[ac-i] Situs Mojopahit di Sooko juga terlantar hancur
Radar Mojokerto [ Selasa, 20 Januari 2009 ] Menilik Sisa-Sisa Situs Majapahit di Desa Klinterejo, Sooko Berserakan, Banyak yang Tergeletak di Lokasi Pembuatan Batu-bata Ditengah sorotan publik terhadap pembangunan Pusat Informasi Majaphit (PIM) di Trowulan, di sisi lain ternyata banyak ditemukan situs di beberapa desa yang kondisinya kini tak terawat. Bahkan perlahan-lahan sudah banyak yang hilang karena terjual. Seperti sebuah bangunan kuno mirip pagar berada di Desa Klinterejo, Kecamatan Sooko, Mojokerto. MOCH. CHARIRIS, Mojokerto --- JIKA boleh ditebak, siapa yang banyak menemukan atau menemui benda purbakala di wilayah Kecamatan Trowulan dan sekitarnya? Jawabannya adalah para pembuat batu-bata di sawah. Di sadari atau tidak, setiap hari mereka dihadapkan dengan sebidang tanah liat yang siap di pasarkan dalam bentuk batu bata merah. Sebuah cangkul, gancu dan ember seakan tidak bisa dipisahkan dari mereka. Karena dengan alat sederhana itu, mereka bisa bekerja dan menggali tanah selanjutnya di bentuk persegi yang dijadikan rupiah. Terkadang secara tidak sengaja saat menggali tanah mereka kerap menemui benda purbakala peninggalan Kerajaan Majapahit yang pernah jaya pada abad 14. Diantaranya berbentuk gentong, gerabah, batu lumpang, candi, hingga situs yang berbentuk pagar dan puthuk (gapura kecil). Seperti yang kerap ditemui warga sekaligus pembuat batu-bata di Desa Klinterejo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto. Tepatnya sebelah barat situs Kahuripan yang terdapat batu berukuran lebar. ''Sebenarnya dari dulu sudah banyak ditemukan situs-situs di area tempat pembuatan batu-bata ini," ujar salah satu warga yang kesehariannya bekerja membuat batu-batu. Pria bertubuh rada kekar dan berambut pendek itu mengaku, peninggalan cagar budaya di lokasi tempatnya bekerja jika dihitung lebih dari lima jenis. Ada yang berbentuk batu lumpang, puthuk makam, sumur dan sebuah bangunan menyerupai pagar peninggalan Kerajaan Majapahit. ''Setahu saya bangunan kuno seperti puthuk itu sudah ada dari beberapa tahun lalu. Tapi untuk pagar dan sumurnya baru diketahui lima tahun terakhir ini. Tepatnya saat ada pembuatan batu-bata," ujarnya sembari mencetak tanah dalam bentuk bata. Bila diamati lebih dalam, tidak hanya situs, namun berbagai artefak juga ada di sebidang tanah milik perangkat desa yang disewakan kepada para pembuat batu-bata. Salah satunya berbentuk batu lumpang, setinggi 50 sentimeter dengan lebar 1 meter. ''Setelah itu semua ditemukan sebenarnya lokasi ini sudah dikunjungi sama orang BPPP," terangnya. Meski begitu purbakala berharga yang semestinya mendapat perlindungan, kini kondisinya cukup memprihatinkan. Sedikitnya ada enam batu lumpang seakan tak bernilai. Berserakan, tak terjaga dan tergeletak liar di sekitar linggan (bangunan tempat membakar batu-bata, Red). Sebagian lainnya malah menyedihkan karena terkapar di tepi sungai kecil. Bahkan oleh warga ada yang difungsikan untuk menyeberang wangan (sungai kecil). Akan tetapi yang lebih mengenaskan saat ini, situs berbentuk pagar berada di sebelah barat tempat pembuatan batu bata dalam kondisi rusak berat. Tidak hanya tergerus akibat pembuatan batu bata, melainkan sebagian sudah hilang. Ada yang menyebut hilangnya bagian bangunan berharga itu ada yang menjual. Dalam bentuk bijian batu batu memiliku ukuran 20 sentimeter kali 60 sentimeter, dengan ketebalan 5 sentimeter. Untuk satu buah batu bata dihargai Rp 500 rupiah. Kendati demikian sejauh ini tidak dieketahui jelas, siapa yang menjual dan siapa yang membeli bagian bangunan yang memiliki panjang sekitar 500 meter. Namun jika ada pemesan yang masuk ke kawasan tersebut beberapa orang siap melayani sesuai pesanan. Asalkan harganya cocok. ''Memang selama ini warga sudah banyak yang tahu, kalau di kawasan pembuatan batu bata itu banyak situs. Tapi kami belum tahu jika kerusakannya semakin parah," kata Sekretaris Desa Bidin, saat ditemui di rumahnya tidak jauh dari lokasi. Mendengar ada kerusakan atau bahkan praktik jual beli benda sejarah, pria yang hobi sepak bola itu mengaku miris. Sebab selaku perangkat dan atas nama warga, dia menyayangkan kalau ada orang dengan sengaja memesan batu-bata kuno berakibat kerusakan. ''Kalau warga yang merusak kami rasa mereka tidak bisa disalahkan karena urusannya perut. Tapi kemungkinan ada orang di belakang itu," dugaan Bidin. Agar tidak berkelanjutan, Bidin dan perangkat desa lain akhirnya memutuskan untuk mengamankan cagar budaya yang tersisa. Baik dalam bentuk lumpang artefak berkeliaran, atau pagar besar yang susunan batu-batanya banyak yang hilang. ''Belakangan warga belum sadar kalau benda-benda itu memiliki nilai sejarah tinggi. Tapi yang pasti bersama warga kita akan amankan situs-situs itu," paparnya. (yr) ===
[ac-i] Lagi : Sumberboto, Mojowarno.
Radar Mojokerto [ Kamis, 15 Januari 2009 ] Merunut Sejarah Wana Wisata Sumberboto, Desa Japanan, Kecamatan Mojowarno, Jombang Basis Militer Pejuang, Dulu Diberi Nama Sumber Pangkat Semula, wana wisata ini merupakan tempat pemandian biasa. Setelah proklamasi kemerdekaan, muncul sebuah organisasi angkatan muda kehutanan dari korps karyawan kehutanan. Di lokasi ini pula sebuah monumen dijadikan tonggak sejarah perjuangan pada tahun 1945 dan 1948 bagi pasukan Wanara dan warga kehutanan sekitar. BINTI ROHMATIN, Jombang --- PADA tanggal 27 Agustus 1947 silam, Angkatan Muda Kehutanan yang terdiri atas korps karyawan kehutanan menyebut sebagai pasukan Wanara beranggotakan 39 orang. Pasukan ini kemudian membaktikan diri pada Ibu Pertiwi. Hanya menggunakan senjata seadanya, bambu runcing dan pedang. Pasukan Wanara berkekuatan 1 Divisi dibawah komando Sudomo dan Soekiman sebagai kepala staf. Saat itu, pasukan mendapat pengesahan khusus dari Panglima Jenderal Soedirman yang komandonya berpusat di Jogjakarta. Salah satu pasukannya di Jawa Timur, berada di Jombang dari Batalyon III dibawah komando Soedjarwo (mantan Menteri Kehutanan). Saat itu pemandian Sumberboto dijadikan tempat persenjataan pasukan Wanara dengan menghasilkan jenis peluru, granat, bom dan jenis senjata yang lain. Untuk melengkapi kebutuhan perang melawan penjajah Belanda. Pasukan ini hidup serba memprihatinkan sehari makan sehari tidak, di pemandian yang masih berupa hutan belantara. Hampir setiap hari, pasukan ini membuka sejumlah bom peninggalan penjajah Jepang untuk diolah menjadi peluru dan granat. Namun, upaya ini membawa musibah diluar dugaan. Pada tanggal 12 April 1948, tiba-tiba bom seberat 500 kg yang dibuka itu meledak hingga menewaskan lima anggota pasukan Wanara. Lokasi ledakan bom ini kemudian dijadikan monumen Sumberboto yang dilengkapi dua patung prajurit, yang bertengger sampai sekarang. ''Saat diresmikan Pak Djarwo disebut sebagai Sumber Pangkat, dengan harapan seluruh anggotanya bisa mendapat kelayakan hidup dengan pangkat dan gelar yang tinggi,'' tutur Slamet. Sejak saat itu kemudian banyak warga dari berbagai daerah yang mengultus wana wisata sebagai sarana mencari keberuntungan nasib. Tidak sedikit pengunjung yang datang hanya sekedar mengambil air sumber ini untuk berbagai tujuan. Nama Sumber Pangkat itu, paparnya, berawal dari keberuntungan nasib yang dialami Soedjarwo sebagai komandan Batalyon III, yang luput dari musibah ledakan bom. Saat itu, Soedjarwo lolos dari maut. Meski dia saat itu hanya berada sekitar 15 meter dari tempat ledakan bom. Seiring dengan perkembangan jaman, lokasi pemandian ini dikembangkan sebagai wana wisata, lengkap dengan bangunan kolam renang, wisma, pendap, bumi perkemahan, MCK dan sarana rekreasi keluarga. Sayangnya, berpuluh tahun wana wisata ini kurang mendapat penanganan optimal. Pola pengaturan lokasi juga kurang maksimal. Ini ditambah dengan kebiasaan buruk pengunjung yang membuang sampah sembarangan. Sehingga lokasinya terkesan kumuh dengan penataan ala kadarnya. Padahal wana wisata ini menyimpan panorama estetika alami dengan nilai historis tinggi. Bukan tidak mungkin, wana wisata ini menjadi wisata alternatif yang cukup menjanjikan. Bisa dijadikan sarana outbound yang menyenangkan, ajang penelitian pelaku pendidikan dan melepas lelah dengan bersantai sejenak. (lal) Bupati: PIM Layak Diteruskan Gotrah Siapkan Somasi Kades Sayangkan Aksi Pemukulan Bing Wan Masih Misterius Tiga Penjudi Sabung Ayam Diciduk Diperiksa Polantas, Kakek Tewas Mendadak BKD Akan Ambil Tindakan Dua Pengedar Koplo Dibekuk Bantuan Puluhan RT Nyantol RSUD dr Wahidin Soediro Husodo setelah Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal Bang Yos Ziarah di Makam Raden Wijaya Pengecer Togel di Ringkus Polisi Ramai-ramai Copot Sendiri Amel Akhirnya Berpulang Peserta KB Meningkat Tahu Bebas Formalin Beri Kontribusi Pendapatan 55 Persen Counter Ponsel Dibobol Parkir Depan Kantor, Motor Amblas HALAMAN KEMARIN Melihat Pedagang Bunga di Bantaran Sungai Brantas Oknum PNS Edarkan Upal Pelayanan Kecamatan Trawas Dikeluhkan Bandar Togel Mojowarno Lolos Merunut Sejarah Wana Wisata Sumberboto, Mojowarno, Jombang MAN 5 Bakar Spanduk, MAN 1 Teatrikal Masih Ada Bakso Dicampur Boraks Penjual Terancam Sanksi Pidana Penipuan Bermodus Undian Marak Lagi Polisi Amankan Miras tanpa Izin Yahoo! Toolbar kini dilengkapi Anti-Virus dan Anti-Adware gratis. Download Yahoo! Toolbar sekarang. http://id.toolbar.yahoo.com
[ac-i] Bang Yos sowan ke Pendiri Majapahit
Radar Mojokerto [ Kamis, 15 Januari 2009 ] Bang Yos Ziarah di Makam Raden Wijaya MOJOKERTO - Mendekati pelaksanaan pemilihan Presiden RI dan Pemilu 2009 makin banyak saja pejabat atau mantan pejabat negara yang mengunjungi makam petinggi Kerajaan Majapahit. Salah satunya dilakukan salah satu calon presiden (capres) Sutiyoso atau yang biasa dipanggil Bang Yos. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengunjungi makam Raden Wijaya Kartarajasa Jayawardhana di Siti Inggil Dusun Kedungwulan, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, kemarin. Bang Yos yang didampingi istrinya Setyarini juga menyempatkan diri untuk berdoa dan menyiramkan bunga di depan makam pendiri Majapahit itu. Kedatangan Sutiyoso kemarin disambut antusias warga setempat. Tidak hanya mengelu-elukan nama capres yang didukung Partai Indonesia Sejahtera (PIS) itu, namun dia disambut dengan tarian kuda lumping warisan Majapahit. Menurutnya, kedatangannya ke makam Siti Inggil merupakan bagian penutup dari rangkaian kunjungan safari Indonesia Pantang Menyerah dengan tema Penyelamatan Aset Budaya Bangsa. ''Makam ini memang menjadi pamungkas kami dalam safari Indonesia. Selain kunjungan yang pertama, bagi kami makam sejarah seperi Raden Wijaya ini bagian kekayaan sejarah yang harus dijaga dan dilestarikan," ujarnya di hadapan masyarakat. Menurut Bang Yos, dengan kekayaan yang dimiliki, khususnya kawasan Trowulan yang dikenal sebagi obyek wisata potensial karena terdapat berbagai macam situs kerajaan, tidak semestinya terjadi perusakan. Seperti yang terjadi saat pelaksanaan pembangunan Pusat Informasi Majapahit (PIM). Sebab, dibanding negara lain seperti Singapura atau Brunei Darussalam, Indonesia masih memiliki banyak situs kerajaan atau peninggalan Majapahit dengan nilai tinggi. ''Dibandingkan Monas, Majapahit ini jauh lebih mahal. Makanya kalau PIM itu merusak situs sejarah harus segera dihentikan," terangnya. Disinggung mengenai peluangnya menduduki kursi RI I (Presiden, Red) pada Pilpres 2009, dia karena diusung partai gurem, dia mengaku tetap optimistis. Meski enggan menyebut berapa anggaran kampanye yang akan dikeluarkan, namun baginya pendekatan kepada masyarakat melalui Safari Indonesia Pantang Menyerah dinilainya cukup efektif untuk mengenalkan diri. ''Makanya saya rasa sosialisasi langsung kepada masyarakat tidak masalah. Yang penting mereka tahu bentuk fisik saya, tidak hanya sekedar mimpi dan melihar dari televisi," paparnya dengan didampingi Ketua DPP PIS Budiyanto. (ris/yr) Bupati: PIM Layak Diteruskan Gotrah Siapkan Somasi Kades Sayangkan Aksi Pemukulan Bing Wan Masih Misterius Tiga Penjudi Sabung Ayam Diciduk Diperiksa Polantas, Kakek Tewas Mendadak BKD Akan Ambil Tindakan Dua Pengedar Koplo Dibekuk Bantuan Puluhan RT Nyantol RSUD dr Wahidin Soediro Husodo setelah Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal Pengecer Togel di Ringkus Polisi Ramai-ramai Copot Sendiri Amel Akhirnya Berpulang Merunut Sejarah Wana Wisata Sumberboto, Desa Japanan, Kecamatan Mojowarno, Jombang Peserta KB Meningkat Tahu Bebas Formalin Beri Kontribusi Pendapatan 55 Persen Counter Ponsel Dibobol Parkir Depan Kantor, Motor Amblas HALAMAN KEMARIN Melihat Pedagang Bunga di Bantaran Sungai Brantas Oknum PNS Edarkan Upal Pelayanan Kecamatan Trawas Dikeluhkan Bandar Togel Mojowarno Lolos Merunut Sejarah Wana Wisata Sumberboto, Mojowarno, Jombang MAN 5 Bakar Spanduk, MAN 1 Teatrikal Masih Ada Bakso Dicampur Boraks Penjual Terancam Sanksi Pidana Penipuan Bermodus Undian Marak Lagi Polisi Amankan Miras tanpa Izin Ada Naruto, Sandra Dewi dan MU di Yahoo! Indonesia Top Searches 2008. http://id.promo.yahoo.com/topsearches2008
[ac-i] PIM relokasi!
PIM Majapahit Akhirnya Pindah KOMPAS/YURNALDI Benda Cagar Budaya Wringin Lawang di Trowulan, Jawa Timur. Pintu Gerbang Kerajaan Majapahir. / KOMPAS- Kamis, 15 Januari 2009 | 03:06 WIB JAKARTA, KAMIS--Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Jero Wacik mengatakan, pembangunan Pusat Informasi Majapahit (PIM) akhirnya dipindahkan ke tempat lain. "Kita akan merelokasi Pusat Informasi Majapahit itu," kata Menbudpar Jero Wacik dalam jumpa pers di kantornya di Jakarta, Rabu. Keputusan untuk memindahkan PIM tersebut, katanya, merupakan salah satu hasil kesimpulan rapat antara pihak Depbudpar yang dipimpin Menbudpar, kalangan Arkeolog yang diwakili oleh Guru Besar Arkeologi Universitas Indonesia Prof Dr Mundardjito, kalangan arsitek dan perwakilan proyek pembangunan PIM pada Selasa (13/1) malam. Menbudpar mengatakan, pemidahan PIM akan tetap berada di kawasan situs Majapahit Trowulan dengan mencari lahan yang tidak ada peninggalan purbakalanya. "Atas usulan pak Mundardjito, PIM akan dipindah pada areal yang memang sudah rusak oleh penggalian, tetapi lahan itu bukan milik pemerintah," katanya. Oleh karena itu, pihaknya mengusahakan untuk membeli tanah tersebut dengan meminta persetujuan DPR. Menbudpar mengakui salah satu kesalahan pembangunan PIM adalah membangun pada tanah milik pemerintah di areal situs Trowulan yang ternyata di bawahnya terdapat benda-benda peninggalan Majapahit. Kesimpulan hasil rapat lainnya yaitu pembangunan PIM sudah dihentikan, dan pembentukan tim evaluasi pembangunan PIM yang diketuai oleh Mundarjito serta rehabilitasi situs Majapahit yang rusak karena pembangunan PIM itu. "Rehabilitasi akan dilakukan semaksimal mungkin," kata Menbudpar. Sedangkan tim evaluasi pembangunan PIM terdiri dari 10 orang termasuk ketua Mundardjito terdiri dari perwakilan arkeolog, arsitek, depbudpar dan LSM setempat. Anggota tim tersebut yaitu Dr Daud Aris Tanudirdjo (Arkeolog UGM), Arya Adieta (IAI/Ikatan Arsitek Indonesia), Osrifoel Oesman (IAI), Anam Anis (LSM Gotnan Wilwatikta, Mojokerto), Gatot Gautama (Kasubdit Perlindungan Peninggalan Bawah Air Depbudpar), Junus Satrio (Kepala Pusat Litbang Kapuslitbang Kebudayaan Depbudpar) dan Sonny Chr Wibisono (Kabid Data dan Publikasi Puslitbang Arkeologi Depbudpar). Menbudpar mengatakan, pembangunan PIM itu tidak ada kaitannya dengan menjelang Pemilu 2009 atau sengaja untuk merusak situs purbakala Majapahit. Justru pembangunan PIM, katanya, bertujuan mengangkat sejarah kebesaran Majapahit dan agar bisa menjadi daya tarik masyarakat dan wisman, maka masyarakat Trowulan akan diuntungkan dan bisa beralih dari pembuat batu bata dan perusak situs menjadi rantai pariwisata Taman Majapahit. Sedangkan Guru Besar Arkeologi Universitas Indonesia Prof Dr Mundardjito mengatakan kasus ini menjadi pelajaran berharga bahwa pembangunan di suatu situs purbakala harus hati-hati agar tidak merusak situs itu sendiri. Dia mengatakan perlu dibuat suatu aturan yang jelas bagi pembangunan atau pemugaran situs purbakala karena kerusakan baik yang disengaja maupun tidak seringkali terjadi di berbagai situs purbakala di Indonesia.(ANT) JY Apakah wajar artis ikut Pemilu? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers. http://id.answers.yahoo.com
[ac-i] Situs Joyoboyo dipake bisnis TOGEL
Radar Kediri [ Rabu, 14 Januari 2009 ] Ngecer di Situs Sri Aji Joyoboyo Tingkatkan Omzet, Hindari Polisi KEDIRI- Para pengedar judi toto gelap alias togel seolah tak pernah jera. Cara yang mereka lakukan untuk memasarkan dagangannya juga semakin kreatif. Baik untuk menghindari kejaran polisi maupun untuk meningkatkan omzet penjualan. Seperti yang dilakukan oleh Suyanto, 51, ini. Pengecer asal Desa Menang, Kecamatan Pagu itu nekat mengecerkan togelnya di kompleks situs Sri Aji Joyoboyo di Desa Pamenang, Kecamatan Pagu. Bukan sekadar mencari tempat, Suyanto pun punya tujuan khusus mengapa mengecerkan togel di tempat yang banyak dikunjungi peziarah tersebut. "Disana kan banyak yang cari wangsit. Biar sekalian ditombokkan mimpinya," sebut pria dua anak itu. Dengan begitu dia berharap omzet penjualannya bisa banyak. "Ya kalau ada yang dapat mimpi disana kan biar tidak jauh-jauh tomboknya. Saya jualannya di dekat sana," sebut pria yang tampak santai meski harus mendekam di sel penjara itu. Selama seminggu, Suyanto mengaku dua kali berjualan di tempat yang diyakini sebagian orang sebagai tempat menghilangnya raja kerjaan Kadiri Sri Aji Joyoboyo tersebut. "Saya hanya ngecer saja. Paling baru beberapa bulan ini jualan," ujarnya. Selain untuk meningkatkan omzet penjualannya, Suyanto diduga nekat mengecerkan togelnya di tempat tersebut untuk menghindar dari tangkapan petugas. Sebab saat berjualan di tempat tersebut dia berpenampilan mirip dengan peziarah lainnya. Namun polisi ternyata tetap bisa menangkapnya kemarin sore sekitar pukul 15.30. "Waktu itu saya sedang nawari orang. Eh tiba-tba ditangkap," katanya polos. Untuk menguatkan sangkaan kepada tersangka, polisi juga mengamankan barang bukti. Diantaranya satu lembar rekapan, pulpen dan uang tunai Rp 35 ribu. Setelah ditangpak polisi menjerat tersangka dengan pasal 303 KUHP tentang perjudian. "Ancamannya lima tahun penjara," sebut Kapolres Kediri AKBP Benyamin melaluk Kapolsek Pagu AKP Suparlan. (jie) Siswa Turun ke Jalan Dapat 72 Dobel L dan Rp 4 Ribu Bersepeda Santai, Ditemukan Tewas Nenek Tewas Dikerubuti Belatung Yongki-Fadil Demam Panggung Siapkan Tim untuk Pra-Porprov Tertolong Gol Sakti Kargo Incar Dana Investor Muhammad Alfadil Al Muzaki, Balita Penderita Tetralogi Fallot Mantan Direktur RS Kusta Resmi Menjadi Tersangka Bengkoknya Lebihi Gaji Camat Gelorakan Semangat Gerakan PKK Panwas Cabut Spanduk Caleg Identitas Mayat Masih Misterius HALAMAN KEMARIN Galang Kepedulian, Persikmania Edarkan Kotak Amal Hanya Butuh Rp 1 Miliar Rem Blong, Kecelakaan Karambol Terios, Pikap, dan Truk Tabrakan Bus Berhenti, Pengendara Motor Tewas Desak Rekrutmen Perangkat Dihentikan Togel Masih Marak Jimpitan Beras, Kiat Warga RT 3/RW 2 Kelurahan Bawang, Pesantren, Menggalang Dana Tak Mau Bengkok Hilang Pemkot-Pemkab Tak Perlu Saling Tunggu ___ Nama baru untuk Anda! Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. Cepat sebelum diambil orang lain! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
[ac-i] Situs Sumberboto,mungkinkah dari zaman Majapahit?
Radar Mojokerto [ Rabu, 14 Januari 2009 ] Merunut Sejarah Wana Wisata Sumberboto, Mojowarno, Jombang Berbentuk Candi, Simpan Pusaka Mirip Boneka Keberadaan wana wisata Sumberboto yang terletak di Dusun Tempuran Desa Japanan, Kecamatan Mojowarno, Jombang, belakangan terakhir terlihat sibuk, karena sering dijadikan lokasi kegiatan kedinasan dan kunjungan kerja pejabat daerah. Bagaimana asal muasal keberadaan museum ini sebenarnya? BINTI ROHMATIN, Jombang --- BUNGA putri malu langsung tertunduk lesu, manakala sederetan kaki menginjak dan menyenggol daunnya. Durinya yang runcing tidak segan-segan mencubit siapa saja yang seenaknya melintas, tanpa permisi atau sekedar menyingkirkan terlebih dahulu. Apalagi mendung terus bergelayut manja, seakan-akan mendukung peran putri malu yang tidak ingin dipermalukan dengan diinjak-injak. Jalanan setapak di perbukitan Pengajaran Desa Japanan itulah akses satu-satunya menuju lokasi Sumberboto yang sebenarnya. Ketinggian 350 meter di atas permukaan laut area perbukitan itu cukup menguras keringat bagi siapa saja yang menyusuri jalan setapak, berjarak sekitar satu kilometer dari lokasi pemandian dan tirta suci di kolam sumber kembang. Dari kejauhan, terlihat rerumbunan pohon bendo berdiameter hingga 40 sentimeter. Tampak sejuk mengelilingi area persawahan warga sekitar. Pada sisi barat terlihat gubuk (rumah bambu, Red) sederhana yang digunakan berteduh dan melepas kelelahan setelah bekerja di tegalan. Sesekali gubuk ini dipergunakan menyimpan hasil pertanian sementara. Selepas melewati gubuk itu dua aliran parit terlihat elok memancarkan sinar gemericik air yang jernih. Di ketinggian 350 meter itulah lokasi Sumberboto yang sebenarnya. Pintu utama terlihat sempit hanya cukup untuk satu orang, praktis seperti memasuki sebuah gua. Apalagi lokasi itu berbentuk melingkar, cukup gelap berada dibawah rerimbunan pohon bendo. Tapi begitu masuk, sumber mata air terlihat jelas tanpa berhenti memberi penghidupan kepada siapa saja yang membutuhkan. Airnya jernih mengalir dan bisa langsung diminum. Saat kaki direndam, hawa sejuk langsung terasa sampai di ubun-ubun. ''Di sinilah Sumberboto yang sebenarnya, dulu katanya lokasi ini dibuat candi, tapi karena matahari sudah terbit, maka bangunan candi tidak berhasil,'' tutur Slamet Sudiono, pengelola wana wisata Sumberboto. Cerita yang didengarnya secara turun temurun tersebut dibuktikan dengan banyaknya tumpukan batu-bata berukuran 30x22 cm dengan ketebalan mencapai 8 centimeter. Di atas sumber itu tumpukan batubata terlihat tidak beraturan, terselip diantara akar pohon bendo. Bercampur dengan tanah dan rerumputan liar. Sehingga bangunan candi praktis tidak terlihat jelas. Selain batu-bata, di sekitar sumber itu banyak batu besar bermunculan yang kemudian dijadikan alas duduk. Sedikitnya ada dua sumber utama yang mampu mengairi area persawahan seluas 5 hektare lebih di sekitar wana wisata Sumberboto. Selain sumber lain dibawah tanah yang alirannya langsung menyaut di parit sekitar. Lokasinya yang jauh di atas perbukitan itulah Sumberboto dikenal wingit. Saking wingit-nya, sejumlah pengunjung yang bermaksud jahat beberapa kali hilang ditelan bumi. Meski pada beberapa hari berikutnya pengunjung ini berhasil ditemukan tersembunyi dibawah pohon. Pengambilan batu-bata tanpa izin pun seringkali berdampak negatif, seperti sakit atau tiba-tiba yang bersnagkutan tidak bisa berjalan normal. Tidak hanya itu, di sekitar Sumberboto juga pernah ditemukan sebuah pusaka berbentuk mirip boneka. Tak heran, bila lokasi itu sering dijadikan tempat pertapaan khusus untuk semedi dengan berpuasa penuh. Meskipun demikian, orang yang datang secara khusus untuk mencari pusaka di tempat ini seringkali tidak bisa berhasil. ''Tempat ini pernah digali beberapa kali, tapi pusaka yang diinginkan tidak ada,'' cetus Slamet. (yr) Melihat Pedagang Bunga di Bantaran Sungai Brantas Oknum PNS Edarkan Upal Pelayanan Kecamatan Trawas Dikeluhkan Bandar Togel Mojowarno Lolos MAN 5 Bakar Spanduk, MAN 1 Teatrikal Masih Ada Bakso Dicampur Boraks Penjual Terancam Sanksi Pidana Penipuan Bermodus Undian Marak Lagi Polisi Amankan Miras tanpa Izin Yudiana Dapat Perlakuan Khusus Dua Fraksi Bakal Menolak Ribuan Pil Double L Disita Jamkesmas Baru Terserap 75 Persen Ditoleransi Sabtu dan Minggu Jadi Ajang Kampanye MAN 5 Bakar Spanduk, MAN 1 Teatrikal HALAMAN KEMARIN Supardi, Tukang Kebun Klenteng Hok Sian Kiong Polisi Sidik Proyek Disperta Dewan Siap Tagih Janji PKL Tagih Janji Kampanye Penuntasan Jalan dii Tempat DKP Toleransi Tiga Hari Hamili Gadis Terbelakang Mental, Dibui Kirab hingga Rebutan Makanan Pembangunan PIM Melanggar Perda Pelaksana Harus Bertanggungjawab Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat. Undang teman dari Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/
[ac-i] PIM : Pelaksana Harus Bertanggungjawab
Radar Mojokerto [ Selasa, 13 Januari 2009 ] Pelaksana Harus Bertanggungjawab MOJOKERTO - Pemkab Mojokerto menilai pelaksana proyek PIM yang dalam hal ini adalah pemerintah pusat dan BPPP harus bertanggungjawab terkait kerusakan situs. Menyusul, sejauh ini pemkab belum mengeluarkan izin tentang bangunan (IMB), namun pembangunan tetap dilakukan. Bahkan untuk mengetahui tingkat kerusakan lebih dalam, pemkab berencana memanggil UPT dan Bapedalda selaku SKPD yang bertugas mengeluarkan IMB dan hasil kajian Amdal. Hal itu dikatakan Wakil Bupati Mojokerto, Wahyudi Iswanto, Senin (12/1) kemarin sesaat sebelum pembukaan peringatan Haul Syeh Jumadil Kubro dan Pameran Produk UKM Kabupaten Mojokerto, di Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Menurutnya, karena pemkab belum mengeluarkan IMB maka pembangunan PIM harus dilakukan pengkajian ulang. ''Apapun jenis kerusakannya pemerintah pusat dan BPPP harus bertanggungjawab. Karena mereka selaku pelaksana dalam proyek ini," ungkapnya. Memang, pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah pusat, selama ini pemkab terkesan menyerahkan sepenuhnya. Tidak hanya pelaksanaan, melainkan IMB dan Amdal yang kemungkinan timbul. ''Sebenarnya kalau boleh diluruskan Kalau tidak ada izin bentuk pembangunan apapun tidak boleh dilakukan," jelasnya. Dia menuturkan, pemanggilan kepada SKPD terkait, tentu bertujuan untuk melakukan pengkajian dan pembahasan khusus pelaksanaan seputar pembangunan PIM. Diantaranya, menelusuri pengajuan IMB dan pengajuan analisis dampak lingkungan sosial yang ditimbulkan. ''Makanya upaya pemanggilan ini untuk mengetahui sejauh mana pelanggaran dan perusakan yang dimaksud,"jelasnya. Namun jika dalam pembahasan dan pengkajian tersebut pemkab menemui tingkat kerusakan cukup tinggi, maka, lanjut Iswanto pihaknya menyerahkan sepenuhnya pada Polres Mojokerto untuk melakukan penyelidikan. Selain itu, karena sudah melanggar Perda Nomor 11 Tahun 2002 tepatnya nomor 4 seri D, pemkab meminta pembangunan PIM itu dihentikan hingga waktu yang tidak ditentukan. Termasuk menampung usulan relokasi pembagunan PIM di lokasi lain yang dinyatakan aman dari situs kerajaan. ''Karena tidak punya wewenang memroses hukum, kami akan menganjurkan kepada pemerintah pusat untuk segera menghentikan sementara. Hingga pengusutan kasus ini selesai termasuk pengkajian yang dilakukan pemkab," imbuhnya. (ris/yr) Melihat Pedagang Bunga di Bantaran Sungai Brantas Oknum PNS Edarkan Upal Pelayanan Kecamatan Trawas Dikeluhkan Bandar Togel Mojowarno Lolos Merunut Sejarah Wana Wisata Sumberboto, Mojowarno, Jombang MAN 5 Bakar Spanduk, MAN 1 Teatrikal Masih Ada Bakso Dicampur Boraks Penjual Terancam Sanksi Pidana Penipuan Bermodus Undian Marak Lagi Polisi Amankan Miras tanpa Izin Yudiana Dapat Perlakuan Khusus Dua Fraksi Bakal Menolak Ribuan Pil Double L Disita Jamkesmas Baru Terserap 75 Persen Ditoleransi Sabtu dan Minggu Jadi Ajang Kampanye MAN 5 Bakar Spanduk, MAN 1 Teatrikal HALAMAN KEMARIN Supardi, Tukang Kebun Klenteng Hok Sian Kiong Polisi Sidik Proyek Disperta Dewan Siap Tagih Janji PKL Tagih Janji Kampanye Penuntasan Jalan dii Tempat DKP Toleransi Tiga Hari Hamili Gadis Terbelakang Mental, Dibui Kirab hingga Rebutan Makanan Pembangunan PIM Melanggar Perda Saksi Ahli Tak Penuhi Panggilan Ada Naruto, Sandra Dewi dan MU di Yahoo! Indonesia Top Searches 2008. http://id.promo.yahoo.com/topsearches2008
[ac-i] Pengamen Siter
Radar Mojokerto [ Senin, 12 Januari 2009 ] Ngatimah, Pengamen yang Berusaha Pertahankan Musik Siter Sehari Tempuh 5 Km untuk Lantunkan Tembang-Tembang Tradisional Maraknya musik modern di kalangan remaja tentu berdampak pada kelangsungan musik tradisional, seperti siter. Selain tak bisa memainkan, banyak generasi muda tak mengenal musik petikan itu. Beruntung masih ada orang yang berusaha mempertahankan siter. Ngatimah misalnya. Janda tanpa anak ini sudi mengamen hanya untuk mempertahankan siter. MOCH. CHARIRIS, Mojokerto BERBEKAL alat musik siter dan sebuah payung di lengannya, wanita tua itu berjalan sepanjang 5 kilometer setiap harinya. Kali ini dari rumahnya di Kelurahan/Kecamatan Prajuritkulon, Kota Mojokerto janda tanpa anak ini berjalan meratapi panasnya aspal menuju perumahan-perumahan. Salah satunya di Jl Suromulang Barat Kelurahan Surodinawan yang berjarak 3 kilometer dari kediamannya. Hampir setiap rumah atau toko di lingkungan itu terlihat terbuka dan berpenghuni, akan di singgahinya. Untuk mengamen sekaligus mengenalkan kepada masyarakat bagaimana bentuk dan memaninkan siter. ''Pekerjaan saya setiap harinya ya seperti ini," ujarnya sebelum memainkan musik yang dibawanya. Begitulah hari-hari perempuan berusia 65 tahun itu. Begitu pagi tiba, dia berjalan dari satu perumahan ke perumahan lain di wilayah Kota Mojokerto. Singgah di sebuah rumah milik warga lagu demi lagu mulai dilantun Ngatimah, dengan iringan siter yang dipetiknya sendiri. Meski usia tampak lanjut, dalam memainkan siter rupanya Ngatimah masih terlihat cukup energik dan piawai. Bahkan suaranya yang khas dan lentik lembut alunan siter tua miliknya seakan memecah kesunyian setiap rumah yang disinggahi. ''Tidak jarang kalau para pemilik rumah senang apa yang saya nyanyikan bisa minta lagu tambahan," katanya sembari menyetel siter miliknya. Tidak hanya bagi warga yang tinggal di Lingkungan Suromulan Barat, dalam kehidupan sehari-hari mungkin warga Kota Mojokerto memang asing dengan nama atau bunyi alat musik siter. Pasalnya, di era serba modern sekarang, alat musik itu hampir punah karena tergeser peralatan dan kesenian modern. ''Selama ini memang banyak yang tanya musik apa yang saya bawa. Terlebih dari kalangan anak muda," tutur Ngatimah yang juga mengaku heran permainan musik anak muda sekarang. Beruntung, keberadaan alunan musik merdu siter masih bisa didengar meski dimainkan tangan seorang pengamen wanita tua. Memang sepintas dari rumah ke rumah siter tua itu digunakannya mencari sesuap yang sudah berjalan selama 19 tahun. ''Tapi waktu mengamen seperti ini saya tidak berharap pemberian. Asalkan pendengarnya suka, saya sudah senang," aku Ngatimah. Pekerjaan ngamen seperti ini ternyata sudah dijalaninya sejak tahun 1989. Tepat usai suaminya meninggal dunia karena penyakit yang membelenggu. Beratnya menghidupi diri mengharuskannya dia untuk mencari nafkah. Dari situ berbekal pengalaman seni yang dipunyai, yakni pernah menjadi seorang pesinden pada usia muda. ''Sejak saya dipinang suami saya memutuskan tidak lagi menjadi pesinden. Dan ibu rumah tangga biasa," tututnya sambil mengingat sedikit pengalaman semasa dia menjadi sinden. Pendek kata, kendati hanya bermodal musik siter tua yang warnanya mulai mengusut, dari mengamen Ngatimah bisa mendapat pengahsilan antara Rp 50 ribu hingga Rp 60 ribu setiap hari. ''Yang penting saya bisa menghibur dan tidak meminta," lanjutnya. Kendati penhasilan yang didapat lebih dari cukup, bagi Ngatimah, uang bukanlah segala-galanya. Sebaliknya dia menuturkan menghibur dan bisa melestarikan alat musik tradisional siter yang hampir punah ini merupakan kebanggaan tiada tara. ''Karena yang saya cari adalah kepuasan batin dengan bernyanyi dan mengembangkan musik siter," katanya. Ke depan dia berharap begitu mengenal dan bisa mendengar betapa merdunya bunyi alat musik tradisional siter, dengan mengamen seperti ini banyak generasi muda yang mau belajar dan melestarikan alat musik siter. ''Paling tidak ada yang mau mempertahankan, karena musik seperti ini bagian dari warisan leluhur yang mulai tenggelam," paparnya. (yr) DKP Toleransi Tiga Hari Lumbung DAK Mangkrak Dewan Siap Tagih Janji Dua Bocah Tewas Tenggelam Berat
[ac-i] Ada tanda-tanda kesadaran Budaya ?
Opini JAWA POS [ Senin, 12 Januari 2009 ] Ada Tanda-Kesadaran Budaya? Oleh Viddy A.D. Daery * Dipicu oleh berita-berita di media massa mengenai "kesembronoan pelaksanaan" proyek pembangunan Pusat Informasi Majapahit (PIM), pemerintah menyetop sementara pembangunan pusat kebudayaan itu. Kini dipikirkan untuk memindahkan lokasinya di tempat yang relatif aman dari potensi merusak situs Majapahit. Kedua-duanya, baik kesadaran masyarakat untuk mengkritisi pelaksanaan pemugaran situs budaya maupun kesediaan pemerintah merelokasi proyek tersebut, saya anggap sebagai pertanda bahwa kesadaran budaya kian meningkat dibanding sikap kita "cuek budaya" seperti selama ini. Juga, baru-baru ini dipasang iklan Bappenas (Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional) di beberapa koran mengenai Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, yang poin-poin awalnya amat menekankan kesadaran budaya. Artinya, bukan budaya sebagai sekadar hiburan, melainkan peri kehidupan masyarakat yang bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila. Rasanya ini bukan hal baru, tetapi nyatanya hal itulah yang justru hilang di era reformasi, yang tujuannya dulu sebetulnya amat mulia. Persis dengan keputusan-keputusan yang dihasilkan Kongres Kebudayaan Indonesia 2008 di Hotel Salak, Bogor, yang tanpa pengumuman lebih dulu seperti biasanya, sehingga banyak seniman, pakar, dan budayawan terkaget-kaget dan sempat ada yang menerjemahkan bahwa pemerintah menilai bahwa kebudayaan Indonesia kondisinya sudah amat kritis di "lampu merah". Bahkan, ketika saya masih mengikuti Seminar Tradisi Lisan Nusantara VI di pulau terpencil Wangi-wangi, yang diselenggarakan ATL (Asosiasi Tradisi Lisan) bersama Pemkab Wakatobi (Kepulauan Tukang Besi) Sulawesi Tenggara baru-baru ini, terdengar kabar bahwa kongres di Bogor tersebut akan mendesakkan dibentuknya departemen kebudayaan yang terpisah, yang menitikberatkan penjagaan nilai-nilai budaya, yang telantar. Mengapa? Karena selama ini Departemen Parisiwisata dan Budaya lebih mengutamakan penjualan objek-objek wisata, yang malangnya juga kurang berhasil menjaring turis, terlalu jauh jika dibanding keberhasilan negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand, bahkan Brunei yang tidak banyak mempunyai objek wisata. Seluruh Aspek Kehidupan Memang, semenjak departemen kebudayaan dipisahkan dari departemen pendidikan di akhir Orde Baru, dan unsur-unsurnya makin dihancurkan di zaman pemerintahan reformasi, lalu ditempelkan di departemen pariwisata, perlahan-lahan namun pasti, nilai-nilai budaya Indonesia hancur dikikis nilai-nilai budaya asing. Apalagi, ketika Indonesia dilanda krisis berkepanjangan. Kebudayaan lalu hanya diartikan secara sempit menjadi kesenian dan tontonan. Kebudayaan sebagai nilai-nilai kehidupan tidak diurus, sehingga manusia Indonesia lupa kebudayaannya, lupa jati dirinya. Padahal, kebudayaan adalah seluruh aspek kehidupan sebagai suatu unikum. American Heritage Dictionary mendefinisikan bahwa kebudayaan adalah pola perilaku suatu kelompok manusia. Misalnya, pengalaman di Pulau Wangi-wangi dan seluruh Kepulauan Wakatobi yang saya amati, kini digalakkan untuk kembali ke kebudayaan dan kearifan lokal yang lama, yakni menangkap ikan hanya dengan memancing. Menjaring hanya boleh di laut dalam dan mengebom ikan sangat dilarang dan bahkan dipenjara. Itulah kebudayaan. Selain tentu saja ada kebudayaan upacara dan pertunjukan, juga kebudayaan kuliner, tata busana, seni bangunan, seni kriya, permainan rakyat, hukum adat, sistem pengobatan, dan sebagainya. Karena itu, seminar di Wakatobi juga merekomendasikan kepada seluruh pemerintah daerah di seluruh Indonesia untuk membuat perda-perda yang berpihak kepada kebudayaan dan kearifan lokal, dan bukannya takluk dan mengabdi kepada kebudayaan asing. Nah, setelah 2008 penuh dengan kesadaran budaya, guliran bola itu tinggal direspons oleh pemerintah Indonesia pasca Pemilu 2009, agar diwujudkan ke dalam pembentukan lembaga atau bahkan departemen/kementerian yang total mengurusi budaya Indonesia. *. Viddy A.D. Daery, tim ahli analis media Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) RI. Maju Mundur Holding BUMN Semen Laporan Kejagung Soal ICW ke Polisi Tomy Belum Terkalahkan Jangan Biarkan Jual Beli Dukungan Politik
[ac-i] Pak Ramli Abdul Rahim ( penyair Grafitti-Grattitude ) nyari Mee Bandung di Bandung gak ketemu.Di Kuala Lumpur malah banyak Pak Cik!
BANDUNG WALK Walking with my prhotographer Jamaludin during one of my foreign assignments in Bandung Indonesia in 1999 when I was with the Ministry of Defence. Of course you can't find MEE BANDUNG in Indonesia. They have only BAKSO. Posted by Ramli Abdul Rahim at 10:24:00 AM 0 comments Befriending An Arti Selalu bisa chat di profil jaringan, blog, atau situs web pribadi! Yahoo! memungkinkan Anda selalu bisa chat melalui Pingbox. Coba! http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/
[ac-i] Benang Merah Situs-Situs Majapahit
Radar Mojokerto [ Jum'at, 09 Januari 2009 ] Benang Merah Situs-Situs Majapahit Ibarat Memanah Rembulan, Burung Sirna Sarangnya 19 April 2006. Menbudpar Jero Wacik berkunjung ke sejumlah situs bekas Kerajaan Majapahit di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Kunjungan yang juga diikuti oleh sejumlah pengurus Yayasan Kerjasama Kebudayaan Indonesia-Jepang Nihindo itu diiringi obsesi besar. Pada kesempatan kunjungan tersebut, Jero Wacik mengungkapkan komitmen pemerintah pusat yang akan melakukan rekonstruksi situs bekas Kerajaan Majapahit. Upaya tersebut, kata Jero Wacik, secara finansial akan mendapat sokongan dari Nihindo. Usai kunjungan itu, Jero Wacik meminta Pemkab Mojokerto untuk menyusun tim pengembangan, sekaligus membuat proposal rencana kegiatan. Selang sebulan kemudian proses penyusunan proposal pengembangan situs bekas Kerajaan Majapahit, memasuki babak akhir. Tim telah menyelesaikan proposal yang digodok oleh tim beranggotakan staf Bappeda dan Disparta Kabupaten Mojokerto, Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jatim di Trowulan Mojokerto, Pusat Pengembangan Kebudayaan, Disparta dan Bappeprov Jatim, serta LSM Gotrah Wilwatikta. Proposal lalu dipresentasikan tim di hadapan Menbudpar Jero Wacik di Jakarta. Anam Anis salah satu anggota Tim Pengembangan Situs Bekas Kerajaan Majapahit, mengemukakan, dalam proposal yang akan diajukan ke Menbudpar Jero Wacik, antara lain berisi sejarah Kerajaan Majapahit, tahapan-tahapan rekonstruksi yang pernah dilakukan, serta rencana kerja. Dalam poin rencana kerja, dipaparkan empat tahapan. Pertama, pemetaan batas-batas Kerajaan Majapahit. Untuk pelaksanaan tahapan ini, tim merencanakan pelaksanaan dialog nasional dengan target menyepakati batas-batas Kerajaan majapahit dengan tiga referensi dasar. Yakni, peta pengembangan hasil kajian sejarawan Mac Claine Pont pada 1924, peta kanal yang dikeluarkan oleh Bako Surtanal pada 1985, dan hasil kajian yang dilakukan oleh Balai Arkeologi Jogjakarta pada 2004. ''Dalam dialog nasional diharapkan akan ada kesepakatan para ahli arkeologi dan sejarawan tentang kawasan cagar budaya peninggalan Kerajaan Majapahit,'' kata Anam Anis kala itu. Sesuai kajian sejarawan Mac Claine Pont pada tahun 1924, di wilayah Trowulan dan Jatirejo terdapat 28 titik peninggalan cagar budaya. Antara lain, Lapangan Bubat, Candi Muteran, Candi Gentong, Candi Tengah, Jati Pasar, Paseban, Candi Siwa, Kampung Prajurit dan Kampung Punggawa Candi Budha. Sedangkan dari hasil penelitian Balai Arkeologi Jogjakarta pada 2004 diperoleh kesimpulan, bahwa batas tepi Kerajaan Majapahit ada di empat lokasi. Di sudut empat lokasi itu ditandai dengan temuan arca berbentuk yoni. Keempatnya berada di Desa Tugu Sumber Rejo, Kecamatan Peterongan, Jombang (Yoni Tugu); di Desa Dukuh Dimoro, Kecamatan Mojoagung Jombang (Yoni Gambar); di Desa Lebak Jabung Kecamatan Jatirejo Mojokerto (Yoni Lebak Jabung); dan di Desa Klinter Rejo Kecamatan Sooko Mojokerto (Yoni Klinter Rejo). Kedua, mengadopsi hasil kajian yang dilakukan Mac Claine Pont pada 1924 dan divisualisasikan dalam gambar tiga dimensi (3D). Ketiga, upaya rehabilitasi benda cagar. Keempat, upaya rekonstruksi pusat Kerajaan Majapahit. Dari hasil kajian tim, pusat Kerajaan Majapahit diperkirakan berada di Kecamatan Trowulan dan Kecamatan Jatirejo dengan luas mencapai 9 km x 11 km. Ditambahkan Anam Anis, dalam konsep pengembangan yang digagas kali ini, warga di lingkungan Trowulan akan menjadi subyek dari proyek pengembangan. Karena kegiatan ini berskala besar, maka realisasinya akan berlangsung secara bertahap dan membutuhkan waktu lama. Maka 3 November 2008, pembangunan Majapahit Park di Trowulan dimulai. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik meletakkan batu pertama pembangunan ''show room'' budaya peninggalan kerajaan terbesar di Nusantara itu. Pembangunan Majapahit Park di atas lahan seluas 2.000 meter persegi itu ditarget rampung 2009. Namun apa lacur? Diduga imbas proyek itu, situs-situs hancur. Pembangunan dihentikan sementara. Lembaga swadaya masyarakat yang tergabung dalam Gotrah Wilwatikta Mojokerto mengatakan pemasangan pondasi PIM yang sudah merusak cagar budaya disebabkan pembangunan itu mengabaikan pembacaan peta pusat Kerajaan Majapahit para arkeolog tentang titik situs. ''Semestinya sebelum mengerjakan proyek PIM lebih dulu membaca secara utuh letak-letak situs yang ada di dalam tanah. Sehingga tidak terjadi perusakan seperti ini,'' ungkap Yazid Qohar salah satu pengurus Gotrah Wilwatikta, Mojokerto. Menurut pria yang juga anggota DPRD Kabupaten Mojokerto ini, pembacaaan letak situs pusat kerajaan Kota Majapahit sebelumnya memang pernah digagas oleh lembaga yang membidangi cagar budaya itu. Tepatnya pada tahun 1992 saat Kabupaten Mojokerto mengusulkan akan membangun pusat inform
[ac-i] kapal dagang Cina, kapal perang VOC, kapal Majapahit dimasukkan Botol
Radar Mojokerto [ Rabu, 07 Januari 2009 ] Artistiknya Miniatur Kapal Tradisional MOJOKERTO - Awal tahun 2009 menjadi pertanda baik bagi perajin miniatur kapal. Salah satunya dirasakan Jemy, perajin miniatur kapal tradisional yang tinggal di Lingkungan Kedungkwali Gang VIII Kelurahan Miji, Kecamatan Prajuritkulon, Mojokerto. Pasalnya omzet kerajinan berbahan dasar kayu itu mengalami peningkatan hingga 10 persen, dibanding hari biasa. ''Lumayan dibanding hari biasa tahun baru kali ini order saya meningkat 10 persen," ujar Jemy di sela-sela menyelesaikan pekerjaannya. Peningkatan omzet yang didapatnya, otomatis mendongkrak pendapatan Jemy yang sudah menjalani usahanya sejak tahun 1996 lalu. Menurutnya, meningkatnya omzet tersebut disebabkan volume permintaan dari beberapa daerah yang memiliki kawasan wisata lebih banyak dari sebelumnya. Semisal, Palembang dan Batam. Bahkan tidak jarang pesanan datang dari Belanda dan Korea. ''Biasanya untuk oleh-oleh wisatawan yang berlibur. Kalau biasanya hanya 100 buah kini bisa mencapai 125 buah kapal," urainya. Menghadapi tahun 2009 ini, dia bersama 20 karyawan yang ada membuat kerajinan dengan berbagai bentuk dan model. Semisal bentuk kapal dagang Cina, kapal perang VOC, kapal Majapahit serta kapal yang dimasukkan kedalam botol. ''Harganya bervariasi antara 15 ribu hingga Rp 30 juta per buah," terang perajin yang pernah menerima penghargaan dari Provinsi Jatim pada 2007-2007 kategori kerajinan ramah lingkungan. Sayang, kendati buah karyanya mampu menempus pasar ekspor, namun usaha suami Isnaini ini belum sepenuhnya mendapat perhatian dari pemerintah setempat. Terutama dalam segi pendanaan dan pemasarana. Padahal secara tidak langsung miniatur kapal tradisional sentuhan tangan Jemy, dapat mengangkat nama Kota Mojokerto di kancah nasional dan internasional. ''Karena itu saya hanya bisa berharap pemerintah lebih serius mengembangkan kerajinan yang ada di wilayahnya," imbuh Jemy. (ris/yr) Alokasi DAK Dinilai Diskriminatif Proyek Paving Sarat Rekayasa Melihat Jerih Payah Warga Dapatkan Mitan Jembatan Darurat Mulai Dibangun Dewan Hadang Satpol PP Siap Klarifikasi Subsidi KPU Mulai Bergerak Sisi Lain Doa Umat Hindu di Pura untuk Palestina Ada Pengurangan Jatah Pupuk Kenalkan Pupuk Organik Judi Remi Sinoman Digerebek HALAMAN KEMARIN Saat Karang Taruna Mencegah Perilaku Negatif dengan Bioskop Mini ABG Suka Beras Tak Mau Paksakan Angkutan Malam Jembatan Bangsal Nyaris Ambrol Kantor Perizinan Belum Aktif Desak Rehabilitasi Situs Pimpinan Proses PAW Patriot Berkas PAW PKB Belum Tersentuh Ditemukan, Gambar Parpol Tak Sesuai Nomor Bupati Perintahkan Sidak PNS Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat. Undang teman dari Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/
[ac-i] Artikel DR.Awang Sariyan
FORUM-UTUSAN MALAYSIA ARKIB : 26/11/2008 'Bahasa sumber ilmu bukan masalah besar' PANDANGAN bekas Perdana Menteri, Tun Dr. Mahathir Mohamad dalam "Wacana Dilema Melayu" anjuran Gapena baru-baru ini bahawa Pengajaran dan Pembelajaran Matematik dan Sains dalam Bahasa Inggeris (PPSMI) patut diteruskan tidaklah memeranjatkan. Ini kerana beliaulah pencetus, pemutus dan pelaksananya. Dr. Mahathir masih dengan dengan sikap biasanya yang tidak sesekali berubah atau berpatah balik apabila telah membuat keputusan. Isunya ialah bahawa hujah Dr. Mahathir merupakan hujah yang tergelincir daripada hakikatnya. Dalam laporan Bernama, beliau mengatakan bahawa PPSMI penting agar anak-anak Melayu menguasai Sains dan Matematik dan sekali gus meningkatkan penguasaan bahasa Inggeris. Ketika beliau membuat keputusan untuk melaksanakan PPSMI, tiada kajian yang dibuat yang menunjukkan bahawa kelemahan penguasaan Sains dan Matematik di kalangan pelajar Melayu (jika benar anak-anak Melayu begitu lemah dalam kedua-dua subjek itu) disebabkan oleh pengajarannya dalam bahasa Melayu. Kita malah sebenarnya telah melahirkan ribuan sarjana dalam bidang sains dan teknologi yang berwibawa dan bertaraf antarabangsa melalui Dasar Pendidikan Kebangsaan yang berteraskan bahasa Melayu. Adakah Dr. Mahathir bermaksud bahawa Dasar Bahasa Kebangsaan dan Dasar Pendidikan Kebangsaan yang digubal dan dilaksanakan oleh kerajaan sejak merdeka merupakan dasar negara yang silap? Jika benar, adakah kesilapan itu patut diatasi dengan suatu keputusan yang bersifat ad hoc, dengan membuat keputusan pada tahun 2002 dan terus melaksanakannya pada tahun 2003? Dr. Mahathir menekankan bahawa bahasa Inggeris patut dijadikan bahasa penghantar Sains dan Matematik kerana bahan ilmu kedua-dua bidang itu banyak tertulis atau terbit dalam bahasa Inggeris. Fakta itu tidak cukup kuat untuk kerajaan mengetepikan peranan bahasa Melayu sebagai bahasa penghantar Sains dan Matematik kerana bahasa Inggeris itu sendiri asalnya hanya bahasa vernakular, bukan bahasa yang diturunkan dari langit sedia sempurna. Sebelum bahasa Inggeris menjadi bahasa besar, orang Eropah bergantung pada bahasa Latin dan bahasa Perancis dalam bidang ilmu, pentadbiran, undang-undang dan ekonomi. Demikianlah maka bahasa Melayu perlu diberi waktu untuk menjadi mantap semula sebagai bahasa ilmu, termasuk dalam bidang sains dan teknologi. Amat malang halnya apabila kita sendiri tidak mempunyai perancangan dan kesediaan untuk menjadikan bahasa Melayu sebagai bahasa sains dan teknologi, dan cukup sekadar puas hati menyaksikan bahasa Melayu menjadi bahasa percakapan, seperti yang dibanggakan oleh Dr. Mahathir tentang kebolehannya menggunakan bahasa Melayu walaupun belajar di sekolah Inggeris. Membezakan Kita perlu membezakan taraf bahasa ilmu daripada bahasa perhubungan sehari-hari jika kita mengimpikan bahasa Melayu menjadi bahasa besar pada masa hadapan. Tentulah aib bagi bangsa Melayu yang berhasrat menjadi bangsa besar di dunia tetapi hanya memiliki bahasa perhubungan sehari-hari dan untuk hal ehwal ilmu dan budaya tinggi terpaksa menggunakan bahasa asing. Hujah Dr. Mahathir bahawa bangsa Arab menjadi maju kerana mempelajari bahasa Greek untuk menguasai sains dan teknologi juga ternyata meleset. Mempelajari bahasa asing dan menggunakan bahasa asing untuk mengembangkan ilmu kepada masyarakat atau bangsa merupakan dua hal yang sama sekali berbeda. Maka itu tidak ada pejuang bahasa manapun yang menolak hakikat pentingnya kita mempelajari dan menguasai bahasa asing sebagai jambatan ilmu dan tamadun. Namun, PPSMI bukan program pembelajaran bahasa asing, sebaliknya program pengembangan ilmu kepada bangsa kita dalam bahasa asing! Pada hakikatnya, orang Arab yang mempelajari dan menguasai bahasa Greek ialah para sarjananya, sementara ilmu kepada masyarakat dan bangsanya dikembangkan dalam bahasa Arab. Memindahkan ilmu Hal yang sama dilakukan oleh bangsa-bangsa Barat yang memperoleh pelbagai disiplin ilmu daripada sarjana Arab. Mereka mempelajari dan menguasai bahasa Arab untuk memindahkan ilmu dalam bahasa Arab ke dalam bahasa mereka sendiri. Oleh itu bangsa Barat tidak menggunakan bahasa Arab untuk mengembangkan ilmu kepada bangsa mereka, tetapi sebaliknya menggunakan bahasa mereka sendiri. Itulah hakikat jalan sejarah perkembangan tamadun di dunia. Seluruh bangsa dan negara yang besar dan maju di dunia sekarang ini pun masih tetap memajukan bangsa dan negara mereka dalam bahasa masing-masing. Angkasawan kita yang ditumpangkan dalam Soyuz Rusia pun terpaksa beberapa bulan mempelajari bahasa Rusia untuk mengikuti misi ke angkasa lepas. Kekuatan bahasa Inggerisnya rupa-rupanya belum cukup melayakkan dia untuk diterima mengikuti misi tersebut! Dr. Mahathir turut menggunakan contoh yang silap apabila mengatakan bahawa buku panduan atau manual telefon bersel yang dicetak dalam bahasa Inggeris oleh pengeluar menyebabkan ilmu sains yang diajarkan dalam baha
[ac-i] Grebeg Suro dari Majapahit ?
Radar Mojokerto [ Rabu, 31 Desember 2008 ] Adu Budaya Grebeg Suro TRADISI Grebeg 1 Suro kembali digelar di Pendapa Agung Trowulan, Kabupaten Mojokerto kemarin. Berbagai acara ruwatan digelar sehari penuh. Dari pentas seni Reog Ponorogo hingga tari jaran kepang. Gelar budaya yang diawali dengan pembacaan macapat itu diikuti pegiat seni dari berbagai daerah di Jawa. Tak hanya kalangan tua sejumlah anak-anak juga tampak fasih melantunkan ragam macapat khas diwarnai petuah-petuah. Ketua Panitia Grebeg Suro, KPA Soeharto Soerjo Widjojo mengatakan, peringatan jatuhnya 1 Suro seperti ini sebagai upaya untuk melestarikan budaya Jawa, yang diyakini sebagai budaya peninggalan pada masa kejayaan Kerajaan Majapahit. Menurut dia, dengan berkumpulnya para seniman Jawa itu, diharapkan mampu mempererat tali persaudaraan dan menumbuhkan jiwa ikut memiliki kesenian itu sendiri. ''Hampir semua jenis kesenian Jawa kita tampilkan di sini," terang Soeharto. Dia juga berharap, tradisi seperti ini terus dipertahankan. Ia meyakini, jika tak dilestarikan, kesenian dan budaya yang dimiliki sedikit demi sedikit akan tergerus dengan budaya barat yang deras mengalir. ''Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan melestarikan budaya ini. Tradisi ini akan tetap kami pertahankan," tegasnya. Rangkaian acara dimulai dengan melakukan ritual di sejumlah tempat peninggalan Kerajaan Majapahit. Diantaranya ziarah leluhur yang digelar di Taman Makam Pahlawan (TMP), Siti Inggil (makam Raden Wijaya), dan Sumur Upas yang berada di kawasan Candi Kedaton di Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan. � Acara kemudian dilanjutkan dengan pergelaran seni yang menampilkan kesenian Bantengan dan Reog Ponorogo. Pertunjukan kesenian ini kontan saja menjadi hiburan gratis bagi warga setempat. Apalagi, beragam kesenian Jawa lainnya juga ikut meramaikan tradisi warisan leluhur itu. Prosesi yang banyak dinantikan pengunjung adalah Kirab Sesaji Suro. Peserta melakukan kirab dari museum Trowulan hingga sampai Pendapa Agung, dengan dandanan ala zaman Kerajaan Majapahit. Warga setempat juga membawa sesaji berupa hasil pertanian. Ritual ini sebagai bentuk syurur atas nikmat yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa. Warsidi, salah satu pemain Reog Ponorogo mengaku, sudah menjadi keharusan baginya untuk selalu mengikuti tradisi Grebeg Suro di Pendapa Agung Trowulan itu. Tahun lalu katanya,� ia dan beberapa anggota kesenian Reog Ponorogo juga terlibat dalam acara Grebeg Suro. ''Ini juga sebagai panggilan hati. Untuk ikut melestarikan budaya, dan menghormati leluhur kita," kata Warsidi. Dia meyakini, dibalik keikutsertaannya dalam Grebeg Suro, akan membawa dampak positif baginya, juga bagi peserta� yang lain. Apalagi, tertanam keyakinan, jika Grebeg Suro tak hanya menampilkan kesenian semata. ''Dibalik itu, ada kesakralan tersendiri," katanya. Yang unik dari rangkaian Grebeg Suro, warga juga menantikan pembagian makanan gratis yang disajikan panitia. Berupa nasi sayur dan beberapa iris lauk tahu dan tempe. Sebab diyakini makanan khas rakyat era Kerajaan Majapahit itu membawa berkah bagi mereka. (ris/yr) PKH Bakal Dicabut Depsos Ceroboh, SK 185 PNS Ditarik Tak Perlu Tunggu Safari Jumat Tradisi Unik Ruwatan 1 Syura di Ponpes At Taufiq Sambong Jombang (3-Habis) Identitas Pembunuh Masih Gelap Pelajar Seblak Seminar Jarak Jauh Pelantikan PAW Sepi Pejabat Jembatan Mangkrak, Warga Berunjukrasa Bolos Sekolah, 7 Pelajar Diciduk Satpol PGRI Ancam Unjuk Rasa 1,8 Ton Pupuk Bersubsidi Diamankan Pinjam Motor Dibawa Kabur HALAMAN KEMARIN Buruh Pabrik Tewas Dibunuh Tradisi Unik Ruwatan 1 Syura di Ponpes At Taufiq Sambong Jombang (2) Pastikan Tidak Ada Penundaan Pejabat Dibuat Cemas Harga Sembako Kian Melanggit Lemahnya Payung Hukum Pendidikan Saat Koleksi Benda-Benda Militer Menjadi Hobi yang Menantang Jembatan Tak Kunjung Selesai Ingin Jadi PNS, Rp 11 Juta Amblas Rumah Dibobol, Rp 20 Juta Amblas Apakah demonstrasi & turun ke jalan itu hal yang wajar? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers! http://id.answers.yahoo.com
[ac-i] Bls: [media-jatim] Yayasan untuk Seniman Sakit
Aku pagi2 buta juga dapat 3 sms dari 3 seniman tapi isinya sama : Mas Hardjono WS sakit. Langsung sms kuteruskan ke banyak seniman yang kukenal dan kuanggap kenal Mas Hardjono. Aku setuju seeetuju banget dengan gagasan berdirinya YAYASAN UNTUK SENIMAN SAKIT, karena Negara indonesia belum memperhatikan hal itu secara FORMAL. Di Malaysia,memang secara resmi belum ada Yayasan semacam itu,tapi ada Yayasan Anugerah Sastrawan Negara yang mencakup "fasilitas diskon 50 % rumah sakit untuk seniman negara" disamping "diskon 50 % lebih untuk tiket pesawat" dan "penerbitan ditanggung oleh negara bagi karya-karya seniman setelah mendapat predikat SASTERAWAN NEGARA". Ayo segera gelindingkan dan wujudkan IDE itu! Viddy AD Daery--- --- Pada Sen, 29/12/08, hardjono ws menulis: Dari: hardjono ws Topik: [media-jatim] Hardjono WS Sakit Kepada: media-ja...@yahoogroups.com Tanggal: Senin, 29 Desember, 2008, 8:47 AM HARDJONO WS, PENULIS, SAKIT Disini tinggal orang-orang yang tak pernah tidur dan mengeluh Karena putih matanya telah menjadi bianglala (Hardjono WS) Kamis, 25 Desember 2008 pukul 22.56 wib, saya sedang menonton tayangan film Betlehem di TV One dan Superman Returns di Trans TV, tiba-tiba dua sms masuk dari Gito 0881 50 82710: cak malek pak hardjono masuk ruma sakit umum mojosari. Opname mataram 10. Sakit srios Sekitar pukul 23.00 wib saya, Saiful Bakri, Jabbar Abdullah naik sepeda motor menuju RS Prof Dr Soekandar Mojosari. Saya terkejut, kondisi Pak Har cukup menyedihkan. Tubuh tak bisa digerakkan, pandangan kosong, tidak bisa berbicara. Menurut Marwiah Derang, istrinya, Pak Har masuk rumah sakit Rabu, 24 Desember 2008 pukul 09.00 wib.Ewid, panggilan akrab wanita asal Bugis tersebut, hanya bisa menangis melihat kondisi suaminya. “Tiba-tiba kondisi Pak Hardjono WS drop”, katanya. Sambil jagongan di luar kamar Mataram 10, saya, Suliyat, Saiful Bakri dan Jabbar Abdullah sepakat untuk menggalang dana dari kawan-kawan komunitas seni. Mendekati subuh, saya pulang dan sesampai di rumah mulai mengirim sms : saat ini pak hardjono ws dirawat di rmh sakit soekandar mojosari kamar mataram 10. trms (kabar dari gito di rmh sakit 088150 82710) saat ini saya sdng menjenguk pak hardjono ws di rumah sakit prof sukandar mojosari ruang mataram 10. sakitnya serius, tubuh lumpuh, tidak bisa berbicara dan pandangannya kosong. Mhn bantuan penggalangan dana dg segera. Mhn diteruskan ke kawan2 pers. Trmksh (malik) dukungan dana buat pak hardjono ws dpt ditransfer atas nama marwiah derang, istri pak hardjono ws, desa jatidukuh kec gondang kab mojokerto rekening nomor 370 901 005 603 535 BRI Mojojokerto Unit Gondang. Trmksh (malik) Saat itu juga kontak intens via sms dengan Henri Nurcahyo yang sedang berada di kereta api menuju Jakarta. Jumat, 26 Desember 2008, kawan-kawan komunitas seni mulai datang menjenguk Pak Har di rumah sakit Prof Dr Soekandar Jl. Hayam Wuruk 25 Mojosari Kabupaten Mojokerto. Tercatat pengurus Dewan Kesenian Jawa Timur diwakili Syahlan Husein (sekretaris umum), Meimura (Bendahara). Pak Koesen LD (Padepokan Bumi Pakarti Aji, Pacet), Cak Kadaruslan (Pusura Surabaya) dan istri, Sirikit Syah (Surabaya) dan suami, Harriyadie BS (Sidoarjo), perupa Mojokerto Alfie Fauzie, Nanang, Joni Ramlan, Hadi Sucipto, Samsul Hadi, Agus Widodo, Anik, Bung Gono, Irul; Affandi Abdul Hadi (Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto), Abah Eko Edy Susanto (Ludruk Karya Budaya Mojokerto), Cak Supali, Heri Purwanto (caleg Partai Demokrasi Pembaruan Propinsi Jatim), Anang Timoer (Surabaya), M Arif (pekerja teater, Mojokerto), Ribut Sumiyono dan Nanang Moeni (pematung batu Trowulan), komunitas sastra pondok kopi Pacet Dadang Ari Murtono dan Samsul Arifin; sejumlah guru sebuah SMP di Gondang ; Pak Markus (pemijat, Mojokerto), Suliadi (penulis puisi, Mojokerto). Hari itu, Pak Har mengalami banyak kemajuan. Menurut Suliyat, Pak Har sudah bisa merespon tamu yang datang, menggerakkan jempol kaki, dan pandangan mata sudah tidak kosong. Pak Har sempat meneteskan air mata, meski tertahan, ketika istri Cak Kadaruslan memberi semangat untuk tetap optimis, dalam bahasa Suroboyoan. Ada Sms masuk: Dik Henri Nurcahyo Insyaalloh sdh saya trfr sbsr 500 rb sumbangan utk cak hardjono lwt rkg cak a malik di mandiri. Smg sdkt dapat membantu. Salam, tjuk ks (11.38 wib, 26-12-08) Berkumpulnya komunitas seni siang itu di luar kamar Mataram 10 sempat memunculkan gagasan membentuk yayasan untuk membantu biaya kesehatan bagi anggota komunitas seni yang sedang sakit. Sabtu, 27 Desember 2008, Pak Har masih di rumah sakit. Tercatat Bapak Akhudiat (Surabaya) dan istri datang berkunjung. Juga staf Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Trawas. Untuk mengetahui perkembangan kesehatan Pak Har, silakan kontak Bapak Suliyat 081 35 76 088 33, 085 6483 7. (abdul malik, 081 80 3230 472,
[ac-i] antara Suro dan Muharom
Radar Kediri [ Selasa, 30 Desember 2008 ] Berpadu dalam Semarak Muharam dan Sura KEDIRI- Dua budaya yang berbeda tak perlu saling dibenturkan. Sebab, justru bisa memperkaya khazanah yang membawa keindahan. Itu pula yang terlihat dalam perayaan 1 Muharam 1430 dalam penanggalan Islam dan 1 Sura 1942 dalam penanggalan Jawa di Kediri, kemarin. Berbagai kegiatan digelar. Mulai dari pawai taaruf dan lomba antarlembaga pendidikan Islam hingga kirab jaranan dan ritual sesaji di Petilasan Sri Aji Jayabaya. Semua bisa berjalan bersama tanpa harus berbenturan. Tradisi Suroan di Petilasan Sri Aji Jayabaya, Desa Menang, Kecamatan Pagu berlangsung mulai sekitar pukul 09.00. Molor satu jam dari jadwal semula. Meski demikian, ratusan warga desa yang terlibat sudah mempersiapkan diri sejak pukul 04.30. "Saya sudah bangun jam empat pagi dan langsung pergi ke salon untuk berdandan," ujar Ria, 14, pelajar kelas dua SMP yang kemarin bertugas membawa bunga. Walau mengantuk dan kecapekan, mereka tetap mengaku senang bisa terlibat dalam prosesi tersebut. Seperti Lita, 7, siswi kelas dua SD. "Ini merupakan pengalaman pertama saya," akunya. Ritual sesaji kemarin berlangsung semarak. Mengenakan pakaian adat Jawa, ratusan peserta berpawai dari halaman Balai Desa Menang menuju Petilasan Sri Aji Jayabaya dan Sendang Tirta Kamandanu. Jaraknya sekitar dua kilometer. Ribuan warga berjajar di tepi jalan untuk menyaksikan. Dua pusaka milik desa berupa Tombak Kiai Bima dan Cemeti Kiai Pamuk ikut dikirab. Menurut Kasi Seni dan Budaya Kantor Pariwisata dan Seni Budaya (Parsenibud) Kabupaten Kediri Suradi, prosesi 1 Sura kemarin merupakan agenda wisata tahunan. Tujuannya, untuk mengenang masa kejayaan Raja Sri Aji Jayabaya yang konon muksa di lokasi tersebut. "Makanya seluruh prosesi juga didesain seperti zaman kerajaan," katanya kepada wartawan koran ini. Secara terpisah, Kepala Desa Menang Warsidi menuturkan, sejak lima tahun lalu prosesi kirab ditangani penuh oleh desa. Bukan lagi Yayasan Hondodento dari Jogjakarta. Sebab, perangkat desa dan warga sudah dianggap mampu melaksanakannya. Termasuk memahami urut-urutan prosesinya. "Dananya gotong royong dari desa, pemkab, dan Hondodento masih menyumbang," tuturnya. Berbeda dengan Kabupaten, peringatan 1 Sura di Kota Kediri kemarin dimeriahkan dengan kirab jaranan. Namun, teknisnya berbeda dengan tahun lalu. Tidak lagi berpawai penuh dari Stadion Brawijaya hingga Balai Kota. Melainkan, hanya disebar di beberapa titik. Yakni, Stadion Brawijaya, Jl Pahlawan Kusuma Bangsa, Perempatan Kediri Mall, Perempatan Jalan Doho, dan depan Balai Kota. "Setiap lokasi sekitar lima menit jaranan tampil," ujar Ketua Umum Paguyuban Jaranan Wahyu Krida Budaya se-Kota Kediri M. Hanif. Kirab hanya berlangsung sekitar satu jam. Mulai pukul 13.00 hingga pukul 14.00. Ada 24 grup jaranan yang mengikuti. "Meski dana yang kami miliki sangat minim tetapi teman-teman tetap semangat," katanya. Sementara, peringatan Tahun Baru Hijriyah dimeriahkan dengan pawai taaruf dan berbagai lomba antar-Taman Pendidikan Alquran (TPQ). Di Kota Kediri, pawai berlangsung mulai dari Balai Kota hingga Stadion Brawijaya. Kegiatan digelar oleh Forum Komunikasi TPQ dan Lembaga Pendidikan (LP) Maarif Nahdlatul Ulama (NU) Kota Kediri. "Ada 82 TPQ yang mengikuti," ujar Badik Susanto, panitia. Enam peserta terbaik akan dipilih sebagai pemenang. Makanya, masing-masing TPQ berusaha tampil semenarik mungkin. Mulai dari dandanan hingga poster yang dibawa. Namun, karena pesertanya kebanyakan anak-anak, banyak yang tak kuat menempuh rute sekitar empat kilometer itu. Sehingga, orang tuanya harus menggendong. Sebagian yang lain harus melepas sepatu karena kakinya lecet. "Lumayan capek," aku Deni Rahmadanu, 9, peserta pawai dari TPQ Darussalam, Tosaren. Dia sangat senang karena bisa berkenalan dengan anak-anak sebayanya dari TPQ lain. Adapun di Masjid An Nur, Pare, digelar berbagai lomba antar-TPQ yang menggunakan metode Qiraati. Mulai dari lomba pidato, cerdas cermat, tartil Quran, hingga hafalan doa dan surat-surat pendek. Lomba diikuti ratusan peserta. (ut/tyo/hid) Turun Lagi ke Jalan Pemkab Janji Diusulkan ke BKN Banyak Caleg yang Ngemplang Kantin Kejujuran SMAN 1 Kediri yang Tak Bertahan Lama Menginap Semalam, Mengaku Diperkosa Tahun Baru, Kelud Pilihan Tepat Lagi, Sapi Dijagal di Sawah Jago Merah Lalap Tiga Kios Salah Jalur, 2 Pengedar Dibekuk Yang Diduga Dianiaya Polhut Akhirnya Meninggal Partai Kandang Lebih Dulu Persik Maksimalkan Komposisi Pemain Latihannya Masih Nomaden HALAMAN KEMARIN Jay, Pembuat Sketsa Wajah Tersangka Kejahatan Slamet-Sulimah, Spesialis Perampas Dukun Pijat Mio Misterius Mulai Terkuak Akper Pamenang Dibobol Maling Sehari, 2 Pemuda Gantung Diri Tiket Eksekutif dan Bisnis Ludes Masuk Perangkap Polisi Terancam Peringatan Depkeu Derita Para Pengungsi Aceh yang Masih Bertahan di Barak Pengungsian (1) Target Masuk Semifinal
[ac-i] Ayu Utami disedut BERITA HARIAN
BERITA HARIAN _* SASTERA Sastera.com: Ayu Utami sangkal kehebatan novel Ayat-ayat Cinta Oleh Irdawati Hamzah bhsast...@nstp.com.my Ayu Utami DETIKNEWS,COM dalam blog http://greatliteraryworks.com//ayu-utami-ayat-ayat-cinta-pengecut/ mendedahkan kecaman pengarang sensasi Indonesia, Ayu Utami membidas Ayat-ayat Cinta karya Habiburahman el-Shirazy yang terus meletup di pasaran Indonesia dan Malaysia meskipun sudah berada di pasaran sejak 2004. Ayu Utami yang mencipta nama selepas kehadiran novel berunsur seks, Saman, mengejutkan dunia sastera Indonesia apabila melabelkan Ayat-ayat Cinta yang sudah terjual lebih 300,000 naskhah di seluruh Asia Tenggara dan diiktiraf novel Islam sebelum ini, sebagai karya picisan kerana menggunakan resipi cerita pop Hollywood 1950-an. “Bezanya di Hollywood karya bernada Kristian yang diketengahkan manakala di sini Islam dijadikan pilihan, tetapi kedua-dua ini memberi kesudahan cerita yang serupa iaitu agama sebagai jalan penyelesaian dan pasti menang dalam apa keadaan sekalipun,” katanya dalam wawancara itu. Ayu Utama tampak yakin bahawa kekuatan Ayat-Ayat Cinta adalah kerana judulnya selain seronok dibaca dan mempunyai keterampilan dalam penulisan di samping berupaya menghiburkan pembaca, berkongsi kepercayaan pandangan orang ramai iaitu suka melihat jika ada yang memeluk agama Islam. Selain itu, minda masyarakat Indonesia yang masih berada di takuk lama dengan keinginan kisah hitam putih penuh optimis yang dapat menghiburkan mereka kesan daripada berakhirnya reformasi dan kekacauan, menjadi antara ciri yang menjulang novel terbabit. “Novel ini mengangkat lelaki sebagai orang penting dalam masyarakat apabila memenuhi keinginan dan impian mereka untuk tampil sebagai insan dicintai ramai wanita, lalu penyelesaian adalah mudah dengan mematikan watak isteri kedua, sama seperti cerita Hollywood pada 1950-an”, ujarnya lagi. Justeru, pengarang itu tidak berasa pelik apabila novel terbabit tidak mendapat pengiktirafan di kalangan sasterawan atau pengkritik sastera aliran utama dan hanya disanjung penulis yang bergabung dalam Forum Lingkar Pena (FLP) iaitu tempat Habiburrahman el-Shirazy bernaung. Bagi Ayu Utama, persepsi bahawa novel Ayat-Ayat Cinta bukanlah sastera tidak perlu dirisaukan kerana dari 1920-an hingga mutakhir ini, tiada batas lagi antara sastera pop dan serius, selain yang lebih penting bait ayatnya menarik serta pembahagian sedemikian bukan suatu yang penting. “Kelemahan novel ini ialah nafsunya pada kebenaran, tetapi ini tidak perlu dijadikan sebagai kayu ukur memandangkan pengarangnya mengakui ia novel dakwah. Ia menjadi tidak menarik kepada sesetengah pihak kerana sastera bukan alat berdakwah, tetapi mengetengahkan nilai dalam masyarakat. Ia tidak semudah mengaminkan doa di masjid atau gereja,” ujarnya. Firefox 3: Lebih Cepat, Lebih Aman, Dapat Disesuaikan dan Gratis.http://downloads.yahoo.com/id/firefox
[ac-i] Antara Religi dan Budaya Jawa
Radar Madiun [ Senin, 29 Desember 2008 ] Antara Religi dan Budaya Jawa MADIUN-Tahun baru Islam pada 1 Muharam yang jatuh pada hari ini, diambil dari peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari kota Mekkah ke Madinah. Dari berbagai literatur Islam menyebutkan, pada bulan Muharam inilah terdapat sebuah hari yang dikenal dengan istilah Yaumul Asyuro, yaitu pada tanggal sepuluh bulan Muharam. Asyuro berasal dari kata Asyara yang berarti sepuluh. Sedangkan dalam penanggalan jawa menjadi bulan Syuro atau Suro. Di kota Madiun, sebagian warga muslim memperingati 1 Muharram ini dengan berbagai aktivitas. Seperti pertunjukan seni budaya, pembacaan ayat suci Al Quran semalam suntuk. Sedangkan peringatan 1 Muharam berpusat di Masjid Kuno Taman. Menurut R. Suko Pranowo, SSos, generasi ke-7 pewaris Masjid kuno, 1 Muharam sudah diperingati sejak berdirinya masjid ini pada tahun 1756. Yaitu pada masa Raden Kanjeng Kyai Ageng Musbah yang lebih dikenal dengan Kyai Ageng Donopuro dari Desa Perdikan Taman. ''Kyai Perdikan Taman ini memiliki kaitan erat dengan Masjid Demak di Jawa Tengah. Hal ini dapat dibuktikan dengan bentuk Masjid Taman dengan demak. Sehingga peringatan satu Muharam di Madiun bermula di sini,'' ujarnya, kemarin (28/12). Sedangkan makna dari 1 Muharam, menurut Suko, bertolak pada kehidupan masa lalu para Nabi dan rasul. Pada masa itu, berbagai kejadian yang bersifat negatif dialami Nabi dan Rasul. Semisal Nabi Nuh mengalami cobaan ditelan ikan dan Nabi Musa membelah lautan karena dikejar Firaun. Peristiwa-peristiwa ini diyakini terjadi pada bulan Muharam. ''Bertolak dari fenomena-fenomen itu, penanggalan Islam dibuat. Harapannya anak cucu atau generasi penerus tidak mengalami kejadian-kejadian negatif seperti itu. Sehingga pada bulan ini lebih dimaknai untuk berbuat positif atau kebaikan,'' katanya. Bagaimana dengan larangan menikah atau memilih hajat di bulan Muharam ?. Menurut Suko, sesuai syariat Islam tidak ada larangan menikah atau melakukan hajatan yang lain di bulan ini. Namun dari latar belakang terjadinya penanggalan Islam,. boleh dilakukan boleh tidak. Karena berdasar keyakinan masing-masing individu. ''Yang jelas bagi umat Islam di tanah Jawa, bulan Muharam lebih dikenal sebagai bulan mawas diri. Sehingga banyak masyarakat menahan diri untuk mengadakan hajatan karena perlu berintropeksi diri pada bulan ini,'' terangnya. Sedangkan untuk perayaan 1 Muharam, di Masjid Kuno Taman, selain pembacaan ayat suci Al Quran, panitia juga menyediakan nasi liwet beserta sayur bening, jenang sengkolo dan lauk tahu tempe. Menurut Suko, sayur bening yang disajikan pada malam 1 Muharam memiliki arti kebeningan jiwa. Sedangkan nasi liwet berarti kebeningan atau kejernihan jiwa dapat mengental di hati. Sedangkan jenang sengkolo memiliki harapan dapat dijauhkan dari musibah. Lauk tahu tempe berarti makanan khas yang disenangi rakyat banyak. Selain menyajikan makan tersebut bagi warganya, Masjid Taman juga menggelar Seni Gembrung, yaitu solawat yang diiringi alat musik sejenis jidor dan lesung (alat menumbuk padi). Seni Gembrung pada masa itu dibuat untuk alat komunikasi dengan umat muslim, sekaligus sebagai syiar agama. ''Sajian masakan sayur bening, nasi liwet hanya bertahan hingga tahun 1990-an. Sedangkan seni Gemberung untuk tahun ini ditiadakan karena masalah keamanan,'' ungkapnya. (aan/mik). Berkah Satu Suro Pencuci Keris Melihat Kompor Tenaga Surya Buatan Almarhum Minto warga Kecamatan Bulan Awal Keprihatinan Tarmadji : Saatnya Tirakat Caca Jadi Pelajaran Wajib Semenit, Ribuan Bolu Ludes Diserbu Benahi Rumah Tewas Kesetrum Sebagian Warga Mlilir Terjangkit Chikungunya Bahan Baku Turun , Perajin Tas Plastik Tersenyum Imbau Juragan Gabah Hati-hati Tewas Tertabra
Bls: Fwd: [ac-i] Pasuruan ingin PUSAT KEBUDAYAAN PASURUAN
Mohon maaf Mas,aku gak punya,sebab aku cuma ngedownload dari RADAR BROMO. Tapi aku memang kenal bung Jupri,dulu wartawan artis televisi di Jakarta sewaktu aku menjadi Produser di TPI,dulu dia sering mewawancarai aku. nah,lalu sama2 ilang, lalu aku nemu berita bahwa kini dia jadi pelukis,mbalik deso.Membangun kepelukisan di kota kecilnya,Pasuruan. Semoga melalui milis ini ada yang tahu no.hp pak Jupri Abdullah yang sudah gondrong sejak dia wartawan dulu. VDAD --- Pada Jum, 26/12/08, agung priyo wibowo menulis: Dari: agung priyo wibowo Topik: Fwd: [ac-i] Pasuruan ingin PUSAT KEBUDAYAAN PASURUAN Kepada: viddy...@yahoo.com Tanggal: Jumat, 26 Desember, 2008, 5:04 AM Yth. Mas Viddy, Mohon bantuan kontak mas Jupri yg punya gagasan tentang Pusat Kebudayaan Pasuruan. Saya, Agung Priyo Wibowo, yang kini aktif program-program Mataya arts&heritage di Solo. Maturnuwun. Salam budaya, Agung PW -- Forwarded message -- From: anuv chaviddy Date: 2008/12/24 Subject: [ac-i] Pasuruan ingin PUSAT KEBUDAYAAN PASURUAN To: viddy...@yahoo.com, artculture-indonesia@yahoogroups.com, "asa_unt...@yahoo.co.uk" <'asa_unt...@yahoo.co.uk'>, apresiasi-sas...@yahoogroups.com, mediac...@yahoogroups.com, media-ja...@yahoogroups.com, arifinkatiq_...@yahoo.com Radar Bromo [ Rabu, 24 Desember 2008 ] Sudah Saatnya Bangun Pusat Kebudayaan Tolak Disebut Ikut-ikutan PANDAAN - Sudah saatnya Pemkab Pasuruan membuat terobosan baru untuk mengembangkan kesenian dan kebudayaan di daerahnya. Salah satu caranya yaitu, membangun pusat seni dan kebudayaan Pasuruan. Usulan itu dilontarkan salah satu pelukis asal Kejapanan, Gempol Jupri Abdullah, kemarin (23/12). "Sudah saatnya Pasuruan memiliki itu (pusat seni dan kebudayaan, Red). Masa kita mau ketinggalan terus dengan daerah lain," kata perupa yang gemar berambut gondrong ini. Salah satu alasan Jupri yaitu, untuk menginformasikan sejarah dan kebesaran Pasuruan di masa lalu. Jupri kemudian menjelaskan, usia Kabupaten Pasuruan sudah mencapai seribu tahun lebih. Sayangnya, tidak ada pusat atau lembaga yang bisa menjelaskan kebesaran Pasuruan di masa lampau. Memang, Kabupaten Pasuruan mempunyai banyak situ bersejarah yang lokasinya tersebar di wilayah kabupaten. Namun, keberadaan situs yang tersebar justru menyulitkan warga Pasuruan yang ingin mengunjunginya. Oleh karena itu, menurut Jupri, pemkab harus menyiasatinya dengan membangun sebuah pusat kebudayaan. Harapannya, melalui lembaga tersebut masyarakat bisa mengetahui sejarah dan kebesaran Pasuruan di masa lalu. Pusat seni dan kebudayaan itu nanti, bisa saja diisi foto-foto yang menceritakan tentang sejarah Pasuruan. "Apa saja yang ada di Pasuruan pada zaman dulu, orang kan tidak banyak tahu. Makanya, foto-fotonya perlu kita kumpulkan," kata dia. Gagasan semacam itu menurutnya bisa diwujudkan dengan cara mendirikan musium seperti yang akan dilakukan Pemkot Probolinggo. Namun, tidak harus musium. Bisa juga dilakukan dalam bentuk lain. Karena itu, Jupri menolak jika dikatakan idenya itu hanya ikut-ikutan. "Bukan itu. Kalau kita cerdas dan kreatif, harusnya kita yang memiliki rencana itu lebih dulu," jelas dia. "Lagipula, tidak ada masalah kita dinilai ikut-ikutan. Toh, itu demi kebaikan Pasuruan," imbuhnya. Jupri menambahkan, keberadaan Kasultanan Surakarta atau musium Yogyakarta bisa ditiru untuk mewujudkan gagasan ini. Artinya, keberadaan pusat kebudayaan itu juga bisa dijadikan sebagai sebuah kawasan. "Ada banyak yang bisa kita jual di sana," kata dia. Dia kemudian menjelaskan, proses pembangunan yang berlangsung di Kabupaten Pasuruan harus banyak dikritisi mulai saat ini. misalnya, bangunan dengan arsitektur Eropa yang banyak bermunculan dan penggunaan istilah dengan memakai bahasa asing. "Kita bukan tidak suka pembangunan. Tapi, jangan kemudian karakter kita dikorbankan," kata dia. "Kalau seperti ini, dari mana kita bisa bangga dengan nama Pasuruan karena tidak punya identitas," jelas dia. (aad) Asisten Juga Dimintai Keterangan Kritisi Permintaan Dana UPA Pasukan Mulai Disiagakan Gelar Kerjasama Dua Daerah Hari ini RAPBD Didok Ketua Fraksi Hanya Penanggung Jawab Divonis Setahun, Banding Resmikan Tomper Food Center Punya PR Atasi Banjir Hobi Melukis Batik Pasukan Mulai Disiagakan Kapolresta-Kapolres Resmi Berganti Kritisi Permintaan Dana UPA Di Antara Para Juara Radar Teen Competition 2008 (2-Habis) Kenang Jasa, Pasang Foto Pemimpin Demi Obat Anak, Curi Susu Libur Panjang, Rawan Sanksi CPNS Siapkan Kelengkapan Berkas SDN Pilang 3 Dibobol Maling Cerita Titin Sumarni Sepulang Mengikuti Program Genesis di Jepang SPPPBE Rejoso Diserbu Agen PDAM Kota Terlilit Utang Tangguhkan Tiga Proyek Mobil Plat Merah Seruduk Warung Dewan Langsung Sidak RSUD Bangil Lulusan STMIK Tak Kalah Bersaing
[ac-i] File Sarasehan di BELANDA 2005
[Bookleat]: Acara Sarasehan 60 thn Kemerdekaan R.I. ( V ) Topic List < Prev Topic | Next Topic > var ygrp_p = new yg_cookie(); function set_gmp(p){ if (p == "") ygrp_p.remove("GMP"); else ygrp_p.set("GMP",p); } function clear_gmp() { ygrp_p.remove("GMP"); } var ygrp_ck = new yg_cookie(); var envPref = ygrp_ck.get('GMI'); function pref(){ if (envPref){ // if pref is open msgInfo(); // toggle the display, default is close } // otherwise, don't do anything default is close } function msgInfo(){ var x = document.getElementById('x'); var l = document.getElementById('l'); var i = document.getElementById('i'); x.style.display = (x.style.display == 'none') ? 'inline' : 'none'; l.innerHTML = (l.innerHTML == "Hide Message Info") ? "Show Message Info" : "Hide Message Info"; i.src = (i.src == 'http://us.i1.yimg.com/us.yimg.com/i/us/plus/csp/cn/norgie_closed_dna.gif') ? 'http://us.i1.yimg.com/us.yimg.com/i/us/plus/csp/cn/norgie_open_dna.gif' : 'http://us.i1.yimg.com/us.yimg.com/i/us/plus/csp/cn/norgie_closed_dna.gif'; if (x.style.display == "inline"){ ygrp_ck.set("GMI","true"); } else { ygrp_ck.remove("GMI"); } } Reply | Forward < Prev Message | Next Message > MENYERAHLAH, ELIT INDONESIA! Oleh : Viddy AD Daery Kalian tak bisa terus-terusan membohongi kami, berbuat jahat terhadap kami, berkhianat terhadap kami, sambil berpura-pura berpihak kepada kami. Kami sudah tahu belang kalian, kami sudah mengepung kalian! Kalian tak bisa lagi kemana-mana, karena kemanapun kalian melangkah, kalian memijak air mata kami, kemanapun kalian terbang, kalian akan lelah dan hinggap di air mata kami. Kemanapun kalian berlayar, kalian mengarungi air mata kami. Semenjak Sukarno berubah menjadi “Raja Jawa” ketika ia sudah merasakan nikmatnya kursi presiden, kami sudah tahu bahwa kami mulai kalian khianati. Sukarno membangun istana-istana megah untuk para isterinya, darimana uangnya? Tentu uang kami. Tapi kebodohan kamilah yang tak pernah mempersoalkan hal itu sampai kini. Kebodohan kami membiarkan Sukarno mencetuskan dekrit presiden yang menghapus demokrasi dengan membohongi kami memakai nama “Demokrasi Terpimpin”. Kebodohan kami membiarkan Sukarno melantik dirinya sendiri menjadi Paduka Yang Mulia Presiden Seumur Hidup, karena kami yang bodoh terlalu berterimakasih terhadap pengorbanannya memimpin kami mendirikan negara baru Indonesia merdeka ini. Sehingga kami mempertuhankan Sukarno, kami membangun kultus individu—bahkan sampai kini—dan membiarkan Sukarno berbuat semaunya, mengkhianati kami, sekaligus mengkhianati prinsip dan cita-citanya sendiri. Ketika Suharto memperdayakan Sukarno, kamipun mengikuti saja skenario Suharto, kami menuruti apa saja jenis ajakan Suharto mengganyang Sukarno dan Orde Lama beserta semua antek-anteknya, sehingga hasilnya kami mengobarkan perang saudara yang mengerikan, karena kami yang sudah muak dan lelah dikhianati Sukarno dan Orde Lama menjadi terlalu pusing untuk diajak berfikir jernih. Suharto memberi harapan baru kepada kami. Para koruptor Orde Lama dipenjara, dan ekonomi dibangun. Kami tak lagi dibiarkan kelaparan. Jalan-jalan lama yang terlantar sejak zaman Mojopahit ( dalan gung atau delanggung ) diperbaiki dan jalan-jalan peninggalan Belanda ditingkatkan mutunya, serta yang perlu diberi acungan jempol di zaman Suharto: jalan-jalan barupun dibuka, dirambah dan dibangun, diaspal rapi. Kehidupan seni budaya dibina. Subsidi-subsidi dikucurkan untuk membangun pusat-pusat pendidikan murah, pusat-pusat seni budaya, pusat-pusat kajian intelektual, pusat-pusat iptek, pusat-pusat keagamaan, dan beasiswa-beasiswa untuk mencari ilmu ke negara maju digalakkan. Tapi kebaikan Suharto berangsur surut sejalan dengan semakin lamanya dia berkuasa dan kembali terkena penyakit kekuasaan yang korup dan dekaden, apalagi ketika anak-anak dan cucunya semakin besar dan dewasa lalu diajari ilmu pengkhianatan terhadap rakyat oleh para syaitan-syaitan politik dan ekonomi, dan Suhartopun mulai kejam terhadap kami. Kami kembali dibungkam, seperti zaman Sukarno, bahkan kami dibunuhi dan kebebasan dirantai, hingga akhirnya kami hampir putus asa terlalu lelah puluhan tahun disiksa Suharto. Kami kembali berteriak gembira ketika mahasiswa disupport Brutus-brutus mengkudeta Suharto di saat usia Suharto sudah renta, dan terlambat menyadari bahwa manusia tak akan bisa selamanya berpura-pura menjadi Tuhan. Tak ada yang lebih kami kenang ketimbang saat-saat yang gegap gempita sempena detik-detik kejatuhan Suharto. Kami ramai-ramai bersujud syukur di aspal jalan raya, kampung-kampung berpesta memotong ayam atau kambing, dan televisi-televisi yang rata-rata kepunyaan anak-anak Suharto menyanyikan lagu-lagu perjuangan seakan-akan kami baru merdeka dari penjajahan, seakan-akan televisi-televisi itu bukan milik anak-anak bos yang mereka jatuhkan. Tetapi memang semua itu hanya tipuan, dan kembali kami tertipu. Rupanya reformasi hanyalah milik para Brutus yang mengkhianati Suharto dengan menungg
[ac-i] Monumen Kapal Van Der Wijk di Brondong,Lamongan
Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat. Undang teman dari Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/
[ac-i] Pasuruan ingin PUSAT KEBUDAYAAN PASURUAN
Radar Bromo [ Rabu, 24 Desember 2008 ] Sudah Saatnya Bangun Pusat Kebudayaan Tolak Disebut Ikut-ikutan PANDAAN - Sudah saatnya Pemkab Pasuruan membuat terobosan baru untuk mengembangkan kesenian dan kebudayaan di daerahnya. Salah satu caranya yaitu, membangun pusat seni dan kebudayaan Pasuruan. Usulan itu dilontarkan salah satu pelukis asal Kejapanan, Gempol Jupri Abdullah, kemarin (23/12). "Sudah saatnya Pasuruan memiliki itu (pusat seni dan kebudayaan, Red). Masa kita mau ketinggalan terus dengan daerah lain," kata perupa yang gemar berambut gondrong ini. Salah satu alasan Jupri yaitu, untuk menginformasikan sejarah dan kebesaran Pasuruan di masa lalu. Jupri kemudian menjelaskan, usia Kabupaten Pasuruan sudah mencapai seribu tahun lebih. Sayangnya, tidak ada pusat atau lembaga yang bisa menjelaskan kebesaran Pasuruan di masa lampau. Memang, Kabupaten Pasuruan mempunyai banyak situ bersejarah yang lokasinya tersebar di wilayah kabupaten. Namun, keberadaan situs yang tersebar justru menyulitkan warga Pasuruan yang ingin mengunjunginya. Oleh karena itu, menurut Jupri, pemkab harus menyiasatinya dengan membangun sebuah pusat kebudayaan. Harapannya, melalui lembaga tersebut masyarakat bisa mengetahui sejarah dan kebesaran Pasuruan di masa lalu. Pusat seni dan kebudayaan itu nanti, bisa saja diisi foto-foto yang menceritakan tentang sejarah Pasuruan. "Apa saja yang ada di Pasuruan pada zaman dulu, orang kan tidak banyak tahu. Makanya, foto-fotonya perlu kita kumpulkan," kata dia. Gagasan semacam itu menurutnya bisa diwujudkan dengan cara mendirikan musium seperti yang akan dilakukan Pemkot Probolinggo. Namun, tidak harus musium. Bisa juga dilakukan dalam bentuk lain. Karena itu, Jupri menolak jika dikatakan idenya itu hanya ikut-ikutan. "Bukan itu. Kalau kita cerdas dan kreatif, harusnya kita yang memiliki rencana itu lebih dulu," jelas dia. "Lagipula, tidak ada masalah kita dinilai ikut-ikutan. Toh, itu demi kebaikan Pasuruan," imbuhnya. Jupri menambahkan, keberadaan Kasultanan Surakarta atau musium Yogyakarta bisa ditiru untuk mewujudkan gagasan ini. Artinya, keberadaan pusat kebudayaan itu juga bisa dijadikan sebagai sebuah kawasan. "Ada banyak yang bisa kita jual di sana," kata dia. Dia kemudian menjelaskan, proses pembangunan yang berlangsung di Kabupaten Pasuruan harus banyak dikritisi mulai saat ini. misalnya, bangunan dengan arsitektur Eropa yang banyak bermunculan dan penggunaan istilah dengan memakai bahasa asing. "Kita bukan tidak suka pembangunan. Tapi, jangan kemudian karakter kita dikorbankan," kata dia. "Kalau seperti ini, dari mana kita bisa bangga dengan nama Pasuruan karena tidak punya identitas," jelas dia. (aad) Asisten Juga Dimintai Keterangan Kritisi Permintaan Dana UPA Pasukan Mulai Disiagakan Gelar Kerjasama Dua Daerah Hari ini RAPBD Didok Ketua Fraksi Hanya Penanggung Jawab Divonis Setahun, Banding Resmikan Tomper Food Center Punya PR Atasi Banjir Hobi Melukis Batik Pasukan Mulai Disiagakan Kapolresta-Kapolres Resmi Berganti Kritisi Permintaan Dana UPA Di Antara Para Juara Radar Teen Competition 2008 (2-Habis) Kenang Jasa, Pasang Foto Pemimpin Demi Obat Anak, Curi Susu Libur Panjang, Rawan Sanksi CPNS Siapkan Kelengkapan Berkas SDN Pilang 3 Dibobol Maling Cerita Titin Sumarni Sepulang Mengikuti Program Genesis di Jepang SPPPBE Rejoso Diserbu Agen PDAM Kota Terlilit Utang Tangguhkan Tiga Proyek Mobil Plat Merah Seruduk Warung Dewan Langsung Sidak RSUD Bangil Lulusan STMIK Tak Kalah Bersaing Strategi BPR Kota Pasuruan Meminimalisir Kredit Macet Diapresiasi BI Siap Sambut Jebolan Persebaya Dikuasai Atlet Luar Pasuruan Dikuasai Atlet Luar Pasuruan Mars Kota Urutan Empat HALAMAN KEMARIN Antrean Mitan Makin Parah Di Antara Para Juara Radar Teen Competition 2008 Dilema Kemiskinan Ancam Laporkan ke Kepolisian Diguyur Hujan, Ruas Jalan Tergenang Selip, Tabrak Rumah Makan Belum Setahun, Plafon Jebol Tangkap Pelaku Curanmor Aksi di Hari Ibu Rekanan Keluhkan Tender Akhir Tahun Sikap Peduli Lingkungan? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers. http://id.answers.yahoo.com
[ac-i] Garut di BH
KEMBARA -BERITA HARIAN Gunung bulan madu Oleh Hafizah Iszahanid haf...@bharian.com.my Kawah sulfur berasap menanti di puncak Papandayan. Keindahan alam ketika matahari terbit tarikan utama di Papandayan BERBEZA dengan Bandung yang diiktiraf sebagai syurga membeli belah, Garut adalah bandar penuh cabaran yang menguji ketahanan fizikal pengunjung kerana bekas wilayah jajahan Belanda itu dikelilingi gunung ganang, tasik dan gunung berapi yang masih aktif. Justeru, ia pastinya menjanjikan kelainan untuk percutian anda. Satu daripadanya ialah peluang untuk mendaki Gunung Papandayan, satu daripada gunung berapi paling aktif di Jawa Barat. Papandayan adalah gunung berapi jenis stratovalcano (gunung berapi yang berlapis antara debu dan lahar) dan mempunyai empat puncak. Selain tarikan sebagai gunung berapi aktif, Papandayan juga kerap didaki oleh mereka yang ingin menikmati keindahan alam waktu matahari terbit. Kali terakhir Papandayan meletus pada 2002 dan sejak itu laluan pendakian sedikit sukar jika dilakukan pada awal pagi. Pendakian penulis ke puncak Papandayan, baru-baru ini bagi menikmati keindahan matahari terbit bermula seawal jam dua pagi cukup bermakna. Ia adalah pengalaman pertama penulis mendaki gunung. Matahari terbit di celah gunung. Dengan sinaran lampu suluh, kami mendaki jalan berbukit dan berbatu kecil dengan kawah sulfur berasap di sebelah kiri gunung berkenaan. Asap dari kawah mengirim bau sulfur yang kuat selain bunyi berdesir seolah-olah menyambut kehadiran kami. Bagaimanapun, ia tidak sedikitpun menimbulkan rasa takut sebaliknya kami teruja kerana bukan semua orang berpeluang mendaki gunung berapi aktif. Keletihan mendaki yang mengambil masa kurang dua jam memang cabaran yang paling besar, tetapi waktu matahari terbit, cahayanya mencurah ke seluruh alam melenyapkan semua rasa penat kami. Pengalaman melihat matahari terbit di celah Gunung Galunggung dari puncak gunung berapi Papandayan cukup mengujakan kami. Lebih menimbulkan keseronokan melihat sendiri beberapa kawah berasap memuntahkan sulfur kekuningan dalam perjalanan turun. Dari segi sejarahnya, Garut terkenal dengan legasi penjajahan Belanda di Indonesia. Kebanyakan warganya adalah bangsa Sunda. Selain mempunyai gunung berapi aktif, satu lagi ‘trade mark’ bandar penuh cabaran itu ialah dodol yang dikenali sebagai dodol Garut. Ia berwarna coklat, bercampur bijan, rasanya manis dan enak dimakan. Kampung Sampireun Resort & Spa yang mempersonakan. Garut kerap menjadi tumpuan pencinta alam kerana keindahan alam semula jadinya. Malah, sejak zaman penjajahan Belanda, ia memang dibangunkan sebagai tempat istirahat penjajah kerana kedudukannya di tanah tinggi. Selain keindahan alam semula jadi, Garut adalah bandar untuk anda melaksanakan misi melawan ketakutan. Sebaik turun dari Papandayan, ketahanan kami diuji lagi dengan ‘water rafting’ di Sungai Cimanuk. Sungai berjeram curam dengan batu bata besar yang dikategorikan sebagai gred tiga untuk sukan water rafting. Segala-gala lasak dan menguji ketahanan fizikal. Kampung Sampireun Resort & Spa pula ialah resort cantik mengelilingi sebuah tasik kecil yang dibina pada 1998. Kedudukannya di kaki Gunung Papandayan menjadikannya popular di kalangan pasangan berbulan madu. Ia sebuah resort cantik mengelilingi sebuah tasik kecil juga menjadi penaja penginapan sepanjang lawatan kami. Resort di daerah Sukakarya itu dibina di tengah-tengah perkampungan warga Sunda, dikelilingi empat masjid sekali gus menjanjikan ketenangan pemandangan. Bagaimana ke sana? Garuda Airlines menyediakan khidmat penerbangan dari Kuala Lumpur - Jakarta atau penerbangan terus Kuala Lumpur - Bandung. Jika di Jakarta, anda perlu menaiki kenderaan yang mengambil masa selama empat jam untuk ke Garut manakala dari Bandar, hanya mengambil masa perjalanan selama sejam. Maklumat lanjut pakej bulan madu dan lasak di Garut boleh hubungi Triways di talian 03-77291044. Fakta Gunung Papandayan Mempunyai ketinggian 2,622 meter. Terletak 84 kilometer dari Bandung dan sesuai dilawati bagi mereka yang sukakan cabaran Meletus kali terakhir pada 2002 dan disifatkan sebagai gunung berapi aktif Terkenal sebagai lokasi istirahat penjajah Belanda Kebanyakan populasinya berbangsa Sunda bekerja sebagai petani. Terhubung langsung dengan banyak teman di blog dan situs pribadi Anda? Buat Pingbox terbaru Anda sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/
[ac-i] Seniman Budayawan Madiun Menggugat
Radar Madiun [ Minggu, 21 Desember 2008 ] Seniman Kota Keluhkan Gedung Pelaku seni di Kota Madiun mengeluhkan tidak adanya gedung khusus untuk mereka. Selama ini kegiatan seni, baik dari masyarakat umum maupun pelajar masih meminjam gedung intansi tertentu. ''Tidak adanya tempat untuk melakukan aktivitas seni membuat pemeran atau pertunjukkan kesenian cukup minim di Kota Madiun,'' ujar Soegito, Ketua Persatuan Para Dalang Indonesia (Pepadi) Kota Madiun, Kamis (18/12) malam lalu. Hal itu disampaikan dalam dengar pendapat antara para seniman dengan Subdin Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P dan K) Kota dan anggota dewan setempat. Menurut Soegito, dengan adanya gedung khusus, para seniman memiliki bengkel atau tempat bekesenian. ''Juga bisa membuat regenerasi seniman muda lebih mudah,'' tambahnya. Selain gedung kesenian, pelaku seni juga resah terhadap kabar pemisahan Sub Dinas Kebudayaan dari Dinas P dan K. Yang berkembang, bahwa bidang kesenian akan digabung dengan pariwisata. Menurut Soegito, jika hal tersebut terjadi, dikhawatirkan pemahaman kebudayaan luntur. ''Masuknya bidang kebudayaan dalam Dinas P dan K akan membantu pelestarian budaya,'' tuturnya. Yakni, melalui pelajaran, seperti seni, bahasa daerah dan sejarah untuk pelajar dan generasi muda. Selain itu, para seniman juga meminta kesejahteraan di kota lebih ditingkatkan. Menurut Soegito, selama ini kesejateraan mereka belum terfikirkan oleh pemerintah. Hal ini terbukti, saat perayaan ulang tahun Kota Madiun, pemerintah malah mengundang dalang dari luar kota. Padahal, lanjutnya, potensi dalang di kota cukup banyak. Sementara Sumarlan Ka Subdin Kebudayaan Dinas P dan K mengatakan, seniman kota tak perlu resah terkait rencana pemisahan. Karena bidang kebudayaan akan tetap berada di bawah Dinas P dan K. Tetapi diakuinya, ada perubahan sesuai struktur oraganisasi tata kerja yang baru. Yakni, tiga kasi akan dukurangi menjadi dua di tahun 2009. Yaitu Kasi kesenian sekolah dan Kasi kesenian masyarakat dan sejarah mitra. ''Rencananya dalam kasi kesenian masyarakat juga terdapat bidang perfilman. Nantinya seluruh perizinan pembuatan film harus melalui Subdin Kebudayaan,'' katanya. Terkait dengan gedung kesenian, pihaknya belum bisa memastikan karena harus dirumuskan. ''Itu ada kaitanya dengan dana, jadi kami belum bisa memutuskan,'' jelasnya. (aan)
[ac-i] Pelukis Kleleran
Radar Bromo [ Minggu, 21 Desember 2008 ] Prihatin Kesenian, Gelar Pameran Keleleran PASURUAN-Pengguna jalan yang melewati Jl Panglima Sudirman, tepatnya di depan kantor Dinas Perikanan Kota Pasuruan, kemarin (20/12) mendapatkan tontonan gratis. Yakni, sebuah pameran lukisan yang digelar oleh Kaji Karno seniman dan budayawan setempat. Lelaki berambut gondrong itu kemarin memamerkan enam lukisan karyanya. Keenam lukisan jenis abstrak tersebut dikatakannya sebagai bentuk perwujudan kesenian yang harus dilihat warga Kota Pasuruan. Ia pun sengaja memilih jalan sebagai tempat pameran lukisannya. Sebab di Kota Pasuruan, ia mengaku tidak mempunyai ruang untuk memamerkan karyanya. "Kalau di jalan begini kan enak. Semua orang yang lewat bisa menikmati. Ini juga sebuah bentuk apresiasi diri saya kepada seni," ucapnya. Ia sendiri menyebutkan pameran ini sengaja digelar sebagai pameran tutup tahun. Kaji Karno juga menyebutkan pamerannya kemarin sebagai shock terapi kepada masayarakat Kota Pasuruan yang disebutkannya rendah apresiasi seni. Untuk itulah ia sengaja menggelar pameran jalanan. Ia sendiri senang menyebut pameran lukisan itu sebagai pameran keleleran di tepi jalan. Untuk mengantisipasi kemungkina hujan turun, Kaji Karno menyiapkan terpal dan mobil untuk mengangkut lukisannya. Sekitar pukul 07.00 seniman itu sudah mulai memajang lukisannya di tepi jalan. Bersama teman-temannya dari LSM LIRA, Kaji Karno siap menjelaskan arti lukisannya kepada pengunjung yang lewat pagi itu. Di pameran keleleran itu Kaji Karno membawa enam lukisan abstrak dengan media cat minyak. Keenam lukisan itu diberi judul Bingung, Lali Kuburane, Pensiun, Rasan-Rasan, Ekspedisi Cheng Ho, dan dua lukisan yang dibagi dua bidang. Di anatara keenam lukisan itu ada salah satu lukisan yang menurutnya paling memiliki nilai seni. "Saya paling suka dengan pensiun. Lukisan ini menceritakan tentang seseorang yang diapit oleh kekayaan tapi bingung menanggapi kemewahan itu," katanya sambil menunjukkan lukisan Pensiun. Lukisan yang mempunyai ukuran 100 x 120 cm itu lain daripada yang lain. Sebab, lukisan sudah dihisai dengan bingkai kayu yang sudah diukir. "Saya menawarkan lukisan ini seharga Rp 40 juta," ujarnya. Menurutnya lukisan itu bisa dipersepsi berbeda-beda oleh setiap orang. Tergantung imajinasi yang dimiliki orang yang melihatnya. Menurut Kaji Karno, pameran kemarin itu akan berlanjut pada pameran lukisannya di Jogjakarta nanti. "Rencananya di tahun depan saya akan mengikuti pameran di hotel Melia. Di pameran itu saya akan membawa lukisan terbaik saya," ujarnya. Pameran keleleran ala Kaji Karno kemarin sempat mengundang rasa ingin tahu pengguna jalan yang lewat. Sejumlah pengendara motor tampak sengaj menghentikan sejenak laju kendaraannya. Mereka menatapi lukisan-lukisan abstrak dan berkomentar. "Iki lukisan opo? Piro regane ? (Ini lukisan apa. Berapa harganya)," Tanya Edi salah seorang pengendara. Bersama istrinya ia mencoba melihat dengan teliti karya Kaji Karno itu. Dan setelah diberi tahu harganya, ia hanya bisa geleng-geleng kepala. Lain lagi dengan Adit, 23, warga Purutrejo yang pagi kemarin berboncengan dengan April, 23, temannya. Kedua pemuda ini justru melihat serius mobil Toyota bak terbuka warna biru milik Kaji Karno. Maklum mobil berpelat nomor N 8089 W milik seniman itu juga dicat layaknya lukisan. Di atas mobil itu terdapat lukisan ekspedisi Cheng Ho. Adit dan April lalu berkomentar dengan lukisan tersebut. "Kalau beli lukisannya apa sama mobilnya?" ucapnya sambil tersenyum. Mendengar perkataan Adit, beberapa wartawan ikut tertawa. Kaji Karno sendiri di pagi itu mendapat pertanyaan banyak dari para pengunjung. Terutama dari kendaraan yang dibawanya untuk mengangkut mobil. "Itu mobil saya cat pakai cat besi. Mobil itu adalah cerminan diri saya. Lukisannya juga sesuai dengan karakter hidup saya," jelasnya. Pameran keleleran itu dikatakan Kaji Karno akan berjalan tiga hari ke depan. Tempatnya juga sama yakni di Jl Panglima Sudirman. Bagaimana kalau lukisannya tidak ada yang membeli ? "Ya biar saja Mas. Tujuan saya juga hanya untuk memarken saja. Lukisan abstrak ini juga lukisan imajinasi. Sedikit orang yang bisa memahami," tuturnya. (fun) SMAN 1 Probolinggo dan MA Sidogiri Berjaya Perbaiki Kabel, Tewas Kesetrum PSK di Bawah Umur Terjaring Jebolan Persebaya Minati Persekabpas
[ac-i] Dewan Kesenian Ponorogo digugat!
Radar Madiun [ Sabtu, 20 Desember 2008 ] Tuding Dewan Kesenian Tidur Saja PONOROGO - Ahmad Tobroni Turejo, tokoh Warok Ponorogo marah. Kegeraman ini ditunjukan menjelang persiapan Grebeg Suro dan Festival Reyog Nasional (FRN) XV 2008. Pemicunya, Tobron merasa perayaan tahunan ini ada pihak-pihak yang hanya mencari sensasi saja. Yakni berusaha merusak citra Grebeg Suro yang dianggap penuh sakral dalam rangka melestarikan budaya asli Ponorogo. Saat bertemu di kantor Pemkab, kemarin (19/12) Tobron langsung mengungkapkan kejengkelannya. Terutama keberadaan Dewan Kesenian Ponorogo yang dianggap hanya tidur saja. "Bagaimana kesenian Ponorogo khususnya reyog akan bisa maju kalau dewan keseniannya saja tidak ada gregetnya," ungkap Tobron. Terutama dalam memberikan sumbangsih pemikiran maupun tenaganya selama ini. Mestinya, sebagai wadah kesenian yang diharapkan bisa memberikan motor sekaligus motivator dalam kegiatan Grebeg Suro, kapasitas dewan kesenian mestinya berada di garda terdepan. Tidak hanya sebagai penonton saja. "Tapi ini sebaliknya, karena (dewan kesenian) tidak ada kegiatan sama sekali. Lalu dimana tanggungjawabnya?" Pada kesempatan itu, Tobron sempat menceritakan awal mula diadakan perayaan Grebeg Suro. Kegiatan yang dicetuskan mantan bupati Ponorogo Soebarkah Poetro Hadiwirjo ini, sebagai tindaklanjut dari tradisi masyarakat menjelang perayaan menyambut tahun baru Islam. Umumnya, masyarakat baik tua maupun muda meleken semalam suntuk dengan keluar rumah. Dan alun-alun Ponorogo sebagai pusat berkumpulnya warga. "Dari sinilah akhirnya lahir kegiatan yang dinamakan Grebeg Suro," jelas Tobron. Dari tahun ke tahun event ini ternyata mendapat perhatian dan dikemas dalam beberapa acara. Mulai festival reyog nasional, pemilihan kakang senduk hingga kirap pusaka dan larung risalah doa di telaga Ngebel yang paling ditunggu masyarakat. "Melalui Grebeg Suro ini perekonomian masyarakat justru bergairah. Lihat saja berapa saja pedagang yang menggelar dagangannya dan alur keuangan yang juga bisa masuk ke daerah," tegasnya. Sementara, Ketua Dewan Kesenian Ponorogo, Wahidin Ronowijoyo belum berhasil dikonfirmasi koran ini. Beberapa kali menghubungi telepon genggamnya tidak aktif. (dip/eba) Buat sendiri desain eksklusif Messenger Pingbox Anda sekarang! Membuat tempat chat pribadi di blog Anda sekarang sangatlah mudah. http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/
[ac-i] Blora : Laboratorium Purba
Radar Bojonegoro [ Sabtu, 20 Desember 2008 ] Menjadi Kawasan Studi Purba BLORA - Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional menetapkan Kabupaten Blora sebagai kawasan studi purba. Sebab, sejumlah arkeolog banyak menemukan fosil-fosil dan peninggalan manusia purba di bekas endapan Sungai Bengawan Solo purba. Peneliti senior Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional Prof Truman Simanjuntak mengatakan, Blora memiliki sejarah hunian yang sangat panjang. Sejumlah arkeolog yang mengadakan penelitian di Blora dapat menemukan dan mempelajari evolusi lingkungan, manusia, dan budaya. "Fosil manusia purba yang terakhir, Homo soloensis, justru ditemukan di Ngandong, yang ternyata di Kecamatan Kradenan, Blora. Daerah itu sebelumnya disebut-sebut masuk wilayah Ngawi,Jawa Timur," katanya, saat berada di Blora. Berdasarkan kajian Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional, kata dia, di sepanjang daerah aliran Sungai Bengawan Solo di Blora terdapat 16 teras endapan yang membentang di Kecamatan Kradenan, Kedungtuban, dan Cepu. Salah satunya adalah teras Ngandong. Tinggi teras itu sekitar 28 meter dari Sungai Bengawan Solo sekarang. Kawasan itu, menjadi pusat penelitian arkeologi sejak 1931 yang dirintis tim survei geologi Belanda Ter Haar Oppenoorth Koenigswald. Tim itu menemukan 11 tengkorak dan dua tibia atau tulang kering. Arkeolog Balai Arkeologi Yogyakarta Gunadi mengatakan pada 1977 sejumlah arkeolog melanjutkan penelitian di kawasan Blora bagian selatan itu. Semula mereka memfokuskan penelitian di Dusun Jigar, Desa Mendenrejo, Kecamatan Kradenan, dengan luas area penelitian sekitar 2.500 meter persegi. Mereka, lanjut Truman, menemukan sumber daya arkeologi seperti fosil-fosil binatang purba seperti yang ditemukan di Situs Sangiran, misalnya fosil gajah, rusa, kura-kura, dan kerbau. Pada saat itulah, sejumlah arkeolog itu menyatakan lokasi temuan itu merupakan endapan Sungai Bengawan Solo purba, karena letaknya tidak jauh dari Sungai Bengawan Solo sekarang ini. Pada tahun-tahun selanjutnya hingga sekarang, sejumlah arkeolog menemukan artefak-arefak pada zaman klasik dan perkembangan kerajaan-kerajaan Hindu-Budha. Misalnya pada 1997 arkeolog menemukan sebuah sisa-sisa candi bata di Desa Kamolan, Kecamatan Blora, dan pada 2008 pelataran berundak di Desa Sentono, Kecamatan Kradenan. "Kami berharap Pemkab Blora mau mengelola cagar budaya itu, sehingga Blora benar-benar menjadi kawasan studi arkeologi," kata dia. (ono) Mencari semua teman di Yahoo! Messenger? Undang teman dari Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger dengan mudah sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/
[ac-i] Tas Akar Wangi
Radar Banyuwangi [ Senin, 15 Desember 2008 ] Kerajinan Tas Alam dari Banyuwangi Berbahan Akar Wangi, Bidik Pasar Luar Negeri Sosok Yudi Setiawan, 30, boleh jadi contoh pengusaha jempolan. Berangkat dari nol pascaledakan bom Bali I, warga Dusun Krajan, Desa Mangir, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi itu mampu bangkit dari keterpurukan. NIKLAAS ANDRIES, Banyuwangi --- Terampil, kreatif, dan pantang menyerah. Mungkin itulah pencitraan yang pas untuk menggambarkan sosok Yudi Setiawan. Di tangan bapak dua anak itu, tercipta karya seni yang begitu digandrungi. Kemampuannya mengkombinasikan bahan dari alam dengan aksesori buatan manusia, membuat usaha tas yang digelutinya sejak tahun 2001 terus berkembang. Kini, dia akrab disebut sapaan bos. Dari usaha perajin tas, Yudi kini mengkaryakan delapan karyawan. Namun jangan berpikir bahwa itu semua didapat Yudi dengan singkat. Cerita itu bermula saat dirinya merantau ke Pulau Dewata sejak tahun 1989. Di bali, dia sempat bekerja pada sebuah usaha garmen. "Di sana, saya kerjanya menjahit baju,' katanya. Tak dinyana, musibah pun tiba. Am rozi dkk meluluhlantakkan tempatnya mengais nafkah waktu itu. Imbasnya, usaha garmen tempatnya bekerja dilanda bangkrut. Yudi pun kena pemutusan hubungan kerja (PHK). Yudi langsung memutuskan untuk pulang kampung. Dia bertekat membuka lembaran hidup baru di Banyuwangi. Menganggur membuat Yudi tidak kerasan. Berbekal kemampuan menjahit, dia melirik usaha kerajinan tas. Awalnya, dia hanya membuat satu hingga dua tas. Tak diduga, tas karyanya begitu digemari. Bak gayung bersambut, Yudi pun memulai usaha barunya membuat tas. Meski usaha sejenis sudah menjamur, Yudi ingin tas buatannya memiliki nilai kekhasan tersendiri. Pilihannya pun tertuju pada penggunaan bahan dari alam sebagai komposisi tas buatannya. Bahan tersebut kemudian difokuskan pada tanaman akar wangi sebagai bahan utama produknya. "Sebenarnya banyak bahan baku lain. Tetapi akar wangi lebih ada nilai eksotis alam," katanya. Pilihan yang tentunya bukan tanpa alasan. Mengingat segmen yang ditarget Yudi adalah wisatawan mancanegara yang konon cerewet soal keamanan bahan baku sebuah produk. Ramah lingkungan menjadi pertimbangan utama dalam pembuatan tas tersebut. Soal pasar, Yudi pun mantab memilih Bali sebagai target penjualannya. Lama berjibaku di Bali, membuat dia hafal betul selera dan seluk beluk bisnis souvenir di Pulau Dewata itu. Menjamurnya art shop di sana, menjadi sasaran pria yang satu ini untuk bisa menempatkan tas produksinya. Tidak heran, bila kemudian order tas buatannya begitu diminati. Selain berbahan baku aman, tas buatannya juga tergolong murah. Tas buatan Yudi hanya dibandrol seharga Rp 7.000 hingga Rp 25 ribu per buahnya. Semuanya tergantung bentuk dan motif tas yang dijualnya. "Kalau dijual di art shop di Bali, nilainya bisa lebih tinggi," tuturnya. Kerja keras Yudi membangun usaha tas ramah lingkungannya pun berbuah manis. Order terus mengalir pada usaha yang bermarkas di rumahnya itu. Omzet produksi perharinya, dia mampu menghasilkan minimal 100 tas senilai Rp 750 ribu. Banyaknya pesanan membuatnya berinisiatif memperkerjakan orang lain untuk membantu usahanya. Sasaran karyawan yang dipilih Yudi adalah pemuda putus sekolah yang ada di sekitar tempat tinggalnya. Selama tiga bulan, dia menggembleng pemuda pengangguran dengan keterampilan menjahit. Dalam tempo setahun, mereka sudah bisa menikmati hasilnya. "Masing-masing saya belikan sepeda motor untuk kendaraan operasional ke tempat kerja," ujarnya. Hanya, satu yang belum memuaskan Yudi. Tas produksinya belum punya hak paten. Begitu berada di Pulau Dewata, tas buatannya akan langsung berubah label menjadi made in Bali. (bay) Warga Geruduk Tambang Emas Kesbanglinmas Bergeming Dianulir, Rekanan DAK Meradang RAPBD Di-Deadline Akhir Desember Duo Jambret Nyonyor Dimassa Pengabdian Suhyati Menjadi Penari Seblang Bakungan Diramaikan Kecak Cilik Mobdin Pemkab Seruduk Motor
[ac-i] Budaya-Nguripi Kendeng-Lusi.
Radar Bojonegoro [ Senin, 15 Desember 2008 ] Melihat Kirab Budaya Nguripi Kendeng-Lusi di Blora Upaya Menggugah Kesadaran akan Kelestarian Alam Pegunungan Kendeng dan Sungai Lusi selama ini dinilai telah ''menghidupi'' sebagian warga Kelurahan Jetis, Blora. Ketika sumber kehidupan itu mulai menyusut, warga pun menggelar ''ritual'' pengingat melalui kirab budaya Nguripi Kendeng-Lusi. SRI WIYONO, Blora - Tetabuhan dari kendang, gong, dan alat musik lainnya bertalu-talu. Tetabuhan yang terdengar dari kejauhan itu tak asing lagi bagi warga Blora. Ya, tetabuhan itu adalah musik pengiring Barongan, kesenian khas Blora. Kemarin, tetabuhan tersebut terdengar dari dasar sungai Lusi di Kelurahan Jetis, Blora. Di sungai itu, seorang pria berambut gondrong menceburkan diri. Kebetulan, air di sungai itu tinggal sedikit. Dengan sebuah kendil besar, pria itu mengambil air di sungai tersebut. Selanjutnya, air itu diberikan kepada para gadis yang berada di pinggir sungai. Begitulah acara prosesi pengambilan air sungai Lusi yang akan dikirab. Selain para gadis, ada pula beberapa pria yang bergaya kesatria dengan membawa nampan dari bambu dan kayu. Nampan itu berisi hasil pertanian seperti jagung, ketela, padi, beras, dan pisang. Para ksatria itu menjaga nampan yang dibawanya agar tidak tumpah dan selamat sampai tujuan. Hal yang sama dilakukan gadis-gadis yang membawa dua buah kendi berisi air. Juga, seorang lelaki yang menyunggi dan memondong bibit tanaman jati. Di belakang barisan itu, sejumlah seniman berbaur dengan masyarakat ikut ''mengawal''. Warga yang ikut kirab ini ada yang membawa kambing, sapi, dan monyet. Ada juga becak musik yang terus memutar lagu. ''Inilah semua budaya dan produk sungai Lusi dan pegunungan Kendeng. Baik budaya, kesenian dan kekayaan alamnya,'' ujar Hedriyo, salah satu penggiat kegiatan tersebut. Air yang diambil dari sungai Lusi itu, menggambarkan bagaimana manusia harus memperlakukan air sesuai kebutuhan. Menurut Hedriyo, pegunungan Kendeng saat ini menghadapai ancaman luar biasa. Mulai dari penambangan galian C hingga pengerukan yang tidak memerhatikan kelestarian lingkungan. Padahal, dari pegunungan itulah tersimpan mata air yang menjadi sumber air di sungai Lusi. ''Karena alam rusak, sudah musim hujan seperti ini sungai Lusi masih bisa dibuat sepak bola, karena tidak ada airnya,'' ujar dia. Padahal, sepanjang sungai Lusi mengalir bermukim warga yang menggantungkan hidupnya dari sumber air itu. ''Karena sungainya kering, maka warga Blora juga krisis air bersih,'' katanya. ''Ini upaya untuk menggugah kesadaran ke arah pelestarian alam tersebut,'' imbuh Hedriyo. Untuk mengingatkan warga tentang pentingkan kelestarian alam, di sepanjang jalan rombongan kirab itu memberikan bibit pohon jati kepada masyarakat sekitar. Termasuk, saat rombongan berhenti di sebuah rumah yang sedang mempunyai hajatan pernikahan. Pria gondrong yang nyunggi bibit jati itu memberikannya pada pemilik rumah. Harapannya, bibit pohon jati itu ditanam, sehingga setidaknya membantu membuat alam tetap hijau. (*) Bentuk Surat Suara Persegi Panjang Fit And Proper Test Tunggu KPU Baru Empat Nama Terus Bersaing Kecil Kemungkinan Ngelindur JOB Siap Terjunkan Aparat Sakit, Tiga Jamaah Haji Tertinggal Sanulis Gizi Buruk karena TBC Daya Beli Menurun hingga 50 Persen Harga Beras Merangkak Naik Isyaratkan Ada Tersangka Lain Epilepsi Kambuh, Tewas di Sawah Tipu Pencari Kerja, Dipolisikan Bakal Bentuk Penjaga Doorlat
[ac-i] Museum Probolinggo
Radar Bromo [ Minggu, 14 Desember 2008 ] Dorong Pendirian Museum PROBOLINGGO - Rencana pendirian Museum dan Pusat Kebudayaan Probolinggo di kota ini disambut baik oleh sejumlah seniman. Sebab, dengan begitu, semua kegiatan budaya dan puncak-puncak kesenian yang dimiliki oleh Kota Probolinggo dapat lestari dan menarik wisatawan. Pendirian Museum dan Pusat Kebudayaan Probolinggo itu sekarang tengah dirintis oleh Pemkot Probolinggo bekerja sama dengan lembaga bernama BIAS (British Indonesia Artists' Society) yang ada di Bringhton, Inggris. Dijadwalkan, pada 2009 sudah mulai ada tahapan-tahapan untuk merealisasikannya. Seniman lukis Kota Probolinggo Djoko Sudarto pun menyambut gembira rencana ini. "Alhamdulillah. Dengan begitu semua seniman yang ada di kota bisa punya ruang untuk mengadakan pameran atau kegiatan. Kalau ada museum dan pusat kebudayaan, dapat memudahkan seniman-seniman muda yang cenderung malas mengurus administrasi," ujarnya kemarin. Tidak hanya itu, kata Joko, inovasi pendirian museum juga dapat memberikan pengetahuan mengenai sejarah kota Probolinggo agar tidak ngambang lagi. "Karena sejarah kota Probolinggo ini sudah hampir terlupakan. Bagi saya, memiliki museum adalah hal yang positif," katanya. Paling tidak, tambah dia, kota Probolinggo harus mempunyai gedung dan wadah untuk kegiatan kelompok-kelompok para seniman. Sehingga di lokasi itulah semua kebudayaan khas kota Probolinggo dipusatkan di museum tersebut. Joko berharap, koleksi di museum seharusnya punya nilai budaya tinggi. Ia mengharapkan, minimal ada arca yang sebelumnya dipasang di depan markas Kodim 0820 Probolinggo. "Dulu, pada tahun1974 disana ada reco-nya. Tetapi sekarang sudah tidak ada, entah siapa yang mencuri," imbuhnya. Terwujudnya museum dan pusat kebudayaan juga disebut-sebut Joko sebagai pemicu semangat generasi mudah dalam berkiprah. Guna mendukung berdirinya museum, pemerintah harus berkomitmen dan punya anggaran khusus. "Nantinya pelaku seni yang ingin memakai gedung, semoga izinnya tidak dipersulit. Biarlah seniman-seniman di sini bisa memanfaatkan modal kreasi di kotanya sendiri daripada di kota lain. Soal lokasinya, saya setuju juga di Panti Budaya (Jl Suroyo) karena di sana itu peninggalan Belanda," pungkas Joko. Sementara itu, seniman tari dari sanggar Bayu Kencana Peni Priyono justru mendorong agar pemkot proaktif dalam rencana pembuatan museum tersebut. "Untuk sisi kebudayaan kota Probolinggo, museum sangat diperlukan. Kalau tidak ingin ketinggalan, ya kita harus punya," jawabnya. Bagi Peni, sekecil apapun kota ini, tetap harus punya tempat pusat kebudayaan. "Jangan hanya dilihat dari segi ekonominya saja. Tetapi lebih menguntungkan dari segi wisata, penelitian dan pembelajaran. Jadi, saya rasa ini hal yang sangat penting memang. Toh, untuk perpustakaan umum sudah ada. Tinggal museumnya," katanya kepada Radar Bromo. Digambarkan olehnya, di dalam museum itu bakal menyimpan benda-benda adat seperti busana dan senjata. Di musem tersebut juga sebagai tempat penelitian dan lokasi pembelajaran sejarah masa lalu kota Probolinggo. "Perlu diingat juga, museum tidak sekedar untuk menyimpan tetapi juga sebagai tempat melestarikan budaya yang pernah ada di kota Probolinggo dan sekitarnya. Atau bahkan budaya milik bangsa Indonesia," pungkasnya. (fa) Ajak Siswa Tanam Pohon Hari Ini Tes CPNS Usaha Kota Pasuruan Mengembangkan Bandeng Crispy Tandu Anggaran Pendidikan Belum 20 Persen Banyak Buta Budaya Sendiri Tak Ada Tanda Bakal Menetas Guru Bantu Nelangsa Benahi Kabel, Tewas Tersengat Persekap Bertemu Temanggung Sutrisno Resmi Ketua KONI Persekabpas Masih Khawatir HALAMAN KEMARIN Berkas Sudah Diekspose di Kejagung Ketua DPC PDIP Gegeran Curi Motor untuk Beli Rokok Dongkrak Rest Area Tongas LPM Unesa Mengaku Salah Mulai Tahap Pertama Panggil Tersangka Kasus Lumbang Ditetapkan Tersangka, Warga Lapor Dewan Janji Tanpa Money Politics Bantu Rumah Warga Miskin ___ Dapatkan alamat Email baru Anda! Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
[ac-i] Datuk BAHA ZAIN
PERSONALITI - BERITA HARIAN Pejuang bahasa Melayu Oleh Mohd Azis Ngah a...@bharian.com.my DI bilik bacaan peribadi di rumahnya bersama koleksi buku. Bagi Baha Zain tiada istilah bersara daripada menulis, menyampaikan pandangan, berkongsi pendapat dalam memperjuangkan bahasa kebangsaan KETIKA melayari blog milik bahazain (Datuk Baharudin Zainal), penulis tertarik dengan perenggan akhir pada muka utama yang memetik kata-kata Prof A Rahman Shaari, 'Baharuddin Zainal Pengkritik Sastera dan Penyair,' dalam Esei & Puisi Baha Zain (2000). Katanya, 'Baharuddin Zainal ialah pengkritik sastera yang cukup berjaya. Ia sebenarnya berjaya akibat daripada sikap berhati-hati yang ada padanya dan sikap itu sentiasa dipeliharanya. Sikap berhati-hati itu menyebabkan kritikannya kerap kali mengandungi isi yang bernas, dan isi itu disampaikan melalui bahasa yang kreatif. Elok saya tegaskan, bahawa tidak besar jumlah pengkritik sastera yang berkeupayaan membina bahasa yang kreatif'. Jika diamati, memang ada kebenarannya, cakapnya memang berhati-hati tetapi tegas dengan pendirian dalam menyatakan pandangan, kritikan serta cadangan mengenai pelbagai isu yang diaju dan dipersoalkan kepadanya. Usianya akan mencecah 70 tahun menjelang 2009, namun ingatan, kritikan ke atas isu semasa tetap bagus kerana beliau sentiasa mengamalkan budaya mencari ilmu, mengikuti perkembangan semasa di dunia luar walaupun kini hidup di alam persaraan. Baginya, tiada istilah bersara daripada menulis, menyampaikan pandangan, berkongsi pendapat terutama dalam bidang persuratan khususnya memperjuangkan martabat bahasa kebangsaan. Antara buku terbaru tulisan Baha Zain. "Saya tiada kemahiran lain selain menulis, ini sudah saya lakukan sejak zaman persekolahan dan akan teruskan selagi terdaya. Semangat memartabatkan bahasa ini tidak akan luntur sampai bila-bila dan berharap generasi muda akan teruskan usaha murni ini. "Sejak zaman kebangkitan perjuangan Bahasa Melayu sekitar 1957 hingga 1959 saya sudah merasai bahangnya dan cukup bersemangat untuk turut berjuang. Pada peringkat sekolah, kami tubuhkan Persatuan Peminat Bahasa Kebangsaan Sekolah Anderson, Perak. "Saya dilantik sebagai pengerusi pertama dan kami menerbitkan majalah dalam bahasa kebangsaan pada 1958 dan 1959. Kami adakan aktiviti drama, teater untuk menyokong gerakan mengembalikan maruah bahasa Melayu. "Guru-guru resah melihat gerakan mengembalikan maruah bahasa Melayu kerana mereka berpendidikan kolonial dan tidak begitu senang dengan kegiatan kami," katanya. Semangat perjuangan bahasa itu juga membawa kepada penubuhan Dewan Bahasa dan Pustaka pada 1956 dan dua tahun berikutnya, digerakkan bahasa kebangsaan. Semangat perjuangan meningkat maruah itu diteruskan ketika menyambung pengajian di Universiti Malaya (UM) pada 1960. Sewaktu cuti semester, beliau turut bekerja sambilan di DBP disebabkan minat mendalam dalam usaha menjadikan bahasa sebagai satu perjuangan. Sebaik saja menamatkan pengajian di UM, Baharudin terus diterima berkhidmat sebagai Penolong Pegawai Penyelidik DBP sekali gus memberi ruang kepadanya untuk meneruskan perjuangan memartabatkan bahasa kebangsaan. "Sejak kerja di DBP sampai ke hari ini, saya tak reti buat kerja lain, menulis saja. Menulis pun dalam bahasa Melayu, bukan saya tak boleh tulis dalam bahasa Inggeris, tetapi lebih selesa dengan bahasa ibunda. Itu sudah saya amalkan sejak sekian lama, bermula menulis puisi dan karangan di sekolah. "Memang dari dulu saya nak membina bahasa Melayu. Apabila kerajaan lancarkan penggunaan bahasa Inggeris dalam mata pelajaran Sains dan Matematik, saya tentang habis-habisan, itu pendirian saya. Saya jumpa Tun Dr Mahathir Mohamad (bekas Perdana Menteri) dan Datuk Seri Abdullah Ahmad Badawi. "Dua kali saya jumpa Pak Lah, saya cakap jelas-jelas, bukan emosional, tetapi ikut rasional. Saya katakan sejak dulu, saya memang konsisten, bukan ini tidak bermakna saya tak suka bahasa Inggeris, anak-anak saya pun belajar bahasa Inggeris, tetapi kena utamakan bahasa ibunda. "Perjuangan saya cukup jelas, walaupun saya bukan orang politik. Untuk perjuangan bangsa, tak semestinya jadi orang politik. Masing-masing ada peranan dalam perjuangan seluruh kehidupan kita, mesti maju dalam semua bidang. "Kita perlukan peniaga, tukang kebun yang baik, barangkali pemandu teksi yang jujur juga penting untuk negara kita, bukan hanya menteri, ahli sukan pun sama, macam Datuk Nicol David (skuasy) dan Datuk Lee Chong Wei (badminton)," katanya. Disebabkan itulah, walaupun sudah bersara, beliau tetap meneruskan agenda perjuangannya dan segala pandangan, komen mengenai isu semasa, perbahasan di Dewan Rakyat akan dikupas, diulas melalui blog miliknya. Melalui cara itu, beliau cukup yakin masyarakat terutama generasi muda akan mendapat pandangan alternatif dan maklumat selain melalui pelbagai buku hasil tulisannya yang menggambarkan pendiriannya sejak sekian lama
Re: [ac-i] Pak Nik Rakib ke Jilfest?
Pak Nik Rakib saya lihat nama anda ada di senarai Jilfest.Juga Pak Zeffri Ariff dari Brunei. Selamat jumpa di Jakarta,wahai sahabat Nusantara ! Viddy AD Daery== --- Pada Ming, 7/12/08, Nik Abdul Rakib Bin Nik Hassan <[EMAIL PROTECTED]> menulis: Dari: Nik Abdul Rakib Bin Nik Hassan <[EMAIL PROTECTED]> Topik: Re: [ac-i] KATHARSIS 8 ~ Kunjungan Sebuah Pencarian Kepada: artculture-indonesia@yahoogroups.com Tanggal: Minggu, 7 Desember, 2008, 11:40 PM Untuk semua kawan-kawan, Selamat Hari Raya Aidil Adha MAAF ZAHIR dan BATIN Ikhlas dari saya NikAbdul Rakib Bin Nik Hassan Nusantara Studies Center, Selatan Thailand http://nikrakib. blogspot. com Selalu bersama teman-teman di Yahoo! Messenger. Tambahkan mereka dari email atau jaringan sosial Anda sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/
[ac-i] Hari Tua Pemain Ketoprak Siswo Budoyo
Radar Jember [ Senin, 08 Desember 2008 ] Liku-Liku Mujamil, 25 Tahun Menggeluti Kesenian Kethoprak Sekali Tampil Dibayar Rp 600, Bubar karena Jarang Tanggapan Sebagai seorang seniman, Muzamil, 72, warga Jl Wahid Hasyim Jember ini merasa bersedih. Kesenian kethoprak yang puluhan tahun digelutinya mulai surut sejak 10 tahun terakhir. Bahkan, bisa dibilang kesenian tersebut kini tenggelam tergerus oleh perubahan zaman. KUN W- JUMAI, Jember --- Berbincang dengan Mujamil seakan tidak pernah kehabisan topik pembicaraan. Kalimat-kalimat sederhana yang dipadu dengan humor-humor segar membuat semua orang yang diajak berbicara betah berlam-lama. Termasuk, kalimat-kalimat berisi pesan agama yang dikemas dengan dialek lawak membuat siapa pun tak tahan menawan tawa. Maklum, kakek yang biasa disapa Mbah Jamil ini sekitar 25 tahun menggeluti dunia pelawak. Sejak tahun 1965 hingga 1980, Muzamil aktif dalam kethoprak Siswo Budoyo di Puger. "Saat main kethoprak saya menjadi pelawak, sesekali juga berperan sebagai tokoh lain," kata kakek kelahiran Puger ini. Selama bergelut dengan dunia "entertainment" tempo doeloe itu Mujamil sepertinya mendapatkan apa saya yang dia inginkan. Mulai materi, istri, hingga kebutuhan lainnya. Menurut ceritanya, setiap ada undangan pentas, rokok yang dilempar penonton jumlahnya mencapai puluhan pak. Rokok-rokok tersebut dilempar pentonton sebagai imbalan atas request lagu, pantun, atau salam kepada penonton yang lain. "Setiap pulang saya membawa pulang satu tas besar berisi rokok, belum lagi yang dibagi-bagikan dengan pemain kethoprak lainnya," ujarnya. Penampilan pelawak yang banyak ditunggu penonton dan menjadi ikon kethoprak tersebut, juga membuat kantong yang diterimanya menebal. "Sekali manggung biasanya dapat bagian Rp 600. Itu sudah sangat banyak karena beras satu kilo saat itu masih Rp 10," katanya. Dari hari ke hari, undangan tampil semakin banyak. Bahkan tak hanya di kecamatan-kecamatan di Jember namun mulai meluas hingga Lumajang dan beberapa kota lainnya di kawasan Besuki. "Sekitar tahun 1970-an, kami sering ditanggap Golkar untuk tampil di beberapa tempat," katanya. Saat itulah Mbah Jamil yang menjadi pelawak banyak menerima saweran dari penonton. Namun, menurut dia, uang dan materi yang berlimpah itu sempat membuatnya melupakan tuhan. Hari-harinya selalu diisi dengan happy dan happy. "Semua tempat-tempat berbuat dosa di Jember ini saya sampai hafal," katanya berkisah. Tak hanya itu, karena seringnya berpindah-pindah untuk tanggapan itu Mbah Jamil mempunyai istri di beberapa tempat. "Istri saya sampai tujuh, bahkan di Sukorejo Jember istri saya sampai dua orang," katanya. Kehidupan Mbah Jamil, berubah 180 derajat tahun 1980-an. Saat itu dia ingin mendekatkan diri kepada Tuhan. Maka Mbah Jamil pun mendalami ilmu agama pada seorang kiai terkenal di Madura. Saking getolnya menuntut ilmu agama, dia mengaku sempat enam tahun tidak pulang ke kampung halamannya di Puger. Dia baru pulang setelah mimpi bertemu ibunya. Anehnya mimpi dia alami selama 30 hari berturut-turut. "Setelah saya konsultasikan ke ustad saya, akhirnya saya disuruh pulang dan sungkem kepada ibu saya," katanya. Saat pulang itulah banyak keluarga dan tetangganya yang tidak percaya jika Mujamil telah mendalami ilmu agama. Maklum Mujamil muda mempunyai istri tujuh orang di mana-mana. "Yang bisa saya lakukan hanya bersabar," katanya. Kini di usianya yang tidak muda lagi, Mujamil tetap bekerja keras mengisi hari-hari tuanya. "Kalau malam saya menjaga rumah makan di Baratan Patrang, di luar itu juga mengajar ngaji di rumah," kata kakek yang tinggal di Jl Wahid Hasyim Jember ini. Soal kian redupnya kesenian kethoprak, Mbah Jamil mengaku bersedih. Sebab, minat generasi muda untuk melestarikan budaya sendiri dianggapnya luntur sejak adanya televisi yang sedikit banyak membawa budaya asing.(*) Bendahara PDAM Diperiksa Lagi Sebar Daging di Desa Pingiran Botol Miras Diganti Plastik Pamit Pulang, Ditemukan Tewas Polisi Amankan Salat Id Ba'asyir Ratusan Keluarga Antre Transmigrasi Surat Edaran Pemkab Tidak
[ac-i] Jaran Bodag kini merana
Radar Bromo [ Sabtu, 06 Desember 2008 ] Sejenak Bersama Seniman Jaran Bodag, Kesenian Tradisional Khas Kota Probolinggo Dulu Tanggapan Mewah, Kini Sudah Tidak Lagi Pada Protex (Probolinggo Tourism expo) 2008 lalu digelar festival kesenian jaran bodag khas Kota Probolinggo. Sebuah kesenian yang mulai dilupakan karena tergerus zaman. FAMY DECTA MAULIDA., Probolinggo - Jaran bodag merupakan satu dari sekian banyak kesenian tradisional yang ada di kota mangga ini. Peran seniman jaran bodag dalam pertunjukan selalu menggambarkan pasangan pengantin. Dandanannya menor dan lembeng (bergaya perempuan). Uniknya, pemeran jaran bodag itu selalu didominasi oleh kaum adam yang tak segan memakai bulu mata palsu. Properti jaran bodag terbilang sangat tradisional. Tubuh kuda dibentuk menggunakan bambu, kepalanya diberi per agar bisa mengangguk-angguk. Jika dimodifikasi boleh saja asal tidak merusak karakter yang ada. Bujar, salah seorang seniman jaran bodag bernama Brawijaya mengatakan, dulu jaran bodag biasa ditanggap oleh masyarakat untuk mengundang banyak orang. "Sambil mengantar tonjokan pemilik hajat biasanya didampingi jaran bodag untuk ramai-ramaian," katanya. Satu tim kesenian jaran bodag terdiri antara 15 hingga 20 orang. Dua orang jadi jaran bodag, dua orang menjadi Janis (ngidung), dua orang lainnya sebagai pelawak atau Bujar menyebutnya con lucon. Sisanya personel wiyogo atau pengrawit. Menurut Bujar, kesenian jaran bodag sempat menghilang dan tak populer. "Semenjak pemerintahan kota sekarang, semua kesenian termasuk jaran bodag digali. Beruntung akhirnya sekarang semua bisa bangkit lagi," ungkap laki-laki yang mengakrabi kesenia jaran bodag sejak 1985 itu. Beberapa tahun silam biaya yang harus dikeluarkan untuk nanggap (mengundang) jaran bodag berkisar antara Rp 750 ribu. Tapi kini setiap tanggapan mereka memasang tarif sebesar Rp 2,5 juta. Soal permainannya hal itu tergantung dari konsep acara si empunya gawe. Misalnya mau dimulai sampai pagi hingga malam, tidak masalah. Meski sudah menjadi seniman tradisional yang handal, mereka masih butuh waktu untuk latihan. Biasanya, yang dilatih soal kekompakan antara bunyi gong, gamelan dan Janis-nya. Biasanya yang ramai job itu saat bulan besar, bulan rosul, bulan ruwa dan bulan yang ramai orang punya hajat. Terkadang jumlah uang yang didapatkan tidak pasti. Jika job banyak maka uang yang didapatkan semakin banyak. "Bagi kami honor itu nomor dua. Yang paling penting ya kumpul-kumpul dan lestarikan budaya-nya. Kalau dulu yang bisa nanggap hanya orang kaya, tapi sekarang tidak," ucap seniman asal Kelurahan Kedungasem, Kecamatan Wonoasih itu. Bujar punya harapan, ia ingin agar jaran bodag bisa mengikuti kegiatan sampai di tingkat Jawa Timur bahkan nasional. "Paling tidak kesenian tradisional ini bisa dikenal oleh seluruh masyarakat luas," harapnya. Sama halnya yang dikatakan oleh Bujar. Najar, 50 juga tetap memilih bertahan menjadi seniman jaran bodag di usianya yang renta. Meski hanya mendapat Rp 100 ribu tiap pertunjukkan yang tidak pasti jadwalnya, ia tetap bergelut dengan kesenian yang digandrunginya itu. "Sekarang ini sudah merosot (pendapatan). Berbeda dengan zaman dulu," katanya dengan nafas terengah-engah, setelah tampil di festival. Keterlibatan Najar menjadi seniman jaran bodag ini memang disengaja. Karena terdesak kebutuhan hidup sehari-hari maka ia sedikit-sedikit mempelajari seni jaran bodag. Bahkan kini ia pandai memakai make up dan memasang bulu mata sendiri. "Kami ini sebenarnya ingin terus maju demi melestarikan kesenian ini. Kadang kangen sekali main jaran bodag kalau pas lagi sepi job," terang Janis dari jaran bodag Tunas Mitra itu. (*) Pandaan Layak Jadi Kota Mandiri Lakukan Penataan Tukang Ojek Bajing Loncat Todong Sopir Truk Rhoma: Jangan Gunduli Hutan Bedah Rumah Warga Miskin Ingin Jadi Guru Olahraga Wajah Disiram Air Keras Polisi Masih Menyelidiki
[ac-i] Boneka kathok/celana
Radar Jember [ Rabu, 26 November 2008 ] Boneka Kathok; Kesenian Asli Bondowoso yang Punah Tergerus Zaman Tampil Pamungkas di Surabaya Tanda Perpisahan Kesenian ini disebut-sebut asli made in Bondowoso. Sempat diberangus Jepang kala itu, namun akhirnya mencapai popularitas dan sering dapat order pentas pada akhir tahun 90-an. Namanya seni Boneka Kathok. EKO SAPUTRO, Bondowoso - NASIBNYA mungkin seperti ludruk. Dulu, setiap ada pertunjukkan ludruk, masyarakat berbondong-bondong menonton. Sekarang, sudah jarang ditemui orang yang nanggap ludruk bila punya hajatan. Ludruk pun seolah lenyap begitu saja. Nasib kesenian Boneka Kathok yang asli Bondowoso ini juga seperti itu. Kini, jangankan orang nanggap pertunjukan Boneka Kathok, apa itu Boneka Kathok saja mungkin tidak banyak yang tahu. Akibatnya, onggokan boneka-boneka yang mirip wayang golek itu hanya tersimpan rapi di kotak. Seni tradisi Boneka Kathok lahir setelah masa penjajahan Jepang berakhir. Dan, kelahirannya tidak bisa dilepaskan dari sosok Ramidin. Saat itu, salah satu pelopor lahirnya Boneka Kathok memang Ramidin, kini berusia 72 tahun. Meski tentara Jepang melarang keras kesenian tersebut, Namun, Ramidin Cs tetap saja menghibur warga Bondowoso dan sekitarnya dengan kesenian itu. Ditemui di rumahnya yang sederhana di Gang Malabar Jl Diponegoro, Kota Kulon, Bondowoso, Ramidin bersama istrinya, Rukiah, 67, serta anak-anaknya masih bersemangat mengenang kesenian ini. Ramidin tampak semringah. Ia pun pamit untuk berganti baju. Lalu, ia mengeluarkan sekotak peti kayu berisi puluhan Boneka Kathok. "Boneka-boneka Kathok ini masih utuh. Kami membuatnya puluhan tahun lalu," katanya. Mengapa diberi nama kathok yang artinya celana? Ramidin mengaku tidak tahu persis. Mungkin, nama kathok itu muncul begitu saja karena sebagian bahan boneka ini terbuat dari kain. Ramidin bercerita, pelopor kesenian Boneka Kathok sebenarnya adalah Arji, warga Desa Poncogati, Kecamatan Curahdami. Dan, dia sendiri tangan kanan dari Arji. Juga ada puluhan anggota lainnya. "Tetapi, Pak Arji sudah lama meninggal dunia. Tinggal saya dan beberapa anggota yang meneruskan seni Boneka Kathok ini," ujarnya. Dia pun bercerita, pada saat pendudukan tentara Jepang, segala bentuk kesenian seperti ludruk diberangus. Namun, setelah Jepang angkat kaki, Ramidin Cs membuat kesenian Boneka Kathok. "Itu kami buat sekitar tahun 1947 atau 1948," ujarnya sambil menerangkan bahwa tentara Jepang pernah mengejar-ngejarnya karena seni Boneka Kathok yang dipopulerkannya pada masyarakat Bondowoso. Seiring dengan berjalannya sang waktu pasca kemerdekaan bangsa Indonesia, seni Boneka Kathok mendapat tempat di hati warga Bondowoso juga warga Jember dan Probolinggo. "Pada tahun 1950-an, banyak sekali undangan tanggapan Boneka Kathok ini. Saat itu, kami dibayar sebesar Rp 10 (sepuluh rupiah, Red). Dan uang itu kami bagi-bagi ke para anggota," katanya. Dan dari tahun ke tahun, seni Boneka Kathok ini terus memperoleh kejayaannya. "Kami bisa makan dari hasil tanggapan Boneka Kathok ini," katanya sambil menyatakan biaya tanggapan semakin lama semakin besar seiring naiknya kurs rupiah. Puncaknya terjadi pada 1990-an. Kalau ada acara pengantin atau sunatan, kelompok seninya sering diundang menghibur para undangan. "Sampai kami pernah menolak-nolak. Karena, jadwal yang padat," katanya. Kini, seiring kemajuan teknologi, seni Boneka Kathok mulai ditinggal masyarakat. Bahkan, bisa dikatakan hampir punah atau punah sama sekali. "Terakhir, Boneka Kathok ini tampil di Balai Pemuda Surabaya pada 2006. Saat itu, kesenian yang ditampilkan adalah seni tradisi yang hampir punah," katanya. Tentang isi cerita Boneka Kathok ini, Ramidin menceritakan tentang cerita rakyat. Namun dibumbui humor. "Kebanyakan, yang menyukai cerita ini adalah anak-anak," katanya. (*) Belanja RSUD Tak Dilaporkan Hasil Kunker Sulit Diterapkan Sekolah Tempuh Jalur Hukum Teken Rekening Juli tapi Cair November Aparat Menjaga Distribusi Panti Mulai Ada Longsor Oleng, Truk Tutupi Jalan
[ac-i] Bls: Jakarta International Literary Festival (JILFest) 2008( 11-14 Desember 2008) -di Kawasan KOTA TUA-Jakarta
Coba ke pak Jusuf Sugito di kantor Dinas Kebudy DKI Jakarta. Kantornya di Kuningan,Jaksel,sebrang kedutaan malaysia. VDAD --- Pada Sel, 25/11/08, kedai tempodoeloe <[EMAIL PROTECTED]> menulis: Dari: kedai tempodoeloe <[EMAIL PROTECTED]> Topik: Jakarta International Literary Festival (JILFest) 2008( 11-14 Desember 2008) -di Kawasan KOTA TUA-Jakarta Kepada: [EMAIL PROTECTED] Tanggal: Selasa, 25 November, 2008, 12:15 AM Mohon informasi contact person bila ingin ikut berpameran, terimakasih. BAKOELAN OENIK kedai tempo doeloe Jl. Palbatu IV No. 14, Tebet Jakarta Selatan Telp. 021 98729927 http://kedaitempodoeloe.multiply.com --- On Tue, 11/11/08, anuv chaviddy <[EMAIL PROTECTED] com> wrote: From: anuv chaviddy <[EMAIL PROTECTED] com> Subject: [ac-i] Trs: Jakarta International Literary Festival (JILFest) 2008( 11-14 Desember 2008) -di Kawasan KOTA TUA-Jakarta --- Pada Sel, 11/11/08, anuv chaviddy <[EMAIL PROTECTED] com> menulis: Dari: anuv chaviddy <[EMAIL PROTECTED] com> Topik: Jakarta International Literary Festival (JILFest) 2008( 11-14 Desember 2008) -di Kawasan KOTA TUA-Jakarta Kepada: [EMAIL PROTECTED] com, ozindonculture@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] com, wartawanindonesia@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] ups.com, [EMAIL PROTECTED] my, Indonesian_BestFrie [EMAIL PROTECTED] com, [EMAIL PROTECTED] s.com, 99Venus-Indonesia@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] com, [EMAIL PROTECTED] ps.com, [EMAIL PROTECTED] com, Aceh-ePromo@ yahoogroups. com, aceh-lowongan@ yahoogroups. com, aceh-peluang@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] s.com, aceh_cultural@ yahoogroups. com, aceh_institute@ yahoogroups. com, aceh_milist@ yahoogroups. com, aceh_ngo_net@ yahoogroups. com, acehbangkit@ yahoogroups. com, acehhabitatclub@ yahoogroups. com, Acehhealthinfo@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] s.com, acehmanggeng@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] .com, adventour_ui@ yahoogroups. com, advocacy_aceh@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] ups.com, [EMAIL PROTECTED] ups.com, [EMAIL PROTECTED] .com, af-surabaya@ yahoogroups. com, agen_artikel_ media_massa@ yahoogroups. com, aidwatchindonesia@ yahoogroups. com, ainaki-komunitas@ yahoogroups. com, aipi_politik@ yahoogroups. com, aksarasastra@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] .com, [EMAIL PROTECTED] ps.com, ANAKZAMAN-Net@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] .com, animasindonesia@ yahoogroups. com, animation_forum@ yahoogroups. com, anti_environment@ yahoogroups. com, antipolitisibusuk@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] .com, [EMAIL PROTECTED] s.com, [EMAIL PROTECTED] .com, Apresiasi-Sastra@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] com, Arek-Probolinggo@ yahoogroups. com, arek-suroboyo@ yahoogroups. com, arkeologi-ui@ yahoogroups. com, art-komunitas@ yahoogroups. com, artbulletinonline@ yahoogroups. com, autoresponder- indonesia@ yahoogroups. com, Ayah-Bunda-Anak@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] ps.com, [EMAIL PROTECTED] ps.com, bali_indo_boy@ yahoogroups. com, bandungshow@ yahoogroups. com, BangkaCommunity@ yahoogroups. com, bangkitaceh@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] ups.com, [EMAIL PROTECTED] ps.com, belajar-bisnis@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] s.com, berbagi-ceria@ yahoogroups. com, berita-bhinneka@ yahoogroups. com, berita-lingkungan@ yahoogroups. com, berita-politik@ yahoogroups. com, berita-tionghoa@ yahoogroups. com, berita_korupsi@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] ups.com, budaya_aceh@ yahoogroups. com, budaya_tionghua@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] s.com, bumimanusia@ yahoogroups. com, CAFE-AHIMSA@ yahoogroups. com, Cerbung_Silat@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] ups.com, ceritasilat@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] ps.com, [EMAIL PROTECTED] ps.com, [EMAIL PROTECTED] com, cinemagsforum@ yahoogroups. com, cintaciputat@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] ups.com, creatifxstudio@ yahoogroups. com, Creative-Network@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] ups.com, damaisejahtera_ [EMAIL PROTECTED] s.com, [EMAIL PROTECTED] ups.com, [EMAIL PROTECTED] ps.com Cc: [EMAIL PROTECTED] ups.com, [EMAIL PROTECTED] .com, finkatiq_art@ yahoo.com Tanggal: Selasa, 11 November, 2008, 10:59 PM Rencana Acara Jakarta International Literary Festival (JILFest) 2008 (Kamis-Minggu, 11-14 Desember 2008) -di Kawasan KOTA TUA-Jakarta :|: Kamis, 11 Desember 2008 Upacara Pembukaan (Host Gubernur DKI Jakarta, Monas) Pukul 19.00-20.00 : Makan Malam dan Ramah Tamah Pukul 20.00-20.05 : Kata Pembuka (MC, Protokol Pemda DKI Jakarta) Pukul 20.05-20.20 : Tari Selamat Datang Pukul 20.20-20.30 : Laporan Kepala Dinas Kebudayaan dan Permuseuman DKI Pukul 20.30-21.00 : Sambutan Gubernur DKI, sekaligus membuka acara. (Gubernur menuliskan kalimat pertama puisi tentang Jakarta dan diselesaikan oleh Taufiq Ismail) Pukul 21.00-21.30 : Baca Puisi Taufiq Ismail (Indonesia) Pukul 21.30-21.50 : Baca Puisi Martin Jankowski (Jerman) Pukul 21.50
[ac-i] Festival Panji Internasional
Radar Mojokerto [ Jum'at, 21 November 2008 ] Kolaborasi Budaya Tutup Festival Panji Dihadiri Seniman Dunia dan Kota-Kota di Indonesia MOJOKERTO - Penampilan teatrikal kolaborasi para seniman dari berbagai kota menandai penutupan Festival Budaya Panji Internasional ke-2 yang digelar di Petirtaan Jolotundo Trawas kemarin. Para seniman ini mengkritik melalui sosok Panji yang diidentikkan dengan kondisi seorang pemimpin saat ini. Beberapa orang tampak membingkai wajahnya dengan topeng. Uniknya, semua topeng tersebut tidak satupun yang menggambarkan wajah lengkap. Misalnya, ada topeng yang tidak memiliki mulut, hidung atau mata secara sempurna. ''Kita menyebutnya ini Teatrikal Panji Remeng,'' ujar Hari Lentho. Disebut remeng yang dalam bahasa Jawanya berarti samar karena wajah para pemain teater ini masih samar. Tidak jelas pancaindra yang menjadi pemanis wajah mereka. Sengaja dibuat remeng sebagai bentuk kritik sosial terhadap para pemimpin bangsa Indonesia yang masih samar keberpihakannya. ''Mereka remeng-remeng matanya, karena tidak tahu penglihatannya apakah untuk kepentingan rakyat ataukah tidak. Demikian juga panca indra yang lain,'' katanya menjelaskan. Dalam aksi tersebut, sosok Panji juga mendapatkan godaan dari para perempuan. Dan Panji ini dengan mudah tergoda. Panji dalam aksi kemarin digambarkan sebagai sosok yang rapuh, muda dirayu dan gampang sakit. Dipilihnya tema kritik untuk para pemimpin ini, kata Hari Lentho, karena sosok Panji sendiri berasal dari bangsawan. Raden Panji dianggap sebagai titisan Dewa Wisnu, sedang Dewi Sekartaji sebagai titisan dari Dewi Sri. Di Jawa dan Bali Dewi Sri dihormati sebagai Dewi Padi dan kesuburan sawah. Banyak ritual dilakukan sebagai bentuk penghormatan bagi Dewi Sri yang erat dengan cerita tentang Candrakirana. Penyatuan Panji dan Sekartaji, sebagai bentuk penyatuan pria dan wanita yang menghasilkan kesuburan atau keturunan, dijadikan simbol kesuburan padi. Cerita Panji-seseorang pemimpin yang gagah, bijak, sederhana, mengasihi sesama, dan baik budi; menyampaikan teknik pertanian organik yang selaras dengan alam serta nilai penghargaan terhadap lingkungan. Maka, kesenian budaya Panji adalah cara yang tepat untuk menambahkan pengetahuan dan pemahaman karena mengandung banyak muatan pendidikan lingkungan hidup. Sebelum puncak acara teatrikal ini, para seniman dari Pulau Dewata Bali juga menggelar ritualnya di Candi Jolotundo ini. Dengan dipimpin seorang pedada, ritual ini berjalan lancar sebagai bentuk rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas berkahnya selama ini. Puncak acara ini juga dihadiri warga dunia lainnya. Seperti dari dari Jepang, Jerman, Prancis, Australia dan lainnya. Sedangkan, seniman dari dalam negeri antara lain dari Sunda, Jawa Tengah, Malang dan Jakarta. Salah satu mahasiswa dari Jepang, Jasmin yang menyaksikan atraksi ini mengaku kagum dengan kekayaan budaya di negeri ini. ''Ini kolaborasi budaya yang sungguh bagus,'' ujar perempuan cantik ini dalam Bahasa Indonesia yang terbata-bata. (in/yr) Apindo Protes Bupati Mengunjungi Wana Wisata Watublorok di Kecamatan Jetis Kabupaten Mojokerto Gudang Karet Terbakar, Rugi Rp 300 Juta Awak Bus PI Mogok, Nyaris Bentrok Semua D-2 Berpeluang Daftar Masih Ditemukan Jentik Nyamuk Serukan Mogok Masal Dinilai Sekadar Tebar Pesona Timsel Telusuri Identitas Ganda Saat Awak Bus Puspa Indah dan Armada Angkot Bersitegang Isi Bensin, Mobil Terbakar Pengumuman Ditunda, Pelamar Nggrundel Pertanyakan Kelanjutan PKH
[ac-i] Kucing dijadikan Menantu
Radar Banyuwangi [ Selasa, 18 November 2008 ] Mengikuti Tradisi Mantu Kucing di Desa Grajagan, Kecamatan Purwoharjo Selamatan Kampung dan Dipercaya Bisa Datangkan Hujan Mantu kucing sudah menjadi tradisi warga Dusun Curahjati, Desa Grajagan, Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi. Setiap tahun, warga tepi hutan tersebut selalu menggelar ritual itu untuk minta keselamatan dan agar segera turun hujan. AGUS BAIHAQI, Situbondo -- Sumber mata air Mbah Umbulsari yang ada di bawah pohon Apak itu terlihat bersih. Lokasi ini berada di tepi sungai yang menjadi batas lahan hutan milik Perhutani dengan lahan persawahan warga. Di tempat ini, ada tiga sumber mata air yang tidak pernah mati. Oleh warga, tempat tersebut cukup dikeramatkan. Setiap ada warga yang akan punya hajatan, mereka sering datang untuk minta keselamatan. Air yang berasal dari sumber mata air itu, selama ini juga dimanfaatkan oleh warga untuk bidang pertanian. "Ini kepercayaan warga," ujar Martoyo, 75, sesepuh warga Dusun Curahjati. Tradisi mantu kucing yang dilaksanakan warga, ternyata sudah mulai dilakukan warga sejak 1930. Mulanya, warga daerah itu dilanda kemarau panjang yang meresahkan warga. Berbagai upaya seperti salat Istisqo dan tradisi tiban sudah dilakukan. Tetapi tetap tidak mampu mendatangkan hujan. "Waktu itu, yang menjadi lurah Mbah Wono Samudera," terang Martoyo. Ditengah keresahan warga, Mbah Umbulsari ini mendatangi Lurah Wono Samudero. Dalam pertemuan itu, penunggu sumber mata air ini meminta kepada warga untuk melaksanakan mantu kucing. "Setelah mantu kucing dilakukan pada waktu itu, ternyata turun hujan," ujar Martoyo. Sejak peristiwa itu, warga Curahjati selalu menggelar ritual mantu kucing setiap tahun. Biasanya, ritual ini dipelopori oleh para petugas pengairan di yang ada di desa. "Kalau tidak dilakukan mantu kucing, penunggu Mbah Umbulsari sering datang," cetusnya. Martoyo mengaku tidak tahu, kenapa harus memilih kucing yang dinikahkan dalam ritual ini. Bahkan, hewan ini juga tidak bisa diganti dengan hewan dari jenis lain. "Kalau diganti dengan hewan lain, tidak akan diterima oleh penunggu sumber air Mbah Umbulsari," ujarnya. Seperti ritual yang dilakukan oleh kebanyakan warga, tradisi mantu kucing ini selalu diikuti oleh banyak warga. Yang menarik, mantu kucing yang sudah berlangsung puluhan tahun itu selalu diprakarsai oleh warga. Pelaksanaannya juga dimotori secara swadaya oleh warga. Pemerintah belum pernah ikut aktif dalam tradisi tersebut.(bay) Siswa SMP Bobol Toko Ketua DPC PDIP Dipolisikan Penumpang Feri Hilang di Selat Bali Buru Bandar Jaringan SS Kabat Delapan Preman Kena Ciduk Ratusan Pelamar Serbu Depag Beli Emas Pakai Upal Lokalisasi GS Digusur Tiga Kali Disurati, Tetap Mokong Dana PNPM Tak Kunjung Cair HALAMAN KEMARIN Bongkar Jaringan SS Kabat Wahyudi-Cung Tantang Segera PAW RS Yasmin Banyuwangi Sabet Prestasi Nasional Persi Award 2008 Pelaku Jambret Ejek Polisi Polisi Kehilangan Jejak Azis Belum Ada Titik Terang Enam Bulan Magang di Malaysia Mules, Tewas di Sungai
[ac-i] Angling Dharmo
Radar Bojonegoro [ Selasa, 18 November 2008 ] Situs Angling Dharma Bakal Dibangun BOJONEGORO - Kendati sudah banyak tepat penting di Bojonegoro yang mengadopsi nama-nama dari masa kejaan Malowopati. Hingga kini, belum ada situs yang memperkuat keberadaan kerajaan yang pernah dipimpin raja Angling Dharma tersebut. Untuk itu, Komisi D DPRD Bojonegoro merekomendasikan pembangunan situs yang berdiri di tanah bekas berdirinya kerajaan Malowopati. Tepatnya di Desa Wutangare Kecamatan Kalitidu. ''Kami sudah meminta disparbud untuk menyusun rencana anggaran pembangunan situs Angling Dharma,'' kata Nasuka, anggota Komisi D usai hearing bersama disparbud kemarin (17/11). Menurut dia, pembangunan situs ini sangat penting. Sebab, keberadaan situs itu bukan sekadar menandai bahwa kerajaan Malowopati pernah ada di Bojonegoro. Tapi lebih dari itu. Situs tersebut merupakan wujud penghargaan terhadap sejarah, sekaligus sebagai identitas warga Bojoengoro yang memiliki latar belakang kehisupan kerajaan. Dijelaskannya, saat ini sudah ada tanah seluas lima hektar di area tersebut. Direncanakan, situs itu akan dibangun di titik yang dipercaya sebagai tempat berdirinya istana raja Angling Dharma. ''Kami juga sudah meminta kepada disparbud untuk melakukan pengkajian yang matang. Termasuk titik-titik mana saja yang perlu di bangun,'' terangnya. Dari gambaran sementara, menurut Nasuka sedikitnya diperlukan anggaran sebesar Rp 2 miliar. Anggaran itu diharapkan dapat terpenuhi melalui APBD 2009 mendatang. Dengan adanya perencanaan lebih dini, maka usulan itu bakal terakomodir oleh tim anggaran dan panitia anggaran (panggar) sehingga dapat teralisasi. (dim) ___ Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru. Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. Cepat sebelum diambil orang lain! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
Re: [ac-i] Trs: Jakarta International Literary Festival (JILFest) 2008( 11-14 Desember 2008) -di Kawasan KOTA TUA-Jakarta
Kantor Dinas Kebudayaan DKI Jakarta,kantornya di daerah Kuningan menulis: Dari: jj rizal <[EMAIL PROTECTED]> Topik: Re: [ac-i] Trs: Jakarta International Literary Festival (JILFest) 2008( 11-14 Desember 2008) -di Kawasan KOTA TUA-Jakarta Kepada: artculture-indonesia@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 12 November, 2008, 9:31 PM Teman-teman yang baik, Kalau boleh, bisa tolong berikan kontak panitia JILFest. Salam Kobam --- On Tue, 11/11/08, anuv chaviddy <[EMAIL PROTECTED] com> wrote: From: anuv chaviddy <[EMAIL PROTECTED] com> Subject: [ac-i] Trs: Jakarta International Literary Festival (JILFest) 2008( 11-14 Desember 2008) -di Kawasan KOTA TUA-Jakarta To: [EMAIL PROTECTED] com, filantrophi@ yahoo.com, majalahkidung@ yahoo.com, [EMAIL PROTECTED] com, [EMAIL PROTECTED] ps.com, jambore_kebudayaan@ yahoogroups. com, pojokteater@ yahoogroups. com, ngobrolin_teater@ yahoogroups. com, forum_teater_ indonesia@ yahoogroups. com, woroworosenikita@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] ps.com, artculture-indonesi [EMAIL PROTECTED] com, komunitas_merapi@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] com, ribut_wijoto@ yahoo.com, [EMAIL PROTECTED], komunitasutankayu@ yahoogroups. com, media-jatim@ yahoogroups. com, gimo_hadiwibowo@ yahoo.com, [EMAIL PROTECTED] com, [EMAIL PROTECTED] ps.com Date: Tuesday, November 11, 2008, 8:20 PM --- Pada Sel, 11/11/08, anuv chaviddy <[EMAIL PROTECTED] com> menulis: Dari: anuv chaviddy <[EMAIL PROTECTED] com> Topik: Jakarta International Literary Festival (JILFest) 2008( 11-14 Desember 2008) -di Kawasan KOTA TUA-Jakarta Kepada: [EMAIL PROTECTED] com, ozindonculture@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] com, wartawanindonesia@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] ups.com, [EMAIL PROTECTED] my, Indonesian_BestFrie [EMAIL PROTECTED] com, [EMAIL PROTECTED] s.com, 99Venus-Indonesia@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] com, [EMAIL PROTECTED] ps.com, [EMAIL PROTECTED] com, Aceh-ePromo@ yahoogroups. com, aceh-lowongan@ yahoogroups. com, aceh-peluang@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] s.com, aceh_cultural@ yahoogroups. com, aceh_institute@ yahoogroups. com, aceh_milist@ yahoogroups. com, aceh_ngo_net@ yahoogroups. com, acehbangkit@ yahoogroups. com, acehhabitatclub@ yahoogroups. com, Acehhealthinfo@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] s.com, acehmanggeng@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] .com, adventour_ui@ yahoogroups. com, advocacy_aceh@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] ups.com, [EMAIL PROTECTED] ups.com, [EMAIL PROTECTED] .com, af-surabaya@ yahoogroups. com, agen_artikel_ media_massa@ yahoogroups. com, aidwatchindonesia@ yahoogroups. com, ainaki-komunitas@ yahoogroups. com, aipi_politik@ yahoogroups. com, aksarasastra@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] .com, [EMAIL PROTECTED] ps.com, ANAKZAMAN-Net@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] .com, animasindonesia@ yahoogroups. com, animation_forum@ yahoogroups. com, anti_environment@ yahoogroups. com, antipolitisibusuk@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] .com, [EMAIL PROTECTED] s.com, [EMAIL PROTECTED] .com, Apresiasi-Sastra@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] com, Arek-Probolinggo@ yahoogroups. com, arek-suroboyo@ yahoogroups. com, arkeologi-ui@ yahoogroups. com, art-komunitas@ yahoogroups. com, artbulletinonline@ yahoogroups. com, autoresponder- indonesia@ yahoogroups. com, Ayah-Bunda-Anak@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] ps.com, [EMAIL PROTECTED] ps.com, bali_indo_boy@ yahoogroups. com, bandungshow@ yahoogroups. com, BangkaCommunity@ yahoogroups. com, bangkitaceh@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] ups.com, [EMAIL PROTECTED] ps.com, belajar-bisnis@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] s.com, berbagi-ceria@ yahoogroups. com, berita-bhinneka@ yahoogroups. com, berita-lingkungan@ yahoogroups. com, berita-politik@ yahoogroups. com, berita-tionghoa@ yahoogroups. com, berita_korupsi@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] ups.com, budaya_aceh@ yahoogroups. com, budaya_tionghua@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] s.com, bumimanusia@ yahoogroups. com, CAFE-AHIMSA@ yahoogroups. com, Cerbung_Silat@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] ups.com, ceritasilat@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] ps.com, [EMAIL PROTECTED] ps.com, [EMAIL PROTECTED] com, cinemagsforum@ yahoogroups. com, cintaciputat@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] ups.com, creatifxstudio@ yahoogroups. com, Creative-Network@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] ups.com, damaisejahtera_ [EMAIL PROTECTED] s.com, [EMAIL PROTECTED] ups.com, [EMAIL PROTECTED] ps.com Cc: [EMAIL PROTECTED] ups.com, [EMAIL PROTECTED] .com, finkatiq_art@ yahoo.com Tanggal: Selasa, 11 November, 2008, 10:59 PM Rencana Acara Jakarta International Literary Festival (JILFest) 2008 (Kamis-Minggu, 11-14 Desember 2008) -di Kawasan KOTA TUA-Jakarta :|: Kamis, 11 Desember 2008 Upacara Pembukaan (Host Gubernur DKI Jakarta, Monas) Pukul 19.00-20.00 : Makan Malam dan Ramah Tamah Pukul 20.00-20.05 : Kata P
[ac-i] Trs: Jakarta International Literary Festival (JILFest) 2008( 11-14 Desember 2008) -di Kawasan KOTA TUA-Jakarta
--- Pada Sel, 11/11/08, anuv chaviddy <[EMAIL PROTECTED]> menulis: Dari: anuv chaviddy <[EMAIL PROTECTED]> Topik: Jakarta International Literary Festival (JILFest) 2008( 11-14 Desember 2008) -di Kawasan KOTA TUA-Jakarta Kepada: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] Cc: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] Tanggal: Selasa, 11 November, 2008, 10:59 PM Rencana Acara Jakarta International Literary Festival (JILFest) 2008 (Kamis-Minggu, 11-14 Desember 2008) -di Kawasan KOTA TUA-Jakarta :|: Kamis, 11 Desember 2008 Upacara Pembukaan (Host Gubernur DKI Jakarta, Monas) Pukul 19.00-20.00 : Makan Malam dan Ramah Tamah Pukul 20.00-20.05 : Kata Pembuka (MC, Protokol Pemda DKI Jakarta) Pukul 20.05-20.20 : Tari Selamat Datang Pukul 20.20-20.30 : Laporan Kepala Dinas Kebudayaan dan Permuseuman DKI Pukul 20.30-21.00 : Sambutan Gubernur DKI, sekaligus membuka acara. (Gubernur menuliskan kalimat pertama puisi tentang Jakarta dan diselesaikan oleh Taufiq Ismail) Pukul 21.00-21.30 : Baca Puisi Taufiq Ismail (Indonesia) Pukul 21.30-21.50 : Baca Puisi Martin Jankowski (Jerman) Pukul 21.50-22.20 : Musikalisasi Puisi (Sanggar Matahari, tiga lagu) Pukul 22.20-22.30 : Kata Penutup (MC, Protokol) :|: Jumat, 12 Desember 2008 Seminar dan Pentas Sastra (Hotel Omni Batavia, Kawasan Kota Tua, Jakarta) Pukul 09.00-12.00 : Topik I: Sastra Indonesia di Mata Dunia Pembicara DR. Katrin Bandel (Jerman) DR. Ernst Ulrich Kratz (Inggris) Prof. DR. Koh Young Hun (Korea) DR. Moh. Saleh Yaafar (Malaysia) Moderator Maman S. Mahayana Pukul 12.00-13.00 : Break, Shalat Jumat, Makan Siang Pukul 13.00-15.00 : Topik II: Prospek Penerbitan Sastra Indonesia di Mancanegara Pembicara DR. Harry Aveling (AS-Australia) DR. Mikihiro Moriyama (Jepang) Jamal Tukimin, MA (Singapura) DR. ES Kukushkina (Rusia) Moderator Iwan Gunadi Pukul 15.00-15.30 : Coffee Break Pukul 15.30-18.00 : Topik III: Politik Nobel Sastra Pembicara Orhan Pamuk (Pememang Nobel Sastra, Turki) DR. Henry Chambert-Loir (Prancis) DR. Horace Engdahl (Swedish Academy) DR. Budi Darma (Indonesia) Moderator Kurnia Effendi Pukul 18.00-20.00 : Break, Makan Malam Pukul 20.00-22.00 : Pentas Sastra Utama (Hotel Omni Batavia) - Kata Pembuka (MC, Santi Diansari) - Musikalisasi puisi: SMA Pembangunan UIN Ciputat (Juara I Festival Musikalisasi Puisi Bulan Bahasa Pusat Bahasa 2008 DKI Jakarta) - Baca Puisi Maria Emilia Ermler (Portugal) - Baca Puisi Ahmed Abdul Mooty Hezagy (Mesir) - Baca Puisi Anni Sumari (Finlandia) - Baca Puisi KHA Mustafa Bisri (Indonesia) - Baca Puisi Ismail Guven Turan (Turki) - Baca Puisi Asrizal Nur (Indonesia) - Baca Cerpen Putu Wijaya (Indonesia) - Baca Puisi D. Zawawi Imron (Indonesia) - Baca Puisi Hans Wab (Belanda) - Baca Puisi Zhai Youngming (RRC) - Musikalisasi Puisi - Idem - (Indonesia) - Kata Penutup (MC) :|: Sabtu, 13 Desember 2008 Workshop, Temu Sastrawan dan Gelar Sastra Penutupan Pukul 08.00-12.00 : Temu Sastrawan (Gathering): Hotel Omni Batavia.Dipimpin Ketua SC, didampingi Wakil Eropa, Wakil Asia,Wakil AS-Australia, Wakil Afrika, Wakil Timur Tengah, dan Wakil Indonesia. Pukul 12.00-14.00 : Break, Makan Siang: Hotel Omni Batavia (Usai makan siang peserta J
[ac-i] Trs: [LeoKristi] Trs: RILIS DAN UNDANGAN Diskusi dan Deklarasi KOMUNITAS PEDULI MAJAPAHIT di Hotel Media Sheraton Jl.Gunung Sahari-Jakarta
--- Pada Rab, 5/11/08, anuv chaviddy <[EMAIL PROTECTED]> menulis: Dari: anuv chaviddy <[EMAIL PROTECTED]> Topik: [LeoKristi] Trs: RILIS DAN UNDANGAN Diskusi dan Deklarasi KOMUNITAS PEDULI MAJAPAHIT di Hotel Media Sheraton Jl.Gunung Sahari-Jakarta Kepada: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] Tanggal: Rabu, 5 November, 2008, 10:40 PM --- Pada Rab, 5/11/08, rizal din menulis: Dari: rizal din Topik: RILIS DAN UNDANGAN Diskusi dan Deklarasi KOMUNITAS PEDULI MAJAPAHIT di Hotel Media Sheraton Jl.Gunung Sahari-Jakarta Kepada: [EMAIL PROTECTED] com, [EMAIL PROTECTED] com, pedulimajapahit@ gmail.com Tanggal: Rabu, 5 November, 2008, 3:01 AM RILIS DAN UNDANGAN Mengharap Kehadiran Para Pecinta dan Peduli Majapahit, untuk menghadiri Diskusi dan Deklarasi KOMUNITAS PEDULI MAJAPAHIT di Hotel Media Sheraton Jl.Gunung Sahari Jakarta, pada Rabu 12 November 2008 pukul 15.00 sambil menikmati “Coffee Evening”. Tujuan Diskusi dan Pendeklarasian Komunitas Peduli Majapahit ini adalah menindaklanjuti secara nyata Forum Diskusi Perlindungan Situs Peninggalan Majapahit di Trowulan yang diselenggarakan oleh Puslitbang Kebudayaan Depbudpar bekerjasama FIB UI baru-baru ini di Jakarta. Apabila Komunitas Peduli Majapahit ini terbentuk, maka akan mendorong dan membantu realisasi Perlindungan dan Pengembangan Situs Majapahit yang dilaporkan semakin rusak di Trowulan. Sebagaimana diketahui, kondisi situs (peninggalan) kerajaan Majapahit saat ini sungguh menyedihkan. Banyak sekali kegiatan penggalian untuk pembuatan batu bata, yang dikhawatirkan akan merusak peninggalan yang asli, yang kebanyakan tertimbun 1-2 meter di dalam tanah. Tanpa upaya preservasi, dikhawatirkan situs ini akan hancur. Bagi yang berminat untuk mengikuti Diskusi dan Deklarasi Komunitas Peduli Majapahit, atau bahkan ingin memamerkan karya atau produk yang terkait dengan Majapahit, dapat mendaftar di situs ini atau [melalui email] ke pedulimajapahit@ gmail.com Dapatkan nama yang Anda sukai! Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail. com. _ _ _ _ _ _ Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru. Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. Cepat sebelum diambil orang lain! http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ id/ [Non-text portions of this message have been removed] ___ Nama baru untuk Anda! Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. Cepat sebelum diambil orang lain! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
[ac-i] Sastra MPU dinilai sangat KKN-masak sastrawan ikut2an KKN?
Hari ini di Hotel Panorama Lembang Bandung yang elit,berlangsung pertemuan sastrawan elit MPU, yang mendapat sorotan beberapa sastrawan. -Hasan Aspahani kirim sms bingung : Apa itu sastra MPU ? Baru dengar nih...ini menunjukkan bahwa program MPU elitis. -Lukman Asya nyebar sms menyatakan MUNDUR dari kepesertaan MPU karena menilai sarat KKN dan konsepnya gak jelas. -Chapchay Syaifulloh nyebar sms, bahwa MPU layaknya MEMEK PENYEDOT UANG karena memakai uang rakyat dengan tujuan gak jelas. MAKA, bagi wartawan budaya atau sastrawan yang hendak meliput dan mengorek MPU hari ini, mohon mendasarkan diri pada pertanyaan2 semacam ini : -1.Apa konsep Sastrawan MPU ( Mitra Praja utama ), sesuaikah artinya dengan "Penyair Mitra pemerintah" ? Mitra yang bagaimana? Penyair yang bagaimana? Penyair yangmembangun martabat bangsa? Penyair yang absurd ? Memuja konthol ? Sarung,celana dalam, odol,sikat gigi ? -2.Kenapa pakai sistem kuratorial ? Keterbatasan dana ? Tapi lha kok rombongan pegawai negeri/birokrat dinas kebudayaan jauh lebih banyak daripada sastrawannya ? jadi, sastrawan hanya diperalat? Untuk NGABISIN SISA DANA ANGGARAN ? 3.Kenapa hotel berbintang ? Jadinya dana bermewah2an tapi sastrawan yang diundang cuma beberapa gelintir,sedang birokrat banyak banget? 4.Selama ini sudah berkali-kali MPU, gak ada yang dengar? Hasilnya mana? Kok nggak pernah diumumin? Bagaimana pertanggungjawaban MPU terhadap rakyat pembayar pajak yang uangnya dipakai MPU-MPU taik ? 5.Aapa hasil nyata MPU yang telah dirasakan dunia sastra selama beberapa tahun diselenggarakan MPU ? Silahkan tambah pertanyaan dan masukkan program liputan anda dalam kategori LIPUTAN INVESTIGASI BOROK SASTRA BUDAYA? Hasilnya harap dikirim ke lembaga KPK! SASTRAWAN ANTI KKN BUSDUK-busuk dan buduk ___ Nama baru untuk Anda! Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. Cepat sebelum diambil orang lain! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
[ac-i] Kerajinan Orok-Orok juga diekspor
Radar Tulungagung [ Rabu, 29 Oktober 2008 ] Kerajinan Ekspor Orok-Orok Kota Blitar, Hadapi Badai Krisis Global Bermodal Kepercayaan, Minta Showroom Penarik Wisatawan Krisis finansial yang dialami negara maju, juga membawa dampak kekhawatiran bagi perajin orok-orok atau kendang mini di Kota Blitar. Pasalnya, kerajinan ini pemasarannya sudah tembus pasaran luar negeri. Aziz Wahyudi, Radar Blitar Menelusuri kampung Kelurahan Ngadirejo, Kecamatan Kepanjenkidul, terasa beda. Mayoritas warga yang memiliki sisa ruang di teras rumah dipenuhi dengan tumpukan kayu. Potongan kayu berukuran paha orang dewasa tersebut ditata rapi secara bolak balik. Ada yang sudah dipolitur, ada juga yang masih berupa kayu utuhan. Kayu tersebut merupakan bahan kerajinan orok-orok. Disebut orok-orok karena ketika dibunyikan berbunyi seperti orok-orok. Bentuknya seperti kendang kecil dan di tengahnya dipasang tali. Untuk memainkannya dengan cara diputar. Andri Susanto merupakan pemuda yang kreatif. Dia bersama dengan pamannya, Solikin, mencoba memanfaatkan kayu menjadi barang berharga. Bahkan, diakuinya produksinya sudah tembus pasar Eropa dan Jepang. Orok-orok digunakan sebagai souvenir dan hiasan ruang tamu. Awal bisnis ini dijalani ketika mendapati kampungnya banyak mahoni. Hampir sebagian warga yang memiliki pekarangan ditanami mahoni. "Di sini kan perbatasan dengan Kabupaten Blitar, atau Nglegok. Makanya banyak tanaman mahoni," kata pria berusia 32 tahun ini. Mengapa dirinya memilih orok-orok dibanding dengan kendang? Dia bersama Solikin yakin kalau prospeksnya sangat bagus. Usaha semakin berkembang ketika ada distributor yang bersedia membeli hasil karyanya. Akhirnya, berbekal modal utang, Solikin mulai membuat orok-orok. Cara pembuatannya pun mudah. Kayu mahoni yang sudah dibentuk dibor listrik. Selanjutnya dihaluskan dan dilubangi seukuran pulpen. Sementara penempelan kulit atau kendang dipercayakan kepada temannya. Rata-rata sebulan bisa memproduksi hingga 10 ribu buah lebih. "Butuh ketelatenan untuk membuat orok-orok," katanya lagi. Untuk satu orok-orok dihargai Rp 500. Padahal kalau sudah dijual di Bali harganya bisa sampai Rp 3 ribu, bahkan Rp 5 ribu. Sementara di luar negeri dijual Rp 20 ribu. Beberapa waktu lalu, Solikin sempat ketir-ketir. Itu karena terjadi iklim ekonomi yang melanda sebagian Eropa atau yang lebih dikenal dengan krisis global. Untungnya, berkat kepercayaan produk kerajinannya berusaha tetap eksis. Pesanan pun tetap mengalir. "Modalnya kepercayaan itu saja," tambahnya lagi. Sebenarnya dia menginginkan usahanya lebih besar lagi. Terlebih jika melongok hasil karyanya ketika dipoles lebih bagus lagi harganya bisa berlipat. Keterbatasan modal serta minimnya pengetahuan pemasaran menjadi permasalahan. "Dari dulu ya cuma membuat saja," keluhnya. Dia berharap produk-produk asli Kota Blitar dipajang di tempat atau lokasi khusus seperti showroom. Harapannya, agar menarik wisatawan datang langsung ke Kota Blitar. (*/cam) ___ Nama baru untuk Anda! Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. Cepat sebelum diambil orang lain! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
[ac-i] Tuban,kota kenanganku zaman SMP
Rabu, 2008 September 17 Asal Usul Tuban Tersebutlah kisah, tatkala itu Raden ARYA DANDANG WACANA sedang membuka tanah yang masih berupa hutan bambu yang bernama Papringan, tanpa diduga – duga sebelumnya muncullah sebuah keajaiban dengan keluarnya air yang dalam istilah jawa disebut (meTu) dan (Banyune), dan jika dirangkaikan menjadi TUBAN. Peristiwa itu oleh Raden ARYA DANDANG WACANA dijadikan sebagai tonggak sejarah dalam memberi nama tanah tersebut dengan nama TUBAN, dan selanjutnya kita kenal dengan nama Kabupaten Tuban. Sementara itu sejarah pemerintahan Kabupaten Tuban diawali pada jaman Majapahit, tepatnya ketika peristiwa agung pelantikan RONGGOLAWE untuk menjadi adipati Tuban pertama oleh Raja Majapahit Raden WIJAYA. Peristiwa pelantikan itu dilaksanakan pada tanggal 12 Nopember 1293, yang pada akhirnya oleh Pemerintah Kabupaten Tuban tanggal 12 Nopember dijadikan sebagai Hari Jadi Tuban.Kabupaten Tuban adalah salah satu kabupaten yang berada pada ujung barat wilayah Propinsi Jawa Timur. Berbatasan dengan Kabupaten Rembang dan Blora (Prop. Jateng) di sebelah barat, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Lamongan dan sebelah utara adalah Laut Jawa. Secara administrasi Kabupaten Tuban terbagi dalam 20 kecamatan yang terdiri dari 328 desa/kelurahan. Luas wilayah Kabupaten Tuban 183.994.561 Ha, dan wilayah laut seluas 22.068 km2. Letak astronomi Kabupaten Tuban pada koordinat 111o 30' - 112o 35 BT dan 6o 40' - 7o 18' LS. Panjang wilayah pantai 65 km. Ketinggian daratan di Kabupaten Tuban bekisar antara 0 - 500 mdpl. Sebagian besar wilayah Kabupaten Tuban beriklim kering dengan kondisi bervariasi dari agak kering sampai sangat kering yang berada di 19 kecamatan, sedangkan yang beriklim agak basah berada pada 1 kecamatan. Struktur geologi Kabupaten Tuban berada pada cekungan Jawa Timur Utara dengan bentangan dari Semarang sampai Surabaya. Sebagian besar Kabupaten Tuban termasuk dalam Zona Rembang dengan struktur batuan endapan yang umumnya berupa batuan karbonat, sehingga domnasi perbukitan yang ada adalah perbukitan Kapur. Ditinjau dari segi litologi batuan sedimen yang ada di Kabupaten Tuban kaya akan bahan tambang galian Golongan C (pasir silica, dolomit, phospat, clay, ball clay dan trass)dan ada juga yang berupa golongan A di 22:47 Diposkan oleh Kenangan Manis ___ Dapatkan nama yang Anda sukai! Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com. http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
[ac-i] Puisi Indonesia-Australia nemu di website AIAA
Sajak Viddy Almahfoud Daery SOUTH BANK & AIR MATA kapal Kookabura Queen berangkat dari South Bank mengangkut rombongan penyair menyusur kota Brisbane sampai jauh di balik Victoria Bridge dan ketika kapal berbelok kembali airmatapun berjatuhan dihalau angin dingin Australia tisu-tisu diremas dan dilarutkan di lumpur sungai Brisbane yang mengendapkan sejarah hitam sampai bekasnya tak lagi kelihatan lalu puisi-puisipun ditulis tapi lantas diremas dan dibuang di kotak sampah yang rapi karena sejarah dan peradaban tumbuh dewasa dan bijaksana bersama senyum dan airmata para penyair minum air ponten di City Botanical Garden lalu menyusut air matanya sambi meremas roti kering dan disebarkan di rerumputan burung-burung gereja, gagak, merpati, pecuk, gelatik dan Kookabura (alangkah ramainya) dengan damai berebut mematuk remah-remahnya. Brisbane, november 1994 ___ Dapatkan nama yang Anda sukai! Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com. http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
[ac-i] Kediri belum punya Museum? Uang GUDANG GARAM yang milyaran dikemanain?
Radar Kediri [ Sabtu, 18 Oktober 2008 ] Kediri Tak Punya Museum KEDIRI- Pemkab Kediri ternyata belum mempunyai museum yang representative. Benda-benda purbakala yang ditemukan hanya disimpan di bangunan berukuran sekitar 8x8 meter yang ada di belakang kantor DPRD Kabupaten Kediri di Jalan Soekarno Hatta, Kediri. Berdasarkan pengamatan wartawan Koran ini kemarin, puluhan benda purbakala itu kurang terawat. Mereka hanya diletakkan sekadarnya di ruangan itu. Tidak ada pengunjung yang melihat benda purbakala tersebut. Bahkan, jika mau melihat pengunjung harus mengintipnya lewat dinding kaca. Sebab, pintu bangunan ini sering terkunci. Menurut sekretaris komisi D Moch. Tachsis, jika pemkab Kediri menghargai peradaban maka logikanya museum itu harus ada. Karena benda-benda purbakala itu menunjukkan sejarah peradaban budaya di Kabupaten Kediri. "Benda-benda purbakala itu harus disimpan di tempat yang aman dan representative makanya museum itu perlu ada," ujarnya. Tachsis mengatakan karena pemkab belum mempunyai museum maka banyak benda-benda purbakala yang ditemukan terpaksa disimpan di Trowulan dan museum di luar daerah. Karena jika di tempatkan di ruangan yang tidak representative maka keamanan benda-benda purbakala itu akan rawan. Politisi dari PKB ini mengatakan karena di Kabupaten Kediri ini banyak benda-benda purbakala maka pemkab harus segera menyiapkan museum yang representative. Sehingga, benda-benda purbakala bisa disimpan di Kabupaten Kediri. "Nanti anak cucu kita akan bisa melihat peradaban budaya kita," ujarnya. Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Mudjianto melalui Kasi Seni dan Budaya Suradi mengakui kalau Kabupaten Kediri belum memiliki museum. Karena itu banyak benda-benda purbaka terpaksa disimpan di museum luar daerah. "Ada ratusan benda-benda purbakala yang disimpan di luar Kediri," ujarnya. Dari benda-benda purbakala yang disimpan di luar Kediri itu adalah emas Seger. Mahkota yang terbuat dari emas itu terpaksa disimpan di Museum Airlangga Surabaya karena Pemkab tidak punya museum yang representative. "Padahal kalau kita punya museum yang representative maka benda-benda purbakala itu bisa kita simpan di Kediri," ujarnya. Sementara itu Kabag Humas Pemkab Sigit Rahardjo mengatakan pihaknya akan menindaklanjuti masukan perlu adanya pendirian museum ini. "Kami akan tindak lanjuti hal ini. Semoga dalam waktu dekat ini kita bisa membangun museum," harapnya. (tyo) Mereka yang Berada di Balik Kesuksesan Para Cawali (3) Pelatih dan Pemain Bebas Cari Klub GG Tak Mau Laksanakan SKB Lima Menteri FS Bandara Akan Dikaji Ulang Lutfi Awasi Gambar Gus Dur Email Negeri Ginseng (12) Deposito Mantan Rektor Dibekukan Pelajar Kritik Money Politic dan Golput Halaman SD Pindah ke Belakang Sekeluarga Dikubur Satu Liang Dua Pelaku Curanmor Dibekuk Macan Putih Kedinginan Buta Kekuatan Persiwa HALAMAN KEMARIN Brimob Tangkap GPK Maschut Panggil Diana Sudah Dengar 4 Tahun Lalu Mereka yang Berada di Balik Kesuksesan Para Cawali Kajari Nganjuk Dicopot
[ac-i] Kue SATU Madiun
Radar Madiun [ Selasa, 07 Oktober 2008 ] Melihat produsen kue Satu di Desa Bancong, Wonoasri, Kabupaten Madiun Pemasarannya Masih Terkendala Pada Dana Makanan Khas Madiun tidak hanya brem. Bahkan, di Bancong, Wonoasri salah satu sentra makanan khas tersebut juga mempoduksi kue satu. Salah satu jajanan tradisionil berbahan baku kacang ijo dan gula pasir. Bagaimana perkembangan pemasarannya, setelah sekian lama produksi? NOFIKA D NUGROHO, Madiun Brem sudah menjadi ikon makanan khas di Kabupaten Madiun. Sebab, di Desa Kalibabu, Mejayan dan Desa Bancong, Wonoasri, merupakan sentra penghasil komoditas berbahan baku ketan tersebut. Bahkan, industri rumahan itu jumlahnya ratusan. Selain itu, pemasarannya sudah menasional. Namun, sukses brem itu berbeda dengan kue Satu. Meski, sama-sama diproduksi di Desa Bancong, namun konsumen makanan berbahan dasar kacang hijau dan gula pasir itu tidak sebanyak brem. Pemasarannya masih terbatas. Yakni, di Caruban dan sekitarnya. ''Selama ini saya menyetor ke toko oleh-oleh dan rumah makan saja,'' ujar Padilah, salah seorang produsen kue Satu, siang kemarin (6/10). Pemasaran jajanan yang berwarna putih, dan terasa manis itu boleh dibilang masih jalan di tempat. Padahal, keberadaan kue Satu ini sudah lebih dari 10 tahun. ''Banyak orang yang kesini untuk pesan atau ndandakne (pemesan membawa bahan baku sendiri, red),'' kata ibu tiga orang anak ini, ditemui di rumahnya yang berdinding gedek (anyaman bambu). Permintaan memang membaik ketika liburan sekolah atau lebaran. Pasalnya, jumlah permintaan meningkat. Hal itu terlihat dari kacang hijau yang diperlukan untuk produksi dalam satu bulan. Dari 1,5 kuintal menjadi dua kuintal. ''Toko langganan saya minta tambahan kiriman,'' lanjut wanita berusia 41 tahun ini. Biasanya dalam satu bulan memproduksi 1600 kemasan berukuran kecil, kini menjadi 2000 kemasan. Secara otomatis, omset penjualan juga bertambah. Dari Rp. 3 juta menjadi Rp. 4,5 juta per bulan. Harga per bungkus ukuran kecil isi 30 biji, Rp 3 ribu. Sedangkan bungkus ukuran besar atau isi 240 biji, Rp. 10 ribu. Bagaimana dengan modal? Untuk bisa mencukupi kebutuhan usahanya, Padilah pinjam ke saudara atau tetangga. ''Itu satu-satunya yang bisa saya lakukan. Hendak cari pinjaman ke bank, tidak punya jaminan,'' ungkapnya. Kendati demikian, usaha yang sudah berjalan lama itu masih bergantung pada orang lain. Yakni, dengan nebeng label pada seorang pengusaha brem yang juga distributor di desanya.. ''Karena kesulitan memasarkan, maka kerja sama dengan tetangga yang sudah memiliki ijin produksi,'' jelas Karjo Mardianto, sang suami yang duduk bersebelahan dengan Padilah. Tapi pada tahun 2006 usaha turun temurun itu mendapat ijin dari pemerintah. Yakni, dengan menerima ijin produk. Meski demikian, Padilah masih menggunakan label dari perusahaan milik temannya. ''Rencana memasarkan sendiri memang ada, tapi masih terhambat soal dana,'' papar, pria berusia 50 tahun itu. Bagaimana bila harga kacang hijau meningkat?. Naik turunnya, harga di pasaran tidak begitu berpengaruh dengan harga kue Satu. Lantaran, dia berprinsip bati sithik nanging sing tuku gelem balik maneh (Meski untung sedikit, asal pembeli mau kembali lagi, red). (mik) Penjual Janur dan Ketupat Panen Izin Kades Bacaleg Belum Juga Kelar Jalur Caruban-Nganjuk Butuh Jembatan Layang Cawali Obral Janji Hari Pertama, Puluhan PNS Absen Jusuf, Tukang Pijit di Rest Area Monumen Soerjo Terminal Bus Dikhawatirkan Mangkrak Salah Minum Obat, Tubuh Melepuh Negosiasi Tanah Jalan Tol Alot PGRI Ancam Pidanakan MA Muhammadiyah Dibobol Alumni HALAMAN KEM
[ac-i] Situs Mataraman di Dagangan,Madiun
Radar Madiun [ Senin, 06 Oktober 2008 ] Melihat Situs Sewulan di Kecamatan Dagangan, Madiun Jadi Tempat Bermain Gus Dur Waktu Kecil Situs Sewulan, cagar budaya peninggalan kerajaan Mataram yang masih tersisa hingga sekarang. Meski sudah berumur hampir tiga abad, arsitektur kuno yang terpajang masih kokoh berdiri. DIDIK PURWANTO, Madiun --- GAPURA besar berwarna putih berdiri kokoh. Ornamen kaligrafi menghiasi setiap bagian dari gapura itu. Di bagian paling atas tertulis Masjid Agung Sewulan. Dan di kanan kirinya diberi corak bunga berjajar. Tak jauh dari tempat itu, terdapat sebuah pohon sawo yang cukup rindang. Sehingga udara yang panas siang kemarin (5/10), sedikit terobati adanya pohon tersebut. ''Bisa berteduh di sini,'' kata Muhammad Mawardi, ketua takmir Masjid itu kepada koran ini. Situs Sewulan sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Madiun. Apalagi, tempat ini merupakan salah satu cagar budaya peninggalan kerajaan Mataram yang tersisa. Pembangunannya pada tahun 1714 oleh Kiai Ageng Basyariyah. Sejak tahun itu, bentuk bangunan masih dipertahankan. Seperti tembok yang tebalnya mencapai satu meter dan kolam tempat wudu yang terletak persis di depan masjid sama sekali belum tersentuh. ''Ini masjid tertua yang berada di Madiun, usianya hampir tiga abad,'' tegas pria paro baya itu. Kolam yang berukuran 4 x 5 meter itu sendiri sekarang jarang digunakan. Maklum masyarakat biasanya lebih memilih berwudu di tempat yang sudah disediakan. Tapi sebagian warga pendatang masih percaya bahwa air dalam kolam itu bisa mempercepat balita untuk bisa berjalan. ''Biasanya setelah mandi di kolam itu, beberapa bulan selanjutnya bisa berjalan,'' kata pria yang memakai pakaian bermotif kotak-kotak itu. Banyaknya ukiran kaligrafi disetiap sudut membuat nuansa Islam semakin kental. Apalagi mimbar (tempat untuk kutbah) yang ada sekarang juga merupakan warisan sejak berdirinya masjid tersebut. Meskipun demikian mimbar itu masih terlihat cukup elegan. Tak hanya itu, masjid Sewulan juga menjadi kenangan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ketika masih kecil. Gus Dur merupakan salah satu keturunan kedelapan Kiai Ageng Basyariyah. Jadi di Sewulan inilah, tempat bermain tokoh yang pernah menjadi Presiden RI itu, sebelum akhirnya hijrah ke Jombang. Selain Gus Dur, Menteri Agama Maftuh Basyuni juga tercatat sebagai keturunan Kiai Ageng Basyariyah. ''Hampir tiga tahun kami menghabiskan masa kecil bersama Gus Dur,'' papar Mawardi. Sayang, situs bersejarah ini mulai terkikis. Ruangan yang dulu untuk belajar bahasa Arab sekarang sudah kosong melompong. ''Tidak seperti dulu, banyak anak-anak yang mengaji di sini,'' ujarnya. Selama bulan Ramadan hingga habis Lebaran ini banyak warga pendatang melakukan istighotsah di tempat ini. Selain itu, melakukan ziarah ke makam Kiai Ageng Basyariyah yang berada di sebelah barat masjid. ''Hampir setiap hari ada ratusan pengunjung selama sebulan ini, banyak dari luar kota. Seperti Pekalongan, Bandung dan, Bogor,'' ungkap Yusuf, salah seorang pengelola situs Sewulan itu. Menurutnya, mereka yang datang kesini biasanya untuk urusan duniawi. Yakni, masalah-masalah yang sulit terselesaikan. ''Ada beberapa orang yang memanfaatkan untuk urusan duniawi. Bahkan sejumlah pejabat di daerah ini juga sering berkunjung ke Sewulan,'' ujar pria yang memakai baju warna hitam tersebut. Seperti apa yang dilakukan Ahmad Jumali yang berasal dari Palembang. Setiap tahun dirinya pasti datang ke tempat ini. Alasannya cuma satu, ingin mencari berkah dari situs Sewulan tersebut. Namun demikian, ia cukup puas bisa mengunjungi cagar budaya tertua di Madiun ini. ''Sudah terbiasa ke sini meski biaya yang harus dikeluarkan cukup lumayan besar,'' tandasnya. *** (rif) Penjual Janur dan Ketupat Panen Melihat produsen kue Satu di Desa Bancong, Wonoasri, Kabupaten Madiun Izin Kades Bacaleg Belum Juga Kelar Jalur Caruban-Nganjuk Butuh Jembatan Layang Cawali Obral Janji Hari Pertama, Puluhan PNS Absen Jusuf, Tukang Pijit di Rest Area Monumen Soerjo
Re: [ac-i] DIPERLUKAN LSM KEBUDAYAAN TINGKAT NASIONAL
dikerjakan bersama…meskipun masing-masing LSM tetap dengan warna khasnya sendiri. K : Semoga FKI yang bertujuan mulia ini sukses ya Pak… LS : Insya Allah…saya memimpikan, kalau di sektor olahraga ada KONI,yaa di sektor seni budaya kenapa tidak bisa ada semacam itu ? Nah FKI ini kami gagas akan menjadi semacam KONI, tapi pemerintah hanya menjadi fasilitator,tidak terlibat langsung. K : Kalau KONI kan mendapat sumbangan dana dari pemerintah Pak. LS : Yaa kita bergerak dululah…kalau nanti sudah jalan lancar lalu pemerintah akhirnya tertarik membantu dana ya syukur alhamdulillah, tapi kalau tidak juga nggak apa-apa…kita jalan terus…ya kita mencari dana sendiri…misalnya bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan yang mempunyai program CSR ( Corporate Social Responsibility ),akan kita arahkan untuk dikembangkan menjadi CSCR ( Corporate Social-Cultural Responsibility )…nah, Insya Allah Tuhan akan membimbing kalau kita berniat mulia ingin menyelamatkan bangsa ! K : Semoga FKI sukses ya Pak ! LS : Terimakasih, ayo kita berjuang bersama demi tegaknya martabat bangsa kita! ( Tim KULTURA ) --- Pada Sen, 6/10/08, mangoenpoerojo roch basoeki <[EMAIL PROTECTED]> menulis: Dari: mangoenpoerojo roch basoeki <[EMAIL PROTECTED]> Topik: Re: [ac-i] DIPERLUKAN LSM KEBUDAYAAN TINGKAT NASIONAL Kepada: artculture-indonesia@yahoogroups.com Tanggal: Senin, 6 Oktober, 2008, 1:07 AM Saya sepakat total mas nurcahyo salam, robama. - Original Message From: henri nurcahyo To: artculture-indonesi [EMAIL PROTECTED] com Sent: Monday, October 6, 2008 7:44:40 AM Subject: Re: [ac-i] DIPERLUKAN LSM KEBUDAYAAN TINGKAT NASIONAL Lembaga Kebudayaan itu SARANA atau TUJUAN??? Saya sepakat dengan mailist Halim HD di dikbud, bahwa lembaga tidak menjamin aktivitas kesenian menjadi lebih baik. Bandung adalah salah satu contoh yang dikemukakan Halim, tanpa Dewan Kesenian tapi keseniannya maju pesat. Sementara di beberapa daerah, lembaga kesenian malah menjadi jaringan birokrasi baru. semacam menumbuhsuburkan feodalisme kesenian (ini istilah saya). Jadi, apa sih yang mau dikerjakan dengan (rencana adanya) lembaga kebudayaan nasional itu? Ya mending dikerjakan aja sekarang dan melibatkan lembaga yang sudah ada. jadi, menurut saya pribadi, lembaga kebudayaan itu sebaiknya berdasarkan kinerja saja, bukan membangun lembaga mapan tempat bercokolnya birokrat kesenian. Begitu. salam henri nurcahyo --- Pada Ming, 5/10/08, arief rahman arief rahman <[EMAIL PROTECTED] com> menulis: Dari: arief rahman arief rahman <[EMAIL PROTECTED] com> Topik: Re: [ac-i] DIPERLUKAN LSM KEBUDAYAAN TINGKAT NASIONAL Kepada: artculture-indonesi [EMAIL PROTECTED] com Tanggal: Minggu, 5 Oktober, 2008, 7:50 AM saya jadi ingat dengan kawan-kawan di bandung. Orang-orang muda, kebanyakan mahasisawa, membangun lembaga yang mendokumentasikan hasil-hasil kebudayaan Indonesia, sekaligus berusaha memperjuangkan hak cipta nasional untuk hasil-hasil budaya tersebut. mereka niatnya utk memperjuangkannya hingga UNESCO. saya lupa, situsnya (silakan search di google). mereka sudah bekerja sebelum peristiwa kuya terjadi..hal yang patut dipuji ialah gagasan, konsisten, dan berjuang terus dengan modal niat. bagi saya, lembaga kebudayaan sangat dibutuhkan di negeri ini. Tentu saja, sudah banyak orang yang memimpikannya. tinggal mengerjakan saja, jangan sampai baru setahun atau dua tahun kembali mati suri. selamat berjuang! Arahman Ali dewa-api.blogspot. com --- On Thu, 10/2/08, anuv chaviddy <[EMAIL PROTECTED] com> wrote: From: anuv chaviddy <[EMAIL PROTECTED] com> Subject: [ac-i] DIPERLUKAN LSM KEBUDAYAAN TINGKAT NASIONAL To: [EMAIL PROTECTED] com, [EMAIL PROTECTED] my, [EMAIL PROTECTED] net.id, artculture-indonesi [EMAIL PROTECTED] com, apresiasi-sastra@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] .com, [EMAIL PROTECTED] .com, PERS-Indonesia@ yahoogroups. com, [EMAIL PROTECTED] ups.com, [EMAIL PROTECTED] com, hamiludd2kwah@ yahoo.com. au, hasan.bisri@ tpi.tv, saint.mahomet@ yahoo.co. id, sabtusoreonline@ yahoogroups. co
[ac-i] DIPERLUKAN LSM KEBUDAYAAN TINGKAT NASIONAL
JAWA POS Jum'at, 03 Oktober 2008 Opini [ Jum'at, 03 Oktober 2008 ] Bangkitlah Bangsa Berbudaya Tinggi Oleh Viddy A.D. Daery * SAYA akan ke Malaysia lagi, memenuhi undangan Dewan Bahasa dan Pustaka (DBP) Malaysia untuk mengikuti Seminar Internasional Pantun dan Syair Tradisional. Kalau kita perhatikan, Malaysia terlalu sering mengadakan seminar internasional, apalagi nasional, yang membahas (dalam rangka menguri-uri) kebudayaan tradisional mereka. Bandingkan dengan Indonesia yang justru 99 persen sering menyelenggarakan seminar politik dan hukum serta hanya 1 persen menghelat seminar kebudayaan. Itu pun kebanyakan kebudayaan modern yang cenderung dipengaruhi oleh paham neoliberalisme Barat. Tragedi Arca Kuya Karena itu, sampai saat ini, apalagi zaman reformasi yang dekaden, Indonesia menjadi kisruh oleh perdebatan hukum dan perkelahian politik. Sebab, bagi masyarakat Indonesia, faktor kebudayaan dianggap barang usang yang tak berharga atau cuma dihargai sebagai benda rombeng murahan. Karena itu, tragedi terbesar justru baru saja terjadi. Yakni, dicurinya batu purbakala peninggalan Kerajaan Tarumanegara abad IV atau V Masehi seberat 6 ton secara terang-terangan dari lokasi situsnya di hutan lindung Haur Bentes, Desa Pasir Madang, Kecamatan Sukajaya, KabupatenBogor, Jawa Barat. Batu yang dikenal dengan nama Batu Kuya tersebut diangkut menggunakan kontainer dan ditonton oleh masyarakat. Itu tragedi bangsa paling menohok akal sehat di samping ribuan tragedi lainnya yang berlangsung tiap hari di Indonesia. Padahal, dunia menghargai dan menghormati Indonesia bukan karena prestasi ekonomi, olahraga, apalagi politik, melainkan kekayaan budaya yang adiluhung alias masterpiece. UNESCO memasukkan wayang dan keris Indonesia sebagai masterpiece dunia atau intangible cultural heritage atau warisan budaya nonbenda. Konvensi untuk melindungi warisan budaya tak benda oleh UNESCO kemudian diratifikasi Indonesia menjadi PP No 78/2007. Terhitung sejak 15 Januari 2008, Indonesia berhak menjadi negara anggota badan PBB tersebut. Termasuk, berhak menominasikan mata budaya untuk dicantumkan dalam daftar warisan budaya yang membutuhkan bantuan UNESCO. Kini, batik Indonesia juga sedang diajukan untuk diakui oleh UNESCO sebagai warisan masterpiece dunia. Namun, di pasar grosir terbesar Indonesia, Tanah Abang, Jakarta, telah beredar batik kodian bikinan Tiongkok! Namun, sampai detik ini, selain langkah meratifikasi penghargaan UNESCO, pemerintah maupun masyarakat Indonesia malah terkesan kurang menghargai kekayaan budaya sendiri dalam arti seluas-luasnya, selain hanya memanfaatkan kebudayaan sebagai barang dagangan dan objek pemerasan devisa. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) tak mengurangi keluhan masyarakat yang peduli budaya terhadap kenyataan telantarnya banyak sekali warisan budaya di seluruh tanah air. Pada gilirannya, ketika negara lain justru memanfaatkan berbagai seni budaya yang ditelantarkan tersebut, barulah masyarakat Indonesia meradang. Bahkan, RUU Pajak Penghasilan (PPh) yang sedang digodok oleh DPR bersama pemerintah tidak sudi memasukkan unsur budaya sebagai bidang yang layak mendapatkan insentif pajak. Di tengah suasana suwung (kosong, hampa) yang dirasakan oleh bangsa Indonesia karena telantarnya kebudayaan Indonesia, yang diperlukan adalah penyegaran pola pikir dan sikap hidup. Sebab, peran unsur budaya sangat besar. Sayang, hal-hal tentang budaya sejauh ini tidak tertangani dengan baik. Karena itu, dibutuhkan upaya lebih serius untuk mengelolanya. LSM Kebudayaan Maka, dalam Sarasehan Budaya untuk memperingati Kongres Kebudayaan Pertama di Sala pada 5 Juli 1918, yang diselenggarakan oleh Paguyuban Puspo Budoyo dan Sekar Budaya Nusantara bekerja sama dengan RRI di Studio B RRI Jakarta Sabtu 5 Juli 2008, muncul ide bahwa LSM nasional yang memperjuangkan harkat dan derajat kebudayaan Indonesia yang adiluhung sudah amat mendesak untuk dibentuk. Akhirnya, disetujui pembentukan Forum Kebudayaan Indonesia atau FKI atau Forbud. Sejumlah pembicara dari berbagai latar belakang mengangkat seriusnya kemunduran atau kekurangan bangsa Indonesia. Ketua Lembaga Studi Kapasitas Nasional Hartojo Wignjowijoto mencetuskan istilah "suasana suwung" yang menyiratkan tiadanya nyawa atau perasaan di tengah bangsa ini. Dalam sarasehan yang dipandu Parni Hadi tersebut, ikut pula menyampaikan pandangan Men PAN Taufiq Effendi yang menyebutkan pentingnya pembangunan karakter bangsa. Menurut Men PAN, kalau karakter yang menjadi modal dasar itu buruk, ibaratnya membuat hidangan, sulit membikin kue yang enak karena tepungnya apek dan santannya basi. Dia menyebutkan contoh budaya (kebiasaan) buruk, seperti suka menyalahkan pihak lain dan susah melihat orang lain senang. "FKI itu semacam KONI di olahraga, bukan partisan, nirlaba, swadaya masyarakat, namun menjadi mitra pemerintah untuk menyinergikan potensi dan ak
[ac-i] Kebodohan lain,setelah Arca 6 Ton dicuri
Radar Kediri [ Minggu, 28 September 2008 ] Tanah Arca Dipakai Buat Batu Bata KEDIRI- Papan peringatan di lokasi penemuan Arca di Dusun Babadan, Desa Sumbercangkring Kecamatan Gurah tak digubris. Meski dalam papan peringatan yang dipasang (15/9) itu sudah disebutkan larangan penggalian cagar budaya di lokasi penemuan arca dan sanksi pidananya tetapi masyarakat tetap melakukan penggalian. Untuk orang yang sengaja merusak, membawa, mengambil dan meindahkan benda cagar budaya dianggap melanggar Pasal 26 UU No 25/1992 tentang cagar budaya dengan dipidana selama-lamanya 10 tahun penjara dan atau denda setinggi-tingginya Rp 100 juta. Sedangkan bagi orang yang sengaja melakukan penggalian benda cagar budaya dianggap melanggar Pasal 27 UU No 5/1992 tentang cagar budaya. Hal ini bisa dipidana paling lama lima tahun penjata dan atau denda setinggi-tingginya Rp 50 juta.Bahkan dalam seminggu ini penggalian tanah untuk melanjutkan pembuatan batu bata dilakukan. "Kami sudah ijin dan tidak apa-apa," ujar Kades Sumbercangkring Mujiana saat dihubungi Radar Kediri kemarin. Mujiana mengatakan pihaknya terpaksa mengijinkan penggalian tanah untuk batu bata di luar police line lokasi penemuan arca karena membuat batu bata adalah pencaharian masyarakatnya. "Kalau tidak diijinkan lalu uang dari mana mereka untuk mencukupi kebutuhan lebaran," ujarnya. Mujiana menjamin meski penggalian tanah untuk batu bata dilakukan tetapi pihaknya tidak akan merusak benda purbakala yang berada di lokasi tersebut. Karena pihaknya sudah mewanti-wanti dalam mencangkul tanah. "Kalau pelan-pelan. Saya rasa tidak akan merusak," katanya. Kades yang punya hobi memancing ini mengatakan saat ini masyarakatnya tidak bisa mengandalkan dari jasa parkir di lokasi penemuan arca. Karena jumlah pengunjung semakin menurun. Padahal, pihaknya harus menjaga arca tersebut selama 24 jam. "Tidak ada arca yang baru. Makanya sepi," ujarnya. Mujiana mengharapkan BP3 Trowulan untuk segera melakukan penggalian arca di Sumbercangkring. Sehingga arca yang belum ditemukan bisa segera diketahui. "Secepatnya saja biar kami tidak penasaran," ujarnya. Sementara itu secara terpisah Kepala Kantor Pariwisata, Seni dan Budaya (Parsenibud) Mudjianto melalui Kasi Seni dan Budaya Suradi menyayangkan adanya penggalian tanah di sekitar lokasi penemuan arca. Karena hal itu bisa merusak benda cagar budaya yang ada. "Kami sudah memasang papan larangan dan sosialisasi kenapa kok dilanggar," ujarnya. Suradi mengatakan sampai saat ini pihaknya belum memutuskan sampai sejauh mana tanah yang dilarang digali itu. Karena itu masyarakat dilarang melakukan penggalian di sekitar lokasi penemuan. Lalu kapan penggalian arca akan dilakukan oleh tim BP3 Trowulan dan arkeolog Jogya? Suradi mengatakan setelah hari raya penggalian akan dilaksanakan. Karena saat ini surat untuk itu sudah dikirimkan. "Kami harap masyarakat mau bersabar," harapnya. (tyo) Belum Mau Minta ke Luar Daerah Mudik, Boleh Bawa Mobil Dinas Bayi Perempuan 'Dibuang' di Teras Masih Belum Diberi Nama Jalur Mulus, Tapi Tak Bermarka dan Gelap Kediri-Kertosono Paling Rawan Laka Tanah Arca untuk Batu Bata Pegawai Pemkab 'Rasani' Bupati Bisa Pecah Konsentrasi Dijebak Macet, Didera Kelelahan Targetkan 10 Ribu Peserta HALAMAN KEMARIN Budi Astowo dan Adi Wiyono Rangkap Jabatan PWI Buka Bersama Asongan Deklarasai Damai, Ciptakan Fair Play Sembako Lebaran Ditunda Desember Jabatan Sekkab dan Kepala Bawasda Kosong Para PKL Simpang Lima Gumul setelah Perubahan Arus Bingung Tentukan Batas Libur Razia Makanan Bermelamin Renita Gusti Wardhani, Tampil Gemilang di Olimpiade Sains Nasional Kaji Ulang TPA Sekoto ___ Nama baru untuk Anda! Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. Cepat sebelum diambil orang lain! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
[ac-i] Komunitas Sastra-Budaya MELAYU-JOWO-di Kelang,SELANGOR,MALAYSIA
SASTERA-UTUSAN MALAYSIA Mesej Ramadan di Moreh Puisi II Oleh ABD. AZIZ ITAR [EMAIL PROTECTED] KUMPULAN Seni Cempoling Bukit Kapar menghiburkan para hadirin dengan lagu-lagu tradisional Jawa. SEPANJANG bulan Ramadan ini, umat Islam bukan setakat menunaikan ibadah puasa pada siang hari dan bertarawih di masjid pada sebelah malamnya semata-mata. Sebaliknya, ia turut melangkaui ruang lingkup dalam dunia kesusasteraan yang sarat dengan mesej serta pengajaran yang boleh dihayati senada dengan kedatangan bulan yang mulia ini. Contohnya, menerusi Malam Moreh Puisi II di rumah penyair Dr. Ibrahim Ghaffar di Kampung Bukit Kapar, Meru, Selangor baru-baru ini. Kediaman beliau menjadi tumpuan ramai aktivis sastera tanah air bagi melampiaskan lontaran idea-idea mereka. Majlis mendeklamasikan puisi itu merupakan acara tahun kedua sempena tibanya bulan puasa anjuran Warisan Wong Kampung dengan kerjasama Persatuan Penulis Nasional (Pena). Acara yang diadakan hingga awal dinihari itu diadakan sejurus selepas usainya solat tarawih di kalangan penggiat puisi dan penduduk di surau Nurul Hidayah berhampiran rumah Dr. Ibrahim Ghaffar. Keletihan berpuasa pada siang hari dan bersolat tarawih bukan alasan bagi lebih 10 pemuisi dalam usaha mereka mendeklamasikan puisi karya masing-masing yang kebanyakannya bertemakan syiar di sebalik kedatangan Ramadan. Pendekatan itu terutamanya diperdengarkan menerusi bacaan puisi daripada tetamu kehormat Moreh Puisi II iaitu Ahli Dewan Undangan Negeri (ADUN), Meru, Dr. Abd. Rani Osman menerusi sajak tulisannya yang berjudul Ramadan Kareem. Puisi yang diselang-selikan dengan dialek Jawa itu berjaya menarik perhatian kira-kira 50 hadirin pada malam tersebut. Antara bait-bait puisi Yang Berhormat itu berbunyi: Ojo kelalan (jangan lupa) sasaran kita... al-taqwa Ojo kelalan kelemahan kita... al-nafsu Ojo kelalan pedoman kita... al-Quran Beliau yang pertama kali mendeklamasikan puisinya di khalayak itu mendapat tepukan gemuruh bukan sahaja kerana mesej di sebaliknya, tetapi juga kerana dialek Jawa yang digunakan menerusi karya itu. "Saya ambil masa empat jam untuk menulis puisi ini. Saya fikir Dr. Ibrahim main-main kerana menjemput saya ke sini. Apa pun saya berbesar hati dengan undangan ini kerana puisi memang sudah ada sejak zaman Rasulullah lagi sebagai satu cara untuk berdakwah," katanya. Selain bacaan puisi, majlis pada malam itu turut diselang-selikan dengan persembahan muzik dan lagu-lagu tradisional Jawa yang dibawakan oleh Kumpulan Seni Cempoling Bukit Kapar, Klang. Antara lagu yang mereka persembahkan berjudul Pupur Wuyong Nyai Pandan Sari, Moga Allah dan Eleng-Eleng (Ingat Mengingati) serta kumpulan nasyid Pawana dengan lagu seperti Kemuliaan Ramadan dan Bersyukur. Masakan kampung Sambil menikmati bacaan puisi dan lagu-lagu tradisional Jawa, para tetamu pada malam itu turut dihidangkan menu masakan kampung seperti soto, keledek rebus, ubi kayu cicah sambal tumis dan buah-buahan tempatan. Ramai penyair terkenal yang mendeklamasikan puisi pada malam itu seperti Dr. Ahmad Razali Yusof dengan sajaknya yang berjudul Pemergian yang didedikasikan kepada ayahnya yang kembali ke rahmatullah pada 15 Mei 2005. Penyair lain yang membacakan puisi mereka termasuklah Solihin Osman dengan sajaknya yang berjudul Di Kejauhan Ini, Yang Lapar, Bukan Kerana Lapar, Ahmad Sarju (Ramadan Membuka Pintu-Nya, Puisi Yang Belum Selesai), Abdul Ghaffar Ibrahim (Ar Rahman Nir-Rahim), S.M. Zakir (Manusia Mimpi) dan Rahimidin Zahari (Tanpa Tajuk). Pada majlis itu, Dr. Ibrahim Ghaffar turut menyerahkan buku antologi puisinya berjudul Kembali Dari Dalam Diri kepada Pensyarah Bahasa Melayu, Institut Perguruan Bahasa Melayu Malaysia, Kuala Lumpur, Raja Rajeswari Seetha Raman untuk diterjemahkan ke dalam bahasa Inggeris. Sebelum ini buku antologi itu telah diterjemah ke bahasa Mandarin selepas ia mendapat sambutan hangat daripada para peminat puisi tanah air. ___ Dapatkan nama yang Anda sukai! Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com. http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
[ac-i] Pelaku Budaya yang TIDAK BERBUDAYA
Radar Bojonegoro [ Kamis, 25 September 2008 ] Festival Tongklek Rusuh Dua Kelompok Saling Serang TUBAN - Festival tongklek ( kentongan untuk membangunkan sahur ) di Tuban pada Selasa (23/9) malam hingga Rabu (24/9) dini hari ternoda. Dua kelompok pemuda peserta festival itu terlibat tawur. Dalam bentrok tersebut, tiga pemuda terluka. Sampai berita ini ditulis kemarin belum diketahui pasti identitas korban luka tersebut karena tidak ada laporan ke polisi. Wartawan koran ini yang berada di lokasi kejadian menyaksikan dua kelompok peserta tersebut semula hanya berbaur menjadi satu kelompok. Tak jelas, siapa yang memulai. Tiba-tiba seorang pemuda bertubuh gempal dan berambut gondrong memukul salah seorang anggota kelompok lain. Pukulan itulah yang memicu perkelahian masal di depan BRI Unit Tuban, Jalan Basuki Rahmat. Dari depan kantor bank ini, kelompok yang tidak terima anggotanya dipukul mengejar kelompok pemukul yang lari menuju Gang Serut. Sambil mengejar, kelompok ini memukuli dengan kentongan dan melempari dengan benda seadanya. Kelompok yang dikejar menghilangkan jejak di kompleks Pasar Sambong yang berada di ujung gang tersebut. Saat kejar-kejaran antarkelompok peserta terjadi di sepanjang Gang Serut, para wanita yang semula menyaksikan festival tersebut berlarian sambil menjerit. Hal ini mengakibatkan situasi malam itu sempat mencekam. Setelah bentrok reda, kelompok yang berhasil mengusir lawannya melakukan sweeping dengan mencari anggota kelompok musuhnya yang masih tertinggal. Dalam sweeping tersebut, sejumlah peserta tongklek yang tidak terlibat tawur sempat terkena pukul. Mobil Patroli Polsek Tuban yang datang ke tempat kejadian perkara (TKP) sesaat kemudian hanya mendapati pecahan botol dan kayu berserakan di pinggir jalan. Untuk meminimalisasi hal-hal yang tidak diinginkan, kelompok peserta patrol yang terlibat tawur dan masih melanjutkan perjalanan mendapat pengawalan ketat polisi. (ds) ___ Yahoo! Toolbar kini dilengkapi dengan Search Assist. Download sekarang juga. http://id.toolbar.yahoo.com/
[ac-i] Trs: Re: Trs: DRAFT Proposal awal Lokakarya MAJAPAHIT
--- Pada Rab, 24/9/08, Peduli Majapahit <[EMAIL PROTECTED]> menulis: Dari: Peduli Majapahit <[EMAIL PROTECTED]> Topik: Re: Trs: DRAFT Proposal awal Lokakarya MAJAPAHIT Kepada: [EMAIL PROTECTED] Tanggal: Rabu, 24 September, 2008, 6:40 AM Mas Viddy, tolong ini dikirim ke milis ac-i Tks. salam, Luluk Rekan2 Pecinta Peninggalan Sejarah yth, Dalam rangka memperingati 715 tahun Berdirinya Majapahit, Yayasan Peduli Majapahit akan menyelenggarakan Lokakarya dan Pameran dengan Tema "Selamatkan Situs Majapahit" di Jakarta tanggal 12 Nopember 2008. agar lokakarya ini bisa mengerucut kepada upaya nyata Rekonstruksi "MAJAPAHITPURA" (Kotaraja yang dilupakan), mohon saran, siapa2 saja yang dapat diundang sebagai pembicara untuk berkontribusi pemikiran dll. Bagi yang berminat, mohon mendaftar melalui email ini. Salam, Luluk Sumiarso Ketua Yayasan Peduli Majapahit. ___ Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru. Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. Cepat sebelum diambil orang lain! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
[ac-i] Trs: FKI tolong masukkan ac-i
Para sahabat sekalian, Kami dari FORBUD atau FKI ( Forum Kebudayaan Indonesia ) mengalu-alukan anda untuk menyimak gerak langkah kami di website kami ini www.budaya-indonesia.org dan masukan dan saran dapat dialamatkan ke email kami [EMAIL PROTECTED] Adapun majalah kami KULTRA segera diluncurkan bulan depan,kami menunggu anda sebagai PELANGGAN dan partisipan aktif! Hormat dan salam, Viddy AD Daery== --- Pada Sel, 23/9/08, peduli budaya <[EMAIL PROTECTED]> menulis: Dari: peduli budaya <[EMAIL PROTECTED]> Topik: tolong masukkan ac-i Kepada: [EMAIL PROTECTED] Tanggal: Selasa, 23 September, 2008, 11:53 AM Mas Viddy, Selamat. sudah mulai dapat p[elanggan Kultura. masih kurang apa lagi? Tolong email ini ([EMAIL PROTECTED]) dimasukkan/didaftarkan dalam milis ac-i agar saya bisa menerima dan membalas ke mereka. Terima kasih Luluk ___ Dapatkan alamat Email baru Anda! Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
Bls: [ac-i] Kendoeri Tempo Doeloe
KOK WEBSITEnya gak bisa dibuka...katanya emang gak ada... emang ada gak sih web kendoeritempodoeloe.com ? VDAD --- Pada Sel, 16/9/08, Atjara Kendoeri Tempo Doeloe <[EMAIL PROTECTED]> menulis: Dari: Atjara Kendoeri Tempo Doeloe <[EMAIL PROTECTED]> Topik: [ac-i] Kendoeri Tempo Doeloe Kepada: artculture-indonesia@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], "WIN" <[EMAIL PROTECTED]>, [EMAIL PROTECTED], "PMI DKI JAKARTA" <[EMAIL PROTECTED]>, [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] Cc: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] Tanggal: Selasa, 16 September, 2008, 8:35 AM "Kendoeri Tempo Doeloe" Indonesia History, Art & Culture Festival Taman Menteng - Djakarta Poesat 31 Okt - 2 Nop 2008 Andjoengan Sedjarah - Remboeg Kebangsaan - Panggoeng Seni & Boedaja Parade Sepeda Toea - Permainan Tempo Doeloe Oendjoek Pamer Oto Antik & Potret Koeno - Matjam2 keseroean kendoeritempodoeloe @yahoo.com www.kendoeritempodo eloe.com Nama baru untuk Anda! Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. Cepat sebelum diambil orang lain! ___ Dapatkan alamat Email baru Anda! Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
[ac-i] Cak Kadar!
JAWA POS Rabu, 17 September 2008 [ Rabu, 17 September 2008 ] Sertifikat Rumah pun Digadaikan Kadaruslan, Penggiat Seni di Surabaya "Saya lahir Jumat Kliwon tahun 1931 di Surabaya. Kampung Maspati," kata Kadaruslan. "Ojok takon tanggal yo, aku ora eling (jangan tanya tanggal, saya lupa)," lanjutnya cepat-cepat. Maklum, kata dia, seperti kebanyakan orang zaman dulu, keluarganya tidak memiliki kebiasaan mengingat tanggal lahir. Meski begitu, di Surabaya nama Kadaruslan cukup diingat. Pria yang akrab disapa Cak Kadar tersebut tidak bisa dipisahkan dari perkembangan seni metropolis. Arek Suroboyo asli itu merupakan salah seorang yang giat melakukan upaya untuk menghidupkan seni. Padahal, dia tidak memiliki latar belakang seni. Dulu, dia justru mengenyam pendidikan guru. Satu peristiwa yang membuat hatinya tergerak mendedikasikan hidup untuk seni adalah peristiwa pada 1945 ketika berakhirnya masa penjajahan Jepang. Saat itu, terjadi revolusi. Sebagian tentara Jepang yang tertangkap dikumpulkan di sebuah penjara (lokasinya ada di belakang BG Junction). Rakyat diberi kebebasan untuk membalas dendam kepada mereka. "Saya waktu itu ikut-ikutan ingin balas dendam. Sudah bawa sangkur saya," kenang pria yang kini menjabat sebagai penasihat Yayasan Seni Surabaya dan ketua umum Pusura itu. "Tetapi ketika tiba di lokasi, dia justru urung. Ngeri lihat orang dibantai. Saya sampai gemeteran," lanjutnya. Dari situlah, Cak Kadar mulai berpikir bagaimana cara melembutkan hati manusia. Kejadian yang dilihat olehnya tadi menyadarkan bahwa betapa mereka tidak memiliki kemanusiaan. "Menurut saya, senilah yang bisa menjadi solusi," tegas anak pertama di antara 11 bersaudara itu. "Seni bisa membuat manusia menikmati keindahan yang sudah diberikan oleh Tuhan," imbuhnya. Masa pendidikan Cak Kadar dimulai di VILO (Voor Indonesia Lager Onderwijs), Surabaya. Seperti halnya orang yang hidup pada masa penjajahan, pendidikan yang dilaluinya bisa dikatakan semrawut. "Kalau sekarang kan jelas tingkatan dan waktunya," ujarnya. Pada zaman itu, kondisi negara memengaruhi ritme pendidikan. "Kalau tiba-tiba ada perang, ya sekolahnya berhenti," tuturnya. Ayah tujuh anak tersebut menyelesaikan SMP saat berumur 19 tahun. Setelah itu, dia melanjutkan ke SMA 3 Surabaya dan lulus 1953. Sembari menyelesaikan pendidikan SMA, Cak Kadar mengambil KGB (Kursus Guru B) pada 1951. Dia lalu nyambi mengajar di SD Negeri Hang Ko 2 hingga 1954, kemudian berhenti. "Saya nggak cocok," jelasnya. Selepas itu, Cak Kadar bekerja di NV Gaptindo (Gabungan Pemintal Tali Indonesia). Ditugaskan di Jakarta, gajinya lumayan kala itu. Sebesar Rp 400 per bulan. Karena pekerjaannya tidak membutuhkan banyak waktu, Cak Kadar kembali nyambi mengajar di SR Mangga Besar 2. Dia juga sempat kuliah di ekstensi Fakultas Ketataniagaan dan Ketataprajaan Universitas Indonesia. ''Tapi, saya cuma kuliah dari tahun 1956-1958,'' ungkapnya. Pada 1959, Cak Kadar memutuskan pulang ke Surabaya. Selama dua tahun mulai 1964, dia sengaja menganggur. Hingga akhirnya pada 1968, dia menjadi wartawan di harian Berita Yudha Jakarta dengan pos di Surabaya. Saat itulah, hobi berkesenian Cak Kadar makin menemukan tempat. Dia membentuk Teater Remaja Yudha dan Kelompok Musik Remaja Yudha. Dia juga menjadi pembina Teater Keliling Jakarta mulai 1974. "Fasilitas yang didapat ketika menjadi wartawan saya gunakan untuk keliling hingga pelosok Indonesia untuk mengenalkan teater," jelas pria yang juga pernah bergabung dengan teater Aksera (kumpulan Akademi Seni Rupa Surabaya) itu. Pada 1979, Cak Kadar pindah ke Kalimantan. Di sana dia banting setir menjadi pengusaha ternak ayam. Bertemu dengan orang-orang pendatang yang berasal dari Surabaya, Cak Kadar lalu membentuk PKBS (Peguyuban Keluarga Besar Surabaya). "Saya bikin ludruk bersama PKBS," tuturnya. Apa yang dilakukan oleh PKBS merangsang pendatang dari daerah lain untuk membentuk peguyuban yang menonjolkan seni daerah masing-masing. ''Kalau 17-an, kami pentas beramai-ramai. Seperti festival," ungkapnya. Pada 1992, dia kembali ke Surabaya. Namun, sebuah kekecewaan didapat. Di matanya, kesenian Surabaya tengah mati suri saat itu. Cak Kadar tak tinggal diam. Semangatnya tergugah. Dia lantas berusaha mengumpulkan seniman-seniman koleganya untuk mengadakan sebuah pameran lukisan. Tak berhenti di situ. Cak Kadar mulai memikirkan diadakannya sebuah festival seni. Maka, tercetuslah Pekan Seni Surabaya 700 pada 1993. Pekan seni tersebut memperingati HUT ke-700 Kota Surabaya. "Itu murni inisiatif pekerja seni. Nggak ada sponsor-sponsoran, " tuturnya. Tahun berikutnya, dia membuat hal serupa. Hingga akhirnya Cak Kadar mengadakan Parade Seni W.R. Supratman pada 1995 yang mulai mendapatkan perhatian dari daerah, nasional, hingga internasional. Pada 1996, bersama sejumlah rekan, dia mendirikan Yayasan Seni Surabaya yang kemudian memutuskan bahwa festival seni dijadikan agenda tahunan. "Lalu, dib
Re: [ac-i] Re: [media-kalimantan] Indonesian Dance Festival Kembali akan Digelar !!!
Sedang kami siapkan majalah budaya KULTURA untuk revitalisasi budaya bangsa Indonesia.Majalah tersebut berformat luks setara INDONESIAN TATLER atau MALAYSIAN TATLER. Tari akan mendapat tempat penting dalam liputan majalah kami, selain musik,lukisan,kriya dan sastra,yang lebih kami pentingkan adalah warisan materpiece bangsa. Artinya yang berbau tradisi namun sudah dipoles modern,tapi bukan kesenian posmodern yang sudah kehilangan identitas ( sudah antah berantah lagi ). Festival-festival seni tradisi Nusantara di Indonesia,Malaysia,Singapura,Brunei,Thailand,Vietnam,Kampuchea akan menjadi perhatian kami. Maka,karena saya sebagai Pimred mendapat hak tiket pesawat gratis dari perusahaan, silahkan Panitia Festival Seni Nusantara dari genre apapun mengundang kami, semoga panitia dapat menyediakan akomodasi/penginapan yang tak perlu mewah,tapi ya yang standar lah hehehe Demikian dan terimakasih atas kerjasama kita demi kemajuan seni budaya INDONESIA khususnya dan NUSANTARA SERUMPUN pada umumnya. Terimakasih,hormat dan salam, Viddy AD Daery---0856 1310 996 --- Pada Sen, 1/9/08, nuri aryati <[EMAIL PROTECTED]> menulis: Dari: nuri aryati <[EMAIL PROTECTED]> Topik: Re: [ac-i] Re: [media-kalimantan] Indonesian Dance Festival Kembali akan Digelar !!! Kepada: artculture-indonesia@yahoogroups.com Tanggal: Senin, 1 September, 2008, 10:48 PM Buat Mas Sahrudin, Kritik pedas tapi membangun. Ayo ngomong pakai kepala dingin bung. Kalau anda orang yang bergelut di dunia pertunjukan, tentu tidak akan semudah itu ngomong soal sentralistis penyelenggaraan festival kesenian. Maaf, Kalau anda senang baca-baca majalah kesenian, semisal GONG, tentu anda akan tahu kalau di Sumatera Barat juga ada festival kesenian, di Kalimantan timur juga (Erau Festival kalau tidak salah). Setahu saya, soal penyelenggaraan Indonesian Dance Festival dari dulu di Jakarta, bukan melulu soal pusat dan daerah. Saya dengar, sebenarnya tahun 2008 IDF akan diselenggarakan di SOlo. Tetapi kemudian tidak jadi. Menurut hemat saya, itu berkaitan dengan banyak hal, terutama sekali tentu DANA. Menurut hemat saya, dinegeri ini tidak gampang lho cari sponsor untuk acara semacam IDF. Padahal dana untuk penyelenggaraan itu tentu luar biasa. Bayangkan saja, untuk mendatangkan dan membayar SATU penampil dari luar negeri (sebut saja Jepang), dimana dalam satu penampilan ada katakan tiga penari, tambah crew semisal 2, jadi 5. Tiket PP INd Jakarta, hotel, makan dan juga Fee. Itu baru dari satu penampil dari satu negara. Kalau acara dilaksanakan di Kalimantan, misalnya, tentu harus ada pesawat lagi dari Jakarta ke tempat tersebut. Itu baru satu penampil dan "hanya" dari Jepang, hanya 3 penari. Kalau dari Eropa tentu lebih mahal kan akomodasinya. Belum lagi "mumetnya" panitia mencari artis yang layak dan bisa. (Layak berkaitan dengan kualitas, dan bisa berkaitan dengan jadwal pentasnya) Saya kira, ada bisa kalkulasi dan bayangkan sendiri. Tetapi kalau anda bisa mencari sponsor di Kalimantan dengan dana luar biasa, saya kira bisa saja sdm di mana saja di moving ke Kalimantan utk acr tsb (jika Kalimantan tidak ada sdm yg cukup memadai). Demikian juga dengan fasilitas gedung. Kalau untuk pertunjukan tari kebanyakan menuntut akustik dan lampu yang prima tidak sekadar lampu ASTER (asal terang), hubungannya dengan artistik panggung mas. Saya kira, teman-teman seniman juga tidak masalah untuk pentas dimana saja. Saya mengikuti IDF tahun lalu dan salut dengan panitia. Meski tetap masih ada kekurangan disana-sini. Sejak IDF pertama, bagaimanapun kondisinya, panitia bertahan dan berjuang agar event IDF bisa eksis. ITu hubungannya dengan citra Indonesia di mata dunia juga mas. Semoga sedikit uraian ini dapat lebih mendinginkan kepala anda dan bisa lebih arif memandang IDF. salam, nuri www.mugidance. org [EMAIL PROTECTED] org --- mediacare <[EMAIL PROTECTED] net.id> wrote: > > - Original Message - > From: sahrudin - > To: media-kalimantan@ yahoogroups. com > Sent: Sunday, August 31, 2008 7:07 PM > Subject: Re: [media-kalimantan] Indonesian Dance > Festival Kembali akan Digelar !!! > > > aktivitas kesenian dan kebudayaan di negeri > ini memang sentralistis melulu. > > ketika kegiatan-kegiatan olahraga (PON > misalnya) tak cuma diadakan di Pulau Jawa, justru > pertunjukan- pertunjukan kesenian dengan skala besar > selaluuu saja hanya ada di Jakarta (TIM), > Yogyakarta, Surabaya, Bandung, Semarang. kapan > giliran kota-kota di Kalimantan, Sulawesi, Sumatera > kebagian acara-acara macam itu? kapan? > > hebatnya lagi, tak sedikit pekerja seni dan > budayawan yang suka protes pembangunan yang > sentralistis dan monopolistis. padahal kenyataannya, > kerja mereka sendirilah yang terbukti sentralistis > dan monopolistis? > > pekerja seni di negeri ini memang mau cari > enaknya saja. acara diadakan di Jakarta, Yogya, yang > dekat-dekat karena semua fasilitas sudah ada di sana > kan? ap
[ac-i] Kebodohan Pemerintah Bojonegoro dalam hal BUDAYA
Radar Bojonegoro [ Selasa, 26 Agustus 2008 ] Perahu besi Belanda akan di rongsokan BOJONEGORO-Perahu tua peninggalan Belanda yang ditemukan di bantaran Sungai Bengawan Solo masih Desa Banjrasari kecamatan Trucuk atau sebelah utara Taman Bengawan Solo bakal dirongsokan. ''Kalau memang tidak ada perhatian ya akan kita rongsokan saja,'' kata Lugito ketua tim evakuasi perahu tersebut. Menurutnya Dinas Parwisata memang sudah sempat melihat perahu tersbeut namun sampai dengan kematin belum ada tindak lanjutnya Pria itu kemudian menuturkan untuk mengevakuasi perahu yang terpendam itu biaya yang dikeluarkan lebih dari Rp 2 juta. Sebab selain membayar tenaga biaya juga digunakan untuk menyewa crane. ''serta dua perahu untuk menariknya,'' tegasnya. Yang jelas meskipun nanti hasil penjualan besi perahu tersbeuty itdak mampu menutup biaya evakuasi hal tersebut merupakan resiko. Namun dia sendiri optimis jika hasilnya cukup unutk mengembalikan uangnya untuk evakuasi. ''kelihatannya cukup karena besinya bagus,'' imbuhnya Dia menuturkan saat ini bagian baling-baling didismpan dirumhanya dan terbuta dari kuningan. Yang membedakan lanjut dia perahu sepanjang 8 meter tersebut baling-balinganya dibawah. ''kalau perahu sekarang kan diatas,'' ungkapnya Bahkan pria yang juga anggota Kodim 0813 itu menuturkan menurut cerita orang-orang tua dulu saat peralihan Belnda ke jepang kapal tersbeut merupakan japal patroli milik belanda. Sebelum meninggalkan Bojonegoro kapal tersebut menggrng semua perahu di wilayah utara kota Bojonegoro dan kemudian ditenggelamkan. ''Usai itu kapal patroli itu sendiri juga ditenggelamkan agar tidak digunakan jepang,'' tegasnya Dia menuturkan perahu tersebut ditemukan hari Jum'at lalu dan berhasil diangkat satu hari kemudian. Hanya sampai saat ini belum ada tibdak lanjut dari instansi resmi mengenai nasib perahu besi tersebut. ''Intinya ya itu tadi akan kami rongsokan saja,'' tegasnya. (ade)
[ac-i] Kuburan Belanda di Bojonegoro
Radar Bojonegoro [ Selasa, 26 Agustus 2008 ] Nisan jenderal Belanda ditemukan di Bojonegoro BOJONEGORO-Makam seorang tokoh belanda yang berpangkat Jenderal ditemukan di Desa Bakalan Kecamatan Kapas Bojonegoro. Diperkirakan makam tersebut adalah milik Yuans Van De Sluks yang meninggal tahun 1844. "Tetapi nisan tersebut sudah bergeser sekitar 300 m dari lokasi pemakamannya dan sekarang ini nisan itu hampir separonya terpendam di tanah, " kata Kasi Sejarah Nilai Tradisionil dan Muskala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bojonegoro, Dari Suprayitno kepada Radar Bojonegoro. Menurut Dari nisan dengan ukuran 2 X1 m dan memiliki ketebalan 20 cm bahannya dari semen cor hitam. Dan itu menurujtnya meski peninggalan Belanda, tetapi temuan itu masuk benda cagar budaya yang harus dilindungi. Dia kemudian menuturkan Proses awal temuan itu dari laporan seorang guru Sejarah SMPN di Kecamatan Kapas, yang melaporkan adanya nisan yang terpendam di dalam tanah di jalan desa setempat. Semula tambah dia nisan tersebut berada di tengah sawah diatas tanah seluas sekitar 2.000 m2 yang sekarang ini menjadi tanah milik Desa Bakalan. Dari hasil penelusurannya, di lokasi tanah tersebut hanya ada satu makam yang sekarang nisannya berpindah, sehingga bisa disimpulkan yang dimakamkan tersebut seorang tokoh Belanda. ''Kami belum mencek,tetapi nama jenderal itu ada dalam sejarah Bojonegoro dia adalah seorang jenderal yang ditempatkan di Bojonegoro untuk mengawasi proyek tebu, " tegasnya. Dia juga menjelaskan Karena warga setempat membutuhkan , pada tahun 1970 nisan tersebut dicabut dan diangkat untuk membuat gorong-gorong atau saluran air di perkampungan. Di nisan itu lanjut dia tertulis sebuah nama yakni Yuans van De Sluks lengkap dengan tanggal lahir, dan kematian. ''Yang jelas kita akan laporkan kepada Balai Pelestarian dan Perlindungan Benda Cagar Budaya (BP3) Trowulan di Mojokerto, agar ada penanganan ekskavasi ( penggalian benda cagar budaya),'' tegasnya Sementara itu Muhajir warga yang rumahnya persisi berada di sebelah niasn tersbeut menjelaskan Sudah tiga tahun ini nisan itu terpendam tanah ditepi jalan, karena jalan makadam di desa ini ditinggikan. Tetapi sebelumnya lanjut dia lokasi asli nisan tersebut, berada di tengah sawah sekitar 300 m dari posisi nisan sekarang. Sedangkan proses mengangkatnya dulu, kata Muhajir, ditahun 1970, warga setempat yang membutuhkan untuk menutup gorong-gorong, mengangkat beramai-ramai dengan bambu. Dalam tulisan diatas nisan tersebut terbaca lengkapnya,� Geb 15 September 1784 dan Oveil, 23 April 1844. Menurut Muhajir batu nisan tersebut tergolong kuat, karena puluhan tahun tergeletak ditepi jalan dan ketika ada pembangunan peninggian jalan di desa setempat digilas buldoser juga tidak pecah. "Dibethel tidak mempan, justru keluar apinya, sehingga untuk mengangkat dibutuhkan peralatan berat, " kata Kades Bakalan, Sulistyono. (ade)
[ac-i] 23-24 Agustus 2008:Pagelaran sastra di Kampung Seni Lerep,UNGARAN,Jawa Tengah
RILIS Pagelaran Sastra 2008 KSI – Ungaran- Jawa Tengah Untuk menggairahkan kehidupan Sastra dan menggugah kesadaran kreatif serta proses pembelajaran di Kabupaten Semarang, Komunitas Sastra Indonesia (KSI) Cabang Kabupaten Semarang akan menyelenggarakan acara Pagelaran Sastra 2008 pada Sabtu dan Minggu, 23-24 Agustus 2008, mulai pukul 09.00 WIB sampai selesai, di Kampung Seni Lerep, jalan Srikandi Raya No. 35 desa Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.Sebuah desa Seni yang indah,dimana dibangun rumah-rumah bearsitektur seni tradisional Jawa Tengahan. Acara yang diselenggarakan dalam rangka peresmian KSI Cabang Kabupaten Semarang ini akan diisi Lomba Baca Puisi untuk umum se - Kabupaten dan Kota Semarang, Bedah Buku Kumpulan Puisi Ensiklopedi Kesedihan Karya Beno Siang Pamungkas, Diskusi, dan Pentas Baca Puisi. Para penyair yang akan membacakan puisinya antara lain Wijang Wharek, Lawu Warta, Apito Lahire, Jumari HS, Padyanto SM, Wage Teguh Wiyono, Atiek Sadhewo, Beno Siang Pamungkas, Diah Hadaning, Aris Kurniawan, Nirwondo el Naan, dan Husnul Khuluqi, serta perwakilan dari komunitas sastra seluruh Indonesia. Sebelumnya ,pada Minggu pagi sampai siang,24 Agustus 2008,akan diisi dengan Seminar Sastra dengan para pembicara : oleh Habiburrahman El Shirazy, Ahmadun Yosi Herfanda, Wowok Hesti Prabowo, Saut Situmorang, Eko Tunas, Viddy AD Daery dan Siswo Harsono. Informasi lebih lanjut harap menghubungi Nirwondo el Naan, 081542431800. ( Kulturacare)
[ac-i] Tafsir Puisi Kebangsaan
“TAFSIR PUISI KEBANGSAAN” DALAM RANGKA “ AGUSTUSAN” DI PT.CATUR ELANG PERKASA ALIAS C PLUS Dalam rangka “Agustusan” , Direktur Bisnis dan Pengembangan PT.Catur Elang Perkasa atau yang lebih terkenal sebagai C+ , Sentot E.Baskoro akan menyelenggarakan “Tafsir Puisi Kebangsaan” yakni sebuah acara baca puisi dan ceramah budaya mengenai sinergi antara teknologi informasi dengan sastra-budaya Indonesia,dengan pembaca puisi dan pemateri Drs.Viddy AD Daery,penyair,budayawan dan pengamat perkembangan teknologi informasi ( IT ) , yang kini bekerja sebagai Staf Khusus Menkominfo RI bidang analis media.Moderator dan pengantar diskusi adalah Bapak Sentot sendiri yang memang juga pengamat budaya dan masalah sosial. Acara yang diselenggarakan di kantor C+ di bilangan Cilandak Timur,Jakarta Selatan tersebut diselenggarakan pada hari Jum’at 15 Agustus 2008 sore , dan disamping berisi baca puisi dan ceramah budaya juga diadakan dialog timbal-balik mengenai dunia sastra dan IT. Memang, C+ merupakan perusahaan pemasok teknologi dan peralatan kantor yang berkaitan dengan IT,misalnya computer, dan berbagai ragam peralatan IT yang kini sudah sangat beragam jenisnya. “Saya ingin staf dan karyawan saya tidak hanya mengenal IT an sich, namun juga mempunyai wawasan budaya yang amat penting di zaman millennium 21 ini, karena sekarang memang abad “kebudayaan” sebagai tahap ke empat, setelah tahap 1 : zaman batu atau zaman berburu dan meramu, tahap 2 : zaman pertanian , tahap 3 : zaman industri dan tahap 4 : zaman informasi yang berarti materinya adalah kebudayaan. Nah, kita bangsa Indonesia jangan sampai buta kebudayaan sehingga disergap kebudayaan asing lalu kita gagap dan “mati rasa”.Saya percaya budayawan Viddy AD Daery yang sudah melanglang daratan Asia Tenggara memberi masukan banyak bagi kami.” Tegas Bapak Sentot E Baskoro. -* ( culturecare)
[ac-i] Penggalian Situs, Ditemukan Tembok Majapahit
Radar Mojokerto [ Kamis, 07 Agustus 2008 ] Penggalian Situs, Ditemukan Tembok Diduga Pembatas Istana Kerajaan Majapahit MOJOKERTO - Upaya empat perguruan tinggi yang tergabung dalam PATI I mengungkap situs peninggalan Kerajaan Majapahit mulai membuahkan hasil. Penggalian yang dilakukan telah menemukan bangunan yang menyerupai tembok. Diduga, tembok tersebut merupakan pembatas istana Kerajaan Majapahit. Penemuan tembok itu semakin menguatkan dugaan di lokasi tersebut merupakan pusat Kerajaan Majapahit. Terlebih, dengan ditemukan deretan umpak. Tak hanya itu, mereka juga berhasil menemukan beberapa sumur. Diduga, sumur tersebut menjadi bagian dari pusat Kerajaan Majapahit. Dari penggalian itu pula ditemukan pecahan tembikar dan guci. Barang tersebut berasal dari kerajaan asing. Irmawati M Johan, penanggungjawab PATI mengatakan, penggalian yang dilakukan masih terus berjalan. Hal itu untuk menguatkan hipotesa lokasi pusat Kerajaan Majapahit. Penggalian sendiri dilakukan di tiga blok, meliputi Kedaton, Sentonorejo, dan Nglinguk. ''Penelitian kami fokuskan untuk mencari dimana letak pusat Kerajaan Majapahit sebenarnya,'' ujarnya. Pada penggalian ini, pihaknya harus mematok wilayah seluas 1x1 kilometer. Pemilihan tersebut mengacu pada hasil foto satelit. Foto itu menemukan perpotongan kanal yang diduga sebagai pembatas pusat kerajaan. Kanal tersebut biasanya dipakai sebagai benteng pertahanan. ''Meperhatikan kanal kuno yang salin berpotongan di situs Trowulan, maka daerah yang kami gali berada pada jantung Trowulan. Kami juga menduga, dengan adanya Sumur Upas, Candi Kedaton, Lantai Segi enam, dan Batu Umpak sebanyak 18 buah, lokasi inilah yang menjadi jantung kerajaan,'' katanya. Selain itu, dia mengaku telah menemukan Sudut Iswara. Tepatnya, berada di Timur Laut lokasi. Dugaan lain yang menguatkan keberadaan pusat Kerajaan Majapahit, tim peneliti juga menemukan sejumlah perabotan rumah tangga kuno. ''Yang menguatkan, biasanya di Sudut Iswara yang ada di pusat kerajaan, selalu ada yang menghuni,'' tuturnya. Sebagaimana diketahui, empat perguruan tinggi itu yang melakukan upaya pengungkapan itu antara lain, Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Udayana dan Universitas Hasanuddin. Keempatnya tergabung dalam Penelitian Arkeologi Terpadu Indonesia tahun 2008 (PATI I). Sesuai rencana, penelitian yang dimulai 29 Juli itu akan berlangsung hingga 11 Agustus. (abi/yr)
[ac-i] Re: { PESISIR } Fw: MASTERA ANGKATAN 2001 dan KELUARGA "PPN" IKUT BERDUKA-SN SOK KEMBALI KERAHMATULLAH
Inna lillahi wa inna ilaihi Roji'un, SASTRAWAN NEGARA ( S N ) Malaysia, Sayyid Othman Kelantan meninggal dunia hari ini di Bangi,Selangor,dekat Kuala Lumpur,Malaysia. Beliau adalah ayahanda sastrawan muda Malaysia paling menonjol,SM Zakir,yang juga salah satu anggota TIM AD HOC "PPN" atau Pesta Penyair Nusantara ... Sayyid Othman Kelantan juga guru kami di workshop sastra MASTERA angkatan 2001-genre novel-- di Puncak,Bogor , yang amat ramah,penuh humor dan penuh perhatian.Periode MASTERA itu sungguh penuh kenangan yang indah. Karena itu,saya VIDDY AD DAERY--mewakili Komunitas MASTERA terutama angkatan 2001 dan mewakili Keluarga Besar "PPN" menyatakan IKUT BERDUKA CITA atas wafatnya SASTRAWAN NEGARA S.OTHMAN KELANTAN dan ikut berdo'a semoga amal beliau akan menghantarkannya mendapat tempat yang layak dan indah di sisi Allah SWT. Dan kepada keluarga yang ditinggalkan, terutama kepada Sdr.SM Zakir, dapat kekuatan untuk tabah menanggung duka, dan mewarisi semangat Pak Cikgu kami dalam mencintai dan "menguri-uri" dunia sastera,demi terjaganya peradaban dan harkat martabat kehidupan. Al-Fatikhah... Amin... =VIDDY AD DAERY --- On Wed, 7/30/08, Ediramle Ismail <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Ediramle Ismail <[EMAIL PROTECTED]> Subject: { PESISIR } Fw: SN SOK KEMBALI KERAHMATULLAH To: [EMAIL PROTECTED] Date: Wednesday, July 30, 2008, 8:19 PM - --- Original Message - --- Subject: [KEMSAS] Fw: [dato_kemala] SN SOK KEMBALI KERAHMATULLAH From: "Hasyuda Abadi" <[EMAIL PROTECTED] com> Date: Thu, July 31, 2008 8:14 am To: [EMAIL PROTECTED] com - - - - - - --- On Thu, 7/31/08, dato kemala wrote: From: dato kemala Subject: [dato_kemala] SN SOK KEMBALI KERAHMATULLAH To: "dato_kemala dato_kemala" , "zikir_group zikir_group zikir_group" Cc: "sanggar sastra" Date: Thursday, July 31, 2008, 4:32 AM Dengan sedihnya dimaklumkan bahawa SN S.Othman Kelantan ayahanda SM Zakir meninggal dunia sebentar tadi selepas dirawat di Hospital Selayang hampir dua minggu. Jenazahnya dibawa ke rumah allahyarham di No. 11, Jalan 3/23, Taman Bangi3, 43650 Bandar Bangi, Selangor. Alfatehah. Dato Dr Ahmad Kamal Abdullah (Kemala) Send instant messages to your online friends http://uk.messenger .yahoo.com
[ac-i] Penghargaan dan BANTUAN Pemerintah Malaysia terhadap Legenda Hidup
BERITA HARIAN Lima penggiat budaya diiktiraf warisan hidup Oleh Rafidah Mat Ruzki [EMAIL PROTECTED] KLANG: Lima penggiat seni budaya diisytiharkan Warisan Orang Hidup bagi menghargai jasa dan kepakaran mereka memartabatkan kesenian dan kebudayaan negara. Mereka adalah Ali Badron Sabor, 75, atau Pak Ali Badron, penglipur lara yang berpengalaman dalam bidang sastera lisan sejak 1960-an; Abu Bakar Jaafar, 83, atau Pak Kan di Pulau Pinang adalah penggiat boria terkenal di negeri itu. Losimin Majanil, 83, pula seorang `bobohizan' atau pawang wanita untuk masyarakat Kadazan Dusun yang terkenal di Sabah sehingga menjadi rujukan masyarakatnya, selain masih aktif dalam perayaan Kaamatan. Tan Hoo Song, 61, yang terbabit dalam seni gendang dan pernah mendapat pengiktirafan masyarakat Cina sebagai Bapa Gendang Tradisi berikutan kejayaannya mencipta kesenian gendang yang mempunyai ciri-ciri Malaysia, dinamakan Gendang 24 Perayaan. Seorang lagi adalah Vatsala Sivadas, 66, penari dan pereka tari tarian klasik India, Bharathanatyam yang pernah membuat persembahan di dalam dan luar negara termasuk persembahan Shakuntala, iaitu karya legenda klasik Kalidasa digarap dengan variasi tempatan. Menteri Perpaduan, Kebudayaan, Kesenian dan Warisan, Datuk Seri Mohd Shafie Apdal, ketika mengumumkannya semalam berkata gelaran Warisan Orang Hidup adalah pengiktirafan kerajaan terhadap jasa mereka kepada bidang seni dan kebudayaan negara. Sebelum ini, hanya seorang penggiat bangsawan, Mohd Bahroodin Ahmad, 64, menerima gelaran sama pada 2005, tetapi meninggal dunia, bulan lalu. Dalam perkembangan lain, Mohd Shafie meminta pemilik bangunan lama yang mempunyai unsur seni bina lama dan bersejarah menghubungi Jabatan Warisan Negara untuk mendapatkan bantuan jika tidak mampu menyelenggaranya.
[ac-i] Wayang Krucil Kediri-Nganjuk
Radar Kediri [ Selasa, 22 Juli 2008 ] Sudiono, Perajin Sekaligus Dalang Wayang Krucil Prihatin Wayang Hanya Sebagai Pajangan Kesenian wayang kulit mulai dijauhi generasi muda. Apalagi wayang kayu yang biasa disebut wayang krucil. Mungkin hanya satu dua perajin wayang jenis ini. Salah satunya Sudiono, yang tinggal di Desa Garu, Kecamatan Baron. Sayang, pesanan datang bukan untuk dipentaskan. Namun untuk kerajinan pajangan. AHYA ALIMUDDIN, Nganjuk -- Tangan pria separo baya itu cekatan mengukir kayu di hadapannya. Hanya berbekal pisau kecil, dalam sekejap mahkota Anoman itu sudah terbentuk. Itulah satu diantara sekian banyak tahapan pembuatan wayang kayu alias wayang krucil. Berbahan kayu mentaos, pembuatan satu wayang bisa memakan waktu hingga satu minggu. "Tapi kalau wayangnya kecil cukup tiga sampai empat hari saja," ujar Sudiono. Perajin itu dibantu dua asisten. Setiap hari, dia dan asistennya berkutat dengan kayu-kayu itu. Mulai memotong, mengukir, mengamplas hingga mengecat. Hanya saja, khusus mengukir, Sudiono sendiri yang melakukannya. "Lainnya tidak bisa (mengukir)," tutur pria yang sudah berusia setengah abad ini. Bapak dua anak itu berkarier sejak 1977. Mendapat bakat turunan dari ayahnya, Sudiono mampu mengembangkan keterampilannya hingga mampu menghasilkan. Dalam sebulan, tak kurang 5 pesanan diterimanya. Rata-rata pemesan 1-2 wayang. "Tapi kalau yang pesan dalang ya bisa sampai seratus buah, Mas," ujar suami Musiani ini. Tapi pesanan sejenis itu sangat jarang. Seringkali, pesanan wayang diperuntukkan untuk pajangan. Harga wayang krucil itu berkisar Rp 1,5- Rp 2 juta, tergantung ukurannya. Tidak hanya wayang kayu, pria yang pernah meraih juara dalam lomba dalang se-Jawa Timur itu juga mampu membuat wayang kulit. Bahkan mampu juga memainkannya. "Tapi pesanan yang banyak adalah wayang kayu," ujar pria yang memakai nama panggung Sudiono Kuncoro Carito ini. Menetap di desa kelahirannya, hasil karya Sudiono sudah merambah hingga ke luar negeri. Tepatnya di negara Paman Sam, Amerika. Tapi Sudiono prihatin karena hasil ciptaannya hanya menjadi pajangan. Padahal wayang-wayang tersebut akan lebih bermakna bila dimainkan. "Saat ini wayang krucil sudah tidak banyak dikenal. Padahal ini bisa menjadi alat menggali kebudayaan adiluhung," ujar pria yang juga dalang wayang krucil ini. Berbeda dengan wayang kulit, lakon wayang krucil lebih beragam. Meliputi peristiwa-peristiwa kerajaan Jawa seperti Majapahit, Kadiri dan Demak. Ada juga yang berkisah tentang perjuangan kemerdekaan. Kini, Sudiono memimpikan bisa menambah jumlah produksi. Tetapi niat tersebut terhalang dengan pengerjaan wayang yang masih manual. "Saya berharap bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah. Saya ingin beli mesin pemotong kayu," pungkas pria berkacamata itu. (dea)
[ac-i] Batik Jombang tidak diurusi pemerintah Jombang
Bali Banyuwangi Bojonegoro Bromo Jember Kediri Kudus Madura Madiun Malang Mojokerto Semarang Solo Tulungagung Yogya Radar Mojokerto [ Jum'at, 18 Juli 2008 ] Pembatik Jatipelem Gigit Jari JOMBANG - Semangat mem-booming-kan batik Jombangan yang direncanakan untuk mengembangkan potensi pembatik lokal, ternyata hanya isapan jempol. Sebab, hingga saat ini, pembatik khas Jombangan yang berada di Desa Jatipelem, Kecamatan Diwek ini justru tidak mendapat order. Bahkan, penawaran yang dilakukan sejumlah pembatik ini langsung ditolak. ''Dikatakan kecewa ya bagaimana. Dulu kita diikutkan pelatihan untuk pengembangan potensi lokal, sekarang sudah ada, malah tidak dipakai sama sekali,'' keluh Bu Maniati, salah seorang pembatik lokal. Kekecewaan itu semakin mendalam, setelah seluruh sekolah, khususnya jenjang pendidikan menengah di Jombang menggunakan batik Jombangan sebagai seragam. Bukan itu saja, upaya melengkapi motif dengan aneka variasi yang pernah dianjurkan bupati pun pernah dilakukan secara maksimal dengan sejumlah karyawannya. Namun, setelah berbagai upaya dilakukan dan hasil motif Jombangan variasi itu ditunjukkan, ternyata order seragam batik yang diberikan kepada RT/RT dan perangkat desa justru diberikan kepada pengusaha lain. Sehingga, seragam yang disebut batik Jombangan itu bukan asli hasil karya warga Jatipelem, melainkan hasil olahan printing pabrik tekstil. ''Saya tahunya setelah ada warga Tembelang yang mau membeli batik serupa untuk tambahan jahitan yang kurang, ternyata kita tidak diberdayakan,'' keluhnya. Ungkapan senada juga disampaikan Lilik, pembatik lokal lainnya yang menganggap, batik Jatipelem ini kurang diminati warga Jombang sendiri. Sehingga, hasil karya pembatik lokal ini justru diminati warga luar daerah, dan hanya dijadikan cenderamata bagi tamu yang berkunjung ke Jombang. ''Tahun ini order menurun drastis. Sebelumnya ada 5 sekolah yang memesan, sekarang hanya 3 sekolah. Itu pun batik untuk seragam TK,'' ungkapnya. (bin/yr) Mantan Wawali Ajukan Toleransi Derita Bayi Aliyah Nasib Warga Sendi Menggantung Melihat Perajin Boneka Tunggorono Jombang Masuk Antologi Puisi Karya Penyair Muda Angka TB Mengkhawatirkan Demokrat Masih Intip Peluang Jurkam Lintas Parpol Logistik Pilkada Terdistribusi Gudang Air Mineral Jadi Ajang Judi Remi Lima Koperasi Terancam Dibubarkan Kuota Haji 2011 Habis Pengecer Togel Ditangkap HALAMAN KEMARIN Seharian, Gus Ipul Garap Mojokerto Pemkot Keluarkan Deadline 50 Persen Penjual Jamu Bermasalah Nasib Warga Sendi Menggantung Rusak Pohon, Poster Cagub Diturunkan Verifikasi Harus Dibatasi Minta Segera Dilaksanakan PPRM Sebar Stiker Golput Pemilih Khusus Boleh Minta Pendamping Tinggal Verifikasi Bank
[ac-i] Fw: KEDIRI ADALAH WARISAN MEDANG KAMULAN : Kerajaan Pertama di JATIM
--- On Wed, 7/16/08, anuv chaviddy <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: anuv chaviddy <[EMAIL PROTECTED]> Subject: simpan Medang kamulan ke Kediri To: [EMAIL PROTECTED] Date: Wednesday, July 16, 2008, 4:15 AM DARI MEDANG KAMULAN KE ERA KEDIRI Kerajaan pertama yang diasaskan di Jawa timur adalah Medang Kamulan, wilayahnya meliputi Nganjuk, Kediri, Ploso ( Jombang-Lamongan ) , Surabaya, Pasuruan dan Malang . Kerajaan ini berlanjut menjadi Kediri ketika diperintah oleh Airlangga,yang merupakan anak-menantu dari Raja-raja keturunan Medang Kamulan ( Empu Sindok ) . KERAJAAN MEDANG KAMULAN Berdasarkan penemuan beberapa prasasti, dapat diketahui bahwa Kerajaan Medang Kamulan terletak di Jawa Timur, yaitu di muara sungai Brantas.ibu kotanya bernama Watan Mas ( diperkirakan di daerah Plosoantara Jombang dan Lamongan ). Kerajaan ini didirikan oleh Mpu Sindok, setelah ia memindahkan pusat pemerintahannya dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Namun, wilayah kekuasaan Kerajaan Medang Kamulan pada masa pemerintahan Mpu Sindok mencakup daerah Nganjuk disebelah barat, daerah Pasuruan di sebelah timur, daerah Surabaya di sebelah utara, dan daerah Malang di sebelah selatan. Dalam perkembangan selanjutnya, wilayah kekuasaan Kerajaan Medang Kamulan mencakup hampir seluruh wilayah Jawa Timur. 1. Sumber Sejarah Berita India mengatakan bahwa Kerajaan Sriwijaya menjalin hubungan persahabatan dengan Kerajaan Chola. Hubungan ini bertujuan untuk membendung dan menghalangi kemajuan Kerajaan Medang Kamulan pada masa pemerintahan Raja Dharmawangsa. Berita Cina berasal dari catatan-catatan yang ditulis pada zaman Dinasti Sung. Catatan-catatan Kerajaan Sung itu menyatakan bahwa antara kerajaan yang berada di Jawa dan Kerajaan Sriwijaya sedang terjadi permusuhan dan pertikaian, sehingga ketika Duta Sriwijaya pulang dari Negeri Cina (tahun 990 M), terpaksa harus tinggal dulu di Campa sampai peperangan itu reda. Pada tahun 992 M, pasukan dari Jawa telah meninggalkan Sriwijaya dan pada saat itu Kerajaan Medang Kamulan dapat memajukan pelayaran dan perdagangan. 2. Kehidupan Politik Sejak berdiri dan berkembangnya Kerajaan Medang Kamulan, terdapat beberapa raja yang diketahui memerintah kerajaan ini. Raja-raja tersebut adalah sebagai berikut. Raja Mpu Sindok Raja Mpu Sindok memerintah Kerajaan Medang Kamulan dengan gelar Mpu Sindok Isyanatunggadewa. Dari gelar Mpu Sindok itulah diambil nama Dinasti Isyana. Raja Mpu Sindok masih termasuk keturunan dari raja Dinasti Sabjaya (Mataram) di Jawa Tengah. Karena kondisi di Jawa Tengah tidak memungkinkan bertahtanya Dinasti Sanjaya akibat desakan Kerajaan Sriwijaya, maka Mpu Sindok memindahkan pusat pemerintahannya ke Jawa Timur. Bahkan dalam prasasti terakhir Mpu Sindok (947 M) menyatakan bahwa Raja Mpu sindok adalah peletak dasar dari Kerajaan Medang Kamulan di Jawa Timur. Dharmawangsa Raja Dharmawangsa dikenal sebagai salah seorang raja yang memiliki pandangan politik yang tajam. Semua politiknya ditujukan untuk mengangkat derajat kerajaan. Kebesaran Raja Dharmawangsa tampak jelas pada politik luar negerinya. Airlangga Dalam Prasasti Calcuta disebutkan bahwa Raja Airlangga (Erlangga) masih termasuk keturunan dari Raja Mpu Sindok dari pihak ibunya. Ibunya bernama Mahendradata (Gunapria Dharmapatni) yang kawin dengan Raja Udayana dari Bali . 3. Kehidupan Ekonomi Raja Mpu Sindok mendirikan ibu kota kerajaannya di tepi Sungai Brantas, dengan tujuan menjadi pusat pelayaran dan perdagangan di daerah Jawa Timur. Bahkan pada masa pemerintahan Dharmawangsa, aktifitas perdagangan bukan saja di Jawa Timur, tetapi berkembang ke luar wilayah jawa Timur. Di bawah pemerintahan Raja Dharmawangsa, Kerajaan Medang Kamulan menjadi pusat aktifitas pelayaran perdagangan di indonesia Timur. Namun akibat serangan dari Kerajaan Wurawari, segala perekonomian Kerajaan Medang Kamulan mengalami kehancuran. KERAJAAN KEDIRI Kerajaan Kediri merupakan kelanjutan dari Kerajaan Wangsa Isyana (Kerajaan Medang Kamulan). Pada akhir kekuasaan pemerintahan Raja Airlangga, wilayah kerajaannya dibagi dua, untuk menghindari terjadinya perang saudara. Maka muncullah Kerajaan Kediri dengan ibu kota Daha, diperintah Jayawarsa dan Kerajaan Jenggala dengan ibu kotanya Kahuripan diperintah oleh Jayanegara. Raja Jayawarsa Masa pemerintahan Jayawarsa (1104 M) hanya dapat diketahui melalui Prasasti Sirah Keting. Dari prasasti itu diketahui bahwa Raja Jayawarsa sangat besar perhatiannya kepada rakyatnya dan berupaya meningkatkan kesejahteraan hidup rakyatnya. Raja Bameswara Pada masa pemerintahannya, Raja Bameswara (1117-1130 M) banyak meninggalkan prasasti-prasasti yang ditemukan di daerah Tulungagung dan Kertosono. Raja Jayabaya Raja Jayabaya (1135-1157 M) merupakan raja terkemuka dari Kerjaan Kediri, karena di bawah pemerintahan
[ac-i] KISAH-KISAH PARA "PENYAIR TANPA NAMA" YANG BERBAHAGIA DI Pesta Penyair Nusantara
“Petrus, Presiden Penyair Jalanan,dan lain-lain, ikut meramaikan Pesta Penyair Nusantara 2008” Oleh : Jack Ponadi Efendi Santoso Banyak orang yang takut disebut sebagai penyair, mereka lebih senang berlindung dibalik kata “peminat puisi”. Mereka beranggapan bahwa seorang penyair adalah seorang pencipta puisi yang karya karyanya telah diakui oleh “dunia”, sementara jika belum masuk koran ataupun majalah budaya, maka dirinya belum pantas dianggap sebagai seorang “penyair”. Padahal dalam kenyataannya, banyak penyair yang tidak dimuat karyanya baik koran lokal maupun koran nasional serta majalah budaya karena tidak punya “channeling” ke redaktur budaya koran tersebut. Sistem yang dibangun, oleh media cetak dalam membesarkan nama seorang penyair didasari oleh sistem “perkawanan”. Masalah standar atau mutu kualitas karya, sifatnya relatif, sebab meskipun menurut media, puisi tersebut tidak layak untuk ditampilkan, namun pendapat media itu senantiasa tidak berbanding lurus dengan pendapat masyarakat “pencinta puisi”. Jadi, dengan kata lain, bicara soal media adalah bicara soal “kesempatan dalam kesempitan”. Artinya, sebuah karya puisi seorang penyair baru bisa dimuat dimedia, bila dia mendapat kesempatan untuk “mengenal atau berkawan” dengan orang media tersebut, sebagaimana halnya para penyair yang karya puisinya dimuat dalam koran “Kompas” maupun “Republika”.Apalagi “Koran Tempo” dan “Horison”. Sementara seorang penyair,seperti “Nirwodo” asal Ungaran, Semarang, yang tidak mempunyai kesempatan tersebut, tidak pernah dimuat karya puisinya baik dalam “koran lokal”, maupun “koran nasional.” Demikian pula halnya dengan penerbit buku. Pada umumnya, para penerbit hanya mau menerbitkan buku puisi yang mereka telah kenal dengan baik “siapa orangnya”, sementara para penyair muda yang belum “punya nama” namun berbakat seringkali ditolak untuk membuat antologi puisi dengan alasan sulit untuk memasarkannya. Prinsip yang digunakan oleh perusahaan penerbit semacam itu adalah prinsip “tak kenal maka tak sayang”. Bila abang tak kenal adik, maka puisi adik tak mungkin abang terbitkan dalam bentuk antologi, karena abang tak sayang adik. Kurang lebih penjabarannya adalah seperti itu. Inilah salah satu faktor mengapa banyak penyair di Indonesia, namun hanya beberapa penyair saja yang karyanya dikenal oleh masyarakat umum atau publik. Padahal menurut rekan-rekan Malaysia yang menghadiri pesta penyair Nusantara 2008, komunitas penyair di Indonesia lebih banyak jika dibandingkan dengan negara mereka, maupun Singapura dan Brunei Darussalam.. Mengingat banyaknya jumlah penyair, maka sudah seharusnya jika pemerintah lebih memperhatikan kehidupan kaum penyair. Sebagaimana halnya yang dikatakan oleh Prof. Dr. Ibrahim Ghaffar, penyair asal Malaysia, mengatakan : “ Penyair, adalah orang yang mencipta sebuah karya puisi”, sedangkan “Puisi” adalah produk dari hasil karya yang diciptakan oleh Penyair”. Apabila dimaknai pendapat bapak Ibrahim tersebut secara lebih mendalam, maka dapat dikatakan tidak semua orang pembaca puisi dapat membuat “puisi”. Namun orang yang membuat puisi sudah pasti bisa membaca puisi, karena dia mengetahui benar makna yang dikandung dalam puisi yang dibuatnya. Sama halnya dengan pemusik. Tidak semua pemusik dapat mencipta lagu, namun seorang “pencipta lagu” sudah tentu “dapat bermain musik” . Sulitnya menembus media cetak, tak pernah menyurutkan semangat penyair terutama didaerah untuk “berkarya”. Mereka terus berkarya, dan mencoba “memasarkan” atau “mensosialisasikan “ hasil karya mereka dengan caranya masing-masing. Ada yang lewat pawai obor, pada saat perayaan 17 agustusan, seperti halnya yang dilakukan oleh Asep Sutajaya, penyair asal Bandung yang sempat memperdalam ilmu puisinya ke Sumatera Utara, ada juga yang lewat sastra milis yang masih dipandang sebelah mata oleh kaum sastrawan ‘media cetak”, bahkan ada juga lewat “mengamen” dengan “membaca puisi” di jalan-jalan. Petrus Adi Utomo, seorang penyair asal Solo yang dinobatkan oleh rekan-rekan dari Riau Pekan Baru sebagai “Presiden Penyair Jalanan”, ikut meramaikan Pesta Penyair Nusantara 2008. Berbeda dengan Sutardji, Presiden Penyair, seorang penyair semacam Petrus ini justru mengamen dari satu tempat ke tempat lain dengan membacakan puisi puisinya. Tak Peduli teriknya panas mentari, maupun gelapnya malam yang pekat, petrus terus menjalankan misinya membudidayakan puisi melalui kehidupan jalanan yang terkenal “keras dan kejam”. Semangatnya tak pernah memudar, meski puisi tak bisa memberinya kehidupan yang layak seperti seorang pegawai negeri. Tapi, rasa cintanya terhadap puisi yang begitu besar, tak mampu menghentikan langkahnya untuk tetap “mengamen lewat puisi”. Puisi telah menyatu dalam jiwanya. Dia terus berkarya, membuat puisi puisi yang menunjukkan rasa keprihatinannya terhadap keadaan sosial masyarakat sekitarnya. Keuletan dan keteguhannya, membahana sampai ke pulau seberang, ke pulau melayu yang indah nan elok. Hal ini menyebabkan dirinya
[ac-i] PESTA PENYAIR-KEDIRI di UTUSAN MALAYSIA ( online ) hari ini
14 Julai 2008 / 11 Rejab 1429 KOMUNITI SASTERA Kuala Lumpur tuan rumah PPN 2009 Oleh azman ismail TAHUN ini, Kediri, Jawa Timur, Indonesia menjadi tuan rumah kepada Pesta Penyair Nusantara (PPN) 2008 - sebuah wadah perhimpunan dan pertemuan para penyair dari Nusantara dan negara Asia lainnya. Setelah kejayaan Pesta Penyair Nusantara di Medan, yang diberi nama The First Medan International Poetry Gathering pada 25-29 Mei 2007, PPN kedua dilaksanakan di bandar tersebut pada 29 Jun-3 Julai lalu. Pada PPN di Medan tersebut, jawatankuasa pelaksana dibarisi oleh Ahmadun Yosi Herfanda, Korrie Layun Rampan, Fakhrunas MA Jabbar, Viddy Daery, Afrion dari Indonesia, Zefri Arif (Brunei Darussalam) dan S.M. Zakir (Malaysia). Jawatankuasa Pelaksana PPN 2008 pula diketuai oleh Khoirul Anwar (Indonesia) yang ternyata telah melakukan usaha yang sebaik mungkin untuk menjayakan program berprestij tersebut. PPN 2008 sebenarnya mempunyai erti yang cukup besar dalam aspek kesepakatan untuk menghidupkan kegiatan sastera di Nusantara. Ini kerana pada tahun depan Kuala Lumpur telah dipilih sebagai tuan rumah. Perkara tersebut diputuskan dalam Mesyuarah Penyair Nusantara yang diadakan di Universiti Islam Kediri (Unik) dengan menjadikan Pena sebagai pelaksana dan sekretariat khas penganjuran PPN 2009. Lebih menarik, Setiausaha Agung Persatuan Penulis nasional (Pena), S.M Zakir telah dipersetujui sebulat suara oleh delegasi PPN 2008 sebagai ketua jawatankuasa pelaksana PPN 2009. Pada 2010, PPN akan ‘kembali’ ke Indonesia dengan Balikpapan, Kalimantan Timur menjadi tuan rumah dan akan bertanggungjawab meyelenggara serta menyusun pelbagai program PPN. Sementara itu pada PPN 2008, Pena diwakili oleh S.M Zakir dan tiga orang ahli jawatankuasa kerjanya; Mohamad Saleeh Rahamad, Shamsudin Othman dan Dr. Ibrahim Ghaffar. Turut menyertai delegasi Pena ialah Malim Ghozali Pk, Khalid Salleh, Fuad Bebet dan Hameer Habib manakala penyair Datuk Dr. Ahmad Kamal Abdullah (Kemala) turut menjadi tetamu kehormat pesta tersebut. Selain dari Malaysia, para peserta PPN 2008 juga berasal seluruh Indonesia seperti Kediri, Madiun, Ngawi, Nganjuk, Pare, Blitar, Lamongan, Bojonegoro, Mojokerto, Malang, Probolinggo, Surabaya, Madura, Semarang, Ungaran, Tegal, Banyumas, Solo, Yogyakarta, Jakarta, Bandung, Bogor, Depok, Sumbawa, Flores, Balikpapan, Samarinda, Banjarmasin, Banjarbaru, Siak, Lampung, Pekanbaru, dan Makassar. Program PPN 2008 sebenarnya telah bermula sejak 25 Jun dengan Pertandingan Membaca Puisi di Sanggar Mulang Sara di Kampung Cakarwesi yang merupakan sebuah kawasan pengajian pesantren (sekolah pondok) yang banyak melahirkan tokoh-tokoh agama dan budayawan Kediri. Pertandingan tersebut disertai oleh 95 orang peserta dari seluruh Indonesia. Majlis perasmian PPN 2008 kemudiannya diadakan pada 30 Jun yang menyaksikan perasmian yang gilang-gemilang yang dihadiri oleh segenap lapisan masyarakat Kediri. Majlis perasmian itu disempurnakan oleh Walikota, Maschut. Acara diteruskan dengan deklamasi puisi yang diselingi dengan persembahan kebudayaan tradisional masyarakat Kediri. Turut hadir dalam acara perasmian ini ialah Rektor Universiti Islam Kediri, pimpinan pesantren di seluruh daerah tersebut dan pegawai-pegawai daerah. Majlis turut menampilkan Kiyai Zawawi Imron, yang juga penyair ternama Indonesia untuk menyampaikan syarahan budaya yang cukup memukau. Pemilihan Kediri sebagai tuan rumah PPN 2008 cukup beralasan. Ia sesungguhnya sinonim dengan bandar yang menjadi wadah pertumbuhan kebudayaan, ekonomi, keagamaan dan pentadbiran. Berdasarkan catatan sejarah, Kediri merupakan kerajaan tua yang wujud pada tahun 1045 apabila diasaskan oleh salah seorang raja Jawa yang terkenal, Airlangga. Kediri mempunyai hubungan dengan kerajaan Sriwijaya di Jawa dan menjadi negeri penampan bagi empayar Sriwijaya di Pulau Jawa. Kerajaan itu sendiri merupakan sebuah kerajaan yang kuat di Pulau Jawa di bawah dinasti Airlangga sehinggalah raja terakhirnya ditewaskan oleh Ken Arok yang kemudiannya mendirikan kerajaan Singosari pada tahun 1222. Kerajaan Singosari inilah yang memunculkan kerajaan besar di Pulau Jawa iaitu empayar Majapahit pada tahun 1293. Sepanjang zaman kegemilangannya, Kediri terkenal sebagai kota budaya dan banyak melahirkan karya-karya agung klasik antaranya Kekawin Bharatayuddha yang disesuaikan daripada kisah Pandawa dalam Mahabratha, Gatotkaca, Smaradahana, Babad Kedhiri,Panji Semirang dan sebagainya. Pada abad ke-16, Kediri menjadi pusat perkembangan Islam di Jawa Timur setelah kerajaan Hindu Majapahit Kediri dikalahkan oleh Sunan Kudus, salah seorang wali sembilan yang mengislamkan Pulau Jawa. Sehingga ke hari ini Kediri terkenal sebagai pusat pesantren dan pengajian Islam. Kota Kediri yang juga dijoloki dengan nama Kota Tahu dan Kota Gudang Garam sememangnya terkenal sebagai pengelu
[ac-i] JAWA POS [ Minggu, 13 Juli 2008 ] Pesta Puisi di Kediri Oleh: D. Zawawi Imron
Budaya JAWA POS [ Minggu, 13 Juli 2008 ] Pesta Puisi di Kediri Oleh: D. Zawawi Imron Sekitar 50 sastrawan dari kawasan Asia Tenggara berkumpul di Kediri, 30 Juni sampai 3 Juli 2008. Mereka mengadakan ''Pesta Penyair Nusantara 2008''. Di antaranya ada Ahmadun Yosi Herfanda, Viddy A. Daery dari Jakarta, Dinullah Rayes dari Sumbawa, dan Anil Hukma dari Makassar. Di samping itu, banyak lagi penyair dari Tegal, Bandung, Jogjakarta, Medan, Pekanbaru, Samarinda, dan lain-lain. Dari Malaysia datang Dato' Kemala dan Malim Ghozali, sastrawan dan ahli matematika Alquran. Meskipun disebut ''Pesta Penyair Nusantara 2008'', acaranya tidak hanya baca puisi saja. Tak kalah pentingnya ialah seminar dan diskusi tentang perkembangan puisi di Asia Tenggara. Penyair berdiskusi sesama penyair tentu saja seru. Aneka argumentasi disampaikan yang harus dijawab dengan argumentasi yang lebih akurat. Diskusi-diskusi tentang puisi tidak hanya menarik kalangan penyair saja. Nuruddin Hasan, anggota DPRD Kodya Kediri, selalu hadir sejak pembukaan sampai diskusi hari terakhir. Meskipun bukan penyair, ia masih ingin mendapatkan suara nurani para penyair di samping ingin mendapatkan informasi terbaru tentang perkembangan puisi mutakhir. Sebagai seorang aktivis politik mungkin ia sepaham dengan ucapan Presiden Amerika, John F. Kennedy bahwa, ''Kalau politik kotor puisilah yang akan membersihkannya.'' Dikisahkan, ketika Kennedy dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat, ia tidak lupa kepada puisi. Buktinya, ia mengundang Robert Frost, penyair besar Amerika pada pertengahan abad ke-20 untuk membaca puisi. Itu artinya, acara pesta puisi yang berlangsung di Kediri selama 4 hari itu tidak lain sebagai sejenis jawaban terhadap keresahan dan suara-suara sumbang dari perilaku sebagian politikus di tanah air. Konon ada orang politik jadi makelar penebangan hutan, ada calon lurah, bupati, dan gubernur membiarkan konstituennya ngamuk ketika kalah pilkada, dan lain-lain. Belum politikus yang memecah partainya sendiri seperti memecah gelas atau cangkir, di samping berita ketidakramahan lainnya yang mencerminkan sebagian (kecil?) dari tokoh-tokoh bangsa kita kehilangan rasa santun. Pesta puisi yang digelar di Kediri itu adalah upaya para penyair untuk tetap bersama dengan nurani bangsa ini. Kata begawan Budi Darma, titik berat kepenyairan ialah perjuangan penggabungan dulce et utile, keindahan, dan manfaat. Dalam utile, terdapat unsur moral yang bisa dipetik oleh pembaca, lengkap dengan kearifan untuk hidup damai. Budi Darma memang tidak setuju utile yang terlalu eksplisit, karena bisa menganggu dulce, keindahan puisi itu sendiri. Jika puisi benar-benar digunakan untuk menghormati kehidupan dan kemanusiaan seperti yang tersirat pada pendapat Budi Darma di atas, maka puisi, atau pesta penyair akan menjadi sejenis ''oase'', tempat para pengembara kehidupan dari berbagai sektor dan lapisan bisa meneguk air nurani, atau air kehidupan. Bukankah dulu orang Jawa minum kejujuran dari Serat Kalatida-nya Ronggowarsito dan puisi-puiti tembang lainnya? Pesta Penyair Nusantara 2008 memang berlangsung sederhana. Panitia sendiri mengaku kesulitan dana. Itulah nasib perjuangan kebudayaan. Namun di balik kesederhanaan itu ada nilai, yaitu sinyal adanya orang-orang yang masih setia kepada kemanusiaan dan keindahan. Orang yang rindu meneguk kejernihan sukma sejati. Seminar dan diskusi yang berlangsung di aula Universitas Kediri berjalan seru. Tetapi di luar gedung seminar, para peserta minum kopi di warung di seberang aula, yang asalnya hanya omong-omong santai, kadang-kadang meningkat menjadi pembicaraan serius, tentang sastra dan seni antarnegara. Saya lihat pianis Agus Bing (Indonesia) yang berdiskusi dengan Malim Ghozali (Malaysia) tiba-tiba menjalin kesepakatan. Keduanya akan berkolaborasi pada 30 Agustus nanti. Malim Ghozali akan meluncurkan dan membaca puisi di Kualalumpur dengan iringan musik Agus Bing. Bagus, puisi yang murni memang membuat orang mudah untuk bersatu jiwa dalam kedamaian. Tapi, seberapa banyak orang yang hidupnya memerlukan puisi? Itulah hal yang menjadi pikiran saya sepulang dari Pesta Penyair Nusantara di Kediri minggu yang lalu. *** Copyright @2008 IT Dept. JawaPos Jl. Ahmad Yani 88, Surabaya 60234 Jawa Timur - Indonesia Phone. (031) 828 (Hunting), Fax. (031) 828
[ac-i] Jangan takut dengan Festival/Pesta ! Selamat BerPESTA!!!
--- On Tue, 7/8/08, anuv chaviddy <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: anuv chaviddy <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Jangan takut dengan Festival/Pesta To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] Date: Tuesday, July 8, 2008, 6:03 AM KOMPAS -Jawa Timur Kamis, 17 Oktober 2002 Bikinlah Festival Sebanyak-banyaknya ANTHONY Reid dalam bukunya Asia Tenggara dalam Kurun Niaga: 1450-1680 menulis mengenai abad-abad keemasan Asia Tenggara dalam abad pertengahan. Di mana pada saat itu, di Barat identik dengan "abad kegelapan", di Timur terkenal dengan "abad kelimpahmewahan" karena majunya perdagangan dan surplus hasil bumi dan pertanian. Dengan meneliti secara komprehensif, banyak dokumen catatan perjalanan pengelana Barat, Cina, dan pelayar-pedagang Arab, Reid mengemukakan bahwa Asia Tenggara yang terkenal dengan sebutan "Negeri di Bawah Angin" karena anginnya sepoi-sepoi sepanjang tahun. Dengan Matahari dan hujan yang seimbang, di abad-abad pertengahan itu adalah "negeri pesta, negeri festival", di mana Reid memasukkan segala kategori pesta: pesta keramaian, upacara agama, upacara kerajaan, perlombaan, perjudian, teater, lawakan, sampai pesta seks dan minuman. Mengutip disertasi-disertasi Schouten, La Loubere, dan Brugiere, Reid mendefinisikan beberapa karakter pesta di Asia Tenggara, di mana pada saat pesta larangan-larangan dan pantangan dilonggarkan untuk sementara. Mencari nama Mengutip Geertz, Reid menjelaskan bahwa fungsi pesta dan festival di Asia Tenggara: untuk memperkuat hubungan sosial, sekaligus justru memperkuat stratifikasi (jenjang-jenjang) pelapisan sosial. Karena itu, raja atau sultan gemar mengadakan pesta dan festival, karena (menurut Geertz pula) berarti pengukuhan status sebagai "pusat teladan" agar raja bisa melanggengkan kekuasaannya. Dikemudian hari, tradisi raja itu ditiru oleh orang kaya dengan mengadakan pesta perkawinan (mantu) dengan "pesta tujuh hari tujuh malam". Di zaman modern, dilaksanakan oleh sponsor, semuanya bertujuan "mencari nama". Dalam bukunya itu, terutama di bagian-bagian pertama dari buku tebalnya, Reid menulis khusus mengenai pesta dan festival dari halaman 199 hingga 234. Reid banyak meneliti dan mengungkap pesta-pesta rakyat di Pegu (Birma), Siam (Thailand), Kamboja, Champa (Vietnam), Patani (Thailand selatan), Malaka, Aceh, Mojopahit, Bali, Lombok, Mataram-Jawa, Makassar, Banjarmasin, Tagalog dan Visayan (Filipina). Dengan demikian, tradisi festival sebenarnya asli milik Asia Tenggara. Hal itu karena di abad pertengahan, Asia Tenggara memiliki waktu luang banyak setelah musim panen dan menunggu musim panen berikutnya. Sementara untuk hasil hutan yang melimpah dan ikan di sungai dan lautan, membuat mereka tidak perlu bekerja lebih keras lagi, tidak seperti orang Barat yang sumber alamnya terbatas, dan selalu diperbudak raja (lord-pemilik tanah luas). Di Barat yang berpesta kebanyakan hanya para bangsawan di lingkungan puri (benteng), sedangkan rakyatnya bekerja keras dan mati kelaparan. Di Asia Tenggara, pesta dan festival selalu merupakan interaksi raja dan rakyat. Mengutip naskah Hikajat Bandjar: "..laki-laki parampuan, kanak-kanak sama suka hatinja malihat pala bagai jang dilihatnja itu sarta mandangar bunji-bunjian itu". Mengutip naskah Desawarnana (kini terkenal sebagai Negarakertagama): "Setiap pesta di Mojopahit berlimpah tuak dari kelapa, tuak dari pohon lontar, arak dari pohon aren, air gula tebu dan tape ketan". Pigeaud juga menulis bahwa bazar/pasar merupakan satu kesatuan dari festival. Festival tahunan di lapangan Bubat, yang jaraknya dua hari perjalanan dari pusat kerajaan Mojopahit, diadakan setahun sekali secara besar-besaran, semua penduduk dari gunung dan hutan datang memasarkan hasil buminya. Dalam buku Negarakertagama dan Tafsir Sejarah-nya, Prof Slamet Mulyana menulis, keadaan di ibu kota Mojopahit selalu berpesta setiap hari sepanjang tahun. Di setiap sudut kota terdengar bunyi gamelan, dan banyak orang menari, berpesta, makan dan minum. Festival tahunan yang diselenggarakan untuk "memasarkan" putri-putri Mojopahit, diselenggarakan secara besar-besaran penuh dengan atraksi kesenian dan olahraga. Acara itu didatangi oleh para utusan negeri jajahan dari seluruh Nusantara, yang datang membawa upeti sekaligus berniat memenangi sayembara meminang putri Mojopahit sebagai "semacam ijazah legalitas" pejabat yang berwenang memerintah di negeri jajahan Mojopahit. Saya membalik-balik lontar sejarah ini adalah dalam rangka melihat bahwa tradisi pesta dan festival bermutu untuk rakyat di Nusantara (bahkan Asia Tenggara) sudah sangat tua, justru sebelum orang (rakyat jelata) Barat mengenal pesta. Karena saat itu di Barat yang berpesta dengan mutu tinggi hanya kaum bangsawan di istana-istana yang dijaga p
[ac-i] Posting Ulang PPN 2008 kerana berita kelmarin terpotong-mohon maaf dan terimakasih-
Sampaikan kepada rekan Cetak berita ini REPUBLIKA Minggu, 06 Juli 2008 Pesta Penyair, dari Kediri ke Kualalumpur Sebuah pesta besar baru saja berakhir di Kediri, Jawa Timur. Nama pesta itu cukup keren, Pesta Penyair Nusantara 2008, sempena The 2nd Kediri International Poetry Gathering. Sesuai namanya, tentu, pestanya adalah pesta ala penyair yang penuh sentuhan sastra. Suasana pesta mulai terasa pada acara pembukaan, di halaman Sanggar Mulang Sara, kampung Cakarwesi, pinggiran Kediri, pada 30 Juni 2008, yang didahului pawai budaya. Walikota Kediri, Maschut, membuka pesta dengan basmallah, dan penyair D Zawawi Imron memberi bobot dengan orasi budaya yang memukau. Di Sanggar Mulang Sara pula lomba baca puisi tingkat nasional untuk siswa SLTA dan umum mendahului Pesta Penyair Nusantara (PPN) 2008. Lomba yang diikuti 95 peserta dari berbagai daerah di Indonesia ini, untuk kategori umum, dimenangkan oleh Apito Lahire (Tegal, juara pertama), Nurkhalis (Madura, juara kedua), dan Nana Riskhi Susanti atau Nana eReS (Tegal, juara ketiga). Suasana pesta makin terasa pada hari kedua, 1 Juli 2008 malam, ketika para penyair dan sastrawan yang hadir melakukan syuting untuk tayangan khusus di Doho TV di atas panggung artistik yang dilengkapi warung kopi. "Kita rekaman untuk tayangan tunda," kata Khoirul Anwar, ketua panitia pelaksana yang juga pengelola Sanggar Mulang Sara. ( Catatan : akhirnya rekaman ditayangkan di layar Doho TV pada Sabtu malam/malam Minggu 5 Juli 2008 pada jam siar "prime time" ). Di sela-sela dialog sastra yang dipandu presenter kocak Mbah Bejo, para penyair dari Indonesia dan Malaysia beradu kebolehan membacakan sajak-sajak mereka. Acara berlangsung santai dan gembira, namun tetap berbobot karena membicarakan berbagai persoalan sastra terkini. Peserta dari Kalimantan Timur yang diketuai H Darwis M Noor (ketua Dewan Kesenian Kaltim), sambil menari sesaat bersama Hany, sempat menyerahkan mandao ( senjata tradisional Dayak ) kepada Khoirul Anwar dan Dr Kemala sebagai cindera mata. Suasana pesta kembali terasa pada malam penutupan -- juga di Sanggar Mulang Sara. Suasana acara penutupan bahkan mirip pesta hajatan pengantin atau sunatan, karena didahului dan diakhiri pertunjukan dangdut electon lengkap dengan goyangnya. "Saya sangat terharu atas sambutan masyarakat Kediri yang begitu ramah dan antusias," kata SM Zakir, Sekjen PENA Malaysia, pada sambutan penutupannya. Sayangnya, tidak semua peserta -- sekitar 150 orang -- tampak hadir pada acara penutupan. Sebagian sudah pulang, dan sebagian lagi memilih beristirahat di penginapan karena kecapean sehabis mengikuti seminar dan musyawarah (gathering) hingga sore. Seminar Para penyair dan pecinta sastra yang hadir ke PPN 2008 berasal dari Kediri, Madiun, Ngawi, Nganjuk, Pare, Blitar, Lamongan, Bojonegoro, Mojokerto, Malang, Probolinggo, Surabaya, Madura, Semarang, Ungaran, Tegal, Banyumas, Solo, Yogyakarta, Jakarta,Bandung,Bogor,Depok,Sumbawa, Flores, Balikpapan, Samarinda, Banjarmasin, Banjarbaru, Siak, Lampung, Pekanbaru, dan Makassar, serta Jepang dan Malaysia (Kuala Lumpur, Johor, Kelantan dan Sabah). Tentu, tidak hanya untuk berpesta sastra para penyair dari berbagai daerah di Nusantara -- termasuk Malaysia – itu berkumpul selama tiga hari (30 Juni - 3 Juli) di Kediri. Mereka juga mengikuti seminar internasional di kampus Universitas Islam Kadhiri (Unik), di kaki Gunung Klothok, tidak jauh dari Gua Selomangleng yang terkenal dan tercatat pada hikayat Panji Semirang dan Serat Babat Kadhiri. Untuk diketahui,Hikayat Panji Semirang ini sudahpun menyebar ke seluruh Nusantara,termasuk Malaysia,Thailand,Kamboja dan Vietnam. Malahan di dalam negeri sendiri,Hikayat Panji Semirang ini tenggelam oleh seni-seni modern di televisi. SEMINAR DAN MUSYAWARAH Ada beberapa topik menarik yang diseminarkan selama dua hari, 1-2 Juli 2008, dengan menampilkan pembicara Dr Datuk Kemala, SM Zakir, Dr Mohammad Saleeh Rahamad, Dr Ibrahim Ghaffar dan Shamsuddin Othman (PENA Malaysia ), serta Ahmadun Yosi Herfanda, Viddy AD Daery, Diah Hadaning, Endang W, dan Korrie Layun Rampan (diwakili oleh Santinet). Puncak acara PPN 2008 adalah Musyawarah Penyair Nusantara di Unik, pada 2 Juli 2008 sore, yang dipimpin oleh Ahmadun dan Viddy,serta didampingi beberapa anggota Pengarah Panitia dari dalam dan luar negeri. Meski berlangsung agak alot, musyawarah atau gathering para penyair Nusantara ini akhirnya menyepakati beberapa keputusan. Salah satu kesepakatan terpentingnya: Pesta Penyair Nusantara akan tetap dilanjutkan sebagai tradisi tahunan untuk ikut menggairahkan kehidupan sastra di Nusantara. Tahun depan, PPN 2009 akan digelar di Kualalumpur, Malaysia, dan PPN 2010 akan digelar di Balikpapan, Kalimantan Timur. Forum juga menyepakati SM Zakir sebagai ketua panitia pelaksana PPN 2009. Beberapa penyair dan peserta yang sempat membacakan karya-karya mereka dalam pesta sastra
[ac-i] Fw: PESTA PENYAIR NUSANTARA 2008 di KEDIRI SUKSES BESAR!!!
--- On Thu, 7/3/08, anuv chaviddy <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: anuv chaviddy <[EMAIL PROTECTED]> Subject: PESTA PENYAIR NUSANTARA 2008 di KEDIRI SUKSES BESAR!!! To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] Date: Thursday, July 3, 2008, 4:51 AM PESTA PENYAIR NUSANTARA 2008 di KEDIRI SUKSES BESAR!!! Setelah melalui berbagai kendala dan rintangan,akhirnya Pesta Penyair Nusantara ( PPN ) 2008 di Kediri berlangsung dengan sukses. Acara yang sudah dimulai dengan pemanasan LOMBA BACA PUISI di Sanggar Mulang Sara',kampung Cakarwesi pinggiran Kediri dan pawai budaya yang meriah. Dengan berbagai poster dan umbul-umbul GUDANG GARAM yang ber ULTAH ke 50, (...tapi konon menolak menyumbang duit kepada acara ini...),akhirnya PPN 2008 dibuka oleh Walikota Maschut dan Orasi Budaya yang memukau oleh Kyai Penyair D.Zawawi Imron ,pada 30 Juni 2008. Acara kemudian dilanjutkan dengan Seminar pada 1 dan 2 Juli 2008 di Kampus UNIK ( Universitas Islam Kadhiri ) di lembah Gunung Klothok yang ada gua Selomangleng yang dicatat oleh Hikayat Panji Semirang maupun HIKAYAT BABAD KADHIRI. Seminar menghadirkan beberapa pembicara kelas Nasional dan Internasional,antara lain : DR.Datuk Kemala ( dosen Malaysia ), Ahmadun Yossi Herfanda ( redaktur budaya REPUBLIKA ),Viddy AD Daery,(budayawan dan staf khusus Menkominfo RI- Jakarta ), Diah Hadaning ( budayawan Bogor ), Endang W ( budayawan Kediri ), Korrie Layun Rampan ( sastrawan dan anggota DPRD Kaltim ), SM Zakir, Mohammad Saleeh Rahamad,DR Ibrahim Ghaffar dan Shamsuddin Othman ( semua pengurus LSM PENA Malaysia ), dan diikuti oleh sekitar 150 peserta dari Kediri,Madiun,Ngawi,Nganjuk, Pare, Blitar, Lamongan,Bojonegoro,Mojokerto, Malang,Probolinggo,Surabaya,Madura,Tegal,Banyumas,Solo,Jogjakarta, Sumbawa,Flores, Balikpapan,Samarinda,Kalsel, Siak,Pekanbaru,Makassar,Lampung,dan banyak lagi,sedang dari Luar Negeri adalah dari Jepang dan Malaysia ( Kuala Lumpur , Johor , Kelantan dan Sabah ). Selingan acara adalah rekaman Talkshow dan baca Puisi PPN di studio Doho TV dari isyak sampai larut malam jam 12.00 pada 1 Juli 2008 ,dipandu oleh presenter kocak Mbah Bejo! . PUNCAK ACARA adalah Musyawarah Penyair Nusantara yang cukup alot tapi semarak, pada 2 Juli 2008 di Universitas Islam Kadhiri,tapi akhirnya menyepakati beberapa rekomendasi, dan keputusan terpentingnya ialah : Tuan Rumah 2009 adalah MALAYSIA dan Tuan Rumah 2010 adalah KALTIM. Akhirnya Pesta Penutupan diadakan di Sanggar Mulang Sara' pada 2 Juli malam,penuh dengan kesyahduan dan sedu sedan perpisahan.Lalu pagi 3 Juli 2008,disponsori oleh Bupati Kediri,diajak darmawisata ke Gunung Kelud dengan 5 mobil dan bus untuk membawa 30 orang rombongan. SAMPAI JUMPA di MALAYSIA dan KALTIM !!! Viddy AD Daery : 0856 1310 996---
[ac-i] Sumbangan RAJA ALI HAJI diakui di MALAYSIA
BERITA HARIAN - Kamis 3 Julai 2008-SASTERA Menilai sumbangan Raja Ali Haji dalam bahasa Oleh Nazmi Yaakub PENDEDAHAN: Dari kiri; Zaharah, Ting, Nor Azlia dan Prof Dr Mohd Mokhtar Abu Hassan pada sesi Seminar Ijazah Tinggi Raja Ali Haji di APM, UM. Ketokohan pengarang kelahiran Pulau Penyengat diperakui menerusi dua buku tulisannya SEMINAR Ijazah Pengajian Tinggi di Akademi Pengajian Melayu (APM), Universiti Malaya (UM), Kuala Lumpur, baru-baru ini, memperakukan sumbangan tokoh pengarang Bugis, Raja Ali Haji Raja Ahmad dalam bidang bahasa apabila dua kitabnya, Bustan al-Katibin ditulis pada 1850 dan Kitab Pengetahuan Bahasa (1858) diteliti. Penelitian terhadap sumbangan Raja Ali Haji dalam bidang pengajaran tatabahasa bahasa Melayu, perkamusan dan adab belajar itu, memperluaskan skop kajian terhadap tokoh Bugis berkenaan yang selama ini lebih dikenali kerana kehebatan gurindamnya, seperti terpancar pada Gurindam Dua Belas ditulis pada 1847 dan sejarah Melayu lewat Tufhat al-Nafis. Calon sarjana APM, Ting Hua Lui, berharap kajiannya terhadap Bustan al-Katibin dan Kitab Pengetahuan Bahasa, dapat menyumbang kepada usaha untuk mengisi kekurangan maklumat dan lompong ilmu pengetahuan mengenai penghasilan tatabahasa bahasa Melayu pada abad ke-19. “Permasalahan kajian saya ialah belum ada kajian mendalam mengenai isi kandungan dua kitab itu serta sumbangan Raja Ali Haji terhadap bidang ilmu tatabahasa bahasa Melayu,” katanya ketika melapah Sumbangan Raja Ali Haji Terhadap Ilmu Tatabahasa Bahasa Melayu. Antara kajian sebelum ini ialah Kesusasteraan Klasik Melayu Sepanjang Abad karya Teuku Iskandar; Falsafah Bahasa: Beberapa Aspek Kajian (Prof Dr Hashim Musa) dan Raja Ali Haji dari Riau: Apakah Beliau Seorang Tokoh Transisi atau Pujangga Klasik yang Akhir Sekali? (Prof Emeritus Dr Mohd Taib Osman) Kajian mengenai Raja Ali Haji pula oleh Harimurthi Kridalaksana dalam makalahnya, Bustan al-Katibin dan Kitab Pengetahuan Bahasa - Sumbangan Raja Ali Haji dalam Ilmu Bahasa Melayu dan Darwis Harahap (Bustanul Katibin dan Kitab Pengetahuan Bahasa: Satu Tinjauan), manakala Adriyetti Amir melalui disertasi sarjananya, Kitab Pengetahuan Bahasa Karangan Raja Ali Haji: Kajian Leksikografi. Bustan al-Katibin diakui pengkaji ini sebagai karya awal mengenai tatabahasa bahasa Melayu yang dihasilkan pengarang dari Nusantara sehingga membolehkan pembaca untuk mempelajari pelbagai aspek struktur bahasa pada peringkat awal pembinaannya lagi. “Tujuan Raja Ali Haji menghasilkan Bustan al-Katibin adalah untuk menyebarkan ilmu bahasa dan ilmu tulisan, menghasilkan buku tatabahasa bahasa Melayu serta menerapkan hukum bahasa. Bustan al-Katibin juga mengandungi perbincangan kepentingan mempelajari bahasa, manakala huraian dalam konteks tatabahasa luas dan mendalam,” katanya pada pembentangan yang dipengerusikan Dr Zahir Ahmad. Kitab terbabit turut mengandungi perbincangan mengenai aspek ilmu yang terkandung dalam bahasa Melayu, selain pengajaran Raja Ali Haji dalam ilmu dan akal yang bukan saja sesuai untuk pembacaan pada zamannya, bahkan masih lagi bermanfaat untuk diketahui serta dikaji sarjana dan pembaca pada zaman kini. “Ada sarjana semasa yang mengkritik Bustan al-Katibin kerana menggunakan kaedah tatabahasa bahasa Arab untuk bahasa Melayu seperti kajian oleh Mohd Taib, Teuku, Virginia Matheson dan Prof Teeuw, tetapi beliau tidak wajar dipersalahkan kerana sejak kecil lagi, mendalami ilmu pengetahuan Islam dengan mengikuti ayahnya ke Makkah. “Raja Ali Haji turut mengemukakan 10 adab berguru yang wajar dijadikan ikutan dan teladan kepada pelajar, sekali gus dianggap menjadi peringatan yang berguna kepada mereka yang sedang menuntut ilmu dan patut disimpan di setiap perpustakaan kerana dapat membimbing ke arah ilmu yang benar,” katanya. Keistimewaan Kitab Pengetahuan Bahasa pula, Hui Lui kerana ia membincangkan kelas atau golongan kata, menghuraikan unit tatabahasa dan membincangkan aspek sintaksis, sekali gus menjadi kamus pertama karya orang tempatan sebelum abad ke-20 selain menjadikannya sebagai kamus ekabahasa tertua di Alam Melayu. “Bahagian kamus dibincangkan secara terperinci sehingga menampakkan sebagai kamus terbaik dan boleh menjadi petunjuk serta panduan dalam kehidupan ahli masyarakat. Entri dalam kamus itu disusun dengan baik dan mudah difahami dengan contoh perkataan mencukupi, selain memperlihatkan ciri morfologi dan sintaksis,” katanya. Selain itu, Raja Ali Haji juga tidak meminggirkan konsep adab dan budi dalam dua kitab terbabit apabila Mukadimah Bustan al-Katibin membincangkan kepentingan ilmu dan akal, cara menuntut ilmu serta hubungan penuntut dengan guru. “Dalam Kitab Pengetahuan Bahasa pula, Raja Ali Haji menjelaskan konsep adab dan budi dengan menerangkan sembilan adab yang membabitkan adab dengan Allah, orang berilmu, menuntut ilmu, antara anak dengan ibu bapa, ahli keluarga, saudara-mara, sahabat, orang yang dikenali ser
[ac-i] Berita Pesta Penyair Nusantara-Kediri di LAMPUNG POST
LAMPUNG POST-Minggu, 29 Juni 2008 APRESIASI Kronik Edy Samudera dan kawan-kawan Ikuti Pesta Penyair Nusantara 2008 BANDAR LAMPUNG--"Nabi Penyair Lampung" Edy Samudera Kertagama mengikuti Pesta Penyair Nusantara 2008 di Taman Budaya Sumber Air Cakar Wesi, Kediri, Jawa Timur. Acara yang berlangsung mulai 26 Juni sampai 2 Juli ini diikuti sastrawan Indonesia dan luar negeri, antara lain Brunei Darussalam, Singapura, dan Malaysia. Pesta Penyair Nusantara 2008 bertema Sempena The2nd Kediri Jatim Internasional Poetry Gathering. Acara ini juga diisi empat rangkaian kegiatan seminar dan dialog sastra, di antaranya bertajuk Peranan perempuan dalam kesusastraan. Dari Malaysia, hadir sebagai narasumber Dr. Datuk Kemala dan SM Zakir. Kemudian Jefri Arif dari Brunei, dan Korrie Layun Rampan,Viddy AD Daery dan D.Zawawi Imron (Indonesia). Dari Lampung, selain Edy Samudera, penyair Inggit Putria Marga dan Isbedy Stiawan Z.S. juga diundang. Kepada Lampung Post, Kamis (26-6), Edy mengatakan Pesta Penyair Nusantara menjadi wahana apresiasi penambah wawasan sastra. "Ilmu yang kita terima nanti bisa diaktualisasikan kepada bakal sastrawan Lampung agar makin bergairah dengan dunia sastra," kata dia. Di lokasi Pesta sastra,yakni di Sanggar Mulang Sara' Cakarwesi,Kediri,disamping dari Lampung,juga tampak hadir dari NTB, Riau,Kaltim,Jakarta,Madura,Makassar dan Jawa Timur sendiri.Juga beberapa delegasi sastrawan LSM PENA Malaysia. Para peserta mendapat penginapan gratis dari Pemkot Kediri yakni di Gedung BLB,dekat Kantor Pos Kediri. Pembukaan akan diadakan di Pendopo Kabupaten Kediri pada 30 Juni 2008 jam 18.30. ( n CR-2/P-1 dan vdad )
[ac-i] Pemanasan Acara Kediri
PEMANASAN ACARA KEDIRI "27 dan 28 JUni, acara Pesta Penyair Nusantara 2008 di Kediri sudah dimulai dengan pemanasan acara berupa lomba baca puisi oleh 50 orang penyair dan pelajar dan seniman lainnya, dan hari ini 29 Juni diselenggarakan pawai budaya yang akan melibatkan sekitar 2000 orang!" demikian Khoirul Anwar,ketua panitia pelaksana yang super sibuk sehingga hpnya sering ditutup,padahal banyak orang ingin menghubungi dia. Menurut Khoirul pula,dewan jurinya adalah para "seniman besar tingkat lokal" yang dedikasinya terhadap seni budaya TIDAK KALAH dengan para seniman NASIONAL atau "merasa sudah nasional" , mereka ialah : Drs.Subardi Agan, Khoirul Mulang Sara', Yitno Ethexs Mojokerto, Agun Awan dan Endang W. "Penyair Malaysia DR.Datuk Kemala,kemarin sudah hadir mendaftar,dan kini mungkin sedang jalan-jalan keliling Kediri dan Blitar",tambah Yitno Ethexs,penyair Mojokerto yang ikut sibuk di Kediri."Sedang Bang Zawawi Imron menyatakan akan hadir besok" katanya pula. "Tampaknya yang akan datang berramai-ramai adalah tanggal 30 Juni,yaitu Viddy AD Daery,Wowok HP, mbak Diah Hadaning dan Mas Ahmaddun juga Arifin Katiq Lamongan dan Hardho Sayoko SPB dari Ngawi , sedang dari Makassar adalah Mbak Anil Hukma dan teman-temannya".tambah Yitno yang suka menikmati pecel Kediri. Menurut Viddy pula,yang merupakan Pengarah Panitia dari Jakarta,"Mbak Ratna mohon maaf tidak bisa hadir karena pas ada acara lain,dan dia berjanji akan hadir kalau ada acara semacam itu lagi...juga 20 penyair Malaysia,rombongan dari LSM PENA, mengirim email bahwa mereka akan landing di Juanda Surabaya serta di Solo siang ini.Lalu langsung naik bus ke Kediri". Hari ini agaknya jalanan Kediri dimeriahkan pawai budaya meriah oleh 2000-an orang yang dikoordinir oleh Sanggar Mulang Sara', Cakarwesi,Kediri. BRAVO KEDIRI ===
[ac-i] dari situs Brang Wetan
Brang Wetan RSS Entri | Comments RSS Selamat Datang Situs ini dikelola oleh Rumah Data Seni Budaya Jawa Timur Jl. Bungurasih Timur 40 Sidoarjo - 61256 telp: 081.23100.832 email: henrinurcahyo(at)yahoo.com ANYAR REK.. PESTA PENYAIR NUSANTARA 2008 di KEDIRI Menyoal Pembinaan Kesenian Tradisional di Mojokerto Pergelaran Seni Langka Sandur Kalongking Busairi Arifin, Seniman Pembuat Alat Musik Tradisional Banyuwangi Surabaya Full Musik Ditutup Aksi Gemilang Gilang Ramadhan SFM 2008: Wedhang Jahe Bertemu Komunitas Studi Perkusi Jogya Ki Sumarsam, Duta Gamelan asal Bojonegoro di Amerika Serikat, di Mata Saudara dan Teman Kecilnya Gagas Forum Penulis Gilang Ramadhan Tutup Surabaya Full Music Angkat Musik Gamelan Blogroll Bonari Nabonenar Budi Darma Cager Gresik Dewan Kesenian Kota Mojokerto Dewan Kesenian Sidoarjo Ekologi Budaya Ema Sujalma F Azis Manna Henri Nurcahyo Ivan Hariyanto Jansen Jasien M. Thalib Prasojo Mashuri Novita Sechan Pasar Seni Lukis Indonesia R Giryadi R Giryadi - Teater R Giryadi-Sastra Ribut Wijoto Subdin Kebudayaan Dinas P dan K Jatim Suparto Brata Tiko Hamzah Tjahjono Widarmanto Yusach NH Meta Masuk log RSS Entri RSS Komentar WordPress.org Blog Stats 64,019 hits Search for: PESTA PENYAIR NUSANTARA 2008 di KEDIRI Ditulis pada Juni 26, 2008 oleh brangwetan Awal Bulan Juli 2008 ( 30 Juni-3 Juli 2008 ) nanti di Kota Kediri bakal berlangsung festival penyair yang akan diikuti oleh seluruh penyair dari seluruh belahan nusantara. Gawe yang cukup besar itu dikhususkan bagi seniman-seniman sastra se Indonesia dan Malaysia,Brunei dan lainnya, dalam gelar Pesta Penyair Nusantara 2008 Jatim International Poetry Gathering. Tak tanggung-tanggung, acara yang akan digelar di Sumber Cakarwesi Lingkungan Cakarwesi Kelurahan Tosaren Kecamatan Pesantren tersebut juga akan melibatkan sastrawan dari negara-negara Asean. Pertemuan penyair senusantara di Kota Kediri ini merupakan gawe kedua setelah gawe yang serupa pernah dilangsungkan di Medan Sumatera utara Pada Pesta Penyair Indonesia Sempena the 1st Medan International Poetry Gathering Mei 2007 lalu. Diprakarsai oleh laboratorium Sastra Medan sebagai pengendali acara, menjadi awal gerakan kebudayaan & kesusastraan yang menancapkan tonggak peta kepenyairan di daerah-daerah dan berarti sentral kepenyairan kini tidak hanya terdapat di kota-kota besar seperti Jakarta dengan TIMnya-Taman Ismail Marjuki. Tapi peta-peta kepenyairan telah merebak ke seluruh penjuru pelosok Nusantara. Panitia Pelaksana Pesta Penyair Kediri 2008 Khoirul Anwar mengatakan bahwa pesta penyair ini tidak hanya untuk membangun komunikasi dan silahturohmi antara penyair se-nusantara tapi juga mempunyai tujuan sebagai ajang kompetisi baca puisi se-nusantara.” Juga sebagai wahana apresiasi penyair-penyair se-nusantara, sebagai wadah pembentukan komunitas dan pemetakan kesustraan nusantara, selain itu juga sebagai forum tertinggi dalam Musyawarah penyair nusantara.” Di samping itu kata Khoirul, dengan adanya pesta penyair ini masyarakat dapat memperoleh gambaran yang terperinci dan akurat para penggiat sastra di nusantara. Pesta penyair Nusantara 2008 di Kediri ini nantinya tidak hanya diikuti oleh peserta dari Indonesia tapi juga diikuti oleh penyair-penyair negara-negara Asean seperti Malaysia, Brunai Darussalam, Singapura, Thailand, Kamboja dan Laos. Karena pesta penyair, tentu saja peserta yang ikut adalah dari kalangan seniman dan sastrawan. Seperti utusan/delegasi yang dikirim oleh pusat bahasa pemerintah ataupun komite sastra dewan kesenian propinsi/ kabupaten/kota seluruh Indonesia. Bisa juga dari kalangan umum yang masuk dalam peserta partisipasif, di kelompok ini boleh berasal dari pengamat seni sastra dan budaya, akademisi, mahasiswa, pejabat eksekutif & legislatif, dan pendidik. Acara yang sudah diagendakan dalam Pesta Penyair Nusantara Kediri 30 Juni - 3 Juli 2008 antara lain festival baca puisi nusantara, seminar & dialog sastra & budaya nusantara, pawai budaya nusantara, pameran seni rupa, puisi & potret penyair, serta musyawarah penyair nusantara. “Rencananya nanti juga akan dihadiri oleh Bapak Presiden, kemungkinan saat penutupan Pak SBY akan datang, karena berbarengan dengan acara di Ponorogo. Jadi sekalian ke sini.”jelas Khoirul. Acara di Sumber Cakarwesi itu bukan impian tapi kenyataan dan pelaksanaannya besuk 2008. Mungkin sedikit aneh bila acara besar yang juga diikuti oleh negara-negara Asean digelar di tempat seperti Sumber Cakarwesi. Tapi itulah tekad Khoirul Anwar bersama dengan event organizernya- Sanggar Sastra Ki Ageng Mulang Sara, yang punya cita-cita besar ingin mengubah Sumber Cakarwesi dari sekedar sumber mata air yang dirimbuni pepohonan menjadi sebuah Taman Budaya yang berkelas nasional. “Karena Sumber Cakarwesi itu masih perawan,”jelas Khoirul mantab. Usulan untuk menempatkan Pesta Penyair Nusantara di sumber Cakarwesi sebenarnya tidak sengaja, “Tapi dari usulan
[ac-i] Sandur Kalongking
Radar Bojonegoro [ Kamis, 26 Juni 2008 ] Melihat Pergelaran Seni Langka Sandur Kalongking Padukan Magis dan Akrobatik Salah satu kesenian tradisional yang meski langka tapi masih ada di Bojonegoro adalah sandur kalongking. Selasa (24/6) malam lalu kesenian ini dipentaskan di Kelurahan Jetak, Kecamatan/Kabupaten Bojonegoro. TONNY ADE IRAWAN, Bojonegoro -- Sekelompok orang mengenakan udeng (ikat kepala) duduk sambil asyik bernyanyi diiringi dua alat musik yang bersahut-sahutan. Tempat mereka duduk dibatasi dengan tali rafia. Di tiap-tiap jarak tertentu pada tali rafia itu terdapat jajan pasar yang diikatkan. Kegiatan itu dipimpin seorang kakek. Di depan tempat sang kakek duduk terlihat sesaji. Isinya, antara lain jajan pasar, kemenyan yang sudah dibakar, serta bunga yang direndam di dalam panci berisi air. Saat nyanyian mencapai puncak, seorang lelaki yang duduk di deretan terdepan tiba-tiba menggelepar-gelepar. Beberapa orang kemudian menghampiri dan memegangi tubuh temannya itu. Kakek yang memimpin menyayi juga bangkit. Sambil membawa pecut (cambuk), dia kemudian mengambil jaran kepang (kuda lumping) dan menyerahkannya kepada orang yang menggelepar itu. Seakan disuruh, lelaki yang menggelepar kemudian menaiki kuda dari anyaman bambu itu. Dia kemudian dituntun untuk memakan kembang yang telah direndam air dalam panci. Begitulah bagian awal dari pertunjukan seni sandur kalongking yang dipertontonkan di halaman Gedung Perak, Kelurahan Jetak, Kecamatan/Kabupaten Bojonegoro, Selasa (24/6) malam lalu. ''Kalau seperti itu (menggelepar kemudian makan kembang, Red) berarti sudah kesurupan, dan orang yang sudah kerasukan itu biasa disebut sulur pandan yang fungsinya menjaga keamanan (dari gangguan makhluk halus, Red) selama berlangsungnya pertunjukan,'' kata Masnun, kordonator pertunjukan malam itu. Menurut Masnun, sandur memang seperti drama, tapi berbau magis. Menurut dia, pemeran utama dalam drama itu hanya empat orang. Yakni, tokoh utama disebut Pethak, pemeran lelucon Tamsil, tokoh penyeimbang Balong, dan satu tokoh wanita yang berperan sebagai sindir biasa disebut Cawik. Masnun menerangkan, kisah dalam drama itu sangat panjang. Mulai dari saat Pethak mencari kerja, panen, rabi (kawin), dan setersunya. ''Namun, malam ini dibatasi hanya Pethak cari kerja,'' katanya. Di akhir cerita, ada pertunjukan kalongking. Menurut Masnun, pertunjukan ini menceritakan saat Pethak berburu kalong (kelelawar besar) di atas pohon, bersama teman-temannya. Kalong dalam drama ini diperankan seseorang yang bisa berjalan, tidur, ngitir (berputar) di atas tali. ''Semua dilakukan di atas ketinggian lebih dari delapan meter,'' tegasnya. Yang tak kalah menarik dalam seni sandur kalongking menurut Masnun adalah suasana magisnya. Di antaranya, ada orang yang kesurupan. ''Memang dulunya ini adalah mainan anak yang diadopsi menjadi pertunjukan orang dewasa,'' katanya. Hanya, seni tradisional itu kini sudah langka. Pemainnya juga minim. Warisno, 50, saat ini merupakan satu-satunya pemeran kalong yang belum ada penggantinya. ''Anak muda sekarang hati dan pikirannya tidak mantep,'' kata Warisno di sela-sela pertujukkan tersebut. Karena tidak mantep itulah, lanjut dia, tidak ada anak muda yang berani menggantikan perannya sebagai kalong di pertujukan tersebut. Dia menambahkan, selama ini kelompoknya tak pernah latihan rutin. Latihan hanya dilakukan sekali sebelum ada pertunjukan. ''Namun, kebanyakan tidak pernah latihan,'' ujarnya. Menurut dia, dulu sering sekali orang nanggap sandur. Misalnya, saat punya hajat atau saat panen. Namun, sekarang jarang sekali ada orang nanggap. Padahal, biaya nanggap sandur hanya Rp 2 juta sampai Rp 5 juta. ''Terakhir ditanggap ya sekitar setahun lalu saat acara valentine,'' tuturnya. Dia mengaku dua tahun lalu tampil saat ditanggap Dinas Pariwisata Provinsi Jatim. Saat itu dia dan kru sandur hanya dibayar Rp 50 ribu. ''Padahal taruhanya nyawa saya,'' katanya. (*) Anti Madat Polwan Bagi Bunga Dua Jamu terlarang beredar di Bojonegoro Jadi saksi tiga ketua RT diantarkan warga ke Mapolres Piapanisasi lewat Jalur Sutet Dari Konfercab NU ke 21 di Ponpes Al Rasyid, Dander KH Miftahul Akhyar Buka Konfercab PC NU ke 21 Peserta Ujian Paket B Belum Jelas Dua Waduk Mulai Dikeringkan 110 Peserta Tidak Ikut Ujian Paket C Enam Parpol Tidak Memenuhi Syarat Festival Kreativitas Siswa SD Granat Nanas Ditemukan Pupuk PKT Bakal Beralih Pusri Hampir Setahun Ambulans PAN Lamongan Gratis Beroperasi Hari Ini, PAN Tetapkan Caleg Komisi D Akan Panggil Kadisdik Kontingen Lamongan Diberangkat Hari Ini Mendiknas ke Lamongan Panen Raya Padi Musim Kemarau Hasil Pilgub Jatim Tentukan Pilpres Tangkap Pelaku Curanmor Pemberlakuan Struktur Baru Ditunda Awal Tahun Curi 6 juta, ditangkap Panwas Tuban Gelar Sosialisasi HALAMAN KEMARIN Banyak KTA Tak Jelas Kritik Umat Islam yang Merasa Paling Benar Hasil Penyelidikan Proyek Truk Boks L
[ac-i] Dari www.kotakediri.go.id
Home | Search News | Webmail Index PESTA PENYAIR NUSANTARA 2008 di SANGGAR MULANG SARA' CAKARWESI KEDIRI Sempena The 2nd Bakal Digelar di Cakarwesi Awal Bulan Juli 2008 ( 30 Juni-3 Juli 2008 ) nanti di Kota Kediri bakal berlangsung festival penyair yang akan diikuti oleh seluruh penyair dari seluruh belahan nusantara. Gawe yang cukup besar itu dikhususkan bagi seniman-seniman sastra se Indonesia dan Malaysia,Brunei dan lainnya, dalam gelar Pesta Penyair Nusantara 2008 Jatim International Poetry Gathering. Tak tanggung-tanggung, acara yang akan digelar di Sumber Cakarwesi Lingkungan Cakarwesi Kelurahan Tosaren Kecamatan Pesantren tersebut juga akan melibatkan sastrawan dari negara-negara Asean. Pertemuan penyair senusantara di Kota Kediri ini merupakan gawe kedua setelah gawe yang serupa pernah dilengsungkan di Medan Sumatera utara Pada Pesta Penyair Indonesia Sempena the 1st Medan International Poetry Gathering Mei 2007 lalu. Diprakarsai oleh laboratorium Sastra Medan sebagai pengendali acara, menjadi awal gerakan kebudayaan & kesusastraan yang menancapkan tonggak peta kepenyairan di daerah-daerah dan berarti sentral kepenyairan kini tidak hanya terdapat di kota-kota besar seperti Jakarta dengan TIMnya-Taman Ismail Marjuki. Tapi peta-peta kepenyairan telah merebak ke seluruh penjuru pelosok Nusantara. Panitia Pelaksana Pesta Penyair Kediri 2008 Khoirul Anwar mengatakan bahwa pesta penyair ini tidak hanya untuk membangun komunikasi dan silahturohmi antara penyair se-nusantara tapi juga mempunyai tujuan sebagai ajang kompetisi baca puisi se-nusantara.”Juga sebagai wahana apresiasi penyair-penyair se-nusantara, sebagai wadah pembentukan komunitas dan pemetakan kesustraan nusantara, selain itu juga sebagai forum tertinggi dalam Musyawarah penyair nusantara.” Di samping itu kata Khoirul, dengan adanya pesta penyair ini masyarakat dapat memperoleh gambaran yang terperinci dan akurat para penggiat sastra di nusantara. Pesta penyair Nusantara 2008 di Kediri ini nantinya tidak hanya diikuti oleh peserta dari Indonesia tapi juga diikuti oleh penyair-penyair negara-negara Asean seperti Malaysia, Brunai Darussalam, Singapura, Thailand, Kamboja dan Laos. Karena pesta penyair, tentu saja peserta yang ikut adalah dari kalangan seniman dan sastrawan. Seperti utusan/delegasi yang dikirim oleh pusat bahasa pemerintah ataupun komite sastra dewan kesenian propinsi/ kabupaten/kota seluruh Indonesia. Bisa juga dari kalangan umum yang masuk dalam peserta partisipasif, di kelompok ini boleh berasal dari pengamat seni sastra dan budaya, akademisi, mahasiswa, pejabat eksekutif & legislatif, dan pendidik. Acara yang sudah diagendakan dalam Pesta Penyair Nusantara Kediri 30 Juni - 3 Juli 2008 antara lain festival baca puisi nusantara, seminar & dialog sastra & budaya nusantara, pawai budaya nusantara, pameran seni rupa, puisi & potret penyair, serta musyawarah penyair nusantara. “Rencananya nanti juga akan dihadiri oleh Bapak Presiden, kemungkinan saat penutupan Pak SBY akan datang, karena berbarengan dengan acara di Ponorogo. Jadi sekalian ke sini.”jelas Khoirul. Acara di Sumber Cakarwesi itu bukan impian tapi kenyataan dan pelaksanaannya besuk 2008. Mungkin sedikit aneh bila acara besar yang juga diikuti oleh negara-negara Asean digelar di tempat seperti Sumber Cakarwesi. Tapi itulah tekad Khoirul Anwar bersama dengan event organizernya-Sanggar Sastra Ki Ageng Mulang Sara, yang punya cita-cita besar ingin mengubah Sumber Cakarwesi dari sekedar sumber mata air yang dirimbuni pepohonan menjadi sebuah Taman Budaya yang berkelas nasional. “Karena Sumber Cakarwesi itu masih perawan,”jelas Khoirul mantab. Usulan untuk menempatkan Pesta Penyair Nusantara di sumber Cakarwesi sebenarnya tidak sengaja, “Tapi dari usulan guyon-guyon parikeno" gimana kalau di gelar di Padepokan Seniku Cakarwesi, kebetulan di daerahku ada sebuah Sumber Mata Air yang indah, lagi masih perawan, gitu! Karena tuan rumah acara tersebut aku sendiri, maka secara aklamasi mereka menyatakan sepakat,” jelas Khoirul. Guna mendukung acara Pesta penyair nanti di Sumber tersebut akan dibangun panggung, Pendopo, Gapuro, dll. Dan sebagai pendukung acara setelah Pesta Penyair nanti pada setiap selapan sekali Padepokan Seni "KI AGENG MULANG SARA" akan mengadakan rutinan Dialog, Diskusi, Pengajian, Pameran Senirupa, dan Pergelaran baik jaranan, Jemblung, Rebana, Dangdut, Teater, Musik, Dongkrek Madiun, shooting film, dan bahkan Pengajian yang akan di hadiri oleh Kyai-kyai tingkat lokal, regional, bahkan Nasional yang akan ditempatkan di lokasi Sumber Cakarwesi tersebut.(hni) [ hni ] by na' @ 13 May 2008 07:23 pm boleh dong partisipasi baca puisi & ngarang. from Aina Mtsn 2 kediri kelas 3 by sinai @ 14 May 2008 07:35 am (melu nyumbang 'puisi' yg jelas tidak bermutu (jadi jangan pertanyakan ya), sebab itu gak penting, sing penting 'kena sasaran') by coliq @ 15
[ac-i] Re: [Penyair] SEMUA BOLEH AMBIL BAGIAN-soal Pesta penyair di ke kediri itu
Kebingungan Bung Koto menjawab dugaan saya,bahwa sudah lama dunia sastra Indonesia dicemari PENGKOTAKAN. Kalau ada festival X pesertanya adalah kelompok X. Festival XX pesertanya XX, yang paling jorok tentu Festival XXX. Pesta Penyair Nusantara di Medan dulu,digagas oleh "kumpulan yang terbuang" dikoordinir Afrion Medan yang kumpulan cerpen dan puisinya saja berjudul "Yang Tidak Diperhitungkan". Konon sekretariatnya adalah : BAWAH POHON JAMBU dekat Taman Budaya Medan dimana ada warung Indomie. Maka,boleh jadi, Pesta Penyair Nusantara di Medan adalah "Perlawanan" dari Festival-festival PERKONCOAN ! Festival kami membuka diri seluas-luasnya "SEMUA BOLEH AMBIL BAGIAN" , dan "YANG MERASA TAK SUDI HADIR BOLEH TIDAK MENGGUBRIS DAN TIDAK MENCEREWETI". Alhamdulillah kalau tidak digubris orang-orang cerewet! Maka,undanganpun via sms, email , telpon, ajakan, rayuan, dsbnya. Bahkan DANA sebagian besar dari kantong panitia sendiri, dan hanya 25 % dari Pemerintah Kediri. RILIS via milis dan koran adalah UNDANGAN paling kami andalkan, dan Alhamdulillah,rekan dari Malaysia,Brunei,Thailand dan insya Allah Jepang akan hadir. 20 penyair dari Malaysia menyatakan sudah membeli tiket pesawat, sebagian via Juanda Surabaya,sebagian via Solo dan satu dua via Jakarta. Jadi,Festival ini tanpa konsep ? Konsepnya adalah PERSAHABATAN, dan menolak PENGKOTAKAN...tentu ada Forum Musyawarah yang disana "rekan-rekan cerewet, genit, ngamukan,sderhana,tepo seliro, senang berteman dan sebagainya...boleh ikut terlibat dan merumuskan penajaman visi yang akan menjadi panduan Festival tahun berikutnya. Sumbangan Rp 150.000,- adalah keputusan akhir panitia karena minimnya dana,dan itu dikembalikan dalam bentuk : buku,makalah,penginapan di homestay dan makan sederhana. Pemkab Kediri menjanjikan akan memfasilitasi DARMAWISATA keliling Kediri gratis pada penutupan acara. Dalam rapat Panitia di Jakarta, kami merekomendasikan agar Panitia Pelaksana juga mengundang Bu Katrin Bandel untuk pembicara sesi PEREMPUAN DALAM SASTRA INDONESIA. Tapi anehnya dalam daftar terakhir kok gak nama itu,jangan2 karena honor yang dicadangkan ternyata tidak dapat dicari oleh panitia. Ini juga ironisme Kediri,yang nantinya akan kami ungkap dalam PERTEMUAN DENGAN PEMERINTAH KEDIRI...karena sebuah stasiun TV swasta nasional pernah menyebut ANGGARAN PEMDA UNTUK PERSIK KEDIRI ( sepakbola ) adalah TERBOROS TINGKAT NASIONAL, terutama untuk menyewa pemain-pemain asing,sedang prestasinya tidak ada ! TETAPI UNTUK PESTA PENYAIR INTERNASIONAL, anggaran yang dikucurkan SANGAT MINIM ! Padahal SENIMAN sudah diakui oleh PRESIDEN SBY sebagai penyumbang devisa nasional di masa depan untuk pertumbuhan EKONOMI BERBASIS INDUSTRI KREATIF. Maka,hadirlah! hadirlah berbondong-bondong! berkumpul bersama 200 orang seniman tua-muda-remaja-pelajar yang sudah mendaftar! Mari hilangkan ego individualisme, ego komunitasisme, ego kelompokisme, ego lirisisme, ego naratifisme, ego absurdisme, ego merasa pentingisme, ego cerewetisme, ...mari berhimpun,menjalin persahabatan,tukar info,merencanakan masa depan seni budaya,sambil makan tahu kediri ! Pecel Kediri ! Brem Kediri atau brem Madiun cap suling emas...atau mencari ilham puisi di tepi sungai Brantas yang romantis... Kediri pernah menyebar naskhah HIKAYAT PANJI SEMIRANG ke seluruh Nusantara sampai juga Thailand dan Kamboja dan Vietnam...apalagi Malaysia,Singapura,Brunei ( yang memang termasuk Nusantara dalam konsep Gajah Mada ). Mari...cari remah-remah Panji Semirang, apakah masih ada di kota Kediri ? Atau keturunan Panji Semirang masih ada berupa jejaka tampan dan gadis Kediri cantik jelita...keturunan Dewi Chandra Kirana ( isteri Panji Semirang ) ??? NB : Rilis Berita Pesta Penyair Nusantara -Kediri 2008 telah dimuat di REPUBLIKA minggu lalu, juga Surabaya Post Rabu 25 Juni 2008 dan hari ini di KORAN TEMPO Kamis 26 Juni 2008 rubrik 'SENARAI " SENI. -hormat dan salam-Viddy AD Daery --- On Wed, 6/25/08, Indrian Toni <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Indrian Toni <[EMAIL PROTECTED]> Subject: [Penyair] soal Pesta penyair di ke kediri itu To: "apsas" <[EMAIL PROTECTED]>, "penyair muda" <[EMAIL PROTECTED]>, [EMAIL PROTECTED], "penyair" <[EMAIL PROTECTED]>, [EMAIL PROTECTED] Date: Wednesday, June 25, 2008, 12:38 PM tolong, saya buttuh informasi seputar acara Pesta Penyair bdi Kediri. saya merasa heran saja. ada beberapa kawan dari jogja yang konon diundang tetapi hanya dikabarkan lewat sms setelah dikonfirmasi pula. aneh saja. kira-kira catatan singkat saya begini: Pesta Penyair Nusantara 2008, Gema yang tak Bergaung Mulai Minggu 29 Juni ini sampai Rabu 2 Juli akan diselenggarakan sebuah acara Pesta Penyair Nusantara 2008, Sempena The 2nd Kediri Jatim Internasional Poetry Gathering. Artinya, ini adalah penyelenggraraan kedua, setelah tahun lalu diadakan di Sumatera Utara oleh Laboratorium Sastra Medan pada 25–28 Mei 2007. Acara ini juga rencananya akan diadakan setiap tahun
[ac-i] 200 PESERTA MENDAFTAR DI PESTA PENYAIR NUSANTARA 2008 KEDIRI
200 PESERTA MENDAFTAR DI PESTA PENYAIR NUSANTARA 2008 KEDIRI “Sekitar 200 peserta telah mendaftar,dan tampaknya masih terus berdatangan sms dan email yang mendaftar sebagai Peserta PESTA PENYAIR NUSANTARA 2008 di Kediri,yang akan dimulai 30 Juni 2008 “,kata Khoirul Anwar S.Pd , penyair yang menjadi Ketua Panitia Pelaksana acara tersebut. “Peserta yang dari luar negeri,yang berjanji hadir adalah 20 orang dari Malaysia, 6 dari Brunei dan 1 dari Jepang” tambah Viddy AD Daery,penyair dan novelis,serta staf khusus Menkominfo RI yang menjadi Tim Adhoc PANTAP “Pesta Penyair Nusantara 2008”. Pesta ini memang menyambung keberhasilan pesta serupa tahun lalu yang diselenggarakan di Medan. Acara di Kediri ,dilangsungkan di SANGGAR KI AGENG MULANG SARA’ di Jl.Kapten Tendean,Lingkungan Cakarwesi, Kelurahan Tosaren,Kecamatan Pesantren Kota Kediri-Jawa Timur-Indonesia , serta di TAMAN BUDAYA SUMBER AIR-CAKARWESI-KOTA KEDIRI. “Jarak lokasi itu hanya 1 kilometer dari kota Kediri, memang Kediri pinggiran,namun masih termasuk wilayah Kediri kota,” tambah Yitno Ethexs , penyair yang menjadi panitia bidang pementasan puisi. “Acara yang akan berlangsung mulai 30 Juni malam sampai 2 Juli 2008 malam itu, berupa diskusi puisi, pementasan puisi serta darmawisata sekitar Kediri.” tambah Khoirul Anwar. Menurut Khoirul yang biasa dipanggil Gus Irul, beberapa nama yang diharapkan hadir menjadi pembicara,antara lain adalah : Ratna Sarumpaet, Hj.Yenny Zannuba , Ahmadun Yossi Herfanda, Viddy AD Daery, DR.Dendy Sugono, ( Indonesia ), DR.Ibrahim Ghafar, SM Zakir, Mohammad Daud Mohammad, DR.Datuk Kemala ( Malaysia ), Zeffri Ariff ( Brunei ), Shiho Sawai ( Jepang ). Info lebih lanjut silah menghubungi Panitia : 085230 592013 atau email : [EMAIL PROTECTED]
[ac-i] Sambungan : Merinding...
Selesai membaca puisi, bidadari itu langsung melayang tinggi lalu hilang. Tapi tak ada tepuk tangan, semua diam… hening… dan tiba-tiba satu per satu mereka mulai menangis mengguguk dan akhirnya pecahlah tangis yang riuh rendah, memenuhi aula besar hingga suaranya bagaikan koor jerit yang menyayat hati, menyesali kehidupan negeri mereka yang bodoh dan biadab. Dan air mata itu terus menggenang dan mengalir menuju ke selokan surga, terus menuju pembuangan dan akhirnya dibuang menjadi hujan deras yang turun ke bumi, menjadi hujan yang terasa aneh di bumi, karena hujan ini membawa hawa dingin yang menyayat, dan jika turunnya malam hari, hujan itu menyebarkan gairah bertobat kepada insan-insan yang suka bangun dan salat malam. Hujan itu membuat insan-insan itu juga ikut menangis, menangisi negerinya yang tak kunjung sembuh dari kebodohan dan kemalangan yang terus-menerus berlangsung hampir setiap hari. Bahkan, wartawan media massa hampir tak pernah ”mencari-cari atau membuat” berita, karena berita telah datang sendiri, dan setiap berita musibah amat layak tampil di halaman satu atau headlines. Malahan, amat sangat sering juga satu hari terdapat lima puluh jenis musibah sekaligus, sehingga ada harian Koran KREATIF yang sangat kreatif, dengan memperpanjang ukuran halaman satunya hingga lima meter, karena saking banyaknya berita musibah. Musibah itu tentu bukan hanya musibah bencana alam, tetapi juga musibah tahun ajaran baru, musibah liburan, musibah belanja, musibah beras, musibah listrik, musibah BBM, musibah agama, bahkan hiburan pun menjadi musibah, karena hiburan yang ada hampir 99,9% berupa hiburan yang merusak moral bangsa. Bahkan, sebuah malam amal ”peduli musibah bangsa” pun menjadi musibah bangsa juga, karena pada malam amal itu semua jenis pertunjukan diwajibkan yang berjenis maksiat, karena budayawan yang menjadi promotor malam amal itu berpendapat bahwa ”tak semua musibah harus ditangisi, ada kalanya musibah juga harus dirayakan.” Di surga sana, malaikat sudah membocorkan rahasia kepada korban-korban tsunami yang sedang menangis dua hari dua malam itu: ”Heii, kuberi tahu yaa… tsunami itu bukan apa-apa, belum seberapa… lihat saja… bangsamu masih saja banyak yang bermaksiat kok meski tsunami bagi kaumku, kaum malaikat… sudah merupakan musibah yang amat mengerikan…lihat saja…Allah sudah mulai menugasi kami menyiapkan superbencana yang pernah membuat kami menangis setahun penuh… saking beratnya kami melaksanakan tugas bencana itu…yaitu…KIAMAT KUBRO….hua…huaaw…..” Malaikat pun menangis sendiri dengan suara yang mengguntur dan seluruh tubuhnya bergetar hebat... Seorang penyair di bumi mendengar suara tangis itu mengguntur-menggeledek di sore hari yang mendung pekat tanggal 19 Januari 2005. Kini penyair itu menunggu…hitungan malaikat ”SEGERA” itu apakah sehari lagi, sebulan lagi, setahun lagi atau seratus tahun lagi Wallahua’lam bissawab. Raya Ulujami, 19 Januari 2005 Copyright © Sinar Harapan 2003
[ac-i] Merinding Bulu roma
BUDAYA - SINAR HARAPAN SAbtu 1 Desember 2007 Dari Tsunami ke Surga Cerpen Viddy AD Daery Korban-korban tsunami ramai-ramai digendong malaikat menuju surga, dan setelah rasa ”super jet-lag” mereka sudah reda, mereka disuruh memilih istana-istana supermewah mereka sendiri, disambut bidadara-bidadari tampan-jelita, ramah tamah, bikin mereka kikuk karena seumur-umur hidup di negara kaya-raya, tapi tak pernah mereka rasakan nikmatnya, karena kekayaan negara lebih banyak diangkut ke ibu kota negara, atau ke kota-kota dunia tempat mukim para investor asing yang menjadi begundal pejabat negara untuk memeras aneka tambang sampai hampir ludes. Hampir-hampir mereka lupa pada masalahnya, karena terlena oleh fasilitas supermewah itu, jika tidak ada panggilan dari malaikat koordinator: ”Apakah kalian tidak ingin melihat kota dan negeri kalian pascatsunami? Jika ingin, maka segeralah berkumpul di aula besar! Jangan terlambat!” Maka berbondong-bondonglah korban tsunami itu menuju ruangan superbesar dan sangat indah dan nyaman lengkap dengan segala fasilitas, dan di dinding-dindingnya terpampang layar-layar tv raksasa yang memperlihatkan tayangan-tayangan korban tsunami. Kota yang dulunya indah kini remuk tak berbentuk, gedung-gedung hancur, rumah-rumah rata menjadi sampah raksasa, dan ribuan mayat bagaikan taburan bangkai akibat pembasmian massal (yaa… seperti kita semua juga saksikan di layar-layar televisi dunialah). ”Lihat! Itu mayatku! Tertindih bangkai mobil!” teriak seseorang. ”Ya, ya… aku ingat, aku berlari di tengah air hitam yang makin deras… tiba-tiba aku merasa ditindih mobil yang terguling dan melibasku… lalu kami digulung air bah… lalu aku tak ingat apa-apa… dan aku terbangun justru telah dalam gendongan malaikat sudah hampir masuk gerbang surga tanpa pemeriksaan hisab!” seru yang lain. Seorang ibu-ibu berbaju mukena putih terus saja melihat layar-layar itu sambil terus-menerus membaca ayat-ayat Alquran yang dihafalnya. ”Masya Allah… itu mayat-mayat orang-orang sedesaku… Cuma ditumpuk begitu saja… lalu digaruk pakai traktor lantas dibuang ke sebuah lubang besar… gilaa… waah, aku harus memberitahukan hal ini kepada Said, Maskirbi, Nurgani Asyik… di mana mereka yaa… hmmm… ..ah, pasti, mereka juga tengah memelototi layar dan menyumpahi para serdadu yang main garuk itu…gilaa…ini mengingatkan zaman DOM saja …” Tiba-tiba terdengar suara malaikat yang melayang-layang di udara: ”Sudaah… sudaaah… tak usah disesali lagi apa pun yang terjadi karena memang semua kehidupan ini berada dalam surat takdir Allah SWT… apakah kalian menyesal dengan adanya tsunami? Apakah kalian tidak puas dengan kenyataan dan kehidupan kalian sekarang di surga?” ”Insya Allah, kami puaa, yaa malaikaaat…” seru orang-orang dengan takzim. ”Mau melihat lagi negeri kalian sebelum tsunami? Nah lihat lagi layar televisi,” kata malaikat. Dan terpampanglah gambar-gambar yang kita lihat sehari-hari di sekitar rumah kita, atau malahan mungkin rumah kita sendiri… rumah-rumah yang sumpek, reyot, halaman becek dan bau, tergenang air dan lumpur, tikus dan ayam berebut makanan, sampah menumpuk di mana-mana. Aspal di ujung gang juga becek dan berlubang-lubang, dan angkot-angkot berseliweran saling senggol, dan sopirnya saling maki… di perempatan jalan tampak polisi acuh tak acuh, dan di ujung perempatan, para preman justru petentang-petenteng memalak angkot-angkot yang melintas dan sesekali juga kepada pejalan kaki. Ya, saya kira persis yang kita lihat sehari-harilah. ”Sebetulnya… negeri kami juga diberi Allah kekayaan, ya malaikat… dan kami berusaha bersyukur untuk itu, tapi kami belum pernah merasakan nikmatnya sedikit pun, jangankan rumah mewah, rumah sederhana kami pun selalu bocor di kala hujan, kena debu di kala kemarau… ..dan… kami selalu takut di akhir bulan ditunggu aparat pajak, listrik, telepon, ini-itu…belum lagi kerusuhan dan pertikaian antarserdadu kelompok-kelompok yang bertikai…pokoknya kami tak pernah merasa tenteram di negeri kami sendiri…” ”Ya, ya, ya… nah, apakah kalian ingin tahu ke mana uang-uang kekayaan kalian dibawa para maling itu? Lihat layar televisi lagi!” Dan terpampanglah sebuah ”features” perjalanan uang, dari tambang-tambang yang digaruk, lalu dijual ke perusahaan-perusahaan multinasional, lalu uangnya ”dimainin” dulu, sebagian kecil disetor ke negara, sedangkan 99%-nya dibagi-bagi ke kantong para pejabat dan para eksekutif perusahaan tambang. Lalu para pejabat itu membeli tanah berhektare-hektare dan di atasnya dibangun istana megah lengkap dengan lapangan luas, diapit kolam renang, ruang makan, musala dan…ya…seperti yang kita lihat di kompleks-kompleks pejabat perusahaan negaralah… dan kini hampir setara dengan istana yang kini diberikan Allah kepada rakyat korban tsunami itu. ”Nah, sekarang aku mau tanya, para pejabat dan pemimpin itu sudah berkali-kali menipu kalian, sudah ratusan kali mengkhianati kalian, kok kalian masih saja memilih mereka men
[ac-i] Keputusan pemenang PENGHARGAAN SASTERA HSKU 2007
UTUSAN MALAYSIA -SASTERA ARKIB : 15/06/2008 Keputusan pemenang PENGHARGAAN HSKU 2007 Hadiah Sastera Kumpulan Utusan – ExxonMobil 2007 (HSKU 2007) kini telah memasuki usia 23 tahun. Sejak diwujudkan 23 tahun lalu, HSKU telah melahirkan banyak penulis baru yang berbakat hingga akhirnya menjadi sasterawan yang mewarnai lanskap kesusasteraan tanah air. HSKU menjadi platform paling berkesan untuk penulis baru mencipta nama dan penulis tersohor melontarkan cabaran kepada yang baru. Kini acara HSKU tercatat dalam kalendar kesusasteraan kerana diadakan saban tahun, tidak terlangkau walaupun sekali. Acara penyampaian hadiah HSKU 2007 tahun ini akan diadakan pada Jumaat ini di Crowne Plaza Mutiara Kuala Lumpur pukul 8 malam. Tetamu kenamaan HSKU 2007 ialah Menteri Kewangan II, Tan Sri Nor Mohamad Yakcop yang akan melancarkan antologi karya-karya pemenang kali ini. Secara sepintas lalu, HSKU 2007 dikuasai oleh penulis generasi baru yang pernah memenangi HSKU sebelum ini. Penulis-penulis ini kelihatan konsisten dan produktif serta memperlihatkan pendekatan dan pemikiran yang baru dalam karya- karya mereka. Berikut ialah senarai penuh pemenang HSKU 2007. KATEGORI NOVEL REMAJA Hadiah pertama (RM7,000)Khazanah Warisnya Kalbu-Sri Rahayu Mohd Yusop Hadiah kedua (RM4,500)Sayap-sayap Cendekia-Nisah Haron Hadiah ketiga (RM3,000)Baromkeh: Matamu di Mataku-Ummi Hani Abu Hassan KATEGORI CERPEN REMAJA 3 Hadiah Utama (RM2,500) Banglo Kolonial di Lot 152-Khairunnasriah Abdul Salam-Mingguan Malaysia 2 Disember 2007 Cerita Sagita dan Sagupa-Saifullizan Yahaya-Mingguan Malaysia 28 Oktober 2007 Rumah Nurul Iman- Ghafirah Idris-Utusan Melayu Mingguan 28 Mei 2007 6 Hadiah Penghargaan – (RM800 setiap satu) Dunia di Pergelangan Tanganku-Dr. Ilias @ Illias Zaidi- Mingguan Malaysia 28 Ogos 2007 Kalendar Baru Abang-Siti Aminah Mat (Tie Camar)-Mingguan Malaysia 15 April 2007 Mamaku Menteri-Salina Ibrahim -Utusan Melayu Mingguan 22 Januari 2007 Selamat Kembali Nurul Merdeka-Khairunnasriah Abdul Salam-Mingguan Malaysia 19 Ogos 2007 Tiga Catatan di Tiga Perhentian-Lim Swee Tin-Mingguan Malaysia 2 September 2007 Wira Mandala Hijau-Khairul Hafiz Abdul Rahman(Serunai Faqir)-Mingguan Malaysia 2 Julai 2007 KATEGORI CERPEN 3 Hadiah Utama (RM3,000) Dari Suatu Tikungan Lorong-Zainal Palit (Zaen Kasturi)-Mingguan Malaysia 4 Februari 2007 Moluska-Syed Mohd Zakir Syed Othman (S.M. Zakir)-Mingguan Malaysia 29 Julai 2007 Warna-Faizati Mohd Ali-Mingguan Malaysia 4 November 2007 6 Hadiah Penghargaan – (RM800 setiap satu) Cerita Sebuah Lembah-Muhammad Lutfi Ishak- Mingguan Malaysia 16 Disember 2007 Ini Chow Kit Road, Sudilah Mampir-Mohamed Ghozali Hj. Abdul Rashid (Malim Ghozali PK)-Mingguan Malaysia 23 Disember 2007 Jihad Sang Hamba-Khairul Hafiz Abdul Rahman(Serunai Faqir)-Utusan Melayu Mingguan 26 Mac 2007 Laut Tetap Bergelora-Zaharah Nawawi -Mingguan Malaysia 11 November 2007 Nilai Cinta Kita-Azizi Haji Abdullah-Mingguan Malaysia 9 September 2007 Putik Qunaitara-Ummi Hani Abu Hassan-Mingguan Malaysia 10 Jun 2007 KATEGORI PUISI 3 Hadiah Utama (RM 1,000 setiap satu) Denyut Murba-Zainal Palit (Zaen Kasturi)-Mingguan Malaysia 28 Oktober 2007 Menggeledah Nurani-Ahmad Fadhlil Mohamad Pakarul-Razy (Fahd Razy) -Mingguan Malaysia 14 Oktober 2007 Suriku, di Sejadah Ini Kita Sujud-Muhamad Ikram Abdullah-Mingguan Malaysia 27 Mei 2007 6 Hadiah Penghargaan (RM500-setiap satu) Bumi Tersohor Kerana Kau Tanah Selatan-Wahyu Budiwa Rendra A.Wahid (WB Rendra)-Mingguan Malaysia 20 Mei 2007 Doa Maal Hijrah di Kaki Maghrib-Shamsudin Othman-Mingguan Malaysia 25 Februari 2007 Ingatan Kepada Kawan xx-Zainal Palit (Zaen Kasturi)-Mingguan Malaysia 11 November 2007 Lidah Anakku Berbelang-Belang-Zainal Abidin Suhaili (Abizai) -Mingguan Malaysia 19 Ogos 2007 Luka Pujangga Bangsa-Roslizan Yaacob (Marjan S)-Mingguan Malaysia 18 November 2007 Sajak Anum Kepada Jebat-Siti Raihani Mohamed Saaid-Mingguan Malaysia 13 Mei 2007 KATEGORI KAJIAN & RENCANA SASTERA Kajian Sastera (RM2,000) Tiada Pemenang Rencana Sastera (RM1,000) Ke Mana Hala Tuju Sastera Melayu?-Dr. Mohd Zariat Abdul Rani-Pemikir-Oktober – Disember 2007 NOVEL REMAJA -BAHASA INGGERIS Hadiah pertama (RM7,000) Peace Child-Seliong ak Wau Hadiah kedua (RM4,500) Magic Eyes-Teoh Choon Ean Hadiah ketiga (RM3,000) Dahlia-Sherifah Binti Baharudin = Gempuran penulis wanita di HSKU 2007 Oleh AZMAN ISMAIL KHAIRUNNASRIAH ABDUL SALAM Sastera Malaysia. Ia tumbuh dalam persekitaran masyarakat yang mencintai damai, keharmonian dan rasa integrasi yang menebal. Sastera dibangunkan menjadi sebuah tujuan yang tidak lain merupakan ruang katarsis diri manusianya. Oleh itu, sastera menyediakan ruang yang sangat besar untuk mewujudkan wacana tentang apa jua aspek. Boleh sahaja tentang kemanusiaan, gender, ekonomi, politik dan sebagainya. Begitu dengan para penulisnya. Sesiapa sahaja boleh berkarya, sama ada lelaki dan wanita.
[ac-i] RILIS PENDIDIKAN CALON PRODUSER FILM/TV MENJELANG STVB-DESEMBER 2008
RILIS : VIDDY MENENTEER PARA CALON PRODUSER Viddy AD Daery-44 tahun,sastrawan,produser film, penulis skenario, sutradara dlsb yang kini bekerja di Depkominfo sebagai Staf Khusus Menteri bidang analis media , pada Sabtu 21 Juni 2008 bertempat di Gedung TELKOM Training Centre jl.Gegerkalong Hilir 47 Bandung,akan menenteer para calon produser film dengan sub matakuliah : -Pengantar Selayang Pandang Produser film/sinetron/dokumenter -Unsur-unsur penting produksi film/tv. -Jenis-jenis/genre tayangan film/tv. -Skenario dan penulisannya. -Beberapa tayangan film dokumenter dan diskusi timbal-balik. -Belajar menulis scenario. -Pelatihan langsung. Sebagaimana diketahui,Desember 2008 RUU Penyiaran mengenai Sistem TV Berjaringan sudah diberlakukan oleh DEPKOMINFO RI, yang artinya setiap TV Nasional harus bekerjasama dengan TV Daerah. Maka,akan terjadi ledakan kebutuhan SDM Pertelevisian yang luar biasa, yang nampaknya sampai kini belum diantisipasi oleh banyak Pemda maupun pengusaha daerah. Maka, RUMAH ILMU di Bandung mencoba menjadi salah satu penyedia jasa pelatihan dan nantinya akan menjadi networker di semua daerah. Jadi,disamping yang sudah mendaftar,dibuka kesempatan bagi yang belum mendaftar kepada Mbak Yanik di 0813140 28324 atau di www.seminar.rezaervani.com dengan investasi Rp 120.000,- per orang,untuk biaya makalah,makan siang dan sertifikat, dan pendaftaran ditutup pada 20 Juni 2008
[ac-i] HATI-HATI Tewas Disengat Ubur-ubur
Radar Banyuwangi [ Kamis, 05 Juni 2008 ] Tewas Disengat Ubur-ubur Tewas Disengat Ubur-ubur SITUBONDO - Nasib malang menimpa Junaidi, warga Desa Mlandingan Kulon, Kecamatan Mlandingan, Situbondo pagi kemarin. Perajin kerang itu langsung kritis setelah mencebur ke laut. Dia diduga tersengat ubur-ubur jenis olayan saat mandi di laut. Saat dievakuasi ke darat, punggung, perut dan kaki korban tampak memerah seperti bekas sengatan. Untuk menyelamatkan nyawanya, remaja 19 tahun langsung dievakuasi ke Puskesmas Besuki. Namun baru beberapa saat dirawat, nyawanya tak bisa diselamatkan. Kematian Junaidi secara mendadak itu membuat keluarganya histeris. Ibu korban tampak langsung shock. Saat jenazah anaknya tiba di rumah, sang ibu berulang kali mencium dan memeluk tubuh sang buah hati. "Aduh cong, bekna e keneng sengak apa nak. Kemma kebennya se nyengak bekna nak. (Aduh nak, kamu kena sengat apa. Mana hewan yang nyengat kamu itu, Red)," teriak sang ibu. Insiden maut yang menimpa Junaidi memang di luar dugaan keluarganya. Pagi itu, seperti biasa Junaidi menuju tempatnya bekerja sebagai perajin kerang. Kebetulan, lokasinya berada di pinggir pantai agak jauh dari rumahnya. Saat asyik bekerja itulah, sekitar jam 09.00 tiba-tiba listrik di tempatnya bekerja padam. Dari pada menganggur akibat listrik padam, Junaidi bersama tiga rekannya; Purwanto, Rendi, dan Ansori bergegas menuju ke pantai. Ketiganya langsung mencebur ke laut. Sebelum itu, konon ketiganya sudah dilarang mandi di laut setempat. Sebab, kawasan itu banyak ubur-ubur jenis olayan yang sengatannya bisa mematikan. Ubur-ubur jenis ini bentuknya seperti benang, dengan panjang mencapai 2 meteran. Biasanya, ubur-ubur olayan akan langsung melilit dan menaburkan bisanya. "Dulu di sini memang sering kejadian. Banyak orang disengat ubur-ubur itu. Tapi, yang banyak tempatnya agak sebelah barat sana," ujar Pak Hatih, seorang warga. Namum, peringatan warga tadi tidak digubris Junaidi dan ketiga rekannya. Mereka tetap ngotot mandi di laut. Benar saja, tak lama berselang, tiba-tiba Junaidi berteriak minta tolong. Dia merasakan sejumlah anggota tubuhnya panas dan gatal. Seketika itu, ketiga temannya langsung menarik korban ke daratan. Untuk pertolongan sementara, tubuh Junaidi langsung dilumuri pasir pantai. Namun, saat itu kondisi korban tetap parah, bahkan sampai tidak sadarkan diri. Saat itulah, Junaidi langsung dilarikan ke Puskesmas Besuki. Namun, tak selang begitu lama, korban menghembuskan nafas terakhirnya. (gaz/bay) Bisnis Ganja Dikendalikan dari Lapas Delapan Hari Lagi Bebas Tersangka ADD Tunggu Audit Paguyuban Becak-Sopir Bergolak Investor Dok Dinilai Tak Serius Pembangunan 2008 Macet Djaelani-Ishaq Divonis Setahun Istri Pelaku Bantah Perkosaan Kiai Syamsul Mundur Dari FPI Maraknya Tangkapan Bandar Narkoba Banyuwangi HALAMAN KEMARIN Ramai-ramai Desak Bubarkan FPI Alumni Medaeng Bandari SS Puncak Peralihan Angin Timur Buang Diperiksa Lima Jam Kapal Pemkab Terseret Arus Anggota Panwas Sumenep Diracun Pemkab Bantah Penyimpangan Lapter Kampanye Gelap Makin Berani Pendaftar Panwaslu 2009 Sepi Ada Kecamatan Nihil Pelamar
[ac-i] PROKLAMASI HARI SENIMAN NASIONAL VERSI PEMERINTAH MALAYSIA
-UTUSAN MALAYSIA-TERKINI-29 Mei 2008 29 Mei diumum sebagai Hari Seniman Kebangsaan 29/05/2008 11:54am KUALA LUMPUR 29 Mei Perdana Menteri, Datuk Seri Abdullah Ahmad Badawi mengisytiharkan tarikh 29 Mei setiap tahun sebagai Hari Seniman Kebangsaan. ``Ia bertujuan mengiktiraf sumbangan golongan seniman terhadap pembangunan negara, katanya. Perdana Menteri berkata demikian pada majlis sambutan Hari Seniman Kebangsaan di Dewan Merdeka PWTC di sini hari ini. Utusan.
[ac-i] SASTRA BULAN MEI BERSAMA �ASAS UPI� BANDUNG ( 31 Mei 2008 )
SASTRA BULAN MEI BERSAMA ÂASAS UPI BANDUNG ( 31 Mei 2008 ) Akan berlangsung meriah di UPI BANDUNG , Jl.Setiabudi-Bandung 31 Mei 2008 : Diskusi ÂPerkembangan Sastra Indonesia, Malaysia, dan Jepang dengan pembicara Lukman Asya (ketua KSI Sukabumi), Viddy AD Daery (Sastrawan dan Budayawan Asia Tenggara), Shiho Sawai (Peneliti Sastra dari Jepang). Tempat : Auditorium PKM UPI, Sabtu 31 Mei 2008 mulai puku 09.00-12.00 WIB.Dilanjutkan : Women Show bersama : Seli Desmiarti, Elie L. Noer, dan Desti F. Fatin. Tempat Auditorium PKM UPI pukul 14.00-17.00 WIB. Malamnya digelar acara meriah : ÂBaca Puisi Lintas Generasi menampilkan : A. Syubbanuddin Alwy, Godi Suwarna, Ahda Imran, Shiho Sawai, Heri Maja Kelana, Rudy Ramdani, Yopi Setia Umbara, Dian Hardiana, Jhe Fakhrurozi, Acep Zamzam Noor, Nenden Lilis A., Yulianeta, Lukman Asya, Viddy AD Daery, Moh. Wan Anwar, Ahmad Sumpena, Ujianto Sadewa, Semi Ikra Anggara, Evi S.R.,Hasan Bisri BFC dll. Salam Heri Maja Kelana  Koordinator ASAS UPI-Bandung
[ac-i] Bojonegoro bikin Festival LEDRE DAN SERABI,semoga segera menuju BUDAYA YANG SERIUS
RADAR BOJONEGORO Minggu, 18 Mei 2008 Minggu, 18 Mei 2008 Ubah Image gelar festival serabi BOJONEGORO-Ingin ubah image Bojonegoro kota Minyak dan Bojonegoro kota Jati Bupati Bojonegoro Suyoto adakan festival serabi dan ledre. "Saya ingin image yang menempel di Bojonegoro adalah image yang betul-betul menyentuh rakyat," kata Bupati Bojonegoro yang baru, Suyoto. Menurutnya image kota minyak dan image kota jati adalah sesuatu yang ada di Bojonegoro tapi bukan milik warga Bojonegoro. Sebab menurutnya kedua image yang selama ini melekat di BOjonegoro tersebut adalah milik pemerintah pusat. Dia menuturkan dengan festival serabi dan Ledre dia berharap nantinya Bojonegoro bisa dikenal sebagai kota ledre atau juga kota serabi. Menurutnya dua jenis image tersbeut adalah langsung menyentuh rakyat secara umum. "Termasuk juga kota tembakau itu masih bisa karena memang milik rakyat," katanya Djindan Moehdon kepala Dinas Infokom Bojonegoro menuturkan festival serabi dan Ledre akan dilaksanakan pada 19 Mei nanti. Untuk festival serabi sendiri akan dilakukan malam hari di Pendopo Malowopati Pemkab. Sementara ledre akan dilakukan pagi hari," tegasnya Untuk ledre lanjut dia akan dilakukan penyelesaian pembuatan ledre di pendopo. Ledre tersebut nantinya berukuran tinggi sekitar 1,5 meter serta diameter sekitar setengah meter. "dan itu akan kita arak keliling kota sebelum kita daftarkan ke Museum rekor Indonesia (MURI)," ungkapnya (ade)
[ac-i] Cikini si Gondangdia,...dari UTUSAN MALAYSIA MINGGU hari ini
RENCANA-disedut dari UTUSAN MALAYSIA MINGGU hari ini Keunikan stesen kereta api Cikini STESEN kereta api Cikini, Jakarta Pusat bukan sekadar sebuah perhentian untuk menaik dan menurunkan penumpang. Bagi penduduk Jakarta dan pelawat luar, stesen keretapi di pusat kota itu juga ialah pusat membeli barang-barang kraftangan dan pelbagai hiasan daripada buluh, rotan, kayu dan pelbagai tumbuhan. Pusat jualan barang-barang kraftangan itu begitu popular bagi rakyat Malaysia. Mereka tahu di situ ada barang-barang yang menarik untuk dibawa pulang. Apa tidaknya mereka boleh membeli bekas, bakul untuk hantaran perkahwinan, majlis jamuan, peralatan dapur, kota bungkusan hadiah, kotak-kotak hiasan, bunga kering, ukiran dan lukisan. Harganya juga relatif murah dibandingkan di tempat lain, malah ramai yang menempahnya untuk dijual. Pelbagai barang kraftangan yang dijual di bawah stesen kereta api itu adalah cerita tentang kreativiti dan kerajinan penduduk yang memanfaatkan segala sumber alam termasuk kayu dan bahan-bahan yang terbuang. Kebanyakan produk buluh dan rotan yang dijual di situ dibawa dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dua pelawat dari Malaysia yang tidak pernah ke datang ke Jakarta memberitahu, mereka mendapat cerita dari rakan bahawa stesen Cikini ada segala barang kraf yang diperlukan. Pengusaha sebuah kedai kek itu akhir menemui apa yang dihajati dan menjadi "mamun mata" sebaik melihat barang-barang cenderahati yang dijual. Cikini bukan sahaja dikenali kerana tempat menjual barang-barang kraftangan tetapi juga pinggan mangkuk buatan tempatan dan luar negeri termasuk dari China dan Perancis. Menjelang lebaran dan musim kenduri kahwin, Cikini adalah tempat yang menjadi tumpuan orang ramai bukan sahaja dari Jakarta tetapi dari luar daerah. Di sisi lain, Cikini merupakan tempat berkumpulnya para seniman untuk bereskpresi dan berdiskusi kerana di situ terdapat pusat kesenian Jakarta yang terkenal - Taman Ismail Marzuki (TIM). Di situlah pementasan drama, teater, orkestra, konsert muzik dan pertunjukan seni budaya dari dalam dan luar negara selain pameran seni lukis dan karya sastera dipertontonkan kepada umum. PenyairSelain panggung wayang, TIM adalah tempat para penyair tersohor seperti W.S Wendra dan dari seluruh dunia mendeklamasi puisi. Malam dan siang Cikini tidak banyak beza. Aktiviti malam tetap mewarnai kawasan tersebut yang sentiasa bergemerlapan. Hotel-hotel bertaraf sederhana dan murah sentiasa bersedia menerima kunjungan tetamu. Paginya pasar kecil yang menjual barangan 'runcit, sayuran dan buah-buah kelihatan rapi dan bersih riuh dengan penjual dan pembeli. Sebuah pasar kembang tidak jauh dari stesen keretapi menjadi tumpuan untuk membeli bunga segar buah hadiah dan upacara kematian. Restoran makanan padang dan makanan segera menjadi pilihan selepas penat memilih barang-barang yang dicari. Lalu, apa lagi yang ada di Cikini? Hanya mereka yang kerap berkunjung di situ tahu yang membuat mereka berminat tinggal di hotel-hotel sekitar Cikini. Seperti juga Kemang, Lokasari, Jalan Jaksa, Sarinah, Hayam Wuruk dan Blok M, Cikini juga adalah antara tempat pelancongan malam di Jakarta. - Mingguan.
[ac-i] dipanggil oleh : [EMAIL PROTECTED]
Salam Penyair, Waktu Penyelenggaraan Pesta Penyair 2008 semakin dekat, rekan-rekan penyair yang ingin mengikuti pesta penyair nusantara 2008 dipersilakan untuk segera mengirim puisi yang akan dimuat dalam antologi penyair nusantara 2008 plus biodata, ke alamat email pesta_penyair2008@ yahoo.com , atau [EMAIL PROTECTED] Dateline pengiriman tanggal 31 Mei 2008. Kepada rekan-rekan yang telah mengirimkan puisinya, akan segera dikirimkan undangan peserta untuk dijadikan bahan acuan pencarian dana untuk biaya transportasi. Wassalam Ketua Panpel ( Khoirul Anwar / 085230592013 ) Sekretaris Panpel ( Jack Efendi / 08569024880 ) untuk lebih jelasnya dapat melihat kepada pengumuman dibawah ini : PESTA PENYAIR NUSANTARA 2008 Sempena The 2nd Kediri Jatim Internasional Poetry Gathering A. DASAR PEMIKIRAN Pada awal tahun 90-an tercatat suatu fenomena yang menarik, yakni munculnya kelompok-kelompok pegiat sastra di berbagai daerah di Indonesia yang menempatkan diri sebagai "sastra pinggiran" (pedalaman dan emperan), atau mengidentifisi diri dengan kota-kota kecil. Lahirnya berbagai komunitas sastra tersebut secara langsung maupun tidak langsung merupakan gejala penolakan terhadap pemusatan kesenian di kota-kota besar, seperti Jakarta dengan TIM dan Dewan Kseniannya. Kini aktifitas sastra bisa digelar di sembarang tempat, bahkan di rumah pedesaan atau pedusunan sekalipun. TIM dan DKJ-nya kini bukanlah satu-satunya sumber legitimasi kepenyairan Indonesia. Kemudian, awal dari peta kesusastraan Nusantara terkini bermula dari gagasan, ide, pemikiran brilliant lewat penyair dari Medan, dengan mengambil tema Pesta Penyair Indonesia Sempena the 1st Medan International Poetry Gathering pada 2528 Mei 2007. Dalam acara tersebut selain penyair Indonesia, teman-teman penyair dari Malaysia, Brunai Darussalam, Singapura, Thailand turut menyemarakkan. Di prakarsai oleh Laboratorium Sastra Medan sebagai pengendali acara tentunya menjadi awal gerakan kebudayaan & kesusastraan yang menancapkan tonggak peta kepenyairan di daerah-daerah, dan berarti sentral kepenyairan terkini tidak hanya terdapat di Jakarta, melainkan sudah merebak ke seluruh penjuru pelosok Nusantara. Dr. Muklis Pa'Eni (Dirjen Nilai Budaya, Seni & Film Depbudpar RI) dalam kata sambutannya mengatakan bahwa "Keberhasilan penyair dalam memperbaharui dan sekaligus memperbaiki fenomena kehidupan melalui karya-karya puisi (syair-syairnya) adalah teori penyemangatan dan penyiasatan terhadap tantangan kehidupan, syair-syair yang mampu jatuh ke ruang terdalam perasaan penikmatnya akan berubah menjadi gunung kreatifitas atas badai inspirasi yang dapat di desakkan kemana saja, untuk menerjangi keterjalan perjuangan hidup yang riil". Kalau kita menengok ke belakang sejenak bahwa mayoritas pegiat sastra di berbagai daerah tersebut memiliki ciri yang sama, yakni lokal, bersifat nirlaba, dan merupakan usaha swadaya masyarakat, artinya kelahirannya dari inisiatif para pengarang sendiri, bukan dari pemerintah atau Dewan Kesenian. Jenis dan tempat kegiatan, teknik penggandaan dan distribusi penerbitan juga relatif berskala kecil dan sederhana. Kondisi demikian memberikan kesempatan yang luas bagi masyarakat banyak untuk berpartisipasi dalam kegiatan sastra, serta memungkinkan sastrawan lebih luas berkreasi. Sayangnya, justru karena keberadaan komunitas yang lokal dan sifatnya yang informal, aktifitas sastra tersebut kurang terdokumentasi dan perhatian dari pemerintah. Padahal fenomena ini sangat penting, karena menunjukkan dinamika bersastra secara riil, masih terpeliharanya kegairahan dan kebebasan berekspresi, serta tumbuhnya kesadaran masyarakat sastra memprakarsai pengembangan sastra melalui pendidikan informal. Seperti teman-teman penyair di daerah, pada akhir April 2007, Dewan Kesenian Blitar Jawa Timur telah mengadakan "Festival Sastra Buruh"; Laboratorium Sastra Medan menggelar "Pesta Penyair Indonesia" (2528 Mei 2007); Dewan Kesenian Kota Kediri (DK-3) Jatim menggelar "Festival Seni Kali Brantas" (715 Juli 2007); "Ode Kampung Jilid #2 mengadakan "Temu Komunitas Sastra se-Nusantara" pada 2022 Juli 2007; dan mungkin masih banyak lagi aktivitas yang monumental digelar oleh kawan-kawan seniman, budayawan, dan sastrawan di daerah. Dalam pada itu sudah merupakan konsekuensi logis bahwa hasil keputusan Musyawarah Penyair Nusantara di Garuda Palace Hotel Medan Sumatera Utara pada 28 Mei 2007 untuk kita tindak lanjuti (follow up). Diantara keputusan Musyawarah Penyair di Medan antara lain sebagai berikut : 1. Nama acara tetap pertama penyair selanjutnya adalah Pesta Penyair Nusantara. 2. Di bawah nama acara tersebut dicantumkan "Sempena the 2nd Kediri Jatim International poetry Gathering". 3. Waktu penyelenggaraan acara adalah setiap setahun sekali; bulan Mei-Agustus. 4. Penyelenggaraan Pesta Penyair Nusantara Tahun 2008 adalah Kediri Jatim. 5. Struktur kepanitiaan terdapat dalam lampiran. Untuk itulah maka, Pesta Penyair Nusantara 2008 di Kediri Jatim sebagai jembata
[ac-i] Berita Gelar Sastra Indonesia-Malaysia
disedut dari KOMPAS- Dua Buku Sastra dari Indonesia-Malaysia Diluncurkan Jumat, 16 Mei 2008 | 20:20 WIB JAKARTA, JUMAT- Sastrawan dua negara serumpun, Indonesia dan Malaysia, kembali menunjukkan keakraban. Setelah membuat deklarasi bersama Maret 2008 lalu, sastrawan Indonesia dan Malaysia, Jumat (16/5), di Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin meluncurkan dua buku sastra, yaitu kumpulan puisi Kembali dari Dalam Diri karya Ibrahim Ghaffar (sastrawan Malaysia) dan Kumpulan Cerpen Perempuan Bergaun Putih, karya Sawali Tuhusetya (sastrawan Indonesia). Peluncuran buku yang digelar Komunitas Sastra Indonesia, Komunitas Cerpen Indonesia, dan Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin itu sekaligus menggelar diskusi dan pembacaan puisi dalam bahasa Melayu dan Mandarin, pembacaan cerpen dan musikalisasi puisi. Diawali pembacaan puisi Ibrahim Ghaffar dalam bahasa Indonesia/Melayu dan versi Mandarin/China oleh Diah Hadaning dari KSI dan Wilson Chandinegara dari Yin Hua Indonesia,dan pembacaan puisi spontan dari Viddy AD Daery mengenai "Wong Kam Pung" yaitu nama alias dari DR.Ibrahim Ghaffar,yang amat meriah dan memancing tawa serta tepuk tangan hadirin, Ketua Umum Komunitas Sastra Indonesia ( KSI )Ahmadun Yosi Herfanda ketika mengupas buku Kembali dari Dalam Diri mengatakan, jika didekati secara intertekstual, pemaknaan sajak-sajak Ibrahim Ghaffar (58) lebih kaya dan komprehensif. Tidak hanya membaca kegelisahan hati dan pencapaian estetik seorang penyair, tapi juga kegelisahan hati dan pencapaian estetik seorang penyair, tapi juga kegelisahan masyarakat Melayu sebagai sebuah komunitas politik, budaya, dan agama di tengah berbagai persoalan dunia dan persoalan etnisnya sendiri. "Dalam pola-pola puitika yang bebas terkendali, Ghaffar cukup banyak menyorot berbgai persoalan dunia yang mampu melampaui batas-batas etnis, sehingga mampu berdialog dengan pembaca yang lebih luas," katanya. Doktor Chew Fong Peng, ahli sastra Malaysia yang menerjemahkan puisi-puisi Ghaffar ke bahasa Mandarin mengatakan, dari 77 puisi lebih banyak bercerita tentang perang Irak, yang menimbulkan korban harta-benda dan nyawa. Yang menarik puisi "Kembara Anak Perang" dan "Peristiwa 11 September 2001" . Sedangkan Sekjen Persatuan Penulis Nasional Malaysia SM Zakir menilai buku Kembali dari Dalam Diri memberikan gambaran sejarah modern Malaysia dalam dua dekade terakhir. Buku Kumpulan Cerpen Perempuan Bergaun Putih yang dibahas ahli sastra dari Universitas Indonesia Maman S Mahayana mengatakan, Sawali (44) berhasil mengeksploitasi sisi lain dari kultur Jawa dengan segala mitos, mitologi, sistem kepercayaan, dan dunia pewayangan yang telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan orang Jawa. "Antologi yang berisi 20 cerpen ini laksana serangkaian potret orang Jawa yang tak dapat melepaskan diri dari tradisi yang kukuh mencengkeramnya. Maka, rasionalitas dan irasionalitas bisa menjadi peristiwa yang aneh mencekam-mengerikan, tetapi sekaligus juga menarik, bersahaja, dan kadangkala juga menciptakan kelucuan," ungkapnya. Menurut Maman, dalam semangat multikulturalisme ketika bersepakat mengangkat keindonesiaan dalam keberagamannya, dalam keberbedaannya sebagai kekayaan kultural, maka langkag yang dilakukan Sawali sangat mungkin memberi kontribusi penting. Penting tidak hanya bagi pemerkayaan tema khasanah sastra Indonesia, tetapi juga penting sebagai pintu masuk memahami kultur keindonesiaan. Sementara sastrawan Kurniawan Effendi mengatakan, menilai cerpen-cerpen Sawali menarik untuk dibicarakan, karena banyak mengangkat persoalan rakyat kecil yang sering terabaikan.
[ac-i] 100 puisi di Wapres Bulungan...19 Mei malam...terus...theng jam 1 malam...20 MEI KEBANGKITAN PUISI INDONESIA!!!!
Langkan: 100 Penyair Rayakan 100 Tahun Harkitnas MENYAMBUT detik-detik 100 Tahun Hari Kebangkitan Nasional, 100 penyair akan berkumpul di Warung Apresiasi Seni, Bulungan, Jakarta Selatan, Senin (19/5) malam mulai pukul 19.00 WIB hingga pukul 01.00, 20 Mei 2008. Dalam acara bertajuk Ode Kebangkitan: Bangkitlah Raga Negeriku, Bangkitlah Jiwa Bangsaku! itu, ke-100 penyair tersebut akan membacakan 100 puisi bertemakan nasionalisme yang terkumpul dalam 100 tahun terakhir. Mereka di antaranya Sutardji C Bachri, Radhar Panca Dahana,Viddy AD Daery, Remmy Novaris, Hudan Hidayat, Arie MP Tamba, dan Wowok Hesti Prabowo. Akan ditampilkan juga orasi kebudayaan Menkominfo Mohammad Nuh dan sastrawan Chavchay Syaifullah. (*/KEN)
[ac-i] Keris di Malaysia dan Nusantara
Salah tafsir keris merugikan Melayu Oleh Nazmi Yaakub Disedut dari BERITA HARIAN Malaysia BONGKAR: Dari kiri, Abdullah mendedahkan peraturan melarang membawa keris dikuatkuasakan oleh British ketika menguasai Perak. "Falsafah di sebalik senjata itu diperjelaskan pada forum khas di APM" FORUM Keris Melayu memperjelaskan kedudukan keris dalam masyarakat Melayu bagi memperbetulkan silap tafsir mengenainya oleh masyarakat bukan Melayu yang melihatnya hanya sebagai senjata untuk berlawan yang hauskan darah sehingga ia dijadikan isu politik oleh kelompok tertentu. Sarjana pada forum di Akademi Pengajian Melayu (APM), Universiti Malaya (UM), baru-baru ini, turut mengingatkan kelompok tertentu akan kepentingan mengelakkan tafsiran baru mengenainya tanpa menafikan tafsiran asal senjata yang diwarisi masyarakat Melayu itu. Forum terbabit turut mencadangkan institusi dan badan berkaitan Melayu serta industri seni untuk mengembalikan martabat dan kedudukan keris secara tegas lagi kreatif, manakala APM dicadangkan melakukan pendokumenan senjata itu pada kadar segera. Karyawan Tamu APM yang juga budayawan Riau, Tenas Effendy, menjelaskan orang Melayu meletakkan keris sebagai simbol tuah dan maruah kerana mempercayai keris mengandungi nilai, keutamaan tertentu yang dapat menjadi kekuatan batiniah serta lahiriah. "Ungkapan adat mengatakan dalam keris sebilah, terkandung tuah dan maruah, tuahnya selilit kepala, maruahnya selilit pinggang, tersembunyi dalam mata, tersimpan dalam pamor, tersorok dalam sepuhan, terselindung dalam besi, terpateri dalam baja, terpegang dalam hulu, terlekat dalam sarung," katanya pada forum yang dipengerusikan Prof Dr Wan Abdul Kadir Wan Yusof. JELAS SITUASI: Rahmah (kanan) berharap keris disemarakkan semula secara kreatif dengan mengangkatnya dalam seni persembahan. Selain itu, keris dalam tradisi Melayu yang mewakili 10 fungsi dan antaranya simbol harga diri dan jati diri kerana kepelbagaian bahan yang terkandung di dalamnya selain dipercayai memiliki kekuatan yang dapat meningkatkan rasa berani, perkasa serta keyakinan diri. Tenas menjelaskan, dalam konteks kekuasaan, keris mewakili simbol daulat sehingga apabila sultan mengirimkan keris tanpa sarung kepada seseorang, ia menunjukkan tanda kemurkaan baginda dan isyarat kepada hukum bunuh terhadapnya. "Apabila sultan berkenan untuk menganugerahkan sepersalinan pakaian dan keris yang lengkap dengan sarungnya, maka individu yang menerimanya akan memakai pakaian berkenaan terlebih dulu, sebelum menyelitkan keris di pinggangnya," katanya. Di samping itu, keris turut dianggap sebagai wakil kepada pemiliknya sekiranya tidak dapat menghadiri upacara tertentu seperti pengantin lelaki mewakilkan kerisnya untuk bersanding dengan pengantin perempuan selain pemakaiannya perlu mengikut tatacara majlis. Tenas menegur pengantin lelaki yang menyelitkan keris secara hulu terlentang kerana ia menunjukkan isyarat mengundang lawan dan ia tidak sepatutnya dipakai secara demikian pada majlis persandingan kerana menyalahi etika tujuan majlis itu diadakan. Pada sesi soal jawab, Tenas sekali lagi menegur pembinaan keris sebagai monumen yang meletakkannya pada kedudukan terpacak di tanah kerana ia menjadi simbol kepada kekalahan dan jika mahu mengangkat maruah senjata masyarakat Melayu itu ialah dengan meletakkan mata keris tegak menghadap ke langit. "Dalam membina monumen keris, kita lebih mengutamakan estetika yang ada pada senjata itu sehingga mengabaikan etika yang sepatutnya dipelihara," katanya. Perlakuan menghunus dan mencium keris yang menjadi isu selepas Pilihan Raya Umum 2008 turut mendapat perhatian pada Forum Keris Melayu itu apabila Pengarah APM, Prof Madya Datuk Zainal Abidin Borhan, menegaskan keris sebagai bagasi budaya yang dibawa pada masa lalu sepatutnya tidak disalahtafsirkan. "Tidak kira apa pun tafsiran baru terhadapnya, ia tidak sepatutnya menafikan makna asalnya. Sekiranya maksud asal keris ditolak dan pihak yang mengangkatnya terpaksa meminta maaf kerana tafsiran baru, generasi kini tidak dapat memahami falsafah keris dalam tradisi Melayu," katanya. Ini kerana keris dalam tradisi Melayu sejak berzaman, keris bukan semata-mata senjata untuk menyerang lawan, sebaliknya turut dianggap sebagai alat untuk mempertahankan diri, keluarga dan tanah air selain sejarah keagungan Melayu di Nusantara membuktikan jiwa Melayu bukan penakluk, sebaliknya sentiasa berbaik-baik dengan negara jiran. Bertujuan memulihkan kembali kedudukan keris yang disalahertikan itu, Zainal Abidin mencadangkan Pemuda Umno untuk mengarak dan menjunjung keris Panca Warisan yang menjadi lambang maruah Melayu dan parti berkenaan, tanpa terlalu bimbang terhadap tanggapan silap kaum lain. "Menjadi tanggungjawab orang dan badan Melayu termasuk APM untuk memperbetulkan tanggapan salah terhadap keris serta mendidik masyarakat terhadap makna sebenar senjata itu dalam tradisi Melayu," katanya. Pensyarah Fakulti Sastera dan Sains Sosial UM, P
[ac-i] Teater Remaja Absurd di Malaysia
disedut dari UTUSAN MALAYSIA-Wacana absurd dalam Jerjak Oleh azman ismail BARISAN pelakon dan tenaga produksi yang bakal menjayakan pementasan Jerjak di Auditorium Tunku Abdul Rahman, MTC, Kuala Lumpur pada 21 hingga 23 Mei ini. DUA orang banduan sedang menjalani hukuman di sebuah penjara yang dikenali sebagai Jerjak. Kedua-duanya bernama Jannah yang akan mengakhiri hukuman dalam tempoh kurang 24 jam. Seorang lagi bernama Jiha yang merupakan banduan kekal dalam penjara tersebut.Jiha merupakan seorang yang agresif dan sentiasa mengintai peluang untuk melarikan diri walaupun terpaksa mengorbankan nyawanya demi melarikan diri dari penjara tersebut. Untuk mengejar apa yang diidamkan dan mencari jalan keluar, Jiha sentiasa mempengaruhi Jannah untuk membantu melepaskan dirinya dengan bermain serta berlakon bersama. Persoalan sekitar kedua-dua watak tersebut akan diketengahkan menerusi naskhah Jerjak, sebuah karya Shahrul Fithri Musa dan diarahkan Fasyali Fadzly Saipul Bahari yang akan dipentaskan pada 21 hingga 23 Mei ini di Auditorium Tunku Abdul Rahman, Pusat Pelancongan Malaysia (MTC), Kuala Lumpur. Ia merupakan anjuran Creative Art Student Association (CASA) yang merupakan persatuan pelajar dalam Fakulti Teknologi Kreatif dan Artistik, Universiti Teknologi Mara (UiTM). Sebagai naskhah absurd, Jerjak tidak terlalu memasuki jauh ke dalam ruang eksperimen. Ia hanya sebuah paparan tentang sikap dan perilaku manusia secara luaran tentang dua banduan wanita (Jannah dan Jiha) Di tangan Shahrul Fithri dan Fasyali Fadzly, naskhah tersebut cuba menampilkan gambaran berlapis tentang polemik manusia yang bebas dari aspek kejiwaan namun terpenjara dari segi fizikalnya. Mungkin sedar atau tidak, naskhah tersebut mewujudkan ekspresi artistik tersendiri untuk mewujudkan karakter-karakter manusia yang telah hilang kebebasan dengan mengambil latar belakang penjara. Di satu sisi, Shahrul Fitri dan Fasyali Fadzly cuba menggunakan unsur metafora dalam memperkatakan tentang kemanusiaan dan gejolak dalam sebuah sistem sosial yang ada di mana sahaja termasuk persekitaran kehidupan kedua-duanya. Penjara merupakan kehidupan yang kehilangan makna. Pemikir Perancis, Albert Camus pada 1942 melontarkan persoalan; kalau memang hidup sudah kehilangan makna, mengapa tidak mengambil jalan pintas - bunuh diri. Dalam karyanya, The Myth of Sisyphus, Camus berusaha mendiagnosis situasi manusia di dunia di mana keyakinan sudah hancur lebur akibat peperangan, penjara, kemiskinan dan sebagainya. Penjara bagi Camus adalah dunia yang tidak mampu dijelaskan dengan nalar, yang meletakkan situasi yang tiba-tiba tercabut dari ilusi dan cahaya, manusia menjadi seperti orang asing. Para penghuninya menurut Camus merupakan manusia-manusia yang sentiasa dipenuhi oleh angan-angan, keinginan dan berada dalam ruang utopia untuk berada dalam alam bebas sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Jiha dan Jannah adalah 'orang buangan' yang mewakili sekelompok individu yang sedang menjalani hukuman dan mungkin kehilangan harapan akan adanya negeri yang dijanjikan. Perceraian antara manusia (yang diwakili oleh kedua-dua watak tersebut), kehidupan dan persekitarannya itu membawa makna absurditi yang sebenar-benarnya. Mungkin agak drastik untuk meletakkan naskhah Jerjak dalam ruang yang absurd dalam erti sesungguhnya. Namun, ia dapat dilihat dari aspek pengertian kehidupan Jiha dan Jannah tidak selaras dengan nalar atau penerimaan umum (sebagai banduan). Dalam sebuah esei tentang Franz Kafka, Eugene Ionesco mendefinisikan manusia atau watak absurd sebagai individu yang tidak ada tujuan, metafizik mahupun manusia tersesat dalam kehidupan mereka. Oleh itu, Shahrul Fithri dan Fasyali Fadzly meletakkan Jannah dan Jiha sebagai watak-watak dalam masyarakat yang muram dan suram dalam ruang struktur sosial yang rencam. Dalam pada itu, pelakon utama Jerjak ialah Siti Nurul Suraya Mohd. Yusoff dan Zalika Nadia Zulkifli (Jannah) dan Wan Nur Husni Wan Adnan (Jiha). Sementara itu, pementasan teater Jerjak dapat ditonton dengan pembelian buku program berharga RM10 sebagai tiket masuk dan untuk sebarang tempahan, hubungi Rosmarlina di 013-2287066.
[ac-i] kota jawa menelan lingkungan
JAWA POS -opini-Kamis, 15 Mei 2008, Mengurangi Dampak Perluasan Kota di Jawa Oleh Gutomo Bayu Aji Dalam State of World Population 2007 dinyatakan, pada 2008 ini, lebih dari separo penduduk dunia (3,3 miliar) tinggal di daerah urban. Pada tahun ini juga, IPADI (Ikatan Peminat dan Ahli Demografi Indonesia) memperkirakan tingkat urbanisasi di Indonesia mencapai 50 persen. Perubahan desa-desa menjadi kota di Indonesia, khususnya di Jawa, sekarang jauh lebih cepat daripada yang diperkirakan. Selama tiga dekade terakhir, banyak desa di Jawa yang direklasifikasi statusnya menjadi kota. Penduduk kota, khususnya di Jawa, mengalami lonjakan dengan rata-rata tingkat pertumbuhan lebih dari 3,5 persen. Fenomena perluasan kota telah menjadi wacana dominan pembangunan di Indonesia saat ini. Daerah-daerah pinggiran kota (urban fringe) berkembang secara cepat dan khususnya di Jawa cenderung tidak terkendali seperti "katak melompat" (leap frogging development), sehingga mendeformasi struktur sosial dan spasialnya. Penaklukan Berbagai dampak perluasan kota yang tidak terkendali sekarang mengingatkan kita pada serbuan kaum migran Eropa ke benua Amerika atas Indian serta tanah Aborigin di Australia abad ke-17. Kaum migran Eropa itu, antara lain, mempertontonkan pembentukan kota-kota di kedua benua tersebut yang diwarnai penaklukan. Melalui kartografi, "benua kosong" itu dipetakan secara semena-mena. Hak tradisional penduduk asli diabaikan, bahkan dipandang secara sub-human. Waktu itu, peta telah berubah fungsi menjadi alat eksploitasi sekaligus menegaskan arogansi euro-centrism di kalangan penduduk asli. Tradisi penaklukan tersebut diwariskan hingga saat ini yang mana melalui citra landsat, sebuah peta bisa disulap dengan mudah menjadi suatu tata ruang kota yang memiliki informasi amat detail. Peta itu kemudian ditetapkan melalui peraturan pemerintah sebagai kodifikasi bagi pengembang. Tradisi tersebut kini dijustifikasi secara legal. Namun, lemahnya penegakan hukum membuat perluasan kota tetap seperti "katak melompat". Memecah struktur ruang tradisional, menimbulkan fragmentasi dan konversi lahan secara luas yang diwarnai penaklukan terhadap kehidupan masyarakat pinggiran kota. Marginalisasi Sebagian ahli demografi percaya bahwa urbanisasi yang cepat akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Pada pola "katak melompat" ini, tidak seluruhnya benar. Penetrasi yang dilakukan di daerah pinggiran kota justru telah menyebabkan penduduk di daerah itu termarginalkan. Tak ubahnya Indian dan Aborigin pada awal abad ke-17, kebanyakan penduduk di daerah pinggiran kota yang terkena dampak perluasan kota itu justru kehilangan nafkah dan mata pencaharian. Mereka terlempar dari sektor pertanian dan terperangkap dalam kemiskinan perkotaan. Harapan bagi kaum marginal hanyalah sektor informal perkotaan, khususnya yang berkarakteristik pedagang kaki lima. Walaupun banyak pengamat menyatakan sektor itu merupakan roda perekonomian kota, kenyataannya tidak mendapat tempat di dalam sistem kota. Sering sektor itu terkena imbas kebijakan penertiban atau penggusuran. Upaya formalisasi sektor informal sering mengalami kegagalan karena dilakukan tanpa memperhitungkan kemampuan daya beli dan akses mereka terhadap infrastruktur yang disediakan pemerintah. Alhasil, meski menjadi juru selamat krisis ekonomi wong cilik, sektor itu sering diperlakukan seperti anak tiri. Pengembangan Desa-Kota Sekarang, perluasan kota dengan dalih apa pun akan terjebak dalam tradisi penaklukan itu. Masalahnya, tata ruang tersebut sering dibuat secara subjektif tanpa memperhatikan kepentingan masyarakat di daerah pinggiran kota yang berciri desa-kota. Perluasan kota dengan tanpa memperhatikan kepentingan desa-kota tak ubahnya pengembangan wilayah sepihak yang hanya memperhatikan kepentingan kota. Sementara desa-kota yang berciri agraris dengan kelompok paling rentan, yakni petani kecil serta buruh tani, hanya akan menjadi korban perluasan kota. Saatnya perluasan kota dilakukan secara lebih terencana dan manusiawi. Yakni, dengan cara merekonstruksi tata ruang kota yang cenderung subjektif ke arah desa-kota yang lebih objektif. Dengan kata lain, meletakkan isu perluasan kota itu dalam perencanaan pengembangan wilayah inter-regional. Gutomo Bayu Aji, peneliti di Pusat Penelitian Kependudukan, LIPI, Jakarta
[ac-i] Sastra 16 Mei 2008
UNDANGAN UNTUK SEMUA SAHABAT: Kami mengharap kehadiran para sahabat pada acara GELAR SASTRA "INDONESIA-MALAYSIA : MENGENAL DR.IBRAHIM GHAFFAR" , di PDS HB Jassin kompleks TIM Jakarta , pada Jum'at 16 Mei 2008 jam 13.30 sampai selesai. Menu : baca puisi,musikalisasi puisi,baca cerpen dan diskusi. Pembicara : DR.Ibrahim Ghaffar , SM Zakir dan DR Chew Fong Feng ( Malaysia ),Maman Mahayana,Ahmadun YH,Kurnia Efendi ( Indonesia ). Baca Puisi : Viddy AD Daery,Wowok Hesti Prabowo, Yin Hua Grup dan sebagainya. Ada Coffee Break : Kopi dan kuih muwih,juadah dan sebagainya, siang dan sore. TERIMAKASIH-SELAMAT DATANG-SALAM HANGAT PENA MALAYSIA, KSI , KCI, PDS HB JASSIN dan PANITIA===
[ac-i] Kuliner di Sidoarjo,kota peninggalan Jenggala dan Majapahit
Makanan khas Sidoarjo Posted by: "Sanggar Pecantingan" [EMAIL PROTECTED] sanggarpecantingan Sun May 11, 2008 5:19 pm (PDT) Kedai kampoeng perujudan Sidoarjo tempo doeloe Rawa dan sungai merupakan tanda tanda alami lingkungan pesisir timur kota Sidoarjo. Yang mana pesisir yang ditumbuhi pohon api api dan berbagai jenis tanaman bakau tersebut merupakan tempat bersarangnya burung dan ikan ikan. Beratus tahun sudah nelayan menebar jala, menangkap kepiting, kerang dan kupang. Beratus tahun pula udang dan bandeng dikembangbiakkan oleh petani tambak, sehingga menjadi simbul kota ini. Arsitektur peninggalan tempo doeloe dari kota yang juga terkenal sebagai kota kerupuk dan kota petis ini banyak terbuat dari ukiran kayu jati dari Jepara, pesisir utara Jawa dan dari peninggalan arsitektur Maja Pahit. Tentu saja karena sesuai dengan sifat alami lingkungannya, rumah bambu diatas sungai dan rawa rawa merupakan ciri khas hunian tradisional bagi masyarakat yang tinggal di bahagian timur kota. Untuk melihat keaslian Sidoarjo tersebut, kami mengundang anda sekeluarga untuk mengunjungi kedai kampoeng. Joglo kuno dikelilingi kolam ikan dan aneka tanaman hias adalah tempat ideal untuk menikmati masakan tradisional yang telah turun temurun menjadi rahasia masyarakat pesisiran. Ikan bakar, pepes udang, tempe penyet, bandeng presto, urap urap dengan berbagai jenis sambal kampoeng. Apalagi dengan adanya musik tradisional dan nostalgia disetiap akhir pekan serta pelayanan yang ramah dan sopan akan mengantar anda pada Sidoarjo tempo doeloe. Kedai Kampoeng yang asri mudah dijangkau. Tepat untuk perayaan ulang tahun, pernikahan, reoni sekolah, rapat kerja atau sekedar acara kecil keluarga anda bersama kerabat sambil menikmati hidangan makanan khas tradisional dan menyaksikan keunikan batik tulis khas Sidoarjo. Untuk informasi lebih lanjut atau booking tempat anda Hub : Hari ; 085649865441 Hadi: 08563344677 sanggar_pecantingan @yahoo.com Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ