[ppiindia] MILF Orders Hunt for Jemaah Terror Suspects in Mindanao
http://www.arabnews.com/?page=4section=0article=65163d=10m=6y=2005pix=world.jpgcategory=World Friday, 10, June, 2005 (03, Jumada al-Ula, 1426) MILF Orders Hunt for Jemaah Terror Suspects in Mindanao Al Jacinto, Arab New ZAMBOANGA CITY, 10 June 2005 - The Moro Islamic Liberation Front yesterday confirmed that two of the suspects in the deadly Bali bombings three years ago are hiding in the southern Philippines and that MILF forces are now hunting them. MILF spokesman Eid Kabalu said the group is closely coordinating with the government authorities in the hunt for Pitono, also known as Dulmatin, and Umar Patek, main suspects in the the twin bombings on the Indonesian resort island that killed more than 200 mostly foreign holiday-makers. Our forces are hunting the two suspects who are believed hiding in the hinterlands of central Mindanao region, Kabalu told Arab News. The search was triggered by a recent government intelligence report that the duo have slipped into the southern Philippines and could be setting up bases in the region. Reports reaching the MILF leadership say the suspected members of the Jemaah Islamiyah terror network are with at least eight local extremists. We have received reports from our commanders on the ground that Dulmatin and Patek have allied themselves with the Abu Sayyaf and we have passed this information to the government, Kabalu said. It was not immediately known how and when the two terrorists entered the country, although Philippine military reports last year suggested that Dulmatin was killed in October an airstrike in Maguindanao, about 900 kilometers south of Manila. The strike came after spies tracked Dulmatin to a meeting with terrorists from the Abu Sayyaf group headed by Khadaffy Janjalani - who had evaded the military for five years - was also reported to have died along with 40 other followers. But the military failed to back up its reports with evidence. The MILF, which is currently negotiating peace with Manila, claimed the pair had forged an alliance with the local Abu Sayyaf group tied to Al-Qaeda terror network. The Jemaah Islamiyah is believed to have formed links with the Abu Sayyaf up to five years ago. Abu Sayyaf rebels once claimed to have fought for an Islamic state in the southern Philippines, but won infamy around the world for the repeated kidnapping and killings of foreign tourists and local residents. Government and rebel peace negotiators have signed an accord last year for the creation of an ad-hoc joint action group that would pave the way for joint operation against terrorists hiding in the so-called MILF strongholds in the south. Dulmatin, a 32-year-old Malaysian electronics expert, has so far been able to avoid the massive police hunt in Indonesia. Dulmatin is Afghanistan-trained and one of the few JI militants able to assemble and explode large chlorate and nitrate bombs. Indonesian police said Dulmatin was believed to have worked alongside another Malaysian, Dr. Azahari Husin, to assemble the massive car bomb, as well as the explosives vest used by a suicide bomber who attacked the Paddy's Bar in Bali. Police say he triggered the Sari bomb using his cell phone. Umar Patek, on the other hand, was one of three men who mixed the explosives used in the Bali bombings. Aside from Dulmatin, Umar Patek and Dr. Azahari Husin, four others linked to the Bali bombings - Amrozi, Imam Samudra, Mukhlas, and Idris, Ali Imron - were arrested, charged and sentenced in Jakarta. Indonesian police have detained more than 30 people in connection with the Bali bombings. [Non-text portions of this message have been removed] *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo!
[ppiindia] Menjadi Editor (Esai)
Tulisan ini pernah dimuat Jawa Pos (12/6/2005). http://search.jawapos.com/index.php?act=detail_sf_search=fbmmid=171261 Semoga bermanfaat. Meski ada bagian yang diedit. Salam, Rohyati Sofjan * Sedang baca ulang puluhan majalah Annida + baca surel panjang dari Rusi Tersayang. Berbahagia dan baik-baik saja meski kantung pas-pasan, hehe... Tak ada yang berubah; tetap supel, hangat, ramah, welcome, tegas, galak, dan cinta bahasa Indonesia. ;) Esai/Artikel Sastra Menjadi EditorOleh Rohyati Sofjan Beberapa kali saya dipercaya sekian kawan untuk mengedit tulisan mereka, dari skripsi sampai fiksi. Atau sekadar komentar sampai bantaian. Beberapa kali saya nikmati tugas tersebut dengan rasa takjub dan geleng-geleng kepala. Saya takjub pada hasil pengembaraan imajiner yang mereka bagi, sekaligus geleng-geleng kepala jika bangunan imajiner tersebut tak terstruktur. Entah dari narasi, ide, cara penyampaian, sampai gramatika. Berhubung kebanyakan yang meminta tolong masih pemula, saya coba memaklumi kelemahan mendasar mereka. Meskipun demikian, bukan berarti saya bisa lunak, ada saat tertentu terpaksa galak. Bukan apa-apa, saya cuma peduli saja. Sebagai seseorang yang telah 6 tahun berkecimpung dalam dunia menulis (sejak Mei 1999), saya merasa bertanggung jawab untuk mengenalkan proses. Proses menjadi yang tak bisa seketika. Bertahun-tahun saya belajar secara natural, jatuh bangun dalam meniti jenjang kepenulisan tanpa ada yang membimbing atau sekadar memberi sentuhan secara langsung. Memahami penerimaan dan penolakan sebagai semacam keharusan untuk dipasrahi atau diberontaki. Namun yang lebih utama lagi, saya menyadari ada kenikmatan tersendiri yang bersifat sangat personal kala menghayati proses. Barangkali hasil merupakan tujuan, namun ukuran tersebut bukan merupakan acuan utama. Kegagalan adalah peluang yang masih menuntut kesungguhan untuk diperjuangkan. Keberhasilan merupakan jenjang menuju perjalanan selanjutnya yang masih membentang. Dan untuk itu dibutuhkan kesabaran sebagai penyeimbang kegigihan. Percuma gigih jika tidak sabar, namun percuma pula sabar jika tidak gigih. Bertahun-tahun, saya mencoba mencari jalan tersendiri untuk mengembangkan diri. Pelan namun pasti, perjalanan saya telah sampai di pertengahan untuk menuju etape selanjutnya. Tak percuma menempa diri dengan berbagai cara, selama sekian lama. Sebab pada akhirnya hasil tersebut bisa saya bagi pada sekian kawan yang butuh bantuan untuk memahami proses dalam dunia kepenulisan. Saya belum sepenuhnya berhasil, belum mencapai taraf terkenal apalagi produktif; yang saya punya adalah pemahaman dan empati untuk dibagi, sebab dari situlah saya bisa merasakan nikmatnya proses. Seperti di arena dojo, untuk menguasai gerakan kata (perpaduan kihon dan gohon), Anda harus punya dasar berupa gerakan kihon (pukulan) dan gohon (tendangan). Untuk pemula (sabuk putih) awalnya cuma satu kali kihon dan gohon (contoh: kihon/gohon kanan lalu kiri sesuai aba-aba [us!]). Lalu tingkat sabuk selanjutnya (kuning), dua kali kihon dan gohon (contoh: kihon/gohon kanan dan kiri secara serempak dalam satu aba-aba). Lalu tingkat sabuk selanjutnya lagi (hijau), bisa beberapa kali kihon dan gohon yang masuk dalam kata. Tingkat kesulitan tersebut memiliki dasar untuk memudahkan. Semacam latihan berjenjang. Itu pun berlaku untuk tingkat sabuk selanjutnya (biru, cokelat, dan hitam), yang memiliki kesulitan tersendiri namun butuh latihan dan konsentrasi selain disiplin dan kerendahhatian menuju kumite (adu tanding/pertempuran). Demikianlah saya umpamakan dunia menulis dengan olah raga karate yang pernah diikuti semasa SMU di kota kecil Limbangan, Garut. Olah raga yang menempa jiwa saya untuk memahami proses dalam hasil, lalu saya ambil intisarinya bagi dunia menulis. Mengapa demikian? Kebanyakan mental penulis pemula masih perlu diasah, namun yang lebih penting lagi, mereka harus punya dasar dalam menyusun kerangka cerita berupa struktur bahasa dan gramatika; selain jeli melihat peluang untuk mengembangkan diri. Kedua hal tersebut sering saya dapatkan telah diabaikan kala mengedit, geleng-geleng kepalalah hasilnya. Entah karena struktur kalimat yang kacau atau ide yang tak bernalar atau gramatika yang acak-acakan. Kalau sudah demikian, teguranlah yang harus saya sampaikan, dengan contoh begini-begitu, lalu bla-bla-bla Syukur-syukur jika ada yang ngeh, namun ada juga yang mengabaikan dan terus membuat kesalahan berulang terutama dalam gramatika karena merasa dilindungi licentia poetica. Licentia poetica bagi saya ada acuannya. Yang lebih penting adalah bagaimana pendobrakan atas dalih licentia poetica itu bisa berterima, sebab esensi utama dari tulisan adalah mengundang hasrat pembaca untuk memasukinya. Tanpa itu, onanilah. Saya tidak tahu mengapa hanya segelintir penulis yang benar-benar peduli pada gramatika. Ada beberapa penulis muda berbakat yang saya acungi jempol karena punya dasar
[ppiindia] Researcher: Jesus died of blood clot
http://english.aljazeera.net/NR/exeres/18823606-F2AA-4411-8C59-1F037AAC89EE.htm Researcher: Jesus died of blood clot Friday 10 June 2005, 2:14 Makka Time, 23:14 GMT An Israeli researcher has challenged the popular Christian belief that Jesus died of asphyxiation and blood loss on the cross, saying he probably succumbed to a sometimes fatal disorder now associated with long-haul air travel. Professor Benjamin Brenner wrote in The Journal of Thrombosis and Haemostasis that Jesus's death, traditionally believed to have occurred 3-6 hours after crucifixion began, was probably caused by a blood clot that reached his lungs. Such pulmonary embolisms, leading to sudden death, can stem from immobilisation, multiple trauma and dehydration, said Brenner, a researcher at Rambam Medical Centre in Haifa. This fits well with Jesus's condition and actually was in all likelihood the major cause of death by crucifixion, he wrote in the article, based on religious and medical texts. A 1986 study in the Journal of the American Medical Association mentioned the possibility that Jesus suffered a blood clot but concluded that he died of blood loss. New insights But Brenner said research into blood coagulation had made significant strides over the past two decades. He said recent medical research has linked immobility among passengers on lengthy air flights to deep vein thrombosis, popularly known as economy-class syndrome in which potentially fatal blood clots can develop, usually in the lower legs. Brenner noted that before crucifixion, Jesus underwent scourging, but the researcher concluded that the amount of blood loss by itself would not have killed him. He said that Jesus, as a Jew from what is now northern Israel, may have been particularly at risk to a fatal blood clot. Thrombophilia, a rare condition in which blood has an increased tendency to clot, is common to natives of the Galilee, the researcher wrote. [Non-text portions of this message have been removed] *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ppiindia] G8 nations cancel debts worth billions
http://english.aljazeera.net/NR/exeres/C1FFAEA8-E920-4DB2-82F6-8FD949A7A340.htm G8 nations cancel debts worth billions Saturday 11 June 2005, 17:09 Makka Time, 14:09 GMT The world's richest nations have agreed to cancel billions of dollars of debts owed by the world's poorest countries to multilateral lenders, the Group of Eight has said. Their final communique after a finance minister meeting in London on Saturday said the cost of covering IMF debt should be met from existing IMF resources and they had agreed to 100% debt relief for 18 countries. British Finance Minister Gordon Brown told a news conference that G8 had agreed to write off debt for the world's poorest countries. Brown said $40 billion would be available immediately to cancel the debt of the impoverished nations. According to the most recent World Bank figures, Sub-Saharan Africa's total external debt was $231 billion in 2003. Of that, 30%, or $69 billion, was owed to multilateral lenders, such as the World Bank and International Monetary Fund. The G8 comprises Britain, Japan, Canada, the United States, France, Italy, Germany and Russia. Britain, chairing the club of rich nations this year, was determined to seal an accord on debt relief and aid for the impoverished African continent by the time G8 leaders meet in Gleneagles, Scotland, next month. Governance factor Germany wanted debt relief to be considered on a case-by-case basis, and argued that countries would have to show they were deserving by improving governance and clamping down on corruption. Japan said blanket forgiveness would create moral hazard. The finance ministers were also taking stock of their own economic problems on Saturday morning, such as slow growth in Europe and Japan, record deficits in the US and tension over China's currency policy. Africa stands to benefit most from a debt-cancellation deal US Treasury Secretary John Snow urged his Chinese counterpart Jin Renqing to scrap the yuan's exchange rate peg to the dollar. He met Jin on Friday, but the appeal is unlikely to spark any rapid action. Britain's Chancellor of the Exchequer Gordon Brown said each continent had to play its part in fostering growth as the world faced the challenge of sky-high oil prices. We will be looking at how Europe can do more economic structural reform. America can deal with the issues they know they have to deal with - their twin deficits, Japan and its financial sector reform. Officials said they expected no change in the rich countries' stance on foreign exchange markets, and ministers are likely to repeat their call for greater flexibility in exchange rates. Focus on Africa Charities said no deal would cover all the 62 countries they said needed their debts cancelled for any hope of achieving UN targets of halving world poverty. We certainly see it as a step forward; but according to our analysis, it still would provide 10% of the debt relief that is needed to significantly reduce poverty by 2015, Romilly Greenhill of ActionAid said on Thursday. Of the 18 countries benefiting from quick relief from any deal concluded at Gleneagles, 14 will be from sub-Saharan Africa, where millions die each year from disease and poverty. British Treasury officials said a further nine impoverished countries could qualify for assistance within 12 to 18 months and there were potentially 38, mostly African, nations that might benefit, for total debt relief of $55 billion. But Britain's other main proposal - doubling aid to Africa - looked unlikely to make any progress at this meeting and would probably be pushed back to Gleneagles. Pop star Bob Geldof and others are urging a million people to turn up in Scotland next month to demand a deal on debt relief and aid for Africa. [Non-text portions of this message have been removed] *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ppiindia] Perempuan dan Carabaca Semesta (Esai)
Kalau yang ini tulisan gagal muat, hiks... Susah juga menembus Khazanah Pikiran Rakyat. Namun selamat buat Inal yang cerpennya barusan dimuat. Salam, Rohyati Sofjan Esai Sastra Semacam Sampel dari Bunga yang BerserakPerempuan dan Cara Baca SemestaOleh Rohyati Sofjan MENULIS sastra adalah politik (R. Valentina). Ehm, boleh juga makalah sambutan yang ditulis R. Valentina dalam pandangannya sebagai seorang feminis. Benar-benar herois. Bagi kaum feminis, politik memang sebuah domain yang tidak dikotomis dengan domain tidak politik. Salah satu prinsip feminisme adalah personal is political. Dalam phrase ini terkandung makna yang sangat luas, di antaranya misalnya bagaimana pengalaman-pengalaman dan suara perempuan hadir dalam masyarakat sebagai sebuah upaya politik mengubah relasi yang tidak adil yang menimpa kaum perempuan. Di sinilah kita diyakinkan bahwa pengalaman setiap perempuan memiliki kekhasannya sendiri, personalitasnya sendiri. Pengalaman menstruasi, memiliki payudara, vagina, bagi setiap perempun, adalah pengalamannya yang sangat personal. Siapakah yang bisa memahaminya, selain dia sendiri? Maka, ketika membaca antologi Bunga yang Berserak, pernyataan Valentina seolah mewakili apa yang berusaha dituangkan oleh sepuluh perempuan penulis yang merangkum personalitas mereka dengan kekhasannya masing-masing. Dari Nenden Lilis A. yang telah mencapai fase matang sebagai perempuan penulis yang sekian lama malang melintang, sampai yang termuda Ratna Ayu Budhiarti yang berusaha mencapai fase seperti yang Nenden capai. Eriyanti Nurmala Dewi, dengan bahasanya yang lugas dan menghentak dalam Simponi Pentatonik, seolah mendedahkan perasaannya sebagai perempuan yang dihadapkan pada situasi bercabang. Kita harus perjuangkan hak kita sebagai wanita!/tidakkah kau lihat betapa banyaknya penindasan/di kedai-kedai di hotel-hotel di kantor di pasar/di pelabuhan di rumah sakit di pabrik-pabrik di sekolah/bahkan di rumah kita sendiri/wanita wanita tergusur kekuasaan terkebiri konsep patriarki/kalau kita tidak terjaga tidak akan ada yang menjaga/mainstream ini harus kita perangi!//. Namun bagaimanapun, toh nurani bawah sadarnya sebagai perempuan tetap mempertanyakan ingar-bingar slogan macam itu. tapi di manakah rahimku?/di puncak bicaraku aku bisu/kecemasan menelikungku, di manakah tangis itu/di manakah pilu itu?/aku ingin mengecapnya lagi/hitam putih bukan duniaku/jiwa tak cukup mewadahi daya, ia juga butuh rasa/o aku rindu rahimku sendiri//. Perempuan senantiasa mendua, di satu sisi ia ingin berontak pada belenggu yang mengekangnya dalam dominasi sistem patriarki, namun di sisi lain ia gamang pada posisinya sebagai perempuan. Kenyataan itulah yang membuat Eriyanti merenungkan kelindan perasaan, pemikiran dan aspirasinya sebagai perempuan. Sedang Heni Hendrayani dengan puisinya yang liris dan melankolis (baca: lembut dan feminin), membahasakan personanya sebagai perempuan (dan juga ibu) yang dicengkeram kesepian dalam Sajak Hujan. Hujan turun lagi malam ini/Anak-anak lelap sudah di ranjangnya/Cahaya lilin di ruang tamu berkedap-kedip/Sedang kau yang ditunggu belum datang juga// Malam beranjak tua/Dan hujan turun lagi dengan suara/Yang menakutkan di atas genting, di batang/Pohonan, dan kau entah di mana// Di balik pintu aku menunggu//. Terasa ada pengaruh gaya pengucapan dari suaminya yang juga penyair, Soni Farid Maulana. Namun meskipun kerangka lumayan mirip, bisa jadi apa yang dirasakan Heni berbeda dari Soni; ia tetap menyuarakan sisi terdalamnya sebagai perempuan, dengan segenap kelembutan. Saya tidak tahu apakah itu merupakan style Heni dari sononya, mengingat ia generasi terdahulu. Namun saya berandai-andai Heni bisa mengembangkan daya ucapnya menjelajahi semesta bahasa agar ia lebih memiliki varian imajinasi puitis yang mandiri dan berwarna-warni. Dan varian macam itulah yang dicapai Khaterina dengan Gelembung Sabun. Masih sempatkah anak-anak itu bermain/gelembung sabun/di tengah berondongan peluru/yang lewat berdesingan di atas kepala mereka?/Sementara ibu mereka membuka kancing-/kancing bajunya,/melewatkan malam di tangsi-tangsi/demi sepotong roti./Lalu ke mana ayah mereka?/Ah, para lelaki itu/kalaupun dikatakan beruntung,/pulang/lantas mendapati dirinya sebuah sangkar kosong/ditinggalkan seluruh penghuninya.//. Menawarkan satir yang menyayat. Menyuarakan degup pemberontakan atas ketidakadilan yang menimpa kaum perempuan dan anak-anak, yang termarjinalkan dalam peperangan. Dan Khatherina tak terlalu peduli pada bingkai puitis bagi puisinya. Baginya yang terpenting adalah inti dari apa yang hendak ia sampaikan. Dan inti macam itulah diolah Nenden Lilis A. dengan pilihan diksi yang matang dan mengena dalam Pengintai. Ketika perempuan hanya bisa menyaksikan tanpa terlibat dalam atribut kehidupan lelaki, namun sesuatu membuatnya terpaksa membaur dalam atribut macam itu. Kau telah sampai di ujung/aku tak
[ppiindia] Bagi Moningka Guevara (sajak)
Cuma ingin kirim sajak saja! Sajak-sajak Rohyati Sofjan Bagi Moningka Guevara Moningka, jika segala detak jantung penanda kehidupan bagi tubuh yang hendak limbung melemah, aku ingin kelak puisiku tetap berdetak meski waktu telah mengubur jasad. Bandung, Muharam 1424 Masih Saja Hujan dan Aku Sendirian Mencoba menyusun puisi entah mimbar atau kamar Di dalam kamar dan di luar berhujan Keheningan menderas dalam getar dedaunan yang berzikir memuji Tuhan. Namun ada sesuatu yang hilang. Limbangan, November 2000 Malin Kundang Masa kini Pada akhirnya Malin Kundang mengembara dalam lorong-lorong tak berujung: Ibu, di mana kini? Durhakaku telah menghancur sukma Dan aku kuyup dirajam hujan penyesalan Dibanjiri air mata dosa Terkapar dalam genangan kutukan Dalam lubang neraka. Limbangan, 23 Maret 1999Pada Suatu Ketika Jangan tanya aku akan jalan Sebab aku tersesat Dikelak-kelok lorong kegelapan Mengembara dalam labirin tak bertepi Meninggalkan gema tawa yang giris Di antara cecaran gerimis. Jangan ajak aku pada terang Sebab mataku sudah silau Dilamur radiasi kehidupan duniawi Yang serba materialis. Limbangan, 27 februari 1999 Lagu Dunia Sunyi Di mana musik yang pernah mengiring gemulai langkahku saat menari bunyi gamelan tinggal kenangan yang hampir terlupakan Dimakan zaman Masa kanak-kanak yang manis penuh warna dan suara tiba-tiba terenggut dalam rasa tak bertuan penuh cemoohan Sampai dewasa menjelang Memaksaku dewasa sebelum waktunya dalam kenaifan Bahkan kebingungan telah jadi pemahaman. Limbangan, 22 Februari 1999 Takziah Bayangkan, dukaku melebihi duka seribu malam Melihat seorang lelaki tua terbaring tanpa daya Bronkitis telah mengerogoti paru-paru Dari seorang lelaki tegar, yang ironisnya tak pernah kenal rokok dalam hidupnya. Gurat-gurat usia melengkapi pigura yang sarat beban menekan rongga dada Tak kelihatan lagi kekerasan yang bercermin dalam matanya yang buram Hanya redup, pasrah menanti elmaut yang ogah-ogahan mengambil itu ruh yang penasaran akan kegagalan dalam hidup Setelah 66 tahun mengarungi lautan api bahkan mungkin sendiri. Tak ada suara, hanya napas berat dari tenggorokan yang kian tercekat Diiringi ratap tangis seorang istri, dan gemeletuk seorang putri yang enggan cengeng menahan emosi yang sungguh mati, ia tahu itu sia-sia O, Izrail, jangan kau persulit ruh yang ingin luruh dari jasad yang telah berpeluh. Pergi tanpa bisa berpesan, hanya mata yang meminta pada seorang anak perempuan yang telah merasa selama 21 tahun dibesarkan hanya membuahkan kekecewaan, sebab tak bisa memenuhi harapan akan kesempurnaan bagi seorang pria perfeksionis dan otoriter yang feodal. O, betapa inginnya aku mengatakan bahwa ia bukan ayah yang gagal ataupun seorang pecundang. Namun sampai kapan? Bandung, 30 Mei 1999 Khudi Kau apa aku api Kubakar kau nanti! Kau ada aku tiada Tak usah mencari! Kau menyublim aku menguap Kutinggal kau ke ruang hampa Menjelajahi jagat antigravitasi! Kau nyata aku maya Kau bisa diraba aku aura kau siapa aku jiwa Kuajak kau melintas dinding rohani! Bandung, 14 Juli 1999 Biodata Penulis Rohyati Sofjan lahir di Bandung, 3 november 1975. Anggota Gank Menulis Mnemonic yang bermarkas di Wabule (Warung Buku Lesehan) Bandung, pembelajar gramatika di milis guyubbahasa FBMM (Forum Bahasa Media Massa). Sebagian proses kreatifnya tersebar di Pikiran Rakyat, Galamedia, Bandung Pos, Jendela Newsletter, antologi puisi Bandung dalam Puisi, dibacakan penyair dan penyiar Matdon di Radio Cosmo Bandung, Annida, Republika,Cybersastra, PETA NEWS, Syirah, Jawa Pos, BEN! WAE, Dian Sasrto for President End of Trilogy, dan www.angsoduo.net. __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed] *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ppiindia] Pertemuan Senja (cerpen)
kalau yang ini cerpen. ;) Pertemuan Senja Cerpen ROHYATI SOFJAN SENJA itu, sepulang kerja di atas pukul lima, kutemui sosokmu yang menepati janji di lapangan parkir stasiun, menyaksikan ibu-ibu bermain voli. Hai! sapaku begitu kamu menoleh ke belakang seolah hapal dengan irama detak sepatuku, atau nalurimu saja yang mengabarkan kehadiranku. Aku duduk di sampingmu, di pembatas lapangan parkir yang disemen, dan langsung kubuka bungkusan majalah yang sedianya akan kupinjamkan padamu sebagai janji atas penawaranku di senja kemarin pertemuan kita. Namun kamu malah ingin bercerita tentang gadis berkerudung cokelat di seberang yang sejak pukul tiga kamu perhatikan. Mataku langsung menyapu sosoknya. Anggun benar ia dengan tunik dan rok panjang serta jilbab lebar, sayangnya aku juga tidak tahu siapa ia dan di mana tinggal. Kamu ingin kenal. Aku tertawa begitu kamu bilang langsung jatuh hati pada pandangan pertama. Betapa mudahnya kamu demikian. Dan betapa beruntungnya kamu punya kekasih yang pengertian, nun di Madura sana, yang mengizinkanmu punya pacar lagi tanpa diminta dengan syarat pada akhirnya hanya ia yang kamu nikahi saja. Lantas kita tinggalkan lapangan voli, mencari sudut yang tenang untuk kita cengkeramai. Begitulah, aku tak pernah menghitung pertemuan kita ke berapa dalam setiap senja. Pada mulanya aku tak mengerti mengapa kamu betah nongkrong di lapangan tersebut, sementara aku hanya akan melewatinya saja; langsung pulang atau mampir dulu ke wartel yang ditongkrongi temanku untuk mengobrol atau pinjam koran. Aku sibuk dan lelah. Namun kupikir tak ada salahnya bercengkerama denganmu, meski akibatnya jadwalku berantakan. Sebab kamu seolah bisa lupa waktu. Magrib lewat. Kita bolos salat atau salat magribmu telat. Dan sehabis itu aku buru-buru memeriksa apa keran air PDAM dekat rumah Pak RT masih ngocor. Aku jadi malu pada Iqbal karena dalam surelku, aku berkoar-koar soal kesibukanku berikut mengaji Quran sebagai jadwal harian setiap malam, sehingga ia bergeleng kepala membaca surelku dan bertanya di jajaran Kartini modern manakah aku diletakkan. Namun aku lebih malu pada Tuhan, kurasa jadwal tadarusku sebaiknya diubah menjadi sehabis salat subuh -- itu jika subuhku tak bolong. Kadang kunikmati percakapan kita dengan pendar cahaya senja sebab sebelumnya aku tak pernah demikian. Bukankah hal gila bagiku jika duduk sendirian di bawah tangki air raksasa hanya untuk mengagumi panorama senja, seolah tak ada hal lain yang perlu kulakukan. Sebab aku berpikir betapa gilanya kaum lelaki meromantisasi senja sedemikian rupa dengan dramatisasi berlebihan. Barangkali kamu termasuk jenis lelaki yang demikian, dan butuh kawan untuk menghayati senja tidak hanya seorang diri semata. Lalu aku jadi korbannya hanya karena kita sekecamatan atau mungkin malah sekelurahan. Kamu seorang lelaki penyair. Pembaca Gibran sekaligus pemujanya. Sementara aku perempuan yang masih malu-malu untuk menjadi penyair, malah enggan mengenal lebih jauh siapa dan bagaimana Gibran hanya karena seorang lelaki yang pernah kukenal menganggapnya sastrawan pop dan lebih suka Muhammad Iqbal -- penyair- pemikir/pemikir-penyair asal India yang lewatnyalah gagasan negara Pakistan terbentuk. Dalam setiap intermezo, atau kamu malah menafsirkannya lebih jauh sebagai kencan (?), aku sadar betapa bertolak-belakangnya kita. Kamu kadang membuatku kesal karena malah curhat melulu soal cinta seolah tak ada hal lain di dunia yang lebih menarik dari itu. Tidak diskusi dan perdebatan. Kupikir Gibran telah menertawakanku dengan membentuk sosok sepertimu. Cinta, bagi kamu adalah sesuatu yang sangat memabukkan; sementara aku sebagai seorang mantan pecinta mabuk kepayang pada seseorang yang tak lekang, menganggap cinta adalah sesuatu yang tak terjangkau dan kadang tak masuk akal, Seperti menghadirkan kegilaan, sesaat! Begitulah kamu dan aku. Senja demi senja digelar. Kata-kata berhamburan. Dan sesekali orang-orang memerhatikan seolah kita laiknya sedang pacaran. Hatiku riang, membayangkan seandainya aku tidak sedang dengan kamu, aku dengan seseorang yang nun di seberang kenangan. Akan tetapi, apa boleh buat kita malah sering bertemu, maka otomatis perkawanan kita pun tidak sekadar kenal selintas. Dan saking bersemangatnya akan cinta, kamu sering geerin aku dengan menyebut sekian nama lelaki yang kamu kira istimewa dalam hidupku secara berulangkali, padahal kamu tidak tahu dengan siapa sebenarnya aku merasa. Gila! Kuanggap kamu makhluk melankolis dan sok romantis yang berbahaya untuk bercengkerama. Aku sempat berpikir tak ingin punya kekasih yang penyair, sebab mengenalmu seolah melihat jendela rumah penyair yang sebenarnya. Aku perempuan realis. Malah imajinasiku menjurus kalkulatif dalam tatanan matematis. Segala sesuatu harus kuperhitungkan, dan aku lupa bagaimana caranya agar imajinasiku kembali liar tanpa beban. *** SENJA tadi kamu mengajak seorang kawanmu yang dulu pernah
Re: [ppiindia] Re: Egyptian women are saying 'Enough!'
Sebuah bukti bahwa perempuan kita lebih punya identitas, dibandingkan dengan lainnya. Mereka faham bahwa kebebasan yang sebebas-bebsnya hanyalah dongeng. Atawa igauan orang-orang yang tak tahu makna kebebasan. Walaupun demikian saya salut dengan Bung Kim Hook, yang ternyata memiliki care lebih terhadap para perempuan. Anda sangat feminis - Original Message - From: kim3hook [EMAIL PROTECTED] To: ppiindia@yahoogroups.com Sent: Friday, June 10, 2005 10:52 PM Subject: [ppiindia] Re: Egyptian women are saying 'Enough!' --- In ppiindia@yahoogroups.com, Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote: Egyptian women are saying 'Enough!' By Michael Slackman The New York Times The images of women being groped and beaten - particularly offensive in this conservative Islamic society - have helped unite groups as diverse as the religion-based Muslim Brotherhood and the left-leaning Center for Socialist Studies in their calls for change. ... Bisa diharapkan, perempuan itu sebagai salah satu jalan untuk mengadakan perombakkan dari dalam. Bukan rahasia lagi, banyak perempuan yang mulai memekikkan suara mereka dengan lebih lantang. Baik itu di Bangladesh, Turki, Irak, Iran, Arab Saudi, Aljazair, Maroko, Tunisia, Jordania. Mereka ingin lebih bisa menghirup nafas dan merasa sesak di tindas oleh kaum machist. Tapi herannya, dari Indonesia dan Malaysia itu paling melempem tidak kedengaran suaranya. Apakah perempuan dari kedua negara ini tidak mempunyai kapasitas intelektuil dan tidak memiliki sedikit rasa berontak terhadap dunia laki yang serba kolot dan machist itu ? Benar-benar mengherankan. _ http://indonews.free.fr *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ppiindia] People's March - Voice of the Indian Revolution (JUNE 2005) Now available
http://www.peoplesmarch.com/home.htm [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] June 2005 Vol. 6, No. 6 Political YSRs Police State Bares its Fangs Counter State's Coordinated Onslaught Policy JMMs betrayal and the Rise of the MCC India : The Global Destination of Toxic Wastes The Myth of Foreign Exchange Reserves Commemorate Martyrs Week from July 28th CPMs 18th Congress Gives Open Support to Globalisation Sprouts of the New Revolutionary Power Two woman guerillas from Dandakaranya Special Zone Speak Revolutionary Democratic Culture In Jharkhand The Great Indian Sell-out Banks being handed over to International Financial Mafia For Copies and Subscriptions, please send money order, british postal order (£3:50p per copy which includes PP) bank draft or cheque in the name of P. Govindan Kutty. For outstations cheques please add an extra Rs 25 or $5 Contact for subscriptions, to send payments and write or e mail if you can store People's March in your local bookstore: Email [EMAIL PROTECTED] , [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] P. Govindan Kutty, Peroor House, North Fort, Thripoonithura, Ernakulam District, Kerala 682301. India Now available: People's March in book stalls in Major bus stations in all districts of Karnataka, Kerala and Tamil Nadu. Also in book stalls in Bhubaneshwar, Madgaon (Goa), Kasargod and Palakkad Railway Stations. Or Visit these two London Bookshops: Centerprise Books, Dalston road, Near Station Dalston / Kingland Housemans bookshop, 5,Caledonian Road, King`s Cross, London, N5 ( Can now be ordered by ringing Tel: 0207 837 4473 and ordering by postal service ! ) ~~ Other Revolutionary Publications~~ A World to Win No: 31: 'Communism and the Challenges of our Times' Plus a Major article on Nepal: 'People's War in Nepal: Taking the Strategic Offensive' Details of content and outlets click: http://groups.yahoo.com/group/MAOIST_GUNS/message/2520 DVD, '8 Glorious Years of the Great Nepalese People's War' Details of content and outlets click: http://groups.yahoo.com/group/MAOIST_GUNS/message/2536 Video documentary 'BLAZING TRAIL' (Journey Of The Indian Revolution) Now available For contents and for information on outlets click: http://groups.yahoo.com/group/MAOIST_GUNS/message/2165 'Problems Prospects Of Revolution In Nepal' - Book by Communist Party Of Nepal (Maoist) - Sold Out! Details shall be distributed via usual means if/when extra copies available... For information click: http://groups.yahoo.com/group/MAOIST_GUNS/message/2096 Some Important Documents Of Communist Party Of Nepal (Maoist) - Book by Communist Party Of Nepal (Maoist) - Sold Out! Details shall be distributed via usual means if/when extra copies available...For information click: http://groups.yahoo.com/group/MAOIST_GUNS/message/2114 - Yahoo! Messenger NEW - crystal clear PC to PCcalling worldwide with voicemail - How much free photo storage do you get? Store your holiday snaps for FREE with Yahoo! Photos. Get Yahoo! Photos [Non-text portions of this message have been removed] *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ppiindia] Di AS, TKW Indonesia Jadi Korban Majikan Asal Saudi
New York, Sabtu Pengadilan Federal Negara Bagian Colorado AS, mendakwa sepasang suami- istri asal Arab Saudi atas tuduhan memperbudak pembantunya yang asal Indonesia selama empat tahun. Seperti dikutip Rocky Montain News, Colorado, Jumat (10/6), sang suami juga didakwa telah memperkosa pembantunya tersebut berkali-kali. Kasus tenaga kerja wanita yang menjadi korban kesewenang-wenangan majikan di AS tersebut bukan pertama kalinya terjadi. Pada April lalu pengadilan Boston juga mendakwa seorang wanita asal Saudi karena memaksa dua pembantu rumah tangga asal Indonesia untuk bekerja dengan bayaran sangat minim dan menahan paspor mereka. Homaidan Al-Turki (36) dan isterinya Sarah Khonaizan (35) kini masih ditahan. Dalam sidang di Denver, ibu kota negara bagian Colorado Jumatlalu, disebutkan bahwa Al Turki dan Khonaizan membawa seorang wanita Indonesia tersebut ke AS pada 2000 untuk tugas sebagai pembantu rumah tangga, termasuk mengurus anak, dengan gaji sangat kecil atau bahkan tidak sama sekali. Wanita Indonesia berusia 20 tahunan itu, demikian pernyataan jaksa, tidak bisa berbuat banyak karena ditakut-takuti dengan berbagai cara intimidasi oleh majikannya, termasuk pemerkosaan. Mereka juga menyembunyikan paspor wanita yang tidak disebutkan namanya tersebut. Keduanya dituduh melakukan pelanggaraan berupa pemaksaan tenaga kerja, perbudakan, dan menyembunyikan imigran gelap. Al-Turki, jika terbukti bersalah, bisa terkena hukuman penjara seumur hidup karena tuduhan terhadapnya ditambah dengan tindak perkosaan, kata juru bicara kejaksaan Colorado, Jeff Dorschner. Ia dikenakan 12 pasal perkosaan, dua pasal penculikan, serta pasal pemerasan dan penyekapan. Pengadilan juga akan menyita aset milik pasangan Saudi tersebut, termasuk rekening di bank atas nama Al Basheer Publications and Translation, dan mengupayakan wanita Indonesia tersebut mendapat hak- haknya selama sebagai pekerja senilai 92.700 dollar AS. (Ant/Prim) http://kompas.com/utama/news/0506/12/024245.htm *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ppiindia] Solilokui (ya semacam solilokui, barangkali ;))
Masih cerpen! ;) Solilokui Oleh ROHYATI SOFJAN Siapakah kamu? Dulu aku tak pernah berpikir akan mengenalmu, apalagi tahu ada nama sepertimu. Aku terlalu miskin untuk berimajinasi. Namun takdir, sebagaimana yang kita tahu, selalu punya kehendak tersendiri; kala kumasuki dunia yang telah lama kamu masuki pula. Lantas aku tertarik pada pemikiranmu yang terangkum dalam puisi, esai, sampai cerpen di koran. Terutama polemikmu dengan A.M. Sajiwa, yang notabene karibmu sendiri, kala kamu membantai tulisannya di koran lokal kota kita. (Sebab bulan berikutnya, gantian aku membantai esai terbarunya di media yang sama.) Kali itu kutemui takdirku dengan bergerak; aku ingin mengenalmu secara langsung. Maka kukirim surat. Ajaib, kamu terima perkenalanku. Lalu kita berbagi cerita, atau juga merajut nasib yang entah akan bagaimana. Kemudian kamu ambil keputusan. Setelah beberapa bulan korespondensi kita, berkaitan dengan kenyataan; takdirku yang tak kamu tahu sebelumnya, atau sesuatu yang kamu lebih tahu apa alasannya. Dan kuterima meski mengecewakan. Aku benci perpisahan apalagi pertengkaran. Namun apakah di antara kita telah terjalin perkawanan? Kusangsikan itu. Aku terbenam dalam syak yang tidak-tidak. Sebagian orang menyebutnya suudzan, sebagian lagi menganggap analisis separuh rasional-separuh khayalan yang masih wajar. Namun apakah semua itu masih dalam batas kewajaran? Dua tahun aku memendam bara akan tanya yang berlompatan dari kepala. Lantas pada suatu Juli di mana matahari menampik awan, aku jadi makhluk jenius (baca: jenis orang usil) yang tergoda memanfaatkan kecanggihan teknologi informatika untuk hal iseng namun serius. Kukirim satu surel panjang tentang sastra pada beberapa kepala. Orang-orang yang tak asing lagi dalam dunia menulis kita. Termasuk Iqbal yang kukenal di situs Cybersastra. Berikut karibmu yang tak pernah kukenal sosoknya secara langsung namun kutahu alamat surelnya dari rubrik sajaknya yang dimuat suatu koran. Begitulah, kudapati respons tak terduga. Plasa Com yang semula kugunakan sebagai pengetes apakah naskah dalam bentuk attachment yang kukirim ke berbagai media massa -- lokal dan nasional -- dan melulu cuma berisi surel dariku saja, diberondongi surel balasan dari berbagai korban. Abda, Abda (dengan agenda acara di Pusat Kebudayaan Prancis/CCF de Bandung), Lasya (kirim naskah puisi yang insya Allah akan diterbitkan), Matdon (tanggapan tentang antologi puisinya yang kukritik), Kang Erwan (tanggapan untuk pertanyaanku tentang pernyataan Moh. Syafari Firdaus dan Bambang Q. Anees yang menganggap fakultas sastra sebaiknya dibubarkan saja karena dianggap tak memberi kontribusi yang berarti, dan Kang Erwan yang ikut jadi narasumber di acara diskusi Sastra dan Fakultas Sastra, sempat menyanggah argumen mereka dengan argumennya yang telak), kamu, kamu (kirim copy naskah untuk On/Off), Matdon (menantangku untuk membahas antologi puisinya secara terbuka di koran), Lasya (ucapan selamat atas pemuatan puisiku barusan dan kirim attach pidato 4 halaman tentang Puisi di kancah Bunyi), kecuali Iqbal (yang kemudian menjawab di Yahoo!-ku) dan someone di BCC. Kubuka itu pada 3 Agustus Minggu pagi, ketika aku cuti sakit setelah sebelumnya ambruk karena sibuk. Begitulah. Kuterima surelmu sebagai penanda perang dingin di antara kita harus berakhir. Meski aku bertanya mengapa dan apakah kamu telah melakukan sesuatu yang kamu yakini atau sebaliknya. Sungguh aku tak ingin ada keterpaksaan. Kujawab saja surelmu dalam surat panjang konvensional. Dan aku berniat menyerahkannya secara langsung padamu atau kutitipkan saja pada kawan yang mengenalmu; di auditorium CCF, Kamis malam, 18 September 2003. Ketika aku ingin menonton pentas teater Henrik Ibsen, Musuh Masyarakat, yang dimainkan Actors Unlimited Bandung. Namun aku datang terlambat. Teaternya telah berpentas lebih dari seperempat jam. Di luar auditorium pun kamu tak terlihat. Segerombolan pemuda, barangkali seniman juga, yang memadati meja di Terminus Cafe tak ada yang kukenal, tidak juga kawanmu yang berambut gimbal. Kutitip surat pada kawan Abda yang entah siapa namanya. Lalu aku pulang. Ah, tidak, aku mampir dulu di Gramedia Merdeka, beli buku kumcer Pembisik dari Republika -- setelah tadinya beli majalah Horison juga. Lantas udara malam menyergapku dalam sepi tak bertepi. Seperti malam-malam lainnya kala aku jalan sendiri. Nmun siapakah kamu. Ketika aku menjelma psikopat, diam-diam mengagumi aksimu baca puisi (meski aku tak mengerti karena segala sesuatu di sekitarku adalah sunyi), di dalam auiditorium CCF de Bandung yang AC-nya selalu menggigilkan. Ketika kamu, berikut Poros Sastra Muda Bandung, bikin hajatan sastra, 7 Agustus 2002. Barangkali aku datang sebagai tamu tak diundang yang sebenarnya takut ketahuan, atau lebih tepatnya takut ditendang. Akan tetapi, aku sangat menikmatinya. Begitu pun di acara Malam Tiga Penyair Bandung; Moh. Sunjaya, Ahda Imran,
[ppiindia] Puisi di musim paceklik
Ikranagara: GERUNDELAN TERBUKA DI MUSIM PACEKLIK kepada: pemimpin bangsa Ya ya ya ya deh ... kalau lagi tidak berkuasa nama rakyat terus dibawa-bawa dalam bentuk statemen-statemen verbal dengan silogisme yang parah pertanda otaknya sudah rongsokan. Ya ya ya ya deh ... kalau tiba musim pemilu nama rakyat terus dibawa-bawa disemburkan dari tenggorokan parau dalam megafun dengan dibarengi rekayasa tepuk tangan di kalangan massa pendukung yang dibuat buta-tuli pejah-gesang nderek kaos oblong partai membebek buta tuli bendera partai. Ya ya ya ya deh ... kalau nanti menang, kalau nanti sudah pada duduk di kursi empuk kekuasaan, yang pertama difikirkannya mendapatkan fasilitas mewah menggemukkan piaraan checking acount di kantor bank manalah sempat memikirkan nasib rakyat yang papa apalagi dasar otak sudah rongsokan? Ya ya ya ya deh ... tapi di mana kamu, wahai para petinggi partai yang berpusat di Ibukota, ketika rakyat yang papa membutuhkan pemakaman untuk putera dan puteri mereka yang kecil mungil yang mati muda, ketika orang tua mereka yang papa tak mampu membayar ongkos rumah sakit pemerintah, ambulans pemerintah, administrasi pemakaman pemerintah dan cengkonek-cengkonek administrasi lainnya? Di musim paceklik ini rakyat makin hari makin terbuka matanya terbuka telinganya terbuka kecerdasannya otak mereka masih sehat dan jernih bersih karena dibasuh airmata duka bersama makin bertambah mampu membaca mana angin wangi mawar mana angin busuk bau kentut Bethesda, MD, 11 Juni 2005 *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [ppiindia] Re: Egyptian women are saying 'Enough!'
Kalau Anda dan sobat-sobat yang mau lebih mengel problemnya bisa melihat TV BBC world, sebab kemarin ada debat yang menarik sekali mengenai kedudukan wanita di Timur Tengah, silahkan periksa acaranya mungkin dipertunjukan ulang [replay]. Program ini berjudul Doha Debate, yang disponsor oleh Qatar Foundation, dan debat ini ditransmisikan langsung dari Qatar ke dunia. Audiens dan pendebat dari region, hanya moderator adalah Tim Sebastian dari BBC. - Original Message - From: Samsul Bachri [EMAIL PROTECTED] To: ppiindia@yahoogroups.com Sent: Saturday, June 11, 2005 8:45 AM Subject: Re: [ppiindia] Re: Egyptian women are saying 'Enough!' Sebuah bukti bahwa perempuan kita lebih punya identitas, dibandingkan dengan lainnya. Mereka faham bahwa kebebasan yang sebebas-bebsnya hanyalah dongeng. Atawa igauan orang-orang yang tak tahu makna kebebasan. Walaupun demikian saya salut dengan Bung Kim Hook, yang ternyata memiliki care lebih terhadap para perempuan. Anda sangat feminis - Original Message - From: kim3hook [EMAIL PROTECTED] To: ppiindia@yahoogroups.com Sent: Friday, June 10, 2005 10:52 PM Subject: [ppiindia] Re: Egyptian women are saying 'Enough!' --- In ppiindia@yahoogroups.com, Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote: Egyptian women are saying 'Enough!' By Michael Slackman The New York Times The images of women being groped and beaten - particularly offensive in this conservative Islamic society - have helped unite groups as diverse as the religion-based Muslim Brotherhood and the left-leaning Center for Socialist Studies in their calls for change. ... Bisa diharapkan, perempuan itu sebagai salah satu jalan untuk mengadakan perombakkan dari dalam. Bukan rahasia lagi, banyak perempuan yang mulai memekikkan suara mereka dengan lebih lantang. Baik itu di Bangladesh, Turki, Irak, Iran, Arab Saudi, Aljazair, Maroko, Tunisia, Jordania. Mereka ingin lebih bisa menghirup nafas dan merasa sesak di tindas oleh kaum machist. Tapi herannya, dari Indonesia dan Malaysia itu paling melempem tidak kedengaran suaranya. Apakah perempuan dari kedua negara ini tidak mempunyai kapasitas intelektuil dan tidak memiliki sedikit rasa berontak terhadap dunia laki yang serba kolot dan machist itu ? Benar-benar mengherankan. _ http://indonews.free.fr *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ppiindia] Change Yourself @ Commonroom, 13 Juni 2005
Informasi lebih lengkap mengenai kegiatan ini klik: http://www.commonroom.info/cys.html ___ Konseling: Senin, 13 Juni 2005 Common Room Jl. Kyai Gede Utama 8 Bandung - 40132 tel. 022 2503404 buanglah sepatu bututmu ganti ringtone-mu bakarlah sisa rokokmu habiskan gajimu dalam sehari travelinglah sendirian ke tempat yang belum pernah kamu kunjungi jangan percaya zodiak, yakinlah dengan nasibmu ajak seluruh keluargamu untuk foto bersama kirimlah sms ke 0818148675 gambarlah orang yang paling kamu sayangi tahan rasa laparmu Pasal ke-7 Change Yourself Saat hidup membutuhkan suplemen. Setelah Yogya dan Jakarta, tiba saatnya Change Yourself hadir di Bandung. Kota yang sejuk dengan sejuta romansa... Tempat manusia Jakarta menghabiskan uang dan menyatakan perasaan cintanya... Coba sesekali tengok ke belakang, lihat apa saja yang sudah dan belum kita lakukan, perlukah kita melakukan hal-hal baru? Berubah? Beranikah kita? (Irwan Ahmett, Cemeti, Yogyakarta, 14 April 2005) _ You knew the deal! -- Anthony Soprano www.commonroom.info my personal blog: www.vitarlenology.blogspot.com www.zachzipper.blogdrive.com __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed] *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ppiindia] UNDANGAN UmumPers ; Bakti Sosial (Konsultasi GRATIS) Paranormal dan Penyembuh Alternatif dari 27 Provinsi di Indonesia
UNDANGAN UmumPers ; Bakti Sosial (GRATIS) Paranormal dan Penyembuh Alternatif dari 27 Provinsi di Indonesia. Hal: Undangan Bakti Sosial Munas I F.K.P.P.A.I. (Forum Komunikasi Paranormal dan Penyembuh Alternatif Indonesia) ISI: Undangan Publik Umum dan Undangan Pers Harap di-Forward kepada pihak yang berpkepentingan Thx U N D A N G A N P U B L I K U M U M Dengan Hormat, F.K.P.P.A.I. (Forum Komunikasi Paranormal dan Penyembuh Alternatif Indonesia) yang beranggotakan para paranormal dan penyembuh alternatif dari 27 provinsi di Indonesia (termasuk paranormal-paranormal mancanegara yang membuka praktek di Indonesia) mengundang anda: / Bapak / Ibu / Saudara untuk menghadiri acara Bakti Sosial sebagai bagian acara dari Musyawarah Nasional Pertama F.K.P.P.A.I.. DAFTAR ACARA: 1. BAKTI SOSIAL * Donor Darah. * Konsultasi Spiritual / Supra-Natural (Konsultasi GRATIS). * Penyembuhan Alternatif (Konsultasi GRATIS). [Konsultasi GRATIS:: Para praktisi metafisika yang tampil melayani konsultasi khusus dalam acara ini tidak diperkenankan untuk menerima uang. Di luar acara Bakti Sosial Munas I F.K.P.P.A.I. ini para praktisi tersebut praktek secara Profesional menerima uang atas nama dan untuk dirinya sendiri.] 2. PAMERAN BURSA KERIS * Seminar tentang Keris. * Konsultasi Keris. 3. PAMERAN BURSA BATU_BATU GAIB DAN KRISTAL 4. PAMERAN LUKISAN PHOTO SUPRA-NATURAL 5. PAMERAN BUDAYA SPIRITUAL * Debus * Kuda Lumping * Jalan di atas api dan berdiri di atas balok Es. * Reog Ponorogo. dan lain-lain Setiap praktisi yang ikut serta dalam acara-acara yg tersebut di atas tidak terikat satu sama lain. Tiap praktisi memiliki keahlian, metode, aliran ilmu, gaya, pemahaman, pola piker, perguruan yang berbeda satu sama lain. Setiap individu praktisi menampilkan dirinya sendiri yang Unik Acara berlangsung pada: Hari/Tanggal : Jumat, 17 Juni 2005 s/d Minggu, 19 Juni 2005 Tempat : Museum Keprajuritan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur. Waktu : Pk:+/-09.00 17.00 WIB (Pagi s/d Sore) Anda bisa berkonsultasi/meminta bantuan secara pribadi untuk penyelesaian/pencaharian solusi dari permasalahan anda, bisa juga sekedar ngobrol-ngobrol bertukar pikiran, menambah teman sesama hoby spiritual atau sekedar mengamati paranormal-paranormal dan penyembuh alternatif yang tampil. (Konsultasi GRATIS) Para praktisi metafisika yang tampil melayani konsultasi khusus dalam acara ini tidak diperkenankan untuk menerma uang. Di luar acara Bakti Sosial Munas I F.K.P.P.A.I. ini para praktisi tersebut praktek secara Profesional menerima uang atas nama untuk dirinya sendiri. Terimakasih atas kesediaan Bapak / Ibu / Saudara untuk menghadiri acara tersebut di atas, kami haturkan terimakasih. ttd, Penyelenggara Bilamana ada diantara bapak/ibu yang secara sukarela (tidak harus/tanpa paksaan) memberikan sumbangan, silahkan diberikan secara langsung ke pihak panitia pada saat acara. Tidak diperkenankan memberikan sumbangan melalui individu manapun yang mengatasnamakan FKPPAI. Harap berhati-hati akan pungutan sumbangan liar. Bila ada yang melakukan hal demikian harap laporkan langsung ke pihak panitia saat acara berlangsung dan Paguyuban Independent Vincent Liong untuk kenyamanan anda. Untuk informasi soal acara, hubungi: Bp. Narto: Hp: 081310298298 08151879897 Flexi: 021-70090218 == Undangan ini disebarluaskan oleh jaringan email [EMAIL PROTECTED] http://groups.yahoo.com/group/vincentliong/join Registred Member : 820 member Jumlah email : +/- 200 email/minggu Kami mengadakan acara-acara di ruang public sekali dalam sebulan. ::7x24 Hours Costumer Service Representative Vincent Liong:: Vincent Liongs Mobile: (62)813-1679-5160 Leonardo Rimbas Mobile: (62)818-183-615 PhoneFax: (62)21-5482193,5348567,5348546 Address: Jl. Ametis IV blok:G no:22 Permata Hijau, Jakarta Selatan 12210 -Indonesia == Dalam acara ini Paguyuban Vincent Liong akan membuka praktek langsung (Konsultasi GRATIS) dengan menampilkan koleksi praktisi-praktisi Profesional kami yang mayoritas adalah kaum Profesional berpendidikan tinggi, dari dalam dan luar negeri, dari segala latarbelakang budaya, style, keahlian dan aliran ilmu yang berbeda satu sama lain, diantaranya: * Vincent Liong dari Jakarta Penyembuh Konsultan Spiritual (Mascot: Paguyuban Vincent Liong) Spesifikasi: Spiritual Healing (Fisik/Mental/Spiritual), Konsultasi pencaharian solusi, Setting YinYang diri sendiri/rumah/kantor, Berhenti Merokok, Kundalini, Aura, dsb. Latarbelakang Pendidikan: Baru saja lulus The Gandhi memorial International School. Akan melanjutkan ke Universitas Atma Jaya jurusan Psikologi (NIM:2005-70-108) Jl. Ametis IV Blok:G No:22 Permata Hijau, Jakarta Selatan 12210 - Indonesia TeleponFax: 021-5482193, 5348567, 5348546. Hp: 081316795160. Email: [EMAIL PROTECTED] Bank Account: Bank BCA : KCP-Permata Hijau A/N: Liong
[ppiindia] UNDANGAN UmumPers ; Bakti Sosial (Konsultasi GRATIS) Paranormal dan Penyembuh Alternatif dari 27 Provinsi di Indonesia
UNDANGAN UmumPers ; Bakti Sosial (GRATIS) Paranormal dan Penyembuh Alternatif dari 27 Provinsi di Indonesia. Hal: Undangan Bakti Sosial Munas I F.K.P.P.A.I. (Forum Komunikasi Paranormal dan Penyembuh Alternatif Indonesia) ISI: Undangan Publik Umum dan Undangan Pers Harap di-Forward kepada pihak yang berpkepentingan Thx U N D A N G A N P U B L I K U M U M Dengan Hormat, F.K.P.P.A.I. (Forum Komunikasi Paranormal dan Penyembuh Alternatif Indonesia) yang beranggotakan para paranormal dan penyembuh alternatif dari 27 provinsi di Indonesia (termasuk paranormal-paranormal mancanegara yang membuka praktek di Indonesia) mengundang anda: / Bapak / Ibu / Saudara untuk menghadiri acara Bakti Sosial sebagai bagian acara dari Musyawarah Nasional Pertama F.K.P.P.A.I.. DAFTAR ACARA: 1. BAKTI SOSIAL * Donor Darah. * Konsultasi Spiritual / Supra-Natural (Konsultasi GRATIS). * Penyembuhan Alternatif (Konsultasi GRATIS). [Konsultasi GRATIS:: Para praktisi metafisika yang tampil melayani konsultasi khusus dalam acara ini tidak diperkenankan untuk menerima uang. Di luar acara Bakti Sosial Munas I F.K.P.P.A.I. ini para praktisi tersebut praktek secara Profesional menerima uang atas nama dan untuk dirinya sendiri.] 2. PAMERAN BURSA KERIS * Seminar tentang Keris. * Konsultasi Keris. 3. PAMERAN BURSA BATU_BATU GAIB DAN KRISTAL 4. PAMERAN LUKISAN PHOTO SUPRA-NATURAL 5. PAMERAN BUDAYA SPIRITUAL * Debus * Kuda Lumping * Jalan di atas api dan berdiri di atas balok Es. * Reog Ponorogo. dan lain-lain Setiap praktisi yang ikut serta dalam acara-acara yg tersebut di atas tidak terikat satu sama lain. Tiap praktisi memiliki keahlian, metode, aliran ilmu, gaya, pemahaman, pola piker, perguruan yang berbeda satu sama lain. Setiap individu praktisi menampilkan dirinya sendiri yang Unik Acara berlangsung pada: Hari/Tanggal : Jumat, 17 Juni 2005 s/d Minggu, 19 Juni 2005 Tempat : Museum Keprajuritan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur. Waktu : Pk:+/-09.00 17.00 WIB (Pagi s/d Sore) Anda bisa berkonsultasi/meminta bantuan secara pribadi untuk penyelesaian/pencaharian solusi dari permasalahan anda, bisa juga sekedar ngobrol-ngobrol bertukar pikiran, menambah teman sesama hoby spiritual atau sekedar mengamati paranormal-paranormal dan penyembuh alternatif yang tampil. (Konsultasi GRATIS) Para praktisi metafisika yang tampil melayani konsultasi khusus dalam acara ini tidak diperkenankan untuk menerma uang. Di luar acara Bakti Sosial Munas I F.K.P.P.A.I. ini para praktisi tersebut praktek secara Profesional menerima uang atas nama untuk dirinya sendiri. Terimakasih atas kesediaan Bapak / Ibu / Saudara untuk menghadiri acara tersebut di atas, kami haturkan terimakasih. ttd, Penyelenggara Bilamana ada diantara bapak/ibu yang secara sukarela (tidak harus/tanpa paksaan) memberikan sumbangan, silahkan diberikan secara langsung ke pihak panitia pada saat acara. Tidak diperkenankan memberikan sumbangan melalui individu manapun yang mengatasnamakan FKPPAI. Harap berhati-hati akan pungutan sumbangan liar. Bila ada yang melakukan hal demikian harap laporkan langsung ke pihak panitia saat acara berlangsung dan Paguyuban Independent Vincent Liong untuk kenyamanan anda. Untuk informasi soal acara, hubungi: Bp. Narto: Hp: 081310298298 08151879897 Flexi: 021-70090218 == Undangan ini disebarluaskan oleh jaringan email [EMAIL PROTECTED] http://groups.yahoo.com/group/vincentliong/join Registred Member : 820 member Jumlah email : +/- 200 email/minggu Kami mengadakan acara-acara di ruang public sekali dalam sebulan. ::7x24 Hours Costumer Service Representative Vincent Liong:: Vincent Liongs Mobile: (62)813-1679-5160 Leonardo Rimbas Mobile: (62)818-183-615 PhoneFax: (62)21-5482193,5348567,5348546 Address: Jl. Ametis IV blok:G no:22 Permata Hijau, Jakarta Selatan 12210 -Indonesia == Dalam acara ini Paguyuban Vincent Liong akan membuka praktek langsung (Konsultasi GRATIS) dengan menampilkan koleksi praktisi-praktisi Profesional kami yang mayoritas adalah kaum Profesional berpendidikan tinggi, dari dalam dan luar negeri, dari segala latarbelakang budaya, style, keahlian dan aliran ilmu yang berbeda satu sama lain, diantaranya: * Vincent Liong dari Jakarta Penyembuh Konsultan Spiritual (Mascot: Paguyuban Vincent Liong) Spesifikasi: Spiritual Healing (Fisik/Mental/Spiritual), Konsultasi pencaharian solusi, Setting YinYang diri sendiri/rumah/kantor, Berhenti Merokok, Kundalini, Aura, dsb. Latarbelakang Pendidikan: Baru saja lulus The Gandhi memorial International School. Akan melanjutkan ke Universitas Atma Jaya jurusan Psikologi (NIM:2005-70-108) Jl. Ametis IV Blok:G No:22 Permata Hijau, Jakarta Selatan 12210 - Indonesia TeleponFax: 021-5482193, 5348567, 5348546. Hp: 081316795160. Email: [EMAIL PROTECTED] Bank Account: Bank BCA : KCP-Permata Hijau A/N: Liong
[ppiindia] Re: Mossad
--- In ppiindia@yahoogroups.com, m_hikam [EMAIL PROTECTED] wrote: Mossad Berhasil Membunuh 230 ilmuan Nuklir Irak dan 200 lebih dosen perguruan tingginya! Lagi-lagi Kejahatan keji terjadi di balik prahara Irak. Beberapa sumber mengatakan bahwa sampai saat ini agen rahasia Israel, Mossad yang bekerjasama dengan AS Army berhasil melenyapkan 350 ilmuan nuklir Irak, dan 200 orang lebih dosen berbagai disiplin ilmu di perguruan tinggi negeri seribu satu malam itu. Sebuah laporan yang disiapkan oleh Kementrian Luar Negeri Amerika dan ditangguhkan oleh Presiden Bush Jr., menyatakan bahwa sejak setahun lebih satuan-satuan agen Mosssad dan Komando Israel sudah melakukan misinya. Secara spesifik, tugas mereka adalah membunuh ilmuan nuklir Irak yang tak mau bekerjasama dengan Amerika... Tulisan pertama nominalnya salah euy, bukan 230 tapi 350 orang..:) lebih lanjut http://www.elosboa.com/elosboa/issues/429/0305.asp *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [ppiindia] Re: Egyptian women are saying 'Enough!'
nilai kebebasan setiap orang berbeda,,,begitu juga arti kebebasan bagi wanita berbeda2 sesuai dg prinsip wanita itu sendiri.bahkan saya merasa perempuan kita kadang malah berlebih-lebihan dalam menggaungkan ma'na kebebasan.saya sebagai salah satu bagian dari wanita indonesia sudah merasa cukup dengan apa yg kita miliki sekarang(baik sebagai warga negara ataupun sebagai wanita islam),,kita tidak terlalu ke bablasan juga tidak terlau di kekang sebagaimana kawan2 wanita kita d saudi. lagi pula kalau kaum wanita terlalu memekikkan suaranya terlalu lantang,,,bukannya kaum adam juga yangkebisingan:) Samsul Bachri [EMAIL PROTECTED] wrote: Sebuah bukti bahwa perempuan kita lebih punya identitas, dibandingkan dengan lainnya. Mereka faham bahwa kebebasan yang sebebas-bebsnya hanyalah dongeng. Atawa igauan orang-orang yang tak tahu makna kebebasan. Walaupun demikian saya salut dengan Bung Kim Hook, yang ternyata memiliki care lebih terhadap para perempuan. Anda sangat feminis - Original Message - From: kim3hook [EMAIL PROTECTED] To: ppiindia@yahoogroups.com Sent: Friday, June 10, 2005 10:52 PM Subject: [ppiindia] Re: Egyptian women are saying 'Enough!' --- In ppiindia@yahoogroups.com, Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote: Egyptian women are saying 'Enough!' By Michael Slackman The New York Times The images of women being groped and beaten - particularly offensive in this conservative Islamic society - have helped unite groups as diverse as the religion-based Muslim Brotherhood and the left-leaning Center for Socialist Studies in their calls for change. ... Bisa diharapkan, perempuan itu sebagai salah satu jalan untuk mengadakan perombakkan dari dalam. Bukan rahasia lagi, banyak perempuan yang mulai memekikkan suara mereka dengan lebih lantang. Baik itu di Bangladesh, Turki, Irak, Iran, Arab Saudi, Aljazair, Maroko, Tunisia, Jordania. Mereka ingin lebih bisa menghirup nafas dan merasa sesak di tindas oleh kaum machist. Tapi herannya, dari Indonesia dan Malaysia itu paling melempem tidak kedengaran suaranya. Apakah perempuan dari kedua negara ini tidak mempunyai kapasitas intelektuil dan tidak memiliki sedikit rasa berontak terhadap dunia laki yang serba kolot dan machist itu ? Benar-benar mengherankan. _ http://indonews.free.fr *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] - Yahoo! Groups Links To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. - Discover Yahoo! Get on-the-go sports scores, stock quotes, news more. Check it out! [Non-text portions of this message have been removed] *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
[ppiindia] Undangan : Website Alif
Assalamu'alaikum, Rekans, saya baru saja membuat website. Di website ini rekan semua bisa membrowse ayat suci Al-Quran, menikmati berita dalam dan luar negeri, sharing informasi mengenai hal-hal yang bermanfaat (kesehatan, pendidikan dll) juga download software. Dan tidak ketinggalan, buat yang senang menuangkan gagasan, saya menyediakan menu opini. Di sini rekans bisa menumpahkan segala uneg-uneg dalam berbagai hal, baik itu masalah sosial, keagamaan (tapi tidak untuk membicarakan agama lain), politik,sdm dlsb. Saya sangat berterima kasih apabila opini tersebut bertujuan untuk kemajuan negri ini. Untuk download software, semua software yang terdapat dalam website ini adalah freeware. Dan saat ini yang telah tersedia adalah software hadits Bukhori. Insya Allah dalam waktu dekat software lain akan segera menyusul Saya tunggu partisi rekan semua di sana Wassalamu'alaikum - Discover Yahoo! Have fun online with music videos, cool games, IM more. Check it out! [Non-text portions of this message have been removed] *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ppiindia] [Doc. G30S '65] Bedah Buku Basuki Resobowo: Bercermin Di Muka Kaca [Seniman, Seni, dan Masyarakat]
--- In [EMAIL PROTECTED], HKSIS [EMAIL PROTECTED] wrote: - Original Message - From: hersri setiawan To: HKSIS Sent: Tuesday, May 31, 2005 9:46 PM Subject: Bedah Buku Basuki Resobowo Pengantar: Teks Hersri Setiawan di bawah ini disiapkan untuk diskusi / bedah buku Basuki Resobowo, Bercermin Di Muka Kaca [Seniman, Seni, dan Masyarakat], yang diselenggarakan oleh Diskusi Bulan Purnama dari Komunitas JKB [Jaringan Kerja Budaya] pada 23 Mei 2005 di Jalan Garuda Taman Mini Jakarta. Sebelum itu buku yang sama juga sudah didiskusikan, dengan pengantar diskusi Hersri Setiawan, diselenggarakan oleh Penerbit Komunitas Ombak Yogyakarta bersama Pusdep [Pusat Studi Sejarah Dan Etika Politik] pada 7 mei 2005 di Aula Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 1. Pribadi Basuki Resobowo Basuki Resobowo, selanjutnya BR, sebagai sepatah nama seorang seniman, saya kenal sejak tahun 1946, ketika kota Yogyakarta menjadi ibukota RI, yang juga dikenal dalam julukannya Ibukota Revolusi. Ketika itu sanggar Pelukis Rakyat belum berdiri, yang ada baru satu sanggar dan satu organisasi pelukis, yi. sanggar SIM dan organisasi pelukis PTPI [Pusat Tenaga Pelukis Indonesia]. SIM sebagai bagian dari Biro Perjuangan [tepatnya BP Daerah XXV yang wilayahnya meliputi Yogyakarta dan Dulang Mas, kelak menjadi TNI Masyarakat Daerah XXV], dan PTPI sebagai bagian dari Kementerian Penerangan RI. Wajah masyarakat Ibukota Revolusi ketika itu, tidak menyimpang dari namanya, adalah wajah dari hasrat yang satu, yi. hasrat untuk merebut dan membela kemerdekaan. Sehingga bentuk pernyataannya pun satu, yi. pernyataan semangat perjuangan. Di setiap bidang kosong di gerbong-gerbong dan tembok bangunan, misalnya, penuh dengan tulisan semboyan dan lukisan-lukisan perjuangan. Misalnya, sisi dalam tembok timur dan selatan kraton Yogyakarta, berubah menjadi kanvas Lukisan Revolusi, atau Revolusi dalam Lukisan, sepanjang 2 km dan tinggi 4 m. Di bawah setiap bagian lukisan yang berangkai-rangkai itu bertanda atau PTPI atau SIM, dan diikuti dengan nama si pelukis yang mengerjakannya, di antaranya Abdulsalam dan BR. Di samping mempunyai SIM, Bagian Propaganda Biro Perjuangan XXV juga mempunyai Petera [Penghibur Tentara dan Rakyat], yang pada setiap Sabtu petang/malam memberi hiburan/tontonan berupa lagu kroncong dan hiburan, sebagai pendahuluan dan selingan untuk acara pokok yaitu pementasan cerita sandiwara. Pertunjukan itu benar-benar untuk tentara dan rakyat, yang duduk membaur bersama-sama tanpa pandang pangkat dan kedudukan, siapa datang awal dia punya hak untuk mencari tempat yang dikehendakinya. Pertunjukan berlangsung di Balai Prajurit di Jalan Ngabean [sekarang Jalan KHA Dahlan], dan selalu diawali dengan Lagu Petera sebagai pembuka acara[1]. Lagu dan lakon sandiwara yang dihidangkan tentu saja selalu dalam semangat perjuangan untuk merebut dan membela kemerdekaan [misal: lagu kr. Sri Dewi Kemerdekaan, lagu sindiran terhadap para avonturir Sepanjang Malioboro Raya, lakon Pertempuran Surabaya, Norma Rantai Mas dll]. Di trotoar depan gedung ini, setiap hari Jumat sudah dipasang poster kepang yang mencantumkan nama para aktor dan aktris yang akan tampil pada pementasan petang hari berikut. Nama BR kembalu kujumpai - tentu saja bersama nama sutradara/penulis lakon yang produktif saat itu, Dahlan Lanisi. BR kemudian saya kenal melalui sketsa-sketsanya di majalah BMKN Indonesia, melalui omslag Habis Gelap Terbitlah Terang [Armijn Pane] dan Atheis [Achdiat Kartamihardja]. Itu sepanjang tahun-tahun sampai 1956, sebelum saya giat dalam Lekra. Sosok BR baru saya kenal langsung, ketika saya sudah memimpin Lekra Jawa Tengah. Kenal langsung, tapi dalam kedudukan dia sebagai orang pusat dan saya orang daerah. Pengenalan saya hanya kadangkala jika saya sedang ke pusat, dan dalam kedudukan ibarat perkenalan antara pamen dan pati. Ternyata BR seorang yang lugu, apa adanya, kalau bicara suaranya lirih bernada halus [cenderung klemak-klemek yang dibencinya!], tapi sorot matanya tajam menyinarkan wataknya yang keras. Jika ia marah, sinar matanya mendadak menyala-nyala, suaranya tetap lirih tapi nadanya menjadi tinggi dan kasar. Endapan khazanah hidup keseharian yang tertimbun dari kampung Tangkiwood dan Pasar Senen yang ia susuri dan sisiri siang-malam, seketika membeludak dan mengalir seperti magma panas menyala. Ini pernah saya dengar - antara lain -- di Cidurian 19, ketika ia memaki-maki Joebaar Ajoeb [padahal yang dimaki tidak ada di hadapannya]; dan ketika ia mengejek Agam Wispi yang kencing di belakang bis di depan KBRI di Den Haag. Wataknya yang lugu, apa adanya, lalu menggejala dalam perangai yang keras-kepala dan tindak-tanduk yang naïf - untuk tidak mengatakan ngawur. Misalnya ketika ia di Amsterdam merekrut beberapa anggota PKI dari kalangan orang muda Indonesia dan Belanda [!], dengan mengambil sumpah mereka di ruang keldernya pada tahun- tahun awal 1980; ketika di setiap kesempatan unjuk-rasa, di
[ppiindia] Fwd: DITASARI: Bangsa Kuli dan Feminisme Kemiskinan
--- In [EMAIL PROTECTED], Tunggal [EMAIL PROTECTED] wrote: Subject: Bangsa Kuli dan Feminisme Kemiskinan MEDIA INDONESIA Kamis, 09 Juni 2005 Bangsa Kuli dan Feminisme Kemiskinan Dita Indah Sari, Pemimpin Serikat Buruh FNPBI, Jakarta. 'Saya melakukan ini supaya kita tidak menjadi bangsa koeli dan koeli di antara bangsa-bangsa' (Soekarno) SUDAH lama negeri-negeri Asia, Afrika, dan Amerika Latin mengalami apa yang disebut proses feminisasi kemiskinan. Sekian abad kolonialisme bukan hanya mewariskan keterbelakangan teknologi dan sumber daya manusia, namun juga rendahnya kualitas demokrasi dan kesetaraan. Kapitalisme, yang di satu sisi membuka gerbang kebebasan dan pencerahan kultural terhadap perempuan, ternyata juga mengeksploitasi perempuan. Sejak dulu hingga kini, perempuan menjadi pihak yang paling dimiskinkan, paling tertindas dari yang ditindas. Feminisasi kemiskinan bermakna bahwa sebagian besar dari angka kemiskinan diisi oleh perempuan. Sulitnya perempuan mendapatkan sarana dan kesempatan yang setara untuk hidup layak kemudian meminggirkan hak sosial ekonominya. Data dari PBB menyatakan bahwa dari 1,3 miliar warga dunia yang masuk kategori miskin, 70%-nya adalah perempuan. Bagaimana mungkin dunia ini tidak penuh dengan perempuan miskin jika upah rata-rata perempuan hanya 75% dari upah pekerja laki-laki? Feminisasi migrasi Inilah sebab mengapa jumlah perempuan yang memilih bekerja di luar negeri lebih banyak dari laki-laki (feminisasi migrasi). Jumlah TKI perempuan di luar negeri menurut Kementerian Perempuan sejak tahun 2001-2004 adalah 1.047.130 (77%) dari jumlah keseluruhan 1.357.703 orang. Kehancuran ekonomi nasional akibat kebijakan neoliberal yang ditandai dengan banyaknya PHK-PHK massal, pengangguran, dan pemiskinan di pedesaan telah memaksa kaum perempuan untuk bermigrasi, terutama ke Malaysia, Singapura, Arab Saudi, Hong Kong, dan Taiwan. Solidarity Centre, sebuah LSM perburuhan Amerika Serikat, dalam laporannya tahun 2003 menyatakan bahwa para majikan di Malaysia dan Hong Kong lebih menyukai buruh perempuan Indonesia untuk bekerja di sektor-sektor domestik. Buruh perempuan kita lebih dipilih bukan karena profesionalismenya, melainkan karena mereka pada umumnya tidak banyak mengetahui hak-haknya, tidak lancar berbahasa Inggris, lebih jarang melaporkan kekerasan dan keluhan. Permintaan yang tinggi terhadap buruh perempuan ini justru dimanfaatkan pemerintah untuk menutupi kegagalannya dalam menyelesaikan problem pengangguran di dalam negeri. Bukannya untuk menguatkan bargain dalam diplomasi bilateral berkaitan dengan perlindungan hak-haknya. Dengan alokasi dana untuk sektor pendidikan yang kini hanya sekitar 6,5% dari APBN, tidak heran jika tingkat melek huruf kaum perempuan hanya 80,5%, sementara laki-laki 90,9% (UNDP/BPS, 2001). Ini memalukan jika dibandingkan dengan tingkat melek huruf di Vietnam, yang rata-rata 94%, meskipun Perang Vietnam baru usai tahun 1975 dengan kehancuran tiada terkira. Faktor politik Namun sesungguhnya, faktor politik adalah kunci bagi martabat buruh kita di negeri orang. Rendahnya kualitas pendidikan, minimnya pemahaman terhadap hak-hak mereka, tidak akan menjadi alasan bagi para majikan untuk mengemplang gaji atau melakukan tindak kekerasan, selama ada pressure dan pengawasan diplomatik yang ketat dari pemerintah Indonesia. Sikap pemerintah SBY yang menyerah pada keputusan pemerintah Malaysia untuk mengkriminalisasi para buruh tak berdokumen menjadi bukti bahwa pemerintah gagal melindungi rakyatnya. Padahal, banyak buruh migran yang kehilangan dokumen akibat berpindah kerja, sementara dokumen dipegang oleh majikan lama. Kepasrahan pemerintah inilah yang memberi legitimasi bagi penguasa Malaysia untuk menjalankan operasi razia yang diikuti dengan hukuman cambuk dan pemenjaraan. Bulan Maret 2005 saja ada 16 orang TKI yang dihukum cambuk akibat kasus imigrasi. Pertemuan SBY dengan Ahmad Badawi bukannya kian menguatkan upaya menggugat hukum para majikan di Malaysia yang tidak membayar gaji buruhnya. Justru upaya gugatan dibatalkan pascapertemuan usai. Nasib buruh perempuan yang disiksa, diperkosa, dan diancam hukuman mati tak juga mengubah karakter diplomasi 'kuli' dari pemerintah kita, yang lembek dan pengecut. Diplomasi luar negeri yang memalukan diikuti dengan ulah birokrasi dalam negeri yang secara langsung/tidak langsung berperan dalam upaya mengeksploitasi para buruh. Polisi, pejabat imigrasi dan bea cukai, disnaker, petugas kedutaan/konsulat serta birokrasi lokal, secara berjemaah bertanggung jawab atas pembiaran terhadap pelanggaran hak buruh dalam prosedur perekrutan, pemalsuan dokumen, fasilitator bagi tenaga kerja ilegal, serta sejumlah aktivitas eksploitasi lewat jasa transportasi dan perekrutan. Solusi Istilah buruh migran tampaknya telah menjadi eufemisme dari perdagangan perempuan, meskipun keputusan untuk bekerja umumnya adalah atas kehendak sendiri dan tanpa paksaan. Namun,
[ppiindia] Pilkada Dan Money Oriented Values
http://www.indomedia.com/bpost/062005/13/opini/opini1.htm Minggu, 12 Juni 2005 20:53 Pilkada Dan Money Oriented Values Oleh: Rolly Muliazi MH Pemilihan kepala daerah secara langsung (pilkadal) sebagai sarana untuk memberikan tampuk kekuasaan daerah kepada seseorang yang dianggap mampu mengayomi dan memperjuangkan kehendak masyarakat, sebentar lagi dimulai. Genderang perang kandidat sudah mulai ditabuh, kampanye dari tingkat elit sampai warung kopi sudah terasa. Massa mulai terlihat, dari tingkat komunitas paling rendah (Rukun Tetangga) sampai komunitas majemuk dari berbagai elemen masyarakat. Undangan untuk makan bersama dengan topeng silaturahmi tersebar di mana-mana. LSM mulai memekikkan dukungan kepada calon tertentu yang hanya terfokus pada tuntutan materil, bukan mendata apakah calon bersangkutan memang layak diperjuangkan sebagai kepala daerah. Maklar politik mulai bergerilya menawarkan dukungan, lengkap dengan kalkulasi massa yang harus dibayar kandidat. Selain itu, jauh-jauh hari investor sudah menanamkan modalnya dengan berbagai perjanjian yang harus dipenuhi calon bersangkutan apabila terpilih nanti. Sungguh, pilkada dijadikan momen bisnis yang menggiurkan. Dengan kejenuhan pasca-Pemilu 2004, elemen masyarakat terkumpul dalam suatu forum tertentu untuk memberikan dukungan dan berjanji memilih kandidat bersangkutan. Tetapi visi dan misi yang dilontarkan hanya dianggap kata-kata manis menghibur hati, jauh di lubuk hati terbetik pertanyaan kalkulasi nilai rupiah. Berapa Anda menghargai saya untuk waktu yang terbuang guna menghadiri pertemuan ini? Tulisan ini memang untuk dikecam, bisa dikatakan tidak berazas, apalagi bukti konkrit. Bagaikan pohon yang tidak berakar, tidak berbatang, tiba-tiba ada cabang dan daun --itu pun telah digrogoti hama dan rayap. Tetapi apabila kita ingin jujur, jauh dari realitas kemunafikan, kita bisa katakan 'Inilah fenomena yang terjadi'. Cenderung Kleptokrat Entah dengan kosakata apalagi sindiran bagi mereka yang memanfaatkan kekuasaan untuk mengeruk keuntungan bagi diri sendiri, ribuan kata singgungan sudah terlontar dari yang lembut dengan tata bahasa santun sampai sumpah serapah dan makian (four-letter words), ternyata tidak menyurutkan tindak tanduk seseorang yang memegang tampuk kekuasaan untuk memperkaya diri tanpa mengindahkan penderitaan yang dirasakan masyarakat. Bermula dari calon gubernur (cagub) dan wakil, walikota/bupati dan wakilnya, digaungkan oleh parpol sebagai kader terbaiknya. Di sisi lain, masyarakat hanya mendapatkan peran sebagai penggembira. Padahal, calon yang terpilih nanti bukan milik parpol atau golongan tertentu saja. Akan tetapi milik seluruh masyarakat yang melaksanakan pilkada. Di sudut lain diusungnya calon yang akan berlaga di ajang pilkada oleh parpol tertentu, tidak terlepas dari isu politik uang, Seseorang yang ingin mengajukan diri sebagai cagub, cawali atau cabup kepada parpol tertentu, harus melalui biokrasi yang panjang. Hal itu menjadi mudah, apabila sang calon mempunyai 'modal' yang cukup. Segala kekurangan calon yang diusung akan menghilang, dari minimnya pendidikan (gelar akademisi tanpa proses belajar) sampai terhapusnya noda kejahatan tempo dulu. Kalau hal ini yang memulai pilkada, maka jangan heran sejarah kembali terulang. Kekuasaan adalah tempat berkumpulnya kleptomania untuk dapat mengembalikan sedikit kerugian akibat proses pencalonan dan meraup sebanyak-banyaknya keuntungan. Kita semua kembali terperosok dalam lubang yang sama di hari yang berbeda. Pendidikan Politik Sesat Kita menyadari, bangsa ini tengah digrogoti beberapa penyakit akut: krisis ekonomi; politik; sosial; kultural; paradigmatis. Tetapi penyakit ini semakin parah, manakala dokter yang menangani melakukan malpraktik dengan regimen terapi yang salah. Akhirnya pasien hanya bisa terkulai lemas menunggu kematian. Penyakit bangsa ini akan menjadi majemuk (multimordinitas) manakala otak-otak pemikiran anak bangsa hanya terfokus kepada 'keuntungan' (at any cost). Penghitungan laba dari setiap tindakan akan menghilangkan nilai dan tujuan awal yang mulia yaitu kemakmuran bersama. Tetapi, inilah pendidikan politik yang diberikan elit politik kepada masyarakat. Ternyata, bukan saja aliran religius yang bisa menyesatkan dan keluar dari norma dasar. Penyesatan bisa didapatkan, manakala pemikiran masyarakat sudah terplot sedemikian rupa dengan hanya berorientasi kepada keberuntungan sesaat. Setelah kekuasaan berada di tangan yang salah, penderitaan kembali mereka rasakan, karena hukum merupakan perintah dari penguasa terhadap yang dikuasai. (John Austin). Memang kita mempunyai tatanan hukum, tetapi itu akan tidak mempunyai arti pada saat hukum tersebut berhadapan dengan kekuasaan. Penyakit komersil ini akan semakin terasa pada saat kampanye dilaksanakan, persaingan perebutan simpatik dan dukungan tidak lagi secara murni dilaksanakan, akan tetapi laksana perang dengan amunisi uang. Sesuai
[ppiindia] Badan Antiteror jangan sampai Kekang Kebebasan Masyarakat
http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/6/13/b21.htm Dari Warung Global Interaktif Bali Post Badan Antiteror jangan sampai Kekang Kebebasan Masyarakat Badan antiteror yang akan dibentuk pemerintah hingga ke seluruh daerah, akan sampai ke tingkat RT dan RW, dengan meningkatkan koordinasi antara masyarakat dan petugas serta pemerintah. Wapres Jusuf Kalla menyatakan masyarakat harus dilibatkan dalam mencegah aksi teror, karena berdasarkan pengalaman selama ini ternyata para teroris tinggal bersama penduduk. Oleh karena itu, mau tidak mau pemerintah bersama masyarakat harus bekerja keras mencegah teror dengan mengoptimalkan penyampaian informasi. Kalla mencontohkan seperti peraturan tamu harus lapor kepada RT/RW setempat dalam tempo 1 x 24 jam ketika mulai menginap harus benar-benar dilaksanakan. Wapres menegaskan masalah intelijen bukan hanya urusan BIN, polisi atau aparat TNI saja, karena yang lebih penting adalah peran serta masyarakat untuk memberikan berbagai informasi yang mencurigakan. Tentu, rencana ini diamini dan sangat didukung oleh masyarakat, sebab ada harapan akan terciptanya rasa aman dan damai. Sekalipun demikian, terselip kekhawatiran, jangan sampai niat baik pembentukan lembaga ini justru dalam kenyataannya mengekang kebebasan masyarakat, sebagaimana pernah terjadi di zaman orde baru. Juga diharapkan jangan sampai terjadi tumpang tindih dengan lembaga yang sudah ada, seperti BIN atau lembaga intelijen yang saat ini sudah dimiliki Polri, misalnya. Demikian antara lain opini masyarakat lewat acara Warung Global, Sabtu (11/6) lalu. Acara ini disiarkan langsung Radio Global 96,5 FM dan dipancarluaskan oleh Radio Genta Swara Sakti Bali dan Radio Singaraja FM. Berikut rangkuman selengkapnya. Pande di Pandak Gede mengatakan, tragedi bom telah terjadi di beberapa tempat di Indonesia. Berbagai dampak akhirnya timbul, misalnya rasa traumatis bagi rakyat Indonesia dalam melaksanakan kegiatannya sehari-hari. Lebih jauh lagi dia mengatakan, masyarakat Indonesia juga sulit berinteraksi dengan negara lain akibat masalah keamanan pariwisata, ekonomi, investasi. Sehingga kita menjadi betul-betul terisolasi. Maka tidak ada jalan lain selain serius untuk memerangi teror bom ini. Ketika muncul wacana pembentukan badan antiteror, sungguh delematis karena teroris merupakan jaringan internasinal yang sudah tentu peralatannya menggunakan teknologi canggih dan SDM-nya mantap karena dibiayani oleh jaringan internasional. Sementara badan yang akan kita bentuk SDM-nya sudah tentu sangat terbatas sehingga pada saat operasinya menjadi sangat riskan. Jangan-jangan ujung tombak yang semestinya kita arahkan ke teroris, tidak tahunya mengarah pada kita sehingga terjadi bunuh diri. Arta Jaya Astawa di Singaraja melihat, apa yang menjadi rencana Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Jenderal Endirartono merupakan strategi yang sangat bagus. Ini bukan berarti tidak percaya terhadap adanya BIN, Kapolri, Kapolda, karena masalah kejahatan bom ini sudah mengglobal, termasuk di Indonesia, sehingga perlu ada badan yang terdiri atas tim-tim yang fokus menangai masalah bom itu. Dengan demikian dalam rangka optimalnya penanganan masalah teror yang membahayakan, sangat perlu ada lembaga yang secara fokus untuk meminimalisasi tindakan teroris ini. Arta Jaya Astawa juga berterima kasih badan ini dibentuk karena menyangkut keamanan. Sementara itu, Natri di Denpasar kurang setuju karena dari segi ekonomi tentu akan menggunakan dana APBN, kemudian apakah badan seperti BIN tidak akan tersinggung? Sarannya, sebaiknya peran dan fungsi BIN yang dioptimalkan. Dia juga memandang negatif karena banyaknya petrus (penembak misterius), sedikit-sedikit ditembak, tentu ini meresahkan masyarakat. Made Suwira di Singaraja mengatakan setuju dengan adanya badan antiteror. Pertimbangannya, karena dirinya membutuhkan keamanan. Namun dengan catatan, jika ada lembaga lain yang ada kaitannya atau tumpang tindih, barangkali harus diseleksi atau dihapus. Gusti di Denpasar setuju karena selama ini lembaga seperti Badan Intelijen Negara tidak bekerja dengan baik. Sehingga, malah informasi datangnya dari intelijen asing yang ada di Indonesia, entah dengan tujuan apa. Tetapi harapannya, jika badan ini terbentuk agar ada koordinasi yang jelas. Maria di Sidakarya melihat bahwa dalam masalah SDM memang Indonesia kalah dengan SDM luar negeri. Tetapi, mengingat SDM kita rendah bukan berarti kita ragu-ragu, demi kestabilan keamanan dia mendukung sepenuhnya. Tetapi seperti yang telah lewat-lewat, bom masih juga terjadi, itu berarti perjuangan bangsa Indonesia perlu ditingkatkan dengan membentuk tim khusus untuk menanggulangi teroris. Kemudian, SDM memang belum memadai, maka sebaiknya ditingkatkan terus bersama dukungan masyarakat karena tujuannya nanti juga untuk masyarakat. Komang di Kerobokan sangat setuju dibentuknya lembaga antiteror ini, namun dia bertanya, bertanggung jawab kepada siapa
[ppiindia] Penjudi di Aceh Dicambuk 7 Kali
HARIAN KOMENTAR 13 June 2005 Dilakukan usai shalat Jumat Penjudi di Aceh Dicambuk 7 Kali Penerapan hukuman Syariat Islam di Propinsi Nanggroe Aceh Darusalam (NAD), segera di-berlakukan, dan sedikitnya 20 warga yang terlibat perjudian, akan dieksekusi dengan men-jalani hukuman cambuk seba-nyak tujuh kali di depan umum. Hukuman ini akan dilaksa-nakan pekan depan di Bireun Aceh Timur. Hal ini disampai-kan Walikotanya, Mustoga Gelanggang seperti dikutip AP, Minggu (12/06). Menurut Gelanggang, sedi-kitnya 20 penjudi itu akan di-hajar dengan rotan sepanjang 2 meter sebanyak 7 kali. Gu-bernur Aceh, Azwar Abubakar juga mengisyaratkan huku-man atas penerapan syariat Is-lam akan diberlakukan Jumat. Dengan hukuman ini, kami harapkan pelakunya akan jera dan tidak akan berbuat lagi hal yang sama di masa mendatang karena mereka akan malu di-hukum di depan banyak orang,'' katanya. Seperti diketahui, pelaksa-naan hukum cambuk resmi di-berlakukan di Propinsi NAD menyusul ditandatanganinya su-rat keputusan tata cara pelak-sanaannya oleh Pelaksana Tu-gas (Plt) Gubernur NAD, H Azwar Abubakar, di Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Jumat (10/06) lalu. SK pengganti peraturan dae-rah (Qanun) itu ditandatangani Azwar di Masjid Bustanul Arifin, Kompleks Pesantren Serambi Mekah, Meulaboh disaksikan Danrem 012 Teuku Umar, Kol (Inf) Zahari Siregar, pejabat Bu-pati Aceh Barat, H Nasruddin, dan sejumlah ulama serta tokoh masyarakat Aceh Barat. Gubernur Azwar Abubakar menjelaskan, SK tersebut dike-luarkan sebagai bukti keseriu-san pemerintah daerah dan ma-syarakat untuk melaksanakan Syariat Islam secara kaffah yang telah dicanangkan setelah tahun 2002, setelah terbitnya UU No-mor 44/1999 mengenai keis-timewaan Aceh. Namun begitu, penerapan sya-riat ini masih mengundang pen-olakan. Aldin Naiggolan, warga Banda Aceh mengatakan me-nolak penerapan hukum cam-buk dilakukan sekarang. Dia beralasan sosialisasi hukum cambuk terhadap pemain judi masih kurang dilakukan ka-rena itu belum saatnya dilaku-kan sekarang. Sebenarnya ter-jadi penolakan terhadap hukum cambuk pada masyarakat yang dapat dilihat dari setengah hati warga menjalankan Syariat Is-lam, katanya. Semestinya, sosialisasi harus lebih gencar dilakukan sehingga warga mengetahui. Dengan de-mikian, sambungnya, jangan-kan hukum cambuk, hukum gantung pun bisa dilakukan di Aceh. Dia pun mempersoalkan, apakah hukum cambuk ini hanya berlaku kepada warga sipil saja yang lemah. Bagai-mana aparat yang main judi, apakah mereka menggunakan peradilan militer atau peradilan syariah, katanya. Sebagaimana diketahui, polisi Biruen bulan lalu menangkap 20 warga sipil yang tertangkap basah bermain judi. Mahkamah Syar'iyah Bireuen memutuskan mereka ini di-kenakan sanksi hukum 6-10 dicambuk yang dilakukan di depan masyarakat umum usai Shalat Jumat.(ap/kcm) [Non-text portions of this message have been removed] *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ppiindia] Di Manakah Rasa Kemanusiaan Kita Warga Jakarta?
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0506/13/utama/1810090.htm Di Manakah Rasa Kemanusiaan Kita Warga Jakarta? BARU sepekan lalu rasa kemanusiaan kita diguncang oleh kenyataan pahit yang dihadapi pemulung miskin, Supriono (38), yang kebingungan mengubur jenazah anaknya, kini rasa kemanusiaan itu kembali digedor oleh kenyataan serupa. Seorang nenek berusia 61 tahun ditemukan meninggal di rumahnya karena kelaparan ditinggal oleh anaknya yang sedang mencari uang untuk melunasi utangnya. HARI Jumat (10/6) malam Mardiah (61), warga Gang Baru I RT 01 RW 12, Kelurahan Cakung Timur, Cakung, Jakarta Timur, ditemukan meninggal di dalam rumahnya yang berukuran 3 x 5 meter yang pengap dan kusam. Saat ditemukan kondisi mayatnya sudah berbau sehingga diperkirakan ia sudah meninggal dua atau tiga hari sebelumnya. Yang membuat hati kita bergetar, Mardiah diduga kuat meninggal karena kelaparan akibat ditinggal pergi begitu saja oleh M Sidik (39), anaknya yang selama ini tinggal bersamanya. Kenapa hal itu bisa terjadi? Apakah warga sekitar tidak ada yang tahu bahwa Mardiah ditinggalkan anaknya dalam keadaan tidak ada makanan di rumah? Apakah Sidik juga tidak menitipkan orangtuanya kepada tetangga-tetangganya? Atau, apakah warga sekitar sama sekali tidak peduli kepada keluarga lain yang tengah menderita? Sejumlah warga yang ditemui hari Minggu kemarin menyatakan, selama ini sebenarnya sudah banyak bantuan diberikan untuk keluarga itu. Namun, mereka sungguh tidak menyangka bahwa Mardiah ditinggal sendiri di rumahnya. Menurut mereka, Sidik memang sering pergi meninggalkan rumah, tetapi kadang dia pulang pada malam hari. Selama dia pergi pintu rumah selalu dikunci dari luar. Sidik beralasan, ibunya itu sudah pikun. Mereka juga tahu bahwa Mardiah sering ditinggal tanpa makanan dan minuman di rumah. Jika membutuhkan bantuan dari warga, biasanya Mardiah duduk-duduk di sofa tua dekat kaca jendela nako rumahnya. Tangannya dijulurkan ke luar untuk minta makan dan minum. Dan warga pun selalu rela membantunya. Sejak sebulan lalu listrik di rumah itu diputus karena Sidik tak mampu membayar rekeningnya. Dua minggu kemudian aliran air PDAM juga diputus. Tetangga yang kasihan melihat rumah itu selalu gelap kemudian mengalirkan listrik untuk sebuah lampu 10 watt. Rupanya pemutusan aliran listrik tersebut mengguncang hati Sidik yang masih bujangan itu. Ia merasa malu karena warga tahu kondisi ekonominya. Ia pun marah-marah kepada ibunya yang menerima bantuan listrik. Sejak itu Sidik makin sering tidak pulang. Baru kemudian terungkap bahwa Sidik terjerat utang kepada rentenir. Sebelum Lebaran lalu ia meminjam uang Rp 1,5 juta kepada seorang rentenir untuk berdagang pakaian. Namun, usahanya tak berhasil sehingga utangnya makin beranak pinak. Terakhir, tagihannya mencapai Rp 3,6 juta, seperti tertulis dalam surat sang rentenir yang ditemukan warga. Sepekan lalu warga sempat mencari Sidik karena mendapati Mardiah terjatuh di dalam rumahnya. Namun, Sidik, yang ditemui di tempatnya mengajar bermain rebana di sebuah masjid, tidak langsung pulang. Sidik memang berjanji akan segera pulang, tetapi warga kemudian tidak pernah tahu apakah Sidik benar pulang atau tidak. Mereka juga tidak lagi begitu memerhatikan apakah Mardiah ada atau tidak di rumah. Sebab, mereka menduga Mardiah dibawa Sidik ke rumah anaknya yang lain di Tangerang. Kematian Mardiah baru terungkap Jumat malam ketika warga mencium bau bangkai. Setelah dicari-cari, sumber bau tersebut ternyata berasal dari rumah Sidik yang baru dibeli satu tahun lalu. Sidik sendiri baru pulang Sabtu lalu setelah berhasil dihubungi salah seorang warga. Ia langsung ditangkap polisi karena sangkaan kelalaian yang mengakibatkan kematian orang lain. PERISTIWA tragis yang dialami Supriono dan kematian mengenaskan Mardiah barangkali hanyalah sedikit dari cerita-cerita duka yang dialami warga miskin yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya. Mereka menderita di tengah gemerlapnya Ibu Kota. Mereka mengalami kesendirian di tengah hiruk-pikuk dan keramaian Jakarta. Dalam beberapa kesempatan Sartono Mukadis, psikolog, menyatakan keprihatinannya atas kurangnya kepedulian warga Jakarta terhadap sesamanya. Banyak orang tahu ada sesamanya yang menderita, tetapi tidak tergerak untuk membantu. Kalaupun ada, bantuan itu sangat minim dan sering hanya terbatas pada lingkungan sekitarnya. Padahal di Jakarta ini sebenarnya juga masih sangat banyak warga lain yang begitu mudah tersentuh perasaannya ketika mendengar atau membaca cerita kemiskinan dan penderitaan orang lain itu. Dalam kasus Supriyono, misalnya, bantuan sudah banyak mengalir ketika nasibnya yang terpaksa menggendong jenazah anaknya dimuat di berbagai media. Artinya, di Jakarta ini sebenarnya masih sangat banyak dermawan yang baik hati, tetapi sering tidak mengerti ke mana harus menyalurkan bantuannya. Persoalannya, lembaga-lembaga yang sering berhadapan dengan orang miskin itu sering kali
[ppiindia] 3.815 Anak Menderita Gizi Buruk
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0506/13/utama/1810089.htm Ratusan Anak di Lebak Terancam Busung Lapar 3.815 Anak Menderita Gizi Buruk Rangkasbitung, Kompas - Sebanyak 3.815 anak di wilayah Kabupaten Lebak dan Serang, Provinsi Banten, menderita gizi buruk. Empat di antara mereka meninggal karena dalam waktu yang sama juga menderita penyakit penyerta. Jika kondisi itu tidak segera ditangani, sebanyak 248 anak penderita gizi buruk di Lebak terancam busung lapar. Hal itu terungkap dalam kunjungan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Alwi Shihab di Puskesmas Cileles, Kabupaten Lebak, dan Puskesmas Kramat Watu, Kabupaten Serang, Banten, Minggu (12/6). Penderita gizi buruk di Lebak berjumlah 1.937 anak dan di Serang 1.878 anak. Dalam sambutannya di Pendopo Kabupaten Lebak, Rangkasbitung, Alwi mengatakan, para bupati harus berani mengambil terobosan-terobosan dan melaporkannya kepada gubernur untuk mengatasi merebaknya wabah penyakit. Ia mengimbau agar tanah-tanah yang tidak produktif bisa ditanami warga untuk meningkatkan kemampuan ekonomi. Menurut dia, maraknya gizi buruk di kalangan anak balita sangat terkait dengan kondisi ekonomi keluarga mereka. Ketika ditanya soal dana bantuan untuk penderita gizi buruk dan penyakit lainnya, ia menjawab, hingga kini belum ada kesepakatan antara pemerintah dan DPR. Menurut dia, dalam waktu dekat ini dana bantuan pemerintah itu sudah bisa disalurkan. Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak yang disampaikan Kepala Subdinas Pemberantasan Penyakit dr Martin Setiawan, terdapat 1.937 anak penderita gizi buruk di Kabupaten Lebak. Di antara mereka, sebanyak 248 anak balita terancam busung lapar jika tidak segera ditangani. Anak-anak itu kini sudah dalam kondisi kurus sekali. Kepala Seksi Gizi Dinas Kesehatan Lebak dr Nurul Isnaeni menambahkan, empat anak penderita gizi buruk itu meninggal dunia karena juga mengidap penyakit penyerta. Penderita gizi buruk di Lebak merata di hampir semua kecamatan. Orangtua penderita enggak mau ke rumah sakit, katanya. Di Kabupaten Serang, sebanyak 1.878 anak menderita gizi buruk, 11 anak di antaranya kekurangan kalori atau marasmus. Saat mengunjungi Puskesmas Kramat Watu, Alwi mendapati anak balita, Firmansyah, berusia satu tahun tiga bulan hanya memiliki berat badan 5,9 kilogram. Ibu anak itu mengungkapkan, kondisi ekonomi keluarganya terus memburuk setelah ditinggal pergi oleh suaminya. Karena itu, ia mengaku tidak mampu membeli telur atau susu. Alwi pun memberikan bantuan Rp 5 juta untuk Puskesmas Kramat Watu. 16 orang positif polio Saat mendampingi Alwi di Puskesmas Cileles, Bupati Lebak Mulyadi Jayabaya memaparkan, selain gizi buruk, warga di wilayahnya juga menderita penyakit lumpuh layuh. Dari 76 kasus lumpuh layuh di Lebak, sebanyak 16 orang di antaranya dinyatakan positif polio. Penyakit campak juga menyerang Lebak dengan penderita mencapai 45 warga. Penyakit tersebut berjangkit di lima kecamatan, yaitu Cileles, Cimarga, Rangkasbitung, Baros, dan Warunggunung. Tiga warga meninggal dunia akibat penyakit campak dan komplikasi. Beberapa saat sebelum kunjungan Menko Kesra, sebanyak 12 warga Kampung Cibelet, Desa Pegadingan, Kecamatan Kramat Watu, terpaksa dilarikan ke puskesmas karena diare. Menurut Kepala Puskesmas Kramat Watu dr Riris Budiarni, seorang warga meninggal akibat serangan diare. Pekan lalu wabah diare juga menyerang 116 warga Kampung Citeureup, Desa Kiara, Kecamatan Walantaka, Serang. Seorang warga meninggal dunia akibat menderita diare. Di Medan satu meninggal Dari Medan, Sumatera Utara, dilaporkan, seorang penderita gizi buruk, Agus Eka (9), meninggal di Rumah Sakit Umum (RSU) Pirngadi, Sabtu lalu, setelah dirawat intensif selama tiga hari. Korban meninggal karena kondisinya saat dibawa ke rumah sakit sudah sangat parah. Apalagi, di samping menderita gizi buruk, korban juga mengalami komplikasi berbagai penyakit, kata Kepala Humas RSU Pirngadi Indah Kemala. Sedangkan di Boyolali, Jawa Tengah, Kepala Dinas Kesehatan dan Sosial Boyolali Syamsudin menyatakan jumlah kasus gizi buruk yang dapat ditangani ternyata jauh lebih kecil daripada jumlah kasus baru. Jika kasus gizi buruk ini tidak segera ditanggulangi, dalam tiga bulan mendatang terancam berkembang menjadi kasus busung lapar. Lamban Di Sragen, Jawa Tengah, Ketua Dewan Pengurus Pusat Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar menilai pemerintah sangat lamban menangani kasus anak balita yang menderita busung lapar dan gizi buruk di sejumlah daerah. Karena itu, masyarakat perlu terlibat dalam pelaksanaan program penanggulangan busung lapar dan gizi buruk, termasuk mengontrol program pengentasan rakyat dari kemiskinan yang dilaksanakan. Penilaian itu disampaikan Muhaimin, kemarin, seusai menjenguk Nova Maulana (2,7), pasien gizi buruk yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Sragen yang dirawat sejak seminggu lalu. Adalah sebuah tragedi bahwa di republik yang kaya raya ini masih ada
[ppiindia] Aceh dan Internasionalisasi RI
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0506/13/opini/1810011.htm Aceh dan Internasionalisasi RI Oleh Indra J Piliang PERDEBATAN tentang internasionalisasi masalah Aceh sehubungan dengan perundingan informal antara delegasi RI dan GAM kian menghangat. Kelompok politisi nasionalis dan neo-konservatif di DPR berencana menekan pemerintah untuk menghentikan proses perjanjian damai yang hendak ditelurkan lewat pertemuan formal, setelah empat kali pertemuan informal di Helsinki. Kelompok itu menilai Republik Indonesia (RI) sedang memamerkan kebodohannya lewat perundingan dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang muncul dengan simbol-simbol negara, seperti bendera. Padahal, apakah simbol-simbol itu layak disebut simbol negara? GAM tidak memiliki mata uang, bahasa nasional, dan pengakuan dunia internasional. Padahal, inisiatif yang ditempuh pemerintah lewat prakarsa Wakil Presiden Jusuf Kalla adalah bentuk penyelesaian terbaik atas konflik yang sudah merenggut lebih dari 13.000 nyawa rakyat Aceh dan penduduk RI, termasuk prajurit TNI dan Polri. Selain nyawa, anggaran negara terbebani amat signifikan, termasuk potensi penyimpangan dalam berbagai program operasi terpadu. DPR bukannya melakukan proses kontrol atas penggunaan keuangan negara, tetapi lebih terfokus untuk sekadar menolak. Untuk itu, selayaknya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengukuhkan diri sebagai promotor perdamaian. Apabila konflik ini selesai kelak, bisa jadi Indonesia akan berbangga. Bagaimanapun, selalu banyak halangan untuk menghentikan kekejian perang di provinsi paling barat RI itu. ADANYA kelompok yang menentang jalan damai menunjukkan kebutaan atas sejarah RI. Sikap ahistoris itu mungkin lahir karena lapisan politisi yang tiba-tiba menjadi vokal itu bukan bagian kelompok negarawan yang berpikir lintas zaman dan lintas generasi. Padahal, kita tahu, sejarah pendirian RI juga bagian sejarah diplomasi lintas negara. Negara-negara sahabat, seperti Mesir, India, dan Australia, memainkan peran masing-masing yang kemudian berbuah kemerdekaan. Kita tentu tidak ingin kemerdekaan Aceh muncul dengan dasar diplomasi serupa. Namun, sebagai bangsa yang menghormati hak asasi manusia, perikeadilan dan perikemanusiaan, tentu RI akan lebih mengedepankan pendekatan kemanusiaan, termasuk dengan berunding ketimbang berperang. Tidak perlu lagi sebutir peluru ditembakkan jika pena bisa menyelesaikan segala sengketa. Kalau diperhatikan, politik luar negeri bebas dan aktif telah mengedepankan peran RI dalam kancah internasional. RI pernah menjadi ketua gerakan Non-Blok, juga baru saja menjadi tuan rumah peringatan 50 Tahun Konferensi Asia-Afrika. Prinsip-prinsip Dasasila Bandung menunjukkan betapa penyelesaian konflik menuju perdamaian telah menjadi alat penerang ketimbang perang. Juga usaha bangsa-bangsa Asia-Afrika untuk meningkatkan kesejahteraannya lewat beragam kerja sama bilateral dan multilateral. Energi antiperang yang dipupuk para pendiri bangsa telah menjadi kekuatan bangsa ini untuk bertahan dalam setiap zaman. Dengan posisi itu, RI pernah menjadi mediator konflik internal dan separatisme di beberapa negara di Asia Tenggara. Kita ingat, ketika begitu sering pasukan Garuda dikirimkan ke luar negeri untuk tujuan-tujuan perdamaian. Presiden SBY sendiri pernah bertugas di Bosnia dan melihat langsung akibat-akibat paling mengerikan dari tragedi perang, entah atas nama agama, negara, bahkan upaya pemisahan diri. Jangan sampai Bosnia hadir di RI, saat politisi justru tak menyediakan jalan keluar dan sepertinya lebih memilih jalan perang. Ironisnya, politisi yang berteriak kencang itu seakan tidak memberi penilaian seimbang, betapa kasus pseudo-nasionalisme dan etno-nasionalisme di Aceh muncul akibat tekanan kuat Pemerintah RI atas rakyat Aceh. Di masa lalu, kekayaan Aceh dikeruk untuk kepentingan segelintir kalangan di Jakarta, mungkin juga digunakan bagi kepentingan pembangunan jengkal demi jengkal alam RI. Semangat sentralisme yang dikembangkan Jakarta telah menimbulkan penderitaan ekonomi dan sosial yang parah di Aceh. Aceh adalah ladang kemiskinan yang luas. Hal inilah yang mestinya disuarakan politisi humanis yang peduli terhadap nasib anak-anak dan kaum perempuan Aceh, karena merekalah yang paling menderita saat konflik terus berkecamuk. Nasib dunia pendidikan hancur, modal sosial habis, jauh sebelum tsunami meluluhlantakkan negeri itu. MASYARAKAT internasional, dengan berbagai cara, telah menyisihkan penghasilan mereka, justru saat keadaan ekonomi dunia tidak mengalami perbaikan berarti. Solidaritas internasional itu tidak mengenal batas-batas bendera. Sepertinya, kita gagal menangkap esensi dari kepedulian itu. Seolah, bantuan demi bantuan yang kita terima sarat kepentingan ideologi, politik, ekonomi, atau lainnya. Proses dekolonisasi kita belum selesai karena perangkat ketatanegaraan dan sistem politik masih mengadopsi cara-cara negara kolonial,
[ppiindia] Busung Ketidakadilan
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0506/13/opini/1806874.htm Busung Ketidakadilan Oleh Dedes Eka Rini Jika berhadapan dengan wartawan, selebriti biasanya tak enggan diwawancara karena butuh publikasi. Sementara keluarga penderita busung lapar tak butuh diwawancara karena lebih membutuhkan uang dan makanan. Jika selebriti memilih untuk tidak makan demi bentuk badan, maka bayi yang busung lapar terpaksa tidak makan karena tak ada yang dimakan. Pluralitas kehidupan manusia ini akan berimplikasi besar manakala pembangunan tidak menggunakan paradigma yang tepat. Era reformasi memungkinkan adanya keterbukaan bagi media guna mewartakan kebenaran atas kasus busung lapar. Realitas kemiskinan di beberapa wilayah Indonesia kini bisa diungkap sedalam dan seluas mungkin. Situasi ini menurut Amartya Sen-pemenang hadiah Nobel bidang Ekonomi-berdampak positif terhadap proses pembangunan (Development as Freedom, 1996). Demokrasi menjadi sistem yang memberi peluang kontrol masyarakat terhadap tindakan para pengambil keputusan. Apakah situasi buruk ini akan segera berakhir atau baru awal perjalanan panjang rangkaian krisis di Indonesia? Apa yang akan dikatakan Sen bila melihat persoalan di bumi gemah ripah loh jinawi (subur dan makmur) ini? Ketidakadilan Kasus busung lapar merupakan cermin ketidakbebasan paling dasar dari penduduk miskin di Indonesia, yakni ketidakbebasan untuk hidup. Problema kemiskinan di bumi subur dan makmur ini menjadi salah satu bukti kesalahan paradigma pembangunan Indonesia selama ini. Konsep pembangunan yang tolok ukurnya dipersempit dalam stabilitas politik/keamanan dan pertumbuhan ekonomi, dianut pemerintah sejak Rencana Pembangunan Lima Tahun I (Repelita I). Pertumbuhan ekonomi sebagai indikator pembangunan merupakan salah satu penerapan prinsip utilitarianisme. Prinsip ini pertama kali diperkenalkan John Stuart Mills yang mengajarkan, tujuan tertinggi dalam hidup adalah sebesar-besarnya kebahagiaan bagi sebanyak mungkin orang, membuat tidak peka terhadap terjadinya kemiskinan di tengah kelimpahan. Robert Nozick, pendukungnya, mengusung ide kebebasan, yang dipraktikkan di pasar bebas. Meski John Rawls dengan Theory of Justice sudah mengimbuhi prinsip utilitarianisme itu dengan memberi prioritas kebahagiaan bagi sebesar-besarnya masyarakat yang paling kurang beruntung, prinsip pembangunan itu bagi Sen masih bermasalah karena amat menekankan aspek pendapatan, kurang mempertimbangkan aspek lain, termasuk kebebasan (Inequality Reexamined, 1992). Pluralitas masyarakat dalam aspek personal, sosial, dan lingkungan menyebabkan pengambil kebijakan harus lebih berhati-hati dalam menentukan orientasi setiap kebijakan pembangunan. Distribusi makanan dan obat yang sama kepada tiap bayi tidak serta-merta membuat bayi penderita busung lapar menjadi sama sehatnya atau sama kebalnya terhadap penyakit, dibandingkan dengan bayi yang lahir dalam keluarga mapan. Desentralisasi Faktanya, kendati pembangunan Indonesia hanya berorientasi pada aspek pendapatan (baca: pertumbuhan ekonomi), proses dan hasilnya masih jauh dari adil. Jika kita ingin menilai perkembangan pembangunan daerah di era reformasi ini, mau tak mau harus diakui banyak situasi berbeda jika dibandingkan dengan masa Orde Baru. Di masa Orba, pemerintah pusat memiliki kemampuan untuk langsung menstimulir peningkatan pendapatan di daerah dengan mendistribusikan dananya (sebut: APBN) ke tiap daerah (daerah tingkat I, daerah tingkat II). Dalam membagi dana, pemerintah mempertimbangkan jumlah penduduk, luas wilayah, dan ketersediaan sumber daya alam. Masuk akal, bila daerah minus sumber daya (penduduk, tanah, sumber daya alam) tidak pernah berkembang secara ekonomis menjadi lebih baik dibandingkan dengan daerah surplus, kendati pemerintah pusat memiliki instrumen penghapus kesenjangan antara daerah minus dan surplus dalam program khusus: Inpres Desa Tertinggal (kini: program Imbal Swadaya dan Program Raksa Desa). Apa yang terjadi di era otonomi selama lebih lima tahun terakhir? Sejak keluarnya UU No 22/1999 dan No 25/1999 mengenai Pemerintah Daerah dan Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah, situasi pembangunan di daerah tak jauh berubah. Sejak proses desentralisasi pemerintah pusat kepada pemerintah dati I dan dati II digulirkan, dana yang seharusnya lebih cepat sampai ke tangan penduduk, justru lebih banyak mangkir di saku pejabat daerah. Jadi masalahnya bukan ketidaktersediaan sumber pangan di berbagai daerah miskin, tetapi ketiadaan hak (entitlement) penduduk miskin atas bahan pangan. Penduduk miskin di wilayah miskin tetap mengalami (istilah Sen) ketidakberuntungan ganda (coupling disadvantage): kemiskinan dan terampasnya hak-hak ekonomis dan politis mereka. Kebijakan radikal Menyikapi masalah busung lapar, dibutuhkan solusi lebih terpadu bagi penduduk miskin daripada sekadar program Pekan Imunisasi Nasional (PIN), Pos Pelayan Terpadu (Posyandu), dan Pendidikan
[ppiindia] TKW Indonesia jadi Korban Majikan Asal Saudi di AS
MEDIA INDONESIA Minggu, 12 Juni 2005 11:54 WIB TKW Indonesia jadi Korban Majikan Asal Saudi di AS NEW YORK--MIOL: Pengadilan Federal negara bagian Colorado AS, mendakwa sepasang suami-istri asal Arab Saudi atas tuduhan memperbudak pembantunya yang asal Indonesia selama empat tahun. Seperti dikutip Rocky Montain News, Colorado, Jumat, sang suami juga didakwa telah memperkosa pembantunya tersebut berkali-kali. Kasus tenaga kerja wanita yang menjadi korban kesewenang-wenangan majikan di AS tersebut bukan pertama kalinya terjadi. Bulan April lalu pengadilan Boston juga mendakwa seorang wanita asal Saudi karena memaksa dua pembantu rumah tangga asal Indonesia untuk bekerja dengan bayaran sangat minim dan menahan paspor mereka. Homaidan Al-Turki (36) dan isterinya Sarah Khonaizan (35) kini masih ditahan. Dalam sidang di Denver, ibukota negara bagian Colorado hari Jumat (WIB) lalu, disebutkan bahwa Al Turki dan Khonaizan membawa seorang wanita Indonesia tersebut ke AS pada tahun 2000 untuk tugas sebagai pembantu rumah tangga, termasuk mengurus anak, dengan gaji sangat kecil atau bahkan tidak sama sekali. Wanita Indonesia berusia 20 tahunan itu, demikian pernyataan jaksa, tidak bisa berbuat banyak karena ditakut-takuti dengan berbagai cara intimidasi oleh majikannya, termasuk pemerkosaan. Mereka juga menyembunyikan paspor wanita yang tidak disebutkan namanya tersebut. Keduanya dituduh melakukan pelanggaraan berupa pemaksaan tenaga kerja, perbudakan dan menyembunyikan imigran gelap. Al-Turki, jika terbukti bersalah, bisa terkena hukuman penjara seumur hidup karena tuduhan terhadapnya ditambah dengan tindak perkosaan, kata jurubicara kejaksaan Colorado, Jeff Dorschner. Ia dikenakan 12 pasal perkosaan, dua pasal penculikan, serta pasal pemerasan dan penyekapan. Pengadilan juga akan menyita aset milik pasangan Saudi tersebut, termasuk rekening di bank atas nama Al Basheer Publications and Translation, dan mengupayakan wanita Indonesia tersebut mendapat hak-haknya selama sebagai pekerja senilai 92,700 dolar AS.(Ant/Ol-1) [Non-text portions of this message have been removed] *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ppiindia] Cristiano Ronaldo, Sebuah Pesan Cinta dari Portugal
KOMPAS Minggu, 12 Juni 2005 Cristiano Ronaldo, Sebuah Pesan Cinta dari Portugal DI Stadion Neusu, Banda Aceh, Sabtu (11/6) siang, sebuah kekisruhan kecil terjadi. Begitu Cristiano Ronaldo menuruni bus, ribuan orang yang sejak pagi menunggunya, langsung menyerbu, ingin melihat bintang muda sepak bola itu dari dekat. Sebagian ingin menyentuhnya atau sekadar bersalaman. Kelelahan setelah terbang lebih dari 20 jam dari Lisabon, Portugal-dan hanya istirahat sebentar di Bandara Cengkareng, Jakarta-wajah Ronaldo yang tadinya berseri-seri, langsung muram menyaksikan antusiasme yang berlebihan dari masyarakat Aceh itu. Bintang sepak bola klub Manchester United itu kemudian ngambek, dan kembali ke bus. Setelah situasi tak juga bisa dikendalikan, dia kemudian meminta pulang ke Jakarta. Sedianya di Stadion Neusu, Ronaldo ingin secara simbolis memberikan bantuan kemanusiaan untuk para korban bencana tsunami. Apa boleh buat. Tidak adanya antisipasi dari panitia, serta tidak diperhitungkannya kondisi kelelahan fisik Ronaldo setelah terbang ribuan mil jauhnya, membuat acara di Neusu menjadi berantakan. Kacau balau. Belum lagi, sejumlah acara penggalangan dana dan coaching clinic, sudah menanti Ronaldo di Jakarta, hari Minggu pagi. Maka, tak perlu gundah menyaksikan Ronaldo berwajah muram dan ngambek. Insiden kecil di Neusu itu hendaknya menjadi bahan pelajaran bagi kita semua. Di pesawat yang membawanya kembali ke Jakarta, Ronaldo menyampaikan permintaan maafnya. Menurut dia, dia hanya kelelahan karena baru saja bertanding memperkuat Portugal dan terbang dari Lisabon selama 20 jam lebih. Saya minta maaf atas kejadian tadi. Saya hanya kelelahan, tapi di atas semua itu saya senang bisa mengunjungi Aceh. Saya berharap bisa kembali ke Aceh, ujar bintang kelahiran Madeira, 5 Februari 1985, tersebut. RONALDO datang ke Nanggroe Aceh Darussalam dengan sebuah misi cinta teramat mulia. Dia menjadi duta khusus negaranya, Portugal, untuk memberikan bantuan kemanusiaan bagi korban bencana tsunami. Memang sudah banyak sekali pihak yang datang untuk mengulurkan bantuan ke Aceh dan Sumatera Utara setelah tragedi tsunami, Desember lalu. Namun, kehadiran Ronaldo di Tanah Rencong tetap punya makna tersendiri. Pertama, kehadiran Ronaldo di Aceh adalah berkat Martunis, seorang bocah kecil korban tsunami yang selamat setelah berjuang hidup selama 19 hari. Kedua, Ronaldo datang ke Aceh bukan sekadar mewakili tim nasional Portugal, atau bangsa Portugal. Terlebih, dia datang sebagai duta anak muda yang peduli pada penderitaan orang lain. Perjalanan Ronaldo ke Indonesia memang dipicu si bocah Martunis. Kostum tim nasional Portugal, yang dipakainya saat ditemukan selamat dari bencana tsunami adalah awal dari segalanya. Ketika gambar the survivor Martunis berkostum nomor 10 milik Rui Costa beredar di seluruh dunia, publik Portugal tercengang. Setengah tak percaya, setengah kagum, badan tertinggi sepak bola Portugal langsung mencari tahu, siapakah gerangan si bocah tersebut. Tiga hari setelah gambar Martunis disiarkan stasiun televisi CNN, Kedutaan Besar Indonesia di Portugal mengontak Kompas. Anda bisa membantu kami mencari tahu di manakah sekarang Martunis berada. Orang-orang Portugal sibuk mencari dia, ujar Ahmad Ghozali, staf Kedubes RI di Lisabon, di ujung telepon. Beberapa bulan kemudian, tepatnya tanggal 29 Mei 2005, Martunis tiba di Lisabon, Portugal. Dia memang diundang khusus oleh Federasi Sepak Bola Portugal untuk menyaksikan langsung pertandingan babak kualifikasi Piala Dunia 2006. Didampingi ayahnya, Sarbini, Martunis benar-benar diperlakukan seperti raja. Di Stadion Luz dia duduk berdampingan dengan Rui Costa menyaksikan kesebelasan Portugal menghantam Slowakia 2-0. Sebelum pertandingan, pejabat-pejabat penting sepak bola Eropa bergantian menyalaminya dan menyambutnya secara istimewa. Bahkan, legenda sepak bola Portugal, Eusebio, tak bisa menahan diri untuk ikut memeluk si bocah Martunis. Sehari sebelum pertandingan, Martunis menjadi tamu kehormatan di Oeiras, markas kesebelasan nasional Portugal. Dia disambut pelatih Luis Felipe Scolari dan kapten Luis Figo serta seluruh skuad nasional Portugal. MARTUNIS yang kehilangan ibu kandung serta saudara-sauranya kini terus menaburkan senyum. Tentu, kehilangan ibu dan saudara masih menjadi tragedi tersendiri di hati Martunis, namun pemulihan luka jiwanya terasa begitu cepat. Barangkali, Martunis memang patut berterima kasih kepada Ronaldo. Dari mulut Ronaldo-lah pertama kali terlontar rasa simpati terhadap Martunis. Dia akan saya undang ke Manchester, menyaksikan pertandingan Manchester United. Saya akan mengajaknya jalan-jalan di Manchester, ujar Ronaldo beberapa saat setelah gambar Martunis tersiar di layar CNN. Setelah itu, simpati datang dari Portugal. Pelatih Scolari kemudian mengoordinasi dana untuk membangun rumah bagi Martunis di Banda Aceh. Federasi Sepak Bola Portugal juga menyumbang 40.000 euro (sekitar Rp 470 juta) untuk keluarga Martunis. Sabtu kemarin,
[ppiindia] Reinkarnasi Orde Baru
MEDIA INDONESIA Senin, 13 Juni 2005 Reinkarnasi Orde Baru Laode Ida, Wakil Ketua DPD, Jakarta SETELAH tujuh tahun lebih kita berada dalam era reformasi, sekonyong-konyong pemerintah berupaya mereinkarnasi pendekatan keamanan dengan membentuk desk Badan Koordinasi Intelijen Daerah (Bakorinda) termasuk mengaktifkan sistem pengamanan swakarsa (pamswakarsa). Kebijakan ini jelas terasakan sangat ironis di tengah upaya men-civilize seluruh warga bangsa ini sehingga bisa lebih mengekspresikan derajat keadaban yang tinggi. Arus transformasi sosio-kultural seperti itu jelas berseberangan secara antagonistik dengan pendekatan keamanan melalui mekanisme intelijen. Dalam pendekatan yang biasa dilakukan oleh umumnya negara yang otoriter itu, setiap orang selalu menjadi objek kecurigaan secara apriori, di mana pemerintah (penyelenggara negara) menganggap semua pihak harus diwaspadai, karena dianggap sebagai 'lawan' dari rezim yang tengah berkuasa. Cara-cara yang dilakukan seperti memata-matai dan mengintimidasi bagi siapa-siapa yang bersikap kritis terhadap pemerintah, sehingga tak ada pihak yang bisa lebih secara berani dan terbuka melakukan perlawanan terhadap setiap kebijakan yang diambil. Dengan kata lain, kebijakan seperti itu merupakan ekspresi nyata dari pemerintahan yang ketakutan terhadap warga negara bahkan saudara sendiri. Siapa pun tahu, kebijakan seperti itu pernah menjadi instrumen utama rezim otoriter Orde Baru. Koordinasi intelijen dilakukan dengan sangat rapi, mulai dari Jakarta (pusat) hingga sampai ke desa-desa. Di lingkungan Departemen Dalam Negeri (Depdagri) dilembagakan sistem intelijen di bawah koordinasi Ditjen Sospol (pusat), Dit Sospol (provinsi), dan kantor Sospol (kabupaten/kota). Di tingkat desa/kelurahan ditempatkan seorang aparat keamanan khusus yang disebut Babinsa (Badan Pembina Desa/Kelurahan) yang berasal dari unsur TNI atau Polri. Dalam konteks ini dapat dikatakan, semua elemen di seluruh jajaran dan level pemerintahan sebenarnya boleh dikatakan sebagai bagian tak terpisahkan dari sistem dan instrumen intelijen, di mana bagian dari tugas mereka adalah mencari dan melaporkan 'kesalahan' pihak yang dicurigai atau dipersepsikan tidak sejalan dengan pemerintah itu. Korbannya dari pihak warga sendiri pun tak bisa dihindari, dengan banyaknya para aktivis yang dipenjara, diintimidasi, ditindaki dengan kekerasan oleh instrumen negara, termasuk mereka yang diculik dengan berbagai perlakuan yang tidak manusiawi. Tetapi, sejarah sosial dan politik juga membuktikan kepada kita, bahwa pendekatan keamanan dan kekerasan yang diterapkan pemerintah tidak bisa bertahan lantaran berhadapan dengan arus besar gerakan demokratisasi dan HAM (hak asasi manusia). Kiat pemerintah di penghujung era Soeharto hingga era transisi penggantinya, BJ Habibie, dengan mencoba menerapkan pamswakarsa untuk membendung arus kelompok-kelompok masyarakat sipil yang kritis, juga gagal. Justru yang muncul adalah warga sipil yang jadi korban. Soalnya, melalui pamswakarsa, barisan warga sipil diorganisasi dengan cara-cara aparat keamanan negara (militer dan Polri) untuk menghadapi saudaranya sendiri. Sementara aparat keamanan hanya menjadi pengendali di antara 'perang sipil arahan pemerintah' itu yang pada akhirnya disadari sebagai kebijakan negara yang tak berperadaban. Pertanyaannya, mengapa kebijakan itu kini hendak dihidupkan kembali? Saya mencoba memahami upaya kebijakan itu dengan tiga argumen saling terkait. Pertama, retorika klasik pemerintah yang sama dengan argumen-argumen era Orde Baru, yakni untuk menjamin rasa aman masyarakat. Argumen ini memang sekilas bisa memperoleh pembenaran, karena memang pemerintah berkewajiban menciptakan rasa aman bagi masyarakatnya. Apalagi akhir-akhir ini sejumlah teror bom melanda Indonesia, adanya pergerakan jaringan teroris di wilayah Nusantara utamanya belum tertangkapnya Dr Azahari dan Nurdin M Top, termasuk di antaranya masih cenderung akan munculnya konflik horizontal di tingkat lokal di beberapa daerah di Indonesia, dianggap sebagai bagian yang harus diantisipasi dengan pendekatan keamanan. Kedua, kecuali itu, agenda internasional yang terkesan sangat dipaksakan oleh negara-negara maju di mana kita tergantung secara ekonomi, yakni 'perang melawan terorisme', menciptakan stabilitas lokal dalam rangka menjamin kepastian dan keberlanjutan investasi milik para kapitalis internasional. Tampaknya kita tak punya daya untuk melawan kehendak politik dan modal asing itu, sehingga kebijakan yang diambil oleh pemerintah pun bisa sembarangan atau tak cerdas lagi. Ketiga, berbagai kebijakan pemerintah sekarang yang akan memerankan kalangan pebisnis baik dari luar maupun dalam negeri (atau jaringan keduanya), dianggap perlu untuk segera diimplementasikan dengan mengantisipasi berbagai kemungkinan munculnya sikap kritis atau ketidaksetujuan masyarakat di daerah. Pemerintah daerah (pemda) diharapkan bisa berperan aktif untuk
[ppiindia] Reorganisasi Lembaga Intelijen
MENDIA INDONESIA Senin, 13 Juni 2005 Reorganisasi Lembaga Intelijen Aris Santoso, Pengamat TNI, Jakarta PEMERINTAHAN SBY berencana mendirikan lembaga intelijen 'baru' dengan nama Bakorinda (Badan Koordinasi Intelijen Daerah). Masih terjadi silang pendapat mengenai Bakorinda ini, termasuk di kalangan elite politik sendiri. Hal ini merupakan pertanda bahwa pemerintah sendiri sebenarnya belum menemukan rumusan final tentang fungsi dan wewenang mengenai institusi intelijen tersebut. Pertanyaannya kini, masih perlukah dibentuk lembaga intelijen baru? Dan apa relevansinya? Pertanyaan ini wajar, mengingat pemerintah kita termasuk yang sering mengadakan bongkar pasang lembaga intelijen. Tidak kunjung mapannya struktur lembaga intelijen merupakan cerminan bahwa selalu ada yang tidak beres dalam politik (baca: kekuasaan) negeri kita. Di masa Orde Baru, selain Bakin (kini BIN) dan Bais, kita mengenal Kopkamtib, yang memiliki jaringan intelijen sendiri. Ada juga lembaga intelijen 'semiresmi' Opsus (Operasi Khusus) di bawah Ali Murtopo, yang memiliki akses langsung pada Presiden Soeharto. Di penghujung kekuasaannya, Soeharto masih sempat mendirikan lagi lembaga ekstrajudisial, yang juga tidak jelas fungsinya, yaitu Posko Kewaspadaan Nasional. Model DPKN Ketimbang membentuk lembaga baru semacam Bakorinda yang belum jelas prospeknya, bukankah lebih baik mengoptimalkan saja instrumen yang sudah ada, baik dari unsur kepolisian maupun Koter (Kodam, Korem, dan Kodim). Pembentukan lembaga baru justru akan merepotkan aparat di lapangan karena akan terjadi tumpang-tindih wewenang antarlembaga intelijen. Sementara kalau ada peristiwa yang berakibat fatal, tentu aparat di lapangan (umumnya berpangkat rendah) pula, yang pertama-tama terkena tindakan atasan. Masalahnya memang soal koordinasi. Cukup sering kita dengar adanya 'tabrakan' antar-aparat intelijen, baik saat rapat koordinasi maupun sewaktu tugas di lapangan, dengan saling menyalahkan melalui alat komunikasi handy-talky. Kacaunya koordinasi makin bertambah parah ketika Polri dilepaskan dari TNI, yang oleh Panglima TNI Jenderal E Sutarto disebut sebagai arogansi sektoral. Kalau seorang Panglima TNI saja berkata seperti itu, berarti realita di lapangan, yaitu konflik antara anggota intelijen TNI dan Polri, bisa jadi lebih keras lagi. Di masa lalu Polri pernah memiliki dinas intelijen sendiri, yang disebut DPKN (Dinas Pengawas Keamanan Negara). Ketika DPKN dibubarkan, fungsi DPKN diambil alih Bais, yang lebih berjiwa militer ketimbang polisi. Sejak DPKN dilikuidasi, praktis kemampuan institusi intelijen Polri menjadi lumpuh. Untuk pengamanan (dalam negeri) guna menghadapi berbagai bentuk ancaman dan teror, tentu yang perlu diperkuat adalah lembaga intelijen Polri. Ada baiknya lembaga semacam DPKN bisa diaktifkan kembali. Memang ada lembaga semacam Intelpampol atau Baintelkam Polri, namun performa dan citranya tidak sekuat DPKN. Tidak ada salahnya mengambil teladan dari masa lalu kalau itu memang bermanfaat bagi masyarakat. Sebagai perbandingan, DPKN itu kira-kira seperti FBI di Negeri Paman Sam. Sedikit ilustrasi tentang DPKN. Anggota DPKN berbeda dengan anggota polisi pada umumnya. Selain memiliki kemampuan khusus, mereka saat bertugas umumnya tidak berseragam. Dengan kemampuan khususnya, anggota DPKN disebar di berbagai lapisan masyarakat, seperti buruh, politisi, ormas, sekte agama tertentu, birokrat, hingga kalangan pengusaha. Asumsinya, DPKN bisa mendeteksi segala potensi gejolak masyarakat, kemudian diambil langkah untuk mengantisipasinya. Saya kira DPKN masih relevan untuk diberlakukan kembali. Paradigma lama Perluasan lembaga intelijen dengan alasan apa pun harus kita tolak karena bertentangan dengan aspirasi demokrasi yang kini sedang berkembang. Kalau tetap 'dipaksakan' dibentuk, berarti pemerintah sekarang kurang peka atas apa yang dirasakan rakyat, yang masih trauma dengan lembaga intelijen, bahkan hingga sekarang. Dari perjalanan waktu kita mengetahui, penguasa lebih suka menjadikan lembaga intelijen sebagai pelayan kekuasaan, bukan pelayan negara dan rakyatnya. Paradigma seperti inilah yang menjadi dasar, lembaga intelijen terlibat dalam berbagai rekayasa, yang bertujuan agar rakyat semakin tunduk pada penguasa. Berkenaan dengan peristiwa hasil rekayasa ini, kita menemukan keganjilan, ketika aparat intelijen justru menjadi bagian dari terciptanya ancaman. Kira-kira bagaimana pandangan SBY sendiri terhadap fenomena intelijen? Kebetulan selama kariernya di militer, SBY tidak pernah secara khusus berdinas di bidang intelijen, namun ia memiliki pandangan yang menarik tentang intelijen. Saat menjabat Pangdam II/Sriwijaya (1997), SBY pernah berkata ''how to win the heart and the mind of the people''. Artinya, SBY setuju dengan cara-cara persuasif dalam operasi intelijen. Kalimat SBY tersebut, kini menjadi semacam doktrin Opster (Operasi Teritorial) TNI-AD. Bila pandangan SBY pribadi terhadap
[ppiindia] Ketika Intel Mengepung Kita
MEDIA INDONESIA Senin, 13 Juni 2005 Ketika Intel Mengepung Kita Indra J Piliang, Peneliti CSIS, Jakarta KETIKA Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia M Ma'ruf menyatakan keinginan pemerintah untuk membentuk Pam Swakarsa guna menghadapi kaum teroris, justru yang terbayang dalam benak saya adalah gelombang teror baru. Keberadaan Pam Swakarsa menjelang sidang tahunan MPR 1999 belum dievaluasi. Malahan, terdapat indikasi penggunaan dana nonbujeter Bulog ketika kelompok pengaman swasta yang dibentuk pemerintah itu aktif. Dalam suasana destabilisasi dan demoralisasi alat-alat pengamanan dan pertahanan negara saat itu, pemerintah terkesan mengeluarkan langkah-langkah darurat, reaktif dan instantif. Pam Swakarsa lahir ketika negara dalam keadaan tidak menentu dan zaman yang tidak normal. Ketika zaman sudah mulai normal, tiba-tiba pemerintah kembali mengemukakan pendapat itu. Tidak hanya itu, Mendagri yang tidak membawahi polisi ini bergerak lebih jauh dengan keinginan membentuk Desk Antiteror. Desk ini mengingatkan kita kepada Detasemen 88 yang dimiliki oleh Polri. Tumpang-tindih pertama langsung terlihat ketika Depdagri mengambil alih sebagian fungsi Polri yang juga memiliki Badan Intelijen Kepolisian (BIK). Lantas, apakah langkah-langkah kuda Mendagri ini bagian dari rencana awal pemerintahan Yudhoyono? Seolah muncul keragu-raguan kepada kinerja Kapolri. Ataukah langkah ini justru bukan bagian dari rivalitas para elite, melainkan justru mengarah kepada pengebirian kehidupan demokrasi? Nyatanya benar saja. Tidak kurang dari Presiden Yudhoyono dan Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto sendiri yang mengungkapkan keinginan yang lebih dahsyat, yakni diaktifkannya Badan Koordinasi Intelijen Daerah (Bakorinda). Bahkan, menurut Wakil Presiden Jusuf Kalla, koordinasi yang akan dilakukan intelijen Polri, TNI, kejaksaan, pemerintah daerah, dan masyarakat akan dilakukan hingga ke tingkat rukun tetangga (RT) dan rukun warga (RW). Prakarsa untuk membentuk Pam Swakarsa, Desk Antiteror, dan Bakorinda juga patut dianggap sebagai upaya konsolidasi pemerintah untuk menjawab berbagai spekulasi menyangkut kelemahan dalam menghadapi teror dan terorisme. Bom Tentena yang diduga bukan diledakkan oleh kelompok teroris paling dicari, yakni kelompok Dr Azahari dan Noordin M Top yang berkewarganegaraan Malaysia, serta dianalisis Sydney Jones bukan bagian dari gerakan Jemaah Islamiyah, melainkan datang dari 'oknum' pegawai negeri sipil sendiri, mungkin juga bagian dari pemicu dimunculkannya kebijakan ini. Sebuah bom rakitan yang meledak di rumah kontrakan Abu Jibril 'seolah' makin mengukuhkan argumen, betapa lingkungan warga tidak imun dari teror. Sebagaimana halnya dengan upaya bersih diri yang dilakukan oleh rezim Soeharto awal, tampaknya rezim SBY juga berpikir ke arah sana. Bom seolah mempunyai mata, mulai meledak di rumah penduduk, pasar tradisional, sampai angkutan umum yang membawa rakyat jelata. Tetapi, lagi-lagi persoalannya bukan terletak di situ. Yang diabaikan oleh rezim ini justru modal sosial yang sudah dimiliki oleh bangsa ini. Semakin sedikit muncul gerakan-gerakan mobilisasi atas nama laskar-laskar sipil yang dibentuk oleh masyarakat. Isu-isu terorisme bahkan mulai dianggap sebagai bukan persoalan penting oleh masyarakat. Entah dari mana datangnya sumber informasi, justru media massa menghadirkan ketakutan dengan isu-isu yang mulai spesifik, misalnya 'tiga mobil pembawa bom masuk Jakarta'. Spekulasi itu pun tidak menimbulkan histeria massa, bahkan masyarakat dengan santai tetap menjalankan aktivitasnya. Modal sosial yang semakin kuat, justru berbanding terbalik dengan beragam kegagalan antisipasi atas persoalan-persoalan sosial dengan tipologi yang hampir mirip. Kasus busung lapar, misalnya, sudah pernah terjadi, namun kini tetap terjadi. Akibatnya, masyarakat semakin kehilangan preferensi atas model-model penyelesaian persoalan yang mereka hadapi atas panduan pemerintah. Sikap apatis menguat, seolah persoalan-persoalan itu hanyalah bagian dari reality show yang dihadirkan oleh televisi. Atas kasus busung lapar itu, toh pemerintah tidak membentuk desk antilapar atau badan koordinasi antilapar daerah. Dengan rencana pembentukan Pam Swakarsa, Desk Antiteror Depdagri, dan Bakorinda, pemerintah sebetulnya kian meminggirkan ruang-ruang partisipasi sosial dan modal sosial yang sudah tersedia. Bukan hanya itu, ketika iklim demokrasi sedang bangkit, selayaknya public sphere meluas. Namun kenyataannya, justru pemerintah semakin menunjukkan agenda-agenda terbuka dan tersembunyi untuk mengendalikan ruang-ruang itu. Sehingga yang terjadi adalah kian menjauhnya pemerintah dari publik. Pemerintah berjalan ke utara, ketika masyarakat justru sedang bergerak ke selatan. Selain itu, tiga rencana pemerintah tersebut menjadikan potensi konflik komunal dan horizontal juga telah di ambang pintu. Selain akan bermasalah dari segi koordinasi, kebijakan-kebijakan itu akan
[ppiindia] Ketua Ikohi Terima Ancaman Pembunuhan
mugi juga pernah diculik dan disiksa setelah terjadinya peristiwa 27 juli 1996 (jalan diponegoro, jakarta). diluar tahanan mugi berswara, mugi tak mau diam, kerna mugi tau bahwa kekejaman itu harus diungkapkan, dan otaknya kasus penculikan itu diseret ke pengadilan! lantas aktivis orang hilang diancam? wah, ini masalah yang sangat urgent bila kita mau bicara soal demokrasi dan tetek bengeknya! pemerintah sekarang ini mengklaim diluaran bahwa mereka telah berdemokrasi-ria. padahal banyak megakasus yang sampai saat ini masih tertutup awan hitam, seperti tragedi 65, peristiwa 98, dstnya... ===00=== http://www.sinarharapan.co.id/berita/0506/01/nas13.html Ketua Ikohi Terima Ancaman Pembunuhan JAKARTA Ketua Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia (Ikohi) Mugianto menerima ancaman pembunuhan dari seseorang yang mengaku sebagai Pembela Soeharto. Menurut Koordinator Divisi Kampanye Ikohi, Sinnal Blegur, kepada SH, Rabu (1/6), ancaman itu muncul dalam surat yang dikirimkan ke Sekretariat Ikohi di Jl. Borobudur No.14, Jakarta Pusat, tanggal 25 Mei lalu. Dalam surat itu, seseorang yang mengaku sebagai pembela Soeharto (mantan presiden RI), dengan nama M.Julfikar, mengancam akan membunuh Mugianto dalam waktu 15 hari sejak surat ancaman itu dikirim. Mugianto sendiri saat ini berada di Bangkok. Sinnal mengatakan surat ancaman itu diyakini terkait dengan desakan Ikohi kepada Tim Penyelidik Penghilangan Orang Secara Paksa Komnas HAM pada 15 Mei 2005 agar Soeharto selaku Panglima Tertinggi TNI dan Presiden RI, diperiksa. Desakan pemeriksaan ini, menurut Ikohi, berdasarkan asumsi bahwa Soeharto telah memberikan daftar 28 nama para aktivis pro-demokrasi kepada Prabowo Subianto selaku Danjen Kopassus. Daftar nama aktivis itulah yang menjadi sasaran bagi Tim Mawar untuk diculik dan dihilangkan pada periode 1997-1998. Menanggapi surat ancaman itu, Selasa (31/5), Ikohi mengadukan ancaman itu ke Mabes Polri dan diterima oleh Kombes Anton Charlian. Ikohi menilai, ancaman itu sangat serius dan meminta aparat kepolisian menanggapinya dengan serius. (san) - Discover Yahoo! Get on-the-go sports scores, stock quotes, news more. Check it out! [Non-text portions of this message have been removed] *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ppiindia] Menneg BUMN Bantah Janjikan Spin Off
http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=111751 Menneg BUMN Bantah Janjikan Spin Off Senin, 13 Juni 2005 JAKARTA (Suara Karya): Menneg BUMN Sugiharto membantah bahwa pemerintah berjanji memenuhi keinginan masyarakat di daerah menyangkut pemisahan (spin off) PT Semen Padang (SP) dan PT Semen Tonasa (ST) dari PT Semen Gresik. Siapa yang menjanjikan (spin off), katanya usai sebuah diskusi yang diselenggarakan masyarakat ekonomi syariah di Jakarta, Jumat malam pekan lalu. Sugiharto mengaku tidak mengetahui bahwa tuntutan pemisahan Semen Padang dari Semen Gresik merupakan bagian program Semen Gresik. Dia menyebutkan, kehendak memisahkan Semen Padang dan Semen Tonasa dari Semen Gresik merupakan persoalan Semen Gresik. Menurut Sugiharto, ihwal spin off itu lebih diketahui oleh direksi Semen Gresik ketimbang Menneg BUMN. Namun dia mengaku akan menerima laporan direksi Semen Gresik, Selasa atau Rabu pekan ini, menyangkut masalah spin off tersebut. Perihal janji pemerintah memenuhi tuntutan pemisahan Semen Padang dan Semen Tonasa dari Semen Gresik pernah dilontarkan pendahulu Sugiharto, yakni Menneg BUMN Laksamana Sukardi dan Deputi Menneg BUMN Roes Aryawijaya. Niat spin off Semen Padang sudah jelas dilakukan mengikuti perundang-undangan yang berlaku, ujar Roes, beberapa waktu lalu. Serikat pekerja Semen Gresik, Semen Padang, dan Semen Tonasa sendiri baru-baru ini sepakat mendukung spin off ini. Serikat pekerja tiga perusahaan telah sepakat mendukung spin off. Namun prioritas kami saat ini adalah keluarnya Cemex (investor) dari Semen Gresik Group, ujar Ketua Serikat Pekerja Semen Padang Firdaus Kewe. Menurut Firdaus, paling penting saat ini adalah Cemex segera melepaskan seluruh saham yang mereka kuasai di Semen Gresik. Masalah penjualan saham Cemex itu sendiri, menurut rencana dibicarakan dalam rapat umum pemegang saham Semen Gresik pada 27 Juni 2005. Dalam kaitan ini, manajemen Semen Gresik memastikan akan mendukung penjualan saham itu sepanjang dilaksanakan secara berkeadilan dan tidak ada yang dikorbankan. Begitu pula Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) H Irman Gusman. Ia menilai, rencana Cemex keluar dari Semen Gresik dengan menjual seluruh saham yang mereka kuasai harus ditindaklanjuti dengan pemisahan Semen Padang dari Semen Gresik. Menurut Irman, saat Cemex keluar dari Semen Gresik merupakan waktu yang tepat untuk pelaksanaan pemisahan Semen Padang dari Semen Gresik. Dia menyatakan mendukung penuh rencana pemisahan Semen Padang dari Semen Gresik ini.Irman menyebutkan, perjanjian penjualan saham Cemex itu harus memuat klausul pemisahan Semen Padang dari Semen Gresik. Pemisahan tersebut harus dijadikan persyaratan bagi investor yang berniat membeli saham Cemex di Semen Gresik. (Indra) [Non-text portions of this message have been removed] *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ppiindia] Fenomena Bank dalam Bank
http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=111809 Fenomena Bank dalam Bank Oleh Susidarto Senin, 13 juni 2005 Kejahatan perbankan memiliki banyak sisi/muka. Salah satu wujud kejahatan perbankan yang menarik untuk dicermati adalah munculnya praktik bank dalam bank. Yakni, sebuah praktik mirip bank (menghimpun dana dari masyarakat dan kemudian menyalurkannya) yang dilakukan oleh oknum bankir, namun dana masyarakat yang masuk tidak diadministrasikan dalam pembukuan bank. Salah satu kasus yang belakangan mencuat ke permukaan membuktikan hal ini. Salah satu kasus yang belakangan mencuat terkait dengan raibnya simpanan beberapa nasabah Lippo Karawaci Tbk, sebuah perusahaan properti di kelompok usaha Lippo. Mereka mengadukan dugaan penipuan berkedok bilyet deposito Kavling Serasi yang konon menawarkan keuntungan (suku bunga) yang aduhai tinggi, berupa suku bunga 12-14 persen, jauh melebihi rata-rata suku bunga deposito perbankan pada umumnya. Namun, saat jatuh tempo, dana-dana itu tidak dapat dicairkan kembali. (Kompas, 27 Mei 2005). Dua pelanggaran yang telah dilakukan manajemen Lippo Karawaci adalah mengumpulkan dana nasabah yang dilakukan lembaga keuangan non-bank, dalam hal ini oleh perusahaan properti Lippo Karawaci Tbk, dan dugaan penipuan dengan surat bilyet Kavling Serasi yang ternyata berujung wanprestasi. Nasabah baru terkesima, sewaktu kesulitan untuk mencairkan hasil investasinya. Maklum, dana yang sudah diivestasikan ternyata sudah ditilep oleh oknum-oknum bankir yang bersangkutan. Produk Bodong Kasus di atas sebenarnya sudah muncul sejak awal tahun 2004 lalu. Maklum, yang dijual adalah produk bodong, yakni produk yang bukan merupakan produk bank, tapi dijual oleh (oknum) bankir. Karena bukan merupakan produk pendanaan dari bank, maka produk ini pun tidak masuk dalam skema penjaminan pemerintah (unit pelaksana penjaminan pemerintah/UP3) alias mengandung risiko tinggi. Namun, sejak diluncurkan beberapa periode sebelumnya, produk yang mengait dengan properti (kapling tanah) kavling serasi ini laris manis bak kacang goreng. Sebelumnya, produk ini belum menuai korban. Namun, akhir tahun lalu, produk ini mulai menuai badai. Pasalnya, beberapa nasabah yang memiliki investasi bernilai miliaran rupiah, ternyata tidak bisa menjual kembali (mencairkan pokok simpanannya) produk yang sudah terlanjur dibelinya. Sebab musababnya, oleh oknum petugas bank yang bersangkutan (kepala cabang yang merangkap sebagai tenaga pemasar), dana hasil investasi ini tidak disalurkan ke perusahaan yang memang mengelola investasi tersebut, namun dipakai untuk keperluan pribadi dan kelompok (kolega)-nya. Jadilah produk ini sebuah investasi bodong, alias palsu. Untuk itu, dibuatlah bilyet produk investasi yang dijual secara palsu dengan cara memalsukan nomor bilyet investasi. Karena oknum yang menjual sekelas Kepala Cabang sebuah bank besar - selain juga menjanjikan iming-iming suku bunga (yield) yang cukup tinggi-, maka banyak nasabah yang (keblinger) percaya dan kemudian membenamkan dana miliaran rupiah ke dalam produk bodong ini. Nilai kumulatifnya mencapai puluhan miliar rupiah. Untuk menarik, dibuatlah hasil investasi yang cukup menggiurkan, sehingga mampu memancing nasabah yang memang sensitive price (peka terhadap suku bunga/yield). Pada saat awal, segala bentuk pembayaran bunga sanggup dipenuhi oleh oknum yang bersangkutan. Namun, lama kelamaan, setelah beberapa nasabah menjual kembali hasil investasinya (mencairkan pokok dananya), maka oknum tersebut mulai kelimpungan alias kesulitan likuiditas, akibat dananya sudah dipakai untuk keperluan lain. Bagaikan bank sakit, dia mulai kesulitan likuiditas, dan akhirnya terjadilah fenomena gagal bayar, di mana nasabah tidak bisa mendapatkan pokok simpanannya seperti yang dijanjikannya semula. Dalam konteks ini, bank yang bersangkutan tidak bertanggung jawab, karena memang bukan produk bank dan tidak mendapatkan jaminan dari BI. Kasus kedua lainnya adalah produk reksa dana bodong (alm) Bank Global. Awal kehancuran dan meledaknya skandal Bank Global hingga akhirnya menyeret bank ini ke dalam status dilikuidasi, berawal dari pengaduan para pemegang unit penyertaan reksa dana bodong, yang tidak masuk dalam pembukuan bank tersebut. Dana tersebut ternyata kembali masuk ke dalam pembukuan pribadi para pengelola sekaligus pemilik bank. Karena tidak masuk dalam pembukuan bank, maka bank menjadi kesulitan untuk membayarkan hasil penjualan kembali produk reksa dana bodong. Dari kedua contoh itu, terlihat jelas adanya fenomena praktik bank dalam bank, yang akhir-akhir ini marak terjadi. Oknum petugas bank, dalam hal ini tenaga pemasar dana hingga ke level kepala cabang, bahkan direksi bank, ternyata mencari sampingan penghasilan dengan menjadi agen penjual dari
[ppiindia] Privatisasi atau Profitisasi?
http://www.suaramerdeka.com/harian/0506/13/nas02.htm Analisis ekonomi Privatisasi atau Profitisasi? Didik J Rachbini MENTERI Keuangan baru-baru ini menagih Menneg BUMN untuk menyetorkan dana privatisasi 3,5 trilIun rupiah. Dana tersebut dimaksudkan sebagai penambal defisit di luar pemasukan dari migas dan nonmigas (pajak). Tagihan ini tentu mengagetkan Menneg BUMN yang tidak sama sekali mencantumkan agenda privatisasi sehingga berkelit mencari jalan lain untuk memenuhi tagihan tersebut. Pandangan ini tidak hanya berhenti pada Menneg BUMN. Sehari setelah itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla juga menyampaikan bahwa BUMN tidak akan dijual murah. Aset negara tersebut hanya akan dijual, jika negara dalam keadaan krisis ekonomi. Dengan demikian, gagasan privatisasi seperti dilakukan dua pemerintahan sebelumnya tidak akan dilakukan lagi pada pemerintahan sekarang. Sebagai jalan keluar, muncul gagasan Menneg BUMN Sugiharto untuk mengganti pendapatan dana APBN dari privatisasi BUMN dengan deviden BUMN. Gagasan ini cukup menarik, karena implikasinya adalah perintah Menneg kepada BUMN-BUMN untuk meningkatkan keuntungannya. Sementara itu, kondisi kebanyakan BUMN tidak cukup memadai untuk menyetorkan deviden yang besar dari keuntungannya. Namun setidak-tidaknya hal ini menjadi gagasan yang segar dalam wacana kebijakan publik. Selama ini untuk menambal defisit bolongnya APBN, pemerintah hanya mengambil jalan pintas dengan cara menjual harta yang produktif milik negara, yaitu BUMN. Gagasan ini selanjutnya bisa menjadi langkah yang produktif bagi keberlangsungan pembangunan ekonomi dengan cara tidak menjual murah aset negara yang baik. Pada satu sisi BUMN tidak serta merta dijual murah dan beralih menjadi milik swasta (luar negeri). Pada sisi lain pembangunan tetap terus dapat dibiayai dari sumber-sumber keuntungan BUMN itu. Pandangan seperti ini lebih sesuai dengan aspirasi politik yang berkembang sekarang. Implementasi gagasan ini akan mendapatkan dukungan dari masyarakat, karena dilakukan tidak melalui obral aset BUMN, tetapi mengambil deviden dari BUMN yang mempunyai keuntungan. Kebijakan ini berkesan tidak menyakitkan hati masyarakat. *** Secara faktual, APBN yang selalu defisit sangat memerlukan tambahan dana dari penerimaan-penerimaan bukan pajak. Di masa yang lalu, penerimaan dari defisit tersebut ditambal dengan menjual BUMN dengan murah, karena kondisinya di bawah tekanan kebijakan negara. Karena itu, jalan keluar yang dianggap solusi paling tepat waktu itu untuk menutupi defisit itu diambil dari perolehan dana privatisasi. Kaharusan pilihan kebijakan seperti ini menimbulkan luka publik, karena menjual aset negara terasa seperti dalam kondisi bangkrut, yang tertimpa tangga pula dengan keniscayaan mesti menjual aset BUMN-BUMN tersebut. Yang disayangkan pada waktu lalu adalah mengapa harus menjual angsa bertelur emas. Bukankah menjual telurnya saja sudah mendapat penerimaan yang cukup besar? Kebijakan seperti ini yang akan dilaksanakan oleh pemerintah saat ini. Kalangan DPR juga cenderung dengan kebijakan seperti ini, agar tidak terjadi kontroversi dan komplikasi lagi di tengah-tengah masyarakat. Harta benda produktif yang kita miliki adalah BUMN, yang tidak seharusnya dijual murah karena tekanan krisis dan tekanan pihak luar. Sementara itu, kebijakan privatisasi dengan cara menjual BUMN secara politik sudah berhadapan dengan masyarakat dan parlemen sehingga secara politik tidak layak. Karena itu, caranya harus diubah, untuk menambal defisit APBN Menneg dapat mengarahkan BUMN untuk megambil deviden agar bisa disetorkan ke kas negara. Beberapa BUMN mempunyai keuntungan, yang cukup memadai sehingga bisa dijadikan andalan untuk menyetor deviden sebagai pengganti dana privatisasi. Jadi, deviden dapat diambil dari sebagian keuntungan atau bahkan seluruh keuntungan BUMN, yang kemudian diserahkan kepada yang mempunyai saham, dalam hal ini pemerintah. Dengan cara ini, defisit APBN dapat diatasi. Secara politik ini merupakan kebijakan yang lebih bersifat elegan dan cukup baik. Selanjutnya, Menneg BUMN dapat melakukan langkah-langkah agar target-target keuntungan bisa lebih tinggi dari yang sekarang dan sebelumnya. *** Kalangan DPR mempunyai kecenderungan bersepakat dengan cara ini. Sebagai anggota Komisi VI DPR RI, saya telah meminta secara tertulis agar kinerja keuntungan BUMN dapat ditingkatkan, sehingga kebijakan seperti ini lebih mudah direalisasikan. Hal itu juga merupakan bagian dari materi rapat dengan Menneg BUMN, yang mesti menjadi perhatian lebih serius. Bahkan, Komisi VI DPR RI akan terus menagih target-target kuantitatif yang harus dicapai Kementrian BUMN, terutama dalam meningkatkan keuntungannya. Jika cara ini dilakukan, maka langkah-langkah lanjutan adalah meminta Menneg BUMN, yang diawasi oleh DPR, untuk menambah target kuantitatif keuntungan BUMN. Sementara itu, sebagian BUMN yang merugi harus ditekan tingkat
[ppiindia] Life from 2,000-year-old seed in Israel
Life from 2,000-year-old seed in Israel By Steven Erlanger The New York Times MONDAY, JUNE 13, 2005 JERUSALEM Israeli doctors and scientists have succeeded in germinating a date seed that is nearly 2,000 years old. The seed, nicknamed Methuselah, was taken from an excavation at Masada, the cliff fortress where, in A.D. 73, 960 Jewish zealots died by their own hand rather than surrender to a Roman assault. The point of growing the seed is to find out what was so exceptional about the original date palm of Judea, much praised in the Bible and the Koran for its shade, food, beauty and medicinal qualities, but long ago destroyed by the crusaders. The righteous shall flourish like the palm tree, says Psalm 92. They shall still bring forth fruit in old age. They shall be fat and flourishing. Dr. Sarah Sallon, who runs a project on Middle Eastern medicinal plants, said the date-palm tree in ancient times symbolized the tree of life. But Dr. Elaine Solowey, who germinated the seed and is growing it in quarantine, says plants grown from ancient seeds usually keel over and die soon, having used most of their nutrients in remaining alive. The plant is now 11.8 inches, or 30 centimeters, tall and has produced seven leaves, one of which was removed for DNA testing. Radiocarbon dating in Switzerland on a snip of the seed showed it to be 1,990 years old, plus or minus 50 years. So the date seed dates from 35 B.C. to A.D. 65, just before the famed Roman siege. Three date seeds were taken from Level 34 of the Masada dig. They were found in a storeroom and are presumably from dates eaten by the defenders, Sallon says. Mordechai Kislef, director of botanical archeology at Bar-Ilan University, had some date seeds from Ehud Netzer, who excavated Masada in the 1970s. Sallon recalled that They were sitting in a drawer, and when I asked for one, he said, 'You're mad,' but finally gave me three. She then gave the seeds to Solowey, an expert on arid agriculture and dates. Solowey took them even though I didn't have much hope that any would come up. Sallon is the director of the Louis L. Borick Natural Medicine Research Center at Hadassah Medical Organization, which she set up 10 years ago to study natural products and therapies, from Chinese medicine to the indigenous medicinal plants of the Middle East. The idea is to preserve these plants and their oral histories in a modernizing region, and also to domesticate them, evaluate them scientifically and then try to integrate them into conventional medicine. Solowey, who teaches agriculture and sustainable farming at the Arava Institute for Environmental Studies, based at Kibbutz Ketura in the southern Negev, works on finding new crops for arid and saline areas like Jordan, Gaza and Morocco. She also works with Sallon to domesticate indigenous plants that appear to have medicinal uses. Solowey, who grew up in the San Joaquin Valley in California, said: We've bred for yield and taste, but not hardiness, so we have a lot of plants as hardy as French poodles, so we have to spray to protect them, and then we pay the price. There isn't a cubic centimeter of water in the San Joaquin Valley that isn't polluted with something. Solowey planted the date seeds at the end of January after trying to draw them out of their deep dormancy. She first soaked the seeds in hot water to soften the coat, then in an acid rich in hormones, then in an enzymatic fertilizer made of seaweed and other nutrients. I've done other recalcitrant seeds, she said. It wasn't a project with a high priority. I had no idea if the food in the seed was still good, but I put them in new pots in new potting soil and plugged them into drip irrigation and kind of forgot about them. About six weeks later, she said, I saw the earth cracked in a pot and, much to my astonishment, one of these came up. The first two leaves looked odd, she said, very flat and pale. But the third looked like a date leaf with lines, and every one since has looked more and more normal - like it had a hard time getting out of the seed. Lotus seeds about 1,200 years old have been sprouted in China, and after the Nazis bombed London's Natural History Museum in World War II and a lot of water was used to put out the fire, seeds about 500 years old also germinated. But no one had done it from 2,000 years old, Sallon said. In the time of the Roman naturalist Pliny the Elder, forests of date palms covered the area from Lake Galilee to the Dead Sea and made Jericho famous; a date palm is featured on ancient coinage, as it is on the current Israeli 10-shekel coin. The
[ppiindia] Checking the threat that could be China
http://www.japantimes.co.jp/cgi-bin/geted.pl5?eo20050612a1.htm NEW U.S. DEFENSE POSTURE Checking the threat that could be China By RICHARD HALLORAN Special to The Japan Times HONOLULU -- When U.S. Secretary of Defense Donald Rumsfeld addressed the Shangri-la Security Dialogue in Singapore last weekend, most of the attention in the meeting and later in the press focused on his candid comments about China's military strategy, spending and modernization. The secretary barely touched on the fundamental revision in the U.S. defense posture that is intended to counter a potential threat from China or to respond swiftly to contingencies elsewhere, pointing only to a repositioning of U.S. forces worldwide that will significantly increase our capabilities in support of our friends and allies in this region. American defense officials in Washington, at the Pacific Command here in Hawaii, and in Asia have spent many months seeking to bring Rumsfeld's policy to reality. They have fashioned a plan intended to strengthen the operational control of the Pacific Command, enhance forces in the U.S. territory of Guam, tighten the alliance with Japan and streamline the U.S. stance in South Korea. As pieced together from American and Japanese officials, who cautioned that no firm decisions have been made, the realignment shapes up like this: ARMY: The U.S. Army headquarters in Hawaii will become a war-fighting command to devise and execute operations rather than one that trains and provides troops to other commands as it does now. The U.S. four-star general's post in Korea will be transferred to Hawaii. The 1st Corps at Fort Lewis, Washington, will move to Camp Zama, Japan, to forge ties with Japan's ground force. Japan will organize a similar unit, perhaps called the Central Readiness Command, to prepare and conduct operations with the U.S. Army. Japanese officials are considering elevating the Self-Defense Agency to a ministry and renaming Japan's Ground Self-Defense Force as the Japanese Army; same for the navy and air force. Shedding those postwar names would reflect Japan's emergence from its pacifist cocoon. In South Korea, the U.S. plans to disband the 8th Army, which has been there since the Korean War of 1950-53, to relinquish command of Korean troops to the Koreans and to minimize or eliminate the United Nations Command set up during the Korean War. A smaller tactical command will oversee U.S. forces that remain in Korea, which will be down to 25,000 from 37,000 in 2008. That may be cut further since Seoul has denied the U.S. the strategic flexibility to dispatch U.S. forces from Korea to contingencies elsewhere. MARINE CORPS: The Marines, who have a war-fighting center in Hawaii, will move the headquarters of the 3rd Marine Expeditionary Force (III MEF) to Guam from Okinawa to reduce the friction caused by the U.S. footprint on that Japanese island. How many Marines would move was not clear, but combat battalions will continue to rotate to Okinawa from the United States. Some U.S. officers are displeased because local politics rather than military necessity dictated the move. They asserted that the Tokyo government, despite its desire to reduce the burden on Okinawans, has blocked U.S. attempts to move forces to other bases in Japan. Other officers saw an advantage to having III MEF in Guam. If a Japanese government sought to restrict the movement of U.S. forces, III MEF would be able to operate without reference to Tokyo. AIR FORCE: The 13th Air Force moved to Hawaii from Guam in May to give that service a war-fighting headquarters like those of the other services. General Paul V. Hester, commander of the Pacific Air Forces, was quoted in press reports: We're building an air operations center and war-fighting headquarters that serves the entire Pacific region. The Air Force plans to establish a strike force on Guam that will include six bombers and 48 fighters rotating there from U.S. bases. In addition, 12 refueling aircraft essential to long-range projection of air power will be stationed at Guam's Andersen Air Force Base. Further, three Global Hawk unmanned reconnaissance aircraft will be based on Guam. Global Hawks can range more than 19,000 kilometers, at altitudes up to 21,000 meters, for 35 hours, which means they can cover Asia from Bangkok to Beijing with sensors making images of more than 100,000 sq. kilometers a day. In Japan, the Air Force is willing to share Yokota Air Force Base, west of Tokyo, with Japan's Air Self-Defense Force but has resisted opening the base to civilian aircraft, citing security concerns. Tokyo Gov. Shintaro Ishihara has demanded such rights. NAVY: Kitty Hawk, the conventionally powered aircraft carrier based at Yokosuka, Japan, is scheduled to be replaced by 2008. The U.S. wants to station a nuclear-powered carrier there, although some Japanese politicians would prefer the last of the
[ppiindia] Irshad Manji
http://islamlib.com/id/index.php?page=archivesmode=categoryid=3 Irshad Manji Oleh Ulil Abshar-Abdalla 06/06/2005 Saya kini sedang menikmati buku Irshad Manji, The Trouble with Islam Today. Dia bukan seorang sarjana muslim. Tapi dengan jujur dia telah mengungkapkan sesuatu yang dirasakan seorang muslim tentang Islam yang dipraktekkan dalam masyarakat. Saya mendapat banyak pelajaran dari buku ini, sebab pengarangnya adalah sedikit di antara muslimah yang berani melontarkan suara lain. Saya kini sedang menikmati buku Irshad Manji, The Trouble with Islam Today. Dia bukan seorang sarjana muslim. Tapi dengan jujur dia telah mengungkapkan sesuatu yang dirasakan seorang muslim tentang Islam yang dipraktekkan dalam masyarakat. Saya mendapat banyak pelajaran dari buku ini, sebab pengarangnya adalah sedikit di antara muslimah yang berani melontarkan suara lain. Jujur harus diakui, dalam hukum Islam banyak sekali bentuk-bentuk diskriminasi atas perempuan. Ini bukan berarti Islam tak membawa perbaikan bagi hak-hak perempuan. Islam telah membawa banyak hal positif bagi perempuan. Tapi, sementara definisi tentang hak-hak perempuan terus bergerak, hukum Islam mogok di tengah jalan, dengan alasan ia sudah ketentuan Tuhan yang tidak boleh diutak-utik. Ulama laki-laki seakan-akan seenaknya menjustifikasi diskriminasi itu dengan bersembunyi di balik hukum-hukum Tuhan yang konon tak boleh diubah. Ini sama dengan memakai agama untuk melanggengkan ketidakadilan. Karena itu sikap saya, sebagaimana Manji, jelas: Islam harus ditafsirkan terus-menerus sesuai dengan rasa keadilan yang berkembang dalam masyarakat. Islam tak boleh dihentikan geraknya dengan dalih Tuhan sudah memberi batas-batas yang jelas tentang perempuan. Bagi saya, hubungan antara agama dan pemeluknya bersifat dialektis ('alaqah jadaliyyah): agama tak bisa bersikap burung unta, acuh terhadap protes-protes yang dilontarkan pemeluknya. Agama harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan pemeluknya. Tapi pemeluk agama juga harus bisa menyesuaikan diri dengan visi moral yang dikehendaki agama. Hubungan dialektis antara agama dan pemeluknya itu mengandaikan bahwa agama dan pemeluknya saling menyesuaikan diri. Agama tak bisa meletakkan diri secara doktriner seperti diktator yang memaksakan hukum-hukumnya walau jelas hukum-hukum itu tak sesuai dengan kebutuhan umatnya. Tapi manusia juga tak bisa meletakkan dirinya secara absolut sebagai kriteria tunggal. Karena itu, pengalaman manusia dalam beragama sama pentingnya dengan teks ajaran itu sendiri. Ajaran agama muncul karena merespons pengalaman manusia dalam situasi yang spesifik, dan karena itu juga dibentuk oleh kondisi historis. Tapi agama, selain terkondisikan oleh sejarah, juga melampaui sejarah. Agama adalah di dalam sekaligus di luar sejarah. Salah satu sikap sebagian umat Islam yang saya anggap kurang tepat adalah anggapan bahwa Islam yang benar dan lurus sudah tersedia, sudah selesai, karena sudah terkandung dalam ajaran-ajaran yang diwedarkan oleh Kanjeng Nabi Muhammad. Umat Islam tak perlu repot-repot lagi mencari. Buat apa mencari jalan kebenaran, toh semuanya sudah tersedia dengan komplit dalam ajaran yang ada. Islam memang telah diwedarkan dengan tuntas oleh Nabi. Tapi penerapannya juga tidak semudah yang dibayangkan. Penerapan ajaran Nabi harus tetap kreatif dan dinamis, dan karena itu penelaahan rasional dalam bentuk ijtihad diperlukan. Di situlah proses pencarian Islam berlangsung. Anggapan bahwa semuanya telah selesai dan sempurna adalah cerminan dari kemalasan berpikir, spiritual complacency. Karena pencarian penting, maka pengalaman manusia juga menjadi penting. Agama tidak bisa menundukkan pengalaman manusia sepenuhnya, sebaliknya pengalaman manusia tidak bisa mengarahkan agama sepenuhnya. Yang terjadi adalah proses dialektis: Islam adalah imam sekaligus makmum terhadap umat Islam. Begitulah sebaliknya. Karena itu, selain buku Manji, karya Asra Q Nomani, Standing Alone in Mecca: An American Woman's Struggle for the Soul of Islam juga perlu dibaca. Buku ini berkisah tentang seorang perempuan muslimah asal Pakistan yang terseok-seok mencari jiwa Islam yang sesungguhnya melalui pengalaman hidup yang pasang surut. Otobiografi spiritual Ziauddin Sardar, Desperately Seeking Paradise, juga layak dibaca. Sardar bercerita tentang perjalanannya mencari Islam, bergabung dengan banyak kelompok Islam, termasuk Jamaah Tabligh. Buku-buku Manji, Nomani, atau Sardar, menunjukkan bahwa menjadi muslim yang relevan dengan abad modern bukanlah pekerjaan mudah. Selalu ada pergulatan dan pergelutan di sana. [Ulil Abshar-Abdalla] ^ Kembali ke atas Referensi: http://islamlib.com/id/index.php?page=articleid=828 a.. [Non-text portions of this message have been removed] *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared
[ppiindia] China shifts centre of gravity
http://www.theaustralian.news.com.au/common/story_page/0,5744,15595265%255E2703,00.html China shifts centre of gravity Henry Kissinger June 13, 2005 THE relationship between the US and China is beset by ambiguity. On the one hand, it represents perhaps the most consistent expression of a bipartisan, long-range US foreign policy. Starting with Richard Nixon, seven presidents have affirmed the importance of co-operative relations with China and the US commitment to a One China policy - albeit with temporary detours at the beginning of the Reagan, Clinton and George W.Bush administrations. Mr Bush and secretaries of state Condoleezza Rice and Colin Powell have described relations with China as the best since opening to Beijing in 1971. The two presidents, Bush and Hu Jintao, are planning reciprocal visits to Washington and Beijing this year and to meet several times at multilateral forums. Nevertheless, ambivalence has suddenly re-emerged. Various officials, members of Congress and media are attacking China's policies, from the exchange rate to military build-up, much of it in a tone implying China is on some sort of probation. To many, China's rise has become the most significant challenge to US security. Before dealing with a long-range view on how to keep the relationship from becoming hostage to reciprocal pinpricks, I must point out that the consulting company I chair advises clients with business interests around the world, including China. Also, in early May, I spent a week in China, much of it as a guest of the Government. The rise of China, and of Asia, will, over the next decades, bring about a substantial reordering of the international system. The centre of gravity of world affairs is shifting from the Atlantic, where it was lodged for the past three centuries, to the Pacific. The most rapidly developing countries are located in Asia, with a growing means to vindicate their perception of the national interest. China's emerging role is often compared to that of imperial Germany at the beginning of the last century, the implication being that a strategic confrontation is inevitable and the US had best prepare for it. That assumption is as dangerous as it is wrong. The European system of the 19thcentury assumed that its major powers would, in the end, vindicate their interests by force. Each nation thought a war would be short and that, at its end, that nation's strategic position would have improved. Only the reckless could make such calculations in a globalised world of nuclear weapons. War between major powers would be a catastrophe for all participants. There would be no winners; the task of reconstruction could dwarf the causes of the conflict. Which leader who entered World WarI so insouciantly in 1914 would not have recoiled had he been able to imagine the world at its end in 1918? Our age knows the consequences, at least nearly enough. Wise statesmen will do their utmost to avoid the re-emergence of the deadly calculus that, after Germany's rise, turned the international system into a self-fulfilling prophecy. Another special factor that drove the international system to confrontation a century ago was the provocative style of German diplomacy. In 1900, a combination of Russia, France and Britain would have seemed inconceivable given the conflicts between Russia and Britain in Central Asia and between France and Britain over the sources of the Nile. Fourteen years later, a bullying German diplomacy had brought it about, challenging Britain with a naval build-up and seeking to humiliate Russia over Bosnia in 1908 and France in two crises over Morocco in 1905 and 1911. Military imperialism is not the Chinese style. Carl von Clausewitz, the leading Western strategic theoretician, addresses the preparation and conduct of a central battle. Sun Tzu, his Chinese counterpart, focuses on the psychological weakening of the adversary. China seeks its objectives by careful study, patience and the accumulation of nuances - only rarely does China risk a winner-take-all showdown. It is unwise to substitute China for the Soviet Union in our thinking and to apply to it the policy of military containment of the Cold War. The Soviet Union was heir of an imperialist tradition, which, between Peter the Great and the end of World War II, had projected Russia from the region around Moscow to the centre of Europe. The Chinese state in its present dimensions has existed substantially for 2000 years. The Russian empire was governed by force; the Chinese empire by cultural conformity with substantial force in the background. At the end of World War II, Russia found itself face-to-face with weak countries along all its borders and unwisely relied on a policy of occupation and intimidation beyond the long-term capacity of the Russian state. The strategic equation in Asia is altogether
[ppiindia] Poor states freed of debt
http://www.theaustralian.news.com.au/common/story_page/0,5744,15595267%255E2703,00.html Poor states freed of debt June 13, 2005 SOME of the world's poorest countries have cautiously welcomed a deal struck by the wealthiest nations to wipe out their debts. The agreement, which US Treasury Secretary John Snow described as historic, will immediately write off $US40billion ($52.6billion) of debt owed to the World Bank, International Monetary Fund and African Development Bank by 18 heavily indebted poor countries, 14 of them in Africa. They are Benin, Bolivia, Burkina Faso, Ethiopia, Ghana, Guyana, Honduras, Madagascar, Mali, Mauritania, Mozambique, Nicaragua, Niger, Rwanda, Senegal, Tanzania, Uganda and Zambia. The deal was agreed by finance ministers of the so-called Group of 8 - the US, Britain, Canada, France, Germany, Italy, Japan and Russia - meeting in London ahead of a G8 leaders' summit in Gleneagles, Scotland, next month. The 18 countries will save a combined $US1.5billion a year in debt repayments. British Chancellor Gordon Brown, who acknowledged there were moral hazard concerns about cancelling debt that could affect the future creditworthiness of the countries concerned, said the G8 had agreed to put up extra money to meet the interest payments these countries and others would have made to the World Bank and the ADB over the next 10 years. Britain will pay up to $US960million in interest over 10 years, with similar amounts from Germany and France. The US will pay up to $US1.75billion. Irish rock star and activist Bono welcomed the agreement but said much more needed to be done. There's more to go to really make this an end to extreme poverty, of course, he said, speaking from the German city of Cologne where his band, U2, is on tour. But this is one of the three asks that we have - debt (relief), a deal on an increase in aid flows, and a deal with the unfair trading that goes on between the richest countries and the poorest. Bono has been a leading figure in a long-running campaign to lift billions of dollars of debt off the backs of African nations, enabling them to use money otherwise spent on interest payments to pay for schools and healthcare. He acknowledged that debt relief could not be divorced from the issue of better governance in Africa, saying: Corruption is Africa's problem - it's actually the most important problem. There's no point in cancelling the debts and ending up redecorating presidential palaces. Fellow singer Bob Geldof, who has organised the global Live 8 concerts to highlight global poverty and put pressure on the G8 to act, said: Tomorrow, 280million Africans will wake up for the first time in their lives without owing you or me a penny from the burden of debt that has crippled them for so long. Ugandan Information Minister Nsaba Buturo said the decision was commendable, but added: It's something that should have been done yesterday. Ethiopian Finance Minister Sofian Ahmed said the cancellation of his country's debt was very encouraging and ministers in Nicaragua and Zambia said they would now be able to boost health and education programs. Another nine poor countries are close to a deal to cancel their debt, while 11 others could do so in the coming years, bringing the total helped to 38 and the amount of debt cancelled to a potential $US55billion. This is not a time for timidity but a time for boldness, Mr Brown said. This is not a time for second best. The IMF and World Bank would maintain strict supervision to ensure the cash freed went to health, education and alleviating poverty. We will take further steps to root out corruption, Mr Brown said. Romilly Greenhill, of ActionAid, said: The debt deal is very good news for the people in the 18 countries that will immediately benefit, and who will now see their debts written off. But it will do little to immediately help millions in at least 40 other countries that also need 100per cent debt relief. The Gleneagles summit next month is expected to back a limited version of an international finance facility proposed by Mr Brown, in which money is raised for poor countries on the security of their future aid flows. Saturday's meeting also opened the way for the oil-producing countries, which have benefited from record prices this year, to give more to the world's poor countries. A trust fund is to be set up aimed at helping countries affected by fluctuations in commodity prices. The debt-relief plan was adopted after Britain managed to secure US backing on Friday, although disagreements remain over how much extra development aid poor countries should get and how to fund it, as well as an opening-up of world markets to poor economies. The Sunday Times [Non-text portions of this message have been removed] ***
[ppiindia] Dari tanah Air: keamanan demokrasi
Siapa bilang indonesia negeri yang sudah aman? Coba baca berita di bawah ini, dari Sinar Harapan: KETUA IKOHI TERIMA ANCAMAN PEMBUNUHAN JAKARTA ? Ketua Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia (Ikohi) Mugianto menerima ancaman pembunuhan dari seseorang yang mengaku sebagai ?Pembela Soeharto?. Menurut Koordinator Divisi Kampanye Ikohi, Sinnal Blegur, kepada SH, Rabu (1/6), ancaman itu muncul dalam surat yang dikirimkan ke Sekretariat Ikohi di Jl. Borobudur No.14, Jakarta Pusat, tanggal 25 Mei lalu. Dalam surat itu, seseorang yang mengaku sebagai pembela Soeharto (mantan presiden RI), dengan nama M.Julfikar, mengancam akan membunuh Mugianto dalam waktu 15 hari sejak surat ancaman itu dikirim. Mugianto sendiri saat ini berada di Bangkok. Sinnal mengatakan surat ancaman itu diyakini terkait dengan desakan Ikohi kepada Tim Penyelidik Penghilangan Orang Secara Paksa Komnas HAM pada 15 Mei 2005 agar Soeharto selaku Panglima Tertinggi TNI dan Presiden RI, diperiksa. Desakan pemeriksaan ini, menurut Ikohi, berdasarkan asumsi bahwa Soeharto telah memberikan daftar 28 nama para aktivis pro-demokrasi kepada Prabowo Subianto selaku Danjen Kopassus. Daftar nama aktivis itulah yang menjadi sasaran bagi Tim Mawar untuk diculik dan dihilangkan pada periode 1997-1998. Menanggapi surat ancaman itu, Selasa (31/5), Ikohi mengadukan ancaman itu ke Mabes Polri dan diterima oleh Kombes Anton Charlian. Ikohi menilai, ancaman itu sangat serius dan meminta aparat kepolisian menanggapinya dengan serius. (san) dari: http://www.sinarharapan.co.id/berita/0506/01/nas13.html *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ppiindia] Dari Tanah Air: kebebasan memperoleh informasi
Dear Friends; Perlu diadakan semacam forum kontak antar masyarakat Indonesia di Luar Negeri, agar kita bisa ikut berkiprah dalam usaha-usaha baik yang sedang berlangsung di Tanah Air. Misalnya saja untuk ikut mendukung perjuangan yang bagus ini, sebagaimana disiarkan oleh Sinar Harapan ini: DESAKAN REALISASI UU KEBEBASAN MEMPEROLEH INFORMASI MENGUAT Jakarta ? Sejumlah anggota Komisi I DPR dan kelompok Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) melakukan kampanye bersama tentang Rancangan Undang-Undang Kebebasan Memperoleh Informasi (RUU KMI). Deklarasi dan pembacaan ?Proklamasi RUU KMI? yang dilanjutkan dengan penyematan pin oleh Agus Pambagio (Visi Anak Bangsa) kepada anggota DPR dilakukan di ruang wartawan DPR, Selasa (31/5). Sejumlah hasil penelitian menyangkut RUU KMI juga diserahkan oleh anggota koalisi Hanif Suranto kepada anggota Dewan. Acara bersama sejumlah anggota DPR dengan kalangan LSM yang tergabung dalam koalisi KMI ini terasa meriah, sebab ruang wartawan disulap dengan berbagai spanduk, gambar, dan bendera KMI. Para anggota Dewan yang duduk di depan pun sambil membawa bendera KMI. Sebanyak 12 anggota Komisi I DPR, antara lain Effendi Choirie dan AS Hikam (Fraksi Kebangkitan Bangsa), Sidik Wahab (Fraksi Partai Demokrat), Dedi Jamaludin dan Djoko Susilo (Fraksi Partai Amanat Nasional), serta Ali Muchtar Ngabalin (Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi) mendorong segera dibahas dan ditunataskan RUU yang telah lama tertunda. Padahal informasi publik merupakan hak warga negara. Hikam yang juga Ketua Badan Legislasi DPR mengatakan kampanye mendorong selesainya RUU KMI ini harus sampai ke pelosok Tanah Air, sebab seluruh warga negara yang tinggal di pedesaan dan pegunungan membutuhkan informasi untuk kepentingan peningkatan kualitas hidup. (sur) *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ppiindia] Demonstrasi Alam
http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail_cid=175642 Senin, 13 Juni 2005, Demonstrasi Alam Oleh M. Fathoni Mahsun * Mungkin Indonesia memang belum benar-benar siap sebagai negara yang terbebas atau minimal meninggalkan kemiskinan. Tidak usah repot-repot memburu data yang valid untuk membuktikan hal itu. Misalnya, data Bank Dunia menunjukkan bahwa di Indonesia terdapat 110 juta lebih penduduk miskin. Busung lapar yang terjadi di depan mata kita saat ini ditengarai sebagai penyakit khas negara miskin yang ada sejak zaman Belanda. Jumlah penduduk miskin di negara ini tidak tanggung-tanggung, menyamai jumlah penduduk Malaysia, Vietnam, dan Kamboja. Terlepas dari itu, sebagai sesama warga negara Indonesia, kita harus turut prihatin. Sebab, ternyata di tengah-tengah keglamoran sebagian masyarakat, yang ramai-ramai mulai bisa mencicipi berbagai macam subsisdi kompensasi BBM, masih ada saja yang terkena busung lapar atau maramus kwasiorkor karena gizi buruk. Yakni, penyakit yang tidak lagi menjadi problem satu provinsi saja -karena sebagian masyarakat yang kebetulan berada di provinsi lain mungkin merasa terbebas dan tidak perlu terbebani memikirkan hal tersebut- tetapi sudah menjadi penyakit nasional, yang penyebarannya merangsek ke seluruh provinsi di Indonesia. Bahkan, mungkin terjadi di sekitar kita. Jadi, tak ada alasan untuk tidak peduli. Penyakit itu seakan-akan berteriak dengan lantang setelah teriakan penyakit-penyakit lain, seperti polio dan kusta, kurang diperhatikan publik Indonesia. Teriakan tersebut seakan berbunyi bahwa banyak hal mendasar di Indonesia yang kurang teperhatikan. Banyak kebutuhan primer masyarakat yang semestinya didahulukan pemerintah, tetapi ternyata pemerintah lebih memprioritaskan hal-hal lain yang notabene dapat mengangkat citra Indonesia di mata internasional serta hal-hal lain yang hanya bersifat atributif, seperti peremajaan mobil pejabat, pembiayaan pemilu, dan pilkada. Pemerintah berani membayar mahal untuk itu. Masyarakat miskin memang berkali-kali menjadi tumbal di negeri ini. Mereka sering menjadi korban karena dipandang tidak mempunyai bargaining position. Nasibnya baru diperhatikan ketika ada kejadian fenomenal. Ironisnya, kalaupun ada musibah, uluran tangan dari pemerintah hanya bersifat belas kasihan, temporer, dan tidak permanen. Nasib mereka belum dipandang sebagai hak yang harus diperjuangkan. Bayangkan saja, pemerintah hanya mengalokasikan dana Rp 150 miliar untuk menanggulangi gizi buruk di seluruh tanah air. Coba bandingkan dengan subisidi bank-bank rekap yang mencapai Rp 70 triliun. Mana cerminan bahwa pemerintah akan memperjuangkan nasib wong cilik sebagaimana digembor-gemborkan pada waktu kampanye? Lebih terperanjat lagi ketika ternyata musibah busung lapar terjadi di NTB, yang notabene daerah penghasil padi. Memang dari kacamata medis, busung lapar bukan karena kekurangan pangan. Bisa saja orang makan tiga kali sehari, tapi terserang busung lapar. Penyakit tersebut bisa disebabkan rendahnya gizi yang dikonsumsi. Logika sederhananya, masyarakat NTB, yang daerahnya menjadi salah satu sentra penghasil beras di Indonesia, ternyata tidak mampu menukar hasil sawah dengan susu, ikan, bubur bayi, atau makan-makanan lain yang mengandung muatan makanan standar. Salah satu kecurigaan mengarah pada pertanyaan-pertanyaan, ke manakah hasil panen mereka, apakah hanya cukup menutupi ongkos produksi saja? Lalu, bagaimana kebijakan pemerintah tentang harga pupuk, harga jual hasil panen? Sudahkah pemerintah memihak kepada rakyat? Kalau sudah, mengapa harus terjadi busung lapar? Jika daerah yang menjadi lumbung padi saja bisa terserang busung lapar, bagaimana daerah yang bukan lumbung padi? Busung lapar bukan lagi hanya masalah kesehatan secara ansich, tetapi merupakan penyakit politik, penyakit yang timbul karena kesalahan pemerintah mengambil kebijakan. Penyakit itu tidak akan timbul kembali -karena sudah pernah terjadi sebelumnya- jika pemerintah serius melakukan langkah-langkah antisipasi dengan melakukan kontrol kontinu dan konsisten agar tidak terjadi penyakit-penyakit serupa. Namun sekali lagi, itu penyakit orang-orang miskin, orang-orang yang distigma kurang memberikan konstribusi berarti bagi pembangunan. Untuk membuktikan hal itu, kita bisa menengok pernyataan Menko Kesra Alwi Shihab yang mengatakan, busung lapar pada sebagian anak-anak Indonesia adalah kecelakaan. Tragis memang. Sebab, hal itu cenderung dianggap sebagai kejadian kebetulan, spontan, dan numpang lewat saja serta terkesan sebagai kejadian yang tidak melibatkan kekeliruan kebijakan pemerintah. Benar-benar tragis. M. Fathoni Mahsun, presiden BEM STKIP PGRI Jombang [Non-text portions of this message have been removed] *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny.
[ppiindia] Penyakit Busung Lapar
http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail_cid=175643 Senin, 13 Juni 2005, Penyakit Busung Lapar Masalah Klasik Kesehatan Anak Oleh Widodo Judarwanto * Belum lagi kekawatiran tentang penyakit polio reda, masyarakat Indonesia kembali tersentak ketika ratusan anak di bawah lima tahun (balita) dilaporkan mengalami busung lapar di Nusa Tenggara Barat (NTB). Bahkan, beberapa di antaranya meninggal dunia. Kasus tersebut kemudian dilaporkan meluas ke provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Lampung, dan banyak provinsi [EMAIL PROTECTED] Penyakit busung lapar termasuk gangguan kurang energi protein (KEP) atau kurang kalori protein (KKP). Sebenarnya, KEP merupakan masalah kesehatan anak yang klasik dan sudah berlangsung lama di Indonesia atau di negara berkembang lainnya. Masalah itu mulai mengusik emosi seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Kegerahan mulai dirasakan pelaksana pemerintahan atau instansi yang terkait, baik tingkat pusat maupun daerah. Lalu kenapa baru sekarang masalah itu menjadi semakin dramatis. Padahal, hal itu merupakan masalah klasik yang sering dihadapi tenaga kesehatan di lapangan sejak dulu. Menurut survei kesehatan nasional (susenas) 1989, gizi kurang diderita 37,5% anak balita. Pada 2000, prevalensi gizi kurang adalah 24,6%. Yang menjadi masalah adalah penderita gizi buruk, yang terlihat tidak terjadi penurunan prevalensi. Prevalensi gizi buruk pada anak balita meningkat dari 6.3% pada 1989 menjadi 11,5% pada 1995. Tapi kemudian turun menjadi 7,5% pada 2000. Terlepas dari kejadian krisis ekonomi 1997, memasuki 2000, masalah gizi kurang ditemui pada sebagian besar penduduk. Masih ditemukan 20 kabupaten dengan prevalensi gizi kurang pada anak balita di atas 40%, 60 kabupaten dengan prevalensi antara 30-40%, dan 141 kabupaten dengan perevalensi antara 20-30%. Pada 2003, gizi buruk masih berkisar 8%. Dalam era keterbukaan dan semakin pesatnya kemajuan informasi dan teknologi, kasus tersebut semakin jelas dan transparan. Ditambah lagi kepiawaian media dalam mengungkapkan dan mengemas berita sehingga masalah itu menjadi topik hangat dalam semester awal tahun ini. Tidak Fokus Dalam perkembangannya, kasus itu menjadi tidak terfokus dalam penyelesaian masalah. Semua pihak merasa paling benar dan kecenderungan saling menyalahkan. Dari seorang menteri sempat terdengar komentar, ini bukan sekadar kemiskinan, tapi masalah pengetahuan dan ketidaktahuan orang tua dalam pemberian nutrisi. Sebagian pakar kesehatan menimpali, masalah itu terjadi akibat pelaporan asal bapak senang dari instansi kesehatan daerah. Teknokrat kesehatan dari kampus bereaksi, kenapa tak dilakukan pendekatan ilmiah dalam penanganannya. Politisi di DPR tidak kalah garang, mereka langsung menuntut dua menteri terkait untuk mundur karena terlalu sibuk mengurus partainya. Beberapa individu masyarakat pun mulai berkomentar, mengapa di abad milenium ini busung lapar masih ada. Pasti ada yang kurang beres dalam pemerintahan kita. Mungkin saja beberapa komentar, caci maki, dan umpatan beberapa pihak tersebut ada benarnya. Penyebab KEP sangat banyak dan kompleks. Beberapa faktor bisa berdiri sendiri atau terjadi bersama-sama. Faktor tersebut adalah penyebab primer seperti faktor ekonomi, sosial, budaya, dan pendidikan. Penyebab sekunder berupa gangguan metabolisme, penyakit infeksi kronis, penyakit jantung bawaan, atau penyakit bawaan lainnya. Di daerah pedesaan, biasanya faktor sosial, ekonomi, dan pendidikan sering berpengaruh. Pengetahuan dan keadaan ekonomi yang minimal mempengaruhi gangguan dan penyimpangan pemberian asupan gizi pada anak. Ibarat Pepatah Gajah di pelupuk mata tak tampak, kuman di seberang lautan tampak. Pepatah itu mungkin menggambarkan perilaku pelaksana pemerintahan, teknokrat kesehatan, politisi, partai politik, dan aktivis LSM . Bila semua berpikir jernih dan berorientasi untuk menyelesaikan masalah, saling menuding bukanlah tindakan yang bijaksana. Masalah klasik gizi buruk yang sudah lama terjadi itu, bila direnungi lebih dalam, sebenarnya adalah kesalahan dan kelemahan kita semua. Mengapa kasus yang demikian lama menggejala di masyarakat baru kita sadari sekarang. Selanjutnya, upaya yang harus dilakukan bersama ialah menyelamatkan jutaan anak yang masih bisa jatuh dalam gizi buruk. Kepekaan dan kepedulian semua lapisan dan unsur masyarakat harus lebih ditingkatkan. Ke depan, segala kelemahan dan kekurangan yang ada seharusnya tidak ditutupi dengan menyalahkan pihak lain. Aparat pemerintahan di daerah dan pusat yang terkait dengan bidang kesehatan banyak dituding sebagai biang kesalahan. Kesulitan ekonomi Indonesia sebaiknya bukan dijadikan alasan. Tapi, itu harus dijadikan motivasi untuk menghindari masyarakatnya dari berbagai akibat yang menyengsarakan. Aparat pemerintah bidang kesehatan di lapangan harus mepantau dan berkoordinasi dengan pusat. Diperlukan kerja keras untuk memprioritaskan pencegahan kasus
[ppiindia] WASPADAI KELOMPOK M TOP, POLISI PERKETAT JALUR PANTURA
http://www.antara.co.id/seenws/?id=11683 Jun 12 23:02 Kirim WASPADAI KELOMPOK M TOP, POLISI PERKETAT JALUR PANTURA Informasi yang disajikan dalam situs ini hanya untuk pengguna akhir (end-user). Menyiarkannya kembali dalam bentuk cetak, elektronik dan lain-lain tidak diperkenankan, tanpa izin tertulis dari LKBN ANTARA. Cirebon (ANTARA News) - Menyusul meningkatnya ancaman teror bom dan menyikapi informasi mengenai masuknya kelompok Noordin M Top ke wilayah Pantura, Jabar, Kepolisian Wilayah (Polwil) Cirebon mempeketat penjagaan di jalur Pantai Utara Jawa itu dan melakukan tempat-tempat kost yang mereka curigai. Keterangan yang berhasil dihimpun ANTARA, Minggu malam menyebutkan, pengetatan pintu masuk di jalur Pantura itu, diantaranya dilakukan operasi razia kendaraan bermotor di sebelah timur perbatasan Jabar-Jateng, yakni di Losari, Kabupaten Cirebon, sebelah barat kawasan Indramayu, tepatnya di Eretan. Sedangkan di poros tengah, yakni Majalengka dan Kuningan yang masing-asing berbatasan dengan wilayah Ciamis serta Sumedang. Operasi razia itu khusus kepada kendaraan yang dicurigai megangkut bahan peledak sesuai dengan data intelijen, yakni jenis minibus Kijang Kapsul, Jeep Feroza, minibus Panther, truk Hino dan sebuah kendaraan station wagon. Sementara itu, di Kota Cirebon, aparat Polresta Cirebon selain menggelar razia kendaraan secara intensif, juga sejumlah operasi penyisiran (sweeping) di beberapa hotel, gudang, tempat hiburan, pusat keramaian dan tempat kost. Kasat Reskrim Polresta Cirebon, AKP Tri, kepada sejumlah wartawan di Cirebon mengatakan, peningkatan status Kamtibas menjadi siaga satu dilakukan menyusul adanya sejumlah informasi yang masuk, mengenai adanya upaya teror bom yang dilakukan sekelompok orang yang belum diketahui identitasnya dan dugaan kelompok Noordin M Top. Untuk mengantisipasinya, kami menggelar sejumlah operasi pencegatan kendaraan bermotor di pintu masuk Kota Cirebon dan menggelar razia serta pemeriksaan pengunjung hotel, tempat kost, tempat hiburan dan pusat keramaian lainnya yang ada di Kota Cirebon, katanya. Menurut dia, operasi dilakukan sejak Sabtu malam hingga Minggu dini hari, dan pihaknya masih terus melakukan pemantauan, apalagi menjelang malam Senin, kewaspadaan terus ditingkatkan. Kalau semalam operasi penyisiran di sejumlah hotel melati dan hotel berbintang, kami sempat mengamankan beberapa orang yang tidak bisa menunjukan identitas saat dilakukan pemeriksaan, katanya. Pihaknya juga terus melakukan pengamanan dan pemantauan di beberapa lokasi strategis yang diduga dijadikan sasaran pengeboman. Pendeknya tempat kost, tempat hiburan malam, pusat perbelanjaan, hotel, terminal bus, stasiun kereta api, bandara dan perusahaan milik orang asing mendapat pengawasan ekstra ketat, katanya. Ia mengatakan, pihaknya juga mendapat sejumlah informasi mengenai adanya lima kendaraan truk dan minibus yang diduga kuat membawa bahan peledak memasuki Kota Cirebon, namun kebenarannya masih dalam penyelidikan lebih lanjut. Kami masih melakukan penyelidikan soal yang satu itu, katanya. Hal senada juga dikatakan Kasat Reskrim Polres Cirebon AKP Nanang SP dan Kasat Reskrim Polres Indramayu AKP Suryanto. Mereka mengaku masih melakukan sejumlah penyelidikan an operasi intelijen terkait dengan informasi masuknya para teroris ke kawasan Pantura Jabar.(*) [Non-text portions of this message have been removed] *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ppiindia] EMPAT POLDA BERKOORDINASI UNTUK GERAKAN ANTI TERORISME
http://www.antara.co.id/seenws/?id=11663 Jun 12 20:47 Kirim EMPAT POLDA BERKOORDINASI UNTUK GERAKAN ANTI TERORISME Informasi yang disajikan dalam situs ini hanya untuk pengguna akhir (end-user). Menyiarkannya kembali dalam bentuk cetak, elektronik dan lain-lain tidak diperkenankan, tanpa izin tertulis dari LKBN ANTARA. Magelang (ANTARA News) - Empat kepolisian daerah di Pulau Jawa yang berbatasan langsung dengan wilayah hukum Jawa Tengah membangun koordinasi untuk menggerakan antiterorisme karena akhir-akhir ini Jateng menjadi sasaran persiapan dan pelintasan sejumlah kelompok teroris. Polda Jateng, Jatim, Jabar dan DIY telah sepakat untuk koordinasi mengantisipasi dan menggelar kekuatan untuk mencegah gerakan teroris. Masyarakat juga digerakan, kata Kapolda Jateng Irjen Pol Chaerul Rasjid di Magelang, Sabtu malam usai rapat koordinasi dengan seluruh Kapolres dan Kapolwil Kedu di Mapolwil Kedu Kota Magelang. Rencana rapat koordinasi empat Polda itu 17-18 Juni mendatang di Mapolwil Kedu Kota Magelang yang hasilnya untuk menyusun rencana aksi antiterorisme sesuai prosedur tetap. Koordinasi itu, katanya, diharapkan menghasilkan prosedur tetap antiterorisme, saling tukar informasi secara cepat dan pembentukan desk anti teror. Ia menjelaskan, pada masa mendatang dibentuk jaringan intelijen dari provinsi hingga desa-desa dengan gerakan sama guna mengefektifkan berbagai upaya pencarian teroris. Aksi teror, katanya, bisa dilakukan kelompok internasional, regional, nasional atau kelompok per kelompok dan perorangan. Kami sepakat dari empat Kapolda ini melakukan rapat koordinasi dan menyusun `action plan` ke depan, katanya. Berdasarkan laporan intelejen, katanya, empat daerah yakni Jateng, Jatim, Jabar dan DI Yogyakarta aksi terorisme masih landai tetapi Polda Jateng tidak mau berdiam diri. Kita juga melakukan antisipasi, katanya. Ide koordinasi untuk gerakan anti terorisme itu, katanya, dari Polda Jateng meliputi wilayah lain yang berbatasan dengan Jateng. Ketikutsertaan Polda Jakarta Raya dan Banten, pasti dipertanyakan tetapi itu biar diangkat oleh markas besar, katanya. Antisipasi terhadap terorisme, katanya, juga sebagai tindak lanjut amanat presiden dan Kapolri saat membuka Asianapol di Pulau Bali beberapa waktu lalu. (*) [Non-text portions of this message have been removed] *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ppiindia] Maluku dan Sulawesi Tengah yang Terus Diprovokasi
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0506/13/metro/1809379.htm Maluku dan Sulawesi Tengah yang Terus Diprovokasi Publik terenyak ketika tiba-tiba muncul kabar tentang penyerangan pos polisi Brigade Mobil (Brimob) di Desa Loki, Seram Barat, Provinsi Maluku, pada 16 Mei lalu. Kabar yang tersiar makin mengagetkan ketika belakangan diketahui, dua orang di antara pelaku yang menyerbu adalah polisi aktif. Belum habis keterkejutan masyarakat akan peristiwa itu, tersiar kabar ada ledakan bom di Pasar Tentena, Poso, Sulawesi Tengah. Tercatat 21 korban tewas dalam insiden memilukan pada 28 Mei lalu. Dua kejadian yang terjadi beruntun-hanya berselang 12 hari-itu menandakan bahwa Sulawesi Tengah dan Maluku belum benar-benar reda dari rentetan peristiwa bernuansa kekerasan. Dari hasil penyelidikan, diketahui bahwa pelaku peledakan bom di Pasar Tentena, Poso, Sulawesi Tengah, diduga terkait dengan berbagai kasus kekerasan di Maluku, termasuk insiden penyerangan pos Brimob di Desa Loki, Seram Barat. Belum habis keterkejutan masyarakat akan peristiwa itu, tersiar kabar ada ledakan bom di Pasar Tentena, Poso, Sulawesi Tengah. Tercatat 21 korban tewas dalam insiden memilukan pada 28 Mei lalu. Dua kejadian yang terjadi beruntun-hanya berselang 12 hari-itu menandakan bahwa Sulawesi Tengah dan Maluku belum benar-benar reda dari rentetan peristiwa bernuansa kekerasan. Dari hasil penyelidikan, diketahui bahwa pelaku peledakan bom di Pasar Tentena, Poso, Sulawesi Tengah, diduga terkait dengan berbagai kasus kekerasan di Maluku, termasuk insiden penyerangan pos Brimob di Desa Loki, Seram Barat. Indikasi adanya kaitan itu terlacak dari adanya tiga tersangka pelaku penyerangan pos Brimob yang ternyata berasal dari Poso; serta adanya jalur perjalanan Poso-Maluku dan sebaliknya, yang masih sering dipakai untuk transportasi manusia, dan pengangkutan senjata dan amunisi. Hal ini sesuai dengan penjelasan Kepala Kepolisian Daerah Maluku Brigadir Jenderal (Pol) Adityawarman, baik dalam keterangan yang disampaikan di Ambon maupun di Markas Besar Polri di Jakarta. Tiga pelaku penyerangan pos Brimob yang nyata-nyata orang Poso adalah Jodi, Andi, dan Mukhlis, yang hingga kini masih buron. Keterlibatan mereka sedikit banyak terungkap dari keterangan beberapa tersangka yang telah diringkus, antara lain Asep Jaya alias Dahlan dan Abdullah alias Dullah. Asep Jaya, menurut Adityawarman, sengaja didatangkan dari Jawa sebagai algojo dalam penyerangan pos Brimob. Asep orang asli Ciamis, Jawa Barat, namun berangkat ke Maluku dari Solo, Jawa Tengah. Kedatangan Asep pun sengaja dibuat pas beberapa hari sebelum 25 April, tanggal peringatan RMS (Republik Maluku Selatan-Red). Syukurlah, hari itu dapat kita lewati dengan damai. Tetapi kedatangan yang tepatnya tanggal 23 April, dua hari sebelum hari H, menandakan bahwa ada target tertentu dari kedatangannya itu, ungkapnya. Adityawarman menambahkan, pelaku berbagai kekerasan di Maluku mayoritas memang bukan aktor lokal. Salah satu contohnya adalah Asep Jaya. Fenomena ini membuktikan bahwa kasus di daerah konflik seperti Maluku dan juga Poso adalah kasus-kasus hasil provokasi. Ini juga menyiratkan bahwa kasus di daerah konflik melibatkan pelaku di tingkat yang lebih tinggi, ujar Adityawarman. Yang menarik, satu senjata M16 yang disita dikenal sebagai senjata api khas produk Filipina. Data ini relevan dengan informasi bahwa sebagian pelaku kekerasan di Maluku pernah mendapat pelatihan militer di Filipina Selatan, yang selama ini dikenal sebagai basis kelompok militan. Dugaan ini didasarkan pada penyelidikan dan penyidikan terhadap sejumlah kasus teror di Maluku, salah satunya, lagi- lagi Asep Jaya. Asep, menurut Adityawarman, pernah mendapatkan pelatihan militer di Moro, Filipina Selatan. Saat ditanya wartawan, Kepala Polda Maluku menjelaskan, Asep diduga berlatih di Moro setelah tahun 2000. Mengingat, dari penyelidikan diketahui bahwa dalam suatu kurun waktu tertentu ia pernah tidak berada di Indonesia. Kaitan antara gerakan di Moro dan peristiwa kekerasan di Maluku memperkuat dugaan adanya kegiatan penyelundupan senjata (arm smuggling) dari Filipina ke Indonesia dan mungkin pula sebaliknya. Penyelundupan senjata yang sering dilakukan dengan menggunakan perahu-perahu tradisional ini selalu memanfaatkan jalur perbatasan tradisional kedua negara. Problem arm smuggling yang termasuk kejahatan transnasional sebenarnya sudah kerap dibahas dalam pertemuan regional maupun bilateral. Terakhir dalam konferensi kepolisian se-ASEAN di Nusa Dua, Provinsi Bali, pertengahan Mei lalu, Kepala Polri Jenderal (Pol) Da'i Bachtiar juga mengadakan pembicaraan bilateral dengan Kepala Kepolisian Filipina PDG Arturo C Lomibao. Menurut Da'i, Kepolisian RI dan Filipina sepakat lebih meningkatkan kerja sama lintas batas itu. Dalam waktu dekat Polri akan
[ppiindia] Re: Ketika Intel Mengepung Kita
Dear friends! Jika sampai rencana pembentukan Pam Swakarsa ini jadi kenyataan, maka yang bertangung-jawab adalah Presiden SBY sebagai atasan Menteri dalam negeri. Artinya, kalau itu terjadi, maka jelas kekuatiran semula bahwa SBY kalau menang akan mengembalikan Dwi Fungsi ABRI dan militerisme dalam bentuknya yang lain. Apalagi kalau DPR, DPD dan seluruh MPR malah mendukungnya, maka jelaslah kemana arah negeri ini akan dibawa kembali. Kita tidak punya pilihan lain: harus tegas menolak rencana ini! Ikra.- --- In ppiindia@yahoogroups.com, Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote: MEDIA INDONESIA Senin, 13 Juni 2005 Ketika Intel Mengepung Kita Indra J Piliang, Peneliti CSIS, Jakarta KETIKA Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia M Ma'ruf menyatakan keinginan pemerintah untuk membentuk Pam Swakarsa guna menghadapi kaum teroris, justru yang terbayang dalam benak saya adalah gelombang teror baru. Keberadaan Pam Swakarsa menjelang sidang tahunan MPR 1999 belum dievaluasi. Malahan, terdapat indikasi penggunaan dana nonbujeter Bulog ketika kelompok pengaman swasta yang dibentuk pemerintah itu aktif. Dalam suasana destabilisasi dan demoralisasi alat-alat pengamanan dan pertahanan negara saat itu, pemerintah terkesan mengeluarkan langkah-langkah darurat, reaktif dan instantif. Pam Swakarsa lahir ketika negara dalam keadaan tidak menentu dan zaman yang tidak normal. Ketika zaman sudah mulai normal, tiba-tiba pemerintah kembali mengemukakan pendapat itu. Tidak hanya itu, Mendagri yang tidak membawahi polisi ini bergerak lebih jauh dengan keinginan membentuk Desk Antiteror. Desk ini mengingatkan kita kepada Detasemen 88 yang dimiliki oleh Polri. Tumpang-tindih pertama langsung terlihat ketika Depdagri mengambil alih sebagian fungsi Polri yang juga memiliki Badan Intelijen Kepolisian (BIK). Lantas, apakah langkah-langkah kuda Mendagri ini bagian dari rencana awal pemerintahan Yudhoyono? Seolah muncul keragu-raguan kepada kinerja Kapolri. Ataukah langkah ini justru bukan bagian dari rivalitas para elite, melainkan justru mengarah kepada pengebirian kehidupan demokrasi? Nyatanya benar saja. Tidak kurang dari Presiden Yudhoyono dan Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto sendiri yang mengungkapkan keinginan yang lebih dahsyat, yakni diaktifkannya Badan Koordinasi Intelijen Daerah (Bakorinda). Bahkan, menurut Wakil Presiden Jusuf Kalla, koordinasi yang akan dilakukan intelijen Polri, TNI, kejaksaan, pemerintah daerah, dan masyarakat akan dilakukan hingga ke tingkat rukun tetangga (RT) dan rukun warga (RW). Prakarsa untuk membentuk Pam Swakarsa, Desk Antiteror, dan Bakorinda juga patut dianggap sebagai upaya konsolidasi pemerintah untuk menjawab berbagai spekulasi menyangkut kelemahan dalam menghadapi teror dan terorisme. Bom Tentena yang diduga bukan diledakkan oleh kelompok teroris paling dicari, yakni kelompok Dr Azahari dan Noordin M Top yang berkewarganegaraan Malaysia, serta dianalisis Sydney Jones bukan bagian dari gerakan Jemaah Islamiyah, melainkan datang dari 'oknum' pegawai negeri sipil sendiri, mungkin juga bagian dari pemicu dimunculkannya kebijakan ini. Sebuah bom rakitan yang meledak di rumah kontrakan Abu Jibril 'seolah' makin mengukuhkan argumen, betapa lingkungan warga tidak imun dari teror. Sebagaimana halnya dengan upaya bersih diri yang dilakukan oleh rezim Soeharto awal, tampaknya rezim SBY juga berpikir ke arah sana. Bom seolah mempunyai mata, mulai meledak di rumah penduduk, pasar tradisional, sampai angkutan umum yang membawa rakyat jelata. Tetapi, lagi-lagi persoalannya bukan terletak di situ. Yang diabaikan oleh rezim ini justru modal sosial yang sudah dimiliki oleh bangsa ini. Semakin sedikit muncul gerakan-gerakan mobilisasi atas nama laskar-laskar sipil yang dibentuk oleh masyarakat. Isu-isu terorisme bahkan mulai dianggap sebagai bukan persoalan penting oleh masyarakat. Entah dari mana datangnya sumber informasi, justru media massa menghadirkan ketakutan dengan isu-isu yang mulai spesifik, misalnya 'tiga mobil pembawa bom masuk Jakarta'. Spekulasi itu pun tidak menimbulkan histeria massa, bahkan masyarakat dengan santai tetap menjalankan aktivitasnya. Modal sosial yang semakin kuat, justru berbanding terbalik dengan beragam kegagalan antisipasi atas persoalan-persoalan sosial dengan tipologi yang hampir mirip. Kasus busung lapar, misalnya, sudah pernah terjadi, namun kini tetap terjadi. Akibatnya, masyarakat semakin kehilangan preferensi atas model-model penyelesaian persoalan yang mereka hadapi atas panduan pemerintah. Sikap apatis menguat, seolah persoalan-persoalan itu hanyalah bagian dari reality show yang dihadirkan oleh televisi. Atas kasus busung lapar itu, toh pemerintah tidak membentuk desk antilapar atau badan koordinasi antilapar daerah. Dengan rencana pembentukan Pam Swakarsa, Desk Antiteror Depdagri, dan Bakorinda, pemerintah sebetulnya kian meminggirkan ruang-ruang partisipasi
[ppiindia] Dari Tanah Air: Kok membukakan rahasianya sendiri?
Dear friends; Berita di bawah ini saya kutip dari TEMPO. Aneh, kan? Cobalah Anda kritisi. Tidak masuk akal, kan? Kenapa hasil penyelidikan fihak keamanan ini diberikan kepada pers untuk boleh disiarkan? Agar si buron tidak jadi masuk ke Pulau Jawa? Kalau buron itu membaca berita ini, maka mereka sudah tahu tahu bahwa rencana mereka sudah ketahuan, maka yang dilakukan si buron itu pastilah segera merobah rencananya sedemikian rupa, tetapi tetap bertujuan masuk ke Pulau Jawa dong! Tapi ada yang menarik dalam berita ini, yaitu adanya dua oknum mantan militer yang dikatakan mengawal si konvoi si buron. Apakah maksudnya dua oknum mantan itu terlibat dengan si buron? Artinya, fihak keamanan kita sudah tahu siapa dua orang oknum itu, kan? Nah, bagian ini juga disiarkan kepada pers dan pers memberitakannya. Jadi, apa maksudnya fihak keamanan membukakan rahasia sepenting itu untuk pers kita? Kan jelas ulah ini bisa membuat operasi penangkapan atas si buron gagal dong! Mestinya kan kalau dapat rahasia si buron ya disimpan dan diam-diam dulu, lalau diadakan penyergapan, dan kalau sudah berhasil barulah ngomong kepada pers untuk disiarkan keberhasilan menyergap si buron. Iya, kan? Tapi kok ini lain? Tidak habis fikir saya! Bagaimana pendapat Anda? Ikra.- === dari TEMPO: Mantan Anggota TNI Diduga Kawal Kelompok M. Top Minggu, 12 Juni 2005 | 17:48 WIB TEMPO Interaktif, Indramayu: Aparat TNI mencurigai lima mobil yang diduga membawa bom di wilayah Indramayu, Jawa Barat. Mereka disebutkan dari kelompok Noor Din Moh. Top, buron utama tersangka teroris berkewarganegaraan Malaysia, dan dikawal dua mantan anggota TNI. Data-data itu dicantumkan dalam telegram dari Komandan Resor Militer Indramayu bernomor ST/389/2005. Telegram ini diberikan kepada jajaran di bawahnya pada 7 Juni lalu. Semua anggota TNI diminta memperketat dan mewaspadai orang asing yang singgah di jalur pantura (pantai utara), kata Komandan Distrik Militer Indramayu, Letkol Inf. Bambang Heriyadi, Minggu (12/6). Lima kendaraan yang dicurigai, menurut Bambang, masing-masing jenis Kijang, Panther, Hino pick up, Starwagon, dan Feroza. Ia meminta plat nomor mobil-mobil itu tidak dipublikasikan demi kepentingan penyelidikan dan pengejaran. Ia hanya memberi penjelasan bahwa semua mobil itu berplat nomor B (Jakarta). Kepala Kepolisan Resor Indramayu Ajun Komisaris Besar Johni Soeroto mengatakan, saat polisi pun memantau semua kendaraan yang dicurigai berpenumpang pelaku terorisme dan bahan-bahan peledak. Ini dilakukan sesuai imbauan Markas Besar Polri. Ivansyah *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ppiindia] Cepu, Exxon, dan Pertamina
Blok Cepu, ExxonMobile strategi besar Pertamina Keputusan tentang apa yang harus dilakukan terhadap sumur minyak di Blok Cepu yang sekarang digarap ExxonMobile (EM) antara sukar dan mudah Orang Jawa mengatakan gampang-gampang angel. Gampang kalau bangsa ini berpijak pada landasan falsafah dan prinsip. Angel kalau bangsa ini menjerumuskan diri pada teknokrasi semata. Asal mulanya Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto), pemegang izin eksploitasi minyak di sumur kecil di Cepu, menjual lisensinya kepada EM. Lisensi itu sebenarnya baru berakhir pada 2010. EM lalu mengeluarkan uang sebesar US$370 juta untuk mengeksplorasi sumur tersebut. Dari hasil eksplorasi itu, EM menemukan cadangan minyak sekitar 600 juta barel. Karena cadangan itu besar, EM mengajukan usul agar kontraknya dengan Indonesia diperpanjang sampai 2030. Usul ini tentu disertai dengan deal bisnis yang rinci. Ketika itu, status hukum Pertamina masih berupa Perum. Menurut undang-undang yang berlaku, yang berhak mengambil keputusan adalah Dewan Komisaris Pemerintah untuk Pertamina (DKPP) yang terdiri dari lima orang menteri. Tiga dari lima anggota DKPP setuju, sedangkan dua lainnya tidak setuju memperpanjang kontrak dengan EM. Karena tidak dicapai keputusan yang bulat, berdasarkan undang-undang, keputusan harus diambil oleh Presiden. Maka bola panas pindah ke tangan Presiden Megawati Soekarnoputri. EM tidak tinggal diam. Perusahaan AS itu mengerahkan semua kekuatan, termasuk pemerintahnya untuk melobi keras kepada pemerintah Indonesia. Namun bagi penulis, upaya EM sudah merupakan tekanan agar Indonesia mau memperpanjang kontrak tersebut. Di tengah lobi dan perundingan berjalan, tersiar kabar, entah kabar burung atau tidak, bahwa cadangan minyak yang sebenarnya di Blok Cepu adalah 1,2 miliar barel, bukan 600 juta barel. Belakangan beredar lagi kabar bahwa cadangan minyak di blok itu bahkan bisa mencapai 2 miliar barel. Seperti dikatakan sebelumnya, ada dua anggota DKPP yang tidak setuju. Yang satu atas dasar alasan yuridis bahwa bentuk kerja sama adalah Technical Assistance Contract (TAC), sehingga tidak bisa lantas diubah menjadi kontrak bagi hasil. Anggota lain, yang tidak setuju, adalah penulis dengan alasan yang sama sekali berbeda. Alasan sangat prinsipil Alasan penulis saat itu sangat prinsipil, yaitu bahwa sumur di Blok Cepu memiliki cadangan minyak yang besar dengan letak yang strategis, sehingga eksploitasi selanjutnya relatif mudah. Maka penulis mati-matian mempertahankan agar blok itu sepenuhnya dieksploitasi oleh Pertamina. Berbagai alasan dikemukakan untuk meyakinkan penulis agar ikut menyetujui perpanjangan kontrak dengan EM. Upaya tersebut datang dari berbagai pihak, baik Pertamina dan Lemigas maupun EM dan Duta Besar AS untuk Indonesia Ralph Boyce. Semua alasan penulis tolak. Ini karena titik tolak penulis sangat prinsipil bahwa Pertamina harus menggunakan sumur Cepu sebagai titik tolak untuk belajar mengeksploitasi minyak sendiri sepenuhnya. Kata belajar ditekankan karena penulis dihujani berbagai perhitungan rugi laba, penuh dengan angka-angka yang njlimet. Namun penulis sama sekali tidak mau melihat angka-angka tersebut. Berapa pun untung ruginya, penulis terima. Ini karena bagi penulis sudah sangat memalukan setelah 60 tahun merdeka, 92% dari minyak nasional dieksploitasi oleh kontraktor asing. Dikemukakan bahwa Pertamina tidak mungkin membiayai eksploitasi sendiri. Penulis yakinkan bahwa kalau ada cadangan minyak 600 juta barel saja, bank di seluruh dunia akan antre memberikan kredit yang khusus dipakai untuk mengeksploitasi sumur tersebut. Apalagi kalau cadangannya ternyata lebih besar lagi. Penulis lalu diyakinkan lagi dengan alasan bahwa kalau Pertamina yang mengeksploitasi sendiri, akan merugi karena belum berpengalaman dan korup. Upaya ini pun penulis tolak dengan alasan bahwa penulis sama sekali tidak berpikir tentang untung rugi. Sumur Cepu harus dijadikan modal untuk belajar mengeksploitasi sendiri. Landasan argumentasi adalah paparan direksi baru, dipimpinan Baihaki Hakim, kepada penulis selaku Menko Ekuin dalam kabinet Presiden Abdurrahman Wahid. Pendirian yang penulis pertahankan sampai sekarang merupakan pengarahan dari Presiden Wahid. Ketika itu Baihaki Hakim mengemukakan bahwa visi dan misinya adalah menjadikan Pertamina sebuah world class company yang harus mampu mengembangkan diri menjadi perusahaan multinasional seperti halnya BP, Shell, EM, dan sebagainya. Tekad Baihaki itu bukan untuk gagah-gagahan tetapi karena alasan survival. Pertamina sudah telanjur menjadi organisasi besar, sedangkan cadangan minyak terus menyusut, selain minyak adalah sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui (non renewable resource). Maka kalau cadangan sudah menyusut menjadi demikian kecil, Pertamina sudah harus menjadi perusahaan multinasional yang besar sehingga sumber minyak mentahnya diperoleh dari mana saja. Kalau tidak, mau diapakan organisasi Pertamina dengan cadangan minyak yang sudah habis atau sudah demikian
[ppiindia] Re: Dari Tanah Air: Kok membukakan rahasianya sendiri?
Bung Ikra, Saya kok malas ya mengikuti berita bom-bom begini. Mungkin karena saya sudah..berkesimpulan sendiri...bhw ini termasuk politisasi tingkat tinggi... Gak..tau deh, ini mungkin pikiran gila saya aja sih... Islam/Indonesia ini kan memang lagi diberi image sarang teroris oleh negara yang Arogan Sekali...Kalo Indonesia dianggap gak bisa mengatasi teroris-teroris ini, negara arogan tsb akan mengirim tentara ke Indonesia. Jadi, mereka membuat alibi dulu..sama seperti ketika ingin 'menyerang' Afghan, Irak, dan kini Iran...mungkin juga Indonesia... Tapi...apanya ya yang diincer sang arogan tsb di Indonesia ini? Cepu kah?...Gossipnya (pada film 9/11th ?) Bush itu kan salah satu the owner or petinggi the Exxon ya?..iyaa...lagi lagi oil...kah? wassalam, --- In ppiindia@yahoogroups.com, Ikra [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear friends; Berita di bawah ini saya kutip dari TEMPO. Aneh, kan? Cobalah Anda kritisi. Tidak masuk akal, kan? Kenapa hasil penyelidikan fihak keamanan ini diberikan kepada pers untuk boleh disiarkan? Agar si buron tidak jadi masuk ke Pulau Jawa? Kalau buron itu membaca berita ini, maka mereka sudah tahu tahu bahwa rencana mereka sudah ketahuan, maka yang dilakukan si buron itu pastilah segera merobah rencananya sedemikian rupa, tetapi tetap bertujuan masuk ke Pulau Jawa dong! Tapi ada yang menarik dalam berita ini, yaitu adanya dua oknum mantan militer yang dikatakan mengawal si konvoi si buron. Apakah maksudnya dua oknum mantan itu terlibat dengan si buron? Artinya, fihak keamanan kita sudah tahu siapa dua orang oknum itu, kan? Nah, bagian ini juga disiarkan kepada pers dan pers memberitakannya. Jadi, apa maksudnya fihak keamanan membukakan rahasia sepenting itu untuk pers kita? Kan jelas ulah ini bisa membuat operasi penangkapan atas si buron gagal dong! Mestinya kan kalau dapat rahasia si buron ya disimpan dan diam- diam dulu, lalau diadakan penyergapan, dan kalau sudah berhasil barulah ngomong kepada pers untuk disiarkan keberhasilan menyergap si buron. Iya, kan? Tapi kok ini lain? Tidak habis fikir saya! Bagaimana pendapat Anda? Ikra.- === *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
RE: [ppiindia] Re: Dari Tanah Air: Kok membukakan rahasianya sendiri?
mbak Lina, jangan-jangan, ada alasan lain yang akan dimunculkan, bisa jadi, dengan melihat ke-ayu-an dan ke-mulus-an putri berlabel indonesia, mereka, para gerombolan arogan ini, akan ke indonesia, karena ada yg ayu dan yg mulus yg 'tersembunyi' di indonesia.. heheheh.. alamkk!!! -Original Message- From: Lina Dahlan [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 13 Juni 2005 9:34 To: ppiindia@yahoogroups.com Subject: [ppiindia] Re: Dari Tanah Air: Kok membukakan rahasianya sendiri? Bung Ikra, Saya kok malas ya mengikuti berita bom-bom begini. Mungkin karena saya sudah..berkesimpulan sendiri...bhw ini termasuk politisasi tingkat tinggi... Gak..tau deh, ini mungkin pikiran gila saya aja sih... Islam/Indonesia ini kan memang lagi diberi image sarang teroris oleh negara yang Arogan Sekali...Kalo Indonesia dianggap gak bisa mengatasi teroris-teroris ini, negara arogan tsb akan mengirim tentara ke Indonesia. Jadi, mereka membuat alibi dulu..sama seperti ketika ingin 'menyerang' Afghan, Irak, dan kini Iran...mungkin juga Indonesia... Tapi...apanya ya yang diincer sang arogan tsb di Indonesia ini? Cepu kah?...Gossipnya (pada film 9/11th ?) Bush itu kan salah satu the owner or petinggi the Exxon ya?..iyaa...lagi lagi oil...kah? wassalam, --- In ppiindia@yahoogroups.com, Ikra [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear friends; Berita di bawah ini saya kutip dari TEMPO. Aneh, kan? Cobalah Anda kritisi. Tidak masuk akal, kan? Kenapa hasil penyelidikan fihak keamanan ini diberikan kepada pers untuk boleh disiarkan? Agar si buron tidak jadi masuk ke Pulau Jawa? Kalau buron itu membaca berita ini, maka mereka sudah tahu tahu bahwa rencana mereka sudah ketahuan, maka yang dilakukan si buron itu pastilah segera merobah rencananya sedemikian rupa, tetapi tetap bertujuan masuk ke Pulau Jawa dong! Tapi ada yang menarik dalam berita ini, yaitu adanya dua oknum mantan militer yang dikatakan mengawal si konvoi si buron. Apakah maksudnya dua oknum mantan itu terlibat dengan si buron? Artinya, fihak keamanan kita sudah tahu siapa dua orang oknum itu, kan? Nah, bagian ini juga disiarkan kepada pers dan pers memberitakannya. Jadi, apa maksudnya fihak keamanan membukakan rahasia sepenting itu untuk pers kita? Kan jelas ulah ini bisa membuat operasi penangkapan atas si buron gagal dong! Mestinya kan kalau dapat rahasia si buron ya disimpan dan diam- diam dulu, lalau diadakan penyergapan, dan kalau sudah berhasil barulah ngomong kepada pers untuk disiarkan keberhasilan menyergap si buron. Iya, kan? Tapi kok ini lain? Tidak habis fikir saya! Bagaimana pendapat Anda? Ikra.- === *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ppiindia] Re: Dari Tanah Air: Kok membukakan rahasianya sendiri?
itu orang pura-pura BODOH atau emang BODOH...! --- In ppiindia@yahoogroups.com, Ikra [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear friends; Berita di bawah ini saya kutip dari TEMPO. Aneh, kan? Cobalah Anda kritisi. Tidak masuk akal, kan? Kenapa hasil penyelidikan fihak keamanan ini diberikan kepada pers untuk boleh disiarkan? Agar si buron tidak jadi masuk ke Pulau Jawa? Kalau buron itu membaca berita ini, maka mereka sudah tahu tahu bahwa rencana mereka sudah ketahuan, maka yang dilakukan si buron itu pastilah segera merobah rencananya sedemikian rupa, tetapi tetap bertujuan masuk ke Pulau Jawa dong! Tapi ada yang menarik dalam berita ini, yaitu adanya dua oknum mantan militer yang dikatakan mengawal si konvoi si buron. Apakah maksudnya dua oknum mantan itu terlibat dengan si buron? Artinya, fihak keamanan kita sudah tahu siapa dua orang oknum itu, kan? Nah, bagian ini juga disiarkan kepada pers dan pers memberitakannya. Jadi, apa maksudnya fihak keamanan membukakan rahasia sepenting itu untuk pers kita? Kan jelas ulah ini bisa membuat operasi penangkapan atas si buron gagal dong! Mestinya kan kalau dapat rahasia si buron ya disimpan dan diam-diam dulu, lalau diadakan penyergapan, dan kalau sudah berhasil barulah ngomong kepada pers untuk disiarkan keberhasilan menyergap si buron. Iya, kan? Tapi kok ini lain? Tidak habis fikir saya! Bagaimana pendapat Anda? Ikra.- === dari TEMPO: Mantan Anggota TNI Diduga Kawal Kelompok M. Top Minggu, 12 Juni 2005 | 17:48 WIB TEMPO Interaktif, Indramayu: Aparat TNI mencurigai lima mobil yang diduga membawa bom di wilayah Indramayu, Jawa Barat. Mereka disebutkan dari kelompok Noor Din Moh. Top, buron utama tersangka teroris berkewarganegaraan Malaysia, dan dikawal dua mantan anggota TNI. Data-data itu dicantumkan dalam telegram dari Komandan Resor Militer Indramayu bernomor ST/389/2005. Telegram ini diberikan kepada jajaran di bawahnya pada 7 Juni lalu. Semua anggota TNI diminta memperketat dan mewaspadai orang asing yang singgah di jalur pantura (pantai utara), kata Komandan Distrik Militer Indramayu, Letkol Inf. Bambang Heriyadi, Minggu (12/6). Lima kendaraan yang dicurigai, menurut Bambang, masing-masing jenis Kijang, Panther, Hino pick up, Starwagon, dan Feroza. Ia meminta plat nomor mobil-mobil itu tidak dipublikasikan demi kepentingan penyelidikan dan pengejaran. Ia hanya memberi penjelasan bahwa semua mobil itu berplat nomor B (Jakarta). Kepala Kepolisan Resor Indramayu Ajun Komisaris Besar Johni Soeroto mengatakan, saat polisi pun memantau semua kendaraan yang dicurigai berpenumpang pelaku terorisme dan bahan-bahan peledak. Ini dilakukan sesuai imbauan Markas Besar Polri. Ivansyah *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ppiindia] Re: Dari Tanah Air: Kok membukakan rahasianya sendiri?
mba listy, si artika lagi uring2an karena foto2 syuuurr-nya di sawer di internet...(denger berita radio pagi tadi)...nurut aku, artika gak usah bawel gituh, khan dia udah tau kalo akhirnya bakal seperti ini... ah udahlah kerja lagi salam, id --- In ppiindia@yahoogroups.com, Listy [EMAIL PROTECTED] wrote: mbak Lina, jangan-jangan, ada alasan lain yang akan dimunculkan, bisa jadi, dengan melihat ke-ayu-an dan ke-mulus-an putri berlabel indonesia, mereka, para gerombolan arogan ini, akan ke indonesia, karena ada yg ayu dan yg mulus yg 'tersembunyi' di indonesia.. heheheh.. alamkk!!! -Original Message- From: Lina Dahlan [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 13 Juni 2005 9:34 To: ppiindia@yahoogroups.com Subject: [ppiindia] Re: Dari Tanah Air: Kok membukakan rahasianya sendiri? Bung Ikra, Saya kok malas ya mengikuti berita bom-bom begini. Mungkin karena saya sudah..berkesimpulan sendiri...bhw ini termasuk politisasi tingkat tinggi... Gak..tau deh, ini mungkin pikiran gila saya aja sih... Islam/Indonesia ini kan memang lagi diberi image sarang teroris oleh negara yang Arogan Sekali...Kalo Indonesia dianggap gak bisa mengatasi teroris-teroris ini, negara arogan tsb akan mengirim tentara ke Indonesia. Jadi, mereka membuat alibi dulu..sama seperti ketika ingin 'menyerang' Afghan, Irak, dan kini Iran...mungkin juga Indonesia... Tapi...apanya ya yang diincer sang arogan tsb di Indonesia ini? Cepu kah?...Gossipnya (pada film 9/11th ?) Bush itu kan salah satu the owner or petinggi the Exxon ya?..iyaa...lagi lagi oil...kah? wassalam, --- In ppiindia@yahoogroups.com, Ikra [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear friends; Berita di bawah ini saya kutip dari TEMPO. Aneh, kan? Cobalah Anda kritisi. Tidak masuk akal, kan? Kenapa hasil penyelidikan fihak keamanan ini diberikan kepada pers untuk boleh disiarkan? Agar si buron tidak jadi masuk ke Pulau Jawa? Kalau buron itu membaca berita ini, maka mereka sudah tahu tahu bahwa rencana mereka sudah ketahuan, maka yang dilakukan si buron itu pastilah segera merobah rencananya sedemikian rupa, tetapi tetap bertujuan masuk ke Pulau Jawa dong! Tapi ada yang menarik dalam berita ini, yaitu adanya dua oknum mantan militer yang dikatakan mengawal si konvoi si buron. Apakah maksudnya dua oknum mantan itu terlibat dengan si buron? Artinya, fihak keamanan kita sudah tahu siapa dua orang oknum itu, kan? Nah, bagian ini juga disiarkan kepada pers dan pers memberitakannya. Jadi, apa maksudnya fihak keamanan membukakan rahasia sepenting itu untuk pers kita? Kan jelas ulah ini bisa membuat operasi penangkapan atas si buron gagal dong! Mestinya kan kalau dapat rahasia si buron ya disimpan dan diam- diam dulu, lalau diadakan penyergapan, dan kalau sudah berhasil barulah ngomong kepada pers untuk disiarkan keberhasilan menyergap si buron. Iya, kan? Tapi kok ini lain? Tidak habis fikir saya! Bagaimana pendapat Anda? Ikra.- === *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [ppiindia] Re: Pengamat Asing tentang Soeharto
Mr. King of Tort, Betul bahwa realitas memang begitu, masih ada jutaan yg menganggap Suharto sbg pahlawan. Tetapi bukankah kita juga mesti fair pada jutaan rakyat yg lain yang menderita dan mendendam pada Suharto? Kalau fair hanya pada jutaan pihak lain, bukankah itu tidak fair namanya?!! Opini Dr. Asvi Marwan Adam tampaknya perlu dipertimbangkan. Topik Suharto sampai sekarang masih kontroversial, karena memang Cendana Connection masih terlalu powerful. Betul sekali bahwa banyak penjilat-penjilat Suharto, yg sekarang berlagak reformis. Tapi dengan kenyataan ini jangan sampai kita membutakan realitas yg lain bahwa jutaan yg lain benar-benar mengalami penderitaan. Rekonsiliasi sesungguhnya mungkin masih memerlukan 1 dekade lagi, mungkin... Saya pribadi beropini bahwa Suharto lebih banyak kesalahan daripada jasanya. Ini dapat kita lihat dengan mudah jika kita menengok Malaysia, ya mulai membangun lebih lambat dari Indonesia, bahkan dikatakan Petronas saja dulunya belajar dari Pertamina, tapi sekarang Indonesia cuman jadi supplier tenaga kasar bagi Malaysia. ... Maaf buat saya mengatakan Suharto berjasa... , merupakan pengingkaran akal waras yang sangat mencolok mata... Salam Bobby B king_of_tort [EMAIL PROTECTED] wrote: Bangsa Indonesia harus membuka matanya dan berani menerima realita, betapapun, kita nggak akan mungkin bisa set back dan mencoba membenahi segala sesuatunya dari situ. Soeharto telah 'menulis' sejarahnya bersama sejarah Indonesia itu sekaligus, bukan saja dgn tinta darah, tapi juga dgn tinta emas. Buku Robert Erward Elson itu saya kira sangat patut untuk kita jadikan acuan guna rekonsiliasi nasional. Para oportunis yg dulu menjilat Soeharto dan sekarang mau mengadili Soeharto itulah justru pengkhianat2 bangsa dan pengkhianat nurani. Moga buku itu segera dipasarkan di Indonesia dan bisa di 'konsumsi' oleh semua lapisan masyarakat, biar dendam dan kebencian yg selama ini masih di genggam bangsa ini (sebagian) dan ingin melampiaskan kesumatnya itu bisa merenungkan kembali komitmennya. Tanpa adanya iktikad baik dari SELURUH bangsa Indonesia untuk melupakan segala kejahatan2 kemanusiaan Soeharto, maka kondisi bangsa ini nggak akan pernah berhenti dari terror dan civil war yg terus menjadi trend. Betapapun, masih ada jutaan rakyat Indonesia yg masih mencintai Soeharto dan menganggap Beliau adalah Pahlawan bangsa, realita itu tidak bisa di abaikan begitu saja, karena sangat mungkin kekuatan inilah yg mendominasi kekuatan rakyat. Chico --- In ppiindia@yahoogroups.com, Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote: http://www.kompas.com/kompas-cetak/0506/10/opini/1803054.htm Pengamat Asing tentang Soeharto Oleh Asvi Warman Adam TANGGAL 8 Juni 2005 Soeharto merayakan ulang tahun ke-84. Meski dikatakan sakit, ia masih tampak sehat. Ia juga sempat melayat ketika salah seorang menterinya pada masa Orde Baru, Radius Prawiro, meninggal beberapa waktu lalu. Di tengah tuntutan untuk mengadili dan memaafkan Soeharto, mungkin timbul pertanyaan, bagaimana perannya dalam sejarah Indonesia. Setelah Soeharto berhenti menjadi presiden tahun 1998, arus sejarah cenderung menanggalkan atribut kebesaran yang telah dilekatkan dan disandangnya selama puluhan tahun. Kehebatannya yang telah difilmkan dan ditulis dalam buku pelajaran sejarah di sekolah kini dipertanyakan. Bahkan, ia pun dikaitkan dengan G30S, sebagai orang yang paling diuntungkan dalam proses kudeta merangkak terhadap Presiden Soekarno. Sebab itu, ada baiknya menyimak pandangan pengamat asing tentang Soeharto. Tahun 2001 terbit buku tentang biografi Soeharto yang ditulis oleh seorang akademisi Australia. Bagaimana tanggapan pengamat lain di berbagai negara tentang buku itu? Dari perdebatan ini barangkali kita dapat menyimpulkan sesuatu. Tokoh penting Asia? Buku Robert Edward Elson, Soeharto, Political Biography, diterbitkan oleh Cambridge UP, Oktober 2001. Elson yang kini menjadi profesor di Griffith University, Brisbane, sebelumnya menulis disertasi Javanese peasant and the colonial sugar history: impact and change in an east Java residency, 1830-1940 (Oxford UP, 1984). Tahun 1997 ia menerbitkan buku The end of the peasantry in Southeast Asia: a social and economic history of peasant livehood, 1800-1900 (Maxmillan). Entah mengapa ia tertarik kepada Presiden Soeharto, barangkali karena Soeharto anak petani dan bergaya petani ketika berkuasa. Menurut Elson, Indonesia agaknya ingin melupakan Soeharto, karya- karyanya, dan menganggap Orde Baru sebagai penyimpangan dalam perkembangan sejarah negeri ini. Sikap ini dapat dipahami, tetapi dianggap Elson dangkal. Padahal, Soeharto merupakan tokoh amat penting selama abad ke-20 di Asia, tulis Elson. Secara bertahap, serba hati-hati dan terencana, ia telah membangun Indonesia yang sama sekali baru. Pada bab terakhir dikatakan, Indonesia baru yang diciptakan melalui tahap- tahap pembangunan berencana telah
[ppiindia] Re: Pengamat Asing tentang Soeharto
maaf sdikit nimbrung Mas/Pak... kalau kita duduk2 di tempat umum mungkin kita sering mendengar ocehan sebagian besar masyarakat yang ternyata masih memuji masa pemerintahan soeharto. yg kudenger mereka bilang begini, jaman soeharto dulu gak kayak gini. dulu memang ada korupsi tapi paling cuma di satu titik aja artinya tidak melebar seperti jaman reformasi seperti skrg ini. kalau bisa diputar lagi, kondisi kita kembali aja ke jaman soeharto. dlm hatiku, weleh uedaaan nih orangkupikir nih org kagak tahu kalo orang yg menderita jaman soeharto, mungkin, lebih byk dari sekarang. gak taulah...aku ora ngerti. --- In ppiindia@yahoogroups.com, Robertus Budiarto [EMAIL PROTECTED] wrote: Mr. King of Tort, Betul bahwa realitas memang begitu, masih ada jutaan yg menganggap Suharto sbg pahlawan. Tetapi bukankah kita juga mesti fair pada jutaan rakyat yg lain yang menderita dan mendendam pada Suharto? Kalau fair hanya pada jutaan pihak lain, bukankah itu tidak fair namanya?!! Opini Dr. Asvi Marwan Adam tampaknya perlu dipertimbangkan. Topik Suharto sampai sekarang masih kontroversial, karena memang Cendana Connection masih terlalu powerful. Betul sekali bahwa banyak penjilat-penjilat Suharto, yg sekarang berlagak reformis. Tapi dengan kenyataan ini jangan sampai kita membutakan realitas yg lain bahwa jutaan yg lain benar-benar mengalami penderitaan. Rekonsiliasi sesungguhnya mungkin masih memerlukan 1 dekade lagi, mungkin... Saya pribadi beropini bahwa Suharto lebih banyak kesalahan daripada jasanya. Ini dapat kita lihat dengan mudah jika kita menengok Malaysia, ya mulai membangun lebih lambat dari Indonesia, bahkan dikatakan Petronas saja dulunya belajar dari Pertamina, tapi sekarang Indonesia cuman jadi supplier tenaga kasar bagi Malaysia. ... Maaf buat saya mengatakan Suharto berjasa... , merupakan pengingkaran akal waras yang sangat mencolok mata... Salam Bobby B king_of_tort [EMAIL PROTECTED] wrote: Bangsa Indonesia harus membuka matanya dan berani menerima realita, betapapun, kita nggak akan mungkin bisa set back dan mencoba membenahi segala sesuatunya dari situ. Soeharto telah 'menulis' sejarahnya bersama sejarah Indonesia itu sekaligus, bukan saja dgn tinta darah, tapi juga dgn tinta emas. Buku Robert Erward Elson itu saya kira sangat patut untuk kita jadikan acuan guna rekonsiliasi nasional. Para oportunis yg dulu menjilat Soeharto dan sekarang mau mengadili Soeharto itulah justru pengkhianat2 bangsa dan pengkhianat nurani. Moga buku itu segera dipasarkan di Indonesia dan bisa di 'konsumsi' oleh semua lapisan masyarakat, biar dendam dan kebencian yg selama ini masih di genggam bangsa ini (sebagian) dan ingin melampiaskan kesumatnya itu bisa merenungkan kembali komitmennya. Tanpa adanya iktikad baik dari SELURUH bangsa Indonesia untuk melupakan segala kejahatan2 kemanusiaan Soeharto, maka kondisi bangsa ini nggak akan pernah berhenti dari terror dan civil war yg terus menjadi trend. Betapapun, masih ada jutaan rakyat Indonesia yg masih mencintai Soeharto dan menganggap Beliau adalah Pahlawan bangsa, realita itu tidak bisa di abaikan begitu saja, karena sangat mungkin kekuatan inilah yg mendominasi kekuatan rakyat. Chico --- In ppiindia@yahoogroups.com, Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote: http://www.kompas.com/kompas-cetak/0506/10/opini/1803054.htm Pengamat Asing tentang Soeharto Oleh Asvi Warman Adam TANGGAL 8 Juni 2005 Soeharto merayakan ulang tahun ke-84. Meski dikatakan sakit, ia masih tampak sehat. Ia juga sempat melayat ketika salah seorang menterinya pada masa Orde Baru, Radius Prawiro, meninggal beberapa waktu lalu. Di tengah tuntutan untuk mengadili dan memaafkan Soeharto, mungkin timbul pertanyaan, bagaimana perannya dalam sejarah Indonesia. Setelah Soeharto berhenti menjadi presiden tahun 1998, arus sejarah cenderung menanggalkan atribut kebesaran yang telah dilekatkan dan disandangnya selama puluhan tahun. Kehebatannya yang telah difilmkan dan ditulis dalam buku pelajaran sejarah di sekolah kini dipertanyakan. Bahkan, ia pun dikaitkan dengan G30S, sebagai orang yang paling diuntungkan dalam proses kudeta merangkak terhadap Presiden Soekarno. Sebab itu, ada baiknya menyimak pandangan pengamat asing tentang Soeharto. Tahun 2001 terbit buku tentang biografi Soeharto yang ditulis oleh seorang akademisi Australia. Bagaimana tanggapan pengamat lain di berbagai negara tentang buku itu? Dari perdebatan ini barangkali kita dapat menyimpulkan sesuatu. Tokoh penting Asia? Buku Robert Edward Elson, Soeharto, Political Biography, diterbitkan oleh Cambridge UP, Oktober 2001. Elson yang kini menjadi profesor di Griffith University, Brisbane, sebelumnya menulis disertasi Javanese peasant and the colonial sugar history: impact and change in an east Java residency, 1830-1940 (Oxford UP, 1984). Tahun 1997 ia
[ppiindia] Re: Dari Tanah Air: Kok membukakan rahasianya sendiri?
Mbak Listy, Kalo cuma ayu dan mulus, mungkin di sono juga buanyak. Tapi kalo disana yang dicari kali yang kayak Monika Lewinsky...:-) Gak tau juga apa yang bakal dimunculin. Kalo sampe ada lagi orang spt Abu Bakar Ba'asyir, Abu Jibril, Abu Nawas, Abu Gosok dan abu-abu lainnya lagi...saya pikir...ya udah mending ngaku aja iya, gue teroris. Jadi, polisi bisa tepuk dada..krn bisa menangkap dengan cepat..dan sang arogan itu akan bingung...hue..he..he...ngebom trus ketangkep, ngebom trus ketangkep...Si abu-abu itu bisa jadi pahlawan ato berjihad dgn cara begini buat negara. Kadalin aje tuh buaye... Kalo bener pikiran gila saya ini nih mbak, lucu juga ya..mengeluarkan travel warning ke Indonesia, tapi ngirim orang utk ngelobying Cepu tetep getol...:-) iye alamak! --- In ppiindia@yahoogroups.com, Listy [EMAIL PROTECTED] wrote: mbak Lina, jangan-jangan, ada alasan lain yang akan dimunculkan, bisa jadi, dengan melihat ke-ayu-an dan ke-mulus-an putri berlabel indonesia, mereka, para gerombolan arogan ini, akan ke indonesia, karena ada yg ayu dan yg mulus yg 'tersembunyi' di indonesia.. heheheh.. alamkk!!! -Original Message- From: Lina Dahlan [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 13 Juni 2005 9:34 To: ppiindia@yahoogroups.com Subject: [ppiindia] Re: Dari Tanah Air: Kok membukakan rahasianya sendiri? Bung Ikra, Saya kok malas ya mengikuti berita bom-bom begini. Mungkin karena saya sudah..berkesimpulan sendiri...bhw ini termasuk politisasi tingkat tinggi... Gak..tau deh, ini mungkin pikiran gila saya aja sih... Islam/Indonesia ini kan memang lagi diberi image sarang teroris oleh negara yang Arogan Sekali...Kalo Indonesia dianggap gak bisa mengatasi teroris-teroris ini, negara arogan tsb akan mengirim tentara ke Indonesia. Jadi, mereka membuat alibi dulu..sama seperti ketika ingin 'menyerang' Afghan, Irak, dan kini Iran...mungkin juga Indonesia... Tapi...apanya ya yang diincer sang arogan tsb di Indonesia ini? Cepu kah?...Gossipnya (pada film 9/11th ?) Bush itu kan salah satu the owner or petinggi the Exxon ya?..iyaa...lagi lagi oil...kah? wassalam, --- In ppiindia@yahoogroups.com, Ikra [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear friends; Berita di bawah ini saya kutip dari TEMPO. Aneh, kan? Cobalah Anda kritisi. Tidak masuk akal, kan? Kenapa hasil penyelidikan fihak keamanan ini diberikan kepada pers untuk boleh disiarkan? Agar si buron tidak jadi masuk ke Pulau Jawa? Kalau buron itu membaca berita ini, maka mereka sudah tahu tahu bahwa rencana mereka sudah ketahuan, maka yang dilakukan si buron itu pastilah segera merobah rencananya sedemikian rupa, tetapi tetap bertujuan masuk ke Pulau Jawa dong! Tapi ada yang menarik dalam berita ini, yaitu adanya dua oknum mantan militer yang dikatakan mengawal si konvoi si buron. Apakah maksudnya dua oknum mantan itu terlibat dengan si buron? Artinya, fihak keamanan kita sudah tahu siapa dua orang oknum itu, kan? Nah, bagian ini juga disiarkan kepada pers dan pers memberitakannya. Jadi, apa maksudnya fihak keamanan membukakan rahasia sepenting itu untuk pers kita? Kan jelas ulah ini bisa membuat operasi penangkapan atas si buron gagal dong! Mestinya kan kalau dapat rahasia si buron ya disimpan dan diam- diam dulu, lalau diadakan penyergapan, dan kalau sudah berhasil barulah ngomong kepada pers untuk disiarkan keberhasilan menyergap si buron. Iya, kan? Tapi kok ini lain? Tidak habis fikir saya! Bagaimana pendapat Anda? Ikra.- === *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [ppiindia] Re: Pengamat Asing tentang Soeharto
Lah yo maklum toh Mbak / Ibu. musim pancaroba kan selalu lebih gak enak daripada musim hujan utawa panas, banyak yang masuk angin. Setelah puluhan taun hidup dalam sistem campuran 3K (Komunis-Kapitalis-Kerajaan) apa yah langsung bisa sistem demokrasi, sistem rule of law, Dulu daku kebetulan pernah di negeri seberang, negeri bule, waktu lewat di antara teman-teman yg lagi ngobrol aku kok ya iso nunduk-nunduk lah tapi mulut omong excuse me... Itulah . keadaan pancaroba memang semua masih kacau Dan sangat manusiawi kalau manusia mau keluar dari kekacauan.. tapi ya mudah-mudahan yah jangan kembali ke jaman Anarki Sistematis Orba lagi.. Salam Bobby B Ida Z.A [EMAIL PROTECTED] wrote: maaf sdikit nimbrung Mas/Pak... kalau kita duduk2 di tempat umum mungkin kita sering mendengar ocehan sebagian besar masyarakat yang ternyata masih memuji masa pemerintahan soeharto. yg kudenger mereka bilang begini, jaman soeharto dulu gak kayak gini. dulu memang ada korupsi tapi paling cuma di satu titik aja artinya tidak melebar seperti jaman reformasi seperti skrg ini. kalau bisa diputar lagi, kondisi kita kembali aja ke jaman soeharto. dlm hatiku, weleh uedaaan nih orangkupikir nih org kagak tahu kalo orang yg menderita jaman soeharto, mungkin, lebih byk dari sekarang. gak taulah...aku ora ngerti. --- In ppiindia@yahoogroups.com, Robertus Budiarto [EMAIL PROTECTED] wrote: Mr. King of Tort, Betul bahwa realitas memang begitu, masih ada jutaan yg menganggap Suharto sbg pahlawan. Tetapi bukankah kita juga mesti fair pada jutaan rakyat yg lain yang menderita dan mendendam pada Suharto? Kalau fair hanya pada jutaan pihak lain, bukankah itu tidak fair namanya?!! Opini Dr. Asvi Marwan Adam tampaknya perlu dipertimbangkan. Topik Suharto sampai sekarang masih kontroversial, karena memang Cendana Connection masih terlalu powerful. Betul sekali bahwa banyak penjilat-penjilat Suharto, yg sekarang berlagak reformis. Tapi dengan kenyataan ini jangan sampai kita membutakan realitas yg lain bahwa jutaan yg lain benar-benar mengalami penderitaan. Rekonsiliasi sesungguhnya mungkin masih memerlukan 1 dekade lagi, mungkin... Saya pribadi beropini bahwa Suharto lebih banyak kesalahan daripada jasanya. Ini dapat kita lihat dengan mudah jika kita menengok Malaysia, ya mulai membangun lebih lambat dari Indonesia, bahkan dikatakan Petronas saja dulunya belajar dari Pertamina, tapi sekarang Indonesia cuman jadi supplier tenaga kasar bagi Malaysia. ... Maaf buat saya mengatakan Suharto berjasa... , merupakan pengingkaran akal waras yang sangat mencolok mata... Salam Bobby B __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed] *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ppiindia] Re: Dari Tanah Air: Kok membukakan rahasianya sendiri?
hehehe...mba Lin, kalo penjahatnya mati cepet ntar penonton rugi dongkayak film aja tuh, durasi panjang kan lumayan bisa buat tidur di bangku empuk hue..he..he... --- In ppiindia@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: Mbak Listy, Kalo cuma ayu dan mulus, mungkin di sono juga buanyak. Tapi kalo disana yang dicari kali yang kayak Monika Lewinsky...:-) Gak tau juga apa yang bakal dimunculin. Kalo sampe ada lagi orang spt Abu Bakar Ba'asyir, Abu Jibril, Abu Nawas, Abu Gosok dan abu-abu lainnya lagi...saya pikir...ya udah mending ngaku aja iya, gue teroris. Jadi, polisi bisa tepuk dada..krn bisa menangkap dengan cepat..dan sang arogan itu akan bingung...hue..he..he...ngebom trus ketangkep, ngebom trus ketangkep...Si abu-abu itu bisa jadi pahlawan ato berjihad dgn cara begini buat negara. Kadalin aje tuh buaye... Kalo bener pikiran gila saya ini nih mbak, lucu juga ya..mengeluarkan travel warning ke Indonesia, tapi ngirim orang utk ngelobying Cepu tetep getol...:-) iye alamak! --- In ppiindia@yahoogroups.com, Listy [EMAIL PROTECTED] wrote: mbak Lina, jangan-jangan, ada alasan lain yang akan dimunculkan, bisa jadi, dengan melihat ke-ayu-an dan ke-mulus-an putri berlabel indonesia, mereka, para gerombolan arogan ini, akan ke indonesia, karena ada yg ayu dan yg mulus yg 'tersembunyi' di indonesia.. heheheh.. alamkk!!! -Original Message- From: Lina Dahlan [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 13 Juni 2005 9:34 To: ppiindia@yahoogroups.com Subject: [ppiindia] Re: Dari Tanah Air: Kok membukakan rahasianya sendiri? Bung Ikra, Saya kok malas ya mengikuti berita bom-bom begini. Mungkin karena saya sudah..berkesimpulan sendiri...bhw ini termasuk politisasi tingkat tinggi... Gak..tau deh, ini mungkin pikiran gila saya aja sih... Islam/Indonesia ini kan memang lagi diberi image sarang teroris oleh negara yang Arogan Sekali...Kalo Indonesia dianggap gak bisa mengatasi teroris-teroris ini, negara arogan tsb akan mengirim tentara ke Indonesia. Jadi, mereka membuat alibi dulu..sama seperti ketika ingin 'menyerang' Afghan, Irak, dan kini Iran...mungkin juga Indonesia... Tapi...apanya ya yang diincer sang arogan tsb di Indonesia ini? Cepu kah?...Gossipnya (pada film 9/11th ?) Bush itu kan salah satu the owner or petinggi the Exxon ya?..iyaa...lagi lagi oil...kah? wassalam, --- In ppiindia@yahoogroups.com, Ikra [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear friends; Berita di bawah ini saya kutip dari TEMPO. Aneh, kan? Cobalah Anda kritisi. Tidak masuk akal, kan? Kenapa hasil penyelidikan fihak keamanan ini diberikan kepada pers untuk boleh disiarkan? Agar si buron tidak jadi masuk ke Pulau Jawa? Kalau buron itu membaca berita ini, maka mereka sudah tahu tahu bahwa rencana mereka sudah ketahuan, maka yang dilakukan si buron itu pastilah segera merobah rencananya sedemikian rupa, tetapi tetap bertujuan masuk ke Pulau Jawa dong! Tapi ada yang menarik dalam berita ini, yaitu adanya dua oknum mantan militer yang dikatakan mengawal si konvoi si buron. Apakah maksudnya dua oknum mantan itu terlibat dengan si buron? Artinya, fihak keamanan kita sudah tahu siapa dua orang oknum itu, kan? Nah, bagian ini juga disiarkan kepada pers dan pers memberitakannya. Jadi, apa maksudnya fihak keamanan membukakan rahasia sepenting itu untuk pers kita? Kan jelas ulah ini bisa membuat operasi penangkapan atas si buron gagal dong! Mestinya kan kalau dapat rahasia si buron ya disimpan dan diam- diam dulu, lalau diadakan penyergapan, dan kalau sudah berhasil barulah ngomong kepada pers untuk disiarkan keberhasilan menyergap si buron. Iya, kan? Tapi kok ini lain? Tidak habis fikir saya! Bagaimana pendapat Anda? Ikra.- === *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ppiindia] Re: Re: Re: BOM lagi - Cara kerja intelijen
Pak Satrio, Dlm cerita Bpk, si Ceweq Sekretaris itu jadi informan bukan agennya.. Informan memberikan data dan informasi tanpa sadar... Tapi, Kalo jadi agen rahasia sdh pasti 'didoktrin' dan tahu targetnya.. Mereka melakukannya dengan amat sangat paham dg tugasnya, terlepas apakah mereka di-'brain-stroming' atau tdk Jadi, kalo ada pejabat, masyarakat yg menyerahkan aset negara... pasti dilakukan dg 'sadar' demi kekayaan pribadinya... Salam, AI == From: Satrio Arismunandar [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Re: BOM lagi - Cara kerja intelijen Saudaraku, Ah, dalam dunia intelijen, orang yang direkrut jadi intel itu kadang-kadang tidak sadar bahwa ia itu intel dan informan. Ini kehebatan human intelligence yang tak bisa digantikan oleh kecanggihan teknologi. Itulah yang namanya sistem binaan. Misalnya, saya (selaku agen asing) memacari cewek yang jadi Sekretaris-nya SBY. Tiap kami kencan, sambil bermesraan, cewek ini cerita tentang kegiatan SBY dan kelakuan SBY di kantor. Saya mendapat info tentang SBY yang akurat, yang tak bisa saya lakukan kalau saya sendiri harus masuk ke kantor SBY. Artinya, cewek ini telah jadi agen dan informan kekuatan asing, agen yang saya rekrut, tanpa dia sendiri menyadari. Tapi, selain itu, banyak juga orang Indonesia yang secara sadar bekerja untuk kepentingan asing untuk duit. Termasuk mereka yang sekarang sibuk melobi, agar Indonesia menjual aset-aset negara dengan harga murah kepada perusahaan-perusahaan asing. Banyak kok para komprador di antara kita. Baik di parlemen, pemerintahan. LSM, dsb. Satrio --- Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau orang Amerika CIA yang mendalangi pemboman, berarti si pelaksananya mau dikibulin CIA. Mengapa mau dikibulin, mungkin sekali karena goblok. Bukankah ada institusi agama yang mengajar yang benar dan kebenaran? *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [ppiindia] Re: Re: Re: BOM lagi - Cara kerja intelijen
Kalau mau diubah menjadi agen yang sadar juga bisa. Bukankah ada orang yang mau berbuat apa saja DEMI CINTA? Ini adalah kasus yang pernah terjadi di Inggris. Saya tak ingat persis kasusnya. Tapi garis besarnya begini: Agen Rusia memacari sekretaris di bagian departemen pertahanan Inggris. Cewek ini menyerahkan dokumen-dokumen rahasia. Aksi spionase ini akhirnya ketahuan oleh kontra-intelijen Inggris. Si cewek ditangkap dan masuk penjara. Tetapi sesudah bertahun-tahun kemudian, si cewek bebas dari penjara dan (untungnya) ia masih ditunggui oleh cowok yang agen Rusia tersebut. Rupanya, ia benar-bernar cinta akhirnya... Cinta lebih kuat dari pada membela negara... --- Arriko Indrawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Satrio, Dlm cerita Bpk, si Ceweq Sekretaris itu jadi informan bukan agennya.. Informan memberikan data dan informasi tanpa sadar... Tapi, Kalo jadi agen rahasia sdh pasti 'didoktrin' dan tahu targetnya.. Mereka melakukannya dengan amat sangat paham dg tugasnya, terlepas apakah mereka di-'brain-stroming' atau tdk Jadi, kalo ada pejabat, masyarakat yg menyerahkan aset negara... pasti dilakukan dg 'sadar' demi kekayaan pribadinya... Salam, AI == From: Satrio Arismunandar [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Re: BOM lagi - Cara kerja intelijen Saudaraku, Ah, dalam dunia intelijen, orang yang direkrut jadi intel itu kadang-kadang tidak sadar bahwa ia itu intel dan informan. Ini kehebatan human intelligence yang tak bisa digantikan oleh kecanggihan teknologi. Itulah yang namanya sistem binaan. Misalnya, saya (selaku agen asing) memacari cewek yang jadi Sekretaris-nya SBY. Tiap kami kencan, sambil bermesraan, cewek ini cerita tentang kegiatan SBY dan kelakuan SBY di kantor. Saya mendapat info tentang SBY yang akurat, yang tak bisa saya lakukan kalau saya sendiri harus masuk ke kantor SBY. Artinya, cewek ini telah jadi agen dan informan kekuatan asing, agen yang saya rekrut, tanpa dia sendiri menyadari. Tapi, selain itu, banyak juga orang Indonesia yang secara sadar bekerja untuk kepentingan asing untuk duit. Termasuk mereka yang sekarang sibuk melobi, agar Indonesia menjual aset-aset negara dengan harga murah kepada perusahaan-perusahaan asing. Banyak kok para komprador di antara kita. Baik di parlemen, pemerintahan. LSM, dsb. Satrio --- Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau orang Amerika CIA yang mendalangi pemboman, berarti si pelaksananya mau dikibulin CIA. Mengapa mau dikibulin, mungkin sekali karena goblok. Bukankah ada institusi agama yang mengajar yang benar dan kebenaran? __ Do you Yahoo!? Make Yahoo! your home page http://www.yahoo.com/r/hs *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ppiindia] Seorang (calon) bayi membutuhkan orangtua adopsi
Satu lagi anak manusia yang butuh bantuan --- Sopril Amir [EMAIL PROTECTED] wrote: Siapa tahu ada yang bisa ikut membantu, Pengirimnya ini seorang kenalan saya. Veronica B Vonny [EMAIL PROTECTED] wrote: Date: Fri, 10 Jun 2005 00:53:04 -0700 (PDT) From: Veronica B Vonny [EMAIL PROTECTED] Subject: Seorang (calon) bayi membutuhkan orangtua adopsi Seorang (calon) bayi membutuhkan orangtua adopsi Maaf kalau apa yang akan Anda baca berikut ini terkesan klise atau mirip sinetron Indonesia. Tetapi, ini adalah sebuah kenyataan dan saya sangat mengharapkan ada seseorang yang tergerak untuk berbuat sesuatu terhadap nasib seseorang yang akan saya paparkan ini. Saya punya seorang kenalan, perempuan, dia sedang mengandung dan bayinya akan lahir dalam waktu dekat ini. Dia sendirian di Jakarta, datang dari kampung beberapa tahun lalu berbekal ijazah SMP/SMA (saya kurang tahu pasti), bekerja untuk membiayai anaknya yang ditinggalkan di kampung (suaminya sudah menikah lagi). Di Jkt, meskipun dia bukan perempuan gampangan, ternyata dia terjebak juga dengan rayuan seorang lelaki yang menjanjikan akan mengawininya, memberikannya rumah, dsb, tetapi setelah dia hamil lelaki itu tak bertanggung jawab. Apalagi, ternyata lelaki itu punya anak-istri dan instansi tempatnya bekerja tidak memungkinkannya punya istri lebih dari satu! Karena malu, kenalan saya ini pindah dari tempatnya bekerja dan kos. Dia datang menceritakan kesulitannya, dan suami saya tergerak membantu dengan memberinya pekerjaan menjaga toko servis komputer suami di daerah pinggiran Jakarta, agar dia tak terlalu sedih dan putus asa. Dengan kemampuan kami yang tak seberapa, kami coba menyisihkan sedikit uang untuk biaya hidupnya. Itu sebelum kandungannya membesar. Beberapa bulan belakangan, dia tidak lagi bekerja dan lebih suka mengurung diri karena malu. Tetapi, bila ada uang kami masih memberi dia sekadar untuk makan satu-dua hari. Untuk biaya periksa kandungan, kami belum mampu memberikan. Bahkan, sering dia beberapa hari tidak makan bila tidak ada teman atau tetangga yang membantu. Saat ini, dia bingung memikirkan biaya persalinan dan membesarkan bayi itu. Bukannya tidak mau memelihara, tapi kondisinya sekarang sangat tidak memungkinkan. Keluarga saya juga tidak mampu membantunya lagi karena ekonomi kami sendiri akhir-akhir ini memburuk. Ada memang beberapa lelaki yang bersedia membiayai bayi itu asal dia mau dijadikan istri simpanan, tetapi dia menolak. Dia trauma terhadap laki-laki, apalagi lelaki macam begitu. Ada juga yang bersimpati dan bersedia mengambil bayi itu, tapi hidup mereka sendiri pas-pasan dan sudah punya beberapa anak, sehingga kenalan saya itu tidak berani ambil risiko, takut anaknya ditelantarkan di kemudian hari. Tentu sebagai ibu yang sudah terpaksa 'membuang' anak itu, dia akan merasa makin berdosa. Karena itu, agar jangan sampai dia 'gelap mata', kami pikir solusi yang terbaik adalah memberikan bayi itu untuk diadopsi oleh seseorang/keluarga baik-baik yang sangat menginginkan anak, kalau bisa yang cukup mapan dari segi ekonomi. Dia ingin bayi itu diadopsi secara resmi, agar nantinya dia tidak dituduh 'menjual' atau 'membuang' anak. Dan kalau bisa, proses pengadopsian dilakukan secepatnya setelah sang bayi lahir. Bukankah ini hitung-hitung menolong juga keluarga yang mendambakan anak tersebut? Bila Anda/teman/keluarga/kenalan Anda tergerak untuk membantu dan/atau ingin mengadopsi bayi itu, silakan menghubungi saya via e-mail: [EMAIL PROTECTED], yang akan saya teruskan kepada kenalan saya itu. Saya juga sangat berterima kasih bila Anda bersedia mem-forward-kan e-mail ini ke teman/kenalan/grup Anda. Terima kasih. Semoga Tuhan membalas budi baik Anda. Salam. __ Yahoo! Mail Mobile Take Yahoo! Mail with you! Check email on your mobile phone. http://mobile.yahoo.com/learn/mail *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [ppiindia] Re: Slavery in Islam
Perbudakan sebenarnya tidak hanya terjadi ketika Islam atau Kristen ada, ia sudah ada sejak beribu-ribu tahun lalu... Jaman Firaun pun sudah ada... Pendek kata perbudakan terjadi ketika manusia mulai saling menguasai satu dengan lainnya... Di Kristen terjadi ya memang... Di Islam ada perbudakan, ya memang... Namun dalam agama diajarkan bagaimana menghargai manusia satu dengan lainnya, maka itulah agama diturunkan... Kalau sekarang muncul 'perbudakan' modern, maka inilah hasil 'dogma' yang hanya membaca agama tak lebih seperti cerpen di koran akhir minggu... DG On 6/8/05, RM Danardono HADINOTO [EMAIL PROTECTED] wrote: --- In ppiindia@yahoogroups.com, Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Hadinoto, Barangkali Anda lupa bahwa dalam gereja terjadi reformasi, malah sekarang ada itu aliran yang namanya teologi pembebasan. Dikalangan Islam pun ada arus demikian, cuma saja belum seberapa kuat, hanya berkisar dikalangan akademis belum berakar rumput. Salam, -- Mas, saya tak lupa pada theologi pembebasan. saya ketemu tokohnya di Vienna sekali: Ernesto Cardenal. Ini terutama muncul di Amerika Latin, dimana kemiskinan dan pemerasan begitu getir, oleh para konglo, yang notabene Kristen semua. Terutama United Fruits...raja pisang. Theologi pembebasan ini, mas, tak disukai di Vatican. Paus lebih suka meng-kejar kejar para pelaku abortus, yang bercerai, dan romo romo yang kebelet mau menikah. Tetapi kemiskinan itu sendiri yang timbul karena penindasan oleh the Haves (yang rata rata Kristen lagi), tak terlalu digubris. Menghancurkan komunis ya di-agung agungkan sebagai jasa Paus almarhum. Tetapi, kami menjadi saksi disini, bahwa kemiskinan yang sangat getir muncul di negara negara ex komunis, sembari konglo baru muncul... Pelacuran merajalela disini mas, mereka adalah wanita wanita dari ex Rusia (terutama negara negara Balkan dan Baltikum). Salam danardono *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
RE: [ppiindia] Re: Slavery in Islam
Maap mas mohon di koreksi ... Didalam Kristen tidak ada Slavery ... Karena Kristen adalah ajaran pengikut ISA AS ... Jangan sok tahu ttg keKristen an ... Slavery yang ada pada Zaman Nabi Ibrahim AS , Musa AS ... yang nota bene nabi-nabi orang (yahudi) Israel ... bukan Kristen ... yang jadi tanda tanya kok nabi-nabi (yahudi) israel ada didalam kitab Islam (arab) ... cmiiw -Original Message- From: Mas Bagong [mailto:[EMAIL PROTECTED] Perbudakan sebenarnya tidak hanya terjadi ketika Islam atau Kristen ada, ia sudah ada sejak beribu-ribu tahun lalu... Jaman Firaun pun sudah ada... Pendek kata perbudakan terjadi ketika manusia mulai saling menguasai satu dengan lainnya... Di Kristen terjadi ya memang... Di Islam ada perbudakan, ya memang... Namun dalam agama diajarkan bagaimana menghargai manusia satu dengan lainnya, maka itulah agama diturunkan... Kalau sekarang muncul 'perbudakan' modern, maka inilah hasil 'dogma' yang hanya membaca agama tak lebih seperti cerpen di koran akhir minggu... DG *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ppiindia] smoga suatu hari nanti berlaku se Indonesia
Saya sekaligus mengutip judul disubject saya sebagai do'a tulus dari hati yang begitu lelah tatapi dosa-dosa hanya dengan tepekur. Tepekur bukan lagi hanya oleh merenung, tetapi lebih karena lemah iman dan lemah kuasa. Juga do'a, smoga niat tsb tidak ditatap dengan mata sebelah, pun terpicing, juga belalak. Toh, jutaan polisi dengan trilyunan kata-kata aturan tak jerakan satu pun pendosa, mengapa tak biarkan lecut sebentar hentikan 'polah' mereka, betapapun sesaatnya. Dan agar tak lagi ada yang 'pongah' bela 'selingkuh' ber'tabir' cinta, pun tak tengadahkan kepala karena telah 'berani' melakukannya. Penguasa Segala Kuasa, hanya ijinMu mampu bisakan do'aku. Untuk angel mungilku; Zalwa == Message: 14 Date: Sun, 12 Jun 2005 21:49:43 +0200 From: Ambon [EMAIL PROTECTED] Subject: Penjudi di Aceh Dicambuk 7 Kali HARIAN KOMENTAR 13 June 2005 Dilakukan usai shalat Jumat Penjudi di Aceh Dicambuk 7 Kali Penerapan hukuman Syariat Islam di Propinsi Nanggroe Aceh Darusalam (NAD), segera di-berlakukan, dan sedikitnya 20 warga yang terlibat perjudian, akan dieksekusi dengan men-jalani hukuman cambuk seba-nyak tujuh kali di depan umum. Hukuman ini akan dilaksa-nakan pekan depan di Bireun Aceh Timur. Hal ini disampai-kan Walikotanya, Mustoga Gelanggang seperti dikutip AP, Minggu (12/06). Menurut Gelanggang, sedi-kitnya 20 penjudi itu akan di-hajar dengan rotan sepanjang 2 meter sebanyak 7 kali. Gu-bernur Aceh, Azwar Abubakar juga mengisyaratkan huku-man atas penerapan syariat Is-lam akan diberlakukan Jumat. Dengan hukuman ini, kami harapkan pelakunya akan jera dan tidak akan berbuat lagi hal yang sama di masa mendatang karena mereka akan malu di-hukum di depan banyak orang,'' katanya. Seperti diketahui, pelaksa-naan hukum cambuk resmi di-berlakukan di Propinsi NAD menyusul ditandatanganinya su-rat keputusan tata cara pelak-sanaannya oleh Pelaksana Tu-gas (Plt) Gubernur NAD, H Azwar Abubakar, di Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Jumat (10/06) lalu. SK pengganti peraturan dae-rah (Qanun) itu ditandatangani Azwar di Masjid Bustanul Arifin, Kompleks Pesantren Serambi Mekah, Meulaboh disaksikan Danrem 012 Teuku Umar, Kol (Inf) Zahari Siregar, pejabat Bu-pati Aceh Barat, H Nasruddin, dan sejumlah ulama serta tokoh masyarakat Aceh Barat. Gubernur Azwar Abubakar menjelaskan, SK tersebut dike-luarkan sebagai bukti keseriu-san pemerintah daerah dan ma-syarakat untuk melaksanakan Syariat Islam secara kaffah yang telah dicanangkan setelah tahun 2002, setelah terbitnya UU No-mor 44/1999 mengenai keis- timewaan Aceh. Namun begitu, penerapan sya-riat ini masih mengundang pen-olakan. Aldin Naiggolan, warga Banda Aceh mengatakan me-nolak penerapan hukum cam-buk dilakukan sekarang. Dia beralasan sosialisasi hukum cambuk terhadap pemain judi masih kurang dilakukan ka-rena itu belum saatnya dilaku-kan sekarang. Sebenarnya ter-jadi penolakan terhadap hukum cambuk pada masyarakat yang dapat dilihat dari setengah hati warga menjalankan Syariat Is-lam, katanya. Semestinya, sosialisasi harus lebih gencar dilakukan sehingga warga mengetahui. Dengan de-mikian, sambungnya, jangan-kan hukum cambuk, hukum gantung pun bisa dilakukan di Aceh. Dia pun mempersoalkan, apakah hukum cambuk ini hanya berlaku kepada warga sipil saja yang lemah. Bagai-mana aparat yang main judi, apakah mereka menggunakan peradilan militer atau peradilan syariah, katanya. Sebagaimana diketahui, polisi Biruen bulan lalu menangkap 20 warga sipil yang tertangkap basah bermain judi. Mahkamah Syar'iyah Bireuen memutuskan mereka ini di-kenakan sanksi hukum 6-10 dicambuk yang dilakukan di depan masyarakat umum usai Shalat Jumat.(ap/kcm) [Non-text portions of this message have been removed] Get your Free E-mail at http://balita.zzn.com ___ Get your own Web-based E-mail Service at http://www.zzn.com *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ppiindia] U pay peanut, U'll get monkey..sekedar suara hati
Dear all LISI friends and other mailing lists, Sekedar menyuarakan ulang dengan versi berbeda, mudah-mudahan angin perubahan datang demi kebaikan bersama. Semoga berguna. Wassalam, ES National Development Planning Agency / BAPPENAS Jl. Taman Suropati 2 Jakarta, 10310, Indonesia Tel: 62.21.3912422; 3905650 ext 600 Fax: 62.21.3912422; 3145374 Email: [EMAIL PROTECTED] Website: www.geocities.com/satriyaeddy ; Blog: eddysatriya.blogspot.com , spaces.msn.com/members/kritikaku = YOU PAY PEANUT, YOU'LL GET MONKEY Oleh: Eddy Satriya*) Catatan: Telah diterbitkan di Kolom Majalah Forum Keadilan 19 Juni 2005 Setahun setelah kebakaran besar pertama kali menghabiskan Pasar Atas Bukittinggi pada tahun 1972, karena suatu alasan, keluarga saya pindah ke sebuah kawasan perladangan bernama Padang Leba, di pinggiran kota Payakumbuh, Sumatera Barat. Kasus busung lapar di NTB dan NTT baru-baru ini mengingatkan saya akan sulitnya kehidupan kami pada waktu itu. Meski kebutuhan sehari-hari dan biaya sekolah anak-anak dapat terpenuhi, tidak urung kami mengalami juga kondisi makan nasi sehari sekali yang terkadang diselingi dengan lemper terbuat dari dedak padi yang biasa diolah menjadi makanan ayam. Namun kondisi sulit tersebut masih lebih baik dibanding tetangga, keluarga seorang prajurit ABRI, yang tinggal di seberang ladang. Sangat sering terdengar pertengkaran yang ditingkahi bentakan, pemukulan dan tangisan yang disebabkan oleh kesulitan hidup dan minimnya kesejahteraan Sang Prajurit. Saya tak tahu lagi nasib keluarga tersebut beserta seorang anak mereka karena setahun kemudian kami kembali ke Bukittinggi. Kesejahteraan sebahagian besar prajurit TNI (dulu ABRI) sejak puluhan tahun lalu memang memprihatinkan. Karena itu dialog antara Panglima ABRI almarhum Jenderal M. Yusuf yang secara langsung menanyakan kondisi prajurit di lapangan seperti sering disiarkan TVRI di tahun 1980-an, selalu saja menimbulkan decak kagum dan simpati. Dialog seperti itu memang sudah jarang terdengar. Namun itu bukan berarti pimpinan TNI tidak memperhatikan kesejahteraan prajurit. Salah satu perhatian yang pernah diberikan oleh negara kepada prajurit TNI/Polri adalah melalui perbaikan asrama prajurit melalui dana Bantuan Presiden sebesar Rp 30 Milyar. Namun bantuan Presiden Megawati pada bulan Februari 2002 untuk memperbaiki asrama yang sudah parah kondisinya di empat lokasi itu malah berbuntut menjadi masalah politik yang menyulut debat di DPR. Perbaikan kesejahteraan prajurit yang berujung dengan usulan Tim Verifikasi Komisi I DPR kepada Presiden Megawati untuk memecat Mensesneg Bambang Kesowo itupun akhirnya terkenal dengan istilah Asramagate (Pikiran Rakyat, 13/7/02). Bukan hanya sekali dua rencana baik yang diajukan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan aparatnya dimentahkan oleh berbagai pihak. Ketika Presiden Abdurrahman Wahid (Gusdur) dengan taktis dan secara bertahap telah menaikkan gaji serta tunjangan jabatan PNS di awal pemerintahannya, protes malah datang dari pihak KORPRI sendiri. Alhasil, kenaikan tunjangan jabatan yang sudah dicicipi oleh PNS itu kemudian diturunkan lagi ke tingkat yang hanya sekedar menutupi tingkat inflasi. Rendahnya tingkat gaji dan tunjangan resmi PNS sering menjadi bahan guyonan, terkadan cemeehan yang mengkaitkannya dengan sabetan. Seorang pejabat karena saking senangnya, pernah memamerkan Surat Keputusan (SK) kenaikan pangkatnya menjadi IVc yang telah lama dinantikan. Seorang teman setelah membaca SK itu secara serius berkomentar bahwa telah terjadi kesalahan fatal dalam SK yang membuat Sang Pejabat kaget. Ketika ditanyakan apanya yang salah, teman tersebut ternyata meledek bahwa yang salah adalah gaji tercantum yang hanya berjumlah sekitar Rp 1,5 juta per bulan. Rendahnya gaji dan kesejahteraan juga diperburuk dengan berkurangnya beberapa fasilitas dan tunjangan. Hingga awal 1990-an, sebahagian dana APBN telah dialokasikan untuk pemeriksaan kesehatan rutin tahunan (general check up) bagi seluruh pejabat eselon III ke atas. Sebelum terjadi krisis, fasilitas kesehatan tersebut telah dihentikan dan dibatasi. Alhasil, banyak PNS yang tidak memerhatikan kesehatannya karena alasan ekonomi dan sering berakhir dengan timbulnya penyakit-penyakit berat yang menggerogoti produktivitas mereka. Kualitas dan kemudahan pelayanan Asuransi Kesehatan (Askes) juga tidak membaik. Ada beberapa anggota keluarga pegawai di kantor saya yang terserang kanker tidak tertolong lagi karena tidak mampu berobat secara layak dan teratur. Karena itu tidaklah sulit memahami betapa korupsi telah mampu mengalahkan nalar dan moral sebahagian PNS, termasuk guru besar dan intelektual sekalipun. Juga tidaklah sulit memahami masih banyaknya aparat yang justru terlibat dalam peristiwa kejahatan seperti pemalsuan uang, judi, penyelundupan dan penebangan liar. Transisi demi transisi dan ketidakjelasan prioritas telah memperburuk situasi. Merunut beberapa pidatonya, kita percaya
[ppiindia] Re: Slavery in Islam
--- In ppiindia@yahoogroups.com, Mas Bagong [EMAIL PROTECTED] wrote: Perbudakan sebenarnya tidak hanya terjadi ketika Islam atau Kristen ada, ia sudah ada sejak beribu-ribu tahun lalu... Jaman Firaun pun sudah ada... Pendek kata perbudakan terjadi ketika manusia mulai saling menguasai satu dengan lainnya... Di Kristen terjadi ya memang... Di Islam ada perbudakan, ya memang... --- Begitulah. Perbudakan muncul bersama sejarah manusia. Namun dalam agama diajarkan bagaimana menghargai manusia satu dengan lainnya, maka itulah agama diturunkan... - Lalu, mana hasilnya? Kalau sekarang muncul 'perbudakan' modern, maka inilah hasil 'dogma' yang hanya membaca agama tak lebih seperti cerpen di koran akhir minggu... DG - saya kira bukan dogma mas. Dogma adalah ajaran yang dicanangkan ex cathedra, jadi dari atas, dan wajib dipatuhi. Misalnya Paus tak mungkin keliru. Tak ada yang membaca agama seperti baca cerpen,mas. Kebanyakan membacanya secara intensif, malah hafal, tetapi, keluar dari rumah ibadah, AKU yang sebenarnya muncul, sisanya sekedar iman yang di-komat-kamitkan. Ini sejak sejarah kemanusiaan lho. Di Indo sejak 60an tahun yang lalu. Merdeka, tapi bathiniah tetap amburadul... DH On 6/8/05, RM Danardono HADINOTO [EMAIL PROTECTED] wrote: --- In ppiindia@yahoogroups.com, Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Hadinoto, Barangkali Anda lupa bahwa dalam gereja terjadi reformasi, malah sekarang ada itu aliran yang namanya teologi pembebasan. Dikalangan Islam pun ada arus demikian, cuma saja belum seberapa kuat, hanya berkisar dikalangan akademis belum berakar rumput. Salam, -- Mas, saya tak lupa pada theologi pembebasan. saya ketemu tokohnya di Vienna sekali: Ernesto Cardenal. Ini terutama muncul di Amerika Latin, dimana kemiskinan dan pemerasan begitu getir, oleh para konglo, yang notabene Kristen semua. Terutama United Fruits...raja pisang. Theologi pembebasan ini, mas, tak disukai di Vatican. Paus lebih suka meng-kejar kejar para pelaku abortus, yang bercerai, dan romo romo yang kebelet mau menikah. Tetapi kemiskinan itu sendiri yang timbul karena penindasan oleh the Haves (yang rata rata Kristen lagi), tak terlalu digubris. Menghancurkan komunis ya di-agung agungkan sebagai jasa Paus almarhum. Tetapi, kami menjadi saksi disini, bahwa kemiskinan yang sangat getir muncul di negara negara ex komunis, sembari konglo baru muncul... Pelacuran merajalela disini mas, mereka adalah wanita wanita dari ex Rusia (terutama negara negara Balkan dan Baltikum). Salam danardono ** * Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi- india.org ** * __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ppiindia] Re: Slavery in Islam
--- In ppiindia@yahoogroups.com, Jimmy Okberto [EMAIL PROTECTED] wrote: Maap mas mohon di koreksi ... Didalam Kristen tidak ada Slavery ... Karena Kristen adalah ajaran pengikut ISA AS ... Jangan sok tahu ttg keKristen an ... Slavery yang ada pada Zaman Nabi Ibrahim AS , Musa AS ... yang nota bene nabi-nabi orang (yahudi) Israel ... bukan Kristen ... yang jadi tanda tanya kok nabi-nabi (yahudi) israel ada didalam kitab Islam (arab) ... cmiiw -- Eitts sabar mas. Nabi nabi Yahudi juga nabi nabi kita, umat Kristen. Abraham, Moses, Jeremia, Jehezkiel, Jesaya, dll, adalah nabi nabi utama yang memberikan pengarahan dalam ajaran Kristiani. Kristus mendapat legitimasi, karena Dia adalah turunan David (nabi Daud). Kitab Tora adalah juga Kitab suci kita, yang kita jelmakan menjadi Perjanjian lama. kalau umat Yahudi katakan kami, bangsa israil adalah bangsa terpilih, kita terjemahkan menjadi kami umat Kristen adalah umat terpilih. By the way, yang gak terpilih siapa ya? Lha bagaimana nabi nabi Yahudi muncul di Kuran, itu lain soal lagi... Salam Danardono *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ppiindia] humor dulu aah...
udah pernah ada yg kirim / tau yg satu ini blom(pemberian temen nih) why people r angry? Suatu hari sang guru bertanya kepada murid-muridnya: Mengapa ketika seseorang sedang dalam keadaan marah, ia akan berbicara dengan suara kuat atau berteriak? Seorang murid setelah berpikir cukup lama mengangkat tangan dan menjawab: Karena saat seperti itu ia telah kehilangan kesabaran, karena itu ia lalu berteriak. Tapi... sang guru balik bertanya, Lawan bicaranya justru berada disampingnya. Mengapa harus berteriak? Apakah ia tak dapat berbicara secara halus? Hampir semua murid memberikan sejumlah alasan yang dikira benar menurut pertimbangan mereka Namun tak satupun jawaban yang memuaskan.. Sang guru lalu berkata; Ketika dua orang sedang berada dalam situasi kemarahan,jarak antara ke dua hati mereka menjadi amat jauh walau secara fisik mereka begitu dekat. Karena itu, untuk mencapai jarak yang demikian, mereka harus berteriak. Namun anehnya, semakin keras mereka berteriak, semakin pula mereka menjadi marah dan dengan sendirinya jarak hati yang ada di antara keduanya pun menjadi lebih jauh lagi. Karena itu mereka terpaksa berteriak lebih keras lagi. Sang guru masih melanjutkan; Sebaliknya, apa yang terjadi ketika dua orang saling jatuh cinta? Mereka tak hanya tidak berteriak, namun ketika mereka berbicara suara yang keluar dari mulut mereka begitu halus dan kecil. Sehalus apapun, keduanya bisa mendengarkannya dengan begitu jelas. Mengapa demikian? Sang guru bertanya sambil memperhatikan para muridnya. Mereka nampak berpikir amat dalam namun tak satupun berani memberikan jawaban. Karena hati mereka begitu dekat, hati mereka tak berjarak. Pada akhirnya sepatah katapun tak perlu diucapkan. Sebuah pandangan mata saja amatlah cukup membuat mereka memahami apa yang ingin mereka sampaikan. Sang guru masih melanjutkan: Ketika kamu sedang dilanda kemarahan, janganlah hatimu menciptakan jarak. Lebih lagi hendaknya kamu tidak mengucapkan kata yang mendatangkan jarak di antara kamu. Mungkin di saat seperti itu, TAK mengucapkan kata-kata mungkin merupakan cara yang BIJAKSANA. Karena waktu akan membantumu.. Flatter me, and I may not believe you. Criticize me, and I may not like you. Ignore me, and I may not forgive you. Encourage me, and I will not forget you. *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/