuiditas, dan akhirnya terjadilah fenomena gagal bayar, di mana nasabah 
tidak bisa mendapatkan pokok simpanannya seperti yang dijanjikannya semula. 
Dalam konteks ini, bank yang bersangkutan tidak bertanggung jawab, karena 
memang bukan produk bank dan tidak mendapatkan jaminan dari BI. 

Kasus kedua lainnya adalah produk reksa dana bodong (alm) Bank 
Global. Awal kehancuran dan meledaknya skandal Bank Global hingga akhirnya 
menyeret bank ini ke dalam status dilikuidasi, berawal dari pengaduan para 
pemegang unit penyertaan reksa dana bodong, yang tidak masuk dalam pembukuan 
bank tersebut. Dana tersebut ternyata kembali masuk ke dalam pembukuan pribadi 
para pengelola sekaligus pemilik bank. Karena tidak masuk dalam pembukuan bank, 
maka bank menjadi kesulitan untuk membayarkan hasil penjualan kembali produk 
reksa dana bodong. 

Dari kedua contoh itu, terlihat jelas adanya fenomena praktik bank 
dalam bank, yang akhir-akhir ini marak terjadi. Oknum petugas bank, dalam hal 
ini tenaga pemasar dana hingga ke level kepala cabang, bahkan direksi bank, 
ternyata mencari sampingan penghasilan dengan menjadi agen penjual dari 

[ppiindia] Privatisasi atau Profitisasi?

2005-06-12 Terurut Topik Ambon
http://www.suaramerdeka.com/harian/0506/13/nas02.htm

Analisis ekonomi
Privatisasi atau Profitisasi?


   
  Didik J Rachbini  
 
MENTERI Keuangan baru-baru ini menagih Menneg BUMN untuk menyetorkan dana 
privatisasi 3,5 trilIun rupiah. Dana tersebut dimaksudkan sebagai penambal 
defisit di luar pemasukan dari migas dan nonmigas (pajak). Tagihan ini tentu 
mengagetkan Menneg BUMN yang tidak sama sekali mencantumkan agenda privatisasi 
sehingga berkelit mencari jalan lain untuk memenuhi tagihan tersebut.

Pandangan ini tidak hanya berhenti pada Menneg BUMN. Sehari setelah itu, Wakil 
Presiden Jusuf Kalla juga menyampaikan bahwa BUMN tidak akan dijual murah. Aset 
negara tersebut hanya akan dijual, jika negara dalam keadaan krisis ekonomi. 
Dengan demikian, gagasan privatisasi seperti dilakukan dua pemerintahan 
sebelumnya tidak akan dilakukan lagi pada pemerintahan sekarang.

Sebagai jalan keluar, muncul gagasan Menneg BUMN Sugiharto untuk mengganti 
pendapatan dana APBN dari privatisasi BUMN dengan deviden BUMN. Gagasan ini 
cukup menarik, karena implikasinya adalah perintah Menneg kepada BUMN-BUMN 
untuk meningkatkan keuntungannya. Sementara itu, kondisi kebanyakan BUMN tidak 
cukup memadai untuk menyetorkan deviden yang besar dari keuntungannya.

Namun setidak-tidaknya hal ini menjadi gagasan yang segar dalam wacana 
kebijakan publik. Selama ini untuk menambal defisit bolongnya APBN, 
pemerintah hanya mengambil jalan pintas dengan cara menjual harta yang 
produktif milik negara, yaitu BUMN. Gagasan ini selanjutnya bisa menjadi 
langkah yang produktif bagi keberlangsungan pembangunan ekonomi dengan cara 
tidak menjual murah aset negara yang baik. 

Pada satu sisi BUMN tidak serta merta dijual murah dan beralih menjadi milik 
swasta (luar negeri). Pada sisi lain pembangunan tetap terus dapat dibiayai 
dari sumber-sumber keuntungan BUMN itu. Pandangan seperti ini lebih sesuai 
dengan aspirasi politik yang berkembang sekarang. Implementasi gagasan ini akan 
mendapatkan dukungan dari masyarakat, karena dilakukan tidak melalui obral aset 
BUMN, tetapi mengambil deviden dari BUMN yang mempunyai keuntungan. Kebijakan 
ini berkesan tidak menyakitkan hati masyarakat.

***

Secara faktual, APBN yang selalu defisit sangat memerlukan tambahan dana dari 
penerimaan-penerimaan bukan pajak. Di masa yang lalu, penerimaan dari defisit 
tersebut ditambal dengan menjual BUMN dengan murah, karena kondisinya di bawah 
tekanan kebijakan negara. Karena itu, jalan keluar yang dianggap solusi paling 
tepat waktu itu untuk menutupi defisit itu diambil dari perolehan dana 
privatisasi. Kaharusan pilihan kebijakan seperti ini menimbulkan luka publik, 
karena menjual aset negara terasa seperti dalam kondisi bangkrut, yang tertimpa 
tangga pula dengan keniscayaan mesti menjual aset BUMN-BUMN tersebut. 

Yang disayangkan pada waktu lalu adalah mengapa harus menjual angsa bertelur 
emas. Bukankah menjual telurnya saja sudah mendapat penerimaan yang cukup 
besar? Kebijakan seperti ini yang akan dilaksanakan oleh pemerintah saat ini. 
Kalangan DPR juga cenderung dengan kebijakan seperti ini, agar tidak terjadi 
kontroversi dan komplikasi lagi di tengah-tengah masyarakat. Harta benda 
produktif yang kita miliki adalah BUMN, yang tidak seharusnya dijual murah 
karena tekanan krisis dan tekanan pihak luar.

Sementara itu, kebijakan privatisasi dengan cara menjual BUMN secara politik 
sudah berhadapan dengan masyarakat dan parlemen sehingga secara politik tidak 
layak. Karena itu, caranya harus diubah, untuk menambal defisit APBN Menneg 
dapat mengarahkan BUMN untuk megambil deviden agar bisa disetorkan ke kas 
negara. Beberapa BUMN mempunyai keuntungan, yang cukup memadai sehingga bisa 
dijadikan andalan untuk menyetor deviden sebagai pengganti dana privatisasi.

Jadi, deviden dapat diambil dari sebagian keuntungan atau bahkan seluruh 
keuntungan BUMN, yang kemudian diserahkan kepada yang mempunyai saham, dalam 
hal ini pemerintah. Dengan cara ini, defisit APBN dapat diatasi. Secara politik 
ini merupakan kebijakan yang lebih bersifat elegan dan cukup baik. Selanjutnya, 
Menneg BUMN dapat melakukan langkah-langkah agar target-target keuntungan bisa 
lebih tinggi dari yang sekarang dan sebelumnya. 

***

Kalangan DPR mempunyai kecenderungan bersepakat dengan cara ini. Sebagai 
anggota Komisi VI DPR RI, saya telah meminta secara tertulis agar kinerja 
keuntungan BUMN dapat ditingkatkan, sehingga kebijakan seperti ini lebih mudah 
direalisasikan. Hal itu juga merupakan bagian dari materi rapat dengan Menneg 
BUMN, yang mesti menjadi perhatian lebih serius. Bahkan, Komisi VI DPR RI akan 
terus menagih target-target kuantitatif yang harus dicapai Kementrian BUMN, 
terutama dalam meningkatkan keuntungannya.

Jika cara ini dilakukan, maka langkah-langkah lanjutan adalah meminta Menneg 
BUMN, yang diawasi oleh DPR, untuk menambah target kuantitatif keuntungan BUMN. 
Sementara itu, sebagian BUMN yang merugi harus ditekan tingkat 

[ppiindia] Life from 2,000-year-old seed in Israel

2005-06-12 Terurut Topik Ambon
   Life from 2,000-year-old seed in Israel  
By Steven Erlanger The New York Times

MONDAY, JUNE 13, 2005
   


   
JERUSALEM Israeli doctors and scientists have succeeded in 
germinating a date seed that is nearly 2,000 years old. 

The seed, nicknamed Methuselah, was taken from an excavation at 
Masada, the cliff fortress where, in A.D. 73, 960 Jewish zealots died by their 
own hand rather than surrender to a Roman assault. 

The point of growing the seed is to find out what was so 
exceptional about the original date palm of Judea, much praised in the Bible 
and the Koran for its shade, food, beauty and medicinal qualities, but long ago 
destroyed by the crusaders. 

The righteous shall flourish like the palm tree, says Psalm 92. 
They shall still bring forth fruit in old age. They shall be fat and 
flourishing. 

Dr. Sarah Sallon, who runs a project on Middle Eastern medicinal 
plants, said the date-palm tree in ancient times symbolized the tree of life. 
But Dr. Elaine Solowey, who germinated the seed and is growing it in 
quarantine, says plants grown from ancient seeds usually keel over and die 
soon, having used most of their nutrients in remaining alive. 

The plant is now 11.8 inches, or 30 centimeters, tall and has 
produced seven leaves, one of which was removed for DNA testing. Radiocarbon 
dating in Switzerland on a snip of the seed showed it to be 1,990 years old, 
plus or minus 50 years. So the date seed dates from 35 B.C. to A.D. 65, just 
before the famed Roman siege. 

Three date seeds were taken from Level 34 of the Masada dig. They 
were found in a storeroom and are presumably from dates eaten by the defenders, 
Sallon says. 

Mordechai Kislef, director of botanical archeology at Bar-Ilan 
University, had some date seeds from Ehud Netzer, who excavated Masada in the 
1970s. 

Sallon recalled that They were sitting in a drawer, and when I 
asked for one, he said, 'You're mad,' but finally gave me three. She then gave 
the seeds to Solowey, an expert on arid agriculture and dates. 

Solowey took them even though I didn't have much hope that any 
would come up. 

Sallon is the director of the Louis L. Borick Natural Medicine 
Research Center at Hadassah Medical Organization, which she set up 10 years ago 
to study natural products and therapies, from Chinese medicine to the 
indigenous medicinal plants of the Middle East. The idea is to preserve these 
plants and their oral histories in a modernizing region, and also to 
domesticate them, evaluate them scientifically and then try to integrate them 
into conventional medicine. 

Solowey, who teaches agriculture and sustainable farming at the 
Arava Institute for Environmental Studies, based at Kibbutz Ketura in the 
southern Negev, works on finding new crops for arid and saline areas like 
Jordan, Gaza and Morocco. She also works with Sallon to domesticate indigenous 
plants that appear to have medicinal uses. 

Solowey, who grew up in the San Joaquin Valley in California, said: 
We've bred for yield and taste, but not hardiness, so we have a lot of plants 
as hardy as French poodles, so we have to spray to protect them, and then we 
pay the price. There isn't a cubic centimeter of water in the San Joaquin 
Valley that isn't polluted with something. 

Solowey planted the date seeds at the end of January after trying 
to draw them out of their deep dormancy. She first soaked the seeds in hot 
water to soften the coat, then in an acid rich in hormones, then in an 
enzymatic fertilizer made of seaweed and other nutrients. 

I've done other recalcitrant seeds, she said. It wasn't a 
project with a high priority. I had no idea if the food in the seed was still 
good, but I put them in new pots in new potting soil and plugged them into drip 
irrigation and kind of forgot about them. 

About six weeks later, she said, I saw the earth cracked in a pot 
and, much to my astonishment, one of these came up. 

The first two leaves looked odd, she said, very flat and pale. But 
the third looked like a date leaf with lines, and every one since has looked 
more and more normal - like it had a hard time getting out of the seed. 

Lotus seeds about 1,200 years old have been sprouted in China, and 
after the Nazis bombed London's Natural History Museum in World War II and a 
lot of water was used to put out the fire, seeds about 500 years old also 
germinated. 

But no one had done it from 2,000 years old, Sallon said. 

In the time of the Roman naturalist Pliny the Elder, forests of 
date palms covered the area from Lake Galilee to the Dead Sea and made Jericho 
famous; a date palm is featured on ancient coinage, as it is on the current 
Israeli 10-shekel coin. 

The 

[ppiindia] Checking the threat that could be China

2005-06-12 Terurut Topik Ambon
http://www.japantimes.co.jp/cgi-bin/geted.pl5?eo20050612a1.htm

NEW U.S. DEFENSE POSTURE


Checking the threat that could be China

By RICHARD HALLORAN
Special to The Japan Times


HONOLULU -- When U.S. Secretary of Defense Donald Rumsfeld addressed the 
Shangri-la Security Dialogue in Singapore last weekend, most of the attention 
in the meeting and later in the press focused on his candid comments about 
China's military strategy, spending and modernization. 
The secretary barely touched on the fundamental revision in the U.S. defense 
posture that is intended to counter a potential threat from China or to respond 
swiftly to contingencies elsewhere, pointing only to a repositioning of U.S. 
forces worldwide that will significantly increase our capabilities in support 
of our friends and allies in this region. 

American defense officials in Washington, at the Pacific Command here in 
Hawaii, and in Asia have spent many months seeking to bring Rumsfeld's policy 
to reality. They have fashioned a plan intended to strengthen the operational 
control of the Pacific Command, enhance forces in the U.S. territory of Guam, 
tighten the alliance with Japan and streamline the U.S. stance in South Korea. 

As pieced together from American and Japanese officials, who cautioned that no 
firm decisions have been made, the realignment shapes up like this: 

ARMY: The U.S. Army headquarters in Hawaii will become a war-fighting command 
to devise and execute operations rather than one that trains and provides 
troops to other commands as it does now. The U.S. four-star general's post in 
Korea will be transferred to Hawaii. 

The 1st Corps at Fort Lewis, Washington, will move to Camp Zama, Japan, to 
forge ties with Japan's ground force. Japan will organize a similar unit, 
perhaps called the Central Readiness Command, to prepare and conduct operations 
with the U.S. Army. 

Japanese officials are considering elevating the Self-Defense Agency to a 
ministry and renaming Japan's Ground Self-Defense Force as the Japanese Army; 
same for the navy and air force. Shedding those postwar names would reflect 
Japan's emergence from its pacifist cocoon. 

In South Korea, the U.S. plans to disband the 8th Army, which has been there 
since the Korean War of 1950-53, to relinquish command of Korean troops to the 
Koreans and to minimize or eliminate the United Nations Command set up during 
the Korean War. 

A smaller tactical command will oversee U.S. forces that remain in Korea, which 
will be down to 25,000 from 37,000 in 2008. That may be cut further since Seoul 
has denied the U.S. the strategic flexibility to dispatch U.S. forces from 
Korea to contingencies elsewhere. 

MARINE CORPS: The Marines, who have a war-fighting center in Hawaii, will move 
the headquarters of the 3rd Marine Expeditionary Force (III MEF) to Guam from 
Okinawa to reduce the friction caused by the U.S. footprint on that Japanese 
island. How many Marines would move was not clear, but combat battalions will 
continue to rotate to Okinawa from the United States. 

Some U.S. officers are displeased because local politics rather than military 
necessity dictated the move. They asserted that the Tokyo government, despite 
its desire to reduce the burden on Okinawans, has blocked U.S. attempts to 
move forces to other bases in Japan. 

Other officers saw an advantage to having III MEF in Guam. If a Japanese 
government sought to restrict the movement of U.S. forces, III MEF would be 
able to operate without reference to Tokyo. 

AIR FORCE: The 13th Air Force moved to Hawaii from Guam in May to give that 
service a war-fighting headquarters like those of the other services. General 
Paul V. Hester, commander of the Pacific Air Forces, was quoted in press 
reports: We're building an air operations center and war-fighting headquarters 
that serves the entire Pacific region. 

The Air Force plans to establish a strike force on Guam that will include six 
bombers and 48 fighters rotating there from U.S. bases. In addition, 12 
refueling aircraft essential to long-range projection of air power will be 
stationed at Guam's Andersen Air Force Base. 

Further, three Global Hawk unmanned reconnaissance aircraft will be based on 
Guam. Global Hawks can range more than 19,000 kilometers, at altitudes up to 
21,000 meters, for 35 hours, which means they can cover Asia from Bangkok to 
Beijing with sensors making images of more than 100,000 sq. kilometers a day. 

In Japan, the Air Force is willing to share Yokota Air Force Base, west of 
Tokyo, with Japan's Air Self-Defense Force but has resisted opening the base to 
civilian aircraft, citing security concerns. Tokyo Gov. Shintaro Ishihara has 
demanded such rights. 

NAVY: Kitty Hawk, the conventionally powered aircraft carrier based at 
Yokosuka, Japan, is scheduled to be replaced by 2008. The U.S. wants to station 
a nuclear-powered carrier there, although some Japanese politicians would 
prefer the last of the 

[ppiindia] Irshad Manji

2005-06-12 Terurut Topik Ambon
http://islamlib.com/id/index.php?page=archivesmode=categoryid=3

Irshad Manji
Oleh Ulil Abshar-Abdalla
06/06/2005
Saya kini sedang menikmati buku Irshad Manji, The Trouble with Islam Today. Dia 
bukan seorang sarjana muslim. Tapi dengan jujur dia telah mengungkapkan sesuatu 
yang dirasakan seorang muslim tentang Islam yang dipraktekkan dalam 
masyarakat. Saya mendapat banyak pelajaran dari buku ini, sebab pengarangnya 
adalah sedikit di antara muslimah yang berani melontarkan suara lain.

Saya kini sedang menikmati buku Irshad Manji, The Trouble with Islam Today. Dia 
bukan seorang sarjana muslim. Tapi dengan jujur dia telah mengungkapkan sesuatu 
yang dirasakan seorang muslim tentang Islam yang dipraktekkan dalam 
masyarakat. Saya mendapat banyak pelajaran dari buku ini, sebab pengarangnya 
adalah sedikit di antara muslimah yang berani melontarkan suara lain.

Jujur harus diakui, dalam hukum Islam banyak sekali bentuk-bentuk 
diskriminasi atas perempuan. Ini bukan berarti Islam tak membawa perbaikan 
bagi hak-hak perempuan. Islam telah membawa banyak hal positif bagi perempuan. 
Tapi, sementara definisi tentang hak-hak perempuan terus bergerak, hukum Islam 
mogok di tengah jalan, dengan alasan ia sudah ketentuan Tuhan yang tidak 
boleh diutak-utik. Ulama laki-laki seakan-akan seenaknya menjustifikasi 
diskriminasi itu dengan bersembunyi di balik hukum-hukum Tuhan yang konon tak 
boleh diubah. Ini sama dengan memakai agama untuk melanggengkan ketidakadilan. 

Karena itu sikap saya, sebagaimana Manji, jelas: Islam harus ditafsirkan 
terus-menerus sesuai dengan rasa keadilan yang berkembang dalam masyarakat. 
Islam tak boleh dihentikan geraknya dengan dalih Tuhan sudah memberi 
batas-batas yang jelas tentang perempuan.

Bagi saya, hubungan antara agama dan pemeluknya bersifat dialektis ('alaqah 
jadaliyyah): agama tak bisa bersikap burung unta, acuh terhadap 
protes-protes yang dilontarkan pemeluknya. Agama harus menyesuaikan diri 
dengan kebutuhan pemeluknya. Tapi pemeluk agama juga harus bisa menyesuaikan 
diri dengan visi moral yang dikehendaki agama. 

Hubungan dialektis antara agama dan pemeluknya itu mengandaikan bahwa agama dan 
pemeluknya saling menyesuaikan diri. Agama tak bisa meletakkan diri secara 
doktriner seperti diktator yang memaksakan hukum-hukumnya walau jelas 
hukum-hukum itu tak sesuai dengan kebutuhan umatnya. Tapi manusia juga tak bisa 
meletakkan dirinya secara absolut sebagai kriteria tunggal. Karena itu, 
pengalaman manusia dalam beragama sama pentingnya dengan teks ajaran itu 
sendiri. Ajaran agama muncul karena merespons pengalaman manusia dalam situasi 
yang spesifik, dan karena itu juga dibentuk oleh kondisi historis. Tapi agama, 
selain terkondisikan oleh sejarah, juga melampaui sejarah. Agama adalah di 
dalam sekaligus di luar sejarah.

Salah satu sikap sebagian umat Islam yang saya anggap kurang tepat adalah 
anggapan bahwa Islam yang benar dan lurus sudah tersedia, sudah selesai, 
karena sudah terkandung dalam ajaran-ajaran yang diwedarkan oleh Kanjeng Nabi 
Muhammad. Umat Islam tak perlu repot-repot lagi mencari. Buat apa mencari 
jalan kebenaran, toh semuanya sudah tersedia dengan komplit dalam ajaran yang 
ada.

Islam memang telah diwedarkan dengan tuntas oleh Nabi. Tapi penerapannya juga 
tidak semudah yang dibayangkan. Penerapan ajaran Nabi harus tetap kreatif dan 
dinamis, dan karena itu penelaahan rasional dalam bentuk ijtihad diperlukan. Di 
situlah proses pencarian Islam berlangsung. Anggapan bahwa semuanya telah 
selesai dan sempurna adalah cerminan dari kemalasan berpikir, spiritual 
complacency.

Karena pencarian penting, maka pengalaman manusia juga menjadi penting. Agama 
tidak bisa menundukkan pengalaman manusia sepenuhnya, sebaliknya pengalaman 
manusia tidak bisa mengarahkan agama sepenuhnya. Yang terjadi adalah proses 
dialektis: Islam adalah imam sekaligus makmum terhadap umat Islam. 
Begitulah sebaliknya.

Karena itu, selain buku Manji, karya Asra Q Nomani, Standing Alone in Mecca: An 
American Woman's Struggle for the Soul of Islam juga perlu dibaca. Buku ini 
berkisah tentang seorang perempuan muslimah asal Pakistan yang terseok-seok 
mencari jiwa Islam yang sesungguhnya melalui pengalaman hidup yang pasang 
surut. Otobiografi spiritual Ziauddin Sardar, Desperately Seeking Paradise, 
juga layak dibaca. Sardar bercerita tentang perjalanannya mencari Islam, 
bergabung dengan banyak kelompok Islam, termasuk Jamaah Tabligh. 

Buku-buku Manji, Nomani, atau Sardar, menunjukkan bahwa menjadi muslim yang 
relevan dengan abad modern bukanlah pekerjaan mudah. Selalu ada pergulatan dan 
pergelutan di sana. [Ulil Abshar-Abdalla]

^ Kembali ke atas 
Referensi: http://islamlib.com/id/index.php?page=articleid=828

  a.. 


[Non-text portions of this message have been removed]



***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared 

[ppiindia] China shifts centre of gravity

2005-06-12 Terurut Topik Ambon
http://www.theaustralian.news.com.au/common/story_page/0,5744,15595265%255E2703,00.html


China shifts centre of gravity
Henry Kissinger
June 13, 2005 
THE relationship between the US and China is beset by ambiguity. On the one 
hand, it represents perhaps the most consistent expression of a bipartisan, 
long-range US foreign policy.

Starting with Richard Nixon, seven presidents have affirmed the importance of 
co-operative relations with China and the US commitment to a One China policy - 
albeit with temporary detours at the beginning of the Reagan, Clinton and 
George W.Bush administrations. 

Mr Bush and secretaries of state Condoleezza Rice and Colin Powell have 
described relations with China as the best since opening to Beijing in 1971. 
The two presidents, Bush and Hu Jintao, are planning reciprocal visits to 
Washington and Beijing this year and to meet several times at multilateral 
forums. 

Nevertheless, ambivalence has suddenly re-emerged. Various officials, members 
of Congress and media are attacking China's policies, from the exchange rate to 
military build-up, much of it in a tone implying China is on some sort of 
probation. To many, China's rise has become the most significant challenge to 
US security. 

Before dealing with a long-range view on how to keep the relationship from 
becoming hostage to reciprocal pinpricks, I must point out that the consulting 
company I chair advises clients with business interests around the world, 
including China. Also, in early May, I spent a week in China, much of it as a 
guest of the Government. 

 
 
  
  
 
 


The rise of China, and of Asia, will, over the next decades, bring about a 
substantial reordering of the international system. The centre of gravity of 
world affairs is shifting from the Atlantic, where it was lodged for the past 
three centuries, to the Pacific. The most rapidly developing countries are 
located in Asia, with a growing means to vindicate their perception of the 
national interest. 

China's emerging role is often compared to that of imperial Germany at the 
beginning of the last century, the implication being that a strategic 
confrontation is inevitable and the US had best prepare for it. That assumption 
is as dangerous as it is wrong. 

The European system of the 19thcentury assumed that its major powers would, in 
the end, vindicate their interests by force. Each nation thought a war would be 
short and that, at its end, that nation's strategic position would have 
improved. 

Only the reckless could make such calculations in a globalised world of nuclear 
weapons. War between major powers would be a catastrophe for all participants. 
There would be no winners; the task of reconstruction could dwarf the causes of 
the conflict. 

Which leader who entered World WarI so insouciantly in 1914 would not have 
recoiled had he been able to imagine the world at its end in 1918? Our age 
knows the consequences, at least nearly enough. Wise statesmen will do their 
utmost to avoid the re-emergence of the deadly calculus that, after Germany's 
rise, turned the international system into a self-fulfilling prophecy. 

Another special factor that drove the international system to confrontation a 
century ago was the provocative style of German diplomacy. In 1900, a 
combination of Russia, France and Britain would have seemed inconceivable given 
the conflicts between Russia and Britain in Central Asia and between France and 
Britain over the sources of the Nile. 

Fourteen years later, a bullying German diplomacy had brought it about, 
challenging Britain with a naval build-up and seeking to humiliate Russia over 
Bosnia in 1908 and France in two crises over Morocco in 1905 and 1911. 

Military imperialism is not the Chinese style. Carl von Clausewitz, the leading 
Western strategic theoretician, addresses the preparation and conduct of a 
central battle. Sun Tzu, his Chinese counterpart, focuses on the psychological 
weakening of the adversary. China seeks its objectives by careful study, 
patience and the accumulation of nuances - only rarely does China risk a 
winner-take-all showdown. 

It is unwise to substitute China for the Soviet Union in our thinking and to 
apply to it the policy of military containment of the Cold War. The Soviet 
Union was heir of an imperialist tradition, which, between Peter the Great and 
the end of World War II, had projected Russia from the region around Moscow to 
the centre of Europe. 

The Chinese state in its present dimensions has existed substantially for 2000 
years. The Russian empire was governed by force; the Chinese empire by cultural 
conformity with substantial force in the background. 

At the end of World War II, Russia found itself face-to-face with weak 
countries along all its borders and unwisely relied on a policy of occupation 
and intimidation beyond the long-term capacity of the Russian state. 

The strategic equation in Asia is altogether 

[ppiindia] Poor states freed of debt

2005-06-12 Terurut Topik Ambon
http://www.theaustralian.news.com.au/common/story_page/0,5744,15595267%255E2703,00.html


Poor states freed of debt

June 13, 2005 
SOME of the world's poorest countries have cautiously welcomed a deal struck by 
the wealthiest nations to wipe out their debts.

The agreement, which US Treasury Secretary John Snow described as historic, 
will immediately write off $US40billion ($52.6billion) of debt owed to the 
World Bank, International Monetary Fund and African Development Bank by 18 
heavily indebted poor countries, 14 of them in Africa. 

They are Benin, Bolivia, Burkina Faso, Ethiopia, Ghana, Guyana, Honduras, 
Madagascar, Mali, Mauritania, Mozambique, Nicaragua, Niger, Rwanda, Senegal, 
Tanzania, Uganda and Zambia. 

The deal was agreed by finance ministers of the so-called Group of 8 - the 
US, Britain, Canada, France, Germany, Italy, Japan and Russia - meeting in 
London ahead of a G8 leaders' summit in Gleneagles, Scotland, next month. 

The 18 countries will save a combined $US1.5billion a year in debt repayments. 

 
 
   
  
 
 


British Chancellor Gordon Brown, who acknowledged there were moral hazard 
concerns about cancelling debt that could affect the future creditworthiness of 
the countries concerned, said the G8 had agreed to put up extra money to meet 
the interest payments these countries and others would have made to the World 
Bank and the ADB over the next 10 years. 

Britain will pay up to $US960million in interest over 10 years, with similar 
amounts from Germany and France. The US will pay up to $US1.75billion. 

Irish rock star and activist Bono welcomed the agreement but said much more 
needed to be done. 

There's more to go to really make this an end to extreme poverty, of course, 
he said, speaking from the German city of Cologne where his band, U2, is on 
tour. 

But this is one of the three asks that we have - debt (relief), a deal on an 
increase in aid flows, and a deal with the unfair trading that goes on between 
the richest countries and the poorest. 

Bono has been a leading figure in a long-running campaign to lift billions of 
dollars of debt off the backs of African nations, enabling them to use money 
otherwise spent on interest payments to pay for schools and healthcare. 

He acknowledged that debt relief could not be divorced from the issue of better 
governance in Africa, saying: Corruption is Africa's problem - it's actually 
the most important problem. There's no point in cancelling the debts and ending 
up redecorating presidential palaces. 

Fellow singer Bob Geldof, who has organised the global Live 8 concerts to 
highlight global poverty and put pressure on the G8 to act, said: Tomorrow, 
280million Africans will wake up for the first time in their lives without 
owing you or me a penny from the burden of debt that has crippled them for so 
long. 

Ugandan Information Minister Nsaba Buturo said the decision was commendable, 
but added: It's something that should have been done yesterday. 

Ethiopian Finance Minister Sofian Ahmed said the cancellation of his country's 
debt was very encouraging and ministers in Nicaragua and Zambia said they 
would now be able to boost health and education programs. 

Another nine poor countries are close to a deal to cancel their debt, while 11 
others could do so in the coming years, bringing the total helped to 38 and the 
amount of debt cancelled to a potential $US55billion. 

This is not a time for timidity but a time for boldness, Mr Brown said. This 
is not a time for second best. 

The IMF and World Bank would maintain strict supervision to ensure the cash 
freed went to health, education and alleviating poverty. 

We will take further steps to root out corruption, Mr Brown said. 

Romilly Greenhill, of ActionAid, said: The debt deal is very good news for the 
people in the 18 countries that will immediately benefit, and who will now see 
their debts written off. But it will do little to immediately help millions in 
at least 40 other countries that also need 100per cent debt relief. 

The Gleneagles summit next month is expected to back a limited version of an 
international finance facility proposed by Mr Brown, in which money is raised 
for poor countries on the security of their future aid flows. 

Saturday's meeting also opened the way for the oil-producing countries, which 
have benefited from record prices this year, to give more to the world's poor 
countries. 

A trust fund is to be set up aimed at helping countries affected by 
fluctuations in commodity prices. 

The debt-relief plan was adopted after Britain managed to secure US backing on 
Friday, although disagreements remain over how much extra development aid poor 
countries should get and how to fund it, as well as an opening-up of world 
markets to poor economies. 

The Sunday Times 



[Non-text portions of this message have been removed]



***

[ppiindia] Dari tanah Air: keamanan demokrasi

2005-06-12 Terurut Topik Ikra
Siapa bilang indonesia negeri yang sudah aman? Coba baca berita di bawah ini, 
dari Sinar Harapan:

KETUA IKOHI TERIMA ANCAMAN PEMBUNUHAN

JAKARTA ? Ketua Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia (Ikohi) Mugianto 
menerima ancaman pembunuhan dari seseorang yang mengaku sebagai ?Pembela 
Soeharto?.
Menurut Koordinator Divisi Kampanye Ikohi, Sinnal Blegur, kepada SH, Rabu 
(1/6), ancaman itu muncul dalam surat yang dikirimkan ke Sekretariat Ikohi di 
Jl. Borobudur No.14, Jakarta Pusat, tanggal 25 Mei lalu.
Dalam surat itu, seseorang yang mengaku sebagai pembela Soeharto (mantan 
presiden RI), dengan nama M.Julfikar, mengancam akan membunuh Mugianto dalam 
waktu 15 hari sejak surat ancaman itu dikirim. Mugianto sendiri saat ini berada 
di Bangkok. 
Sinnal mengatakan surat ancaman itu diyakini terkait dengan desakan Ikohi 
kepada Tim Penyelidik Penghilangan Orang Secara Paksa Komnas HAM pada 15 Mei 
2005 agar Soeharto selaku Panglima Tertinggi TNI dan Presiden RI, diperiksa. 
Desakan pemeriksaan ini, menurut Ikohi, berdasarkan asumsi bahwa Soeharto telah 
memberikan daftar 28 nama para aktivis pro-demokrasi kepada Prabowo Subianto 
selaku Danjen Kopassus. Daftar nama aktivis itulah yang menjadi sasaran bagi 
Tim Mawar untuk diculik dan dihilangkan pada periode 1997-1998.
Menanggapi surat ancaman itu, Selasa (31/5), Ikohi mengadukan ancaman itu ke 
Mabes Polri dan diterima oleh Kombes Anton Charlian. Ikohi menilai, ancaman itu 
sangat serius dan meminta aparat kepolisian menanggapinya dengan serius. (san)

dari:
http://www.sinarharapan.co.id/berita/0506/01/nas13.html


***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ppiindia] Dari Tanah Air: kebebasan memperoleh informasi

2005-06-12 Terurut Topik Ikra
Dear Friends;
Perlu diadakan semacam forum kontak antar masyarakat Indonesia di Luar Negeri, 
agar kita bisa ikut berkiprah dalam usaha-usaha baik yang sedang berlangsung di 
Tanah Air. Misalnya saja untuk ikut mendukung perjuangan yang bagus ini, 
sebagaimana disiarkan oleh Sinar Harapan ini:

DESAKAN REALISASI UU KEBEBASAN MEMPEROLEH INFORMASI MENGUAT

Jakarta ? Sejumlah anggota Komisi I DPR dan kelompok Lembaga Swadaya Masyarakat 
(LSM) melakukan kampanye bersama tentang Rancangan Undang-Undang Kebebasan 
Memperoleh Informasi (RUU KMI). 
Deklarasi dan pembacaan ?Proklamasi RUU KMI? yang dilanjutkan dengan penyematan 
pin oleh Agus Pambagio (Visi Anak Bangsa) kepada anggota DPR dilakukan di ruang 
wartawan DPR, Selasa (31/5). Sejumlah hasil penelitian menyangkut RUU KMI juga 
diserahkan oleh anggota koalisi Hanif Suranto kepada anggota Dewan. 
Acara bersama sejumlah anggota DPR dengan kalangan LSM yang tergabung dalam 
koalisi KMI ini terasa meriah, sebab ruang wartawan disulap dengan berbagai 
spanduk, gambar, dan bendera KMI. Para anggota Dewan yang duduk di depan pun 
sambil membawa bendera KMI.
Sebanyak 12 anggota Komisi I DPR, antara lain Effendi Choirie dan AS Hikam 
(Fraksi Kebangkitan Bangsa), Sidik Wahab (Fraksi Partai Demokrat), Dedi 
Jamaludin dan Djoko Susilo (Fraksi Partai Amanat Nasional), serta Ali Muchtar 
Ngabalin (Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi) mendorong segera dibahas dan 
ditunataskan RUU yang telah lama tertunda. Padahal informasi publik merupakan 
hak warga negara.
Hikam yang juga Ketua Badan Legislasi DPR mengatakan kampanye mendorong 
selesainya RUU KMI ini harus sampai ke pelosok Tanah Air, sebab seluruh warga 
negara yang tinggal di pedesaan dan pegunungan membutuhkan informasi untuk 
kepentingan peningkatan kualitas hidup. (sur)



***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ppiindia] Demonstrasi Alam

2005-06-12 Terurut Topik Ambon
http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail_cid=175642

Senin, 13 Juni 2005,


Demonstrasi Alam
Oleh M. Fathoni Mahsun *


Mungkin Indonesia memang belum benar-benar siap sebagai negara yang terbebas 
atau minimal meninggalkan kemiskinan. Tidak usah repot-repot memburu data yang 
valid untuk membuktikan hal itu.

Misalnya, data Bank Dunia menunjukkan bahwa di Indonesia terdapat 110 juta 
lebih penduduk miskin. Busung lapar yang terjadi di depan mata kita saat ini 
ditengarai sebagai penyakit khas negara miskin yang ada sejak zaman Belanda. 
Jumlah penduduk miskin di negara ini tidak tanggung-tanggung, menyamai jumlah 
penduduk Malaysia, Vietnam, dan Kamboja.

Terlepas dari itu, sebagai sesama warga negara Indonesia, kita harus turut 
prihatin. Sebab, ternyata di tengah-tengah keglamoran sebagian masyarakat, yang 
ramai-ramai mulai bisa mencicipi berbagai macam subsisdi kompensasi BBM, masih 
ada saja yang terkena busung lapar atau maramus kwasiorkor karena gizi buruk. 

Yakni, penyakit yang tidak lagi menjadi problem satu provinsi saja -karena 
sebagian masyarakat yang kebetulan berada di provinsi lain mungkin merasa 
terbebas dan tidak perlu terbebani memikirkan hal tersebut- tetapi sudah 
menjadi penyakit nasional, yang penyebarannya merangsek ke seluruh provinsi di 
Indonesia. Bahkan, mungkin terjadi di sekitar kita. Jadi, tak ada alasan untuk 
tidak peduli.

Penyakit itu seakan-akan berteriak dengan lantang setelah teriakan 
penyakit-penyakit lain, seperti polio dan kusta, kurang diperhatikan publik 
Indonesia. Teriakan tersebut seakan berbunyi bahwa banyak hal mendasar di 
Indonesia yang kurang teperhatikan. 

Banyak kebutuhan primer masyarakat yang semestinya didahulukan pemerintah, 
tetapi ternyata pemerintah lebih memprioritaskan hal-hal lain yang notabene 
dapat mengangkat citra Indonesia di mata internasional serta hal-hal lain yang 
hanya bersifat atributif, seperti peremajaan mobil pejabat, pembiayaan pemilu, 
dan pilkada. Pemerintah berani membayar mahal untuk itu.

Masyarakat miskin memang berkali-kali menjadi tumbal di negeri ini. Mereka 
sering menjadi korban karena dipandang tidak mempunyai bargaining position. 
Nasibnya baru diperhatikan ketika ada kejadian fenomenal. Ironisnya, kalaupun 
ada musibah, uluran tangan dari pemerintah hanya bersifat belas kasihan, 
temporer, dan tidak permanen.

Nasib mereka belum dipandang sebagai hak yang harus diperjuangkan. Bayangkan 
saja, pemerintah hanya mengalokasikan dana Rp 150 miliar untuk menanggulangi 
gizi buruk di seluruh tanah air. Coba bandingkan dengan subisidi bank-bank 
rekap yang mencapai Rp 70 triliun. Mana cerminan bahwa pemerintah akan 
memperjuangkan nasib wong cilik sebagaimana digembor-gemborkan pada waktu 
kampanye?

Lebih terperanjat lagi ketika ternyata musibah busung lapar terjadi di NTB, 
yang notabene daerah penghasil padi. Memang dari kacamata medis, busung lapar 
bukan karena kekurangan pangan. Bisa saja orang makan tiga kali sehari, tapi 
terserang busung lapar. Penyakit tersebut bisa disebabkan rendahnya gizi yang 
dikonsumsi. 

Logika sederhananya, masyarakat NTB, yang daerahnya menjadi salah satu sentra 
penghasil beras di Indonesia, ternyata tidak mampu menukar hasil sawah dengan 
susu, ikan, bubur bayi, atau makan-makanan lain yang mengandung muatan makanan 
standar. 

Salah satu kecurigaan mengarah pada pertanyaan-pertanyaan, ke manakah hasil 
panen mereka, apakah hanya cukup menutupi ongkos produksi saja? Lalu, bagaimana 
kebijakan pemerintah tentang harga pupuk, harga jual hasil panen?

Sudahkah pemerintah memihak kepada rakyat? Kalau sudah, mengapa harus terjadi 
busung lapar? Jika daerah yang menjadi lumbung padi saja bisa terserang busung 
lapar, bagaimana daerah yang bukan lumbung padi?

Busung lapar bukan lagi hanya masalah kesehatan secara ansich, tetapi merupakan 
penyakit politik, penyakit yang timbul karena kesalahan pemerintah mengambil 
kebijakan. 

Penyakit itu tidak akan timbul kembali -karena sudah pernah terjadi sebelumnya- 
jika pemerintah serius melakukan langkah-langkah antisipasi dengan melakukan 
kontrol kontinu dan konsisten agar tidak terjadi penyakit-penyakit serupa. 

Namun sekali lagi, itu penyakit orang-orang miskin, orang-orang yang distigma 
kurang memberikan konstribusi berarti bagi pembangunan. Untuk membuktikan hal 
itu, kita bisa menengok pernyataan Menko Kesra Alwi Shihab yang mengatakan, 
busung lapar pada sebagian anak-anak Indonesia adalah kecelakaan.

Tragis memang. Sebab, hal itu cenderung dianggap sebagai kejadian kebetulan, 
spontan, dan numpang lewat saja serta terkesan sebagai kejadian yang tidak 
melibatkan kekeliruan kebijakan pemerintah. Benar-benar tragis.
 M. Fathoni Mahsun, presiden BEM STKIP PGRI Jombang
 


[Non-text portions of this message have been removed]



***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. 

[ppiindia] Penyakit Busung Lapar

2005-06-12 Terurut Topik Ambon
http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail_cid=175643
Senin, 13 Juni 2005,



Penyakit Busung Lapar
Masalah Klasik Kesehatan Anak 
Oleh Widodo Judarwanto *



Belum lagi kekawatiran tentang penyakit polio reda, masyarakat Indonesia 
kembali tersentak ketika ratusan anak di bawah lima tahun (balita) dilaporkan 
mengalami busung lapar di Nusa Tenggara Barat (NTB). Bahkan, beberapa di 
antaranya meninggal dunia. Kasus tersebut kemudian dilaporkan meluas ke 
provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Lampung, dan banyak provinsi [EMAIL 
PROTECTED]


Penyakit busung lapar termasuk gangguan kurang energi protein (KEP) atau kurang 
kalori protein (KKP). Sebenarnya, KEP merupakan masalah kesehatan anak yang 
klasik dan sudah berlangsung lama di Indonesia atau di negara berkembang 
lainnya. 


Masalah itu mulai mengusik emosi seluruh lapisan masyarakat Indonesia. 
Kegerahan mulai dirasakan pelaksana pemerintahan atau instansi yang terkait, 
baik tingkat pusat maupun daerah. 


Lalu kenapa baru sekarang masalah itu menjadi semakin dramatis. Padahal, hal 
itu merupakan masalah klasik yang sering dihadapi tenaga kesehatan di lapangan 
sejak dulu. 


Menurut survei kesehatan nasional (susenas) 1989, gizi kurang diderita 37,5% 
anak balita. Pada 2000, prevalensi gizi kurang adalah 24,6%. Yang menjadi 
masalah adalah penderita gizi buruk, yang terlihat tidak terjadi penurunan 
prevalensi. Prevalensi gizi buruk pada anak balita meningkat dari 6.3% pada 
1989 menjadi 11,5% pada 1995.


Tapi kemudian turun menjadi 7,5% pada 2000. Terlepas dari kejadian krisis 
ekonomi 1997, memasuki 2000, masalah gizi kurang ditemui pada sebagian besar 
penduduk. Masih ditemukan 20 kabupaten dengan prevalensi gizi kurang pada anak 
balita di atas 40%, 60 kabupaten dengan prevalensi antara 30-40%, dan 141 
kabupaten dengan perevalensi antara 20-30%. Pada 2003, gizi buruk masih 
berkisar 8%. 


Dalam era keterbukaan dan semakin pesatnya kemajuan informasi dan teknologi, 
kasus tersebut semakin jelas dan transparan. Ditambah lagi kepiawaian media 
dalam mengungkapkan dan mengemas berita sehingga masalah itu menjadi topik 
hangat dalam semester awal tahun ini.


Tidak Fokus

Dalam perkembangannya, kasus itu menjadi tidak terfokus dalam penyelesaian 
masalah. Semua pihak merasa paling benar dan kecenderungan saling menyalahkan. 
Dari seorang menteri sempat terdengar komentar, ini bukan sekadar kemiskinan, 
tapi masalah pengetahuan dan ketidaktahuan orang tua dalam pemberian nutrisi. 


Sebagian pakar kesehatan menimpali, masalah itu terjadi akibat pelaporan asal 
bapak senang dari instansi kesehatan daerah. Teknokrat kesehatan dari kampus 
bereaksi, kenapa tak dilakukan pendekatan ilmiah dalam penanganannya. Politisi 
di DPR tidak kalah garang, mereka langsung menuntut dua menteri terkait untuk 
mundur karena terlalu sibuk mengurus partainya. 


Beberapa individu masyarakat pun mulai berkomentar, mengapa di abad milenium 
ini busung lapar masih ada. Pasti ada yang kurang beres dalam pemerintahan kita.


Mungkin saja beberapa komentar, caci maki, dan umpatan beberapa pihak tersebut 
ada benarnya. Penyebab KEP sangat banyak dan kompleks. Beberapa faktor bisa 
berdiri sendiri atau terjadi bersama-sama. Faktor tersebut adalah penyebab 
primer seperti faktor ekonomi, sosial, budaya, dan pendidikan. 


Penyebab sekunder berupa gangguan metabolisme, penyakit infeksi kronis, 
penyakit jantung bawaan, atau penyakit bawaan lainnya. Di daerah pedesaan, 
biasanya faktor sosial, ekonomi, dan pendidikan sering berpengaruh. Pengetahuan 
dan keadaan ekonomi yang minimal mempengaruhi gangguan dan penyimpangan 
pemberian asupan gizi pada anak. 


Ibarat Pepatah

Gajah di pelupuk mata tak tampak, kuman di seberang lautan tampak. Pepatah itu 
mungkin menggambarkan perilaku pelaksana pemerintahan, teknokrat kesehatan, 
politisi, partai politik, dan aktivis LSM . 


Bila semua berpikir jernih dan berorientasi untuk menyelesaikan masalah, saling 
menuding bukanlah tindakan yang bijaksana. Masalah klasik gizi buruk yang sudah 
lama terjadi itu, bila direnungi lebih dalam, sebenarnya adalah kesalahan dan 
kelemahan kita semua. 


Mengapa kasus yang demikian lama menggejala di masyarakat baru kita sadari 
sekarang. Selanjutnya, upaya yang harus dilakukan bersama ialah menyelamatkan 
jutaan anak yang masih bisa jatuh dalam gizi buruk. 


Kepekaan dan kepedulian semua lapisan dan unsur masyarakat harus lebih 
ditingkatkan. Ke depan, segala kelemahan dan kekurangan yang ada seharusnya 
tidak ditutupi dengan menyalahkan pihak lain.


Aparat pemerintahan di daerah dan pusat yang terkait dengan bidang kesehatan 
banyak dituding sebagai biang kesalahan. Kesulitan ekonomi Indonesia sebaiknya 
bukan dijadikan alasan. Tapi, itu harus dijadikan motivasi untuk menghindari 
masyarakatnya dari berbagai akibat yang menyengsarakan. Aparat pemerintah 
bidang kesehatan di lapangan harus mepantau dan berkoordinasi dengan pusat. 
Diperlukan kerja keras untuk memprioritaskan pencegahan kasus 

[ppiindia] WASPADAI KELOMPOK M TOP, POLISI PERKETAT JALUR PANTURA

2005-06-12 Terurut Topik Ambon
http://www.antara.co.id/seenws/?id=11683

  Jun 12 23:02


  Kirim 

  WASPADAI KELOMPOK M TOP, POLISI PERKETAT JALUR PANTURA 

  Informasi yang disajikan dalam situs ini hanya untuk pengguna akhir 
(end-user). Menyiarkannya kembali dalam bentuk cetak, elektronik dan lain-lain 
tidak diperkenankan, tanpa izin tertulis dari LKBN ANTARA. 

  Cirebon (ANTARA News) - Menyusul meningkatnya ancaman teror bom dan 
menyikapi informasi mengenai masuknya kelompok Noordin M Top ke wilayah 
Pantura, Jabar, Kepolisian Wilayah (Polwil) Cirebon mempeketat penjagaan di 
jalur Pantai Utara Jawa itu dan melakukan tempat-tempat kost yang mereka 
curigai.

  Keterangan yang berhasil dihimpun ANTARA, Minggu malam menyebutkan, 
pengetatan pintu masuk di jalur Pantura itu, diantaranya dilakukan operasi 
razia kendaraan bermotor di sebelah timur perbatasan Jabar-Jateng, yakni di 
Losari, Kabupaten Cirebon, sebelah barat kawasan Indramayu, tepatnya di Eretan.

  Sedangkan di poros tengah, yakni Majalengka dan Kuningan yang 
masing-asing berbatasan dengan wilayah Ciamis serta Sumedang.

  Operasi razia itu khusus kepada kendaraan yang dicurigai megangkut bahan 
peledak sesuai dengan data intelijen, yakni jenis minibus Kijang Kapsul, Jeep 
Feroza, minibus Panther, truk Hino dan sebuah kendaraan station wagon.

  Sementara itu, di Kota Cirebon, aparat Polresta Cirebon selain menggelar 
razia kendaraan secara intensif, juga sejumlah operasi penyisiran (sweeping) di 
beberapa hotel, gudang, tempat 
  hiburan, pusat keramaian dan tempat kost.

  Kasat Reskrim Polresta Cirebon, AKP Tri, kepada sejumlah wartawan di 
Cirebon mengatakan, peningkatan status Kamtibas menjadi siaga satu dilakukan 
menyusul adanya sejumlah informasi yang 
  masuk, mengenai adanya upaya teror bom yang dilakukan sekelompok orang 
yang belum diketahui identitasnya dan dugaan kelompok Noordin M Top.

  Untuk mengantisipasinya, kami menggelar sejumlah operasi pencegatan 
kendaraan bermotor di pintu masuk Kota Cirebon dan menggelar razia serta 
pemeriksaan pengunjung hotel, tempat kost, 
  tempat hiburan dan pusat keramaian lainnya yang ada di Kota Cirebon, 
katanya.

  Menurut dia, operasi dilakukan sejak Sabtu malam hingga Minggu dini hari, 
dan pihaknya masih terus melakukan pemantauan, apalagi menjelang malam Senin, 
kewaspadaan terus ditingkatkan. 

  Kalau semalam operasi penyisiran di sejumlah hotel melati dan hotel 
berbintang, kami sempat mengamankan beberapa orang yang tidak bisa menunjukan 
identitas saat dilakukan pemeriksaan, 
  katanya.

  Pihaknya juga terus melakukan pengamanan dan pemantauan di beberapa 
lokasi strategis yang diduga dijadikan sasaran pengeboman. Pendeknya tempat 
kost, tempat hiburan malam, pusat perbelanjaan, hotel, terminal bus, stasiun 
kereta api, bandara dan perusahaan milik orang asing mendapat pengawasan ekstra 
ketat, katanya.

  Ia mengatakan, pihaknya juga mendapat sejumlah informasi mengenai adanya 
lima kendaraan truk dan minibus yang diduga kuat membawa bahan peledak memasuki 
Kota Cirebon, namun kebenarannya masih dalam penyelidikan lebih lanjut.

  Kami masih melakukan penyelidikan soal yang satu itu, katanya.

  Hal senada juga dikatakan Kasat Reskrim Polres Cirebon AKP Nanang SP dan 
Kasat Reskrim Polres Indramayu AKP Suryanto.

  Mereka mengaku masih melakukan sejumlah penyelidikan an operasi intelijen 
terkait dengan informasi masuknya para teroris ke kawasan Pantura Jabar.(*)  



[Non-text portions of this message have been removed]



***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ppiindia] EMPAT POLDA BERKOORDINASI UNTUK GERAKAN ANTI TERORISME

2005-06-12 Terurut Topik Ambon
http://www.antara.co.id/seenws/?id=11663

  Jun 12 20:47
  Kirim 
   
 
  EMPAT POLDA BERKOORDINASI UNTUK GERAKAN ANTI TERORISME 

  Informasi yang disajikan dalam situs ini hanya untuk pengguna akhir 
(end-user). Menyiarkannya kembali dalam bentuk cetak, elektronik dan lain-lain 
tidak diperkenankan, tanpa izin tertulis dari LKBN ANTARA. 

  Magelang (ANTARA News) - Empat kepolisian daerah di Pulau Jawa yang 
berbatasan langsung dengan wilayah hukum Jawa Tengah membangun koordinasi untuk 
menggerakan antiterorisme karena akhir-akhir ini Jateng menjadi sasaran 
persiapan dan pelintasan sejumlah kelompok teroris.

  Polda Jateng, Jatim, Jabar dan DIY telah sepakat untuk koordinasi 
mengantisipasi dan menggelar kekuatan untuk mencegah gerakan teroris. 
Masyarakat juga digerakan, kata Kapolda Jateng Irjen Pol Chaerul Rasjid di 
Magelang, Sabtu malam usai rapat koordinasi dengan seluruh Kapolres dan 
Kapolwil Kedu di Mapolwil Kedu Kota Magelang.

  Rencana rapat koordinasi empat Polda itu 17-18 Juni mendatang di Mapolwil 
Kedu Kota Magelang yang hasilnya untuk menyusun rencana aksi antiterorisme 
sesuai prosedur tetap. 

  Koordinasi itu, katanya, diharapkan menghasilkan prosedur tetap 
antiterorisme, saling tukar informasi secara cepat dan pembentukan desk anti 
teror.

  Ia menjelaskan, pada masa mendatang dibentuk jaringan intelijen dari 
provinsi hingga desa-desa dengan gerakan sama guna mengefektifkan berbagai 
upaya pencarian teroris.

  Aksi teror, katanya, bisa dilakukan kelompok internasional, regional, 
nasional atau kelompok per kelompok dan perorangan. 

  Kami sepakat dari empat Kapolda ini melakukan rapat 
  koordinasi dan menyusun `action plan` ke depan, katanya.

  Berdasarkan laporan intelejen, katanya, empat daerah yakni Jateng, Jatim, 
Jabar dan DI Yogyakarta aksi terorisme masih landai tetapi Polda Jateng tidak 
mau berdiam diri.

  Kita juga melakukan antisipasi, katanya.

  Ide koordinasi untuk gerakan anti terorisme itu, katanya, 
  dari Polda Jateng meliputi wilayah lain yang berbatasan dengan Jateng. 

  Ketikutsertaan Polda Jakarta Raya dan Banten, pasti dipertanyakan tetapi 
itu biar diangkat oleh markas besar, katanya. 

  Antisipasi terhadap terorisme, katanya, juga sebagai tindak lanjut amanat 
presiden dan Kapolri saat membuka Asianapol di Pulau Bali beberapa waktu lalu. 
(*)
 


[Non-text portions of this message have been removed]



***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ppiindia] Maluku dan Sulawesi Tengah yang Terus Diprovokasi

2005-06-12 Terurut Topik Ambon
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0506/13/metro/1809379.htm

 



  Maluku dan Sulawesi Tengah yang Terus Diprovokasi 

  Publik terenyak ketika tiba-tiba muncul kabar tentang penyerangan pos 
polisi Brigade Mobil (Brimob) di Desa Loki, Seram Barat, Provinsi Maluku, pada 
16 Mei lalu. Kabar yang tersiar makin mengagetkan ketika belakangan diketahui, 
dua orang di antara pelaku yang menyerbu adalah polisi aktif. 

  Belum habis keterkejutan masyarakat akan peristiwa itu, tersiar kabar ada 
ledakan bom di Pasar Tentena, Poso, Sulawesi Tengah. Tercatat 21 korban tewas 
dalam insiden memilukan pada 28 Mei lalu. Dua kejadian yang terjadi 
beruntun-hanya berselang 12 hari-itu menandakan bahwa Sulawesi Tengah dan 
Maluku belum benar-benar reda dari rentetan peristiwa bernuansa kekerasan. 

  Dari hasil penyelidikan, diketahui bahwa pelaku peledakan bom di Pasar 
Tentena, Poso, Sulawesi Tengah, diduga terkait dengan berbagai kasus kekerasan 
di Maluku, termasuk insiden penyerangan pos Brimob di Desa Loki, Seram Barat. 

  Belum habis keterkejutan masyarakat akan peristiwa itu, tersiar kabar ada 
ledakan bom di Pasar Tentena, Poso, Sulawesi Tengah. Tercatat 21 korban tewas 
dalam insiden memilukan pada 28 Mei lalu. Dua kejadian yang terjadi 
beruntun-hanya berselang 12 hari-itu menandakan bahwa Sulawesi Tengah dan 
Maluku belum benar-benar reda dari rentetan peristiwa bernuansa kekerasan.

  Dari hasil penyelidikan, diketahui bahwa pelaku peledakan bom di Pasar 
Tentena, Poso, Sulawesi Tengah, diduga terkait dengan berbagai kasus kekerasan 
di Maluku, termasuk insiden penyerangan pos Brimob di Desa Loki, Seram Barat.

  Indikasi adanya kaitan itu terlacak dari adanya tiga tersangka pelaku 
penyerangan pos Brimob yang ternyata berasal dari Poso; serta adanya jalur 
perjalanan Poso-Maluku dan sebaliknya, yang masih sering dipakai untuk 
transportasi manusia, dan pengangkutan senjata dan amunisi. Hal ini sesuai 
dengan penjelasan Kepala Kepolisian Daerah Maluku Brigadir Jenderal (Pol) 
Adityawarman, baik dalam keterangan yang disampaikan di Ambon maupun di Markas 
Besar Polri di Jakarta.

  Tiga pelaku penyerangan pos Brimob yang nyata-nyata orang Poso adalah 
Jodi, Andi, dan Mukhlis, yang hingga kini masih buron. Keterlibatan mereka 
sedikit banyak terungkap dari keterangan beberapa tersangka yang telah 
diringkus, antara lain Asep Jaya alias Dahlan dan Abdullah alias Dullah.

  Asep Jaya, menurut Adityawarman, sengaja didatangkan dari Jawa sebagai 
algojo dalam penyerangan pos Brimob. Asep orang asli Ciamis, Jawa Barat, namun 
berangkat ke Maluku dari Solo, Jawa Tengah.

  Kedatangan Asep pun sengaja dibuat pas beberapa hari sebelum 25 April, 
tanggal peringatan RMS (Republik Maluku Selatan-Red). Syukurlah, hari itu dapat 
kita lewati dengan damai. Tetapi kedatangan yang tepatnya tanggal 23 April, dua 
hari sebelum hari H, menandakan bahwa ada target tertentu dari kedatangannya 
itu, ungkapnya.

  Adityawarman menambahkan, pelaku berbagai kekerasan di Maluku mayoritas 
memang bukan aktor lokal. Salah satu contohnya adalah Asep Jaya. Fenomena ini 
membuktikan bahwa kasus di daerah konflik seperti Maluku dan juga Poso adalah 
kasus-kasus hasil provokasi. Ini juga menyiratkan bahwa kasus di daerah konflik 
melibatkan pelaku di tingkat yang lebih tinggi, ujar Adityawarman.

  Yang menarik, satu senjata M16 yang disita dikenal sebagai senjata api 
khas produk Filipina. Data ini relevan dengan informasi bahwa sebagian pelaku 
kekerasan di Maluku pernah mendapat pelatihan militer di Filipina Selatan, yang 
selama ini dikenal sebagai basis kelompok militan.

  Dugaan ini didasarkan pada penyelidikan dan penyidikan terhadap sejumlah 
kasus teror di Maluku, salah satunya, lagi- lagi Asep Jaya. Asep, menurut 
Adityawarman, pernah mendapatkan pelatihan militer di Moro, Filipina Selatan.

  Saat ditanya wartawan, Kepala Polda Maluku menjelaskan, Asep diduga 
berlatih di Moro setelah tahun 2000. Mengingat, dari penyelidikan diketahui 
bahwa dalam suatu kurun waktu tertentu ia pernah tidak berada di Indonesia.

  Kaitan antara gerakan di Moro dan peristiwa kekerasan di Maluku 
memperkuat dugaan adanya kegiatan penyelundupan senjata (arm smuggling) dari 
Filipina ke Indonesia dan mungkin pula sebaliknya. Penyelundupan senjata yang 
sering dilakukan dengan menggunakan perahu-perahu tradisional ini selalu 
memanfaatkan jalur perbatasan tradisional kedua negara.

  Problem arm smuggling yang termasuk kejahatan transnasional sebenarnya 
sudah kerap dibahas dalam pertemuan regional maupun bilateral. Terakhir dalam 
konferensi kepolisian se-ASEAN di Nusa Dua, Provinsi Bali, pertengahan Mei 
lalu, Kepala Polri Jenderal (Pol) Da'i Bachtiar juga mengadakan pembicaraan 
bilateral dengan Kepala Kepolisian Filipina PDG Arturo C Lomibao.

  Menurut Da'i, Kepolisian RI dan Filipina sepakat lebih meningkatkan kerja 
sama lintas batas itu. Dalam waktu dekat Polri akan 

[ppiindia] Re: Ketika Intel Mengepung Kita

2005-06-12 Terurut Topik Ikranagara
Dear friends!

Jika sampai rencana pembentukan Pam Swakarsa ini jadi kenyataan, 
maka yang bertangung-jawab adalah Presiden SBY sebagai atasan 
Menteri dalam negeri. Artinya, kalau itu terjadi, maka jelas 
kekuatiran semula bahwa SBY kalau menang akan mengembalikan Dwi 
Fungsi ABRI dan militerisme dalam bentuknya yang lain.

Apalagi kalau DPR, DPD dan seluruh MPR malah mendukungnya, maka 
jelaslah kemana arah negeri ini akan dibawa kembali.

Kita tidak punya pilihan lain: harus tegas menolak rencana ini!


Ikra.-

 


--- In ppiindia@yahoogroups.com, Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote:
 MEDIA INDONESIA
 Senin, 13 Juni 2005
 
 
 Ketika Intel Mengepung Kita
 Indra J Piliang, Peneliti CSIS, Jakarta
 
 
 KETIKA Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia M Ma'ruf menyatakan 
keinginan pemerintah untuk membentuk Pam Swakarsa guna menghadapi 
kaum teroris, justru yang terbayang dalam benak saya adalah 
gelombang teror baru. Keberadaan Pam Swakarsa menjelang sidang 
tahunan MPR 1999 belum dievaluasi. Malahan, terdapat indikasi 
penggunaan dana nonbujeter Bulog ketika kelompok pengaman swasta 
yang dibentuk pemerintah itu aktif.
 
 Dalam suasana destabilisasi dan demoralisasi alat-alat pengamanan 
dan pertahanan negara saat itu, pemerintah terkesan mengeluarkan 
langkah-langkah darurat, reaktif dan instantif. Pam Swakarsa lahir 
ketika negara dalam keadaan tidak menentu dan zaman yang tidak 
normal.
 
 Ketika zaman sudah mulai normal, tiba-tiba pemerintah kembali 
mengemukakan pendapat itu. Tidak hanya itu, Mendagri yang tidak 
membawahi polisi ini bergerak lebih jauh dengan keinginan membentuk 
Desk Antiteror. Desk ini mengingatkan kita kepada Detasemen 88 yang 
dimiliki oleh Polri. Tumpang-tindih pertama langsung terlihat ketika 
Depdagri mengambil alih sebagian fungsi Polri yang juga memiliki 
Badan Intelijen Kepolisian (BIK).
 
 Lantas, apakah langkah-langkah kuda Mendagri ini bagian dari 
rencana awal pemerintahan Yudhoyono? Seolah muncul keragu-raguan 
kepada kinerja Kapolri. Ataukah langkah ini justru bukan bagian dari 
rivalitas para elite, melainkan justru mengarah kepada pengebirian 
kehidupan demokrasi?
 
 Nyatanya benar saja. Tidak kurang dari Presiden Yudhoyono dan 
Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto sendiri yang mengungkapkan 
keinginan yang lebih dahsyat, yakni diaktifkannya Badan Koordinasi 
Intelijen Daerah (Bakorinda). Bahkan, menurut Wakil Presiden Jusuf 
Kalla, koordinasi yang akan dilakukan intelijen Polri, TNI, 
kejaksaan, pemerintah daerah, dan masyarakat akan dilakukan hingga 
ke tingkat rukun tetangga (RT) dan rukun warga (RW).
 
 Prakarsa untuk membentuk Pam Swakarsa, Desk Antiteror, dan 
Bakorinda juga patut dianggap sebagai upaya konsolidasi pemerintah 
untuk menjawab berbagai spekulasi menyangkut kelemahan dalam 
menghadapi teror dan terorisme. Bom Tentena yang diduga bukan 
diledakkan oleh kelompok teroris paling dicari, yakni kelompok Dr 
Azahari dan Noordin M Top yang berkewarganegaraan Malaysia, serta 
dianalisis Sydney Jones bukan bagian dari gerakan Jemaah Islamiyah, 
melainkan datang dari 'oknum' pegawai negeri sipil sendiri, mungkin 
juga bagian dari pemicu dimunculkannya kebijakan ini.
 
 Sebuah bom rakitan yang meledak di rumah kontrakan Abu 
Jibril 'seolah' makin mengukuhkan argumen, betapa lingkungan warga 
tidak imun dari teror. Sebagaimana halnya dengan upaya bersih diri 
yang dilakukan oleh rezim Soeharto awal, tampaknya rezim SBY juga 
berpikir ke arah sana. Bom seolah mempunyai mata, mulai meledak di 
rumah penduduk, pasar tradisional, sampai angkutan umum yang membawa 
rakyat jelata.
 
 Tetapi, lagi-lagi persoalannya bukan terletak di situ. Yang 
diabaikan oleh rezim ini justru modal sosial yang sudah dimiliki 
oleh bangsa ini. Semakin sedikit muncul gerakan-gerakan mobilisasi 
atas nama laskar-laskar sipil yang dibentuk oleh masyarakat. Isu-isu 
terorisme bahkan mulai dianggap sebagai bukan persoalan penting oleh 
masyarakat. Entah dari mana datangnya sumber informasi, justru media 
massa menghadirkan ketakutan dengan isu-isu yang mulai spesifik, 
misalnya 'tiga mobil pembawa bom masuk Jakarta'. Spekulasi itu pun 
tidak menimbulkan histeria massa, bahkan masyarakat dengan santai 
tetap menjalankan aktivitasnya.
 
 Modal sosial yang semakin kuat, justru berbanding terbalik dengan 
beragam kegagalan antisipasi atas persoalan-persoalan sosial dengan 
tipologi yang hampir mirip. Kasus busung lapar, misalnya, sudah 
pernah terjadi, namun kini tetap terjadi. Akibatnya, masyarakat 
semakin kehilangan preferensi atas model-model penyelesaian 
persoalan yang mereka hadapi atas panduan pemerintah. Sikap apatis 
menguat, seolah persoalan-persoalan itu hanyalah bagian dari reality 
show yang dihadirkan oleh televisi. Atas kasus busung lapar itu, toh 
pemerintah tidak membentuk desk antilapar atau badan koordinasi 
antilapar daerah.
 
 Dengan rencana pembentukan Pam Swakarsa, Desk Antiteror Depdagri, 
dan Bakorinda, pemerintah sebetulnya kian meminggirkan ruang-ruang 
partisipasi 

[ppiindia] Dari Tanah Air: Kok membukakan rahasianya sendiri?

2005-06-12 Terurut Topik Ikra
Dear friends;

Berita di bawah ini saya kutip dari TEMPO. Aneh, kan? Cobalah Anda kritisi. 
Tidak masuk akal, kan?

Kenapa hasil penyelidikan fihak keamanan ini diberikan kepada pers untuk boleh 
disiarkan? Agar si buron tidak jadi masuk ke Pulau Jawa? Kalau buron itu 
membaca berita ini, maka mereka sudah tahu tahu bahwa rencana mereka sudah 
ketahuan, maka yang dilakukan si buron itu pastilah segera merobah rencananya 
sedemikian rupa, tetapi tetap bertujuan masuk ke Pulau Jawa dong!

Tapi ada yang menarik dalam berita ini, yaitu adanya dua oknum mantan militer 
yang dikatakan mengawal si konvoi si buron. Apakah maksudnya dua oknum mantan 
itu terlibat dengan si buron? Artinya, fihak keamanan kita sudah tahu siapa dua 
orang oknum itu, kan? Nah, bagian ini juga disiarkan kepada pers dan pers 
memberitakannya.

Jadi, apa maksudnya fihak keamanan membukakan rahasia sepenting itu untuk pers 
kita? Kan jelas ulah ini bisa membuat operasi penangkapan atas si buron gagal 
dong!

Mestinya kan kalau dapat rahasia si buron ya disimpan dan diam-diam dulu, lalau 
diadakan penyergapan, dan kalau sudah berhasil barulah ngomong kepada pers 
untuk disiarkan keberhasilan menyergap si buron. Iya, kan?

Tapi kok ini lain? Tidak habis fikir saya!

Bagaimana pendapat Anda?

Ikra.-

===


dari TEMPO:

Mantan Anggota TNI Diduga Kawal Kelompok M. Top
Minggu, 12 Juni 2005 | 17:48 WIB 

TEMPO Interaktif, Indramayu: Aparat TNI mencurigai lima mobil yang diduga 
membawa bom di wilayah Indramayu, Jawa Barat. Mereka disebutkan dari kelompok 
Noor Din Moh. Top, buron utama tersangka teroris berkewarganegaraan Malaysia, 
dan dikawal dua mantan anggota TNI.

Data-data itu dicantumkan dalam telegram dari Komandan Resor Militer Indramayu 
bernomor ST/389/2005. Telegram ini diberikan kepada jajaran di bawahnya pada 7 
Juni lalu. 

Semua anggota TNI diminta memperketat dan mewaspadai orang asing yang singgah 
di jalur pantura (pantai utara), kata Komandan Distrik Militer Indramayu, 
Letkol Inf. Bambang Heriyadi, Minggu (12/6).

Lima kendaraan yang dicurigai, menurut Bambang, masing-masing jenis Kijang, 
Panther, Hino pick up, Starwagon, dan Feroza. Ia meminta plat nomor mobil-mobil 
itu tidak dipublikasikan demi kepentingan penyelidikan dan pengejaran. Ia 
hanya memberi penjelasan bahwa semua mobil itu berplat nomor B (Jakarta).

Kepala Kepolisan Resor Indramayu Ajun Komisaris Besar Johni Soeroto mengatakan, 
saat polisi pun memantau semua kendaraan yang dicurigai berpenumpang pelaku 
terorisme dan bahan-bahan peledak. Ini dilakukan sesuai imbauan Markas Besar 
Polri. 
Ivansyah 




***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ppiindia] Cepu, Exxon, dan Pertamina

2005-06-12 Terurut Topik Lina Dahlan
Blok Cepu, ExxonMobile  strategi besar Pertamina


Keputusan tentang apa yang harus dilakukan terhadap
sumur minyak di Blok Cepu yang sekarang digarap
ExxonMobile (EM) antara sukar dan mudah Orang Jawa
mengatakan gampang-gampang angel. Gampang kalau bangsa
ini berpijak pada landasan falsafah dan prinsip. Angel
kalau bangsa ini menjerumuskan diri pada teknokrasi
semata. Asal mulanya Hutomo Mandala Putra (Tommy
Soeharto), pemegang izin eksploitasi minyak di sumur
kecil di Cepu, menjual lisensinya kepada EM. Lisensi
itu sebenarnya baru berakhir pada 2010. EM lalu
mengeluarkan uang sebesar US$370 juta untuk
mengeksplorasi sumur tersebut. Dari hasil eksplorasi
itu, EM menemukan cadangan minyak sekitar 600 juta
barel.

Karena cadangan itu besar, EM mengajukan usul agar
kontraknya dengan Indonesia diperpanjang sampai 2030.
Usul ini tentu disertai dengan deal bisnis yang rinci.
Ketika itu, status hukum Pertamina masih berupa Perum.
Menurut undang-undang yang berlaku, yang berhak
mengambil keputusan adalah Dewan Komisaris Pemerintah
untuk Pertamina (DKPP) yang terdiri dari lima orang
menteri.
Tiga dari lima anggota DKPP setuju, sedangkan dua
lainnya tidak setuju memperpanjang kontrak dengan EM.
Karena tidak dicapai keputusan yang bulat, berdasarkan
undang-undang, keputusan harus diambil oleh Presiden.
Maka bola panas pindah ke tangan Presiden Megawati
Soekarnoputri.

EM tidak tinggal diam. Perusahaan AS itu mengerahkan
semua kekuatan, termasuk pemerintahnya untuk melobi
keras kepada pemerintah Indonesia. Namun bagi penulis,
upaya EM sudah merupakan tekanan agar Indonesia mau
memperpanjang kontrak tersebut.
Di tengah lobi dan perundingan berjalan, tersiar
kabar, entah kabar burung atau tidak, bahwa cadangan
minyak yang sebenarnya di Blok Cepu adalah 1,2 miliar
barel, bukan 600 juta barel. Belakangan beredar lagi
kabar bahwa cadangan minyak di blok itu bahkan bisa
mencapai 2 miliar barel.

Seperti dikatakan sebelumnya, ada dua anggota DKPP
yang tidak setuju. Yang satu atas dasar alasan yuridis
bahwa bentuk kerja sama adalah Technical Assistance
Contract (TAC), sehingga tidak bisa lantas diubah
menjadi kontrak bagi hasil. Anggota lain, yang tidak
setuju, adalah penulis dengan alasan yang sama sekali
berbeda.

Alasan sangat prinsipil
Alasan penulis saat itu sangat prinsipil, yaitu bahwa
sumur di Blok Cepu memiliki cadangan minyak yang besar
dengan letak yang strategis, sehingga eksploitasi
selanjutnya relatif mudah. Maka penulis mati-matian
mempertahankan agar blok itu sepenuhnya dieksploitasi
oleh Pertamina.
Berbagai alasan dikemukakan untuk meyakinkan penulis
agar ikut menyetujui perpanjangan kontrak dengan EM.
Upaya tersebut datang dari berbagai pihak, baik
Pertamina dan Lemigas maupun EM dan Duta Besar AS
untuk Indonesia Ralph Boyce.

Semua alasan penulis tolak. Ini karena titik tolak
penulis sangat prinsipil bahwa Pertamina harus
menggunakan sumur Cepu sebagai titik tolak untuk
belajar mengeksploitasi minyak sendiri sepenuhnya.
Kata belajar ditekankan karena penulis dihujani
berbagai perhitungan rugi laba, penuh dengan
angka-angka yang njlimet. Namun penulis sama sekali
tidak mau melihat angka-angka tersebut.

Berapa pun untung ruginya, penulis terima. Ini karena
bagi penulis sudah sangat memalukan setelah 60 tahun
merdeka, 92% dari minyak nasional dieksploitasi oleh
kontraktor asing.
Dikemukakan bahwa Pertamina tidak mungkin membiayai
eksploitasi sendiri.
Penulis yakinkan bahwa kalau ada cadangan minyak 600
juta barel saja, bank di seluruh dunia akan antre
memberikan kredit yang khusus dipakai untuk
mengeksploitasi sumur tersebut. Apalagi kalau
cadangannya ternyata lebih besar lagi.

Penulis lalu diyakinkan lagi dengan alasan bahwa kalau
Pertamina yang mengeksploitasi sendiri, akan merugi
karena belum berpengalaman dan korup.

Upaya ini pun penulis tolak dengan alasan bahwa
penulis sama sekali tidak berpikir tentang untung
rugi.
Sumur Cepu harus dijadikan modal untuk belajar
mengeksploitasi sendiri. Landasan argumentasi adalah
paparan direksi baru, dipimpinan Baihaki Hakim, kepada
penulis selaku Menko Ekuin dalam kabinet Presiden
Abdurrahman Wahid.

Pendirian yang penulis pertahankan sampai sekarang
merupakan pengarahan dari Presiden Wahid.
Ketika itu Baihaki Hakim mengemukakan bahwa visi dan
misinya adalah menjadikan Pertamina sebuah world class
company yang harus mampu mengembangkan diri menjadi
perusahaan multinasional seperti halnya BP, Shell, EM,
dan sebagainya. Tekad Baihaki itu bukan untuk
gagah-gagahan tetapi karena alasan survival.

Pertamina sudah telanjur menjadi organisasi besar,
sedangkan cadangan minyak terus menyusut, selain
minyak adalah sumber daya alam yang tidak dapat
diperbarui (non renewable resource). Maka kalau
cadangan sudah menyusut menjadi demikian kecil,
Pertamina sudah harus menjadi perusahaan multinasional
yang besar sehingga sumber minyak mentahnya diperoleh
dari mana saja.

Kalau tidak, mau diapakan organisasi Pertamina dengan
cadangan minyak yang sudah habis atau sudah demikian

[ppiindia] Re: Dari Tanah Air: Kok membukakan rahasianya sendiri?

2005-06-12 Terurut Topik Lina Dahlan
Bung Ikra,
Saya kok malas ya mengikuti berita bom-bom begini. Mungkin karena 
saya sudah..berkesimpulan sendiri...bhw ini termasuk politisasi 
tingkat tinggi...

Gak..tau deh, ini mungkin pikiran gila saya aja sih...
Islam/Indonesia ini kan memang lagi diberi image sarang teroris oleh 
negara yang Arogan Sekali...Kalo Indonesia dianggap gak bisa 
mengatasi teroris-teroris ini, negara arogan tsb akan mengirim 
tentara ke Indonesia. Jadi, mereka membuat alibi dulu..sama seperti 
ketika ingin 'menyerang' Afghan, Irak, dan kini Iran...mungkin juga 
Indonesia...

Tapi...apanya ya yang diincer sang arogan tsb di Indonesia ini? Cepu 
kah?...Gossipnya (pada film 9/11th ?) Bush itu kan salah satu the 
owner or petinggi the Exxon ya?..iyaa...lagi lagi oil...kah?

wassalam,


--- In ppiindia@yahoogroups.com, Ikra [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Dear friends;
 
 Berita di bawah ini saya kutip dari TEMPO. Aneh, kan? Cobalah Anda 
kritisi. Tidak masuk akal, kan?
 
 Kenapa hasil penyelidikan fihak keamanan ini diberikan kepada pers 
untuk boleh disiarkan? Agar si buron tidak jadi masuk ke Pulau Jawa? 
Kalau buron itu membaca berita ini, maka mereka sudah tahu tahu 
bahwa rencana mereka sudah ketahuan, maka yang dilakukan si buron 
itu pastilah segera merobah rencananya sedemikian rupa, tetapi tetap 
bertujuan masuk ke Pulau Jawa dong!
 
 Tapi ada yang menarik dalam berita ini, yaitu adanya dua oknum 
mantan militer yang dikatakan mengawal si konvoi si buron. Apakah 
maksudnya dua oknum mantan itu terlibat dengan si buron? Artinya, 
fihak keamanan kita sudah tahu siapa dua orang oknum itu, kan? Nah, 
bagian ini juga disiarkan kepada pers dan pers memberitakannya.
 
 Jadi, apa maksudnya fihak keamanan membukakan rahasia sepenting 
itu untuk pers kita? Kan jelas ulah ini bisa membuat operasi 
penangkapan atas si buron gagal dong!
 
 Mestinya kan kalau dapat rahasia si buron ya disimpan dan diam-
diam dulu, lalau diadakan penyergapan, dan kalau sudah berhasil 
barulah ngomong kepada pers untuk disiarkan keberhasilan menyergap 
si buron. Iya, kan?
 
 Tapi kok ini lain? Tidak habis fikir saya!
 
 Bagaimana pendapat Anda?
 
 Ikra.-
 
 ===






***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





RE: [ppiindia] Re: Dari Tanah Air: Kok membukakan rahasianya sendiri?

2005-06-12 Terurut Topik Listy
mbak Lina, jangan-jangan, ada alasan lain yang akan dimunculkan, bisa jadi, 
dengan melihat ke-ayu-an dan ke-mulus-an putri berlabel indonesia, mereka, para 
gerombolan arogan ini, akan ke indonesia, karena ada yg ayu dan yg mulus yg 
'tersembunyi' di indonesia.. heheheh..
alamkk!!!
-Original Message-
From: Lina Dahlan [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: 13 Juni 2005 9:34
To: ppiindia@yahoogroups.com
Subject: [ppiindia] Re: Dari Tanah Air: Kok membukakan rahasianya
sendiri?


Bung Ikra,
Saya kok malas ya mengikuti berita bom-bom begini. Mungkin karena 
saya sudah..berkesimpulan sendiri...bhw ini termasuk politisasi 
tingkat tinggi...

Gak..tau deh, ini mungkin pikiran gila saya aja sih...
Islam/Indonesia ini kan memang lagi diberi image sarang teroris oleh 
negara yang Arogan Sekali...Kalo Indonesia dianggap gak bisa 
mengatasi teroris-teroris ini, negara arogan tsb akan mengirim 
tentara ke Indonesia. Jadi, mereka membuat alibi dulu..sama seperti 
ketika ingin 'menyerang' Afghan, Irak, dan kini Iran...mungkin juga 
Indonesia...

Tapi...apanya ya yang diincer sang arogan tsb di Indonesia ini? Cepu 
kah?...Gossipnya (pada film 9/11th ?) Bush itu kan salah satu the 
owner or petinggi the Exxon ya?..iyaa...lagi lagi oil...kah?

wassalam,


--- In ppiindia@yahoogroups.com, Ikra [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Dear friends;
 
 Berita di bawah ini saya kutip dari TEMPO. Aneh, kan? Cobalah Anda 
kritisi. Tidak masuk akal, kan?
 
 Kenapa hasil penyelidikan fihak keamanan ini diberikan kepada pers 
untuk boleh disiarkan? Agar si buron tidak jadi masuk ke Pulau Jawa? 
Kalau buron itu membaca berita ini, maka mereka sudah tahu tahu 
bahwa rencana mereka sudah ketahuan, maka yang dilakukan si buron 
itu pastilah segera merobah rencananya sedemikian rupa, tetapi tetap 
bertujuan masuk ke Pulau Jawa dong!
 
 Tapi ada yang menarik dalam berita ini, yaitu adanya dua oknum 
mantan militer yang dikatakan mengawal si konvoi si buron. Apakah 
maksudnya dua oknum mantan itu terlibat dengan si buron? Artinya, 
fihak keamanan kita sudah tahu siapa dua orang oknum itu, kan? Nah, 
bagian ini juga disiarkan kepada pers dan pers memberitakannya.
 
 Jadi, apa maksudnya fihak keamanan membukakan rahasia sepenting 
itu untuk pers kita? Kan jelas ulah ini bisa membuat operasi 
penangkapan atas si buron gagal dong!
 
 Mestinya kan kalau dapat rahasia si buron ya disimpan dan diam-
diam dulu, lalau diadakan penyergapan, dan kalau sudah berhasil 
barulah ngomong kepada pers untuk disiarkan keberhasilan menyergap 
si buron. Iya, kan?
 
 Tapi kok ini lain? Tidak habis fikir saya!
 
 Bagaimana pendapat Anda?
 
 Ikra.-
 
 ===





 





***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ppiindia] Re: Dari Tanah Air: Kok membukakan rahasianya sendiri?

2005-06-12 Terurut Topik Ida Z.A
itu orang pura-pura BODOH atau emang BODOH...!

--- In ppiindia@yahoogroups.com, Ikra [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Dear friends;
 
 Berita di bawah ini saya kutip dari TEMPO. Aneh, kan? Cobalah Anda 
kritisi. Tidak masuk akal, kan?
 
 Kenapa hasil penyelidikan fihak keamanan ini diberikan kepada pers 
untuk boleh disiarkan? Agar si buron tidak jadi masuk ke Pulau Jawa? 
Kalau buron itu membaca berita ini, maka mereka sudah tahu tahu bahwa 
rencana mereka sudah ketahuan, maka yang dilakukan si buron itu 
pastilah segera merobah rencananya sedemikian rupa, tetapi tetap 
bertujuan masuk ke Pulau Jawa dong!
 
 Tapi ada yang menarik dalam berita ini, yaitu adanya dua oknum 
mantan militer yang dikatakan mengawal si konvoi si buron. Apakah 
maksudnya dua oknum mantan itu terlibat dengan si buron? Artinya, 
fihak keamanan kita sudah tahu siapa dua orang oknum itu, kan? Nah, 
bagian ini juga disiarkan kepada pers dan pers memberitakannya.
 
 Jadi, apa maksudnya fihak keamanan membukakan rahasia sepenting itu 
untuk pers kita? Kan jelas ulah ini bisa membuat operasi penangkapan 
atas si buron gagal dong!
 
 Mestinya kan kalau dapat rahasia si buron ya disimpan dan diam-diam 
dulu, lalau diadakan penyergapan, dan kalau sudah berhasil barulah 
ngomong kepada pers untuk disiarkan keberhasilan menyergap si buron. 
Iya, kan?
 
 Tapi kok ini lain? Tidak habis fikir saya!
 
 Bagaimana pendapat Anda?
 
 Ikra.-
 
 ===
 
 
 dari TEMPO:
 
 Mantan Anggota TNI Diduga Kawal Kelompok M. Top
 Minggu, 12 Juni 2005 | 17:48 WIB 
 
 TEMPO Interaktif, Indramayu: Aparat TNI mencurigai lima mobil yang 
diduga membawa bom di wilayah Indramayu, Jawa Barat. Mereka 
disebutkan dari kelompok Noor Din Moh. Top, buron utama tersangka 
teroris berkewarganegaraan Malaysia, dan dikawal dua mantan anggota 
TNI.
 
 Data-data itu dicantumkan dalam telegram dari Komandan Resor 
Militer Indramayu bernomor ST/389/2005. Telegram ini diberikan kepada 
jajaran di bawahnya pada 7 Juni lalu. 
 
 Semua anggota TNI diminta memperketat dan mewaspadai orang asing 
yang singgah di jalur pantura (pantai utara), kata Komandan Distrik 
Militer Indramayu, Letkol Inf. Bambang Heriyadi, Minggu (12/6).
 
 Lima kendaraan yang dicurigai, menurut Bambang, masing-masing jenis 
Kijang, Panther, Hino pick up, Starwagon, dan Feroza. Ia meminta plat 
nomor mobil-mobil itu tidak dipublikasikan demi kepentingan 
penyelidikan dan pengejaran. Ia hanya memberi penjelasan bahwa semua 
mobil itu berplat nomor B (Jakarta).
 
 Kepala Kepolisan Resor Indramayu Ajun Komisaris Besar Johni Soeroto 
mengatakan, saat polisi pun memantau semua kendaraan yang dicurigai 
berpenumpang pelaku terorisme dan bahan-bahan peledak. Ini dilakukan 
sesuai imbauan Markas Besar Polri. 
 Ivansyah




***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ppiindia] Re: Dari Tanah Air: Kok membukakan rahasianya sendiri?

2005-06-12 Terurut Topik Ida Z.A
mba listy, si artika lagi uring2an karena foto2 syuuurr-nya di sawer 
di internet...(denger berita radio pagi tadi)...nurut aku, artika gak 
usah bawel gituh, khan dia udah tau kalo akhirnya bakal seperti ini...

ah udahlah kerja lagi

salam,
id

--- In ppiindia@yahoogroups.com, Listy [EMAIL PROTECTED] wrote:
 mbak Lina, jangan-jangan, ada alasan lain yang akan dimunculkan, 
bisa jadi, dengan melihat ke-ayu-an dan ke-mulus-an putri berlabel 
indonesia, mereka, para gerombolan arogan ini, akan ke indonesia, 
karena ada yg ayu dan yg mulus yg 'tersembunyi' di indonesia.. 
heheheh..
 alamkk!!!
 -Original Message-
 From: Lina Dahlan [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: 13 Juni 2005 9:34
 To: ppiindia@yahoogroups.com
 Subject: [ppiindia] Re: Dari Tanah Air: Kok membukakan rahasianya
 sendiri?
 
 
 Bung Ikra,
 Saya kok malas ya mengikuti berita bom-bom begini. Mungkin karena 
 saya sudah..berkesimpulan sendiri...bhw ini termasuk politisasi 
 tingkat tinggi...
 
 Gak..tau deh, ini mungkin pikiran gila saya aja sih...
 Islam/Indonesia ini kan memang lagi diberi image sarang teroris 
oleh 
 negara yang Arogan Sekali...Kalo Indonesia dianggap gak bisa 
 mengatasi teroris-teroris ini, negara arogan tsb akan mengirim 
 tentara ke Indonesia. Jadi, mereka membuat alibi dulu..sama seperti 
 ketika ingin 'menyerang' Afghan, Irak, dan kini Iran...mungkin juga 
 Indonesia...
 
 Tapi...apanya ya yang diincer sang arogan tsb di Indonesia ini? 
Cepu 
 kah?...Gossipnya (pada film 9/11th ?) Bush itu kan salah satu the 
 owner or petinggi the Exxon ya?..iyaa...lagi lagi oil...kah?
 
 wassalam,
 
 
 --- In ppiindia@yahoogroups.com, Ikra [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Dear friends;
  
  Berita di bawah ini saya kutip dari TEMPO. Aneh, kan? Cobalah 
Anda 
 kritisi. Tidak masuk akal, kan?
  
  Kenapa hasil penyelidikan fihak keamanan ini diberikan kepada 
pers 
 untuk boleh disiarkan? Agar si buron tidak jadi masuk ke Pulau 
Jawa? 
 Kalau buron itu membaca berita ini, maka mereka sudah tahu tahu 
 bahwa rencana mereka sudah ketahuan, maka yang dilakukan si buron 
 itu pastilah segera merobah rencananya sedemikian rupa, tetapi 
tetap 
 bertujuan masuk ke Pulau Jawa dong!
  
  Tapi ada yang menarik dalam berita ini, yaitu adanya dua oknum 
 mantan militer yang dikatakan mengawal si konvoi si buron. Apakah 
 maksudnya dua oknum mantan itu terlibat dengan si buron? Artinya, 
 fihak keamanan kita sudah tahu siapa dua orang oknum itu, kan? Nah, 
 bagian ini juga disiarkan kepada pers dan pers memberitakannya.
  
  Jadi, apa maksudnya fihak keamanan membukakan rahasia sepenting 
 itu untuk pers kita? Kan jelas ulah ini bisa membuat operasi 
 penangkapan atas si buron gagal dong!
  
  Mestinya kan kalau dapat rahasia si buron ya disimpan dan diam-
 diam dulu, lalau diadakan penyergapan, dan kalau sudah berhasil 
 barulah ngomong kepada pers untuk disiarkan keberhasilan menyergap 
 si buron. Iya, kan?
  
  Tapi kok ini lain? Tidak habis fikir saya!
  
  Bagaimana pendapat Anda?
  
  Ikra.-
  
  ===




***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [ppiindia] Re: Pengamat Asing tentang Soeharto

2005-06-12 Terurut Topik Robertus Budiarto
Mr. King of Tort,
 
Betul bahwa realitas memang begitu, masih ada jutaan yg menganggap Suharto sbg 
pahlawan. Tetapi bukankah kita juga mesti fair pada jutaan rakyat yg lain yang 
menderita dan mendendam pada Suharto?
 
Kalau fair hanya pada jutaan pihak lain, bukankah itu tidak fair namanya?!!
 
Opini Dr. Asvi Marwan Adam tampaknya perlu dipertimbangkan. Topik Suharto 
sampai sekarang masih kontroversial, karena memang Cendana Connection masih 
terlalu powerful.
 
Betul sekali bahwa banyak penjilat-penjilat Suharto, yg sekarang berlagak 
reformis. Tapi dengan kenyataan ini jangan sampai kita membutakan realitas yg 
lain bahwa jutaan yg lain benar-benar mengalami penderitaan.
 
Rekonsiliasi sesungguhnya mungkin masih memerlukan 1 dekade lagi, mungkin...
 
Saya pribadi beropini bahwa Suharto lebih banyak kesalahan daripada jasanya. 
Ini dapat kita lihat dengan mudah jika kita menengok Malaysia, ya mulai 
membangun lebih lambat dari Indonesia, bahkan dikatakan Petronas saja dulunya 
belajar dari Pertamina, tapi sekarang Indonesia cuman jadi supplier tenaga 
kasar bagi Malaysia. ...  Maaf buat saya mengatakan Suharto berjasa...  , 
merupakan pengingkaran akal waras yang sangat mencolok mata... 
 
Salam
Bobby B


king_of_tort [EMAIL PROTECTED] wrote:
Bangsa Indonesia harus membuka matanya dan berani menerima realita, 
betapapun, kita nggak akan mungkin bisa set back dan mencoba 
membenahi segala sesuatunya dari situ.

Soeharto telah 'menulis' sejarahnya bersama sejarah Indonesia itu 
sekaligus, bukan saja dgn tinta darah, tapi juga dgn tinta emas.

Buku Robert Erward Elson itu saya kira sangat patut untuk kita 
jadikan acuan guna rekonsiliasi nasional. Para oportunis yg dulu 
menjilat Soeharto dan sekarang mau mengadili Soeharto itulah justru 
pengkhianat2 bangsa dan pengkhianat nurani.

Moga buku itu segera dipasarkan di Indonesia dan bisa di 'konsumsi' 
oleh semua lapisan masyarakat, biar dendam dan kebencian yg selama 
ini masih di genggam bangsa ini (sebagian) dan ingin melampiaskan 
kesumatnya itu bisa merenungkan kembali komitmennya. Tanpa adanya 
iktikad baik dari SELURUH bangsa Indonesia untuk melupakan segala 
kejahatan2 kemanusiaan Soeharto, maka kondisi bangsa ini nggak akan 
pernah berhenti dari terror dan civil war yg terus menjadi trend.

Betapapun, masih ada jutaan rakyat Indonesia yg masih mencintai 
Soeharto dan menganggap Beliau adalah Pahlawan bangsa, realita itu 
tidak bisa di abaikan begitu saja, karena sangat mungkin kekuatan 
inilah yg mendominasi kekuatan rakyat.

Chico 

--- In ppiindia@yahoogroups.com, Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote:
 http://www.kompas.com/kompas-cetak/0506/10/opini/1803054.htm
 
  
 Pengamat Asing tentang Soeharto 
 
 Oleh Asvi Warman Adam
 
 
 
 TANGGAL 8 Juni 2005 Soeharto merayakan ulang tahun ke-84. Meski 
dikatakan sakit, ia masih tampak sehat. Ia juga sempat melayat ketika 
salah seorang menterinya pada masa Orde Baru, Radius Prawiro, 
meninggal beberapa waktu lalu.
 
 Di tengah tuntutan untuk mengadili dan memaafkan Soeharto, mungkin 
timbul pertanyaan, bagaimana perannya dalam sejarah Indonesia.
 
 Setelah Soeharto berhenti menjadi presiden tahun 1998, arus sejarah 
cenderung menanggalkan atribut kebesaran yang telah dilekatkan dan 
disandangnya selama puluhan tahun. Kehebatannya yang telah difilmkan 
dan ditulis dalam buku pelajaran sejarah di sekolah kini 
dipertanyakan. Bahkan, ia pun dikaitkan dengan G30S, sebagai orang 
yang paling diuntungkan dalam proses kudeta merangkak terhadap 
Presiden Soekarno.
 
 Sebab itu, ada baiknya menyimak pandangan pengamat asing tentang 
Soeharto. Tahun 2001 terbit buku tentang biografi Soeharto yang 
ditulis oleh seorang akademisi Australia. Bagaimana tanggapan 
pengamat lain di berbagai negara tentang buku itu? Dari perdebatan 
ini barangkali kita dapat menyimpulkan sesuatu.
 
 Tokoh penting Asia?
 
 Buku Robert Edward Elson, Soeharto, Political Biography, 
diterbitkan oleh Cambridge UP, Oktober 2001. Elson yang kini menjadi 
profesor di Griffith University, Brisbane, sebelumnya menulis 
disertasi Javanese peasant and the colonial sugar history: impact and 
change in an east Java residency, 1830-1940 (Oxford UP, 1984). Tahun 
1997 ia menerbitkan buku The end of the peasantry in Southeast Asia: 
a social and economic history of peasant livehood, 1800-1900 
(Maxmillan). Entah mengapa ia tertarik kepada Presiden Soeharto, 
barangkali karena Soeharto anak petani dan bergaya petani ketika 
berkuasa.
 
 Menurut Elson, Indonesia agaknya ingin melupakan Soeharto, karya-
karyanya, dan menganggap Orde Baru sebagai penyimpangan dalam 
perkembangan sejarah negeri ini. Sikap ini dapat dipahami, tetapi 
dianggap Elson dangkal.
 
 Padahal, Soeharto merupakan tokoh amat penting selama abad ke-20 
di Asia, tulis Elson. Secara bertahap, serba hati-hati dan 
terencana, ia telah membangun Indonesia yang sama sekali baru. Pada 
bab terakhir dikatakan, Indonesia baru yang diciptakan melalui tahap-
tahap pembangunan berencana telah 

[ppiindia] Re: Pengamat Asing tentang Soeharto

2005-06-12 Terurut Topik Ida Z.A
maaf sdikit nimbrung Mas/Pak...

kalau kita duduk2 di tempat umum mungkin kita sering mendengar ocehan 
sebagian besar masyarakat yang ternyata masih memuji masa 
pemerintahan soeharto. yg kudenger mereka bilang begini, jaman 
soeharto dulu gak kayak gini. dulu memang ada korupsi tapi paling 
cuma di satu titik aja artinya tidak melebar seperti jaman reformasi 
seperti skrg ini. kalau bisa diputar lagi, kondisi kita kembali aja 
ke jaman soeharto.

dlm hatiku, weleh uedaaan nih orangkupikir nih org kagak tahu 
kalo orang yg menderita jaman soeharto, mungkin, lebih byk dari 
sekarang. gak taulah...aku ora ngerti.

--- In ppiindia@yahoogroups.com, Robertus Budiarto 
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 Mr. King of Tort,
  
 Betul bahwa realitas memang begitu, masih ada jutaan yg menganggap 
Suharto sbg pahlawan. Tetapi bukankah kita juga mesti fair pada 
jutaan rakyat yg lain yang menderita dan mendendam pada Suharto?
  
 Kalau fair hanya pada jutaan pihak lain, bukankah itu tidak fair 
namanya?!!
  
 Opini Dr. Asvi Marwan Adam tampaknya perlu dipertimbangkan. Topik 
Suharto sampai sekarang masih kontroversial, karena memang Cendana 
Connection masih terlalu powerful.
  
 Betul sekali bahwa banyak penjilat-penjilat Suharto, yg sekarang 
berlagak reformis. Tapi dengan kenyataan ini jangan sampai kita 
membutakan realitas yg lain bahwa jutaan yg lain benar-benar 
mengalami penderitaan.
  
 Rekonsiliasi sesungguhnya mungkin masih memerlukan 1 dekade lagi, 
mungkin...
  
 Saya pribadi beropini bahwa Suharto lebih banyak kesalahan daripada 
jasanya. Ini dapat kita lihat dengan mudah jika kita menengok 
Malaysia, ya mulai membangun lebih lambat dari Indonesia, bahkan 
dikatakan Petronas saja dulunya belajar dari Pertamina, tapi sekarang 
Indonesia cuman jadi supplier tenaga kasar bagi Malaysia. ...  Maaf 
buat saya mengatakan Suharto berjasa...  , merupakan pengingkaran 
akal waras yang sangat mencolok mata... 
  
 Salam
 Bobby B
 
 
 king_of_tort [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Bangsa Indonesia harus membuka matanya dan berani menerima realita, 
 betapapun, kita nggak akan mungkin bisa set back dan mencoba 
 membenahi segala sesuatunya dari situ.
 
 Soeharto telah 'menulis' sejarahnya bersama sejarah Indonesia itu 
 sekaligus, bukan saja dgn tinta darah, tapi juga dgn tinta emas.
 
 Buku Robert Erward Elson itu saya kira sangat patut untuk kita 
 jadikan acuan guna rekonsiliasi nasional. Para oportunis yg dulu 
 menjilat Soeharto dan sekarang mau mengadili Soeharto itulah justru 
 pengkhianat2 bangsa dan pengkhianat nurani.
 
 Moga buku itu segera dipasarkan di Indonesia dan bisa di 'konsumsi' 
 oleh semua lapisan masyarakat, biar dendam dan kebencian yg selama 
 ini masih di genggam bangsa ini (sebagian) dan ingin melampiaskan 
 kesumatnya itu bisa merenungkan kembali komitmennya. Tanpa adanya 
 iktikad baik dari SELURUH bangsa Indonesia untuk melupakan segala 
 kejahatan2 kemanusiaan Soeharto, maka kondisi bangsa ini nggak akan 
 pernah berhenti dari terror dan civil war yg terus menjadi trend.
 
 Betapapun, masih ada jutaan rakyat Indonesia yg masih mencintai 
 Soeharto dan menganggap Beliau adalah Pahlawan bangsa, realita itu 
 tidak bisa di abaikan begitu saja, karena sangat mungkin kekuatan 
 inilah yg mendominasi kekuatan rakyat.
 
 Chico 
 
 --- In ppiindia@yahoogroups.com, Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote:
  http://www.kompas.com/kompas-cetak/0506/10/opini/1803054.htm
  
   
  Pengamat Asing tentang Soeharto 
  
  Oleh Asvi Warman Adam
  
  
  
  TANGGAL 8 Juni 2005 Soeharto merayakan ulang tahun ke-84. Meski 
 dikatakan sakit, ia masih tampak sehat. Ia juga sempat melayat 
ketika 
 salah seorang menterinya pada masa Orde Baru, Radius Prawiro, 
 meninggal beberapa waktu lalu.
  
  Di tengah tuntutan untuk mengadili dan memaafkan Soeharto, 
mungkin 
 timbul pertanyaan, bagaimana perannya dalam sejarah Indonesia.
  
  Setelah Soeharto berhenti menjadi presiden tahun 1998, arus 
sejarah 
 cenderung menanggalkan atribut kebesaran yang telah dilekatkan dan 
 disandangnya selama puluhan tahun. Kehebatannya yang telah 
difilmkan 
 dan ditulis dalam buku pelajaran sejarah di sekolah kini 
 dipertanyakan. Bahkan, ia pun dikaitkan dengan G30S, sebagai orang 
 yang paling diuntungkan dalam proses kudeta merangkak terhadap 
 Presiden Soekarno.
  
  Sebab itu, ada baiknya menyimak pandangan pengamat asing tentang 
 Soeharto. Tahun 2001 terbit buku tentang biografi Soeharto yang 
 ditulis oleh seorang akademisi Australia. Bagaimana tanggapan 
 pengamat lain di berbagai negara tentang buku itu? Dari perdebatan 
 ini barangkali kita dapat menyimpulkan sesuatu.
  
  Tokoh penting Asia?
  
  Buku Robert Edward Elson, Soeharto, Political Biography, 
 diterbitkan oleh Cambridge UP, Oktober 2001. Elson yang kini 
menjadi 
 profesor di Griffith University, Brisbane, sebelumnya menulis 
 disertasi Javanese peasant and the colonial sugar history: impact 
and 
 change in an east Java residency, 1830-1940 (Oxford UP, 1984). 
Tahun 
 1997 ia 

[ppiindia] Re: Dari Tanah Air: Kok membukakan rahasianya sendiri?

2005-06-12 Terurut Topik Lina Dahlan
Mbak Listy,
Kalo cuma ayu dan mulus, mungkin di sono juga buanyak. Tapi kalo 
disana yang dicari kali yang kayak Monika Lewinsky...:-)

Gak tau juga apa yang bakal dimunculin.

Kalo sampe ada lagi orang spt Abu Bakar Ba'asyir, Abu Jibril, Abu 
Nawas, Abu Gosok dan abu-abu lainnya lagi...saya pikir...ya udah 
mending ngaku aja iya, gue teroris. Jadi, polisi bisa tepuk 
dada..krn bisa menangkap dengan cepat..dan sang arogan itu akan 
bingung...hue..he..he...ngebom trus ketangkep, ngebom trus 
ketangkep...Si abu-abu itu bisa jadi pahlawan ato berjihad dgn cara 
begini buat negara.

Kadalin aje tuh buaye...

Kalo bener pikiran gila saya ini nih mbak, lucu juga 
ya..mengeluarkan travel warning ke Indonesia, tapi ngirim orang utk 
ngelobying Cepu tetep getol...:-)

iye alamak!

--- In ppiindia@yahoogroups.com, Listy [EMAIL PROTECTED] wrote:
 mbak Lina, jangan-jangan, ada alasan lain yang akan dimunculkan, 
bisa jadi, dengan melihat ke-ayu-an dan ke-mulus-an putri berlabel 
indonesia, mereka, para gerombolan arogan ini, akan ke indonesia, 
karena ada yg ayu dan yg mulus yg 'tersembunyi' di indonesia.. 
heheheh..
 alamkk!!!
 -Original Message-
 From: Lina Dahlan [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: 13 Juni 2005 9:34
 To: ppiindia@yahoogroups.com
 Subject: [ppiindia] Re: Dari Tanah Air: Kok membukakan rahasianya
 sendiri?
 
 
 Bung Ikra,
 Saya kok malas ya mengikuti berita bom-bom begini. Mungkin karena 
 saya sudah..berkesimpulan sendiri...bhw ini termasuk politisasi 
 tingkat tinggi...
 
 Gak..tau deh, ini mungkin pikiran gila saya aja sih...
 Islam/Indonesia ini kan memang lagi diberi image sarang teroris 
oleh 
 negara yang Arogan Sekali...Kalo Indonesia dianggap gak bisa 
 mengatasi teroris-teroris ini, negara arogan tsb akan mengirim 
 tentara ke Indonesia. Jadi, mereka membuat alibi dulu..sama 
seperti 
 ketika ingin 'menyerang' Afghan, Irak, dan kini Iran...mungkin 
juga 
 Indonesia...
 
 Tapi...apanya ya yang diincer sang arogan tsb di Indonesia ini? 
Cepu 
 kah?...Gossipnya (pada film 9/11th ?) Bush itu kan salah satu the 
 owner or petinggi the Exxon ya?..iyaa...lagi lagi oil...kah?
 
 wassalam,
 
 
 --- In ppiindia@yahoogroups.com, Ikra [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Dear friends;
  
  Berita di bawah ini saya kutip dari TEMPO. Aneh, kan? Cobalah 
Anda 
 kritisi. Tidak masuk akal, kan?
  
  Kenapa hasil penyelidikan fihak keamanan ini diberikan kepada 
pers 
 untuk boleh disiarkan? Agar si buron tidak jadi masuk ke Pulau 
Jawa? 
 Kalau buron itu membaca berita ini, maka mereka sudah tahu tahu 
 bahwa rencana mereka sudah ketahuan, maka yang dilakukan si buron 
 itu pastilah segera merobah rencananya sedemikian rupa, tetapi 
tetap 
 bertujuan masuk ke Pulau Jawa dong!
  
  Tapi ada yang menarik dalam berita ini, yaitu adanya dua oknum 
 mantan militer yang dikatakan mengawal si konvoi si buron. Apakah 
 maksudnya dua oknum mantan itu terlibat dengan si buron? Artinya, 
 fihak keamanan kita sudah tahu siapa dua orang oknum itu, kan? 
Nah, 
 bagian ini juga disiarkan kepada pers dan pers memberitakannya.
  
  Jadi, apa maksudnya fihak keamanan membukakan rahasia sepenting 
 itu untuk pers kita? Kan jelas ulah ini bisa membuat operasi 
 penangkapan atas si buron gagal dong!
  
  Mestinya kan kalau dapat rahasia si buron ya disimpan dan diam-
 diam dulu, lalau diadakan penyergapan, dan kalau sudah berhasil 
 barulah ngomong kepada pers untuk disiarkan keberhasilan menyergap 
 si buron. Iya, kan?
  
  Tapi kok ini lain? Tidak habis fikir saya!
  
  Bagaimana pendapat Anda?
  
  Ikra.-
  
  ===




***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [ppiindia] Re: Pengamat Asing tentang Soeharto

2005-06-12 Terurut Topik Robertus Budiarto
Lah yo maklum toh Mbak / Ibu.
 
musim pancaroba kan selalu lebih gak enak daripada musim hujan utawa panas, 
banyak yang masuk angin.
 
Setelah puluhan taun hidup dalam sistem campuran 3K 
(Komunis-Kapitalis-Kerajaan) apa yah langsung bisa sistem demokrasi, sistem 
rule of law,    
 
Dulu daku kebetulan pernah di negeri seberang, negeri bule, waktu lewat di 
antara teman-teman yg lagi ngobrol aku kok ya iso nunduk-nunduk   lah tapi 
mulut omong excuse me... 
Itulah . keadaan pancaroba memang semua masih kacau
 
Dan sangat manusiawi kalau manusia mau keluar dari kekacauan.. tapi ya 
mudah-mudahan yah jangan kembali ke jaman Anarki Sistematis Orba lagi.. 
 
Salam
Bobby B
 


Ida Z.A [EMAIL PROTECTED] wrote:
maaf sdikit nimbrung Mas/Pak...

kalau kita duduk2 di tempat umum mungkin kita sering mendengar ocehan 
sebagian besar masyarakat yang ternyata masih memuji masa 
pemerintahan soeharto. yg kudenger mereka bilang begini, jaman 
soeharto dulu gak kayak gini. dulu memang ada korupsi tapi paling 
cuma di satu titik aja artinya tidak melebar seperti jaman reformasi 
seperti skrg ini. kalau bisa diputar lagi, kondisi kita kembali aja 
ke jaman soeharto.

dlm hatiku, weleh uedaaan nih orangkupikir nih org kagak tahu 
kalo orang yg menderita jaman soeharto, mungkin, lebih byk dari 
sekarang. gak taulah...aku ora ngerti.

--- In ppiindia@yahoogroups.com, Robertus Budiarto 
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 Mr. King of Tort,
  
 Betul bahwa realitas memang begitu, masih ada jutaan yg menganggap 
Suharto sbg pahlawan. Tetapi bukankah kita juga mesti fair pada 
jutaan rakyat yg lain yang menderita dan mendendam pada Suharto?
  
 Kalau fair hanya pada jutaan pihak lain, bukankah itu tidak fair 
namanya?!!
  
 Opini Dr. Asvi Marwan Adam tampaknya perlu dipertimbangkan. Topik 
Suharto sampai sekarang masih kontroversial, karena memang Cendana 
Connection masih terlalu powerful.
  
 Betul sekali bahwa banyak penjilat-penjilat Suharto, yg sekarang 
berlagak reformis. Tapi dengan kenyataan ini jangan sampai kita 
membutakan realitas yg lain bahwa jutaan yg lain benar-benar 
mengalami penderitaan.
  
 Rekonsiliasi sesungguhnya mungkin masih memerlukan 1 dekade lagi, 
mungkin...
  
 Saya pribadi beropini bahwa Suharto lebih banyak kesalahan daripada 
jasanya. Ini dapat kita lihat dengan mudah jika kita menengok 
Malaysia, ya mulai membangun lebih lambat dari Indonesia, bahkan 
dikatakan Petronas saja dulunya belajar dari Pertamina, tapi sekarang 
Indonesia cuman jadi supplier tenaga kasar bagi Malaysia. ...  Maaf 
buat saya mengatakan Suharto berjasa...  , merupakan pengingkaran 
akal waras yang sangat mencolok mata... 
  
 Salam
 Bobby B
 


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ppiindia] Re: Dari Tanah Air: Kok membukakan rahasianya sendiri?

2005-06-12 Terurut Topik Ida Z.A
hehehe...mba Lin, kalo penjahatnya mati cepet ntar penonton rugi 
dongkayak film aja tuh, durasi panjang kan lumayan bisa buat 
tidur di bangku empuk hue..he..he...

--- In ppiindia@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] 
wrote:
 Mbak Listy,
 Kalo cuma ayu dan mulus, mungkin di sono juga buanyak. Tapi kalo 
 disana yang dicari kali yang kayak Monika Lewinsky...:-)
 
 Gak tau juga apa yang bakal dimunculin.
 
 Kalo sampe ada lagi orang spt Abu Bakar Ba'asyir, Abu Jibril, Abu 
 Nawas, Abu Gosok dan abu-abu lainnya lagi...saya pikir...ya udah 
 mending ngaku aja iya, gue teroris. Jadi, polisi bisa tepuk 
 dada..krn bisa menangkap dengan cepat..dan sang arogan itu akan 
 bingung...hue..he..he...ngebom trus ketangkep, ngebom trus 
 ketangkep...Si abu-abu itu bisa jadi pahlawan ato berjihad dgn cara 
 begini buat negara.
 
 Kadalin aje tuh buaye...
 
 Kalo bener pikiran gila saya ini nih mbak, lucu juga 
 ya..mengeluarkan travel warning ke Indonesia, tapi ngirim orang utk 
 ngelobying Cepu tetep getol...:-)
 
 iye alamak!
 
 --- In ppiindia@yahoogroups.com, Listy [EMAIL PROTECTED] wrote:
  mbak Lina, jangan-jangan, ada alasan lain yang akan dimunculkan, 
 bisa jadi, dengan melihat ke-ayu-an dan ke-mulus-an putri berlabel 
 indonesia, mereka, para gerombolan arogan ini, akan ke indonesia, 
 karena ada yg ayu dan yg mulus yg 'tersembunyi' di indonesia.. 
 heheheh..
  alamkk!!!
  -Original Message-
  From: Lina Dahlan [mailto:[EMAIL PROTECTED]
  Sent: 13 Juni 2005 9:34
  To: ppiindia@yahoogroups.com
  Subject: [ppiindia] Re: Dari Tanah Air: Kok membukakan rahasianya
  sendiri?
  
  
  Bung Ikra,
  Saya kok malas ya mengikuti berita bom-bom begini. Mungkin karena 
  saya sudah..berkesimpulan sendiri...bhw ini termasuk politisasi 
  tingkat tinggi...
  
  Gak..tau deh, ini mungkin pikiran gila saya aja sih...
  Islam/Indonesia ini kan memang lagi diberi image sarang teroris 
 oleh 
  negara yang Arogan Sekali...Kalo Indonesia dianggap gak bisa 
  mengatasi teroris-teroris ini, negara arogan tsb akan mengirim 
  tentara ke Indonesia. Jadi, mereka membuat alibi dulu..sama 
 seperti 
  ketika ingin 'menyerang' Afghan, Irak, dan kini Iran...mungkin 
 juga 
  Indonesia...
  
  Tapi...apanya ya yang diincer sang arogan tsb di Indonesia ini? 
 Cepu 
  kah?...Gossipnya (pada film 9/11th ?) Bush itu kan salah satu the 
  owner or petinggi the Exxon ya?..iyaa...lagi lagi oil...kah?
  
  wassalam,
  
  
  --- In ppiindia@yahoogroups.com, Ikra [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Dear friends;
   
   Berita di bawah ini saya kutip dari TEMPO. Aneh, kan? Cobalah 
 Anda 
  kritisi. Tidak masuk akal, kan?
   
   Kenapa hasil penyelidikan fihak keamanan ini diberikan kepada 
 pers 
  untuk boleh disiarkan? Agar si buron tidak jadi masuk ke Pulau 
 Jawa? 
  Kalau buron itu membaca berita ini, maka mereka sudah tahu tahu 
  bahwa rencana mereka sudah ketahuan, maka yang dilakukan si buron 
  itu pastilah segera merobah rencananya sedemikian rupa, tetapi 
 tetap 
  bertujuan masuk ke Pulau Jawa dong!
   
   Tapi ada yang menarik dalam berita ini, yaitu adanya dua oknum 
  mantan militer yang dikatakan mengawal si konvoi si buron. Apakah 
  maksudnya dua oknum mantan itu terlibat dengan si buron? Artinya, 
  fihak keamanan kita sudah tahu siapa dua orang oknum itu, kan? 
 Nah, 
  bagian ini juga disiarkan kepada pers dan pers memberitakannya.
   
   Jadi, apa maksudnya fihak keamanan membukakan rahasia sepenting 
  itu untuk pers kita? Kan jelas ulah ini bisa membuat operasi 
  penangkapan atas si buron gagal dong!
   
   Mestinya kan kalau dapat rahasia si buron ya disimpan dan diam-
  diam dulu, lalau diadakan penyergapan, dan kalau sudah berhasil 
  barulah ngomong kepada pers untuk disiarkan keberhasilan 
menyergap 
  si buron. Iya, kan?
   
   Tapi kok ini lain? Tidak habis fikir saya!
   
   Bagaimana pendapat Anda?
   
   Ikra.-
   
   ===




***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ppiindia] Re: Re: Re: BOM lagi - Cara kerja intelijen

2005-06-12 Terurut Topik Arriko Indrawan

Pak Satrio,

Dlm cerita Bpk, si Ceweq Sekretaris itu jadi informan bukan agennya..
Informan memberikan data dan informasi tanpa sadar...

Tapi, Kalo jadi agen rahasia sdh pasti 'didoktrin' dan tahu targetnya..
Mereka melakukannya dengan amat sangat paham dg tugasnya, terlepas apakah
mereka di-'brain-stroming' atau tdk

Jadi, kalo ada pejabat, masyarakat yg menyerahkan aset negara...
pasti dilakukan dg 'sadar' demi kekayaan pribadinya...


Salam,

AI

==
   From: Satrio Arismunandar [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: Re: BOM lagi - Cara kerja intelijen

Saudaraku,

Ah, dalam dunia intelijen, orang yang direkrut jadi
intel itu kadang-kadang tidak sadar bahwa ia itu intel
dan informan. Ini kehebatan human intelligence yang
tak bisa digantikan oleh kecanggihan teknologi.

Itulah yang namanya sistem binaan. Misalnya, saya
(selaku agen asing) memacari cewek yang jadi
Sekretaris-nya SBY. Tiap kami kencan, sambil
bermesraan, cewek ini cerita tentang kegiatan SBY dan
kelakuan SBY di kantor. Saya mendapat info tentang SBY
yang akurat, yang tak bisa saya lakukan kalau saya
sendiri harus masuk ke kantor SBY.

Artinya, cewek ini telah jadi agen dan informan
kekuatan asing, agen yang saya rekrut, tanpa dia
sendiri menyadari.

Tapi, selain itu,  banyak juga orang Indonesia yang
secara sadar bekerja untuk kepentingan asing untuk
duit. Termasuk mereka yang sekarang sibuk melobi, agar
Indonesia menjual aset-aset negara dengan harga murah
kepada perusahaan-perusahaan asing.

Banyak kok para komprador di antara kita. Baik di
parlemen, pemerintahan. LSM, dsb.

Satrio




--- Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kalau orang Amerika CIA yang mendalangi pemboman,
 berarti si pelaksananya
 mau dikibulin CIA. Mengapa mau dikibulin, mungkin
 sekali karena goblok.
 Bukankah ada institusi agama yang mengajar yang
 benar dan kebenaran?




***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [ppiindia] Re: Re: Re: BOM lagi - Cara kerja intelijen

2005-06-12 Terurut Topik Satrio Arismunandar
Kalau mau diubah menjadi agen yang sadar juga bisa.
Bukankah ada orang yang mau berbuat apa saja DEMI
CINTA?

Ini adalah kasus yang pernah terjadi di Inggris. Saya
tak ingat persis kasusnya. Tapi garis besarnya begini:
Agen Rusia memacari sekretaris di bagian departemen
pertahanan Inggris. Cewek ini menyerahkan
dokumen-dokumen rahasia.

Aksi spionase ini akhirnya ketahuan oleh
kontra-intelijen Inggris. Si cewek ditangkap dan masuk
penjara. Tetapi sesudah bertahun-tahun kemudian, si
cewek bebas dari penjara dan (untungnya) ia masih
ditunggui oleh cowok yang agen Rusia tersebut.
Rupanya, ia benar-bernar cinta akhirnya... 

Cinta lebih kuat dari pada membela negara...



--- Arriko Indrawan [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 
 Pak Satrio,
 
 Dlm cerita Bpk, si Ceweq Sekretaris itu jadi
 informan bukan agennya..
 Informan memberikan data dan informasi tanpa
 sadar...
 
 Tapi, Kalo jadi agen rahasia sdh pasti 'didoktrin'
 dan tahu targetnya..
 Mereka melakukannya dengan amat sangat paham dg
 tugasnya, terlepas apakah
 mereka di-'brain-stroming' atau tdk
 
 Jadi, kalo ada pejabat, masyarakat yg menyerahkan
 aset negara...
 pasti dilakukan dg 'sadar' demi kekayaan
 pribadinya...
 
 
 Salam,
 
 AI
 
 ==
From: Satrio Arismunandar
 [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: Re: BOM lagi - Cara kerja intelijen
 
 Saudaraku,
 
 Ah, dalam dunia intelijen, orang yang direkrut jadi
 intel itu kadang-kadang tidak sadar bahwa ia itu
 intel
 dan informan. Ini kehebatan human intelligence
 yang
 tak bisa digantikan oleh kecanggihan teknologi.
 
 Itulah yang namanya sistem binaan. Misalnya, saya
 (selaku agen asing) memacari cewek yang jadi
 Sekretaris-nya SBY. Tiap kami kencan, sambil
 bermesraan, cewek ini cerita tentang kegiatan SBY
 dan
 kelakuan SBY di kantor. Saya mendapat info tentang
 SBY
 yang akurat, yang tak bisa saya lakukan kalau saya
 sendiri harus masuk ke kantor SBY.
 
 Artinya, cewek ini telah jadi agen dan informan
 kekuatan asing, agen yang saya rekrut, tanpa dia
 sendiri menyadari.
 
 Tapi, selain itu,  banyak juga orang Indonesia yang
 secara sadar bekerja untuk kepentingan asing untuk
 duit. Termasuk mereka yang sekarang sibuk melobi,
 agar
 Indonesia menjual aset-aset negara dengan harga
 murah
 kepada perusahaan-perusahaan asing.
 
 Banyak kok para komprador di antara kita. Baik di
 parlemen, pemerintahan. LSM, dsb.
 
 Satrio
 
 
 
 
 --- Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Kalau orang Amerika CIA yang mendalangi pemboman,
  berarti si pelaksananya
  mau dikibulin CIA. Mengapa mau dikibulin, mungkin
  sekali karena goblok.
  Bukankah ada institusi agama yang mengajar yang
  benar dan kebenaran?
 
 
 




__ 
Do you Yahoo!? 
Make Yahoo! your home page 
http://www.yahoo.com/r/hs


***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ppiindia] Seorang (calon) bayi membutuhkan orangtua adopsi

2005-06-12 Terurut Topik Satrio Arismunandar
Satu lagi anak manusia yang butuh bantuan

--- Sopril Amir [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Siapa tahu ada yang bisa ikut membantu,
 Pengirimnya ini seorang kenalan saya.
 
 Veronica B Vonny [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Date: Fri, 10 Jun 2005 00:53:04 -0700 (PDT)
 From: Veronica B Vonny [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Seorang (calon) bayi membutuhkan orangtua
 adopsi
 
 Seorang (calon) bayi membutuhkan orangtua adopsi
 
 Maaf kalau apa yang akan Anda baca berikut ini
 terkesan klise atau mirip
 sinetron Indonesia. Tetapi, ini adalah sebuah
 kenyataan dan saya sangat
 mengharapkan ada seseorang yang tergerak untuk
 berbuat sesuatu terhadap nasib
 seseorang yang akan saya paparkan ini.
 
 Saya punya seorang kenalan, perempuan, dia sedang
 mengandung dan bayinya akan
 lahir dalam waktu dekat ini. Dia sendirian di
 Jakarta, datang dari kampung
 beberapa tahun lalu berbekal ijazah SMP/SMA (saya
 kurang tahu pasti), bekerja
 untuk membiayai anaknya yang ditinggalkan di kampung
 (suaminya sudah menikah
 lagi). Di Jkt, meskipun dia bukan perempuan
 gampangan, ternyata dia terjebak
 juga dengan rayuan seorang lelaki yang menjanjikan
 akan mengawininya,
 memberikannya rumah, dsb, tetapi setelah dia hamil
 lelaki itu tak bertanggung
 jawab. Apalagi, ternyata lelaki itu punya anak-istri
 dan instansi tempatnya
 bekerja tidak memungkinkannya punya istri lebih dari
 satu! 
 
 Karena malu, kenalan saya ini pindah dari tempatnya
 bekerja dan kos. Dia datang
 menceritakan kesulitannya, dan suami saya tergerak
 membantu dengan memberinya
 pekerjaan menjaga toko servis komputer suami di
 daerah pinggiran Jakarta, agar
 dia tak terlalu sedih dan putus asa. Dengan
 kemampuan kami yang tak seberapa,
 kami coba menyisihkan sedikit uang untuk biaya
 hidupnya. Itu sebelum
 kandungannya membesar. Beberapa bulan belakangan,
 dia tidak lagi bekerja dan
 lebih suka mengurung diri karena malu. Tetapi, bila
 ada uang kami masih memberi
 dia sekadar untuk makan satu-dua hari. Untuk biaya
 periksa kandungan, kami
 belum mampu memberikan. Bahkan, sering dia beberapa
 hari tidak makan bila tidak
 ada teman atau tetangga yang membantu.
 
 Saat ini, dia bingung memikirkan biaya persalinan
 dan membesarkan bayi itu.
 Bukannya tidak mau memelihara, tapi kondisinya
 sekarang sangat tidak
 memungkinkan. Keluarga saya juga tidak mampu
 membantunya lagi karena ekonomi
 kami sendiri akhir-akhir ini memburuk. Ada memang
 beberapa lelaki yang bersedia
 membiayai bayi itu asal dia mau dijadikan istri
 simpanan, tetapi dia menolak.
 Dia trauma terhadap laki-laki, apalagi lelaki macam
 begitu. Ada juga yang
 bersimpati dan bersedia mengambil bayi itu, tapi
 hidup mereka sendiri pas-pasan
 dan sudah punya beberapa anak, sehingga kenalan saya
 itu tidak berani ambil
 risiko, takut anaknya ditelantarkan di kemudian
 hari. Tentu sebagai ibu yang
 sudah terpaksa 'membuang' anak itu, dia akan merasa
 makin berdosa.
 
 Karena itu, agar jangan sampai dia 'gelap mata',
 kami pikir solusi yang terbaik
 adalah memberikan bayi itu untuk diadopsi oleh
 seseorang/keluarga baik-baik
 yang sangat menginginkan anak, kalau bisa yang cukup
 mapan dari segi ekonomi.
 Dia ingin bayi itu diadopsi secara resmi, agar
 nantinya dia tidak dituduh
 'menjual' atau 'membuang' anak. Dan kalau bisa,
 proses pengadopsian dilakukan
 secepatnya setelah sang bayi lahir. Bukankah ini
 hitung-hitung menolong juga
 keluarga yang mendambakan anak tersebut?
 
 Bila Anda/teman/keluarga/kenalan Anda tergerak untuk
 membantu dan/atau ingin
 mengadopsi bayi itu, silakan menghubungi saya via
 e-mail: [EMAIL PROTECTED],
 yang akan saya teruskan kepada kenalan saya itu.
 Saya juga sangat berterima
 kasih bila Anda bersedia mem-forward-kan e-mail ini
 ke teman/kenalan/grup Anda.
 Terima kasih. Semoga Tuhan membalas budi baik Anda.
 
 Salam.
 
 
 
 



__ 
Yahoo! Mail Mobile 
Take Yahoo! Mail with you! Check email on your mobile phone. 
http://mobile.yahoo.com/learn/mail 


***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Re: [ppiindia] Re: Slavery in Islam

2005-06-12 Terurut Topik Mas Bagong
Perbudakan sebenarnya tidak hanya terjadi ketika Islam atau Kristen
ada, ia sudah ada sejak beribu-ribu tahun lalu... Jaman Firaun pun
sudah ada... Pendek kata perbudakan terjadi ketika manusia mulai
saling menguasai satu dengan lainnya...
Di Kristen terjadi ya memang...
Di Islam ada perbudakan, ya memang...
Namun dalam agama diajarkan bagaimana menghargai manusia satu dengan
lainnya, maka itulah agama diturunkan...
Kalau sekarang muncul 'perbudakan' modern, maka inilah hasil 'dogma'
yang hanya membaca agama tak lebih seperti cerpen di koran akhir
minggu...
DG

On 6/8/05, RM Danardono HADINOTO [EMAIL PROTECTED] wrote:
 --- In ppiindia@yahoogroups.com, Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Pak Hadinoto,
 
  Barangkali Anda lupa bahwa dalam  gereja terjadi reformasi, malah
 sekarang
  ada itu aliran yang namanya teologi pembebasan. Dikalangan Islam
 pun ada
  arus demikian, cuma saja belum seberapa kuat, hanya berkisar
 dikalangan
  akademis belum berakar rumput.
 
  Salam,
 
 --
 
 Mas, saya tak lupa pada theologi pembebasan. saya ketemu tokohnya di
 Vienna sekali: Ernesto Cardenal. Ini terutama muncul di Amerika
 Latin, dimana kemiskinan dan pemerasan begitu getir, oleh para
 konglo, yang notabene Kristen semua. Terutama United Fruits...raja
 pisang.
 
 Theologi pembebasan ini, mas, tak disukai di Vatican.
 
 Paus lebih suka meng-kejar kejar para pelaku abortus, yang bercerai,
 dan romo romo yang kebelet mau menikah. Tetapi kemiskinan itu sendiri
 yang timbul karena penindasan oleh the Haves (yang rata rata Kristen
 lagi), tak terlalu digubris. Menghancurkan komunis ya di-agung
 agungkan sebagai jasa Paus almarhum. Tetapi, kami menjadi saksi
 disini, bahwa kemiskinan yang sangat getir muncul di negara negara ex
 komunis, sembari konglo baru muncul...
 
 Pelacuran merajalela disini mas, mereka adalah wanita wanita dari ex
 Rusia (terutama negara negara Balkan dan Baltikum).
 
 Salam
 
 danardono
 
 
 
 
 ***
 Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
 Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
 ***
 __
 Mohon Perhatian:
 
 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;
 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
 Yahoo! Groups Links
 
 
 
 
 
 



***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




RE: [ppiindia] Re: Slavery in Islam

2005-06-12 Terurut Topik Jimmy Okberto
Maap mas mohon di koreksi ...
Didalam Kristen tidak ada Slavery ...
Karena Kristen adalah ajaran pengikut ISA AS  ...

Jangan sok tahu ttg keKristen an ...
Slavery yang ada pada Zaman Nabi Ibrahim AS , Musa AS ... 
yang nota bene nabi-nabi orang (yahudi) Israel ... bukan Kristen ...

yang jadi tanda tanya kok nabi-nabi (yahudi) israel ada didalam kitab
Islam (arab) ... cmiiw 

-Original Message-
From: Mas Bagong [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 
Perbudakan sebenarnya tidak hanya terjadi ketika Islam atau Kristen
ada, ia sudah ada sejak beribu-ribu tahun lalu... Jaman Firaun pun
sudah ada... Pendek kata perbudakan terjadi ketika manusia mulai
saling menguasai satu dengan lainnya...
Di Kristen terjadi ya memang...
Di Islam ada perbudakan, ya memang...
Namun dalam agama diajarkan bagaimana menghargai manusia satu dengan
lainnya, maka itulah agama diturunkan...
Kalau sekarang muncul 'perbudakan' modern, maka inilah hasil 'dogma'
yang hanya membaca agama tak lebih seperti cerpen di koran akhir
minggu...
DG




***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ppiindia] smoga suatu hari nanti berlaku se Indonesia

2005-06-12 Terurut Topik dwi ristanto
Saya sekaligus mengutip judul disubject saya sebagai do'a tulus dari 
hati yang begitu lelah tatapi dosa-dosa hanya dengan tepekur. Tepekur 
bukan lagi hanya oleh merenung, tetapi lebih karena lemah iman dan 
lemah kuasa. Juga do'a, smoga niat tsb tidak ditatap dengan mata 
sebelah, pun terpicing, juga belalak. Toh, jutaan polisi dengan 
trilyunan kata-kata aturan tak jerakan satu pun pendosa, mengapa tak 
biarkan lecut sebentar hentikan 'polah' mereka, betapapun sesaatnya.
Dan agar tak lagi ada yang 'pongah' bela 'selingkuh' ber'tabir' 
cinta, pun tak tengadahkan kepala karena telah 'berani' melakukannya.
Penguasa Segala Kuasa, hanya ijinMu mampu bisakan do'aku.
Untuk angel mungilku; Zalwa
==
Message: 14
  Date: Sun, 12 Jun 2005 21:49:43 +0200
  From: Ambon [EMAIL PROTECTED]
Subject: Penjudi di Aceh Dicambuk 7 Kali

HARIAN KOMENTAR
13 June 2005 


Dilakukan usai shalat Jumat 
Penjudi di Aceh Dicambuk 7 Kali  


Penerapan hukuman Syariat Islam di Propinsi Nanggroe Aceh Darusalam 
(NAD), segera di-berlakukan, dan sedikitnya 20 warga yang terlibat 
perjudian, akan dieksekusi dengan men-jalani hukuman cambuk seba-nyak 
tujuh kali di depan umum. Hukuman ini akan dilaksa-nakan pekan depan 
di Bireun Aceh Timur. Hal ini disampai-kan Walikotanya, Mustoga 
Gelanggang seperti dikutip AP, Minggu (12/06).

Menurut Gelanggang, sedi-kitnya 20 penjudi itu akan di-hajar dengan 
rotan sepanjang 2 meter sebanyak 7 kali. Gu-bernur Aceh, Azwar 
Abubakar juga mengisyaratkan huku-man atas penerapan syariat Is-lam 
akan diberlakukan Jumat.

Dengan hukuman ini, kami harapkan pelakunya akan jera dan tidak akan 
berbuat lagi hal yang sama di masa mendatang karena mereka akan malu 
di-hukum di depan banyak orang,'' katanya. 

Seperti diketahui, pelaksa-naan hukum cambuk resmi di-berlakukan di 
Propinsi NAD menyusul ditandatanganinya su-rat keputusan tata cara 
pelak-sanaannya oleh Pelaksana Tu-gas (Plt) Gubernur NAD, H Azwar 
Abubakar, di Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Jumat (10/06) lalu.
SK pengganti peraturan dae-rah (Qanun) itu ditandatangani Azwar di 
Masjid Bustanul Arifin, Kompleks Pesantren Serambi Mekah, Meulaboh 
disaksikan Danrem 012 Teuku Umar, Kol (Inf) Zahari Siregar, pejabat 
Bu-pati Aceh Barat, H Nasruddin, dan sejumlah ulama serta tokoh 
masyarakat Aceh Barat.

Gubernur Azwar Abubakar menjelaskan, SK tersebut dike-luarkan sebagai 
bukti keseriu-san pemerintah daerah dan ma-syarakat untuk 
melaksanakan Syariat Islam secara kaffah yang telah dicanangkan 
setelah tahun 2002, setelah terbitnya UU No-mor 44/1999 mengenai keis-
timewaan Aceh.

Namun begitu, penerapan sya-riat ini masih mengundang pen-olakan. 
Aldin Naiggolan, warga Banda Aceh mengatakan me-nolak penerapan hukum 
cam-buk dilakukan sekarang. Dia beralasan sosialisasi hukum cambuk 
terhadap pemain judi masih kurang dilakukan ka-rena itu belum saatnya 
dilaku-kan sekarang. Sebenarnya ter-jadi penolakan terhadap hukum 
cambuk pada masyarakat yang dapat dilihat dari setengah hati warga 
menjalankan Syariat Is-lam, katanya.

Semestinya, sosialisasi harus lebih gencar dilakukan sehingga warga 
mengetahui. Dengan de-mikian, sambungnya, jangan-kan hukum cambuk, 
hukum gantung pun bisa dilakukan di Aceh. Dia pun mempersoalkan, 
apakah hukum cambuk ini hanya berlaku kepada warga sipil saja yang 
lemah. Bagai-mana aparat yang main judi, apakah mereka menggunakan 
peradilan militer atau peradilan syariah, katanya.

Sebagaimana diketahui, polisi Biruen bulan lalu menangkap 20 warga 
sipil yang tertangkap basah bermain judi. 

Mahkamah Syar'iyah Bireuen memutuskan mereka ini di-kenakan sanksi 
hukum 6-10 dicambuk yang dilakukan di depan masyarakat umum usai 
Shalat Jumat.(ap/kcm) 

[Non-text portions of this message have been removed]



Get your Free E-mail at http://balita.zzn.com
___
Get your own Web-based E-mail Service at http://www.zzn.com


***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ppiindia] U pay peanut, U'll get monkey..sekedar suara hati

2005-06-12 Terurut Topik Eddy Satriya
Dear all LISI friends and other mailing lists,

 

Sekedar menyuarakan ulang dengan versi berbeda, mudah-mudahan angin
perubahan datang demi kebaikan bersama. Semoga berguna.

 

Wassalam,

 

ES

 

National Development Planning Agency / BAPPENAS

Jl. Taman Suropati 2 Jakarta, 10310, Indonesia

Tel: 62.21.3912422; 3905650 ext 600

Fax: 62.21.3912422; 3145374

Email: [EMAIL PROTECTED] 

Website: www.geocities.com/satriyaeddy ; 

Blog:  eddysatriya.blogspot.com , spaces.msn.com/members/kritikaku

 

=

YOU PAY PEANUT, YOU'LL GET MONKEY

 

Oleh: Eddy Satriya*)

 



 

Catatan: Telah diterbitkan di Kolom Majalah Forum Keadilan 19 Juni 2005

 

Setahun setelah kebakaran besar pertama kali menghabiskan Pasar Atas
Bukittinggi pada tahun 1972, karena suatu alasan, keluarga saya pindah ke
sebuah kawasan perladangan bernama Padang Leba, di pinggiran kota
Payakumbuh, Sumatera Barat. Kasus busung lapar di NTB dan NTT baru-baru ini
mengingatkan saya akan sulitnya kehidupan kami pada waktu itu. Meski
kebutuhan sehari-hari dan biaya sekolah anak-anak dapat terpenuhi, tidak
urung kami mengalami juga kondisi makan nasi sehari sekali yang terkadang
diselingi dengan lemper terbuat dari dedak padi yang biasa diolah menjadi
makanan ayam.

Namun kondisi sulit tersebut masih lebih baik dibanding tetangga, keluarga
seorang prajurit ABRI, yang tinggal di seberang ladang. Sangat sering
terdengar pertengkaran yang ditingkahi bentakan, pemukulan dan tangisan yang
disebabkan oleh kesulitan hidup dan minimnya kesejahteraan Sang Prajurit.
Saya tak tahu lagi nasib keluarga tersebut beserta seorang anak mereka
karena setahun kemudian kami kembali ke Bukittinggi.

Kesejahteraan sebahagian besar prajurit TNI (dulu ABRI) sejak puluhan tahun
lalu memang memprihatinkan. Karena itu dialog antara Panglima ABRI almarhum
Jenderal M. Yusuf  yang secara langsung menanyakan kondisi prajurit di
lapangan seperti sering disiarkan TVRI di tahun 1980-an, selalu saja
menimbulkan decak kagum dan simpati. Dialog seperti itu memang sudah jarang
terdengar. Namun itu bukan berarti pimpinan TNI tidak memperhatikan
kesejahteraan prajurit.

Salah satu perhatian yang pernah diberikan oleh negara kepada prajurit
TNI/Polri adalah melalui perbaikan asrama prajurit melalui dana Bantuan
Presiden sebesar Rp 30 Milyar. Namun bantuan Presiden Megawati pada bulan
Februari 2002 untuk memperbaiki asrama yang sudah parah kondisinya di empat
lokasi itu malah berbuntut menjadi masalah politik yang menyulut debat di
DPR. Perbaikan kesejahteraan prajurit yang berujung dengan usulan Tim
Verifikasi Komisi I DPR kepada Presiden Megawati untuk memecat Mensesneg
Bambang Kesowo itupun akhirnya terkenal dengan istilah Asramagate (Pikiran
Rakyat, 13/7/02).

Bukan hanya sekali dua rencana baik yang diajukan pemerintah untuk
meningkatkan kesejahteraan aparatnya dimentahkan oleh berbagai pihak. Ketika
Presiden Abdurrahman Wahid (Gusdur) dengan taktis dan secara bertahap telah
menaikkan gaji serta tunjangan jabatan PNS di awal pemerintahannya, protes
malah datang dari pihak KORPRI sendiri. Alhasil, kenaikan tunjangan jabatan
yang sudah dicicipi oleh PNS itu kemudian diturunkan lagi ke tingkat yang
hanya sekedar menutupi tingkat inflasi.

Rendahnya tingkat gaji dan tunjangan resmi PNS sering menjadi bahan guyonan,
terkadan cemeehan yang mengkaitkannya dengan sabetan. Seorang pejabat
karena saking senangnya, pernah memamerkan Surat Keputusan (SK) kenaikan
pangkatnya menjadi IVc yang telah lama dinantikan. Seorang teman setelah
membaca SK itu secara serius berkomentar bahwa telah terjadi kesalahan fatal
dalam SK yang membuat Sang Pejabat kaget. Ketika ditanyakan apanya yang
salah, teman tersebut ternyata meledek bahwa yang salah adalah gaji
tercantum yang hanya berjumlah sekitar Rp 1,5 juta per bulan.

Rendahnya gaji dan kesejahteraan juga diperburuk dengan berkurangnya
beberapa fasilitas dan tunjangan. Hingga awal 1990-an, sebahagian dana APBN
telah dialokasikan untuk pemeriksaan kesehatan rutin tahunan (general check
up) bagi seluruh pejabat eselon III ke atas. Sebelum terjadi krisis,
fasilitas kesehatan tersebut telah dihentikan dan dibatasi. Alhasil, banyak
PNS yang tidak memerhatikan kesehatannya karena alasan ekonomi dan sering
berakhir dengan timbulnya penyakit-penyakit berat yang menggerogoti
produktivitas mereka. Kualitas dan kemudahan pelayanan Asuransi Kesehatan
(Askes) juga tidak membaik. Ada beberapa anggota keluarga pegawai di kantor
saya yang terserang kanker tidak tertolong lagi karena tidak mampu berobat
secara layak dan teratur.

Karena itu tidaklah sulit memahami betapa korupsi telah mampu mengalahkan
nalar dan moral sebahagian PNS, termasuk guru besar dan intelektual
sekalipun. Juga tidaklah sulit memahami masih banyaknya aparat yang justru
terlibat dalam peristiwa kejahatan seperti pemalsuan uang, judi,
penyelundupan dan penebangan liar. Transisi demi transisi dan ketidakjelasan
prioritas telah memperburuk situasi. Merunut beberapa pidatonya, kita
percaya 

[ppiindia] Re: Slavery in Islam

2005-06-12 Terurut Topik RM Danardono HADINOTO
--- In ppiindia@yahoogroups.com, Mas Bagong [EMAIL PROTECTED] wrote:


 Perbudakan sebenarnya tidak hanya terjadi ketika Islam atau Kristen
 ada, ia sudah ada sejak beribu-ribu tahun lalu... Jaman Firaun pun
 sudah ada... Pendek kata perbudakan terjadi ketika manusia mulai
 saling menguasai satu dengan lainnya...
 Di Kristen terjadi ya memang...
 Di Islam ada perbudakan, ya memang...


--- Begitulah. Perbudakan muncul bersama sejarah manusia.

 Namun dalam agama diajarkan bagaimana menghargai manusia satu dengan
 lainnya, maka itulah agama diturunkan...

- Lalu, mana hasilnya?

 Kalau sekarang muncul 'perbudakan' modern, maka inilah hasil 'dogma'
 yang hanya membaca agama tak lebih seperti cerpen di koran akhir
 minggu...
 DG

- saya kira bukan dogma mas. Dogma adalah ajaran yang 
dicanangkan ex cathedra, jadi dari atas, dan wajib dipatuhi. 
Misalnya  Paus tak mungkin keliru. Tak ada yang membaca agama 
seperti baca cerpen,mas. Kebanyakan membacanya secara intensif, malah 
hafal, tetapi, keluar dari rumah ibadah, AKU yang sebenarnya muncul, 
sisanya sekedar iman yang di-komat-kamitkan.

Ini sejak sejarah kemanusiaan lho. Di Indo sejak 60an tahun yang 
lalu. Merdeka, tapi bathiniah tetap amburadul...

DH
 
 On 6/8/05, RM Danardono HADINOTO [EMAIL PROTECTED] wrote:
  --- In ppiindia@yahoogroups.com, Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Pak Hadinoto,
  
   Barangkali Anda lupa bahwa dalam  gereja terjadi reformasi, 
malah
  sekarang
   ada itu aliran yang namanya teologi pembebasan. Dikalangan 
Islam
  pun ada
   arus demikian, cuma saja belum seberapa kuat, hanya berkisar
  dikalangan
   akademis belum berakar rumput.
  
   Salam,
  
  --
  
  Mas, saya tak lupa pada theologi pembebasan. saya ketemu tokohnya 
di
  Vienna sekali: Ernesto Cardenal. Ini terutama muncul di Amerika
  Latin, dimana kemiskinan dan pemerasan begitu getir, oleh para
  konglo, yang notabene Kristen semua. Terutama United Fruits...raja
  pisang.
  
  Theologi pembebasan ini, mas, tak disukai di Vatican.
  
  Paus lebih suka meng-kejar kejar para pelaku abortus, yang 
bercerai,
  dan romo romo yang kebelet mau menikah. Tetapi kemiskinan itu 
sendiri
  yang timbul karena penindasan oleh the Haves (yang rata rata 
Kristen
  lagi), tak terlalu digubris. Menghancurkan komunis ya di-agung
  agungkan sebagai jasa Paus almarhum. Tetapi, kami menjadi saksi
  disini, bahwa kemiskinan yang sangat getir muncul di negara 
negara ex
  komunis, sembari konglo baru muncul...
  
  Pelacuran merajalela disini mas, mereka adalah wanita wanita dari 
ex
  Rusia (terutama negara negara Balkan dan Baltikum).
  
  Salam
  
  danardono
  
  
  
  
  
**
*
  Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju 
Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-
india.org
  
**
*
  
__

  Mohon Perhatian:
  
  1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg 
otokritik)
  2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan 
dikomentari.
  3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;
  4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
  5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
  6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
  
  Yahoo! Groups Links
  
  
  
  
  
  
 





***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ppiindia] Re: Slavery in Islam

2005-06-12 Terurut Topik RM Danardono HADINOTO
--- In ppiindia@yahoogroups.com, Jimmy Okberto [EMAIL PROTECTED] 
wrote:
 Maap mas mohon di koreksi ...
 Didalam Kristen tidak ada Slavery ...
 Karena Kristen adalah ajaran pengikut ISA AS  ...
 
 Jangan sok tahu ttg keKristen an ...
 Slavery yang ada pada Zaman Nabi Ibrahim AS , Musa AS ... 
 yang nota bene nabi-nabi orang (yahudi) Israel ... bukan Kristen ...
 
 yang jadi tanda tanya kok nabi-nabi (yahudi) israel ada didalam 
kitab
 Islam (arab) ... cmiiw 
--

Eitts sabar mas. 

Nabi nabi Yahudi juga nabi nabi kita, umat Kristen. Abraham, Moses, 
Jeremia, Jehezkiel, Jesaya, dll, adalah nabi nabi utama yang 
memberikan pengarahan dalam ajaran Kristiani.

Kristus mendapat legitimasi, karena Dia adalah turunan David (nabi 
Daud).

Kitab Tora adalah juga Kitab suci kita, yang kita jelmakan menjadi 
Perjanjian lama. kalau umat Yahudi katakan kami, bangsa israil 
adalah bangsa terpilih, kita terjemahkan menjadi kami umat Kristen 
adalah umat terpilih. By the way, yang gak terpilih siapa ya?


Lha bagaimana nabi nabi Yahudi muncul di Kuran, itu lain soal lagi...

Salam

Danardono




***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ppiindia] humor dulu aah...

2005-06-12 Terurut Topik Ida Z.A
udah pernah ada yg kirim / tau yg satu ini blom(pemberian temen 
nih)

why people r angry?

Suatu hari sang guru bertanya kepada murid-muridnya:
 Mengapa ketika seseorang sedang dalam keadaan
marah,
 ia akan berbicara dengan suara kuat atau berteriak?
 
 Seorang murid setelah berpikir cukup lama mengangkat
 tangan dan menjawab:
 Karena saat seperti itu ia telah kehilangan
 kesabaran, karena itu ia lalu berteriak.
 
 Tapi... sang guru balik bertanya, Lawan bicaranya
 justru berada disampingnya. Mengapa harus berteriak?
 Apakah ia tak dapat berbicara secara halus?
 
 Hampir semua murid memberikan sejumlah alasan yang
 dikira benar menurut pertimbangan mereka
 
 Namun tak satupun jawaban yang memuaskan..
 
 Sang guru lalu berkata;
 Ketika dua orang sedang berada dalam situasi
 kemarahan,jarak antara ke dua hati mereka menjadi
 amat jauh walau secara fisik mereka begitu dekat.
 Karena itu, untuk mencapai jarak yang demikian,
 mereka harus berteriak. Namun anehnya, semakin keras
 mereka berteriak, semakin pula mereka menjadi marah
 dan dengan sendirinya jarak hati yang ada di antara
 keduanya pun menjadi lebih jauh lagi. Karena itu
 mereka terpaksa berteriak lebih keras lagi.
 
 Sang guru masih melanjutkan;
 Sebaliknya, apa yang terjadi ketika dua orang
 saling jatuh cinta? Mereka tak hanya tidak
berteriak,
 namun ketika mereka berbicara suara yang keluar dari
 mulut mereka begitu halus dan kecil. Sehalus apapun,
 keduanya bisa mendengarkannya dengan begitu jelas.
 Mengapa demikian?

 Sang guru bertanya sambil memperhatikan para
 muridnya. Mereka nampak berpikir amat dalam namun
 tak satupun berani memberikan jawaban.
 
 Karena hati mereka begitu dekat, hati mereka tak
 berjarak. Pada akhirnya sepatah katapun tak perlu
 diucapkan. Sebuah pandangan mata saja amatlah cukup
 membuat mereka memahami apa yang ingin mereka
 sampaikan.
 
 Sang guru masih melanjutkan:
 Ketika kamu sedang dilanda kemarahan, janganlah
 hatimu menciptakan jarak. Lebih lagi hendaknya
 kamu tidak mengucapkan kata yang mendatangkan jarak
 di antara kamu. Mungkin di saat seperti itu,
 TAK mengucapkan kata-kata mungkin merupakan cara
 yang BIJAKSANA. Karena waktu akan membantumu..
 
 Flatter me, and I may not believe you. Criticize
me,
 and I may not like you. Ignore me, and I may not
 forgive you. Encourage me, and I will not forget
you.







***
Berdikusi dg Santun  Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality  Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/