[ppiindia] Jumlah Warga Miskin Kota Terus Bertambah

2005-02-26 Thread Ambon

http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=188969&kat_id=23

Jumat, 25 Februari 2005  21:02:00

Jumlah Warga Miskin Kota Terus Bertambah
Laporan: Dicky Eko Saputro


Semarang-RoL-- Upaya untuk menghapus kemiskinan boleh dibilang masih  sangat 
jauh dari impian. Bukannya makin berkurang, jumlah warga miskin dari  tahun ke 
tahun justru makin bertambah. Kondisi seperti ini diakui  penjabat Wali Kota 
Semarang, Drs Saman Kadarisman.

Di sela acara sosialisasi Pemeliharan Kesehatan bagi Masyarakat  Miskin yang 
dihadiri camat dan lurah se-Kota Semarang, Jum'at (25/2), dia  mengakui bahwa 
angka kemiskinan di wilayahnya dari tahun ke tahun  selalu meningkat. 

Dia menyebutkan untuk tahun 2001 jumlah warga miskin kota di wilayahnya  
tercatat 42.000 KK. Namun setahun kemudian bertambah menjadi 44.013 KK,  dan 
sampai tahun 2004 berjumlah 54.000 KK.  ''Secara umum, indikator warga miskin 
ini ditandai dengan rendahnya  tingkat pendidikan, tingkat kesehatan, 
pendapatan dan ketidak-mapanan  hidup,'' jelasnya.

Sesuai data angka kemiskinan di Pemkot Semarang, dari 16 kecamatan di  wilayah 
kota ini, ada beberapa kecamatan yang jumlah warga miskinnya  tergolong cukup 
tinggi. 

Antara lain seperti di Kecamatan Semarang Tengah yang dari jumlah  penduduk 
81.782 jiwa, terdapat 18.896 jiwa yang tergolong warga miskin.  Demikian juga 
di Kecamatan Semarang, yang dari jumlah penduduk 140.708  jiwa, terdapat 16.400 
warga miskin. Sedangkan di Kecamatan Semarang Timur,  dari jumlah warga 94.691 
jiwa, terdapat 17.088 warga miskin.

Berkaitan dengan data ini, Saman Kadarisman mengakui bila proses  pembangunan 
di Kota Semarang, beleh dikatakan masih belum berhasil.  ''Sekarang ini, banyak 
dikatakan, pembangunan Kota Semarang berhasil. Namun bila  dilihat dari 
meningkatnya jumlah warga miskin, makna keberhasilan ini tentu bisa 
dipertanyakan,'' jelasnya. 

Lantas siapa yang bertanggung jawab untuk mengatasi masalah kemiskinan  ini? 
Saman mengakui keberadaan warga miskin ini memang sudah selayaknya  menjadi 
tanggung-jawab pemerintah. Paling tidak, pemerintah bisa  mengatasi 
ketidak-berdayaan warga miskin dengan memberikan cakupan pelayanan  kesehatan. 
Hal ini sesuai dengan UU No 40 tahun 2004 tentang jaminan 
sosial nasional.

''Dalam UU tersebut, secara jelas disebutkan bahwa jaminan sosial ini  
merupakan bentuk pelayanan kepada masyarakat untuk memenuhi kebutuhan  
hidupnya. Sehingga untuk pelayanan kesehatan seperti pemberian pengobatan  
dasar, mestinya diberikan secara gratis,'' paparnya.

Untuk itulah, dia menyambut baik rencana PT Askes Cabang Semarang untuk  
memberikan jaminan kesehatan bagi warga miskin. Kartu Askes sebagai  tanda 
kesertaan program jaminan kesehatan ini, rencananya akan diserahkan  1 April 
2005 mendatang.

Namun demikian dia agak menyayangkan, karena pemberian kuota kesertaan  program 
ini masih sangat terbatas. Dengan jumlah warga miskin yang  tercatat 225.288 
jiwa, kuota jaminan kesehatan yang diberikan PT Askes  hanya sebanyak 93.240 
jiwa. 


[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
DonorsChoose. A simple way to provide underprivileged children resources 
often lacking in public schools. Fund a student project in NYC/NC today!
http://us.click.yahoo.com/5F6XtA/.WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ppiindia] Pilkada di Papua

2005-02-26 Thread Ambon

http://www.suarapembaruan.com/News/2005/02/25/index.html

SUARA PEMBARUAN DAILY 
Pilkada di Papua
 

Indra J Piliang 

I tengah persoalan belum jelasnya materi dan substansi Peraturan Pemerintah 
(PP) menyangkut Pemilihan Langsung Kepala Daerah (Pilkada), selayaknya 
antisipasi penuh dilakukan atas proses pilkada nanti. Pilkada adalah bagian 
dari liberalisasi politik paling fenomenal dewasa ini karena berpotensi membawa 
perubah- an dinamika politik yang berkembang di daerah-daerah. 

Sebagai sosok negara demokratis baru yang berhasil ditampilkan ke masyarakat 
dunia lewat pemilu 2004 lalu, pelaksanaan pilkada tahun ini juga akan menyeret 
perhatian yang lebih luas lagi. Indonesia akan menghidangkan proses pemilihan 
pimpinan eksekutif daerah secara langsung ketimbang sebelumnya dipilih oleh 
parlemen lokal (DPRD). 

Untuk Papua, proses pilkada ini juga akan dilakukan. Namun, seiring dengan 
maraknya persoalan-persoalan politik di provinsi paling eksotik ini, diperlukan 
pemahaman yang lebih dalam atas pelaksanaan pilkada nanti. Minimal, terdapat 
tiga persoalan utama yang akan ditemukan nanti. 

Pertama, pada tingkat regulasi, mesti ada penyesuaian atau sinkronisasi di 
antara berbagai undang-undang yang menyangkut Papua. 

Kedua, secara geografis, wilayah Papua memiliki keunikan tersendiri sehingga 
membawa konsekuensi teknis dan nonteknis. 

Ketiga, secara demografis, jumlah penduduk Papua asli dengan penduduk Indonesia 
dari belahan lain yang makin seimbang, akan membawa konsekuensi politik yang 
berbeda pula. 

Belum lagi pada munculnya ketimpangan sosial yang tajam di Papua, baik karena 
faktor geografis, maupun karena pemerataan pembangunan yang masih sebatas 
slogan. 

Untuk mendapatkan hasil pilkada yang kualitatif tentunya diukur dari dampak 
perubahan seperti apa yang bisa diharapkan setelah proses ini dilangsungkan. 

Jangan sampai masyarakat Papua, terutama dari ras Melanesia, kian hari kian 
miskin justru setelah pemimpin formalnya dipilih langsung. 

Pada tingkat regulasi, UU No 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah menggariskan 
bahwa ketentuan dalam UU itu berlaku bagi Provinsi Papua sepanjang tidak diatur 
secara khusus dalam UU tersendiri. 

Artinya, UU No 21/2001 tentang Otonomi Khusus Papua menjadi lex specialis, 
sementara UU No 32/ 2004 menjadi lex generalis. Ketentuan-ketentuan dalam UU No 
21/2001 lebih utama ke-timbang dalam UU No 32/2004. 


Ras Melanesia 

Dalam pilkada, ketentuan-ketentuan khusus itu cukup eksplisit. Dalam pasal 58 
UU No 32/2004 disebutkan bahwa calon kepala daerah dan wakil kepala daerah 
adalah warga negara Republik Indonesia yang memenuhi 16 syarat (bisa dilacak 
satu demi satu dalam UU No 32/2004). 

Sementara, Pasal 12 UU No 21/2001 tentang calon gubernur dan wakil gubernur 
Papua hanya menyebut 8 syarat, salah satunya adalah orang asli Papua. 

Dalam bagian "menimbang" disebutkan bahwa penduduk asli di Provinsi Papua 
adalah salah satu rumpun dari ras Melanesia yang merupakan bagian dari 
suku-suku bangsa di Indonesia, yang memiliki keragaman kebudayaan, sejarah, 
adat istiadat, dan bahasa sendiri. 

Dengan ketentuan itu, Provinsi Papua menjadi satu-satunya daerah yang gubernur 
dan wakil gubernurnya merupakan penduduk asli. Persoalannya, apakah kemudian 
calon bupati dan wakil bupati juga merupakan penduduk asli, mengingat status 
otonomi khusus hanya diberikan kepada provinsi? 

Sejumlah sengketa kewenangan mencuat di Papua sejak pemberlakuan UU No 22/1999 
tentang Pemerintahan Daerah dan UU No 21/2001, terutama atas pembagian 
sumber-sumber keuangan daerah. 

Kalau hanya gubernur, wakil gubernur dan anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) di 
tingkat provinsi yang berasal dari penduduk asli Papua, sementara bupati-wakil 
bupatinya bisa berasal dari warga-negara Indonesia lainnya, akan muncul 
persoalan-persoalan yang lebih serius di masa datang. 

Sebab di sejumlah kabupaten di Papua, penduduk non-asli jauh lebih maju, 
berpendidikan, juga dengan pendapatan yang lebih tinggi ketimbang penduduk 
asli. Bahkan jumlah penduduk non-asli juga melebihi jumlah penduduk asli. 

Bukan hanya berpotensi terjadi sengketa kewenangan antara pemerintah provinsi 
dengan pemerintah kabupaten/kota, melainkan juga antara penduduk asli dan 
non-asli, terutama apabila kepala daerah yang bersangkutan tidak kompeten. 

Persoalan-persoalan sosio-kultural yang berhimpitan dengan politik seperti ini 
membutuhkan kajian-kajian yang lebih serius lagi. 


Persoalan regulasi lainnya juga ada, misalnya menyangkut peranan dari MRP dalam 
proses seleksi calon kepala daerah. 

Pasal 20 ayat (a) UU No 21/2001 menggaris-bawahi bahwa MRP mempunyai tugas dan 
wewenang memberikan pertimbangan dan persetujuan terhadap bakal calon Gubernur 
dan Wakil Gubernur yang diusulkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP). 

Artinya, jika dikaitkan dengan UU No 32/2004, pihak yang mengajukan kepala 
daerah adalah partai politik atau gabungan partai politik. Sehingga secara 
logis bisa dirumuskan bahwa MR

[ppiindia] Persaingan Tiga Partai: Golkar Terlalu Jujur?

2005-02-26 Thread Ambon

http://www.republika.co.id/kolom.asp?kat_id=16
Sabtu, 26 Februari 2005

Persaingan Tiga Partai: Golkar Terlalu Jujur? 




Eki Syachrudin
Mantan Dubes RI di Kanada




Untuk merebut kemenangan, dalam bidang apapun juga diperlukan strategi. Bahkan, 
dalam suatu peperangan menang kalahnya ditentukan oleh suatu strategi yang 
jitu. Strategi ini merupakan barang rahasia yang harus dilindungi. Untuk 
membobol strategi lawan itulah dipergunakan personel dan aparat yang handal, 
semacam James Bond dari MI-6 Inggris, atau Mossad yang dikelola Israel. 

Strategi juga berlaku dalam persaingan atau perang dagang untuk melumpuhkan 
kompetitor masing-masing, apalagi dalam perang politik semacam untuk merebut 
suara dari masyarakat dalam Pemilu 2009 mendatang. Alih-alih strategi yang 
dirumuskan dalam dokumen rahasia itu disimpan dalam brankas yang kode untuk 
membukannya hanya diketahui oleh sekjen atau pejabat yang disumpah, eh Golkar 
dengan jujurnya telah mengobral rahasia memenangkan pemilu mendatang kepada 
publik dan bahkan secara mendetail. 

Disitu juga digambarkan siapa kompetitor pertama, kedua, dan seterusnya. Apa 
kekuatan dan kelemahan lawan-lawan dan bagaimana menghadapinya agar Golkar 
menang dalam Pemilu 2009. Entah darimana sumbernya wartawan menanyakan 
kebenaran dokumen Rencana Strategis Pemenangan Pemilu 2005-2009 yang 
menyebutkan bahwa Partai Dempokrat (PD) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 
sebagai ancaman bagi Golkar pada Pemilu 2009. Peserta acara penutupan rapat 
kerja nasional yang diikuti seluruh pimpinan Golkar dari tingkat pusat (DPP 
Partai Golkar) tingkat provinsi, pemda, pemkot, Fraksi Golkar di DPR, dan 
ormas-ormas pendiri agak tersentak juga mendengar pertanyaan itu. Sebab materi 
itu tidak dibahas dalam seluruh rangkaian acara-acara raker itu. 

Entah apakah karena Golkarnya yang jujur atau wartawannya yang lihai, maka 
terkuaklah rencana terselubung itu, terutama yang berkaitan dengan Partai 
Demokrat, partainya Presiden SBY yang siapa ketua umum Golkar yang Wapres itu 
sedang menjalankan bahtera kapal Indonesia menuju pantai bahagia. Reaksi keras 
kemudian muncul dari orang-orang tertinggi PKS, yaitu Ketua Dewan Pakar DPP PKS 
Soreipto dan juga Ketua Umum DPP PKS Tifatul Sembiring. 

Sementara PD rupanya masih menyimpan tenaga dengan hanya mengeluarkan pendapat 
ketua angkatan mudanya saja, Akbarfaizal. Itupun sekedar suatu penyesalan 
belaka. Berbeda dengan PD, serangan balik seperti yang dilakukan PKS cukup 
keras dengan menyebut bahwa Golkar, masih didominasi oleh unsur-unsur Orde 
Baru. Jangan-jangan PAN dan PPP juga nanti ikut nimbrung menyerang Golkar. 

Orang khawatir jangan-jangan, bila nahkoda dan juru mudi apalagi kalau para 
awak ikut kurang serasi apalagi mempunyai tujuan yang berbeda akibat tekanan 
partai masing-masing, tujuan nasional yang lebih besar tak bisa dicapai dengan 
lancar. Bagaikan iklan pemilu yang berbunyi, inga-inga, ketua Angkatan Muda 
Partai Demokrat sekedar mengatakan ''ingat lho, yang mengusung Yusuf Kalla 
sebagai calon wapres adalah partai kami dan bukan Golkar.'' Bila dinamik 
serang-menyerang atau sindir menyindir ini berjalan terus dari lingkungan 
partai masing-masing, lalu bagaimana nasib duet dipuncak kekuasaan? Akankah 
tetap solid atau mulai retak, akibat terbukanya strategi Golkar ini?.

Walaupun tetap rahasia
Seandainya PKS dan PD yang dalam Rakernas yang lalu ditetapkan sebagai ancaman 
yang akan dihadapi Golkar dalam Pemilu 2009 nanti tak terbuka oleh wartawan 
atau tak dibuka oleh Golkar dalam rakernas minggu lalu, kenyataannya memang 
akan demikian. Mau tak mau partai Golkar pastilah akan bersaing menghadapi PD 
dan PKS. PD dianggap saingan utama kerena ia merupakan partai dari presiden 
yang sedang berkuasa dan PKS juga merupakan saingan berat karena image dan 
kemampuannya menampilkan diri sebagai partai yang bersih, bermoral, dan siap 
siaga membantu rakyat yang dalam kesulitan.

Dibuka dan tidak strategi Golkar itu, sama saja tidak mengubah keadaan. Bedanya 
dengan dibuka atau terbukanya rahasia dapur Golkar itu, PD dan terutama PKS 
akan justru mendapatkan iklan gratis, sebab ia dianggap sebagai ancaman oleh 
sebuah partai terbesar di Indonesia. Bila sebuah partai terbesar menganggap PKS 
sebagai ancaman, artinya partai ini nantinya dianggap akan besar. Mustahil 
Golkar akan menyebut partai yang kecil dan tak mungkin besar ditetapkan sebagai 
ancaman bagi dirinya. Singa tak mungkin menganggap kucing hutan sebagai 
ancaman. Bila Singa menganggap kucing hutan sebagai ancaman, maka ini bukan 
kucing hutan sembarangan. Ini pastilah kucing hutan yang besar (big cat) yang 
juga disebut macan. Entah kucing ini kecil atau besar, bila dianggap sebagai 
bahaya oleh raja hutan, pastilah ia akan dihargai dikalangan penghuni hutan 
rimba. Ia bisa jadi akan menjadi alternatif bagi Golkar yang pada pemilu lalu 
keluar sebagai juara. 

PKS seharusnya bergembira dan tidak marah-marah. Begitu juga dengan Partai 
Demokrat. Bila Golkar sang ra

[ppiindia] Pesantren Sebagai Basis Pembangunan Wilayah

2005-02-26 Thread Ambon

http://www.republika.co.id/kolom_detail.asp?id=188820&kat_id=16

Jumat, 25 Februari 2005

Pesantren Sebagai Basis Pembangunan Wilayah 
Oleh : Dodi Nandika
Praktisi Pendidikan/Guru Besar IPB


Institusi pendidikan manakah yang paling tangguh dan memiliki kemampuan 
bertahan serta memperbaiki dirinya (revival ability) selama ini? Jawabnya 
pesantren. Diakui atau tidak, pesantren dengan berbagai bentuk dan variasi 
proses pembelajarannya, merupakan bagian dari peradaban bangsa yang telah 
melekat kuat dalam sejarah bangsa. Secara historis, peran multifungsi pesantren 
di Indonesia sudah diketahui sejak era Walisongo dalam penyebaran Agama Islam, 
dalam perang melawan penjajah di era kolonialisme, hingga menjadi penyumbang 
pemikiran konstruktif dalam membangun bangsa di era globalisasi. Keunggulan 
pesantren terletak pada prinsip ''memanusiakan manusia'' dalam proses 
pembelajarannya. Mengingat, pada saat ini proses pembelajaran di sekolah dan 
satuan pendidikan formal lainnya sudah banyak bergeser dari tujuan awal, dimana 
pendidikan formal cenderung lebih berorientasi kepada hal-hal yang bersifat 
materi dan pencapaian nilai akademik semata, serta kurangnya unsur keteladanan 
guru. 

Sebaliknya, pesantren adalah pusat keteladanan dari seorang kiai kepada 
santrinya yang saling berinteraksi 24 jam. Keunggulan lainnya pada perasaan 
kebersamaan, yang meliputi sikap tolong-menolong, kesetiakawanan, dan 
persaudaraan sesama santri. Dari sisi pembinaan karakter individual, pesantren 
mengajarkan sikap hemat dan hidup sederhana yang jauh dari sifat konsumtif 
masyarakat perkotaan. Dengan demikian, pesantren sebagai institusi pendidikan 
milik masyarakat, sangat potensial untuk dkembangkan menjadi pusat pengembangan 
sumber daya manusia (SDM) menuju terwujudnya kecerdasan dan kesejahteraan 
bangsa. Namun demikian, kenyataan menunjukkan bahwa sejak zaman penjajahan 
sampai sekarang, pesantren bukan merupakan institusi pendidikan yang populer 
dibandingkan dengan sekolah formal.

Pesantren dan pembangunan
Dari diskusi tentang karakteristik pesantren dan unsur-unsur kunci yang 
menentukan proses pembelajaran didalamnya, pesantren dipandang memiliki 
grounded nature dan pranata sosial yang tangguh dan mewakili aspirasi sebagian 
besar masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu, pesantren dipandang sangat 
potensial untuk berperan sebagai basis pembangunan wilayah yang strategis. 
Contoh pesantren yang berhasil memberikan dampak pembangunan terhadap 
masyarakat lokal di sekitarnya antara lain Pesantren Daarut Tauhid pimpinan KH 
Abdullah Gymnastiar di Bandung, Pesantren Agrobisnis Al-Ittifaq di Ciwidey, 
Pesantren Al-Amanah dengan peternakan ayam dan ikannya di Cililin. Paradigma 
pesantren tampaknya sangat didominasi oleh karakteristiknya yang sangat dekat 
dengan masyarakat. Pada saat kultur pesantren ditarik pada tataran formal, ada 
dua hal yang mungkin terjadi. Pertama, pesantren mampu melakukan modernisasi di 
lingkungan masyarakatnya. Kedua, pesantren berubah menjadi institusi pendidikan 
formal yang terpisah dari kultur masyarakatnya. Kemungkinan yang kedua terjadi 
karena grounded nature pesantren terlepas dari akar masyarakatnya, sehingga 
pesantren berubah menjadi sekolah formal biasa. 

Dari ketiga contoh pesantren tersebut di atas menunjukan bahwa diversifikasi 
program dan kegiatan life skills di pesantren makin terbuka dan luas, jika 
mampu melakukan penggalangan sumber daya masyarakat sekitarnya dapat berfungsi 
sebagai pusat pengembangan masyarakat (Hasbullah, 1999). Oleh karena itu, 
seiring dengan kuatnya modernisasi pondok pesantren, maka rekonstruksi peran 
pondok pesantren yang tadinya hanya mempelajari kitab-kitab Islam klasik 
kiranya dapat diberdayakan secara maksimal sebagai agen dalam pembangunan 
wilayah. Melalui pendekatan ini, sumber daya atau unsur-unsur pondok pesantren 
termasuk kiai/guru, masjid, santri, pondok, kitab-kitab klasik hingga ilmu 
pengetahuan yang baru dapat didayagunakan dalam proses pendidikan life skills 
secara berkelanjutan untuk membangun manusia yang memiliki pemahaman ilmu 
pengetahuan, potensi kemasyarakatan, dan pembangunan wilayah. Hal ini berujung 
pada penciptaan sumber daya manusia yang berdaya saing dan produktif. Dengan 
demikian, pondok pesantren tidak hanya menjadi penempa nilai-nilai spiritual 
saja, tetapi juga mampu meningkatkan kecerdasan sosial, dan keterampilan dalam 
membangun wilayahnya.

Pengembangan program dan kegiatan pesantren agar berperan sebagai basis 
pembangunan wilayah pada dasarnya dimulai dari kemampuan pesantren tersebut 
untuk memberdayakan potensi-potensi yang ada di lingkungannya oleh sumber daya 
manusia yang ada di pesantren. Sumber daya manusia pesantren diberikan 
kemampuan pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan tuntutan 
masyarakatnya, sehingga dapat berperan sebagai driving force masyarakatnya. 
Dengan demikian, program dan kegiatan life skills yang dikembangkan pada 
pesantren sebagai institusi pendidikan berasal dan 

[ppiindia] RI Protes Malaysia Soal Pemberian Konsesi Minyak

2005-02-26 Thread Ambon

REFLEKSI: Mengapa sampai bisa terjadi atau memang kongkalikong pihak berkuasa, 
kemudian diadakan protes untuk menutup manipulasi yang disengajakan?


http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=189086&kat_id=23
Republika

RI Protes Malaysia Soal Pemberian Konsesi Minyak


Jakarta-RoL-- Pemerintah Indonesia telah menyampaikan protes secara resmi 
kepada pemerintah Malaysia karena perusahaan minyak milik negara tersebut 
memberikan konsesi kepada Perusahaan Minyak Shell padahal Indonesia adalah 
pihak yang memiliki hak untuk memberikan konsesi kepada Shell.

"Konsesi yang diberikan Malaysia ini menurut kita tidak layak dan tidak ada 
dasar hukumnya," kata Juru Bicara Deplu RI Marty Natalegawa di Jakarta, Sabtu 
(26/2)sore.

Protes Indonesai kepada Malaysia telah dilakukan oleh Deplu RI secara terbuka 
pada Jumat (25/2) dan menurut Marty protes secara resmi kepada Pemerintah 
Malaysia juga telah disampaikan melalui proses diplomatik. Dalam pernyataannya 
Indonesia menyampaikan keberatan atas pemberian konsesi minyak oleh Malaysia 
dalam hal ini oleh Petronas kepada Shell di laut Sulawesi, Perairan Sebelah 
Timur Pulau Kalimantan.

Pemberian konsesi minyak itu dilakukan pada 16 Februari 2005 di Kuala Lumpur. 
Perairan Laut Sulawesi di sebelah timur Pulau Kalimantan tersebut diklaim oleh 
Malaysia melalui peta 1979 yang telah diterbitkan secara sepihak. Peta 1979 
tersebut telah diprotes oleh Indonesia dan beberapa negara lainnya di Asia 
Tenggara.

Indonesia sendiri juga telah memberikan konsesi minyak kepada berbagai 
perusahaan minyak dunia termasuk Shell sejak tahun 1960-an, karena diyakini 
bahwa Indonesia memiliki hak-hak yang diakui oleh hukum internasional. 
Pemberian konsesi kepada Shell dan berbagai perusahaan minyak dunia oleh 
Indonesia tidak mendapatkan keberatan dan protes dari negara atau pihak manapun 
juga termasuk Malaysia.

"Indonesia berpendapat Malaysia tidak memiliki hak untuk memberikan konsesi 
apapun kepada siapapun di wilayah perairan tersebut," kata Marty. Dengan 
demikian, ujarnya, pemberian konsesi dan kegiatan pelaksanaanya oleh Petronas 
kepada Shell merupakan suatu pelanggaran terhadap kedaulatan Indonesia.

Marty mengatakan, Indonesia terus dan tetap akan menyampaikan protes terhadap 
setiap adanya kasus pelanggaran yang dilakukan oleh Malaysia. "Kita keluarkan 
pernyataan seperti ini supaya jangan sampai kesunyian kita menanggapi dianggap 
kita menyetujui," ujarnya.

Baru-baru ini Indonesia juga telah mengajukan nota protes terhadap beberapa 
kasus yang melibatkan tindakan Malaysia di wilayah perairan Indonesia. Pada 
bulan September 2003, Deplu RI mengirimkan nota protes karena Malaysia sempat 
melakukan kegiatan survei Seismik di blok W dan Z di wilayah Maritim paling 
timur pantai Kalimantan Timur.

Pada Juni 2004, nota protes juga dilayangkan karena polisi laut Tawao melakukan 
latihan menembak di dekat Pulau Sipadan-Ligitan yang masuk dalam wilayah 
perairan Indonesia.

Pada Januari 2005 nota protes kembali dilayangkan terhadap pelanggaran wilayah 
oleh kapal laut Malaysia "Sri Malaka" yang melakukan pengejaran dan penembakan 
terhadap KM Jaya Sakti, KM Irwan, dan KM Wahyu milik Indonesia di sekitar 
perairan Kalimantan Timur. Namun demikian Marty belum memberikan kepastian 
apakah Pemerintah Malaysia sudah menanggapi protes yang disampaikan Indonesia 
tersebut. ant/abi


[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Give the gift of life to a sick child. 
Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ppiindia] Antisipasi Kenaikan BBM

2005-02-26 Thread Ambon

Lampung Post
  Sabtu, 26 Februari 2005 
 
  OPINI 
 
 
 
Antisipasi Kenaikan BBM 

  KENAIKAN bahan bakar minyak (BBM) di satu sisi merupakan risiko bangsa 
yang sulit dihindari. Namun, di sisi lain jangan menjadikan rakyat kecil makin 
menderita karena imbas kenaikan yang terjadi. Sebaliknya, pemerintah dituntut 
"mempertanggungjawabkan" subsidi untuk rakyat dalam bentuk-bentuk yang jelas. 
Bukan dalam bentuk-bentuk yang tidak jelas yang justru membuat rakyat makin 
menderita.

  Bentuk subsidi yang menjadi hak rakyat kecil harus dimasukkan dalam 
sistem dan aturan yang tegas dan jelas, sehingga tak ada suara keluhan yang 
meluncur dari mulut rakyat. Selama ini, ada logika yang ditanamkan ke rakyat 
soal kenaikan BBM itu, yaitu kenaikan tersebut justru membebani kalangan yang 
berkendaraan dan yang menggunakan BBM, yang dalam hal ini biasanya kalangan 
atas dan menangah. Rakyat kecil tak usah cemas karena mereka tak begitu 
menderita. Hanya, kalau harga naik, jelas rakyat kecil yang menderita. Inilah 
yang harus dicari pemecahannya.

  Kita menyadari pada 2004 DPR dan pemerintah telah menyepakati subsidi BBM 
untuk 2005 adalah Rp19 triliun. Namun, akibat kenaikan harga minyak mentah dan 
konsumsi BBM, beban subsidi itu menjadi meningkat. Diperkirakan jika harga BBM 
tidak naik, subsidi bisa mencapai Rp70 triliun pada 2005.

  Terkait itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan siap untuk 
tidak menjadi populer dengan keputusan pemerintah menaikkan harga bahan bakar 
minyak (BBM) dalam waktu dekat. Pemimpin, katanya, harus rela untuk tidak 
populer." "Saya diingatkan kalau ingin populer, jangan menaikkan harga BBM. 
Tapi pemerintah harus memikirkan kepentingan yang lebih besar," kata Kepala 
Negara.

  Ketika menjelaskan rencana kenaikan harga BBM tersebut, Presiden 
menegaskan jenis BBM yang akan dinikmati masyarakat banyak tidak akan 
dinaikkan, sebab kenaikan harga BBM tersebut diutamakan pada jenis BBM yang 
dikonsumsi kelompok masyarakat menengah ke atas.

  Ada harapan. Tapi ada punya kenyataan. Jika kesadaran kenaikan BBM adalah 
beban yang harus ditanggung bersama, bentuk-bentuk antisipasi kenaikannya juga 
harus mengacu ke kepentingan bersama. Terutama rakyat!

  Pemerintah kini harus mulai memikirkan bagaimana mengantisipasi segala 
hal yang terjadi di lapangan terkait masalah BBM. Tidak saja jika ada 
penimbunan BBM dan kelangkaan atau harga makin mahal di tingkat rakyat, tetapi 
juga segala bentuk kecurangan yang mungkin terjadi. Seperti, hak BBM untuk 
rakyat justru "dicuri" kalangan di luarnya.

  Kita sudah sangat sering mendengar rakyat "dihibur" BBM untuk mereka 
tidak naik. Namun, hal ini tetap sama saja jika peristiwa-peristiwa di lapangan 
tidak diselesaikan dengan tegas.

  Kalangan yang berani "bermain" dengan BBM harus bisa diusut dan 
diselesaikan secara hukum.

  Akhirnya, kita menyadari kenaikan BBM menjadi risiko yang tak terelakkan. 
Hanya, jangan membuat terpuruk rakyat karena mereka tidak berdosa membuat 
subsidi ke BBM makin melambung. Mereka juga tidak butuh sesuatu yang menghibur 
soal kenaikan harga, melainkan harus ada kebijakan pemerintah sebagai 
pengimbang untuk rakyat kecil. Kegiatan "pengimbang" itu tentu saja bisa 
melirik ke masalah kesejahteraan mereka.
 


[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Help save the life of a child.  Support St. Jude Children's Research Hospital's
'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ppiindia] PLN Minta Tarif Listrik Dinaikkan

2005-02-26 Thread Ambon

http://www.suarapembaruan.com/News/2005/02/25/Utama/ut01.htm

SUARA PEMBARUAN DAILY 
PLN Minta Tarif Listrik Dinaikkan
JAKARTA - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang segera diberlakukan 
pemerintah, dinilai akan sangat memberatkan bagi Perusahaan Listrik Negara 
(PLN). 

Karena itu, PLN berharap pemerintah segera mengkaji permintaan penyesuaian 
tarif dasar listrik (TDL), yang telah berulang kali disampaikan oleh direksi 
PLN. 

Direktur Pembangkitan dan Energi Primer PT PLN (Persero) Ali Herman Ibrahim 
kepada Pembaruan, di Jakarta, Jumat (25/2), mengatakan, permintaan penyesuaian 
atau kenaikan TDL tersebut memang belum disampaikan secara resmi. 

Namun, dengan kenaik- an harga BBM nanti, PLN menilai tidak berlebihan untuk 
meminta penyesuaian TDL. 

''Memang tidak akan serta merta menaikkan TDL. Tetapi kita akan melihat dulu 
seberapa besar dampak kenaikan BBM. Sekarang ini ada tim tarif yang terus 
mengkaji, dan pada saatnya itu akan diajukan resmi kepada pemerintah. Tapi 
memang kalau harga BBM naik, ini akan sangat berat buat kami,'' katanya. 

Sebelumnya, Direktur Utama PT PLN (Persero) Eddie Widiono mengatakan, bila 2005 
tidak dilakukan penyesuaian TDL, PLN akan mengalami kerugian Rp 3,2 triliun. 

Hal itu karena nilai tarif yang dipatok saat ini sudah tidak rasional. Menurut 
dia, TDL saat ini, yang hanya Rp 584 per KWh atau setara dengan US$ 6,8 sen 
sangat tidak relevan dalam kondisi PLN diharuskan mengeluarkan biaya produksi 
tinggi kare- na adanya kenaikan harga BBM. 

Permintaan penyesuaian TDL, tutur Ali Herman, telah disampaikan berkali-kali 
oleh direksi, baik kepada pemerintah melalui Menteri Energi dan Sumber Daya 
Mineral (ESDM) maupun DPR. 

Sejauh ini belum ada tanggapan dari pemerintah dan DPR. Apalagi, kenaikan harga 
BBM, yang merupakan pemicu utamanya, belum lagi diberlakukan. 

''Kita sudah sampaikan kalau harga BBM naik, akan banyak sekali yang harus 
dilakukan, seperti efisiensi dan meminta fungsi sebagai PSO (public service 
obligation/kewajiban menyediakan jasa kepada publik) dikeluarkan. 



Tetapi, langkah-langkah itu tidak akan banyak berpengaruh karena dampak 
kenaikan harga BBM sangat berat. Jadi, memang kita meminta penyesuaian TDL,'' 
paparnya. 

Secara terpisah, Menteri Negara (Menneg) BUMN, Sugiharto mengemukakan, menyusul 
kenaikan harga BBM, tarif listrik diperkirakan akan ikut naik. Kenaikan 
tersebut sudah ditetapkan dalam rencana keuangan anggaran perusahaan PLN. 
Tetapi waktu kenaikan tersebut belum dapat dipastikan. 

Dia mengakui, PLN telah membukukan laba sebesar Rp 40 miliar hingga Rp 50 
miliar pada 2004. Tetapi itu tidak menutup kemungkinan tarif listrik tidak akan 
naik. 

Sementara itu, dari catatan Pembaruan, pada awal 2005 Direktur Jenderal Listrik 
dan Pemanfaatan Energi Departemen ESDM, Yoga Pratomo menegaskan, pemerintah 
tidak akan menaikkan TDL sepanjang tahun ini. ' 

"Mengingat tarif lama masih memadai. Bahkan, untuk kategori jumlah pemakaian 
lebih dari 1.300 watt, juga sudah di atas nilai keekonomian. Dan sampai saat 
ini, belum ada usulan dari PLN untuk menyesuaikan TDL,'' katanya. 

Dia menjelaskan, tarif listrik yang disubsidi, yakni sebesar Rp 3,9 triliun 
hanya diperuntukkan bagi (pengguna) listrik dengan daya di bawah 450 watt. 
Dengan pola subsidi tersebut, dia menekankan, arus kas PLN tidak akan terganggu 
meski memberlakukan tarif yang murah. 

Namun, sambungnya, dengan memperhatikan angka-angka saat ini, bila kenaikan 
harga BBM tidak sampai 10 persen, jaminan bahwa kenaikan TDL tidak akan 
dilakukan hanya berlaku sampai kuartal pertama 2005. Artinya, pemerintah tetap 
tidak dapat memastikan, apakah setelah kuartal pertama ini TDL naik atau tidak. 

Bersamaan dengan bergulirnya rencana kenaikan harga BBM, ungkapnya, pemerintah 
telah meminta agar PLN membuat perhitungan baru mengenai TDL. 

''Kita yakin, kenaikan harga BBM nanti tidak akan memberikan dampak signifikan 
pada kondisi keuangan PLN. Sebab, PLN masih bisa melakukan efisiensi, salah 
satunya dengan cara menekan susut jaringan,'' katanya. (H-13/U-5) 


Last modified: 25/2/05 

[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
DonorsChoose. A simple way to provide underprivileged children resources 
often lacking in public schools. Fund a student project in NYC/NC today!
http://us.click.yahoo.com/5F6XtA/.WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap d

[ppiindia] Jakarta Sarang Koruptor

2005-02-27 Thread Ambon

Media Indonesia

  Minggu, 27 Februari 2005

  FOKUS MINGGU


  Jakarta Sarang Koruptor
 
  Jakarta dinobatkan sebagai kota terkorup. Tampaknya, survei yang 
dilakukan Transparency International Indonesia (TII) itu ada betulnya, sebab 
cukup gampang mendapati praktik korupsi di beragam pojok Kota Jakarta.

  MATAHARI baru saja bergeser persis di atas kepala, namun cuaca siang itu 
tidak begitu menyengat. Meski begitu, peluh tetap terlihat membasahi kening 
wanita sepuh yang tengah mengatur sebuah mobil, di salah satu lahan seluas enam 
meter persegi tepi Jalan HR Juanda, Jakarta Pusat.

  Tangannya memberi aba-aba maju, seiring suara peluit yang ditiupnya. Usai 
memarkir beberapa kendaraan, wanita berusia 60 tahun itu kembali mendekati 
suaminya yang mengenakan seragam petugas parkir, duduk di salah satu sudut 
perkantoran di daerah itu.

  Sejenak kemudian, wanita bernama Ny Sri Suparti ini menceritakan suka 
duka suaminya sebagai juru parkir. Menurutnya, sang suami --sebut saja 
Supeno,70,-- saban hari harus menyetor 75% atau sekitar Rp25 ribu, kepada Badan 
Pengelola (BP) Perparkiran DKI Jakarta. Padahal, pendapatannya rata-rata cuma 
Rp8 ribu per hari.

  Akhirnya mau tidak mau Ny Sri mengaku kerap minta kepada pemilik mobil 
untuk membayar lebih dari tarif sebenarnya seribu rupiah. ''Makanya, suka ada 
yang minta Rp2 ribu untuk parkir, karena kalau tidak begitu tidak bisa makan. 
Kalau mau tarik seribu rupiah, yah seperti saya, makan sehari dua kali saja 
susah,'' ungkap Ny Sri yang mengaku sudah dua tahun berprofesi sebagai juru 
parkir.

  Memang tidak dapat dipungkiri, tampaknya sejak tahun lalu BP Perparkiran 
DKI Jakarta yang mengelola 16 ribu satuan ruas parkir (SRP) itu, ngebut kejar 
target pendapatan retribusi parkir untuk tahun lalu sebesar Rp18 miliar.

  Namun sayang, upaya pemerintah untuk mencapai target tidak kesampaian, 
pada 2004 itu BP Perparkiran DKI cuma mampu meraup rupiah sebesar Rp14 miliar. 
Ironisnya kegagalan mencapai target itu kerap disebut kebocoran yang dikaitkan 
dengan ulah juru parkir.

  Betulkah demikian?

  Menurut Wakil Kepala BP Perparkiran DKI Jakarta Bambang Rahmanto, pada 
waktu koridor I busway dibuka, pendapatan parkir sudah berkurang sebesar Rp5,3 
juta per hari. Di Jakarta Timur BP Perparkiran kehilangan Rp1 juta per hari. 
Padahal, di satu sisi, juru parkir di sana tidak berkurang.

  Ruang parkir yang dikelola BP Perparkiran juga berkurang karena 
berubahnya cara parkir. Tadinya posisi mobil serong, sekarang paralel. Kemudian 
ada pembatasan jam, sekarang ada peraturan baru boleh parkir setelah pukul 10 
ke atas.

  Persoalan di tubuh BP Perparkiran DKI Jakarta juga menyeruak dalam 
pengurusan izin mendirikan bangunan (IMB). Bedanya, kebocoran itu terjadi saat 
pemohon IMB mendaftarkan diri untuk memperoleh IMB.

  ''Seharusnya tidak sampai Rp2,5 juta, tapi ini bisa bengkak hingga Rp5-6 
juta,'' ungkap salah satu pemohon IMB, Dono, berkaitan dengan biaya pengurusan.

  Walau saban hari pemohon IMB (PIMB) di ruang pelayanan terpadu Wali Kota 
Jakarta Selatan hanya berkisar puluhan orang. Tetapi, putaran uang yang masuk 
di tempat itu bisa mencapai puluhan juta rupiah.

  Pengakuan Dono menyebutkan, untuk mendapatkan IMB, dibutuhkan dana yang 
tak kurang dari dua sampai tiga kali lipat tarif resmi. Apalagi jika pemohon 
tidak kenal 'orang dalam' terpaksa merogoh kocek lebih dalam hingga Rp8 juta.

  Hasil survei

  Peristiwa di atas, tampaknya sebagian kecil kejadian yang juga menerpa 
instansi lain di lingkungan DKI Jakarta. Masyarakat Transparansi Indonesia 
(MTI) pernah melakukan survei pada 1999. Hasilnya mengungkapkan, pembuatan 
kartu tanda penduduk (KTP), kartu keluarga (KK), surat izin mengemudi (SIM), 
dan paspor, semua pegawai kelurahan bisa berfungsi sebagai calo pembuatan KTP 
atau KK. Disebutkan dalam survei itu, untuk pembuatan KTP jika tanpa melengkapi 
persyaratan, alias langsung jadi, biasanya dikenai biaya Rp100 ribu hingga 
Rp125 ribu, padahal dengan biaya resmi hanya dibutuhkan dana Rp25 ribu saja.

  Sedangkan mengenai perparkiran, ada kesengajaan pengelola pertokoan tidak 
menyediakan lahan untuk parkir bagi pengunjungnya. Yang dilakukan pengelola 
pertokoan atau perkantoran, adalah dengan membiarkan areal di pinggir jalan 
digunakan untuk parkir. Retribusi yang diterima pemerintah daerah (Pemda) jauh 
lebih kecil, dibandingkan biaya yang dikeluarkan untuk membayar pungutan 
keamanan bagi preman.

  Bahkan dua pekan lalu, Transparency International Indonesia (TII) 
mencatat Jakarta sebagai kota terkorup di Tanah Air, dengan persepsi indeksnya 
3,87 --0= korup, 10= bersih--. Hasil survei lembaga swadaya masyarakat (LSM) 
yang dilakukan di 21 kabupaten/kota di Indonesia pada bulan Oktober-Desember 
2004, ini juga membeberkan ruang-ruang korupsi di DKI. TII mengungkapkan, 
pengurusan izin usaha adalah ruang tertinggi terjadinya korupsi dengan nilai 
t

[ppiindia] Kelemahan PP Nomor 6/2005 tentang Pilkada

2005-02-27 Thread Ambon

http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/2/28/o4.htm
Senin Umanis, 28 Pebruari 2005

Secara sekilas, ketentuan ini seakan-akan tidak mengandung potensi masalah. 
Namun, jika dikaji secara lebih mendalam,  adanya ketentuan ini memunculkan 
kemungkinan berkurangnya independensi KPUD selaku penyelenggara pilkada.

Kelemahan PP Nomor 6/2005 tentang Pilkada
Oleh IB Radendra Suastama, S.H., M.H.

SETELAH beberapa waktu ditunggu, akhirnya pemerintah mengeluarkan Peraturan 
Pemerintah (PP) No. 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, 
Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. PP 
ini sangat penting artinya, merupakan landasan dan pedoman bagi persiapan 
dan pelaksanaan pilkada langsung sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang 
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Sehubungan dengan substansi 
yang diatur dalam PP ini, ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian 
dari kita semua. Hal-hal tersebut antara lain, mengenai independensi 
penyelenggara, pembentukan pengawas pilkada, serta pengawasan dan penegakan 
hukum.

Independensi Penyelenggara
Di dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dinyatakan bahwa 
pilkada akan diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) yang 
bertanggung jawab dan akan menyampaikan laporan kepada Dewan Perwakilan 
Rakyat Daerah (DPRD). Demikian dinyatakan dalam pasal 57 UU Nomor 32 Tahun 
2004. Dinyatakan pula di dalam undang-undang tersebut (pasal 112) bahwa 
biaya yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan pemilihan kepala daerah tersebut 
dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Meskipun KPUD selaku penyelenggara pilkada bertanggung jawab kepada DPRD 
(hal ini pun sekarang sedang dalam proses pengujian di Mahkamah Konstitusi) 
dan anggarannya juga berasal dari APBD, siapa pun akan sepakat bahwa 
bagaimana pun independensi KPUD haruslah tetap terjaga.

Hal ini penting untuk digarisbawahi mengingat bahwa ada ketentuan di dalam 
PP Nomor 6 Tahun 2005 yang menyatakan bahwa pemerintah daerah dapat 
memberikan fasilitas dan dukungan kepada KPUD dalam rangka menunjang 
kelancaran penyelenggaraan pemilihan kepala daerah.

Secara sekilas, ketentuan ini seakan-akan tidak mengandung potensi masalah. 
Namun, jika dikaji secara lebih mendalam,  adanya ketentuan ini memunculkan 
kemungkinan berkurangnya independensi KPUD selaku penyelenggara pilkada. 
Idealnya, semua fasilitas dan dukungan tersebut sudah menjadi bagian 
integral dari anggaran penyelenggaraan pilkada yang dianggarkan dalam APBD, 
sehingga lebih dapat dipertanggungjawabkan dan dikontrol. Dalam konteks ini, 
justru dukungan terpenting yang semestinya diberikan oleh pemerintah daerah 
dalam rangka menyukseskan pilkada adalah dengan tidak membuat suatu 
keputusan dan/atau kebijakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu 
pasangan calon.

Pembentukan Pengawas Pilkada
Salah satu kekurangan yang segera terlihat dengan jelas di dalam PP ini 
adalah kurang lengkapnya ketentuan mengenai tata cara perekrutan anggota 
pengawas pilkada. Padahal, aspek pengawasan sangatlah vital dalam 
penyelenggaraan pilkada guna terciptanya pilkada yang berkualitas (jujur, 
adil, dan demokratis). Keberadaan pengawas pilkada yang terdiri atas 
anggota-anggota yang berkualitas, berintegritas, nonpartisan, netral, 
objektif, dan imparsial merupakan prasyarat mutlak guna mengefektifkan dan 
mengoptimalkan kinerja pengawasan dalam proses pilkada yang merupakan 
pengalaman baru bagi kita ini. Bagaimana mungkin menjamin pilkada 
berkualitas jika tidak dibarengi penyelenggaraan aspek pengawasan yang juga 
berkualitas? Bagaimana mungkin pengawasan atas semua tahap pilkada bisa 
dilaksanakan secara objektif dan imparsial apabila metode perekrutannya 
tidak melalui suatu proses yang memungkinkan terekrutnya para anggota 
pengawas yang andal dan berkualitas?

Kekurangan lainnya adalah, PP ini hanya mengatur tata cara penelitian dan 
seleksi terhadap unsur dari tokoh masyarakat, padahal jelas-jelas dinyatakan 
dalam ayat sebelumnya bahwa, pengawas terdiri dari berbagai unsur yakni 
kepolisian, kejaksaan, perguruan tinggi, pers, dan tokoh masyarakat.

Lalu bagaimana tata cara penelitian dan seleksi terhadap unsur lainnya 
tersebut (yakni kepolisian, kejaksaan, dan perguruan tinggi)? Apakah 
ketidakjelasan ini tidak akan berakibat masing-masing pihak menafsirkan 
sendiri sesuai kepentingannya, yang pada gilirannya berkonsekuensi pada 
proses perekrutan personel pengawas yang kurang andal dan kurang 
berkualitas.

Hal tersebut tidak disinggung, baik oleh UU Nomor 32 Tahun 2004 yang 
merupakan payung dari PP ini, maupun oleh PP Nomor 6 tahun 2005 itu sendiri. 
Sehingga terjadi kevakuman aturan mengenai hal tersebut. Sementara itu, KPUD 
pun memang tidak diberi kewenangan untuk membuat aturan mengenai pemilihan 
anggota pengawas pilkada. Sehingga, sampai saat ini pun masih relevan 
dipertanyakan, siapakah yang berwenang dan akan mengisi kevakuman aturan 
tersebut? Sebab, jika

[ppiindia] Sejumlah Profesional Dukung Kenaikan

2005-02-27 Thread Ambon

http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail&id=4577
Senin, 28 Feb 2005,

Sejumlah Profesional Dukung Kenaikan

Ketika politisi di Senayan memberikan reaksi negatif terhadap kenaikan harga 
BBM, sejumlah profesional dan intelektual justru menggalang suara untuk 
menyerukan pengurangan subsidi BBM.

Suara kelompok pro pengurangan subsidi -otomatis mendukung harga BBM naik- 
digalang oleh Freedom Institute. LSM yang dipimpin Rizal Mallarangeng 
tersebut berpendapat, subsidi selama ini tidak mengalir ke sasaran yang 
tepat karena jatuh ke tangan orang kaya.

Mereka memobilisasi dukungan dengan cara memasang iklan yang mendukung 
pengurangan subsidi BBM di sejumlah media. Dalam iklan itu, selain pengurus 
Freedom Institute, sejumlah nama tenar dicantumkan.

Di antara nama itu, terdapat orang-orang yang selama ini dikenal dekat 
dengan Presiden SBY. Contohnya, dua juru bicara kepresidenan, Andi 
Mallarangeng dan Dino Patti Djalal. Juga ada nama Chatib Bisrie, ekonom muda 
UI yang dikenal dekat dengan kelompok Cikeas.

Selain itu, ada nama kawan dekat Menko Perekonomian Aburizal Bakrie, yakni 
pengusaha Sofyan Wanandi dan Ketua Umum Kadin M.S. Hidayat.

Menariknya, sejumlah sosok dari berbagai kalangan juga masuk. Termasuk tokoh 
pers Goenawan Mohamad dan Fikri Jufri, filosof Franz Magnis-Suseno, dosen UI 
M. Ikhsan, ekonom senior M. Sadli, tokoh CSIS Hadi Soesastro, tokoh Jaringan 
Islam Liberal Ulil Abshar-Abdallah, ekonom LIPI Thee Kian Wee, dan Ketua 
Amien Rais Center Jeffrie Geovannie.

Dalam kampanye, mereka memaparkan hasil penelitian Lembaga Pengabdian 
Ekonomi Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI) tentang dampak penundaan 
kenaikan harga BBM terhadap defisit APBN.

Menurut kampanye Freedom Institute, akibat kebijakan pemberian subsidi BBM, 
negara harus mengeluarkan anggaran Rp 72 triliun per tahun atau sekitar Rp 
200 miliar per hari untuk membiayai konsumsi BBM orang kaya.

... Kampanye itu juga memaparkan dampak kompensasi kenaikan harga BBM 
terhadap jumlah penduduk miskin. Dalam kesimpulannya, mereka yakin bahwa 
kompensasi kenaikan harga BBM yang disalurkan langsung ke rakyat miskin akan 
mengurangi pertumbuhan penduduk miskin akibat kenaikan harga BBM.

Menurut Ketua Freedom Institute Rizal Mallarangeng, sikap mendukung 
kebijakan kenaikan harga BBM tersebut didasarkan pada pertimbangan logis. 
Yakni, hasil kajian LPEM UI terhadap kondisi keuangan negara serta dampak 
sosial kompensasi kenaikan harga BBM terhadap jumlah penduduk miskin.

"Ada sikap pro-kontra menyikapi rencana kenaikan harga BBM. Dan, kami 
termasuk yang pro dengan alasan jelas dan sudah kami paparkan di iklan 
tersebut," tegasnya.

Rizal membantah bahwa pemaparan hasil kajian LPEM UI tersebut bertujuan 
menyelamatkan citra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan kabinetnya. 
Apalagi, beberapa nama personal di Freedom Institute merupakan orang dekat 
presiden. "Kakak saya (Andi Mallarangeng) dan Dino (Dino Patti Djalal) 
memang all the president?s man. Tapi, mereka kan juga penulis buku dan 
intelektual. Ada juga kalangan independen seperti Goenawan Mohamad. Intinya, 
paparan itu bukan untuk tujuan personal, tapi dukungan terhadap kebijakan," 
jelasnya.

Ekonom UI Chatib Basri menyatakan bahwa pihaknya hanya mengorganisasi ide 
pembuatan iklan dukungan terhadap kenaikan harga BBM. Semua dukungan 
terhadap kenaikan harga BBM didasari pada logika yang dimiliki Freedom 
Institute serta dirinya.

"Kami sederhana saja kok. Kita pembayar pajak, pajak itu untuk memberikan 
subsidi, dan subsidi untuk kelas menengah. Sedangkan penduduk miskin sulit 
sekolah," katanya kepada koran ini.

Chatib tidak mau mengomentari secara detail mengenai pilihan Freedom 
Institute yang mendukung kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM. Padahal, 
kenaikan harga BBM saat ini menjadi kontroversi di masyarakat. Dia mengaku 
bahwa namanya memang ada dalam iklan di sebuah koran harian di Jakarta. 
"Saya di Freedom di bagian penerbitan buku. Tapi, saya bisa mengomentari itu 
secara pribadi," ujarnya.

Dia mengatakan, tidak ada bukti empiris yang mengatakan bahwa kenaikan harga 
BBM akan menyengsarakan rakyat dalam waktu lama. Chatib mencontohkan pada 
2002, yang menurut dia, sebagai kenaikan BBM tertinggi, yaitu 54 persen. 
Akibatnya, pada Januari 2002, terjadi inflasi 1,9 persen dan Februari 2002 
inflasi turun menjadi 1,4 persen. "Bulan Maret 2002, malah terjadi deflasi 
minus 0,23 persen," katanya.

Chatib membenarkan bahwa kenaikan BBM itu pasti akan menaikkan harga. Hanya, 
Chatib menilai selama ini masyarakat Indonesia bias dalam menilai 
permasalahan itu. Semua berkaca pada warga kaya atau menengah yang 
mengonsumsi barang-barang yang naik harganya. Padahal, masih banyak 
masyarakat di desa yang menggunakan kayu bakar. "Mereka (orang desa, Red) 
juga hanya menggunakan sepeda," ungkapnya.

Dia menilai selama ini, kenaikan BBM yang diiringi naiknya inflasi terjadi 
karena adanya kenaikan harga beras. Seharusnya, kata dia, Bulog melakukan 
operasi. Ka

[ppiindia] Kompensasi Utama untuk yang Miskin

2005-02-27 Thread Ambon

http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail_c&id=159258

Senin, 28 Feb 2005,

Kompensasi Utama untuk yang Miskin
Oleh Ali Utsman



Kenaikan harga bahan minyak (BBM) sebesar 29 persen diperkirakan akan 
direalisasikan awal Maret 2005. Namun, kenaikan ini sudah pasti menimbulkan pro 
dan kontra yang luas di pentas nasional. 

Bagi yang pro dengan kebijakan itu, tentunya mereka mengharapkan kebijakan 
tersebut akan membawa perbaikan ekonomi makro di masa mendatang. Sementara itu, 
yang kontra khawatir kebijakan tersebut akan memperburuk perekonomian rakyat 
banyak. 

Dalam kondisi perekonomian masyarakat yang sangat memprihatinkan saat ini, 
tidaklah salah apabila mereka mengabaikan kepentingan ekonomi makro, 
lebih-lebih yang berwawasan jangka panjang. Tenaga dan pikirannya hanya habis 
digunakan untuk berusaha mengambil kebutuhan ekonomi jangka pendek dan tidak 
sedikit yang sekadar mempertahankan hidup. Karena itu, setiap terjadi rencana 
kebijakan yang dapat mengganggu usaha tersebut, termasuk rencana kenaikan harga 
BBM, perlu untuk dicegah. Masyarakat akan membayangkan dampak buruk yang akan 
terjadi jika harga BBM betul-betul dinaikkan. 

Tak heran bila rapat Komisi VII DPR dengan sembilan menteri (Kamis, 24/2), 
antara lain, menteri energi dan sumber daya mineral, menteri pekerjaan umum, 
menteri perdagangan, menteri kesehatan, Menko Kesra, kepala Bappenas, 
Mendiknas, Menkominfo, serta Menkop dan UKM, mengenai kenaikan BBM berlangsung 
alot. 

Komisi VII DPR menyatakan keberatan untuk mempertimbangkan rencana pengurangan 
subsidi BBM dengan menaikkan harga BBM sebelum pemerintah menjamin keberhasilan 
program kompensasi tepat sasaran terhadap penanggulangan kemiskinan secara 
terukur mengenai besaran, jumlah orang, lokasi, dan sebagainya (koran ini, 25 
Februari 2005).

Dampak Kenaikan 
Kenaikan BBM pada saat bersamaan semakin menambah beban masyarakat yang hingga 
saat ini masih menanggung krisis ekonomi. Kenaikan BBM akan mengakibatkan efek 
domino di masyarakat, baik secara ekonomi maupun sosial-politik. 

Secara ekonomi, kenaikan tersebut akan mengakibatkan kenaikan harga-harga dan 
barang jasa (inflasi). Bahkan, kenaikan itu bisa tak terkendali menyusul 
kenaikan BBM tersebut. Seperti diungkapkan Deputi Bidang Statistik Ekonomi BPS 
(Badan Pusat Statistik), kenaikan BBM yang cukup signifikan itu dikhawatirkan 
akan memicu inflasi besar-besaran selama triwulan pertama 2005. Kenaikan laju 
inflasi tersebut akan tecermin dengan naiknya harga sejumlah komponen kebutuhan 
pokok masyarakat berupa barang dan jasa.

Secara politik, kebijakan menaikkan harga ketiga komponen itu akan menimbulkan 
kerawanan sosial di masyarakat. Di tengah kehidupan sosial-ekonomi yang semakin 
terhimpit krisis, kebutuhan hidup semakin melambung, sementara daya beli 
masyarakat semakin rendah. 

Karena itu, mungkin masyarakat akan menunjukkan penolakan secara lebih luas dan 
intensif. Unjuk rasa terus-menerus akan sangat potensial menimbulkan 
ketidakstabilan sosial-ekonomi dan keamanan.

Persoalannya sekarang, bagaimana pemerintah melakukan langkah-langkah untuk 
mengimbangi kenaikan harga BBM akibat pencabutan subsidi tersebut. Kita 
berpendapat, bila harga BBM naik, kompensasinya pelayanan kepada masyarakat 
harus ditingkatkan. Lebih dari itu, pemerintahan dituntut untuk menaikkan 
tingkat pendapatan masyarakat. 

Misalnya, dengan membuka lapangan kerja baru atau menaikkan upah atau gaji. 
Dalam mengelola ekonomi, pemerintah terkesan tidak mempunyai manajemen yang 
baik dan koordinasinya lemah. Kenaikan harga-harga beruntun tersebut 
menyebabkan seluruh unit ekonomi harus merespons pukulan itu dan melakukan 
anggaran-anggaran pengeluarannya. 

Dengan demikian, keputusan pemerintah tersebut merupakan dilema berat dan 
berisiko. Di satu sisi, kebijakan menaikkan BBM atau pencabutan subsidi BBM 
harus dilakukan dan sulit dihindarkan dalam rangka penyesuaian atau revisi 
anggaran APBN 2005. 

Namun, di sisi lain masyarakat saat ini masih ditimpa kesusahan hidup akibat 
krisis ekonomi yang belum membaik. Karena itu, masyarakat menilai, momentum 
kenaikan harga BBM tersebut kurang tepat. Bagi pemerintah pun, mengulur atau 
menunda waktu kenaikan harga BBM berarti menambah beban pemerintah yang semakin 
besar. 

Tawaran Solusi
Hemat saya, dalam melakukan reorientasi kenaikan BBM itu, pemerintah perlu 
mengambil teknik penentuan harga yang berlapis. Untuk mengurangi beban 
masyarakat lapisan bawah, pemerintah diharapkan konsekuen dengan hanya sedikit 
menaikkan harga jenis BBM yang banyak dikonsumsi masyarakat bawah (miskin). 
Kalau rencana kenaikan harga BBM secara umum adalah 20 persen, minyak tanah dan 
minyak bakar yang banyak dikonsumsi masyarakat bawah hendaknya jangan sampai 
naik lebih dari 10 persen, akan lebih baik tidak dinaikkan sama sekali. 

Alasannya, 10 persen merupakan angka kenaikan yang cukup tinggi bagi masyarakat 
tak mampu. Untuk premium dan solar, kenaikan sedikit di atas 10 persen masih 
wajar karena 

[ppiindia] Dilema Ujian Nasional

2005-02-27 Thread Ambon

Harian Komentar
28/2/2005

Dilema Ujian Nasional
Oleh: Vicky H Lontoh

PENDIDIKAN merupakan salah satu proses pendewasaan. Masyarakat berharap 
melalui pendidikan menjadikan kehidupan lebih baik. Berbagai cara dilakukan 
dalam proses belajar -mengajar agar mendapatkan hasil yang optimal, mulai 
dari penyusunan program sampai evaluasi dan perbaikan serta pengayaan.

Model pembelajaran semacam itu tidak lagi asing bagi guru. Masyarakat atau 
pengguna dari hasil pendidikan umumnya hanya melihat dari satu sisi bahwa 
keberhasilan pendidikan ditentukan oleh hasil ujian akhir nasional. Padahal 
jika dikaji lebih lanjut, hampir sebagian besar materi ujian nasional hanya 
mengevaluasi aspek kognitif. Apabila penilaian siswa hanya dilakukan sesaat 
pada waktu menempuh ujian, apakah ini bisa mewakili keberhasilan siswa 
secara keseluruhan.
Terlepas apakah ujian itu bisa mewakili secara keseluruhan atau sebagian 
bagi penilaian siswa, yang menjadi permasalahan sekarang adalah apakah ujian 
akhir nasional itu perlu dilaksanakan atau tidak. Siapa yang bertanggung 
jawab atas pelaksanaan tersebut.
Berdasarkan sejarah, penilaian pada akhir jenjang pendidikan selalu 
dilakukan dengan ujian akhir, baik bersifat nasional atau lokal. Dari hasil 
ujian tersebut siswa ditentukan bisa lulus atau tidak, bahkan bisa untuk 
melanjutkan atau tidak. Masyarakat memandang bukan masalah ujian nasional 
atau lokal, tapi lebih banyak berharap bagaimana pendidikan bisa membawa 
putra-putrinya menjembatani kehidupan masa datang.
Tidak sedikit orang tua masih mempercayakan anaknya kepada negara khususnya 
Departermen Pendidikan Nasional (Depdiknas) untuk mendidik dan mengantarkan 
masa depan.
Banyak cara dilakukan oleh Depdiknas menyelenggarakan ujian nasional, 
termasuk yang terakhir kali akan diadakan ujian nasional tahun 2005 dengan 
biaya kurang lebih Rp 267 miliar.
Dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada Bab I 
Pasal 1 ayat 21 disebutkan, evaluasi pendidikan adalah kegiatan 
pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai 
komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai 
bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan.
Ketentuan umum ini dapat diinterpretasikan berbeda-beda, sehingga dapat 
menimbulkan persepsi yang berbeda pula. Hanya saja dalam menerjemahkannya 
perlu memperhatikan secara luas dampak positif dan negatifnya demi 
kepentingan umum,

Apakah hasil ujian nasional ini selain untuk pengendalian mutu pendidikan 
secara nasional, masih ada manfaat yang bisa diperoleh bagi masyarakat. 
Andaikata pengendalian mutu pendidikan dijadikan alasan utama dalam 
penyelenggaraan ujian nasional, sekarang bagaimana pengendalian mutu untuk 
pendidikan dasar terutama di SD/MI, dan jenjang pendidikan tinggi. Padahal 
saat ini sudah tidak ada lagi ujian nasional di tingkat pendidikan dasar 
yaitu SD/MI dan pendidikan tinggi.
Walaupun demikian mutu pendidikan di SD/MI dan pendidikan tinggi juga tidak 
pernah ada masalah. Tetapi mengapa justru di SMP dan SLTA masih 
dipertahankan adanya ujian nasional. Hal ini didukung Pasal 57 ayat 1 Bab 
XVI mengenai evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan 
secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada 
pihak-pihak yang berkepentingan.
Apabila dikaji lebih lanjut maka akan menjadi lebih sempurna jika 
dihubungkan dengan ayat 2 Pasal 57 UU Sistem Pendidikan Nasional yang 
berbunyi bahwa evaluasi dilakukan terhadap peserta didik, lembaga dan 
program pendidikan pada jalur formal dan nonformal untuk semua jenjang, 
satuan dan jenis pendidikan.
Dalam kenyataan yang ada ujian nasional hanya diselenggarakan di tingkat 
SMP/MTs dan SLTA. Pasal-pasal tersebut memang bisa dijadikan pedoman bagi 
penentu kebijakan dalam penyelenggaraan ujian yang diselenggarakan secara 
nasional, tetapi Pasal 57 ini bisa diantisipasi dengan menggunakan Pasal 58 
ayat 1 dan 2 UU Sisdiknas.
Dalam Pasal 58 ayat 1 berbunyi : evaluasi hasil belajar peserta didik 
dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil 
belajar peserta didik secara berkesinambungan. Cukup jelas kiranya yang 
mempunyai kewenangan melakukan evaluasi hasil pendidikan adalah pendidik, 
dimana yang mengetahui secara keseluruhan dan secara berkesinambungan dalam 
proses belajar - mengajar adalah pendidik. Andaikata Pasal 58 ini dijadikan 
pedoman penyelenggaraan ujian, maka dalam pengendalian mutu akan lebih bagus 
jika pusat dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional menyiapkan kisi-kisi 
yang dapat digunakan diseluruh Indonesia, sehingga pendidik sangat mudah 
menyusun soal dengan kisi-kisi tersebut yang standarnya sama secara 
nasional.
Berikan kepercayaan penuh kepada pendidik, agar lebih mampu dan merasa ikut 
memiliki dalam penyelenggaraan ujian, jangan justru sebaliknya selalu 
dicurigai, krisis kepercayaan dan tidak mempunyai kewenangan dalam kegiatan 
ujian nasional.
Ujian nasional sebenarnya bu

[ppiindia] 500.000 Petugas Malaysia Akan Buru Pekerja Ilegal

2005-02-27 Thread Ambon

Refleksi: No words


http://www.kompas.com/kompas-cetak/0502/28/utama/1584842.htm

Senin, 28 Februari 2005

500.000 Petugas Malaysia Akan Buru Pekerja Ilegal

Kuala Lumpur, Kompas - Menyusul berakhirnya masa amnesti bagi pekerja ilegal 
yang jatuh hari Senin (28/2) ini, Pemerintah Malaysia akan mengadakan 
operasi besar-besaran untuk memburu sekitar satu juta pekerja ilegal di 
negara itu. Dalam kaitan itu, Pemerintah Malaysia telah menyiapkan 500.000 
petugas pemburu pekerja ilegal yang terdiri dari polisi, pegawai pemerintah, 
dan sukarelawan sipil.
Pekerja ilegal yang tertangkap akan dihukum dan dilarang datang kembali ke 
Malaysia meskipun sebagai turis. Tidak tertutup kemungkinan Pemerintah 
Malaysia menjatuhkan hukuman cambuk kepada pekerja ilegal sebelum yang 
bersangkutan dideportasi ke negara asalnya.
Meski ancaman hukumannya cukup berat, sejumlah tenaga kerja Indonesia (TKI) 
ilegal bertekad akan tetap bertahan di negara jiran itu dan memilih "main 
kucing-kucingan" dengan Pemerintah Malaysia. Namun, sebagian besar TKI 
memilih pulang.
Dari Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, dilaporkan arus TKI yang pulang 
dari Malaysia mulai melonjak.
Rencana operasi pekerja ilegal secara besar-besaran ini disampaikan Menteri 
Hal Ehwal Dalam Negeri Malaysia Azmi Khalid, Sabtu di Putrajaya, Malaysia.
Dia mengatakan, operasi yang dinamai Ops-Tegas ini merupakan langkah tegas 
Pemerintah Malaysia untuk mengatasi pekerja ilegal di negara tersebut. 
"Tidak ada lagi penangguhan (pemulangan pekerja ilegal)," katanya.
Azmi Khalid menambahkan, mereka yang terjaring operasi ini akan ditahan dan 
dihadapkan ke pengadilan. Mereka akan didenda, dipenjara, atau mungkin saja 
dihukum cambuk sebelum dideportasi. Mereka juga dilarang kembali ke Malaysia 
di masa mendatang kendati hanya sebagai turis.
Pemerintah Indonesia sendiri pertengahan Februari 2005 menyepakati tindakan 
keras terhadap TKI ilegal yang masih berada di Malaysia awal Maret 2005. 
Seperti permintaan Indonesia ketika itu, Pemerintah Malaysia juga akan 
menjaring majikan-majikan di Malaysia yang mempekerjakan buruh ilegal.
Azmi Khalid mengatakan, majikan nakal seperti itu akan dihukum berdasarkan 
Undang- Undang Kejahatan yang dikeluarkan tahun 2002. Ketika ditanya apakah 
mereka juga akan dihukum penjara, Azmi mengatakan, jika diperlukan. "Tetapi 
itu saya serahkan ke pengadilan," katanya menambahkan.
Ops-Tegas akan menjadi operasi terbesar yang dilakukan Pemerintah Malaysia 
terhadap pekerja ilegal dalam tiga tahun terakhir.
Tahun 2002 Malaysia menggelar operasi serupa menyusul berakhirnya program 
amnesti/ pengampunan selama empat bulan.
Pertengahan Februari 2005, Malaysia menggelar Operasi Nasihat ke 
kantong-kantong pekerja ilegal untuk menyuruh mereka pulang dan mengurus 
dokumen sah agar bisa kembali ke negara itu.
Saat ini Pemerintah Malaysia memperkirakan terdapat lebih dari satu juta 
pekerja ilegal di Malaysia. Paling banyak dari Indonesia, sisanya dari 
Filipina, Myanmar, Banglades, India, dan Sri Lanka. Mereka itulah yang akan 
menjadi target operasi 500.000-an petugas Pemerintah Malaysia.
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Indonesia Fahmi Idris, yang bertemu 
dengan Azmi Khalid di Putrajaya, berharap operasi terhadap pekerja ilegal 
dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip kemanusiaan. Hal yang sama 
disampaikan Pemerintah Filipina.
Pelanggaran HAM
Rencana perburuan besar-besaran terhadap pekerja ilegal mengundang kritik 
organisasi hak asasi manusia (HAM) secara luas, yang menganggap operasi 
semacam itu sangat rentan terhadap pelanggaran HAM. Amnesti Internasional 
mendesak Malaysia menghentikan pendeportasian pekerja ilegal karena 
organisasi itu khawatir para pekerja ilegal akan menghadapi hukuman di 
negara asal mereka.
Kritik itu langsung ditepis Azmi Khalid dengan mengatakan Pemerintah 
Malaysia bersikap sangat manusiawi dan akan menjamin kesejahteraan imigran. 
"Tidak ada negara mana pun di dunia yang memberikan program amnesti seperti 
yang telah kami lakukan. Kami sangat sangat manusiawi terhadap pendatang 
ilegal," katanya.
Ia menambahkan, satu-satunya alasan pihaknya memulangkan pekerja ilegal 
adalah agar mereka kembali ke Malaysia secara legal.
Pemerintah Indonesia dan Malaysia sudah membicarakan pemulangan TKI ilegal. 
Indonesia akan menyediakan kapal untuk membawa pulang TKI ilegal. Indonesia 
juga menyiapkan 11 pusat pengurusan dokumen yang akan membantu TKI 
mendapatkan izin bekerja, untuk kembali ke Malaysia.
Deputi Perdana Menteri Malaysia Najib Razak dalam pernyataannya yang 
dipublikasikan kemarin mengatakan pengurusan izin kerja bagi imigran asal 
Indonesia hanya memakan dua hari jika tidak ada masalah birokrasi.
Mulai pulang
Dari Kabupaten Nunukan diinformasikan bahwa jumlah TKI yang pulang dari 
Malaysia mulai meningkat. Dalam dua hari terakhir TKI yang pulang dari 
Tawau, Negara Bagian Sabah, Malaysia, mencapai 4.300 orang. Biasanya yang 
pulang hanya 200-500 TKI dalam sehari.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Nunukan Petrus

[ppiindia] Penebangan Liar Tak Cuma Masalah Penegakan Hukum

2005-02-27 Thread Ambon

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0502/28/utama/1584845.htm
Senin, 28 Februari 2005

ANALISIS EKONOMI

Penebangan Liar Tak Cuma Masalah Penegakan Hukum
Jamaludin Suryohadikusumo*

HARI-hari ini berita tentang ikhtiar pemerintah memberantas penebangan liar 
(illegal logging) sedang ramai. Aparat hukum tengah memeriksa dan mengejar 
orang-orang yang disangka melanggar hukum.
Ikhtiar meretas jaringan penebangan liar amat ideal karena dilatarbelakangi 
beberapa hal prinsip, yakni menegakkan hukum dan, tidak kalah pentingnya, 
menyelamatkan hutan Indonesia dari berbagai tindakan ilegal. Ikhtiar ini, 
sebagai catatan, sudah lama mewarnai gerakan penegak hukum, yakni sejak 
kasus penebangan liar merebak sekian dasawarsa silam, tetapi tidak pernah 
memberi hasil optimal.
Mengapa tidak optimal? Sebab, memberantas penebangan liar bukan persoalan 
mudah. Identik dengan mengurai benang kusut. Hal itu merupakan isu yang 
sangat kompleks karena terlalu banyak faktor yang terkait satu sama lain, 
yang harus dipecahkan secara simultan dan tidak secara parsial. Di antara 
isu sentral itu ialah aspek lapangan kerja, kinerja aparatur di lapangan, 
serta kemiskinan di kalangan sebagian masyarakat yang berdomisili di dalam 
dan di dekat kawasan hutan.
Belum lama ini, selaku anggota lembaga swadaya masyarakat, saya pergi ke 
hutan dan bertemu dengan rakyat yang hidup di dalam dan di sekitar hutan. 
Saya bertanya, "Apakah kalian bersedia menghentikan penebangan liar?" Secara 
spontan mereka menjawab, "Baik, Pak, mulai besok saya tidak menebang lagi. 
Tetapi, tolong Pak, besok beri kami makan dan atau pekerjaan."
Seorang bupati yang ada di samping saya tersentak diam, tidak dapat 
menjanjikan apa- apa karena beliau tidak mampu memberi makan atau pekerjaan 
kepada seluruh rakyatnya. Tidak ada "proyek" atau investor yang menaruh 
modal di daerahnya. Diam berarti merestui rakyatnya terus menebang apabila 
ada cukong kayu yang datang memberi pekerjaan.
Penegakan hukum merupakan hal penting dan mutlak dilakukan. Hukum selalu 
dicerminkan hitam dan putih, benar dan salah. Hukum tidak mengenal warna 
abu-abu. Dengan demikian, para pelakunya harus ditangkap, terutama cukong- 
cukong besar dan aparatur yang diduga terlibat.
Namun, seperti biasa, banyak yang bersikap skeptis. Apakah dengan 
ditangkapnya cukong- cukong kelas kakap dan ditertibkannya aparatur negara, 
persoalan penebangan liar dapat hilang atau berhenti? Mungkin ya untuk 
sementara waktu. Namun, seperti dikemukakan di awal tulisan ini, manakala 
masalah rakyat lapar dan pengangguran tidak diatasi, semua upaya itu akan 
menemui jalan buntu.
DI luar aspek-aspek tersebut, terdapat beberapa faktor yang mesti memperoleh 
perhatian, dalam konteks mengurangi seminimal mungkin tindakan perusakan 
hutan.
Pertama, sampai hari ini, meskipun terdapat Undang- Undang tentang Otonomi 
Daerah maupun Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (Tap MPR) tentang 
pengakuan hak masyarakat adat, masalah pembagian hak, dan kewenangan masih 
menjadi konflik antara pemerintah pusat dan daerah serta antara pemerintah 
dan masyarakat adat.
Adanya konflik di lapangan menjadikan tanggung jawab terhadap keamanan dan 
kelestarian hutan tidak jelas dan dijadikan peluang oleh pemilik modal untuk 
dimanfaatkan, baik secara legal (aspal) maupun ilegal.
Konflik hak dan kewenangan ini perlu segera diselesaikan secara tuntas 
apabila ingin memberantas penebangan liar, agar jelas siapa yang berhak dan 
berwenang sekaligus bertanggung jawab terhadap pengurusan produksi kayu di 
hutan alam.
Kedua, kebijakan alokasi dan target produksi. Pengelolaan hutan lestari akan 
tercapai apabila yang dipanen hanya pertumbuhan (riap)-nya. Namun, sampai 
sekarang di antara sekian banyak ahli belum ada kesamaan cara menghitungnya.
Hasil pengukuran riap untuk seluruh tipe hutan alam di Indonesia, sampai 
umur masak tebang, belum diumumkan secara terbuka. Masalah ini perlu 
diselesaikan karena akan menjadi dasar menetapkan berapa jumlah kayu yang 
boleh dipanen setiap tahun oleh setiap unit manajemen (unit HPH).
Penetapan jatah produksi yang masih dipersoalkan akurasinya dan ditetapkan 
secara nasional, tanpa menarik dari hasil "kruising" tiap petak yang akan 
ditebang, menjadi sumber "perdagangan" alokasi produksi.
Unit manajemen yang masih memiliki potensi besar, tetapi mendapat alokasi 
kecil-bahkan jauh di bawah titik impas layak berproduksi secara 
ekonomis-membiarkan kawasan hutannya ditebang pihak ketiga dan kemudian 
membelinya.
Perilaku seperti ini-terpaksa dilakukan karena alokasi-disebut illegal 
logging yang dilakukan pemegang konsesi.
Ketiga, kapasitas dan restrukturisasi industri. Masalah ini sudah menjadi 
program utama pemerintah dari lima program prioritas yang pernah diumumkan 
kepada publik. Namun, sampai saat ini hasilnya belum pernah diumumkan, mana 
yang ditutup, dikurangi kapasitas produksinya, dan didenda karena 
pelanggaran.
Hal yang dipersoalkan pemerhati kehutanan ialah tentang adanya industri 
besar pen

[ppiindia] Cambuk Apartheid Melayu

2005-02-27 Thread Ambon

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0502/28/opini/1579032.htm
Senin, 28 Februari 2005

Cambuk Apartheid Melayu
Oleh Tamrin Amal Tomagola

DETAK-detak waktu kian cepat merambat, memasuki minggu terakhir batas waktu 
amnesti untuk tenaga kerja Indonesia ilegal di Malaysia untuk meninggalkan 
negeri itu. Namun, sebagian dari mereka tetap bergeming untuk berkemas 
pulang.

Ancaman Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi bahwa Operasi 
(persuasif) Nasihat akan berakhir 28 Februasi, dan setelah itu, ".TKI ilegal 
yang tertangkap akan langsung diproses sesuai hukum (cambuk?) yang berlaku 
di Malaysia" (Kompas, 15/2) kelihatannya tidak terlalu diacuhkan. Seakan tak 
kenal jera oleh pengalaman dirajam dengan cambuk di masa lalu, pekerja 
Indonesia di bidang konstruksi-seperti dilaporkan (Liputan 6 SCTV, 20/2) 
sampai awal minggu ini-memilih tetap bertahan dan bermain kucing-kucingan 
dengan Pemerintah Malaysia.

Yang lebih mencengangkan, rombongan tenaga kerja Indonesia (TKI) tetap 
mengalir ke perbatasan kedua negara, dalam kelompok besar maupun kecil. 
Seketat apa pun operasi bersama kedua pihak menutup berbagai celah jalur 
tikus di sepanjang perbatasan, arus pencari kerja kelihatannya akan terus 
menderas, khususnya ke Malaysia Timur. Apa yang mendasari arus migrasi 
tenaga kerja yang bersikeras menyongsong cambuk tetangga serumpun Melayu 
ini?

Apartheid global dan regional
Tsunami globalisasi yang dimotori lima kekuatan perubah utama (five prime 
movers of globalization)-modal, teknologi, informasi, birokrasi, dan 
ideologi-(Tomagola dalam MM Billah dkk, Kelas Menengah Digugat, 1993) 
meruntuhkan hampir semua sekat pembatas konvensional antarnegara.
Tidak hanya lalu lalang modal, teknologi, dan perdagangan menjadi bebas 
marak, tetapi juga migrasi penduduk, khususnya pencari kerja, lintas batas 
kian mustahil dibendung (Kenichi Ohmae, The End of the Nation State: The 
Rise of Regional Economics, 1995). Ironisnya, negara-negara di bagian utara 
Bumi yang umumnya mempunyai tingkat perkembangan ekonomi tinggi, 
memperagakan sikap mendua yang diskriminatif.

Di satu pihak terdorong kebutuhan untuk terus meluaskan pasar bagi produk 
industrinya, pemerintah di Eropa Barat, Amerika Utara, Jepang, dan Australia 
secara agresif mendorong agar semua halangan, tarif, dan nontarif, yang 
merintangi perdagangan bebas (freetrade) disingkirkan. Di lain pihak, secara 
bersamaan, mereka terus menolak dan mempersulit dengan berbagai cara, lalu 
lintas tenaga kerja antarnegara. Padahal, seperti ditegaskan Collinson 
(dikutip dalam Ramasamy dan Alatas, Globalization and Transnational 
Migration: The Malaysian State's Response to Voluntary and Forced Migration, 
2004:4) proses globalisasi dan regionalisasi ekonomi pasti melahirkan global 
and regional migrants. Praktik penutupan tapal batas negara terhadap para 
migran ekonomi inilah yang dikeluhkan negara-negara Selatan sebagai praktik 
Apartheid Global.

Di tingkat regional, Asia Timur dan Tenggara, Korea Selatan, Jepang, 
Shanghai dan Guandong di China daratan, Hongkong, Malaysia, Singapura, dan 
Australia juga terus berusaha menutup perbatasannya agar tidak dibanjiri 
tenaga kerja dari pelbagai wilayah miskin di kedua regio itu.

Pemerintah negara-negara ini, terutama Australia, menerapkan politik 
imigrasi yang ketat terhadap migran ekonomi pencari kerja baik yang 
berdokumen maupun yang tidak. Saking ketatnya upaya penutupan perbatasan itu 
sehingga upaya itu patut dikategorikan sebagai praktik Apartheid Regional.

Kebijakan amnesti Malaysia
Paling kurang telah lima kali Pemerintah Malaysia memperpanjang jangka waktu 
amnesti terhadap TKI ilegal Indonesia. Tarik ulur kebijakan ini tidak 
semata-mata demi menjaga hubungan baik dengan tetangga serumpun. Taktik ini 
sebenarnya lebih banyak didikte tiga benturan dilematis antara berbagai 
kepentingan domestik Malaysia di bidang ekonomi, politik, dan sosial-budaya.

Dilema pertama, di bidang ekonomi. Seperti diakui PM Badawi, Malaysia 
membutuhkan tenaga kerja asing. Sejak zaman kolonial, penjajah Inggris telah 
mendatangkan beribu pekerja perkebunan dari India dan China (Ramasamy dan 
Alatas, 2004:7-8). Sejak Malaysia mulai berjaya ekonominya sebagai salah 
satu dari the new southeast Asian economic tigers awal 1980, jumlah pekerja 
asing yang hanya sekitar 200.000 orang melesat menjadi sepuluh kali lipat 
menjadi dua juta pekerja hanya dalam waktu dua dekade. Derasnya arus migran 
pencari kerja ini adalah produk kombinasi lima faktor.

Pertama, kemiskinan di daerah pengirim. Kedua, daya tarik peluang kerja di 
Malaysia. Ketiga, beroperasinya mafia pengerah tenaga kerja yang kian 
berkembang menjadi jenis usaha paling menggiurkan. Keempat, maraknya praktik 
pungutan liar dan korupsi di kalangan pejabat kedua pihak. Kelima, kebijakan 
menutup sebelah mata dari Pemerintah Malaysia terhadap arus pendatang haram.

Menderasnya arus migran ekonomi ini mustahil berlangsung tanpa pembiaran 
dari Pemerintah Malaysia (ibid). Pembi

[ppiindia] Jakarta Bebas Banjir, hanya Mimpi

2005-02-27 Thread Ambon

  REFLEKSI: Kalau Jakarta, ibukota Republik Indonesia, tempat bersingahsana 
pemerintah Indonesia tak bisa diurus bebas banjir, bebas korupsi, bagaimana 
lagi nasib daerah-daerah di luar Jakarta [pulau Jawa]?? 


  -
  Media Indonesia
  Senin, 28 Februari 2005

  KESEHATAN

  Jakarta Bebas Banjir, hanya Mimpi
 
  Banjir memang telah menjadi langganan warga Jakarta, walau pemerintah 
telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasinya. Mau tidak mau, warga pun 
harus terbiasa dengan bencana yang satu ini.

  SECARA geografis, Kota Jakarta memang rawan banjir. Dari 65.000 hektare 
luas wilayah Jakarta, kurang lebih 40 persennya atau 24.000 hektare merupakan 
dataran rendah yang tingginya 1 hingga 1,5 meter di bawah muka laut pasang. 
Selain itu, ada 13 sungai yang melintasi Ibu Kota.

  Akibatnya, banjir menjadi ritual rutin bagi warga Jakarta. Dan, hal ini 
agaknya akan berlangsung lama. Karena, untuk menjadikan Jakarta bebas banjir 
dalam waktu dekat, ibarat mimpi di siang bolong.

  Berdasarkan data yang diperoleh Media dari Dinas Pekerjaan Umum (DPU) 
DKI, saat ini ada 78 lokasi rawan banjir di Jakarta. Sebanyak 19 titik di 
antaranya diperkirakan bebas dari bencana banjir pada 2007. Itu pun dengan 
syarat membangun waduk dan pompa-pompa air di daerah rawan banjir tersebut. 
Ke-19 titik itu berada di daerah Kapuk, Sunter, Warakas, dan Kebon Bawang.

  ''Penanganan ke-19 titik rawan banjir itu tidak mungkin sekaligus 
dilaksanakan. Pada 2005, misalnya, bisa diatasi tiga sampai empat titik dengan 
catatan tidak ada pembangunan baru di atas kawasan resapan air,'' ujar Kepala 
Dinas Pekerjaan Umum (DPU) DKI Fodly Misbach kepada Media, pekan lalu.

  Menurut dia, proyek Banjir Kanal Timur (BKT) harusnya didukung semua 
pihak, baik masyarakat pemilik tanah yang terkena pembebasan. Sebab, bila BKT 
berhasil dibangun, proyek ini mampu membebaskan 13 daerah rawan banjir 
sepanjang aliran kali buatan itu. ''Selama ini ke-13 kawasan di Jakarta Timur 
itu langganan banjir.''

  Cukup banyak kiat dicoba DPU DKI dalam menangani banjir di Jakarta, 
termasuk dengan menanggulangi sampah kiriman dari hulu yang menumpuk di sungai. 
Misalnya, setiap sungai akan dibuat pompa dan waduk. ''Setiap tumpukan sampah 
di sungai akan diangkut menggunakan mesin elektrik guna mengangkat sampah tanpa 
tenaga manusia,'' jelas Fodly.

  Penggunaan mesin elektrik ini, lanjutnya, akan diterapkan di kawasan 
Kapuk, Sunter Utara, Warakas, Kebon Bawang, dan Penjaringan. Di kawasan BKT 
juga akan dibuat normalisasi terkait dengan pengangkutan sampah dengan 
menggunakan alat elektrik tersebut. ''Masyarakat Jakarta memproduksi sampah 
sebanyak 6.000 ton per hari, sehingga DPU tengah melakukan pelayanan kebersihan 
atas sampah-sampah di sungai,'' kata Fodly.

  Tempat penampungan

  Pemprov DKI pun menyadari telah terjadi penyempitan aliran sungai di 
Jakarta karena dijadikan tempat tinggal warga. Menurut Fodly, penduduk yang 
masih tinggal di bantaran kali di lima wilayah DKI Jakarta diperkirakan 
mencapai ratusan ribu keluarga.

  Untuk mengatasi masalah ini, Pemprov DKI lalu mencanangkan program 
relokasi bagi warga yang tinggi di bantaran kali dengan menawarkan mereka 
pindah ke rumah rusun yang dibangun pemerintah. Program ini sudah dimanfaatkan 
sekitar 1.100 keluarga pada 2003 di bantaran Kali Angke yang ditampung di Rusun 
Cengkareng, Jakarta Barat.

  Sedang warga yang tinggal di bantaran Kali Adem, terusan dari Kali Angke 
ke arah muara Teluk Jakarta, Jakarta Utara, sedikitnya 580 KK akan dipindahkan 
ke Rusun Muara Angke.

  Sedang kalau terjadi banjir, telah disiapkan tempat penampungan pengungsi 
di sekitar lokasi kejadian. ''Kita telah berkoordinasi dengan aparat setempat 
untuk menyiapkan tempat penampungan di 327 lokasi yang didukung 96 dapur umum 
dan 541 pos kesehatan yang tersebar di semua daerah rawan banjir,'' ujarnya.

  Sedang jumlah personel yang disiapkan untuk penanganan banjir ini telah 
disiagakan 40.630 orang yang terdiri dari tenaga medis, SAR, polisi, dan aparat 
kelurahan.

  Prioritas

  Walau dengan anggaran terbatas, program penanggulangan banjir di Jakarta 
tetap menjadi prioritas Pemprov DKI Jakarta. Rencana program penanggulangan 
banjir pada 2005, tidak jauh berbeda dengan 2004 yakni perbaikan saluran air 
dan sungai. Misalnya, menormalisasi, menurap, dan mengeruk sungai. Pompa-pompa 
air juga menjadi perhatian untuk perbaikan dan penambahan di sejumlah titik 
rawan genangan di lima wilayah kota madya.

  Menurut Kepala DPU DKI Fodly Misbach, untuk menanggulangi masalah banjir 
ini pihaknya telah menyusun berbagai program. Dalam hal ini, katanya, program 
itu bukan hanya dalam bentuk fisik, tetapi juga nonfisik. Kalau program fisik, 
di antaranya pemeliharaan pintu-pintu air dan pompa-pompa air. Sedang nonfisik 
seperti koordinasi dengan satuan tugas penanggulangan bencana (Satgas PB), 
Satuan Koordinasi Pelaks

[ppiindia] Kota Bandung Daerah Transif Penjualan Wanita

2005-02-27 Thread Ambon

http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=189164&kat_id=23

Minggu, 27 Februari 2005  20:35:00

Kota Bandung Daerah Transif Penjualan Wanita
Laporan: Riffa Anggi

Bandung-RoL -- Kota Bandung merupakan daerah transit bagi kegiatan penjualan 
wanita (Iwoman traficking). Selanjutnya, para wanita ini diberangkatkan ke luar 
negeri untuk dipekerjakan sebagai pekerja seks komersil (PSK). 
Menurut anggota Komisi I DPR RI, Ustadz Hilman Rosyad, Kota Bandung dijadikan 
sebagai daerah 'pelatihan' bagi para wanita yang akan dijual ke luar negeri 
itu. ''Jadi Bandung itu dijadikan semacam daerah penadah untuk selanjutnya di 
jual ke luar negeri,''kata Hilman, Ahad (27/2). 

Menurut Hilman, sebenarnya daerah transit para TKW ilegal itu tidak hanya Kota 
Bandung. Dari informasi yang berhasil dikumpulkannya, beberapa daerah lainnya, 
seperti Medan, Makassar, Pontianak, dan Surabaya, juga dijadikan sebgai daerah 
singgah.

Dikatakan Hilman, para penyalur TKW ilegal itu meberi istilah Persib, Persija, 
PSMS, dan beberapa klub sepak bola, untuk daerah singgah yang akan dituju. 
''Setelah di daerah singgah, mereka akan memetakan tujuan negara yang akan 
menampung para TKW ilegal ini untuk dijual,''ujar dia. 

Negara-negara seperti  Malaysia, Hongkong, dan Arab Saudi, sambung Hilman, 
merupakan negara-negara tempat traksaksi penjualan wanita. Terjadinya penjualan 
wanita, kata dia, lebih dikarenakan tidak adanya aturan yang memayungi tenaga 
kerja di luar negeri. 

Selain itu, lanjut Hilman, beberapa lembaga pemerintahan, terutama di tingkat 
kelurahan dan desa, kerap memberikan surat keterangan kewarganegaraan palsu. 
''Hal-hal seperti ini yang membuat para penjual wanita lebih mudah membuat 
surat keterangan palsu,''ujar dia. 

Mengenai proses pembahasan RUU Traficking di DPR RI, Hilman mengatakan, bahwa 
hal itu masih harus menempuh proses yang panjang. Pasalnya, kata dia, DPR RI 
harus menunggu ratifikasi aturan internasional mengenai traficking. 


[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Give the gift of life to a sick child. 
Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ppiindia] Kenaikan Harga BBM dan Kesejahteraan Rakyat

2005-02-27 Thread Ambon

Suara Karya
28/2/2005

Kenaikan Harga BBM dan Kesejahteraan Rakyat
Oleh Yusuf Ari Kusmanto

Senin, (28-02-'05)
Pemerintah melalui Menteri Komunikasi dan Informasi Sofyan Djalil, beberapa 
waktu belakangan ini sibuk mensosialisasikan alasan kebijakan kenaikan harga 
BBM (bahan bakar minyak) mulai awal Desember 2004. Rencananya, kebijakan 
tersebut akan disusul kenaikan harga komponen BBM, seperti bensin, solar, 
dan minyak tanah pada awal Maret 2005. Alasan atau bahasa apologetis 
pemerintah yang "nekad" membuat kebijakan apopulis tersebut, antara lain 
sebagai berikut.
Pertama, kenaikan harga BBM dalam rangka mengurangi defisit APBN sebesar Rp 
72 trilun per tahun yang selama ini diperuntukkan untuk mensubsidi BBM. 
Yakni, subsidi yang bagi pemerintah dianggap menguntungkan kelompok 
masyarakat menengah ke atas serta menyebabkan ketergantungan rakyat atas 
proteksi pemerintah. Kedua, bagi pemerintah penghapusan subsidi BBM secara 
bertahap dan kebijakan menaikkan harga BBM tahun 2004-2005 hingga mencapai 
75% merupakan langkah strategis untuk menyelamatkan kondisi Pertamina dari 
kebangkrutan akibat naiknya harga dasar minyak dunia. Ketiga, kebijakan 
kenaikan harga BBM akan diimbangi dengan crash program pemberian kompensasi 
berupa dana bantuan pengganti biaya kenaikan BBM bagi rakyat miskin, dalam 
bentuk beasiswa pendidikan, voucher pengobatan murah, dan sebagainya.
Namun argumentasi "membela diri" pemerintah yang didukung oleh kalangan 
praktisi atau teoritisi ekonomi yang memiliki paradigma neoliberal (pro 
pasar), tetap saja tidak menggemingkan tekad, nurani berbagai komponen civil 
society untuk terus menggelar aksi unjuk rasa dan berbagai bentuk protes 
sosial. Bagi komponen civil society yang menolak kebijakan kenaikan harga 
BBM -- sampai kapan pun -- memiliki dasar argumentasi yang beragam. Ada yang 
berargumen bahwa kebijakan kenaikan harga BBM tidak konteks dengan situasi 
di mana rakyat kebanyakan masih berada dalam garis kemiskinan.
Kenaikan BBM tidak tepat karena akan ber-multiplier effeck pada kenaikan 
harga bahan pokok, serta kenaikan BBM dianggap sebagai akibat kebangkrutan 
Pertamina karena banyaknya praktik korupsi yang membuat in-efesiensi dan 
menguras aset keuangan perusahaan minyak nasional itu. Padahal Pertamina, 
selama 3 dekade cukup meraih keuntungan besar dari ekspor minyak ke luar 
negeri. Namun keuntungannya diduga dipakai oleh elite politik "masa lalu" 
sebagai modal mendirikan kongsi bisnis raksasa.
Kebijakan Neo-liberal


Kebijakan kenaikan harga BBM sebagai konsekuensi penghapusan subsidi BBM, 
juga dikritisi oleh berbagai komponen gerakan mahasiswa dan Ornop sebagai 
bentuk kebijakan ekonomi-politik neo-liberal. Kebijakan kenaikan harga BBM, 
sepaket dengan kebijakan privatisasi perusahaan negara, rescheduling utang 
luar negeri, liberalisasi impor, dan sebagainya yang di akhir 1997 
dianjurkan oleh IMF melalui kesepakatan LoI (Letter of Intent). Anjuran IMF 
yang dikenal sebagai model kebijakan SAP (Structural Adjusment Policy) 
tersebut dipraktikkan oleh pemerintahan Soeharto, Gus Dur, Mega dan SBY 
sampai sekarang ini.
Kebijakan neo-liberalisme sendiri memiliki inti makna, penghapusan campur 
tangan negara (baca: pemerintah) dari segala kebijakan menyangkut 
perkembangan dan dinamika ekonomi pasar dan sektor privat (swasta) dengan 
mendukung proses liberalisasi perdagangan global yang bebas dari proteksi 
dan subsidi negara atas kemampuan ekonomi rakyatnya. Kebijakan 
neoliberalisme mendogmakan tuntutan "ekonomi-politis" bagi negara yang masih 
memproteksi kehidupan ekonomi masyarakatnya, dengan program penghapusan 
subsidi, pro-privatisasi, serta pro-liberalisasi impor.
Indonesia, yang termasuk negara yang berpaham ekonomi "kerakyatan" sesuai 
mandat konstitusi, UUD'45 (dalam amandemen) Pasal 33 sebenarnya secara 
filosofis kenegaraan menolak arus neo-liberalisme. Namun paradigma 
kekuasaan, yang didominasi kalangan pengusaha, tentara, birokrat, dan ekonom 
cenderung pro terhadap "ideologi" ekonomi neo-liberalisme. Asumsi para 
"aristokrat" kekuasaan adalah bahwa laju perdagangan bebas dan konstruksi 
"ideologisnya" -- globalisasi -- tidak bisa dihindari dan sistem ekonomi 
nasional harus, built-in terhadap pasar bebas dan liberalisasi global. 
Apalagi negeri ini, termasuk bagian dari organisasi kerjasama ekonomi 
internasional, sebagai anggota GATT, APEC, WTO, IMF, dan sebagainya.
Namun paradigma neo-liberal yang mulai deras diimplementasikan dalam 
kebijakan ekonomi-politik semenjak fase akhir kekuasaan Soeharto di tahun 
1997 hingga awal kepemimpinan pemerintahan SBY-JK sebenarnya telah 
"menguras" aset ekonomi nasional dan justru semakin mempurukkan ekonomi 
masyarakat. Ada beberapa fakta "sosial", yang bisa direferensikan:
Pertama, kebijakan restrukturisasi Perbankan yang dianjurkan IMF sebagai 
langkah memperbaiki kinerja Perbankan nasional yang collaps sebelum 
diprivatisasi, telah menguras anggaran negara sebesar Rp 600 triliun dalam 
paket kredit BLBI. I

[ppiindia] Kodam Trikora Bantah Terlibat

2005-02-27 Thread Ambon

Cendrawsih Post 28/2/2005

  Kodam Trikora Bantah Terlibat 
  GT Situmorang: Tolong Kalau Ada TNI Terlibat Illegal Logging Agar 
Dilaporkan

  JAYAPURA-Indikasi keterlibatan sejumlah oknum aparat dan institusi dalam 
kasus illegal logging di Papua, mulai menimbulkan reaksi. Oknum TNI maupun 
institusi Kodam yang juga ikut disebut-sebut terlibat dalam illegal logging, 
mulai bersuara. 

  Kapendam Mayor CAJ GT Situmorang mengakui tindakan yang tidak dibenarkan 
dalam hal illegal logging saat ini mengemuka dan mendapatkan perhatian yang 
sangat serius dari semua kalangan. "Kita yang bekerja di Papua merasakan nuansa 
seperti itu, khususnya tentang dugaan keterlibatan oknum di jajaran TNI lebih 
khusus lagi aparat jajaran Kodam XVII/Trikora. Tapi, sampai saat ini Kodam 
XVII/Trikora tidak melihat adanya keterlibatan jajarannya dalam illeggal 
logging," ujarnya saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, akhir pekan kemarin. 

  Seperti diberitakan sebelumnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) 
melalui Menteri Kehutanan MS Ka'Ban mensinyalir adanya keterlibatan sejumlah 
oknum aparat maupun institusi dalam kasus illegal logging di Papua. Seperti, 
Armatim, Kodam XVII/TRikora, Polda Papua, Pemda, Dephut, Imigrasi, Broker dan 
kemungkinan ada sindikat internasionel. Karena itu SBY telah memerintahkan 
Kapolri untuk membentuk Satgas Illegal Logging guna meyelidiki kasus tersebut. 

  Kapendam menegaskan, sampai saat ini Kodam XVII/Trikora tidak ada laporan 
atau kejadian yang menyatakan bahwa ada aparat Kodam XVII/Trikora yang terlibat 
dalam kasus illegal logging. 

  Namun demikian, kata Kapendam, ada selintingan yang menyatakan ada 
keterlibatan dari oknum aparat, namun sepanjang pengetahuannya, sekalipun itu 
dikatakan ada terjadi dua tahun lalu yang dikait-kaitkan dengan hal illegal 
logging, namun menurut pemeriksaan lewat Kepolisian Militer (Pomdam 
XVII/Trikora) ternyata orang tersebut tidak terlibat illegal logging. 

  "Memang yang bersangkutan ada sangkut pautnya dengan usaha perkayuan, 
tetapi semuanya hal yang resmi. Jadi, bukan hal yang illegal. Lalu, tindakan 
yang dilakukan dinas kepada aparat ini adalah tidak bisa dikaitkan dengan 
illegal logging, karena memang tidak dilakukan, namun kalau melakukan 
indispliner iya dan memang sudah dihukum dua tahun yang lalu. Dia dari jajaran 
kepolisian militer, dan memang sudah dihukum, tetapi bukan pada kasus illegal 
logging, tapi indispliner karena memang aparat khususnya Kodam XVII/Trikora 
tidak diperkenankan melakukan kegiatan bisnis," paparnya. 

  Lebih lanjut, Kodam XVII/Trikora sangat berkepentingan untuk menunjukan 
bahwa perilaku yang dikehendaki kedinasan dari seluruh aparatnya adalah 
perilaku yang menghormati dan menjunjung tinggi hukum positif, maka apabila 
ternyata ada oknum yang melakukan tindakan seperti ini, maka sudah menjadi 
komitmen tegas dari Pangdam XVII/Trikora, Mayjen TNI Nurdin Zainal MM, untuk 
segera diproses sesuai dengan ketentuan yang ada. 

  "Pada berbagai kesempatan, Pangdam XVII/Trikora selalu menyampaikan 
kepada seluruh jajaran untuk menghormati hukum-hukum positif yang ada, termasuk 
hal ini ilegal logging atau ilegal lainnya seperti ilegal fishing, ilegal 
trading," ujarnya. 

  Bahkan, Kodam XVII/Trikora juga komitmen pada penjagaan lingkungan hidup 
di Papua, hal ini diwujudkan pada saat penerimaan dan pelepasan pasukan 
penugasan. Ini bukan retorika, sebab mereka sebelum meninggalkan Papua selalu 
diperiksa oleh petugas-petugas yang memiliki kewenangan itu, bahkan di luar 
kesatuan yang mau memeriksa dipersilahkan. 

  Untuk itu, pihaknya menyampaikan terima kasih bila mitra pers maupun 
masyarakat pada umumnya memberikan data tentang dugaan apabila ada oknum yang 
melakukan illegal logging. "Tolonglah, sampaikan nama siapa, kesatuan dimana 
dan bagaimana kejadiannya, sehingga nanti dengan data yang ada kita bisa 
lakukan tindakan hukum yang relevan. Kalau hanya misalnya dugaan, terus namanya 
tidak jelas, kejadiannya tidak jelas, bagaimana menindak lanjuti?," ujarnya. 

  Terkait dengan dibentuknya Satgas Illegal Logging pusat yang akan tiba di 
Papua Minggu depan, Kapendam mengatakan, Kodam XVII/Trikora tetap melakukan 
kerjasama di bidang penegakan hukum yang baik dengan pihak manapun, supaya 
perilaku atau pola sikap benar-benar sesuai dengan yang diharapkan.

  Pejabat Jangan Ikut Terjerat

  Sementara itu Wakil Ketua I DPRD Provinsi Papua Komarudin Watubun secara 
tegas meminta supaya pejabat di wilayah Papua, jangan sampai masuk dalam 
lingkaran mafia Illegal Logging. Sebab selama masih ada pejabat yang terlibat 
sangat sulit untuk memberantas praktek-praktek penyelundupan kayu secara 
illegal yang saat ini mulai marak disorot dari berbagai kalangan. 

  "Terutama pejabat kita di daerah, jangan sampai terbawa juga termasuk 
dalam mafia seperti itu, harus pikirkan daerah ini ke depan, saya sarankan 
supaya hentikan semua perijinan itu dan kemudia

[ppiindia] Hari Ini 27 Kota Digoyang Demo

2005-02-27 Thread Ambon

http://www.indomedia.com/bpost/022005/28/depan/utama1.htm
Senin, 28 Februari 2005 00:54:21

Hari Ini 27 Kota Digoyang Demo

Jakarta, BPost
Sekitar 27 kota di Indonesia, Senin (28/2) hari ini akan digoyang 
demonstrasi besar-besaran berkait rencana pemerintah menaikkan bahan bakar 
minyak (BBM), Maret mendatang.

Dari 27 kota yang akan digoyang oleh kekuatan Forkot dan elemennya, itu di 
antaranya, Medan, Palembang, Padang, Jambi, Lampung, Jakarta, Bogor, 
Tangerang, Bekasi, Jogjakarta, Bali, Flores, Menado, Makassar, Samarinda, 
Pontianak, Banjarmasin dan sejumlah kota lainnya.

"Untuk kali ini demonstrasi tak mengonsentrasikan diri di satu titik, tapi 
menyebar di banyak titik. Kemungkinan besar demo akan ekstrim," kata Adian 
Napitupulu, aktifis Forkot, Minggu (27/2).

Ditegaskan dia, jika Presiden Yudhoyono tetap nekat menaikkan BBM, tidak 
menutup kemungkinan dia akan jatuh dari kursi kekuasaannya menyusul 
presiden-presiden terdahulu. Alasannya, kenaikan BBM selama ini menjadi isu 
yang sangat sensitif.

"Besok kita dan seluruh jaringan akan bergerak dan kita akan demo lima 
sampai enam hari terus menerus. Kalau Yudhoyono tidak percaya, silakan coba 
saja," tandas aktivis itu.

Meski kenaikan BBM terkait Pertamina, namun Forkot menurut Adian tidak akan 
melakukan aksinya di gedung milik pemerintah itu. Alasannya, Pertamina tidak 
ikut bertanggung jawab dalam menaikkan harga BBM. "Justru yang kita demo 
pemerintah karena 60 persen saham Pertamina dikuasai pemerintah. Jadi, kalau 
ada yang demo Pertamina, itu upaya untuk menggeser isu seolah-olah Yudhoyono 
tidak bersalah," tuturnya.

Menurut dia, harga BBM dinaikan tidak lebih meningkatkan jumlah uang yang 
akan mereka korupsi. Artinya, "ketika harga BBM dinaikkan, minimal akan ada 
Rp70 triliun lagi uang yang akan dikorup," urai Adian.

Padahal, menurut perhitungan Kwik Kian Gie, satu liter bensin biaya produksi 
dan distribusinya cuma Rp540 rupiah. Artinya, tanpa harus macam-macam 
pemerintah sudah diuntungkan Rp1.270 per liter.

"Jadi yang dimaksudkan pemerintah itu adalah selisih harga jual antara BBM 
di Indonesia dengan di Singapura. Itu bukan subsidi, itu selisih harga jual. 
Jadi, tak ada alasan yang sangat masuk akal dan logis menaikan harga BBM," 
tandasnya.
Direktur YLKI Indah Sukmaningsih mengungkapkan, kenaikan harga BBM pasti 
akan menyakitkan rakyat. Karena itu dia berharap pemerintah menyiapkan 
solusinya untuk menghilangkan rasa sakit itu.

"Tidak ada satupun pemerintah yang berani menanggung dengan naiknya BBM 
tidak dibarengi kenaikan listrik, transpor dan sebagainya. Pasti itu sakit. 
Kita berharap pemerintah tidak mencari gampangnya saja," jelas dia.

Biasanya, lanjut Indah, yang paling gampang dilakukan pemerintah adalah 
mengalokasikan dana subsidi BBM kepada masyarakat.

Indah juga menyinggung hitung-hitungan Kwik Kian Gie yang meragukan 
kebenaran subsidi BBM. Seharusnya, hitung-hitungan subsidi itu harus 
diungkapkan secara transparan kepada masyarakat dan DPR.

"Termasuk konpensasi yang akan diberikan ke rakyat. Konpensasinya seperti 
apa? Harus ada instrumennya, lewatlah APBN. Sehingga kalau diselewengkan 
sudah ada instrumennya dan harus ada sanksinya. Nggak kayak sekarang diurut 
siapapun mereka semua melakukan (KKN). Yang membingungkan apakah subsidi itu 
anggaran untuk pembangunan atau untuk rakyat?" tanya Indah.

Naik 29 persen

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yugiastoro menyatakan, 
pemerintah tetap akan menaikkan harga BBM sekitar 29 persen yang akan 
diumumkan Maret.

"Pemerintah telah menyediakan dana kompensasi untuk masyarakat miskin 
sebesar Rp10 triliun," ucap Yusgiantoro, di di Palembang, Sumatera Selatan, 
akhir pekan tadi.

Sasaran dana itu meliputi bantuan untuk pendidikan, kesejahteraan, 
kesehatan, dan beras murah (raskin).
Rencana pemerintah (menaikkan BBM) ditentang sebagian besar fraksi di DPR 
RI. Bahkan, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), salah satu parpol pendukung 
Susilo Bambang Yudhoyono, menyatakan ikut menolak.
"Momentum kenaikan BBM untuk saat ini kurang tepat," ujar Pjs Presiden PKS 
Tifatul Sembiring.
Sedangkan Soetardjo Soeryoguritno dari PDIP mengatakan, "Kita lihat SBY 
belum siap menerima konsekuensi politik kenaikan BBM."

Berbeda orang-orang di parlemen, sejumlah tokoh nasional lintas bidang 
kepakaran secara khusus memasang iklan di harian Kompas edisi kemarin. 
Isinya justru mendukung penghentian subsidi BBM. Penghentian subsidi 
berarti, mendukung kenaikan harga BBM.

Mereka yang mendukung, antara lain, Todung Mulya Lubis (pengacara), Gunawan 
Mohammad (pers), Ayu Utami (novelis), Frans Magnis Suseno (rohaniwan), Fikri 
Jufri (wartawan senior), Lin Che Wei (ekonom), Ulil Abshar Abdala (Jaringan 
Islam Liberal), Rahman Tolleng (tokoh intelijen), Sofyan Wanandi 
(pengusaha), Hadi Susastro (ekonom), Agus Sudibyo (peneliti), dan Anggito 
Abimanyu (birokrat).

"Sebab subsidi selama ini salah sasaran. Juga, menyenangkan penyelundup 
minyak," demikian bunyi iklan bersama para 

[ppiindia] Agamawan dan Problem TKW

2005-02-27 Thread Ambon

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0502/28/opini/1580637.htm
Senin, 28 Februari 2005

Agamawan dan Problem TKW
Oleh Khamami Zada

TENAGA kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri sejak dulu menghadapi 
banyak masalah. Sejak pemberangkatan hingga di negara tujuan, mereka selalu 
mendapatkan masalah, dari penipuan menjelang pemberangkatan, dilacurkan, 
ditelantarkan di luar negeri, disiksa dan diperkosa majikan, hingga beberapa 
tewas mengenaskan.

Aspek tak adanya perlindungan hukum dan hak asasi manusia (HAM) terhadap 
tenaga kerja Indonesia (TKI) kita di luar negeri merupakan persoalan krusial 
yang terus muncul, dan tak pernah terselesaikan oleh pemerintah.

Fenomena seperti ini sudah lama berlangsung, baik di Arab Saudi, Malaysia, 
Singapura, maupun Korea Selatan. Bahkan disinyalir, problem TKI/TKW kita 
merupakan sindikat amat rapi dan kuat, melibatkan calo, majikan, dan aparat 
kedua negara: Indonesia dan Malaysia. Tragisnya, banyak TKW kita yang pulang 
nama, tewas mengenaskan di negeri perantauan. Padahal, mereka berjuang untuk 
menghidupi keluarganya agar keluar dari problem kemiskinan yang selalu 
mengimpit mereka. Di desa mereka tinggal, tidak ada pekerjaan yang mampu 
menopang kehidupan sehingga mereka rela meninggalkan keluarga dan kampung 
halaman demi mendapatkan ringgit, dinar, yen, dan dollar. Sulitnya 
mendapatkan lapangan kerja membuat mereka rela mendapat perlakuan 
diskriminatif dengan menjadi pembantu rumah tangga, pengasuh bayi, atau 
pelayan toko.

Di tengah persoalan TKI yang terus muncul, kita disibukkan fatwa Majelis 
Ulama Indonesia (MUI) bagi tenaga kerja wanita (TKW) yang bekerja di luar 
negeri tanpa mahram. Peneguhan fatwa yang sudah dikeluarkan sejak Juli 2000 
itu merupakan langkah tidak strategis di tengah upaya solusi alternatif bagi 
perlindungan hukum yang mesti didapat para TKI/TKW. Meski upaya ini dimaksud 
untuk mencegah problem yang selama ini dihadapi TKW asal Indonesia yang 
sering diperlakukan tidak adil dan diskriminatif di rantau, seperti disiksa, 
diperkosa, tidak dibayar gajinya, tetapi fatwa haram menjadi problem baru 
bagi sistem ketenagakerjaan di Tanah Air. Padahal, perlindungan hukum 
menjadi kunci utama persoalan TKI di luar negeri.

Dalam kondisi demikian, apa lacur kita melarang mereka kembali bekerja di 
luar negeri hanya karena ada doktrin agama yang melarang perempuan keluar 
rumah tanpa ditemani mahram (semacam pendamping perempuan yang berasal dari 
keluarganya). Fatwa itu terkesan ingin membebaskan problem yang selama ini 
dihadapi TKW; disiksa, diperkosa, dan dibunuh majikan. Namun, semua itu 
tidak bisa menyelesaikan masalah karena problem TKW kita di luar negeri 
lebih kompleks. Fatwa haram tidak membuat mereka jera bekerja di luar 
negeri. Di sinilah, agama seharusnya dapat mentransformasikan nilai-nilai 
ajarannya dalam dimensi lebih nyata, realistis, dan kontekstual. Jadi, tidak 
sekadar berbicara hitam dan putih, tetapi juga bagaimana solusi yang 
ditawarkan dalam setiap menghadapi masalah.

Problem TKW kita
TKI/TKW kita sering disebut pahlawan devisa. Merekalah yang bekerja keras 
meski jauh dari keluarga dan kampung halaman untuk mendapatkan rezeki, 
mereka juga yang mendatangkan devisa signifikan bagi bangsa Indonesia. 
Bayangkan, pahlawan devisa ini menyumbangkan pendapatan nasional satu miliar 
dollar AS. Tak heran jika keberadaan mereka tidak serta-merta membawa 
masalah bagi negara, tetapi juga memberi nilai positif bagi pendapatan 
negara.

Meski demikian, ada problem mendasar yang dihadapi para TKI/TKW kita di luar 
negeri. Pertama, secara individual, mereka dibelenggu masalah kemiskinan 
sehingga mau tidak mau mereka harus bekerja untuk menghidupi keluarganya. 
Maka apa pun fatwa yang dikeluarkan MUI, tidak mampu menghentikan niat 
mereka kembali ke negeri perantauan. Bagi mereka, fatwa hanya sekadar 
pandangan keagamaan yang tidak kontekstual. Yang mereka pikirkan, bagaimana 
menghidupi keluarganya.

Kedua, perundang-undangan kita belum mampu memberi jaminan perlindungan 
hukum bagi pekerja di luar negeri agar mereka bisa nyaman bekerja dan 
mendapat perlindungan hukum. Political will pemerintah untuk mau mengurusi 
mereka (tidak hanya mengambil keuntungan finansial/devisa) menjadi entry 
point bagi upaya penyelesaian problem TKW/TKI. Sebagai warga negara, mereka 
memiliki hak untuk mendapat perlindungan hukum dan HAM dari pemerintah di 
mana pun berada. Lihat saja bagaimana bekerja kerasnya Pemerintah Filipina 
dalam melindungi TKW-TKW mereka yang bermasalah dengan hukum. Mereka 
memiliki komitmen perundang-undangan yang jelas tentang perlindungan tenaga 
kerja di luar negeri.

Dalam konteks tenaga kerja di Malaysia, Pemerintah Indonesia sebenarnya 
sudah memiliki kesepakatan dengan Pemerintah Malaysia dalam menyelesaikan 
problem TKI. Akta Imigresen 1154/2002 menegaskan, penegakan hukum tidak 
hanya menindak TKI ilegal, tetapi juga perusahaan/majikan yang mempekerjakan 
mereka. Dengan komitmen ini, perlakuan diskriminatif 

[ppiindia] Bermimpi Pendidikan Gratis

2005-02-27 Thread Ambon

http://www.suaramerdeka.com/harian/0502/28/opi4.htm
Senin, 28 Februari 2005WACANA

Bermimpi Pendidikan Gratis
Oleh: Sukirman

DALAM rangka penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, berbagai 
kebijakan telah ditempuh oleh pemerintah, satu di antaranya melalui 
peningkatan pemberdayaan partisipasi masyarakat. Hal ini sejalan dengan 
Rencana Program Pembangunan Nasional (Propernas) di mana dikatakan bahwa 
penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan dengan school based management dan 
community based participation.
Melalui pendekatan ini diharapkan pendidikan di Indonesia bukan hanya 
menjadi tanggung jawab pemerintah saja, tetapi masyarakat diharapkan juga 
berpartisipasi dalam menangani permasalahan dan penyelenggaraan pendidikan 
di lingkungan masing-masing.

Dengan demikian, manajemen berbasis sekolah dapat diartikan sebagai model 
manajemen yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong 
pengambilan keputusan partisipatif yang melibatkan secara langsung semua 
warga sekolah untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijaksanaan 
pendidikan nasional. Dengan kemandiriannya, sekolah lebih berdaya dalam 
mengembangkan program-program, sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Terlepas dari kebijakan pemerintah tentang manajemen berbasis sekolah dan 
manajemen berbasis masyarakat, sekarang yang perlu diperhatikan adalah 
bagaimana agar anak-anak usia sekolah bisa menikmati pendidikan secara 
keseluruhan, karena tidak semua orang tua siswa mampu membiayai pendidikan 
putra-putrinya.
Mengapa harus mengikuti pendidikan, kalau untuk makan saja masih menunggu 
uluran tangan dari orang lain. Bagaimana dengan kondisi orang tua siswa yang 
datang ke sekolah hanya dengan berpakaian seadanya, jalan kaki atau naik 
becak, dengan satu tujuan yaitu membayar sumbangan pendidikan 
semurah-murahnya dan jika perlu dibebaskan.
Pada umumnya, siswa-siswi yang berkemampuan rendah berasal dari orang tua 
yang kemampuan ekonominya berada di bawah pendapatan per kapita nasional. 
dan yang perlu menjadi perhatian adalah ternyata dari mereka itu sebagian 
besar memperoleh pendidikan di sekolah yang belum memenuhi standar pelayanan 
minimal pendidikan. Padahal dalam pasal 34 ayat 2 Undang-Undang Sisdiknas 
menyebutkan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin terselenggaranya 
wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya.
Berdasarkan pasal 34 ayat 2 jelas merupakan tindakan positif untuk 
mengantisipasi orang tua siswa yang tidak mampu membiayai pendidikan, 
sehingga putra-putrinya tetap bisa sekolah. Tetapi berdasarkan kenyataan 
yang ada, masih banyak anak-anak putus sekolah, dan lebih senang membantu 
orang tua untuk meringankan beban ekonomi rumah tangga.
Ini merupakan suatu tantangan yang harus dihadapi, baik oleh pemerintah, 
orang tua maupun masyarakat. Sekarang akan muncul permasalahan baru, 
mampukah pemerintah menyelenggarakan pendidikan tanpa memungut biaya dari 
orang tua siswa, atau dengan kata lain, gratis, khususnya pada jenjang 
pendidikan dasar.

Kompensasi BBM
Pemerintah dalam salah satu programnya adalah menaikkan harga BBM yang tidak 
mungkin lagi untuk dipertahankan. Subsidi yang diberikan pemerintah sudah 
terlalu besar, padahal kekuatan keuangan negara sangat terbatas. Menteri 
Negara Perencanaan Pembangunan Nasional mengatakan bahwa pemerintah akan 
meyediakan pelayanan gratis untuk pengobatan di rumah sakit kelas tiga dan 
program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun bagi keluarga miskin, 
sebagai kompensasi pencabutan subsidi harga bahan bakar minyak.

Ini merupakan janji seorang menteri yang juga kepala Bappenas, mudah-mudahan 
bukan hanya sekadar basa-basi untuk meredam masyarakat agar tidak bergejolak 
dengan adanya kenaikan BBM. Walaupun bidang pendidikan termasuk salah satu 
yang dibiayai dari dana kompensasi BBM, namun jangan sampai hanya sekadar 
sebagai alasan agar masyarakat miskin betul-betul bisa menikmati bantuan 
tersebut.

Perlu diketahui bahwa dengan adanya kenaikan harga BBM pasti akan 
memengaruhi sektor lain yang dirasakan oleh masyarakat kecil, karena 
kenaikan harga kebutuhan sehari-hari dan transportasi jelas akan menjadi 
rintangan dalam kehidupan. Bidang pendidikan bisa teratasi, tetapi bagaimana 
mereka berangkat ke sekolah, makan setiap harinya, peralatan pendidikan dan 
sebagainya yang sekarang sudah mulai merambat naik harganya di pasaran.

Akan menjadi semakin prihatin lagi adalah dampak dari kenaikan harga BBM. 
Selama ini pencabutan subsidi harga BBM hanya akan dinikmati oleh masyarakat 
kelompok atas, karena mereka tidak terpengaruh oleh kenaikan harga BBM, mau 
dijual berapa pun pasti bisa membayar. Masyarakat atas tidak harus 
menanggung penambahan beban sendiri, sebab mempunyai kemampuan untuk membagi 
beban itu kepada orang lain, termasuk kelompok masyarakat bawah. Kemudian 
setiap kali dilakukan pencabuan subsidi BBM, maka bebannya akan berlaku sama 
bagi seluruh anggota masyarakat, padahal banyak kelompok mene

[ppiindia] Tet and remembrance of the dead New Feature

2005-02-27 Thread Ambon

Tet and remembrance of the dead New Feature

 Brennon Jones International Herald Tribune 
 Monday, February 28, 2005

Vietnam II 

HO CHI MINH CITY The end of April marks the 30th anniversary of America's 
defeat in Vietnam, and many U.S. veterans are expected to return there, heads 
filled with memories of the war and, undoubtedly, of former comrades killed or 
lost in action. 
.
The Vietnamese pay special respect to their own dead on Tet, the Lunar New 
Year, which fell earlier this month. Finally, after three long decades, this 
year's holiday saw an increase in the honoring of South Vietnamese soldiers who 
died in the war fighting alongside U.S. forces. 
.
In the "dark years" after the Communist victory, the Vietnamese government 
dismissed such dead combatants as puppets of the former Saigon regime. While 
elaborate cemeteries were built to honor Communist soldiers, the South 
Vietnamese dead were accorded pariah status. Their cemeteries were neglected, 
dishonored, sealed off or built over. 
.
For many years, most relatives of dead South Vietnamese soldiers made little 
effort to visit their graves. Large numbers were "Viet Kieu," Vietnamese who 
fled into exile after the fall. But even those who stayed kept away, to avoid 
being tainted in the eyes of Hanoi officials. Besides, with the Vietnamese 
economy in shambles, most were too poor to travel to distant cemeteries or to 
pay to maintain the graves. 
.
One wholesale casualty was the old military cemetery in Go Vap, a northern 
Saigon district. It was turned into an industrial park. Another was Mac Dinh 
Chi, the bucolic European cemetery in the heart of Saigon. It had been the 
resting place not just of French colonialists and their Vietnamese supporters, 
but of Ngo Dinh Diem, the onetime South Vietnamese president, his scheming 
brother, Ngo Dinh Dzu, and even François Sully, the French correspondent who 
wrote for Time magazine. It is now a park and playground. 
.
The former national military cemetery in Bien Hoa is the one that is seared 
into my own memory. Created in the mid-1960s, it is the resting place for 
thousands of South Vietnamese soldiers killed in the latter phase of the war. 
As part of the crew for the documentary "Hearts and Minds," I visited it in 
1972. We filmed the shattered bodies of young soldiers in the cemetery's 
morgue, and long rows of hollow graves waiting to be filled with what seemed an 
endless stream of arriving dead. We also documented one family's anguish as it 
buried one of its own. 
.
The experience has haunted me ever since, and after I began returning to 
Vietnam several years ago, I revisited that cemetery. The first time, in late 
2002, I was shocked at its condition. Cattle grazed in the high grass between 
shattered and neglected tombstones, and the narrow roadways between cemetery 
sections were being mined for soil by a nearby brick factory. 
.
In January, however, I discovered a remarkable transformation. With Tet 
approaching, countless graves were substantially rebuilt and freshly painted. 
New planting abounded. 
.
Local residents told me that Viet Kieu and other Vietnamese are increasingly 
arriving at the cemetery. They are more prosperous now, and they know that the 
Hanoi government in recent years has quietly taken an increasingly lenient 
approach toward the cemeteries of these former South Vietnamese soldiers. It's 
a promising start to what I hope will lead one day to full reconciliation. 
.
On a visit to Bien Hoa, I talked with the wife and daughter of Nguyen Hang Anh, 
a soldier who was killed in the Delta in 1974. Their home is in Quang Ngai 
Province, in far-off central Vietnam. This was their first opportunity in 31 
years to make what had previously been a prohibitively expensive trip to visit 
Anh's grave. "Until now, we have been too poor to travel here," his wife told 
me, as they bent over his grave burning a Tet offering to his spirit. It 
included an expensive new shirt and pants, still in their wrappings. 
.
Before I left the cemetery I gave some money to two old women, caretakers of 
the graves for relatives of the dead who can't make the trip to the cemetery 
themselves. I asked them to upgrade a few neglected graves on my behalf. "Chuc 
Mung Nam Moi," I said. "Happy New Year!" 
.
I meant it for those fallen South Vietnamese soldiers, may they rest in peace. 
But I also meant it for all those young Vietnamese, from the north and the 
south, who made the ultimate sacrifice, right or wrong, in a sad and tragic 
conflict. I hope come April 30, Americans will remember each and every one of 
them, just as we do our own. 
.
(Brennon Jones was a journalist and social worker in South Vietnam from 1969 to 
1971.) 

[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
DonorsChoose. A simple way to provide underprivileged children resources 
often lacking in public schools. Fund a student project in NYC/N

[ppiindia] Oil prices are too high, says Opec

2005-02-27 Thread Ambon

http://thestar.com.my/services/printerfriendly.asp?file=/2005/2/27/business/10277879.asp&sec=business

The Star Online > Business 

Sunday February 27, 2005

Oil prices are too high, says Opec
SINGAPORE: Indonesian oil minister Purnomo Yusgiantoro said the Organisation of 
the Petroleum Exporting Countries (Opec) ministers had formed a rough consensus 
that oil prices were too high, the International Herald Tribune reported 
yesterday.   

Purnomo also confirmed his government would hike fuel prices 29% and said an 
international oil firm had reported that a major new field had been found in 
his country, the newspaper said.  

Purnomo cautioned that Opec ministers would not necessarily agree to increase 
production at their next meeting in Iran on March 16 because they knew oil 
demand tended to drop in the northern spring.  

But, in comments matching those made by another Indonesian official on Friday, 
he said current oil prices were too high.  

"They have got to be lower than what we see today, because even Opec doesn't 
like to see the high oil prices," the newspaper quoted Purnomo, Indonesia's 
representative at Opec and a former Opec head, as saying in an interview.  

Purnomo said he would like Indonesian oil prices to drop to around US$35 a 
barrel by late spring.  

A senior Indonesian energy ministry official, Iin Arifin Takhyan, said on 
Friday that current world oil prices at around US$50 a barrel were too high but 
also said Opec did not need to cut production heading into the spring.  

High oil prices do not help Indonesia because falling production from ageing 
fields mean in some months it is a net importer of crude. The government also 
faces high subsidy payments when oil prices rise.  

Confirming comments by Indonesian lawmakers, Purnomo told the newspaper his 
government planned to announce a 29% increase in retail prices for gasoline and 
diesel.  

Purnomo said the hike, which he acknowledged was likely to trigger street 
protests, would be announced tomorrow night.  

Indonesia's poor pay only 700 rupiah (7.6 US cents) per litre for kerosene, 
less than half the retail market price of 1,800 rupiah per litre charged to the 
corporate sector.  

He declined to give details of the major oil find that had been reported by an 
oil company.  

However, he said recent discoveries should add 300,000 barrels per day to 
Indonesia's annual production for several years, allowing the country to 
maintain overall production above a million barrels per day.  

Indonesia has begun a review of its membership in Opec because of questions 
about whether it can maintain its status as a net exporter of crude oil. - 
Reuters


[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Help save the life of a child.  Support St. Jude Children's Research Hospital's
'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Re: [ppiindia] Jelajah ke masa lampau: Manusia-manusia raksasa

2005-02-28 Thread Ambon

Manusia raksasa itu hoax.

- Original Message - 
From: "radityo djadjoeri" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Monday, February 28, 2005 9:40 AM
Subject: [ppiindia] Jelajah ke masa lampau: Manusia-manusia raksasa


>
> Jelajah ke masa lampau: Manusia-manusia raksasa
>
> Silakan beri komentar di: http://zamanku.blogspot.com
>
> Beberapa waktu lalu, sempat didiskusikan tentang ukuran tubuh Adam dan 
> manusia-manusia di masa lampau. Menurut kisah-kisah yang beredar luas, ada 
> yang memperkirakan tubuh Adam setinggi pohon kelapa, ada juga yang bilang 
> 60 hasta. Bandingkan dengan tinggi manusia  zaman sekarang yang 'cuma' 1.5 
> m - 2.5 m - tergantung ras (kurang atau lebih dari itu dianggap abnormal). 
> Kalau dalam cerita-cerita rakyat, mungkin bentuknya menyerupai raksasa 
> (butho). Bedanya, 'si butho' adalah tokoh antagonis yang jahat, suka 
> mengganggu manusia. Dalam cerita pewayangan, tokoh tinggi besar juga 
> sering tampil dalam lelakonan.
>
> Benarkah manusia di masa lampau memang berukuran raksasa? Konon selain 
> jangkung, umur mereka juga panjang hingga ratusan tahun. Dari hasil temuan 
> arkeologis selama ini, memang belum pernah tergali satu pun fosil manusia 
> berukuran raksasa. Yang ada, malah temuan fosil 'hobbit'  di Pulau Flores, 
> NTT. Entah kelak, siapa tahu? Toh belum semua rahasia alam terkuak.
>
> Di beberapa kitab suci agama langit disebut sosok raksasa bernama Goliath 
> saat zaman David (Daoed; Dawoed; Nabi Daud). Kita semua tahu, David adalah 
> penerima 'wahyu Tuhan' berbentuk kitab suci Zabur (Mazmur). Pada deretan 
> Nabi sesuai ajaran Islam, Daud adalah Nabi sebelum zaman Nabi Sulaeman 
> (Solomon; Salomo) yang diperkirakan hidup 950 SM, dan Nabi setelah 
> Zulkifli (Yehezkiel; Ezekiel).
>
> Genesis mencatat sejumlah kisah manusia berukuran raksasa, baik sebelum 
> masa air bah - zaman Nabi Nuh (Noah) - maupun sesudahnya. Epik Daud vs 
> Goliath bersumber pada tradisi Yahwist. Dalam epik tersebut tercatat 
> beberapa suku bangsa yang masih keturunan raksasa, tetapi bukan suku 
> Filistin (sekarang Palestina).
>
> Lalu ada juga posting yang beredar luas di milis tentang temuan kerangka 
> manusia raksasa di sebuah gurun pasir di Arab Tenggara. Namun banyak orang 
> menilai bahwa itu 'hoax' - informasi palsu. Lampiran fotonya diperkirakan 
> sebuah hasil rekayasa digital. Oleh pengirimnya, cerita ini dibumbui 
> dengan tebaran ayat Al-Quran yang menyebut tentang kaum 'Ad (zaman Nabi 
> Hud). Untuk konfirmasi mungkin bisa menghubungi perusahaan minyak ARAMCO.
>
> __
> Berikut tanggapan tentang topik ini:
>
> Prawono
> email: [EMAIL PROTECTED]
>
> Sebuah Hadits tentang berkurangnya tinggi manusia sejak Adam hingga 
> sekarang. Disebut apakah ini ?
>
> Rasulullah SAW bersabda : Allah menciptakan Adam dalam bentuknya
> setinggi 60 hasta. Setelah menciptakannya, Allah berkata : Pergilah dan 
> ucapkanlah salam kepada kelompok itu, yaitu beberapa malaikat yang sedang 
> duduk, dan dengarkanlah apakah jawaban mereka karena itulah ucapan selamat 
> untukmu dan keturunanmu.
> Maka Adam pergi menghampiri lalu mengucapkan: "Semoga keselamatan
> menyertai kalian".
>
> Mereka menjawab: "Semoga keselamatan  dan rahmat Allah menyertai kalian".
> Mereka menambahkan kalimat "Rahmat Allah".
> Maka setiap orang yang memasuki surga itu seperti bentuk Adam yang
> tingginya 60 hasta. Seluruh makhluk setelah Adam terus berkurang
> tingginya sampai sekarang.
>
> (Hadits Riwayat Bukhori-Muslim no. 1621, klasifikasi hadits Marfu')
>
> _
>
> Wida Y.
> email: [EMAIL PROTECTED]
>
> Nabi Muhammad SAW bersabda: "Bahwa tubuh manusia dari Nabi Adam AS hingga 
> hari  kiamat itu bertambah kecil."
> Menurut saya, tidak akan lagi berubah bentuk. Hanya bertambah kecil.
> WalLaahu a'lam.
>
> Tanggapan Ade Kim Hook untuk Wida Y.
> email: [EMAIL PROTECTED]
> Muhammad itu keliru, maklum saja dengan segala kekurangannya. Yang 
> sebenarnya terjadi pada morfologi manusia, justru manusia sekarang ini 
> tambah tinggi dan besar bentuk tubuhnya. Contoh, berkat gizi dan makanan, 
> orang Jepang tambah tinggi badannya. Hal itu bukan rahasia lagi.
>
> Bukan, bukan wallahu a'lam, tapi ini soal kepastian. Semakin gizi
> bertambah baik, manusia itu akan berubah gennya secara bertahap.
>
> ___
> Handita MB
> email: [EMAIL PROTECTED]
>
> Ia memberi info lengkap tentang manusia raksasa di masa lampau menurut 
> Genesis. Berikut laporan tentang manusia raksasa dari catatan ratusan 
> tahun SM:
>
> Sebelum banjir Nuh
> Kej. 6:4 Pada waktu itu orang-orang raksasa ada di bumi, dan juga pada 
> aktu sesudahnya, ketika anak-anak Allah menghampiri anak-anak perempuan 
> manusia, dan perempuan-perempuan itu melahirkan anak bagi ereka; inilah 
> orang-orang yang gagah perkasa di zaman purbakala, orang-orang yang 
> kenamaan.
>
> Setelah banjir, era hakim-hakim dan Daud.
>
> 2Sa. 21:16 Yisbi-Benob, yang termasuk keturunan raksasa--berat

[ppiindia] AS Mulai Kembali Program IMET di Indonesia

2005-02-28 Thread Ambon

http://www.gatra.com/artikel.php?id=53437


AS Mulai Kembali Program IMET di Indonesia

Washington, 27 Februari 2005 12:06
Amerika Serikat memutuskan untuk memulai lagi program pelatihan militer bagi 
personil-personil TNI yang dibekukan sejak 1992, kata Deplu AS, hari Sabtu 
(Minggu WIB).

"Menteri Luar Negeri Condoleezza Rice telah menetapkan bahwa Indonesia telah 
memiliki persyaratan legislatif memuaskan untuk memulai lagi program penuh 
Pendidikan dan Pelatihan Militer Internasional (IMET)," kata jurubicara Deplu 
AS Richard Boucher lewat sebuah pernyataan tertulis.

Partisipasi Indonesia dalam program-program IMET dihentikan sejak 1992 ketika 
terjadi insiden Dili, Timor Timur, pada 12 November 1992.

Ketentuan itu diperkuat lagi ketika TNI dicurigai berada di belakang kekerasan 
pihak pro-integrasi Timtim September 1999 setelah jajak pendapat.

Meski masih banyak anggota Kongres AS yang berusaha memperpanjang penghentian 
program itu bagi TNI, namun setelah Washington melancarkan perang melawan 
terorisme global kebutuhan untuk menyertakan Indonesia di dalamnya semakin 
mendesak. [EL, Ant] 



[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Help save the life of a child.  Support St. Jude Children's Research Hospital's
'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ppiindia] Tolak Kenaikan BBM

2005-02-28 Thread Ambon

http://www.harianbatampos.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=7281&PHPSESSID=b643a05a28aad0e8382f7fddfa12ad97


Tolak Kenaikan BBM
By redaksi
Sabtu, 26-Februari-2005, 08:23:0357 clicks


Rencana pemerintah mencabut subsidi sebesar Rp70 triliun, dengan menaikkan 
harga Bahan Bakar Minyak (BBM) menyulut protes dari berbagai kalangan di 
penjuru daerah.


TANJUNGPINANG-Di Kepri, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Tanjungpinang, 
Jumat (25/2) sekitar pukul 10.00 WIB, mulai melancarkan protesnya. Mereka 
mendatangi kantor DPRD Kabupaten Kepri, mendemonstrasi rencana kenaikan 
harga BBM tersebut.

Massa HMI datang ke gedung DPRD Kabuaten Kepri dengan berjalan kaki. 
Meskipun, ada beberapa sepeda motor, namun mereka lebih memilih berjalan 
kaki dan menuntun sepeda motornya menuju gedung Niram Dewa sebagai wujud 
protes.

Selain membawa atribut bendera HMI, massa yang langsung disambut Ketua DPRD 
kabupaten Kepri Dalmasri Syam itu, menggelar poster-poster yang intinya 
menolak rencana kenaikan BBM. Berbagai atribut masyarakat kecil, seperti 
petani, diusung mahasiswa sebagai simbol protes bahwa yang akan menghadapi 
kesulitan atas kenaikan BBM adalah masyarakat bawah.

Koordinator aksi HMI, Suryadi, dalam orasinya mengatakan, BBM merupakan 
suatu kebutuhan manusia dalam menjalankan berbagai aktivitasnya. Kenaikan 
harga BBM akan berdampak terhadap peningkatan harga-harga kebutuhan pokok 
lainnya, yang berakibat akan semakin menyengsarakan masyarakat.

Suryadi menjelaskan, pemerintah dalam hal ini bersembunyi di balik rencana 
ingin mengentaskan kemiskinan dengan menaikkan harga BBM. ''Pemerintah 
berniat mencabut subsidi Rp70 triliunnya yang akan dialihkan pada program 
konvensasi penduduk miskin, melalui jalur pendidikan dan kesehatan. Tapi 
hasilnya justru akan sangat semakin menyusahkan rakyat,'' tegas Suryadi.

Suryadi mempertanyakan, rakyat mana yang masuk dalam program ini. Selain 
itu, adakah sanksi dari dan untuk pemerintah sendiri jika penyaluran dana 
tersebut ternyata gagal dilaksanakan.

HMI menilai, kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM yang bertujuan 
membantu masyarakat kecil, justru terbalik. Kebijakan ini, sebaliknya, tidak 
mencerminkan keberpihakan pemerintah terhadap rakyat, karena akan berdampak 
terhadap kenaikan harga barang yang justeru bakal tak terjangkau oleh 
masarakat.

Terkait dengan penolakan harga BBM oleh HMI, Ketua DPRD Kepri Dalmasri Syam 
mengungkapkan dukungannya. Penolakan rencana kenaikan harga BBM, menurut 
Dalmasri, ternyata juga ditentang oleh pihak DPR RI. Artinya, penolakan 
kenaikan harga BBM direspon oleh perwakilan masyarakat di legislatif.

Secara kelembagaan, kata Dalmasri, pihaknya juga akan menyampaikan surat ke 
pemerintah pusat terkait penolakan harga BBM ini. (cnt)
 


[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Give underprivileged students the materials they need to learn. 
Bring education to life by funding a specific classroom project.
http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ppiindia] Puluhan Korban Longsor Mengamuk

2005-02-28 Thread Ambon

http://www.indomedia.com/bpost/032005/1/nusantara/nusa1.htm
Selasa, 01 Maret 2005 01:58:38

Puluhan Korban Longsor Mengamuk

Cimahi, BPost
Puluhan korban longsoran sampah di Leuwigajah mengamuk. Mereka memecahkan 
kaca-kaca kantor tempat pembuangan sampah (TPA) Leuwigajah, Senin (28/2). 
Selain kaca-kaca kantor, mereka juga berhasil memecahkan kaca ukuran 
timbangan sampah.
Warga yang mengamuk ini tidak puas karena tidak bisa berdialog dengan Wakil 
Presiden Muhammad Jusuf Kalla yang mengunjungi lokasi bencana.
Warga mendatangi Kantor TPA berjalan kaki dari TPA kawasan Cireundeu yang 
jaraknya sekitar 2 kilometer. Sepanjang perjalanan mereka juga 
berteriak-teriak memaki pemerintah dan aparat, "Pemda hanya janji-janji, 
korban yang mati bukan binatang tapi orang jadi ajaklah keluarganya bicara."
Begitu sampai di depan kantor TPA, warga langsung menyerbu sambil memukul 
kaca-kaca kantor menggunakan kayu dan melemparkan batu bata yang banyak 
berserakan di dekat kantor. Sementara sekitar 7 aparat yang memakai baju 
tentara dan polisi langsung menyelamatkan diri takut terkena amukan massa.
Emosi warga memuncak, beberapa di antaranya berteriak "bakar saja, bakar", 
dan ada juga yang mengelilingi kantor itu mencari bahan bakar.
Namun untungnya sekitar 30 aparat dari Dalmas yang hendak pulang 
meninggalkan lokasi langsung turun kembali untuk mengamankan suasana. 
Rencana pembakar kantor TPA pun tidak terlaksana.
"Pemda hanya janji-janji saja. Semua aparat juga goblok. Katanya warga 
diundang ke TPA daerah Cireundeu ini agar bisa berdialog dengan wakil 
presiden. Malah Dandim juga sudah pesan agar pertanyaan dan unek-unek yang 
dibicarakannya dilontarkan secara sopan. Tapi mana buktinya?" tutur Agus 
Suwardi warga RT 02/09 Kampung Cilimus, Desa Batujajar Timur, Kecamatan 
Batujajar usai melempar kantor TPSA.
Warga yang diundang itu, menurut Agus, diperkirakan sekitar 40 orang yang 
terdiri dari para ketua RT, RW dan tokoh masyarakat. Sedangkan jumlah warga 
yang hanyut dalam emosinya hingga mengamuk dan menghancurkan kantor TPA 
hanya sekitar setengahnya.
"Bagaimana tidak kesal, kita itu datang ke sini dijemput pakai mobil polisi. 
Lalu menunggu dari jam setengah dua belas di sini, tapi wapres itu datang 
hampir jam dua. Kami sudah rela meninggalkan keluarga yang sakit, tapi 
nyatanya hanya janji saja," tuturnya lagi.
Kekesalan serupa juga dikatakan Endang Suheri warga RT 03/08 Kampung 
Cilimus, Batujajar Timur/Batujajar. Bahkan Endang yang sempat mengejar 
Wapres hingga naik mobilnya itu mengakui sangat kesal sekali, karena tidak 
bisa mengeluarkan unek-uneknya kepada Wapres.
Aparat kepolisan akhirnya berhasil menenangkan emosi massa. Maka warga pun 
diangkut kembali tempat pengungsiannya di SDN Batujajar II menggunakan 
kendaraan Dalmas.JBP/tj/ddh 



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Give underprivileged students the materials they need to learn. 
Bring education to life by funding a specific classroom project.
http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ppiindia] Tokoh Muslim Bosnia Bertolak ke Den Haag Serahkan Diri

2005-02-28 Thread Ambon

Media Indonesia

  Selasa, 01 Maret 2005

  INTERNASIONAL

  Tokoh Muslim Bosnia Bertolak ke Den Haag Serahkan Diri
 
  SARAJEVO (AFP): Pemimpin tentara muslim Bosnia dalam perang Balkan pada 
1990-an, Jenderal Rasim Delic, kemarin, meninggalkan Sarajevo untuk menyerahkan 
dirinya kepada pengadilan penjahat perang PBB di Den Haag, Belanda.

  Delic didakwa terlibat dalam pembunuhan puluhan serdadu Serbia Bosnia dan 
Kroasia Bosnia yang dilakukan para prajurit Islam asing yang tergabung dalam 
komandonya.

  PM Bosnia Adnan Terzic serta ratusan mantan prajurit Bosnia datang ke 
bandar udara Sarajevo untuk melepas keberangkatan Delic ke Belanda.

  "Jangan khawatir. Keadilan akan menang," kata Delic, 56, dengan sikap 
tenang kepada para pengantarnya.

  Dakwaan terhadap Delic diumumkan oleh pengadilan Penjahat Perang 
Internasional bagi negara bekas Yugoslavia (ICTY) pekan lalu. Dia dituduh 
melanggar hukum perang dengan "membunuh dan memperlakukan secara kejam 
tahanan-tahanan etnik Serbia dan Kroasia." Tuduhan itu sebelumnya dirahasiakan.

  Delic "tahu atau punya alasan untuk mengetahui bahwa semua kejahatan yang 
akan dilakukan atau telah dilakukan oleh anak buahnya dan dia tidak melakukan 
tindakan yang sepatutnya dan beralasan untuk mencegah aksi-aksi itu atau 
menghukum para pelakunya," demikian dakwaan pengadilan PBB di Den Haag itu.

  Dakwaan itu juga memasukkan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh unit 
Al-Mujahid, yakni unit yang terdiri dari para pejuang dari negara-negara Islam 
yang membantu tentara Muslim Bosnia. Pada 1993-1995, puluhan tahanan perang 
Kroasia dan Serbia Bosnia tewas di dekat kota Travnik dan Vozuca, Bosnia 
tengah, oleh pejuang-pejuang Arab itu. Dalam dakwaan itu disebutkan, beberapa 
tahanan dipotong anggota tubuh mereka.

  Delic sebelumnya menolak bertanggung jawab atas semua tindakan 
anggota-anggota unit Al-Mujahid tersebut karena ada tiga tingkatan komando 
antara dirinya dan unit itu.

  Delic adalah pemimpin militer kedua Bosnia yang didakwa sebagai penjahat 
perang oleh ICTY, yang juga menangani kasus kejahatan perang para pemimpin 
Serbia dan Kroasia yang terkait dalam konflik pada 1990-an itu, termasuk mantan 
presiden Yugoslavia Slobodan Milosevic.

  Senior Delic, Sefer Halilovic, juga telah menyerahkan diri kepada 
pengadilan PBB tersebut guna menghadapi dakwaan pembantaian terhadap 62 warga 
sipil Kroasia di dewa Grabovica dan Uzdol pada 1993. Halilovic diadili awal 
bulan ini. (HD/I-3)
 


[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for
anyone who cares about public education!
http://us.click.yahoo.com/O.5XsA/8WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ppiindia] Mau Pulang tidak Punya Ongkos

2005-02-28 Thread Ambon

http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0305/01/0105.htm


Mau Pulang tidak Punya Ongkos 
TKI Ilegal Nekat Tinggal di Malaysia

KUALA LUMPUR, (PR).-
Ribuan tenaga kerja Indonesia (TKI) ilegal nekat bertahan tinggal di 
Malaysia kendati batas waktu amnesti sudah terlewati, pukul 0.00 waktu 
setempat. Arus TKI yang keluar ternyata masih di bawah perkiraan.
Wartawan "PR" Agung Nugroho dari Kuala lumpur tadi malam (28/2) melaporkan, 
dari sejumlah pelabuhan penyeberangan yang menjadi titik pemulangan TKI 
ilegal yang memilih pulang tak lebih dari 20.000 orang. Padahal, menurut 
perkiraan baik pihak Malaysia maupun Indonesia, jumlah sisa TKI ilegal di 
yang ada di Malaysia mencapai sekira 200.000 orang.
Di Port Klang yang merupakan pelabuhan terdekat dari Kuala Lumpur, sejak 
hari Minggu sampai Senin kemarin, jumlah TKI yang pulang ke Indonesia sekira 
6.000 - 7.000 orang. Puncak kepulangan terjadi pada Senin malam kemarin yang 
merupakan penyeberangan terakhir rombongan TKI ilegal tersebut.
Jumlah TKI ilegal yang pulang menggunakan kapal perang "KRI Tanjung Nuaviwe" 
milik TNI AL, ternyata hanya sekira 2.400 orang. Padahal kapal perang yang 
berangkat dari Port Klang itu berkapasitas 5.000 orang. Tidak penuhnya kapal 
milik TNI AL itu menjadi bukti soal masih banyaknya TKI ilegal yang nekat 
memilih di negeri jiran itu meski batas akhir amnesti telah berakhir.
Tentang masih banyaknya TKI ilegal yang nekat tinggal di Malaysia, diakui 
Menakertrans Fahmi Idris yang ikut melepas keberangkatan kapal TNI AL ke 
Jakarta, Semarang dan Surabaya. Dia sendiri sempat merasa kecewa ketika 
melihat jumlah muatan kapal milik TNI AL yang ternyata isinya jauh di bawah 
kapasitas.
"Padahal pemerintah Indonesia maupun Malaysia sudah berupaya maksimal. 
Pulang, pulang, pulang. Ternyata masih juga kurang diperhatikan," tutur 
Fahmi kepada "PR" saat dimintai tanggapan mengenai jumlah TKI ilegal yang 
berada di kapal TNI AL seraya geleng-geleng kepala.
Kemarin, Fahmi Idris dan Dubes RI untuk Malaysia Rusdiharjo melepas 
keberangkatan kapal TNI AL ke Indonesia. Kapal itu akan melewati Selat 
Malaka-Laut Jawa dan sampai di Jakarta selama 2 hari, kemudian melanjutkan 
perjalanan ke Semarang dan terakhir Surabaya. Meski jumlah yang pulang jauh 
dari harapan, kesibukan tampak berlangsung saat rombongan TKI ilegal 
berdatangan dan naik ke kapal.
Keluhan, tampaknya menjadi kata-kata terakhir ribuan TKI ilegal yang pulang 
dengan kapal TNI AL. Terutama ialah soal gaji, rupanya banyak diantara 
mereka yang gajinya belum dibayar akan tetapi terpaksa pulang. "Kami 90 
orang gajinya belum dibayar selama 3 bulan. Di Jakarta, nanti kami akan 
mendesak pemerintah Indonesia untuk membantu kami menagih gaji," tutur 
Lukman, TKI ilegal yang bekerja di daerah Taman Sara Damai, Selangor yang 
bekerja di perusahaan (syarikat) "Alam Mega".
Sedikitnya TKI ilegal yang memilih pulang juga terlihat di sejumlah titik 
penyeberangan lainnya. Di Pelabuhan Malaka dan Johor, TKI yang pulang ke 
arah Sumatera, juga tidak lebih dari 5.000 orang.
Menakertrans Fahmi Idris sempat mengeluhkan soal sedikitnya jumlah TKI 
ilegal yang pulang mematuhi anjuran pemerintah Indonesia maupun Malaysia. 
Kenyataan masih bertahannya ribuan TKI ilegal juga bisa menjadi potensi 
gangguan bagi hubungan baik antara pemerintah Indonesia dan Malaysia.
Fahmi kepada wartawan menyadari hal itu. Apalagi nantinya setelah masa 
amnesti berakhir, pihak Malaysia, dibantu oleh para-militer Rela (Relawan 
Rakyat Malaysia), akan melakukan razia besar-besaran yang diikuti 
penangkapan-penangkapan. Untuk razia kali ini, sesuai UU 1154 yang merupakan 
dasar operasi itu, TKI atau TKA ilegal secara keseluruhan, akan langsung 
dijebloskan ke penjara imigrasi.
Ishak Muhammad, Deputi Law Enforcement Imigrasi Malaysia menuturkan, batas 
akhir telah terlampaui dan pihaknya akan langsung melakukan operasi. Untuk 
TKW termasuk TKI yang kena razia akan langsung ditahan.
Hukuman cambuk, denda dan penjara 5 tahun akan diberlakukan setelah 14 hari 
TKI/TKA ilegal itu ditahan. Pihak Malaysia sendiri tetap akan membawa mereka 
ke mahkamah (pengadilan) dan segala sanksi hukum akan diputuskan di 
mahkamah. "Itupun kita masih melihat persetujuan parlemen. Kita juga memberi 
kesempatan mereka memperoleh advokasi selama proses di mahkamah," tutur dia.
Menakertrans Fahmi Idris secara tidak langsung juga mengingatkan pihak 
Malaysia soal pemberian sanksi. Dia meminta agar pihak Malaysia tetap 
memperhatikan HAM dan tidak semena-mena dalam memberlakukan sanksi.
Sementara itu, di sela-sela kunjungan Fahmi ke Malaysia, "PR" memperoleh 
informasi kalau Menakertrans itu juga membawa pesan dari Presiden Susilo 
Bambang Yudhoyono (SBY) yang ditujukan kepada PM Abdullah Badawi. Pesan 
lewat surat itu intinya meminta agar Malaysia tetap bisa menjaga 
terpeliharanya hubungan baik, kasus TKI ilegal itu diingatkan supaya tidak 
menjadi penyebab terganggunya hubungan kedua negara tersebut.
"Pak SBY tidak ingin ada hukuman cambuk da

[ppiindia] Mengapa Menjadi TKI Ilegal?

2005-02-28 Thread Ambon


http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=104084


Mengapa Menjadi TKI Ilegal?
Oleh Koirudin 



Selasa, (01-03-'05)
Persoalan TKI selalu membuat sibuk Pemerintah Indonesia terutama 
terkait dengan pemulangan TKI ilegal dari Malaysia yang jumlahnya mencapai 
700.000 orang. Dalam memandang masalah TKI ini, seringkali pemerintah dan 
oknum-oknum hanya menjadikannya sebagai komoditas. Para TKI diperas devisanya, 
tanpa memberikan perlindungan yang memadai dan menciptakan birokrasi yang tidak 
korup dan mudah diakses. 

Setelah ditunda karena Pemerintah Malaysia ingin menghormati 
momentum Pilpres 2004 dan juga empati terhadap musibah tsunami, gelombang 
pemulangan (repatriasi) TKI ilegal dari Malaysia akan segera kembali dilakukan. 
Ini dilakukan setelah batas waktu masa amnesti, 31 Januari 2005 kemarin habis. 

Pemerintah kini dihadapkan masalah yang cukup pelik, yakni untuk 
menempatkan kembali TKI (Tenaga Kerja Indonesia) di Malaysia. Bahkan menurut 
rencana, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sendiri akan berkunjung ke Malaysia 
pada 14 Februari 2005. Di situ Malaysia dan Indonesia diharapkan akan 
menandatangani nota kesepahamanan (Memorandum of Understanding - MoU) tentang 
hal tersebut. 

Diketahui bahwa dalam pertemuan bilateral pertama, November 2004, 
dibicarakan soal status TKI ilegal dan majikan. Saat itu, Pemerintah Indonesia 
meminta Malaysia supaya tidak hanya memberi sanksi kepada TKI ilegal, tetapi 
juga majikan yang mempekerjakan TKI itu seharusnya bertanggung jawab. 

Mengubah TKI ilegal menjadi legal bukanlah persoalan mudah. 
Birokrasi yang rumit sering terjadi justru di negara kita sendiri. Umumnya 
mereka menjadi ilegal karena untuk menjadi yang legal sangat mahal dan rumit. 
Dengan demikian agenda utama pemerintah seharusnya bertolak dari kenyataan 
seperti ini. 

Mereka harus mampu menjawab, mengapa mereka menjadi ilegal? Kalau 
jawaban pertanyaan ini tidak melegakan, maka langkah diplomasi apa pun antara 
Malaysia dan Indonesia tidak akan bisa menghasilkan sesuatu yang maksimal. Self 
correction bagi birokrasi Indonesia tampaknya merupakan hal yang mutlak. 

Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri bahkan pernah menyatakan 
bahwa birokrasi di pemerintah daerah (Pemda) adalah biang keladi masalah TKI 
ilegal. Mantan Presiden Megawati dengan tegas menunjuk bahwa pemerintah daerah 
adalah biang kerok membanjirnya TKI ilegal ke Malaysia. Dalam sebuah pidato 
kenegaraan yang disampaikannya di depan DPR-RI, ia menilai sebenarnya sejak 
awal pemerintah daerahlah yang dapat mencegah munculnya TKI bermasalah, yaitu 
dengan melakukan pengetatan kelengkapan dokumen bagi calon TKI yang akan pergi 
bekerja ke luar negeri. 

"Sebagian besar sifat ilegal mereka hanya terkait dengan masalah 
kelengkapan dokumen-dokumen keimigrasian, yang sesungguhnya bisa ditangani 
dengan lebih baik oleh pemerintah daerah," katanya. (MI, Agustus 2004). 

Memang, persoalan TKI selalu membuat sibuk Pemerintah Indonesia 
terutama terkait dengan pemulangan TKI ilegal dari Malaysia yang jumlahnya 
mencapai 700.000 orang. Dalam memandang masalah TKI ini, sayangnya, seringkali 
pemerintah dan oknum-oknum hanya menjadikannya sebagai komoditas. Ia diperas 
devisanya, tanpa memberikan perlindungan yang memadai dan menciptakan birokrasi 
yang tidak korup dan mudah diakses. 

Persoalan buruh migran menjadi salah satu agenda penting dalam WCAR 
(World Conference Against Racism, Racial Discrimination, Xenophobia dan Related 
Intolerance) yang berlangsung pada tanggal 31 Agustus - 7 September 2001 di 
Durban, Afrika Selatan. Oleh masyarakat internasional, buruh migran dianggap 
sebagai entitas sosial yang dalam sejarah kemanusiaan senantiasa menghadapi 
tantangan rasialisme, perbudakan, diskriminasi dan bentuk-bentuk tindakan 
intoleransi lainnya. 

Tetapi saat itu cukup disayangkan sebagai negara yang menjadi 
daerah asal buruh migran, RI kurang proaktif dalam perbincangan dan perdebatan 
masalah buruh migran di pertemuan tingkat dunia tersebut. Misalnya, kesempatan 
berpidato Menteri Kehakiman dan HAM RI, Prof DR Yusril Ihza Mahendra SH saat 
itu, selaku Ketua Delegasi RI di hadapan peserta konferensi, sama sekali tidak 
menyinggung masalah buruh migran Indonesia. Seakan bukan persoalan krusial. 
Justru Ms Gabriela Rodriguez, United Nations Special Rapporteur on the Human 
Rights of Migrants (Pelapor Khusus PBB mengenai hak-hak buruh migran) memberi 
perhatian yang sangat khusus terhadap persoalan-persoalan buruh migran 
Indonesia. (Komnas HAM dan Tempo Interaktif, Kamis, 17/7/2004). 

Data Depnakertrans bidang Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri 
(P2TKLN) tahun 1991-2001, misalnya, menunjukkan, jumlah rata-rata penempatan 
TKI ke luar negeri per tahunnya mencapai 387.304 orang, dengan negara tujuan 
kawasan ASEAN, Timur Tengah, Asia Pasifik, Eropa

[ppiindia] Nasib TKI di Perantauan Ada kolaborasi pengusaha dan penguasa?

2005-02-28 Thread Ambon

http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=104083

Nasib TKI di Perantauan
Ada kolaborasi pengusaha dan penguasa?
Oleh Marzuki Achmad 



Selasa, (01-03-'05)
Banyak perusahaan di Malaysia tidak mau membayar upah kepada para 
TKI. Atau, memberikan syarat-syarat kerja yang jauh dari standar. Ini merupakan 
bentuk kolaborasi antara pengusaha dan pengusaha Malaysia? Mereka 
mengeksploitir buruh atau tenaga kerja dari luar dengan ongkos yang murah. 
Mulai Selasa, 1 Maret 2005, hari ini, Pemerintah Malaysia berencana akan 
melakukan operasi pengusiran terhadap TKI ilegal. 

 
Pada operasi tersebut Malaysia akan mengerahkan puluhan ribu aparat 
keamanan dan sipil termasuk para relawan untuk menangkap ratusan ribu TKI 
(Tenaga Kerja Indonesia) ilegal yang masih berada di Malaysia. Selain ancaman 
pengusiran secara paksa, mereka yang tertangkap juga bisa dikenai sanksi 
hukuman sesuai hukum yang berlaku di negeri jiran tersebut. Selain ancaman 
hukuman denda berupa uang (bisa mencapai Rp 25 juta), TKI ilegal yang 
tertangkap bisa terkena ancaman hukuman cambuk, bahkan kurungan. 

 
Pemerintah Malaysia memang sudah menunda pendeportasian TKI ilegal 
hingga tiga kali sejak Agustus 2002. Penundaan yang ketiga berlaku pada tanggal 
7 Februari 2005 dan setelah itu, Pemerintah Malaysia menerapkan Ops Nasihat 
yang menghimbau (merayu atau menasihati) para tenaga kerja asing yang tidak 
melengkapi dokumentasi resmi identitas dirinya agar segera pulang ke negara 
masing-masing hingga akhir bulan. 

 
Data dari Depnakertrans menyebutkan, hingga saat ini diperkirakan 
masih terdapat sekitar 250.000 TKI ilegal di Malaysia. Pemerintah Malaysia 
dibantu perwakilan Indonesia di Malaysia akan terus melakukan sosialisasi dan 
mengajak para TKI ilegal agar pulang ke Tanah Air. 

 
Terkait dengan rencana tersebut, saya kira Pemerintah Indonesia 
harus proaktif melindungi TKI di Malaysia. Mereka sering kita juluki sebagai 
pahlawan devisa, karena mendatangkan banyak devisa. Kita tidak ingin membiarkan 
TKI di Malaysia dikenai sanksi denda, hukum cambuk, bahkan hukuman kurungan. 
Negara harus melindungi mereka. 

 
Kita memang tidak bisa ikut campur tangan terhadap hukum Malaysia, 
yang antara lain memberlakukan hukuman cambuk, yang terasa asing dan tidak 
dikenal dalam hukum di Indonesia. Namun demikian, pemerintah bisa terus 
melakukan pembicaraan dengan pemerintah negara itu agar hukuman cambuk tidak 
diberlakukan. Yang tak kalah penting, pemerintah Malaysia harus memberikan 
pelayanan termudah bagi TKI ilegal dalam mengurus dokumen-dokumen yang 
diperlukan. Kini, kita masih menunggu hasil penegakan hukum dari Pemerintah 
Malaysia, menyangkut pembayaran gaji para TKI selama beberapa bulan. 

 
Kita memang sulit untuk membela kepentingan TKI ilegal karena 
Malaysia sebagai suatu pemerintah berhak menegakkan hukum yang dibuatnya. Kita 
hanya bisa berharap agar Pemerintah Malaysia memperlakukan TKI secara manusiawi 
dengan mempertimbangkan hak asasi TKI. 

 
Kita punya argumentasi untuk berharap seperti itu. Terus terang, 
banyaknya perusahaan di Malaysia yang tidak mau membayar upah kepada para TKI, 
kemudian memberikan syarat-syarat kerja yang jauh dari standar, itu merupakan 
bentuk kolaborasi antara pengusaha dan pengusaha Malaysia. Penguasa dan 
pengusaha Malaysia mengeksploitir buruh atau tenaga kerja dari luar dengan 
ongkos yang murah. 

 
Nyatanya, sudah jelas di depan mata, banyak pengusaha Malaysia 
memberikan upah yang rendah, jauh dari standar pekerja Malaysia, dengan jam 
kerja yang jauh lebih tinggi. Dengan demikian syarat-syarat kerjanya jauh dari 
standar pekerja Malaysia. 

 
Meski begitu toh para pengusaha itu kini tidak mau membayar upah 
pekerjanya. Pekerja yang menuntut pun diancam ilegal. Ini bentuk-bentuk presser 
terhadap tenaga kerja yang sifatnya eksploitatif secara ekonomi. Pimpinan 
Serikat Buruh Malaysia (Malaysian Trade Union Contact) mengusulkan agar pekerja 
asing, termasuk pekerja asal Indonesia, diberikan hak untuk menjadi anggota 
serikat pekerja. Sehingga mereka dilindungi, sama dengan pekerja Malaysia. 

 
Dengan cara-cara yang ditempuh pengusaha Malaysia -- mempekerjakan 
tenaga kerja yang dokumennya tidak lengkap, dengan upah yang jauh lebih murah, 
dan dengan jam kerja yang jauh lebih tinggi -- timbul persaingan tidak sehat 
antara pekerja Malaysia asli dengan pekerja dari luar. Menurut Serikat Pekerja 
Malaysia, kondisi ini tidak fair. 

Di hadapan DPR, Pemerintah Indonesia menyatakan akan mengajukan 
tuntutan hukum (legal action) kepada majikan dan perusahaan Malaysia yang tidak 
membayar gaji kepada para TKI. Dewan tentu mendukung langkah-langkah Pemerintah 
Indonesia untuk memperju

[ppiindia] Ribuan TKI Ilegal Terancam Dihukum Cambuk

2005-02-28 Thread Ambon

http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=104119

Ribuan TKI Ilegal Terancam Dihukum Cambuk 


Selasa, (01-03-'05)
JAKARTA (Suara Karya): Meski masa pemberian ampunan (amnesti) 
berakhir Senin kemarin (28/2), masih saja banyak tenaga kerja Indonesia (TKI) 
ilegal yang bertahan di Malaysia. Jika tertangkap razia, mereka berisiko 
terkena hukuman cambuk dan sanksi lain yang lumayan berat. 

Mereka tak memanfaatkan amnesti yang diberikan pemerintah Malaysia 
agar mereka kembali ke Tanah Air secara sukarela dan mengurus kembali 
administrasi kerja secara legal, antara lain, karena beli menerima pembayaran 
gaji selama ini, atau karena tidak mengetahui program amnesti. 

Sementara itu, pemerintah Indonesia meminta Malaysia agar tetap 
mematuhi kesepakatan-kesepakatan dalam menerapkan Operasi Tegas terhadap 
sekitar TKI ilegal yang masih berada di Malaysia. Untuk itu, Mennakertrans 
Fahmi Idris sudah berada di Malaysia guna memantau langsung proses pemulangan 
atau deportasi TKI ilegal dari Malaysia. 

Menjelang batas akhir amnesti, TKI ilegal yang telah meninggalkan 
Malaysia dan pulang ke Indonesia tercatat berjumlah 343.803 orang. Data dari 
Posko TKI Depnakertrans ini menunjukkan TKI yang pulang ke Tanah Air dari 29 
November 2004 hingga 27 Februari 2005. 

Jumlah TKI yang masuk ke Indonesia melalui pelabuhan Tonon Taka 
Nunukan (Kaltim) masih normal, meski batas pemberian amnesti oleh pemerintah 
Malaysia berakhir pada 28 Febuari 2005. "Meski masa amnesti bagi TKI berakhir, 
kedatangan TKI melalui Pelabuhan Tonon Taka masih normal. kalaupun ada kenaikan 
jumlah penumpang, itu ralatif sedikit dan masih dalam tahap wajar," kata 
Petrus, Wakil Ketua Penanganan TKI Kabupaten Nunukan. 

Sementara penanganan pemulangan TKI asal Malaysia di Batam dinilai 
kurang memadai. Ketika ratusan TKI pulang dan tiba di Pelabuhan Batam Center, 
tak ada petugas yang menangani mereka. Seorang petugas keamanan di Pelabuhan 
Batam Center menyebutkan, biasanya pada pemulangan TKI dari Malaysia beberapa 
petugas Satpol PP disiagakan untuk menangani mereka. "Namun saat ini tidak ada 
satu pun dari mereka yang hadir di sini," katanya. 

Secara terpisah, Direktur Perlindungan WNI Deplu Ferry Adamhar 
mengatakan, KBRI di Malaysia menyediakan tim pengacara untuk menangani berbagai 
masalah yang dihadapi TKI - termasuk pengambilan gaji yang belum dibayar pihak 
majikannya. "Untuk tim pengacara bagi TKI ilegal yang terkena Operasi Tegas, 
Deplu sudah memiliki daftar 15 nama kantor pengacara," ujarnya. 

Hingga saat ini, tim Indonesia yang berada di Malaysia bukan hanya 
KBRI, tetapi juga kapal-kapal yang siap membawa TKI ilegal ke luar dari wilayah 
Malaysia. "Sekarang sudah dua kapal merapat di perairan Malaysia dan siap 
diberangkatkan Senin malam," katanya. 

Deplu juga telah meminta Malaysia agar memberikan beberapa 
pelayanan khusus bagi TKI wanita yang telah memiliki anak supaya tidak lagi 
masuk tahanan, melainkan langsung dideportasi atau tidak dijatuhi hukuman. 
Pelayanan serupa juga berlaku diminta diberlakukan terhadap pembantu rumah 
tangga. (A-1)  
 
 


[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Give underprivileged students the materials they need to learn. 
Bring education to life by funding a specific classroom project.
http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ppiindia] Mengadili Korupsi Mengapa Dipersulit?

2005-02-28 Thread Ambon

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0503/01/opini/1592610.htm
Selasa, 01 Maret 2005

Mengadili Korupsi Mengapa Dipersulit?
Oleh Satjipto Rahardjo

JUDUL tulisan ini seharusnya lebih panjang, "Mengapa di Negara Hukum Ini 
Mengadili Orang yang Diduga Korupsi Dipersulit?" Pertanyaan itu coba 
mencerminkan kerisauan "publik" dalam menghadapi silang sengketa pendapat di 
antara orang-orang hukum tentang boleh tidaknya digunakan asas retroaktif 
untuk mengadili koruptor di pengadilan.

Sebagian orang hukum bisa saja menjawab bahwa itu bukan mempersulit, tetapi 
aturan dan asas hukumnya demikian. Apa pun alasannya, kenyataannya Komisi 
Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak bisa menjamah korupsi yang dilakukan pada 
masa tertentu.

Sudah makin serak suara bangsa ini meneriakkan pemberantasan korupsi. Tetapi 
akan datang alasan, mengapa macam-macam alasan diajukan dengan efek 
"menjegal pemberantasan korupsi"? Buat apa dibuat UU Anti-Korupsi yang 
berkali-kali disempurnakan, buat apa dibuat KPK, jika harus berakhir seperti 
ini?

KITA ingin menjadi bangsa beradab. Baik. Kita tidak ingin sembarangan 
memberantas korupsi. Baik. Kita melawan korupsi dengan hukum. Baik. Korupsi 
menjadi sulit diberantas. Ini tidak baik.

Bahwa Indonesia adalah negara hukum adalah satu hal, sedang menjadikannya 
negara yang hidup, bersemangat melindungi rakyat, memajukan kesejahteraan 
rakyat, adalah hal berbeda. Untuk mencapai cita-cita itu, teks UUD saja 
tidak banyak berguna. Yang lebih diperlukan adalah aksi-aksi progresif guna 
membuat janji-janji UUD menjadi kenyataan.

Mahkamah Konstitusi (MK) akan menjaga UUD. Bagus. Tetapi, tugas dan 
pekerjaan menjaga konstitusi menjadi tidak bagus jika tidak diresapi 
semangat menjadikannya sebagai living constitution. Living di sini berarti 
penuh semangat dan kegairahan, bervisi ke depan bagaimana membawa bangsa 
menuju kesejahteraan dan kebahagiaan.

Kepada siapa UUD akan kita percayakan sehingga menjadi dokumen yang hidup, 
bukan sekadar black-letter constitution? Seluruh bangsa tidak mungkin 
bersama-sama mengemudikan kapal negara hukum. Hanya ada sekelompok kecil, 
seperti presiden, pemimpin politik, dan MK. Keadaan menjadi amat dramatis, 
mengingat nasib 200 juta orang diserahkan kepada kepiawaian dan kearifan 
sejumlah kecil orang-orang itu. Belum lagi masalah tentang seberapa besar 
kepiawaian dan kearifan mereka?

Kita ingin agar elite benar-benar terdiri dari mereka yang memiliki vision, 
pandangan ke depan dan kesadaran amanah (sense of mission). Mereka tidak 
boleh sekadar menjalankan peran sebagai "pekerja" yang tidak berpandangan ke 
depan, tidak merasa mengemban amanah ke mana bangsa akan dibawa. Singkat 
kata, pertama-tama mereka perlu memiliki kualitas kenegarawanan, 
statesmanship. Jangan kualitas kenegarawanan hanya dituntut dari presiden, 
tetapi juga yang lain-lain. Bangsa ini akan amat berbahagia jika anggota DPR 
memiliki legislative statesmanship dan para hakim agung memiliki judicial 
statesmanship.

MK tidak bisa diserahkan kepada "hakim-hakim biasa", tetapi kepada mereka 
yang memiliki vision dan kenegarawanan. MK bertugas menjaga konstitusi. 
Tetapi, masalah yang lebih penting dan mendasar adalah bagaimana para hakim 
agung menjaga UUD? Apakah mereka akan menerima tugasnya sebagai "pengeja" 
UUD? Ataukah mereka menerima peran sebagai pejuang yang akan membawa 
bangsanya mengarungi samudra dunia dengan determinasi cita-cita yang kokoh? 
Apakah mereka akan menjadi penerjemah yang memberi makna progresif atas UUD?

BARU-baru ini ada seorang psikiater mengutarakan, pendapat MK tentang 
larangan KPK mengadili kasus-kasus sebelum 27 Desember 2002 akan menjadikan 
bangsa ini mengidap amnesia, menjadi bangsa amnestik ("Kita Dipaksa Jadi 
Bangsa Amnestik", Kompas, 19/2/2005). Efek psikiatris dari putusan MK 
menjadikan kita bangsa pelupa, bangsa yang mudah melupakan kejahatan masa 
lalu. Kita menerimanya sebagai pendapat pakar di bidangnya. Haruskah hakim 
MK yang terdiri dari ahli hukum mengabaikan pendapat psikiater itu, 
semata-mata berdasarkan alasan "bukan ahli hukum"? Mudah-mudahan tidak ada 
sikap seperti itu. Mudah-mudahan kita bisa menerima, psikiatri yang sudah 
memasuki ranah hukum akan menjadikan hukum lebih kaya dan sehat.

Apabila diterima, MK perlu memiliki wawasan kenegarawanan (judicial 
statesmanship), maka sebaiknya MK memikirkan dan memedulikan efek serta 
tujuan sosiologis, ekonomis, politik, dan kultural dari putusan yang diambil 
atau pernyataan yang dibuat. Inilah intisari yang ingin dikatakan melalui 
pandangan jauh ke depan dan judicial statesmanship. Produk MK bukan hanya 
putusan hukum (judicial legal decision). Tidak bisa putusan hanya dilarikan 
ke ranah perundang-undangan, doktrin, dan asas yang kaku. Hukum tidak hanya 
diukur dari penggunaan logika peraturan, tetapi lebih daripada itu, 
kelayakan sosial (social reasonableness). Apakah ini memberi kesejahteraan, 
keadilan, menyelamatkan?

Kehadiran MK yang progresif saat ini amat dibutuhkan. Prog

[ppiindia] JK: Kami Siap Tanggung Risiko

2005-02-28 Thread Ambon

Harian Komentar
01 March 2005

JK: Kami Siap Tanggung Risiko

Wakil Presiden Jusuf Kalla, menyatakan pemerintah siap me-nanggung risiko 
atas kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) berupa penolakan dari 
sebagian masyarakat. Keputusan kenaikan BBM sudah ditandatangani Presiden 
Susilo Bambang Yudhoyono dan tidak akan ditarik kembali.
Hal ini disampaikan Wapres Jusuf Kalla dalam pertemuan dengan sejumlah 
pemimpin redaksi media massa di kantor Departemen Komunikasi dan Informasi, 
Jln Medan Merdeka Barat, Jakarta, Senin (28/02) malam.
Menurut Kalla, kalau kebijakan ini tidak ditempuh seba-gian fungsi negara 
seperti me-ningkatkan anggaran pendi-dikan dan kesehatan tidak bisa 
dilakukan. "Jadi memang tidak menaikkan susah, menaikkan juga susah. Kalau 
ini tidak dilakukan secara ekonomi sa-ngat berat sekali," katanya.
Lalu dilanjutkannya, "Sekarang kita tinggal tunggu demo-nya saja. Presiden 
setengah jam lalu sudah menandatangani (Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 
2005 tentang Kenaikan BBM) dan kita juga sudah konsultasi dengan DPR dan 
DPD."
Dijelaskan Kalla, kebijakan ini diambil sebab pemerintah sudah tidak mampu 
lagi mem-bayar subsidi. Pasalnya, dalam APBN 2005 sudah dipatok sub-sidi 
maksimal Rp 19 triliun. "Untuk tahun lalu saja peme-rintah sudah memberikan 
sub-sidi Rp 69 triliun. Dan kalau tidak kami naikkan, artinya pemerintah 
akan sangat me-langgar APBN."
Menurut Kalla, untuk bulan Desember dan Januari, peme-rintah sudah 
memberikan subsidi sebanyak Rp 18 triliun. "Jadi saat ini kita memang 
se-lalu berdebar kalau harga mi-nyak dunia naik. Dan ini ada-lah risiko. 
Kecuali kalau kita ingin begini terus kondisinya."
Kalla menilai kenaikan BBM tahun ini justru lebih baik dari 2003. Karena 
pada tahun itu listrik dan telepon juga ikut naik. Dan kompensasi yang 
diberikan juga meningkat dari Rp 4 triliun menjadi Rp 10 tri-liun.
"Yang jelas pemerintah tidak mengambil pendapatan ekstra dari kenaikan BBM 
ini. Kita hanya mengembalikan dana ke penduduk miskin, dan kami tidak akan 
menarik lagi kepu-tusan ini," demikian Wapres Jusuf Kalla.(dtc) 


[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Give the gift of life to a sick child. 
Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ppiindia] Pantas Saja BBM Dinaikkan

2005-02-28 Thread Ambon

http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail_c&id=159466
Selasa, 01 Mar 2005,

Pantas Saja BBM Dinaikkan
Oleh Hendri Saparini *

Benar, memang sangat pantas bila pemerintah memilih menaikkan harga BBM. 
Sebab, keputusan menaikkan harga BBM memang merupakan pilihan kebijakan 
paling gampang, paling cepat, dan tanpa perlu kerja keras untuk 
menyelesaikan masalah anggaran pemerintah yang terbatas.

Berbagai kritikan dan keberatan telah disampaikan sejak pemerintah -secara 
dini, pada awal pemerintahannya- mengumumkan akan menaikkan harga BBM 40 
persen.

Berbagai masukan juga diberikan berbagai kalangan. Mulai usul pemerintah 
harus memilih kebijakan yang lebih adil -karena kenaikan harga BBM akan 
semakin memberatkan rakyat- sampai berbagai usul konkret bahwa masih banyak 
cara lain yang dapat dilakukan pemerintah untuk mengurangi beban anggaran 
tanpa harus menaikkan harga BBM.

Memang tidak adil bila pemerintah mendahulukan pengurangan subsidi BBM tanpa 
sebelumnya melakukan pengurangan subsidi bunga obligasi bank rekap yang 
selama ini dinikmati bankir dan pengusaha nakal. Bahkan, nilai subsidi bank 
rekap adalah dua kali lipat jumlah subsidi BBM.

Demikian juga, tanpa mendahulukan upaya efisiensi di tubuh Pertamina, 
kenaikan harga BBM jelas bukan pilihan yang bijaksana. Kita tahu, 
inefisiensi yang terjadi di Pertamina telah menjadi salah satu sumber 
tingginya biaya produksi BBM. Tambahan lagi, dengan daya beli masyarakat 
yang rendah seperti saat ini, kenaikan BBM jelas akan sangat membebani 
rakyat.

Tetapi, semua kritik dan usul sama sekali tidak dipedulikan oleh pemerintah. 
Sikap ini sangat pas dengan gaya public relation (PR) pemerintah yang sedang 
tren saat ini, I don't care. Sebaliknya, pemerintah justru menegaskan untuk 
menyegerakan keputusan menaikkan harga BBM dengan tingkat kenaikan yang 
tinggi, rata-rata 29%!

Bahkan, untuk memaksa rakyat menerima pilihan kebijakan itu, berbagai 
strategi PR pun ditempuh tanpa memedulikan berbagai hasil jajak pendapat 
yang menunjukkan keberatan rakyat terhadap kenaikan harga BBM. Jajak 
pendapat Kompas, misalnya, menunjukkan 77% responden di Jawa tidak setuju 
dengan kenaikan BBM dan rata-rata 80% responden mengeluhkan akan semakin 
mahalnya harga kebutuhan pokok.

Ketidakpedulian pemerintah tersebut terjawab bila kita mengikuti berbagai 
pernyataan dan argumen yang disampaikan untuk mendukung kebijakan kenaikan 
BBM.

Tidak Paham Rakyat Miskin
Membaca pernyataan Menko Perekonomian yang menyatakan keyakinannya bahwa 
dampak kenaikan harga BBM sangat kecil bagi rakyat miskin, saya sangat 
prihatin. Minggu lalu, Menko Perekonomian menegaskan, kenaikan BBM mempunyai 
dampak yang minimal terhadap rakyat miskin. Bapak Menteri memisalkan bahwa 
rakyat miskin dengan penghasilan Rp 1 juta hanya akan terbebani dampak 
kenaikan BBM Rp 20 ribu per bulan. Pernyataan itu benar-benar membuat kening 
saya berkerut. Mengapa? Ternyata, Bapak Menteri tidak memahami siapa 
sebenarnya rakyat miskin.

Ada dua hal penting dalam pernyataan tersebut. Pertama, pemahaman Bapak 
Menteri yang ternyata salah tentang rakyat miskin dan keyakinan terhadap 
kecilnya dampak kenaikan BBM yang tidak mendasar. Pemisalan tersebut 
menunjukkan ketidakpahaman seorang menteri terhadap fakta dan data. Sangat 
sulit dipercaya apabila seorang Menko Perekonomian yang juga pelaku bisnis 
tidak paham bahwa besarnya upah minimum regional (UMR) di Jakarta 
saja -wilayah UMR tertinggi nasional- hanya Rp 711.843 pada tahun 2005. 
Bahkan, UMR di Kabupaten Semarang dan Bondowoso hanya Rp 440.000 dan Rp 
310.00 untuk tahun 2004, jauh di bawah angka Rp 1 juta.

Padahal, jumlah rakyat Indonesia yang pendapatannya jauh di bawah UMR masih 
sangat banyak dan ada sekitar 20 juta orang yang berada di bawah garis 
kemiskinan.

Dari pernyataan tersebut, jelas sekali bahwa Menko Perekonomian memang tidak 
memahami fakta yang semestinya menjadi dasar dalam menentukan pilihan 
kebijakannya.

Dampak Tidak Fair
Kedua, akibat pemahaman yang salah terhadap kondisi rakyat yang akan 
menanggung beban kenaikan BBM, akhirnya pemerintah menganggap enteng dampak 
negatif kenaikan BBM. Menko Perekonomian menyatakan bahwa kenaikan harga BBM 
hanya akan berdampak pada kenaikan sebesar 2% dari total pengeluaran 
masyarakat miskin saat ini. Demikian juga Mendag berkeyakinan bahwa kenaikan 
harga kebutuhan pokok maksimal hanya sebesar 1%. Artinya, menurut kajian Ibu 
Menteri, harga beras yang semula Rp 2.300 per kilogram hanya akan naik Rp 23 
per kilogram atau harga gula pasir akan naik Rp 45 dari Rp 4.500 menjadi Rp 
4545. Padahal, pada kesempatan yang sama, Ibu Menteri mengakui bahwa saat 
ini Indonesia juga mempunyai masalah dalam distribusi dan harga kebutuhan 
pokok sangat rentan akibat ketergantungan yang tinggi terhadap barang impor.

Artinya, pertama, pernyataan Tim Ekonomi tersebut sangat menyederhanakan 
masalah dan tidak sesuai fakta. Kedua, pemerintah telah mengabaikan data 
bahwa bagi rakyat miskin, 100% pendapatanny

[ppiindia] 'Clean Government' hanya Manis di Bibir?

2005-02-28 Thread Ambon

http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/3/1/o2.htm

Harus ada analisis kebutuhan yang pasti dan deregulasi serta restrukturisasi 
tentang tugas dan fungsi PNS. Harus juga ada keberanian untuk mengurangi jumlah 
PNS. Konsekuensinya, pemerintah harus menyiapkan dana yang cukup banyak dan 
menghitung ulang kebutuhan PNS pada tiap-tiap instansi.   
- 

'Clean Government' hanya Manis di Bibir?
Oleh I Made Rai Ridartha 

KETIKA temuan Transparency International Indonesia (TII) tentang korupsi dimuat 
di sejumlah media massa , banyak pihak yang tersengat, jika tidak dikatakan 
kebakaran jenggot. Rata-rata tidak menerima dan mempertanyakan kesahihan, 
kevalidan dan keabsahan dari data tersebut. Jangankan pihak yang menduduki 
ranking atas, yang disebut pada urutan bawah pun ikut kelabakan. 

  

Fenomena masalah korupsi (KKN) adalah sesuatu yang sudah ada sejak dulu kala 
dan hampir ada di semua tempat. Bahkan tidak saja terjadi untuk urusan di dunia 
nyata (sekala), tetapi juga (sering) terjadi pada urusan yang berhubungan 
dengan yang tidak nyata (niskala). Misalnya ada berita tentang korupsi dana 
piodalan, dana pembangunan rumah ibadah dan lain-lain. Yang terbaru adalah 
adanya penyimpangan dana bantuan untuk korban bencana gempa dan tsunami di 
Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara yang tergolong dalam dana 
kemanusiaan. Artinya, urusan KKN ini sudah tidak pandang bulu, di mana pun jadi 
dan juga tidak ada rasa malu. Pelakunya pun bukan lagi oknum pemerintah saja, 
sekarang sudah ada juga oknum yang tugasnya mengawasi praktik KKN. Jadi siapa 
yang sebenarnya perlu diawasi atau dicurigai sehingga akhirnya dapat menjadi 
tersangka? 

Membaca hasil penelitian TII yang dipublikasikan di berbagai media massa 
setidaknya harus diberikan apresiasi dan diancungi jempol terlepas dari apakah 
hasilnya representatif atau tidak. Semua Presiden RI sejak pasca Presiden 
Soeharto menempatkan pemberantasan KKN pada prioritas pertama program kerjanya. 
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun mencanangkannya dalam Gerakan 100 hari 
sejak dilantik menjadi presiden. Tetapi seberapa besar keberhasilannya tentu 
masih perlu dipertanyakan. Namun paling tidak pernyataan dari TII ini telah 
kembali membangunkan kita yang mulai hampir tertidur lagi dalam menangani KKN. 
Paling tidak ketidakpuasan mayoritas anggota Kimisi III DPR RI atas hasil kerja 
KPK bisa ditindaklanjuti lagi sesuai tugas yang diamanatkan dalam Pasal 6 UU 
No. 30 tahun 2002. Sebenarnya tidak perlu dipersoalkan apakah seseorang 
(instansi) tertentu ditempatkan pada urutan nomor bayi atau nomor sepatu, yang 
lebih penting adalah apakah di tempat kita itu banyak KKN atau tidak. 

  

Praktik Korupsi 

Praktik KKN yang paling sering ditemui adalah korupsi. Korupsi tidak saja dari 
segi materi tetapi banyak juga korupsi terjadi dengan waktu. Hasil penelitian 
TII berdasarkan nilai materi (uang) yang menjadi ukuran. Sementara itu belum 
ada yang berusaha untuk menghitung berapa besar korupsi yang didasarkan atas 
perhitungan waktu. Tanpa kita sadari hampir sebagian terbesar dari kita pernah 
korupsi dalam hal waktu. Bahkan PNS yang dikatakan paling sering korupsi dalam 
hal waktu ini. Ada dua hal pokok yang menjadi ukuran dalam korupsi waktu ini, 
yaitu ada yang sengaja dan ada yang karena terpaksa. Ada PNS yang sengaja 
korupsi waktu misalnya dengan tidak menaati jam kantor. Datang setelah waktu 
mulai dan pulang sebelum waktu berakhir. 

Celakanya ini dilakukan secara berulang-ulang dan menjadi kebiasaan. Bayangkan 
jika jumlah yang berbuat seperti ini cukup besar. Kemudian ada yang korupsi 
waktu karena terpaksa. Dipaksa oleh keadaan dan situasi. Ada yang mengatakan 
BALI adalah akronim dari Banyak Libur. Memang jika kita melihat kalender Bali , 
banyak sekali hari di mana tanggalnya jika tidak merah (libur), dilingkari 
merah (fakultatif/libur). Artinya, jika dibandingkan dengan kalender nasional 
dan internasional, maka hari kerja di Bali relatif lebih sedikit dari hari 
kerja diluar Bali . Apalagi pada bulan Maret nanti hampir sebagian besar 
tanggalnya berwarna atau dilingkari merah (libur lagi). Belum lagi  ditambah 
dengan permintaan izin, karena ada kematian, odalan, rerainan, ngayah dan 
bentuk izin lainnya. Apakah ini salah? Ya, jika acuannya adalah hari kerja. 
Menjadi tidak salah (?) jika acuannya adalah bahwa inilah Bali , yang memang 
berbeda dengan daerah lainnya. 

Dengan adanya agama, budaya dan adat istiadat yang demikianlah maka Bali tetap 
ajeg. 

Hampir sebagian besar PNS di Bali adalah individu yang terlibat dalam pakraman 
yang sangat terikat dengan kehidupan sosial budaya dan adat istiadat yang erat. 
Dengan demikian apakah kategori korupsi seperti ini dapat dimaafkan atau 
ditolerir? Silakan kita menilainya.   

Ada Apa dengan PNS? 

Pernah terlontar pertanyaan kepada seseorang yang bertanggung jawab dalam 
urusan disiplin PNS. Pertanyaannya adalah, mana yang lebih baik, PNS mengisi 
lengkap daftar hadir tetapi

[ppiindia] Partai Politik, Ada Apa Denganmu?

2005-02-28 Thread Ambon

http://www.suarapembaruan.com/News/2005/02/28/index.html

SUARA PEMBARUAN DAILY 
Partai Politik, Ada Apa Denganmu?
Oleh Boni Hargens 

ENTANG partai politik yang membela para kadernya yang terjangkit patologi 
korupsi, muncul pertanyaan: apakah ini masalah kesetiakawanan? Bagi saya, 
masalahnya jelas bahwa ketika partai mengintervensi proses hukum, dengan 
sendirinya masalah hukum bergeser menjadi masalah politik. 

Apalagi di negara yang demokrasinya masih prematur, kepentingan politik (baca: 
kekuasaan) cenderung menjadi absolut. Maka tidak mengherankan kalau keadilan 
hukum direkayasa untuk menyelamatkan kepentingan politik, entah pribadi maupun 
kelompok. 

Ketika jajaran pimpinan pusat PDI Perjuangan mem-backup para kadernya di daerah 
yang tersandung tuduhan korupsi, dengan enteng Sekjen PDI-P Soetjipto 
mengatakan, "Itu bukan mau membela kader yang korupsi!" Tentang hal yang sama, 
Ketua Golkar Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia, Muladi, justru menuduh 
Kejaksaan dan Kepolisian bertindak ceroboh karena menggunakan PP No 110/2000 
(tentang Keuangan DPRD) yang dinilai bertentangan dengan UU 22/2003, apalagi 
sudah dianulir oleh judicial review Mahkamah Agung tahun 2002 lalu (Tempo, 
21-27/2/2005). 

Saya pikir, partai membela kadernya itu wajar sebagai tanda "solidaritas 
kelompok", sebab tanpa itu partai bisa bubar. Hanya, apakah ini masalah 
solidaritas sehingga partai bisa mendapat excuse untuk membela kadernya yang 
melakukan korupsi? Dan sampai batas mana solidaritas kelompok itu diterima 
untuk membenarkan pembelaan terhadap para kader yang melanggar hukum? Itu yang 
perlu diperjelas supaya jangan sampai otoritas hukum dilibas oleh kepentingan 
politik. Lebih jelasnya, ada dua masalah serius di sini. 

Pertama, partai politik memaknai solidaritas secara sempit sebagai ikatan 
kepentingan (politik) semata. Sehingga ketika ada kader yang dituduh korupsi, 
dengan sendirinya partai merasa diserang. Lalu ada kesadaran keliru bahwa 
partai adalah kesatuan orang-orang dengan segala kepentingannya. Bahkan 
kepentingan orang-orang di dalam partai dimutlakkan sebagai kepentingan partai. 

Pada gilirannya, ketika kita berbicara tentang ideologi, fungsi, dan visi-misi 
partai, tidak ada kejelasan. Partai lalu menjadi akumulasi kepentingan politik 
yang tidak memiliki platform yang jelas, ideologi yang mapan, dan visi-misi 
yang tepat sasaran. 

Dalam konteks ini, tidak aneh kalau para elite partai ramai-ramai "menolong" 
rekannya yang tersandung korupsi. Kenyataan ini menyadarkan kita bahwa sedang 
mengalir arus semangat yang kuat di tubuh partai, yaitu pragmatisme politik. 
Artinya, politik dilihat hanya sebagai pertarungan kepentingan, bukan sesuatu 
yang beradab sebagaimana diyakini filsuf politik Hannah Arendt (1958). 

Kedua, partai politik kehilangan orientasi. Sejujurnya, ini kenyataan pahit 
yang terjadi di pentas politik kepartaian kita selama ini bahwa partai-partai 
kehilangan sasaran yang berjangka jauh dan berskala makro. Partai cenderung 
melihat sasaran jangka pendek, seperti suksesi politik lima tahunan di pusat 
atau perebutan kursi nomor satu di daerah (pilkada). 

Memang, partai adalah organisasi politik yang sah di negara demokrasi. Tetapi 
ketika partai hanya menjadi kendaraan politik belaka, maka dengan mudah 
demokrasi dipasung oleh nilai-nilai machiavelian yang menempatkan kekuasaan 
sebagai tujuan pada dirinya (the end in itself), bukan lagi sebagai sarana 
memperjuangkan kebaikan umum. 

Dulu, pada peringatan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1956, di hadapan para delegasi 
muda partai, Presiden Soekarno meneriakkan pidato monumentalnya berjudul 
Kuburkan Partai Politik! yang dikutip ulang oleh Herbert Feith dan Lance 
Castles (eds) dalam Indonesian Political Thinking, 1945-1965 (1970). 

Soekarno begitu resah dengan kinerja partai politik yang lebih suka bertarung 
demi kepentingan kekuasaan per se daripada peduli terhadap pembangunan 
demokrasi dan stabilitas bangsa. 

"Kita semua diserang penyakit. Penyakit yang lebih berbahaya daripada sentimen 
etnik dan kedaerahan. Anda barangkali bertanya, penyakit apa itu? Dengan terus 
terang, saya katakan: Penyakit partai politik Mari kita bersama-sama, 
kuburkan semua partai politik!" teriak Soekarno (Feith & Castles, 1970:81-83). 

Entah Soekarno benar atau salah, yang pasti kegagalan partai politik yang 
mewarnai sejarah demokrasi kita pada masa Demokrasi Parlementer (1950-1958) 
masih terjadi hari ini. Demokrasi binasa tidak hanya di masa Demokrasi 
Terpimpin (Guided Democracy) atau masa Orde Baru (1967-1998), tetapi juga hic 
et nunct di era reformasi sekarang. 

Maka pekerjaan rumah sekaligus tanggung jawab partai politik adalah bagaimana 
mentahirkan kondisi demokrasi yang cacat itu. Untuk memulai itu, partai politik 
perlu membenahi diri (semper reformanda est). Ironisnya, di tengah pusaran arus 
tuntutan reformasi diri itu, partai politik justru membela para kadernya yang 
melakukan korupsi. Pilihan yang buruk itu, selain mempertaruh

[nasional_list] [ppiindia] Pantas Saja BBM Dinaikkan

2005-02-28 Thread Ambon
** Mailing List Nasional Indonesia PPI India Forum **

http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail_c&id=159466
Selasa, 01 Mar 2005,

Pantas Saja BBM Dinaikkan
Oleh Hendri Saparini *

Benar, memang sangat pantas bila pemerintah memilih menaikkan harga BBM. 
Sebab, keputusan menaikkan harga BBM memang merupakan pilihan kebijakan 
paling gampang, paling cepat, dan tanpa perlu kerja keras untuk 
menyelesaikan masalah anggaran pemerintah yang terbatas.

Berbagai kritikan dan keberatan telah disampaikan sejak pemerintah -secara 
dini, pada awal pemerintahannya- mengumumkan akan menaikkan harga BBM 40 
persen.

Berbagai masukan juga diberikan berbagai kalangan. Mulai usul pemerintah 
harus memilih kebijakan yang lebih adil -karena kenaikan harga BBM akan 
semakin memberatkan rakyat- sampai berbagai usul konkret bahwa masih banyak 
cara lain yang dapat dilakukan pemerintah untuk mengurangi beban anggaran 
tanpa harus menaikkan harga BBM.

Memang tidak adil bila pemerintah mendahulukan pengurangan subsidi BBM tanpa 
sebelumnya melakukan pengurangan subsidi bunga obligasi bank rekap yang 
selama ini dinikmati bankir dan pengusaha nakal. Bahkan, nilai subsidi bank 
rekap adalah dua kali lipat jumlah subsidi BBM.

Demikian juga, tanpa mendahulukan upaya efisiensi di tubuh Pertamina, 
kenaikan harga BBM jelas bukan pilihan yang bijaksana. Kita tahu, 
inefisiensi yang terjadi di Pertamina telah menjadi salah satu sumber 
tingginya biaya produksi BBM. Tambahan lagi, dengan daya beli masyarakat 
yang rendah seperti saat ini, kenaikan BBM jelas akan sangat membebani 
rakyat.

Tetapi, semua kritik dan usul sama sekali tidak dipedulikan oleh pemerintah. 
Sikap ini sangat pas dengan gaya public relation (PR) pemerintah yang sedang 
tren saat ini, I don't care. Sebaliknya, pemerintah justru menegaskan untuk 
menyegerakan keputusan menaikkan harga BBM dengan tingkat kenaikan yang 
tinggi, rata-rata 29%!

Bahkan, untuk memaksa rakyat menerima pilihan kebijakan itu, berbagai 
strategi PR pun ditempuh tanpa memedulikan berbagai hasil jajak pendapat 
yang menunjukkan keberatan rakyat terhadap kenaikan harga BBM. Jajak 
pendapat Kompas, misalnya, menunjukkan 77% responden di Jawa tidak setuju 
dengan kenaikan BBM dan rata-rata 80% responden mengeluhkan akan semakin 
mahalnya harga kebutuhan pokok.

Ketidakpedulian pemerintah tersebut terjawab bila kita mengikuti berbagai 
pernyataan dan argumen yang disampaikan untuk mendukung kebijakan kenaikan 
BBM.

Tidak Paham Rakyat Miskin
Membaca pernyataan Menko Perekonomian yang menyatakan keyakinannya bahwa 
dampak kenaikan harga BBM sangat kecil bagi rakyat miskin, saya sangat 
prihatin. Minggu lalu, Menko Perekonomian menegaskan, kenaikan BBM mempunyai 
dampak yang minimal terhadap rakyat miskin. Bapak Menteri memisalkan bahwa 
rakyat miskin dengan penghasilan Rp 1 juta hanya akan terbebani dampak 
kenaikan BBM Rp 20 ribu per bulan. Pernyataan itu benar-benar membuat kening 
saya berkerut. Mengapa? Ternyata, Bapak Menteri tidak memahami siapa 
sebenarnya rakyat miskin.

Ada dua hal penting dalam pernyataan tersebut. Pertama, pemahaman Bapak 
Menteri yang ternyata salah tentang rakyat miskin dan keyakinan terhadap 
kecilnya dampak kenaikan BBM yang tidak mendasar. Pemisalan tersebut 
menunjukkan ketidakpahaman seorang menteri terhadap fakta dan data. Sangat 
sulit dipercaya apabila seorang Menko Perekonomian yang juga pelaku bisnis 
tidak paham bahwa besarnya upah minimum regional (UMR) di Jakarta 
saja -wilayah UMR tertinggi nasional- hanya Rp 711.843 pada tahun 2005. 
Bahkan, UMR di Kabupaten Semarang dan Bondowoso hanya Rp 440.000 dan Rp 
310.00 untuk tahun 2004, jauh di bawah angka Rp 1 juta.

Padahal, jumlah rakyat Indonesia yang pendapatannya jauh di bawah UMR masih 
sangat banyak dan ada sekitar 20 juta orang yang berada di bawah garis 
kemiskinan.

Dari pernyataan tersebut, jelas sekali bahwa Menko Perekonomian memang tidak 
memahami fakta yang semestinya menjadi dasar dalam menentukan pilihan 
kebijakannya.

Dampak Tidak Fair
Kedua, akibat pemahaman yang salah terhadap kondisi rakyat yang akan 
menanggung beban kenaikan BBM, akhirnya pemerintah menganggap enteng dampak 
negatif kenaikan BBM. Menko Perekonomian menyatakan bahwa kenaikan harga BBM 
hanya akan berdampak pada kenaikan sebesar 2% dari total pengeluaran 
masyarakat miskin saat ini. Demikian juga Mendag berkeyakinan bahwa kenaikan 
harga kebutuhan pokok maksimal hanya sebesar 1%. Artinya, menurut kajian Ibu 
Menteri, harga beras yang semula Rp 2.300 per kilogram hanya akan naik Rp 23 
per kilogram atau harga gula pasir akan naik Rp 45 dari Rp 4.500 menjadi Rp 
4545. Padahal, pada kesempatan yang sama, Ibu Menteri mengakui bahwa saat 
ini Indonesia juga mempunyai masalah dalam distribusi dan harga kebutuhan 
pokok sangat rentan akibat ketergantungan yang tinggi terhadap barang impor.

Artinya, pertama, pernyataan Tim Ekonomi tersebut sangat menyederhanakan 
masalah dan tidak sesuai fakta. Kedua, pemerintah telah mengaba

[ppiindia] Nasib TKI di Perantauan

2005-02-28 Thread Ambon

http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=104083

Nasib TKI di Perantauan
Ada kolaborasi pengusaha dan penguasa?
Oleh Marzuki Achmad 


Selasa, (01-03-'05)
Banyak perusahaan di Malaysia tidak mau membayar upah kepada para 
TKI. Atau, memberikan syarat-syarat kerja yang jauh dari standar. Ini merupakan 
bentuk kolaborasi antara pengusaha dan pengusaha Malaysia? Mereka 
mengeksploitir buruh atau tenaga kerja dari luar dengan ongkos yang murah. 
Mulai Selasa, 1 Maret 2005, hari ini, Pemerintah Malaysia berencana akan 
melakukan operasi pengusiran terhadap TKI ilegal. 

 
Pada operasi tersebut Malaysia akan mengerahkan puluhan ribu aparat 
keamanan dan sipil termasuk para relawan untuk menangkap ratusan ribu TKI 
(Tenaga Kerja Indonesia) ilegal yang masih berada di Malaysia. Selain ancaman 
pengusiran secara paksa, mereka yang tertangkap juga bisa dikenai sanksi 
hukuman sesuai hukum yang berlaku di negeri jiran tersebut. Selain ancaman 
hukuman denda berupa uang (bisa mencapai Rp 25 juta), TKI ilegal yang 
tertangkap bisa terkena ancaman hukuman cambuk, bahkan kurungan. 

 
Pemerintah Malaysia memang sudah menunda pendeportasian TKI ilegal 
hingga tiga kali sejak Agustus 2002. Penundaan yang ketiga berlaku pada tanggal 
7 Februari 2005 dan setelah itu, Pemerintah Malaysia menerapkan Ops Nasihat 
yang menghimbau (merayu atau menasihati) para tenaga kerja asing yang tidak 
melengkapi dokumentasi resmi identitas dirinya agar segera pulang ke negara 
masing-masing hingga akhir bulan. 

 
Data dari Depnakertrans menyebutkan, hingga saat ini diperkirakan 
masih terdapat sekitar 250.000 TKI ilegal di Malaysia. Pemerintah Malaysia 
dibantu perwakilan Indonesia di Malaysia akan terus melakukan sosialisasi dan 
mengajak para TKI ilegal agar pulang ke Tanah Air. 

 
Terkait dengan rencana tersebut, saya kira Pemerintah Indonesia 
harus proaktif melindungi TKI di Malaysia. Mereka sering kita juluki sebagai 
pahlawan devisa, karena mendatangkan banyak devisa. Kita tidak ingin membiarkan 
TKI di Malaysia dikenai sanksi denda, hukum cambuk, bahkan hukuman kurungan. 
Negara harus melindungi mereka. 

 
Kita memang tidak bisa ikut campur tangan terhadap hukum Malaysia, 
yang antara lain memberlakukan hukuman cambuk, yang terasa asing dan tidak 
dikenal dalam hukum di Indonesia. Namun demikian, pemerintah bisa terus 
melakukan pembicaraan dengan pemerintah negara itu agar hukuman cambuk tidak 
diberlakukan. Yang tak kalah penting, pemerintah Malaysia harus memberikan 
pelayanan termudah bagi TKI ilegal dalam mengurus dokumen-dokumen yang 
diperlukan. Kini, kita masih menunggu hasil penegakan hukum dari Pemerintah 
Malaysia, menyangkut pembayaran gaji para TKI selama beberapa bulan. 

 
Kita memang sulit untuk membela kepentingan TKI ilegal karena 
Malaysia sebagai suatu pemerintah berhak menegakkan hukum yang dibuatnya. Kita 
hanya bisa berharap agar Pemerintah Malaysia memperlakukan TKI secara manusiawi 
dengan mempertimbangkan hak asasi TKI. 

 
Kita punya argumentasi untuk berharap seperti itu. Terus terang, 
banyaknya perusahaan di Malaysia yang tidak mau membayar upah kepada para TKI, 
kemudian memberikan syarat-syarat kerja yang jauh dari standar, itu merupakan 
bentuk kolaborasi antara pengusaha dan pengusaha Malaysia. Penguasa dan 
pengusaha Malaysia mengeksploitir buruh atau tenaga kerja dari luar dengan 
ongkos yang murah. 

 
Nyatanya, sudah jelas di depan mata, banyak pengusaha Malaysia 
memberikan upah yang rendah, jauh dari standar pekerja Malaysia, dengan jam 
kerja yang jauh lebih tinggi. Dengan demikian syarat-syarat kerjanya jauh dari 
standar pekerja Malaysia. 

 
Meski begitu toh para pengusaha itu kini tidak mau membayar upah 
pekerjanya. Pekerja yang menuntut pun diancam ilegal. Ini bentuk-bentuk presser 
terhadap tenaga kerja yang sifatnya eksploitatif secara ekonomi. Pimpinan 
Serikat Buruh Malaysia (Malaysian Trade Union Contact) mengusulkan agar pekerja 
asing, termasuk pekerja asal Indonesia, diberikan hak untuk menjadi anggota 
serikat pekerja. Sehingga mereka dilindungi, sama dengan pekerja Malaysia. 

 
Dengan cara-cara yang ditempuh pengusaha Malaysia -- mempekerjakan 
tenaga kerja yang dokumennya tidak lengkap, dengan upah yang jauh lebih murah, 
dan dengan jam kerja yang jauh lebih tinggi -- timbul persaingan tidak sehat 
antara pekerja Malaysia asli dengan pekerja dari luar. Menurut Serikat Pekerja 
Malaysia, kondisi ini tidak fair. 

Di hadapan DPR, Pemerintah Indonesia menyatakan akan mengajukan 
tuntutan hukum (legal action) kepada majikan dan perusahaan Malaysia yang tidak 
membayar gaji kepada para TKI. Dewan tentu mendukung langkah-langkah Pemerintah 
Indonesia untuk memperjua

[ppiindia] Gejolak Atas Keragu-raguan Sikapi BBM

2005-02-28 Thread Ambon

http://www.indomedia.com/bpost/032005/1/opini/opini2.htm
Selasa, 01 Maret 2005 02:07

Gejolak Atas  Keragu-raguan Sikapi BBM

PERNAH seorang pebisnis dengan nada guyon dalam perbincangan santai 
melemparkan ide; bagaimana seandainya pemerintah langsung saja mencabut 
semua subsidi BBM, sehingga pagu harga tertingginya jelas diketahui 
masyarakat. Dengan demikian, gejolak kenaikan harga barang yang terjadi di 
pasar terjadinya juga sekali itu saja, termasuk imbas ikutan lainnya sebagai 
dampak kenaikan harga BBM. Setelah itu, masyarakat tak lagi dihantu-hantui 
ketakutan akan ada kenaikan harga BBM periode berikutnya, lantaran hampir 
tiap tahun dan pergantian kepemimpinan selalu ada kebijakan seperti ini 
(mengurangi subsidi BBM).

Sikap ragu dan terus mengulur kenaikan waktu, terus menghembuskan kabar 
rencana pemerintah segera mencabut subsidi BBM, justru menjadi biang gejolak 
harga yang terjadi di masyarakat.

Berbagai sektor keburu menaikkan harga, setelah pejabat negara kita ini 
berkoar-koar bahwa pemerintah akan mencabut subsidi BBM. Padahal harga 
BBM-nya sendiri belum naik. Buruknya lagi, pencabutan subsisi BBM 
benar-benar diputuskan, harga barang pun kembali ikut-ikut naik.

Kemarin, berbagai elemen masyarakat di 27 propinsi serempak melakukan 
demonstrasi di daerah masing-masing. Tuntutan mereka sama, mendesak 
pemerintah membatalkan kenaikan harga BBM.

Kenaikan harga BBM --kalangan eksekutif maupun legislatif lebih suka 
menyebutnya pencabutan/penarikan subsidi BBM-- seakan sebuah polemik 
berkepanjangan tiada henti yang terjadi pada bangsa ini.

Seperti biasanya pemerintah beralasan, kenaikan ini terpaksa dilakukan untuk 
mengurangi beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), yang setiap 
tahun selalu dialokasikan triliunan rupiah untuk mensubsidi BBM.

Dengan alasan itu, pemerintah terpaksa mencabut sedikit demi sedikit subsidi 
yang terlanjur diberikan untuk BBM. Dalam kurun beberapa waktu tahun 
terakhir, subsidi itu memang bisa dikurangi. Anggaran yang semula disalurkan 
untuk mensubsidi BBM, kini dialihkan kepada kegiatan lain seperti sektor 
pendidikan, kesehatan, infrastruktur, transportasi dan lain-lain yang 
berkaitan dengan kepentingan umum.

Kini di masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, persis di penghujung 
2004, berembus kuat rencana penaikan harga BBM. Rencananya sendiri belum 
direalisasi, tapi imbasnya sudah tampak saat isu itu sudah diembukan, harga 
barang mulai kebutuhan pokok sampai bahan bangunan, naik .

Seperti juga kenaikan harga BBM pada masa-masa pemerintahan terdahulu, 
kebijakan seperti ini selalu diwarnai dengan demonstrasi masyarakat. Seperti 
juga pemerintah terdahulu, aksi-aksi tersebut cuma dianggap riak kecil. 
Alhasil, aksi ini pun diabaikan dan dibiarkan sampai masyarakat melupakan 
dengan sendirinya yang pada akhirnya mau atau bahkan harus menerima keadaan 
dengan segala konsekuensinya.

Jika mengkaji argumen pemerintah, masyarakat seakan ingin digiring ke sebuah 
realita, betapa beratnya beban yang dipikul pemerintah lantaran memberikan 
subsidi BBM. Padahal, subsidi itu belum tentu benar-benar dirasakan 
masyarakat, bahkan tak jarang justru dinikmati kalangan berduit dan 
industri.

Masyarakat juga diajak membuka mata betapa rentannya BBM kita diselundupkan 
ke luar negeri. Ini sebagai imbas murahnya harga BBM dalam negeri dibanding 
dengan harga minyak dunia. Tak heran jika industri asing melirik BBM 
Indonesia. Itulah di antaranya argumen pemerintah, yang tak jarang diamini 
oleh wakil rakyat kita.

Sampai sekarang argumen itu terus disebarluaskan dengan alasan sosialisasi. 
Padahal, kondisi itu terus memicu gejolak di masyarakat. Sikap pemerintah 
yang tak kunjung memberikan keputusan yang tegas dan cenderung ragu-ragu 
terhadap soal BBM ini, sangat disayangkan berbagai kalangan.

Jika memang suatu kebijakan sudah dipertimbangkan dan dari pertimbangan itu 
lebih banyak manfaatnya, kenapa harus ragu. Ataukah karena memang kebijakan 
itu lebih banyak mudharatnya? 



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for
anyone who cares about public education!
http://us.click.yahoo.com/O.5XsA/8WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali

[ppiindia] Pasar Bebas dan Globalisasi

2005-02-28 Thread Ambon

http://www.suarapembaruan.com/News/2005/03/01/index.html

SUARA PEMBARUAN DAILY 
Pasar Bebas dan Globalisasi 
Oleh Syafruddin Azhar 

ANYAK di antara kita terpaku pada bapak pasar bebas dan persaingan bebas, 
sekaligus sebagai bapak ilmu ekonomi, Adam Smith (1723-1790), dengan bukunya An 
Inquiry into Nature and Causes of the Wealth of Nations (1776). Menurutnya, 
pasar bebas berdasar kebebasan inisiatif partikelir (freedom of private 
initiative) akan melahirkan efisiensi ekonomi maksimal melalui pengaturan 
"tangan tak tampak" (invisible hand). 

Pengaturan oleh "tangan tak tampak" adalah pengaturan melalui mekanisme bebas 
permintaan dan penawaran, atau mekanisme pasar bebas berdasar free private 
enterprise, yang oleh Paul Samuelson, pemenang hadiah Nobel bidang Ekonomi 
(1970), disebut competitive private-property capitalism. 

Para ekonom meyakini keabsahan teori Adam Smith ini. Di Indonesia, topik pasar 
bebas dan persaingan bebas sebagai bentuk pasar ideal terpampang resmi dalam 
silabus Pengantar Ilmu Ekonomi sebagai academic blue-print dari konsorsium ilmu 
ekonomi. Topik ini merupakan bagian dari kuliah wajib yang harus diikuti oleh 
mahasiswa di fakultas ekonomi di Indonesia yang menganut sistem demokrasi 
ekonomi. 

Dalam bidang ekonomi, reformasi tidak mencapai hasil karena keengganan 
mengoreksi kebijakan dan strategi yang keliru, termasuk teori yang 
mendasarinya. Para teknokrat bersikukuh tidak ada yang salah dalam teori 
ekonomi yang diacu untuk menyusun kebijakan. Menurut mereka, yang salah adalah 
pelaksanaannya. 

Tak ayal, pemenang hadiah Nobel bidang ekonomi (2001), Joseph E Stiglitz, 
secara tegas menyatakan, "Textbook economics may be fine for teaching students, 
but not for advising governments... since typical American style textbook 
relies so heavily on a particular intellectual tradition, the neoclassical 
model." (Chang Ha-Joon, Stiglitz and the World Bank: The Rebel Within, 
2001:130). 


Teori Imajiner 

Tiga ciri pasar persaingan sempurna (perfect competition), bebas keluar/masuk 
(free entry/free exit), jumlah besar (large number), dan produk homogen 
(homogeneous product), telah dihafal oleh mereka yang mempelajari ilmu ekonomi 
tanpa menyadari bahwa dalam free entry/free exit terkandung paradigma 
liberalisme-yang dalam tata pi-kir Indonesia tidak sesuai dengan hakikat 
Demokrasi Ekonomi. 

Free entry yang berarti bebas masuk kegiatan usaha apa pun berarti bebas 
menggusur yang lain dengan daya saingnya yang lebih tangguh dan unggul, 
sedangkan free exit berarti terpaksa exit (bangkrut atau kalah bersaing). 

Teori pasar dengan persaingan sempurna dikembangkan secara fantastis. Distorsi 
pasar, baik teknis, kelembagaan, maupun sosio-kultural, oleh text-book 
diasumsikan tidak ada; yang dikatakan sebagai alasannya ialah for the sake of 
simplicity. 

Pengembangan teori berjalan berdasar validitas teoretikal, yakni asumsi di atas 
asumsi dan aksioma di atas aksioma. Padahal paradigma seperti yang dikemukakan 
oleh ekonom dari Inggris, Joan Robinson (1903-1983), telah mengelabui kita 
dalam pengembangan teori ekonomi. 

Teori yang ada dapat saja berkembang konvergen, tetapi bisa semakin divergen 
terhadap realitas. Para pengabdi ilmu-yang belum tentu adalah pengabdi 
masyarakat-dapat saja terjebak ke dalam divergensi ini. 

Banyak ekonom dan para analis moneter menjadi simplistis mempertahankan ilmu 
ekonomi Barat ini dengan mengatakan bahwa kapitalisme telah terbukti menang, 
sedangkan sosialisme telah kalah telak. 

Pandangan yang penuh mediokriti ini mengabaikan proses dan hakikat perubahan 
yang terjadi, mencampuradukkan antara validitas teori, viability sistem 
ekonomi, kepentingan dan ideologi (cita-cita), serta pragmatisme berpikir. 

Adam Smith kelewat yakin akan kekuatan persaingan. Teori ekonominya (teori 
pasar berdasar hipotesis pasar bebas dan persaingan sempurna), sempat mendikte 
umat manusia sejagat dalam abad ini untuk terus "bermimpi" tentang kehadiran 
pasar sempurna. 

Lalu lahirlah berbagai kebijakan ekonomi, baik nasional maupun global, 
berdasarkan pada teori pasar bebas dan persaingan sempurna. Teori imajiner yang 
dikemukakan oleh Adam Smith hingga kini dianut sebagai "pedoman moral" demi 
menjamin kepentingan tersembunyi para partikelir. 


Globalisasi dan IMF 

Keprihatinan pada pasar bebas dan persaingan sempurna menemukan momentumnya 
ketika beberapa negara di Asia dilanda krisis moneter (1997). Krisis moneter 
ini menyadarkan kita dari "mimpi" Adam Smith bahwa teori pasar bebas berdasar 
freedom of private initiative dan globalisasi sesungguhnya tidak bekerja untuk 
menciptakan stabilitas ekonomi global. Sebaliknya, kebijakan globalisasi 
cenderung menjadi momok bagi negara berkembang. 

Bagi sebagian orang, ada jawaban yang mudah: tinggalkan globalisasi. Tetapi hal 
ini tidaklah mungkin, sebab globalisasi juga membawa sejumlah 
manfaat-keberhasilan Asia Timur didasarkan pada globalisasi, khususnya peluang 
perdagangan dan meningkatnya akses 

[ppiindia] "Menteri Agama yang Akan Umumkan Kenaikan BBM"

2005-02-28 Thread Ambon

REFLEKSI: Menentang dikutuk Alloh, demikian wahyu petinggi penguasa negara 
dengan memakai menteri agama untuk mengumumkan kenaikan harga BBM.


http://www.suarapembaruan.com/News/2005/03/01/index.html

SUARA PEMBARUAN DAILY 
"Menteri Agama yang Akan Umumkan Kenaikan BBM"
BOLEH jadi sidang kabinet yang digelar di kantor presiden, akhir Februari, 
Senin (28/2) sore kemarin, merupakan satu-satunya sidang kabinet tanpa 
keterangan pers, setidaknya sejak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dilantik, 
20 Oktober 2004 silam. Entah apa yang ada di benak para menteri Kabinet 
Indonesia Bersatu hari itu. Yang jelas, sejak beberapa minggu terakhir, mereka 
cenderung bungkam jika agenda Sidang Kabinet membicarakan soal bahan bakar 
minyak (NBBM). 

Kalau biasanya sesuai sidang kabinet, para menteri yang ditunjuk memberikan 
keterangan pers segera duduk di kursi depan, ruang jumpa pers, petang kemarin, 
hal itu tidak terjadi. Tidak mengherankan sebagian besar wartawan mulai 
bertanya-tanya siapa yang akan memberikan keterangan pers nantinya. 

Para menteri, tidak lama setelah maghrib, satu per satu meninggalkan kantor 
presiden, kebanyakan melalui halaman depan. Padahal biasanya melewati ruang 
jumpa pers. Dalam sidang kabinet kemarin, memang mulai terlihat beberapa 
"keanehan" dalam arti tidak lazim terjadi. Misalnya seusai sidang yang 
berlangsung di lantai 2, beberapa menteri turun, namun bukannya keluar, 
melainkan masuk lagi di ruangan lantai 1 yang terletak di bagian belakang ruang 
jumpa pers. 

Beberapa waktu kemudian beberapa menteri terlihat keluar sebagian melalui 
halaman depan. Wartawan masih berharap ada keterangan resmi dari pemerintah 
khususnya seusai sidang kabinet meskipun soal kenaikan BBM sudah dipastikan 
diumumkan malam itu. 

Namun para menteri/pejabat setingkat menteri tidak satupun yang memberikan 
penjelasan. Dalam situasi seperti itu hanya Kapolri yang bersedia menghentikan 
langkah dan memberikan keterangan pers ketika dicegat wartawan. Kapolri 
menjelaskan soal antisipasi aparatnya dan kesiapan yang telah dilakukan 
kepolisian jauh-jauh hari sebelumnya. Menteri lain yang bersedia memberikan 
penjelasan namun hanya samar- samar adalah Menteri Perdagangan Marie Elka 
Pangestu. Dia menjelaskan soal stok sembako yang dikatakannya cukup dan tidak 
perlu ada kekhawatiran berlebihan. Soal kenaikan harga BBM sendiri Marie tidak 
bersedia menjelaskan. Begitu juga Menteri Keuangan Yusuf Anwar. 

Namun Menko Perekomian Aburizal Bakrie begitu keluar dari teras kantor presiden 
bukannya berjalan kaki menuju mobil seperti biasanya. Aburizal malah "nebeng" 
mobil wapres dan meninggalkan istana tanpa keterangan satu pun. 

"Nanti menteri agama yang akan mengumumkan kenaikan harga BBM," celetuk satu 
teman wartawan. 

Maka episode di istana semalam berakhir ketika Presiden Susilo Bambang 
Yudhoyono meninggalkan kantor presiden menuju Istana Merdeka di bawah siraman 
hujan gerimis. Satu-satunya menteri yang benar-benar terakhir meninggalkan 
istana adalah Menteri Energi Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro. Dan 
Purnomo jugalah yang memberi kepastian tentang kenaikan harga BBM. 

Satu hal yang menjadi catatan dari sidang kabinet semalam dengan agenda kena- 
ikan harga BBM adalah kurang transparannya pemerintah terhadap masyarakat yang 
tercermin dari sikap mereka terhadap wartawan. 


PEMBARUAN/YUNIAWAN W NUGROHO 




Last modified: 1/3/05 

[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Give the gift of life to a sick child. 
Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ppiindia] Yang Pahit Belum Tentu Obat

2005-02-28 Thread Ambon

http://www.suarapembaruan.com/News/2005/03/01/index.html

SUARA PEMBARUAN DAILY 
Tajuk Rencana

Yang Pahit Belum Tentu Obat
Pemerintah akhirnya menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) dalam kisaran 22 
persen hingga 47,4 persen yang berlaku mulai 1 Maret. Disebutkan bahwa 
keputusan kenaikan ini diambil karena subsidi yang harus dikeluarkan pemerintah 
sebesar Rp 69 triliun per tahun. Subsidi itu ternyata lebih banyak dinikmati 
oleh kelompok 20 persen penduduk kalangan atas. Dengan kenaikan ini, pemerintah 
menghemat Rp 10, 5 triliun yang akan digunakan untuk dana kompensasi untuk 
kelompok penduduk termiskin. Dengan tambahan anggaran Rp 7,3 triliun dari 
Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN), akan tersedia dana Rp 17,8 
triliun untuk sekitar 36 juta penduduk miskin. 

Selain itu, sekitar Rp 10 triliun dana yang diperoleh dengan pengurangan 
subsidi ini akan digunakan untuk menutup defisit anggaran. Namun demikian, 
dengan kenaikan ini harga minyak ini masih menyisakan subsidi yang besar. Angka 
yang disebutkan pemerintah adalah sekitar Rp 39,8 triliun. Ini berarti cerita 
tentang kenaikan harga BBM belumlah berakhir. Jika APBN masih mengalami 
defisit, tidak tertutup kemungkinan tahun depan akan ada cerita serupa. 

Meskipun pemerintah memaparkan logika kenaikan ini, reaksi menolak keputusan 
ini masih muncul dengan keras dari kalangan masyarakat. Kenaikan yang 
disebutkan pemerintah juga merupakan usaha mengatasi ketidak-adilan ini 
ternyata tidak sepenuhnya disambut rakyat. Ini mengindikasikan bahwa masalah 
kenaikan harga BBM bukan sekadar mengurangi subsidi, dan menyediakan dana 
kompensasi untuk rakyat miskin. 

Penolakan ini mencerminkan bahwa masih ada masalah dengan kepercayaan 
masyarakat terhadap pemerintah, terutama dalam penggunaan dana kompensasi itu. 
Penggunaan dana kompensasi ini tampaknya terlalu menyederhanakan masalah 
kemiskinan hanya pada miskin uang atau pendapatan. Sudah begitu lama dibahas 
bahwa kemiskinan di Indonesia lebih karena kemiskinan struktural yang 
diciptakan oleh sistem yang tidak memberi peluang penduduk bangkit 
mengembangkan diri. Dengan kata lain dana kompensasi ini bukan satu-satunya 
obat, apalagi panasea. Ada sumber penyakit lain yang justru terabaikan. 

Di sisi lain, penghematan subsidi ini digunakan untuk menutup defisit anggaran. 
Padahal masih ada indikasi kuat bahwa korupsi masih merajalela, termasuk 
menggerogoti anggaran ini. Dengan begitu, menutup defisit ini sebenarnya 
mengalihkan beban akibat korupsi ke pundak rakyat 

Dari sisi ini terlihat bahwa logika yang digunakan untuk membenarkan keputusan 
menaikkan harga BBM oleh pemerintah berada pada sisi yang berseberangan dengan 
logika yang tumbuh di kalangan rakyat, khususnya yang hidupnya serba pas-pasan, 
bahkan terbatas. Maka bukan hal yang sederhana ketika Presiden Susilo Bambang 
Yudhoyono dan Wapres Jusuf Kalla menyatakan siap tidak populer, karena memang 
cenderung tidak populer di kalangan rakyat. 

Peluang untuk memperbaiki ekonomi dan anggaran negara yang selama ini menjadi 
agenda rakyat yang mendorong reformasi justru tidak direspons pemerintah. 
Rakyat selalu mengemukakan perlunya pemberantasan korupsi, dan 
pungutan-pungutan, serta pencurian kekayaan alam Indonesia. Namun upaya untuk 
itu justru sangat lemah. Agenda 100 hari telah lewat dan tak ada tanda-tanda 
bahwa korupsi yang merugikan negara berlipat-lipat dari penghematan subsidi BBM 
akan segera diatasi. 

Di sini letak gap logika yang ada di rakyat dan pemerintah. Bahkan penyaluran 
dana kompensasi pun belum diyakini akan sampai di tangan mereka yang berhak 
secara utuh. 

Selama gap ini tidak dijembatani, persoalannya akan tetap sama, bahkan 
intensitasnya meningkat. Kenaikan harga BBM yang diharapkan pil pahit, tetapi 
mungkin yang terjadi memang pahit, tetapi bukan pil (obat). 




Last modified: 1/3/05 

[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for
anyone who cares about public education!
http://us.click.yahoo.com/O.5XsA/8WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali meneri

[ppiindia] TNI Tidak Dididik untuk Kelola Bisnis

2005-02-28 Thread Ambon

REFLEKSI: Tidak dididik, tetapi bukan berarti tidak akan bisa bisnis :-))


http://www.suarapembaruan.com/News/2005/03/01/index.html

SUARA PEMBARUAN DAILY 
TNI Tidak Dididik untuk Kelola Bisnis
JAKARTA - Tanpa ada aturan tentang larangan bagi militer untuk berbisnis, dalam 
jangka waktu beberapa tahun ke depan, jumlah bisnis yang dikelola TNI tetap 
semakin berkurang. Pasalnya, para anggota TNI tidak dididik untuk menjadi 
seorang pengusaha yang mengelola bisnis tertentu. 

Demikian benang merah pendapat pengamat pertahanan Andi Widjajanto dan pengamat 
masalah sosial Tamrin Amal Tomagola pada diskusi yang diselenggarakan dalam 
rangka peluncuran buku Ketika Moncong Senjata Ikut Berniaga di Jakarta, Senin 
(28/2) malam. Buku itu merupakan laporan penelitian tentang keterlibatan 
militer (TNI dan Polri) dalam bisnis di Bojonegoro, Boven Digoel, dan Poso. 

"Anggota TNI tidak dididik menjadi pengusaha. Jadi, biarkan saja bisnis yang 
mereka kelola selama ini mati perlahan-lahan," kata Andi. 

Dikatakan, pada sekitar tahun awal 1980, jumlah bisnis yang dikelola militer 
sekitar 500 bidang usaha. Namun, pertengahan 1980, jumlah itu berkurang menjadi 
sekitar 227 bidang usaha. 

Artinya, seiring perjalanan waktu, jumlah bisnis yang dikelola militer itu 
semakin berkurang. Penyebabnya karena bisnis yang dikelola militer itu kalah 
bersaing dengan bisnis yang dikelola swasta. 

Dikatakan, aturan yang dikeluarkan pemerintah, khususnya pada Pasal 76 
Undang-Undang Nomor 34/2004 tentang TNI merupakan cara lain untuk mengatasi 
persoalan bisnis militer itu. Jika aturan ini benar-benar ditegakkan, pada 2009 
nanti setiap anggota TNI yang melakukan bisnis, baik secara legal atau ilegal, 
atas nama institusi atau perorangan, akan dianggap suatu tindakan pidana. 

Selain itu, pemerintah harus memikirkan taraf kesejahteraan prajurit agar 
mereka tidak lagi melakukan bisnis. Caranya adalah dengan menaikan gaji para 
prajurit TNI. 

"Menurut hitungan saya, kalau setiap prajurit diberi gaji rata-rata sekitar Rp 
3 juta, pemerintah hanya memberikan tambahan di APBN sebesar Rp 7 triliun. 
Memang pelaksanaannya tidak mudah," katanya. 

Cara lain untuk mengatasi bisnis militer adalah dengan melihat aspek budaya 
masyarakat lokal. Pasalnya, seperti yang dipaparkan dalam buku Ketika Moncong 
Senjata Ikut Berniaga, bisnis yang dikelola anggota militer telah masuk ke 
wilayah masyarakat lokal. 

Hal senada diungkapkan Tamrin Tomagola. Menurut dosen di jurusan Sosiologi 
Universitas Indonesia itu, posisi militer dalam suatu bisnis sebenarnya tidak 
lebih sebagai centeng. Militer sebenarnya lebih dimanfaatkan oleh pengusaha 
untuk menjaga kepentingan bisnis mereka. (O-1) 




Last modified: 1/3/05 

[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Give the gift of life to a sick child. 
Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[list_indonesia] [ppiindia] BBM Naik, Ekonomi Petani/Nelayan Hancur

2005-02-28 Thread Ambon
** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **

http://www.suarapembaruan.com/News/2005/03/01/index.html

SUARA PEMBARUAN DAILY 
SUARA PEMBACA

BBM Naik, Ekonomi Petani/Nelayan Hancur 

PEMERINTAH Presiden Yudhoyono yang menaikkan harga BBM akan sangat memukul 
petani dan nelayan karena mereka adalah masyarakat yang langsung terkena dampak 
yang paling besar atas kebijakan ini. 

Hal ini terjadi karena komponen-komponen produksi mereka mengonsumsi BBM dalam 
jumlah yang besar dan merupakan kebutuhan yang tidak bisa tergantikan. 

Misalnya saja nelayan memerlukan BBM untuk dapat menjalankan perahu motor 
mereka demikian pula petani memerlukan BBM untuk dapat menjalankan mesin-mesin 
traktor maupun diesel air untuk pengolahan lahan pertanian. 

Hal-hal semacam ini yang sering kali tidak menjadi ba-han pertimbangan 
pemerintah, jika kebijakan ini tetap dilakukan maka perekonomian rakyat kecil 
akan hancur, dan yang harus diingat adalah dari masyarakatlah APBN itu sebagian 
besar berasal. 

Dengan melihat hal ini seharusnya pemerintah berpikir lagi untuk tidak 
melakukan kebijakan pengurangan subsidi BBM. Pemerintah harus mengambil 
alternatif lebih cerdas dan bijaksana. 

Seperti melakukan penghematan untuk anggaran yang tidak penting, penegakan 
hukum dengan menuntaskan berbagai kasus korupsi, menciptakan sumber-sumber 
devisa dari potensi yang dimiliki Indonesia seperti potensi pertanian dan 
kelautan. 

Sampai saat ini terutama untuk bidang kelautan pasca kabinet gotong royong 
belum ada kebijakan yang kreatif yang mampu mendongkrak devisa Indonesia. 
Karena potensi di laut Indonesia sampai dengan saat ini pada pemerintahan 
Yudhoyono masih belum optimal dimanfaatkan. 

Indonesia sekarang akan menunggu kehancuran ataupun kemakmuran, tergantung pada 
bagaimana presiden dan menterinya mengeluarkan kebijakan. 


Nurdin Ahmadi 

Jln Raya Sindang Barang 408 Bogor



Menaikkan Harga BBM Pilihan Sulit 

PRO dan kontra tentang isu kenaikan harga BBM muncul. Banyak yang menentang 
rencana kebijakan baru tersebut, tetapi tidak sedikit pula yang tidak 
keberatan. 
Kebanyakan yang keberatan menggunakan dasar pemikiran bahwa rakyat saat ini, 
khususnya rakyat kecil, masih dihadapkan pada kesulitan ekonomi akibat resesi 
sehingga jika harga BBM dinaikkan, jelas semakin memberatkan ekonomi mereka. 

Kelompok yang pro dengan rencana kebijakan menaikkan harga BBM, khususnya 
pemerintah, menggunakan rasionalisasi bahwa saat APBN mengalami defisit. 
Pemerintah menjelaskan, besaran kenaikan harga BBM sekitar 20% - 40 %. 

Pendapatan pemerintah yang bakal diperoleh dari kenaikan ini akan digunakan 
untuk membiayai program pendidikan, kesehatan dan berbagai program pemberdayaan 
ekonomi lainnya bagi rakyat miskin. Jika tidak menaikkan harga BBM, maka jelas 
akan sangat memberatkan kemampuan anggaran pemerintah dalam membiayai 
program-program pembangunan 

Dulu kenaikan harga minyak dunia menjadi berkah bagi APBN karena akan ada 
keuntungan akibat selisih harga. Tetapi kini, kenaikan harga minyak dunia 
justru menjadi pukulan berat, karena dalam beberapa waktu Indonesia justru 
lebih banyak mengimpor ketimbang mengekspor dan semakin terbatasnya suplai 
minyak dari ladang-ladang minyak yang ada. 

Pada saat yang sama kita sulit untuk menemukan ladang minyak yang baru. Oleh 
karena itu, saat ini kita perlu menggalakkan pemakaian bahan bakar nonminyak 
seperti batu bara dan gas dimana kita cukup kaya akan kedua sumber daya ini. 

Pemerintah dihadapkan pada pilihan yang sulit, yaitu menaikkan harga BBM rakyat 
bisa "mati" karena tidak mampu menahan beratnya beban harga. 

Tidak menaikkan harga BBM, pemerintah bisa "mati" (tidak mampu) membiayai 
pembangunan. Tapi kita harus memilih. Kita bisa memilih jalan yang moderat 
yaitu menaikkan harga BBM tetapi hanya menaikkan harga BBM non-minyak tanah dan 
solar. 

Kita mengharapkan bahwa yang dinaikkan adalah jenis BBM yang tidak banyak 
digunakan oleh rakyat kecil (minyak tanah dan solar), sehingga tidak 
memberatkan perekonomian mereka. Ini lebih transparan dan langsung dirasakan 
manfaatnya bagi rakyat daripada janji-janji program pemberdayaan yang 
keberhasilannya (minimal sejauh pengalaman) masih jauh dari kenyataan. 

Untuk itu pemerintah perlu bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat, 
dalam mengontrol pendistribusian dan pembelian minyak, guna menjamin subsidi 
yang diberikan jatuh ke tangan rakyat kecil yang memerlukan. 

Farel Kuto 

Perumahan Puri Mas Sawangan - Depok
[EMAIL PROTECTED]


[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Give the gift of life to a sick child. 
Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Sant

[ppiindia] No extension sought

2005-03-01 Thread Ambon

http://thestaronline.com/news/story.asp?file=/2005/3/1/nation/10287441&sec=nation

The Star Online > News 
Tuesday March 1, 2005
No extension sought

KUALA LUMPUR: Indonesian President Susilo Bambang Yudhoyono did not ask for an 
extension of the amnesty period for illegal immigrants in his letter to Datuk 
Seri Abdullah Ahmad Badawi.  

The Prime Minister said the letter instead extended Susilo's appreciation to 
Malaysia for its cooperation, especially in areas related to Indonesian 
workers.  

"He wants both sides to be informed if there were any problems in confronting 
the illegal immigrants situation.   

"This is so we can think of what would be the best solution and not let illegal 
immigrants bring problems to the two-way cooperation between Malaysia and 
Indonesia," Abdullah said yesterday after launching the National Craft Day 
2005.  

Susilo had sent Abdullah a letter, which was delivered by the republic's 
Manpower and Transmigration Minister, Fahmi Idris, to Deputy Prime Minister 
Datuk Seri Najib Tun Razak on Saturday.  

When asked whether he had any advice for the enforcement officers, who would be 
involved in operations against illegal immigrants, Abdullah said: "There is no 
need for advice. They know their duties and will do it well. They will follow 
the guidelines and rules.  

"Pandai-pandailah jalankan tugas dengan baik (Do your job well)," he added.  

In Bangi, Najib said Malaysia welcomed the presence of Indonesian 
parliamentarians, who were in the country to monitor Ops Tegas, which began 
today. "We welcome their presence as long as they understand that we have a 
responsibility to our country and its laws," he told reporters after launching 
a national seminar on Islam Hadhari for university students.  

It was reported yesterday that 12 Indonesian parliamentarians were in Malaysia 
to monitor Ops Tegas.  


[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
DonorsChoose. A simple way to provide underprivileged children resources 
often lacking in public schools. Fund a student project in NYC/NC today!
http://us.click.yahoo.com/5F6XtA/.WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ppiindia] The House of Saud's eternal dilemma

2005-03-01 Thread Ambon

http://www.atimes.com/atimes/Middle_East/GC01Ak02.html
Mar 1, 2005

The House of Saud's eternal dilemma
By John R Bradley

Descendants of former US president Franklin D Roosevelt and Saudi Arabia's 
first king, Ibn Saud, celebrated this month in Miami the 60th anniversary of 
the first Saudi-US summit at the Suez Canal's Great Bitter Lake, where the 
foundations were laid for a "special relationship" between the two countries 
based on an oil-for-security alliance.

What no one realized on February 14, 1945, of course, was that the 
foundations of that "special relationship" were being laid on  active fault 
lines, and that a seismic shift would one day shake it all down to the 
ground again.

Pulling in one direction was the internal demands of the Wahhabis, already 
given control by Ibn Saud of the kingdom's schools, mosques, religious 
police, media and, ultimately, the government itself. Pulling in the other 
direction was the crucial alliance with the United States that Ibn Saud 
formalized in his meeting with Roosevelt. The seeds of future instability 
were thus sown, with the al-Saud torn on the one hand between the 
jihad-inspired Wahhabi religious establishment needed to impose order at 
home and, on the other, a Western colonial power the Wahhabis saw as their 
eternal enemy, but which Ibn Saud recognized as the guarantors of his own 
security, and therefore survival.

There were many warnings of that seismic shift in the six decades after the 
Bitter Lake summit. They included the assassination of the liberal King 
Faisal in 1974 by an Islamic extremist and the Mecca uprising by 
anti-Western radicals in 1979. Then it finally came on September 11, 2001, 
an attack carried out by mostly Saudi hijackers who had been recruited by 
Saudi dissident Osama bin Laden.

One of the aims of that attack was to drive a wedge between the al-Saud and 
the United States. Since September 11, the eternal al-Saud dilemma - of 
having to prove its Islamic credentials at home while demonstrating, to the 
West, its modernizing instincts and eagerness to reform - has grown so 
difficult as to appear for the first time near impossible.

That difficulties were evident became clear earlier this month when partial 
elections were held in Riyadh. Only men were allowed to vote, and they were 
electing officials for only half the seats on town councils that have 
absolutely no power. Still, the fact that elections were taking place at all 
was seen by Islamists as too much of a concession to US interference in the 
internal affairs of the kingdom. They were explicitly condemned in such 
terms, in an audio tape issued in December by none other than bin Laden.

The al-Saud regime, which now understands how the Western media works well 
enough to be able to manipulate it, quietly appointed just one day before 
the Riyadh elections took place - meaning when everyone was looking the 
other way - an ultra-conservative religious leader, Abdullah bin Saleh 
al-Obaid, as the new education minister.

Amazingly, only The Wall Street Journal picked up on al-Obaid's appointment, 
and even in that article he was mentioned only briefly.

Al-Obaid's appointment was, one would wager, among the most significant 
political developments inside Saudi Arabia since the September 11 attacks. 
It showed, first of all, that the local elections, rather than being proof 
of the spread of democracy in the wake of the war on Iraq, had merely 
provided a cover for the al-Saud to pacify the Wahhabis by appointing one of 
their own as the head of what it considers the most important ministry. But 
it also put the final nail in the coffin of a now truly dead and buried 
domestic reform agenda.

Unlike the town councilors, the education minister wields a great deal of 
influence, not least over the minds of the next generation of Saudis already 
steeped in a school curriculum that oozes anti-Semitism and the celebration 
of jihad.

Although he went to university in the United States, those two subjects - 
anti-Semitism and jihad - surely remain close to al-Obaid's heart. From 1995 
to 2002, he headed the Muslim World League, the parent body of the 
International Islamic Relief Organization (IIRO). Both are seeped in Wahhabi 
ideology. The US Treasury Department has proposed the IIRO for designation 
as a terrorist entity. In an essay on terrorism that is part of a 2002 book 
on Islam, al-Obaid blamed "some mass media centers that are managed and run 
by Jews in the West" for reports linking terrorism and Islam.

The minister al-Obaid replaced, Mohammed al-Rasheed, was a committed 
reformer who managed to achieve some successes, despite the fact that all 
the odds were heavily stacked against him. He was regularly damned on 
Islamist websites as a "secularist" who "took women to Beirut", a city 
religious hardliners see - and not without some justification - as a cesspit 
of Western liberal ways. There was, almost needless to say, no substance to 
either alle

[ppiindia] Pascakenaikan Harga BBM -- Kompensasi untuk Rakyat Miskin hanya Janji Muluk?

2005-03-01 Thread Ambon

http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/3/2/b1.htm
Rabu Pon, 2 Maret 2005
 Bali

Pascakenaikan Harga BBM -- Kompensasi untuk Rakyat Miskin hanya Janji Muluk?

Sikap terburu-buru pemerintah menaikkan harga BBM dianggap suatu hal yang 
memberatkan bagi masyarakat. Janji pemberian  dana kompensasi bagi 
masyarakat miskin dinilai tidak dapat mempengaruhi masyarakat karena hal itu 
dianggap terlalu muluk-muluk. Maka tidak salah jika masyarakat dan mahasiswa 
selalu melakukan demo terhadap penolakan kenaikan tarif BBM yang dijanjikan 
April malah mendahului awal Maret 2005 ini. Ketidaksiapan masyarakat 
menerima hal ini mengundang opini yang beragam dari pengunjung Warung 
Global, Selasa (1/3) kemarin, yang disiarkan langsung Radio Global 96,5 FM 
Kinijani, dipancarluaskan oleh Radio Genta Swara Sakti Bali dan Radio 
Singaraja FM. Berikut rangkuman selengkapnya.

 Made Satria di Denpasar mengucapkan selamat dan sukses kepada pemerintah 
yang telah menaikkan harga BBM sehingga masyarakat kecil dibuat kaget. Dia 
menambahkan, apakah ini yang disebut dengan perubahan, seperti kita disulap 
saja, seperti kena tipu saja. Sedangkan dampak yang akan terjadi nanti 
adalah kenaikan ini akan dijadikan lahan untuk melakukan korupsi lagi bagi 
pejabat kita. Kalaupun subsidi BBM nanti ada kompensasinya untuk kepentingan 
masyarakat, ia merasakan bahwa itu hanya untuk menyenangkan hati rakyat dan 
sebagai pemanis saja. Untuk itu, dia mengajak, kita lihat saja nanti.

Haji Bambang di Kuta menyatakan dampak dari kenaikan harga BBM ini nantinya 
terhadap kenaikan harga barang lainnya. Dia bertanya, kenapa pemerintah 
menaikkan saat ini, apalagi saat ini saudara-saudara kita yang beragama 
Hindu dibebani dengan rerahinan berturut-turut. Mestinya ditunda saja dulu 
sampai kegiatan itu berakhir, sehingga beban masyarakat agak sedikit 
berkurang. Dia menambahkan, agar pemerintahan SBY-JK menunjukkan dulu 
kinerjanya yang katanya dalam 100 hari akan memberantas KKN. Tetapi mana 
buktinya? Yang terjadi di lapangan malah harga BBM yang naik. Ini sangat 
membuat rakyat kecil kaget. Haji Bambang menyarankan, berikan dulu hasil 
kerja memberantas KKN, meningkatkan perekonomian rakyat dan janji yang dulu 
pernah diucapkan. Pemerintah, dinilainya, terlalu terburu-buru menaikkan 
harga BBM dan belum sempat memikirkan kesiapan rakyat untuk menerima hal 
ini. Dampaknya, dagang-dagang sudah mengeluh semua kemudian para sopir 
angkutan umum juga banyak yang mengeluhkan kenaikan harga BBM ini. Yang 
diperlukan sekarang adalah kesiapan masyarakat untuk menerima hal ini.

Gus Delut di Denpasar mengacungkan jempol dan mengatakan SBY ''hebat''. 
Pasalnya, belum sempat memberikan hasil untuk memberantas KKN yang masih 
mengambang malah menaikkan harga BBM lebih dulu. Dia juga menyatakan bahwa 
kompensasi untuk rakyat miskin itu hanya janji muluk-muluk saja, bagi rakyat 
yang hanya mendengar dan membaca tak akan menerima dana kompensasi apa pun, 
yang menerima nanti adalah pemerintah.

Ardana di Denpasar juga menyatakan pemerintah terlalu terburu-buru menaikkan 
harga BBM. Sebab, dia pernah membaca pernyataan Kwik Kian Gie di koran, 
katanya harga minyak mentahnya Rp 600 lalu diproses dengan biaya Rp 600 maka 
harga sepantasnya kan Rp 1.200, lalu pemerintah menjualnya dengan harga Rp 
1.810, itu sudah mendapat untung Rp 610. Lalu kenapa sekarang malah naik 
menjadi Rp 2.400? Ini sangat memberatkan masyarakat miskin saja. Kalau 
begitu, menurutnya, pendapatan masyarakat yang harus ditingkatkan untuk 
mengimbangi hal tersebut.
Yani di Denpasar menyatakan keberatannya sebagai ibu rumah tangga. Ia sangat 
merasakan dampak kenaikan harga BBM ini. Bagaimana tidak, untuk makan saja 
susah, apalagi untuk membeli bensin. Lalu kompensasi yang disediakan untuk 
rakyat kecil itu hanyalah janji-janji saja.

Dogler di Gianyar menambahkan, sebenarnya kenaikan harga BBM ini diibaratkan 
nasi sudah menjadi bubur, namun syukur buburnya masih bisa dimakan. 
Permasalahannya sekarang adalah masalah pencabutan subsidi BBM untuk 
kompensasi yang nantinya digunakan bagi kepentingan rakyat. Ia menyatakan 
masih khawatir dan sangsi, nanti siapa yang akan menerima kompensasi ini? 
Kita ketahui bersama bahwa penyalurannya dilakukan oleh pejabat-pejabat 
pemerintah, sehingga yang melaksanakan dia dan yang mencairkan dana 
kompensasi tersebut dia juga. Ini yang menyebabkan kesangsian itu muncul, 
selain mereka belum semuanya bersih dari indikasi KKN, sehingga akhirnya 
dana kompensasi tersebut kembali lagi ke pejabat-pejabat itu. Namun, 
pernahkah pemerintah menaruh perhatian tentang perbandingan gaji PNS di 
dalam negeri dan luar negeri? Mestinya contoh diambil dari sana .

Nang Kantun di Bajera menambahkan, inilah bukti bahwa pemerintah tuli, dana 
kompensasi itu hanya isapan jempol belaka. Ongkos angkutan yang biasanya Rp 
4.000 kini menjadi Rp 6.000 dengan jarak yang dekat, ini sangat membuat 
resah masyarakat.

Maria di Sidakarya menyatakan, katanya akan dinaikkan bulan 

[ppiindia] Mahasiswa: BBM atau SBY Turun!

2005-03-01 Thread Ambon





Harian Komentar
02 March 2005 

DPR didesak gelar rapat paripurna luar biasa
Mahasiswa: BBM atau SBY Turun! 

DPR didesak segera menggelar rapat paripurna luar biasa menyikapi kenaikan 
harga BBM. Jangan sampai rakyat mengajukan pilihan: BBM turun atau SBY turun.
Demikian disampaikan puluh-an mahasiswa yang tergabung dalam BEM se-Bandung 
Raya saat menemui pimpinan dan anggota Komisi VII DPR di Gedung DPR/MPR Jalan 
Gatot Soebroto Jakarta Pusat, Selasa (01/03) kemarin.
"Kami berharap DPR benar-benar mewakili masyarakat. Lakukan langkah konkret, 
ja-ngan hanya menolak kenaikan BBM. Kalau perlu lakukan langkah politik menuju 
memo-randum," kata Presiden BEM Universitas Padjajaran Indra Kusuma saat 
menemui Komisi VII DPR.
Para mahasiswa berasal dari beberapa universitas seperti ITB, Universitas 
Padjajaran, STT Tekstil, dan STT Telkom. Mereka mendesak segera dila-kukan 
langkat konkret me-nyikapi kenaikan harga BBM. "Jangan sampai peristiwa seperti 
tahun 1998 terjadi lagi dan masyarakat sampai me-ngajukan pilihan BBM turun 
atau SBY turun," tukas Indra.
Menanggapi hal itu, Wakil Ke-tua Komisi VII DPR asal F-PDIP Sonny Keraf, 
mengatakan akan meninjau peraturan perunda-ngan terkait kebijakan peme-rintah 
menaikkan harga BBM. "Kita akan kembali ke UU No-mor 36 Tahun 2004 tentang APBN 
2005, dan melihat apa-kah kebijakan yang dikeluar-kan pemerintah tadi malam 
sudah termasuk pelanggaran terhadap UU tersebut atau tidak," ujarnya.
Selain itu, lanjut Keraf, ter-kait fungsi budgeter DPR, peme-rintah harus duduk 
bersama dengan DPR untuk membica-rakan alokasi anggaran yang sejauh ini belum 
pernah dila-kukan secara tuntas.
Sebelumnya BEM se-Ban-dung Raya menemui Wakil Ke-tua DPR Zaenal Maarif. 
Unik-nya, pertemuan dilakukan sambil duduk lesehan di lantai lobi Nusantara III 
DPR. "Tidak ada tempat lain karena rua-ngan lainnya sedang diguna-kan. Saya 
minta maaf yah ka-rena menerima kalian di sini," kata Zaenal.
Kepada Zaenal, mahasiswa mendesak agar DPR segera menggelar rapat paripurna 
luar biasa untuk menyikapi kenaik-an harga BBM. "Harus diper-jelas latar 
belakang pemerin-tah mengeluarkan kebijakan itu dan sikap DPR yang 
se-sungguhnya. Karena di daerah, informasi banyak yang di-sembunyikan dan 
didistorsi, seolah-olah kenaikan BBM sesuatu yang tepat," kata Presiden 
Keluarga Mahasiswa ITB, Anas Hanafiah.
Indra menambahkan, pihak-nya akan melihat keseriusan DPR apakah akan menggelar 
rapat paripurna luar biasa atau tidak. Menanggapi hal itu, Zaenal mengatakan, 
saat ini sedang dilakukan pendekatan dan lobi antara fraksi-fraksi agar rapat 
paripurna bisa segera digelar. "Namun seka-rang masih terjadi tarik-me-narik," 
ujarnya.(dtc) 

   
© Copyright 2003 Komentar Group. All rights reserved. webadmin

[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Help save the life of a child.  Support St. Jude Children's Research Hospital's
'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ppiindia] DPR: Bohong, Kenaikan BBM - Berdampak Terhadap Rakyat

2005-03-01 Thread Ambon

http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=104185

 TakDPR: Bohong, Kenaikan BBM
 Berdampak Terhadap Rakyat

Rabu, (02-03-'05)
JAKARTA (Suara Karya): Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) DPR 
Untung Wahono mengatakan, adalah kebohongan bila kenaikan harga bahan bakar 
minyak (BBM) dinyatakan tidak berdampak terhadap rakyat. "Bohong bila 
dikatakan kenaikan harga BBM tidak berimbas kepada rakyat miskin. Justru 
mereka yang paling merasakan dampak kenaikan tersebut - antara lain tarif 
angkutan umum dan harga bahan pokok naik," paparnya di Jakarta, kemarin.
Untung menyatakan, pihaknya setuju bahwa subsidi BBM selama ini lebih banyak 
dinikmati oleh kelompok ekonomi menengah ke atas - dan karena itu harus 
dihapuskan. "Namun pengurangan subsidi ini bisa dilakukan dengan cara lain, 
seperti pengenaan pajak terhadap kepemilikan kendaraan pribadi," ujarnya.
Sementara anggota FPDIP Tjahyo Kumolo mengancam turun ke jalan menggelar 
aksi di Istana Negara dalam rangka memprotes serta membangun solidaritas 
rakyat menolak kenaikan harga BBM. "Kami mengajak Ketua DPR turun ke jalan 
berdemo menolak kenaikan harga BBM. Kalau tidak bisa di parlemen, kita 
bentuk ekstra parlemen," ucap Tjahyo.
Di lain piak, Sekretaris FPDIP Jacobus Mayongpadang menilai pemerintahan 
SBY-Kalla cenderung otoriter karena tidak mendengar aspirasi rakyat. Karena 
itu, katanya, tidak tertutup kemungkinan terjadi krisis politik sebagai 
dampak kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM. "Kenaikan itu langkah 
pelecehan terhadap DPR. Jadi, pemerintah cenderung otoriter karena tidak 
dengar aspirasi rakyat," katanya.
Wakil Ketua DPR Soetardjo Soerjogoeritno menyatakan mendukung bila koleganya 
di DPR melancarkan hak angket kepada pemerintahan SBY terkait keputusan 
menaikkan harga BBM ini. "Saya berharap mudah-mudahan ada yang mengajukan 
hak angket. Sebagai pimpinan DPR, kapasitas saya hanya bisa melayani," 
paparnya.
Soetardjo menyindir Presiden Yudhoyono telah membawa perubahan seperti 
janjinya pada pilpres lalu. Perubahan itu, katanya, adalah kenaikan harga 
BBM. "Saat pemerintah kemarin (Megawati), itu utang dalam negeri makin 
kurang dan devisa negara sukses. Tapi pada kampanye pilpres yang lalu, ada 
yang menjanjikan perubahan. Memang sekarang terjadi perubahan, yaitu harga 
minyak naik. Apa memang ini yang diinginkan rakyat?" tutur Soetardjo.
Ketua Panitia Anggaran DPR Emir Moeis menyatakan, pihaknya menolak langkah 
pemerintah menaikkan harga BBM antara lain karena kondisi masyarakat belum 
memungkinkan. Karena itu, DPR kemungkinan menggunakan hak angket jika 
pemerintah tetap memberlakukan kenaikan harga BBM ini.
Di lain pihak, Untung Wahono menyebutkan, dana kompensasi kenaikan harga BBM 
yang antara lain disalurkan melalui program pendidikan tidak akan mampu 
mengurangi kemiskinan sebagaimana asumsi pemerintah. "Subsidi pendidikan 
yang diberikan sebagai kompensasi ini paling hanya SPP, dan tidak mencakup 
buku yang merupakan beban terberat pendidikan. Sementara subsidi kesehatan, 
'kan tidak setiap hari rakyat sakit, sementara mereka harus menghadapi 
kenaikan tarif angkutan umum dan harga bahan pokok setiap hari," katanya.
Menurut Max Moein dari FPDIP, persoalan yang dihadapi publik saat ini bukan 
hanya soal kenaikan harga BBM, namun dampak lanjutan kenaikan itu, yaitu 
melambungnya harga berbagai kebutuhan dan biaya transportasi. "Kami sudah 
mendapat laporan dari berbagai daerah bahwa ongkos angkutan sudah naik 
melebihi persentase kenaikan harga BBM," katanya.
Dia mengakui, memang kenaikan harga BBM adalah kebijakan pemerintah. Namun 
DPR hendaknya diperhatikan dan suara publik juga dipertimbangkan. 
(A-1/H-3/R-1) 



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Give the gift of life to a sick child. 
Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ppiindia] Kenaikan BBM Cekik Rakyat Kecil

2005-03-01 Thread Ambon

http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=104209


Kenaikan BBM Cekik Rakyat Kecil
@ Kompensasi Gagal, Penduduk Miskin Collapse
Oleh Ricky Rachmadi 



Rabu, (02-03-'05)
Tepat pukul 00.00 WIB, 1 Maret 2005, pemerintah mengumumkan 
kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri. Walaupun banyak 
kalangan keukeuh menentang, kenaikan tetap dilakukan rata-rata secara 
keseluruhan mencapai 29%. Tak pelak lagi, terjadi pro-kontra antara pemerintah 
dan masyarakat yang menolak kebijakan itu. 

Maka, pada hari-hari ini, pasca kenaikan harga BBM pun penuh 
diwarnai dengan aksi-aksi unjukrasa oleh berbagai elemen masyarakat. Kita 
berharap, aksi-aksi protes dan demonstrasi di berbagai tempat yang merata di 
seluruh Tanah Air itu tetap berada dalam koridor yang benar dan tetap murni 
menyuarakan jeritan hati nurani rakyat. 

Pemerintah harus sungguh-sungguh mendengar suara rakyat. Kenaikan 
harga BBM ini memang pil pahit dan sungguh pahit bagi masyarakat miskin di 
negeri ini. Untuk meminimalisasi dampak negatif atas kenaikan harga BBM ini, 
pemerintah melancarkan program pemberian dana kompensasi pengurangan subsidi 
BBM yang jumlahnya sebesar Rp 17,8 triliun yang dijabarkan dalam berbagai 
program, terutama bidang pendidikan, kesehatan masyarakat, dan pemenuhan 
kebutuhan pokok. 

Sebelum terjadi kenaikan harga BBM ini, sesungguhnya ada beberapa 
skenario kenaikan harga yang direkomendasikan. 

Pertama, kenaikan harga berdasarkan kecenderungan fluktuasi harga 
minyak internasional. Ini, antara lain, untuk menghindari potensi penyelundupan 
BBM ke negara tetangga. Skenario kenaikan harga BBM yang mungkin 
direkomendasikan adalah naik tiga kali lipat dari harga sekarang. 

Kedua, jika defisit anggaran dijadikan referensi maka skenario 
kenaikan harga BBM yang mungkin direkomendasikan adalah dua kali lipat dari 
harga sekarang. 

Ketiga, jika faktor dampak sosial, ekonomi, dan politik yang 
dipertimbangkan, maka kenaikan harga BBM yang mungkin masih dapat ditoleransi 
adalah kenaikan sebesar 40% dengan proses dua tahap kenaikan, yakni rata-rata 
20% setiap tahapan. 

Kini pemerintah telah memutuskan kenaikan harga BBM rata-rata 
secara keseluruhan sebesar 29%. Padahal, kenaikan yang diperkirakan sangat 
wajar adalah bertahap sebesar 20%, bukan lebih dari itu, karena diperkirakan 
akan sangat mencekik rakyat kecil. 

Langkah menaikkan harga BBM ini merupakan keputusan yang berani 
dengan risiko yang tidak kecil. Sebab, apabila salah perhitungan dampaknya akan 
seperti tsunami dahsyat yang meluluhlantakkan kehidupan dan perekonomian di 
dalam negeri, bahkan mungkin juga dapat "menjatuhkan" pemerintah (citra, 
kredibilitas, dan kepercayaan rakyat terhadap pemerintah). 

Collaps


Tentang kenaikan harga BBM ini, mari kita tinjau berdasarkan faktor 
daya survival masyarakat miskin, khususnya masyarakat miskin yang berpendapatan 
2 dolar AS dan 1 dolar AS per hari atau dalam konversi rupiah sekitar Rp 
20.000,- dan Rp 10.000 per hari. Menurut World Bank Report dalam sebuah laporan 
berjudul "East Asia Update 20 April 2004," jumlah penduduk miskin di Indonesia 
yang perlu mendapatkan perhatian atas kenaikan harga BBM adalah penduduk yang 
berpendapatan 1 dolar AS per hari (standar garis kemiskinan World Bank) yang di 
Indonesia berjumlah 15.5 juta pada tahun 2002, 13.6 juta pada tahun 2003, dan 
12.9 juta pada tahun 2004. Selain itu, penduduk yang berpendapatan 2 dolar AS 
per hari yang di Indonesia berjumlah 115.6 juta pada tahun 2002, 109.9 juta 
pada tahun 2003, dan 107 juta pada tahun 2004. 

Data-data itu menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin di Indonesia 
terus berkurang setiap tahun. Jika harga BBM tidak dinaikkan atau subsidi BBM 
tidak dicabut, maka diprediksikan penduduk yang berpendapatan 1 dolar per hari 
akan turun menjadi 12.3 juta pada tahun 2005. Sedangkan yang berpendapatan 2 
dolar per hari akan turun menjadi 104 juta pada tahun 2005. Jadi jelas 
menunjukkan bahwa penduduk miskin berkurang sekitar 3.6 juta jiwa. 

Namun, apabila harga BBM dinaikkan lebih dari 20%, misalnya, 
sebesar 30-40%, dapat diprediksikan - melalui metoda simulasi melalui program 
komputer dari model ekonomi nasional - bahwa setiap bulannya pendapatan 
penduduk miskin akan berkurang sebesar 10%. Artinya, jika pada Maret harga BBM 
dinaikkan maka dapat diramalkan pada beberapa bulan ke depan, misalnya, bulan 
Juni 2005, penduduk yang tadinya berpendapatan 2 dolar AS per hari akan merosot 
menjadi penduduk miskin dengan pendapatan 1 dolar AS per hari. 

Situasi dan kondisi penduduk miskin ini akan makin berat manakala 
faktor kebutuhan biaya pendidikan akibat tahun ajaran baru yang akan 
berlangsung pada Juli-Agustus 2005 juga diperhitungkan dan dimasukkan sebagai 
faktor yang memerosotkan daya beli dan kemam

[ppiindia] Reformis Berpihak kepada Rakyat

2005-03-01 Thread Ambon

http://www.suaramerdeka.com/harian/0503/02/opi05.htm
Rabu, 02 Maret 2005WACANA

Surat Pembaca

Reformis Berpihak kepada Rakyat

BBM memang menjadi aset andalan banyak negara di dunia. Harga minyak dunia 
naik, pemerintah RI menjadi gerah ikut memaksakan menaikkan harga BBM per 1 
Maret 2005. Alasannya, untuk mengurangi subsidi BBM.

Subsidi dialihkan guna membiayai sektor pendidikan dan kesehatan masyarakat 
miskin. Manis juga kedengaran alasan ini. Namun tujuan baik ini ke depan 
masih diragukan hasilnya.

Terkait kenaikan BBM, yang pasti semua orang mengerti efek buruknya lebih 
menonjol. Contoh, biaya transportasi menjadi naik, harga 9 bahan pokok pasti 
melonjak dan harga barang lain menyesuaikan.

Presiden dan para menterinya silakan menyaksikan. Pemerintah boleh saja 
mengeluarkan keputusan politik itu, tetapi mestinya tetap mendengarkan 
keberatan DPR sebagai mitra kerja. Jangan bondho nekad (bonek) saja. Harus 
diingat beban rakyat menjadi lebih berat.

Ketua Umum PAN sudah mengingatkan kepada SBY agar ''jangan nekad'' sebab ada 
hal yang harus dijelaskan secara gamblang kepada rakyat (Suara Merdeka 
27-02-2005). Jujur saja, tokoh reformis Amien Rais memang konsisten 
ucapannya sepanjang masa.

Mudah-mudahan penggantinya di MPR, Hidayat Nur Wachid yang pada masa 
kampanye getol sebagai pembela rakyat, sekarang ditunggu kontribusinya. 
Apakah mampu menangkap aspirasi rakyat sehubungan dengan ekses kenaikan 
harga BBM.

Rakyat kecil berpendapat, ada satu di antara sekian banyak alternatif sumber 
keuangan negara. Yaitu barang-barang rampasan (uang dan barang lain) dan 
uang pengganti dari perkara korupsi se-Indonesia yang sudah diputus 
pengadilan dan punya kekuatan hukum tetap, segera dimanfaatkan untuk negara.

Mudah-mudahan presiden pilihan rakyat memikirkan nasib rakyat, jangan malah 
melukai hati rakyat. Semoga Ketua MPR tetap konsisten berpihak kepada 
rakyat.
Iman Sukirman SH
Jl Kapas Raya A14, Semarang
***
Kenaikan Harga BBM Bukan Obat Mujarab

Gencarnya sosialisasi bakal naiknya BBM melalui media merupakan upaya 
pemerintah mengeksploitasi pola pikir masyarakat dalam menggalang opini. 
Bahwa kebijakan tersebut langkah tepat yang teruji. Munculnya iklan satu 
halaman penuh yang substansinya sebagai dukungan para pakar/cendekiawan 
makin menguatkan asumsi ini.

Padahal selama ini pengurangan subsidi BBM merupakan kebiasaan pemerintah 
dan menjadi problem solving untuk menambah pendapatan negara. Apapun 
alasannya kebijakan klasik tersebut menjadi sangat tidak populer di mata 
masyarakat, terlebih bagi wong cilik.

Beberapa permasalahan yang selalu ditimbulkan akibat pengurangan subsidi BBM 
adalah naiknya harga sembilan bahan pokok dan biaya transportasi yang 
merupakan sarana kebutuhan dan interaksi masyarakat. Persoalan tersebut 
merupakan pengeluaran rutin sehari-hari yang tidak dapat dihindari. Secara 
teori alasan akan dialihkannya subsidi BBM yang kompensasinya disalurkan 
lewat subsidi kesehatan, pendidikan dan program kemiskinan lainnya menjadi 
logis. Tetapi empiris praktik lapangan tidak seperti yang dibayangkan.

Program yang terkait dengan kemiskinan tidak pernah tepat sasaran. 
Kemiskinan sekadar menjadi judul yang simpatik, tetapi pendistribusiannya 
jauh panggang dari api. Di samping birokrasinya rumit karena yang mudah 
dipersulit, ada karakter laten yang selalu melekat pada para penyelenggara.
Akhirnya masyarakat miskin yang menikmati prosentasenya jauh di bawah yang 
diprediksi. Contoh paling sederhana bisa dilihat dari pembagian raskin. 
Sesuai aturan tiap KK miskin mendapat 20 kilogram, tetapi realitanya dibagi 
rata di tiap RT.

Sebagai negara penghasil minyak akan menjadi aneh dan tidak adil bila minyak 
yang dipakai oleh rakyat harganya disesuaikan minyak dunia. Kalau alasannya 
agar tidak diselundupkan, jelas menjadi bias. Pelaku penyelundupan bukan 
rakyat kecil.

Penyelundupan terjadi karena ada konspirasi dari oknum baik Pertamina, 
pengusaha tangker dan aparat penegak hukum. Tentunya yang dibenahi adalah 
sumber permasalahannya. Mengapa rakyat kecil yang tidak berdaya dan tidak 
bersalah menjadi korban?

Kebijakan menaikkan harga BBM ibarat sebuah kekeliruan diagnose sehingga 
obat yang diberikan tidak menyembuhkan. Bahkan menimbulkan efek gangguan 
pada fungsi organ lain si pasien. Untuk menambah pendapatan negara 
sebetulnya banyak alternatif yang dapat dilakukan.

Resepnya pertama, tutup kebocoran pada sektor pajak. Sudah jadi rahasia umum 
terjadi KKN antara wajib pajak dan aparat pemungut. Kedua, hapuskan subsidi 
yang diberikan pada pengusaha nakal. Ketiga, segera tangkap dan sita 
hartanya para koruptor kakap yang menguras kekayaan negara.

Resep tersebut obatnya hanya tersedia di apotik ''Istana Merdeka''. Kenaikan 
harga BBM hanyalah analgesik, bukan obat yang mujarab.

The Hok Hiong
Jl Slamet Riyadi 32, Ambarawa 



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site fo

[ppiindia] "Negeri Horor"

2005-03-01 Thread Ambon

http://www.sinarharapan.co.id/berita/0503/01/opi01.html

"Negeri Horor"
 Oleh Mochtar W Oetomo

Udara yang bagaimana yang kita hirup dari orbit kehidupan Indonesia 
kontemporer seperti sekarang ini? Kita hidup dalam sebuah horror mundi, 
sebuah dunia yang penuh dengan rasa cemas dan takut. Mau parkir sepeda motor 
kita cemas kemalingan. Naik bis kota takut kecopetan. Naik angkutan 
jangan-jangan dirampok. Tidak memberi pengamen dan peminta di traffict light 
khawatir cat mobil digores paku. Punya bayi ngeri diculik. Nonton sepak bola 
takut dikompas bonek dan terjadi kerusuhan. Mau ngebut cemas jalan 
berlubang, pelan-pelan dipisuhi tukang becak.

Inilah negeri horor kita, mau berusaha takut digusur. Mau kuliah takut 
universitasnya menjadi sarang mafia skripsi, nilai dan ijazah. Hendak 
mengurus KTP dan SIM khawatir dipingpong birokrasi. Musim hujan takut 
banjir, musim panas takut dehidrasi. Hendak bercinta takut hamil lagi, 
karena rumah yang sempit dan panas. Mau tidur takut kesiangan hingga perlu 
jam beker untuk membangunkannya. Bahkan mau sholat ke masjidpun cemas pulang 
tak lagi memakai sendal.
Sebagai sebuah realitas, fragmen-fragmen horor tersebut sebenarnya tidak 
terlalu berkaitan dan koheren satu dengan yang lain. Akan tetapi ketika 
fragmen-fragmen realitas tersebut diangkat ke media dan menjadi konsumsi 
khalayak, maka tanda, gambaran dan citra dari fragmen-fragmen tersebut 
melampaui realitasnya sendiri, hiperreality of horror.
Ketika berbagai peristiwa dan realitas tersebut hadir satu per satu melalui 
kekuatan representasi dan legitimasi media ke hadapan imaji khalayak, maka 
dengan kekuatan resonansi imajinernya fragmen-fragmen tersebut 
sambung-menyambung menjadi satu kesatuan imaji, kebulatan wacana yang ketika 
diberi makna-makna tertentu di wilayah perbincangan sosial bergeser menjadi 
serangkaian realitas universal. Universalisasi citra horor menjadi horor itu 
sendiri.Akan tetapi jika kita membincang fragmen-fragmen tersebut sebagai 
sebuah kondisi epistemologis, maka nalar universalitas dari realiatas horor 
tersebutlah yang justru subtansial.

Tiga Watak Horor
Dalam logika imajinasi horor seperti di atas, paling tidak ada tiga karakter 
utama yang dapat kita jadikan 'pengilon' untuk membaca realitas horor di 
sekitar kita.
Pertama, constructed, bentukan, terbangun, terkonstruksi secara bertahap dan 
rasional. Jika ketakutan atau kecemasan kita terhadap berbagai realitas 
horor adalah sebuah ketakutan terhadap suatu kejahatan atau bencana yang 
tiba-tiba, alamiah, dan sepantasnya terjadi (berdasar logika ruang dan 
waktu). Misalnya parkir sepeda tidak dikunci, jalan sendirian di tengah 
malam dan dirampok. Maka bencana dan kejahatan constructed adalah sebuah 
bencana dan kejahatan yang terjadi karena urutan logis, karena laku 
konstruktivisme, dalam beberapa hal rekayasa, dan bukan atas kewajaran dan 
kealamiahan.

Berbagai bentuk bencana, tragedi dan kejahatan yang berkeliaran di sekitar 
kita selama ini sesungguhnya bukanlah realitas horor alamiah, melainkan 
konstruktivisme horor. Curanmor, pencopetan, maraknya anak jalanan, jalan 
berlubang, banjir, penculikan bayi, penggusuran, mbulet-nya birokrasi 
bukanlah sebuah realitas horor alamiah, melainkan karena problem-problem 
kultural dan struktural yang saling terkait dan terencana. Semua realitas 
ini adalah buah dari unpredictable kerja teknologis, mesianik dan 
pembangunan yang kita elu-elukan selama ini. Dalam beberapa hal, realitas 
horor tersebut adalah sebuah abjeksi, yakni sebuah skenario, rekayasa yang 
memanfaatkan batas antara kenyataan dan kehampaan hukum demi kepentingan 
instrumental individu atau kelompok. Jalan berlubang, banjir, birokrasi 
yang "mbulet", penggusuran, mafia skripsi adalah beberapa horor abjeksi.

Kedua, infective, menjalar bagaikan virus. Selain karena representasi media 
yang fragmentif dan terus-menerus seperti diuraikan di atas. Kecemasan dan 
ketakutan akan realitas horor yang imajiner tersebut adalah beberapa 
konsekuensi masyarakat teknologis dewasa ini. Seperti ujar Erich Fromm, 
prinsip utama masyarakat teknologis dan mesianik adalah "kerjakan selama 
sesuatu itu secara teknis mungkin dikerjakan". Maka jika secara teknis 
mengamen dan menggertak itu mungkin dikerjakan, kerjakan. Jika secara teknis 
mengurangi lebar jalan tidak mungkin dilakukan, maka kurangi tebalnya. Jika 
secara teknis, menculik, menggusur, memalsukan dan menjual skripsi itu 
mungkin dilakukan, lakukan. Jika secara teknis sebuah berita itu mungkin 
dibuat, diedarkan dan pasti dikonsumsi, buat dan edarkan.
Dalam ciri masyarakat yang demikian, titik henti tidak ada. Segala sesuatu 
menjadi mungkin dikerjakan dan dilakukan. Tanpa batas, tanpa puas, dan 
dengan demikian kemungkinan-kemungkinan teknis tadi menggerus 
kemungkinan-kemungkinan humanis yang butuh jeda, relationship, dan 
kontemplasi. Maka ketika masyarakat kita telah disibukkan oleh 
kemungkinan-kemungkinan teknis, tujuan hidup pun cenderung menjadi 
instrumen

[ppiindia] Distorsi dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah

2005-03-01 Thread Ambon

http://www.sinarharapan.co.id/berita/0503/01/opi02.html


Distorsi dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah
 Oleh M.S Hidayat

Kadin (Kamar Dagang dan Industri) lndonesia bersama beberapa lembaga yaitu 
LPEM-FEUI, CSIS, Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya, dan unsur Media 
Massa, sebagai pendiri KPPOD (Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah) 
selalu mendukung kegiatan pemantauan pelaksanaan otonomi daerah. Kegiatan 
dan kinerja KPPOD sebagai lembaga pemantau pelaksanaan otonomi daerah, jelas 
untuk ikut berperan dalam mendorong terciptanya aktivitas perekonomian yang 
dinamis.
Melalui monitoring atas kebijakan daerah /Perda, KPPOD memberi masukan 
berupa kajian Perda kepada pemerintah baik melalui Departemen Dalam Negeri, 
Departemen Keuangan, Departemen Perindustrian, Departemen Perdagangan, dan 
masukan langsung ke berbagai daerah Kabupaten/Kota. Menurut hemat saya 
masukan KPPOD sangat positif untuk meminimalisasi ekonomi biaya tinggi yang 
terjadi dalam pelaksanaan otonomi daerah.
Demikian pula kegiatan pemeringkatan daya tarik investasi Kabupaten/Kota 
yang telah dilaksanakan empat kali sejak tahun 2001. Pemeringkatan 
daerah/kota ini diharapkan dunia usaha mampu mendorong daerah-daerah otonom 
berkompetisi menciptakan iklim investasi yang business friendly dari masing 
masing daerah otonom.
Masalah kepastian dan penegakan hukum, perpajakan, ketenagakerjaan, dan 
infrastruktur, otonomi daerah juga menjadi salah satu dari lima permasalahan 
utama lintas sektoral yang menghambat pembangunan ekonomi kita.
Dunia usaha dan masyarakat sadar betul bahwa salah satu tujuan utama 
kebijakan otonomi daerah untuk memakmurkan rakyat kita secara ekonomi.
Kemakmuran semestinya bisa dicapai dengan tumbuhnya pusat-pusat ekonomi baru 
di daerah-daerah otonom. Sayangnya faktor otonomi daerah sampai saat ini 
masih kami pandang sebagai faktor negatif untuk mencapai tujuan tersebut.
Banyak Distorsi
Dunia usaha dan Kadin melihat ada upaya perbaikan kinerja dalam pelaksanaan 
otonomi daerah, baik yang dilaksanakan pemerintah pusat maupun pemerintah 
daerah-daerah otonom. Namun masih banyak terjadi distorsi 
kebijakan-kebijakan daerah dalam hal pungutan yang menambah biaya. Dan biaya 
ini justru harus ditanggung dunia usaha.
Dalam ketenagakerjaan terjadi juga distorsi kebijakan daerah yang 
menimbulkan potensi diskriminasi kesempatan memperoleh kerja dan 
meningkatkan karier pekerjaan dalam konteks kesatuan wilayah ekonomi negara. 
Di sisi lain perkembangan kepentingan politik mendorong pesatnya pemekaran 
wilayah yang tidak diimbangi dengan kerja sama yang baik antar-pemerintah 
daerah. Hal ini semakin mempersempit skala ekonomi dan ruang gerak dunia 
usaha.
Saya yakin kontribusi dunia usaha bagi terwujudnya tujuan otonomi daerah 
akan optimal apabila ada dukungan sepenuhnya dari otoritas pemegang 
kebijakan publik. Dengan dukungan kebijakan dan pelayanan pemerintah yang 
business friendly, saya yakin pembangunan perekonomian untuk penyerapan 
tenaga kerja, peningkatan daya beli masyarakat, dan pemasukan pajak akan 
meningkat!. Dan pada gilirannya harus kembali untuk kemakmuran rakyat kita.
Untuk itulah upaya KPPOD-Autonomy Watch dengan membuat pemeringkatan daya 
tarik investasi kabupaten/kota mesti dilihat sebagai kontribusi dunia usaha, 
lembaga pendidikan dan pers dan sebagai sumbangan bagi terciptanya kompetisi 
antar-daerah yang sehat.
Kegiatan tahunan yang sudah empat kali berturut-turut sejak tahun 2001 
sampai sekarang ini, diharapkan mendorong upaya pemerintah kabupaten/kota 
untuk meningkatkan kinerja melayani aktivitas usaha.
Kalau di tahun 2001 daerah yang diperingkat berjumlah 90 kabupaten/kota, 
tahun 2002 menjadi 134, dan tahun 2003 menjadi 200, maka tahun 2004 
pemeringkatan dilakukan atas 214 kabupaten/kota. Penambahan jumlah daerah 
dan penyempurnaan kriteria serta metode pemeringkatan selalu diupayakan 
KPPOD untuk memberi masukan kepada lebih banyak daerah dan juga lebih 
bertanggung jawab terhadap output pemeringkatan.
Adalah hal biasa, apabila dalam kompetisi ada yang menempati peringkat atas 
demikian juga sebaliknya ada yang menempati peringkat bawah. Dalam kriteria 
pemeringkatan, hal tersebut menunjukkan kinerja daerah yang bersangkutan, 
dari sudut pandang dunia usaha - harapan dunia usaha!. Dari pemeringkatan 
itu, diharapkan daerah dengan peringkat terbaik akan mampu membuktikannya 
dengan menarik investasi yang berarti. Sebaliknya bagi daerah di posisi 
peringkat bawah, bukan berarti sama sekali tidak memiliki potensi.
Kami dari dunia usaha akan selalu mampu melihat peluang dari situasi 
apapun-daerah manapun, namun tentu itu juga bukan berarti sebagai pembenar 
untuk tidak berbenah memperbaiki diri. Dalam hal Perda misalnya, semestinya 
tidak membebani dunia usaha, juga tidak mengulang kesalahan dengan membuat 
Perda yang substansinya sama dengan Perda daerah lain yang sudah dibatalkan 
oleh pemerintah pusat.
Tahun 2003 dan 2004 KPPOD memberikan penghargaan kepada daerah yang 
mendapatkan

[ppiindia] Aksi Tolak Kenaikan Harga BBM Meluas di Seluruh Tanah Air + Awak Angkutan Berlomba Naikkan Tarif

2005-03-01 Thread Ambon


  Media Indonesia


Rabu, 02 Maret 2005

BERITA UTAMA

Aksi Tolak Kenaikan Harga BBM Meluas di Seluruh Tanah Air
   


JAKARTA (Media): Kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar 
minyak (BBM) menuai protes dari elemen masyarakat dan mahasiswa di seluruh 
Indonesia, kemarin.

 
  REUTERS
  TOLAK KENAIKAN BBM: Ratusan mahasiswa berunjuk rasa menolak 
kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dengan membakar ban di depan kampus 
Universitas Kristen Indonesia, Jl Mayjend Sutoyo, Cawang, Jakarta Timur, 
kemarin. Demonstrasi penolakan kenaikan harga BBM juga terjadi di beberapa 
daerah lainnya di Indonesia.
 
Di Jakarta, ribuan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif 
Mahasiswa (BEM) se-Jabodetabek dan elemen masyarakat yang tergabung dalam 
Aliansi Rakyat Bersatu melakukan unjuk rasa dengan mengepung Istana 
Kepresidenan dari arah Jl Medan Merdeka Utara dan Jl Medan Merdeka Barat.

Gelombang aksi unjuk rasa ini mulai berdatangan ke istana sejak 
pukul 10.30 WIB, dengan menggunakan kendaraan Kopaja, Metromini, dan sepeda 
motor. Semakin siang, jumlah pengunjuk rasa semakin bertambah.

Dalam orasi, mahasiswa mengatakan akan tetap berada di depan istana 
hingga ada kepastian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf 
Kalla menurunkan kembali harga BBM.

Ketua Umum Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM 
UI), Gary Primananda berusaha bernegosiasi untuk dapat masuk ke istana, namun 
polisi tidak mengizinkan massa mendekati istana.

Dilihat dari bendera yang dibawa, kelompok mahasiswa yang mengikuti 
aksi tersebut antara lain dari Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, IPB, Bina 
Sarana Informatika, dan Sekolah Tinggi Teknik PLN.

Sementara itu, aksi mahasiswa di depan kampus UPI-YAI dan kampus 
UKI Jl Diponegoro, Jakarta Pusat, diwarnai dengan pembakaran ban bekas dan 
barang-barang lain di tengah jalan. Seorang mahasiswa dan seorang aktivis 
ditangkap petugas karena membakar gambar Presiden dan Wapres

Di Bandung, ribuan mahasiswa melakukan aksi unjuk rasa dengan 
melakukan jalan kaki dari ITB ke perempatan Jl Wastu Kencana. Mereka mengajak 
masyarakat untuk menolak kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM. Aksi 
massa juga diikuti Liga Mahasiswa Nasional Demokrat, HMI, PMII, serta BEM dari 
Universitas Padjadjaran, Universitas Pendidikan Indonesia, dan Universitas 
Islam Bandung.

Di Medan, aksi berbagai kelompok massa yang menolak kenaikan harga 
BBM nyaris bentrok dengan petugas, karena massa memblokir jalan di kawasan 
persimpangan Jl Gatot Subroto-Jl Haji Adam Malik. Namun, bentrokan bisa 
dihindarkan setelah petugas mundur dan membiarkan massa terus memblokir 
jalan-jalan.

Sementara itu di Semarang, aksi massa dipusatkan di depan Gedung 
DPRD Jateng. Sedangkan di Surabaya, ribuan mahasiswa dan berbagai elemen 
masyarakat menggelar aksi di depan Gedung Grahadi dan DPRD Surabaya.

Aksi penolakan kenaikan harga BBM juga marak di kota-kota besar 
maupun kecil di hampir seluruh Tanah Air. Termasuk di Banjarmasin, 
Palangkaraya, Pontianak, Kupang, Mataram, Malang, Solo, Denpasar, Jember, 
Klaten, Manado, dan Kendari.

Berdasarkan survei oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang 
diumumkan di Jakarta kemarin, mayoritas rakyat Indonesia tidak puas dengan 
kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM.

Data survei yang dikumpulkan pada 1 hingga 6 Februari 2005 dengan 
1.200 responden itu menunjukkan bahwa 50,4% responden mengatakan tidak puas 
dengan kinerja pemerintah dalam menangani harga BBM. Sementara 36,3% responden 
lainnya mengatakan puas. (Tim Media/X-7)
   


  
  Media Indonesia

  Rabu, 02 Maret 2005

  BERITA UTAMA

  Awak Angkutan Berlomba Naikkan Tarif
 
  JAKARTA (Media): Awak angkutan umum berlomba-lomba menaikkan tarif 
angkutan mulai hari pertama kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) kemarin. Di 
sejumlah daerah, kenaikan tarif angkutan bahkan mencapai sekitar 50%.

  Di Jakarta, kenaikan tarif angkutan umum yang dilakukan secara sepihak 
oleh para sopir mencapai sekitar 35%, namun tidak semua armada angkutan 
menaikkan tarif.

  Tarif Mikrolet jurusan Kampung Melayu-Kalibata, misalnya, yang biasanya 
sebesar Rp1.500 menjadi Rp2.000. Kenaikan tarif ini, menurut pengakuan seorang 
sopir, dilakukan berdasarkan kesepakatan para sopir angkutan tersebut.

  Kenaikan tarif angkutan tetap mereka lakukan meski belum ada keputusan 
Gubernur DKI mengenai hal itu. "Kalau tidak disesuaikan dengan kenaikan harga 
BBM, kami yang rugi," kata Solihin, sopir Mikrolet jurusan Kampung 
Melayu-Kalibata.

  Namun, Kepala Terminal Bus Antarkota dan Antarprovinsi (AKAP) Pulogadung, 
Jakarta Timur, Pardjiman, mengatakan sejak kemarin pagi hingga tadi malam be

[ppiindia] Meragukan Dana Kompensasi BBM

2005-03-01 Thread Ambon

Media Indonesia

  Rabu, 02 Maret 2005

  OPINI

  Meragukan Dana Kompensasi BBM

  Endang Srihadi, Peneliti The Indonesian Institute, Jakarta
 
  SEBELUMNYA kita terhenyak oleh tragedi yang menimpa Heryanto, Agustus 
2003. Siswa kelas 6 SD di Garut itu berusaha bunuh diri karena tidak mampu 
membayar uang ekstrakurikuler di sekolahnya sebesar Rp2.500. Meskipun nyawanya 
terselamatkan, tetapi cacat mental yang ditimbulkan oleh peristiwa traumatis 
tersebut akan terus bersemayam di tubuhnya, seiring penderitaan akibat 
kemiskinan.

  Kisah-kisah itu menggarisbawahi bahwa beban hidup anak-anak dari keluarga 
miskin, terlebih di perkotaan, memang berat. Dapat dibayangkan, betapa mereka 
tertekan psikologis lantaran diejek teman-temannya di sekolah karena tak mampu 
membayar SPP.

  Persoalan makin pelik, ketika kebijakan pemerintah mengenai pendidikan 
dan perekonomian selama ini memang tidak pernah berpihak pada rakyat miskin. 
Akses ekonomi bagi kalangan tak mampu amat terbatas. Akses bagi keluarga miskin 
terhadap pendidikan (yang makin lama menjadi komoditas) juga sangat terbatas. 
Rakyat miskin tidak mampu mengakses pendidikan bermutu. Ini bukan persoalan 
kultur karena masyarakat malas, misalnya tetapi menyangkut persoalan struktural.

  Kisah pilu di atas juga menegaskan betapa kita belum bisa mendekati 
gagasan Amartya Sen bahwa dunia pendidikan memiliki peranan strategis untuk 
meningkatkan kapabilitas dan kebebasan masyarakat. Apabila tingkat pendidikan 
masyarakat rendah, kapabilitasnya juga rendah. Hal ini akan berpengaruh 
terhadap rendahnya kemampuan merespons peluang. Ujungnya, adalah kemiskinan. 
Karena itu, muncul rumusan bahwa kemiskinan terjadi akibat perampasan 
kapabilitas. Realitas menunjukkan, kondisi kemiskinan yang dialami individu 
telah mengakibatkan rendahnya pencapaian pendidikan individu itu. Kondisi 
inilah yang dialami mayoritas rakyat Indonesia.

  Perampasan kapabilitas rakyat miskin tidak seharusnya terjadi jika 
penguasa konsisten menjalankan konstitusi. Sesuai dengan amanat Undang-Undang 
Dasar 1945, pemerintah berkewajiban menyediakan akses yang leluasa dan luas 
terhadap pendidikan bagi semua warga negara tanpa membedakan antara si kaya dan 
si miskin. Dalam konteks ini, penyediaan sekolah gratis untuk seluruh rakyat 
lebih bernilai ketimbang pemberian subsidi silang kepada siswa dari keluarga 
miskin seperti yang akan dijalankan dalam program dana kompensasi BBM untuk 
pendidikan.

  Pemerintah sewajarnya memang memerhatikan kebutuhan pendidikan rakyat 
miskin agar mereka dapat meningkatkan kapabilitasnya dan memperbaiki kualitas 
kehidupan mereka. Pertanyaannya, apakah program dana kompensasi BBM dapat 
dianggap sebagai wujud tanggung jawab pemerintah dalam merealisasikan amanat 
konstitusi? Persoalan apa saja yang selayaknya diantisipasi, sehingga program 
ini tepat sasaran dan menjangkau anak-anak yang senasib dengan Romdoni dan 
Heryanto?

  Pemahaman publik yang kadung tercipta adalah bahwa biaya pendidikan 
nasional seharusnya terpenuhi dalam anggaran rutin sektor pendidikan di APBN, 
tanpa harus mengambil anggaran sektor lain. Sederhananya, pemerintah harus 
lebih bekerja keras dan bertanggung jawab untuk merealisasikan anggaran 
pendidikan sebesar 20 persen dari APBN, seperti tercantum dalam konstitusi.

  Bahkan, menjadi tak relevan jika program dana kompensasi BBM dikaitkan 
dengan program wajib belajar. Karena, tanpa dana tersebut pun pemerintah memang 
bertanggung jawab membiayai pendidikan dasar sembilan tahun. Tanggung jawab ini 
jelas termaktub dalam Pasal 31 UU No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 
(Sisdiknas) yang menegaskan bahwa pemerintah menjamin terselenggaranya wajib 
belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya.

  Meskipun demikian, kebijakan pemerintah untuk menggulirkan dana 
kompensasi BBM tetap akan dilaksanakan. Karena itu, fokus perhatian kita 
sebaiknya lebih tertuju pada bagaimana pengguliran dana ini agar mencapai 
sasaran, meminimalisasi terjadinya penyimpangan dan memenuhi tujuan yang 
diinginkan.

  Dalam kerangka itu, ada beberapa persoalan yang harus diperhatikan. 
Pertama, penentuan anggota masyarakat termiskin sebagai penerima manfaat. 
Program-program pengguliran dana sosial untuk rakyat miskin sebelumnya banyak 
yang tidak tepat sasaran karena tidak diawali oleh proses penentuan kebutuhan 
(need assessment) yang memadai. Ketiadaan proses ini umumnya juga berkorelasi 
dengan masa persiapan yang sangat mepet dan terburu-buru, belum mapannya 
database klasifikasi rakyat miskin di negeri ini dan risiko kecurangan oleh 
pelaksana program. Apabila kita gagal melakukan tahap krusial ini, bisa jadi 
orang yang sangat miskin tak bisa memanfaatkan fasilitas program dan sebaliknya 
yang tak miskin menikmatinya.

  Kedua, persoalan dalam tahap distribusi dana ke penerima manfaat. Dalam 
proses ini sangat dimungkinkan terjadinya penyelewengan dan

[ppiindia] Bayi Berkepala Dua Gemparkan Agam

2005-03-01 Thread Ambon


http://www.padangekspres.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=6887


Bayi Berkepala Dua Gemparkan Agam 
Oleh Redaksi 
Jumat, 25-Februari-2005, 09:04:45 11367 klik   
 
 
Lubukbasung, Padek-"Dunia semakin tua", 
demikian pernyataan spontan masyarakat saat menyaksikan kejadian aneh dan 
menggemparkan di RSUD Lubukbasung Kamis, (23/2) pagi. Bayi lahir berkepala dua 
dari rahim Nursina (28), yang direkomendasi dari RS Islam Yarsi Simpang Ampek, 
Pasaman Barat.  
 
 
 
 

Dokter spesialis kandungan RSUD Lubukbasung dr 
H Aladin Spog, berhasil membantu proses persalinan bayi aneh berkepala dua 
tersebut, pukul 06.30 WIB, dengan berat 2,9 kg dan panjang 48 cm, tetapi sudah 
tak bernyawa lagi. 

Bayi berkepala dua utuh itu, membuat tim dokter 
di RSUD Lubukbasung termasuk dokter ahli kandungan seperti H Aladin paniang 
mencari istilah medis kasus kelahiran langka itu. Bahkan sepanjang pengalaman 
bidang medis yang dijalaninya, dr Aladin mengaku baru pertama kali 
menemukannya. 

Upaya pertolongan medis yang dilakukan dr H 
Aladin kemarin, terpaksa dilakukan diverporasi kranium dengan menyedot otak 
salah satu dari dua kepala jabang bayi, sehingga batok kepala bayi kempes. 
Dijelaskan dr H Aladin Spog yang juga Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) 
Kabupaten Agam itu, kasus kelahiran itu sesuai informasi yang diperoleh 
personilnya dari ayah sang jabang bayi Khaidir Dt Sutan Kabasaran, bermula saat 
Nursina sudah memasuki masa persalinan, sehingga keluarganya membawa ke bidan 
di Simpang Ampek, Pasaman Barat-Rabu malam sekitar pukul 22.00 WIB. 

Pukul 03.00 WIB Kamis dini hari, baru terlihat 
tanda-tanda kelahiran, namun muncul masalah karena sang bayi lahir sunsang 
karena kakinya duluan keluar. Sang bidan, sebut dr Aladin kesulitan memberikan 
pertolongan sehingga pukul 04.30 WIB dilarikan ke RS Islam Yarsi Simpang Ampek, 
namun masih kesulitan, bahkan sebatas pinggang jabang bayi, namun sudah tidak 
ada tanda-tanda kehidupan. 

Tim dokter di RS.Yarsi Simpang Ampek sendiri 
kesulitan memberikan pertolongan terutama mengeluarkan bayi yang sudah tidak 
bernyawa itu, sehingga dilarikan ke RSUD Lubukbasung. Di sinilah dilakukan 
tindakan pertolongan Aladin yang merupakan dokter spesialis kandungan. Ia 
mengaku kaget setengah mati, pasalnya upaya awal yang dilakukannya cukup sulit. 

Namun pihaknya, langsung mengambil tindakan 
penyelamatan terhadap Nursina, dengan memperkecil trauma yang kemungkinan 
terjadi pada sang ibu. Dengan diverporasi kranium yakni pengurangan cairan otak 
bayi sekitar 10-20 cc-sehingga kepala sang bayi bisa dikeluarkan dengan aman. 
Namun, Ketua IDI Agam itu mengaku kaget, pasalnya ada dua kepala yang 
menyangkut di rahim Nursina, itupun dalam keadaan utuh. Ini kasus pertama yang 
saya temukan," ungkapnya dengan mimik serius. 

Satu Dari 70.000 Persalinan 


Dokter Aladin sendiri yang mengaku penasaran 
langsung menghubungi para ahli untuk mendapatkan gambaran pasti secara medis 
tentang kasus yang baru pertama kali ditemukan sejak dia menjadi dokter 
kandungan. 

"Kasus seperti ini berpotensi terjadi 1 : 70. 
-000 persalinan," ungkap Aladin. Pihaknya membuka dokumen dan buku-buku tentang 
kandungan-namun tidak ditemukan istilah medis yang pasti menyangkut kasus 
kelahiran baru berkepala dua tersebut. Dikaitkan kembar siap, tapi tidak 
terjadi pendempetan, seluruh organ luar normal dan lengkap, kaki dua, tangan 
dua, sementara di kedua kepala dengan satu leher itu juga lengkap masing-masing 
dua mata, dua telinga, hidung dan mulut. 

Untuk sementara pihaknya menyimpulkan, kasus 
pertama yang ditemukan di Sumatera Barat itu, masih dalam kategori kembar siam 
atau congjoinnet twin, namun pihaknya pun sudah menghimpun data lengkap 
termasuk dokumentasi bayi yang lahir berkepala dua itu. Selanjutnya akan 
dibahas bersama para ahli. 

Estimasi awal penyebab kasus tersebut, terutama 
akibat terjadinya kesalahan dalam pembelahan awal saat proses pembuahan saat 
pertama terbentuknya janin di rahim sang ibu, setelah proses pembuahan terjadi. 
Kondisi ini kemungkinan terjadi sekitar 6-12 hari setelah pembuahan 
berlangsung. 

"Kami akan pelajari kasus seperti ini,pasalnya 
berbagai ahli bahkan para pakar yang saya hubungi justru ikut kaget dengan 
kasus tersebut, n

[ppiindia] Mini Thermo explosion??????

2005-03-01 Thread Ambon

REFLEKSI: Tsunamai di Sumatera Utara yang menyebabkan ratusan ribu jiwa 
melayang, katanya disebabkan oleh ledakan percobaan "thermo nuke" oleh 
negara tertentu, demikian keterangan ahli kibat yang berpegang pada  thesis 
prof Jompo  Fals. Ini bukan penilaian pertama dari beliau, tetapi sudah 
sekian kali, teristimewa ketika dilakukan pemboman di Kuta, Bali yang lalu. 
Expertise beliau begitu hebat  membuat prof Dr Amien Rais, politikus ternama 
di Indonesia menjadi terpersona yang mengeluarkan pernyataan, bahwa 
teman-teman beliau yang bertitel "doktor" tak bisa membuat bom yang 
demikian. Secara kelakar seorang tukang becak, yang tak tamat SD ketika 
membaca pernyataan prof Amien Rais, mengatakan bahwa mungkin teman-teman 
prof adalah witch doktor alias ahli jampi-jampi junkir balik.

Gempa kecil di Bali, hari selasa jam 09.46 WITA  mengkagetkan pakar 
universitas Kaligot. Dikuatirkan guncangan gempa kali ini adalah  juga 
"micro nuke test" dari negara yang tidak bersahabat dengan Indonesiat. 
Sambil menunggu komentar selanjutnya diharapkan agar khalayak ramai tidak 
terpengaruh oleh dongengan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.


http://www.kompas.com/kompas-cetak/0503/02/daerah/1594705.htm

Rabu, 02 Maret 2005

Gempa Kecil Guncang Bali

Denpasar, Kompas - Gempa berkekuatan 4,4 pada skala Richter, Selasa (1/3) 
kemarin sekitar pukul 09.46 Wita, mengejutkan warga Kabupaten Karangasem dan 
Klungkung, Bali. Meskipun guncangan dirasakan lemah, dan sekitar dua menit, 
gempa ini menyebabkan sebagian warga Karangasem ketakutan dan keluar rumah. 
Guncangan gempa ini tidak terasa di Denpasar.
Informasi yang diperoleh dari petugas Observasi dan Informasi Badan 
Meteorologi dan Geofisika Wilayah III di Tuban, Badung, menerangkan, durasi 
gempa tercatat sekitar lima menit, namun karena kekuatannya lemah, yang 
dirasakan manusia sekitar dua menit.
Setelah gempa, alat pengukur seismograf mencatat serangkaian gempa susulan 
namun intensitasnya kecil. "Sampai pukul 12.00 siang ini, tercatat 20 kali 
gempa susulan, (gempa susulan) terbesar terukur 3,4 skala Richter," ujar 
Nyoman Suarsa, petugas Observasi dan Informasi BMG, Tuban.
Suarsa menerangkan, pusat gempa itu di sekitar perairan Pantai Amed, 
Karangasem, tepatnya pada 8,35 derajat Lintang Selatan dan 115,71 derajat 
Bujur Timur kedalaman sekitar 16,4 kilometer di tengah laut.
"Lokasinya sekitar 40 kilometer arah timur laut Kota Amlapura. Selain di 
Karangasem, guncangan gempa juga dirasakan di Kabupaten Klungkung," katanya.
Budana, wartawan yang bertugas di Karangasem, mengatakan, guncangan gempa 
membuat sebagian warga Karangasem ketakutan. Budana, yang se- dang meliput 
di Pengadilan Negeri Karangasem, bersama beberapa pegawai pengadilan keluar 
gedung ketika merasakan gedung bergoyang akibat guncangan gempa. (cok) 



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
DonorsChoose. A simple way to provide underprivileged children resources 
often lacking in public schools. Fund a student project in NYC/NC today!
http://us.click.yahoo.com/5F6XtA/.WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Re: [ppiindia] RI Kerahkan Kapal Perang

2005-03-01 Thread Ambon

Tanya dulu orang-orang yang duduk di pemerintahan RI. Kegoblokan mereka 
membuat perjanjian ber-klausul kleptokratik untuk dapat komisi. Mereka yang 
melepaskan pulau Sipadan dan Ligitan dengan berlagak bersendiwara pengadilan 
internasional. Hukum mereka!! Eh, maaf  seribu maaf, mereka adalah petinggi 
negara mana bisa dihukum.

Saya lihat potret kapal-kapal yang dikirim,  salah satu diantaranya 
"berkarat" badannya, entah salah urus atau memangnya tidak sudi diurus, 
nanti  tau-tau  mesin mogok tak bisa manuver, lalu ditorpedo oleh kapal 
silam Malaysia. Jadi main aksi-aksi lalu bau terasi. 40% dari armada TNI AL 
"not seaworthy".

Apakah konflik ini serius atau jangan-jangan dibuat sendiwara isu perbatasan 
untuk mengalihkan perhatian rakyat dari problem yang dihadapi, misalnya soal 
kenaikan harga BBM. Akal bulus sebagai siasat politik penyelamatan adalah 
praktek biasa dari pemerintahan kleptokratik.


- Original Message - 
From: "bayu montana" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Tuesday, March 01, 2005 11:43 PM
Subject: Re: [ppiindia] RI Kerahkan Kapal Perang


>
> okey, mari kita bangun. jangan tidur mulu dong... ayo kita 
> lawan pencuri dari malaysia itu
> aku siap maju perang.. HADINOTO <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Selasa, 01 Mar 2005,
> RI Kerahkan Kapal Perang
>
>
>
> Tegang, Pesawat Malaysia 3 Mil di Wilayah Laut Kaltim
>
> TARAKAN - Perbatasan laut Indonesia dan Malaysia di wilayah Laut
> Sulawesi, sekitar Pulau Sipadan dan Ligitan, dilanda ketegangan. TNI-
> AL kemarin mengerahkan tiga kapal perang ke wilayah tersebut untuk
> mengantisipasi manuver pasukan Malaysia yang juga mengklaim
> perbatasan perairan yang belum ditetapkan oleh Mahkamah
> Internasional itu.
>
> Tiga kapal perang Indonesia yang unjuk kekuatan di kawasan timur
> Pulau Kalimantan itu adalah KRI Wiratno, KRI Rencong, dan KRI Nuku.
> Kapal-kapal itu berada di sekitar wilayah laut yang kini sama-sama
> diklaim kedua negara.
>
> Danlanal Tarakan Letkol Laut (P) Ibnu Parna kepada wartawan koran
> ini kemarin menjelaskan, pangkalan TNI-AL (Lanal) Tarakan sejak
> Sabtu (26/2) ditunjuk sebagai pangkalan aju untuk unsur-unsur
> pasukan yang digelar di wilayah perbatasan tersebut.
>
> Menurut Ibnu Parna, selain ketiga KRI itu, TNI-AL mengerahkan dua
> pesawat intai maritim Nomad P-840 dengan pilot Mayor Laut (P)
> Sisyani dan Nomad P-834 dengan pilot Kapten Laut (P) Wijayanto.
> Kedua pesawat pengintai itu berpangkalan di Bandara Juwata Tarakan.
>
> Personel di tiga KRI sekitar 200 orang. Mereka di bawah kendali
> Kepala Staf Gugus Tempur Laut (Guspurla) Komando Armada RI Kawasan
> Timur (Koarmatim) yang dipimpin Kolonel Laut (P) Marsetio MM.
>
> Ditanya soal lamanya gelar kekuatan di perbatasan, kata Ibnu,
> waktunya tidak terbatas. "Gelar kekuatan dilakukan sampai masalah
> ini dibicarakan di tingkat nasional dan internasional secara
> diplomatik," ungkapnya.
>
> Menurut dia, gelar kekuatan itu merupakan tindak lanjut dari masalah
> yang dialami kapal nelayan jenis trawl pada 7 Januari 2005 lalu.
> Kapal nelayan Indonesia itu dikejar dan ditembak oleh sebuah kapal
> perang TLDM (Tentara Laut Diraja Malaysia) KD Sri Melaka-3147.
>
> Selain itu, Marin Laut, sebutan angkatan laut Malaysia, telah
> menyandera dan menyiksa karyawan PT Asiha Samudra yang ketika itu
> memperbaiki lampu suar (lampu sebagai rambu-rambu laut di daerah
> Karang Unarang yang letaknya di sebelah timur Pulau Sebatik).
>
> Parahnya lagi, lanjut Danlanal yang belum sebulan menjabat ini, pada
> Sabtu (26/2) sekitar pukul 10.58 Wita, pesawat Pesud Malaysia/Lnad
> Based Maritime Air Craft jenis 4 Beechcraft B 200 T Super King,
> mendekati KRI Wiratno dan bahkan masuk wilayah Indonesia sekitar 3
> mil.
>
> Ketegangan di kawasan laut tersebut terjadi setelah Sipadan dan
> Ligitan resmi menjadi milik Malaysia. Negeri jiran itu kini merasa
> separo Laut Sulawesi masuk wilayah mereka. "Padahal, dulu hanya 12
> mil dari Sipadan dan Ligitan. Sekarang mereka mengklaim 70 mil dari
> Sipadan dan Ligitan," jelas Ibnu.
>
> Yang membuat situasi semakin tegang, daerah Karang Unarang yang
> berada di luar 70 mil dari batas klaim Malaysia itu, kini juga
> diincarnya. Salah satu bukti nyata, ketika Indonesia membangun suar
> di wilayah itu, para pekerja disandera dan disiksa pasukan Malaysia.
>
> Pihak Malaysia sangat agresif untuk menguasai sebagian besar Laut
> Sulawesi. Aksi terakhir Malaysia yang membuat Departemen Luar Negeri
> RI marah adalah menjual konsesi minyak di kawasan tersebut kepada
> raksasa perusahaan minyak Shell.
>
> Deplu langsung mengirim nota protes ke Kuala Lumpur. Menurut Jubir
> Deplu Marty Natalegawa, perairan tersebut milik Indonesia. Karena
> itu, malaysia tidak mempunyai hak memberikan konsesi kepada siapa
> pun. Menurut Marty, Indonesia akan tetap mempertahankan
> kedaulatannya di wilayah itu.
>
> Panglima TNI Siap Konflik Terbuka dengan Malaysia
> Sementara itu, Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto menyatakan,
> pihak

Re: [ppiindia] RI Kerahkan Kapal Perang

2005-03-02 Thread Ambon

Berikanlah argumen yang mematahkan coretan saya!

- Original Message - 
From: "Hery Hadityo Sugiarto" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Wednesday, March 02, 2005 3:25 AM
Subject: RE: [ppiindia] RI Kerahkan Kapal Perang


>
> maaf menurut saya pribadi pendapat anda tidak sebaik berita2 yang anda
> posting !
>
> -Original Message-
> From: Ambon [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: 02 Maret 2005 6:19
> To: ppiindia@yahoogroups.com
> Subject: Re: [ppiindia] RI Kerahkan Kapal Perang
>
>
>
> Tanya dulu orang-orang yang duduk di pemerintahan RI. Kegoblokan mereka
> membuat perjanjian ber-klausul kleptokratik untuk dapat komisi. Mereka 
> yang
> melepaskan pulau Sipadan dan Ligitan dengan berlagak bersendiwara 
> pengadilan
>
> internasional. Hukum mereka!! Eh, maaf  seribu maaf, mereka adalah 
> petinggi
> negara mana bisa dihukum.
>
> Saya lihat potret kapal-kapal yang dikirim,  salah satu diantaranya
> "berkarat" badannya, entah salah urus atau memangnya tidak sudi diurus,
> nanti  tau-tau  mesin mogok tak bisa manuver, lalu ditorpedo oleh kapal
> silam Malaysia. Jadi main aksi-aksi lalu bau terasi. 40% dari armada TNI 
> AL
> "not seaworthy".
>
> Apakah konflik ini serius atau jangan-jangan dibuat sendiwara isu 
> perbatasan
>
> untuk mengalihkan perhatian rakyat dari problem yang dihadapi, misalnya 
> soal
>
> kenaikan harga BBM. Akal bulus sebagai siasat politik penyelamatan adalah
> praktek biasa dari pemerintahan kleptokratik.
>
>
> - Original Message - 
> From: "bayu montana" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: 
> Sent: Tuesday, March 01, 2005 11:43 PM
> Subject: Re: [ppiindia] RI Kerahkan Kapal Perang
>
>
>>
>> okey, mari kita bangun. jangan tidur mulu dong... ayo 
>> kita
>
>> lawan pencuri dari malaysia itu
>> aku siap maju perang.. HADINOTO <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>>
>> Selasa, 01 Mar 2005,
>> RI Kerahkan Kapal Perang
>>
>>
>>
>> Tegang, Pesawat Malaysia 3 Mil di Wilayah Laut Kaltim
>>
>> TARAKAN - Perbatasan laut Indonesia dan Malaysia di wilayah Laut
>> Sulawesi, sekitar Pulau Sipadan dan Ligitan, dilanda ketegangan. TNI-
>> AL kemarin mengerahkan tiga kapal perang ke wilayah tersebut untuk
>> mengantisipasi manuver pasukan Malaysia yang juga mengklaim
>> perbatasan perairan yang belum ditetapkan oleh Mahkamah
>> Internasional itu.
>>
>> Tiga kapal perang Indonesia yang unjuk kekuatan di kawasan timur
>> Pulau Kalimantan itu adalah KRI Wiratno, KRI Rencong, dan KRI Nuku.
>> Kapal-kapal itu berada di sekitar wilayah laut yang kini sama-sama
>> diklaim kedua negara.
>>
>> Danlanal Tarakan Letkol Laut (P) Ibnu Parna kepada wartawan koran
>> ini kemarin menjelaskan, pangkalan TNI-AL (Lanal) Tarakan sejak
>> Sabtu (26/2) ditunjuk sebagai pangkalan aju untuk unsur-unsur
>> pasukan yang digelar di wilayah perbatasan tersebut.
>>
>> Menurut Ibnu Parna, selain ketiga KRI itu, TNI-AL mengerahkan dua
>> pesawat intai maritim Nomad P-840 dengan pilot Mayor Laut (P)
>> Sisyani dan Nomad P-834 dengan pilot Kapten Laut (P) Wijayanto.
>> Kedua pesawat pengintai itu berpangkalan di Bandara Juwata Tarakan.
>>
>> Personel di tiga KRI sekitar 200 orang. Mereka di bawah kendali
>> Kepala Staf Gugus Tempur Laut (Guspurla) Komando Armada RI Kawasan
>> Timur (Koarmatim) yang dipimpin Kolonel Laut (P) Marsetio MM.
>>
>> Ditanya soal lamanya gelar kekuatan di perbatasan, kata Ibnu,
>> waktunya tidak terbatas. "Gelar kekuatan dilakukan sampai masalah
>> ini dibicarakan di tingkat nasional dan internasional secara
>> diplomatik," ungkapnya.
>>
>> Menurut dia, gelar kekuatan itu merupakan tindak lanjut dari masalah
>> yang dialami kapal nelayan jenis trawl pada 7 Januari 2005 lalu.
>> Kapal nelayan Indonesia itu dikejar dan ditembak oleh sebuah kapal
>> perang TLDM (Tentara Laut Diraja Malaysia) KD Sri Melaka-3147.
>>
>> Selain itu, Marin Laut, sebutan angkatan laut Malaysia, telah
>> menyandera dan menyiksa karyawan PT Asiha Samudra yang ketika itu
>> memperbaiki lampu suar (lampu sebagai rambu-rambu laut di daerah
>> Karang Unarang yang letaknya di sebelah timur Pulau Sebatik).
>>
>> Parahnya lagi, lanjut Danlanal yang belum sebulan menjabat ini, pada
>> Sabtu (26/2) sekitar pukul 10.58 Wita, pesawat Pesud Malaysia/Lnad
>> Based Maritime Air Craft jenis 4 Beechcraft B 200 T Super King,
>> mendekati KRI Wiratno dan bahkan masuk wilayah Indonesia sekitar 3
>> mil.
>>
>> Ketegangan di kawasan laut tersebut terjadi setelah Sipad

[ppiindia] Should a Woman Cover Her Face?

2005-03-02 Thread Ambon

http://www.arabnews.com/?page=7§ion=0&article=59773&d=2&m=3&y=2005

 
  Wednesday, 2, March, 2005 (21, Muharram, 1426)  
   
   
   

   Mail Article   |  Print Article   |  Comment on Article 
  
Should a Woman Cover Her Face?
Raid Qusti, [EMAIL PROTECTED] 
  
As human beings, we should be free to practice our own faith and 
live our own lives, as long as doing so does not harm anybody and does not 
break the law.

Which makes me raise the question: Is there a written law in Saudi 
Arabia or in Saudi Basic Law that says a Saudi woman must cover her face in 
public? I do not know if such a law exists. When I asked several Saudi lawyers, 
the answer was "No."

Every society in the world has laws as part of its structure. These 
laws are written and codified so that anyone who wants can look them up in 
public libraries. Every citizen in those countries knows the law; if they 
don't, they can easily find out. Unfortunately, there is much vagueness about 
Saudi law, especially when it comes to social conduct.

Worse still, there is a government body known as "The Commission 
for the Promotion of Virtue and Prevention of Vice." It is known generally as 
the mutawaa, or religious police, and they operate all over the Kingdom without 
laws or written guidelines.

Their mission is to stop corruption in society - which honestly 
they have been doing very well. They shut down brothels, crack down on drug 
traffickers, and detain people who do forbidden things in our cities and towns. 
For that we give them credit. At the same time, complaints from the public 
against the narrow-mindedness of some of the organization's members are on the 
increase. Instead of being something to be proud of, most members of the public 
fear the organization as if everyone in it were phantoms or bogeymen.

People hired to do these jobs should be of the highest quality and 
possess considerable religious knowledge. That is not, unfortunately, what we 
see in reality. The reality is people in our streets and malls who are obsessed 
with women who do not cover their faces in public and who are implementing 
their own version of the law according to their own personal beliefs. 

"Cover your face woman," "Fear God," "The abaya is supposed to be 
worn over the head and not on the shoulders."

I personally have had my own experiences with them. The last was a 
few months ago when one of them approached me and my family in the mall. The 
shock was not that I found two bearded young men in a public mall, yelling at 
women who were violating what they believe is a dress code but that the two 
young men were not members of the commission. "Excuse me, are you from the 
commission?" I asked one of them after he gave a lecture which in sum was that 
a woman must cover her face in public as a sign of purity.

"Why do you want to know?" he asked. And I answered, "I am from the 
media. And my understanding is that every commission member must wear a name 
tag, according to what the head, Ibrahim Al-Ghaith, said in an interview with 
Okaz."

After some hesitation, he said, "No. I am not from the commission. 
What difference does that make? As a Muslim, you should be happy when a brother 
Muslim gives you advice and even if I were from the commission, what would you 
do?" he challenged.

For some reason, I did not want to engage in further discussion 
with him so I said, "Thank you for your advice" and my family and I walked 
away. We could still hear him yelling, "The abaya is not on the shoulders!" 
"Cover your face, woman"!

When I asked the head of mall security why he allowed someone to 
come in and begin yelling at women, I had a further shock. "Why are you so 
concerned? Is it because he is telling women to cover their faces?" I answered 
as best as I could. "No. It's because if every person takes the law into his 
own hands, society will soon be in chaos. There is a specific government body 
allocated to oversee social conduct. If I saw a traffic jam in the street, 
would it be appropriate for me to get out of my car and organize the flow of 
traffic, even if I had the best of intentions?" His response will surprise 
nobody - "I am sorry, but we do not have authorization from the authorities to 
stop these people. There is nothing I can do."

I then picked up the phone and called an official at the Ministry 
of the Interior. But he informed me that malls were the responsibility of the 
governorate. In other words, I would have to direct the matter to the governor 
of Riyadh that I confess I have not done. 

If it is not enough for us to have to deal with the narrow- 
mindedness of many members of the commission, we also have to deal with "good 
intention propagators" wh

[ppiindia] Bom Waktu Industri Penerbangan Kita

2005-03-02 Thread Ambon

http://www.suarapembaruan.com/News/2005/03/02/index.html

SUARA PEMBARUAN DAILY 
Bom Waktu Industri Penerbangan Kita
 

H Sumaryoto 

EBERAPA hari setelah pengumuman hasil investigasi Komisi Nasional Keselamatan 
Transportasi (KNKT) atas kecelakaan pesawat Lion Air di Bandara Adisumarmo, 
Solo, muncul komentar lucu sekaligus menyedihkan. 

Komentar itu muncul dari Manajer Humas PT Lion Mentari Airlines yang menyatakan 
tengah mempertimbangkan untuk menuntut Bandara Adisumarmo dengan alasan 
kecelakaan tersebut disebabkan oleh kondisi bandara yang tidak memadai. 

Pernyataan tersebut lucu karena niat menggugat itu menunjukkan yang 
bersangkutan tidak serius membaca hasil investigasi KNKT, yang jelas-jelas 
menyatakan bahwa bandara bukan satu-satunya penyebab kecelakaan. 

Sebaliknya, menyedihkan karena dari pernyataan tersebut kita bisa mengukur 
seberapa besar kadar kesadaran pihak maskapai penerbangan untuk berbenah. Dalam 
laporan KNKT, ada empat faktor penyebab kecelakaan pesawat Lion Air nomor 
penerbangan LNI 538 pada 30 November 2004, yang menewaskan 25 orang tersebut. 

Faktor pertama adalah hydroplaning atau akibat tergenangnya landasan. Kedua, 
angin buritan (tail winds) sebesar 13 knots. Ketiga, tertutupnya panel perusak 
gaya angkat di bagian sayap (spoiler) dan pintu pembalik arah gaya dorong mesin 
(reverser). Dan keempat, terkoyaknya bagian depan fuselage pesawat karena 
menabrak antena localizer hingga jatuh korban, terutama penumpang di kursi 
baris nomor 1 sampai 11. 

Jadi, jelas tragedi Lion Air melibatkan banyak faktor. Bandara bukanlah 
satu-satunya kontributor terjadinya kecelakaan. Oleh karena itu, agar tragedi 
serupa tidak terulang, harus dicari solusi terbaik atas kompleksitas 
permasalahan yang ada, bukan memilih faktor mana yang enak dijadikan kambing 
hitam. 


Lingkungan Industri 

Dalam sebuah kecelakaan udara, sangat sulit memutuskan siapa yang benar-benar 
bersalah. Sebab, lazimnya industri, lingkungan perhubungan udara terdiri dari 
berbagai pelaku yang kemudian membentuk sistem transportasi udara. 

Tapi bila hendak dianalisis, dalam kasus ini setidaknya ada tiga pelaku yang 
perannya lebih besar dibandingkan yang lain. Ketiga pelaku itu adalah PT 
Angkasa Pura sebagai pengelola bandara, Badan Meteorologi dan Geofisika sebagai 
penyedia data cuaca, dan maskapai penerbangan. Kinerja ketiga pelaku itulah, 
dengan tanggung jawab masing-masing, yang bisa memberi gambaran lebih utuh 
mengenai kualitas kondisi penerbangan kita. 

Dalam tragedi Lion Air, ketiga pelaku mendapat angka merah. Tiap pelaku memberi 
kontribusi atas terjadinya kecelakaan. Mana kontribusi yang lebih besar tidak 
perlu diperdebatkan di sini. Sebab selain kontraproduktif, perdebatan macam itu 
akan berujung pada ego dan konflik kepentingan, hingga justru menjauhkan kita 
dari upaya mencari solusi. 

Pelaku pertama, yakni PT Angkasa Pura, adalah pihak yang bertanggung jawab atas 
tersedianya infrastruktur bandara yang memadai. Sebagai pengelola bandara, 
apalagi bila mengoperasikan bandara internasional, wajib hukumnya menyediakan 
sarana dan prasarana yang juga berkelas internasional. 

Sayangnya, hal itu tidak kita dapatkan di Bandara Adisumarmo. Selain genangan 
air yang menyebabkan hydroplaning, bukti sederhana lain adalah keberadaan makam 
dan antena localizer di ujung landasan. 

Berdasarkan standar RESA (Runaway End Safety Area) dalam ICAO Annex 14, 
seharusnya dalam jarak 150 meter dari ujung landasan harus berupa lahan kosong. 
Tidak boleh ada bangunan, sungai, dan sebagainya. Persyaratan itu tidak bisa 
dipenuhi. Antena localizer berada dalam rentang 140 meter dari ujung landasan. 
Akibatnya, ketika pesawat menabrak fondasi antena, penumpang yang duduk di 
deretan kursi nomor 1 sampai 11 pun tewas. 

Pelaku kedua, Badan Meteorologi dan Geofisika, juga kurang berprestasi. Dalam 
laporan KNKT, disebutkan pilot Lion Air menerima laporan bahwa kecepatan angin 
saat itu sebesar 8 knot. Namun, setelah dilakukan perhitungan melalui FDR 
(Flight Data Recorder), ternyata kecepatan angin buritan (tail wind) sebesar 13 
knot alias 3 knot lebih besar dari standar yang ditetapkan, yaitu 10 knot. 

Mengapa mis-informasi semacam itu bisa terjadi, tentulah jadi pekerjaan rumah 
pelaku terkait untuk menjawabnya. Dari fakta itu, koordinasi penyediaan 
informasi cuaca yang akurat ternyata masih jadi kendala. Ini ironis, mengingat 
informasi itu sebenarnya sangat diandalkan pilot untuk memutuskan apakah akan 
mendarat atau menunda pendaratan. 

Pelaku ketiga, yakni maskapai penerbangan. Prestasinya tidak bisa dibilang 
baik. Laporan KNKT sudah cukup jelas untuk soal ini. Bahkan dari sembilan poin 
rekomendasi, empat di antaranya ditujukan kepada maskapai. Antara lain: 
menjadikan prosedur pengoperasian pesawat pada wet runaway sebagai bagian dari 
memory items (hal yang harus diingat pilot), review terhadap prosedur perawatan 
pesawat, terutama untuk kesalahan yang terus berulang (spoiler dan reverser), 
hingga sar

[list_indonesia] [ppiindia] Indonesia Bidik Wisman Cina

2005-03-02 Thread Ambon
** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **

REFLEKSI: Negeri-negeri mana saja yang bidik wisman [wisemen]  dari Indonesia?



http://www.suarapembaruan.com/News/2005/03/02/index.html

SUARA PEMBARUAN DAILY 
Indonesia Bidik Wisman Cina
JAKARTA - Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik mengatakan, pemerintah 
tengah membidik wisatawan mancanegara (wisman) dari Cina, Timur Tengah, dan 
India. Pasalnya, ketiga negara tersebut mengalami pertumbuhan ekonomi yang 
cukup baik sehingga keinginan untuk melancong ke negara lain juga tinggi. 

Hal itu dikatakan Wacik di Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta, Selasa (1/3). 
Selain Wacik, hadir Kepala BPS Choiril Maksum. Dikatakan, pemerintah 
menargetkan tahun ini kunjungan wisman dari Cina sebesar 300.000. Target itu 
empat kali lebih tinggi dari hasil kunjungan wisman dari Cina pada 2004 yang 
hanya 80.000 orang, padahal 20 juta penduduk Cina setiap tahun melakukan 
perjalanan ke luar negeri. 

"Potensi untuk menggarap wisatawan dari Cina besar sekali untuk mereka datang 
ke Indonesia. Tindakan yang dilakukan adalah memperbanyak tempat untuk membuat 
visa di negara Cina, yang ada saat ini baru di Beijing," ujarnya. 

Karena itu, dalam waktu dekat pemerintah akan menambah lokasi pembuatan visa ke 
Indonesia di beberapa kota di Cina untuk mempermudah wisman Cina berkunjung ke 
Indonesia. Pemerintah juga bekerja sama dengan Singapura yang telah memiliki 
hubungan kerjasama dengan pemerintah Cina, agar wisman yang berkunjung ke 
Singapura dapat dilimpahkan ke Indonesia. Sehingga rute kunjungan wisman Cina 
yakni dari Cina-Singapura-Indonesia. 

Di samping itu, juga memperbanyak penerbangan langsung dan memudahkan wisman 
masuk ke Indonesia, tanpa mengesampingkan masalah keamanan. Untuk 2005, 
pemerintah menargetkan sebanyak enam juta wisman berkunjung ke Indonesia dengan 
target devisa sebesar US$ 6 miliar. 

Kendati target tersebut lebih tinggi dari realisasi wisman yang berkunjung ke 
Indonesia pada 2004 yakni 5,3 juta orang, pemerintah optimistis target tersebut 
dapat tercapai. 


Turun 

Sementara itu, Kepala BPS Choiril Maksum, mengatakan jumlah wisman yang datang 
ke Indonesia pada Januari 2005 turun 16,28 persen dibandingkan Desember 2004. 
Penurunan itu terjadi di hampir semua pintu masuk utama khususnya di Bandara 
Tabing, Sumatera Barat, sebesar 63,98 persen. Jumlah wisman ke Indonesia pada 
Januari 2005 hanya 348,6 ribu orang. Sementara pada Desember 2004, jumlah 
wisman yang berkunjung ke Indonesia mencapai angka 416,5 ribu orang. 

Terkait dengan hal itu, Wacik sendiri mengakui siklus kunjungan wisman memang 
cenderung menurun pada Januari dibandingkan Desember. Biasanya penurunannya 
malah mencapai 20 persen. Pasalnya, wisman memang banyak melakukan perjalanan 
wisata pada akhir tahun. (L-10) 




Last modified: 2/3/05 

[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Give the gift of life to a sick child. 
Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **



[ppiindia] Semua Dana Kompensasi Bidang Pendidikan untuk Beasiswa

2005-03-02 Thread Ambon

Refleksi: Bagaimana dengan perbaikan mutu pendidikan??


http://www.suarapembaruan.com/News/2005/03/02/index.html

SUARA PEMBARUAN DAILY 
Semua Dana Kompensasi Bidang Pendidikan untuk Beasiswa
 

JAKARTA - Untuk menekan siswa miskin putus sekolah, pemerintah akan menyalurkan 
semua dana Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS BBM) 
di bidang pendidikan melalui pemberian beasiswa. Beasiswa tersebut ditujukan 
pada tiga kelompok sasaran yang diharapkan dapa terus sekolah, meskipun beban 
ekonomi semakin berat. 

Kelompok pertama adalah siswa miskin yang sudah ada di sekolah yang diberikan 
dalam bentuk bantuan khusus murid (BKM). Kelompok kedua adalah siswa miskin 
yang sudah putus sekolah agar kembali ke sekolah, mendapat beasiswa retrieval. 
Dan kelompok ketiga adalah bantuan beasiswa untuk siswa miskin yang berpotensi 
tidak dapat melanjutkan sekolah ke jenjang berikutnya. Jumlah dana yang 
disalurkan kepada tiga kelompok tersebut mencapai Rp 5,6 triliun dan dapat 
menjangkau 9,6 juta anak. 

Hal tersebut disampaikan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang 
Sudibyo dan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Depdiknas Indra 
Djati Sidi kepada wartawan di Jakarta, Selasa (1/3). 

Dikatakan Bambang, penyaluran dana PKPS BBM harus terkait dengan program 
pengentasan kemiskinan. "Program dari Depdiknas harus terintegrasi dengan 
program pengentasan kemiskinan yang sudah ada dan berdasarkan pantauan DPR, 
program ini paling sukses dibandingkan program lain," kata Bambang. 

Untuk membuat bantuan tersebut benar-benar bermanfaat, Depdiknas meningkatkan 
jumlah beasiswa yang diberikan. bila sebelumnya beasiswa yang diberikan bagi 
siswa SD hanya Rp 10.000 per bulan, maka tahun ini ditingkatkan menjadi Rp 
25.000 per bulan. Begitu juga di tingkat SMP dan SMA yang sebelumnya Rp 20.000 
dan Rp 25.000 menjadi Rp 65.000 dan Rp 120 

 

.000. 

Dijelaskan Indra Djati, jumlah tersebut mendekati unit cost sebenarnya dari 
Susenas 2003 yang dilakukan BPS. "Berdasarkan data yang ada, 70 persen alasan 
siswa putus sekolah karena tidak ada dana. Data Susenas menunjukkan bahwa akses 
kepada sekolah dasar tidak jauh berbeda antara siswa kaya dan siswa miskin. 
Tetapi begitu tiba di jenjang SMP dan SMA, faktor kemiskinan sangat 
berpengaruh. Peningkatan beasiswa ini untuk merespon data Susenas dan juga 
melihat kenyataan yang ada di lapangan," kata Indra. 

Saat ini biaya pendidikan terdiri dari dua hal, yaitu biaya langsung dan biaya 
tidak langsung. Biaya langsung meliputi iuran sekolah, buku, seragam dan alat 
tulis. Sementara biaya tidak langsung meliputi biaya transportasi, kursus, uang 
saku, dan biaya lain. Dengan pemberian yang meningkat, diharapkan tidak ada 
alasan bagi siswa miskin untuk tidak meneruskan pendidikannya. 

Pola penyaluran dana mulai tahun 2005 juga diubah. Bila dulu dana dipegang oleh 
pusat dan langsung disalurkan ke sekolah-sekolah, maka sekarang dana tersebut 
diberikan kepada provinsi dan masuk dalam dana dekonsentrasi. Tetapi penyaluran 
hingga sampai ke tangan siswa, sampai saat ini tengah dilakukan pembahasan 
bersama DPR. 

Pola pertama yang diusulkan adalah beasiswa tersebut langsung diberikan kepada 
siswa melalui rekening bank/pos. kedua, uang tersebut diberikan pada sekolah 
dengan catatan anak-anak miskin itu dibebaskan dari semua biaya yang harus 
dibayarkan pada sekolah. 

Mekanisme seleksi penerima beasiswa yang sudah diatur adalah tim pusat dan tim 
provinsi menentukan jumlah murid di masing-masing kabupaten/kota. Penentuan ini 
didasarkan pada jumlah siswa, angka putus sekolah, angka melanjutkan, dan 
indeks kemiskinan kabupaten/kota. Kemudian, tim PKPS BBM Kabupaten/kota 
menentukan jumlah siswa yang mendapat bantuan di masing-masing sekolah. 
Indikator yang digunakan adalah jumlah siswa dari keluarga prasejahtera, jarak 
sekolah, dan indikator lokal lainnya. Selanjutnya, tim PKPS BBM 
sekolah/madrasah, masyarakat, dan aparat desa menyeleksi siswa penerima 
bantuan. Biaya yang dikeluarkan untuk proses seleksi dan pengawasan 
diperkirakan mencapai dua persen dari total dana PKPS BBM yang diterima 
Depdiknas. 

"Kalau sistem ini berjalan dengan baik, maka yang terjaring benar-benar mereka 
yang tidak mampu," kata Indra. (AS/A-16) 


Last modified: 2/3/05 

[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
DonorsChoose. A simple way to provide underprivileged children resources 
often lacking in public schools. Fund a student project in NYC/NC today!
http://us.click.yahoo.com/5F6XtA/.WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
**

[ppiindia] Orang Miskin Berobat Gratis di Puskesmas dan RS Pemerintah

2005-03-02 Thread Ambon

Refleksi: Sampai berapa lama duit kompensasi bisa menjamin pengobatan gratis 
bagi orang miskin? 


http://www.suarapembaruan.com/News/2005/03/02/index.html

SUARA PEMBARUAN DAILY 

Orang Miskin Berobat Gratis di Puskesmas dan RS Pemerintah


JAKARTA - Program kompensasi atas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) 
bidang kesehatan berupa pelayanan kesehatan gratis di tingkat puskesmas dan 
pelayanan kesehatan rujukan di rumah sakit pemerintah kelas III untuk orang 
miskin yang jumlahnya 36.146 juta jiwa. Program dilaksanakan melalui asuransi 
dengan premi sebesar Rp 5.000/orang/bulan. Premi tersebut dibayar pemerintah 
dari APBN dan kompensasi dana subsidi BBM. 

Demikian diutarakan Sekretaris Jenderal Departemen Kesehatan dr Sjafii Achmad 
MPH kepada Pembaruan, Selasa (1/3), di Jakarta. Menurut dia, total premi yang 
dibayar pemerintah sebesar Rp 2,176 triliun dengan perincian Rp 1 triliun 
berasal dari APBN 2005, sedangkan sisanya sebesar Rp 1,176 triliun berasal dari 
kompensasi kenaikan harga BBM. Dengan premi sebesar itu orang miskin akan 
mendapatkan pelayanan kesehatan paripurna, termasuk hemodialisa (cuci darah) 
dan pengobatan penyakit jantung tanpa dikenakan iur biaya (tambahan biaya). 
Sebagai badan penyelenggara program ditunjuk PT Askes. 

Dikatakan, untuk mendapatkan pelayanan kesehatan gratis, setiap orang miskin 
mempunyai kartu yang dilengkapi foto. Kartu tersebut berlaku di seluruh wilayah 
Indonesia. Sjafii menyebut dari premi Rp 5.000, sebanyak Rp 1.000 merupakan 
kapitasi (biaya berobat) untuk pelayanan di tingkat puskesmas. Kapitasi 
tersebut dibayar di muka, sedangkan Rp 4.000 untuk pelayanan kesehatan rujukan 
(di rumah sakit) yang akan dibayar secara klaim. 

"Sistem asuransi lebih akuntabel dibanding dengan pengalokasian dana dari 
Departemen Kesehatan ke Dinas Kesehatan dan kemudian disalurkan ke rumah sakit. 
Rumah sakit mengklaim ke PT Askes yang akan dilanjutkan ke Departemen 
Kesehatan. Pada saat pengajuan klaim bisa dilakukan evaluasi setiap bulan," 
ujarnya. 

Disebutkan, pelaksanaan program kompensasi dana subsidi BBM itu dipantau oleh 
tim pembina dan pengawasan yang anggotanya terdiri dari masyarakat (LSM), 
Departemen Kesehatan (pengawasan fungsional), Badan Pengawasan Keuangan dan 
Pembangunan (BPKP) serta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Di tingkat pusat, 
provinsi, dan kabupaten dibentuk forum konsultasi yang beranggotakan LSM, PT 
Askes, Dinas Kesehatan. Forum ini, kata Sjafii, melakukan evaluasi sekali dalam 
sebulan. Sedangkan komplain dari orang miskin di tingkat puskesmas dan rumah 
sakit ditampung oleh pimpinan puskesmas dan tim teknis di tingkat kecamatan. 


10 Persen 

Secara terpisah Prof dr Amal C Sjaaf MPH DrPH dari Departemen Administrasi dan 
Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 
(FKM-UI) menilai pihaknya belum melihat keseriusan pemerintah untuk memberi 
pelayanan kesehatan bagi orang miskin. Pasalnya, dalam pelaksanaan program 
kesehatan untuk orang miskin itu, pemerintah menerapkan prinsip terbalik. 
Artinya, dana lebih dahulu tersedia, kemudian baru dipikirkan untuk apa saja 
dana tersebut dialokasikan. Semestinya, tujuan ditetapkan lebih dahulu, yaitu 
menyehatkan seluruh orang miskin, kemudian ditetapkan pelayanan kesehatan apa 
saja yang diperlukan orang miskin tersebut. Dari pelayanan itu akan diketahui 
berapa dana yang dibutuhkan orang miskin. 

Selain itu, Amal mempertanyakan dasar dari Departemen Kesehatan mengalokasikan 
dana yang lebih besar di rumah sakit daripada di puskemas. Pada kenyataannya di 
Indonesia orang miskin lebih banyak berobat di puskemas daripada di rumah 
sakit. Ini sesuai dengan fakta bahwa rumah sakit berada di kabupaten, sedangkan 
orang miskin tersebar di pedesaan. 

Amal juga menyebutkan tidak seluruh premi ditujukan untuk pelayanan kesehatan 
orang miskin. Sebesar 10 persen dari premi Rp 5.000 dipergunakan untuk biaya 
operasional dan sosialiasi oleh PT Askes sebagai penyelenggara program. Hal itu 
merupakan dampak dari status badan penyelenggara, yakni PT Askes yang bentuknya 
berupa perseroan terbatas (PT), tetapi melaksanakan program jaminan kesehatan 
orang miskin yang nirlaba. 

"Sebagai PT, maka untuk melaksanakan jaminan kesehatan yang nirlaba harus ada 
dua buku. Aset harus dipisahkan. PT Askes harus mengeluarkan biaya gaji dan 
sewa gedung sekalipun mereka bekerja di gedung milik PT Askes. Status karyawan 
tetap karyawan PT Askes, tetapi gaji mereka berasal dari pelaksanaan program 
jaminan kesehatan orang miskin," tandas Amal. 

Ditambahkan, dengan pengurangan 10 persen dari Rp 2,176 triliun atau Rp 210 
miliar, tentu berdampak pada kualitas pelayanan. Seharusnya badan penyelenggara 
jaminan kesehatan untuk orang miskin tersebut adalah unit pelaksana teknis 
(UPT) Departemen Kesehatan. Artinya, bila PT Askes melaksanakan program itu 
maka harus berubah menjadi UPT Departemen Kesehatan. (N-4) 



---

[ppiindia] Awas, Pulau Pasir Lepas dari NKRI

2005-03-02 Thread Ambon

http://www.sinarharapan.co.id/berita/0503/02/opi01.html

Awas, Pulau Pasir Lepas dari NKRI
Oleh Yosef Sumanto

Lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan di provinsi Kalimantan Timur (Kaaltim) ke 
Malaysia, merupakan potret buram bangsa ini dalam memperjuangkan hak-hak 
kedaulatan bangsa dan integritas teritorial di mata dunia. Beralihnya status 
kepemilikan kedua pulau itu, seharusnya memberi spirit bagi bangsa ini, 
khususnya pemerintah, untuk melihat dan mendata pulau-pulau terluar yang 
masuk dalam wilayah teritorial Indonesia, salah satunya pulau Pasir.

Pulau Pasir adalah salah satu pulau terluar di bagian selatan wilayah 
Indonesia, hanya 60 mil laut dari garis pantai Pulau Rote, Kabupaten Rote 
Ndao provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan 200 mil dari pantai barat 
Australia. Pulau paling selatan di Indonesia itu merupakan tempat hunian 
nenek moyang asal Pulau Rote (sebagai buktinya, adanya kuburan-kuburan nenek 
moyang orang Rote di sana), tempat melepas lelah setelah menempuh perjalanan 
semalam suntuk untuk menangkap ikan, tripang dan lola sebagai nafkah hidup.

Namun, sejak tahun 1970-an, pulau itu menjadi pulau kenangan. Kepemilikan 
pulau itu telah beralih ke Australia yang kemudian menamakannya Ashmore 
Island. Banyak kisah menyayat kalbu, ketika nelayan-nelayan tradisional 
Indonesia asal Pulau Rote Provinsi NTT, pergi melaut di Pulau Pasir dan 
sekitarnya. Mereka harus menghadapi sikap represif Pemerintah Federal 
Australia Utara, yang tidak manusiawi.
Hasil tangkapan ikan, lola dan tripang diambil, perahu tradisional dibakar 
serta mereka harus mendekam dalam sel tahanan di Darwin. Itulah kehidupan 
nelayan tradisional Indonesia: "terasing di pulaunya sendiri". Kasus Pulau 
Pasir sejatinya akan menjadi kasus Pulau Sipadan dan Ligitan jilid II, jika 
sikap pemerintah kita belum memiliki keberanian untuk melihatnya sebagai 
suatu masalah kebangsaan dan kenegaraan kita. Diplomasi kita di masa lalu 
lemah dan mengalah, yang secara eksplisit mengakui kepemilikan Pulau Pasir 
bagi Australia, sebagaimana tertuang dalam nota kesepakatan bersama 
(Memorandum of Understanding) RI dan Australia yang ditandatangani 7 
November 1974.

Pelestarian Lingkungan

Memorandum itu melarang nelayan Indonesia (nelayan Rote) menangkap ikan, 
tripang dan lola di sekitar gugus perairan Pulau Pasir, di mana terdapat 
Pulau Satu (West Island), Pulau Dua (Middle Island), Pulau Tiga (East 
Island). Semuanya sekitar 60 mil laut dari pantai Pulau Rote, NTT. Nelayan 
tradisional Indonesia (dari Rote) hanya diperbolehkan masuk ke West Island 
Lagoon di Cagar Alam Nasional Pulau Pasir (Ashmore Island) untuk tujuan 
berlindung dan mengambil air dari pompa yang ada di West Island (Pulau 
Satu).
MoU 1974 itu kemudian ditinjau kembali melalui penandatangan bersama 
Pemerintah Indonesia dan Australia pada tahun 1989. Intinya, pertama, 
Pemerintah Australia (Department of the Environment and Heritage) menyiapkan 
rencana pengelolaan cagar alam untuk melindungi keunikan biodiversitas cagar 
alam, melindungi ekosistem lautnya yang unik. Karena cagar alam tersebut 
menjadi tempat berkembang biak dan migrasi burung yang banyak jumlah dan 
jenisnya serta juga menjadi tempat menyediakan makanan dan pembiakan penyu 
serta habitat untuk ikan dugong (sejenis duyung).

Kedua, cagar alam ini juga dimanfaatkan untuk melindungi objek-objek budaya 
yakni artefak Indonesia, seperti sisa-sisa bahan-bahan tembikar, batu-batu 
balas, rak penjemuran ikan, kuburan dan artafek Eropa seperti bangkai kapal 
dan sebuah pesawat udara yang jatuh di Perang Dunia II di Cartier Island 
(Pulau Baru).
Yang menjadi ancaman terhadap cagar alam tersebut adalah pengambilan 
teripang dan lola (trochus), penangkapan ikan hiu secara berlebihan dan 
kunjungan kapal-kapal ilegal yang memungkinkan memasukan hama dan bahan 
pengotor udara (hydrocarbon dan plastik) serta panen species secara gelap, 
gangguan terhadap burung-burung, habitat dan obyek budaya. Semua tempat lain 
di Cagar Alam Nasional Pulau Pasir (Ashmore Island) dinyatakan tertutup 
untuk umum termasuk nelayan Rote (Indonesia). Nelayan Indonesia hanya 
diperbolehkan menangkap ikan di Laguna West Island, asalkan segera untuk 
dimakan.

Pemerintah Australia juga menutup akses ke Cagar Alam Maritim Cartier 
Island. Karena menurut mereka pulau tersebut merupakan bekas latihan militer 
dan tidak bisa dijamin bahwa daerah itu bebas dari bahan-bahan peledak 
militer yang masih aktif serta risiko bom yang belum diledakan akan 
membahayakan keselamatan. (Data Laporan Pemerintah NTT, saat kunjungan kerja 
Menteri Perikanan dan Kelauatan di Kupang NTT).


Pelajaran Berharga
Lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan merupakan suatu pengalaman berharga 
bangsa ini dalam menjaga kedaulatan bangsa dan integritas teritorial. Karena 
itu semua kita berharap kasus Pulau Sipadan dan Ligitan tidak terulang untuk 
Pulau Pasir di provinsi NTT. Dengan begitu, menjadi kewajiban pemerintah 
pusat untuk memperjuangkan hak-hak masyarakat NTT, khu

[ppiindia] Kepentingan Nelayan Asing di Balik UU Perikanan

2005-03-02 Thread Ambon

http://www.sinarharapan.co.id/berita/0503/02/opi02.html

Kepentingan Nelayan Asing di Balik UU Perikanan
Oleh SUHANA

Undang undang (UU) No. 31 tahun 2004 tentang Perikanan masih menyimpan 
permasalahan yang sangat mendasar bagi masyarakat Indonesia, khususnya 
nelayan. UU yang ditetapkan pada era kabinet Gotong Royong tersebut kurang 
memperhatikan nasib nelayan dan kepentingan nasional terhadap pengelolaan 
sumber daya ikan. Bahkan UU itu memberi kesempatan sangat besar kepada asing 
untuk mengeksploitasi sumber daya ikan di perairan Indonesia, khususnya di 
ZEEI (zona ekonomi eksklusif Indonesia). Ini bisa dilihat dari Pasal 29 dan 
30 UU No 31 tahun 2004 tersebut.
Dalam Pasal 29 ayat (1) disebutkan usaha perikanan di wilayah pengelolaan 
perikanan RI hanya boleh dilakukan oleh warga negara RI atau badan hukum 
Indonesia. Sementara dalam ayat (2) disebutkan pengecualian terhadap 
ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (1) diberikan kepada orang atau badan 
hukum asing yang melakukan usaha penangkapan ikan di ZEEI, sepanjang hal 
tersebut menyangkut kewajiban negara RI berdasarkan persetujuan 
internasional atau ketentuan hukum internasional yang berlaku.

Kalau kita perhatikan dari ayat (2) terlihat pemerintah sangat tergesa-gesa 
memberikan kesempatan kepada nelayan asing melakukan penangkapan ikan di 
ZEEI, tanpa terlebih dahulu melakukan berbagai kajian seperti yang telah 
disyaratkan dalam hukum laut Internasional (UNCLOS 1982). Dalam UNCLOS 
sangat jelas diatur bagaimana pemerintah memberikan kesempatan kepada negara 
lain mengeksploitasi sumber daya ikan di ZEEI. Serta bagaimana tata cara 
negara-negara yang diberikan kesempatan tersebut memanfaatkan kesempatan 
dengan baik. Dengan demikian ayat (2) tersebut merupakan bentuk 
"kesewenang-wenangan' 
pemerintah terhadap masyarakat Indonesia.


Negara Pantai
Dalam Pasal 62 (2) Hukum Laut Internasional (UNCLOS 1982) disebutkan negara 
pantai harus menetapkan kemampuannya memanfaatkan sumber kekayaan hayati 
ZEE. Dalam hal negara pantai tidak memiliki kemampuan memanfaatkan seluruh 
jumlah tangkapan yang diperbolehkan, maka negara pantai tersebut melalui 
perjanjian atau pengaturan lainnya dan sesuai dengan ketentuan, persyaratan 
dan peraturan perundang-undangan tersebut pada ayat 4, memberikan kesempatan 
pada negara lain memanfaatkan jumlah tangkapan yang dapat diperbolehkan yang 
masih tersisa, dengan memperhatikan ketentuan Pasal 69 dan 70, khususnya 
yang bertalian dengan negara berkembang yang disebut di dalamnnya.

Data produksi perikanan tangkap di ZEEI sejak 1997 telah menunjukan 
penurunan. Hal ini bisa kita lihat dari produksi ikan pelagis besar yang 
umumnya berada di ZEEI di Samudera Hindia. Menurut data FAO dari tahun 1990 
sampai 2003 produksi ikan pelagis besar seperti Albacore, Skipjack tuna, 
Southern bluefin tuna, Yellowfin tuna dan Bigeye tuna telah menunjukkan 
adanya gejala penurunan produksi.

Produksi tangkapan ikan Skipjack tuna tahun 1998 adalah 45.768 ton, ini jauh 
menurun jika dibandingkan 1997 yaitu sebesar 49.682 ton. Padahal produksi 
Skipjack tuna dari tahun 1990 (22.788 ton) sampai tahun 1997 (49.682 ton) 
menunjukan peningkatan yang cukup signifikan. Artinya jangankan diberikan 
kesempatan kepada negara lain untuk mengeksploitasi sumber daya ikan di 
ZEEI, produksi tangkapan nasional saja sudah mulai menurun.

Menurut UNCLOS pula, tidak semua negara memiliki hak untuk dapat turut serta 
mengeksploitasi sumber daya ikan di ZEEI. Tetapi kalau kita lihat dari Pasal 
29 ayat (2) UU perikanan tersebut semua negara memiliki kesempatan yang sama 
untuk turut serta mengeksploitasi sumber daya ikan di ZEEI. Menurut Pasal 69 
ayat (1) dan Pasal 70 ayat (1) UNCLOS yang berhak turut serta 
mengekspolitasi sumber daya ikan di ZEEI adalah negara tidak berpantai dan 
negara yang secara geografis tidak beruntung. Yang dimaksud negara yang 
secara geografis tidak beruntung adalah negara pantai, termasuk negara yang 
berbatasan dengan laut tertutup atau setengah tertutup yang letal 
geografisnya membuatnya tergantung pada eksploitasi sumber daya ikan di 
ZEEI.

Selain itu juga walaupun negara tidak berpantai dan negara yang secara 
geografis tersebut kurang beruntung bukan berarti dapat secara begitu saja 
mengeksploitasi sumber daya ikan di ZEEI. Dalam Pasal 69 ayat (2) dan 70 
ayat (3) telah diatur persyaratan dan cara peran serta negara-negara 
tersebut dalam pemanfaatan sumber daya hayati di ZEEI.


Amendemen Secepatnya
Persyaratan dan tata caranya harus memperhatikan: (a) akibat yang merugikan 
bagi masyarakat nelayan atau industri penangkapan ikan negara pantai-dalam 
hal ini Indonesia, (b) sampai sejauh mana negara yang secara geografis tak 
beruntung dan negara tidak berpantai, berperan serta atau berhak untuk 
berperan serta berdasarkan persetujuan bilateral, sub-regional atau regional 
yang ada dalam eksploitasi sumber kekayaan hayati di zona ekonomi eksklusif 
negara pantai, (c) sampai sejauh mana menghindari beban khusus bag

[ppiindia] Hampir Semua Anak di Papua Mengidap Hepatitis A

2005-03-02 Thread Ambon

http://www.sinarharapan.co.id/berita/0503/02/nas06.html


Hampir Semua Anak di Papua Mengidap Hepatitis A

Jakarta, Sinar Harapan
Hampir semua anak-anak di bawah umur 10 tahun di Papua mengidap penyakit 
hepatitis A karena kurang baiknya pemahaman kesehatan di Papua. Hal ini 
disampaikan ahli hepatologi RSCM Prof. DR. Ali Sulaiman Sp PD KGEH dalam 
sosialisasi inovasi baru pencegahan virus Hepaiitis A dan B, di Jakarta, 
Selasa (1/3).

Ia menjelaskan bahwa di seluruh dunia ada 2 miliar orang pernah terinfeksi 
virus hepatitis B (HVB). Sebanyak 450 juta sebagai pembawa (carier) virus 
hepatitis B. Setiap tahunnya ada 2 juta orang meninggal karena virus ini. 
Saat ini, ada 350 juta penduduk dunia yang sedang mengidap virus ini. 11 
juta di antaranya ada di Indonesia.
"Hepatitis A menular lewat makanan dan minuman yang tercemar, tidak dimasak 
baik. Sebenarnya dalam tubuh orang Indonesia sudah ada antibodi yang melawan 
virus tersebut. Antibodi terbentuk setelah seseorang sembuh dari sakit 
hepatitis A. Virus hepatitis B menular lewat darah dan hubungan seksual," 
jelasnya lagi.
Ia melanjutkan hepatitis A tidak akan kronis dan dalam waktu 1-3 bulan akan 
sembuh. Hepatitis B akan kronis setelah 6 bulan di dalam tubuh dan 
tergantung usia pengidap.

"Vaknisasi hepatitis B seharusnya seharusnya dilakan pada bayi karena risiko 
kronis lebih besar, yaitu 95%, pada orang dewasa hanya 5%. Gejalanya tidak 
ketahuan. Hanya ketahuan jika check-up," jelasnya lagi.


Infeksi
Hepatitis merupakan penyakit infeksi pada hati yang dapat disebabkan oleh 
virus, bakteri, dan obat-obatan. Untuk itu telah dikenal 7 macam penyakit 
hepatitis, yaitu hepatitis A, B, C, D, E, G, dan TT.
Hepatitis A dapat ditemui pada anak, remaja dan dewasa. Pada anak gejala 
yang timbul hampir tidak terlihat, Semakin bertambah usia semakin berat 
kndisi penderita. Gejala yang biasa timbul adalah mual, muntah, lesu, kulit 
berwarna kuning, dan urien berwarna gelap.

"Di Indonesia terjadi pergeseran penyakit hepatitis A sejalan dengan 
peningkatan kebersihan, sehingga banyak penduduk pada usia remaja dan dewasa 
tidak terekspose. Mereka inilah yang tidak memiliki kekebalan hepatitis A. 
Menurut WHO, virus penyebab penyakit hepatitis A ini telah mengakibatkan 1,4 
juta kasus baru di seluruh dunia setiap tahunnya, namun jumlah ini 
sesunguhnya bisa mencapai 10 kali lipat," jelas Ali Sulaiman.

Saat ini telah didapatkan inovasi baru di bidang kesehatan yaitu vaksin 
kombinasi untuk Hepatitis A dan B. Badan WHO telah menganjurkan pemberian 
vaksin ini untuk menangkal sekaligus mencegah penyebaran penyakit endemis 
ini.
Vaksin yang diberi nama Twinrix ini dapat mengurangi frekuensi kunjungan 
dokter dan mempertinggi angka cakupan vaksin, sehingga dapat menekan 
penyebaran virus hepatitis A dan B. Twinrix adalah vaksin kombinasi pertama 
di Indonesia yang diproduksi oleh GlaxoSmithKline.
"Vaksin ini untuk memberikan perlindungan terhadap dua penyakit sekaligus. 
Diberikan pada usia 2-15 tahun sebanyak 2 kali dengan interval bulan 0 ke 6. 
Orang dewasa diatas 15 tahun membutuhkan 3 dosis penyuntikan dengan interval 
waktu penyuntikan 0 bulan, 1 bulan dan 6 bulan kemudian," jelas Medical 
Advisor GlaxoSmithKline, Dr. Hendrajied.
(web)



Copyright © Sinar Harapan 2003







 



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Give underprivileged students the materials they need to learn. 
Bring education to life by funding a specific classroom project.
http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ppiindia] Popularitas SBY Turun Drastis - [I don't care]

2005-03-02 Thread Ambon

http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=189584&kat_id=23
Rabu, 02 Maret 2005  16:14:00


Popularitas SBY Turun Drastis


Makassar-RoL -- Penghapusan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang berdampak 
pada kenaikan berbagai kebutuhan pokok masyarakat telah mengakibatkan 
turunnya secara drastis popularitas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, 
bahkan ada yang memintanya untuk mundur.

Sejumlah warga masyarakat yang ditemui Antara di tengah-tengah aksi mogok 
massal yang dilakukan para sopir angkutan kota se Makassar, Rabu, menyatakan 
kekecewaan berat mereka terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.Armin, 
seorang warga Panakukang Makassar misalnya, mengaku bahwa pada pemilihan 
presiden 2004, ia memilih pasangan SBY-Kalla karena yakin bahwa pasangan ini 
akan mampu mensejahterakan masyarakat, namun sekarang ia mengaku sangat 
kecewa dengan adanya kenaikan BBM ini.

"Dulu saya memilih Pak SBY tapi dengan kenaikan BBM ini, saya benar-benar 
merasa kecewa. Saya ini tidak berpendidikan tinggi tapi saya bisa menilai 
kalau pemerintah seharusnya jangan dulu menaikkan BBM. Seharusnya kan 
berantas korupsi dulu," katanya secara emosional.Hal senada dikemukakan oleh 
Ny Haeriah, seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Kecamatan Tamalanrea 
Makassar. Ia bisa memaklumi adanya aksi mogok yang dilakukan oleh para sopir 
angkot dan aksi demonstrasi mahasiswa.

"Biar mi mereka demo, salahnya pemerintah, kenapa menaikkan BBM. Kalau 
Pemilu nanti, tidak mau mi pilih Presiden yang sekarang sekarang," 
katanya.Menanggapi berbagai kekecewaan ini, pengamat Komunikasi Politik dari 
Universitas Hasanuddin Makassar, Drs Muliadi Mau, MSi menilai, kenaikan 
harga BBM akan sangat berpengaruh terhadap popularitas SBY."Masyarakat luas 
khususnya dari kalangan menengah menilai kebijakan ini tidak tepat karena 
tidak dibarengi oleh kebijakan-kebijakan lain sebagai pra-kondisi, misalnya 
pemberantasan korupsi dan sebagainya," ujarnya.

Menurut Muliadi, penerimaan masyarakat terhadap kebijakan menaikkan harga 
BBM ini akan berbeda seandainya mereka melihat bahwa pemerintah telah sangat 
serius memberantas korupsi."Sekarang ini masyarakat kaget dan berpikir bahwa 
pemerintah belum melakukan apa-apa, tahu-tahu menaikkan BBM yang dampaknya 
semakin menyengsarakan mereka," katanya.

Masyarakat yang semakin pintar juga menilai pemerintah terlalu mengandalkan 
dukungan anggaran dari pengurangan subsidi BBM ini, padahal berbagai langkah 
alternatif sebenarnya masih bisa dilakukan seperti penghematan anggaran 
pejabat pemerintah, memperkecil kebocoran anggaran yang semakin meluas dan 
juga mencegah terjadinya penyelundupan BBM ke luar negeri.

Muliadi juga menyayangkan tidak adanya upaya sosialisasi secara personal 
yang dilakukan pemerintah untuk menjelaskan perihal pengurangan subsidi. 
Iklan layanan masyarakat melalui berbagai penyiaran televisi selama ini 
dinilai belum memadai."Seharusnya kan instansi seperti Kominfo itu melakukan 
sosialisasi secara personal dengan terjun langsung ke masyarakat menjelaskan 
alasan dari pengurangan subsidi ini. Ini yang tidak dioptimalkan," ujarnya.

Menyangkut iklan dukungan dari sekelompok kalangan intelektual oleh 'freedom 
institute,' Muliadi menilai langkah ini dilakukan pemerintah untuk 
melegitimasi kebijakannya dengan menggunakan kaum intelektual yang dianggap 
sebagai pihak yang independen. Hanya saja langkah ini tidak akan banyak 
berpengaruh pada opini masyarakat terhadap kenaikan BBM ini."Masyarakat 
malah akan berpandangan negatif bahwa ada 'perselingkuhan' antara penguasa 
dengan kaum intelektual. Apalagi tokoh yang ikut dalam iklan dukungan itu 
banyak yang dikenal sebagai pro-pemerintah," katanya.ant/mim






   BERITA LAIN
 . Menpan: Pelayanan Publik Masih Buruk


 . 35 Negara akan Hadir pada KAA II


 . Pemerintah Jepang Berikan Bantuan Dua Tenaga Ahli


 . Diragukan Keberhasilan Kompensasi Kenaikan Harga BBM untuk Pendidikan


 . Sidak Presiden Kejutkan Aparat Keamanan Karawang


 . 2.655 Gempa Susulan Guncang Pasca Tsunami


 . AS Tetap Menjadi Pasar Obat Terlarang Terbesar di Dunia


 . Presiden Perintahkan Polisi Tangkap Pengoplos BBM


 . Presiden Minta Rumah Sakit Siap Rawat Penduduk Termiskin


 . Presiden SBY Sidak ke Pasar dan Terminal Rengas Dengklok 



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Give the gift of life to a sick child. 
Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply y

[ppiindia] Diragukan Keberhasilan Kompensasi Kenaikan Harga BBM untuk Pendidikan

2005-03-02 Thread Ambon

http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=189580&kat_id=23

Rabu, 02 Maret 2005  13:48:00

Diragukan Keberhasilan Kompensasi Kenaikan Harga BBM untuk Pendidikan


Jakarta-RoL -- Keberhasilan penyaluran dana kompensasi pengurangan subsidi 
Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk pendidikan diragukan karena tingginya tingkat 
kebocoran atau korupsi di Indonesia, sehingga pemerintah diminta melakukan 
pengawasan ketat dan diharapkan melibatkan perguruan tinggi dan LSM.
"Diragukan akan berhasil karena tingkat kebocoran tinggi," kata Azrul 
Tanjung, seorang praktisi pendidikan yang juga Rektor Sekolah Tinggi Ekonomi 
Indonesia Ahmad Dahlan, di Jakarta, Rabu. Azrul yang juga Sekjen Badan 
Kerjasama Perguruan Tinggi Islam Swasta Indonesia mengkuatirkan dana 
kompensasi tersebut tidak sampai secara utuh kepada pihak yang berhak.

Ia juga meragukan keberhasilan pengawasan penyaluran dana kompensasi 
tersebut karena budaya di masyarakat dalam melakukan pengawasan serta sistem 
pengawasan masih lemah. Oleh sebab itu, Azrul meminta agar pemerintah tidak 
sendirian dalam melakukan pengawasan penyaluran dana namun juga melibat 
pihak luar pemerintah seperti perguruan tinggi dan juga LSM.
Mengenai kesiapan perguruan tinggi untuk mengawasi, ia mengatakan bahwa 
perguruan tinggi swasta akan lebih siap karena selama ini mereka sudah biasa 
lebih mandiri dibanding perguruan tinggi negeri.  Ia juga mengharapkan 
pemerintah dapat memperbaiki sistem penyaluran dana kompensasi serta sistem 
pengawasannya. "Juga harus jelas dan transparan penyalurannya," tegas Azrul.

Azrul sendiri tidak setuju dengan kenaikkan harga BBM tersebut dan 
menurutnya, sebaiknya pemerintah terlebih dahulu melakukan efisiensi. Ia 
mengatakan, jika kebocoran berhasil ditekan paling tidak 50 persen dari yang 
ada sekarang maka kenaikan harga BBM tidak perlu dilakukan, jikapun naik 
maka tidak akan besar.

Sebelumnya Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo 
mengatakan, alokasi dana Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar 
Minyak (PKPS-BBM) akan dimanfaatkan untuk meningkatkan angka partisipasi 
pendidikan penduduk miskin di Indonesia yang jumlahnya relatif cukup besar 
khususnya pada jenjang pendidikan SMP/MTs dan SMA/MA.
Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Depdiknas, Indra Jati Sidi 
mengatakan, total dana PKPS-BBM bidang pendidikan tahun 2005 seluruhnya 
berjumlah Rp5,6 triliun dan Rp1,46 triliun sudah teraloksikan dalam APBN 
2005.ant/mim





 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
DonorsChoose. A simple way to provide underprivileged children resources 
often lacking in public schools. Fund a student project in NYC/NC today!
http://us.click.yahoo.com/5F6XtA/.WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ppiindia] 2.655 Gempa Susulan Guncang Pasca Tsunami

2005-03-02 Thread Ambon

REFLEKSI: Tsunami yang terjadi di Sumatera Utara dan berakibat kerusakan 
besar di  beberapa negeri lainnya dikatakan oleh sejumlah orang pengikut 
ahli nujum Joe V bahwa kejadian tsb adalah akibat ledakan percobaaan thermo 
nuke yang dibuat secara rahasia oleh negeri tidak bersahabat dengan 
Indonesia. Rupanya negeri musuh Indonesia itu  terus kerja lembur membuat 
gempa susulan yang jumlahnya telah mencapai 2.655 kali. Anda yang mau 
percaya pada ahli nujum dan pembisik-pembisiknya di Indonesia, dipersilahkan 
membaca berita selanjutnya seperti berikut:


http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=189578&kat_id=23


Rabu, 02 Maret 2005  11:54:00

2.655 Gempa Susulan Guncang Pasca Tsunami


Banda Aceh-RoL-- Sebanyak 2.655 kali gempa susulan, termasuk 635 diantaranya 
berkekuatan 4,0 - 5,6 pada skala richter (SR) telah terjadi di Nanggroe Aceh 
Darussalam (NAD) hingga 1 Maret 2005, pasca bencana tsunami yang meluluh 
lantakkan sebagian daerah itu.
Kepala Stasiun Geofisika Banda Aceh, Syahnan, Rabu, menyebutkan gempa 
susulan setelah gempa utama yang disertai bencana tsunami, 26 Desember 2004, 
rata-rata kekuatannya semakin melemah dengan pusat gempa antara 80 - 230 Km 
arah barat, barat laut dan barat daya kota Banda Aceh.
Pada hari pertama, gempa susulan yang berkekuatan diantas 4,0 SR mencapai 47 
kali, sedangkan yang tercatat pada alat pencatat gempa mencapai 238 kali, 
namun yang bisa dirasakan manusia hanya 37 kali.
Menurut Syahnan, pada hari ketiga bencana tsunami, intensitas yang tercatat 
semakin menurun, yakni tinggal 108, namun gempa susulan diatas 4,0 pada 
skala richter meningkat menjadi 63 kali, sedangkan dirasakan manusia 
sepanjang hari itu hanya tujuh kali.
Hari keenam bencana tsunami, gempa susulan yang tercatat 946, berkekuatan 
diatas 4,0 SR tercatat 227 kali, serta gempa dirasakan manusia, termasuk 
mereka dalam keadaan sibuk hanya 83 kali.  Sepanjang Januari 2005, kata 
Syahnan, gempa susulan seluruhnya menjadi 1.149 kali, berkekuatan diatas 4,4 
SR sebanyak 327 kali, sedangkan yang dirasakan manusia hanya 54 kali dengan 
kekuatan antara I - IV MMI.
Gempa susulan yang tercatat sepanjang Februari 2005 sebanyak 560 kali, namun 
gempa berkekuatan diatas 4,0 pada skala richter hanya 281 kali, serta gempa 
susulan yang dirasakan manusia di Nanggroe Aceh sebanyak 40 kali.
Menurut Syahnan, sepanjang Februari 2005, terjadi satu kali gempa yang 
tergolong kuat, yakni 6,0 pada skala richter (SR) yang terjadi sekitar 
pukul,07,35 WIB pada posisi 4,40 LU -92,92 BT pada kedalaman 40 KM di laut 
dekat Kabupaten Pulau Simeulue. ant/abi










© 



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Help save the life of a child.  Support St. Jude Children's Research Hospital's
'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ppiindia] Presiden Perintahkan Polisi Tangkap Pengoplos BBM

2005-03-02 Thread Ambon

Refleksi: Apakah pak Harto masih berkuasa?? Mungkin tak lama lagi petrus akan 
beroperasi.


http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=189576&kat_id=23
Rabu, 02 Maret 2005  11:13:00


Presiden Perintahkan Polisi Tangkap Pengoplos BBM


Karawang-RoL-- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan jajaran Polri 
agar segera menangkap para "pengoplos" BBM dan kemudian mengajukan mereka ke 
pengadilan, karena tindakan mereka merugikan rakyat.

"Saya minta polisi menangkap dan kemudian membawa mereka ke pengadilan," kata 
Yudhoyono saat melakukan inspeksi mendadak ke Karawang, Rabu (2/3), setelah 
pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM mulai 1 Maret 2005.

Kepada Kapolres Karawang, AKBP Chairul, yang berada di lokasi peninjauan, 
Kepala Negara juga meminta agar menindak tegas oknum polisi maupun TNI yang 
terbukti melakukan tindakan tidak terpuji itu atau melindungi perbuatan 
tersebut. 

"Jangan ada anggota polisi, tentara maupun oknum Pertamina yang boleh dibiarkan 
(melakukan perbuatan itu)," tegas Presiden yang didampingi Menteri Energi dan 
Sumberdaya Mineral, Purnomo Yusgiantoro, Menteri Perdagangan Mari Pangestu, 
serta Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi.

"Mengoplos" berarti mencampur dua jenis bahanbakar minyak --misalnya minyak 
tanah dengan minyak solar atau minyak tanah dengan bensin premium-- untuk 
memperoleh keuntungan besar. Hal itu dilakukan karena ada perbedaan harga 
mencolok di antara jenis-jenis BBM. Minyak hasil "oplosan" dapat merusak mesin. 

Sementara itu ketika berdialog dengan seorang sopir angkot yang sedang mengisi 
bensin di sebuah SPBU, Kepala Negara menanyakan dampak kenaikan harga BBM 
terhadap tarif angkutan.
"Saudara jangan sampai rugi, tetapi juga jangan menyengsarakan rakyat," pesan 
Yudhoyono sambil menepuk-nepuk bahu Sang Supir.

Menteri Perhubungan Hatta Radjasa hari Selasa mengumumkan pedoman kenaikan 
tarif angkutan yaitu maksimal 10 persen. Penetapan tarif di tiap daerah 
diputuskan kepala daerah masing-masing. Kunjungan Kepala Negara ke Karawang 
mendapat sambutan hangat masyarakat setempat. Mereka tidak menduga Presiden 
turun langsung ke lapangan untuk memantau perkembangan serta dampak kenaikan 
harga BBM. ant/abi


[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for
anyone who cares about public education!
http://us.click.yahoo.com/O.5XsA/8WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ppiindia] Sebuah Pertaruhan SBY-Kalla

2005-03-02 Thread Ambon

Republika

Rabu, 02 Maret 2005

Sebuah Pertaruhan SBY-Kalla 




Anif Punto Utomo
Wartawan Republika dan Manajer IT 




Duet pemerintahan Presiden SB Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla telah 
berjalan sekitar empat bulan. Dalam usia pemerintahan yang masih belia ini 
mereka berani melakukan pertaruhan paling krusial dalam setiap pemerintahan, 
yakni menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Tidak banyak presiden yang 
berani melakukan langkah menaikkan harga BBM. Apalagi sudah terbukti bahwa 
kesewenangan menaikkan BBM menjadi salah satu pemicu jatuhnya seorang presiden 
yang telah bertahan lebih dari 30 tahun, yakni Soeharto.

Presiden Megawati, misalnya, pada 2004 pernah bersiap menaikkan harga BBM. 
Pemilik beberapa pom bensin ini urung merealisasikan kebijakan itu gara-garanya 
demo penolakan kenaikan harga BBM merebak di mana-mana. Lagi pula, dia tidak 
mau ambil risiko melakukan langkah tidak populer karena akan menghadapi 
pemilihan umum dan pemilihan presiden secara langsung. Memang menaikkan BBM 
merupakan langkah tidak populer. Itulah kenapa ini merupakan pertaruhan. Jika 
ternyata kenaikan tersebut gagal mengangkat kemiskinan, apalagi justru menambah 
jumlah orang miskin, nama baik dan (mungkin) jabatan dipertaruhkan. Alasan 
kenaikan BBM seperti dikatakan pemerintah adalah untuk mengurangi subsidi, 
mengurangi penyelundupan karena adanya disparitas harga, dan mengurangi 
pemborosan konsumsi BBM.

Di sisi seberang, baik disuarakan anggota DPR maupun LSM, alasan itu tidak bisa 
dijadikan untuk menaikkan BBM. Soalnya, masih banyak alternatif lain untuk 
mengurangi subsidi, misalnya pajak berganda pada orang yang memiliki mobil 
lebih dari satu. Atau mobil berkapasitas mesin besar dikenai pajak lebih besar. 
Sementara masalah pengurangan penyelundupan, itu adalah masalah penegakan 
hukum. Lagi pula, harga minyak sekarang juga masih sangat rendah, sehingga 
kalau dilihat dari sisi ini, masih rawan penyelundupan. Sedangkan untuk sekadar 
mengurangi pemborosan BBM, alasan ini bolehlah. Pemerintah punya pendapat, DPR 
dan LSM juga punya pendapat dan alternatif. Tapi di sini yang pegang komando 
adalah pemerintah. Merekalah yang berhak menentukan. Dan pilihannya adalah 
menaikkan harga BBM.

Lain dulu, lain sekarang
Kalau dulu, setiap kenaikan BBM selalu ditanggapi dengan kritis oleh hampir 
semua pengamat dan lebaga swadaya masyarakat (LSM). Tetapi sekarang lain. 
Freedom Institute dan LPEM UI telah menjadi bemper pemerintah untuk 'menangkis' 
pendapat para pihak yang antikenaikan harga BBM. Ini bisa dimaklumi karena 
Menneg Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Sri Mulyani, adalah 
mantan direktur LPEM UI. Sebagian penasihat ekonomi Presiden SBY juga berasal 
dari lembaga itu. Kemudian beberapa intelektual di Freedom Institute juga 
'bekerja' untuk Presiden.

Mereka berkolaborasi dengan pemerintah, dan memiliki dana yang cukup besar. 
Terbukti bisa memasang iklan di harian terbesar di Tanah Air yang tarifnya bisa 
mencapai seratus juta rupiah. Seluruh jajaran pengurus tercantum di bagian 
bawah, dan itu sangat mengejutkan. Di ring luar, banyak intelektual dan LSM 
yang geleng-geleng kepala dengan iklan tersebut. Mereka sebetulnya ingin 
merespons iklan yang dipandang menyesatkan itu dengan iklan juga. Tetapi apa 
daya, tak dekat kekuasaan berarti tak ada uang.

Pada iklan itu dikatakan bahwa dengan kenaikan BBM, maka jumlah orang miskin 
akan terkurangi dari 16,25 persen menjadi 13,87 persen (setelah kompensasi). 
Dengan asumsi penduduk Indonesia 220 juta berarti kenaikan BBM ini akan 
menurunkan jumlah orang miskin sebesar 5,2 juta. Berujud apa dana kompensasi 
sehingga bisa menurunkan jumlah orang miskin begitu besar? Untuk jaminan 
kesehatan 36,1 juta penduduk miskin sebesar Rp 2,176 triliun. Untuk beasiswa 
9,2 juta anak SD hingga SMA dialokasikan Rp 5,64 triliun. Pengadaan beras buat 
orang miskin Rp 5,44 triliun, dan infrastruktur desa Rp 3,3 triliun terbagi 11 
ribu desa.

Adakah semua orang miskin bisa memperoleh jaminan kesehatan? Hitung saja berapa 
buah Puskesmas di daerah pedalaman seperti di Kalimantan, Papua, Nusa Tenggara 
Barat (NTB). Itu berarti penduduk miskin di daerah terpencil tak menikmati 
pelayanan kesehatan gratis. Berapa juta rakyat miskin yang hidup di pedalaman 
yang tidak sekolah. Sehingga bagaimana mungkin mereka mendapat subsidi 
pendidikan? Berapa juta rakyat miskin yang tidak menerima kompensasi beras 
murah, baik karena wilayahnya terpencil atau karena dananya ditilep petugas? 
Bagaimana pula dengan pembangunan infrstruktur untuk 11 ribu desa? Jika dana 
sejumlah Rp 3,3 triliun dibagi rata, maka tiap desa memperoleh Rp 300 juta. 
Kelihatannya besar, tapi mungkin hanya cukup untuk membangun sebuah jembatan 
atau jalan sepanjang 15 kilometer. Perlu keterpaduan dan rencana matang 
sehingga dana tersebut tidak mubadzir.

Pertaruhan
Sementara, hampir seluruh rakyat Indonesia terkena dampak kenaikan BBM. Tak 
peduli kaya atau golongan termiskin. Dari yan

[ppiindia] Packed event builds stronger ties with Venezuela

2005-03-02 Thread Ambon

http://www.workers.org/world/2005/venezuela-0303/

'Imperialism cannot stop history!' 
Packed event builds stronger ties with Venezuela
By Rebeca Toledo 
New York 

Published Feb 23, 2005 10:55 AM 
A standing-room-only crowd of several hundred people attended an historic event 
here on Feb. 11. The activity was organized by the Alberto Lovera Bolivarian 
Circle, Fuerza de la Revolucion, International Action Center, Cuban Solidarity 
N.Y. and others. It was held at the 1199 Health and Hospital Workers' hall.

The event brought together many differ ent movements for an evening in 
solidarity with the Bolivarian Revolution of Vene zuela. It was dedicated to 
the memory of Malcolm X, Ossie Davis and James Forman.

Speakers included former U.S. Attorney General Ramsey Clark and author Jane 
Franklin. 

The highlight of the night was back-to-back speeches from representatives of 
the Venezuelan and Cuban governments. 

First up was Dr. Carlos Alvarado, vice minister for social development in 
Venezuela. He explained that he was in New York to attend the 10-year 
celebration of the 1995 Copenhagen Declaration to eradicate poverty.

The Bolivarian government under President Hugo Chávez in 1998 "started to 
change the laws and the structure of the government and declared that it was 
responsible for the basic rights of the people: housing, education, healthcare, 
jobs, women's rights and Indigenous rights." The social indicators in 2000 and 
2001 quickly started to show a decrease in poverty in the country.

"When we continued our march toward eradicating poverty, invoking the people to 
be participates in history and challenging the very core of the powerful, we 
were met with a coup attempt in 2002 and work lockouts at the end of 2002. This 
can be called nothing but terrorism," Alvarado stated. "This was organized by a 
minority in the military and the government and of course it was supported by 
U.S. imperialism. All those who carried out these acts of terrorism are mostly 
living in the U.S. now, with some living in Colombia. We ask, who then really 
supports terrorism?"

Instead of giving in to the tremendous pressure it faced, in 2003 the 
Venezuelan government turned to developing social programs that would raise the 
standard of living of the people. "Mission Robinson has raised literacy to 80 
percent in less than a year. Mission Barrio Adentro has brought healthcare to 
the most excluded sectors for the first time; 15,000 Cuban medical personnel 
have made this possible. Mission Zamora has begun to distribute land to the 
peasants. Credits have been made available and the peasants have begun to be 
organized into cooperatives."

'U.S. is destabilizing force'

Marcos Fuenmayor, a Venezuelan representative to the United Nations, spoke 
next. Responding to a recent U.S. State Department declaration that the Venezu 
elan purchase of Russian arms will be a destabilizing force in the region, he 
said, "We consider the U.S. military-industrial complex the destabilizing force 
in the world. We state again that Venezuela will defend itself against outside 
threats."

Responding to Condoleezza Rice's comment that Venezuela is having a negative 
impact on the region, he replied, "Perhaps it is a negative influence for those 
who want to starve us and declare 'free trade,' which means a concentration of 
wealth by big capital."

Responding to the recent kidnapping of a FARC leader in Venezuela, he said, 
"Colombia was used by imperialism. Imperialism's goal is to put Venezuela on 
the list of states harboring terrorists.

"The Bolivarian Revolution is with all of the oppressed of Latin America, Asia 
and Africa and the workers in Europe and the U.S. As Che said, 'We are anywhere 
where the powerful oppress the weak.'"

He continued, "The cost of being the voice of the poor is to be threatened and 
harassed by imperialism. But we readily take on this responsibility. We do not 
want a confrontation with the U.S. But we will not let anyone threaten our 
sovereignty.

"Events like tonight's show us that we are on the right path, the path of 
history. Imperialism can not stop history," he stressed.

'Political will finds a way'

The Cuban ambassador to the UN, Orlando Requeijo, began by saying, "Venezuela 
is a vibrant example for all of Latin America and the Caribbean. It is doing 
everything that goes against neoliberalism. Like Venezuela, Cuba does the exact 
opposite of what organizations such as the IMF [International Monetary Fund] 
and World Bank dictate. Our two countries have done more with less resources 
because of this."

In December 2004, Venezuela and Cuba signed a broad range of accords, including 
the Bolivarian Alternative for Latin America (ALBA), a direct response to the 
U.S.'s Free Trade Area of the Americas (FTAA).

Requeijo explained, "ALBA is based on the integrative, complementary use of 
resources. Some of the things we are trying to do are to end customs tariffs 
between the two countries, de

[ppiindia] This year's world youth festival to be in Venezuela

2005-03-02 Thread Ambon

http://www.workers.org/world/2005/world-youth-festival-0303/

Translate this page


Chance to see a revolution in the making 
This year's world youth festival to be in Venezuela
By Julie Fry 
Chicago 

Published Feb 23, 2005 10:57 AM 
Caracas, Venezuela, has been designated as the host city for this year's 16th 
World Festival of Youth and Students, which is to take place in August. The 
festival, which has been a traditional gathering for young progressives since 
1948, usually draws thousands of youth and students from more than 100 
countries. 

The slogan for this year's festival is "For peace and solidarity--we stand 
against imperialism and war." Therefore, it is fitting that the festival is 
taking place this year in Venezuela--a country whose people are standing so 
strong against imperialism in the face of continuous threats from the U.S. 
government. 

   

  FIST  
The Youth of the Fifth Republic (JVR)--the youth organization of the party led 
by Venezuelan President Hugo Chávez--had proposed that the festival be held in 
Caracas this year. The JVR is organizing all the festival activities in 
Venezuela.

Venezuelan youth have participated in every aspect of the struggle to defend 
the Bolivarian Revolution and Chávez from U.S.-backed right-wing forces. Now 
youth from all over the world will have a chance to show their solidarity with 
the Bolivarian Revolution and with the heroic youth of Venezuela.

Youth and students in the U.S. are already preparing to take a large and broad 
delegation to Venezuela this summer. A recent meeting of the U.S. National 
Preparatory Committee for the Festival in Chicago drew over 100 people 
representing more than 40 youth and student organizations from across the 
country. They represented a range of struggles--from farm worker organizers to 
anti-imperialist activists. There are Local Organizing Committees in more than 
20 cities already and more still being organized. 

The 14th World Youth Festival, held eight years ago in Havana, Cuba, drew more 
than 800 delegates from the U.S.--the largest U.S. delegation to date. Many of 
those youth wanted to see the revolutionary process in Cuba for themselves and 
show their solidarity with the Cuban people.

Similarly, the Bolivarian Revolution is inspiring many young people in the U.S. 
to take part in this year's festival. The National Preparatory Committee hopes 
to bring hundreds of youth from the U.S. to support the Venezuelan people and 
the struggles of youth from all over the world. 

The festival will include an anti-imperialist tribunal, artistic and cultural 
events, and athletic activities. 

People interested in participating can contact [EMAIL PROTECTED]




This article is copyright under a Creative Commons License. 
Workers World, 55 W. 17 St., NY, NY 10011
Email: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe [EMAIL PROTECTED]
Support independent news http://www.workers.org/orders/donate.php) 


[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
DonorsChoose. A simple way to provide underprivileged children resources 
often lacking in public schools. Fund a student project in NYC/NC today!
http://us.click.yahoo.com/5F6XtA/.WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ppiindia] Should a Woman Cover Her Face?

2005-03-02 Thread Ambon

 
REFLEKSI: Rupanya masalah jilbab tak akan menghilang sebagai buah bibir 
masyarakat. Banyak hal  dari Arab Saudi menjadi contoh bagi kebanyakan dari 
penduduk Indonesia. 

Sekadar untuk tambah pengetahuan disampaikan sebuah artikel dari Arab Saudia 
berjudul "Sould a Woman Cover Her Face?" [Haruskah seorang wanita menutup 
mukanya?]. Selamat membaca dan merenungkan. 


http://www.arabnews.com/?page=7§ion=0&article=59773&d=2&m=3&y=2005

 
  Wednesday, 2, March, 2005 (21, Muharram, 1426)  
   
   
   

   Mail Article   |  Print Article   |  Comment on Article 
  
Should a Woman Cover Her Face?
Raid Qusti, [EMAIL PROTECTED] 
  
As human beings, we should be free to practice our own faith and 
live our own lives, as long as doing so does not harm anybody and does not 
break the law.

Which makes me raise the question: Is there a written law in Saudi 
Arabia or in Saudi Basic Law that says a Saudi woman must cover her face in 
public? I do not know if such a law exists. When I asked several Saudi lawyers, 
the answer was "No."

Every society in the world has laws as part of its structure. These 
laws are written and codified so that anyone who wants can look them up in 
public libraries. Every citizen in those countries knows the law; if they 
don't, they can easily find out. Unfortunately, there is much vagueness about 
Saudi law, especially when it comes to social conduct.

Worse still, there is a government body known as "The Commission 
for the Promotion of Virtue and Prevention of Vice." It is known generally as 
the mutawaa, or religious police, and they operate all over the Kingdom without 
laws or written guidelines.

Their mission is to stop corruption in society - which honestly 
they have been doing very well. They shut down brothels, crack down on drug 
traffickers, and detain people who do forbidden things in our cities and towns. 
For that we give them credit. At the same time, complaints from the public 
against the narrow-mindedness of some of the organization's members are on the 
increase. Instead of being something to be proud of, most members of the public 
fear the organization as if everyone in it were phantoms or bogeymen.

People hired to do these jobs should be of the highest quality and 
possess considerable religious knowledge. That is not, unfortunately, what we 
see in reality. The reality is people in our streets and malls who are obsessed 
with women who do not cover their faces in public and who are implementing 
their own version of the law according to their own personal beliefs. 

"Cover your face woman," "Fear God," "The abaya is supposed to be 
worn over the head and not on the shoulders."

I personally have had my own experiences with them. The last was a 
few months ago when one of them approached me and my family in the mall. The 
shock was not that I found two bearded young men in a public mall, yelling at 
women who were violating what they believe is a dress code but that the two 
young men were not members of the commission. "Excuse me, are you from the 
commission?" I asked one of them after he gave a lecture which in sum was that 
a woman must cover her face in public as a sign of purity.

"Why do you want to know?" he asked. And I answered, "I am from the 
media. And my understanding is that every commission member must wear a name 
tag, according to what the head, Ibrahim Al-Ghaith, said in an interview with 
Okaz."

After some hesitation, he said, "No. I am not from the commission. 
What difference does that make? As a Muslim, you should be happy when a brother 
Muslim gives you advice and even if I were from the commission, what would you 
do?" he challenged.

For some reason, I did not want to engage in further discussion 
with him so I said, "Thank you for your advice" and my family and I walked 
away. We could still hear him yelling, "The abaya is not on the shoulders!" 
"Cover your face, woman"!

When I asked the head of mall security why he allowed someone to 
come in and begin yelling at women, I had a further shock. "Why are you so 
concerned? Is it because he is telling women to cover their faces?" I answered 
as best as I could. "No. It's because if every person takes the law into his 
own hands, society will soon be in chaos. There is a specific government body 
allocated to oversee social conduct. If I saw a traffic jam in the street, 
would it be appropriate for me to get out of my car and organize the flow of 
traffic, even if I had the best of intentions?" His response will surprise 
nobody - "I am sorry, but we do not have authorization from the authorities to 
stop these people. There is nothing I can do."

I then picked up the phone and called an official at the Ministry 
of the

[ppiindia] The threats looming over Jakarta

2005-03-02 Thread Ambon

http://www.atimes.com/atimes/Southeast_Asia/GC03Ae02.html
Mar 3, 2005

The threats looming over Jakarta
By Erich Marquardt

With 210 million people, Indonesia is the world's fourth-most populous state 
and possesses Southeast Asia's strongest military. Consisting of more than 
17,000 islands, spanning from the east of Malaysia to the western portion of 
the island of New Guinea, Indonesia controls critical sea lanes and airways, 
making it a strategic regional state in Southeast Asia. Ruled by 
authoritarian military leaders since its independence from the Netherlands 
in 1949, Indonesia was a strong ally of the West during the Cold War and an 
adversary to communism. Throughout this period, the military was the 
dominant political force in the country and kept a tight reign on political 
power, imprisoning and killing political dissidents to eliminate threats to 
its rule.

After the end of successive military dictatorships, first by General Sukarno 
from 1945-1967 and then by General Suharto from 1967-1998, the government of 
Bacharuddin Jusuf Habibie agreed to economic liberalization policies in 
addition to lifting controls on labor unions, political parties and the 
media. Indonesia's first nationwide elections after the successive military 
dictatorships of Sukarno and Suharto took place in June 1999. Since these 
elections, Indonesia has seen peaceful transfers of political power.

As Jakarta continues to struggle with political stability, it faces a number 
of threats to its interests. It has strived to retain its territorial 
integrity, fighting off separatist rebels in Aceh and Papua provinces; it 
has suffered from Islamist violence, best displayed during the October 2002 
terror attack on a Bali nightclub that killed 202 people; the present 
civilian government of President Susilo Bambang Yudhoyono has tried to limit 
the power of Indonesia's most dominant faction, the military; and it must 
prepare to adapt to the changing security arrangements in East Asia due to 
the rising status of China as a regional power. How the present government 
in Jakarta handles these significant threats to its interests will determine 
the future shape of Indonesia's internal and external security disposition.

Threats of separatism
In Indonesia's Aceh province, located on the northernmost part of the island 
of Sumatra, separatist rebels of the Free Aceh Movement, known by its 
Indonesian name, Gerakin Aceh Merdeka (GAM), have been fighting the 
Indonesian government for 30 years. No stranger to separatism, Jakarta 
fought a recent losing battle against separatists on the eastern portion of 
the island of Timor.

The conflict in East Timor culminated in January 1999, when the Habibie 
administration agreed with a UN process to allow East Timorese to vote on 
independence. Approximately 98% of registered voters took part in the 
election, and 78.5% of those voters called for independence from Indonesia. 
The Indonesian Defense Forces, or TNI, in an attempt to influence the 
election, and in retaliation to the final result, responded roughly, causing 
much violence and destruction. Indeed, the attacks against East Timorese 
were so harsh that they critically affected Indonesia's relations with other 
states, resulting in the US Congress severing all military ties with its 
once strong Cold War ally. While Indonesia was forced to relinquish 
sovereignty in East Timor, it does not plan on surrendering sovereignty 
elsewhere in its island chain, such as in the provinces of Aceh and Papua.

More independent than other parts of Indonesia, and more Islamic in 
character, Aceh never fully submitted to Dutch rule. After Jakarta took 
control of the province as part of its independence from the Netherlands, 
separatist tension remained, heightened by the fact that Aceh is abundant in 
natural resources, such as timber and natural gas; these resources have been 
used by the central government in Jakarta, creating animosity among the more 
separatist elements of the population in Aceh who feel that their resources 
are being exploited.

GAM is calling for an independent Islamic state and uses military force to 
agitate against the centralized rule of Jakarta. In addition to targeting 
Indonesian troops, the organization has attacked international economic 
interests in the region, such as Exxon Mobil's natural gas facilities in 
Aceh. The movement is believed to have received funding and equipment from 
Iran and Libya; however, most of its arms are thought to come from sources 
in the region.

In response to GAM's insurgency, the Indonesian military frequently uses 
brutal tactics to destroy the organization's resolve. Human-rights groups 
accuse the military of using tactics of abduction, rape, torture and mass 
killings against GAM members and alleged supporters. As stated by the New 
York-based organization Human Rights Watch, "Substantial evidence from 
several reliable sources, including Indonesia's own National Commis

[list_indonesia] [ppiindia] US back in step with Indonesia

2005-03-02 Thread Ambon
** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **

http://www.atimes.com/atimes/Southeast_Asia/GC03Ae01.html
Mar 3, 2005

US back in step with Indonesia
By David Isenberg

WASHINGTON - The news that the United States is lifting its ban on military 
assistance to Indonesia, announced last Friday, reminds one of a famous 
saying by American writer Gertrude Stein. When Stein returned to California 
on a lecture tour of the United States in the 1930s, she wanted to visit her 
childhood home in Oakland. She records that she could not find the house. 
Hence, "there is no there there".

Much the same could be said about the so-called "ban" on military exports to 
Indonesia; it has long been apparent that there was less to the ban than 
meets the eye.

In one of her first acts as secretary of state, Condoleezza Rice decided to 
restore Indonesia's full International Military Education and Training 
(IMET) program after determining that authorities in that country now are 
cooperating with a Federal Bureau of Investigation (FBI) probe into the 
August 31, 2002 murders of an Indonesian and two American employees of the 
mining giant Freeport McMoRan during a military-style ambush in Timika, West 
Papua province.

Once the official certification takes place, Indonesia will be eligible to 
receive US$600,000 to participate in the IMET program, from which it has 
been barred since 1992 after army troops massacred peaceful demonstrators in 
East Timor.

Indonesian cooperation resulted in the June 2004 indictment by a US court of 
Anthonius Wamang, an Indonesian citizen and member of a Papuan separatist 
group, on charges of murder, attempted murder, causing serious bodily injury 
and possessing illegal firearms.

But some outside groups question whether Wamang, who remains at large, is 
being used as a fall guy to protect those higher up. According to local 
human-rights defenders, Wamang has extensive ties to the Indonesian military 
(TNI) as a business partner of Kopassus, the Indonesian army's notorious 
special forces. In an August 2004 television interview with the Australian 
Broadcasting Corporation, Wamang said he got his ammunition for the attack 
from TNI personnel, and he has told the FBI and local human-rights groups 
that these officers knew he was about to carry out an attack on the Freeport 
concession.

A statement put out by the East Timor Action Network noted, "In recent years 
Congress has maintained only one condition on full IMET cooperation by 
Indonesian authorities with an FBI investigation ... but cooperation by 
Indonesia has been spotty at best. The sole suspect indicted so far by a 
United States grand jury remains at large in Indonesia. His military links, 
which appear to be extensive, seem to have hardly been examined. Military 
stonewalling of the investigation into the ambush will undoubtedly 
intensify." Notably, Wamang does not face charges in Indonesia.

Rice's action hardly comes as a surprise. After her confirmation hearings, 
Rice told Congress that the George W Bush administration was "currently 
evaluating whether to issue the required determination". But she was crystal 
clear on her position on the training funds. "IMET for Indonesia is in the 
US interest," she said in a written response to questions posed to her by 
Senator Joseph Biden, a Democrat from Delaware. The program, she added, will 
"strengthen the professionalism of military officers, especially with 
respect to the norms of democratic civil-military relations, such as 
transparency, civilian supremacy, public accountability and respect for 
human rights".

Indonesia still has progress to make in the field of human rights, however. 
According to the State Department's annual Country Reports on Human Rights 
Practices, released on Monday:
The [Indonesian] government's human rights record remained poor; although 
there were improvements in a few areas, serious problems remained. 
Government agents continued to commit abuses, the most serious of which took 
place in areas of separatist conflict. Security force members murdered, 
tortured, raped, beat, and arbitrarily detained civilians and members of 
separatist movements, especially in Aceh and to a lesser extent in Papua. 
Some police officers occasionally used excessive and sometimes deadly force 
in arresting suspects and in attempting to obtain information or a 
confession. Retired and active duty military officers known to have 
committed serious human rights violations occupied or were promoted to 
senior positions in the government and the TNI.
Similarly, last September New York-based Human Rights Watch released a 
report that found Indonesian security forces in Aceh were systematically 
torturing detainees suspected of supporting the armed separatist Free Aceh 
Movement (GAM).

Nevertheless, the decision to restore IMET training also caps a quiet 
lobbying campaign by top Pentagon officials led by Deputy Defense Secretary 
Paul D Wolfo

[ppiindia] Rumah Jusuf Kalla Didemo Mahasiswa

2005-03-02 Thread Ambon
nunjukkan bahwa slogan "perubahan" dan "kerakyatan" hanyalah pembohongan 
kepada rakyat. Menurut mereka, logika penghematan untuk menutup defisit 
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan menaikkan harga BBM 
justru menyengsarakan rakyat kecil. Mereka mempertanyakan komitmen 
pemerintahan Yudhoyono untuk menangkap dan menyita harta koruptor, yang 
seharusnya bisa digunakan untuk menutup defisit tersebut.

Di Cirebon, Jawa Barat, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan 
Mahasiswa Cirebon (GMC) berunjuk rasa dengan membakar ban bekas dan 
memblokir ruas jalan pantai utara (by pass Cirebon). "Kami menolak kenaikan 
harga BBM sebab hal itu hanya akan menyengsarakan rakyat kecil. Mereka harus 
menanggung dampak kenaikan harga sangat tinggi," demikian komentar salah 
seorang pengunjuk rasa.

Aksi mahasiswa juga terjadi di Semarang (Jawa Tengah), Samarinda (Kalimantan 
Timur), Kupang (Nusa Tenggara Timur), Ambon, dan Kendari. Mahasiswa menuntut 
pemerintah menurunkan kembali harga BBM.

Mahasiswa di Semarang menyegel secara simbolis SPBU di Jalan Ahmad Yani. 
Kemudian mereka menduduki Gedung Radio Republik Indonesia (RRI) dan 
menyuarakan pernyataan mereka.

Di Samarinda mahasiswa menyandera satu truk tangki pengangkut BBM.
Di Kupang para sopir angkutan kota mogok sekitar 4,5 jam sehingga ribuan 
warga kota tidak bisa bepergian.
Sementara itu, di Ambon para sopir mogok total.
Di Jakarta aksi unjuk rasa Lingkar Studi-Aksi untuk Demokrasi Indonesia 
(LS-ADI) dihentikan polisi di depan Istana Merdeka, kemarin siang. 
(SIE/INU/SUT/RYO/WHO/ WHY/RAY/ CAL/THY/MZW/ YAS/REN/SSD/HAR)
Search :







Berita Lainnya :
·Rumah Jusuf Kalla Didemo Mahasiswa
·Demi Gaji, Ribuan TKI Ilegal Tetap Bertahan
·Kapal Perang Disiagakan di Perbatasan RI-Malaysia
·Tarif Angkutan Umum Dinaikkan 50-100 Persen
·DPR Inginkan Tambahan Gaji Rp 10 Juta per Bulan
·Harapan Nelayan Pun Pupus
·17 Terdakwa TPST Bojong Divonis 3-8 Bulan Penjara 



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
DonorsChoose. A simple way to provide underprivileged children resources 
often lacking in public schools. Fund a student project in NYC/NC today!
http://us.click.yahoo.com/5F6XtA/.WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ppiindia] Demi Gaji, Ribuan TKI Ilegal Tetap Bertahan

2005-03-02 Thread Ambon

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0503/03/utama/1598248.htm
Kamis, 03 Maret 2005

Demi Gaji, Ribuan TKI Ilegal Tetap Bertahan

Jakarta, Kompas - Ribuan tenaga kerja Indonesia ilegal yang bekerja di Kuala 
Lumpur dan sekitarnya belum mau kembali ke Indonesia. Mereka memilih tetap 
bertahan di Malaysia guna memperjuangkan gaji yang belum dibayar majikan. 
Untuk menghindari razia, mereka menugasi sejumlah orang guna memata-matai 
gerakan polisi dan aparat Malaysia.
"Risiko terburuk apa pun kami siap hadapi. Pokoknya, kami takkan tinggalkan 
Malaysia sebelum mendapatkan gaji yang masih ditahan majikan. Uang itu 
adalah hak yang harus kami dapatkan," kata Lius (35), tenaga kerja Indonesia 
(TKI) yang bekerja sebagai buruh bangunan di kawasan Flora Damansara, 
Selangor, Malaysia, yang dihubungi per telepon dari Jakarta, Rabu (2/3).

Di kawasan itu sedang dibangun enam unit kondominium. Setiap unit 
direncanakan memiliki 26 lantai. Pembangunan keenam gedung tersebut 
melibatkan sekitar 1.000 pekerja, dan 85 persen berasal dari Indonesia. 
Bahkan, 90 persen dari TKI itu berstatus ilegal. Sejak November 2004 gaji 
para pekerja tidak pernah dibayar.

Setiap kali ditagih, mereka langsung dihadapkan dengan preman atau polisi. 
Bahkan, dua bulan terakhir majikan tak pernah datang lagi ke lokasi proyek.

Sekitar 350 orang sudah kembali ke Indonesia selama masa pengampunan (29 
Oktober 2004-31 Januari 2005) dan masa Operasi Nasihat (1-28 Februari 2005). 
Sisanya memilih bertahan di Malaysia untuk mendapatkan gaji. Selain di 
Damansara, ratusan TKI ilegal yang bekerja di kawasan Sungai Pusu, Pahang, 
dan Sungai Buluh juga masih tetap bertahan di Malaysia.

Pantau polisi
Sejak digelar operasi razia pada 1 Maret 2005 TKI ilegal itu tetap bekerja 
sebagai buruh pada sejumlah proyek bangunan di kawasan Damansara. Saat 
bekerja, mereka juga menugasi beberapa temannya untuk memantau keberadaan 
polisi serta sukarelawan yang diberi tugas memburu dan menangkap pendatang 
tanpa izin.

Pemantau tersebut dilengkapi telepon seluler. Jika diketahui ada polisi yang 
mulai mendekat, langsung dikabarkan kepada TKI lainnya. Seketika itu pula 
para TKI ilegal tersebut langsung menghilang ke kawasan hutan.
Pada malam hari, jelas Lius, mereka tidak lagi menginap di gubuk yang 
dibangun di dalam kawasan pembangunan kondominium. Mereka memilih menginap 
di tempat terpencil dan kawasan hutan yang diyakini sulit dideteksi dan 
dijangkau petugas razia pendatang ilegal.

"Kami sadar, permainan kucing-kucingan dengan polisi Malaysia ini risikonya 
besar. Tetapi, jika kami menyerah dan pulang ke Indonesia, berarti majikan 
benar-benar diuntungkan. Ini yang kami tak rela," ujar Jubairi, TKI asal 
Madura.
Menurut Lius dan Jubairi, kasus majikan nakal tersebut telah dilaporkan 
kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur. Akan tetapi, 
laporan itu tidak ditanggapi serius. Setiap hari puluhan TKI datang 
mengadukan tunggakan gaji, tetapi yang dilayani maksimal lima orang.
"Mungkin karena kami ini orang kecil dan pendatang haram sehingga kurang 
dipedulikan. Majikan yang dilaporkan pun tak pernah dipanggil KBRI untuk 
dipertemukan dengan kami," ujar Lius yang sudah 17 tahun merantau dari 
Flores.
Ingin kembali

Dari Nunukan, Kalimantan Timur, dilaporkan bahwa minat TKI untuk kembali ke 
Malaysia ternyata tetap tinggi. Salah satu indikasinya adalah loket 
penanganan satu atap TKI di Kantor Balai Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja 
Indonesia (BP2TKI) Kabupaten Nunukan yang dipadati TKI yang mengurus dokumen 
untuk kembali ke Malaysia.
Pelaksana Harian Kepala BP2TKI Nunukan Ruman Tumboh yang dihubungi di 
Kabupaten Nunukan mengatakan, tiap hari ratusan TKI mengantre untuk mengurus 
dokumen agar bisa segera kembali ke Malaysia. "Setiap hari, terutama 
beberapa hari terakhir ini, setidaknya 500 TKI antre mengurus dokumen untuk 
kembali ke Malaysia," kata Ruman.
Hingga saat ini penanganan TKI sistem satu atap di Nunukan sudah menerima 
aplikasi dari 3.715 TKI yang ingin kembali. Penanganan TKI sistem satu atap 
di Nunukan dimulai 23 Februari lalu.
"Saya sempat berbicara dengan beberapa TKI. Mereka menyatakan tidak takut 
untuk kembali ke Malaysia karena gaji mereka masih ditahan pihak majikan. 
Selain itu, karena mereka tetap ingin bekerja di sana," ujar Ruman.
Ruman menambahkan, seharusnya pemerintah terus memperjuangkan masalah 
pembayaran gaji TKI yang banyak ditahan ini. "Ini persoalan serius. Banyak 
TKI yang datang ke Nunukan tidak membawa apa-apa. Seharusnya lebih banyak 
lagi pengacara untuk memperjuangkan gaji TKI yang ditahan agar segera 
dibayarkan," katanya.
Sementara kedatangan TKI di Nunukan dari Tawau, Malaysia, berangsur menurun, 
mencapai ratusan orang saja. "Puncaknya memang pada tanggal 28 Februari, 
pemulangan TKI sampai pukul tiga dini hari mencapai lebih dari 2.000 orang," 
ujar Ruman.

Ratusan ditahan
Dari Kuala Lumpur dilaporkan bahwa Pemerintah Malaysia kembali menahan 
ratusan pekerja ilegal yang masih berada di nege

[ppiindia] Di Batam Upah Tenaga Kerja Dipotong 30 Persen

2005-03-02 Thread Ambon


http://www.kompas.com/kompas-cetak/0503/03/daerah/1598057.htm
Kamis, 03 Maret 2005

Di Batam Upah Tenaga Kerja Dipotong 30 Persen

Batam, Kompas - Upah tenaga kerja di Batam dipotong hingga 30 persen oleh 
agen- agen penyalur kerja. Pemotongan ini dirasakan memberatkan para 
pekerja, khususnya bersamaan dengan kenaikan massal harga kebutuhan pokok 
akibat kenaikan harga bahan bakar minyak.

"Dari hasil kerja per bulan termasuk uang lembur, kami sebenarnya memperoleh 
upah sekitar Rp 1 juta. Namun, karena terikat kontrak, kami terpaksa 
merelakan tiga puluh persennya diambil agen penyalur. Itu diambil tiap bulan 
selama kami masih tenaga kontrak, belum menjadi 'anak PT' (dikontrak 
langsung oleh perusahaan- Red)," kata Johansyah (20), pria muda asal 
Palembang.

Johansyah setahun terakhir mengadu nasib di Kota Batam sebagai buruh di 
sebuah perusahaan elektronik di Kompleks Perindustrian Batamindo. Dengan 
sisa gaji Rp 700.000, ia mengaku harus pintar-pintar membagi uang agar 
kebutuhan hidup sehari-hari terpenuhi.

Dalam satu bulan, Johansyah mengeluarkan Rp 150.000 untuk biaya sewa kamar. 
Kebutuhan makan di kota ini rata- rata Rp 8.000 sekali makan untuk nasi 
bungkus. Belum lagi biaya-biaya tambahan lain selama sebulan, seperti ongkos 
angkutan umum.

Setelah semua pengeluaran itu, Johansyah hanya mengantongi Rp 50.000-Rp 
100.000 sebagai tabungan per bulannya. Sekarang, saat semua kebutuhan pokok 
naik akibat harga bahan bakar minyak (BBM) naik, ia tak bisa mengharapkan 
sisa Rp 50.000 per bulan.

Pria tamatan sekolah menengah atas ini berharap pemerintah daerah 
menertibkan agen penyalur kerja. Dia tidak berani melepaskan diri dari para 
agen-yang telah menjalin kerja sama dengan perusahaan- itu karena kompetisi 
antarpencari kerja amat tinggi.

Kepala Dinas Tenaga Kerja Otorita Batam Pirma Marpaung mengatakan, besarnya 
potongan upah itu adalah kesepakatan antara agen dan tenaga kerja. 
Sepengetahuannya, potongan itu rata-rata di bawah 30 persen. Ia menambahkan, 
pihaknya menjalankan fungsi kontrol agar total upah yang diterima tenaga 
kerja tidak kurang dari ketetapan upah minimum kabupaten (UMK), Rp 635.000.

Menurut Pirma, dalam setahun ada sekitar 26.000 pencari kerja dengan rasio 
penerimaan 80 persen. Peningkatan pencari kerja per tahun sekitar enam- 
tujuh persen, namun tidak diikuti pertambahan lapangan pekerjaan. (nel) 



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Give underprivileged students the materials they need to learn. 
Bring education to life by funding a specific classroom project.
http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ppiindia] Kaum Intelektual, BBM, dan Iklan Freedom Institute

2005-03-02 Thread Ambon

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0503/03/opini/1598323.htm
Kamis, 03 Maret 2005

Kaum Intelektual, BBM, dan Iklan Freedom Institute
* Tanggapan atas Tanggapan
Oleh Rizal Mallarangeng

TAK terduga, iklan yang dipasang Freedom Instutite (Kompas, 26/2) ditanggapi 
berbagai pihak dengan antusias, setuju maupun tidak. Bahkan berbagai 
komentar yang ada, baik di Kompas maupun dalam talkshow televisi dan milis 
internet, mungkin sama serunya dengan diskusi tentang penghapusan subsidi 
BBM itu sendiri.

Effendi Gazali benar, iklan itu adalah sebuah breakthrough ("Maaf, Tak Mampu 
Beriklan", Kompas, 2/3). Dalam sejarah Indonesia, belum pernah terjadi 
sejumlah intelektual, pengusaha, profesional, dan aktivis bersatu mendukung 
sebuah kebijakan dan mengiklankannya sehalaman penuh. Sesuatu yang baru, 
apalagi dengan isu yang hangat dan aktual, tentu mengundang pro dan kontra. 
Hal ini dapat dipahami dan harus disambut dengan tangan terbuka.

Mengenai isinya, berbagai komentar menyinggung tiga hal: substansi argumen 
penghapusan subsidi bahan bakar minyak (BBM), bentuk, dan tokoh yang 
menyampaikan (iklan dan peran intelektual). Saya akan menanggapinya satu per 
satu, namun sebelumnya saya ingin mengatakan satu hal.

Freedom Institute dan 36 tokoh yang namanya tercantum sebagai pendukung 
iklan itu tidak dikendalikan pemerintah.
Selain membujuk masyarakat, kami justru ingin meyakinkan dan mendorong 
pemerintah untuk segera dan tidak ragu mengambil kebijakan yang tepat demi 
masa depan bersama yang lebih baik.

Pemimpin kadang dihadapkan pada aneka pilihan yang dilematis. Kebijakan yang 
harus dilakukan perlu dan baik, namun tidak populer. Dalam situasi semacam 
ini kami memilih peran sebagai push factor, betapapun terbatasnya, demi 
meyakinkan dan secara tidak langsung membesarkan hati pemerintah untuk 
segera mengambil keputusan dan menghadapi konsekuensinya.

To govern is to choose, kata Charles de Gaulle. Kini pemerintah sudah 
mengambil keputusan, dan saya mengangkat topi atas keberanian semacam ini.

Argumen moral-ekonomi
Substansi argumen yang ada dalam iklan itu pada dasarnya bersifat 
konvensional. Tidak ada yang baru di dalamnya. Aspek moralnya telah ditulis 
dengan baik oleh Franz Magnis-Suseno ("Jangan Tunda Pencabutan Subsidi BBM", 
Kompas, 14/1) dan penjelasan teknis-ekonomisnya dibahas berkali-kali oleh M 
Chatib Basri dan Anggito Abimanyu di harian ini.

Pada intinya, argumen kami mulai dengan sebuah fakta: sebagai konsekuensi 
dari harga minyak dunia yang terus melambung, subsidi terus membengkak, jauh 
melebihi rencana semula yang "hanya" Rp 19 triliun. Tanpa pengurangan, 
subsidi bisa melewati angka Rp 70 triliun tahun ini (atau hampir setara 
dengan Rp 200 miliar per hari). Dengan pengurangan rata-rata 29 persen 
sekalipun, sebagaimana sudah diputuskan pemerintah, negara masih 
mengeluarkan Rp 100 miliar lebih per hari, atau Rp 39,8 triliun setahun, 
untuk menyangga harga BBM.

Bagi kami, subsidi pada tingkat tertentu tetap perlu, terutama terhadap 
mereka yang membutuhkan uluran tangan. Namun, apakah dana subsidi BBM yang 
demikian besar benar-benar tepat dan perlu? Apakah negara sanggup terus 
menanggungnya? Apakah subsidi mendorong perilaku ekonomi yang hemat dan 
rasional?

Ternyata tidak. Memang, ada beberapa penanggap yang mengkritik angka dan 
hasil penelitian LPEM-FEUI yang ada dalam iklan itu. Ini masalah serius. 
Salah satu argumen kami bersandar pada hasil penelitian empiris yang 
menunjukkan, subsidi BBM lebih menguntungkan mereka yang relatif lebih mampu 
dan kaum yang paling miskin justru kurang menikmatinya.

Jika para pengkritik bisa memperlihatkan kekeliruan penelitian ini, 
sanggahan mereka akan lebih kuat. Sayang, berbagai tanggapan yang ada hanya 
berkisar pada tingkat abstraksi dan dugaan bahwa penelitian itu menyesatkan. 
Jika memang keliru, mana buktinya? Apakah ada penelitian alternatif yang 
menunjukkan bahwa faktanya justru berbeda dan berlawanan?

Selain itu, beberapa penanggap juga mengingatkan, persoalan di negeri ini 
begitu banyak dan beragam, mulai dari korupsi, inkompetensi, dan pemborosan 
lainnya. Bahkan dana kompensasi yang diusulkan pemerintah sebesar Rp 17,8 
triliun mungkin tidak akan luput dari penyalahgunaan dan prosedur birokrasi 
yang berbelit-belit. Menurut mereka, kami seharusnya juga peduli dan 
memerhatikan hal-hal seperti itu.

Saya setuju dan bersimpati dengan pendapat demikian. Namun, Prof Widjojo 
Nitisastro benar saat ia berkata sekian tahun lalu bahwa di Indonesia 
hal-hal yang baik hanya dapat dilakukan one step at a time. Semua persoalan 
negeri kita harus dihadapi dan diselesaikan. Namun, yang kini bisa 
dilakukan, lakukan dulu. Setelah itu, kita dorong lagi pemerintah untuk 
melakukan hal-hal baik lainnya.

Kaum intelektual
Kami jelas berpihak, namun lebih pada gagasan dan kebijakan tertentu yang 
kami anggap baik. Masalah pemihakan semacam ini memang menjadi tema klasik 
yang kadang membingungkan di kalangan intelektual.

Namun, persoalann

[ppiindia] Harga BBM Tidak Pro Orang Miskin

2005-03-02 Thread Ambon

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0503/03/opini/1598008.htm
Kamis, 03 Maret 2005

Harga BBM Tidak Pro Orang Miskin
Oleh Carunia Mulya Firdausy

PRO dan kontra terhadap kenaikan harga bahan bakar minyak masih berlanjut. 
Pemerintah di satu pihak tampaknya tidak bisa menunda lagi, sedangkan DPR 
meminta pemerintah menundanya. Alasan DPR, yakni karena di satu pihak harga 
barang-barang kebutuhan pokok telah meningkat lebih dahulu sebelum harga BBM 
dinaikkan, di lain pihak karena tidak adanya jaminan pemerintah terhadap 
dampak negatif yang akan ditimbulkan oleh kenaikan BBM ini.

Banyak orang merasa aneh dengan permintaan DPR. Mereka menyatakan, DPR kok 
minta jaminan, bukan berjuang untuk menunda kenaikan harga bahan bakar 
minyak (BBM). Apa boleh buat, semua sudah bergulir!

Harian Kompas (26/2) memuat aneka berita seputar BBM. Pada halaman 9 
dipampang iklan pandangan beberapa pakar yang disponsori Freedom Institute, 
mengapa mereka mendukung pengurangan subsidi BBM.

Kenaikan BBM seharusnya ditunda dulu. Ini bukan berarti mengabaikan 
pentingnya kebijakan kenaikan harga BBM sebagai salah satu sumber dana 
pemerintah (APBN) dalam menjalankan kegiatan perekonomiannya. Namun, karena 
kenaikan harga BBM akan membangkrutkan kembali perekonomian nasional yang 
sebenarnya telah berangsur-angsur bangkit dari keterpurukan akibat krisis 
multidimensi. Mengapa tidak?

Kenaikan harga BBM pasti menimbulkan tidak hanya inflasi, tetapi juga akan 
meningkatkan pengangguran. Twin evils ini akan menurunkan konsumsi 
masyarakat, investasi, pengeluaran pemerintah, dan daya saing produk ekspor 
di pasaran lokal maupun internasional yang dibutuhkan bagi pertumbuhan 
ekonomi nasional yang tinggi.
Argumentasi yang disederhanakan

Argumentasi bahwa subsidi BBM selama ini hanya membantu penduduk nonmiskin 
(Freedom Institute, Kompas, 26/2) di atas kesengsaraan penduduk miskin 
merupakan argumentasi yang disederhanakan, jika tidak hendak dikatakan 
kebablasan. Ini disebabkan kalkulasi hanya didasarkan atas perhitungan 
parsial dengan membagi penduduk miskin dan penduduk nonmiskin.

Padahal, jika dikaji dengan baik, subsidi BBM mempunyai implikasi luas 
terhadap harga barang dan jasa yang secara implisit dan eksplisit dirasakan 
oleh semua penduduk. Singkat kata, jika ingin melakukan perhitungan pengaruh 
subsidi BBM, harus dilihat dari implikasi secara luas baik terhadap penduduk 
miskin maupun nonmiskin secara bersama, bukan secara parsial.

Argumentasi lain yang menyatakan bahwa dana pengurangan subsidi BBM akan 
menguntungkan penduduk miskin (melalui program kompensasi) juga terlalu 
berlebihan. Ini karena pengaruh inflasi dari kenaikan BBM juga akan 
dirasakan langsung penduduk miskin. Sedangkan program kompensasi, meski 
dapat memberi kegunaan bagi penduduk miskin, dampaknya tidak dapat langsung 
mereka rasakan mereka. Ini disebabkan struktur perekonomian nasional kita 
saat ini tidak pro-poor, melainkan lebih pro-rich.

Oleh karena itu, agar program kompensasi subsidi BBM kepada penduduk miskin 
dapat berjalan baik, maka yang harus dibenahi dulu adalah struktur 
perekonomian nasional, bukan hanya dengan penyediaan kompensasi. Pengalaman 
menunjukkan, kegagalan program pengentasan masyarakat dari kemiskinan lebih 
banyak terletak pada kebijakan ekonomi kita yang tidak pro-poor, bukan pada 
ketiadaan program antikemiskinan. Ini yang harus dirombak total.

Pengentasan kemiskinan
Pengentasan masyarakat dari kemiskinan tidak mungkin dapat diatasi hanya 
dengan menerapkan program kompensasi dana BBM kepada penduduk miskin. Ini 
disebabkan program kompensasi BBM selain dapat berimplikasi terhadap inflasi 
yang akan merugikan penduduk miskin, juga sulit menjaga sustainability dan 
efektivitas program dalam membantu penduduk miskin. Ketidakefektifan ini 
terjadi karena dana kompensasi yang diberikan untuk pembangunan pendidikan, 
kesehatan, dan penyediaan beras miskin tidak cepat mampu meningkatkan 
produktivitas penduduk miskin. Apalagi diakui, biaya untuk pengawasan dan 
pelaksanaan program ini amat besar dan penuh risiko KKN.

Untuk itu, kebijakan ekonomi yang terbaik guna mengentaskan penduduk dari 
kemiskinan, yakni dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pada saat sama 
dilakukan kebijakan yang langsung ditujukan kepada penduduk miskin melalui 
penyediaan lapangan kerja. Penyediaan lapangan kerja dapat dilakukan antara 
lain dengan memberi bantuan pinjaman kredit usaha mikro kepada penduduk 
miskin. Hanya dengan cara inilah kemiskinan di Indonesia dapat dikurangi 
dengan cepat. Kebijakan seperti ini dikenal sebagai pro-poor growth policy 
(Kakwani, 2002). Semangat pro-poor growth policy juga telah menjadi trade 
mark dalam Washington Consensus atau yang dikenal Millenium Development 
Goals (MDGs).

Guna mencapai pertumbuhan ekonomi yang pro-poor, pemerintah harus menerapkan 
kebijakan makro-ekonomi yang kondusif dan tidak berimplikasi menimbulkan 
inflasi tinggi. Pemerintah juga perlu mengurangi distorsi pasar yang dapat 
me

[ppiindia] Pemerintah Belum Optimal dalam Implementasi Praksis Pendidikan + 6.336 Ruang Kelas di Sumatera Selatan Rusak Parah

2005-03-02 Thread Ambon

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0503/03/daerah/1597999.htm
Kamis, 03 Maret 2005

Pemerintah Belum Optimal dalam Implementasi Praksis Pendidikan

Ruteng, Kompas - Dalam implementasi praksis pendidikan, pemerintah belum 
menunjukkan tanggung jawabnya secara optimal. Padahal, kemampuan manajerial 
guna menyelamatkan pendidikan merupakan sesuatu yang bersifat mendesak.

Demikian yang mengemuka dalam diskusi terbatas bertema "Quo Vadis Pendidikan 
Kita" di Ruteng, Nusa Tenggara Timur, Senin (21/2), mengenang enam tahun 
meninggalnya Romo YB Mangunwijaya. Diskusi diselenggarakan oleh Komunitas 
Studi Mangunwijaya Flores pimpinan Romo Max Regus Pr, bekerja sama dengan 
Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Ruteng.

Sejumlah peserta diskusi melihat bahwa dalam konteks lokal Manggarai atau 
Flores umumnya, gereja Katolik antara lain melalui Yayasan Persekolahan Umat 
Katolik Manggarai (Sukma) sejak lama memainkan peran penting dalam 
pendidikan. Namun, institusi ini belakangan tidak lagi memiliki posisi tawar 
yang cukup kuat dalam mengontrol pelayanan pendidikan.

Persoalan tersebut sangat terasa terutama saat hendak mendapatkan tenaga 
pendidik yang andal. Yayasan Sukma yang membawahi sekitar 288 sekolah dari 
tingkat taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, terutama di lingkungan 
sekolah dasar (265 unit), tidak lagi memiliki kekuatan politik untuk menekan 
para pendidik yang berkarya di lingkungannya.

Kondisi itu terjadi sejak tahun 1970-an atau sejak pemerintah mengambil alih 
hampir seluruh kewenangan yayasan, seperti pembayaran gaji guru, penempatan 
tenaga guru, dan kewenangan lainnya.

Guna mengatasi kemandekan dalam pendidikan itu, peserta diskusi berpendapat 
bahwa peran Yayasan Sukma perlu dipulihkan. Keterbatasan secara yuridis 
perlu dibuka, dan untuk itu perlu mendapat perhatian melalui diskusi serius 
dan tajam pada tingkat lebih tinggi dan luas.

Juga dilihat pentingnya intervensi finansial yang lebih efektif dan 
signifikan dalam dunia pendidikan. Bahkan, ada peserta yang menyarankan dana 
subsidi bahan bakar minyak kalau perlu diarahkan untuk memberdayakan 
konstruksi pendidikan kita, terutama untuk memenuhi kebutuhan perbukuan guna 
mendukung perpustakaan sekolah.

Keberadaan buku yang edukatif akan membantu terciptanya pendidikan 
berkualitas. Karena itu, penyebaran buku hingga ke sekolah-sekolah di 
pelosok-pelosok terpencil harus dilihat menjadi salah satu kebutuhan 
terpenting saat ini. Ketersediaan buku di lingkup sekolah atau di 
ruang-ruang baca umum akan mempercepat proses pencerdasan masyarakat.

Khusus untuk Yayasan Sukma di Manggarai yang kini keberadaannya terkesan 
"ompong", disarankan supaya memperluas peran dan fungsinya. "Sukma sebagai 
institusi penyelenggara pendidikan terbesar di Manggarai hendaknya mulai 
memperluas fungsinya agar sekaligus menjadi lembaga advokasi independen 
pendidikan," ujar seorang peserta.

Kecuali itu, diskusi juga menekankan pendidikan harus menyentuh, 
memberdayakan, serta diarahkan untuk membangun karakter dan identitas lokal. 
Pendidikan tidak boleh justru mencerabut berbagai kearifan lokal dengan 
implikasi sosiohistoris yang signifikan.

Partisipasi dan kerja sama yang melibatkan semua elemen masyarakat bersama 
pemerintah merupakan keharusan dalam membedah dan mengusung cita-cita dasar 
pendidikan. Untuk itu, baik pemerintah atau swasta harus meninggalkan 
arogansi institusional yang mematikan kreativitas dalam pendidikan. (ans)

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0503/03/daerah/1598094.htm

Kamis, 03 Maret 2005

6.336 Ruang Kelas di Sumatera Selatan Rusak Parah

Palembang, Kompas - Sebanyak 6.336 ruang kelas, dari sekitar 1.000 sekolah 
di seluruh Sumatera Selatan, mengalami kerusakan parah akibat bencana alam 
tahunan dan faktor usia bangunan. Jumlah ruang kelas yang rusak itu 
diperkirakan akan terus bertambah karena kecilnya anggaran yang dialokasikan 
untuk perbaikan.

Menurut Kepala Dinas Pendidikan Nasional Sumsel Baidjuri Asir, Rabu (2/3), 
jika untuk perbaikan setiap kelas diperlukan dana Rp 70 juta, total dana 
yang diperlukan untuk merehabilitasi semua kelas yang rusak parah mencapai 
Rp 443,52 miliar. Dana yang setara dengan 31,6 persen Anggaran Penerimaan 
dan Belanja Daerah Sumsel 2005 itu tidak mungkin disediakan pemerintah 
provinsi (pemprov) karena amat besar.

Mayoritas anggaran pendidikan yang ada saat ini, ungkap Baidjuri, masih 
difokuskan untuk menambah jumlah sekolah di daerah pedalaman dan pusat- 
pusat permukiman penduduk agar semua penduduk terjangkau oleh pendidikan. 
Sementara itu, alokasi anggaran untuk perbaikan masih sangat terbatas dan 
hanya diarahkan untuk perbaikan yang bersifat darurat.

Besarnya jumlah ruang kelas yang rusak itu didominasi oleh bangunan SD 
inpres yang dibangun antara tahun 1970-an dan 1980-an. Selain usia, 
kerusakan gedung-gedung sekolah tersebut terjadi karena dibangun dengan dana 
yang besarnya hanya 60 persen dari anggaran yang disediakan saat itu.

"Untuk memper

[ppiindia] Tujuh Kabupaten di NTT Terancam Krisis Pangan

2005-03-02 Thread Ambon

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0503/03/daerah/1598190.htm
Kamis, 03 Maret 2005

Tujuh Kabupaten di NTT Terancam Krisis Pangan

Kupang, Kompas - Tujuh dari 16 kabupaten/kota di Nusa Tenggara Timur kini 
dalam kondisi terancam krisis pangan akibat rendahnya curah hujan. Padahal, 
ribuan petani mengandalkan lahan yang ditanami berbagai komoditas seperti 
padi, jagung, sorgum, dan hortikultura lainnya. Kini tanaman tersebut sulit 
tumbuh, dan kalaupun tumbuh cepat layu dan mati.

Demikian diungkapkan Ketua Harian Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan 
Bencana Nusa Tenggara Timur yang juga merupakan Wakil Gubernur NTT Frans 
Leburaya, Rabu (2/3) di Kupang. Tujuh kabupaten itu adalah Lembata, Flores 
Timur, Sumba Barat, Sumba Timur, Timor Tengah Selatan, dan Sikka.

"Tujuh kabupaten itu sudah memberikan laporan kepada Pemerintah Provinsi NTT 
ke gubernur. Laporan itu akan dibahas dalam rapat koordinasi dengan 
pihak-pihak terkait dalam rapat Sabtu (5/3) mendatang," kata Frans.

"Ancaman rawan pangan itu dipicu oleh kekeringan. Memang ada petani yang 
berusaha menanam, tetapi tanamannya tidak bisa hidup. Curah hujan sangat 
rendah. Itulah persoalannya, tetapi Gubernur NTT sudah menugaskan dinas 
teknis terkait untuk mendata agar lebih akurat," katanya.

Provinsi NTT memiliki 15 kabupaten dan satu kota dengan penduduk sekitar 4,1 
juta jiwa. Sekitar 80 persen penduduknya bergantung pada sektor pertanian, 
terutama lahan yang tersebar di tiga pulau besar yakni, Flores, Sumba Timur, 
dan beberapa pulau berukuran sedang, yakni Alor, Lembata, Adonara, dan 
Solor.

Ancaman rawan pangan, kata Leburaya, amat mungkin terjadi di NTT karena 
daerahnya kering dan tandus. "Kami harus menyikapi cepat laporan ini karena 
tanaman pangan dan hortikultura adalah sandaran utama hidup warga kita," 
katanya.

Dia menjelaskan, biasanya siklus tanam warga NTT mengikuti tradisi bertani 
yang sudah lazim, yakni mulai menanam sekitar Desember atau awal Januari.

"Pada dua bulan itu biasanya petani kesulitan, tetapi akan segera teratasi 
pada bulan Februari, karena saat itu biasanya sudah panen jagung," katanya.
Akan tetapi, akibat sedikitnya curah hujan, jagung tak bisa dipanen pada 
Februari ini karena tanamannya banyak yang mati atau tidak tumbuh. Berapa 
persisnya jumlah keluarga tani, serta berapa luas lahan pertanian yang 
kekeringan, tidak diketahui karena belum ada laporan rinci dari kabupaten.

"Gubernur juga sudah mengirim surat kepada para bupati, akan segera mendata 
secara pasti seperti apa kondisi ancaman rawan pangan itu. Data itu penting 
bagi kami untuk bisa menentukan program penanganannya, serta kebijakan apa 
yang harus diambil," kata Leburaya.

Dia melanjutkan, saat ini memang belum terdengar kabar adanya orang yang 
kelaparan di daerah-daerah. Namun, Pemprov NTT harus mengambil 
langkah-langkah konkret untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya krisis 
pangan.

Langkah yang dilakukan Pemprov NTT, kata Leburaya, akan ditetapkan setelah 
rapat koordinasi hari Sabtu (5/3), akhir pekan ini. Langkah yang mungkin 
dilakukan, salah satunya adalah program padat karya. Untuk program itu 
Pemprov NTT dipastikan akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat.

Dari Stasiun Geofisika Lasiana, Sugeng Tolani menyebutkan, curah hujan di 
wilayah NTT sudah melampaui titik puncaknya dan ternyata itu pun tidak cukup 
tinggi untuk dapat menumbuhkan tanaman warga. Puncak curah hujan 
diprakirakan sudah terjadi Februari lalu. Prakiraan itu didasarkan pada 
pengaruh global yang bersifat sinoptik (bisa berulang).

Sementara itu Sekretaris Komisi B DPRD NTT Pata Vincensius dalam rapat 
penyampaian pandangan masing-masing komisi terhadap Nota Keuangan atas RAPBD 
NTT 2005 kemarin, Rabu (2/3), mendesak Pemprov NTT mengalokasikan dana 
khusus untuk mengatasi ancaman krisis pangan yang gejalanya sudah mulai 
terasa sejak beberapa waktu lalu.
Kini gejala itu dipicu oleh kenaikan harga kebutuhan pokok menyusul kenaikan 
harga bahan bakar minyak. "Kami meminta Pemprov NTT mengucurkan dana khusus 
untuk mengantisipasi rawan pangan," katanya. (cal) 



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Help save the life of a child.  Support St. Jude Children's Research Hospital's
'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [

[ppiindia] SBY dari Pasar ke Terminal-- Semuanya Menaikkan Harga

2005-03-02 Thread Ambon

http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/3/3/n3.htm


SBY dari Pasar ke Terminal-- Semuanya Menaikkan Harga

Sehari setelah pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM, Presiden Susilo 
Bambang Yudhoyono (SBY) bersama menteri terkait melakukan sidak ke terminal 
bus, pasar, rumah sakit, SPBU, agen minyak tanah dan sebuah sekolah dasar di 
Karawang, Jawa Barat, Rabu (2/3) pagi kemarin. Di setiap kunjungannya, SBY 
menyempatkan diri berdialog dengan masyarakat. Apa saja komentar mereka?

SIDAK Kepala Negara ini memang lain daripada sebelumnya. Dengan kata lain, 
tidak ada mengerahkan pasukan pengamanan dan pengawalan presiden 
(paspampres), tidak protokoler dan suasananya benar-benar dirahasiakan ke 
mana sidak akan dilakukan.

Presiden yang didampingi Menteri Perhubungan Hatta Rajasa, Menteri 
Perdagangan Mari Pangestu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) 
Purnomo Yusgiantoro dan Sekertaris Kabinet Sudi Silalahi berangkat dari 
Istana Negara, Jakarta, pukul 06.00 WIB dengan iring-iringan hanya delapan 
kendaraan. Memang jumlah ini tidak biasa, karena biasanya iring-iringan di 
atas 20 mobil, termasuk mobil ambulans, lima kendaraan Paspampres dan mobil 
perlengkapan dan mobil patroli.
Setelah keluar tol dalam kota Jakarta, rombongan menuju ke arah tol 
Cikampek. Selama perjalanan, tak ada penutupan jalan seperti biasanya. Saat 
memasuki tol Kerawang, rombongan Presiden keluar tol Kerawang dan masuk 
kota, sehingga sempat mengejutkan aparat keamanan Kabupaten Karawang karena 
mereka sama sekali tidak diberi tahu mengenai kunjungan Kepala Negara itu.

Di Karawang, Presiden Yudhoyono mengunjungi Terminal Bus Tanjungpura 
Rengasdenglok. Di terminal itu, Presiden sempat berdialog dengan sejumlah 
sopir angkot serta penumpang. ''Berapa tarif sekarang,'' kata Presiden 
kepada seorang sopir yang kemudian menjawab Rp 2.500, yang sebelumnya hanya 
Rp 2.000.
Mendengar jawaban itu, Presiden minta agar kenaikan tarif angkutan tidak 
terlalu tinggi agar tidak menyusahkan rakyat kecil. ''Kasihan rakyat kecil, 
jangan mahal-mahal ya,'' saran Presiden yang mengenakan baju batik lengan 
pendek berwarna coklat.
Usai dialog, Presiden berkeliling di Terminal Tanjungpura. Kedatangan 
Presiden dan rombongan disambut hangat para pengunjung terminal yang 
kemudian berusaha bersalaman dengan Presiden. Memang sidak Presiden ini tak 
ada pengawalan ekstra ketat dari Pampaspres, bahkan aparat keamanan 
setempat, sehingga masyarakat dengan leluasa menyalami Presiden.
Sekitar lima belas menit di terminal itu, Presiden dan rombongan melanjutkan 
perjalanan ke Pasar Rengasdengklok. Di dalam pasar, Presiden menanyakan 
harga-harga kebutuhan pokok seperti tahu kuning, cabai merah dan bawang 
merah. Para pedagang dengan antusias memberikan penjelasan bahwa harga 
sayuran mengalami kenaikan setelah harga BBM naik.
Keluar dari pasar, Presiden melanjutkan perjalanan. Dan, sempat melihat 
Rumah Sakit Umum Proklamasi di Rengasdengklok. Presiden menghentikan 
perjalanannya dan masuk ke dalam rumah sakit swasta itu. Saat meninjau rumah 
sakit itu, Presiden minta para pengelola rumah sakit untuk menyiapkan diri 
merawat pasien dari keluarga termiskin, jika akhirnya nanti pemerintah 
memutuskan menggratiskan perawatan bagi mereka.

Keluar dari rumah sakit, Presiden melanjutkan perjalanan dan berhenti 
melihat bangunan sebuah Sekolah Dasar (SD) yang rusak di Karawang. Kepala 
Negara minta Pemda Karawang segera mengambil langkah memperbaiki sekolah 
tersebut. ''Saya akan membantu,'' kata Presiden. Ia mengkhawatirkan bangunan 
sekolah itu sewaktu-waktu runtuh dan menimpa para murid, sehingga harus 
dicegah sebelum terjadi.

Presiden sempat mampir ke sebuah SPBU yang berada di pinggir jalan raya kota 
Kerawang dan berdialog dengan seorang sopir angkot yang sedang mengisi 
bensin di SPBU itu. Kepala Negara menanyakan dampak kenaikan harga BBM 
terhadap tarif angkutan. ''Saudara jangan sampai rugi, tetapi juga jangan 
menyengsarakan rakyat,'' pesan Yudhoyono sambil menepuk-nepuk bahu sang 
sopir.

Sebelum kembali ke Jakarta, Presiden sampat mampir ke pasar induk Cibetung 
dan melakukan dialog dengan pedagang untuk menanyakan dampak kenaikan harga 
BBM terhadap kebutuhan pokok. Sekitar pukul 11.45 WIB, Presiden meninggalkan 
Karawang. (034) 



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Give the gift of life to a sick child. 
Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. me

[ppiindia] Dari BBM untuk Anak Cucu

2005-03-02 Thread Ambon

http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/3/3/o4.htm

Dari BBM untuk Anak Cucu

SETELAH berpolemik sejak dua bulan sebelum pergantian tahun 2005, pemerintah 
akhirnya menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) tepat di awal bulan Maret 
ini. Seperti biasa, kritik pun berhamburan ke arah pemerintah Susilo Bambang 
Yudhoyono (SBY). Sebelumnya, Presiden sudah mengatakan jika dirinya telah 
siap menjadi tidak populer jika kelak harga BBM naik. Sebagai presiden yang 
memegang kekuasaan di zaman reformasi, risiko seperti ini  memang harus 
diterima Susilo Bambang Yudhoyono. Menerima kritik secara terbuka dari 
masyarakat itu saja, bisa dikatakan SBY telah mendapat kredit positif.

Kenaikan harga BBM merupakan satu keputusan yang amat kritis dan penuh 
risiko di Indonesia . Jatuhnya pemerintahan Orde Baru (di samping disebabkan 
oleh faktor-faktor politis makro, grand strategy aktor-aktor tertentu dan 
sebagainya) dipicu oleh keputusan pemerintah Orde Baru untuk menaikkan harga 
minyak pada akhir tahun 1997. Namun saat ini, ketika pemerintah SBY 
menaikkan harga minyak rasanya kurang proporsional juga jika pemerintah 
dipojokkan terus.

Ada beberapa hal yang harus kita ''bela'' dari cara pemerintah  dalam 
menaikkan harga BBM ini. Dari sudut pentahapan, sebenarnya pemerintah telah 
melakukan kebijakan yang layak. Isu tentang kenaikan BBM ini telah 
diembuskan dua bulan sebelum Januari 2005. Pada saat itu, berbagai tanggapan 
sudah mulai kelihatan. Berbagai diskusi di masyarakat juga telah 
bermunculan. Tetapi sama sekali pemerintah tidak  berupaya menghentikan 
berbagai polemik yang bermunculan tersebut. Pengembusan isu jauh hari 
sebelumnya, menandakan bahwa pemerintah sadar bagaimana kritisnya isu 
kenaikan BBM tersebut. Pada waktu isu itu muncul, telah pula disebutkan 
bahwa kenaikan harga BBM ini merupakan sesuatu yang tidak terhindarkan. 
Artinya pasti akan terjadi.

Sebenarnya, pemunculan isu ini mempunyai makna yang besar bagi masyarakat. 
Artinya dengan isu yang kemudian  ditegaskan dengan ungkapan bahwa harga 
pasti akan naik itu, masyarakat diberikan kesempatan untuk mempersiapkan 
diri sejak awal untuk mengantisipasi kenaikan harga. Ada waktu untuk 
menerapkan strategi, mengubah prioritas hidup lebih dulu sebelum harga BBM 
benar-benar naik. Misalnya memprioritaskan membeli barang tertentu terlebih 
dulu,  membangun rumah terlebih dulu dan sebagainya sebelum harga-harga akan 
naik akibat peningkatan harga BBM. Waktu empat bulan sangatlah cukup untuk 
mengubah prioritas tersebut. Masyarakat yang kristis dan melakukan 
perencanaan dengan matang akan masa depannya, pasti melakukan hal seperti 
ini. Mereka akan mampu mengendalikan dirinya di saat harga BBM benar-benar 
naik.

Selanjutnya, pemerintah terlihat juga tanggap dengan berbagai reaksi 
masyarakat akibat rencana kenaikan harga BBM ini. Pada awalnya, kenaikan 
harga itu direncanakan akan dilakukan pada awal Januari 2005. Pemerintah 
akhirnya menunda kenaikan sampai dua bulan lamanya. Mungkin  penundaan ini 
juga disebabkan oleh bencana tsunami yang melanda Aceh akhir Desember lalu. 
Tetapi bisa jadi juga didasarkan oleh pertimbangan-pertimbangan banyaknya 
muncul tanggapan keberatan dari masyarakat. Dalam hal ini,  penundaan itu 
merupakan kebijakan populis demi memberikan  kesempatan lebih banyak kepada 
masyarakat untuk mengubah prioritas-prioritas yang telah dilakukan.

Mengatakan kebijakan kenaikan harga ini terlalu memberatkan penduduk miskin, 
rasanya tidak benar juga. Dilihat ke belakang, harga komoditi yang lebih 
dulu dinaikkan oleh pemerintah adalah komoditi ''pilihan''. Artinya, 
produk-produk yang dipakai oleh masyarakat golongan menengah ke atas. Jauh 
hari sebelum tanggal 1 Maret 2005, pemerintah sudah menaikkan terlebih dulu 
BBM ''pilihan'' itu seperti bahan bakar pesawat terbang, premium super yang 
khusus untuk kendaraan masyarakat golongan menengah ke atas. Kenaikan harga 
elpiji juga bisa digolongkan produk yang lebih banyak dipakai oleh golongan 
menengah ke atas. Di desa-desa  bahkan masih banyak yang memasak memakai 
kayu bakar.

Yang perlu dipertimbangkan, bahwa kenaikan BBM ini mempunyai peran 
''menyelamatkan'' anak cucu kita dari beban yang lebih besar. Sederhananya, 
jika tidak dinaikkan sekarang, maka frekuensi kenaikan BBM akan lebih banyak 
lagi di masa mendatang. Sepuluh tahun lagi, hal itu akan berdampak kepada 
anak cucu kita yang sudah tentu menghadapi tantangan lain yang lebih besar 
dari sekarang. Tidak bisa dihindari, harga ini pasti naik siapa pun yang 
menjadi presiden. Setidak-tidaknya jika masalah kenaikan harga BBM itu 
dibereskan sekarang, hal ini  tidak akan mengganggu anak cucu kita 
mendatang, sehingga mereka bisa lebih berkonsentrasi untuk menghadapi 
masalah lainnya.

Namun, tantangan terbesar bagi pemerintah sekarang adalah merealisasikan 
kompensasi kelebihan pendapatan pemerintah atas kenaikan harga tersebut. 
Pemerintah berjanji akan  memberikan kompensasi tersebut kepada masyarakat 
miskin di I

[ppiindia] Gempa Guncang Maluku, Warga Berlarian

2005-03-02 Thread Ambon

  REFLEKSI:  Masih saja negera yang tidak bersahabat dengan Indonesia 
melakukan percobaan "thermo-nuke" dibawah permukaan laut, demikian keterangan 
seorang ahli kitab pengikut ahli nujum prof J Fals :-)))


  MEDIA INDONESIA

  Kamis, 03 Maret 2005

  NUSANTARA


  Gempa Guncang Maluku, Warga Berlarian
 
  JAKARTA (Media): Gempa tektonik berkekuatan 6,5 skala Richter (SR) 
mengguncang Tual, ibu kota Kabupaten Maluku Tenggara, tadi malam sekitar pukul 
19.45 WIT.

  Gempa tersebut juga dirasakan di Ambon, ibu kota Maluku, sehingga warga 
setempat panik dan berlarian keluar rumah. Gempa ini berguncang sekitar 7-10 
menit dan disertai dengan tiupan angin kencang.

  Warga yang berada di pertokoan, gedung perkantoran, dan rumah berhamburan 
keluar, sedangkan warga yang sedang mengendarai kendaraan, langsung berhenti di 
jalan. Mereka mencari tempat yang aman dari reruntuhan bangunan.

  Kepanikan warga terlihat di sejumlah tempat seperti di Jl AM Sangaji dan 
Jl Ayi Patti. Hingga pukul 21.00, sejumlah warga masih berada di luar rumah dan 
gedung. Mereka khawatir gempa akan diikuti gelombang tsunami. Hingga berita 
diturunkan, belum diketahui adanya korban ataupun kerusakan yang ditimbulkan 
akibat gempa.

  Kepala Stasiun Geofisika Ambon, Benny Sihaloho seperti dikutip Antara 
mengatakan gempa berpusat di Laut Banda berada 320 kilometer di bawah laut, 
pada posisi 7,32 lintang selatan dan 130,02 bujur timur.

  Getaran terasa di kota Ambon sampai 2 hingga 3 modified mercalli 
intensity (MMI), sedangkan di Kota Masohi, ibu kota Maluku Tengah terasa sampai 
3 MMI, dan di Kota Samlaki, ibu kota Maluku Tenggara Barat terasa hingga 4-5 
MMI.

  Guncangan gempa juga dirasakan di seluruh wilayah Nusa Tenggara Timur 
(NTT) pukul 18.42 Wita. Namun, getaran terbesar dirasakan di tiga wilayah Kota 
Kupang, Pulau Rote, Kabupaten Rotendao, Wayngapu, Kabupaten Sumba Timur dengan 
skala berkisar antara 1 hingga 4 MMI.

  Menurut Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika Cabang Kupang Rifai 
Marulak gempa terletak di Laut Banda sekitar 810 kilometer arah timur laut Kota 
Kupang. Umumnya warga kota Kupang merasakan getaran, tetapi tidak menimbulkan 
kepanikan.

  Marulak menambahkan, dilihat dari kedalaman gempa tidak akan terjadi 
gelombang tsunami sehingga ia meminta masyarakat untuk tidak mengungsi terutama 
bagi masyarakat yang berdiam di sekitar daerah pantai. "Gempa yang menimbulkan 
gelombang tsunami itu terletak pada kedalaman di bawah 300 km," ujarnya.

  Belum ada informasi mengenai kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa.

  Sementara itu, guncangan gempa juga terasa di Papua dan Darwin, 
Australia. Menurut seismologis AS, seperti dikutip ABC News Online, gempa 
berkekuatan 7,2 SR dengan pusat gempa di Lanta Banda. (PO/N-3)
 


[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Give the gift of life to a sick child. 
Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ppiindia] Bola Salju Kenaikan BBM

2005-03-02 Thread Ambon

  MEDIA INDONESIA
  Kamis, 03 Maret 2005

  OPINI


  Bola Salju Kenaikan BBM

  A Prasetyantoko, Pengajar Unika Atma Jaya, Jakarta
 
  KALAU kita hendak membaca pikiran ekonom di pemerintahan ketika menaikkan 
harga BBM, tampaknya harus mengacu kepada tiga persoalan, yaitu 
pertumbuhan/jumlah output produksi (pasar barang dan jasa), harga (pasar uang), 
dan pengangguran (pasar tenaga kerja).

  Kenaikan harga BBM, tentu saja, tak lepas dari usaha untuk menciptakan 
keseimbangan umum baru dengan memerhatikan semakin menipisnya sumber dana 
pemerintah. Satu hal yang melegitimasi kebijakan tersebut adalah janji 
pemerintah untuk memberikan kompensasi terhadap kelompok miskin melalui 
penambahan subsidi di bidang pangan, kesehatan, dan pendidikan. Legitimasi itu 
juga terletak pada fakta bahwa subsidi BBM lebih banyak dinikmati oleh kelompok 
kelas menengah atas. Meskipun, fakta ini tidak ada hubungannya dengan kenyataan 
lain yaitu bahwa manakala subsidi BBM dicabut, rakyat miskin menjadi lebih 
sejahtera. Sistem perekonomian di negeri kita sangat unik, dengan menempatkan 
kelompok menengah-atas sebagai pihak yang selalu diuntungkan.

  Terobosan pemerintah mencabut subsidi BBM dan menyalurkannya kepada 
kelompok miskin adalah salah satu solusi untuk mengatasi kegagalan sistem pasar 
dalam mendistribusikan ketimpangan sumber daya ekonomi (antara kelompok 
menengah-atas dan kelompok miskin). Tetapi dengan pengandaian bahwa institusi 
pemerintah bisa dipercaya melakukannya. Pasar memang sering gagal melakukan 
distribusi pada kelompok miskin (market failure). Namun, intervensi pemerintah 
juga mengandung risiko kegagalan (government failure), manakala aparat 
pemerintah tidak bersih dari perilaku korupsi.

  Dengan asumsi ini, legitimasi pengalihan subsidi (baca: kenaikan BBM) 
hanya akan diperoleh manakala pemerintah benar-benar serius memberantas korupsi 
di jajaran birokrasinya. Sudahkan pemerintah melakukannya? Ini adalah pokok 
perdebatan yang lain lagi.

  Dengan dicabutnya subsidi BBM, pemerintah berniat menyalurkan dana 
pembangunan berbagai fasilitas infrastruktur sebesar kurang lebih Rp3,3 
triliun. Sekitar 11 ribu desa miskin di 419 kabupaten di seluruh Indonesia 
ditargetkan akan menerima dana kompensasi tersebut. Setiap desa diperkirakan 
akan mendapatkan jatah kurang lebih Rp300 juta.

  Pertama, jumlah ini tidak cukup banyak untuk menopang pembangunan 
infrastruktur yang berjangka panjang. Jangan-jangan program ini hanya akan 
bersifat tambal sulam. Seperti program KKN (kuliah kerja nyata) para mahasiswa 
saja, yang bukan berorientasi pada peningkatan kualitas infrastruktur, tetapi 
sekadar menghabiskan dana serta memenuhi tuntutan program belaka.

  Hal kedua, siapa yang bisa menjamin jumlah tersebut akan benar-benar 
sampai ke penerima akhir (ultimate user)? Seberapa pun usaha untuk mengawasi 
aliran dana tersebut, paling yang bisa dilakukan adalah mengawasi hingga ke 
unit-unit desa. Padahal, tidak menutup kemungkinan korupsi dilakukan oleh si 
penerima akhir sendiri. Tak sedikit cerita aliran Jaring Pengaman Sosial (JPS) 
yang dibelikan kambing, tanah, atau mobil oleh aparat desa.

  Selain akan disalurkan untuk pembangunan infrastruktur, kompensasi 
kenaikan BBM juga akan disalurkan lewat distribusi beras untuk masyarakat 
miskin. Ditargetkan sebanyak kurang lebih 8,6 juta kepala keluarga akan 
menerima distribusi beras tersebut. Demikian pula di bidang kesehatan, dana 
kompensasi ditargetkan mampu mencakup dana pemeliharaan kesehatan bagi 
masyarakat miskin sebanyak 36,1 juta jiwa. Sementara di bidang pendidikan, 
target program kompensasi adalah memberikan beasiswa kepada 9,6 juta siswa 
(mencakup siswa SD, SMP, dan SMA).

  Tentu saja, gagasan kompensasi ini kita hargai sepenuhnya sebagai 
terobosan kebijakan yang berorientasi mengangkat kelompok miskin. Tetapi sekali 
lagi, keraguan terletak pada perangkat birokrasi serta tipikal masyarakat kita 
yang cenderung memanfaatkan setiap peluang untuk kepentingan pribadi. Tipikal 
sistem pasar yang tidak bekerja dengan baik adalah diliputi oleh para 
penunggang bebas (free-riders) dan perilaku oportunis. Apalagi, karakter 
perekonomian di negeri kita masih banyak aktivitas ekonomi yang bersifat tidak 
formal (underground economy).

  Gejala kegiatan penunggang bebas tak sulit ditemukan. Misalnya saja, di 
Bengkulu harga eceran minyak tanah naik hingga Rp1.500 per liter, menyusul 
rencana pemerintah menaikkan harga BBM secara nasional. Padahal, berdasarkan 
Surat Keputusan (SK) Gubernur Bengkulu, harga eceran tertinggi (HET) minyak 
tanah adalah Rp900 per liter.

  Secara makro, dampak pencabutan subsidi BBM tidaklah terlalu signifikan. 
Begitu berbagai skenario yang diperoleh dari simulasi-simulasi menggunakan 
model-model ekonomi. Hasil kajian Bank Dunia menunjukkan bahwa kenaikan harga 
BBM sebesar 20-30 persen akan meningkatkan inflasi sebesar 1 hingga 2 persen 
saja. Demi

[ppiindia] Dua Hari Operasi, 370 TKI Ditahan

2005-03-02 Thread Ambon

http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail&id=4595

 
 
Kamis, 03 Mar 2005,
Dua Hari Operasi, 370 TKI Ditahan 



30 Pekerja Asal Eropa Juga Diciduk 
KUALA LUMPUR - Pemerintah Malaysia benar-benar tegas dalam menindak 
para pekerja ilegal alias pendatang asing tanpa izin (PATI) di negara itu. 
Mereka tak pandang bulu dalam menangkap para pekerja ilegal melalui Operasi 
Tegas yang diberlakukan sejak 1 Maret lalu.

Sebagaimana dilaporkan wartawan koran ini di Kuala Lumpur, Kardono, 
di antara 563 pekerja ilegal yang telah ditangkap selama dua hari pertama 
operasi, sebagian berasal dari Eropa. Data itu siang kemarin diumumkan Menteri 
Hal Ehwal Dalam Negeri Dato? Azmi Khalid kepada para wartawan di Kantor 
Kementerian Hal Ehwal Dalam Negeri, Putrajaya, Kuala Lumpur.

"Ke-563 PATI ini selanjutnya akan kami proses sesuai dengan hukum 
yang berlaku di sini," tegas Dato? Azmi Khalid. Mereka didakwa telah melanggar 
Seksyen (Pasal) 36 Akta Imigresen (Pindaan 2002). Ancaman hukumannya denda RM 
10 ribu (sekitar Rp 24,3 juta) atau penjara tidak lebih dari lima bulan dan 
sebatan (hukuman cambuk) tidak lebih dari enam kali.

Jumlah TKI (tenaga kerja asal Indonesia) ilegal yang ditangkap 
selama dua hari operasi tercatat paling banyak, yakni 370 orang. Lalu, disusul 
108 pekerja asal Filipina, 18 Myanmar, 16 Thailand, delapan Bangladesh, empat 
Nepal, tiga Pakistan, dua India, dan dua asal Vietnam.

Selain itu, ungkap Azmi, dua pekerja Amerika Serikat (AS) dan 30 
pekerja asal Eropa juga ditangkap dalam operasi tersebut. Pekerja Eropa itu 
terdiri atas 23 warga Prancis, lima warga Inggris, satu warga Italia, dan satu 
Kroasia. Berstatus profesional, para pekerja Eropa dan AS tersebut ditahan 
karena menyalahgunakan visa kunjungan.

"Mereka datang ke Malaysia dengan menggunakan visa kunjungan. Tapi, 
kemudian malah bekerja di sini," terang Azmi. "Soal tindakan terhadap mereka, 
kami akan segera putuskan," lanjutnya.

Menurut Azmi, petugas Imigrasi bersama Polisi Diraja Malaysia, 
Sukarelawan Rakyat (Rela), dan Rukun Tetangga sebetulnya telah memeriksa 
dokumen 5.521 pekerja migran dalam Operasi Tegas. Di antara jumlah itu, 563 
orang ditahan karena terbukti ilegal.

Sejumlah kelompok HAM dan media lokal sebelumnya menyatakan, 860 
pekerja ilegal ditahan. Selain itu, Deplu Filipina di Manila mengumumkan 216 
pekerja ilegal asal negara itu ditangkap di Sandakan, Sabah. Tapi, belum ada 
konfirmasi dari pejabat Malaysia soal laporan tersebut.

Di antara seluruh pekerja ilegal yang ditahan, kata Azmi, 253 
ditangkap dalam operasi di negara bagian Sabah, Malaysia Timur. "Kami juga 
menangkap dua majikan di Johor karena melindungi dan menyembunyikan pekerja 
ilegal," terangnya. Itu berarti tujuh majikan telah ditangkap dalam operasi 
ini. "Kami akan tindak tegas mereka," tegasnya.

Para majikan itu akan dijerat Seksyen 55 (B) Akta Imigresen dengan 
ancaman denda RM 10 ribu hingga RM 50 ribu (sekitar Rp 121,5 juta) atau hukuman 
penjara tidak lebih dari 12 bulan. Bisa juga sanksi itu dikenakan kedua-duanya. 

Hukuman lebih berat, tutur Azmi, menanti para majikan yang terbukti 
mempekerjakan PATI lebih dari lima orang. "Hukumannya dipenjara enam bulan 
sampai lima tahun dan dirotan tidak lebih dari enam sebatan," jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut, dia menjamin bahwa dalam pelaksaanaan 
Operasi Tegas, aparatnya tidak akan berbuat melebihi batas. "Petugas kami sudah 
dikursus selama enam bulan sesuai panduan kami. Kalau ada pelanggaran, kami 
akan memprosesnya," tegasnya. Dia menambahkan, operasi akan terus ditingkatkan 
selama pekerja ilegal masih ditemukan.

Dia juga menolak kekhawatiran kelompok HAM soal kemungkinan 
perlakuan buruk terhadap para pekerja ilegal di tahanan. "Dibandingkan 
Guantanamo Bay, (penjara) kami lebih mirip hotel bintang lima," ujarnya bernada 
guyon menyinggung pangkalan laut AS di Kuba yang dijadikan kamp tahanan teroris.

Tuduhan kelompok HAM Tenaganita juga dibantahnya. Menurut kelompok 
tersebut, 100 pekerja Bangladesh ditahan para pejabat Malaysia di Bandara Kuala 
Lumpur saat akan naik pesawat untuk kembali ke tanah airnya kemarin.

Dia menggarisbawahi pula bahwa para pencari suaka di Malaysia, 
termasuk yang meminta perlindungan kepada Badan Urusan Pengungsi PBB (UNHCR), 
tidak akan dijadikan target. Namun, mereka akan diberi izin kerja sementara.

"Yang jelas, kami tak mau mereka menjadi pengemis. Kami ingin 
mereka bekerja di bawah payung perlindungan. Kami juga tidak akan mendeportasi 
pekerja ilegal Indonesia dari Aceh yang terkena tsunami. Kami simpati kepada 
mereka," jelasnya.

Respons KBRI
Di bagian lain, KBRI menyatakan akan terus memantau pelaksanaan 
Operasi Tegas. Tidak hanya itu, Dubes RI untuk Malaysia Rusdihardjo telah

[ppiindia] Kompensasi Bukan Jawaban

2005-03-02 Thread Ambon

http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail_c&id=159694

Kamis, 03 Mar 2005,

Kompensasi Bukan Jawaban
Oleh Rachmanto * 


Melalui pengumumannya pada 28 Februari 2005, pemerintah bersikeras tetap 
menaikkan harga BBM. Berdasarkan PP No 22/2005, harga BBM naik sejak 1 Maret 
2005. 

Kenaikan harga BBM itu rata-rata 29 %. Kenaikan terendah ada pada solar untuk 
transportasi, dari Rp 1.650 menjadi Rp 2.100 (naik 21%). Sementara kenaikan 
terbesar ada pada minyak bakar, dari harga semula Rp 1.560 menjadi Rp 2.300 
(naik 47 %).

Kenaikan harga BBM tersebut mempunyai dampak luas bagi masyarakat, khususnya 
masyarakat menengah ke bawah. Pemerintah memang sudah menyiapkan rencana untuk 
mengurangi dampak yang akan muncul. Dalam hal ini, kebijakan yang akan 
dijalankan pemerintah adalah memberikan dana kompensasi kepada rakyat miskin.

Pemerintah berniat mengucurkan dana beasiswa Rp 5,6 triliun untuk 9,6 juta 
siswa miskin, Rp 5,4 triliun untuk subsidi beras bagi 8,66 KK miskin, dan Rp 
2,1 triliun untuk pengobatan gratis bagi 36 juta lebih rakyat miskin. Sekilas, 
rencana pemberian dana kompensasi kenaikan harga BBM itu memang sangat baik, 
bahkan terkesan ideal karena berpihak kepada rakyat kecil dan miskin. 

Tetapi, benarkah demikian? Kita patut menyangsikannya. Janji pemerintah untuk 
melakukan audit dana kompensasi BBM dan mengawasinya secara ketat juga layak 
dipertanyakan. Dapat dipastikan, itu hanyalah lips service belaka. Bagaimana 
mungkin melakukan itu jika kita semua hidup di republik yang sarat dengan 
pelaku pelanggaran hukum?


Cabut Saja

Sikap berani dan tegas yang ditunjukkan pemerintah SBY-JK memang mutlak 
diperlukan. Tetapi, ada hal lain yang juga harus diperhatikan, yaitu 
keberpihakan kepada rakyat banyak. Hal ini seharusnya menjadi landasan utama 
sebelum melakukan sebuah kebijakan. Kenaikan harga BBM yang dilakukan 
pemerintah jelas mencederai rasa keadilan masyarakat. 

Seperti diketahui, subsidi pemerintah terhadap bank rekap dan bermasalah masih 
terus saja berjalan. Artinya, pemerintah terlihat lebih mementingkan untuk 
membantu segelintir orang yang punya andil dalam membangkrutkan negara daripada 
memihak kepada rakyat yang betul-betul membutuhkan.

Kebijakan menaikkan harga BBM harus ditarik secepatnya oleh pemerintah. 
Daripada membuat kebijakan yang menyengsarakan rakyat banyak, pemerintah 
sebaiknya lebih memfokuskan diri untuk mengatasi berbagai macam penyimpangan 
yang ada dalam republik tercinta ini. 

Sebab, jika penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dapat diluruskan, itu akan 
berdampak positif bagi keuangan negara. Kasus-kasus korupsi, kebocoran dana, 
penyeludupan, dan sebagainya harus segera diatasi.


Makin Miskin

Kenaikan harga BBM akhirnya menghantam seluruh masyarakat kecil di Indonesia. 
Sebab, banyak masyarakat miskin kita yang masih mengandalkan penghasilannya 
kepada BBM yang dinaikkan itu. 

Misalnya saja, tukang ojek, sopir angkutan, nelayan, dan sebagainya. Kita juga 
bisa melihat, betapa pemerintah sangat lemah dalam usahanya menanggulangi 
dampak kenaikan harga BBM terhadap rakyat miskin. Sebagai contoh, salah satu 
program kompensasi kenaikan harga BBM adalah beras murah bagi rakyat miskin. 

Rencananya, beras tersebut dijual dengan harga Rp 1.000/kg, sebanyak 20 
kg/bulan/KK. Tetapi, bukankah untuk menyantap nasi tersebut perlu lauk. 
Bukankah keluarga tersebut harus membeli bumbu dapur yang dapat dipastikan akan 
naik? Bukankah harga lauk dan sayur-mayur juga akan meningkat? Atau, 
jangan-jangan, keluarga miskin tersebut memang dipaksa makan nasi putih saja? 
Betapa menyedihkannya.

Dana kompensasi kenaikan harga BBM yang akan dilaksanakan niscaya tidak akan 
berpengaruh besar terhadap kesejahteraan rakyat Indonesia. Artinya, sekali 
lagi, kenaikan harga BBM akan mengakibatkan jumlah masyarakat miskin semakin 
meningkat tajam. 

Kita bisa melakukan refleksi terhadap apa yang selama ini telah terjadi di 
Indonesia. Kebijakan-kebijakan yang diambil terlihat sangat tidak memihak 
rakyat. Jika pemerintah betul-betul ingin menunjukkan kecintaannya kepada 
rakyat, program utama yang harus dilaksanakan adalah pengentasan kemiskinan 
secara total dan menyeluruh. Pemerintah seharusnya malu karena selalu saja 
membebani dan menyengsarakan rakyatnya. 
* Rachmanto, mahasiswa Fakultas Filsafat UGM dan aktivis KAMMI DIY




[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for
anyone who cares about public education!
http://us.click.yahoo.com/O.5XsA/8WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
**

[ppiindia] "Frans Magnis Menolak Pluralisme Agama"

2005-03-02 Thread Ambon

Hidayatullah.com, Sabtu, 26 Pebruari 2005


"Frans Magnis Menolak Pluralisme Agama"

Tokoh Katolik Indonesia yang banyak dikenal, Prof. Dr. Frans Magnis Suseno 
menolak "Pluralisme Agama". Jika Katolik saja menolak Pluralisme Agama, 
apalagi Islam!. Baca CAP, Adian Husaini ke-91

Pada tanggal 2 Februari 2005 lalu saya ke Jakarta dan menemui Prof. Dr. 
Frans Magnis Suseno, seorang tokoh Katolik terkenal di Indonesia dan 
Direktur Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara. Cukup lama kami 
berdiskusi tentang berbagai hal seputar masalah agama dan khususnya masalah 
Gereja Katolik dan Konsili Vatikan II. Di akhir pertemuan, Frans Magnis 
memberi saya sebuah hadiah berupa buku karyanya yang berjudul "Menjadi Saksi 
Kristus di Tengah Masyarakat Majemuk¨.

Di antara yang menarik untuk kita bahas pada catatan kali ini adalah 
pembahasan Frans Magnis Suseno tentang pluralisme agama. Secara tegas, dalam 
bukunya, Frans Magnis menolak paham tersebut. Bagi saya, pendapat Frans 
Magnis itu menarik, sebab selama ini saya menyangka, dia seorang pendukung 
pluralisme agama, mengingat ada sejumlah muridnya dari kalangan orang Muslim 
yang pernah kuliah di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara dan kini rajin 
menyebarkan paham tersebut.

Berikut ini kita kutipkan pendapat Frans Magnis tentang pluralisme agama. 
Pluralisme agama, kata Magnis, sebagaimana diperjuangkan di kalangan Kristen 
oleh teolog-teolog seperti John Hick, Paul F. Knitter (Protestan) dan 
Raimundo Panikkar (Katolik), adalah paham yang menolak eksklusivisme 
kebenaran. Bagi mereka, anggapan bahwa hanya agamanya sendiri yang benar 
merupakan kesombongan. Agama-agama hendaknya pertama-pertama memperlihatkan 
kerendahan hati, tidak menganggap lebih benar daripada yang lain-lain.

Teologi yang mendasari anggapan itu adalah, kurang lebih, dan dengan rincian 
berbeda, anggapan bahwa agama-agama merupakan ekspresi religiositas umat 
manusia. Para pendiri agama, seperti Buddha, Yesus, dan Muhammad merupakan 
genius-genius religius, mereka menghayati dimensi religius secara mendalam. 
Mereka, mirip dengan orang yang bisa menemukan air di tanah, berakar dalam 
sungai keilahian mendalam yang mengalir di bawah permukaan dan dari padanya 
segala ungkapan religiositas manusia hidup. Posisi ini bisa sekaligus 
berarti melepaskan adanya Allah personal. Jadi, yang sebenarnya diakui 
adalah dimensi transenden dan metafisik alam semesta manusia. Namun, bisa 
juga dengan mempertahankan paham Allah personal.

Masih menurut penjelasan Frans Magnis Suseno, pluralisme agama itu sesuai 
dengan "semangat zaman¨. Ia merupakan warisan filsafat Pencerahan 300 tahun 
lalu dan pada hakikatnya kembali ke pandangan Kant tentang agama sebagai 
lembaga moral, hanya dalam bahasa diperkaya oleh aliran-aliran New Age yang, 
berlainan dengan Pencerahan, sangat terbuka terhadap segala macam dimensi 
"metafisik¨, "kosmis¨, "holistik¨, "mistik¨, dsb. Pluralisme sangat sesuai 
dengan anggapan yang sudah sangat meluas dalam masyarakat sekuler bahwa 
agama adalah masalah selera, yang termasuk "budaya hati¨ individual, mirip 
misalnya, dengan dimensi estetik. Dan bukan masalah kebenaran. Mengkliam 
kebenaran hanya bagi diri sendiri dianggap tidak toleran. Kata "dogma¨ 
menjadi kata negatif. Masih berpegang pada dogma-dogma dianggap ketinggalan 
zaman.

Paham 'Pluralisme Agama', menurut Frans Magnis, jelas-jelas ditolak oleh 
Gereja Katolik. Pada tahun 2001, Vatikan menerbitkan penjelasan "Dominus 
Jesus." Penjelasan ini, selain menolak paham 'Pluralisme Agama', juga 
menegaskan kembali bahwa Yesus Kristus adalah satu-satunya pengantaran 
keselamatan Ilahi dan tidak ada orang yang bisa ke Bapa selain melalui 
Yesus. Di kalangan Katolik sendiri, "Dominus Jesus" menimbulkan reaksi 
keras. Frans Magnis sendiri mendukung "Dominus Jesus" itu, dan menyatakan, 
bahwa "Dominus Jesus" itu sudah perlu dan tepat waktu.

Menurutnya pula, 'Pluralisme Agama' hanya di permukaan saja kelihatan lebih 
rendah hati dan toleran dari pada sikap inklusif yang tetap meyakini 
imannya. Bukan namanya toleransi apabila untuk mau saling menerima dituntut 
agar masing-masing melepaskan apa yang mereka yakini. Ambil saja sebagai 
contoh Islam dan kristianitas. Pluralisme mengusulkan agar masing-masing 
saling menerima karena masing-masing tidak lebih dari ungkapan religiositas 
manusia, dan kalau begitu, tentu saja mengklaim kepenuhan kebenaran tidak 
masuk akal. Namun yang nyata-nyata dituntut kaum pluralis adalah agar Islam 
melepaskan klaimnya bahwa Allah dalam al-Qur'an memberi petunjuk definitif, 
akhir dan benar tentang bagaimana manusia harus hidup agar ia selamat, 
dengan sekaligus membatalkan petunjuk-petunjuk sebelumnya.

Dari kaum Kristiani, kaum pluralis menuntut untuk mengesampingkan bahwa 
Yesus itu "Sang Jalan", "Sang Kehidupan" dan "Sang Kebenaran", menjadi salah 
satu jalan, salah satu sumber kehidupan dan salah satu kebenaran, jadi 
melepaskan keyakinan lama yang mengatakan bahwa hanya melalui Putera manusi

[ppiindia] "Anggota DPR Jadi Cukong Illegal Logging di Papua"

2005-03-02 Thread Ambon

http://www.tempointeraktif.com/hg/ekbis/2005/02/26/brk,20050226-05,id.html
Ekonomi

"Anggota DPR Jadi Cukong Illegal Logging di Papua"

Sabtu, 26 Pebruari 2005 | 05:48 WIB
TEMPO Interaktif, SOLO:Mantan Sekretaris Jenderal Departemen Kehutanan dan 
Perkebunan Suripto mengungkapkan, ada seorang anggota DPR dari salah satu 
partai besar menjadi salah satu cukong illegal logging di Papua.

Dia menjelaskan, ketika menjabat di Departemen Kehutanan dan Perkebunan, dia 
sebenarnya sudah menyerahkan 12 nama cukong illegal logging itu ke Markas 
Besar Kepolisian RI. Termasuk nama anggota DPR tersebut. "Tapi sampai 
sekarang tidak ada kelanjutannya," kata Suripto kepada Tempo di Solo 
kemarin.


Menurut dia, selain anggota DPR itu, ada dua lagi nama cukong kayu ilegal 
yang beroperasi di Papua. Trio yang dikenal dengan Trio Kwek-Kwek itu sudah 
lama dia dengar malang melintang melakukan kegiatan illegal tersebut.


Ketika dimintai komentarnya bagaimana memberantas mafia pencuri kayu ini, 
Suripto mengatakan, pemerintah sebenarnya tidak perlu memburu puluhan cukong 
yang ada. Kalau sudah bisa menangkap tiga sampai lima cukong saja sudah 
bagus.


"Tetapi betul-betul yang kelasnya mafia (kakap). Jangan yang hanya sekedar 
joki kecil-kecilan," kata Suripto yang kini menjadi anggota DPR dari Fraksi 
Partai Keadilan Sejahtera. "Yang disebut mafia kayu illegal itu adalah 
pemodal atau cukong yang menginvestasikan uangnya untuk membiayai bisnis 
haram tersebut."


Menurut dia, tanpa bisa menyentuh orang di balik pembalakan kayu itu, maka 
upaya untuk memberantas illegal loging hanyalah omong kosong


Selain itu, Departemen atau Dinas Kehutanan, Bea dan Cukai, dan Kantor 
Imigrasi juga harus diselediki karena instansi-instansi itu bisa menjadi 
bagian dari mafia perkayuan di Indonesia. Bea dan Cukai misalnya, 
bertanggung jawab atas masuknya alat-alat berat yang digunakan untuk 
pembalakan kayu. Alat-alat berat itu di daerah perbatasan Indonesia dengan 
Malaysia dengan mudah keluar masuk hutan.


Sedangkan keterlibatan Kantor Imigrasi adalah soal bagaimana kantor ini bisa 
memberikan paspor kepada cukong asing. Berdasarkan informasi yang dia 
peroleh, cukong-cukong asing ini memiliki paspor Indonesia.

Imron Rosyid - Tempo 



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for
anyone who cares about public education!
http://us.click.yahoo.com/O.5XsA/8WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ppiindia] Japan aims for lunar station

2005-03-02 Thread Ambon

REFLEKSI : Beberapa hari lalu di sejumlah mailing list diedarkan sebuah 
tulisan yang menyatakan bahwa tak pernah manusia mendarat di bulan. Tulisan 
tsb datang dari pengikut ilmu nujum. Sekadar untuk menambah pengetahuan bagi 
yang tidak mau dinujumkan disampaikan berita tentang perkembangan dan hasrat 
pakar ilmu duniawi untuk ke angkasa raya. Semoga ada faedahnya.

http://www.theaustralian.news.com.au/common/story_page/0,5744,12406755%255E29098,00.html

Japan aims for lunar station
AFP

March 01, 2005
JAPAN'S space agency, fresh from its first satellite launch since a 2003 
failure, wants to put a manned station on the moon in 2025 and to set up a 
satellite disaster alert system.

"We will include it as one of the future goals in our new long-term vision, 
which we are going to submit with the government's Space Activity Commission 
by the end of March," said an official with the Japan Aerospace Exploration 
Agency.

By 2015, the space agency also wants to establish a system that would 
transmit disaster information via satellites to mobile telephones on Earth, 
he said.
"We are still compiling our long-term vision. There are many things we want 
to include," said the official.
He was responding to a report by the Mainichi Shimbun, which said Japan 
planned to develop a robot to explore the moon in five years and within 10 
years the technology to let humans stay on the moon for extended periods.

In 20 years, it will start development of the space station to be built on 
the moon to conduct scientific research, the Mainichi said.
To realise the goal, the agency aims to develop Japan's own manned space 
craft, similar to the US Space Shuttle, the Mainichi said.
The official of the space agency declined to discuss details of the agency's 
plan, but said the Mainichi report "was not necessarily all wrong".
The aggressive goals for Japan's space projects followed the successful 
launch on Saturday of the domestically designed H-2A rocket, which sent into 
space a 16.3 billion yen ($197.29 million) satellite which will forecast 
weather and navigate aircraft.
The success restored the confidence of many Japanese space officials, whose 
program has been hit by setbacks despite the nation's reputation as a 
hi-tech power.

In November 2003, the previous H-2A, carrying a satellite to spy on 
communist neighbour North Korea, had to be destroyed 10 minutes after 
liftoff when one of two rocket boosters failed to separate.
The humiliation came one month after China became the third country after 
the United States and the former Soviet Union to put a human in space, amid 
signs of a resurgent space race.

The United States is planning a lunar orbiter by 2008 to be followed the 
next year by a landing mission. By 2015 it plans to put a person on the 
moon, the first since another American, Eugene Cernan, on December 11, 1972.

US President George W Bush has set the goal of a manned mission to Mars by 
2020.

The European Space Agency also plans to launch an orbiter to the moon by 
2008 and a second mission, a lander, in 2009 or 2010 to be followed by a 
human flight in 2020.

China, a longtime recipient of Japan's aid but now its growing rival, has 
vowed to launch an unmanned lunar exploration craft before 2007, with a goal 
of landing a spacecraft on the moon in 2010.
India, which often compares and contrasts its progress to that of China, has 
scheduled its own lunar mission for 2007 and, if successful, wants another 
one by 2015.

The Soviet Union in 1959 was the first country to complete a moon orbit. But 
cash-strapped Russia has not launched a planetary mission since 1996.

The Russians hope to launch their next unmanned mission in 2009 to land on 
Phobos, a moon orbiting Mars. 



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Give the gift of life to a sick child. 
Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject t

[ppiindia] Uruguay inaugurates leftist government for the first time in history + South America's leftward sweep

2005-03-02 Thread Ambon

http://english.pravda.ru/world/20/91/368/15045_urugway.html

  Uruguay inaugurates leftist government for the first time in history 
  03/02/2005 14:25 
  Tabare Vazquez is the new President of this traditionally conservative 
South American nation. Millions celebrate a victory which they say belongs "to 
the people".

  Uruguay completed on Tuesday an historical shift to left. For the first 
time in its 174 years of history, this traditionally conservative nation 
inaugurated a center-left government putting an end to an equal amount of years 
of two-party rule.

  Tabare Vazquez, a 64 year Socialist doctor, will have now the enormous 
responsibility of fulfilling the expectations of over 3 millions of Uruguayans 
who celebrated his victory in October elections as a "triumph of the people".  
Chanting slogans and greeting the new authorities, thousands of Uruguayans 
filled the streets of Montevideo, the European looking beautiful capital, to 
express support to the President.

  "I have not come alone," Vazquez told a packed ceremony at Congress. "I 
take the office as president of the republic with the support of hundreds of 
thousands of compatriots who expressed their democratic wishes last Oct. 31 for 
a better country for all Uruguayans." Vazquez also promised, "a better country 
for all".

  Presidents of Argentina, Bolivia, Brazil, Chile, Peru and Venezuela 
attended to Vazquez inauguration, as well as the Prince Felipe of Spain and 
Prince Edward of the United Kingdom. Fidel Castro, who was also expected in 
Montevideo to assist to the restoration of bilateral ties between Uruguay and 
Cuba -broke off in 2002-, failed to attend arguing a health condition.

  Russian President Vladimir Putin congratulated Vazquez in a statement 
released by the Kremlin Press Service. In the document, Putin remarked the good 
level of mutual "friendship, confidence and respect" between both nations. "It 
is pleasing to see that Russia and Uruguay continue to hold an active political 
dialogue today and are expanding their cultural and humanitarian ties", reads 
Putin communiqu?. 

  Judging by the political line of most of the Latin American leaders who 
met in Montevideo to congratulate their new counterpart, it becomes clear the 
shift to left in the region. According to observers, Uruguay's turn will 
strengthen the Mercosur bloc -with Argentina, Brazil and Paraguay-, as weakens 
US chances to sign a free trade deal for the Americas in the short term. 

  The new cabinet will be composed by a representative combination of 
progressive leaders coming from the Frente Amplio, or Broad Front, a 34-year 
center-left coalition of Socialists, Social-Democrats, Centrist forces, 
Communists and a majority of former guerrilla leaders, the worldwide famous 
Tupamaros. Also for the first time in country"s history, the Colorados 
(coloured) and Blancos (whites) conservative parties, will be in the opposition 
after losing control over the lower and the upper chambers of the Parliament.   

  Vazquez"s inauguration came in a tough moment in Uruguay"s history. After 
the Argentine debacle in 2001, Uruguay suffered from a financial crisis which 
almost ended in crack in August 2002. However, the major problems the new 
government will face are the social consequences of the economical 
disarrangement, with 32% of the population living under the poverty line and 
12% unemployed, a situation aggravated by the enormous foreign debt that 
reached 106% of country"s GDP last year.

  To attend to these demands, first measures Vazquez will launch an 
ambitious Social Emergency Plan to be handled by the new Social Action Ministry 
controlled by the Communist Party and to call on the Economy National Council, 
where business chambers, unions and NGO"s will play an active role. 

  Tabare's carnival

  Montevideo lives in a mood of permanent popular celebration, nowadays, 
but not only thanks to the inauguration of Tabare's government, but also 
because carnival season is at its best. Montevideo's carnival is a widely 
popular celebration in Uruguay, which includes the competition of "murgas", 
musical groups whose performances are followed with great passion by the 
people. 

  Lyrics of Murgas' humoristic songs usually talk about Uruguayan 
life-style, country"s culture, soccer and, most of all, politics. Composers 
have been always of popular extraction and critics of the conservative rule. 
That is why is not difficult to understand why this year, most of them 
dedicated their songs to celebrate the Frente Amplio victory in October 
elections. 

  In the "tablados", carnival theaters, murga singers greeted the victory 
of "Tabare", as they friendly call the new President, as well as remembered all 
those who suffered from persecution during the military dictatorship that ruled 
the country between 1973 and 1984.

  "It"s a victory of the people of Uruguay who dared 

[list_indonesia] [ppiindia] Uruguay signs deal with Venezuela

2005-03-02 Thread Ambon
** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **

http://news.bbc.co.uk/2/hi/americas/4312181.stm

 Last Updated: Wednesday, 2 March, 2005, 16:38 GMT  

   E-mail this to a friend   Printable version  
   
Uruguay signs deal with Venezuela  
   
  Vazquez welcomed "the Cuban people once again at this house" 
A day after his inauguration as Uruguay's first left-wing 
President, Tabare Vazquez has signed an energy deal with the Venezuelan leader. 
Mr Vazquez and President Hugo Chavez agreed to exchange Uruguayan 
food for Venezuelan fuel, and to work together on a state-run regional TV 
channel. 

President Vazquez restored full diplomatic relations with Cuba 
immediately after being sworn in. 

Uruguay is the fifth Latin American nation to move to the left. 

Venezuela, Chile, Brazil and Argentina also have left-wing 
governments. 

Meeting the left 

Uruguay broke off diplomatic ties with Cuba three years ago under 
outgoing President Jorge Battle. 

Cuban leader Fidel Castro accused him of being a traitor for 
supporting US efforts to condemn Cuba's human rights record in a United Nations 
vote. 

President Vazquez said that ties should never have been broken off 
and he welcomed "the Cuban people once again at this house". 

   
  Vazquez's election brought to an end almost 180 years of 
two-party rule 

After his meeting with Mr Chavez, the new leader held talks with 
Argentine President Nestor Kirchner, in which they agreed to work together to 
promote human rights. 

Mr Vazquez asked Mr Kirchner to help to look for the bodies of a 
reported 150 Uruguayans who disappeared on Argentine soil in the 1970s and 
1980s, when both countries were under military rule. 

The new leader is due to meet Brazilian President Luiz Inacio Lula 
da Silva on Wednesday. 

Correspondents say that despite his warm meeting with President 
Chavez, Mr Vazquez's economic policy will be closer to the cautious centre-left 
approach of President Lula. 

Focus on poverty 

Mr Vazquez's victory in presidential elections last October ended 
almost 180 years of two-party rule. 

The 65-year-old's win at the head of the Frente Amplio (Broad 
Front) coalition party ended the long dominance of the ruling Colorado Party, 
whose candidate came third, and the National Party, who came second. 

Thousands of Vazquez supporters celebrated in the streets of the 
capital, Montevideo, as he took office. 

The BBC's Elliott Gotkine in Uruguay says the country's shift to 
the left is down to disillusionment with the right and the failure of its 
economic policies. 

The left has also rejected many policies which had scared off 
voters in the past, he says. 

Mr Vazquez, a former mayor of Montevideo, signed a $100m 
anti-poverty programme as one of his first acts in office. 

"We have pledged changes and we will bring in changes," he said. 


   
 


[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for
anyone who cares about public education!
http://us.click.yahoo.com/O.5XsA/8WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **



[ppiindia] Sea quake bumps Darwin

2005-03-02 Thread Ambon

REFLEKSI : Kalau mengikuti pikiran ahli nujum yang dipercayai oleh sejumlah 
orang beragama benar, maka bukan saja di Sumatera Utara tetapi juga di laut 
Banda [Maluku] diadakan percobaan "thermo-nuklir" oleh musuh-musuh Indonesia. 


http://www.theage.com.au/news/National/Sea-quake-bumps-Darwin/2005/03/02/1109700544604.html?oneclick=true

Sea quake bumps Darwin
March 3, 2005

Darwin has been jolted by an earthquake measuring 7.1 on the Richter scale but 
authorities are confident the quake caused no damage or injuries.
Geoscience Australia said the quake's epicentre was in the Banda Sea, 660km 
north of Darwin and 190km under the surface. It struck about 8.12pm last night.

"I'm sure it's rattled a few windows and shaken picture frames but it's 
unlikely to cause any damage in Darwin," Geoscience Australia seismologist Mark 
Leonard said.

"Normally with a quake like this you'd expect damage out to about 100 or 200km, 
that kind of distance."

Dr Leonard said that, at such a depth, it was extremely unlikely to trigger a 
tsunami.

Initial automated reports put the magnitude anywhere between 6.7 and 7.5 on the 
Richter scale but Geoscience Australia later clarified this to 7.1.

Northern Territory police said no reports of damage had been received by late 
last night and Darwin was carrying on as normal.

"There's absolutely nothing," a spokeswoman said.

"I've had no reports of injuries, no reports of evacuations, no reports of 
damage."
A Royal Darwin Hospital spokeswoman said nobody had presented to the hospital's 
emergency department with injuries as a result of the earthquake.

She said none of the hospital's equipment was affected by the tremor, but "a 
lot of the patients were quite concerned".

A Power and Water spokesman said the power supply company had not received a 
single call for help and there were no known problems such as blackouts or 
damage to powerlines.

In Darwin, the effect of the quake was put at 4.0 on the Modified Mercalli 
Intensity Scale, which measures the intensity of tremors away from the 
epicentre on a scale of one to 12.

A quake of Mercalli intensity 1.0 would be noticed only by birds, while 
intensity 12 designates total destruction. A 4.0 on the Mercalli scale means a 
quake is generally noticed indoors, but not outside.

Resident Mike Emerson was in Newcastle at the time of the December 1989 quake 
which measured 5.6 on the Richter scale and killed 13 people.

He said tonight's quake felt comparatively minor.

"It only lasted a few seconds. A few little waves went through the concrete 
floor, and the fans rocked back and forth. But there was no damage (here)," Mr 
Emerson said.

Darwin's SkyCity Casino and hotel said no one was evacuated from the beachfront 
building, despite earlier media reports.

A security surveillance worker said some patrons stepped outside the 
three-storey building of their own accord but returned soon afterwards.

NT News journalist Barry Doyle said tremors were felt as far south as Katherine.

"We had two good shakes. Probably the best shakes we've had," Mr Doyle said.

"It moved the building we're in and it's certainly got the town talking.

"But," he joked, "there's no truth to the rumour that it was caused by Prince 
Charles putting $200 on the bar in Alice Springs."

Dr Leonard said large earthquakes were relatively common in the Banda Sea 
region.

"The Banda Sea is one of the most seismically active areas in the world and 
gets an earthquake of about magnitude 5 every couple of months," he said.

Geoscience Australia said the last magnitude-seven earthquake to strike the 
Banda Sea region was in December 1995.

- AAP


[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Help save the life of a child.  Support St. Jude Children's Research Hospital's
'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

[ppiindia] Acquit fear on Bashir verdict

2005-03-02 Thread Ambon

http://www.theage.com.au/articles/2005/03/02/1109700536918.html?oneclick=true

Acquit fear on Bashir verdict
March 3, 2005

 
Students from an Islamic boarding school co-founded by Abu Bakar Bashir demand 
his release during a demonstration in Solo, Central Java.
Photo: Reuters

An Indonesian Court will hand down today its verdict on the Muslim cleric 
accused of involvement in the Bali bombing, with some experts predicting he may 
be acquitted.

Prosecutors have asked the three judges to sentence Abu Bakar Bashir to eight 
years prison for his role in the 2003 bombing of Jakarta's Marriott Hotel and 
the 2002 Bali bombings but dropped the primary charges against Bashir because 
of a lack of evidence.

Hundreds of Bashir's supporters are planning to come from Central Java for the 
verdict and the police presence is certain to be very heavy after a riot in 
April last year when Bashir was freed from prison and immediately re-arrested.

Police then charged Bashir with being the head of the terrorist group Jemaah 
Islamiah and said he had visited a JI camp in the Philippines in April 2000 
where he allegedly watched a graduation ceremony for students trained to use 
weapons.

One of Bashir's lawyers, Lutfi Hakim, said yesterday his client should be freed 
given the lack of evidence produced in the trial directly linking Bashir to 
either the Bali or Marriott bombings.

"He should be freed because there's no evidence he committed terrorism. This 
indictment is even worse than the previous one," he said.

While Bashir has been widely accused by Western governments of heading the 
Jemaah Islamiah group and blamed for the Bali, Marriott and Australian embassy 
bombings, Indonesian prosecutors have struggled to build a solid case against 
him.

In his first trial, in 2003, Bashir was not proved to be the head of JI, but 
was sentenced to four years' prison on immigration offences committed when 
returning to Indonesia from Malaysia without proper documents. In that case, JI 
members in prison in Singapore and Malaysia gave evidence about Bashir's role 
in JI.

In this second trial, which has lasted five months, not one of the witnesses 
has given such compelling evidence.

The South-East Asian director of the Brussels-based International Crisis Group, 
Sidney Jones, said the prosecutors' task had been made harder by an Indonesian 
Constitutional Court decision last year overturning retrospective legislation 
used to prosecute the Bali bombers.

"I would not be surprised if he was acquitted because it was a weak case to 
begin with and the prosecutors were operating under severe constraints of the 
Constitutional Court decision."

Ms Jones said there would be an international outcry if Bashir were acquitted, 
but it would be unfair to blame the Indonesian Government.


[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Give the gift of life to a sick child. 
Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ppiindia] Oral history saved islanders from tsunami

2005-03-02 Thread Ambon

http://www.taipeitimes.com/News/world/archives/2005/03/02/2003225170

Oral history saved islanders from tsunami

LOCAL KNOWLEDGE: People on an island nearest to the Dec. 26 quake's epicenter 
survived the tsunami thanks to stories that had been passed down for 
generations 

AP , SIMEULUE ISLAND, INDONESIA 
Wednesday, Mar 02, 2005,Page 5 

  A motorcycle and driver get a ride across an inlet on a makeshift ferry 
last Friday on Simeulue Island.
  PHOTO: AP
 
The ground shook so hard, people couldn't stand up when the massive earthquake 
rattled this remote Indonesian island -- the closest inhabited land to the 
epicenter of the devastating temblor. 

But, unlike the hundreds of thousands of others who thought the worst was over 
when the shuddering stopped, the islanders remembered their grandparents' 
warnings and fled to higher ground in fear of giant waves known locally as 
semong. 

Within 30 minutes, Simeulue became the first coastline in the world to 
experience the awesome force of the Dec. 26 tsunami. But only seven of the 
island's 75,000 people died, thanks to the stories passed down over the 
generations. 

"After the earthquake, I looked for the water to suck out," said Kiro, 50, who 
like many Indonesians uses one name. "I remember the story of the semong and I 
ran to the hill." 

Simeulue's northern coast is about 60km from the spot where the magnitude-9.0 
earthquake shifted the ocean floor along a fault line west of Sumatra Island 
with enough force to send waves racing across the Indian Ocean. 

Waves as high as 10m smacked ashore here, but most people had fled because of 
the stories about the semong that killed thousands in 1907. 

"Everyone ran to the hills," said Randa Wilkinson of the aid agency Save the 
Children. "They took bicycles and motorbikes and wheelbarrows and piled the 
kids in whatever they could get them in." 

Suhardin, 33, said that when the quake struck he didn't think about his 
grandmother's stories about the 1907 disaster because nothing happened when 
another big temblor shook the island three years ago. It was only when a man 
from another village ran past shouting "Semong! Semong!" that Suhardin and 
others from Laayon village fled. 

The earthquake's power is visible all along Simeulue's picturesque coast. Huge 
cracks and gashes scar the remains of thick concrete walls that once supported 
village mosques, bridges lie crumbled in streams running to the ocean and deep 
fissures split roadways. 

The island's northern shore took a direct hit from the waves, which left little 
standing. Along the western shore, the tsunami spared some villages and 
destroyed others, leaving a path of snapped palm trees, flattened houses and 
power poles dangling over roads. 

The earthquake tipped the island up 1.2m on one side, exposing rugged blocks of 
coral reef along parts of the northern coast, said Taufik, an Indonesian 
official who surveyed the island for the government's meteorological and 
geophysical agency. 

Palm trees that once shaded white-sand beaches are now partially submerged on 
the southern end of the island, which sank 30cm. 

"You can't imagine this and only seven people died," he said. "It's amazing." 

He agreed the island's oral history saved countless lives, but noted its lush 
hills are close to the coast, allowing people to get to safety. In many other 
places with broader coastal plains, people had few places to run. 

Tsunamis are rare in the Indian Ocean and many people in the 11 countries hit 
by the waves did not know about their potential to swallow tens of thousands of 
lives in seconds. When the inrushing waves sucked shallow coastal waters out to 
sea, many people stood on beaches watching or collecting fish flopping on the 
sand instead of fleeing. 

On Simeulue's western coast, survivors stood helplessly on hillsides looking 
down on the wall of water sweeping entire villages out to sea. 

"We watched what we had -- everything -- was gone," said Sukirno, 50. "We 
stayed in the hills for one week because we were scared." 

Some are so traumatized they have gathered planks of wood and built shanties 
along a road high on a hill overlooking what is left of their seaside village. 
As aftershocks continue -- some registering magnitude 6.0 -- they say they are 
in no hurry to return to the lowlands. 

But many people have begun rebuilding along the shore, starting with crude 
wooden shacks on what is left of concrete foundations. 

They say they will pass the story of the semong down to future generations, 
even if another disaster never happens. 


[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Help save the life of a child.  Support St. Jude Children's Research Hospital's
'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

**

<    1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   >